Pencarian

Budi Kesatria 17

Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen Bagian 17


oleh pedang mustikanya, sementara tangan yang sebelah kiri
dengan cepat melepaskan ilmu sentilan siu-loo sin
Desingan angin totokan meluncur dahsyat kemuka dan
tepat menghajar jalan darah huan tiauoh dikaki kanan pria
tersebut. Begitu termakan oleh angin totokan, pria berkerudung
hitam, itu seketika merasakan kaki kanannya jadi linu dan
lemas tak bertenaga lagi, tubuhnya yang sedang meluncur
kedepan tak bisa di pertahankan keseimbangannya lagi dan
tak ampun ia segera roboh terjengkang keatas tanah.
Setelah serangan pertamanya mendatangkan hasil, Siau
Ling segera putar badan sambil loncat kedepan menyongsong
kedatangan pria berkerudung hitam yang kedua.
Sementara itu pria kedua yang sedang mengejar cepat
kedepan sedang berdiri terperangah, ketika secara tiba2 ia
saksikan rekan nya mendadak roboh terkapar keatas tanah.
Pada saat ia masih terperangah oleh keadaan yang berada
didepan mata itulah Siau Ling dengan satu gerakan yang
cepat telah menyerang tiba.
Pria berkerudung hitam itu buru2 angkat goloknya untuk
menangkis...criiiing...l! senjata dalam genggamannya tahu2
sudah kutung jadi dua bagian.
Siau Ling segera mengirim satu tendangan kilat kearah
depan menghajar lutut kanan pria tersebut Duuk...! tendangan
tersebut dengan telak menghajar lututnya jadi linu dan sakit
bagaikan patah tulang Dalam keadaan seperti itu tak mungkin
lagi baginya untuk meneruskan perjalanan terpaksa ia
berhenti ditengah jalan. Perlu diketahui empat orang pria itu berlarian dengan jalan
beriringan ketika salah seorang diantara mereka tlba2 terluka
dan berhenti orang ketiga yang berada dibelakag nya sama
sekali tidak menduga. Bluuukk...! tak ampun lagi pria ketiga itu segera menumbuk
punggung pria kedua yang menghadang jalan perginya itu.
Siau Ling secara beruntun melepaskan ilmu siu sin ci nya.
dalam waktu singkat ia berbasil merobohkan pula dua orang
pria berkerudung lainnya.
Sampai disitu maka berakhirlah daya perlawanan dari
empat orang pria berkerudung dengan barisan golok nya yang
dahsyat. Siau Ling putar badan hendak berlalu, baru saja berjalan
dua langkah tiba2 ia berjalan kembali kesisinya, Ia memayang
bang un ketiga orang itu. setelah menotok jalan darah
keempat anggota badannya pemuda itu sembunyikan tubuh
mereka dibalik sebuah batu karang yang besar.
"Apa salahnya kalau kubuka kain kerudungnya untuk
melihat bagaimanakah raut wajah asli mereka berempat?"
pikir Siau Ling kemudian.
Tetapi ketika ujung jarinya hampir menyentuh kain cadar
pria2 ketar tersebut, tiba2 ia tarik kembali tangannya dan
membatalkan niatnya, tanpa berbicara apa2 lagi pemuda itu
putar badan dan berlalu dari sana.
Setelah berhasil menembus dua buah rintangan secara
beruntun, tak kuasa lagi semangat jantan Siau Ling berkobar
kembali, pikirnya didalam hati '.
"Seandainya kedelapan buah rintangan yang disiapkan
Shen Bok-hong terdiri dari manusia2 sejenis ini. Aku rasa
untuk melewati kedelapan buah rintangan tersebut, tidaklah
teimasuk suatu Pekerjaan yang terlalu sulit"
Sementara otaknya masih berputar, ia sudah membelok
pada suatu tikungan bukit.
Segulung angin gunung berhembus lewat membawa bau
amis yang amat kuat dan keras, membuat siapapan yang
mencium bau tersebut merasa hendak muntah2.
Ketika ia menengadah ketengah udara dan alihkan sorot
matanya kearah depan, tampaklah beribu2 ekor ular berbisa
sedang ber kumpul diatas sebuah tanah lapang yang luas.
Ular2 berbisa itu terdiri dari pelbagai jenis yang suram,
bentuknya dari yang besar bagaikan ular raksasa sampai kecil
cuma beberapa cun berkumpul disitu. Pemandangan sekeliling
sana nampak mengerikan sekali.
Dikelilingi oleh beribu2 ekor ular berbisa yang berbau itu,
seorang pemuda baju hijau duduk bersila sambil pejamkan
mata ditengah gelanggang.
Sementara itu Siau Ling sudah dapat kenali kembali
pemuda baju hijau itu sebagai orang yang pernah mendorong
tubuhnya hingga terjungkal kedalam jurang berbatu karang
ditebing bukit wu-san serta pernah bertempur dengan dirinya
ketika tahun berselang ia berkunjung kembali kebukit wu-san
untuk menolong Lam kiong giok.
Meskipun pemuda itu sudah dua kali pernah berjumpa
dengan manusia baju hijau itu, namun ia sama sekali tidak
paham atau jelas tentang asal usulnya, ia cuma tahu kalau
ayah pemuda itu kenal dengan bibi Im koh.
Siau Ling terpaksa hentikan langkahnya karena tak dapat
maju kedepan lebih jauh. Sebab dua tombak disekitar pemuda
baju jau itu penuh berkeliaran ular2 beracun, dengan suara
lantang ia berseru: "Aku Siau Ling memberi hormat kepada saudara!'
Per-lahan2 pemuda baju hijau itu membuka matanya,
kemudian menegur: "Shen Bok-hong bilang engkau telah masuk kedalam istana
terlarang dan berhasil mendapatkan kitab pusaka ilmu seruling
dari raja seruling Thio hong, benarkah berita tersebut?"
Mendengar perkataan itu, kembali Siau Ling berpikir
didalam hati kecilnya : "Orang lain selalu menyebut Shen Bok-hong sebagai Shen
Toa-cungcu, tapi pemuda ini langsung menyebut gembong
iblis tersebut sebagai Shen Bok-hong, hal ini membuktikan
kalau dalam hati kecilnya dia sama sekali tidak merasa jeri
ataupun menghormat terhadap diri Shen Bok-hong, mungkin
kerja sama ini dilaksanakan olehnya berdasarkan pertukaran
syarat..." Berpikir sampai disini, ia lantas menyahut :
"Perkataanmu sedikitpun tak salah!"
Pemuda baju hijau itu tertawa dingin.
"Heehh,.heehhh..heehh.. jadi kalau begitu, ilmu silat yang
kau miliki jauh lebih tangguh daripada dua tahun berselang,
bukan gitu?" "Kemajuan sih ada. cuma soal tangguh tak berani
kukatakan" Diam2 ia mengepos tenaga bersiap sedia, kemudian
serunya kembali : "Bicara sesungguhnya aku telah berkenalan dengan engkau
sejak enam tahun berselang."
"Hmm! justru karena tempo hari kau tidak sampai mati
terjatuh kedalam jurang timbullah bibit beccsna pada hari ini:
"Terima kasih atas doronganmu tempo dulu justru karena
dorongan tersebut aku orang she Siau baru bisa maju hari ini."
"Tapi keadaan pada hari ini dengan keadaan pada dua
tahun berselang sama sekali berbeda, ketika untuk pertama
kalinya aku bertemu dengan engkau waktu itu engkau masih
belum bisa silat aku jadi menyesal kenapa berhati welas dan
tak tega untuk turun tangan keji pada waktu itu"
Siau Ling tertawa dingin.
"Heehhh heeeghb heeebhh engkau telah mendorong
seorang bocah yang sama sekali tak dapat bersilat kedalam
jurang yang dalamnya sampai ribuan kaki kecuali timbul
keajaiban boleh dibilang hanya kematian yang bakal
diterimanya. Sekarang engkau katakan tak tega untuk turun
tangan keji aku jadi heran dan ingin tahu kejadian macam
apakah baru terhitung kekejian yang benar2 bagimu?"
Pemuda baju hijau itu kembali tertawa dingin.
"Hmm. hmm! bagaimanapun juga engkau toh sudah
menjumpai keajaiban andaikata aku tidak mendorong engkau
jatuh kedalam jurang sebaliknya menghadiahkan sebuah
pukulan diatas punggungmu hingga isi perutmu hancur dan
jantungmu berhenti berdetak aku rasa sekalipun ada
keajaiban juga tak mungkin kau alami lagi'
"Sayang sekali pada saat ini menyesal pun tak ada gunanya
karena nasi sudah jadi bubur " teriak Siau Ling dengan penuh
kegusaran. "Siapa bilang nasi sudah jadi bubur" ini hari tob aku masih
mempunyai satu kesempatan lagi. Apa lagi pada saat ini tiada
raja obat bertangan keji yang bunuhkan ular bagimu. Akan
kulihat bagaimana caramu menyelamatkan diri!'
Meskipun Siau Ling memilik ilmu silat yang amat tinggi
namun tak urung bulu kuduknya pada bangun berdiri setelah
berhadapan muka dengan ular berbisa ribuan ekor banyaknya,
tapi u r u s a n telah jadi begini mau tak mau terpaksa dia
harus keraskan kepala sambil bertanya:
'Jadi engkau hendak memerintahkan ular mu untuk
menghadapi aku orang she Siau?"
"Ilmu silat yang kau miliki sangat tinggi kalau cuma
andalkan ular beracun belaka mungkin masih belum sanggup
untuk menaklukan dirimu, kawanan ular beracun ini tidak lebih
hanya akan membantu diriku belaka."
Dalam hati Siau ling segera berpikir setelah mendengar
perkataan itu: "Sungguh tak kusangka kalau Shen Bok-hong bakal
mempersiapkan barisan ular untuk menghadapi diriku,
Sekarang aku sama sekali tak membawa obat untuk mengusir
ular, racunnya untuk melewati rintangan ketiga ini bukanlah
suatu Pekerjaan yaag gampang."
Tapi kenyataan sudah terbentang didepan mata, mau tak
mau terpaksa ia harus menempuh rintangan tersebut dengan
pertaruh jiwa raganya, dengan suara lantang seru nya:
"Kita sudah dua kali berjumpa muka. Tapi aku orang she
Siau hingga kini masih belum tahu siapakah nama heng-tay..."
"Hmmm! Kita toh bukan sanak bukan saudara kenapa aku
musti perkenalkan namaku?" jawab orang berbaju hijau itu
dengan ketus "Meskipun engkau tidak bersedia menyebutkan namamu
tapi dikemudian hari aku orang she Siau pasti akan
memahami dengan sendirinya"
"Aku tak mau menyebut namaku bukankah karena takut
engkau tahu namaku sekali pun dikemudian hari engkau
sudah tahu, lantas bisa apa" Lagi pula mayatmu akan habis
dimakan oleh ulah beracun itu mana ada di kemudian hari
bagimu?" Siau Ling tidak melayani ejekan lawan dengan tangan
kanan mencekal pedang pendek tangan kiri mematahkan
ranting pohon siong katanya:
"Kalau memang begitu kitapun tak usah banyak bicara lagi
silahkan engkau mulai turun tangan!"
Pemuda itu menengadah dan tertawa ter bahak2
"Haahhh hbaahhh haabh jadi engkau hendak suruh aku
turun tangan?" "Perkataanmu sedikitpun tak salah!"
"Masuklah sendiri kedalam barisan ular kalau ingin
bertempur melawan aku! Siau Ling engkau tentu sudah tahu
bukan dengan keadaanmu pada saat ini" bagiku cukup duduk
tak berkutik disini, tapi engkau harus melewati diriku kalau
ingin berlalu dari sini"
Mendengar perkataan itu Siau Ling berpikir didalam hati
kecilnya: "Rupanya dia hendak paksa aku untuk masuk kedalam
barisan ularnya sebelum bertarung melawan aku. Hmm ! dia
ingin memecahkan perhatianku disamping harus menghadapi
serangan2nya, akupun harus memperhatikan pula ular2
beracunnya, cara ini benar2 amat keji.... tapi saat ini aku
sama sekali tak ada maksud untuk mengadu kepandaian cari
kemenangan dengan dirinya, jikalau aku bisa gunakan sedikit
akal sehingga dapat menghemat tenaga, rasanya keadaan ini
jauh lebih menguntungkan bagiku sebab masih ada lima
rintangan lagi yang harus kuhadapi..."
Berpikir sampai disitu, sorot matanya segera dialihkan
kedepan memandang keadaan disekitar situ.
Tampaklah se1at itu sempit sekali dan luasnya cuma dua
tombak lebih sedikit, ke dua belah sisi selat sempit itu
merupakan dinding berbatu katang yang menjulang tinggi
diangkasa. Kecuali menerjang lewat dari hadapan pemuda
baju hijau itu memang tiada jalan lain yang bisa ditempuh lagi'
Tak kuasa pemuda itu menghela napas panjang, pikirnya :
"Tempat ini sudah dipilih dan diatur Shen Bok-hong secara
teliti dan cermat, sudah pasti tiada jalan lain kecuali melewati
diri nya...yaa apa boleh buat lagi?"
Sementara itu pemuda baju hijau tersebut telah berkata
"Siau Ling sebenarnya aku sama sekali tiada maksud untuk
membantu Shen Bok-hong, lagi bagaimanapun juga aku
bermusuhan dengan dirimu!"
"Kenapa"!"
"Karena seseorang!"
"Siapakah orang itu"'
"Gak Siau Cha."
setelah berhenti sebentar. ia melanjutkan kembali :
"Asal engkau bersedia untuk berikan Gak Siau Cha
kepadaku dan setuju kalau gadis itu menjadi istriku kita boleh
lepaskan rasa permusuhan dan saling bersahabat. ."
Siau Ling jadi mendongkol dan bercampur gusar ia
menengadah keatas dan tertawa terbahak2'
'Haaahhh haaahhh baaahhh lebih baik jangan ngaco balo
bicara tak karuan!" Pemuda bajau biju itu tertawa dingin tiada hentinya.
"Heeehhh heeeehhh heeehhh apa yang kau ucapkan
semuanya merupakan kata2 yang jujur dan inilah satu2nya
kesempatan paling baik bagimu untuk melanjutkan hidup"
"Engkau hendak mempersunting Gak Siau Cha lalu apa
sangkut paut nya dengan aku orang she Siau dan mana bisa
kuberikan gadis itu padamu dengan seenaknya."
Dengan paras muka keren bercampur serius ia
melanjutkan: "Aku selalu memandang tinggi dan menaruh hormat
kepada nona Gak Siau Cha setiap keputusan dan kehendak
hatinya tak pernah kutampik atau kutolak"
Pemuda baju hijau itu tetawa ewa.
"Tapi Gak Siau Cha mempunyai surat wasiat dari ibunya,
yang menerangkan bahwa ia sudah dijodohkan kepadamu!"
"Aku belum pernah membaca surat wasiat itu, dan sama


Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sekali tidak tahu menahu akan persoalan ini"
"Jangan kita bicarakan dulu apakah yang diucapkan Gak
Siau Cha adalah kejadian yang sesungguhnya atau tipuan
belaka: aku hanya mengharapkan agar engkau orang she Siau
bersedia mengabulkan sebuah pemintaanku. Bila kau setuju
bukan saja dapat lewati rintangan ini dengan mudah, babkan
akupm bersedia untuk bantu dirimu .untuk menolong nona
Pek Li Peng, bukan begitu saja akupuo tidak akan
mempersoalkan kembali perbuatanmu yang telah bikin huru
hara dalam istana batu dibukit wu-san tempo dulu"
"Apa yang kau inginkan?"
