Pencarian

Petualangan Manusia Harimau 10

Petualangan Manusia Harimau Seri Manusia Harimau Karya S B Chandra Bagian 10


kedua tanganku seperti dibakar! Ilmu apa namanya itu?" Kedua
orang itu semakin kagum atas kebolehan masing-masing.
Tanpa diduga, dan amat mengherankan lalu mengejutkan Datu
Palingkar, manusia harimau itu perlahan-lahan berubah ujud
sehingga menjadi Erwin yang bertubuh harimau dewasa. Orang ini
dapat mengubah dirinya, pikir Datu Palingkar sedangkan dia dapat
mengubah manusia jadi hewan. Dia punya kekuatan sihir untuk
menghadapi sesama manusia, dapat memaksakan kehendaknya
atas diri orang yang disihir. la pun punya kekuatan gaib untuk
melumpuhkan hewan buas dengan pandangan saja. Membuat
hewan itu jadi lemas atau bersimpuh di hadapan kakinya sebagai
tanda mengaku kalah dan bersedia jadi budaknya. Tetapi dia tidak
pernah belajar menundukkan mahluk yang berbadan harimau
dengan kepala manusia. Mungkin ilmu sihir dapat menjangkau
sampai ke sana, tetapi ia tidak pernah memperkirakan, bahwa pada
suatu hari ia akan berhadapan dengan hewan ganas yang berkepala
manusia. Beberapa detik Datu Palingkar bukan hanya terkejut
tetapi menjadi bingung, bagaimana seorang manusia mendadak
berubah tubuh tanpa ada yang menyihir, tetapi apa pun yang
terjadi. Datu Palingkar sangat konsekuen dengan pendiriannya, la
akan mempertaruhkan pendirian itu, harta pun harus dibayar
dengan nyawa. Sekejap Datu memandang ke kerangkeng phytonnya, karena ia
mendengar piaraannya itu gelisah. Memang benar si Sanca sedang
memandang dengan sorot mata ganas ke arah majikan dan tamu
yang mampu menembus benteng tak kelihatan di sekitar gedung
besar itu. Kelihatannya phyton itu siap tempur. Kegelisahannya
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
timbul setelah Erwin berubah bentuk. Rupanya ia memandang
manusia harimau sebagai suatu mahluk yang mungkin
membahayakan dirinya atau bahkan merebut wanita yang
dicintainya. Dari mata dan kegelisahannya tampak jelas, bahwa ia
dalam keadaan cemas dan marah, tetapi juga bertekad untuk
mempertahankan wanita yang secara sukar dijelaskan dengan
hukum akal sangat disayang dan dicintainya.
Tuan, ilmu apakah pula ini, yang belum pernah kutemui selama
umur hidupku. Aku biasa mendengar tentang berbagai hewan jadi-
jadian ataupun manusia jadi-jadian, tetapi tak pernah
mengkhayalkan begini cara prosesnya dan bisa berkepala manusia
dengan tubuh hewan! Hari ini aku merasa bahwa ilmuku masih
teramat sedikit dan tak bermakna karena terlalu banyak keajaiban
yang belum dan barangkali tidak akan pernah kukuasai." Datu
Palingkar mengatakan yang sebenarnya.
"Barangkali Tuan berkata benar. Tetapi apa yang terjadi atas
diriku sekarang, sama sekali bukan oleh kekuatan ilmu!"
"Mustahil. Aku telah berterus terang, Tuan masih saja berahasia."
"Tidak Datu, tak ada yang kurahasiakan. Perubahan yang
sewaktu-waktu terjadi atas diriku tak lain daripada nasib, yang tidak dapat
kuelakkan karena ia merupakan warisan. Ayah dan kakekku
juga bernasib seperti aku ini," kata Erwin.
Kalau kedua orang berilmu itu bertutur kata dengan tenang,
walaupun dalam perkelahian yang amat menentukan, maka lain
halnya dengan Subrata yang hanya punya banyak uang dan
mempergunakan kepintaran Datu Palingkar dengan kekuatan
uangnya. "Kalau aku bisa seperti Tuan, tentu aku akan bangga sekali!" kata Datu
Palingkar. "Hm, Tuan keliru. Nasibku ini buruk sekali.
Seringkah aku berubah ujud tatkala aku sangat tidak
menghendakinya. Bahkan takut kalau aku sampai berubah. Coba
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
bayangkan, kalau aku berubah di tengah-tengah orang ramai!
Tetapi di samping itu, perubahan ini kadang-kadang memberi
manfaat yang luar biasa.'
DATU PALINGKAR bertanya apakah ada sangkut paut Erwin
dengan kehebohan tentang manusia harimau yang kabarnya
membunuh dua anggota Polisi dan kemudian kuburan mereka digali
oleh mahluk tak terlihat yang meninggalkan jejak-jejak harimau, la
bertanya dengan nada biasa, seolah-olah mereka bukan
bermusuhan. "Yang ditangkap lalu disiksa tanpa dosa memang aku, tetapi
siapa yang membunuh dan menggali kuburan aku tidak tahu!"
jawab Erwin setengah benar.
"Mengapa sampai ditangkap" Atas tuduhan apa?" tanya penyihir.
Dalam suasana demikian, kisah hidup Erwin rupanya cukup menarik
baginya. "Ceritanya panjang Datu. Aku ditangkap dengan tuduhan
membunuh seorang wanita dan laki-laki. Aku tidak pernah
membunuh mereka. Kedua korban itu memang kukenal. Laki-laki itu
bukan hanya kukenal, tetapi sahabat sangat karib yang amat
kusayangi!" kata Erwin. la berkata sesuai dengan kebenaran.
"Lalu?" tanya Datu Palingkar.
"Aku tidak tahu keseluruhan kisahnya. Tetapi aku keluar dari
tahanan dengan badan cukup rusak!"
"Tuan tak tahu siapa pembunuh yang sebenarnya?"
"Tahu!" "Sudah Tuan bunuh dia?"
"Tidak!" Datu Palingkar bagaikan tak percaya. Oh, orang ini tak mau main
hakim sendiri. "Tuan beritahukan Polisi dan dia sudah ditangkap! Tuan tak mau
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
melanggar hukum walaupun Tuan telah menderita oleh perbuatan
orang laini" Erwin menggelengkan kepala. Di hadapannya terbayang Sabrina, si
cindaku yang cantik. "MaukahTuan mengembalikan Hetty jadi manusia, membebaskan
Hasanah dan wanita yang di dalam kerangkeng itu, serta
menyerahkan biang keladi ini kepadaku?" tanya Erwin.
Datu Palingkar sadar kembali bahwa dia sedang bertarung,
harus membunuh atau dibunuh, la sebenarnya sudah enggan
meneruskan perkelahian dengan Erwin yang begitu aneh tetapi
simpatik. Namun begitu, pilihan lain sudah tiada. Dalam hati Datu
Palingkar mulai mengutuk dirinya, mengapa cari makan dengan
cara yang begitu hina" Tetapi dia juga menyalahkan orang yang
menyuruhnya. Karena butuh uang, maka ia melaksanakan keinginan
Subrata. Padahal ia sendiri tidak punya sengketa apa pun dengan
Baginda na Poso beserta seluruh keluarganya. Mengingat ini
ia merasa betapa ganasnya dia, betapa jahatnya Subrata yang jadi
penyebab semua ini. Lalu ia mengambil keputusan bulat di dalam
hatinya. Tanpa pikir ia menyerang si manusia harimau. Serbuan
mendadak itu membuat Erwin tak sempat mengelak. Hidungnya
mengeluarkan darah, kepala terasa pusing. Kemudian terjadilah
pertarungan itu dan Datu Palingkar dalam tempo singkat
mencapai tujuannya. Erwin dengan mudah mencabik-cabik dadanya,
la tak menyangka, bahwa Datu Palingkar akan dapat dirobohkan
begitu cepat. Penyihir itu tadi tak dapat disentuh pukulannya.
Dan kini benteng ampuh itu ternyata tidak ada lagi. Erwin tidak
tahu, bahwa ketika menyerang tadi. Datu Palingkar telah
menyentakkan tali azimat yang melilit pinggangnya lalu
membuangnya. Tanggal azimat, lenyaplah daya tolak pukulan
lawan. Sebelum memulai pertarungan tadi ia telah mengatakan
kepada Erwin bahwa ia akan rela mati di tangan seorang muda
sederhana dengan ilmu tinggi, sebagaimana Erwin juga bersedia
mati jika dikalahkan oleh seorang penyihir yang halus bahasa seperti
Datu Palingkar. Merasakan perlawanan tak berarti dari penyihir itu Erwin
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
mendadak berhenti mengoyak-ngoyak dada Datu Palingkar lalu
memandangnya. Penyihir itu juga memandang dia, tenang tanpa
rasa takut tanpa memperlihatkan rasa sakit.
"Tuan tidak melawanku," kata Erwin. Wajahnya memerah, malu.
Penyihir itu tersenyum. "Mengapa?"
"Sudah kukatakan, aku rela mati di tangan seorang Erwin yang
budiman," kata Datu Palingkar.
"Aku juga tidak ragu-ragu untuk menerima kematian dalam
perkelahian kita. Tetapi bukan dengan cara ini. Tuan sengaja
mengalah Datu, bukan kukalahkan," kata Erwin.
"Tidak. Aku memang Tuan kalahkan!"
"Tuan bohong. Tuan sengaja tidak melawan," ujar Erwin.
"Memang bukan kalah oleh ketinggian ilmu Tuan, tetapi oleh
kehalusan budi dan kepribadian Tuan. Aku menyiksa orang yang tak
kukenal dan tak pernah menyakiti diriku. Hanya karena dibayar
untuk itu. Diriku sama juga dengan pembunuh bayaran. Betapa
hina diriku dibandingkan dengan kemuliaan hati Tuan, anak muda.
Oleh karena sama kita katakan, bahwa dunia ini terlalu sempit untuk
kita berdua, maka aku menyingkir. Tuan yang lebih berhak hidup,
bukan aku," lalu mengatupkan kedua matanya, sementara mulutnya
ternganga, la mati. Perlahan-lahan Erwin menutup mulut itu lalu
mengikatkan sapu tangan dari dagu ke kepalanya agar tidak terbuka
lagi. Mungkin masih ada yang hendak dikatakannya, atau
diamanatkannya, tetapi maut telah lebih dulu merenggut myawanya. Si manusia
harimau tak kuasa menahan air mata.
Untuk pertama kali ia menangis di hadapan mayat musuhnya.
Rupanya Datu Palingkar yang amat kejam itu akhirnya menyadari
kesesatan langkahnya. Telah banyak orang tak berdosa jadi
mangsa sihirnya. Untuk itu ia merasa harus menebus dengan
nyawa tunggalnya. Andaikata ia mempunyai sepuluh nyawa, maka
kesemuanya akan dibinasakannya, supaya ia tidak ada lagi di
permukaan bumi ini. Jikalau ia masih hidup mungkin masih ada lagi
insan-insan tanpa dosa akan jadi korbannya. Jalan terbaik hanya
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
mati. Agak lama kemudian baru- Erwin menyadari bahwa dengan
kematian Datu Palingkar tugasnya belum selesai. Masih ada gadis di
dalam kerangkeng phyton. Masih ada Subrata yang jadi biang keladi
dari semua bencana ini. Hasanah bukan masalah, la akan
diantarkannya kembali ke orang tuanya. Erwin memandang ke
Subrata yang masih berdiri agak jauh. Bagaikan tak bergerak.
Seperti patung, la bukan mimpi buruk, ia melihat kenyataan yang
amat mencekam dan menakutkan, la ingin minta ampun kepada
Erwin agar nyawanya dibiarkan menunggui dirinya, tetapi ia tak
kuasa membuka mulut. Pikirannya bekerja biasa, la tadi menuntut
kepada Datu Palingkar agar dirinya dihukum tetapi penyihir itu
menolak dengan tegas. Kini pelindungnya itu telah tiada.
Jantungnya berdebar kencang. Apakah kini gilirannya"
Harimau berkepala manusia itu mendatangi Subrata. Pelan-
pelan. Dia tidak mengejar waktu, karena semua waktu kini telah
tersedia untuknya tanpa ada satu setan pun dapat merintangi
kehendaknya. Setelah tiba di hadapan Subrata, manusia harimau itu
menoleh ke kerangkeng. Phyton itu sedang menegakkan kepala
dengan pandangan ke arah Erwin. Rupanya ia mengikuti gerak
mahluk aneh ini dan mungkin bertanya pada dirinya apa lagi yang
akan terjadi setelah majikannya mati dengan dada robek. Erwin
melihat amarah memancar dari mata ular raksasa itu. la berdiri
memegang lengan Subrata dan menghelanya ke kerangkeng.
