Pencarian

Budi Kesatria 16

Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen Bagian 16


'Engkau anggap aku tak bisa paksa engkau untuk keluar
dari tempat persembunyianmu itu?""
Sambil berkata perlahan2 ia maju mendekati kereta kuda
yang berkerudung kain itu.
Ia tahu kalau penghuni dalam kereta itu memiliki ilmu
pedang yang tinggi dan lihay maka gerak geriknya sama sekali
tak berani terlalu gegabah, setibanya didepan kereta
mendadak tangannya berkelebat kedepan lancarkan sebuah
cengkeraman maut. Ia berharap dapat merobek kain hitam yaug menutupi
kereta itu lebih dahulu sehingga dapat diketahui olehnya
siapakah orang yang berada didalam kereta itu.
Siapa tahu baru saja tangannya hampir menyentuh dinding
kain yang menutupi kereta itu, mendadak pedang lawan
diiringi desiran angin tajam telah menyambar keluar dan
langsung mengancam telapak tangannya, yang lebih aneh lagi
ternyata orang yang berada didalam kereta itu rupanya
sudah tahu kalau sepasang tangan Siau Ling sama sekali tak
mempan dibacok ataupun ditusuk dengan senjata ketika ujung
pedang itu hampir mengena pada sasarannya tiba2 ditengah
jalan dia merubah arah. Dari menusuk ia merubahkan
serangannya jadi membabat daan langsung membacok
pergelangan kanan Siau Ling .
Buru2 sianak muda itu tarik kembali tangan kanannya, dan
pedang panjang itupun segera ditarik kembali kedalam kereta.
Rupa2nya orang yang berada dalam kereta itu telah
memandang kereta kudanya sebagai daerah kekuasaan yarg
terpisah dari segala2nya. Kendatipun pertarungan yang
sedang berlangsung diluar kereta bagaimana dahsyat dan
sengitnya, ia tetap tidak ambil perduli dan sama sekali tak ada
minat untuk turut campur, bahkan terhadap kuda2 penghela
keretanya pun ia tak mau ambil perduli. Rupanya dia hanya
tahu melindungi kereta itu dan tidak sampai dimasuki orang
lain. Secara beruntun Siau Ling sampai berganti menyerang dari
berbagai arah, namun usahanya selalu mengalami kegagalan,
setiap kali tubuhnya hampir mendekati kereta tersebut, pada
saat yang tepat pedang itu menyambar tiba, bahkan arah
yang diserang setiap kali merupakan tempat mematikan yang
mau tak mau terpaksa dihindari.
Lama kelamaan api amarah yang semula berkobar dalam
dada Siau Ling makin berkurang dan akhirnya lenyap tak
berbekas sekarang yang masih tersisa hanyalah rasa ingin
tahu yang kian lama kian menebal.
Sorot matanya segera dialihkan ketempat lain mendadak ia
temukan sebilah golok menggeletak tak jauh dari situ dengan
cepat ia memungut golok tersebut kemudian teriak nya
dengan suara lantang: ''Ilmu pedang yang kau miliki benar2 sangat lihay hati2lah
sekarang aku hendak menyerbu kedalam keratamu !"
Ditengah bentakan keras tubuhnya segera menerjang naik
keatas kereta kuda itu. Cahaya berkilauan menerobos diangkasa dan memancar
keempat penjuru pada saat yang sangat tepat pedang mustika
itu kembali melancarkan serangan.
Siau Ling segera putar goloknya untuk menangkis
datangnya tusukan pedang tadi traaang! Benturan nyaring
mengakibatkan percikan bunga api memancar kesana sini.
Kali ini Siau Ling menerjang kedepan dengan membawa
tekad hendak menerobos masuk kedalam kereta tersebut,
maka dari itu tenaga murni yang disalurkan kedalam bacokan
goloknya kuat juga dahsyat melebihi pikiran.
Sekali lagi terjadi bentaran nyaring yang sangat memekikan
telinga, serangan pedang itu termakan oleh bacokan golok
Siau Ling hingga terpental dan miring kesamping.
Setelah berhasil menyingkirkan pedang itu. Serangan golok
tersebut kembali menyebar kekiri kanan dan membacok
kutung sebagian dari kereta kuda itu.
Sebelum pemuda itu sempat membacok bagian yang lain
serangan pedang itu kembali menyambar tiba.
Sekali lagi Siau Ling menggerakkan goloknya untuk
mementalkan serangan pedang tersebut
Orang yang bersembunyi dibalik kereta itu melancarkan
tusukan pedangnya secara beruntun, semua serangan
ditujukan kebagian bagian yang mematikan ditubuh Siau Ling,
tapi berhubung Siau Ling tak dapat menebak tempat
persembunyian lawan, ia tak sanggup melancarkan serangan
balasan terpaksa pemuda itu memilih dalam posisi bertahan.
Pertarungan sudah berlangsung beberapa jurus akan tetapi
Siau Ling masih tetap gagal untuk menyerbu kedalam kereta
itu. Lama kelamaan ia jadi gelisah diam2 hawa murninya
dihimpun se-hebat2nya dalam golok, Setelah mengarah tepat
tusukan pedang lawan mendadak ia potong gerak sambaran
pedang itu dan membacokan dengan keras.
Bacokan ini aneh dan luar biasa dahsyatnya memaksa
pedang yang berada diluar segera tertahan diluar.
Menggunakan kesempatan yang sangat baik itu Siau Ling
geserkan tubuhnya kesamping dan mendesak maju kedepan
untuk lebih mendekati kereta kuda itu.
Tiba2 cahaya putih berkelebat lewat di-angkasa sebilah
pisau belati menyambar ke luar dari balik kereta dan langsung
menusuk kearah tubuhnya. Tangan kanan Siau Ling mengenggam golok, tangan kirinya
segera berkelebat cengkeram datangnya tusukan pisau
belati tersebut. Menggunakan kesempatan yang sangat baik inilah sianak
muda itu menengok ke arah dalam kereta, ia saksikan seorang
pria berbaju serba hitam duduk bersila didalam kereta tangan
kanannya menggenggam pedang dan tangan kirinya mencekal
sebilah pisau belati. Siau Ling dengan tangan kirinya mencengkeram separoh
dari pisau belati lawan sedang tangan kanannya yang
mencekal golok menahan tusukan pedang musuh dengan
demikian tak bisa dihindari lagi kedua belah pihak sama
berhenti menyerang dan saling mempertahankan diri.
Tiba2 pria baju hitam itu menarik kembali tangan kanannya
kebelakang ia tarik pedangnya kemudian meneruskan dengan
sebuah tusukan yang mengancam dada sianak muda itu.
Siau Ling segera membuang Golok dalam cekalannya,
dengan andalkan ampuhnya sarung tangan kulit ular berusia
seribu tabun yang tahan bacokan, ia membentangkan ke lima
jari tangannya lalu mencengkeram pedang itu.
"Saudara siapakah engkau" Aku harap engkau bersedia
menyebutkan namamu" tegurnya ketus:
Bukan saja pria itu memakai pakaian serba hitam, mukapun
ditutupi dengan selembar kain berwarna hitam pula. Ditengah
kegelapan susah untuk membedakan kelima indera nya, yang
nampak hanyalah sepasang biji matanya yang memancarkan
cahaya tajam. "Siapa engkau..!?" "pria berbaju serba hitam itupun
menegur dengan suara dingin.
Siau Ling terperangah. "Aneh benar! aku toh sedang bertanya kepadamu?""
tegurnya. "Aku kenapa musti memberi jawaban atas pertanyaan yang
kau ajukan." Siau Ling tertawa dingin.
"heehh heehh heehh . . ! kalau engkau tidak bersedia
untuk menjawab, maka dalam pertarungan yang berlangsung
pada saat ini, salah satu diantara kita harus ada yang
mampus, aku tahu ilmu silat yang kau miliki sangat tinggi,
ilmu pedang yang kau yakinkan juga ampuh dan luar biasa,
dalam perkampungan pek-hoa san-cung tu terhitung jago
kelas satu, bila ini hari aku tidak berusaha untuk
membereskan selembar jiwamu, dikemudian hari entah ada
berapa banyak umat persilatan yang bakal menemui ajalnya
diujung pedangmu itu..."
Sesudah berhenti sebentar, dengan suara yang lebih gagah
dan lantang ia melanjut kan :
"Diantara kita berdua memang tak pernah terikat oleh
dendam sakit hati ataupun perselisihan apapun, jika aku
sampai mencabut jiwamu pada saat ini, maka tindakanku ini
tidaklah benar, tetapi saat ini merupakan saat yang paling
gawat bagi umat persilatan untuk menentukan siapa yang
akan berkuasa dikolong langit, kaum sesat atau kaum lurus"
karena engkau membantu shen bok hong untuk bikin
kejahatan, maka mau tak mau terpaksa aku harus
membinasakan dirimu"
Mendengar ucapan tersebut pria baju hijau itu segera
mendongak dan tertawa ter-bahak2.
" Haaahbh ,.haaahbh. .haaahlh... kalau ku dengar dari nada
suaramu itu seakan2 engkau sudah merasa yakin untuk bisa
menangkan diriku?" "Ucapanmu tepat sekali aku yakin masih mampu uniuk
melukai dirimu'.!" "Hmm! tapi sayang aku tak percaya" jengek pria baju hitam
itu ketus, "Kalau engkau tak percaya apa salahnya kalau kita
mencoba lebih dabulu?"
Diam2 hawa murninya disalurkan keluar dengan suatu
pancaran yang luar biasa dahsyatnya, serentetan aliran listrik
langsung menembusi tubuh pedang dan pisau belati
menyerang tubuh pria baju hitam itu.
---ooo0dw0ooo--- Jilid: 28 Bagi orang2 persilatan yang memiliki tenaga dalam amat
sempurna, seringkali mereka saling menempelkan sepasang
telapaknya untuk saling beradu tenaga dalam, meskipun
diluaran pertarungan ini tidak lebih seru dan mengerikan
daripada pertarungan dengan tangan kosong ataupun dengan
senjata, namun dalam kenyataan pertarungan yang sama
sekali tak menimbulkan suara sedikitpun itu justru merupakan
suatu pertarungan adu jiwa yang bisa membahayakan jiwa
kedua belah pihak. Tapi serangan tenaga dalam lewat pedang dan pisau belati
untuk menyerang tubuh lawan yang dilakukan Siau Ling
barusan, merupakan sistim penyerangan yang setingkat jauh
lebih dahsyat daripada kepandaian lainnya.
Pria baju hitam itu kontan merasakan munCulnya segulung
desiran angin serangan yang tajam lewat pedang dan pisau
belatinya yang membuat sekujur badan jadi sakit dan dadanya
jadi sesak. Ia merasa amat terperanjat sekali, sambil
menghimpun segenap tenaga dalam yang dimilikinya untuk
menahan Serangan tersebut, dia segera menegur dengan
suara yang lantang: "Kau... kau... engkau adalah Siau Ling!!"
Sementara itu Siau Ling sendiripun sedang merasakan
datangnya tenaga perlawanan yang cukup tangguh untuk
memukul balik tenaga serangannya, sementara ia hendak
mengerahkan tenaga dalamnya lebih besar lagi, tiba2
terdengar olehnya teguran dari pihak lawan yang langsung
menyebutkan namanya, ia jadi tertegun dan segera balik
menegur: "Siapakah engkau.?"?" pria baju hitam itu menggeleng.
"Jawab dulu pertanyaanku benarkah engkau adalah Siau
Ling atau bukan...?""
"Aku beritahu kepadamu pun tak ada salahnya pokoknya
hari ini aku tak akan berhenti menyerang sebelum berhasil
membinasakan dirimu"
"Kalau kudengar dari nada suaramu, rupanya engkau
benar2 adalah Siau Ling!"
"Sedikitpun tidak salah, aku memang Siau Ling! engkau
mau apa..?"" "'Engkau benar2 seorang jago kenamaaan yang bukan
bernama kosong belaka, untuk sementara waktu kita tunda
dahulu pertarungan yang bakal dilangsungkan, aku ada
beberapa patah kata hendak diutarakan kepadamu, selesai
mendengar perkataanku ini apabila engkau merasa tak puas
maka kita lanjutkan kembali pertarungan ini"
"Hmm! aku tak takut engkau bermain curang..!" sambil
berkata Siau Ling mengendorkan tangannya dan melepaskan
cekalannya pada pedang serta pisau belati tersebut.
Per-lahan2 pria baju hitam itu tarik kembali pedang
panjang serta pisau belatinya kemudian diletakkan disisi
tubuhnya, setelah itu barulah dia berkata :
'Bukankah engkau punya seorang adik angkat yang
bernama Pek-li peng..?"
Siau Ling terperangah. "Benar, sekarang nona Pek Li berada dimana?"
"Ia tidak berada di sini, sekalipun engkau bunuh semua
orang yang berada disini juga tak akan kau temukan nona Pek
Li tersebut, dari mulut mereka semuapun engkau tak akan
berhasil mengetahui jejak nona itu!"
"Jadi kalau begitu maksudmu diantara orang2 yang hadir
ditempai ini sekarang hanya engkau seorang yang mengetahui
jejak dari nona Pek Li?"'
"Engkau memang amat cerdik"
Setelah berhenti sebentar terusnya.
"Apakah engkau bertemu dengan nona Pek Li?" "
Selama banyak waktu Siau Ling sudah seringkali
menghadapi gelombang percobaan yang luar biasa besarnya.
Pengalamannya dalam menghadapi musuh juga memperoleh
kemajuan meskipun dalam hati kecilnya dia ingin cepat
berjumpa dengan Pek Li Peng namun diatas paras mukanya
masib tetap mempertahankan ketenangan dan
keangkuhannya. "Syarat apa yang harus kupenuhi untuk bisa bertemu
dengan nona itu" "Gampang sekali! "jawab pria baju hitam itu dengan dingin
"Perintahkan sahabat2mu serta anak buahmu untuk segera
berhenti bertempur, kita berdua dengan naik kuda segera
berangkat menuju ketempat nona Pek Li disekap!"
"Hmm...! rupanya Shen Bok Hong telah memasang jebakan
untuk menunggu aku datang untuk masuk kedalam
perangkap" "Nona Pek-li peng berada pula disana!"
"Ada satu hal, Apakah engkau pernah memikirkannya?"
"Persoalan mengenai apa?"!
"Pada saat ini, kami bisa membasmi seluruh pengikutmu


Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sehingga seorang pun tak tersisa?"
Dalam pada itu empat pujangga besar dunia persilatatan
bekerja sama dengan Cu Kun San serta Suma Kan telah
berhasil membinasakan hampir sebagian besar musuh yang
berada disitu, kebanyakan kalau bukan mati tentu sudah
menderita luka yang sangat parah.
Cu Bun Ciang pun dalam pertarungan itu sudah berhasil
menawan telapak malaikat hitam Siang Peng dalam keadaan
hidup2. Setelah selesai membinasakan kawanan penjahat,
beberapa orang jago itu segera berkumpul jadi satu dan
mengepung kereta kuda itu rapat2, dalam keadaan begini tak
mungkin bagi pria baju hitam itu untuk melarikan diri.
Terdengar Cu Kun San dengan suara keras berkata :
"Siau tayhiap pasti sudah mengejar penghuni kereta kuda
itu. Aku tidak percaya kalau mereka bisa melangsungkan
serangannya didalam kereta kuda itu"
Siau Ling yang sempat mendengar pembicaraan itu dalam
hati kecilnya segera berpikir :
"'Seringkali dikolong langit memang terjadi banyak kejadian
yang sama sekali diluar dugaan orang."
