Pencarian

Budi Kesatria 13

Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen Bagian 13


Selama ini yang sangat menguatirkan perasaan hati Siau
Ling adalah berpuluh puluh macam senjata rahasia beracun
dari Tong Lo thay thay yang sangat lihay itu, ia kuatir kalau
Pek li Peng dan Bu Wi too-tiang sekalian terluka diujung
senjata tersebut. Sekarang, setelah melihat nenek tua itu menggeletak diatas
tanah dan senjata toyanya terlepas dari cekalan, rasa kuatir
yang mencekam hatinya pun seketika lenyap tak berbekas dan
semangat jantannya berkobar kembali.
Mimpipun Ciu Cau Liong tak pernah menyangka kalau Tong
Lo thay thay sebagai seorang ketua dari suatu perguruan
besar yang amat tersohor dipropinsi Suchuan, ternyata kena
dirobohkan oleh Siau Ling dalam satu gebrakan belaka, dalam
hati ia merasa curiga bercampur takut.
Tapi ingatan tersebut berkelebat dalam waktu yang amat
singkat, sebab ketika itulah Siau Ling sambil putar toyanya
telah menerjang maju kearah depan.
Ciu Cau Liong menyadari bahwa kepandaian silat yang
dimiliki masih bukan tandingan dari Siau Ling, sambil
mengundurkan diri untuk menghindar, dengan cepat ia
memberi tanda kepada empat orang pria baju merah yang
berada dibelakang tubuhnya untuk bersama mengepung
pemuda she Siau tersebut.
Siau Ling tidak berani memandang enteng keempat orang
pria baja merah yang kaku bagaikan Patung itu, hawa
murninya segera dihimpun dan ia segera hentikan gerakan
tubuhnya yang sedang menerjang kemuka, toya diangkat siap
melancarkan serangan. "Ciu Cau Liong!" teriak Bu Wi tootiang dengan gusar,
"apakah pihak perkampungan Pek-coa san cung kalian perduli
dimana selalu mengandalkan jumlah yang banyak untuk
merebut kemenangan?"
"Toako" teriak Pek-li Peng pula," biar kan kubantu dirimu
untuk menghadapi kurcaci kurcaci tersebut.... ."
Sambil membawa pedang ia menerjang maju kedepan.
Beberapa patah kata itu diucapkan dengan suara amat
nyaring dan jelas menunjukan sebagai suara seorang wanita.
Rupanya karena gelisah dan cemas, gadis itu telah lupa
untuk mempergunakan nada prianya untuk berbicara,
Siau Ling segera menengadahkan keatas dan tertawa
terbahak bahak. "Haaahhh...haaahhh...haaahaaahh...Peng-ji, ayoh cepat
mundur kebelakang, aku tidak membutuhkan bantuanmu!"
sahutnya. Dalam pada itu Pek li Peng telah berada dihadapan
keempat orang pria baju merah itu dan siap melancarkan
serangan, mendengar sahutan dari Siau Ling tadi terpaksa ia
tarik kembali serangannya sambil mundurkan diri kebelakang.
"Toako, jadi engkau tidak membutuhkan bantuanku?"
katanya. "Tak usah! " kata Siau Ling sambil mengempos tenaga
bersiap sedia, " keempat orang ini kalau dikatakan sebagai
manusia, sebenarnya kita menilai mereka terlalu tinggi...."
"Kalau bukan manusia, lantas mereka itu" "
"Bayangan darah hasil ciptaan dari Shen Bok Hong! "
"Apa sih yang disebut sebagai bayangan darah itu?""
"Banyangan darah adalah...adalah...."
"Adalah sejenis manusia yang dipengaruhi oleh obat2an "
sambung Bu Wi tootiang dari samping, " setelah mendapatkan
suatu latihan yang keras dan sadis maka terciptalah bayangan
darah yang sama sekali tidak punya otak,"
Bu Wi Tootiang sendiripun tidak memahami apakah
bayangan darah itu, akan tetapi berhubung ia lihat Siau Ling
tak mampu memberikan jawabannya maka ia menyambut
dengan sekenanya. Tiba2... terdengar empat buah suara pekikan aneh
berkumandang memecahkan Kesunyian yang mencekam
dimalam buta itu, begitu seram suara pekikan tersebut hingga
kedengarannya mengerikan sekali.
Pek li Peng masih ingin bertanya lebih jauh, tetapi karena
takut pertanyaan yang akan membuyarkan konsentrasi Siau
Ling, ia tak berani banyak bicara lagi.
Dalam pada itu, setelah keempat orang pria baju merah
tadi memperdengarkan pekikan yarg mengerikan itu, mereka
mulai mengerahkan keempat anggota tubuhnya.
Dengan sorot mata yang tajam Siau Ling mengawasi gerak
gerik dari keempat orang itu, sedang mulutnya berteriak
keras: "Tootiang, ber-hati2lah mengawasi Ciu Cau Liong, jangan
biarkan mereka meloloskan diri dari sini, sedang keempat
orang ini biarlah kulayani sendiri"
Bu Wi Totiang menyadari bahwa ilmu silat yang dimiliki
Siau Ling jauh lebih ampuh dari pada kepandaian sendiri,
andaikata ia tak mampu menghadapi keempat orang manusia
aneh baju merah itu, itu berarti iapun sukar untuk memberi
bantuannya, maka dari itu sehabis mendengar seruan tadi
imam tua dari partai Bu tong pay ini mengundurkan diri sejauh
dua tombak dari kalangan dan mengawasi gerak gerik dari
Ciu-Cau Liong. Sementara itu gerakan tangan dan kaki dari keempat orang
pria baju merah itu kian lama kian bertambah cepat, ia tahu
bahwa keempat orang itu segera akan melancarkan serangan,
dalam hati segera pikirnya.
"Aku toh mempunyai hasrat untuk melenyapkan keempat
orang itu dari muka bumi kenapa aku musti menunggu sampai
mereka melancarkan serangan lebih dahulu.....?" '
Berpikir sampai disini diam diam hawa murninya disalurkan
kedalam telapak, dengan ilmu jari Siu loo sin ci nya tangan
kanan diayun mengirim segulung angin desiran tajam kearah
seorang pria baju merah yang berdiri diarah barat-daya.
Segulung desiran angin tajam dengan telak menghajar kaki
kiri pria baju merah itu Terlihatlah pria aneh tadi tergetar mundur sejauh empat
lima langkah kebelakang sebelum berhasil berdiri tegak.
Jelas serangan yang dilancarkan oleh pemuda itu cukup
berat dan dahsyat akibatnya.
Yang aneh, ternyata diatas wajah pria baju merah itu sama
sekali tidak memperlihatkan rasa kesakitan atau menderita
akibat tersebut, seakan akan kaki kirinya sama sekali tak ada
hubungan dengan tubuh bagian lainnya.
Tergetar hati Siau Ling karena terperanjat, diam diam ia
berpikir: "Sekalipun Shen Bok Hong sendiri yang terkena serangan
jariku itu, dia pasti tak akan mampu mempertahankan diri,
tapi pria tersebut sama sekali tidak menunjukkan rasa
kesakitan ataupun menderita, entah ilmu silat apakah yang
telah dilatih oleh mereka.,"
Sebelum ia sempat putar toyanya untuk melakukan
penyerangan, tiba tiba terdengar ujung baju tersampok angin
disusul berkelebatnya bayangan merah, dua orang pria aneh
baju merah itu satu dari kiri yang lain dari kanan bersama
sama menerjang maju ke depan.
Siau Ling segera putar toya ditangannya, dengan jurus "
Heng-san cian-kim!! atau menyapu rata selaksa prajurit ia
serang pria baju merah yang menyerang datang dari arah
barat laut, sedang tangan kirinya melancarkan pukulan udara
kosong menghantam pria baju merah yang menyerbu datang
dari tenggara. Rupanya keempat orang pria baju merah itu masing2 telah
berdiri pada posisi yang berbeda sehingga tanpa disadari telah
mengepung Siau Ling rapat2.
Cuma ada satu hal yang aneh, yakni posisi yang ditempati
keempat orang pria baju merah itu bukannya timur, barat,
utara atau selatan, tetapi tempat kedudukan mereka justru
adalah tenggara, Timur laut, Barat-laut, serta baratdaya, suatu
posisi membujur miring. Baru saja pria aneh yang menerjang datang dari arah
tenggara mencapai jarak lima depa dihadapannya, angin
pukulan yang dilepaskan Siau Ling tahu2 sudah meluncur
datang. Dengan cepat pria baju merah itu ayun pula tangan
kanannya untuk menyambut datangnya ancaman tersebut
dengan keras lawan keras.
"Braaaak" , "Blaaam" kekuatan besar saling membentur
satu sama lainnya hingga menimbulkan pusingan angin puyuh
yang amat kencang. Termakan oleh bentrokan angin pukulan yang amat bebat
itu, tubuh pria itu seketika terdorong mundur satu langkah
kebelakang dengan sempoyongan,.,
Siau Ling sendiripun merasakan lengan kirinya jadi kaku
dan linu, hal itu mempengaruhi serangan toya ditangan
kanannya, akibat bentrokan tadi serangan yana dilancarkan
pun jadi agak mengendor. Sementara itu pria baju merah yang maju menyerang dari
posisi Barat-laut telah meloloskan senjata tajamnya, dengan
gada baja nya ia menyerbu kemuka.
Pada saat serangan toya Siau Ling agak mengendor itulah,
pria baju merah itu memutar gada bajanya menyerbu
kedepan. "Traaang..." terjadi bentrokan kekerasan yang
memekikkan telinga, termakan tangkisan gada pendek
tersebut, senjata toya dalam genggaman Siau Ling tersapu
miring kesamping. Empat pria baju merah itu pada saat yang bersamaan,
dengan gerakan tubuh yang cepat bagaikan sambaran kilat
menerjang maju kedepan mengurung Siau Ling.
Sianak muda itu membentak keras, ia buang senjata toya
dari tangannya setelah itu tangan kirinya melancarkan dua
buah serangan menghantam pergi dua orang baju merah yang
sedang maju menyerang, sedang tangan kirinya merogoh
kedalam saku dan mencabut keluar sebilah pedang pendek.
Setelah bertempur beberapa saat lamanya melawan pria
baju merah itu, secara lapat lapat ia sudah dapat meraba
sedikit keistimewaan dari musuhnya, ia merasa keempat orang
pria itu bukan saja memiliki ilmu silat yang sangat lihay, lagi
pula tidak kenal apa artinya kesakitan atau menderita kecuali
serangan yaag dilancarkan dapat mengenai pada bagian
tubuhnya yang mematikan hingga membuat mereka tak bisa
berkutik lain cara rasanya sudah tak ada lagi.
Karena itu diambil keputusan untuk turun tangan keji
menghadapi manusia manusia aneh itu, agar mereka mati
atau terluka parah. Dalam kerubutan itu, dua orang pria baju merah tadi sudah
meloloskan senjata tajamnya sedang dua orang lainnya
menyerang dengan tangan kosong belaka.
Siau Ling segera melayani serangan2 itu dengan gencar
dan seksama, pedang pendek ditangan kirinya memainkan
ilmu pedang Hoa san kiam hoat dari Tam In Cing, sedangkan
tangan kirinya melepaskan pukulan dengan ilmu telapak kilat
menyambar ajaran Lam it kong.
Sepasang tangan melancarkan serangan dengan dua jenis
kepandaian yang berbeda, kehebatannya benar2 luar biasa
sekali. Terlihatlah angin pukulan menderu2, cahaya pedang amat
menyilaukan mata, seluruh serangan yang dilancarkan
keempat orang baju merah itu telah dikuasai oleh Siau Ling
Ditengah berlangsungnya pertarungan amat seru itu, tiba2
terdengar Siau Ling membentakk keras :
"Kena!" Cahaya darah menyembur keempat penjuru, pria baju
merah yang bersenjatakan gada baja itu terlepas lengan
kanannya oleh babatan lawan, senjata dalam cekatannya
terpental sejauh enam tujuh depa dan darah segar bagaikan
hujan gerimis mengucur keluar membasahi seluruh
permukaan tanah. Walaupun lengan kanannya sudah kutung, tapi pria itu
sama sekali tidak merasa kesakitan, sambil ayun tangan
kirinya kembali ia lancarkan sebuah babatan maut.
Siau Ling tertegun, mimpi pun ia tak mengira kalau seorang
yang lengan kanannya telah dikuntungi ternyata masih
memiliki kekuatan untuk melancarkan serangan.
Gerakan tangan pria itu cepat bagaikan kilat....Braaaaml
serangan telapak kiri tersebut dengan telak bersarang diatas
bahu kiri pemuda Siau Ling.
Selama beberapa hari ini Siau Ling berlatih tekun siang
maupun malam, tenaga dalamnya memperoleh kemajuan
yang amat pesat, hawa khi kang pelindung badanpun
mendapat pula kemajuan yang amat cepat, ketika pukulan
yang dilancarkan pria baju merah itu bersarang diatas bahu
Siau Ling, tubuh pria itu malahan tergetar mundur sendiri
sejauh dua langkah. Walaupun begitu Siau Ling sendiripun merasakan darah
dalam rongga dadanya bergerak amat keras. Dalam hati
kecilnya ia berpikir: "Bayangan darah hasil ciptaan dari Shen Bok Hong ini harus
dilenyapkan secepatnya dari kolong langit, apabila
membiarkan mereka tetap hidup didunia maka cepat atau
lambat pasti ada delapan jago persilatan yang harus
mengobarkan jiwanya bersama-sama kematian orang ini,
sebab bukan saja ilmu silat yang dimiliki orang orang ini
sangat lihay lagi pula mereka tidak terpengaruh oleh rasa sakit
ditubuhnya, kejadian ini belum pernah terjadi dikolong langit
siapapun juga tak akan menyangka setelah berhasil meluka
parahi mereka, orang orang ini masih memiliki sisa kekuatan
untuk melancarkan serangan balasan setelah mereka
menderita luka tentu jauh lebih hebat lagi. Kalau orang orang
persilatan itu tidak memiliki hawa khie kang pelindung badan
seperti yang kumiliki bukankah serangan berikutnya yang
dilepaskan secara mendadak dapat melukai dirinya hingga
mampus?" aku harus lenyapkan mereka untuk menolong jiwa
sesama rekan persilatan......"
Otaknya berputar kencang sementara serangan telapak dan
pedangnya sama sekali tidak berhenti, ia masih tetap
melakukan pertarungan sengit melawan beberapa orang pria
baju merah itu, dan kini setelah mengambil keputusan maka
napsu membunuhpun dengan cepat menyelimuti seluruh
wajahnya, serangan mematikan dilancarkan secara ber- tubi2.
Situasi pertarungan antara Siau Ling dengan keempat
orang pria baju merah itu meski berlangsung tegang, tetapi Bu


Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Wi Tootiang dan Ciu Cau Liong yang menonton jalannya
pertarungan dari sisi kalangan merasa jauh lebih tegang
daripada Siau Ling sendiri.
Ketika Bu Wi tootiang menyaksikan pria baju merah itu
setelah kehilangan sebuah lengannya ternyata masih punya
kemampuan untuk melancarkan serangan balasan, se-akan2
lengan yang kutung itu sama sekali tak ada sangkut paut
dengan dirinya, dalam hati merasa amat terperanjat, pikirnya
dihati: "Luar biasa mengerikannya orang2 ini, entah ilmu silat
apakah yang mereka miliki?""
Ciu Cau Liong sendiri telah menyaksikan jalannya
pertarungan antara Siau Ling melawan keempat orang pria
baju merah itu, perasaan batinya mulai tak tenang, ia berpikir:
"Rupanya silat yang dimiliki Siau Ling telah memperoleh
kemajuan yang amat pesat, begitu pesat dan cepatnya hingga
hampir boleh dibilang melampaui keadaan pada umumnya..."
