Budi Kesatria 18
Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen Bagian 18
ditemukan. Dua sosok bayangan manusia berdiri diatas rakit itu dan
perlahan2 mendayungnya mendekati kesisi telaga di mana
Siau Ling berdua sedang berdiri.
Begitu menjumpai rakit tersebut, satu ingatan dengan
cepat berkelebat dalam benak Siau Ling, pikirnya .
"Dengan kepandaian yang kumiliki sekarang, dalam satu
kali lompatan saja tiga tombak bisa kulewati dengan mudah,
asal sampan itu berada ditengah telaga dan aku menggunakan
sampan tersebut untuk batu loncatan, bukankah dengan
sangat gampang aku sudah mencapai daratan seberang.."
asal sudah menginjak tanah, aku tak Usah jeri terhadap
mereka lagi.." Tiba2 ia teringat akan diri Wu Yong, hal isi membuat sianak
muda itu bediri termangu2, rencana bagus yang telah
disusunpun segera jadi berantakan dibuatnya.,
Dengan andalkan ilmu meringankan tubuh yang dimiliki Wu
Yong. rasanya teramat sulit baginya untuk menggunakan rakit
itu sebagai batu loncat guna menyeberang ketepi seberang,
dengan sendirinya loncatan kilat tersebut tak mungkin bisa
digunakan lagi. Sebagai seorang pendekar yang berjiwa besar, ia tak mau
mengingkari janji dan meninggalkan Wu Yona seorang diri
ditengah jalan, setelah dia menyanggupi untuk membawa
serta gadis itu kemanapun dia akan pergi.
Dalam keadaan seperti itu, satu2nya jalan yang bisa
dilatuxan hanyalah menunggu sampai rakit itu mendekati,
kemudian baru bekerja menurut situasi yang dihadapi.
Sementara ia masih termenung, rakit tadi sudah bergerak
menuju ketepi telaga. Kembali Siau Ling alihkan sorot matanya kearah tengah
telaga, ia lihat salah seorang diantara dua orang jago yang
bardiri diatas rakit itu ternyata bukan lain adalah Siau yau cu.
Hanya saja Siau yau cu yang ditemuinya sekarang tidak
mengenakan jubah imamnya lagi tapi hanya memakai
seperangkat pakaian ringkas yang amat ketat.
Orang kedua adalah seorang pemuda berbaju hijau yang
bermuka bersih, orang itu berdiri kaku diatas rakit tanpa
berkutik barang sedikitpun jua. Keadaan orang itu mirip sekali
dengan sebuah patung arca.
Dalam hati sianak muda itu berpikir:
"Raut wajah orang itu aneh sekali entah siapakah dia" tapi
kalau ditinjau dari posisinya yang mendapat tugas untuk
menjaga rintangan yang ketujuh bersama Siau-yau-cu dapat
ditarik kesimpulan kalau orang ini bukanlah manusia biasa"
Berpikir sampai disini "a segera menegur dengan nada
dingin. "Hmmm! aku kira siapa yang datans tak tahunya adalah
Siau yau cu totiang"
Siau-yau cu tersenyum. "Siau tayhiap engkau benar2 amat lihay hanya sekilas
pandangan dapat kenali diriku"
"Jangan dibilang totiang hanya ganti pakaian sekalipun
badanmu sudah terbakar jadi abupun aku masih dapat kenali
dirimu" Siauyau-cu kembali tertawa,
"jalan gunung sukar ditempuh karena itu terpaksa aku
harus lepaskan jubah kependetaanku agar bisa berjalan lebih
leluasa" Siau Ling berkata dingin serunya.
"Heehh..hehehh.,heehhh . sungguh tak ku sangka Totiang
serta Su hay kuncu telah takluk kepada Shen Bok Hong "
"Kami tidak takluk tapi merupakan suatu kerja sama yang
disertai dengan beberapa syarat"
"Aku tak mau ambil perduli apakah engkau Sudah takluk
atau tidak kepada Shen Bok Hong ataupun kerja sama yang
disertai pertukaran syarat yang jelas bagi pandanganmu hal
tersebut tidak sekali tak ada bedanya"
Setelah berhenti sebentar dengan suara dingin ia
melanjutkan: "Rintangan apa yang telah totiang siapkan ditempai ini"
Dan bagaimana caraku untuk melewati rintangan tersebut"
aku harap totiang bisa memberi penjelasan yang terang
sehingga akupun dapat bersiap sedia untuk melewatinya!"
Siau yau cu tidak memperdulikan omongan dari Siau ling,
sorot matanya segera dialihkan keatas wajah Wu Yong dan
berkata : "Aku merasa amat menyesal sekali atas kematian yang
menimpa nenekmu !" "Hmm, perbuatanmu ini bukankah sama artinya bagaikan
kucing menangisi tikus" pura pura berlagak welas asih"
Huuh...apakah engkau benar2 menyesal?""
"Nona menuduh yang bukan2 aku benar2 merasa menyesal
atas terjadinya peristiwa berdarah itu ."
"Nenekku sudah mati, buat apa engkau merasa sesal"
kalau liang simmu berkata lain, aku harap engkau bersedia
membantu diriku untuk kali ini saja!"
"Bantuan apa yang harus aku berikan untuk diri nona?""
"Sederhana sekali, bantulah kami untuk menyebrangi air
telaga ini. itu sudah lebih dari cukup !"
"Nak, tahukah engkau bahwa ditepi seberang sana telah
siap menanti sebuah baris Ngo liong toa-tin yang maha
dahsyat?" seru Siau yau-cu.
"Apa itu barisan Ngo liong toa-tin?" tanya Wu Yong
keheranan. "Barisan Ngo liong toa tin adalah sebuah barisan aneh yang
sengaja disiapkan Shen Bok Hong untuk menghadapi jago2
persilat yang berkepandaian sangat lihay. seluruh tenaga dan
pikirannya telah dicurahkan Shen Sok Hong untuk
menyempurnakan barisan tersebut, ketahuilah bahwa
kehebatannya sukar dilukiskan dengan kata2"
"Aku sudah pernah mencoba kelihayan dari barisan
tersebut, dalam kenyataan tiada sesuatu yang perlu
diherankan, paling paling hanya beberapa orang manusia
aneh yang memakai pakaian bercorak aneh serta mereka tak
mempan dibacok dan ditusuk?"
Siau yau Cu menghela nafas panjang, dengan
memperendah suaranya ia berbisik :
"Siau tayhiap, meskipun engkau gagah dan keren tapi ini
hari engkau hanya seorang diri !"
"Aku tak mengerti dengan apa yang dimaksudkan oleh
totiang !" "Baik. aku akan bicara dengan lebih jelas lagi, dalam
keadaan dan saat seperti ini, Siau tayhiap sangat
membutuhkan bantuan dari orang lain"
Siau Ling alihkan sorot matanya memandang sekejap
sekeliling tempat itu kemudian-katanya:
"Totiang kalau engkau ada maksud untuk melepaskan jalan
sesat untuk kembali kejalan yang benar aku bersedia memberi
penjelasan kepada seluruh orang gagah yang ada dimuka
bumi". "Siau tayhiap jalan pikiramu terlalu sederhana ."
"Maksud hati totiang sukar dipahami lebih baik utarakan
saja secara blak2an."
Siau-yau cu mengangguk sambil tertawa ia bertanya.
"Siau tayhiap benda apa yang berhasil kau dapatkan dari
istana terlarang?" "Sebilah pedang pendek yang amat tajam justru aku
memiliki pedang pendek ini maka aku tak jeri untuk
menghadapi barisan Ngoliong tin yang diciptakan oleh Shen
Bok Hong" "Selain pedang pendek?"
"Aku dapatkan pula kitab catatan ilmu silat peninggalan dari
Raja seruling Tio Hong"
"Benar!" sambung Siau yau cu dengan cepat "menurut
berita yang sempat kudengar It bun Han to telah serahkan
kitab catatan ilmu silat peninggalan dari Raja seruling Thio
Hong kepada Siau tayhiap bukan kah begitu?"
"Tepat sekali ada apa sih?"
Siau yau cu berusaha keras untuk menekan rasa girang
yang menghiasi wajahnya ia tertawa ewa dan berkata:
"Seandainya Siau tayhiap bersedia menghadiahkan kitab
catatan ilmu silat warisan dari Raja seruling Thio Hong akupun
bersedia membantu Siau tayhiap dengan sekuat tenaga guna
menyelamatkan nona Pek-li dari kurungan"
"Orang ini berar2 tamak" pikir Siau Ling didalam hati "untuk
menghadapi manusia tamak seperti ini akupun tak usah
menggunakan cara yang jujur."
Sementara ia masih termenung terdengar Siau yau-cu
melanjutkan kembali kata2nya.
"Siau tayhiap aku berharap agar engkau suka menukilkan
persoalan ini dengan seksama keselamatan jiwa nona Pek-li
lebih pentingkah atau kitab catatan ilmu silat warisan dari Raja
seruling Thio Hong lebih penting" silahkan Siau tayhiap pilih
sendiri, aku sih tak akan memaksa dengan kekerasan"
Siau Ling tidak langsung menjawab, tapi berpikir kembali
didalam hati . "Kitab catatan ilmu silat Raja seruling Thio Hong telah
kuserahkan kepada enci Gak sedangkan kitab catatan ilmu
silat tentang ilmu jari sian cu sinkang dan gereja Siau im-ai
serta kitab ilmu pedang dari partai Hoa-san telah aku
serahkan kepada Teng It Lui serta Yap Cing, dalam situasi dan
keadaan seperti ini walaupun mereka berhasil membunuh aku
orang she-Siau. Rasanya belum tentu berhasil mendapatkan
kitab pusaka tersebut apa salahnya kalau aku guna kan kitab
pusaka sebagai umpan untuk memancing orang ini agar
bersedia membeberkan duduk persoalan yang sebenarnya,
dengan begitu akupun bisa mendapat bahan penting untuk
menghadapi musuh tangguh berikutnya"
Berpikir sampai disitu ia segera berkata
"Pendengaran totiang benar2 tajam dan mengagumkan
sekali!" "Kami tidak mempunyai waktu untuk bercakap2" potong
Siau yau cu kemudian bagaimanakah pendapat Siau tayhiap"
harap segera ambil Keputusan dan memberi jawab ! "
Siau Ling menghela napas panjang, sambil menekan rasa
gelisah yang berkecamuk dihati ia menjawab:
"Aku saja yang sedang berada dalam bahaya masih
sanggup bersikap tenang, kenapa totimg yang berada dalam
keadaan aman sentausa malahan gelisah ?"
Siau yau cu merasa agak tercengang dan diluar dugaan
oleh sikap lawannya yang tenang. Dengan pandangan tajam ia
awasi wajah pemuda itu tanpa berkedip, kemudian serunya.
"Saudara, meskipun engkau tidak menaruh perhatian atas
keselamatanmu sendiri, masa engkau juga tak ambil perduli
terhadap mati hidup dari nona Pek li?""
"Setelah Shen Bok Hong menyiapkan rintangannya
ditempat ini. ia pergunakan nona Pek li untuk memancing dan
memaksa kedatanganku ketempat ini sebelum aku berhasil
menjumpai nona Pek-li rasanya tak mungkin ia celakai jiwa
nona tersebut" "Aku hanya tahu kalau ilmu silat yang di miliki Siau tayhiap
sangat tinggi dan lihay sama sekali tak kuduga kalau
engkaupun memiliki daya tahan yang kuat juga, aku benar2
sangat kagum dengan ketenanganmu."
"Dengan sejilid kitab pusaka warisan dari Raja seruling, asal
benar2 saja dapat menolong nona Pek li dan aku..."
Sorot matanya dialihkan kesamping dan melirik sekejap
kearah Wu Yong, lalu menambahkan :
"Ditambah pula nona Wu Yong ini, tentu saja dengan tak
sayang aku bersedia memberikan kitab itu kepadamu."
Siau yau cu segera angkat kepala memandang cuaca
setelah mendengar perkataan itu ujarnya :
"Aku lihat usahamu tukar menukar yang sedang kita
bicarakan sekarang, punya harapan yang besar untuk
berhasil." "Hasil atau tidak, aku harus melihat dulu sampai dimanakah
kemampuan ilmu silat yang dimiliki Siau yau totiang!"
"Apa maksudmu"!" seru Siau yau-cu tercengang.
"Bagaimanakah perasaanmu tentang ilmu silat yang kau
miliki jika dibandingkan dengan Shen Bok Hong?"
Siau-yau-cu tertawa ewa. "Aku tahu, kalau aku disuruh berduel satu lawan satu
dengan Shen Bok Hong, tentu saja ilmu silatku masih kalah
satu tingkat!" "Kalau beradu akal dan kecerdikan"!"
Siau yau-pu termenung sebentar, kemudian tertawa
jawabnya lagi : "Apabila aku harus dibandingkan dengan Shen Bok Hong,
maka kekuatan kita boleh dibilang seimbang"
"Menurut penglihatanku, baik dalam soal akal muslihat
maupun dalam soal kekejian, Totiang masih sulit untuk
menandingi Shen Bok Hong, kendatipun kekuatan kalian
berdua berada dalam keadaan seimbang, namun disebabkan
diatas tebing dikedua belah sisi lembah ini sudah penuh
tersebar mata2 dari Sben Bok Hong. maka asal penghianatan
dari totiang terbongkar, dengan cepat pula Shen Bok Hong
akan mendapat kabar itu, dalam keadaan begitu jangan
dibilang untuk membantu kami bertiga, untuk melindungi
keselamatan sendiripun belum tentu kau mampu"
Siau yau cu tertawa rawan.
"Siau tayhiap tak nyana bukan saja engkau maju dalam
ilmu silat, bahkan dalam muslihat serta kecerdasan otakpun
kian lama engkau kian bertambah kuat. kemajuan yang
berhasil kau capai benar2 sangat mengagumkan"
"Tentang soal itu: aku harus berterima kasih pada
gemblengan dari para jago berakal panjang dan berotak encer
seperti kalian2 ini. Kalau kalian tidak bersikap demikian lebih
dahulu mungkin aku masih tetap bodoh, tapi dalam keadaan
seperti ini meskipun tidak mengalami kemajuanpun aku harus
berusaha untuk mencari kemajuan.."
Setelah berhenti sebentar, sambungnya lebih jauh :
"Siau yau Cu totiang, aku harap engkau suka membeberkan
dahulu rencanamu untuk menolong kita semua, apabila
rencanamu itu bisa dilaksanakan dengan serta merta aku akan
serahkan pula kitab catatan ilmu silat warisan dari Thio Hong
itu kepadamu. "Aku lihat rupanya Siau tayhiap sendiri pun menaruh rasa
jeri yang tebal atas kehebatan dari Shen Bok Hong!"
Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Berbicara tentang pentolan jago lihay yang ada dalam
rimba hijau, mau tak mau tentu orang mengangkat Shen Bok
Hong sebagai pimpinannya, kalau totiang mengagungkan diri
dengan menyamakan kecerdasan otakmu sederajat dengan
gembong iblis itu. pernyataan seperti ini terus terang saja
amat sukar untuk diterima dengan akal sehatku....!"
"Siau tayhiap, engkau telah melupakan sesuatu urusan?""
"Urusan apa ?""
"Kalau Shen Bok Hong tiada berniat, tapi aku punya
maksud, justru karena perbedaan ini membuat keadaan kami
berdua jadi selisih amat besar sekali."
Dia anggsurkan tangan kanannya kedepan dan melanjutkan
: "Serahkan kepadaku! aku segera akan memberitahukan
bagaimana caranya untuk tinggalkan tempat ini."
"Apa yang harus aku serahkan?"
"Kitab catatan ilmu silat dari Thio Hong!"
Siau Ling segera menggeleng.
"Sebelum aku berjumpa muka dengan nona Pek li, kitab
pusaka itu tak dapat aku serahkan kepadamu, sekalipun kami
telah berjumpa kembali, kitab itupun tak dapat segera
kuberikan kepadamu" "Kenapa?" "Kita toh berjanji bahwa kitab itu akan kuserahkan
kepadamu apabila engkau dapat menolong jiwa kami bertiga"
kalau memang begitu, kitab catatan ilmu silat dari Thio Hong
itu baru dapat kuserahkan kepadamu apa bila kami semua
telah bebas dari marabahaya !"
"Siau tayhiap, kalau toh engkau tidak percaya kepadaku,
darimana aku bisa percaya kepada dirimu?"
"Kita berdua tak usah saling mempercayai pihak lawan,
marilah kita kerjakan sesuai dengan keadaan yang terbentang
didepan mata, sekarang yang paling penting adalah bahwa
aku untuk menyeberangi telaga ini lebih dahulu."
Siau yau cu termenung dan berpikir sebentar akhirnya dia
mengangguk. "Baiklah! silahkan kalian berdua naik ke atas rakit"
Siau Ling segera berpaling dan berbisik:
"Nona Wu mari kita naik keatas rakit segala sesuatunya
biar aku yang hadapi, nona tak usah buka suara dau tak usah
mencampuri urusan ini"
Sambil tertawa Wu Yong mengangguk, ia segera loncat
naik keatas rakit itu. Siau Lingpun segera ikut loncat naik keatas sampan.
Setelah kedaa orang itu berada diatas rakit Siau yau cu
segera berbisik lirih: "Siau Ling apakah kitab catatan ilmu silat dari Thio Hong
berada disakumu" "Perundingan yang kita bicarakan toh belum selesai maaf
kalau aku tak dapat jawab pertanyaanmu itu."
Siau yau cu segera ulapkan tangannya dan rakit itupun
bergerak menuju kedepan. Setelah rakit meluncur ketengah telaga imam tua itu
mendehem ringan dan kembali berkata:
"Sebelum rakit ini mencapai tepi seberang dan kalian
mendarat disana, perundingan yang kita bicarakan harus
sudah selesai dan diambil kata sepakat, sebab kalau tidak
dapat mengambil kata sepakat, didarat seberang merupakan
barisan Ngo lioig toa . apabila Siau tayhiap mendarat tak
sampai lima tombak, engkau akan segera terjerumus kedalam
barisan Ngo liong toa itu"
"Apakah totiang dapat mengutarakan bagaimana caranya
untuk menolong kami bertiga?"
Tiba2 Siau yau cu mendehem kembali dengan suara berat
rakit yang sedang meluncur segera berhenti ditengah telaga.
"Cara untuk menolong kalian berdua"!" serunya "cara
tersebut berada diatas air telaga ini!"
Siau Ling angkat kepala dan memandang situasi
disekelilingnya, terlihat rakit tersebut berhenti ditengah telaga
kurang lebih tiga tombak lebih sedikit dari pantai seberang,
dengan kemampuan yang dimilikinya ia masih mampu untuk
menempuh bahaya dan membacok untuk melewatinya, tapi
yang jelas Wu Yong tak mungkin bisa meloncat ketepi
seberang, dalam keadaan seperti ini tentu saja dia tak dapat
meninggalkan gadis itu dengan begitu saja...
Sementara otaknya masih berputar mencari akal, diluaran
ia menjawab : "Totiang. apakah dikarenakan engkau tahu kalau aku tak
pandai ilmu berenang maka engkau siap sedia untuk main licik
diatas rakit ini?" Sau yau cu segera menggeleng, jawabnya dengan lirih :
"Bukan... bukan begitu, silahkan Siau tayhiap coba
menggunakan kekuatan penglihatanmu untuk periksa keadaan
disekitar tempat ini. Coba lihatlah berapa jauh yang bisa
tercapai oleb daya penglihatanmu..?"
Pada saat itu malam yang gelap telah menjelang tiba,
diantara apitan dua buah dinding tebing yang tinggi, suasana
dalam lembah itu sangat gelap sehingga sukar untuk melihat
kejauhan. Setelah memindang sekejap sekeliling tempat itu, sahutnya
: "Aku bisa melihat kurang lebih sejauh lima tombak!"
"Nah itu lah dia! kalau toh dengan kekuatan mata Siau
tayhiap yang lihaypun hanya bisa memandang sejauh empat
lima tombak, apa lagi anak buah Shen Bok Hong yang
ditugaskan untuk mengawasi aku berdua, ilmu silat mereka
tak mungkin bisa menandingi kemampuanmu. Tentu saja pada
saat ini mereka tak sanggup untuk mengawasi gerak gerik
kita" "Lalu apakah hubungannya antara persoalan ini dengan
akal totiang untuk selamatkan jiwa kami" aku benar2 merasa
tak habis mengerti!"
"Sederhana sekali dengan Suatu cara yang jauh tak
berbeda dengan kenyataan aku akan atasi situasi kesulitan ini,
sebentar lagi aku akan mengirim seorang Siau Ling yang
gadungan untuk melayani barisan Ngo liong toa-tin tersebut"
"Sekalipun ada orang menyaru sebagai diriku untuk
melayani barisan Ngo-liong-toa-tin bagaimana caranya aku
bisa lolos keluar dari lembah ini dan bagaimana caranya untuk
menolong nona Pek li" " tanya sang pemuda.
"Aku akan bakar kelima ekor naga itu dengan api" bisik
Siau.yau cu dengan suara lirih.
"Dan akan kau bakar pula Siau Ling gadungan itu?"
"Persoalan ini sama sekali tak ada hubungannya dengan
dirimu, engkau tak usah memikirkannya !"
"Lalu bagaimana dengan nona Pek-li?"
"Aku sudah pernah memeriksa keadaan medan disekitar
tempat itu, apabila aku menyerang dengan api maka bukan
saja aku akan berbasil membakar kelima ekor naga aneh itu,
bahkan dapat pula membakar Ujung barisan yang diatur Shen
Bok Hong. Aku telah menyiapkan pembantu yang akan
bekerja darii dalam, asal api telah berkobar maka ada orang
yang akan membawa nona Pek-li untuk bergabung dengan
kita!" "Siapakah orang itu?"
"Tentang soal ini aku sudah ada persiapan dan rasanya
sama sekali tak ada hubungannya dengan dirimu."
"Tentu saja ada hubungannya" Siau Ling dengan cepat,
"aku harus tahu lebih dahulu siapakah orang itu, dan harus
kunilai juga apakah orang mempunyai kemampuan untuk
menolong nona Pek-li dari ancaman bahaya"
"Sekalipun kuberitahukan kepadamu, belum tentu engkau
kenal siapakah orang itu!"
Diam2 Siau Ling telah mengawasi keadaan disekeliling
tempat itu, sedang otaknya berputar terus untuk mencari akal
guna menghadapi musuh2nya.
Setelah putar otak beberapa saat lamanya, ia merasa
bahwa Siau yau cu harus berhasil ditangkap dalam keadaan
hidup apabila dia ingin lewat permukaan air telaga itu dalam
keadaan hidup. Tetapi sianak muda itupun tahu bahwa ilmu silat yang
dimiliki orang ini lihay sekali, tidak mudah kalau dia ingin
menangkap orang itu dalam sekali sergapan, untuk bisa
berbasil maka paling sedikit dia. harus menyerang disaat
lawannya belum siap. Walaupun begitu Siau Lingpun tak berani bertindak secara
gegabah, karena ia tahu serangan tersebut sangat
mempengaruhi mati hidup mereka berdua, maka sambil
tertawa ujarnya : "Dimanakah orang yang disiapkan to tiang untuk menyaru
sebagai diriku itu?"
Siau yau cu segera mengetuk rakitnya tiga kali, gelembung
air berhamburan di mana2 dan seorang pria yang memakai
kertas minyak untuk membungkus pakaian tiba2 meloncat
naik keatas rakit tersebut,
Rupanya selama ini pria tersebut bersembunyi di dalam air
dibawah rakit itu. "Aduh celaka" pikir Siau didalam hati "rupanya masih ada
seorang musuh lagi yang berada disini, itu berarti aku harus
menghadapi dua orang musuh sekaligus"
Sementara pemuda itu masih termenung Siau-yau cu telah
mendehem ringan sambil memerintahkan:
"Lepaskan baju dan celana tahan air itu." Pria tersebut
mengiakan dan segera melepaskan kertas minyak yang
dipakainya itu. Menanti pria itu sudah melepaskan kertas minyak Siau yaucu
baru berkata "Sulit bagiku untuk mencari seseorang yang mempunyai
ketampanan wajah persis seperti Siau tayhiap oleh sebab itu
terpaksa aku harus carikan seseorang yang mempunyai
perawakan badan persis seperti dirimu untung kesadaran lima
ekor naga itu tidak beres, dan lagi tubuh mereka memakai
kain bersisik yang tebal dan berat, aku rasa mereka tak
mungkin bisa membedakan mana Siau tayhiap yang asli dan
mana yang palsu" Dengan pandangan yang seksama Siau Ling mengawasi
sekejap orang itu ia lihat perawakan tubuhnya memang agak
persis seperti dirinya tanpa terasa dalam hati pikir nya:
"Dari persiapan yang telah diatur oleb Siau yau cu
rupa2nya ia memang sudah susun rencana ini jauh hari
sebelumnya" Berpikir akan hal ini iapun berkata
"Totiang aku masih ada satu persoalan yang kurang jelas
apakah engkau bersedia untuk memberi penjelasan?"
"Apa lagi yang hendak kau tanyakan?"
"Seandainya totiang telah berhasil mendapatkan kitab
catatan ilmu silat dari raja seruling Thio Hong bagaimana
caranya untuk menghindarkan diri dari kejaran Shen Bok
Hong" "Oooh... itukan urusan pribadiku sendiri, rasanya tak usah
kurundingkan pula dengan Siau tayhiap!"
"Baik! aku akan menuruti maksud hati dari totiang. bawalah
kami untuk menyeberangi telaga ini!"
Siau-yau cu tersenyum, "Bukannya aku menilai seorang budiman dengan hati
seorang manusia kerdil, tapi berhubung keadaan kita masih
dalam posisi saling bermusuhan, maka mau tak mau terpaksa
aku harus bertindak dengan lebih berhati2!"
"Apakah totiang hendak suruh aku untuk menyerahkan
lebih dahulu kitab catatan ilmu silat dari raja seruling Thio
Hong itu kepadamu...?"
"Tidak adil kalau aku suruh engkau serahkan kitab pusaka
itu lebih dahulu, aku hanya berharap agar Siau tayhiap
bersedia untuk ambil keluar kitab pusaka itu dan diperlihatkan
dulu kepadaku, kemudian kitab itu tetap disimpan oleh Siau
tayhiap sebelum akhirnya kita saling tukar menukar kitab
pusaka itu dengan nona Pek li, aku rasa asal kita bertindak
demikian maka kedua belah pihak tak akan saling dirugikan,
bukankah begitu" bagaimana pendapat Siau tayhiap ?"
"Dalam keadaan seperti ini, aku rasa belum tiba saatnya
bagi kita untuk berbuat begitu"
"Apa maksud perkataanmu itu?"
"Setelah melewati air telaga ini. kita bicarakan lagi!" kita
Siau Ling cepat. "Bukankah dikarenakan Siau tayhiap tidak pandai ilmu
dalam air maka engkau tidak bersedia untuk cari keributan
dengan aku diatas air.,.?"
Siau Ling tak menjawab, tapi berpikir dalam hati.
"Aku tak pernah menggunakan akal licin untuk
membohongi orang, ini hari keadaan memaksa aku untuk
berbuat demikian, sungguh tak nyana kebobonganku ini. Ia
segera dapat dikelabui orang."
Berpikir sampai disitu. ia lantas berseru dengan nada dingin
: "Apakah totiang beranggapan dengan andalan air telaga ini
maka aku orang she-Siau lantas takluk seratus persen
kepadamu dan bersedia mendengarkan perkataanmu?"
"Kalau cuma ingin melihat kitab pusaka yang ada dalam
saku Siau tayhiap sih bukan termasuk suatu permintaan yang
terlalu berlebihan, karena sikap itu aku lantas jadi berpikir,
siapa tahu sebelum Siau tayhiap tiba disini kemungkinan besar
kitab pusaka itu telah kau serahkan kepada orang lain, kalau
memang kenyataannya menunjukkan demikian, bukankah
sirna artinya usahaku untuk membantu engkau lolos dan
marabahaya tidak lebih hanya suatu pekerjaan yang sia2
belaka ?" "Aduh celaka." kembali sianak muda itu berpikir dalam hati
kecilnya, "kali ini rahasiaku benar2 bakal terbongkar oleh
hidung kerbau ini?" Sementara Siau Ling masih merasa kuatir tiba2 terdengar
Wu Yong berseru dengan suara dingin.
"Engkau tak usah melihat kitab pusaka itu lagi !"
"Kenapa?" tanya Siau-yau cu agak terperangah.
"Karena kalian semua sudah terkena racun keji yang
kulepaskan kedalam tubuh kalian, sekalipun kitab catatan ilmu
silat dari Raja seruling Thio Hong berhasil kau dapatkan juga
percuma saja, sebab engkau tak punya kesempatan lagi untuk
mempelajarinya" Sekali lagi Siau-yau cu terperangah.
"Aaah..! masa benar2 sudah terjadi peristiwa semacam
Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
ini.." aku kok rada kurang percayai"
"Jadi engkau tidak percaya"!" seru Wu Yong cepat.
"Aku pernah mempunyai hubungan yarg cukup erat dengan
nenekmu, terhadap kepandaiannya melepaskan racun merasa
amat kagum dan memuji, oleh karena itu menaruh perhatian
yang khusus terhadap semua gerak gerikmu, sejak dari darat
naik keatas rakit aku sudah awasi semua gerak dan tingkah
lakumu, dan aku lihat selama ini sepasang telapak tanganmu
belum pernah bergerak, bagaimana caranya kau lepaskan
racun tersebut?" "Sejak aku tahu urusan, belum pernah aku lihat engkau
pernah berhubungan dengan nenekku"
"Aku sama sekali tidak bohong, kejadian tersebut telah
berlangsung pada dua puluh tahun berselang, mungkin pada
waktu itu engkau masih belum lahir."
"Nih, itulah dia !" seru Wu Yong dengan cepat "setelah
nenek mengundurkan diri dari dunia persilatan, beliau telah
berhasil menemukan suatu sistim atau cara baru dalam
melepaskan racun keji terhadap musuhnya"
"Oooh...masa iya" aku belum pernah mendengar kabar
berita tentang kepandaiannya itu! boleh aku tahu, bagaimana
caranya lepaskan racun menurut sistim yang baru itu?"
"Meminjam benda untuk menyalurkan racun, baik pakai
golok ataupun memakai pedang bisa aku sebarkan racun
untuk disalurkan keatas tubuhmu."
Mendengar perkataan itu, kembali Siau-yau cu tertawa.
"Andaikata daya ingatanku tidak salah, bukannya selama ini
kita belum pernah turun tangan?""
"Tapi engkau toh berdiri pada rakit yang sama" aku telah
menggunakan rakit ini untuk salurkan racun keji itu kedalam
tubuhmu." "Aaahh...! masa sungguh?" jerit Siau-yau cu dengan wajah
termanggu2. "Sungguh kalau tidak percaya coba saja untuk salurkan
hawa murnimu" Siau yau-cu tidak berkata2 lagi dalam hati ia segera
berpikir. "Dari pada sama Sekali tidak mencobanya tapi kenyataan
memang benar2 terjadi lebih baik aku periksa seluruh
badanku" Karena berpendapat demikian maka hawa murninya segera
disalurkan mengelilingi seluruh badan.
