Pencarian

Budha Pedang Penyamun Terbang 15

Buddha Pedang Dan Penyamun Terbang Naga Bumi 2 Karya Seno Gumira Bagian 15


TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
sehingga tidak pernah mendapat kejelasan. Dengan
kedudukan seperti itu jelas orang-orang kebiri memegang
kendali permainan kekuasaan. Mereka dibutuhkan oleh setiap
orang yang mempunyai kepentingan, yang jika kepentingannya dengan kekuasaan tergagalkan, akan
menunjuk orang-orang kebiri sebagai sumber kesalahan!
Dapat kumengerti sekarang betapa catatan-catatan itu
sebenarnya merupakan pembelaan, setidaknya usaha mendudukkan perkara dengan lebih adil, agar keberadaan
orang-orang kebiri dapat dipandang dengan lebih berimbang.
Dari peristiwa yang kusaksikan sendiri juga lebih jelas,
bagaimana sikap para pengawal rahasia istana dan betapa
tegas sikap Harimau Perang dalam menyatakan penolakannya.
Duabelas pengawal rahasia istana dibantainya dengan
seketika, dan telah kudengar pula dari balik kabut pembelaan
apa yang telah diucapkannya.
Jadi apakah hubungan Harimau Perang dengan orang-
orang kebiri" Kusisir kembali satu persatu peristiwa yang terjadi. Mayat
orang kebiri yang terpotong-potong disamarkan dalam
berbagai barang yang diangkut kuda beban, yang bahkan para
pengawal barangnya pun tidak mengetahui isi karung-karung
yang disegel dengan cap Wangsa T ang itu. Mengingat bahwa
segelnya resmi, maka yang memotong dan memasukkannya
ke dalam lantas menyegel pasti orang dalam istana.
Bahwa orang-orang kebiri dibenci, dan karena itu
terwujudkan dalam pembunuhan kejam dapat kumengerti,
tetapi karena tidak ada sesuatupun yang berhubungan dengan
orang kebiri tidak mungkin takdiketahui jaringan orang kebiri,
maka aku menganggap dugaanku yang terbaik adalah betapa
orang kebiri malang ini dibunuh dan dipotong-potong justru
oleh jaringan orang-orang kebiri! Pemotongan yang berlanjut
dengan terdapatnya segel resmi pada karung yang
membungkusnya, tidak berlangsung tanpa keberadaan suatu
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
jaringan rahasia. Dalam hal jaringan rahasia istana Wangsa
Tang di Kotaraja Chang'an, hanya jaringan rahasia orang-
orang kebiri yang memungkinkan urutan semacam itu
berlangsung. Aku belum dapat menduga apa hubungannya semua ini
dengan pemanggilan Harimau Perang, ketika tanpa kusadari
aku telah tertidur.... (Oo-dwkz-oO) Episode 169: [Lolos dari Pengintaian]
Dalam mimpiku kulihat Amrita. Berdiri mengambang di
udara dengan busana tembus pandangnya, menatapku
dengan tatapan sendu, tangan kanannya terulur seperti ingin
meraihku. Ia melapisi busana tipisnya dengan jubah berwarna
perak, seolah-olah dunia orang mati merupakan tempat yang
dingin. Dunia orang mati tempat ia sedang berdiri
mengambang itu tampaknya gelap dan di balik kegelapan itu
bagaikan banyak orang-orang mati yang lain, mengambang
dan menatap ke depan, tetapi hanya Amrita yang
mendapatkan cahaya, sehingga ungkapan wajahnya tampak
jelas mengungkapkan kerinduan.
Tidak lama kemudian ia berbalik, dan di udara itu berjalan
menjauh bagaikan terdapat lantai takterlihat di langit
kegelapan, tetapi sisa cahaya masih memperlihatkan lubang-
lubang bekas tusukan senjata tajam di punggungnya yang
masih berdarah. AKU hanya bisa melihatnya dengan galau. Waktu
terbangun rasanya ia masih begitu dekat. Menyadari ini semua
hanyalah mimpi, aku mengalami kekosongan luar biasa yang
terasa pahit. Kusadari betapa semenjak kematiannya belum kuberi
Amrita ruang dalam diriku, karena peristiwa yang
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
menggelinding terus-menerus menarik perhatianku. Bahkan
ketika enam bulan terbenam dalam ruang pustaka Kuil
Pengabdian Sejati pun tiada ruang dalam diriku untuk
ditempatinya, bukan karena aku tidak merasa kehilangan
dirinya, melainkan usaha pengingkaranku terhadap kesedihan
yang amat dalam. Kualihkan perhatian kepada banyak perkara
yang berbeda, karena perasaan kehilangan itu sendiri
bagaikan suatu jejak yang tapaknya tiada bisa dihapuskan.
Perasaan kehilangan yang menancap sejak senandung lembut
dan usapan menenangkan seketika digantikan guncangnya
dunia sebagai bayi dalam kereta, yang disambar Sepasang
Naga dari Celah Kledung sebelum kereta itu tercampak ke
jurang. Perasaan kehilangan itu bagai teralihkan, karena pasangan
pendekar itu sungguh menjadi orangtuaku dengan pelimpahan
kasih sayang luar biasa yang bagai tidak akan pernah mungkin
dilampaui oleh orangtua mana pun. Namun dalam usia 15
tahun, perasaan kehilangan yang sama berulang, bahkan
menjadi kekosongan menyakitkan, setiap kali teringat olehku
adegan itu: punggung sepasang pendekar yang menyoren
pedang di atas kudanya yang makin lama makin menghilang
dari pandangan. Mataku terasa basah. Kuingat meski di tengah suasana
pertempuran, kebersamaanku dengan Amrita telah memberikan kehangatan dalam kehidupanku yang nyaris
selalu berjalan sendiri, tiada berkawan maupun berteman.
Kematiannya yang mendadak memberikan ancaman
kekosongan dan kepahitan, yang berusaha kuhindari dengan
pengingkaran dan pelupaan melalui penenggelaman diri ke
dalam segala kegiatan yang menyita perhatian, meski ternyata
tetap saja menyeruak dan menjelma kenyataan bagaikan
tanpa penyebab apa pun yang harus mengingatkan. Air
mataku pun tumpah tak tertahankan.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Mungkinkah hanya karena aku lelah untuk terus menerus
berada dalam kewaspadaan, maka segala sikap yang harus
kuhindarkan sebaliknya menjadi bagian diriku yang tidak
terlepaskan" Seorang pendekar tidak menangis. Itulah ajaran setiap
perguruan silat. Apakah ini berarti harus kulupakan
hubunganku dengan Amrita, untuk membuatku tidak perlu
bersedu sedan, dan mengembalikannya kepada takdir,
sehingga tidak usah membuatku selalu terpikir"
Kurelakan diriku menangis untuk Amrita, untuk diriku,
untuk segala sesuatu yang tidak memungkinkan kami tetap
bersama. Sampai habis tanpa sisa.
Pepatah tua Negeri Atap Langit memang berkata:
hubungan manusia bisa melukaimu
tetapi takdir tidak begitu
Maka kuanggap kesedihanku tuntas, tinggal kesetiaan yang
membuatku menempuh jalur perjalanan ini, yang tentulah
menuntut kewaspadaanku. Agaknya aku memang telah
tertidur terlalu lama, karena waktu kutengok ke arah Harimau
Perang tadinya berjalan, ternyata ia sudah tidak kelihatan lagi.
Aku terkesiap. Apakah dia telah melewati Celah Dinding
Berlian ini" Kusadari kembali begitu beratnya peran menjadi
pengintai ini, karena jika yang diintai sedang tidur maka
pengintai harus tetap mengawasinya, sebaliknya jika pengintai
tidur, siapa akan pernah tahu yang diintainya bangkit dan
berkelebat pergi" Aku memang sangat amat terlalu lama tidur, karena
matahari sudah miring ke barat. Segera kutengok ke bawah,
kuda Uighur itu sudah tidak ada lagi! Sebaliknya, justru
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
keduabelas kuda yang semula mengiringinya, ditambah
kudanya sendiri, semuanya berada di situ!
Kuda Uighur yang cerdas, yang kuharapkan memberi
isyarat kepadaku akan segala sesuatu, ternyata lenyap
bersama penunggang baru. Harimau Perang dengan cerdik
berganti kuda, karena tahu menilai kuda dan terutama bahwa
kuda yang ditemukan itu masih segar bugar. Jika ia pun
diburu oleh waktu, maka keputusannya itu memang tepat
sekali. Tidak ada kuda lain yang bisa mengungguli kelancaran
perjalanan bersama kuda Uighur itu.
AKU pernah merasakan diburu oleh gerombolan Naga
Hitam, kini aku yang sebetulnya kutahu masih juga dicari-cari
bahkan sampai Kambuja, mesti memburu Harimau Perang
yang sebetulnya bukan tidak mencariku, mengingat apa yang
dilakukan perkumpulan rahasia Kalakuta di Kuil Pengabdian
Sejati maupun Celah Dinding Berlian. Namun jika Naga Hitam
maupun Harimau Perang memburuku dengan banyak kaki
tangan, aku mesti memburu seseorang yang tahu betul apa
artinya kerahasiaan hanya sendirian, di wilayah yang sama
sekali tidak kukenal, sehingga menimbulkan rasa keterasingan.
Kutahu diriku berada dalam kegelapan, tetapi kubuang
jauh-jauh perasaan putus asa. Aku harus memikirkan segala
sesuatunya dengan tenang. Jika memang Harimau Perang
melakukan perjalanan rahasia atas panggilan istana di
Chang'an, itu tidak berarti aku dapat begitu saja mencegatnya
di istana maupun di kotanya. Bukan sekadar karena aku pun
masih asing dengan seluk beluknya sebagai orang asing,
tetapi karena dalam tugas rahasia tentu terdapat pula jalur
rahasia yang sulit diduga, sehingga tujuan Harimau Perang
tidak dapat dipastikan akan langsung menuju ke istana.
Sejauh yang dapat kutebak dari cara-cara penugasan
rahasia seperti diajarkan Amrita, seseorang akan menunggu
atau menjemput Harimau Perang di suatu tempat, dan dari
sana ia akan diantarkan untuk bertemu dengan siapa pun
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
yang telah memanggilnya untuk menempuh perjalanan
rahasia sejauh ini. Namun untuk sampai kepada yang
mengundangnya pun masih harus melalui cara yang berliku-
liku, karena justru siapa pun yang terlibat penugasan rahasia
juga sangat mengetahui bahaya yang akan datang dari
jaringan rahasia lawannya. Dunia kerahasiaan dengan
demikian memang merupakan tempat pertarungan yang
sangat ketat dalam kebisuannya, karena tidak pernah tampak
di permukaan, meskipun penuh dengan pembunuhan dalam
kegelapan. Dengan segala kerahasiaan pada setiap langkahnya, aku
memang harus mengintainya seperti yang sudah direncanakan. Jika kini ternyata Harimau Perang menghilang,
tentu aku harus melacaknya mulai dari tempat yang terdekat,
sedapat-dapatnya sampai dapat, karena meskipun begitu
sulitnya menduga jalan mana yang akan ditempuhnya,
pencarian yang manapun kuyakin akan menghasilkan
penemuan dan perburuan seharusnyalah menjadi sesuatu
yang menarik untuk mengisi kehidupan.
Jadi untuk memburu Harimau Perang aku harus mampu
membaca cara berpikir Harimau Perang. Misalnya ketika
diputuskannya mengganti kuda dan mengambil kuda Uighur
itu, apakah yang dipikirkannya" Jika ia membutuhkan kuda
yang masih segar, dengan meninggalkan kudanya dan
mengambil kudaku, jelas itu hanya berarti Harimau Perang
ingin sampai secepat-cepatnya ke tempat tujuan.
Namun sementara itu, apakah yang dipikirkannya tentang
kuda Uighur tersebut" Tidakkah ia mengetahui atau
setidaknya menduga bahwa kuda itu mungkin saja apa
pemiliknya" T idak ada kuda liar di gunung-gunung batu. Atau
kiranya ia kenalikah kuda Uighur yang dicuri dari istal kuda
pengawal rahasia di Thang Long itu" Jika kubandingkan
dengan kuda Uighur lain yang tiba-tiba menjadi banyak sekali
di sini, meskipun juga merupakan kuda perkasa pilihan, kuda
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Uighur yang kutunggangi memang jelas lebih menonjol karena
pengertian dan kecerdasannya yang dapat diandalkan.
Sangat besar kemungkinan Harimau Perang mengetahui
keberadaan kuda Uighur yang dapat berpikir sendiri itu.
Bahkan sekarang, teringat bahwa aku tidur terlalu lama dan
tidak mendengar ringkik kuda, tentulah karena kuda itu
mungkin saja tidak meringkik sama sekali. Jika bukan karena
Harimau Perang menguasai mantra kuda, mungkin sekali kuda
itu juga mengenal Harimau Perang. Aku bahkan tidak akan
terlalu heran jika ternyata itu adalah kuda tunggangan
Harimau Perang. Artinya, mungkin setelah seorang anggota
perkumpulan rahasia Kalakuta membunuh mata-mata Uighur
suruhan khagan itu atas pesanan Harimau Perang, lantas kuda
itu diambil pula untuk Harimau Perang sendiri.
Jaringan rahasia para rahib Kuil Pengabdian Sejati telah
melakukan kesalahan dalam memilih kuda yang mereka curi!
Bagiku menjadi penting untuk menyadari, bahwa Harimau
Perang kini tahu dirinya diikuti. Tidak akan tanpa alasan
penting bahwa kuda yang sangat dikenalnya itu berada di
kesunyian dan keterpencilan wilayah lautan kelabu gunung
batu, dan bersama dengan itu mungkin terjawab semua
pertanyaan yang mengganggu benak dalam perjalanannya.
Betapapun, dalam perjalanan rahasia siapapun akan
terpaksa menjadi peka terhadap kemungkinan betapa
rahasianya akan terbongkar. Maka mungkin ia akan waspada
terhadap kemungkinan diikuti atau diintai dari mana-mana.
Apabila te lah diperiksa oleh para pengawalnya sampai jauh ke


