Pencarian

Dendam Sejagad 21

Dendam Sejagad Legenda Kematian Shi Hun Yin Karya Khu Lung Bagian 21


cacad Tu Pak kim menjadi terperanjat sekali, mimpipun mereka
1227 tidak menyangka kalau ilmu pedang yang dimiliki Ku See hong
sudah mencapai taraf yang sedemikian cepatnya.
Berada dalam keadaan begini tidak sempat lagi bagi Cu Pok
untuk meloloskan pedang kayu besinya, serentak mereka
mengayunkan telapak tangan masing-masing dan melepas kan
enam buah pukulan secara beruntun sehingga kedua orang itu
melepaskan dua belas buah serangan dahsyat.
"Blammm, blammm, blamm, ....blamm....?" ledakan demi ledakan bergema memecahkan
keheningan. Ke dua gulung hawa pedang yang dilancarkan Ku See hong
segera terdesak mundur oleh tenaga gabungan dari kedua orang
itu. Pekikan keras yang memekikkan telinga bergema memecahkan
keheningan ....... Pedang sakti Hu thian seng kiam yang berada ditangan Ku See
bong segera diputar menciptakan lapisan cahaya yang membukit
dan berlapis-lapis menggulung ke muka seperti air bah yang
menjebolkan bendungan. Ditengah lapisan bayangan pedang yang menyilaukan mata,
pedang Hu thian seng kiam tersebut sudah melancarkan enam
gulung hawa pedang yang tajam, angin pedang yang menyayat
tubuh menggidikkan hati orang dan mendirikan bulu roma siapa
pun. Seluruh badan Ku See hong telah terlindung oleh cahaya tajam
dari pedang Hu thian seng kiam tersebut, cahaya yang menyilaukan mata memancar
ke empat penjuru, dahsyatnya bukan kepalang.
Yang membuat orang pusing adalah arah dari serangan tersebut
sulit untuk ditebak, serangan itu hendak mengancam tubuh Cu Pok kah atau Tu Pak
kim ataukah mengurung tiga orang thamcu yang
kebetulan sedang menyerbu datang.
Sekalipun demikian, baik Cu Pok, Tu Pak kim ataukah ketiga
orang thamcu tersebut cukup mengetahui betapa lihaynya jurus
1228 serangan tersebut, tanpa di sadari ke lima orang itu berdiri
membentuk satu garis dan sepasang tangan mereka buru-buru
diayun kan ke muka melepaskan segulung angin pukulan yang
dahsyat seperti gulungan ombak samudra.
Menyusul serangan itu, tubuh ke lima orang itu bergerak mundur secepat angin
puyuh. .. Disaat mereka bergerak mundur itu, masing-masing orang
melancarkan lagi dua gulung angin pukulan lagi yang segera
membentuk segulung aliran hawa serangan yang kuat seperti angin puyuh langsung
menggulung ke arah ke enam hawa pedang yang
dilancarkan Ku See hong itu.
Tiba-tiba saja gulungan angin pukulan yang dahsyat seperti
amukan ombak samudra itu sudah saling membentur dengan hawa
pedang... "Blaammm. blaaammm.... blaaammm! "
Serentetan ledakan yang memekikkan telinga segera berkumandang memecahkan keheningan ....
Perlu diketahui lima orang tokoh kelas satu dari dunia persilatan ini memiliki
tenaga dalam yang amat sempurna, kendati pun Ku See hong memiliki tenaga dalam
Kan kun mi siu khikang yang dahsyat, rasanya sulit juga baginya untuk memunahkan
tenaga gabungan dari orang-orang itu. Ku See hong merasakan dadanya bergetar keras, dan.. "Uaaak!"
dia menumpahkan darah segar wajahnya mengejang keras
sementara sepasang matanya memancarkan sinar kebuasan yang
menggidikkan hati.. Pada saat itulah, tiba-tiba....
Pedang sakti kayu besi dan Thian jian tee ciat telah meloloskan senjata masing-
masing, tapi sebelum menyerang dengan senjata
tersebut, kelima orang tersebut kembali melancarkan sepuluh buah serangan
dahsyat yang memekikkan telinga dan menyapu datang
dari empat arah delapan penjuru.. .
1229 Ku See hong melotot gusar, mendadak pekikan nyaring yang
menggetarkan perasaan bergema memecahkan keheningan..
Tubuhnya melambung di tengah angkasa dan berputar tiga
lingkaran, lalu seperti seekor burung raksasa dengan enteng sekali menyelinap
kian kemari. Ku See hong yang berada ditengah udara segera memutar
badannya sambil membentak keras, setelah itu meluncur turun ke bawah, ujung
bajunya yang berkibar seperti cahaya berkedip
diangkasa yang gelap. Hu thian seng kiam yang berada di tangannya tidak berdiam
sampai disitu saja. Gerakan serangan seperti hembusan angin puyuh menciptakan
selapis bukit pedang yang memancarkan hawa pedang yang
berlapis-lapis, kemudian menyerang tubuh Cu Pok yang menerjang datang lebih dulu
serta Im hong thamcu Thian jian tee ciat Si Hun sia yang menyusul kemudian.
Perlu diketahui, jurus pedang yang dipergunakan oleh Ku See
hong ini bukan lain adalah jurus pertama dari ilmu pedang Cang ciong ciat mia
kiam dari Si to lojin yang disebut Hui hong cha ki hiat seng wi (Bianglala
terbang bau darah memancar"
Baik Cu Pok maupun Thian jian tee ciat tiba-tiba saja merasa ada segulung hawa
pedang yang menusuk tulang menyergap pula.
Cu Pok cukup mengetahui kelihayan dari jurus pedang itu, ia
segera menjerit kaget. "Si thamcu, Cepat mundur!"
Ditengah bentakan, tubuh Cu Pak melompat mundur pula sejauh
dua kaki dengan gerakan tubuh yang sakti ajaran Bun ji koan su tempo dulu.
Sebaliknya Thian jian tee ciat Si Hun sia amat terkejut setelah mendengar seruan
dari Cu Pok tadi, sayang keadaan sudah
terlambat untuk berkelit, ia segera mendongakkan kepalanya dan 1230
memperdengarkan suara tertawa anehnya yang menyeramkan
seperti tangisan setan atau lolongan serigala.
Dengan senjata bambu yang berada di tangannya ia melancarkan
sebuah serangan yang mematikan, serentetan bayangan toya
bagaikan anak panah yang tajam langsung meluncur ke muka
menembusi lingkaran bayangan pedang dari Ku See hong...
Sudah barang tentu Ku See hong tidak memandang sebelah
matapun terhadap jurus serangan tersebut, cahaya berwarna warni memancar dari
pedang Hu thian Seng kiam nya, lalu diantara
gerakan menusuk dan memuntah toya bambu yang berada ditangan
Si Hun sia telah termakan oleh bayangan pedangnya yang tajam
sehingga hancur menjadi kepingan-kepingan kecil.
Si Hun sia yang buas dan jahat sekarang nyawanya sudah berada
di ujung tanduk, mendadak timbul niat jahat didalam hatinya,
dengan suatu gerakan yang tiba-tiba dia menerjang ke arah tubuh Ku See hong.
Sistim pertarungan yang lebih mendekati perbuatan nekad untuk
beradu jiwa ini benar-benar membuat hati orang merasa bergidik dan ngeri.
Berkilat sepasang mata Ku See hong menghadapi ancaman
tersebut, tiba-tiba tubuhnya yang masih melambung di udara miring kesamping,
sementara cahaya pedang berkilauan sambil memutar.... Serentetan jeritan ngeri yang menyayat hati segera berkumandang memecahkan keheningan.
Menyusul kemudian.. Dengusan tertahan bergema di angkasa.
Ku See hong yang masih melambung di udara, tiba-tiba rontok ke atas tanah lalu
agak sempoyongan dia terhuyung-huyung mundur
sejauh tujuh delapan langkah lebih, paras mukanya yang semula
memang pucat pias, kini semakin bertambah pucat.
1231 -oo0dw0oo- Jilid 37 RUPANYA menjelang saat kematian tadi, Si Hun sia telah
mengerahkan segenap kekuatan yang dimilikinya untuk melancarkan sebuah pukulan maha dahsyat yang langsung
menghantam bahu kiri Ku See hong, sebaliknya dia sendiri termakan bacokan Hu
thian seng kiam sehingga tubuhnya terpapas menjadi
tiga bagian. Kepalanya menggelinding keujung lapangan, tubuhnya jatuh
kebawah sementara bagian pinggang mencelat kebawah mencelat
sejauh beberapa kaki dari situ...
Darah segar memancar membasahi seluruh permukaan rumput,
tiga bagian potongan badan itu masih kelihatan bergetar-getar....
Menyaksikan pemandangan seperti ini orang akan merasa mual
saking ngerinya. Thian leng thamcu si Kakek berlengan iblis Khong Yu sian serta Tee hun thamcu si
Penginjak salju tanpa bekas Tham Hun khi yang menyaksikan Ku See hong menderita
luka parah. serentak membentak keras, kemudian bersama-sama menerkam ke arah Ku
See hong dengan ganasnya .....
Thi bok sin kiam Cu Pok juga tidak ketinggalan, pedang kayu
besinya segera di putar membentuk selapis cahaya hitam yang
secepat sambaran kilat menusuk ke punggung Ku See hong.
Menghadapi ancaman yang bertubi-tubi ini secara aneh tubuh Ku
See hong menggegos ke samping, begitu lolos dari ancaman
pedang Cu Pok, telapak tangan kirinya diputar menciptakan selapis hawa serangan
yang kuat dan membendung datangnya serangan
gabungan dari kedua orang thamcu tersebut.
1232 Sekulum senyuman menyeringai yang sinis dan penuh rasa
bangga segera menghiasi wajah Cu Pok, di ringi bentakan nyaring pedang kayu
besinya secepat kilat menerobos masuk melalui
sebuah sudut yang sangat aneh sambil melancarkan selapis cahaya berwarna
kehitam-hitaman. Persis bagian tengah dari cahaya tersebut, pedang Thi bok kiam langsung
menyergap jalan darah sin kin hiat ditubuh Ku See
hong..... Jurus serangan ini datangnya sangat tiba-tiba, gerakannya pun
aneh sekali, di tambah lagi jarak antara kedua belah pihak begitu dekat, dalam
waktu singkat Ku See bong sudah terancam diujung
pedang Thi bok kiam tersebut.
Ku See hong benar-benar amat terkesiap, mendadak dia
mengeluarkan ilmu gerakan tubuh Mi khi biau tiong sin hoat,
badannya berputar dengan enteng lalu berkelebat ke samping.
Sekalipun begitu, gerakan serangan dari Cu Pok dengan pedang
Thi bok kiamnya begitu cepat bagaikan sambaran kilat ......
"Sreeett....!" dengusan tajam bergema memenuhi seluruh angkasa, tahu-tahu
pakaian bagian bahu kiri Ku See hong sudah
tersambar robek, darah kental segera menyembur keluar bagaikan pancuran ....
Si kakek berlengan iblis Khong Yu siang dan si Penginjak salju tanpa bekas Tham
Hun khi tidak ambil diam, secara cepat dan
ganas mereka berdua melancarkan terkaman lagi.
ooo0dw0ooo BAB 57 KU SEE HONG mendengus dingin, pedangnya diputar dengan
cepat sambil melepaskan bacokan maut ......
Cahaya tajam yang menyilaukan mata segera membelah angkasa
dan menguasai seluruh jagad ....
1233 Hawa pedang yang menyeramkan diiringi suara desingan tajam
mendengung memekik kan telinga.
Cahaya pedang yang amat dahsyat itu dengan cepat dan aneh
membacok ketubuh dua orang thamcu tersebut.
Jurus serangan ini selain dilancarkan secara aneh, juga mencapai kecepatan yang
mengerikan. Si penginjak salju tanpa bekas dan kakek berlengan iblis merasa terperanjat
sekali, gerakan tubuh mereka yang melakukan tubrukan segera ditahan ditengah
jalan dan berputar ke samping kiri dan kanan....
Hawa napsu membunuh telah menyelimuti seluruh wajah Ku See
hong, dia tertawa seram: Tubuhnya bagaikan sukma gentayangan, tahu-tahu sudah
menyelinap ketengah-tengah musuhnya yang sedang berkelit kekiri dan kanan itu,
kemudian sambil melakukan suatu gerakan berputar yang sangat aneh Pedang Hu
thian seng kiamnya ikut berputar pula membentak suatu lingkaran...
Cahaya pedang kembali berkelebat... jeritan ngeri yang menyayat hati pun bergema
memecahkan keheningan, semburan darah segar
seperti pancuran air memancar keluar dan menyembur ke mana-
mana. Tiga macam kejadian yang berbeda ternyata berlangsung pada
saat yang hampir bersamaan.
Tubuh si penginjak salju tanpa bekas Tham Hun khi dan kakek
berlengan iblis Khong Yu siang terpapas kutung sebatas pinggang, darah kental
menyembur keluar membasahi seluruh tubuh Ku See
hong, sehingga membuat pemuda itu berubah menjadi manusia
darah .... Di bawah kerubutan lima orang tokoh persilatan yang berilmu
tinggi, ternyata secara beruntun Ku See hong berhasil membinasakan tiga orang lawannya, kesempurnaan tenaga dalam
seperti ini benar-benar menggidikkan hati.
1234 Baru saja Ku See hong berhasil membinasakan ke dua orang
thamcu tersebut dan berdiri tegak, suara tertawa seram telah
berkumandang dari sisi kirinya...
Entah sedari kapan, si telapak tangan emas sukma cacad Tu Pak


