Pencarian

Dendam Sejagad 22

Dendam Sejagad Legenda Kematian Shi Hun Yin Karya Khu Lung Bagian 22


angkasa .... Paha kanan Ku See hong termakan oleh bidikan panah sehingga
darah segar mengucur keluar dengan amat derasnya, dengan cepat seluruh celananya
sudah basah dan memerah, tapi begitu tubuhnya mencapai permukaan tanah, ia cabut
keluar panah tersebut dengan tangan kirinya.
Pada saat itulah, mendadak ....
Enam puluh orang anggota Ban sia kau tersebut sudah menyebar
sejauh sepuluh kaki, sedang tiga baris kaum iblis lainnya memburu ke muka dengan
busur ditangan, kecepatan mereka berganti posisi betul-betul sangat mengagumkan.
Tidak sampai tiga barisan anggota Ban sia kau itu melepaskan
bidikan panahnya, pekikan nyaring yang membetot sukma telah
berkumandang memecahkan keheningan.
Tubuh Ku See hong bersama cahaya pedangnya telah bergabung
menjadi satu sambil melesat kemuka.
Tampak serentetan hawa pedang yang berkilauan tajam dan
amat menyilaukan mata langsung meluncur ke arah barisan pertama yang berada
paling muka. Kawanan iblis dari Ban sia kau itu cuma merasakan pandangan
matanya menjadi kabur, tahu-tahu enam orang iblis yang berada
dibarisan terdepan sudah roboh tewas tanpa sempat mengeluarkan sedikit suarapun.
Percikan darah segar mereka memancar ke empat penjuru dan
membasahi wajah setiap orang yang berada disekeliling sana.
Hu thian seng kiam yang berada ditangan kanan Ku See hong
kembali diputar dengan cepat, cahaya tajam yang menyilaukan
mata sekali lagi membelah angkasa.
Menyusul kemudian... 1293 Jeritan ngeri yang menyayat hati segera bergema diseluruh
angkasa, kepala beterbangan dan darah berhamburan, dalam waktu singkat dua puluh
orang iblis yang berada dibarisan terdepan sudah menjadi setan-setan tanpa
kepala. Sejak melayang ketengah udara sampai berhasil membunuh dua
puluhan orang, Ku See hong melakukan kesemuanya itu secara
beruntun dan didalam waktu singkat.
Tindakan yang menyeramkan dan menggidikkan hati ini kontan
saja membuat paniknya kedua baris anggota Ban sia kau lainnya, serentak mereka
membubarkan diri dan mengundurkan diri dari
situ... Sementara itu suara pekikan nyaring yang memekikkan telinga
kembali berkumandang memecahkan keheningan. ..
Seng Sim cian li Hoa Soat kun seperti seekor rajawali raksasa
tahu-tahu sudah meluncur kedepan dan menghadang jalan mundur
kawanan iblis tersebut. Sepasang tangan dan sepasang kakinya tidak ambil diam,
dengan kecepatan yang hebat dia serang habis-habisan kawanan
iblis tersebut. Sedangkan Ku See bong telah melejit untuk sekian kalinya ke
tengah udara, selapis cahaya pelangi seperti naga perkasa
menggulung dan meluncur diangkasa.
Pada hakekatnya sukar untuk dibedakan lagi, mana cahaya
pedang dan mana cahaya pelanginya.
Seperti daun kering disambar angin kencang, kawanan jago dari
Ban sia kau itu rontok satu persatu keatas tanah, hancuran badan dan percikan
darah berceceran di atas tanah, keadaannya benar-benar mengerikan sekali...
Jeritan ngeri, teriakan takut dengan cepat menyambar diseluruh ruangan tersebut.
Dalam waktu sekejap, empat puluhan anggota
Ban sia kau yang terbabat oleh keganasan Ku See hong serta Hoa Soat kun dan
roboh binasa didalam keadaan mengerikan.
1294 Kutungan lengan dan anggota badan memenuhi permukaan
tanah, darah kental berceceran diseluruh permukaan membuat
udara disekitar situ sangat mengerikan...
"Lepaskan panah..."
Dari balik kerumunan beratus-ratus anggota Ban Sia kau tiba-tiba bergema
bentakan nyaring.. Dalam waktu singkat seluruh angkasa telah dipenuhi hujan panah yang dengan cepat
mengurung tubuh Ku See hong, Hoa Soat kun
serta Keng Cin sin. Ku See hong yang menyaksikan gelagat kurang baik segera
membentak keras: "Nona, boponglah dia dan untuk sementara waktu mundur dulu
ke Cun kiong tian" Ternyata Ku See hong kuatir kalau Keng Cin sin yang harus
membopong Him J i im tak dapat menghindar dengan cekatan,
sehingga terluka oleh hujan panah.
Apalagi hujan panah yang dilepaskan kali ini mencapai ratusan
batang sekaligus, keadaan semacam itu betul-betul menggidikkan hati orang, Keng
Cin sin tak berani berayal lagi, dia menurut dan segera melompat masuk ke dalam
ruangan Cun kiong tian. Sementara itu, disaat hujan panah sedang memenuhi angkasa,
mendadak terdengar seseorang berteriak lagi.
"Serbu!" Di ringi teriakan yang gegap gempita, enam tujuh ratus anggauta Ban sia kau
dengan tombak dan golok terhunus, seperti seribu
pasukan tentara berkuda, serentak menerjang bersama kearah Ku
See hong dan Hoa Soat kun.....
Teriakan keras, bentakan menggeledek segera memenuhi seluruh
angkasa... 1295 Keadaan seperti ini, cukup membetot sukma setiap orang yang
memandangnya. Sistim penyerangan seperti ini, boleh dibilang merupakan taktik perang lautan
manusia .... Benar-benar tidak terduga, bila manusia sudah gila, mereka tak segan-segan
mempergunakan nyawa sendiri sebagai bahan
gurauan... Ditengah hujan panah yang sangat rapat itu, secara beruntun Ku See hong dan Hoa
Soat kun terkena beberapa batang panah. .
Dengan tenaga dalam mereka yang sempurna, lagipula tempat
yang terkena serangan bukan tempat yang mematikan, meskipun
untuk sementara waktu luka mana tidak mengganggu, namun
mereka terkejut juga setelah menyaksikan datangnya serbuan
lautan manusia tersebut, sadarlah ke dua jago kita ini, bahwa
pertarungan keji dan pembunuhan massal tak dapat dihindari lagi...
Tiba-tiba Ku See hong membentak nyaring.
"Harap semuanya berhenti, kalian mesti ingat, nyawa lebih berharga dari segala-
galanya!. Namun teriakan tersebut sama sekali tidak menghasilkan
pengaruh apa pun, tombak, pedang dan golok masih datang
berhamburan... Seng sim cian li Hoa Soat kun tertawa seram, tubuhnya
menerjang lebih dulu ke dalam kelompok manusia-manusia sinting itu, dengan cepat
dia berhasil merampas sebilah pedang dan mulai melancarkan pembantaian secara
besar-besaran .... Jeritan ngeri dan teriakan kesakitan dengan cepat berkumandang silih berganti.
Batok kepala bergelindingan, darah segar berhamburan, suasana
amat mencekam perasaan. 1296 Di dalam waktu singkat, ada tiga empat puluhan manusia sudah
tewas diujung pedang dan serangan gencar Hoa Soat kun. Desingan tajam tiba-tiba
membelah angkasa . Enam batang tombak panjang secepat kilat sudah meluncur
datang dari empat arah delapan penjuru dan bersama-sama
menusuk tubuh Ku See hong...
Ku See hong berpekik nyaring, begitu keras suara pekikan
tersebut hingga menggetarkan seluruh ruangan....
Pedang Hu thian seng kiam yang berada ditangannya segera
memancarkan cahaya tajam, hawa pedang membumbung tinggi
sehingga memenuhi angkasa...
Bayangan darah memercik ke empat penjuru, jerit kesakitan
menggema di seluruh angkasa ..
ENAM batang tombak dari ke enam anggota Ban sia kau itu
terpapas oleh sambaran pedang hingga kutung menjadi dua dan
tewas seketika.... Begitu ke enam orang itu roboh, muncul delapan orang lainnya
.... Delapan orang itu roboh, dua belas orang yang lain datang
kembali .... Kawanan iblis dari Ban sia kau itu sungguh-sungguh sudah gila
dan sinting, walau pun kawan-kawannya pada bergelimpangan
secara mengerikan, namun kawanan jago lainnya yang berada
dibarisan belakang masih juga datang menyerang dengan tanpa
gentar yang membuat orang tidak habis mengerti adalah
sesungguhnya mereka beradu jiwa untuk siapa.
Karena dendam kesumat"
Karena kehancuran total perkumpulan Ban sia kau"
Hoa Soat kun dan Ku See hong seperti dua ekor binatang buas
yang haus darah, mereka membentak, menusuk, membabat dan
berjuang demi mempertahankan kehidupan sendiri.
1297 Untuk mempertahankan hidup dan demi kepentingan rekan
sendiri, mau tak mau mereka harus melakukan pembantaian secara besar-besaran.
Sejak jaman kuno, pedang Hu thian seng kiam memang sudah
termashur sebagai senjata pembunuh, malam ini senjata tersebut benar-benar telah
memperlihatkan keganasannya, bahkan jauh lebih ganas ketimbang tiga ratus tahun
berselang, sewaktu senjata itu masih berada ditangan Si long lojin.
Tampak Ku See hong berpadu dengan cahaya pedangnya, dia
bergerak lincah kesana ke mari tak menentu, keadaannya benar-
benar menggidikkan hati. Didalam waktu sekejap, sudah empat lima orang iblis yang tewas secara
mengenaskan diujung pedang Ku See hong.
Hoa Soat kun si gembong iblis perempuan yang membunuh
orang tanpa berkedip ini melancarkan pula pembunuhan-
pembunuhan kejinya, pedang yang berada ditangan kanannya
seperti sebilah senjata mestika yang datangnya dari langit, bukan saja menjadi
senjata pembunuh, bahkan tangan dan kakinya
bahkan seluruh bagian badannya seakan-akan berubah pula
menjadi senjata yang mematikan orang.
Tubuhnya bergerak semakin cepat lagi dia menyambar kesana
kemari tiada hentinya. ..
Sewaktu mencapai puncaknya, didalam sekali gerakkan tangan
saja secara beruntun dia telah menghabisi nyawa enam orang. ..
Jari tangan, sikut, bacokan, tabokan, terjangan, babatan
semuanya ditarikan dengan bersamaan waktunya.
Hawa pembunuhan yang mereka pancarkan benar-benar
menggidikkan hati, membuat bulu kuduk orang yang memandangnya jadi berdiri semua saking ngerinya.
Betapa pun lihaynya ilmu silat yang dimiliki Hoa Soat kun dan Ku See hong, namun
saat ini sekujur badan mereka sudah berlumuran 1298
darah, lukanya penuh memenuhi badan, hawa darah dalam
dadanyapun ikut bergolak ....
Ku See hong mencoba untuk memperhatikan sekeliling tempat
itu, dari enam tujuh ratus anggota Ban sia kau, sekarang sudah tinggal separuh
jumlahnya, atau dengan perkataan lain dia dan Hoa Soat kun telah membunuh tiga
ratusan orang. Darah kental, bangkai manusia berserakan dimana-mana.
Seluruh permukaan lantai ruang Ban sia kau dan permukaan
tanah yang beralas batu hijau, kini telah dibasahi darah kental yang berbau
amis. Memandang keadaan seperti ini, tiba-tiba saja timbul perasaan
iba dan kasihan di hati Ku See hong, dia mulai berpikir didalam hati:
"Tuhan adalah maha pengasih dan penyayang, mengapa aku
harus melakukan pembantaian secara besar-besaran" Pada hal
biang keladinya si pedang sakti kayu besi Cu Pok dan telapak
tangan emas sukma cacad Tu Pak kim justeru secara pengecut
menyembunyikan diri dibelakang
Ia benar-benar merasa tak tega untuk melakukan pembantaian
lebih jauh dengan suara menggeledek segera bentaknya.
"Aku harap kalian berhenti semua!"
Tenaga dalam yang dimiliki Ku See hong memang cukup
sempurna, tidak heran kalau bentakannya ini ibarat guntur yang membelah bumi
disiang hari bolong, sangat menggetarkan perasaan setiap orang.
Tanpa disadari semua orang menghentikan serangannya dan
membungkam dalam keheningan yang mencekam.
Hoa Soat kun segera menghentikan pula pembantaiannya .....
Dengan suara menggeledek Ku See hong berkata lebih jauh.
1299 "Para saudara sekalian, sepanjang hidup kita boleh dibilang tiada ikatan sakit
hati maupun dendam kesumat apa pun, buat apa kita saling membantai dan
membunuh...." "Kalian betul-betul kelewat bodoh, sebenarnya untuk siapakah kalian menjual
nyawa" Coba, lihatlah pentolan kalian Cu Pok dan Tu Pak
kim sekalian, secara pengecut menyembunyikan diri menyaksikan kalian jual nyawa untuknya."
Mendadak.... Suara gelak tawa yang keras dan menyeramkan memotong
pembicaraan Ku See hong yang belum selesai, Pedang sakti kayu
besi Cu Pok yang menyembunyikan diri di belakang kerumunan
orang banyak segera berteriak dengan keras:
"Saudara-saudara sekalian dari Ban sia kau, kalian jangan mau termakan oleh
hasutannya, coba lihatlah, mereka telah membantai tiga ratusan orang saudara
kita, apakah dendam kesumat ini tidak wajib kita tuntut balas".
"Coba kalian saksikan pula keadaannya, dia sudah kehabisan tenaga dan kecapaian
justru karena takut mati maka dia
mengucapkan perkataan semacam ini,
mari kita teruskan perjuangan kita bersama-sama membunuhnya.
"Tidak, kita mesti menghancur lumatkan tubuh anjing laki-laki dan perempuan ini
sampai remuk sebelum dapat melampiaskan rasa dendam dan sakit hati kita ...."
Bunuh! Bunuh! Bunuh .....
Teriakan demi teriakan yang memekikkan telinga dengan cepat
memenuhi seluruh angkasa.
Tiga ratusan anggota Ban sia kau yang masih tersisa kecuali
melancarkan serangan mereka yang nekad dan membabi buta...
Golok, pedang, tombak seperti angin puyuh hujan badai
menggulung dengan hebatnya ke tubuh Hoa Soat kun serta Ku See
hong... 1300 Tak terlukiskan rasa gusar dan sedih Ku See hong serta Hoa Soat kun setelah


Dendam Sejagad Legenda Kematian Shi Hun Yin Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menyaksikan kenyataan ini...
Kalau bisa mereka ingin membinasakan Cu Pok serta Tu Pak kim
sekalian dalam sekali tusukan pedang, tapi kedua bajingan itu cukup licik,
ternyata mereka menyembunyikan diri dibelakang kerumunan orang banyak, hal ini
menghalangi ke dua jago kita untuk
menghampiri mereka serta menghujamkan senjatanya ke dada
bajingan-bajingan itu. Dalam keadaan demikian terpaksa mereka berdua harus
menggigit bibir kencang-kencang dan sambil menahan gejolak hawa darah didalam
dadanya, melakukan pembantaian secara brutal kian kemari .....
