Dendam Sejagad 3
Dendam Sejagad Legenda Kematian Shi Hun Yin Karya Khu Lung Bagian 3
tanpa cidera, sesungguhnya kejadian ini sudah
cukup menggetarkan perasaan musuh-musuhnya.
120 Dasar wataknya memang tinggi hati dan keras kepala, sesudah
bergetar mundur oleh serangan musuh, ia menjadi naik darah.
Sambil membentak gusar tubuhnya meluncur maju lagi ke muka,
dengan suatu gerakan yang sangat aneh sepasang lengannya masih saja digerakkan
memainkan jurus Hoo-han-seng-huan.
Setelah berulang kali anak muda itu menunjukkan gerakan yang
aneh, suatu perasaan aneh segera muncul dalam hati Leng-cuan-
sam-pok, pikirannya tanpa terasa:
"Aneh betul bocah keparat ini mengapa dia cuma bergerak
macam tarian setan saja" Pada hakekatnya sedikitpun tidak mirip dengan suatu
jurus serangan. Memalukan, tadi nyaliku hampir saja pecah dibuatnya karena
ketakutan." Sekalipun di hati kecilnya mereka berpikir demikian, namun
gerakannya tak berani berayal, tiga sosok bayangan manusia
mendadak berkelebat lewat dengan gerakan yang aneh.
Jin-sat-kui-pok mementangkan cakar setannya lebar-lebar,
di ringi desingan angin serangan yang dahsyat segera mencengkeram ke atas batok kepala lawan.
Waktu itu, betul Ku See-hong memainkan jurus Hoo-han-seng-
huan, akan tetapi ia tak pernah mampu mempergunakan jurus
serangan ini secara sesungguhnya. Akibat dari hal itu, melukis harimau tidak
jadi, yang muncul adalah anjing.
Sementara pemuda itu masih belum tahu bagaimana caranya
mempergunakan serangan tersebut secara tepat... sepasang cakar
setan dari Jin-sat-kui-pok Jin-kai telah mencengkeram erat nadi pada pergelangan
tangan kirinya serta jalan darah cian-cing-hiat di atas bahu.
Ku See-hong terperanjat sekali, buru-buru dia mempergunakan
ilmu gerakan tubuh Mi-khi-biau-tiong untuk berkelit ke samping.
Tapi sayang keadaan sudah terlambat, Ku See-hong hanya
merasakan bahu kanannya terasa sakit sekali seperti di ris-iris dengan pisau,
tahu-tahu bahu itu sudah tersambar lima buah jalur 121
luka panjang oleh cakar setan lawan yang tajam. Darah segar
segera muncrat keluar membasahi seluruh bajunya.
Setelah berulang kali mengamati gerak-gerik musuhnya yang
aneh, agaknya waktu itu Siang-khi-kui-pok Phu Im-sat telah
memahami apa gerangan yang sedang dihadapi.
Serentetan suara tertawa anehnya yang melengking memekikkan
telinga bagaikan lolongan serigala itu segera menggema di angkasa.
Dengan suatu gerakan cepat ia mendesak ke muka, kemudian
jengeknya dengan suara dingin:
"Bocah keparat, kepandaian silatmu tak becus ternyata
kepandaian berbicaramu hebat, heeehh... heeehh... heeehh...
jangan harap pada malam ini kau bisa lolos dari kepungan cakar setan yang telah
disebarkan Leng-cuan-sam-pok di sekeliling tempat ini, heeehh... heeehh...."
Sementara mulutnya memperdengarkan suara tertawa setan
yang dingin menyeramkan dan tak sedap didengar itu, tubuhnya
bagaikan sukma gentayangan pelan-pelan menghampiri Ku See-
hong. Sepuluh jari tangannya yang tajam mirip cakar setan
dipentangkan lebar-lebar dan siap menerkam mangsanya.
Kobaran api amarah dan dendam mencorong keluar dari balik
mata Ku See-hong yang jeli, dia membentak keras, sepasang
lengannya diputar secara aneh lalu menubruk lagi ke depan.
Siang-khi-kui-pok Phu Im-sat berpekik aneh, tubuhnya yang
kurus kering tinggal kulit pembungkus tulang itu melintas dengan gerakan aneh,
lalu secepat kilat berputar ke sisi kiri Ku See-hong.
Cakar setannya yang tajam dengan cepat menyambar ke bawah.
Ku See-hong merasakan bahu kirinya sakit sekali bagaikan diiris dengan pisau,
lima buah bekas luka yang memanjang sekali lagi
muncul di atas bahunya akibat sambaran dari Siang-khi-kui-pok
tersebut, saking sakitnya dia mundur sampai sejauh dua tiga
langkah lebih. 122 Di pihak lain, Siong-cing-kui-pok (Siluman Iblis Bermata Bengis) Sin Jian-siau
telah menggerakkan sepasang lengan iblisnya untuk menyerang ke depan.
"Sreet! Sreet!" desingan angin tajam yang memekikkan telinga
menggema di angkasa. Ku See-hong merasakan kakinya gemetar keras, lalu mendengus
tertahan, baju bagian punggungnya tercabik-cabik hancur, kulitnya robek besar
tersambar oleh sepasang cakar setan Siong-cing-kui-pok yang tajam, darah segar
berceceran membasahi seluruh
badannya. Jin-sat-kui-pok tidak menyia-nyiakan kesempatan baik itu,
lengannya diputar kemudian, Wees dia melepaskan sebuah pukulan tinju ke depan.
Setelah itu sepasang telapak tangannya kembali diayunkan ke depan dengan
kecepatan bagaikan kilat. Segulung
tenaga pukulan yang sangat kuat ibaratnya gulungan ombak
dahsyat di tengah samudra, dengan membawa daya kekuatan yang
mampu menghancurkan batu karang, segera menggulung Ku See-
hong. Padahal Ku See-hong baru dapat berdiri tegak, melihat
datangnya angin pukulan yang demikian dahsyatnya itu, ia menjadi amat terkejut.
"Blaaamm...!" suatu ledakan keras kembali terjadi. Ku See-hong
kembali terhajar oleh serangan itu sehingga terpental ke arah lain.
Di pihak sana, Siang-khi-kui-pok Phu Im-sat sudah tahu kalau Ku See-hong
memiliki semacam ilmu silat yang aneh sekali. Tanpa
suatu kepandaian yang lihay, sulit untuk merenggut nyawa si anak muda tersebut.
Maka secara diam-diam lantas ia
menghimpun tenaga beracunnya yang telah dilatih selama puluhan tahun itu. Perawakan tubuhnya
yang sebenarnya kurus kering itu, tahu-tahu menggelembung seperti membengkak secara tiba-tiba.
123 Bersamaan itu pula, tulang belulang yang berada di dalam
tubuhnya juga gemerutukan
keras. Setelah berkumandang serentetan bunyi ledakan yang nyaring itu, badannya yang kurus kering tahu-tahu
menyusut pula sehingga lebih pendek separuh
bagian. Jin-sat-kui-pok dan Siong-cing-kui-pok juga tidak tinggal diam, serentak mereka
salurkan pula tenaga beracunnya untuk bersiap-siap melancarkan serangan
mematikan. Kemudian, tiga orang iblis dari Leng-cuan sam-pok yang bengis
dan berhati keji itu pelan-pelan berjalan mendekati Ku See-hong.
Mereka segera menyebarkan diri membentuk posisi segitiga.
Keadaan Ku See-hong pada waktu itu sudah mengenaskan sekali.
Sekujur badannya penuh dengan luka, darah segar menodai
badannya, rambut yang panjang terurai kalut, bajunya sobek dan compang-camping,
keadaannya mengenskan sekali. Ketika itu
dengan wajah yang mengejang serta sorot mata yang memancarkan kebengisan, ia melototi ketiga orang itu penuh
kemarahan. Angin musim gugur berhembus lewat dan menggoyangkan
pepohonan, bayangan pohon yang bergerak-gerak seakan-akan
berubah menjadi cakar setan yang sedang dipentangkan, bunyi
deruan yang kencang seolah-olah jeritan iblis yang mengerikan.
Sedemikian seram dan menakutkannya suasana di sekeliling tempat itu, membuat
bulu roma orang pada bangun berdiri.
Bayangan tubuh Leng-cuan-sam-pok yang terbias sinar bintang,
memanjang di atas permukaan tanah, sudut kepungan mereka kian
lama bertambah kecil. Ku See-hong berusaha memutar otaknya mati-matian untuk
memecahkan jurus Hoo-han-seng-huan tersebut. Akan tetapi
bagaimana pun juga, dia selalu gagal untuk memahami gerakan
tangan dari Bun-ji koan-su tersebut.
Sekarang ia sudah menyaksikan, lengan-lengan kurus dari Leng-
cuan-sam-pok membengkak besar, kulitnya pelan-pelan berubah
124 pula menjadi merah membara seperti baranya api. Selain itu diapun menemukan,
tiap kali mereka melangkah maju ke depan, sebuah
bekas telapak kaki yang dalam segera muncul di atas permukaan
tanah, padahal diapun tahu permukaan tanah di situ lebih keras daripada batu
karang. Kalau dilihat dari tindakannya yang diambil Leng-cuan-sam-pok di mana mereka
telah mengeluarkan pukulan beracunnya, dapat
diketahui bahwa orang-orang
itu sudah bertekad hendak
membinasakan Ku See-hong di ujung pukulan beracun mereka yang
mengerikan itu. Dari sini dapat diketahui pula sampai di manakah kekejaman serta
kebusukan hati mereka. Diam-diam Ku See-hong berpekik di dalam hatinya:
"Suhu, oooh suhu. Bantulah tecu, bantulah diri tecu agar cepat memahami rahasia
jurus Hoo-han seng-huan tersebut, kalau tidak, tecu bakal mampus di ujung tangan
ketiga orang setan iblis itu."
Dalam pada itu, Leng-cuan-sam-pok sudah berada lebih kurang
lima depa di hadapan Ku See-hong.
Mendadak.... Tiga makhluk aneh tersebut sama-sama berpekik aneh, suaranya
yang keras dan menyeramkan itu menggelegar membelah
kesunyian malam. Enam buah telapak tangan yang merah membara dan berbau
amis, secepat kilat mengayunkan ke depan dan melontarkan enam
gulungan kobaran bara beracun yang berwarna hijau. Di ringi
desingan tajam yang luar biasa bagaikan gulungan ombak di tengah samudera
langsung menghajar ke depan. Serangan itu ganas,
kejam, dan hebat, seperti air bah yang menjebolkan bendungan,
langsung menghajar tubuh lawan.
Ku See-hong terperanjat sekali, apalagi setelah menyaksikan
kabut hijau berbau amis yang disertai tenaga pukulan yang maha dahsyat itu
muncul dari pelbagai sudut yang aneh dan menggencet tubuhnya di tengah arena
itu. 125 Blaaamm! Blaaamm! Blaaamm! Benturan keras menggelegar
secara beruntun. Ku See-hong merasakan hawa darah di dalam tubuhnya bergolak
sangat keras, benaknya bagaikan kosong melompong dan ...
"Bluuum" tubuh Ku see-hong tergeletak jatuh di tanah.
Melihat Ku See-hong sudah terhajar telak oleh serangan mereka
yang beracun, Leng-cuan-sam-pok segera tertawa terbahak-bahak
dengan seramnya. Suara mereka keras seperti jeritan setan iblis dan seram
bagaikan lolongan serigala liar. Di balik gelak tertawanya yang panjang berat
dan memekikkan telinga tadi, terselip pula rasa bangga dan gembira yang tak
terkirakan. Dalam keadaan sadar tak sadar, mendadak Ku See-hong seperti
terbayang kembali bayangan tubuh Bun-ji-koan-su yang sedang
menggerakkan tangannya secara aneh di ringi gerakan tubuh yang luar biasa,
kemudian dalam kilatan cahaya tajam, jalan darah di atas tubuhnya seakan-akan
tertotok. Ku See-hong yang tergeletak kaku di tanah, mendadak
memperdengarkan teriakan keras yang memekikkan telinga:
"Haaah! Aku sudah memahami jurus Hoo-han-seng-huan! Aku
sudah memahami jurus Hoo-han-seng-huan tersebut!"
Menyusul teriakan tersebut, Ku See-hong dengan suatu gerakan
yang sangat aneh segera melompat bangun dari atas tanah.
Leng-cuan-sam-pok hanya tertawa tergelak terus dengan
bangganya. Mereka baru tertegun setelah melihat tubuh Ku See-
hong melompat bangun secara tiba-tiba. Dengan cepat lengan
mereka diputar membentuk satu gerak lingkaran.
Di tengah kegelapan, terlihatlah gulungan angin dingin yang
mirip pusaran angin berpusing di atas bumi, menggulung ke muka dan menyapu Ku
See-hong. Ku See-hong menggerakkan kakinya dan menerobos masuk ke
balik gulungan angin berpusing yang maha dahsyat itu. Secara
aneh, mendadak seluruh badannya melengkung dan melejit,
126 tubuhnya melompat tinggalkan permukaan tanah, lalu seperti udang bago dia
meletik tiga depa ke udara.
Bersamaan itu juga, sepasang lengan Ku See-hong berputar
kayun secara aneh, suara letusan demi letusan yang nyaring
menggema di angkasa. Selapis cahaya tajam yang berkilauan
segera terhias di seluruh angkasa.
Sepasang lengannya direntangkan ke kiri kanan, dua gulung
angin pukulan yang putih bersih seperti kemala mendadak meluncur ke arah Jin-
sat-kui-pok serta Siong-gan-kui-pok dan menghajar jalan darah penting di atas
dadanya. Inilah gerakan kedua dari ilmu Hoo-han-seng-huan yang disebut
Jin-hay-hu-seng (Lautan Manusia Timbul Tenggelam).
Terdengar dua kali jeritan ngeri yang memilukan hati
berkumandang memecahkan keheningan.
Dua sosok tubuh yang tinggi besar itu mencelat sejauh dua kaki lebih dan...
"Bluuuk" terbanting di atas tanah.
Sebuah mulut luka yang besar sekali muncul di atas dada Jin-sat-kui-pok serta
Siong-gan-kui-pok. Darah segar seperti pancuran
segera berhamburan di mana-mana.
Begitulah, dua orang gembong iblis yang kejam dan tersohor
dalam dunia persilatan, akhirnya tewas di ujung telapak tangan Ku See-hong
setelah mempergunakan jurus J in-hay-hu-seng dari ilmu Hoo-han-seng-huan yang
telah menggetarkan seluruh dunia
persilatan itu. Mimpipun Ku See-hong tidak menyangka bahwa serangannya
dengan jurus Hoo-han-seng-huan tersebut sanggup membinasakan
Jin-san-kui-pok serta Siang-gan-kui-pok tanpa memberi kesempatan bagi lawannya
banyak berkutik. Dia mengira dirinya masih berada di alam impian, untuk sesaat
lamanya dia berdiri termangu-mangu di situ sambil mengawasi dua sosok mayat yang
terkapar dalam keadaan mengerikan di
hadapannya itu. 127
Dendam Sejagad Legenda Kematian Shi Hun Yin Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Sejak meloncat bangun dari tanah sampai mengeluarkan jurus
tangguh untuk membunuh dua orang gembong iblis itu, serentetan gerakan tersebut
dilakukan Ku See-hong dalam waktu yang amat
singkat. Waktu itu, Siang-khi-kui-pok Phu Im-sat sudah dibikin pecah
nyalinya oleh kelihayan lawan, tiba-tiba jeritnya:
"Hoo-han-seng-huan"!"
Tiba-tiba secepat hembusan angin kencang dia membalikkan
badan dan melompat sejauh empat kaki dari situ, kemudian tanpa membuang waktu
lagi dia melarikan diri terbirit-birit dari situ.
Ku See-hong yang mendengar Siang-khi-kui-pok menjeritkan
kata Hoo-han-seng-huan juga amat terkejut, dengan cepat ia
tersadar kembali dari lamunannya, tapi ketika itu Siang-khi-kui-pok sudah berada
tujuh kaki dari tempat semula.
Pada saat itulah.... Mendadak dari atas pohon Pek yang lebih kurang enam kaki di
depan Ku See-hong berkumandang suara bentakan yang amat
nyaring, Jcin..."Sreeet" segulung angin pukulan tajam mendesis.
Dari atas puncak pohon yang delapan kaki tingginya itu,
meluncur keluar sesosok bayangan tubuh yang ramping dan kecil.
Lalu dengan gerakan yang cepat dia sudah meluncur ke bawah dan melayang turun
persis di hadapan Siang-khi-kui-pok.
Waktu itu, keadaan Siang-khi-kui-pok ibaratnya anjing yang baru kena digebuk,
ketika melihat datangnya bayangan manusia dari
tengah udara, ia segera meraung keras, dengan menghimpun
segenap tenaga dalam yang dimilikinya, dua gulung angin pukulan segera
dilontarkan ke muka. Bayangan manusia yang ramping itu kembali membentak
nyaring, sepasang telapak tangannya melancarkan selapis bayangan telapak tangan
yang rapat bagaikan jaring laba-laba. Lalu tubuhnya melejit kembali di udara,
dua bayangan kaki menyusul tiba. Gerakan 128
tubuhnya yang lincah dan gerakan jurus serangannya yang indah, sungguh merupakan
suatu perpaduan yang serasi.
Mendadak.... Jeritan ngeri yang memilukan hati kembali berkumandang
memecahkan keheningan. Selembar nyawa Siang-khi-kui-pok segera melompat keluar dari
tubuh kasarnya dan menyusul nyawa Jin-sat-kui-pok serta Siong-jin-kui-pok yang
sudah keluar dari raganya lebih dulu itu. Sedangkan tubuh kasarnya mencelat
sejauh empat lima kaki sebelum tergeletak untuk selamanya di sana.
Diam-diam Ku See-hong merasa terperanjat juga setelah
menyaksikan kemampuan bayangan manusia itu sewaktu membunuh Siang-khi-kui-pok.
Baru saja ingatan terbersit melintas lewat, mendadak pemuda itu mengendus bau
harum semerbak berhembus lewat di depan
tubuhnya. Bayangan tubuh yang ramping tadi, bagaikan selembar
kapas yang terhembus angin, dengan entengnya melayang turun
tepat di hadapan Ku See-hong.
Demonstrasi ilmu meringankan tubuh yang sempurna serta gerak
serangan bagaikan sambaran setan ini menggidikan hati Ku See-
hong, dengan wajah berubah hebat dia mundur tiga empat langkah ke belakang
dengan perasaan was-was. Agaknya si anak muda itu sudah dibikin keder oleh kehebatan
orang itu. Tiba-tiba.... Suara cekikikan yang merdu merayu kembali berkumandang di
angkasa. Suara tertawa itu begitu merdu dan begitu merayu
sehingga cukup mempesonakan hati orang.
Sedangkan pemuda itu masih melongo, suara tertawa itu
mendadak berhenti lalu kedengaran seseorang mendamprat dengan
suara yang dingin seperti es:
129 "Bocah tolol, kau anggap sudah ketemu setan di siang hari
bolong..." Coba pentang dulu matamu lebar-lebar...."
Di bawah sinar bintang terlihat seorang gadis cantik yang tinggi semampai
bergaun biru dan berambut panjang telah berdiri di
hadapannya. Gadis itu memang cantik sekali bak bidadari dari kahyangan,
selain matanya jeli bagaikan bintang timur, hidungnya mancung, bibirnya kecil
mungil, kulit badannya juga putih mulus bagaikan susu murni. Akan tetapi, waktu
itu dia berdiri dengan wajah
sedingin es, mata mendelik besar dan hawa nafsu membunuh
menyelimuti seluruh wajahnya. Hal ini membuat gadis tersebut
ibaratnya sekuntum bunga mawar yang berduri....
Sejak kecil Ku See-hong sudah mengalami musibah yang
mengenaskan, sepanjang tahun di hidupnya mengembara dalam
dunia persilatan dan dicemooh orang banyak, penderitaan serta
kesengsaraan yang dideritanya itu membuat ia memiliki watak yang aneh serta
pandangan yang sempit. Terutama sekali terhadap kaum wanita, entah mengapa, dalam
hati kecilnya bisa timbul perasaan benci yang tebal. Sekalipun terhadap
perempuan yang bagaimanapun cantiknya, dia juga tak
pernah merasa terpikat apalagi tertarik.
Apalagi setelah selama beberapa hari ini ia mendengar kisah
cerita Bun-ji koan-su yang mengisahkan tragedi serta pengalaman pahit yang
dialaminya selama hidup, kesemuanya itu membuat
pandangannya terhadap perempuan bertambah ekstrim, dia
memandang perempuan seakan-akan ular yang amat berbisa sekali.
Begitulah Ku See-hong yang sombong dan tinggi hati, mana
tahan setelah mendengar caci maki si nona cantik berbaju biru itu"
Sambil mendengus gusar dari matanya segera terpancar keluar
sinar mata yang menggidikkan hati.
"Nona!" serunya ketus, "Begitu datang lantas mencaci maki
orang apakah tidak merasa kalau perbuatanmu akan menurutkan
martabatmu di depan orang?"
130 Berkedip-kedip sepasang mata si nona cantik berbaju biru yang
jeli itu, serunya: "Kau maksudkan aku?"
Sambil berkata begitu, dengan jari tangannya yang lentik dia
tuding ke ujung hidung sendiri sehingga keadaannya tampak konyol.
Ku See-hong mendengus dingin, dengan nada sinis serunya:
"Hmm. Bila kau menganggap dirimu itu amat cantik sehingga
merasa perlu untuk memasang aksi dan menarik perhatian di
hadapanku, maka kukatakan kepadamu terus terang, kau telah
salah mengincar manusia. Aku orang she Ku tidak bakal terpikat oleh tingkah
lakumu yang konyol itu. Hmm.... Di sini hanya ada kau dan aku, kalau bukan kau
yang kumaksudkan memangnya aku lagi
berbicara dengan orang lain?"
Kehormatan si nona benar-benar merasa tersinggung setelah
mendengar caci maki dan cemoohan seorang pria yang diucapkan
secara terang-terangan di depan matanya itu. Apalagi dia adalah seorang gadis
cantik yang biasanya selalu disanjung serta dipuji-puji orang.
Tapi anehnya nona cantik berbaju biru itu tidak menjadi marah
setelah mendengar cemoohan tersebut, malah sebaliknya, sekulum senyuman manis
segera menghiasi wajahnya yang cantik.
Sambil memutar biji matanya yang jeli katanya lagi dengan suara merdu:
"Mengapa sih kau musti galak-galak begitu" Aku cuma bergurau
saja apalah salahnya?"
Tapi setelah berhenti sejenak, mendadak dengan kening berkerut dia mendamprat
lagi: "Lelaki busuk, coba kalau aku tidak bermaksud untuk
mengajukan beberapa buah pertanyaan kepadamu, sedari tadi aku
sudah membunuh dirimu, lebih baik sedikitlah tahu diri."
131 Paras mukanya ketika itu diliputi oleh hawa nafsu membunuh
yang tebal, sepasang alis matanya berkenyit dan wajahnya dingin seperti es,
keadaannya sungguh mengerikan sekali.
Ku See-hong menjadi tercengang sekali oleh perubahan sikap
orang, diam-diam pikirnya:
"Perempuan ini benar-benar aneh sekali, marah senang, susah
diduga. Perubahan wataknya juga tak menentu sudah pasti dia
bukan seorang perempuan baik-baik."
Berpikir sampai di situ, selapis hawa dingin yang kaku segera
menyelimuti wajah Ku See-hong, bentaknya dengan gusar:
"Hei, apa maksudmu memaki aku sebagai lelaki bau" Hmm.
Kalau kau berani memaki lelaki bau, lelaki bau terus, jangan
salahkan kalau aku orang she Ku tak akan berlaku sungkan lagi
kepadamu...." "Apakah kau tidak ingin dimaki orang sebagai lelaki bau?" seru gadis cantik
berbaju biru itu lagi sambil tertawa cekikikan, "... tapi suhuku selalu menyuruh
aku menyebut kalian sebagai lelaki bau, malah katanya, makin ganteng tampang
orang itu, semakin pantas kalau mereka dibunuh... masa ucapan guruku tidak benar?"
Mendengar perkataan itu, Ku See-hong merasakan hatinya
bergetar keras, pikirnya:
"Masa di dunia ini terdapat manusia yang begitu aneh serta
begitu sempit pikirannya sehingga murid sendiripun diajarkan untuk membunuh
pria-pria tampan di dunia ini" Aaa... Mungkin gurunya
juga seseorang yang pernah mengalami kegagalan di dalam soal
cinta?" Pelbagai ingatan segera berkecamuk dalam benak Ku See-hong,
kemudian setelah mendengus dingin katanya:
"Nona, perkataan gurumu itu tentu saja salah besar. Kalau ingin membunuh orang
harus dibedakan dulu mana yang baik dan mana
yang jahat, mana boleh memandang rendah nyawa orang lain"
Hmm. Bila kau berani sembarangan membunuh orang yang baik,
132 aku orang she Ku yang pertama-tama akan mencarimu untuk
membuat perhitungan."
Senyuman yang semula menghiasi wajah gadis cantik berbaju
biru itu kembali lenyap tak berbekas, kemudian dengan wajah
dingin bagaikan es ia berkata:
"Hm... Kau lagi membicarakan soal teori apa" Memangnya ingin
menasehati aku" Aku mau tanya, dari mana kau pelajari jurus Hoohan-seng-huan
tersebut" Di dapat dari mencuri" Kalau tidak
mengaku terus terang, jangan menyesal kalau kubunuh dirimu biar mati secara
mengenaskan." Naik pitam Ku See-hong sesudah mendengar ucapan itu, dengan
suara menggelegar segera bentaknya:
"Perempuan sialan, dengan dasar apa kau ingin menyelidiki asal-usulku...?"
Sekulum senyuman manis segera menghiasi kembali ujung bibir
nona cantik berbaju biru itu, bentaknya:
"Kau ingin tahu" Ilmu silat-lah dasarku."
Tubuhnya direndahkan lalu telapak tangannya secepat sambaran
kilat diayunkan ke depan, angin pukulan yang tajam bagaikan pisau menderu-deru
di udara dan langsung menghantam ke tubuh anak
muda tersebut. Baik soal ilmu pukulan maupun soal ilmu gerakan tubuh,
semuanya dilakukan secara sempurna dan luar biasa hebatnya.
Ketika itu, Ku See-hong telah berhasil memahami jurus Hoo-han-
seng-huan yang diwariskan gurunya Bun-ji koan-su kepadanya.
Begitu melihat datangnya serangan maut dan si nona berbaju biru itu, kontan saja
timbul kesan yang jelek sekali terhadap lawannya itu. Maka di kala serangan maut
itu sudah berada di depan mata, alis matanya segera berkenyit, sinar mata dingin
yang menggidikkan hati mencorong keluar, sambil menengadah dia berpekik keras.
133 Berbareng dengan menggemanya suara pekikan tersebut, tiba-
tiba sepasang telapak tangannya digetarkan kian kemari, di tengah desingan angin
tajam tercipta sebuah lingkaran cahaya yang amat menyilaukan mata.
Menyusul terpancarnya cahaya berkilauan yang berlapis-lapis
tadi, tubuhnya mendadak miring ke samping, seluruh tubuhnya
melintang lima depa di udara. Dalam posisi yang aneh kemudian
sepasang kakinya dijejakkan ke udara dan melayang kembali ke
tanah. Pada saat dasar kakinya telah menempel di tanah, tubuh bagian
atas Ku See-hong yang miring itu menerobos masuk ke tengah
gulungan angin pukulan dahsyat yang dilancarkan oleh gadis cantik berbaju biru
itu.... "Sreeet..." desingan angin tajam serasa membelah di angkasa.
Segulung cahaya putih yang amat menyilaukan mata, bagaikan
sambaran kilat cepatnya langsung menerobos ke depan dan
menyerang jalan darah Thian-khi-hiat di tubuh gadis berbaju biru itu.