Hatinya menolak tetapi dirinya tak mampu berbuat lain daripada
menurut. Dia masih saja tak dapat berkata-kata. Tetapi nampaknya
phyton itu sudah tahu apa yang akan dilakukan si manusia harimau
yang menuju pintu kerangkengnya. Dengan memeluk wanita yang
sudah disetubuhinya ia menjauh dari pintu lalu mempersiapkan
diri. Tanpa ragu-ragu sedikit pun Erwin membuka pintu
kerangkeng dan mendorong Subrata ke dalam.
Dia menjadi penyebab utama dari semua bencana ini.
Setelah pintu kerangkeng ditutup, mendadak sontak Subrata
seperti mendapat kehidupan baru. la berteriak melihat dirinya sudah
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
terkurung. Dia dapat memastikan apa yang akan terjadi. Ular itu
akan memagut dan membelitnya sehingga tak berdaya, mati. Lalu
akan menelannya. Ataukah akan dibiarkan seperti penculik Hasanah.
Dibunuh tetapi tidak ditelan. Tetapi yang mana pun akan terjadi,
apa bedanya, la akan mati. Hanya keajaiban saja yang dapat
menyelamatkannya. Tetapi apakah ada tersisa keajaiban bagi orang
semacam dirinya" Phyton itu memandang Subrata lalu memandang Erwin yang
masih mengharimau. Kemudian ia bergerak pelan, berhenti lagi,
memandang lagi ke arah Erwin.
Berkata si manusia harimau kepada dua pembantu 4-umah Datu
Palingkar yang sejak tadi turut mempersaksikan seluruh kejadian
tanpa kata: "Kalian lihatlah ular dan orang itu. la telah
mempergunakan uang hasil curiannya untuk menyiksa orang lain
melalui majikan kalian." Phyton yang menghentikan geraknya ketika Erwin bicara
seakan-akan mendengar dan barangkali mengerti apa
yang dikatakan manusia harimau itu. Setelah itu ia bergerak lagi.
Kini agak cepat. Subrata menjerit lagi. Masih disusul oleh beberapa
jeritan setelah ia dipagut dan dibelit ular raksasa itu. Kemudian
hening. Mengetahui mangsanya telah mati, ular itu melepaskannya,
kembali ke wanita tercintanya. Baik Hasanah, maupun kedua
pembantu Datu Palingkar dan wanita dalam kerangkeng itu menggigil ketakutan.
Tiba-tiba wanita di dalam kerangkeng itu berkata lemah:
"Tolonglah aku!"
Phyton memandang lagi ke arah Erwin. Menantang, seakan-akan
mau berkata: "Jangan kau coba, kalau kau sayang pada nyawamu.
Wanita ini tidak perlu ditolong karena ia tidak dalam bahaya. Aku
mencintainya, la telah diberikan kepadaku. Hakku untuk menelan
atau mencintainya. Kalian jangan campuri urusanku. Ini soal pribadi.
Dia bukan sanak atau saudaramu!"
Walaupun harimau berkepala manusia itu amat menakutkan,
namun wanita di dalam kekuasaan phyton itu menyadari, bahwa
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
hanya dialah yang dapat menolong.
"Siapa namamu?" tanya si manusia harimau.
"Winarni," jawab wanita malang itu. Phyton besar itu kelihatan gelisah. Apa
mahluk aneh itu akan mencoba" Dalam tertanya-tanya
itulah ia jadi terkejut, karena tiba-tiba saja, bagaikan keluar dari
bumi, di dalam kerangkeng itu telah ada mahluk semacam yang di
luar. Hanya mukanya jauh lebih tua. Raja Tigor. Melihat itu, Erwin
mau menangis. Ompungnya. Siapakah seberuntung dia, mempunyai
kakek yang begitu cinta kepada cucunya. Keempat orang lainnya
yang melihat itu kian sukar menahan cekaman dan debaran jantung
mereka. Yang tidak bisa tersua di dalam mimpi dapat dilihat dalam
kenyataan.

Petualangan Manusia Harimau Seri Manusia Harimau Karya S B Chandra di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Phyton itu mengetahui bahwa dia menghadapi musuh. Manusia
bukan, harimau pun tidak.
Mahluk yang langka di dunia ini. Dia keluar begitu saja dari
tanah. Membinasakannya tentu tidak semudah membelit lalu
menelan manusia, la bersiap. Untuk bertarung dan melindungi
kekasihnya. Erwin yang dapat mengira-ngira apa yang akan terjadi merasa
berkewajiban mendampingi kakeknya, la buka pintu lalu masuk ke
dalam kerangkeng. Tetapi tanpa diduga dan diharap ia tiba-tiba
merasa akan berubah ujud kembali menjadi manusia. Ular besar itu
sangat terkejut tetapi juga menganggap perubahan ini
menguntungkan dirinya, la akan mematahkan si manusia dulu.
"Awas kau Erwin. Ular ini sangat berbahaya. Apalagi dalam
keadaan marah," kata Raja Tigor.
Sanca menyerang Erwin. la seperti melompat untuk memagut
leher Erwin lalu membelitnya. Tetapi Erwin sempat mengelak. Ular
itu cepat berputar dan menyerang lagi. Raja Tigor memper-
saksikan. Rupanya mau tahu sampai di mana kemampuan cucunya.
Beberapa saat kemudian jelas bagi manusia harimau tua itu, bahwa
ular raksasa itu lebih perkasa dari cucunya. Baginya, ini untuk
pertama kali berhadapan dengan ular.
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Ompung bantu kau Erwin," kata Raja Tigor. Tetapi cucunya itu meminta agar dia
dibiarkan dulu. Dia pernah mematahkan
perlawanan Ki Ampuh, mempunyai banyak ilmu, tetapi tidak untuk
berkelahi dengan ular pemakan lembu dan manusia.
Tak dapat memagut lawannya, akhirnya phyton itu melemparkan
seperempat badannya ke atas diri Erwin, membuatnya jatuh dan
dengan sigap ia membelitnya. Raja Tigor tidak dapat menunggu
lebih lama. Cucunya akan remuk oleh belitan ular raksasa itu.
la menerkam dan memukul kepala ular dengan kuku-kukunya
yang kuat dan tajam. Kena, tetapi tidak tepat. Namun begitu ular
itu sekarang harus mengalihkan perhatian pada Raja Tigor. la
terpaksa melonggarkan belitan nya dan kemudian melepaskan Erwin
yang sudah terengah-engah karena sulit bernapas. Kalau ular itu
membelit lebih lama, sehingga jadi lebih ketat pasti tulang-tulang dadanya akan
remuk. Erwin merangkak ke pinggir kerangkeng
untuk mengembalikan tenaganya.
Bagi Raja Tigor pun perkelahian dengan phyton baru
merupakan pengalaman pertama. Kedua-duanya tahu, bahwa
perkelahian ini harus mematikan lawan. Ular perkasa itu harus
bekerja keras, walaupun dia amat lincah. Jauh lebih gesit dari
seekor binatang yang diduga tidak bisa bergerak cepat oleh
badannya yang panjang dan besar. Untunglah Raja Tigor ahli silat.
Mampu mengimbangi kegesitan lawannya dengan menghindar kian
ke mari. Usaha phyton menumbangkan Raja Tigor dengan caranya
merubuhkan Erwin tadi ternyata tidak berhasil. Tetapi ketika pada
suatu saat kedua kaki depan Raja Tigor menerkam tubuhnya ia
berkesempatan untuk membelit manusia harimau itu. Mereka
bergumul. Raja Tigor mengandalkan kuku, phyton percaya akan
kekuatan otot-ototnya meremukkan musuhnya, sehingga lemas dan
tak dapat bernapas. Raja Tigor pun tahu, bahwa dalam perkelahian
seperti ini bukan hanya kekuatan atau senjata yang pegang
peranan; melainkan juga bahk#i terutama akal. Ketenangan disertai
perhitungan. Oleh tikaman kuku-kuku Raja Tigor yang sudah
menimbulkan banyak luka pada dirinya, ular itu tidak dapat
memusatkan seluruh tenaga untuk membelit.
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
*** DALAM pertempuran mempertaruhkan nyawa itu Sanca beberapa
kali melihat ke arah Winarni Ketika pada suatu saat dilihatnya Erwin
sudah mendekati wanita itu, perlawanannya terhadap Raja Tigor
tambah menggila, la tidak rela kekasihnya dijamah siapapun juga.
Tetapi justeru kekalapan ini memberi Raja Tigor kesempatan
mencakar kedua matanya, sehingga ia tidak lagi dapat melihat,
karena kedua biji matanya ditikam oleh kuku-kuku tajam manusia
harimau dari Sumatera itu. Kini sebagian kepalanya kian banyak
mengeluarkan darah. Hasanah yang mempersaksikan dengan penuh kecemasan
berdoa agar manusia harimau itu dapat membinasakan phyton yang
dengan sisa tenaga dan luapan panik berdaya upaya membunuh
Raja Tigor dan Erwin. Bagi manusia harimau yang amat mencintai cucunya,
pertarungan ini merupakan terberat selama ia belum mati dan
sesudah ia dapat bangkit kembali dari kuburannya. Kalau ia kalah,
maka bukan hanya Erwin tetapi juga seorang wanita tak berdosa
akan turut menjadi korban. Oleh karenanya ia harus menang. Selain
tenaga sebagai harimau tetapi bermulut manusia, ia tidak punya
taring-taring untuk dibenamkan ke dalam kepala lawannya. Tetapi
dengan tujuan bulat di dalam hati pada suatu detik tangan
kanannya dapat dimasukkannya ke dalam mulut phyton. Kemudian
tangan kiri. Ular itu kiranya tahu maksud musuhnya, la kerahkan
tenaganya untuk melepaskan mulut dari kedua tangan Raja Tigor,
tetapi manusia hari mau itupun mengerahkan seluruh kekuatan.
Kemudian ia berhasil menekan tangan kanan ke bawah dan
menarik tangan kiri ke atas. Mulut binatang pencinta wanita dan
pemakan manusia itu koyak tak kurang dari sehasta panjangnya.
Perlawanannya mengendur, melepaskan seluruh bentannya dan
tanpa dapat melihat, bergerak perlahan-lahan ke arah tempat
Winarni duduk tadi. la tidak menyadari bahwa ia salah arah, karena
Erwin telah membawanya ke tempat lain. Dengan sisa-sisa tenaga
ia bergerak lamban sekali menjelajahi pinggiran kerangkeng, kalau-
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
kalau ia dapat menyentuh wanita kesayangannya. Keinginan
terakhirnya itu tak tercapai, karena Erwin dan Winarni berpindah-
pindah. Putus asa ia tak berusaha lagi, kemudian hanya bagian
ekornya yang bergerak-gerak. Beberapa saat kemudian diam sama
sekali. Riwayat phyton milik penyihir Datu Palingkar tamat di
tangan Raja Tigor. Erwin, ompungnya dan Winarni memandang ular itu beberapa
saat. Kagum atas tenaganya yang amat besar disertai rasa cinta
yang amat besar pula pada seorang wanita anak manusia.
Tiba di luar kerangkeng, Erwin memandangi Datu Palingkar lagi,
yang terbaring di sana sebagai mayat biasa. Tidak ada tanda-tanda
bahwa ia pernah punya tenaga sihir yang luar biasa. Hasanah
mencium tangan Erwin yang dipandangnya sebagai juru
penyelamat. Kemudian ia memeluk Raja Tigor. Tiada rasa takut lagi,
karena melihat sendiri bahwa dialah yang membinasakan ular
raksasa itu. "Aku tak tahu bagaimana caranya harus menunjukkan rasa
terima kasih kepada Kakek, kata Hasanah. "Tanpa kedatangan
kakek dan kak Erwin tentu aku akan mati di sini."
"Tak ada keharusan apa pun untuk kami Hasanah. Bersyukurlah
kepada Tuhan, karena Ialah yang sebenarnya menyelamatkan
engkau," kata Raja Tigor. Napasnya masih terengah-engah oleh
rasa letih menghadapi Sanca tadi. Dan ia masih lemas. Walaupun ia
manusia harimau dengan berbagai macam ilmu yang sukar dicari
tandingannya. Kedua pesuruh Datu Palingkar tak berkata sepetah pun. Mereka
hanya menanti nasib yang akan ditentukan oleh mahluk aneh
dengan cucunya itu. "Terserah kepada kalian untuk menunggu di sini sampai Polisi
datang atau hendak pergi," kata Erwin kepada mereka. Kedua orang itu berlutut di
hadapan Raja Tigor dan Erwin. Tak menyangka akan
dibebaskan begitu saja. "Kau akan kami kembalikan ke rumah orang tuamu," kata Erwin http://cerita-
silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
kepada Winarni. Gadis itu tidak memberi reaksi, la begitu bingung.