000de0wi000 BAB 60 YAA, nyawa manusia menjadi sama sekali tak berharga di ajang
pertarungan seperti ini, bahkan selembar nyawa manusia jauh lebih tidak berharga
daripada nyawa seekor anjing....
Tiga ratusan anggota Ban sia kau yang bertarung macam orang
gila, dalam waktu sekejap saja sudah berkurang dua ratusan orang manusia.
Lalu menyusut terus dengan cepatnya, dari delapan puluh...
enam puluh... empat puluh... dua puluh...
Enam tujuh ratusan anggota Ban sia kau yang semula masih
bertarung dengan gagah akhirnya tinggal Pedang sakti kayu besi Cu Pok, Telapak
tangan emas sukma cacad Tu Pak kim serta bala
bantuan yang kemudian berdatangan seperti Jian khi pang cu si
pedang iblis Toan Gi cong dan Thi kiong pangcu tombak terbang
berwajah besi (Thi bin hui cian) Seng Ko piau.
Ruang utama markas besar Ban sin kau yang luasnya mencapai
lima enam puluh kaki itu, sekarang menjadi kuburan masal, mayat 1301
manusia, hancuran anggota badan serta darah kental berhamburan dimana-mana...
Permukaan lantai yang beralaskan ubin hijau, kini berubah
menjadi lautan darah, setiap jengkal tanah pasti di nodai sejengkal darah
kental, pemandangan mengerikan semacam ini sungguh
membetot sukma siapapun yang melihatnya.
Keadaan waktu itu betul-betul ibaratnya darah menganak sungai, bau anyirnya
darah hampir menyusupi setiap jengkal udara kosong yang ada.
Mayat-mayat yang bergeleparan dilantai, menambah seramnya
keadaan, kutungan lengan, potongan kaki, hamburan usus dan isi perut, ditambah
kutungan pedang dan golok hampir memenuhi
seluruh lantai bertumpuk-tumpuk dan bersusun-susun membukit.
Enam puluh kaki persegi yang begitu luas, pada hakekatnya
dipenuhi dengan mayat. "Suasana semacam ini sangat mengerikan dan menggidikkan
sukma setiap orang.... Peristiwa berdarah ini boleh dibilang merupakan pembantaian
berdarah yang paling besar dan mengerikan....
Mungkin sejak dulu hingga sekarang, belum pernah dunia
persilatan dilanda pembantaian sedemikian beratnya..
Tiga ratus tahun berselang, Si hong lojin telah menimbulkan
badai darah, dua puluh tahun berselang Bun ji koan su Him Ci seng melakukan pula
pertempuran berdarah dibukit Soat san, tapi tak sebuah pun yang bisa menandingi
kebrutalan serta kesadisan
peristiwa pada malam ini...
Bayangan darah menyelimuti jagad, seluruh langit dan bumi
benar-benar sudah di selimuti hujan darah yang sangat tebal.
Seng sim cian li Hoa Soat kun serta Leng hun koay seng Ku See
hong, ke dua-duanya sudah tergeletak ditengah genangan darah.
1302 Sekujur badan mereka bermandikan darah segar, lukapun
memenuhi sekujur tubuh mereka, namun luka itu semuanya bukan
luka yang mematikan, akan tetapi rupanya mereka telah
mempergunakan tenaga kelewat
batas, sehingga akibatnya kehabisan tenaga dan tak mampu untuk bangkit kembali.
Dengan sekuat tenaga Seng Sim cian li Hoa Soat kun berusaha
untuk meronta bangun, pedangnya yang berlumuran darah
ditancapkan keatas tanah, sementara seluruh badannya penuh
dengan darah kental, matanya memancarkan sinar pembunuhan
yang menggidikkan, dengan pandangan penuh kebencian dia awasi
ke empat pentolan bajingan tersebut tanpa berkedip.
Ku See hong lebih payah lagi keadaannya, dia harus berusaha
meronta sebanyak tiga kali sebelum berhasil berdiri kembali dengan menopang pada
pedang, bibirnya sudah dinodai oleh darah segar, sepasang matanya merah membara,
kulit wajahnya mengejang keras menahan derita, dengan pancaran sinar pembunuhan yang
menggidikkan hati dia pun sedang mengawasi Cu Pok sekalian
berempat dengan pandangan marah.
Suasana sekeliling tempat itu amat sepi, namun penuh diliputi
hawa pembunuhan yang menegangkan dan menggidikkan hati ...
Suasana begitu keji, sadis, sehingga lama-lama dapat mendirikan bulu roma siapa
pun... Ditengah keheningan, Ku See hong serta Hoa Soat kun
memancarkan sinar kewibawaan yang menyeramkan, membuat
orang lain tak berani memandang enteng kepadanya, bahkan yang
membuat hati orang bergidik adalah pancaran sinar pembunuhan
yang mencorong keluar dari balik sorot mata mereka.
Pedang sakti kayu besi Cu Pok, telapak tangan emas sukma
cacad Tu Pak kim, ketua Jian khi pang si pedang iblis Toan Gi cong maupun ketua
Thi kiong pang si tombak terbang berwajah besi
Seng Ko piau semuanya dibikin terkejut dan bergidik oleh pancaran kewibawaan ke
dua orang musuhnya, terutama sekali setelah
1303 mereka saksikan ke enam tujuh ratus sosok mayat yang tergelepar diatas tanah
itu.... Walaupun mereka pun jelas mengetahui bahwa Ku See hong
serta Hoa Soat kun telah kehabisan tenaga dan kelelahan, tapi
untuk beberapa waktu mereka toh tak berani melancarkan sergapan terhadap ke dua
orang itu. Mendadak.... Ketua Jian khi pang si Pedang iblis Toan Gi cong mengulumkan
sekulum senyuman liciknya yang sinis dan dingin, kemudian
katanya: "Saudara Cu, saudara Tu, saudara Seng, mari kita beramai-ramai membunuh mereka,
dunia persilatan pasti akan terjatuh ke tangan kita!"
Begitu selesai berkata, Toan Gi cong segera mengangkat pedang
dengan tangan kirinya kemudian menerkam Ku See hong lebih
dahulu .... Sebagaimana diketahui, dalam pertempuran dibukit Im Cu san
tempo hari, lengan kanannya telah dipapas Ku See hong sehingga kutung menjadi
dua, tidak heran kalau dia sangat mendendam
kepada si anak muda itu dan berusaha untuk membalas sakit
hatinya tersebut. Bentakan nyaring berkumandang pula memecahkan keheningan
.... Tahu-tahu Keng Cin sin seperti sukma gentayangan sudah
menubruk tiba dengan kecepatan luar biasa...
Telapak tangannya yang putih mulus segera menekuk sambil
menyentil, lima gulung desingan angin serangan yang sangat tajam segera meluncur
ke muka dan menerkam tubuh ketua Jian khi pang si pedang iblis Toan Gi cong.
Si pedang iblis Toan Gi cong termasuk juga seorang jago lihay
didalam dunia persilatan, ketika tubuhnya berada ditengah udara, 1304
mendadak saja dia berjumpalitan ke samping kemudian melayang
turun ke arah permukaan tanah.
Keng Cin sin mengerti kalau Ku See hong dan Hoa Soat kun
sudah tidak berkemampuan melancarkan serangan lagi, padahal
musuh yang mereka hadapi sekarang justru empat jago lihay kelas satu dari dunia
persilatan, apabila pertarungan tidak diselesaikan secepatnya, niscaya dia akan
menyesal sepanjang jaman.
Baru saja ujung kaki si pedang iblis Toan Gi cong menyentuh
permukaan tanah, Keng Cin sin telah membentak nyaring, angin
pukulan yang maha dahsyat, jurus tendangan yang menyambar
secepat kilat telah berdatangan secara beruntun...
Di dalam waktu yang relatif amat singkat...
Secara beruntun Keng Cin sin telah melancarkan dua belas
pukulan ditambah delapan tendangan berantai...
Seperti yang diketahui, pertarungan antara jago-jago lihay,
selisih yang amat sedikitpun dapat menghasilkan kematian yang
amat tragis.. Begitu serangan berhamburan tiba, seluruh angkasa diliputi hawa serangan yang
maha dahsyat, kehebatannya benar-benar luar biasa dan tak terlukiskan dengan
kata-kata. Sejak mula hingga kini si Pedang Iblis Toan Gi cong belum
sempat melancarkan serangan balasan barang setengah juruspun,
dia segera kena terdesak oleh serangan Keng Cin sin yang maha
dahsyat itu sehingga mundur ke belakang dengan sempoyongan.
Mendadak.... Keng Cin sin membentak dengan suara menggeledek:
"Roboh kau!" Tiba-tiba saja tubuhnya menyelinap ke depan, telapak tangan
kirinya menyerang secara dahsyat dengan membawa berpuluh-
puluh titik bintang yang segera menyebar kemana-mana.
1305 Desingan angin serangan yang menderu-deru dan maha dahsyat
serentak menggulung ke tubuh si pedang iblis Toan Gi cong.
Menghadapi ancaman seperti ini, Toan Gi cong sungguh merasa
terperanjat sekali, dalam gugupnya pedang di tangan kirinya segera disambit
kedepan mengancam Keng Cin sin.
"Blaaammm..." Benturan nyaring yang amat memekikkan telinga segera
berkumandang memecahkan keheningan.
Menyusul kemudiam.... Jerit kesakitan yang memilukan hati bergema pula memenuhi
angkasa.... Dengan wajah pucat pias seperti mayat, Toan Gi cong mundur
sejauh tujuh langkah dengan sepasang bahu bergetar keras.
Dengan cekatan Keng Cin sin miringkan tubuhnya ke samping,
lalu dengan tangan kirinya dia sambar pedang yang disambitkan ke arahnya itu,
menyusul kemudian pergelangan tangan kirinya diputar sembari digetarkan,
"Sreeett, ....!" desingan tajam membelah seluruh angkasa"
Serentetan pelangi putih meluncur kembali dari genggaman
tangannya... "Aduuuh....!" Jerit kesakitan yang menyayat hati berkumandang kembali
memecahkan keheningan... Dada Toan Gi cong ditembusi oleh pedang sendiri sehingga
tembus dipunggungnya, seketika itu juga tewaslah dia.
Kepandaian silat Keng Cin sin yang begitu sakti dan cepatnya
sungguh membuat orang bergidik.
Sejak kemunculannya hingga berhasil membunuh Toan Gi cong,
semua rangkaian gerakannya ini dilakukan dengan kecepatan yang luar biasa sekali
.... 1306 Oleh sebab itu baik si telapak tangan emas sukma cacad Tu Pak
kim, si pedang Sakti kayu besi Cu Pok maupun ketua Thi kiong pang si tombak
terbang berwajah besi Seng Ko piau tidak sempat
memberikan pertolongannya.
Barulah setelah serangan itu berhasil mematikan rekan mereka,
ketiga orang itu baru membentak keras kemudian bersiap sedia
melancarkan serangan ke arah Keng Cin sin..."
Mendadak.... "Omitohud!" suara pujian kepada sang Budha bergema dengan nyaringnya.
Kemudian tampak bayangan manusia berkelebat lewat, dalam
ruangan tersebut tahu-tahu sudah bertambah dengan sebelas sosok manusia, dua
diantaranya hweesio, empat toosu dan lima orang
kakek yang masing-masing bersenjata lengkap"
Tak terlukiskan rasa terperanjat Keng Cin sin setelah mengetahui siapa saja yang
menampilkan diri barusan, dengan cepat dia
menyelinap ke sisi Ku See hong, kemudian sambil mengangsurkan
tiga butir pil kepada pemuda itu bisiknya:
"Cepat telan pil ini dan aturlah pernapasan dengan segera."
Kemudian dengan cepatnya Keng Cin sin menyelinap pula ke sisi
Hoa Soat kun serta memberikan pula tiga butir pil kepadanya.
Hoa Soat kun menyadari betapa seriusnya peristiwa tersebut, dia tidak menampik
dan buru-buru menelan pil pemberian si nona itu...
Ternyata ke sebelas orang yang barusan menampakkan diri ini
tidak lain adalah para ciangbunjin dari sembilan partai besar dunia persilatan
yang terdiri dari Siau lim pay, Bu tong pay, Tiong lam pay, kun lun Pay, Hoa San
pay, Khong tong Pay, Cing shia pay,
Tiam cong pay serta Tiang pek pay.
Dari pihak Siau lim pay tak lain adalah dua orang hwesio gundul tersebut, si
hwesio tua berbaju kuning tersebut tak lain adalah satu 1307
diantara tiga pendeta yang pernah mengerubuti Keng Cin sin tempo hari, Hoa hian
taysu adanya. Sedangkan yang lain membawa tongkat lik giok sian ciang dan
berwajah amat serius, dia adalah ketua Siau lim pay sekarang, Goan thong siansu.
Sementara ke empat tosu tersebut, dua diantaranya berasal dari Bu tong pay yakni
ketuanya Kiu yang totiang serta adik
seperguruannya Tang yang totiang.
Sedang dua tosu tua yang lain, satu adalah ketua dari Khong
tong pay yang lain adalah ketua Kun lun pay.
Sementara kelima kakek yang lain tak lain adalah ciangbunjin
dari lima partai lainnya.
Sebagaimana diketahui, Hiat mo bun telah ditumpas oleh
gabungan kekuatan yang terdiri dari sembilan partai besar, oleh sebab itu, tak
terlukiskan rasa terkejut Keng Cin sin setelah
menyaksikan kehadiran sembilan ciangbunjin dari sembilan partai besar
tersebut....... Sembilan ketua dari sembilan partai besar dunia persilatan sudah jelas bersatu
padu, dalam keadaan demikian, kendatipun Ku See
hong serta Hoa Soat kun tidak menderita luka pun, mereka harus melalui suatu
pertempuran sengit lagi. Tapi sekarang, ke dua orang itu sudah terluka dan tidak
berkekuatan lagi, yang masih tertinggal cuma dia seorang,
bagaimana mungkin dengan kekuatannya seorang dia bisa
menghadapi kerubutan begitu banyak jago"
Itulah sebabnya dengan cepat Keng Cin sin mengeluarkan pil
mustika yang bisa memulihkan tenaga secepatnya kepada Ku See
hong dan Hoa Soat kun agar di dalam seperempat jam kemudian,
kekuatan dari kedua orang rekannya telah pulih kembali seperti sedia kala.
1308 Tapi, mampukah dia bertahan selama seperempat jam untuk
menghadapi kerubutan lima belas orang jago lihay tersebut dengan kekuatan
seorang diri" Sementara itu, paras muka ke sebelas orang jago dari sembilan
partai besar itu nampak berubah hebat setelah menyaksikan mayat-mayat yang
bergelimpangan di atas tanah...
Goan tong siancu, ketua Siau lim pay, Hoat hian loceng serta ke empat tosu
lainnya segera memejamkan matanya dengan telapak
tangan dirangkap didepan dada, mulutnya berkemak kemik entah
apa saja yang didoakan. Tapi bisa jadi mereka sedang membaca doa kematian bagi


Dendam Sejagad Legenda Kematian Shi Hun Yin Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

ketentraman arwah yang telah tiada.