Gerakan yang barusan dipergunakan bukan lain adalah jurus
ketiga dari Hoo-han-seng-huan yang bernama Tee-jin-hun-gak
(Sukma Gentayangan Di Dasar Neraka).
Gadis cantik berbaju biru itu sebenarnya adalah murid
kesayangan seorang tokoh sakti dunia persilatan yang termasyhur namanya di dunia
ketika itu. Kelihaian ilmu silatnya boleh dibilang luar biasa sekali, sehingga
cuma beberapa gelintir manusia saja yang sanggup menghadapi ancaman serangannya.
Tapi, ketika ia menyaksikan datangnya serangan dahsyat dari Ku See-hong itu,
kontan saja paras mukanya berubah hebat. Sambil
membentak keras, selendang sutera di atas bahunya itu meluncur ke depan dengan
membawa desingan angin tajam... "Sreet! Sreeet!"
gulungan itu langsung menyongsong datangnya cahaya putih
tersebut. 134 Tubuhnya sementara itu juga tak berani bertindak gegabah,
dengan mempergunakan suatu gerakan yang indah dia segera
berputar lalu melayang ke samping.
Perlu diketahui, tiga gerakan aneh yang sakti di dalam jurus Hoo-han-seng-huan
tersebut sesungguhnya merupakan hasil ciptaan dari Bun-ji koan-su setelah
mempelajari dan menyelidiki secara tekun isi kitab pusaka Cang-ciong-pit-kip
tersebut. Jurus serangan itu boleh dibilang lihay sekali dan mencakup
seluruh intisari ilmu silat yang berada di dunia ini... cuma sayangnya pada waktu
itu Ku See-hong belum berhasil menguasai serta
memahami makna yang sesungguhnya dari ketiga buah gerakan itu, sehingga
boleh dibilang kehebatannya belum mencapai sebagaimana mestinya. Sekalipun demikian, akan tetapi ketika ia gunakan kepandaian
maha dahsyat tersebut ternyata hasilnya betul-betul luar biasa dan sama sekali
di luar dugaan. "Breeet...!" Kedua selendang sutera yang berada di sepasang bahu nona
cantik berbaju biru itu terpapas kutung menjadi tiga-empat bagian, sementara
ikat pinggangnya yang berwarna biru juga turut putus menjadi dua bagian....
Mimpipun nona cantik berbaju biru itu tak pernah menyangka
kalau gerak menghindar yang sesungguhnya dilakukan dengan
kecepatan yang luar biasa itu, ternyata belum berhasil menghindari serangan
lawan. Kontan saja sepasang alis matanya berkenyit, hawa nafsu
Dendam Sejagad Legenda Kematian Shi Hun Yin Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
membunuh menyelimuti wajahnya, mencorong sinar tajam yang
dingin dan menggidikkan dari balik matanya yang jeli itu. Ditatapnya wajah Ku
See-hong tanpa berkedip. Sejak seribu tahun yang lalu, tiga gerakan dalam jurus Hoo-hanseng-huan tersebut
sudah menggetarkan seluruh dunia persilatan.
135 Belum pernah ada seorang manusia pun yang berhasil meloloskan
diri dari ancaman tersebut dalam keadaan selamat.
Jadi sesungguhnya, keberhasilan si nona cantik berbaju biru itu meloloskan diri
dari ancaman maut jurus itu tanpa menimbulkan
luka, adalah merupakan suatu kejutan bagi umat persilatan.
00d=w00 Bab 7 TENTU saja, keberhasilan si nona itu pun separuhnya
dikarenakan jurus serangan yang dipergunakan oleh Ku See-hong
pada hari ini, belum mencapai pada kekuatan yang sebenarnya.
Kalau memang demikian, lantas apa sebabnya selama hampir
seribu tahun lamanya ini belum pernah ada seorang jago
persilatanpun yang sanggup memecahkan jurus Hoo-han-seng-huan
tersebut" Sesungguhnya, bila jurus serangan ini dipergunakan, maka akan
muncullah beberapa ciri khas yang luar biasa dan aneh sekali, yaitu di kala
menggerakkan tangannya di udara, selalu akan muncul
kilatan cahaya yang berkilauan... seluruh tubuh si penyerang itu seakan-akan
diselimuti oleh kilauan cahaya yang tajam sekali
bagaikan sinar matahari, sehingga sukar bagi orang lain untuk
menduga gerakan macam apakah yang sedang dilakukannya itu.
Selain daripada itu, di dalam setiap gerakan jurus itu, meski
terdapat beberapa macam perubahan yang berbeda, tapi
kecepatannya sedemikian hebatnya sehingga serangkaian gerakan
tersebut boleh dibilang dilakukan hampir pada saat yang
bersamaan. Sejak dulu sampai sekarang, tak seorang jago silat pun di dunia ini yang tahu
sebenarnya terdapat berapa macam perubahan di
balik setiap gerakan dari jurus Hoo-han-seng-huan tersebut. Orang lebih-lebih
tak tahu sampai di manakah keanehan maupun kesaktian dari gerakan jurus
tersebut. 136 Ketika Ku See-hong melancarkan serangan dengan mempergunakan jurus Tee-jin-hun-gak tadi, sebetulnya dia hanya bermaksud untuk
menakuti-nakuti gadis itu saja.
Di luar dugaan, tenaga serangan yang dahsyat bagaikan
gulungan ombak samudra itu ternyata benar-benar terpancar
keluar, malahan pada mulanya dia masih tak berani percaya kalau serangannya itu
sanggup menahan sergapan maut dari nona cantik itu.
Maka ketika dilihatnya nona cantik berbaju biru itu benar-benar terdesak hebat
sehingga menjadi mengenaskan sekali keadaannya...
untuk sesaat ia menjadi tertegun dan berdiri kaku di tempat.
Gadis cantik berbaju biru itu membentak keras, tubuhnya
melayang ke muka dengan gerakan yang enteng seperti kapas,
telapak tangannya yang putih bagaikan kemala, secara beruntun
melancarkan tujuh delapan buah serangan berantai, kemudian
kakinya menutul permukaan tanah dan melayang ke udara. Dari
suatu sudut yang aneh secara tiba-tiba melepaskan empat buah
tendangan berantai. Setelah dibikin marah oleh serangan musuhnya, serangan
balasan dari gadis cantik berbaju biru itu menjadi sangat keji dan sama sekali
tidak terkandung belas kasihan.
Jurus-jurus serangan itu dilancarkan berangkai dan tiada
hentinya, sekaligus semua ancaman itu dikeluarkan, bahkan
kesempurnaan dari jurus serangannya itu boleh dibilang jarang
ditemui di kolong langit.
Secara beruntun Ku See-hong mendengus beberapa kali,
tubuhnya sudah terkena dua buah pukulan dan lututnya kena
ditendang satu kali, kesemuanya ini membuat pemuda itu kesakitan, dan jatuh
terduduk di atas tanah. Melihat Ku See-hong sudah terjatuh ke tanah, nona cantik
berbaju biru itu baru tertawa cekikikan.
137 "Haaahh... haaahh... haaahh... orang she Ku, rupanya kulit
badanmu benar-benar tebal dan kuat seperti baja, dipukul keras pun tak sampai
mampus tapi... nonamu bertekad hendak
menghajarmu sampai babak belur malam ini sehingga merangkak di tanah."
Setelah berhenti sebentar dia melanjutkan:
Jilid: 05 "KECUALI sekarang juga kau berlutut di depan nonamu dan
menyembah tiga kali, mungkin saja nona masih bersedia
mengampuni jiwamu." Ku See-hong yang berulang kali dipaksa mencium tanah, benar-
benar merasa marah sekali, saking mendongkolnya dia sampai
menggertak giginya keras-keras.
"Lonte busuk!" akhirnya dia membentak gusar.
"Aku orang she Ku memang tak sanggup menangkan dirimu, kau
juga boleh bunuh boleh cincang tubuhku, tapi jika kau berani
mempermainkan aku atau mencoba untuk mencemooh aku... Hmm!
Aku akan memaki tiga keturunanmu!"
Mendengar perkataan itu, si nona cantik berbaju biru itu
mengernyitkan alis matanya, sinar merah mencorong keluar dari
matanya yang jeli, tapi sejenak kemudian telah lenyap tak berbekas.
Kembali ujarnya sambil tertawa cekikikan:
"Orang she Ku, rupanya kau punya semangat. Cuma... bila
malam ini kau tak mau menjawab pertanyaan nonamu, hmm! Akan
kupermainkan dirimu seperti joged monyet!"
"Lonte busuk! Aku akan beradu jiwa denganmu!" bentak Ku See-
hong dengan kening berkerut.
138 Kembali tangannya bergerak aneh, rupanya ia sudah bersiap-siap untuk
mempergunakan tiga gerakan dari jurus Hoo-han-seng-huan
lagi. Setelah merasakan kerugian yang cukup besar di tangan pemuda
itu, si nona cantik berbaju biru itu bertindak lebih cerdik, sebelum pemuda itu
sempat melancarkan serangannya, secepat angin
badannya menyelinap ke belakang Ku See-hong. Kemudian sambil
membentak keras, telapak tangan kirinya tiba-tiba diayunkan ke depan.
"Ploook!" terdengar suara benturan nyaring menggema memecahkan keheningan. Di atas pipi Ku See-hong segera muncul lima buah bekas jari
tangan yang merah membara, menyusul kemudian lima jari tangan
kanannya yang dipentangkan lebar-lebar langsung menyambar baju Ku See-hong dan
membantingnya ke depan. Ku See-hong segera merasakan keseimbangan badannya hilang,
tubuhnya lantas berguling tiga kali di atas tanah dan akhirnya jatuh terjerembab
mencium tanah. Selain hidungnya bocor, mukanya
bengkak ditambah lagi rambutnya terurai dan badannya belepotan darah, keadaannya
benar-benar mengenaskan sekali.
Melihat pemuda itu sudah mencium tanah, sambil menutup
bibirnya dengan jari tangan yang lentik, nona cantik berbaju biru itu segera
tertawa cekikikan. Pelan-pelan dia berjalan ke samping anak muda itu, kemudian
sambil ulurkan tangan kirinya dia berkata:
"Orang she Ku, tulangmu sudah pada rontok, belum" Mari, nona
membangunkan dirimu."
Cemoohan dan hinaan yang berulang kali dilimpahkan si nona
kepadanya, membuat Ku See-hong yang tinggi hati itu menjadi naik darah, matanya
merah membara kalau bisa dia ingin sekali
membacok tubuhnya sehingga hancur berkeping-keping, Apalagi
setelah meyaksikan tingkah laku serta ucapan si nona yang
setengah mengejek, darah terasa sirap keluar.
139 "Lonte busuk!" bentak Ku See-hong dengan geramnya. "Jika
malam ini aku orang she Ku dapat keluar dari sini dalam keadaan hidup, di
kemudian hari pasti akan kusayat kulit badanmu, sekarang aku minta kau... kau...
enyah dari sini...!"
Saking gusarnya Ku See-hong sampai merasa tak sanggup
melanjutkan kata-katanya, seluruh badannya tampak gemetar
keras. Ketika mendengar perkataan itu, nona cantik berbaju biru itupun kelihatan agak
tertegun, tapi setelah termangu beberapa saat
lamanya, sikap itu pulih kembali seperti sediakala.
Ia tertawa ringan, lalu katanya dengan merdu:
"Aduh mak, bagaimana sih kamu ini" Dengan bersungguh hati
orang sudah membantumu, kenapa kau malah menjadi marah-
marah hebat" Baiklah, anggap saja aku yang bersalah, kalau ingin menghajar aku,
nah, hajarlah aku sepuas hatimu."
Sewaktu mengucapkan kata-kata tersebut, wajahnya kelihatan
polos, manja dan membawa sifat kekanak-kanakan, kesemuanya ini membuat gadis itu
tampak bertambah cantik dan menarik.
Untuk sesaat lamanya Ku See-hong berdiri melongo sehingga tak
tahu apa yang musti dilakukan, tapi rasa bencinya kepada gadis itu sudah merasuk
ke tulang sumsum. Dia menganggap gadis itu
adalah seorang gembong iblis perempuan yang berhati keji
bagaikan ular berbisa dan membunuh orang tanpa berkedip.
Maka dengan wajah hijau membesi, dia mendengus dingin:
"Hmmm... Sikapmu yang suka berlagak itu hanya bisa dipakai
untuk menggaet anjing-anjing geladak yang sudah buta matanya
atau mengidap penyakit edan. Hmmm.... Jika kau berani banyak
berbicara lagi, jangan salahakan kalau aku orang she Ku akan mulai memaki dirimu
lagi." Nona cantik berbaju biru itu mengerutkan dahi dan menghela
napas sedih, katanya dengan lembut:
140 "Kenapa sih kau begitu tidak percaya denganku" Sebenarnya aku
merasa benci sekali terhadap orang lelaki macam kalian itu, tapi sekarang entah
apa sebabnya, setelah bertemu denganmu, aku
sepertinya tidak begitu benci lagi."
Sepasang matanya yang jeli mongerling ke wajah Ku See-hong
berulang kali. Di balik kejelian matanya itu terkandung rasa cintanya yang
mendalam, apalagi wajahnya memang cantik, sesungguhnya
cukup membuat hati orang terpikat.
Ku See-hong merasakan jantungnya berdebar keras, suatu
perasaan aneh yang hangat dan belum pernah dirasakan
sebelumnya. Secara lamat-lamat muncul dari dasar hatinya
perasaan aneh yang susah dilukiskan dengan kata-kata itu, boleh dibilang belum
pernah dirasakannya semenjak dilahirkan.
Ketika dilihatnya Ku See-hong hanya membungkam diri tanpa
mengucapkan sepatah katapun, dengan manja si nona cantik
berbaju biru itu kembali berkata:
"Sebetulnya aku diutus oleh guruku untuk menyelidiki seorang
musuh besarnya pada malam ini. Tapi belakangan ini suara
nyanyian anehnya yang tiba-tiba terputus sampai beberapa hari
mendadak berkumandang kembali. Hal ini menimbulkan rasa
keheranan di hatiku.... "Barusan, aku melihat kau muncul dari dalam kuil itu. Bahkan aku lihat kau sama
sekali tidak berpengaruh oleh daya pikat irama
pembetot sukma itu, maka aku menjadi keheranan bercampur
kaget. Menanti kau bertarung melawan Leng-cuan sam-pok dan
mempergunakan jurus Hoo-han-seng-huan milik si orang aneh
tersebut, aku baru berani memastikan bahwa kau pasti mempunyai hubungan yang
luar biasa sekali dengan manusia aneh itu... Aaaih, apakah kau bersedia untuk
memberitahukan kepadaku tentang
beberapa masalah?" Ku See-hong yang mendengar perkataan itupun merasa terkejut
sekali, ia tahu musuh besar gurunya terlalu banyak, bila dia terlalu sering
mempergunakan ilmu sakti dari Bun-ji koan-su tersebut,
141 maka akhirnya orang persilatan pasti tahu kalau dia adalah
muridnya. Aaai... Padahal ia belum begitu menguasai tentang jurus-jurus
silat tersebut, bagaimana baiknya sekarang" Hmmm. Bukankah
suhu seringkali menyuruh aku mempergunakan jurus Hoo-han-seng-
huan tersebut untuk membunuh musuh" Musuh besar gurunya
begitu banyak, lebih baik dibunuh saja mereka yang berani datang mencarinya, apa
lagi yang musti ditakuti"
Ketika Ku See-hong berpikir sampai di situ, selapis hawa nafsu membunuh yang
mengerikan segera melintas di atas wajahnya.
Terdengar nona cantik berbaju biru itu kembali menghela napas
panjang, katanya lagi: "Aku tahu kau tak akan menjawab pertanyaanku itu, tapi akupun
tak tega mempergunakan cara yang keji untuk memaksamu. Aaai...
Aku benar-benar merasa serba salah."
Ku See-hong merasa sangat tidak puas dengan perkataan itu, ia
segera mendengus dingin, katanya ketus:
"Siapa menang siapa kalah masih sukar untuk ditentukan,
sekalipun aku orang she Ku diancam dengan golok di tengkuk, tak nanti keningku
akan berkerut, apalagi merengek minta diampuni.
Jika kau ingin mempergunakan cara yang lebih keji lagi, mengapa tidak kau
cobakan kepadaku?" Nona cantik berbaju biru itu lama sekali tidak menampilkan
perubahan apa-apa setelah mendengar perkataan itu, dia cuma
berdiri termenung di situ, keningnya berkerut, agaknya banyak
persoalan yang sukar dipecahkan olehnya.
Bintang bertaburan di angkasa, suasana terasa kelabu.... Tanpa
terasa Ku See-hong berdiri termenung di tempat dan terkenang
kembali kejadiannya di masa lampau.
Gadis cantik berbaju biru itupun berdiri termangu di sana
bagaikan sedang mengigau dalam impian, dia bergumam lirih:
142 "Dia pasti bukan anak muridnya Bun-ji koan-su, kalau dia adalah murid
kesayangannya, ilmu silat yang dimilikinya pasti lihay sekali.
Apalagi locianpwe yang berwatak aneh itu sudah bersumpah tak
akan menerima murid lagi, mana mungkin dia akan menerima
pemuda ini sebagai ahli warisnya"
Tapi kalau dilihat orang she Ku ini, kelihatannya ia benar-benar sangat aneh dan
rahasia sekali, siapa pula yang mengajarkan jurus Hoo-han-seng-huan tersebut
kepadanya" Tampaknya dia seperti
memilki pula sejenis kepandaian yang aneh sekali dalam tubuhnya.
Kepandaian itu tampaknya mampu untuk menahan serangan dari
siapapun. Kalau dilihat dari tenaga dalamnya saja, dia sudah cukup mampu menjadi
jago kelas satu dalam dunia persilatan, tapi
mengapa ia tidak mengerti soal jurus silat" Aaai... kejadian ini sungguh
membingungkan hati orang, apakah mungkin manusia
Dendam Sejagad Legenda Kematian Shi Hun Yin Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
aneh yang berdiam di kuil ini bukan Bun-ji koan-su?"
Walaupun nona cantik berbaju biru itu tampaknya seperti orang
yang binal dan tak berotak, sesungguhnya kecerdasan otaknya luar biasa sekali,
jadi orang pun sangat teliti.
Mendadak.... Ku See-hong merasakan nadi penting pada pergelangan tangan
kanannya dicengkeram oleh sebuah tangan yang halus dan lembut, menyusul kemudian
terdengar seseorang berkata dengan suara
yang dingin bagaikan es: "Orang she Ku apakah kau adalah ahli waris dari Bun-ji koan-su"
Cepat katakan berterus terang!"
Ku See-hong segera merasakan sekujur badannya menjadi
kesemutan, peredaran darahnya berjalan terbalik yang mengakibatkan seluruh tenaga serta kekuatannya seakan-akan
lenyap tak berbekas. Dasar keras kepala dan berwatak angkuh, kendatipun mengalir
terbaliknya darah di dalam tubuhnya menyebabkan Ku See-hong
merasa amet menderita dan kesakitan, tapi dia hanya menggertak 143
gigi saja sambil menahan diri. Ku See-hong menjengek sinis,
dengan wajah menghina dia tertawa dingin tiada hentinya:
"Sejak tadi aku orang she Ku sudah tahu kalau kau adalah
seorang perempuan rendah yang tak tahu malu, ternyata dugaanku tidak salah.
Hmmm! Tidak gampang untuk memaksa aku berbicara,
lebih baik matikan saja hatimu itu!"
Si nona cantik berbaju biru itupun berdiri dengan wajah sedingin es, alis
matanya berkenyit dan ia tertawa dingin tiada hentinya.
"Heeehh... heeehh... heeehh... akan nonamu lihat kau bisa
bertahan sampai kapan!"
Tangan kanannya yang mencengkeram nadi Ku See-hong segera
digoncangkan keras-keras, ini membuat Ku See-hong kesakitan
setengah mati. Saking sakitnya, peluh dingin jatuh bercucuran
membasahi seluruh badan Ku See-hong, mulut luka yang tadi
tersambar cakar Leng-cuan sam-pok tersebut, terasa sakitnya bukan kepalang.
Ilmu sakti membalikkan aliran darah manusia yang jauh bertolak belakang dengan
keadaan manusia biasa ini betul-betul amat keji dan kejam. Jangan toh tubuh Ku
See-hong terdiri dari darah dan daging, sekalipun terdiri dari baja kuat pun tak
akan tahan. Tak sampai setengah perminum teh kemudian, ia sudah tak
kuasa menahan diri lagi, isi perutnya terasa sakit bercampur gatal, seakan-akan
ada beribu-ribu batang anak panah yang menembusi
hatinya. Peluh dingin jatuh bercucuran membasahi sekujur
badannya, sementara mulutnya mulai merintih.
Sistem membalikkan peredaran darah manusia yang diterapkan
di tubuh Ku See-hong ini sesungguhnya lihay sekali. Yang paling penting adalah
ketepatannya mengarah sasaran jalan darah di
tubuh orang. Entah musuh berilmu tinggi atau tidak, asal sudah terkena serangan
maka segenap tenaga perlawanannya akan
musnah tak berbekas, saat itulah dengan mengandalkan aliran hawa murni yang ada
dalam tubuhnya mengendalikan peredaran darah di 144
tubuh lawan, agar aliran darah lawan mengalir terbalik dan
menyerang isi perut. Kepandaian yang bisa memutar balikkan peredaran darah
manusia ini terdiri dari beberapa macam, tapi kegunaannya sama, meski caranya
berbeda. Salah satu di antaranya dinamakan Hud-hiat-ni-hiat (Mengayun
Jalan Darah Membalikkan Peredaran Darah). Kepandaian ini
mempergunakan ilmu totokan jalan darah yang khusus untuk
menyumbat jalan darah penting di tubuh manusia. Barang siapa
terkena totokan itu, maka darah yang beredar dalam tubuh dan
delapan nadinya akan terbalik menyerang ke hati. Cuma cara ini reaksinya agak
lamban. Macam yang lain adalah kepandaian yang dipergunakan nona
berbaju biru itu, kepandaian tersebut dinamakan Cui-khi-jian-hiat (Menyumbat
Hawa Menghancurkan Darah), ilmu yang dipergunakan
adalah ilmu cengkeraman Kina-jiu-hoat, sedang yang diancam juga jalan darah
penting di tubuh lawan. Setelah jalan darah penting lawan kena dicengkeram, biasanya
dia akan mempergunakan tenaga dalam yang dimilikinya untuk
menyumbat peredaran darah lawan agar aliran darah itu berbalik menyerang isi
perut. Cuma cirinya, orang yang tidak memiliki
tenaga dalam yang amat sempurna, jangan harap bisa mempergunakan cara semacam ini.
Ku See-hong merasakan kesakitan yang luar biasa sekali, kulit
mukanya sampai mengejang keras karena harus menahan
penderitaan, sementara sorot matanya memancarkan sinar
kebencian dan dendam menatap wajah gadis berbaju biru itu tanpa berkedip.
Mendadak.... Ku See-hong mendengus tertahan... mendadak tangan kanannya
melepaskan diri dari cengkeraman gadis berbaju biru itu, kemudian tangan kirinya
dengan suatu gerakan yang sangat aneh langsung
melepaskan sebuah pukulan dahsyat ke arah gadis berbaju biru itu.
145 Perubahan yang terjadi secara tiba-tiba ini membuat gadis
berbaju biru itu menjadi terperanjat sekali, mimpipun ia tak
menyangka kalau Ku See-hong bisa meloloskan diri dari
cengkeraman Kina-jiu-hoatnya, apalagi menghadapi serangan yang datangnya sangat
aneh dan tangguh tersebut.
Dalam kejutnya gadis berbaju biru itu segera memutar lengan
kirinya sambil dikebutkan ke depan, serentetan titik cahaya bintang yang
berkilauan bagaikan serentetan bunyi letusan yang berantai bergema memecahkan
keheningan. Dua gulung angin pukulan yang maha dahsyat itu dengan
cepatnya saling bertemu antara yang satu dengan lainnya.
"Blaaamm...!" suatu ledakan keras yang memekikkan telinga
segera bergema memcahkan keheningan. Angin pukulan yang
sangat kuat itu segera menimbulkan desingan angin tajam yag
menyambar ke empat penjuru, keadaan mengerikan sekali.
Akibat dari bentrokan kekerasan itu, tubuh Ku See-hong hanya
tergetar sedikit dan mundur dua langkah, mencorong sinar gembira dari balik
wajahnya, tidak seperti tadi bermuram durja.
Ketika menyambut tenaga pukulan dari Ku See-hong tadi, gadis
berbaju biru itupun diam-diam berseru:
"Wouw... hebat betul tenaga pukulan orang ini! "
Ku See-hong segera mendongakkan kepalanya dan berpekik
amat nyaring, telapak tangan kanannya segera diayunkan ke
depan... "Weess!" sebuah pukulan dahsyat langsung dibabat ke
tubuh gadis berbaju biru itu.
Gerak serangan yang dilancarkan inipun dilakukan dengan suatu
gerakan yang sangat aneh dan luar biasa, di mana angin
pukulannya dilepaskan, angin pukulan yang bagaikan gulungan
ombak raksasa di tengah samudra langsung menggulung ke muka.
Melihat datangnya ancaman tersebut gadis berbaju biru itu
berkerut kening, lengan kirinya yang halus dengan cepat
menciptakan gerakan satu lingkaran busur sementara telapak
146 tangan kanannya secepat sambaran petir meluncur ke muka dengan gerakan sakti.
Segulung hawa pukulan yang lembut dan halus, tanpa
menimbulkan sedikit suara pun menyongsong datangnya ancaman
tersebut. "Blaaamm...!" suatu ledakan keras yang disertai dengan pancaran
hawa murni ke empat penjuru segera menyelimuti seluruh angkasa di sekeliling
tempat itu. Sepasang bahu Ku See-hong bergetar keras, tapi kakinya sama
sekali tidak bergeser dan tetap tegak di tempat semula, mukanya tetap tenang
seakan-akan tak pernah terjadi sesuatu apapun.
Gadis berbaju biru itu makin terkesiap setelah menyambut
serangan dari Ku See-hong untuk kedua kalinya, dengan cepat dia berpikir:
"Heran, kenapa serangan yang dilancarkan orang ini makin lama
semakin hebat" Padahal di dalam melepaskan serangan tadi,
kugunakan tenaga dalamku sebesar enam bagian. Nyatanya sama
sekali tak dapat melukai dirinya. Bukankah ia sama sekali tak
mengerti akan jurus silat ketika pertarungan dilangsugkan tadi"
Kenapa dua kali serangan yang terjadi sekarang ini seluruhnya
menggunakan jurus-jurus tangguh yang belum pernah kujumpai
dalam dunia persilatan?"
Dalam pada itu, sekulum senyuman dingin telah tersungging di
ujung bibir Ku See-hong, ujarnya dengan angkuh:
"Nona betul-betul seorang tokoh sakti yang berilmu tinggi,
tenaga dalam yang kau milikipun amat sempurna, harap kau sambut kembali sebuah
pukulanku ini!" Berbicara sampai di situ, pelan-pelan Ku See-hong mengangkat
telapak tangan kirinya, jari tangan dilengkungkan dan...
"Hiiaaat...!" di ringi bentakan keras, telapak tangan kanannya
diayunkan ke muka dengan cepat, menyusul kemudian telapak
tangan kirinya juga didorong sampai ke tengah jalan. Angin pukulan 147
yang maha dahsyat, ibaratnya gumpalan awan di angkasa dengan
cepat menyelimuti seluuh tempat dan menggulung tiba dengan
hebatnya. Gadis berbaju biru itu amat terperanjat, bagaikan angin puyuh
tubuhnya berputar kencang, hawa pukulan yang lembut segera
memancar keluar dari sekeliling tubuhnya. Di tengah gulungan
angin pukulan yang berpusing, tiba-tiba berkumandang suara
benturan nyaring... "Bluuuk! Bluuuk! Bluuuk! Tahu-tahu hawa pukulan kedua belah
pihak sama-sama lenyap tak berbekas.