Buddha Pedang Dan Penyamun Terbang Naga Bumi 2 Karya Seno Gumira di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

belakang, ke samping kiri maupun kanan sampai ke balik
puncak dan jurang, dan memang tiada penguntitan maupun
pengintaian, maka tentunya ia menempuh perjalanan dengan
tenang. MUNGKIN tidak pernah dipikir kemungkinan yang
kulakukan sesuai anjuran Iblis Sakti Peremuk Tulang. Bahwa
seseorang mungkin menunggu dan baru akan mengikutinya
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
setelah melewati Celah Dinding Berlian. Jadi segala sesuatu
yang justru tidak berlangsung di hadapannya meskipun
mumgkin menimbulkan pertanyaan tidak membangkitkan
kecurigaan. Bukankah rombongan dua puluh pengawal yang mengikutinya, gabungan pengawal rahasia istana dan anggota
perkumpulan rahasia Kalakuta, bukan sekadar dimaksudkan
untuk melindungi Harimau Perang dari kemungkinan serangan
gelap para penyelusup, melainkan juga untuk menghadapi dan
membersihkan rintangan serta ancaman bahaya dari depan"
Menyeberang dari Daerah Perlindungan An Nam ke Negeri
Atap Langit melewati lautan kelabu gunung batu seperti itu
sudahlah jelas akan menghadapi kemungkinan diganggu oleh
para penyamun, baik yang berasal dari para pelarian dan
pemberontak yang dari tahun ke tahun semakin menumpuk di
situ, maupun penjahat kambuhan yang terusir dari peradaban,
tiada lagi yang mau menerima mereka selain sesama manusia
sempalan dan terbuang. Maka jika semula mungkin Harimau Perang sempat
bertanya-tanya dalam benaknya di manakah kiranya para
penyamun atau para pendekar yang suka berkelebatan
mencari lawan ini, kini mungkin ia telah menyimpulkan
dugaan, betapa seseorang yang menunggangi kudanya ini dan
mendahuluinya telah dengan terpaksa membantai dan
membersihkan segala rintangan di depan. Harimau Perang
tentu mengerti bahwa penunggang kuda yang telah
mendahului rombongannya di depan, memang harus menyapu
bersih halangan apapun di depannya untuk menghilangkan
segala jejak yang pasti akan memberitahukan keberadaannya
itu. Harimau Perang tentu juga bisa membayangkan
bagaimana pertarungan antara satu penunggang kuda itu
telah berlangsung menghadapi kawanan penyamun sepanjang
lautan kelabu gunung batu ini.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Harimau Perang betapapun juga akan mengerti betapa
dengan kemampuan seperti itu, bukan hanya gerombolan
penyamun tetapi para pendekar yang mengembara ke mana-
mana mencari lawan demi sebuah pertarungan akan segera
berkelebat menyambar dengan jurus mematikan. Jika
kemudian selama perjalanannya sendiri ternyata memang
tiada lagi yang mencegat dan mengganggunya, maka tentu
jelas pula betapa mereka itu sudah terkalah-kan, dan bahwa
tiada sesosok mayat pun tampak menggeletak sepanjang ja-
lan, maka agaknya memang telah ber-langsung pembersihan
besar-besaran. Tentu Harimau Perang itu akan ber-pikir, siapakah kiranya
penunggang kuda dari Thang-long yang mampu melakukan
semua itu" Tentu ia pun kini mengerti bagaimana caranya
ketujuh anggota perkumpulan rahasia Kalakuta yang
mendahului me laju ke depan untuk memeriksa keadaan itu
tidak kembali setelah terlibat pertarungan, meski memang
tidak diketahuinya jika yang dua orang mati terbunuh olehku,
maka kelima orang yang menyusul teman-teman sejawatnya
itu tewas di tangan bapak kedai, yang dengan penuh rasa
bersalah belum juga kuketahui namanya itu...
Banyaklah yang akan menjadi semakin jelas baginya,
termasuk ketika setelah dilewatinya Celah Dinding Berlian
akan didengar berita tentang runtuhnya Perguruan Kupu-kupu
setelah seribu muridnya tewas menyusul Pendekar Kupu-kupu,
meninggalkan guru mereka yang tua, yang hanya tinggal
sendiri menghuni rumah perguruan mereka yang besar tetapi
kosong. Ia akan bertanya-tanya siapakah kiranya dan apakah
kiranya tujuan sebenarnya mendahului rombongan selain dari
memata-matainya, mengingat bahaya luar biasa yang akan
dihadapi hanya demi sebuah kejelasan atas tujuan
perjalanannya. Apakah ia seorang musuh besar dengan
dendam kesumat tiada terkira" Jika ini alasannya, Harimau
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Perang merasa tidak ada seorang pun yang bisa disebut
musuh dari urusannya sebagai petugas jaringan rahasia mata-
mata harus mempunyai dendam kesumat tiada terkira. T entu
saja ketiadaan jawaban akan membingungkannya, karena
tidak ada orang betapapun saktinya akan sudi menempuh
alam yang berat ditambah ancaman manusia di mana-mana,
tanpa tujuan yang dianggapnya begitu penting. Namun
melihat akibat sapu bersih sepanjang perjalanan, yang
membuatnya bagaikan hanya sedang berjalan-jalan tamasya,
akan menjadikan ia bertanya-tanya siapakah kiranya orang
yang sanggup melakukannya dan sekali lagi apakah kiranya
tujuannya. Sampai di sini ia akan berpikir apakah kiranya yang selama
ini dilupakannya, padahal jelas berada di depan mata"
Mungkinkah akan segera diketahuinya bahwa setelah Amrita
Vighnesvara, perempuan panglima puteri Raja Khmer
Jayavarman II yang perlaya sebagai kepala pasukan gabungan
pemberontak atas kekuasaan Negeri Atap Langit di Daerah
Perlindungan An Nam, masih ada seseorang tak bernama yang
belum pernah berhasil dilumpuhkan"
IA sudah mendengar betapa seseorang yang berasal dari
Kerajaan Ma-taram yang diperintah Wangsa Syai-lendra di
Yawabhumipala itu disebut para panglima pasukan pemerintah
sebagai Pendekar Tanpa Nama, yang mendadak menghilang
dan ditemukan kembali oleh para petugas rahasia di Kuil
Pengabdian Sejati. Harimau Perang akan mengingat betapa
usaha membunuhnya gagal, dan semenjak itu ia menghilang.
Tentu Harimau Perang sangat maklum betapa manusia satu
ini sebetulnya disembunyikan dalam perlindungan para rahib.
Ia tahu benar betapa rahib kepala Kuil Pengabdian Sejati itu
sebetulnya menentang penguasaan Negeri Atap Langit atas
Daerah Per-lindungan An Nam.
Maka dengan sendirinya Harimau Perang akan segera
menghubungkan jaringan rahasia para rahib Kuil Pe-ngabdian
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Sejati yang bukan tak diketahuinya, dengan istal kuda
pasukan pengawal rahasia istana tempat kuda itu berada.
Seorang petugas mata-mata dari U ighur telah membawa kuda
itu telah terbunuh, dan kuda yang diketahuinya memang
hebat itu diambilnya. Ia telah mengucapkan mantra kuda ke
teli-nganya untuk menjamin kepemilikan, meski ternyata kuda
itu masih berhasil dicuri juga. Saat kuda itu hilang ia tidak
terlalu curiga, karena suasana seusai perang memang selalu
penuh dengan kekacauan, lagipula kemudian perhatiannya
terpusat kepada persiapan perjalanan rahasia.
Maka, demikianlah aku mencoba memasuki pikiran Harimau
Perang, mungkinkah orang dari huang-tse ini yang telah
menunggangi kuda Uighur tersebut sampai ke Celah Dinding
Berlian ini" Orang dari Javadvipa yang disebut sebagai
Pendekar Tanpa Nama"
Apakah kiranya yang dipikirkan Harimau Perang sete lah
mempertimbangkan kemungkinan seperti ini" Kukira kali
pertama dirinya akan menghilang. Dalam kepalaku segera
terbayang jalan setapak di tepi jurang yang menghilang di
balik kabut dan semak-semak yang sebagian di antaranya
menuju ke pemukiman penduduk asli, yang untuk sebagian
sebetulnya pelarian juga, bekas pemberontak dari wangsa-
wangsa lama, jauh sebelum berdirinya Wangsa Tang,
sehingga keturunannya lahir di sana juga. Namun terbawa
oleh sifatnya sebagai pelarian dalam kekalahan pemberontakan, maka segenap pe-mukiman di lautan kelabu
gunung batu itu masih seperti tempat persembunyian, dalam
kedudukan yang sangat bagus untuk bertahan jika diserang.
Telah disebutkan betapa pertemuan antarjalan setapak ini
jika terpandang dari atas bagaikan serabut urat saraf yang
tidak terpetakan, tetapi melihatnya dari atas tidaklah
dimungkinkan sama sekali mengikuti jalan setapak itu berarti
memasuki gumpalan kabut di dalam hutan. Jadi aku tahu
Harimau Perang sudah mempunyai tujuan, tetapi TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
membayangkan betapa diriku mungkin masih berkeliaran di
sini, dan akan segera mengejarnya setelah kuda Uighur itu
hilang, maka akan diutamakannya untuk segera melenyapkan
diri dari pan-dangan. Bagaimana dari jalan setapak terdekat
itu ia akan mencapai tempat tujuannya dapat dipikirkan
kemudian. Sementara ini yang penting adalah menghilang.
Kuingat lagi tempat-tempat terdekat dengan garis
perbatasan yang mungkin menjadi tempat tujuan. Di antara
Maguan, Jinghong, Geiju, dan Wen-shan, adalah Maguan yang
paling dekat dengan tempatku berdiri di Celah Din-ding Berlian
ini. Namun jika kukatakan paling dekat itu sama sekali tidak
berarti dekat, dan karena itu arahnya jelas, karena selain jalan
sempit di tepi jurang ini yang menuju ke sana sembari masih
berkelak-kelok dan memutari berbagai puncak pula, terdapat
juga jalan-jalan setapak dalam serabut jaringan jalan setapak
di dalam hutan dan kabut, yang takhanya menuju ke Maguan,
melain-kan ke tujuan mana pun di wilayah perbatasan. Jalan
setapak inilah yang akan tiba-tiba memunculkan pemukiman,
di tepi jurang, di dalam hutan, di atas pohon, di mana pun
tempat itu tidak mudah ditemukan.
Apabila aku melewati pemukiman yang dilewati pula oleh
Harimau Perang, maka aku masih memiliki harapan
menemukan jejaknya. Maka kulepaskan semua kuda itu, dan
bersuit memanggil tujuh kuda yang sebelumnya ditunggangi
anggota Kalakuta. Dua kuda pertama yang ditinggalkan para
penyerangku agaknya sudah lama berkeliaran di sini,
kemudian disusul kelima kuda anggota Kalakuta yang
terbunuh oleh bapak kedai.
Kutunggangi salah satu saja, dan apa yang akan terjadi
pada sembilan belas kuda lainnya kuserahkan kepada nasib
mereka sendiri. Kata pepatah Negeri Atap Langit yang pernah
kudengar: segalanya dari masa lalu mati kemarin
segalanya pada masa depan lahir hari ini
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
(Oo-dwkz-oO) Episode 170: [Petunjuk Sehelai Rambut]
CELAH Dinding Berlian mendapatkan namanya bukan
hanya karena dinding raksasa menjulang yang berkilau-kilauan
memantulkan cahaya matahari seperti berlian, melainkan
karena banyaknya celah yang harus menjadi pilihan untuk
keluar dari wilayahnya. Celah ini tentu mengingatkan diriku
kepada Celah Kledung, tempat aku dibesarkan oleh pasangan
pendekar itu, tetapi selain hanya ada satu celah di sana, juga
tidak terletak di atas gunung batu dengan udara dingin
takterkirakan karena begitu tingginya, sehingga mega-mega
lewat dan hampir selalu penuh kabut menutupi pandangan.
Namun meskipun senja sedang menjelang, kali ini cahaya
terang, seperti membantu pencarian jejakku terhadap
Harimau Perang itu. Segala sesuatunya hanya batu di sini,
maka sangatlah sulit mencari jejak kuda maupun telapak alas
kaki yang disebut sepatu itu di tempat ini. Padahal aku harus
bisa menentukan pilihan atas celah mana yang akan kulewati
itu sekarang, berdasarkan pembacaan tanda-tanda kepastian,
karena jika tidak tentulah pilihanku tidak meyakinkan.
Aku menyapu wilayah itu dengan mata maupun telinga,
karena meskipun hilang dari pandangan, Harimau Perang
kuperkirakan takmungkin terlalu jauh juga, karena betapapun
ia juga hanya menunggang kuda. Bukan berkelebat bagaikan
terbang dengan kecepatan yang tidak bisa diperkirakan. Jika
tidak, kenapa pula ia harus menukarkan kudanya dengan kuda
Uighur itu bukan" Sayang sekali ilmu pendengaranku belum
dapat menembus dinding-dinding raksasa ini, karena memang
tidak memberikan buny i apapun di seberangnya.
Tidak ada jejak, tetapi rumput di sela batu habis dimakan.
Sayang sekali ini tidak menunjukkan arah apapun, karena
tetap tidak menunjukkan arah ke mana kuda itu pergi. Baik
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
atas keinginan Harimau Perang maupun kuda Uighur itu
sendiri, rumput yang tumbuh di sela-sela batu yang tidak
banyak itu memang harus dihabiskan, karena ancang-ancang
bagi sebuah perjalanan jauh dengan perhentian yang belum
dapat ditentukan. Mereka bisa berhenti dan menginap di
sebuah pemukiman, tetapi bisa juga berjalan terus sepanjang
malam. Itulah sebabnya semua rumput tersisa dihabiskan,
mungkin pula tanpa memberi kesempatan kuda lain untuk
makan. Maka aku harus mencari jejak lain dari ce lah ke celah, agar
mendapatkan petunjuk yang tidak bisa lebih tepat lagi, meski
tentu Harimau Perang akan menjaga agar tidak meninggalkan
petunjuk apapun, sekecil apapun, yang dapat membuat
dirinya diikuti. Kubayangkan Harimau Perang yang belum
pernah kulihat wajahnya itu, dengan caping lebar dan
rambutnya yang panjangnya, datang mengganti kuda dan
tergesa. Betapapun ia tergesa-gesa, dan siapa pun yang tergesa-
gesa sedikit banyak akan berkurang kewaspadaannya.
Seorang kepala jaringan mata-mata seperti Harimau Perang