Suara liamkeng yang rendah dan berat dengan cepat
menggetarkan seluruh ruangan tersebut.
-ooo0dw0ooo- Jilid 39 SEMENTARA ke lima orang ciangbunjin yang lain berdiri dengan
wajah berat dan amat serius.
Suasana segera diliputi ketegangan yang luar biasa, apalagi ke sebelas orang itu
berdiri ditengah ruangan, seolah-olah mereka sengaja memisahkan antara rombongan
Cu Pok, Tu Pak kim serta Seng Ko piau dengan rombongan Keng Cin sin, Ku See hong serta
Hoa Soat kun. Pedang sakti kayu besi Cu Pok nampak gembira sekali setelah
menyaksikan kedatangan sembilan ketua dari sembilan partai besar itu, pikirnya
dengan cepat. "Kali ini Ku See hong sekalian sudah pasti akan mampus di tempat ini....."
1309 Sementara dia masih termenung, mendadak suara berdoa telah
berhenti... Dua orang pendeta dan empat tosu dengan kedua belas sorot
mata mereka yang tajam segera dialihkan ke wajah Ku See hong
dan Hoa Soat kun yang penuh berlepotan darah.
Sebaliknya pancaran sinar mata Ku See hong serta Hoa Soat kun
semakin bertambah tajam lagi, rupanya tenaga dalam mereka telah pulih kembali
seperti sedia kala, bahkan pelan-pelan berjalan
menuju kesamping Keng Cin sin.
Tak terlukiskan rasa gembira Keng Cin sin, perasaannya yang
semula berat kini mengendor, asal ke dua orang rekannya telah
peroleh kembali kemampuannya untuk melanjutkan pertarungan,
biar musuh yang berada didepan mata bertambah satu kali lipat
pun, dia tak akan merasa kuatir.
"Omitohud!". "Bu lian su hud!"
Dua pujian kepada yang Kuasa bergema memecahkan
keheningan disekeliling tempat itu.
Pelan-pelan Hoat hian siancu berkata.
"Sicu berdua, tidakkah kalian rasakan bahwa pembunuhan yang kalian lakukan
terlampau berat?" Api dendam dan sakit hati segera membara didalam dada Keng
Cin sin, dia tertawa dingin tiada hentinya, lalu ujarnya dengan nada amat sinis:
"Lantas tidak terlampau beratkah hawa pembunuhan kalian
sendiri" Tadi mereka telah melakukan pembantaian secara besar-
besaran, dan sekarang tiba giliranku, mungkin doa ketenteraman bagi arwah tak
mungkin kalian dengar lagi"
"Siancay .....siancay.... Omitohud, siancay, siancay....." Hoat hian taysu
berbisik tiada hentinya, "Li sicu, harap kau jangan salah 1310
paham dengan maksud kedatangan kami, dosa-dosa kami di masa
lampau pasti akan kami beri keadilan untukmu..."
Memanfaatkan kesempatan yang sangat baik ini, pedang sakti
kayu besi Cu Pok tertawa nyaring, kemudian serunya:
"Hoat hian taysu, terima kasih banyak atas bantuan yang kalian berikan, sekarang
ke tiga orang itu sudah terlibat dalam suatu pembantaian
manusia secara besar-besaran, mereka telah membunuh orang tanpa rasa peri kemanusiaan, dosanya tak dapat
diampuni lagi, buat apa kita musti bersungkan-sungkan lagi dengan mereka?"
"Betul!" sambung telapak tangan emas sukma cacad Tu Pak kim dengan cepat-cepat,
"coba saksikanlah ke enam tujuh ratus sosok mayat yang tergelepar disini,
semuanya ini membuktikan betapa
buas dan ganasnya ketiga orang itu, sekalipun tubuh mereka
dicincang sampai hancur berkeping-keping pun belum tentu bisa
membayar hutang nyawa sedemikian banyaknya ini" .
Mencorong sinar buas yang menggidikkan hati dari balik mata Ku See hong, dia
mendengus dingin lalu menjengek menghina, dengan suara yang dingin seperti es
katanya: Kalian dua orang murid murtad, jangan harap hari ini bisa lepas tanggung jawab,
seandainya bukan kalian manusia-manusia laknat yang mendesak mereka untuk
melancarkan serangan menggila, ke
enam tujuh ratus orang tersebut tak nanti akan kami bunuh, tapi justru gara-gara
ulah kalian, terpaksa kami harus melakukan
pembunuhan secara besar-besaran demi membela diri.
"Sebelas manusia yang mengaku ketua dari sembilan partai ini pun pernah
menggunakan cara yang licik dan kotor untuk
membasmi kelompok jago pembela keadilan yang bergabung dalam
perkumpulan Hiat mo bun, dengan kami boleh dibilang sudah terikat dendam sakit
hati sedalam lautan, biarpun hari ini kalian tidak muncul disini, kamipun akau
mencari kalian untuk membuat
perhitungan, Nah, sekarang kalian sudah datang, inilah kesempatan yang paling
baik bagi kami untuk membuat perhitungan. sembilan 1311
partai atau Ban sia kau sama-sama pembunuh dan penjahat yang
keji, sekarang kalian sudah berkumpul jadi satu, apa salahnya kalau berkomplot
untuk bersama-sama menghadapi kami" kami bertiga
percaya masih berkemampuan untuk membinasakan kalian semua"
Mendengar perkataan itu, paras muka ke sebelas orang jago dari sembilan partai
besar itu berubah menjadi sangat serius, namun mereka tidak membantah atau pun
memberi penjelasan, semuanya
orang bungkam dalam seribu bahasa.
Dengan wajah amat serius ketua Siau lim pay Goan tong siansu
merangkap tangan ke depan dada, kemudian berkata:
"Omitohud! Demi masa depan sembilan partai besar dalam dunia persilatan, para
ciangbunjin telah mengangkat diriku untuk
menyelenggarakan pertahanan serta usaha melenyapkan bibit
ancaman dari muka bumi, sekarang kami datang pula untuk
menghadapi kalian .... "
Ku See hong mencibirkan bibirnya sambil tertawa dingin dengan
sinis, katanya: "Kalian manusia-manusia munafik yang berlagak sok pahlawan, sok gagah, bila
ingin memakai cara yang rendah dan terkutuk untuk menghadapi kami, silahkan saja
digunakan semua". "Aku kuatir kalau sembilan ketua partai silat ini bakal mampus semua disini"
Pedang sakti kayu besi Cu Pok menjadi gembira sekali
menyaksikan adegan tersebut, sekulum senyuman bangga sempat
menghiasi ujung bibirnya, sambil tertawa dingin dia lantas berpikir:
"Biarkan saja mereka saling gontok-gontokan sendiri sampai pada terluka atau
mampus, sedang aku akan menjadi si nelayan
yang beruntung dan tinggal memungut hasil... heeehhh...heeehhh tampaknya dunia
persilatan memang ditakdirkan akan terjatuh ke tanganku."
1312 Belum selesai dia berpikir, mendadak terdengar lagi suara
bentakan keras yang memekikkan telinga bergema memecahkan
keheningan: "Tumpas kawanan manusia laknat itu"
Serentak ke sebelas jago dari sembilan partai besar itu
mengangkat telapak tangan masing-masing sambil melancarkan
sebuah pukulan dahsyat. "Weeesss.. !" deruan angin puyuh yang sangat dahsyat segera bergema diangkasa.
Angin puyuh yang maha dahsyat disertai desingan angin tajam
segera menyapu seluruh jagad, apalagi dua puluh dua gulung angin serangan
tersebut bergabung menjadi satu dan menyapu bersama-sama, bisa dibayangkan
betapa mengerikannya keadaan semacam
itu.. . Akan tetapi serangan gabungan yang maha dahsyat itu bukan
ditujukan ke arah Ku See hong, Keng Cin sin atau Hoa Soat kun, diluar dugaan
ternyata serangan mana dilontarkan ke arah Pedang sakti kayu besi Cu Pok,
telapak tangan emas sukma cacad Tu Pak kim serta ketua Thi kiong pang si tombak
terbang berwajah besi Seng Ko piau, tiga manusia jahanam tersebut.
Deruan ingin puyuh yang menyapu jagad, dengan cepat
menghantam setiap benda yang dijumpainya...
Tenaga serangan yang luar biasa dengan kekuatan yang
menghancurkan itu segera meluncur datang dari suatu sudut yang sangat aneh serta
mengurung ke tiga manusia laknat tersebut dari arah delapan penjuru.
Mimpi pun Pedang Sakti kayu besi Cu Pok sekalian bertiga tak
pernah menyangka kalau sembilan jago dari sembilan partai besar itu akan
menyerang dirinya, bahkan menyerang dengan serangan
yang begitu berat. 1313 Baru saja mereka terperanjat oleh kejadian itu, segulung tenaga serangan yang
maha dahsyat tersebut sudah menyapu tiba dengan
hebatnya .... Suatu keinginan untuk mempertahankan hidup membuat mereka
melompat mundur tanpa terasa ....
Kemudian dengan menghimpun segenap kekuatan yang
dimilikinya, mereka mengayunkan telapak tangan masing-masing
melancarkan pula sebuah pukulan dahsyat...
Perlu diketahui, ke sebelas orang dari sembilan partai besar itu merupakan
pemimpin dari suatu perguruan, tenaga dalam mereka
amat sempurna, ditambah lagi mereka memang berhasrat untuk
membinasakan ke tiga orang itu, tidak heran kalau serangan yang mereka lancarkan
sekarang telah mempergunakan tenaga dalam
hasil latihan mereka selama empat lima puluh tahun.
Terdengar suara desingan yang memekikkan telinga membentur
satu sama lainnya... Lalu ditengah pusaran angin tajam yang berpusing di permukaan
tanah.. Tiga kali jeritan ngeri yang memilukan hati bergema memenuhi
seluruh angkasa. Pedang Sakti kayu besi Cu Pok, Telapak tangan emas sukma
cacad Tu Pak kim serta ketua Thi kiong pang si tombak terbang
berwajah baja Seng Ko piau segera mencelat seperti layang-layang yang putus
benang dan bergulingan sejauh tiga kaki lebih dari posisi semula.
Sebetulnya Ku See hong, Keng Cin sin dan Hoa Soat kun telah
menghimpun tenaga dalam mereka sambil bersiap sedia menerima
datangnya ancaman lawan. Sungguh tak pernah mereka duga, ternyata ketiga manusia
laknat itulah yang memperoleh serangan dari mereka, kenyataan ini tentunya
membuat mereka jadi tertegun dan berdiri melongo ...., 1314
Cu Pok, Tu Pak kim dan Seng Ko piau segera memuntahkan tiga
empat kali darah kental, wajahnya pucat pias seperti mayat, seluruh badannya
gemetar keras menahan rasa sakit ....
Dengan sorot mata penuh perasaan dendam dan benci, Pedang
sakti kayu besi Cu Pok mengawasi musuh-musuhnya, kemudian
dengan suara keras ia membentak:
"Tak pernah kusangka kalian sembilan partai besar ternyata melakukan perbuatan
yang begini rendah dan tak tahu malu dengan bekerja sama, bersama manusia
manusia kejam, kaaa.... kalian....
kalian...." Tak sempat ucapan tersebut diselesaikan, pergolakan hawa
darah didalam dadanya membuat dia memuntahkan kembali darah
segar .... . Hoat hian taysu segera membentak dengan suara dalam.
"Cu Pok, kalian sudah banyak melakukan dosa dan kesalahan, sampai sekarang
apakah kalian belum juga mau bertobat?"
Sambil berkerut muka menahan rasa sakit yang luar biasa,
telapak tangan emas sukma cacad Tu Pak kim mengumpat dengan
penuh kegusaran, "Kalian manusia-manusia dari sembilan partai besar ternyata begini kejam dan
jahat, sama sekali tak tahu peraturan dunia
persilatan, kalian lebih rendah dari pada binatang, walaupun
sekarang kami sudah terluka akibat ulah kalian yang pengecut,
namun bukan berarti kami akan menyerah dengan begitu saja,
selama masih ada kekuatan dalam tubuh kami, akan kubunuh
dahulu kalian beberapa orang..."
Telapak tangan emas sukma cacad Tu Pak kim tahu bahwa
sepanjang hidupnya dia selalu licik, banyak memakai tipu muslihat dan banyak
melakukan kejahatan, tapi dia merasa orang-orang
sembilan partai yang berada dihadapannya justru jauh lebih rendah, licik, dan
jahat ketimbang mereka. 1315 Hawa pembunuhan segera meliputi seluruh wajah Goan tong
taysu, ketua dari Siau lim pay, dengan suara keras bentaknya:
"Toyu sekalian, mari kita selesaikan nyawa mereka dengan
segera. .!" Begitu perintah diturunkan, bayangan manusia nampak berkelebat lewat, sebelas orang jago dari sembilan partai besar itu dengan cepat
mengepung Cu Pok sekalian bertiga ditengah arena.
Ku See hong tertawa dingin, secepat kilat dia menerobos masuk
ke dalam lingkaran kepungan para ciangbunjin dari sembilan partai, lalu dengan
wajah dingin dan kaku, ujarnya ketus:
"Kalian manusia-manusia dari sembilan partai besar jangan harap bisa mengusik
seujung rambutpun dari musuh besarku ini"
"Ku Sicu" kata Hoat hian taysu pelan, "tenaga dalam kalian belum pulih kembali,
tak usah repot-repot lagi mesti turun tangan, biar kami saja yang membereskan
kawanan manusia laknat itu"
Nada suaranya lembut, ramah dan penuh rasa perhatian.
Ku See hong tertawa dingin, kemudian ujarnya.
"Heeehhh.... heeeehhh... heeeehhh... semenjak kapan sih aku orang she Ku telah
mengikat perhubungan dengan kalian manusia-manusia dari sembilan partai besar"
hmmm, setelah aku berhasil membunuh musuh besarku nanti, akan kuminta dari
kalian semua!" Sementara itu, Hoa Soat kun bersama Keng Cin sin telah
menerjang maju pula seperti sukma gentayangan.
Mencorong sinar penuh perasaan dendam dari balik mata Ku See
hong, ditatapnya sekejap ke tiga manusia laknat tersebut kemudian ujarnya
dingin: "Cu Pok. Tu Pak kim, Seng Ko piau, hari ini apa lagi yang ingin kalian katakan"
Bila tiada perkataan lain, aku orang she Ku akan membersihkan perguruanku dari
noda hitam dan menuntut balas
bagi kematian ke dua orang tuaku"
1316 Pucat pasi wajah ke tiga manusia laknat tersebut, bahkan lebih pucat daripada
mayat, mereka tahu keadaan mereka sekarang
sangat kritis dan terancam bahaya maut.
Namun bila seseorang sudah tersudut dan putus asa, seringkali
akan timbul tekad didalam hatinya untuk melakukan perlawanan
dengan sepenuh tenaga atau berusaha untuk melarikan diri, meski mereka tahu
harapan semacam itu tipis sekali, namun berusaha
untuk mempertahankan hidup memang merupakan ciri khas dari
manusia. Ketua Thi kiong pang, si tombak terbang berwajah besi Seng Ko
piau segera mengayunkan tangan kanannya ke depan, tiga batang
tombak terbang yang tajamnya luar biasa, dengan di ringi


Dendam Sejagad Legenda Kematian Shi Hun Yin Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

serentetan suara yang nyaring menyelinap ke depan dalam formasi segi tiga,
langsung mengancam Ku See hong.