Terkesiap sekali gadis bebaju biru itu menghadapi kemampuan
Ku See-hong yang luar biasa itu, sebab: penambahan tenaga dalam, perubahan
gerakan, serta kemunculan jurus serangan dari si anak muda itu hakekatnya
melanggar kebiasaan dunia persilatan.
Atau mungkin dia adalah seorang manusia licik yang berakal
busuk, pandai merahasiakan diri serta berilmu silat tinggi" Berpikir demikian,
mencorong sinar pembunuhan dari balik matanya yang
jeli, ujarnya kemudian dengan suara dingin:
"Orang she Ku, rupanya kau adalah manusia licik, berakal busuk dan pandai
merahasiakan diri. Hmm, malam ini jangan harap kau
bisa lolos dari cengkeraman nonamu!"
Kemudian diiringi hentakan keras serunya kembali:
"Orang she Ku, sambutlah sebuah serangan dari nonamu!"
Di tengah seruannya, dengan menghimpun tenaganya sebesar
sepuluh bagian, gadis berbaju biru itu mengayunkan sepasang
tangannya ke depan. Serangan ini dilancarkan dengan menghimpun tenaga dalamnya
sebesar sepuluh bagian, tentu saja hebatnya luar biasa. Begitu pukulan
dilepaskan, tenaga pukulan yang dahsyat seperti angin
puyuh segera menggetarkan pepohonan siong yang berada
beberapa kaki jauhnya dari sana.
148 Hampir sekujur badan Ku See-hong diselimuti oleh tenaga
pukulan yang dahsyat bagaikan ambruknya bukit Tay-san itu, boleh dibilang tak
setitik celah kosongpun yang berhasil ditemukan.
Di kala Ku See-hong melancarkan serangan untuk ketiga kalinya
tadi, sesungguhnya isi perut pemuda itu sudah digetarkan oleh
serangan lawan, tapi dasar keras kepala, dia segan menunjukkan kelemahan di
hadapan orang. Buru-buru hawa murninya disalurkan untuk mengendalikan gejolak
hawa murni di dalam hatinya
kemudian setelah pusatkan pikirannya, dia bersiap-siap melancarkan kembali
serangannya. Maka tergetarlah perasaannya setelah
mendengar perkataan dari gadis itu.
Tapi pihak musuh tidak memberi kesempatan lagi baginya untuk
berpikir panjang, tenaga pukulan yang menggetarkan hati itu sudah menggulung
tiba dengan kecepatan bagaikan sambaran petir. Kali ini sepasang telapak tangan
Ku See-hong juga ditolak keluar dengan sejajar dada.
Ku See-hong hanya merasakan tenaga tekanan yang menimpa
tubuhnya kali ini ibaratnya bukit Tay-san yang menindih kepala.
Sekujur badannya tergetar keras oleh tenaga tekanan hawa pukulan itu sehingga
hawa darahnya bergolak keras. Seketika itu juga
badannya terlempar ke udara dan melayang sejauh dua kaki lebih dari tempat
semula, tapi ia masih sempat melayang turun di atas tanah dengan selamat tanpa
menderita luka apapun. Tertegun gadis berbaju biru itu sehingga untuk beberapa saat
lamanya tak sanggup mengucapkan sepatah katapun, dia benar-
benar mengira sudah bertemu dengan setan. Dengan tenaga
pukulannya yang mencapai sepuluh bagian itu, batu berada seratus langkah di
hadapannya pun akan hancur menjadi bubuk, kenapa
pemuda itu tidak menderita luka apa-apa" Kepandaian macam
apakah itu" Pelbagai ingatan dengan cepat berkecamuk dalam benak gadis
berbaju biru itu, sementara tubuhnya di ringi bentakan nyaring segera menerjang
ke hadapan Ku See-hong, sepasang telapak
149 tangannya bagaikan kupu-kupu yang menari di antara aneka bunga, menimbulkan
pusaran angin berpusing yang amat kencang.
Dengan cepat gerakan tubuhnya juga ikut berkembang,
perubahan yang aneh bermunculan berulang-ulang, angin pukulan
tajam bagaikan pisau. Serangan yang dilancarkan juga semuanya
mengancam bagian-bagian mematikan di tubuhnya, serangan itu
begitu ganas, buas dan keji.
Pada mulanya Ku See-hong benar-benar kena didesak sehingga
harus berputar kian kemari dengan repotnya, dia harus
mempergunakan ilmu gerakan tubuh Mi-khi-biau-tiong yang sangat lihay itu untuk
berkelit dan menghindar kesana kemari, tapi
kemudian jurus sakti mulai bermunculan, makin bertarung semakin mantap.
Kenyataan ini segera menimbulkan pelbagai kecurigaan
dan tidak habis mengerti buat orang lain.
Sesungguhnya akibat dari pertarungan yang dikobarkan si nona
berbaju biru itu serta ejekan dan cemoohan yang dilontarkan
olehnya pada malam ini, hakekatnya telah menggali sumber ilmu
silat maha sakti yang bakal dimiliki oleh Ku See-hong di kemudian hari.
Ternyata, di kala Ku See-hong terkena ilmu Cui-khi-jian-hiat dari si nona
berbaju biru sehingga mengakibatkan jalan nadinya
tercengkeram dan merasakan siksaan akibat mengalir terbaliknya peredaran darah....
Pemuda yang keras hati ini segera memeras
otaknya dan berusaha untuk menemukan cara untuk memecahkan
keadaan tersebut. Diapun lantas mengasah otaknya dan berusaha
untuk memecahkan jurus Hoo-han-seng-huan tersebut.
Siapa tahu, begitu otaknya berputar, Ku See-hong segera
menemukan bahwa jurus serangan itu hampir boleh dibilang
mengandung pelbagai gerakan jurus silat yang sangat tangguh,
setiap gerakannya mengandung arti yang dalam dan perubahan yan tak terhitung
jumlahnya. Pada dasarnya Ku See-hong memang seorang lelaki yang tergila-
Dendam Sejagad Legenda Kematian Shi Hun Yin Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
gila oleh ilmu silat, setelah mengetahui rahasia tersebut ia menjadi 150
terkesima dan segera terlelap dalam pemikiran yang mendalam.
Untuk sesaat lamanya diapun melupakan penderitaan akibat dari
aliran darahnya yang membalik....
Setelah termenung beberapa saat, akhirnya Ku see-hong berhasil memahami pula
beberapa jurus serangan aneh dari balik ketiga
gerakan jurus Hoo-han-seng-huan tersebut.
Mendadak si anak muda itupun merasakan munculnya segulung
aliran hawa panas dan dingin dari dalam pusarnya. Seketika itu juga aliran
darahnya yang membalik segera menjadi tenang kembali.
Maka Ku See-hong lantas mengeluarkan ilmu gerakan aneh yang
barusan dipecahkan itu untuk meronta lepas dari cengkeraman
gadis berbaju biru itu. Perlu diketahui, Bun-ji koan-su Him C i Seng adalah seorang
manusia yang berotak brilian dan lihay. Semenjak lima puluh tahun berselang ia
sudah amat lihay, apalagi setelah memperoleh kitab pusaka Cang-ciong pit-kip
serta memahami isi dari kitab tersebut.
Dua puluh tahun berselang, dia mengalami suatu musibah yang
merupakan tragedi paling besar dalam hidupnya. Dalam keadaan
sedih dan putus asa, sepanjang hari dia hanya memperdalam ilmu yang diperolehnya
dari kitab Cang-ciong pit-kip tersebut untuk menghabiskan waktu senggang. Setiap
waktu dia selalu melatih ilmu tenaga dalam tingkat tingginya. Oleh sebab itu,
kesempurnaan tenaga dalam yang dimilikinya sekarang beberapa kali lipat lebih dahsyat
dibandingkan dengan lima puluh tahun berselang ketika ia baru pertama kali
terjun ke dunia persilatan dulu.
Ketika Ku See-hong masuk ke dalam kuil kuno itu, dalam sekilas pandangan saja ia
sudah tertarik kepada pemuda itu, dia bertekad untuk melatih si anak muda itu
agar menjadi sekuntum bunga aneh dalam dunia persilatan pada seratus tahun
belakangan ini. Maka Bun-ji koan-su lantas mempergunakan semburan api dari
inti bumi, guyuran air sejuk dari sumber bawah tanah dan pukulan tongkat untuk
menembusi semua nadi penting di seluruh tubuh Ku See-hong agar dia bisa
memperoleh keadaan bagaikan berganti
tulang saja. 151 Selain kemudian ia wariskan ilmu Kan-kun Mi-siu khikang yang
luar biasa itu kepadanya, selanjutnya Bun-ji koan-su juga tak segan-segannya
menggunakan cara Tiong-giok-tay-hoat untuk menyalurkan segenap tenaga dalam hasil latihannya selama puluhan tahun ke tubuh
Ku See-hong yang berakibat dia harus mati
kekeringan. Sebaliknya gadis berbaju biru itupun memiliki serangkaian ilmu silat yang lihay
sekali. Sejak pertarungan pertama kali tadi, ia sudah dibuat terkejut oleh
kemampuan Ku See-hong, ia merasa tenaga
pukulan musuh makin lama semakin tangguh jurus serangan yang
dipakai juga makin lama semakin aneh. Yang lebih terkesiap lagi adalah daya
tahan Ku See-hong terhadap tenaga serangan,
walaupun setiap pukulan mautnya selalu berhasil menghajar telak di tubuh lawan,
namun si anak muda itu masih tetap sehat wal'afiat tanpa kekurangan sesuatu
apapun. Kenyataan tersebut segera
menimbulkan berbagai pikiran dalam benaknya.
Mungkinkah Ku See-hong adalah jelamaan dari sukma
gentayangan atau setan iblis"
Ku See-hong sendiri, walaupun diam-diam, merasa terperanjat
sekali oleh kepandaian sakti yang dimiliki gadis berbaju biru itu, tapi dia
yakin memiliki beberapa macam kepandaian sakti yang dapat
melindungi keselamatan jiwanya hingga tidak sampai mati dibunuh.
Maka di samping ia layani serangan-serangan musuh yang
gencar dan dahsyat, diam-diam dia pun berusaha mengupas jurus-
jurus ampuh yang lebih mendalam dari gerakan Hoo-han-seng-huan tersebut.
Setiap kali ia berhasil memahami satu jurus serangan, segera
dipraktekkan terhadap gadis berbaju biru itu, yang mana memaksa gadis tersebut
harus mengerahkan tenaga yang amat besar untuk
meloloskan diri. Sekarang, bukan saja Ku See-hong sama sekali tidak mendendam
terhadap gads berbaju biru itu, sebaliknya ia merasa berterima kasih 152
sekali kepadanya, dia bersedia melangsungkan terus pertarungan sengit itu selama
mungkin. Dalam pada itu waktu sudah menunjukkan kentongan keempat,
suasana di depan kuil kuno itu tetap di puti oleh keseraman,
kengerian dan keheningan. Di tengah bunyi pohon yang terhembus angin, tertiup
juga pusaran angin kencang yang menderu-deru.
Di tengah berkobarnya pertempuran sengit itu, dari arah timur
mendadak muncul sesosok bayangan manusia yang meluncur
datang dengan kecepatan bagaikan sambaran petir.
Sungguh cepat sekali gerakan tubuh orang itu, Hanya dalam
sekejap mata saja, seperti sukma gentayangan ia sudah tiba di
bawah sebatang pohon. Sepasang matanya yang tajam mengawasi
tak berkedip gadis baju biru dan Ku See-hong yang sedang
bertanding sengit. Sinar aneh memancar keluar dari balik matanya.
Mendadak orang di bawah pohon itu mendongakkan kepalanya
dan berpekik nyaring, suaranya nyaring seperti pekikan naga yang menjulang
hingga ke udara dan memecahkan keheningan malam.
Sungguh teramat sempurna tenaga dalam yang dimiliki orang itu, hal mana bisa
dibuktikan dari suara pekikannya yang nyaring itu.
Baru saja pekikan itu berkumandang, pekikan lain bersahut-
sahutan dari empat penjuru dan bergema tiada hentinya. Kalau
didengar dari suaranya jelas jumlah mereka tidak sedikit.
Dalam waktu singkat suara pekikan yang bergema dari empat
penjuru itu bergema makin lama semakin mendekati, menyusul
kemudian empat sosok bayangan manusia dengan kecepatan luar
biasa bermunculan dari empat arah delapan penjuru dan menuju ke samping bayangan
manusia tadi.... Sejak kedatangan bayangan manusia yang pertama tadi, gadis
berbaju biru itu sudah merasa. Tiba-tiba sepasang telapak
tangannya melancarkan sebuah serangan dengan jurus yang aneh
sekali, yang mana memaksa Ku See-hong mundur tujuh delapan
langkah dari posisi semula. Kemudian sambil memutar biji matanya dan tersenyum
manis kepada Ku See-hong, katanya lembut:
153 "Orang she Ku, kau jangan melulu gunakan aku seorang untuk
teman latihan, tuh lihat. Sudah ada banyak jago yang datang
menggantikan aku, berilah kesempatan bagiku untuk beristirahat."
Gadis berbaju biru itu adalah seorang gadis yang amat cerdik,
tentu saja diapun tahu kalau Ku See-hong telah memanfaatkan
kesempatan pertarungan itu untuk melatih ilmu silatnya.
Justru karena itu, gadis berbaju biru itu tidak melancarkan
serangan yang mematikan terhadap dirinya, kalau tidak... dengan
kepandaian yang dimiliki Ku See-hong sekarang ini, masih bukan tandingan dari
gadis tersebut. Ku See-hong merasakan hatinya bergetar keras setelah
mendengar perkataan itu. Diam-diam pikirnya:
"Tabiat dari gadis ini sungguh aneh dan sukar diraba, sebentar ia bersikap
bermusuhan sebentar lagi ia bersikap bersahabat. Entah apa maksud hatinya yang
sebenarnya" Kalau didengar dari
perkataannya barusan, rupanya ia sudah tahu kalau kugunakan
kesempatan dalam pertarungan tadi untuk mengupas kepandaian
silatku." Setelah berpikir sampai di situ, dengan wajah tetap dingin
bagaikan salju, Ku See-hong tertawa dingin, katanya:
"Terima kasih banyak atas maksud baik nona, seandainya
pendatang itupun bermaksud untuk mencari gara-gara dengan aku
orang she Ku, tentu saja akan kugunakan diri mereka sebagai kelinci percobaan."
Baru selesai dia berkata, dari balik kegelapan terdengar
seseorang berseru sambil tertawa dingin:
"Budak setan, kau betul-betul seorang perempuan liar yang tidak beres
perangainya. Lagi-lagi kau menggaet lelaki gentong nasi pada malam ini, heeehh...
heeehh.... Malam ini lohu pasti akan mengirim kau untuk berpulang ke akhirat."
Ku See-hong segera mendengus gusar, katanya dengan nada
menghina: 154 "Saudara, caramu berbicara sangat kasar dan tak tahu diri,
tampaknya kau sudah bosan hidup."
Gelak tertawa nyaring bagaikan gembrengan bobrok yang
berdentang menggema di angkasa, kemudian terdengar seseorang
berkata dengan suara menyeramkan:
"Kalau begitu, kau tentunya seorang yang bertulang keras. Baik, lohu akan
mencoba kemampuanmu."
Berbareng dengan selesainya perkataan itu, dari balik kegelapan berjalan keluar
seorang kakek tua berjubah panjang, berperawakan pendek kecil dan bermuka
panjang. Ia bertangan kosong, jenggot putihnya sepanjang setengah jengkal dan
menatap sekujur badan Ku See-hong dengan sinar mata tajam.
Di belakang kakek kecil bermuka panjang itu mengikuti empat
orang lelaki berbaju ringkas yang masing-masing menggondol
sebilah pedang di punggungnya.
Sesudah mengetahui jelas siapa gerangan yang datang, gadis
berbaju biru itu segera tertawa terkikik-kikik.
"Aku kira siapa yang telah datang" Rupanya lagi-lagi kalian anak monyet dari
Lam-hay-huan-mo-kiong. Apakah lelaki busuk itu yang memerintahkan kalian untuk
datang menangkapku?"
Kakek ceking bermuka panjang itu mendehem beberapa kali,
kemudian sahutnya sambil tertawa,
"Aaah, terlalu sungkan, asal nona Im Yan cu bersedia balik
kembali ke rangkulan sau-kiongcu kami, tentu saja kami tak akan menyusahkan
dirimu, kalau tidak terpaksa akan kami taklukkan
dirimu dengan mempergunakan kekerasan."
Paras muka Im Yan cu atau gadis berbaju biru itu segera
berubah menjadi dingin seperti es. Dengan kening berkerut dan
hawa pembunuhan menyelimuti seluruh wajahnya, ia berkata
dengan dingin: 155 "Kau boleh pulang dan beritahu kepada lelaki busuk itu, jangan dianggap karena
bapaknya adalah saudara seperguruan dari guruku lantas dia mau main paksa.
Huuuh, jika nonamu sampai naik pitam, tidak sungkan lagi akan kubasmi kalian
semua dari muka bumi."
Kakek ceking bermuka panjang itu tertawa dingin, katanya:
"Baik soal wajah maupun dalam hal kedudukan, bagaimanakah
dari siau-kongcu kami yang tidak pantas untuk mendampingimu"
Hmmm! Apakah kau sudah jatuh hati kepada lelaki goblok itu?"
Sembari berkata dengan sorot matanya yang tajam penuh
kebencian, kakek ceking itu berpaling ke arah Ku See-hong.
Sebagai seorang pemuda yang cerdik, setelah mendengar
pembicaraan tersebut Ku See-hong segera mengetahui hubungan
apakah yang terjalin antara Im Yan cu, si gadis cantik itu dengan orang-orang
tersebut. Selain dari pada itu diapun merasakan hatinya amat terkesiap,
sebab semenjak lima puluh tahun berselang, istana Huan-mo-kiong di Lam-hay sudah
amat tersohor namanya di dalam dunia
persilatan. Anggota Huan-mo-kiong tak pernah melakukan perjalanan di antara Tionggoan. Konon ilmu silat merekapun
terhitung suatu kepandaian manunggal yang memiliki jurus-jurus serangan yang
luar biasa anehnya. Sementara itu, Im Yan cu telah mengerling sekejap ke arah Ku
See-hong dengan sinar mata yang lembut dan penuh perasaan cinta kasih, kemudian
kepada kakek ceking tadi katanya sambil tertawa:
"Kalau benar, mau apa kau" Nonamu memang benar-benar telah
jatuh hati kepadanya, kau boleh segera pulang dan laporkan
persoalan ini kepada sau-kiongcu kalian."
Mendadak.... Serentetan suara dingin yang menyeramkan berkumandang
memecahkan keheningan. Dengan suatu gerakan tubuh yang
sangat cepat bagaikan sambaran kilat kakek ceking itu melayang ke samping Ku
See-hong, kemudian kedua jari telunjuk dan jari tengah 156
tangan kanannya dengan kecepatan tinggi menotok jalan darah C i-ciat-hiat di
tubuh pemuda itu, sementara kelima jari tangan kirinya mencengkeram ke arah urat
nadi lawan. Serangan ini bukan saja
dilancarkan dengan kecepatan luar biasa, dan lagi arah serangan adalah dua buah
jalan darah penting di tubuh lawan....
Dalam terperanjatnya, secepat kilat Ku See-hong membalikkan
badannya, telapak tangan kanan dibalik kemudian langsung
membabat pergelangan tangan kakek ceking tersebut.
Ilmu silat yang dimiliki kakek ceking itu memang luar biasa sekali, dengan cepat
pergelangan tangan kanannya ditarik ke belakang
menghindarkan diri dari bacokan tangan Ku See-hong, kemudian
secara tiba-tiba ia menerjang ke depan dengan sodokan jari dan sodokan sikut.
Dua serangan dilancarkan berbareng, kemudian
menyusul pula kaki kanannya melayang ke depan menghajar jalan
darah toa-hek-hiat di bawah pusar Ku See-hong.
Sejak pertarungan serunya melawan Im Yan cu tadi, sudah
banyak jurus serangan aneh yang berhasil dipahami Ku See-hong.
Dengan cekatan dia miringkan badannya ke samping menghindari
sikutan kakek ceking itu, kemudian bukannya mundur dia malah
maju lebih ke depan. Kedua jari tengah dan telunjuk tangan
kanannya diayunkan ke muka menotok badan kakek ceking itu,
sementara kaki kanannya diangkat dan menendang ke muka,
dengan ujung kakinya dia menotok jalan darah Hu-lian-hiat di atas badan lawan.
Dalam istana Huan-mo-kiong di Lam-hay, kakek ceking tersebut
mempunyai kedudukan yang tinggi sekali, ilmu silat yang dimilikinya pun belum
pernah menemui tandingan. Tapi tidak disangka olehnya kalau Ku See-hong memiliki
ilmu silat sedemikian lihaynya. Saking kaget dan terkesiapnya dia sampai mundur
dua langkah ke belakang. Im Yan cu yang menonton jalannya pertarungan tersebut, diam-
diam menganggukkan kepalanya, selintas rasa girang yang sangat aneh menghiasi
wajahnya. 157 Walaupun beberapa jurus serangan yang dilakukan oleh kedua
orang itu dalam melangsungkan pertarungan jarak dekat tak
tampak kehebatannya, tapi dalam pandangan mata seorang yang
ahli, justru jauh lebih seru dan berbahaya daripada pertarungan apapun.
Pertempuran itu pada hakekatnya merupakan suatu pertempuran
yang mempengaruhi mati hidup mereka. Sedemikian cepatnya
perubahan jurus tersebut, hingga pertarungan tersebut hanya
berlangsung dalam beberapa detik saja....
Di kala si kakek ceking itu mundur ke belakang, lelaki berbaju hitam yang
berdiri di empat penjuru itu ada dua di antaranya yang segera meloloskan pedang
dan menyerang. Di antara kilatan cahaya tajam yang berkilauan, tampak dua bilah pedang itu
menyerang jalan darah penting di seluruh badan Ku See-hong. Dengan cepat Ku See-
Dendam Sejagad Legenda Kematian Shi Hun Yin Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
hong menggerakkan kakinya sambil
berputar untuk meloloskan diri dari ancaman pedang itu, kemudian sambil
membentak keras tangan kirinya diayun ke depan.
"Weeess..." sebuah pukulan dahsyat dibacokkan ke tubuh lelaki
baju hitam yang berada di sebelah kanan, segulung angin puyuh
yang disertai dengan desingan angin tajam langsung meluncur ke depan dengan
kecepatan luar biasa. "Blaaamm..." diiringi jeritan ngeri yang memilukan hati, lelaki
kekar itu terbawa oleh angin serangan yang maha dahsyat tersebut sehingga
mencelat sejauh dua kaki lebih dari tempat semula. Darah segar muncrat keluar
dari mulutnya, setelah kaki tangannya
gemetar keras, tewaslah orang itu dalam keadaan mengenaskan.
Termangu-mangu Ku See-hong menyaksikan peristiwa itu, dia
tak menyangka kalau ayunan telapak tangannya yang begitu
sederhana ternyata berhasil membinasakan musuhnya.
00d~w00 158 Bab 8 SUARA bentakan gusar menggelegar memecahkan keheningan.
Lelaki yang satunya itu segera menggerakkan pedangnya
menciptakan bertitik-titik cahaya bintang yang berkilauan, secara ganas dia
menusuk punggung Ku See-hong keras-keras.
Begitu mendengar suara desingan tajam bergema dari belakang,
dengan cepat Ku See-hong berpaling. Ternyata ujung pedang yang berkilauan itu
sudah tinggal tiga inci dari atas badannya.
Dalam gelisah dan cemasnya telapak tangan kirinya segera
dilontarkan ke belakang kemudian badannya berputar kencang,
tangan kanannya dengan gerakan yang cepat tapi aneh
mencengkeram pergelangan tangan kanan lelaki tadi. Dalam suatu perputaran yang
di kuti dengan getaran, pedang tersebut tahu-tahu sudah berpindah tangan.
Gerakan tubuh Ku See-hong ketika menghindarkan diri tadi
merupakan gerakan yang sakti dari Mi-khi-biau-tiong, sedangkan jurus serangan
yang digunakan untuk merampas pedang lelaki
tersebut merupakan suatu jurus serangan yang belum lama berhasil dipahami
olehnya. Lelaki berbaju hitam itu hanya merasakan pergelangan tangan
kanannya menjadi sakit, tahu-tahu pedangnya sudah berpindah ke tangan musuh.
Tanpa terasa dengan perasaan terkesiap dia mundur ke belakang.
Selisih waktu yang dibutuhkan Ku See-hng untuk membunuh
seorang musuh dan merampas pedang seorang lawannya boleh
dibilang singkat sekali, sebab itulah si kakek ceking yang berilmu silat sangat
lihay pun tidak sempat memberikan pertolongannya.
Mencorong sinar mata bengis dan buas dari balik mata kakek
ceking itu, sambil tertawa seram dengan penuh kegusaran, katanya:
"Tampaknya ilmu silatmu hebat juga. Hmmm! Cuma sayang kau
telah membunuh seorang anggota Huan-mo-kiong dari Lam-hay,
jangan harap kau bisa hidup lebih lama lagi di dunia ini."
159 Walaupun Im Yan cu merasa girang karena ilmu silat yang
dimiliki Ku See-hong telah memperoleh kemajuan yang pesat,
namun diapun merasa terperanjat sekali karena pemuda itu telah membunuh seorang
anak murid dari Huan-mo-kiong.
Dia cukup mengetahui akan kebuasan serta kekejaman orang-
orang Lam-hay, itu berarti dalam pengembaraannya dalam dunia
persilatan di kemudian hari, Ku See-hong akan banyak menemui
kesulitan di tangan anak murid istana Huan-mo-kiong.
Ku See-hong yang baru pertama kali mencoba kehebatan ilmu
silatnya, menjadi girang sekali setelah menyaksikan keberhasilannya. Mendengar perkataan itu, sambil tertawa seram, ujarnya:
"Apa sih hebatnya dengan Huan-mo-kiong dari Lam-hay" Aku
orang she Ku akan selalu menantikan pembalasan dendam dari
kalian." Selama puluhan tahun belakangan, belum pernah pihak Huan-
mo-kiong mengalami penghinaan sebesar apa yang dialaminya
sekarang ini, maka di kala menyaksikan sikap sinis Ku See-hong terhadap orang-
orang Huan-mo-kiong, kontan saja kedua orang
lelaki berbaju hitam lainnya menjadi naik pitam.
Sambil membentak keras, pedang mereka disertai dengan
desingan angin tajam yang menyayat badan, bagaikan dua ekor ular sakti langsung
membacok ke tubuh Ku See-hong.
Mencorong sinar mata pembunuhan yang mengerikan dari balik
mata Ku See-hong, di ringi pekikan nyaring yang memekikkan
telinga, badannya menerjang maju secara aneh. Sepasang
lengannya membentuk gerakan bayangan busur dari samping
badan, lalu sambil membentak sepasang tangan kiri kanannya
dibacok menyilang. Dua gulung angin pukulan yang berat dan dalam bagaikan
samudera, secara terpisah menyerang kedua orang lelaki berbaju hitam itu.
Gerak serangan yang dilancarkan pemuda itu semuanya aneh
dan luar biasa cepatnya. Kekuatan daya serangan tersebut ibaratnya 160
ombak samudra yang menggulung di tengah topan, kehebatannya
sungguh mengerikan. Walaupun kedua orang lelaki berbaju hitam itu memiliki dasar
ilmu silat yang bagus, namun bagaimana mungkin bisa menahan
serangan dahsyat yang sangat mengerikan itu. Di tengah dua kali jeritan ngeri
yang menyayatkan hati, dua orang lelaki yang tinggi besar itu terlempar sejauh
dua kaki lebih oleh tenaga serangan yang maha dahsyat itu sehingga tubuhnya sama
sekali tak berkutik lagi untuk selamanya. Jelas mereka telah tewas di ujung
angin pukulan Ku See-hong yang sangat lihay itu.
