Budi Kesatria 10
Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen Bagian 10
berpikir dalam hatinya: "Aaaaaah.....!. tak kusangka dalam bajunya terdapat begitu
banyak saku dan didalam tiap saku terdapat begitu banyak
obat-obatan, kalau dia salah mengambil obat pemunah
menjadi bubuk racun bukankah tiga lembar jiwa Peng ji bakal
jadi korban dengan percuma?""
Berpikir sampai disini, tak tahan lagi dia segera berseru:
"Nona, engkau jangan sampai salah mengambil obat loo. ."
Sementara itu Wu Yong sudah mengambil keluar sebuah
botol porselen dari dalam saku ketiga disebelah kiri,
mendengar ucapan itu gadis tersebut nampak tertegun,
kemudian serunya: "Oooh! nenek kalau engkau membohongi diriku, bukan saja
engkau akan kehilangan selembar jiwamu, bahkan kalau
sampai tosu tua ini naik pitam maka Yong ji pun akan ikut jadi
korban" Setelah termakan sentilan jari Sian-ci sin kang dari Siau
Ling kemudian terhajar pula oleh sebuah pukulan yang lain,
ada dua batang tulang iga dari nenek tua itu yang terhajar
sampai patah, darah panas yang bergolak dalam rongga
dadanya belum sempat ditenangkan kembali hingga waktu
berbicarapun suaranya amat lirih.
Terdengar ia menjawab dengan suara perlahan:
"Nenek mana berani membohongi dirimu !"
Wu Yong segera menyerahkan botol obat itu kearah depan,
katanya. "Nah, terimalah obat ini dan tolonglah rekan-rekanmu itu"
Sambil menerima botol obat itu perlahan-lahan Siau Ling
memperingatkan: "Nona, sebelum ketiga orang rekanku berhasil sadar dari
pengaruh racun itu, aku anjurkan kepadamu lebih baik
janganlah memperlihatkan suatu tindak tanduk apapun"
Wu Yong sudah menyadari sampai dimanakah hebatnya
ilmu silat yang dimiliki pemuda itu, dengan amat penurut
sekali dia mengangguk. "Aku akan berlalu setelah engkau suruh kami pergi !"
Sambil membawa botol porselen itu Siau Ling pun
menghampiri tiga orang rekannya, kemudian ia buka penutup
botol itu dan ambil keluar tiga biji obat pemunah yang mana
masing2 dimasukkan kedalam mulut ketiga orang itu.
Ketika obat itu masuk kedalam mulut segera mencair dan
masuk kedalam perut. Obat pemunah itu benar-benar sangat mujarab, beberapa
saat kemudian ketiga orang itu sudah mendusin kembali dari
pingsannya dan bangun duduk.
"Sekarang kita sudah boleh pergi bukan" "ujar Wu Yong
sambil memayang bangun neneknya.
"Jangan terburu napsu tunggulah sebentar lagi"
Wu Yong benar2 tidak berani pergi, tangannya yang
semula telah memayang tubuh nenek jelek kembali dilepaskan
dan cekalannya. Menyaksikan gadis itu menaruh perasaan yang amat jeri
terhadap dirinya, Siau Ling tak dapat menahan geli lagi, ia
segera tertawa terbahak bahak, seraya berpaling kearah Pek li
Peng serta Teng It Lui tanyanya:
"Cobalah mengerahkan tenaga dalam, apakah didalam isi
perut kalian masih terdapat sisa racun?"?"
Teng It Lui, Pek li Peng serta Ceng Yap Ching segera
mengerahkan tenaga untuk mencoba, kemudian jawabnya:
"Racun keji itu sudah lenyap tak berbekas."
"Nona, engkau boleh pergi sekarang!" jawab Siau Ling
sambil ulapkan tangannya.
Wu Yong segera memayang tubuh nenek jelek itu,
kemudian putar badan dan berlalu dari sana.
"Jangan lepaskan mereka pergi!" tiba-ti ba Pek li Peng
menjerit dengan suara lengking.
Dalam gugupnya ia berteriak keras sehingga melupakan
penyaruan terhadap dirinya. suara jeritan itu merdu, tinggi
melengking dan suara itu adalah suara dari seorang gadis
"Pengji!" kata Siau Ling sambil goyangkan tangannya,
lepaskanlah mereka pergi, aku telah menyanggupi
permintaannya!" Pek li Peng segera enjotkan badannya siap mengejar kedua
orang nenek dan gadis itu, siapa tahu baru saja berlarian
beberapa langkah mendadak ia jatuh tenjungkal keatas tanah.
Siau Ling merasa amat terperanjat, buru2 ia bangunkan
tubuh gadis muda itu sambil tertegun:
"Kenapa engkau?""
"Sepasang kakiku lemas, tubuhku sama sekali tak
bertenaga. " Satu ingatan dengan cepat berkelebat dalam benak Siau
Ling, segera bentaknya keras
"Berhenti!" Ia mengepos tenaga dan meloncat kedepan, sekali
berkelebat dua tombak lebih telah dilompati.
Ilmu meringankan tubuh yang dimilikinya amat sempurna,
dalam sekali enjotan badan
Ia telah berhasil mengejar sampai dibelakang tubuh Wu
Yong serta neneknya, baru saja ia menggerakkan badannya
siap menangkap Wu Yong, mendadak kepalanya terasa pening
dan pandangan matanya jadi gelap, tubuhnya gontai hampir
saja roboh terjengkang diatas tanah, buru2 dia mengerahkan
tenaganya dan mempertahankan sang badan sehingga tidak
sampai roboh keatas tanah.
Terhadap diri Siau Ling, rupanya Wu Yong sudah menaruh
perasaan jeri yang sangat mendalam, ketika mendengar
teriakannya dia segera menghentikan langkah kakinya.
Ketika berpaling kebelakang, ia saksikan tubuh Siau Ling
gontai seakan-akan tak mampu berdiri tegak hal ini membuat
hatinya agak tertegun. Terdengar Wu Popo nenek bermuka jelek itu tertawa
terbahak-bahak, lalu serunya:
"Haaah... haaah... haaah... Yong ji pergilah kesitu dan
bunuhlah beberapa orang itu"
"Apa?"?" tanya Wu Yong tertegun.
"Pergilah kehadapan orang2 itu dan bunuhlah mereka
semua hingga mampus!"
"Oooh...Nenek tahukah engkau siapakah mereka itu?" kata
Wu Yong dengan perasaan hati cemas.
"Aku tahu, engkau tak usah banyak bertanya, bunuh saja
orang2 itu sampai mampus semua"
Namun dengan cepat Wu Yong gelengkan kepalanya
berulang kali, kembali dia berkata:
"Sekali pun sekali menyerang pukulanku bakal mampu,
menghantam tubuh mereka, akupun tak berani untuk turun
tangan sendiri secara sembarangan..."
Sementara itu terlihatlah Siau Ling sedang menggunakan
telapak kanannya menekan diatas kedua belah keningnya
sendiri, jelas ia sudah mulai tak mampu mempertahankan diri.
Wu Yong segera melepaskan cekalan pada neneknya,
dengan langkah lebar ia maju menghampiri sianak muda itu,
sambil memandang wajahnya gadis itu menegur:
"Eeei... kenapa?""
Pada waktu itu Siau Ling segera mengerahkan segenap
tenaga dalam yang dimilikinya untuk menahan daya kerja
racun yang mengeram didalam tubuhnya, ia sama sekali tak
mampu untuk mndengarkan apa yang sedang dibicarakan Wu
Yong terhadap dirinya itu?""
Pek li Peng paling gelisah diantara beberapa orang itu,
teriaknya keras2: "Oooh. toako, apakah engkaupun keracunan hebat?""
Rupanya Siau Ling digetarkan hatinya oleh jeritan
lengkingan gadis itu, sesudah memandang sekejap kearah Pek
li Peng, tiba2 badannya roboh terjengkang keatas tanah.
Pek li Peng segera memburu kedepan,sambil berjongkok
disisi tubuh sianak muda itu, tanpa memperdulikan apakah dia
sedang menyaru sebagai seorang pria atau tidak, sambil
memegang tangan kanan pemuda teriaknya sambil menangis
tersedu2. "Oooh, toako! mengapa engkau tidak berbicara..."
Dalam pada itu Teng It Lui, serta Ceng Yap Ching telah
memburu datang ketempat kejadian tersebut, langkah mereka
amat lambat sekali. Rupanya keadaan dari kedua orang ini sama sekali tak jauh
berbeda dengan keadaan dari Pek li Peng, sepasang kakinya
lemas tak bertenaga dan sulit untuk melakukan perjalanan.
Wu popo, nenek bermuka jelek itu segera menengadah
keatas dan tertawa terbahak2, suaranya mengerikan bagaikan
jeritan kuntilanak. "Haaahh....haaaahh...haaaahh.... semula aku masih
mengira kalian terdiri dan otot kawat tulang besi manusia2
ampuh yang kebal terhadap racun keji, ternyata kalian hanya
mengandalkan tenaga dalam yang amat sempurna saja untuk
menahan daya kerja racun yang mengeram didalam tubuh..."
Sambil tertawa tergelak, dia bergumam tiada hentinya
seakan2 nenek tua itu merasa amat gembira sekali dengan
hasil yang berhasil dicapai olehnya itu.
Mendadak ia hentikan gelak tertawanya, sambil memegangi
pinggangnya tiba2 ia berjongkok diatas tanah
Ternyata sewaktu tertawa keras tadi dua batang tulang
iganya yang patah ikut bergetar sehingga menimbulkan rasa
sakit yang bukan kepalang.
Sementara itu Teng It Lui serta Ceng Yap Ching tiba
dihadapan Siau Ling. Kiranya kedua orang itu ingin mengandalkan sisa tenaga
yang dimilikinya untuk melindungi keselamatan Siau Ling,
siapa tahu setelah mereka berjalan berdua beberapa langkah,
mereka baru sadar bahwa sedikitpun tiada harapan baginya
untuk berbuat demikian, sekalipun nereka tidak jeri
menghadapi kematian, namun perbuatan semacam itupun tak
dapat dilakukan untuk melindungi keselamatan sianak muda
itu. Untung Wu popo juga menderita luka yang parah sehingga
tak mampu untuk melangsungkan pertarungan lagi, dewasa
ini tinggal Wu Yong seorang yang berada dalam keadaan
sehat walafiat tanpa kekurangan sesuatu apapun juga.
Sambil mengempos tenaga, per lahan2 Teng It Lui berkata:
"Nona, serahkanlah obat pemunah itu kepada kami!"
Wu Yong memandang sekejap kearah Siau Ling yang roboh
terkapar diatas tanah, kemudian jawabnya:
"Apakah engkau hendak menolong toosu tua itu?""
"Sedikitpun tidak salah, dewasa ini kami bertiga sedangkan
nona hanya satu orang keadaan sangat tidak menguntungkan
dan engkau belum tentu mampu untuk mengalahkan kami"
"Toosu tua ini tak dapat ditolong!" sahut Wu Yong sambil
menggelengkan kepalanya berulang kali.
"Mengapa?"'' "Ilmu silat yang dimilikinya sangat tinggi kalau kami
selamatkan jiwanya maka kami berdua pasti akan mendapat
tekanan lagi dari dirinya, karena itu biarkanlah dia keracunan.
" Teng It Lui yang mendengar jawaban itu segera berpikir
didalam hati kecilnya: "Oooh... nampaknya budak ini masih belum paham dengan
keadaan situasi sebenarnya yang sedang dihadapi, biarlah aku
coba untuk menggertak dirinya."
Berpikir sampai disini dengan suara dingin ia segera
berkata: "Nona.. kalau engkau tak mau serahkan obat pemunah itu
kepada kami, apakah kami tak dapat merampas dengan jalan
kekerasan." Tiba2 terdengar Wu popo berterak dengan suara lantang.
"Yong ji, engkau jangan sampai kena digertak oleh orang2
itu, mereka sudah kehilangan daya kemampuannya untuk
bertempur lagi, asal engkau menggerakkan tangan mereka
akan mampus ditanganmu."
Wu Yong menggerakkan sepasang biji matanya yang jeli
sehabis mendengarkan perkataan itu, serunya.
"Nenek sungguhkah perkataan yang kau ucapkan itu?"
Terkesiap juga hati Teng It Lui mendengar ucapan tadi,
pikirnya didalam hati: "Andaikata budak ingusan ini benar2 turut tangan...wah!
urusan bisa berabe, aku benar benar tidak memiliki
kemampuan untuk melakukan perlawanan lagi."
Sebagai seorang jago kawakan yang banyak
pengalamannya, meskipun menyadari bahwa keadaan yang
sedang dihadapinya sangat berbahaya, namun diatas
wajahnya dia masih tetap memperlihatkan keterangannya
dengan dingin ia balas berseru:
"Nona apakah engkau merasa bahwa ucapan itu
sungguh?"?""
Wu Yong termenung beberapa saat lamanya kemudian
menjawab: "Sukar untuk dikatakan demikian saja, mari kita berdua
saling bergebrak lebih dahulu beberapa jurus aku ingin
membuktikan lebih dahulu apakah kalian masih memiliki
kemampuan untuk bertempur lagi atau tidak?"
Tertegun hati Teng It Lui sehabis mendengar perkataan itu
balik serunya dengan suara lantang.
"Apakah nona merasa yakin dapat menangkan diriku
didalam pertarungan itu?"?"
"Sedikitpun tidak salah, asalkan engkau masih bisa
berkelahi maka akupun dapat membuktikan apakah kalian
masih mempunyai kemampuan untuk melanjutkan
pertarungan atau tidak"
Tiba2 Pek li Peng meloncat bangun, serunya.
"Budak busuk yang tak tahu diri, engkau telah membohongi
toakoku sehingga dia melepaskan kalian pergi, sebaliknya
engkau telah menggunakan racun untuk merobohkan dirinya,
toako adalah seorag manusia berjiwa besar, dia teatu saja tak
pernah menyangka kalau kalian adalah manusia2 rendah yang
terkutuk dan tak tahu malu."
Dalam gugupnya Radis itu sudah lupa pada penyaruannya
lagi, suara makiannya merdu melengking dan tiada jauh
berbeda dengan suara kaum gadis pada umumnya,
Wu Yong nampak tertegun, lalu tegurnya:
"Engkau sebenarnya seorang lelaki ataukah seorang
perempuan?" "Lelaki atau perempuan perduli amat dengan dirimu?"
Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Wu popo yang sedang mendongkol karena rulang iganya
terasa sakitnya luar biasa sehingga membuat keringat dingin
mengucur keluar tiada hentinya ketika mendengar ucapan Pek
li Peng yang tajam dan kasar itu dia jadi naik pitam, tak tahan
lagi segera serunya, "Yong-ji hajar dihadiahkan beberapa buah tamparan diatas
mukanya, agar dia bisa tahu diri...."
Berbicara sampai disini, tulang iganya kembali terasa amat
sakit sehingga terpaksa ia harus menutup mulutnya kembali.
Mendengar perintah dari neneknya itu, tanpa berpikir
panjang lagi Wu Yong segera menerjang maju kedepan sambil
melancarkan sebuah gaplokan.
Pek li Peng merasakan sepasang kakinya lemas sama sekali
tak bertenaga meskipun dalam hati dia ada maksud untuk
menghinda kan diri, namun ada maksud sayang sekali tak
bertenaga, tubuhnya sama sekali tak mampu untuk berkelit
dari datangnya ancaman, tersebut.
"Blaaam....!" dengan telak serangan tersebut bersarang
diatas tubuhnya. Pek li Peng yang sudah kehilangan seluruh kekuatan
tubuhnya, tak kuat menahan diri lagi, dengan Sempoyongan
badannya terdorong beberapa langkah kebelakang, kemudian
roboh terjengkang diatas tanah.
Wu Yong sama sekali tidak menyangka kalau serangan
yang dilancarkannya itu berhasil merobohkan lawan, tanpa
terasa senyuman manis tersungging diujung bibirnya.
Teng It Lui yang menyaksikan Pek li Peng kena digaplok
sampai jatuh terjungkal diatas tanah, diam2 merasa jeri,
pikirnya: "Aku sudah lanjut usia begini, kalau sampai kena ditampar
beberapa kali oleh budak cilik itu... waah! kejadian ini akan
merupakan suatu peristiwa memilukan yang tak akan
kulupakan untuk selamanya..."
Berpikir sampai disitu, ia tak berani melanjutkan kembali
langkah kakinya menuju kearah depan
Sesudah menghajar Pek li Peng, Wu Yong segera
mendekati tubuh Siau Ling yang terkapar diatas tanah, sambil
menarik jenggot diatas wajah pemuda itu ujarnya sambil
tertawa "Tadi ia masih begitu lagak dan seramnya menganiaya
diriku, sekarang akupun akan menghadiahkan beberapa
gaplokan kearah tubuhnya agar engkaupun bisa tahu rasa..."
Jenggot yang dimiliki Siau Ling pada saat ini pada dasamya
adalah jenggot palsu, ketika ditarik sekuat tenaga oleh Wu
Yong, seketika itu juga jenggot itu terlepas, dan obat
penyaruan yang berada diatas wajahnya pun ikut rontok
bersamaan dengan terlepasnya jenggot palsu tadi.
Wu Yong jadi tertegun dibuatnya ia berseru tertahan.
"Aah..! rupanya engkau adalah seorang toosu gadungan!"
Ceng Yap Ching yang berada disamping kalangan segera
cabut keluar sebilah pedang Jit-siu kiamnya, kemudian
membentak dengan nada keras:
"Nona, kalau engkau tidak menyerahkan obat pemunah lagi
jangan salahkan kalau aku akan bertindak keji terhadap dirimu
!" "Engkau tak usah menggertak diriku lagi" kata Wu Yong
sambil gelengkan kepalanya berulang kali, "keadaanmu tidak
jauh berbeda dengan keadaan yang lain, engkau sudah tidak
memiliki tenaga lagi untuk bergebrak melawan orang".
"Akan tetapi aku masih mempunyai kekuatan untuk
melepaskan senjata rahasia !"
Sebenarnya jago muda dari partai Bu tong ini akan
melepaskan senjata Jit siu kiamnya secara diam2 dan
sedikitpun tidak mengeluarkan suara, akan tetapi setelah
pedang tersebut dicekal dalam genggamannya, dia merasa
bahwa tindakan semacam ini bukanlah tindakan yang benar
dari seorang lelaki sejati maka tanpa terasa pula dia berteriak
lebih dahulu untuk memberi peringatan.
Ketika Yong berpaling dan menyaksikan pedang pendek
yang berada didalam cekalan Ceng Yap Ching memancarkan
cahaya yang sangat tajam dan nampaknya tajam sekali ia tak
berani bertindak gegabah. Tangan kanannya segera diayun
kedepan, laksana kilat dia lepaskan sebuah serangan yang
maha dahsyat kearah jago muda itu.
Pada waktu itu sekujur badan Ceng Yap Ching merasa
lemas dan sama sekali tak bertenaga, sebelum senjata
rahasianya sampai dilepaskan, angin pukulan yang dilancarkan
Wu Yong sudah keburu datang lebih dahulu dan tepat
bersarang diatas pergelangan tangan kanannya.
"Traaang...!" tak dapat dihindari lagi pedang pendek dalam
genggamannya itu terlepas dari cekalannya dan rontok keatas
tanah, sementara tubuhnya sendiri telah terhajar sampai
berputar beberapa kali tiba2 roboh terkapar diatas tanah.
Menyaksikan kesemuanya itu Teng It Lui menghela napas
panjang, ujarnya dengan putus asa:
"Saudara Ceng, pada saat ini keadaan kita tidak jauh
berbeda dengan keadaan manusia biasa, mana mungkin kita
bisa menandingi kehebatan mereka?" duduklah disini dan tak
usah membuang tenaga dengan percuma lagi, tak ada
gunanya." "Maksud Teng heng, apakah kita hanya mandah ditawan
dan dijagal orang tanpa berusaha untuk melawan?"?""
"Kecuali terbuat demikian, apa yang bisa kita lakukan lagi
dalam keadaan seperti ini?"
Ceng Yap Ching menghela napas panjang dan iapun
membungkam dalam seribu bahasa.
Sesudah berhasil merobohkan Ceng Yap Ching hingga
roboh terkapar diatas tanah, Wu Yong tertawa dan berkata:
"Kalian tunggulah dengan hati tenang aku ingin
menyaksikan lebih dahulu raut wajah yang sebenarnya dan
imam gadungan ini!" Sambil berjongkok disisi tubuh Siau Ling, diapun
melepaskan seluruh penyaruan diatas wajah pemuda itu.
Pek li Peng yang kena dihajar oleh serangan Wu Yong
hingga jatuh tak sadarkan diri, pada saat itu telah mendusin
kembali dari pingsannya, ketika dilihatnya Wu Yong sedang
membersihkan wajah Siau Ling dari obat penyaruan, ia jadi
amat terperanjat, sambil meronta bangun bentaknya keras2.
"Jangan kau usik dirinya!"
"Ada apa?" seru Wu Yong sambil bekerja
"Engkau tak boleh snengusik dirinya!"
"Apa gunanya engkau berteriak?"?" ejek Wu Yong sambil
tertawa, "engkau sudah tak memiliki kemampuan apa2 lagi
untuk menghalangi niatku ini, tunggu sajalah setelah aku
melihat jelas raut wajah aslinya, kemudian akan kulepaskan
pula jubah toosumu itu untuk melihat pula wajah aslimu!"
Pek li Peng tertegun dan tidak berani banyak bicara lagi.
Wu Yong segera merobek secarik kain dari jubab toosu
yang dikenakan Siau Ling dengan menggunakan kain itulah
dia membersihkan wajah sianak muda itu dari pengaruh obat
penyaruan. Beberapa saat kemudian obat penyaru tadi sudah
dibersihkan, dibawah sinar bintang yang remang2 tampaklah
seraut wajah amat tampan dan menawan hati.
Wu Yong yang menyaksikan kesemuanya itu jadi tertegun,
beberapa saat kemudian ia berjalan menghampiri Pek li Peng
sambil ujarnya "Engkau akan melepaskan sendiri?" ataukah aku yang
harus turun tangan mewakili dirimu?"
"Apa yang ingin kau lihat?" 'teriak Pek li Peng dengan
perasaan hati amat gelisah,
"Aku ingin lihat engkau sebenarnya adalah seorang pria
ataukah wanita?" Terbayang bagaimana kalau pakaian yang dikenakan
dilepas semua sehingga bagian pentingnya terlihat oleh
banyak orang, Pek li Peng merasa sangat gelisah, sebab
andaikata sampai terjadi hal demikian maka peristiwa tersebut
akan merupakan suatu kejadian yang paling memalukan.
Buru-buru jawabnya dengan gemas
"Aku adalah seorang perempuan"
WuYong tersenyum. "Kalau engkau adalah seorang perempuan kenapa memakai
baju seorang imam...?" dan mengapa melakukan perjalanan
bersama dengan dia?" hmm! aku lihat engkau pasti bukan
seorang manusia baik2!!"
"Dia adalah toakoku, tentu saja kami boleh melakukan
perjalanan bersama sama... " seru Pekli Peng.
"Oooh.. ! kiranya begitu!!"
Sesudah berhenti sebentar, tiba2 dengan dahi berkerut
sambungnya lebib jauh. "Mengapa kalian harus menyaru sebagai imam tua?" "
"Tentang soal ini... tentang soal ini... karena kami hendak
menghindari pengawasan dari musuh2 besar kami"
Wu Yong mengerdipkan matanya dan mengangguk.
"Baiklah! untuk sementara waktu aku suka mempercayai
jawaban kalian itu." katanya.
Pek-li Peng menghela napas sedih, ujarnya beberapa saat
kemudian. "Nona, bolehkah aku mohon suatu persoalan
kepadamu?"?" Mendengar perkataan itu mengenaskan sekali dan patut
dikasihani, Wu Yong segera bertanya.
"Persoalan apakah yang kau inginkan?"?"
"Tolonglah toako kami ini! Dia adalah seorang lelaki sejati
yang berjiwa besar, di kolong langit sulit menemukan seorang
pria baik budi seperti dia, engkau tak boleh mencelakai
jiwanya!" "Benarkah dia sangat baik hati dan berbudi?""
"Setiap perkataanku kuucapkan dengan sejujurnya"
Wu Yong segera gelengkan kepalanya berulang kali.
"Tidak bisa," katanya, "kepandaian silat yang dimilikinya
terlalu tinggi, kalau kuselamatkan jiwanya maka aku serta
nenekku pasti akan dianiaya pula olehnya."
"Jangan kuatir, asal kalian dapat menguasai keselamatan
jiwaku, maka dia pasti akan menuruti semua perintah dan
perkataan yang kalian ucapkan..."
Demi keselamatan jiwa Siau Ling, gadis itu bersedia untuk
mengorbankan diri dan mohon belas kasihan orang.
"Dia sudah melukai nenekku, aku tak dapat menolong
dirinya" sahut Wu Yong kembali.
"Sebenarnya dia dapat saja membinasakan engkau serta
nenekmu, akan tetapi buktinya dia toh mengampuni kalian
berdua..." Mendengar perkataan itu Wu Yong segera tertawa dingin,
tukasnya dengan cepat, "Karena aku merengek dan meminta-minta kepadanya,
akhirnya dia baru bersedia mengampuni jiwa nenekku!"
"Akan tetapi sekarang aku toh sedang merengek dan
meminta-minta kepadamu..." bentak Pek li Peng.
Tiba-tiba Wu popo maju kedepan dan berseru.
"Yong ji mereka tak dapat diampuni lagi"
"Kalau tak dapat diampuni, kita bereskan saja jiwa mereka
semua!" "Sedikitpun tidak salah, kita harus bikin mampus orangorang
itu, daripada meninggalkan bibit bencana dikemudian
hari." Tiba-tiba Wu Yong menghela napas panjang,
"Aaaai...! Nenek, seandainya toosu tua tadi membinasakan
kita, maka sekarang kita tak mampu lagi untuk membinasakan
mereka" Tertegun hati Wu popo mendengar perkataan itu, serunya
"Eeeei! Kenapa engkau" Apakah engkau hendak
mengampuni jiwa mereka semua..?"
"Bagaimana kalau kita ampuni saja mereka dan punahkan
ilmu silat yang dimilikinya saja" apakah nenek setuju?" "
Sambil menuding kearah Siau Ling, terdengar Wu popo
berkata: "Orang itu harus dibunuh, sedangkan sisanya yang tiga
orang terserah pada keputusanmu sendiri, mau punahkah ilmu
silat mereka atau mau dibunuh aku tak mau tahu"
"Aku akan mewakili dirinya untuk mati!" seru Pek liPeng
dengan cepat. Sorot mata Wu popo perlahan2 dialihkan keatas wajah Pek
li Peng sambil tertawa dingin ejeknya:
"Engkau akan mewakili dirinya untuk mati"
"Kalau engkau hanya bermaksud membinasakan satu orang
saja, membunuh dirrinya atau membunuh aku toh sama saja
tak ada bedanya!" "Kalau engkau menginginkan dia bisa diampuni tentu saja
boleh akan tetapi kalian tiga lembar jiwa harus ditukar dengan
dirinya selembar jiwa"
"Kenapa?""
"Karena ilmu silat yang dimilikinya sangat tinggi, orang
biasa sulit untuk menandingi kepandaiannya itu" jawab Wu
popo. Sebelum Pek li Peng sempat menjawab Ceng Yap Ching
yang berada disampingnya sambil menjura telah berkata:
"Yang lo hujin maksudkan dengan tiga lembar jiwa ditukar
dengan selembar jiwa. apakah termasuk memberi obat
pemunah baginya?""
"Benar!" jawab Wu popo setelah termenung sebentar,
"akan kupunahkan pula racun keji yang bersarang didalam
tubuhnya!!" "Dia jauh lebih penting kedudukan serta tenaganya
daripada kita semua, tenaga serta kekuatannya pada saat ini
sedang dibutuhkan dunia persilatan, aku memang
sepantasnya kalau mengorbankan jiwa demi dirinya ..." pikir
Ceng Yap Ching didalam hati.
Setelah menghela napas panjang segera ujarnya.
"Baiklah! kau boleh sembuhkan dahulu orang itu dari
pengaruh racunnya, sesudah itu aku akan bunuh diri
dihadapanmu." Wu popo segera alihkan sorot matanya keatas wajah Teng
It Lui, dan katanya pula "Selama-lamanya manusia hanya hidup satu kali dikolong
langit, usiamu jauh lebih lanjut daripada yang lain, tentunya
engkau tidak akan menyetujui tindakan itu bukan?"
"Asal lo hujin dapat memegang janji, aku bersedia
mengorbankan selembar jiwaku demi menyelamatkan orang
itu "jawab Teng It Lui dengan suara yang tenang.
Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Wu popo, jadi tertegun setelah menjumpai kenyataan
tersebut, serunya. "Apakah semua ucapan kalian itu diutarakan dan hati
sanubari?" "Setiap perkataan kami diutarakan dan hati sanubari!
"jawab Teng It Lui serta Ceng Yap Ching hampir bersamaan
waktunya. Dengan pandangan tercengang Wu popo segera alihkan
sorot matanya keatas wajah Siau Ling, setelah memandang
beberapa saat lamanya ia berseru
"Siapa orang ini?" kenapa ia begitu penting, sehingga
kalian bertiga bersedia untuk mengorbankan jiwa sendiri untuk
menyelamatkan dirinya?".."
"Kalau lo hujin sudah menyanggupi persyaratan tersebut,
sudah sepantasnya kalau kita putuskan persoalan itu sampai
disini saja, buat apa engkau musti bertanya siapakah dia?"
"tukas Ceng Yap Ching dengan suara yang lantang.
"Kalau kalian tidak mengatakan lebih dahulu siapakah
orang ini, maafkanlah daku terpaksa aku harus batalkan
pembicaraan kita barusan ini."
Ceng Yap Ching berpaling dan memandang sekejap kearah
Teng It Lui, namun jago kawakan itupun berdiri melongo
dengan wajah gelisah jelas diapun tak tahu apa yang harus
dilakukan. Pek li Peng yang selamanya cerdik pada saat inipun dibuat
kehilangan akal, setelah termenung beberapa saat lamanya ia
berkata: "Boleh saja aku beritahukan kepadamu siapakah dia, tetapi
engkau tak boleh mengingkari janji dan harus
menyembuhkaan muka racun yang diderita olehnya?""
"Haaah....haaah...haaah..selamanya aku tidak menerima
perintah dari orang, maka engkaupun tak usah memerintah
pula terhadap diriku " seru Wu popo sambil tertawa terbahak
bahak. Pek li Peng merasa amat membenci terhadap nenek tua
bermuka jelek ini sambil tertawa dingin serunya
"Pengemis tua kalau dikemudian hari engkau sampai
terjatuh kembali ditanganku, aku pasti akan cincang tubuhmu
sehingga hancur berkeping2"
Mendengar perkataan itu Wu popo naik pitam, bentaknya;
"Budak ingusan cilik engkau perempuan menyaru sebagai
pria, berjalan bersama orang lelaki. Hmmm...engkau pasti
bukan seorang perempuan yang genah..."
Karena sewaktu bicara suaranya terlampau keras, mulut
lukanya jadi teramat sakit sekali sehingga sambil memegang
pinggangnya ia berjongkok keatas tanah menahan sakit,
segera sambungnya kembali.