"Tentu saja perbuatan yang dapat kau lakukan dengan
kemampuan yang kau miliki!"
'Coba katakan dulu apa permintaanmu itu. kemudian aku
baru akan mempertimbangkan dan memutuskannya"
'Tulislah sepucuk surat yang isinya menyatakan bahwa
antara engkau dengan nona Pek-li sudah mempunyai ikatan
perkawinan, katakan pula kalau engkau batalkan isi surat
wasiat dari Im koh yang mengatakan bahwa Gak Siau Cha
akan dijodohkan kepadamu untuk selanjutnya tak akan
mengungkap kembali persoalan itu, aku telah siapkan alat tulis
bagimu, asal engkau orang she-Siau bersedia untak menulis
surat tersebut maka kita akan lepaskan rasa permusuhan dan
menjadi sahabat, akan kubantu usahamu untuk menolong
Pek Li Peng dan mengatur engkau tinggalkan tempat
berbahaya ini, selanjutnya permusuhan selisih paham diantara
kita pun terhapus sampai disini saja"
Siau Ling tertawa dingin setelah mende ngar perkataan itu.
"Heehh..heeh.. antara aku dengan nona Pek Li sama sekali
tidak pernah terikat oleh tali perkawinan, sedang enci Gak
sendiripun mempunyai pendapat sendiri. Cara berpikir sendiri,
persoalan itu sama sekali tak ada sangkut pautnya dengan
diriku, bukan saja aku tak dapat mencampuri, akupun tak
dapat mengusulkan apa2. Permintaanmu yang brutal tersebut
tak sanggup kupenuhi barang sepotongpun"
"Padahal tak usah berbuat begitupun sama saja, asal
kubunuh dirimu lalu memenggal batok kepalamu dan
diperlihatkan kepada Gak Siau Cha, maka jalan pikirannya
pasti akan kurubah" "Asal engkau punya kemampuan untuk memenggal batok
bepalaku, sekalipun mati aku orang she-Siau tak akan
menyesal" Tiba2 pemuda baju hijau itu bangkit berdiri, katanya
dengan nada gusar : "Nampaknya persoalan diantara kita berdua tak mungkin
bisa diselesaikan tanpa melalui suatu pertarungan yang
menentukan mati hidup kita..!"
Ia merogoh sakunya dan ambil keluar sebuah sumpritan
yang terbuat dari bambu, kemudian ditiupnya berulang kali
sehingga memperdengarkan suara Pekikan tajam yang tinggi
melengking. Begitu suitan nyaring itu berkumandang memecahkan
kesunyian, kawanan ular beracun itu segera angkat kepalanya
masing2 menerjang kearah Siau Ling
Sianak muda itu tak berani berayal, ranting dahan pohon
siong yang berada ditangannnya segera dikebaskan
kedepan..sreet!' sebuah sapuan meluncur kedepan menghajar
lawanan ular yang berada disekitarnya
Seekor ular berbisa didekat pemuda itu seketika tersambar
oleh ranting tadi hingga badannya putus jadi dua dan
kepalanya hancur lebur. Sebetulnya pemuda itu merasa takut sekali dengan
kawanan ular berbisa yang amat banyak. Jumlahnya itu, tapi
setelah melancarkan sapuan tadi tiba2 ia merasa bahwa apa
yang dia anggap menakutkan ternyata tidak lebih cuma begitu
saja, ia anggap untuk melukai ular2 tersebut sebenarnya
merupakan Pekerjaan yang sangat gampang, tanpa sadar
semangatnya kembali berkobar.
Baru saja dia hendak lancarkan sebuah sapuan kembali
untuk membinasakan sekelompok ular berbisa, mendadak
suitan nyaring dari pemuda baju hijau itu berubah.
Kawanan ular berbisa yang sedang bergerak maju sambil
angkat kepalanya itu tiba2 saja meluncur kedepan, dan
menyerang Siau Ling dengan gemas.
Siau Ling dengan cepat putar badannya ranting dahan
ditangan kirinya secepat kilat menyapu keluar.
Praak ! praak ! bunyi gemerutuk- berbunyi tiada hentinya
diiringi suara jeritan aneh dari kawanan ular berbisa yang
besar dan kecil . Ternyata Siau Ling telah salurkan hawa murninya kedalam
dahan ranting tersebut ketika disapu keluar maka
terpancarkan tenaga tekanan yang sangat berat sekali, setiap
ular berbisa yang terkena serangan itu tentu hancur dan
terbelah2 jadi beberapa bagian.
Tiba2 desiran angin tajam menyambar lewat menggulung
angin pukulan yang kuat mengancam dadanya.
Ternyata pemuda baju hijau itu sudah menerjang maju
kedepan sambil melancarkan serangan.
"Ayoh cabut keluar senjatamu" teriak Siau Ling penuh
dengan kegusaran, "aku tak punya waktu untuk bertempur
terlalu lama melayani dirimu"
Ditengah bentakan keras, pedang pendek dalam
genggamannya bagaikan pagutan ular berbisa menerjang
tubuh pemuda baju hijau itu.
Tenaga dalam yang dimiliki Siau Ling pada saat ini luar
biasa dahsyatnya, hawa murni yang disalurkan kedalam
pedang itu menimbulkan desiran angin serangan yang
menggidikan hati. Rupanya pemuda baju hijau itu sama sekali tak menduga
kalau tenaga dalam yang dimiliki Siau Ling luar biasa sekali, ia
terperangah dan buru2 menghindar sesamping.
Siau Ling sendiri ketika dilihatnya pihak lawan
menggunakan suara suitan untuk memberi perintah kepada
kawanan ularnya, ia tahu bahwa kepandaian yang dimiliki
pemuda itu bukan terbatas sampai disitu saja, Kalau
pertarungan semacam ini dilanjutkan lebih jauh maka hanya
kejelekan yang diterima olehnya tanpa ada kebaikan apapun.
---ooo0dw0ooo--- Jilid: 30 Menyadari situasi yang sedang dihadapinya dengan cepat
pemuda itu menerjang maju kedepan, dengan meminjam
putaran pedang untuk melindungi badan, ia nerjang ke muka.
Rupanya pemuda baju hijau itu sama sekali tak menyangka
kalau secara tiba2 Siau Ling dapat melancarkan serangan
sedahsyat itu, kesempatan untuk cabut senjata baginya sama
sekali tak sempat lagi, dalam keadaan tergopoh2 terpaksa ia
putar telapaknya sambil melancarkan sebuah babatan ke
depan, sementara tubuhnya menyingkir kesamping.
Ranting dahan ditangan kiri Siau Ling se gera menutul
permukaan tanah, menggunakan kesempatan tersebut ia
loncat keudara dan melayang sejauh satu tombak dari tempat
semula. Pada saat yang bersamaan pula ia menghindarkan diri dari
ancaman telapak pemuda baju hijau itu.
Orang itu membentak gusar dengan cepat tangan kirinya
menyambar dua ekor ular berbisa dan disambit kearah Siau
Ling sementara tangan kanannya melepaskan satu pukulan
dahsyat. Dalam keadaan demikian Siau Ling sudah tak punya
keinginan lagi untuk meneruskan pertarungan lagi pedangnya
berkelebat mbunuh dua ekor ular berbisa yang disambit
kearahnya sedang bahu kirinya ditekan kebawah hawa murni
disalurkan dan ia sambut ancaman itu dengan keras lawan
keras. Kekuatan angin pukulan yang dilancarkan itu cukup berat
membuat Siau Ling merasakan pandangan matanya jadi
gelap. Tapi justru pemuda itu telah manfaatkan kekuatan dari
pukulan itu sebaik2nya ia berjumpalitan beberapa kali
diangkasa lalu melayang tiga tombak jauhnya dari tempat
semula" Ketika badannya meluncur keatas permukaan tanah,
ranting pohon siong dalam genggamannya kembali menutul
permukaan tanah, sekali lagi dia meluncur diangkasa dan
melepaskan diri dari lingkaran kepungan ular2 beracun itu.
Pemuda baju hijau itu amat gelisah, ia segera menghardik
dengan suara nyaring: "Hey Siau Ling , anjing bedebah! engkau hendak kabur
kemana" kita masih belum melangsungkan pertarungan sengit
yang menentukan siapa menang siapa kalah!"
"Kenapa urusan ini musti di-ribut2kan sekarang" toh waktu
dikemudian hari masih panjang, lebih baik pertarungan
tersebut kita tunda sampai waktu yang akan datang. Nah!
selamat tinggal, maaf aku tak dapat menemani dirimu lebih
lama lagi!" Tanpa membuang waktu lagi Siau Ling enjotkan badan dan
kabur kearah depan, dalam waktu singkat ia sudah berada
kurang lebih sepuluh tombak jauhnya dari tempat semula.
Pemuda baju hijau itu mengumpulkan kawanan ular
beracunnya dan segera mengejar tapi sayang usahanya itu
hanya sia2 belaka sebab dalam waktu singkat bayangan
tubuh lawan sudah nun jauh diujung sana.
Sementara itu Siau Ling sendiri berkelebat meneruskan
perjalanannya dengan cepat, empat lima puluh tombak
kemudian baru memperlambat langkahnya, ketika ia lihat
pemuda baju hijau bersama kawanular beracunnya tidak
mengejar lagi ia berhenti dan menghembuskan napas
panjang. Setelah atur pernapasan sebentar, sianak muda itu baru
melanjutkan perjalannya ke depan, dalam hati dia berpikir :
"Pertarungan yang baru saja kulewati benar2 merupakan
suatu pertarungan yang sangat mujur bagiku, seandainya aku
menuruti emosi dan layani pertarungannya, dengan bantuan
kawanan ular beracun yang begitu ganas dan berbahaya,
mungkin sulit bagiku untuk melewati pos tersebut dengan
gampang..." Sementara ia masih termenung sambil membayangkan
kemujurannya. Tiba2 dari arah depan berkumandang suara
teguran yang tajam dan tinggi melengking :
"Apakah engkau adalah Siau Ling?"
Dengan cepat sianak muda itu menghentikan langkahnya,
lalu tarik napas panjang2.
"Benar, aku adalah Siau Ling!"
Sebuah tanah lapang berumput yang sangat luas
terbentang dihadapannya, beberapa buah batu karang yang
tinggi besar berdiri tegak ditengah lapang itu kecuali batu
cadas tiada sesuatu benda yang nampak mencurigakan.
Mendengar suara tanpa melihat bayangan musuhnya, taktik
menggertak ini cukup menggidikan hati orang yang sedang
menghadapinya. Tanpa sadar suasanapun makin bertambah
tegang. Siau Ling hentikan sama sekali gerakan tubuhnya dengan
pandangan yang tajam dia awasi daerah disekelilingnya ia
berharap agar pihak lawan bersedia menjawab sehingga
dapat diketahui olehnya jejak tempat persembunyian lawan,
dalam hati kembali dia berpikir:
"Shen Bok Hong sengaja siapkan delapan buah rintangan
untuk menghadapi jalan majuku, sudah tentu kedelapan buah
rintangan tersebut merupakan rintangan2 yang berkekuatan
tangguh, jelas amat sulit bagiku untuk melampui semua
rintangan itu" Setelah menghadapi tiga buah rintangan yang dijaga oleh
kawanan musuh yang sangat tangguh rasa waspada dalam
hati kecil Siau Ling telah ditingkatkan beberapa kali lipat,
peristiwa Ini pun merupakan peristiwa besar yang pertama
kali pernah dihadapi Siau sejak ia terjun kedalam dunia
persilatan, belum pernah ia merasa ngeri atau bergidik seperti
apa yang dialami pada saat ini.
Sepeminum teh sudah berlalu dengan cepat , Siau Ling
masih tetap menanti dengan tenang ditempat semula, namun
tiada jawaban yang terdengar, kejadian ini segera cengangkan
hatinya. "Aku adalah Siau Ling!" teriaknya keras keras "jago lihay
dari manakah yang berada disitu" Kalau toh engkau hendak
berhadapan dengan aku orang she-Siau, kenapa tak berani
unjukkan diri untuk saling berhadapan.
Kegagahan dan kejantanan Siau Ling mental Shen Bok
Hong seorang gembong iblis yang lihaypun menaruh tiga
bagian rasa jeri atas dirinya, tapi sekarang setelah secara
beruntun Siau lewati tiga buah rintangan, suatu perasaan
ngeri yang aneh telah nyelimuti benaknya, membuat jago
muda kita yang gagah tak berani memasuki tanah lapang itu
secara gegabah. Tiba2 dari belakang batu karang muncul seorang padri
berjubah merah dengan dingin sahutnya:
"Siau Ling nyalimu benar2 amat besar!"
Dari nada suara, dandanan maupun raut wajahnya Siau
Ling tahu bahwa padri itu adalah orang Tionggoan satu
ingatan segera berkelebat dalam benaknya,
"Taysu apakah engkau berasal dari gereja Siau lim si?"
tegurnya kemudian. Padri berjubah merah itu termenung dan berpikir sebentar
belum sempat ia menjawab dari balik batu karang muncul
seorang padri berjubah merah, hwesio itu segera menyahut:
"Tebakanmu tepat sekali kami semua datang dari gereja
Siau-lim-si...!" Siau Ling segera menengadah keatas dan tertawa
terbahak2 dengan gagah ia maju dua tombak kedepan dengan
tangkah lebar kembali ia berseru:
"Kalau begitu kalian telah siapkan barisan Lo han-tin untuk
menyambut kedatanganku?"
Baru saja ucapan itu selesai diucapkan dari belakang batu
karang ditengah tanah lapang itu tampaklah bayangan
manusia berkelebat lewat, dari masing2 sudut lapangan
muncullah seorang padri berjubah merah.
Diam2 Siau Lmg menghitung jumlah para padri itu ternyata
jumlahnya tepat dua belas orang.
Terdengar padri berjubah merah yang munculkan diri
terlebih dahulu tadi berkata:
"Siau tayhiap engkau memang sangat cerdik barisan yang


Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

akan kami siapkan memang bukan lain adalah barisan Lo-han
tin cuman barisan ini termasuk barisan yang memiliki daya
pengaruh paling lemah, apakah Siau tayhiap bersedia untuk
masuk kedalam barisan guna mencoba kehebatannya" "
Aku mengetahui sedikit banyak tentang keampuhan barisan
Lo han-tin, memang benar barisan Lo han-tin yang terdiri dari
dua belas orang merupakan barisan dengan jumlah yang
tersedikit namun sedikitnya jumlah orang bukan berarti
semakin lemahnya daya pengaruh barisan itu, bukan begitu?"
Dua belas orang padri itu semuanya mengenakan jubah
Ibadah warna merah darah, usia mereka hampir sebaya yakni
antara empat puluh tahunan, yang paling aneh lagi ternyata
dandanan mereka temui tak ada yang berbeda, satu2nya
perbedaan hanya terletak rada panjang pendeknya tasbeh
yang melingkar diatas leher mereka.
Padri yang munculkan diri paling depan tadi mempunyai
tasbeh yang paling panjang diantara rekan2nya mungkin
dialah pemimpin rombongan dari beberapa orang itu.
Terdengar hwesio itu berkata kembali:
"Rupanya Siau tayhiap sangat menaruh perhatian terhadap
barisan Lo han-tin dari gereja Siau lim si kami, sampai
dimanakah pengetabuan Siau tayhiap mengenai barisan kami
ini?" "Sebetulnya saja untuk melayani perubahan yang terdapat
dalam barisan Lo han-tin maka sembilan orang saja sudah
lebih dari cukup, dengan ditambahnya tiga orang itu berarti
posisi barisan satu tingkat lebih kuat lagi atau dengan
perkataan lain walaupun aku menyerang kalian dari arah
manapun maka sentuhan yang terjadi atas serangan yang
kulancarkan sama artinya dengan menahan serangan
gabungan dari empat orang sekaligus"
Padri berjubah merah itu tertawa ter-bahak2.