Dengan suara keras ia segera berseru :
"Harap saudara sekalian suka menunggu sebentar, aku
sedang bercakap2 dengan sahabat yang ada didalam kereta
kuda ini!" Suma Kan segera tertawa "Cu-heng!" engkau tidak
percaya kalau mereka bakal melangsungkan pertarungan
didalam kereta itu tapi dalam kenyataan justru mereka sedang
melangsungkan pertarungan didalam kereta. Kenyataan yang
terbentang didepan mata pada saat ini tidak bisa dibantah lagi
mau tak mau kita harus mempercayainya."
"Aku sudah hidup sampai setua ini tapi belum pernah ada
dua orang manusia melangsungkan pertarungan didalam
ruang kereta peristiwa ini benar2 membuat pandangan
mataku jadi terbuka!"
Sementara itu sambil tertawa Siau Ling telah menegur.
"Sudah engkau dengar apa yang mereka bicarakan?""
"Mendengar soal apa?""
"Kawan2 yang mengiringi kedatanganmu serta anak buah
yang kau andalkan tenaganya pada saat ini mungkin tak
seorang pun yang mampu membantu dirimu lagi"
"Kalau dilihat dari gelagatnya mungkin pergerakanmu kali
ini sudah disertai pula dengan suatu rencana yang banyak
semua pengiringmu merupakan jago2 lihay kelas satu dalam
dunia persilatan tapi sayang pengiringmu yang ampuh itu tak
dapat ikut serta dalam perjalanan ini serta membantu usaha
mu." Ia berhenti sebentar kemudian dengan suara yang dingin
dan menyeramkan ia melanjutkan:
"Kecuali kalau sudah tidak memperdulikan soal mati hidup
dari nona Pek Li lagi! Siau Ling termenung dan berpikir beberapa saat lamanya
kemudian sahutnya: "Baik aku akan menyanggupi syarat yang kau ajukan itu"
"Apakah semua orarg yang berada diluar kereta dewasa ini
merupakan jago2 kenamaan semua dikolong langit?" tanya
pria baju hitam itu sambil pungut pedangnya.
"Tebakanmu tepat sekali mereka semua adalah jago2
persilatan yang memiliki ilmu silat amat tinggi dikolong langit"
"Jikalau Siau tayhiap tidak turun tangan untuk mencampuri
urusan ini aku ingin sekali menjumpai bebera orang jago lihay
itu serta menjajagi sampai dimanakah keyakinan ilmu silat
yang mereka miliki! Kata pria baju hitam itu dingin.
Siau Ling yang sudah bergebrak sebanyak belasan jurus
dengan pria tersebut, dalam hati kecilnya ia menyadari bahwa
ilmu silat yang dimiliki orang itu benar2 sangat lihay, untuk
bertarung satu lawan satu beberapa orang jago tersebut
belum tentu sanggup menandingi kepandaiannya, apalagi Pek
Li sedang berada dalam keadaan bahaya dan harus segera
diberi pertolongan, pemuda itu merasa tiada berkepentingan
untuk membuang banyak waktu dengan percuma di sana.
Berpikir sampai disitu, dengan suara dingin ia segera
menukas : "Aku rasa hal itu tak perlu! Seandainya engkau benar ingin
bertarung, akupun tak akan menghalangi keinginanmu itu,
tapi kalau sampai menggusarkan hati mereka sehingga
mereka mengerubuti engkau seorang, aku pun tak akan dapat
membantu dirimu!" Pria baju hitam itu menggerakkan pedang nya mencokel
sedikit horden diluar kereta dan melongok keluar, setelah
menyapu sekejap wajah empat pujangga besar dunia
persilatan Cu Kun San dan Suma Kan sekalian ujarnya dengan
suara hambar: "Rupa2nya engkau lebih menaruh perhatian dan rasa kuatir
terhadap mati hidupnya Pek-li ?"
"Tentu saja aku sangat menaruh perhatian terhadap
nasibnya.. !" sahut pemuda itu dengan ketus.
Pria baju hitam itu masukkan kembali pedangnya kedalam
sarungnya dan loncat keluar dari ruang kereta, dengan cepat
ia dikepung oleh empat pujangga besar dunia persilatan. Cu
Kun San serta Suma Kan. Menyaksikan tingkah laku rekan2nya Siau Ling segera
menengadah dan tertawa tergelak.
"Haaahh... haaahh... haaahhh .. harap kalian semua jangan
turun tangan secara gegabah!"
Sambil berseru ia loncat keluar dari balik ruang kereta.
Suma Kan memasang obor dan mengangkatnya tinggi2,
cahaya terang segera menyinari paras muka orang itu.
Terlihat oleh mereka pria baju hitam itu mempunyai paras
muka yang berwarna hitam Pekat bagaikan pantat kuali
sehingga kelihatan aneh sekali, begitu hitam sama persis
dengan pakaiannya yang serba hitam pula, dengan hati
keheranan peramal sakti dari laut Tang hai ini segera berpikir
dalam hatinya : ''Kalau dia mengenakan topeng kulit manusia diatas
wajahnya maka warna yang dipilih sepantasnya kalau makin
tipis semakin baik, kenapa ia kenakan topeng yang menyolok
dan aneh bentuknya?"!"
Berpikir sampai disitu, dengan suara dingin ia segera
menegur "Apakah engkau bukan penduduk pribumi?"!!"
"Hmm! aku toh memikai topeng kulit manusia" masa
engkau tak dapat melihatnya ?" sahut pria baju hitam itu
dengan nada suara yang ketus.
Cu Kun San yang kasar dengan cepat membentak keras :
"Mari kita lepaskan topeng kulit manusia yang dia kenakan,
coba periksa bagaimana sih potongan wajah yang
sebenarnya?"" "Suatu usul yang tepat" sambung empat pujangga besar
dunia persilatan hampir ber bareng "Cukup ditinjau dari
topeng kulit manusianya yang berbentuk aneh dan
menyeramkan sudah bisa diketahui kalau dia bukan seorang
manusia baik2" Maksud dari perkataan itu jelas sekali rupanya dia akan
segera turun tangan. Tiba2 Siau Ling maju selangkah kedepan lalu mencegah;
"Saudara2 sekalian harap jangan turun tangan dulu untuk
sementara waktu!!" "Haaahh haaahh haaahhh " Cu Kun San tertawa terbahak2.
'Apakah Siau tay-hiap hendak bertarung satu lawan
satu dengan dirinya?"'
Siau Ling menggeleng. "Aku akan mengikuti sahabat ini untuk pergi menjumpai
Shen Bok Hong." "Baik! kita akan pergi ber- sama2 sambung Cu Bun Ciang
dari kota lok-yang dengan cepat."
Siau Ling tertawa getir. "Tak mungkin terjadi, sahabat ini hanya bersedia membawa
aku seorang diri" "Kalau begitu jelaslah sudah kalau perkataannya adalah
suatu jebakan belaka teriak Cu kue san"
"Siau tayhiap jangan se kali2 engkau pergi temui gembong
iblis itu seorang diri."
"Sekalipun aku tak ingin pergi juga tak mungkin, aku sudah
tahu kalau Shen Bok Hong pasti telah siapkan jebakan untuk
mancing aku masuk perangkap tapi bagaimanapun juga, mau
tak mau terpaksa aku harus pergi juga."
"Kenapa harus begitu?"
"Kalau aku tidak pergi menjumpai dirinya maka seorang
nona cantik akan dianiaya dan dibunuh secara brutal oleh
Shen Bok Hong!" "Tapi dengan kekuatan Siau tayhiap seorang mana
mungkin engkau berhasil menyelamatkan nona itu?"
"Memang kuakui dalam tindakanku ini sama sekali tiada
keyakinan apapun dalam hatiku untuk berhasil tapi urusan
sudah jadi begini dan mau tak mau aku harus pergi juga untuk
menempuh bahaya ini!"
Sebelum Cu Kun San sempat memberikan tanggapannya
Suma Kan berebut bicara lebih dahulu.
"Rupanya Shen Bok Hong hanya memberi batas pada Siau
tayhiap seorang yang boleh pergi menjumpai dirinya?"
"Kalau memang begitu rasanya kami tak leluasa uatuk
mengiringi kepergianmu ini tolong tanya kalian berdua kapan
baru akan berangkat.'' "Lebih cepat sih lebih baik!"
Bicara sampai disitu pemuda she Siau itu segera alihkan
sorot ronanya keatas wajah pria baju hitam itu lanjutnya
lebih jauh: "Sahabat bagaimana pendapat mu?"'"
"Baik kita segera berangkai!"
Suma Kan segera maju kedepan dengan menuntun kuda
jempolan sambil menyerahkan kedua ekor binatang itu kepada
mereka ujar nya: "silahkan kalian berdua segera berangkat"
Siau Ling dan pria baju hitam itu menerima kuda tadi dan
loncat naik keatas punggungnya, sekali cemplak mereka
larikan kuda2 itu meninggalkan tempat tersebut.
Memandang hingga bayangan punggung Siau Ling dan pria
baja hitam itu sudah lenyap dibalik kegelapan perlahan2 Cu
Kun San berkata dengan nada keheranan:
"Suma loote. apa2an sih kamu ini?" perbuatanmu benar2
bikin aku tak habis mengerti dan kebingungan rasanya..."
"Persoalan apa sih?""
"Bukankah secara terang2an Shen Bok Hong telah
menyiapkan jebakan untuk memancing Siau tayhiap masuk
perangkap kenapa engkau biarkan Siau tay hiap pergi seorang
diri?"" Suma Kan tersenyum. "Apakah Siau tay hiap sendiri tidak tahu kalau pihak lawan
secara terang2an telah menyiapkan jebakan untuk pancing dia
agar masuk perangkap" Kenapa ia justru sengaja berangkat
seorang diri untuk menempuh bahaya" Persoalannya justru
terletak Shen Bok Hong hanya mengijinkan Siau tayhiap yang
pergi memenuhi janji tersebut"
"Kenapa kita harus mendengarkan perkataan Shen Bok
Hong " bentak Cu Kun San
"Buat kita tentu saja tak usah menuruti perkataannya tapi
buat Siau tayhiap pribadi bagaimanapun juga mau tak mau
harus mendengarkan perkataan itu"
Se-akan2 memahami duduknya perkara itu Cu Kun San
mengangguk tiada hentinya.
"Oooh kiranya begitu kalau Siau tayhiap tidak menuruti
perkataan dari Shen Bok Hong maka tak mungkin baginya
untuk bertemu dengan nona itu?""
Suma Kan menghembuskan napas panjang-
"Aaaai Cu beng akhirnya toh engkau dapat memahami
duduknya persoalan" "Paham sih paham tapi bagaimanapun juga toh kita tak
bisa menyaksikan Siau tayhiap pergi seorang diri tanpa
melakukan suatu perbuatan apapun jut!"
"Memang kita tak boleh berpeluk targan belaka, dan
satu2nya jalan yang bisa kita tempuh hanyalah menguntit
perjalanannya secara diam2"
'Persoalan ini tak boleh di tunda2 lagi, ayoh kita segera
berangkat!" "Baik! kita segera berangkat, tapi sebelum kita harus
mengganti saruan kita lebih dahulu"
Dalam pada itu Siau Ling dan pria baju hitam itu larikan
kudanya cepat2 untuk lanjutkan perjalanannya, hingga dua
ekor kuda itu basah kuyup oleh air keringat, pria baju hitam
itu baru menarik tali les kuda nya sambil berkata :
"Perjalanan yang kita tempuh sudah Cukup jauh, mari kita
beristirahat dahulu!"
"Benar. kita harus beristirahat sebentar, sebab kalau tidak
beberapa puluh li lagi. ke dua ekor kuda ini pasti akan mati
karena kehabisan tenaga"
Dua orang itu menghentikan lari kudanya dan loncat turun
dari tunggangan tersebut.
Dengan sorot mata yang sangat tajam, pria baju hitam itu
menatap wajah Siau Ling tak berkedip, beberapa saat
kemudian katanya : "Siau Ling engkaupun mengenakan topeng kulit manusia?"
"Dugaanmu tepat sekali!"
"Bersediakah engkau untuk lepaskan topeng kulit manusia
itu agar aku bisa melihat paras mukamu yang asli?"'
"Seandainya engkaupun bersedia untuk menjumpai aku
dengan paras mukamu yang asli pula aku sih dengan senang
hati akan memperlihatkan pula paras muka asliku!"
"Bagaimana kalau kita turun tangan ber-sama2?"
Dua orang itu pada saat yang bersamaan melepaskan
topeng kulit manusia yang menutupi paras muka asli mereka.
Dengan pandangan tajam Siau Ling mengawasi orang itu
dia lihat pria baju hitam itu adalah seorang pemuda berusia
dua puluh tiga tahunan yang berwajah tampan sekali.
Dalam hati kecilnya sianak muda itu segera berpikir:
"Kalau ditinjau dari permainan jarus pedangnya serta
tingkah polanya dalam berbicara maupun bersikap, ia mirip
sekali dengan seorang jago persilatan yang sudah banyak
tatun melakukan perjalanan dalam dunia persilatan, sungguh
tak nyana ia masih muda belia dan lagi berparas tampan"


Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Sementara itu pria baju hitam sendiripun menatap wajah
Siau Ling beberapa saat lamanya, kemudian menegur
"Siau Ling, engkau masih kenal dengan aku?"
Mendengar pertanyaan itu, satu ingatan dengan cepat
berkelebat dalam benak Siau Ling, tiba2 ia teringat kembali
akan seseorang dan orang itu bukan lain adalah Lan Giok
Tong yang pernah mencatut namanya untuk berkelana dalam
dunia persilatan tempo hari. (untuk mengetahui kisah ini, silah
kan membaca : rahasia kunci wasiat oleh penyadur yang
sama) Dengan cepat pemuda itu menegur:
"Apakah engkau adalah Lan Giok Tong?"
"Benar, akulah orang she Lan."
"Lan-heng adalah seorang enghiong hoo han dan berjiwa
seorang kesatria, sungguh tak kusangka engkau telah
menggabungkan diri dengan pihak perkampungan Pek hoa
san Cung" Lan Giok Tong tertawa dingin.
"hehhh...heeehhh...heeeshhh... Siau Ling nama besarmu
kian lama kian bertambah cemerlang tapi musuh yang
berselisian dengan engkaupun makin lama makin banyak,
janganlah kau pandang dewasa ini terdapat banyak sekali jago
persilatan yang melindungi dirimu tapi dalam kenyataan orang
yang benar beuar memberi bantuan kepadamu hanyalan
beberapa gelintir orang belaka."
Ia menengadah keatas dan menghembuskan napas
panjang sambungnya lebih jauh.
"Menurut apa yang kuketahui gereja Siau lim si yang
merupakan pusat kekuasaan dan kekuatan terbesar dalam
dunia persilatan dewasa inipun telah dikuasai oleh Shen Bok
Hong bukan saja meresa tak dapat membantu usahamu
bahkan akan mengirim jago2 lihaynya untuk memusuhi
dirimu" Dalam hati Siau Ling merasa terperanjat sekali setelah
mendengar perkataan itu, namun diluar wajahnya ia masih
tetap pura2 berlagak tenang katanya:
"Aku sudah tahu kelau Shen Bok Hong telah mengirim
mata2nya untuk menelusuri setiap partai, dan perguruan yarg
ada dikolong langit dewasa ini"
Lan Giok Tong tertawa dingin.
"Heeehh...heeehh...heeeehah... aku rasa masih ada banyak
persoalan yanp sama sekali tidak kau ketahui"
'Bolehkah aku mendengar penjelasanmu?"
"Bulan berselang bukankah engkau telah bentrok dengan
orang2 dari perkampungan Pek in san cung didasar jurang
Toan Hun gay digunung Heng san.?""
"Banyak benar urusanku yang diketahui olehnya pikir" Siau
Ling didalam hati. Diluaran ia segera mengangguk tanda membenarkan.