Hawa pembunuhan yang sangat mengerikan ini sudah jelas
merupakan suatu ancaman yang cukup mengerikan perasaan siapa
saja. Tak terlukiskan rasa gusar si kakek ceking ketika dilihanya sudah tiga orang
anak buahnya yang tewas di tangan musuh dalam
sekejap mata. Sambil membentak gusar tubuhnya bagaikan pusaran angin puyuh
segera menerjang ke depan, tangan kiri memainkan
jurus Tui-po-cu-lan (Mendorong Ombak Menahan Riak), sementara
tangan kanan memainkan jurus Heng-toan-san-gak (Memutuskan
Bukit Karang), satu jurus dengan dua gerakan serta tenaga yang berbeda bersama-
sama meluncur ke muka. Begitu angin serangan dilepaskan, angin puyuh yang tajam
seperti sebuah jala yang tak berwujud, langsung menggulung tiba.
Kedahsyatannya cukup menggetarkan perasaan siapa saja.
Walaupun Ku See-hong telah mempelajari beberapa macam
kepandaian sakti yang penuh rahasia dari Bun-ji koan-su, meski pertarungannya
selama beberapa kali dalam semalaman menambah
rasa kepercayaannya pada diri sendiri, tapi ia sendiri sama sekali tidak
mengerti sebetulnya sudah berapa banyak kepandaian yang
berhasil dia pahami dan berapa banyak pula yang bisa dia
pergunakan. Hawa murninya segera dihimpun ke dalam pusar, menyaksikan
serangan yang dilancarkan pihak lawan sangat kuat dan dahsyat, 161
dia sedikitpun tak berani bertindak gegabah. Tangan kirinya pun melepaskan
segulung tenaga pukulan yang lembut
untuk memancing serangan langsung pihak musuh, sementara tubuhnya
melayang lima jengkal ke samping menghindarkan diri dari ancaman itu. Lalu
badannya melambung, sepasang kakinya secara beruntun melancarkan tendangan kilat
mengancam jalan darah W-too-hiat
serta Ki-lian-hiat di bawah perut lawan.
Begitu serangan menggulung tiba, tenaga pukulan serasa
menekan di dada, lalu tulang kakipun terasa sakit sekali bagaikan disyat-sayat
dengan pisau. Diam-diam Ku See-hong merasa terperanjat, segera pikirnya:
"Tubuhku terlindung oleh aliran tenaga aneh yang amat hebat,
sedangkan kakiku sama sekali tidak. Entah bagaimana jadinya bila kakiku sampai
terkena serangan...?"
Mendadak dia menarik kembali sepasang kakinya, lalu badan
sedikit bergetar. Badannya sudah jumpalitan di tengah udara dan melayang mundur
sejauh satu kaki lebih dari tempat semula.
Kakek ceking itu mendengus dingin dengan nada yang
menyeramkan, sambil berebut maju ke depan, sepasang telapak
tangannya melancarkan bacokan berulang kali. Gulungan tenaga
pukulannya seperti gulungan ombak di tengah samudera meluncur
datang berlapis-lapis. Mencorong sinar buas dari balik mata Ku See-hong karena
marah, sambil menggertak gigi tangan kiri kanannya secara aneh melancarkan
pukulan-pukulan berantai. Ternyata kedahsyatannya
pun mengerikan sekali, setiap serangan yang dilepaskan tentu
membawa desingan angin tajam yang mampu untuk menghancurkan batu nisan.
Sebagaimana diketahui, secara resmi Ku See-hong belum pernah
mempelajari serangkaian ilmu pukulan. Jurus-jurus serangan yang dipergunakannya
sekarang kebanyakan adalah merupakan kupasan-kupasan yang berhasil ditemukannya
sendiri dari tiga gerakan jurus Hoo-han-seng-huan tersebut.
162 Akan tetapi, nyatanya serangan yang dipergunakan secara
mengawur hanya berdasarkan perasaan saja itu, justru telah
berubah menjadi serangkaian ilmu pukulan yang ganas, buas dan
lihaynya bukan alang-kepalang....
Pada waktu itu, dia telah mendapatkan tenaga murni warisan
Bun-ji koan-su yang telah dilatih selama puluhan tahun, kemudian mempelajari
pula ilmu Khikang Kan-kun Mi-siu yang maha sakti
tersebut, kesempurnaan tenaga dalam yang dimilikinya sekarang
boleh dibilang mengalir tiada hentinya seperti air dari gunung, kuat, lancar dan
tiada berputusan.... Kenyataan ini bukan saja jauh di luar dugaan si kakek ceking
tersebut, sekalipun Ku See-hong juga merasakan rasa kaget dan
tercengang. Ia tak mengira kalau di dalam tubuhnya terdapat
tenaga dalam yang begini sempurnanya. Akan tetapi, diapun tahu bahwa kesemuanya
ini adalah warisan berharga yang disalurkan
Bun-ji koan-su kepadanya.
Kiranya sampai detik itu Ku See-hong masih belum tahu kalau
tenaga murni yang dipunyai Bun-ji koan-su telah disalurkan semua ke dalam
tubuhnya hingga mengakibatkan tokoh maha sakti itu
tewas akibat kekeringan. Demikianlah serangan demi serangan yang dilancarkan Ku See-
hong kian lama kian bertambah kuat, dibandingkan dengan
serangan si kakek ceking yang makin lama semakin gencar
menciptakan suatu keadaan yang seimbang. Dengan demikian
pertempuran yang melibatkan kedua orang inipun makin lama
semakin sengit. Beberapa gebrakan kemudian, tenaga pukulan mereka berdua
sudah meliputi wilayah seluas dua kaki lebih. Daun kering dan
ranting kecil yang berserakan di tanah sudah ikut melayang-layang di udara,
deruan angin pukulan yang dahsyat semakin memekikkan telinga.
Pertarungan ini benar-benar merupakan suatu pertempuran seru
yang jarang dijumpai dalam dunia persilatan.
163 Im Yan cu yang berilmu silat sangat tinggi pun, saat itu dibikin kaget bercampur
tercengang setelah menyaksikan kejadian itu. Dari tadi sampai sekarang dia
mengawasi terus kepandaian silat yang dimiliki Ku See-hong, yang membuatnya
terperanjat adalah kungfu yang dimiliki Ku See-hong tersebut kian detik kian
bertambah maju pesat. Kenyataan semacam ini benar-benar merupakan suatu
peristiwa yang aneh sekali, hal mana membuat si nona yang cerdik pun dibikin
kebingungan dan tidak habis mengerti.
Ketika baru pertama kali berputar tadi, Ku See-hong masih
kelihatan asing sekali dengan jurus-jurus serangannya. Sambil
bertarung menghadapi musuh, diam-diam dia memutar otak untuk
memikirkan perubahan-perubahan selanjutnya guna menghadapi
ancaman lawan. Tapi lambat laun serangan-serangan yang
dipergunakan olehnya makin lama semakin dahsyat, jurus-jurus
serangannya pun semakin aneh dan sakti,
maka seluruh perhatiannya pun segera dipusatkan ke tubuh lawan, otomatis
tenaga serangannya juga semakin bertambah kuat dan hebat.
Sebenarnya kakek ceking itu seorang jago kawakan yang sudah
pernah mengalami beratus-ratus kali pertempuran seru. Akan tetapi belum pernah
dia jumpai seorang musuh tangguh yang begitu
anehnya seperti Ku See-hong.
Tanpa terasa hawa murninya dihimpun kembali, lalu turun
tangan dengan sepenuh tenaga. Mendadak saja tenaga serangan
yang terpancar keluar dari balik telapak tangannya semakin kuat.
Pukulan demi pukulan yang dilancarkan ibarat bacokan kampak
yang membelah bukit, desingan angin tajam semakin menderu-
deru. Dalam hati kecilnya dia lantas berpikir:
"Entah siapakah suhu bocah ini" Mungkinkah seperti suhu
kiongcu kami dan Im Yan cu yang merupakan seorang tokoh sakti
dari dunia persilatan" Tapi masih ada jagoan mana lagi dalam dunia persilatan
dewasa ini yang memiliki kepandaian silat jauh melebihi kiongcu kami, Han-thian
It-kiam (Pedang Sakti Dari Langit) C ia Cu-kim?"
164 Sambil melayani suatu pertempuran yang seru dan gencar, tiada
hentinya kakek ceking itu memutar otak untuk menduga-duga asal-usul perguruan
dari Ku See-hong. Tapi mana ia sangka kalau Ku See-hong sesungguhnya adalah
murid terakhir dari Bun-ji koan-su, si manusia berbakat dari dunia persilatan
yang selama seratus tahun belakangan ini tiada
tandingannya di kolong langit"
Sudah barang tentu hubungan seperti ini tak akan diduga oleh
siapapun juga, kecuali bila Ku See-hong menggunakan jurus Hoo-
han-seng-huan tersebut. Ku See-hong sendiripun diam-diam merasa amat terperanjat
ketika dilihatnya serangan yang dilancarkan pihak lawan makin lama semakin gagah
dan tenaga pukulannya makin lama semakin
dahsyat, pikirnya: "Heran, kakek ceking yang sedikitpun tidak menarik ini mengapa bisa memiliki
tenaga pukulan yang sedemikian dahsyat dan
hebatnya?" Berpikir sampai di situ, Ku See-hong lantas mengambil keputusan untuk menghadapi
dengan jurus sakti Hoo-han-seng-huan yang
terdiri dari tiga gerakan itu.
Di pihak lain, sementara itu si kakek ceking juga bersiap-siap menggunakan
jurus serangan yang mematikan untuk membinasakan lawannya.
Dendam Sejagad Legenda Kematian Shi Hun Yin Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Terdengar suara bentakan nyaring menggelegar memecahkan
keheningan, tiba-tiba tulang belulang di sekujur badan si kakek ceking itu
memperdengarkan suara gemerutuk yang memekikkan
telinga. Setelah melompat ke udara mendadak tubuhnya berhenti
tak bergerak, tangan kanannya secara aneh melancarkan tiga buah pukulan dahsyat
ke arah Ku See-hong. Tampak serentetan cahaya berkilauan seperti sinar bintang
menggulung dengan hebatnya ke arah depan. Segulung hawa
165 pukulan yang kuat, bagaikan gulungan ombak dahsyat di tengah
samudra langsung meluncur ke depan....
Satu ingatan dengan cepat melintas di dalam benak Ku See-
hong, itulah gerakan pertama dari jurus Hoo-han-seng-huan yang disebut Thian-
ciu-cian-im (Langit Mendung Awan Menggulung).
Pekikan nyaring yang menggetarkan angkasa tiba-tiba berkumandang dari mulut Ku See-hong, kemudian lengannya
berputar secara aneh. Di antara perputaran tadi, cahaya tajam yang berkilauan
segera memancar keluar dari sekujur badannya.
Bagaikan sukma gentayangan saja, secara aneh Ku See-hong
menerjang ke muka dan meluncur masuk ke balik gulungan angin
pukulan tersebut. "Sreeett," serentetan cahaya putih secepat kilat meluncur ke
depan. Menyusul kemudian, kakek ceking itu memperdengarkan pekikan
ngeri yang memilukan hati menjelang saat kematiannya.
Sebuah batok kepala yang sudah hancur dan penuh berlepotan
darah menggelinding di atas tanah, darah segar bercucuran
membasahi seluruh permukaan tanah, sungguh mengerikan sekali
kematiannya. Menyaksikan akibat dari serangannya itu, untuk sesaat lamanya
Ku See-hong menjadi tertegun, mimpipun dia tak menyangka kalau jurus Thian-ciu-
cian-im (Langit Mendung Awan Menggulung) yang
dipergunakannya itu memiliki daya kekuatan yang begini
dahsyatnya. Im Yan cu sendiripun dibikin sampai terbelalak matanya dengan
mulut melongo sampai lama sekali dia baru bisa menghembuskan
napas panjang. Kekejaman dan kebrutalan Ku See-hong di dalam melancarkan
serangannya menimbulkan perasaan bergidik dalam hati kecilnya, apalagi dalam
satu malaman saja, ia telah membinasakan beberapa orang jago lihay kelas satu di
dalam dunia persilatan. 166 Pada saat itulah, mendadak....
Dari kejauhan sana berkumandang suara pekikan panjang yang
amat memekakkan telinga. Suara pekikan itu rendah tapi berat,
menggetarkan perasaan Im Yan cu maupun Ku See-hong yang
berada di sana. Menyusul kemudian, tampaklah sesosok bayangan manusia entah
dari mana datangnya, tahu-tahu sudah berdiri lebih kurang tiga kaki di hadapan
Ku See-hong tanpa menimbulkan suara barang
sedikitpun juga. Orang itu mengenakan pakaian serba hitam, mukanya coreng-
moreng dengan beraneka warna hingga kelihatan jelek sekali. Dia berdiri kaku di
situ tanpa bergerak maupun mengucapkan sepatah kata.
Bukan saja dandanan orang itu tampak sangat aneh lagipula arah kedatangannya
juga sukar diduga, hingga mendatangkan suatu
perasaan aneh yang menyeramkan bagi siapapun yang melihatnya.
Bergidik hati Im Yan cu setelah menyaksikan sorot mata orang
yang amat tajam, dia tahu kepandaian silat yang dimiliki manusia aneh ini amat
lihay, bahkan dia sendiripun belum mampu untuk
menandinginya.... Tapi siapakah dia" Benarkah dalam dunia persilatan masih
terdapat manusia aneh yang begini lihaynya"
Sekali lagi Im Yan Cu mengamati paras muka manusia aneh itu
dengan seksama, akhirnya dia baru tahu kalau manusia aneh itu
hanya mengenakan selembar topeng kulit manusia. Tak heran kalau mukanya begitu
jelek dan mengerikan. Ku See-hong sendiripun segera mempertinggi kewaspadaannya
ketika melihat akan kemunculan lawan yang begitu mendadak.
Perasaan halusnya telah berkata bahwa orang itu datang karena
hendak mencari dirinya. Benar juga, dengan sepasang matanya yang tajam bagaikan
pisau belati, manusia aneh bertopeng itu mengawasi sekejap mayat-167
mayat yang terkapar di tanah akibat termakan oleh tiga gerakan jurus Hoo-han-
seng-huan dari Ku See-hong tadi, yakni: Jian-sat-kui-pok, Tu-cing-kui-pok, serta
si kakek ceking. Pada mulanya sinar mata itu masih memperlihatkan keragu-
raguannya, tapi sejenak kemudian telah berubah dengan sinar buas yang teramat
mengerikan. Diawasinya wajah Ku See-hong itu tanpa berkedip.
Im Yan cu yang lebih berpengalaman segera dapat merasakan
sesuatu yang tak beres pada manusia aneh itu. Ia dapat melihat betapa besarnya
hasrat manusia aneh itu hendak membunuh Ku
See-hong. Tanpa terasa ia lantas berpikir:
"Ilmu silat yang dimiliki manusia aneh bertopeng ini bukan
kepalang lihaynya, aku jelas tak sanggup untuk menandinginya.
Andaikata ia benar-benar akan menyerang dengan keji terhadap Ku See-hong,
kendatipun dia memiliki khikang pelindung badan yang sangat aneh, kuatirnya dia
tetap tak akan tahan juga."
Berpikir sampai di situ, diam-diam Im Yan cu menghimpun
tenaga dalamnya untuk mempersiapkan diri. Tak terlukiskan rasa tegang yang
mencekam perasaannya sekarang, dia sendiripun tidak mengerti apa sebabnya dia
bisa ikut-ikutan menjadi sedemikian
tegangnya. Bagaimana dengan Ku See-hong sendiri" Tentu saja diapun tidak
terkecuali, malah selain rasa tegang, diapun merasakan hatinya sangat tidak
tenteram. Kemunculan manusia aneh bertopeng itu seketika merubah
suasana di sekitar tempat itu menjadi lebih tegang dan mengerikan, mengikuti
berlalunya sang waktu, suasana yang istimewa dan serba mencekam itu kian lama
terasa kian bertambah tebal....
Mendadak manusia aneh bertopeng itu tertawa dingin dengan
suaranya yang menggidikkan hati, kemudian kepada Ku See-hong
tegurnya dengan nada ketus:
168 "Kaukah yang membinasakan ketiga orang yang terkapar di atas
tanah itu?" Yang dimaksudkan adalah ketiga orang yang tewas oleh jurus
Hoo-han-seng-huan dari Ku See-hong itu.
Kendatipun Ku See-hong merasakan sesuatu rasa takut yang
sangat aneh di dalam hati kecilnya semenjak berjumpa dengan
manusia aneh bertopeng itu, tapi keangkuhan serta kekerasan
kepalanya membuat ia pantang menyerah dengan begitu saja.
Dengan wajah dingin bagaikan es dia mendengus ketus, lalu
jawabnya dengan sinis: "Betul, akulah yang menghantar keberangkatan mereka, mau
apa kau...?" Tercekat perasaan manusia aneh bertopeng itu sehabis
mendengar perkataan tersebut, diam-diam pikirnya:
"Aneh, kenapa dia bisa memiliki keberanian sebesar ini?"
Berpikir demikian, manusia aneh itu bertopeng itu segera
mendengus dingin, lalu katanya:
"Siapakah kau" Apa hubunganmu dengan Bun-ji koan-su si
makhluk tua itu" Sekarang dia berada di mana?"
Secara beruntun dia mengajukan tiga buah pertanyaan, yang
mana membuat Ku See-hong benar-benar merasakan hatinya amat
terperanjat, tapi dia pun merasa gusar sekali, sebab dia menyebut gurunya
sebagai seorang makhluk tua.
Ku See-hong sama sekali tidak menjawab pertanyaannya itu,
malahan dengan dingin dia balik bertanya:
"Lantas siapa pula kau" Buat apa kau ajukan pertanyaan tersebut kepadaku?"
Sekali lagi manusia aneh bertopeng itu merasa terkesiap tapi di luaran dia tetap
berkata dengan dingin: 169 "Kau tak usah mengurusi siapa aku. Sebelum ajalmu tiba nanti
kau bakal mengetahui dengan sendirinya."
"Kalau begitu pertanyaan-pertanyaan yang kau ajukan pun
jangan harap bisa memperoleh jawaban yang sebenarnya dari
diriku." Manusia aneh bertopeng itu segera tertawa seram:
"Heeehh... heeehh... heeehh... buat apa mesti menunggu
jawabanmu lagi?" ejeknya, "Dari mimik wajahmu ketika berkata
tadi, aku telah memperoleh jawaban yang sesungguhnya."
Mendengar perkataan itu, diam-diam Ku See-hong berpikir lagi:
"Orang ini betul-betul jahat dan busuk, tapi siapakah orang ini?"
Sementara itu, manusia aneh bertopeng itu sudah berkata lagi
dengan suara yang menyeramkan:
"Heeehh... heeehh... heeehh... Kan-kun Mi-siu khikang, ilmu
gerakan tubuh Mi-khi-biau-tiong-sin-hoat, tiga gerakan jurus Hoo-han-seng-huan,
rupanya sudah kau pelajari semuanya?"
Mendengar ucapan ini, Ku See-hong merasakan hatinya semakin
terkesiap, "Mungkinkah aku telah bertemu dengan setan?" Demikian ia membatin,
"Kalau tidak apa sebabnya ia bisa mengetahui seluruh kepandaian rahasia
perguruanku?" Im Yan cu juga tampak tercengang bercampur kaget setelah
mendengar perkataan itu. Dari penuturan suhunya ia pernah
mendengar tentang ketiga macam kepandaian sakti andalan Bun-ji koan-su tersebut.
Mungkinkah Ku See-hong adalah muridnya" Dan
mungkinkah ketiga macam ilmu silat maha sakti tersebut telah
berhasil dipelajarinya"
Satu ingatan dengan cepat melintas pula di dalam benak Ku See-
hong, ia jadi teringat kembali dengan pesan dari Bun-ji koan-su:
"Ilmu Khi-kang Kan-kun-mi-siu-kang-khi adalah ilmu sakti yang
paling top dalam kepandaian silat, jika kepandaian sakti ini sampai 170
diketahui oleh umat persilatan maka kehidupanmu di dunia ini akan berubah
menjadi sangat berbahaya, ingat... ingat...!"
Teringat akan hal itu, Ku See-hong segera berlagak pilon,
bagaikan tidak memahami perkataan orang, dia lantas berseru:
"Hei, apa yang kau katakan" A ku sama sekali tidak mengerti!"
Manusia aneh bertopeng itu terkekeh-kekeh menyeramkan,
katanya: "Heeehh... heeehh... heeehh... tidak kusangka kalau kau pun
seorang manusia licik yang pandai berlagak pilon, kalau begitu akan kuhantar
keberangkatanmu malam ini juga!"
Baru selesai dia berkata, Im Yan cu telah menerjang maju
dengan gerakan lincah, sambil tertawa dingin segera tegurnya:
"Hei, kau ingin menjadi seorang nelayan beruntung yang tinggal memungut hasil"
Hmm, tidak akan segampang itu, dia adalah
musuh besarku, malam ini aku hendak mencincangnya sendiri
menjadi berkeping-keping, aku tidak memperkenankan siapapun
untuk mencampuri urusan ini."
Setelah menyaksikan gerakan tubuh dari Im Yan cu tadi, manusia aneh bertopeng
itu tertawa dingin, kemudian setelah mendengus
tegurnya: "Siapakah kau" Berani benar berbicara besar di hadapanku,
hmmm... nanti, kau boleh sekalian turut berangkat bersamanya!"
Im Yan cu tertawa terkekeh-kekeh dengan merdunya. Suara
tertawanya indah dan lembut bagaikan kicauan burung nuri,
suaranya penuh mengandung daya pikat yang membetot sukma.
Agak tertegun manusia aneh bertopeng tersebut oleh gelak
tertawa orang, dengan cepat dia berpikir:
"Heran, kenapa bocah perempuan ini bisa demikian miripnya
dengan sumoayku" Di tengah kemerduan suara tertawanya,
terdapat semacam daya pikat yang sanggup menggetarkan sukma
orang?" 171 Sementara itu, perasaan Ku See-hong lambat laun telah menjadi
tenang kembali. Dia hendak membiarkan kedua orang itu bertarung sendiri lebih
dulu, kemudian secara diam-diam ia baru akan
ngeloyor pergi meninggalkan tempat itu.
-oo0dw0oo- Jilid: 6 Im Yan cu telah berhenti tertawa.
Dengan muka yang dingin kaku tanpa emosi katanya ketus:
"Nonamu bernama Im Yan cu, mau apa kau?"
Ucapan si manusia aneh bertopeng pun berubah menjadi jauh
lebih halus dan lembut, dia lantas bertanya:
"Tolong tanya nona, siapa nama gurumu" Buat apa musti saling
berbentrok dengan kekerasan?"
"Hmmm. Kau masih belum berhak untuk menanyakan soal
guruku, bila punya kepandaian silahkan saja turun tangan, selama hidup guruku
cuma mempunyai seorang saudara seperguruan dan
seorang musuh besar, dengan semua jago persilatan di dunia ini beliau tak ada
sangkut pautnya, mengerti...?"
Ku See-hong yang mendengar perkataan itu juga merasa
keheranan, diam-diam ia lantas berpikir: "Heran, kenapa tabiat gurunya juga
begitu aneh dan kukoay-nya" Dalam dunia seluas ini cuma dua orang saja yang
dikenalnya, mungkin musuh besar yang
dia maksudkan tadi adalah guruku Bun-ji koan-su...."
Manusia aneh bertopeng sendiripun tak berhasil menebak asal-
usul perguruan Im Yan cu meski dia cerdik dan luas
pengetahuannya, maka sambil tertawa dingin dengan suara
menyeramkan katanya: 172 "Baik. Kalau begitu, jangan salahkan jika aku turun tangan keji kepadamu...."
"Tak usah sok dulu," ejek Im Yan cu sambil tertawa merdu,
"Siapa tahu kalau kekejian nonamu berpuluh-puluh kali lipat lebih hebat daripada
dirimu?" Di tengah pembicaraan tersebut, telapak tangan kanannya
segera diayunkan ke depan, "Weeess..." segulung angin pukulan tak berwujud yang
lembut langsung meluncur ke depan dan
menghantam jalan darah penting di dada manusia aneh tadi.
Semenjak tadi Im Yan cu sudah tahu kalau manusia aneh
bertopeng itu memiliki ilmu silat yang amat lihay, maka begitu turun tangan dia
lantas mempergunakan jurus sakti yang ganas dan
mematikan. Manusia aneh bertopeng itu memang seorang jagoan, yang
pandai melihat serangan orang, mendadak dia membalikkan
tubuhnya dan melayang mundur sejauh beberapa langkah dari
tempat semula, tangan kirinya kemudian menyambar ke muka dan
secepat kilat mencengkeram bahu Im yan cu.
Dengan cekatan Im Yan cu mengigos ke samping, lalu sambil
membalikkan tangannya melancarkan serangan dengan jurus Hui-
tim cing-tam (Membersihkan Debu Berbicara Santai) dia balas
Dendam Sejagad Legenda Kematian Shi Hun Yin Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
mencengkeram nadi penting di atas tangan kiri manusia aneh
tersebut. Sungguh cepat gerak serangan dari manusia aneh bertopeng itu.
Perubahan yang dilakukan juga amat aneh dan sakti, baru saja
kebasan tangan Im yan cu menyambar ke depan, ia telah merubah
serangan cengkeramannya menjadi babatan.
Pergelangan tangannya sgera direndahkan ke bawah, setelah
melepaskan diri dari sambaran tangan Im yan cu, jari tangannya setegang tombak
langsung menjojoh jalan darah Ciang-keng-hiat di atas bahu Im yan cu. Jurus
serangan ini lihay sekali, belum lagi ujung jarinya mengenai di sasaran,
segulung desingan angin tajam telah meluncur datang dengan kecepatan luar biasa.
173 Sekalipun Im Yan cu berilmu silat sangat tinggi, diapun tak berani bertindak
gegabah, cepat badannya miring ke belakang lalu dengan enteng melesat mundur
sejauh beberapa kaki. Manusia aneh
bertopeng itu tertawa seram, dengan sorot mata setajam sembilu dia tatap sekejap
wajah Ku See-hong, kemudian dengan gerakan
tubuh yang cepat seperti sambaran petir ia menerjang maju ke
muka. Ku See-hong amat terkesiap, segenap tenaga dalam yang
dimilikinya segera dihimpun menjadi satu, secepat kilat sebuah pukulan
dilontarkan ke muka. Di tengah desingan angin pukulan yang memekikkan telinga,
bagaikan gunung yang ambrol, gulungan tenaga pukulan yang
maha dashyat dengan cepat meluncur ke depan.
Sekali lagi manusia aneh berkerudung itu memperdengarkan
suara tertawa dinginnya yang menggetarkan sukma, sepasang
ujung bajunya dikebaskan ke muka bersamaan dengan gerak maju
tubuhnya. Seketika itu juga, segenap tenaga pukulan yang dilancarkan Ku
See-hong dengan sepenuh tenaga itu seakan-akan terjerumus ke
dalam bungkusan selapis hawa pukulan yang lembut dan empuk,
kemudian dalam waktu singkat lenyap tak berbekas.
Im Yan cu segera membentak keras ketika menyaksikan manusia
aneh bertopeng itu menerjang ke arah Ku See-hong, sepasang
telapak tangannya diayunkan ke depan, segulung tenaga pukulan
yang amat berat dengan cepat mengancam jalan darah penting di
belakang punggung manusia aneh itu....
Sambil tertawa seram, telapak tangan kiri manusia aneh
bertopeng itu tiba-tiba ditarik ke belakang, kemudian tubuhnya berputar satu
lingkaran dengan suatu gerakan aneh, setelah itu telapak tangan kanannya
mendadak dimuntahkan keluar. Segulung
desingan angin tajam secepat kilat menggulung ke tubuh Ku See-
hong dengan hebatnya. 174 Tenaga pukulan yang dilontarkan itu bagaikan gulungan ombak
dahsyat di tengah samudara yang berlapis-lapis, seolah-olah
menggulung tiada habisnya dan tiada hentinya.