Sementara tubuhnya tidak tinggal diam, dengan cepat dia melejit pula ketengah
udara bersiap-siap untuk melarikan diri.
Jarak antara kedua belah pihak begitu dekat, sedang sambaran
tombak terbang tersebut cepat mengejutkan, dalam waktu singkat senjata-senjata
tersebut telah berada beberapa depa di depan Ku See hong.
Mendadak- Pekikan nyaring yang memekikkan telinga bergema memenuhi
angkasa, bagaikan seekor burung rajawali raksasa Ku See hong
melayang ke tengah udara.....
Pedang mestika Hu thian seng kiam yang berada dalam
genggamannya segera bersatu padu dengan tubuhnya, seperti naga sakti yang
bermain di angkasa, secepat kilat dia melancarkan
serangkaian serangan dengan kecepatan tinggi.
Sedemikian cepatnya serangan tersebut,
sehingga pada hakekatnya tak bisa dibedakan mana cahaya pedangnya dan mana
cahaya pelanginya ..... "Trii i ng, tri i ing .! Traaang..!" Traaang....."
1317 Serentak suara benturan nyaring yang memekikkan telinga
berkumandang diudara, ketiga batang tombak terbang tersebut
tahu-tahu sudah terpapas oleh cahaya pedang sehingga hancur dan berkeping-
keping. Menyusul kemudian ........
Jerit kesakitan yang menyayatkan hati berkumandang pula
memecahkan keheningan .....
Ketua Thi kiong pang, si tombak terbang berwajah besi Seng Ko
piau yang masih melambung diudara tahu-tahu sudah terpapas oleh sambaran pedang
si anak muda itu sehingga kutung menjadi tiga
bagian, darah segar memancar keempat penjuru dan menyebar ke
sekeliling situ, keadaannya sungguh mengerikan.
Mendadak, pada saat itulah ....
Pedang Sakti kayu besi Cu Pok dan Telapak tangan emas sukma
cacad Tu Pak kim seperti anjing yang kena digebuk, serentak
membalikkan badan dan melarikan diri terbirit-birit ....
Ku See hong berpekik nyaring, suara pekikannya keras hingga
melambung ke tengah udara...
Dibalik suara pekikan mana teriring nada yang penuh rasa
dendam, benci, sedih dan duka.
Begitu suara pekikan bergema, tubuhnya yang berada ditengah
udara segera berjumpalitan berulang kali, kini arahnya langsung tertuju ke tubuh
si Telapak tangan emas sukma cacad Tu Pak kim yang sedang melarikan diri.
Gaya serangan ilmu pedangnya sungguh dahsyat seperti air bah
yang menjebolkan bendungan, selapis cahaya pedang yang
membukit diiringi kilauan cahaya yang tajam dan hawa pedang yang berlapis-lapis
dengan cepat menyerang batok kepala Tu Pak kim.
Pekikan keras yang di ringi jeritan kesakitan yang amat
memilukan hati sekali lagi berkumandang memecahkan keheningan, batok kepala Tu
Pak kim tahu-tahu terhajar oleh cahaya pedang
1318 yang tajam itu sehingga hancur berantakan tak berwujud lagi,
percikan darah memancar pula ke mana-mana.
Tampaknya rasa benci dan dendam Ku See hong belum puas
terlampiaskan, sekali lagi pedang Hu thian seng kiamnya diayunkan ke bawah,
bagaikan Kwan kong membacok kayu, tubuh Tu Pak kim
yang sudah kehilangan batok kepala itu segera terbacok hingga
kutung menjadi dua bagian.
Tiba-tiba cahaya pedang, kembali menyambar, kedua potongan
badan itu sekali lagi terbacok hingga menjadi kepingan-kepingan kecil, hancuran
daging dan percikan darah dengan cepat melapisi seluruh permukaan tanah.
Dua jurus serangan yang dipergunakan barusan selain dahsyat,
dan jarang terlihat di dunia saat ini.
Semenjak Ku See hong melejit ke udara pedang dan tubuhnya
bersatu padu, sampai dia membunuh Seng Ko piau kemudian
mencincang tubuh Tu Pak kim, serangkaian gerakan tersebut boleh dibilang
dilakukan beruntun dan memakan waktu yang relatip amat singkat.
Terutama sekali ke tiga bacokan pedangnya untuk mencincang
tubuh Tu Pak kim, kecepatannya betul-betul menggidikan hati
orang, sampai sampai Hoa Soat kun si tokoh dunia persilatan nomor wahid itupun
diam-diam merasa kagum. Pikirnya kemudian di dalam hati:
"Heran, mengapa sedemikian cepatnya dia berhasil memperoleh kembali tenaga
dalamnya" Bahkan tenaga dalamnya seakan-akan
semakin bertambah hebat?"
Yaa, benar! Tenaga dalam yang dimiliki Ku See hong memang
telah bertambah maju setingkat lagi.
Seperti diketahui dia telah memperoleh warisan tenaga murni
dari Bun ji koan su, kemudian dengan bakatnya yang bagus dan
rejekinya yang baik, tanpa sengaja dia berhasil menghisap darah mestika naga
bumi yang langka. 1319 Namun oleh karena hawa murni dan sari darah mestika itu belum
dapat terhisap sama sekali oleh tubuhnya, selama ini kekuatan
mana hanya tersimpan di dalam sum-sumnya.
Namun setiap kali dia selesai melakukan pertarungan sengit atau getaran yang
cukup keras, sari hawa murni dan darah mestika itu sedikit demi sedikit terhisap
oleh tubuhnya dan sebagai akibat dari kejadian ini, tenaga dalamnya pun
bertambah maju setingkat lagi..
Sementara itu, Pedang sakti kayu besi Cu Pok sudah
memanfaatkan kesempatan itu untuk melarikan diri.
Keng Cin sin yang bermata jeli segera menangkap kejadian ini,
cepat-cepat dia turut melejit ke muka.
Di ringi bentakan nyaring, telapak tangan kanannya segera
diayunkan ke muka melepaskan sebuah pukulan dahsyat.
000DE0WI000 BAB 61 SEGULUNG hawa pukulan yang dahsyat, di ringi desingan tajam
yang memekikan telinga dengan cepat meluncur ke depan...
Perlu diketahui, ilmu silat yang dimiliki pedang sakti kayu besi Cu Pok sangat
sempurna, sedang dia pun satu-satunya orang yang
menderita luka paling ringan sewaktu sebelas jago dari sembilan partai besar
melepaskan serangannya. Ketika melihat datangnya ancaman yang begitu hebat, dia
menjadi nekad dan membalikkan tubuhnya sambil meluncur ke
bawah .... Pedang kayu besi ditangan kanannya, di iringi sekilas cahaya
hitam yang bertenaga hebat, segera meluncur ke tubuh Keng Cin
sin .... Keng Cin sin bukan manusia sembarangan, dia segera
membentak keras, sepasang telapak tangannya disilangkan
1320 berulang kali, dalam waktu singkat seluruh angkasa diliputi
bayangan telapak tangan yang di sertai kekuatan dahsyat bagaikan ambruknya bukit
karang saja segera meluncur ke muka.
Pertarungan yang berkobar kali ini betul-betul amat menegangkan syaraf, begitu serangan dahsyat menggulung tiba, Cu Pok segera
terdesak sampai pedang kayu besinya tak mampu
dipergunakan lagi, secara beruntun dia mundur terus ke belakang, sambil
membentak keras pedang kayu besinya diayunkan ke muka,
seperti seekor ular sakti langsung menusuk ke depan ....
Serangan pedang ini aneh lagipula sakti, mau tak mau Keng Cin
sin dipaksa untuk berkelit ke samping....
Sedangkan Cu Pok segera manfaatkan kesempatan itu, pedang
kayu besinya digetarkan, lalu melepaskan serangan-serangan
menusuk, membacok, menyambar dan menggeletar.
Empat jurus serangan dahsyat yang di lancarkan secara berantai ini, hampir
semuanya merupakan jurus-jurus beradu jiwa,
tampaknya dia sudah nekad untuk mengajak musuhnya gugur
bersama. Empat jurus serangan yang dilancarkan berangkaian ini memiliki kekuatan yang
luar biasa, seluruh angkasa segera diliputi hawa pedang yang tajam dan
menggidikkan hati. Setiap serangan hampir semuanya disertai perubahan yang luar
biasa, kehebatannya pun cukup mendirikan bulu roma orang.
Tenaga dalam Keng Cin sin amat sempurna, gerak serangannya
pun aneh, jurus-jurus serangan yang digunakan semuanya memiliki perubahan yang
tak terhitung jumlahnya, sehingga membuat orang lain mau tak mau mesti ekstra
hati-hati dan waspada. Sebaliknya keempat jurus serangan pedang dari Cu Pok itu meski ganas keji dan
hebat, sayang tak mampu melukai perempuan sakti ini.
1321 Tampak Keng Cin sin menyelinap kekiri dan kekanan dengan
gesitnya, tahu-tahu keempat jurus serangan pedang ini sudah
mengenai sasaran yang kosong.
Dalam pada itu Ku See hong sudah melayang turun keatas tanah
dengan gerakan yang sangat ringan, ia segera berseru nyaring:
"Harap nona suka mundur, dia adalah murid murtad perguruanku, biar aku sendiri yang membereskan.. ."
Baru saja suara itu berkumandang, tahu-tahu Keng Cin sin sudah manfaatkan
kesempatan disaat Cu Pok gagal dengan ke empat
serangannya dan sebelum pedangnya berubah bentuk untuk
menerjang ke sisinya. Sementara itu tangan kirinya dengan kecepatan luar biasa dan
melalui sudut yang aneh, tahu-tahu sudah mencengkeram
pergelangan tangan kanan Cu Pok yang menggenggam pedang ....
"Traaang...traaanggg"
dentingan nyaring berkumandang memecahkan keheningan, pedang kayu besinya tahu-tahu sudah
rontok ke atas tanah. Telapak tangan kanan Keng Cin sin segera diayunkan kembali ke
depan. "Blaaamm...!" Sebuah pukulan keras tepat menghajar dada lawan.
Paras muka Cu Pok berubah semakin pucat pias seperti mayat,
secara beruntun dia muntahkan darah segar dua kali, setelah itu dengan
sempoyongan badannya mundur ke belakang ....
Keng Cin sin tidak mengejar lebih jauh, padahal dia memang
tidak berniat membunuhnya, kalau tidak, bagaimana mungkin Cu
Pok sanggup menahan pukulannya"
Paras muka Cu Pok mengejang keras, kulit mukanya berkerut
kencang seperti menahan penderitaan yang luar biasa, dengan
pancaran sinar mata penuh rasa benci dan dendam, dia awasi Keng Cin sin dan
sebelas orang dari sembilan partai besar tanpa berkedip.
1322 Sambil tertawa dingin Ku See hong segera berkata:
"Cu Pok, diantara kawanan manusia laknat yang berada disini, nampaknya umurmu
paling panjang, hal ini patut kau banggakan..."
Dengan pandangan mata penuh kebencian, Cu Pok melotot
sekejap ke arah Ku See hong, lalu pekiknya:
"Cara kalian bermain kerubut bukan perbuatan seorang manusia gagah ...."
"Hmmmm, siapa sih yang mengerubut kau" " jengek Ku See hong dengan nada sinis,
"selain sembilan partai besar bukankah kami bertiga yang kalian kerubuti?"
"Hmmmm jangan harap kau bisa lolos dari kematian, demi
adilnya untuk menghadapi manusia yang tidak bersenjata seperti kau, pedang kayu
besi ini akan kukembalikan kepadamu..."
Begitu selesai berkata, Ku See hong telah memungut pedang
kayu besi tersebut dari atas tanah dan melemparkan ke depan.
Setelah menerima pedang kayu besinya, mendadak Cu Pok
merendahkan tubuhnya lalu melalui sebuah sudut yang aneh,
pedang kayu besinya menciptakan tiga titik cahaya bintang yang segera menusuk
jalan darah Tay meh hiat, Ngo siu hiat serta wi to hiat ditubuh Ku See hong.
Perubahan ini dilancarkan dengan gerakan yang aneh serta
kecepatan bagaikan sambaran petir.
Melihat datangnya ancaman tersebut, mencorong sinar tajam
yang menggidikkan hati dari balik mata Ku See hong, dia tertawa dingin...
Bagaikan sukma gentayangan tubuhnya segera berkelebat maju
ke muka, pedang Hu thian seng kiam yang berada ditangan
kanannya diputar lalu membalik ke atas ....
Gerak serangan pedang itu membelah angkasa dan memercikkan
cahaya yang sangat menyilaukan mata.
1323 Hawa pedang yang menggidikkan, diiringi suara yang tajam dan
cahaya yang menyilaukan mata, langsung meluncur ke arah depan, tapi tidak mudah
ditebak ke arah manakah serangan tersebut akan di tuju.
Terdengar jeritan ngeri yang memilukan hati bergema
memecahkan keheningan di sekitar sana..
Lengan kanan Cu Pok yang menggengam pedang tahu-tahu
sudah berpisah dengan badan, darah kental segera memancur
keluar dari mulut lukanya, membuat Cu Pok kesakitan setengah
mati. Sekujur badannya gemetar keras, sepasang giginya saling beradu keras-keras ....
Paras muka Ku See hong dingin dan kaku, sama sekali tidak
berperasaan, sementara dari balik matanya mencorong sinar mata tajam yang sukar
dimengerti maksudnya, sambil memungut kembali pedang kayu besi itu dengan tangan
kirinya, dia membentak. "Sambut kembali pedangmu ini!"
Cu Pok benar-benar amat perkasa, kebuasannya pun mencapai
pada puncaknya, begitu menerima pedang kayu besinya dengan
tangan kiri, ia membentak keras.
Tubuhnya segera berputar cepat, pedang kayu besinya
digetarkan menciptakan serentetan cahaya berwarna hitam, hawa
pedangnya dengan di ringi desingan tajam langsung menusuk ke
tempat kematian di tubuh Ku See hong.
Serangan tersebut datangnya amat cepat dan jarang sekali
dijumpai di kolong langit.
Ku See hong benar-benar merasa kagum sekali, dia tak mengira
dalam keadaan luka yang begini parah, ternyata dia masih memiliki kemampuan
seperti ini. Pekikan nyaring segera bergema membelah angkasa ......
1324 Pedang Hu thian seng kiamnya dengan menciptakan selapis
cahaya tajam langsung menembusi kabut cahaya hitam yang
diciptakan Cu Pok .... "Traanggg...." Benturan nyaring yang di ringi percikan bunga api berlangsung di tengah udara.


Dendam Sejagad Legenda Kematian Shi Hun Yin Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Ke dua bilah pedang tersebut segera bertautan antara yang satu dengan lainnya.
Pedang kayu besi milik Cu Pok tersebut entah terbuat dari bahan apa, ternyata
pedang Hu thian seng kiam yang begitu tajam itu tak berhasil memapas kutung
senjata itu. Pekik kesakitan bergema di udara, percikan darah segar
menyebar keempat penjuru.