"Betul memang sudah terjadi peristiwa tersebut!"
Menurut apa yang berhasil kuketahui pihak perkampungan
Pek in san Cung telah mengikat tali hubungan persahabatan
yang sangat erat dengan orang2 perkampungan Pek-hoa san
Cung, selain itu terdapat pula seorang jago yang tak memiliki
pengalaman ataupun nama besar barang sedikitpun dikolong
langit, tapi memiliki ilmu silat yang maha luar biasa
dahsyatnya.." "Dia adalah seorang padri"!" sela Siau Ling ditengah
pembicaraan itu. "Bukan, orang itu bukan seorang padri melainkan seorang
pemuda yang baru berusia dua puluh empat, lima tahunan, ia
telah bekerja sama dengan pihak perkumpulan Pek hoa-san
Cung" Tiba2 Siau Ling teringat kembali akan kenangan lamanya
pada lima tahun berselang, sewaktu ia tercebur kedalam
sungai dan di tolong seseorang yang mengajak ia
mengunjungi sebuan gua batu diatas sebuah tebing batu
karang yang curam, disitu telah bertemu dengan seorang
kakek tua yang penuh penyakitan.
Kemudian, untuk mencuri jamur batu berusia seribu tahun
guna mengobati penyakit Lam kiang giok, ia pernah
mengunjungi Bu wu-san sekali lagi. Pada waktu itu ia malah
sempat bertempur sengit melawan majikan muda dari gua
batu itu. Berpikir sampai disana iapun berkata: "Apakah orang itu
berdiam ditebing curam gunung Wu san dalam sebuah gua
batu" "Dugaanmu tak keliru setelah engkau tahu akupun tak usah
banyak bicara lagi" Setelah berhenti sebentar ia bertanya:
"Tahukah engkau apa sebabnya orang itu pada memusuhi
engkau seorang?" "Tentang soal ini aku sama sekali tak mengerti!"
"Karena Gak Siau Cha."
"Apa" karena enci Gak?" dari balik mata Siau Ling segera
terpancar cahaya mata yang sangat berkilauan
"Memang begitulah keadaannya" sahut Lan Giok Tong
setelah mendehem sebentar dia lanjutkan "Beberapa orang itu
merupakan jago2 kelas satu yang memiliki ilmu silat sangat
tinggi dalam dunia persilatan mereka semua mempunyai satu
tujuan yang sama terhadap dirimu yakni membunuh dirimu
sampai mampus!" Mendengar perkataan itu Siau Ling segera menengadah
keatas dan tertawa ter-bahak2.
"Haaahh..haahh.-haahh.. karena persoalan itulah kalian rela
berbakti dan mengabdi kepada pihak perkumpulan Pek-hoasan
Cung. menuruti perintah dari Shen bok hong "
"'Meskipun kami teluh bergabung dengan pihak
perkumpulan Pek hoa-san cung, namun kedudukan kami
hanyalah sebagai tamu belaka, kami telah mengadakan
perjanjian lebih dahulu dengan Shen Bok Hong. Setelah
membinasakan engkau Siau Ling maka itu berarti pula saat
berakhirnya kerja sama diantara kami, Selanjutnya masing2
pihak tidak mempunyai hubungan apa2, dan keadaan kami
bagaikan air sungai yang tidak mengganggu air sumur"
"Dan kalian percaya dengan janji dari Shen Bok Hong"!"
seru Siau Ling sambil tertawa dingin.
"Shen Bok Hong tak boleh dipercaya dan tak ada harganya
untuk dipercayai, beberapa orang ini bisa bekerja sama
dengan seseorang yang sebenarnya tak dapat dipercayai,
tahukah apa sebabnya?"
"Tidak lain tidak bukan karena mereka mempunyai satu cita
cita dan satu tujuan yang sama. yakni rasa benci mereka yang
terlalu mendalam atas dirimu, sehingga mereka pernah
bersumpah dengan cara apapun juga engkau harus
dilenyapkan dari muka bumi!"
Siau Ling tertawa ewa. "Diantara kalian bertiga memang sudah pernah kutemui
semua aku percaya ilmu silat yang kalian semua miliki
memang. sangat lihay dan termasuk luar biasa sekali..."
Ia menengadah keatas dan tertawa terbahak-bahak,
kemudian lanjutnya lebih jauh:
"Padahal sebenarnya kalian tak usah bekerja sama dengan
Shen Bok Hong pun tak jadi soal asal kamu bertiga dapat
bersatu padu dan bekerja sama, aku rasa mungkin aku sudah
tak sanggup untuk menghadapi tenaga gabungan dari kalian
itu" "Tak mungkin kami tak mungkin bisa bekerja sama!"
"Kenapa?"?"
"Setelah kami bekerja sama untuk membinasakan dirimu,
lalu akhirnya Gak Siau cha akan menjadi milik siapa?""
"Jadi kalau begitu, meskipun kalian telah bekerja sama
dengan Shen Bok Hong untuk membinasakan aku, tapi setelah
aku mati bukan sama saja kalian harus saling bunuh
membunuh untuk akhirnya muncul seopemenang belaka..."
Tiba2 paras mukanya berubah jadi serius sekali,
sambungnya lebih jauh : "Gak Siau cha hanya seorang, sedangkan kalian bertiga!
kecuali aku maka masih ada dua orang lagi diantara kalian
bertiga yang harus dibunuh sampai mati!"
"Perkataanmu memang benar!" jawab Lan Giok Tong.
"Tapi bagaimanapun juga engkau adalah musuh cinta kami
yang paling berat dan utama, dan engkau pula satu2nya
orang diantara kita yang paling dicintai dan disayangi oleh Gak
Siau cha, oleh sebab itu diantara kita berempat maka
engkaulah per tama2 yang harus disingkirkan lebih dahulu,
persoalan ini tak dapat dilakukan secara halus maupun dengan
jalan damai, masing2 pihak harus menggunakan segala tipu
muslihatnya untuk saling merobohkan, tentu saja orang
pertama yang jadi sasaran adalah orang yang paling lemah
kedudukannya', 'Baik, anggap saja apa yang kalian inginkan benar2
tercapai!" ujar Siau Ling dengan dingin, berkat kerja sama
kalian dengan Shen Bok Hong maka aku berhasil di singkirkan,
tapi berbicara menurut keadaan dan kenyataan maka diantara
kalian bertiga, engkaulah yang paling lemah kedudukannya,
jikalau kalian bertiga sampai saling bertempur dan saling
bertarung, maka engkaulah per tama2 yang akau mampus!"
"Hmm! Tentang hal itu sih tak usah kau kuatirkan bagi
seseorang yang cari nama dan kekuasaan dalam dunia
bersilatan. Cari mati dalam soal cinta, kecuali mengandalkan
tenaga dalam dan ilmu silat, bukankah kita dapat
mengandalkan pula cara lain yang lebih ampuh luar biasa ?"'
"Rupanya engkau mempunyai rasa percaya pada diri sendiri
yang begitu kuat?" "Aku telah mengatur segala sesuatunya secara teliti, aku
percaya usahaku tak akan menemui kegagalan"
"Baik! sekarang aku telah mengetahui keseluruhannya, dan
untuk kesediaanmu untuk beritahu segala sesuatunya
kepadaku ini, kuucapkan banyak2 terima kasih''
"Siau Ling tahukah apa sebabnya kuberitahukan segala
sesuatunya kepadamu?"
"Ooooh .soal itu sih aku kurang tahu" jawab sianak muda
itu terperangah. "Bukankah engkau sudah mempunyai Pek-li peng yang
kecantikan wajahnya tidak kalah dengan keayuan Gak Siau
cha disamping itu engkaupun masih, mempunyai Lam kiong
giok yang penyakitan dan kau tolong dengan pertaruhan jiwa
ragamu" "Rupanya Lan heng sudah menyelidiki sampai jelas semua
persoalan mengenai diriku?"
"Tahu diri tahu lawan dengan begitu setiap pertempuran
baru bisa dimenangkan, tentu saja aku harus menyelidiki
nama lainmu dengan sejelas2nya dan seteliti2nya"
Mendadak nada suaranya berubah jadi keras bercampur
ketus lanjutnya lebih jauh:
"Masa engkau tak cukup ditemani oleh dua orang cantik
sekaligus" apakah engkau masih ada hasrat untuk
mendapatkan pula diri Gak Siau cha?"
Siau Ling tertawa ewa. "Lan heng janganlah berpikir yang bukan2 dan menilai
seorang budiman dengan hati serta pikiran seorang manusia
rendah yang bina dina martabatnya.,"
'Engkau seorang budiman ?" ejek Lan Giok Tong ketus.
"Meskipun aku bukan seorang budiman namun akupun tak
pernah melakukan perbuatan yang dikutuk oleh langit dan
dihina oleh sesama umat manusia, aku yakin perbuatan dan
tingkah lakuku tak pernah merugikan siapapun juga."
"Perduli amat engkau adalah seorang budiman atau
seorang ksatria yang gagah sejati, tapi dalam kenyataan
keadaanmu pada saat ini sudah diliputi tanda2 keruntuhan
sekalipun ada kekuatan inti pihak partai Bu tong yang
mendukung perjuangan ini, itupun ibaratnya cahaya kunang2
yang hendak berlomba dengan sinar rembulan"
Setelah termenung dan berpikir sebentar ia melanjutkan
jebih jauh: "Sekarang engkau telah dianggap oleh semua umat
persilatan dikolong langit sebagai seorang pendekar besar,
seorang ksatria ber jiwa jantan dan rrerupakan pelita dalam
perjuangannya menantang kekuasaannya Shen Bok Hong,
andaikata usahamu kali ini untuk memimpin para jago
persilatan dalam membasmi kekuatan perkampungan Pek hoa
san Cung benar2 mencapai sukses maka namamu akan
cemerlang dimana2 dan kedudukkanmu akan dihormati oleh
setiap umat manusia"
"Lan heng toh sudah mengetahui dengan jelas keadaan
yang benar" tukas Siau Ling "tapi apa sebabnya engkau tak
mau berjuang demi keadilan dan kebenaran melainkan
membantu kaum durjana untuk melakukan kelaliman dan
kebejatan?"" "waktu yang tersedia buat kita tak Cukup banyak aku ingin
menyelesaikan lebih dahulu semua perkataanku" dalam hati
Siau Ling berpikir: "rupanya dia hendak tundukan hatiku
dengan kata, coba akan kudengar perkataan apa saja yang
akan dia katakan?""
Berpikir sampai disini ia lantas berkata: "silahkan Lan heng
utarakan keluar akan kudengarkan dengan seksama!"
Perlahan2 Lan giok tong mendehem ringan lalu berkata:
"Seandainya Siau Ling bernasib jelek dan tak untung
menderita kekalahan total, bukan saja semua pasukanmu
akan musnah bahkan engkaupun harus mengorbankan jiwa
ragamu sendiri, pada waktu itu seluruh kolong langit akan
terjatuh dibawah kekuasaan Shen Bok Hong, keadaan tersebut
pasti akan menyedihkan umat persilatan yang ada dikolong
langit, penderitaan dan siksaan yang harus mereka alami pada
wak tu itu benar2 tak berani dibayangkan mulai sekarang"
"Lan beng toh sudah mengetahui persoalan itu sedemikian
jelasnya, apa sebabnya engkau tak bersedia untuk tampil
kedepan dan sumbangkan segenap tenagamu untuk
menyelamatkan dunia persilatan dari musibah yang luar biasa
itu?" "Dalam hati kecilnya sih memang ada niat untuk membantu
segala usaha dan perjuangan Siau tayhiap. Cuma., sebelum
itu aku harap Siau tayhiap pun menyanggupi dahulu sebuah
permintaanku" "Apa permintaanmu itu"!" tanya pemuda Siau Ling sambil
tertawa hambar. "Tentu saja persoalan itu ada sangkut pautnya dengan diri
Gak Siau cha!!" Siau Ling tarik napas panjang .


Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Bagaimana dengan diri Gak Siau cha?"" ia bertanya.
"Asalkan Siau heng bersedia membantu diriku sehingga
nona Gak akhirnya kawin dengan aku dan menjadi istriku,
maka akupun dengan suka hati akan menyumbangkan
segenap kemampuan serta tenaga yang kumiliki untuk
membantu perjuangan Siau-heng melawan Shen Bok Hong,
bukan saja usaha menolong nona Pek Li dapat kulakukan
dengan mudah sekali bagaikan membalikkan telapak tanganku
sendiri, Bahkan akupun akan membantu engkau sehingga
tenaga terakhir dari perkumpulan Pek-hoa san Cung tersapu
lenyap dari muka bumi?"
Mendengar tawaran itu. dalam hati kecilnya Siau Ling
merasa amat gusar sekali, tapi ia berusaha dengan sepenuh
tenaga untuk menahan golakan hawa amarahnya itu,
perlahan! katanya : "Kalau toh Lan-heng sangat mengagumi nona Gak, kenapa
engkau tidak mohon sendiri kepadanya atau meminang
langsung kepada nya" Aku rasa dalam urusan semacam ini,
tak mungkin aku bisa memberikan bantuannya untukmu"
"Bukannya engkau tak bisa membantu, tapi yang jelas
engkau tak bersedia memberikan bantuannya, bukankah
begitu?" desak Lan Giok Tong lebih jauh.
Siau Ling segera tertawa dingin.
"Perkataanmu yang hendak Lan beng ucapkan sekarang
telah kudengar semua hingga selesai, aku rasa kitapun harus
segera melanjutkan kembali perjalanan kita ini."
"Aku lihat sebelum Siau-heng melihat peti mati engkau tak
akan mengucurkan air mata; sebelum sampai ditepi sungai
huang hoo engkau tidak putus hati!"
"Maksud baikmu untuk membantu diriku biarlah aku terima
dalam hati saja, tapi soal bantuan nona Gak, rasanya aku
tetap tak bisa membantu engkau, rasanya kitapun tak usah
banyak bicara lagi" Lan Giok Tong tidak banyak bicara, ia menuntun kudanya
dan segera loncat naik keatas punggung tunggangannya.
"Ayoh berangkat!" ia berseru, tali les kudanya disentak dan
kuda itupun dengan cepatnya meluncur kedepan.
Buru2 Siau Ling mengejar dari arah belakang dua ekor
kuda itu bagaikan anak panah lepas dari busurnya segera
kabur kearah depan. Rupanya Lan Giok Tong sudah hapal sekali dengan jalan
disekitar tempat itu. Ditengah kegelapanpun tak usah
menentukan arah guna mengenali kembali jalannya kuda
mereka dilarikan terus dengan kencangnya.
Setelah berlarian beberapa waktu lamanya lari kuda mereka
berdua tiba2 jadi lambat keringat membasahi tubuh kuda
jempolan itu dan lari merekapun seakan2 dibebani dengan
benda yang berat sekali. "Lan-heng!" Siau Ling segera berseru ''aku rasa kuda
tunggangan kita sudah tak mampu untuk melanjutkan
perjalanan lagi!'' Baru saja perkataan itu keluar dari mulutnya. Tiba2 Lan
Giok Tong loncat bangun dari kudanya dan baru saja sang
badan melayang keangkasa. kuda itu sudah roboh binasa
keatas tanah. Siau Ling segera mengempos tenaga dan melayang
tinggalkan pelana kuda tunggangannya.dengan enteng ia
melayang turun keatas permukaan tanah.
Kuda yang ditungganginya tadi kembali lari beberapa jauh
kearah depan, akhirnya binatang itupun menggeletak diatas
tanah. Sambil berpaling memandang sekejap kearab dua ekor
kuda yang menggeletak ditanab kembali Lan Giok Tong
berkata : "Siau beng, sudahkah engkau pikirkan kembali apa yang
kuucapkan tadi?" "Sudah kupikirkan!"