Dendam Sejagad Legenda Kematian Shi Hun Yin Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kim telah menyelinap ke sisi kiri Ku See hong bagaikan sukma
gentayangan, tahu-tahu telapak tangan kanannya yang bersinar
keemas-emasan telah menghantam enam inci di samping kiri Ku
See hong. Si anak muda itu hanya sempat mendengar gelak tertawa seram
bergema dari sisi tubuhnya, lalu iga kirinya terasa sakit sekali di samping
panas menyengat badan, semacam udara panas yang aneh
segera menusuk tubuhnya dan merambat keatas...
Perlu diketahui, si telapak tangan emas sukma cacad Tu Pak kim adalah seorang
manusia yang amat licik dan berakal busuk, sewaktu melancarkan serangan tadi
tenaga dalamnya sama sekali tidak
dipancarkan secara langsung.
Menanti telapak tangannya sudah hampir menyentuh tubuh
lawan inilah, tenaga serangannya baru dilancarkan secara tiba-tiba..
Itulah sebabnya, tatkala Ku See hong menyadari datangnya
ancaman bahaya maut dan bersiap sedia hendak menghindarkan
diri, telapak tangan Tu Pak kim sudah berada hanya tiga inci saja dari sisi
tubuhnya. Dalam terperanjatnya, buru-buru Ku See hong mengeluarkan
ilmu gerakan tubuh Mi khi biau tiong sin hoat nya untuk berusaha menghindarkan
diri... Sayang sekali keadaan sudah terlambat.
Baru saja Ku See gong memutar badannya setengah lingkaran,
sebuah pukulan beracun Sian bun kim than dari Tu Pak kim sudah bersarang telak
dipunggung kanan Ku See hong,
Teriakan keras yang memekikkan telinga segera bergema
memenuhi angkasa. 1235 Terlihat tubuh Ku See hong mencelat sejauh satu kaki lebih dari posisi semula,
namun dengan cepat dia meronta bangun dan
melompat dari atas tanah...
Kini rambutnya sudah terurai kusut, seluruh badannya penuh
bermandikan darah sedang dari ujung bibirnya darah kental masih meleleh keluar
tiada hentinya. Bukan cuma begitu, seluruh kulit wajah nya mengejang keras,
sepasang matanya memancarkan sinar kebuasan yang menggidikkan hati, dipandangnya wajah si pedang Sakti kayu baja Cu Pok dan
Telapak tangan emas sukma cacad Tu Pak kim dengan
penuh amarah. Sikapnya yang seram dan mengerikan ini, cukup menggidikkan
hati siapa pun yang memandangnya.
Pedang Hu thian seng kiamnya kini di genggam dalam tangan
kanan, sementara kelima jari tangan kirinya dipentangkan lebar-lebar, cahaya
pedang yang menyoroti wajahnya membuat pemuda
itu selain mengerikan juga menggidikkan hati setiap orang. Tangan kirinya
bagaikan cakar iblis saja yang siap menerjang mangsa nya.
Keadaannya waktu itu cukup membuat orang merasa tegang dan
berdiri semua bulu kuduknya.
Baik si Pedang Sakti kayu baja Cu Pok maupun telapak tangan
emas sukma cacad Tu Pak kim, kedua-duanya merasa bergidik
setelah menyaksikan keadaan musuhnya, tanpa sadar mereka
berdua bersama-sama mundur sejauh dua langkah.
Terutama si telapak tangan emas sukma cacad Tu Pak kim,
hatinya lebih lebih merasa terkejut bercampur terkesiap.
Seperti yang diketahui, ilmu pukulan telapak tangan emas sukma cacadnya termasuk
ilmu pukulan yang paling beracun di dunia ini, Ku See hong yang nyata-nyata
sudah termakan sebuah pukulannya, ternyata tidak segera tewas, kejadian ini
sudah cukup membuatnya terperanjat, apa lagi setelah terluka oleh pukulannya
ditambah pula 1236 dengan beberapa pukulan yang lain, namun pemuda itu masih
tangguh dan perkasa, ini baru membuat hatinya keder.
Ku See hong masih tetap berdiri tak berkutik ditempat semula.....
Suasana hening dan sepi yang mencekam seluruh angkasa, sekali
lagi membuat perasaan Cu Pok serta Tu Pak kim bertambah tak
tenang, mereka menduga serangan balasan yang dilancarkan Ku
See hong berikut ini bisa jadi akan segera menentukan nasib
mereka. Suasana tegang, seram dan mengerikan segera menyelimuti
seluruh angkasa. Malam..... Membuat suasana bertambah mengerikan.
Dipihak sini suasana hening dan sepi, sebaliknya dipihak lain
pertarungan antara Keng Cin sin melawan Ceng Lan hiang masih
berlangsung dengan serunya.
Mereka berdua sama-sama pernah memperoleh sejilid kitab
pusaka, jurus sakti yang dilawan dengan jurus sakti membuat
pertarungan itu berimbang dan sukar di tentukan siapa yang lebih unggul dan
siapa yang lebih lemah. Berbicara tentang kesempurnaan tenaga dalam, maka Ceng Lan
hiang jauh lebih sempurna ketimbang lawannya, maka dari itu
sepanjang pertarungan berlangsung. Ceng Lan hiang selalu
melakukan sistim pertarungan adu kekerasan.
Segulung angin pukulan yang maha dahsyat sekali lagi meluncur
kedepan menghantam tubuh Keng C in sin.
Akan tetapi dengan suatu gerakan yang lincah dan cekatan serta mempergunakan
jurus serangan yang lihay Keng Cin sin berhasil
memunahkan hawa pukulan yang maha dahsyat itu.
Kendatipun demikian, adakalanya Keng Cin sin kena terdesak
juga sehingga mundur terus berulang kali, tentu saja dia berada diposisi bawah
angin. 1237 Namun gerak serangan dari Keng Cin sin tidak menjadi kalut
karena kejadian ini, malah jurus serangan yang dipergunakan makin lama bertambah
aneh, angin pukulan yang dilepaskan juga makin
lama semakin bertambah tangguh.
Ceng Lan hiang benar-benar dibuat terkejut, sebenarnya dia
mengira Keng Cin sin tak akan mampu menahan sepuluh jurus
serangannya, tapi kini walaupun seratus gebrakan sudah lewat,
lawannya masih tetap tangguh.
Disamping itu, dia pun merasa jurus serangan yang digunakan
Keng Cin sin rada mirip dengan jurus-jurus serangan yang di
cantumkan dalam kitab pusaka Cang ciong pit kip, tapi bila
diperhatikan lebih seksama, ternyata jurus serangan itu berbeda, pokoknya dia
semakin dibuat kesemsem oleh kelihayan musuhnya.
Padahal dia mana tahu jurus serangan yang dipergunakan Keng
Cin sin pun berasal dari kitab pusaka Cang ciong pit kip, hanya dia tak sempat
mempelajari ilmu silat yang tercantum dalam kitab
pusaka Cang ciong pit kip bagian bawah saja.
Pertarungan antar jago lihay memang jauh lebih bermutu
daripada pertarungan pertarungan lainnya, kadangkala gerakan
mereka tampak enteng dan sederhana seakan-akan tiada sesuatu
yang hebat, tapi ada kalanya serangan tersebut justru mengeledek dan cukup
mengerikan hati. Padahal setiap gerakan yang mereka lakukan sudah cukup
menentukan mati hidup seseorang.
Pertarungan yang berlangsung di antara ke dua orang ini benar-
benar menggidikkan dan menyilaukan mata siapa pun.
Tampak bayangan manusia saling menyambar, angin pukulan
menyayat badan, membuat pasir dan rumput beterbangan di
angkasa. Suasana bertambah dahsyat dan mengerikan, seakan-akan dunia
mau kiamat saja. Ditengah berlangsungnya pertarungan sengit itu...
Mendadak satu ingatan melintas didalam benak Ceng Lan hiang..
1238 Menyusul kemudian sekulum senyuman licik yang amat sinis
menghiasi wajahnya. Telapak tangannya yang putih
mulus tiba-tiba diputar membentuk gerakan setengah lingkaran busur, lalu dengan cepat
mendorongnya ke depan ....
Bagaimana mungkin Keng Cin sin bisa menduga kalau Ceng Lan
hiang telah berbuat licik"
Rupanya disaat sepasang tangan perempuan jalang itu diputar
membuat gerakan setengah lingkaran busur sambil melancarkan
pukulan tadi, secara diam-diam jari tengah dan telunjuk tangan kirinya telah
merogoh ke dalam sakunya mengambil sesuatu benda.
Angin pukulan Ceng Lan hiang yang maha dahsyat seperti
gulungan ombak besar itu dengan cepat menggulung ke tubuh Keng Cin sin .....
Mencorong sinar benci yang mengerikan dari balik mata Keng Cin sin, telapak
tangan nya balas diayunkan ke muka melepaskan
pukulan yang tak kalah dahsyatnya.
"Blaaammm .....!"
Serentetan ledakan keras yang memekik kan telinga segera
bergema memecahkan keheningan.
Akibat dari bentrokan kekerasan ini, Keng Cin sin serta Ceng Lan hiang sama-sama
tergetar mundur sejauh satu langkah lebih....
Disaat kedua belah pihak mundur selangkah itulah, pelan-pelan
Ceng Lan hiang mengangkat telapak tangan kirinya keatas dadanya, kemudian
mengarahkan ujung jari tengah dan telunjuknya ke arah Keng Cin sin dengan tangan
kanan melindungi mulut, sorot matanya yang tajam mengawasi terus gerak gerik
lawannya tanpa berkedip. Sebaliknya Keng Cin sin yang sedang mundur ke belakang
menyilangkan pula sepasang telapak tangannya didepan dada, dia mengira Ceng Lan
hiang kembali akan melancarkan serangan
dengan sekuat tenaga. 1239 Maka dia cepat-cepat menghimpun segenap tenaga dalam yang
dimilikinya untuk bersiap sedia menghadapi segala kemungkinan
yang tidak diinginkan. Mendadak... Keng Cin sin mengendus bau harum semerbak yang sangat aneh
menyebar di seputar situ, segera menyadari kalau gelagat tidak beres, pikirnya:
"Habis sudah aku, rupanya keparat ini telah menggunakan siasat licik!",
bersamaan itu pula Ceng Lan hiang memperdengarkan suara tertawa jalangnya yang
penuh diliputi rasa bangga ....
Tubuhnya secepat kilat menerjang maju lagi ke depan.
Dalam pada itu, begitu Keng Cin sin mengendus bau harum yang
aneh, ia segera merasakan kepalanya pusing tujuh keliling dan
matanya berkunang-kunang, segenap kekuatan yang dimilikinya ikut punah pula
hingga lenyap tak berbekas.
Ceng Lan hiang tidak menyia-nyiakan kesempatan baik ini, jari
tangannya dengan cepat disodok ke muka menotok jalan darah
Keng Cin sin.... Dengusan tertahan bergema memecahkan keheningan.
Akibat dari totokan itu, Keng Cin sin segera roboh lemas ke atas tanah.
Gelak tertawa jalang sekali lagi berkumandang memenuhi
angkasa .... Kini Ceng Lan hiang membalikkan badan, waktu itu Thi bok sin
kiam Cu Pok, Tian hun kim ciang Tu Pak kim serta Ku See hong
masih saling berhadapan dengan tubuh kaku, hanya ketiga pasang mata mereka yang
berkilauan dan saling menatap dengan penuh
amarah. Untuk beberapa saat lamanya Ceng Lan hiang tidak mengetahui
permainan busuk apakah yang sedang mereka lakukan, sambil
tertawa ringan tegurnya kemudian:
1240 "Hei, memangnya kalian sedang beradu banteng" Atau sedang taruhan ayam jago?"
Rupanya si telapak tangan emas sukma cacad Tu Pak kim serta si Pedang sakti kayu
besi Cu Pok sedang dibuat terkesiap oleh
kemampuan Ku See hong melancarkan serangan.
Teguran dari Ceng Lan hiang barusan terdengar pula oleh
mereka berdua, cuma kedua orang ini tak berani bersuara atau pun berkutik, sebab
mereka sedang menghimpun segenap hawa murni
yang dimilikinya untuk menghadapi setiap serangan yang mungkin akan ditujukan ke
arahnya. Kini Ceng Lan hang sudah berjalan mendekati pemuda itu,
sepasang matanya yang tajam bagaikan sembilu memandang
seluruh tubuh Ku See hong dari atas hingga ke bawah, kemudian
sambil tertawa jalang tegurnya:
"Hei saudara cilikku, begitu parah luka dalam yang telah kan derita, Oooh...
sungguh kasihan, biar cici segera mengobati luka mu itu"
Ditengah pembicaraan, Ceng Lan hiang telah menyusup ke depan
dan berada hanya tiga depa saja dari sisi tubuh si anak muda itu.
Ku See hong mendengus tertahan, pedang Hu thian seng kiam
yang berada ditangan kanannya segera digetarkan keras-keras...
"Cri ing!" Mendadak pedang Hu thian seng kiam itu terjatuh dari
genggamannya. Menyusul kemudian seluruh tubuh Ku See hong gemetar keras,
tampaknya dia segera akan roboh ke atas tanah.
Ceng Lan hiang tertawa merdu, tangannya bertindak cepat
dengan menyambar tubuh Ku See hong yang terjatuh kemudian
memeluk nya kencang-kencang.
Perubahan yang berlangsung secara tiba-tiba ini sama sekali
diluar dugaan siapapun, kontan saja si pedang Sakti kayu baja Cu 1241
Pok serta si telapak tangan emas sukma cacad Tu Pak kim menjadi melongo dan
berdiri tertegun. Ceng Lan hiang melirik sekejap wajah kedua orang itu, kemudian umpatnya sambil
tertawa. "Kalian berdua betul-betul bloon, begitu juga engkau sebagai kakak
seperguruannya, Huuuh aku, lihat nyali kalian berdua sudah dibuat pecah oleh
kehebatannya" Rupanya luka parah yang diderita Ku See hong secara berulang-
ulang telah membuat hawa darah didalam tubuhnya mengalami
goncangan yang amat keras.
Sedangkan diapun secara beruntun harus menggunakan jurus-
jurus gerangan sakti untuk meneter lawannya, kesemuanya itu
membuat hawa murninya menderita kerugian yang amat besar.
Keadaan ini semakin bertambah parah setelah Tu Pak kim
berhasil menyarangkan pukulan Jian hun kim ciangnya.
Waktu itu boleh dibilang seluruh tubuhnya sudah tidak nampak
setitik tenagapun. Akan tetapi wataknya sangat keras kepala membuat pemuda ini
enggan roboh ke tanah sebelum tenaganya betul-betul habis
terkuras, maka sambil memaksakan diri dia mempertahankan terus posisi pedangnya
untuk menggertak lawan, padahal waktu itu dia sudah tidak berkekuatan lagi untuk
melancarkan serangan. Maka menggunakan kesempatan disaat Si Pedang sakti kayu baja
Cu Pok dan si telapak tangan emas sukma cacad Tu Pak kim dibuat keder oleh
gerakannya, diam-diam dia mencoba menghimpun
tenaga dalamnya untuk memulihkan kembali kekuatannya didalam
waktu singkat. Tapi luka yang dideritanya terlampau parah, setiap kali hawa
murninya coba digerakkan, ulu hatinya segera terasa sakit sekali bagaikan