Pedang kayu besi milik Cu Pok tidak terpapas kutung, namun
lengan kirinya berikut batas bahunya terpapas kutung dan rontok ke atas tanah.
Dengan demikian kedua belah lengannya terpapas kutung
semua, darah segar bagaikan pancuran segera menyembur keluar
dari mulut lukanya dan menyebar kemana-mana.
Dengan kening berkerut dan hawa pembunuhan menyelimuti
wajahnya, Ku See hong menggerakkan pedang Hu thian seng kiam
yang berada di tangan kanannya langsung ditujukan kedepan dada Cu Pok..
Gemetar keras seluruh tubuh Cu Pok menahan rasa sakit yang
melilit, wajahnya mengejang semakin keras sehingga mukanya
menyeringai seram, peluh jatuh seperti hujan gerimis, entah dia sedang
ketakutan, ataukah sedang menahan penderitaan yang luar biasa.
Tapi yang pasti dia merasa ngeri dan ketakutan, merasa takut
menghadapi kematian.... 1325 Ku See hong tertawa dingin dengan nada sinis dan menghina,
kemudian ujarnya: "Cu Pok, kau tidak menyangka bukan akan merasakan ngerinya menghadapi kematian
seperti apa yang kau alami hari ini...
"Hmmm, disaat kau sedang berbuat kejahatan dan menganiaya orang lain, pernahkah
kau rasakan pula penderitaan yang dirasakan orang lain" "
Cu Pok membuka bibirnya, lalu berbisik dengan suara yang
bergetar keras karena gemetar:
"Kau .... kau pun terlalu keji ...."
"Hmmm, tidakkah kau rasakan bahwa cara kerjamu justru lebih kejam, lebih munafik
dan pengecut?" Sembari berkata, Ku See hong yang tak berperasaan
menggerakkan pedang Hu thian seng kiamnya dan pelan-pelan
menusuk ulu hatinya... Sorot mata Cu Pok yang memancarkan sinar kebuasan lambat
laun semakin memudar, tubuhnyapun pelan-pelan terjongkok ke
atas tanah. Dalam keadaan beginilah dia telah mengakhiri hidupnya yang
penuh dengan dosa. Ku See hong masih tetap menggenggam pedang Hu thian seng
kiamnya yang memancarkan sinar tajam, kemudian pelan-pelan
membalikkan badan, hawa pembunuhan masih menyelimuti seluruh
wajahnya, dengan sorot mata yang dingin di awasinya ke sebelas jago dari
sembilan partai besar itu tanpa berkedip.
"OMITOHUD....." bisik Hoat hian taysu dengan suara pelan,
"siancay, siancay.... moga-moga Thian membantuku untuk melenyapkan badai pembunuhan berdarah ini dari muka bumi"
"Tidak sulit bila kalian ingin menghilangkan ancaman badai pembunuhan berdarah
ini, asal kamu semua dapat mengungguli
kami" kata Keng Cin sin ketus.
1326 Paras muka Goan tong siancu, ketua Siau lim pay segera berubah menjadi amat
serius, katanya pelan. "Li sicu, tahukah kau apa sebabnya kami semua datang ke
tempat ini?" "Mengapa aku mesti mencampuri urusan kalian?" jengek Keng Cin sin dingin, "apa
lagi kalau dihitung-hitung, diantara kita berdua masih terikat dendam sakit hati
sedalam lautan" Hoat hian taysu menghela napas sedih.
"Aaaai, bunuh membunuh, balas membalas akan berlangsung
tiada hentinya dalam dunia persilatan..."
Sambil tertawa dingin Ku See hong segera menukas.
"Kalian pandai benar berbicara yang welas kasih, pantang
membunuh, tapi aku ingin bertanya, apa sebabnya kalian
membunuhi anggota Hiat mo bun" Dan dua puluh tahun berselang
mengapa kalian turut menghadiri pertempuran di bukit Soat san?"
"Nasi sudah menjadi bubur, kesalahan besar pun telah diperbuat, buat apa masa
lampau disinggung kembali" Lebih baik kita
bicarakan persoalan yang berada didepan mata saja!"
"Hmmmm, apalagi yang musti kita bicarakan" Dibicarakan pun pembunuhan akan
dilakukan, tidak dibicarakan pun pembunuhan
tetap akan berjalan .....!" seru Keng Cin sin sambil menahan rasa bencinya.
"Sicu!" kata Goan tong siancu dengan suara dalam, "benarkah kalian begitu gemar
membunuh?" Kemudian setelah berhenti sejenak, dia melanjutkan.
"Perlu diketahui, Thian mencintakan umatnya di dunia ini untuk hidup
berdampingan secara damai dan saling hormat menghormati, tapi perbuatan sicu
sekalian terlalu keji dan memandang enteng Firman Thian, lolap sekalian benar-
benar merasa sayang untuk
kebagusan bakat sicu bertiga"
1327 "Siapa sih yang menyuruh kalian keledai-keledai gundul
menyayangkan kami?" tegur Seng sim cian li Hoa Soat kun dingin,
"lonio lihat, manusia-manusia yang membaca doa dimulut, kejam seperti ular
dihati macam kalian tak baik dibiarkan hidup terus.
"Hmm, kedua anak muda itu terpaksa melakukan pembantaian, hal ini disebabkan
keadaan yang terpaksa, maka pembunuhan harus dilakukan demi melenyapkan ancaman
bahaya bagi dunia persilatan, apa salahnya melakukan hal ini" Membunuh kaum
manusia laknat merupakan perbuatan sosial, siapa bilang perbuatan ini jahat?"
Ke sebelas orang dari sembilan partai besar tersebut tak
seorangpun yang kenal dengan Hoa Soat kun, ketika mendengar
ucapannya yang mengandung nada teguran ini, kontan saja semua
orang merasa terperanjat.
"Siapakah orang ini?" ingatan tersebut dengan cepat melintas dalam benak mereka.
"kalau dilihat dari usianya, paling banter baru tiga puluh tahunan, namun
rambutnya telah beruban semua, belum pernah ku dengar dalam dunia persilatan
terdapat perempuan semacam ini ........ Sementara itu Hoat hian taysu telah manggut-manggut seraya
bertanya: "Bolehkah aku tanya, sejak kapan kau terjun kedalam dunia persilatan" Maaf
lolap...." Seng sim cian li Hoa Soat kun mendengus dingin.
`Hmm, ketika aku terjun kedalam dunia persilatan, mungkin kau
masih belum lulus dari perguruan, tentu saja kau tidak akan
mengenali siapakah aku."
Tatkala semua orang mendengar perkataan ini, kontan saja
mereka mengumpat didalam hati:
"Sombong amat lagak orang ini ......
1328 Padahal usia Hoa Soat kun hampir setaraf dengan usia Hoat Hian taysu yakni
sekitar tujuh puluh tahunan. meski demikian apa yang diucapkan Hoa Soat kun
tidak salah. Ternyata kebanyakan hweesio yang selesai belajar silat di Siau lim pay rata-rata
usia mereka sudah mencapai tiga puluh tahunan, padahal Hoa Soat kun sudah mulai
menjagoi dunia persilatan
semenjak berusia delapan belas tahun.
Dengan suara dingin Ku See hong segera berkata.
"Lo cianpwee ini tidak lain adalah jago nomor wahid didalam dunia persilatan
saat ini, Seng sim cian li Hoa Soat kun locianpwee adanya"
Setelah mendengar nama tersebut, para ciangbunjin dari
sembilan partai besar baru merasa terperanjat, mmpipun mereka
tidak mengira kalau perempuan ini, adalah Seng sim cian li Hoa Soat kun yang
kelima puluh tahun berselang mengangkat nama bersama
Bun ji koan su Him Ci seng.
Dengan sikap yang berubah menjadi hormat sekali, Hoat hian
taysu berkata. "Ooooooh, rupanya Hoa sicu, kalau begitu tolong kau sudi
membantu kami untuk menghilangkan ancaman bencana pada hari
ini" "Aku tidak sudi mengurusi pelbagai persoalan seperti itu, dendam sakit hati
kalian, lebih baik kalian sendiri yang selesaikan!" seru Seng sim cian li Ho
Soat kun dingin. "Sudah, tak usah banyak bicara lagi" bentak Keng Cin sin pula.
"aku hendak menuntut balas bagi kematian sebelas orang saudara kami...'.
"Li sicu, benarkah kau memandang begitu rendah atas nyawa manusia...?" ucap Goan
tong siansu sambil menghela nafas sedih.
1329 "Rendah atau tidak rendah itu urusan lain, yang pasti aku tak pernah membunuh
orang baik, aku hanya membantai mereka yang
tergolong manusia laknat"
'Li sicu, kami sudah menyatakan penyesalan yang sedalam-
dalamnya terhadap keterlibatan kami dalam peristiwa di bukit Soat san serta
pembantaian berdarah pada perguruan kalian...
Keng Cin sin tertawa dingin.
"Heeeehhh..... heeehhh...... heeeeh..... kau anggap beberapa lembar nyawa
tersebut bisa dihilangkan rasa dendam kesumatnya
hanya dengan pernyataan penyesalan kalian?"
"Sicu" Goan tong siansu ikut berbicara, "kami bukan takut mati, tunggulah sampai
kami menyelesaikan perkataan lebih dulu sebelum memberi keadilan buat kalian,
kau pun tidak usah turun tangan
sendiri, karena kami bisa membereskan kami sendiri untuk menebus dosa-dosa
kami." Dengan wajah yang hambar tanpa perubahan emosi, Keng Cin
sin bertanya. "Kalian bersebelas hendak bunuh diri di sini" Hmmm, omong kosong!"
"Kalian bersenjata lengkap macam hendak menghadapi musuh
tangguh saja, siapa yang bakal percaya dengan obrolan kalian?"
Dengan perasaan pedih Hoat hian taysu berkata:
"Sicu, setiap hutang ada pemiliknya, masa kau menghendaki nyawa kami semua"
Apalagi orang-orang yang mengerubuti dan
membunuh anggota perkumpulan kalian bukanlah kami sembilan
partai besar " "Lantas siapakah yang melakukan pembunuhan tersebut"'
"Bu lim jit hun, tujuh sukma gentayangan dari dunia persilatan"
Goan thong siancu menghela napas panjang, "tentu saja kami berdosa karena turut
menghadiri peristiwa tersebut, namun lolap bersumpah kepada langit, tak seorang
pun dari sembilan 1330 ciangbunjin sembilan partai besar yang melakukan pembunuhan
atas seorang anggotapun dari perkumpulan kalian"
"Sungguhkah perkataan ini?" jengek Ku See hong sambil tertawa dingin tiada
hentinya. Dengan suara pedih Goan tong siansu berkata lagi:
"Ku sicu, perbuatan kami terhadap Hiat mo bun tempo hari
merupakan kesalahan terbesar yang pernah kami perbuat selama
ini, untuk menyatakan penyesalan kami, lolap bersedia mengorbankan diri, namun lolap pun meminta suatu permintaan
yakni berharap Ku sicu sekalian hanya menganggap kesalahan ini sebagai kesalahan
kami, janganlah mencari balas terhadap partai lain, sesuatu persoalan ini, kami
sembilan partai besar pun bersedia mengurung diri serta tidak mencampuri urusan
dunia persilatan lagi." "Kini sicu sekalian telah melakukan pembantaian secara besar-besaran, hampir
boleh dibilang segenap kekuatan inti dari dunia persilatan tewas ditangan
kalian, kami berharap sicu sekalian
bersedia memikirkan kesejahteraan umat manusia dalam dunia
persilatan dengan tidak melakukan pemban-taian lagi, Bila sicu enggan
mengabulkan permintaan kami ini, terpaksa kami pun harus mengorbankan diri
semuanya disini. Cuma sebelumnya lolap masih ada perkataan yang terakhir.
'Membunuh orang paling banter hanya merobohkan mereka ke
tanah dan mengirim sukma mereka ke alam baka, seperti anggota
Ban sia kau yang bergelimpangan menjadi mayat pada hari ini,
betapa pun termashur nya nama mereka, sampai akhirnya toh akan menjadi
seonggokan tanah lagi, nama besar ratusan tahun akhirnya cuma kosong belaka,
apalah gunanya mesti berbuat yang tidak-tidak"
"Nah, sekarang lolap sudah selesai berbicara, moga-moga saja setelah kematian
lolap nanti, sicu bersedia untuk berpikir tiga kali lebih dulu sebelum melakukan
perbuatan apapun. 1331 "Hoat hian susiok, harap kau orang tua suka menerima kembali tongkat Lik giok
sian ciang ini serta menghadiahkan sebuah
kematian untukku" Dengan air mata jatuh bercucuran membasahi wajahnya, Hoat
Hian taysu berbisik pedih:
'Masalahnya telah berkembang menjadi begini, Goan tong sutit,
berkorbanlah dengan gagah berani. Dunia persilatan akan selalu teringat akan
pengorbananmu ini" Hoat hian taysu merasa sedih sekali, dengan hormat dia lantas
menerima kembali lambang kekuasaan dari Siau lim pay, tongkat Lik giok sian
ciang. Mendadak Hoan tong siansu duduk bersila diatas tanah sambil
merangkap tangannya didepan dada, wajahnya kelihatan begitu
tenang, seakan-akan sama sekali tidak memandang serius soal
nama dan kedudukan, ini membuktikan kalau dia memang bersedia
untuk mengorbankan diri. Sepuluh orang jago dari sembilan partai besar lairinya sama-
sama memperlihatkan wajah sedih dan perasaan murung yang
sangat tebal, bahkan sempat berkaca-kaca.
Ku See hong, Keng Cin sin dan Hoa Soat kun tiga gembong iblis
laki perempuan dari dunia persilatan ini tetap menunjukkan wajah yang begitu
dingin dan kaku, bahkan dari sorot mata merekapun
memancarkan sinar mata yang dingin tanpa perasaan.
Mendadak Hoat hian taysu mengangkat tinggi-tinggi tongkat Lik
giok sian ciangnya, lalu berkata dengan suara dalam:
"Ciangbunjin Siau lim pay angkatan ketiga puluh enam, Goan tong siansu akan
mengorbankan diri demi menyelematkan dunia
persilatan dari bencana serta menghilangkan ancaman bahaya maut yang berada di
depan mata, moga-moga Budha maha pengasih
suka mengampuni dosa-dosanya dan membawanya ke nirwana."
Ucapan tersebut diutarakan dengan suara yang pedih, tapi serius sekali.....
1332 Begitu selesai berkata, Hoat hian taysu segera memutar tongkat Lik giok
sianciangnya dan disertai kilatan cahaya hijau langsung meluncur ke arah jalan
darah penting di ubun-ubun Goan tong
siansu. Di saat yang amat kritis inilah..
Mendadak melintas lewat serentetan cahaya pelangi yang sangat


Dendam Sejagad Legenda Kematian Shi Hun Yin Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menyilaukan mata... "Traaang, traaang.."