"Apakah Siau heng bersedia untuk merubah jalan pikiranmu
itu"!" "Maaf. aku tetap dalam pendirianku semula!"
Lan Giok Tong segera tertawa dingin "kalau begitu mari
kita lanjutkan perjalanan."
Tanpa banyak bicara lagi ia mengepos te naga dan
melanjutkan perjalanan dengan berlarian kearah depan.
Siau Ling rasakan gerakan lari pemuda itu makin lama
semakin cepat akhirnya tak kalah cepatnya dengan lari seekor
kuda. Terpaksa ia mengempos tenaga dan mengejar dari
belakang. Perjalanan yang dilakukan saat ini benar2 sangat cepat
sekali kurang lebih tiga puluh li kemudian Lan Giok Tong baru
menghentikan gerakan larinya.
Ketika ia berpaling kebelakang tampaklah Siau Ling masih
tetap mengejar dibelakang tubuhnya pada jarak tiga empat
depa, paras mukanya tetap tenang dan paras mukanya tidak
dibasahi oleh air keringat Dengusan napas pun biasa dan
normal sekali. Sebaliknya Lan Giok Tong sendiri secara lapat2 mendengar
bahwa dengusan napasnya agak memburu Dengan cepat dia
kerahkan tenaga dalamnya untuk menekan napasnya yang
agak memburu itu hingga tidak bersuara, sambil tertawa ewa
pujinya: "Siau heng ilmu meringankan tubuh yang kau memiliki
benar2 lihay sekali."
"Saudara Lan terlalu memuji!" sementara dalam hati
kecilnya diam2 ia berpikir dengan hati gelisah:
"Dengan saudara lain aku telah berjanji untuk
meninggalkan tanda rahasia disepanjang jalan agar mereka
dapat mengajar diriku ketempat ini, tapi sepanjang
perjalanan Lan Giok Tong melakukan perjalanannya dengan
begitu cepat sehingga membuat orang sama sekali tak dapat
berhenti barang sebentar pun juga untuk tinggalkan kode
rahasia... aku tahu dua orang saudaraku itu bukanlah orang2
yang memandang rendah soal setia kawan, sekalipun mereka
tidak berhasil menemukan tanda rahasia sepanjang jalan, tapi
aku percaya mereka tak akan berhenti atau membatalkan
perjalanan nya di tengah jalan, jikalau mereka sampai datang
kemari secara ngawur dan gegabah, bukan saja tak akan
membantu apa2 terhadap diriku, bahkan jiwa merekapun
bakal terancam oleh mara bahaya, bagaimana baiknya
sekarang?"" Sementara ia masih termenung, Lan Giok Tong dengan
suara dingin telah berkata :
"tiba2 aku telah teringat akan suatu persoalan, dan mau
tak mau terpaksa aku harus beri tahu kepada Siau heng lebih
dahulu?" 'Persoalan apa?"' "Apabila dugaanku tidak salah, maka semestinya
dibelakang Siau-heng pastilah terdapat banyak jago lihay
yang menyusul serta menguntit perjalananmu!!"
Mendengar perkataan itu Siau Ling merasa amat
terperanjat, pikirnya dihati:
"Bukan saja orang ini memiliki ilmu silat yg sangat lihay,
kecerdasan otaknya-pun sangat mengejutkan hati... aku harus
bertindak lebih hati2 dalam menghadapi dirinya."
Dalam hati meskipun berpikir demikian, namun diluaran ia
tetap tertawa ewa. "Aku rasa mereka pasti akan menganggap persoalan ini
sebagai suatu urusan yang tak perlu diherankan!"
"Aku akan membuat mereka jadi kelabakan dan tak
sanggup mengejar jejakmu, mungkin juga akan kurubah arah
tujuannya agar mereka dengan sendirinya masuk perangkap"
Siau Ling mendongkol sekali, diam diam ia mencaci maki
didalam hatinya: "Kurang ajar ... benar2 keji dan telengas hati orang ini!"
Dengan suara dingin ia segera berseru.
"Lan-beng menganggap dirimu sebagai seorang manusia
yang cerdik dan banyak akalnya, tapi menurut pandanganku,
belum tentu apa yang kau harapkan bisa terpenuhi sesuai
dengan apa yang kau inginkan '
Lan Giok Tong tertawa dingin.
"heeehh...beeehh...heeehh... engkau anggap aku tak dapat
melihat keadaan Siau-heng yang sebenarnya" Sekalipun diatas
wajahmu engkau dapat mempertahankan ketenangan hatimu,
dalam kenyataan hatimu sedang bergolak keras"
Siau Ling menyadari, apabila ia banyak bicara maka suatu
kali pasti akan salah berbicara, dengan cepat pemuda itu
membungkam seribu bahasa.
Ketika dilihatnya Siau Ling sama sekali tidak bersuara. Lan
Giok Tong segera mendehem ringan sambil bertanya :
"Siau-heng, apakah jalan pikiranmu sudah jauh lebih
terbuka lagi?" "Pikiran soal apa"!"
"Mengenai urusan yang menyangkut nona Gak, apakah
Siau heng lebih memberatkan nona gak daripada
keberhasilanmu dalam memenuhi cita2 yang kau idamkan?""
"Bagaimana kalau kita jangan membicarakan tentang
urusan ini lagi .?""
"Bukankah engkau merasa serba salah menghadapi
keadaan ini?"" Siau Ling mendengus dingin:
"Dengan amat jelas dan tenang sudah kukatakan sejak tadi
aku tak mungkin rmembantu dirimu sekalipun dibicarakan
seribu kali atau sepuluh ribu kali juga sama sekali tak ada
gunanya!' Lan Giok Tong berpaling dan memandang sianak muda itu
sekejap ujarnya serius: "Siau heng inilah kesempatan terakhir bagimu jika
kesempatan ini dilewatkan dengan begitu saja maka
kendatipun akhirnya Siau heng merasa menyesal pada saat ini
urusan sudah tak dapat diatasi lagi!"
Siau Ling tidak memperdulikan Lan Giok Tong lagi dalam
hati kecilnya secara diam2 sedang memperhitungkan
bagaimana caranya meninggalkan tanda rahasia disepanjang
jalan disekitar tempat itu tanpa sepengetahuan Lan Giok
Tong. Terdengar pemuda she Lan tertawa dingin lalu berseru:
"Apa yang dapat kuucapkan hanya sampai disini saja,
apabila Siau heng tak mau mendengarkan nasehatku .. yaa
apa boleh buat lagi" akupun tak bisa berbuat lain. ."
Berbicara sampai disitu, mendadak ia bertepuk tangan tiga
kali dengan nyaring. Bersamaan dengan menggemanya suara tepukan tangan
itu, tiba2 dari tempat kegelapan dibalik semak belukar
muncullah empat orang pria kekar.
Keempat orang pria itu mengenakan pakaian ringkas
berwarna hitam gelap, masing2 menyoren sebilah golok gan
leng to diatas punggungnya.
Dengan sorot mata yang tajam Siau Ling menyapu sekejap
keempat orang itu, ia merasa tak seorangpun diantara mereka
yang dikenal olehnya, sambil tertawa dingin pemuda itu
membungkam dalam seribu bahasa.
Dengan suara yang nyaring dan lantang Lan Giok Tong
berkata: "Sudahkah kalian berempat perhatikan orang ini dengan
seksama" dialah Siau Ling yang mempunyai nama besar yang
amat tersohor sekali dikolong langit..."
Sesudah berhenti sebentar, sambungnya lebih jauh:
"Segala sesuatunya ternyata persis tepat seperti apa yang
di duga oleh Shen hoa Cuncu. Meskipun tayhiap ini berani
kemari seorang diri namun dibelakang tubuhnya masih
terdapat jago2 persilatan yang menguntit perjalanannya,
kalian harus hati2 menjaga tempat ini"
"Kami akan turut perintah! "jawab empat orang pria itu
sambil membungkuk memberi hormat:
Lan Giok Tong ulapkan tangannya "nah sekarang kalian
berempat boleh segera mundur kembali ketempat semula!"
Empat orang pria baju hitam itu sama2 memberi hormat
kepada Lan Giok Tong kemudian mengundurkan diri kembali
kedalam semak belukar dan menyembunyikan diri.
Sepeninggal keempat orang itu Lan giok tong mendehem
ringan lalu berkata: "Mari kita lanjutkan perjalanan kita!" dengan langkah lebar
ia berangkat lebih dahulu meninggalkan tempat itu.
Siau Ling segera menggerakan tubuhnya menyusul Lan
giok tong. Gerakan tubuh mereka kian lama kian bertambah cepat
dalam beberapa waktu saja mereka sudah menempuh
perjalanan sejauh belasan li dari tempat semula.
Suatu ketika Lan Giok Tong menghela napas panjang,
ujarnya lirih : "Siau-heng, sudahlah kau lihat kesemuanya itu?"!"
"ehmm! kenapa sih?"
Menggunakan kesempatan dikala berlangsungnya
pembicaraan itu, secara diam2 pemuda itu membuat dua
buah kode rahasia disisi jalan.
"Di-sepanjang jalan yang bakal kita tempuh, semuanya
telah disiapkan tujuh tempat jebakan yang sangat tangguh "
ujar Lan Giok Tong menerangkan, dalam setiap jebakan yang
tersedia, bersiap siagalah beberapa orang jago lihay yang
ampuh dalam melepaskan senjata rahasia.."
"Kecuali kalau mereka tidak berhasil temukan jalaran ini,
andaikata mereka betul! berhasil menjumpai jalanan yang kita
tempuh ini. maka mereka yang berani munculkan diri berarti
akan dipaksa oleh mereka untuk menjadi petunjuk jalan !"
Mendengar perkataan itu, Lan Giok Tong segera
menengadah keatas dan tertawa terbahak2.
''Haaahhe..haaahhh...haabii...rupanya kalau Shen Bok Hong
ditandingkan dengan dirimu tayhiap maka otaknya engkau
masih kalah jauh" "maksudmu?""
"engkau anggap orang2 itu mengetahui semua dimanalah
Pek Li berada." Sesudah berhenti sebentar sambungnya lebih jauh:
"Mereka hanya tahu menjaga pos mereka serta
mempertahankan tempat itu dari serangan musuh, jalan
kearah mana yang harus ditempuh tak mungkin bakal
diketahui dari mulut mereka"
"Cara Lan beng untuk memaksa dan menggertak orangpun
hanya begitu2 saja" Aku telah memahami semua dengan
sangat jelas mulai sekarang jikalau Lan beng masih


Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mempunyai cara lain yang jauh lebih keji dan lihay silahkan
dikeluarkan semua aku tak ingin diancam dan digertak oleh
Lan heng dengan ketajaman lidahmu"
"Baik ayoh kita lanjutkan perjalanan"
Dua orang itu segera meneruskan kembali perjalanan
mereka, satu berjalan didepan sedang yang lain mengikuti dari
arah belakang, dalam perjalanan kali ini Lan Giok Tong benar2
tidak buka suara ataupun berbicara lagi.
Ilmu meringankan tubuh yang dimiliki Siau Ling berasal dari
ajaran Hu-sian Cu yang tersohor karena kelihayannya dikolong
langit, tentu saja kalau dibandingkan dengan Lan Giok Tong
maka ilmu meringankan tubuh yang dimliki sianak muda itu
beberapa kali lipat jauh lebih lihay.
Tetapi selama melakukan perjalanan tak pernah Siau Ling
berusaha untuk melampaui Lan Giok Tong, ia selalu mengikuti
dibelakang tubuhnya, disamping menggunakan kesempatan
yang sangat baik itu untuk meninggalkan kode rahasia
disepanjang jalan agar bisa berhubungan dengan Sang pat..
Hanya saja tanda rahasia yang ditinggalkan olehnya saat ini
telah sedikit dirubah, meskipun dalam hati kecilnya ia tahu
bahwa kode rahasia yang sedikit dirubah oleh nya itu mungkin
akan menyulitkan diri sang pat namun asal It bun han too ikut
hadir, maka sudah pasti jago lihay yang amat cerdik itu dapat
memecahkan rahasia tersebut.
Dalam hal ilmu silat walaupun kepandaian yang dimiliki It
bun han too tidak banyak membantu usaha untuk
menanggulangi masalab besar ini namun kecerdasan otaknya
benar2 merupakan musuh tangguh dari Shen Bok Hong dalam
pertempuran besar antara golongan lurus dan sesat. Kali ini
bantuan bun han too sangat diperlukan mempengaruhi sekali
perkembangan selanjutnya.
Sementara pemuda itu masih melamun tiba2 Lan Giok Tong
menghentikan getakan tubuhnya'
Siau Ling yang selama ini hanya memikirkan masalah dalam
hatinya sama sekali tak menyangka kalau musuhnya
menghenti kan tubuh secara mendadak hampir saja ia
menumbuk tubuh pemuda Lan tersebut.
Lan Giok Tong tertawa ewa katanya
"Siau beng apakah engkau ingin beristirahat sebentar?"
'Tentang soal itu sih terserah kepada Lan heng sendiri
kalau kau ingin istirabat maka istirahatlah lebih dahulu!"
Sorot matanya dialihkan kesekeliling tempat itu, tampaklah
cahaya sang surya berwarna kuning ke emas2an memancar
diatas rumput yang rimbun dan membiaskan cahaya tajam
yang amat menyilaukan mata.
Ternyata perjalanan mereka tanpa terasa telah berlangsung
dari malam hari hingga fajar menyingsing.
Sambil menuding kearah bukit hijau nun jauh disana yang
kelihatan secara lapat2 Lan Giok Tong berkata:
'Bukit didepan sana itulah gunung soat hong san"
"Bukankah Shen Bok Hong telah menantikan kedatanganku
diatas bukit soat-hong san itu"
Air muka Lan Giok Tong berubah jadi amat serius dengan
nada dingin sahutnya. 'Tentang soal ini maaf! Aku tak dapat
memberitahukan padamu. "
SiauLing tertawa ewa dan tidak banyak bicara lagi.
Tiba2 Lan Giok Tong duduk bersila diatas tanah pejamkan
mata dan mengatur pernapasan.
Rupanya setelah melakukan perjalanan jauh selama ini, ia
merasakan badannya penat dan kehabisan tenaga.
Lan Giok Tong memahami dengan jelas, sebelum Siau Ling
berhasil temukan diri Pek-li maka sianak muda itu tak mungkin
akan menyergap atau melukai dirinya, oleh sebab itulah ia
dapat mengatur pernapasan dengan hati lega.
Sebaliknya bagi Siau Ling sendiri, mau tak mau terpaksa ia
harus mengadakan persiapan untuk menghadapi segala
kemungkinan yang tidak diinginkan, pemuda itu bergerak
menuju kebawah sebuah pohon kecil kurang lebih dua tombak
dari Lan Giok Tong. duduk bersandar diatas dahan dan
beristirahat sebentar. Kurang lebih sepertanak nasi kemudian, tiba2 terdengarlah
suara derap kaki kuda yang santar berkumandang datang dari
tempat kejauhan.. Ketika ia menengadah, tampaklah diatas kuda yang sedang
lari mendekat duduklah seorang pemuda berpakaian serba
hitam. Ketika tiba di hadapan Lan Giok Tong. pemuda baju hitam
itu mendadak menarik tali les kudanya membuat kuda
tunggangan itu secara mendadak berhenti berlari.
Sikap pemuda itu terhadap Lan Giok Tong sopan dan
sangat menghormat, setelah loncat turun dari atas kuda ia
segera memberi hormat kepada Lan Giok Tong dan
membisikan sesuatu dengan suara yang amat lirih.