Dendam Sejagad Legenda Kematian Shi Hun Yin Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

ditusuk-tusuk dengan pisau.
1242 Tatkala Ceng Lan hiang mendekatinya, diapun mengetahui
gerakan lawan tersebut, sebenarnya dia ingin menggunakan pedang Hu thian seng
kiamnya untuk membunuh perempuan ini.
Tapi sewaktu dia menggerakkan tubuhnya untuk melancarkan
tusukan, seluruh badannya segera menjadi sakit sekali, tulang
belulangnya seperti pada terlepas dari badannya, disamping rasa sakit yang
merasuk sampai ketulang sumsum.
Saking tak tahannya menghadapi siksaan badan ini, akhirnya dia roboh dan tidak
sadarkan diri. Ketika si pedang sakti kayu besi Cu Pok dan si telapak tangan
emas sukma cacad Tu Pak kim mendengar perkataan itu, tanpa
terasa mereka berpikir dihati.
"Haah, sungguh memalukan!".
Tapi Si telapak tangan emas sukma cacad Tu Pak kim segera
berkata sambil tertawa nyaring:
"Kepandaian silat yang dimiliki sumoay betul-betul lihay dan luar biasa, Ih heng
sekalian benar tak becus dan tak mampu menandingi lagi"
"Yaa, kalian berdua memang seperti gentong nasi saja" seru Ceng Lan hiang sambil
tertawa ringan. "Benar, benar sumoay, memang gentong nasi" Pedang sakti kayu baja Cu Pok
menimpali sambil tertawa licik.
"Hmmm, memangnya kalian gentong nasi semua, kalau tidak,
manusia macam apakah kalian?"
Si pedang sakti kayu besi Cu Pok yang menyaksikan tingkah laku perempuan itu
diam-diam merasa kegelian, umpatnya di hati:
"Kau perempuan jalang, tampaknya begitu tergila-gila dengan keparat busuk ini,
sekarang dia sudah menderita luka yang begitu parah, akan kulihat dengan cara
bagaimana kau hendak mengajaknya bermain cinta, hmm, suatu ketika kau si perempuan
jalang pasti akan mampus lantaran kejalanganmu itu"
1243 Si telapak tangan emas sukma cacad Tu Pak kim tidak
ketinggalan dia berkata pula:
"Sumoay, seluruh tubuhnya penuh dengan darah, ini akan
mengotori tubuhmu yang bersih, lebih baik ......."
Mendadak paras muka Ceng Lan hiang berubah sangat hebat,
bentaknya nyaring: "Mengapa menghajar dirinya sampai separah ini lukanya"
Hmmm, makin lama kalian berdua semakin berani memandang
rendah diriku . ....."
Pedang sakti kayu besi Cu Pok tertawa hambar.
"Tidak berani, tidak berani, kami hanya melaksanakan perintah dari sumoay, kalau
tidak dengan kesalahan yang telah dilakukan nya terhadap perkumpulan kita,
mungkin sejak dulu jiwanya sudah
dicabut, masa dia masih dapat hidup sampai sekarang"
Ceng Lan hiang segera membungkukkan badannya memungut
kembali pedang Hu thian seng kiam tersebut dan dimasukkan
kembali kedalam sarungnya yang masih menggembol dibahu Ku See
hong, setelah itu katanya dingin:
"Sudah, tak usah banyak berbicara lagi, cepat bawa mereka dari sini!"
Keng Cin sin terkena obat pemabuk, jalan darahnya tertotok
pula, kini dia berada dalam keadaan tak sadar.
Pelan-pelan Jian hun kim ciang Tu Pok kim membopong
tubuhnya dan berlalu dari situ menuju ke markas besar
perkumpulan Ban sia kau .....
Waktu itu tengah malam sudah menjelang tiba.
Cahaya lentera tampak memancar ke luar dari beberapa deret
bangunan yang berlapis-lapis dalam kompleks markas besar
perkumpulan Ban sia kau, sementara suasana hening mencekam
sekeliling tempat itu. 1244 Didalam sebuah kamar kecil disuatu bangunan yang terpencil
letaknya, tampak seorang gadis berbaju putih yang cantik jelita bak bidadari
dari kahyangan sedang duduk dibawah cahaya lentera.
Selapis perasaan sedih dan murung menghiasi seluruh wajahnya
yang rupawan. Dia duduk tenang beberapa saat lamanya, kemudian pelan-pelan
berjalan menuju ke depan jendela. memandang bintang yang
bertaburan diangkasa, ia menggeleng sambil menghela napas sedih.
"Aaaai, hingga sekarang mengapa dia belum nampak juga......"
Ternyata gadis berbaju putih ini adalah Him Ji im, si nona yang punya janji
dengan Keng C in sin untuk berjumpa tengah malam ini.
Sejak berpisah dengan Ku See hong, sampai kini dia disekap
terus didalam ruangan tersebut.
Pada mulanya Him ji Im mengira Ku See hong sudah mati
terjatuh kedalam jurang, tapi satu ingatan selalu memenuhi
benaknya, dia yakin Ku See hong tak akan mati dalam keadaan
begitu, namun seandainya di kemudian hari terbukti kalau pemuda itu sudah tewas.
maka dia pun tak ingin hidup seorang diri dikolong langit ini...
Dalam hatinya, dia benar-benar amat membenci ibunya Ceng Lan
hiang. Tapi, sekalipun dia amat membenci Ceng Lan hiang, gadis ini tak berani menentang
apalagi melawannya secara terang-terangan.
Dalam hal ini Him Ji im sendiripun tidak tahu apa yang
menyebabkan dia sampai begitu"
Mungkin saja hal ini dikarenakan perasaan hormatnya dari
seorang anak terhadap ibunya, atau mungkin juga dikarenakan sifat Him Ji im yang
penuh welas asih. Tapi seandainya ada seorang yang dicintai mendukungnya agar
berhianat kepada Ceng Lan hiang, maka tanpa memperdulikan
1245 segala akibatnya Him Ji im dapat menuruti perkataan orang itu, tentu saja orang
itu adalah Ku See hong. Tengah hari kemarin, tiba-tiba saja ia mendapat berita kalau
kekasihnya berhasil ditangkap Ceng Lan hiang dan dibawa ke istana Cun kiong tian
untuk diajak.. Mendengar berita busuk yang sangat memalukan ini, hampir saja
dia mati saking malu dan gusarnya, sebab setiap manusia di dunia ini mengutuk
dan menyumpahi hubungan senggama diantara
manusia semacam ini. Peristiwa tersebut benar-benar mengerikan dan menakutkan
dirinya... Untung kekasihnya berhasil diselamatkan oleh seorang manusia
berkerudung warna warni, kalau tidak, mungkin dia sudah tak punya muka lagi
untuk melanjutkan hidupnya didunia ini.
Maka dia semakin membenci ibunya, kalau bisa ingin
membunuhnya sampai mati meski sebagai akibat dia harus
menanggung dosa sebagai anak yang tak berbakti tapi ia bertekad hendak
membunuhnya. Bila niat tersebut dapat terlaksana, maka untuk menebus
dosanya dia akan mencukur rambut menjadi pendeta dan hidup
terpencil untuk menebus dosa sendiri maupun dosa ibunya.
Karena dia tahu, nasibnya amat sedih sudah ditakdirkan untuk
hidup dalam penderitaan, sekalipun dia amat mencintai Ku See
hong, namun bagaimanapun juga dia merasa tak punya muka untuk
hidup bahagia dengannya. Karena dia malu dengan perbuatan ibunya, dia malu menjadi
putrinya, dalam hati kecilnya dia seolah-olah kekurangan sesuatu benda...
Mendadak Him Ji im merogoh ke dalam sakunya dan
mengeluarkan sejilid kitab, kemudian gumamnya dengan sedih:
1246 "Bila enci itu tidak kemari, secara diam-diam aku akan pergi meninggalkan tempat
ini dan menghantar kitab ini kepadanya, kalau tidak Im Yan cu cici, kekasih
engkoh Hong pasti akan mati dalam keadaan mengenas kan, dengan demikian engkoh
Hong tentu akan lebih menderita, lebih sengsara dan kesepian.
Engkoh Hong...... Ooooh Engkoh Hong, tahukah kau bahwa aku
pun tak dapat hidup sebagai suami istri denganmu" Aaaaa.... Enci Keng Cin sin
yang hendak dicari engkoh Hong entah sudah
ditemukan belum" Engkoh Hong bilang dia amat mirip dengan ku,
bukankah enci berkerudung warna warni pun sangat mirip dengan
wajahku" Entah siapakah enci itu" Dia betul-betul amat misterius, sedang ilmu
silatnya juga lihay sekali, apalagi enci itu begitu menyayangi aku, meski aku
hanya berkumpul sehari saja
dengannya, tapi dia menganggapku sebagai saudara sendiri saja, bila diapun
mencintai engkoh Hong, hal ini pasti akan lebih baik..
"Menurut catatan didalam kitab Ban sia cin keng, obat yang merupakan pemunah
racun Im hwee si hun wan adalah Han sia
cau, tapi tumbuhan macam apakah rumput Han sia ciu tersebut"
Kemanakah harus di cari rumput itu.
Rupanya Him ji im telah manfaatkan kesempatan disaat Ceng Lan
hiang dengan membawa kawanan jago lihay dari Ban sia kau untuk melakukan
pengejaran terhadap Ku See hong tadi untuk menjumpai Keng Cin sin kemudian
mencuri kitab pusaka Ban sia cin keng yang tiada ternilai harganya itu.
Dalam kitab pusaka Ban sia cin keng memang dicantumkan obat
penawar racun bagi obat perangsang Im hwee si hun wan tersebut, yakni rumput Han
sia cau. Setelah bergumam seorang diri, pikiran Him Ji im kembali
tenggelam ke dalam lamunannya, sementara titik air mata jatuh
berlinang membasahi pipinya yang halus, mungkin dia sedang
memikirkan kembali nasib jelek yang dialaminya selama ini.
Mendadak... 1247 Serentetan suara tertawa licik yang menyeramkan dan
menggidikkan hati memotong jalan pikirannya yang belum habis itu.
Dengan cepat Him Ji im memasukkan kembali kitab pusaka Ban
sia cin kengnya ke dalam saku, kemudian membalikkan badan nya.
Didepan pintu kamarnya tahu-tahu sudah muncul seorang
pemuda yang lengan kirinya belum lama terpapas kutung, wajahnya amat pucat
sementara sekulum senyuman cabul yang keji dan
menyeramkan menghiasi ujung bibirnya, membuat siapa pun yang
berjumpa dengannya tentu timbul perasaan seram dan ngeri.
Begitu menyaksikan kemunculan pemuda itu, dengan gusar Him
Ji im segera membentak. "Ciu Heng thian, tahukah kau bahwa tempat ini merupakan
daerah terlarang yang ditetapkan kaucu?"
Pemuda berwajah pucat ini tak lain adalah si Pedang ular perak Ciu Heng thian
yang cabul, kejam dan tak berperi kemanusiaan itu.
Mendengar teguran mana, dia segera mencibirkan bibirnya dan
memperdengarkan suara tertawa cabulnya yang memuakkan. "Adik Im, mengapa kau
harus menampik kebaikan orang yang bersusah
payah datang menjengukmu" Orang lain boleh sampai disini,
mengapa aku tak boleh kemari" Tahukah kau bahwa aku sangat
mencintai mu." Merah padam selembar wajah Him Ji im karena jengah setelah
mendengar perkataan itu, segera bentaknya.
"Manusia laknat yang tak tahu malu, rupanya kau sudah bosan hidup ....?"
Dengan sikap yang sinis dan menghina si pedang ular perak Ciu
Heng thian mendengus dingin.
"Hmmm, benarkah Ih heng adalah manusia laknat yang tak tahu malu" Apakah lebih
laknat dan tak tahu malu ketimbang ibumu itu"
Heeehh....heeehh.... heeehh...."
1248 "Adik Im, tahukah kau bahwa ibumu sekarang sedang berangkat ke sorga dan ia
bersama Ku See hong" Sedangkan manusia
berkerudung warna warni yang sedang kau nantikan sekarangpun
sedang disekap di ruangan hukuman?"
"Adik Im, aku sudah lama sekali menantikan dirimu, kalau toh ibumu begitu cabul
dan jalang, sebagai anak kau tak usah menuruti perkataannya lagi. mari kita
kabur sejauh-jauhnya dari sini malam ini juga, asal kita bersembunyi diujung
langit sana, bukankah kitapun masih bisa hidup dengan bahagia?"
Ketika mendapat tahu kalau Ku See hong dan Keng Cin sin
kembali tertangkap ibunya, Him Ji im benar-benar merasa amat
terperanjat, dia merasa kepalanya seperti disambar geledek
ditengah hari bolong, kontan pikirannya menjadi kalut dan dengan sempoyongan
mundur kebelakang sebelum terjatuh ke atas
pembaringan. Yang membuat hatinya amat sedih adalah perbuatan ibunya yang
sedang..... dengan kekasihnya.
Si pedang ular perak Ciu Heng thian tertawa licik, sorot matanya mulai
memancarkan sinar penuh dengan napsu birahi, ditatapnya
wajah Him Ji im yang cantik dan halus itu tanpa berkedip,
sementara napsu birahinya makin lama semakin memuncak.
Pelan-pelan dia mulai menggeserkan badannya menghampiri Him
Ji im, lalu sambil tertawa dingin katanya.
"Adik Im, kau anggap Ku See hong adalah seorang lelaki sejati
...." Hmm....hmm .. tahukah kau betapa tergila-gilanya dia atas ibumu ... ...
Ketika berbicara sampai disitu, mendadak si pedang ular perak
Ciu Heng thian menerjang maju ke muka dan secepat kilat
menubruk keatas tubuh Him J i im ......
Him Ji im membentak gusar, sambil membalikkan tubuhnya tahu-
tahu dalam genggaman tangan kanannya telah bertambah dengan
1249 sebilah pisau belati yang tajamnya luar biasa, secara ganas dia tusuk perut Ciu
Heng thian. Tindakan yang dilakukan olehnya ini sama sekali diluar dugaan
siapapun, sudah barang tentu tak sempat bagi si pedang ular perak Ciu Heng thian
untuk menghindarkan diri.
Bahu kirinya disekitar bekas kutungan lengannya segera tersayat pisau belati
itu, sehingga muncul sebuah mulut luka yang
panjangnya tiga inci, darah kental segera memancar keluar dengan derasnya.
Ciu Heng thian menjerit kesakitan, sambil merintih dia mundur
tiga empat langkah ke belakang dengan sempoyongan. Mencorong
sinar gusar yang penuh kekejian dari balik mata si pedang ular perak Ciu Heng
thian, serunya sambil menahan rasa benci yang
meluap-luap: "Adik Im, dengan penuh kasih sayang aku selalu melindungimu secara diam-diam,
siapa tahu kau justru tidak tahu diri, air susu kau dibalas dengan air tuba. ini
berarti kau sendiri yang mencari
penyakit, jangan salahkan lagi jika aku akan bertindak kejam
kepadamu!" "Manusia laknat tak tahu malu, aku akan membalaskan dendam bagi cici Im Yan cu,"
bentak Him Ji im penuh amarah.
Sambil membentak nyaring, Him Ji im memutar senjata belatinya
menciptakan selapis cahaya tajam, kemudian langsung ditusukkan ke dada Ciu Heng
thian. Menghadapi ancaman tersebut, si pedang ular perak Ciu Heng
thian segera tertawa dingin, jengeknya:
"Kepandaian silatmu masih ketinggalan jauh sekali..."
Sedikit saja Ciu Heng thian miringkan tubuhnya, tusukan pisau
belati itu sudah mengenai sasaran kosong, kemudian sambil
menggerakkan sepasang bahunya bagaikan sukma gentayangan
saja secara aneh tapi cepat dia sudah mendesak semakin mendekati tubuh Him Ji
im.. 1250 Gerakan tubuhnya benar-benar cepat luar biasa, tak sampai Him
Ji im menggerakkan pisau belatinya, telapak tangannya sudah