Serentetan bunyi benturan senjata yang sangat nyaring bergema
pula memenuhi angkasa. Ku See hong dengan wajah sedingin es dan pedang Hu thian
seng kiam terhunus ditangan telah menangkis datangnya sambaran toya Lik giok
sian ciang tersebut. Melihat ayunan toya itu gagal menghantam ubun-ubunnya,
secepat kilat Goan tong siansu ketua Siau lim pay itu mengayunkan tangan
kanannya dan langsung di hantamkan ke atas ubun-ubun
sendiri... Bayangan manusia berkelebat lewat..
Keng Cin sin telah menyelinap ke depan sementara tangan
kanannya telah mencengkeram urat nadi pada pergelangan tangan
kanan Goan tong siansu....
Melihat kejadian mana, Goan tong siansu melototkan sepasang
matanya lebar-lebar, kemudian setelah menghela napas sedih dia berkata pelan.
"Sicu, apakah kalian tidak mengijinkan kepada kami untuk
melakukan bunuh diri" Kalau memang begitu, silahkan saja turun tangan
sendiri..." Ku See hong turut menghela napas panjang, setelah itu ujarnya
dengan lantang. 1333 "Taysu, seperti apa yang kau katakan. Thian menciptakan umat manusia untuk
saling hormat menghormati dan saling sayang
menyayangi, kami adalah manusia yang punya otak, kau anggap
kami begitu buasnya sehingga gemar melakukan pembunuhan" "
"Kalau toh orang yang membunuh angota Hiat mo bun serta
mengerubuti Bun ji koan su bukan jago-jago dari sembilan partai besar.. mengapa
pula kami mesti memojokkan orang yang telah
bertobat" Mulai saat ini semua pertikaian diantara kita telah pudar, aku orang
she Ku pun tidak akan sembarangan membunuh umat
manusia lagi, terutama sekali perkataan taysu benar-benar sangat mengetuk
perasaan kami. "Mulai hari ini aku orang she Ku berani memberikan jaminan kepada taysu
sekalian, selain membunuhi Bu lim jit hun dan
kawanan manusia laknat dari Huan mo kiong di Lam hay, kami tidak akan membunuhi
umat manusia lagi, bahkajn akan segera
meninggalkan nama dan pahala untuk hidup mengasingkan diri di
tempat yang terpencil"
Goan tong siansu terharu sekali setelah mendengar perkataan ini sambil menahan
rasa harunya dia berkata:
'Ku sicu, tidak nyana kalau jiwamu begitu besar, hal ini membuat kami semua
merasa semakin malu dan menyesal atas perbuatan
kami dimasa lalu, rasanya kesalahan tersebut hanya bisa ditebus dengan kematian
saja" Sekilas sinar mata yang lembut dan halus memancar keluar dari
balik mata Keng Cin sin, setelah menghela nafas sedih, dia berkata pula.
"Taysu, mengapa kau mesti berbuat demikian" Bila kau sampai mati, tentu hati
kecilku ikut merasa tak tenang"
Kemudian setetah berhenti ia melanjutkan.
"Aaai!, hanya berharap sejak kini kau sebagai seorang
ciangbunjin bisa mendidik anak muridmu dengan lebih tegas dan
1334 disiplin lagi, didiklah mereka agar selalu melindungi keadilan serta kebenaran
bagi umat persilatan. "
"Kini anggauta Hiat mo bun sudah punah akupun sudah bosan hidup luntang-lantung
dalam dunia persilatan, maka seusai
menyelesaikan pelbagai masalah yang ada aku pun hendak
mengasingkan diri ke tempat yang terpencil sana untuk melepaskan diri dari
kehidupan keduniawian yang penuh maksiat'
"Sicu sekalian tidak mempermasalahkan budi, lolap sekalian benar-benar dibikin
terharu, mulai sekarang kami pasti akan
memperbaiki perguruan kami dengan sebaik-baiknya serta
membersihkan perguruan dari anasir yang mengacau, kini terimalah hormat dari
lolap sebelum kami semua hendak mohon diri"
Seusai berkata Goan tong siansu segera bangkit berdiri dan
menjura dalam-dalam, setelah itu serunya kepada semua orang
dengan nada berat: "Toheng sekalian, kita pun tidak usah bercokol terus ditempat ini
....' Begitu selesai berkata, Goan tong siansu yang pertama terus
beranjak lebih dulu meninggalkan ruangan tersebut, sementara para jago yang lain
mengikuti dibelakangnya. Memandang sehingga rombongan sembilan partai besar
menjauhi tempat tersebut, Keng Cin sin baru memalingkan kepala dan memandang
sekejap mayat-mayat yang bergelimpangan diatas
tanah, tanpa terasa dia menghela napas sedih, katanya:
"Kita pun harus pergi dari sini!"
Mendadak.... Keng Cin sin mengalihkan sorot matanya ke arah sudut ruangan
sana, kemudian agak terkejut dia menjerit keras:
"'Aaaah, mengapa Him J i im tidak nampak disitu?"
Mendengar ucapan mana, buru buru Ku See hong bertanya:
1335 "Apa" Kau tadi meletakkannya dimana?"
Di dalam terperanjatnya dia mengira Him Ji im telah menemui
musibah didalam pertarungan massal tadi.
Rasa gelisah Keng Cin sin sendiripun tak terlukiskan dengan kata-kata, dengan
terkejut dia berkata: "Tatkala pertarungan massal sedang berlangsung tadi, kubaringkan dia di atas meja altar sebelah sana.. waktu itu jalan darah tidurnya
masih belum dibebaskan, dia masih tertidur nyenyak sekali.
Sembari berkata, dengan gerakan tubuh yang enteng sekali
seperti burung walet yang terbang melintas, dia melewati mayat-mayat yang
bergelimpangan di atas tanah dan langsung meluncur
ke depan meja altar yang dimaksudkan.
Hoa Soat kun serta Ku See hong segera menyusul pula
dibelakangnya. Dengan sorot mata yang tajam bagaikan sembilu Keng Cin sin
mengawasi sekeliling tempat tersebut dengan seksama, namun
sekitar tempat itu berada dalam keadaan kosong tak berpenghuni, namun dimeja
terlihat ada sepucuk surat yang ditancapi dengan
pisau belati. Begitu menyaksikan surat dimeja, Keng Cin sin segera dapat
menduga apa gerangan yang sesunggguhnya telah terjadi, dia
segera menghela napas panjang.
Suara helaan napas itu jelas mengandung perasaan sedih,
murung dan menyesal, karena dia tahu lagi-lagi kekasihnya Ku See hong akan
dihadapi dengan sebuah percobaan.
Sementara itu Ku See hong telah berteriak-teriak keras:
"Adik Im! Adik Im... Kau berada dimana.... adik Im...'.
Ditengah teriakan tersebut, dia telah menerjang masuk ke dalam ruang Cun Kiong
tian, waktu itu asap tebal berwarna hitam yang menyelimuti seluruh ruangan telah
buyar terhembus angin, 1336 sedangkan jenasah Ceng Lan hiang yang semula tergeletak diatas tanahpun kini
sudah hilang lenyap tak berbekas.
Dengan suara pilu Ku See hong segera melayang keluar dari
ruangan itu, ucapnya sedih.
"Dia... dia telah pergi..."
"Benar" kata Keng Cin sin pula sambil memperlihatkan sampul surat yang diperoleh
dari meja, "dia telah pergi meninggalkan
tempat ini secara diam-diam"
Tadi Ku See hong tidak melihat surat tersebut, buru-buru
diterimanya dengan sepasang tangan gemetar keras, kemudian
diperiksa isi surat tersebut.
Tulisan dalam surat itu sangat indah dan lembut, terbaca olehnya isi surat
tersebut berkata demikian:
"Engkoh Hong! Pertama-tama aku ingin memohon maaf kepadamu karena aku
pergi tanpa pamit, aku berbuat demikian karena aku tahu, bila
kukatakan niatku yang sebenarnya, sudah pasti kau tak akan
membiarkan aku pergi, aku sendiripun tidak berkeberanian untuk pergi
meninggalkan dirimu. Aku tahu hatimu pasti akan sedih sekali sewaktu membaca surat
ini, tapi aku sesungguhnya jauh lebih sedih dari pada dirimu
Engkoh Hong! Tahukah kau, hatiku remuk rendam, air mataku
jatuh berlinang ketika kutulis surat ini! karena aku mencintaimu, mencintaimu
dengan sepenuh hati, dengan demikian hatiku baru
merasakan kepedihan yang tidak terkirakan.
Hubungan cinta kita, semua peristiwa yang kita alami serasa
bagaikan suatu impian yang indah dan mesra, yang kenyataan
memang bagaikan dalam impian, bagaikan asap yang melayang
diangkasa. Jika kita telah mendusin, impian kita hilang, asap pun akan
membuyar. 1337 Yang kita temui kemudian hanya kehampaan dan kekosongan,
hanya kenangan yang tak pernah akan terlupakan untuk selamanya.
Inilah kesedihan, kepedihan dan kesendirian yang amat melumat
perasaan. Walaupun hati kecilku tak ingin menerima penderitaan semacam
ini, siksaan yang menghancurkan perasaan, tapi aku harus
menentang perasaanku untuk melakukannya, bukankah banyak
kejadian didunia ini yang mesti dilakukan orang dengan menentang perasaan dan
suara batin" Engkoh Hong, aku tahu hatimu akan pedih setelah membaca
sampai disini, tapi kuharap kau jangan kelewat sedih kau pun tak usah pergi
mencariku, moga-moga dalam perpisahan kita kali ini.
Tuhan memberikan rahmatnya agar kita tak pernah bersua kembali untuk selamanya.
Engkoh Hong, bukan aku tidak berperasaan, melainkan nasiblah
yang menentukan demikian.
Aku adalah seorang manusia yang amat berdosa, seorang
manusia yang telah membunuh ibu kandung sendiri.
Membunuh ibu kandung sendiri bukan alasanku yang terutama
mengapa aku pergi meninggalkanmu, tapi perbuatan jahat dan
kebejadan moral ibuku selama hidupnya yang membuatku malu
hidup sebagai manusia layak, malu untuk mendampingi dirimu.
Oleh karenanya, kuputuskan untuk pergi meninggalkan dirimu,
aku hendak mencukur rambut menjadi pendeta dan mengakhiri sisa hidupku di dalam
biara, aku ingin mengurangi dosa yang pernah
dilakukan ibuku semasa masih hidupnya.
Engkoh Hong, meskipun semenjak kecil aku hidup terpencil dan
menyendiri, namun cinta kasih kita dalam waktu yang demikian
singkatnya telah menimbulkan kehangatan yang tak terkirakan
bagiku, lupakan saja aku!
1338 Untung sekali hubungan yang kita lakukan tempo hari tidak
sampai membuahkan benih kehidupan lain. semoga akupun dapat
meninggalkan kau tanpa beban yang lebih parah.
Sebagai akhir kita, kumohon kepadamu janganlah mencari aku ke
mana-mana, sebab perbuatan itu hanya akan menambah
penderitaanku belaka. Di dalam bigara aku selalu bberdoa bagi kebahagiaan hidupmu,
semoga kau hidup senang bersama adikmu yang lain.
Dan sampai disini pula surat terakhir yang kubuat dalam
perasaan yang hancur lebur ini.
Tertanda: Adikmu yang bodoh
Him Ji im" Ketika Ku See hong selesai membaca isi surat yang penuh
dengan kepedihan ini, ia tak dapat membendung air matanya lagi, sambil
mengucurkan air matanya, dengan pedih serunya:
"Adik Im, mengapa hatimu sekeras baja" Bagaimana mungkin
aku dapat melupakan dirimu" Adik Im, kembalilah kau! Aku tak
dapat kehilangan kau, aku tak dapat kehilangan dirimu lagi...."
Suara yang serak diliputi kepedihan membuat siapa pun yang
ikut mendengarkan turut merasakan kedukaan yang sangat
mendalam. Terutama sekali Keng C in sin, perasaannya boleh dibilang sudah hancur
luluh .... Kalau bisa, dia ingin memberitahukan indentitasnya yang
sebenarnya untuk menghibur pemuda tersebut, agar luka dihati
kekasihnya dapat teratasi.
Namun peristiwa tragis yang pernah menimpa dirinya dimasa
lalu, membuatnya merasa rendah diri, diam-diam ia mengambil
keputusan akan mencari kembali Him Ji im sampai ketemu, kalau
tidak, sudah pasti kekasihnya tidak akan tahan hidup sebatang kara dalam
kesepian dan kepedihan. 1339 Sebab perempuan ini adalah seorang perempuan yang sangat
perasa, dia tahu bila Im Yan cu sampai mati, maka besar
kemungkinannya pemuda tersebut tak akan berkeberanian untuk
hidup seorang diri. Sebaliknya perasaan Ku See hong sendiripun sangat kalut dan
diliputi berbagai ingatan yang bukan-bukan, ia teringat pula pesan gurunya bila
berjumpa dengan Him ji im dia diminta melindunginya dengan baik, sebab gadis
tersebut hidup sebatang kara dalam
suasana yang serba mengenaskan ....
Teringat sampai disitu, timbul perasaan sesalnya yang amat
mendalam, tiba-tiba ia berteriak keras:
'Adik Im, aku akan pergi mencarimu sampai ketemu, sekarang
juga aku akan pergi mencarimu.....
'Kau terlampau memedihkan, aku tak bisa melepaskan dirimu
dengan begitu saja adik Im...
Sambil berteriak keras Ku See hong sudah menggerakhan
tubuhnya siap menerjang keluar ......
Bentakan nyaring bergema memecahkan keheningan, tiba-tiba
Seng sim cian li Hoa Soat kun mengebaskan tangan kanannya
melepaskan sebuah pukulan berhawa lembut.
Pukulan itu dengan cepat menggetarkan tubuh Ku See hong
sehingga tergetar mundur sejauh tiga empat langkah sebelum
berhasil berdiri tegak. Dari balik matanya memancar keluar sorot mata tajam yang
menggidikkan hati, di awasinya wajah Ku See hong dengan penuh
kegusaran, kemudian sambil memperdengarkan suara tertawa
dinginnya yang menusuk tulang, dia menghardik.
"Bila kau mencarinya sekarang juga, detik ini juga akan kubunuh dirimu.
"Kau manusia yang tidak punya liangsim mengapa tidak kau
pikirkan tentang mati hidup Im Yan cu yang sedang menghadapi
1340 maut" Sekarang juga kuberitahukan kepadamu, bila Im Yan cu tak dapat hidup,


Dendam Sejagad Legenda Kematian Shi Hun Yin Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

jangan harap kau pun bisa hidup terus didunia ini"
Terkesiap Ku See hong sesudah mendengar perkataan ini,
dengan cepat dia berpikir.
'Betul, aku mesti menyelamatkan Im Yan cu terlebih dulu
sebelum pergi mencari Him Ji im..."
Tapi, sewaktu terbayang bagaimana caranya menyelamatkan
gadis tersebut, anak muda itu segera merasakan hatinya menjadi dingin
separuh.... Akhirnya dengan pedih Ku See hong berkata.
'Andaikata nona Im Yan cu mati, aku pun tak ingin hidup seorang diri di dunia"
"Huuah, semenjak kapan sih cinta kasih mu kepadanya
meningkat sedemikian dalam nya?" .