Disaat imam tua itu pecah perhatiannya karena harus
mengerahkan hawa murninya mengelilingi badan diam2 Wu
Yong sentilkan jari tangannya kemuka.
Rupanya gadis itu sudah menyusun rencana yang matang
dan ia tinggal menunggu saat yang bagus saja sementara
imam tua itu atur pernapasan ia telah menggeserkan tempat
duduknya dan berdiri searah dengan hembusan angin.
Setelah periksa seluruh tubuhnya Siau yau cu mendapatkan
bahwa badannya sama sekali tidak menunjukan gejala
Keracunan tanpa terasa ia tertawa dingin.
"Heeehh..heeehbh...heehhh... budak cilik berani benar
engkau memakai siasat busuk untuk membohongi akui"
"Aku sama sekali tidak bohong, apalagi menipu engkau
dengan siasat busuk, apa yang kukatakan adalah ucapan yang
sejujurnya, kalau engkau tidak percaya cobalah sekali lagi!"
Bagi sementara orang yang berkepandaian tinggi, setiap
kali selesai atur pernapasan maka menjadi kebiasaan mereka
untuk tarik napas panjang2, kebiasaan tersebut tidak
terkecuali pula atas diri Siau yau cu ia segera menarik napas
panjang. Tiba2...imam tua itu merasa segulung bau yang sangat
aneh terhisap masuk kedalam tubuhnya lewat lubang hidung.
Ternyata Wu Yong sama sekali tidak menggunakan
kepandaian pinjam benda untuk menyalur racun seperti apa
yang digembar gemborkan tadi, sebaliknya hanya
menggunakan siasat yang licin untuk menipu musuhnya agar
atur pernapasan, setelah itu dengan meminjam kekuatan
angin dia melepaskan racun.
Selama hidup Siau yau cu termasuk seorang jago yang
amat cerdik, sungguh tak nyana kali ini dia harus menelan
kekalahan yang sangat mengenaskan ditangan Wu Yong yang
kecil dan lemah Dari situ pula dapat ditarik kesimpulan kalau Siau-yau cu
selama hidupnya amat segan dan takut terhadap kepandaian
Popo dalam melepaskan racun, karena itu dia baru percaya
dengan obrolan Wu Yong yang mengatakan tentang
kepandaian menggunakan benda menyalurkan racun.
Tetapi bagaimanapun juga dia adalah seorang jago lihay
yang berpengalaman luas. begitu merasakan sesuatu bau
yang aneh dengan cepat kewaspadaannya dipertingkat, ia
sadar kalau dirinya tertipu, cepat2 tangan kanannya diayun
kedepan dan melepaskan satu bacokan maut keatas tubuh Wu
Yong. Siau Ling yang berada disisinya dengan cepat bertindak, dia
ayunkan pula telapak kanannya untuk menyambut datangnya
ancaman dari Siau Jau cu itu.
---oo0dw0ooo--- Jilid: 32 Sepasang telapak tangan saling bertemu dan dua gulung
angin pukulanpun saling beradu antara yang satu dengan
yang lain, suatu ledakan keras yang amat memekikkan telinga
segera menggeletar memecahkan kesunyian.
"Saudara Siau, jangan beri kesempatan kepadanya
sehingga berhasil merebut diatas angin!" buru2 Wu Yong
berseru dengan nada amat gelisah.
Seruan yang di maksudkan untuk memberitahukan kepada
Ling itu, sama artinya telah memberitahukan kepada Siau-yancu
bahwasanya ia telah melepaskan racun dengan meminjam
kekuatan hembusan angin. Dengan cepat Siau yau cu menutup semua pernafasannya.
Sambil menyerang gencar ia bergeser kearah samping dan
berharap bisa merebut kedudukan diaangin.
Rupanya imam tua itu telah sadar bahwa dirinya telah
keracunan meskipun ia segera merasakan hal itu dan tutup
pernafasan hingga racun yang mengeram dalam tubuhnya
tidak terlalu berat, tapi diapun tahu bahwa racun yang ditaruh
oleh Wu po-po merupakan racun2 dari jenis yang terdahsyat,
asal daya kerja racun itu mulai kambuh dan ia berhasil
memaksa Siau bergeser keposisi dibawah angin maka dengan
cepat sianak muda itu bakal termakan oleh racun keji yang
dilepaskan oleh Wu Yong itu.
Sayang Siau Ling bukanlah seorang manusia yang lemah,
penemuanya yang dialami selama berkali kali membuat ilmu
silat yang dimilikinya telah mendapat kemajuan yang ssngat
pesat. Sekalipun Siau yau cu berhasil memimpin pertarungan
dan melancarkan serangan2 berantai yang amat gencar
namun setiap kali imam tua itu berhasil dipaksa balik
ketempatnya semula. Beberapa gebrakan itu berlangsung dalam sekejap mata,
sementara itu manusia baju hijau yang kaku bagaikan patung
serta pria baju hitam itu telah melancarkan serangan pula dari
kedua belah samping dan mengerubuti sianak muda itu
rapat2. Jari tangan kanan Siau Ling segera bertindak cepat dan
melancarkan sebuah sentilan maut dengan ilmu jari sian ci
sinkang, segudesiran angin tajam meluncur kemuka
menembusi udara kosong dan menerjang ke tubuh musuhnya.
Inilah serangan jari sian-ci sinkang dari gereja Siau lim-si
yang tersohor karena kedahsyatannya.
Bagi seorang jago yang telah mempunyai tenaga dalam
mencapai puncak kesempurnaan, daya serang yang terpancar
keluar dari serangan ilmu jni sian ci sinkang itu akan nampak
jauh lebih lihay, desiran angin ngan yang meluncur keluar
sama sekali tak menimbulkan sedikit suarapun, membuat
seseorang musuh terkena serangan tanpa disadari olehnya.
Berhubung selama ini Siau Ling beranggapan bahwa
kekuatan daya serangan yang dimiliki ilmu jari sian ci sinkang
dari gereja Siau lim si ini berlipat kali lebih dahsyat daripada
ilmu jari sio lo ci maka selama beberapa hari belakangan ini
dia telah mempelajari kepandaian tersebut jauh lebih tekun
lagi baik siang ataupun malam, ia selami intisari kepandaian
itu, dengan begitu kemajuan yang diperolehpun amat pesat
sekali. Belum sampai pria baju hitam itu mendekati tubuh Siau
Ling, tiba2 ia merasakan dada kanannya jadi linu dan kaku.
Tahu tahu serangga jari sian ci sinkang yang dilancarkSiau
sudah berbasil menghajar jalandarahnya.
Tak ampun lagi tubuhnya sempoyongan dan kuda kudanya
goyah, tak kuat lagi tubuhnya jatuh tercebur kedalam telaga
... "Pluuung .."percikan butir air berhamburan diangkasa ...
Siau yau cu tertegun menghadapi perisitiwa tersebut
hampir saja ia termakan oleh sapuan telapak yang dilancarkan
Siau Ling, dalam hati segera pikirnya :
"Waahh...rupa rupanya ilmu silat yang dimiliki bocah
keparat ini telah peroleh kemajuan lagi yang jauh lebih pesat,
tampaknya aku harus coba menawan dirinya didalam air ..."
Berpikir sampai disitu ia segera loncat kedalam air
bersamaan itu pula serunya kepada pemuda baju hijau itu.
"Cepat ceburkan diri kedalam telaga!"
Ketika menyaksikan Siau yau cu terjun kedalam air tadi.
Siau Ling sudah dapat nebak maksud hatinya, jelas imam tua
itu hendak membalik rakit itu dan siap melawan dirinya
beserta Wu Yong didalam air telaga.
Setelah mengetahui maksud hati lawannya tentu saja tidak
memberi kesempatan kepada manusia baju hijau itu untuk
terjun kedalam air. Dengan suatu serangan yang cekatan, telapak tangan
kirinya diayun kemuka menyambut datangnya ancaman
tersebut dengan keras lawan keras, sementara tangan
kanannya berkelebat kemuka dan mencengkeram urat nadi
dari manusia baju hijau itu.
"Blaamm..!" sepasang telapak saling beradu satu sama
lainnya menimbulkan suara benturan yang amat nyaring,
ternyata Siau Ling yang termakan oleh pukulan itu kena
terdorong mundur sejauh satu langkah kebelakang.
Kesempurnaan dan kehebatan tenaga dalam yang dimiliki
manusia baju hijau itu sama sekali tidak berada diluar dugaan
Siau Ling, dalam hati ia segera berpikir :
"Sungguh ampuh dan berbahaya pukulan yang dimiliki
orang ini, rupa2nya tidak berada dibawah kekuatan dari angin
pukulan Siau-yau cu ."
Walaupun manusia baju hijau itu memiliki tenaga dalam
yang sempurna dan kekuatan pukulan yang sangat berat,
akan tetapi gerak geriknya sama sekali tidak lincah, serangan
kilat yang dilancarkan Siau Ling dengan tangan kanannya
ternyata tak mampu dihindari olehnya, dengan tepat sekali
urat nadi penting pada pergelangan tangannya kena
dicengkeram oleh sianak muda itu.
Peristiwa ini kembali mencengangkan hati Siau Ling, ia
sama sekali tak menyangka kalau serangannya akan berhasil.
Dalam pikirannya, dengan kesempurnaan tenaga pukulan
yang dimiliki manusia baju hijau itu, tidaklah mungkin kalau
dia tak mampu menghindarkan diri dari cengkeraman
tersebut. Tapi ingatan tersebut hanya berkelebat dalam benaknya
dalam waktu yang amat singkat, ketika manusia baju hijau itu
mendengar seruan dari Siau yau-cu dan siap terjun kedalam
telaga tabu2 urat nadi pada pergelangan tangan kanannya
sudah kena dicengkeram oleh pemuda she-Siau.
Reaksi yang ditunjukkan manusia baju hijau itu benar2
amat lamban, dia hanya mikirkan tentang perintah dari Siau
yau cu dan sama sekali tidak ambil perduli apakah tangan
kanannya masih dicengkeram orang atau tidak, begitu putar
badan orang itu segera loncat maju kedepan siap terjun ke
dalam air. Siau Ling segera merasakan suatu daya tarik yang luar
biasa dahsyatnya menerjang ke arah depan, begitu dahsyat
kekuatan itu sehingga menggetarkan hatinya, ia segera
membatin : "Entah ilmu silat apa yang telah dipelajari orang ini, kalau
dilihat dan gerak geriknya ini seakan2 lengan maupun
keempat anggota tubuhnya itu sama sekali tiada berhubungan
dengan dirinya..." Siau Ling takut rakit itu terbalik oleh kekuatannya, maka ia
tak berani membetot lengan itu terlalu keras, dengan langkah
lebar dia maju kedepan, telapak kirinya dan segera
mencengkram lengan kiri itu.
"Kraaak. !" lengan manusia baju hijau itu kena dibacok
sehingga patah jadi dua bagian.
Setelah serangannya berhasil cengkeramannya pada lengan
musuh pun segera dikendorkan, manusia baju hijau itu
dengan cepat terjun kedalam air. sementara mulutnya
perdengarkan suara rintihan lirih.
Jelas bacokan Siau Ling yane berhasil matahkan lengan
kirinya telah menimbulkan rasa sakit yang tak terhingga bagi
manusia baju hijau itu. Menyaksikan kesemuanya itu. Siau Ling segera tertawa
dingin dan berseru. "Heeeh heeeh heeeh aku mengira engkau tak mengenal
apa artinya rasa sakit " rupanya engkaupun masih bisa
merasakan betapa sakitnya kalau tulang tangan dipatah."
Belum habis dia berkata, tiba2 badannya oleng kesamping
dan kakinya bergeser menuju kesisi rakit yang telah dibalik
orang dari dalam air telaga.
Buru2 Siau Ling menggeserkan tubuhnya kesamping,
kemudian dengan ilmu bobot seribu ia tekan kembali rakitnya
yang oleng tersebut, sambil berpaling kearah Wu Yong
teriaknya keras keras: "Nona Wu. cepat lepaskan racun keji kedalam air telaga !"
Perkataan itu diutarakan dengan suara yang tinggi dan
lantang, rupanya memang sengaja diperkeras sehingga Siau
yau cu se kalian yang berada didalam air ikut mendengar pula.
Wu Yong menatap Siau Ling tajam tajam sambil gelengkan
kepalanya diapun berteriak keras:
"Siau yau cianpwe, kalian bertiga sudah keracunan hebat,
meskipun tenaga dalam yang kalian miliki cukup sempurna
dan untuk sementara waktu daya kerja racun itu masih bisa
Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
kalian atasi, akan tetapi hal itu cuma bisa berlangsung selama
seperminum teh belaka. Kemudian racun itu akan mulai
bekerja dan menyebar keseluruh tubuh kalian. Asal kami
berhasil menahan rakit ini sehingga tidak sampai terbalik
ataukah loncat ketepi daratan maka kalian bakal menemui
kematian secara mengenaskan..."
Tampak air telaga beriak dan menyebar keempat penjuru,
Siau yau cu munculkan diri dari permukaan air seraya
menjawab : "Aku akan memaksa engkau tercebur ke dalam air. Setelah
kalian berdua berhasil kami tangkap, bukankah akupun bisa
temukan obat pemunah tersebut?".
"Baik! saudara Siau, kalau begitu mari kira loncat lebih naik
keatas daratan, biarkan saja mereka mampus karena
keracunan!" Siau-yau cu segera berpaling kearah daratan, ia lihat rakit
tersebut hanya berada kurang lebih beberapa tombak saja
dari pantai seberang, tidak sulit bagi mereka kalau ingin loncat
naik keatas daratan, terpaksa dengan muka masam dia
berkata: "Keponakan perempuanku yang baik hati, bersediakah
engkau umuk membicarakan pertukaran syarat dengan aku?"
"Boleh boleh saja! cuma apakah engkau dapat
menerima syarat2 dari kami atau tidak?" sahut Wu Yong.
"Asal pertukaran syarat itu berlangsung secara adil, tentu
saja tak ada halangannya buar kita untuk merundingkan! "
"Bagaimana kalau kalian dorong rakit ini hingga merapat
daratan seberang sana. Dan aku menghadiahkan tiga butir
obat pemunah bagi kalian bertiga?"
"Bagaimana caranya aku bisa mempercayai perkataanmu
itu?"" "Dalam keadaan dan situasi seperti ini aku rasa
bagaimanapun juga engkau harus mempercayai kami!"
"Mengenai pertukaran syarat sih dapat kami terima, cuma
engkau harus mencari seseorang untuk menjamin ketepatan
dari janjimu itu." "Kemana kita harus cari orang yang mari menjamin
pertukaran syarat ini?" kata Wu Yong.
"Bukankah disisimu telah berdiri satu orang, Engkau
maksudkan Siau tayhiap?""
"Benar, suruh saja Siau tayhiap yang menjamin
kelancangan dari pertukaran syarat ini!"
Wu Yong melirik sekejap kearah pemuda itu lalu tertawa,
katanya : "Saudara Siau, bersediakah engkau menjamin diriku" Buat
kaum wanita seperti aku sih memang terlalu banyak
bicaranya, dan kadangkala apa yang telah diucapkan tak bisa
masuk hitungan" "Siau-yau cu" seru Ling kemudian dengan nada dingin,
"asalkan saja engkau tidak gunakan siasat licik untuk
permainkan kami berdua, setelah kalian hantar kami sampai
ditepi seberang saja, aku pasti akan suruh nona Wu untuk
menghadiahkan tiga-butir obat pemunah buat Kalian bertiga!"
"Siau tayhiap. ucapanmu berat bagaikan bukit. Janganlah
kau samakan dengan perkataan dari nona Wu dihari2
biasa...kami segera akan menghantar kalian ketepi seberang
Sana" Habis berkata dia segera menyelam kedalam air dan lenyap
dibawah air telaga itu. Rakit yang mereka tumpangi benar2 bergerak menuju
kearah daratan seberang. Diam2 Siau Ling salurkan hawa murninya mengelilingi
seluruh badan, ia bersiap sedia untuk menghindari segala
kemungkinan yang tidak diinginkan terutama kalau Siau yau
cu secara tiba2 berubah pikiran ditengah jalan
Daya luncur rakit itu amat cepat sekali, dalam waktu
singkat rakit tadi sudah tiba didaratan seberanj.
Tidak menunggu sampai rakit itu merapat ditepi pantai,
Siau serta Wu Yong segera loncat ke udara dan melayang
keatas udara, Permukaan air telaga kembali beriak dan butiran air
memencar keempat penjuru. Sambil loncat pula keatas
daratan Siau-yau cu segera berseru :
"Siau tayhiap, apa yang kau ucapkan masih dapat
dipertanggungjawabkan bukan?"
"Tentu Saja, apa yang telah kujanjikan pasti akan kami
penuhi,." Ia berpaling kearah Wu Yong dan serunya:
"Berikan obat pemunah itu-kepada mereka!"
Dari dalam sakunya Wu Yong ambil keluar tiga butir pil
berwarna hijau dan diangsurkan kedepan, katanya
"Andaikata nenekku tidak terlenakan oleh bujuk rayumu
yang manis, mungkin sampai sekarangpun beliau masih hidup
segar bugar dendam sakit hati ini suatu saat pasti akan
kutuntut balas dari atas tubuhmu! "
Siau yau cu tidak ambil perduli atas perkataan dari gadis
itu, setelah menerima angsuran obat pemunah itu, dia
berpaling kearah Siau Ling dan menghela napas panjang
katanya Lengan tangan manusira baju hijau itu kulai lemas rupanya
sendi sendi sikutnya telah terlepas.
"Siau tayhiap rupanya ilmu silat yang kau miliki kembali
telah peroleh kemajuan yang amat pesat. aaai...aku mencuri
ayam tidak berhasil malah harus berkorban segenggam beras,
tapi hal ini bukanlah disebabkan oleh kesalahan perhitunganku
dalam kenyataan kemajuan yang berhasil kau capai dalam
ilmu silat benar benar diluar dugaan siapapun juga "
"Apakah totiang masih ingin teruskan perundingan tentang
barter yang terpotong sampai ditengah jalan tadi ?" terus Siau
ling dengan nada dingin, Siau yau cu tertawa getir.
"Dalam keadaan dan situasi ini" Aku tidak punya andalan
apa apa, tentu saja perundingan tersebut tak dapat
dilangsungkan lagi ..."
Ia berpaling kearah telaga dan kembali serunya :
"Kalianpun boleh segera naik kedaratan" Permukaan air
beriak dan menyebar keempat penjuru, manusia baju hijau
serta pria baju hitam itu segera loncat naik keatas daratan.
Siau yaucu memberi dua orang itu masing2 dengan sebutir
obat pemunah, lalu perintahnya:
"Makan obat itu!"
Menyaksikan tingkah laku mereka, Siau Ling tertawa dingin,
ujarnya : "Heeeh hehh heeeh tampaknya kalian masih belum mau
percaya kalau obat tersebut adalah obat pemunah racun yang
jempolan. Hmm ! apa gunanya kalian paksa aku orang she
Siau untuk menanggung?"
Siau yau cu tertawa ewa, dia segera telan obat pemunah
itu kedalam perut, kemudian baru berkata .
"Berada dalam keadaan seperti ini. Aku rasa kalian
berduapun tak usah melepaskan racun lagi!"
Siau Ling berpaling dan memandang sekejap kearah
manusia baju hijau itu, kemudian katanya :
"Dapatkah aku bertanya tentang satu hal kepada diri
totiang?"" "Tak usah sungkan2, tanyakan &aja apa yang Siau tayhiap
ingin tanyakan, asal aku tahu pasti akan kujawab dengan
sejujurnya !" Siau Ling alihkan sorot matanya wajah" manusia baju hijau
itu, kemudian tanyanya: "Boleh aku tahu kepandaian silat apakah yang dipelajari
saudara ini?" "Dia " dia mempelajari ilmu mayat hidup yang jarang sekali
dipelajari orang." "Terima kasih atas petunjukmu." Setelah berhenti sebentar,
sambungnya lebih jauh. "Sebentar lagi kami akan menerjang barisan lima naga sakti
tersebut" sekarang kalian boleh pergi!
"Siau tayhiap, baik2lah jaga diri. Ketahuilah barisan Ngo
liong toatin adalah sebuah barisan yang bahaya dan ganas!"
ujar Siau yau cu peringatkan.
"Aku sudah tahu, takusah kau kuatirkan!"
Siau yau cu tidak banyak bicara lagi, ia lantas loncat naik
keatas rakit tersebut diikuti oleh manusia baju hijau serta pria
baju hitam itu, sebentar kemudian mereka sudah tiba
diseberang sana dan lenyap dibalik kegelapan.
Sepeninggalnya beberapa orang itu, Siau Ling menengadah
dan memandang bintang yang bertaburan diangkasa,
kemudian setelah menghembuskan napas panjang bisiknya:
"Nona Yong!" "Ada apa?" tanya dara itu keheranan.
"Engkau pernah tahu atau dengar bukan, bahwa diantara
jago2 yang paling lihay dalam perkampungan Pek hoa san
cung adalah barisan lima.naga yang disebut Ngo-liong-toa-tin
ini.." "Berapa banyak orang sih yang membentuk barisan ngo
hong-toa tin ini"!" sela Wu Yong.
"Dari namanya sudah kita ketahui, yang dimaksudkan
barisan Lima naga tentu saja terdiri pula dari lima orang!"
"Apa yang perlu kita takuti dari mereka berlima?"
"Bagaimanakah perubahan yang bakal terjadi dalam
barisan lima naga sakti tersebut, sampai detik ini aku masih
belum bisa memahaminya, tapi kalau ditinjau dari sikap Shen
Bok Hong yang begitu pandang tinggi kelima ekor naga
saktinya ini, dapatlah diketahui betapa lihay dan ampuhnya
barisan tersebut.." "Pernah kau jumpai kelima ekor naga sakti itu"!" kembali
Wu Yong menyela. "Barisan Sakti yang dibentuk oleh kelima ekor naga itu sih
belum pernah kujampai, tapi aku pernah bertemu melawan
salah satu diantara kelima ekor naga sakti itu"
"Bagaimana sih bentuk dan macamnya orang itu" Kenapa
kok manusia disebut naga" Memangnya wajah mereka mirip
naga?" "Bukan saja mereka mirip naga. melainkan pakaian
merekalah yang mirip raga, pakaian aneh itu rupanya dibuat
secara khusus, bukan saja dari atas sampai bawah terdiri dari
sisik2 emas yang pantulkan sinar tajam, bahkan kebal
terhadap bacokan golok maupun tusukan tombok, nah!
disinilah keistimewaan mereka!"
"Oooh...! kiranya begitu toh..," bisik Wu Yong sambil
mengangguk tiada hentinya.
"Menurut dugaanku, keistimewaan yang dimiliki kelima ekor
naga tersebut bukan terbatas sampai disitu saja, kemungkinan
besar mereka dipengaruhi oleb sejenis bahan obat yang
istimewa sehingga membuat kesadaran mereka punah dan
timbullah keberanian serta kekuatan yang jauh melampaui
kemampuan manusia biasa.."
Setelah berhenti sebentar, sambungnya lebih jauh .
"Oleh karena itulah uutuk menghadapi lima ekor raga yang
ganas tersebut, kita tak usah ragu2 untuk turun tangan, kau
boleh menggunakan segala cara apapun yang dimiliki untuk
berusaha merobohkan mereka, termasuk juga menggunakan
racun yang paling keji! "
Wu Yong mengangguk. "Akan kuingat selalu pesan dan
toako!" bisiknya. Siau Lirg merogoh kedalam sakunya dia ambil keluar
pedang pendek yang tajam itu. dibawah cahaya bintang
ditatapnya sekejap benda itu, lalu berkata :
"Menurut penilaianku, pakaian dikenakan kelima ekor naga
itu pasti kaku berat, justru karena hal ini ada kemungkinan
juga gerak gerik mereka jadi kurang leluasa, Terutama untuk
berputar dan berpaling.."
"Terima kasih atas perintah dari Siau-heng!"
Siau Ling mengangguk, ujarnya lebih jauh:
"Aku yakin. pertempuran yang bakal berlangsung pasti
sangat bahaya dan amat sengit. Dalam keadaan begitu
kemungkinan besar aku tak dapat memperhatikan diri nona,
engkau harus baik2 jaga keselamatanmu sendiri! "
Bicara sampai disitu. dengan langkah lebar dia lanjutkan
perjalanannya kearah depan.
Wu Yong segera mengikuti dibelakang pemuda tadi untuk
lanjutkan perjalanan, disepanjang perjalanan tiada hentinya
dia berpikir: "Siau heng selamanya gagah perkasa dan tak mengenal
apa arti kata jeri, tapi sikapnya saat ini jauh berbeda, dsngan
tak bosan bosannya berulang kali dia beri peringatan
kepadaku minta aku menghadapi musuh dengan lebih
berhati2, dari sini agaknya dapat kutarik Kesimpulan
bahwasanya kelima ekor naga itu benar2 amat ganas dan luar
biasa sekali, baiklah...akan kutingkatkan kewaspadaanku!"
Hawa murni yang dimilikinya diam2 disalurkan mengitari
seluruh badan, dia bersiap sedia menghadapi segala
kemungkinan yang tak diinginkan.
Kurang lebih sepuluh tombak kemudian tiba tiba cahaya api
muncul dari arah depan dan menghadang jalan pergi mereka
berdua, diikuti munculnya dua batang obor.
Dibawah cahaya api obor yang terang benderang, seorang
pria berpakaian ringkas warna hitam munculkan diri diatas
sebuah batu cadas bawab tebing curam, dengan suara keras
orang itu menegur : "Benarkah yang datang adalah Siau Ling!"
"Betul . siapa kau?"
"Aku hanya seorang prajurit tak bernama dalam dunia
persilatan, sekali pun kukatakan namaku, belum tentu Siau
tayhiap mengenalnya!"
Tiba2 ia loncat turun dari atas batu cadas itu, dan lenyap
dibalik bebatuan tajam. Cahaya api tampak berkilauan diempat penjuru, dalam
waktu singkat berpuluh2 batang obor telah bermunculan
disana sini, membuat suasana dalam lembah sempit itu jadi
terang benderang ibaratnya disiang hari bolong belaka.
Menyaksikan kesemuanya itu, Siau Ling segera berpikir
dihati ,- "Kenapa aku musti bersusah payah untuk memerangi
kelima ekor naga perkasa itu" Apa salahnya kalau kugunakan
kesempatan yang sangat baik dikala barisan mereka belum
tercipta kulampaui dulu rintangan yang kuat ini "
Berpikir simpai disini, dengan suara rendah dia lantas
berbisik.
Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Nona Wu. Ayo kita terjang keluar dari kepungan ini !"
Begitu selesai berbicara, ia meloncat lebih dahulu kearah
depan. Dibawah Cahaya api obor, terlihatlah cahaya perak
berkilauan diangkasa tahu tahu dua sosok mahluk aneh
bertubuh penuh sisik telah loncat keluar dari tempat
persembunyiannya dan menghadang jalan pergi pemuda Siau.
Dengan cepat Siau Ling menghentikan langkah kakinya,
kepada sang dara ia berbisik,
"Nona Wu mundurlah sedikit kebelakang." Sementara itu
Wu Yong agak menengadah keatas, ia lihat kedua sosok
makhluk aneh yang menghadang jalan pergi mereka memakai
pakaian bersisik naga yang memancarkan sinar berkilat,
terutama sekali sepasang mata mereka yang bengis
berkeliaran kesana kemari dengan tajamnya,
Sisik tebal yang tumbuh diatas lengan tangan mereka
berwarna merah darah, kelima kuku jarinya tajam meruncing
dan berwarna biru, itu berarti tubuh mereka selain dilindungi
sisik tebal warna merah, dilengkapi pula dengan senjata
mematikan yang mengandung racun amat keji.
Dalam hati Wu Yeng lantas berpikir.
"Dandanan kedua ekor makhluk ini memang kukoay dan
menyeramkan, andaikata aku tidak mendengar lebih dahulu,
jika mendadak bertemu dengan mereka niscaya aku akan
terperanjat hingga pingsan saking takutnya ..."
Sambil berpikir sepasang telapak tangannya bekerja cepat,
jarinya menyentil kemuka berulang kali bubuk putih yang
halus pun segera meluncur kedepan.
Makhluk aneh itu cukup cekatan pula, baru saja Wu Yong
melepaskan bubuk racunnya, mendadak makhluk aneh yang
ada disebelah kiri itu melancarkan satu pukulan dahsyat
kedepan, desiran tajam seketika meluncur kedepan memapaki
datangnya bubuk racun tersebut.
Termakan oleh hawa pukulan yang maha dahsyat tersebut,
bubuk racun itu segera tersebar dan terpental kembali kearah
pemiliknya. Siau Ling tarik nafas panjang sambil melayang mundur lima
depa kebelakang, bisiknya dengan lirih:
"Nona, cepat mundur agak jauhan, aku lihat mereka tak
mempan terhadap pengaruh racun, apalagi setelah tubuhnya
dilindungi oleh sisik merah yang begitu kuat dan tebal"
Dalam pada itu makhluk aneh yang berdiri disebelah kanan
telah menubruk maju ke depan, secepat kilat ia menerjang
kearah Siau Ling yang masih berbicara.
Buru2 sianak muda itu mengepos tenaga sambil melayang
mundur sejauh delapan depa kebelakaog.
Makhluk aneh yang ada disebelah kiri tidak diam begitu
saja. Diapun bergerak dan menubruk kearah Wu Yong
Betapa terperanjatnya hati anak dara tersebut sewaktu
tiba2 menyaksikan datangnya tubrukan, segumpal cahaya kilat
disusul meluncurnya sepasang lengan penuh kuku runcing,
cepat2 dia meloncat kebelakang dan berusaha menghindarkan
diri. Sungguh cepat gerak tubuh makhluk aneh itu, walaupun
Wu Yong telah berusaha untuk menghindarkan diri, tapi tak
urung pakaian yang dikenakan gadis itu tersambar pula oleh
ujung jari makhluk aneh itu sehingga robek sebagian .
Beberapa inci serangan itu lebih kebawah niscaya tubuh
Wu Yong kena tersambar hingga hancur terkoyak koyak.
Karena pakaiannya tersambar hingga robek sebagian,
dengan sendirinya Wu Yong berada dalam keadaan setengah
telanjang, untung pakaian dalamnya tidak sampai tersambar
robek, sehingga kecuali tampak kulit badannya yang putih
halus, bagian rahasianya tak sampai ketahuan orang.
Makhluk aneh yang semula menerjang ke arah Siau Ling
tadi tiba tiba berpaling dan sekarang ganti menerjang kearah
Wu Yong. Sementara sang dara itu sendiri belum hilang rasa
kagetnya ingatan kedua belum sempat berkelebat lewat,
sepasang lengan mahluk aneh yang bersisik merah itu diiringi
desiran tajam dari ujung kukunya yang berwarna biru tahu
tahu sudah muncul didepan mata.
Dalam keadaan yang sangat kritis itulah Siau Ling
membentak keras: "Nona. hati-hati..!"