Dendam Sejagad Legenda Kematian Shi Hun Yin Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

melepaskan sebuah bacokan yang keras sekali memaksa gadis
tersebut mundur terus ke belakang.
Perlu diketahui kepandaian silat yang dimiliki Him Ji im
sesungguhnya sangat lihay, namun oleh karena pikirannya sedang kalut dan
perasaannya kacau balau hal mana membuat tenaga
dalamnya amat terpengaruh, coba kalau demikian, bukan suatu
pekerjaan yang gampang bagi Ciu Heng thian untuk menaklukkannya dalam waktu singkat.
Disaat Ciu Heng thian mengayunkan telapak tangan kanannya
melancarkan bacokan tadi, tubuhnya turut menerjang pula ke
depan, lalu secepat kilat mencengkeram urat nadi pada pergelangan tangan kiri
Him Ji im. Ilmu Ki na jiu hoat yang dipertunjukkan ini meski nampaknya
seperti tiada keistimewaan apa pun, namun kecepatan nya selain luar biasa,
bahkan arah sasarannya membuat orang sulit untuk
menghindarkan diri. Apabila orang-orang biasa selalu mencengkeram pergelangan
tangan kanan musuh yang menggenggam pisau belati, maka
sasaran yang diarah oleh Ciu Heng thian adalah pergelangan tangan kirinya, oleh
karena itu Sebelum Him Ji im sempat mengetahui
keadaan yang sebenarnya, dia sudah kena dicengkeram secara
telak. Tak terlukiskan rasa kaget dan ngeri Him Ji im menghadapi
situasi seperti ini, secepat kilat pisau belati ditangan kanannya langsung
ditujukan ke atas jalan darah sim kan hiat di tubuh Ciu Heng thian..
Ciu Heng thian segera menggoyangkan pergelangan tangan kiri
si nona yang di cengkeram itu sehingga Him Ji im merasakan
seluruh badannya menjadi kaku, darahnya bergolak keras dan
kekuatannya seakan-akan punah dengan begitu saja.
1251 Tusukan pisau belatinya persis menusuk diatas pakaiannya dan
"Traangg!" senjata itu jatuh ke atas tanah.
Sepasang mata si pedang ular perak Ciu Heng thian yang diliputi cahaya kecabulan
itu mulai memancarkan kobaran napsu birahi
yang menyala-nyala, ditatapnya sekujur badan Him Ji im dari atas sampai ke
bawah, kemudian sambil tertawa terkekeh-kekeh tiada
hentinya dia berkata: "Adik Im, apakah Im Yan cu yang tadi kau maksudkan itu adalah perempuan yang
telah menelan pil Im hwee si hun wan tersebut...?"
"Heeehh....heeehhh....heehhh... adik Im, sesungguhnya aku sangat mencintaimu,
namun kau tak tahu diri, maka terpaksa aku harus menempuh dengan caraku sendiri,
sekarang aku masih mempunyai sebutir pil Im hwee si hun wan, dan pil ini akan
kuhadiahkan untukmu"
Ketika mendengar ucapan tersebut, Him Ji im menjadi
terperanjat sekali hingga paras mukanya berubah hebat, akan tetapi urat nadinya
sudah tercengkeram sehingga kekuatannya punah,
dalam keadaan begini dia tak mampu berkutik lagi.
Agaknya hawa napsu birahi yang membara didada si pedang ular
perak Ciu Heng thian sekarang sudah mencapai pada puncaknya,
dia sudah tak sabar untuk menunggu lebih lama.
Mendadak tangan kanannya mengendorkan cengkeremannya
pada urat nadi di pergelangan tangan kiri Him Ji im.
kemudian menggunakan kesempatan di saat hawa murni gadis
itu belum pulih, dengan gerakan cepat Ciu Heng thian mengayunkan kembali tangan
kanannya untuk menotok jalan darah Him Ji im.
Setelah itu dia membopong tubuh si nona dan membaringkannya
ke atas ranjang, sementara tangan kanannya merogoh ke dalam
saku dan mengeluarkan sebutir pil.
ooo0dw0ooo 1252 BAB 58 SEBAGAIMANA telah diketahui, pil yang baru saja dikeluarkan
dari saku Ciu Heng thian itu tak lain adalah obat perangsang yang paling cabul
didunia saat ini, Im hwee si hun wan.
Si pedang ular perak Ciu Heng thian kembali mengulangi cara
yang pernah dilakukan untuk menghadapi Im Yan cu tempo hari,
yakni pertama-tama ditotoknya jalan darah ya ci hiat dimulut Him J i im,
kemudian menotok jalan darah yang tiong hiat pada sepasang lengannya agar gadis
itu tak mampu menghabisi nyawa sendiri guna melindungi kesucian tubuhnya.
Kemudian sambil memperlihatkan pil perangsang Im hwee si hun
wan yang berada ditangan kanannya, Ciu Heng thian memperdengarkan suara tertawa liciknya yang menyeramkan:
"Heeehh..... heeehh.. .heeehh.... adik Im, aku yakin kau cukup memahami khasiat
dari obat perangsang Im hwee si hun wan ini
sehingga aku tak perlu menerangkan lagi, obat ini merupakan obat milik ibumu
yang dihadiahkan sebanyak dua butir kepadaku, tentu dia tak pernah mengira kalau
akhirnya putri sendiri yang menjadi korban, sekarang kau tentu sangat membenci
ibumu bukan" Yaa, ibumu memang perempuan paling cabul dikolong langit dewasa ini, heeehh
..heeehh.... " Kembali dia perdengarkan suara tertawa nya yang licik, sinis dan menyeramkan.
Titik-titik air mata kembali jatuh bercucuran membasahi wajah
Him Ji im yang cantik, perasaan sedih yang dialaminya sekarang betul-betul tak
terlukiskan dengan kata-kata.
Dia membenci kebuasan dan kecabulan manusia laknat ini.
Diapun membenci ibunya yang cabul dan banyak melakukan
perbuatan terkutuk. Dia membenci langit yang tidak adil kepadanya.
1253 Dia membenci kepada diri sendiri karena tak bisa membela
kesucian tubuhnya sampai mati .....
Dia benci karena tak dapat bersua dengan kekasih hatinya dan
harus berpisah untuk selamanya.
Diapun benci karena tak dapat membantu kekasih Ku See hong
yaitu Im Yan cu untuk membebaskan diri dari pengaruh racun.
Dia membenci karena tak dapat melihat jenazah ayahnya dan
berziarah kesana untuk mewujudkan kebaktiannya sebagai seorang anak terhadap
orang tuanya. Tujuh macam kebencian ini segera mencabik-cabik hatinya
sehingga hancur tak berwujud lagi.
Kini, Him Ji im tak mampu bersuara, tak bertenaga untuk
meronta, ibarat seekor domba yang sudah diikat kencang-kencang, siap menerima
perlakuan apapun dari orang lain.
Hanya bedanya, jika domba masih dapat memperdengarkan
suara mengembiknya yang mengenaskan pada saat akhir hidup nya, maka ia tak dapat
berbuat demikian. Memandang rasa benci yang terpancar keluar dari balik mata Him Ji im itu, si
pedang ular perak Ciu Heng thian memperdengarkan suara tertawa dinginnya yang
sinis dan keji, katanya: "Heeehh....heeehh...heeehh. .. adik Im, tampak nya kau seperti sudah tak mampu
menahan diri lagi, padahal akupun sudah tak
sabar untuk menunggu lebih lama, mari kita manfaatkan
kesempatan yang ada ini dengan sebaik-baiknya untuk bermain
cinta, pil Im hwee si hun wan ini akan kuberikan kepadamu
sekarang juga!" Selesai berkata, Ciu Heng thian lantas mengambil pil berwarna
merah itu dan siap dicekokkan kemulut si nona....."
Siapa tahu disaat yang paling kritis itulah...
Mendadak... 1254 Berkumandang suara tertawa panjang yang dingin, rendah dan
amat berat! Suara tertawa tersebut tinggi melengking dan amat menusuk
pendengaran, tapi kedengarannya kecil bagaikan suara nyamuk.
Cuma saja dibalik gelak tertawa tadi terkandung rasa benci,
sedih.. serta rasa dendam yang meluap-luap!
Begitu mendengar suara tersebut, si pedang ular perak Ciu Heng thian sudah tahu
kalau orang yang datang berilmu sangat tinggi.
Tentu saja dia tidak akan menyangka kalau orang ini tak lain
adalah manusia nomor wahid dikolong langit dewasa ini.
Ciu Heng thian segera memutar lengan kanannya yang masih
utuh dan siap melancarkan sapuan kearah mana datangnya suara
tertawa tadi. Siapa sangka baru saja lengannya akan digerakkan, tahu-tahu
dari belakang tubuh nya telah muncul sebuah tangan yang putih
mulus dan langsung mencengkeram urat nadi pada pergelangan
tangan kanannya, seketika itu juga hilang lenyap seluruh kekuatan yang
dimilikinya. Tak terlukiskan rasa kaget dan ngeri si pedang ular perak Ciu
Heng thian menghadapi kejadian seperti ini, cepat-cepat dia
berusaha untuk mengerahkan tenaga Tay ih kun goan khikang nya
untuk mencoba membebaskan diri dari pengaruh cengkeraman
maut itu. Tapi kenyataannya, jangan lagi melepaskan diri dari cengkeraman, tenaga Tay ih kun goan khi kang saja sudah tak
mampu lagi, dengan demikian dia baru betul-betul ketakutan
setengah mati, sukmanya serasa melayang meninggalkan raganya,
sebab dari sini dapat diketahui kalau kepandaian silat yang dimiliki orang itu
jauh lebih tangguh dari pada dirinya.
Dengan cepat dia berpaling ke belakang, kebetulan sekali sorot matanya saling
membentur dengan sorot mata yang tajam dari
orang itu, tak kuasa lagi hatinya bergidik dan merinding.
1255 Ternyata pihak lawan adalah seorang perempuan berwajah
cantik, dan berambut putih.
Orang ini bukan lain adalah Seng sim-cian li Hoa Soat kun!
Sambil memberanikan diri si pedang ular perak Ciu Heng thian
segera menegur: "Siapakah kau" Apa maksudmu mendatangi markas besar
perkumpulan Ban sia kau kami?"
Seng Sim cian li Hoa Soat kun tidak menanggapi pertanyaan dari Ciu Heng thian
tersebut, sorot matanya yang tajam segera dialihkan kewajah Him Ji im yang masih
tergeletak diatas pembaringan,
kemudian ujarnya dingin: "Kau adalah Him Ji im?"
Dalam keadaan tertotok jalan darahnya, tentu saja Him Ji im tak sanggup
berbicara, sedang dihati kecilnya sungguh merasa terkejut atas ketangguhan ilmu
silat yang dimiliki orang ini, bahkan yang lebih mengejutkan lagi adalah dia
mengetahui namanya, ini menunjukkan bahwa... Mendadak... Seng sim cian li Hoa Soat kun mengebaskan tangan kirinya,
segulung angin pukulan segera menyambar ke tubuh Him Ji im.
Tiba-tiba saja Him Ji im bersin berulang kali, jalan darahnya yang tertotok pun
segera menjadi bebas kembali,
Sambil melompat bangun, Him Ji im segera berseru:
"Him Ji im mengucapkan banyak terima kasih atas pertolongan dari locianpwee..
Seng sim cian li Hoa Soat kun manggut-manggutkan kepalanya
sebagai tanda membalas hormat, lalu pujinya
"Kau memang cantik jelita, bagaikan bidadari dan tenang serta halus ...."
1256 Kemudian setelah berhenti sejenak, dia berkata lebih jauh:
"Semalam, bukankah ada seorang manusia berkerudung warna
warni datang mencari mu" Apakah ia telah berhasil mendapatkan
kitab pusaka Ban sia cin keng?"
Dengan wajah berseri karena gembira Him J i im segera berseru.
"Locianpwee, jadi kau adalah gurunya enci Im Yan cu, Seng sim cian li Hoa Soat
kun locianpwee?" Sementara itu si pedang ular perak Ciu Heng thian sudah
merasakan hatinya dingin separuh, apalagi setelah mengetahui
siapa gerangan manusia yang berada dihadapan nya sekarang,
sadarlah dia bahwa nasibnya jauh lebih banyak buruk nya
ketimbang satu keberuntungan.
Pelan-pelan Seng sim cian li Hoa, Soat kun mengangguk, lalu
berkata dingin. "Apakah Hiat mo buncu telah datang?"
Seakan-akan teringat akan sesuatu, tiba-tiba Him ji im menjerit kaget, kemudian
katanya. "Barusan manusia laknat ini mengatakan bahwa enci tersebut beserta Ku See hong
telah tertangkap semua, mari kita segera
menyelamatkan mereka"
"Untuk sementara waktu mereka tak bakal mati, kita tak perlu terlalu terburu
nafsu untuk mencari mereka"
Ucapan mana kontan membuat Him ji ini menjadi tertegun lalu
pikirnya kemudian. "Aneh, mengapa sikapnya begitu dingin seperti es, seakan-akan dia memang seorang
manusia berdarah dingin ....."
Sementara dia masih berpikir, Seng sim cian li Hoa Soat kun
telah berpaling ke arah Ciu Heng thian, kemudian dengan sorot
mata memancarkan hawa pembunuhan menggidikkan hati, ia
berkata dengan suara sedingin es.
1257 "Jadi kau yang bernama si pedang ular perak Ciu Heng thian....."
Dengan pandangan ketakutan bercampur ngeri, si pedang ular
perak Ciu Heng thian memandang sekejap ke arah Hua Soat kun
kemudian membungkam diri dalam seribu bahasa.
Kembali Seng sim cian li Hoa Soat kun berkata:
"Manusia laknat, kau ingin mampus dengan cara yang bagaimana
........?" Waktu itu, si pedang ular perak Ciu Heng thian sudah benar-
benar putus asa, tapi dasar licik dan banyak akal muslihatnya, tiba-tiba saja
dia mendengus sinis, lalu dengan wajah yang tenang dan sama sekali tidak
menampilkan perasaan takut barang sedikitpun jua, katanya dengan dingin.
"Kau adalah seorang Bu lim cianpwee, tapi dalam kenyataannya menggunakan cara
yang begini licik dan rendah untuk menguasahi orang, hmm kejadian ini benar-
benar membuat hatiku merasa
sangat tidak puas.. "Manusia bedebah, laknat cabul yang tak tahu malu, dalam
keadaan begini kau masih mencoba untuk gagah gagahan" Hmm,