Sejak dimasukkan Datu Palingkar ke dalam kerangkeng, sehingga
Sanca menyetubuhinya, mempersaksikan pertarungan antara Raja
Tigor dengan ular besar itu, sampai ia keluar dari kurungan itu,
Winarni merasa bingung, la tidak bermimpi, tetapi semuanya itu
lebih buruk daripada mimpi yang terburuk. Dan ia merasa suatu
keanehan di dalam tubuhnya, tak dapat diuraikan dengan kata-kata.
"Bersihkan dirinya dulu Erwin, supaya ia terhindar dari bencana
yang lebih besar lagi. Engkau dapat melakukannya," kata Raja
Tigor. Cucunya mengangguk, mengerti. Tanpa dibersihkan, Winarni
mungkin akan melahirkan ular. Anaknya dari Sanca. Akan
menimbulkan heboh, rasa kasihan, tetapi di samping itu juga aib
dan malu. Setelah mendengar perintah si manusia harimau kepada Erwin,
secara tiba-tiba kelihatan bibir Winarni seperti akan senyum, tidak
sampai tersenyum. Namun begitu tergambar kecerahan pada
mukanya yang tadi seperti membeku tidak mempunyai ekspresi apa
pun. Rupanya ia tahu apa yang telah terjadi atas dirinya, tak
mampu bicara karena putus asa, tetapi kini timbul semacam
harapan. "Erwin, aku akan pergi lagi. Jaga dirimu baik-baik. Ompung tak
dapat meramalkan hari esokmu, tetapi bagi tiap mahluk yang hidup
selalu ada hari esok," kata Raja Tigor. Erwin memeluk kakeknya dan tak sanggup
membendung air mata. Tanpa kedatangan ompungnya
itu, pastilah ia kini sudah tak ada. Mengikuti jejak Datu Palingkar
yang merelakan dirinya tewas di tangan Erwin. Ada manusia-
manusia yang sesungguhnya lebih baik segera mati daripada hidup
lebih lama di atas dunia untuk mengurangi penderitaan orang-orang
lain. Celakanya manusia-manusia tak berguna inilah yang - kalau
mungkin - ingin hidup sepanjang masa, jangan sampai mengenal
hari ke-matian. Datu Palingkar merupakan satu dari sedikit orang
yang menyadari bahwa baginya tiada yang lebih baik daripada mati!
"Mengapa aku harus selalu menyusahkan ompung?" tanya Erwin dengan sangat
menyesali dirinya sendiri.
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Pertanyaan bodoh," kata Raja Tigor sambil merapatkan
kepalanya ke pipi cucunya. "Kalau kau sudah tidak pernah lagi
memerlukan damping anku, maka tak ada gunanya aku sewaktu-
waktu bangkit dari tempatku berbaring, karena tiada lagi
kesenangannya!" "Maksud ompung," tanya Erwin tidak cukup mengerti.
"Mendampingi dan dapat berbuat sesuatu untuk cucu yang amat
kucintai merupakan suatu kesenangan yang tiada duanya.
Menyelamatkan manusia tak berdosa yang ditimpa bencana juga
menjadi suatu kesenangan tersendiri. Sebenarnya yang menolong
selalu merasa lebih senang daripada yang ditolong. Apakah tidak
begitu perasaanmu setiap menyelamatkan seseorang?"
Erwin diam. Tinggi nian falsafah hidup Raja Tigor tentang tolong
menolong di permukaan bumi Allah. Seharusnya persada Tuhan ini
dimanfaatkan untuk hidup berdampingan secara damai dan saling
menghormati serta mengasihi, tetapi banyak manusia serakah dan
berjiwa setan telah mencipta-kan neraka buatan di sana-sini.
"Bagaimana keadaan ayah, ompung?" tanya Erwin, agak lama
tak bertemu dengan Dja Lubuk.
"Dia sedang di Medan. Ada famili yang diperas orang sedang
berkuasa. Satu dari sekian orang yang serakah dan suka membakar
kehidupan orang lain. Ayahmu sedang memberi pelajaran kepada
penjahat itu!" "Famili kita yang mana ompung?" tanya Erwin. la pernah di
Medan sebelum menyeberang mengadu nasib di Jawa.
"Masih pamanmu. Kaharuddin yang di Sungai Mati itu," kata Raja Tigor dan Erwin
masih ingat pada pamannya itu.
"Berapa lama lagi hidupku di dunia ini ompung?"
"Hah, jangan tanya itu. Syukur tak kau tanyakan kepada orang
lain. Pertanyaan yang terlalu tolol. Sebenarnya umur di tangan
Tuhan, tetapi dalam berbagai keadaan manusia melakukan
perbuatan yang menyingkatkan umurnya."
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Erwin kian merasa betapa jauhnya dia masih ketinggalan dalam
berbagai hal dengan kakeknya. Hatinya bisa lembut bagaikan sutera
tetapi juga bisa marah bagaikan gunung meletus. Meskipun ia
mempunyai nasib yang lain dari manusia normal di mayapada yang
teramat luas ini, namun kepercayaannya pada kebesaran Tuhan
tidak dapat digoyahkan. Hanya Tuhan Yang Mahapengasih, Yang
Mahabijaksana dan akhirnya yang paling Menentukan.
Raja Tigor mencium kepala cucunya, memandang jenazah Datu
Palingkar sekali lagi, membaca doa lalu raib tanpa meninggalkan
bekas. Winarni dan Hasanah dibawa Erwin pergi, la akan usahakan
menolong mereka sampai selesai, supaya kedua-duanya terhindar
dari kehamilan yang tidak mereka ingini. Tetapi, akan dibawa ke
mana" Ke rumah reotnya yang tak punya kamar, bahkan tak punya
kasur" Lalu apa akan kata tetangga" Erwin yang amat sederhana,
amat misterius dan konon dukun berilmu tinggi, telah
menyalahgunakan kemampuannya untuk memuaskan nafsunya.
Dua wanita dibawa sekaligus. Dan begitu damai. Semua itu tentu
hanya bisa terjadi oleh kehebatan ilmunya.
Tidak, ia tidak mungkin membawa mereka ke gubugnya.
Masyarakat tidak terdiri atas para malaikat yang tahu baik buruknya
tingkah laku dan isi hati orang. Hidup di dunia tidak bisa
menjalankan falsafah "masa bodo". Tidak peduli apa kata orang, pokoknya aku
tidak berbuat, pasti suatu cara berpikir dan praktek
yang salah. Coba bayangkan. Anda seorang baik, jujur! Tak pernah
merugikan atau menyakiti orang lain. Tetapi masyarakat menilai
Anda seorang bejat, perusak wanita atau penggoda lelaki. Lalu
mereka menjauhi Anda. Kalau berselisih jalan mereka menyindir
atau memandang Anda dengan sudut mata mengejek. Atau bahkan
meludah untuk menunjukkan betapa jijiknya mereka pada Anda.
Betapa mengerikan, pikir Erwin. Lalu akan dibawa ke mana"
Akhirnya ia teringat pada Baginda na Poso. Orang itu dari
daerahnya. Baik hati pula lagi.
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Tiada melihat pilihan lain, Erwin pergi ke rumah keluarga yang
masih ditimpa bencana amat menyedihkan itu. Sebelum Baginda na
Poso bertanya atau sedikitnya berpikir siapa kedua wanita itu, maka
Erwin berkata: "Kedua gadis ini punya kaitan dengan Hetty!"
Baginda na Poso membawa Erwin ke kamar anaknya yang masih
melingkar di sana. la menceritakan, betapa anaknya itu belum lama
berselang amat gelisah, membalik-balik dan bahkan mendesis-desis.
Mendengar ini manusia harimau itu lantas menduga, bahwa Sanca
yang tadi bertarung mati-matian dengan ompungnya punya
hubungan erat dengan gadis yang jadi ular ini.
Gadis ini harus dijadikan manusia kembali, la telah menewaskan
orang yang menyihir, ompungnya telah membinasakan ular yang
dijadikan alat atau perantara oleh Datu Palingkar. Subrata yang
membayar untuk terlaksananya niat jahat luar biasa telah jadi


Petualangan Manusia Harimau Seri Manusia Harimau Karya S B Chandra di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mendiang. Hanya itu yang telah terjadi. Mantera untuk
mengembalikan ujud asli gadis itu ia tidak punya. Mengapa ia tadi
tidak bertanya kepada Datu Palingkar yang dengan suka rela
mengakhiri kehidupannya"
Saat itu mendadak terdengar geledek menggelegar, tiga kali
berturut-turut. Tentu suatu pertanda, pikir Erwin. Tetapi pertanda apa"
Kemudian ia ingat, bagaimana mengalahkan bisa, menundukkan api
dan membuat besi tak berdaya. Yaitu dengan mengetahui asal
usulnya. Dengan memusatkan segenap kekuatan batin yang pernah
dipelajarinya, Erwin memanggil Subrata, lalu Datu Palingkar yang
disuruh orang itu, kemudian memanggil Sanca yang jadi alat untuk
membuat Hetty berubah bentuk.
Dalam bahasa Mandailing akhirnya manusia harimau yang dukun
itu memohon: "Kalau semua sudah tiada. Yang tiada tak dapat
menguasai yang ada. Maka kalian tak sanggup lagi menguasai ular
buatan ini. Hetty manusia, ia harus kembali kepada asalnya."
Setelah itu Erwin membaca doa mohon kasihan kepada Tuhan Yang
selalu Mahapengasih agar gadis tak bersalah itu kembali jadi
manusia. Dan keajaiban yang dapat terjadi dengan izin Yang
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Mahakuasa pun terjadilah.
Di hadapan mata Erwin dan kedua orang tuanya, ular itu
bergerak, meluruskan bagian kepala sepanjang kira-kira setengah
meter. Yang diluruskan ini pelan-pelan berubah bentuk, mulai dari
kepala lalu leher dan bahu. Baginda na Poso dan isterinya seperti
tidak yakin, padahal itulah yang dipintanya kepada Tuhan sudah dua
puluh hari lamanya. Apa yang mereka lihat sekarang bukan hanya
menimbulkan rasa bahagia tetapi juga rasa sangat tercekam. Kini
Hetty setengah manusia setengah ular sebagaimana halnya Erwin
kalau ia sedang berubah jadi manusia harimau.
Kemudian sebagian lagi tubuh ular itu melurus lalu pelahan lahan
berubah jadi dada. Beberapa saat kemudian tumbuh kedua buahnya
yang indah. "Selimuti," kata Erwin yang ingin mencegah Hetty merasa malu.
Itu baru buah dada, nanti akan menyusul bagian-bagian lain yang
lebih vital dan layak dirahasiakan, setidak-tidaknya bagi Erwin,
walaupun ia seorang dukun. Ibu Hetty segera menyelimuti bagian
anaknya yang masih ular. Seluruh proses itu berjalan lebih dari
setengah jam. Setelah sempurna terdengar tangis Hetty lalu tangis
ibu dan ayahnya. Kedua orang itu memeluk anak mereka yang
terbebas kembali dari pengaruh sihir. Setelah itu Baginda na Poso
dan isterinya bersama-sama berlutut dan masingceritakan, betapa
anaknya itu belum lama berselang amat gelisah, membalik-balik dan
bahkan mendesis-desis. Mendengar ini manusia harimau itu lantas
menduga, bahwa Sanca yang tadi bertarung mati-matian dengan
ompungnya punya hubungan erat dengan gadis yang jadi ular ini.
Gadis ini harus dijadikan manusia kembali, la telah menewaskan
orang yang menyihir, ompungnya telah membinasakan ular yang
dijadikan alat atau perantara oleh Datu Palingkar. Subrata yang
membayar untuk terlaksananya niat jahat luar biasa telah jadi
mendiang. Hanya itu yang telah terjadi. Mantera untuk
mengembalikan ujud asli gadis itu ia tidak punya. Mengapa ia tadi
tidak bertanya kepada Datu Palingkar yang dengan suka rela
mengakhiri kehidupannya"
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Saat itu mendadak terdengar geledek menggelegar, tiga kali
berturut-turut. Tentu suatu pertanda, pikir Erwin. Tetapi pertanda apa"
Kemudian ia ingat, bagaimana mengalahkan bisa, menundukkan api
dan membuat besi tak berdaya. Yaitu dengan mengetahui asal
usulnya. Dengan memusatkan segenap kekuatan batin yang pernah
dipelajarinya, Erwin memanggil Subrata, lalu Datu Palingkar yang
disuruh orang itu, kemudian memanggil Sanca yang jadi alat untuk
membuat Hetty berubah bentuk.