"Bluuum...!" seorang pria baju merah terhantam dadanya
oleh sebuah pukulan Siau Ling hingga menimbulkan benturan
keras. Dalam serangannya itu Siau Ling telah mempergunakan
tenaga dalam sebesar delapan bagian hingga mengetarkan
jantung orang itu, terlihatlah pria baju merah itu mundur
kebelakang dengan sempoyongan, setelah muntah darah
segar badannya roboh terjungkal keatas tanah.
Siau Ling berkelebat berulang kali kekiri maupun kekanan
untuk menghindarkan diri dari sergapan dua orang pria baju
merah lainnya, sambil putar badan pedangnya berkelebat
melancarkan satu serangan dengan jurus "Tiat su-kay-hoa "
atau pohon besi mulai berbunga, pedangnya langsung
menusuk tenggorokan pria tersebut.
Ia tahu bahwa pria baju merah ini tidak takut akan rasa
sakit, hanya serangan yang mengena pada tempat kematian
saja yang bisa melenyapkan daya tahan mereka.
Berhubung darah yang mengalir dari kutungan lengan pria
baju merah tadi terlalu banyak, gerakan tubuhnya sudah tidak
selincah semula lagi, sekarang termakan pula oleh tusukan
pedang Siau Ling yang ditujukan kearah tenggorokannya, ia
semakin tak tahan lagi, tubuhnya roboh terkapar keatas
dengan darah mengalir keluar dari mulut lukanya sesudah
berkelit sebentar putuslah jiwarya.
Setelah berhasil melukai dua orang baju merah, semangat
Siau Ling semakin berkobar pedang pendeknya berputar
kencang melukai kembali seorang pria baju merah pada saat
yang bersamaan tangan kirinya melepaskan ilmu sentilan sian
ci sinkang, segulung desiran angin tajam meluncur kemuka
menghajar mata kanan pria baju merah yang lain.
Pemuda itu sadar walaupun dua orang pria baju merah itu
sudah terkena serangannya namun daya tempur mereka sama
sekali belum lenyap, karena itu setelah melepaskan serangan
yang pertama, menggunakan kesempatan itu ia menerjang
kedepan dan melancarkan pula empat buah serangan berantai
lainnya. Keempat buah serangan tersebut semuanya merupakan
jurus2 ampuh didalam rangkaian ilmu pedang dari Tan Ing
Cing, tak bisa dihindari lagi kedua orang pria tersebut
termakan tusukan pedang pada bagian mematikannya dan
roboh binasa semua. Ciu Cau Liong jadi terkejut bercampur ketakutan setelah
menyaksikan empat orang bayangan darah hasil ciptaan dari
Shen Bok Hong yang paling diandalkan itu sudah roboh binasa
semua ditangan Siau Ling, tiba2 ia putar badan dan melarikan
diri. Terdengar Bu Wi Tootiang tertawa dingin, serunya :
"Ji cungcu, apakah engkau hendak melarikan diri?""
Sambil putar pedang ia hadang jalan pergi dari Ciu Cau
Liong. ...Sreeet...! Tan Hiong Ciang mencabut keluar pedangnya,
sambil keraskan hati ia berseru;
"Ayoh minggir dan beri jalan!"
Pek li Peng segera berkelebat maju kedepan, ujarnya :
"Bangsat, engkau tidak pantas untuk bertempur melawan
Bu Wi tootiang. ..!"
...Sreeet...! sebuah tusukan kilat segera dilepaskan
kedepan. Tan Hiong Ciang dengan cepat putar pedang menangkis
datangnya ancaman dari Pek li Peng, setelah itu sambil putar
pedang ia balas mengirim satu serangan.
Dengan cepat kedua orang itu terlibat dalam suatu
pertempuran yang amat seru, serang menyerang berlangsung
makin ramai... Ciu Cau Liong yang menyaksikan gelagat tidak
menguntungkan bagi pihaknya, dalam hati segera berpikir :
"Situasi pada saat ini sangat tidak menguntungkan diriku,
lebih baik aku kabur saja dari sini."
Buru2 ia putar badan siap merat dari situ.
Tapi ketika berpaling kebelakang, tampaklah Siau Ling
dengan pedang pendek terhunus tahu2 sudah menghadang
jalan perginya. Ciu Cau Liong merasa terkesiap ia merogoh kedalam
sakunya, cabut keluar sebuah senjata penggaris kumala
sambil putar badan ia terjang Bu Wi tootiang dengan
ganasnya. Senjata penggaris kumala berputar dia langsung membacok
kebawah. Bu Wi tootiang putar pedangnya untuk menangkis.......
Traaaang! senjata penggaris kumala ditangan Ciu Cau Liong
terpental ke belakang. Setelah berhasil menyampok Senjata penggaris kumala dari
Ciu Cau Liong itu, Bu Wi tootiang segera putar pedang
melancarkan dua buah serangan berantai.
Tu Kiu dengan senjata pit bajanya terhunus berdiri
disamping kalangan sambil mengawasi gerak gerik disekitar
itu. Siau Ling pun menyadari bahwa ilmu silat yang dimiliki Pek
li Peng maupun Bu Wi tootiang tidak berada dibawah
kepandaian Ciu Ciu Liong serta Tan Hiong Ciang maka sambil
berdiri disamping kalangan diam diam ia mengatur napas
untuk mengembalikan kembali tenaga murninya.
Ternyata, setelah berhasil membinasakan keempat pria
baju merah itu, pemuda tersebut merasa lelah sekali.
Bu Wi Tootiang yang terlibat dalam pertempuran sengit
melawan Ciu Cau Liong melayani serangan serangan
musuhnya dengan ilmu Tay kek-hu kiam, cahaya pedang
berkilauan memenuhi angkasa, ditengah kekerasan terselip
kelembutan membuat tubuh Ji cungcu ketua dari
perkampungan Pek hoa san cung ini terkepung didalam
lingkaran cahaya pedang. Pertarungan yang berlangsung antara Pek li peng melawan
Tan Hiong Ciang berlangsung lebih sengit lagi kedua belah
pihak sama sama mengerahkan tenaganya untuk saling
berebut menyerang. Kiranya dalam hati kecilnya, Tan Hiong Ciang secara diam
diam telah mengambil keputusan untuk munembusi
pertahanan lawan dan melarikan diri dikala Siau Ling sedang
terlibat dalam pertempuran melawan keempat orang pria baju
merah itu makanya begitu turun tangan ia berusaha merebut
posisi dengan serangan berantainya.
Pek li Peng yang diteter terus dengan serangkaian
serangan gencar hingga tak mampu melancarkan serangan
balasan dalam hati merasa terkejut bercampur gusar, pikirnya:
"Malam ini kalau aku sampai dikalahkan oleh orang ini
bukan saja toako akan jadi marah, bahkan orang lain akan
memandang rendah akan diriku, bagaimanapun juga aku
harus menangkan pertarungan ini."
Sejak pertama kali bertempur, gadis ini sudah kehilangan
kesempatan baik dan dipaksa untuk berada dalam posisi
bertahan, tetapi sebagai seorang gadis yang besar
keinginannya untuk merebut kemenangan, ia tak mau
mengalah terus menerus, sekuat tenaga ia balas melancarkan
Serangan. Disatu pihak berusaha keras untuk melarikan diri, dipihak
lain menyerang dengan sepenuh tenaga untuk menjaga
gengsinya, pertarungan berlangsung makin gesit.
Ditengah berlangsungnya pertempuran yang amat seru itu,
tiba tiba terdengar jeritan ngeri yang menyayat hati
berkumandang memecah kesunyian, sebuah tusukan kilat
yang dilancarkan Pek-li Peng dengan tepat berhasil
menembusi dada Tan Hiong Ciang, membuat anak murid dari
Shen Bok Hong itu menemui ajalnya seketika itu juga.
Ilmu silat yang dimiliki Pek li Peng sebenarnya sudah
termasuk dalam deretan jago kelas satu dikolong langit, tetapi
berhubung pengalamannya belum banyak maka setelah
diserang Tan Hiong Ciang secara ber tubi2, ia jadi kalang
kabut dan tak mampu mengembangkan kelihayannya.
Menanti gadis itu melancarkan serangan balasan dan
secara beruntun melepaskan jurus2 aneh, Tan Hong Ciang
berbalik jadi kelabakan dan terdesak hebat, suatu ketika
pedang Pek li Peng berhasil menghujam kedalam dadanya
membuat jago lihay tersebut menemui ajalnya detik itu
juga.... Dalam pada itu Bu Wi tootiang telah berhasil mendesak
pula diri Ciu Cau Liong sehingga terdesak hebat dan sama
sekali tak berkutik. Keringat dingin mengucur keluar membasahi seluruh tubuh
Ciu Cau Liong ia berusaha keras untuk mengempos tenaga
dan putar senjata penggaris kumalanya untuk
mempertahankan diri. Pek-li Peng telah berhasil membinasakan Tan Hiong Ciang,
ia segera membersihkan pedangnya diatas mayat tersebut,
kemudian sambil berpaling kearah Siau Ling tanyanya :
"Jahatkah orang ini" setelah dibinasakan dirinya, apakah
engkau marah?" Siau Ling tersenyum"
"Orang ini adalah muridnya Shen Bok Hong, ilmu silatnya
sangat lihay, engkau dapat membereskan jiwanya, hal ini
benar2 bukan suatu pekerjaan yang gampang."
"Toakolah yang telah memberi pelajaran ilmu silat
kepadaku" kata Pek-li Peng sambil tertawa.
"Ilmu silat aliran keluargamu merupakan serangkaian ilmu
silat yang berdiri sendiri, aku tidak berani menerima
jasanya..." Setelah berhenti sebentar, sambil mempertinggi suaranya
ia melanjutkan lebih jauh :
"Ciu Cau Liong, keempat orang bayangan darah itu sudah
mampus semua, sedang Tong Lo thay thay pun sudah kutotok
jalan darahnya sedang Tan Hiong Ciang menemui ajalnya
dengan dada tertembus pedang, dengan andalkan
kekuatanmu seorang masih ada kemampuan apa lagi yang
kau miliki untuk meloloskan diri dari sini" ayoh cepat buang
senjata dan menyerah kalah, kalau berani melawan lebih jauh,
Tan Hiong Ciang adalah contoh yang paling baik bagimu"
Sekuat tenaga Ciu Cau Liong ayunkan senjata penggaris
kumalanya untuk menangkis serangan pedang dari Bu wi
tootiang, kemudian sambil putar badan ia menerjang kearah
Siau Ling. Pek li peng berebut maju kedepan pedangnya diputar dan
secara beruntun ia lancar kan tiga buah serangan berantai.
Ciu Cau Liong Putar senjata penggarisnya menangkis ketiga
buah serangan berantai itu meski berhasil mempertahankan
diri tak urung tubuhnya telah berhasil didesak mundur sejauh
dua langkah dari tempat semula.
"Peng ji !!" bisik Siau Ling dengan suara rendah, "Hentikan
seranganmu, rupanya dia ada perkataan yang hendak
disampaikan kepadaku ! "
Pek li peng tarik kembali serangannya dan mengundurkan
diri kesisi tubuh Siau Ling.
Ciu Cau Liong pun menarik kembali senjatanya, sambil
menyeka keringat yang membasahi tubuhnya, perlahan lahan
ia berkata: "Siau Ling, apa yang kau lakukan untuk menghadapi diriku
... . " " Siau Ling tertawa ewa. "Seandainya aku lepaskan dirimu, mungkinkah Shen Bok
Hong akan menaruh curiga kepadamu?" tanyanya.
"Aku sudah bergaul selama belasan tahun lamanya dengan
toa cungcu, sekalipun ia menaruh curiga kepadaku, belum
tentu bisa mencelakai selembar jiwaku'
Perasaan hati Siau Ling tenang sekali, kembali tanyanya :
"Apakah engkau ingin sekali melanjutkan hidupmu dikolong
langit?" "Semut binatang yang paling kecilpun menginginkan
kehidupan, apalagi aku sebagai manusia ?" "
Kita pernah hidup berdampingan dalam jangka waktu yang
cukup lama, dan selama itu sikapmu terhadap diriku cukup
baik..." "Engkau masih dapat mengingat kebaikan ku dimasa
lampau, kejadian ini jauh berbeda diluar dugaanku " sambung
Ciu Cau Liong dengan cepat.
"Tetapi...walaupun sikapmu terhadap diri ku sangat baik,
hal itu dikarenakan engkau mempunyai maksud tertentu,
kalau dibicarakan sesungguhnya kebaikan hatimu itu bukan
muncul karena hati yaug tulus dan ikhlas, sekarang mati
hidup tergantung pada keputusanmu sendiri aku harap kau
dapat memilih yang tepat:"
Ciu Cau Liong tertawa dingin.
"Heehhh...heehhh....heehhh...engkau suruh aku menerjang
keluar dari kepungan?" ejeknya.
Siau Ling segera menggeleng.
"Aku rasa dalam hati kecilmu sendiri juga menyadari dalam
keadaan seperti ini engkau tidak memiliki kemampuan untuk
melarikan diri" "Justru disitulah letak ketidakmengertianku!"
"Dalam dunia persilatan dewasa ini, orang yang paling
banyak mengetahui rahasia tentang perkampungan Pek-hoasan
cung dan mempunyai hubungan paling erat dengan Shen
Bok Hong hanyalah engkau Ciu ji-cung cu seorang.....!"
"Engkau hendak suruh aku menghianati perkampungan
Pek-hoa san cung dan membongkar rahasia dari Shen Bok
untuk ditukar dengan keselamatan jiwaku?"


Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Sedikitpun tidak salah!"
Tiba tiba Ciu Cau Liong menengadah keatas dan tertawa
terbahak bahak. "Haahh....haaahhh . .haaahh.... engkau terlalu pandang
enteng, dan jalan pikiranmu terlalu sederhana.....'*
Sambil cabut keluar senjata penggarisnya, ia bersiap sedia
kembali untuk melakukan pertarungan.
"Toako, engkau tak usah turun tangan sendiri" seru Pek-li
Peng dengan cepat," bagimana kalau aku saja yang
menghadapi dirinya.......?"''
Sambil berkata ia maju dua langkah kedepan dan siap
melancarkan serangan dengan pedangnya.
"Peng-ji cepat mundur! "bentak Siau Ling dengan suara
lirih. Dalam dua tiga patah kata tersebut, Pek li Peng telah
melancarkan tiga buah serangan gencar.
Ciu Cau Liong putar senjata membendung ketiga jurus
serangan tersebut dalam hati pikirnya:
"Ilmu pedang yang dimiliki budak ini jauh lebih ganas dan
keji dari pada ilmu pedang dari Bu Wi tootiang aku harus baik
baik2 menjaga diri...."' Berpikir sampai disitu ia lantas berseru:
"Siau Ling, apa sebabnya engkau tak berani membinasakan
diriku?" "Aku harus menerangkan dahulu duduknya perkara hingga
jelas, sehingga kalau engkau ingin mati maka engkau bisa
mati dengan mata merem" kata Siau Ling ketus.
"Apa yang hendak kau katakan" cepat utarakan keluar aku
akan mencuci telinga untuk mendengarkannya!"
"Seandainya engkau bersedia untuk membongkar semua
rahasia dari perkampungan Pek hoa san-cung, maka akupun
bersedia untuk mengusahakan suatu cara untuk
menyelamatkan jiwamu dari ancaman Shen Bok Hong..."
Ciu Cau Liong termenung dan berpikir sebentar, lalu
jawabnya : "Apakah caramu itu?"
Engkau akan kurubah wajahnya sehingga tak kenal orang
lagi kemudian berdiam disuatu tempat yang aman, menanti
kami telah berhasil membinasakan Shen Bok Hong, maka
engkau bisa munculkan diri kembali dalam dunia persilatan"
"Kalian tidak akan mempunyai kesempatan untuk berbuat
begitu" kata Ciu Cau Liong sambil menggeleng.