"Yong ji pergilah kesana dan hadiahkan dua tempelengan
keatas pipinya agar dia tahu rasa:"
Per-lahan2 Wu Yong segera maju kedepan katanya;
"Nenek suruh aku menghajar dirimu, apa daya perintah ini
bagaimanapun juga terpaksa harus dilakukan..."
Tangan kanannya diayun kedepan, dan sebuah
tempelengan yang amat nyaring bersarang diatas pipinya.
Gaplokan ini benar2 tidak enteng, membuat tubuh Pek li
Peng mundur sempoyongan dan darah segar segera mengalir
keluar membasahi ujung bibirnya.
Setelah bangkit berdiri Pek li Peng menyeka darah yang
menodai bibirnya. kemudian berkata.
"Tidak mengapa kalau kau hendak memukul aku tapi
janganlah membinasakan dirinya mati hidup semua umat
persilatan yang ada dikolong langit telah berada dalam
genggamannya dialah yang akan selamatkan seluruh kolong
langit dari badai pembunuhan"
Wu Yong ketika menyaksikan gadis itu sama sekali tidak
memperhatikan dirinya. tapi selalu memohon pengampunan
bagi Siau Ling hatinya jadi sangat keheranan serunya:
"Aku lihat rasa cintamu terhadap dirinya sudah begitu
mendalam sekali, sebenarnya siapakah dia ?""
Sejak Pek li Peng kehilangan seluruh tenaga dalamnya
meskipun ia tak mampu selamatkan jiwa Siau Ling dengan
keampuhan ilmu silatnya akan tetapi ia selalu berusaha
dengan pelbagai macam cara untuk menolong jwa sianak
muda itu, mendengar pertanyaan tersebut terpaksa dia
berkata: "Baiklah, kalau kalian ingin mengetahui siapakah dia akan
kuberitahukan kepadamu, dia adalah Siau Ling !"
"Apa " dia adalah Siau Ling?"" seru Wu popo yang sedang
berjongkok diatas tanah itu sambil loncat bangun.
"Sedikitpun tidak salah, dia adalah Siau Ling"
"Yong ji !" seru Wu Popo kemudian dengan cepat, "cepat
bersihkan sisa obat penyaru yang masih melekat data
wajahnya." Wu Yong mengiakan, dari dalam sakunya dia ambil keluar
sebuah saputangan kemudian membersihkan sisa obat
penyaru yang masih menempel diatas wajah sianak muda itu.
Dari dalam sakunya Wu Popo ambil keluar sebuah botol
porselen dan berkata kembali:
"Yong ji cepat berikan obat pemunah ini kepadanya"
Pek li Peng jadi amat gembira sekali ketika dilihatnya Wu
Popo segera mengeluarkan obat pemunahnya sesudah ia
mengucapkan nama Siau Ling, sambil berpaling kearah Ceng
Yap Ching serta Teng It Lui, katanya sambil tertawa:
"Nama besar toako benar2 luar biasa sekali, tahu begini
sedari tadi kita sebutkan saja nama toako, daripada
merengek2 tanpa hasil apapun!"
"Sebelum duduknya persoalan dapat dibikin jelas aku harap
nona jangan keburu merasa gembira lebih dahulu", kata Teng
It Lui. Ketika mereka berpaling kembali ketengah kalangan
tampaklah Wu Yong sudah menerima bolol porselen itu,
membuka penutupnya dan ambil keluar sebutir pil yang
segera dimasukkan kedalam mulut pemuda itu.
Obat pemunah tersebut benar2 amat mujarab sekali, tidak
lama kemudian Siau Ling telah sadar kembali dan pingsannya
dan bangun duduk dan atas tanah.
"Toako bagaimana perasaanmu?" teriak Pek li Peng dengan
gelisah. Per-lahan2 Siau Ling bangkit berdiri, sesudah menyapu
sekejap sekeliling tempat itu jawabnya:
"Aku sangat baik!"
''Apakah engkau adalah Siau Ling?""seru Wu popo
kemudian sambil tertawa nyaring.
Siau Ling memegang jenggotnya namun ia temukan
jenggot palsu itu sudah lenyap tak berbekas.
Wu Yong yang menyaksikan kejadian itu segera
mendengus dingin, serunya
"Engkau tak usah mencari jenggot palsu lagi, jenggot itu
sudah kucabut lepas..."
Siau Ling segera alihkan sorot matanya keatas wajah Pek-li
Peng, ketika dilihatnya bekas telapak membekas nyata diatas
wajahnya air mata masih jatuh berlinang dengan dahi
berkerut ia segera berkata:
"Peng-ji parahkah luka yang kau derita?"?"
"Tidak lukaku sama sekali tidak parah! jawab Pek-li Peng
sambil tertawa manis Sementara itu Wu popo sudah mendengus dingin dan
berkata. "Siau Ling aku hendak memberitahukan tentang satu
persoalan kepadamu... dengarkanlah baik2."
"Persoalan apa?""
"Pada saat ini baik engkau maupun ketiga orang
sahabatmu itu sudah tak bertenaga lagi, keadaan kalian tidak
lebih bagaikan manusia belaka."
Setelah berhenti sebentar, sambungnya lebih jauh.
"Yong-ji, mungkin tidak percaya dengan apa yang
kukatakan, coba lancarkanlah sebuah serangan kearahnya."
Wu Yong ayunkan telapak kanannya kedepan melancarkan
sebuah sapuan yang cepat bagaikan sambaran kilat.
Secara otomatis Siau Ling mengerahkan pula tangan
kanannya untuk menyambut datangnya serangan tersebut.
Ketika sepasang telapak saling beradu satu sama lainnya,
tubuh Siau Ling segera ter hantam sampai berputar kencang
dan geser dari tempatnya semula hingga sejauh empat lima
kaki lebih dengan susah payah ia berhasil mempertahankan
tubuhnya tidak sampai roboh keatas tanah.
Wu Yong tertawa, katanya:
"Siau Ling! sekarang engkau tentu sudah percaya bukan
dengan apa yang dikatakan oleh nenekku?"
Siau Ling mengangguk. "Cara kerja nenekku benar2 keji dan jahat membuat orang
keracunan sehingga seluruh kepandaian silainya punah sama
sekali..." "Siau Ling!" ujar Wu popo dengan dingin. "Ketiga orang itu
bersedia untuk mengorbankan jiwanya demi keselamatan
jiwamu dan akupun telah menyanggupi permintaan mereka
untuk menukar tiga lembar jiwa mereka dengan selembar
jiwamu, pada waktu itu aku merasa sangat geli, kenapa ada
juga orang yang bersedia mengorbankan jiwanya demi
menolong orang lain, akan tetapi sewaktu kukabulkan
permintaan mereka aku belum tahu kalau engkau sebenarnya
adalah Siau Ling" Setelah mengalami pelbagai peristiwa besar Siau Ling
sekarang bukanlah Siau Ling dahulu, kini ia jauh lebih tenang
dan mantap, sambil tertawa ewa katanya:
"Sekarang setelah engkau mengetahui siapakah aku apa
yang hendak engkau lakukan."
"Aku hendak persilahkan engkau untuk memilih sendiri
salah satu diantara dua jalan yang kuajukan!"
"Katakalah! dua jalan bagaimana yang kau ajukan"
"Jalan yang pertama aku bunuh dirimu kemudian
membawa batok kepalamu untuk menemui seseorang, jalan
yang kedua dengarkan baik2 perkataanku dan ikutlah
denganku untuk bertemu dengan dua orang!"
"Siapakah dua orang yang kau maksud itu?"
"Shen Bok Hong serta Su-hay Kuncun"
Mendengar perkataan itu Siau Ling segera berpikir didalam
hati kecilnya: "Berjumpa dengan Shen Bok Hong serta Su - hay Kuncu,
sama artinya menghantarkan diri menuju gerbang kematian."
Berpikir demikian dengan nada ketus segera ujarnya:
"Lo hujin, apakah engkau menganggap aku Siau Ling
adalah seorang manusia yang takut menghadapi kematian ?"
"Engkau adalah seorang enghiong, seorang pahlawan,
kalau engkau bukan seorang enghiong tak mungkin mereka
mengundang kedatangan aku sinenek tua untuk menghadapi
dirimu!" Siau Ling tertawa dingin.
"Heehhh....heehh....heeehh.... Shen Bok Hong adalah bandit
diatas daratan sedang Su hay Kuncu adalah perampok diatas
air, sekarang bandit-bandit daratan telah bersekongkol dengan
bandit-bandit air untuk bersama-sama menguasai kolong
langit..." "Kalau tujuan mereka bukan untuk menghadapi engkau
Siau Ling kedua orang itu mungkin susah untuk bekerja sama"
sambung Wu popo cepat. Kembali Siau Ling tertawa dingin.
"Hmmm! sekalipun untuk sementara waktu mereka dapat
bekerjasama, akan tetapi suatu hari nanti pasti akan bentrok
satu sama lainnya dan suatu pertumpahan darahpun tak akan
terhindar pada saat itu engkau akan membantu pihak yang
mana....?" Setelah berhenti sebentar dengan nada suara yang lebih
keren dan nyaring sambungnya lebih jauh:
"Aku ingin tanya kepandaian lo hujin didalam melepaskan
racun kalau dibandingkan dengan kepandaian Tok jiu Yok ong
Raja obat bertangan keji siapakah yang jauh lebih unggul ?"
Wu popo termenung sebentar lalu menjawab:
"Kalau berbicara tentang cara melepaskan racun belum
tentu kepandaian yang kumiliki berada dibawah
kepandaiannya akan tetapi kalau berbicara tentang cara
menggunakan campuran obat dan pembuatan racun aku
mengakui bahwa kepandaianku masih belum dapat
mengungguli Raja obat bertangan keji"
Siau Ling mendengus dingin, ujarnya kembali:
"Tahukah engkau bagaimanakah hubungan persahabatan
antara Shen BoK Hong dengan Tok-jiu Yok ong?" sejak
menderita kekalahan dibawah kerubutan partai2 besar
sehingga hampir mati, Shen Bok Hong dapat membangun
kembali semua usahanya hingga sedemikian besar boleh
dibilang kesemuanya ini adalah berkat jasa dan Raja obat
bertangan keji, tetapi apakah yang dilakukan Shen Bok Hong
terhadap jasa jasanya itu?" secara diam diam ia telah
meracuni Raja obat bertangan keji, lo hujin! sekarang engkau
diundang turun gunung dengan segala kebesaran, hal ini
disebabkan mereka hendak mengandalkan kepandaian
racunmu untuk menghadapi para, jago persilatan yang
sekarang mulai bangkit berdiri untuk menentang kekuasaan
Shen Bok Hong," "Yang paling penting adalah untuk menghadapi engkau
Siau Ling", sela Wu Popo dengan cepat.
Siau Ling tertawa ewa, "Setelah Siau Ling dibunuh, maka nilai dari lo hujin yang
diundang datangpun akan ikut lenyap, pada saat itulah
dengan kekejamannya serta kekejian Shen Bok Hong, kalian
berdua pasti akan didesak mundur terus hingga kehilangan
jalan mundur, pada saat itulah hanya ada dua jalan yang bisa
kalian tempuh, pertama dibunuh mati olehnya dan kedua
selama hidup menjual nyawa baginya jadi budaknya."
Wu popo termenung dan berpikir beberapa saat lamanya,
kemudian ia menjawab: "Sudah lama aku mengetahui akan kekejaman serta
kesadisan Shen Bok Hong, sekalipun begitu kedatanganku kali
ini atas undangan Shen Bok Hong serta Siau-yau cu telah
disertai pula dengan perjanjian, aku hanya bertanggung jawab
dalam menghadapi dirimu Siau Ling saja, begitu urusan selesai
maka akupun akan pulang kegunung."
"Darimana lo hujin bisa tahu kalau mereka pasti akan
menuruti perjanjian dan melepaskan engkau pulang
kegunung"... Aaaai! sudahlah banyak bicara sama sekali tak
Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
ada gunanya, sekarang aku sudah terjatuh ketangan lo hujin.
silahkan engkau memutuskan akan jatuhkan hukuman apa
kepadaku" "Lo hujin!" tiba2 Pek li Peng menyela dari samping,
"bukankah engkau turun ganung karena mendapat hadiah dari
mereka?" aku rasa hadiah yang ia berikan kepadamu tentu
luar biasa besarnya bukan?""
"Sedikitpun tidak salah!"
"Bolehkah aku mengetahui hadiah itu berupa apa saja?"?"
"Mutiara seratus biji, emas murni sepuluh laksa tahil,
batang antic, lukisan kenamaan, sutera dan macam2 benda
berharga lainnya" "Asal engkau bersedia memberikan obat pemunah kepada
kami semua, kamipun akan menghadiahkan pula benda2
seperti yang kau sebutkan tadi kepadamu!"
Wu popo gelengkan kepalanya berulang kali serunya:
"Siapakah engkau?" besar amat mulutmu kalau bicara!"
"Nama ayahku mungkin pernah locianpwe dengar."
"Siapakah dia?"?"
"Pak-thian Cuncu"
"Apa" Pak thian Cuncu adalah ayahmu", teriak Wu popo
dengan amat terperanjat. "Sedikitpun tidak salah, dia adalah ayahku! apakah engkau
tidak percaya..?" "Aku memang benar2 agak tidak percaya!" jawab nenek
bermuka jelek itu sambil gelengkan kepalanya berulang kali.
Siau Ling yang ada disamping tiba-tiba menyela:
"Kalau membicarakan tentang harta kekayaan maka
sepasang pedagang dari kota Tiong-ciu lah yang mempunyai
kekayaan melebihi siapapun, mereka adalah saudara angkat
dari aku orang she Siau, sekalipun begitu aku orang she Siau
tidak sudi menukar nyawa kami dengan benda berharga.
Dewasa ini kami sudah tiada bertenaga untuk melakukan
perlawanan lagi, mau digorok, mau dipancung ataupun mau
dicincang terserah kehendak hatimu, ucapankupun hanya
sampai disini saja, lo hujin tak usah membicarakan persoalan
itu lagi dengan diriku"
"Oooh, toako, engkau tak boleh mati...."
"Peng ji!" tukas Siau Ling dingin
"Mati atau hidup sudah digariskan Thian didalam suratan
takdir, semua yang telah menjadi takdir tak dapat dipaksakan
dengan cara apapun juga, seandainya siau heng bersikap agak
keras kepala dan hatiku tidak tergerak oleh rengekan nona
Yong, pada saat ini mereka berduapun sudah menemuj
ajalnya sedari tadi"
Tiba2 Wu Yong berpaling memandang kearah neneknya,
lalu berseru: "Nenek, Yong-ji ada sepatah dua patah kata hendak
diucapkan keluar, apakah engkau memperbolehkan aku untuk
mengutarakan keluar?"?"
"Katakanlah!" "Ketika Yong ji memohon kepada Siau Ling tadi, bukan saja
ia telah mengampuni diriku bahkan mengampuni pula nenek,
sekarang sudah sepantasnys kalau kitapun mengampuni
mereka!" "Kalau kita lepaskan Siau Ling bukankah semua intan
permata, mutiara seratus biji emas murni sepuluh taksa tahil
dan benda berharga lainnya akan lenyap tak berbekas."
"Buat apa harta kekayaan sebanyak itu buat kita?"?" sela
Wu Yong dengan cepat. Wu Popo tertawa. "Aku hanya mempunyai seorang cucu perempuan yang
tersayang saja, sudah sepantasnya kalau mulai sekarang aku
kumpulkan pelbagai macam barang berharga untukmu,
sehingga apabila dikemudian hari engkau akan menikah
dengan orang, barang perhiasan untukmu pun sudah
tersedia... " Ia menengadah keatas memandang bintang yang
bertaburan diangkasa, kemudian gumamnya seorang diri:
"Aku hendak menggunakan barang berharga yang paling
bagus dan paling indah dikolong langit untuk pesangon
bagimu..." Wu Yong segera menghela napas panjang.
"Aaaai...! nenek, aku akan kawin dengan siapa...?"?"
"Tentu saja kawin dengan pemuda pilihanmu sendiri,
kecantikan wajahmu luar biasa ditambah pula engkau memiliki
kekayaan yang luar biasa sekali, aku rasa orang yang bersedia
mengawini dirimu pasti banyak sekali bagaikan ikan dalam
sungai..." Sambil menggelengkan kepalanya kembali Wu Yong
menghela napas panjang, katanya:
"Apakah orang hendak mengawini diriku, aku lantas
menerima pinangannya itu !"
"Haaahh....haaaahhh....haaahhh.... budak tolol, tentu saja
engkau harus memilih salah satu diantaranya dari beberapa
ribu orang yang ada"
"Nenek kalau berbuat demikian bagi diriku sebenarnya
boleh dibilang merupakan suatu hal yang jelek"
"Kenapa ?" "Kalau aku mempunyai banyak harta maka orang2 yang
akan mengawini aku bukanlah mengawini orangnya, tapi
mengawini harta kekayaanku."
"Aaai...! nenek sudah tua sekali", kata Wu popo sambil
menghela napas panjang. "Suatu ketika aku pasti akan berpulang lebih dahulu kalau
aku tidak meninggalkan sedikit kekayaan untukmu, mana
mungkin hatiku bisa lega ?"
Wu Yong tersenyum. "Oooh...nenek, mengapa engkau tidak berbuat sesuatu
yang maha besar hingga meninggalkan sedikit nama yang
bersih dan bersifat pendekar bagi dirimu" emas intan dan
berlian hanya benda sampingan, apa gunanya benda2 seperti
itu?"" "Engkau suruh aku menciptakan nama apa buat nenek
yang sudah tua?"", kata Wu popo dengan dahi berkerut.
"Kerjakanlah satu perbuatan besar yang bisa menggetarkan
seluruh kolong langit, agar semua orang menghormati dirimu"
"Bukankah nenek sekarang sedang berbuat demikian?"
banyak jago" dalam dunia persilatan selalu berusaha untuk
membereskan jiwanya, akan tetapi semua orang tidak mampu
untuk melakukannya, sedangkan nenek mampu untuk
menangkapnya dalam keadaan hidup2, bukankah perbuatan
ini cukup menggetarkan dunia persilatan?"
"Haaaahh....haaaah.....haaaahh.... Shen Bok Hong setelah
berjumpa dengan aku pasti akan bangkit berdiri dan
menyambut kedatanganku, pada waktu itu nama nenek akan
tersebar luas diseluruh kolong langit dan dikagumi oleh setiap
orang. "Nenek, seandainya pada saat ini kita lepaskan Siau
Ling, bukankah perbuatan kita inipun sangat mengemparkan
seluruh dunia persilatan" seru Wu Yong dengan air mata
bericucuran. Air muka Wu popo seketiak itu juga berybah hebat.
"Kalau kita berbuat demikian, bukankah intan permata dan
emas murni itu bakal terlepas dari tangan kita", serunya:
"Nenek kalau ingin memberikan kepadaku, aku tidak
membutuhkan benda semacam itu"
"Masih ada satu persoalan, sebenarnya aku tidak ingin
memberitahukan kepadamu tapi sekarang mau tak mau
terpaksa aku harus mengatakannya juga kepadamu."
"Seringkali engkau mengatakan bahwa hidup kita adalah
saling menguntungkan, mengapa ada persoalan yang kau
rahasiakan?"" Wu popo menghela napas panjang
"Aaai.. meskipun kita diundang oleh Shen Bok Hong serta
Siau yaucu karena mendapat hadiah besar, didalam kenyataan
kita pergi karena mendapat desakan yang membuat kita mau
tak mau terpaksa harus berbuat demikian,"
"Mengapa?" "Kita sudah kena serangan oleh Shen Bo Hong dengan
suatu tindakan yang amat keji"
"Maksud nenek engkau sudah keracunan hebat?""
"Aku sudah tua dan sebentar lagi bakal mati, sekalipun
keracunan hebat juga tak menjadi soal, tapi engkau, Yong-ji
kau masih muda, engkau tak boleh mati dengan begitu saja"
"Apakah akupun sudah keracunan pula?"
Sekali lagi Wu popo menghela napas panjang.
"Aaai.! rupanya mereka tahu bahwa engkau jauh lebih
penting dalam pandanganku daripada jiwaku sendiri, karena
itu merekapun sudah melepaskan racun keji dalam tubuhmu. "
"Kenapa selama ini aku tak tahu?""
"Karena racun keji tersebut adalah jenis racun aneh yang
dibuat secara khusus oleh Tok- jiu Yok ong raja obat
bertangan keji, sebelum daya kerja racun itu kambuh maka
seseorang tak ubahnya seperti manusia biasa, akan tetapi
setelah racun itu mulai bekerja maka darah kental akan
mengalir keluar dan tujuh lubang inderanya dan akhirnya mati
Secara mengerikan sekali"
Siau Ling yang mendengar pembicaraan itu diam2
menghela napas panjang pikirnya:
"Cara Wu popo turun tangan melepaskan racun keji boleh
dibilang jarang sekali ditemui dikolong langit, Teng It Lui serta
Ceng Yap Ching yang memiliki kepandaian ampuh pun bisa
diracuni tanpa disadari olehnya, sungguh tak kusangka
seorang jago lihay yang ahli didalam melepaskan racun
akhirnya terjebak pula dalam soal racun..."
Dalam pada itu Wu Yong telah berkata kembali:
"Jadi kalau begitu nenek mengatakan bahwa kita diundang
dengan mendapat hadiah besar sebenarnya hanyalah
membohongi diriku belaka ?"
"Aku sama sekali tidak membohongi dirimu mereka sambil
memberi hadiah kepada kita secara diam2 melepaskan racun
pula untuk melukai kita berdua kita dipaksa mau tak mau
terpaksa harus menerima undangannya itu".
Wu Yong berpaling dan memandang sekejap kearah Siau
Ling kemudian ujarnya kembali:
"Nenek, engkau toh seorang ahli didalam hal ilmu racun
apakah engkau tidak mampu untuk menemukan cara untuk
memunahkan daya kerja racun keji yang berada didalam
tubuh kita ini?""
Wu popo gelengkan kepalanya.
"Pil racun itu dibuat oleh Raja obat bertangan keji, nenek
tidak mengerti bagaimana caranya untuk membebaskan
pengaruh racun tersebut. Wu Yong termenung beberapa saat lamanya, kemudian
sambil berpaling kearah Siau Ling ujarnya:
"Siau thayhiap, aku minta maaf kepadamu nenekku sudah
lanjut usia aku tak dapat membiarkan dia mati keracunan..."
"Semua pembicaraan yang sedang kalian ucapkan telah
kudengar semua maksud baik nona biarkan kuterima didalam
hati "tukas Siau Ling dengan cepat.
"Nenek", tiba2 Wu Yong berseru, "apa hubungannya antara
kita yang keracunan dengan Siau Ling?" bukankah sama saja
kalau kita lepaskan dahulu Siau Ling, setelah itu baru pergi
menghadap Shen Bok Hong...?""
"Tentu saja sama sekali berbeda jauh",
"Shen Bok Hong bisa meracuni kita berdua kemudian
mengundang kita dengan diberi hadiah tujuannya bukan lain
adalah hendak menggunakan kekuatan yang kita miliki untuk
menghadapi Siau Ling, mana boleh kita lepaskan dirinya ?"
"Sekalipun kita lepaskan dirinya Shen Bok Hong toh tidak
mengetahui akan perbuatan kira ini ?"
"Ketajaman mata dan pendengaran Shen Bok Hong sudah
tersohor dikolong langit mata matanya tersebar dimana-mana,
mungkin saja semua gerak gerik kita pada saat ini telah
diawasi pula oleh seseorang tanpa kita ketahui !"
"Tapi... dimanakah orang itu " " seru Wu Yong sambil
memandang sekejap kearah sekeliling tempat itu.
Tiba-tiba Siau Ling menghela napas panjang, timbrungnya:
"Nona Yong, sikap nenekmu terhadap dirimu boleh dibilang
baik sekali apa yang dikatakan memang tepat sekali, dalam
keadaan seperti ini memang sudah sepantasnya kalau aku aku
ikut serta dirimu pergi untuk menghadap Shen Bok Hong,
cuma..." "Cuma kenapa?"" tanya Wu popo.
"Ketika to hujin mendapat ancaman serta hadiah untuk
turun gunung, bukankah tujuanmu hanya untuk menghadapi
aku Siau Ling seorang?" nah! aku akan mengikuti dirimu pergi
tetapi aku berharap agar engkau suka berbuat kebajikan
dengan melepaskan orang-orang yang mengikuti bersama
diriku ini!" "Bukankah sekarang orang2 itu berada dalam keadaan
baik?" "Akan tetapi ilmu silat yang mereka miliki toh belum
dipulihkan kembali seperti sedia kala..."
"Kalau ilmu silat yang mereka miliki kupulihkan kembali,
maka mereka pasti tak akan melepaskan diriku pergi dan
sin..Hm bukan mintakan ampun bagi diri sendiri, Sebaliknya
mintakan ampun buat sahabatmu lebih dahulu, caramu
berpikir benar2 luar biasa sekali!"
"Harap lo hujin jangan salah paham" sela Siau Ling sambil
gelengkan kepalanya berulang kali, aku jamin mereka akan
segera tinggalkan tempat ini setelah kepandaian silat mereka
pulih kembali, aku jamin mereka tak akan menghalangi niat lo
hujin untuk membawa aku pergi dan sini..."
"Perbuatan itu terlalu menempuh bahaya aku tidak ingin
terjatuh ketangan orang lain."
Siau Ling jadi mendongkol sekali sambil tertawa dingin
serunya. "Lo hujin, tahukah engkau bahwa bagi seorang manusia
yang berlatih ilmu silat kehilangan ilmu silatnya sama halnya
dengan kehilangan selembar jiwanya"
"Kami akan melakukan perjalanan bersama sama Siau
tayhiap, teriak Teng It Lui dengan suara keras biarlah kami
mati hidup bersama2 dirimu.."
"Buat apa?"" Shen Bok Hong serta Siau yau cu amat
membenci diriku sehingga boleh dibilang rasa benci mereka
terhadap diriku sudah merasuk ketulang sumsum. mereka tak
akan melepaskan diriku dengan begitu raja.. jikalau kalian
mengikuti diriku maka sama halnya dengan mencari kematian
buat diri sendiri, lagipula Sun Put Shia locianpwee serta Bu Wi
Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Tootiang sedang menantikan kabar berita kalian..."
Sorot matanya segera dialihkan keatas wajah Wu Popo,
sambungnya dengan nada serius:
"Aku ingin mengajukan suatu pertanyaan kepadamu, harap
lo hujin suka menjawab dengan sejujurnya"
"Apa yang ingin kau tanyakan?"
"Apakah kepandaian silat yang mereka miliki masih dapat
dipulihkan kembali seperti sedia kala?""
"Tentu saja dapat, akan tetapi kalau sampai terlampau
lama hal ini sukar untuk dikatakan!"
''Berapa lama batas waktunya untuk bisa pulih kembali
seperti sedia kala?"
"Kurang lebih tiga bulan selewatnya aku tidak tanggung!"
"Toako!" tiba2 Pek li Peng berseru keras aku ingin ikut
bersamamu!!" "Baik, engkau dengan umat Bulim sama sekali tidak terikat
dendam sakit hati, aku rasa Shen Bok Hong akan jeri terhadap
nama besar ayahmu dan tidak sampai mencelakai jiwa mu."
---oo0dw0ooo--- PEK LI PENG tertawa sedih ia berkata ,"Aaai...! toako,
seandainya engkau mati apakah engkau mengira aku akan
hidup seorang diri ?"
Beberapa patah kata yang menunjukan, be tapa setianya
gadis itu terhadap dirinya, seketika menggetarkan hati Siau
Ling. Tanpa terasa lagi ia berpaling dan memandang sekejap
kearah Pek li Peng ujarnya,
"Peng ji engkau toh sama sekali tak pernah ribut dengan
orang lain, mengapa engkau harus mengikuti diriku untuk
terjun kedalam kancah persoalan yang memusingkan kepaIa
ini ?" Pek li Peng tertawa, "Selama aku mengikuti toako, kendatipun harus terjun
kelautan api rasanya aku jauh lebih gembira daripada harus
hidup seorang diri" Wu Yong yang mendengar perkataan itu mendadak timbul
rasa cemburu dalam hati kecilnya, ia segera mendengus
dingin dan berkata: "Hmm! nenek jangan biarkan budak tersebut ikut bersama
kita" Pek li Peng segera berpaling, ketika dilihatnya wajah Wu
Yong diliputi kegusaran mendadak ia merasakan hatinya
begitu nyaman dan gembira, sambil membereskan rambutnya
yang terurai, ia tersenyum dan tidak menanggapi ucapan
lawan. Siau Ling sendiri tahu bahwa kepergianya kali ini untuk
menjumpai Shen Bok Hong jauh lebih banyak bahayanya
daripada tidak bahkan selembar jiwanya kemungkinan besar
bakal lenyap ditangannya. Itu berarti semua perjuangan
selanjutnya untuk menentang kaum kejahatan harus
digantungkan pada kekuatan Sun Put Shia serta Bu Wi Too
tiang. Pemuda itu segera mengambil keputusan untuk
menyerahkan kitab pusaka ilmu pedang partai Hoa-san serta
Sin ci sinkang dari partai Siau lim kepada Teng It Lui dan Ceng
Yap Ching agar bisa diserahkan ketangan Sun Put Shia serta
Bu Wi Tootiang. Berpikir sampai disitu, dia segera alih kan sorot matanya
keatas wajah Wu popo sambil ujarnya:
"Lo hujin aku ingin sekali membicarakan beberapa
persoalan pribadi dengan kedua orang itu, kemudian aku akan
mengikuti kalian berdua untuk meneruskan perjalanan guna
menjumpai Shen Bok Hong serta Siau-yau tootiang aku rasa
engkau pasti mengijjnkan bukan?"
Wu popo termenung dan berpikir beberapa saat lamanya,
kemudian menjawab. "Baiklah,cuma jangan mengulur waktu terlalu lama"
''Sebentar saja." Pemuda itu segera berjalan menghampiri kehadapan Teng
It Lui serta Ceng Yap Ching kemudian berkata dengan suara
dalam. "Kematian ada yang berat bagaikan gunung Tay San, ada
pula yang enteng bagaikan bulu domba, jikalau kalian berdua
mengikuti diriku pergi menghantar nyawa maka kematian
kalian boleh dibilang enteng bagaikan bulu domba."
Teng It LUi menghela napas panjang, ujarnya.
"Seandainya kami tidak makan-makanan yang beracun
sehingga menyebabkan Siau tayhiap bentrok dengan Wu
popo, tidak mungkin pada saat ini bakal terjadi peristiwa
macam ini.." "Benar" sambung Ceng Yap Ching, "kalau dibicarakan
kembali, kamilah yang mengundang datangnya bencana
sehingga menyusahkan Siau tayhiap serta nona Pek-li."
"Semua kejadian toh sudah terlalu, apa gunanya
dibicarakan lagi" sekarang ada satu masalah penting yang
hendak kubicarakan dengan kalian berdua!"
"Persoalan apa" " tanya Teng It Lui dengan cepat,
"sekarang ilmu silat yang kami miliki sudah lenyap tak
berbekas, mungkin apa yang diinginkan Siau tayhiap tak
mampu kami laksanakan!"