Dendam Sejagad Legenda Kematian Shi Hun Yin Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

akan kubunuh kau!" bentak Him ji im dengan gusar.
Gadis itu menyambar pisau belatinya dari atas tanah, kemudian
diantara kilatan cahaya tajam, ia sudah melancarkan sebuah
tusukan kedada Ciu Heng thian.
Seng sim cian li Hoa Soat kun yang mencengkeram pergelangan
tangan kanan Ciu Heng thian segera membetotnya kesamping,
seluruh tubuh Ciu Heng thian segera terbetot sehingga bergeser sejauh tiga depa
lebih dari posisi semula dan terhindar dari tusukan pisau belati Him ji im.
Menyaksikan kejadian ini Him ji im jadi tertegun dan berdiri
melongo, dia tak habis mengerti mengapa manusia laknat tersebut tidak dibiarkan
mampus saja. 1258 Dengan suara sedingin salju Seng sim cian li Hoa Soat kun
berkata: "Keenakan jika manusia semacam ini dibiarkan mampus dengan begitu saja, paling
tidak dia mesti merasakan dulu siksaan hidup"
Pucat pias paras muka pedang ular perak Ciu Heng thian setelah mendengar ucapan
ini, sedemikian pucatnya wajahnya sampai
seperti mayat yang muncul dari liang kubur, kulit wajahnya turut mengejang keras
menahan penderitaan dan siksaan hatin yang
menghebat. lnilah siksaan hatin yang berat dari seseorang yang sedang
menghadapi ancaman bahaya maut.
Dengan nada yang seram ia segera berteriak.
"Kau manusia laknat, bila berani menggunakan cara yang
terkutuk untuk menyiksa diriku, sampai matipun aku orang she Ciu tak akan
memejamkan mata dengan meram.
Dengan gusar Seng sim cian li Hoat Soat kun segera membentak
nyaring. "Lebih banyak manusia lain yang mati secara mengenaskan
ditanganmu, toh mereka mati juga dengan mata yang meram.
"Hmm..siapa menanam pohon kebajikan, dia akan peroleh buah kebajikan siapa
menanam pohon kejahatan, dia akan peroleh buah kejahatan pula, hari ini, aku
akan mempergunakan cara yang
pernah kau lakukan terhadap orang lain untuk menyiksa dirimu,
akan kulihat sampai dimanakah kau si manusia laknat dapat
mempertahankan diri..... Walaupun pedang ular perak C iu Heng thian sendiri tak ingin
cepat-cepat mati tapi dia tahu dirinya bakal menderita siksaan yang paling keji
dan paling kejam terlebih dulu sebelum mati sungguhan, dari pada tersiksa dia
lantas memutuskan untuk bunuh diri saja....
Berpikir demikian dia lantas membuka mulutnya dan siap akan
menggigit putus lidahnya...
1259 Sayang sekali Seng sim cian li Hoa Soat kun terlalu cermat, sorot matanya pun
sangat tajam, baru saja dia menggerakkan bibirnya, tahu-tahu jalan darah Ya-si
hiat Ciu Heng thian sudah ditembusi oleh desingan angin tajam sehingga menjadi
kaku. Dengan suatu gerakan cepat Hoa Soat kun melepaskan pula
beberapa totokan yang menghajar seluruh jalan darah penting di tubuhnya, setelah
itu dia baru mengendorkan cengkeramannya
pada pergelangan tangan kanannya.
Kepada Him Ji im diapun bertanya.
"Apakah kau mempunyai cara yang paling keji untuk menghukum dia..."
Selamat hidup Him Ji im sangat jarang membunuh orang,
lagipula diapun tidak mempunyai sesuatu tujuan, sudah barang
tentu gadis ini tidak memiliki sesuatu cara untuk menyiksa pemuda cabul
tersebut. Dengan suara lembut Him Ji im lantas berkata.
"Hoa locianpwee, terserah dengan cara apa kau hendak
menghukum dirinya" Tiba-tiba dari balik mata Seng sim cian li Hoa Soat kun
mencorong keluar serentetan cahaya tajam dan buas, katanya
dengan gemas. "Untuk menghadapi manusia laknat seperti ini, lonio ingin menyuruh dia rasakan
cara kematian yang paling keji dan paling berarti di dunia ini"
"Dengan cara apakah locianpwee ingin membunuhnya?"
Pelan-pelan Seng sim cian li Hoa Soat kun mengangkat tangan
kanannya, lalu menjawab dengan suara berat:
"Akan kucekokkan pil Im hwee si hun wan ini ke dalam mulut nya...
1260 Tiba-tiba merah selembar wajah Him Ji im karena jengah,
ujarnya agak tergagap. "Locianpwee, apabila dia menelan pil tersebut, sudah pasti perempuan lain akan
menjadi korban dari kerakusannya"
Maksud Him Ji im, setelah menelan pil Im hwee si hun wan nanti, Ciu Heng thian
tentu akan terangsang dan menjadi gila, dalam
keadaan demikian sudah pasti dia akan mencari perempuan lain
untuk melampiaskan napsu birahinya.
Sambil tertawa dingin Seng sim cian li Hoa Soat kun berkata:
"Akan kukutungi lengan dan sepasang kakinya, akan kulihat dengan cara bagaimana
dia akan pergi meninggalkan tempat ini?"
Serasa terbang nyawa pedang ular perak Ciu Heng thian setelah
mendengar perkataan itu, tiba-tiba saja dari balik matanya
mencorong ke luar sorot mata minta belas kasihan, artinya dia
memohon agar dapat diberi kematian secara utuh.
Perlu diketahui, barang siapa telah menelan pil Im hwee si hun wan tapi tak
dapat melampiaskan napsu birahinya secara leluasa, dia akan merasakan sesuatu
siksaan yang maha berat, nadinya akan meledak dan pecah, sudah barang tentu
penderitaannya menjelang saat kematian tak akan terlukiskan dengan kata-kata.
Seng sim cian li Hoa Soat kun tertawa dingin lagi dengan sinis, kemudian
ujarnya: "Oooh, rupanya kau pun takut mati" Terus terang saja kukatakan kepadamu, mati
karena pecahnya urat nadi masih belum terhitung kematian yang paling keji,
sebelum itu akan kutotok dulu ke delapan urat nadi penting ditubuhmu agar nadimu
tak sampai pecah, namun darah akan mendidih didalam tubuhmu kemudian memancar
keluar melalui setiap pori-pori ditubuhmu, aku pikir hanya cara kematian semacam inilah
yang paling sesuai untukmu"
Mendadak Him Ji im berseru dengan gelisah:
1261 ?"Hoa locianpwee, kalau hendak turun tangan, lakukanlah
dengan segera, Enci Hiat mo buncu disekap mereka didalam ruang hukuman,
sedangkan Ku See hong telah dibawa..... dibawa ibuku
menuju ke istana Cun kiong tian, apabila kita tidak secepatnya menolong mereka,
akan merasa menyesal sepanjang masa...."
Mendadak paras muka Seng sim cianli Hoa Soat kun berubah
menjadi amat tak sedap dipandang, ujarnya dengan suara dingin:
"Him Ji im, tahukah kau akan dosa-dosa ibumu?"
Menyinggung kembali tentang dosa-dosa ibunya, Him Ji im
merasakan hatinya amat sedih, sebab setiap perbuatan dari ibunya merupakan
perbuatan terkutuk yang sangat memalukan, sebagai
putri Ceng Lan hiang tentu saja dia sendiripun merasa tak punya muka untuk
bertemu dengan orang. Titik titik air mata segera jatuh bercucuran membasahi wajahnya, dengan sedih
dia berkata: "Hoa locianpwee, aku... aku mengerti akan hal ini. aku... aku
hendak membunuhnya dengan tanganku sendiri..."
Saat itu, Him Ji im benar-benar merasa sedih sekali, dia merasa hatinya hancur
lebur karena pedihnya. Tiba-tiba Seng sim cian li Hoa Soat Kun ikut menghela napas
panjang, nadanya pun penuh kedukaan.
Suara gemerincing nyaring bergema memecahkan keheningan.
Tahu-tahu Seng sim cian li Hoa Soat kun telah meloloskan
pedang ular perak yang menggembol dibelakang bahu Ciu Heng
thian ..... Kini wajahnya dingin dan kaku, sama sekali tidak berperasaan
barang sedikitpun jua, tangan kirinya ketika diayunkan ke depan di ringi lekukan
jari tangan, memancarlah delapan gulung hawa
serangan yang serentak menghajar delapan buah jalan darah
penting ditubuh Ciu Heng Thian.
1262 Menyusul kemudian pil Im hwee si hun wan dilemparkan pula ke
dalam mulutnya yang langsung mengggelinding ke dalam perut.
Ketika cahaya perak berkelebat lewat...
Semburan darah segar memancar ke empat penjuru ....
Dalam keadaan tertotok jalan darahnya, tak sempat lagi bagi Ciu Heng thian untuk
memperdengarkan jeritan ngerinya, tahu-tahu
kedua belah kakinya sebatas lutut sudah terpapas kutung,
sementara badannya segera terjatuh ke atas tanah.
Secara beruntun Seng sim cian li Hoa Soat kun mengayunkan
pula tangan kirinya melancarkan beberapa buah pukulan jari
tangan. Beberapa buah jalan darah disekitar lutut segera tertotok
sehingga darah yang mengalir segera terhenti dan menghindarkan manusia laknat
itu mati karena kehabisan darah.
Menyusul kemudian jalan darah diatas bahu lengan kanannya
ikut tertotok pula. .. Dimana cahaya tajam berkelebat lewat, lengan kanan Ciu
Heng thian kembali terpapas kutung sebatas bahu.
Sekarang, Ciu Heng thian telah berubah menjadi seorang
manusia yang sama sekali tidak beranggota badan, ia tidak
mengeluh ataupun mengerang kesakitan, tapi wajahnya mengejang
sangat keras, peluh sebesar kacang kedelai jatuh bercucuran
bagaikan hujan, sepasang matanya melotot besar dan memancarkan sinar kemerah-merahan.
Tampaknya rasa benci Seng sim cian li Hoa Soat kun belum
mereda, pedang ular perak yang berada ditangannya tiba-tiba
memancarkan cahaya tajam dan memperdengarkan suara yang
memekikkan telinga... Sekarang seluruh wajah Ciu Heng thian yang pucat pias
bagaikan mayat berubah menjadi merah darah,
sementara batang hidungnya lenyap entah ke mana.
Mimik mukanya kini sudah berubah menjadi mengerikan sekali
seperti iblis buas 1263 Namun sepasang matanya masih melototi Hoa soat kun dengan
pandangan gusar dan penuh kebencian...
Tentu saja sorot mata itu penuh dengan pandangan sinar benci
dan dendam... Dia seakan-akan hendak membalas dendam terhadap siksaan keji
yang ditimpakan kepadanya sekarang.
Namun hal ini sudah jelas tak mungkin terjadi, karena mustahil dia dapat
menuntut balas dengan keadaan seperti sekarang, dia
hanya memperoleh bagian siksaan dan penderitaan belaka ....
Sambil mendengus dingin Seng sim cian li Hoe Soat kun berkata
lagi. "Hmmm" matamu berani melototi aku! Bagus, akan ku suruh kau jadi setan buta di
akhirat nanti!" Secara keji Hoa Soat kun mengangkat pedang ular peraknya lalu
melakukan gerakan mencungkil ke depan, sepasang mata Ciu Heng
thian segera terkorek keluar
Tidak, bukan terkorek keluar ....
Coba lihatlah! Sepasang biji matanya bukan melotot ke luar berikut kulit
kelopak mata, melainkan biji kelopak mata itu menggelinding sendiri ke sisi
telinga sebelah kiri dan kanannya, sambil bergetar tiada hentinya. Namun
berhubung biji matanya masih terikat oleh otot dan urat lainnya, maka kedua
benda indera itu tidak sampai terjatuh ke bawah, melainkan hanya bergelantungan
belaka. Darah kental yang berbau amis mengucur ke luar dengan
derasnya dari balik kelopak matanya yang berlubang mengalir lewat biji matanya
dan membasahi kedua biji bola mata tersebut sebelum menetes ke atas tanah.
Pemandangan semacam ini benar-benar menggidikkan hati siapa
pun yang memandangnya. 1264 Bahkan orang akan merasa ngeri untuk memperhatikan lebih
lanjut.... Him ji im segera berpaling ke arah lain, ia tak berahi
menyaksikan pemandangan yang mengerikan itu.
Untuk menghindari musuhnya keburu mati karena kehabisan
darah sebelum siksaan di alaminya, cepat-cepat Seng Sim cian li Hoa Soat kun
mengayunkan tangan kirinya melancarkan serentetan hawa murni untuk menyumbat
jalan darah pada sepasang kaki
lawan. Kemudian tangan kanannya diayunkan ke depan dan pedang ular
perak tersebut dengan berubah menjadi sekilas cahaya putih
langsung meluncur keluar melalui jendela.
Dengan nada suara yang kaku dan tidak berperasaan,
perempuan itu berkata: "Nah, silahkan kau menunggu siksaan dan penderitaan yang
lebih hebat dalam keadaan seperti ini!"
-ooo0dw0ooo- BERBICARA sampai disitu, Seng sim cian li Hoa Soat kun
berpaling kearah Him Ji im sambil berkata pula.
"Mari kita tinggalkan tempat itu!"
Dari balik mata Him Ji im tiba-tiba memancar keluar sorot mata yang penuh dengan
nada memohon, katanya dengan sedih.
"Hoa locianpwee, kumohon kepadamu untuk mengampuni ibuku, bebaskanlah dia dari
penyiksaan semacam ini, biar.... biarlah aku sendiri yang membunuhnya, harap
kau..... kau jangan turun tangan kepadanya."
Bagaimanapun bejadnya moral Ceng Lan hiang, perempuan itu
tetap merupakan ibunya, meski Ceng Lan hiang tak pernah
memberikan kasih sayang seorang ibu kepadanya selama ini, namun 1265
ia merasa tak tega membiarkan ibunya mengalami siksaan dan
penderitaan yang begitu kejam.
"Kau sungguh-sungguh berani membunuh ibumu sendiri?" tegur Seng sim cian li Hoa
Soat kun dingin. Him Ji im menghela napas panjang.
"Ibuku jahat, kejam dan banyak mencelakai umat persilatan, meski sudah matipun
sukar untuk menebus dosa-dosanya itu,
apalagi dia telah membunuh ayahku, akupun akan membunuhnya,
sebab aku harus membalaskan dendam bagi kematian ayahku"
Menyinggung kembali tentang ayah perempuan ini, Seng sim cian
li Hoa Soat kun menghela napas panjang, dia merasa luka didalam hatinya kembali
tersentuh. Begitulah, setelah menghela napas panjang dengan amat
sedihnya dia berkata: "Baiklah, memang sudah seharusnya kau yang turun tangan
sendiri!" Berbicara sampai disini berangkatlah mereka berdua menuju ke
ruangan hukuman dari perkumpulan Ban sia kau untuk
menyelamatkan Keng Cin sin.
Jeritan ngeri yang menyayat hati kedengaran bergema
memenuhi angkasa, itulah jeritan dari Ciu Heng thian yang mulai tersiksa diatas