Dalam bahasa Mandailing akhirnya manusia harimau yang dukun
itu memohon: "Kalau semua sudah tiada. Yang tiada tak dapat
menguasai yang ada. Maka kalian tak sanggup lagi menguasai ular
buatan ini. Hetty manusia, ia harus kembali kepada asalnya."
Setelah itu Erwin membaca doa mohon kasihan kepada Tuhan Yang
selalu Mahapengasih agar gadis tak bersalah itu kembali jadi
manusia. Dan keajaiban yang dapat terjadi dengan izin Yang
Mahakuasa pun terjadilah.
Di hadapan mata Erwin dan kedua orang tuanya, ular itu
bergerak, meluruskan bagian kepala sepanjang kira-kira setengah
meter. Yang diluruskan ini pelan-pelan berubah bentuk, mulai dari
kepala lalu leher dan bahu. Baginda na Poso dan isterinya seperti
tidak yakin, padahal itulah yang dipintanya kepada Tuhan sudah dua
puluh hari lamanya. Apa yang mereka lihat sekarang bukan hanya
menimbulkan rasa bahagia tetapi juga rasa sangat tercekam. Kini
Hetty setengah manusia setengah ular sebagaimana halnya Erwin
kalau ia sedang berubah jadi manusia harimau.
Kemudian sebagian lagi tubuh ular itu melurus lalu pelahan-lahan
berubah jadi dada. Beberapa saat kemudian tumbuh kedua buahnya
yang indah. "Selimuti," kata Erwin yang ingin mencegah Hetty merasa malu.
Itu baru buah dada, nanti akan menyusul bagian-bagian lain yang
lebih vital dan layak dirahasiakan, setidak-tidaknya bagi Erwin,
walaupun ia seorang dukun. Ibu Hetty segera menyelimuti bagian
anaknya yang masih ular. Seluruh proses itu berjalan lebih dari
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
setengah jam. Setelah sempurna terdengar tangis Hetty lalu tangis
ibu dan ayahnya. Kedua orang itu memeluk anak mereka yang
terbebas kembali dari pengaruh sihir. Setelah itu Baginda na Poso
dan isterinya bersama-sama berlutut dan masing masing mencium
tangan kanan dan kiri dukun muda itu.
"Bersyukurlah kepada Allah," kata Erwin. "Aku bukan apa-apa.
Aku hanya memohon. Tuhan yang mengabulkan! UntukIMya segala
puji dan syukur!" Memang begitu harusnya. Segala kebajikan dan
rasa bahagia di dunia ini merupakan karunia Allah kepada
hambaNya. Segala kejahatan merupakan produk iblis dan setan
yang tak terlawan oleh umat manusia yang tidak atau kurang iman.
ERWIN menceritakan apa yang telah terjadi di rumah Datu
Palingkar sampai dengan ikut sertanya kedua wanita yang ingin
ditumpangkannya di rumah Baginda na Poso karena ia sendiri tidak
punya tempat tinggal yang layak untuk menampung mereka.
Hetty memeluk Erwin karena luapan rasa gembira.
"Mulai hari ini abang tinggal bersama kami di sini, ya," kata gadis itu. Baginda
na Poso dan isterinya juga mengajak, tetapi Erwin
menolak dengan halus. Pada saat itu ia mendadak teringat pada
Sagita yang mengundangnya tinggal bersama. Karena berterima
kasih, bukan karena cinta. Padahal cinta yang didambakan Erwin.
Erwin menarik napas dalam-dalam, tiada orang yang tahu,
mengapa. Banyak rahasia diri yang harus tetap rahasia. Seringkah
dibawa serta ke lubang kubur.
*** DENGAN memusatkan segenap kekhusukan terhadap Allah
melalui cara-cara yang pernah dipelajarinya dalam ilmu pengobatan
gaya kuno, pada hari itu juga Erwin mulai mengobati Hasanah yang
telah dinodai penculik dirinya dan Winarni yang disetubuhi phyton
yang seharusnya memakannya sebagai salah satu persyaratan
pesihir untuk membuat Hetty menjadi ular.
Nama kakeknya Raja Tigor, ayahnya Dja Lubuk, Datuk nan
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Kuniang, Sutan Harangan, bahkan Ki Ampuh dipanggilnya untuk
sama-sama memanjatkan doa ke hadirat Tuhan untuk
menyembuhkan Winarni yang memperlihatkan kelainan setelah
disebadani Sanca. Di dalam rahimnya telah terdapat benih phyton
jantan yang seyogianya menjadi telur manakala ia berhubungan
intim bersama jenisnya sendiri.
Pada waktu Erwin berkhusuk itulah ia seakan-akan mendengar
bisikan mendiang Datu Palingkar, "Kembalilah Tuan ke rumahku,
ambil air liur Sanca, walaupun sudah membeku. Sapukan itu ke
perut Winarni. Air mani ular itu nanti akan keluar dan ia akan
selamat. Bahkan keperawanannya akan utuh kembali!" Mendengar
bisikan ini, Erwin bukan hanya merasa amat gembira karena dapat
petunjuk, tetapi juga amat malu. Baru sekarang diingatnya, bahwa
dua mayat masih terbujur di rumah pesihir itu. Mayat Datu Palingkar
sendiri ditambah mayat Subrata yang di dalam kerangkeng. Tubuh
penculik yang lumat dibelit Sanca sudah dikeluarkan dan dikuburkan
oleh pesihir di pekarangan belakang rumahnya.
Erwin mohon diri kepada Baginda na Poso bersama isterinya.
Tampak oleh mereka kegugupan pada diri dukun yang telah
amat berjasa itu. Mereka tidak berani menanyakan ada apa
gerangan makanya ia mendadak harus pergi. Erwin langsung
menuju rumah Datu Palingkar. Betapa alpa dirinya. Seharusnya dia
menelpon polisi dan rumah sakit menceritakan bahwa di rumah
itu ada mayat dua manusia dan bangkai phyton yang amat besar.
Polisi akan tahu apa yang harus mereka kerjakan. Dalam segala
macam peristiwa yang meminta korban manusia, Erwin selalu
membentahu Polisi. Tetapi sekali ini dia lupa. Mungkin oleh adanya
dua wanita hidup yang harus dipulihkan keadaannya seperti
semula. Alangkah terkejutnya manusia harimau itu ketika mengetahui,
bahwa jenazah Datu Palingkar yang membiarkan dirinya tewas di
tangan Erwin sudah tidak ada. Mayat Subrata di dalam kerangkeng
berikut phyton yang sudah tewas masih ada. Erwin masuk
kerangkeng, yang pintunya sudah ternganga, cepat membuka mulut
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Sanca. Mana air liurnya! Yang tampak hanya darah. Sudah
membeku atau mulai mengental, la terpaksa memasukkan
tangannya ke dalam mulut ular yang sudah dikoyak Raja Tigor.
Untunglah, masih ada air liur itu, walaupun tidak cair sebagaimana
mestinya. Tugas pokok selesai sudah. Kini ia bertanya pada dirinya,
ke mana atau di mana jenazah Datu Palingkar. Apakah pesihir yang
pasti sudah meninggal itu hidup kembali, lalu pergi dari sana.
Ataukah raib begitu saja" Apa ada orang yang telah membawanya
dari sana" Keluarganya atau kedua orang pembantunya" Pada
waktu ia tak mendapat jawaban mengenai mayat Datu Palingkar
itulah, Erwin sekali lagi mendengar suara pesihir itu. Bisiknya,
"Jangan pikirkan aku. Laksanakan kewajiban-kewajiban
kemanusiaanmu. Tuan orang baik. Kuharap pada suatu hari kelak
aku bisa mengunjungi Tuan. Kini aku mau menebus dosa-dosaku.
Mau menyepi dan mencuci diri kalau masih terbuka pintu tobat
bagiku! Tolong mintakan maaf bagiku dari Tuan Baginda na Poso
dan anaknya, Hetty. Maukah Tuan?"
Semua didengar Erwin dengan jelas, mengerti, la sangat terharu.
Maka jawabnya, "Tentu Datu, aku akan menyampaikannya!"
Setelah agak lama tercenung, barulah Erwin sadar bahwa ia
belum juga mengetahui bagaimana caranya kepergian Datu
Palingkar. Timbul pertanyaan dalam hatinya, benarkah pada suatu
hari kelak pesihir itu akan mengunjunginya"
Dari rumah :tu juga Erwin menelpon polisi. Seperti diatur, yang
menerima kebetulan Kapten Polisi Sahata Siregar yang sudah
mengetahui agak lumayan tentang dirinya.
"Lama aku tak mendengar berita tentang kau, Erwin. Di mana
saja" Kembali ke Mandailingkah?" tanya kapten polisi yang baik hati itu setelah
mengetahui bahwa yang menelponnya adalah manusia
yang telah banyak menimbulkan kege-geran di lingkungan polisi.
"Tidak, masih saja selalu terkepung dan terancam di ibukota
Kapten ini!" kata Erwin. la lalu menceritakan, bahwa ia menelpon dari rumah
seorang pandai bernama Datu Palingkar yang baru saja
pindah dari dunia ini. Oleh istilah yang digunakan Erwin itu, maka
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Kapten Siregar bertanya, "Pindah ke mana maksudmu. Pulang ke
negeri asalnya" "Bukan, sepanjang tahuku dia meninggal Setidak-tidaknya
begitulah keadaannya tatkala kutinggalkan tadi. Tetapi sekarang dia
sudah tidak ada!" "Tidak jelas. Kau seperti berteka teki," kata perwira polisi itu.
"Bukan teka teki. Kutinggalkan dia tadi sebagai jenazah. Oleh
suatu keperluan aku kembali kemari. Jenazah itu sudah tidak ada.
Tetapi Kapten perlu juga kemari. Masih ada satu mayat di dalam
kandang ular besar. Nama orang itu Subrata. Barangkali Kapten pun
kenal kepadanya. Bekas pejabat. Sangat kaya. Dia mati dibelit ular
itu. Selain mayat Subrata ada phyton besar itu. Tapi juga sudah
mati! Kurasa Kapten perlu membenahi ini. Aku akan coba
tanggalkan kekuatan yang memagari pekarangan dan rumah ini.
Supaya Kapten dan anak buah bisa masuk!"
"Apa lagi maksudnya ini?" tanya si petugas kepolisian.
"Selama pagar yang tak tampak itu masih ada. Kapten tidak
akan dapat masuk pekarangan. Lalu bagaimana pula akan
bisa masuk rumah bukankah begitu?"
"Aneh," kata Kapten Siregar
"Lihatlah nanti. Ini alamatnya. Catatlah," lalu Erwin menerangkan alamat rumah
yang tidak berpagar nyata, tetapi tak dapat
dimasuki itu. Tanpa bersedia mendengar pertanyaan kapten polisi itu lebih
lanjut si manusia harimau meletakkan telpon.
Walaupun tidak cukup puas. Kapten Siregar menyadari bahwa
polisi tidak mesti mengharapkan terlalu banyak dari orang yang
bukan informannya. Mau memberi sekedar info saja untuk nanti
dikembangkan oleh polisi pun sudah cukup baik. Tanpa
pemberitahuan Erwin, entah kapan polisi baru akan mengetahui
bahwa di sebuah rumah ada mayat orang terkenal dengan bangkai
ular besar lagi. http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Pemeriksaan polisi di gedung cukup mewah milik Datu Palingkar
menimbulkan tanda tanya amat besar. Bagaimanakah semuanya
ini bisa terjadi. Di mana si tuan rumah" Mana para pelayannya"
Tetangga mengatakan, bahwa ia sedikitnya mempunyai dua
pembantu, kedua-duanya pria. Orang di sekitar tempat itu tidak
tahu apakah ia punya isteri, tetapi mereka pernah melihat wanita-
wanita keluar masuk di sana. Mereka sama sekali tidak mengetahui
tentang phyton besar piaraan Datu Palingkar. Setahu mereka orang
asai Kalimantan itu seorang pedagang. Ada yang mengatakan di
bidang bahan-bahan bangunan. Ada pula yang menceritakan bahwa
orang itu saudagar berlian. Dia tidak bergaul dengan para tetangga,
tetapi mereka pernah melihat mobil-mobil mewah masuk
pekarangan gedung Datu Palingkar. Tidak ada yang mengaku tahu,
bahwa orang itu pandai sihir.