"Sejak dahulu sampat sekarang, belum pernah ada orang
jahat yang sering melakukan kejahatan berhasil meloloskan
diri dari pembalasan yang setimpal, sekarang semua orang
gagah dikolong langit dan semua perguruan besar telah
mendusin dari impian, sekalipun ilmu silat Shen Bok Hong
lebih lihay dan kecerdikan otaknya lebih dalampun, tak
mungkin ia mampu untuk beradu kekuatan dengan para orang
gagah dikolong langit"
"Aku tak suka bicara kosong tanpa bukti, yang kuutamakan
adalah kenyataan, bicara menurut keadaan pada saat ini,
terus terang kukatakan saja bahwa kesempatan kalian untuk
menangkan kekuatan kami sebenarnya kecil sekali"
"Kenapa?""
Ciu Ciu Liong termenung dan berpikir sebentar, lalu
menjawab : "Baiklah, akan kubocorkan sedikit rahasia dari pihak kami,
terus terang saja kekuatan sesungguhnya dari perkumpulan
Pek hoa-san cung kami pada saat ini, kian lama kian
bertambah kuat, lagipula didalam setengah bulan kemudian
dalam dunia persilatan terjadi perubahan yang sangat besar,
partai2 besar dengan sendirinya akan....." berbicara sampai
disitu, mendadak ia membungkam dan tidak meneruskan
kembali kata katanya. "Lanjutkan perkataanmu !"seru Siau Ling dengan suara
dingin. Ciu Cau Liong segera gelengkan kepalanya.
"Aku sebagai cungcu kedua dari Perkampungan Pek-hoa
san cung sudah terlalu banyak mengikat tali permusuhan
dengan orang kangouw. Jika aku melepaskan diri dari ikatan
dengan pihak perkampungan Pek-hoa-san-cung maka orang
persilatan yang mengejar diriku serta berusaha membinasakan
diriku pasti banyak sekali, dari pada mati secara konyol
ditangan orang lain, lebih baik sekarang juga aku mati secara
gagah dan patriot.........!"
"Baiklah, kalau engkau memang begitu percaya pada
kesuksesan yang bakal diperoleh Shen Bok Hong. akupun
tidak akan menganjurkan dirimu lebih jauh mengingat pada
hubungan dimasa lampau, akan kuberi suatu kematian yang
utuh kepadamu. Nah, sekarang engkau boleh bunuh diri untuk
menyelesaikan hidupmu sendiri"
Tiba tiba terdengar suara merdu berkumandang datang
memecahkan kesunyian : "Ciu ji cungcu tak boleh mati"
Ketika semua orang berpaling kearah mana berasalnya
suara itu, tampaklah Kim Hoa hujin perlahan2 sedang maju
kedepan" "Kenapa?"'' tanya Siau Ling.
"Karena ia paling banyak mengetahui rahasia tentang
perkampungan Pek-hoa san cung, membiarkan dia hidup jauh
lebih berharga daripada membinasakan dirinya"
"Meskipun ia mengetahui banyak rahasia dari Shen Bok
Hong, tetapi tidak bersedia nntuk mengatakannya keluar, apa
gunanya biarkan tetap hidup" "
Kim Hoa hujin tertawa. "Kalau engkau mengajukan pertanyaan dengan cara begini,
tentu saja ia tidak bersedia untuk mengatakannya..."
Sambil membereskan rambutnya yang terurai, sambungnya
lebih jauh : "Aku sudah pernah menyaksikan Ciu ji-cungcu menyiksa
musuh2nya, cara yang ia pergunakan sangat tepat dan luar
biasa sekali, aku rasa kalau kita gunakan cara yang sama pula
untuk mengorek keterangan dari mulutnya cara itu paling
tepat sekali" ''Apakah ia mengorek keterangan dengan cara menyiksa
lawannya secara keji?"
"Sedikitpun tidak salah, demikian keji dan telengas cara
yang dipergunakan sehingga membuat orang yang
menyaksikan jadi bergidik dan bulu romanya pada bangun
berdiri" Secara tiba2 ia melancarkan serangan menotok dua buah
jalan darah ditubuh Ciu Cau Liong, kemudian melanjutkan :
"Kita tak boleh membiarkan dia mati!"
"Apa yang harus kita lakukan pada saat ini?""
"Kalau kita ajukan pertanyaan ditempat ini, sekalipun
engkau menggunakan cara penyiksaan yang bagaimana
kejipun tak mungkin ia bersedia untuk mengucapkan sepatah
kata pun." Se-akan2 telah menyadari akan sesuatu. Siau Ling segera
mengangguk. "Oooh, ! aku mengerti sudah"
"Kalau sudah mengerti, itu lebih bagus lagi..."
Sorot matanya dialihkan keatas wajah Tong Lo-thay thay
yang menggeletak diatas tanah, kemudian menambahkan :
"Keadaan dari Tong Lo thay thay tidak jauh berbeda
dengan keadaanku, karena terdesak oleh keadaan mau tak
mau ia harus berbuat demikian, bebaskanlah jalan darahnya"
Rupanya Siau Ling sangat menuruti perkataan dari Kim Hoa
hujin, ia segera maju ke depan dan menepuk bebas jalan
darah Tong Lo thay thay yang tertotok.
Setelah jalan darahnya dibebaskan, nenek tua dari
perguruan Tong dipropinsi Suchuan itu segera loncat bangun
serunya : "Siau tayhiap, terima kasih atas bantuanmu!"
---ooo0dw0ooo--- Jilid: 23 SIAU LING tersenyum. ''Sejak locianpwee bertempur
melawan diriku barusan aku sudah merasakan bahwa
locianpwee ada maksud untuk mengalah terhadap diriku"
"Aaai...! dalam kenyataan, kendatipun aku memberi
perlawanan sekuat tenagapun, paling banter aku cuma
mampu menahan sepuluh gebrakan dari Siau tayhiap"
"Kalian tak usah saling merendah lagi " potong Kim Hoa
hujin dari samping, kita harus cepat2 tinggalkan tempat ini!"
"Kita harus pergi kemana?"
"Dirimana kalian datang, kesitulah kita akan pergi!"
Dengan suara lirih Siau Ling segera berpaling kearah Bu Wi
Tootiang dan bertanya: "Apakah kita turun kembali kedalam
gedung tersebut?""
Bu Wi Tootiang gelengkan kepalanya.
"Untuk menghadapi musuh tangguh yang keji dan telengas
semacam Shen Bok Hong, pinto telah mempelajari pula
pelbagai macam cara yang keji untuk menghadapinya, "
katanya sambil tertawa, "kecuali gedung tersebut, pinto telah
menyediakan pula dua rumah tempat persembunyian lain
yang jauh lebih rapat dan tersembunyi"
"Bagus sekali, kalau begitu mari kita ber siap2 untuk
berangkat.,.,!'' "Jejak pertempuran ditempat ini apakah perlu dibereskan
lebih dahulu ..?""
"Beberapa buah rumah gubuk ini keseluruhannya telah
diduduki oleh pihak perkumpulan Pek hoa san cung " kata Kim
Hoa hujin, "kecuali orang2 dari perkumpulan Pek hoa san
cung, tak ada orang lain yang bisa berkunjung kemari, apabila
kalian ingin mengatur sesuatu yang untuk menipu Shen Bok
Hong hingga dia mempunyai jalan pikiran yang salah, maka
itu berarti kalian sudah terlalu memandang rendah
kemampuan Shen Bok Hong, satu2nya jalan yang paling tepat
pada saat ini adalah tidak meninggalkan bekas barang
sedikitpun juga, agar ia tidak berhasil menemukan sesuatu
pertanda apa pun" "Maksud hujin..." seru Bu Wi tootiang tidak mengerti.
"Kita lepaskan saja api dan membakar habis rumah gubug
disekitar tempat ini"
"Bagaimana dengan orang2 disini" masa kita harus
membunuh habis mereka semua" tindakan semacam ini aku
rasa keterlaluan kejam mengerikan. ." seru Siau Ling dengan
dahi berkerut. Kim Hoa hujin tersenyum: "Tentang soal ini sudah kupikirkan masak2 sekarang ini
nama pendekarmu sudah memenuhi kolong langit tentu saja
engkau amat sayang dengan nama besarmu tidak bersedia
membunuh orang secara sembarangan biarlah cici yang
mewakili dirimu untuk melakukannnya"
"Dan engkau sudah turun tangan?""
Kim Hoa hujin tertawa. "Tiga puluh delapan orang pelayan yang berada
ditempat ini kecuali mereka yang telah kalian bunuh,
sebagian besar telah mati ditanganku sekarang tinggal
beberapa orang yang masih berada dikalangan sambil
membawa obor saja yang belum mati, namun jalan darah
mereka telah kutotok semua.
"Setiap anggota perkampungan Pek hoa san cung pantas
untuk menerima kematian, aku setuju sekali dengan tindakan
yang cici laksanakan."
"Bagus sekali dengan beberapa patah katamu itu, akupun
dapat berlega hati."
Tangan kanannya segera berkelebat menotok beberapa
orang pria yang membawa obor itu dalam waktu singkat
semua orang telah dimatikan dari muka bumi .
Tiba2 Siau Ling seperti telah teringat akan suatu
persoalan, bisiknya kepada Bu wi Tootiang.
"Tootiang, aku telah teringat akan sesuatu, dalam kuil Pek
in koan masih terdapat sebagian jago lihay dari
perkampungan Pek hoa san cung, setelah kita melakukan
gerakan ini, bagaimana kalau kita gunakan kesempatan yang
sangat baik ini untuk menghabiskan semua sarang mereka
disekitar kota Tiang sah."
Sebelum Bu wi tootiang sempat menjawab, Kim Hoa hujin
telah berseru lebih dahulu:
"Tidak usah!" "Kenapa"'' "Mau membidik, bidiklah burung, mau menangkap bajingan
tangkap saja pentolannya, menurut pengamatanku
perkampungan Pek hoa san cung tidak mempunyai organisasi
yang terlalu ketat, semua pergerakan dan aktifitas berada
dalam cengkeraman Shen Bok Hong, asal engkau dapat
menyelesaikan Shen Bok Hong maka seluruh kekuatan
perkampungan Pek hoa san cung akan menjadi buyar dengan
sendirinya. Hal ini disebabkan pertama Shen Bok Hong terlalu
banyak curiga dan tak bersedia mempercayai orang lain, maka
ia tak berani mempercayai anak buahnya, kedua
kecerdikannya terlalu hebat hingga tak ada seorangpun
mampu melampaui dirinya, selama banyak tahun ia telah
mempergunakan pelbagai macam akal dan kekuatan untuk
menguasai semua anak buahnya, asal ia dibunuh maka semua
anggota perkampungan Pek hoa san cung akan menjadi buyar
dengan sendirinya.."
Setelah memandang sekejap kearah Ciu Cau Liong
sambungnya lebih jauh: "Dewasa ini Shen Bok Hong sedang mempersiapkan suatu
gerakan besar, satu2nya orang yang mengetahui semua
rahasia tersebut kemungkinan besar hanya Ciu Cau
Liong, persoalan paling penting yang harus kita lakukan
sekarang adalah mengorek keterangan dari mulut Ciu Cau
Liong, setelah itu baru mencari akal serta menyusun rencana
untuk menghadapi mereka, sedang mengenai Seng Sam koay
beberapa orang itu tidak seberapa besar kegunaannya, kita
tak usah terlalu memusingkan kekuatan mereka.
Siau Ling termenung dan berpikir sebentar kemudian
jawabnya. "Perkataan cici sangat masuk diakal mari kita berangkat!"
"Pinto akan membawa jalan "seru Bu wi tootiang dengan
cepat, ia segera berangkat lebih dahulu meninggalkan tempat
itu. Siau Ling berpaling dan memandang sekejap kepada Tu
Kiu, kemudian serunya : "Saudaraku,lepaskan api dan bakar saja semua bangunan
disini." Tu Kiu mengiakan, api segera membakar bangunan rumah
disekitar sana.

Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Bangunan rumah itu semuanya terdiri dari rumput kering
yang gampang terbakar, begitu terkena api dalam sekejap
mata terjadilah kebakaran yang amat besar.
Siau Ling yang menyaksikan bangunan di situ sudah mulai
terbakar, ia berpaling kearah Pek li Peng sambil berseru;
"Peng ji mari kita berangkat!"
Pek-li Peng tersenyum, dengan mengikuti dibelakang Siau
Ling berangkatlah beberapa orang itu meninggalkan
perkampungan tersebut. Tu Kiu sambil membopong Ciu Cau Liong berjalan
dibelakang tubuh Pek-li Peng.
Kim Hoa hujin mengikuti d belakang Ciu Ciau Liong.
Bu Wi tootiang dengan kelima orang anak murid partai Bu
tong nya telah menanti di luar.
Maka selelah semua orang telah berkumpul, dibawah
pimpinan Bu-wi tootiang berangkatlah mereka menuju kearah
utara. Dalam waktu singkat belasan li sudah lewat, akhirnya
sampailah mereka ditepi sungai.
Bu wi tootiang menghentikan langkahnya, lalu bertepuk
tangan lima kali. Beberapa saat kemudian dari balik semak yang lebat perlahan2
meluncur keluar sebuah sampan kecil.
Diatas sampan kecil itu berdirilah seorang pria memakai
topi lebar dengan jas hujan yang lebar pula.
Terdengar pria itu berseru dengan suara lantang "
"Langit gelap karena seisi bumi kering karena tanah . ''
"Seorang kakek tua berambut putih sibuk menangkap ikan"
sambung Bu Wi tootang dengan cepat.
Pria bertopi lebar itu segera menutulkan galanya keatas air
dan bergeraklah sampan kecil itu mendekati tepi pantai.
"Apakah sampan ini cukup untuk memuat orang sebegini
banyaknya?"" tanya imam tua itu.
Pria tersebut mengangguk.
"Tidak mengapa silahkan saudara sekalian naik keatas
sampan!" Bu Wi tootiang tidak banyak bicara ia segera naik
kesampan itu terlebih dahulu.
Para jago bersama sama loncat naik keatas sampan dan
berdesakan menjadi satu. Sampan tersebut panjangnya hanya dua tombak dengan
lebar lima depa sebelah para jago berdesakan menjadi satu
sampan kecil itu agaknya hendak tenggelam.
Tu Kiu segera berseru lantang:
"Aaai! tidak boleh jadi lebih baik kita dibagi menjadi dua
rombongan saja! " "Tidak jadi soal " jawab pria itu sambil tersenyum ia segera
terjun kedalam air dan mendorong sampan itu dari belakang
Didorong pria tersebut, sampan kecil itu meluncur kedepan
dengan tenaga yang mantap dalam sekejap mata saja sampan
tersebut telah masuk kedalam semak belukar.
Terdengar pria mendorong sampan mendengus sepasang
tangannya mendorong dengan tenaganya, sampan kecil itu
segera menerjang masuk kedalam semak yang lebat.
Rupanya didalam semak tersebut merupakan sebuah
daratan yang jauh lebih tinggi empat penjuru diliputi semak
dan rerumputan yang lebat tempat itu benar2 merupakan
suatu tempat persembunyian yang amat rahasia.
Diatas daratan yarg berpasir berdirilah beberapa rumah
gubuk. Bu Wi tootiang loncat lebih dahulu dari atas sampan
sedangkan para jago lainnya mengikuti dari belakang.
Ditengah kegelapan terlihatlah sederet bayangan manusia
menghadang jalan pergi mereka diatas sorot cahaya bintang
sinar pantulan sepintas berkilauan.
Bu-wi tootiang segera maju kedepan dan memberi hormat,
serunya : "Pinto adalah Bu wi, kalian tak usah terkejut!"