Tangan kanannya cepat bertindak, dengan ilmu sentilan jari
saktinya dia lepaskan satu serangan gencar kedepan.
Dalam kenyataan, sebelum jeritan diutarakan serangan
yang maha dahsyat tadi telah dilancarkan lebih dahulu oleh
pemuda kita. "Duukk!" dengan telak sentilan jari sakti telah bersarang
dilengan kanan makhluk aneh itu. Dengan sendirinya serangan
yang dilancarkanpun menemui sasaran yang kosong.
Wu Yong bertindak cepat, menggunakan kesempatan yang
ada ia enjotkan badan dan kabur kearah Siau Ling.
Walaupun serangan jari yang dilepaskan Sianak muda tadi
bersarang telak ditubuh lawan, akan tetapi berhubung sisik
merah yang melindungi tubuh makhluk aneh itu terlampau
tebal, maka serangan dahsyat tadi tak sampai melukai
tubuhnya. Terlihatlah makhluk aneh itu putar badannya mengikuti
perputaran sang lengan, tiba2 ia lompat kemuka dan
menerjang tubuh Siau Ling .
Ternyata apa yang diduga sianak muda itu semula meleset
sama sekali, kendatipun sisik merah yang dikenakan makhluk2
aneh itu sangat tebal dan berat, akan tetapi hal itu sama
sekali tidak mempengaruhi kelincahan tubuh mereka,
tubrukan tersebut bisa dilancarkan dengan kecepatan yang
sangat mengejutkan. Siau Ling segera putar tangan kirinya dan melancarkan
Satu babatan maut kedepan.
Makhluk aneh itu tak mau tunjukkan kelemahannya, diapun
putar tangan kanannya dan menerima datangnya ancaman
dari Siau Liog tadi dengan keras lawan keras.
Siau Ling sendiripun tak mau mengalah, dia hendak
menggunakan kesempatan yang ada untuk menjajal sampai
dimanakah kesempurnaan tenaga dalam yang dimiliki
musuhnya. Apalagi dengan sarung tangan berusia seribu
tahun yang tak mempan terhadap tusukan kuku tajam ia tak
usah merisaukan ancaman bahaya..
"Bluaam..!" Sepasang telapak tangan saling membentur
satu sama lainnya hingga menimbulkan suara ledakan keras
yang amat memekakkan telinga, seketika itu juga makhluk
aneh itu tergetar mundur satu langkah kebelakang.
Siau Ling sendiri walaupun dalam bentrokan ini telah
salurkan hawa murninya sebesar tujuh bagian, tak urung
merasakan lengannya jadi kaku dan linu pula.
Sesudah saling mencoba kekuatan lawan Siau Ling segera
loncat keudara lalu melesat delapan depa kearah samping.
Kiranya setelah Siling beradu kekuatan tadi, pemuda itu
merasakan bahwa makhluk2 aneh itu dilindung oleh sejenis
bahan bersisik yang keras dan kuat. Ia sadar jikalau sampai
bentrok dengan mereka dalam suatu pertarungan keras lawan
keras, susahlah bagi dirinya untuk melukai mereka, karena itu
dia harus mengalahkan mereka dengan gunakan akal.
Sementara ia masih termenung sambil berpikir keras, dari
arah kiri dan kanan masing masing muncul pula tiga orang
makhluk aneh. Dengan cepat kelima orang makhluk aneh
tersebut mengurung Siau Ling dan Wu Yong di tengah
kepungan. Sejak pakaiannya kena disambar robek oleh pihak lawan
hingga tubuhnya hampir berada dalam keadaan setengah
telanjang, dalam hati kecil Wu Yong sudah timbul perasaan
jeri dan takut yang tak terhingga, apalagi sekarang setelah
dilihatnya, disekitar sana muccul kembali tiga orang makhluk
aneh. Bisa dibayangkan betapa kaget, seram dan takutnya
dara tersebut. Dengan penuh ketakutan ia berseru :
"Saudara Siau, coba lihat! Muncul tiga sosok makhluk
lagi..." Siau Ling berpaling dan memandang sekejap kearah ketiga
sosok makhluk aneh itu, Ketika dilihatnya mereka mengambil
posisi mengurung dan tidak bergerak lagi. Segera ujarnya :
"Jumlah mereka memang berlima, setelah lima ekor
makhluk aneh ini munculkan diri semua rasanya tak mungkin
akan muncul makhluk yang keenam., kau tak perlu kuatir.."
Setelah berhenti sebentar, tambahnya lagi dengan suara
lirih : "Dalam situasi seperti ini yang paling penting adalah
menyelamatkan jiwa dari ancaman bahaya, nona baik2lah
kenakan pakaian yang robek itu!"
Kiranya Wu Yong sedang repot memegangi ujung baju
yang robek dan berusaha untuk menutupi bagian2 tubuhnya
yang terluka dan kelihatan orang.
Setelah mendengar bisikan itu, Wu Yong mengangguk dan
mengikat pakaian robeknya itu menjadi satu. walaupun masih
ada bagian-bagian lain yang kelihatan, namun dalam keadaan
begini apa boleh buat" Selain dibiarkan tetap terlihat, apa lagi
yang bisa dilakukan"
Menyaksikan keadaan gadis itu, diam2 Siau Ling merasa
kasihan, ia tahu ilmu silat yang dimiliki gadis she-Wu itu tak
begitu tinggi dan dia masih membutuhkan perlindungan
darinya, tapi keadaan tidak mengijinkan dia berbuat demikian,
apalagi menghadapi serangan gabungan dan lima ekor naga
yang sudah tersohor karena Keampuhannya, ia tak berani
bertindak gegabah. Tak tertahan lagi ia menghela napas panjang, katanya
dengan nada gegetun : "Tidak sepantasnya kubawa nona datang kemari!"
Agak tergetar sekujur badan Wu Yong mendengar
perkataan itu, segera sahutnya .
"Kau tak usah menguatirkan diriku, hadapilah musuh
tangguh dengan hati tenang, aku bisa menjaga diriku sendiri
!" Beberapa patah kata itu diucapkan dengan nada yang
kurang jelas, mungkin hal ini di sebabkan karena rasa malu
dan takutnya yang berkecamuk menjadi satu.
Siau Ling tersenyum getir, dia sendiripun tahu kalau gadis
itu sudah dibikin pecah nyalinya oleh serangan maut yang
dilepaskan makhluk aneh tadi, dengan lembut segera ujarnya.
"Nona Wu Yong. kau tak usah takut ! Merekapun manusia
seperti kita kita ini. Cuma mereka mengenakan pakaian
bersisik yang tebal dan keras sehingga sepintas lalu bentuk
mereka berubah jadi aneh dan menyerarnkan, masih
ingakatkah nona sewaktu ngobrak-abrik barisan Hui bau tin
tadi ..." Kegagahan, keberanian serta kecerdasanmu patut
dipuji, kenapa kesemuanya itu lenyap disaat ini" Kalau toh kau
tak jeri menghadapi kematian, buat apa kau pikirkan pula
keganasan kelima orang makhluk aneh itu ?"
Beberapa patah kata ini ternyata manjur sekali dan
mendatangkan kasiat yang luar biasa.
Wu yong tersenyum simpul, keberaniannya pulih kembali.
Katanya kemudian dengan lantang :
"Ucapan toako memang benar, mereka juga manusia!
Kenapa aku musti jeri kepada mereka?"
Dengan semangat berkobar2 dia merogoh leluar dua
batang jarum beracun dan digenggamnya ditangan.
Setelah dilihatnya keberanian dara itu pulih kembali seperti
sedia kala, diam2 Siau Ling sendiripun menghembuskan nafas
panjang. Sementara itu, kelima ekor naga sakti itu sudah
membentuk barisan mereka yang tangguh, selangkah demi
selangkah kelima orang itu mulai maju mendekati musuhnya.
Dengan pandangan berkilat, Siau Ling menyapu sekejap
kelima orang itu, lalu serunya dengan suara lantang :
" Saudara2 sekalian, kalian tak usah berlagak jumawa,
kelihayan kamu berlima tak lebih karena ditubuh kalian
mengenakan pakaian bersisik tebal yang tak mempan dibacok
senjata, ketahuilah pedang pendek yang kubawa ini adalah
mustika yang mempan untuk membunuh kalian semua,
daripada menyesal dikemudian hari kuperingatkan dulu
kepada kalian agar bertindak lebih waspada!"
Sembari berbicara, diam2 pemuda itu awasi reaksi dan
kelima orang makhluk aneh itu.
Apa yang diduga sianak muda itu ternyata tidak meleset,
begitu mendengar peringatan dari Siau , mereka segara
hentikan langkah maju mereka.
Hal ini membuktikan bahwa kelima orang itu masih sadar
otaknya, dan merekapun tahu kalau pedang mustika adalah
lawan yang paling tangguh, karena itu timbullah rasa jeri
dihati kecilnya. Menyaksikan hal itu, Siau Ling segera tertawa terbahak2.
"Haaah haaah haaah bukankah cuwi sekalian merasa agak
takut?"" Tiba2 ia loncat kedepan dan menerjang ke arah posisi
timur: Rupanya dalam hati pemuda inipun tahu bahwa Suatu
pertarungan seru tak mungkin bisa dihindari, ia merasa
daripada menunggu sampai musuh bergerak lebih duluan.
Lebih baik dia yang menyerang lebih dulu. Siapa tahu kalau
serangannya menghasilkan merobohkan beberapa orang
diantaranya lebih dahulu, sehingga mencerai beraikan
kekuatan main keroyok beberapa orang tadi!
Ketika makhluk aneh itu menyaksikan Siau Ling menerjang
tiba, ia segera meloncat kedepan dan menyongsong
datangnya tubrukan tersebut.
Hampir bersamaan waktunya, makhluk2 aneh yang berada
diposisi Barat, selatan dan utara bergerak pula serentak
menerjang ke arah pemuda itu.
Enam buah lengan bersisik merah darah bermunculan dari
arah yang berbeda, sama2 mencengkeram tubuh Siau Ling.
Dalam pada itu tubuh sang pemuda itu masih berada
ditengah udara, menyaksikan serangan ganas dari pihak
musuh, ia merasa amat terperanjat, buru2 hawa murninya
ditarik dan menahan gerak maju tubuhnya lebih jauh, dengan
cepat dia melayang turun keatas tanah.
Begitu kakinya menempel permukaan bumi. lengan
kanannya bergerak kedepan. Pedang pendeknya berganti
haluan dan menebas ke arah mahluk aneh yang menyerang
tiba dari tenggara.
Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Walaupun serangan gabungan musuh dilancarkan cukup
tertib dan rapat, akan tetapi kemampuan Siau Liag untuk
menghadapi kenyataanpun jauh lebih dahsyat.
Kedua belah pihak bergerak dengan kecepatan yang sukar
dilukiskan dengan kata2, -dalam waktu sekejap semuanya
sudah terjadi... Terasalah cahaya kilat menyambar lewat, menyusul darah
segar berhamburan diudara.
Ketika kedua belah pihak saling mencapai permukaan
tanah, jarak mereka sudah berselisih sejauh satu tombak
lebih. Ketika semua orang berpaling keatas tanah maka
tampaklah sebuah jari tangan yang berlapiskan sisik tebal
berwarna merah telah menggeletak ditengah gelanggang.
Rupanya dalam serangganya tadi. Siau Ling telah merubah
kembali posisi yang dituju, ketika tubuh mereka mencapai
ditengah jalan, dalam keadaan demikian makhluk aneh itu tak
sempat untuk menghindarkan diri lagi, maka tak bisa dicegah
sebuah jari tangannya termakan sambaran pedang musuh dan
terpapas kutung. Pada saat itulah, mendadak jerit lengking kesakitan yang
menyayatkan hati bergema membelah angkasa.
Dengan cepat Siau Ling berpaling, ia lihat lengan Wu Yong
telah dicengkeram oleh seorang makhluk aneh. Kukunya yang
panjang telah menembus didalam tubuh dara itu, sementara
darah segar mengucur keluar tiada hentinya.
Hawa amarah kontan berkobar didalam-benak Siau Ling, ia
berpekik panjang sambil merapatkan pedangnya didepan dada
tubuhnya langsung menerjang kearah manusia aneh tersebut.
Dalam gusarnya tanpa sadar sianak muda itu telah
mengerahkan segenap kekuatan tubuh yang dimilikinya, ilmu
pedang yang digunakanpun merupakan ilmu pedang terbang
yang maha sakti. Imu pedang tersebut merupakan Ilmu pedang tingkat
tertinggi yang pernah diwariskan Cung San Pek kepadanya,
pedang bisa dilepaskan kedepan bagaikan terbang untuk
bereskan nyawa musuh, hanya saja kepandaian ini tak pernah
digunakan dihari hari biasa karena tenaga dalamnya masih
belum cukup sempurna. Lain keadaannya dengan saat itu, dalam gugup dan
gusarnya tanpa ia sadari ilmu maha sakti tersebut telah
digunakan secara jitu. Terlihatlah cahaya sisik berkilauan, makhluk aneh yang ada
disamping lain segera loncat kedepan menghadang jalan pergi
Siau Ling. Sinar tajam berkilauan menembusi angkasa, menyusul
jeritan ngeri yang mengerikan bulu roma memecahkan
kesunyian. Darah segar berhamburan membasahi seluruh permukaan
tanah, sesosok benda berat tumbang keatas permukaan
bumii. Tampaklah makhluk aneh itu roboh tak berkutik lagi diatas
tanah, lapisan sisik tebal dibagian dadanya tersayat hancur,
darah segar mengucur keluar tiada hentinya dari mulut luka
tadi.. Ternyata dalam gusarnya tadi. ilmu pedang terbang yang
dilepaskan Siau Ling telah bersarang telak diatas dada
makhluk aneh itu, bukan saja pakaian bersisiknya telah dikoyak2,
bahkan tepat menembusi jantungnya, tak bisa
dicegah lagi melayanglah selembar jiwa makhluk aneh itu
kembali kealam baka. Empat mahluk aneh lainnya terperangah menyaksikan
kedahsyatan Siau ling, untuk beberapa saat lamanya mereka
tak tahu apa yang musti dilakukan.
Semementara Wu Yong yang kena dicengkeram oleh
makhluk aneh tadi. tubuhnya sudah terangkat tinggi keudara,
sisik tebal serta kuku runcing mahluk tersebut hampir
sebagian besar telah menembus tubuh Wu Yong, sakitnya
bukan kepalang sehingga dara itu tak mampu bersuara lagi.
tapi meskipun demikian sepasang jarum racunnya masih
digegam erat2. Tatkala Keempat orang makhluk aneh itu agak tertegun
dibuatnya oleh kehebatan Siau. Diam2 Wu Yong menggertak
giginya keras2. menggunakan kesempatan yang sangat baik
itu, sekuat tenaga lengan kanannya meronta .. iapun berhasil
lolos dari cengkeraman musuh.
Namun sisik tebal dan kuku runcing makhluk aneh itu
terlalu dalam menembusi tubuh Wu Yong. Ditambah pula
gadis itu meronta dengan sepenuh tenaga. Walaupun tangan
kanannya berhasil melepaskan diri dari cengkeraman musuh
namun tak urung lengan tersebut sudah hancur lebur tak
karuan sehingga kelihatan tulang putihnya yang mencuat
keluar. Pemandangan seperti itu boleh dibilang mengerikan sekali,
siapapun tak akan tega menjumpai keadaan Seperti itu.
Rupanya Wu Yong sendiripun telah sadar bahwa dirinya
tiada harapan untuk hidup lebih jauh tiba tiba ia berseru
keras. "Oooh...kekasihku Siau Ling aku merasa puas asal
mendapat kehangatanmu barang sejenak saja. Semoga kita
dapat bertemu kembali dalam penitisan yang akan datang...."
Sembari berteriak jarum racun yang digenggam ditangan
kanannya mendadak ditusukkan keatas makhluk aneh itu
dengan sepenuh tenaga. Perlu diketahui, sekujur badan makhluk aneh itu dilindungi
oleb lapisan sisik yang sangat kuat hanya sepasang mata
mereka yang tak berlindung apa apa.
Makhluk aneh itu sama sekali tak menyangka kalau Wu
Yong bakal menyerang matanya secara tiba tiba tak ampuh
lagi jarum beracun itu tepat menembusi matanya.
Ia berpekik kesakitan sambil meraung kalap
dicengkeramnya tubuh Wu Yong erat erat. Kemudian dengan
sekuat tenaga ia betot tubuh dara itu sehingga tersayat jadi
dua potong, Ditengah semburan darah segar isi perut
berhamburan, terlempar sejauh dua tombak lebih dari
gelanggang. Racun yang dibubuhi pada ujung jarum tersebut
merupakan racun berkadar tinggi, begitu jarum tadi
menembusi matanya, rasa penderitaan dan sakit yang diderita
makhluk aneh itu sukar ditahan lagi, setelah menyayat tubuh
Wu Yong dan melemparkan mayatnya jauh2, ia segera
menutupi wajah sendiri sambil berteriak2 kalap.
Suaranya keras dan melengking, begitu seramnya suara
tersebut hingga membuat siapapun yang mendengar akan
bergidik dan bulu romanya pada bangun berdiri.
Semua peristiwa ini berlangsung dalam sekejap mata. Siau
Ling sebenarnya sudah siap menolong Wu Yong, tapi sayang
usahanya terlambat sedetik.
Menyaksikan kematian dara itu, dalam keadaan mengerikan
hawa amarah yang berkobar dalam benak Siau Ling makin
berapi2, hawa napsu membunuh menyelimuti Seluruh
wajahnya, sambil membentak keras ia menubruk kedepan dan
melepaskan sebuah sapuan dahsyat.
Setelah matanya dibuat buta oleh tusukan jarum beracun,
makhluk aneh itu sudah tak dapat melihat sasarannya lagi,
ditambah pula daya kerja racun itu mulai berjalan, boleh
dibilang makhluk itu sudah Kehilangan kesadarannya dan
hampir mendekati kekalapan
Tentu saja berada dalam keadaan seperti itu, tak mungkin
lagi baginya untuk menghindari serangan maut yang
dilepaskan Siau Ling. Cahaya tajam menyambar lewat, sisik baja berhamburan
diatas tanah, lengan kirinya yang sedang terayun sudah
termakan bacokan hingga kutung jadi dua bagian darah segar
kembali berhamburan diatas tanah.
Beberapa kali bentakan nyaring bergema nemecahkan
kesunyian, pada saat yang hampir bersamaan tiga orang
makhluk aneh lainnya segera maju kedepan dan menubruk
tubuh Siau Ling. Sesudah berhasil dengan serangannya, semangat sianak
muda itu makin berkobar, ia miring kesamping menghindar
kebelakang makhluk aneh yang kehilangan lengan itu
kemudian sebuah tendangan kilat dilancarkan dan tepat
menghantam tulang punggung makhluk tersebut.
Karena tendangan ini, tubuhnyapun dengan sendirinya
menerjang kedepan, dalam keadaan begini lengan kirinya
yang digunakan untuk menutup mata langsung diayun
kedepan. Kesadaran makhluk aneh itu boleh dibilang sudah kalut tak
karuan, ia sudah tidak dapat membedakan lagi mana sahabat
mana musuh. serangan yang dilancarkan secara membabi
buta itu tepat menghantam tubuh rekannya sendiri.
Makhluk aneh yang sedang menerjang datang dari arah
timur itu sama sekali tidak menyangka kalau rekannya bakal
melepaskan serangan kearahnya. Dalam keadaan begitu ia tak
sempat untuk menghindar lagi, dadanya terhajar telak oleh
pukulan tersebut. Serangan yang dilepaskan dalam keadaan sekarat ini boleh
dibilang luar biasa sekali sebab ia telah menggunakan segenap
tenaga dalam yang dimilikinya.
"Duukk .blaamm! " ditengah benturan keras yang
memekikkan telinga, makhluk aneh yang sedang menerjang
tiba dari arah timur itu mencelat kebelakang dan roboh
terkapar diatas tanah. Makhluk aneh yang kehilangan lengan itu sendiri semakin
payah kondisinya, sehabis menyerang dengan sepenuh
tenaga tubuhnya berdiri dengan sempoyongan..
Hawa napsu membunuh telah menyelimuti wajah Siau Ling,
secepat kilat ia menerjang maju kedepan pedang pendeknya
berputar kencang langsung ditujukan kearah punggung
makhluk aneh itu, sementara kaki kanannya melepaskan satu
tendangan kearah iga makhluk aneh lain.
Jeritan ngeri menggema diangkasa membelah kesunyian
yarg mencekam dimalam hari itu. Makhluk aneh yang
kehilangan lengan tadi tertusuk telak dadanya hingga tembus
kebelakang, darah segar berhamburan diempat penjuru, tak
ampun lagi tubuhnya roboh binasa keatas tanah.
Dengan mampusnya dua orang makhluk aneh dan satu lagi
terluka parah, barisan ngo liong toa tin jadi kacau balau dan
tak teratur lagi. Dengan semangat berkobar kobar Siau Ling mendesak
maju lebih kedepan. Pedang pusakanya berputar siap
melancarkan serangan, ia bertekad untuk membasmi kelima
ekor naga sakti itu sekaligus.
Disaat yang amat tegang itulah, tiba tiba terdengar suara
sumpritan yang sangat tajam dan aneh berkumandang dari
arah tebing curam, dua orang makhluk aneh yang tak sampai
terluka itu segera putar badan dan kabur searah mana
berasalnya suara tadi. Makhluk aneh yang terluka dan sedang menggeletak
ditanahpun berusaha meronta bangun, kemudian dengan
sempoyongan orang itu ikut kabur dari sana.
Bersamaan dengan kaburnya tiga orang mahluk aneh tadi,
obor obor yang dipasang disekeliling lembah sempit tadipun
ikut padam, dalam waktu singkat suasana pulih kembali dalam
kesunyian dan kegelapan. Semua peristiwa itu berlangsung terlalu tiba2 dan lagi
mundurnya ketiga orang makhluk aneh itupun dilakukan
dengan kecepatan luar biasa, sementara Siau Ling masih
tertegun, bayangan tubuh dari beberapa orang itu sudah
lenyap tak berbekas. Siau Ling menengadah memandang bintang yang
bertaburan diangkasa, lalu menghembuskan napas panjang, ia
pejamkan matanya rapat2. Menanti matanya sudah terbiasa
dengan kegelapan ia baru membukanya kembali dan berjalan
menghampiri mayat Wu Yong yang berserakan diatas tanah.
Bisiknya dengan sedih . "Nona. kau mati lantaran membantu aku, maafkanlah daku
karena aku tak sempat menyelamatkan jiwamu.. Suatu ketika
ketiga manusia aneh yang masih tersisa itu pasti akan
kubunuh, agar sukma nona di alam baka bisa beristirahat
dengan tenang." Setelah berhenti sebentar, sambungnya kembali :
"Sayang pada saat ini aku tak bisa berdiam terlalu lama
disini. Setelah ketiga ekor naga itu kubunuh, akan kusajikan
kembali lilin putih serta bunga warna warni untuk sembahyang
bagi arwah nona, sekarang beristirahatlah dahulu dengan
tenang disini. l" Selesai berkata ia kumpulkan jenasah Wu Yong yang
tercerai berai dan dijadikan satu, kemudian menggali sebuah
lubang dan menguburnya disana.
Selesai bersembahyang, barulah si anak muda itu
melanjutkan kembali perjalanannya kedepan.
Sementara itu langit menjadi gelap, awan tebal
menyelimuti di seluruh angkasa, menutupi Cahaya bintang
yang berkedip2. Suasana dalam lembah diliputi oleh kegelapan, begitu
gelapnya sehingga sukar untuk memandang kelima jari tangan
sendiri. Siau Ling menghembuskan nafas panjang dengan
membawa rasa sedih yang amat tebal dengan langkah lebar ia
lanjutkan perjalananya kedepan, dalam hati pikirnya:
"Setelah kulewati barisan Ngo liong toa tin ini, berarti aku
telah melewati tujuh buah rintangan, itu berarti rintangan
selanjutnya adalah rintangan terakhir, entah jago lihay
manakah yang telah dipersiapkan disana?" Tapi yang jelas,
orang itu pastilah seorang tokoh persilatan yang mempunyai
ilmu silat sangat tinggi!"
Dengan penuh kewaspadaan dan hawa murni disalurkan
mengelilingi seluruh badan, selangkah demi selangkah ia
lanjutkan per jalanannya kedepan.
Selama beberapa hari belakangan ini, tenaga dalam yang
dimiliki Siau Ling telah peroleh kemajuan yang sangat pesat,
walaupun lembah tersebut diliputi kegelapan yang mencekam,
namun pemandangan disekitar berapa tombak masih sanggup
dilihat jelas oleh pemuda itu.
Perjalananpun dilanjutkan dengan sangat hati2. Tanpa
terasa tiga empat langkah sudah dilalui.
Pemandangan yang terbentang didepan mata tiba2
berubah seratus delapan puluh derajat, apa yang terlibat
Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
didepan sana hanyalah sebuah hutan belantara yang lebat dan
gelap. Tanpa sadar Siau Ling menghentikan langkah kakinya,
dalam hati ia lantas berpikir.
"Setiap rintangan yang disiapkan Shen Bok Hong, jaraknya
selalu hanya terpaut kurang lebih beberapa li. kenapa jebakan
yang diaturnya kali ini berselisih begitu jauh dan panjang"
Mungkinkah rintangan mereka yang terakhir ini memang
sengaja diatur ditengah hutan belantara yang lebat itu"
Sementara dia masih termenung, tiba2 cahaya api
memuncar keempat penjuru, dan kurang lebih beberapa
tombak dibadapannya muncullah sebuah lampu lentera.
Dibawah cahaya lampu lentera itu tersebut, suasana
disekiiar tempat itu dapat terlihat jelas, diatas lampu lentera
tadi terukirlah empat huruf besar yang berbunyi :
Perkampungan Pek hoa san cung.
Siau Ling segera mendehem ringan, lalu menegur.
"Siapa disitu ?"
Orang yang membawa lampu lentera itu berbadan tinggi
besar, seraya menggoyangkan lentera ditangan dia berseru.
"Sam te. Ilmu silatmu telah peroleh kemajuan yang pesat
sekali, secara beruntun kau telah berhasil melampaui tujuh
buah rintangan yang kusiapkan, kehebatan serta
kemampuanmu cukup membuat hatiku merasa sangat kagum
" Suaranya serak serak basah dan nyaring didengar, siapa
lagi kalau bukan Shen Bok Hong pribadi "
Dengan suara ketus dan dingin Siau Ling segera
menanggapi. "Oooh ...! Rupanya Shen Bok Hong disitu, aku mengira
siapakah yang telah menghadang untuk merintangi
perjalananku." "Hmm ! sejak dulu kita sudah merobek jubah memutuskan
hubungan persaudaraan, aku orang she-Siau tak berani
menerima sebutanmu yang amat tinggi itu"
Setelah berhenti sebentar, sambungnya lebih jauh:
Menurut penilaianku rintangan yang terakhir ini pasti
bahaya dan luar biasa sekali mungkinkah Shen toa-cungcu
yang akan terjun sendiri kedalam gelanggang?"
Shen Bok Hong menengadah dan tertawa ter-bahak2
"Haaah haaah haaahh tampaknya saudara Siau sangat
berharap dapat melangsungkan suatu duel sengit melawan
diriku?" "Benar, sebab aku sudah dapat merasakan akan hal ini,
cepat atau lambat kita musti melangsungkan pula pertarungan
tersebut, bukankah begitu?""
"Soal itu sih harus dilihat dulu apakah kau punya rejeki
untuk melangsungkan pertarungan melawan aku atau tidak !"
"Apa yang kau maksudkan dengan perkataanmu itu?" teriak
Siau Ling dengan penuh kegusaran.
"Aku toh sudah terangkan kepadamu bahwa sepanjang
lembah sempit ini telah kuatur delapan buah rintangan maut,
dan sekarang engkau baru melampaui tujuh buah rintangan
belaka!" "Dan kini rintangan yang kedelapan bukankah dijaga oleh
Shen toa-cungcu sendiri ?"
"Saudara Siau, kau tak usah keburu napsu hingga pikiran
jadi kalut tak keruan, asal engkau bisa meloloskan diri dari
rintanganku yang kedelapan ini. Suatu ketika aku pasti akan
melayani tantanganmu untuk berduel selama beberapa hari
beberapa malam. Tapi andaikata engkau harus mampus
disini.. biarlah niatmu itu kau bawa pulang kealam baka saja!"
"Baik! kalau memang begitu aku tolong tanya dimanakah
rintangan yang kedelapan ini kau siapkan" dan bagaimana
pula Acaranya aku harus melewatinya" Shen toa-cungcu,
sekarang juga kau boleh suruh mereka mulai bekerja!"
Shen Bok Hong tertawa rawan.
"Saudara Siau, apakah engkau tidak merasa heran dengan
situasi yang kau hadapi sekarang ini?"
"Shen taa cungcu. aku harap selanjutnya kau sebut saja
langsung dengan namaku, jangan saudara.. saudara melulu,
bikin hati orang jadi muak saja!"
Shen Bok Hong tertawa dingin.
"Heeh..beehh..heehh.. baik! Baik! aku akan menyebut kau
sebagai Siau tayhiap saja!"
Siau Ling tahu, ucapan itu sudah membangkitkan hawa
amarah dalam hatinya, dengan pandangan tajam dia segera
awasi sekejap pandangan disekitar tempat itu, kemudian
katanya : "Aku temukan sesuatu yang aneh tentang daerah disekitar
tempat ini!" "Apakah engkau tidak merasa bahwa lembah sempit ini
penuh dengan batu2 cadas yang berserakan sedangkan
disekitar tempat ini malahan penuh tumbuh dengan
pepohonan siong yang rendah tapi lebat?"
"Aku tidak menemukan sesuatu yang aneh tentang
pepohonan siong yang pendek dan rendah ini"."
Setelah berhenti sebentar, pemuda itu melanjutkan kembali
. "Oh, benar! mungkinkah Shen toa cungcu telah siapkan
ahli2 senjata rahasia untuk berbunyi didalam hutan yang lebat
ini?" "Siau tayhiap tak perlu kuatir, tak nanti kugunakan cara
seperti itu untuk menghadapi dirimu!"
"Shen toa cungcu. Kedelapan orang bayangan berdarahmu
serta barisan Ngo-liong toa tin yang paling kau andal2kan,
telah kujajal dan kuhadapi semua, aku rasa mereka semua
masih belum cukup untuk membuat hatiku jadi puas serta
kagum!" "Siau tayhiap tak usah berlagak jumawa lebih dulu, kau
harus ingat masih ada sebuah rintangan lagi yang harus kau
lampaui.." Ia berhenti sebentar untuk tukar napas, lalu terusnya lebih
jauh : "Siau tayhiap, sudah kau lihat diantara hutan belantara ini
terdapat sebuah jalan kecil usus kambing yang menjorok jauh
ke dalam sana?" Siau Ling alihkan sorot matanya kearah mana yang
ditunjuk, memang tak salah, disitu memang terbentang
sebuah jalan kecil usus kambing yang jauh menjorok kedalam
hutan, ia lantas menjawab :
"Ehmm...perkataanmu memang tak keliru"
"Silahkan Siau tayhiap masuk hutan mengikuti jalan kecil
usus kambing tersebut, bahkan kau boleh melanjutkan
perjalanan dengan hati tenang, sebab dikedua belah sisi jalan
sama sekali tak ada rintangan atau jebakan apa2, kurang lebih
seratus kaki kemudian, kau akan menjumpai sebuah rumah
yang terbuat dari batu, didalam ruangan batu itulah kekasih
hati Siau tayhiap yakni nona Pek-li kusekap disitu, silahkan kau
bebaskan sendiri kekasih hatimu itu!"