Buddha Pedang Dan Penyamun Terbang Naga Bumi 2 Karya Seno Gumira di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

pasti sangat teliti. Apakah yang mungkin tanpa sengaja telah
ditinggalkannya" Ia mungkin akan tetap waspada akan segala
sesuatu yang betapapun tidak boleh lolos dari perhatiannya,
tetapi benarkah ia masih akan waspada juga terhadap sesuatu
yang tidak penting, yang tidak pernah diperhitungkannya
sama sekali akan meninggalkan jejak"
Aku melihat ke sekeliling, menyapu dengan pandangan,
bahkan menyisirnya. Lantas aku sendiri berkeliling. Betapapun
lantai batu-batu alam ini bersih dan tidak mungkin
meninggalkan jejak. Mungkinkah jejak atau sesuatu yang
dapat dianggap sebagai jejak itu berada di salah satu celah"
Namun apakah itu berarti aku harus masuk ke setiap celah
sampai jarak tertentu dan kembali lagi jika tidak menemukan
sesuatu, lantas mengulanginya di ce lah lain"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Waktuku tidak banyak, dan matahari semakin lingsir ke
barat, sebentar lagi segalanya akan sulit dilihat. Jadi
kuperkirakan saat-saat sebelum gelap, lantas kubagi duabelas,
yakni jumlah celah yang mengantar keluar dari Celah Dinding
Berlian ke dunia luar, memasuki Negeri Atap Langit. Aku akan
memasuki setiap celah dan menelitinya, tetapi hanya selama
waktu yang tersedia bagi setiap celahnya, setelah itu aku
harus meneliti celah lainnya. Jadi aku hanya membuka
kemungkinan sebanyak-banyaknya, tanpa tahu apakah itu
pasti akan membawaku kepada suatu petunjuk.
Demikianlah kumasuki celah itu satu persatu. Segenap
rumput di celah batunya utuh, tidak termakan maupun
terinjak. Aku teruntungkan oleh kedudukan matahari yang
semakin miring itu, karena cahaya keemasannya yang kali ini
takterhalang kabut itu memperlihatkan segalanya di lantai
batu. Mulai dari kerikil, lekuk-lekuk batu itu sendiri, bahkan
juga lapisan debu yang tipis. Dinding-dinding di dalam celah
saling memantulkan cahaya keemasan, sehingga duabelas
celah itu tersiram cahaya emas yang sangat membantu
pandangan. NAMUN setelah aku keluar masuk sebelas celah, hari
menggelap dengan cepat. Tidak ada suatu tanda yang
memberi petunjuk dan jika setelah kumasuki yang kedua belas
itu tak ada petunjuk juga, aku sungguh tidak akan tahu atas
dasar apa keberangkatanku.
Pada pintu masuk celah itu, aku merendahkan tubuh,
menyisir lantai batu dengan kepala miring nyaris menyentuh
bumi. Inilah satu-satunya celah tempat angin bertiup
sepanjang lorong, tak terlalu kencang, tetapi kedudukan
sebelas celah membuat lorong-lorong dengan dinding tinggi
menjulang ke langit itu sunyi. Pada celah kedua belas ini
sebaliknya, selalu terdengar suara-suara, ya suara-suara yang
akan bercampur baur dan menutupi suara-suara lainnya! Pada
sebelas celah yang lain suasana begitu sunyi dan senyap
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
sehingga langkah kuda tentu terdengar berdentang-dentang.
Harimau Perang tidak dapat menduga aku berada di mana,
maka tentu tidak ingin dihadapinya kemungkinan betapa
suara-suara langkah kuda akan terdengar olehku. Ia lebih
mengenal tempat ini dariku, jadi akan segera diambilnya celah
kedua belas itu ke mana pun ia akan menuju.
Pertimbangan ini belum terlalu me-yakinkan aku, karena
jika telah diambilnya salah satu dari sebelas celah yang su-nyi
itu, kurasa aku pun belum tentu men-dengarnya, karena
dalam kenyataannya aku memang tidur pulas seperti itu.
Dalam sempitnya waktu sebelum matahari menghilang di balik
gunung, ku-manfaatkan kemiringan cahayanya yang cemerlang dalam kemiringan kepalaku untuk lebih mendapat
kejelasan. Angin bertiup. Serbuk dan debu tipis dalam udara gunung
yang basah tampak berkeredap di bawa angin menghilang
masuk lorong. Kubayangkan apa yang kiranya dilakukan Harimau Perang
di tempat ini tadi. Mungkin ia telah menunggangi kuda itu,
mencari-cari celah yang memungkinkannya terhindar dari
pengintaian. Lantas mengenali ce lah keduabelas, satu-satunya
tempat yang dilalui angin kencang. Mungkin ia berhenti di
depan pintu celah ini sejenak untuk meya-kin-kan
pertimbangan. Apakah ia turun dari kuda" Apakah ia
mendongak ke atas, ke arah gua tempat aku tertidur pulas
karena kecapaian, dan ragu-ragu untuk me-meriksa atau tidak
memeriksa, sebab jika ia me layang ke atas belum dapat
diketahuinya apa yang akan terjadi.
Ia harus segera pergi, tetapi ia tidak ingin diikuti. Angin
bertiup lebih kencang. Mungkin ia lantas membuka caping
lebarnya, agar mendapatkan udara segar, dan memutar
kudanya menghadap ke arah datangnya angin.
Menghadap ke arah puncak-puncak gunung yang telah
ditempuhnya, dengan titian-titian batu serba curam
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
menyeberang jurang, ia biarkan angin melambai-lambaikan
rambutnya yang panjang sampai ke pinggang seperti yang
pernah kulihat itu. Rambut yang tebal, lurus, panjang, dan
hitam ... Kepalaku masih miring mengikuti kemiringan cahaya
matahari, ketika angin masih juga bertiup memasuki ce lah itu.
Debu-debu berkilat keemasan dalam pantulan cahaya dari
dinding menjulang sepanjang lorong. Saat itulah terlihat
kilauan tipis yang menempel di dinding, kilauan yang semula
kukira berasa l dari s isa jalinan sarang laba-laba, yang ternyata
sehelai rambut yang menyangkut pada serpihan tajam di
dinding batu, bertahan melambai-lambai dalam tiupan angin.
Rambut itu akhirnya lepas terbawa angin tepat pada saat
aku memiringkan kepala untuk meminjam sudut kemi-ringan
cahaya dan melihatnya. Rambut itu melayang pelahan
berkilauan terbawa angin memasuki lorong. Aku pun segera
melesat untuk melayang dan mengambang sejenak di atas
rambut itu, dan segera menangkapnya sebelum ditelan
kegelapan lorong. Kembali ke pintu celah, kugenggam rambut itu dengan
mantap sambil melihat matahari menghilang. Jejak Harimau
Perang kutemukan pada saat yang tepat. Setidaknya kali ini
aku tidak hanya sibuk menduga, karena rambut yang agaknya
rontok dan terbawa angin saat Harimau Perang membuka
caping itu menunjuk-kan bahwa ia te lah melewati celah kedua
belas ini. Mungkin ia sudah jauh sekarang, mungkin juga masih
dekat, tetapi aku yakin bahwa ke mana pun manusia pergi,
dengan suatu cara akan meninggalkan jejak yang dapat dicari.
Kunaiki lagi kudaku, dan segera me-masuki celah,
menyusuri lorong dengan dinding-dinding menjulang ke langit
yang dengan pelahan tetapi pasti segera menggelap.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
DALAM kegelapan aku meneruskan perjalanan. Celah ini
sangat panjang, lurus dan panjang, amat sangat lurus dan
amat sangat panjang, bagaikan tiada habisnya begitu rupa
sehingga meskipun kudaku berlari dengan cepat tanpa
kupacu, aku bagaikan tetap berjalan di tempat dan tidak
kunjung maju. Ketika langit sepenuhnya gelap, tiada lagi
cahaya yang dipantulkan dinding, sehingga dinding raksasa
menjulang di kiri dan kanan pun tidak terlihat sama sekali.
Bahkan lantai batu alam pun hanya hitam, yang hanya karena
suara langkah kuda berpantulan saja membuat aku merasa
masih berada di atas bumi.
Jika kedua tanganku kurentangkan maka ujung-ujung
jariku sudah akan menyentuh kedua sisi dinding itu, tetapi
karena begitu gelapnya, di atas kuda yang melaju dengan
ringan bagaikan terbang, aku terkadang merasa bagaikan
melayang dalam semesta tanpa bintang. Gelap, hanya gelap,
dan hanya suara kaki kuda saja menunjukkan perbedaan.
Kuda ini juga kuda dari peternakan orang-orang Uighur, yang
bisa melesat tanpa dipacu, maupun menahan lajunya tanpa
harus dikendalikan. Maka kuda ini pun tahu kapan harus
mengurangi laju, bahkan berhenti berlari, dan hanya
melangkah amat sangat pelahan, melangkahkan kakinya satu
demi satu, ketika dinding pada kedua sisi itu menyempit,
sehingga bahkan kedua sisi luar samping lututku menyentuh
dinding-dinding itu di kiri dan kanan.
Sempit sekali, benar-benar bukan jalan tetapi celah, yang
terbayangkan olehku sebagai rekahan yang terjadi pada
sekian banyak masa yang silam. Bagaimana jadinya jika yang
dahulu kala merekah akan menutup kembali, manakala diriku
sedang berada di dalamnya seperti ini" Namun apakah hanya
jika yang merekah menutup kembali akan menjadi
persoalanku sepanjang celah ini, yang tampaknya hanya akan
berlangsung berlaksa tahun sekali" Harimau Perang telah
menempuh lorong yang sama dan kuduga ia telah mencapai
ujung lorong ini dan melaju di luar menempuh jalur yang sulit
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
dicari. Dengan perasaan berada dalam pengejaran dan diikuti,
tidakkah ia berusaha melakukan sesuatu untuk menghalangi"
Betapapun, celah sempit dan gelap seperti ini adalah tempat
yang tidak bisa lebih tepat lagi untuk melaksanakan
pembunuhan! Teringat berbagai pemukiman yang mungkin dilewati
Harimau Perang, aku teringat suatu siasat yang diterapkan
dari Yi Jing atau Kitab Perubahan, tepatnya dari Bab
41tentang Kerusakan: "Yang lemah menderita kerusakan;
yang kuat berkembang", yang menjadi siasat perang
Meminjam Pedang untuk Melaksanakan Pembunuhanmu:
Ketika musuhmu sudah diketahui,
tetapi sekutumu masih tidak pasti,
arahkan untuk membunuh musuhmu.
Jangan menghunus pedang sendiri.
Ambil kesimpulan dari kerusakan.
Dugaan ini me lentik di benakku dalam kegelapan karena
menyadari kedudukan penduduk pemukiman sebagai keturunan pelarian dari peristiwa Pemberontakan An Lushan
antara tahun 755 sampai 763. Meskipun An Lushan sendiri
terbunuh tahun 757, hanyalah setelah cucu Maharaja
Xuanzong, yakni Maharaja Daizong, naik tahta, maka pada
762 dengan bantuan suku Uighur pemberontakan dapat
diakhiri. Namun sebetulnya pemberontakan itu menimbulkan akibat
yang berbeda di setiap wilayah. Sebagian wilayah menjadi
kosong, wilayah lain menjadi sangat miskin, dan berpindahnya
penduduk juga menimbulkan masalah-masalah baru, sementara keuangan negara pun telah menjadi hancur. Bagian
timur laut Negeri Atap Langit sebetulnya sudah merdeka dan
berbagai daerah jatuh di bawah penguasaan para panglima
perang. Jatuhnya kotaraja telah sangat mengguncang
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
kebangsawanan Wangsa Tang, sehingga sebagian di
antaranya berpindah ke selatan. Terlibatnya pasukan penjaga
perbatasan dalam perang saudara membuat Kerajaan Tibet
maju menyerbu pada 763 dan menguasai Chang'an sebentar.
Meskipun mereka mundur kembali dengan cepat, serangan-
serangan mereka tetap berlanjut, menandakan betapa
Wangsa Tang tidak lagi berkuasa dalam wilayah yang luas,
melainkan mengalami kesulitan mempertahankan perbatasannya. Seperti dijelaskan oleh para rahib Kuil Pengabdian Sejati,
pemberontakan itu telah menjadi titik balik dalam riwayat
Wangsa Tang, bahkan juga dalam catatan sejarah Negeri Atap
Langit, karena lebih merupakan pendorong daripada penyebab
perubahan besar-besaran. Menurut pengamatan para rahib
atas latar belakang pemberontakan, perubahan amat cepat
dalam perdagangan dan kesejahteraan dalam masa awal
pemerintahan Tang, menggerakkan gelombang besar pertanian ke selatan maupun perpindahan ke lembah Sungai
Yangzi. PERUBAHAN ini mengacaukan kedudukan keuangan
pemerintah dan memperlemah kuasa kebangsawanan di barat
laut. Pentingnya perubahan ini terungkap dengan ambruknya
Wangsa Tang dengan cepat ketika berhadapan dengan
pemberontakan. Maknanya dalam jangka panjang terlihat
dengan tidak mampunya penguasa Tang menyamai apalagi
melebihi pencapaian para pendahulunya.
Kini pada 797, artinya 34 tahun kemudian, dikatakan
bahwa masa setelah pemberontakan ditandai oleh kejatuhan
Wangsa T ang yang tiada terbendung. T idak diragukan bahwa
pemerintahan pusat sudah kehilangan kendali terhadap
penguasa-penguasa daerah, sampai berlangsung keadaan
bahwa Wangsa Tang selamat hanya karena dengan
menjadikan wilayah-wilayahnya tidak terpusat. Betapapun,
setelah pemberontakan kerja pemerintahan yang tetap
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
berlanjut, perubahan penting dilakukan dan pajak serta
tatacara pengaturan diperkenalkan, sementara kebijakan
perbatasan yang baru diterapkan.
Untunglah aku teringat para rahib telah memberitahu
sebelumnya, bahwa terjadi perubahan penting menyangkut
pembentukan kembali kebijakan

Buddha Pedang Dan Penyamun Terbang Naga Bumi 2 Karya Seno Gumira di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