Mencorong sinar buas dari balik mata Ku See-hong, sekali lagi dia melontarkan
sepasang telapak tangannya ke depan, gulungan angin yang maha dashyat bagaikan
gulungan ombak di tengah samudra
dengan cepatnya meluncur ke muka.
"Blaaamm..." satu ledakan dahsyat yang memekikkan telinga
menggelegar memecahkan kehengingan, ketika dua gulung angin
pukulan itu saling bertumbukan antara yang satu dengan yang
lainnya, terjadilah putaran angin berpusing yang kencang....
Dalam desingan angin yang tajam inilah dengan sempoyongan
Ku See-hong mundur sejauh enam tujuh langkah ke belakang. Noda darah pelan-pelan
meleleh keluar daru ujung bibirnya, rambut yang panjang menjadi kacau balau tak
karuan, mukanya pucat mengenaskan, ditambah pula bajunya yang terkoayk-koayk dan
bernoada darah, membuat keadaannya benar-benar mengerikan.
Tiba-tiba.... "Blaaam!" suatu benturan keras yang memekikkan
telinga kembali menggema di udara....
Ku See-hong mendengus tertahan, tubuhnya tahu-tahu mencelat
sejauh tiga kaki ke udara dan "Plaaak!" roboh terkapar di atas tanah.
Im Yan cu menjerit kaget, kemudian teriaknya dengan penuh
kemarahan: "Makhluk aneh, kau berani bertindak keji dengan pergunakan
ilmu To-im-ciat-yang (Memancing Hawa Im, Menyambut Hawa
Yang) untuk mencelakai dirinya!"
Di tengah teriakan tersebut, telapak tangan Im Yan cu segera
direntahkan sambil mengembangkan serangakaian serangan-
serangan gencar yang dahsyat dan mengerikan.
Manusia aneh bertopeng itu tertawa terkekeh-kekeh dengan licik dan seram.
175 "Heeehh... heeehh... heeehh... Nona Im," demikian ia berkata,
"Bukankah barusan kau berkata hendak membunuhnya dengan
tanganmu sendiri..." Sekarang aku telah pergunakan ilmu To-im-
ciat-yang untuk meneruskan tenaga pukulanmu untuk membunuhnya, bukankah tindakanku ini amat indah dan menguntungkan dirimu" Kenapa kau malah menjadi marah-marah
besar?" Ternyata di kala Im Yan cu melancarkan sebuah pukulan dahsyat
untuk menyerang manusia aneh bertopeng tadi, tangan kirinya telah mengeluarkan
ilmu sakti To-im ciat-yang uantuk menyalurkan
tenaga serangan dari gadis itu untuk balik menyergap diri Ku See-hong.
Padahal di kala Ku See-hong dan manusia aneh berkerudung itu
beradu tenaga tadi, isi perutnya sudah mengalami goncangan keras sehingga darah
segar muntah keluar dari mulutnya, apalagi setelah termakan oleh serangan
dahsyat yang dilancarkan Im Yan cu,
kontan saja pemuda tersebut tak kuat menahan diri.
Pandangan matanya menjadi gelap, benaknya menjadi kosong
melompong dan akhirnya robohlah dia tidak sadarkan diri.
Im Yan cu amat menguatirkan keselamatan jiwa Ku See-hong,
maka di dalam melancarkan serangan-serangannya sekarang,
hampir semuanya digunakan jurus-jurus tangguh yang mengerikan.
Tapi manusia aneh bertopeng itu memang lihay sekali,
bagaimanapun dahsyatnya serangan yang dilancarkan pihak lawan, manusia aneh itu
masih bisa menghindarkan diri dengan enteng dan santai.
Im Yan cu mengerutkan dahinya rapat-rapat, paras mukanya
berubah menjadi amat menyeramkan, sambil membentak nyaring
dengan kesepuluh jari dipentangkan dia lepaskan sepuluh gulung desingan angin
tajam yang menderu-deru. Sungguh dahsyat ancaman tersebut, dalam waktu singkat dua
belas buah jalan darah penting di tubuh bagian atas manusia aneh 176
tersebut sudah terjebak di tengah gulungan angin serangan si nona yang teramat
hebat itu.... Tiba-tiba mencorong sinar mata tajam yang menggidikkan hati
dari balik mata manusia aneh bertopeng itu, ujung bajunya segera dikebaskan ke
muka melancarkan serangkaian angin pukulan tajam untuk menolak datangnya ancaman
kesepuluh jalur desingan angin serangan dari Im Yan cu.
"Blaaamm! Blaaamm! Blaaamm...!" serentetan bunyi ledakan
yang keras bergema memenuhi angkasa, dalam sekejap mata
tenaga serangan kedua belah pihak sama-sama sudah lenyap tak
berbekas. Im Yan cu membentak keras, telapak tangan kanannya segera
dibabat ke depan, sedangkan telapak tangan kirinya dengan
membawa desingan angin tajam langsung menghantam dada
manusia aneh bertopeng itu.
Si manusia aneh bertopeng itu merupakan seorang jago lihay
yang jarang dijumpai dalam dunia persilatan, setelah didesak
berulang kali oleh serangan Im Yan cu yang makin dahsyat,
akhirnya sifat buas dan bengisnya segera timbul kembali.
Sambil tertawa dingin sepasang lengannya diputar membentak
satu lingkaran lalu dengan gerakan membacok dan menangkis
sepasang kakinya berbareng melayang ke depan menendang tubuh
bagian bawah dari Im Yan cu.
Merah padam selembar wajah Im Yan cu karena jengah, dalam
gusarnya mendesis muak kemudian tubuhnya berkelebat ke
samping menghindarkan diri dari tendangan berantai tersebut.
Kemudian telapak tangan kanannya tiba-tiba membalik ke atas,
dari serangan pukulan segera dirubahnya menjadi serangan
mencengkeram, dengan cepat ia cengkeram urat nadi penting di
tubuh lawan, sementara kelima jari tangan kirinya menyentil ke muka dan menotok
jalan darah Seng-hiat, Wi-ciat dan Hu-tu-hiat, tiga buah jalan darah penting di
tubuh manusia aneh itu. 177 Sejak melancarkan serangan, berubah jurus sampai meneter
lawannya, boleh dibilang Im Yan cu melakukan kesemuanya itu
dengan cepat serta kelihayan yang mengerikan.
Manusia aneh bertopeng itu segera tertawa dingin, sambil
miringkan badan dan berputar kencang, sepasang telapak
tangannya diputar melancarkan gulungan angin pukulan yang
segera memunahkan ancaman lawan yang datang secara bertubi-
tubi itu. Kedua gulung ujung bajunya yang lebar bagaikan dua ekor ular
yang lincah sambil membalik dan menggulung dengan cepat dan
tajam membelenggu sepasang nadi penting di atas pergelangan
tangan Im Yan cu. Mendadak tubuh Im Yan-cu berputar kencang secara aneh, sakti
dan dahsyat, ibaratnya gulungan ombak di tengah samudra. Di
tengah putaran tubuh yang aneh dan kencang itulah, aliran hawa sakti yang
bergulung-gulung aneh memancar ke tubuh manusia
aneh bertopeng itu dengan tiada hentinya.
Mendadak.... Im Yan cu membentak keras, tubuhnya tiba-tiba melayang dan
menerjang maju ke muka, telapak tangan, jari tangan serta kakinya melancarkan
jurus-jurus sakti secara berbarengan. Dengan begitu dahsyatnya semua ancaman
tersebut ditujukan ke tubuh manusia
aneh bertopeng itu. Demikianlah, jika dua orang tokoh sakti dari dunia persilatan
terlibat dalam suatu pertempuran sengit, maka akibatnya terjadilah suatu
pertempuran maha seru yang melibatkan segenap kepandaian sakti yang mereka
miliki.... Tampak bayangan manusia beterbangan kian kemari, angin
pukulan menderu-deru bagaikan angin puyuh, bukan saja membuat
pasir dan batu kerikil beterbangan di angkasa, daun dan ranting pun ikut
berguguran ke atas tanah....
178 Tenaga dalam yang dimiliki manusia aneh bertopeng itu memang
benar-benar sangat lihay, bukan cuma jurus serangannya yang aneh dan sakti,
perubahannya begitu banyak sehingga membuat orang
susah untuk menanggulanginya.
Lapisan demi lapisan angin pukulan yang bersusun seperti bukit, bagaikan hujan
badai yang disertai angin kencang menyapu arena sedemikian hebat dan
mengerikannya suasana waktu itu, hingga
cukup membetot sukma. Im Yan cu tidak gentar barang sedikitpun juga, dengan lincah
dan gesit tubuhnya melompat kian kemari meloloskan diri dari
ancaman, kemudian tak kalah hebatnya dia lepaskan pula serangan-serangan dahsyat
yang semuanya mempergunakan jurus-jurus sakti yang jarang dijumpai dalam dunia
persilatan. Dengan kekuatan yang hampir seimbang ini, maka meski
pertempuran sudah berlangsung empat lima ratus jurus, keadaan
tetap seri, sedang di hati masing-masing pun saling mengagumi
Pendekar Penyebar Maut 31 Siluman Ular Putih 05 Istana Ular Emas Imbauan Pendekar 5
tanpa cidera, sesungguhnya kejadian ini sudah
cukup menggetarkan perasaan musuh-musuhnya.
120 Dasar wataknya memang tinggi hati dan keras kepala, sesudah
bergetar mundur oleh serangan musuh, ia menjadi naik darah.
Sambil membentak gusar tubuhnya meluncur maju lagi ke muka,
dengan suatu gerakan yang sangat aneh sepasang lengannya masih saja digerakkan
memainkan jurus Hoo-han-seng-huan.
Setelah berulang kali anak muda itu menunjukkan gerakan yang
aneh, suatu perasaan aneh segera muncul dalam hati Leng-cuan-
sam-pok, pikirannya tanpa terasa:
"Aneh betul bocah keparat ini mengapa dia cuma bergerak
macam tarian setan saja" Pada hakekatnya sedikitpun tidak mirip dengan suatu
jurus serangan. Memalukan, tadi nyaliku hampir saja pecah dibuatnya karena
ketakutan." Sekalipun di hati kecilnya mereka berpikir demikian, namun
gerakannya tak berani berayal, tiga sosok bayangan manusia
mendadak berkelebat lewat dengan gerakan yang aneh.
Jin-sat-kui-pok mementangkan cakar setannya lebar-lebar,
di ringi desingan angin serangan yang dahsyat segera mencengkeram ke atas batok kepala lawan.
Waktu itu, betul Ku See-hong memainkan jurus Hoo-han-seng-
huan, akan tetapi ia tak pernah mampu mempergunakan jurus
serangan ini secara sesungguhnya. Akibat dari hal itu, melukis harimau tidak
jadi, yang muncul adalah anjing.
Sementara pemuda itu masih belum tahu bagaimana caranya
mempergunakan serangan tersebut secara tepat... sepasang cakar
setan dari Jin-sat-kui-pok Jin-kai telah mencengkeram erat nadi pada pergelangan
tangan kirinya serta jalan darah cian-cing-hiat di atas bahu.
Ku See-hong terperanjat sekali, buru-buru dia mempergunakan
ilmu gerakan tubuh Mi-khi-biau-tiong untuk berkelit ke samping.
Tapi sayang keadaan sudah terlambat, Ku See-hong hanya
merasakan bahu kanannya terasa sakit sekali seperti di ris-iris dengan pisau,
tahu-tahu bahu itu sudah tersambar lima buah jalur 121
luka panjang oleh cakar setan lawan yang tajam. Darah segar
segera muncrat keluar membasahi seluruh bajunya.
Setelah berulang kali mengamati gerak-gerik musuhnya yang
aneh, agaknya waktu itu Siang-khi-kui-pok Phu Im-sat telah
memahami apa gerangan yang sedang dihadapi.
Serentetan suara tertawa anehnya yang melengking memekikkan
telinga bagaikan lolongan serigala itu segera menggema di angkasa.
Dengan suatu gerakan cepat ia mendesak ke muka, kemudian
jengeknya dengan suara dingin:
"Bocah keparat, kepandaian silatmu tak becus ternyata
kepandaian berbicaramu hebat, heeehh... heeehh... heeehh...
jangan harap pada malam ini kau bisa lolos dari kepungan cakar setan yang telah
disebarkan Leng-cuan-sam-pok di sekeliling tempat ini, heeehh... heeehh...."
Sementara mulutnya memperdengarkan suara tertawa setan
yang dingin menyeramkan dan tak sedap didengar itu, tubuhnya
bagaikan sukma gentayangan pelan-pelan menghampiri Ku See-
hong. Sepuluh jari tangannya yang tajam mirip cakar setan
dipentangkan lebar-lebar dan siap menerkam mangsanya.
Kobaran api amarah dan dendam mencorong keluar dari balik
mata Ku See-hong yang jeli, dia membentak keras, sepasang
lengannya diputar secara aneh lalu menubruk lagi ke depan.
Siang-khi-kui-pok Phu Im-sat berpekik aneh, tubuhnya yang
kurus kering tinggal kulit pembungkus tulang itu melintas dengan gerakan aneh,
lalu secepat kilat berputar ke sisi kiri Ku See-hong.
Cakar setannya yang tajam dengan cepat menyambar ke bawah.
Ku See-hong merasakan bahu kirinya sakit sekali bagaikan diiris dengan pisau,
lima buah bekas luka yang memanjang sekali lagi
muncul di atas bahunya akibat sambaran dari Siang-khi-kui-pok
tersebut, saking sakitnya dia mundur sampai sejauh dua tiga
langkah lebih. 122 Di pihak lain, Siong-cing-kui-pok (Siluman Iblis Bermata Bengis) Sin Jian-siau
telah menggerakkan sepasang lengan iblisnya untuk menyerang ke depan.
"Sreet! Sreet!" desingan angin tajam yang memekikkan telinga
menggema di angkasa. Ku See-hong merasakan kakinya gemetar keras, lalu mendengus
tertahan, baju bagian punggungnya tercabik-cabik hancur, kulitnya robek besar
tersambar oleh sepasang cakar setan Siong-cing-kui-pok yang tajam, darah segar
berceceran membasahi seluruh
badannya. Jin-sat-kui-pok tidak menyia-nyiakan kesempatan baik itu,
lengannya diputar kemudian, Wees dia melepaskan sebuah pukulan tinju ke depan.
Setelah itu sepasang telapak tangannya kembali diayunkan ke depan dengan
kecepatan bagaikan kilat. Segulung
tenaga pukulan yang sangat kuat ibaratnya gulungan ombak
dahsyat di tengah samudra, dengan membawa daya kekuatan yang
mampu menghancurkan batu karang, segera menggulung Ku See-
hong. Padahal Ku See-hong baru dapat berdiri tegak, melihat
datangnya angin pukulan yang demikian dahsyatnya itu, ia menjadi amat terkejut.
"Blaaamm...!" suatu ledakan keras kembali terjadi. Ku See-hong
kembali terhajar oleh serangan itu sehingga terpental ke arah lain.
Di pihak sana, Siang-khi-kui-pok Phu Im-sat sudah tahu kalau Ku See-hong
memiliki semacam ilmu silat yang aneh sekali. Tanpa
suatu kepandaian yang lihay, sulit untuk merenggut nyawa si anak muda tersebut.
Maka secara diam-diam lantas ia
menghimpun tenaga beracunnya yang telah dilatih selama puluhan tahun itu. Perawakan tubuhnya
yang sebenarnya kurus kering itu, tahu-tahu menggelembung seperti membengkak secara tiba-tiba.
123 Bersamaan itu pula, tulang belulang yang berada di dalam
tubuhnya juga gemerutukan
keras. Setelah berkumandang serentetan bunyi ledakan yang nyaring itu, badannya yang kurus kering tahu-tahu
menyusut pula sehingga lebih pendek separuh
bagian. Jin-sat-kui-pok dan Siong-cing-kui-pok juga tidak tinggal diam, serentak mereka
salurkan pula tenaga beracunnya untuk bersiap-siap melancarkan serangan
mematikan. Kemudian, tiga orang iblis dari Leng-cuan sam-pok yang bengis
dan berhati keji itu pelan-pelan berjalan mendekati Ku See-hong.
Mereka segera menyebarkan diri membentuk posisi segitiga.
Keadaan Ku See-hong pada waktu itu sudah mengenaskan sekali.
Sekujur badannya penuh dengan luka, darah segar menodai
badannya, rambut yang panjang terurai kalut, bajunya sobek dan compang-camping,
keadaannya mengenskan sekali. Ketika itu
dengan wajah yang mengejang serta sorot mata yang memancarkan kebengisan, ia melototi ketiga orang itu penuh
kemarahan. Angin musim gugur berhembus lewat dan menggoyangkan
pepohonan, bayangan pohon yang bergerak-gerak seakan-akan
berubah menjadi cakar setan yang sedang dipentangkan, bunyi
deruan yang kencang seolah-olah jeritan iblis yang mengerikan.
Sedemikian seram dan menakutkannya suasana di sekeliling tempat itu, membuat
bulu roma orang pada bangun berdiri.
Bayangan tubuh Leng-cuan-sam-pok yang terbias sinar bintang,
memanjang di atas permukaan tanah, sudut kepungan mereka kian
lama bertambah kecil. Ku See-hong berusaha memutar otaknya mati-matian untuk
memecahkan jurus Hoo-han-seng-huan tersebut. Akan tetapi
bagaimana pun juga, dia selalu gagal untuk memahami gerakan
tangan dari Bun-ji koan-su tersebut.
Sekarang ia sudah menyaksikan, lengan-lengan kurus dari Leng-
cuan-sam-pok membengkak besar, kulitnya pelan-pelan berubah
124 pula menjadi merah membara seperti baranya api. Selain itu diapun menemukan,
tiap kali mereka melangkah maju ke depan, sebuah
bekas telapak kaki yang dalam segera muncul di atas permukaan
tanah, padahal diapun tahu permukaan tanah di situ lebih keras daripada batu
karang. Kalau dilihat dari tindakannya yang diambil Leng-cuan-sam-pok di mana mereka
telah mengeluarkan pukulan beracunnya, dapat
diketahui bahwa orang-orang
itu sudah bertekad hendak
membinasakan Ku See-hong di ujung pukulan beracun mereka yang
mengerikan itu. Dari sini dapat diketahui pula sampai di manakah kekejaman serta
kebusukan hati mereka. Diam-diam Ku See-hong berpekik di dalam hatinya:
"Suhu, oooh suhu. Bantulah tecu, bantulah diri tecu agar cepat memahami rahasia
jurus Hoo-han seng-huan tersebut, kalau tidak, tecu bakal mampus di ujung tangan
ketiga orang setan iblis itu."
Dalam pada itu, Leng-cuan-sam-pok sudah berada lebih kurang
lima depa di hadapan Ku See-hong.
Mendadak.... Tiga makhluk aneh tersebut sama-sama berpekik aneh, suaranya
yang keras dan menyeramkan itu menggelegar membelah
kesunyian malam. Enam buah telapak tangan yang merah membara dan berbau
amis, secepat kilat mengayunkan ke depan dan melontarkan enam
gulungan kobaran bara beracun yang berwarna hijau. Di ringi
desingan tajam yang luar biasa bagaikan gulungan ombak di tengah samudera
langsung menghajar ke depan. Serangan itu ganas,
kejam, dan hebat, seperti air bah yang menjebolkan bendungan,
langsung menghajar tubuh lawan.
Ku See-hong terperanjat sekali, apalagi setelah menyaksikan
kabut hijau berbau amis yang disertai tenaga pukulan yang maha dahsyat itu
muncul dari pelbagai sudut yang aneh dan menggencet tubuhnya di tengah arena
itu. 125 Blaaamm! Blaaamm! Blaaamm! Benturan keras menggelegar
secara beruntun. Ku See-hong merasakan hawa darah di dalam tubuhnya bergolak
sangat keras, benaknya bagaikan kosong melompong dan ...
"Bluuum" tubuh Ku see-hong tergeletak jatuh di tanah.
Melihat Ku See-hong sudah terhajar telak oleh serangan mereka
yang beracun, Leng-cuan-sam-pok segera tertawa terbahak-bahak
dengan seramnya. Suara mereka keras seperti jeritan setan iblis dan seram
bagaikan lolongan serigala liar. Di balik gelak tertawanya yang panjang berat
dan memekikkan telinga tadi, terselip pula rasa bangga dan gembira yang tak
terkirakan. Dalam keadaan sadar tak sadar, mendadak Ku See-hong seperti
terbayang kembali bayangan tubuh Bun-ji-koan-su yang sedang
menggerakkan tangannya secara aneh di ringi gerakan tubuh yang luar biasa,
kemudian dalam kilatan cahaya tajam, jalan darah di atas tubuhnya seakan-akan
tertotok. Ku See-hong yang tergeletak kaku di tanah, mendadak
memperdengarkan teriakan keras yang memekikkan telinga:
"Haaah! Aku sudah memahami jurus Hoo-han-seng-huan! Aku
sudah memahami jurus Hoo-han-seng-huan tersebut!"
Menyusul teriakan tersebut, Ku See-hong dengan suatu gerakan
yang sangat aneh segera melompat bangun dari atas tanah.
Leng-cuan-sam-pok hanya tertawa tergelak terus dengan
bangganya. Mereka baru tertegun setelah melihat tubuh Ku See-
hong melompat bangun secara tiba-tiba. Dengan cepat lengan
mereka diputar membentuk satu gerak lingkaran.
Di tengah kegelapan, terlihatlah gulungan angin dingin yang
mirip pusaran angin berpusing di atas bumi, menggulung ke muka dan menyapu Ku
See-hong. Ku See-hong menggerakkan kakinya dan menerobos masuk ke
balik gulungan angin berpusing yang maha dahsyat itu. Secara
aneh, mendadak seluruh badannya melengkung dan melejit,
126 tubuhnya melompat tinggalkan permukaan tanah, lalu seperti udang bago dia
meletik tiga depa ke udara.
Bersamaan itu juga, sepasang lengan Ku See-hong berputar
kayun secara aneh, suara letusan demi letusan yang nyaring
menggema di angkasa. Selapis cahaya tajam yang berkilauan
segera terhias di seluruh angkasa.
Sepasang lengannya direntangkan ke kiri kanan, dua gulung
angin pukulan yang putih bersih seperti kemala mendadak meluncur ke arah Jin-
sat-kui-pok serta Siong-gan-kui-pok dan menghajar jalan darah penting di atas
dadanya. Inilah gerakan kedua dari ilmu Hoo-han-seng-huan yang disebut
Jin-hay-hu-seng (Lautan Manusia Timbul Tenggelam).
Terdengar dua kali jeritan ngeri yang memilukan hati
berkumandang memecahkan keheningan.
Dua sosok tubuh yang tinggi besar itu mencelat sejauh dua kaki lebih dan...
"Bluuuk" terbanting di atas tanah.
Sebuah mulut luka yang besar sekali muncul di atas dada Jin-sat-kui-pok serta
Siong-gan-kui-pok. Darah segar seperti pancuran
segera berhamburan di mana-mana.
Begitulah, dua orang gembong iblis yang kejam dan tersohor
dalam dunia persilatan, akhirnya tewas di ujung telapak tangan Ku See-hong
setelah mempergunakan jurus J in-hay-hu-seng dari ilmu Hoo-han-seng-huan yang
telah menggetarkan seluruh dunia
persilatan itu. Mimpipun Ku See-hong tidak menyangka bahwa serangannya
dengan jurus Hoo-han-seng-huan tersebut sanggup membinasakan
Jin-san-kui-pok serta Siang-gan-kui-pok tanpa memberi kesempatan bagi lawannya
banyak berkutik. Dia mengira dirinya masih berada di alam impian, untuk sesaat
lamanya dia berdiri termangu-mangu di situ sambil mengawasi dua sosok mayat yang
terkapar dalam keadaan mengerikan di
hadapannya itu. 127
Dendam Sejagad Legenda Kematian Shi Hun Yin Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Sejak meloncat bangun dari tanah sampai mengeluarkan jurus
tangguh untuk membunuh dua orang gembong iblis itu, serentetan gerakan tersebut
dilakukan Ku See-hong dalam waktu yang amat
singkat. Waktu itu, Siang-khi-kui-pok Phu Im-sat sudah dibikin pecah
nyalinya oleh kelihayan lawan, tiba-tiba jeritnya:
"Hoo-han-seng-huan"!"
Tiba-tiba secepat hembusan angin kencang dia membalikkan
badan dan melompat sejauh empat kaki dari situ, kemudian tanpa membuang waktu
lagi dia melarikan diri terbirit-birit dari situ.
Ku See-hong yang mendengar Siang-khi-kui-pok menjeritkan
kata Hoo-han-seng-huan juga amat terkejut, dengan cepat ia
tersadar kembali dari lamunannya, tapi ketika itu Siang-khi-kui-pok sudah berada
tujuh kaki dari tempat semula.
Pada saat itulah.... Mendadak dari atas pohon Pek yang lebih kurang enam kaki di
depan Ku See-hong berkumandang suara bentakan yang amat
nyaring, Jcin..."Sreeet" segulung angin pukulan tajam mendesis.
Dari atas puncak pohon yang delapan kaki tingginya itu,
meluncur keluar sesosok bayangan tubuh yang ramping dan kecil.
Lalu dengan gerakan yang cepat dia sudah meluncur ke bawah dan melayang turun
persis di hadapan Siang-khi-kui-pok.
Waktu itu, keadaan Siang-khi-kui-pok ibaratnya anjing yang baru kena digebuk,
ketika melihat datangnya bayangan manusia dari
tengah udara, ia segera meraung keras, dengan menghimpun
segenap tenaga dalam yang dimilikinya, dua gulung angin pukulan segera
dilontarkan ke muka. Bayangan manusia yang ramping itu kembali membentak
nyaring, sepasang telapak tangannya melancarkan selapis bayangan telapak tangan
yang rapat bagaikan jaring laba-laba. Lalu tubuhnya melejit kembali di udara,
dua bayangan kaki menyusul tiba. Gerakan 128
tubuhnya yang lincah dan gerakan jurus serangannya yang indah, sungguh merupakan
suatu perpaduan yang serasi.
Mendadak.... Jeritan ngeri yang memilukan hati kembali berkumandang
memecahkan keheningan. Selembar nyawa Siang-khi-kui-pok segera melompat keluar dari
tubuh kasarnya dan menyusul nyawa Jin-sat-kui-pok serta Siong-jin-kui-pok yang
sudah keluar dari raganya lebih dulu itu. Sedangkan tubuh kasarnya mencelat
sejauh empat lima kaki sebelum tergeletak untuk selamanya di sana.
Diam-diam Ku See-hong merasa terperanjat juga setelah
menyaksikan kemampuan bayangan manusia itu sewaktu membunuh Siang-khi-kui-pok.
Baru saja ingatan terbersit melintas lewat, mendadak pemuda itu mengendus bau
harum semerbak berhembus lewat di depan
tubuhnya. Bayangan tubuh yang ramping tadi, bagaikan selembar
kapas yang terhembus angin, dengan entengnya melayang turun
tepat di hadapan Ku See-hong.
Demonstrasi ilmu meringankan tubuh yang sempurna serta gerak
serangan bagaikan sambaran setan ini menggidikan hati Ku See-
hong, dengan wajah berubah hebat dia mundur tiga empat langkah ke belakang
dengan perasaan was-was. Agaknya si anak muda itu sudah dibikin keder oleh kehebatan
orang itu. Tiba-tiba.... Suara cekikikan yang merdu merayu kembali berkumandang di
angkasa. Suara tertawa itu begitu merdu dan begitu merayu
sehingga cukup mempesonakan hati orang.
Sedangkan pemuda itu masih melongo, suara tertawa itu
mendadak berhenti lalu kedengaran seseorang mendamprat dengan
suara yang dingin seperti es:
129 "Bocah tolol, kau anggap sudah ketemu setan di siang hari
bolong..." Coba pentang dulu matamu lebar-lebar...."