Siau Ling menghela napas panjang bisiknya dengan lirih
"Manusia berusaha Thian lah yang menentukan, aku cuma
berharap agar kalian berdua suka berusaha dengan sepenuh
tenaga..." Ia berhenti sebentar, kemudian sambungnya:
"Didalam sakuku terdapat dua jilid kitab, aku berharap agar
kalian berdua suka berusaha sekuat tenaga untuk
menyerahkan kedua jilid kitab tersebut ketangan Sun
locianpwee serta Bu Wi tootiang"
"Kami akan berusaha dengan sekuat tenaga" jawab Ceng
Yap Ching dengan cepat. "Tugas ini penting sekali, apabila merasa perlu kalian
berdua boleh melakukan perjlanap dengan jalan menyaru,
berusahalah untuk memhindarkan diri dan pengawasan mata
Shen Bok Hong " "Benda hilang nyawa hilang, barang ada manusia ada, kami
pasti akan lebih menaruh perhatian terhadap benda itu
daripada keselamatan jiwa sendiri..." jawab Teng It Lui.
Siau Ling segera berpaling, ia lihat Wu popo sedang
menaruh perhatian khusus terhadap semua gerak geriknya,
hal ini membuat hatinya amat risau, pikirnya.
"Kalau sekarang juga kuambil keluar kedua jilid kitab
pusaka itu, dia pasti akan menaruh perasaan ingin tahu dan
pasti suruh Yong-ji untuk memeriksanya, kalau sampai
begitu... waah! bisa celaka, aku harus berusaha keras untuk
memecahkan perhatiannya"
Tapi untuk beberapa saat lamanya diapun tidak berhasil
menemukan suatu cara yang dirasakan amat sesuai, hatinya
jadi gelisah bercampur cemas sekali.
Pada saat itulah dari tempat kejauhan tiba-tiba
berkumandang datang suara derap kaki kuda yang amat ramai
kian lama suara tersebut kian bertambah dekat.
Wu popo segera berpaling kearah mana berasalnya suara
derap kaki kuda tadi. Menggunakan kesempatan itulah Siau Ling segera ambil
keluar dua jilid kitab pusaka itu dan diserahkan ketangan Teng
It Lui bisiknya : "Kalian berdua baik baiklah menjaga diri "
Kemudian sambl memperkeras suaranya dia melanjutkan:
"Ditempat sepasang pedagang dari Tiong ciu terdapat
sebuah kotak kayu milikku bila kalian berdua telah berjumpa
dengan mereka suruhah mereka membuka kotak itu serta
memeriksa isinya, suruhlah mereka simpan kotak itu baik2."
Beberapa patah perkataan itu diucapkan dalam keadaan
seperti ini, terasalah penuh pancaran rasa sedih yang amat
tebal, "Siau tayhiap adalah seorang budiman Thian pasti akan
melindungi keselamatan jiwamu, semoga engkau selalu sehat
walafiat", sahut Teng It Lui perlahan.
"Kalian berdua boleh pergi, semoga berhasil dan sampai
ditujuan dalam keadaan selamat:
Teng It Lui maupun Ceng Yap Ching mengetahui bahwa
Siau Ling suruh mereka segera melakukan perjalanan, setelah
memberi hormat ujarnva. "Kalau memang begitu kami akan mohon diri lebih dahulu!"
Habis berkata mereka putar badan dan segera berlalu dari
sana. Memandang hingga bayangan tubuh kedua orang itu
lenyap dan pandangan. Siau Ling merasakan hatinya lega
sekali dia menghembus napas panjang dan segera alihkan
kembali pandangan matanya.
Tampaklah dua ekor kuda jempolan yang tinggi besar
berhenti disamping tubuh Wu popo, dari atas kuda loncat
turun dua orang manusia nereka bukan lain adalah sepasang
iblis dari propinsi Leng-lam.
Tampak kedua orang itu bercakap-cakap sebentar dengan
Wu popo, kemudian terdengarlah Ma Poo tertawa terbahak2
sambil berkata. "Haaah...haah...haaah... inilah yang dikatakan mencari
dengan susah payah sampai satupun jebol, akhirnya
didapatkan dengan gampang sekali"
Ditengah gelak tawa yang keras dia alihkan sorot matanya
keatas wajah Siau Ling kemudian sambungnya dengan dingin:
"Engkaukah yang bernama Siau Ling?""
"Sedikitpun tidak salah!"
"Nama besarmu amat tersohor sekali dalam dunia
persilatan. Sungguh tak ku nyana engkau hanya seorang
bocah cilik belaka" "Wu lo hujin", terdengar iblis kedua berkata aku lihat ada
dua oang diantaranya yang melarikan diri dan sini, apakah
perlu mereka ditangkap kembali?"?"
Siau Ling merasa amat terperanjat setelah mendengar
perkataan itu pikirnya. "Aduh... celaka, kalau dia sampai menyusul kedua orang
itu, maka tubuh mereka pasti akan digeledah kalau sampai
kitab pusaka itu didapatkan, bukankah keadaan akan
bertambah berabe." Meskipun dalam hati merasa amat gelisah, akan tetapi
perasaan tersebut tidak sampai diperlihatkan diatas wajahnya,
dengan muka yang masih tetap tenang ia berseru sambil
tertawa dingin "Sayang sekali aku kena racun keji sehingga kepandaian
silat yang kumiliki punah..."
"Kalau kepandaianmu belum musnah, apa yang hendak kau
lakukan ?" tukas Ma Poo.
"Dengan berdasarkan beberapa patah kata yang tidak
hormat itu, aku harus memberi pelajaran yang setimpal buat
kalian berdua" Iblis kedua yang mendengar jawaban itu jadi amat gusar,
bentaknya "Keparat cilik, berada dalam keadaan serta situasi seperti
ini! Kau masih berani bicara tekebur?" Hmmm! rupanya
engkau sudah bosan hidup lagi dikolong langit."
Telapak tangannya segera diayunkan kearah depan.
Meskipun Siau Ling dapat menyaksikan datangnva
serangan tersebut, akan tetapi ia tak mampu untuk
menghindarkan diri..., Blam! tidak ampun lagi pipi kirinya
segera satu sodokan keras,
Pukulan tersebut benar2 kuat dan keras sekali, tubuh Siau
Ling berputar dua kali bagaikan gansing, ia tak mampu
mempertahankan diri lagi dan tubuhnya segera roboh
terkapar diatas tanah. Sejak terjun kedalam dunia persilatan, belum pernah Siau
Ling mendapat pengalaman yang demikian pahitnya, kepala
langsung terasa pening tujuh keliling dan pandangan matanya
jadi berkunang2. "Aduuh..." jerit Pek li Peng, dengan langkah lebar segera
menghampiri tubuh Siau Ling dan membimbingnya bangun.
---oo0dw0oo--- Jilid: 18 SAMBIL menahan rasa sakit pikir Siau Ling dalam hatinya:
"Entah racun keji apakah yang telah dipergunakan Wu
popo ini sehingga membuat orang tak mampu untuk
mengerahkan tenaga dalamnya dan seluruh kepandaian silat
yang dimilikipun tak mampu dikembangkan semua andaikata
ia gunakan racun semacam ini secara besar besaran rasanya
tidak sulit baginya untuk menguasai seluruh kolong langit, lain
kali kalau ada kesempatan aku harus binasakan orang ini dan
tak dapat membiarkan dia tetap hidup lagi dikolong langit..."
Berpikir sampai disini ia segera meronta untuk bangkit
berdiri. Ketika ia berpaling kembali, bayangan tubuh Teng It Lui
serta Ceng Yap Ching sudah lenyap dari pandangan dalam hati
segera pikirnya kembali "Semoga Thian bisa melindungi mereka sehingga mereka
berhasil berjumpa kembali dengan Sun Put Shia serta Bu Wi
Totiang dalam keadaan hidup, asalkan kedua jilid kitab itu bisa
sampai ditempat tujuan, sekalipun ditempeleng lagi juga tak
mengapa..." Sementara itu iblis kedua dari Leng lam diam2 merasa
kagum juga ketika dilihatnya Siau Ling sama sekali tidak
menjadi gusar kendatipun sudah dijotos olehnya dengan amat
keras, ia berpikir didalam hati kecilnya.
"Usia Siau Ling belum begitu besar akan tetapi imannya
sangat tebal .. orang ini memang luar biasa sekali!"
Belum habis ia termenung, tiba2 Wu Yong telah maju
dengan langkah lebar serta menghadang dihadapan Siau Ling,
terdengar gadis itu dengan nada tak senang hati menegur:
"Kenapa engkau hajar dirinya?""
Iblis kedua dari Leng lam yang ditanya seketika jadi
tertegun, serunya dengan nada tercengang:
"Nona maksudkan kami berdua?"
"Engkau turun tangan memukul orang, sebenarnya apa
maksudmu?", seru Wu Yong sambil tuding iblis kedua.
Iblis kedua dari Leng lam segera tertawa ewa.
"Nona Wu, apakah engkau maksudkan mengapa aku turun
tangan memukul Siau Ling?"
"Sedikitpun tidak salah Siau Ling adalah buronan yang
berhasil kami tangkap, siapa suruh engkau ikut-ikutan
Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
memukul?" Ma Poo yang ikut mendengarkan perkataan itu kontan saja
mengerutkan dahinya, "Memang tidak salah orang itu ditangkap oleh kalian
berdua. Katanya membela iblis kedua, akan tetapi masa kami
berdua tak boleh hanya memukulnya sebentar?"
"Tidak boleh, kalau mau pukul kami berdualah yang berhak
untuk memukul tawanan kami", jawab Wu Yong ketus,
Ma Poo segera berpaling memandang sekejap kearah iblis
kedua, kemudian kedua orang itu kuluk-kuluk berbicara
dengan bahasa yang aneh sekali dan sama sekali tidak
dimengerti oleh orang lain.
Wu Yong mengerutkan dahinya berusaha menangkap
pembicaraan antara kedua orang itu, namun kecuali
mendengarkan bahasa asing yang sama sekali tidak
dimengerti olehnya ia tak dapat menangkap apa yang
dimaksudkan oleh orang-orang itu.
Dengan alis mata berkerut dia segera membentak.
"Hey apa yang sedang kalian berdua bicarakan?""
Ma Poo tertawa dingin, sinar matanya segera dialihkan
keatas wajah Wu Popo dan serunya.
"Wu lo-hujin aku lihat badanmu kurang sehat?""
"Aku telah mendapat luka dalam yang sangat parah!"Tanpa
syak wasangka nenek tua itu mengaku terus terang."
Kembali Ma Poo tertawa dingin, ejeknya.
"Kali ini kami berdua mendapat perintah untuk menyambut
kedatangan lo hujin, sungguh tak kusangka lo hujin telah
berhasil menangkap pula diri Siau Ling, andaikata Shen Bok
Hong serta Siau yau tootiang mengetahui akan persoalan ini,
mereka pasti akan merasa sangat gembira,"
Air muka Wu Popo berubah hebat, sambil tertawa paksa ia
segera berkata: "Secara kebetulan saja aku telah berhasil menangkap Siau
Ling, kalian berdua jauh2 datang menyambut kedatangan
kami berdua, seandainya hasil penangkapan kami ini
merupakan suatu pahala besar, maka kalian berdua pasti akan
mendapat bagian pula"
Ma Poo tersenyum. "Wu lo hujin begitu menaruh perhatian terhadap kami dua
bersaudara, hal ini membuat kami merasa sangat berterima
kasih, cuma..." Tiba-tiba ia putar telapaknya dan mencengkeram tangan
kanan Wu Yong. Meskipun Wu Yong cukup cekatan, akan tetapi dia sama
sekali tidak menyangka kalau secara tiba-tiba Ma Poo bisa
turun tangan terhadap dirinya, urat nadi diatas
pergelangannya seketika tercekal, lagipula tenaga yang
dipergunakan besar sekali, kendatipun Wu Yong sudah
berusaha untuk meronta namun gagal untuk melepaskan diri
dari cengkeraman orang. Pada saat Ma Poo turun tangan mencengkeram tangan
kanan Wu Yong, iblis kedua pun turun tangan mencengkeram
tangan Wu popo. Sekalipun nenek tua bermuka jelek itu sudah melakukan
persiapan, akan tetapi berhubung luka dalam yang dideritanya
cukup parah, kendatipun ia saksikan iblis kedua mengancam
urat nadi pada pergelangan tangannya akan tetapi ia tak
mampu untuk meaghindarkan diri.
Terdengar Ma Poo tertawa ter-bahak2 sambil berkata:
"Setelah Siau Ling berhasil ditangkap, aku rasa engkau dan
cucumu tak perlu lagi pergi menghadap Shen toacungcu serta
Siau yau tootiang!" "Apa maksud perkataanmu itu?"seru Wu Popo.
Tujuan Shen toa cungcu serta Siau-yau tootiang
mengundang kedatangan kalian berdua adalah bukan lain
hendak suruh kalian menghadapi Siau Ling, kini setelah Siau
Ling berhasil ditangkap, aku rasa kepandaian silat yang kalian
miliki sama sekali tak akan berfaedah bagi dunia persilatan
lagi .!" "Aku telah membicarakan dengan mereka" tukas Wu popo,
"begitu Siau Ling berhasil ditangkap dan kami berdua berhasil
mendapatkan hadiahnya, maka saat itu juga kami akan pulang
kerumah serta tidak mencampuri urusan dunia persilatan
lagi.." "Kalau memang engkau dan cucumu akan mengasingkan
diri, biarlah kami antar kalian pulang kerumah!" seru Ma Poo
dengan ketus, habis berkata dia segera ayunkan telapak
kanannya. Siau Ling serta Pek-li Peng yang menyaksikan perubahan
situasi itu hanya bisa menghela napas belaka, dalam keadaan
ilmu silat punah dan sedikitpun tak bertenaga, bukan saja
meeka tak mampu untuk turun tangan menolong orang,
bahkan menggunakan kesempatan itu untuk melarikan
diripuntak dapat. "Apakah kalian berdua ingin membunuh aku serta
cucuku"... "seru Wu Popo dingin.
"Sedikitpun tidak salah, setelah kalian kubunuh maka jasa
berhasilnya menangkap Siau Ling akan jatuh ketangan kami
berdua!" "Hmm.! kalau kubebaskan racun yang mengeram dalam
tubuh Siau Ling, aku rasa kalian berdua bukanlah
tandingannya", seru Wu Popo sambil tertawa dingin.
Mula mula Ma Poo nampak tertegun, kemudian sambil
tertawa ewa katanya: "Apakah Wu lo-hujin tidak merasa bahwa perbuatanmu itu
terlalu lambat....?""
Wu Popo memandang keatas langit, setelah termenung
sebentar ujarnya dengan serius:
"Tahukah kalian berdua, mengapa Shen Bok Hong serta
Siau yau cu mengundang aku turun gunung?"
"Karena lo hujin pandai didalam menggunakan racun. maka
mereka undang kedatanganmu untuk menghadapi Siau Ling!"
"Orang yang pandai menggunakan racun dikolong langit
toh tak terhitung jumlahnya, mengapa mereka datang mencari
diriku?" "Pertama, karena caramu melepaskan racun sangat lihay
melebihi siapapun, dan kedua, engkau terlalu kemaruk akan
harta kekayaan karena itulah mereka ambil keputusan untuk
mengundang kehadiranmu.."
"Tahukah kalian berdua dimanakah letak perbedaan antara
caraku melepaskan racun dengan cara yang dipergunakan
orang lain?" "Kami dua bersaudara mendapat tugas untuk menyambut
kedatanganmu serta cucumu, tentu saja kami mengetahui
tentang hal ini." "Kalau begitu, coba katakanlah! "
"Kemampuan lo-hujin dalam melepaskan racun, bisa
membuat korbannya keracunan tanpa disadari sama sekali."
Tiba tiba ia seperti teringat bahwa ucapannya salah, buru2,
mulutnya membungkam dalam seribu bahasa.
"Nah, itulah dia!" sambung Wu popo dengan cepat, kalian
berdua mempunyai satu kesalahan yang sangat besar, mebuat
aku mau tak mau terpaksa harus memberi petunjuk."
"Kesalahan apa?""
"Seandainya kalian berdua tidak bercakap cakap dengan
menggunakan logat serta bahasa wilayah Leng lam sebaliknya
secara tiba tiba turun tangan mencengkeram urat nadi kami
berdua dalam keadaan sama sekali tak bersiap sedia tentu
saja kami akan terbekuk tanpa sempat melakukan
perlawanan, tetapi sekaran kalian berdua sudah kena diserang
oleh racun keji, sebab bahasa wilayah Leng lam itulah yang
membuat aku terpaksa harus melakukan persiapan..!"
Ma Poo tertawa dingin, ejeknya
"Nyawamu dan cucumu sudah berada di dalam
cengkeraman kami dua bersaudara. Hmm! aku bisa saja
menggunakan tindakan serta siksaan yang paling keji untuk
memaksa engkau serahkan obat pemunah tersebut kepada
kami!'' "Andaikata aku sudah menyerahkan obat pemunah itu dan
jiwa kami dapat diselamatkan tentu saja aku tidak keberatan
untuk memberikan obat tersebut, sayang sekali rencana kalian
untuk mencelakai kami berdua dilakukan terlalu awal.."
"Bagaimana kalau sekarang juga kukabulkan pemintaanmu
itu serta memberi jalan kehidupan bagi kalian nenek dan cucu
berdua..." "Terlalu lambat, aku tak dapat mempercayai perkataan
kalian berdua " tukas Wu Popo.
Ma Poo segera berpaling dan memandang sekejap kearah
iblis kedua, kemudian perintahnya :
"Loo ji, coba kerahkan tenaga dalammu, periksalah apakah
engkau benar benar sudah terkena racun keji dari nenek
siluman itu?" Iblis kedua menurut dan diam2 menyalurkan hawa
murninya beberapa saat kemudian menjawab
"Siaute sama sekali tidak merasakan seauatu yang aneh!"
Ma Poo segera alihkan kembali sorot ma tanya keatas
wajah Wu Popo, ujarnya dengan dingin..
"Wu lo hujin dengan kedudukanmu yang terhormat
dikolong langit, andaikata perbutanmu hanya menggertak
orang dengan ucapan kosong belaka maka perbuatanmu ini
hanya akan ditertawakan oleh orang saja"
Wu Popo, tertawa ewa, "Dua lembar jiwa kami berdua bisa ditukar dengan dua
lembar jiwa kalian dua bersaudara, sekalipun mati juga tak
menyesal silahkan kalian turun tangan".
Ma Po segera menggerakan tangan kirinya untuk menotok
dua buah jalan darah di tubuh Wu Yong, setelah itu diam2
diapun mengatur hawa murninya untuk memeriksa badan
sendiri. Dirasakan hawa murni berjalan dengan lancar sedikitpun
tidak memperlihatkan tanda2 keracunan, hal ini membuat
hatinya segera berpikir"
Cara nenek tua ini melepaskan racunnya sudah tersohor
karena tak dapat diduga atau pun dirasakan ancamannya
boleh dipercaya boleh juga tak percaya, pokoknya yang
penting baik nenek dan cucunya maupun Siau Ling sekalisn
sudah jatuh ditanganku, cepat atau lambat akhirnya toh
mereka tak akan lolos dari tanganku. "
Berpikir sampai disini dia lantas berkata
"Wu lo hujin sekalipun engkau sudah melepaskan racun keji
kedalam tubuh kami berdua obat pemunahnya toh masih
berada dalam sakumu, apa susahnya untuk mengambil obat
pemunah itu dari dalam sakumu?"
"Obat obatan yang kubawa semuanya berjumlah ratusan
botol kalau kalian berdua mempunyal keyakinan untuk bisa
memilih sendiri, silahkan saja turun tangan untuk
membinasakan kami berdua"
Ma Poo tertawa dingin. "Berapa lama racun keji yang kau lepaslan kedalam tubuh
kami berdua itu baru akan mulai bekerja?" ia bertanya.
"Dalam dua belas jam kemudian!"
"Kalau sampai waktunya sama sekali tidak bekerja?""
"Aku bersed.a mendapat hukuman dan kalian berdua!"
"Baik! perkataan ini engkau sendirilah yang
mengucapkannya keluar, sampai waktunya aku akan
menbunuh cucu perempuanmu lebih dahulu.. "
Sorot matanya segera dialihkan keatas wajah iblis kedua
dan perintahnya: "Musnahkan saja sepasang tangannya yang sering
melepaskan racun itu....!"
Iblis kedua mengiakan dan segera turun tangan
mematahkan pergelangan dari nenek tua itu.
Ditengah kegelapan tampaklah keringat sebesar kacang
kedelai mengucur keluar membasahi seluruh tubuh Wu Popo,
akan tetapi ia masih tetap menggertak giginya rapat-rapat dan
sama sekali tidak merintih.
Siau Ling Yang menyaksikan kejadian itu diam2 menghela
napas panjang, pikirnya didalam hati:
"Pads dasarnya Wu popo adalah seorang manusia yang
licin, sungguh tak dinyana sepasang iblis dari wilayah Leng
lam ini jauh lebih kejam dan telengas daripada dirinya..
penderitaan ini boleh dibilang merupakan hukum karma bagi
dirinya." Sementara itu Wu Yong yang menyaksikan tulang
pergelangan tangan neneknya dipatahkan orang, hatinya jadi
amat terkesiap sambil menangis teriaknya berulang kali
"Oooh...nenek...nenek.."
"Penderitaan semacam ini masih belum terhitung seberapa,
jangan menangis..!" bentak Wu Popo
Meskipun Wu Yong berhenti menangis, namun air mata
mengucur keluar tiada hentinya membasahi seluruh wajah
gadis itu. Perlahan2 Wu Popo alihkan sinar matanya keatas wajah Ma
Poo, kemudian katanya: "Pada saat ini sekalipun aku bersedia berunding dengan
dirimu aku rasa kalian berdua pasti tak akan mau
menerimanya bukan?""
"Sedikitpun tidak salah, sebelum aku merasakan bahwa
tubuhku benar benar keracunan aku tidak bersedia menerima
perundingan macam apapun jua."
"Jadi kalau begitu terpaksa aku harus menunggu sampai
racun keji yang bersarang ditubuh kalian berdua mulai bekerja
kemudian baru merundingkan lagi persoalan ini dengan
dirimu." Pada saat itu, demi keselamatan jiwa kami berdua
kemungkinan besar kami dapat menyanggupi beberapa buah
permintaan itu, tetapi aku harus menerangkan lebih dahulu'
syarat tersebut tak boleh terlalu memaksa orang."
"Kita bicarakan saja setelah waktunya tiba!"
Ma Poo segera memandang sekejap kearah iblis kedua, lalu
serunya: "Loo ji, tempat ini tak boleh didiami terlalu lama kita harus
segera meneruskan perjalanan.
Iblis kedua memandang sekejap kearah Siau Ling, lalu
berkata "Sahabat kangouw yang dimiliki Siau Ling terlalu banyak
sepanjang perjalanan kemungkinan besar ada orang yang
akan berusaha untyk menolong selembar jiwanya."
"Maksudmu ?""
"Lebih baik kita bunuh saja, kemudian membawa batok
Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
kepalanya pulang menghadap Shen Bok Hong serta Siau Yau
totiang aku rasa keadaan ini jauh lebih aman"
Pek li Peng yang mendengar perkataan itu jadi amat
terperanjat sekali namun dalam keadaan seperti ini ia tak
dapat berbuat lain diam2 pikirnya didalam hati:
"Sekalipun aku harus membayar pengorbanan yang tak
ternilai harganya aku harus berusaha untuk menyelamatkan
jiwa Siau toako dan bencana besar ini "
Tiba tiba terdengar Wu popo menengadah dan tertawa
terbahak bahak. "Apa yang kau tertawakan ?" " bentak Ma Poe dengan
gusar Luka yang diderita Wu popo cukup parah, sewaktu tertawa
rasa sakitnya bukan kepalang tanggung, akan tetapi ia tetap
mempertahankan sekuat tenaga.
Ketika Ma Poo membentak ia berhenti tertawa dan berkata:
"Aku sedang mentertawakan kalian berdua yang terlalu
goblok, ketika aku terbayang kembali betapa diriku sudah
terjebak oleh siasat licikmu itu, aku jadi geli dan ingin
tertawa." "Kami bodoh?" hal yang bagaimana kami dianggap terlalu
goblok?"?" "Hmm! apakah kalian berdua mengharapkan agar aku bisa
memberi petunjuk pada ketololanmu itu?"" ejek Wu popo
dengan suara dingin. "Kalau alasanmu diberikan secara paksaan jangan
salahkan, kalau aku akan bertindak keji terhadap dirimu!"
"Sebaliknya kalau yang aku katakan masuk diakal?""
"Tentu saja kami dua bersaudara akan menurut!"
"Baiklah! aku memberitahukan dimanakah letak
ketololanmu itu...." seru Wu popo.
Sesudah berhenti sebentar, sepatah demi sepatah kata
sambungnya lebih jauh. "Seandainya pada saat ini kalian berdua membinasakan
Siau Ling, kemudian menghadap Shen Bok Hong serta Siau
yau cu hanya dengan membawa batok kepalanya belaka,
berapa hari yang kalian butuhkan untuk menempuh
perjalanan serta sampai ditempat tujuan pada waktu itu
bukankah batok kepala Siau Ling sudah akan membusuk dan
rusak" dalam keadaan begitu mana mungkin Shen Bok Hong
serta Siau yau cu bisa mengenalinya kembali....siapa tahu
kalau mereka lantas mengatakan bahwa batok kepala yang
kalian bawa bukanlah batok kepala dari Siau Ling...."
Rupanya beberapa patah kata ini sangat masuk diakal,
sepasang iblis dari wilayah Leng-lam pun segera
membungkam dan tidak memberi komentar apapun juga.
"Sekalipun kalian dapat menjaga agar sampai batok kepala
itu tidak rusak akan tetapi batok kepala yang sudah dipenggal
bagaimanapun juga susah untuk disamakan dengan batok
kepala aslinya", sambung Wu Popo lebih jauh dengan suara
dingin, "disamping itu aku dengan mata kepala sendiri sudah
pernah menyaksikan sampai dimanakah kehebatan ilmu silat
yang dimiliki Siau Ling, apa yang hendak kalian jawab
seandainya Shen Bok Hong serta Siau yau cu bertanya kepada
kalian, dengan andalkan apakah kalian berdua berhasil
menangkap Siau Ling?""
"Kita toh sudah berhasil membawa batok kepalanya, aku
rasa Shen Bok Hong serta Siau yau tootiang pasti akan
mempercayainya" "Seandainya mereka mengatakan bahwa memalsukan
batok kepala dengan tujuan mencari pahala ?" apa yang bisa
kalian perbuat paling2 apa yang bakal kalian berdua derita
jauh lebih mengenaskan daripada apa yang kami berdua
derita !" Ma Poo termenung dan berpikir beberapa saat lamanya
kemudian dia menjawab: "Perkataanmu memang sangat masuk diakal, tetapi kalau
kami harus melakukan perjalanan sambil membawa Siau Ling,
rasanya perjalanan ini agak kurang leluasa sedikit!"
"ternyata dua orang manusia setolol kalianpun bisa
mencelakai diriku, kejadian ini benar benar merupakan suatu
peristiwa yang amat menyedihkan bagiku."
"Hey aku sedang bertanya kepadamu, apakah engkau
mempunyai cara lain yang jauh lebih baik?" bentak Ma Poo.
"Tentu saja ada!"
"Apakah aku boleh mengetahuinya?"
"Hmmm! kenapa ku harus memberitahukan kepada
kalian?"" "Karena kami dua bersaudara telah mencengkeram
keselamatan hidup engkau serta cucumu! "
"Jikalau kalian membersihkan jiwaku serta cucuku, maka
pada akhirnya kalian berduapun tak akan terlepas dari bahaya
keracunan yang mengakibatkan jiwa kalian melayang "
"Apa yang baru kulakukan sehingga engkau bersedia
mengatakannya keluar?"
"Kalian berdua harus bersikap lebih menghormat dan
sungkan terhadap aku orang tua"
Sepasan iblis dari wilayah Leng-lam saling berpandangan
sekejap, kemudian mereka ber-sama2 memberi hormat,
katanya "Lo hujin, harap engkau suka memberi petunjuk kepada
kami berdua, jalan apakah yang paling baik?""
"Siau Ling toh bisa menyaru sebagai seorang toojin, apakah
kalian berdua tak dapat menyaru pula sebagai manusia lain ?"
"Ehmm...! benar2 suatu pendapat yang tinggi!" seru Ma
Poo. Selelah memandang sekejap kearah sekeliling tempat itu,
sambungnya lebih jauh "Mari kita segera lanjutkan perjalanan!"
Wu Popo memandang sekejap kearah dua ekor kuda
jempolan yang ditambat dihadapannya, lalu berkata:
"Siau Ling setelah minum obat beracun ilmu silatnya telah
punah tak berbekas, ia tak dapat melanjutkan perjalanan
dengan berjalan kaki lagi, ia harus dibiarkan naik kuda"
"Dia adalah buronan penting dari Shen toa cungcu, tentu
saja aku harus bersikap istimewa pula terhadap dirinya!"
"Aku sudah dihajar Siau Ling sampai terluka, jalan darah
cucuku pun tertotok, kami semua tak dapat melanjutkan
perjalanan!" "Baik kalian berdua boleh naik seekor kuda, biarlah Siau
Ling berdua menunggang kuda yang lain."
"Tidak bisa jadi!" teriak iblis kedua, "nenek ini harus
dipisahkan dengan cucunya"
"Sedikitpun tidak salah!"
Maka Siau Ling dan Wu Yong diikat pada seekor kuda,
sedangkan Pek li Peng dan Wo popo diikat pada kuda yang
lain. Sapasang pergelangan tangan Wu popo walaupun sudah
patah, dua buah jalan darah dikaki kanannya sudah tertotok
akan tetapi kaki kirinya masih bebas merdeka, diam2 ia
mengendalikan kuda itu sehingga sebentar berlari kencang
dan sebentar berlari agak lambat.
Sepasang iblis dari Leng lam, seorang mengurusi seekor
kuda dan bermaksud melakukan parjalaaan dangan
menggunakan kegelapan malam yang masih menyelimuti
seluruh jagad itu, akan tetapi berhubung Wu popo secara
diam mengacau dengan sebentar mempercepat lari kudanya
kemudian sebentar lagi memperlambat lari kudanya, hal ini
membuat kedua orang itu harus mengikutinya dengan teratur.
Pek-li Peng sendiri walaupun naik seekor kuda yang sama
dengan Wu popo, akan tetapi berhubung dia amat membenci
terhadap watak serta perbuatannya maka sepanjang perjaIan
ia tak sudi untuk bercakap cakap dengan nenek tua bermuka
jelek itu. Ketika kuda mereka berjalan memasuki sebuah hutan, tiba2
Wu Popo menjejakkan sepasang kakinya pada perut kuda itu,
membuat sang kuda berlari dengan kencangnya berbelok
masuk kehutan. Iblis kedua siap melakukan pengejaran namun sebelum ia
sempat bergerak terdengar Ma Poo sudah berteriak keras:
Siau Ling serta Wu Yong toh masih berada disini aku rasa
mereka tak akan berani melarikan diri tak usah dikejar"
Dalam pada itu ketika Wu Popo telah melarikan kudanya
masuk kehutan, dengan suara berbisik ia segera berkata:
"Nona, didajam saku sebelah kananku terdapat sebuah
botol kecil, dalam botol itu berisikan butiran obat berwarna
merah, obat itu akan memunahkan racun aneh yang
bersarang ditubuh nona serta Siau Ling, dan memulihkan
kembali ilmu silat yang kalian miliki,"
Sebelum Pek li Peng sempat menjawab tampaklah sesosok
bayangan manusia berkelebat lewat tahu2 Ma Poo sudah
menghadang dihadapan kuda mereka, dengan suara dingin ia
menegur: "Wu lo-hujin seandainya engkau tidak ingin merasakan
penderitaan karena disiksa aku anjurkan kepadamu lebih baik
janganlah bermain sabun dihadapanku lagi, jarak antara kuda
yang satu dengan kuda yang lain tak boleh terpaut lebih dari
satu tombak" "Aku sudah menderita luka dalam yang parah, tulang
pergelangan tangankupun sudah kalian patahkan, aku sama
sekali tidak mempunyai daya untuk menguasai lari kuda ini
ditambah pula nona ini tidak sudi bekerja sama dengan ku,
darimana mungkin aku dapat mempengaruhi kecepatan lari
kudamu itu ?"" Ma Poo mendengus dingin sorot matanya dialihkan keatas
wajah Pek li Peng lalu sambungnya lebih jauh:
"Nona, kalau engkau tidak man menuruti perkataanku,
maka siksaan yang luar biasa segera akan kau rasakan"
Pek-li Peng mengerdipkan matanya, ia tetap membungkam
dan tidak membantah ataupun buka suara.