"Haahh., .haahhh ..haaahh. . Siau tayhiap engkau betul2
bebat kalau memang begitu engkau tak berani untuk mencoba
masuk ke dalam barisan kami ini"
"Menurut kabar yang tersiar dalam dunia persilatan selama
ratusan tahun belakangan ini belum pernah ada orang yang
mampu tembusi keampuhan, dari barisan Lo-tin tapi keadaan
yang kuhadapi sekarang jauh berbeda, sekalipun barisan Lo
han terdiri dari gunung golok ataupun lautan minyak aku tetap
akan mencoba lampuinya sekalipun aku harus mengerahkan
segenap kemampuan yang kumiliki dan korbankan jiwaku aku
tetap pantang mundur."
"Heeehhhh...heeeehhhh..heeehhh... kalau begitu Siau
tayhiap memang patut dipuji sebagai seorang lelaki jantan!"
sela hwesio itu sambil tertawa dingin.
Siau Ling tidak marah dengan muka serius ia berkata lagi:
"Sebelum pertarungkan dilangsungkan, terlebih dabulu aku
hendak mengajukan beberapa pertanyaan yang selama ini
terasa mengganjal dihati, apakah kalian bersedia untuk
memberi keterangan?"
"Apa yang ingin kau tanyakan?"
"Sudah lama aku dengar kalau gereja Siau lim-si adalah
tonggak kekuatan dari dunia persilatan, selama ratusan tahun
belakangan ini selalu menjadi tulang punggung kaum lurus
untuk melenyapkan kaum sesat dari muka bumi. semua umat
persilatan amat kagum dan hormat terhadap setiap padri dari
gereja Siau-lim si. Tapi sekarang... dalam kenyataan pihak
Siau-lim-si bukan saja tidak membantu kaum lurus untuk
melenyapkan kejahatan, malahan kalian membantu kaum
jabat untuk berbuat kebejatan dan keonaran didunia, buktinya
sekarang! Kalian telah membantu Shen Bok Hong untuk
menentang ditegaknya kemudian dan kebenaran dalam dunia
apakah dalam hati kecilnya kalian rela membiarkan Shen Bok
Hong mencapai cita2nya dan menguasahi seluruh jagad"
Teguran itu sangat tajam dan berat, kawanan padri dari
gereja Siau lim-si tersebut segera tundukkan kepala dengan
mulut membungkam, rupanya dalam hati kecilnya sudah
timbul perasaan menyesal...
Lama ....lama sekali, padri baju merab itu berkata :
"Kesulitan yang sedang kami hadapi sulit untuk
diberitahukan kepada Siau tayhiap, kami harap Siau tayhiap
segera masuk kedalam barisan dengan hati yang lega."
Rupanya arti kata yang terakhir itu mengandung maksud
yang sangat mendalam, secara lapat2 padri itu memberi
ketikan seakan akan mereka ada maksud untuk lepaskan
pemuda itu lewat. Siau Ling bukan orang bodoh, tentu saja ia dapat
menangkap arti dari kata2 itu, setelah menghela napas
panjang katanya : "Aaaai...!! Aku benar2 tak habis mengerti kekuatan iblis
apakah yang dimiliki Shen Bok Hong sehingga bukan saja ia
dapat memaksa kaum sesat untuk mendukung dirinya bahkan
dapat pula manfaatkan kekuatan dari kaum lurus untuk
mencapai apa yang dia cita-citakan."
"Siau tayhiap, silahkan masuk kedalam barisan" ujar
pemimpin hwesio itu dengan cepat, waktu yang tersedia
bagimu tidak terlalu lama. Makin malam semakin tidak
menguntungkan posisimu, lebih baik manfaatkanlah waktu
sebaik2nya" Terperangah Siau Ling mendengar perkataan itu, pikirnya .
"Kalau didengar dari nada ucapan padri ini rasanya ia sama
sekali tidak mengandung rasa permusuhan dengan diriku,
bahkan ucapannya amat lembut dan diam2 memberi
peringatan kepadaku, andaikata dua belas orang padri itu
mempunyai sikap yang sama seperti dirinya, aku rasa untuk
melewati barisan lo han-tin bukanlah suatu pekerjaan yang
terlalu susah..." Berpikir sampai di situ, diapun segera berkata :
"Aku masih ada satu persoalan hendak diutarakan.."
"Persoalan apa" cepatlah katakan!" Sahut hwesio itu
dengan dahi berkerut. "Pedang mustika yang berada ditanganku adalah sebilah
pedang mustika yang amat tajam sekali, aku harap saudara
sekalian sedikitlah ber hati2"
"Terima kasih atas peringatanmu itu!"
Diam2 Siau Ling menghimpun bawa murninya. lalu serunya
: "Aku orang she-Siau datang..!"
Dengan langkah lebar ia masuk kedalam-barisan yang telah
disiapkan oleh kawanan-hwesio itu.
Tampaklah kawanan padri itu menggetarkan sepasang
bahunya dan melepaskan kain khasa berwarna merah yang
dikenakan ditubuhnya. Tangan kirinya menyambar kesamping
dan tabu2 mereka sudah menggenggam sebuah toya sian
ciang yang terbuat dart baja murni.
Siau Ling alihkan sorot matanya dan mengawasi kawanan
padri itu, sekejap kemudian pikirnya dihati :
"Seandainya aku dapat menyeringai kawanan padri ini
lewat atas kepalanya dengan ilmu meringankan tubuh pat-poh
teng gong atau delapan langkah menyebrangi angkasa,
bukankah itu berarti tak usah bergebrak menggunakan
kekerasan melawan mereka..?"
Sementara dia masih berpikir, ujung baju tersampok angin
berkumandang datang, kedua belas orang padri itu ber-sama2
tinggalkan posisinya semula dan mengepung Siau Ling
ditengah gelanggang. Kedua belas orang jago lihay dari gereja Siau lim si itu.
bukan saja tinggi dalam ilmu silat merekapun sangat paham
dengan segala perubahan dari ilmu barisan Lo-han tin, dalam
waktu singkat mereka telah rebut posisi yang menguntungkan
serta mengurung Siau ditengah barisan mereka.
Walaupun dalam hati kecilnya Siau Ling tahu bahwa
kawanan padri dari gereja Siau lim-si itu sama sekali tidak
mengandung maksud bermusuhan dengan dirinya, akan tetapi
ia tak berani bertindak gegabah atau pun memandang rendah
lawannya, sebab ia tahu barisan Lo han-tin dari gereja Siau
lim si adalah sebuah barisan aneh yang amat tersohor didnnia
persilatan selama ratusan tahun lamanya.
Pedang pendek yang tajam dipegang daam telapak tangan
sebelah kanan, ia pun segenap kekuatannya untuk mainkan
jurus jurus pedang yang ampuh dari ilmu pedang ciptaan
Tam In Cing seorang jago lihay dari gunung Hoan san
sementara sisa tenaga dalam yang lain disalurkan ketengah
sela2 jari tangan kirinya untuk bersiap sedia menggunakan
ilmu sentil sian-ci sinkang untuk merobohkan musuh yang
dekati dirinya. Kemudian dengan sorot mata yang tajam dia awasi daerah
disekelilingnya. Tampaklah kawanan padri dari gereja Siau lim si yang
mengitari di sekelilingnya per-laban2 mulai bergerak dan
berputar. Guru Siau Ling yakni Cung San Pek adalah seorang jago
lihay yang berpengetahuan amat luas, ia mengetahui intisari
dan keampuhan dari jurus2 silat tiap partai dan perguruan
yang berada didudia persilatan, terutama sekali terhadap
keampuhan dari ilmu barisan Lo han-tin ia pernah
menjelaskan cara memecahkannya secara khusus kepada si
anak muda itu. Karenanya Siau Ling mengetahui seandainya dia
melancarkan serangan lebih dahulu maka keampuhan dari
barisan Lo han-tin segera akan bekerja, sebaliknya kalau
biarkan kalau pihak lawan yang menyerang lebih dahulu maka
hal ini akan sangat mempengaruhi daya kekuatannya.
Setelah mengetahui akan rahasia itu, sianak muda itu tak
sudi menyerang lebih dahulu, dia pusatkan seluruh
perhatiannya untuk awasi gerak gerik kawanan padri itu dan
menunggu sampai mereka bergerak lebih dahulu.
Tampaklah kawanan padri dari gereja Siau lim si itu tiba2
hentikan gerakannya setelah berputar satu kali.
Siau Ling amat tercengang, pikirnya.
Penjelasan yang pernah kuterima dari suhu tentang barisan
Lo ban-tin rasanya bukan begini, dia malah bilang andaikata
barisan Lo han telah berputar maka dari lambat ia akan
bertambah cepat, kemudian secara otomatis akan
melancarkan serangan dengan sendirinya....tapi kenyataan
mereka malahan berhenti, entah apa sebabnya bisa
demikian?" Baru saja ingatan tersebut selesai berkelebat dalam
benaknya mendadak terdengarlah serentetan suara bisikan
yang lembut dan lirih berkumandang disisi telinganya :
"Siau tayhiap menyeranglah lebih dahulu sebab apa bila
engkau hendak menunggu sampai barisan Lo-han-tin bergerak
secara otomatis maka serangkaian serangan berantai yang
jumlahnya mencapai enam puluh empat gebrakan akan
meneter dirimu, sebelum keenam puluh empat jurus
serangan itu habis digunakan sulit bagai siapapun untuk
menghentikan barisan ini sebaliknya andaikata Siau tayhiap
menyerang dulu maka keadaannya akan jauh berbeda,
kedudukan kami jadi pihak yang diserang dalam keadaan
seperti ini Terpaksa kita harus mengambil posisi bertahan
menangkis dan melancarkan serangan itu berarti lebih besar
kesempatan nya bagimu untuk meloloskan diri dari kepungan .
Nah! waktu yang tersedia sudah tak banyak lagi aku tak dapat
berbicara lebih banyak lagi dengan dirimu"
Mendengar bisikan tersebut dalam hati kecilnya Siau Ling
kembali berpikir: "Oooh rupanya dibalik persoalan ini masih terdapat banyak
sekali kejadian yang sama sekali ada diluar dugaan kalau toh
mereka bersedia untuk bocorkan rahasia barisan Lo han-tin
kepadaku itu berarti mereka bermaksud untuk lepaskan aku
dan kepungan barisan ini dengan cara yang tidak menyolok?"
Berpikir sampai disitu telapak tangan kirinya segera
melancarkan satu pukulan dahsyat kedepan.
Begitu pukulan dilepaskan Siau Ling pun pada saat yang
bersamaan ikut menerjang.
Rupanya sianak muda ini sudah mempunyai rencana yang
matang ia bersiap sedia menggunakan kesempatan yang
sangat baik itu untuk terjang keluar dari barisan Lo-han tin.
Siapa tahu baru saja pukulan gencar itu dilepaskan, barisan
Lo han tin pun pada saat yang bersamaan melancarkan
serangan balasan, seorang padri bersenjatakan toya baja
mendorong tangan kirinya kemuka untuk menyambut
datangnya ancaman tersebut kemudian secara tiba2 ia
menyingkir kearah samping.
Dan batang toya baja dengan cepat meluncur datang, tepat
dikala padri pertama tadi menghindarkan diri dari samping,
segulung angin serangan melurcur tiba dari sisi kiri dan kanan
langsung mengancam tubuh Siau Ling.
Merasakan datangnya ancaman tersebut Siau Ling amat
terperanjat, dalam hati segera ia berpikir:
"Ooooh...! sungguh cepat serangan toya itu...untung aku
bersikap cukup cekatan"
Buru2 pedang pendek ditangan kanannya menyambar
kedepan menangkis ancaman yang datang dari toya sebelah
kanan, pada saat yang bersamaan tubuhnya ikut maju
selangkah kedepan, dengan manis dia berhasil lolos pula dari
ancaman tosu sebelah kiri.
Ketika ancaman mengena sasaran yang kosong, dua buab
toya baja itu kembali menyingkir kearah sisi kanan dan kiri,
sementara tiga batang toya baja lainnya kembali menyerang
datang. Buru2 Siau Ling putar pedang pendeknya kembali, diam2
hawa murninya disalurkan kedalam telapak tangan... Criing! ia
menebas kutung sebatang toya lawan.
Pedang pendek itu sangat tajam dan luar biasa sekali,
termakan oleb babatan kilat itu, toya baja yang kuatpun patah
jadi dua bagian. Siau Ling bertindak cepat, tangan kiri nya menyambar
kemuka menerima kutungan toya lawan.
Senjata yang digunakan kawanan padri itu adalah senjata
jenis berat, sekalipun pedang pendek yang berada dalam
genggaman Siau sangat tajam, sukar baginya untuk melawan
scrangan2 dari senjata berat lawan, oleh sebab itulah untuk
mematahkan ancaman musuh pemuda itu segera putuskan
untuk manfaatkan ketajaman pedangnya guna menebas
kutung toya2 lawan. Belum sempat Siau Ling periksa pedang nva apakah cacad
atau tidak, tiga batang toya baja kembali menyerang datang:
Ia segera membentak keras, dengan menggunakan


Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kutungan toya yang berada ditangan kirinya dia babat
pinggang musuh. "Blaamm. .! " benturan keras bergema di angkasa,
sebatang toya baja yang mendekati tubuhnya paling awal
kena terpukul oleh babatan pemuda itu sehingga terpental
kebelakang. Dengan cepat seluruh kekuatan barisan Lo han-tin mulai
bekerja, sekalipun hanya dua belas orang padri dengan dua
belas batang toya baja. namun serangan demi se rangan yang
dilancarkan secara bergelombang menciptakan bawa tekanan
yang ber-lapis2 banyaknya.
Dua belas batang toya baja ditambah perubahan yang
ampuh, dari barisan Lo han-tin, membuat serangan mereka
tercipta ibaratnya ribuan batang toya yang menyerang secara
bersama dari empat arah delapan penjuru..
Siau Ling dengan tangan kanan mencekal pedang tajam,
tangan kiri mengandalkan kutungan toya menyerang dan
bertahan dengan sepenuh tenaga, ia berharap bisa menguasai
keadaan dan merebut posisi pihak yang penggerak.
Namun serangan yang dilancarkan kawanan padri itu
datang bertubi2 begitu gencar dan dahsyatnya membuat
sianak muda sama sekali kehilangan peluang untuk lancarkan
serangan balasan. Kecepatan perubahan yang timbul dari barisan Lo han-tin
dari posisi menyerang keposisi bertahan menciptakan suatu
perasaan yang aneh bagi diri Siau Ling ia merasa seolah2
semua kepandaian silatnya tak mampu digunakan
sebagaimana mestinya, hal ini menimbulkan rasa kaget heran
dan kuatir dalam hati kecilnya ia berpikir:
"Walaupun aku tidak tahu siapakah akhir nya yang akan
menangkan pertarungan sengit ini, kalau keadaan seperti ini
dibiarkan ber larut2 maka keadaan tersebut sangat merugikan
keadaanku, serangan yang terpancar keluar dari barisan Lo
han-tin begitu dahsyat dan begitu rapat sehingga hampir tiada
lowongan bagiku untuk melancarkan serangan balasan kalau
aku tak berani sedikit menempuh bahaya untuk melepaskan
serangan maut mungkin sulit bagiku untuk dapatkan
kemenangan, dari tindak tanduk yang diperlihatkan kawanan
padri ini rupa nya mereka sama sekali tidak bermaksud untuk
melukai diriku sebaliknya kalau aku sampai melukai orang
mereka mungkin saja peristiwa ini akan berakhir dengan
tertanamnya bibit permusuhan."