Di bawah sinar bintang terlihat seorang gadis cantik yang tinggi semampai
bergaun biru dan berambut panjang telah berdiri di
hadapannya. Gadis itu memang cantik sekali bak bidadari dari kahyangan,
selain matanya jeli bagaikan bintang timur, hidungnya mancung, bibirnya kecil
mungil, kulit badannya juga putih mulus bagaikan susu murni. Akan tetapi, waktu
itu dia berdiri dengan wajah
sedingin es, mata mendelik besar dan hawa nafsu membunuh
menyelimuti seluruh wajahnya. Hal ini membuat gadis tersebut
ibaratnya sekuntum bunga mawar yang berduri....
Sejak kecil Ku See-hong sudah mengalami musibah yang
mengenaskan, sepanjang tahun di hidupnya mengembara dalam
dunia persilatan dan dicemooh orang banyak, penderitaan serta
kesengsaraan yang dideritanya itu membuat ia memiliki watak yang aneh serta
pandangan yang sempit. Terutama sekali terhadap kaum wanita, entah mengapa, dalam
hati kecilnya bisa timbul perasaan benci yang tebal. Sekalipun terhadap
perempuan yang bagaimanapun cantiknya, dia juga tak
pernah merasa terpikat apalagi tertarik.
Apalagi setelah selama beberapa hari ini ia mendengar kisah
cerita Bun-ji koan-su yang mengisahkan tragedi serta pengalaman pahit yang
dialaminya selama hidup, kesemuanya itu membuat
pandangannya terhadap perempuan bertambah ekstrim, dia
memandang perempuan seakan-akan ular yang amat berbisa sekali.
Begitulah Ku See-hong yang sombong dan tinggi hati, mana
tahan setelah mendengar caci maki si nona cantik berbaju biru itu"
Sambil mendengus gusar dari matanya segera terpancar keluar
sinar mata yang menggidikkan hati.
"Nona!" serunya ketus, "Begitu datang lantas mencaci maki
orang apakah tidak merasa kalau perbuatanmu akan menurutkan
martabatmu di depan orang?"
130 Berkedip-kedip sepasang mata si nona cantik berbaju biru yang
jeli itu, serunya: "Kau maksudkan aku?"
Sambil berkata begitu, dengan jari tangannya yang lentik dia
tuding ke ujung hidung sendiri sehingga keadaannya tampak konyol.
Ku See-hong mendengus dingin, dengan nada sinis serunya:
"Hmm. Bila kau menganggap dirimu itu amat cantik sehingga
merasa perlu untuk memasang aksi dan menarik perhatian di
hadapanku, maka kukatakan kepadamu terus terang, kau telah
salah mengincar manusia. Aku orang she Ku tidak bakal terpikat oleh tingkah
lakumu yang konyol itu. Hmm.... Di sini hanya ada kau dan aku, kalau bukan kau
yang kumaksudkan memangnya aku lagi
berbicara dengan orang lain?"
Kehormatan si nona benar-benar merasa tersinggung setelah
mendengar caci maki dan cemoohan seorang pria yang diucapkan
secara terang-terangan di depan matanya itu. Apalagi dia adalah seorang gadis
cantik yang biasanya selalu disanjung serta dipuji-puji orang.
Tapi anehnya nona cantik berbaju biru itu tidak menjadi marah
setelah mendengar cemoohan tersebut, malah sebaliknya, sekulum senyuman manis
segera menghiasi wajahnya yang cantik.
Sambil memutar biji matanya yang jeli katanya lagi dengan suara merdu:
"Mengapa sih kau musti galak-galak begitu" Aku cuma bergurau
saja apalah salahnya?"
Tapi setelah berhenti sejenak, mendadak dengan kening berkerut dia mendamprat
lagi: "Lelaki busuk, coba kalau aku tidak bermaksud untuk
mengajukan beberapa buah pertanyaan kepadamu, sedari tadi aku
sudah membunuh dirimu, lebih baik sedikitlah tahu diri."
131 Paras mukanya ketika itu diliputi oleh hawa nafsu membunuh
yang tebal, sepasang alis matanya berkenyit dan wajahnya dingin seperti es,
keadaannya sungguh mengerikan sekali.
Ku See-hong menjadi tercengang sekali oleh perubahan sikap
orang, diam-diam pikirnya:
"Perempuan ini benar-benar aneh sekali, marah senang, susah
diduga. Perubahan wataknya juga tak menentu sudah pasti dia
bukan seorang perempuan baik-baik."
Berpikir sampai di situ, selapis hawa dingin yang kaku segera
menyelimuti wajah Ku See-hong, bentaknya dengan gusar:
"Hei, apa maksudmu memaki aku sebagai lelaki bau" Hmm.
Kalau kau berani memaki lelaki bau, lelaki bau terus, jangan
salahkan kalau aku orang she Ku tak akan berlaku sungkan lagi
kepadamu...." "Apakah kau tidak ingin dimaki orang sebagai lelaki bau?" seru gadis cantik
berbaju biru itu lagi sambil tertawa cekikikan, "... tapi suhuku selalu menyuruh
aku menyebut kalian sebagai lelaki bau, malah katanya, makin ganteng tampang
orang itu, semakin pantas kalau mereka dibunuh... masa ucapan guruku tidak benar?"
Mendengar perkataan itu, Ku See-hong merasakan hatinya
bergetar keras, pikirnya:
"Masa di dunia ini terdapat manusia yang begitu aneh serta
begitu sempit pikirannya sehingga murid sendiripun diajarkan untuk membunuh
pria-pria tampan di dunia ini" Aaa... Mungkin gurunya
juga seseorang yang pernah mengalami kegagalan di dalam soal
cinta?" Pelbagai ingatan segera berkecamuk dalam benak Ku See-hong,
kemudian setelah mendengus dingin katanya:
"Nona, perkataan gurumu itu tentu saja salah besar. Kalau ingin membunuh orang
harus dibedakan dulu mana yang baik dan mana
yang jahat, mana boleh memandang rendah nyawa orang lain"
Hmm. Bila kau berani sembarangan membunuh orang yang baik,
132 aku orang she Ku yang pertama-tama akan mencarimu untuk
membuat perhitungan."
Senyuman yang semula menghiasi wajah gadis cantik berbaju
biru itu kembali lenyap tak berbekas, kemudian dengan wajah
dingin bagaikan es ia berkata:
"Hm... Kau lagi membicarakan soal teori apa" Memangnya ingin
menasehati aku" Aku mau tanya, dari mana kau pelajari jurus Hoohan-seng-huan
tersebut" Di dapat dari mencuri" Kalau tidak
mengaku terus terang, jangan menyesal kalau kubunuh dirimu biar mati secara
mengenaskan." Naik pitam Ku See-hong sesudah mendengar ucapan itu, dengan
suara menggelegar segera bentaknya:
"Perempuan sialan, dengan dasar apa kau ingin menyelidiki asal-usulku...?"
Sekulum senyuman manis segera menghiasi kembali ujung bibir
nona cantik berbaju biru itu, bentaknya:
"Kau ingin tahu" Ilmu silat-lah dasarku."
Tubuhnya direndahkan lalu telapak tangannya secepat sambaran
kilat diayunkan ke depan, angin pukulan yang tajam bagaikan pisau menderu-deru
di udara dan langsung menghantam ke tubuh anak
muda tersebut. Baik soal ilmu pukulan maupun soal ilmu gerakan tubuh,
semuanya dilakukan secara sempurna dan luar biasa hebatnya.
Ketika itu, Ku See-hong telah berhasil memahami jurus Hoo-han-
seng-huan yang diwariskan gurunya Bun-ji koan-su kepadanya.
Begitu melihat datangnya serangan maut dan si nona berbaju biru itu, kontan saja
timbul kesan yang jelek sekali terhadap lawannya itu. Maka di kala serangan maut
itu sudah berada di depan mata, alis matanya segera berkenyit, sinar mata dingin
yang menggidikkan hati mencorong keluar, sambil menengadah dia berpekik keras.
133 Berbareng dengan menggemanya suara pekikan tersebut, tiba-
tiba sepasang telapak tangannya digetarkan kian kemari, di tengah desingan angin
tajam tercipta sebuah lingkaran cahaya yang amat menyilaukan mata.
Menyusul terpancarnya cahaya berkilauan yang berlapis-lapis
tadi, tubuhnya mendadak miring ke samping, seluruh tubuhnya
melintang lima depa di udara. Dalam posisi yang aneh kemudian
sepasang kakinya dijejakkan ke udara dan melayang kembali ke
tanah. Pada saat dasar kakinya telah menempel di tanah, tubuh bagian
atas Ku See-hong yang miring itu menerobos masuk ke tengah
gulungan angin pukulan dahsyat yang dilancarkan oleh gadis cantik berbaju biru
itu.... "Sreeet..." desingan angin tajam serasa membelah di angkasa.
Segulung cahaya putih yang amat menyilaukan mata, bagaikan
sambaran kilat cepatnya langsung menerobos ke depan dan
menyerang jalan darah Thian-khi-hiat di tubuh gadis berbaju biru itu.
Gerakan yang barusan dipergunakan bukan lain adalah jurus
ketiga dari Hoo-han-seng-huan yang bernama Tee-jin-hun-gak
(Sukma Gentayangan Di Dasar Neraka).
Gadis cantik berbaju biru itu sebenarnya adalah murid
kesayangan seorang tokoh sakti dunia persilatan yang termasyhur namanya di dunia
ketika itu. Kelihaian ilmu silatnya boleh dibilang luar biasa sekali, sehingga
cuma beberapa gelintir manusia saja yang sanggup menghadapi ancaman serangannya.
Tapi, ketika ia menyaksikan datangnya serangan dahsyat dari Ku See-hong itu,
kontan saja paras mukanya berubah hebat. Sambil
membentak keras, selendang sutera di atas bahunya itu meluncur ke depan dengan
membawa desingan angin tajam... "Sreet! Sreeet!"
gulungan itu langsung menyongsong datangnya cahaya putih
tersebut. 134 Tubuhnya sementara itu juga tak berani bertindak gegabah,
dengan mempergunakan suatu gerakan yang indah dia segera
berputar lalu melayang ke samping.
Perlu diketahui, tiga gerakan aneh yang sakti di dalam jurus Hoo-han-seng-huan
tersebut sesungguhnya merupakan hasil ciptaan dari Bun-ji koan-su setelah
mempelajari dan menyelidiki secara tekun isi kitab pusaka Cang-ciong-pit-kip
tersebut. Jurus serangan itu boleh dibilang lihay sekali dan mencakup
seluruh intisari ilmu silat yang berada di dunia ini... cuma sayangnya pada waktu
itu Ku See-hong belum berhasil menguasai serta
memahami makna yang sesungguhnya dari ketiga buah gerakan itu, sehingga
boleh dibilang kehebatannya belum mencapai sebagaimana mestinya. Sekalipun demikian, akan tetapi ketika ia gunakan kepandaian
maha dahsyat tersebut ternyata hasilnya betul-betul luar biasa dan sama sekali
di luar dugaan. "Breeet...!" Kedua selendang sutera yang berada di sepasang bahu nona
cantik berbaju biru itu terpapas kutung menjadi tiga-empat bagian, sementara
ikat pinggangnya yang berwarna biru juga turut putus menjadi dua bagian....
Mimpipun nona cantik berbaju biru itu tak pernah menyangka
kalau gerak menghindar yang sesungguhnya dilakukan dengan
kecepatan yang luar biasa itu, ternyata belum berhasil menghindari serangan
lawan. Kontan saja sepasang alis matanya berkenyit, hawa nafsu
Dendam Sejagad Legenda Kematian Shi Hun Yin Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
membunuh menyelimuti wajahnya, mencorong sinar tajam yang
dingin dan menggidikkan dari balik matanya yang jeli itu. Ditatapnya wajah Ku
See-hong tanpa berkedip. Sejak seribu tahun yang lalu, tiga gerakan dalam jurus Hoo-hanseng-huan tersebut
sudah menggetarkan seluruh dunia persilatan.
135 Belum pernah ada seorang manusia pun yang berhasil meloloskan
diri dari ancaman tersebut dalam keadaan selamat.
Jadi sesungguhnya, keberhasilan si nona cantik berbaju biru itu meloloskan diri
dari ancaman maut jurus itu tanpa menimbulkan
luka, adalah merupakan suatu kejutan bagi umat persilatan.
00d=w00 Bab 7 TENTU saja, keberhasilan si nona itu pun separuhnya
dikarenakan jurus serangan yang dipergunakan oleh Ku See-hong
pada hari ini, belum mencapai pada kekuatan yang sebenarnya.
Kalau memang demikian, lantas apa sebabnya selama hampir
seribu tahun lamanya ini belum pernah ada seorang jago
persilatanpun yang sanggup memecahkan jurus Hoo-han-seng-huan
tersebut" Sesungguhnya, bila jurus serangan ini dipergunakan, maka akan
muncullah beberapa ciri khas yang luar biasa dan aneh sekali, yaitu di kala
menggerakkan tangannya di udara, selalu akan muncul
kilatan cahaya yang berkilauan... seluruh tubuh si penyerang itu seakan-akan
diselimuti oleh kilauan cahaya yang tajam sekali
bagaikan sinar matahari, sehingga sukar bagi orang lain untuk
menduga gerakan macam apakah yang sedang dilakukannya itu.
Selain daripada itu, di dalam setiap gerakan jurus itu, meski
terdapat beberapa macam perubahan yang berbeda, tapi
kecepatannya sedemikian hebatnya sehingga serangkaian gerakan
tersebut boleh dibilang dilakukan hampir pada saat yang
bersamaan. Sejak dulu sampai sekarang, tak seorang jago silat pun di dunia ini yang tahu
sebenarnya terdapat berapa macam perubahan di
balik setiap gerakan dari jurus Hoo-han-seng-huan tersebut. Orang lebih-lebih
tak tahu sampai di manakah keanehan maupun kesaktian dari gerakan jurus
tersebut. 136 Ketika Ku See-hong melancarkan serangan dengan mempergunakan jurus Tee-jin-hun-gak tadi, sebetulnya dia hanya bermaksud untuk
menakuti-nakuti gadis itu saja.
Di luar dugaan, tenaga serangan yang dahsyat bagaikan
gulungan ombak samudra itu ternyata benar-benar terpancar
keluar, malahan pada mulanya dia masih tak berani percaya kalau serangannya itu
sanggup menahan sergapan maut dari nona cantik itu.
Maka ketika dilihatnya nona cantik berbaju biru itu benar-benar terdesak hebat
sehingga menjadi mengenaskan sekali keadaannya...
untuk sesaat ia menjadi tertegun dan berdiri kaku di tempat.
Gadis cantik berbaju biru itu membentak keras, tubuhnya
melayang ke muka dengan gerakan yang enteng seperti kapas,
telapak tangannya yang putih bagaikan kemala, secara beruntun
melancarkan tujuh delapan buah serangan berantai, kemudian
kakinya menutul permukaan tanah dan melayang ke udara. Dari
suatu sudut yang aneh secara tiba-tiba melepaskan empat buah
tendangan berantai. Setelah dibikin marah oleh serangan musuhnya, serangan
balasan dari gadis cantik berbaju biru itu menjadi sangat keji dan sama sekali
tidak terkandung belas kasihan.
Jurus-jurus serangan itu dilancarkan berangkai dan tiada
hentinya, sekaligus semua ancaman itu dikeluarkan, bahkan
kesempurnaan dari jurus serangannya itu boleh dibilang jarang
ditemui di kolong langit.
Secara beruntun Ku See-hong mendengus beberapa kali,
tubuhnya sudah terkena dua buah pukulan dan lututnya kena
ditendang satu kali, kesemuanya ini membuat pemuda itu kesakitan, dan jatuh
terduduk di atas tanah. Melihat Ku See-hong sudah terjatuh ke tanah, nona cantik
berbaju biru itu baru tertawa cekikikan.
137 "Haaahh... haaahh... haaahh... orang she Ku, rupanya kulit
badanmu benar-benar tebal dan kuat seperti baja, dipukul keras pun tak sampai
mampus tapi... nonamu bertekad hendak
menghajarmu sampai babak belur malam ini sehingga merangkak di tanah."
Setelah berhenti sebentar dia melanjutkan:
Jilid: 05 "KECUALI sekarang juga kau berlutut di depan nonamu dan
menyembah tiga kali, mungkin saja nona masih bersedia
mengampuni jiwamu." Ku See-hong yang berulang kali dipaksa mencium tanah, benar-
benar merasa marah sekali, saking mendongkolnya dia sampai
menggertak giginya keras-keras.
"Lonte busuk!" akhirnya dia membentak gusar.
"Aku orang she Ku memang tak sanggup menangkan dirimu, kau
juga boleh bunuh boleh cincang tubuhku, tapi jika kau berani
mempermainkan aku atau mencoba untuk mencemooh aku... Hmm!
Aku akan memaki tiga keturunanmu!"
Mendengar perkataan itu, si nona cantik berbaju biru itu
mengernyitkan alis matanya, sinar merah mencorong keluar dari
matanya yang jeli, tapi sejenak kemudian telah lenyap tak berbekas.
Kembali ujarnya sambil tertawa cekikikan:
"Orang she Ku, rupanya kau punya semangat. Cuma... bila
malam ini kau tak mau menjawab pertanyaan nonamu, hmm! Akan
kupermainkan dirimu seperti joged monyet!"
"Lonte busuk! Aku akan beradu jiwa denganmu!" bentak Ku See-
hong dengan kening berkerut.
138 Kembali tangannya bergerak aneh, rupanya ia sudah bersiap-siap untuk
mempergunakan tiga gerakan dari jurus Hoo-han-seng-huan
lagi. Setelah merasakan kerugian yang cukup besar di tangan pemuda
itu, si nona cantik berbaju biru itu bertindak lebih cerdik, sebelum pemuda itu
sempat melancarkan serangannya, secepat angin
badannya menyelinap ke belakang Ku See-hong. Kemudian sambil
membentak keras, telapak tangan kirinya tiba-tiba diayunkan ke depan.
"Ploook!" terdengar suara benturan nyaring menggema memecahkan keheningan. Di atas pipi Ku See-hong segera muncul lima buah bekas jari
tangan yang merah membara, menyusul kemudian lima jari tangan
kanannya yang dipentangkan lebar-lebar langsung menyambar baju Ku See-hong dan
membantingnya ke depan. Ku See-hong segera merasakan keseimbangan badannya hilang,
tubuhnya lantas berguling tiga kali di atas tanah dan akhirnya jatuh terjerembab
mencium tanah. Selain hidungnya bocor, mukanya
bengkak ditambah lagi rambutnya terurai dan badannya belepotan darah, keadaannya
benar-benar mengenaskan sekali.
Melihat pemuda itu sudah mencium tanah, sambil menutup
bibirnya dengan jari tangan yang lentik, nona cantik berbaju biru itu segera
tertawa cekikikan. Pelan-pelan dia berjalan ke samping anak muda itu, kemudian
sambil ulurkan tangan kirinya dia berkata:
"Orang she Ku, tulangmu sudah pada rontok, belum" Mari, nona
membangunkan dirimu."
Cemoohan dan hinaan yang berulang kali dilimpahkan si nona
kepadanya, membuat Ku See-hong yang tinggi hati itu menjadi naik darah, matanya
merah membara kalau bisa dia ingin sekali
membacok tubuhnya sehingga hancur berkeping-keping, Apalagi
setelah meyaksikan tingkah laku serta ucapan si nona yang
setengah mengejek, darah terasa sirap keluar.
139 "Lonte busuk!" bentak Ku See-hong dengan geramnya. "Jika
malam ini aku orang she Ku dapat keluar dari sini dalam keadaan hidup, di
kemudian hari pasti akan kusayat kulit badanmu, sekarang aku minta kau... kau...
enyah dari sini...!"
Saking gusarnya Ku See-hong sampai merasa tak sanggup
melanjutkan kata-katanya, seluruh badannya tampak gemetar
keras. Ketika mendengar perkataan itu, nona cantik berbaju biru itupun kelihatan agak
tertegun, tapi setelah termangu beberapa saat
lamanya, sikap itu pulih kembali seperti sediakala.
Ia tertawa ringan, lalu katanya dengan merdu:
"Aduh mak, bagaimana sih kamu ini" Dengan bersungguh hati
orang sudah membantumu, kenapa kau malah menjadi marah-
marah hebat" Baiklah, anggap saja aku yang bersalah, kalau ingin menghajar aku,
nah, hajarlah aku sepuas hatimu."
Sewaktu mengucapkan kata-kata tersebut, wajahnya kelihatan
polos, manja dan membawa sifat kekanak-kanakan, kesemuanya ini membuat gadis itu
tampak bertambah cantik dan menarik.
Untuk sesaat lamanya Ku See-hong berdiri melongo sehingga tak
tahu apa yang musti dilakukan, tapi rasa bencinya kepada gadis itu sudah merasuk
ke tulang sumsum. Dia menganggap gadis itu
adalah seorang gembong iblis perempuan yang berhati keji
bagaikan ular berbisa dan membunuh orang tanpa berkedip.
Maka dengan wajah hijau membesi, dia mendengus dingin:
"Hmmm... Sikapmu yang suka berlagak itu hanya bisa dipakai
untuk menggaet anjing-anjing geladak yang sudah buta matanya
atau mengidap penyakit edan. Hmmm.... Jika kau berani banyak
berbicara lagi, jangan salahakan kalau aku orang she Ku akan mulai memaki dirimu
lagi." Nona cantik berbaju biru itu mengerutkan dahi dan menghela
napas sedih, katanya dengan lembut:
140 "Kenapa sih kau begitu tidak percaya denganku" Sebenarnya aku
merasa benci sekali terhadap orang lelaki macam kalian itu, tapi sekarang entah
apa sebabnya, setelah bertemu denganmu, aku
sepertinya tidak begitu benci lagi."
Sepasang matanya yang jeli mongerling ke wajah Ku See-hong
berulang kali. Di balik kejelian matanya itu terkandung rasa cintanya yang
mendalam, apalagi wajahnya memang cantik, sesungguhnya
cukup membuat hati orang terpikat.
Ku See-hong merasakan jantungnya berdebar keras, suatu
perasaan aneh yang hangat dan belum pernah dirasakan
sebelumnya. Secara lamat-lamat muncul dari dasar hatinya
perasaan aneh yang susah dilukiskan dengan kata-kata itu, boleh dibilang belum
pernah dirasakannya semenjak dilahirkan.
Ketika dilihatnya Ku See-hong hanya membungkam diri tanpa
mengucapkan sepatah katapun, dengan manja si nona cantik
berbaju biru itu kembali berkata:
"Sebetulnya aku diutus oleh guruku untuk menyelidiki seorang
musuh besarnya pada malam ini. Tapi belakangan ini suara
nyanyian anehnya yang tiba-tiba terputus sampai beberapa hari
mendadak berkumandang kembali. Hal ini menimbulkan rasa
keheranan di hatiku.... "Barusan, aku melihat kau muncul dari dalam kuil itu. Bahkan aku lihat kau sama
sekali tidak berpengaruh oleh daya pikat irama
pembetot sukma itu, maka aku menjadi keheranan bercampur
kaget. Menanti kau bertarung melawan Leng-cuan sam-pok dan
mempergunakan jurus Hoo-han-seng-huan milik si orang aneh
tersebut, aku baru berani memastikan bahwa kau pasti mempunyai hubungan yang
luar biasa sekali dengan manusia aneh itu... Aaaih, apakah kau bersedia untuk
memberitahukan kepadaku tentang
beberapa masalah?" Ku See-hong yang mendengar perkataan itupun merasa terkejut
sekali, ia tahu musuh besar gurunya terlalu banyak, bila dia terlalu sering
mempergunakan ilmu sakti dari Bun-ji koan-su tersebut,
141 maka akhirnya orang persilatan pasti tahu kalau dia adalah
muridnya. Aaai... Padahal ia belum begitu menguasai tentang jurus-jurus
silat tersebut, bagaimana baiknya sekarang" Hmmm. Bukankah
suhu seringkali menyuruh aku mempergunakan jurus Hoo-han-seng-
huan tersebut untuk membunuh musuh" Musuh besar gurunya
begitu banyak, lebih baik dibunuh saja mereka yang berani datang mencarinya, apa
lagi yang musti ditakuti"
Ketika Ku See-hong berpikir sampai di situ, selapis hawa nafsu membunuh yang
mengerikan segera melintas di atas wajahnya.
Terdengar nona cantik berbaju biru itu kembali menghela napas
panjang, katanya lagi: "Aku tahu kau tak akan menjawab pertanyaanku itu, tapi akupun
tak tega mempergunakan cara yang keji untuk memaksamu. Aaai...
Aku benar-benar merasa serba salah."
Ku See-hong merasa sangat tidak puas dengan perkataan itu, ia
segera mendengus dingin, katanya ketus:
"Siapa menang siapa kalah masih sukar untuk ditentukan,
sekalipun aku orang she Ku diancam dengan golok di tengkuk, tak nanti keningku
akan berkerut, apalagi merengek minta diampuni.
Jika kau ingin mempergunakan cara yang lebih keji lagi, mengapa tidak kau
cobakan kepadaku?" Nona cantik berbaju biru itu lama sekali tidak menampilkan
perubahan apa-apa setelah mendengar perkataan itu, dia cuma
berdiri termenung di situ, keningnya berkerut, agaknya banyak
persoalan yang sukar dipecahkan olehnya.
Bintang bertaburan di angkasa, suasana terasa kelabu.... Tanpa
terasa Ku See-hong berdiri termenung di tempat dan terkenang
kembali kejadiannya di masa lampau.
Gadis cantik berbaju biru itupun berdiri termangu di sana
bagaikan sedang mengigau dalam impian, dia bergumam lirih:
142 "Dia pasti bukan anak muridnya Bun-ji koan-su, kalau dia adalah murid
kesayangannya, ilmu silat yang dimilikinya pasti lihay sekali.
Apalagi locianpwe yang berwatak aneh itu sudah bersumpah tak
akan menerima murid lagi, mana mungkin dia akan menerima
pemuda ini sebagai ahli warisnya"
Tapi kalau dilihat orang she Ku ini, kelihatannya ia benar-benar sangat aneh dan
rahasia sekali, siapa pula yang mengajarkan jurus Hoo-han-seng-huan tersebut
kepadanya" Tampaknya dia seperti
memilki pula sejenis kepandaian yang aneh sekali dalam tubuhnya.
Kepandaian itu tampaknya mampu untuk menahan serangan dari
siapapun. Kalau dilihat dari tenaga dalamnya saja, dia sudah cukup mampu menjadi
jago kelas satu dalam dunia persilatan, tapi
mengapa ia tidak mengerti soal jurus silat" Aaai... kejadian ini sungguh
membingungkan hati orang, apakah mungkin manusia
Dendam Sejagad Legenda Kematian Shi Hun Yin Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
aneh yang berdiam di kuil ini bukan Bun-ji koan-su?"
Walaupun nona cantik berbaju biru itu tampaknya seperti orang
yang binal dan tak berotak, sesungguhnya kecerdasan otaknya luar biasa sekali,
jadi orang pun sangat teliti.
Mendadak.... Ku See-hong merasakan nadi penting pada pergelangan tangan
kanannya dicengkeram oleh sebuah tangan yang halus dan lembut, menyusul kemudian
terdengar seseorang berkata dengan suara
yang dingin bagaikan es: "Orang she Ku apakah kau adalah ahli waris dari Bun-ji koan-su"
Cepat katakan berterus terang!"
Ku See-hong segera merasakan sekujur badannya menjadi
kesemutan, peredaran darahnya berjalan terbalik yang mengakibatkan seluruh tenaga serta kekuatannya seakan-akan
lenyap tak berbekas. Dasar keras kepala dan berwatak angkuh, kendatipun mengalir
terbaliknya darah di dalam tubuhnya menyebabkan Ku See-hong
merasa amet menderita dan kesakitan, tapi dia hanya menggertak 143
gigi saja sambil menahan diri. Ku See-hong menjengek sinis,
dengan wajah menghina dia tertawa dingin tiada hentinya:
"Sejak tadi aku orang she Ku sudah tahu kalau kau adalah
seorang perempuan rendah yang tak tahu malu, ternyata dugaanku tidak salah.