Selesai berbicara Ma Poo segera menyingkir kesamping dan
membiarkan, kuda itu meneruskan kembali perjalanannya
Wu Popo berpaling memandang sekejap ke arah belakang,
ia saksikan sepasang iblis dari wilayah Leng lam itu berjalan
dibelakang kuda yang ditumpangi Siau Ling serta Wu Yong,
dengan suara lirih dia segera berkata kembali:
"Obat ini tidak gampang cara pembuatannya dan akupun
hanya memiliki satu botol belaka, engkau harus baik2
menyimpannya dan jangan sampai ditemukan oleh sepasang
iblis dari Leng lam. Pek-li Peng tetap membungkam, hanya saja dalam hati
kecilnya dia berpikir: "Perduli amat perkataannya ini sungguhan atau bohong,
biarlah pada saat seperti ini kupercayai perkataannya satu kali.
" Ia jadi orang amat teliti, meskipun sudah mengetahui
dimanakah letak obat pemunah itu disimpan, namun tidak
berani mengambilnya secara gegabah, ia takut gerak geriknya
secara diam2 diawasi terus oleh sepasang iblis tersebut.
Sementara dia merasa serba salah tiba2 terdengar jeritan
tertahan berkumandang datang dan arah belakang disusul
roboh seseorang dari atas kuda.
Dengan penuh kegusaran Wu popo segera menbentak
keras: "Jangan kau aniaya cucu perempuanku!" Menggunakan
kesempatan itulah Pek- li
Peng segera menggerakkan tangan kanannya dan
mengambil keluar botol obat pemunah tersebut dari saku
kanan Wu popo kemudian menyembunyiknnya kedalam saku.
Menanti ia berpaling kebelakang maka terlihatlah orang
yang terjatuh keatas tanah itu bukan lain adalah Wu Yong,
segera pikirnya didalam hati:
"Seandainya budak itu sengaja menjatuhkan diri dari atas
kuda sehingga memecahkan perhatian dari sepasang iblis
tersebut, kecerdikannya ini benar2 mempesonakan..."
Dalam pada itu terdengar iblis kedua sedang memaki
kalang kabut: "Budak cilik ingusan ilmu silatmu toh belum lenyap sama
sekali, melainkan hanya beberapa buah jalan darahnya saja
yang tertotok kenapa engkau bisa terjatuh dari atas kuda "
Hmmm! rupanya engkau sengaja mengacau yaa.. ?""
Ma Poo tertawa dingin sambungnya:
"Loo ji, mari kita cari tempat yang baik untuk berteduh kita
bereskan dahulu kedua orang budak cilik ini kemudian baru
meneruskan perjalanan.."
"Haaahh... haaahh....haaahh... perkataan toako memang
tepat sekali, dua orang budak ini boleh dibilang sangat
menarik hati sedari tadi siau-te sudah mempunyai pikiran
sampaj kesitu hanya saja aku tak berani mengatakannya
keluar." "Menurut penglihatanku kedua orang dayang ini mungkin
saja masih tetap perawan yang belum dijamah orang!"
"Aku rasa Wu Yong kemungkinan besar masih tetap
perawan, sebaliknya dayang itu mungkin saja sudah tidak
perawan lagi bukankah sepanjang hari dia selalu berada
bersama sama Siau Ling, aku lihat keperawanannya sudah
disikat oleh Siau Ling"
Pek-li Peng yang mendengar pembicaraan kedua orang itu
jadi amat terperanjat pikirnya.
"Pada saat ini tubuhku sama sekali tak bertenaga
seandainya kedua orang itu benar2 akan melakukan tindak
kekerasan dengan memperkosa diriku waktu Itu mau matipun
rasanya tak dapat.."
Berpikir sampai disini ia jadi amat jeri sehingga buru2
mengambil keluar botol porselen tadi, ambil keluar sebutir
obat pemunah dan segera dimasukkan kedalam mulut.
Sebenarnya dia ingin membedakan warnanya lebih dahulu
kemudian hari menelan obat pemunah tersebut akan tetapi
setelah mendengar perkataan dari sepasang iblis dari Leng
lam itu hatinya jadi ketakutan, pikirnya didalam hati.
"Sekalipun aku salah makan obat jauh lebih baik mati
keracunan daripada digagahi oleh mereka secara brutal"
Barusan Wu Yong sengaja menjatuhkan diri dan kuda
tujuannya bukan lain adalah hendak menggunakan
kesempatan itu,untuk memaki sepasang iblis tersebut akan
tetapi setelah mendengar ucapan tadi, ia jadi ketakutan dan
tak berani bicara secara sembarangan lagi katanya:
"Sepasang kakiku ditotok, aku tak bisa duduk tenang diatas
punggung kuda" Iblis kedua tertawa dingin, ia segera mencengkeram tubuh
Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Wu Yong dan segera didudukkan keatas punggung kuda.
Siau Ling sendiri ketika menyaksikan kekejaman sepasang
iblis dari Leng-lam kemudian mendengar pula ucapannya yang
terkutuk, dalam hati merasa amat membenci hal ini, membuat
ia tak mampu berbuat apa-apa kecuali membungkam dalam
seribu bahasa" Terdengar Wu Yong menghela napas panjang kemudian
bisiknya dengan suara lirih:
"Tidak seharusnya nenekku melepaskan racun keji untuk
memusnahkan ilmu silatmu"
Siau Ling tertawa ewa, dia membungkam dalam seribu
bahasa. Ia tahu rasa benci sepasang iblis dari Leng lam terhadap
dirinya jauh melebihi terhadap dua gadis lainnya, bila salah
berbicara niscaya yang diperoleh hanyalah penghinaan serta
pemukulan yang tak ada artinya, oleh karena itu ia tak berani
buka suara untuk mengundang datangnya bencana.
Kurang lebih puluhan li sudah lewat waktu sudah
menunjukan kentongan kelima dan
fajarpun hampir menyingsing.
Tiba2 iblis kedua mempercepat langkah kakinya menarik
tali les kuda yang ditunggangi Wu Popo berdua, sambil
berjalan cepat serunya: Lotoa, didepan sana terdapat sebuah kuil kecil yang tak
berpenghuni. Bagaimana kalau kita bereskan dahulu perawan
dua orang gadis ini kemudian baru melanjutkan perjalanan
kembali?" "Haaahhh....haaahhh...haaaahh....baik! biarlah kita suruh
kedua orang dayang itu merasakan dahulu bagaimana
nikmatnya sorga dunia sebelum akhirnya mati."
Pek li Peng serta Wu Yong yang mendengar perkataan itu
jadi ketakutan setengah mati sehingga bulu kuduknya pada
bangun berdiri, dengan mulut membungkam mereka tahan
napas untuk menenangkan golakan perasaan hatinya....
Kurang lebih belasan li kemudian, akhirnya sampailah
mereka didepan sebuah kuil yang tak berpenghuni, iblis kedua
segera membentak keras "Kalian berempat mau turun sendiri ?" ataukah aku yang
harus turun tangan bagi kalian?""
Tanpa bicara Wu Popo loncat turun dan punggung kudanya
terlebih dahulu. Pek li Peng, Wu Yong serta Siau Ling segera meloncat
turun pula dari atas punggung kudanya.
Iblis kedua mengikat kedua ekor kudanya diatas pohon liu
diluar kuil, setelah itu ujarnya
"Kalian tidak masuk kedalam kuil apakah harus menunggu
sampai aku turun tangan mengundang kalian untuk masuk?""
Siau Ling segera berjalan masuk kedalam ruang kuil, ketika
berjalan lewat disisi tubun Pek-li Peng, ujarnya dengan sedih
"Peng-ji, akulah yang sudah mencelakaj dirimu, aku harap
engkau suka baik-baik menjaga diri"
Air mata bercucuran membasahi seluruh wajah Pek-li Peng,
katanya "Toako, sekalipun harus mati siau moay akan tetap
mempertahankan kesucian badan ini!"
Ma Poo yang berada disisinya segera ayunkan tangan
kanannya kedepan.... Blaaam sebuah serangan dahsyat
dengan telak bersarang diatas bahu Siau Ling membuat tubuh
sianak muda itu terjungkal sejauh empat lima depa lebih dari
tempat semula. "Toako..! "jerit Pek li Peng dengan suara lengking, ia
segera lari menghampiri Sianak muda yang terjungkal diatas
tanah itu. Ma Poo menggerakkan tangan kirinya mencengkeram
tubuh Pek li Peng tangan kanannya bergerak dan.. Breet!
jubah toosu yang dkenakan gadis itu segera tersambar hingga
robek. "Nak, tenangkanlah hatimu... aturlah pernapasan..." bisik
Wu popo memperingatkan. Iblis kedua ayunkan tangan kanannya.... Plok! sebuah
tamparan keras bersarang diatas wajah Wu popo membuat
darah segar segera mengucur keluar membasahi seluruh
wajahnya. Diantara Siau Ling berempat. Wu popo adalah satu satunya
orang yang masih memiliki tenaga untuk melakukan
perlawanan, sekalipun sepasang tangannya sudah patah dan
isi perutnya menderita luka parah, namun berhubung tenaga
dalamnya amat sempurna ia masih mampu untuk menghadapi
musuh. Kendatipun begitu ia masih tetap menyabarkan diri dan
sama sekali tidak melakukan suatu perlawanan apapun.
Iblis kedua segera menyambar tubuh Wu Yong dan tertawa
terbahak bahak serunya: "Haahhh....haaah...haaah.. bocah perem puan, apa sih
enaknya mengikuti nenekmu asaI engkau bersedia untuk
melayani aku mencari kepuasan maka akan kubawa dirimu
untuk berpesiar keseluruh tempat-tempat yang indah dikolong
langit" Dalam hati Wu Yong merasa mendongkol sekali, akan
tetapi berhubung jalan darah dikeempat anggota badannya
sudah tertotok ia tak memiliki kemampuan untuk melakukan
perlawanan, maka dibiarkan dirinya di permainkan orang lain.
Ketika iblis kedua tidak mendengar jawaban dari Wu Yong,
kembali ia tertawa terbahak-bahak
"Perempuan cantik sekalipun engkau tidak menyetujuinya
juga tak dapat, terpaksa aku harus mempergunakan
kekerasan!" Tangan kanannya diayun kedepan dan... Sreeeit pakaian
yang dikenakan Wu Yong segera tertarik hingga robek.
"Tahan!" bentak Wu Popo dengan suara keras.
"Nenek pengemis, apa yang kau kehendaki?"" seru iblis
kedua sambil menghentikan gerakan tangannya.
Wu Popo melirik sekejap kearah Pek li Peng ketika
dilihatnya ia sedang berdiri sambil pejamkan mita, tahulah
nenek itu bahwa gadis tersebut sedang mengatur pernapasan,
segera pikirnya didalam hati
"Semoga saja ia dapat serahkan obat pemunah tersebut
ketangan Siau Ling" Berpikir sampai disini, ia lantas berkata:
"Jikalau engkau ingin mengawini cucu perempuanku itu
sebagai isterimu urusan sudah seharusnya dirundingkan
secara baik-baik janganlah menggunakan kekerasan bagaikan
binatang..." 'Haaah... haaahh... haaah... aku sudah tua bangka seperti
ini, masa cucu perempuanmu bersedia untuk menjadi istriku
?" tentang soal ini aku sudah mengerti keadaanku sendiri"
Tanpa memperdulikan ocehan dari Wu popo lagi, ia
lanjutkan perbuatan merobek pakaian yang dikenakan Wu
Yong. "Breeet..! Breeet.....! robekan kain berkumandang tiada
hentinya, tidak selang beberapa saat kemudian sebagian besar
pakaian yang dikenakan Wu Yong sudah disingkirkan.
Dibawah sorot bintang yang redup, secara lapat2
nampaklah kulit tubuhnya yang putih bersih bagaikan salju.
Wu Yong sendiri tetap berdiri sambil pejamkan matanya, ia
tak berkutik maupun mengucapkan sepatah katapun.
Ketika Ma Poo melihat Iblis kedua telah merobek sebagian
besar pakaian yang dikenakan Wu Yong, diapun segera turun
tangan merobek pakaian yang dikenakan Pek li Peng.
Pada waktu itu hawa murni yang ada dalam tubuh Pek li
Peng belum berjalan lancer, akan tetapi berhubung keadaan
yang sangat mendesak gadis itu tak dapat berdiam diri lebih
jauh, tiba2 ia membentak nyaring dan segera melancarkan
sebuah babatan kearah depan.
Ma Poo sama sekali tidak menduga sampai kesitu, hampir
saja bacokan telapak yang dilancarkan Pek li Peng bersarang
ditubuhnya, buru2 dia menyingkir kesamping lalu balas
melancarkan satu serangan.
Gerakan tubuh Pek li Peng sama sekali belum leluasa dan
lincah seperti sedia kala, akan tetai secara dipaksakan ia dapat
bertempur melawan orang, tangan kanannya segera merogoh
kedalam sakunya ambil keluar botol berisi obat pemunah itu
dan segera dilemparkan kearah Siau Ling sambil berteriak
keras, "Toako, terimalah obat pemunah ini!"
Setelah melemparkan botol berisi obat pemunah itu,
telapak dan kakinya segera melancarkan serangan bertubi-tubi
menghajar diri Ma Poo. Setelah dihajar oleh Ma Poo tadi, Siau Ling merasakan
kepalanya pusing tujuh keliling dan pandangan matanya
berkunang-kunang, ketika Pek li Peng berseru, ia sama sekali
tidak sempat melihat jelas dimanakah botol berisi obat
pemunah itu dilemparkan dan tahu2... plook! Benda itu
terjatuh disisi tubuhnya.
Dalam pada itu walaupun gerakan tubuh Pek li Peng masih
belum leluasa dan lincah seperti sedia kala, namun dengan
andalkan jurus jurus serangannya yang sakti dan aneh, untuk
beberapa saat lamanya memaksa Ma Poo tak mampu untuk
melancarkan serangan balasan.
Terpaksa dengan suara keras bentaknya,
"Loo ji, cepat rampas obat pemunah itu!"
Iblis kedua mengiakan, dia segera melepaskan Wu Yong
dan menerjang kearah Siau Ling
Wu Yong berseru tertahan, tiba2 ia mementangkan
mulutnya dan menyemburkan darah segar kearah depan.
Selisih jarang diantara kedua orang itu sangat dekat sekali,
lagi pula Iblis kedua sama sekali tak menduga akan datangnya
serangan tersebut, termakan oleh semburan darah segar dari
Wu Yong yang bercampur dengan gumpalan angina, sepasang
matanya segera terasa amat perih dan sakit.
Rupanya Wu Yong menyaksikan bahwa tubuhnya tak bakal
lolos dari cengkeraman lawan, diam2 ia menghancurkan lidah
sendiri untuk mencari mati, ketika Pek li Peng turun tangan
menyerang Ma Poo serta melemparkan obat pemunah itu
kearah Siau Ling, ia segera mengerahkan pula segenap
kekuatan tubuhnya untuk menggigit hancur lidah sendiri dan
disemburkan kearah Iblis kedua.
Sambil menutupi wajahnya dengan tangan sendiri, Iblis
kedua mencaci maki dengan penuh kemarahan.
"Lonte cilik, rupanya kau pingin mampus, "
Sebuah tendangan kilat segera dilancarkan kearah depan.
Jalan darah ditubuh Wu Yong tertotok, meskipun ia melihat
datangnya tendangan tersebut akan tetapi tak mampu untuk
menghindarinya, dengan telak lambungnya segera termakan
oleh serangan tersebut. Ditengah rintihan, tubuh gadis itu mencelat ketengah
udara dan menumbuk diatas dinding tembok.
Wu Popo menjerit lengking.
"Yong ji.. Yong ji..." ia segera menerjang maju kearah
depan. Menggunakan kesempatan itulah Siau Ling segera
mengambil botol obat itu, mengeluarkan sebiji dan
dimasukkan kedalam mulutnya.
Iblis kedua sendiri setelah menendang tubuh Wu Yong
sampai mencelat, kemudian menyeka darah yang membasahi
wajahnya, segera bergerak mendekati pemuda she Siau
tersebut. Siau Ling setelah menelan obat pemunah segera mengatur
pernapasan. Ketika Wu Popo menyaksikan Iblis kedua berjalan
mendekati Siau Ling, tubuhnya yang sedang berjalan menuju
kearah Wu Yong tiba2 dibatalkan, bagaikan banteng ia
menumbuk tubuh iblis itu.
Setelah kena semburan darah segar yang tepat menghajar
sepasang matanya itu, meskipun Iblis kedua tidak sampai
menderita luka parah, akan tetapi air mata mengucur keluar
tiada hentinya dari balik matanya, dalam keadaan begini
ketajaman mata serta pendengarannya sama sekali tak
berfungsi sebagaimana mestinya, ketika Wu Popo batalkan
niatnya dan tanpa menimbulkan sedikit suara pun balik
menumbuk tubuh iblis itu, sang iblis kedua sama sekali tak
mampu menghindarkan diri, tak ampun lagi iganya kena
terjang hebat. Terjangan tersebut dilakukan dengan mengerahkan
segenap kekuatan tubuh yang dimiliki Wu Popo, bias
dibayangkan betapa dahsyatnya terjangan itu.
Tubuh Iblis kedua segera terhantam sampai mencelat
beberapa depa jauhnya dari tempat semula dan menumbuk
diatas meja sembahyangan.
Akan tetapi Wu Popo sendiri yang pada dasarnya menderita
luka dalam yang cukup parah, setelah melancarkan terjangan
dengan sepenuh tenaga, meskipun serangannya mencapai
hasil, tak urung tubuhnya roboh juga diatas tanah hingga tak
sadarkan diri. Dipihak lain Pek li Peng yang sedang bertempur sengit
melawan Ma Poo, semakin bertarung gerakan tubuhnya
semakin lincah, serangan2 yang dilancarkan pun semakin jauh
lebih dahsyat lagi. Ma Poo sama sekali tak menyangka kalau ilmu silat yang
dimiliki seorang gadis muda ternyata begitu hebat dan
lihaynya, kejadian itu membuat hatinya merasa amat
terperanjat, meskipun dia ingin sekali melancarkan serangan
balasan, apa daya tenaganya tidak memadai.
Iblis kedua yang berulangkali menderita kerugian, hawa
amarahnya segera memuncak sambil mengepos tenaga ia
segera mencengkeram tubuh Siau Ling, makinya.
"Nenek pengemis, setelah kubereskan Siau Ling maka
akupun akan membuat perhitungan dengan dirimu"
Tiba-tiba...., iganya jadi kaku, dan tahu-tahu urat nadinya
sudah kena dicengkeram orang.
Tenaga dalam yang dimiliki Siau Ling amat sempurna,
setelah mengatur pernapasan beberapa waktu, sebagian dari
tenaga dalamnya telah pulih kembali seperti sedia kala, akan
tetapi diapun tahu bahwa Iblis kedua dari wilayah Leng lam ini
bukan manusia yang gampang dilayani, ia tak berani turun
tangan secara gegabah. Karena itulah menanti sampai Iblis kedua melancarkan
cengkeraman, ia barulah menggerakkan tangannya balas
mencengkeram urat nadi pada pergelangan tangan Iblis kedua
tersebut.
Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Sorot matanya segera dialihkan ketengah gelanggang,
ketika dilihatnya permainan telapak Pek li Peng berjalan lancar
dan leluasa, dan lagi diapun berada pada posisi diatas angina
hatinnya merasa lega sambil memperkencang genggamannya
pada urat nadi Iblis kedua, diam2 ia mulai mengatur
pernapasan. Tiba-tiba terdengar Pek li Peng dengan ilmu menyampaikan
suara berbisik. "Toako, baik-baikkah engkau?"
"Kurung Ma Poo dengan ketat jangan biarkan dia berhasil
meloloskan diri dari sini" sahut Siau Ling.
Ketika mendengar jawaban dari sianak muda itu, Pek li
Peng merasa amat kegirangan dengan semangat berkobar
serunya, "Dia tak bakal mampu untuk melarikan diri"
Serangannya segera diperketat, semua jurus serangannya
merupakan serangan-serangan mematikan yang semuanya
ditujukan kearah jalan darah penting ditubuh Ma Poo. Hal ini
membuat iblis dari wilayah Leng lam tersebut harus
menghadapinya dengan segenap tenaga.
Setelah Siau Ling berhasil mencengkeram urat nadi Iblis
kedua, ia tidak melanjutkan dengan serangan yang lain,
sebaliknya sambil pejamkan mata diam2 mengatur
pernapasan lagi. Iblis kedua sendiri, setelah urat nadinya kena cengkerama
sebenarnya sudah tidak berkutik lagi dan pejamkan mata
menunggu saat kematiannya tiba, siapa tahu setelah
ditunggunya beberapa saat namun tiada gerakan lain, ia
segera membuka matanya. Melihat Siau Ling berdiri sambil mengatur pernapasan
timbullah satu ingatan dalam hatinya, keinginan untuk hidup
muncul kembali dalam benaknya, diam-diam ia mengerahkan
tenaga kemudian ayunkan telapak kirinya menghajar dada
sianak muda itu. "Blaaaam...!" dengan telah serangan tersebut bersarang
diatas dada Siau Ling. Akan tetapi berhubung kesatu, Siau Ling sedang mengatur
pernapasan dan tenaga dalamnya sudah banyak yang pulih,
kedua urat nadi pada pergelangan kanan Iblis kedua kena
dicengkeram sehingga tenaga pukulannya terpengaruh,
sekalipun serangannya berhasil menghajar telak diatas dada
pemuda itu, namun itupun hanya mampu menggetar
mundurkan tubuh Siau Ling satu langkah kebelakang.
Perlahan-lahan pemuda itu membuka matanya kembali,
sambil tertawa dingin ujarnya,
"Kalian berdua adalah manusia licik yang sangat
berbahaya, manusia seperti engkau tak dapat dibiarkan hidup
lebih jauh dikolong langit"
Tangan kirinya diperketat cengkeramannya lima jari ditarik
menyeret Iblis kedua maju kedepan, sementari telapak
kanannya segera dibabat kearah depan.
Separuh badan Iblis kedua kaku karena kena dicengkeram,
meskipun ia dapat menyaksikan datangnya serangan tersebut
namun tak mampu untuk menghindarinya, tak ampun lagi
jalan darah "Thian leng hiat" pada ubun-ubunnya terkena
dihajar sampai hancur berantakan, tubuhnya segera terkapar
diatas tanah dalam keadaan tak bernyawa lagi.
Selesai membinasakan Iblis kedua, Siau Ling alihkan sorot
matanya kearah pihak lain.
Ia saksikan Pek li Peng sedang memutar telapak tangannya
mendesak Ma Poo habis2an sehingga sama sekali tak
bertenaga lagi untuk melancarkan serangan balasan.
Dengan langkah lebar ia segera berjalan menuju ke pintu
kuil, serunya dengan suara lantang.
"Peng ji, pergilah tolong Wu Popo serta nona Wu Yong
serahkan bandit itu kepada ku!"
Meskipun Pek li Peng nakal tetapi terhadap perkataan Siau
Ling ia selalu menurut, mendengar perkataan itu ia segera
menyahut dan menarik kembali serangannya.
Siau Ling tertawa dingin, ujarnya kemudian
"Malam ini adalah malam terakhir bagi kalian sepasang iblis
dari Leng lam untuk mengumbar kejahatan, adikmu sudah
menantikan kedatanganmu dialam baka. Nah! Silahkan
engkau menyusul dirinya..."
Ma Poo berpaling memandang sekejap kearah iblis kedua,
kemudian dilihatnya Iblis kedua sudah roboh terkapar diatas
tanah dengan batok kepalanya hancur, hatinya kontan
terkesiap. Siau Ling maju melangkah kedepan, serunya lebih jauh,
"Ma Poo, sekarang aku memberi satu kesempatan bagimu
untuk melanjutkan hidup, Nah! Bersiap-siaplah untuk
bertempur..." Terhadap Siau Ling boleh dibilang Ma Poo merasa
ketakutan sekali, apalagi setelah menyaksikan mayat Iblis
kedua roboh terkapar diatas tanah, ia semakin ketakutan
sehingga berdiri termangu-mangu ditempat semula, terhadap
apa yang diucapkan Siau Ling sama sekali tak didengarnya.
Siau Ling jadi teramat gusar, bentaknya,
"Kalau engkau tidak bersedia turun tangan, engkau telah
mengabaikan satu kesempatan untuk meloloskan diri dari
ancaman maut, dan akupun tak dapat menunggu lebih lama
lagi..." Telapak tangannya segera diayunkan kedepan melancarkan
sebuah babatan kilat. Buru-buru Ma Poo meloloskan diri dengan mengegos
kesamping, sebelum ia sempat melancarkan serangan
balasan, serangan kedua yang dilancarkan Siau Ling sudah
menggulung tiba. Sungguh cepat gerak serangan yang dilancarkan Siau Ling,
dalam sekejap mata ia sudah lancarkan delapan buah
serangan berantai, sementara Ma Poo sendiri tak mampu
melepaskan serangan balasan barang satu juruspun, langkah
serta gerakan tubuhnya sudah kacau balau tak karuan, suatu
ketika kakinya menginjak diatas mayat Iblis kedua hingga
tubuhnya tergelincir dan roboh terjengkang kebelakang.
Laksana kilat Siau Ling segera melepaskan satu pukulan
kearah depan... Blamm! Dengan telak serangan tadi bersarang
diatas bahu kanan Ma Poo.
Serangan tersebut rupanya berat sekali, tulang badan Ma
Poo seketika terhajar patah, tak tertahan lagi ia mendengus
berat dan mundur tiga langkah kebelakang.
Napsu membunuh menyelimuti seluruh wajah Siau Ling, ia
tidak membiarkan musuhnya berhasil meloloskan diri dari
ujung telapaknya, laksana kilat tangan kanannya melancarkan
serangan susulan, kali ini pukulan tersebut dengan telak
bersarang diatas dada Ma Poo.
Sekujur tubuh iblis dari wilayah Leng lam itu bergetar keras
ia muntahkan darah segar dan tubuhnya roboh terjengkang
keatas tanah, dalam waktu singkat sukmanya telah melayang
tinggalkan raganya. Setelah membinasakan dua orang iblis tersebut, Siau Ling
segera menghampiri Pek li Peng sambil bisiknya lirih.
"Peng ji, apakah nenek itu beserta cucunya masih bias
ditolong?"" Pek li Peng gelengkan kepalanya berulang kali.
"Aku lihat kemungkinan besar Wu Popo sudah tak dapat
ditolong lagi, aku sudah mengerahkan hawa murniku untuk
menyerang jalan darah Mia bun hitanya, akan tetapi sama
sekali tak ada reaksi apapun.
"Bagaimana keadaan nona Yong?""
"Nona Yong telah memutuskan lidah sendiri, darah yang
mengalir keluar terlalu banyak, aku rasa diapun sulit untuk
diselamatkan, aku telah menotok beberapa buah jalan
darahnya untuk menghentikan aliran darah ditubuhnya.
"Aaaai...! Seandainya ia tidak menyemburkan darah segar
keatas wajah Iblis kedua, mungkin aku sudah terluka ditangan
iblis tersebut..." Berbicara sampai disitu, ia segera menjongkok dan
membangunkan Wu Popo, sambungnya lebih jauh,
"Peng ji, pergilah merawat nona Wu Yong, aku akan
mencoba dengan andalkan tenaga dalamku apakah masih
mampu untuk menyadarkan Wu Popo barang sebentar saja,
kalau kita tak mampu menyelamatkan jiwanya, paling sedikit
sudah sepantasnya kalau sadarkan sebentar dirinya agar bias
meninggalkan pesan" Pek li Peng mengiakan, ia segera putar badan dan
membopong Wu Yong yang menggeletak ditanah.
Setelah memayang bangun tubuh Wu Popo, Siau Ling
segera tempelkan telapak kanannya diatas punggung Wu
Popo, segulung aliran hawa panas dengan cepat menerjang
masuk kedalam isi perut Wu Popo.
Kesempurnaan tenaga dalam yang dimiliki Siau Ling tentu
saja tak dapat dibandingkan dengan tenaga dalam yang
dimiliki Pek li Peng, Wu Popo yang sudah senin kemis tinggal
menunggu saat ajalnya itu setelah termakan oleh gulungan
hawa panas yang menyerang kedalam tubuhnya tiba2
mendusin kembali dari pingsannya.
Per lahan2 ia membuka matanya, setelah memandang
sekejap kearah Siau Ling lalu berkata,
"Siau tayhiap, aku... aku....merasa amat menyesal
sekali...menyusahkan kalian..."
Siau Ling menghela napas panjang.
"Aaaai...! Urusan yang sudah lewat apa gunanya
dibicarakan lagi, locianpwee tak usah memikirkan lagi
persoalan itu...!" katanya.
"Aku menyadair bahwa luka yang kuderita parah sekali dan
tiada harapan lagi untuk melanjutkan hidup dikolong langit"
ujar Wu Popo dengan nada amat sedih, "aku sudah banyak
melakukan dosa dan kesalahan, sudah sepantasnya kalau
mendapat ganjaran yang setimpal, tetapi cucu perempuanku..
Yong ji..." Bicara sampai disini ia terbatuk-batuk dan ucapannya
terpotong ditengah jalan.
Rupanya dia cepat-cepat menyampaikan suara hatinya,
sambil mengepos tenaga ia berkata lebih jauh,
"Yong ji ku itu selama hidup belum pernah melakukan
suatu perbuatan jahat apapun juga, semoga Siau tayhiap suka
mengabulkan permintaanku..."
Bicara sampai disini, napasnya tak bias berlangsung terus
dan melayanglah selembar jiwanya tinggalkan raga.
Siau Ling segera menyalurkan hawa murninya kedalam isi
perut Wu Popo dengan harapan dapat mempertahankan
kelangsungan hidupnya. Akan tetapi hawa murni yang bersarang dalam tubuh Wu
Popo sudah punah sama sekali, kendatipun Siau Ling telah
berusaha keras untuk menolong jiwanya namun usaha
tersebut hanya sia2 belaka.
Perlahan lahan Siau Ling turunkan mayat Wu Popo keatas
tanah dan berjalan menghampiri Pek li Peng tanyanya sambil
menghela napas panjang. "Peng ji, bagai mana keadaan nona itu?"
"Sukar untuk dikatakan!"