Tampaklah Lan Giok Tong anggukkan kepalanya dan
menjawab pula beberapa patah kata.
Karena jarak yang terlampau jauh, sulit bagi Siau Ling
untuk mendengarkan pembicaraan dari kedua orang itu.
Terlihatlah pria baju hitam itu menyahut dan loncat naik
kembali keatas kudanya, kemudian menceplak tunggangan itu
meninggalkan tenpat tersebut.
Menunggu pria baju hitam itu sudah pergi jauh, Lan Giok
Tong baru berpaling ke-arah Siau Ling dan berteriak keras :
"Siau heng, mari kita segera lanjutkan perjalanan!"
"Ayohlah, aku sih mengikuti maksud hatimu saja"
"Baik! aku akan membawa jalan untukmu" dengan langkah
lebar ia segera berangkat lebih dahulu.
Siau ling segera menyusul dari belakang, beberapa saat
kemudian ia telah berhasil mengejar sampai dibelakang Lan
Giok Tong. rupanya atas penolakan dari Siau ling tadi Lan Giok
Tong menaruh rasa benci dan dendam yang mendalam
terhadap dirinya, sepanjang perjalanan ia tak pernah berpaling
kebelakang untuk menengok sekejappun kearah musuhnya.
Siau Ling sendiri walaupun dalam hati kecilnya terdapat
banyak urusan yang hendak ditanyakan Lan Giok Tong, tapi
dia sendiripun menyadari andaikata dia mengajukan
pertanyaan kepada pemuda itu dalam keadaan seperti ini,
bukan saja sukar untuk memperoleh jawaban bahkan akan
disindir secara pedas oleh musuhnya itu, karenanya terpaksa
ia menahan diri dan membungkam dalam seribu bahasa.
Tanpa berpaling barang sekalipun.Lan Giok Tong
melanjutkan perjalanannya sejauh beberapa puluh li, akhirnya
mereka ber henti didepan sebuah rumah gubuk. Siau Ling
mendehem ringan, tegurnya : "'Lan heng, tempat apakah ini?"
tanpa berpaling Giok Tong menjawab :
"Tempat untuk mengisi perut setelah melakukan perjalanan
sejauh ini apakah Siau heng tak merasakan 1apar?"
Siau Ling tidak berbicara lagi. sorot matanya dengan tajam
menyapu sekejap sekali gubuk itu ia temukan dua batang
pohon kecil didepan rumah tadi. maka dengan cepat ia
meninggalkan tanda rahasia disana kemudian mengikuti
dibelakang Lan Giok Tong masuk kedalam ruangan.
Rumah gubuk itu sederhana sekali dan sama sekali tiada
sesuatu keistimewaan apa-pun, hanya saja lantai dan ruangan
disapu bersih sekali hingga tak nampak adanya debu yang
menempel. Sebuah meja bulat berkaki delapan terletak ditengah
ruangan, diatas meja sudah tersedia beberapa macam
makanan ringan yang lezat.
Begitu masuk kedalam ruangan. Lan Giok Tong segera
mengambil kursi ditempat utama, lalu serunya:
"Ada orang disini?""
Seorang gadis mengiakan dan buru2 munculkan diri dari
balik ruangan. Lan Giok Tong segera mendehem ringan dan berseru:
"Emas. kayu, air, api, tanah, orang pertama dari timur."
Gadis cantik berbaju hijau itu mengernyit kan sepasang
alisaya yang lentik, kemudian sambi1 memberi hormat
sapanya. "Engkau adalah Lan toa ya! '
"Benar, setelab melakukan perjalanan jauh kami merasa
lapar sekali, siapkan sayur dan arak!."
Gadis itu menyahut dan buru2 mengundur kan diri.
beberapa .saat kemudian sayur dan arak telah dihidangkan.
Sesudah meneguk secawan arak, Lan Giok Tong berkata
dengan suara dingin. "Sebelum senja menjelang tiba nanti, Siau-heng sudah
dapat bertemu dengan nona Pek Li, andaikata Siau-heng
punya keberanian mungkin saja pada saat itu juga engkau
akan berhasil merebut kembali nona Pek Li Sekarang lebih
baik makanlah sedikit untuk mengisi perut, agar supaya
kekuatan badanmu masih tetap utuh "
Siau Ling tidak segera menjawab dalam hati kecilnya ia
berpikir: ''Shen Bok Hong adalah seorang manusia yang licik dan
sangat berbahaya perbuatan macam apapun dapat dilakukan
olehnya secara keji lebih baik sayur dan arak ini jangan
dimakan saja dari pada terjadi hal yang tak diinginkan,
berpikir sampai disini diapun berkata:
"Aku tidak lapar pun tidak dahaga lebih baik Lan heng
bersantap seorang diri"
Setelah berhenti sebentar ia lanjutkan kembali.
"Seandainya Lan heng tidak merasa lapar dan dahaga lebih
baik bertindaklah sedikit lebih hati2!"
Mula2 Lan Giok Tong terperangah kemudian sambil
tertawa ter bahak2 serunya
"Haaahhh . .haaahhh. .haaahhh... apakah Siau heng takut
dalam sayur dan arak ini sudah dicampuri obat racun yang
keji" "Bila ditinjau sikap serta watak Shen Bok Hong dihari2
biasa sukar dikatakan apakah ia telah mencampurkan obat
racun kedalam sayur dan arak ini atau tidak?"
Dari sakunya Lan Giok Tong ambil keluar sebatang tusuk
konde yang dibuat dari gading kemudian dicelupkan kedalam
sayur dan arak yang dihidangkan didepan mata setelah itu
ujarnya sambil tertawa: 'Siau beng terlalu banyak curiga" dengan lahapnya ia
minum dan makan hidangan yang ada didepan mata hingga
ludas sama sekali. Siau Ling sendiri walaupun perutnya amat lapar namun
dengan sekuat tenaga masih mempertahankan diri dan tak
mau makan barang sesuappun.
Dalam waktu singkat Lan Giok Tong telah selesai bersantap
sementara Siau Ling sendiri tak setetes airpun yaog
membasahi kerongkongannya.
Gadis baju hijau itu membereskan sisa sayur dari meja lalu
bertanya. "Lan toaya apakah engkau hendak beristirahat dahulu?"
"Tak usah aku hendak melanjutkan perjalanan"
Seraya berkata ia bangkit berdiri dan berjalan menuju
keluar ruang gubug itu. Siau Ling teringat kembali akan peringatan dari Lan Giok
Tong seandainya ia sama sekali tak makan maka kekuatan
tubuhnya pasti akan menyusut dan mengalami kemunduran
karena itu sewaktu lewat dirumah petani yang berdiam
disekitar sana ia telah membeli kueh kering yang terbuat dari
terigu untuk mengisi perut yang lapar.
Lan Giok Tong yang menyaksikan perbuatannya itu dari
samping kalangan segera menyindir dengan suara tajam.
"Hmm! agaknya Siau heng takut menghadapi kematian?"
"Darimana engkau bisa berkata begitu?"
"Siau heng, tak berani makan dan minum sayuran dan arak
yang dipersiapkan itu menandakan bahwa engkau takut sayur
dan arak tersebut telah dimasuki racun keji yang
mengakibatkan engkau mati akibat keracunan bukankah
begitu?" Siau Ling tertawa ewa. "Cara Shen Bok Hong menguasai jago2 di dunia persilatan
hingga tunduk pada perintahnya bukan lain adalah per tama2
melepaskan sejenis racun keji yang tak bisa di sembuhkan
kedalam tubuh mereka semua, kecuali minum obat pemunah
khusus yang hanya ada dalam sakunya kendatipun seorang
tabib sakti romor wabid dikolong langitpun tak mungkin bisa
menyembuhkan racun aneh hasil campurannya yang dibikin
secara khusus itu. Lan heng lebih baik jangan menguatirkan
nasibku tapi pikirkanlah lebih dulu nasib serta keselamatanmu
pribadi." Ucapan tersebut dengan cepat menggerakkan hati Lan Giok
Tong rasa kaget dan terkesiap melintas diatas wajahnya, tapi
hanya sebentar saja ketenangan kembali menyelimuti seluruh
wajahnya, ia tertawa ewa dan menjawab:
"Sebelum engkau berhasil dibunuh sampai mati aku rasa
belum tentu Shen bok hong sampai turun tangan sekeji itu
terhadap anak buahnya terutama terhadap aku."
'Yaaa. . apa yang dapat kuucapkan hanya terbatas sampai
disini saja, mau menurut atau tidak bukan menjadi urusanku
kesemuanya tercerah pada keputusan lan-heng sendiri."
Lan Giok Tong tak banyak bicara lagi ia segera melanjutkan
perjalanan menuju kedepan.
Setelah melanjutkan perjalanan selama kurang lebih satu
jam kemudian, akhirnya tibalah kedua orang itu dibawah kaki
sebuah bukit, ketika pemuda itu angkat kepalanya, tampaklah
rentetan bukit memanjang hingga jauh sekali, sebuah jalan
datar menghubungkan kaki bukit dengan puncaknya.
Lan giok tong berpaling dan memandang sekejap kearah
Siau Ling, kemudian serunya dingin :
"kita sudah sampai ditempat tujuan!"
Dengan langkah yang amat cepat ia menerotos naik keatas
bukit tersebut. Siau Ling segera enjotkan badan dan nyusul dengan
kencangnya dibelakang orang itu.
Kurang lebih beberapa puluh tombak kemudian, tiba2 Lan
Giok Tong membelok ke arah sebelah kanan.
Dibalik rimbunrya dedaunan yang hijau dan segar,
tampaklah dinding bangunan muncul dengan megahnya.
Rupanya dipunggung bukit hutan yang lebat telah dibangun
sebuah rumah bata yang indah, megah dan mentereng.
Setibanya dihadapan bangunan rumah itu, terbaca oleh
Siau Ling diatas sebuah papan nama yang terbentang didepan
pintu bertulisan beberapa huruf yang berbunyi :
"Pesanggrahan Bu wa Siau-Cut"


Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Membaca tulisan itu, dalam hati kecilnya pemuda itu segera
berpikir : "Entah tempat pertapaan dari jago lihay manakah yang
telah dirampas dan dipergunakan oleh Shen Bok Hong?""
Dalam pada itu Lan Giok Tong telah mengetuk tiga kali
diatas pintu kayu yang tertutup rapat diiringi suara
gemericitan nyaring pintu itu segera terbentang lebar.
Seorang pria tinggi besar yang berbadan bongkok berdiri
angker didepan pintu, orang itu ternyata bukan lain adalah
Shen Bok Hong sendiri. Disisi kiri Shen Bok Hong berdiri seorang padri tua
berpakaian kasa warna kuning, sedang disebelah kanannya
berdiri seorang wanita berbadan suku biau yaug bukan lain
adalah Kim hoa hujin. Belum sempat Siau Ling buka mulut untuk mengucapkan
sesuatu, Shen bok hong telah mengeluarkan telapak
tangannya yang menyeramkan itu sambil tersenyum.
"Saudara Siau" ia berseru "semoga dalam pertemuan kita
saat ini, pembicaraan yang akan berlangsung bisa dilakukan
dalam suasana riang gembira"
Dalam keadaan terdesak dan posisi yang sangat tidak
menguntungkan mau tak mau terpaksa Siau Ling harus
mengeluarkan telapaknya untuk menjabat tangan Shen Bok
Hong: "Suasana tentu saja dapat berjalan dengan riang gembira
asal sikap Shen Hoa Cungcu terhadap aku orang she Siau pun
berjalan sebagai mana mestinva"
"Diruang tengah sudah tersedia aneka macam sayur dan
arak wangi bagaimana kalau saudara Siau bersantap dan
minum arak lebih dahulu sebelum pembicaraan kita
langsungkan?" "Setelah datang kesini kenapa aku musti ragu2 menerima
undangannya?" pikir Siau Ling dalam hati
'Akan kulihat dan kurasakan kelihayan macam apakah yang
akan dia perlihatkan terhadap diriku."
Berpikir sampai disitu tanpa diundang lebih jauh oleh Shen
bok hong ia segera melangkah masuk lebih dahulu kedalam
ruang tengah. Suasana dalam ruangan itu santai indah dan
menyenangkan, beraneka macam sayuran lezat dan arak
wangi telah tersedia diatas. sebuah meja perjamuan, bahkan
cawan2 yang tersedia sudah diisi penuh dengan arak wangi.
"Saudara Siau, silahkan untuk pilih tempat sendiri?" bisik
Shen Bok Hong. Siau Ling alihkan sorot matanya menyapu sekejap sekeliling
tempat itu, akhirnya ia pilih tempat tepat dibawah kursi
utama. Shen Bok Hong sendiri duduk dikursi tuan rumah, padri
baju kuning duduk disisi kiri nya sedangkan Kim hoa hujin
serta Lan Giok Tong menempati disisi sebelah kanan.
Siau Ling segera masukkan sepasang tangannya kedalam
saku, diam2 ia kenakan sarung tangan kulit ular sementara
hawa murni disalurkan keseluruh badan bersiap sedia
menghadapi segala kemungkinan yang tidak diinginkan,
mulutnya tetap membungkam dalam seribu bahasa.
Pertama2, Shen Bok Hong angkat cawan-nya lebih dahulu
dan menghabiskan isi cawannya kemudian sambil tersenyum
dia berkata: "Saudara Siau bagaimana kalau minum arak dan bersantap
lebih dahulu?""
"Shen toa Cuncu" sahut Siau Ling cepat, Apabila engkau
ada urusan yang hendak diutarakan keluar harap segera
diucapkan, perutku sama sekali tidak lapar, biarlah arak wangi
dan sayur itu kuterima dalam hati saja."
Shen bok hong tertawa kering.
'Saudara Siau rupanya engkau mempunyai pandangan
yang terlalu dalam terhadapku" "
"Perkataan shen toa CunCu terlalu serius" sesudah berhenti
sebentar ia melanjutkan "Sekarang nona Pek Li berada dimana" apakah syaratnya
jikalau aku hendak membawanya tinggalkan tempat ini?"
"Nona Pek Li tidak berada disini tapi ia berada dalam
keadaan baik2 saja tanpa mengalami cindera berat sedikit
juga, Tentu saja kalau saudara Siau mau membawanya pergi
dari sini maka engkau musti mengabulkan dulu beberapa buah
permintaanku." "Oooh jadi maksud tujuan shen toa-Cungcu memancing
kedatanganku kemari, adalah untuk memaksa aku agar
menyanggupi beberapa buah syarat yang kau ajukkan itu?"
sela Siau Ling dengan cepat:
"Bukan bukan itu ! perkataan muncul dari mulutku dan
masuk kedalam telinga saudara Siau, mengenai soal mau
mengabulkan permintaan itu atau tidak sama sekali terserah
pada keputusanmu sendiri tak ada seorang manusiapun yang
berani memaksa kemauanmu untuk terima syarat2 tersebut"
"Baik! coba shen toa Cungcu sebutkan dahulu apa saja
syarat yang akan kau ajukkan?""
"Kalau dibicarakan sebetulnya gampang dan sangat
sederhana aku Cuma minta saudara Siau mulai detik ini juga
mengundurkan diri dari dunia persilatan dan tidak memusuhi
diriku lagi" ---ooo0dw0ooo--- Jilid: 29 "Andaikata aku tidak bersedia untuk mengabulkan
permintaanmu itu" apa yang hendak kau lakukan"'.
"Baiklah, kalau memang engkau tidak bersedia untuk
penuhi permintaanku itu, terpaksa aku harus merepotkan
saudara Siau untuk pergi menolong nona Pek Li sendiri!"
Dengan sorot mata yang tajam bagaikan sambaran kilat
Siau Ling menyapu sekejap kearah empat orang itu, lalu
tegurnya : "Jadi kalian berempat sudah bersiap sedia untuk
mengerubuti diriku..?"