keuangan. Selama pemerintahan Maharaja Daizong sejak 762 sampai 779,
seorang pejabat bernama Liu Yan menangani masalah
pemenuhan kebutuhan gandum ke Changan dan perbaikan
dana keuangan Wangsa Tang. Penyelesaian yang dilakukannya adalah keuntungan dari penguasaan tunggal
pemerintah terhadap garam digunakan untuk membayar
perawatan kanal-kanal dan kapal-kapal barkas atau tongkang
yang diseret itu. Penyelesaian ini memang mangkus dan
sangkil, mengingat delta Yangzi sebagai pusat pembuatan
garam, dan pusat tatacara pengangkutan adalah di Yangzhou,
tempat kanal bertemu dengan Sungai Yangzi.
Ketika pesaing dan penerusnya,Yang Yan, yang juga kepala
menteri di bawah Maharaja Dezong yang memerintah sejak
779, mulai bekerja, sejumlah pembaruan dibatalkan olehnya.
Betapapun, adalah Yang Yan yang kemudian menerapkan
perubahan perpajakan yang paling penting, yakni yang
tatacara dua pajak. Pajak ini mengatur berbagai pajak menjadi
pajak tunggal, yang harus dibayar dalam dua angsuran setiap
tahun, bukan hanya oleh petani tetapi oleh semua golongan
penghasil. Tujuan kedua dari pembaruan ini adalah
memperbaiki penguasaan istana atas perpajakan, yang telah
jatuh ke tangan para pakar keuangan dari pengaturan garam
dan orang-orang kebiri yang mengawasi perbendaharaan
negara. Tatacara perpajakan tersebut tetap berlangsung
sampai hari ini. Kuingatkan kembali diriku bahwa pemberontakan telah
meruntuhkan siasat perbatasan Wangsa Tang. Tatacara
penguasaan wilayah oleh balatentara kemaharajaan telah
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
ditinggalkan. Negeri Atap Langit telah me lepaskan kepada
Kerajaan Tibet wilayah padang rumput, tempat mereka
seharusnya mendapatkan pasokan kuda tempur, yang kini
harus didapatkan dengan harga mahal dari U ighur. Suku-suku
pengembara itu mendapat dana bantuan yang besar, sebagai
imbalan untuk tidak menyerang Negeri Atap Langit. Belum
kulupakan bahwa telah kupelajari, antara tahun 780 dan 787,
Maharaja Dezong berusaha melakukan tawar menawar suatu
wilayah pemukiman dengan Tibet, yang melibatkan
disetujuinya penyerahan wilayah yang luas dan kesepakatan
perbatasan antara kedua negara. Namun orang-orang Tibet
tidak hendak melepaskan cita-cita jangka panjangnya.
Dalam kegelapan, sementara kuda yang kutunggangi
melangkah hati-hati di atas dataran batu yang kini tidak selalu
rata lagi, kuingat bagaimana keadaan seperti itu membuat
Dezong memutuskan untuk melakukan persekutuan resmi
dengan suku Uighur, termasuk menikahkan anak perempuannya dengan pemimpin Uighur. Termasuk dalam
perjanjian persekutuan adalah pertukaran tahunan kuda dari
Uighur dengan sutera yang sangat mahal tersebut. Sampai
hari ini perjanjian itu memegang peran penting dalam
dukungan suku Uighur menghadapi T ibet.
Artinya, wilayah-wilayah perbatasan di selatan ini
sebetulnya tidak dapat dipastikan kesetiaannya terhadap
Wangsa Tang. Justru saat yang tepat bagi Harimau Perang
yang masih harus membuat banyak jasa jika ingin
kedudukannya lebih meyakinkan sebagai bagian dalam
jaringan rahasia istana, untuk menguji kesetiaan. Tenaga
sekutu harus digunakan melawan musuh. Barangkali saja
terdapat sekutu dalam jaringan mata-mata Harimau Perang di
antara para penduduk keturunan pemberontak di berbagai
pemukiman, dan atas nama ujian kesetiaan, bukan
takmungkin mereka ditugaskan membunuhku!
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Aku percaya Harimau Perang penuh dengan perhitungan,
dan karena itu tidak akan melepaskan kemungkinan untuk
memperhitungkan bahwa aku mengikutinya. Keyakinanku
timbul dari kenyataan, bahwa ketika ia mengambil kuda
Uighur itu, ternyata ia tidak membunuh sisa kuda lain yang
telah dibawanya. SEMULA aku heran kenapa ia tidak melakukannya, tetapi
kusadari bahwa tentunya ia tahu tidak ada gunanya, karena
masih ada kuda lain yang tidak bersamanya. Itulah kuda para
anggota Kalakuta yang tidak kembali karena tewas, dan
tentunya berkeliaran di sekitar Celah Dinding Berlian. Maka
aku merasa tidak terlalu keliru untuk memperhitungkan,
betapa tentunya Harimau Perang akan selalu mengambil
tindakan untuk berjaga-jaga. Mungkin saja ia mengikuti
nasehat dunia persilatan Negeri Atap Langit seperti berikut:
petarung yang baik menghindari keadaan bahaya
(Oo-dwkz-oO) Episode 171: [Lorong Kegilaan]
LORONG sempit dengan dinding-dinding raksasa menjulang
ke langit ini memang gelap, sehingga hanya jika kurentangkan
kedua tanganku maka dapat kurasakan keberadaan dinding di
sisi kiri dan kanan itu. Apabila kedua dinding me i"1/2nyempit,
dengan hanya menggerakkan kedua siku ke sisi luar saja
sudah dapat kurasakan permukaan yang keras seperti berlian,
bahkan ketika sangat amat menyempit kedua sisi luar lututku
pun dapat merasakannya. Pada saat itu tentu kuda tidak dapat berlari, dan berjalan
cukup lambat, nyaris seperti merayap, karena memang ketika
dinding menyempit itulah lantai lorong penuh dengan cuatan
batu-batu tajam. Untuk melewatinya kuda U ighur yang cerdas
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
menyentuhkan kakinya dulu, seperti meraba-raba dengan
kukunya, untuk memastikan tidak menginjak batu menonjol
dan tajam. Kadang-kadang kuda itu menahan lajunya bukan karena
lorong menjadi sempit, melainkan karena terdapat sesuatu
yang lain. Aku teringat ucapan Iblis Suci Peremuk T ulang.
Lorong itu sendiri bisa menjadi masalah bagi mereka yang
tidak cukup bernyali, karena kesempitan lorongnya memberi
perasaan tertekan yang amat sangat, sehingga yang kurang
kuat menahan ketakutannya akan kehilangan akal, berteriak-
teriak sekeras-kerasnya sampai kehabisan tenaga, tidak
mampu melanjutkan perjalanan dan mati. Bila mati mereka
terjatuh dari kuda dan kudanya akan keluar dari celah tanpa
penunggang. Para penduduk pemukiman di seberang celah
sudah biasa menanti kuda tak bertuan seperti itu, karena kuda
sangat sulit didapatkan di wilayah gunung-gunung batu
berhutan seperti itu..., ujarnya panjang lebar.
Memang kuda itu menjadi pelan karena mayat yang
tergeletak, bahkan kerangka manusia, bisa kudengar kaki
kuda itu menyisihkan tengkorak, yang lantas menggelinding
seperti bola, atau kadang menginjaknya sehingga terdengar
suara seperti kundika yang remuk terinjak sepanjang lorong.
Banyak juga yang berhasil menahan ketakutannya sampai
beberapa saat, tetapi justru menjadi panik ketika kaki kudanya
menyenggol mayat-mayat atau kerangka manusia itu.
Diceritakan betapa rombongan pedagang atau pemain wayang
yang juga harus melewati satu di antara dua belas celah itu
kadang-kadang mendengar suara jeritan tersebut di kejauhan.
Setelah mendengar suara jeritan itu, cepat atau lambat
biasanya mereka akan menemukan mayat tergeletak. Jika
siang mungkin mereka masih bisa melihatnya, tetapi mungkin
memang lebih baik berjalan pada malam hari, jika tidak ingin
melihat pemandangan yang tidak ingin mereka lihat.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Cerita menyedihkan masih terjadi, jika mereka yang
menjadi panik dan kehilangan akal berteriak-teriak sampai
kehabisan tenaga, ternyata tetap hidup tetapi menjadi gila.
Mungkin mereka belum menjadi gila ketika berteriak-teriak,
tetapi ketika di dalam lorong seperti ini terdengar suara orang
meneracau, berbicara sendiri, atau menyanyi-nyanyi, tampaknya tiada dugaan lain yang lebih tepat selain bahwa
orang malang tersebut telah mengalami keguncangan pikiran,
sehingga berpikir dengan cara yang amat sangat berbeda, dan
disebut sebagai kehilangan kewarasan.
Namun orang-orang yang menjadi gila ini sebetulnya
mengalami keterguncangan dalam taraf berbeda-beda dengan
akibat yang tidak selalu sama. Memang banyak yang lantas
mati begitu saja setelah berteriak-teriak tiada habisnya, tetapi
di antara yang menjadi gila ternyata tidak semua gila
sepenuhnya. Ada yang ibarat kata hanya tiga perempat gila, setengah
gila, seperempat gila, seperenambelas gila, tetapi meskipun
hanya sepertigapuluhdua gila sekalipun, gila adalah tetap gila.
Maka ada yang kadang-kadang memang sembuh kembali
setelah beberapa lama berada di luar gua, dengan kenangan
mengerikan yang selalu mengganggunya, ada pula yang
tampaknya sembuh tetapi begitu senang mengulang kembali
perjalanan keluar masuk celah manapun meski tidak ada
perlunya, dan ada yang tetap hidup di dalam celah itu tanpa
diketahui cara menghidupi dirinya.
KORBAN dari kesempitan celah ini tidak memandang bulu,
bisa dari orang-orang awam, bisa pula dari para penyoren
pedang segala golongan. Nyali yang besar tidak hanya dimiliki
mereka yang memilih jalan hidup di sungai telaga persilatan,
karena mereka yang mengembara di rimba hijau pun
terkadang tidak mengenali dirinya sendiri, bahwa nyali mereka
tidaklah sebesar yang mereka sangka seperti semula. Bahkan
orang awam seperti petani dan pencari madu, bisa saja
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
memiliki nyali yang besar sekali. Orang awam memang tidak
bisa bersilat, tetapi nyali yang besar memang bukan hak
istinewa orang-orang dunia persilatan. Maka di antara para
penyoren pedang yang melewati salah satu dari kedua belas
celah ini pun tidak sedikit yang menjadi gila. Apakah menjadi
gila sebentar lantas mati, maupun menjadi gila tetapi tetap
segar bugar dan selalu berkeliaran sambil tertawa-tawa.
Di antara bentuk kegilaan para penyoren pedang, memang
bertempat tinggal di dalam celah merupakan salah satu
kemungkinan. Seperti juga orang awam, sebagian besar
biasanya cepat mati. Selain tidak terlalu mudah mendapatkan
makanan, tidak terkuasainya hubungan antara jiwa, pikiran,
dan badan agaknya memang lebih cepat menamatkan riwayat
kehidupan karena tiada semangat demi suatu tujuan. Maka
menjadi pertanyaan, demikian cerita Iblis Suci Peremuk
Tulang, jika selalu terdengar suara tawa yang seram, kadang
senandung sebuah nyanyian, dalam beberapa tahun terakhir,
yang kadang muncul kadang menghilang. Setiap kali disangka
sudah mati karena tak pernah terdengar lagi, ternyata ia
muncul kembali. Adapun muncul bisa berarti hanya terdengar senandung
seraknya, atau suara tawa yang bagaikan berasal dari dalam
kuburan, tetapi juga serangan mematikan. Banyak yang mati
karena perilakunya tersebut, dan hanya para pendekar yang
berilmu sangat tinggi bisa selamat dan meneruskan
perjalanannya. Betapapun ia memang sangat jarang muncul,
dalam setahun mungkin hanya satu atau dua kali, bahkan
hanya sekali dalam dua tahun, sehingga tidak sedikit yang
telah melewati celah itu tanpa suatu apa hanya
menganggapnya seperti dongeng. Bahkan suatu dongeng
memang telah berkembang tentang sosok yang tidak pernah
muncul secara jelas itu. Demikianlah Iblis Suci Peremuk Tulang bercerita bahwa
pendekar yang menjadi gila tersebut berasa l dari golongan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
putih dan berasal dari wilayah Sichuan, bermaksud
menyeberang dan mencari pengalaman dengan mengembara
ke luar Negeri Atap Langit, dan tujuannya adalah Daerah
Perlindungan An Nam. Tidak jelas benar siapa namanya
sebagai pendekar, karena tampaknya ia memang masih muda
dan sedang mencari nama. Barangkali bahkan belum ada
seorang pun lawan yang pernah dikalahkan, meski cita-citanya
sebagai pendekar golongan putih tidaklah luntur, yakni
membasmi golongan hitam. Maka sangat mungkin ia datang
dengan semangat memusnahkan para penyamun di sepanjang
lautan kelabu gunung batu, dan untuk mencapainya memang
harus dilaluinya salah satu dari dua belas celah di Celah
Dinding Berlian ini. Namun, demikianlah cerita yang didengar Iblis Suci
Peremuk Tulang dari sebuah kedai, konon ia jatuh cinta
kepada seorang gadis keturunan pemberontak ketika melewati
salah satu pemukiman. Konon sang gadis pun menyambut
cintanya, bahkan dengan persetujuan ayah gadis tersebut,
sebuah pernikahan telah direncanakan. Dikisahkan betapa
sepasang muda-mudi ini sangat bahagia dan sudah tidak
sabar menanti-nanti hari pernikahannya. Demi kemeriahan
pesta pernikahan, gadis itu bermaksud menuju pemukiman
yang berada di seberang Celah Dinding Berlian, untuk
memesan baju pengantin kepada pembuat busana yang biasa
melayani permintaan dari permukiman-permukiman di sekitar.
Pendekar golongan putih ini bermaksud mengantarnya, tetapi
kekasihnya keberatan, karena ia tidak ingin calon suaminya
tersebut mengetahui terlebih dahulu baju pengantin macam
apa yang akan dikenakan nanti.
Demikianlah akhirnya gadis itu pun berangkat dengan
berjalan kaki pada suatu pagi, dengan rencana bahwa esok
hari sebelum malam tiba ia sudah kembali pula. Telah
dikisahkan bahwa menyeberangi kedua belas celah tersebut


Buddha Pedang Dan Penyamun Terbang Naga Bumi 2 Karya Seno Gumira di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