Dendam Sejagad Legenda Kematian Shi Hun Yin Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tanah. Sekujur badannya mulai bergetar keras bagaikan gelombang
samudra karena sakit dan menderitanya .......
Sementara kedua biji bola matanya yang melompat keluar turut
bergema pula seolah-olah bisa melompat kesana kemari.
Rupanya racun obat perangsang Im hwee si hun wan yang
bersarang dalam tubuhnya sudah mulai menyebar dan menunjukkan
daya kerjanya ..... 1266 Kini, seluruh badannya dipenuhi aliran nafsu birahi yang panas menyengat, aliran
birahi tersebut menerjang ke seluruh bagian nadi pentingnya sehingga menimbulkan
penderitaan yang tak terlukiskan dengan kata-kata.
Penderitaan semacam ini amat hebat dan luar biasa sekali .....
Padahal saat ini dia berada dalam keadaan lemah, tiada satu
bagian pun dari anggauta badannya yang mampu merasakan
penderitaan dan siksaan dahsyat yang munculnya dari dalam.
Kulit wajahnya yang menyeringai seram, kini semakin mengejang
keras hingga berkerut kencang.
Sedang kedua biji bola matanya yang menonjol keluar turut
bergetar pula dengan hebatnya ....
Tapi bergetarnya bola mata tersebut, mendatangkan semacam
penderitaan baru yang jauh lebih hebat baginya.
Kejernihan otak Ciu Heng thian saat ini masih tetap utuh, sedang hati kecilnya
benar-benar merasa benci sekali kepada Thian, karena memberi siksaan yang begitu
berat menjelang saat ajalnya, dia ingin berteriak ingin menjerit, ingin mendesis
...... Namun tak sebuah pun yang bisa dia lakukan.
Dia seakan-akan harus menerima siksaan dan penderitaan
tersebut dengan mulut membungkam.
Yaa, benar! Dia memang harus menerima segala sesuatunya itu
tanpa berbicara. Sebab inilah buah dari semua perbuatan yang pernah
dilakukannya selama ini, semacam pembalasan yang dirasakannya.
Haruskah dia membenci langit"
Ataukah membenci kepada sesama manusia"
Tidak! Dia hanya membenci diri sendiri menyesali diri sendiri
yang telah banyak berbuat dosa dan kesakitan dimasa lampau.
1267 sebab hanya dengan cara inilah dia baru dapat melepaskan
sukmanya dari semua penderitaan.
Seringkali manusia memang menjatuhkan dirinya sendiri ke
lembah kehancuran, ada kalanya disaat dia hendak melakukan
suatu perbuatan jahat, walaupun sadar dirinya bahwa perbuatan itu akan
memperoleh pembalasan, toh ia tetap bersikeras melakukannya. lnilah yang dinamakan napsu berhasil mengalahkan kesadaran
seseorang" Tidak! tidak mungkin begitu!, karena kesadaran manusialah yang seringkali
menangkan segala sesuatunya.
Kalau dia sampai melakukan kejahatan, berarti watak jeleknya
yang mendorong ia berbuat begitu.
Tentu saja ada sementara orang yang menyadari kesalahannya
dan bertobat bila saat ajalnya dan saat pembalasan telah tiba, namun sayang
waktu demikian ini sudah tak sempat lagi, karena
sudah tiada harapan untuk tertolong lagi.
Cuma, menyesal dan bertobat sebelum ajal memang jauh lebih
baik dari pada sama sekali tidak bertobat.
Seperti apa yang diajarkan dalam agama penyesalan serta
bertobat merupakan pelepasan sukma dari beban berat.
Oleh sebab itu, penyesalan dan bertobat menjelang kematian
hanya semacam pelepasan belaka bagi sukma dari beban berat,
bukan berarti bisa menghilangkan segala dosa dan kesalahan yang pernah di
lakukannya sepanjang hidup.
Walaupun jiwanya telah kembali kealam baka, namun nama
busuknya tetap tertinggal sepanjang jalan di alam semesta ini.
Ciu Heng thian bukan termasuk seorang manusia yang mau
menyesal dan bertobat menjelang saat ajalnya, rohnya boleh di
bilang merupakan roh yang jahat dan penuh dosa.
1268 Penderitaan dan siksaan badan yang dialaminya, kian lama kiau
bertambah hebat dan kuat menyusul berlalunya sang waktu.
Penderitaan tersebut tidak terbatas pada salah satu bagian tubuh saja, melainkan
seluruh bagian tubuhnya. Baik dikulit, didaging maupun dalam tulang belulang ....
Berada dalam keadaan seperti ini, dia bersedia mati secepatnya, namun panca
indra serta segenap bagian tubuhnya tak sebuahpun
yang bersedia mentaati keinginannya itu, maka diapun harus
menerima segala sesuatunya dengan membungkam.
Menerima... Menerima. ... Mendadak .... Lamat-lamat terendus bau amisnya darah yang sangat tebal
menyelimuti seluruh angkasa.
Rupanya dari setiap lubang pori-pori tubuh Ciu Heng thian yang tergeletak di
tanah, lamat-lamat memancar keluar noda darah yang segera membasahi seluruh
pakaiannya. Mengikuti berlalunya sang waktu, tubuh Ciu Heng thian yang
mengejang keraspun makin mereda sebelum akhirnya sama sekali
menjadi tenang... Setiap titik darah yang berada dalam tubuhnya telah mengalir
keluar melalui pori-pori badannya.
Maka diapun matilah, mati setelah menerima siksaan dan
penderitaan yang paling keji di kolong langit, Thian pun tidak memberi
kesempatan kepadanya untuk melakukan apa yang
lazimnya dilakukan seseorang yang mendekati ajalnya, atau paling tidak jeritan
ngeri serta keluhan duka...
-ooo0dw0ooo- 1269 Jilid 38 KU SEE HONG telah ditangkap Ceng Lan hiang dan di bawa
menuju ke istana Cun kiong tian.
Ceng Lan hiang, si perempuan cabul ini benar-benar bersikap
istimewa terhadap Ku See hong, bahkan ia tak segan-segan
mempergunakan berbagai macan obat-obatan yang mahal harganya
untuk mengobati luka yang diderita Ku See hong.
Apakah dia bertujuan untuk merasakan kepuasan seksual dari Ku
See hong yang gagah dan perkasa!
Ataukah pelampiasan rasa cinta dan kasihnya terhadap Ku See
hong ...." Kalau mesti dijawab pertanyaan di atas, maka jawabannya
adalah kedua-duanya. Watak Ceng Lan hiang memang cabul dan jalang, boleh dibilang
sampai matipun ia tak dapat merubah kebiasaannya ini.
Seperti misalnya dengan jelas ia sudah mendapat tahu kalau
antara putrinya dengan Ku See hong sudah mempunyai hubungan
suami istri, sebagai seorang ibu, seharusnya dia tak sampai berbuat mesum dengan
menantu sendiri. Tapi dalam kenyataannya, dia tetap bertekad hendak memperoleh kepuasaan seks dari Ku See hong.
Kalau ditanya mengapa" Maka bisa di jawab hal ini disebabkan
Ceng Lan hiang amat mencintai Ku See hong, benar-benar
mencintainya setulus hati.
Sepanjang hidupnya di dunia ini, boleh di bilang dia hanya
mencintai Ku See hong seorang.
Ku See hong tetap berbaring diatas pembaringan di ruang Cun
kiong tian dalam ruangan setengah telanjang, sepasang matanya
terpejam rapat-rapat, tampaknya ia belum sadarkan diri.
1270 Luka-luka diseluruh tubuhnya telah ditaburi bubuk obat, bahkan sudah merapat dan
tumbuh kulit baru. Sebagaimana diketahui, Ku See hong pernah minum darah
mestika naga bumi yang langka dan tak ternilai harganya, maka
walau pun sedang menderita luka dibadan, wajahnya tetap merah
padam dan bersinar terang.
Justru wajahnya yang merah bercahaya inilah merupakan daya
pikat bagi kaum wanita. Disisi tubuhnya berbaring pula sesosok tubuh yang berada dalam keadaan telanjang
bulat, kulit badannya halus dan putih bagaikan susu, benar-benar sesosok tubuh
yang cukup membuat hati orang
bergetar. Dengan sepasang matanya yang genit memikat dan memancarkan rangsangan napsu birahi yang membara, tiada
hentinya dia awasi wajah Ku See hong yang masih tertidur ....
Tampaknya dia sudah tak sanggup menahan kobaran napsu
birahinya yang memuncak, tidak menunggu sampai Ku See hong
sadar, dia mulai melakukan gerakan-gerakannya yang erotik...
Dengan cepat dia merangkul tubuh Ku See hong, kemudian
membalikkan badan dan menindih diatas pemuda tersebut.
Sementara bibirnya yang kecil mungil mulai menciumi dan
bergeser tiada hentinya ke seluruh wajah Ku See hong . ...
Sikapnya sekarang bagaikan seseorang yang sudah seratus tahun
tak pernah mencicipi rasanya daging saja, begitu birahinya
memuncak, maka ibaratnya bendungan yang jebol diterjang air bah, betul-betul
meluber dan tak terbendung lagi ...
Yaa, Ceng Lan hiang memang tersohor karena napsunya yang
kelewat besar, boleh dibilang saban hari dia membutuhkan dua kali permainan
senggama untuk memuaskan nafsu birahinya.
Padahal selama beberapa hari belakangan ini, ia tak pernah
menjamah seorang lelakipun, bahkan berhubunganpun tidak,
1271 bayangkan saja bagaimana mungkin keadaannya tidak sedemikian
rakusnya seperti seratus tahun tak pernah ketemu daging saja...
Disaat permainan cinta akan dilanjutkan ke babak yang lebih
menyeramkan. Pada saat itulah, dari balik pintu kamar pelan-pelan muncul
seseorang, dia adalah seorang gadis berbaju putih.
Dengan cepat gadis itu dibuat terperana oleh pemandangan
panas yang terbentang di depan mata.
Lalu paras mukanya dengan cepat berubah menjadi merah
membara karena jengah. Titik-titik air mata jatuh berucucuran membasahi kelopak
matanya yang indah. Pemandangan yang terbentang didepan matanya membuat ia
sakit hati, perasaannya bagaikan disayat-sayat dengan pisau
sehingga mengucurkan darah.
Yaa, gadis itu sangat sedih.
Diapun merasa malu .... Benci.. . Sambil menggertak gigi, dengan cepat ia meloloskan sebilah
pisau belati dari dalam sakunya..
"Oooh ibu... kau tak tahu malu... "
Teriakan keras di ringi keluhan pedih bergema memecahkan
keheningan. Secepat sambaran kilat Him ji im segera lari kedepan dan
menerkam kearah pembaringan.
Teriakannya yang keras dan memekikkan telinga itu segera
membangunkan Ku See hong yang sedang tertidur nyenyak.
1272 Sambil membentak keras, tiba-tiba hawa murninya dihimpun
kedalam telapak tangan kanannya dan sekuat tenaga melepaskan
sebuah pukulan kedepan. "Blaaaammmm.....!"
Benturan keras yang memekikkan telinga segera berkumandang
memecahkan keheningan. Tubuh Ceng Lan hiang bagaikan seekor ular air segera mencelat
dari atas pembaringan dan terlempar kedepan sana ....
Waktu itu Him Ji im sedang menerkam dengan kecepatan tinggi,
sedangkan tubuh Ceng Lan hiang yang terhantam mencelat pula ke belakang dengan
kecepatan yang tak kalah pesatnya...
Tak ampun lagi pisau belati yang tajam itu persis menusuk diatas punggung Ceng
Lan hiang sampai tembus ke dalam dadanya...
Teriakan ngeri yang memilukan hati segera berkumandang
memecahkan keheningan. Menyusul kemudian... "Blaaammm... .!"
Benturan keras yang menggelegar segera bergema pula
memenuhi seluruh angkasa.
Pisau belati yang menancap di atas punggung Ceng Lan hiang itu tembus sampai
tinggal gagangnya, darah kental segera menyembur keluar dan membasahi kulit
badannya yang putih bersih.
Pelan-pelan Ceng Lan hiang membalikkan badannya, dengan
sorot mata yang memancarkan sinar kebuasan dan kebencian dia
awasi Him Ji im yang tertegun mematung itu tanpa berkedip.
Kemudian telapak tangan kanannya pelan-pelan diangkat ke
tengah udara.... Him Ji im segera menjerit sedih:
"Ibu .... aku telah membunuhmu, aku telah membunuhmu ...."
1273 Ditengah teriakan keras tersebut, telapak tangan kanan Ceng Lan hiang pelan-
pelan diturunkan kembali ....
Sorot matanya yang memancarkan kebuasan dan kebencian itu
segera hilang lenyap tak berbekas.
Pada saat itulah dari balik pintu kamar menyelinap masuk dua
orang perempuan, mereka adalah Keng Cin sin dan Seng sim cian li Hoa Soat kun.
Tampak mereka sudah bisa menduga kalau kejadian seperti ini
dapat berlangsung. Oleh sebab itu mereka tidak menunjukkan perasaan terkejut
ataupun terkesiap! namun perasaan mereka berdua nampak berat
sekali. Ku See hong telah mengenakan kembali pakaiannya, dengan
cepat kemudian sambil menubruk ke muka serunya sedih.
"Adik Im, kau..."
"Engkoh Hong..." pekik Him Ji im sangat sedih.
Rasa sedih yang menyayat hatinya sekarang benar-benar tak


Dendam Sejagad Legenda Kematian Shi Hun Yin Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