Siau Ling segera mendehem ringan.
"Jadi semua alat jebakan yang paling bahaya dan paling
dahsyat telah kau atur semua didalam ruang batu itu?"
tegurnya. Shen Bok Hong menggeleng.
"Tidak, pendapatmu itu keliru besar! Silahkan Siau tayhiap
melanjutkan perjalanan dengan hati lega"
"Terlalu sederhana., terlalu mudah., bikin bati orang susah
percaya. Makin pampang sesuatu urusan semakin patut
dicurigai" Shen Bok Hong mendengus dingin.
"Hmm ! mau percaya atau tidak terserah pada pendapat
Siau tayhiap sendiri, pokoknya apa yang kuucapkan semuanya
adalah kata2 yang sejujurnya !"
"Bagaimana selanjutnya ?" tanya sianak muda itu
kemudian. "Keempat anggota badan nona Pek li Peng yang kusekap
dalam ruang batu itu telah kuikat dengan tali otot kerbau yang
sangat kuat , selain itu beberapa buah jalan darahnya telah
kutotok pula dengan ilmu totokan khususku, tapi aku rasa
kesulitan2 tersebut masih belum cukup untuk menyusahkan
diri Siau tayhiap !"
"Kalian telah mencelakai dirinya?" teriak Siau Ling dengan
penuh kemarahan: Mendengar ucapan tersebut, Shen Bok Hong segera
menengadah dan tertawa terbahak2.
"Haaah haah haaah kecantikan wajah nona Pek-li memang
luar biasa sekali, tetapi memandang diatas wajah Siau tayhiap
aku sama sekali tak pernah menyentuh tubuhnya, selain itu
akupun telah menurunkan perintah khusus kepada anak
buahku agar jangan mengganggu dirinya."
"Semoga saja apa yang kau ucapkan adalah kata2 yang
sejujurnya!" "Memandang diatas hubungan kita yang pernah menjadi
saudara selama beberapa waktu, bersediakah engkau
mendengarkan beberapa patah kata peringatanku?""
"Silahkan Shen toa-cungcu katakan!"
"Setiap tempat yang tampaknya tidak berbahaya, disitulah
sudah tersedia perangkap yang mematikan, aku harap engkau
suka baik baik menjaga diri."
Habis berkata dia lantas goyangkan lentera ditangannya
hingga cahaya api menjadi padam.
Siau Ling tahu bahwa gembong iblis itu telah berlalu, dalam
keadaan begitu banyak bertanya juga tak ada gunanya,
dengan tangan kanan menggenggam pedang pendek, pemuda
itu lanjutkan kembali perjalanannya menelusuri jalan usus
kambing tersebut. Walaupun dalam pembicaraan tadi. Shen-Bok Hong telah
menerangkan babwa didalam hutan belantara ini tidak
tersedia alat jebakan atau rintangan apapun juga akan tetapi
Siau Ling tak berani bertindak secara gegabah, hawa
murninya dihimpun sebesar sepuluh bagian, hawa kikang
dikerahkan untuk melindungi seluruh badan selangkah demi
selangkah dia lanjutkan perjalanannya menuju kedalam hutan.
Dua puluh kaki sudah dilalui tanpa terasa apa yang
diucapkan Shen Bok Hong ternyata tak salah sepanjang
perjalanan ia tidak menemukan sssuatu apapun yang
mencurigakan, tanpa terasa perjalananpun dipercepat lagi ...
Apa yang kemudian terlintas memang tidak selisih jauh
dengan apa yang diterangkan Shen Bok Hong semula.
Seratus kaki kemudian tampaklah sebuah bangunan batu
terbentang didepan mata. Didepan rumah batu itu tergantung sebuah lampu lentera
berwarna merah darah, cahaya merah yang memancar keluar
dari lentera tersebut membuat mata terasa jadi silau
Buru buru Siau Ling memburu kedepan rumah batu itu,
teriaknya dengan suara lantang.
"Peng-ji...! Peng ji ...!"
"Apakah toako disitu"!" dari balik ruang batu
berkumandang suara jawaban dari Pek Ii Peng.
"Benar, aku disini..! Peng-ji. kau berada dalam keadaan
sehat2 saja bukan?" "Blaammm.,!" sekali ayun bogem mentah pintu kayu
didepan bangunan itu sudah terhantam ambrol.
Terlihatlah Pek li Peng duduk diatas sebuah kursi kayu,
sepasang tangan dan kakinya dibelenggu oleh tali otot kerbau
yang sangat kuat. Dengan tangan kirinya Siau Ling menyambar lampu lentera
yang tergantung didepan pintu, kemudian dengan langkah
lebar memasuki ruangan tersebut, sementara dengan pedang
pendek ditangan kanannya ia membuat putus tali otot kerbau
yang membelenggu keempat anggota badan Peng li peng .
Setelah tali belenggu itu terlepas, Pek li Peng
menggerakkan sepasang lengannya yang telah bebas itu, lalu
menghembuskan napas panjang.
"Peng ji. apakah mereka telah mencelakai dirimu"!" bisik
Siau kemudian. Pek li Peng mengangguk. "Benar" "Bagian manamu yang diganggu mereka?" tanya Siau Ling
cepat dengan penuh emosi.
"Mereka telah tolok jalan darah dikaki-ku!"
Setelah mengetahui apa yang dimaksudkan. Siau kembali
menghembuskan napas lega.
"Oooh .! kiranya begitu yang kau maksudkan."
Pek-li Peng tertawa. "Ayoh cepat bebaskan jalan darahku dan mari kita
tinggalkan tempat ini!"
Dengan cepat Siau Ling membebaskan kedua buah jalan
darah Pek li yang tertotok, lalu kembali ia bertanya :
"Apakah Shen Bok Hong sekalian memasakan untuk
menelan obat racun atau sebangsanya?"
"Tidak .." "Kok aneh sekali."
"Apanya yang aneh"!
"Berbicara dari watak serta tabiat dari Shen Bok Hong.
tidak semestinya ia bersikap begitu baik terhadap diriku!"
"Siapa tahu kalau dia merasa agak jeri terhadap toako.
maka ia tak berani bersikap terlain jelek atas diriku."
Dengan cepat Siau Ling gelengkan kepala nya.
"Mereka tak berani mencelakai dirimu, hal ini disebabkan
karena mereka hendak menggunakan dirimu sebagai umpan
untuk memancing kehadiranku disini."
Paras muka Pek It Peng berubah jadi amat serius, katanya
dengan nada dingin : "Kalau toh engkau sudah tahu kalau mereka bendak
gunakan diriku sebagai umpan untuk memancing
kedatanganmu disini, kenapa engkau datang juga ketempat
ini?" Siau Ling tertawa getir. "Meskipun aku sudah tahu. tetapi tak bisa tidak aku musti
datang kemari, Shen Bok Hong sendiripun sangat memahami
perasaan hatiku ini, maka engkaupun dibawa dan di bawa
kemari!" Pek-li Peng menghela napas panjang.
"Aaai... sejak aku kena ditangkap, selama ini diriku hanya
disekap diruangan ini, perasaan hatiku kacau balau dan saling
"bertentangan terus, aku sangat mengharapkan
kedatanganmu kemari, tapi akupun me rasa takut kalau
engkau benar2 datang, tahukah kau jika kau datang kemari
maka bagaimanakah akibatnya?"
Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Apa akibatnya?"
"Shen Bok Hong berani memancing kehadiranmu kemari,
itu berarti dia sudah mempunyai persiapan yang cukup
matang, sebaliknya kalau engkau tak datang, bukan saja di
tak bisa mencelakai kau, diapun tak akan berani mencelakai
diriku, sebarang kau telah muccul disini, kau telah
menghantarkan diri kemulut harimau, dan kini Shen Bok Hong
dapat pusatkan seluruh perhaatiannya untuk menghadapi kita
berdua!" Siau Ling tersenyum. "Peng-ji, kau tak usab menggerutu terus terhadap diriku,
ayoh cepatlah atur pernafasan dan pulihkan kembali kekuatan
tubuhmu, kita lurus segera tinggalkan tempat ini."
Kali ini Pek li Peng tidak banyak lagi, ia benar2 pejamkan
mata mulai mengatur pernafasan.
Perlahan2 Siau Ling tempelkan telpak tangan kanannya
keatas punggung dara itu dan membantu dirinya dalam
penyaluran hawa murni. Dengan kesempurnaan tenaga dalam yang dimilikinya
sekarang, begitu sang telapak tangan menempel diatas
punggung Pek-li , aliran bawa panas segera memancar masuk
kedalam tubuh gadis itu dan mengitari seluruh badannya.
Pada suat yang bersamaan ketika Siau Ling tempelkan
telapak tangan kanannya ke atas punggung Pek li . tiba2 asap
tebal yang gelap menyusup masuk kedalam ruang dan
memenuhi setiap sudut ruangan dalam bangunan batu itu.
---ooo0dw0ooo--- Jilid: 33 Dengan cepat Siau Ling menyadari apa yang telah terjadi,
segera pikirnya di-hati :
"Aaah! Tahukah aku sekarang, yang dimaksudkan sebagai
rintangan kedelapan oleh gembong iblis itu rupanya adalah
penyerangan dengan menggunakan api!"
Apabila terjadi kebakaran besar ditengah hutan yang lebat,
kedudukan Siau Ling memang cukup gawat sebab api
menyerang datang dari empat penjuru, kecuali tumbuh sayap
untuk terbang Keangkasa, rasanya ang tiada jalan lain yang
bisa ditempuh lagi. Siau Ling pun memahami, bila ia dapat satu langkah lebih
cepat berlalu dari sana berarti pula dia memiliki satu
kesempatan yang lebih luas untuk meloloskan diri dari bahaya
kebakaran. Akan tetapi Pek li Peng yang sedang bersemedi telah
berada dalam keadaan yang kritis, tak mungkin dia
mengganggu konsentrasinya dalam situasi seperti itu malahan
bisa jadi akan menyesatkan aliran hawa murninya sehingga
mengakibatkan jalan api nuju neraka.
Dalam keadaan seperti itu Siau Ling hanya bisa menggigit
bibir sambil membungkam dalam seribu bahasa.
Pek li Peng sendiri adalah keturunan seoahli silat yang
maha sakti, dasar tenaga dalam yang dimilikinya sudah amat
gi ditambah pula memperoleh bantuan dari Siau , dengan
sendirinya peredaran darah dalam tubuhnya bisa berjalan
lancar lebih cepat daripada waktu semestinya. Tak sampai
seperminum teh kemudian ia telah menyelesaikan latihannya.
Dalam pada itu kobaran api yang sedang membakar hutan
disebelah luar telah makin membesar, tatkala Pek li Peng
menyelesaikan semedinya, asap tebal telah menyelemuti
seluruh ruang batu itu. Dengan cepat Pek li Peng loncat bangun dari atas tanah,
teriaknya dengan gelisah.
"Toako. tidakkah kau lihat asap yang begitu tebal?""
"Aku sudah mengetahuinya sedari tadi."
"Kalau sudah tahu, kenapa tidak kau panggil diriku sejak
tadi ?"" Melihat sikap gelisah dan gugup dari gadis itu, mau tak
mau Siau harus berlagak tenang, ia tertawa.
"Waktu itu kau sedang mencapai situasi yang paling kritis,
kalau kubangunkan engkau, bukankah hawa murnimu akan
menyimpang dari peredaran yang sebenarnya" Kalau sampai
mengalami jilatan api menuju neraka, coba bayangkan
bagaimana akibatnya?"
"Engkau terlalu baik kepadaku, akulah yang mencelakai
dirimu...sekalipun mati aku Tak akan tentram."
Dengan lembut Siau Ling menggandeng tangan kiri Pek li ,
lalu bisiknya sambil tertawa:
"Ayoh berangkat! Mari kita lihat diluaran sana. padahal kau
tak usah terlalu menyesali dirimu sendiri. cepat atau lambat
keluar dari ruangan ini juga tak selisih terlalu jauh"
"Kau toh sudah tahu Shen Bok Hong segera menggunakan
diriku sebagai umpan untuk memancingmu masuk jebakan."
"Kau keliru besar!" tukas Siau Ling dengan cepat 'bukan dia
pancing aku masuk perangkap, melainkan dialah yang paksa
aku sehingga mau tak mau aku harus masuk kedalam
perangkap ini" "Kalau toh sudah jelas kau tahu bahwa mereka sedang
pasang perangkap untuk menantikan kedatanganmu, kenapa
kau bersikeras juga datang kemari " Dan lagi, setelah melihat
kobaran api, Kenapa tak kau sadarkan diriku?""
"Apabila Shen Bok Hong hendak menyergap kau dengan
menggunakan api. maka api itu pasti akan disulut diluar hutan
sebelah sana. Karena itu asap tebalnya baru terhembus
kemari, dalam keadaan empat perjuru terkurung api. cepat
atau keluar dari sini toh sama saja" Bukan Begitu?""
Sementara pembicaraan berlangsung, mereka sudah keluar
dari ruangan batu itu. Siau Ling segera mengempos tenaga, sambil menarik
tangan Pek-li mereka loncat naik keatas atap rumah.
Ketika sinar mata dialihkan keempat pen juru maka yang
terlihat disekitar sana hanyalah jilatan api yang berkobar2,
asap tebal menyelimuti seluruh angkasa, bukan saja baunya
amat tajam bahkan tercium pula bau belerang yang sangat
keras. Apa yang diduga Siau Ling terryata tak meleset, api itu
dilepaskan Shen Bok Hong dari empat arah delapan penjuru
pada saat yang hampir bersamaan, api berkobar mengepung
bangunan batu itu, sehingga boleh di bilang tiada harapan lagi
bagi Siau Ling berdua untuk kabur dari lautan api .
Memandang kobaran api yang sedang menjilat2 dengan
hebatnya diempat penjuru. diam2 Pek-li Peng menghela napas
panjang, pikirnya dihati :
"Kobaran api begitu keras dan besarnya, sekalipun ilmu
silat yang dimiliki Siau toako lebih lihaypun jangan harap bisa
lolos dari lautan api yang begitu hebat.."
Ketika diingatnya bahwa peristiwa ini ber mula dari dia dan
karena hendak menyelematkan jiwanya, tak kuasa lagi air
mata jatuh bercucuran membasahi seluruh wajah dara itu. Ia
segera menubruk kedalam pelukan Siau seraya bisiknya
dengan sedih: "Toako, seandainya engkau tak datang menolong aku, tidak
nanti kau akan terjebak dalam siasat busuk gembong iblis
itu..'" Siau Ling tergelak, hiburnya :
'Peng ji, bukankah seringkali kau berharap agar bisa mati
bersama denganku, coba lihat! Bukankah apa yang kau
harapkan, ini hari bakal terpenuhi" Kenapa kau malah
bersedih hati"'' Mendengar ucapan itu. Pek-li Peng berhenti menangis
bahkan malah tertawa terkikik2.
'Ehm ! Ucapan Toako memang benar, aku memang selalu
berharap dapat mati di sisi toako, dalam pandanganmu
meskipun kita sudah mati dalam kenyataan kita masih tetap
hidup. Aiih! Tapi sayang aku tidak mengharapkan kejadian
seperti ini dalam Keadaan demikian"
"Kenapa?" tanya Siau Ling keheranan.
"Dewasa ini engkau adalah lampu lentera bagi dunia
persilatan engkau melambangkan kebenaran dan keadilan,
engkau tak boleh mati konyol dalam keadaan seperti ini.."
Dengan penuh kasih sayang Siau Ling membelai rambut
Pek-li yang hitam halus, bisiknya dengan lembut
"Sekalipun saat ini kau ingin merubah keinginan hatimu,
aku rasa hal itu tak mungkin bisa terpenuhi.."
Dalam hati kecilnya pemuda itu tahu bahwa mereka sudah
terkurung dan tipis sekali harapannya untuk bisa hidup
kembali, bukannya gugup atau gelisah sianak muda ini
malahan jadi tenang sekali, ia tersenyum dan melanjutkan
kembali kata2nya : "Meskipun kita sudah terjebak dan terkurung dalam lautan
api, namun janganlah kita pasrah pada takdir dengan begitu
saja, ayohlah kita berusaha mencari tempat yang mungkin
bisa digunakan untuk bersembunyi dari amukan jago merah
ini, kita jangan biarkan Shen Bok Hoag bergembira tanpa ada
usaha sama sekali dari pihak kita sendiri!"
"Tapi... aku tidak menemukan sesuatu tempat yang
rasanya bisa kita gunakan untuk bersembunyi ..."
"Meskipun kobaran api yang membakar butan sebelah sana
amat besar dan kuat, untuk bisa membakar sampai di ruang
batu ini paling sedikit harus membutuhkan waktu sepertanak
nasi kemudian itu berarti masih tersedia cukup waktu bagi kita
untuk mencari akal guna menanggulangi kesulitan ini ... ayoh
kita turun dan coba-coba adu nasib, siapa tahu kalau nasib
kita mujur?" Sebenarnya perasaan hati Pek li peng sudah amat kalut ia
merasa amat menyesal karena sudah mencelakai jiwa
kekasihnya, akan tetapi setelah menjumpai ketenangan Siau
yang luar biasa, rasa tegang yang semula menyelimuti hatinya
tanpa sadarpun jadi lebih mengendor ...
Sementara itu Siau Ling telah memeriksa sekejap keadaan
disekeliling tempat itu. tiba tiba dengan muka berseri serunya.
"Peng ji cepat ambilkan sebatang kayu yang disulut api !"
"Buat apa"!" tanya sang dara keheranan.
"Saat ini aku tak punya banyak waktu untuk menerangkan
kepadamu, cepatlah lakukan dulu.'nanti baru .bercerita!"
Pek-li Peng segera mengiakan dan buru2 berlalu dari sana.
Siau Ling sendiripun loncat turun dari atas atap rumah dan
bergerak menuju kearah barat, kurang lebih tujuh delapan
kaki kemudian tampaklah sebuah batu cadas yang sangat
besar menghadang jalan perginya.
Dengan cekatan Siau Ling loncat naik ke atat batu cadas
itu, ia lihat empat penjuru telah berubah jadi lautan api.
Secara lapat2 ia dengar pekikan binatang yang ketakutan
berkumandang dari kejauhan suasana amat gaduh dan
menyeramkan sekali. Sementara itu suara panggilan dari Pek-li Peng
berkumandang pula diri kejauhan
"Toako, kau berada dimana.."
"Aku ada disini..Peng-ji, cepat kemari!" sahut Siau Ling
sambil berteriak pula. Ia loncat turun dari atas batu cadas, sambil ayun. pedang
pendeknya ia tebangi batang2 kayu yang tumbuh disekitar
tempat itu. Kemudian melancarkan pula pukulan2 dahsyat
yang melontarkan batang 2 kayu tebangan itu hingga
mencelat jauh ke depan sana.
Menanti Pek-li Peng tiba disitu sambil membawa obor, Siau
Ling sendiripun telah selesai menebang semua batang kayu
yang tumbuh disekitar batu cadas tersebut.
Siau Ling berpaling dan memandang seke jap kearah Pek-li
Peng, lalu ujarnya: "Peng-ji. cepat bantu aku menyingkirkan batang2 kayu
yang kutebang itu kearah timur sana!"
"Buat apa?" tanya dara itu.
Sementara berbicara ia telah turun tangan dan
memindahkan batang2 kayu tebangan itu kearah yang
ditunjuk. "Bukankah angin yang sedang bertiup sekarang adalah
angin barat laut?""
"Benar!" dara itu mengangguk.
Nah itulah dia, cepat tumpukkan batang kayu tebangan ini
disana, kemudian bakarlah dengan obor yang kau bawa itu!'
"Kobaran api dahsyat telah membakar tiba dari empat arah
delapan penjuru, masa kitapun membantu kobaran api itu
dengan membakar tumpukkan kayu itu lebih dulu?"
"Benar, apabila kita bakar kayu itu tepat berhadapan
dengan kebakaran yang sedang berlangsung, maka dengan
kejadian ini kita bisa menyusut waktu terjadinya kebakaran
tersebut. dan dengan sendirinya, kitapun bisa mengurangi
penyiksaan dari kurungan asap tebal yang menyesakkan
nafas!" Pek li Peng menyaksikan sianak muda itu bekerja terus
walaupun sedang berbicara dengan andalkan ketajaman
pedang pendek tersebut dia telah membentuk sebuah
lapangan yang gundul dan kosong kurang lebih empat kaki
persegi di sekitar batu cadas tersebut, satu ingatan dengan
cepat berkelebat dalam benaknya dan rupanya dara itupun
sudah memahami apa yang dikehendaki kekasihnya.
Tanpa berpikir panjang lagi ia segera membakar tumpukan
batang kayu yang ditimbun disebelah Timur dan tenggara,
setelah itu gadis tersebut bekerja memindahkan batang kayu
tumbangan tadi kearah tempat kebakaran baru.
Dalam pada itu Siau Ling telah membabati pula batangan
kayu yang berada diarah Barat laut.
Rupanya Wilayah disekitar tempat ilu sudah lama dipilih
Shen Bok Hong sebagai tempat sasaran, Sebagian besar
pepohonan yang tumbuh disekitar tempat itu telah dipoles!
dengan minyak pelumas yang mudah terbakar, begitu terjilat
api maka terjadilah kebakaran yang sangai hebat.
Dalam beberapa saat kemudian, tumpukan batang kayu itu
sudah mulai terbakar dan mengepulkan asap tebal.
Dalam pada itu kebakaran besar yang se dang berlangsung
diempat penjuru sudah mendekati wilayah dimana dua orang
itu berada,hawa panas secara lapat2 sudah terasa menyengat
badan. Dengan suara lirih Siau Ling segera berbisik :
"Peng-ji, cepat tahan panas dan jangan sampai tersumbat
tenggorokanmu oleh asap tebal tersebut"
"Aku tak dapat melihat apa2 lagi, aku tidak dapat bantu
memindahkan batang kaya Iagi"
"Kalau memang begitu berdirilah disitu dan jangan
bergerak lagi. aku akan menyambut kedatanganmu. "
Pek li Peng mengiakan, dia benar2 tidak bergerak lagi dari
Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
tempat semula, Suatu ketika ia merasa tangan kanannya digandeng orang
kemudian dibawa berjalan kedepan.
Rupanya Siau ling sudah membuat persiapan yang cukup
masak, ia membawa Pek li Peng kesisi batu besar tadi, lalu
dengan menggunakan pedang pendeknya membuat sebuah
liang kecil disana. sedangkan tangan yang lain menggerakan
segumpal daun pohon yang dibuat menjadi sebuah kipas
untuk mengurangi asap tebal yang berhembus disekitar
tubuhnya. "Peng-ji!" ia berkata lagi, ''Kobaran api besar telah
membakar sampai disini, walaupun begitu kita harus
mengerahkan hawa murni untuk menerima siksaan dari jilatan
api ini, engkau harus tahu kita tak boleh mati konyol disini,
ayah ibumu masih berada didalam istana es di lautan utara.
Setiap saat mungkin mereka masih mengharapkan
kedatanganmu, selain itu akupun masih mengharapkan
bantuanmu untuk mencari Shen Bok Hong dan balaskan
dendam bagiku" "Toako tak usah kuatir, aku yakin masih mampu untuk
menahan penderitaan tersebut!"
Kalau memang begitu bagus sekali, sekarang asap tebal
sudah jauh berkurang, pentanglah matamu lihatlah keadaan
disekeliling sini" Pek-li Peng benar2 mementangkan matanya, ia lihat asap
tebal yang berhembus disekitar sana sudah jauh menipis
karena terkena hembusan angin yang terpancar dari goyangan
dedaunan, ia lantas tersenyum dan memuji :
"Toako, cermat sekali jalan pikiranmu!"
"Tiada orang lain yang sudi menempuh bahaya datang
kemari untuk menolong kita, siapa lagi kalau bukan diri sendiri
yang berusaha untuk menyelamatkan diri"
"Untuk mengalihkan arah kobaran api tersebut sudah
terlalu banyak tenaga yang kau buang, sekarang toako pasti
sudah lelah sekali, berikan daun itu kepadaku, biar aku yang
membuyarkan asap tebal ini!"
Siau Ling segera menggeleng.
"Tak usah, kalau kita dapat mempertahankan diri dari
siksaan hawa panas dan berdiam beberapa lama disini, itu
berarti kita punya kesempatan untuk meloloskan diri"
Sementara pembicaraan masih berlangsung, kobaran api
dahsyat sudah kian mendekat, hembusan angin barat laut
yang berhembus disitupun lambai laun makin menghebat.
Meskipun Siau Ling sudah menebang banyak sekali batang2
pohon diarah barat-laut, tetapi kobaran api yang begitu besar
dan dahsyat membawa hawa panas yang cukup menyengat
badan. Dalam keadaan seperti ini, Siau Ling serahkan pedang
pendek itu kalangan Pek-li Peng agar gadis itulah yang
melanjutkan penggalian diatas permukaan tanah, sementara
dia sendiri berdiri didepan gadis itu untuk menahan kobaran
hawa panas yang kian menggila.
Meskipun tenaga dalam yang dimilikinya cukup sempurna,
tak urung pemuda itu merasa kepayahan juga menghadapi
sengatan hawa panas yang maha dahsyat itu, kian lama dia
merasa pertahanan tubuhnya makin lemah, sebentar lagi
mungkin dia bakal roboh tak sadarkan diri.
Disaat yang amat kritis itulah, tiba2 badannya terasa jadi
segar sekali segumpal air dingin memancar keluar dari
permukaan tanah. Rupanya Pek li Peng yang sedang menggali liang
perlindungan, tanpa disengaja telah menggali diatas sumber
mata air. dan karena permukaan tanah tergali maka dengan
sendirinya airpun memancar keluar dengan derasnya.
Waktu itu Siau Ling sudab hampir tak kuat menahan hawa
panas yang membara, terguyur air dingin yang menyegarkan,
semangatnya segera berkobar kembali, dengan muka berseri
karena gembira teriaknya. ''Peng ji, kali ini kita bakal
ketolongan!' Pancaran sumber air itu cukup besar dan kuat, didalam
waktu yang singkat liang perlindungan yang digali berdua
telah dipenuhi dengan air dingin, bahkan air itu sampai
meluap dan mengalir keluar permukaan tanah.
Dengan cepat Siau Ling berdua berendam didalam liang
penuh air dingin tersebut, mereka menggali liang tersebut
semakin dalam sehingga akhirnya tinggal dua buah kepala
mereda saja yang masih menongol diluar permukaan air;
Seandainya pancaran sumber air itu tidak berkuatan besar
dan kuat. tapi airnya cuma menggenangi liang perlindungan
itu belaka, maka dibawah kobaran api yang menjilat dengan
dahsyatnya diempat penjuru, tak sampai setengah jam
kemudian, air dalam liang tersebut tentu sudah berubah jadi
panas dan mendidih, dengan sendirinya dalam keadaan begitu
Siau Ling berdua yang bersembunyi dalam liang akan berubah
jadi manusia mendidih. Tapi untung pancaran sumber air cukup kuat dan besar,
bahkan airnya mengalir terus tiada hentinya dengan amat
deras, bukan saja Siau Ling serta Pek-li Peng yang merendam
didalam air terasa amat segar bahkan luapan air yang tumpah
keluar dari liang tersebut mengalir kearah tenggara bagaikan
sebuah selokan kecil. Meskipun kobaran api yang sedang membara diarah
tenggara masih mengamuk dengan hebatnya, tetapi setelah
kena dialiri oleh luapan air yang menumpah keluar tiada
hentinya, lama kelamaan kobaran itu kian mengecil sehingga
akhirnya padam dengan sendirinya.
Dengan makin berkurangnya kobaran api yang membakar
butan. maka asap tebal yang berhembus disanapun kian
bertambah kurang. Siau Ling meneguk beberapa tegukan air segar yang dingin
untuk membasahi kerongkongannya yang kering, lalu sambil
menghela nafas panjang katanya :
"Sungguh tak nyana disaat yang kritis kita telah
menemukan kejadian yang diluar dugaan, sumber mata air ini
tak ditemukan tepat pada waktunya, mungkin pada saat ini
kita sudah terbakar hangus jadi arang"
Pek-li Peng tersenyum selanya :
"Sebenarnya aku sudah tak kuat menahan diri sebelum
sumber mata air ini ditemukan tadi. tapi aku takut
memecahkan konsentrasimu, maka tak berani kuutarakan
keluar." Tiba2 ia merangkul pemuda itu erat2 dan menempelkan
pipinya diatas wajah Siau Ling ujarnya lagi
"Toako, demi melindungi diriku dari sengatan hawa panas,
kau telah menghalangi di depanku, aku tahu siksaan yang kau
derita akibat sengatan hawa panas itu jauh lebih parah
daripada diriku ..Aaai ! toako. engkau terlalu baik terhadap
diriku, entah bagaimana caranya kubalas budi kebaikanmu
ini." "Peng-ji" kata Siau Ling sambil tertawa, kalau lain kali kau
bisa bersikap lebih penurut, maka akupun akan bersikap jauh
lebih baik lagi kepadamu"
Pek-li Peng melepaskan rangkulannya dan tertawa.
"Tampaknya kita tak akan mati lagi, toako tahukah kau,
tadi aku malahan sudah 'memikirkan satu persoalan yang
amat bodoh, tapi sekarang, .lebih baik tak usah dikatakan
lagi" Seandainya kita bisa lolos dari sini dalam keadaan hidup,
maka didepan sana masih terbentang banyak mara bahaya
yang harus kita lalui, kita harus mengempos semangat untuk
menghadapi kenyataan tersebut.."
Setelah berhenti sebentar, sambungnya lebih jauh :
'Tadi. apa yang telah kau pikirkan"''
Merah padam selembar wajah Pek li Peng karena jengah.
"Aaakh! Tidak, aku tak mau mengatakannya lagi."
"Kenapa tak mau kau katakan" ada apa sih?" seru Siau Ling
semakin keheranan. "Kalau engkau sudah tahu. pastilah aku akan kau
tertawakan!" "Baik! aku berjanji tak akan mentertawakan dirimu "
"Dan berjanji tak akan marah?"
"Baik, akupun tak akan marah!"
"Tadi aku mengira kita pasti akan mati, maka aku lantas
berpikir,. "Berpikir bagaimana" Kenapa tidak kau lanjutkan"! tanya
sang pemuda sambil tersenyum..
Ttba2 Pek-li Peig manenagdah. dengan muka keren dan
penuh keseriusan ujarnya;
"Aku berpikir sepanjang hidupku kecuali toako ssorang, aku
Tusuk Kondai Pusaka 11 Shugyosa Samurai Pengembara 7 Pendekar Guntur 22
ditemukan. Dua sosok bayangan manusia berdiri diatas rakit itu dan
perlahan2 mendayungnya mendekati kesisi telaga di mana
Siau Ling berdua sedang berdiri.