Shen Bok-hong menengadah dan tertawa ter bahak2.
"Haabh. haahh.haahh.. tak usah kuatir, aku tak nanti akan
main kerubut dengan andalkan orang orang itu, aku tahu
bahwa setiap orang yang yang hadir dimeja perjamuan saat
ini sama2 merupakan jago lihay dari dunia persilatan diantara
semua orang yeng hadir ilmu silat dari saudara Siaulah yang
paling hebat, kami tak akan main kerubut"
"Jadi kau hendak bertempur dengan sistim roda berputar".
Tidak sistim itupun tidak akan kami pakai.
"Kalau begitu Shen Toa cungcu akan menghadapi aku
orang she Siau dengan satu lawan satu?"
"Saudara Siau di saat dan tempat manapun engkau selalu
menantangku untuk berduel aku rasa kesempatan baik ini
suatu saat pasti akan kau temui cepat atau lambat"
"Siang cung menari pedang tujuannya adalah untuk
menggorok leher Bei kong eng, kau Shen Hoa cungcu
menculik Pek Li Peng tujuannya juga untuk menghadapi aku
orang sbe Siau, sekarang aku Siau Ling sudah jauh memasuki
wilayah Shen Toa cungcu yang penuh disebari perangkap keji
seorang diri, andaikata hari ini Shen Hoa cungcu tidak bunuh
aku orang she Siau, maka selama hidup engkau akan selalu
merasa menyesal" "Untuk bunuh dirimu sih sudah pasti, cuma aku tak ingin
untuk melaksanakan sendiri rencanaku itu."
Siau Ling segera alihkan sorot matanya dari atas wajah
padri baju kuning perlahan2 bergeser keatas wajah Kim Hoa
hujin serta Lan giok tong, kemudian ujarnya:
"Kalau Shen Toa cungcu tak mau turun tangan sendiri,
maka aku rasa orang yang hendak melaksanakan keinginanmu
itu pastilah salah satu diantara ketiga orang itu"
Kembali Shen Bok-hong gelengkan kepala nya.
"Tiga orang jago lihay yang ikut hadir sekarang merupakan
tamu2 kehormatanku, tentu saja tak nanti kubicarakan mereka
untuk adu jiwa bagi kepentinganku."
"Jadi maksudmu, dalam pesanggrahan Bu wa si au cut ini
sudah kau siapkan perangkap lain?""
Shen Bok-hong gelengkan kepalanya.
"Ratusan orang pria gagah lelaki sejati yang berada dalam
perkumpulan Pek Hoa San-cung kami belum tentu mampu
mengurung dirimu kendatipun akan siapkan pasukan besar di
sini belum tentu mereka mampu membekuk engkau orang she
Siau" "Shen Toa cungcu! Sebenarnya perangkap keji macam
apakah yang telah kau siapkan bagi aku orang she Siau"
Harap suka memberi penjelasan yang terang."
"Sepuluh li masuk dari bukit ini terdapat sebuah lembah
ymg menjorok jauh kedalam deretan bukit ini, ditengah
lembah itu lah Pek Li Peng kami sekap."
"Oooh! jadi Shen Toa cungcu sudah siapkan perangkap
dalam lembah tersebut, dan sekarang mempersilahkan aku
untuk menerobosi perangkap2mu itu untuk menolong orang."
"Begitulah maksud hatiku, sepanjang lembah aku siapkan
delapan buah perangkap untuk bertemu dengan nona Pek Li
maka eng kau harus dapat menghancurkan dahulu ke delapan
buah perangkapku itu."
Bicara sampai disini ia tertawa terbahak2 dan
membungkam. Siau Ling segera mengernyitkan alisnya sesudah
mendengar perkataan itu, katanya.
"Sebelum aku masuk kedalam lembah tersebut terlebih
dahulu aku ingin memberitahukan suatu hal kepada diri Shen
Toa cung cu" "Baik apa yang ingin kau katakan" utarakanlah keluar aku
akan pentang telingaku lebar2 untuk mendengarkan
perkataanmu itu." "Tahukah engkau Pek Li Peng sebetulnya putri siapa?"
"Pak Thian cungcu!"
"Anak buah dari Pak Thian cungcu ber-ratus2 orang
banyaknya, kehebatan jago silat mereka sama sekali tak ada
dibawah ke kuatan perkampungan Pek Hoa San-cungmu itu
jikalau Pek Li sampai cindera atau luka itu berarti engkau
orang Shen bakal memperoleh musuh tangguh lagi"
Shen Bok-hong segera tertawa terbahak,
"Haaahhh haaahhh haaahh tentang soal ini engkau tak
usah kuatir" tukasnya "aku sudah mempunyai siasat bagus
untuk menfitnah orang agar menanggung resiko tersebut!"
Sorot matanya berputar dan memandang sekejap kearah
baju kuning itu kemudian perlahan2 katanya:
'Saudara Siau diantara orang2 yang hadir disini ada
seorang padri kenalkah engkau dengan taysu itu?""
"Apakah Shen Toa cungcu bersedia urtuk kenalkan taysu
itu kepadaku?" "Oooh! tentu saja"
Sesudah berbenti sebentar sambil menuding kearah padri
baju kuning itu katanya "Taysu ini adalah seorang padri lihay dari gereja Siau lim si
yang mengurusi ruang Tat mo tong ia biasa disebut sebagai
Sip-hong taysu... " Kemudian sorot matanya dialihkan keatas wajah Siau Ling
dan menambahkan! "Sedang saudara ini bukan lain adalah Siau Ling. Siau
tayhap yang punya nama besar dalam kolong langit"
Sip hong taysu segera merangkap tangannya didepan dada
sambil memberi hormat. "Sudah lama aku dengar dan kagum akan nama besar dari
Siau taybiap sungguh beruntung ini hari ktia dapat saling
berjumpa muka!" Sikap Siau Ling dingin dan ketus sahutnya serius.
"Selamanya padri Siau lim selalu dianggap kawanan
persilatan sebagai tulang punggung aliran persilatan didunia.
Sumber dari segala ilmu."
Sip hong taysu tertawa, tukasnya:
"Aaah! itu kan pujian dan sanjungan dari kawan2 persilatan
terhadap partai Siau lim kami, sebagai murid gereja Siau lim si
aku ikut merasa bangga."
Siau Ling tertawa dingin.
"Heehh heehh-heehh..! setiap murid gereja Siau lim si
patut disanjung dan dibanggakan, tapi manusia seperti taysu
rasanya belum pantas untuk menerima pujian dan sanjungan
semacam itu. Sebab akhlak dan moral manusia2 semacam
taysu sudah merosot terlalu rendah hingga sama sekali tak
ada nilainya lagi." Senyum yang semula menghiasi wajah sip hong taysu
kontan lenyap tak berbekas, namun ia tidak sampai
menunjukkan tanda2 marah atau gusar, cuma dengan suara
yang hambar ia berkata; "Siau taybiap, tabiatmu terlalu jelek"
"Aku rasa untuk menghadapi manusia rendah semacam
taysu tak perlu aku gunakan kata2 yang halus dan manis
untuk melayaninya!" Sip hong taysu tertawa ia tidak bicara lagi.
Shen Bok-hong yang berada disamping segera tertawa
terbahak2 setelah menyaksikan kejadian itu ujarnya:
"Saudara Siau nampaknya kita berdua sudah tak ada
kesempatan lagi untuk bekerja sama"
"Kesempatan masih ada asal engkau Shen Toa cungcu
dapat menghilangkan ambisimu untuk menguasai dunia
persilatan dan menjajah umat persilatan aku bersedia
mewakili toa cungcu untuk tampil kedepan dan memberi
penjelasan kepada rekan2 persila lainnya.
Shen Bok-hong tertawa ewa. "tentang soal ini bagaimana
kalau kita bicarakan lagi setelah saudara Siau berhasil
selamatkan nona Pek Li dari dalam lembah itu" '
Siau Ling segera bangkit berdiri serunya 'Shen Toa cungcu
jalan mana yang harus kutempuh" Harap engkau suka
memberi petunjuk!" "Saudara Siau tidak makan dan minum arak lebih dulu
sebelum berangkat..."
"Aku tidak lapar...!"
"Baik kalau toh Siau tayhiap sangat merindukan diri nona
Pek Li, akupun tidak akan terlalu mendesak lagi"
Gembong iblis itu segera bangkit berdiri dan berjalan
menuju keluar ruangan. Lan Giok Tong, Kim-Hoa hujin serta Sip hong taysu segera
ikut bangkit dan menuju keluar ruangan.
Siau Ling berjalan dipaling belakang dan ikut berlalu dari
ruangan tersebut.

Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Mari kita lewat jalan kecil saja agar lebih cepat..." seru
Shen Bok-hong. Ia tertawa terbahak2 kemudian melanjutkan
"Saudara Siau, aku lihat banyak sekali bantuanmu yang telah
mengejar sampai ditempai ini!"
Tubuhnya bagaikan anak panah yang terlepas dari
busurnya langsung meluncur kearah puncak bukit itu.
Meskipun banyak pohon siong tumbuh di sepanjang tebing
curam sehingga dahan pohon itu dapat dipergunakan untuk
tempat pegangan. Namun karena terlalu curam dan tajam
maka perjalanan tetap ditempuh dengan penuh bahaya maut.
Untung beberapa orang itu merupakan jago2 silat kelas
satu dalam kolong langit, ilmu meringankan tubuh yang
mereka miliki masih sanggup untuk melewati tempat2 curam
yang berbahaya itu. Setelah tiba diatas puncak bukit, mereka berpaling kearah
bawah dan terlihatlah di dasar jurang yang curam dan dalam
terdapatlah sebuah selat yang sempit jauh menjorok ketengah
rentetan bukit yang menjulang tinggi keangkasa.
Sambil menuding kearah selat tersebut Shen Bok-hong
berkata : "Nah. itulah selat yang kumaksudkan tadi engkau boleh
langsung menembusi lembah tersebut dan menembusi
delapan buah rintangan yang telah kusiapkan, asal engkau
mampu uutuk melewatinya maka dengan cepat engkau akan
berhasil menjumpai nona Pek Li"
Dengan pandangan mata yang tajam Siau Ling mengawasi
sekejap lembah sempit itu. secara lapat2 ia dapat
menyaksikan rumput liar yang tumbuh subur disana sini,
dalam hati segera pikirnya:
"Berjalan didalam lembah sempit itu mungkin jauh lebih
berbahaya daripada berjalan diatas puncak tebing yang curam
ini" Berpikir sebentar ia segera berkata:
"Shen Bok-hong bagaimana caranya supaya aku dapat
mempercayai perkataanmu itu?"
''Bagus pertanyaanmu itu" kata Shen Bok-hong sambil
mengangguk "cuma sayang pada saat ini engkau sudah
berada dalam keadaan yang tak mungkin bisa menanyakan
sesuatu lagi kepadaku. Aku bersedia menunggu
kedatanganmu kembali kesemuanya itu berdasarkan pada
hubungan pribadi yang pernah terikat diantara kita dimasa
lampau." "selain itu aku tahu masih ada satu alasan yang lain hanya
saja Shen Toa cunecu tidak bersedia untuk mengutarakannya
belaka bukan begitu " kata Siau dengan rada dingin.
Shen Bok-hong segera tertawa terbahak2
"Haaahhh haaahhh haaahh saudaraku kita berpisah belum
terlalu lama tapi rupanya kecerdasanmu sudah memperoleh
kemajuan yang amat pesat tentang soal ini aku ingin sekali
mengetahuinya apa sih alasannya"
"Seandainya engkau tak dapat menerangkan kalau Pek-li
benar2 berada dalam lembab ini bahkan masih dalam keadaan
hidup tanpa kekurangan sesuatu apapun, mana mungkin aku
orang she-Siau bersedia untuk menempuh bahaya melewati
kedelapan buah rintanganmu itu, jika sampai begini bukankah
semua usahamu selama ini hanya akan sia sia belaka?"
"Ehmm ! masuk akal juga perkataanmu itu..." ujar Shen
Bok-hong sambil mengangguk.
Lan Giok Tong yang selama ini membungkam terus, tiba2
berseru dengan nada dingin:
"Bicara yang sebenarnya saja kita tak usah membuang
banyak waktu dan tenaga dengan begitu repotnya, Asal kita
berempat bersatu padu dan mengerubuti dirinya, aku rasa
untuk membunuh bangsat cilik ini gampang sekali bagaikan
membalikkan telapak tangan sendiri."
Siau Ling putar biji matanya dan menyapu sekejap keempat
orang itu, kemudian ia menjawab dengan ketus:
"Sekalipun aku masih bukan tandingan kamu sekalian jika
kalian berempat bersatu padu, tapi untuk meloloskan diri dari
kepungan rasanya masih bukan merupakan suatu kesulitan
bagiku, kalau kalian berempat tidak percaya, silahkan uji
untuk mencoba nya sendiri?"
Shen Bok-hong tersenyum. "Aku percaya dengan kemampuanmu itu, saudara Siau
memang benar2 memiliki kemampuan untuk menerobos
keluar dari kepungan kami!"
Setelah berhenti sebentar, ia melanjutkan:
"Syarat yang bakal diajukan saudara Siau sudah kami
pikirkan sejak permulaan, tentu saja engkau harus merasa
yakin lebih dahulu kalau nona Pek Li benar2 berada dalam
lembah tersebut sebelum berangkat untuk menempuh
bahaya" Mendengar perkataan itu. diam2 Siau Ling berpikir didalam
hatinya : "Kalau dilihat dari bentuk lembah tersebut mungkin luasnya
mencapai puluhan li. Entah cara apa yang hendak
dipergunakan olehnya untuk membuat aku percaya kalau Pek
Li benar2 berada disitu..?"
Terdengar Shen Bok-hong bertanya :
''Apakah engkau dapat mengenali gaya tulisan dari nona
Pek Li?"" Siau Ling termenung beberapa saat lamanya sebelus
menjawab kemudian ia mengangguk.
"Tentu saja dapat!"
"Kalau cuma tulisannya ,saja mungkin masih belum cukup
untuk meyakinkan hatimu lebih baik lagi kalau dalam surat itu
di sertai pula sejenis benda miliknya makin rahasia benda itu
semakin baik, sebab kalau orang lainpun tidak tahu rasanya
akupun tak dapat meluluskan benda tersebut untuk menipu
kepercayaanmu!" "Baik aku cuma menginginkan sebuah anting-antingnya"
kata Siau Ling kemudian. "Baik! " Shen Bok-hong segera menggape kearah samping, seorang
pria dengan cepat rnengia-kan dan munculkan diri dari tempat
persembunyiannya. Pria tersebut memakai baju abu2 ditangannya membawa
sangkar yang besar. "Lepaskan burung merpati itu" perintah Shen Bok-hong
"bawalah surat ini kepada nona Pek Li Peng, kalian mintakan
sebuah anting2 yang dikenakan olehnya sebagai bukti"
Pria kekar itu mengiakan. Dari pinggangnya dia lepaskan
sebuah buntalan dan dari dalam buntalan dia ambil keluar
alat2 tulis yang telah disediakan sebelumnya.
Dengan cepat pria itu menulis sepucuk surat kemudian
diberikan kepada Shen Bok-hong untuk diperiksa, setelah itu
dia buka sangkar menangkap seekor burung merpati dan
mengikat surat itu dibawah kakinya, ketika tangan kanannya
digetarkan burung merpati itu segera meleset keudara.