Hmmm! Tidak gampang untuk memaksa aku berbicara,
lebih baik matikan saja hatimu itu!"
Si nona cantik berbaju biru itupun berdiri dengan wajah sedingin es, alis
matanya berkenyit dan ia tertawa dingin tiada hentinya.
"Heeehh... heeehh... heeehh... akan nonamu lihat kau bisa
bertahan sampai kapan!"
Tangan kanannya yang mencengkeram nadi Ku See-hong segera
digoncangkan keras-keras, ini membuat Ku See-hong kesakitan
setengah mati. Saking sakitnya, peluh dingin jatuh bercucuran
membasahi seluruh badan Ku See-hong, mulut luka yang tadi
tersambar cakar Leng-cuan sam-pok tersebut, terasa sakitnya bukan kepalang.
Ilmu sakti membalikkan aliran darah manusia yang jauh bertolak belakang dengan
keadaan manusia biasa ini betul-betul amat keji dan kejam. Jangan toh tubuh Ku
See-hong terdiri dari darah dan daging, sekalipun terdiri dari baja kuat pun tak
akan tahan. Tak sampai setengah perminum teh kemudian, ia sudah tak
kuasa menahan diri lagi, isi perutnya terasa sakit bercampur gatal, seakan-akan
ada beribu-ribu batang anak panah yang menembusi
hatinya. Peluh dingin jatuh bercucuran membasahi sekujur
badannya, sementara mulutnya mulai merintih.
Sistem membalikkan peredaran darah manusia yang diterapkan
di tubuh Ku See-hong ini sesungguhnya lihay sekali. Yang paling penting adalah
ketepatannya mengarah sasaran jalan darah di
tubuh orang. Entah musuh berilmu tinggi atau tidak, asal sudah terkena serangan
maka segenap tenaga perlawanannya akan
musnah tak berbekas, saat itulah dengan mengandalkan aliran hawa murni yang ada
dalam tubuhnya mengendalikan peredaran darah di 144
tubuh lawan, agar aliran darah lawan mengalir terbalik dan
menyerang isi perut. Kepandaian yang bisa memutar balikkan peredaran darah
manusia ini terdiri dari beberapa macam, tapi kegunaannya sama, meski caranya
berbeda. Salah satu di antaranya dinamakan Hud-hiat-ni-hiat (Mengayun
Jalan Darah Membalikkan Peredaran Darah). Kepandaian ini
mempergunakan ilmu totokan jalan darah yang khusus untuk
menyumbat jalan darah penting di tubuh manusia. Barang siapa
terkena totokan itu, maka darah yang beredar dalam tubuh dan
delapan nadinya akan terbalik menyerang ke hati. Cuma cara ini reaksinya agak
lamban. Macam yang lain adalah kepandaian yang dipergunakan nona
berbaju biru itu, kepandaian tersebut dinamakan Cui-khi-jian-hiat (Menyumbat
Hawa Menghancurkan Darah), ilmu yang dipergunakan
adalah ilmu cengkeraman Kina-jiu-hoat, sedang yang diancam juga jalan darah
penting di tubuh lawan. Setelah jalan darah penting lawan kena dicengkeram, biasanya
dia akan mempergunakan tenaga dalam yang dimilikinya untuk
menyumbat peredaran darah lawan agar aliran darah itu berbalik menyerang isi
perut. Cuma cirinya, orang yang tidak memiliki
tenaga dalam yang amat sempurna, jangan harap bisa mempergunakan cara semacam ini.
Ku See-hong merasakan kesakitan yang luar biasa sekali, kulit
mukanya sampai mengejang keras karena harus menahan
penderitaan, sementara sorot matanya memancarkan sinar
kebencian dan dendam menatap wajah gadis berbaju biru itu tanpa berkedip.
Mendadak.... Ku See-hong mendengus tertahan... mendadak tangan kanannya
melepaskan diri dari cengkeraman gadis berbaju biru itu, kemudian tangan kirinya
dengan suatu gerakan yang sangat aneh langsung
melepaskan sebuah pukulan dahsyat ke arah gadis berbaju biru itu.
145 Perubahan yang terjadi secara tiba-tiba ini membuat gadis
berbaju biru itu menjadi terperanjat sekali, mimpipun ia tak
menyangka kalau Ku See-hong bisa meloloskan diri dari
cengkeraman Kina-jiu-hoatnya, apalagi menghadapi serangan yang datangnya sangat
aneh dan tangguh tersebut.
Dalam kejutnya gadis berbaju biru itu segera memutar lengan
kirinya sambil dikebutkan ke depan, serentetan titik cahaya bintang yang
berkilauan bagaikan serentetan bunyi letusan yang berantai bergema memecahkan
keheningan. Dua gulung angin pukulan yang maha dahsyat itu dengan
cepatnya saling bertemu antara yang satu dengan lainnya.
"Blaaamm...!" suatu ledakan keras yang memekikkan telinga
segera bergema memcahkan keheningan. Angin pukulan yang
sangat kuat itu segera menimbulkan desingan angin tajam yag
menyambar ke empat penjuru, keadaan mengerikan sekali.
Akibat dari bentrokan kekerasan itu, tubuh Ku See-hong hanya
tergetar sedikit dan mundur dua langkah, mencorong sinar gembira dari balik
wajahnya, tidak seperti tadi bermuram durja.
Ketika menyambut tenaga pukulan dari Ku See-hong tadi, gadis
berbaju biru itupun diam-diam berseru:
"Wouw... hebat betul tenaga pukulan orang ini! "
Ku See-hong segera mendongakkan kepalanya dan berpekik
amat nyaring, telapak tangan kanannya segera diayunkan ke
depan... "Weess!" sebuah pukulan dahsyat langsung dibabat ke
tubuh gadis berbaju biru itu.
Gerak serangan yang dilancarkan inipun dilakukan dengan suatu
gerakan yang sangat aneh dan luar biasa, di mana angin
pukulannya dilepaskan, angin pukulan yang bagaikan gulungan
ombak raksasa di tengah samudra langsung menggulung ke muka.
Melihat datangnya ancaman tersebut gadis berbaju biru itu
berkerut kening, lengan kirinya yang halus dengan cepat
menciptakan gerakan satu lingkaran busur sementara telapak
146 tangan kanannya secepat sambaran petir meluncur ke muka dengan gerakan sakti.
Segulung hawa pukulan yang lembut dan halus, tanpa
menimbulkan sedikit suara pun menyongsong datangnya ancaman
tersebut. "Blaaamm...!" suatu ledakan keras yang disertai dengan pancaran
hawa murni ke empat penjuru segera menyelimuti seluruh angkasa di sekeliling
tempat itu. Sepasang bahu Ku See-hong bergetar keras, tapi kakinya sama
sekali tidak bergeser dan tetap tegak di tempat semula, mukanya tetap tenang
seakan-akan tak pernah terjadi sesuatu apapun.
Gadis berbaju biru itu makin terkesiap setelah menyambut
serangan dari Ku See-hong untuk kedua kalinya, dengan cepat dia berpikir:
"Heran, kenapa serangan yang dilancarkan orang ini makin lama
semakin hebat" Padahal di dalam melepaskan serangan tadi,
kugunakan tenaga dalamku sebesar enam bagian. Nyatanya sama
sekali tak dapat melukai dirinya. Bukankah ia sama sekali tak
mengerti akan jurus silat ketika pertarungan dilangsugkan tadi"
Kenapa dua kali serangan yang terjadi sekarang ini seluruhnya
menggunakan jurus-jurus tangguh yang belum pernah kujumpai
dalam dunia persilatan?"
Dalam pada itu, sekulum senyuman dingin telah tersungging di
ujung bibir Ku See-hong, ujarnya dengan angkuh:
"Nona betul-betul seorang tokoh sakti yang berilmu tinggi,
tenaga dalam yang kau milikipun amat sempurna, harap kau sambut kembali sebuah
pukulanku ini!" Berbicara sampai di situ, pelan-pelan Ku See-hong mengangkat
telapak tangan kirinya, jari tangan dilengkungkan dan...
"Hiiaaat...!" di ringi bentakan keras, telapak tangan kanannya
diayunkan ke muka dengan cepat, menyusul kemudian telapak
tangan kirinya juga didorong sampai ke tengah jalan. Angin pukulan 147
yang maha dahsyat, ibaratnya gumpalan awan di angkasa dengan
cepat menyelimuti seluuh tempat dan menggulung tiba dengan
hebatnya. Gadis berbaju biru itu amat terperanjat, bagaikan angin puyuh
tubuhnya berputar kencang, hawa pukulan yang lembut segera
memancar keluar dari sekeliling tubuhnya. Di tengah gulungan
angin pukulan yang berpusing, tiba-tiba berkumandang suara
benturan nyaring... "Bluuuk! Bluuuk! Bluuuk! Tahu-tahu hawa pukulan kedua belah
pihak sama-sama lenyap tak berbekas.
Terkesiap sekali gadis bebaju biru itu menghadapi kemampuan
Ku See-hong yang luar biasa itu, sebab: penambahan tenaga dalam, perubahan
gerakan, serta kemunculan jurus serangan dari si anak muda itu hakekatnya
melanggar kebiasaan dunia persilatan.
Atau mungkin dia adalah seorang manusia licik yang berakal
busuk, pandai merahasiakan diri serta berilmu silat tinggi" Berpikir demikian,
mencorong sinar pembunuhan dari balik matanya yang
jeli, ujarnya kemudian dengan suara dingin:
"Orang she Ku, rupanya kau adalah manusia licik, berakal busuk dan pandai
merahasiakan diri. Hmm, malam ini jangan harap kau
bisa lolos dari cengkeraman nonamu!"
Kemudian diiringi hentakan keras serunya kembali:
"Orang she Ku, sambutlah sebuah serangan dari nonamu!"
Di tengah seruannya, dengan menghimpun tenaganya sebesar
sepuluh bagian, gadis berbaju biru itu mengayunkan sepasang
tangannya ke depan. Serangan ini dilancarkan dengan menghimpun tenaga dalamnya
sebesar sepuluh bagian, tentu saja hebatnya luar biasa. Begitu pukulan
dilepaskan, tenaga pukulan yang dahsyat seperti angin
puyuh segera menggetarkan pepohonan siong yang berada
beberapa kaki jauhnya dari sana.
148 Hampir sekujur badan Ku See-hong diselimuti oleh tenaga
pukulan yang dahsyat bagaikan ambruknya bukit Tay-san itu, boleh dibilang tak
setitik celah kosongpun yang berhasil ditemukan.
Di kala Ku See-hong melancarkan serangan untuk ketiga kalinya
tadi, sesungguhnya isi perut pemuda itu sudah digetarkan oleh
serangan lawan, tapi dasar keras kepala, dia segan menunjukkan kelemahan di
hadapan orang. Buru-buru hawa murninya disalurkan untuk mengendalikan gejolak
hawa murni di dalam hatinya
kemudian setelah pusatkan pikirannya, dia bersiap-siap melancarkan kembali
serangannya. Maka tergetarlah perasaannya setelah
mendengar perkataan dari gadis itu.
Tapi pihak musuh tidak memberi kesempatan lagi baginya untuk
berpikir panjang, tenaga pukulan yang menggetarkan hati itu sudah menggulung
tiba dengan kecepatan bagaikan sambaran petir. Kali ini sepasang telapak tangan
Ku See-hong juga ditolak keluar dengan sejajar dada.
Ku See-hong hanya merasakan tenaga tekanan yang menimpa
tubuhnya kali ini ibaratnya bukit Tay-san yang menindih kepala.
Sekujur badannya tergetar keras oleh tenaga tekanan hawa pukulan itu sehingga
hawa darahnya bergolak keras. Seketika itu juga
badannya terlempar ke udara dan melayang sejauh dua kaki lebih dari tempat
semula, tapi ia masih sempat melayang turun di atas tanah dengan selamat tanpa
menderita luka apapun. Tertegun gadis berbaju biru itu sehingga untuk beberapa saat
lamanya tak sanggup mengucapkan sepatah katapun, dia benar-
benar mengira sudah bertemu dengan setan. Dengan tenaga
pukulannya yang mencapai sepuluh bagian itu, batu berada seratus langkah di
hadapannya pun akan hancur menjadi bubuk, kenapa
pemuda itu tidak menderita luka apa-apa" Kepandaian macam
apakah itu" Pelbagai ingatan dengan cepat berkecamuk dalam benak gadis
berbaju biru itu, sementara tubuhnya di ringi bentakan nyaring segera menerjang
ke hadapan Ku See-hong, sepasang telapak
149 tangannya bagaikan kupu-kupu yang menari di antara aneka bunga, menimbulkan
pusaran angin berpusing yang amat kencang.
Dengan cepat gerakan tubuhnya juga ikut berkembang,
perubahan yang aneh bermunculan berulang-ulang, angin pukulan
tajam bagaikan pisau. Serangan yang dilancarkan juga semuanya
mengancam bagian-bagian mematikan di tubuhnya, serangan itu
begitu ganas, buas dan keji.
Pada mulanya Ku See-hong benar-benar kena didesak sehingga
harus berputar kian kemari dengan repotnya, dia harus
mempergunakan ilmu gerakan tubuh Mi-khi-biau-tiong yang sangat lihay itu untuk
berkelit dan menghindar kesana kemari, tapi
kemudian jurus sakti mulai bermunculan, makin bertarung semakin mantap.
Kenyataan ini segera menimbulkan pelbagai kecurigaan
dan tidak habis mengerti buat orang lain.
Sesungguhnya akibat dari pertarungan yang dikobarkan si nona
berbaju biru itu serta ejekan dan cemoohan yang dilontarkan
olehnya pada malam ini, hakekatnya telah menggali sumber ilmu
silat maha sakti yang bakal dimiliki oleh Ku See-hong di kemudian hari.
Ternyata, di kala Ku See-hong terkena ilmu Cui-khi-jian-hiat dari si nona
berbaju biru sehingga mengakibatkan jalan nadinya
tercengkeram dan merasakan siksaan akibat mengalir terbaliknya peredaran darah....
Pemuda yang keras hati ini segera memeras
otaknya dan berusaha untuk menemukan cara untuk memecahkan
keadaan tersebut. Diapun lantas mengasah otaknya dan berusaha
untuk memecahkan jurus Hoo-han-seng-huan tersebut.
Siapa tahu, begitu otaknya berputar, Ku See-hong segera
menemukan bahwa jurus serangan itu hampir boleh dibilang
mengandung pelbagai gerakan jurus silat yang sangat tangguh,
setiap gerakannya mengandung arti yang dalam dan perubahan yan tak terhitung
jumlahnya. Pada dasarnya Ku See-hong memang seorang lelaki yang tergila-
Dendam Sejagad Legenda Kematian Shi Hun Yin Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
gila oleh ilmu silat, setelah mengetahui rahasia tersebut ia menjadi 150
terkesima dan segera terlelap dalam pemikiran yang mendalam.
Untuk sesaat lamanya diapun melupakan penderitaan akibat dari
aliran darahnya yang membalik....
Setelah termenung beberapa saat, akhirnya Ku see-hong berhasil memahami pula
beberapa jurus serangan aneh dari balik ketiga
gerakan jurus Hoo-han-seng-huan tersebut.
Mendadak si anak muda itupun merasakan munculnya segulung
aliran hawa panas dan dingin dari dalam pusarnya. Seketika itu juga aliran
darahnya yang membalik segera menjadi tenang kembali.
Maka Ku See-hong lantas mengeluarkan ilmu gerakan aneh yang
barusan dipecahkan itu untuk meronta lepas dari cengkeraman
gadis berbaju biru itu. Perlu diketahui, Bun-ji koan-su Him C i Seng adalah seorang
manusia yang berotak brilian dan lihay. Semenjak lima puluh tahun berselang ia
sudah amat lihay, apalagi setelah memperoleh kitab pusaka Cang-ciong pit-kip
serta memahami isi dari kitab tersebut.
Dua puluh tahun berselang, dia mengalami suatu musibah yang
merupakan tragedi paling besar dalam hidupnya. Dalam keadaan
sedih dan putus asa, sepanjang hari dia hanya memperdalam ilmu yang diperolehnya
dari kitab Cang-ciong pit-kip tersebut untuk menghabiskan waktu senggang. Setiap
waktu dia selalu melatih ilmu tenaga dalam tingkat tingginya. Oleh sebab itu,
kesempurnaan tenaga dalam yang dimilikinya sekarang beberapa kali lipat lebih dahsyat
dibandingkan dengan lima puluh tahun berselang ketika ia baru pertama kali
terjun ke dunia persilatan dulu.
Ketika Ku See-hong masuk ke dalam kuil kuno itu, dalam sekilas pandangan saja ia
sudah tertarik kepada pemuda itu, dia bertekad untuk melatih si anak muda itu
agar menjadi sekuntum bunga aneh dalam dunia persilatan pada seratus tahun
belakangan ini. Maka Bun-ji koan-su lantas mempergunakan semburan api dari
inti bumi, guyuran air sejuk dari sumber bawah tanah dan pukulan tongkat untuk
menembusi semua nadi penting di seluruh tubuh Ku See-hong agar dia bisa
memperoleh keadaan bagaikan berganti
tulang saja. 151 Selain kemudian ia wariskan ilmu Kan-kun Mi-siu khikang yang
luar biasa itu kepadanya, selanjutnya Bun-ji koan-su juga tak segan-segannya
menggunakan cara Tiong-giok-tay-hoat untuk menyalurkan segenap tenaga dalam hasil latihannya selama puluhan tahun ke tubuh
Ku See-hong yang berakibat dia harus mati
kekeringan. Sebaliknya gadis berbaju biru itupun memiliki serangkaian ilmu silat yang lihay
sekali. Sejak pertarungan pertama kali tadi, ia sudah dibuat terkejut oleh
kemampuan Ku See-hong, ia merasa tenaga
pukulan musuh makin lama semakin tangguh jurus serangan yang
dipakai juga makin lama semakin aneh. Yang lebih terkesiap lagi adalah daya
tahan Ku See-hong terhadap tenaga serangan,
walaupun setiap pukulan mautnya selalu berhasil menghajar telak di tubuh lawan,
namun si anak muda itu masih tetap sehat wal'afiat tanpa kekurangan sesuatu
apapun. Kenyataan tersebut segera
menimbulkan berbagai pikiran dalam benaknya.
Mungkinkah Ku See-hong adalah jelamaan dari sukma
gentayangan atau setan iblis"
Ku See-hong sendiri, walaupun diam-diam, merasa terperanjat
sekali oleh kepandaian sakti yang dimiliki gadis berbaju biru itu, tapi dia
yakin memiliki beberapa macam kepandaian sakti yang dapat
melindungi keselamatan jiwanya hingga tidak sampai mati dibunuh.
Maka di samping ia layani serangan-serangan musuh yang
gencar dan dahsyat, diam-diam dia pun berusaha mengupas jurus-
jurus ampuh yang lebih mendalam dari gerakan Hoo-han-seng-huan tersebut.
Setiap kali ia berhasil memahami satu jurus serangan, segera
dipraktekkan terhadap gadis berbaju biru itu, yang mana memaksa gadis tersebut
harus mengerahkan tenaga yang amat besar untuk
meloloskan diri. Sekarang, bukan saja Ku See-hong sama sekali tidak mendendam
terhadap gads berbaju biru itu, sebaliknya ia merasa berterima kasih 152
sekali kepadanya, dia bersedia melangsungkan terus pertarungan sengit itu selama
mungkin. Dalam pada itu waktu sudah menunjukkan kentongan keempat,
suasana di depan kuil kuno itu tetap di puti oleh keseraman,
kengerian dan keheningan. Di tengah bunyi pohon yang terhembus angin, tertiup
juga pusaran angin kencang yang menderu-deru.
Di tengah berkobarnya pertempuran sengit itu, dari arah timur
mendadak muncul sesosok bayangan manusia yang meluncur
datang dengan kecepatan bagaikan sambaran petir.
Sungguh cepat sekali gerakan tubuh orang itu, Hanya dalam
sekejap mata saja, seperti sukma gentayangan ia sudah tiba di
bawah sebatang pohon. Sepasang matanya yang tajam mengawasi
tak berkedip gadis baju biru dan Ku See-hong yang sedang
bertanding sengit. Sinar aneh memancar keluar dari balik matanya.
Mendadak orang di bawah pohon itu mendongakkan kepalanya
dan berpekik nyaring, suaranya nyaring seperti pekikan naga yang menjulang
hingga ke udara dan memecahkan keheningan malam.
Sungguh teramat sempurna tenaga dalam yang dimiliki orang itu, hal mana bisa
dibuktikan dari suara pekikannya yang nyaring itu.
Baru saja pekikan itu berkumandang, pekikan lain bersahut-
sahutan dari empat penjuru dan bergema tiada hentinya. Kalau
didengar dari suaranya jelas jumlah mereka tidak sedikit.
Dalam waktu singkat suara pekikan yang bergema dari empat
penjuru itu bergema makin lama semakin mendekati, menyusul
kemudian empat sosok bayangan manusia dengan kecepatan luar
biasa bermunculan dari empat arah delapan penjuru dan menuju ke samping bayangan
manusia tadi.... Sejak kedatangan bayangan manusia yang pertama tadi, gadis
berbaju biru itu sudah merasa. Tiba-tiba sepasang telapak
tangannya melancarkan sebuah serangan dengan jurus yang aneh
sekali, yang mana memaksa Ku See-hong mundur tujuh delapan
langkah dari posisi semula. Kemudian sambil memutar biji matanya dan tersenyum
manis kepada Ku See-hong, katanya lembut:
153 "Orang she Ku, kau jangan melulu gunakan aku seorang untuk
teman latihan, tuh lihat. Sudah ada banyak jago yang datang
menggantikan aku, berilah kesempatan bagiku untuk beristirahat."
Gadis berbaju biru itu adalah seorang gadis yang amat cerdik,
tentu saja diapun tahu kalau Ku See-hong telah memanfaatkan
kesempatan pertarungan itu untuk melatih ilmu silatnya.
Justru karena itu, gadis berbaju biru itu tidak melancarkan
serangan yang mematikan terhadap dirinya, kalau tidak... dengan
kepandaian yang dimiliki Ku See-hong sekarang ini, masih bukan tandingan dari
gadis tersebut. Ku See-hong merasakan hatinya bergetar keras setelah
mendengar perkataan itu. Diam-diam pikirnya:
"Tabiat dari gadis ini sungguh aneh dan sukar diraba, sebentar ia bersikap
bermusuhan sebentar lagi ia bersikap bersahabat. Entah apa maksud hatinya yang
sebenarnya" Kalau didengar dari
perkataannya barusan, rupanya ia sudah tahu kalau kugunakan
kesempatan dalam pertarungan tadi untuk mengupas kepandaian
silatku." Setelah berpikir sampai di situ, dengan wajah tetap dingin
bagaikan salju, Ku See-hong tertawa dingin, katanya:
"Terima kasih banyak atas maksud baik nona, seandainya
pendatang itupun bermaksud untuk mencari gara-gara dengan aku
orang she Ku, tentu saja akan kugunakan diri mereka sebagai kelinci percobaan."
Baru selesai dia berkata, dari balik kegelapan terdengar
seseorang berseru sambil tertawa dingin:
"Budak setan, kau betul-betul seorang perempuan liar yang tidak beres
perangainya. Lagi-lagi kau menggaet lelaki gentong nasi pada malam ini, heeehh...
heeehh.... Malam ini lohu pasti akan mengirim kau untuk berpulang ke akhirat."
Ku See-hong segera mendengus gusar, katanya dengan nada
menghina: 154 "Saudara, caramu berbicara sangat kasar dan tak tahu diri,
tampaknya kau sudah bosan hidup."
Gelak tertawa nyaring bagaikan gembrengan bobrok yang
berdentang menggema di angkasa, kemudian terdengar seseorang
berkata dengan suara menyeramkan:
"Kalau begitu, kau tentunya seorang yang bertulang keras. Baik, lohu akan
mencoba kemampuanmu."
Berbareng dengan selesainya perkataan itu, dari balik kegelapan berjalan keluar
seorang kakek tua berjubah panjang, berperawakan pendek kecil dan bermuka
panjang. Ia bertangan kosong, jenggot putihnya sepanjang setengah jengkal dan
menatap sekujur badan Ku See-hong dengan sinar mata tajam.
Di belakang kakek kecil bermuka panjang itu mengikuti empat
orang lelaki berbaju ringkas yang masing-masing menggondol
sebilah pedang di punggungnya.
Sesudah mengetahui jelas siapa gerangan yang datang, gadis
berbaju biru itu segera tertawa terkikik-kikik.
"Aku kira siapa yang telah datang" Rupanya lagi-lagi kalian anak monyet dari
Lam-hay-huan-mo-kiong. Apakah lelaki busuk itu yang memerintahkan kalian untuk
datang menangkapku?"
Kakek ceking bermuka panjang itu mendehem beberapa kali,
kemudian sahutnya sambil tertawa,
"Aaah, terlalu sungkan, asal nona Im Yan cu bersedia balik
kembali ke rangkulan sau-kiongcu kami, tentu saja kami tak akan menyusahkan
dirimu, kalau tidak terpaksa akan kami taklukkan
dirimu dengan mempergunakan kekerasan."
Paras muka Im Yan cu atau gadis berbaju biru itu segera
berubah menjadi dingin seperti es. Dengan kening berkerut dan
hawa pembunuhan menyelimuti seluruh wajahnya, ia berkata
dengan dingin: 155 "Kau boleh pulang dan beritahu kepada lelaki busuk itu, jangan dianggap karena
bapaknya adalah saudara seperguruan dari guruku lantas dia mau main paksa.
Huuuh, jika nonamu sampai naik pitam, tidak sungkan lagi akan kubasmi kalian
semua dari muka bumi."
Kakek ceking bermuka panjang itu tertawa dingin, katanya:
"Baik soal wajah maupun dalam hal kedudukan, bagaimanakah
dari siau-kongcu kami yang tidak pantas untuk mendampingimu"
Hmmm! Apakah kau sudah jatuh hati kepada lelaki goblok itu?"
Sembari berkata dengan sorot matanya yang tajam penuh
kebencian, kakek ceking itu berpaling ke arah Ku See-hong.
Sebagai seorang pemuda yang cerdik, setelah mendengar
pembicaraan tersebut Ku See-hong segera mengetahui hubungan
apakah yang terjalin antara Im Yan cu, si gadis cantik itu dengan orang-orang
tersebut. Selain dari pada itu diapun merasakan hatinya amat terkesiap,
sebab semenjak lima puluh tahun berselang, istana Huan-mo-kiong di Lam-hay sudah
amat tersohor namanya di dalam dunia
persilatan. Anggota Huan-mo-kiong tak pernah melakukan perjalanan di antara Tionggoan. Konon ilmu silat merekapun
terhitung suatu kepandaian manunggal yang memiliki jurus-jurus serangan yang
luar biasa anehnya. Sementara itu, Im Yan cu telah mengerling sekejap ke arah Ku
See-hong dengan sinar mata yang lembut dan penuh perasaan cinta kasih, kemudian
kepada kakek ceking tadi katanya sambil tertawa:
"Kalau benar, mau apa kau" Nonamu memang benar-benar telah
jatuh hati kepadanya, kau boleh segera pulang dan laporkan
persoalan ini kepada sau-kiongcu kalian."
Mendadak.... Serentetan suara dingin yang menyeramkan berkumandang
memecahkan keheningan. Dengan suatu gerakan tubuh yang
sangat cepat bagaikan sambaran kilat kakek ceking itu melayang ke samping Ku
See-hong, kemudian kedua jari telunjuk dan jari tengah 156
tangan kanannya dengan kecepatan tinggi menotok jalan darah C i-ciat-hiat di
tubuh pemuda itu, sementara kelima jari tangan kirinya mencengkeram ke arah urat
nadi lawan. Serangan ini bukan saja
dilancarkan dengan kecepatan luar biasa, dan lagi arah serangan adalah dua buah
jalan darah penting di tubuh lawan....