Begitu menjumpai rakit tersebut, satu ingatan dengan
cepat berkelebat dalam benak Siau Ling, pikirnya .
"Dengan kepandaian yang kumiliki sekarang, dalam satu
kali lompatan saja tiga tombak bisa kulewati dengan mudah,
asal sampan itu berada ditengah telaga dan aku menggunakan
sampan tersebut untuk batu loncatan, bukankah dengan
sangat gampang aku sudah mencapai daratan seberang.."
asal sudah menginjak tanah, aku tak Usah jeri terhadap
mereka lagi.." Tiba2 ia teringat akan diri Wu Yong, hal isi membuat sianak
muda itu bediri termangu2, rencana bagus yang telah
disusunpun segera jadi berantakan dibuatnya.,
Dengan andalkan ilmu meringankan tubuh yang dimiliki Wu
Yong. rasanya teramat sulit baginya untuk menggunakan rakit
itu sebagai batu loncat guna menyeberang ketepi seberang,
dengan sendirinya loncatan kilat tersebut tak mungkin bisa
digunakan lagi. Sebagai seorang pendekar yang berjiwa besar, ia tak mau
mengingkari janji dan meninggalkan Wu Yona seorang diri
ditengah jalan, setelah dia menyanggupi untuk membawa
serta gadis itu kemanapun dia akan pergi.
Dalam keadaan seperti itu, satu2nya jalan yang bisa
dilatuxan hanyalah menunggu sampai rakit itu mendekati,
kemudian baru bekerja menurut situasi yang dihadapi.
Sementara ia masih termenung, rakit tadi sudah bergerak
menuju ketepi telaga. Kembali Siau Ling alihkan sorot matanya kearah tengah
telaga, ia lihat salah seorang diantara dua orang jago yang
bardiri diatas rakit itu ternyata bukan lain adalah Siau yau cu.
Hanya saja Siau yau cu yang ditemuinya sekarang tidak
mengenakan jubah imamnya lagi tapi hanya memakai
seperangkat pakaian ringkas yang amat ketat.
Orang kedua adalah seorang pemuda berbaju hijau yang
bermuka bersih, orang itu berdiri kaku diatas rakit tanpa
berkutik barang sedikitpun jua. Keadaan orang itu mirip sekali
dengan sebuah patung arca.
Dalam hati sianak muda itu berpikir:
"Raut wajah orang itu aneh sekali entah siapakah dia" tapi
kalau ditinjau dari posisinya yang mendapat tugas untuk
menjaga rintangan yang ketujuh bersama Siau-yau-cu dapat
ditarik kesimpulan kalau orang ini bukanlah manusia biasa"
Berpikir sampai disini "a segera menegur dengan nada
dingin. "Hmmm! aku kira siapa yang datans tak tahunya adalah
Siau yau cu totiang"
Siau-yau cu tersenyum. "Siau tayhiap engkau benar2 amat lihay hanya sekilas
pandangan dapat kenali diriku"
"Jangan dibilang totiang hanya ganti pakaian sekalipun
badanmu sudah terbakar jadi abupun aku masih dapat kenali
dirimu" Siauyau-cu kembali tertawa,
"jalan gunung sukar ditempuh karena itu terpaksa aku
harus lepaskan jubah kependetaanku agar bisa berjalan lebih
leluasa" Siau Ling berkata dingin serunya.
"Heehh..hehehh.,heehhh . sungguh tak ku sangka Totiang
serta Su hay kuncu telah takluk kepada Shen Bok Hong "
"Kami tidak takluk tapi merupakan suatu kerja sama yang
disertai dengan beberapa syarat"
"Aku tak mau ambil perduli apakah engkau Sudah takluk
atau tidak kepada Shen Bok Hong ataupun kerja sama yang
disertai pertukaran syarat yang jelas bagi pandanganmu hal
tersebut tidak sekali tak ada bedanya"
Setelah berhenti sebentar dengan suara dingin ia
melanjutkan: "Rintangan apa yang telah totiang siapkan ditempai ini"
Dan bagaimana caraku untuk melewati rintangan tersebut"
aku harap totiang bisa memberi penjelasan yang terang
sehingga akupun dapat bersiap sedia untuk melewatinya!"
Siau yau cu tidak memperdulikan omongan dari Siau ling,
sorot matanya segera dialihkan keatas wajah Wu Yong dan
berkata : "Aku merasa amat menyesal sekali atas kematian yang
menimpa nenekmu !" "Hmm, perbuatanmu ini bukankah sama artinya bagaikan
kucing menangisi tikus" pura pura berlagak welas asih"
Huuh...apakah engkau benar2 menyesal?""
"Nona menuduh yang bukan2 aku benar2 merasa menyesal
atas terjadinya peristiwa berdarah itu ."
"Nenekku sudah mati, buat apa engkau merasa sesal"
kalau liang simmu berkata lain, aku harap engkau bersedia
membantu diriku untuk kali ini saja!"
"Bantuan apa yang harus aku berikan untuk diri nona?""
"Sederhana sekali, bantulah kami untuk menyebrangi air
telaga ini. itu sudah lebih dari cukup !"
"Nak, tahukah engkau bahwa ditepi seberang sana telah
siap menanti sebuah baris Ngo liong toa-tin yang maha
dahsyat?" seru Siau yau-cu.
"Apa itu barisan Ngo liong toa-tin?" tanya Wu Yong
keheranan. "Barisan Ngo liong toa tin adalah sebuah barisan aneh yang
sengaja disiapkan Shen Bok Hong untuk menghadapi jago2
persilat yang berkepandaian sangat lihay. seluruh tenaga dan
pikirannya telah dicurahkan Shen Sok Hong untuk
menyempurnakan barisan tersebut, ketahuilah bahwa
kehebatannya sukar dilukiskan dengan kata2"
"Aku sudah pernah mencoba kelihayan dari barisan
tersebut, dalam kenyataan tiada sesuatu yang perlu
diherankan, paling paling hanya beberapa orang manusia
aneh yang memakai pakaian bercorak aneh serta mereka tak
mempan dibacok dan ditusuk?"
Siau yau Cu menghela nafas panjang, dengan
memperendah suaranya ia berbisik :
"Siau tayhiap, meskipun engkau gagah dan keren tapi ini
hari engkau hanya seorang diri !"
"Aku tak mengerti dengan apa yang dimaksudkan oleh
totiang !" "Baik. aku akan bicara dengan lebih jelas lagi, dalam
keadaan dan saat seperti ini, Siau tayhiap sangat
membutuhkan bantuan dari orang lain"
Siau Ling alihkan sorot matanya memandang sekejap
sekeliling tempat itu kemudian-katanya:
"Totiang kalau engkau ada maksud untuk melepaskan jalan
sesat untuk kembali kejalan yang benar aku bersedia memberi
penjelasan kepada seluruh orang gagah yang ada dimuka
bumi". "Siau tayhiap jalan pikiramu terlalu sederhana ."
"Maksud hati totiang sukar dipahami lebih baik utarakan
saja secara blak2an."
Siau-yau cu mengangguk sambil tertawa ia bertanya.
"Siau tayhiap benda apa yang berhasil kau dapatkan dari
istana terlarang?" "Sebilah pedang pendek yang amat tajam justru aku
memiliki pedang pendek ini maka aku tak jeri untuk
menghadapi barisan Ngoliong tin yang diciptakan oleh Shen
Bok Hong" "Selain pedang pendek?"
"Aku dapatkan pula kitab catatan ilmu silat peninggalan dari
Raja seruling Tio Hong"
"Benar!" sambung Siau yau cu dengan cepat "menurut
berita yang sempat kudengar It bun Han to telah serahkan
kitab catatan ilmu silat peninggalan dari Raja seruling Thio
Hong kepada Siau tayhiap bukan kah begitu?"
"Tepat sekali ada apa sih?"
Siau yau cu berusaha keras untuk menekan rasa girang
yang menghiasi wajahnya ia tertawa ewa dan berkata:
"Seandainya Siau tayhiap bersedia menghadiahkan kitab
catatan ilmu silat warisan dari Raja seruling Thio Hong akupun
bersedia membantu Siau tayhiap dengan sekuat tenaga guna
menyelamatkan nona Pek-li dari kurungan"
"Orang ini berar2 tamak" pikir Siau Ling didalam hati "untuk
menghadapi manusia tamak seperti ini akupun tak usah
menggunakan cara yang jujur."
Sementara ia masih termenung terdengar Siau yau-cu
melanjutkan kembali kata2nya.
"Siau tayhiap aku berharap agar engkau suka menukilkan
persoalan ini dengan seksama keselamatan jiwa nona Pek-li
lebih pentingkah atau kitab catatan ilmu silat warisan dari Raja
seruling Thio Hong lebih penting" silahkan Siau tayhiap pilih
sendiri, aku sih tak akan memaksa dengan kekerasan"
Siau Ling tidak langsung menjawab, tapi berpikir kembali
didalam hati . "Kitab catatan ilmu silat Raja seruling Thio Hong telah
kuserahkan kepada enci Gak sedangkan kitab catatan ilmu
silat tentang ilmu jari sian cu sinkang dan gereja Siau im-ai
serta kitab ilmu pedang dari partai Hoa-san telah aku
serahkan kepada Teng It Lui serta Yap Cing, dalam situasi dan
keadaan seperti ini walaupun mereka berhasil membunuh aku
orang she-Siau. Rasanya belum tentu berhasil mendapatkan
kitab pusaka tersebut apa salahnya kalau aku guna kan kitab
pusaka sebagai umpan untuk memancing orang ini agar
bersedia membeberkan duduk persoalan yang sebenarnya,
dengan begitu akupun bisa mendapat bahan penting untuk
menghadapi musuh tangguh berikutnya"
Berpikir sampai disitu ia segera berkata
"Pendengaran totiang benar2 tajam dan mengagumkan
sekali!" "Kami tidak mempunyai waktu untuk bercakap2" potong
Siau yau cu kemudian bagaimanakah pendapat Siau tayhiap"
harap segera ambil Keputusan dan memberi jawab ! "
Siau Ling menghela napas panjang, sambil menekan rasa
gelisah yang berkecamuk dihati ia menjawab:
"Aku saja yang sedang berada dalam bahaya masih
sanggup bersikap tenang, kenapa totimg yang berada dalam
keadaan aman sentausa malahan gelisah ?"
Siau yau cu merasa agak tercengang dan diluar dugaan
oleh sikap lawannya yang tenang. Dengan pandangan tajam ia
awasi wajah pemuda itu tanpa berkedip, kemudian serunya.
"Saudara, meskipun engkau tidak menaruh perhatian atas
keselamatanmu sendiri, masa engkau juga tak ambil perduli
terhadap mati hidup dari nona Pek li?""
"Setelah Shen Bok Hong menyiapkan rintangannya
ditempat ini. ia pergunakan nona Pek li untuk memancing dan
memaksa kedatanganku ketempat ini sebelum aku berhasil
menjumpai nona Pek-li rasanya tak mungkin ia celakai jiwa
nona tersebut" "Aku hanya tahu kalau ilmu silat yang di miliki Siau tayhiap
sangat tinggi dan lihay sama sekali tak kuduga kalau
engkaupun memiliki daya tahan yang kuat juga, aku benar2
sangat kagum dengan ketenanganmu."
"Dengan sejilid kitab pusaka warisan dari Raja seruling, asal
benar2 saja dapat menolong nona Pek li dan aku..."
Sorot matanya dialihkan kesamping dan melirik sekejap
kearah Wu Yong, lalu menambahkan :
"Ditambah pula nona Wu Yong ini, tentu saja dengan tak
sayang aku bersedia memberikan kitab itu kepadamu."
Siau yau cu segera angkat kepala memandang cuaca
setelah mendengar perkataan itu ujarnya :
"Aku lihat usahamu tukar menukar yang sedang kita
bicarakan sekarang, punya harapan yang besar untuk
berhasil." "Hasil atau tidak, aku harus melihat dulu sampai dimanakah
kemampuan ilmu silat yang dimiliki Siau yau totiang!"
"Apa maksudmu"!" seru Siau yau-cu tercengang.
"Bagaimanakah perasaanmu tentang ilmu silat yang kau
miliki jika dibandingkan dengan Shen Bok Hong?"
Siau-yau-cu tertawa ewa. "Aku tahu, kalau aku disuruh berduel satu lawan satu
dengan Shen Bok Hong, tentu saja ilmu silatku masih kalah
satu tingkat!" "Kalau beradu akal dan kecerdikan"!"
Siau yau-pu termenung sebentar, kemudian tertawa
jawabnya lagi : "Apabila aku harus dibandingkan dengan Shen Bok Hong,
maka kekuatan kita boleh dibilang seimbang"
"Menurut penglihatanku, baik dalam soal akal muslihat
maupun dalam soal kekejian, Totiang masih sulit untuk
menandingi Shen Bok Hong, kendatipun kekuatan kalian
berdua berada dalam keadaan seimbang, namun disebabkan
diatas tebing dikedua belah sisi lembah ini sudah penuh
tersebar mata2 dari Sben Bok Hong. maka asal penghianatan
dari totiang terbongkar, dengan cepat pula Shen Bok Hong
akan mendapat kabar itu, dalam keadaan begitu jangan
dibilang untuk membantu kami bertiga, untuk melindungi
keselamatan sendiripun belum tentu kau mampu"
Siau yau cu tertawa rawan.
"Siau tayhiap tak nyana bukan saja engkau maju dalam
ilmu silat, bahkan dalam muslihat serta kecerdasan otakpun
kian lama engkau kian bertambah kuat. kemajuan yang
berhasil kau capai benar2 sangat mengagumkan"
"Tentang soal itu: aku harus berterima kasih pada
gemblengan dari para jago berakal panjang dan berotak encer
seperti kalian2 ini. Kalau kalian tidak bersikap demikian lebih
dahulu mungkin aku masih tetap bodoh, tapi dalam keadaan
seperti ini meskipun tidak mengalami kemajuanpun aku harus
berusaha untuk mencari kemajuan.."
Setelah berhenti sebentar, sambungnya lebih jauh :
"Siau yau Cu totiang, aku harap engkau suka membeberkan
dahulu rencanamu untuk menolong kita semua, apabila
rencanamu itu bisa dilaksanakan dengan serta merta aku akan
serahkan pula kitab catatan ilmu silat warisan dari Thio Hong
itu kepadamu. "Aku lihat rupanya Siau tayhiap sendiri pun menaruh rasa
jeri yang tebal atas kehebatan dari Shen Bok Hong!"
Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Berbicara tentang pentolan jago lihay yang ada dalam
rimba hijau, mau tak mau tentu orang mengangkat Shen Bok
Hong sebagai pimpinannya, kalau totiang mengagungkan diri
dengan menyamakan kecerdasan otakmu sederajat dengan
gembong iblis itu. pernyataan seperti ini terus terang saja
amat sukar untuk diterima dengan akal sehatku....!"
"Siau tayhiap, engkau telah melupakan sesuatu urusan?""
"Urusan apa ?""
"Kalau Shen Bok Hong tiada berniat, tapi aku punya
maksud, justru karena perbedaan ini membuat keadaan kami
berdua jadi selisih amat besar sekali."
Dia anggsurkan tangan kanannya kedepan dan melanjutkan
: "Serahkan kepadaku! aku segera akan memberitahukan
bagaimana caranya untuk tinggalkan tempat ini."
"Apa yang harus aku serahkan?"
"Kitab catatan ilmu silat dari Thio Hong!"
Siau Ling segera menggeleng.
"Sebelum aku berjumpa muka dengan nona Pek li, kitab
pusaka itu tak dapat aku serahkan kepadamu, sekalipun kami
telah berjumpa kembali, kitab itupun tak dapat segera
kuberikan kepadamu" "Kenapa?" "Kita toh berjanji bahwa kitab itu akan kuserahkan
kepadamu apabila engkau dapat menolong jiwa kami bertiga"
kalau memang begitu, kitab catatan ilmu silat dari Thio Hong
itu baru dapat kuserahkan kepadamu apa bila kami semua
telah bebas dari marabahaya !"
"Siau tayhiap, kalau toh engkau tidak percaya kepadaku,
darimana aku bisa percaya kepada dirimu?"
"Kita berdua tak usah saling mempercayai pihak lawan,
marilah kita kerjakan sesuai dengan keadaan yang terbentang
didepan mata, sekarang yang paling penting adalah bahwa
aku untuk menyeberangi telaga ini lebih dahulu."
Siau yau cu termenung dan berpikir sebentar akhirnya dia
mengangguk. "Baiklah! silahkan kalian berdua naik ke atas rakit"
Siau Ling segera berpaling dan berbisik:
"Nona Wu mari kita naik keatas rakit segala sesuatunya
biar aku yang hadapi, nona tak usah buka suara dau tak usah
mencampuri urusan ini"
Sambil tertawa Wu Yong mengangguk, ia segera loncat
naik keatas rakit itu. Siau Lingpun segera ikut loncat naik keatas sampan.
Setelah kedaa orang itu berada diatas rakit Siau yau cu
segera berbisik lirih: "Siau Ling apakah kitab catatan ilmu silat dari Thio Hong
berada disakumu" "Perundingan yang kita bicarakan toh belum selesai maaf
kalau aku tak dapat jawab pertanyaanmu itu."
Siau yau cu segera ulapkan tangannya dan rakit itupun
bergerak menuju kedepan. Setelah rakit meluncur ketengah telaga imam tua itu
mendehem ringan dan kembali berkata:
"Sebelum rakit ini mencapai tepi seberang dan kalian
mendarat disana, perundingan yang kita bicarakan harus
sudah selesai dan diambil kata sepakat, sebab kalau tidak
dapat mengambil kata sepakat, didarat seberang merupakan
barisan Ngo lioig toa . apabila Siau tayhiap mendarat tak
sampai lima tombak, engkau akan segera terjerumus kedalam
barisan Ngo liong toa itu"
"Apakah totiang dapat mengutarakan bagaimana caranya
untuk menolong kami bertiga?"
Tiba2 Siau yau cu mendehem kembali dengan suara berat
rakit yang sedang meluncur segera berhenti ditengah telaga.
"Cara untuk menolong kalian berdua"!" serunya "cara
tersebut berada diatas air telaga ini!"
Siau Ling angkat kepala dan memandang situasi
disekelilingnya, terlihat rakit tersebut berhenti ditengah telaga
kurang lebih tiga tombak lebih sedikit dari pantai seberang,
dengan kemampuan yang dimilikinya ia masih mampu untuk
menempuh bahaya dan membacok untuk melewatinya, tapi
yang jelas Wu Yong tak mungkin bisa meloncat ketepi
seberang, dalam keadaan seperti ini tentu saja dia tak dapat
meninggalkan gadis itu dengan begitu saja...
Sementara otaknya masih berputar mencari akal, diluaran
ia menjawab : "Totiang. apakah dikarenakan engkau tahu kalau aku tak
pandai ilmu berenang maka engkau siap sedia untuk main licik
diatas rakit ini?" Sau yau cu segera menggeleng, jawabnya dengan lirih :
"Bukan... bukan begitu, silahkan Siau tayhiap coba
menggunakan kekuatan penglihatanmu untuk periksa keadaan
disekitar tempat ini. Coba lihatlah berapa jauh yang bisa
tercapai oleb daya penglihatanmu..?"
Pada saat itu malam yang gelap telah menjelang tiba,
diantara apitan dua buah dinding tebing yang tinggi, suasana
dalam lembah itu sangat gelap sehingga sukar untuk melihat
kejauhan. Setelah memindang sekejap sekeliling tempat itu, sahutnya
: "Aku bisa melihat kurang lebih sejauh lima tombak!"
"Nah itu lah dia! kalau toh dengan kekuatan mata Siau
tayhiap yang lihaypun hanya bisa memandang sejauh empat
lima tombak, apa lagi anak buah Shen Bok Hong yang
ditugaskan untuk mengawasi aku berdua, ilmu silat mereka
tak mungkin bisa menandingi kemampuanmu. Tentu saja pada
saat ini mereka tak sanggup untuk mengawasi gerak gerik
kita" "Lalu apakah hubungannya antara persoalan ini dengan
akal totiang untuk selamatkan jiwa kami" aku benar2 merasa
tak habis mengerti!"
"Sederhana sekali dengan Suatu cara yang jauh tak
berbeda dengan kenyataan aku akan atasi situasi kesulitan ini,
sebentar lagi aku akan mengirim seorang Siau Ling yang
gadungan untuk melayani barisan Ngo liong toa-tin tersebut"
"Sekalipun ada orang menyaru sebagai diriku untuk
melayani barisan Ngo-liong-toa-tin bagaimana caranya aku
bisa lolos keluar dari lembah ini dan bagaimana caranya untuk
menolong nona Pek li" " tanya sang pemuda.
"Aku akan bakar kelima ekor naga itu dengan api" bisik
Siau.yau cu dengan suara lirih.
"Dan akan kau bakar pula Siau Ling gadungan itu?"
"Persoalan ini sama sekali tak ada hubungannya dengan
dirimu, engkau tak usah memikirkannya !"
"Lalu bagaimana dengan nona Pek-li?"
"Aku sudah pernah memeriksa keadaan medan disekitar
tempat itu, apabila aku menyerang dengan api maka bukan
saja aku akan berbasil membakar kelima ekor naga aneh itu,
bahkan dapat pula membakar Ujung barisan yang diatur Shen
Bok Hong. Aku telah menyiapkan pembantu yang akan
bekerja darii dalam, asal api telah berkobar maka ada orang
yang akan membawa nona Pek-li untuk bergabung dengan
kita!" "Siapakah orang itu?"
"Tentang soal ini aku sudah ada persiapan dan rasanya
sama sekali tak ada hubungannya dengan dirimu."
"Tentu saja ada hubungannya" Siau Ling dengan cepat,
"aku harus tahu lebih dahulu siapakah orang itu, dan harus
kunilai juga apakah orang mempunyai kemampuan untuk
menolong nona Pek-li dari ancaman bahaya"
"Sekalipun kuberitahukan kepadamu, belum tentu engkau
kenal siapakah orang itu!"
Diam2 Siau Ling telah mengawasi keadaan disekeliling
tempat itu, sedang otaknya berputar terus untuk mencari akal
guna menghadapi musuh2nya.
Setelah putar otak beberapa saat lamanya, ia merasa
bahwa Siau yau cu harus berhasil ditangkap dalam keadaan
hidup apabila dia ingin lewat permukaan air telaga itu dalam
keadaan hidup. Tetapi sianak muda itupun tahu bahwa ilmu silat yang
dimiliki orang ini lihay sekali, tidak mudah kalau dia ingin
menangkap orang itu dalam sekali sergapan, untuk bisa
berbasil maka paling sedikit dia. harus menyerang disaat
lawannya belum siap. Walaupun begitu Siau Lingpun tak berani bertindak secara
gegabah, karena ia tahu serangan tersebut sangat
mempengaruhi mati hidup mereka berdua, maka sambil
tertawa ujarnya : "Dimanakah orang yang disiapkan to tiang untuk menyaru
sebagai diriku itu?"
Siau yau cu segera mengetuk rakitnya tiga kali, gelembung
air berhamburan di mana2 dan seorang pria yang memakai
kertas minyak untuk membungkus pakaian tiba2 meloncat
naik keatas rakit tersebut,
Rupanya selama ini pria tersebut bersembunyi di dalam air
dibawah rakit itu. "Aduh celaka" pikir Siau didalam hati "rupanya masih ada
seorang musuh lagi yang berada disini, itu berarti aku harus
menghadapi dua orang musuh sekaligus"
Sementara pemuda itu masih termenung Siau-yau cu telah
mendehem ringan sambil memerintahkan:
"Lepaskan baju dan celana tahan air itu." Pria tersebut
mengiakan dan segera melepaskan kertas minyak yang
dipakainya itu. Menanti pria itu sudah melepaskan kertas minyak Siau yaucu
baru berkata "Sulit bagiku untuk mencari seseorang yang mempunyai
ketampanan wajah persis seperti Siau tayhiap oleh sebab itu
terpaksa aku harus carikan seseorang yang mempunyai
perawakan badan persis seperti dirimu untung kesadaran lima
ekor naga itu tidak beres, dan lagi tubuh mereka memakai
kain bersisik yang tebal dan berat, aku rasa mereka tak
mungkin bisa membedakan mana Siau tayhiap yang asli dan
mana yang palsu" Dengan pandangan yang seksama Siau Ling mengawasi
sekejap orang itu ia lihat perawakan tubuhnya memang agak
persis seperti dirinya tanpa terasa dalam hati pikir nya:
"Dari persiapan yang telah diatur oleb Siau yau cu
rupa2nya ia memang sudah susun rencana ini jauh hari
sebelumnya" Berpikir akan hal ini iapun berkata
"Totiang aku masih ada satu persoalan yang kurang jelas
apakah engkau bersedia untuk memberi penjelasan?"
"Apa lagi yang hendak kau tanyakan?"
"Seandainya totiang telah berhasil mendapatkan kitab
catatan ilmu silat dari raja seruling Thio Hong bagaimana
caranya untuk menghindarkan diri dari kejaran Shen Bok
Hong" "Oooh... itukan urusan pribadiku sendiri, rasanya tak usah
kurundingkan pula dengan Siau tayhiap!"
"Baik! aku akan menuruti maksud hati dari totiang. bawalah
kami untuk menyeberangi telaga ini!"
Siau-yau cu tersenyum, "Bukannya aku menilai seorang budiman dengan hati
seorang manusia kerdil, tapi berhubung keadaan kita masih
dalam posisi saling bermusuhan, maka mau tak mau terpaksa
aku harus bertindak dengan lebih berhati2!"
"Apakah totiang hendak suruh aku untuk menyerahkan
lebih dahulu kitab catatan ilmu silat dari raja seruling Thio
Hong itu kepadamu...?"
"Tidak adil kalau aku suruh engkau serahkan kitab pusaka
itu lebih dahulu, aku hanya berharap agar Siau tayhiap
bersedia untuk ambil keluar kitab pusaka itu dan diperlihatkan
dulu kepadaku, kemudian kitab itu tetap disimpan oleh Siau
tayhiap sebelum akhirnya kita saling tukar menukar kitab
pusaka itu dengan nona Pek li, aku rasa asal kita bertindak
demikian maka kedua belah pihak tak akan saling dirugikan,
bukankah begitu" bagaimana pendapat Siau tayhiap ?"
"Dalam keadaan seperti ini, aku rasa belum tiba saatnya
bagi kita untuk berbuat begitu"
"Apa maksud perkataanmu itu?"
"Setelah melewati air telaga ini. kita bicarakan lagi!" kita
Siau Ling cepat. "Bukankah dikarenakan Siau tayhiap tidak pandai ilmu
dalam air maka engkau tidak bersedia untuk cari keributan
dengan aku diatas air.,.?"
Siau Ling tak menjawab, tapi berpikir dalam hati.
"Aku tak pernah menggunakan akal licin untuk
membohongi orang, ini hari keadaan memaksa aku untuk
berbuat demikian, sungguh tak nyana kebobonganku ini. Ia
segera dapat dikelabui orang."
Berpikir sampai disitu. ia lantas berseru dengan nada dingin
: "Apakah totiang beranggapan dengan andalan air telaga ini
maka aku orang she-Siau lantas takluk seratus persen
kepadamu dan bersedia mendengarkan perkataanmu?"
"Kalau cuma ingin melihat kitab pusaka yang ada dalam
saku Siau tayhiap sih bukan termasuk suatu permintaan yang
terlalu berlebihan, karena sikap itu aku lantas jadi berpikir,
siapa tahu sebelum Siau tayhiap tiba disini kemungkinan besar
kitab pusaka itu telah kau serahkan kepada orang lain, kalau
memang kenyataannya menunjukkan demikian, bukankah
sirna artinya usahaku untuk membantu engkau lolos dan
marabahaya tidak lebih hanya suatu pekerjaan yang sia2
belaka ?" "Aduh celaka." kembali sianak muda itu berpikir dalam hati
kecilnya, "kali ini rahasiaku benar2 bakal terbongkar oleh
hidung kerbau ini?" Sementara Siau Ling masih merasa kuatir tiba2 terdengar
Wu Yong berseru dengan suara dingin.
"Engkau tak usah melihat kitab pusaka itu lagi !"
"Kenapa?" tanya Siau-yau cu agak terperangah.
"Karena kalian semua sudah terkena racun keji yang
kulepaskan kedalam tubuh kalian, sekalipun kitab catatan ilmu
silat dari Raja seruling Thio Hong berhasil kau dapatkan juga
percuma saja, sebab engkau tak punya kesempatan lagi untuk
mempelajarinya" Sekali lagi Siau-yau cu terperangah.
"Aaah..! masa benar2 sudah terjadi peristiwa semacam
Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
ini.." aku kok rada kurang percayai"
"Jadi engkau tidak percaya"!" seru Wu Yong cepat.
"Aku pernah mempunyai hubungan yarg cukup erat dengan
nenekmu, terhadap kepandaiannya melepaskan racun merasa
amat kagum dan memuji, oleh karena itu menaruh perhatian
yang khusus terhadap semua gerak gerikmu, sejak dari darat
naik keatas rakit aku sudah awasi semua gerak dan tingkah
lakumu, dan aku lihat selama ini sepasang telapak tanganmu
belum pernah bergerak, bagaimana caranya kau lepaskan
racun tersebut?" "Sejak aku tahu urusan, belum pernah aku lihat engkau
pernah berhubungan dengan nenekku"
"Aku sama sekali tidak bohong, kejadian tersebut telah
berlangsung pada dua puluh tahun berselang, mungkin pada
waktu itu engkau masih belum lahir."
"Nih, itulah dia !" seru Wu Yong dengan cepat "setelah
nenek mengundurkan diri dari dunia persilatan, beliau telah
berhasil menemukan suatu sistim atau cara baru dalam
melepaskan racun keji terhadap musuhnya"
"Oooh...masa iya" aku belum pernah mendengar kabar
berita tentang kepandaiannya itu! boleh aku tahu, bagaimana
caranya lepaskan racun menurut sistim yang baru itu?"
"Meminjam benda untuk menyalurkan racun, baik pakai
golok ataupun memakai pedang bisa aku sebarkan racun
untuk disalurkan keatas tubuhmu."
Mendengar perkataan itu, kembali Siau-yau cu tertawa.
"Andaikata daya ingatanku tidak salah, bukannya selama ini
kita belum pernah turun tangan?""
"Tapi engkau toh berdiri pada rakit yang sama" aku telah
menggunakan rakit ini untuk salurkan racun keji itu kedalam
tubuhmu." "Aaahh...! masa sungguh?" jerit Siau-yau cu dengan wajah
termanggu2. "Sungguh kalau tidak percaya coba saja untuk salurkan
hawa murnimu" Siau yau-cu tidak berkata2 lagi dalam hati ia segera
berpikir. "Dari pada sama Sekali tidak mencobanya tapi kenyataan
memang benar2 terjadi lebih baik aku periksa seluruh
badanku" Karena berpendapat demikian maka hawa murninya segera
disalurkan mengelilingi seluruh badan.