Shen Bok-hong tersenyum, ujarnya :
"Saudara Siau mari kita duduk disini sambil menunggu
datangnya kabar berita, tunggu burung merpati itu sudah
kembali kesini dan membuktikan kalau apa yang kuucapkan
bukan kata2 yang bohong belaka, saat itulah engkau baru
boleh berangkat!" Siau Ling tidak berbicara lagi, ia awasi burung merpati putih
yang terbang diangkasa itu, setelah berputar satu lingkaran
burung tadi menyusup kearah lembah dan lenyap dibalik
bukit. Setelah menunggu hampir satu jam lama nya diatas puncak
bukit itu, akhirnya burung merpati putih itupun terbang
kembali kearah mereka. Pria baju abu2 itu segera bangkit berdiri dan bersuit
nyaring, tiba2 burung merpati itu meluncur dan menukik
kearah bawah kemudian hinggap diatas lengan kirinya yang
diangkat tinggi2 itu. Pria baju abu2 itu segera melepaskan secarik kertas yang
diikat diatas kaki merpati tadi dan dengan sikap yang sangat
hormat diserahkan kepada Shen bok hong.
Ketua dari perkampungan Pek Hoa San-cung itu
menyambut surat tadi, tiba2 dia ngerutkan dahinya sambil
berseru : "Eei.. kenapa dalam surat ini tak ada anting2nya?"
"Hamba telah menyebutkan hal tersebut dengan ama jelas
sekali " buru2 pria baju abu2 itu menerangkan.
"Bolehkah aku baca isi surat itu ?" ujar Siau dengan suara
lambat. "Nah, ambil dan bacalah sendiri isi surat ini!'-
Siau liog membuka surat itu dan membaca isinya, terbaca
olehnya tulisan itu berbunyi demikian:
"aku berada dalam keadaan baik, sewaktu ditangkap aku
tidak memakai anting2! "
Beberapa tulisan itu tak lain tak bukan adalah tulisan dari
Pek Li Peng sendiri. Walaupun Siau Ling tidak tahu apa saja yang ditulis
didalam surat Shen Bok-hong buat Pek Li Peng itu, tetapi dari
nada surat tersebut dapatlah diketahui olehnya kalau Pek Li
Peng masih hidup sehat walafiat di-kolong langit
"Kenapa dalam surat itu tidak disertai dengan anting2nya"
tanya Shen Bok-hong kemudian.
"Dia sama sekali tidak membawa anting2, tentu saja tak
mungkin bagi gadis itu untuk serahkan anting2nya untuk
dibawa kemari." "Mengatur tentara tak ada salahnya menggunakan siasat,
makin licik siasatnya semakin baik, kemajuan yang diperoleh
saudara Siau beberapa hari belakangan ini sungguh pesat
sekali, dan tiga atau lima tahun kemudian aku yakin dalam hal
menggunakan siasat dan mengatur rencana mungkin aku
sudah bukan tandinganmu lagi"
"Perkataanmu terlalu serius!"
Shen Bok-hong mendehem ringan, sambil tertawa kembali
ia bertanya lantang: "Saudara Siau, kapan engkau baru berangkat masuk
gunung?"" "Segera aku akan berangkat !"
Shen Bok hong segera ulapkan tangannya
"Kalau begitu aku tak akan menghantar dirimu lebih jauh,
kita berpisah dulu sampai disini."
"Terima kasih, Siau te pun tak berani terlalu merepotkan
dirimu...!" Berbicara sampai disitu, pemuda tadi segera bangkit berdiri
dan mengepos tenaga, setelah mencari arah yang benar
berangkatlah sianak muda itu menuruni tebing.
Terdengar Shen bek hong berteriak keras dari arah
belakang. "Saudara Siau, kalau nasibmu kurang baik sehingga
menderita luka, atau sudah sadar bahwa kekuatan yang kamu
miliki tidak mungkin bisa mereka lagi. Beritahukanlah keluhan
tersebut kepada mereka dan katakan kalau engkau hendak
bertemu dengan ak, dengan gerakan yang paling cepat aku
akan berangkat untuk menjumpai dirimu."
Sambil tetap meneruskan perjalanannya Siau Ling
menyahut: "Harap Shen to cungcu legakan harimu, seandainya aku
tidak berhasil selamatkan nona Pek Li dari kurungan, sekalipun
Shen Toa cungcu tak dapat berjumpa lagi dengan aku orang
Siau, tapi paling sedikit engkau akan bertemu dengan
mayatku." Mendengar perkataan itu, Shen Bok-hong menghela napas
panjang. "Aai..! saudara, apakah engkau tidak merasa terlalu keras
kepala?" Siau Ling tidak menjawab pertanyaan dari Shen Bok-hong.
Sambil pusatkan seluruh perhatiannya ia melanjutkan
perjalanan, tidak lama kemudian tibalah dimulut lembah
tersebut. Lembah tersebut merupakan sebuah lembah yang dijepit
oleh tebing tinggi, luasnya kurang lebih tujuh delapan depa,
tapi ketika menengok kearah dalam terlihatlah keadaan dalam
lembah tersebut kian masuk kedalam kian melebar dan jauh
kearah depan nampaklah luas lembah itu mencapai ribuan
tombak luasnya. Tempat di sekitar sana tidak tampak jalanan kecil, hal itu
membuktikan bahwa tempat tersebut jarang sekali dilalui
orang. Rumput hijau tumbuh dengan suburnya disepanjang
lembah, bunga pucung yang mekar dan menyiarkan bau
harum semerbak tersebar disana sini hingga menambah
semarak dan indahnya suasana.
Perlahan2 Siau Ling berjalan masuk kedalam lembah, ia
patahkan sebatang ranting dan digenggamnya ditangan.
Pemuda itu pernah menyeberang lembah ular yang paling
berbahaya ditebing toan hud gay tempo hari, Karena itu
terhadap banyaknya ular berbisa atau binatang buas dalam
lembab tersebut sama sekali tidak dipikirkan dalam hatinya,
namun ia tetap bertindak waspada karena Shen Bok-hong
telah menerangkan bahwa di dalam lembah ini sudah
disiapkan delapan buah rintangan, jelas perkataan nya bukan
gertak sambal belaka. Ia tak tahu apakah kedelapan buah
rintangan tersebut berupa sergapan dari para jago2 lihay
ataukah jebakan alat rahasia?"
Dua puluh tombak sudah dilewati Siau Ling, akan tetapi tak
nampak sebuah gerak gerikpun yang mencurigakan hatinya, ia
segera berpikir. "Lembah ini entah berapa panjang dan berapa jaubnya
kalau aku harus melakukan perjalanan dengan cara seperti ini,
entah sampui kapan baru sampai ditempat tujuan" Menurut
Shen Bok-hong disini ada delapan buah rintangan yang telah
disiapkan, sedang tujuanku hanya untuk menolong orang,
lebih baik hindari saja pertarungan2 yang tak berguna, asal
bisa melewati rintangan tersebut bukankah sama artinya aku
berhasil lampauinya..!?"
Berpikir sampai disitu. ia segera kerahkan tenaga untuk
meneruskan perjalanannya kearah depan.
Kembali beberapa tikungan bukit sudah di lewati. Tiba2
pemandangan dihadapannya berubah.
Pohon2 siong yang pendek menghadang jalan perginya,
rumput ilalang sebatas pinggang tumbuh dengan suburnya
disekeliling sana pemandangannya sangat mengenaskan
sekali.

Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Lembah itu penuh dengan tikungan2an tajam, setiap
melewati tikungan pemandangannya selalu berbeda dan tak
sama. Diam2 Siau Ling mengamati pepohonan pendek yang
menghalangi jalannya itu. Ia merasa luas pepoHoaan tersebut
mungkin mencapai ribuan tombak, pemuda itu segera
kerahkan bawa murninya untuk melayang diatas pohon2an
tersebut dengan menggunakan ilmu meringankan tubuh yang
sempurna. Kurang lebih belasan tombak kemudian pepobonan song
pendek yang menghadang jalan tersebut terputus, di
hadapannya segera muncul kembali sebuah tikungan bukit
yang tajam. Siau Ling melayang turun keatas tanah dan
menghembuskan napas panjang ketika sorot matanya
dialihkan kearah depan maka tampaklah bukit yang terjaldan
curam menjulang tinggi keangkasa. Batu cadas berserakan dimana2,
pemandangan sangat gersang.
Dalam hati kecilnya dia segera berpikir:
"Aku sudah memasuki lembah ini kurang lebih sepuluh lie
lebih, kenapa tak sebuah tantanganpun yang kujumpai"
Memang aneh" Baru saja ingatan tersebut berkelebat dalam benaknya,
tiba2 terdengarlah suara teguran manusia berkumandang
datang : "Sungguh lihay dan indah ilmu meringankan tubuhmu, aku
rasa engkau pastilah manusia yang disebut Siau Ling!"
Siau Ling yang semula tak menjumpai sesuatu
rintanganpun sepanjang perjalanan masuki lembah, dalam
hati kecilnya sudah menaruh perasaan curiga, kini selelah
mendengar suara teguran tanpa sadar semangatnya berkobar
kembali, dengan cepat ia menjawab:
"Benar, akulah Siau Ling! siapa engkau " harap segera
tampakkan diri untuk bertemu"
Sesosok bayangan manusia berkelebat jewat dari balik batu
besar, dan tahu tahu, muncullah seorang kakek tua berambut
putih berdiri dengan angkernya dihadapan pemuda itu.
Siau Ling mengamati lawannya dengan tajam. Ia lihat
paras muka orang itu berwarna kuning keemasan, Perawakan
tubuhnya tinggi kekar tapi sama sekali tak dikenal olehnya,
tanpa terasa ia segera menjura sambil menegur :
"Kakek tua, bolehkah aku mengetahui siapa namamu?"
Kakek tua bermuka kuning emas itu terta wa ewa.
"Aku bernama Teng lun. Sudah puluhan tahun lamanya
mengasingkan diri dari keramaian dunia, aku rasa jarang
sekali ada orang persilatan yang kenal dengan diriku"
Dalam hati kecilnya Siau Ling segera ber pikir :
"Shen Bok-hong benar2 mempunyai kemampuan yang
sukar ditandingi, entah cara apa saja yang digunakan olehnya
sehingga begitu banyak jago2 persilatan yang sudah lama
mengasingkan diri dari dunia persilatan rela munculkan diri
kembali dan berbakti kepadanya..."
Berpikir sampai disini ia lantas berkata.
"Kakek tua kalau toh engkau sudah mengasingkan diri dari
keramaian dunia persilatan mengapa sekarang munculkan diri
lagi dan melibatkan diri dalam persoalan bu lim?"
"Aku mendapat undangan dari Shen Toa-cung cu kepala
kampung perkampungan Pek boa San-cung.... mau tak mau
aku harus keluar dari tempat pengasingan untuk membantu
dirinya"' "Nampaknya Shen Bok-hong benar2 adalah seorang tokoh
persilatan yang mempunyai daya pengaruh hebat."
Setelah berhenti sebentar tiba2 sambil memperkeras dan
mempertajam nada suara nya dia melanjutkan:
'Apakah lociaupwee tahu dengan segala tingkah laku serta
perbuatan dari Shen Bok-hong" kalau toh sudah
mengundurkan diri dari dunia persilatan sudah sepantasnya
kalau sisa hidupmu kau lewatkan dengan sebaik baiknya
mengarungi empat penjuru dan menikmati keindahan alam.
Kenapa engkau munculkan diri kembali kedalam dunia
persilatan untuk membantu manusia durjana yang melakukan
kejahatan?" Teng lun tertawa dingin tiada hentinya.
"Heeehh heeehh heeehhh Siau Ling, apakah engkau tidak
merasa terlalu banyak perioalan yang telahh kau campuri?"
"Meninjau dari paras muka Teng loocian-pwee, aku yakin
engkau bukanlah seorang manusia bengis yang biasa
melakukan kejahatan. Oleh sebab itu aku hendak menasehati
dirimu secara baik2 sehingga tidak sampai menyesal
dikemudian hari, ketahuilah jika nasi telah menjadi bubur
maka menyesalpun tak ada gunanya."
"Andaikata aku tidak bersedia untuk mendengarkan
nasehatmu itu" apa yang hendak kau lakukan?"
"Kalau engkau tetap keras kepala, terpaksa kita harus
mengaldalkan ilmu silat masing2 untuk berduel hingga salah
satu diantara kita lenyap dari muka bumi"
Teng lun menghembuskan napas panjang.
"Kalau kutinjau dari sikap Shen Toa cung cu yang begitu
pandang tinggi dirimu, aku rasa ilmu silat yang kau miliki tentu
lihay sekali, sekarang akupun tak ingin menegur dirimu karena
nada ucapanmu yang jumawa dan tekebur, marilah! engkau
boleh segera turun tangan"
'Baik! locianpwee bersiap sedia untuk bertanding dalam hal
senjata tajam" ataukah cuma beradu kepalan kosong belaka?"
"Senjata tajamku berada dibalik ujung baju setiap saat
dapat kugunakan untuk menghadapi musub2ku.. Karenanya
aku anjur kan kepadamu lebih baik gunakanlah senjata tajam
selama pertarungan ini berlangsung"
Siau Ling mengepos tenaga, tubuhnya mendadak meloncat
ketengah udara dan langsung menerjang keatas batu cadas
dimana Teng lun munculkan diri tadi. Sambil meluncur
kedepan serunya lantang :
"Aku lihat lociaopwee tidak mirip seorang penjabat, karena
itu benar harapanku apabila locianpwee dapat bertobat dan
menyesal setelah pertarungan seru antara kita berlangsung"
Melihat pemuda lawannya merebut batu cadas tempat
pijaknya. Teng lun merasa gusar bercampur kagum, pikirnya
dihati: "Meskipun bocah ini masih muda sekali umurnya, tapi
akalnya benar2 amat cerdik dan keberaniannya terpuji, begitu
berani ia rebut batu cadas tempatku berpijak dengan
menggunakan kekerasan.."
Berpikir sampai disitu, tangan kanannya segera diayun
kedepan dan melancarkan sebuah pukulan dahsyat kearah
musuhnya itu. Serangan tersebut amat jujur dan terbuka sedikitpun tiada
maksud untuk mencari keuntungan dengan andalkan kelicinan
otak, jelas orang itu hendak mengandalkan kekuatan
murninya untuk menghadang terjangan dari Siau Ling.
Melihat datangnya ancaman, sepasang kaki Siau Ling
menginjak batu kencang2, ujung kaki menempel diatas batu
karang sementara telapak kanannya menerima serangan dari
Teng lun dengan gerakan keras lawan keras serangan terarah
yang jujur dan sama sekali terbuka dari Teng lun ini sama
sekali berada diluar dugaan Siau Ling.
Keadaan tersebut memaksa rencana semula yang telah
dipersiapkan untuk menghadapi serangan lawan ini jadi
terbengkalai dan tak bisa digunakan lagi.
Dalam keadaan begitu pemuda tersebut dengan cepat
ambil keputusan sesuai dengan situasi yang sedang dihadapi,
kakinya menempel permukaan tanah kuat2 sedang
tubuhnya bagian atas terbaring kearah belakang.
Sekalipun keadaan sangat tidak menguntungkan baginya,
tapi pemuda itu nekad untuk menerima juga serangan
tersebut dengan gerakan keras lawan keras.
"Blaamm!" bentrokan nyaring berkumandang memecahkan
kesunyian, Siau Ling yang berdiri setengah berbaring segera
terdesak oleh gulungan angin pukulan lawan sehingga
badannya terjatuh kembali kebawah.
Tapi ketika badannya hampir menubruk permukaan tanah,
tiba2 tangan kirinya melancarkan sebuah pukulan kencang
keatas permukaan tanah. Menggunakan kekuatan daya pantul yang terpancar keluar
dari balik permukaan tanah itulah, tiba2 badan Siau Ling
meletik keudara dan melayang kembali keatas batu cadas
tersebut! Teng lun sendiri yang menyambut datang serangan situ
ling. seketika merasakan pergelangannya jadi kaku linu, tak
kuasa lagi ia terperangah dibuatnya.