Kapten Siregar hanya mengatakan, bahwa ia mengetahui adanya
mayat di gedung itu dari seseorang yang tidak mau menyebutkan


Petualangan Manusia Harimau Seri Manusia Harimau Karya S B Chandra di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

identitasnya melalui telpon. Orang itu hanya mengatakan ingin
memberi info kepada polisi supaya mayat bekas pejabat yang kaya
itu jangan sampai membusuk.
Beberapa orang di antara polisi dan para tetangga
mengenal Subrata. Tetapi tidak ada yang tahu, mengapa ia
sampai ke gedung ini dan lebih tidak ngerti lagi, bagaimana
dia sampai berada di dalam kerangkeng ular lalu dibikin remuk
oleh binatang raksasa itu. Hilangnya pemilik rumah membuat misteri
itu kian pelik dipecahkan. Ke mana dia" Diakah yang punya kerja
sehingga terjadi bencana ini lalu melarikan diri" Dia harus dicari dan ditangkap
untuk menerima ganjarannya yang setimpal manakala
dihadapkan pada hakim yang tidak mau jual diri. Tenaga intel dan
detektif harus dikerahkan. Dan Kapten Siregar terpaksa membiarkan
usaha pihak atasannya. Dia' tidak sanggup menceritakan apa yang
dikatakan Erwin kepadanya, bahwa Datu Palingkar yang semula
sudah mati ternyata tidak ada lagi di sana ketika Erwin kembali ke
rumah itu. Yang pasti Erwin banyak mengetahui duduk kejadian.
Perwira Polisi itu percaya, bahwa Erwin banyak tahu, tetapi
bukan dia penyebab kematian Subrata dan phyton. Setelah
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
dokter polisi datang dan memeriksa sesuai dengan bidangnya, ia
memastikan bahwa pada bagian kepala dan badan ular itu ada
bekas kuku-kuku yang sangat tajam dan kuat. Pasti bukan kuku
manusia, la mengatakan, bahwa menurut keyakinannya yang
melukai dan mengoyak mulut phyton itu seekor harimau atau
beruang besar. Tetapi harimau dari mana pula yang sampai ke
dalam gedung. Kalau macan piaraan pemilik gedung tentu masih
ada. Ataukah dapat lari dari sana tanpa dilihat orang" Mustahil.
Binatang buas dan sebesar itu pasti akan menimbulkan panik
kalau sampai kelihatan di jalan-jalan raya! Mendengar keterangan
dokter ini Kapten Polisi Siregar merasa sangat tidak enak. Seolah-
olah rekan-rekannya mengetahui bahwa ia menyembunyikan
sesuatu. Hatinya berperang, mengatakan semua atau tidak" Lebih
baik jangan. Kalau Erwin sampai ditangkap pula lagi karena banyak
tahu dan mungkin dituduh terlibat, bisa terjadi lagi bencana atas beberapa orang
polisi, kalau dirinya sampai disiksa seperti beberapa
waktu yang lalu. Kolonel Polisi Margono yang juga teringat Erwin
ketika mendengar luka-luka kena kuku binatang buas pada badan
dan kepala ular besar itu, juga tidak mau menyebut dugaannya, la
masih belum lupa bagaimana mahluk yang tak mau memperlihatkan
diri mempermainkan dia dan keluarganya ketika sedang makan
malam. Dia tidak bisa melupakan kuburan anak buahnya digali
kembali oleh mahluk yang diperkirakan harimau karena dendam'
yang tak mudah padam. SEMI -JTARA polisi sibuk disertai sedikit rasa gugup menghadapi
peristiwa mengerikan tetapi juga amat aneh menakutkan ini, Erwin
berusaha semampunya menyembuhkan Hasanah dan Winarni.
Usaha baiknya berhasil, sehingga dua pasang orang tua yang
kehilangan anak perawan mereka bisa tertawa dan merasa bahagia
dengan kembalinya gadis-gadis itu. Mereka merasa takjub dan
kagum mendengar kisah tentang Erwin yang tidak turut mengantar
dan oleh karenanya tidak bertemu dengan kedua ibu dan ayah itu.
Bagi manusia harimau itu yang penting hanya keselamatan gadis-
gadis yang jadi korban seorang pesihir yang diperintah oleh uang
seorang Subrata. http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Selesai semuanya, Erwin kembali ke gubugnya. Bukan untuk
langsung dapat istirahat, melainkan untuk beberapa menit kemudian
telah didatangi pula oleh Kapten Polisi Siregar. la yang perwira
meminta nasihat kepada Erwin, bagaimana sebaiknya
menyelesaikan peristiwa amat mengerikan di gedung Datu Palingkar
itu. Polisi jadi terjepit oleh kewajiban menyelesaikan atau
sedikitnya memberi lebih banyak penjelasan, karena beberapa
wartawan cekatan telah berhasil menceritakan secara mendetail
tentang Datu Palingkar yang akhirnya mereka ketahui berprofesi
pesihir. Mereka juga dapat menceritakan, bahwa Subrata
bekas pejabat yang di masa berkuasanya sempat menumpuk harta
tanpa dapat dijamah oleh hukum karena tidak ada bukti-bukti
bahwa ia mencuri. Yang kelihatan hanya dia yang dulunya bukan
apa-apa, jadi kaya raya setelah memegang jabatan yang menurut
istilah sekarang kedudukan basah yang selalu dibanjiri duit. Bukti,
itu yang diminta dari orang awam yang mencurigai dirinya. Dan
orang awam biasanya tidak mampu memberi bukti. Tetapi
kematiannya yang amat aneh dan tetap misterius itu dianggap
masyarakat sebagai suatu tebusan atas dosa-dosa yang sudah
terlalu banyak ditumpuknya. Karena sifat manusia memang aneka
ragam, maka setelah terdengar ia mati diremukkan ular raksasa,
ada beberapa orang berkata, "Wajar. Di zaman jayanya ia juga meremukkan rakyat."
Sadis memang, tetapi siapakah yang heran
pada aneka kesadisan yang terjadi di zaman ini, periode delapan
puluhan" Sekiranya peristiwa-peristiwa yang menelanjangi
kebuasan melebihi binatang rimba terbuas dalam diri sejumlah
mahluk yang masih dinamakan manusia pada waktu ini, terjadi
di tahun tiga puluhan, yakni lima puluh tahun yang lalu, tatkala kita masih
dijajah oleh Belanda, maka kita akan dengar banyak orang
tua berkata: "Pertanda bahwa dunia akan kiamat." Kini tidak ada lagi istilah
"tanda akan kiamat". Keanehan bencana yang timpa menimpa, kemiskinan yang
membawa kematian, kekejaman yang
tidak dikenal orang lima puluh tahun yang lalu oleh manusia atas
manusia lain, terjadi sekarang. Bagaikan sedang berlangsung
kontes keganasan. Orang di Iran, manusia di Kampuchea, mahluk-
mahluk di Afrika Selatan dan sejumlah hamba Allah di Indonesia
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
bagaikan ingin keluar sebagai juara sadisme.
BERKATA Kapten Siregar: "Maukah kau membantu kami Erwin?"
Manusia harimau itu, tanpa mengangkat muka, bertanya bantuan
apa yang diharapkan polisi dari dirinya.
"Menjernihkan ksjadian ini, Erwin. Bekas pejabat mati di kandang ular, sementara
ular besar itu pun mati pula oleh amukan harimau
atau beruang. Yang punya rumah, menurut berita dan penyelidikan,
seorang pesihir yang amat handal, lenyap entah ke mana. Yang kau
katakan mati, Datu Palingkar, bukan" Tetapi ketika kau kembali, dia
sudah tidak ada! Boleh kuketahui, apa sebab kau ada di sana dan
apa sebab setelah pergi, kau kembali lagi ke sana?"
"Aku ke sana untuk menyelamatkan seorang gadis dari Tapanuli.
Setelah di sana kuketahui, bahwa aku juga harus menyelamatkan
dua gadis lain!" kata Erwin.
"Boleh kuketahui apa kesulitan mereka dan siapa-siapakah
mereka itu?" tanya Kapten Siregar. la tidak ragu-ragu akan
keterangan Erwin, tetapi sudah tentu dia ingin tahu, bahaya apa
yang menimpa sehingga Erwin merasa berkewajiban
menyelamatkan mereka. "Menyesal sekali Bang Kapten," kata Erwin kini menyebut
"abang" (kakak) pada perwira yang sedaerah asal dengannya itu.
"Aku tidak dapat menceritakannya karena akan menyangkut nama
beberapa orang lain, yang sama sekali tak berdosa, bahkan
semuanya hanya korban dari keganasan seorang yang banyak uang.
Seorang amat rakus dan ganas. Abang mau tahu ataukah sudah
tahu, penjahat yang menjadi dalang semua bencana ini tak lain
daripada Subrata?" "Bagaimana kau mengetahuinya?"
"la sendiri mengaku. Datu Palingkar juga mengatakan begitu,"
kata Erwin menghela napas. "Tapi dia telah membayar dengan
nyawa," kata manusia harimau itu lagi.
Kapten Siregar jadi sangat terkejut, karena mendadak masuk
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
seekor babi hutan. Besar dan Kekar. Tapi itu saja masih belum
seberapa. Babi bertaring panjang itu tertawa.
MENGETAHUI bahwa Erwin bukan manusia biasa, maka Kapten
Siregar memandang tanpa tanya, tetapi cukup jelas bagi si manusia
harimau bahwa perwira polisi yang kebingungan itu mengharapkan
jawaban. "Sahabatku," kata Erwin. "Namanya Ki Ampuh."
Siregar memandang kepada babi yang tertawa-tawa bagaikan
manusia itu.- la jadi sangat terkejut karena kini binatang itu bicara,
"Benar Kapten, namaku Ki Ampuh. Karena dikutuk sumpah jadi
babi. Aku banyak dosa pada Tuan Erwin ini, juga pada ayah dan
kakeknya. Aku sedang menebus dosa-dosaku itu. Jangan Kapten
libatkan dia dalam kasus pesihir dan ular pemakan manusia itu. Apa
yang telah dilakukan Erwin semua untuk kebajikan dan demi
tegaknya kemanusiaan serta hukum. Walaupun caranya tidak
menurut hukum yang berlaku." Kapten Sah ta Siregar memandang
Erwin. Sejenak kemudian baru bertanya apakah dia memang tak
dapat mengharapkan bantuan.
"Apa yang dikatakan Ki Ampuh benar, Bang Kapten. Ular itu
dipelihara Datu Palingkar untuk keperluan ilmu sihirnya. Mungkin
sudah menelan beberapa manusia. Yang kuketahui ada dua laki-laki,
tetapi hanya dibunuhnya, la tidak mau memakannya, yaitu seorang
penculik gadis yang mayatnya sudah dikuburkan. Entah di mana,
aku tak tahu. Yang kedua adalah Subrata yang bekas pejabat itu,"
ujar Erwin. "Erwin, kalau boleh aku ingin tahu, apa hubungan Subrata
dengan pesihir itu. Mengapa dia ada di dalam kandang ular
pemakan manusia itu?" tanya Kapten Siregar. la tidak menaruh
banyak harapan untuk mendapat jawaban.
Erwin memandang Ki Ampuh seakan-akan minta nasihat. Dan Ki
Ampuh senang dengan sikap manusia harimau itu. Suatu pertanda
dari pendekatan dan kepercayaan. Dan itu merupakan pembersihan
jalan ke% arah persahabatan kembali. Seperti dulu, ketika Ki Ampuh
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
ikut ke Sumatera mencari dan mendapat berbagai macam
kepandaian. "Kurasa sekedar keterangan untuk Kapten kita, tidak apa-apa
Erwin," kata Ki Ampuh. Dan Erwin menjawab spontan, "Kurasa juga begitu." Lalu ia
menerangkan bahwa dialah yang mengajak Subrata
ke rumah Datu Palingkar. Dan pejabat yang sudah kaya raya itu
yang menunjukkan jalan. "Apakah dia dapat masuk begitu saja ke pekarangan Datu
Palingkar yang kau katakan dipagar oleh kekuatan yang tidak
tampak oleh mata?" tanya kapten polisi itu.
"Itu sudah tidak penting. Bang Kapten. Pokoknya kami sampai di
dalam lalu terjadilah semua yang sama sekali di luar dugaanku itu.
Aku sama sekali tidak tahu tentang adanya ular raksasa di situ.
Apalagi tentang dua wanita yang diserahkan kepadanya untuk
dimakan," sahut Erwin.
"Dan bagaimana tentang dua pengawal atau penjaga rumah
Subrata yang mati itu?" Kapten Siregar menjadi agak lega, karena ternyata Erwin
mau menjawab beberapa pertanyaannya.