Balada Padang Pasir 13 Candika Dewi Penyebar Maut I X Bentrok Rimba Persilatan 2
berpikir dalam hatinya: "Aaaaaah.....!. tak kusangka dalam bajunya terdapat begitu
banyak saku dan didalam tiap saku terdapat begitu banyak
obat-obatan, kalau dia salah mengambil obat pemunah
menjadi bubuk racun bukankah tiga lembar jiwa Peng ji bakal
jadi korban dengan percuma?""
Berpikir sampai disini, tak tahan lagi dia segera berseru:
"Nona, engkau jangan sampai salah mengambil obat loo. ."
Sementara itu Wu Yong sudah mengambil keluar sebuah
botol porselen dari dalam saku ketiga disebelah kiri,
mendengar ucapan itu gadis tersebut nampak tertegun,
kemudian serunya: "Oooh! nenek kalau engkau membohongi diriku, bukan saja
engkau akan kehilangan selembar jiwamu, bahkan kalau
sampai tosu tua ini naik pitam maka Yong ji pun akan ikut jadi
korban" Setelah termakan sentilan jari Sian-ci sin kang dari Siau
Ling kemudian terhajar pula oleh sebuah pukulan yang lain,
ada dua batang tulang iga dari nenek tua itu yang terhajar
sampai patah, darah panas yang bergolak dalam rongga
dadanya belum sempat ditenangkan kembali hingga waktu
berbicarapun suaranya amat lirih.
Terdengar ia menjawab dengan suara perlahan:
"Nenek mana berani membohongi dirimu !"
Wu Yong segera menyerahkan botol obat itu kearah depan,
katanya. "Nah, terimalah obat ini dan tolonglah rekan-rekanmu itu"
Sambil menerima botol obat itu perlahan-lahan Siau Ling
memperingatkan: "Nona, sebelum ketiga orang rekanku berhasil sadar dari
pengaruh racun itu, aku anjurkan kepadamu lebih baik
janganlah memperlihatkan suatu tindak tanduk apapun"
Wu Yong sudah menyadari sampai dimanakah hebatnya
ilmu silat yang dimiliki pemuda itu, dengan amat penurut
sekali dia mengangguk. "Aku akan berlalu setelah engkau suruh kami pergi !"
Sambil membawa botol porselen itu Siau Ling pun
menghampiri tiga orang rekannya, kemudian ia buka penutup
botol itu dan ambil keluar tiga biji obat pemunah yang mana
masing2 dimasukkan kedalam mulut ketiga orang itu.
Ketika obat itu masuk kedalam mulut segera mencair dan
masuk kedalam perut. Obat pemunah itu benar-benar sangat mujarab, beberapa
saat kemudian ketiga orang itu sudah mendusin kembali dari
pingsannya dan bangun duduk.
"Sekarang kita sudah boleh pergi bukan" "ujar Wu Yong
sambil memayang bangun neneknya.
"Jangan terburu napsu tunggulah sebentar lagi"
Wu Yong benar2 tidak berani pergi, tangannya yang
semula telah memayang tubuh nenek jelek kembali dilepaskan
dan cekalannya. Menyaksikan gadis itu menaruh perasaan yang amat jeri
terhadap dirinya, Siau Ling tak dapat menahan geli lagi, ia
segera tertawa terbahak bahak, seraya berpaling kearah Pek li
Peng serta Teng It Lui tanyanya:
"Cobalah mengerahkan tenaga dalam, apakah didalam isi
perut kalian masih terdapat sisa racun?"?"
Teng It Lui, Pek li Peng serta Ceng Yap Ching segera
mengerahkan tenaga untuk mencoba, kemudian jawabnya:
"Racun keji itu sudah lenyap tak berbekas."
"Nona, engkau boleh pergi sekarang!" jawab Siau Ling
sambil ulapkan tangannya.
Wu Yong segera memayang tubuh nenek jelek itu,
kemudian putar badan dan berlalu dari sana.
"Jangan lepaskan mereka pergi!" tiba-ti ba Pek li Peng
menjerit dengan suara lengking.
Dalam gugupnya ia berteriak keras sehingga melupakan
penyaruan terhadap dirinya. suara jeritan itu merdu, tinggi
melengking dan suara itu adalah suara dari seorang gadis
"Pengji!" kata Siau Ling sambil goyangkan tangannya,
lepaskanlah mereka pergi, aku telah menyanggupi
permintaannya!" Pek li Peng segera enjotkan badannya siap mengejar kedua
orang nenek dan gadis itu, siapa tahu baru saja berlarian
beberapa langkah mendadak ia jatuh tenjungkal keatas tanah.
Siau Ling merasa amat terperanjat, buru2 ia bangunkan
tubuh gadis muda itu sambil tertegun:
"Kenapa engkau?""
"Sepasang kakiku lemas, tubuhku sama sekali tak
bertenaga. " Satu ingatan dengan cepat berkelebat dalam benak Siau
Ling, segera bentaknya keras
"Berhenti!" Ia mengepos tenaga dan meloncat kedepan, sekali
berkelebat dua tombak lebih telah dilompati.
Ilmu meringankan tubuh yang dimilikinya amat sempurna,
dalam sekali enjotan badan
Ia telah berhasil mengejar sampai dibelakang tubuh Wu
Yong serta neneknya, baru saja ia menggerakkan badannya
siap menangkap Wu Yong, mendadak kepalanya terasa pening
dan pandangan matanya jadi gelap, tubuhnya gontai hampir
saja roboh terjengkang diatas tanah, buru2 dia mengerahkan
tenaganya dan mempertahankan sang badan sehingga tidak
sampai roboh keatas tanah.
Terhadap diri Siau Ling, rupanya Wu Yong sudah menaruh
perasaan jeri yang sangat mendalam, ketika mendengar
teriakannya dia segera menghentikan langkah kakinya.
Ketika berpaling kebelakang, ia saksikan tubuh Siau Ling
gontai seakan-akan tak mampu berdiri tegak hal ini membuat
hatinya agak tertegun. Terdengar Wu Popo nenek bermuka jelek itu tertawa
terbahak-bahak, lalu serunya:
"Haaah... haaah... haaah... Yong ji pergilah kesitu dan
bunuhlah beberapa orang itu"
"Apa?"?" tanya Wu Yong tertegun.
"Pergilah kehadapan orang2 itu dan bunuhlah mereka
semua hingga mampus!"
"Oooh...Nenek tahukah engkau siapakah mereka itu?" kata
Wu Yong dengan perasaan hati cemas.
"Aku tahu, engkau tak usah banyak bertanya, bunuh saja
orang2 itu sampai mampus semua"
Namun dengan cepat Wu Yong gelengkan kepalanya
berulang kali, kembali dia berkata:
"Sekali pun sekali menyerang pukulanku bakal mampu,
menghantam tubuh mereka, akupun tak berani untuk turun
tangan sendiri secara sembarangan..."
Sementara itu terlihatlah Siau Ling sedang menggunakan
telapak kanannya menekan diatas kedua belah keningnya
sendiri, jelas ia sudah mulai tak mampu mempertahankan diri.
Wu Yong segera melepaskan cekalan pada neneknya,
dengan langkah lebar ia maju menghampiri sianak muda itu,
sambil memandang wajahnya gadis itu menegur:
"Eeei... kenapa?""
Pada waktu itu Siau Ling segera mengerahkan segenap
tenaga dalam yang dimilikinya untuk menahan daya kerja
racun yang mengeram didalam tubuhnya, ia sama sekali tak
mampu untuk mndengarkan apa yang sedang dibicarakan Wu
Yong terhadap dirinya itu?""
Pek li Peng paling gelisah diantara beberapa orang itu,
teriaknya keras2: "Oooh. toako, apakah engkaupun keracunan hebat?""
Rupanya Siau Ling digetarkan hatinya oleh jeritan
lengkingan gadis itu, sesudah memandang sekejap kearah Pek
li Peng, tiba2 badannya roboh terjengkang keatas tanah.
Pek li Peng segera memburu kedepan,sambil berjongkok
disisi tubuh sianak muda itu, tanpa memperdulikan apakah dia
sedang menyaru sebagai seorang pria atau tidak, sambil
memegang tangan kanan pemuda teriaknya sambil menangis
tersedu2. "Oooh, toako! mengapa engkau tidak berbicara..."
Dalam pada itu Teng It Lui, serta Ceng Yap Ching telah
memburu datang ketempat kejadian tersebut, langkah mereka
amat lambat sekali. Rupanya keadaan dari kedua orang ini sama sekali tak jauh
berbeda dengan keadaan dari Pek li Peng, sepasang kakinya
lemas tak bertenaga dan sulit untuk melakukan perjalanan.
Wu popo, nenek bermuka jelek itu segera menengadah
keatas dan tertawa terbahak2, suaranya mengerikan bagaikan
jeritan kuntilanak. "Haaahh....haaaahh...haaaahh.... semula aku masih
mengira kalian terdiri dan otot kawat tulang besi manusia2
ampuh yang kebal terhadap racun keji, ternyata kalian hanya
mengandalkan tenaga dalam yang amat sempurna saja untuk
menahan daya kerja racun yang mengeram didalam tubuh..."
Sambil tertawa tergelak, dia bergumam tiada hentinya
seakan2 nenek tua itu merasa amat gembira sekali dengan
hasil yang berhasil dicapai olehnya itu.
Mendadak ia hentikan gelak tertawanya, sambil memegangi
pinggangnya tiba2 ia berjongkok diatas tanah
Ternyata sewaktu tertawa keras tadi dua batang tulang
iganya yang patah ikut bergetar sehingga menimbulkan rasa
sakit yang bukan kepalang.
Sementara itu Teng It Lui serta Ceng Yap Ching tiba
dihadapan Siau Ling. Kiranya kedua orang itu ingin mengandalkan sisa tenaga
yang dimilikinya untuk melindungi keselamatan Siau Ling,
siapa tahu setelah mereka berjalan berdua beberapa langkah,
mereka baru sadar bahwa sedikitpun tiada harapan baginya
untuk berbuat demikian, sekalipun nereka tidak jeri
menghadapi kematian, namun perbuatan semacam itupun tak
dapat dilakukan untuk melindungi keselamatan sianak muda
itu. Untung Wu popo juga menderita luka yang parah sehingga
tak mampu untuk melangsungkan pertarungan lagi, dewasa
ini tinggal Wu Yong seorang yang berada dalam keadaan
sehat walafiat tanpa kekurangan sesuatu apapun juga.
Sambil mengempos tenaga, per lahan2 Teng It Lui berkata:
"Nona, serahkanlah obat pemunah itu kepada kami!"
Wu Yong memandang sekejap kearah Siau Ling yang roboh
terkapar diatas tanah, kemudian jawabnya:
"Apakah engkau hendak menolong toosu tua itu?""
"Sedikitpun tidak salah, dewasa ini kami bertiga sedangkan
nona hanya satu orang keadaan sangat tidak menguntungkan
dan engkau belum tentu mampu untuk mengalahkan kami"
"Toosu tua ini tak dapat ditolong!" sahut Wu Yong sambil
menggelengkan kepalanya berulang kali.
"Mengapa?"'' "Ilmu silat yang dimilikinya sangat tinggi kalau kami
selamatkan jiwanya maka kami berdua pasti akan mendapat
tekanan lagi dari dirinya, karena itu biarkanlah dia keracunan.
" Teng It Lui yang mendengar jawaban itu segera berpikir
didalam hati kecilnya: "Oooh... nampaknya budak ini masih belum paham dengan
keadaan situasi sebenarnya yang sedang dihadapi, biarlah aku
coba untuk menggertak dirinya."
Berpikir sampai disini dengan suara dingin ia segera
berkata: "Nona.. kalau engkau tak mau serahkan obat pemunah itu
kepada kami, apakah kami tak dapat merampas dengan jalan
kekerasan." Tiba2 terdengar Wu popo berterak dengan suara lantang.
"Yong ji, engkau jangan sampai kena digertak oleh orang2
itu, mereka sudah kehilangan daya kemampuannya untuk
bertempur lagi, asal engkau menggerakkan tangan mereka
akan mampus ditanganmu."
Wu Yong menggerakkan sepasang biji matanya yang jeli
sehabis mendengarkan perkataan itu, serunya.
"Nenek sungguhkah perkataan yang kau ucapkan itu?"
Terkesiap juga hati Teng It Lui mendengar ucapan tadi,
pikirnya didalam hati: "Andaikata budak ingusan ini benar2 turut tangan...wah!
urusan bisa berabe, aku benar benar tidak memiliki
kemampuan untuk melakukan perlawanan lagi."
Sebagai seorang jago kawakan yang banyak
pengalamannya, meskipun menyadari bahwa keadaan yang
sedang dihadapinya sangat berbahaya, namun diatas
wajahnya dia masih tetap memperlihatkan keterangannya
dengan dingin ia balas berseru:
"Nona apakah engkau merasa bahwa ucapan itu
sungguh?"?""
Wu Yong termenung beberapa saat lamanya kemudian
menjawab: "Sukar untuk dikatakan demikian saja, mari kita berdua
saling bergebrak lebih dahulu beberapa jurus aku ingin
membuktikan lebih dahulu apakah kalian masih memiliki
kemampuan untuk bertempur lagi atau tidak?"
Tertegun hati Teng It Lui sehabis mendengar perkataan itu
balik serunya dengan suara lantang.
"Apakah nona merasa yakin dapat menangkan diriku
didalam pertarungan itu?"?"
"Sedikitpun tidak salah, asalkan engkau masih bisa
berkelahi maka akupun dapat membuktikan apakah kalian
masih mempunyai kemampuan untuk melanjutkan
pertarungan atau tidak"
Tiba2 Pek li Peng meloncat bangun, serunya.
"Budak busuk yang tak tahu diri, engkau telah membohongi
toakoku sehingga dia melepaskan kalian pergi, sebaliknya
engkau telah menggunakan racun untuk merobohkan dirinya,
toako adalah seorag manusia berjiwa besar, dia teatu saja tak
pernah menyangka kalau kalian adalah manusia2 rendah yang
terkutuk dan tak tahu malu."
Dalam gugupnya Radis itu sudah lupa pada penyaruannya
lagi, suara makiannya merdu melengking dan tiada jauh
berbeda dengan suara kaum gadis pada umumnya,
Wu Yong nampak tertegun, lalu tegurnya:
"Engkau sebenarnya seorang lelaki ataukah seorang
perempuan?" "Lelaki atau perempuan perduli amat dengan dirimu?"
Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Wu popo yang sedang mendongkol karena rulang iganya
terasa sakitnya luar biasa sehingga membuat keringat dingin
mengucur keluar tiada hentinya ketika mendengar ucapan Pek
li Peng yang tajam dan kasar itu dia jadi naik pitam, tak tahan
lagi segera serunya, "Yong-ji hajar dihadiahkan beberapa buah tamparan diatas
mukanya, agar dia bisa tahu diri...."
Berbicara sampai disini, tulang iganya kembali terasa amat
sakit sehingga terpaksa ia harus menutup mulutnya kembali.
Mendengar perintah dari neneknya itu, tanpa berpikir
panjang lagi Wu Yong segera menerjang maju kedepan sambil
melancarkan sebuah gaplokan.
Pek li Peng merasakan sepasang kakinya lemas sama sekali
tak bertenaga meskipun dalam hati dia ada maksud untuk
menghinda kan diri, namun ada maksud sayang sekali tak
bertenaga, tubuhnya sama sekali tak mampu untuk berkelit
dari datangnya ancaman, tersebut.
"Blaaam....!" dengan telak serangan tersebut bersarang
diatas tubuhnya. Pek li Peng yang sudah kehilangan seluruh kekuatan
tubuhnya, tak kuat menahan diri lagi, dengan Sempoyongan
badannya terdorong beberapa langkah kebelakang, kemudian
roboh terjengkang diatas tanah.
Wu Yong sama sekali tidak menyangka kalau serangan
yang dilancarkannya itu berhasil merobohkan lawan, tanpa
terasa senyuman manis tersungging diujung bibirnya.
Teng It Lui yang menyaksikan Pek li Peng kena digaplok
sampai jatuh terjungkal diatas tanah, diam2 merasa jeri,
pikirnya: "Aku sudah lanjut usia begini, kalau sampai kena ditampar
beberapa kali oleh budak cilik itu... waah! kejadian ini akan
merupakan suatu peristiwa memilukan yang tak akan
kulupakan untuk selamanya..."
Berpikir sampai disitu, ia tak berani melanjutkan kembali
langkah kakinya menuju kearah depan
Sesudah menghajar Pek li Peng, Wu Yong segera
mendekati tubuh Siau Ling yang terkapar diatas tanah, sambil
menarik jenggot diatas wajah pemuda itu ujarnya sambil
tertawa "Tadi ia masih begitu lagak dan seramnya menganiaya
diriku, sekarang akupun akan menghadiahkan beberapa
gaplokan kearah tubuhnya agar engkaupun bisa tahu rasa..."
Jenggot yang dimiliki Siau Ling pada saat ini pada dasamya
adalah jenggot palsu, ketika ditarik sekuat tenaga oleh Wu
Yong, seketika itu juga jenggot itu terlepas, dan obat
penyaruan yang berada diatas wajahnya pun ikut rontok
bersamaan dengan terlepasnya jenggot palsu tadi.
Wu Yong jadi tertegun dibuatnya ia berseru tertahan.
"Aah..! rupanya engkau adalah seorang toosu gadungan!"
Ceng Yap Ching yang berada disamping kalangan segera
cabut keluar sebilah pedang Jit-siu kiamnya, kemudian
membentak dengan nada keras:
"Nona, kalau engkau tidak menyerahkan obat pemunah lagi
jangan salahkan kalau aku akan bertindak keji terhadap dirimu
!" "Engkau tak usah menggertak diriku lagi" kata Wu Yong
sambil gelengkan kepalanya berulang kali, "keadaanmu tidak
jauh berbeda dengan keadaan yang lain, engkau sudah tidak
memiliki tenaga lagi untuk bergebrak melawan orang".
"Akan tetapi aku masih mempunyai kekuatan untuk
melepaskan senjata rahasia !"
Sebenarnya jago muda dari partai Bu tong ini akan
melepaskan senjata Jit siu kiamnya secara diam2 dan
sedikitpun tidak mengeluarkan suara, akan tetapi setelah
pedang tersebut dicekal dalam genggamannya, dia merasa
bahwa tindakan semacam ini bukanlah tindakan yang benar
dari seorang lelaki sejati maka tanpa terasa pula dia berteriak
lebih dahulu untuk memberi peringatan.
Ketika Yong berpaling dan menyaksikan pedang pendek
yang berada didalam cekalan Ceng Yap Ching memancarkan
cahaya yang sangat tajam dan nampaknya tajam sekali ia tak
berani bertindak gegabah. Tangan kanannya segera diayun
kedepan, laksana kilat dia lepaskan sebuah serangan yang
maha dahsyat kearah jago muda itu.
Pada waktu itu sekujur badan Ceng Yap Ching merasa
lemas dan sama sekali tak bertenaga, sebelum senjata
rahasianya sampai dilepaskan, angin pukulan yang dilancarkan
Wu Yong sudah keburu datang lebih dahulu dan tepat
bersarang diatas pergelangan tangan kanannya.
"Traaang...!" tak dapat dihindari lagi pedang pendek dalam
genggamannya itu terlepas dari cekalannya dan rontok keatas
tanah, sementara tubuhnya sendiri telah terhajar sampai
berputar beberapa kali tiba2 roboh terkapar diatas tanah.
Menyaksikan kesemuanya itu Teng It Lui menghela napas
panjang, ujarnya dengan putus asa:
"Saudara Ceng, pada saat ini keadaan kita tidak jauh
berbeda dengan keadaan manusia biasa, mana mungkin kita
bisa menandingi kehebatan mereka?" duduklah disini dan tak
usah membuang tenaga dengan percuma lagi, tak ada
gunanya." "Maksud Teng heng, apakah kita hanya mandah ditawan
dan dijagal orang tanpa berusaha untuk melawan?"?""
"Kecuali terbuat demikian, apa yang bisa kita lakukan lagi
dalam keadaan seperti ini?"
Ceng Yap Ching menghela napas panjang dan iapun
membungkam dalam seribu bahasa.
Sesudah berhasil merobohkan Ceng Yap Ching hingga
roboh terkapar diatas tanah, Wu Yong tertawa dan berkata:
"Kalian tunggulah dengan hati tenang aku ingin
menyaksikan lebih dahulu raut wajah yang sebenarnya dan
imam gadungan ini!" Sambil berjongkok disisi tubuh Siau Ling, diapun
melepaskan seluruh penyaruan diatas wajah pemuda itu.
Pek li Peng yang kena dihajar oleh serangan Wu Yong
hingga jatuh tak sadarkan diri, pada saat itu telah mendusin
kembali dari pingsannya, ketika dilihatnya Wu Yong sedang
membersihkan wajah Siau Ling dari obat penyaruan, ia jadi
amat terperanjat, sambil meronta bangun bentaknya keras2.
"Jangan kau usik dirinya!"
"Ada apa?" seru Wu Yong sambil bekerja
"Engkau tak boleh snengusik dirinya!"
"Apa gunanya engkau berteriak?"?" ejek Wu Yong sambil
tertawa, "engkau sudah tak memiliki kemampuan apa2 lagi
untuk menghalangi niatku ini, tunggu sajalah setelah aku
melihat jelas raut wajah aslinya, kemudian akan kulepaskan
pula jubah toosumu itu untuk melihat pula wajah aslimu!"
Pek li Peng tertegun dan tidak berani banyak bicara lagi.
Wu Yong segera merobek secarik kain dari jubab toosu
yang dikenakan Siau Ling dengan menggunakan kain itulah
dia membersihkan wajah sianak muda itu dari pengaruh obat
penyaruan. Beberapa saat kemudian obat penyaru tadi sudah
dibersihkan, dibawah sinar bintang yang remang2 tampaklah
seraut wajah amat tampan dan menawan hati.
Wu Yong yang menyaksikan kesemuanya itu jadi tertegun,
beberapa saat kemudian ia berjalan menghampiri Pek li Peng
sambil ujarnya "Engkau akan melepaskan sendiri?" ataukah aku yang
harus turun tangan mewakili dirimu?"
"Apa yang ingin kau lihat?" 'teriak Pek li Peng dengan
perasaan hati amat gelisah,
"Aku ingin lihat engkau sebenarnya adalah seorang pria
ataukah wanita?" Terbayang bagaimana kalau pakaian yang dikenakan
dilepas semua sehingga bagian pentingnya terlihat oleh
banyak orang, Pek li Peng merasa sangat gelisah, sebab
andaikata sampai terjadi hal demikian maka peristiwa tersebut
akan merupakan suatu kejadian yang paling memalukan.
Buru-buru jawabnya dengan gemas
"Aku adalah seorang perempuan"
WuYong tersenyum. "Kalau engkau adalah seorang perempuan kenapa memakai
baju seorang imam...?" dan mengapa melakukan perjalanan
bersama dengan dia?" hmm! aku lihat engkau pasti bukan
seorang manusia baik2!!"
"Dia adalah toakoku, tentu saja kami boleh melakukan
perjalanan bersama sama... " seru Pekli Peng.
"Oooh.. ! kiranya begitu!!"
Sesudah berhenti sebentar, tiba2 dengan dahi berkerut
sambungnya lebib jauh. "Mengapa kalian harus menyaru sebagai imam tua?" "
"Tentang soal ini... tentang soal ini... karena kami hendak
menghindari pengawasan dari musuh2 besar kami"
Wu Yong mengerdipkan matanya dan mengangguk.
"Baiklah! untuk sementara waktu aku suka mempercayai
jawaban kalian itu." katanya.
Pek-li Peng menghela napas sedih, ujarnya beberapa saat
kemudian. "Nona, bolehkah aku mohon suatu persoalan
kepadamu?"?" Mendengar perkataan itu mengenaskan sekali dan patut
dikasihani, Wu Yong segera bertanya.
"Persoalan apakah yang kau inginkan?"?"
"Tolonglah toako kami ini! Dia adalah seorang lelaki sejati
yang berjiwa besar, di kolong langit sulit menemukan seorang
pria baik budi seperti dia, engkau tak boleh mencelakai
jiwanya!" "Benarkah dia sangat baik hati dan berbudi?""
"Setiap perkataanku kuucapkan dengan sejujurnya"
Wu Yong segera gelengkan kepalanya berulang kali.
"Tidak bisa," katanya, "kepandaian silat yang dimilikinya
terlalu tinggi, kalau kuselamatkan jiwanya maka aku serta
nenekku pasti akan dianiaya pula olehnya."
"Jangan kuatir, asal kalian dapat menguasai keselamatan
jiwaku, maka dia pasti akan menuruti semua perintah dan
perkataan yang kalian ucapkan..."
Demi keselamatan jiwa Siau Ling, gadis itu bersedia untuk
mengorbankan diri dan mohon belas kasihan orang.
"Dia sudah melukai nenekku, aku tak dapat menolong
dirinya" sahut Wu Yong kembali.
"Sebenarnya dia dapat saja membinasakan engkau serta
nenekmu, akan tetapi buktinya dia toh mengampuni kalian
berdua..." Mendengar perkataan itu Wu Yong segera tertawa dingin,
tukasnya dengan cepat, "Karena aku merengek dan meminta-minta kepadanya,
akhirnya dia baru bersedia mengampuni jiwa nenekku!"
"Akan tetapi sekarang aku toh sedang merengek dan
meminta-minta kepadamu..." bentak Pek li Peng.
Tiba-tiba Wu popo maju kedepan dan berseru.
"Yong ji mereka tak dapat diampuni lagi"
"Kalau tak dapat diampuni, kita bereskan saja jiwa mereka
semua!" "Sedikitpun tidak salah, kita harus bikin mampus orangorang
itu, daripada meninggalkan bibit bencana dikemudian
hari." Tiba-tiba Wu Yong menghela napas panjang,
"Aaaai...! Nenek, seandainya toosu tua tadi membinasakan
kita, maka sekarang kita tak mampu lagi untuk membinasakan
mereka" Tertegun hati Wu popo mendengar perkataan itu, serunya
"Eeeei! Kenapa engkau" Apakah engkau hendak
mengampuni jiwa mereka semua..?"
"Bagaimana kalau kita ampuni saja mereka dan punahkan
ilmu silat yang dimilikinya saja" apakah nenek setuju?" "
Sambil menuding kearah Siau Ling, terdengar Wu popo
berkata: "Orang itu harus dibunuh, sedangkan sisanya yang tiga
orang terserah pada keputusanmu sendiri, mau punahkah ilmu
silat mereka atau mau dibunuh aku tak mau tahu"
"Aku akan mewakili dirinya untuk mati!" seru Pek liPeng
dengan cepat. Sorot mata Wu popo perlahan2 dialihkan keatas wajah Pek
li Peng sambil tertawa dingin ejeknya:
"Engkau akan mewakili dirinya untuk mati"
"Kalau engkau hanya bermaksud membinasakan satu orang
saja, membunuh dirrinya atau membunuh aku toh sama saja
tak ada bedanya!" "Kalau engkau menginginkan dia bisa diampuni tentu saja
boleh akan tetapi kalian tiga lembar jiwa harus ditukar dengan
dirinya selembar jiwa"
"Kenapa?""
"Karena ilmu silat yang dimilikinya sangat tinggi, orang
biasa sulit untuk menandingi kepandaiannya itu" jawab Wu
popo. Sebelum Pek li Peng sempat menjawab Ceng Yap Ching
yang berada disampingnya sambil menjura telah berkata:
"Yang lo hujin maksudkan dengan tiga lembar jiwa ditukar
dengan selembar jiwa. apakah termasuk memberi obat
pemunah baginya?""
"Benar!" jawab Wu popo setelah termenung sebentar,
"akan kupunahkan pula racun keji yang bersarang didalam
tubuhnya!!" "Dia jauh lebih penting kedudukan serta tenaganya
daripada kita semua, tenaga serta kekuatannya pada saat ini
sedang dibutuhkan dunia persilatan, aku memang
sepantasnya kalau mengorbankan jiwa demi dirinya ..." pikir
Ceng Yap Ching didalam hati.
Setelah menghela napas panjang segera ujarnya.
"Baiklah! kau boleh sembuhkan dahulu orang itu dari
pengaruh racunnya, sesudah itu aku akan bunuh diri
dihadapanmu." Wu popo segera alihkan sorot matanya keatas wajah Teng
It Lui, dan katanya pula "Selama-lamanya manusia hanya hidup satu kali dikolong
langit, usiamu jauh lebih lanjut daripada yang lain, tentunya
engkau tidak akan menyetujui tindakan itu bukan?"
"Asal lo hujin dapat memegang janji, aku bersedia
mengorbankan selembar jiwaku demi menyelamatkan orang
itu "jawab Teng It Lui dengan suara yang tenang.
Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Wu popo, jadi tertegun setelah menjumpai kenyataan
tersebut, serunya. "Apakah semua ucapan kalian itu diutarakan dan hati
sanubari?" "Setiap perkataan kami diutarakan dan hati sanubari!
"jawab Teng It Lui serta Ceng Yap Ching hampir bersamaan
waktunya. Dengan pandangan tercengang Wu popo segera alihkan
sorot matanya keatas wajah Siau Ling, setelah memandang
beberapa saat lamanya ia berseru
"Siapa orang ini?" kenapa ia begitu penting, sehingga
kalian bertiga bersedia untuk mengorbankan jiwa sendiri untuk
menyelamatkan dirinya?".."
"Kalau lo hujin sudah menyanggupi persyaratan tersebut,
sudah sepantasnya kalau kita putuskan persoalan itu sampai
disini saja, buat apa engkau musti bertanya siapakah dia?"
"tukas Ceng Yap Ching dengan suara yang lantang.
"Kalau kalian tidak mengatakan lebih dahulu siapakah
orang ini, maafkanlah daku terpaksa aku harus batalkan
pembicaraan kita barusan ini."
Ceng Yap Ching berpaling dan memandang sekejap kearah
Teng It Lui, namun jago kawakan itupun berdiri melongo
dengan wajah gelisah jelas diapun tak tahu apa yang harus
dilakukan. Pek li Peng yang selamanya cerdik pada saat inipun dibuat
kehilangan akal, setelah termenung beberapa saat lamanya ia
berkata: "Boleh saja aku beritahukan kepadamu siapakah dia, tetapi
engkau tak boleh mengingkari janji dan harus
menyembuhkaan muka racun yang diderita olehnya?""
"Haaah....haaah...haaah..selamanya aku tidak menerima
perintah dari orang, maka engkaupun tak usah memerintah
pula terhadap diriku " seru Wu popo sambil tertawa terbahak
bahak. Pek li Peng merasa amat membenci terhadap nenek tua
bermuka jelek ini sambil tertawa dingin serunya
"Pengemis tua kalau dikemudian hari engkau sampai
terjatuh kembali ditanganku, aku pasti akan cincang tubuhmu
sehingga hancur berkeping2"
Mendengar perkataan itu Wu popo naik pitam, bentaknya;
"Budak ingusan cilik engkau perempuan menyaru sebagai
pria, berjalan bersama orang lelaki. Hmmm...engkau pasti
bukan seorang perempuan yang genah..."
Karena sewaktu bicara suaranya terlampau keras, mulut
lukanya jadi teramat sakit sekali sehingga sambil memegang
pinggangnya ia berjongkok keatas tanah menahan sakit,
segera sambungnya kembali.
"Yong ji pergilah kesana dan hadiahkan dua tempelengan
keatas pipinya agar dia tahu rasa:"
Per-lahan2 Wu Yong segera maju kedepan katanya;
"Nenek suruh aku menghajar dirimu, apa daya perintah ini
bagaimanapun juga terpaksa harus dilakukan..."