terlukiskan lagi dengan kata-kata .....
Sementara itu, Ku See hong telah merangkul tubuh Him Ji im
kencang-kencang, sedang air matanya jatuh bercucuran membasahi seluruh wajahnya.
Memandang sikap mesra ke dua orang itu, paras muka Ceng Lan
hiang yang pucat pasi seperti mayat itu nampak mengejang keras, sementara sorot
matanya yang buas kembali mencorong dari balik matanya ....
Pelan-pelan telapak tangan kanannya diangkat kembali ke atas
seakan-akan hendak melancarkan serangan...
Serentak Seng sim cian li Hoa Soat kun dan Keng Cin sin
menyelinap maju ke muka dengan cepat tenaga dalam yang mereka
miliki segera dihimpun menjadi satu, asal Ceng Lan hiang
1274 melancarkan serangan pembunuhan, mereka akan segera melepaskan pula serangan yang mematikan.
Namun dalam hati kecil mereka berduapun timbul suatu
kecurigaan yang sama.... Benarkah sampai saat ajalnya Ceng Lan hiang masih belum
bertobat" Benarkah dia berniat membunuh putri sendiri"
Padahal, dari mana mereka berdua bisa menduga kalau Ceng Lan
hiang sesungguhnya sangat mencintai Ku See hong.
Ketika menyaksikan Ku See hong tidak menggubris kasih
sayangnya, tapi bersikap begitu mesra kepada putrinya, rasa
cemburu yang amat besar segera membara dalam hatinya.
-000d0w000- BAB 59 AKAN tetapi ..... Pelan-pelan Ceng Lan hiang menurunkan kembali tangannya ..
Apakah dia sudah tak bertenaga lagi untuk membunuh mereka....
Bukan begitu ...... Seandainya Ceng Lan hiang nekad menghimpun sisa hawa murni
yang dimilikinya untuk melancarkan serangan terakhirnya yang
terkeji, mungkin Ku See hong dan Him Ji im akan mati bersama
seketika itu juga. Sekalipun disitu hadir Keng Cin sin dan Seng sim cian li Hoa Soat kun yang siap
memberikan bantuan, hal ini sudah tak sempat lagi.
Dia telah sadar akan kekhilafannya" Ataukah merasa tak tega
untuk mencelakai mereka"
Yaa, memang demikianlah keadaannya.
Mendadak titik air mata jatuh bercucuran membasahi kelopak
mata Ceng Lan hiang.. . 1275 Air mata tersebut boleh dibilang merupakan air mata yang untuk pertama kalinya
jatuh berlinang, tapi boleh dibilang juga sebagai terakhir kalinya.
Memandang wajah sedih ibunya, remuk rendam perasaan Him Ji
im, dia segera berpekik: "Ibu .... aku telah membunuhmu..."
Nada suaranya amat memilukan hati, membuat siapapun yang
ikut mendengar merasakan hatinya pedih.
Ceng Lan hiang tertawa sedih.
"Im ji, kau telah membunuhku ...."
Walau pun Him Ji im begitu membenci ibunya, begitu bertekad
ingin membunuhnya namun dia toh tetap darah daging Ceng Lan
hiang, apalagi dia telah membunuh ibunya sekarang, rasa sedih dan perih dalam
hatinya benar-benar tidak terlukiskan dengan kata-kata.
Air matanya segera jatuh bercucuran seperti mutiara yang putus benang, setetes
demi setetes jatuh bercucuran tiada hentinya ...
Dengan suara pedih Him J i im berpekik:
"Aku telah membunuh ibu kandungku sendiri, aku.... dosaku benar-benar tak
terampuni..." Ceng Lan hiang mendongakkan kepalanya memandang ke arah
Him Ji im, kemudian setelah tertawa pedih katanya:
"Im ji, seharusnya aku adalah ibumu, namun aku tak pernah memberi cinta kasih
seorang ibu kepadamu, aku terlalu memikirkan napsuku sendiri.. Walaupan kau
telah membunuhku sekarang,
namun kau sama sekali tidak berdosa, kau tahu ibumu jahat dan
penuh dengan dosa, bahkan aku telah turun tangan segera
membunuh ayahmu sendiri, apa yang berakibat dengan diriku
sekarang boleh dibilang merupakan hukum karma yang harus
kuterima, kau memang seharusnya membalaskan dendam bagi
kematian ayahmu.." 1276 Sekarang dia sudah sadar, sudah mulai menyesal dengan segala
perbuatannya .... Tapi segala sesuatunya sudah terlambat, sebab dia hanya
tinggal beberapa menit lagi hidup didunia ini....
Di tengah ucapan Ceng Lan hiang yang memedihkan hati, air
matanya jatuh bercucuran dengan teramat derasnya...
"Ibu...." Pekik Him Ji im dengan pedih.
Dia meronta dan melepaskan diri dari pelukan Ku See hong
kemudian menerjang ke dalam rangkulan Ceng Lan hiang sambil
menangis tersedu-sedu ....
Isak tangisnya yang begitu memilukan hati sungguh membuat
hati orang merasa hancur lebur ....
Ku See hong, Keng Cin sin, Hoa Soat kun, semuanya ikut merasa
berduka dan sedih ..... Seluruh ruangan Cun kiong tian segera diliputi kabut kedukaan
yang sangat tebal. "Ibu!" Him Ji im mendongakkan kepalanya sambil berpekik, "aku merasa amat
menyesal karena telah membunuhmu"
Ceng Lan hiang menghela napas panjang:
"Aaai, Im ji kau tak usah menyesal...
"Sekarang aku baru sadar.. barang siapa senang melakukan
perbuatan jahat maka dia akan memperoleh akibatnya, entah cepat atau lambat
datangnya pembalasan tersebut. Oleh sebab itu,
manusia seperti ibu cepat atau lambat pasti akan mati juga ditangan orang lain.
Bila aku sampai mati ditangan orang, mungkin aku tidak akan sesadar sekarang
ini. "Malam ini aku telah mati ditanganmu, boleh dibilang semua dosa dan kesalahanku
akan berakhir, memang seharusnya
demikian, daripada aku banyak melakukan pembunuhan- pembunuhan yang tak berguna lagi, dan akupun sudah seharusnya
mati di tanganmu. Im ji! Kau tidak salah membunuh, kau
dengarkanlah perkataanku ini"
1277 "Ibu... kau tidak akan mati, kau harus hidup terus!" pekik Him Ji im dengan
pedih. Ceng Lan hiang segera tertawa.
"Im ji, sepanjang hidup ibu sudah melakukan kejahatan,
walaupun tubuh harus hancur, sulit bagiku untuk menebus semua
dosa-dosaku ini, aai... "Cuma sayang, penyesalanku agak terlambat...
"Ibu sudah banyak menikmati kesenangan yang maksiat didunia ini, sekarang sudah
sewajarnya aku merasakan penderitaan di
neraka!!" "Ibu, semua dosa dan kesalahanmu biar Im ji saja yang
menanggung, kau.... kau tak bakal masuk neraka.." seru Him Ji im sambil menangis
tersedu-sedu. "Anak bodoh, bagaimana mungkin dosaku dapat kau pikul"
Dengan demikian meski aku sudah mati dan berada dialam baka
hatiku tidak akan merasa tenang"
Mendadak Ceng Lan hiang mengalihkan sorot matanya yang
lembut dan halus ke wajah Ku See hong, kemudian setelah tertawa rawan ia
berkata: "Ku See hong kau memang membuat orang gampang tertarik
kepadamu, sebelum ajalku tiba, sekarang ada satu hal inginku
utarakan kepadamu secara berterus terang, tatkala aku menangkapmu sekali lagi ini, sesungguhnya bukan niatku dan hawa napsu birahiku.
"Sesungguhnya aku berbuat demikian karena aku benar-benar sangat mencintaimu,
sekarang aku dapat berkata demikian dan
mungkin kau anggap aku tak tahu malu, tapi sebenarnya ucapanku tersebut
sejujurnya dan tidak enak bila tidak ku utarakan keluar.
"Cinta memang sesuatu yang aneh, sepanjang hidupku hanya
kau seorang yang pernah kucintai dengan sepenuh hati, sedangkan lainnya tak
lebih hanya pemuas bagi napsu birahiku.
1278 "Sekarang aku telah serahkan satu-satunya putri kesayanganku
ini kepadamu, harap kau mencintainya dengan sepenuh hati,
menyayanginya, semenjak kecil nasibnya sudah jelek, penuh
kedukaan dan kepedihan, kebahagian dimasa mendatang dan
kegembiraan mungkin hanya kau yang dapat memberikan
kepadanya. Budi kebaikanmu tersebut pasti akan kubayar di dalam penitisan yang
akan datang. "Sekarang aku harap kau sudi memberikan janjimu kepadaku, janji yang menandakan
bahwa kau dengan sepenuh hati akan
merawat serta melindungi putriku ini"
"Kau tak usah kuatir, aku orang she Ku tidak akan menyia-
nyiakan dirinya". sahut Ku See hong dengan suara lantang.
Ceng Lan hiang segera tersenyum:
"Nah, kalau begitu aku harus menyampaikan selamat tinggal kepada kalian
semua.... Begitu selesai berkata, dengan jari telunjuk dan jari tengah
tangan kanannya Ceng Lan hiang segera menotok jalan darah Pak
hwee hiat diatas jidat sendiri.
Tanpa mengeluarkan sedikit suarapun dia terjatuh dan roboh
kedalam pelukan Him Ji im.
Ketua Ban sia kau yang termashur karena kejalangan serta
kecantikannya dalam dunia persilatan ini segera tewas dalam
pelukan putrinya. "Ibu.." dengan suara yang amat pedih Him Ji im berteriak keras Suara selanjutnya
segera tenggelam di balik isak tangisnya yang memilukan hati.
Begitu memilukan dan memedihkan hati isak tangisnya, membuat
seluruh dunia seolah-olah hendak terbalik...
Siapapun yang kebetulan mendengar suara tangisannya tersebut,
pasti akan turut terharu dan beriba hati.
1279 Kalau dilihat dari kebejadan moral Ceng Lan hiang sepanjang
hidupnya, dia memang pantas untuk mati, akan tetapi penyesalan dan cara tobatnya
menjelang kematiannya, cukup membuat orang
turut merasa terharu. Dia telah banyak buat kejahatan didunia ini, dan harus menerima buah kejahatan
yang telah dilakukannya, masih adakah hukuman
yang jauh lebih berat bagi seorang manusia yang banyak melakukan kejahatan
didunia ini daripada suatu kematian"
Kalau mesti dijawab, maka dapat dikatakan ada. Siksaan hatin
menjelang ajalnya serta umpatan orang setelah ajalnya jauh lebih berat ketimbang
hukuman mati itu sendiri.
Walaupun hal tersebut sudah tidak menimbulkan pengaruh lagi
bagi yang terhukum, sebab orang yang telah meninggal tak akan
mengetahui akan segala umpatan orang lain.
Tapi, peristiwa itu akan beredar terus diantara anak
keturunannya, noda hitam dari leluhur mereka akan membuat anak keturunannya
merasa rendah diri, malu dan memencilkan diri .....
Demikianlah keadaan Him Ji im sekarang, pukulan hatin yang
diterimanya sungguh tak terlukiskan dengan kata-kata.
Penyesalan Ceng Lang hiang menjelang saat ajalnya membuat
Him Ji im lebih menderita dan sedih, sebab ibunya memang tewas ditangannya.
Betapa pun besarnya dosa dan kesalahan yang pernah dilakukan
ibunya, Him Ji im merasa berdosa dan salah karena dia telah
membunuhnya, apalagi gadis ini berhati penuh welas asih.
"Adik Im, segala sesuatunya telah ditakdirkan oleh Yang Maha Kuasa" kata Ku See
hong sedih, "jangan menangis terus, perhatikan kesehatan tubuhmu. Kami dapat
melupakan semua kejadian yang
memedihkan ini secara pelahan-lahan"
"Engkoh Hong" teriak Him Ji im dengan sedih, "bagaimana mungkin aku dapat
melupakan kejadian ini?"
1280 Pelan-pelan Keng Cin sin berjalan mendekat, lalu berkata dengan suara lembut:
"Adik Im, jangan menangis terus hingga merusak badan, mari kita selekasnya
meninggalkan tempat ini!"
Sambil berkata, Keng Cin sin membopong tubuh Ceng Lan hiang
dan membaringkannya ke atas ranjang, kemudian menutupi
jenasahnya dengan kain. Ceng Lan hiang memang seorang perempuan yang cantik
rupawan, walaupun sudah menghembuskan napas penghabisan
namun wajahnya masih tetap cantik dan menarik.
Dengan suara pedih Him J i im berkata.
"Cici, aku ingin mengubur jenasahnya secara baik-baik, agar aku bisa membaktikan
diri sebagai seorang anak terhadap orang tuanya
....." "Lebih baik kita selesaikan dulu persoalan lain sebelum
mengurusi jenasahnya" kata Seng sim cian li Hoa Soat kun dengan suara dalam.
Mendadak Ku See hong bertanya.
"Adik Im, kau sudah berhasil mendapatkan kitab Ban sia cin keng tersebut?"
Dari sakunya Him Ji im mengeluarkan kitab pusaka Ban sia cin
keng tersebut dan diserahkan kepada Ku See hong, lalu katanya
dengan sedih. "Engkoh Hong, obat penawar racun dari Im hwee si hun wan dikatakan
dalam kitab tersebut sebagai rumput Han sia
cau, cuma tidak diketahui benda apakah itu, bagaimana bentuknya dan dihasilkan
dimana." Ku See hong segera bergumam. "Rumput Han sia cau" Rumput
Han sia cau" Benarkah di dunia ini terdapat rumput tersebut?"
Dengan pandangan tidak habis mengerti pemuda itu berpaling ke
arah Keng Cin sin, kemudian tanyanya lagi, " Nona, tahukah kau benda apakah
itu?" 1281 Dengan cepat Keng Cin sin menggeleng, "Di dalam kitab obat-obatan yang ada dalam
Cang ciong pit kip.. sama sekali tidak
dicantumkan nama rumput Han sia cau."
"Tapi dalam benakku seakan-akan pernah mengingat nama Han sia cau tersebut,
hanya untuk sementara waktu tak dapat
mengingatnya.. " Seng Sim cian li Hoa Soat kun malah berdiri melongo dengan
pikiran kosong setelah mendengar nama Han sia cau itu, sebab
pada hakekatnya dia belum pernah mendengar akan nama rumput


Dendam Sejagad Legenda Kematian Shi Hun Yin Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