bagi mereka yang disebut penduduk asli sudah merupakan
sesuatu yang harus untuk saling berhubungan. Permukiman
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
tempat gadis itu tinggal dapat dicapai melalui jalan setapak
pertama yang akan kujumpai nanti setelah keluar dari lorong
ini, sedangkan permukiman yang dituju dapat dicapai me lalui
jalan setapak yang tentu pernah kulihat, yang tampaknya juga
menjadi tempat tujuan rombongan pemain wayang yang
berpapasan denganku. Penduduk asli sudah biasa mondar-
mandir antara permukiman satu dengan yang lain, meskipun
memang tidak berlangsung setiap hari. Betapapun wilayah
lautan kelabu gunung batu bukanlah tempat yang dapat
dikatakan aman sekali. HARI itu gadis tersebut berangkat. Namun ia tidak pernah
pulang kembali. Kekasihnya ketika hendak berangkat
menyusul telah dihalangi oleh penduduk agar tidak usah
berangkat, karena tidak kembalinya gadis itu bukanlah
pertanda yang baik. Pemuda yang masih bercita-cita menjadi
seorang pendekar itu tetap berangkat, tetapi ia bahkan tidak
pernah keluar lagi di seberang celah itu. Konon setelah
beberapa hari, ayah gadis itu bersama penduduk yang lain
berombongan menyeberangi celah menuju permukiman yang
menjadi tempat tujuan gadis tersebut. Ternyata menurut
pembuat baju pengantin, sang gadis memang telah datang
kepadanya membawa ka-in sutera peninggalan ibunya, dan
setelah makan siang berangkat pulang. Pembuat baju itu
semula memang he-ran, kenapa banyak sekali orang yang
akan mengambil baju pengantin ini.
Baju pengantin itu memang sudah selesai dibuat dan indah
sekali. Terdapat sulaman suatu bunga di dadanya, yang
dimaksudkan sebagai lambang kesetiaan dan cinta. Dise-
butkan betapa semua orang menangis menyaksikan baju
pengantin tersebut. Adapun calon pengantin pria, memang
tidak pernah muncul di mana pun di seberang celah setelah
memasukinya. Ketika mereka pulang kembali melewati celah
yang sama, terdengarlah senandung serak, suara orang bicara
dengan dirinya sendiri, dan suara orang tertawa yang seperti
datang dari dunia orang-orang mati. Meskipun sudah begitu
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
berbeda, penduduk masih mengenali suara tersebut sebagai
suara calon pengantin malang itu, apalagi nama gadis calon
isterinya juga ia sebutkan dalam perbincangan dengan diri
sendiri maupun syair nyanyiannya. Semula mereka menduganya sebagai suara hantu, dan karena itu dengan
secepat-cepatnya segera berlalu. Mereka tidaklah terlalu
terkejut seandainya pendekar muda itu memang menjadi
korban kesempitan celah gelap yang akibatnya sudah sangat
dikenal. Namun dari para pengembara dan pendekar kelana yang
berhasil lolos dari serangannya, diketahuilah betapa pendekar
golongan putih ini sebetulnya belum mati. Ia hanya menjadi
gila dan hidup di dalam celah bersama segenap kegilaannya,
merindukan kekasih yang pergi tanpa pernah kembali. Pernah
dilakukan usaha membujuknya, meng-ingat ketika masih
berada di permukiman bersama mereka, pendekar muda itu
sungguh santun dan selalu membantu sesamanya. Mereka
berteriak-teriak menyatakan maksudnya, agar kembali ke
permukiman bersama mereka saja, di tempat suara-suara
yang semula mereka kira suara hantu itu berada. Namun
seperti telah disebutkan, keberadaannya tidak dapat
dipastikan. Ia memang masih hidup, tetapi keberadaannya
tidak dapat terlacak, seolah-olah hantu saja layaknya.
Peristiwa itu berlangsung dua puluh tahun yang lalu. Iblis
Suci Peremuk Tulang juga mengaku betapa tidak dapat
dipastikannya, bagian dari cerita itu yang merupakan dongeng
dan bagian yang dapat dipercaya bahwa memang pernah
berlangsung. Namun dari ceritanya yang masih kuingat itu aku
yakin sedang me lewati lorong yang sama, karena memang
kemudian kudengar suara senandung dan suara orang yang
bicara dengan dirinya sendiri.
Tanpa kusuruh kudaku berhenti. Meskipun diandaikan tidak
lebih hebat dari kuda yang sekarang ditunggangi Harimau
Perang, karena kuda Uighur yang digunakan mata-mata
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Uighur sendiri tentunya lebih tinggi mutunya dari kuda Uighur
yang ditukar dengan sutera betapapun mahalnya, kuda ini
adalah milik anggota Kalakuta. Betapapun kuda yang menjadi
andalan kelompok rahasia pastilah kuda yang selalu siap
menghadapi pertarungan penunggangnya.
Ketika ia berhenti, segalanya me-mang menjadi lebih jelas.
Bahkan kudengar suara napas!
Setelah berjalan sepanjang malam di dalam lorong ini, aku
sampai di bagian yang tidak berangin kencang. Dari arah
suara napas, dapat kuperkirakan tempatnya, tetapi tidak ada
sesuatu pun yang dapat kulihat. Memang ini bukan gua, dan
di atas ada langit, tetapi celah ini begitu sempit dan tinggi,
sehingga langit tanpa bintang itu pun hanya selebar lembaran
lontar saja layaknya. Maka aku memejamkan mata dan
kupasang ilmu Mendengar Semut Berbisik di Dalam Liang.
Dalam keterpejamanku tergariskan oleh garis cahaya
buram kehijauan sosok yang sudah dua puluh tahun
menghantui itu. Ia menempel pada dinding, jelas menggunakan ilmu cicak, tapi tidak kuketahui apakah tadi aku
tidak melihatnya karena kegelapan luar biasa lorong ini,
ataukah memang tak mungkin melihatnya disebabkan oleh
ilmu bunglon. Rambutnya panjang terurai dan tampak lengket satu sama
lain. KULITNYA seperti bersisik, tetapi itu bukan sisik, melainkan
daki sangat amat tebal --yang mungkinkah kiranya terkumpul
selama duapuluh tahun itu" Daki itu seperti lapisan tanah,
mungkin itulah yang kurasakan seperti serbuk tanah yang
bertaburan dari atas. Dalam dua puluh tahun, kurasa
pakaiannya sudah hancur. Namun aku bertanya-tanya dalam
hatiku sendiri, benarkah dia gila" Mereka yang merasuk begitu
jauh ke dalam dirinya dan tidak pernah keluar lagi biasanya
terputus juga hubungan dengan tubuhnya sendiri. Jika ia
masih tetap bertahan sampai hari ini, kuragukan terdapat
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
kegilaan yang mengenaskan, sebaliknya ketabahan luar biasa
untuk menerima tanggung jawab dari kehidupan yang telah
dipilihnya. Cerita yang kudengar dari Iblis Suci Peremuk Tulang
memang seperti dongeng, tetapi jika dongeng biasanya
tampak sempurna, karena segala pertanyaan telah terjawab,
terdapat ruang kosong yang tidak terselesaikan dalam
dongeng tersebut. Mengingat dongeng itu masih bertahan dua
puluh tahun dengan cerita yang sama, aku pun bertanya-
tanya, ba-gai-manakah akhir cerita calon pengantin yang
perempuan" Ia disebutkan telah datang ke permukiman di
seberang celah, bahkan menghilangnya sang pengantin ini
telah membuat calon suaminya menyusul, tetapi ketika
pendekar muda itu dianggap telah menjadi gila karena setiap
kali muncul bersenandung dan berbicara dengan dirinya
sendiri, tetap tiada akhir cerita bagi sang gadis.
Ia tidak ditemukan mayatnya, karena seisi permukiman
beramai-ramai mencari dengan obor menyala, dan tidak juga
keluar lagi dengan ketergangguan jiwa. Aku menghela napas,
membayangkan kemungkinan betapa gadis itu hanya pergi
begitu saja dengan sebab yang belum diketahui bersama.
Betapa banyak alur cerita yang terputus sebenarnya, tidak
seperti dongeng yang lingkaran awal dan akhirnya utuh
menyatu. Mataku masih terpejam. Kudengar ia juga menghela napas.
Ia bernapas dengan berat, terdengar jelas dalam kesunyian
dan kegelapan. Suara napas itu dalam keterpantulannya
kemudian terdengar bagaikan kata-kata, seperti semacam
bahasa, tetapi bahasa keterasingan dan kesepian yang amat
sangat mendalam. Aku masih mengerti jika ia bersenandung
dan kata-kata dalam senandungnya tidak terdengar jelas,
ataupun jika ia berbicara dengan dirinya sendiri, bahkan
meneracau begitu rupa bagaikan ia benar-benar terganggu
jiwanya, karena dalam semua itu terdapatlah nada yang
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
sungguh mampu menyampaikan sua-sana hatinya. Namun
aku tidak dapat membayangkan jika bahkan desah napasnya
yang memang berat dapat menjadi sarat dengan kedukaan
yang merambat sepanjang, dan bagaikan berubah menjadi
benda padat terdengar jatuh berdentang-dentang di kejauhan
sana... Membikin perasaan yang men-dengarnya bisa begitu
pedih, sepedih-pedihnya kepahitan dan keperihan yang begitu
beratnya sampai memadat. Tidak dapat kubayangkan betapa duka dari dalam dada dan
jiwa yang berat dapat keluar bersama napas dan memadat
sebagai benda yang menggelinding jatuh sehingga terdengar
suara berdentang-dentang. Dalam keterpejamanku dentang-
dentang suara dalam kesunyian dan kegelapan menjadi
pedang kegetiran yang menyambar-nyambar dan hanya dapat
kutahan dengan tidak membiarkan perasaan terserap
keadaan. Apakah yang dilakukannya di dalam celah di
ketinggian selama duapuluh tahun ini"
Aku pernah tinggal di dalam gua selama sepuluh tahun,
tetapi karena selama itu aku terserap pendalaman akan
sesuatu dan mempunyai tujuan, selain memang mengatasi
waktu dan ruang dalam pembelajaran, sepuluh tahun bahkan
terasa masih kurang. Maka aku sangat mengerti jika mungkin
saja dua puluh tahun baginya bukan sesuatu yang lama, dan
menengok manusia yang lewat dalam dua atau tiga tahun
baginya sudah sering sekali.
Namun sekarang ini, di lorong gelap dan sempit dengan
dinding-dinding menjulang ke langit, waktu yang hanya
beberapa detik terasakan begitu lama. Seolah-olah bahkan
bumi menunggu kami sebelum berani berputar kembali.
Kudaku masih diam dan aku masih menyisir kedudukannya
dalam keterpejaman ilmu Mendengar Semut Berbisik di Dalam
Liang. Kulihat dalam keterpejamanku itu suatu cahaya redup
yang berpijar-pijar muram di seluruh tubuhnya. Pijar-pijar
muram itu menggetarkan udara, sehingga siapapun yang
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
memiliki kepekaan tinggi, akan dapat merasakan kehadirannya
tanpa harus melihat atau mendengar sesuatu.
Aku berpikir bahwa Harimau Perang telah melewati titik ini,
tetapi dibiarkannya berlalu, kecuali jika kutemukan ma-yatnya
nanti. Namun jika ia hanya muncul setahun, dua tahun,
bahkan tiga tahun sekali, maka Harimau Perang barangkali
memang tidak harus termasuk bagian cerita yang ini.
Kukira ia pun tahu cerita tentang pendekar muda yang
menjadi gila di celah ini dua puluh tahun lalu, dan karena itu
terus secepat-cepatnya melaju dengan harapan agar yang
diganggunya adalah aku. Harimau Perang tentu memperhitungkan itu, dan meski mungkin hanya menduga-
duga ternyata memang itulah yang berlaku.
NAMUN kurasa jika memang seseorang yang menghuni
lorong ini bermaksud menemui Harimau Perang, kuda Uighur
itu akan berhenti. Seperti kudaku sekarang ini. Kuda juga
mampu melihat cahaya redup yang berpijar dari seluruhnya,
meski mata manusia awam tidak dapat melihatnya.
Jadi telah dibiarkannya Harimau Perang pergi, tapi ia
sengaja membuatku berhenti,
dengan helaan napas kedukaannya yang begitu berat sehingga menjelma benda
padat itu... (Oo-dwkz-oO) Episode 172: [Tubuh yang Diciptakan Jiwa]
Desah napasnya yang berat, sungguh terasa berat bagiku
bagaikan terdapat beban seberat gunung. Aku terkesiap.
Kukira beginilah caranya seseorang menjadi gila, atau lebih
tepat terkacaukan daya pertimbangannya dan tidak dapat
mengendalikan dirinya lagi, karena beban yang berat itu
bukan suatu khayalan, memang beban batin yang
terpindahkan oleh desah napas yang amat sangat berat.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Lantas kudengar apa yang dimaksudkan dengan kata-kata
tidak membentuk makna seperti penceracauan itu. Meskipun
perbendaharaan kata-kata dalam bahasa Negeri Atap Langit
yang kuketahui sangat terbatas, aku mencoba menyimaknya
juga. ''Kita...jiwa.....dari...cipta....adalah...kita...tubuh....''
''Jiwa...dari...cipta...adalah...kita...tubuh...kita...''
''Dari...cipta...adalah...kita...tubuh...kita...jiwa...''
''Cipta...adalah...kita...tubuh...kita... jiwa...dari...''
''Adalah...kita...tubuh...kita...jiwa...dari...cipta...''
''Kita...tubuh...kita...jiwa...dari...cipta...adalah...''
''Tubuh...kita...jiwa...dari...cipta...adalah...kita...''
''Kita...jiwa...dari...cipta...adalah...kita...tubuh...''
Ternyata dengan menyimaknya aku tahu betapa sebetulnya
terdapat suatu keteraturan dalam kata-kata yang lebih
terdengar seperti gumam orang tidur itu. Adapun kata-kata itu
sebenarnya adalah urutan yang selalu berulang dari kita jiwa
dari cipta adalah kita tubuh.
Ia yang telah menghilang dari peradaban selama dua puluh
tahun ini sedang menyampaikan sesuatu! Selama ini
barangkali ia memang selalu menyampaikan sesuatu tetapi
tiada seorang pun memahaminya. Apakah aku akan bisa


Buddha Pedang Dan Penyamun Terbang Naga Bumi 2 Karya Seno Gumira di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