Disaat imam tua itu pecah perhatiannya karena harus
mengerahkan hawa murninya mengelilingi badan diam2 Wu
Yong sentilkan jari tangannya kemuka.
Rupanya gadis itu sudah menyusun rencana yang matang
dan ia tinggal menunggu saat yang bagus saja sementara
imam tua itu atur pernapasan ia telah menggeserkan tempat
duduknya dan berdiri searah dengan hembusan angin.
Setelah periksa seluruh tubuhnya Siau yau cu mendapatkan
bahwa badannya sama sekali tidak menunjukan gejala
Keracunan tanpa terasa ia tertawa dingin.
"Heeehh..heeehbh...heehhh... budak cilik berani benar
engkau memakai siasat busuk untuk membohongi akui"
"Aku sama sekali tidak bohong, apalagi menipu engkau
dengan siasat busuk, apa yang kukatakan adalah ucapan yang
sejujurnya, kalau engkau tidak percaya cobalah sekali lagi!"
Bagi sementara orang yang berkepandaian tinggi, setiap
kali selesai atur pernapasan maka menjadi kebiasaan mereka
untuk tarik napas panjang2, kebiasaan tersebut tidak
terkecuali pula atas diri Siau yau cu ia segera menarik napas
panjang. Tiba2...imam tua itu merasa segulung bau yang sangat
aneh terhisap masuk kedalam tubuhnya lewat lubang hidung.
Ternyata Wu Yong sama sekali tidak menggunakan
kepandaian pinjam benda untuk menyalur racun seperti apa
yang digembar gemborkan tadi, sebaliknya hanya
menggunakan siasat yang licin untuk menipu musuhnya agar
atur pernapasan, setelah itu dengan meminjam kekuatan
angin dia melepaskan racun.
Selama hidup Siau yau cu termasuk seorang jago yang
amat cerdik, sungguh tak nyana kali ini dia harus menelan
kekalahan yang sangat mengenaskan ditangan Wu Yong yang
kecil dan lemah Dari situ pula dapat ditarik kesimpulan kalau Siau-yau cu
selama hidupnya amat segan dan takut terhadap kepandaian
Popo dalam melepaskan racun, karena itu dia baru percaya
dengan obrolan Wu Yong yang mengatakan tentang
kepandaian menggunakan benda menyalurkan racun.
Tetapi bagaimanapun juga dia adalah seorang jago lihay
yang berpengalaman luas. begitu merasakan sesuatu bau
yang aneh dengan cepat kewaspadaannya dipertingkat, ia
sadar kalau dirinya tertipu, cepat2 tangan kanannya diayun
kedepan dan melepaskan satu bacokan maut keatas tubuh Wu
Yong. Siau Ling yang berada disisinya dengan cepat bertindak, dia
ayunkan pula telapak kanannya untuk menyambut datangnya
ancaman dari Siau Jau cu itu.
---oo0dw0ooo--- Jilid: 32 Sepasang telapak tangan saling bertemu dan dua gulung
angin pukulanpun saling beradu antara yang satu dengan
yang lain, suatu ledakan keras yang amat memekikkan telinga
segera menggeletar memecahkan kesunyian.
"Saudara Siau, jangan beri kesempatan kepadanya
sehingga berhasil merebut diatas angin!" buru2 Wu Yong
berseru dengan nada amat gelisah.
Seruan yang di maksudkan untuk memberitahukan kepada
Ling itu, sama artinya telah memberitahukan kepada Siau-yancu
bahwasanya ia telah melepaskan racun dengan meminjam
kekuatan hembusan angin. Dengan cepat Siau yau cu menutup semua pernafasannya.
Sambil menyerang gencar ia bergeser kearah samping dan
berharap bisa merebut kedudukan diaangin.
Rupanya imam tua itu telah sadar bahwa dirinya telah
keracunan meskipun ia segera merasakan hal itu dan tutup
pernafasan hingga racun yang mengeram dalam tubuhnya
tidak terlalu berat, tapi diapun tahu bahwa racun yang ditaruh
oleh Wu po-po merupakan racun2 dari jenis yang terdahsyat,
asal daya kerja racun itu mulai kambuh dan ia berhasil
memaksa Siau bergeser keposisi dibawah angin maka dengan
cepat sianak muda itu bakal termakan oleh racun keji yang
dilepaskan oleh Wu Yong itu.
Sayang Siau Ling bukanlah seorang manusia yang lemah,
penemuanya yang dialami selama berkali kali membuat ilmu
silat yang dimilikinya telah mendapat kemajuan yang ssngat
pesat. Sekalipun Siau yau cu berhasil memimpin pertarungan
dan melancarkan serangan2 berantai yang amat gencar
namun setiap kali imam tua itu berhasil dipaksa balik
ketempatnya semula. Beberapa gebrakan itu berlangsung dalam sekejap mata,
sementara itu manusia baju hijau yang kaku bagaikan patung
serta pria baju hitam itu telah melancarkan serangan pula dari
kedua belah samping dan mengerubuti sianak muda itu
rapat2. Jari tangan kanan Siau Ling segera bertindak cepat dan
melancarkan sebuah sentilan maut dengan ilmu jari sian ci
sinkang, segudesiran angin tajam meluncur kemuka
menembusi udara kosong dan menerjang ke tubuh musuhnya.
Inilah serangan jari sian-ci sinkang dari gereja Siau lim-si
yang tersohor karena kedahsyatannya.
Bagi seorang jago yang telah mempunyai tenaga dalam
mencapai puncak kesempurnaan, daya serang yang terpancar
keluar dari serangan ilmu jni sian ci sinkang itu akan nampak
jauh lebih lihay, desiran angin ngan yang meluncur keluar
sama sekali tak menimbulkan sedikit suarapun, membuat
seseorang musuh terkena serangan tanpa disadari olehnya.
Berhubung selama ini Siau Ling beranggapan bahwa
kekuatan daya serangan yang dimiliki ilmu jari sian ci sinkang
dari gereja Siau lim si ini berlipat kali lebih dahsyat daripada
ilmu jari sio lo ci maka selama beberapa hari belakangan ini
dia telah mempelajari kepandaian tersebut jauh lebih tekun
lagi baik siang ataupun malam, ia selami intisari kepandaian
itu, dengan begitu kemajuan yang diperolehpun amat pesat
sekali. Belum sampai pria baju hitam itu mendekati tubuh Siau
Ling, tiba2 ia merasakan dada kanannya jadi linu dan kaku.
Tahu tahu serangga jari sian ci sinkang yang dilancarkSiau
sudah berbasil menghajar jalandarahnya.
Tak ampun lagi tubuhnya sempoyongan dan kuda kudanya
goyah, tak kuat lagi tubuhnya jatuh tercebur kedalam telaga
... "Pluuung .."percikan butir air berhamburan diangkasa ...
Siau yau cu tertegun menghadapi perisitiwa tersebut
hampir saja ia termakan oleh sapuan telapak yang dilancarkan
Siau Ling, dalam hati segera pikirnya :
"Waahh...rupa rupanya ilmu silat yang dimiliki bocah
keparat ini telah peroleh kemajuan lagi yang jauh lebih pesat,
tampaknya aku harus coba menawan dirinya didalam air ..."
Berpikir sampai disitu ia segera loncat kedalam air
bersamaan itu pula serunya kepada pemuda baju hijau itu.
"Cepat ceburkan diri kedalam telaga!"
Ketika menyaksikan Siau yau cu terjun kedalam air tadi.
Siau Ling sudah dapat nebak maksud hatinya, jelas imam tua
itu hendak membalik rakit itu dan siap melawan dirinya
beserta Wu Yong didalam air telaga.
Setelah mengetahui maksud hati lawannya tentu saja tidak
memberi kesempatan kepada manusia baju hijau itu untuk
terjun kedalam air. Dengan suatu serangan yang cekatan, telapak tangan
kirinya diayun kemuka menyambut datangnya ancaman
tersebut dengan keras lawan keras, sementara tangan
kanannya berkelebat kemuka dan mencengkeram urat nadi
dari manusia baju hijau itu.
"Blaamm..!" sepasang telapak saling beradu satu sama
lainnya menimbulkan suara benturan yang amat nyaring,
ternyata Siau Ling yang termakan oleh pukulan itu kena
terdorong mundur sejauh satu langkah kebelakang.
Kesempurnaan dan kehebatan tenaga dalam yang dimiliki
manusia baju hijau itu sama sekali tidak berada diluar dugaan
Siau Ling, dalam hati ia segera berpikir :
"Sungguh ampuh dan berbahaya pukulan yang dimiliki
orang ini, rupa2nya tidak berada dibawah kekuatan dari angin
pukulan Siau-yau cu ."
Walaupun manusia baju hijau itu memiliki tenaga dalam
yang sempurna dan kekuatan pukulan yang sangat berat,
akan tetapi gerak geriknya sama sekali tidak lincah, serangan
kilat yang dilancarkan Siau Ling dengan tangan kanannya
ternyata tak mampu dihindari olehnya, dengan tepat sekali
urat nadi penting pada pergelangan tangannya kena
dicengkeram oleh sianak muda itu.
Peristiwa ini kembali mencengangkan hati Siau Ling, ia
sama sekali tak menyangka kalau serangannya akan berhasil.
Dalam pikirannya, dengan kesempurnaan tenaga pukulan
yang dimiliki manusia baju hijau itu, tidaklah mungkin kalau
dia tak mampu menghindarkan diri dari cengkeraman
tersebut. Tapi ingatan tersebut hanya berkelebat dalam benaknya
dalam waktu yang amat singkat, ketika manusia baju hijau itu
mendengar seruan dari Siau yau-cu dan siap terjun kedalam
telaga tabu2 urat nadi pada pergelangan tangan kanannya
sudah kena dicengkeram oleh pemuda she-Siau.
Reaksi yang ditunjukkan manusia baju hijau itu benar2
amat lamban, dia hanya mikirkan tentang perintah dari Siau
yau cu dan sama sekali tidak ambil perduli apakah tangan
kanannya masih dicengkeram orang atau tidak, begitu putar
badan orang itu segera loncat maju kedepan siap terjun ke
dalam air. Siau Ling segera merasakan suatu daya tarik yang luar
biasa dahsyatnya menerjang ke arah depan, begitu dahsyat
kekuatan itu sehingga menggetarkan hatinya, ia segera
membatin : "Entah ilmu silat apa yang telah dipelajari orang ini, kalau
dilihat dan gerak geriknya ini seakan2 lengan maupun
keempat anggota tubuhnya itu sama sekali tiada berhubungan
dengan dirinya..." Siau Ling takut rakit itu terbalik oleh kekuatannya, maka ia
tak berani membetot lengan itu terlalu keras, dengan langkah
lebar dia maju kedepan, telapak kirinya dan segera
mencengkram lengan kiri itu.
"Kraaak. !" lengan manusia baju hijau itu kena dibacok
sehingga patah jadi dua bagian.
Setelah serangannya berhasil cengkeramannya pada lengan
musuh pun segera dikendorkan, manusia baju hijau itu
dengan cepat terjun kedalam air. sementara mulutnya
perdengarkan suara rintihan lirih.
Jelas bacokan Siau Ling yane berhasil matahkan lengan
kirinya telah menimbulkan rasa sakit yang tak terhingga bagi
manusia baju hijau itu. Menyaksikan kesemuanya itu. Siau Ling segera tertawa
dingin dan berseru. "Heeeh heeeh heeeh aku mengira engkau tak mengenal
apa artinya rasa sakit " rupanya engkaupun masih bisa
merasakan betapa sakitnya kalau tulang tangan dipatah."
Belum habis dia berkata, tiba2 badannya oleng kesamping
dan kakinya bergeser menuju kesisi rakit yang telah dibalik
orang dari dalam air telaga.
Buru2 Siau Ling menggeserkan tubuhnya kesamping,
kemudian dengan ilmu bobot seribu ia tekan kembali rakitnya
yang oleng tersebut, sambil berpaling kearah Wu Yong
teriaknya keras keras: "Nona Wu. cepat lepaskan racun keji kedalam air telaga !"
Perkataan itu diutarakan dengan suara yang tinggi dan
lantang, rupanya memang sengaja diperkeras sehingga Siau
yau cu se kalian yang berada didalam air ikut mendengar pula.
Wu Yong menatap Siau Ling tajam tajam sambil gelengkan
kepalanya diapun berteriak keras:
"Siau yau cianpwe, kalian bertiga sudah keracunan hebat,
meskipun tenaga dalam yang kalian miliki cukup sempurna
dan untuk sementara waktu daya kerja racun itu masih bisa
Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
kalian atasi, akan tetapi hal itu cuma bisa berlangsung selama
seperminum teh belaka. Kemudian racun itu akan mulai
bekerja dan menyebar keseluruh tubuh kalian. Asal kami
berhasil menahan rakit ini sehingga tidak sampai terbalik
ataukah loncat ketepi daratan maka kalian bakal menemui
kematian secara mengenaskan..."
Tampak air telaga beriak dan menyebar keempat penjuru,
Siau yau cu munculkan diri dari permukaan air seraya
menjawab : "Aku akan memaksa engkau tercebur ke dalam air. Setelah
kalian berdua berhasil kami tangkap, bukankah akupun bisa
temukan obat pemunah tersebut?".
"Baik! saudara Siau, kalau begitu mari kira loncat lebih naik
keatas daratan, biarkan saja mereka mampus karena
keracunan!" Siau-yau cu segera berpaling kearah daratan, ia lihat rakit
tersebut hanya berada kurang lebih beberapa tombak saja
dari pantai seberang, tidak sulit bagi mereka kalau ingin loncat
naik keatas daratan, terpaksa dengan muka masam dia
berkata: "Keponakan perempuanku yang baik hati, bersediakah
engkau umuk membicarakan pertukaran syarat dengan aku?"
"Boleh boleh saja! cuma apakah engkau dapat
menerima syarat2 dari kami atau tidak?" sahut Wu Yong.
"Asal pertukaran syarat itu berlangsung secara adil, tentu
saja tak ada halangannya buar kita untuk merundingkan! "
"Bagaimana kalau kalian dorong rakit ini hingga merapat
daratan seberang sana. Dan aku menghadiahkan tiga butir
obat pemunah bagi kalian bertiga?"
"Bagaimana caranya aku bisa mempercayai perkataanmu
itu?"" "Dalam keadaan dan situasi seperti ini aku rasa
bagaimanapun juga engkau harus mempercayai kami!"
"Mengenai pertukaran syarat sih dapat kami terima, cuma
engkau harus mencari seseorang untuk menjamin ketepatan
dari janjimu itu." "Kemana kita harus cari orang yang mari menjamin
pertukaran syarat ini?" kata Wu Yong.
"Bukankah disisimu telah berdiri satu orang, Engkau
maksudkan Siau tayhiap?""
"Benar, suruh saja Siau tayhiap yang menjamin
kelancangan dari pertukaran syarat ini!"
Wu Yong melirik sekejap kearah pemuda itu lalu tertawa,
katanya : "Saudara Siau, bersediakah engkau menjamin diriku" Buat
kaum wanita seperti aku sih memang terlalu banyak
bicaranya, dan kadangkala apa yang telah diucapkan tak bisa
masuk hitungan" "Siau-yau cu" seru Ling kemudian dengan nada dingin,
"asalkan saja engkau tidak gunakan siasat licik untuk
permainkan kami berdua, setelah kalian hantar kami sampai
ditepi seberang saja, aku pasti akan suruh nona Wu untuk
menghadiahkan tiga-butir obat pemunah buat Kalian bertiga!"
"Siau tayhiap. ucapanmu berat bagaikan bukit. Janganlah
kau samakan dengan perkataan dari nona Wu dihari2
biasa...kami segera akan menghantar kalian ketepi seberang
Sana" Habis berkata dia segera menyelam kedalam air dan lenyap
dibawah air telaga itu. Rakit yang mereka tumpangi benar2 bergerak menuju
kearah daratan seberang. Diam2 Siau Ling salurkan hawa murninya mengelilingi
seluruh badan, ia bersiap sedia untuk menghindari segala
kemungkinan yang tidak diinginkan terutama kalau Siau yau
cu secara tiba2 berubah pikiran ditengah jalan
Daya luncur rakit itu amat cepat sekali, dalam waktu
singkat rakit tadi sudah tiba didaratan seberanj.
Tidak menunggu sampai rakit itu merapat ditepi pantai,
Siau serta Wu Yong segera loncat ke udara dan melayang
keatas udara, Permukaan air telaga kembali beriak dan butiran air
memencar keempat penjuru. Sambil loncat pula keatas
daratan Siau-yau cu segera berseru :
"Siau tayhiap, apa yang kau ucapkan masih dapat
dipertanggungjawabkan bukan?"
"Tentu Saja, apa yang telah kujanjikan pasti akan kami
penuhi,." Ia berpaling kearah Wu Yong dan serunya:
"Berikan obat pemunah itu-kepada mereka!"
Dari dalam sakunya Wu Yong ambil keluar tiga butir pil
berwarna hijau dan diangsurkan kedepan, katanya
"Andaikata nenekku tidak terlenakan oleh bujuk rayumu
yang manis, mungkin sampai sekarangpun beliau masih hidup
segar bugar dendam sakit hati ini suatu saat pasti akan
kutuntut balas dari atas tubuhmu! "
Siau yau cu tidak ambil perduli atas perkataan dari gadis
itu, setelah menerima angsuran obat pemunah itu, dia
berpaling kearah Siau Ling dan menghela napas panjang
katanya Lengan tangan manusira baju hijau itu kulai lemas rupanya
sendi sendi sikutnya telah terlepas.
"Siau tayhiap rupanya ilmu silat yang kau miliki kembali
telah peroleh kemajuan yang amat pesat. aaai...aku mencuri
ayam tidak berhasil malah harus berkorban segenggam beras,
tapi hal ini bukanlah disebabkan oleh kesalahan perhitunganku
dalam kenyataan kemajuan yang berhasil kau capai dalam
ilmu silat benar benar diluar dugaan siapapun juga "
"Apakah totiang masih ingin teruskan perundingan tentang
barter yang terpotong sampai ditengah jalan tadi ?" terus Siau
ling dengan nada dingin, Siau yau cu tertawa getir.
"Dalam keadaan dan situasi ini" Aku tidak punya andalan
apa apa, tentu saja perundingan tersebut tak dapat
dilangsungkan lagi ..."
Ia berpaling kearah telaga dan kembali serunya :
"Kalianpun boleh segera naik kedaratan" Permukaan air
beriak dan menyebar keempat penjuru, manusia baju hijau
serta pria baju hitam itu segera loncat naik keatas daratan.
Siau yaucu memberi dua orang itu masing2 dengan sebutir
obat pemunah, lalu perintahnya:
"Makan obat itu!"
Menyaksikan tingkah laku mereka, Siau Ling tertawa dingin,
ujarnya : "Heeeh hehh heeeh tampaknya kalian masih belum mau
percaya kalau obat tersebut adalah obat pemunah racun yang
jempolan. Hmm ! apa gunanya kalian paksa aku orang she
Siau untuk menanggung?"
Siau yau cu tertawa ewa, dia segera telan obat pemunah
itu kedalam perut, kemudian baru berkata .
"Berada dalam keadaan seperti ini. Aku rasa kalian
berduapun tak usah melepaskan racun lagi!"
Siau Ling berpaling dan memandang sekejap kearah
manusia baju hijau itu, kemudian katanya :
"Dapatkah aku bertanya tentang satu hal kepada diri
totiang?"" "Tak usah sungkan2, tanyakan &aja apa yang Siau tayhiap
ingin tanyakan, asal aku tahu pasti akan kujawab dengan
sejujurnya !" Siau Ling alihkan sorot matanya wajah" manusia baju hijau
itu, kemudian tanyanya: "Boleh aku tahu kepandaian silat apakah yang dipelajari
saudara ini?" "Dia " dia mempelajari ilmu mayat hidup yang jarang sekali
dipelajari orang." "Terima kasih atas petunjukmu." Setelah berhenti sebentar,
sambungnya lebih jauh. "Sebentar lagi kami akan menerjang barisan lima naga sakti
tersebut" sekarang kalian boleh pergi!
"Siau tayhiap, baik2lah jaga diri. Ketahuilah barisan Ngo
liong toatin adalah sebuah barisan yang bahaya dan ganas!"
ujar Siau yau cu peringatkan.
"Aku sudah tahu, takusah kau kuatirkan!"
Siau yau cu tidak banyak bicara lagi, ia lantas loncat naik
keatas rakit tersebut diikuti oleh manusia baju hijau serta pria
baju hitam itu, sebentar kemudian mereka sudah tiba
diseberang sana dan lenyap dibalik kegelapan.
Sepeninggalnya beberapa orang itu, Siau Ling menengadah
dan memandang bintang yang bertaburan diangkasa,
kemudian setelah menghembuskan napas panjang bisiknya:
"Nona Yong!" "Ada apa?" tanya dara itu keheranan.
"Engkau pernah tahu atau dengar bukan, bahwa diantara
jago2 yang paling lihay dalam perkampungan Pek hoa san
cung adalah barisan lima.naga yang disebut Ngo-liong-toa-tin
ini.." "Berapa banyak orang sih yang membentuk barisan ngo
hong-toa tin ini"!" sela Wu Yong.
"Dari namanya sudah kita ketahui, yang dimaksudkan
barisan Lima naga tentu saja terdiri pula dari lima orang!"
"Apa yang perlu kita takuti dari mereka berlima?"
"Bagaimanakah perubahan yang bakal terjadi dalam
barisan lima naga sakti tersebut, sampai detik ini aku masih
belum bisa memahaminya, tapi kalau ditinjau dari sikap Shen
Bok Hong yang begitu pandang tinggi kelima ekor naga
saktinya ini, dapatlah diketahui betapa lihay dan ampuhnya
barisan tersebut.." "Pernah kau jumpai kelima ekor naga sakti itu"!" kembali
Wu Yong menyela. "Barisan Sakti yang dibentuk oleh kelima ekor naga itu sih
belum pernah kujampai, tapi aku pernah bertemu melawan
salah satu diantara kelima ekor naga sakti itu"
"Bagaimana sih bentuk dan macamnya orang itu" Kenapa
kok manusia disebut naga" Memangnya wajah mereka mirip
naga?" "Bukan saja mereka mirip naga. melainkan pakaian
merekalah yang mirip raga, pakaian aneh itu rupanya dibuat
secara khusus, bukan saja dari atas sampai bawah terdiri dari
sisik2 emas yang pantulkan sinar tajam, bahkan kebal
terhadap bacokan golok maupun tusukan tombok, nah!
disinilah keistimewaan mereka!"
"Oooh...! kiranya begitu toh..," bisik Wu Yong sambil
mengangguk tiada hentinya.
"Menurut dugaanku, keistimewaan yang dimiliki kelima ekor
naga tersebut bukan terbatas sampai disitu saja, kemungkinan
besar mereka dipengaruhi oleb sejenis bahan obat yang
istimewa sehingga membuat kesadaran mereka punah dan
timbullah keberanian serta kekuatan yang jauh melampaui
kemampuan manusia biasa.."
Setelah berhenti sebentar, sambungnya lebih jauh .
"Oleh karena itulah uutuk menghadapi lima ekor raga yang
ganas tersebut, kita tak usah ragu2 untuk turun tangan, kau
boleh menggunakan segala cara apapun yang dimiliki untuk
berusaha merobohkan mereka, termasuk juga menggunakan
racun yang paling keji! "
Wu Yong mengangguk. "Akan kuingat selalu pesan dan
toako!" bisiknya. Siau Lirg merogoh kedalam sakunya dia ambil keluar
pedang pendek yang tajam itu. dibawah cahaya bintang
ditatapnya sekejap benda itu, lalu berkata :
"Menurut penilaianku, pakaian dikenakan kelima ekor naga
itu pasti kaku berat, justru karena hal ini ada kemungkinan
juga gerak gerik mereka jadi kurang leluasa, Terutama untuk
berputar dan berpaling.."
"Terima kasih atas perintah dari Siau-heng!"
Siau Ling mengangguk, ujarnya lebih jauh:
"Aku yakin. pertempuran yang bakal berlangsung pasti
sangat bahaya dan amat sengit. Dalam keadaan begitu
kemungkinan besar aku tak dapat memperhatikan diri nona,
engkau harus baik2 jaga keselamatanmu sendiri! "
Bicara sampai disitu. dengan langkah lebar dia lanjutkan
perjalanannya kearah depan.
Wu Yong segera mengikuti dibelakang pemuda tadi untuk
lanjutkan perjalanan, disepanjang perjalanan tiada hentinya
dia berpikir: "Siau heng selamanya gagah perkasa dan tak mengenal
apa arti kata jeri, tapi sikapnya saat ini jauh berbeda, dsngan
tak bosan bosannya berulang kali dia beri peringatan
kepadaku minta aku menghadapi musuh dengan lebih
berhati2, dari sini agaknya dapat kutarik Kesimpulan
bahwasanya kelima ekor naga itu benar2 amat ganas dan luar
biasa sekali, baiklah...akan kutingkatkan kewaspadaanku!"
Hawa murni yang dimilikinya diam2 disalurkan mengitari
seluruh badan, dia bersiap sedia menghadapi segala
kemungkinan yang tak diinginkan.
Kurang lebih sepuluh tombak kemudian tiba tiba cahaya api
muncul dari arah depan dan menghadang jalan pergi mereka
berdua, diikuti munculnya dua batang obor.
Dibawah cahaya api obor yang terang benderang, seorang
pria berpakaian ringkas warna hitam munculkan diri diatas
sebuah batu cadas bawab tebing curam, dengan suara keras
orang itu menegur : "Benarkah yang datang adalah Siau Ling!"
"Betul . siapa kau?"
"Aku hanya seorang prajurit tak bernama dalam dunia
persilatan, sekali pun kukatakan namaku, belum tentu Siau
tayhiap mengenalnya!"
Tiba2 ia loncat turun dari atas batu cadas itu, dan lenyap
dibalik bebatuan tajam. Cahaya api tampak berkilauan diempat penjuru, dalam
waktu singkat berpuluh2 batang obor telah bermunculan
disana sini, membuat suasana dalam lembah sempit itu jadi
terang benderang ibaratnya disiang hari bolong belaka.
Menyaksikan kesemuanya itu, Siau Ling segera berpikir
dihati ,- "Kenapa aku musti bersusah payah untuk memerangi
kelima ekor naga perkasa itu" Apa salahnya kalau kugunakan
kesempatan yang sangat baik dikala barisan mereka belum
tercipta kulampaui dulu rintangan yang kuat ini "
Berpikir simpai disini, dengan suara rendah dia lantas
berbisik.
Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Nona Wu. Ayo kita terjang keluar dari kepungan ini !"
Begitu selesai berbicara, ia meloncat lebih dahulu kearah
depan. Dibawah Cahaya api obor, terlihatlah cahaya perak
berkilauan diangkasa tahu tahu dua sosok mahluk aneh
bertubuh penuh sisik telah loncat keluar dari tempat
persembunyiannya dan menghadang jalan pergi pemuda Siau.
Dengan cepat Siau Ling menghentikan langkah kakinya,
kepada sang dara ia berbisik,
"Nona Wu mundurlah sedikit kebelakang." Sementara itu
Wu Yong agak menengadah keatas, ia lihat kedua sosok
makhluk aneh yang menghadang jalan pergi mereka memakai
pakaian bersisik naga yang memancarkan sinar berkilat,
terutama sekali sepasang mata mereka yang bengis
berkeliaran kesana kemari dengan tajamnya,
Sisik tebal yang tumbuh diatas lengan tangan mereka
berwarna merah darah, kelima kuku jarinya tajam meruncing
dan berwarna biru, itu berarti tubuh mereka selain dilindungi
sisik tebal warna merah, dilengkapi pula dengan senjata
mematikan yang mengandung racun amat keji.
Dalam hati Wu Yeng lantas berpikir.
"Dandanan kedua ekor makhluk ini memang kukoay dan
menyeramkan, andaikata aku tidak mendengar lebih dahulu,
jika mendadak bertemu dengan mereka niscaya aku akan
terperanjat hingga pingsan saking takutnya ..."
Sambil berpikir sepasang telapak tangannya bekerja cepat,
jarinya menyentil kemuka berulang kali bubuk putih yang
halus pun segera meluncur kedepan.
Makhluk aneh itu cukup cekatan pula, baru saja Wu Yong
melepaskan bubuk racunnya, mendadak makhluk aneh yang
ada disebelah kiri itu melancarkan satu pukulan dahsyat
kedepan, desiran tajam seketika meluncur kedepan memapaki
datangnya bubuk racun tersebut.
Termakan oleh hawa pukulan yang maha dahsyat tersebut,
bubuk racun itu segera tersebar dan terpental kembali kearah
pemiliknya. Siau Ling tarik nafas panjang sambil melayang mundur lima
depa kebelakang, bisiknya dengan lirih:
"Nona, cepat mundur agak jauhan, aku lihat mereka tak
mempan terhadap pengaruh racun, apalagi setelah tubuhnya
dilindungi oleh sisik merah yang begitu kuat dan tebal"
Dalam pada itu makhluk aneh yang berdiri disebelah kanan
telah menubruk maju ke depan, secepat kilat ia menerjang
kearah Siau Ling yang masih berbicara.
Buru2 sianak muda itu mengepos tenaga sambil melayang
mundur sejauh delapan depa kebelakaog.
Makhluk aneh yang ada disebelah kiri tidak diam begitu
saja. Diapun bergerak dan menubruk kearah Wu Yong
Betapa terperanjatnya hati anak dara tersebut sewaktu
tiba2 menyaksikan datangnya tubrukan, segumpal cahaya kilat
disusul meluncurnya sepasang lengan penuh kuku runcing,
cepat2 dia meloncat kebelakang dan berusaha menghindarkan
diri. Sungguh cepat gerak tubuh makhluk aneh itu, walaupun
Wu Yong telah berusaha untuk menghindarkan diri, tapi tak
urung pakaian yang dikenakan gadis itu tersambar pula oleh
ujung jari makhluk aneh itu sehingga robek sebagian .
Beberapa inci serangan itu lebih kebawah niscaya tubuh
Wu Yong kena tersambar hingga hancur terkoyak koyak.
Karena pakaiannya tersambar hingga robek sebagian,
dengan sendirinya Wu Yong berada dalam keadaan setengah
telanjang, untung pakaian dalamnya tidak sampai tersambar
robek, sehingga kecuali tampak kulit badannya yang putih
halus, bagian rahasianya tak sampai ketahuan orang.
Makhluk aneh yang semula menerjang ke arah Siau Ling
tadi tiba tiba berpaling dan sekarang ganti menerjang kearah
Wu Yong. Sementara sang dara itu sendiri belum hilang rasa
kagetnya ingatan kedua belum sempat berkelebat lewat,
sepasang lengan mahluk aneh yang bersisik merah itu diiringi
desiran tajam dari ujung kukunya yang berwarna biru tahu
tahu sudah muncul didepan mata.
Dalam keadaan yang sangat kritis itulah Siau Ling
membentak keras: "Nona. hati-hati..!"
