Pencarian

Budi Kesatria 14

Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen Bagian 14


tegak. Dengan sinar mata berkilat Seng Sam Koay mengawasi
pihak lawannya lalu dengan suara dingin berkata:
"Jago persilatan yang ada ditolong langit dewasa ini hanya
ada beberapa orang saja yang mampu menyambut serangan
aku orang she Seng dengan keras Lawan keras engkau
sungguh hebat!' "Engkau terlalu memuji"
Mendadak sianak muda itu menerjang maju lagi kedepan.
sepasang telapaknya melancarkan serangan berantai.
Seng Sam Koay tak sudi memperlihatkan kelemahannya,
diapun melancarkan serangan-serangan balasan untuk
mengimbangi gerakan musuhnya.
Gerak serangan Siau Ling kian lama kian bertambah cepat,
setelah Seng Sam Koay menyambut serangan yang pertama,
mau tak mau dia harus menyambut pula serangan ke dua dan
berikutnya, terpaksa ia menggigit bibir dan menyambut semua
ancaman itu dengan sekuat tenaga.
"Blaaam... Blaaam..!! bentrokan kekerasan berlangsung
tiada hentinya, suara ledakan bergema saling susul menyusul
membuat suasana jadi ramai dan memekikkan telinga.
Dalam sekejap mata Siau Ling telah melancarkan delapan
buah pukulan berantai, terpaksa Seng Sam Koay pun harus
keraskan kepala untuk menyambut kedelapan buah ancaman
tersebut dengan keras lawan keras.
Selesai beradu tenaga sebanyak delapan jurus dengan
musuhnya Seng Sam Koay merasa bahwa darah dalam
dadanya bergelora keras peluh dingin membasahi seluruh
tubuh nya. Siau Ling tertawa dingin ejeknya.
"Engkau hebat juga ternyata sanggup menerima delapan
buah serangan berantaiku dengan tenang!"
Bersamaan dengan selesainya ucapan tersebut kembali ia
lancarkan sebuah pukulan ke arah dada lawan.
Seng Sam Koay rupanya mulai menyadari jika ia sambut
serangan yang pertama ini maka serangan berikutnya
terpaksa harus ia terima terus pada saat itu bila ia tak kuat
menahan diri niscaya jiwanya akan melayang
Karena itu buru2 badannya berkelit kesamping untuk
menghindarkan diri. Menyaksikan Seng Sam Koay tidak berani menyambut
datang serangan dengan keras lawan keras lagi Siau Ling
segera tertawa dingin dan mengejek hina:
"Seng Sam Koay, kamu sudah jeri" ayoh sambut lagi
seranganku berikut ini.,."
"Hmm!" Seng Sam Koay tidak gubris ejekan lawan, serunya
dengan dingin: "Sebenarnya siapakah engkau" berani engkau utarakan
namamu?"" ''Engkau tak usah bertanya siapakah aku, tetapi aku dapat
memberi kesempatan bagimu untuk bertobat dan kembali
kejalan yang besar, sekarang tempat tinggal kalian sudah
dikepung oleh para jago dari seluruh kolong langit yang telah
berkumpul dikota Tiang sah, mengingat ilmu silat yang kau
miliki didapatkan dengan tidak mudah, aku bersedia membuka
jaring dan memberi jalan kehidupan kepadamu, tentu saja
asal engkau bersedia melepaskan diri dari pengaruh
perkampungan Pek ho sian cung dia tidak mencampuri urusan
dunia persilatan lagi"
Seng Sam Koay tertawa dingin.
"Sebenarnya Shen toa cungcu memandang kemurahan
Thian menciptakan umatnya di-kolong langit merasa tak tega
untuk melakukan pembunuhan secara besar2an, oleh sebab
itu ia telah memberi waktu yang cukup lama bagi kalian untuk
merenungkan diri dengan harapan, kamu semua bisa tahu diri
dan per-lahan2 menggabungkan diri dengan perkampungan
Pek hoa san cung, sungguh tak dinyana ternyata kalian adalah
manusia2 yang tak tahu diri. berani melakukan perlawanan
yang nekad,,." "Hmm...! jika tindakan kalian ini membangkitkan hawa
gusar dari Shen toa cungcu, mungkin ia dapat merubah
keputusannya dan didalam waktu singkat dunia persilatan
akan terjadi perubahan besar, partai persilatan akan hancur
dan lenyap dan muka bumi, pada saat itu kalian akan
memperoleh kematian yang mengerikan tanpa tempat untuk
kubur" "Besar amat nyalimu " tegur Siau Ling dengan suara ketus,
Shen Bok Hong sendiri pun tidak berani mengatakan kalau ia
berambisi untuk menguasai seluruh kolong langit"
Maksud Seng Sam Koay yang sebenarnya adalah untuk
menakutkan Siau Ling, siapa tahu sianak muda itu tak sudi
menerima gertak sambalnya, hal ini membuat sepasang alis
matanya kontan berkenyit.
"Sebenarnya siapakah engkau?"" kernbali ia menegur.
Sementara pembicaraan masih berlangsung, jeritan ngeri
yang menyayatkan hati berkumandang memecahkan
kesunyian, seorang pria baju hitam menemui ajalnya secara
mengerikan diujung pedang Pek li Peng.
Khong Siang yang menyaksikan ilmu silat pihak lawan
sangat lihay. terutama sekali jurus pedang Pek li Peng yang
begitu aneh. ampuh dan sukar diraba hingga membuat orang
tak bisa menduganya sama sekali, tak berani berayal lebih
jauh. ia miringkan badan dan segera menerjang kedepan.
Ilmu silat yang ia miliki sangat dahsyat, terutama
permainan jurus tombak berantainya yang luar biasa, setelah
ia turun tangan dengan cepat serangan ganas dari Pek li Peng
dan Tu Kiu berhasil ditahan dan dibendung olehnya.
Diam2 Siau Ling memperhatikan sekejap keadaan medan
pertarungan yang sedang berlangsung, kemudian pikirnya
didalam hati: "Jikalau dilihat dari keadaan pertarungan antara Pengji
dengan kawanan bandit yang dipimpin Khong Siang, mungkin
pertarungan tersebut masih harus berlangsung beberapa
waktu lamanya, terpaksa aku harus binasakan Seng Sam Koay
lebih dahulu untuk menggetarkan hati lawan..."
Berpikir sampai disitu dengan suara dingin ia lantas
berkata: "Seng Sam Koay. aku telah menasehati dirimu dengan
kata2 yang baik. seandainya engkau tidak mau juga
mendengarkan nasehatku maka itu berani hanya mencari jalan
kematian bagi diri sendiri, ayoh loloskan senjatamu! aku
hendak mencabut jiwamu dalam seratus jurus!"
Ucapannya tegas dan mantap, sama sekali tidak
mengandung nada gertak sambal.
"Katakan dahulu siapa namamu, kemudian aku pasti akan
mengiringi kehendakmu itu!' ujar Seng Sam Koay.
"Baik! agar engkau bisa mati dengan hati terang, aku
adalan Siau Ling..."
"Apa" engkau Siau Ling?" teriak Seng Sam Koay terpongah.
"Sedikitpun tidak salah, Nah! cabutlah senjatamu...,."
"Dalam permainan telapak kita belum sempat menentukan
siapa menang siapa kalah, bagaimana kalau kita beradu
pukulan lagi?""
"Baiklah!" Tanpa banyak bicara sianak muda itu menerjang maju
kedepan. dan segera melancarkan sebuah pukulan dahsyat.
Seng Sam Koay ayun telapaknya menangkis ancaman
tersebut, dalam waktu singkat berkobarlah suatu pertempuran
yang seru antara dua orang jago lihay itu.
Serangan yang dilanncarkan Siau Ling di lakukan dengan
gerakan yang sangat cepat bagaikan sambaran kilat, dalam
sekejap mata ia telah melepaskan dua puluh buah serangan
berantai. Setelah mengetahui musuh yang sedang dihadapinya
adalah Siau Ling, Seng Sam Koay sadar bahwa pertarungan
sengit yang sedang berlangsung ini menyangkut soal mati
hidup bagi dirinya, oleh karena itu dia pusatkan segenap
perhatiannya untuk melayani serangan2 lawan secara berTiraikasih
Website http://kangzusi.com/
hati2, ia tak berani ambil resiko dan mengutamakan
keselamatan jiwa sendiri, apabila bukan terpaksa oleh
keadaan jago gemuk itu tak berani menyambut serangan
lawan dengan keras lawan keras.
Dalam sekejap mata kedua belah pihak telah saling
bertempur hingga mencapai lima puluh jurus lebih.
Makin bertempur Siau Ling merasa bersemangat dengan
sorot mata memitcarkan cahaya kilat bentaknya:
"Seng Sam Koay hati2lah dengan seranganku ini!"
Ditengah bentakan keras telapak kirinya membabat
kebawah dengan jurus pukulan Thian gwa lay in atau awan
tebal dilangit terbuka sementara tangan kanannya mele
paskan satu sentilan tajam.
Segulung desiran angin tajam meluncur kedepan dengan
sangat cepat dan dengan telak bersarang disikut kanan
manusia she Seng itu. Dalam pada itu Seng Sam Koay baru saja akan
menggerakkan tangan kanannya untuk menangkis pukulan
dari Siau Ling mendadak ia merasa sikut kanannya jadi kaku
dan se luruh lengan kanannya terkulai lemas kebawah...
Ilmu sentilan sian ki sinkang ini merupakan salah satu dari
ketujuh puluh dua macam ilmu sakti gereja Siau lim si bila
tenaga dalam berhasil dilatih hingga mencapai kesempurnaan
maka serangan tersebut mampu mencabut jiwa manusia
dengan suatu totokan ke udara kosong.
Kendatipun tenaga dalam yang dimiliki Seng Sam Koay
amat sempurna namun ia tak rnampu menahan serangan
yang maha besar itu. sikut kanannya terasa amat sakit
bagaikan patah tulang Setelah lengan kanannya terluka tak sempat lagi Seng Sam
Koay untuk menghindarkan diri dari datangnya serangan Siau
Ling yang dilakukan dengan kecepatan bagaikan kilat itu.
"Blaam...!" ditengah benturan yang sangat keras, pukulan
kilat yang dilancarkan Siau Ling itu dengan telak bersarang
dibahu kiri Seng Sam Koay.
Tenaga pukulan itu cukup dahsyat dan mampu
menghancurkan batu cadas, tulang bahu kiri Seng Sam Koay
yang termakan oleh angin pukulan tersebut segera patah jadi
dua bagian, ia mendengus berat dan mundur tiga langkah
kebelakang dengan sempoyongan.
Sebenarnya Siau Ling dapat menggunakan kesempatan
yang sangat baik itu untuk membebaskan jiwa Seng Sam
Koay. akan tetapi ia tidak turun tangan lebih jauh sebaliknya
malah berhenti, ujarnya dengan suara dingin.
"Seng Sam Koay, aku hendak membinasakan dirimu hingga
kau bisa mati dengan mata meram, gunakanlah kesempatan
ini untuk atur pernapasan dan pulihkan kembali kekuatanmu
untuk bertempur lebih jauh"
Bahu kiri Seng Sam Koay telah patah sedang sikut
kanannya terluka parah, kedua tempat itu merupakan
persediaan yang sangat penting, sekalipun berhasil disambung
dan diobati, paling sedikit dalam tiga lima hari tak mungkin
bisa digunakan untuk bertem pur lagi.
Tapi bagaimanapun juga dia adalah seorang jago yang
memiliki tenaga dalam amat sempurna, ia segera mengepos
tenaga dan mendadak meloncat keudara, dengan cepatnya ia
berhasil mencapai wuwungan rumah.
Desingan angin tajam bergema memecahkan kesunyian,
sebatang anak panah dengan hebatnya meluncur datang.
Buru2 Seng Sam Koay menutul permukaan wuwungan
rumah dengan ujung kakinya, ia melayang keudara untuk
kedua kalinya lalu secepat kilat melayangkan diri dari situ.
Siau Ling yang menyaksikan Seng Sam Koay melarikan diri,
sama sekali tidak melakukan pengejaran, ia tetap berdiri
ditempat semula. "Ploooooik,, " anak panah itu menyambar dalam rumah dan
menembusi lantai hingga tembus segagangnya.
Bayangan manusia berkelebat lewat Tong Goan Ki dan Liok
Kui Chiang ber-sama2 melayang turun ketengah halaman.
Khong Siang yang mimpin kawanan bandit bertarung
melawan Pek Li Peng dan Tu Kiu berhasil mempertahankan
posisi seimbang tapi setelah menyaksikan Seng Sam Koay
melarikan diri dengan badan terluka sementara Pihak lawan
mendapat bantuan dari jago2nya sang hati jadi gugup dan
gelisah sekali pikirnya dalam hati:
"Rupanya kalau pertarungan ini dilanjutan lebih jauh
pihakku yang bakal menderita kerugian besar..."
Tong Goan Ki dan Liok Kui Chiang segera meloloskan
senjata dan bersiap sedia maju kedepan untuk membantu Pek
Li Peng dan Tu Kiu Siau Ling yang menyaksikan hal itu segera tersenyum dan
berkata: "Kalian berdua tak usah repot2 untuk turun tangan
sendiri,." Jari tangannya menyentil kedsoan segulung desiran angin
tajam dengan cepat luncur kedepan.
''Plaaank...! serangan itu dengan telak menghajar lengan
kanan seorang pria kekar.
Pria itu merasakan lengannya jadi kaku dan tak kuasa lagi
senjata tajamnya terlepas dari cekalan.
Tu Kiu yang kebetulan berada disisinya segera putar
senjata pit nya dan langsung menusuk dada lawan diiringi
menyembur nya darah segar, senjata itu menembusi dada
lawan dan mampuslah orang itu seketika itu juga...
Siau Ling menyentilkan jarinya berulang kali, desiran2
tajam menyambar memenuhi angasa, dengan putaran senjata
pedang dan pit dari Pek li Peng dan Tu Kiu, kembali beberapa
orang pria roboh binasa Dalam waktu singkat dalam gelangang tinggal Khong Siang
seorang yang masih melakukan pertarungan sengit, tombak
berantainya menyerang secara ber-tubi2 dengan harapan bisa
melindungi keselamatan jiwa nya.
Siau Ling segera menerjang maju kedepan ia sambar
tombak berantai dari Khong Siang itu dan melancarkan satu
tendangan kilat yang membuat jago itu jatuh terjungkal diatas
tanah. Tegurnya dengan suara dingin:
"Hmm' bagaimana sih kalau ilmu silatmu dibandingkan
dengan kepandaian dari Seng Sam Koay?" apakah engkau
masih akan meneruskan pertarungan nekadmu?"?"
Per lahan2 Khong Siang bangkit berdiri. ia memandang


Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sekejap kesekeliling tempat itu, ketika dilihatnya diantara para
jago yang berpihak pada dirinya. kecuali Seng Sam Koay yang
berhasil melarikan diri semuanya sudah mati binasa disitu
segera menghela napas panjang.
Ia cabuti keluar sebilah pisau belati dari sakunya, kemudian
berkata dengan sedih: "Sekalipun Siau tayhiap telah berbuat murah hati dan
mengampuni jiwaku, tapi aku tak punya muka untuk
berkelana lagi didalam dunia persilatan... percuma aku hidup
dikolong langit lebih jauh"
Ii putar pisau belatinya dan segera ditusukkan keatas dada
sendiri. Dengan enteng Siau Ling menyentilkan ujung jarinya,
segulung desiran angin tajam menghantam diatas pisau belati
itu membuat senjata tersebut mencelat dari cekalan dan jatuh
kebawah katanya dengus wajah serius:
''Kalau Khong heng sudah tahu kalah mengapa engkau
harus bunuh diri" dikolong langit terdapat banyak tempat yang
lain panoramanya bukankah Khong heng bisa mengundurkan
dari dunia persilatan dan hidup secara damai disuatu tempat
yang lebih indah" Ia berhenti sebentar kemudian sambungnya lebih jauh:
"'Lagi pula kalau Khong heng bersedia kembali kejalan yang
benar aku tanggung para jago diseluruh kolong langit akan
menyambut kedatanganmu dengan senang hati,"
Khong Siang tertawa getir.
"Sekalipun aku punya maksud untuk menerima tawaran
dari Siau tayhiap terpaksa yang jiwaku tak bisa hidup lebih
dari tujuh hari lagi, tujuh hari kemudian racun keji yang
mengeram dalam tubuhku akan bekerja seluruh urat nadiku
akan mengerut dan akhirnya mati ...ooh penderitaan itu bukan
bisa ditahan oleh sementara orang."
"Jadi maksud Khong heng engkau hendak kembali
keperkampungan Pek hoa san cung?"
Khong Siang rrenggeleng. "Aku sudah muak dan sebal menyaksikan keganasan dan
kekejaman Shen Bok Hong, aku tak sudi jual nyawa untuk
diperbudak olehnya lebih lanjut..."
Ia berhenti sebentar dan menghela napas panjarg.
sambungnya lebih jauh: "Aaai...! kedudukanku terlalu rendah, tidak banyak yang
kuketahui tentang rahasia mereka, kebaikan hati dari Siau
tayhiap biarlah kubalas pada penitisan yang akan datang"
Tiba2 ia ayun telapaknya dan menghajar ubun2 sendiri.
Kalau berbicara menurut kepandaian silat yang dimiliki Siau
Ling, dalam jarak yang begitu dekat sebenarnya besar sekali
kesempatan baginya untuk memberi pertolongan, tapi
berhubung ia tak menyangka sama sekali kalau Khong Siang
mempunyai hasrat untuk bunuh diri yang begitu besar,
ditambah pula ia tak tega melihat orang itu menderita siksaan
batin karena bekerja nya racun dalam tubuhnya, dalam hati
telah timbul ingatan untuk membiarkan dia mati...
Pada saat hatinya masih sangsi itulah Khong Siang telah
menghantam ubun-ubun sendiri dan menemui ajalnya
seketika itu juga. Memandang jenasah dari Khong Siang terdengar Tu Kiu
berkata: "Toako. orang yang mati ditangan kita ini sebagian besar
terpaksa harus menjadi budak perkampungan Pek hoa san
cung mari kita kubur mayat2 mereka!"
"Serahkan saja satu tahil emas murni kepada para imam
dalam kuil tersebut," ujar Siau Ling suruh mereka saja yang
mengubur jenasah2 itu suruh mereka tak usah lapor
kepengadilan aku menanti dirimu diluar kuil!"
Tu Kiu mengiakan dan segera berlalu.
Siau Ling dengan membawa Pek li peng sekalian berlalu
dan kuil itu ketika mereka tiba dipintu kuil Tu Kie sudah
menunggu disitu. ''Siau tayhiap! Tong Goan segera bertanya sekarang kita
akan pergi kemana?" "Warung teh Jit ci teh wan terletak ditepi jaian besar kita
tak bisa turun tangan disiang hari bolong sekarang kita cari
rumah penginapan untuk beristirahat dahulu malam nanti kita
baru satroni warung teh Jit-ci teh wan!"
Beberapa orang itu segera mencari rumah penginapan dan
beristirahat sehari 34 penuh, ketika malam menjelang tiba
mereka baru berangkat menuju kewarung teh Jit ci-teh-wan.
Pintu besar ditutup rapat, didepan pintu tergantung sebuah
papan pengumuman Ketika beberapa orang itu mengamati papan pengumuman
tersebut, ternyata isinya adalah pemberitahuan bahwa untuk
sementara waktu warung teh itu ditutup.
Siau Ling segera loncat masuk kedalam warung teh itu,
Walaupun semua ruangan sudah diperiksa namun tak sesosok
bayangan manusiapun yang berhasil mereka temukan.
"Rupanya meteka sudah mendapat kabar" bisik Pek-li Peng.
Siau Ling mengangguk tanda membenarkan "Jangan
sentuh benda yang berada diruangan ini!" peringatnya dengan
cepat. Para jago mengetahui betapa keji dan telengasnya hati
Shen Bot Hong, mereka benar2 tak berani menyentuh benda2
yang ada disana. Siau Ling segera memimpin para jago mengundurkan diri
dari warung teh Jit-ci-teh-wao tersebut, kemudian berkata :
"Menurut apa yaog kuketahui, pusat mata2 Shen Bok
Hong dikota Tiang sah adalah beberapa tempat ini, apakah
kalian mengetahui tempat lainnya..."
Walaupun pertanyaan itu sudah diulangi beberapakali,
namun beberapa para jago tetap membungkam dalam seribu
bahasa. Jelas semua orang tidak ada yang tahu lagi sarang mata"
yang ditempatkan Shen Bok Hong dikota Tiang sah.
Dengan suara lirih Tong Goan Ki segera berbisik :
"Siau tayhiap, kalau tiada tujuan yang harus kira kunjungi
lagi, bagaimana kalau sekarang juga kita kembali ketempat Be
cong piau pacu, dari pada ia musti menguatirkan keselamatan
kita terus menerus"''
"Baik! kita segera berangkat..."
Mendadak pemuda itu teringat kembali akan sie poa emas
Sang Pat, kepada Tu Kiu segera bisiknya :
"Saudara Tu mungkinkah saudara Sang dapat pergi
beretluk pasir ditengah sungai itu?""
Tu Kiu menggeleng. "Tidak, ia tak mungkin kesana!',
"Kenapa?" "Karena ia sedang menjaga sebuah benda milik toako "
"Sebuah kotak kayu: "Benar dia bilang kemungkinan besar benda itu sangat
penting dan berharga sekali:
"Apakah ia masih berdiam ditempat semula?"
Kembali Tu Kiu menggeleng.
"Tidak, ia sudah mencari suatu tempat lain yang jauh lebih
terpencil dan rahasia, tempat itu hanya diketahui oleh siaute
seorang. Situ Ling segera berpaling kearah Tong Goan Ki dan Liok
Kui Ciang, kemudian ber kata.
"Tong heng. Liok heng, silahkan kalian kembali dulu keteluk
pasir, kami akan menjenguk seorang saudara lebih dulu,
paling ce pat malam ini paling lambat besok pagi, kami pasti
sudah kembali" Tong Goan Kie dan Liok Kui Ciang segera memberi hormat
dan berkata: "Kalau memang begitu, kami mohon diri lebih dahulu."
Habis berkata mereka berpamitan dan ber lalu dari situ.
Dengan wataknya yang jujur dan terbuka, kedua orang ini
tidak ingin banyak bertanya mengenai urusan pribadi orang,
karenanya tanpa mengucapkan sebuah pertanyaan mereka
segera berlalu. Memandang hingga bayang panggung dua orang itu lenyap
dari pandangan Siau Ling berpaling kearah Tu Kiu sambil
bertanya: "Saudara Tu sekarang saudara tinggal di-mana?"
"Siaute aku membawa jalan silabkan mengikuti diriku!"
berangkatlah Tu Kiu menuju kedepan
Siau Ling serta Pek li peng membuntuti dari belakangnya.
Setelah melalui kedua jalan raya sampailah Tu Kiu disebuah
bangunan besar yang dipagar tembok pekarangan yang
sangat tinggi. "Tempat apakah ini"'' bisik Siau Ling dengan suara lirih.
"Gedung terapat tinggal keluarga dari pembesar kota Tiang
sah!' "Saudara San kenal dengan pembesar itu?"
"Tidak kenal!" "Kalau memang tidak kenal dari mana ia bisa berdiam
disitu?" "Sang loo ji berkata kepadaku, meskipun orang2 dari
perkumpulan Pekhoacung berhasil menyusup kesegala bidang
dan tempat, tindak tanduk mereka kejam dan tidak kenal peri
kemanusiaan, tetapi selamanya mereka segan untuk
mengganggu orang2 dari pemerintah, kecuali kalau pembesar
segera mendesak mereka sehingga tiada jalan lain, mereka
tak mau mengganggu kaum pembesar, karena itulah menurut
pendapatnya hanya tempat tinggal kaum pembesarlah
merupakan tempat yang paling aman untuk menyimpan
barang itu" Satu ingatan berkelebat dalam benak Siau Ling, pikirnya :
"Secara tiba2 Sang Pat bisa menaruh perhatian yang
khusus terhadap kotak peti itu, dibalik kejadian ini pasti ada
hal lain yang luar biasa..."
Maka diapun berkata : "Bagaimana caranya kita dapat menjumpai dirinya?"
"Ditengah kebun yang letaknya dibelakang gedung terdapat
sebuah ruang baca yang sudah tidak terpakai, kecuali tiap hari
dibersihkan satu kali jarang ada orang yang berkunjung
kesana, Sang loo ji berdiam disitu, biarlah siaute panggil dia
keluar!" Siau Ling termenung sebentar kemudian jawabnya:
"Baiklah kitapun tak leluasa untuk mengganggu ketenangan
keluarga pembesar suruh saja dia keluar siau heng akan
menanti di tempat ini saja..."
Tu Kiu segera mengepas tenaga dan melayang masuk
kedalam pekarangan orang tidak selang sepertanak nasi
kemudian muncul kembali bersama Sang Pat yang
membopong kotak kayu itu.
Siau Ling segera alihkan sorot matanya ke arah Sang Pat ia
melihat tangan kirinya di balut dengan kain putih rupanya
baru saja ia menderita luka dengan dahi berkerut segera
tegurnya: "Saudara Sang engkau terluka?"'
"Tidak mengapa cuma luka yang kecil saja"
"Ketika kita bertemu beberapa hari berselang aku rasa
saudara Sang masih belum menderita luka" Sang Pat
tersenyum. "Pertarungan itu baru berlangsung menjelang senja
beberapa waktu berselang meskipun lengan kiri siaute
menderita luka namun orang itupun tak akan memperoleh
keuntungan apa2." "Apakah dia juga merupakan anggota perkampungan Pek
hoa san cung?" Sang Pat menggeleng. "Apakah dia adalah anak buah perkampungan Pek hoa sao
cung atau tidak, siaute tak berani memastikan, tapi kalau
dilihat dari gerak geriknya aku rasa tidak mirip:
"Macam apakah orang itu?""
'Justru yang membuat siaute tidak habis mengerti adalah
dandanan orang itu" seru Tu Kiu dari samping, "potongan
pakaiannya membuat kita jadi bingung sekali."
"Sebenarnya macam apa sih dandanan orang itu?"" anya
Siau Ling keheranan. "Dia adalah seorang hweesiol'"
"Seorang hweesio?"
"Tidak salah, disieilah letak masalah yang membuat siaute
tidak habis mengerti, orang orang yang tergabung dalam
perkampungan Pek hoa sang cung memang terdiri dari
beraneka ragam, seandainya terdapat pula beberapa orang
hweesie, rasanya juga tidak terlalu aneh, tapi mereka tak
mungkin akan munculkan diri didalam dunia persilatan dengan
dandanan mereka sebagai seorang hweesio"
"Mengapa ia sampai bertempur dengan dirimu?""
Sang Pat melirik sekejap kearah kotak kayu yang berada
dalam bopongannya, kemudian menjawab :
"Dia hendak merampas kotak kayu ini!''
Diam2 Siau Ling merasa keheranan, pikir nya didalam hati :
"Kotak kayu itu kuno dan antik sekali, kecuali orang yang
kenal dengan asal usul kotak kayu itu, tak mungkin ia bersedia
merampasnya dengan kekerasan!"
Berpikir sampai disitu ia lantas bertanya
"Berapa besar usia hweesio itu?""
"Kurang lebih lima puluh tahunan!"
Sepuluh orang manusia aneh yang terjerumus dalam istana
terlarang, rata2 merupakan manusia yang telah lanjut usia,
dengan usia sang hweesio yang masih begitu sedikit sudah
tentu bukan orang dari seangkatan dengan mereka tapi dari
mana ia bisa mengenali asal usul kotak tersebut,,." sungguh
aneh!" Beberapa orang itu sambil ber-cakap2 sambil melanjutkan
perjalanan, akhirnya sampailah didepan sebuah rumah
penginapan Sementara itu malam telah menjelang datang pelayan dari
rumah penginapan itu sedang memasang lampu lentera untuk
menerangi ruangan. Tu Kiu segera maju kedepan menghalangi jalan pergi
pelayan itu sambil menegur:
"Masih ada kamar kosong"'
Pelayan itu mengamti sekejap empat orang tamunya
kemudian menjawab: "Masih ada sebuah halaman yang kosong entah kalian
merasa cocok atau tidak..."
"Cepat membawa jalan!" tukas Tu Kiu.
Pelayan itu segera membawa beberapa orang tamunya


Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

masuk kedalam ruangan dan menuju sebuah halaman yang
luas. Bangunan dibelakang halaman itu berdiri sendiri disamping
barat terdapat ruang tamu tempat itu merupakan suatu
tempat yang terpisah dengan kamar2 tamu lainnya.
Pelayan segera menghidangkan air teh memasang lampu
lentera dan mengundurkan diri.
Dengan cepat Tu Kiu melakukan pemeriksaan disekeliling
ruangan itu. kemudian baru mengundurkan diri kembali
kedalam kamar. Sementara itu Siau Ling telah mengamati sekejap kotak
kayu itu. ia temukan dibalik kotak kayu bagian dasarnya
terukir sebuah lukisan Buddha.
Karena kotak itu telah dibersihkan oleh Sang Pat. maka
ukiran2 tersebut dapat keliatan amat jelas.
Tatkala Sang Pat menyaksikan Siau Ling telah menaruh
perhatian terhadap kotak kayu itu. sambil tersenyum ia
berkata: "Setelah siaute bersihkan kotak kayu ini dari lapisan debu.
kutemukan ukiran2 indah ysng berbentuk Buddha itu didasar
kotak, hal ini pernah kubicarakan dengan saudara Tu.
menurut dugaan kami kemungkinan besar isi kotak ini adalah
benda yang sangat berharga sekali:
"Saudara Tu sudah memberitahukan hal ini kepadaku"
sahut Siau Ling. "Karena kotak kayu ini, mau tak mau terpaksa siaute harus
menghindarkan diri dari kelompok Bu Wi Tootiang dan Be Bun
Hui sekalian para jago untuk sementara waktu, sebab diantara
kelompok jago2 silat itu banyak terdapat jago kawakan yang
berpengetahuan luas. seandainya ada orang yang bisa kenali
asal usul kotak ini kemudian suruh siaute membukanya,
bukankah siaute bakal serba salah" sedia payung sebelum
hujan tak ada salahnya, karena itulab unti k sementara waktu
aku menghindarkan diri dari pertemuannya dengan mereka
semia, tapi secara diam2 berjanji dengan saudara Tu untuk
bertemu disini, menanti toako sudah dijumpai dan toako telah
mengemati benda yang berada dalam kotak kayu ini, barulah
aku pergi menjumpai mereka"
"Seingatku siauheng sudah pernah membuka kotak kayu ini
dan isinya hanya sejilid kitab yang halaman depannya terbuat
dari kulit kambing, diatas kitab itu rupanya berisikan kitab injil.
bukankah begitu?" Sang Pat tertawa. "Tentang soal ini tentu saja siaute masih ingat, tapi pada
saat itu kita toh belum melakukan pemeriksaan dengan
seksama" dan lagi kitapun belum sempat membuka lembaran
kitab sembahyangan itu"
"Saudara Sang toh bisa membuka kocak itu dan melihat
sendiri. ." "Tentang soal ini siaute tidak berani mengambil tindakan
secara gegabah." tukas Sang Pat sambil gelengkan kepalanya.
''Kita toh saudara angkat yang sehidup semati, engkau
terlalu kukuh dalam adat" seru Siau Ling.
Setelah berhenti sebentar, sambungnya:
"Nah sekarang, bukalah kotak itu dan periksalah isinya!"
Sang Pat menurut dan segera membuka kotak kayu itu,
isinya hanya berupa sejilid kitab berhalaman kulit kambing
kecuali itu tiada benda lain yang kelihatan,
Sang Pat segera mengambil lentera dan memeriksa sekitar
kotak itu dengan seksama ketika ia gagal menemukan sesuatu
yeng mencurigakan hati sambil geleng kepala katanya.
"Aneh sekali masa kitab sembahyangan ini sangat berharga
sekali hingga menjadi perhatian orang banyak?"
Dengan penuh seksama ia mulai mengetuk permukaan
kayu itu dan arah depan hingga arah belakang dengan
harapan berhasil menemukan suatu tanda yang
mencurigakan. Tiba2 satu ingatan berkelebat dalam benak Siau Ling,
dengan suara rendah ia sege ra berbisik :
"Saudara Sang, kalau toh permukaan kotak didasar sebelah
luar dapat diukir dengan sebuah lukisan Buddha, apa salahnya
kalau dibalik dasar kotak ini diukir pula dengan tulisan
tulisan?" "Sedikitpun tidak salah !" seru Sang Pat dengan girang,
dengan cepat ia bersihkan dasar kotak tersebut dengan
sebuah kain lap. Sedikitpun tidak salah, dari dasar kotak tersebut ia benar2
menemukan lekukan2 tidak merata yang mirip dengan ukiran
tulisan. segera teriaknya :
"Oooh! dugaan toako tepat sekali, memang diisinilah tulisin
itu diukir...!" Tu Kiu maju kedepan dan membersihkan kembali dasar
kotak itu dengau lebih keras hingga permukaan kotak nampak
licin dan berkilat, setelah itu barulah di teliti dengan seksama.
Sekarang kelihatan ukiran ukiran didasar kotak serta dasar
penutup kotak itu dengan jauh lebih jelas.
Siau Ling sesera meletakkan kotak kayu itu diatas meja.
kemudian mengambil lampu lentera dan didekatkan dengan
kotak tadi, ia lihat ukiran2 tersebut berbentuk seperti tulisan
bukan tulisan, bunga bukan bunga, luak liuk dan bungkak
bengkok susah ditangkap apa arti daripada ukiran tersebut.
Dengan dahi berkerut Sang Pat segera berkata:
"Tulisan yang terukir diatas kotak kayu itu rupanya tulisan
dari negeri Thian-tok (India), kita semua tak ada yang
mengerti!" 'Kalau memang tidak di mengerti, dari mana saudara Sang
dapat mengatakan kalau tulisan itu berasal dari negeri Thian
tok?" "Tempo hari siaute pernah berjumpa dengan seorang
hweesio dari gereja Siau-limsi yang membawa setumpukan
kitab sembahyangan bertulisan huruf Thian tok. aku masih
ingat dengan bentuk tu!isan2 itu, maka setelah menyaksikan
tulisan diatas kotak ini mirip benar dengan tulisan yang
kuingat maka bisa kuyakini bahwa tulisan tersebut pastilah
bahasa negeri Thian tok!"
"Sayang sekali orang yang mengerti tulisan itu sukar
dicari", keluh Siau Ling. "manusia berbakat demikian jarang
ada didaratan Tionggoan.. bagaimana baiknya"'
'Kecuali para hweesio yang berdiam didalam gereja siau lim
si. Kemungkinan sekali orang yang mengerti tulisan tersebut
memang susah ditemukan." sambung Sang Pat.
Tiba2 satu ingatan berkelebat dalam benaknya, segera
sambungnya lebih jauh: "Bagaimana dengan hweesio itu."
"Hweesio yang mana?" tanya Tu Kui dengan cepat-
"Hweesio yang saling bertempur melawan aku dan sama2
terluka itu.. !" Setelah ia melihat kotak kayu tersebut, tanpa
bertanya hijau atau merah ia segera turun tangan dan segera
untuk merampasnya, jika ia tidak kenal huruf Thian tok. dari
mana bisa kenali pula asal usul dari kotak kayu itu?"
"Tidak salah, kini hweesio tersebut berada dimana?""
Sang Pat termenung dan berpikir sebentar, lalu jawabnya:
"Aku rasa ia tak mungkin meninggalkan tempat ini terlalu
jauh, sebab sebelum tinggalkan diriku tadi ia masih sempat
memandang sekejap kearah kotak kayu milikku ini dengan
pandangan kesemsem, itu berarti bahwa dia sangat tertarik
dengan kotak kayu ini dan merasa keberatan untuk
meninggalkan dengan begitu saja"
"Parahkah luka yang diderita olehnya?"
Sang Pat menggeleng. "Tidak terlalu parah tapi juga tak dapat dihitung terlalu
enteng!' sahutnya. Kembali Siau Ling termenung beberapa saat lamanya lalu
ujarnya kembali dengan suara lirih:
"Jadi hweesio itu adalah seorang yang berasal dari negeri
Thian tok...?""
"Menurut pendapat siaute dia adalah rakyat dari daratan
Tionggoan, bahkan kemungkinan besar berasal dari gereja
Siau lim si" "Apakah ia mempergunakan ilmu silat dari perguruan Siaulimsi?"
Ketika terjadi pertarungan untuk pertama kalinya ia
berusaha keras menggunakan pelbagai macam ilmu silat
untuk menghadapi diriku, rupanya dia tidak ingin
memperlihatkan ilmu silatnya yang berasal dari perguruan
Siau lim pay, tapi kemudian setelah berhasil siaute lukai,
dalam keadaan terdadak akhirnya toh ia gunakan ilmu silat
dari perguruan Siau lim pay untuk melukai siau-te"
"Dalam perkampungan Pek hoa san cung terdapat juga
anak murid dari gereja Siau lim Si, jika ditinjau dari cerita
saudara Sang, aku rasa dugaan ini tidak bakal salah lagi" seru
Siau Ling. "Andaikata ia masih berada dikota Tiang sah maka
kemungkinan besar padri itu masih berdiam disekitar dua
belah jalan raya dari tempat ini, menurut penglihatan siaute
agaknya tujuan dari hweesio itu hanyalah berusaha untuk
merampas kotak kayu ini dan ia sama sekali tiada
hubungannya dengan perkampungan Pek hoi san cung, siaute
akan usahakan untuk mencari kabar berita tentang
tinggalnya....." "Sekarang hari sudah jauh malam, engkau akan pergi
kemana untuk mencari kabar?"
"Tentu saja sukar untuk mencari kabar berita tentang
jejaknya....!" kata Sang Pat.
Ia memperendah suaranya dan melanjutkan "Kusir kereta,
tukang perahu, kuli kasar pegawai negeri adalah manusia2
yang paling sukar dihadapi, dan jarang sekali ditemui orang2
jujur tapi justru manusia2 seperti inilah yang paling mudah
digunakan tenaga mereka lagi pula pengetahuan mereka luas
serta tamak akan harta asal diberi pahala yang besar muka
pekerjaan macam apapun dapat dilakukan olehnya..."
Bicara sampai disini ia membungkam dan putar badan lalu
berlalu dari ruangan tersebut.
Tidak selang beberapa saat kemudian Sang Pat telah
muncul kembali didalam Kamar sambil tertawa haha hihi
katanya: "Toako mari kita beristirahat sebentar! seandainya hweesio
itu benar2 masih ada di sekitar sini maka tidak sampai satu
jam kemudian pasti ada berita yang kami dapat kan"
Siau Ling tabu bahwa saudaranya ini berakal cerdik dan
berpengalaman amat luas diapun hanya tersenyum belaka
tanpa banyak bertanya lagi.
Sedikitpun tidak salah, tidak selang setengah jam kemudian
muncullah seorang pelayan dengan wajah penuh keringat,
sambil mengatur napasnya yang terengah engah bisiknya
lirih. "Toako, tugas yang kau berikan kepada hamba telah
berhasil hamba laksanakan dengan baik"
"Bagaimana kabarnya?""
"Toa suhu itu berdiam dirumah penginapan Toa Seng!!"
Sang Pat merogoh kedalam sakunya dan serahkan dua
lembar daun emas kepada pelayan itu, katanya :
"Baik! bawalah kami ketempat itu..."
"Kita mau kemana?"" bisik Siau Ling.
"Mengundang toa-suhu itu untuk menterjemahkan tulisan
Thian tok yang ada diatas kotak kayu itu!"
"Dari mana engkau bisa tabu kalau ia mengerti tulisan Tian
tok?"" "Paling sedikit ia mengetahui akan asal usul dari kotak kayu
itu. toako! duduklah sebentar disini, siau-te akan segera
kembali!" "'Aku ikut! ' seru Tu Kiu sambil bangkit berdiri.
"'Bagus! kita berangkat ber-sama2 dengan begitu
kegagalanpun dapat diatasi!"
Dengan membawa pelayan itu buru2 mereka berlalu dari
ruangan tersebut. Sepeninggal beberapa orang tu Pek li Peng bertanya
dengan suara lirih: "Apakah mereka akan pergi membekuk hweesio itu?"
"Mungkin begitu!"
Meskipun mulutnya menjawab namun sepasang matanya
menatap ukiran diatas kotak kayu itu dengan saksama
rupanya pemuda itu tertarik sekali oleh kotak mustika
tersebut. Tatkala dilihatnya sianak muda itu sedang pusatkan seluruh
perhatiannya pada ukiran diatas kotak kayu itu Pek li Peng
pun tidak berani mengganggu lebih jauh dia hanya berdiri
disamping Siau Ling sambil secara diam2 melakukan siap
siagaan untuk menghadapi segala kemungkinan yang tidak
diinginkan. Kurang lebih sepenanak nasi kemudian, Tu Kiu muncul
kembali dalam ruangan itu samoil membopong seorang
hweesio berjubah abu2. Sang Pat mengikuti dibelakang Tu Kiu.
Setelah berada dalam ruangan, Tu Kiu turunkan padri itu
keatas tanah dan membebaskan dua buah jalan darahnya
tertotok. Siau Ling mengawasi padri itu dengan seksama, ia lihat
hweesio tersebut berusia antara lima puluh tabunan, diatas
kepalanya mempunyai lima buah cap pantangan yang
membekas dalam hal ini menunjukkan bahwa padri sersebut
adalah seorang padri tinggi yang menjalankan pantangan
secara keras... Setelah jalan darahnya dibebaskan, hweesio itu segera
bangkit berdiri, tapi kemudian duduk kembali dengan
sempoyongan. Ternyata sewaktu ia bangkit berdiri tadi, dirasakan jalan
darah para sepasang kakinya masih tertotok, maka begitu
bangkit berdiri dengan lemas ia terduduk kembali.
Sang Pat mendehem ringan dan menegur.
"Taysu coba lihat benda apakah yang berada diatas meja
itu?"" Hweesio itu angkat kepala dan memandang sekejap,
kemudian jawabnya. ''Sebuah kotak kayu! kenapa sih?"''
"Engkau pernah berusaha untuk merampas kotak kayu itu
dus berarti engkau mengetahui asal usul dari kotak tersebut
bukan?" Hweesio alihkan sorot matanya menyapu sekejap kearah
Siau Ling. Pek li Peng Sang serta Tu Kiu bukannya menjawab
sebaliknya dia malah bertanya:


Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Siapakah kalian berempat?"
Rupanya Siau Ling masih dalam keadaan menyaru maka
asal usul mereka sulit diketahui orang.
Sang Pat segera tertawa dingin:
"Heehhh...heehhh..,heebhh...nampaknya taysu sangat
memamdang enteng soal mati hidup ...Hmm! betulkah engkau
tidak takut mati?" "Apa maksud ucapanmu" padri balik bertanya,
"Kami sekalian belum sempat bertanya kepada taysu
ternyata taysu malahan ajukan pertanyaan untuk mengetahui
asal usul kami" Setelah berhenti sebentar, terusnya: "Engkau
toh kenal akan asal usul dan kotak kayu itu" berarti engkau
mengerti juga bukan akan tulisan Thian tok yang terukir diatas
kotak ini." "Dekatkan kotak itu kepadaku, pinceng akan
memperhatikannya dengan lebih seksama"
Sang Pat tak dapat berbuat lain terpaksa ia dekatkan kotak
kayu itu kehadapan taysu tersebut.
Dengan penuh seksama dan teleti Hweesio itu
memperhatikan seluruh kotak kayu itu. mendadak paras
mukanya berubah hebat, gumamnya seorang diri.
"Ooo..,rupanya benar2 kotak kayu ini, rupanya benar kotak
kayu ini..." Sepasang matanya terbentang seksama lebar, dia awasi
ukiran didasar kotak kayu itu dengan lebar seksama.
Sang Pat letakkan lampu lentera di meja dan membuka
kotak kayu itu ujarnya kembali
"Apakah taysu sudah mengerti apa maksud tujuan kami
mengundang taysu kemari"
"Bukankah kalian berharap agar pinceng bersedia
menerangkan isi dari tulisan Thian tok itu."
"Kalau taysu sudah mengerti, hal itu jauh lebih bagus lagi!"
Padri berjubah abu2 itu segera menggelengkan kepalanya
berulangkali. "Apa yang hendak kalian lakukan atau diri pinceng silahkan
segera dilaksanakan, aku tak nanti akan buka suara,
Omintohud" Mendadak padri tersebut pejamkan matanya dan mulut
membaca doa. Tindakan tersebut jauh diluar dugaan Sang Pat sekalian,
untuk beberapa saat lamanya mereka berdiri terperangah.
Tu Kiu segera mendengus dingin.
"Hmm! taysu, engkau benar2 tidak takut mati"
Hweesio baju abu2 itu membuka matanya kembali dan
menjawab dengan ketus: "Kenapa aku musti takut mati."
"Apakah engkau merasa bahwa mati dalam keadaan begini
adalah satu kematian yang berharga?""
"Pinceng mengorbankan jiwa demi kepentingan umum dan
keamanan manusia dikolong langit, tentu saja kematian
sangat berharga" Pek li Peng melirik sekejap kearah Siau Ling, kemudian
bisiknya: "Kalau ditinjau dari tindak tanduknya itu. Se-olah2
menerangkan isi dari tulisan Thian rok tersebut, bagi dirinya
merupakan suatu perbuatan yang sangat berdosa sekali!
apakah engkau tahu sebabnya?"
"Aku rasa dibalik persoalan ini pasti ada sebab-sebab
tertentu." Dalam pada itu Sang Pat telah bertanya dengan suara
keheranan. "Eei... hweesio. apakah isi dari tulisan Thian tok itu jauh
lebih penting daripada kematian sendiri?""
"Kendatipun pinceng memiliki delapan sampai sepuluh
lembar nyawapun tak akan lebih penting dan berharganya
daripada isi tulisan tersebut."
---ooo0dw0ooo--- Bab 82 "Ahhhh, masa iya ?" teriak Sang Pat dengan dahi berkerut.
Hweesio baju abu2 itu tertawa dingin.
"Omintohud..!" sepasang matanya kembali dipejamkan
rapat2. Sang Pat segera berpaling kearah Siau Ling dan berbisik
dengan suara lirih: "Toako, aku mulai agak mengerti! kemungkinan besar isi
dari tulisan itu adalah sejenis ilmu silat yang maha dahsyat!"
"Ia tidak takut mati, masa tidak takut juga menghadapi
rasa sakit yang menyiksa badan?" seru Tu Kiu dari samping,
"biar kita totok dulu jalan darah Ngo in Ciat hiat nya! '
Keringat sebesar kacang kedelai mulai mengucur keluar
membasahi batok kepala sang hweesio yang gundul kelimis
rupanya ia merasa jeri dan ngeri sekali terhadap ilmu totokan
Ngo in ciat hiat seperti apa yang diucapkan Tu Kiu barusan.
Dengan cepat ia membuka matanya kembali teriaknya
penuh kegusaran. "Hmm! kendatipun kalian bendak menggunakan cara yang
kejipun untuk menyiksa diriku, jangan harap pinceng bersedia
buka mulut untuk menerangkan persoalan ini"
Rupanya Tu Kiu sendiripun dibikin naik pitam oleh sikap
sang padri yang keras kepala katanya:
"Baiklah! akan kubuktikan bahwa kambing memang tak
bisa memanjat pohon."
Dia ayun tangan kirinya dan segera menotok jalan darah
penting diatas padri itu.
Siau Ling yang kebetulan berada di sisi nya segera
bertindak cepat ia tangkis totokan dari Tu Kiu itu dengan
tangan kanan dan serunya dengan keras:
"Saudara Tu tahan! kita tak boleh melukai orang secara
ngawur dan sembarangan."
Kemudian sambil menjura kepada hweesio itu sambungnya
lebih jauh: "Taysu, kalau engkau tidak memiliki iman yang teguh dan
semangat jantan sebagai seorang pendekar besar yang tak
takut mati tidak nanti engkau bisa menampilkan kegagahan
yang luar biasa seperti ini aku merasa kagum sekali
kepadamu!" "Tak usah menjilat pantat dan membaiki diriku maaf
pinceng tidak doyan dengan cara permainan semacam itu "
tukas sang hweesio sambil gelengkan kepala.
Siau Ling tersenyum. "Baiklah! kita tak usah membicarakan soal tulisan diatas
kotak kayu itu lagi, bagai mana kalau kiia bicarakan persoalan
yang lain saja?" ''Boleh toleh saja !' "Apakah taysu berasal dari gereja Siau lim si?""
"Sedikitpun tidak salah!"
"Taysu bisa membaca tulisan Thian tok itu berarti
kedudukanmu didalam kuil tentu tinggi sekali bukankah
begitu?" "Pinceng bertugas dalam ruang penyimpan kitab dan
bertanggung jawab atas segala urusan mengenai soal kitab
sembahyang." "Aaaah!" Siau Ling berseru tertahan "apa maksud dan
tujuan taysu berkunjung kekota Tiang sah kali ini?"
"Pinceng datang bersama suhengku tapi ketiga orang itu
sudah menemui ajalnya semua ditangan kalian!"
"Mati ditangan kami?"" seru Siau Ling terpongah.
"Tak bakal salah lagi! kecuali kalian orang2 dari
perkampungan Pek-boa-sancung siapa lagi yang dapat
melakukan perbuatan serendah dan sihina ini, memberi racun
lebih dahulu kemudian melakukan penyergapan!!"
"Sayang dugaan taysu keliru besar, kami semua bukanlah
anggota perkampungan Pek hoa san-cung!"
"Kalau bukan anggota perkampungan Pek hoa san cung,
mengapa kalian menyaru sebagai pelayan untuk menyusup
kedalam kamar pinceng dan melakukan serangan menggelap
untuk menotok jalan darahku?""
Siau Ling segera berpaling dan memandang sekejap kearah
Sang Pat serta Tu Kiu kemudian tegurnya :
"Benarkah kalian telah menyaru sebagai pelayan untuk
menyusup kedalam kamarnya dan melancarkan serangan
untuk menawan taysu ini?"
Tu Kiu tertawa jengah jawabnya : "Kami takut toako
sekalian menunggu terlalu lama, karena itu kami telah
mengguna kan sedikit siasat untik menawan taysu ini hiduphidup"
Siau Ling segera menghela napas panjang..
"Aaaai. .! tidak aneh kalau dia mengengira kita sebagai
anggota dari perkumpulan Pek hoa- san-cung..."
Setelah terhenti sebentar, terusnya :
"Bebaskan jalan darahnya yang tertotok"
Tu Kiu mengiakan, ia segera menepuk bebas jalan darah
sang hweesio yang tertotok.
Setelah melihat saudaranya menyelesaikan tugas itu, Siau
Ling mendehem ringan dan berkata kembali :
"Taysu, sekarang engkau boleh pergi dari ini!!"
---ooo0dw0oo--- Jilid: 25 HWEESIO itu menggerakkan lengannya hingga darah
berjalan dengan lancar, kemudian bertanya,
"Sebetulnya siapa engkau?""
"Aku adalah Siau Ling?"
"Siau Ling ?" "Sedikitpun tidak salah apakah engkau tidak percaya?"
"Meskipun aku belum pernah berjumpa muka dengan Siau
Ling tapi sudah seringkali mendengar orang bercerita tentang
paras mukanya, aku rasa paras muka dari Siau-Ling tidaklah
berbentuk demikian!!"
Sianak muda itu segera melepaskan topeng kulit manusia
yang dii Kenakan, katanya:
"Silahkao taysu periksa muka asliku, coba cocokkan apakah
mirip dengan paras muka seperti apa yang paman taysu
dengar dari pembicaraan orang!"
Dengan seksama hweesio itu mengamati wajah Siau Ling
tajam2 kemudian sahutnya: "Agak mirip juga!"
Siau Ling tersenyum. "Rupanya taysu masih rada tidak percaya" Ia berpaling
kearah sepasang pedagang dari Tiong ciu kemudian
tambahnya lagi. "Harap saudara berdua suka melepaskan pula
kulit topeng yang kalian kenakan"
Sepasang pedagang dari Tiong ciu mengiakan dan segera
melepaskan topeng yang mereka kenakan terlihatlah paras
muka mereka yang asli dihalik topeng teisebut:
Sambil menepuk perutnya yang gendut Sang Pat berseru,
"Apakah taysu kenal dengan diriku?"
Dengan pandangan yang tajam hweesio baju abu2 itu
mengamati Sang Pat tajam2 kemudian sahutnya
"Bukankah kalian berdua sepasang pendekar dari Tiong ciu
yang amat tersohor itu?"
San Pat tertawa ter bahak2.
"Haahh..hahh..haaaha rupanya engkau masih rada kurang
percaya?" "Pinceng bertugas untuk menjaga keamanan dipagoda
penyimpan kitab. selamanya belum pernah melakukan
perjalanan dalam dunia persilatan, kepergianku kali inipun
merupakan perjalanan yang pertama bagi pinceng dalam
dunia persilatan" "Jadi kalau begitu, taysu masih bisa kenali diri Siau tayhiap,
itu berarti pengetahuanmu masih lumayan juga"
"Aku bisa kenali raut wajah kalian beberapa orangpun
berkat penjelasan dan keterangan yang sempat kudengar
sebelum terjun kedalam duoia persilatan kali ini,."
Sorot matanya dialihkan keatas wajah Siau Ling. kemudian
sambungnya lebih jauh: "Kendatipun aku baru pertama kali inl terjun kedalam dunia
persilatan, akan tetapi nama besar Siau tayhiap sudah sering
kali kudengar jauh sebelumnya..."
"Seringkali mendengar juga tak ada gunanya " seru Tu Kiu
dengan nada ketus, persoalan yang paling penting pada saat
ini adalah apakah taysu percaya dengan asal usul kami?"
"Pinceng sudah rada percaya, tapi aku masih belum berani
memastikan dengaa hati yang se-yakin2nya, oleh karena itu
akupun masih belum dapat memberi penjelasan kepada kalian
tentang tulisan yang terukir didasar kotak kayu tersebut"
Sang Pat merogoh ke dalam sakunya dan ambil keluar
senjata Sie Poa nya yang memancar cahaya kemilauan,
ujarnya kemhali, "Senjata tajam semacam ini dikolong langit tiada orang
kedua yang pernah menggunakan. aku rasa taysu bisa
mempercayai kami bukan ?"
Hweesio baju abu2 itu termenung sebentar, lalu jawabnya :
"Pinceng juga pernah dengar orang membicarakan tentang
soal itu, menurut kebanyakan orang senjata tajam yang paling
diandalkan Sang sicu adalah sebuah sie poa emas, bahkan
biji2 sie poa nya dapat di pergunakan sebagai tumpukan
senjata rahasia" "Haah...haahh...haahh... apakah engkau ingin mencoba
kepandaian silatku"!
'"Itu sih tak perlu!?"
"Jadi kalau begitu taysu sudah percaya"'
"Kalau dilihat keadaan yang tertera didepan mata. aku rasa
delapan bagian kalian adalah manusia manusia yang
sebenarnya, akan tetapi sebelum aku betul2 yakin dengan asal
usul kalian, rahasia besar itu tak berani pinceng utarakan
secara gegabah." Sang Pat kontan mengerutkan dahinya:
"Pentingkah isi tulisan yang terukir pada dasar kotak kayu
itu..." apakah engkau ber sedia menerangkan?"
"Penting sekali, bahkan menyangkut soal mati hidupnya
kaum lurus dan kaum sesat djdalam dunia persilatan."
''Apakah tulisan itu berupa semacam ilmu silat?"
Hweesio baju abu2 itu termenung bebera pa saat lamanya,
kemudian menggeleng. "Bukan!" "Kalau bukan ilmu silat, kenspa begitu penting artinya?"'
"Baiklah, akan kuberitahukan sedikit tentang rahasia ini.
aku rasa pemberitahuanku ini tak akan mempengaruhi apa2
Sebetulnya tulisan tadi menerangkan tentang letak dari sejenis
ilmu silat yang disimpan oleh seorang jago silat yang maha
sakti." Sang Pat yang menyaksikan tingkah laku padri tersebut


Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

segera tertawa getir. "Toako" katanya "taysu ini demikian telii dan ber-hati2nya
aku rasa dia tak akan buka mulut untuk menerangkan rahasia
tersebut kepada kita!"
"Seandainya tulisan yang terukir didasar kotak kayu itu
benar" demikian pentingnya seperti apa yang dia katakan
tentu saji dia harus bersikap hati2 dan teliti!"
Setelah berhenti sebentar pemuda itu melanjutkan lebih
jauh! "Taysu empat orang terjun kedunia persilaian ada tiga
orang diantarsnya telah mati ditangan orang2 perkumpulan
Pek- hoa-san cung sedangkan taysu sendiripun jarang sekali
melakukan perjalanan didalam dunia persilaian aku lihat
kecuali gurumu atau suhengmu yang dapat membuktikan asal
usul ku aku rasa jika orang lain yang membuktikan engkau
pasti tak akan percaya bukan?"
"Jika orang yang membuktikan asal usul kalian itu adalah
yang sama sekali tidak ku kenal bagaimana aku dapat
mempercayai perkataannya?"
"Persoalan ini benar2 amat sukar diselesaikan orang yang
taysu kenal tidak banyak jumlahnya sedang kami pun tak
mungkin bisa temukan orang yang kau kenali dalam waktu
singkat, rupanya kita terpaksa harus berangkat sendiri
kegeraja Siau lim si untuk minta petunjukmu dikemudian hari."
"Orang2 yang berdiam dalam gereja siau lim si tidak
banyak yang mengerti akan tulisan negeri Thian tok. ditambah
pinceng maka jumlahnya hanya empat orang, tapi dalam
kenyataan orang yang benar2 menguasai akan bahasa
tersebut cnma dua orang belaka..."
"Dan engkau adalah salah satu diantara-nya?" sambung
Pek li peng dari samping.
"Sedikitpun tidak salah"
"Taysu!" sela Sang pat kemhali, "kecuali saudaraZ
seperguruanmu sendiri, siapa lagi yang engkau kenal?""
Hweesio baju abu2 itu termenung beberapa saat lamanya,
kemudian menjawab. "Pinceng tidak banyak kenalan orang yang kuketahui sedikit
sekali" "Bagaimana dengan Bu Wi Tootiang, ketua dan partai Bu
tong" apakah taysu kenal dengan dirinya?"
"Nama besarnya pernah kudengar, tapi kami kelum pernah
saling berjumpa muka."
Mendengar pembicaraan tersebut Siau Ling segera
menghela nafas panjang. "Aaai. .! harap taysu ingat baik2 tulisan yang terukir
dibawah kotak kayu itu !" ujarnya.
"Pinceng telah mengingatnya baik2 !!"
"Bagus sekali, sekarang taysu boleh pergi dari sini!"
"Apakah kita harus lepaskan dirinya dengan begitu saja?"
tanya Sang Pat dari samping.
Siau Ling tertawa. "Ia bersikeras tak mau menerangkan rahasia tersebut
kepada kita sedangkan kita-pun tak bisa memaksa dia untuk
bicara dengan kekerasan, tentu saja harus dilepaskan agar dia
pergi !" "Taysu ini tidak percaya dengan kita maka sampai matipun
ia tak mau bicara sehaliknya apakah kita dapat mempercayaii
diri nya?"" bantah Sang Pat lagi.
"Ooh! jadi engkau menaruh curiga bahwa dia adalah orang
perkampangan Pek hoa-san cung yang menyaru sebagai padri
dari gereja Siau lim si..."
"Siapa tahu memang begitu, tapi aku tak berani
memastikan!" "Kalau toh engkau tidak msrasa pasti bahwa dia adalah
seorang padri gadungan aku rasa tak usah kita susahkan lagi"
Sang Pat tidak berani banyak bicara ia segera menyingkir
kesamping untuk memberi jalan.
Dengan wajah serius Siau Ling berkata lagi
"Taysu engkau harus ingat baik2 isi dari tulisan yang terukir
didasar kotak kayu itu sebab setelah engkau pergi dari sini
kemungkinan besar aku akan memusnahkan kotak kayu ini.."
"Kenapa?" tanya hweesio baju abu2 itu dengan hati
terperanjat. "Sebelum taysu menerangkan duduk persoalan akupun
tidak tahu betapa pentingnya isi kotak kayu itu sekarang
setelah mengetahui akan pentingnya benda itu maka timbullah
rasa kuatir dalam hatiku seandainya kotak kayu ini sampai
terjatuh ketangan orang2 dari perkampungan Peh hoa san
cung bukankah keadaan menjadi berabe" karena aku tahu
diantara orang2 perkampungan Pek hao san-cung terdapat
juga yang mengerti bahasa Thiantok jika kotak kayu ini
sampai terjatuh ketangan mereka dengan cepatnya mereka
akan berhasil membongkar rahasia tulisan itu dan
mengakibatkan dunia persilatan terancam bahaya. Demi
keamanan sudah tentu aku harus memusnahkan kotak kayu
ini!" Rupanya bweesio baju abu2 itu tidak mengetahui apa yang
musti dijawab setelah termenung beberapa saat lamanya ia
baru berkata: "Kalau di musnahkan rasanya terlalu sayang!"
"Disimpan terus toh akhirnya akan mendatangkan bibit
bencana yang besar bagi umat persilatan.."
Ia menghela napas panjang sambungnya lebih jauh:
"Setelah taysu tinggalkan tempat ini aku harap engkau bisa
baik2 jaga diri sebab di-kolong langit hanya taysu seorang
yang mengetahui rahasia ini."
"Kalau memang begitu pinceng harus memperhatikan
kemhali kotak kayu itu dengan lebih seksama"
Sang Pat dengan cepat lintangkan tangannya menghadang
jalan pergi padri tersebut katanya.
"Sudah cukup Siau tayhiap adalah seorang kuncu yang
budiman dan bijaksana kalau engkau toh sudah mengetahui
bahwa dia adalah tayhlap tapi engkau tidak bersedia
menerangkan duduk persoalan yang sebenarnya itu
menunjukan bahwa hatimu licik dan keji permainanku itu tak
nanti bisa mengelabui sepasang mata dari aku orang she-
Sang" Siau Ling yang berada disampingnya segera ulapkan
tangannya. "Saudara San jangan menyusahkan dirinya"
Dengan perasaan apa boleh buat terpaksa Sang Pat
menyingkir kesamping untuk memberi jalan.
Per-lahan2 ia mendekati Pek li Peng dan bisiknya lirih.
"Nona Pek li kita bakal kejungkal diri perahu jika permainan
ini diteruskan lebih jauh hweesio itu berwajah ramah dan
saleh padahal berhati busuk dan licik aku rasa ia sengaja
sedang mengatur siasat busuk untuk menjebak kita kira
jangan se-kali2 famoai tertipu olehnya ..'
"jangan kuatir aku dapat mengatasi pesoala ini 'seru Pek li
Peng sambil tersenyum Tampaklah hweesio itu dengan langkah lebar telah maju
kedepan kemudian memeriksa kotak kayu itu dengan penuh
seksama setelah itu ia baru berkata:
"Pinceng telah mengingatnya dihati" Siau Ling mengangguk
"Ehmm engkau harus mengingatnya selalu dihati jangan
sampai lupa dan tak usah berdiam terlalu lama dikota Tiangsah
cepatlah kemhali kegereja Siau lim si dikemudian hari jika
aku ada waktu akan datang kesitu untuk menyambangi
dirimu" "Pinceng mohon diri" ujar hweesio tersebut kemudian ia
putar badan dan berlalu dari ruangan itu.
Sang Pat jadi amat gelisih tatkala dilhatnya hweesio itu
sudah hampir keluar dari pintu ruangan namun Pek-li Peng
belum nampak menunjukan suatu gerakan apapun tanpa
terasa ia mendehem berat.
Pek-li Peng tertawa manis ia berseru.
"Toa suhu tunggu sebentar"
"Peng ji ada urusan apa?" tegur Siau Ling
"Aku hendak menghantar taysu ini'
Sambil berkata ia segera ikut keluar dari ruangan tersebut.
Siau Ling menurutkan dahinya, namun ia tidak buka suara
untuk menghandang jalan perginya.
Dengan langkah lebar Pek li Peng mengejar keluar,
sebentar kemudian bayangan tubuhnya Sudah lenyap dari
pandangan. Sepeinggalnya gadis itu, Siau Ling segera alihkan sinar
matanya kearah Sang Pat. ia lihat saudaranya ini berdiri
dengan kepala diangkat keatas dan dada dibusungkan, seakan2
tingkah laku yang dilakukan Pek-li Peng sama sekali tak
ada hubungan dengan dirinya.
Beberapa saat kemudian. Pek-li Peng telah muncul
kemhali dalam ruangan itu.
"Peng-ji. dimanakah toa-suhu itu?" tanya Siau Ling dengan
wajah amat serius. "Ia sudah pergil"
"Engkau tidak menyusahkan dirinya".
"Toako. kalau kami sampai bertempur, masa engkau tidak
mendengar suara pertarungan itu?"
Siau Ling merasa ada benarnya juga perkataan itu sorot
matanya segera dialihkan kearah Tu Kiu dan Sang Pat
kemudian berkata: "'Hian-te berdua siau heng percaya bahwa hweesio itu
kenal dengan tulisan Thian tok sebab kalau tidak mengapa dia
berusaha untuk merampas koiak kayu tersebut dari tangan
saudara Sang?" 'Ucapan toako sedikitpun tidak salah" Tu Kiu
membenarkan. "Jikalau apa yang dia katakan tidak salah dan andaikata
kita tetap menyimpan kotsk kayu ini hingga kena dirampas
oleh She Bok Hong maka peristiwa ini boleh dibilang
merupakan satu peristiwa yang tragis"
"Jadi maksud toako ?" sambung Sang Pat.
"Aku bermaksud hendak musnabkan kotak kayu ini!'
"Jangan keburu napsu! "seru Pek-li Peng tiba tiba.
"Kenapa?" "Sebab... sebab.," untuk beberapa saat lamanya gadis itu
tidak berhasil temukan kata-kata yang cocok karenanya
meskipun ucapan tersebut sampai diulang beberapa kali
namun tidak muncul juga kata selanjutnya
"Peng ji. apakah engkau telah bunuh hwesio itu?" tegur
Siau Ling dengan wajah serius.
"Tidak..! siapa yang bilang "!" tanya gadis itu setelah
tertegun ssjenak. "Ayoh jawab yang jujur, apa yang telah kau lakukan
terhadap hweesio itu?"!"
"Sewaktu berjabatan tangan dengan dirinya. aku telah
menusuk telapaknya dengan jarum"
"Apakah jarum itu beracun?"
"Tak ada racunnya, tapi aku membohongi dirinya bahwa
diatas jarum itu telah dipolesi racun yang amat keji. dalam
empat jam kemudian jika tidak minum obat pemunah maka ia
bakal mati karena keracunan"
"Mengapa engkau bohongi dirinya?"
"Andaikata dia adalah anggota perkumpulan Pek-hoa san
cung, tentu saja padri itu tak akan kemhali lagi ke sini. tapi
seandainya dia bukan anggota perkampungan Pek hoa san
cung. sebentar lagi dia pasti akaa kemhali kesini"
'Kenapa"!" tanya Siau Ling dengan nada yang dingin, paras
mukanya menampilkan perasaan tak senang hati.
"Seandainya dia adalah seorang padri yang saleh, setelah
mendapat titipan yang amat berat darimu maka ia pasti akan
datang kemhali pada saatnya serta memberikan keterangan
kepadamu..." "Andaikata ia menaruh curiga bahwa kita sengaja sedang
mengatur siasat untuk menjebak dirinya kemudian dalam
gusarnya tak mau kemhali kesini bagaimana jadinya ?""
sambung Siau Ling lagi dengan suara dingin.
"Dia pasti akan kemhali kemari ! jika ia takut menghadapi
kematian dan timbul perasaan ingin melanjutkan hidup maka
ia pasti akan datang kemari untuk minta obat pemunah kalau
ia marah dan membeberkan persoalan ini kepada toako
sekalipun mungkin ia mencurigai toako terlibat pula dalam
siasat ini tapi asal rahasia tidak dibongkar maka paling sedikit
kita dapat merundingkan soal pertukaran syarat dengan
dirinya bila ia membutuhkan obat pemunah itu"
Dengan pandangan termangu-mangu Siau Ling mengawasi
lampu lilin yang ada diatas meja, ujarnya:
"Perduli engkau telah menerangkan pelbagai alasan tapi
yang jelas perbuatan semacam ini tidak pantas kita lakukan,
untuk menghadapi Shen Bok Hong serta orang2 perkumpulan
Pek hoa san cung. kita memang terpaksa harus menggunakan
segala macam siasat licik, tapi untuk menghadapi sesama
umat persilatan, tidak seharusnya kalau kita gunakan cara
seperti itu'' "Ia percaya tujuh bagian bahwa toako adalah Siau Ling,
tapi selalu tak mau mengakui bahwa engksu adalah Siau Ling,
dan diapun tidak bersedia menerangkan isi tulisan itu.."
"Walaupun tindakannya sedikit kelewat batas" tukas Siau
Ling. namun semua perbuatannya ini dilakukan karena rasa
hati2 dan waspadanya, aku rasa maksudnya tidaklah jelek"
"Darimana toako bisa merasa yakin kalau dia benar2 adalah
seorang padri saleh dari gereja siau-lim-si?"
Siau Ling tertegun menghadapi pertanyaan ini. jawabnya :
"Kalau dia bukan padri gereja siau lim si, toh engkaupun
sudah melepaskan dirinya dengan begitu saja, lalu apa
bedanya?" Pek Li Peng tertawa. "Secara diam2 aku telah melukai dua buah jalan darah
anehnya dengan ilmu menotok yang maha sakti, setelah
melakukan perjalanan beberapa saat lamanya maka dia akan
mulai merasakan badannya tidak enak. pada saat itu dia pasti
akan mengira bahwa racun keji yang mengeram dalam
tubuhnya telah kambuh.."
Ia berhenti sebentar, kemudian lanjutnya: "Para kakak
seperguruan yang melakukan perjalanan bersama dirinya telah
mati semua. hanya satu jalan yang bisa ia tempuh dalam
keadaan begitu yakni kepada kita, tentu saja kecuali kalau
semua perkataan yang d katakan olehnya adalah kata2 yang
bohong!" Siau Ling termenung dan berpikir sebentar. lalu menghela


Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

napas dan berkata : "Aaai ! Peng-ji. lain kali kalau ingin melakukan segala
perbuatan, rundingkan dahulu dengan diriku, janganlah
bertindak secara gegabah,.mengerti"!"
Pek li Peng tersenyum manis "Seandainya perbuatan yang
kulakukan kali ini salah, lain kali aku tak akan berani bertindak
secara sembarangan. tapi bagaimana kalau seandainya
tindakanku ini benar?"
Siiu Ling mengerutkan dahinya, ia sebenarnya hendak
menegur gadis itu dengan beberapa patah kata yang pedas
tapi setelah teringat batowa gadis itu berulang kali menempuh
bahaya ber sama2 dirinya terpaksa ia menahan sabar dan
berkata: "Kalau dugaanmu memang benar kita bicarakan lagi soal
teisebut sekarang kita tak usah pusing kepala memikirkan
persoalan itu lagi" Pek Li Peng tidak banyak bicara lagi dan per-lahan2 duduk
disamping Siau Ling. Diluaran meskipun ia tetap. menjaga ketenangannya,
padahal perasaan hatinya bergolak keras. diam2 ia berdoa
agar hweesio baju abu2 itu bisa cepat2 kemhali.
Sementara Siau Ling sendiri diam2 menganalisa perkataan
yang diucapkan Pek Li-Peng barusan ia merasa perkataannya
ada benarnya juga, pikirnya:
"Mungkin apa yang dia lakukan memang sama sekali tidak
keliru.. ." Tiba2 ruangan itu berubah jadi hening dan sunyi sekali
begitu sepi hingga sama sekali tidak kedengaran sedikit
suarapun Kurang lebih sepertanak nasi kemudian, tiba2 terdengar
suara langkah kaki manusia berkumandang datang.
Pek Li Peng kelihatan bergetar keras, ia segera berpaling
kearah pintu depan disitu ia saksikan seorang hweesio baju
abu2 dengan langkah sempoyongan sedang berjalan masak
ruangan. Jubah abu2 yang dikenakan oleh padri itu sudah basah oleh
air keringat sambil menatap wajah Siau Ling ujarnya dengan
ketus: "Semua orang mengatakan bahwa Siau tayhiap adalah
seorang lelaki budiman yang bijaksana. Hmm. tak tahunya
mereka sudah kena tertipu semua oleh dirimu kebejadanmu
tidak jauh berbeda dengan Shen Bok Hong!"
Siau Ling melirik sekejap kearah Pek Li Peng kemudian
alihkan sorot matanya keatos tubuh hweesio baju abu2 itu
katanya: "Toa-suhu, aku tidak habis mengerti kenapa sih engkau
memaki diriku...?""
"Setelah engkau bersedia melepaskan pinceng kenapa kau
utus kemhali orang lain untuk menusuk badanku dengan
jarum?" jarum itu mengandung racun yang amat keji dan
empat jam kemudian bakal mematikan orang. Hmm! lain
dimulut lain dihati, begitukah perbuatan dari seorang lelaki
sejati" seorang ksatria?"
Siau Ling tertawa ewa. "Taysu toh sama sekali tidak keracunan!!" katanya.
"Hmm! pada saat ini racun yang mengeram dalam tubuhku
telah kambuh, apakah engkau anggap aku sedang ber pura2
?" teriak hweesio itu penuh kegusaran.
"Taysu, sekarang apakah engkau percaya kalau dia adalah
Siau Ling"!" tanya Pek li Peng dengan suara lembut.
"Hmm! engkau sibudak sialan yang telah turun tangan keji
itu..!" maki hweesio itu dengan gusar.
"Aku sedang bertanya kepadamu, sekarang engkau sudah
percaya tidak kalau dia adalah Siau Ling"!" tukas Pek li Peng
ketus. "Tentu saja percaya!"
"Kalau memang engkau sudah percaya, apa sebabnya
engkau tidak bersedia untuk menerangkan isi dari tulisan
dihalik kotak kayu itu?"
"Ooo .. untung pinceng belum sempat, aku tak menyangka
kalau Siau Ling sebenarnya adalah seorang manusia rendah
yang tak tahu malu" Meskipun Siau Ling dimaki habis2an oleh hweesio itu
namun ia masih tetap tenang dan sama sekali tidak menjadi
marah. Diam2 Pek Li Peng melirik sekejap kearah Siau Ling dengan
perasaan tidak tenang, pikirnya.
"Aku yang turun tangan atas hwesio itu namun toakolah
yang harus menanggung caci maki itu..."
Per lahan2 dia maju kedepan dan berkata "Taysu, engkau
sama sekali tidak terluka !"
"Racun yang mengeram dalam tubuhku telah bekerja
kenapa engkau mengatakan bahwa aku tidak keracunan" kau
anggap pinceng. adalah seorang bocah cilik yang gampang di
tipu?" maki hweesio itu makin marah.
"Akulah yang menotok jalan darah ditubuh mu sehingga
mengakibatkan engkau merasakan tanda2 seperti itu"
Gadis itu maju kedepan dan menorok bebas jalan darah
sang hweesio yang tertotok, kemudian melanjutkan :
"Padahal asal engkau perhatikan dengan lebih seksama
maka hal ini akan segera kau ketahui dengan jelas, coba
periksalah mulut luka yang Terkena tusukariku itu, apakah
tanda2nya menunjukkan kalau engkau sedang keracunan?"'
Hweesio baju abu2 itu segera angkat lengan kirinya dan
periksa mulut luka tersebut, dengan cepat ia temukan bahwa
mulut lukanya berwarna merah dan sama sehali tidak
menunjukkan tanda2 keracunan, hal ini segera membuat padri
itu jadi tertegun Pek li Peng tersenyum, kemhali ujarnya:
"Caraku menotok jalan darahmu sebetulnya enteng sekali,
asal engkau tenang dan segera bersemedi untuk atur
pernapasaan. maka kesehatanmu akan pulih kemhali seperti
sedia kala..! Ia menghembuskan nipas panjang, sambungnya lebih jauh:
"Meskipun aku telah me nakut2i dirimu, tapi persoalan ini
sama sekali tak ada hubungannya dengan Siau tayhiap, dia
adalah seorang pendekar besar, seorang lelaki sejati dan
ksatria yang menjunjung tinggi keadilan dan kebenaran,sudah
tentu ia tak suka mengajak dirimu untuk bergurau, lantaran
urusan ini baru saja aku dicaci maki secara habis2an.,."
"Oooh! kiranya begitu." kata sang padri setelah tertegun
beberapa saat lamanya. Kami tahu. meskipun dalam hati kecilmu engkau telah
mengakui bahwa dia adalah Siau Ling, tapi engkau masih
tetap tak mau bocorkan rahasia tentang tulisan itu, hal ini
dikarenakan engkau masih belum bisa mempercayai kami
dengan seratus persen, sehaliknya apakah kami dapat
mempercayai diri mu dengan begitu saja" oleh sebab itulah
secara diam2 kutotok jalan darahmu kemudian pura2
kukatakan bahwa engkau telah tertusuk oleh jarum beracun,
tujuanku tidak lain adalah untuk membuktikan apakah engkau
adalah mata2 dari perkampungan Pek hoa san cung atau
bukan." "Dan sekarang, menurut penglihatanmu apakah pinceng
adalah mata-mata dari perkampungan Pek boa sancung?""
"Sekarang kami dapat membuktikan bahwa engkau bukan
mata2 mereka.... " "Darimana engkau bisa tahu?"
"Jika engkau adalah mata2 dari perkampungan Pek hoasancung
sudah tentu saat ini tak akan kemhali lagi kemari tapi
engkau telah muncul kemhali disini itu membuktikan bahwa
engkau bukan mata2 pihak perkampungan Pek hoa-san-cung"
"Pinceng masih tidak mengerti!"
"Gampangnya saja kalau engkau adalah anggoia
perkampungan Pek-hoa san cung maka pastilah orang2 dari
perkampungan Pek-hoa-san cung yang bakal menyembuhkan
lukamu itu dan itu berarti engkau pun tak usah kemhali lagi
kesini." Tiba2 Siau Ling bangkit berdiri dan menjura katanya.
"Bagaimanapun juga perbuatan yang kami lakukan ini
adalah suatu perbuatan yang tidak patut aku disini mohon
maaf yang sebesarnya kepada taysu harap taysu suka
memaklumi perbuatan ini."
Hweesio baju abu2 itu menghela napas panjang
"Aaai.,! kalau ditinjau dari keadaan ini rupa2nya engkau
Siau Ling yang asli"
"Bagaimana caranya untuk membuat taysu jadi percaya
kalau dia adalah Siau Ling yang asli"!' seru Sang Pat.
"Sekarang pinceng sudah seratus persen mempercayai
nya.."' Sorot matanya dialihkan keatas wajah Siau Ling dan
melanjutkan lebih jauh : "Benarkah didalam kotak kayu ini terdapat sejilid kitab?"
'Sedikitpun tidak salah sejilid kitab sembahyangan!"
"Bolehkah diambil keluar agar pinceng dapat memeriksanya
dengan penuh seksama?" pinta hweesio itu lagi.
"Tentu saja boleh !" pemuda ambil kitab sembayangan
tersebut dari dalam kotak dan diangsurkan kedepan.
Hweesio baju abu2 itu menerima kitab sembayangan
tersebut dan dilihat dengan pe nuh seksama, tiba2 ia berhenti
pada halaman tengab dan berkata :
"Catatan ilmu silat itu berada disini!'
"Apakah catatan tersebut juga ditulis dengan huruf Thian
tok?" "Tidak, catatan itu dituliskan dengan huruf Han!"
"Semestinya catatan itu harus ditulis dengan tulisan Thiantok
dengan begitu kecuali para padri saleh dari gereja Siau lim
si dikolong langit tiada beberapa orang yang bisa mengenali
tulisan lersebut" "Orang yang bisa memahami huruf Thian tok belum tentu
memiliki kecerdasan yang melampaui orang lain didasar kotak
kayu itu dia telah meninggalkan catatan yang menerangkan
bahwa catatan ilmu silat tersebut disembunyikan didalam
sejilid kitab sembahyangan yang berada didalam kotak kayu"
Per-lahan2 dia membuka lembaran kitab sembahyangan
tersebut kemudian diangsurkan kedepan.
Siiu Ling menerima kitab tersebut dan di telitinya dengan
seksama terbaca olehnya bahwa tulisan2 yang rapat dan kecil
itu ditulis dengan huruf Han.
Pada tulisan yang paling depan tercatatlah kata2 demikian:
"Bilamana seseorang tidak memiliki dasar ilmu silat yang
sangat kuat serta kecerdasan otak yang melampaui orang lain
dilarang mempelajari ilmu stlat yang tercatat dalam lembaran
kertas ini" Siau Ling letakan kitab sembayangan itu diatas meja,
ujarnya : "Taysu, siapakah nama julukanmu" dapatkah kami
mengetahuinya?" "Pinceng bernama Toa Jin!"
Mendengar nama itu, diam2 Pek-li Peng tertawa geli
pikirnya : "Namun saja memakai Toa jin, tapi aku lihat engkau sama
sekali tidak sabaran.... Huuh! kenapa tidak saja pakai julukan
si berangasan...?" Terdengar Siau Ling tertawa kemhali :
"Taysu. apakah engkau telah melihat catatan tulisan yang
ditulis dengan huruf Han itu?"
"Pinceng hanya mslibat dua barisan, dan selanjutnya tidak
berani membaca lebih jauh"
"Bagus sekali ...rupanya ia telah membaca sebanyak dua
baris...', pikir Siau Ling dalam hati.
Diluaran ia segera bertanya kemhali : "Betulkah apa yang
tertulis diatas catatan tersebut adalah catatan yang asli. tentu
saja kecuali kalau kotak kayu tersebut beserta kitab
sembahyangan yang berada didalamnya adalah barang2 yang
palsu..!" Siau Ling tersenyum. "Jika ada orang hendak memalsukan kotak kayu beserta
kitab sembahyangan tersebut, maka persoalan paling penting
yang harus dimiliki adalah memahami hurup Thin-tok."
sambungnya. "Sedikitpun tidak salah, oleh karena itu pinceng rasa kotak
kayu dan kitab sembahyangan ini tak mungkin bisa
dipalsukan orang, atau dengan perkataan lain benda ini adalah
benda asli!" "Perkataan dari taysu sedikitpun tidak salah!"
Bicara sampai disini pemuda itu segera alihkan kemhali
sorot matanya keatas kitab tersebut dan membaca lebih jauh :
"Sekalipun memiliki dasar ilmu silat yang tinggi, tapi sang
pembaca tidak memiliki dasar tenaga dalam yang cukup, bila
memaksakan diri untuk melatih kepandaiaan yang tercantum
diatas catatan ini maka seseorang akan mengalami jalan api
menuju neraka jika kecerdasannya kurang hingga sukar
memecahkan makna dari tiap kata yang tercantum dalam
kitab ini jika paksakan diri untuk belajar maka kian membaca
kian terjerumus lebih mendalam sehingga akhirnya tak bisa
tertolong lagi dan mati karena kehabisan tenaga karena itulah
kata kata peringitan yang sengaja dicantum kan ini bisa
diindahkan oleh setiap pembaca."
Selesai membaca kata pengantar tersebut Siau Ling segera
menutup kemhali kitab sembahyang itu lalu sambil tertawa
katanya: "Dalam sekilas pindangan taysu segera dapat kenali kotak
kayu ini, itu berarti bahwa taysu sudah merasa hafal sekali
dengan bentuk kotak kayu itu bukankah demikian"'
Toa Jin taysu menghela nafas panjang:
"Asaai...! setelah berita dibukanya istana terlarang tersiar
luas didalam dunia persilatan dan terdengar oleh gereja siaulim-
si, hongtiang dari gereja kami merasa amat terperanjat
sekali, beliau kuatir jikalau sampai ilmu silat yang di tinggalkan
sepuluh orang jago sakti yang terkurung dalam istana
terlarang sampai diperoleh semua oleh Shen Bok Hong, maka
itu berarti kejayaan dan pengaruh perkampungan Pek hoa san
cung akan semakin meningkat dan meluas, oleh karena itulah
semua tiang-loo yang ada dalam gereja Siau lim si segera
dikumpulkaan untuk ber-sama2 merundingkan persoalan ini.
kebetulan pinceng pun ikut hadir dalam perundingan tersebut"
Siau Ling menghela napas panjang, katanya :
"Selama ratusan tahun belakangan ini perguruan taysu
selalu dianggap sebagai tulang punggung dunia persilatan,


Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

pemimpin umat Bu lim dikolong langit, banyak pertikaian dan
sengketa yang terjadi dalam dunia persilatan selalu berhasil
diselesaikan secara baik oleh perguruan taysu, tapi didalam
peristiwa yang mengangkut tentang urusan perkampungan
Pak hoa san cung, ternyata perguruan taysu sama sekali tak
mau tahu ataupun mengurusinya, se akan2 terhadap semua
pergerakan yang dilakukan orang2 perkampungan Pek-hoasan-
cung tak pernah dengar ataupun segan untuk
mencampurinya..." "Dalam kenyataan perguruan kami mempunyai kesulitan
yang tak bisa dipahami olei perguruan lain, sayang kedudukan
pinceng terlalu rendah sehingga tidak tahu tentang keadaan
latar belakang yang sebetulnya..."
Setelah berhenti sebentar, ia melanjutkan.
"Tetapi kalau dikatakan perguruan kami sama sekali tak
mau tahu atau segan untuk mencapmurinya, ucapan ini
pinceng rasa terlalu berlebihan dan tidak sesuai dengan
keadaan yang sebetulnya. Menurut apa yang berhasil pinceng
ketahui, karena persoalan ini pihak gereja Siau lim si telah
mengadakan baberapa kali pertemuan rahasia antara para
tiangloo. bahkan sudah pernah lakukan pula beberapa
pergerakan, hanya saja dikarenakan pergerakan tersebut
dilakukan amat rahasia dan hati2, maka sulit bagi orang luar
untuk mengetahuinya"
Siau Ling mengangguk. "Bagaimana dengan hasil yang kalian capai dalam
pertemuan kali itu?"!" tanyanya.
"Dalam pertemuan tersebut semua orang merasa
terperanjat dan kaget atas keberhasilan Shen Bok Hong
memasuki Istana terlarang, seandainya kesepuluh orang tokoh
maha sakti itu tinggalkan catatan ilmu silat yang mereka miliki
dalam istana terlarang dan kemudian seluruh peninggalan
tersebut berhasil didapatkan oleh Shen Bok Hong. rasanya
dengan kecerdasan yang dimiliki gembong iblis tersebut serta
kesempurnaan ilmu silat yang dimilikinya, kemungkinan besar
dalam waktu singkat ilmu silat pelbagai partai akan berhasil
dikuasahi olehnya. Jika sampai benar2 terjadi peristiwa
tersebut, maka bukan saja berarti sepuluh orang tokoh maha
sakti itu sudah bangkit kemhali, bahkan sama artinya telah
dipergunakan tenaganya oleh Shen Bok Hong, dalam Keadaan
begini seluruh dunia persilatan akan terjerumus dalam
kegelapan, perduli dalam dunia persilatan ada manusia yang
bagaimana lihaypun tidak nanti akan berhasil menghadang
ambisinya yang menyerupai jebolnya bendungan air ini. Oleh
sebab itulah pihak gereja Siau lim si telah mengadakan
persiapan untuk menghadapi perubahan tersebut, kami telah
memilin empat puluh orang anak murid yang masih muda.
cekatan, dan cerdik untuk menyingkir letempat lain kemudian
mengutus pula dua orang tiangloo yang berpengalaman amat
luas serta memiliki ilmn silat paling sempurna untuk mendidik
mereka dalam ilmu silat maupun soal2 dunia persilatan!"
''Haahh..haahh..haahh...apakah kalian sedang mempersiapkan
kekuatan untuk membangun kemhali gereja Siau lim si
andaikata suatu ketika perguruan kalian ditumpas dari muka
bumi?" seru Sang Pat sambil tertawa ter bahak2.
"Sedikitpun tidak salah!"
"Persiapan yang disiapkan pihak gereja kalian rasanya
sama sekali tak ada hubungannya dengan soal kitab
sembahyang ini sambung" Tu Kiu dengan suaranya yang
dingin. "Tentu saja ada sangkut pautnya!"
"Dimanakah letak hubungannya antara yang satu dengan
yang lain. ." apakah engkau dapat terangkan!"
"Dalam pertemuan itu pincsng telah mengemukakan satu
harapan, dan harapan itu ada hubungannya dengan kitab
sembahyang ini." "Begitu seriuskah persoalannya?" tanya Siau Ling dengan
dahi berkerut. "Sedikitpun tidak salah, ketika pinceng sedang bertugas
dalam ruangan penyimpan kitab dari dalam sebuah buku
catatan telah berhasil menemukan saatu peristiwa besar
peristiwa itu sudah terjadi pada seratus tahun berselang pada
saat itu dari negeri Thian tok telah datang seorang padri saleh
untuk berkunjung kedataran Tionggoan selama berada
didalarn gereja Siau-lim-si- kami di-samping memjelajari kitab
sembahyang dia pun mempelajati bahasa Han tiga puluh
tahun lamanya ia berdiam dalam gereja kami setiap hari
kerjanya hanya membenamkan diri dalam pagoda penyimpan
kitab sambil membaca kitab sembahyangan..."
"'Lalu apa hubungannya antara cerita tersebut dengan ilmu
silat yang tercantum dalam kitab embahyang tersebut?"
kemhali Tu Kiu menyela. 'Kenapa sih engkau selalu ter buru2?" kataJlin taysu "kisah
ini bukan lain adalah cerita tentang asal usul munculnya
catatan ilmu silat didalarn kitab sembahyang itu pinceng
bercerita mulai awal sehingga dengan begiru kalian baru akan
tehu duduk persoalan yang sebenarnya''
"Tak jadi soal silahkan taysu bercerita mulai awal sampai
akhir kami akan dengar kan dengan sungguh2!'. sahut Siau
Ling "Selama berdiam didalam gereja siau lim si hweesio itu
memperoleh sanjungan dan pujian yang tiada taranya dari
setiap manusia tapi tak seorangpun yang tahu kalau tujuan
kedatangannya kesitu adalah untuk mencari sejilid kitab ilmu
silat asal dari negeri Thian-tok yarg telah beredar didaratan
Tionggoan, sudah lama melakukan penyelidikan dan
pemeriksaan yang seksama setelah padri itu berhasil
membuktikan kalau kitab ilmu silat tadi terjatuh dalam gereja
Siau lim si kami maka dengan alasan hendak mempelajari
kitab sembihyangan ia telah berdiam selama tiga puluh tahun
lama nya dalam gereja kami sungguh tak nyana" akhirnya
kitab ilmu silat yang dicari carinya itu berhasil juga
ditemukan." "Apakah sebelum kejadian itu tak ada orang yang
mengetahui tentang kitab ilmu silat tetsebut?" tanya Siau Ling.
"Didalam pagoda penyimpan kitab tersimpan beratus ratus
ribu jilid kitab, berhubung. kitab ilmu silat itu ditulis dengan
huruf Thian-tok yang tidak diketahui orang maka selama ini
kitab tadi hanya disimpan pada ujung ruangan, tak nyana
akhirnya toh kitab pusaka tadi ditemukan juga olehnya."
''Lalu bagaimana kisah selanjutnya" secara bagaimana kitab
itu sampai terjerumus kedalam istana terlarang dan telah
diterjemahkan kedalam tulisan Han?"
"Sejak padri dari negeri Thian-tok itu bermukim dalam
gereja Siau lim si timbullah kemhali kegemarannya dan
keinginan beberapa orang padri dalam gereja untuk
mempelajari adat istiadat negeri Thian tok serta huruf tulisan
Thian tok sebelumnya dalam eereja rremang sudah mendapat
beberapa orang padri yang dapat membaca tulisan Thian tok
tapi karena perubahan kebudayaan maka jarang ada orang
yang mempelajari bahasa itu lagi sampai akhirnya hweesio itu
bermukim dalam gereja kebudayaan untuk belajar tulisan
Thaian tok baru timbul kemhali berhubung pinceng
mempunyai bakat kesitu maka atas perintah ketua mulailah
pinceng mempelajari dan mendalami tulisan tersebut lima
tahun berselang ketika pinceng sedang membereskan rak2
kuno secara tidak sengaja berhasil kutemukan catatan
harian yang ditinggalkan oleh hweesio dari negeri Thian tok itu
dan akupun baru tahu kalau dalam gereja telah terjadi suatu
peristiwa yang mengerikan sekali..
Siau Ling mengerutkan dahinya.
"Darimana engkau bisa tahu kalau kitab ilmu silat itu sudah
terjemahkan kedalam bahasa Han dan darimana pula engkau
bisa tahu kalau kitab tersebut telah terjerumus kedalam istana
terlarang?" "Setelah pinceng berhasil temukan rahasia tersebut aku
telah membuka buku catatan yang berisikan tulisan Thian tok
serta menelitinya satu persatu tiada sesuatu hasilpun yang
berhasil kutemukan pada waktu itu sebenarnya aku hendak
menyelidiki dahulu semua persoalan hingga jelas kemudian
baru dilaporkan pada ketua tapi setelah membuang waktu
selama setengah tahun toh tiada hasil yang dapat kutemukan
setelah kusadari betapa pentingnya persoalan ini dan tak
dapat diundur lebih jauh akhirnya kulepaskan juga masalah ini
Kepada ciangbun hong tiang."
'Aku rasa eiangbun hong tiang itu pasti tak dapat
membantu dirimu untuk memecahkan persoilan yang sulit ini
juga bukan begitu " sela Siau Ling.
"Benar!" Teng Jin taysu mengangguk tanda membenarkan
tapi dari mulut cianbun hongtiang pinceng berhasil
mengetahui akan suatu rahasia besar yaitu selama puluhan
tahun terarkbir ini dari negeri Thian tok secara beruntun telah
mengirim dua orang utusan untuk berkunjung kegereja Siau
lim si serta mencari tahu jejak dari Bok-bok taysu tersebut.."
Setelah berhenti sebentar sambungnya lebih jauh:
"Hal ini membuktikan bahwa padri dari negeri utara Thian
tok itu kendatipun berahasia membawa pergi kitab ilmu silat
tersebut namun tidak dibawa pulang kenegeri Thian tok kalau
bukannya ia tinggal didaratan Tiong goan pastilah jiwanya
sudah melayang ditangan orang."
Padri itu menghela napas panjang setelah tarik napas
terusnya lebih jauh: "Dihadapan hong tiang pinceng telah membeberkan betapa
penting persoalan itu bagi keselamatan gereja Siau lim si dan
mohon kepadanya untuk kirim orang menyelidiki persoalan
tersebut Hong tiang kami ternyata menyetujui dan segera
mengutus sepuluh orang padri untuk melakukan penyelidikan"
"Apakah berhasil penyelidikan tersebut?" tukas Siau Ling.
"Setelah melakukan penyelidikan selama dua tahun
lamanya berhasil juga kami menemukan data2 yang amat
penting ternyata telah meninggalkan gereja siau lim si
dibawah bukit Bok Bok taysu telah ditunggu oleh Tiang Bi
taysu dan kemudian diajak pergi.."
"Pergi kemana?"
"Hingga kini tiada seorangpun yang tahu akan nasib dari
Bok Bok hweesio tersebut tapi kalau dilihat dari saat
berlangsungnya peristiwa itu sembilan puluh persen dia sudah
tak ada di kolong langit lagi."
"Bagaimana dengan Tian Bi taysu?" sela Pek li Peng.
"Hampir pada saat yang bersamaan lenyap dari peredaran
dunia persilatan tapi beberapa waktu kemudian kami dapat
kabar yang mengatakan bahwa ia muncul kemhali dalam
dunia persilatan bahkan mengikuti pula pertarungan besar
untuk memperebutkan gelar nama sepuluh tokoh besar.."
Bicara sampai disini. seolah secara mendadak ia teringat
akan Suatu persoalan yang maha penting, sambil memandang
Siau Ling katanya : "Kotak kayu ini bukan lain adalah kotak yang dibawa Bok
Bok taysu dari negeri Thian tok!"
"Peristiwa ini toh sudah berlangsung beberapa ratus tahun
lamanya.." sela Tu Kiu dengan ketus "darimana sekilas
memandang engkau bisa mengenalinya kemhali" lagipula
engkau toh belum pernah melihat kotak kayu tersebut?"
"Tidak salah, peristiwa ini memang telah berlangsung
seratus tahun lamanya dan pinceng belum pernah melihat
kotak kayu tersebut, tetapi diatas kotak tersebut terukir nama
dari Bok Bok taysu, oleh karena itulah sekilas memandang
pinceng dapat segera mengenalinya kemhali"
Setelah berhenti sebentar, ia melanjutkan:
"Aku ingin mengajukan satu pertanyaan kepada saudara
sekalian, aku harap cuwi sekalian bersedia memberi jawaban
sejujurnya!" "Taysu, silahkan bertanya! asal pertanyaan yang kau
ajukan itu diketahui oleh kami, pasti akan kami jawab
sejujurnya!" "Saudara sekalian dapatkan peti kayu ini dari mana".'
"Dari dalam istana terlarang!
"Apakah kalian bersedia menceritakan kitab yang lengkap
selama perjalanan hingga berhasil mendapatkan kotak kayu
itu?" 'Tentu saja boleh! " Siau Ling menganguk tanda bersedia
Maka secara singkat tapi jelas sianak muda itupun
menceritakan pengalamannya selama dalam Istana terlarang
hingga berhasil dapatkan kotak kayu tersebut.
Selesai mendengarkan kisah tadi Toa Jin taysu termenung
dan berpikir beberapa saat lamanya kemudian kerkata:
"Aaaah..! benarlah kalau begitu.. benarlah kalau begitu.."
"Sebenarnya apa yang telah terjadi" tanya Tu Kiu tidak
sabaran lagi. Toa Jin taysu termenung sebentar lalu ber tata:
'Keterangan yang dapat kuberikan kepada kalian hanyalah
merupakan kesimpulan yang berhasil kutarik dengan dasar
kumpulan catatan harian yang ditinggalkan Bok Bok taysu
dtmasa lampau kisah dari Tiang Bi taysu yang kukumpulkan
dari mulut ketua kami serta kisah saudara sekalian hingga
memperoleh kotak kayu ini tentu saja dalam keterangan yang
kuberikan ini masih terdapat banyak hal dan bagian yang
dapat memuaskan hati kalian semua tapi dalam kenyataan
aku pun hanya bisa menerangkan menurut data yang ada
belaka sedang kenyataan yang sukar dicari mungkin
selamanya hanya akan jadi rahasia persilatan yaug tak bakal
diketahui orang lagi."
''Kalau toh pembicaraan dari taysu ini disadari pada
keterangan dan fakta yang bisa dipercayai aku rasa
kesimpulan yang berhasil ditarikpun dapat dipercaya seratus
persen apakah kami punya rejeki untuk mengetahuinya?"
"Secara singkat aku akan mengutarakan hasil dari
kesimpulanku itu bila ada hal atau bagian yang tidak kuat
dasarnya harap saudara sekalian suka memakluminya"
Setelah berhenti sebentar padri itu meneruskan kata2nya:
''Mungkin sejak permulaan kalinya Tiang Bi bweesio sudah
mengetahui maksud dan tujuan dari kedatangan Bok bok
taysu kewilayah Timur bahkan kemungkinan besar dialah yang
menganjurkan padri dari negeri Thian-tok ituuntuk bermukim
dalam gereja siau-lim si sementara ia sendiri selama banyak
tahun ditempat luar menunggu Bok bok taysu telah berhasil
menemukan kitab catatan ilmu silat yang ditulis dengan huruf
Thian toh itu dan meninggalkan gereja Siau lim si ia baru
membawa pergi kesatu tempat....."
"Jika mereka sudah kenal antara satu dengan yang lain


Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kenapa Tiang Bi hweesio harus menawannya dengan
kekerasan" toh ia bisa menipunya secara halus?" sela Tu Kui.
Toa Jin taysu mengangguk "Dengan cara apa ia berhasil memancing kepergian Bokbok
taysu lebih baik tak usah kita perbincangkan yang jelas ia
berhasil dipancing pergi oleh Tiang bi taysu kemudian dengan
suatu cara pula kitab pusaka itu berhasil didapatkan olehnya,"
"Bukankah isi catatan ilmu silat itu di tuliskan dalam huruf
Thian tok" apakah Tiang Bi taysu memahami?" tanya Siau
Ling. "Tbian Bi taysu adalah seorang jago kawakan dari
perguruan Go-bi pay menurut hasil penyelidikan kami ternyata
padri tersebut adalah seorang ahli tulisan yang menguasai
hurup2 negeri Thian-tok!"
"Tentu keahliannya sejajar dengan taysu?" sela Sang pat.
"Waah... kalau aku dibandingkan dengan Tiang Bi taysu
masih selisih terlalu jauh..." Sesudah berhenti sebentar ia
melanjutkan "Bakatku tidak bagus, untuk belajar ilmu silat
walaupun ada guru yang pandai dan sahabat yang setia
namun keberhasilanku tua sih 'etap terbatas sehaliknya Tiang
Bi taysu adalah seorang manusia aneh dari perguruan Gobi
pay kalau dibandingkan dengan aku maka perbedaannya
bagaikan langit dan bumi"
"Bagaimana selanjutnya" apakah Tiang Bi taysu telah
mewakili perguruan Gobi pay dan ikut serta dalam perebutan
nama besar antara sepulub orang tokoh besar"'
"Aku sebenarnya tidak mengerti ataupun mengenal urusan
mengenai dunia persilatan tapi untuk menyelidiki jejak dari
Bok Bok taysu hong tiang gereja kami telah memerintahkan
diriku untuk sering mendapat pelajaran dan keterangan dari
saudara seperguruan lainnya yang sering Kali melakukan perja
lanan dalam dunia persilatan.
"Menurut apa yang kudengar, Tiang Bi cinjin memang
benar2 mengikuti perbuatan nama besar di antara sepuluh
tokoh silat maha sakti, tapi dalam setiap pertemuan tersebut
ia belum tentu menang, ditinjau dari beradanya kotak kayu ini
didalarn istana terlarang sehingga berhasil kalian temukan hal
itu membuktikan bahwa Tiang Bi taysu benar2 pernah
memasuki istana terlarang, atau paling sedkit Bok Bok taysu
pernah masuk ksdalam istana terlarang"
"Mengenai asal usul dari Tiang Bi taysu, aku memang
pernah mendengar pula dari mulut orang lain ''ujar Sang Pat,
"meski pun jalannya cerita berbeda, namun garis besarnya
tidak banyak perbedaannya dengan apa yang taysu utarakan
barusan" Pek-li Peng yang selama ini membungkam terus, tiba2
menyela dari samping : 'Taysu, engkau toh menguasai penuh atas bahasa dan
tulisan hian-tok asal engkau terjemahkan kemhali tulisan Han
yang ada dalam kitab itu menjadi tulisan Thian tok, kemudian
dicocokan dengan tulisan yang ditinggalkan Bok Bok taysu
bukankah hal itu dengan mudah bisa membuktikan apakah
benda itu benar2 adalah barang peninggalan dari Bok bok
taysu atau bukan." ''Apakah yang kuucapkan tadi mungkin masih belum
dipahami oleh Li sicu kitab catatan dalam huruf Thian tok
tersebut telah dibawa kabur oleh Bok bok hweesio."
"Jadi kalau begitu ilmu silat yang disembunyikan dalam
kitab pusaka itu adalah catatan yang ditinggalkan oleh Tian Bi
cinjin" tanya Siau Ling keheranan.
"Kemungkinan besar memang begitulah!"
Siau Ling segera menjura kepada hweesio itu sambil
berseru: "Kalau begitu kuucapkan banyak terima kasih atas petunjuk
dari taysu." "Hong tiang kamipun pernah menerima kabar yang
mengatakan bahwa Istana terlarang telah dibuka " ujar Toa
Jin taysu lagi "hanya saja dalam berita yang tersiar itu
mengatakan hanya Shen Bok Hong seorang yang berhasil
memasuki Istana tersebut.,"
Ia mendehem ringan ia melanjutkan:
"Aku mendapat tugas untuk melakukan perjalanan dalam
dunia persilatan dengan tujuan mencari kotak kayu itu, dan
sekarang aku berhasil membuktikan bahwa kotak itu sudah
terjatuh ketangan Siau tayhiap, dengan sendirinya akupun tak
usah berkelana dan luntang lantung lagi dalam dunia
persilatan" Habis berkata ia memberi hormat, lalu mengundurkan diri
dari ruangan tersebut. 'Selamat jalan taysu, semoga engkau dapat tiba kembali
digereja siau lim si dalam keadaan selamat" kata Siau Ling
sambil memberi hormat. Tiba2 Toa Jin taysu menghentikan langkahnya, sambil
putar badan ia berkata : "Siau tayhiap, aku mempunyai suatu permintaan yang
sebetulnya tak pantas untuk diutarakan, apakah Siau tayhiap
bersedia untuk mengabulkan permintaanku ini?"
"Permintaan apa"'-
"Kalau toh kotak kayu itu didapatkan oleh Siau tayhiap.
maka sudah sepantasnya kalau catatan ilmu silat yang ada
didalarn kotak kayu itu menjadi milik Siau tayhiap, tapi kitab
sembahyangan dan kotak kayu itu ditulis dalam huruf Thian
tok yang tidak diketahui oleh Siau tayhiap, bagi diri tayhiap
benda itu sama sekali tak ada guna nya bagaimana kalau
serahkan saja kepadaku untuk dibawa pulang kegereja Siaulim-
si" Siau Tian termenung dan berpikir sebentar kemudian
jawabnya: "Baiklah!" Toa Jin taysu jadi amat girang pujinya ''Siau tayhiap betul2
seorang budiman yang besar jiwanya kegagahan dan kebijak
sanaanmu luar biasa dan terpuji sekali"
Sambil membalik halaman kitab itu Siau Ling berkata:
"Bukanlah terlalu sayang jika kitab sembahyang ini dirobek
halamannya..?" "Yaa...! tiada jalan lain kecuali berbuat demikian lain hari
jika Siau tayhiap ada waktu silahkan mampir digereja Siau-lim
si dan aku akan berusaha untuk menyempurnakan kembali
kitab ini." 'Baiklah!" kata Siau Ling kemudian ia robek empat halaman
kitab yang berisikan catatan ilmu silat kemudian diserahkan
kembali kotak kayu dan kitab sembahyang itu ketangan Toa
Jin taysu. Dengari amat girang padri itu menerma kotak kayu dan
kitab sembahyang tersebut kemudian sambil mengucapkan
banyak terima kasih ia berlalu dari sana.
Memandang hingga bayangan punggung Toa Jin taysu
lenyap dari pandangan Sang Pat segera mendehem ringan
dan berkata: "Toako andaikata isi tulisan didasar kotak kayu itu adalah
catatan ilmu silat maka perbuatan kita kali ini bukankah sama
arti nya sudah masuk perangkap dari hweesio tersebut"."
Siau Ling tersenyum. "Kendatipun isi kotak kayu itu adalah catatan ilmu silat toh
tulisan itu terdiri d ri huruf Thian tok yang tidak kita kenali jika
ia tidak memberitahukan kepada kita maka selama hidup kita
tak akan memahaminya aku rasa di titipkan dalam gereja Siau
lim si jauh lebih aman dari pada kita bawa dibadan"
Sorot matanya dialihkan kearah Pek-li Peng dan Tu Kiu lalu
tambahnya lebih jauh "Peng ji pergilah dengan saudara Tu untuk melindungi
keselamatan hweesio itu secara diam2 hantar dia hingga
keluar dari kota Tiang sah."
Pek li Peng dan Tu Kio segera mengiakan, kedua orang itu
dengan , cepat berangkat tinggalkan ruangan itu.
Per-lahan2 Siau Ling sandarkan tubuhnya keatas kursi,
sepeninggalnya kedua orang itu dia berkata
"Saudara Sang! bagaimanakah perasaanmu mengenai
situasi dalam kota Tiang sah belakangan ini?"
'Sebenarnya posisi kita Terdesak dibawah angin, tapi vang
aneh ternyata Shen Bok Hong tidak melakukan pergerakan
apapun tidak mengadakan penggeledahan pun tidak
melakukan pembantaian. Tapi sejak kedatangan toako
ketempat ini. serta keberhasilan toako melenyapkan beberapa
buah sarang mata2nya. dari posisi yang terdesak rasanya kita
sudah berada diatas angin!"
"Shen Bok Hong amat membenci kita orang dan para jago
dari Bu tong pay bahkan boleh dibilang kebenciannya sudah
merasuk ketulang sumsum, tak munekin ia beriba hati atau
tak tega membinasakan kita semua, menurut pendapatku,
hingga sekarang ia masih belum juga turun tangan pastilah
disebabkan oleh alasan2 tersebut, siapa tahu kalau luka yang
diderita olehnya ketika berlangsungnya pertempuran sengit
diluar istana terlarang, hingga kini masih belum juga sembuh!"
"Benar, kemi'ngkinan besar memang begitu ! " Sang Pat
mengangguk. "Didalam penilaian kira semua, keadaan seperti ini
sebenarnya merupakan suatu kesempitan yang sangat baik,
sebetulnya siau heng ada niat untuk memilih beberapa orang
jajo yang berkepandaian tinggi dan bernyali besar untuk
melangsungkan pembersihan dan pembantaian terhadap
anggota perkumpulan Pek hoa san cung mumpung Shen Bok
Hong masih lemah, menurut perkiraaanku kekuatan yang
dibawanya dalam perjalanan jauh meninggalkan
perkampungan Pek boa san cung pasti terbatas sekali, itu
berarti kita memiliki separuh bagian harapan untuk berhasil
dengan pergerakan ini. tapi sungguh taknyana... aaii. rupanya
Thian belum bersedia memberikan kesempitan baik bagi kita"
"Apakah ada yang tidak beres"!" tanya Sang Pat.
''Peristiwa pertama yang sangat diluar dugaan adalah
berhasilnya diplomasi Shen Bok Hong untuk bekerja sama
dengan Su Hay Kuncu dan Siau-yau-cu sekalian, kedua
kelompok kekuatan itu merupakan dua kelompok kekuatan
yang paling besar dari kaum sesat dalam dunia persilatan
dewasa ini. kerja sama itu membuktikan akan kelihayan dan
kecerdasan dari Shen Bok Hong yang betul2 melebihi batas
pikiran orang lain. Peristiswa kedua adalah relanya Shen Pok
Hong untuk meninggalkan kekuatan yang dia himpun untuk
menemui seorang sahabat lamanya, menurut apa yang
berhasil kudengar sahabat karibnya itu adalah seorang
hweesio yang kehilangan sebuah jari tangannya, meskipun
siau heng tidak begitu yakin namun delapan puluh persen dia
sudah pasti adalah musuh besar dari suhu dan ayah
angkatku.." Ia berhenti sebentar, kemudian menambahkan :
Perduli siapakah orang itu, ia bisa membuat Shen Bok Hong
rela meninggalkan himpunan kekuatan dan rencana besar
yang telah disusunnya hanya untuk bertemu dengan dirinya,
orang itu sudah pasti merupakan seorang jago lihay yang
sulit di tandingi atau paling sedikit ilmu silatnya tidak berada
dibawah Shen Bok Hong"
"Perkataan toako sedikitpun tak salah!!"
"Ilmu silat yang kumiliki telah memperoleh kemajuan yang
pesat ilmu pedang Hoa san kiam hoat dari Tam In Cing pun
sudah banyak bagian yang telah kukuasai sedang mengenai
ilmu sentilan Sian ci sin kang aku rasa kekuatan daya
seranganku sudah makin mendalam bila berjumpa kembali
dengan Shen Bok Hong meskipun belum tentu bisa
menangkan dirinya tapi aku percaya kekuatanku masih
mampu jika digunakan untuk bergebrak dua sampai tiga ratus
jurus sayang Sun loocianpwee dari pihak Kay pang tidak ada
disini kalau toh Shen Bok Hong telah bekerja sama dengan
Siau yau cu sekalian dan seorang sahabatnya telah menyusup
pula kemari itu membuktikan bahwa kekuatan Shen Bok Hong
sama sekali belum menjadi lemah kemungkinan besar dunia
persilatan masih harus mengalami masa2 yang menyedihkan
dan musibah2 hebat akibat dari ulah gembong iblis tersebut"
Sang pat mendehem ringan ujarnya kemudian
"Dewasa ini para enghiong hoohan dari empat samudra
dan pelbagai perguruan besar telah sadar dari tidurnya aku
rasa maksud toako untuk membinasakan Shen Bok Hong juga
tak perlu dilaksanakan dengan terburu napsu menunggu
setelah semua kekuatan dunia persilatan yang bangkit
menentang kelaliman Shen Bak Hong telah terhimpun aku
tidak sulit untuk membasmi kekuatan dari Shen Bok Hong
beserta antek! perkampungan Pek hoa san cung nya!."
Siau Ling tersenyum. "Meskipun apa yang saudara Sang katakan sedikitpun tak
salah tapi dibalik persoalan ini sebenarnya masih terselinap
banyak masalah" "Masalah apa?" "Pertama kebusukan nama She Bok Hong sudah amat
tersohor dikolong langit meskipun para orang gagah dikolong
langit telah sadar dari tidurnya tapi untuk beberapa saat
lamanya masih sulit bagi mereka untuk melakukan suatu
pergerakan yang serempak dalam hal ini aku rasa masih harus
diulur sampai dua tahun mendatang. Walaupun Sekilas
memandang waktu sangat menguntungkan kita. tapi Shen Bok
Hong sendir pun pasti akan mempergunakan waktu yang ada
sebaik mungkin, mereka telah bersatu padu dibawah satu
komando, gerak gerikpun cepat sekali, kalau dibandingkan
dengan kekuatan kita yang ibaratnya sebaskom pasir benar2
selisih jauh sekali, dewasa ini kekuatan dunia psrsilatan yang
paling besar yakni partai Siau lim dan perkumpulan Kay pang
agaknya belum punya niat untuk melakukan perlawanan atas
kelaliman Shen Bok Hong dengan sungguh hati. apalagi mata2
yang diperintahkan gembong iblis itu untuk menyusup
kedalam tubuh setiap partai telah melakukan pergerakan,
mungkin saja sebelum persatuan terwujud pihak partai
persilatan telah saling bentrok dan pecah lebih dahulu. Kedua,
sekarang Shen Bok Hong sudah tidak takebur lagi. ia
berusaha sekiitt tenaga untuk mengumpulkan semua kekuatan
yang ada dikolong langit untuk berpihak kepadanya,
sedangkan pihak kita sama sekali tiada organisasi yang kuat.
mengulur waktu meskipun menguntungkan kita nampaknya,
dalam kenyataan justru sangat merugikan"
"Untuk mengorganisir semua kekuatan orang gagah
dikolong langit dalam perlawanannya terhadap kelaliman Shen
Bok Hong menurut pendapatku lebih baik diserahkan kepada
Bu Wi tootiang saja!"


Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Berbicara tentang ilmu silat maupun kedudukannya dalam
dunia persilatan Bu Wi Too tiang memang tepat untuk
memikul tanggung jawab ini tapi sayang ia masih belum
begitu memahami akan watak serta perangai dari Shen Bok
Hong berbicira tenteng racun lawan racun maka dia masih
kalah setingkat jika dibandingkan dengan gembong iblis itu"
"Lalu menurut pendapat toako siapakah yang lebih cocok
untuk memikul tanggung jawab ini?" tanya Sang Pat kemudian
"Orangnya sih sudah ada hanya aku tak tahu apakah orang
itu bersedia memberi bantuan dengan sepenuh tenaga atau
tidak." "Siapa sih orang itu?"
"It bun Han too.!!"
"Pemilik rumah perpustakaan Sing Ki?"
"Tidak salah ia telah berjanji dengan Siau heng untuk
bertemu muka dalam kuil Leng in si dikota Hang-ciu bila
sampai batas waktunya aku belum nampak juga maka dia
akan cukur rambut jadi pendeta dan selamanya tak akan
mencampuri urusan dunia persilatan lagi.."
Pemuda itu menghembuskan napas panjang kemudian
melanjutkan: "Pada waktu itu kutampik perintahnya untuk membantu
pihak kita karena Siau-heng ada maksud hendak beradu
kekuatan dengan Shen Bok Hong dengan mengandalkan ilmu
silat tapi sekarang terpaksa kita harus mengundang dirinya
untuk membantu pihak kita"
"Benarkah It bun Han Too memiliki kemampuan sebebat
itu?" "Menurut pendapat siau-heng ketajaman otaknya serta
kemampuannya untuk menduga kejadian yang akan datang
sama sekali tidak berada dibawah kemampuan dari Shen Bok
Hong" "Kalau memang begitu mari kita undang dirinya!"
Siau Ling mengangguk. 'Setelah Peng ji dan saudara Tu kemhali nanti kita segera
kembali kepantai pasir dan merundingkan lebih dulu persoalan
ini dengan Be Sun Hui serta Bu Wi Too tiang."
Sementara pembicaraan masih berlangsung tiba2 terdengar
suara langkah kaki yang sangat berat berkumandang datang.
Siau Ling segera mengerutkan dahinya dan berbisik:
"Mungkin pelayan!!"
Sang Pat segera enjotkan badan dan berkelebat keluar dari
ruangan itu. Beberapa saat kemudian sie poa emas telah muncul
kembali sambil memayang tubuh Tu Kiu langkah mereka
lambat sekali. Paras muka Tu Kiu pucat ke-hijau2an darah kental
mengucur keluar dari ujung bibirnya membasahi pakaian dan
mukanya. Siau Ling segera loncat maju kedepan dan memayang
tubuh Tu Kiu sambil bertanya: "Parahkah luka yang kau
derita?"" Tu Kiu mengangguk. "Nona Pek li....dia...."
Siau Ling ulapkan tangannya kemudian menempelkan
telapaknya keatas punggung Tu Kiu serunya:
"Jangan berbicara dulu l"
Rupanya Tu Kiu mau lanjutkan kembal perkataannya tapi
dengan cepat Sang Pat menyela:
"Tu loo sam dengarkanlah nasehat toako ! kalau engkau
memaksakan diri untuk berbicara juga sebelum duduknya
persoalan dibikin jelas engkau sudah tak akan kuat menahan
diri' Tu Kiu mengangguk ia segera pejamkan matanya.
Sementara itu Siau Ling telah menyalurkan hawa murninya
kedalam tubub Tu Kiu sambil mengerahkan tenaga iapun
memeriksa keadaan luka saudaranya itu dengan seksama ia
lihat luka dalam yang dideritanya amat parah darah mengucur
keluar dari mu lut dan hidungnya jelas pukulan yang berhasil
mampir ditubuhnya berat sekali.
Dengan disalurkannya hawa murni kedalam tubuhnya
pergolakan hawa murni dalam dada Tu Kiu perlahan2 jadi
reda dan tenang kembali. "Toako ! ' bisik Sang Pat dengan suara lirih "parahkah luka
yang ia derita"."
"Parah sekali tapi engkau tak usah kuatir pertolongan yang
telah kita berikan tepat pada waktunya keadaan lukanya tidak
akan memburuk lagi.."
"Entah siapakah yang berhasil melukai dirinya sehingga
begitu parahnya.." tapi yang jelas orang itu pasti memiliki
tenaga dalam yang amat sempurna."
Siau Ling tempelkan jarinya keeatas bibir. "Ssst jangan
berisik sehingga mengganggu kontrasi. " ia memperingatkan.
Meskipun dalam hati kecilnya pemuda itu ingin cepat2
mengetahui tentang keadaan dari Pek li Peng namun dengan
sekuat tenaga ia berusaha untuk menahan perasaan itu.
Kurang lebih setengah jam kemudian Tu Kiu baru membuka
kemhali matanya sembil memandang sekejap kearah Sang Pat
dan Siao Ling ujarnya lirih:
''Nona Pek-li telah ditawan orang!."
Siau Ling merasa amat terperanjat segera pikirnya:
"ilmu silst yang dimiliki Pek-Ii Peng tidak lemah untuk
merobohkan gadis itu bukanlah Suatu pekerjaan yang sangat
mudah apalagi menangkap dirinya dalam keadaan hidup .
Peristiwa ini luar biasa sekali entah siapakah yang mampu
melakukan perbuatan itu?"
Walaupun terperanjat namun sianak muda itu menekan
perasaannya didalam hati ia tertawa ewa dan menjawab :
"'Tidak menjadi soal, kalau toh dia sudah ditangkap hidup2
maka itu berarti babwa jiwanya tidak terancam oleh bahaya,
ceritakan lah secira per-laban2, sebenarnya kalian telah
berjumpa dengan siapa",
"Kami telah bertemu dengan Shen Bok Hong!"
"Shen Bok Hong?"" ulang Siau Ling dan Sang Pat dengan
wajah terperangah. "Tidak salah! setelah Shen Bok Hong berhasil menangkap
nona Pek li. ia memerseni sebuah pukulan keatas tubuhnya
dan beritahu kepada siaute bahwa ia sudah mengetahui akan
rumah penginapan yang kita diami sekarang, tapi ia bilang
pada saat ini sedang sibuk dan untuk sementara waktu tak
minat uniuk berjumpa dengan toako. pukulan yang dia
hadiahkan kepadaku benar2 berat sekali namun tidak sampai
membereskan jiwaku, ia telah memperhitungkan daya tahanku
secara tepat..." ---ooo0dw0ooo--- Jilid: 26 BICARA sampai di sini nafasnya mulai tersenggal2. Siau
Ling segera tarik napas panjang dan berkata.
"Saudara Tu bicaralah per-lahan2 jangan terburu nafsu!"
Setelah mengatur nafasnya Tu Kiu melanjutkan kembali
kata2nya. "Menurut dia setelah aku tiba kembali disni dengan susah
payah maka semua tenagaku sudah habis dan letih sekali
untuk memulihkan kembali keadaanku paling sedikit harus
beristirahat selama satu jam mungkin toako akan membantu
aku untuk memulihkan keadaanku itu dan tak mungkin bisa
mem percepat waktunya untuk melakukan pengejaran dalam
lagi selama masa satu jam aku tak dapat bicara kecuali kalau
toako tidak memperdulikan keadaanku lagi tapi ia sudah
memperhitungkan semuanya dengan tepat dengan kebesaran
jiwa toako tak mungkin engkau....'"
"Aaaai...! apa dia katakan memang tepat tekali segala
sesuatunya telah berada dalam dugaannya" sahut Siau Ling
"Aku rasa ada satu hal yang sama sekali diluar dugaan
Shen bok hong...." sela Sang Pat.
"Hal apa?""
"Kemajuan pesat dalam tenaga dalam yang dimiliki toako
menurut dugaannya toako harus membuang waktu selama
hampir satu jam untuk menyadarkan kembali diri sam-te, tapi
dalam kenyataan hanya setengah jam belaka yang dibutuhkan
toako untuk menolang saudara Tu "
Siau Ling menghela nafas panjang.
"Aaai.. ia tak membereskan jiwamu tapi sengaja
melepaskan engkau kembali aku rasa pasti ada banyak
persoalan yang disuruh sampaikan kepadaku, bukankah
begitu?"" Sedikitpun tidak salah, meskipun siau-te tabu bahwa apa
yang dia katakan kepadaku hanya berupa suatu jebakan
belaka tapi bagaimanapun juga aku harus mengutarakan
kepadamu. "Tak menjadi soal, katakanlah ! "
Shen bok hong beritahu kepadaku katanya ia akan
mengirim Pek-li keatas gunung soat-hong san!"
"Luas gunung soat-bong-san mencapai be ribu2 li
panjangnya, apakah Shen bok hong tidak menerangkan kita
harus mencari kemana?" tanya Sang Pat.
"Ia sama sekali tidak menerangkan persoalan itu. tapi ia
pernah berkata asal toako berani pergi kesini maka pasti akan
kirim orang untuk menyambut kedatangannya"
"Mereka pasti telah mencari suatu tempat yang paling
strategis dan paling bahaya keadaannya diatas gunung Soat
hong san untuk menjebak kita, tindakannya yang sama sekali
tidak menerangkan letak tempat itu yang sebenarnya
Anak Berandalan 4 Dewi Ular 84 Racun Kecantikan Pangeran Matahari Dari Puncak 2
^