Berpikir sampai disini diam2 pemuda itu merasa serba
salah. Dalam keadaan yang serba salah itulah serentetan suara
bisikan yang sangat lembut kembali berkumandang disisi
telinganya "Siau tayhiap dibawah serangan dan terjangan barisan Lo
han-tin kami yang berantai ternyata engkau masih mampu
bertahan sambil melancarkan serangan hal ini menunjukkan
kalau ilmu silatmu memang sangat lihay akan tetapi jika
engkau bertahan terus dalam keadaan seperti ini maka lama
kelamaan posisinya sangat tidak menguntung dirimu, untuk
mengelabuhi pengawasan dari pihak mereka tak mungkin bagi
kami untuk lepaskan engkau dengan begitu saja lebih baik
lukailah beberapa orang diantara kami"
Siau Ling dengar perkataan itu diutarakan dari arah yang
berbeda sebentar dari arah sini sebentar lagi dari arah sana
sehingga seolah2 suara itu muncul dari empat arah delapan
penjuru. Ia segera mengetahui bahwa padri itu memberi kisikan
kepadanya sambil tetap mengikuti perubahan2 dari gerak
barisan Lo han-tin, oleh karena itu ucapannya seakan2 datang
dari empat arah delapan penjuru.
Pikirnya didalam hati : "Sekalipun ia sudah memberi petunjuk ke padaku, namun
aku tak boleh turun tangan secara gegabah, aku harus dapat
menggunakan kesempatan yang terbaik untuk bertindak,
dengan begitu seranganku tidak akan sampai melukai mereka
terlalu ringan ataupun terlalu berat"
Sementara pikiran itu masih berkecamuk dalam benaknya,
tiba2 ia merasa gerak perubahan dan serangan! yang
dilancarkan barisan Lo han-tin semakin lambat dan
mengendor. Siau Ling tahu kawanan padri dari gereja Siau lim si telah
memberi kesempatan ke padanya untuk bertindak, dengan
sepenuh tenaga ia segera melancarkan serangan balasan
tangan kirinya berkelebat kedepan melepaskan sebuah
sentilan tajam. Segulung desiran angin sentilan, dengan cepat meluncur
kedepan, inilah ilmu jari sian ci sinkang dari gereja Siau lim-si.
Dengusan tertahan menggema memecahkan kesunyian,
seorang padri bersenjatakan toya baja mendadak roboh
terjengkang keatas tanah, senjatanyapun terlepas dari
genggaman Rupanya Serangan jari dari Siau Ling itu dengan telak
berhasil menghajar pergelangan tangan kanan padri itu,
senjatanya jadi lepas dan iapun roboh ketanah karena
kesakitan. Perputaran barisan Lo han-tin segera dapat gangguan,
gerakkan merekapun kian bertambah lambat
Menggunakan kesempatan itu Siau Ling memutar
pedangnya menangkis dua serangan toya yang mengancam
tiba, tangan kirinya kembali menyentil kemuka melepaskan
sebuah serangan jari. Sentilan dahsyat itu kembali menghajar diatas pergelangan
tangan kiri seorang padri, senjata toyanya segera terlepas dan
hwesio itupun roboh keatas tanah.
Setelah dua orang padri terluka, kecepatan gerak dan
menyerang dari barisan Lo han jauh lebih lambat lagi.
Siau Ling segera membentak keras, pedang dan telapak
melancarkan serangan berbareng lalu tubuhnya menerjang
keluar dari barisan Lo-han-tin tersebut:
"Taysu sekalian, terima kasih atas bantuan kalian!" serunya
dengan suara berat. Dia segera enjotkan badan dan kabur menuju kearah
depan. Beberapa patah kata yang diutarakannya itu bukan cuma
kata2 sungkan belaka. tapi merupakan kata2 yang muncul dari
hati sanubarinya . Kawanan padri dari gereja Siau-lim-si tak melakukan
pengejaran, mereka hanya mengawasi kepergian Siau Ling
dengan tetap berdiri ditempat semula.
Dengan langkah lebar Siau Ling berbasil melalui sebuah
lembah rakit, dia menengadah dan menghembuskan panjang,
pikirnya dihati . "Andaikata delapan buah rintangan yang disiapkan Shen
Bok Hong satu rintangan lebih hebat dari rintangan
sebelumnya entah jago lihay dari manakah yang telah ia
siapkan pada rintangan berikutnya ini!"
Setelah melalui empat kali pertarungan sengit, kegagahan
Siau Lsng pada saat permulaan tiba disana telah hilang
separuh, ia merasa terlalu pandang enteng kekuatan Shen Bok
Hong yang sesungguhnya. Sambil melamun pemuda itu meneruskan perjalanannya
kedepan. Kali ini perjalanan dilakukan sangat lambat.
Suatu ketika ia menengadah dan memandang cuaca, lalu
berseru tertahan, gumamnya :
"Kalau aku berhasil melewati sebuah rintangan lagi
mungkin hari sudah jadi gelap. Padahal masih ada tiga
rintangan lagi yang musti aku lewati, aai! nampaknya aku
harus bekerja lembur untuk selesaikan semua rintangan pada
malam ini juga" Tiba2 ia merasa perut lapar sekali, sorot matanya dialihkan
kesekeliling tempat itu. tapi yang nampak hanyalah batu cadas
serta rumput hijau belaka, sama sekali tidak kelihatan ada
pohon buah yang tumbuh di sana. Yang lebih aneh lagi
ternyata disepanjang lembah tak kelihatan ada sebuah
pepohonanpun, walau pohon itu kecil atau rendah..
Terapi begitu teringat akan keselamatan jiwa dari Pek-li
Peng, tanpa sadar semangatnya berkobar kembali, pikirnya :
"Sekalipun ini hari aku bakal mati di tempat ini. aku bisa
mati dengan hati tenang, lain halnya dengan nona Peng, ia
masih punya keluarga dan ia tinggalkan a-yah bundanya
karena hendak mengikuti diriku. Ia telah menitipkan rasa
percaya yang tak terhingga kepadaku, aku tak boleh
menyia2kan dirinya dengan begitu saja"
Setelah pikirnya berkobar kembali, dengan langkah lebar ia
meneruskan perjalanannya kedepan.
Setelah melewati sebuah tikungan bukit, pemandangan
yang tertera didepan mata kembali berubah.
Dalam pada itu cahaya sang surya yang telah condong
kearah barat, membiarkan sinarnya melalui celah2 bukit
disekitar tempat itu, jauh memandang kedepan lembah itu
kelihatan terang diseparuh bagian dan gelap dibagian lain.
Keadaan dalam lembah itu jauh berbeda dengan lembah2
ditempai lain. Batu cadas berserakan di mana mana. tak
nampak pepohonan ataupun rerumputan rubuh
disekelilingnya. Dalam hati Siau Ling berpikir.
"Mungkin rintangan yang kelima berada didalam lembah
itu, aku tak boleh bertindak secara gegabah.."
Karena berpendapat demikian tindak tan duknya makin
hati2 dan penuh kewaspadaan
Pedang pendeknya digenggam pada tangan kanan, lalu
perlahan2 maju kedepan. Setelah melewati empat buah rintangan Siau Ling sudab
punya pengalaman ia naruh perhatian yang khusus pada
setiap batu cadas yang berserakan disana dia kuatir ada orang
bersembunyi dibelakang batu cadas itu dan menyergap dirinya
secara tiba2 Siapa tahu walaupun telah masuk sejauh tiga empat
tombak kedalam lembah itu suasana disekitar sana masih
tetap sunyi senyap dan tak nampak ada suatu gerakan apa
pun. Kenyataan tersebut membuat hatinya tercengang
bercampur keheranan pikirnya-"Apakah rintangan kelima ini
tidak berada didalam lembah ini" kenapa tidak ada pertanda
apapun?" Belum habis ingatan tersebut berkelebat dalam benaknya.
tiba2 terdengar suara teguran seorang wanita berkumandang
datang dari arah depan : "Apa yang datang adalah Siau Ling?"
"Benar, aku adalah orang she Siau, siapa engkau?" seraya
berkata sorot matanya yang menyeramkan segera dialihkan
ketempat berasalnya suara itu.
Sebuah batu cadas yang tinggi besar terbentang didepan
mata. suara itu berasal dari belakang batu cadas tadi.
Dalam hati kembali Siau Ling berpikir :
"Tidak perduli siapakah orang itu, kali ini aku tak boleh
memberi kesempatan kepada lawan untuk merebut posisi
menyerang, aku harus melancarkan serangan lebih dahulu dan
menguasahi keadaan!"
Diam2 ia perhitungkan jarak antara tempat ia berada
dengan batu cadas yang amat besar itu. Dia punya rencana
apabila pihak lawan munculkan diri maka dia akan segera
menyerang, Suara tertawa yang amat nyaring berkumandang
memecahkan kesunyian, disusul perempuan itu berkata :
"Siau Ling, perlaban2 datanglah kemari!"
Mendengar ucapan tersebut, Sianak muda itu merasa
keheranan, kembali ia berpikir :
"Dia suruh aku maju mendekati dirinya dengan langkah
yang perlahan, entah apa yang hendak dilakukan"
mungkinkah ia akan menyergap diriku secara mendadak disaat
aku sama sekali tak bersiap sedia" Baik kita lihat sajalah ranti.
Siapa yang akan rugi kalau kita berdua sama2 menggunakan
cara yang rendah nanti!"
Setelah berpikir demikian, iapun menjawab:
"Baik. aku akan datang kesana!"
Hawa murninya diam2 disalurkan mengelilingi seluruh
badan, kemudian selangkah demi selangkah maju kedepan.
Setelah mengitari batu cadas tersebut, tampaklah seorang
gadis muda yang amat cantik duduk bersila diatas batu cadas
itu. Begitu sorot matanya saling membentur dengan sinar mata
gadis itu. Siau Ling berdiri terperangah.
Ternyata gadis muda yang amat cantik itu bukan lain
adalah Wu Yong. Ketika berjalan mendekati batu cadas tadi Siau Ling secara
diam2 telah menyusun rencana, ia ada maksud untuk
melancarkan serangan kilat begitu berjumpa dengan orang
yang ada dibelakang batu itu, tapi mimpi pun ia tak
menyangka kalau perempuan yang duduk dibelakang batu
cadas itu bukan lain adalah Wu Yong.
Hawa murni yang telah disalurkan ketangan kiri untuk siap
melancarkan sentilan jari sian ci sinkang dibuyarkan kembali,
dan untuk sesaat pemuda itu berdiri melongo.
Dengan sepasang sorot mata yang tajam Wu Yong awasi
Siau Ling sekejap, kemudian tegurnya .
"Siau tayhiap. engkau sudah tidak kenal lagi dengan aku?"
"Tentu saja masih kenal, bukankah engkau adalah nooa Wu
Yong?" "Benar!" Tanpa sadar Siau Ling teringat kembali dengan keadaan
gadis itu dikala ia saksikan neneknya Wu Popo mati secara
mengenaskan, waktu itu ia kabur dalam keadaan seperti orang
gila, sungguh tak disangka keadaannya saat ini tetap sehat
walafiat tanpa kekurangan barang sedikitpun jua.
Dalam hati dia ingin bertanya, karena terpaksa ia batalkan
niat tersebut. Wu Yong masih tetap duduk tak berkutik ditempai semula,
ia hanya memandang kearah Siau dengan sepasang biji
matanya yang jeli dan bening.
Dalam hati pemuda itu tahu, ilmu silat yang dimiliki Wu
Yong amat cetek dan tak mungkin bisa menandingi dirinya,
tapi ilmu melepaskan racun yang dimiliki gadis itu benar2
mengerikan sekali. Sekalipun kepandaian menggunakan racun yang dimiliki
dara itu masih belum mampu menandingi kehebatan
neneknya yakni Wu Popo, tapi sejak kecil ia sudah belajar
menggunakan racun, itu berarti kepandaiannya mengenai soal


Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

racun sudah sangat mendalam sekali.
Melihat gadis itu tetap duduk tak berkutik ditempat semula,
seakan akan dia sedang menantikan sesuatu, Siau Liag tidak
berani bertindak secara gegabah.
Terdengar Wu Yong menghela nafas panjang, lalu berkata .
Ilmu silat yang kumiliki masih jauh ketinggalan kalau
dibandingkan dengan kepandaianmu. Aku tak ingin bertempur
melawan engkau, asal kau ayun pedangmu maka selembar
jiwaku bisa kau cabut setiap waktu.
"Apakah nona tak takut mati?"
"Tidak, aku tidak takut mati. aku merasa kesepian hidup
seorang diri dikolong langit lebih baik mati ! aku bisa bertemu
lagi dengan nenekku"
Siau Ling menghela napas panjang. "Aaaai .. Shen Bok
Hong tahu dengan jelas kalau ilmu silatmu bukan tandinganku
dalam tiga lima gebrakan saja aku sudah mampu untuk cabut
jiwamu, kenapa ia -tempatkan engkau dalam rintangan yang
kelima ini" apa engkau tahu apa yang menjadi tujuannya " "
Walaupun aku lemah dalam ilmu silat, tapi sangat lihay
dalam ilmu melepaskan racun aku rasa Shen Bok Hong
mengetahui jelas akan keunggulanku ini.
"Bagaimana kalau ilmu melepaskan racun. yang kau miliki
dgn nenekmu Wu Popo?"
"Selisihnya masih jauh sekali!"
"Jadi kalau begitu, nona telah menyebar kan racun keji
disekitar lembah berbatu aneh ini"!" seru Siau Ling kemudian
dengan cepat. "Shen Bok Hong bermaksud untuk berbuat begitu.
andaikata aku benar2 telah lepaskan racun disekitar tempat
ini, maka sekarang engkau sudah keracunan hebat!"
Diam2 Siau Ling atur pernapasannya untuk memeriksa
sekujur tubuhnya, ketika ia tidak berhasil menemukan
pertanda yang mencurigakan, dengan cepat pemuda itu ber
kata : "Tapi...aku sama sekali tidak merasa bagaikan orang yang
keracunan bebat!" "Itulah disebabkan aku tidak sebarkan racun jahat disekitar
tempat ini, sekalipun engkau ingin keracunan dalam keadaan
begini hal tersebut tak mungkin bisa terjadi"
"Nona, mengapa kau tidak sebar racun disekitar tempat ini"
kalau Shen Bok Hoag mengetahui akan peristiwa ini jelas
jiwamu tak akan diampuninya!"
"Shen Bok Hong yang bunuh aku atau engkau yang bunuh
aku apa bedanya" yang jelas sekarang aku tidak takut mati
lagi" "Kalau nona tidak tega untuk menyebar racun serta
mencelakai jiwaku darimana aku bisa tega untuk turun tangan
membinasa kan dirimu?"
"Kalau engkau tidak bunuh aku Shen Bok Hong pasti akan
menghabisi jiwaku aku toh cuma punya selembar jiwa siapa
yang membunuh sama saja bagiku kalau aku disuruh pilih
salah satu diantaranya maka aku lebih suka mati ditanganmu
sebab aku bisa mati dengan hati yang lebih puas dan
perasaan yang lebih lega"
"Nona" seru Siau Ling kemudian setelah termenung sejenak
"engkau toh sudah melihat akhir dari kehidupan nenekmu,
mengapa engkau masih terjunkan diri kedalam dunia
persilatan?" "Aku ditangkap oleh mereka dengan obat yang mujarab
mereka sembuhkan penyakit sintingku kemudian suruh aku
balaskan dendam atas kematian dari nenekku"
"Ketika nenekmu terbunuh waktu itu nona masih dalam
keadaan sadar dan mengetahui semua peristiwa dengan mata
kepala sendiri tidak susah rasanya untuk mengenang kembali
kejadian itu, nenekmu toh bukan mati ditanganku?"