Tangan kanannya cepat bertindak, dengan ilmu sentilan jari
saktinya dia lepaskan satu serangan gencar kedepan.
Dalam kenyataan, sebelum jeritan diutarakan serangan
yang maha dahsyat tadi telah dilancarkan lebih dahulu oleh
pemuda kita. "Duukk!" dengan telak sentilan jari sakti telah bersarang
dilengan kanan makhluk aneh itu. Dengan sendirinya serangan
yang dilancarkanpun menemui sasaran yang kosong.
Wu Yong bertindak cepat, menggunakan kesempatan yang
ada ia enjotkan badan dan kabur kearah Siau Ling.
Walaupun serangan jari yang dilepaskan Sianak muda tadi
bersarang telak ditubuh lawan, akan tetapi berhubung sisik
merah yang melindungi tubuh makhluk aneh itu terlampau
tebal, maka serangan dahsyat tadi tak sampai melukai
tubuhnya. Terlihatlah makhluk aneh itu putar badannya mengikuti
perputaran sang lengan, tiba2 ia lompat kemuka dan
menerjang tubuh Siau Ling .
Ternyata apa yang diduga sianak muda itu semula meleset
sama sekali, kendatipun sisik merah yang dikenakan makhluk2
aneh itu sangat tebal dan berat, akan tetapi hal itu sama
sekali tidak mempengaruhi kelincahan tubuh mereka,
tubrukan tersebut bisa dilancarkan dengan kecepatan yang
sangat mengejutkan. Siau Ling segera putar tangan kirinya dan melancarkan
Satu babatan maut kedepan.
Makhluk aneh itu tak mau tunjukkan kelemahannya, diapun
putar tangan kanannya dan menerima datangnya ancaman
dari Siau Liog tadi dengan keras lawan keras.
Siau Ling sendiripun tak mau mengalah, dia hendak
menggunakan kesempatan yang ada untuk menjajal sampai
dimanakah kesempurnaan tenaga dalam yang dimiliki
musuhnya. Apalagi dengan sarung tangan berusia seribu
tahun yang tak mempan terhadap tusukan kuku tajam ia tak
usah merisaukan ancaman bahaya..
"Bluaam..!" Sepasang telapak tangan saling membentur
satu sama lainnya hingga menimbulkan suara ledakan keras
yang amat memekakkan telinga, seketika itu juga makhluk
aneh itu tergetar mundur satu langkah kebelakang.
Siau Ling sendiri walaupun dalam bentrokan ini telah
salurkan hawa murninya sebesar tujuh bagian, tak urung
merasakan lengannya jadi kaku dan linu pula.
Sesudah saling mencoba kekuatan lawan Siau Ling segera
loncat keudara lalu melesat delapan depa kearah samping.
Kiranya setelah Siling beradu kekuatan tadi, pemuda itu
merasakan bahwa makhluk2 aneh itu dilindung oleh sejenis
bahan bersisik yang keras dan kuat. Ia sadar jikalau sampai
bentrok dengan mereka dalam suatu pertarungan keras lawan
keras, susahlah bagi dirinya untuk melukai mereka, karena itu
dia harus mengalahkan mereka dengan gunakan akal.
Sementara ia masih termenung sambil berpikir keras, dari
arah kiri dan kanan masing masing muncul pula tiga orang
makhluk aneh. Dengan cepat kelima orang makhluk aneh
tersebut mengurung Siau Ling dan Wu Yong di tengah
kepungan. Sejak pakaiannya kena disambar robek oleh pihak lawan
hingga tubuhnya hampir berada dalam keadaan setengah
telanjang, dalam hati kecil Wu Yong sudah timbul perasaan
jeri dan takut yang tak terhingga, apalagi sekarang setelah
dilihatnya, disekitar sana muccul kembali tiga orang makhluk
aneh. Bisa dibayangkan betapa kaget, seram dan takutnya
dara tersebut. Dengan penuh ketakutan ia berseru :
"Saudara Siau, coba lihat! Muncul tiga sosok makhluk
lagi..." Siau Ling berpaling dan memandang sekejap kearah ketiga
sosok makhluk aneh itu, Ketika dilihatnya mereka mengambil
posisi mengurung dan tidak bergerak lagi. Segera ujarnya :
"Jumlah mereka memang berlima, setelah lima ekor
makhluk aneh ini munculkan diri semua rasanya tak mungkin
akan muncul makhluk yang keenam., kau tak perlu kuatir.."
Setelah berhenti sebentar, tambahnya lagi dengan suara
lirih : "Dalam situasi seperti ini yang paling penting adalah
menyelamatkan jiwa dari ancaman bahaya, nona baik2lah
kenakan pakaian yang robek itu!"
Kiranya Wu Yong sedang repot memegangi ujung baju
yang robek dan berusaha untuk menutupi bagian2 tubuhnya
yang terluka dan kelihatan orang.
Setelah mendengar bisikan itu, Wu Yong mengangguk dan
mengikat pakaian robeknya itu menjadi satu. walaupun masih
ada bagian-bagian lain yang kelihatan, namun dalam keadaan
begini apa boleh buat" Selain dibiarkan tetap terlihat, apa lagi
yang bisa dilakukan"
Menyaksikan keadaan gadis itu, diam2 Siau Ling merasa
kasihan, ia tahu ilmu silat yang dimiliki gadis she-Wu itu tak
begitu tinggi dan dia masih membutuhkan perlindungan
darinya, tapi keadaan tidak mengijinkan dia berbuat demikian,
apalagi menghadapi serangan gabungan dan lima ekor naga
yang sudah tersohor karena Keampuhannya, ia tak berani
bertindak gegabah. Tak tertahan lagi ia menghela napas panjang, katanya
dengan nada gegetun : "Tidak sepantasnya kubawa nona datang kemari!"
Agak tergetar sekujur badan Wu Yong mendengar
perkataan itu, segera sahutnya .
"Kau tak usah menguatirkan diriku, hadapilah musuh
tangguh dengan hati tenang, aku bisa menjaga diriku sendiri
!" Beberapa patah kata itu diucapkan dengan nada yang
kurang jelas, mungkin hal ini di sebabkan karena rasa malu
dan takutnya yang berkecamuk menjadi satu.
Siau Ling tersenyum getir, dia sendiripun tahu kalau gadis
itu sudah dibikin pecah nyalinya oleh serangan maut yang
dilepaskan makhluk aneh tadi, dengan lembut segera ujarnya.
"Nona Wu Yong. kau tak usah takut ! Merekapun manusia
seperti kita kita ini. Cuma mereka mengenakan pakaian
bersisik yang tebal dan keras sehingga sepintas lalu bentuk
mereka berubah jadi aneh dan menyerarnkan, masih
ingakatkah nona sewaktu ngobrak-abrik barisan Hui bau tin
tadi ..." Kegagahan, keberanian serta kecerdasanmu patut
dipuji, kenapa kesemuanya itu lenyap disaat ini" Kalau toh kau
tak jeri menghadapi kematian, buat apa kau pikirkan pula
keganasan kelima orang makhluk aneh itu ?"
Beberapa patah kata ini ternyata manjur sekali dan
mendatangkan kasiat yang luar biasa.
Wu yong tersenyum simpul, keberaniannya pulih kembali.
Katanya kemudian dengan lantang :
"Ucapan toako memang benar, mereka juga manusia!
Kenapa aku musti jeri kepada mereka?"
Dengan semangat berkobar2 dia merogoh leluar dua
batang jarum beracun dan digenggamnya ditangan.
Setelah dilihatnya keberanian dara itu pulih kembali seperti
sedia kala, diam2 Siau Ling sendiripun menghembuskan nafas
panjang. Sementara itu, kelima ekor naga sakti itu sudah
membentuk barisan mereka yang tangguh, selangkah demi
selangkah kelima orang itu mulai maju mendekati musuhnya.
Dengan pandangan berkilat, Siau Ling menyapu sekejap
kelima orang itu, lalu serunya dengan suara lantang :
" Saudara2 sekalian, kalian tak usah berlagak jumawa,
kelihayan kamu berlima tak lebih karena ditubuh kalian
mengenakan pakaian bersisik tebal yang tak mempan dibacok
senjata, ketahuilah pedang pendek yang kubawa ini adalah
mustika yang mempan untuk membunuh kalian semua,
daripada menyesal dikemudian hari kuperingatkan dulu
kepada kalian agar bertindak lebih waspada!"
Sembari berbicara, diam2 pemuda itu awasi reaksi dan
kelima orang makhluk aneh itu.
Apa yang diduga sianak muda itu ternyata tidak meleset,
begitu mendengar peringatan dari Siau , mereka segara
hentikan langkah maju mereka.
Hal ini membuktikan bahwa kelima orang itu masih sadar
otaknya, dan merekapun tahu kalau pedang mustika adalah
lawan yang paling tangguh, karena itu timbullah rasa jeri
dihati kecilnya. Menyaksikan hal itu, Siau Ling segera tertawa terbahak2.
"Haaah haaah haaah bukankah cuwi sekalian merasa agak
takut?"" Tiba2 ia loncat kedepan dan menerjang ke arah posisi
timur: Rupanya dalam hati pemuda inipun tahu bahwa Suatu
pertarungan seru tak mungkin bisa dihindari, ia merasa
daripada menunggu sampai musuh bergerak lebih duluan.
Lebih baik dia yang menyerang lebih dulu. Siapa tahu kalau
serangannya menghasilkan merobohkan beberapa orang
diantaranya lebih dahulu, sehingga mencerai beraikan
kekuatan main keroyok beberapa orang tadi!
Ketika makhluk aneh itu menyaksikan Siau Ling menerjang
tiba, ia segera meloncat kedepan dan menyongsong
datangnya tubrukan tersebut.
Hampir bersamaan waktunya, makhluk2 aneh yang berada
diposisi Barat, selatan dan utara bergerak pula serentak
menerjang ke arah pemuda itu.
Enam buah lengan bersisik merah darah bermunculan dari
arah yang berbeda, sama2 mencengkeram tubuh Siau Ling.
Dalam pada itu tubuh sang pemuda itu masih berada
ditengah udara, menyaksikan serangan ganas dari pihak
musuh, ia merasa amat terperanjat, buru2 hawa murninya
ditarik dan menahan gerak maju tubuhnya lebih jauh, dengan
cepat dia melayang turun keatas tanah.
Begitu kakinya menempel permukaan bumi. lengan
kanannya bergerak kedepan. Pedang pendeknya berganti
haluan dan menebas ke arah mahluk aneh yang menyerang
tiba dari tenggara.
Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Walaupun serangan gabungan musuh dilancarkan cukup
tertib dan rapat, akan tetapi kemampuan Siau Liag untuk
menghadapi kenyataanpun jauh lebih dahsyat.
Kedua belah pihak bergerak dengan kecepatan yang sukar
dilukiskan dengan kata2, -dalam waktu sekejap semuanya
sudah terjadi... Terasalah cahaya kilat menyambar lewat, menyusul darah
segar berhamburan diudara.
Ketika kedua belah pihak saling mencapai permukaan
tanah, jarak mereka sudah berselisih sejauh satu tombak
lebih. Ketika semua orang berpaling keatas tanah maka
tampaklah sebuah jari tangan yang berlapiskan sisik tebal
berwarna merah telah menggeletak ditengah gelanggang.
Rupanya dalam serangganya tadi. Siau Ling telah merubah
kembali posisi yang dituju, ketika tubuh mereka mencapai
ditengah jalan, dalam keadaan demikian makhluk aneh itu tak
sempat untuk menghindarkan diri lagi, maka tak bisa dicegah
sebuah jari tangannya termakan sambaran pedang musuh dan
terpapas kutung. Pada saat itulah, mendadak jerit lengking kesakitan yang
menyayatkan hati bergema membelah angkasa.
Dengan cepat Siau Ling berpaling, ia lihat lengan Wu Yong
telah dicengkeram oleh seorang makhluk aneh. Kukunya yang
panjang telah menembus didalam tubuh dara itu, sementara
darah segar mengucur keluar tiada hentinya.
Hawa amarah kontan berkobar didalam-benak Siau Ling, ia
berpekik panjang sambil merapatkan pedangnya didepan dada
tubuhnya langsung menerjang kearah manusia aneh tersebut.
Dalam gusarnya tanpa sadar sianak muda itu telah
mengerahkan segenap kekuatan tubuh yang dimilikinya, ilmu
pedang yang digunakanpun merupakan ilmu pedang terbang
yang maha sakti. Imu pedang tersebut merupakan Ilmu pedang tingkat
tertinggi yang pernah diwariskan Cung San Pek kepadanya,
pedang bisa dilepaskan kedepan bagaikan terbang untuk
bereskan nyawa musuh, hanya saja kepandaian ini tak pernah
digunakan dihari hari biasa karena tenaga dalamnya masih
belum cukup sempurna. Lain keadaannya dengan saat itu, dalam gugup dan
gusarnya tanpa ia sadari ilmu maha sakti tersebut telah
digunakan secara jitu. Terlihatlah cahaya sisik berkilauan, makhluk aneh yang ada
disamping lain segera loncat kedepan menghadang jalan pergi
Siau Ling. Sinar tajam berkilauan menembusi angkasa, menyusul
jeritan ngeri yang mengerikan bulu roma memecahkan
kesunyian. Darah segar berhamburan membasahi seluruh permukaan
tanah, sesosok benda berat tumbang keatas permukaan
bumii. Tampaklah makhluk aneh itu roboh tak berkutik lagi diatas
tanah, lapisan sisik tebal dibagian dadanya tersayat hancur,
darah segar mengucur keluar tiada hentinya dari mulut luka
tadi.. Ternyata dalam gusarnya tadi. ilmu pedang terbang yang
dilepaskan Siau Ling telah bersarang telak diatas dada
makhluk aneh itu, bukan saja pakaian bersisiknya telah dikoyak2,
bahkan tepat menembusi jantungnya, tak bisa
dicegah lagi melayanglah selembar jiwa makhluk aneh itu
kembali kealam baka. Empat mahluk aneh lainnya terperangah menyaksikan
kedahsyatan Siau ling, untuk beberapa saat lamanya mereka
tak tahu apa yang musti dilakukan.
Semementara Wu Yong yang kena dicengkeram oleh
makhluk aneh tadi. tubuhnya sudah terangkat tinggi keudara,
sisik tebal serta kuku runcing mahluk tersebut hampir
sebagian besar telah menembus tubuh Wu Yong, sakitnya
bukan kepalang sehingga dara itu tak mampu bersuara lagi.
tapi meskipun demikian sepasang jarum racunnya masih
digegam erat2. Tatkala Keempat orang makhluk aneh itu agak tertegun
dibuatnya oleh kehebatan Siau. Diam2 Wu Yong menggertak
giginya keras2. menggunakan kesempatan yang sangat baik
itu, sekuat tenaga lengan kanannya meronta .. iapun berhasil
lolos dari cengkeraman musuh.
Namun sisik tebal dan kuku runcing makhluk aneh itu
terlalu dalam menembusi tubuh Wu Yong. Ditambah pula
gadis itu meronta dengan sepenuh tenaga. Walaupun tangan
kanannya berhasil melepaskan diri dari cengkeraman musuh
namun tak urung lengan tersebut sudah hancur lebur tak
karuan sehingga kelihatan tulang putihnya yang mencuat
keluar. Pemandangan seperti itu boleh dibilang mengerikan sekali,
siapapun tak akan tega menjumpai keadaan Seperti itu.
Rupanya Wu Yong sendiripun telah sadar bahwa dirinya
tiada harapan untuk hidup lebih jauh tiba tiba ia berseru
keras. "Oooh...kekasihku Siau Ling aku merasa puas asal
mendapat kehangatanmu barang sejenak saja. Semoga kita
dapat bertemu kembali dalam penitisan yang akan datang...."
Sembari berteriak jarum racun yang digenggam ditangan
kanannya mendadak ditusukkan keatas makhluk aneh itu
dengan sepenuh tenaga. Perlu diketahui, sekujur badan makhluk aneh itu dilindungi
oleb lapisan sisik yang sangat kuat hanya sepasang mata
mereka yang tak berlindung apa apa.
Makhluk aneh itu sama sekali tak menyangka kalau Wu
Yong bakal menyerang matanya secara tiba tiba tak ampuh
lagi jarum beracun itu tepat menembusi matanya.
Ia berpekik kesakitan sambil meraung kalap
dicengkeramnya tubuh Wu Yong erat erat. Kemudian dengan
sekuat tenaga ia betot tubuh dara itu sehingga tersayat jadi
dua potong, Ditengah semburan darah segar isi perut
berhamburan, terlempar sejauh dua tombak lebih dari
gelanggang. Racun yang dibubuhi pada ujung jarum tersebut
merupakan racun berkadar tinggi, begitu jarum tadi
menembusi matanya, rasa penderitaan dan sakit yang diderita
makhluk aneh itu sukar ditahan lagi, setelah menyayat tubuh
Wu Yong dan melemparkan mayatnya jauh2, ia segera
menutupi wajah sendiri sambil berteriak2 kalap.
Suaranya keras dan melengking, begitu seramnya suara
tersebut hingga membuat siapapun yang mendengar akan
bergidik dan bulu romanya pada bangun berdiri.
Semua peristiwa ini berlangsung dalam sekejap mata. Siau
Ling sebenarnya sudah siap menolong Wu Yong, tapi sayang
usahanya terlambat sedetik.
Menyaksikan kematian dara itu, dalam keadaan mengerikan
hawa amarah yang berkobar dalam benak Siau Ling makin
berapi2, hawa napsu membunuh menyelimuti Seluruh
wajahnya, sambil membentak keras ia menubruk kedepan dan
melepaskan sebuah sapuan dahsyat.
Setelah matanya dibuat buta oleh tusukan jarum beracun,
makhluk aneh itu sudah tak dapat melihat sasarannya lagi,
ditambah pula daya kerja racun itu mulai berjalan, boleh
dibilang makhluk itu sudah Kehilangan kesadarannya dan
hampir mendekati kekalapan
Tentu saja berada dalam keadaan seperti itu, tak mungkin
lagi baginya untuk menghindari serangan maut yang
dilepaskan Siau Ling. Cahaya tajam menyambar lewat, sisik baja berhamburan
diatas tanah, lengan kirinya yang sedang terayun sudah
termakan bacokan hingga kutung jadi dua bagian darah segar
kembali berhamburan diatas tanah.
Beberapa kali bentakan nyaring bergema nemecahkan
kesunyian, pada saat yang hampir bersamaan tiga orang
makhluk aneh lainnya segera maju kedepan dan menubruk
tubuh Siau Ling. Sesudah berhasil dengan serangannya, semangat sianak
muda itu makin berkobar, ia miring kesamping menghindar
kebelakang makhluk aneh yang kehilangan lengan itu
kemudian sebuah tendangan kilat dilancarkan dan tepat
menghantam tulang punggung makhluk tersebut.
Karena tendangan ini, tubuhnyapun dengan sendirinya
menerjang kedepan, dalam keadaan begini lengan kirinya
yang digunakan untuk menutup mata langsung diayun
kedepan. Kesadaran makhluk aneh itu boleh dibilang sudah kalut tak
karuan, ia sudah tidak dapat membedakan lagi mana sahabat
mana musuh. serangan yang dilancarkan secara membabi
buta itu tepat menghantam tubuh rekannya sendiri.
Makhluk aneh yang sedang menerjang datang dari arah
timur itu sama sekali tidak menyangka kalau rekannya bakal
melepaskan serangan kearahnya. Dalam keadaan begitu ia tak
sempat untuk menghindar lagi, dadanya terhajar telak oleh
pukulan tersebut. Serangan yang dilepaskan dalam keadaan sekarat ini boleh
dibilang luar biasa sekali sebab ia telah menggunakan segenap
tenaga dalam yang dimilikinya.
"Duukk .blaamm! " ditengah benturan keras yang
memekikkan telinga, makhluk aneh yang sedang menerjang
tiba dari arah timur itu mencelat kebelakang dan roboh
terkapar diatas tanah. Makhluk aneh yang kehilangan lengan itu sendiri semakin
payah kondisinya, sehabis menyerang dengan sepenuh
tenaga tubuhnya berdiri dengan sempoyongan..
Hawa napsu membunuh telah menyelimuti wajah Siau Ling,
secepat kilat ia menerjang maju kedepan pedang pendeknya
berputar kencang langsung ditujukan kearah punggung
makhluk aneh itu, sementara kaki kanannya melepaskan satu
tendangan kearah iga makhluk aneh lain.
Jeritan ngeri menggema diangkasa membelah kesunyian
yarg mencekam dimalam hari itu. Makhluk aneh yang
kehilangan lengan tadi tertusuk telak dadanya hingga tembus
kebelakang, darah segar berhamburan diempat penjuru, tak
ampun lagi tubuhnya roboh binasa keatas tanah.
Dengan mampusnya dua orang makhluk aneh dan satu lagi
terluka parah, barisan ngo liong toa tin jadi kacau balau dan
tak teratur lagi. Dengan semangat berkobar kobar Siau Ling mendesak
maju lebih kedepan. Pedang pusakanya berputar siap
melancarkan serangan, ia bertekad untuk membasmi kelima
ekor naga sakti itu sekaligus.
Disaat yang amat tegang itulah, tiba tiba terdengar suara
sumpritan yang sangat tajam dan aneh berkumandang dari
arah tebing curam, dua orang makhluk aneh yang tak sampai
terluka itu segera putar badan dan kabur searah mana
berasalnya suara tadi. Makhluk aneh yang terluka dan sedang menggeletak
ditanahpun berusaha meronta bangun, kemudian dengan
sempoyongan orang itu ikut kabur dari sana.
Bersamaan dengan kaburnya tiga orang mahluk aneh tadi,
obor obor yang dipasang disekeliling lembah sempit tadipun
ikut padam, dalam waktu singkat suasana pulih kembali dalam
kesunyian dan kegelapan. Semua peristiwa itu berlangsung terlalu tiba2 dan lagi
mundurnya ketiga orang makhluk aneh itupun dilakukan
dengan kecepatan luar biasa, sementara Siau Ling masih
tertegun, bayangan tubuh dari beberapa orang itu sudah
lenyap tak berbekas. Siau Ling menengadah memandang bintang yang
bertaburan diangkasa, lalu menghembuskan napas panjang, ia
pejamkan matanya rapat2. Menanti matanya sudah terbiasa
dengan kegelapan ia baru membukanya kembali dan berjalan
menghampiri mayat Wu Yong yang berserakan diatas tanah.
Bisiknya dengan sedih . "Nona. kau mati lantaran membantu aku, maafkanlah daku
karena aku tak sempat menyelamatkan jiwamu.. Suatu ketika
ketiga manusia aneh yang masih tersisa itu pasti akan
kubunuh, agar sukma nona di alam baka bisa beristirahat
dengan tenang." Setelah berhenti sebentar, sambungnya kembali :
"Sayang pada saat ini aku tak bisa berdiam terlalu lama
disini. Setelah ketiga ekor naga itu kubunuh, akan kusajikan
kembali lilin putih serta bunga warna warni untuk sembahyang
bagi arwah nona, sekarang beristirahatlah dahulu dengan
tenang disini. l" Selesai berkata ia kumpulkan jenasah Wu Yong yang
tercerai berai dan dijadikan satu, kemudian menggali sebuah
lubang dan menguburnya disana.
Selesai bersembahyang, barulah si anak muda itu
melanjutkan kembali perjalanannya kedepan.
Sementara itu langit menjadi gelap, awan tebal
menyelimuti di seluruh angkasa, menutupi Cahaya bintang
yang berkedip2. Suasana dalam lembah diliputi oleh kegelapan, begitu
gelapnya sehingga sukar untuk memandang kelima jari tangan
sendiri. Siau Ling menghembuskan nafas panjang dengan
membawa rasa sedih yang amat tebal dengan langkah lebar ia
lanjutkan perjalananya kedepan, dalam hati pikirnya:
"Setelah kulewati barisan Ngo liong toa tin ini, berarti aku
telah melewati tujuh buah rintangan, itu berarti rintangan
selanjutnya adalah rintangan terakhir, entah jago lihay
manakah yang telah dipersiapkan disana?" Tapi yang jelas,
orang itu pastilah seorang tokoh persilatan yang mempunyai
ilmu silat sangat tinggi!"
Dengan penuh kewaspadaan dan hawa murni disalurkan
mengelilingi seluruh badan, selangkah demi selangkah ia
lanjutkan per jalanannya kedepan.
Selama beberapa hari belakangan ini, tenaga dalam yang
dimiliki Siau Ling telah peroleh kemajuan yang sangat pesat,
walaupun lembah tersebut diliputi kegelapan yang mencekam,
namun pemandangan disekitar berapa tombak masih sanggup
dilihat jelas oleh pemuda itu.
Perjalananpun dilanjutkan dengan sangat hati2. Tanpa
terasa tiga empat langkah sudah dilalui.
Pemandangan yang terbentang didepan mata tiba2
berubah seratus delapan puluh derajat, apa yang terlibat
Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
didepan sana hanyalah sebuah hutan belantara yang lebat dan
gelap. Tanpa sadar Siau Ling menghentikan langkah kakinya,
dalam hati ia lantas berpikir.
"Setiap rintangan yang disiapkan Shen Bok Hong, jaraknya
selalu hanya terpaut kurang lebih beberapa li. kenapa jebakan
yang diaturnya kali ini berselisih begitu jauh dan panjang"
Mungkinkah rintangan mereka yang terakhir ini memang
sengaja diatur ditengah hutan belantara yang lebat itu"
Sementara dia masih termenung, tiba2 cahaya api
memuncar keempat penjuru, dan kurang lebih beberapa
tombak dibadapannya muncullah sebuah lampu lentera.
Dibawah cahaya lampu lentera itu tersebut, suasana
disekiiar tempat itu dapat terlihat jelas, diatas lampu lentera
tadi terukirlah empat huruf besar yang berbunyi :
Perkampungan Pek hoa san cung.
Siau Ling segera mendehem ringan, lalu menegur.
"Siapa disitu ?"
Orang yang membawa lampu lentera itu berbadan tinggi
besar, seraya menggoyangkan lentera ditangan dia berseru.
"Sam te. Ilmu silatmu telah peroleh kemajuan yang pesat
sekali, secara beruntun kau telah berhasil melampaui tujuh
buah rintangan yang kusiapkan, kehebatan serta
kemampuanmu cukup membuat hatiku merasa sangat kagum
" Suaranya serak serak basah dan nyaring didengar, siapa
lagi kalau bukan Shen Bok Hong pribadi "
Dengan suara ketus dan dingin Siau Ling segera
menanggapi. "Oooh ...! Rupanya Shen Bok Hong disitu, aku mengira
siapakah yang telah menghadang untuk merintangi
perjalananku." "Hmm ! sejak dulu kita sudah merobek jubah memutuskan
hubungan persaudaraan, aku orang she-Siau tak berani
menerima sebutanmu yang amat tinggi itu"
Setelah berhenti sebentar, sambungnya lebih jauh:
Menurut penilaianku rintangan yang terakhir ini pasti
bahaya dan luar biasa sekali mungkinkah Shen toa-cungcu
yang akan terjun sendiri kedalam gelanggang?"
Shen Bok Hong menengadah dan tertawa ter-bahak2
"Haaah haaah haaahh tampaknya saudara Siau sangat
berharap dapat melangsungkan suatu duel sengit melawan
diriku?" "Benar, sebab aku sudah dapat merasakan akan hal ini,
cepat atau lambat kita musti melangsungkan pula pertarungan
tersebut, bukankah begitu?""
"Soal itu sih harus dilihat dulu apakah kau punya rejeki
untuk melangsungkan pertarungan melawan aku atau tidak !"
"Apa yang kau maksudkan dengan perkataanmu itu?" teriak
Siau Ling dengan penuh kegusaran.
"Aku toh sudah terangkan kepadamu bahwa sepanjang
lembah sempit ini telah kuatur delapan buah rintangan maut,
dan sekarang engkau baru melampaui tujuh buah rintangan
belaka!" "Dan kini rintangan yang kedelapan bukankah dijaga oleh
Shen toa-cungcu sendiri ?"
"Saudara Siau, kau tak usah keburu napsu hingga pikiran
jadi kalut tak keruan, asal engkau bisa meloloskan diri dari
rintanganku yang kedelapan ini. Suatu ketika aku pasti akan
melayani tantanganmu untuk berduel selama beberapa hari
beberapa malam. Tapi andaikata engkau harus mampus
disini.. biarlah niatmu itu kau bawa pulang kealam baka saja!"
"Baik! kalau memang begitu aku tolong tanya dimanakah
rintangan yang kedelapan ini kau siapkan" dan bagaimana
pula Acaranya aku harus melewatinya" Shen toa-cungcu,
sekarang juga kau boleh suruh mereka mulai bekerja!"
Shen Bok Hong tertawa rawan.
"Saudara Siau, apakah engkau tidak merasa heran dengan
situasi yang kau hadapi sekarang ini?"
"Shen taa cungcu. aku harap selanjutnya kau sebut saja
langsung dengan namaku, jangan saudara.. saudara melulu,
bikin hati orang jadi muak saja!"
Shen Bok Hong tertawa dingin.
"Heeh..beehh..heehh.. baik! Baik! aku akan menyebut kau
sebagai Siau tayhiap saja!"
Siau Ling tahu, ucapan itu sudah membangkitkan hawa
amarah dalam hatinya, dengan pandangan tajam dia segera
awasi sekejap pandangan disekitar tempat itu, kemudian
katanya : "Aku temukan sesuatu yang aneh tentang daerah disekitar
tempat ini!" "Apakah engkau tidak merasa bahwa lembah sempit ini
penuh dengan batu2 cadas yang berserakan sedangkan
disekitar tempat ini malahan penuh tumbuh dengan
pepohonan siong yang rendah tapi lebat?"
"Aku tidak menemukan sesuatu yang aneh tentang
pepohonan siong yang pendek dan rendah ini"."
Setelah berhenti sebentar, pemuda itu melanjutkan kembali
. "Oh, benar! mungkinkah Shen toa cungcu telah siapkan
ahli2 senjata rahasia untuk berbunyi didalam hutan yang lebat
ini?" "Siau tayhiap tak perlu kuatir, tak nanti kugunakan cara
seperti itu untuk menghadapi dirimu!"
"Shen toa cungcu. Kedelapan orang bayangan berdarahmu
serta barisan Ngo-liong toa tin yang paling kau andal2kan,
telah kujajal dan kuhadapi semua, aku rasa mereka semua
masih belum cukup untuk membuat hatiku jadi puas serta
kagum!" "Siau tayhiap tak usah berlagak jumawa lebih dulu, kau
harus ingat masih ada sebuah rintangan lagi yang harus kau
lampaui.." Ia berhenti sebentar untuk tukar napas, lalu terusnya lebih
jauh : "Siau tayhiap, sudah kau lihat diantara hutan belantara ini
terdapat sebuah jalan kecil usus kambing yang menjorok jauh
ke dalam sana?" Siau Ling alihkan sorot matanya kearah mana yang
ditunjuk, memang tak salah, disitu memang terbentang
sebuah jalan kecil usus kambing yang jauh menjorok kedalam
hutan, ia lantas menjawab :
"Ehmm...perkataanmu memang tak keliru"
"Silahkan Siau tayhiap masuk hutan mengikuti jalan kecil
usus kambing tersebut, bahkan kau boleh melanjutkan
perjalanan dengan hati tenang, sebab dikedua belah sisi jalan
sama sekali tak ada rintangan atau jebakan apa2, kurang lebih
seratus kaki kemudian, kau akan menjumpai sebuah rumah
yang terbuat dari batu, didalam ruangan batu itulah kekasih
hati Siau tayhiap yakni nona Pek-li kusekap disitu, silahkan kau
bebaskan sendiri kekasih hatimu itu!"