Tangan kanannya diayun kedepan, dan sebuah
tempelengan yang amat nyaring bersarang diatas pipinya.
Gaplokan ini benar2 tidak enteng, membuat tubuh Pek li
Peng mundur sempoyongan dan darah segar segera mengalir
keluar membasahi ujung bibirnya.
Setelah bangkit berdiri Pek li Peng menyeka darah yang
menodai bibirnya. kemudian berkata.
"Tidak mengapa kalau kau hendak memukul aku tapi
janganlah membinasakan dirinya mati hidup semua umat
persilatan yang ada dikolong langit telah berada dalam
genggamannya dialah yang akan selamatkan seluruh kolong
langit dari badai pembunuhan"
Wu Yong ketika menyaksikan gadis itu sama sekali tidak
memperhatikan dirinya. tapi selalu memohon pengampunan
bagi Siau Ling hatinya jadi sangat keheranan serunya:
"Aku lihat rasa cintamu terhadap dirinya sudah begitu
mendalam sekali, sebenarnya siapakah dia ?""
Sejak Pek li Peng kehilangan seluruh tenaga dalamnya
meskipun ia tak mampu selamatkan jiwa Siau Ling dengan
keampuhan ilmu silatnya akan tetapi ia selalu berusaha
dengan pelbagai macam cara untuk menolong jwa sianak
muda itu, mendengar pertanyaan tersebut terpaksa dia
berkata: "Baiklah, kalau kalian ingin mengetahui siapakah dia akan
kuberitahukan kepadamu, dia adalah Siau Ling !"
"Apa " dia adalah Siau Ling?"" seru Wu popo yang sedang
berjongkok diatas tanah itu sambil loncat bangun.
"Sedikitpun tidak salah, dia adalah Siau Ling"
"Yong ji !" seru Wu Popo kemudian dengan cepat, "cepat
bersihkan sisa obat penyaru yang masih melekat data
wajahnya." Wu Yong mengiakan, dari dalam sakunya dia ambil keluar
sebuah saputangan kemudian membersihkan sisa obat
penyaru yang masih menempel diatas wajah sianak muda itu.
Dari dalam sakunya Wu Popo ambil keluar sebuah botol
porselen dan berkata kembali:
"Yong ji cepat berikan obat pemunah ini kepadanya"
Pek li Peng jadi amat gembira sekali ketika dilihatnya Wu
Popo segera mengeluarkan obat pemunahnya sesudah ia
mengucapkan nama Siau Ling, sambil berpaling kearah Ceng
Yap Ching serta Teng It Lui, katanya sambil tertawa:
"Nama besar toako benar2 luar biasa sekali, tahu begini
sedari tadi kita sebutkan saja nama toako, daripada
merengek2 tanpa hasil apapun!"
"Sebelum duduknya persoalan dapat dibikin jelas aku harap
nona jangan keburu merasa gembira lebih dahulu", kata Teng
It Lui. Ketika mereka berpaling kembali ketengah kalangan
tampaklah Wu Yong sudah menerima bolol porselen itu,
membuka penutupnya dan ambil keluar sebutir pil yang
segera dimasukkan kedalam mulut pemuda itu.
Obat pemunah tersebut benar2 amat mujarab sekali, tidak
lama kemudian Siau Ling telah sadar kembali dan pingsannya
dan bangun duduk dan atas tanah.
"Toako bagaimana perasaanmu?" teriak Pek li Peng dengan
gelisah. Per-lahan2 Siau Ling bangkit berdiri, sesudah menyapu
sekejap sekeliling tempat itu jawabnya:
"Aku sangat baik!"
''Apakah engkau adalah Siau Ling?""seru Wu popo
kemudian sambil tertawa nyaring.
Siau Ling memegang jenggotnya namun ia temukan
jenggot palsu itu sudah lenyap tak berbekas.
Wu Yong yang menyaksikan kejadian itu segera
mendengus dingin, serunya
"Engkau tak usah mencari jenggot palsu lagi, jenggot itu
sudah kucabut lepas..."
Siau Ling segera alihkan sorot matanya keatas wajah Pek-li
Peng, ketika dilihatnya bekas telapak membekas nyata diatas
wajahnya air mata masih jatuh berlinang dengan dahi
berkerut ia segera berkata:
"Peng-ji parahkah luka yang kau derita?"?"
"Tidak lukaku sama sekali tidak parah! jawab Pek-li Peng
sambil tertawa manis Sementara itu Wu popo sudah mendengus dingin dan
berkata. "Siau Ling aku hendak memberitahukan tentang satu
persoalan kepadamu... dengarkanlah baik2."
"Persoalan apa?""
"Pada saat ini baik engkau maupun ketiga orang
sahabatmu itu sudah tak bertenaga lagi, keadaan kalian tidak
lebih bagaikan manusia belaka."
Setelah berhenti sebentar, sambungnya lebih jauh.
"Yong-ji, mungkin tidak percaya dengan apa yang
kukatakan, coba lancarkanlah sebuah serangan kearahnya."
Wu Yong ayunkan telapak kanannya kedepan melancarkan
sebuah sapuan yang cepat bagaikan sambaran kilat.
Secara otomatis Siau Ling mengerahkan pula tangan
kanannya untuk menyambut datangnya serangan tersebut.
Ketika sepasang telapak saling beradu satu sama lainnya,
tubuh Siau Ling segera ter hantam sampai berputar kencang
dan geser dari tempatnya semula hingga sejauh empat lima
kaki lebih dengan susah payah ia berhasil mempertahankan
tubuhnya tidak sampai roboh keatas tanah.
Wu Yong tertawa, katanya:
"Siau Ling! sekarang engkau tentu sudah percaya bukan
dengan apa yang dikatakan oleh nenekku?"
Siau Ling mengangguk. "Cara kerja nenekku benar2 keji dan jahat membuat orang
keracunan sehingga seluruh kepandaian silainya punah sama
sekali..." "Siau Ling!" ujar Wu popo dengan dingin. "Ketiga orang itu
bersedia untuk mengorbankan jiwanya demi keselamatan
jiwamu dan akupun telah menyanggupi permintaan mereka
untuk menukar tiga lembar jiwa mereka dengan selembar
jiwamu, pada waktu itu aku merasa sangat geli, kenapa ada
juga orang yang bersedia mengorbankan jiwanya demi
menolong orang lain, akan tetapi sewaktu kukabulkan
permintaan mereka aku belum tahu kalau engkau sebenarnya
adalah Siau Ling" Setelah mengalami pelbagai peristiwa besar Siau Ling
sekarang bukanlah Siau Ling dahulu, kini ia jauh lebih tenang
dan mantap, sambil tertawa ewa katanya:
"Sekarang setelah engkau mengetahui siapakah aku apa
yang hendak engkau lakukan."
"Aku hendak persilahkan engkau untuk memilih sendiri
salah satu diantara dua jalan yang kuajukan!"
"Katakalah! dua jalan bagaimana yang kau ajukan"
"Jalan yang pertama aku bunuh dirimu kemudian
membawa batok kepalamu untuk menemui seseorang, jalan
yang kedua dengarkan baik2 perkataanku dan ikutlah
denganku untuk bertemu dengan dua orang!"
"Siapakah dua orang yang kau maksud itu?"
"Shen Bok Hong serta Su-hay Kuncun"
Mendengar perkataan itu Siau Ling segera berpikir didalam
hati kecilnya: "Berjumpa dengan Shen Bok Hong serta Su - hay Kuncu,
sama artinya menghantarkan diri menuju gerbang kematian."
Berpikir demikian dengan nada ketus segera ujarnya:
"Lo hujin, apakah engkau menganggap aku Siau Ling
adalah seorang manusia yang takut menghadapi kematian ?"
"Engkau adalah seorang enghiong, seorang pahlawan,
kalau engkau bukan seorang enghiong tak mungkin mereka
mengundang kedatangan aku sinenek tua untuk menghadapi
dirimu!" Siau Ling tertawa dingin.
"Heehhh....heehh....heeehh.... Shen Bok Hong adalah bandit
diatas daratan sedang Su hay Kuncu adalah perampok diatas
air, sekarang bandit-bandit daratan telah bersekongkol dengan
bandit-bandit air untuk bersama-sama menguasai kolong
langit..." "Kalau tujuan mereka bukan untuk menghadapi engkau
Siau Ling kedua orang itu mungkin susah untuk bekerja sama"
sambung Wu popo cepat. Kembali Siau Ling tertawa dingin.
"Hmmm! sekalipun untuk sementara waktu mereka dapat
bekerjasama, akan tetapi suatu hari nanti pasti akan bentrok
satu sama lainnya dan suatu pertumpahan darahpun tak akan
terhindar pada saat itu engkau akan membantu pihak yang
mana....?" Setelah berhenti sebentar dengan nada suara yang lebih
keren dan nyaring sambungnya lebih jauh:
"Aku ingin tanya kepandaian lo hujin didalam melepaskan
racun kalau dibandingkan dengan kepandaian Tok jiu Yok ong
Raja obat bertangan keji siapakah yang jauh lebih unggul ?"
Wu popo termenung sebentar lalu menjawab:
"Kalau berbicara tentang cara melepaskan racun belum
tentu kepandaian yang kumiliki berada dibawah
kepandaiannya akan tetapi kalau berbicara tentang cara
menggunakan campuran obat dan pembuatan racun aku
mengakui bahwa kepandaianku masih belum dapat
mengungguli Raja obat bertangan keji"
Siau Ling mendengus dingin, ujarnya kembali:
"Tahukah engkau bagaimanakah hubungan persahabatan
antara Shen BoK Hong dengan Tok-jiu Yok ong?" sejak
menderita kekalahan dibawah kerubutan partai2 besar
sehingga hampir mati, Shen Bok Hong dapat membangun
kembali semua usahanya hingga sedemikian besar boleh
dibilang kesemuanya ini adalah berkat jasa dan Raja obat
bertangan keji, tetapi apakah yang dilakukan Shen Bok Hong
terhadap jasa jasanya itu?" secara diam diam ia telah
meracuni Raja obat bertangan keji, lo hujin! sekarang engkau
diundang turun gunung dengan segala kebesaran, hal ini
disebabkan mereka hendak mengandalkan kepandaian
racunmu untuk menghadapi para, jago persilatan yang
sekarang mulai bangkit berdiri untuk menentang kekuasaan
Shen Bok Hong," "Yang paling penting adalah untuk menghadapi engkau
Siau Ling", sela Wu Popo dengan cepat.
Siau Ling tertawa ewa, "Setelah Siau Ling dibunuh, maka nilai dari lo hujin yang
diundang datangpun akan ikut lenyap, pada saat itulah
dengan kekejamannya serta kekejian Shen Bok Hong, kalian
berdua pasti akan didesak mundur terus hingga kehilangan
jalan mundur, pada saat itulah hanya ada dua jalan yang bisa
kalian tempuh, pertama dibunuh mati olehnya dan kedua
selama hidup menjual nyawa baginya jadi budaknya."
Wu popo termenung dan berpikir beberapa saat lamanya,
kemudian ia menjawab: "Sudah lama aku mengetahui akan kekejaman serta
kesadisan Shen Bok Hong, sekalipun begitu kedatanganku kali
ini atas undangan Shen Bok Hong serta Siau-yau cu telah
disertai pula dengan perjanjian, aku hanya bertanggung jawab
dalam menghadapi dirimu Siau Ling saja, begitu urusan selesai
maka akupun akan pulang kegunung."
"Darimana lo hujin bisa tahu kalau mereka pasti akan
menuruti perjanjian dan melepaskan engkau pulang
kegunung"... Aaaai! sudahlah banyak bicara sama sekali tak
Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
ada gunanya, sekarang aku sudah terjatuh ketangan lo hujin.
silahkan engkau memutuskan akan jatuhkan hukuman apa
kepadaku" "Lo hujin!" tiba2 Pek li Peng menyela dari samping,
"bukankah engkau turun ganung karena mendapat hadiah dari
mereka?" aku rasa hadiah yang ia berikan kepadamu tentu
luar biasa besarnya bukan?""
"Sedikitpun tidak salah!"
"Bolehkah aku mengetahui hadiah itu berupa apa saja?"?"
"Mutiara seratus biji, emas murni sepuluh laksa tahil,
batang antic, lukisan kenamaan, sutera dan macam2 benda
berharga lainnya" "Asal engkau bersedia memberikan obat pemunah kepada
kami semua, kamipun akan menghadiahkan pula benda2
seperti yang kau sebutkan tadi kepadamu!"
Wu popo gelengkan kepalanya berulang kali serunya:
"Siapakah engkau?" besar amat mulutmu kalau bicara!"
"Nama ayahku mungkin pernah locianpwe dengar."
"Siapakah dia?"?"
"Pak-thian Cuncu"
"Apa" Pak thian Cuncu adalah ayahmu", teriak Wu popo
dengan amat terperanjat. "Sedikitpun tidak salah, dia adalah ayahku! apakah engkau
tidak percaya..?" "Aku memang benar2 agak tidak percaya!" jawab nenek
bermuka jelek itu sambil gelengkan kepalanya berulang kali.
Siau Ling yang ada disamping tiba-tiba menyela:
"Kalau membicarakan tentang harta kekayaan maka
sepasang pedagang dari kota Tiong-ciu lah yang mempunyai
kekayaan melebihi siapapun, mereka adalah saudara angkat
dari aku orang she Siau, sekalipun begitu aku orang she Siau
tidak sudi menukar nyawa kami dengan benda berharga.
Dewasa ini kami sudah tiada bertenaga untuk melakukan
perlawanan lagi, mau digorok, mau dipancung ataupun mau
dicincang terserah kehendak hatimu, ucapankupun hanya
sampai disini saja, lo hujin tak usah membicarakan persoalan
itu lagi dengan diriku"
"Oooh, toako, engkau tak boleh mati...."
"Peng ji!" tukas Siau Ling dingin
"Mati atau hidup sudah digariskan Thian didalam suratan
takdir, semua yang telah menjadi takdir tak dapat dipaksakan
dengan cara apapun juga, seandainya siau heng bersikap agak
keras kepala dan hatiku tidak tergerak oleh rengekan nona
Yong, pada saat ini mereka berduapun sudah menemuj
ajalnya sedari tadi"
Tiba2 Wu Yong berpaling memandang kearah neneknya,
lalu berseru: "Nenek, Yong-ji ada sepatah dua patah kata hendak
diucapkan keluar, apakah engkau memperbolehkan aku untuk
mengutarakan keluar?"?"
"Katakanlah!" "Ketika Yong ji memohon kepada Siau Ling tadi, bukan saja
ia telah mengampuni diriku bahkan mengampuni pula nenek,
sekarang sudah sepantasnys kalau kitapun mengampuni
mereka!" "Kalau kita lepaskan Siau Ling bukankah semua intan
permata, mutiara seratus biji emas murni sepuluh taksa tahil
dan benda berharga lainnya akan lenyap tak berbekas."
"Buat apa harta kekayaan sebanyak itu buat kita?"?" sela
Wu Yong dengan cepat. Wu Popo tertawa. "Aku hanya mempunyai seorang cucu perempuan yang
tersayang saja, sudah sepantasnya kalau mulai sekarang aku
kumpulkan pelbagai macam barang berharga untukmu,
sehingga apabila dikemudian hari engkau akan menikah
dengan orang, barang perhiasan untukmu pun sudah
tersedia... " Ia menengadah keatas memandang bintang yang
bertaburan diangkasa, kemudian gumamnya seorang diri:
"Aku hendak menggunakan barang berharga yang paling
bagus dan paling indah dikolong langit untuk pesangon
bagimu..." Wu Yong segera menghela napas panjang.
"Aaaai...! nenek, aku akan kawin dengan siapa...?"?"
"Tentu saja kawin dengan pemuda pilihanmu sendiri,
kecantikan wajahmu luar biasa ditambah pula engkau memiliki
kekayaan yang luar biasa sekali, aku rasa orang yang bersedia
mengawini dirimu pasti banyak sekali bagaikan ikan dalam
sungai..." Sambil menggelengkan kepalanya kembali Wu Yong
menghela napas panjang, katanya:
"Apakah orang hendak mengawini diriku, aku lantas
menerima pinangannya itu !"
"Haaahh....haaaahhh....haaahhh.... budak tolol, tentu saja
engkau harus memilih salah satu diantaranya dari beberapa
ribu orang yang ada"
"Nenek kalau berbuat demikian bagi diriku sebenarnya
boleh dibilang merupakan suatu hal yang jelek"
"Kenapa ?" "Kalau aku mempunyai banyak harta maka orang2 yang
akan mengawini aku bukanlah mengawini orangnya, tapi
mengawini harta kekayaanku."
"Aaai...! nenek sudah tua sekali", kata Wu popo sambil
menghela napas panjang. "Suatu ketika aku pasti akan berpulang lebih dahulu kalau
aku tidak meninggalkan sedikit kekayaan untukmu, mana
mungkin hatiku bisa lega ?"
Wu Yong tersenyum. "Oooh...nenek, mengapa engkau tidak berbuat sesuatu
yang maha besar hingga meninggalkan sedikit nama yang
bersih dan bersifat pendekar bagi dirimu" emas intan dan
berlian hanya benda sampingan, apa gunanya benda2 seperti
itu?"" "Engkau suruh aku menciptakan nama apa buat nenek
yang sudah tua?"", kata Wu popo dengan dahi berkerut.
"Kerjakanlah satu perbuatan besar yang bisa menggetarkan
seluruh kolong langit, agar semua orang menghormati dirimu"
"Bukankah nenek sekarang sedang berbuat demikian?"
banyak jago" dalam dunia persilatan selalu berusaha untuk
membereskan jiwanya, akan tetapi semua orang tidak mampu
untuk melakukannya, sedangkan nenek mampu untuk
menangkapnya dalam keadaan hidup2, bukankah perbuatan
ini cukup menggetarkan dunia persilatan?"
"Haaaahh....haaaah.....haaaahh.... Shen Bok Hong setelah
berjumpa dengan aku pasti akan bangkit berdiri dan
menyambut kedatanganku, pada waktu itu nama nenek akan
tersebar luas diseluruh kolong langit dan dikagumi oleh setiap
orang. "Nenek, seandainya pada saat ini kita lepaskan Siau
Ling, bukankah perbuatan kita inipun sangat mengemparkan
seluruh dunia persilatan" seru Wu Yong dengan air mata
bericucuran. Air muka Wu popo seketiak itu juga berybah hebat.
"Kalau kita berbuat demikian, bukankah intan permata dan
emas murni itu bakal terlepas dari tangan kita", serunya:
"Nenek kalau ingin memberikan kepadaku, aku tidak
membutuhkan benda semacam itu"
"Masih ada satu persoalan, sebenarnya aku tidak ingin
memberitahukan kepadamu tapi sekarang mau tak mau
terpaksa aku harus mengatakannya juga kepadamu."
"Seringkali engkau mengatakan bahwa hidup kita adalah
saling menguntungkan, mengapa ada persoalan yang kau
rahasiakan?"" Wu popo menghela napas panjang
"Aaai.. meskipun kita diundang oleh Shen Bok Hong serta
Siau yaucu karena mendapat hadiah besar, didalam kenyataan
kita pergi karena mendapat desakan yang membuat kita mau
tak mau terpaksa harus berbuat demikian,"
"Mengapa?" "Kita sudah kena serangan oleh Shen Bo Hong dengan
suatu tindakan yang amat keji"
"Maksud nenek engkau sudah keracunan hebat?""
"Aku sudah tua dan sebentar lagi bakal mati, sekalipun
keracunan hebat juga tak menjadi soal, tapi engkau, Yong-ji
kau masih muda, engkau tak boleh mati dengan begitu saja"
"Apakah akupun sudah keracunan pula?"
Sekali lagi Wu popo menghela napas panjang.
"Aaai.! rupanya mereka tahu bahwa engkau jauh lebih
penting dalam pandanganku daripada jiwaku sendiri, karena
itu merekapun sudah melepaskan racun keji dalam tubuhmu. "
"Kenapa selama ini aku tak tahu?""
"Karena racun keji tersebut adalah jenis racun aneh yang
dibuat secara khusus oleh Tok- jiu Yok ong raja obat
bertangan keji, sebelum daya kerja racun itu kambuh maka
seseorang tak ubahnya seperti manusia biasa, akan tetapi
setelah racun itu mulai bekerja maka darah kental akan
mengalir keluar dan tujuh lubang inderanya dan akhirnya mati
Secara mengerikan sekali"
Siau Ling yang mendengar pembicaraan itu diam2
menghela napas panjang pikirnya:
"Cara Wu popo turun tangan melepaskan racun keji boleh
dibilang jarang sekali ditemui dikolong langit, Teng It Lui serta
Ceng Yap Ching yang memiliki kepandaian ampuh pun bisa
diracuni tanpa disadari olehnya, sungguh tak kusangka
seorang jago lihay yang ahli didalam melepaskan racun
akhirnya terjebak pula dalam soal racun..."
Dalam pada itu Wu Yong telah berkata kembali:
"Jadi kalau begitu nenek mengatakan bahwa kita diundang
dengan mendapat hadiah besar sebenarnya hanyalah
membohongi diriku belaka ?"
"Aku sama sekali tidak membohongi dirimu mereka sambil
memberi hadiah kepada kita secara diam2 melepaskan racun
pula untuk melukai kita berdua kita dipaksa mau tak mau
terpaksa harus menerima undangannya itu".
Wu Yong berpaling dan memandang sekejap kearah Siau
Ling kemudian ujarnya kembali:
"Nenek, engkau toh seorang ahli didalam hal ilmu racun
apakah engkau tidak mampu untuk menemukan cara untuk
memunahkan daya kerja racun keji yang berada didalam
tubuh kita ini?""
Wu popo gelengkan kepalanya.
"Pil racun itu dibuat oleh Raja obat bertangan keji, nenek
tidak mengerti bagaimana caranya untuk membebaskan
pengaruh racun tersebut. Wu Yong termenung beberapa saat lamanya, kemudian
sambil berpaling kearah Siau Ling ujarnya:
"Siau thayhiap, aku minta maaf kepadamu nenekku sudah
lanjut usia aku tak dapat membiarkan dia mati keracunan..."
"Semua pembicaraan yang sedang kalian ucapkan telah
kudengar semua maksud baik nona biarkan kuterima didalam
hati "tukas Siau Ling dengan cepat.
"Nenek", tiba2 Wu Yong berseru, "apa hubungannya antara
kita yang keracunan dengan Siau Ling?" bukankah sama saja
kalau kita lepaskan dahulu Siau Ling, setelah itu baru pergi
menghadap Shen Bok Hong...?""
"Tentu saja sama sekali berbeda jauh",
"Shen Bok Hong bisa meracuni kita berdua kemudian
mengundang kita dengan diberi hadiah tujuannya bukan lain
adalah hendak menggunakan kekuatan yang kita miliki untuk
menghadapi Siau Ling, mana boleh kita lepaskan dirinya ?"
"Sekalipun kita lepaskan dirinya Shen Bok Hong toh tidak
mengetahui akan perbuatan kira ini ?"
"Ketajaman mata dan pendengaran Shen Bok Hong sudah
tersohor dikolong langit mata matanya tersebar dimana-mana,
mungkin saja semua gerak gerik kita pada saat ini telah
diawasi pula oleh seseorang tanpa kita ketahui !"
"Tapi... dimanakah orang itu " " seru Wu Yong sambil
memandang sekejap kearah sekeliling tempat itu.
Tiba-tiba Siau Ling menghela napas panjang, timbrungnya:
"Nona Yong, sikap nenekmu terhadap dirimu boleh dibilang
baik sekali apa yang dikatakan memang tepat sekali, dalam
keadaan seperti ini memang sudah sepantasnya kalau aku aku
ikut serta dirimu pergi untuk menghadap Shen Bok Hong,
cuma..." "Cuma kenapa?"" tanya Wu popo.
"Ketika to hujin mendapat ancaman serta hadiah untuk
turun gunung, bukankah tujuanmu hanya untuk menghadapi
aku Siau Ling seorang?" nah! aku akan mengikuti dirimu pergi
tetapi aku berharap agar engkau suka berbuat kebajikan
dengan melepaskan orang-orang yang mengikuti bersama
diriku ini!" "Bukankah sekarang orang2 itu berada dalam keadaan
baik?" "Akan tetapi ilmu silat yang mereka miliki toh belum
dipulihkan kembali seperti sedia kala..."
"Kalau ilmu silat yang mereka miliki kupulihkan kembali,
maka mereka pasti tak akan melepaskan diriku pergi dan
sin..Hm bukan mintakan ampun bagi diri sendiri, Sebaliknya
mintakan ampun buat sahabatmu lebih dahulu, caramu
berpikir benar2 luar biasa sekali!"
"Harap lo hujin jangan salah paham" sela Siau Ling sambil
gelengkan kepalanya berulang kali, aku jamin mereka akan
segera tinggalkan tempat ini setelah kepandaian silat mereka
pulih kembali, aku jamin mereka tak akan menghalangi niat lo
hujin untuk membawa aku pergi dan sini..."
"Perbuatan itu terlalu menempuh bahaya aku tidak ingin
terjatuh ketangan orang lain."
Siau Ling jadi mendongkol sekali sambil tertawa dingin
serunya. "Lo hujin, tahukah engkau bahwa bagi seorang manusia
yang berlatih ilmu silat kehilangan ilmu silatnya sama halnya
dengan kehilangan selembar jiwanya"
"Kami akan melakukan perjalanan bersama sama Siau
tayhiap, teriak Teng It Lui dengan suara keras biarlah kami
mati hidup bersama2 dirimu.."
"Buat apa?"" Shen Bok Hong serta Siau yau cu amat
membenci diriku sehingga boleh dibilang rasa benci mereka
terhadap diriku sudah merasuk ketulang sumsum. mereka tak
akan melepaskan diriku dengan begitu raja.. jikalau kalian
mengikuti diriku maka sama halnya dengan mencari kematian
buat diri sendiri, lagipula Sun Put Shia locianpwee serta Bu Wi
Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Tootiang sedang menantikan kabar berita kalian..."
Sorot matanya segera dialihkan keatas wajah Wu Popo,
sambungnya dengan nada serius:
"Aku ingin mengajukan suatu pertanyaan kepadamu, harap
lo hujin suka menjawab dengan sejujurnya"
"Apa yang ingin kau tanyakan?"
"Apakah kepandaian silat yang mereka miliki masih dapat
dipulihkan kembali seperti sedia kala?""
"Tentu saja dapat, akan tetapi kalau sampai terlampau
lama hal ini sukar untuk dikatakan!"
''Berapa lama batas waktunya untuk bisa pulih kembali
seperti sedia kala?"
"Kurang lebih tiga bulan selewatnya aku tidak tanggung!"
"Toako!" tiba2 Pek li Peng berseru keras aku ingin ikut
bersamamu!!" "Baik, engkau dengan umat Bulim sama sekali tidak terikat
dendam sakit hati, aku rasa Shen Bok Hong akan jeri terhadap
nama besar ayahmu dan tidak sampai mencelakai jiwa mu."
---oo0dw0ooo--- PEK LI PENG tertawa sedih ia berkata ,"Aaai...! toako,
seandainya engkau mati apakah engkau mengira aku akan
hidup seorang diri ?"
Beberapa patah kata yang menunjukan, be tapa setianya
gadis itu terhadap dirinya, seketika menggetarkan hati Siau
Ling. Tanpa terasa lagi ia berpaling dan memandang sekejap
kearah Pek li Peng ujarnya,
"Peng ji engkau toh sama sekali tak pernah ribut dengan
orang lain, mengapa engkau harus mengikuti diriku untuk
terjun kedalam kancah persoalan yang memusingkan kepaIa
ini ?" Pek li Peng tertawa, "Selama aku mengikuti toako, kendatipun harus terjun
kelautan api rasanya aku jauh lebih gembira daripada harus
hidup seorang diri" Wu Yong yang mendengar perkataan itu mendadak timbul
rasa cemburu dalam hati kecilnya, ia segera mendengus
dingin dan berkata: "Hmm! nenek jangan biarkan budak tersebut ikut bersama
kita" Pek li Peng segera berpaling, ketika dilihatnya wajah Wu
Yong diliputi kegusaran mendadak ia merasakan hatinya
begitu nyaman dan gembira, sambil membereskan rambutnya
yang terurai, ia tersenyum dan tidak menanggapi ucapan
lawan. Siau Ling sendiri tahu bahwa kepergianya kali ini untuk
menjumpai Shen Bok Hong jauh lebih banyak bahayanya
daripada tidak bahkan selembar jiwanya kemungkinan besar
bakal lenyap ditangannya. Itu berarti semua perjuangan
selanjutnya untuk menentang kaum kejahatan harus
digantungkan pada kekuatan Sun Put Shia serta Bu Wi Too
tiang. Pemuda itu segera mengambil keputusan untuk
menyerahkan kitab pusaka ilmu pedang partai Hoa-san serta
Sin ci sinkang dari partai Siau lim kepada Teng It Lui dan Ceng
Yap Ching agar bisa diserahkan ketangan Sun Put Shia serta
Bu Wi Tootiang. Berpikir sampai disitu, dia segera alih kan sorot matanya
keatas wajah Wu popo sambil ujarnya:
"Lo hujin aku ingin sekali membicarakan beberapa
persoalan pribadi dengan kedua orang itu, kemudian aku akan
mengikuti kalian berdua untuk meneruskan perjalanan guna
menjumpai Shen Bok Hong serta Siau-yau tootiang aku rasa
engkau pasti mengijjnkan bukan?"
Wu popo termenung dan berpikir beberapa saat lamanya,
kemudian menjawab. "Baiklah,cuma jangan mengulur waktu terlalu lama"
''Sebentar saja." Pemuda itu segera berjalan menghampiri kehadapan Teng
It Lui serta Ceng Yap Ching kemudian berkata dengan suara
dalam. "Kematian ada yang berat bagaikan gunung Tay San, ada
pula yang enteng bagaikan bulu domba, jikalau kalian berdua
mengikuti diriku pergi menghantar nyawa maka kematian
kalian boleh dibilang enteng bagaikan bulu domba."
Teng It LUi menghela napas panjang, ujarnya.
"Seandainya kami tidak makan-makanan yang beracun
sehingga menyebabkan Siau tayhiap bentrok dengan Wu
popo, tidak mungkin pada saat ini bakal terjadi peristiwa
macam ini.." "Benar" sambung Ceng Yap Ching, "kalau dibicarakan
kembali, kamilah yang mengundang datangnya bencana
sehingga menyusahkan Siau tayhiap serta nona Pek-li."
"Semua kejadian toh sudah terlalu, apa gunanya
dibicarakan lagi" sekarang ada satu masalah penting yang
hendak kubicarakan dengan kalian berdua!"
"Persoalan apa" " tanya Teng It Lui dengan cepat,
"sekarang ilmu silat yang kami miliki sudah lenyap tak
berbekas, mungkin apa yang diinginkan Siau tayhiap tak
mampu kami laksanakan!"