Seorang pria berlengan tunggal dan menggoyangkan kipas
ditangan kanannya maju ke depan dengan langkah lebar,
serunya: "Benarkah engkau adalah Bu-wi tootiang" "
Dengan ketajaman mata Siau Ling, kendatipun berada
ditengah lapangan ia masih dapat mengenali orang itu sebagai
Be Bun Hui, dergan perasaan terharu ia memburu kedepan,
serunya : "Be-heng, masih kenal dengan siau te..."
Kewaspadaan Be Bun Hui amat tinggi, ia loncat mundur
kebelakang dan membentak:
"Siapa engkau?""
Sesudah dibentak Siau Ling baru teringat bahwa
penyamarannya belum dibersihkan, dengan cepat ia
membersihkan wajahnya kemudian berseru :
"Siau te adalah Sau Ling!"
Dengan seksama Be Bun Hui mengamat orang yang berada
dihadapannya, setelah mengetahui bahwa orang itu adalah
Siau Ling ia baru tertawa ter-bahak2.
"Haahhh..haahh.,haaahh.. mimpipun aku tak menyangka
kalau akan ketemu dengan Siau heng disini!"
"Lengan kiri Be-heng " bisik Siau Ling sedih.
Be Bun Hui mengibaskan kipas tangannya dan mencekal
lengan Siau Ling sahutnya:
"Bagi seorang pria sejati kehilangan sebuah lengan masih
terhitung tidak seberapa'"
Sambil berpaling kearah para jago yang berada
dibelakangnya ia melanjutkan:
"Sahabat2 yang begitu banyak dari dunia persilatan bukan
saja tidak memandang rendah aku orang she be karena hanya
memiliki sebuah lengan mereka malah lebih sayang
kepadaku!" "Benar Be heng adalah pria sejati akupun merasa sangat
kagum terhadap dirimu"
"Haahh... haaahhh...haahh.. " Be Bun Hui tertawa ter
bahak2, "sudah cukup dengan memandang ucapan dari Siau
tayhiap ini, kendatipun aku orang she be harus kehilangan
lengan yang lainpun tak akan menyesal"
"Be-heng sebut aku sebagai saudara saja'
"Haahhh. . haahh...haahhh ... baik! saudara Siau, dewasa
ini sejumlah perguruan besar dan orang gagah dikolong langit
telah menyadari bahwa satu hari Shen Bok Hong belum
terbunuh, satu hari lagi seluruh umat persilatan tidak bisa
hidup dengan tenteram mencari hidup, selama ini bukan saja
tak bisa menghindari bencana tersebut bahkan akan semakin
memperbesar wibawa Shen Bok Hong, karena perjuangan
saudara Siau beberapa kali dalam perlawananmu menghadapi
Shen Bok Hong, sekarang bukan saja mereka telah sadar
bahkan merekapun telah bangkit kembali untuk melakukan
perlawanan, kesemuanya ini adalah berkat jasa dari saudara
Siau......" "Be heng terlalu memuji" tukas Siau Ling dengan cepat,"
Shen Bok Hong memang kejam dan lalim sudah sewajarnya
kalau umat persilatan pada menyadari akan kekejamannya
apa sih jasaku?" Be Bun Hui tersenyum. "Sekarang semua orang dilima telaga empat sungai telah
menganggap saudara Siau sebagai bintang penolong bagi
umat persilatan, selama ratusan tahun kedepan hanya
saudara Siau seorang yang patut dikagumi dan dihormati......"
Sinar matanya segera dialihkan keatas wajah Tu Kiu
sekalian, lanjutnya lebih jauh: "Siapakah orang2 ini?""
"Mari...aku akan perkenalkan mereka kepada Be heng..."
Sambil membersihkan wajahnya dari obat penyamar Bu-wi
Tootiang berkata : "Pinto adalah Bu wi!"
"Aku adalah Tu Kiu ! sambung Pit baja berwajah dingin.
Kim Hoa hujin, Tong Lo thay thay maupun Pek-li Peng
hanya berdiri disamping dengan mulut membungkam.
Siau Ling menuding kearah Pek-li Peng lebih dahulu, lalu
berkata : "Dia adalah Nona Pek-li, putri kesayangan dari Pak-thian
Cuncu!" "Aaah! putri istana salju" dari rombongan para jago
kedengaran seruan tertahan.
Pek-li Peng tersenyum, ia mengangguk sebagai tanda
penghormatan. Dan yang ini adalah Tong Lo thay thay ketua perguruan
Tong dari propinsi Suchuan" sambung Siau Ling, sedang yang
ini adalah Kim Hoa hujin..."
Be Bun Hui segera mengerutkan dahinya, dengan cepat ia
menukas: "Kedua Orang ini adalah jago lihay dari perkampungan Pek
hoa san cung, pembantu setia dari Shen Bok Hong !"
Seruan yang ramai dan suasana yang gaduh
berkumandang dari belakang tubuh Bu Ben Hui.
Jelas para jago jadi marah dan diliputi emosi ketika
mendengar nama kedua orang itu.
Siau Ling segera mendehem dan berseru lantang.
"Aku harap saudara sekalian jangan ribut dahulu,
dengarkanlah perkataan aku orang she Siau."
Pada saat ini kedudukan Siau Ling dalam dunia persilatan
sangat tinggi dan dihormati setiap orang, setiap patah katanya
dijunjung tinggi oleh setiap jago, karena itu mendengar
seruan tersebut suasana berubah kembali jadi tenang.
Siau Ling kembali mendehem, kemudian serunya dengan
suara keras: "Tong Loo thay thay adalah seorang ketua suatu perguruan
besar yang sangat terhormat dalam dunia persilatan, tentu
saja ia tidak akan rela takluk kepada orang lain dengan begitu
saja, akan tetapi ia mempunyai kesulitan yang tak bisa tidak
terpaksa harus tunduk dibawah perintah orang2 dari
perkampungan Pek hoa san cung."
Sesudah berhenti sebentar sambungnya lebih jauh:
"Shen Bok Hong kejam dan telengas, aku rasa kalian
semua pasti telah mengetahui sendiri bukan" bukan saja Shen
Bok Hong telah melepaskan racun keji dalam tubuh Tong Lo
thay thay, bahkan anak menantu serta cucu perempuannya
telah dijadikan sandera semua, hal ini memaksa Tong Lo
cianpwee terpaksa harus menuruti perintahnya. Tetapi Tong
Lo thay thay adalah seorang pendekar perempuan yang
berjiwa besar, ia tidak rela tunduk dengan begitu saja,
berulangkali ia berhasil menolong jiwaku dari ancaman
bahaya, bahkan bersedia pula bentrok muka dengan Shen Bok
Hong, jasanya amat besar dan patut dihormati."
Mendengar penjelasan itu Be Bun Hui segera menjura
kearah Tong Lo thay thay sambil berseru:
"Barusan kami telah menaruh pandangan yang salah
terhadap diri locianpwee, harap locianpwee bersedia untuk
memberi maaf." Tong Lo thay thay menghela napas panjang, katanya :
"Meskipun aku berhasrat untuk menegakkan keadilan dan
kebenaran bagi dunia persilatan tetapi setelah terjatuh
ketangan pihak perkumpulan Pek hoa san cung, nama baik
keluarga Tong kami dari propinsi Suchuan boleh dibilang
benar2 ternoda, hal ini membuat aku merasa amat malu dan
menyesal sekali." Siau Ling menarik napas panjag2, kembali ujarnya;
"Sedangkan mengenai Kim Hoa hujin mungkin pengertian
kalian terhadap dirinya jauh lebih sedikit."
"Seringkali siau te mendengar tentang nama busuk dari
Kim hoa hujin. ia sering kali membantu Shen Bok Hong
melakukan kejahatan, masa diapun seorang manusia baik?""
"Aaai..! bukankah aku sengaja hendak mencuci bersih
semua dosanya, bicara terus terang meskipun ia membantu
Shen Bok Hong, tetapi justru Kim hoa hujin pula jago yang
paling banyak membantu umat persilatan dikolong langit
secara diam2." Meskipun para jago tak ada yang membantah, akan tetapi
tak ada pula yang menanggapi, jelas mereka sama sekali tidak
ingat memberi komentar terhadap ucapan dari Siau Ling
tersebut. Sianak muda itu segera tersenyum, ujarnya kembali :
"Mungkin saudara sekalian masih tidak percaya dengan
perkataanku ini tapi aku segera akan menggunakan beberapa
contoh yang jelas dimana Kim Hoa hujin telah amat berjasa
bagi kita semua..." Maka diapun lantas bercerita bagaimana Kim Hoa hujin
bertempur melawan Shen Bok Hong ketika berada dibawah
puncak lo-wan hong tempo hari.
Setelah mendengar penuturan tersebut, dengan perasaan
minta maaf Be Bun Hui berkata :
"Andaikata Siau tayhiap tidak menerangkan duduknya
perkara, Hujin pasti akan selalu merasa penasaran, bilamana
kami semua telah berlaku kurang hormat terhadap diri Hujin,
harap engkau jangan pikirkan didalam hati"
Kim Hoa hujin tertawa ter kekeh2 mendengar ucapan
tersebut. "Heeehh ..heeeehh...heeehh... tidak menjadi soal,
bagamanapun juga akupun bukan seorang manusia baik,
seorang yang melakukan satu kali kesalahan akan dianggap
sebagai orang jahat, melakukan seribu kali kejahatan juga
orang jahat, kalau memang aku adalah orang jahat,
kendatipun semua orang telah melimpahkan seluruh kejahatan
diatas pundakku juga tak jadi soal."
"Nona boleh saja berpikiran demikian, tetapi kami tak dapat
berbuat begitu, seorang lelaki sejati harus dapat membedakan
mana budi dan mana dendam, dengan begitu barulah hidup
kita cukup bijaksana."
Kim hoa hujin merasakan bahwa Be Bun Hui adalah
seorang gagah dengan wajah yang berwibawa, bicara
terhadap seorang macam ini tak enak kalau disertai dengan
gurau, maka iapun tundukkan kepala dan tidak banyak
berbicara lagi. Sorot mata Be Bun Hui segera dialihkan keatas tubuhTu
Kiu, tegurnya, "Saudara Tu, siapakan orang yang berada dalam
boponganmu, itu?""
"Ketua kampurg kedua dari perkampungan Pek hoa san
cung! "jawab Siau Ling dengan cepat.
"Apa?" Ciu Cau Liong, " seru Be Bun Hui tercengang.
"Sedikitpun tidak salah, orang itu memang Ciu Cau Liong"


Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Orang ini membantu Shen Bok Hong melakukan kejahatan
dalan dunia persilatan, banyak sekali orang yang telah
dicelakai olehnya, disinipun ada beberapa orarg yang pernah
dicelakai oleh dirinya. Saudara Siau dapat menawan dirinya
dalam keadaan hidup, hal ini jauh lebih bagus! sekalipun kita
tak dapat membinasakan Shen Bok Hong, dapat mencincang
tubuh orang ini lebih dulupun, rasanya separuh sakit hati kita
sudah terbalas..." Siau Ling tersenyum. "Rahasia yang menyangkut pergerakan perkampungan Pek
hoa-san cung, kecuali Shen Bok Hong, orang inilah yang
mengetahui rahasia tersebut paling banyak, kita harus
memberi kehidupan baginya agar bisa mengorek keterangan
dari mulutnya" "Hmm! tindakan tersebut memang mempunyai sangkut
paut yang sangat besar dengan keadaan dunia persilatan,
bukan saja aku merasa setuju sekalipun beberapa orang yarg
pernah dicelakai pun juga akan memuji akan usul serta
pendapat dari saudara Siau heng .."
Setelah berhenti sebentar, sambungnya kembali :
"Gubuk didaratan selat pasir masih dapat digunakan untuk
menghindari tiupan angin dan curahan hujan, saudara Siau
dan Tootiang silahkan masuk dulu kedalam gubug! "
Siau Ling tersenyum. "Tempat letaknya sangat rapat dan rahasia membuat aku
jadi teringat kembali kejadian dikota Kui-ci tempo hari di mana
para jago telah mengadakan pertemuan diatas daratan
terapung.." ''Kita bisa mencapai selat pasir yang dikitari air mungkin
didasarkan pula oleh ilham kejadian dimasa lampau" sahut Be
Bun Hui. Sementara pembicaraan masih berlangsung semua orang
telah masuk kedalam rumah gubug tersebut.
"Pasang lampu!" bisik Be Bun Hui dengan suara lirih.
Cahaya api berkelebat lewat, dalam gubug itu sudah
dipasang dua buah lentera.
Perlahan lahan Siau Ling memutar biji matanya kesekeliling
tempat itu ia lihat para jago yang mengikuti dibelakang Be
Bun Hui sebagian besar pernah berjumpa muka, hanya saja
untuk beberapa saat lamanya ia tak ingat lagi dengan sama
mereka. Be Bun Hui menunding empat buah kursi yang berada
dihadapannya dan berkata:
"Saudara Siau, engkau tak perlu sungkan sungkan lagi,
sekarang engkau adalah cahaya lampu ditengah kegelapan
yang menerangi dunia persilatan, silahkan duduki!"
"Tentang soal ini.... aku tak berani!"
"Siau taihiap tak usah sungkan" seru para jago.
Siau Ling segera menjura dan berkata: "Kalau memang
begitu aku akan menurut saja perkataan kalian!"
Perlahan lahan ia ambil tempat duduk:
Be Bun Hui segera alihkan sorot matanya keatas wajah Bu
wi Tootiang, lalu ujarnya pula:
" Tootiang adalah seorang yang telah berbudi luhur, orang2
persilatan mengagumi dirimu dan diantara sembilan partai
besar Tootiang lah pertama tama yang bangkit berdiri
menentang kekuasaan Shen Bok Hong, kursi kedua sudah
sepantasnya ditempati oleh Tootiang!"
"Pinto tak banyak bicara lagi, biarlah kuterima tawaran ini"
kata Bu-wi Tootiang sambil duduk disamping Siau Ling.
"Nona Pek li, silahkan duduk !" seru Be Bun Hui kembali.
Pek li Peng tersenyum dan menggeleng.
"Biarlah aku duduk dibelakang toako saja!" katanya.
"Tong ciangbunjin, Kim Hoa hujin..."
"Be cong piau pacu silahkan duduk" seru Tong Lo thay thay
dengan cepat. "Kami adalah manusia2 berdosa, tidak pantas manusia
semacam kami ikut duduk"
"Benar " sambung Kim Hoa hujin. "kami harus memeriksa
Ciu Cau Liong, jadi tak perlu duduk"
"Be-heng silahkan duduk, tak usah sungkan2 lagi'' seru
Siau Ling segera. Be Bun Hui tersenyum. "Baiklah, aku akan turut perintah " ia segera maju kedepan
dan mengambil tempat duduk.
Diantara empat buah kursi yang tersedia, sekarang sudah
terisi tiga orang dan hingga sebuah kursi saja yang masih
kosong. Ketika para jago menyaksikan ketiga orang itu sudah
mengambil tempat duduk, merekapun duduk diatas lantai.
Be Bun Hui menyapu sekejap para jago kemudian katanya:
"Siau tayhap apakah engkau kenal mereka semua?""
"Sebagian besar telah kukenal hanya tak kuingat lagi
nama2 mereka!" "Kalau begitu siaute akan memperkenalkan kembali mereka
satu persatu kepada saudara Siau"
Sambil menuding kepada kakek pincang dalam ruangan itu
ia memperkenalkan: "Orang ini adalah pendekar pincing Siang Toa Hay!"