Ki Ampuh menyela, "Kapten, kematian kedua orang itu bukan
urusan Tuan Erwin. Saya yang membunuh mereka. Sayalah yang
bertanggung jawab! Kapten mau membawa saya ke kantor polisi?"
Perwira yang tadinya sudah agak gembira itu jadi kehilangan akal.
Ada babi pandai bicara mengaku membunuh. Bagaimana
menghadapkan ke pengadilan, walaupun dia bersedia ditangkap"
"Mengapa mereka harus dibunuh?" tanya Siregar.
"Dia merintangi Tuan Erwin masuk. Diajak berunding tidak mau.
Karenanya tiada jalan lain daripada membunuh mereka," kata Ki
Ampuh seolah-olah alasan itu sudah cukup untuk melegalisasi
tindakannya. Walaupun Kapten Siregar yakin bahwa apa yang diceritakan
Erwin dan Ki Ampuh semuanya benar, namun ia semakin bingung,
bagaimana menyelesaikan perkara besar ini. Yang bisa jadi tertuduh
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
sedikitnya tiga orang. Yaitu Erwin yang manusia harimau, Ki Ampuh
yang mengaku membunuh tetapi ia hanya seekor babi dan Datu
Palingkar yang sudah tidak diketahui di mana adanya. Masih hidup
atau sudah mati pun tidak jelas. Mereka masih terus berbincang-
bincang. Seorang perwira polisi, mahluk yang manusia harimau dan
seorang manusia yang sudah berubah wujud menjadi babi. Sukar
dibayangkan, tetapi inilah suatu kenyataan yang dialami sendiri oleh
Kapten Siregar. Bukan di desa-desa terpencil di kaki gunung atau di
pinggir hutan yang menyimpan banyak keramat, melainkan di
ibukota Indonesia, Jakarta. Orang yang punya hobi menyelidiki dunia mahluk aneh
atau orang halus akan mengetahui, bahwa di bandar dengan
penduduk lebih enam juta manusia ini masih ada hantu dan jin.
Masih ada manusia yang kadangkala menjadi harimau atau babi,
bahkan menjadi tikus atau kecoa (keker-lak). Ada pula kucing yang
dihuni roh manusia seperti anjing yang gentayangan dengan setan
mengarahkan langkah dan perbuatannya. Di Jakarta ini ada gedung
yang selain ditempati manusia biasa juga merupakan tempat tinggal
jin dan hantu. Yang suka mengganggu penghuni atau yang justru
melindungi manusia yang tinggal di sana.
"Kalian sudah membantu sejauh mungkin. Terima kasih," kata
Kapten Siregar. Erwin dan Ki Ampuh menyatakan penyesalan
mereka tidak dapat memberikan bantuan lebih daripada itu.
"Ada anjuranku untuk Bang Kapten," kata Erwin tatkala orang resmi itu heidak
pergi. "Mungkin masih ada pesihir-pesihir lai ,.
Barangkali dengan praktek yang lebih ganas. Coba Kapten selidiki.
Siapa tahu bisa mencegah jatuhnya korban-korban yang tidak
berdosa. Sungguh mati, aku akan membantu kalau bisa. Dan aku
tidak akan menyakiti siapapun, kalau tidak terpaksa. Kalau tidak ada
pilihan lain!" Sahata Siregar percaya, bahwa Erwin berkata benar. Yang berat
baginya, bagaimana menyampaikan hal ini kepada atasannya. Dan
bagaimana pula memberi penjelasan kepada masyarakat yang
sudah mengetahui seluruh kejadian melalui surat-surat kabar.
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Kepada atasannya, termasuk Kolonel Margono, Kapten Siregar
menceritakan apa adanya. Pada saat laporannya akan selesai baru
dia berkata, "Yang membunuh kedua penjaga gedung Subrata
bernama Ki Ampuh. Tadinya manusia kini telah berubah menjadi
babi. Saya tidak minta Bapak-bapak percaya," kata Kapten Siregar melindungi
kisahnya. "Bagi Bapak-bapak dan juga bagi saya
sebenarnya musykil pada akal ada babi hutan di ibukota ini.
Perbedaan di antara kita hanya sedikit, saya telah bicara dengan Ki
Ampuh." Siregar berhenti sejenak.
"Kapten bicara dengan babi hutan itu?" tanya Kolonel Margono Azwir seolah-olah
ia salah dengar. "Benar Kolonel, saya bicara dengannya. Malah dia bertanya
apakah saya mau menangkapnya!" sambung Kapten Siregar.
"Mengapa tidak Kapten tangkap?"tanya Kolonel Azwir. la tidak percaya, tetapi
cukup bijaksana untuk tidak mengatakannya.


Petualangan Manusia Harimau Seri Manusia Harimau Karya S B Chandra di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Menangkap babi?" tanya Siregar.
"Ya, menangkap babi," kata Kolonel Azwir. "Apa salahnya. Dia mengaku telah
membunuh dua manusia. Cukup alasan. Dengan
membiarkannya berkeliaran, mungkin dia akan membunuh lagi."
"Benar juga. Kalau begitu, salahlah tindakan saya tadi. Kalau
saya harus dihukum karena itu, saya terima. Dan saya harap pada
suatu kali terbuka kesempatan bagi Bapak untuk menangkapnya,"
kata Siregar kepada Kolonel Azwir.
"Terima kasih, Kapten. Mudah-mudahan kesempatan itu akan
terbuka," jawab Kolonel
Azwir. Dia memang seorang perwira yang benar-benar berani.
Sudah banyak sekali dibuktikannya dalam menghadapi penjahat-
penjahat kawakan bersenjata. Dalam perburuan tidak sedikit babi
hutan, di antaranya yang besar kekar bertaring panjang. Tentang
phyton raksasa yang mati itu Siregar mengatakan dibunuh oleh
harimau dalam suatu pertarungan berebut nyawa. Sekali ini
Kolonel Polisi Azwir tidak dapat menahan diri mengajukan
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
pertanyaan, bagaimana harimau sampai bisa masuk ke dalam
kandang phyton. Siregar dengan berat hati menjawab, bahwa
harimau itu bukan raja hutan biasa, melainkan harimau berkepala
manusia. Dugaannya bahwa Azwir akan tertawa untuk
mengatakan bahwa ia sama sekali tidak percaya, tidak meleset.
Atasannya itu memang tidak dapat menahan tawa. Dua orang
perwira lain tidak tertawa. "Tidak tahu mau percaya atau tidak.
Cerita itu begitu fantastis. Tetapi Kolonel Margono berpeluh.
Dia percaya. Karena telah mengalami sendiri, yang tak masuk akal
rupanya bisa jadi kenyataan. Kemudian mereka membicarakan
bagaimana keterangan yang akan diberikan kepada para wartawan
untuk diteruskan melalui media massa masing-masing kepada
masyarakat. Pada malamnya Ki Ampuh minta tolong kepada Erwin untuk
menghubungi Kolonel Polisi Azwir. Mengatakan kepadanya bahwa ia
akan menyampaikan banyak keterangan yang akan menyingkap
rahasia mayat dan phyton di rumah Datu Palingkar.
"Tak jelas bagiku apa maksudmu, Ki Ampuh!" kata Erwin.
"Untuk kebaikan dan untuk membuktikan kebenaran Kapten
Siregar. Tolong katakan kepada Kolonel itu bahwa orang itu -
katakan saja bernama Ismed - hendak menyampaikannya kepada
Kolonel sendiri. Tidak mau kepada bawahannya," pinta Ki Ampuh.
Erwin percaya akan maksud baik manusia bertubuh babi itu.
Hendak mengembalikan wibawa Kapten Siregar. la menghubungi
Kolonel Azwir sebagaimana ia telah biasa menghubungi polisi kalau
ada kecelakaan atau pembunuhan yang perlu dilaporkan.
Ketika anak Azwir yang menerima telpon mengatakan,
bahwa ada orang bernama Ismed hendak menyampaikan laporan
amat penting mengenai kematian Subrata, ia bergegas. Merasa
terpanggil oleh kewajiban. Walaupun ia telah banyak menangani
pembunuhan besar, namun kasus yang satu ini sungguh lain. Bekas
pejabat yang kaya, mati di dalam kandang seekor ular raksasa.
Kalau dia dapat memecahkan misteri yang tersembunyi, pastilah dia
akan segera naik pangkat menjadi brigadir jenderal polisi. Sebutan
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
jenderal itu, walaupun baru pakai embel-embel brigadir, betapa
yahuud! Sudah agak lama jadi idamannya. Kali ini akan terkabul.
Untunglah ada Subrata mati r/ dalam kerangkeng ular. Pada waktu
itu dia merasa bekas pejabat ini membuat jasa baik bagi
kepentingannya. Thank you Mr. Subrata, katanya di dalam hati!
"Terima kasih Pak Ismed," kata Azwir. Calon pelapor itu
menyebut dirinya dengan Pak Kolonel.
Sesuai dengan peraturan tak tertulis di masa kini. Tapi dia juga
menyebut orang yang akan memberi laporan itu dengan "bapak"
walaupun belum tahu usia dan jabatan atau pekerjaannya. Orang
itu akan memberi jasa baik. Siapapun dia, boleh dong dipanggil
bapak. Ismed berjanji akan tiba sekitar dua puluh menit kemudian. Pak
Kolonel menanti dengan rasa kurang sabar. Dua puluh menit yang
pasti terasa terlalu singkat bagi dua orang yang sedang bermesraan,
bagaikan dua jam bagi perwira yang sudah meyakini kenaikan
pangkat itu. Tetapi betapapun lamanya, dua puluh menit kemudian
terdengar pintu diketuk agak keras. Rupanya pendatang itu tidak
tahu, bahwa di pintu ada bel untuk dengan mudah
memberitahukan kedatangan seseorang. Sebagaimana ' ia tadi
bergegas ke telpon, maka kini pun Azwir cepat-cepat ke pintu
depan lalu membukanya. Tiada kecurigaan. Siapa sih yang cukup
bodoh untuk berani mempermainkan seorang kolonel.
"Silakan masuk," kata Azwir setelah pintu dibuka,walaupun ia belum melihat
tamunya. Matanya mencari-cari. Mana dia si tamu
yang akan melapor itu" Mendadak bersuaralah pendatang itu, "Ini
aku, Kolonel Azwir," dan ia hadir di hadapan perwira polisi itu. Babi hutan
besar dan kekar. Bicara dengan bahasa yang jelas. "Ini aku yang kehadiranku di
dunia tidak Kolonel percayai. Aku ini benar-benar ada. Pandanglah sepuas hati.
Kolonel pemberani dan suka
mengejek, bukan!" Apa boleh buat, karena yang di hadapannya ini
bukan bandit besar pembunuh berdarah dingin, bukan pula babi
buruan di hutan belukar, maka Azwir terkesima. Ini babi hutan.
Benar-benar babi hutan. Dan ia benar-benar bicara. Inikah yang
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
diceritakan Kapten Siregar" la ingat kini. la tadi siang
menertawakan bawahannya itu. Perwira yang biasanya sangat
pemberani itu terdiam, tidak mampu bicara. "Kolonel
mengharapkan Ismed memberi laporan. Kolonel ingin naik jadi
brigadir jenderal, ya. Keinginan yang baik. Mudah-mudahan nanti
tercapai," kata Ki Ampuh yang oleh Erwin dikatakan bernama
Ismed. Mendengar kata-kata babi yang penuh persahabatan dan
tidak mengandung ancaman ini, rasa takut Azwir jadi agak
berkurang. Rupanya babi aneh ini punya niat baik, pikirnya. Bisa
dibikin kawan. "Yang membunuh kedua orang pengawal gedung Subrata itu,
benar aku. Seperti yang dilaporkan Kapten Siregar," kata Ki Ampuh, la teramat
heran bagaimana seekor babi, walaupun pandai bicara
bisa mengetahui pembicaraan di antara empat orang perwira polisi.
Dia tidak hadir di sana. Eh, apakah Kapten Siregar mengadu" Dia
jadi curiga pada bawahannya itu.
"Kolonel tidak ajak aku masuk?" tanya Ki Ampuh. Kini perwira itu kaget lagi. Dia
tidak menya .out tamu itu dengan cara yang layak.
Sebetulnya ketika membuka pintu tadi ia telah mempersilakan
tamunya masuk, tetapi waktu itu si tamu belum kelihatan.
"Maafkan, saya jadi bingung," kata Azwir mengaku. "Silakan masuk Pak Ismed." Nah
lu, keadaan bisa bikin yang aneh-aneh.