"Aku tahu bukan saja engkau bukan pembunuh besar yang
membinasakan nenekku bahkan engkau telah membantu dia
orang tua untuk membalas dendam aku sangat berterima
kasih sekait atas bantuan yang pernah kau berikan kepada
kami" "Kalau memang begitu kenapa engkau sanggupi
permintaan mereka dan bersedia memusuhi diriku?"
"Bicara menurut keadaan yang terbentang didepan mata
pada waktu itu andaikata aku tidak menyanggupi maka
mereka sudah pasti tak akan lepaskan aku, rintangan yang
kelima inipun bakal diserahkan kepada orang lain kalau
sampai begitu bukankah engkau bakal repot dan harus buang
tenaga lagi?" "Oooh..." Siau Ling berseru tertahan "kalau begitu nona
sedang membantu aku?"
"Aku sedang membantu engkau atau bukan aku sendiripun
tak dapat membedakan. Tapi aku hanya merasa bahwa
kehidupanku didunia pada saat ini sangatlah tidak berarti,
nenek telah mati. Didalam dunia tak ada seorang manusia pun
yang menaruh perhatian kepadaku aku tak rela mati ditangan
Shen Bon Hong, maka aku sanggupi permintaan mereka untuk
menyebar racun disini dan mencelakai jiwamu"
"Shen Bok Hong adalah seorang manusia licik yang Kejam
dan sangat berbahaya apakah ia percaya dengan semua
perkataanmu?" "Sebenarnya ia tidak percaya dengan kepandaian racunku
kemudian setelah aku demonstrasikan kelihayanku didepan
matanya ia baru mau percayai"
"Bagaimana caranya untuk mencoba kepandaian racunmu
itu?" tanya Siau Ling lagi.
"Aku menyebrangi tanah lapang yang luas diam2 aku sebar
racun keji disekitar tanah lapang itu. Kemudian Shen Bok
Hong memanggil dua orang anak buahnya yang tak tahu
persoalan dan diperintahkan untuk melewati tanah lapang itu
siapa tahu baru menyebrangi setengah jalan kedua orang
sudah roboh ketanah dan mampus. Saat itulah ia baru
memandang lain kepadaku ia ijinkan aku untuk menyebarkan
racun disekitar batu cadas ini guna bereskan jiwamu dan
akupun pura2 menyanggupi permintaannya itu"
"Oooh! kiranya begitu maksud baik nona sangat
mengharukan hatiku, aku merasa sangat berterima kasih
sekali atas bantuan yang telah nona berikan kepadaku ini!"
Ia berhenti sebentar lalu melanjutkan
"Meskipun kepandaian nona dalam melepaskan racun
sudah berhasil mencapai puncak kesempurnaan yang tak
terhingga tapi bagaimanapun juga menggunakan racun untuk
mencelakai orang bukan suatu perbuatan yang benar bagi
seorang manusia budiman. Aku harap dikemudian hari nona
bisa menggunakan ilmu tersebut secara hati2 dan lebih
bijaksana, budi kebaikan yang nona berikan hari ini tak akan
kulupakan untuk selamanya, dikemudian hari pasti aku akan
membalasnya. Nah sampai jumpa lagi"
Sesudah menjura dia lanjutkan perjalanan kearah depan.
"Eeei eeei Siau Ling, engkau tak boleh pergi!" tiba2 Wu
Yong berteriak dengan suara gelisah.
Siau Ling terperanjat, diam2 pikirnya: "Apa yang hendak
dia kehendaki" jangan2 dayang ini berubah pikiran lagi"
waaah.. bergaul dengan seorang perempuan racun macam
dia, aku memang harus berhati2!"
Dengan hati berat ia berhenti. Lalu seraya berpaling
tanyanya: "Nona, apa yang hendak kau katakan lagi?""
"Bunuhlah aku lebih dulu sebelum pergi tinggalkan tempat
ini" "Kenapa ?" "Sebab kalau engkau telah pergi maka mereka akan segera
membinasakan aku, kenapa engkau tidak biarkan aku mati
ditanganmu saja ?" Siau Ling berpaling dan memandang sekejap disekeliling
tempat itu, lalu berkata:
"Aku lihat disekitar tempat ini tak ada manusia dari
perkampungan Pek-hoa-san-cung apa salahnya kalau nona
melarikan diri sa ja dari tempat ini?""
Wu Yong tertawa . "Mana mungkin aku bisa keluar dari tempat ini?"
"Mengapa tak bisa keluar"!"
"Walaupun Shen Bok Hong memandang tinggi diriku, tetapi
ia sangat tidak rela hati terhadap diriku, oleh karena itu
sebelum aku ditempatkan disini. Terlebih dahulu dua buah
jalan darahku telah ditotok olehnya, kemudian ia beritahu
kepadaku bahwa totokan itu tidak terlalu berat, asal aku tidak
melakukan perjalanan jauh maka luka tersebut baru akan
kambuh tiga hari kemudian, ia berjanji bila aku telah berhasil
membunuh engkau maka jalan darahku yang tertotok segera
akan dibebaskan, pada waktu itu dia akan mendirikan sebuah
istana yang sangat indah dan megah untukku, akan
menghadiahkan pula lima puluh orang dayang cantik untuk
melayani diriku. Selain itu dia berjanji akan mewariskan ilmu
silatnya kepadaku, melayani semua jago yang ada didunia
persilatan yg brani mengganggu ketentramanku dan dia akan
menjadikan aku seorang pendekar perempuan yang paling
tangguh dalam dunia!"
"Dan engkau percaya dengan Janji nya yang sangat muluk
itu..." "Aku tidak percaya. Janji yang terlalu indah, terlalu muluk
se lamanya adalah kata2 yang bohong."
Wu Yong menghela nafas panjang.
"Aaaai... selain itu. dia masih bicara banyak lagi..."
"Apa saja yang dia katakan?""
"Dia bilang, kalau aku diperintahkan untuk membunuh
orang lain maka dia tak akan banyak curiga atas diriku, tapi
berhubung engkaulah yang harus kubunuh, maka ia telah
menotok jalan darahku untuk menghindari segala
kemungkinan yang tak diinginkan."
"Kenapa begitu" Perbedaannya antara aku dengan orang
lain?"" "Dia bilang wajahmu serta tingkah lakumu paling mudah
mendapat rasa simpatik dari kaum wanita, kalau kaum wanita
ber jumpa dengan dirimu maka mereka jadi tak tega untuk
turun tangan!" Siau Ling segera tersenyum setelah mendengar perkataan
itu. "Bagaimanakah pendapat nona mengenai hal ini" ia balik
bertanya. "Ketika untuk pertama kalinya aku bertemu dengan engkau
hatiku sama sekali bebas dari perasaan tersebut mungkin hal
ini disebabkan karena waktu itu engkau sedang menyamar
sebagai seorang imam. Kemudian meskipun aku sudah
mengetahui rahasiamu dan mengetahui pula paras muka
aslirmu tapi berhubung Kita sedang berhadapan sebagai
musuh yang saling bertentangan maka akupun tidak terlalu
memperhatikan tindak tandukmu itu. Lain dengan sekarang
setelah aku berjumpa dengan dirimu untuk ketiga kalinya aku
percaya bahwa apa yang dikatakan Shen Bok Hong sedikitpun
tidak salah" "Aku kurang bisa mengerti dengan ucapan dari nona masa
tindak tandukku sangat romantis dan menarik hati?"
"Justru karena engkau telalu jujur dan gagah maka
gampang sekali kaum gadis ter tarik oleh pembawaanmu
tentu saja selain beberapa syarat yang kau miliki mengenai
badaniah misalnya saja wajahmu yang tampan serta potongan
badan yang menarik!"
Siau Ling menengadah dan memeriksa cuaca sebentar,
kemudian ujarnya lagi : "Aku rasa sekali tidak mempunyai perasaan seperti itu, budi
kebaikan nona sangat mengharukan hariku, karena tiada
banyak waktu lagi bagiku untuk berdiam disini maka terpaksa
aku hendak minta diri lebih dahulu..."
"Aku tahu engkau sangat menguatirkan kesalamatan dari
nona Pek li, tapi bagaimanapun juga engkau harus selesaikan
dulu persoalanku sebelum pergi, tentunya engkau bersedia
bukan?" "Apa yang musti aku lakukan ?"
"Bunuhlah aku lebih dahulu, kemudian baru pergi!"
Mendengar permintaan itu, Siau Ling menghela napas
panjang "Aaaii.. ! seandainya nona menyebarkan racun kejimu
disekitar batuan cadas ini. sekarang aku sudah keracunan
hebat dan mungkin jiwaku sudah lama melayang tinggalkan
raga. Engkau telah selamatkan jiwa ku itu berarti engkau
adalah penolong yang telah menyelamatkan jiwaku dari
kematian, aku tak bisa membunuh engkau dengan tanganku
sendiri!" "Jadi engkau hendak guruh orang lain yang membunuh
diriku?" sambung Wu Yoog dengan cepat.
Siau Ling termenung dan berpikir sebentar. lalu berkata.
"Jalan darah mana yang telah ditotok oleh Shen Bok Hong"
coba aku periksa, akan kulihat apakah aku mampu menolong
diri nona atau tidak !"
"Shen Bok Hong telah beritahu padaku katanya ia menotok
jalan darahku dengan satu cara menotok yang amat Khas,
orang lain tak mungkin bisa membebaskan totokan tersebut."
"Tapi tak ada salahnya bukan kalau aku memeriksanya juga
?" "Aku telah ditotok pada jalan darah yang ada dibawah bahu
kiri dan bahu kananku!"
Dengan penuh seksama Siau Ltrtg periksa keadaan diatas
punggung Wu Yong, kemudian ayunkan telapaknya
melancarkan dua buah totokan, katanya :
"Aku akan membantu nona untuk membebaskan jalan
darahmu yang tertotok itu dengan tenaga dalam, aku harap
nona dapat mengerahkan pula tenaga dalammu untuk
membantu." "Baiklah! mari kita coba..."
Setelah menemukan letak luka diatas punggung Wu Yong
dengan cepat Siau Ling salurkan hawa murninya kedalam
tubuh gadis itu. Wu Yong membantu dengan mengerahkan tenaga
dalamnya, darah segar beredar mengelilingi seluruh tubuhnya.
Menanti Wu Yong sudah salurkan hawa murninya mencapai
puncak yang paling penting tiba2 Siau melepaskan telapak
tangan kanannya dan melancarkan dua buah totokan kilat.
Sekujur badan Wu Yoog gemetar keras ia segera berpaling
sambil bertanya: "Aya yang telah terjadi"


Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Inilah ilmu pembebasan jalan darah yang diajarkan guruku
kepadaku Kepandaian ini khusus digunakan untuk
membebaskan segala macam ilmu totokan yang aneh maupun
khas perguruan cuma manjur atau tidak tak berani kupastikan
sebab selama ini belum pernah kugunakan, nona! cobalah
untuk atur pernapasan dan lihatlah apakah jalan darahmu
masih tersumbat atau tidak!"
Wu Yong menurut dan segera Salurkan hawa murninya
untuk mencoba ternyata Jalan darahnya yang tertotok sudah
bebas, ia segera berpaling sambil memuji .
"Kepandaiamu benar2 sangat tinggi dan hebat, jalan
darahku telah bebas!"
"Bagus sekali !" kata Siau Ling. Kalau toh jalan darah nona
sudah bebas. Sekarang kaburlah tinggalkan tempat ini!"
"Tak mungkin aku bisa meloloskan diri, lebih baik bunuh
saja diriku..." Paras muka Siau Ling berubah keren, dengan serius ia
berkata lagi : "Aku sendiri pun tidak punya keyakinan untuk bisa lolos
dari beberapa rintangan berikutnya, tapi aku tetap datang
kemari! Sekarang nona suruh aku membunuh engkau, itu
berarti nona tidak takut menghadapi kematian. Kalau toh
engkau tak takut menempuh bahaya, apa salahnya kalau
engkau berusaha untuk cari kehidupan ditengah kematian.. "
"Ilmu silat yang kumiliki tak mampu me nandingi
kepandaian orang, aku tak akan lolos dari kejaran dan
sergapan mereka!" "Tapi kepandaian dalam menggunakan racun toh sangat
lihay dan hebat sekali" Kenapa tidak kau gunakan untuk
menghadapi musuh?" "Setelah lolos dari rintangan yang kau jaga ini aku harus
melewati tiga buah rintangan lagi"
Wu Yong tertawa ewa. "Bukankah engkau telah menasehati diriku bahwa
menggunakan racun bukanlah perbuatan dari seorang
manusia budiman engkau anjurkan pula agar memakai
kepandaian itu dengan lebih hati2 lagi" sekarang kena pa
engkau malah suruh aku menggunakan racun untuk
membunuh orang.." "Kalau kepandaian tersebut kau gunakan untuk melindungi
jiwa-nu maka perbuatanmu itu tidak keliru!" sahut Siau Ling
dengan dahi berkerut kencang.
Wu Yong menghela napas panjang.
"Aaai ., ! apakah engkau takut menodai tanganmu untuk
membunuh aku ." "
Siau Ling menggeleng. "Tidak begjtu nona aku hanya menganjurkan kepadamu
untuk coba meloloskan diri denganmenempuh bahaya toh
sekarang engkau telah memiliki kesempatan untuk
melanjutkan hidup?" "Berapa banyak rintangan lagi yang harus kau lewati?"
"Setelah lolos dari rintangan yang kau jaga ini aku harus
melewati tiga buah rintangan lagi"
"Tahukah engkau diatas puncak bukit disekeliling tempat ini
terdapat banyak sekali orang yang sedang mengawasi gerak
gerikku" ujar Wu Yong.
"Aku tidak tahu tentang soal ini,.."
"Perbuatan yang barusan kau lakukan dalam membantu
aku untuk membebaskan jalan darahku yang tertotok sudah
pasti telah diketahui oleh mereka semua sekarang asal kan
aku menunjukan sesuatu gerakan maka selamanya aku akan
berada dibawah pengawasan mereka"
Setelah berhenti sebentar ia melanjutkan
"Kecuali engkau membinasakan diriku sebenarnya masih
ada satu jalan lagi yang dapat engkau tempuh!"
"Bagaimana caranya?"
"Bawalah serta diriku!"
"Aku telah melewati empat buah rintangan dan rintangan
yang kesatu jauh lebih berat dari rintangan berikutnya kalau
engkau ikut serta bersama aku, bukankah sama artinya
engkau mengumpankan diri sendiri kemulut harimau?"
Paras muka Wu Yong agak berubah. "Engkau takut nona
Pek Li menjadi gusar karena melihat aku bersama2 engkau?"
"Tidak aku tidak maksudkan begitu"
"Ooh..! kalau begitu engkau tidak percaya dengan
perkataanku?" "Nona aku hanya merasa bahwa nona mempunyai
kesempatan untuk melarikan diri dan engkau harus
menfaatkan peluang ini dengan sebaik2nya!"
Wu Yong tertawa sedih mendengar perkataan itu.
"Baiklah!" ia berkata "tunggulah sebentar disekitar tempat
ini bagaimana kalau engkau tunggu aku sampai berhasil
melampaui hutan diatas tebing curam itu baru ber lalu"
Siau Ling menengadah dan memandang tebing batu yang
amat curam itu lalu sahutnya
"Tebing batu ditempat ini sangat licin dan tajam apakah
engkau mampu untuk melanjutkan ?"