"Siang heng kita pernah bersua dua kali" seru Siau Ling
sambil memberi hormat. "Sedikitpun tidak salah sungguh tajam pandangan mata
Siau tayhiap !" Secara teratur Be Bun Hui memperkenalkan para jagonya:
"Yang ini adalah Sincian ceng kan kun panah sakti yang
menggetarkan jagad Tong Coan Kie, Sam yan sin tan peluru
sakti sam yang Liok Kui Ciang, Ciangbunjin dari perguruan Gi
hen bun,Tan kong Sen ketua perguruan Tay kek aliran
persilatan Sak Hong Siang "
Siau Ling menjura keempat penjuru.
"Sahabat2 terimalah hormat dari aku orang she-siau, ..!"
"Siau tayhiap terlalu merendah" para jago bersama2 balas
memberi hormat. Sisa lainnya kebanyakan adalah para pembantu dan anak
buah jago silat itu dan Be Bun Hui memperkenalkan pula
mereka kepada Siau Ling sambil memberi hormat lagi.
"Terima kasih atas perhatian Siau tay-hiap" jawab para
jago. "Sudah selesaikah upacara tetek bengek diantara kalian?""
tiba2 Kim Hoa hujin menegur sambil tersenyum.
"Hujin, apa yang hendak kau lakukan?"?" tanya Be Cun
Hui. "Persoalan apa?""
"Menurut pengetahuanku, kepergian Shen Bok Hong pada
saat ini adalah untuk menjumpai seorang sahabat karibnya
ilmu silat yang dimiliki sahabatnya jauh diatas kepandaian silat
dari Shen Bok Hong, disamping itu rupanya Shen Bok Hong
telah merasakan bahwa situasi dalam dunia persilatan bila
dibiarkan kian lama kian tidak menguntungkan pihaknya
karena itu ia telah bersiap sedia melakukan sesuatu secara
besar2an beberapa hari kemudian. ."
Sesudah berhenti sebentar sambungnya lebih jauh:
"Apa yang kuketahui hanya merupakan garis besar saja
bagaimanakah yang sesungguhnya kecuali Shen Bok Hong
hanya Ciu Ji cungcu lah yang mengetahuinya"
"Lalu bagaimana caranya kita harus menanyakan persoalan
ini kepada Ciu Ji cungcu."
"Saudara sekalian adalah pendekar2 sejati dari golongan
lurus tentu saja kalian tidak bersedia unutuk menggunakan
cara luar biasa untuk menyiksa Ciu Cau Liang serta mengorek
keterangan dari mulutnya karena itu bagaimana kalau aku
saja yang melakukan penyiksaan?"
---ooo0dw0ooo--- KESEDIAAN perempuan dari wilayah Biau ini untuk
menyiksa Ciu Cau Liong dengan cepat membuat para jago
merasa tertegun. Be Bun Hui segera berpaling dan memandang sekejap
kearah Siau Ling, kemudian ujarnya :
"Saudara Siau, mengenai persoalan ini..."
"Untuk mengorek keterangan dari mulut Ciu Cau Liong,
rasanya Kim Hoa hujin merupakan orang yang paling tepat"
"Kalau begitu bagus sekali..." sorot matanya segera
dialihkan kembali keatas wajah Kim Hoa hujin, lanjutnya :
"Kalau memang begitu, aku terpaksa harus merepotkan diri
hujin! " Kim Hoa hujin tersenyum, sorot matanya dialihkan keatas
wajah Tu Kiu dan ujarnya:
"Bagaimana kalau jalan darahnya dibebaskan?""
Tu Kiu tidak banyak komentar, ia turunkan Ciu Cau Liong
dari bopongannya dan membebaskan jalan darahnya yang
tertotok. Sikap dan tingkah lalu Kim hoa hujin masih tetap santai dan
senyuman penuh menghiasi bibirnya, sambil tertawa
terkekeh2 serunya. "Hiih hiihh hiih .. Ciu Cau Liong, coba tebaklah keadaan
disekitarmu dengan seksama coba lihat siapakah yang berada
disampingmu setelah itu ambillah keputusan apakah engkau
sanggup untuk melarikan diri atau tidak!"
Ciu Cau Liong putar biji matanya memandang sekejap
kesekeliling tempat itu, setelah mengetahui bahwa disekitar
situ yang hadir hanyalah para musuh besarnya, cungcu kedua
dari perkampungan Pek hoa san cung ini baru nampak
tertegun. Kim hoa hujin tertawa dingin, sambungnya lebih jauh:
"Ciu Cau Liong, sudah melihat jelas keadaanmu?" "
Ciu Cau Liong mengangguk, mulutnya tetap membungkam
dalam seribu bahasa. "Aku rasa engkau pasti sudah memahami bukan, bahwa
engkau sama sekali tak ada kesempatan lagi untuk melarikan
diri?"kembali Kim hoa hujin berseru.
"Manusia hidup ditolong langit akibatnya toh tetap akan
mati, apalagi aku sudah hidup puluhan tahun dikolong langit,
sekali pun harus mati rasanya bukanlah suatu peristiwa yang
patut disayangkan." "Ji cungcu, aku rasa perhitungan sipoamu tidakkah terlalu
berlebihan?" " "Mungkin kalian akan memberi kematian yang agak
menyedihkan bagi diriku, namun kecuali kematian aku rasa
tak akan ada peristiwa lain yang jauh lebih menakutkan dari
pada itu." ''Ciu ji cungcu aku sudah dua kali menyaksikan cara mu
untuk mengorek keterangan dari mulut lawan, dan caramu itu
benar2 lihay sekali, aku percaya bila ku terapkan sistim
penyiksaan yang dipergunakan Ji cungcu untuk menyiksa
orang keatas tubuh ji-cungcu sendiri, maka aku yakin engkau
tidak akan kuat menahan diri."
Ciu Cau Liong memutar sepasang biji matanya memandang
empat penjuru, kemudian katanya :
"Cara penyiksaan apakah yang akan kalian lakukan
terhadap diriku, silahkan lakukan saja kepadaku, aku akan
menerimanya dengaa senang hati! "
Terlihatlah sorot mata para jago sama2 ditujukan keatas
wajah Ciu Cau Liong, namun tak seorangpun yang buka suara.
Kim Hoa hujin tersenyum. "Mereka semua tak sudi untuk berbicara dengan engkau,
nampaknya terpaksa akulah yang menghadapi dirimu!"
Ciu Cau Liong menghela napas panjang.
"Aaaai..." katakanlah, apa yang hendak kalian lakukan
terhadap diriku..."."
"Kalau memang Ji cungcu sudah berkata begitu, rasanya
akupun tak usah putar kayuh lagi!"
Sesudah berhenti sebentar, sambungnya lebih jauh .
"Asal Ciu ji-cungcu bersedia untuk membeberkan rencana
busuk yang telah dipersiapkan Shen Bok Hong, aku berani
tanggung engkau dapat dilepaskan meninggalkan tempat ini
dalam keadaan selamat."
Ciu Cau Liong melirik sekejap kearah Kim Hoa hujin,
mulutnya tetap membungkam dalam seribu bahasa.
Rupanya Kim Hoa hujin dapat menebak suara hatinya, ia
tertawa ewa dan berkata: "Apakah engkau merasa bahwa ucapan tadi tak ada
landasan yang kuat dan tidak bisa dipertanggung jawabkan..?"
Ciu Cau Liong tetap membungkam dalam seribu bahasa.
Kim hoa hujin segera alihkan sorot matanya keatas wajah
Siau Ling, ujarnya dengan bersungguh sungguh.
"Saudara Siau apakah engkau mempercayai penuh
terhadap enci mu ini "
" Tentu saja percaya penuh! "
"Baik! kalau begitu engkau harus memberi kekuasaan
kepada encimu ini!" "Bagaimana caranya memberi kekuasan kepadamu?""
"Gampang sekali," kata Kim hoa hujin, "beritahulah kepada
Ciu Cau Liong bahwa setiap janji yang kuucapkan kepadanya,
berarti pula janji yang kau ucapkan dengan mewakili segenap
orang gagah yang hadir, dalam kalangan pada saat ini."
Siau Ling mengangguk. "Ciu Cau Liong," ia segera berseru :"perduli janji macam
apapun yang dikatakan Kim hoa hujin kepadamu, itu berarti
janji yang diucapkan mewakili kami sekalian!"
Kim Hoa hujin tertawa manis, ia bereskan rambutnya yang
terurai kalut dan berkata:
"Ciu ji cungcu, sekarang engkau sudah percaya bukan
dengan perkataanku..,"
"Baik Sekarang katakanlah apa yang hendak kau ucapkan "
jawab Ciu Cau Liong kemudian sesudah berpikir sebentar perlahan2
Kim Hoa hujin merogoh sakunya dan ambil keluar
seekor ular aneh yang panjangnya tujuh cun dengan jengger
merah darah tumbuh diatas kepalanya, sambil tertawa ia
berkata: "Ji cungcu, racun Pek-sian ji ini terlalu lihay, jika terpagut
olehnya maka selembar jiwamu akan segera melayang
meninggalkan raga, bagaimana kalau Ji cungcu coba2 dipatuk
satu kali oleh ular berjengger merah ini?"
"Apa yang hendak kau tanyakan, lebih baik tanyakanlah
secepat mungkin...aku segan untuk menunggu lebih lama lagi''
kata Ciu Cau Liong dengan hati mendongkol.
..Bagus sekali, rupanya ji cungcu adalah seorang budiman
yang tahu gelagat dan pandai sekali menyesuaikan diri dengan
keadaan ..." Sesudah berhenti sebentar, sambungnya lebih jauh :


Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Aku dengar Shen toa cungcu sedang pergi menjumpai
seorang sahabat karibnya, siapakah orang itu ?"
"Kendatipun kuucapkan keluar, belum tentu engkau
bersedia untuk mempercayainya"
"Kalau begitu coba katakan lebih dahulu!"
"Aku sendiripun tak tahu siapakah sahabat karibnya itu,
tapi aku tahu bahwa dia adalah seorang padri!"
"Seorang hwessio?"
"Tidak salah!!"
"Bagaimanakah ciri2nya?"
"Aku sendiri belum pernah berjumpa dengan hweesio itu,
tapi menurut keterangan dari Shen toa-cungcu, dia
mempunyai ciri khas berjari tangan sembilan buah"
Satu ingatan segera berkelebat dalam benak Siau Ling,
pemuda itu teringat kembali akan peristiwa lampau yang
berlangsung dilembah Sam-seng kok. Ia masih ingat gurunya,
Cung San Pek dengan ilmu pedang terbang berhasil
menguntungi sebuah jari tangan dari seorang padri,
mungkinkah dia itu yang dimaksudkan...
Meskipun ingatan tersebut berkecamuk dalam benaknya,
namun ia tetap membungkam dalam seribu bahasa.
Dalam pada itu Be Bun Hui telah alihkan sorot matanya
keatas wajah Siang Toa Hay, lalu bertanya:
"Siau heng, engkau adalah seorang jago kawakan yang
berpengalaman sangat luas, dapatkah engkau pikirkan hwesio
macam apakah yang sedang bekerja sama dengan Shen Bok
Hong?" Agak lama Siang Toa Hay termenung lalu jawabnya:
"Maaf,., aku tak dapat mengingat atau menemukan padri
manakah yang telah kehilangan sebuah jarinya."
"Menurut apa yang kuketahui "kembali Ciu Cau Liong
berkata, "taysu ini sudah puluhan tahun lamanya tak pernah
melakukan perjalanan dalam duma persilatan, aku rasa kalian
semua tak akan mampu untuk menebak siapakah gerangan
orang itu. "Manusia berjari sembilan merupakan suatu ciri yang jelas
sekali, aku rasa hal ini tidak sulit untuk diselidiki....." sela Kim
Hoa hujin. Sorot matanya dialihkan kembali kewajah Ciu Cau liong
setelah itu sambungnya lebih jauh:
"Shen Bok Hong sudah mulai merasa bahwa keadaan
situasi dalam dunia persilatan tidak menguntungkan dirinya ia
siap mengerahkan segerap kekuatan yang dimilikinya untuk
mengadu dombakan sesama umat persilatan agar partai
persilatan dan perguruan besar saling bentrok dan selisih
paham sendiri ." "Benarkah dia mempunyai rencana untuk berbuat begitu?"
"Recana semacam itu sih ada, tapi hingga detik ini masih
belum dilakukan keputusan terakhir!"
"Kenapa?" "Sebab keputusan itu baru bisa diambil setelah Shen toa
cungcu berjumpa muka lebih dahulu dengan taysu berjari
sembilan itu." "Sekarang aku hendak mengajukan pertanyaan yang
terakhir dan pertanyaan ini merupakan suatu pertanyaan yang
maha penting" Kata Kim hoa hujin dengan paras muka serius, "selesai kau
jawab pertanyaan ini, maka aku akan melepaskan engkau
pergi tinggalkan tempat ini"
"Aku rasa pertanyaan yang hendak kau ajukan ini pastilah
suatu pertanyaan yang sulit untuk dijawab."
Ciu Cau Liong berhenti sebentar, kemudian sambungnya
lebih jauh: "Sebelum kau ajukan pertanyaan itu, terlebih dahulu aku
hendak merenungkan satu persoalan lebih dahulu kepadamu."
"Katakanlah!" "Persoalan yang menyangkut tentang perkampungan Pek
hoa san cung tidak kuketahui keseluruhannya masih terdapat
beberapa rahasia maha penting yang tidak kuketahui sama
sekali." "Kendatipun engkau tidak mengetahui keseluruhnya, tapi
pokoknya sebagian besar engkau mengetahui bukan?""
"Hal itu harus tergantung pada persoalan apa yang hendak
kau tanyakan kepadaku."
"Shen Bok Hong telah menyusupkan mata matanya
kedalam setiap tubuh partai dan perguruan besar untuk
menjadi musuh dalam selimut bagi para jago, lagi pula semua
mata mata itu mempunyai jabatan dan kedudukan yang
sangat tinggi, dapatkah engkau memberi tahukan nama nama
mereka yang sebenarnya?"
Ciu Cau Liong menggeleng.
"Aku memang tahu kalau dalam tubuh setiap partai dan
perguruan telah disusupi mata2 kami, tetapi siapakah nama
mereka dan apakah jabatan mereka kecuali Shen Bok Hong
toa-cungcu, aku rasa tiada orang kedua yang
mengetahuinya!" "Aku tidak percaya kalau engkau tidak mengetahui barang
sedikitpun diantaranya ! " Seru Kim Hoa hujin dengan suara
dingin, "Walaupun dalam hati kecilku, aku mempunyai suatu
gambaran, tetapi aku tak berani meyakini seratus persen"
"Kalau begitu coba katakan dahulu?"
"Seteah aku berjanji untuk menjawab, tentu saja aku akan
berusaha memberi jawaban sesuai dengan apa yang
kuketahui, cuma setelah kuucapkan keluar, aku harap bujin
bisa segera melepaskan diriku."
"Tentu saja engkau akan dilepaskan."
"Mata2 perkampungan Pek hoa san cung yang berhasil
menyusup dalam gereja Siau lim si menggunakan gelar yang
dimulai dengan kata (Hoat) sedang mata2 yang berada dalam
tubuh partai Kun lun menggunakan nama marga Kim, sisanya
aku sama sekali tidak tahu"
"Pernahkah engkau berjumpa dengan mereka?""tanya Be
Bun Hui tiba2 dengan suara nyaring.
"Bertemu sih pernah, tetapi setiap kali mereka mengenakan
kain cadar berwarna hitam hingga sulit bagi orang lain untuk
mengetahui bagaimanakah paras muka mereka yang
sebenarnya: Mendengar jawaban tersebut, Be Bun Hui segera tertawa
dingin : "Heeeh-heeh-heeh... kalau jawabanmu hanya begitu saja,
apa bedanya dengan tidak kau katakan sama sekali" paderi
tinggi yang menggunakan huruf (Hoat) dalam gereja Siau lim
si banyaknya tak terhitung, bagaimana caranya untuk
menyelidiki orang2 ini..."