memahaminya" Kita jiwa dari cipta adalah kita tubuh adalah
kata-kata yang urutannya tidak dapat membentuk kalimat
yang bisa kumengerti. Apakah maksudnya" Ia masih terus meneracau. Kudaku mendengus, tetapi tidak
melangkah maju. Ia berhenti sejenak mendengar dengusan
itu. Mengetahui kuda itu diam, ia meneracau lagi dengan
lambat sekali. Bagiku ini sangat menegangkan, dalam keterpejamanku
cahaya redup di sekujur tubuhnya tampak berubah warna
menjadi biru, seperti siapa pun lawan yang siap menyerang.
Aku merasa, ia tidak menginginkan diriku pergi, dan jika
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
kubiarkan kudaku beranjak ia tidak akan berhenti menempurku sampai aku mati. Namun bahkan kuda Uighur ini
pun tahu apa artinya cahaya biru yang meliputi tubuhnya itu.
Aku baru dapat melihat cahaya itu dalam keterpejaman ilmu
Mendengar Semut Berbisik di Dalam Liang, tetapi kuda tidak
memerlukan ilmu apa pun, karena pelatihan suku Uighur telah
mengembangkan segenap daya yang akan membuatnya
menjadi kuda unggul. Kuselusuri ruang yang tidak akan terlihat jika mataku
terbuka. Jika ia menyerang, kecuali kugunakan Jurus Tanpa
Bentuk, aku belum tahu bagaimana caranya bertarung di
tempat seperti ini. Padahal sebagai pendekar, tidak mungkin
belum dilatihnya suatu penemuan jurus baru selama
bermukim di tempat ini. Ia tidak gila dalam pengertian tiada dapat mengenali
dirinya lagi. Kurasa ia masih terus bertahan justru karena
memiliki tujuan, dan karena itu sangat memahami apa yang
dikehendakinya; tetapi kehendaknya itulah yang sepenuhnya
berada di dunianya sendiri, sehingga tidak mungkin
dimengerti. Jika ia memang menyampaikan sesuatu, aku harus
memahaminya berdasarkan caranya berpikir.
kita jiwa dari cipta adalah kita tubuh
KATA-KATA itu tidak membentuk kalimat, tetapi karena
telah terus diulang, kucoba membacanya dengan cara lain.
tubuh kita adalah cipta dari jiwa kita
Tentu lebih jelas maksudnya setelah kuluruskan sedikit:
tubuh kita adalah ciptaan jiwa kita
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Aku pun mengucapkannya dalam bahasa Negeri Atap
Langit. ''Tubuh kita adalah ciptaan jiwa kita...''
Kudengar suara tertawa yang aneh, seperti datang dari
dunia orang mati. Namun kurasakan bahwa ini bukan suara
tawa dengan maksud menertawakan, atau mengejek, apalagi
menghina, melainkan suara tertawa bahagia yang membuatku
merasa aman. Suara tertawa itu merayap berpantul-pantulan
dalam udara celah, mungkinkah itu yang membuatnya
bagaikan berasal dari dunia orang mati"
Aku masih memejamkan mata, melihatnya masih diam,
tetapi kemudian terlihat tubuhnya melepaskan diri dari
dinding, tidak untuk jatuh, me lainkan untuk membubung ke
atas dengan tubuh lurus, kaki merapat dan tangan merapat di
samping tubuh. Nyaris tanpa gerakan ia dapat membubung ke
atas. Tentulah ilmu meringankan tubuhnya sudah sangat amat
tinggi. Ia bagaikan manusia yang bisa terbang, meski manusia
tentu saja tidak terbang. Namun bahkan udara saja
sebetulnya tidak tersedia dalam jumlah yang cukup untuk
dijejaknya di celah yang amat sangat sempit ini. Kukira udara
tipis itu pun berpeluang besar menjadikan siapapun tidak bisa
memisahkan bayangan dalam kepala dan penglihatan mata,
yang membuat mereka terguncang daya pertimbangannya,
untuk kemudian disebut gila.
Ia membubung, membubung, dan membubung tinggi
sekali, sampai hanya menjadi noktah cahaya redup dalam
keterpejamanku, untuk kemudian menghilang sama sekali.
Apakah aku harus mengejarnya" Namun aku tidak mempunyai
kepentingan apapun dengan pendekar sakti yang malang itu.
Lagipula aku harus mengejar Harimau Perang secepatnya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Bagaimanakah caranya membubung tinggi tanpa menjejak
udara seperti itu" Ia telah mendapat daya luncur yang cukup
hanya dengan mengembuskan napasnya, itu pun hanya sekali,
untuk selanjutnya ia bernapas melalui pori-pori sahaja seperti
yang dilakukan murid-murid seni ki kung, karena kulihat
cahaya keabu-abuan dilepaskan tubuhnya.
Bagaimanakah caranya ia hidup di sini" Hanya dengan
udara melalui pernapasan pori-pori" Namun pertanyaanku
bukanlah bagaimana ia bisa tetap hidup, melainkan apakah
kiranya yang berada dalam kepalanya, sehingga ia masih ingin
tetap hidup. Jika pikirannya diluruskan, apakah kiranya tujuan
hidupnya" Dari apa yang bisa kutangkap dari ceracauannya, ia ingin
dimengerti bahwa keberadaannya seperti sekarang mempunyai suatu sebab. Keberadaan yang mana" Bahwa
rambutnya gimbal dan seluruh tubuhnya diliputi tanah" Bahwa
ia berlaku seperti hantu yang membuat orang-orang lewat
ketakutan dan menjadi gila" Ataukah betapa ia masih berada
di sini setelah lebih dari dua puluh tahun dan itu juga
mempunyai tujuannya sendiri"
IA tidak menyerangku meski kedudukanku lemah sekali.
Jika kami bertarung, ia memiliki kelebihan atas penguasaan
ruang, hasil pengenalannya selama dua puluh tahun. Ia pergi
meninggalkan diriku sendiri lagi di ce lah sempit ini, karena aku
dianggapnya mengerti, bahwa segala sesuatu yang berhubungan dengannya mempunyai sebab dalam pengalamannya, dalam riwayat hidupnya, dalam jiwanya.
Tubuh kita adalah ciptaan jiwa kita. Namun aku menganggap
bukan pesan itu yang ingin disampaikannya, melainkan bahwa
melalui pesan itu ia menyampaikan betapa terdapat alasan
atas keberadaannya. Apakah alasannya itu" Bagiku hanya satu, yakni bahwa
kekasihnya yang hilang itu belum ketemu.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Bahwa ia tidak mencari dan hanya menunggu, kukira itulah
bagian dari keterguncangan jiwanya, tetapi bahwa tujuan
hidupnya jelas dan pasti, yakni menunggu kekasihnya di
tempat ia menghilang, membuat ia dapat bertahan hidup lama
sekali. Tujuan adalah api dalam kegelapan hidup setelah
kehilangan kekasihnya. Bukankah aku juga telah berpikir betapa hilangnya sang
kekasih merupakan lubang dalam bangunan dongeng yang
kukuh itu, karena tidak jelas ia menjadi gila, menjadi mayat,
atau pergi entah ke mana" Lubang dalam cerita adalah sisa
yang bisa berkembang menjadi cerita baru.
Apakah yang telah terjadi dengan gadis calon pengantin itu
dua puluh tahun lalu" Pembuat baju yang menurut Iblis Suci
Peremuk Tulang juga sudah meninggal, bahkan melihatnya
sendiri memasuki celah kembali untuk pulang ke permukimannya. Jika ia menjadi gila atau mati, penduduk
yang mencari pasti akan menemukannya, karena hanya para
pengembara dan perantau lata saja, yang akan mati tanpa
ada yang mencari, dan tetap tinggal di dalam celah sampai
menjadi kerangka. Adapun mereka yang menjadi gila, akan
berkeliaran sebentar sebelum akhirnya termenung-menung,
lantas menjatuhkan diri ke dalam jurang. Mereka yang tidak
menjatuhkan diri ke dalam jurang, sebagai orang asing yang
tidak mengenal jalan, dalam keguncangannya pun akan
terpeleset masuk jurang. Maka jika gadis calon pengantin itu tidak pernah ditemukan
sebagai mayat atau orang gila, masih terdapat ruang kosong
bagi kepastian, bahwa meskipun hilang, ia tidaklah menjadi
gila atau mengalami kematian.
Selama dua puluh tahun ini, ke manakah kiranya dia pergi"
Dalam keterguncangan jiwa, kekasihnya hanya bisa menanti,
dari tahun ke tahun, sampai duapuluh tahun. Benarkah dia
gila" Aku hanya berpikir, betapa cinta memang menuntut
pengorbanan. Setelah mendengar kekasihnya menghilang, ia
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
masuk menyusulnya meski orang sekampung sudah berusaha
menghalanginya. Benarkah ia menjadi korban kegamangan seperti s iapa pun
yang berada di dalam celah sempit, gelap, dan tinggi
menjulang" Jadi teringat ujaran Mengzi:
akhir termegah dari pembelajaran
tiada lain selain mencari jiwa yang hilang Kudaku melangkah maju, aku membuka mata dan
mendongak ke atas. Kulihat ia berada di antara dua celah di
puncak sana, dan dengan ringan menghilang. Mendadak
kusadari betapa celah yang amat sempit ini tidak lagi gelap,
karena dari balik awan yang berpendar muncul rembulan,
bagaikan terjepit dinding-dinding celah, seolah akan jatuh ke
bawah setiap saat jika celah itu merekah.
Dinding-dinding langsung memantulkan cahaya lembut
keperakan, sehingga segala gurat di dinding batu itu dapat
terlihat. Aku meraba dinding, dan setelah mengarungi celah
sejauh ini, kuketahui bahwa dinding-dinding batu di daerah ini
tidak lagi sekeras berlian.
Begitulah kudaku melangkah pelahan karena celah yang
memang masih sempit dan menjulang. Dalam cahaya
rembulan, celah sempit ini tidak terlalu menyebabkan sesak
napas lagi, yang agaknya telah ikut mendorong kepanikan
orang-orang yang menjadi terguncang jiwanya dan tidak
pernah kembali seperti semula.
Aku menghela napas sekali lagi. Meskipun tidak
berlangsung pertarungan, ketegangannya melelahkan diriku.
Sepintas kubayangkan pertarungan jika ia menyerang. Ilmu
silat macam apakah yang telah ditekuninya, dengan cara
berpikirnya yang tentu berbeda, bahkan dibentuk oleh jiwanya
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
yang terguncang karena kehilangan calon isterinya" Ia tidak
mati dalam dua puluh tahun di celah sempit ini, hanya
mungkin dilakukan manusia dengan jiwa yang sangat
membara di dalam dirinya. Ruang dan waktu hilang dalam
pemusatan perhatian. Aku merasa Jurus Tanpa Bentuk yang
masih terus kuolah dan kupikirkan ulang belum mendapat
lawan, tetapi betapapun aku merasa penasaran.
PEMANDANGAN menjadi sangat lain dari biasa karena
rembulan seolah-olah menggantung dalam jepitan bibir-bibir
celah itu. Memandang ke atas seluruh dinding raksasa pada
kedua sisi ini tampak putih kebiru-biruan, sementara langit
yang hanya tampak selebar pedang lurus panjang karena
sempitnya celah, berwarna biru tua bagaikan bulan memang
jatuh di bumi sehingga langit malam terlalu jauh untuk
disinarinya. Memandang ke depan, lorong panjang yang
semula tidak terlihat karena gelap, kini menjadi jelas begitu
memanjang bagai tiada habisnya, dengan cahaya putih lembut
sepanjang dinding, tetapi yang tidak terlalu kebiru-biruan.
Namun dari titik man apun di depanku, jika aku menatap ke
atas, seluruh dinding ce lah kembali kebiru-biruan.
Adapun lantai lorong berbatu yang juga sempit lurus dan
panjang, justru tanpa cahaya putih dan hanya kebiru-biruan.
Aku bagaikan berada di dunia lain. Sedangkan ketika aku ingin
tahu keadaan di belakang, pemandangannya hampir sama
dengan pemandangan di depan, yakni lorong sempit lurus
panjang, yang juga bercahaya putih lembut dinding-
dindingnya, tanpa cahaya kebiru-biruan. Terasa bagaikan
terjebak dalam dunia serba sempit, yang justru sulit
dibayangkan dalam pekatnya kegelapan. Aku mendapat
kesempatan lebih baik untuk membayangkan dunia calon
pengantin ma lang yang hidup di sini selama duapuluh tahun
itu. Masihkah yang sempit terasa sempit, yang gelap terasa
gelap, yang kebiru-bi-ruan terpandang kebiru-biruan" Masih-
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
kah celah menjadi celah, lorong menjadi lorong, dan dinding
menjadi dinding" Kudaku masih melangkah. Ketika aku meraba dinding lagi
dalam kesempitan luar biasa sehingga aku harus turun dari
kuda, terpegang lagi olehku beberapa helai rambut Harimau
Perang. Tentu bulan belum berada di atas celah itu ketika ia
melewati tempat ini, sehingga capingnya yang lebar tepiannya
menyentuh kedua sisi dinding, dan karena itu harus
dibukanya. Kulihat banyak sekali tulang-tulang sisa kerangka yang
sudah remuk terinjak-injak. Tengkorak yang tidak utuh lagi
berserakan di mana-mana, dengan mulut seolah-olah seperti
sedang tertawa. Dari jejak yang masih dapat dilacak, kuduga
bahkan kepalanya terantuk dinding, karena masih berada di
atas kuda ketika seharusnya turun karena celah menyempit
begitu rupa hanya selebar tubuh kuda. Saat itulah beberapa
helai rambut panjangnya tertinggal pada permukaan dinding
yang kasar. Kupegang sebentar helai-helai rambut itu, bahkan tanpa