"Hoa locianpwee, kau benar-benar tidak memahami perasaan
hatiku... aaai i..." Ku See hong menghela napas panjang.
Keng Cin sin menghela napas pula.
'Aaaai, kita harus segera berangkat, kita mesti berusaha keras untuk mencari
obat penawar yang dapat memunahkarn racun di
dalam tubuh Im Yan cu!"
Ku See hong, Hoa Soat kun dan Keng Cin sin bertiga dengan
membawa perasaan yang berbeda-beda berangkat meninggalkan
tempat pembantaian tersebut tanpa mengucapkan sepatah
katapun.... Suasana disekeliling tempat itu berubah menjadi hening, sepi dan terasa
menyeramkan... Darah kental yang membasahi permukaan tanah kini berubah
menjadi merah tua, bahkan memancarkan cahaya merah yang amat
menyilaukan mata. 1341 Pemandangan seperti ini sangat memedihkan dan mengenaskan
hati .... ooo0de0wi0ooo BAB 62 ANGIN musim gugur berhembus amat kencang, daun-daun
kering berguguran ke atas tanah....
Matahari senja telah menyelinap ke balik bukit diseberang sana, sementara
kegelapan malam mulai menelan seluruh jagad ....
Meski nun jauh diatas sana, dijagad raya tertera bintang-bintang yang
memercikkan sinar redup, namun suasana tetap geliap gulita dan remang-remang.
Pepohonan berdiri angker, rumput terkulai layu, betapa
mengenaskan pemandangan semacam ini ....
Diluar sebuah kota dekat hutan belantara, terdapat sebuah
bangunan kecil yang berdiri terpencil dan menyendiri.
Sepercik sinar lentera memancar keluar dari balik ruang kecil
ditengah bangunan tersebut, tiga sosok bayangan manusia berada di bawah cahaya
lentera. Kalau dilihat dari sikap mereka yang berdiri tegak tak berkutik, dapat kita
bayang kan betapa murung, sedih dan berdukanya
orang-orang itu.. Angin kencang berhembus makin kencang diluar pintu sana,
suasana duka makin tebal menyelimuti seluruh ruangan, malam ini adalah malam
musim gugur yang memedihkan.
Tiba-tiba berkumandang suara helaan napas panjang dari balik
ruangan, bayangan manusia itu pelan-pelan membalikkan badan
dan berjalan ke tepi jendela kemudian mendongakkan kepalanya
memandang cuaca dan menutup kembali daun jendela tersebut. . .
1342 Dia berpaling kembali, lalu tanyanya kepada seorang perempuan
berkerudung warna-warni. 'Apakah racun yang mengeram dalam tubuhnya akan kambuh
kembali esok malam".'
Orang-orang itu tak lain adalah Ku See hong, Keng Cin sin serta Hoa Soat kun,
sementara dalam ruangan lain berbaring Im Yan cu.
Setelah melakukan pembantaian secara besar-besaran terhadap
anggota Ban sia kau, mereka berangkat ke situ dan berdiam sampai sebelas hari
lamanya. Namun mereka gagal untuk memikirkan sumber dari rumput Han
si cau tersebut, seakan-akan mereka hanya menanti saat ajal dari Im Yan cu.
Selama beberapa hari ini, kadangkala Im Yan cu mendusin dari
pingsannya, tapi dua jam kemudian ia terlelap tidur lagi dengan nyenyak.
Hari ini adalah hari ke empat belas, sehari lebih awal dari batas waktu lima
belas hari kambuhnya kembali racun dalam tubuh Im
Yan cu. Dengan suara pedih Keng Cin sin menyahut:
"Yaa, esok tengah malam, aaai ...!"
Sekarang, perasaannya sedang diliputi juga oleh rasa sedih yang tak terkirakan,
oleh sebab itu dia enggan banyak berbicara lagi Kembali Ku See hong bertanya.
"Setelah racun itu kambuh untuk ke dua kalinya, benarkah dia tak akan tertolong
lagi?" Keng Cin sin menghela napas pedih.
'Biasanya bila racun itu mulai bekerja untuk ke dua kalinya, saat itulah sari Im
cing nya akan mengering, mesti dapat tertolong, namun tanpa Jim som berusia
seribu tahun serta beberapa macam
bahan obat-obatan langka lainnya, mustahil dia dapat hidup
1343 melewati jangka waktu satu bulan. Tapi sayang dia telah mendapat pengobatanku
dimana dengan tusukan jarum aku telah memperpanjang masa kambuh racun itu menjadi lima belas hari lagi jadi andaikata
racun itu bekerja lagi, niscaya dia akan kehabisan tenaga dan tewas, tidak
mungkin dapat kambuh untuk ke tiga
kalinya" Berubah hebat paras muka Ku See hong setelah mendengar
perkataan itu, atau dengan perkataan lain ia sudah tiada harapan lagi untuk
memperpanjang masa hidup gadis itu.
Berpikir sampai disini, tanpa terasa titik air mata jatuh
bercucuran membasahi wajahnya.
Mendadak dia mendongakkan kepalanya lalu dengan suara
lantang membawakan bait lagu Dendam sejagad,
Dendam kesumat membentang bagai jagad.
Bukit tinggi berhutan lebat disisi sebuah kuil.
Sungai besar di depan kuil berombak besar.
Dendam kesumat sepanjang abad.
Dendam kesumat membentang bagai jagad.
Burung gagak bersarang dirumput dikala senja. (Han sia cau). .
Cinta kasih berlangsung dari muda sampai tua.
Memetik kampak membuat lagu: Nadanya dendam!
Menitik air mata darah untuk siapa
Hati pilu menanggung derita, menyesal sepanjang masa.
Dendam kesumat membentang bagai jagad,
Ji koan pernah berbuat salah.
Menyandang golok menunggang kuda, apalah gunanya"
Salju terbang air laut semuanya hambar.
Dendam kesumat membentang bagai jagad.
1344 Curah hujan membuyarkan awan.
Air mengalir akhirrya surut.
Dendam kesumat tak akan luntur.
Suara nyanyiannya amat keras tapi bernada sedih dan
memilukan hati, apalagi dibawakan dalam suasana begini, pada
hakekatnya menambah rawannya suasana...
Sesungguhnya Ku See hong membawakan bait lagu Dendam
sejagad tersebut tanpa mengandung sesuatu maksud tertentu, dia hanya ingin
melampiaskan rasa pedihnya dengan membawakan bait
lagu yang dasar nya memang memilukan hati.
Siapa tahu, suatu penemuan yang tak terduga pun segera
berlangsung, setelah dia habis membawakan lagu Dendam sejagad
tersebut .... Begitu selesai membawakan bait Dendam sejagad, tiba-tiba Keng
Cin sin yang ikut mendengarkan nyanyian tersebut berteriak penuh kegembiraan.
'Han sin cau .... rumput burung gagak ... sekarang teringat aku, yaaa, aku
teringat sekarang .... nama rumput tersebut telah di singgung dalam bait lagu
dendam sejagad!" Hoa Soat kun turut merasakan hatinya bergetar keras, buru-buru dia bertanya:
"Apa" Kau sudah teringat tentang rumput Han sia cau"
Dimanakah benda itu terdapat"."
"Berada dimanakah benda tersebut, kini aku belum tahu, namun kita dapat
menyelidikinya" Ku See hong sendiripun merasa terkejut bercampur gembira
setelah mendengar perkataan itu, ujarnya dengan cepat:
' Nona, kau maksudkan bait kedua dari syair Dendam sejagad
mengartikan rumput Han sia cau?"
1345 "Betul!" Keng Cin sin tertawa, "coba kau camkan arti yang sebenarnya dari kata-
kata bait kedua tersebut, bukankah bait
tersebut mengartikan rumput langka tersebut!"
"Benar, Han sia cau memang dapat di temukan dalam bait syair tersebut, tapi
dimanakah kita harus menemukan rumput mestika
yang sangat langka itu"'
Keng Cin siu kembali tertawa.
"Sekarang, tenangkan dahulu perasaan hatimu, asal pikiran kita tenang niscaya
rahasia ini dapat kita pecahkan, Bun ji koan su adalah seorang manusia yang
berbakat dan pintar, sudah pasti bait syair Dendam sejagad yang dia susun
tersebut mengandung arti dan makna yang mendalam sekali, kalau toh nama Han sia cau
dapat kita peroleh dari bait lagu itu. berarti rumput Han Sia cau termasuk benda
mestika yang sangat langka. Mungkin Bun ji koan su tidak berhasil memperolehnya,
tapi mungkin juga dia tidak
sampai menggunakannya, maka sengaja nama rumput itu disimpan
dalam bait syairnya, dengan harapan kau dapat memecahkan teka-
teki ini atau tidak"
"Sebagaimana diketahui, setiap benda mestika didunia ini hanya akan diperoleh
bagi mereka yang berjodoh, maka dia baru berbuat demikian ......
"Buktinya seperti syair pada bait pertama, bukankah mengandung petunjuk kalau kitab pusaka Cang ciong pit kip
tersimpan didalam kuil Ngo-siang bio di wilayah sungai Cho go
kang" "Dalam bait ke dua syair Dendam sejagad yang mengertikan
rumput Han sia cau ini, ia tidak menerangkan dimanakah rumput
tersebut dapat diperoleh, ini bisa diartikan bahwa rumput tersebut telah
berhasil diperolehnya dan disimpan didalam kuil kuno dimana ia menemui ajalnya.
"Sekarang coba kau pikirkan kembali, apakah Bun ji koan su pernah memberi
sesuatu petunjuk kepadamu menjelang saat
ajalnya. 1346 Setelah mendengar pembicaraan dan pemecahan yang dilakukan
perempuan berkerudung ini, baik Ku See hong maupun Hoa Soat
kun diam-diam merasa kagum sekali atas kecermatan serta
ketelitian perempuan ini.
Dengan cepat Ku See hong memutar otaknya untuk merenungkan kembali pesan terakhir apa saja yang pernah
diutarakan Bun ji koan su menjelang saat ajalnya dulu, dia pun mencoba untuk
merenungkan kembali segala petunjuk dan gerak
gerik yang pernah dilakukan olehnya ....
Sekarang seluruh ruangan seolah-olah menjadi beku dan kaku,
perasaan Keng Cin sin dan Hoa Soat kun terasa berat sekali.
Kurang lebih seperminum teh kemudian.
"Aaah!, tiada sesuatu apapun yang mencurigakan!" kata Ku See hong tiba-tiba
sambil menghela nafas. Mendengar ucapan tersebut, dengan gusar Seng sim cian li Hoa
Soat kun membentak: "Coba ulangi lagi beberapa kali"
"Sudan enam kali kupikirkan, kejadian waktu itu' kata Ku See hong dengan sedih
tetapi sewaktu suhu meninggal dunia, kecuali jenasahnya berdiri kaku sambil jari
tangannya seperti rnenunjukkan sesuatu benda beliau tidak melakukan gerakan apa-
apa. Padahal jari tangan yang merupakan gerakan terakhir dari tiga jurus Ho-han
seng huan yang sedang di wariskan kepadaku. ."
"Yaa, yaaa, benar kalau begitu, sudah pasti begitulah yang dimaksudkan" seru
Keng Cin sin mendadak dengan gembiranya.
"persoalan ini tak boleh ditunda lagi, mari sekarang juga kita berangkat ke kuil
tersebut, aku kuatir tidak sempat lagi kita
mencapai tempat itu.' "Bila kita berangkat sekarang juga, mungkin besok senja kita sudah tiba di kuil
itu, kalau toh keadaan sudah begini, terpaksa kita mesti menggantungkan diri
pada nasib" 1347 Pada saat itulah, 'Mendadak...
Dari balik ruangan sana berkumandang suara panggilan yang
lirih, lemah tapi lembut.
"Engkoh Hong, dimanakah kalian?"
"Anak Im, aku segera akan datang, semua berada disini...!"
Ku See hong menyambar sebuah lentera dan buru-buru lari
masuk ke ruang dalam, sedangkan Keng Cin sin dan Hoa Soat kun
buru-buru mengikuti pula dibelakangnya.
Perabot yang berada dalam ruangan itu sangat sederhana,
sebuah pembaringan kayu membentang disudut ruangan sana,
seorang gadis berwajah pucat pias berbaring lemah disana, meski mukanya pucat
namun tidak menutupi kecantikan wajahnya.
Im Yan cu yang menyaksikan kehadiran Ku See hong sekalian,
segera mengulumkan senyuman yang amat lembut dan halus,
katanya agak manja. "Engkoh Hong, tadi aku bermimpi pergi berpesiar ke suatu
tempat, tempat itu indah sekali, bahkan banyak terdapat kaum lelaki dan
perempuan, tapi wajah mereka kelihatan riang gembira dan
berseri-seri, ketika aku bertanya tempat manakah ini, mereka jawab tempat itu
adalah sorga. "Engkoh Hong, setelah mati nanti aku tentu akan naik ke sorga, cuma aku....aku
tak ingin naik ke sorga seorang diri"
Ku See-hong tersenyum. "Adik Im, kau tak usah berpikir yang bukan-bukan, besok
penyakitmu itu tentu akan sembuh kembali seperti sedia kala."
Im Yan cu tertawa sedih. "Engkoh Hong, kau tidak usah membohongi aku, aku tahu
sebentar lagi aku akan mati, Padahal mati pun bukan suatu masalah besar bagiku
sebab hatiku akan selalu berada bersamamu.. dengan demikian akupun tak usah
merasa kesepian" 1348

Dendam Sejagad Legenda Kematian Shi Hun Yin Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Dengan suara lembut Keng Cin sin segera berkata pula:
"Adik lm, apa yang dia katakan benar, sebab baru saja kami berhasil mendapat
tahu tentang rumput mestika yang dapat
menyelamatkan jiwamu itu"
Sambil tertawa Im Yan cu segera berpaling kearah Hoa Soat kun, kemudian
bertanya. 'Suhu, sungguhkah perkataan ini"'
Dengan penuh kasih sayang Hoa Soat kun membelai rambutnya
yang hitam mulus itu lalu berbisik pelan.
"Im ji, semuanya ini benar-benar terjadi, karena suhupun merasa berat hati untuk
meninggalkan dirimu"
Sekalipun Seng sim cian li Hoa Soat kun berwatak dingin kaku
aneh dan tidak berperasaan, sesungguhnya dia adalah seorang yang amat mengasihi
muridnya ini, apalagi sebagian besar dari wataknya sekarang sebagai akibat dari
patah hati yang pernah dialaminya tempo hari.
Ketika mendengar ucapan tersebut, wajah Im Yan cu tidak
mencerminkan perasaan gembira atau senang yang meluap,
diawasinya langit-langit ruangan sejenak, kemudian dia baru
berkata sambil menghela napas panjang:
"Suhu, sesungguhnya Im ji pun merasa berat hati untuk berpisah dengan kalian,
namun aku tahu pelbagai persoalan tak mungkin bisa berlangsung dengan lancar dan
berkenan dihati. Sekarang, masa
sadarku tinggal sedikit, apabila aku sadar kembali nanti mungkin saat ajalku
sudah tiba, oleh sebab itu mumpung aku masih dapat berbicara sekarang, aku
hendak menyampaikan pesan-pesan yang
mungkin dapat ku utarakan, tentu saja aku pun berharap bisa
melanjutkan hidup ini lebih jauh"
-ooo0dw0ooo- Jilid 40 1349 Rupanya semua pembicaraan yang berlangsung antara Keng Cin
sin dengan Ku See hong telah didengar pula oleh Im Yan cu dengan jelas, oleh
karena itu dia tidak berani mempercayai kalau dia masih punya harapan untuk
melanjutkan hidup di dunia ini, sebab obat mustajab tersebut belum tentu dapat
ditemukan. Dengan suara pelan Ku See hong berkata:
"Adik Im, mengapa sih kau selalu berpikir kearah yang jelek.....?"