"Aku rasa jawaban ini harus diberikan oleh ketua gereja
siau lim si sendiri" jawab Ciu Cau Liong, "Asal ia dapat
bersikap lebih hati2 dan waspada aku rasa tidak terlalu sulit
untuk menemukan suatu tanda yang mencurigakan dari
tingkah laku mereka dalam kehidupan se hari2, aku telah
memberitahukan bahwa orang itu dari kalangan huruf (Hoat),
hal ini sama artinya telah memperkecil lingkaran yang perlu
dicurigai, asal ketua gereja Siau lim si mau memperhatikan
para padrinya dari angkatan Hoat, toh urusan ini mudah
diselesaikan." Bu wi Tootiang yang mendengarkan perkataan itu segera
mengangguk. "Ehmm! perkataan ini memang cengli dan masuk diakal."
sahutnya. Ciu Cau Liong melirik sekejap kearah Bu Wi Tootiang
dengan sorot mata penuh rasa terima kasih, sementara
mulutnya tetap membungkam dalam seribu bahasa.
"Tootiang, apa yang dia ucapkan benarkah kata2 yang jujur
dan sebenarnya?" tanya Siau Ling kemudian.
"Menurut dugaan dan penilaian pinto, semestinya apa yang
dia ucapkan merupakan kata2 yang jujur dan sebenarnya!"
"Be heng, bagaimana dengan pendapatmu?" tanya Siau
Ling sambil berpaling kearah Be Bun Hui
"Bagaimana dengan pendapat saudara Siau sendiri" "
Setelah sering kali mengalami kejadian besar dan mara
bahaya, pengalaman yang dimiliki Siau Ling telah mencapai
kemajuan yang sangat pesat, ia tahu bahwa Be Bun Hui
mendapat penghormatan yang sangat besar dari para jago
sejak lengannya kutung, maka ketika mendapat pertanyaan
tersebut ia segera menjawab :
"Bagiku, selamanya siaute amat kagum dan menuruti
perkataan dari Bu Wi too tiang"
"Kalau memang begitu, saudara Siau boleh segera
memutuskan persoalan ini"
Kim Hoa hujin tertawa ter kekeh2.
"Heeehh...heeehhh.....heeehh.... Ciu Cau Liong, sudah kau
dengar semua pembicaraan itu" tegurnya.
"Sudah!" "Kalau sudah dengar lebih bagus lagi, Siau Ling serta Bu Wi
tootiang sama2 mintakan pengampunan bagimu bila engkau
merasa berterima kasih dan ingin membalas budi paling sedikit
engkau harus sebutkan siapakah nama dari mata2
perkampungan Pek hoa san cung yang disusupkan kedalam
tubuh partai Bu Tong"
Ciu Cau Liong alihkan sorot matanya ke atas wajah Bu Wi
tootiang setelah berdiam diri beberapa saat ia berkata:
"Tootiang yang dapat kuberitahukan pada mu hanyalah
dalam perguruan tootiang benar2 terdapat seorang mata2 dari
perkampungan Pek hoa san cung mengenai siapakah orang itu
aku sama sekali tidak tahu''
"Pinto percaya akan perkataanmu itu tetapi bagiku
kendatipun siapapun diantara anggota perguruan kami yang
telah dipergunakan tenaganya oleh pihak perkampungan Pek
hoa san cung kalian urusan ini sudah bukan merupakan suatu
urusan penting lagi."
"Kenapa?" "Karena seluruh anggota perguruan Bu tong pay sudah
dipaksakan oleh pihak perkampungan Pek hoa san cung kalian
untuk berkelana dan mengembara dalam dunia persilatan,
beberapa orang anggota perguruan yang memiliki ilmu silat
paling tinggi telah mengikuti pinto kemanapun aku pergi,
mengenai sisa anggota perguruan yang masih ketinggalan
dalam kuil Sam goan koan, adaikata ada yang mati ditangan
kalian, dikemudian hari toh kami masih punya kemampuan
untuk menuntut balas hutang berdarah itu!''
"Mengenai persoalan ini tootiang tak perlu kuatir
berangkatnya tenaga inti partai Bu-tong meninggalkan kuil
Sam goan koan untuk berkelana didunia persilatan telah
diketahui oleh pihak perkampungan Pek hoa san cung, Shen
toa cungcu tidak nanti akan mengambil tindakan yang tidak
cerdas untuk mengusik manusia2 yang tak ada manfaat bagi
dirinya itu, oleh sebab itu selama ini tak mungkin ada
kekuatan kami yang bakal berkunjung kekuil Sam goan koan
untuk mengganggu mereka"
"Sekarang kau harus menjawab sebuah pertanyaanku lagi
sebelum engkau boleh pergi tinggalkan tempat ini " ujar Kim
Hoa hujin kemudian. "Tanyalah ! " "Kapankah Shen Bok Hong bersiap sedia melakukan
pergerakan " bagaimanakah pergerakan itu hendak dilakukan
?" ....Sebelum Shen toa cungcu berangkat untuk menjumpai
hweesio tersebut, ia telah bersiap sedia untuk melakukan
pergerakan dalam tiga bulan mendatang, mula pertama aku
hendak memberi perintah kepada mata2 yang menyusup
dalam tubuh partai dan perguruan besar untuk melepaskan
racun keji lebih dahulu."
"Racun apa yang hendak mereka gunakan sudah
ditetapkan menurut keadaan situasi yang kemungkinan
mereka untuk bertindak, mungkin saja meracuni air minum,
mungkin juga meracuni bahan makanan yang bakal disantap
anggota perguruan." Beberapa patah kata itu diucapkan amat jelas dan bagaikan
guntur yang membelah bumi disiang hari bolong, membuat
para jago yang hadir dalam kalangan jadi amat terperanjat.
Ciu Cau Liong mendehem , sambungnya lebih jauh:
"Cuma saja., setelah Shen Bok Hong bertemu dengan
hweesio itu, apakah rencana semula akan mengalami
perubahan atau tidak, aku kurang begitu tahu..."
"Engkau benar2 tidak tahu" "Kim hoa Hujin menengadah.
"Sedikitpun tidak salah, apa yang kuketahui telah
kuutarakan keluar semua!!"
Kim Hoa hujin tersenyum. "Masih ada satu syarat terakhir yang hendak kuutarakan"
katanya," jika engkau bersedia untuk mengabulkan, aku akan
segera melepaskan engkau pergi"
"Apa syaratmu itu?""
"Bawa sekalian diriku!"
"Membawa sekalian dirimu?""
"Benar! setelah engkau bocorkan rahasia penting dari Shen
Bok Hong, jika gembong iblis dari perkampungan Pek hoa-san
cung itu mengetahui akan kejadian ini, dia pasti tak akan
melepaskan dirimu dengan begitu saja, kalau seorang diri
bukankah kekuatanmu jadi minim sekali" lain halnya kalau aku
berada bersama dirimu, paling sedikit engkau bisa
mendapatkan seorang kawan berbicara, andaikata rahasia ini
sampai ketahuan oleh Shen Bok Hong, kitapun bisa hadapi
bersama." "Heeehh. .heeehh...heeehh..apakah engkau tidak merasa
bahwa tindakanmu ini kelewat berani?"" kata Ciu Cau ji
cungcu dari perkampungan Pek hoa san cung ini sambil
tertawa dingin. "Sekalipun Ciu ji cungcu menghianati aku belum tentu Shen
Bok Hong berani segera membinasakan aku, asal ia bertanya
beberapa patah kata kepadaku maka kita bisa mati bersama"
"Hujin, bukankah engkau bakal lebih aman jika tetap
berdiam ditempat ini" Kenapa engkau musti bersikeras
untuk melakukan perjalanan bersama sama aku?"
"Aku dan Tong lo-thay thay masih terancam oleh racun
keji, kalau dihitung menurut jari paling banter sepuluh hari lagi
racun itu akan mulai kambuh, aku tak ingin mampus karena
keracunan hebat, oleh sebab itu terpaksa aku harus pulang
untuk mendapatkan obat pemunah tersebut"
"Aku harap hujin dapat bekerja sama dengan aku" kata Ciu
Cau Liong kemudian.

Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Asal engkau bersedia mendengarkan perkataanku, aku
tanggung kita bisa membohongi Shen Bok Hong dengan
mudah" "Bagaimana kalau berangkat sekarang juga?" .
"Tentu boleh saja.." dengan tangan kiri perempuan itu
menggandeng tangan Ciu Cau Liong tangan kanan ulapkan
tangannya berulang kali, serunya kembali :
"Harap saudara2 sekalian baik2 jaga diri sampai jumpa
kembali dilain waktu!"
"Be heng segera turunkan perintah agar jangan
menyusahkan mereka berdua..." seru Siau Ling dengan cepat.
Be Bun Hui mengangguk dengan suara dalam ia lantas
berseru: "Sampaikan perintahku lepaskan perahu dan hantar
mereka untuk menyeberangi sungai ini!"
Seorang pria baju hitam mengiakan dan buru2 berlalu dari
ruangan tersebut. Be Bun Hui berpaling dan memandang sekejap kearah Siau
Ling lalu berkata. "Apakah kita perlu pindah dari sini?"
"Kenapa?" "Karena tempat ini sudah diketahui oleh Ciu Cau Liong aku
kuatir kalau dia menceritakan hal ini kepada Shen Bok Hong"
"Tak usah kuatir kendatipun ia beritahukan kita kepada
gembong iblis tersebut tak mungkin dia akan segera datang
kemari" "Mengapa?" "Karena Shen Bok Hong tak akan bertindak secara gegabah
tanpa perhitungan, ditempat ini kita punya kekuatan yang
cukup besar sebelum ia mampu untuk mengumpulkan
kekuatan besar yang mampu menandingi kekuatan kita, tak
nanti ia berani bertindak secara sembarangan, lagipula Ciu
Cau Liong sendiri demi keselamatan jiwanya tidak nanti akan
buka suara apalagi memberitahukan alamat kita kepada iblis
tersebut" "Kalau memang saudara siau telah mengatakan begitu,
akupun bisa berlega hati..."
Setelah berhenti sebentar, Be Bun Hui menyambung lebih
jauh: "Entah apa sebabnya, tiba2 dalam dunia persilatan telah
tersiar berita tentang kematian dan saudara Siau, berita ini
merupakan pukulan yang sangat besar bagi kekuatan yang
anti perkampungan Pek hoa san cung yang sedang berjuang
untuk menumpas kekuatan jahat itu dari muka bumi. Aaai...
sungguh tak kusangka cara kerja Shen Bok Hong ternyata
begitu rendah dan hina."
Siau Ling tersenyum. "Kabar berita itu bukan berita isapan jempol belaka, aku
memang betul 2 sudah mengalami suatu peristiwa yang
membahayakan jiwaku."
"Oooh. . "pikirnya begitu, "dapatkah saudara Siau
menceritakan kisah pengalaman itu?"
"Tentu saja boleh! maka pemuda she Siau inipun segera
menceritakan pengalamannya ketika berjumpa dengan Wu
popo hingga akhirnya bertemu dengan para jago.
Selesai mendengar kisah tersebut, para jago berseru
hampir berbareng. "Itu artinya nasib yang mujur bagi dunia persilatan, dari
bahaya Siau tayhiap bisa menemui keberuntungan."
Siau Ling menghela napas panjang.
"Aaai, ! semoga saja Chang beng dan Teng ji-hiap dapat
kembali dengan cepat dalam keadaan selamat."
Karena takut menggemparkan dunia persilatan, sianak
muda itu lelah merahasiakan kisah tentang dititipkannya dua
jilid kitab pusaka ilmu silat pada Teng It Lui dan Chang Yap
Cing. Tiba2 terdenger Siang Toa Hay mendehem berat dan
berkata: "Siau tayhiap, aku ada beberapa patah kata yang rasanya
tak pantas untuk diutarakan keluar, bolehkah aku
mengucapkannya keluar?""
"Siapa bilang tidak pantas" Siang heng ada urusan apa,
harap diutarakan keluar."
"Tidak berani aku hanya merasa tidak habis mengerti, apa
sebabnya Siau tahyiap melepaskan Ciu Cau Liong dari sini
dalam keadaan hidup?""
Siau Ling menyapu sekejap kesekeliling ruangan itu dengan
sorot mata tajam, kemudian katanya :
"Dibawah perlindungan dan dukungan Shen Bok Hong, Ciu
Cau Liong memang sudah terlalu banyak melakukan kejahatan
dan perbuatan terkutuk, bahkan aku percaya diantara saudara
sekalian yang hadir disini banyak diantaranya yang pernah
merasakan pahit getir ditangannya, aku percaya saudara
sekali tentu merasa tak puas ketika menyaksikan aku lepaskan
Ciu Cau Liong dengan begitu saja... tapi kalian harus
menyadari bahwa Ciu Cau Liong tidak lebih hanya seorang
badut kecil yang sama sekali tidak memegang pesaran
penting, dan ilmu silat maupun kecerdasannya hanya biasa
saja, ia bisa melakukan keonaran dan kejahatan dalam dunia
persilatan tidak lain karena ia mendapat perlindungan dan
dukungan kekuatan dari Shen Bok Hong untuk membinasakan
manusia semacam ini bisa kita lakukan setiap saat bilamana
kita memerlukan, tapi aku rasa melepaskan dia pergi dalam
keadaan hidup justru malahan lebih menguntungkan bagi kita
daripada membinasakan dirinya"
"Perkataan saudara Siau sedikipun tidak salah" Be Bun Hui
mengangguk tanda membenarkan."
"Semoga saudara sekalian dapat menyelami perasaan hati
aku orang she-Siau, dan aku harap jangan sampai terjadi
kesalahan pahaman diantara kita hanya disebabkan persoalan
ini" "Kami semua tak akan menaruh salah paham terhadap Siau
tayhiap " jawab para jago hampir berbareng.
Be Bun Hui tertawa ter bahak2, serunya :
"Haahhh...haaahh ..haahh... saudara Siau, perkataanmu
terlalu serius semua umat persilatan dikolong langit kecuali
orang2 dari perkampungan Pek hoa san cung sama2
menyanjungkan dan menghormati dirimu, mana mungkin
mereka bisa menaruh rasa salah paham terhadap dirimu?"
Sesudah berhenti sebentar, katanya lagi: "Saudara, Sudah
lama kita tak pernah bertemu baik engkau maupun aku
sama sama baru saja lolos dari bahaya, bagaimana kalau kita
meneguk dua cangkir arak untuk merayakan sisa hidup kita
ini?" "Aku tidak biasa minum arak, Be heng toh sejak dulu sudah
mengetahui....." ''Kita minum menurut kemampuan dan takaran masing2
siapapun tak akan memaksa."
Dengan suara keras ia berseru:
"Hindangkan arak!"
Meski pun tempat itu letaknya terpencil dan jauh dari
dusun atau kota namun persediaan makanan dan minuman
banyak sekali selang beberapa saat arak telah dihidangkan.
Be Bun Hui, Siau Ling, BuWi tootiang Pek li peng, Tu Kiu,
panah sakti yang menyapu jagat Tong Goan Ki, peluru sakti
Liok Kui Gang, Lan Mong Sen dari perguruan Gi heng bun, Sak
Hong Sian dari perguruan Tay kek bagian selatan ditambah
pula dengan pendekar pincang Siang Toa pay, Tong Lo thay
thay sebelas orang bersama2 duduk diatas lantai membentuk
satu lingkaran meja arak terletak diatas tanah.