Buddha Pedang Dan Penyamun Terbang Naga Bumi 2 Karya Seno Gumira di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kusadari telah kuangkat ke hidungku dan menciumnya, dan
baunya ternyata harum sekali. Ha-rimau Perang itu ternyata
seorang peso-lek. Bahkan di tengah alam yang hanya
cuacanya saja bisa membunuh, dalam perjalanan yang berat
dan melelahkan, rambutnya masih meruapkan dunia
kecantikan. Apakah Harimau Perang seorang perempuan"
Telah kudengar bagaimana ia bergumam dan berbicara
setelah membantai kedua belas penga-walnya sendiri, dan aku
tidak mendapatkan kesan bahwa ia seorang perempuan.
(Oo-dwkz-oO) KULEPASKAN rambut itu, karena kemudian perhatianku
tertarik kepada guratan yang terdapat pada dinding batu.
Dengan segera aku mengira guratan tersebut merupakan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
gambar jurus-jurus silat. Dunia persilatan penuh dengan cerita
tentang para pendekar yang jatuh ke jurang tetapi tidak mati,
dan dalam keadaan luka parah merayap ke sebuah gua, untuk
menemukan kitab ilmu silat, yang setelah dipelajarinya
membuat ia menjadi pendekar mahahebat. Aku pun bukan
tidak ingin menjadi bagian dari cerita semacam itu, dan
harapanku membuat aku mengira segala guratan itu adalah
jurus ilmu s ilat. Kuhentikan kudaku di sini, karena jika tidak tentu ia
berjalan terus. Namun dengan berjalan terus berarti kuda
Uighur ini tidak merasakan adanya bahaya. Tidak mungkin
bagi kuda itu untuk memaklumi pula kebutuhanku, bahwa
barangkali saja guratan pada dinding batu itu adalah jurus-
jurus ilmu s ilat. Lorong ini masih saja amat sangat sempit, meski tidaklah
begitu sempitnya sehingga harus turun dari kuda. Agak sulit
menduga apakah guratan itu gambar atau huruf, karena
meskipun aku sudah turun dari kuda dan menempelkan
tubuhku pada tembok, letak guratan-guratan itu begitu
tingginya sehingga tidak dapat ditatap sesuai dengan bentuk
seperti yang dimaksudnya.
Namun adalah penting bagiku bahwa guratan-guratan pada
dinding batu itu dibuat manusia. Sepintas lalu seperti coretan
saja, tetapi siapakah dia orangnya yang dengan tingkat
kesulitan begitu tinggi bersusah payah hanya ingin membuat
coretan sahaja" Bagaimanakah caranya seseorang membuat
guratan-guratan itu" Di bagian ini, meski celah tetap sempit,
belumlah memungkinkan seseorang untuk dapat menempelkan punggungnya di dinding bagian atas dengan
kaki lurus ke depan, menekan dinding di depannya agar tidak
jatuh; tetapi juga tidak cukup luas sehingga apapun yang
diguratkannya dapat terpandang dari suatu jarak.
BARANGKALI coretan macam apa pun dapat dilakukan
sambil bergantung pada sebuah tali, tetapi dengan alasan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
apakah seseorang sengaja datang dengan segala peralatan
untuk mengerjakan sesuatu yang tidak dapat disaksikan"
Saat memandang ke atas sambil menduga-duga itu aku
merasa cahaya perlahan-lahan menjadi semakin suram. Tentu
saja rembulan yang seperti terjepit bibir-bibir celah itu tidak
akan bertahan di sana selamanya!
Aku pun melesat ke atas agar sempat melihat guratan-
guratan itu seutuhnya. Aku bertahan selama mungkin di udara
agar dapat mengamati guratan tersebut, dan jika kemudian
tubuhku harus kembali turun ke bumi, itu pun sebisa mungkin
amat sangat pelahan. Kuperhatikan guratan itu ternyata sudah sangat tua, karena
lumut di atasnya membuat warna guratan sama saja dengan
warna permukaan batu. Aku beruntung telah melihatnya
dalam cahaya rembulan, sehingga arah pantulannya yang
berbeda karena permukaan yang dibentuk guratan, membuat
guratan-guratan itu bagiku jelas terlihat. Jika tidak tentu aku
pun hanya akan melewatinya saja. Lebih beruntung karena
juga dapat kuketahui, betapa tidak sembarang cahaya akan
membuat guratan-guratan itu tampak dari kedudukanku tadi.
Sepintas lalu guratan-guratan itu memang tidak ada
artinya, karena dalam penatapan sepintas lalu memang tidak
membentuk huruf maupun gambar orang bersilat yang
kuharapkan itu. Namun setelah turun naik beberapa kali,
karena guratan itu selain terdapat dari atas ke bawah, juga
menyamping dan mendatar sehingga memenuhi dinding, aku
berpikir benarkah ini semua hanya coretan, dan bukannya
huruf yang tidak kukenal"
Betapapun aku menduga, tentunya ada sesuatu yang
dianggap perlu untuk diungkapkan segala guratan yang
tampaknya sembarang dan asal dicorat-coretkan itu. Ketika
kuraba, kuketahui bahwa guratan itu tidak mungkin dipahat
dalam waktu yang lama, melainkan sekali gores oleh benda
tajam yang kuduga merupakan pedang mestika.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Memang hanya pedang mestika tentunya, yang dapat
membuat dinding batu seolah-olah begitu lunaknya seperti
tofu. Mengingat panjang, lebar, dan luasnya dinding tempat
terdapatnya guratan-guratan itu, dapat kubayangkan bagaimana seseorang telah melenting ke atas dan ketika turun
segera memainkan pedang mestikanya sehingga terbentuk
guratan dari atas ke bawah. Begitulah ia lakukan seterusnya,
sampai dinding ini penuh dengan guratan.
Adapun mengingat pori-pori yang terbentuk pada
permukaan guratan, peristiwa itu sudah berlangsung jauh,
jauh pada masa lalu. Jauh sebelum wilayah ini menjadi
permukiman tersembunyi para pemberontak, dari masa
pemerintahan wangsa yang satu ke wangsa yang lain; jauh
sebelum para penyamun yang berasal dari penjahat
kambuhan malang melintang di sepanjang lautan kelabu
gunung batu; jauh, jauh sebelum semakin sering orang
melewati Celah Dinding Berlian dan tidak sedikit di antaranya
menjadi gila. Berarti bukan ia yang desah napasnya begitu
sarat dengan duka sehingga menjelma benda padat
menggelinding sepanjang lorong dengan suara berdentang-
dentang itulah yang telah membuatnya
Ketika cahaya makin suram, aku merasa sedih, karena tahu
tidak akan pernah bisa mengamati lagi guratan-guratan itu.
(Oo-dwkz-oO) Episode 173: [Renungan dalam Kegelapan]
Rembulan berpindah tempat, melepaskan diri dari jepitan
kedua sisi teratas dinding-dinding celah, suasana seperti
mendadak muram, dan lorong ini akan segera kembali
menjadi gelap. Namun pergeseran sumber cahaya, sebelum
lorong ini menjadi gelap, ternyata memberikan bentuk
pantulan tertentu dari guratan-guratan itu.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Segalanya menjadi jelas bagiku sekarang. Pembuat coretan
itu mengguratkan pedangnya dengan dua kedalaman yang
berbeda; yang lebih dalam membentuk aksara, sedangkan
yang tidak terlalu dalam membentuk gambar. Keterbedaan
yang terjelaskan oleh perubahan sudut pencahayaan ini, tidak
dapat kupastikan disengaja atau tidak, tetapi penumpukan
guratan aksara dan guratan gambar itu kuyakini merupakan
usaha merahasiakannya. Tanpa sudut pencahayaan tertentu,
guratan yang dalam maupun tidak terlalu dalam tidak
terbedakan, sehingga guratan-guratan itu hanya akan tampak
sebagai corat-coret tanpa kejelasan.
Inilah yang belum kumengerti. Jika ingin dirahasiakan,
kenapa harus diungkapkan" Jika ingin diungkapkan, kenapa
harus dengan cara yang begitu sulit untuk mendapatkan
kejelasannya" DENGAN semakin bergesernya rembulan, semakin menggelap pula lorong ini, sehingga aku harus segera
membaca kata-kata yang berasal dari susunan aksara Negeri
Atap Langit ini secepat-cepatnya.
Manusia tidak bertaring, manusia berkulit tipis, manusia
tidak berbulu. Manusia menjadi manusia, jangan meniru
binatang. Kecerdasan membedakan manusia dari binatang.
Kegarangan, yang alamiah bagi binatang, tercela untuk
manusia. Manusia mencari cara yang alamiah baginya.
Manusia yang mencari sifat dasarnya, dalam sifat dasar
binatang, kehilangan sifat dasarnya sebagai manusia
Dengan terbaca kata terakhir itu, semakin meredup pula
cahaya, sebelum akhirnya lorong ini kembali menjadi gelap
sama sekali. Aku mendongak ke atas, tiada lagi rembulan.
Segenap tulisannya telah kubaca, tetapi meskipun gambar-
gambar yang bertumpuk dengan aksara itu pun telah dapat
kupisahkan dari aksara, dan kuketahui menggambarkan apa,
belumlah kuketahui maknanya. Aku masih harus memikirkannya. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Aku melangkah pelahan menuju kudaku yang menunggu.
Dalam gelap kutunggangi lagi, dan ia pun segera melaju. Dari
sini lorong ini memang menjadi lebih lebar, sehingga masih
cukup luas jika seorang penunggang kuda lain datang dari
arah yang berlawanan dan berpapasan.
Kukira aku masih tetap harus waspada terhadap apa pun
yang dipersiapkan Harimau Perang untuk menghalangiku, dan
sangat besar kemungkinannya untuk membunuhku. Pertemuanku dengan manusia yang mampu membubung ke
atas hanya dengan embusan napasnya itu, harus kuanggap
bukan bagian dari rencananya. Begitu juga ketika
perjalananku harus tertunda lebih lama lagi, karena
ketersingkapan tulisan dan gambar-gambar yang dirahasiakan,
tetapi tetap saja diungkapkan itu. Aku bahkan tidak berani
memastikan, apakah pendekar calon pengantin yang
terguncang jiwanya karena kehilangan calon isteri dua puluh
tahun lalu itu juga mengetahuinya. Selain karena perbedaan
aksara dan gambar itu hanya terlihat dalam pemisahan oleh
sumber cahaya tertentu saja, juga harus kuingat betapa
manusia yang malang itu hidup di dalam dunianya sendiri.
Namun sementara perjalananku belum kuketahui berapa
lama lagi akan tiba di seberang celah, kuwajibkan diriku untuk
membuka rahasia yang mengungkapkan dirinya kepadaku di
dalam celah itu. Dalam kegelapan, di atas punggung kuda
yang bagaikan membawaku terbang sepanjang semesta yang
hitam, kuingat kembali betapa kata-kata itu diucapkan oleh
Yangzi, pemikir Dao yang hidup lebih dari seribu tahun lalu.
Dari ruang pustaka Kuil Pengabdian Sejati pernah kubaca
Kitab Han Feizi yang juga di-tulis Han Feizi mengutip ucapan
Yangzi: Adalah seseorang yang kebijakannya tidak memasuki kota
yang berada dalam bahaya,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
maupun tetap bersama pasukan tentara.
Demi keuntungan besar bagi dunia
pun ia tidak akan menukarkan
sehelai bulu betisnya... Dialah yang merendahkan harta benda
dan menghargai kehidupan.
Sementara kitab lain, Hua Nanzi, menyebutkan:
Melestarikan kehidupan dan mempertahankan keaslian
di dalamnya, tidak membiarkan harta benda
menjerat seseorang: itulah yang ditegakkan oleh Yangzi.
Sesuai dengan pemikiran Dao, yang lebih memberi nilai
tinggi manusia sebagai bagian dari alam, daripada
membiarkan penalarannya memanfaatkan alam, aku menafsirkan kembali yang tertulis pada dinding tersebut,
bahwa manusia harus mengembangkan dirinya sebagai
manusia berdasarkan miliknya sendiri. Jika manusia memang
tidak memiliki taring, ia tidak perlu menciptakan suatu alat
untuk menggantikan taring. Jika manusia tidak memiliki cakar
seperti harimau, ia tidak perlu menciptakan jurus silat harimau
agar dapat menggantikan yang tidak dimilikinya. Ia harus
mengembangkan diri dengan apa pun yang berada di dalam
dirinya saja. Benarkah begitu" Ketika Yangzi bicara tentang kegarangan
dan sifat dasar kurasa sebetulnya ia sedang berfilsafat tentang
jiwa manusia, agar janganlah meniru perilaku binatang yang
hanya mengikuti nalurinya saja. Sedangkan naluri binatang
agar tetap selamat dalam rimba raya kehidupan adalah
membunuh makhluk lain yang mengancam keselamatannya,
dan karena itulah sifat dasarnya, dari serangga sampai
beruang, adalah menjadi garang. Itulah yang tidak dianjurkan
kepada manusia untuk menirunya. Jika manusia TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/


Buddha Pedang Dan Penyamun Terbang Naga Bumi 2 Karya Seno Gumira di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mengembangkan diri di dalam alam yang dihuninya bersama
binatang, janganlah meniru s ifat dasar binatang.
Dihubungkan dengan jiwa pemikiran Dao, bahwa manusia
merupakan bagian dari alam yang juga dihuni binatang, dan
karena itu binatang seharusnya menjadi sahabat manusia di
dalam alam, penalaran Yangzi seolah-olah membuat manusia
berjarak dari alam. Namun jika dipikirkan ulang, ternyata
sama sekali tidak. Yangzi hanya ingin manusia kembali kepada
dirinya sendiri, dengan menegaskan perbedaan dirinya dari
binatang, sebagaimana kedudukan manusia di tengah alam,
yang memiliki kesadaran untuk menghargai kehidupan.
Namun dalam terbacanya pemikiran Yangzi di dalam celah
sempit ini, aku merasa bahwa pendekar yang menuliskannya
dengan pedang mestika di dinding batu itu ratusan tahun lalu,
menafsirkan pemikiran tersebut dalam kerangka ilmu silat!
Memang hanya dengan begitu gambar-gambar yang
diguratkan bertumpuk di atas atas aksara-aksara, sehingga
tampak hanya bagaikan corat-coret sembarang sahaja,
menjadi bermakna! Dalam kegelapan, di atas punggung kuda yang melaju, aku
tersenyum sendiri, karena merasa menemukan sesuatu.
Sesuatu yang selama ini juga selalu kucari!
Gambar-gambar yang dalam keberbedaan guratan menjadi
jelas karena sumber pencahayaan dari sudut tertentu itu, di
atas setiap aksara membentuk sosok manusia. Semula aku
sudah siap untuk gambar manusia yang memainkan jurus-
jurus silat, tetapi sosok-sosok manusia itu ternyata tidak
seperti sedang memperagakan jurus apa pun. Itulah sosok
manusia berkepala gundul, y i atau baju atasnya sepanjang
lutut, mengenakan busana yang disebut ku atau celana, dan
juga mengenakan alas kaki yang disebut sebagai sepatu.
Setiap sosok pada setiap huruf itu memang tidak
memperagakan jurus apa pun, karena sosok itu hanya
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
memperlihatkan bentuk yang diperagakan manusia dalam
kehidupan sehari-hari. Betapa bukan bentuk seperti yang kita saksikan setiap hari,
jika yang kulihat adalah gambar orang duduk, orang berdiri,
orang berjalan, atau orang tidur" Orang duduk tentu dengan
bermacam-macam cara duduk, apakah dengan satu kaki naik
dan dagunya tertopang di lutut, kedua kakinya naik dan
tangan memeluk lututnya, maupun justru meskipun salah kaki
naik, kedua tangan bersandar di tempat ia duduk. Tentu ada
yang duduk begitu saja, memang hanya duduk, dan ada juga
yang sambil minum, atau makan, atau juga menguap dengan
mulut lebar, selebar-lebarnya seberapa lebar mulut itu bisa
menguap... Ada yang sedang tertawa dengan begitu gelinya sampai
memegang perutnya, ada yang seperti sedang makan
menggunakan sumpit, ada yang duduk mengantuk dan tidur
menelungkup di atas meja dengan dahi disangga punggung
tangan, dan seterusnya disusul oleh bermacam-macam cara
tidur. Mulai dari tidur terlentang seperti biasa, menelungkup,
berguling ke kiri atau ke kanan, atau tidur meringkuk seperti
bayi di dalam kandungan. DEMIKIANLAH kuingat semuanya, orang berdiri, orang
berjalan, orang bersila, orang bersimpuh, orang berjongkok,
orang meloncat, orang menangis dengan tangan mengusap air
mata, dan orang sedang memanggil seseorang yang lain
sambil melambaikan tangan.
Dalam kegelapan, terbayang bagaimana segala yang
tergambarkan itu menjelma dalam peradaban, di jalanan, di
kedai, di pasar, di penginapan, di kuil, di sawah, di atas kapal,
di mana pun, seperti yang telah kujumpai sepanjang dalam
perjalananku. Jurus-jurus silat dari setiap wilayah memang
bisa berbeda, tetapi cara orang berjalan dan tertawa, duduk
dan tidur, di mana pun adalah sama. Itulah bentuk tubuh
siapa pun dalam kehidupan sehari-hari di jalanan. Bahwa
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
kemudian semua itu tergambarkan di dalam sebuah lorong,
dalam salah satu dari dua belas celah di Celah Dinding Berlian,
apakah kira-kira maksudnya"
Apakah orang yang telah mengguratkan aksara dan
gambar pada dinding dengan sebuah pedang mestika itu,
sedang berbicara tentang ilmu silat atau bukan ilmu silat"
Pemikiran Y angzi yang terguratkan melalui aksara-aksara pada
dinding raksasa itu tidak berbicara langsung tentang ilmu s ilat,
begitu pula sikap tubuh sosok-sosok yang tergambarkan
tersebut. Namun yang sepintas lalu hanya terpandang sebagai
guratan corat-coret itu tidak mungkin dibuat tanpa ilmu silat
yang tinggi. Kubayangkan seorang pendekar dari masa yang sangat
silam itu, dengan ilmu meringankan tubuhnya, telah melenting
ke atas dan sambil turun membuat berbagai gerakan dengan
pedang mestikanya pada dinding keras, yang bagi pedang
mestika tersebut hanyalah selunak tofu. Ia mengguratkan
bentuk-bentuk aksara pada dinding, memindahkan pemikiran
Yangzi dari dalam kepalanya. Begitulah setiap kali sampai ke
bawah, ia bergeser ke samping kanannya dan melenting lagi
ke atas, sampai seluruhnya tertuliskan. Setelah itu ia
mengulanginya lagi untuk membuat gambar-gambar sikap
tubuh dari kehidupan sehari-hari tersebut.
Menurutku telah diperhitungkannya dengan cermat, bahwa
guratan yang membentuk aksara harus lebih dalam daripada
guratan yang membentuk gambar, agar sudut pandang
pencahayaan tertentu akan membuat yang semula tampak
sebagai corat-coret tanpa makna, menjadi jelas terpisahkan
sebagai aksara dan sebagai gambar.
Mengingat semua itu dibuat oleh seorang pendekar, yang
mengandalkan ilmu silat, aku pun menghubungkannya dengan
persoalan ilmu silat. Dari pemikiran Yangzi yang berbicara
tentang perbedaan manusia dan binatang, dan bahwa
manusia harus kembali ke sifat dasarnya sendiri, yakni yang
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
bukan mengembangkan kegarangan binatang,
semula kupikirkan bahwa mengembangkan jurus-jurus silat yang
merujuk kepada gerak binatang itulah yang tidak dianjurkan.
Maka ketika sosok-sosok manusia itu kemudian dapat
kupisahkan, dan dapat kutatap sebagai gambar yang berdiri
sendiri, lepas dari aksara yang menjadi latar belakangnya, aku
berharap melihat jurus-jurus silat, yang mungkin dimaksudkan
sebagai cara lain daripada jurus-jurus yang mengacu kepada
gerak pertarungan binatang.
Tentulah harapanku tidak terpenuhi, karena yang kulihat
adalah sikap tubuh yang tidak merupakan jurus silat sama
sekali! Apakah ia memang berbicara tentang sesuatu di luar
ilmu s ilat" Namun aku harus menafsirkannya dalam kerangka ilmu
silat, karena tulisan serta gambar-gambar itu hanya mungkin
diguratkan pada dinding raksasa itu dengan ilmu silat.
Betapapun, penafsiranku terbawa dan terbentuk oleh
pendalaman ilmu silat yang kulakukan sendiri. Pertama,
bahwa dalam Jurus Penjerat Naga yang disebut jurus tidaklah
mirip dengan jurus silat sama sekali; kedua, bahwa dalam
Jurus Tanpa Bentuk yang sedang kupikirkan sambil terus
mengembangkannya, jurus ilmu silat memang tidak digunakan
sama sekali, karena Jurus Tanpa Bentuk merupakan suatu
jurus yang berada di dalam pikiran.
Bukankah tidak aneh jika kemudian aku berpikir, setelah
melihat gambar-gambar sikap tubuh yang bukan jurus silat
itu, bahwa membedakan diri dari binatang artinya tidak lain
dari menggunakan penalaran, yang digunakan begitu rupa
sehingga bahkan tidak sepotong jurus pun, termasuk jurus
yang tidak seperti jurus silat, perlu digunakan dalam ilmu silat.
Di atas kuda yang melaju dalam kegelapan aku tersenyum.
Apapun yang dimaksud oleh pendekar yang terjebak di lorong
ini, mungkin seribu tahun lalu, aku merasa telah
menafsirkannya sesuai dengan kepentinganku. Pendalamanku
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
terhadap Jurus Tanpa Bentuk bukanlah arah pendalaman ilmu
silat yang keliru. KEPENTINGAN negara, kepentingan kelompok, dan kepentingan pribadi berkaitkelindan begitu rupa, sehingga
bukan mustahil menjadi sulit untuk kembali diuraikan.
Menduga kedudukan Harimau Perang, betapapun harus
dihubungkan dengan tanda-tanda yang dapat dibaca dari
dirinya sendiri, bahwa dua belas pengawal rahasia dibantainya
karena telah membicarakan orang-orang kebiri dengan cara
yang merendahkan sekali. Ini berarti siapa pun dia orangnya,
karena kepastiannya memang belum ada, yang selama ini
kuanggap sebagai Harimau Perang dan sedang kuburu ini
memiliki sikap yang berbeda dari banyak orang terhadap
orang-orang kebiri. Dengan kata lain, dalam kebencian yang
telah dibangun melalui segala cerita tentang orang kebiri,
sikapnya bukan sekadar berbeda, melainkan berlawanan
begitu rupa sehingga dua belas pengawalnya sendiri itu
dibunuhnya. Seandainya pun pembunuhan itu merupakan bagian dari
suatu rencana, kata-katanya yang kudengar sendiri tidak
mengubah kedudukannya. Bahkan, mengingat ia berbicara
tanpa mengira ada seseorang yang mendengarnya, dapatlah
dipastikan betapa yang diucapkannya itu memang jujur
adanya. Meski ini belum menunjukkan arah yang pasti, tetap
saja terhubungkan dengan peristiwa menyangkut orang kebiri
juga, bahwa dalam karung yang dibawa oleh para pengawal
barang itu, terdapat mayat orang kebiri terpotong-potong
yang sangat mengenaskan. Harimau Perang dipanggil untuk menyeberangi perbatasan
melalui jalan darat yang berat, yang tidak merupakan
kelaz iman, oleh pihak istana; demikian pula mayat orang
kebiri yang terpotong-potong itu diselundupkan bersama
berbagai barang berharga yang diangkut kuda beban dalam
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
karung yang disegel dengan lilin merah, diangkut melalui jalan
ini. Jika tidak berlangsung bentrok antara diriku dengan para
penyoren yang mengawal barang karena kuda Uighur itu, dan
mereka tidak mati terbunuh oleh Pendekar Kupu-kupu,
tentunya mereka telah berpapasan dengan Harimau Perang.
Terdapat cap dari istana pada segel lilin merah tersebut.
Artinya bahwa pembunuhan orang kebiri itu berlangsung di
dalam istana, dan diselundupkan keluar melalui jalur resmi
istana, yang pada umumnya dikuasa i orang-orang kebiri.
Siapakah yang membunuh orang kebiri itu" Apakah ia dibunuh
oleh seseorang atau beberapa orang yang membencinya,
sebagaimana setiap orang seperti wajar saja membenci orang
kebiri" Ataukah, dan inilah yang kupikirkan setelah mendengar
cerita persaingan antara Gao Lishi dan Li Fuguo di istana yang
sama sekitar tiga puluh tahun sebelumnya, mungkinkah ia
telah dibunuh oleh orang-orang kebiri sendiri" Setidaknya
orang kebiri yang menyimpan cap segel itu mengetahuinya.
Mungkin pula bekerja sama dengan orang kebiri yang
bertanggung jawab atas gudang penyimpanan harta benda
istana. Apakah aku tidak terlalu jauh menebaknya" Kuanggap ini
merupakan dugaan yang baik, karena setelah mendengar dan
membaca segala cerita tentang orang kebiri, kupikir orang-
orang kebiri yang bertugas di istana itu terlalu teliti untuk
dikelabui. Aku memikirkan suatu kemungkinan, tetapi tidak ada
gunanya membicarakan ini tanpa bukti.
Aku juga bertanya-tanya, jika bapak kedai itu tidak
bercerita dan tidak memberikan kitab gulungan tentang orang
kebiri itu, apakah yang bisa kupertimbangkan dari peristiwa
ini" Siapakah bapak kedai yang telah mengorbankan jiwanya
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
untukku itu" Benarkah ia me lakukan pekerjaan mata-mata
bagi negara seperti yang pernah kuduga, atau menjual
keterangan kepada siapa pun yang membayarnya" Di wilayah
perbatasan yang rawan, keterangan berharga yang rahasia
sifatnya bisa dijual dengan harga mahal. Namun mengapa
tiba-tiba ia seperti memaksaku untuk mengetahui segala cerita
tentang orang kebiri itu" Aku masih harus memeriksa kembali
segalanya, termasuk cerita tentang panglima kebiri Yu
Chao'en yang meninggal 27 tahun lalu itu.
Dalam kegelapan aku bertanya-tanya, mungkinkah semua
pertanyaanku itu mendapatkan jawabannya" Teringatlah aku
kepada Kong Fuze: mestikah aku mengajarimu apakah pengetahuan itu"
ketika dirimu mengetahui sesuatu
kucegah untuk mengetahuinya;
ketika dirimu tidak mengetahui sesuatu
kubiarkan dirimu tidak mengetahuinya.
itulah pengetahuan ANGIN kencang bertiup dari depan. Apakah sebentar lagi
aku akan segera keluar dari lorong sempit yang sangat
menekan perasaan ini"
Laju kudaku kembali tertahan. Lorong tampaknya
menyempit kembali menjelang keluar. Demikianlah untuk
kesekian kalinya diriku harus bertahan dengan perasaan
tertekan. Angin segar dari luar yang telah membawakan wangi
dedaunan itu membuat kegelapan dan kesempitan ini sangat
menyiksa. Apalagi ketika lamat-lamat seperti kudengar juga
suara anak kecil, salak anjing, dan kokok ayam jantan.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Apakah benar lorong ini sebentar lagi memasuki sebuah
pemukiman, ataukah hanya harapanku sahaja, yang bagaikan
telah melihat segalanya akan berada di depan lorong ini.
Mendadak aku seperti mengerti bagaimana orang menjadi
gila. Terutama mereka yang telah menjadi begitu panik dan
begitu putus asa, yang membuat harapan takterpenuhi bisa
sangat membunuh. Lorong gelap dan sempit ini sebetulnya
selalu dilewati bagaikan