Pada saat ia masih berdiri tertegun itulah, Siau Ling telah
berdiri tegak diatas batu karang itu.
Teng lun setera tertawa terbahak2
'Haah..haaa hh haaah. Siau tayhiap. nama besarmu benar2
bukan nama kosong belaka!"
Ditengah bentakan keras yang amat nyaring, sekali lagi dia
lancarkan sebuah babatan dahsyat kearah depan.
Kali ini sepasang kaki Siau Ling sudah menempel diatas
permukaan batu cadas, meskipun posisinya yang berada
diatas masih tetap merugikan dirinya, tapi kalau dibanding kan
dengan keadaan semula, posisinya saat ini jauh lebih
menguntungkan, diam2 ia mengempos tenaga dan menerima
kembali datangnya ancaman itu dengan keras lawan teras.
Di dalam perasainnya, serangan yang dilancarkan teng lun
kali ini agaknya jauh lebih berat daripada pukulan pertama
tadi, tapi karena posisinya yang jauh lebih menguntungkan
membuat pemuda itu sanggup menerima datangnya serangan
secara baik tanpa dipaksa untuk terjatuh kembali dari atas
batu cadas itu. Rupanya teng lun merasa agak tercengang dan agak diluar
dugaan menyaksikan keampuban lawannya, serangan yang
ketiga tidak berlangsung dilepaskan.
Dengan pandangan yang tajam diawasinya paras muka
Siau Ling tajam2 kemudian ujar nya :
"Kalau engkau mampu untuk menerima sebuah pukulanku
lagi, maka dengan aman dan bebas engkau dapat lewati
rintangan yang pertama ini dengan selamat"
Siau Ling dapat merasakan jiwa ksatria dan jujur dari
lawannya, pemuda itu cuma sekali tidak menganggap
lawannya sebagai orang jahat, ia tahu kakek tua ini bisa mem
bantu Shen Bok-hong pastilah dikarenakan kesulitan hatinya
yang tak dapat diucapkan dengan kata . karena berpendapat
demikian, hawa napsu membunuh yang semula menyelimuti
wajahnya kini lenyap tak berbekas, perlahan2 ujarnya:
"Baiklah" silahkan engkau lancarkan kembali sebuah
pukulan" Pada waktu itu sebenarnya Siau Ling mempunyai
kesempatan untuk melancarkan serangan balasan, namun ia
tetap tak berkutik dari tempat semula.
Teng lun anggukkan kepalanya berulangkali, ia berkata.
"Kegagahan dan kejantanan Siau taybiap sangat
mengagumkan hatiku.."
Sesudah berhenti sebentar ia melanjurkan:
"Dalam serangan ini aku akan menghimpun segenap
kekuatan yaag kumiliki, aku harap Siau Ling suka bertindak
hati2" "Silahkan lociapwee turun tangan dengan sepenuh tenaga "
sahut Siau Ling dengan muka serius. "Seandainya aku sampai
terluka diujung telapakmu sekalipun mati tak kusesalkan!"
"Baik harap Siau taybiap suka maju dua langkah kedepan
aku ingin adu kekuatan sebaik2 dengan Siau tayhiap dan
didalam pertarungan yang terakhir ini lebih baik kita berduel
yang jujur dan adil hingga dapat kita ketahui kepandaian
siapakah yang sebenarnya lebih tangguh!"
Setelah menyambut dua buah serangan tadi Siau Ling pun
tahu kalau musuhnya benar benar memiliki ilmu silat yang
melebihi siapapun. Serangan yang bakal dilancarkan, dengan
sepenuh tenaganya ini pasti mengerikan sekali karenanya ia
tak berani bertindak gegabah. Hawa murninya segera
disiapkan untuk menghadapi segala - kemungkinan yang tak
diinginkan. Teng lun tarik napas panjang2 perlahan2 ia dorong telapak
tangannya kedepan. Melihat gerak gerik dari musuhnya itu Siau Ling segera
berpikir didalam hatinya "oooh rupanya dia hendak mengajakku untuk beradu
tenaga dalam" Telapak kanannya segera diangkat keudara dan
menyambut datangnya ancaman itu dengan kekerasan.
"Duuk..! blaamm!" sepasang telapak ia menempel satu
sama lainnya hingga menimbulkan ledakan.
Begitu menempel, sepasang telapak tersebut sama sekali
tidak berpisah lagi, kedua belah pihak sama2 mengerahkan
segenap tenaga dalam yang dimilikinya untuk menyerang
pihak musuh. Beberapa saat kemudian, batok kepala Teng lun sudah
basah kuyup oleh butiran air keringat yang mengucur keluar
tiada hentinya Siau Ling sendiri juga nampak basah oleh keringat, asap
putih yang tipis mengepul keluar dari atas ubun2nya.
Kedua belah pihak kembali bertempur beberapa saat
lamanya. Tiba2 Teng lun kendorkan tangannya dan meloncat
mundur lima depa kebelakang.!
Sebetulnya Siau Ling dapat menggunakan kesempatan itu
untuk menerjang kedepan dan melukai Teng lun, Namun ia
tidak meneruskan gerakannya tapi menarik kembali hawa
murninya dengan cepat! "Siau tayhiap, silahkan berlalu " ujar Teng lun kemudian,
aku sadar bahwa kepandaianku masih belum mampu untuk
menandingi dirimu! "
"Terima kasih atas kesediaan lociaipwee untuk mengalah."
kata Siau Ling sambil memberi hormat.
Teng lun tertawa getir. ia segera menyingkir kesamping.
Siau Ling sama sekali tak menduga kalau rintangan
pertama dapat dia lewatkan dengan begitu gampang, Dengan
gerakan cepat pemuda itu lanjutkan kembali perjalanannya
kearah depan. Setelah membelok pada dua tikungan lembah yang semula
melebar kini semakin menyempit sehingga akhirnya tinggal
sebuah selat sempit yang luasnya hanya dua tombak.
Ditengah selat yang amat sempit itulah berdirilah berjajar


Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

empat orang pria kekar bersenjatakan golok,
Paras muka keempat orang itu ditutup dengan secarik kain
berwarna hitam sehingga raut muka yang sebenarnya tak
kelihatan. Pakaian yang dikenakan adalah seperangkat baja
ketat yang berwarna hitam pula!
Siau Ling menyapu sekejap kearah lawan2nya. kemudian
mematahkan dua batang ranting pohon satu keras yang lain
lunak, digenggam ditangannya.
Dalam pada itu keempat orang pria baju hitam itu tak
berkutik ditempat semula. Delapan sorot mata mereka
ditujukan kearah tubuh Siau tanpa mengucapkan sepatah
katapun. Perlahan2 Siau Ling maju menghampiri keempat orang itu
dengan suara dingin tegurnya:
"Kenapa kalian berempat tidak mau perlihatkan paras muka
asli kalian!" Keempat orang itu tidak menjawab tapi dengan gerakan
yang cepat segera menyebarkan diri keempat penjuru dan
siap melakukan pengerubutan.
Melihat sikap lawannya Siau Ling tertawa dingin dan
berkata. "Kalian berempat menutup paras muka asli kalian dengan
kain berwarna hitam itu menunjukkan kalau kamu semua
sudah tahu bahwa perbuatan yang hendak kalian lakukan
adalah suatu perbuatan yang memalukan dan dikutuk setiap
orang, tak mau bicara karena hati kalian merasa malu sekali,
bukankah begitu?""
Empat orang jago berkerudung hitam itu tetap
membungkam dalam seribu bahasa, golok yang berada dalam
genggaman segera di angkat bersama ketengah udara.
Ketika dilihatnya empat orang lawannya sama sekali lidak
berbicara Siau Ling mengerutkan dahinya kemudian
membentak keras: "Kenapa kalian berempat tidak berbicara" apakah kamu
semua adalah orang bisu?""
Empat orang pria berkerudung hitam itu tetap
membungkam dan tak menjawab barang sepatah katapun.
Siau Ling merasa amat gusar, ranting pohon yang berada
ditangan kanannya segera disentilkan kedepan dan
melancarkan sebuah babatan maut dengan cepat.
Melihat datangnya ancaman, keempat orang pria
berkerudung hitam itu dengan gerakan yang cepat Segera
bergeser ganti posisi, golok mereka membacok kedepan dari
pelbagai arah yang sukar diikuti dengan pandangan mata.
Dalam watu singkat cahaya golok memancar keempat
penjuru, desingan tajam meluruk datang dari delapan arah
yang sama sekali berlawanan antara yang satu dengan
lainnya. Siau Ling merasa amat terperanjat, pikirnya
"Suatu barisan golok yang sangat aku tak boleh bertindak
gegabah" Ranting pohon siong dalam genggamannya buru2
dikebaskan kedepan menangkis datangnya ancaman tersebut.
Berbicara menurut tenaga dalam yang dimiliki Siau Ling
menggunakan pohon siong sebagai senjata, pada waktu itu
bukanlah suatu rintangan atau penghalang baginya, hanya
saja pemuda itu sama sekali tak menyangka kalau barisan
golok musuh2nya mempunyai daya pengaruh yang amat besar
dan kuat sekali. Salah bertindak besar sekali kerugiannya yang
harus diterimanya. Dalam waktu singkat ranting2 pohon siong yang berada
ditangan kanan dan kirinya kena tertabas kutung oleh cahaya
golok yang datang dari empat arah penjuru itu.
Cahaya golok yang menyerang datang kian lama kian
bertambah hebat dan gencar berkilauan sinar tajam itu
membentuk selapis jaring golok yang rapat dan ketat
memaksa tubuh Siau Ling sama sekali terkurung didalam
senjata lawan. Dalam hati kecilnya Siau Ling segera berpikir:
"Andaikata aku harus layani pertarungan mereka dengan
sistim dengan semacam ini meskipun aku masih bisa
mempertahankan diri sampai berakhirnya pertempuran ini,
tapi berapa waktu yang kubutuhkan untuk menyelesaikannya"
Dan sampai kapan menang kalah bisa ditentukan?"
Setelah berhenti sebentar pemuda itu berpikir lebih jauh:
"Waktu makin lama keadaan tidak menguntungkan bagiku
lebih baik pertarungan ini diselesaikan dalam waktu yang
singkat mungkin kalau bisa, aku harus bisa menyelesaikan
semua rintangan ini dalam waktu sesingkat2nya hingga sama
sekali diluar dugaan Shen Bok-hong, sebab hanya bertindak
semacam itulah aku hanya punya peluang untuk selamatkan
nona Pek Li,' Berpikir sampai disitu ia segera membuang senjata yang
berada digenggamannya tangan kanannya segera diayun
kedepan berulang kali dengan menggunakan sentilan maut
sian ci sinkang. "criiit...! criiit...!" desingan tajam menyambar lewat
mementalkan dua bilah golok yang sedang meluncur datang,
sementara tangan kirinya menyingkirkan golok lain yang
sedang meluncur tiba. Bukan sampai disitu saja, tubuhnya segera loncat ketengah
udara dengan lincah untuk melepaskan diri dari sergapan
golok yang mengancam datang dari arah belakang.
Rupanya Siau Ling telah mengenakan sarung tangan kulit
ularnya, sehingga ia sama sekali kebal terhadap serangan
senjata. Bersamaan dengan melayangnya sang badan ketengah
udara, dengan cepat tangan kirinya merogoh kedalam saku
untuk ambil keluar pedang pendeknya yang tajam.
Barisan golok dari empat manusia berkerudung hitam itu
sungguh memiliki daya pengaruh yang luar biasa sekali, begitu
menyaksikan tubuh Siau Ling ketengah udara keempat orang
itupun ikut meluncur keudara dengan kecepatan bagaikan kilat
dari empat arah yang berlawanan, mereka rnasing lepaskan
sebuah tusukkan maut. Diam2 Siau Ling memuji pula akan kedahsyatan ilmu
barisan orang, pikirnya "luar biasa sekali barisan golok ini. Andaikata aku harus
melayani keempat orang ini sebelum nasuk kedalam istana
terlarang, mungkin sekarang aku sudah terluka ditangan
mereka..!" Berpikir sampai disitu. mendadak timbullah perasaan
sayang atas lawan2nya. dengan cepat pemuda itu
mengeluarkan ilmu bobot seribu untuk meluncur kebawah
dengan cepatnya. Gerakan ini dilakukan dengan gerakan yang cepat, dalam
satu tindakan belaka empat buah bacokan golok lawan
sekaligus berhasil dihindari dengan baik.
Begitu badannya menempel diatas permukaan tanah, Siau
Ling segera menjejakkan kakinya keras2, Tubuhnya ibarat
anak panah yang terlepas dari busurnya mendadak meluncur
kembali kearah depan. Sementara itu empat orang pria berkerudung hitam itu
telah tarik kembali hawa murninya dan meluncur keatas
permukaan tanah setelah tusukan maut mereka mengenai
sasaran yang kosong. Baik didalam hal ilmu silat, hubungan batin maapun gerai
gerik, empat orang itu bisa bekerja sama dan saling mengisi
dengan begitu sempurna, walaupun harus loncat keudara bersama2
sambil melancarkan sebuah tusukan, ketika melayang
kembali keatas permukran tanah posisi barisan mereka sama
sekali tidak jadi buyar atau kacau karenanya. Tempat
kedudukan mereka persis seperti komposisi semula.
Sebaliknya Siau Ling sendiri telah berada kurang lebih satu
tombak lebih dari tempat semula.
Empat orang pria berkerudung itu segera alihkan sorot
matinya kearah pemuda itu. kemudian ber-sama2 enjotkan
badan dan mengejar kedepan.
Bagaimanapun indah dan bagusnya barisan golok mereka,
ketika empat orang itu sedang bergerak kedepan untuk
mengejar musuhnya, maka posisi barisan mereka tak dapat
dipertahankan seperti sedia kala. Kedudukan mereka jadi
kelihatan goyah sekali. Siau Ling sendiri mengerti andaikata ia kerahkan ilmu
meringankan tubuhnya maka pihak lawan tak nanti dapat
menyusul dirinya, tapi diapun dapat memaklumi seandainya
empat orang itu tidak dirobohkan lebih dahulu sehingga
membiarkan mereka menyusul dirinya dan bergabung dalam
para jago lihay yang berjaga pada rintangan berikutnya pada
saat itu daya kekuatan yang terpancar keluar pasti luar biasa
besarnya dan mungkin dalam keadaan begitu sulitlah bagi nya
untuk melakukan perlawanan.
Oleh sebab itulah sambil kabur kearah depan tangan kirinya
merogoh saku untuk ambil keluar pedang pendek yang tajam
itu kemudian sengaja memperlambat larinya.
Sementara itu empat orang berkerudung hitam tersebut
sambil acungkan goloknya mengejar ketat dari arah belakang
kian lama jarak diantara mereka kian mendekat hingga
akhirnya tinggal beberapa tombak saja.
Siau Ling segera memperlambat gerakan larinya hingga
dalam waktu singkat ia lelah kena dikejar oleh musuh2nya itu.
Seorang pria baju hitam yang berada di barisan terdepan
segera mendorong goloknya kearah depan dengan jurus sin
liong hiat atau naga sakti keluar dari sarangnya ia tusuk
punggung Siau Ling Merasakan datangnya desiran tajam dari arah belakang,
Siau Ling putar tangan kanannya kebelakang. cahaya tajam
berkelebat lewat dan. Traangl! golok pria itu kena ditebas hingga kutung jadi dua
Hong Lui Bun 17 Pendekar Naga Putih 55 Panggung Kematian Tiga Dara Pendekar 26
^