Babi yang satu ini dipanggil "bapak". Dan kali ini babi yang tertawa geli di
dalam hati. Rupanya ada manusia yang cuma begini. Mari ini
gagah dan lantang selangit, besok takut gemetaran setengah
modar. Tuan rumah mempersilakan tamunya duduk. Sambil menunjuk
sebuah kursi empuk. Ahaa, kursi empuk untuk seekor babi. Bisa
bikin insan yang selalu berjuang keras dan mau mengorbankan harta bendanya untuk
mendapat kursi empuk, jadi sangat cemburu. "Terima kasih," kata Ki Ampuh. "Kolonel baik sekali. Apa semua anggota
kepolisian sebaik dan seramah Kolonel?"
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Kolonel Azwir tersenyum-senyum salah tingkah mengingat masih
banyak bawahannya yang sadis tak kepalang tanggung. Kalau ada
kontes kesadisan, bukan tidak mungkin bisa keluar sebagai juara
pertama, setidak-tidaknya termasuk lima besar didunia. Siapa tahu!
"Apa yang hendak Bapak laporkan?" tanya Azwir. Mengapa dunia ini jadi begini
aneh" Kalau dia tidak mencemoohkan laporan Kapten
Siregar tadi, segalanya tidak akan terjadi. Tetapi sebaliknya, kalau ia percaya
saja, maka ia tidak akan melihat sendiri dalam kenyataan.
"Segala keterangan Pak Siregar itu benar. Kolonel tahu, dia itu
seorang perwira yang mematuhi perintah Kapolri! Saya tidak punya
laporan tambahan, hanya ingin memperlihatkan sesuatu kepada
Kolonel!" KI AMPUH dengan mata kecilnya memandang Kolonel Polisi
Azwir. Laki-laki itu menundukkan mata supaya jangan bersipandang
dengan mahluk yang kehadirannya di dunia pernah
dicemoohkannya. "Aku mau meninggalkan sedikit kenang-kenangan untuk Tuan,"
kata Ki Ampuh. "Bila aku dituntut bisa dijadikan barang bukti."
Begitu ucapannya berakhir ia menyeruduk lemari buku yang terbuat
dari kaca, sehingga hancur dan menimbulkan kehingaran. Azwir
menjadi pucat pasi. Kakinya gemetaran. Mahluk ini marah dan
memperlihatkan keberanian serta kebolehannya. Sama juga dengan
menantang agar ia dilawan. ^Tetapi yang dapat dilakukan oleh
Azwir hanya berteriak. Keluarga dan pembantu-pembantunya yang
ada di belakang terkejut. Apa yang terjadi" Mengapa Pak Kolonel
menjerit" Ada perampok bersenjatakah" Berani betul, kurang ajar!
Dua anjing besar milik Azwir, yang seekor jenis herder, yang lainnya
bulldog menyalak lalu menghambur ke luar. Ada bahaya. Instink
mengatakan mereka harus menghadapi dan membunuh siapapun
yang berani mengganggu keselamatan keluarga da.. ketenangan
rumah itu. Setiba di ruang tamu, kedua binatang piaraan yang amat setia itu
menggeram, langsung hendak menerkam mangsanya. Tetapi
mendadak langkah mereka tertahan, berhenti menggeram dan
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
memandangi Ki Ampuh. Tidak menerkam. Nyali mereka bagaikan
lenyap. Ketika isteri Azwir, dua anaknya yang hampir remaja serta
tiga pembantu tiba di ruangan itu, maka yang mula-mula melanda
mereka adalah perasaan takut yang amat sangat. Babi hutan,
musuh segala jenis anjing, apalagi anjing terlatih seperti Bruno dan
Leo hanya dipandangi saja. Tidak berbuat apa pun selain menanti.
Nyonya Azwir menyebut-nyebut nama kedua anjingnya. Tidak ada
response. "Leo, Bruno, bunuh!" bentak Nyonya Azwir memerintah. Kedua
anjingnya kini duduk santai, perut dan kepala rata dengan lantai.
Kini rasa takut ditambah dengan perasaan heran. Mengapa kedua
anjing galaknya mendadak berubah perangai.
"Serang aku Bruno! Kau juga Leo," kata Ki Ampuh menantang.
Sekarang takut seluruh keluarga dan pembantu Azwir kian menjadi.
Babi apa ini" Apakah yang dinamakan babi jadi-jadian" Yang konon
orang mati keluar lagi dari kuburan karena sumpahnya dan karena
banyak urusannya yang belum selesai di dunia"
Kemudian suasana jadi sepi, tetapi penuh ketegangan. Masing-
masing dengan pikiran, dugaan, dan khayalan. Apakah babi siluman
ini nanti menyerang semua yang bernama manusia di sana" Apakah
ia mendadak sontak akan jadi manusia dan membawa pergi Nyonya
Azwir atau anaknya" Tiba-tiba keheningan itu dipecah oleh suara Ki Ampuh, "Kini
Kolonel telah bertemu sendiri dengan aku. Begitu juga keluarga dan
pelayan-pelayan Kolonel. Sesungguhnya aku bukan mau apa-apa.
Tidak punya niat menyakiti apalagi membunuh kalian. Tetapi aku
merasa terpaksa datang, menunjukkan bahwa aku ada. Seperti yang
dikatakan perwira bawahan Kolonel itu. Tadi aku agak emosi, maka
kuhancurkan kaca lemari buku Kolonel.
Kalau aku punya uang sebenarnya aku mau ganti kerugian
Kolonel. Tetapi di mana pulalah babi semacam aku ini punya uang."
"Tak mengapa tak mengapa!" kata Kolonel yang merasa mulai
hidup kembali setelah mendengar bahwa mahluk yang ternyata
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
amat dahsyat itu tidak akan menimbulkan bencana lebih besar.
Ketika Ki Ampuh bergerak pergi, Bruno dan Leo berdiri seakan-akan
pemilik rumah, yang dengan hormat melepas tamunya.
Masih lama setelah Ki Ampuh menghilang, semua manusia di
rumah itu tidak mengeluarkan kata sepatah pun. Masing-masing
merasa sangat tercekam dan bagaikan tidak percaya akan apa yang
telah terjadi. Mengapa bisa ada yang demikian di dunia ini"
Mengapa tidak hanya di dalam buku-buku misteri dan horor yang
bisa mengasyikkan. Sampai-sampai kedua anjing yang biasanya
amat galak itu pun kelihatan tidak punya semangat. Sejak melihat
babi hutan itu tadi mereka dilanda rasa takut
Kolonel Polisi Azwir juga yang kemudian memecah keheningan
dengan mengatakan, bahwa ia mau menelpon Kapten Siregar. Dari
sikapnya terlihat bahwa Azwir tergolong atasan yang fair.
Dikatakannya terus terang, bahwa ia kini percaya akan semua cerita
atau laporan kapten itu. Dia pun menceritakan, bahwa ia telah
didatangi babi yang tadinya manusia, memperkenalkan diri dengan
nama Ki Ampuh. Kapten Siregar pula kini yang seperti tidak percaya
bahwa atasannya yang menertawakan dia benar-benar telah
didalangi mahluk yang tidak dipercayai ada di permukaan bumi.
Sedang dia menelpon itulah pula bahunya dipegang orang.
Disangkanya isterinya, tetapi betapa kaget ketika ia menoleh,
mahluk aneh mengerikan lain berdiri di belakangnya. Kali ini perwira
yang juga manusia biasa itu menjadi lemas dan setengah pingsan.
Mahluk yang tak lain dari Raja Tigor berkata, "Aku datang hanya
untuk memberitahukan kepada Tuan, bahwa akulah yang
membunuh ular Datu Palingkar dan apa yang diceritakan Kapten
Siregar semuanya benar." Setelah itu Raja Tigor raib, seperti jin hilang dalam
gumpalan asap. Kapten Siregar yang pada malam hari ditelpon atasannya, hanya
untuk mengatakan bahwa ia percaya pada semua laporannya, tentu
saja menjadi sangat heran. Belum sampai 20 jam yang lalu Kolonel
Azwir juga mencemoohkan ceritanya tentang babi hutan dan apa
yang diketahuinya mengenai peristiwa di gedung Datu Palingkar.
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Disertai permohonan maaf lagi atas sikapnya pada siang itu. Belum
lagi kapten polisi itu berkata apa-apa, ia mendengar telpon
mendadak terhenti, tetapi bukan diletakkan di atas tempatnya.
Tentu ada sesuatu yang terjadi. Dan ia bergegas dengan kendaraan
dinasnya ke rumah Kolonel Azwir. Ketika ia tiba, tampak olehnya
sedikit kesibukan. Ada sebuah sedan dengan merek dan nomor yang
diketahuinya milik Dokter Senja Wiradisastra. Ada kecelakaan apa"
Siapa yang sakit keras sampai perlu memanggil dokter" Setelah tiba
di dalam, Kapten Siregar segera tahu bahwa Kolonel Azwir pingsan.
Kata isterinya dia mendadak jatuh ketika sedang menelpon.
Menurut dugaannya dan kedua anaknya mungkin disebabkan
serangan jantung mendadak. Tidak ada cerita tentang Raja Tigor,
karena tak seorang pun di antara mereka melihat mahluk penghuni
kuburan merangkap pengelana di atas bumi itu. Tetapi setelah dr.
Senja melakukan pemeriksaan, diperoleh kepastian bahwa perwira
itu bukan kena serangan jantung. Lalu apa yang membuat dia
sampai lemas dan jatuh" Walaupun berat hati, terutama kalau


Petualangan Manusia Harimau Seri Manusia Harimau Karya S B Chandra di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dokter tidak percaya. Nyonya Azwir merasa puas menceritakan apa
yang diketahuinya telah terjadi. Dan apa yang dikhawatirkan
nyonya itu memang tepat. Dokter Senja memandanginya dengan wajah keheranan,
seakan-akan bertanya apakah nyonya
terpelajar itu tahu apa yang dikatakannya. Babi masuk ruang tamu,
bicara, merusak lemari buku, dua anjing galak yang bagaikan
terpukau. Lalu sampai suaminya mengata kan hendak menelpon
Kapten Siregar. Bagaimana asal mula sehingga suaminya lemas dan
terjatuh, tidak dapat diceritakannya karena ia tidak menyaksikan.
Tetapi Nyonya Azwir berkata dengan nada sedikit putus asa, kalau
kalau babi yang pandai berkata-kata dan mengaku bernama Ki
Ampuh itu datang lagi, menyebabkan suaminya jadi sangat
ketakutan dan pingsan. Kapten Siregar yang mendengarkan cerita dengan penuh
perhatian tidak menanggapi, sehingga Dokter bertanya, "Bagaimana Pak Kapten?"
"Bagaimana apanya Dok?" tanya Siregar kembali. Pikirannya tadi sedang menerawang
ke Erwin dan ke Tapanuli, tempat terjadinya
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
aneka kisah mengenai harimau dan hubungannya dengan manusia.
"Yang diceritakan oleh Ibu Azwir tadi. Bagaimana pendapat
Kapten mengenai itu," kata dokter itu mengelakkan pertanyaan
apakah ia percaya atau tidak akan kisah yang amat aneh itu.
"Segala-galanya bisa terjadi di dunia. Sampai-sampai hal yang
tak masuk akal. Terserah kepada masing-masing orang mau
mempercayai, tidak percaya sama sekali atau bahkan
menertawakan!" kata Siregar.
"Ya, betul, tetapi pendapat Pak Kapten sendiri bagaimana?"
"Saya percaya!" jawab Siregar tegas. Membuat Nyonya Azwir
sedikit lega. Tidak ditertawakan saja pun sudah bagus. Baginya
sendiri tidak masuk akal kalau bukan dirinya sendiri yang
mengalami. Dokter Senja melakukan segala yang mungkin menurut ilmu
kedokteran yang dipelajari bertahun-tahun. Bukan serangan
jantung, itu dia tahu dengan pasti.
"Apakah kita larikan ke rumah sakit saja Dok?" tanya Nyonya Azwir.
Dokter memandang Siregar seakan-akan minta advis.
"Kalau bukan serangan jantung, lebih baik jangan," kata Siregar.
"Lalu?" tanya dr. Senja dan Nyonya Azwir hampir serentak.
Kini Kapten Siregar memandang kedua orang yang bertanya itu.
ia punya usul, tetapi tidak segera mengatakannya, khawatir
ditertawakan oleh ahli pengobatan keluaran universitas itu. la tahu,
bahwa nyonya atasannya itu akan setuju karena ia baru saja
mengalami kenyataan yang tadinya musykil menurut hukum akal.
"Saya kenal seorang dukun. Ibu setuju kalau saya minta
pertolongannya?" "Apa pun saya setuju asalkan suami saya pulih kembali!" jawab Nyonya Azwir.