"Bagaimana kalau engkau bantu aku?"
"Baiklah tebing batu yang licin dan curam ini hanya setinggi
empat tombak, dengan tenaga gabungan kita berdua rasanya
tidak susah untuk melewatinya. ."
Ia memandang sekejap kearah hutan lebat dipinggang
bukit kering lebih seratus tombak dari permukaan tanah,
kemudian melanjutkan : "Asalkan engkau berhasil melarikan diri kedalam hutan itu
dan menyebarkan racun keji yarg kau miliki disitu, aku rasa
jiwamu pasti dapat diselamatkan"
"Jalan pikiranmu terlalu gampang dan sederhana.. " bisik
Wu Yong lirih. "Nona, silahkan berdiri diatas sepasang tanganku, aku akan
melontarkan tubuhmu keatas dan pada saat yang bersamaan
gunakanlah ilmu meringankan tubuh untuk melayang keatas"
Wu Yong tak banyak bicara, ia segera loncat naik keatas
telapak tangan Siau Ling kemudian katanya :
"Kalau engkau melihat aku telah mati ingatlah ! sisipkan
sekuntum bunga gunung diatas dadaku, tapi jangan kubur
badanku ke dalam tanah."
Siau Ling tak ingin terlalu banyak bicara dengan gadis itu,
hawa murninya segera disalurkan kedalam telapak dan
teriaiknya keras2 : "Nona, hati-hatilah !"
Dengan satu daya lontaran yang sangat kuat, dia
melemparkan tubuh dara ayu itu ketengah udara.
Wu Yong segera melejit dan melontarkan badannya keatas
sebuah pohon siong pendek yang tersembul diatara tebing
batu yang licin. Setelah melepaskan tubuh gadis itu. Siau Ling segera
alihkan sorot matanya kearah gadis itu dia kuatir kalau dara
ayu itu tak mampu menyambar pohon siong diatas tebing
sehingga terjatuh ketanah, maka siap dia untuk
menyambutnya. Tampaklah Wu Yong berjumpalitan beberapa kali ditengah
udara, Kemudian sepasang telapaknya dengaa cepat
menyambar pohon siong itu.
Siau Ling menghembuskan napas panjang, pikirnya dihati :
"Asal dia dapat memasuki hutan belantara tersebut. Shen
Bok Hong tak mungkin berani mencari setori dengan gadis itu
dalam hutan tersebut, apalagi gembong iblis itu tahu kalau
kepandaian melepaskan racun yang dimiliki Wu Yong luar
biasa sekali... itu berani dia mempunyai separuh peluang
untuk meloloskan diri..."
Belum habis ingatan tersebut berkelebat lewat dalam
benaknya, tiba2 terdengar jerit lengking kesakitan
berkumandang dari atas tebing curam tersebut.
Dengan cepat pemuda itu menengadah ke atas. ia lihat
tubuh Wu Yong sedang menggelinding turun dari atas tebing.
Siau Ling merasa amat terperanjat. buru2 ia maju dua
langkah kedepan dan menyambut tubuh Wu Yoag.
Tampaklah sebuah anak panah menancap diatas dada Wu
Yong, paras mukanya pucat pias bagaikan mayat, sambil
tertawa getir ia berkata :
"Tadi kan sudah katakan, tak mungkin bisa lolos dari
tempat ini tapi engkau tak percaya,.sekarang tentunya engkau
sudah percaya bukan?"
"Aku akan balaskan dendam untukmu!" seru Siau Ling
sambil baringkan tubuh dara itu keatas tanah.
"Jangan pergi!" erang Wu Yoag dengan gelisah.
"Kenapa"!" tanya sang pemuda sambil menghentikan
langkah kakinya. "Tebing curam ini tingginya melebihi seratus tombak,
sekalipun engkau memiliki ilmu silat yang sangat tinggi namun
untuk mendaki sampai keatas memerlukan suatu tenaga yang
sangat besar, mereka melepaskan anak panah dari tempat
yang tersembunyi, sukar untuk temukan tempat itu. Sekalipun
engkau berhasil membinasakan me reka. toh sudah terlalu
banyak tenaga yang kau buang dengan sia-sia, padahal masih
ada tiga buah rintangan lagi yang harus kau lewati, jangan
membuang tenaga dengan percuma.... ! "
"Ehmm ..! benar juga perkataan itu..." pikir Siau didalam
hati. Sampai disitu maka diapun segera berkata :
"Bagaimanapun juga aku tetap merasa tak enak, karena
nona terpanah akibat mentaati perkataanku."
"Aaai...! aku tahu bahwa aku pasti mati tapi cepat atau
lambatnya kematian itu datang menjemput aku, Engkau tak
usah memperdulikan aku lagi, cepatlah berangkat!"
Siau Ling tidak menuruti perkataan gadis itu. dengan penuh
seksama ia periksa luka parah diatas dadanya, tampaklah
anak panah itu jauh masuk kedalam menembusi dadanya tapi
tidak sampai melukai jantung. Diujung panahpun tidak
mengandung racun hal itu menunjukkan bahwa lukanya
bukan tak dapat ditolong, maka ujarnya :
"Nona Wu, apakah diujung panah mengandung racun ?"
"Aku tak merasakan tanda2 keracunan" sahut Wu Yong
sambil menggeleng, "mungkin saja ujung panah itu tak
beracun" "Apakah melukai jantungmu?"
"Aku tidak tahu. tapi sakitnya bukan kepalang !"
"Nona, tahanlah rasa sakit! aku akan bantu engkau untuk
cabut keluar anak panah tersebut"
"Apa yang hendak kau lakukan?""
"Asal ujung panah tidak sampai melukai jantung, itu berarti
luka yang nona derita tidak termasuk suatu luka yang terlalu
parah." "Tetapi mereka toh masih mempunyai anak panah!" seru
Wu Yong dengan lirih. "Meskipun anak panah yang ia bidikkan
lebih dulu tidak sampai melukai tubuhku, tapi asal dipanahkan
sebatang lagi aku pasti akan mampus seketika itu juga!"
"Andaikata keadaan luka yang nona derita tidak terlalu
mengganggu kesehatanmu, akan kubalut lebih dahulu mulut
luka tersebut sebelum aku lanjutkan kembali perjalananku"
"Tak perlu!" tampik Wu Yong, engkau tidak punya cukup
waktu untuk berbuat demikian, jalan pikiranku sudah lebih
terbuka dan sekarang aku punya pendapat lain, kalau toh aku
tak bisa menghindari suatu kematian, kenapa aku tidak
mencabut pula nyawa mereka sebagai penggantinya" paling
sedikit aku bisa cabut dua lembar jiwa untuk menarik kembali
modal"!" "Kalau nona sudah berpendapat demikian maka akupun
semakin yakin dengan kemampuan serta ketabahan nona,
cuma... membunuh musuh untuk melindungi keselamatan
pribadi barulah suatu tindakan yang tepat, kalau engkau
bermaksud untuk ada jiwa dengan mereka maka sekalipun
engkau berhasil membunuh dua orang lawan, itupan belum
cukup untuk kembali modal...!"
"Tapi kecuali adu jiwa dengan mereka, aku tidak berhasil
menemukan cara lain untuk mengatasi kesulitan ini."
"Sembuhkan dulu lukamu itu kemudian ikutlah aku
melanjutkan perjalanan, mungkin aku bisa membantu
engkau!" Rupanya Wu Yong tidak percaya dengan telinga sendiri, ia
pentangkan matanya lebar2 dan berseru:
"Apa yang kau katakan?"
Siau Ling tersenyum. "Sekarang jalan pikiranku pun sudah lebih terbuka, aku
sadar kalau nona dibiarkan tetap berada disini maka engkau
pasti akan mati ditangan mereka, dari pada mati konyol lebih
baik ikut saja aku untuk menempuh bahaya. "
Diantara kerutan2 menahan rasa sakit yang hebat, terlintas
rasa girang yang sukar dilukiskan dengan kata2, dengan cepat
ia berseru : "Sungguh ?""
"Tentu saja sungguh"
"Engkau tidak takut kalau nona Pek li marah padamu?"
"Kalau dia tahu kalau engkau telah menghianati Shen Bok
Hong karena ingin menolong aku tentu saja tak akan marah."
"Baik apabila aku telah berjumpa muka dengan dirinya
dengan sabar akan kuberi penjelasan yang teliti kepadanya"
Paras muka Siau Ling berubah jadi amat serius kembali dia
berkata "Sebelum perjalanan kita dilanjutkan ter lebih dahulu akan
kuberi penjelasan yang seterang2nya kepadamu keadaan yang
sedang kuhadapi amatlah berbahaya, beberapa buah
rintangan lagi harus kulewati dan aku merasa tidak terlalu
besar harapanku untuk menembusi semua rintargan tersebut"
"Kalau aku ditinggalkan seorang diri disini jelaslah sudah
jiwaku pasti melayang ditangan mereka sebaliknya kalau aku
mengikuti dirimu siapa tahu Kalau aku malahan bisa hidup"."
"Baik kalau begitu tahanlah rasa sakit aku akan segera
cabut keluar anak panah itu."
Dengan tangan kanannya ia memegang anak panah, lalu
dengan sekuat tenaga dicabut kebelakang, pedangnya
berkelebat menyambar panah itu.
Pancaran darah segar mengucur kemuka dan mengotori
seluruh badan Siau Ling. Dari dalam sakunya sianak muda itu ambil keluar obat luka
dan membalut mulut luka tersebut. Setelah selesai ia baru
berbisik lirih . "Sakit yaa?" Wu Yong menggeleng, ia bangkit berdiri dan menjawab :


Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Mari kita lanjutkan perjalanan!"
"Duduklah beristirahat sebentar, kemudian kita baru
teruskan perjalanan!"
"Tak perlu, sekalipun aku beristirahat satu hari lagi. belum
tentu keadaan lukaku bisa sembuh, padahal Waktu sudah
tidak pagi lagi, kita tak boleh terlalu lama membuang waktu!"
"Engkau benar2 tidak terganggu kesehatanya"!" tanya Siau
Ling kemudian setelah periksa cuaca.
"Benar, aku sudah tidak apa2!"
"Baik! kalau begitu sekarang juga kita lanjutkan perjalanan,
cuma...sebelum itu engkau harus menyanggupi dahulu sebuah
persoalan!" "Soal apa?" "Selama aku bertempur melawan orang engkau tak boleh
turun tangan secara gegabah."
"Kalau aku pakai racun untuk meracuni lawan?"
"Tidak boleh pokoknya engkau tak boleh menempuh
bahaya" Setelah menghela napas panjang sambungnya lebih jauh:
"Nona Wu kedelapan buah rintangan yang disiapkan dalam
lembah ini rintangan demi rintangan jauh lebih hebat dan
mengerikan kalau pikiranku sampai bercabang maka pastiIah
akan tercipta suatu kesalahan besar itulah sebab aku
melarang engkau untuk menempuh bahaya karena begitu
engkau ikut turun tangan maka perhatianku segera akan
bercabang ." Sambil tertawa Wu Yong menganggut.
"Akan kuingat selalu, mari kita berangkat" tanpa menanti
jawaban gadis itu berangkat lebih dahulu.
"Lebih baik engkau mengikuti dibelakangku Saja!" seru Siau
sambil melampui gadis itu dengan langkah lebar.
Selelah berjalan kurang lebih seribu tombak. kedua orang
itu kembali menikung pada sebuah celah bukit yang terjal.
Setelah melawati celah bukit itu tampaklah tanah
pegunungan jadi melebar, diantara apitan dua bukit yaug
tinggi terbentang sebuah tanah lapang yang luasnya beberapa
puluh tombak tempat itu begitu luas dan datar sehingga amat
sesuai sebagai tempat bertempur
Menyaksikan keadaan disekitar sana. tanpa terasa Siau Ling
segera berpikir didalam hati kecilnya :
"Seandainya Shen Bok Hong mendapatkan rintangan
berikutnya ditempat ini, dia pasti telah menyiapkan
sekelompok jago persilatan yang berkepandaian tinggi untuk
menjaga tempat ini. Rupa2nya ia siapkan tanah lapang bagiku
untuk melangsungkan suatu pertarungan keras yang masing2
pihak harus mengandalkan kepandaian silat masing2 "
---oo0dw0oo-- Jilid: 31 Terdengar suara dari Wu Yong berkumandang dari arah
belakang, ia berkata : "Siau tayhiap, apakah engkau sangat menguatirkan
keselamatan jiwaku.."!"
"Tentu saja aku sangat menguatirkan keselamatan
jiwamu!" sahut Siau Ling dengan cepat.
"Aku pernah mencelakai engkau dan mencelakai pula
sahabat2mu. Apakah engkau sama sekali tidak menaruh rasa
dendam atau sakit hati atas diriku"!"
Mengungkap soal itu. tanpa terasa Siau Ling teringat
kembali akan nasib Teng Lui serta Yap Cing yang hingga saat
ini masih belum diketahui kabar beritanya, dalam hati ia
berpikir : "Kalau teringat akan perbuatan dari kalian nenek dan cucu,
sebenarnya saja aku memang tak pantas untuk menguatirkan
nasib serta keselamatanmu..."
Walaupun dalam hati berpikir demikian diluaran ia
menjawab . "Meskipun engkau pernah mencelakai aku tapi ini hari
engkau telah menolong jiwaku aku suruh engkau tinggalkan
tempat ini sebaliknya malahan melukai engkau, kejadian
tersebut membuat batiku merasa sangat tak tenang...."
"Maka dari itu maka engkau menguatirkan keselamatan
jiwaku?" sambung Wu Yong
"Aaah..-! itu sih bukan cuma lantaran soal itu " sahut Siau
Ling sambil berpaling. "Lalu karena apa lagi?""
"Aku tak puas melibat nasibmu menderita, maka timbul
perasaan tak puas dalam hatiku, sebagai seorang jago yang
punya ilmu silat sudah menjadi kewajibanku untuk membantu
mereka yang perlu pertolongan, terutama keadaan nona
setelah terluka oleh panah sangat berbahaya, kalau ikut aku
berarti timbul harapan hidup untukmu, aku tak bisa
melenyapkan kesempatan dan harapan baikmu itu dengan
begitu saja." Mendengar perkataan itu. Wu Yong menghela napas
panjang. "Aaaii..! engkau adalah seorang enghiong. seorang manusia
gagah maka engkau bersedia membawa aku pergi, karena aku
adalah seoperempuan lemah yang tiada sanak tak ada
keluarga, hidup seorang diri. maka engkau kasihan kepadaku,
simpatik kepadaku dan terpaksa menyanggupi untuk
membawa serta diriku, bukankah begitu?"
Siau Ling berpaling dan menatap wajah gadis itu tajam, ia
lihat sepasang matanya telah basah oleh air mata yang jatuh
bercucuran, mukanya begitu pucat dan mengenaskan sehinga
membuat hati orang jadi iba. Satu ingatan dengan cepat
berkelebat dalam benaknya, dalam hati ia berpikir :
"Apa yang dia katakan sedikitpun tidak salah. aku hanya
karena kasihan kepadanya, iba pada nasibnya maka
menyanggupi permintaannya untuk membawa serta gadis itu
tinggalkan tempat ini, tapi kalau aku mengakui sejujarnya
sudab pasti dia akan merasa sedih bati, dalam keadaan dan
situasi seperti ini lebih baik aku tak usah menjawab dengan
sejujurnya..." Berpikir sampai disitu. diapun segera berkata:
"Apa yang diucapkan nona hanya bisa di anggap sebagai
benar separuh bagian"
"Apa lagi yang separuhnya itu?"