Be Bun Hui angkat cawan araknya, setelah menghormati
para jago dengan secawan arak ia berkata :
"Apakah saudara sekalian telah mendengar apa yang
dikatakan Ciu Cau Liong barusan" Beberapa perguruan dalam
dunia persilatan berhasil dihancurkan oleh Shen Bok Hong"
kata Tang Kong Seng dari perguruan Gi heng bun," aku dan
Sak loo-te adalah salah satu diantara korban yang menderita
akibat perbuatanya yarg terkutuk itu, karenanya aku
berpendapat lebih baik kita cepat2 berusaha untuk
menyampaikan kabar berita ini kepada partai2 besar yang ada
dikolong langit, entah bagaimanakah menurut pendapat
saudara sekalian!?" "Waktu itu selama tiga bulan merupakan waktu yang terlalu
pendek, aku takut sebelum berita yang hendak kita sampaikan
tiba di tangan partai besar, mereka sudah ketimpa musibah"
"Urusan toh sudah jadi begini" sambung Sak Hong sian,
terpaksa kita harus berusaha sedapat mungkin untuk
melaksanakan peker jaan yang maha penting ini"
Bu Wi Tooiiang menghela napas panjang
"Yang paling menguatirkan diri pinto adalah masih tetap
banyaknya perguruan dari partai besar dalam dunia persilatan
yang menaruh perasaan jeri terhadap Shen Bok Hong,
sebelum api membakar alis mata mereka belum tentu mereka
bersedia terlibat dalam perjuangan ini, kendatipun mereka
mendengar cerita ini toh belum tentu mereka bersedia untuk
mempercayainya..." Be Bun Hui segera menghela napas pula :
"Dunia persilatan bisa mengalami peristiwa tragis semacam
sekarang ini tidak lain disebabkan lapuknya persatuan diantara
umat persilatan, seperti ibarat yang mengatakan sesuatu
benda yang membusuk akan timbul ulatnya sendiri, jika
pelbagai partai dan perguruan bisa bersatu padu dan kerja
sama sejak dahulu, Shen Bok Hong tidak nanti akan berhasil
memiliki kekuasaan seperti hari ini"
"Perkataan dari Be cong piau pacu sedikit pun tidak salah "
sambung Bu Wi Tootiang kembali : "tapi urusan telah
berkembang jadi begini satu satunya jalan yang bisa kita
lakukan sekarang adalah berusaha menggunakan kemampuan
yang kita miliki untuk menutupi kekurangan tersebut, untung
dewasa ini sebagian besar umat persilatan dikolong langit
telah sadar dari mimpinya, perjuangan Siau tayhiap
menentang kelaliman dan kekejaman Shen Bok Hong telah
tersebar luas di mana2 menurut pendapat pinto alangkah
baiknya kalau kita membuat surat atas nama Siau tayhiap dan
menerangkan duduknya perkara serta akibat yang bakal
ditimbulkan oleh peristiwa itu meskipun surat ini belum tentu
akan membangkitkan semangat berontak dan berjuang para
partai dan perguruan lain untuk menentang kelaliman Shen
Bok Hong, paling sedikit kita telah membangkitkan rasa was2
dihati mereka disamping itu dengan adanya surat pribadi dari
Siau tayhiap maka si pembawa surat ini bisa langsung mohon
bertemu dengan para ketua partai besar, dengan tindakan ini
kita pun dapat menghindari pula seandainya mata2 yang
menyusup dalam tubuh partai2 itu melakukan pengacauan
dari tengah." "Hhmm ! suatu pendapat yang sangat bagus ..." puji Be
Bun Hui, sorot matanya segera dialihkan keatas wajah Siau
Ling dan menambahkan, "bagaimana dengan pendapat
saudara Siau"'"
"Aku takut namaku kurang memadahi sehingga
menghancurkan rencana bagus dari kita ini''
Bu wi Tootiang segera tersenyum, Tentang soal ini Siau
tayhiap tak usah kuatir" katanya, "menurut apa yang pinto
ketahui, nama besar dan kedudukan Siau-tayhiap dalam dunia
persilatan pada saat ini bagaikan sang surya yang berada
ditengah angkasa, setiap orang persilatan tak ada yang tak
kenal, tak ada yang tidak tahu"
"Kalau Tootiang merasa cara ini bisa dilaksanakan, akupun
tak akan banyak bicara lagi".
"Jikalau saudara saudara sekalian tidak merasa bahwa gaya
tulisan pinto kurang bagus bagaimana kalau surat ini pinto
yang tulis dengan atas nama Siau tayhiap?" "
"Kalau memang begitu, kita musti merepotkan diri Too
tiang " kata Be Bun Hui.
"Kita laksanakan saja pekerjaan ini seperti apa yang
tootiang kehendaki... "ujar Siau Ling pula.
Setelah berhenti sebentar, ia berkata kembali:
"Aku mempunyai satu persoalan yang ingin dirundingkan
dengan saudara2 sekalian, apakah bersedia untuk
membicarakan masalah ini?"
"Silahkan diutarakan, kami akan cuci telinga dan
mendengarkan dengan seksama."
"Shen Bok Hong dapat kita akui sebagai seorang pemimpin
persilatan yang luar biasa, baik kecerdasan maupun ambisinya
mengagumkan sekali, ada satu hal yang aku merasa paling
gemas dan mendongkol yakni tersebar begitu banyaknya
mata2 disegenap wilayah maupun pelosok dikolong langit,
ditambah pula dalam setiap partai dan perguruan terdapat
pula mata2nya, ini berarti hampir seluruh gerak gerik dunia
persilatan telah diketahui olehnya, ia bisa makmur sebagian
besar disebabkan oleh karena suksesnya aksi mata2
tersebut..." "Tidak salah," sambung Be Bun Hui, "sering kali sebelum
pergerakan kita mulai, mereka sudah berhasil mendapat kabar
hingga pihak kita harus menderita kerugian yang tak sedikit."
"Kalau kita berhasil mendapatkan daftar nama dan tempat
dimana ia tempatkan mata2nya dikolong langit, tentu saja hal
ini jauh lebih bagus, kita dapat kerahkan segenap kekuatan
yang kita miliki dan sekaligus menghancurkan mata telinga
pihak perkampungan Pek hoa san cung, tapi...aku percaya
untuk mendapatkan daftar nama dan tempat itu bukanlah
suatu pekerjaan yang mudah, kecuali Shen Bok Hong pribadi
aku rasa tiada orang kedua yang bakal mengetahui rahasia
tersebut, Oleh sebab itulah timbullah suatu cara yang bodoh
dalam benakku, entah caraku ini dapat dipergunakan atau
tidak." "Apakah caramu itu " " tanya Be Bun Hui sambil tertawa.
"Berusaha sedapat mungkin untuk membasmi setiap
anggota perkumpulan Pek hoa san cung, asal kita mengetahui
jangan dilepaskan barang seorangpun kalau tidak bisa
dinasehati untuk bertobat dan kembali kejalan yang benar kita
bunuh saja dirinya hingga tidak meninggalkan bibit bencana
dikemudian hari atau paling sedikit kita harus punahkan ilmu
silat yang dimilikinya ."
"Bagus sekali usul ini, sebelumnya aku tak pernah berpikir
sampai kesitu......"
"Jikalau kita melakukan penggeledahan secara serempak
kendatipun belum tentu bisa menghancurkan semua
organisasi gerakan She Bok Hong paling sedikit kita bisa
memaksa mereka untuk bergerak lebih tidak leluasa."


Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Dikemudian hari baiklah kita akan perhatikan persoalan
ini" "Andai kata Shen Bok Hong selesai pertemuannya dengan
hweesio lantas mempercepat rencana untuk menyerang kita
bagaimana caranya kita menghadapi serangan mereka?"
terdengar Siang Toa Hay bertanya.
"Baik! Kalau begitu harap lootiang segera memuat surat
dan sebelum fajar menyingsing nanti kita segera utus orang
untuk menyampaikan surat itu itu keseluruh partai dan
perguruan besar" Bu Wi tootiang mengangguk dibawah lampu lentera toosu
dari partai Bu-tong itu segera menulis surat.
Dalam pada itu Siau Ling memandang sekejap sekeliling
ruangan itu lalu berkata :
"Ketua partai Bu-tong adalah seorang jago yang
menguasahi baik dalam kesusastraan maupun ilmu silat aku
percaya isi surat tersebut pasti mengandung peringatan yang
tajam sehingga mempertinggi kewaspadaan para partai besar
untuk bersiap sedia, tapi kita juga harus memikirkan jauhnya
perjalanan yang harus ditempuh, jika sampai saatnya surat itu
belum tiba sementara partai2 besar telah jatuh dalam
kekuasaan lawan, sekalipun sepuluh tokoh sakti yang
terperangkap dalam istana terlarang hidup kembalipun belum
tentu bisa menggantikan kekuatan delapan partai besar, coba
pikirlah siapa yang mampu menggantikan segenap kekuatan
dari delapan partai besar?"
"Tidak salah, apakah pendapat Siau heng mengenai
persoalan ini?" kata Be Bun Hui.
"Menurut pendapat siaute, lebih baik kita pilih sebagian
kecil jago yang berada di sini untuk mengejar dan mendesak
Shen Bok Hong serta orang2 dari perkampungan Pek hoa San
cung lebih jauh. Seandainya kita bisa menghancurkan
semangat tempur pihak lawan satu kali lagi, tentu saja hal itu
lebih bagus, tapi paling sedikit kita harus membuat Shen Bok
Hong merasa serba susah hingga utusan2 yang kita kirim
kepelbagai partai bisa mendapat kesempatan yang lebih
banyak lagi untuk menyampaikan surat itu kepada masing2
ketua partainya." "Semangat jantan Saudara Siau benar2 sangat
mengagumkan hati kami semua, tetapi saat ini masanya
belum masak, seandainya harus terjadi pertempuran secara
kekerasan aku takut kekuatan yang kita miliki masih belum
mampu menandingi kehebatan pihak perkampungan Pek hoa
san cung...karenanya..."
"Orang2 perkampungan Pek hoa san cung yang ditugaskan
dikota Tiang sah hanya seperpuluh nya saja jika kita hadapi
mereka dengan sepenuh tenaga, aku percaya mereka akan
berhasil kita tumpas hingga ke-akar2 nya" kata Siau Ling
sambil tertawa. "Tapi...bukankah Shen Bok Hong juga berada dikota
Tiangsah ?"" sambung Sak Hong Siang mendadak.
Dari nada ucapan tersebut, bisa dilihat betapa jeri dan
takutnya jago ini atas kehebatan dari Shen Bok Hong.
Siau Ling termenung sebentar, lalu berkata :
Menurut hasil penyelidikanku, Shen Bok Hong berhasil
menciptakan keberhasilan dan pengaruh yang besar seperti
hari ini kesemuanya dikarenakan ia memiliki kecerdasan
dan kelihayan yang melebihi orang lain tapi yang paling
penting adalah kehebatan mata2nya yang tersebar luas
diseluruh kolong langit serta gerak geriknya yang serba
misterius, ditambah pula beberapa racun kejinya serta
tindakan yang kejam baik dalam mengendalikan anak buahnya
maupun dalam menghadapi musuh, membuat umat persilatan
dikolong langit sama2 menaruh rasa segan dan seram
terhadap dirinya, dengan begitu terciptalah pengaruh yang
luar biasa bagi perkampungan Pek hoa san cung.."
Ia putar biji matanya menyapu, sekejap para jago,
kemudian sambungnya lebih jauh:
"Sebab lainnya adalah tidak mau berkutiknya umat
persilatan untuk bangun menentang kelalimannya, mereka
sama2 membiarkan Shen Bok Hong melakukan persiapan
yang matang kemudian menjegal mereka satu persatu,
padahal didalam kenyataan kita secara resmi sudah bentrok
dengan mereka, daripada mati konyol tanpa berkutik
bukankah jauh lebih baik berjuang dengan semangat tinggi
dan gugur dalam medan pertarungan?"
Beberapa patah kata itu seketika menambah semangat
jantan dalam hati para jago, serentak mereka berseru:
"Siau tayhiap bersiap sedia akan membuat apa, kami
semua rela mengikuti dirimu."
Siau Ling tersenyum. "Bagus sekali kalau memang saudara2 semangat juang
yang tinggi maka aku pun tak akan menunda2 rencanaku lagi
sekarang juga mari kita berangkat!" katanya.
"Saudara Siau engkau siap sedia melakukan pergerakan
apa?" tanya Be Bun Hui kembali.
"Menurut apa yang kuketahui dalam kuil Pek in koan masih
terdapat sekelompok jago2 dari Shen Bok Hong sekarang kita
harus menghancurkan lebih dahulu mata2 yang tersebar
didalam dunia persilatan, markas besar mata2nya yang
terdapat dikota Tiang sah telah berhasil siau-te dan Bu witootiang
sekalian hancurkan seluruh anggota perkampungan
Pek-hoa san-cung yang ada disana telah binasa, menurut apa
yang kuketahui dikota Tiang sah pihak perkampungan Pek hoa
san cung masih mempunyai dua buah tempat bercokol yang
satu ada dikuil Pek in koan sedangkan yang lain ada diwarung
Jit ci-teh wan sekarang kita harus lenyapkan dua buah sarang
dari Shen Bok Hong ini kemudian baru mengeluarkan
segenap kekuatan yang dimiliki untuk mengerjai Shen Bok
Hong jikalau kita mampu mengepung dan membinasakan
dirinya sudah tentu Lebih bagus lagi tapi paling sedikit kita
harus membikin dia kalang kabut dan harus menjaga
keselamatan sendiri dalam keadaan begitu maka dia tak akan
memiliki kesempatan lagi untuk merencanakan siasat busuk
guna mencelakai orang lain "
"Baik! menurut pendapat Siau heng kapan kita akan
berangkat...?" tanya Be Bun Hui.
"Tentu saja lebih cepat lebih baik!"
"Kita harus mengerahkan segenap kekuatan yang kita
miliki?" "Tak usah aku hanya ingin memilih beberapa orang
diantaranya saja..... ---ooo0dw0ooo--- Jilid: 24 SETELAH berhenti sebentar, lanjutnya : "Harapan Be heng
suka tetap tinggal di markas besar, siau-te hanya akan
membawa enam orang saja!"
Be Bun Hui tersenyum. "Engkau akan memilih sendiri" ataukah aku yang pilihkan
untukmu?" Nona Pek-li, saudara Tu akan kubawa serta, dan
tolong Be-beng suka pilihkan dua orang lagi"
"Aku bersedia membuat pahala untuk me nebus dosa,
apakah Siau taybiap bersedia mempercayai diriku" sela Tong
Lo-thay thay secara mendadak.
Siau Ling tertawa. "Tak usah, meskipun gerak gerik kita kali ini tidak terlalu
rahasia namun kamipun tak akan bekerja secara blak2an, jika
dapat merahasiakan indentitas kita jauh lebih baik. Untuk
sementara waktu harap Tong lo thay thay tetap tinggal disini,
aku percaya delapan bagian Kim Hoa hujin akan berhasil
mendapatkan obat pemunah dari Shen Bok Hong. menanti
racun keji yang bersarang ditubuh Lo hujin benar2 sudah
punah, saatnya belum terlambat bagimu untuk munculkan diri
dan memusuhi pi hak perkampungan Pek boa san cung secara
terang2an" "Saudara siau, termasuk engkau cuma lima orang, masa
cukup, untuk menghadapi mereka"'
"Serangan kita kali ini adalah dengan racun menyerang
racun, yang diutamakan adalah suatu penyerangan secara
mendadak." "Panah sakti yang menggetarkan jagid Tong Goan Ki serta
peluru sakti Liok Kui Ciang masing2 memiliki keahlian khusus,
aku rasa jika mereka yang mengikuti dirimu pastilah akan
memberi bantuan yang sangat besar"
Siau Ling tersenyum. "Entah saudara Liok dan saudara Tong bersedia atau tidak
melakukan perjalanan bersama aku orang she Siau?""
tanyanya. Tong Goan Ki dao Liok Kui Ciaag serentak bangun berdiri,
jawabnya. "Siau tayhiap bersedia membawa serta kami berdua hal ini
merupakan suatu kehormatan bagi kami."