Siau Ling menghela napas panjang bisiknya dengan lirih
"Manusia berusaha Thian lah yang menentukan, aku cuma
berharap agar kalian berdua suka berusaha dengan sepenuh
tenaga..." Ia berhenti sebentar, kemudian sambungnya:
"Didalam sakuku terdapat dua jilid kitab, aku berharap agar
kalian berdua suka berusaha sekuat tenaga untuk
menyerahkan kedua jilid kitab tersebut ketangan Sun
locianpwee serta Bu Wi tootiang"
"Kami akan berusaha dengan sekuat tenaga" jawab Ceng
Yap Ching dengan cepat. "Tugas ini penting sekali, apabila merasa perlu kalian
berdua boleh melakukan perjlanap dengan jalan menyaru,
berusahalah untuk memhindarkan diri dan pengawasan mata
Shen Bok Hong " "Benda hilang nyawa hilang, barang ada manusia ada, kami
pasti akan lebih menaruh perhatian terhadap benda itu
daripada keselamatan jiwa sendiri..." jawab Teng It Lui.
Siau Ling segera berpaling, ia lihat Wu popo sedang
menaruh perhatian khusus terhadap semua gerak geriknya,
hal ini membuat hatinya amat risau, pikirnya.
"Kalau sekarang juga kuambil keluar kedua jilid kitab
pusaka itu, dia pasti akan menaruh perasaan ingin tahu dan
pasti suruh Yong-ji untuk memeriksanya, kalau sampai
begitu... waah! bisa celaka, aku harus berusaha keras untuk
memecahkan perhatiannya"
Tapi untuk beberapa saat lamanya diapun tidak berhasil
menemukan suatu cara yang dirasakan amat sesuai, hatinya
jadi gelisah bercampur cemas sekali.
Pada saat itulah dari tempat kejauhan tiba-tiba
berkumandang datang suara derap kaki kuda yang amat ramai
kian lama suara tersebut kian bertambah dekat.
Wu popo segera berpaling kearah mana berasalnya suara
derap kaki kuda tadi. Menggunakan kesempatan itulah Siau Ling segera ambil
keluar dua jilid kitab pusaka itu dan diserahkan ketangan Teng
It Lui bisiknya : "Kalian berdua baik baiklah menjaga diri "
Kemudian sambl memperkeras suaranya dia melanjutkan:
"Ditempat sepasang pedagang dari Tiong ciu terdapat
sebuah kotak kayu milikku bila kalian berdua telah berjumpa
dengan mereka suruhah mereka membuka kotak itu serta
memeriksa isinya, suruhlah mereka simpan kotak itu baik2."
Beberapa patah perkataan itu diucapkan dalam keadaan
seperti ini, terasalah penuh pancaran rasa sedih yang amat
tebal, "Siau tayhiap adalah seorang budiman Thian pasti akan
melindungi keselamatan jiwamu, semoga engkau selalu sehat
walafiat", sahut Teng It Lui perlahan.
"Kalian berdua boleh pergi, semoga berhasil dan sampai
ditujuan dalam keadaan selamat:
Teng It Lui maupun Ceng Yap Ching mengetahui bahwa
Siau Ling suruh mereka segera melakukan perjalanan, setelah
memberi hormat ujarnva. "Kalau memang begitu kami akan mohon diri lebih dahulu!"
Habis berkata mereka putar badan dan segera berlalu dari
sana. Memandang hingga bayangan tubuh kedua orang itu
lenyap dan pandangan. Siau Ling merasakan hatinya lega
sekali dia menghembus napas panjang dan segera alihkan
kembali pandangan matanya.
Tampaklah dua ekor kuda jempolan yang tinggi besar
berhenti disamping tubuh Wu popo, dari atas kuda loncat
turun dua orang manusia nereka bukan lain adalah sepasang
iblis dari propinsi Leng-lam.
Tampak kedua orang itu bercakap-cakap sebentar dengan
Wu popo, kemudian terdengarlah Ma Poo tertawa terbahak2
sambil berkata. "Haaah...haah...haaah... inilah yang dikatakan mencari
dengan susah payah sampai satupun jebol, akhirnya
didapatkan dengan gampang sekali"
Ditengah gelak tawa yang keras dia alihkan sorot matanya
keatas wajah Siau Ling kemudian sambungnya dengan dingin:
"Engkaukah yang bernama Siau Ling?""
"Sedikitpun tidak salah!"
"Nama besarmu amat tersohor sekali dalam dunia
persilatan. Sungguh tak ku nyana engkau hanya seorang
bocah cilik belaka" "Wu lo hujin", terdengar iblis kedua berkata aku lihat ada
dua oang diantaranya yang melarikan diri dan sini, apakah
perlu mereka ditangkap kembali?"?"
Siau Ling merasa amat terperanjat setelah mendengar
perkataan itu pikirnya. "Aduh... celaka, kalau dia sampai menyusul kedua orang
itu, maka tubuh mereka pasti akan digeledah kalau sampai
kitab pusaka itu didapatkan, bukankah keadaan akan
bertambah berabe." Meskipun dalam hati merasa amat gelisah, akan tetapi
perasaan tersebut tidak sampai diperlihatkan diatas wajahnya,
dengan muka yang masih tetap tenang ia berseru sambil
tertawa dingin "Sayang sekali aku kena racun keji sehingga kepandaian
silat yang kumiliki punah..."
"Kalau kepandaianmu belum musnah, apa yang hendak kau
lakukan ?" tukas Ma Poo.
"Dengan berdasarkan beberapa patah kata yang tidak
hormat itu, aku harus memberi pelajaran yang setimpal buat
kalian berdua" Iblis kedua yang mendengar jawaban itu jadi amat gusar,
bentaknya "Keparat cilik, berada dalam keadaan serta situasi seperti
ini! Kau masih berani bicara tekebur?" Hmmm! rupanya
engkau sudah bosan hidup lagi dikolong langit."
Telapak tangannya segera diayunkan kearah depan.
Meskipun Siau Ling dapat menyaksikan datangnva
serangan tersebut, akan tetapi ia tak mampu untuk
menghindarkan diri..., Blam! tidak ampun lagi pipi kirinya
segera satu sodokan keras,
Pukulan tersebut benar2 kuat dan keras sekali, tubuh Siau
Ling berputar dua kali bagaikan gansing, ia tak mampu
mempertahankan diri lagi dan tubuhnya segera roboh
terkapar diatas tanah. Sejak terjun kedalam dunia persilatan, belum pernah Siau
Ling mendapat pengalaman yang demikian pahitnya, kepala
langsung terasa pening tujuh keliling dan pandangan matanya
jadi berkunang2. "Aduuh..." jerit Pek li Peng, dengan langkah lebar segera
menghampiri tubuh Siau Ling dan membimbingnya bangun.
---oo0dw0oo--- Jilid: 18 SAMBIL menahan rasa sakit pikir Siau Ling dalam hatinya:
"Entah racun keji apakah yang telah dipergunakan Wu
popo ini sehingga membuat orang tak mampu untuk
mengerahkan tenaga dalamnya dan seluruh kepandaian silat
yang dimilikipun tak mampu dikembangkan semua andaikata
ia gunakan racun semacam ini secara besar besaran rasanya
tidak sulit baginya untuk menguasai seluruh kolong langit, lain
kali kalau ada kesempatan aku harus binasakan orang ini dan
tak dapat membiarkan dia tetap hidup lagi dikolong langit..."
Berpikir sampai disini ia segera meronta untuk bangkit
berdiri. Ketika ia berpaling kembali, bayangan tubuh Teng It Lui
serta Ceng Yap Ching sudah lenyap dari pandangan dalam hati
segera pikirnya kembali "Semoga Thian bisa melindungi mereka sehingga mereka
berhasil berjumpa kembali dengan Sun Put Shia serta Bu Wi
Totiang dalam keadaan hidup, asalkan kedua jilid kitab itu bisa
sampai ditempat tujuan, sekalipun ditempeleng lagi juga tak
mengapa..." Sementara itu iblis kedua dari Leng lam diam2 merasa
kagum juga ketika dilihatnya Siau Ling sama sekali tidak
menjadi gusar kendatipun sudah dijotos olehnya dengan amat
keras, ia berpikir didalam hati kecilnya.
"Usia Siau Ling belum begitu besar akan tetapi imannya
sangat tebal .. orang ini memang luar biasa sekali!"
Belum habis ia termenung, tiba2 Wu Yong telah maju
dengan langkah lebar serta menghadang dihadapan Siau Ling,
terdengar gadis itu dengan nada tak senang hati menegur:
"Kenapa engkau hajar dirinya?""
Iblis kedua dari Leng lam yang ditanya seketika jadi
tertegun, serunya dengan nada tercengang:
"Nona maksudkan kami berdua?"
"Engkau turun tangan memukul orang, sebenarnya apa
maksudmu?", seru Wu Yong sambil tuding iblis kedua.
Iblis kedua dari Leng lam segera tertawa ewa.
"Nona Wu, apakah engkau maksudkan mengapa aku turun
tangan memukul Siau Ling?"
"Sedikitpun tidak salah Siau Ling adalah buronan yang
berhasil kami tangkap, siapa suruh engkau ikut-ikutan
Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
memukul?" Ma Poo yang ikut mendengarkan perkataan itu kontan saja
mengerutkan dahinya, "Memang tidak salah orang itu ditangkap oleh kalian
berdua. Katanya membela iblis kedua, akan tetapi masa kami
berdua tak boleh hanya memukulnya sebentar?"
"Tidak boleh, kalau mau pukul kami berdualah yang berhak
untuk memukul tawanan kami", jawab Wu Yong ketus,
Ma Poo segera berpaling memandang sekejap kearah iblis
kedua, kemudian kedua orang itu kuluk-kuluk berbicara
dengan bahasa yang aneh sekali dan sama sekali tidak
dimengerti oleh orang lain.
Wu Yong mengerutkan dahinya berusaha menangkap
pembicaraan antara kedua orang itu, namun kecuali
mendengarkan bahasa asing yang sama sekali tidak
dimengerti olehnya ia tak dapat menangkap apa yang
dimaksudkan oleh orang-orang itu.
Dengan alis mata berkerut dia segera membentak.
"Hey apa yang sedang kalian berdua bicarakan?""
Ma Poo tertawa dingin, sinar matanya segera dialihkan
keatas wajah Wu Popo dan serunya.
"Wu lo-hujin aku lihat badanmu kurang sehat?""
"Aku telah mendapat luka dalam yang sangat parah!"Tanpa
syak wasangka nenek tua itu mengaku terus terang."
Kembali Ma Poo tertawa dingin, ejeknya.
"Kali ini kami berdua mendapat perintah untuk menyambut
kedatangan lo hujin, sungguh tak kusangka lo hujin telah
berhasil menangkap pula diri Siau Ling, andaikata Shen Bok
Hong serta Siau yau tootiang mengetahui akan persoalan ini,
mereka pasti akan merasa sangat gembira,"
Air muka Wu Popo berubah hebat, sambil tertawa paksa ia
segera berkata: "Secara kebetulan saja aku telah berhasil menangkap Siau
Ling, kalian berdua jauh2 datang menyambut kedatangan
kami berdua, seandainya hasil penangkapan kami ini
merupakan suatu pahala besar, maka kalian berdua pasti akan
mendapat bagian pula"
Ma Poo tersenyum. "Wu lo hujin begitu menaruh perhatian terhadap kami dua
bersaudara, hal ini membuat kami merasa sangat berterima
kasih, cuma..." Tiba-tiba ia putar telapaknya dan mencengkeram tangan
kanan Wu Yong. Meskipun Wu Yong cukup cekatan, akan tetapi dia sama
sekali tidak menyangka kalau secara tiba-tiba Ma Poo bisa
turun tangan terhadap dirinya, urat nadi diatas
pergelangannya seketika tercekal, lagipula tenaga yang
dipergunakan besar sekali, kendatipun Wu Yong sudah
berusaha untuk meronta namun gagal untuk melepaskan diri
dari cengkeraman orang. Pada saat Ma Poo turun tangan mencengkeram tangan
kanan Wu Yong, iblis kedua pun turun tangan mencengkeram
tangan Wu popo. Sekalipun nenek tua bermuka jelek itu sudah melakukan
persiapan, akan tetapi berhubung luka dalam yang dideritanya
cukup parah, kendatipun ia saksikan iblis kedua mengancam
urat nadi pada pergelangan tangannya akan tetapi ia tak
mampu untuk meaghindarkan diri.
Terdengar Ma Poo tertawa ter-bahak2 sambil berkata:
"Setelah Siau Ling berhasil ditangkap, aku rasa engkau dan
cucumu tak perlu lagi pergi menghadap Shen toacungcu serta
Siau yau tootiang!" "Apa maksud perkataanmu itu?"seru Wu Popo.
Tujuan Shen toa cungcu serta Siau-yau tootiang
mengundang kedatangan kalian berdua adalah bukan lain
hendak suruh kalian menghadapi Siau Ling, kini setelah Siau
Ling berhasil ditangkap, aku rasa kepandaian silat yang kalian
miliki sama sekali tak akan berfaedah bagi dunia persilatan
lagi .!" "Aku telah membicarakan dengan mereka" tukas Wu popo,
"begitu Siau Ling berhasil ditangkap dan kami berdua berhasil
mendapatkan hadiahnya, maka saat itu juga kami akan pulang
kerumah serta tidak mencampuri urusan dunia persilatan
lagi.." "Kalau memang engkau dan cucumu akan mengasingkan
diri, biarlah kami antar kalian pulang kerumah!" seru Ma Poo
dengan ketus, habis berkata dia segera ayunkan telapak
kanannya. Siau Ling serta Pek-li Peng yang menyaksikan perubahan
situasi itu hanya bisa menghela napas belaka, dalam keadaan
ilmu silat punah dan sedikitpun tak bertenaga, bukan saja
meeka tak mampu untuk turun tangan menolong orang,
bahkan menggunakan kesempatan itu untuk melarikan
diripuntak dapat. "Apakah kalian berdua ingin membunuh aku serta
cucuku"... "seru Wu Popo dingin.
"Sedikitpun tidak salah, setelah kalian kubunuh maka jasa
berhasilnya menangkap Siau Ling akan jatuh ketangan kami
berdua!" "Hmm.! kalau kubebaskan racun yang mengeram dalam
tubuh Siau Ling, aku rasa kalian berdua bukanlah
tandingannya", seru Wu Popo sambil tertawa dingin.
Mula mula Ma Poo nampak tertegun, kemudian sambil
tertawa ewa katanya: "Apakah Wu lo-hujin tidak merasa bahwa perbuatanmu itu
terlalu lambat....?""
Wu Popo memandang keatas langit, setelah termenung
sebentar ujarnya dengan serius:
"Tahukah kalian berdua, mengapa Shen Bok Hong serta
Siau yau cu mengundang aku turun gunung?"
"Karena lo hujin pandai didalam menggunakan racun. maka
mereka undang kedatanganmu untuk menghadapi Siau Ling!"
"Orang yang pandai menggunakan racun dikolong langit
toh tak terhitung jumlahnya, mengapa mereka datang mencari
diriku?" "Pertama, karena caramu melepaskan racun sangat lihay
melebihi siapapun, dan kedua, engkau terlalu kemaruk akan
harta kekayaan karena itulah mereka ambil keputusan untuk
mengundang kehadiranmu.."
"Tahukah kalian berdua dimanakah letak perbedaan antara
caraku melepaskan racun dengan cara yang dipergunakan
orang lain?" "Kami dua bersaudara mendapat tugas untuk menyambut
kedatanganmu serta cucumu, tentu saja kami mengetahui
tentang hal ini." "Kalau begitu, coba katakanlah! "
"Kemampuan lo-hujin dalam melepaskan racun, bisa
membuat korbannya keracunan tanpa disadari sama sekali."
Tiba tiba ia seperti teringat bahwa ucapannya salah, buru2,
mulutnya membungkam dalam seribu bahasa.
"Nah, itulah dia!" sambung Wu popo dengan cepat, kalian
berdua mempunyai satu kesalahan yang sangat besar, mebuat
aku mau tak mau terpaksa harus memberi petunjuk."
"Kesalahan apa?""
"Seandainya kalian berdua tidak bercakap cakap dengan
menggunakan logat serta bahasa wilayah Leng lam sebaliknya
secara tiba tiba turun tangan mencengkeram urat nadi kami
berdua dalam keadaan sama sekali tak bersiap sedia tentu
saja kami akan terbekuk tanpa sempat melakukan
perlawanan, tetapi sekaran kalian berdua sudah kena diserang
oleh racun keji, sebab bahasa wilayah Leng lam itulah yang
membuat aku terpaksa harus melakukan persiapan..!"
Ma Poo tertawa dingin, ejeknya
"Nyawamu dan cucumu sudah berada di dalam
cengkeraman kami dua bersaudara. Hmm! aku bisa saja
menggunakan tindakan serta siksaan yang paling keji untuk
memaksa engkau serahkan obat pemunah tersebut kepada
kami!'' "Andaikata aku sudah menyerahkan obat pemunah itu dan
jiwa kami dapat diselamatkan tentu saja aku tidak keberatan
untuk memberikan obat tersebut, sayang sekali rencana kalian
untuk mencelakai kami berdua dilakukan terlalu awal.."
"Bagaimana kalau sekarang juga kukabulkan pemintaanmu
itu serta memberi jalan kehidupan bagi kalian nenek dan cucu
berdua..." "Terlalu lambat, aku tak dapat mempercayai perkataan
kalian berdua " tukas Wu Popo.
Ma Poo segera berpaling dan memandang sekejap kearah
iblis kedua, kemudian perintahnya :
"Loo ji, coba kerahkan tenaga dalammu, periksalah apakah
engkau benar benar sudah terkena racun keji dari nenek
siluman itu?" Iblis kedua menurut dan diam2 menyalurkan hawa
murninya beberapa saat kemudian menjawab
"Siaute sama sekali tidak merasakan seauatu yang aneh!"
Ma Poo segera alihkan kembali sorot ma tanya keatas
wajah Wu Popo, ujarnya dengan dingin..
"Wu lo hujin dengan kedudukanmu yang terhormat
dikolong langit, andaikata perbutanmu hanya menggertak
orang dengan ucapan kosong belaka maka perbuatanmu ini
hanya akan ditertawakan oleh orang saja"
Wu Popo, tertawa ewa, "Dua lembar jiwa kami berdua bisa ditukar dengan dua
lembar jiwa kalian dua bersaudara, sekalipun mati juga tak
menyesal silahkan kalian turun tangan".
Ma Po segera menggerakan tangan kirinya untuk menotok
dua buah jalan darah di tubuh Wu Yong, setelah itu diam2
diapun mengatur hawa murninya untuk memeriksa badan
sendiri. Dirasakan hawa murni berjalan dengan lancar sedikitpun
tidak memperlihatkan tanda2 keracunan, hal ini membuat
hatinya segera berpikir"
Cara nenek tua ini melepaskan racunnya sudah tersohor
karena tak dapat diduga atau pun dirasakan ancamannya
boleh dipercaya boleh juga tak percaya, pokoknya yang
penting baik nenek dan cucunya maupun Siau Ling sekalisn
sudah jatuh ditanganku, cepat atau lambat akhirnya toh
mereka tak akan lolos dari tanganku. "
Berpikir sampai disini dia lantas berkata
"Wu lo hujin sekalipun engkau sudah melepaskan racun keji
kedalam tubuh kami berdua obat pemunahnya toh masih
berada dalam sakumu, apa susahnya untuk mengambil obat
pemunah itu dari dalam sakumu?"
"Obat obatan yang kubawa semuanya berjumlah ratusan
botol kalau kalian berdua mempunyal keyakinan untuk bisa
memilih sendiri, silahkan saja turun tangan untuk
membinasakan kami berdua"
Ma Poo tertawa dingin. "Berapa lama racun keji yang kau lepaslan kedalam tubuh
kami berdua itu baru akan mulai bekerja?" ia bertanya.
"Dalam dua belas jam kemudian!"
"Kalau sampai waktunya sama sekali tidak bekerja?""
"Aku bersed.a mendapat hukuman dan kalian berdua!"
"Baik! perkataan ini engkau sendirilah yang
mengucapkannya keluar, sampai waktunya aku akan
menbunuh cucu perempuanmu lebih dahulu.. "
Sorot matanya segera dialihkan keatas wajah iblis kedua
dan perintahnya: "Musnahkan saja sepasang tangannya yang sering
melepaskan racun itu....!"
Iblis kedua mengiakan dan segera turun tangan
mematahkan pergelangan dari nenek tua itu.
Ditengah kegelapan tampaklah keringat sebesar kacang
kedelai mengucur keluar membasahi seluruh tubuh Wu Popo,
akan tetapi ia masih tetap menggertak giginya rapat-rapat dan
sama sekali tidak merintih.
Siau Ling Yang menyaksikan kejadian itu diam2 menghela
napas panjang, pikirnya didalam hati:
"Pads dasarnya Wu popo adalah seorang manusia yang
licin, sungguh tak dinyana sepasang iblis dari wilayah Leng
lam ini jauh lebih kejam dan telengas daripada dirinya..
penderitaan ini boleh dibilang merupakan hukum karma bagi
dirinya." Sementara itu Wu Yong yang menyaksikan tulang
pergelangan tangan neneknya dipatahkan orang, hatinya jadi
amat terkesiap sambil menangis teriaknya berulang kali
"Oooh...nenek...nenek.."
"Penderitaan semacam ini masih belum terhitung seberapa,
jangan menangis..!" bentak Wu Popo
Meskipun Wu Yong berhenti menangis, namun air mata
mengucur keluar tiada hentinya membasahi seluruh wajah
gadis itu. Perlahan2 Wu Popo alihkan sinar matanya keatas wajah Ma
Poo, kemudian katanya: "Pada saat ini sekalipun aku bersedia berunding dengan
dirimu aku rasa kalian berdua pasti tak akan mau
menerimanya bukan?""
"Sedikitpun tidak salah, sebelum aku merasakan bahwa
tubuhku benar benar keracunan aku tidak bersedia menerima
perundingan macam apapun jua."
"Jadi kalau begitu terpaksa aku harus menunggu sampai
racun keji yang bersarang ditubuh kalian berdua mulai bekerja
kemudian baru merundingkan lagi persoalan ini dengan
dirimu." Pada saat itu, demi keselamatan jiwa kami berdua
kemungkinan besar kami dapat menyanggupi beberapa buah
permintaan itu, tetapi aku harus menerangkan lebih dahulu'
syarat tersebut tak boleh terlalu memaksa orang."
"Kita bicarakan saja setelah waktunya tiba!"
Ma Poo segera memandang sekejap kearah iblis kedua, lalu
serunya: "Loo ji, tempat ini tak boleh didiami terlalu lama kita harus
segera meneruskan perjalanan.
Iblis kedua memandang sekejap kearah Siau Ling, lalu
berkata "Sahabat kangouw yang dimiliki Siau Ling terlalu banyak
sepanjang perjalanan kemungkinan besar ada orang yang
akan berusaha untyk menolong selembar jiwanya."
"Maksudmu ?""
"Lebih baik kita bunuh saja, kemudian membawa batok
Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
kepalanya pulang menghadap Shen Bok Hong serta Siau Yau
totiang aku rasa keadaan ini jauh lebih aman"
Pek li Peng yang mendengar perkataan itu jadi amat
terperanjat sekali namun dalam keadaan seperti ini ia tak
dapat berbuat lain diam2 pikirnya didalam hati:
"Sekalipun aku harus membayar pengorbanan yang tak
ternilai harganya aku harus berusaha untuk menyelamatkan
jiwa Siau toako dan bencana besar ini "
Tiba tiba terdengar Wu popo menengadah dan tertawa
terbahak bahak. "Apa yang kau tertawakan ?" " bentak Ma Poe dengan
gusar Luka yang diderita Wu popo cukup parah, sewaktu tertawa
rasa sakitnya bukan kepalang tanggung, akan tetapi ia tetap
mempertahankan sekuat tenaga.
Ketika Ma Poo membentak ia berhenti tertawa dan berkata:
"Aku sedang mentertawakan kalian berdua yang terlalu
goblok, ketika aku terbayang kembali betapa diriku sudah
terjebak oleh siasat licikmu itu, aku jadi geli dan ingin
tertawa." "Kami bodoh?" hal yang bagaimana kami dianggap terlalu
goblok?"?" "Hmm! apakah kalian berdua mengharapkan agar aku bisa
memberi petunjuk pada ketololanmu itu?"" ejek Wu popo
dengan suara dingin. "Kalau alasanmu diberikan secara paksaan jangan
salahkan, kalau aku akan bertindak keji terhadap dirimu!"
"Sebaliknya kalau yang aku katakan masuk diakal?""
"Tentu saja kami dua bersaudara akan menurut!"
"Baiklah! aku memberitahukan dimanakah letak
ketololanmu itu...." seru Wu popo.
Sesudah berhenti sebentar, sepatah demi sepatah kata
sambungnya lebih jauh. "Seandainya pada saat ini kalian berdua membinasakan
Siau Ling, kemudian menghadap Shen Bok Hong serta Siau
yau cu hanya dengan membawa batok kepalanya belaka,
berapa hari yang kalian butuhkan untuk menempuh
perjalanan serta sampai ditempat tujuan pada waktu itu
bukankah batok kepala Siau Ling sudah akan membusuk dan
rusak" dalam keadaan begitu mana mungkin Shen Bok Hong
serta Siau yau cu bisa mengenalinya kembali....siapa tahu
kalau mereka lantas mengatakan bahwa batok kepala yang
kalian bawa bukanlah batok kepala dari Siau Ling...."
Rupanya beberapa patah kata ini sangat masuk diakal,
sepasang iblis dari wilayah Leng-lam pun segera
membungkam dan tidak memberi komentar apapun juga.
"Sekalipun kalian dapat menjaga agar sampai batok kepala
itu tidak rusak akan tetapi batok kepala yang sudah dipenggal
bagaimanapun juga susah untuk disamakan dengan batok
kepala aslinya", sambung Wu Popo lebih jauh dengan suara
dingin, "disamping itu aku dengan mata kepala sendiri sudah
pernah menyaksikan sampai dimanakah kehebatan ilmu silat
yang dimiliki Siau Ling, apa yang hendak kalian jawab
seandainya Shen Bok Hong serta Siau yau cu bertanya kepada
kalian, dengan andalkan apakah kalian berdua berhasil
menangkap Siau Ling?""
"Kita toh sudah berhasil membawa batok kepalanya, aku
rasa Shen Bok Hong serta Siau yau tootiang pasti akan
mempercayainya" "Seandainya mereka mengatakan bahwa memalsukan
batok kepala dengan tujuan mencari pahala ?" apa yang bisa
kalian perbuat paling2 apa yang bakal kalian berdua derita
jauh lebih mengenaskan daripada apa yang kami berdua
derita !" Ma Poo termenung dan berpikir beberapa saat lamanya
kemudian dia menjawab: "Perkataanmu memang sangat masuk diakal, tetapi kalau
kami harus melakukan perjalanan sambil membawa Siau Ling,
rasanya perjalanan ini agak kurang leluasa sedikit!"
"ternyata dua orang manusia setolol kalianpun bisa
mencelakai diriku, kejadian ini benar benar merupakan suatu
peristiwa yang amat menyedihkan bagiku."
"Hey aku sedang bertanya kepadamu, apakah engkau
mempunyai cara lain yang jauh lebih baik?" bentak Ma Poo.
"Tentu saja ada!"
"Apakah aku boleh mengetahuinya?"
"Hmmm! kenapa ku harus memberitahukan kepada
kalian?"" "Karena kami dua bersaudara telah mencengkeram
keselamatan hidup engkau serta cucumu! "
"Jikalau kalian membersihkan jiwaku serta cucuku, maka
pada akhirnya kalian berduapun tak akan terlepas dari bahaya
keracunan yang mengakibatkan jiwa kalian melayang "
"Apa yang baru kulakukan sehingga engkau bersedia
mengatakannya keluar?"
"Kalian berdua harus bersikap lebih menghormat dan
sungkan terhadap aku orang tua"
Sepasan iblis dari wilayah Leng-lam saling berpandangan
sekejap, kemudian mereka ber-sama2 memberi hormat,
katanya "Lo hujin, harap engkau suka memberi petunjuk kepada
kami berdua, jalan apakah yang paling baik?""
"Siau Ling toh bisa menyaru sebagai seorang toojin, apakah
kalian berdua tak dapat menyaru pula sebagai manusia lain ?"
"Ehmm...! benar2 suatu pendapat yang tinggi!" seru Ma
Poo. Selelah memandang sekejap kearah sekeliling tempat itu,
sambungnya lebih jauh "Mari kita segera lanjutkan perjalanan!"
Wu Popo memandang sekejap kearah dua ekor kuda
jempolan yang ditambat dihadapannya, lalu berkata:
"Siau Ling setelah minum obat beracun ilmu silatnya telah
punah tak berbekas, ia tak dapat melanjutkan perjalanan
dengan berjalan kaki lagi, ia harus dibiarkan naik kuda"
"Dia adalah buronan penting dari Shen toa cungcu, tentu
saja aku harus bersikap istimewa pula terhadap dirinya!"
"Aku sudah dihajar Siau Ling sampai terluka, jalan darah
cucuku pun tertotok, kami semua tak dapat melanjutkan
perjalanan!" "Baik kalian berdua boleh naik seekor kuda, biarlah Siau
Ling berdua menunggang kuda yang lain."
"Tidak bisa jadi!" teriak iblis kedua, "nenek ini harus
dipisahkan dengan cucunya"
"Sedikitpun tidak salah!"
Maka Siau Ling dan Wu Yong diikat pada seekor kuda,
sedangkan Pek li Peng dan Wo popo diikat pada kuda yang
lain. Sapasang pergelangan tangan Wu popo walaupun sudah
patah, dua buah jalan darah dikaki kanannya sudah tertotok
akan tetapi kaki kirinya masih bebas merdeka, diam2 ia
mengendalikan kuda itu sehingga sebentar berlari kencang
dan sebentar berlari agak lambat.
Sepasang iblis dari Leng lam, seorang mengurusi seekor
kuda dan bermaksud melakukan parjalaaan dangan
menggunakan kegelapan malam yang masih menyelimuti
seluruh jagad itu, akan tetapi berhubung Wu popo secara
diam mengacau dengan sebentar mempercepat lari kudanya
kemudian sebentar lagi memperlambat lari kudanya, hal ini
membuat kedua orang itu harus mengikutinya dengan teratur.
Pek-li Peng sendiri walaupun naik seekor kuda yang sama
dengan Wu popo, akan tetapi berhubung dia amat membenci
terhadap watak serta perbuatannya maka sepanjang perjaIan
ia tak sudi untuk bercakap cakap dengan nenek tua bermuka
jelek itu. Ketika kuda mereka berjalan memasuki sebuah hutan, tiba2
Wu Popo menjejakkan sepasang kakinya pada perut kuda itu,
membuat sang kuda berlari dengan kencangnya berbelok
masuk kehutan. Iblis kedua siap melakukan pengejaran namun sebelum ia
sempat bergerak terdengar Ma Poo sudah berteriak keras:
Siau Ling serta Wu Yong toh masih berada disini aku rasa
mereka tak akan berani melarikan diri tak usah dikejar"
Dalam pada itu ketika Wu Popo telah melarikan kudanya
masuk kehutan, dengan suara berbisik ia segera berkata:
"Nona, didajam saku sebelah kananku terdapat sebuah
botol kecil, dalam botol itu berisikan butiran obat berwarna
merah, obat itu akan memunahkan racun aneh yang
bersarang ditubuh nona serta Siau Ling, dan memulihkan
kembali ilmu silat yang kalian miliki,"
Sebelum Pek li Peng sempat menjawab tampaklah sesosok
bayangan manusia berkelebat lewat tahu2 Ma Poo sudah
menghadang dihadapan kuda mereka, dengan suara dingin ia
menegur: "Wu lo-hujin seandainya engkau tidak ingin merasakan
penderitaan karena disiksa aku anjurkan kepadamu lebih baik
janganlah bermain sabun dihadapanku lagi, jarak antara kuda
yang satu dengan kuda yang lain tak boleh terpaut lebih dari
satu tombak" "Aku sudah menderita luka dalam yang parah, tulang
pergelangan tangankupun sudah kalian patahkan, aku sama
sekali tidak mempunyai daya untuk menguasai lari kuda ini
ditambah pula nona ini tidak sudi bekerja sama dengan ku,
darimana mungkin aku dapat mempengaruhi kecepatan lari
kudamu itu ?"" Ma Poo mendengus dingin sorot matanya dialihkan keatas
wajah Pek li Peng lalu sambungnya lebih jauh:
"Nona, kalau engkau tidak man menuruti perkataanku,
maka siksaan yang luar biasa segera akan kau rasakan"
Pek-li Peng mengerdipkan matanya, ia tetap membungkam
dan tidak membantah ataupun buka suara.