"Nona berani meninggalkan jalan yang sesat untuk kembali
kejalan yang benar, keberanian dan kegigihanmu ini sangat
mengagumkan setiap hati orang, tentu saja aku harus
berusaha dengan sekuat tenaga untuk bantu nona meloloskan
dari dari kesulitan"
Wu Yong teramat sedih. "Semua orang menyebut engkau sebagai Siau tayhiap
rupanya perkataan ini sedikit pun tak salah alasanmu sangat
lugas dan memdalam, artinya siapapun tentu akan takluk dan
tunduk setelah mendengar perkataan tersebut"
Setelah berhenti sebentar ia melanjutkan
"Bagaimana kalau kita percepat perjalanan kita?"
Tanpa menunggu jawaban tiba2 gadis itu mempercepat
langkah kakinya. "Engkau tak boleh berjalan disebelah depan, cepatlah
berhenti!" teriak Siau Ling dengan gelisah.
Tanpa berpaling Wu Yong kabur kearah depan bahkan
perjalanannya kian lama kian bertambah cepat.
Siau Ling sangat gelisah dia segera mengepos tenaga dan
mengejar kearah depan. Ilmu meringankan tubuh yang dimiliki pemuda ini sangat
lihay tentu saja Wu Yong tak mungkin bisa menangkan
kehebatannya, belum sampai lima tombak tahu2 pemuda itu
sudah berada dibelakang tubuh gadis she Wu .
Asal ia lewati satu tombak lagi kedepan niscaya sianak
muda itu akan berhasil melampaui Wu Yong.
Pada saat itulah tiba2 terdengar suara bentakan keras
berkumandang dari arah depan
"Eeeei dayang cilik ayoh cepatan sedikit larinya"
Ditengah bentakan nyaring empat titik cahaya tajam yang
menyilaukan mata secepat sambaran kilat meluncur kedepan
dan masing2 menyerang dada serta lambung Siau Ling.
Sianak muda itu segera putar sepasang telapaknya dan
menyerang berbareng.."Ting! Tiing!" dua sentilan tajam
berkumandang nyaring senjata rahasia yang ditujukan
kearahnya sudah rontok tanah.
Pemuda itu mengenakan sarung tangan kulit ular naga, ia
tak takut tajamnya senjata, dengan manis dan cepat semua
senjata rahasia itu sudah rontok keatas tanah.
Karena gangguan yang munculnya sama sekali tak terduga.
Wu Yong telah kabur satu tombak lebih jauh kearah depan.
Bayangan manusia berkelebat lewat, empat orang pria
kekar munculkan diri ditengah gelanggang, setelah memberi
jalan lewat buat Wu Yong mereka segera menghadang jalan
pergi Siau Ling. Terdengarlah salah seorang diantaranya dengan suara
berat bertenaga kembali berseru :
"Nona cilik, cepat sembunyikan diri dibelakang batu karang
yang ada disebelah kanan"
Rupanya disamping dinding tebing sebelah kanan terdapat
sebuah bata cadas yang menonjol keluar, kawanan jago yang
menjaga rintangan tersebut semuanya bersembunyi di
belakang batu karang itu.
Terdengar Wu Yong dengan suara keras berseru :
"Kalian harus berhati2! ilmu silat yang dimiliki orang itu
lihay sekali." Sambil berbicara ia berhenti berlari ke median setelah
menyembunyikan diri dibe-lakang empat orang pria yang baru
saja munculkan diri itu, dengan napas terengah2 kembali dia
melanjutkan: "Aku sudah terluka aku tak mampu untuk lari lagi.."
Setelah melancarkan pukulan untuk merontokan senjata
rahasia tadi sebenarnya Siau hendak menggunakan ilmu
meringankan tubuh burung walet menutapi permukaan air
untuk mengejar Wu Yong serta membebaskan gadis itu dari
marabahaya: Akan tetapi setelah dilihatnya gadis itu menyembunyikan
diri dibelakang tubuh pria kekar itu dan rupanya ia telah
berubah pikiran untuk kembali berpihak kepada Shen Bok
Hoag dengan cepat pemuda itu menghentikan langkah
kakinya sambil berpikir dalam hatinya.
"Sejak kecil budak ini dipelihara dan di didik dibawah
asuhan Wu popo wataknya sama sekali telah berubah dan ia
tak bisa mbedakan lagi mana yang sesat dan mana yang
lurus, mana budi mana dendam, sikapnya gampang berubah
ketika menemui bahaya, aku tadinya masih gira kalau gadis itu
sudah tinggalkan jalan yang sesat untuk kembali kejalan yang
, rupanya harapanku ini terlalu muluk" Sebagai seorang
pendekar yang berjiwa sar, pemuda itu sama sekali tidak
menjadi gusar ketika dilihatnya Wu Yong kembali berpihak
pada musuhnya, dia malah lega karena sudah kehilangan
sebuah beban yang berat. Setelah tarik napas panjang2 ujarnya:
"Dalam pertarungan yang akan berlangsung, engkau siap
bertarung dengan cara apa?"
"Dalam pertarungan ini kami akan beradu kepandaian silat
yang asli dan murni dengan dirimu!" sahut seseorang dengan
suara yang kuat dan nyaring.
Mengikuti berkumandangnya suara jawaban itu, dari
belakang batu karang munculah seorang kakek tua bermuka
lebar, berjidat lebar dan berjenggot putih sepanjang dada.
Dengan pandangan tajam Siau Ling awasi orang itu, ia lihat
kakek tua tersebut teramat asing baginya dan belum pernah di
jumpai selama hidupnya. dengan cepat ia menjura sambil
menegur : "Siapakah engkau"!
Kakek itu tidak menjawab, sebaliknya malah balik menatap
wajah pemuda itu tanpa berkedip, sahutnya kemudian :
"Secara beruntun engkau dapat menembusi lima rintangan
tanpa mengalami cedera, hal itu menunjukkan kalau ilmu
silatmu memang sangat lihay sekali, kepandaian yang sehebat
itu rasanya terlalu sayang untuk dilenyapkan dari permukaan
bumi, aku jadi kasihan kepadamu"
Siau Ling tidak menjawab, hanya didalam hati pikirnya :
"Ia tidak galak ataupun tekebur, rupanya mereka bukan
termasuk sebagai anak buah dari Shen Bok Hong..!"
Karena berpendapat begitu maka diawasi nya orang2 itu
dengan lebih seksama lagi, dia lihat pakaian yang dikenakan
empat pria yang menghadang jalan perginya terdiri dari
pakaian yang aneh dan istimewa sekali, baik itu warna merah
atau kuning ataupun warna lainnya, pada bagian dada mereka
selalu tersulam sebuah simbul kepala harimau yang berwarna
kuning. Dari simbol tersebut Siau Ling segera menduga sebagai
lambang dari suatu perguruan atau organisasi, hanya saja ia
tidak kenal simbol itu merupakan lambang dari perguruan atau
organisasi mana" Dengan sebisa2nya sianak muda itu mengumpulkan segala
daya ingatannya untuk menemukan asal usul dari simbol
kepala harimau itu, tapi kendatipun otaknya telah diperas
habis2an toh ia tetap gagal untuk menemukan asal usul
mereka, sebab mengingat Cung San Pek gurunya belum
pernah membicarakan tentang asal usul dari simbol tersebut.
Sementara ia sedang melamun, terdengar kakek tua itu
menegur dengan suaru dingin.
"Hey Siau , apa yang sedang kau pikirkan"!
"Aku sedang mencari arti dari pada lambang kepala
harimau yang tertera didepan dada kalian, aku ingin tahu
lambang tersebut merupakan simbol dari perguruan mana" "
"Hmmm"! dengan usiamu yang begitu muda dan kecil, aku
tanggung engkau tak mungkin bisa menebak arti dari
lambang tersebut" seru kakek berjenggot lagi dengan nada
dingin. "Sekalipun aku tidak mengenal asal mula dari lambang
tersebut, tapi aku yakin kalau kalian semua orang! dari
perkampungan Pek hoa-san-cung, kalian tidak lebih cuma
penbantu2 yang diundang Shen Bok Hong untuk menunjang
kekuatan." Kakek tua berjenggot panjang itu tertawa terbahak2 ia
segera menyambung: "Haahhh...haahh. .haaahh. . meskipun pengetahuanmu
sangat terbatas namun kecerdasan otakmu sangat
mengagumkan, tidak salah aku memang diundang oleh Shen


Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Bok Hong untuk membantu pihaknya meskipun undangan
disertai dengan balas jasa yang setimpal pula, akan tetapi hal
itu bukankah alasan yang terutama bagiku untuk
menyanggupi undangan itu"
"Shen Bok Hong mempunyai pandangan yang terlalu tinggi,
ia tidak gampang menilai orang dengan setinggi2nya, malahan
lebih banyak jago persilatan yang ada di permukaan bumi
yang tunduk serta rela diperintah olehnya. Engkau mendapat
undangan dari gembong iblis itu untuk menopang kekuatan,
hal tersebut membuktikan bahwa engkau pastilah seorang
jago kenamaan yang mempunyai kedudukan sangat tinggi
dimuka bumi, sebab menurut apa yang kuketahui tidak banyak
jago yang dapat memperoleh kedudukan setinggi dan
sehormat itu" "Haahhh...haahhh...haah... aku mengatakan engkau amat
cerdik ternyata ucapanku sedikitpun tidak salah" seru kakek
berjenggot panjang itu sambil tertawa terbahak2.
Setelah berhenti sebentar tiba2 nada suaranya berubah jadi
dingin menyeramkan terusnya:
"Kami guru dan murid paling mengandalkan kekuatan
sebuah barisan yang Kami sebut barisan Hui-hau atau harimau
terbang selama puluhan tahun belakangan ini belum pernah
ada orang yang mampu lolos dari barisan ini dengan gampang
sekarang aku merasa simpatik terhadap dirimu, asal engkau
bersedia nyanggupi dua permintaanku aku akan
mengembalikan balas jasa dari Shen Bok Hong yang telah
kuterima dan melepaskan engkau untuk lewati rintangan ini"
Mendapat tawaran itu Siau Ling segera berpikir dalam
hatinya. "Kalau aku bisa melewati rintangan tanpa membuang
tenaga terlalu besar maka kejadian ini akan sangat
menguntungkan diriku .. biarlah kutanyakan dulu apa yang dia
inginkan." Berpikir sampai disitu dia lantas bertanya:
"Permintaan apa yang hendak kau ajukan kepada aku
orang she Siau" aku minta engkau bisa menyebutkan
sekarang juga agar akupun bisa mempertimbangkan apa aku
bisa mengabulkan atau tidak"
"Apakah engkau akan mempertimbangkan dahulu sebelum
ambil keputusan?" tegur si kakek berjenggot dengan suara
dingin. "Tentu saja kalau syarat yang engkau ajukan terlalu muluk
atau berlebihan tentu saja aku tak dapat mengabulkan"
Mendengar jawaban itu kakek berjenggot tersebut jadi
amat gusar serunya dengan suara lantang:
"Bocah cilik jumawa bicara buat apa engkau pertimbangkan
lagi syarat yang aku ajukan.?"
Setelah berhenti sebentar sambungnya lebih jauh:
"Walaupun begitu aku merasa amat kagum atas keberanian
dan kejantananmu. Baiklah ketahuilah barisan harimau
terbangku ini berhasil kuciptakan setelah menggunakan
hampir seluruh tenaga dan pikiranku selama bertahun2
lamanya, jumlah anggota barisan ada sepuluh orang dengan
gabungan tenaga itu maka kekuatan yang terpancar keluar
dari barisan bui hau baru akan menunjukan keampuhannya
yang luar biasa, tapi sekarang aku baru menerima sembilanorang
murid kekurangan satu orang, ini membuat kekuatan
barisan kami jadi agak rapuh disatu bagian. Bila bertemu
dengan musub tangguh terpaksa aku harus turun tangan
sendiri untuk pimpin barisan ini karena kekurangan tersebut
maka timbullah keinginanku untuk cari bakat bagus guna
mengisi kekosongan itu. Sekarang aku sudah kepayahan
karena tak berhasil temukan bakat baik maka jikalau engkau
bersedia untuk mengisi kekosongan dari barisan hui hau toa
tinku ini sehingga kekompakan dan kesempurnaan berisanku
terwujud sebagaimana mestinya, akupun bersedia untuk
lepaskan engkau dari rintangan ini !"
Siau Ling tertawa ewa. "Apakah syaratmu yang kedua ?" dia bertanya.
"Aku dengar engkau hendak menolong seorang bocah
perempuan, benarkah begitu?"
"Benar, darimana engkau bisa tahu?"
"Shen Bok Hong yang memberitahukan kepadaku, oleh
karena anak muridku dilarang untuk dekat dengan kaum
wanita, maka jikalau engkau telah setuju untuk masuk jadi
anggota perguruanku, maka setelah aku bantu engkau untuk
menolong gadis tadi, engkau harus biarkan dia pergi dari
sisimu dan selamanya tak boleh bertemu lagi dengan dirinya..
apakah engkau sanggup untuk penuhi permintaanku ini?"
Setelah berhenti sebentar, ia tertawa tergelak dan
menambahkan : "Hauhh..haahh..hahhh.. bagaimana" sederhana bukan
syarat yang kuajukan?"
"Memang kuakui bahwa syaratmu sangat sederhana,
sayang aku tak dapat menerimanya!"
Kakek berjenggot itu melonggo, rupanya ia tidak percaya
dengan pendengaran sendiri.
"Apa" engkau tak setuju"!" serunya.
"Benar, aku tak dapat menerima kedua buah syarat yang
kau ajukan itu barang satupun jua"
Kakek berjengot jadi naik pitam.
"Hmm! kalau begitu engkau sudah bosan hidup...!"
hardiknya. Dia ulapkan tangan, lima orang pria kekar kembali
munculkan diri dari balik batu karang.
Siau Ling segera cabut keluar pedang pendeknya dan
digenggam dalam tangan kanan, sambil disilangkan sejajar
dada ujarnya: "Engkau tak usah gugup ataupun gelisah, aku akan
menanti sampai kalian selesai mengatur barisan Hui hau toatin
sebelum tu tangan!" Gerak gerik kawaran pria kekar itu sangat cekatan dan
hapal sekali, setelah keluar dari balik batu cadas, mereka
segera menempati posisinya masing2, sebentar saja barisan
tersebut sudah terbentuk.
Setelah dilihatnya barisan itu telab terbentuk, Siau Ling
baru ayun pedang pendeknya sambil berseru :
"Hati2lah kawan, aku orang she-Siau segera akan
menerjang masuk kedalam barisan!"
Dengan langkah yang santai tapi mantap ia maju kemuka
dan masuk kedalam kepungan barisan harimau terbang.
Walaupun tingkah lakunya amat santai dan seolah2 sama
sekali tak pernah terjadi suatu apapun, tapi dalam hati
kecilnya ia tak berani pandang enteng musuhnya, diam2 hawa
murninya disalurkan mengelilingi seluruh tubuh dan bersiap
sedia untuk mela wan musuhnya dengan sepenuh tenaga.
Sembilan orang pria kekar yang membentuk barisan
bersenjata sebilah kampak raksasa. hanya kakek tua itu saja
yang bertangan kosong serta menempatkan diri ditengah
barisan Setelah masuk kedalam barisan, diam diam Siau bikin
perhitungan dalam hati kecilnya, ia berpikir :
"Kalau aku lancarkan serangan kilat sehingga berhasil
melukai dua orang mereka maka perubahan barisan tersebut
segera akan tersumbat sama sekali, siapa tahu dengan
tindakan itu maka kekuatan barisan berhasil kupecahkan, atau
paling sedikit bisa ngurangi tekanan yang terpancar keluar dari
barisan hau-tin..." Dua orang pria kekar yang berada dipaling depan bergerak
bagaikan kepala hari mau. menanti Siau Ling sudah berada
kurang lebih lima depa dari depan mereka, sepasang kampak
mereka perlahan2 diangkat ketengah udara.