"Kalian memang kalian berdua bersedia membantu aku
orang she Siau didalam per gerakan ini, bagaimana kalau
sekarang juga kita berangkat."
"Aku akan suruh mereka siapkan perahu," kata Tong Goan
Ki dengan cepat . ia segera keluar lebih dahulu dari ruangan.
"Kalau begitu, akupun mohon diri terlebih dahulu kepada
saudara sekalian," kata Siau Ling.
Dengan membawa Pek li Peng. Tu Kiu dan Liok Kui Ciang
berangkatlah mereka tinggal kan markas tersebut.
Buru2 Be Bun Hai mengejar keluar ruangan, katanya.
"Saudara Siau.baik2lah jaga diri! "
"Eigkau tak usah kuatir, Be Bun Hui tak perlu mengantar
lebih jauh! " jawab Siau Ling sambil berpaling.
Sesudah tiba ditepi sungai terlihatlah Tong Goan Ki telah
siap di depan perahunya Para jago segera naik perahu dan
bergerak menuju ketepi seberang
Sementara sarapan bergerak ketengah sungai Siau Ling
menengadah memandang cuaca lalu berkata.
''Sekarang waktu sudah menunjukan kentungan keempat
lebih jika dihitung dengan perjalanan yang harus ditempuh
sewaktu kita tiba di kuil Pek in koan mungkin fajar telah
menyingsing - " "Jika kurang leluasa bertempur disiang hari bagai mana
kalau kita mencari tempat untuk beristirahat lebih dahulu dan
sergapan itu kita lakukan besok malam saja'" Liok Kui Ciang
mengusulkan. "Tak usah!" jawab Siau Liog sambil menggeleng kita harus
melakukan suatu sergapan yang sama sekali diluar dugaan
mereka fajar merupakan saat yang paling baik untuK operasi
tersebut" "Diudara terang tenderang bukankah asal usul kita bakal
diketahui lawan" "kata Tong Goan Ki.
"Asal kita tutup wajah kita dengan kain kerudung siapa
yang bisa menebak asal usul kita?"
Sementara pembicaraan masih berlangsung perahu kecil itu
sudah merapat ketepian. Siau Ling segera membawa para jago langsung menuju ke
kuil Pek in koang. Sepanjang perjalanan para jago mengerahkan ilmu
meringankan tubuh secepat mungkin sebelum fajar
menyingsing mereka telah didepan kuil Pek in koang.
Dengan sorot mata tajam Siau Ling mengawasi keadaan
disekeliling tempat itu lalu dengan suara rendah bisiknya.
"Ruangan sudut timur laut kuil tersebut merupakan tempat
tinggal para jago dari perkumpulan Pek hoa-san-cung tapi
masih ada orangkah pada saat ini aku tak berani
memastikan...." Ia memandang sekejap kearah Tong Goan Ki serta Liok Kui
Ciang lalu perintahnya: "Aku harap kalian menjaga diatas atap rumah dan
membantuku kami dengan senjata2 rahasia kalian"
Tong Coan Ki serta Liok Kui Ciang mengi akan mereka
segera melayang naik keatas wu wungan rumah dan memilih
tempat yang srategis untuk bersiap sedia.
"Saudara To Peng ji bungkus wajah kalian dengan kain dan
serbu kedalam sebisanya jangan banyak bicara dengan
mereka " bisik siau Ling kembali dengan suara lirih,
Pek-li Perg tersenyum, dia ambil keluar secarik sapu tangan
dan membungkus sebagian wajabnya, kemudian berkata:
"Toako, kami harus mengikuti dibelakang tubuhmu.."
ataukah masing2 mencari lawan tandingannya sendiri?"
"Kita ber-sama2 membasmi musuh tangguh!"
"Kalau begitu, toako jadi pemimpin dan kami akan
membantu dari samping..!" Siau Ling tersenyum.
"Peng-ji, kali ini engkaulah yang memimpin serangan, aku
akan membantu kalian secara diam2 " katanya.
Pek-li Peng segera cabut keluar pedangnya dan berbisik
kepada Tu Kiu dengan suara lirih:
"Mari kita serbu kedalam'"
Tu Kiu cabut keluar pedang pit baja dan gelang perak
pelindung tangannya sambil tertawa ia berkata :
"Dua macam senjata dari aku Tu lo sam telah menjadi
perak yang terkenal sekali kendatipun aku menyaru sebagai
apapun asal orang dapat melihat kedua macam senjata ini
mereka akan segera mengetahui siapakah diriku ini!"
"Engkau cakut kalau mereka mengenali dirimu" "
"Siapa yang takut"' seru Tu Kiu gusar ia segera loncat
kedepan dan melaijcarkan serbuan lebih dahulu.
Kedua orang itu dengan cepat menerjang masuk kedalam
ruang kuil, Siau Ling membuntuti dengan kencang di-belakang Tu Kiu
serta Pek Li Peng mereka langsung menyerbu keruang
samping. Dalam pada itu fajar baru mulai menyingsing dari ufuk
sebelah timur pemandangan disekeliling tempat itu dapat
terlihat jelas sekati. Baru saja Siau Ling sekalian tiga sosok bayangan manusia
melayang turun dalam halaman samping seketika itu juga
muncullah dua sosok bayangan manusia menghadang jalan
pergi ketiga orang itu. Desingan angin tajam menyambar lewat sebatang anak
panah dengan tajamnya meluncur memenuhi angkasa.
'"Aduuh.!" jeritan kesakitan bergama memecahkan
kesunyian, seorang pria baju hitam menyerang dan roboh
terkapar keatas tanah. Tapi pada detik yang bersamaan itu pintu gerbang ruang
tengah terbentang lebar, seorang kakek yang gemuk pendek
murcul-kan diri dengan langkah lebar.


Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Peng ji" bisik Siau Ling dengan suara lirih, orang itulah
yang bernama Seng Sam Kong. ilmu silatnya sangat lihay dia
tak boleh dipandang enteng.
Cahaya berkilauan menyambar lewat, kembali sebatang
anak parah meluncur menembusi angkasa langsung
mengancam tenggorokan Seng Sam Koay.
Kskek gemuk pendek itu dengan tangkas menggape tangan
kanannya, dengan suatu gerakan yang manis tahu2 ia berhasil
menangkap anak panah tersebut.
Tu Kiu mengetahui bahwa anak pinah itu dilepaskan oleh
panah sakti yang menggetarkan jagad Tong Goan Li, dengan
daya kekuatan yang luar biasa dari orang itu ternyata anak
parah yang dilepaskan berhasil ditangkap Seng Sam Koay
dengan begitu gampang hal ini menunjukkan betapa
sempurnanya tenaga dalam yang dimiliki orang itu.
Seng Sam Kay sangat tenang setelah anak panah itu
berhasil ditangkap ia tetap berdiri tak berkutik ditempat
semula sorot rnatanya per-lahan2 menyapu sekejap wajah Pek
li Peng serta Siau Ling kemudian tegurnya
'"Saudara sekalian. kalau toh kalian berani datang kemari
mengapa tidak berani menghadapi kami dengan paras muka
aslimu?" Sementara ucapan tersebut diutarakan keluar bayangan
manusia berkelebat lewat dari samping kiri kanan ruangan itu
dalam sekejap mata ditengah kalangan telah bertambah
dengan delapan orang pria kekar yang bersenjata lengkap.
Dengan sorot mata yang tajam Siau Ling mengawasi
beberapa orang itu dia lihat Khong Siang terdapat diantara
orang2 itu dalam hatinya pemuda itu segera berpikir:
"Baik Seng Sam Koay maupun Khong Siang masih berada
disini mungkin mereka belum tahu kalau Ciu Cau Liong
sekalian sudah tertimpa musibah."
Sementara itu Tu Kiu sedang berseru sambil tertawa
dingin: "Baik saudara sekalian hanya ada sebuah jalan kehidupan
saja yakni membuang senjata dan tidak bersedia diperbudak
oleh pihak perkumpulan Pek-hoa san cung lagi, kalau kalian
tak mau mendengarkan nasehatku ini, sekejap mata kamu
semua akan tekapar diatas tanah dengan darah bercucuran..'
Seng Sam Koay tertawa dingin, tiba2 ia memotong ucapan
Tu Kiu yang belum selesai :
"Hahh...heehh.. heehh... kalau dugaanku tidak keliru,
bukankah engkau adalah Tu loo ji dari sepasang pardangan
dari kota Tiong ciu...?".'
"Tebakanmu keliru " sahut Pek li Peng. "sekarang ia sudah
menjadi Tu loo-sanl"
Suaranya lengking dan merdu, siapapun dapat mengetahui
kalau suara tersebut adalah suara kaum wanita.
Seng Sam Koay segera mengerutkan dahi nya rapat2.
"Sebenarnya siapakah engkau?" ia menegur.
"Aku adalah pencabut nyawa?"
Mendadak diaayun tangannya, dua batang jarum Hanpeng
ciam laksana kilat menyambar kedepan.
Seng Sam Koay membebaskan ujung yang lebar,
segulung hembusan angin pukulan merontokkan ancaman
jarum beracun tersebut. Kembali Siau Ling menyapu sekejap kesekeliling tempat itu.
tatkala dilihatnya pihak lawan sudah membentuk barisan
pengepungan yang rapat, dalam hati segera pikirnya:
"Aku harus melukai dua orang diantaranya lebih dahulu,
sehingga barisan tersebut kacau balau tidak karuan."
Berpikir sampai disiiu, diam2 ia mengerahkan tenaga
dalamnya dan secara beruntun tangan kanannya melancarkan
sentilan maut. Dua gulung desiran angin tajam segera meluncur kedepan
dengan dahsyatnya. Kekuatan daya serang ilmu jari Sian ci-sinkang dari gereja
Siau lim si ini benar2 luar biasa dahsyatnya, apalagi serangan
tersebut dilancarkan Siau Ling secara diam2, bisa dibayangkan
bagaimanakah akibatnya. Dua kali jeritan lengking berkumandang memecahkan
kesunyian, masing2 seorang pria yang berdiri disisi kiri dan
kanan roboh terjengkang keatas tanah dan tak berkutik lagi.
Rupanya Siau Ling ada maksud mengacau kan lebih dahulu
barisan musuh, oleh sebab itu Serangan tersebut dilancarkan
dengan sekuat tenapa dan arah yang ditujupun merupakan
jalan darah kematian. Seng Sam Koay sendiri walaupun dapat melihat Siau Ling
menyentilkan tangan kanannya, namun ia sama sekali tak
menyangka kalau sentilan jarinya itu dapat melukai orang
hatinya tercekat dan bulu kuduknya pada bangun berdiri.
Dalam hati segera berpikir :
"Nampaknya diantara tiga orang yang munculkan diri ini,
orang itulah merupakan musuh yang paling tangguh, aku
harus ber hati2 dengan manusia tersebut..."
Berpikir sampai disitu, dengan suara dalam ia segera
berkata. "Khong heng. mari kita ber-sama2 menghadapi orang yang
ada di belakang itu!"
Sambil berkata tangan kanannya dilapkan berulang kali.
Bayangan manusia saling berkelebat, cahaya senjata
menyilaukan mata, enam tujuh orang pria yang berdiri
dikedua belah samping ber-sama2 menyerbu kedepan dan
menyerang Tu Kiu serta Pek-li Peog habis2an.
Pek li Peng dan Tu Kiu dengan cepat menggetarkan senjata
masing masing menghadapi datangnya serangan maut itu
dengan gagah. Khong Siang menggetarkan senjata tombak berantainya,
dengan suatu sentakan tajam ia totok dada lawan.
Tombak berantai adalah sejenis senjata yang luar biasa
dibelakang tombak dipasang rartai yang panjang, serangan
bisa dilakukan dari jarak jauh maupun dekat sesuai dengan
kehendak hatinya. Siau Ling tetap melayani musuh2nya dengan tangan
kosong, ia berdiri tegak ditempat semula, terhadap datangnya
sergapan dari tombak berantai itu pemuda tersebut sama
sekaii tidak memikirkannya didalamhati.
Khong Siang mendengus dingin, teriaknya:
''Keparat, bagus sekali perbuatanmu.
Hawa murninya diam2 ditingkatkan, dengan kekuatannya y
ng berlipat ganda tombak berantai itu meluncur semakin
cepat kedepan. Siau Ling masih tetap bersikap tenang, menunggu ujung
tombak sudah hampir mengenai tubuhnya, ia baru miring
kesamping, tangan kirinya laksana kilat menyambar ujung
tombak yang tajam itu. Dengan mengenakan sarung tangan kulit menjangan,
bukan saja pemuda itu tidak takut tajamnya senjata, diapun
tak usah takut keracunan hebat.
Khong Siang termasuk salah seorang jago kawakan yang
sudah puluhan tahun lamanya berkelana dalam dunia
persilatan, banyak pertempuran sengit telah dia alami namun
belum pernah ia jumpai musuh yang begini berani menyambar
ujung senjatanya dengan tangan kosong, untuk beberapa saat
lamanya ia dibikin tertegun.
Gerakan tangan Siau Ling amat cepat dan cekatan, ketika
tangan kirinya menyambar kedepan, tahu2 ujung tombak
tersebut berhasil dicekerarn olehnya.
Khong Siang merasa terkejut bercampur gusar, sekuat
tenaga dia membetot kebelakang, sementara dalam hati
kecilnya berpikir : "Sekalipun engkau memiliki telapak baja, atau ilmu weduk
yang kebal senjata, jangan harap bisa menahan ketajaman
ujung tombakku yagg berduri naga itu... akan kusuruh engkau
merasakan pahit getir ditanganku..."
Siapa tabu kendatipun betotannya sudah dilakukan dengan
segenap tenaga, akan tetapi sikap Siau Ling masih tetap
tenang dan se akan2 tak pernah terjadi suatu apapun diam2
pemuda itu mengerahkan tangan nya dan balas membetot
kebelakang Setelah adu betot yang amat seru Kbong Siang tak kuasa
menahan diri tanpa terasa badannya terjengkang maju
kedepan Semua peristiwa itu berlangsung sekejap mata pada saat
yang bersamaan ketika Siau Ling mencengkeram ujung
tombak berantai tersebut Seng Sam Koay bagaikan elang
menangkap anak ayam telah menerjang datang dari tengah
udara dengan jurus Thay-san-ya-teng atau dihimpit oleh bukit
Thay-san ia hajar batok kepala Siau Ting.
Sianak muda itu menyambut serangan yang datang dari
tombak berantai itu dengan tangan kirinya tiada lain adalah
bermaksud hendak menghadapi Seng Sam Koay dengan
tangan kanannya . Melihat datangnya ancaman dari lawan yang menerjang
datang ia segera putar telapak kanan dan menyambut
datangnya serangan tesebut deagan keras lawan keras.
"Blaaarrr!!. sepasang telapak saling membentur satu sama
lainnya menimbulkan ledakan yang keras.
Seng Sam Koay berjumpalitan ditengah udara sesudah
bersalto satu lingkaran ia melayarg turun kurang lebih lima
depa jauhnya dari tempat semula,...
Siau Ling sendiri mundur satu langkah ke-belakang oleh
getaran angin pukulan dari Seng Sam Koay.
Menggunakan kesempatan yang sangat baik itu Khong
Siang sekuat tenaga membetot kembali senjata tombak
berantainya. Tiba2 Siau Ling lepas tangan Khong Siang yang sama sekali
tidak menduga akan hal itu secara beruntun mundur tiga
empat langkah kebelakang sebelum akhirnya berhasil berdiri
Lima Laknat Malam Kliwon 1 Pendekar Gila 12 Pembalasan Dewa Pedang Muslihat Para Iblis 3
^