Im Yan cu tidak menjawab pertanyaan dari Ku See hong secara
langsung, tiba-tiba saja ujarnya sambil tertawa:
'Engkoh Hong, tempo hari kau pernah bilang, jikalau aku mati
maka kau akan mendirikan sebuah kuburan besar untukku,
kemudian kau akan membangun sebuah rumah disamping kuburan
dan selalu mendampingiku, bukankah begitu?"
Ku See hong menghela napas sedih, kemudian menjawab:
"Adik Im, seandainya kau mati, pasti akan kubangun sebuah kuburan yang besar
sekali, kemudian akupun akan berpuasa
didalam kuburan tersebut sampai mati"
"Engkoh Hong, kau tidak boleh mati, bagaimana dengan adik Him Ji im serta enci
Keng Cin sin.' Ketika mendengar perkataan itu, hampir saja air mata Keng Cin
sin jatuh bercucuran. Dengan air mata membasahi kelopak matanya, Ku See hong
berbicara: "Adik Im, kau tak boleh meninggalkan aku lagi, mereka berdua telah
meninggalkan aku' "Apa" seru Im Yran cu terkejut, "mengapa mereka tinggalkanmu"
Apakah kau telah ribut dengan mereka berdua?"
'Tidak, Keng Cin sin telah mati, sedangkan Him Ji im
meninggalkan aku karena membunuh ibunya sendiri, sekarang dia
sudah mencukur rambutnya menjadi pendeta dan hidup menyepi
dibiara, bukankah hal ini sama halnya mereka telah pergi meninggal kan aku"
1350 Sebenarnya Hoa Soat kun mengetahui siapakah Keng Cin sin,
tapi berhubung dia sudah berjanji kepada Keng C in sin akan
merahasiakan hal tersebut, maka hingga kini dia tidah sampai
mengutarakan hal tersebut kepada Ku See hong, bahwasanya
perempuan berkerudung warna warni yang selalu berada di di
sisinya tak lain adalah Keng Cin sin.
Im Yan cu termenung beberapa saat lamanya, kemudian kembali
dia berkata. "Engkoh Hong, apakah kau menduga enci Keng Cin sin benar-
benar sudah mati"` Ku See hong menghela nafas sedih.
"Walaupun aku belum sempat menyaksikan jenazahnya, namun
jeritan ngeri menjelang saat ajalnya masih mendengung disisi
telingaku hingga kini, lagi pula si pedang emas Cia Tiong giok telah berkata
kepada ku kalau dia telah mati, maka aku rasa tipis sekali kemungkinan baginya
untuk tetap hidup di dunia ini.
Im Yan cu segera menghela napas sedih.
"Aaaai, kalau begitu kehidupanmu di dunia ini akan kesepian sekali?"
"Itulah sebabnya setelab kau mati nanti akupun .tak ingin hidup tersiksa seorang
diri di dunia ini!" "Engkoh Hong, kau jangan mati, aku pikir, adik Him Ji im
mungkin akan berubah pikiran, lagi pula..."
Tiba-tiba dia mengalihkan sorot mata nya ke wajah Keng Cin sin, kemudian setelah
tertawa katanya kembali. "Lagipula enci ini toh akan selalu mendampingimu?"
Ku See hong membungkam dalam seribu bahasa, sedangkan
Keng Cin sin lebih tak mampu berbicara lagi, padahal Ku See hong memang
mencintai perempuan ini, namun apa mau dikata kalau dia justru menolak cintanya.
1351 Menyaksikan ke dua orang itu membungkam dalam seribu
bahasa, kembali Im Yan cu menghela napas.
"Cici" katanya kemudian, "sebelum adik meninggalkan dunia yang fana ini,
bolehkah kuajukan sebuah permintaan kepamu"'
Tentu saja Keng Cin sin tahu apa yang akan diajukan oleh gadis tersebut,
terpaksa sahutnya pelan: "Adik Im, apapun yang kau minta, pasti akan kukabulkan"
Im Yan cu tersenyum. ' Cici, kuminta kau sudi menemaninya, janganlah membiarkan dia hidup kesepian,
mau bukan?" Keng Cin sin tidak tega untuk menampik permintaannya itu,
setelah tertawa getir dia menyahut:
"Aku mengabulkan permintaanmu itu, sekarang beristirahatlah dengan hati yang
tenang, kami akan berusaha untuk mengobati
lukamu itu hingga sembuh"
Im Yan cu kelihatan gembira sekali setelah mendengar
kesanggupan dari perempuan itu, ujarnya:
"Ooooh, betapa indahnya kalau hal ini bisa terjadi, dengan demikian aku pun bisa
mati dengan perasaan tenang. Engkoh Hong, kau boleh mendirikan kuburanku
disamping rumah kalian, agar
setiap malam aku datang muncul untuk bermain bersama-sama
kalian" Ketika mendengar perkataan itu, Ku See hong segera
memperlihatkan senyuman getirnya yang mengenaskan. dia tahu
perempuan berkerudung warna warni itu cuma berniat menghibur
hati Im Yan cu saja... Aaaaai, Im Yan cu sendiripun menganggap dirinya bakal mati,
mungkinkah apa yang diucapkan itu benar-benar akan terjadi"
Benarkah gadis yang begitu cantik dan begitu polos akan mati
dalam usia semuda ini"
1352 Tidakkah hal ini terlalu disayangkan"
000de-wi000 SUARA roda yang berputar dan ringkikan kuda yang menghela
kereta bergema memecahkan keheningan.
Angin barat berhembus kencang, matahari senja sudah mulai
condong kebalik bukit... Ditengah sebuah jalanan yang jauh di tengah bukit, tampak
sebuah kereta kuda berlarian mendekat dengan kecepatan tinggi.
Itulah sebuah kereta yang dihela empat ekor kuda jempolan,
debu tampak beterbangan di angkasa, ini menunjukkan betapa
cepatnya kereta itu dilarikan orang.
Tiba diatas bukit, lari kereta itu menjadi lebih pelan, saat itulah baru nampak
orang yang duduk disamping kiri adalah seorang
pemuda tampan serta seorang perempuan berkerudung warna
warni. Tak salah lagi mereka adalah Ku See hong serta Keng Cin sin,
sedangkan orang yang berada didalam ruang kereta bukan lain
adalah Im Yan cu dan Seng sim cian li Hoa Soat kun. ..
"Masih berapa jauh?" bisik Keng Cin sin tiba-tiba dengan suara lirih.
Ku See hong tampak berat sekali perasaannya, dengan wajah
murung bercampur sedih dia menyahut:
"Mungkin masih ada dua jam perjalanan lagi!"
' Sekarang matahari sudah condong ke langit barat, jaraknya
sampai tengah malam nanti masih ada enam jam, aaaai...
nampaknya kita harus beradu nasib!"
"Apakah nona tak dapat memperpanjang waktu kambuhnya
racun itu....?" 1353 Keng Cin sin menghela napas sedih.
'Aaaai, dari batas waktu tengah malam aku sudah melebihkan
waktunya satu jam lagi, tak mungkln waktu tersebut dapat
diperpanjang kembali, tapi semua kejadian didunia ini memang
seringkali berada jauh diluar dugaan orang, kita hanya dapat
mengharapkan terjadinya keajaibau saja.
"Apabila semuanya bisa berjalan sesuai dengan apa yang
diharapkan, rumput Han sia cau tersebut dapat kita temukan
secepatnya, walaupun saat kambuhnya mungkin satu dua jam lebih awal, rasanya
kita masih dapat menyusulnya, yang dikuatirkan
justru apabila rumput Han sia cau tersebut tidak dapat kita temukan dengan
segera sehingga banyak waktu yang terbuang dengan
percuma" "Jika seandainya dia sampai mati, aku benar-benar tidak memiliki keberanian
untuk hidup terus' Sekalipun Ku See hong berbicara dengan mengikuti perasaannya,
tapi sekarang dia bermaksud untuk menjajaki sampai dimanakah
perasaan serta tanggapan dari Keng Cin sin, sebab semalam gadis itu
telah menyanggupi permintaan Im Yan cu untuk mendampinginya sepanjang hidup.
Tapi Ku See hong sangat kecewa, Keng Cin sin sama sekali tidak menjawab atas
pertanyaannya itu. Kini arah kereta dari barat telah menuju ke timur, dalam waktu singkat mereka
telah memasuki sebuah jalan bukit dan tiba dibawah sebuah tebing yang dalamnya
ratusan kaki. Sementara itu senja telah larut, matahari bersinar kemerah-
merahan memancar ke empat penjuru ....
Mendadak... Ringkikan kuda yang amat ramai bergema memecahkan
keheningan... 1354 Dua diantara empat ekor kuda yang menghela kereta tersebut
mendadak mengangkat sepasang kakinya ke atas sambil meringkik
panjang, jelas didepan situ telah terjadi suatu peristiwa yang sama sekali
diluar dugaan. Mendadak, dari dalam ruang kereta berkumandang suara teguran
dari Hoa Soat kun. "Apa yang telah terjadi?"
Semertara itu Ku See hong dan Keng Cin sin telah melompat
turun ke atas tanah dengan kecepatan luar biasa, ke empat mata mereka yang tajam
dengan cepat memandang sekejap ke dua belah
kaki dua ekor kuda yang diangkat tinggi-tinggi itu.
Titik darah kental nampak meleleh keluar dari ke empat kaki
tersebut. Keng Cin sin segera berseru:
"Nampaknya kuda kita terluka, bisa jadi telah berlangsung suatu peristiwa yang
sama sekali diluar dugaan!"
Ternyata ke dua belah kaki kedua ekor kuda itu sudah terluka
oleh paku persegi tiga yang tajam sekali, sementara satu kaki
disekeliling tempat itu penuh tersebar paku-paku lain yang
gemerlapan tertimpa sinar.
Berubah hebat paras muka Ku See hong, secepatnya dia
mencabut keluar paku-paku persegi tiga dari kaki kedua ekor kuda itu.
Sebaliknya Keng Cin sin segera mengayunkan telapak tangannya
ke depan, segulung angin pukulan yang maha dahsyat langsung
saja menyapu paku-paku persegi tiga itu sehingga tersebar ke sisi jalan.
Tentu saja mereka tahu pasti ada orang yang sengaja
menghalangi perjalanan tersebut.
1355 Tapi sekarang, waktu bagi mereka lebih berharga daripada emas, apalagi dalam
keadaan terdesak begini, tak sempat lagi bagi mereka untuk mencari banyak
urusan. Terpaksa sambil menahan hawa amarahnya, mereka berlagak
seakan-akan tak tahu urusan.
Ku Se hong dan Keng Cin sin dengan cepat melompat naik
kembali ke atas kereta. Mendadak, pada saat itulah...
Kuda mereka kembali meringkik panjang dengan ketakutan.
Menyusul kemudian .... "Blaaammm! " "Blaaammm! " Dua kali benturan keras berkumandang memecahkan keheningan. Tiba-tiba saja dari belakang tebing melayang turun dua buah
benda besar yang persis terjatuh disisi kereta.
Ternyata ke dua benda itu adalah dua sosok mayat yang
berlumuran darah, seorang dewasa dan seorang kanak-kanak.
Begitu melihat ke dua sosok mayat itu Keng Cin sin segera
menjerit kaget. "Aaaah, mereka adalah adik Khi dan Bian ih siu Hoa Siong si locianpwee...
Dengan cepat Ku See hong menerjang ke samping jenasah
tersebut, tak salah lagi mayat yang kecil itu tak lain adalah Kho It khi, si
bocah yang pernah ditemui dalam perkampungan yang
terpencil dan menyeramkan itu.
Sedangkan seorang yang lain adalah seorang sastrawan
setengah umur yang berbaju perlente.
1356 Sementara itu Seng sim cian li Hoa Soat kun kebetulan melompat keluar dari ruang
kereta, begitu sorot matanya melihat jenasah Hoa Siong si, dengan cepat dia
menubruk ke sisi mayat sambil berteriak sedih:


Dendam Sejagad Legenda Kematian Shi Hun Yin Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Adik Si, adik Si..."
Sambil menjerit dia berteriak, air mata Hoa Soat kun mengucur
keluar dengan amat derasnya, ia nampak sedih sekali..
Rupanya Bian ih siusu Hoa Siong si adalah saudara kandung
Seng sim cian li Hoa Soat kun, tiga puluh tahun berselang oleh karena suatu
perselisihan ke dua orang kakak beradik ini telah bentrok, di mana Hoa Siong si
pergi meninggalkan encinya dalam keadaan marah dan mendongkol.
Itulah sebabnya Hoa Soat kun berpesan kepada Im Yan cu dulu
agar mencari dua orang jago persilatan, selain Leng hun koay seng Ku See hong,
orang kedua adalah Hoa Siong si ini.
Bagaimana mungkin Hoa Soat kun tidak bersedih hati setelah
menyaksikan saudaranya yang telah berpisah selama tiga puluh
tahun dengannya, tiba-tiba ditemukan dalam keadaan tewas.
Beberapa titik air mata jatuh berlinang pula membasahi wajah
Keng Cin sin, air mata tersebut menunjukkan perasaan dendam
serta amarahnya meluap-luap.
Ku See hong segera menyadari betapa gawatnya situasi, sudah
jelas orang yang mencari gara-gara dengan mereka berjumlah
banyak dan berilmu tinggi, ini terbukti dari kemampuan mereka
untuk membinasakan Hoa Siong si serta Kho It khi.
Dengan sorot mata yang tajam dia memandang sekejap semak
belukar disekeliling tebing itu, kemudian sambil meloloskan pedang Hu thian seng
kiamnya, dia membentak nyaring:
'Kawanan manusia laknat yang tak tahu malu, cepat keluar untuk menerima
kematian!. 1357 Baru selesai dia berkata, gelak tertawa aneh dan pekikan nyaring yang memekikkan
telinga telah berkumandang memecahkan
keheningan. Menyusul kemudian dari balik hutan, sekeliling tebing dan balik batuan cadas,
bagaikan sukma-sukma gentayangan melayang
keluar sebelas sosok bayangan manusia
Memandang orang-orang itu, Keng Cin sin merasakan darah
panas didalam dadanya seperti mendidih dengan hebatnya.
Rupanya salah seorang diantaranya tak lain adalab musuh besar
bebuyutannya yang pernah juga menjadi gurunya dia pemilik istana Huan mo kiong
dari Lam hay, Pedang sakti dari langit Cia Cu kim adanya.
Badai Laut Selatan 2 Pendekar Bayangan Sukma 19 Munculnya Si Pamungkas Dendam Dukun Jalang 3
^