Buddha Pedang Dan Penyamun Terbang Naga Bumi 2 Karya Seno Gumira di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

jalan biasa, penghubung antarpemukiman di wilayah ini maupun antara Daerah
Perlindungan An Nam dan Negeri Atap Langit dan sebaliknya,
sehingga siapapun memang diharapkan menganggapnya
sebagai jalan umum saja, sebagai satu-satunya jalan yang
bisa dilewati di s ini. Pada dasarnya kesempitan dan kegelapan
celah manapun dari dua belas celah di Celah Dinding Berlian
ini. Maka aku pun memikirkan sesuatu yang lain, agar tidak
terjebak kepada bayangan palsu kampung nan perma i yang
seolah-olah sudah berada di depan mata, bagaikan impian
yang ingin diyakini sebagai nyata.
Aku memikirkan betapa hubungan-hubungan di dalam
jaringan rahasia istana yang saling bertumpang tindih itu
mungkin saja sesempit dan segelap lorong ini. Sempit dan
gelap, tetapi merupakan jalan umum bagi para pelaku dalam
peristiwa-peristiwa rahasia di dalam istana. Sekali seorang
petugas rahasia mengetahuinya, sebetulnya tiada yang
rahasia lagi baginya. Namun justru karena itu, untuk menjaga
terbongkarnya rahasia dari pengkhianatan, yang merupakan
bagian takterpisahkan dari dunia mata-mata, setiap pelaku
dijaga untuk hanya menguasai sepotong dari segala rahasia
itu. Baik pengetahuan atau keterangan yang dirahasiakan,
maupun jalan rahasia itu sendiri.
Jalan rahasia adalah jalur yang dilalui oleh sesuatu yang
dirahasiakan, dari titik satu ke titik lain, sepanjang perjalanan
dari sesuatu yang dirahasiakan itu, dari pengirim pesan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
rahasia itu kepada penerima pesan rahasia tersebut. Jalan
rahasia itu bisa berputar-putar dalam jaringan rumit di istana
saja, tetapi bisa menghubungkan berbagai titik di tempat-
tempat yang sangat jauh, seperti antara Harimau Perang di
Daerah Perlindungan An Nam dengan jaringan rahasia di
Negeri Atap Langit ini. Sepanjang perjalanan di jalan rahasia, sesuatu yang
disebut rahasia terandaikan tetap tinggal sebagai rahasia.
Surat yang tergulung misalnya, ketika berpindah dari tangan
satu ke tangan lain dalam perjalanan rahasianya, terandaikan
tidak akan pernah dibuka, apalagi dibaca. Namun di sanalah
pertarungan rahasia itu justru berlangsung, karena sekali
jaringan rahasia bisa ditembus dan jalur perjalanan
rahasianyan terlacak, bukan hanya surat itu akan dibuka dan
dibaca, melainkan diambil dan diganti surat palsu yang akan
menjebak pula. Begitu waspada pihak istana Negeri Atap Langit ini menjaga
kerahasiaannya, sehingga pernah kudengar cerita tentang
surat yang harus disembunyikan di balik kulit tubuh bagian
depannya. Jadi kulit tubuh petugas rahasia itu, bagian dada di
bawah leher sampai di atas perut, dikuliti dengan rapi, karena
harus dikembalikan lagi dengan surat terbungkus di baliknya.
Tentu saja kulit itu harus dibuka lagi ketika surat di baliknya
tiba di tempat tujuan. Ketika kudengar cerita ini, kupikir memang sangat mungkin
dilebih-lebihkan. Namun cerita tersebut menyadarkan diriku
bahwa kesetiaan masih sangat berperan. Hanya jika maharaja
memang dianggap sebagai perwakilan dewa-dewa di langit,
maka seorang petugas rahasia rela mengorbankan dirinya
seperti itu, atas nama kesetiaan dalam pengabdian yang suci.
Kesetiaan itulah yang akan selalu mendapat tantangan dan
godaan untuk berbalik menjadi pengkhianatan. Seperti juga
yang terjadi di istana Mataram nun jauh di Yawabhumipala
tercinta, tugas rahasia berdasarkan kesetiaan telah disaingi
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
oleh tugas rahasia berdasarkan nilai kerahasiaan itu sendiri,
yang maknanya dihargai dengan imbalan. Apakah itu imbalan
kekuasaan, harta, atau cinta, yang tidak jarang diselaputi
kepalsuan dan birahi tak tertahankan.
SESUATU yang dirahasiakan itu tidak selalu berupa surat,
karena surat masih dapat dibaca. Kadang sesuatu yang
dirahasiakan itu berupa lukisan. Sepertinya terlalu jelas ketika
dilihat, mungkin lukisan pemandangan gunung di balik kabut
dengan lekuk liku jalan setapak dan sungainya, mungkin
lukisan pohon bambu yang daun-daunnya dibuat dalam sekali
coret saja, mungkin pula gambar seorang perempuan yang
kecantikannya luar biasa. Seperti terlalu jelas, tetapi dengan
suatu rahasia tersembunyi di baliknya, berdasarkan tanda-
tanda sandi yang sudah disepakati.
Selain lukisan, ada kalanya bahasa sandi tersembunyi di
balik gulungan puisi. Aksara memang dituliskan sebagai seni
penulisan aksara di atas lembaran yang disebut kertas, yang
kemudian akan dipajang pada dinding. Namun meski begitu
jelas betapa tulisan itu adalah puisi, cara membaca tertentu
akan mengubah puisi itu sebagai suatu pesan rahasia, yang
dapat kucontohkan seperti dari puisi Nyanyian Kereta Perang
yang ditulis Du Fu ini: berderak gemuruh suara kereta
berisik suara ringkik kuda
di pinggang tiap prajurit yang berangkat
busur dan panah tergantung erat
ayah, bunda, istri dan kanak-kanak
berlari mengantar ucapkan selamat jalan
debu mengepul naik, sehingga taktampak
jembatan Han-yang di jauhan
mereka rengguti tepian baju para pejalan
menghentaki kaki, menangis melolong menghadang jalan
meratap ngilu tersedan murung memekik rawan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
keras raungan meninggi memanjat awan
seseorang yang berdiri di pinggir jalan
bertanya kepada kawan di tengah barisan
yang ditegur cuma beri jawaban:
''Memang selalu tentara dikirim ke garis depan!''
ada yang pertama kali dikirim ketika limabelas
di garis pertahanan Sungai Kuning ia bertugas
sampai usia empat puluh empagt ia masih berdinas
diperintah malah menggarap sawah, tentara pun perlu
beras ada yang tatkala berangkat, pada kepalanya
dikenakan destar oleh ketua desa
rambut menguban putih tatkala pulang
tak urung dikirim balik ke tapalbatas untuk berjuang
NAMUN dalam kehidupan para petugas rahasia, pemecahan
rahasia adalah bagian dari tugas yang tidak dapat dihindari.
Jika kunci-kunci sandi sulit dibuka, penyuapan uang tidak
mempan, dan rayuan cinta tidak cukup menggoda, siksaan
badan menjadi salah satu cara membuka rahasia. Meskipun
begitu ini hanya bisa dilakukan jika dapat diketahui siapakah
kiranya yang dipercaya mengemban dan membawa rahasia
itu. Menemukan siapakah kiranya menjadi mata-mata bagi
siapa adalah usaha yang tidak dapat dilakukan tanpa tipu
daya, sementara suatu jaringan rahasia jelas dilindungi tipu
daya yang sangat mengecoh pula. Tidak jarang seorang mata-
mata diangkat dan ditugaskan secara rahasia, tetapi hanya
untuk diumpankan sebagai pengalih perhatian, sehingga
menyiksa, dan menggali keterangan darinya seringkali justru
menjerumuskan para penangkapnya. Bahkan jika mata-mata
yang sebenarnya tertangkap, telah disebutkan betapa tidak
mungkin setiap petugas rahasia mengetahui segala rahasia.
Setan Bongkok 2 Pusaka Negeri Tayli Karya Can I D Kisah Pengelana Di Kota Perbatasan 7
^