itu. Akan tetapi sewaktu mengetahui bahwa Keng Cin sin pernah
mendengar nama rumput obat itu, dia merasa sedikit agak lega,
ujarnya kemudian. "Nona, coba tenangkan pikiranmu dan pikirkan lagi pelan-pelan, tak perlu
tergesa-gesa, apalagi masa kambuhnya racun dalam tubuh Im Yan cu masih ada
sebelas hari lagi, kau tak perlu tergesa-gesa
...." Walaupun diluar Hoa Soat kun berkata tak perlu tergesa-gesa,
padahal hati kecilnya benar-benar merasa amat cemas, bahkan
kalau bisa Keng Cin sin dapat teringat sekarang juga.
Cuma sayang, semakin dia ingin cepat-cepat teringat kembali,
pikirannya makin bingung dan kacau.
Akhirnya Keng C in sin menghela napas pelan seraya berkata:
" Aaaai, saat ini aku tak dapat mengingatnya kembali, tapi moga-moga saja aku
dapat mengingatnya kembali didalam tiga hari
mendatang" Mendadak Ku See hong berkata pula.
"Nona, aku pun seperti pernah mendengar nama rumput Han sin-cau tersebut."
Buru-buru Seng sin clan li Hoa Soat kun berpaling seraya
bertanya dengan cepat. 1282 "Kau pernah mendengar dari siapa?".
Ku See hong menghela napas sedih.
"Akupun tidak tahu mendengar dari siapa, tapi dalam benakku seakan-akan tertera
kata Han sin cau tersebut"
Mendengar perkataan tersebut Seng sim cian li Hoa Soat kun
segera mendengus dingin, dengan gemas dia melotot sekejap ke
wajah Ku See hong, lalu katanya ketus.
"Bila kau tak berhasil menyelamatkan dia, aku pasti akan
membuat perhitungan denganmu"
"Aku pasti dapat teringat kembali, aku pasti akan berhasil menyelamatkan adik Im
Yan cu" janji Ku See hong dengan suara nyaring.
Keng Cin sin serta Him Ji im yang mendengar perkataan Hoa
Soat kun tersebut, segera merasakan hatinya amat kalut tak karuan.
Sesudah hening sejenak, akhirnya Him Ji im yang berkata dengan suara pedih.
"Hoa locianpwee, pembunuh dari enci Im Yan cu adalah si
pedang ular perak Ciu Heng thian, dan bangsat itu sudah tewas
secara mengenaskan ditanganmu, dendam sakit hatimu juga telah
terbalas, mengapa kau orang tua hendak membuat perhitungan
dengan dirinya ....?"
Seng sim cian li Hoa Soat kun melotot sekejap ke arah Him J i im dengan gusar,
lalu sahutnya. "Antara aku dengan dirinya masih terikat dendam sakit hati yang belum
terselesaikan, kalian anggap urusan tersebut bisa dipahami angkatan muda seperti
kau?" Keng Cin sin pernah membaca riwayat hidup Bun J i koan su Him
Ci seng yang tragis, maka diapun mengetahui pula hubungan cinta Hoa Soat kun
dengan Him C i seng yang berakhir dengan
mengenaskan. 1283 Tapi ia merasa tidak pada tempatnya apabila Hoa Soat kun ingin membalas dendam
sakit hatinya dimasa lampau atas diri Ku See
hong. Sambil menghela napas sedih Ku See hong segera berkata.
"Hoa locianpwee, benarkah kau orang tua tak sudi mengampuni kesalahan guruku,
dimasa lalu" "Menjelang saat ajalnya, berulang kali dia telah berpesan kepadaku agar aku
bersungguh hati menyampaikan rasa cintanya
kepadamu, dia bilang: Bila kau tak bersedia memaafkan
kesalahannya, maka dia bersedia menerima hukuman macam
apapun darimu atas jenasahnya, dia tak akan pernah menyesal
dialam baka. Sebab dengan begitu, rasa menyesalnya akan jauh
berkurang, dia menyatakan penyesalannya yang tak terkirakan,
karena dia tidak menerima cintamu waktu itu, tapi setelah
pertempuran berdarah di bukit Soat san, dia baru sadar kalau dia amat
mencintaimu, menjelang ajalnya dia berkata agar kau selalu bahagia, karena
selama berada di alam baka dia akan selalu
mencintaimu" Sekujur tubuh Seng Sim cian li Hoa Soat kun gemetar keras
setelah mendengar perkataan itu, sementara titik air matanya jatuh berlinang
membasahi wajahnya, jelas ia sangat terharu oleh
perkataan tersebut. Mendadak dia membentak dengan suara menggeledek:
"Tutup mulut! Setan tua itu sangat licik dan banyak akal
muslihatnya, siapa tahu disaat menjelang ajalnya dia sengaja
menciptakan kata-kata semacam itu untuk membohongi aku" Aku
tak dapat memaafkan kesalahannya, aku hendak menghancur
lumatkan tulang belulangnya sehingga halus dengan bubuk"
Ku See hong segera berkerut kening, serunya dengan gusar.
"Aku telah menyampaikan suara hati guruku kepadamu, bila kau tetap bersikeras
dengan pandanganmu tersebut, tentu saja akupun 1284
tak bisa berbuat apa-apa, tapi sampai waktunya apabila aku sampai berbuat kurang
ajar kepadamu, harap kaupun sudi memaafkan."
Tiba-tiba mencorong sinar penuh kebuasan dari balik mata Seng
sim cian li Hoa Soat kun, setelah mendengus dingin dia berkata dingin.
"Dengan kepandaian silatmu itu kau ingin menghalangi niatku"
Huuuhh .... masih ketinggalan jauh"
"Boanpwee tahu kalau kepandaian silatku rendah dan tak becus, tapi demi
melindungi jenasah guruku, terpaksa aku harus
mempertaruhkan selembar jiwaku"
Keng Cin sin berada disisinya menghela napas sedih, tiba-tiba dia menimbrung.
"Hoa cianpwee, Ku See hong, racun Im Yan cu belum
disembuhkan, mengapa kalian malah bentrok sendiri" Kalau
dihitung-hitung, kalian berdua masih mempunyai hubungan yang
cukup erat, persoalan besar apa sih yang tak dapat diselesaikan"
Bila demikian terus keadaan kalian, niscaya Im Yan cu akan merasa lebih
menderita dan tersiksa ......
Mendadak.... Jeritan kaget dari Him Ji im bergema memecahkan keheningan,
kemudian terdengar ia berteriak keras.
"Kalian cegat kabur orang dari empat penjuru ......
Serentak Ku See hong, Keng Cin sin dan Hoa Soat kun
berbondong-bondong lari ke pintu depan Cun kiong thian dan
menyerbu keluar dari situ ....
Tapi ... Serentetan desingan angin tajam segera berkumandang
memecahkan keheningan. Hujan panah yang amat deras langsung dibidikkan ke depan
pintu gerbang gabungan tersebut...
1285 Menyaksikan datangnya hujan panah itu, serentetan ketiga jago
lihay ini membentak gusar, telapak tangan mereka segera
diayunkan kemuka, enam gulung tenaga pukulan yang maha
dahsyat langsung merontokkan anak panah-panah tersebut.
Tapi, di saat mereka berhasil merontokkan barisan anak panah
yang pertama... Serentetan desingan angin tajam lain
menggema pula memecahkan keheningan... Puluhan batang panah tajam, bagaikan amukan angin puyuh
langsung menyapu seluruh permukaan tanah.
Mimpi pun ke tiga orang jago itu tak pernah menyangka kalau
serangan musuh datangnya begitu cepat, terpaksa mereka harus
bertekuk pinggang dan mengundurkan diri kesamping.
Disaat mereka sedang melayang mundur inilah, ke tiga orang itu masing-masing
melepaskan dua gulung angin puyuh yang
merontokkan hujan panah tadi.
"Sreeet...! Sreeeet.. .! "
Dua desingan angin tajam yang memekikkan telinga kembali
bergema memenuhi angkasa...
Dua batang anak panah yang tajam tahu-tahu berhasil
menembusi jaring hawa serangan dan secepat kilat meluncur kearah Him Ji im yang
berada dibelakang. Untung Ku See hong bermata tajam dengan kaget dia berteriak
keras. "Adik Im. cepat minggir!"
Ditengah bentakan, secepat kilat tubuh Ku See hong miring ke
samping lalu ke lima jari tangan kanannya di sentilkan ke muka melepaskan lima
gulung desingan angin tajam.
"Blaaammm. blaaammm...!"
1286 Dua benturan nyaring kembali bergema memecahkan keheningan. Termakan oleh ke lima desingan angin jari itu, dua batang panah tadi patah
menjadi tiga bagian. Tapi nampaknya ke dua mata panah itu masih mempunyai sisa
kekuatan yang cukup tangguh, kali ini panah-panah tersebut
menyambar ke arah sepasang bahu Him Ji im.
Entah mengapa, meski menyaksikan datangnya ancaman panah
tersebut, namun Him Ji im sama sekali tidak menghindar ataupun berkelit, tak
terlukiskan rasa gelisah Ku See hong setelah
menyaksikan kejadian tersebut, segera teriaknya keras-keras:
"Adik Im. . . ."
Sepasang bahu Him Ji im segera terhajar oleh mata panah yang
tinggal enam inci panjangnya itu sampai tembus sedalam tiga inci ke bahunya,
setelah gemetar keras dia lantas roboh terjengkang ke atas tanah...
Dengan cepat Ku See hong memeluk gadis itu sambil berteriak
sedih: "Adik Im, mengapa kau tidak berkelit...."
Paras muka Him Ji im pucat pias seperti mayat, bibirnya
membiru, dengan pedih ia berkata:
"Engkoh Hong, maafkanlah aku, aku tak punya muka untuk hidup
terus di dunia ini!"
Memandang bahunya yang terluka dan berdarah, Ku See hong
merasa pedih sekali, tak terbendung lagi titik air mata jatuh
bercucuran, katanya sedih:
"Adik Im, mengapa kau harus rendah diri" Kau .... apakah kau hendak meninggalkan
aku seorang diri?" Bergetar keras seluruh badan Him J i im setelah mendengar
perkataan itu, kulit wajahnya nampak mengejang keras menahan
1287 penderitaan, sudah jelas rasa sakit akibat lukanya mendatangkan siksaan yang
cukup berat bagi gadis ini.
Dengan sinar mata yang rawan karena kepedihan, dia berkata
agak parau: "Engkoh Hong, aku... aku tak ingin meninggalkan dirimu, tapi takdir menentukan
lain..." "Adik Im, aku akan mencabut keluar panah yang menancap
dibahumu itu" tukas Ku See hong dengan cepat.
Sembari berkata, pemuda itu segera menggerakkan jari tangan
kirinya untuk menotok jalan darah sui hiat diatas bahu nya, lalu dengan jepitan
jari tengah dari telunjuknya dia mencabut keluar mata panah tersebut.
Darah segar yang dicampur dengan hancuran daging segera
membasahi tangan si anak muda itu.
Dalam pada itu, suasana dalam ruang Cun kiong thian bertambah
pengap dan panas, bau hangus makin menusuk hidung, sementara
kobaran api yang membara, diluar sana semakin menghebat, suara ledakan demi
ledakan bergemuruh diseluruh angkasa.
Hoa Soat kun dan Keng Cin sin berdiri lebih kurang satu kaki
didepan Ku See hong serta Him Ji im, sepasang tangan mereka
sedang repot digerakkan ke sana kemari melepaskan pukulan-
pukulan yang dahsyat. Rupanya hujan panah yang berasal dari luar pintu tiba secara
beruntun dan tiada hentinya, hujan panah yang disertai desiran angin tajam itu
meluncur datang dengan cepat sekali.
Dalam waktu singkat, beberapa kaki dihadapan Hoa Soat kun dan
Keng Cin sin sudah berserakan beribu-ribu batang panah panjang.
Pada saat itulah, tiba-tiba...
Dari luar ruangan situ bergema suara tertawa licik yang dingin dan penuh
perasaan bangga. 1288 Kemudian dari balik suara tertawa itu terdengar seseorang
berkata dengan suara sedingin es.
"Anjing perempuan dan laki, sekarang rasakanlah bagaimana nikmatnya kalau mati
terbakar". Ucapan tersebut sudah jelas berasal dari salah seorang dari dua murid murtad Bun
ji koan su yakni si telapak tangan emas sukma cacad Tu Pak kim.
Kemudian secara tiba-tiba terdengar lagi seseorang yang lain
berseru sambil tertawa nyaring.
"Tu sute, sejak kini dunia persilatan akan menjadi milik kita berdua,
haaahhh....haaahh... haaahhh...."
Dalam pada itu, Ku See hong telah selesai membalut luka panah
yang diderita Him Ji im, ketika mendengar perkataan dari dua orang murid murtad
tersebut, dengan gusarnya ia membentak.
"Manusia laknat, kalian anggap setelah menggunakan siasat licik yang memuakkan
ini untuk menjebak kami, lantas kami semua tak
mampu keluar dari kurungan?"
Perlu diketahui, sekeliling ruangan Cun kiong tian ini terdiri dari bahan
dinding yang kokoh dan kuat, demikian pula jendela dan
pintunya terbuat dari besi baja, pada hakekatnya sebuah balok kayu yang sudah
terbakar pun tidak dijumpai, maka Keng Cin sin sekalian merasa curiga dan
keheranan setelah mendengar kata-kata kedua
orang murid murtad itu akan membakar mati mereka.
Tiba-tiba terdengar si Telapak tangan emas sukma cacad Tu Pak
kim berkata dengan suara menyeramkan.
"Cu suheng, waktunya telah tiba bukan?" Pedang sakti kayu baja Cu Pok segera
berteriak keras. "Gunakan panah berapi!"
Ditengah seruan tersebut, sebaris panah berapi sudah meluncur
masuk ke dalam ruangan. 1289 Keng Cin sin dan Hoa Soat kun segera melontarkan pukulan
mereka untuk merontokkan panah-panah berapi itu, namun kobaran api di mata panah
tersebut sama sekali tidak padam.
Tatkala barisan panah itu mencapai tanah. "Blaaammm....!"
segera terdengar ledakan nyaring.
Batang panah yang banyak berserakan di tanah tadi tiba-tiba
saja terbakar dengan hebatnya, namun apinya sedikit dengan asap yang tebal.
Dalam waktu singkat asap tebal berwarna hitam itu sudah
memenuhi seluruh ruangan Cun kiong tian.
Menyaksikan kejadian ini, Keng Cin sin menjadi sangat
terperanjat, buru-buru serunya.
"Kita tak boleh berdiam terus disini, rupanya mereka ingin menggelapkan ruang
Cun kiong tian ini dengan asap tebal,


Dendam Sejagad Legenda Kematian Shi Hun Yin Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kemudian baru membidik kita dengan hujan panah"
Rencana yang dilakukan dua orang tua manusia laknat tersebut
memang benar-benar sangat kejam, mula-mula panah yang mereka
bidikkan kedalam ruangan itu sengaja dilapisi dengan minyak
pelumas, minyak tersebut bila sampai terbakar maka akan
menimbulkan asap tebal yang berwarna hitam pekat.
Bila asap semacam ini sampai memenuhi seluruh ruangan,
niscaya suasana akan menjadi gelap gulita sehingga melihat ke lima jari sendiri
pun sukar. Dalam keadaan demikian, rupanya mereka sudah bersiap sedia
akan melancarkan hujan panah.
Bila rencana busuk ini sampai berhasil maka sekali seluruh
ruangan dilapisi asap hitam yang tebal, sulitlah bagi mereka untuk melihat
keadaan disekitar sana. Walaupun seseorang memiliki ilmu silat yang betapa pun lihaynya dalam keadaan
begini tak akal mungkin bisa meloloskan diri, mereka pasti akan mati secara
mengenaskan. 1290 Buru-buru Ku See hong berseru lantang:
"Nona, harap kau suka membopongnya, biar aku orang she Ku yang membuka jalan."
Ditengah pembicaraan tersebut, sekilas cahaya pelangi menyelinap di angkasa, tahu-tahu dalam genggaman tangan kanan
Ku See hong telah bertambah dengan sebilah pedang Hu thian seng kiam...
Serentetan suara pekikan nyaring yang membetot sukma turut
berkumandang pula memecahkan keheningan.
Ku See hong melejit ke tengah udara bagaikan seekor burung
raksasa, dia melayang ditengah udara dalam waktu singkat
sekeliling tempat itu sudah dipenuhi satu lingkaran cahaya pelangi yang amat
menyilaukan mata melindungi sekeliling tempat
tersebut... Semua barisan panah yang berdatangan seperti hujan badai itu
serentak rontok ke atas tanah begitu membentur sinar pedang
tersebut. Rupanya Ku See hong telah mengeluarkan jurus ke dua dari ilmu
pedang Cang ciong ciat mia kiam si yang disebut Hong sin lui tong ming kim thi"
(Angin menderu guntur menggelegar, senjata
berdentingan) Selapis cahaya pedang membentuk sebuah dinding pertahanan
yang kuat sekali, dalam posisi demikian jangan lagi hujan panah, biar diguyur
dengan air pun belum tentu air tersebut dapat
menembusi dinding pertahanannya.
Dalam waktu singkat Ku See hong telah berhasil menerobos
keluar dari pintu gerbang Cun kiong tian.
Ternyata di luar cun kiong tian merupakan sebuah ruang dari
markas besar Ban sia kau, sedemikian luasnya ruangan tersebut
sehingga dapat memuat ribuan orang.
1291 Begitu keluar dari Cun kiong tian, sorot matanya yang tajam
segera memandang sekejap sekeliling tempat itu.
Tak jauh dari sana, terdapat tiga baris anggota Ban sia kau yang masing-masing
membawa busur lengkap dengan anak panahnya,
setiap baris terdiri dari dua puluh orang.
Sepuluh kaki dibelakang tiga baris anggota Ban sia kau, nampak kepala manusia
yang berjejal-jejal, mungkin terdapat enam tujuh ratus jago yang menyandang
busur, membawa pedang dalam posisi
siap tempur. Betapa terkesiapnya Ku See hong setelah melihat keadaan ini,
dia tidak kuatir menghadapi manusia sebanyak itu, tapi kuatir bila dia dipaksa
membunuh sekian banyak manusia.
"Sreeeet! Sreeeet .....!" desingan angin tajam segera berkumandang membelah angkasa.
Sebaris anak panah tahu-tahu sudah meluncur ke arah Ku See
hong, kali ini ke tiga baris manusia tersebut bersama-sama
membidikkan anak panah mereka secara beruntun, dahsyatnya
bukan alang kepalang. Tampak seluruh angkasa dipenuhi hujan panah yang benar-benar
menggidikkan hati. Dengan gerakan yang amat cepat kembali Ku See hong meluncur
kemuka, sekilas cahaya pedang langsung menyongsong tibanya
hujan panah yang memenuhi seluruh angkasa itu.
Dimana cahaya pedang berkelebat, anak panah jatuh berhamburan ke atas tanah dalam keadaan patah dan hancur oleh
sebab itulah hujan panah yang dahsyat segera ditujukan kepada Ku See hong
seorang. "Sreeet..!" sebilah anak panah mendadak melesat menembusi bayangan pedangnya.
1292 Ku See hong sangat terkejut, tubuhnya yang berada ditengah
udara, segera miring ke samping, dengusan tertahan bergema di
Durjana Dan Ksatria 10 Memburu Manusia Harimau Seri Manusia Harimau Karya S B Chandra Pendekar Super Sakti 14
^