"Bagus" pikir Siau Ling dalam hati "rupanya mereka tak
sudi untuk memberi ke sempatan padaku untuk menyerang
lebih dahulu" Tangan kiri ditekuk dan siap melancarkan serangan sian ci
sinkang untuk melukai musuhnya lebih dahulu.
Tapi sebelum serangan itu dilancarkan tiba2 terdengar
dengusan napas berat berkumandang memecahkan kesunyian
dua orang pria kekar yang berada didepan itu tiba2
membuang senjatanya dan sambil memegang lambung sendiri
terbungkuk menahan rasa sakit
Menyaksikan keadaan anak buahnya kakek tua berjenggot
itu jadi gusar makinya. "Gentong nasi... manusia tak berguna belum saja barisan
bergerak kalian sudah terluka... kemana perginya kepandaian
silat yang kalian miliki?"
"Suhu!" sahut dua orang pria Itu hampir berbareng "perut
tecu terasa sakit sekali sehingga sukar ditahan!"
"Kenapa secara tiba2, kalian merasakan perutmu jadi amat
sakit?" Sementara itu secara diam2 Wu Yong sudah
mengundurkan diri kesamping mendengar pertanyaan itu
dengan cepat ia menimbrung:
"Karena mereka semua telah terkena sejenis racun yang
amat keji dan jahat!"
"Darimana engkau bisa tahu?" tanya kakek berjenggot itu
keheranan. "Hiiihhh...hiiihhh.. hiiiheh...." Wu Yong tertawa cekikikan
"aku yang turun tangan meracuni mereka, tentu saja tahu
akan peristiwa ini dengan amat jelas."
"Budak busuk, aku akan bunuh engkau terlebih dahulu!"
teriak kakek berjenggot itu sambil ayunkan telapaknva
kedepan. Wu Yong segera berkelit kesamping untuk menghindarkan
diri, ujarnya sambil tertawa .
"Ilmu silat yang kau miliki paling kuat dan ampuh, oleh
sebab itu aku lepaskan racun yang paling keji dan paling berat
keatas tubuhmu.,.!" Setelah melancarkan sebuah pukulan tadi tiba2 kakek
berjenggot itu mengerutkan dahinya dan tak mampu
melancarkan serangan yang kedua.
Rupanya setelah melancarkan serangan yang pertama tadi.
tiba2 ia merasakan lambungnya jadi sakit sekali bagaikan diTiraikasih
Website http://kangzusi.com/
iris dengan pisau belati, saking kesakitan ia jadi lemas dan
seluruh kekuatan tubuhnya lenyap tak berbekas.
Diikuti enam orang pria kekar lainnyapun sama2
membuang senjata kampak yang berada dalam genggaman
mereka, dan sama2 memegang perutnya masing2 sambil
menahan rasa sakit. Siau Ling sendiri sewaktu dilihatnya tanda keracunan yang
menimpa kawanan jago tua itu persis seperti tanda2
keracunan yang dialami orang2 dirumah makan tempo hari,
dalam hati ia segera menduga kalau perbuatan tersebut
adalah hasil karya dari Wu Yong, dalam hati segera berpikir :
"Semula aku masih mengira kalau dia benar2 telah
menghianati aku dan kembali berpihak Shen Bok Hong.
Rupanya ia sedang menggunakan siasat untuk cari
ketempatan guna meracuni kawanan jago tersebut"
Dalam pada itu diantara sepuluh orang jago yang berdiri
pada posisi barisan Hui-nau-tin, ada sembilan orang
diantaranya yang berjongkok sambil memegang perut sendiri.
Hanya kakek tua berjenggot putih saja yang tetap berdiri
serius ditempat semula tapi diapun merasakan suatu
penderitaan serta siksaan yang hebat, terbukti peluh dingin
mengucur keluar membasahi seluruh tubuhnya.
Wu Yong tersenyum sambil berkata :
"Siau-heng, perlukah kita bunuh mati kawanan jago ini "
Sekarang mereka sudah kehilangan daya lawan untuk
menghadapi kita berdua"
Siau Ling tidak menjawab dengan sepasang mata yang
tajam mengawasinya raut wajah Wu Yong tanpa berkedip.
Tiba2 Wu Yong merasakan hatinya jadi jengah dan rikuh
sekali, merah dadu pipinya dengan lirih ia menegur:
"Kenapa engkau tatap terus raut wajahku"
Siau Ling menghela napas panjang,
"Aaaii.. kapan sih engkau lepaskan racun keji itu" kenapa
aku sama sekali tidak melihatnya?"
"Kalau engkau dapat melihat tingkah lakuku dalam
melepaskan racun mana mungkin aku bisa melukai orang
tanpa diketahui olehnya?"
"Rupanya engkau telah mewarisi seluruh kepandaian
melepaskan racun dari nenekmu"
Wu Yong menggeleng "Masih selisih jauh sekali "sahutnya" kalau di hitung2 maka
kepandaian yang kumiliki sekarang, paling banter juga
seperdua atau sepertiganya saja!"
Tiba2 kakek tua berjenggot itu mendengus dingin,
perlahan2 tubuhnya berjongkok pula keatas tanah.
Sementara itu sembilan orang lainnya yang memiliki tenaga
dalam agak dangkal jika dibandingkan dengan kakek
berjenggot itu, sudah tak mampu menguasahi rasa sakit yang
melilit2 perut mereka, tak kuasa lagi mereka bergulingan
diatas tanah sambil merintih kesakitan.
"Nona Yong!" bisik Siau Ling kemudian, "apakah mereka
bisa mati karena kesakitan?"
"Tidak bisa," jawab Wu Yong sambil menggeleng," tapi
untuk selamanya mereka akan kesakitan terus, sampai
kesabaran dan daya tahannya habis, akhimya mereka akan
bunuh diri untuk menyelesaikan perjalanan hidupnya"
"Racun seperti ini terlalu jahat dan sadis! "
Wu Yong tertawa ewa. "Setelah Leng-lam ji sepasang iblis dari wilayah Lenglam
membinasakan nenekku, membuat aku dapat merasakan serta
menyelami betapa bahaya dan kejamnya dunia persilatan, aku
sadar bahwa ilmu silat yang kumiliki tak dapat kuandalkan
untuk melindungi keselamatan jiwaku, oleh sebab itu aku
harus mengandalkan ilmu melepaskan racun yang kukuasahi
untuk melindungi diri. Karena itulah cara penggunaan racun
yang aku kuasahi sekarang jauh lebih maju jika dibandingkan
dengan keadaanku di masa lalu..."
Setelah memandang sekejap kearah sepuluh orang jago
lihay yang sedang terbungkuk2 menahan sakit itu, dia
melanjurkan: "Orang2 itu sama sekali tidak terikat oleh dendam atau
sakit hati dengan dirimu, bahkan saling kenalpun tidak,
kenapa mereka datang kemari hendak membunuh engkau"
Seandainya mereda adalah anak buah dari Shen Bok Hong,
hal ini masih bisa dimaklumi, tapi dalam kenyataan mereka


Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

bukan anak buah gembong iblis itu. Dan alasan mereka untuk
musuhi dirimu pun hanya di karenakan soal nama, pahala dan
soal kedudukan, kalau kita tidak membinasakan mereka maka
suatu ketika kita bakal dibunuh oleh mereka"
Tiba2 ia berjongkok dan mengambil sebilah kampak
raksasa diri atas tanah, sambil ayun senjata itu ia bacok setiap
jago yang dijumpainya, dalam sekejap mata separuh orang
jago lihay itu sudah mampus semua diujung senjatanya.
Diam2 Siau Ling menghela napas panjang menyaksikan
kesepuluh sosok mayat yang menggelitak disana sini, ia lihat
mayat2 itu ada yang dibacok tubuhnya ada pula vang dibacok
batok kepalanya, membuat darah kena berceceran di-mana2
dan isi benak serta isi perut berserakan disana sini, keadan
benar2 mengerikan sekali.
Dalam hati pikirnya : "Rupanya perasan budak cilik ini sedang dipengaruhi oleh
emosi, marah dan kesedihan, dikemudian hari aku harus baik2
didik dirinya sehingga ia tidak sampai berbuat kejam hanya
disebabkan mengikuti suara hati...."
Setelah membacok mati sepuluh orang jago itu. Wu Yong
membuang senjatanya keatas tanah, lalu sambil tertawa
ujarnya : "Saudara Siau, mari kita lanjutkan perjalanan"
"Bagaimana kalau kita kebumikan lebih dahulu kesepuluh
sosok mayat itu sebelum lanjutkan perjalanan?""
"Tak usah!" sahut Wa Yong sambil menggeleng, "diatas
bukit batu diatas kedua belah sisi lembah ini sudah siap sedia
anak buah dan Shea Bok Hong, setelah kita pergi mereka akan
datang kemari untuk bereskan mayat2 tersebut"
"Kalau memang begitu, mari kita segera berangkat!" kata
Siau Ling sambil mengangguk.
Setelah melampaui Wu Yong, dia melanjutkan :
"Nona Yong. justru karena Shen Bok Hong tidak
memberitahukan tentang penghianatanmu terhadap
perkampungan Pek-hoa-san-cung kepada anak buahnya yang
tersebar disepanjang lembah, maka dengan gampang sekali
seranganmu mendapat hasil, tapi engkau harus ingat bahwa
cara seperti ini hanya bisa digunakan satu kali saja dan tak
boleh diulang kembali, setelah mereka rasakan pengalaman
yang baru ini dengan sendirinya tak akan ulangi kembali
peristiwa tersebut, mereka pasti telah mengabarkan tentang
pengkianatanmu terhadap perkampungan Pek hoa san cung
kepada orang2 yang berada dikedua rintangan terakhir!"
"Engkau bicara setengah harian lamanya" tapi sampai
sekarang aku masih belum paham dengan maksud
perkataanmu itu" seru Wu Yong.
"Maksudku, dalam rintangan berikutnya engkau tak usah
turun tangan lagi tapi tinggal saja dibelakangku untuk
melindungi aku dan sergapan2 lawan"
"Apabila aku mendapat kesempatan untuk membantu
dirimu, masa aku hanya berdiam diri belaka?"
"Ooh. bukan begitu maksudku, aku maksudkan agar nona
jangan menggunakan siasat licin lagi untuk membohongi
mereka, kalau ada kesempatan tentu saja engkau boleh
membantu aku, sebab aku malah akan berterima kasih sekali
atas bantuanmu itu" Wu Yong menghela nafas panjang.
"Terima kasih atas perhatian yang kau berikan kepadaku,
sejak nenek meninggal dunia, engkau adalah orang pertama
yang benar benar memperhatikan aku"
Terperangah Siau Ling mendengar perkataan itu, buru2 ia
percepat langkahnya maju kedepan.
Wu Yong segera mengikuti dari belakang dan menyusul
pemuda tersebut. Sementara itu sinar matahari terhambat oleh bukit yang
tinggi, udarapun perlahan2 jadi gelap.
Siau Ling segera mengepos tenaga dan mempercepat
perjalanannya, setelah melalui dua buah bukit yang tinggi
tiba2 dari arah depan terdengarlah air sungai yang deras.
Dengan cepat Sau Ling alihkan sorot matanya kearah
depan ia lihat sebuah sungai yang lebar dengan air yang
jernih membentang ditengah lembah dan menghadang jalan
pergi mereka. Aliran air sungai terbendung dalam sebuah telaga yang
luasnya mencapai lima tombak bukan saja airnya jernih dan
dalam sekali. Sekalipun seseorang memiliki ilmu silat yang
amat tinggipun belum tentu sanggup menyebrangi telaga itu
dengan sekali lompatan. Melihat air telaga yang jernih dan lebar itu untuk beberapa
saat lamanya Siau Ling berdiri termanggu ia tak mampu
mengucapkan sepatah katapun.
Rupanya ia sama sekali tak menyangka, kalau
dihadapannya bakal muncul sebuah air telaga yang
menghadang jalan perginya.
Agaknya Wu Yong sendiripun sama sekali tidak menduga
akan hal ini, dengan alis mata berkenyit ia bertanya
"Saudara Siau. engkau bisa berenang?"
Siau Ling menggeleng, "Tidak bisa " "Akupun tidak bisa !"
"Shen Bok Hong tahu bahwa aku tak pandai berenang
ataupun ilmu dalam air, kalau toh ditempai ini sudah tersedia
sebuah telaga alam yang menghadang penjalananku, tentu
saja dia manfaatkan perintang tersebut dengan sebaik2nya."
"Maksud saudara Siau, apakah mungkin Sheo Bok Hong
telah kirim orang untuk menjaga air telaga ini serta
menghadang jalan pergi kita berdua?"
"Benar, Shen Bok Hong pasti menggunakan hadangan yang
tercipta oleh alam ini untuk mengatur suatu rintangan yang
keji dan jahat" "
Tiba2 Wu Yong maju kedepan dan mendekati telaga
tersebut, sambil memperhatikan keadaan telaga itu
tangannya mencoret kesana kemari tiada hentinya.
Siau Ling segera mendekati gadis itu dan-berkata dengan
suara lirih : "Apa yang sedang kau lakukan?""
"Aku sedang memperhitungkan berapa luas permukaan air
telaga ini," "Mau apa nona perhitungkan permukaan air telaga ini ?"
"Aiai..." Wu Yong menghela nafas, "sayang aku tak dapat
menghitung berapa dalam telaga tersebut, kalau akn bisa
menghitung kedalaman air telaga ini maka aku bisa.
melepaskan racun" "Melepaskan racun?""
Wu Yong tersenyum dan mengangguk.
"Benar, aku hendak meracuni air telaga ini, seandainya
Shen Bot Hong telah siapkan jebakan didasar air telaga ini,
maka orang, yang berada disana pasti akan mati keracunan
oleh bisa keji yang kusebarkan." ,
"Perbuatan ini tak boleh kita lakukan!" seru Siau Ling
sambil menghela napas. "Kenapa"!"
"Himpunan air yang terpukul dalam telaga tersebut entah
terwujud setelah berlangsung beberapa puluh tahun lamanya,
dalam telaga pasti hidup banyak sekali udang dan ikan. Jika
nona menyebar racun dalam telaga ini, bukankah ikan dan
udang itu akan mendapat celaka lebih dahulu. ?"
Wu Yong tersenyum. "Engkau amat welas dan berbudi luhur, tapi sekarang kita
harus lindungi pula keselamatan jiwa kita sendiri, buat apa
musti pikirkan pula keselamatan dan kehidupan dari kawanan
udang serta ikan?" "Tak bakal salah lagi kalau Shen Bok Hong menempatkan
jago2nya ditempat ini, tapi belum tentu mereka tinggal
didasar air telaga, siapa tahu kalau jago2 itu bersembunyi
disekitar tempat ini?"
Sementara Wu Yong hendak menjawab, tiba2 dari arah
pantai berkelebat lewat sesosok bayangan manusia, orang itu
menum pang diatas sebuah rakit yang terdiri dari beberapa
kayu diikat dengan selembar kulit pohon.
Rupanya rakit itu sedang bersandar ditepi telaga yang
bagian atasnya tertutup oleh batu dan rumput, oleh sebab itu
apabila tidak diperhatikan dengan seksama sulit untuk
Naga Sasra Dan Sabuk Inten 5 Wiro Sableng 058 Bahala Jubah Kencono Geni Rahasia Kampung Setan 2
^