Selesai berbicara Ma Poo segera menyingkir kesamping dan
membiarkan, kuda itu meneruskan kembali perjalanannya
Wu Popo berpaling memandang sekejap ke arah belakang,
ia saksikan sepasang iblis dari wilayah Leng lam itu berjalan
dibelakang kuda yang ditumpangi Siau Ling serta Wu Yong,
dengan suara lirih dia segera berkata kembali:
"Obat ini tidak gampang cara pembuatannya dan akupun
hanya memiliki satu botol belaka, engkau harus baik2
menyimpannya dan jangan sampai ditemukan oleh sepasang
iblis dari Leng lam. Pek-li Peng tetap membungkam, hanya saja dalam hati
kecilnya dia berpikir: "Perduli amat perkataannya ini sungguhan atau bohong,
biarlah pada saat seperti ini kupercayai perkataannya satu kali.
" Ia jadi orang amat teliti, meskipun sudah mengetahui
dimanakah letak obat pemunah itu disimpan, namun tidak
berani mengambilnya secara gegabah, ia takut gerak geriknya
secara diam2 diawasi terus oleh sepasang iblis tersebut.
Sementara dia merasa serba salah tiba2 terdengar jeritan
tertahan berkumandang datang dan arah belakang disusul
roboh seseorang dari atas kuda.
Dengan penuh kegusaran Wu popo segera menbentak
keras: "Jangan kau aniaya cucu perempuanku!" Menggunakan
kesempatan itulah Pek- li
Peng segera menggerakkan tangan kanannya dan
mengambil keluar botol obat pemunah tersebut dari saku
kanan Wu popo kemudian menyembunyiknnya kedalam saku.
Menanti ia berpaling kebelakang maka terlihatlah orang
yang terjatuh keatas tanah itu bukan lain adalah Wu Yong,
segera pikirnya didalam hati:
"Seandainya budak itu sengaja menjatuhkan diri dari atas
kuda sehingga memecahkan perhatian dari sepasang iblis
tersebut, kecerdikannya ini benar2 mempesonakan..."
Dalam pada itu terdengar iblis kedua sedang memaki
kalang kabut: "Budak cilik ingusan ilmu silatmu toh belum lenyap sama
sekali, melainkan hanya beberapa buah jalan darahnya saja
yang tertotok kenapa engkau bisa terjatuh dari atas kuda "
Hmmm! rupanya engkau sengaja mengacau yaa.. ?""
Ma Poo tertawa dingin sambungnya:
"Loo ji, mari kita cari tempat yang baik untuk berteduh kita
bereskan dahulu kedua orang budak cilik ini kemudian baru
meneruskan perjalanan.."
"Haaahh... haaahh....haaahh... perkataan toako memang
tepat sekali, dua orang budak ini boleh dibilang sangat
menarik hati sedari tadi siau-te sudah mempunyai pikiran
sampaj kesitu hanya saja aku tak berani mengatakannya
keluar." "Menurut penglihatanku kedua orang dayang ini mungkin
saja masih tetap perawan yang belum dijamah orang!"
"Aku rasa Wu Yong kemungkinan besar masih tetap
perawan, sebaliknya dayang itu mungkin saja sudah tidak
perawan lagi bukankah sepanjang hari dia selalu berada
bersama sama Siau Ling, aku lihat keperawanannya sudah
disikat oleh Siau Ling"
Pek-li Peng yang mendengar pembicaraan kedua orang itu
jadi amat terperanjat pikirnya.
"Pada saat ini tubuhku sama sekali tak bertenaga
seandainya kedua orang itu benar2 akan melakukan tindak
kekerasan dengan memperkosa diriku waktu Itu mau matipun
rasanya tak dapat.."
Berpikir sampai disini ia jadi amat jeri sehingga buru2
mengambil keluar botol porselen tadi, ambil keluar sebutir
obat pemunah dan segera dimasukkan kedalam mulut.
Sebenarnya dia ingin membedakan warnanya lebih dahulu
kemudian hari menelan obat pemunah tersebut akan tetapi
setelah mendengar perkataan dari sepasang iblis dari Leng
lam itu hatinya jadi ketakutan, pikirnya didalam hati.
"Sekalipun aku salah makan obat jauh lebih baik mati
keracunan daripada digagahi oleh mereka secara brutal"
Barusan Wu Yong sengaja menjatuhkan diri dan kuda
tujuannya bukan lain adalah hendak menggunakan
kesempatan itu,untuk memaki sepasang iblis tersebut akan
tetapi setelah mendengar ucapan tadi, ia jadi ketakutan dan
tak berani bicara secara sembarangan lagi katanya:
"Sepasang kakiku ditotok, aku tak bisa duduk tenang diatas
punggung kuda" Iblis kedua tertawa dingin, ia segera mencengkeram tubuh
Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Wu Yong dan segera didudukkan keatas punggung kuda.
Siau Ling sendiri ketika menyaksikan kekejaman sepasang
iblis dari Leng-lam kemudian mendengar pula ucapannya yang
terkutuk, dalam hati merasa amat membenci hal ini, membuat
ia tak mampu berbuat apa-apa kecuali membungkam dalam
seribu bahasa" Terdengar Wu Yong menghela napas panjang kemudian
bisiknya dengan suara lirih:
"Tidak seharusnya nenekku melepaskan racun keji untuk
memusnahkan ilmu silatmu"
Siau Ling tertawa ewa, dia membungkam dalam seribu
bahasa. Ia tahu rasa benci sepasang iblis dari Leng lam terhadap
dirinya jauh melebihi terhadap dua gadis lainnya, bila salah
berbicara niscaya yang diperoleh hanyalah penghinaan serta
pemukulan yang tak ada artinya, oleh karena itu ia tak berani
buka suara untuk mengundang datangnya bencana.
Kurang lebih puluhan li sudah lewat waktu sudah
menunjukan kentongan kelima dan
fajarpun hampir menyingsing.
Tiba2 iblis kedua mempercepat langkah kakinya menarik
tali les kuda yang ditunggangi Wu Popo berdua, sambil
berjalan cepat serunya: Lotoa, didepan sana terdapat sebuah kuil kecil yang tak
berpenghuni. Bagaimana kalau kita bereskan dahulu perawan
dua orang gadis ini kemudian baru melanjutkan perjalanan
kembali?" "Haaahhh....haaahhh...haaaahh....baik! biarlah kita suruh
kedua orang dayang itu merasakan dahulu bagaimana
nikmatnya sorga dunia sebelum akhirnya mati."
Pek li Peng serta Wu Yong yang mendengar perkataan itu
jadi ketakutan setengah mati sehingga bulu kuduknya pada
bangun berdiri, dengan mulut membungkam mereka tahan
napas untuk menenangkan golakan perasaan hatinya....
Kurang lebih belasan li kemudian, akhirnya sampailah
mereka didepan sebuah kuil yang tak berpenghuni, iblis kedua
segera membentak keras "Kalian berempat mau turun sendiri ?" ataukah aku yang
harus turun tangan bagi kalian?""
Tanpa bicara Wu Popo loncat turun dan punggung kudanya
terlebih dahulu. Pek li Peng, Wu Yong serta Siau Ling segera meloncat
turun pula dari atas punggung kudanya.
Iblis kedua mengikat kedua ekor kudanya diatas pohon liu
diluar kuil, setelah itu ujarnya
"Kalian tidak masuk kedalam kuil apakah harus menunggu
sampai aku turun tangan mengundang kalian untuk masuk?""
Siau Ling segera berjalan masuk kedalam ruang kuil, ketika
berjalan lewat disisi tubun Pek-li Peng, ujarnya dengan sedih
"Peng-ji, akulah yang sudah mencelakaj dirimu, aku harap
engkau suka baik-baik menjaga diri"
Air mata bercucuran membasahi seluruh wajah Pek-li Peng,
katanya "Toako, sekalipun harus mati siau moay akan tetap
mempertahankan kesucian badan ini!"
Ma Poo yang berada disisinya segera ayunkan tangan
kanannya kedepan.... Blaaam sebuah serangan dahsyat
dengan telak bersarang diatas bahu Siau Ling membuat tubuh
sianak muda itu terjungkal sejauh empat lima depa lebih dari
tempat semula. "Toako..! "jerit Pek li Peng dengan suara lengking, ia
segera lari menghampiri Sianak muda yang terjungkal diatas
tanah itu. Ma Poo menggerakkan tangan kirinya mencengkeram
tubuh Pek li Peng tangan kanannya bergerak dan.. Breet!
jubah toosu yang dkenakan gadis itu segera tersambar hingga
robek. "Nak, tenangkanlah hatimu... aturlah pernapasan..." bisik
Wu popo memperingatkan. Iblis kedua ayunkan tangan kanannya.... Plok! sebuah
tamparan keras bersarang diatas wajah Wu popo membuat
darah segar segera mengucur keluar membasahi seluruh
wajahnya. Diantara Siau Ling berempat. Wu popo adalah satu satunya
orang yang masih memiliki tenaga untuk melakukan
perlawanan, sekalipun sepasang tangannya sudah patah dan
isi perutnya menderita luka parah, namun berhubung tenaga
dalamnya amat sempurna ia masih mampu untuk menghadapi
musuh. Kendatipun begitu ia masih tetap menyabarkan diri dan
sama sekali tidak melakukan suatu perlawanan apapun.
Iblis kedua segera menyambar tubuh Wu Yong dan tertawa
terbahak bahak serunya: "Haahhh....haaah...haaah.. bocah perem puan, apa sih
enaknya mengikuti nenekmu asaI engkau bersedia untuk
melayani aku mencari kepuasan maka akan kubawa dirimu
untuk berpesiar keseluruh tempat-tempat yang indah dikolong
langit" Dalam hati Wu Yong merasa mendongkol sekali, akan
tetapi berhubung jalan darah dikeempat anggota badannya
sudah tertotok ia tak memiliki kemampuan untuk melakukan
perlawanan, maka dibiarkan dirinya di permainkan orang lain.
Ketika iblis kedua tidak mendengar jawaban dari Wu Yong,
kembali ia tertawa terbahak-bahak
"Perempuan cantik sekalipun engkau tidak menyetujuinya
juga tak dapat, terpaksa aku harus mempergunakan
kekerasan!" Tangan kanannya diayun kedepan dan... Sreeeit pakaian
yang dikenakan Wu Yong segera tertarik hingga robek.
"Tahan!" bentak Wu Popo dengan suara keras.
"Nenek pengemis, apa yang kau kehendaki?"" seru iblis
kedua sambil menghentikan gerakan tangannya.
Wu Popo melirik sekejap kearah Pek li Peng ketika
dilihatnya ia sedang berdiri sambil pejamkan mita, tahulah
nenek itu bahwa gadis tersebut sedang mengatur pernapasan,
segera pikirnya didalam hati
"Semoga saja ia dapat serahkan obat pemunah tersebut
ketangan Siau Ling" Berpikir sampai disini, ia lantas berkata:
"Jikalau engkau ingin mengawini cucu perempuanku itu
sebagai isterimu urusan sudah seharusnya dirundingkan
secara baik-baik janganlah menggunakan kekerasan bagaikan
binatang..." 'Haaah... haaahh... haaah... aku sudah tua bangka seperti
ini, masa cucu perempuanmu bersedia untuk menjadi istriku
?" tentang soal ini aku sudah mengerti keadaanku sendiri"
Tanpa memperdulikan ocehan dari Wu popo lagi, ia
lanjutkan perbuatan merobek pakaian yang dikenakan Wu
Yong. "Breeet..! Breeet.....! robekan kain berkumandang tiada
hentinya, tidak selang beberapa saat kemudian sebagian besar
pakaian yang dikenakan Wu Yong sudah disingkirkan.
Dibawah sorot bintang yang redup, secara lapat2
nampaklah kulit tubuhnya yang putih bersih bagaikan salju.
Wu Yong sendiri tetap berdiri sambil pejamkan matanya, ia
tak berkutik maupun mengucapkan sepatah katapun.
Ketika Ma Poo melihat Iblis kedua telah merobek sebagian
besar pakaian yang dikenakan Wu Yong, diapun segera turun
tangan merobek pakaian yang dikenakan Pek li Peng.
Pada waktu itu hawa murni yang ada dalam tubuh Pek li
Peng belum berjalan lancer, akan tetapi berhubung keadaan
yang sangat mendesak gadis itu tak dapat berdiam diri lebih
jauh, tiba2 ia membentak nyaring dan segera melancarkan
sebuah babatan kearah depan.
Ma Poo sama sekali tidak menduga sampai kesitu, hampir
saja bacokan telapak yang dilancarkan Pek li Peng bersarang
ditubuhnya, buru2 dia menyingkir kesamping lalu balas
melancarkan satu serangan.
Gerakan tubuh Pek li Peng sama sekali belum leluasa dan
lincah seperti sedia kala, akan tetai secara dipaksakan ia dapat
bertempur melawan orang, tangan kanannya segera merogoh
kedalam sakunya ambil keluar botol berisi obat pemunah itu
dan segera dilemparkan kearah Siau Ling sambil berteriak
keras, "Toako, terimalah obat pemunah ini!"
Setelah melemparkan botol berisi obat pemunah itu,
telapak dan kakinya segera melancarkan serangan bertubi-tubi
menghajar diri Ma Poo. Setelah dihajar oleh Ma Poo tadi, Siau Ling merasakan
kepalanya pusing tujuh keliling dan pandangan matanya
berkunang-kunang, ketika Pek li Peng berseru, ia sama sekali
tidak sempat melihat jelas dimanakah botol berisi obat
pemunah itu dilemparkan dan tahu2... plook! Benda itu
terjatuh disisi tubuhnya.
Dalam pada itu walaupun gerakan tubuh Pek li Peng masih
belum leluasa dan lincah seperti sedia kala, namun dengan
andalkan jurus jurus serangannya yang sakti dan aneh, untuk
beberapa saat lamanya memaksa Ma Poo tak mampu untuk
melancarkan serangan balasan.
Terpaksa dengan suara keras bentaknya,
"Loo ji, cepat rampas obat pemunah itu!"
Iblis kedua mengiakan, dia segera melepaskan Wu Yong
dan menerjang kearah Siau Ling
Wu Yong berseru tertahan, tiba2 ia mementangkan
mulutnya dan menyemburkan darah segar kearah depan.
Selisih jarang diantara kedua orang itu sangat dekat sekali,
lagi pula Iblis kedua sama sekali tak menduga akan datangnya
serangan tersebut, termakan oleh semburan darah segar dari
Wu Yong yang bercampur dengan gumpalan angina, sepasang
matanya segera terasa amat perih dan sakit.
Rupanya Wu Yong menyaksikan bahwa tubuhnya tak bakal
lolos dari cengkeraman lawan, diam2 ia menghancurkan lidah
sendiri untuk mencari mati, ketika Pek li Peng turun tangan
menyerang Ma Poo serta melemparkan obat pemunah itu
kearah Siau Ling, ia segera mengerahkan pula segenap
kekuatan tubuhnya untuk menggigit hancur lidah sendiri dan
disemburkan kearah Iblis kedua.
Sambil menutupi wajahnya dengan tangan sendiri, Iblis
kedua mencaci maki dengan penuh kemarahan.
"Lonte cilik, rupanya kau pingin mampus, "
Sebuah tendangan kilat segera dilancarkan kearah depan.
Jalan darah ditubuh Wu Yong tertotok, meskipun ia melihat
datangnya tendangan tersebut akan tetapi tak mampu untuk
menghindarinya, dengan telak lambungnya segera termakan
oleh serangan tersebut. Ditengah rintihan, tubuh gadis itu mencelat ketengah
udara dan menumbuk diatas dinding tembok.
Wu Popo menjerit lengking.
"Yong ji.. Yong ji..." ia segera menerjang maju kearah
depan. Menggunakan kesempatan itulah Siau Ling segera
mengambil botol obat itu, mengeluarkan sebiji dan
dimasukkan kedalam mulutnya.
Iblis kedua sendiri setelah menendang tubuh Wu Yong
sampai mencelat, kemudian menyeka darah yang membasahi
wajahnya, segera bergerak mendekati pemuda she Siau
tersebut. Siau Ling setelah menelan obat pemunah segera mengatur
pernapasan. Ketika Wu Popo menyaksikan Iblis kedua berjalan
mendekati Siau Ling, tubuhnya yang sedang berjalan menuju
kearah Wu Yong tiba2 dibatalkan, bagaikan banteng ia
menumbuk tubuh iblis itu.
Setelah kena semburan darah segar yang tepat menghajar
sepasang matanya itu, meskipun Iblis kedua tidak sampai
menderita luka parah, akan tetapi air mata mengucur keluar
tiada hentinya dari balik matanya, dalam keadaan begini
ketajaman mata serta pendengarannya sama sekali tak
berfungsi sebagaimana mestinya, ketika Wu Popo batalkan
niatnya dan tanpa menimbulkan sedikit suara pun balik
menumbuk tubuh iblis itu, sang iblis kedua sama sekali tak
mampu menghindarkan diri, tak ampun lagi iganya kena
terjang hebat. Terjangan tersebut dilakukan dengan mengerahkan
segenap kekuatan tubuh yang dimiliki Wu Popo, bias
dibayangkan betapa dahsyatnya terjangan itu.
Tubuh Iblis kedua segera terhantam sampai mencelat
beberapa depa jauhnya dari tempat semula dan menumbuk
diatas meja sembahyangan.
Akan tetapi Wu Popo sendiri yang pada dasarnya menderita
luka dalam yang cukup parah, setelah melancarkan terjangan
dengan sepenuh tenaga, meskipun serangannya mencapai
hasil, tak urung tubuhnya roboh juga diatas tanah hingga tak
sadarkan diri. Dipihak lain Pek li Peng yang sedang bertempur sengit
melawan Ma Poo, semakin bertarung gerakan tubuhnya
semakin lincah, serangan2 yang dilancarkan pun semakin jauh
lebih dahsyat lagi. Ma Poo sama sekali tak menyangka kalau ilmu silat yang
dimiliki seorang gadis muda ternyata begitu hebat dan
lihaynya, kejadian itu membuat hatinya merasa amat
terperanjat, meskipun dia ingin sekali melancarkan serangan
balasan, apa daya tenaganya tidak memadai.
Iblis kedua yang berulangkali menderita kerugian, hawa
amarahnya segera memuncak sambil mengepos tenaga ia
segera mencengkeram tubuh Siau Ling, makinya.
"Nenek pengemis, setelah kubereskan Siau Ling maka
akupun akan membuat perhitungan dengan dirimu"
Tiba-tiba...., iganya jadi kaku, dan tahu-tahu urat nadinya
sudah kena dicengkeram orang.
Tenaga dalam yang dimiliki Siau Ling amat sempurna,
setelah mengatur pernapasan beberapa waktu, sebagian dari
tenaga dalamnya telah pulih kembali seperti sedia kala, akan
tetapi diapun tahu bahwa Iblis kedua dari wilayah Leng lam ini
bukan manusia yang gampang dilayani, ia tak berani turun
tangan secara gegabah. Karena itulah menanti sampai Iblis kedua melancarkan
cengkeraman, ia barulah menggerakkan tangannya balas
mencengkeram urat nadi pada pergelangan tangan Iblis kedua
tersebut.
Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Sorot matanya segera dialihkan ketengah gelanggang,
ketika dilihatnya permainan telapak Pek li Peng berjalan lancar
dan leluasa, dan lagi diapun berada pada posisi diatas angina
hatinnya merasa lega sambil memperkencang genggamannya
pada urat nadi Iblis kedua, diam2 ia mulai mengatur
pernapasan. Tiba-tiba terdengar Pek li Peng dengan ilmu menyampaikan
suara berbisik. "Toako, baik-baikkah engkau?"
"Kurung Ma Poo dengan ketat jangan biarkan dia berhasil
meloloskan diri dari sini" sahut Siau Ling.
Ketika mendengar jawaban dari sianak muda itu, Pek li
Peng merasa amat kegirangan dengan semangat berkobar
serunya, "Dia tak bakal mampu untuk melarikan diri"
Serangannya segera diperketat, semua jurus serangannya
merupakan serangan-serangan mematikan yang semuanya
ditujukan kearah jalan darah penting ditubuh Ma Poo. Hal ini
membuat iblis dari wilayah Leng lam tersebut harus
menghadapinya dengan segenap tenaga.
Setelah Siau Ling berhasil mencengkeram urat nadi Iblis
kedua, ia tidak melanjutkan dengan serangan yang lain,
sebaliknya sambil pejamkan mata diam2 mengatur
pernapasan lagi. Iblis kedua sendiri, setelah urat nadinya kena cengkerama
sebenarnya sudah tidak berkutik lagi dan pejamkan mata
menunggu saat kematiannya tiba, siapa tahu setelah
ditunggunya beberapa saat namun tiada gerakan lain, ia
segera membuka matanya. Melihat Siau Ling berdiri sambil mengatur pernapasan
timbullah satu ingatan dalam hatinya, keinginan untuk hidup
muncul kembali dalam benaknya, diam-diam ia mengerahkan
tenaga kemudian ayunkan telapak kirinya menghajar dada
sianak muda itu. "Blaaaam...!" dengan telah serangan tersebut bersarang
diatas dada Siau Ling. Akan tetapi berhubung kesatu, Siau Ling sedang mengatur
pernapasan dan tenaga dalamnya sudah banyak yang pulih,
kedua urat nadi pada pergelangan kanan Iblis kedua kena
dicengkeram sehingga tenaga pukulannya terpengaruh,
sekalipun serangannya berhasil menghajar telak diatas dada
pemuda itu, namun itupun hanya mampu menggetar
mundurkan tubuh Siau Ling satu langkah kebelakang.
Perlahan-lahan pemuda itu membuka matanya kembali,
sambil tertawa dingin ujarnya,
"Kalian berdua adalah manusia licik yang sangat
berbahaya, manusia seperti engkau tak dapat dibiarkan hidup
lebih jauh dikolong langit"
Tangan kirinya diperketat cengkeramannya lima jari ditarik
menyeret Iblis kedua maju kedepan, sementari telapak
kanannya segera dibabat kearah depan.
Separuh badan Iblis kedua kaku karena kena dicengkeram,
meskipun ia dapat menyaksikan datangnya serangan tersebut
namun tak mampu untuk menghindarinya, tak ampun lagi
jalan darah "Thian leng hiat" pada ubun-ubunnya terkena
dihajar sampai hancur berantakan, tubuhnya segera terkapar
diatas tanah dalam keadaan tak bernyawa lagi.
Selesai membinasakan Iblis kedua, Siau Ling alihkan sorot
matanya kearah pihak lain.
Ia saksikan Pek li Peng sedang memutar telapak tangannya
mendesak Ma Poo habis2an sehingga sama sekali tak
bertenaga lagi untuk melancarkan serangan balasan.
Dengan langkah lebar ia segera berjalan menuju ke pintu
kuil, serunya dengan suara lantang.
"Peng ji, pergilah tolong Wu Popo serta nona Wu Yong
serahkan bandit itu kepada ku!"
Meskipun Pek li Peng nakal tetapi terhadap perkataan Siau
Ling ia selalu menurut, mendengar perkataan itu ia segera
menyahut dan menarik kembali serangannya.
Siau Ling tertawa dingin, ujarnya kemudian
"Malam ini adalah malam terakhir bagi kalian sepasang iblis
dari Leng lam untuk mengumbar kejahatan, adikmu sudah
menantikan kedatanganmu dialam baka. Nah! Silahkan
engkau menyusul dirinya..."
Ma Poo berpaling memandang sekejap kearah iblis kedua,
kemudian dilihatnya Iblis kedua sudah roboh terkapar diatas
tanah dengan batok kepalanya hancur, hatinya kontan
terkesiap. Siau Ling maju melangkah kedepan, serunya lebih jauh,
"Ma Poo, sekarang aku memberi satu kesempatan bagimu
untuk melanjutkan hidup, Nah! Bersiap-siaplah untuk
bertempur..." Terhadap Siau Ling boleh dibilang Ma Poo merasa
ketakutan sekali, apalagi setelah menyaksikan mayat Iblis
kedua roboh terkapar diatas tanah, ia semakin ketakutan
sehingga berdiri termangu-mangu ditempat semula, terhadap
apa yang diucapkan Siau Ling sama sekali tak didengarnya.
Siau Ling jadi teramat gusar, bentaknya,
"Kalau engkau tidak bersedia turun tangan, engkau telah
mengabaikan satu kesempatan untuk meloloskan diri dari
ancaman maut, dan akupun tak dapat menunggu lebih lama
lagi..." Telapak tangannya segera diayunkan kedepan melancarkan
sebuah babatan kilat. Buru-buru Ma Poo meloloskan diri dengan mengegos
kesamping, sebelum ia sempat melancarkan serangan
balasan, serangan kedua yang dilancarkan Siau Ling sudah
menggulung tiba. Sungguh cepat gerak serangan yang dilancarkan Siau Ling,
dalam sekejap mata ia sudah lancarkan delapan buah
serangan berantai, sementara Ma Poo sendiri tak mampu
melepaskan serangan balasan barang satu juruspun, langkah
serta gerakan tubuhnya sudah kacau balau tak karuan, suatu
ketika kakinya menginjak diatas mayat Iblis kedua hingga
tubuhnya tergelincir dan roboh terjengkang kebelakang.
Laksana kilat Siau Ling segera melepaskan satu pukulan
kearah depan... Blamm! Dengan telak serangan tadi bersarang
diatas bahu kanan Ma Poo.
Serangan tersebut rupanya berat sekali, tulang badan Ma
Poo seketika terhajar patah, tak tertahan lagi ia mendengus
berat dan mundur tiga langkah kebelakang.
Napsu membunuh menyelimuti seluruh wajah Siau Ling, ia
tidak membiarkan musuhnya berhasil meloloskan diri dari
ujung telapaknya, laksana kilat tangan kanannya melancarkan
serangan susulan, kali ini pukulan tersebut dengan telak
bersarang diatas dada Ma Poo.
Sekujur tubuh iblis dari wilayah Leng lam itu bergetar keras
ia muntahkan darah segar dan tubuhnya roboh terjengkang
keatas tanah, dalam waktu singkat sukmanya telah melayang
tinggalkan raganya. Setelah membinasakan dua orang iblis tersebut, Siau Ling
segera menghampiri Pek li Peng sambil bisiknya lirih.
"Peng ji, apakah nenek itu beserta cucunya masih bias
ditolong?"" Pek li Peng gelengkan kepalanya berulang kali.
"Aku lihat kemungkinan besar Wu Popo sudah tak dapat
ditolong lagi, aku sudah mengerahkan hawa murniku untuk
menyerang jalan darah Mia bun hitanya, akan tetapi sama
sekali tak ada reaksi apapun.
"Bagaimana keadaan nona Yong?""
"Nona Yong telah memutuskan lidah sendiri, darah yang
mengalir keluar terlalu banyak, aku rasa diapun sulit untuk
diselamatkan, aku telah menotok beberapa buah jalan
darahnya untuk menghentikan aliran darah ditubuhnya.
"Aaaai...! Seandainya ia tidak menyemburkan darah segar
keatas wajah Iblis kedua, mungkin aku sudah terluka ditangan
iblis tersebut..." Berbicara sampai disitu, ia segera menjongkok dan
membangunkan Wu Popo, sambungnya lebih jauh,
"Peng ji, pergilah merawat nona Wu Yong, aku akan
mencoba dengan andalkan tenaga dalamku apakah masih
mampu untuk menyadarkan Wu Popo barang sebentar saja,
kalau kita tak mampu menyelamatkan jiwanya, paling sedikit
sudah sepantasnya kalau sadarkan sebentar dirinya agar bias
meninggalkan pesan" Pek li Peng mengiakan, ia segera putar badan dan
membopong Wu Yong yang menggeletak ditanah.
Setelah memayang bangun tubuh Wu Popo, Siau Ling
segera tempelkan telapak kanannya diatas punggung Wu
Popo, segulung aliran hawa panas dengan cepat menerjang
masuk kedalam isi perut Wu Popo.
Kesempurnaan tenaga dalam yang dimiliki Siau Ling tentu
saja tak dapat dibandingkan dengan tenaga dalam yang
dimiliki Pek li Peng, Wu Popo yang sudah senin kemis tinggal
menunggu saat ajalnya itu setelah termakan oleh gulungan
hawa panas yang menyerang kedalam tubuhnya tiba2
mendusin kembali dari pingsannya.
Per lahan2 ia membuka matanya, setelah memandang
sekejap kearah Siau Ling lalu berkata,
"Siau tayhiap, aku... aku....merasa amat menyesal
sekali...menyusahkan kalian..."
Siau Ling menghela napas panjang.
"Aaaai...! Urusan yang sudah lewat apa gunanya
dibicarakan lagi, locianpwee tak usah memikirkan lagi
persoalan itu...!" katanya.
"Aku menyadair bahwa luka yang kuderita parah sekali dan
tiada harapan lagi untuk melanjutkan hidup dikolong langit"
ujar Wu Popo dengan nada amat sedih, "aku sudah banyak
melakukan dosa dan kesalahan, sudah sepantasnya kalau
mendapat ganjaran yang setimpal, tetapi cucu perempuanku..
Yong ji..." Bicara sampai disini ia terbatuk-batuk dan ucapannya
terpotong ditengah jalan.
Rupanya dia cepat-cepat menyampaikan suara hatinya,
sambil mengepos tenaga ia berkata lebih jauh,
"Yong ji ku itu selama hidup belum pernah melakukan
suatu perbuatan jahat apapun juga, semoga Siau tayhiap suka
mengabulkan permintaanku..."
Bicara sampai disini, napasnya tak bias berlangsung terus
dan melayanglah selembar jiwanya tinggalkan raga.
Siau Ling segera menyalurkan hawa murninya kedalam isi
perut Wu Popo dengan harapan dapat mempertahankan
kelangsungan hidupnya. Akan tetapi hawa murni yang bersarang dalam tubuh Wu
Popo sudah punah sama sekali, kendatipun Siau Ling telah
berusaha keras untuk menolong jiwanya namun usaha
tersebut hanya sia2 belaka.
Perlahan lahan Siau Ling turunkan mayat Wu Popo keatas
tanah dan berjalan menghampiri Pek li Peng tanyanya sambil
menghela napas panjang. "Peng ji, bagai mana keadaan nona itu?"
"Sukar untuk dikatakan!"
Balada Padang Pasir 13 Candika Dewi Penyebar Maut I X Bentrok Rimba Persilatan 2