Kapten Siregar mengatakan, bahwa yang dapat
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
menentukan dan memastikan hanya Tuhan. Manusia, apa dan siapa
pun dia, hanya berusaha sekuat tenaga. Dokter Senja merasa,
bahwa di dalam kata-kata "apa dan siapapun" itu termasuk dirinya.
Sebenarnya dia yang tergolong peka itu agak tersinggung, tetapi ia
pun menyadari bahwa Kapten Siregar benar.
Sekali lagi Erwin terganggu oleh kedatangan tamu tak diundang
pada malam hari. Apalagi dia sedang berbincang-bincang santai
dengan Ki Ampuh yang sedang menceritakan apa saja yang telah
dilakukannya, la tertawa santai. Tamu yang membawa misi itu
terkejut. Erwin yang sedang manusia biasa dengan babi hutan yang
bercerita dan tertawa. Tetapi kedua mahluk yang bukan khayalan
itu sedikit pun tidak kaget. Ki Ampuh sudah mengatakan bahwa
akan datang tamu yang dikenal Erwin. Secara singkat Siregar
menyatakan maksudnya. Sebelum Erwin memberi jawaban, Ki
Ampuh menganjurkan agar Erwin pergi ke rumah Kolonel Azwir. "Di
dunia ini kita wajib tolong menolong," kata Ki Ampuh. Entah
sungguh-sungguh entah ironis.
"Aku yang memecahkan lemari buku tadi!" kata Ki Ampuh tanpa ditanya.
"Apakah Bapak kembali lagi ke sana ketika Pak Azwir sedang
menelpon?" tanya Siregar.
"Tidak," sahut Erwin menjawab pertanyaan orang sedaerahnya
itu. "Ompungku ke sana setelah Ki Ampuh pergi!"
Sudah jelas masalahnya bagi Kapten Siregar.
Seperti biasa kedatangan dukun muda itu menimbulkan rasa
heran, kemudian meremehkannya. Walaupun hanya di dalam hati.
Beginikah tampang orang yang mau mengobati Azwir yang belum
dapat dibuat sadar kembali oleh Senja Wiradisastra yang dokter"
Tetapi sebaliknya, yang membawanya ke sana tak kurang dari
seorang Kapten Sahata Siregar. Oleh penilaian rendah terhadap diri
Erwin, maka keberhasilannya membuat Azwir sadar kembali dengan
hanya memegang dahi dan induk jari kakinya yang sebelah kanan,
amat menakjubkan dr. Senja. Kemudian terpikir olehnya, apakah
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
orang yang dikatakan dukun itu bukan pandai sulap atau tukang
sihir. Saat ia berpikir begitulah tiba-tiba terasa oleh dr. Senja ada yang
mengetuk bahunya, kemudian mendorong belakang lututnya
sehingga ia terjatuh. Semua yang hadir heran mengapa dokter itu
jatuh, nyaris tersungkur. Dr. Senja sendiri bukan sekedar heran,
tetapi mendadak takut. Siapa yang mengetuk bahu dan mendorong
dirinya" Mendadak dia ingat pada beberapa novel Barat yang
pernah dibacanya. Kisah-kisah horor. Hantu yang gentayangan di
dalam rumah, memecahkan piring, gelas, dan berbagai alat makan.
Memindahkan orang tidur. Kini rasa takutnya meningkat.
Apakah di rumah ini ada hantu" Apakah di rumah ini pernah ada
orang mati bunuh diri atau dibunuh" Mungkin, mungkin, pikir
dokter itu. Setelah memantrai segelas air putih, Erwin mohon diri tanpa mau
menerima uang yang diberikan Nyonya Azwir kepadanya. Wanita itu
memandang Kapten Siregar, begitu juga Azwir yang sudah normal
kembali. Kapten itu hanya menundukkan kepala tanpa berkata. Lalu
diantarnya Erwin pulang. Azwir dan isterinya merasa malu sekali.
Sama dengan semua orang yang minta bantuan pengobatan dari
Erwin, karena ia tidak mau menerima upah. Dan kalau ia
kadangkala mengambil sebagian amat kecil dari uang yang
diberikan kepadanya, maka kegunaannya hanya sekedar
penyambung hidup. Dukun yang manusia harimau semacam dia
juga harus makan. Kapten Siregar mengucapkan terima kasih berulang-ulang. Ingin
berbuat apa saja untuk menyatakan kebesaran hatinya, tetapi tidak
tahu caranya. Orang itu tidak membutuhkan apa pun selain bisa
minum di waktu haus dan ada yang dimakan sewaktu lapar.
Ketika masuk ke gubug Erwin, ternyata Ki Ampuh masih ada.
Timbul pertanyaan dalam hati si manusia harimau, ada apakah
sampai ia mau menanti sekian lama. Ketika Erwin berpikir begitulah,
Ki Ampuh berkata, "Aku tidak mau apa-apa Erwin. Cuma ingin
meneruskan cerita tentang kisah-kisah lama. Orang masa kini bilang
nostalgia. Kau keberatan" Kalau cuma aku yang senang, sedangkan
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
kau tidak suka, aku pulang saja. Kau tahu, aku ini tidak lagi
mengandung penyakit egoisme!" Erwin malu mendengar jalan
pikirannya diketahui Ki Ampuh, segera menjawab, "Kau tambah
hebat. Kawan. Mengetahui jalan pikiranku dengan tepat. Kisah-kisah
lama, betapapun pahitnya baik kita ingat. Sebagai kenangan indah
atau pelajaran pahit yang berguna."
Kapten Sahata Siregar jugalah yang tambah heran dengan
kenyataan-kenyataan menakjubkan di bumi Allah ini. la harus
merasa beruntung dapat melihat dan mengalaminya sendiri.
Kemudian ia mohon diri kepada kedua mahluk yang bukan manusia
biasa itu. Malam itu Ki Ampuh menginap di gubug Erwin, pagi-pagi baru
pulang tanpa tampak oleh siapa pun karena ilmu perabunnya. Erwin
melepasnya dengan haru. Apakah keinginannya bermalam itu
merupakan pertanda dari sesuatu yang akan menimpa Ki Ampuh"
Kini ia mendoakan keselamatan bagi mahluk yang pernah
membuatnya amat menderita.
Sedang ia telentang di atas bale-bale membiarkan pikirannya
mengingat berbagai peristiwa yang dilaluinya, ia terganggu oleh
seseorang yang mengetuk pintu. Ketika dibuka, Erwin jadi heran
dan agak terkejut. Yang datang tak lain daripada Sabrina, yang
ingin kembali kepadanya tetapi telah ditolaknya.
"Aku tahu, kedatanganku mengganggu. Apa boleh buat,
bagaimanapun bencinya kau kepadaku, aku benar-benar tak punya
kawan tempat rrfen-curahkan perasaan atau kegelisahan. Aku
hanya sebentar saja, Erwin. Ingin menyampaikan, bahwa telah tiga
malam berturut-turut Sabaruddin mendatangiku. Tiap kali ia
bertanya, mengapa aku masih hidup juga, sedangkan dia sudah
mati. Bukan hanya itu. Pada tiga malam yang sama ayahku juga
datang menyuruh aku pulang^ karena hidupku di dunia hanya
menimbulkan bencana. Kurasa tak lama lagi aku akan mati. Entah
dengan cara bagaimana. Mungkin dikeroyok orang ramai, seperti
ayahku!" kata Sabrina, lalu mohon diri. Dia sama sekali tidak
mengharapkan tanggapan Erwin. Dia datang hanya untuk bercerita,
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
lain tidak! Kepergian Sabrina pun menimbulkan rasa haru, sebagaimana ia
tadi terharu ketika Ki Ampuh pulang ke tempatnya, entah di mana.
Di luar dugaan tak lama kemudian datang pula Nini yang sahabat
Sabrina. Gadis yang semula heran mendengar Sabrina cantik jatuh
cinta pada Erwin yang dukun, tetapi kemudian ia sendiri berbalik
ingin memiliki Erwin. Walaupun sangat aneh dan sukar terjadi pada
seorang di antara seratus wanita, Nini berterus terang mengatakan,
bahwa ia ingin mendampingi Erwin.
Heran, manusia harimau yang gagal mengambil hati Sagita itu
bertanya kepada Nini, apa yang menyebabkan dia berkata begitu.
"Tiap hari keinginan itu kian menggelisahkanku. Apa sebabnya
aku pun tidak tahu. Kurasa dalam hal semacam ini memang sukar
dikatakan sebab-sebab atau alasannya. Karena seringkah tidak ada
sebab dan alasan. Perasaan itu datang begitu saja. Dan kadang-
kadang tak terlawan. Seperti yang kualami sekarang. Aku tak
tahu mengapa aku menyukaimu. Lebih tidak tahu lagi mengapa aku
ingin bersamamu!" kata Nini. Erwin diam tidak menanggapi.
Bencana apa lagi yang akan menimpa dirinya, pikir manusia harimau
itu di dalam hati. Mengapa ia ditakdirkan jadi manusia harimau dan
sekaligus selalu dijatuhi kasih oleh wanita-wanita yang tidak
diharapkannya. Tetapi juga tidak dicintai oleh wanita yang justru
diharapnya bisa menjadi teman hidupnya! "Mengapa kau diam"
Merasa lucu atau mengejek aku di dalam hatimu?" tanya Nini.
"Ah tidak," jawab Erwin seperti tersentak dari lamunan. "Aku tidak punya sifat
yang begitu!" Sebenarnya Nini ingin omong-omong terus, tetapi seorang tamu
yang tidak diduga dan amat mendebarkan hati Erwin kedengaran
memberi salam dari luar, lalu masuk. Sagita! Gadis yang dicintainya,
tetapi hanya mau bersahabat baik, tanpa cinta-cintaan dengannya.
Kedatangan wanita cantik ini membuat Nini tidak dapat meneruskan
pembukaan hatinya. Dengan perasaan kesal ia mohon diri.
"Siapa itu?" tanya Sagita, karena Erwin - dalam gugupnya -
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
tidak memperkenalkan kedua tamunya itu.
"Nini, aku pernah mengobati saudaranya!" jawab Erwin.
"Hanya begitu?" tanya Sagita. Membuat Erwin jadi heran.
Mengapa ia mengajukan pertanyaan yang bersayap itu.
"Hanya begitu!" jawab Erwin.
"Tampaknya dia tidak menyukai kedatanganku. Apakah kau juga
merasa terganggu dengan kedatanganku?" tanya Sagita.
Sebelum Erwin menjawab, di dalam gubug itu seperti terjadi
tiupan angin kencang, membuat Erwin dan Sagita terkejut dan
tercengang. Alamat apa ini"
Di tengah desingan taufan itulah Erwin dan Sagita mendengar
suara orang berkata, "Tinggalkan tempatmu ini Erwin. Dan kau
Sagita, kembalilah ke rumahmu!"
"Harus ke mana aku. Ayah?" tanya Erwin. la tahu, yang berkata itu ayahnya.
"Keluarlah. Nanti kau akan tahu!"
"Aku harus pergi," kata Erwin kepada Sagita. "Kau telah mendengarnya. Aku
disuruh ayahku keluar dari sini. Dan kau harus
pulang ke rumahmu/' "Tapi aku datang untuk omong-omong denganmu!" kata Sagita.
Meskipun senang dengan kunjungan wanita yang diingininya itu,
Erwin tidak mau membantah perintah ayahnya. Dikatakannya
kepada Sagita, bahwa mereka bisa bertemu pada lain kesempatan.
Si manusia harimau keluar dari gubugnya. Cuaca bagus sekali.
Berbeda dengan keadaan di dalam, la tidak tahu akan ke mana,
hanya mengikutkan kehendak kaki. Entah apa lagi yang akan
menghadang kehidupannya. Kecelakaan, bencana, cinta yang tidak
diharap, pertarungan, ataukah kematian"
Hah, persetan sama kematian. Hidup ini hanya berarti dan bisa
indah kalau ada seseorang atau orang-orang yang sangat kita
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
sayangi. Tanpa tempat duduk mencurahkan kasih, tanpa insan yang
kita cintai dengan segenap kemurnian sayang dan membutuhkan
kehidupan kita di dunia ini, maka hidup akan sangat gersang dan
menjemukan. Dalam hal yang demikian, maka matilah yang paling
baik. Hari itu, 28 November 1979 Erwin berusia genap 28 tahun. Hari
ulang tahun yang tak pernah dirayakan.
TAMAT http://cerita-silat.co.cc/
Document Outline Seri Manusia Harimau Sumber : djvu syaugy_arr
Convert, Edited & Ebook: Dewi KZ
Mayat Kesurupan Roh 4 Pendekar Naga Putih 41 Hantu Laut Pajang Lembah Tiga Malaikat 19
^