Siau Ling segera mendehem ringan.
"Jadi semua alat jebakan yang paling bahaya dan paling
dahsyat telah kau atur semua didalam ruang batu itu?"
tegurnya. Shen Bok Hong menggeleng.
"Tidak, pendapatmu itu keliru besar! Silahkan Siau tayhiap
melanjutkan perjalanan dengan hati lega"
"Terlalu sederhana., terlalu mudah., bikin bati orang susah
percaya. Makin pampang sesuatu urusan semakin patut
dicurigai" Shen Bok Hong mendengus dingin.
"Hmm ! mau percaya atau tidak terserah pada pendapat
Siau tayhiap sendiri, pokoknya apa yang kuucapkan semuanya
adalah kata2 yang sejujurnya !"
"Bagaimana selanjutnya ?" tanya sianak muda itu
kemudian. "Keempat anggota badan nona Pek li Peng yang kusekap
dalam ruang batu itu telah kuikat dengan tali otot kerbau yang
sangat kuat , selain itu beberapa buah jalan darahnya telah
kutotok pula dengan ilmu totokan khususku, tapi aku rasa
kesulitan2 tersebut masih belum cukup untuk menyusahkan
diri Siau tayhiap !"
"Kalian telah mencelakai dirinya?" teriak Siau Ling dengan
penuh kemarahan: Mendengar ucapan tersebut, Shen Bok Hong segera
menengadah dan tertawa terbahak2.
"Haaah haah haaah kecantikan wajah nona Pek-li memang
luar biasa sekali, tetapi memandang diatas wajah Siau tayhiap
aku sama sekali tak pernah menyentuh tubuhnya, selain itu
akupun telah menurunkan perintah khusus kepada anak
buahku agar jangan mengganggu dirinya."
"Semoga saja apa yang kau ucapkan adalah kata2 yang
sejujurnya!" "Memandang diatas hubungan kita yang pernah menjadi
saudara selama beberapa waktu, bersediakah engkau
mendengarkan beberapa patah kata peringatanku?""
"Silahkan Shen toa-cungcu katakan!"
"Setiap tempat yang tampaknya tidak berbahaya, disitulah
sudah tersedia perangkap yang mematikan, aku harap engkau
suka baik baik menjaga diri."
Habis berkata dia lantas goyangkan lentera ditangannya
hingga cahaya api menjadi padam.
Siau Ling tahu bahwa gembong iblis itu telah berlalu, dalam
keadaan begitu banyak bertanya juga tak ada gunanya,
dengan tangan kanan menggenggam pedang pendek, pemuda
itu lanjutkan kembali perjalanannya menelusuri jalan usus
kambing tersebut. Walaupun dalam pembicaraan tadi. Shen-Bok Hong telah
menerangkan babwa didalam hutan belantara ini tidak
tersedia alat jebakan atau rintangan apapun juga akan tetapi
Siau Ling tak berani bertindak secara gegabah, hawa
murninya dihimpun sebesar sepuluh bagian, hawa kikang
dikerahkan untuk melindungi seluruh badan selangkah demi
selangkah dia lanjutkan perjalanannya menuju kedalam hutan.
Dua puluh kaki sudah dilalui tanpa terasa apa yang
diucapkan Shen Bok Hong ternyata tak salah sepanjang
perjalanan ia tidak menemukan sssuatu apapun yang
mencurigakan, tanpa terasa perjalananpun dipercepat lagi ...
Apa yang kemudian terlintas memang tidak selisih jauh
dengan apa yang diterangkan Shen Bok Hong semula.
Seratus kaki kemudian tampaklah sebuah bangunan batu
terbentang didepan mata. Didepan rumah batu itu tergantung sebuah lampu lentera
berwarna merah darah, cahaya merah yang memancar keluar
dari lentera tersebut membuat mata terasa jadi silau
Buru buru Siau Ling memburu kedepan rumah batu itu,
teriaknya dengan suara lantang.
"Peng-ji...! Peng ji ...!"
"Apakah toako disitu"!" dari balik ruang batu
berkumandang suara jawaban dari Pek Ii Peng.
"Benar, aku disini..! Peng-ji. kau berada dalam keadaan
sehat2 saja bukan?" "Blaammm.,!" sekali ayun bogem mentah pintu kayu
didepan bangunan itu sudah terhantam ambrol.
Terlihatlah Pek li Peng duduk diatas sebuah kursi kayu,
sepasang tangan dan kakinya dibelenggu oleh tali otot kerbau
yang sangat kuat. Dengan tangan kirinya Siau Ling menyambar lampu lentera
yang tergantung didepan pintu, kemudian dengan langkah
lebar memasuki ruangan tersebut, sementara dengan pedang
pendek ditangan kanannya ia membuat putus tali otot kerbau
yang membelenggu keempat anggota badan Peng li peng .
Setelah tali belenggu itu terlepas, Pek li Peng
menggerakkan sepasang lengannya yang telah bebas itu, lalu
menghembuskan napas panjang.
"Peng ji. apakah mereka telah mencelakai dirimu"!" bisik
Siau kemudian. Pek li Peng mengangguk. "Benar" "Bagian manamu yang diganggu mereka?" tanya Siau Ling
cepat dengan penuh emosi.
"Mereka telah tolok jalan darah dikaki-ku!"
Setelah mengetahui apa yang dimaksudkan. Siau kembali
menghembuskan napas lega.
"Oooh .! kiranya begitu yang kau maksudkan."
Pek-li Peng tertawa. "Ayoh cepat bebaskan jalan darahku dan mari kita
tinggalkan tempat ini!"
Dengan cepat Siau Ling membebaskan kedua buah jalan
darah Pek li yang tertotok, lalu kembali ia bertanya :
"Apakah Shen Bok Hong sekalian memasakan untuk
menelan obat racun atau sebangsanya?"
"Tidak .." "Kok aneh sekali."
"Apanya yang aneh"!
"Berbicara dari watak serta tabiat dari Shen Bok Hong.
tidak semestinya ia bersikap begitu baik terhadap diriku!"
"Siapa tahu kalau dia merasa agak jeri terhadap toako.
maka ia tak berani bersikap terlain jelek atas diriku."
Dengan cepat Siau Ling gelengkan kepala nya.
"Mereka tak berani mencelakai dirimu, hal ini disebabkan
karena mereka hendak menggunakan dirimu sebagai umpan
untuk memancing kehadiranku disini."
Paras muka Pek It Peng berubah jadi amat serius, katanya
dengan nada dingin : "Kalau toh engkau sudah tahu kalau mereka bendak
gunakan diriku sebagai umpan untuk memancing
kedatanganmu disini, kenapa engkau datang juga ketempat
ini?" Siau Ling tertawa getir. "Meskipun aku sudah tahu. tetapi tak bisa tidak aku musti
datang kemari, Shen Bok Hong sendiripun sangat memahami
perasaan hatiku ini, maka engkaupun dibawa dan di bawa
kemari!" Pek-li Peng menghela napas panjang.
"Aaai... sejak aku kena ditangkap, selama ini diriku hanya
disekap diruangan ini, perasaan hatiku kacau balau dan saling
"bertentangan terus, aku sangat mengharapkan
kedatanganmu kemari, tapi akupun me rasa takut kalau
engkau benar2 datang, tahukah kau jika kau datang kemari
maka bagaimanakah akibatnya?"
Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Apa akibatnya?"
"Shen Bok Hong berani memancing kehadiranmu kemari,
itu berarti dia sudah mempunyai persiapan yang cukup
matang, sebaliknya kalau engkau tak datang, bukan saja di
tak bisa mencelakai kau, diapun tak akan berani mencelakai
diriku, sebarang kau telah muccul disini, kau telah
menghantarkan diri kemulut harimau, dan kini Shen Bok Hong
dapat pusatkan seluruh perhaatiannya untuk menghadapi kita
berdua!" Siau Ling tersenyum. "Peng-ji, kau tak usab menggerutu terus terhadap diriku,
ayoh cepatlah atur pernafasan dan pulihkan kembali kekuatan
tubuhmu, kita lurus segera tinggalkan tempat ini."
Kali ini Pek li Peng tidak banyak lagi, ia benar2 pejamkan
mata mulai mengatur pernafasan.
Perlahan2 Siau Ling tempelkan telpak tangan kanannya
keatas punggung dara itu dan membantu dirinya dalam
penyaluran hawa murni. Dengan kesempurnaan tenaga dalam yang dimilikinya
sekarang, begitu sang telapak tangan menempel diatas
punggung Pek-li , aliran bawa panas segera memancar masuk
kedalam tubuh gadis itu dan mengitari seluruh badannya.
Pada suat yang bersamaan ketika Siau Ling tempelkan
telapak tangan kanannya ke atas punggung Pek li . tiba2 asap
tebal yang gelap menyusup masuk kedalam ruang dan
memenuhi setiap sudut ruangan dalam bangunan batu itu.
---ooo0dw0ooo--- Jilid: 33 Dengan cepat Siau Ling menyadari apa yang telah terjadi,
segera pikirnya di-hati :
"Aaah! Tahukah aku sekarang, yang dimaksudkan sebagai
rintangan kedelapan oleh gembong iblis itu rupanya adalah
penyerangan dengan menggunakan api!"
Apabila terjadi kebakaran besar ditengah hutan yang lebat,
kedudukan Siau Ling memang cukup gawat sebab api
menyerang datang dari empat penjuru, kecuali tumbuh sayap
untuk terbang Keangkasa, rasanya ang tiada jalan lain yang
bisa ditempuh lagi. Siau Ling pun memahami, bila ia dapat satu langkah lebih
cepat berlalu dari sana berarti pula dia memiliki satu
kesempatan yang lebih luas untuk meloloskan diri dari bahaya
kebakaran. Akan tetapi Pek li Peng yang sedang bersemedi telah
berada dalam keadaan yang kritis, tak mungkin dia
mengganggu konsentrasinya dalam situasi seperti itu malahan
bisa jadi akan menyesatkan aliran hawa murninya sehingga
mengakibatkan jalan api nuju neraka.
Dalam keadaan seperti itu Siau Ling hanya bisa menggigit
bibir sambil membungkam dalam seribu bahasa.
Pek li Peng sendiri adalah keturunan seoahli silat yang
maha sakti, dasar tenaga dalam yang dimilikinya sudah amat
gi ditambah pula memperoleh bantuan dari Siau , dengan
sendirinya peredaran darah dalam tubuhnya bisa berjalan
lancar lebih cepat daripada waktu semestinya. Tak sampai
seperminum teh kemudian ia telah menyelesaikan latihannya.
Dalam pada itu kobaran api yang sedang membakar hutan
disebelah luar telah makin membesar, tatkala Pek li Peng
menyelesaikan semedinya, asap tebal telah menyelemuti
seluruh ruang batu itu. Dengan cepat Pek li Peng loncat bangun dari atas tanah,
teriaknya dengan gelisah.
"Toako. tidakkah kau lihat asap yang begitu tebal?""
"Aku sudah mengetahuinya sedari tadi."
"Kalau sudah tahu, kenapa tidak kau panggil diriku sejak
tadi ?"" Melihat sikap gelisah dan gugup dari gadis itu, mau tak
mau Siau harus berlagak tenang, ia tertawa.
"Waktu itu kau sedang mencapai situasi yang paling kritis,
kalau kubangunkan engkau, bukankah hawa murnimu akan
menyimpang dari peredaran yang sebenarnya" Kalau sampai
mengalami jilatan api menuju neraka, coba bayangkan
bagaimana akibatnya?"
"Engkau terlalu baik kepadaku, akulah yang mencelakai
dirimu...sekalipun mati aku Tak akan tentram."
Dengan lembut Siau Ling menggandeng tangan kiri Pek li ,
lalu bisiknya sambil tertawa:
"Ayoh berangkat! Mari kita lihat diluaran sana. padahal kau
tak usah terlalu menyesali dirimu sendiri. cepat atau lambat
keluar dari ruangan ini juga tak selisih terlalu jauh"
"Kau toh sudah tahu Shen Bok Hong segera menggunakan
diriku sebagai umpan untuk memancingmu masuk jebakan."
"Kau keliru besar!" tukas Siau Ling dengan cepat 'bukan dia
pancing aku masuk perangkap, melainkan dialah yang paksa
aku sehingga mau tak mau aku harus masuk kedalam
perangkap ini" "Kalau toh sudah jelas kau tahu bahwa mereka sedang
pasang perangkap untuk menantikan kedatanganmu, kenapa
kau bersikeras juga datang kemari " Dan lagi, setelah melihat
kobaran api, Kenapa tak kau sadarkan diriku?""
"Apabila Shen Bok Hong hendak menyergap kau dengan
menggunakan api. maka api itu pasti akan disulut diluar hutan
sebelah sana. Karena itu asap tebalnya baru terhembus
kemari, dalam keadaan empat perjuru terkurung api. cepat
atau keluar dari sini toh sama saja" Bukan Begitu?""
Sementara pembicaraan berlangsung, mereka sudah keluar
dari ruangan batu itu. Siau Ling segera mengempos tenaga, sambil menarik
tangan Pek-li mereka loncat naik keatas atap rumah.
Ketika sinar mata dialihkan keempat pen juru maka yang
terlihat disekitar sana hanyalah jilatan api yang berkobar2,
asap tebal menyelimuti seluruh angkasa, bukan saja baunya
amat tajam bahkan tercium pula bau belerang yang sangat
keras. Apa yang diduga Siau Ling terryata tak meleset, api itu
dilepaskan Shen Bok Hong dari empat arah delapan penjuru
pada saat yang hampir bersamaan, api berkobar mengepung
bangunan batu itu, sehingga boleh di bilang tiada harapan lagi
bagi Siau Ling berdua untuk kabur dari lautan api .
Memandang kobaran api yang sedang menjilat2 dengan
hebatnya diempat penjuru. diam2 Pek-li Peng menghela napas
panjang, pikirnya dihati :
"Kobaran api begitu keras dan besarnya, sekalipun ilmu
silat yang dimiliki Siau toako lebih lihaypun jangan harap bisa
lolos dari lautan api yang begitu hebat.."
Ketika diingatnya bahwa peristiwa ini ber mula dari dia dan
karena hendak menyelematkan jiwanya, tak kuasa lagi air
mata jatuh bercucuran membasahi seluruh wajah dara itu. Ia
segera menubruk kedalam pelukan Siau seraya bisiknya
dengan sedih: "Toako, seandainya engkau tak datang menolong aku, tidak
nanti kau akan terjebak dalam siasat busuk gembong iblis
itu..'" Siau Ling tergelak, hiburnya :
'Peng ji, bukankah seringkali kau berharap agar bisa mati
bersama denganku, coba lihat! Bukankah apa yang kau
harapkan, ini hari bakal terpenuhi" Kenapa kau malah
bersedih hati"'' Mendengar ucapan itu. Pek-li Peng berhenti menangis
bahkan malah tertawa terkikik2.
'Ehm ! Ucapan Toako memang benar, aku memang selalu
berharap dapat mati di sisi toako, dalam pandanganmu
meskipun kita sudah mati dalam kenyataan kita masih tetap
hidup. Aiih! Tapi sayang aku tidak mengharapkan kejadian
seperti ini dalam Keadaan demikian"
"Kenapa?" tanya Siau Ling keheranan.
"Dewasa ini engkau adalah lampu lentera bagi dunia
persilatan engkau melambangkan kebenaran dan keadilan,
engkau tak boleh mati konyol dalam keadaan seperti ini.."
Dengan penuh kasih sayang Siau Ling membelai rambut
Pek-li yang hitam halus, bisiknya dengan lembut
"Sekalipun saat ini kau ingin merubah keinginan hatimu,
aku rasa hal itu tak mungkin bisa terpenuhi.."
Dalam hati kecilnya pemuda itu tahu bahwa mereka sudah
terkurung dan tipis sekali harapannya untuk bisa hidup
kembali, bukannya gugup atau gelisah sianak muda ini
malahan jadi tenang sekali, ia tersenyum dan melanjutkan
kembali kata2nya : "Meskipun kita sudah terjebak dan terkurung dalam lautan
api, namun janganlah kita pasrah pada takdir dengan begitu
saja, ayohlah kita berusaha mencari tempat yang mungkin
bisa digunakan untuk bersembunyi dari amukan jago merah
ini, kita jangan biarkan Shen Bok Hoag bergembira tanpa ada
usaha sama sekali dari pihak kita sendiri!"
"Tapi... aku tidak menemukan sesuatu tempat yang
rasanya bisa kita gunakan untuk bersembunyi ..."
"Meskipun kobaran api yang membakar butan sebelah sana
amat besar dan kuat, untuk bisa membakar sampai di ruang
batu ini paling sedikit harus membutuhkan waktu sepertanak
nasi kemudian itu berarti masih tersedia cukup waktu bagi kita
untuk mencari akal guna menanggulangi kesulitan ini ... ayoh
kita turun dan coba-coba adu nasib, siapa tahu kalau nasib
kita mujur?" Sebenarnya perasaan hati Pek li peng sudah amat kalut ia
merasa amat menyesal karena sudah mencelakai jiwa
kekasihnya, akan tetapi setelah menjumpai ketenangan Siau
yang luar biasa, rasa tegang yang semula menyelimuti hatinya
tanpa sadarpun jadi lebih mengendor ...
Sementara itu Siau Ling telah memeriksa sekejap keadaan
disekeliling tempat itu. tiba tiba dengan muka berseri serunya.
"Peng ji cepat ambilkan sebatang kayu yang disulut api !"
"Buat apa"!" tanya sang dara keheranan.
"Saat ini aku tak punya banyak waktu untuk menerangkan
kepadamu, cepatlah lakukan dulu.'nanti baru .bercerita!"
Pek-li Peng segera mengiakan dan buru2 berlalu dari sana.
Siau Ling sendiripun loncat turun dari atas atap rumah dan
bergerak menuju kearah barat, kurang lebih tujuh delapan
kaki kemudian tampaklah sebuah batu cadas yang sangat
besar menghadang jalan perginya.
Dengan cekatan Siau Ling loncat naik ke atat batu cadas
itu, ia lihat empat penjuru telah berubah jadi lautan api.
Secara lapat2 ia dengar pekikan binatang yang ketakutan
berkumandang dari kejauhan suasana amat gaduh dan
menyeramkan sekali. Sementara itu suara panggilan dari Pek-li Peng
berkumandang pula diri kejauhan
"Toako, kau berada dimana.."
"Aku ada disini..Peng-ji, cepat kemari!" sahut Siau Ling
sambil berteriak pula. Ia loncat turun dari atas batu cadas, sambil ayun. pedang
pendeknya ia tebangi batang2 kayu yang tumbuh disekitar
tempat itu. Kemudian melancarkan pula pukulan2 dahsyat
yang melontarkan batang 2 kayu tebangan itu hingga
mencelat jauh ke depan sana.
Menanti Pek-li Peng tiba disitu sambil membawa obor, Siau
Ling sendiripun telah selesai menebang semua batang kayu
yang tumbuh disekitar batu cadas tersebut.
Siau Ling berpaling dan memandang seke jap kearah Pek-li
Peng, lalu ujarnya: "Peng-ji. cepat bantu aku menyingkirkan batang2 kayu
yang kutebang itu kearah timur sana!"
"Buat apa?" tanya dara itu.
Sementara berbicara ia telah turun tangan dan
memindahkan batang2 kayu tebangan itu kearah yang
ditunjuk. "Bukankah angin yang sedang bertiup sekarang adalah
angin barat laut?""
"Benar!" dara itu mengangguk.
Nah itulah dia, cepat tumpukkan batang kayu tebangan ini
disana, kemudian bakarlah dengan obor yang kau bawa itu!'
"Kobaran api dahsyat telah membakar tiba dari empat arah
delapan penjuru, masa kitapun membantu kobaran api itu
dengan membakar tumpukkan kayu itu lebih dulu?"
"Benar, apabila kita bakar kayu itu tepat berhadapan
dengan kebakaran yang sedang berlangsung, maka dengan
kejadian ini kita bisa menyusut waktu terjadinya kebakaran
tersebut. dan dengan sendirinya, kitapun bisa mengurangi
penyiksaan dari kurungan asap tebal yang menyesakkan
nafas!" Pek li Peng menyaksikan sianak muda itu bekerja terus
walaupun sedang berbicara dengan andalkan ketajaman
pedang pendek tersebut dia telah membentuk sebuah
lapangan yang gundul dan kosong kurang lebih empat kaki
persegi di sekitar batu cadas tersebut, satu ingatan dengan
cepat berkelebat dalam benaknya dan rupanya dara itupun
sudah memahami apa yang dikehendaki kekasihnya.
Tanpa berpikir panjang lagi ia segera membakar tumpukan
batang kayu yang ditimbun disebelah Timur dan tenggara,
setelah itu gadis tersebut bekerja memindahkan batang kayu
tumbangan tadi kearah tempat kebakaran baru.
Dalam pada itu Siau Ling telah membabati pula batangan
kayu yang berada diarah Barat laut.
Rupanya Wilayah disekitar tempat ilu sudah lama dipilih
Shen Bok Hong sebagai tempat sasaran, Sebagian besar
pepohonan yang tumbuh disekitar tempat itu telah dipoles!
dengan minyak pelumas yang mudah terbakar, begitu terjilat
api maka terjadilah kebakaran yang sangai hebat.
Dalam beberapa saat kemudian, tumpukan batang kayu itu
sudah mulai terbakar dan mengepulkan asap tebal.
Dalam pada itu kebakaran besar yang se dang berlangsung
diempat penjuru sudah mendekati wilayah dimana dua orang
itu berada,hawa panas secara lapat2 sudah terasa menyengat
badan. Dengan suara lirih Siau Ling segera berbisik :
"Peng-ji, cepat tahan panas dan jangan sampai tersumbat
tenggorokanmu oleh asap tebal tersebut"
"Aku tak dapat melihat apa2 lagi, aku tidak dapat bantu
memindahkan batang kaya Iagi"
"Kalau memang begitu berdirilah disitu dan jangan
bergerak lagi. aku akan menyambut kedatanganmu. "
Pek li Peng mengiakan, dia benar2 tidak bergerak lagi dari
Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
tempat semula, Suatu ketika ia merasa tangan kanannya digandeng orang
kemudian dibawa berjalan kedepan.
Rupanya Siau ling sudah membuat persiapan yang cukup
masak, ia membawa Pek li Peng kesisi batu besar tadi, lalu
dengan menggunakan pedang pendeknya membuat sebuah
liang kecil disana. sedangkan tangan yang lain menggerakan
segumpal daun pohon yang dibuat menjadi sebuah kipas
untuk mengurangi asap tebal yang berhembus disekitar
tubuhnya. "Peng-ji!" ia berkata lagi, ''Kobaran api besar telah
membakar sampai disini, walaupun begitu kita harus
mengerahkan hawa murni untuk menerima siksaan dari jilatan
api ini, engkau harus tahu kita tak boleh mati konyol disini,
ayah ibumu masih berada didalam istana es di lautan utara.
Setiap saat mungkin mereka masih mengharapkan
kedatanganmu, selain itu akupun masih mengharapkan
bantuanmu untuk mencari Shen Bok Hong dan balaskan
dendam bagiku" "Toako tak usah kuatir, aku yakin masih mampu untuk
menahan penderitaan tersebut!"
Kalau memang begitu bagus sekali, sekarang asap tebal
sudah jauh berkurang, pentanglah matamu lihatlah keadaan
disekeliling sini" Pek-li Peng benar2 mementangkan matanya, ia lihat asap
tebal yang berhembus disekitar sana sudah jauh menipis
karena terkena hembusan angin yang terpancar dari goyangan
dedaunan, ia lantas tersenyum dan memuji :
"Toako, cermat sekali jalan pikiranmu!"
"Tiada orang lain yang sudi menempuh bahaya datang
kemari untuk menolong kita, siapa lagi kalau bukan diri sendiri
yang berusaha untuk menyelamatkan diri"
"Untuk mengalihkan arah kobaran api tersebut sudah
terlalu banyak tenaga yang kau buang, sekarang toako pasti
sudah lelah sekali, berikan daun itu kepadaku, biar aku yang
membuyarkan asap tebal ini!"
Siau Ling segera menggeleng.
"Tak usah, kalau kita dapat mempertahankan diri dari
siksaan hawa panas dan berdiam beberapa lama disini, itu
berarti kita punya kesempatan untuk meloloskan diri"
Sementara pembicaraan masih berlangsung, kobaran api
dahsyat sudah kian mendekat, hembusan angin barat laut
yang berhembus disitupun lambai laun makin menghebat.
Meskipun Siau Ling sudah menebang banyak sekali batang2
pohon diarah barat-laut, tetapi kobaran api yang begitu besar
dan dahsyat membawa hawa panas yang cukup menyengat
badan. Dalam keadaan seperti ini, Siau Ling serahkan pedang
pendek itu kalangan Pek-li Peng agar gadis itulah yang
melanjutkan penggalian diatas permukaan tanah, sementara
dia sendiri berdiri didepan gadis itu untuk menahan kobaran
hawa panas yang kian menggila.
Meskipun tenaga dalam yang dimilikinya cukup sempurna,
tak urung pemuda itu merasa kepayahan juga menghadapi
sengatan hawa panas yang maha dahsyat itu, kian lama dia
merasa pertahanan tubuhnya makin lemah, sebentar lagi
mungkin dia bakal roboh tak sadarkan diri.
Disaat yang amat kritis itulah, tiba2 badannya terasa jadi
segar sekali segumpal air dingin memancar keluar dari
permukaan tanah. Rupanya Pek li Peng yang sedang menggali liang
perlindungan, tanpa disengaja telah menggali diatas sumber
mata air. dan karena permukaan tanah tergali maka dengan
sendirinya airpun memancar keluar dengan derasnya.
Waktu itu Siau Ling sudab hampir tak kuat menahan hawa
panas yang membara, terguyur air dingin yang menyegarkan,
semangatnya segera berkobar kembali, dengan muka berseri
karena gembira teriaknya. ''Peng ji, kali ini kita bakal
ketolongan!' Pancaran sumber air itu cukup besar dan kuat, didalam
waktu yang singkat liang perlindungan yang digali berdua
telah dipenuhi dengan air dingin, bahkan air itu sampai
meluap dan mengalir keluar permukaan tanah.
Dengan cepat Siau Ling berdua berendam didalam liang
penuh air dingin tersebut, mereka menggali liang tersebut
semakin dalam sehingga akhirnya tinggal dua buah kepala
mereda saja yang masih menongol diluar permukaan air;
Seandainya pancaran sumber air itu tidak berkuatan besar
dan kuat. tapi airnya cuma menggenangi liang perlindungan
itu belaka, maka dibawah kobaran api yang menjilat dengan
dahsyatnya diempat penjuru, tak sampai setengah jam
kemudian, air dalam liang tersebut tentu sudah berubah jadi
panas dan mendidih, dengan sendirinya dalam keadaan begitu
Siau Ling berdua yang bersembunyi dalam liang akan berubah
jadi manusia mendidih. Tapi untung pancaran sumber air cukup kuat dan besar,
bahkan airnya mengalir terus tiada hentinya dengan amat
deras, bukan saja Siau Ling serta Pek-li Peng yang merendam
didalam air terasa amat segar bahkan luapan air yang tumpah
keluar dari liang tersebut mengalir kearah tenggara bagaikan
sebuah selokan kecil. Meskipun kobaran api yang sedang membara diarah
tenggara masih mengamuk dengan hebatnya, tetapi setelah
kena dialiri oleh luapan air yang menumpah keluar tiada
hentinya, lama kelamaan kobaran itu kian mengecil sehingga
akhirnya padam dengan sendirinya.
Dengan makin berkurangnya kobaran api yang membakar
butan. maka asap tebal yang berhembus disanapun kian
bertambah kurang. Siau Ling meneguk beberapa tegukan air segar yang dingin
untuk membasahi kerongkongannya yang kering, lalu sambil
menghela nafas panjang katanya :
"Sungguh tak nyana disaat yang kritis kita telah
menemukan kejadian yang diluar dugaan, sumber mata air ini
tak ditemukan tepat pada waktunya, mungkin pada saat ini
kita sudah terbakar hangus jadi arang"
Pek-li Peng tersenyum selanya :
"Sebenarnya aku sudah tak kuat menahan diri sebelum
sumber mata air ini ditemukan tadi. tapi aku takut
memecahkan konsentrasimu, maka tak berani kuutarakan
keluar." Tiba2 ia merangkul pemuda itu erat2 dan menempelkan
pipinya diatas wajah Siau Ling ujarnya lagi
"Toako, demi melindungi diriku dari sengatan hawa panas,
kau telah menghalangi di depanku, aku tahu siksaan yang kau
derita akibat sengatan hawa panas itu jauh lebih parah
daripada diriku ..Aaai ! toako. engkau terlalu baik terhadap
diriku, entah bagaimana caranya kubalas budi kebaikanmu
ini." "Peng-ji" kata Siau Ling sambil tertawa, kalau lain kali kau
bisa bersikap lebih penurut, maka akupun akan bersikap jauh
lebih baik lagi kepadamu"
Pek-li Peng melepaskan rangkulannya dan tertawa.
"Tampaknya kita tak akan mati lagi, toako tahukah kau,
tadi aku malahan sudah 'memikirkan satu persoalan yang
amat bodoh, tapi sekarang, .lebih baik tak usah dikatakan
lagi" Seandainya kita bisa lolos dari sini dalam keadaan hidup,
maka didepan sana masih terbentang banyak mara bahaya
yang harus kita lalui, kita harus mengempos semangat untuk
menghadapi kenyataan tersebut.."
Setelah berhenti sebentar, sambungnya lebih jauh :
'Tadi. apa yang telah kau pikirkan"''
Merah padam selembar wajah Pek li Peng karena jengah.
"Aaakh! Tidak, aku tak mau mengatakannya lagi."
"Kenapa tak mau kau katakan" ada apa sih?" seru Siau Ling
semakin keheranan. "Kalau engkau sudah tahu. pastilah aku akan kau
tertawakan!" "Baik! aku berjanji tak akan mentertawakan dirimu "
"Dan berjanji tak akan marah?"
"Baik, akupun tak akan marah!"
"Tadi aku mengira kita pasti akan mati, maka aku lantas
berpikir,. "Berpikir bagaimana" Kenapa tidak kau lanjutkan"! tanya
sang pemuda sambil tersenyum..
Ttba2 Pek-li Peig manenagdah. dengan muka keren dan
penuh keseriusan ujarnya;
"Aku berpikir sepanjang hidupku kecuali toako ssorang, aku
Tusuk Kondai Pusaka 11 Shugyosa Samurai Pengembara 7 Pendekar Guntur 22