Dalam terperanjatnya, secepat kilat Ku See-hong membalikkan
badannya, telapak tangan kanan dibalik kemudian langsung
membabat pergelangan tangan kakek ceking tersebut.
Ilmu silat yang dimiliki kakek ceking itu memang luar biasa sekali, dengan cepat
pergelangan tangan kanannya ditarik ke belakang
menghindarkan diri dari bacokan tangan Ku See-hong, kemudian
secara tiba-tiba ia menerjang ke depan dengan sodokan jari dan sodokan sikut.
Dua serangan dilancarkan berbareng, kemudian
menyusul pula kaki kanannya melayang ke depan menghajar jalan
darah toa-hek-hiat di bawah pusar Ku See-hong.
Sejak pertarungan serunya melawan Im Yan cu tadi, sudah
banyak jurus serangan aneh yang berhasil dipahami Ku See-hong.
Dengan cekatan dia miringkan badannya ke samping menghindari
sikutan kakek ceking itu, kemudian bukannya mundur dia malah
maju lebih ke depan. Kedua jari tengah dan telunjuk tangan
kanannya diayunkan ke muka menotok badan kakek ceking itu,
sementara kaki kanannya diangkat dan menendang ke muka,
dengan ujung kakinya dia menotok jalan darah Hu-lian-hiat di atas badan lawan.
Dalam istana Huan-mo-kiong di Lam-hay, kakek ceking tersebut
mempunyai kedudukan yang tinggi sekali, ilmu silat yang dimilikinya pun belum
pernah menemui tandingan. Tapi tidak disangka olehnya kalau Ku See-hong memiliki
ilmu silat sedemikian lihaynya. Saking kaget dan terkesiapnya dia sampai mundur
dua langkah ke belakang. Im Yan cu yang menonton jalannya pertarungan tersebut, diam-
diam menganggukkan kepalanya, selintas rasa girang yang sangat aneh menghiasi
wajahnya. 157 Walaupun beberapa jurus serangan yang dilakukan oleh kedua
orang itu dalam melangsungkan pertarungan jarak dekat tak
tampak kehebatannya, tapi dalam pandangan mata seorang yang
ahli, justru jauh lebih seru dan berbahaya daripada pertarungan apapun.
Pertempuran itu pada hakekatnya merupakan suatu pertempuran
yang mempengaruhi mati hidup mereka. Sedemikian cepatnya
perubahan jurus tersebut, hingga pertarungan tersebut hanya
berlangsung dalam beberapa detik saja....
Di kala si kakek ceking itu mundur ke belakang, lelaki berbaju hitam yang
berdiri di empat penjuru itu ada dua di antaranya yang segera meloloskan pedang
dan menyerang. Di antara kilatan cahaya tajam yang berkilauan, tampak dua bilah pedang itu
menyerang jalan darah penting di seluruh badan Ku See-hong. Dengan cepat Ku See-
Dendam Sejagad Legenda Kematian Shi Hun Yin Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
hong menggerakkan kakinya sambil
berputar untuk meloloskan diri dari ancaman pedang itu, kemudian sambil
membentak keras tangan kirinya diayun ke depan.
"Weeess..." sebuah pukulan dahsyat dibacokkan ke tubuh lelaki
baju hitam yang berada di sebelah kanan, segulung angin puyuh
yang disertai dengan desingan angin tajam langsung meluncur ke depan dengan
kecepatan luar biasa. "Blaaamm..." diiringi jeritan ngeri yang memilukan hati, lelaki
kekar itu terbawa oleh angin serangan yang maha dahsyat tersebut sehingga
mencelat sejauh dua kaki lebih dari tempat semula. Darah segar muncrat keluar
dari mulutnya, setelah kaki tangannya
gemetar keras, tewaslah orang itu dalam keadaan mengenaskan.
Termangu-mangu Ku See-hong menyaksikan peristiwa itu, dia
tak menyangka kalau ayunan telapak tangannya yang begitu
sederhana ternyata berhasil membinasakan musuhnya.
00d~w00 158 Bab 8 SUARA bentakan gusar menggelegar memecahkan keheningan.
Lelaki yang satunya itu segera menggerakkan pedangnya
menciptakan bertitik-titik cahaya bintang yang berkilauan, secara ganas dia
menusuk punggung Ku See-hong keras-keras.
Begitu mendengar suara desingan tajam bergema dari belakang,
dengan cepat Ku See-hong berpaling. Ternyata ujung pedang yang berkilauan itu
sudah tinggal tiga inci dari atas badannya.
Dalam gelisah dan cemasnya telapak tangan kirinya segera
dilontarkan ke belakang kemudian badannya berputar kencang,
tangan kanannya dengan gerakan yang cepat tapi aneh
mencengkeram pergelangan tangan kanan lelaki tadi. Dalam suatu perputaran yang
di kuti dengan getaran, pedang tersebut tahu-tahu sudah berpindah tangan.
Gerakan tubuh Ku See-hong ketika menghindarkan diri tadi
merupakan gerakan yang sakti dari Mi-khi-biau-tiong, sedangkan jurus serangan
yang digunakan untuk merampas pedang lelaki
tersebut merupakan suatu jurus serangan yang belum lama berhasil dipahami
olehnya. Lelaki berbaju hitam itu hanya merasakan pergelangan tangan
kanannya menjadi sakit, tahu-tahu pedangnya sudah berpindah ke tangan musuh.
Tanpa terasa dengan perasaan terkesiap dia mundur ke belakang.
Selisih waktu yang dibutuhkan Ku See-hng untuk membunuh
seorang musuh dan merampas pedang seorang lawannya boleh
dibilang singkat sekali, sebab itulah si kakek ceking yang berilmu silat sangat
lihay pun tidak sempat memberikan pertolongannya.
Mencorong sinar mata bengis dan buas dari balik mata kakek
ceking itu, sambil tertawa seram dengan penuh kegusaran, katanya:
"Tampaknya ilmu silatmu hebat juga. Hmmm! Cuma sayang kau
telah membunuh seorang anggota Huan-mo-kiong dari Lam-hay,
jangan harap kau bisa hidup lebih lama lagi di dunia ini."
159 Walaupun Im Yan cu merasa girang karena ilmu silat yang
dimiliki Ku See-hong telah memperoleh kemajuan yang pesat,
namun diapun merasa terperanjat sekali karena pemuda itu telah membunuh seorang
anak murid dari Huan-mo-kiong.
Dia cukup mengetahui akan kebuasan serta kekejaman orang-
orang Lam-hay, itu berarti dalam pengembaraannya dalam dunia
persilatan di kemudian hari, Ku See-hong akan banyak menemui
kesulitan di tangan anak murid istana Huan-mo-kiong.
Ku See-hong yang baru pertama kali mencoba kehebatan ilmu
silatnya, menjadi girang sekali setelah menyaksikan keberhasilannya. Mendengar perkataan itu, sambil tertawa seram, ujarnya:
"Apa sih hebatnya dengan Huan-mo-kiong dari Lam-hay" Aku
orang she Ku akan selalu menantikan pembalasan dendam dari
kalian." Selama puluhan tahun belakangan, belum pernah pihak Huan-
mo-kiong mengalami penghinaan sebesar apa yang dialaminya
sekarang ini, maka di kala menyaksikan sikap sinis Ku See-hong terhadap orang-
orang Huan-mo-kiong, kontan saja kedua orang
lelaki berbaju hitam lainnya menjadi naik pitam.
Sambil membentak keras, pedang mereka disertai dengan
desingan angin tajam yang menyayat badan, bagaikan dua ekor ular sakti langsung
membacok ke tubuh Ku See-hong.
Mencorong sinar mata pembunuhan yang mengerikan dari balik
mata Ku See-hong, di ringi pekikan nyaring yang memekikkan
telinga, badannya menerjang maju secara aneh. Sepasang
lengannya membentuk gerakan bayangan busur dari samping
badan, lalu sambil membentak sepasang tangan kiri kanannya
dibacok menyilang. Dua gulung angin pukulan yang berat dan dalam bagaikan
samudera, secara terpisah menyerang kedua orang lelaki berbaju hitam itu.
Gerak serangan yang dilancarkan pemuda itu semuanya aneh
dan luar biasa cepatnya. Kekuatan daya serangan tersebut ibaratnya 160
ombak samudra yang menggulung di tengah topan, kehebatannya
sungguh mengerikan. Walaupun kedua orang lelaki berbaju hitam itu memiliki dasar
ilmu silat yang bagus, namun bagaimana mungkin bisa menahan
serangan dahsyat yang sangat mengerikan itu. Di tengah dua kali jeritan ngeri
yang menyayatkan hati, dua orang lelaki yang tinggi besar itu terlempar sejauh
dua kaki lebih oleh tenaga serangan yang maha dahsyat itu sehingga tubuhnya sama
sekali tak berkutik lagi untuk selamanya. Jelas mereka telah tewas di ujung
angin pukulan Ku See-hong yang sangat lihay itu.
Hawa pembunuhan yang sangat mengerikan ini sudah jelas
merupakan suatu ancaman yang cukup mengerikan perasaan siapa
saja. Tak terlukiskan rasa gusar si kakek ceking ketika dilihanya sudah tiga orang
anak buahnya yang tewas di tangan musuh dalam
sekejap mata. Sambil membentak gusar tubuhnya bagaikan pusaran angin puyuh
segera menerjang ke depan, tangan kiri memainkan
jurus Tui-po-cu-lan (Mendorong Ombak Menahan Riak), sementara
tangan kanan memainkan jurus Heng-toan-san-gak (Memutuskan
Bukit Karang), satu jurus dengan dua gerakan serta tenaga yang berbeda bersama-
sama meluncur ke muka. Begitu angin serangan dilepaskan, angin puyuh yang tajam
seperti sebuah jala yang tak berwujud, langsung menggulung tiba.
Kedahsyatannya cukup menggetarkan perasaan siapa saja.
Walaupun Ku See-hong telah mempelajari beberapa macam
kepandaian sakti yang penuh rahasia dari Bun-ji koan-su, meski pertarungannya
selama beberapa kali dalam semalaman menambah
rasa kepercayaannya pada diri sendiri, tapi ia sendiri sama sekali tidak
mengerti sebetulnya sudah berapa banyak kepandaian yang
berhasil dia pahami dan berapa banyak pula yang bisa dia
pergunakan. Hawa murninya segera dihimpun ke dalam pusar, menyaksikan
serangan yang dilancarkan pihak lawan sangat kuat dan dahsyat, 161
dia sedikitpun tak berani bertindak gegabah. Tangan kirinya pun melepaskan
segulung tenaga pukulan yang lembut
untuk memancing serangan langsung pihak musuh, sementara tubuhnya
melayang lima jengkal ke samping menghindarkan diri dari ancaman itu. Lalu
badannya melambung, sepasang kakinya secara beruntun melancarkan tendangan kilat
mengancam jalan darah W-too-hiat
serta Ki-lian-hiat di bawah perut lawan.
Begitu serangan menggulung tiba, tenaga pukulan serasa
menekan di dada, lalu tulang kakipun terasa sakit sekali bagaikan disyat-sayat
dengan pisau. Diam-diam Ku See-hong merasa terperanjat, segera pikirnya:
"Tubuhku terlindung oleh aliran tenaga aneh yang amat hebat,
sedangkan kakiku sama sekali tidak. Entah bagaimana jadinya bila kakiku sampai
terkena serangan...?"
Mendadak dia menarik kembali sepasang kakinya, lalu badan
sedikit bergetar. Badannya sudah jumpalitan di tengah udara dan melayang mundur
sejauh satu kaki lebih dari tempat semula.
Kakek ceking itu mendengus dingin dengan nada yang
menyeramkan, sambil berebut maju ke depan, sepasang telapak
tangannya melancarkan bacokan berulang kali. Gulungan tenaga
pukulannya seperti gulungan ombak di tengah samudera meluncur
datang berlapis-lapis. Mencorong sinar buas dari balik mata Ku See-hong karena
marah, sambil menggertak gigi tangan kiri kanannya secara aneh melancarkan
pukulan-pukulan berantai. Ternyata kedahsyatannya
pun mengerikan sekali, setiap serangan yang dilepaskan tentu
membawa desingan angin tajam yang mampu untuk menghancurkan batu nisan.
Sebagaimana diketahui, secara resmi Ku See-hong belum pernah
mempelajari serangkaian ilmu pukulan. Jurus-jurus serangan yang dipergunakannya
sekarang kebanyakan adalah merupakan kupasan-kupasan yang berhasil ditemukannya
sendiri dari tiga gerakan jurus Hoo-han-seng-huan tersebut.
162 Akan tetapi, nyatanya serangan yang dipergunakan secara
mengawur hanya berdasarkan perasaan saja itu, justru telah
berubah menjadi serangkaian ilmu pukulan yang ganas, buas dan
lihaynya bukan alang-kepalang....
Pada waktu itu, dia telah mendapatkan tenaga murni warisan
Bun-ji koan-su yang telah dilatih selama puluhan tahun, kemudian mempelajari
pula ilmu Khikang Kan-kun Mi-siu yang maha sakti
tersebut, kesempurnaan tenaga dalam yang dimilikinya sekarang
boleh dibilang mengalir tiada hentinya seperti air dari gunung, kuat, lancar dan
tiada berputusan.... Kenyataan ini bukan saja jauh di luar dugaan si kakek ceking
tersebut, sekalipun Ku See-hong juga merasakan rasa kaget dan
tercengang. Ia tak mengira kalau di dalam tubuhnya terdapat
tenaga dalam yang begini sempurnanya. Akan tetapi, diapun tahu bahwa kesemuanya
ini adalah warisan berharga yang disalurkan
Bun-ji koan-su kepadanya.
Kiranya sampai detik itu Ku See-hong masih belum tahu kalau
tenaga murni yang dipunyai Bun-ji koan-su telah disalurkan semua ke dalam
tubuhnya hingga mengakibatkan tokoh maha sakti itu
tewas akibat kekeringan. Demikianlah serangan demi serangan yang dilancarkan Ku See-
hong kian lama kian bertambah kuat, dibandingkan dengan
serangan si kakek ceking yang makin lama semakin gencar
menciptakan suatu keadaan yang seimbang. Dengan demikian
pertempuran yang melibatkan kedua orang inipun makin lama
semakin sengit. Beberapa gebrakan kemudian, tenaga pukulan mereka berdua
sudah meliputi wilayah seluas dua kaki lebih. Daun kering dan
ranting kecil yang berserakan di tanah sudah ikut melayang-layang di udara,
deruan angin pukulan yang dahsyat semakin memekikkan telinga.
Pertarungan ini benar-benar merupakan suatu pertempuran seru
yang jarang dijumpai dalam dunia persilatan.
163 Im Yan cu yang berilmu silat sangat tinggi pun, saat itu dibikin kaget bercampur
tercengang setelah menyaksikan kejadian itu. Dari tadi sampai sekarang dia
mengawasi terus kepandaian silat yang dimiliki Ku See-hong, yang membuatnya
terperanjat adalah kungfu yang dimiliki Ku See-hong tersebut kian detik kian
bertambah maju pesat. Kenyataan semacam ini benar-benar merupakan suatu
peristiwa yang aneh sekali, hal mana membuat si nona yang cerdik pun dibikin
kebingungan dan tidak habis mengerti.
Ketika baru pertama kali berputar tadi, Ku See-hong masih
kelihatan asing sekali dengan jurus-jurus serangannya. Sambil
bertarung menghadapi musuh, diam-diam dia memutar otak untuk
memikirkan perubahan-perubahan selanjutnya guna menghadapi
ancaman lawan. Tapi lambat laun serangan-serangan yang
dipergunakan olehnya makin lama semakin dahsyat, jurus-jurus
serangannya pun semakin aneh dan sakti,
maka seluruh perhatiannya pun segera dipusatkan ke tubuh lawan, otomatis
tenaga serangannya juga semakin bertambah kuat dan hebat.
Sebenarnya kakek ceking itu seorang jago kawakan yang sudah
pernah mengalami beratus-ratus kali pertempuran seru. Akan tetapi belum pernah
dia jumpai seorang musuh tangguh yang begitu
anehnya seperti Ku See-hong.
Tanpa terasa hawa murninya dihimpun kembali, lalu turun
tangan dengan sepenuh tenaga. Mendadak saja tenaga serangan
yang terpancar keluar dari balik telapak tangannya semakin kuat.
Pukulan demi pukulan yang dilancarkan ibarat bacokan kampak
yang membelah bukit, desingan angin tajam semakin menderu-
deru. Dalam hati kecilnya dia lantas berpikir:
"Entah siapakah suhu bocah ini" Mungkinkah seperti suhu
kiongcu kami dan Im Yan cu yang merupakan seorang tokoh sakti
dari dunia persilatan" Tapi masih ada jagoan mana lagi dalam dunia persilatan
dewasa ini yang memiliki kepandaian silat jauh melebihi kiongcu kami, Han-thian
It-kiam (Pedang Sakti Dari Langit) C ia Cu-kim?"
164 Sambil melayani suatu pertempuran yang seru dan gencar, tiada
hentinya kakek ceking itu memutar otak untuk menduga-duga asal-usul perguruan
dari Ku See-hong. Tapi mana ia sangka kalau Ku See-hong sesungguhnya adalah
murid terakhir dari Bun-ji koan-su, si manusia berbakat dari dunia persilatan
yang selama seratus tahun belakangan ini tiada
tandingannya di kolong langit"
Sudah barang tentu hubungan seperti ini tak akan diduga oleh
siapapun juga, kecuali bila Ku See-hong menggunakan jurus Hoo-
han-seng-huan tersebut. Ku See-hong sendiripun diam-diam merasa amat terperanjat
ketika dilihatnya serangan yang dilancarkan pihak lawan makin lama semakin gagah
dan tenaga pukulannya makin lama semakin
dahsyat, pikirnya: "Heran, kakek ceking yang sedikitpun tidak menarik ini mengapa bisa memiliki
tenaga pukulan yang sedemikian dahsyat dan
hebatnya?" Berpikir sampai di situ, Ku See-hong lantas mengambil keputusan untuk menghadapi
dengan jurus sakti Hoo-han-seng-huan yang
terdiri dari tiga gerakan itu.
Di pihak lain, sementara itu si kakek ceking juga bersiap-siap menggunakan
jurus serangan yang mematikan untuk membinasakan lawannya.
Dendam Sejagad Legenda Kematian Shi Hun Yin Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Terdengar suara bentakan nyaring menggelegar memecahkan
keheningan, tiba-tiba tulang belulang di sekujur badan si kakek ceking itu
memperdengarkan suara gemerutuk yang memekikkan
telinga. Setelah melompat ke udara mendadak tubuhnya berhenti
tak bergerak, tangan kanannya secara aneh melancarkan tiga buah pukulan dahsyat
ke arah Ku See-hong. Tampak serentetan cahaya berkilauan seperti sinar bintang
menggulung dengan hebatnya ke arah depan. Segulung hawa
165 pukulan yang kuat, bagaikan gulungan ombak dahsyat di tengah
samudra langsung meluncur ke depan....
Satu ingatan dengan cepat melintas di dalam benak Ku See-
hong, itulah gerakan pertama dari jurus Hoo-han-seng-huan yang disebut Thian-
ciu-cian-im (Langit Mendung Awan Menggulung).
Pekikan nyaring yang menggetarkan angkasa tiba-tiba berkumandang dari mulut Ku See-hong, kemudian lengannya
berputar secara aneh. Di antara perputaran tadi, cahaya tajam yang berkilauan
segera memancar keluar dari sekujur badannya.
Bagaikan sukma gentayangan saja, secara aneh Ku See-hong
menerjang ke muka dan meluncur masuk ke balik gulungan angin
pukulan tersebut. "Sreeett," serentetan cahaya putih secepat kilat meluncur ke
depan. Menyusul kemudian, kakek ceking itu memperdengarkan pekikan
ngeri yang memilukan hati menjelang saat kematiannya.
Sebuah batok kepala yang sudah hancur dan penuh berlepotan
darah menggelinding di atas tanah, darah segar bercucuran
membasahi seluruh permukaan tanah, sungguh mengerikan sekali
kematiannya. Menyaksikan akibat dari serangannya itu, untuk sesaat lamanya
Ku See-hong menjadi tertegun, mimpipun dia tak menyangka kalau jurus Thian-ciu-
cian-im (Langit Mendung Awan Menggulung) yang
dipergunakannya itu memiliki daya kekuatan yang begini
dahsyatnya. Im Yan cu sendiripun dibikin sampai terbelalak matanya dengan
mulut melongo sampai lama sekali dia baru bisa menghembuskan
napas panjang. Kekejaman dan kebrutalan Ku See-hong di dalam melancarkan
serangannya menimbulkan perasaan bergidik dalam hati kecilnya, apalagi dalam
satu malaman saja, ia telah membinasakan beberapa orang jago lihay kelas satu di
dalam dunia persilatan. 166 Pada saat itulah, mendadak....
Dari kejauhan sana berkumandang suara pekikan panjang yang
amat memekakkan telinga. Suara pekikan itu rendah tapi berat,
menggetarkan perasaan Im Yan cu maupun Ku See-hong yang
berada di sana. Menyusul kemudian, tampaklah sesosok bayangan manusia entah
dari mana datangnya, tahu-tahu sudah berdiri lebih kurang tiga kaki di hadapan
Ku See-hong tanpa menimbulkan suara barang
sedikitpun juga. Orang itu mengenakan pakaian serba hitam, mukanya coreng-
moreng dengan beraneka warna hingga kelihatan jelek sekali. Dia berdiri kaku di
situ tanpa bergerak maupun mengucapkan sepatah kata.
Bukan saja dandanan orang itu tampak sangat aneh lagipula arah kedatangannya
juga sukar diduga, hingga mendatangkan suatu
perasaan aneh yang menyeramkan bagi siapapun yang melihatnya.
Bergidik hati Im Yan cu setelah menyaksikan sorot mata orang
yang amat tajam, dia tahu kepandaian silat yang dimiliki manusia aneh ini amat
lihay, bahkan dia sendiripun belum mampu untuk
menandinginya.... Tapi siapakah dia" Benarkah dalam dunia persilatan masih
terdapat manusia aneh yang begini lihaynya"
Sekali lagi Im Yan Cu mengamati paras muka manusia aneh itu
dengan seksama, akhirnya dia baru tahu kalau manusia aneh itu
hanya mengenakan selembar topeng kulit manusia. Tak heran kalau mukanya begitu
jelek dan mengerikan. Ku See-hong sendiripun segera mempertinggi kewaspadaannya
ketika melihat akan kemunculan lawan yang begitu mendadak.
Perasaan halusnya telah berkata bahwa orang itu datang karena
hendak mencari dirinya. Benar juga, dengan sepasang matanya yang tajam bagaikan
pisau belati, manusia aneh bertopeng itu mengawasi sekejap mayat-167
mayat yang terkapar di tanah akibat termakan oleh tiga gerakan jurus Hoo-han-
seng-huan dari Ku See-hong tadi, yakni: Jian-sat-kui-pok, Tu-cing-kui-pok, serta
si kakek ceking. Pada mulanya sinar mata itu masih memperlihatkan keragu-
raguannya, tapi sejenak kemudian telah berubah dengan sinar buas yang teramat
mengerikan. Diawasinya wajah Ku See-hong itu tanpa berkedip.
Im Yan cu yang lebih berpengalaman segera dapat merasakan
sesuatu yang tak beres pada manusia aneh itu. Ia dapat melihat betapa besarnya
hasrat manusia aneh itu hendak membunuh Ku
See-hong. Tanpa terasa ia lantas berpikir:
"Ilmu silat yang dimiliki manusia aneh bertopeng ini bukan
kepalang lihaynya, aku jelas tak sanggup untuk menandinginya.
Andaikata ia benar-benar akan menyerang dengan keji terhadap Ku See-hong,
kendatipun dia memiliki khikang pelindung badan yang sangat aneh, kuatirnya dia
tetap tak akan tahan juga."
Berpikir sampai di situ, diam-diam Im Yan cu menghimpun
tenaga dalamnya untuk mempersiapkan diri. Tak terlukiskan rasa tegang yang
mencekam perasaannya sekarang, dia sendiripun tidak mengerti apa sebabnya dia
bisa ikut-ikutan menjadi sedemikian
tegangnya. Bagaimana dengan Ku See-hong sendiri" Tentu saja diapun tidak
terkecuali, malah selain rasa tegang, diapun merasakan hatinya sangat tidak
tenteram. Kemunculan manusia aneh bertopeng itu seketika merubah
suasana di sekitar tempat itu menjadi lebih tegang dan mengerikan, mengikuti
berlalunya sang waktu, suasana yang istimewa dan serba mencekam itu kian lama
terasa kian bertambah tebal....
Mendadak manusia aneh bertopeng itu tertawa dingin dengan
suaranya yang menggidikkan hati, kemudian kepada Ku See-hong
tegurnya dengan nada ketus:
168 "Kaukah yang membinasakan ketiga orang yang terkapar di atas
tanah itu?" Yang dimaksudkan adalah ketiga orang yang tewas oleh jurus
Hoo-han-seng-huan dari Ku See-hong itu.
Kendatipun Ku See-hong merasakan sesuatu rasa takut yang
sangat aneh di dalam hati kecilnya semenjak berjumpa dengan
manusia aneh bertopeng itu, tapi keangkuhan serta kekerasan
kepalanya membuat ia pantang menyerah dengan begitu saja.
Dengan wajah dingin bagaikan es dia mendengus ketus, lalu
jawabnya dengan sinis: "Betul, akulah yang menghantar keberangkatan mereka, mau
apa kau...?" Tercekat perasaan manusia aneh bertopeng itu sehabis
mendengar perkataan tersebut, diam-diam pikirnya:
"Aneh, kenapa dia bisa memiliki keberanian sebesar ini?"
Berpikir demikian, manusia aneh itu bertopeng itu segera
mendengus dingin, lalu katanya:
"Siapakah kau" Apa hubunganmu dengan Bun-ji koan-su si
makhluk tua itu" Sekarang dia berada di mana?"
Secara beruntun dia mengajukan tiga buah pertanyaan, yang
mana membuat Ku See-hong benar-benar merasakan hatinya amat
terperanjat, tapi dia pun merasa gusar sekali, sebab dia menyebut gurunya
sebagai seorang makhluk tua.
Ku See-hong sama sekali tidak menjawab pertanyaannya itu,
malahan dengan dingin dia balik bertanya:
"Lantas siapa pula kau" Buat apa kau ajukan pertanyaan tersebut kepadaku?"
Sekali lagi manusia aneh bertopeng itu merasa terkesiap tapi di luaran dia tetap
berkata dengan dingin: 169 "Kau tak usah mengurusi siapa aku. Sebelum ajalmu tiba nanti
kau bakal mengetahui dengan sendirinya."
"Kalau begitu pertanyaan-pertanyaan yang kau ajukan pun
jangan harap bisa memperoleh jawaban yang sebenarnya dari
diriku." Manusia aneh bertopeng itu segera tertawa seram:
"Heeehh... heeehh... heeehh... buat apa mesti menunggu
jawabanmu lagi?" ejeknya, "Dari mimik wajahmu ketika berkata
tadi, aku telah memperoleh jawaban yang sesungguhnya."
Mendengar perkataan itu, diam-diam Ku See-hong berpikir lagi:
"Orang ini betul-betul jahat dan busuk, tapi siapakah orang ini?"
Sementara itu, manusia aneh bertopeng itu sudah berkata lagi
dengan suara yang menyeramkan:
"Heeehh... heeehh... heeehh... Kan-kun Mi-siu khikang, ilmu
gerakan tubuh Mi-khi-biau-tiong-sin-hoat, tiga gerakan jurus Hoo-han-seng-huan,
rupanya sudah kau pelajari semuanya?"
Mendengar ucapan ini, Ku See-hong merasakan hatinya semakin
terkesiap, "Mungkinkah aku telah bertemu dengan setan?" Demikian ia membatin,
"Kalau tidak apa sebabnya ia bisa mengetahui seluruh kepandaian rahasia
perguruanku?" Im Yan cu juga tampak tercengang bercampur kaget setelah
mendengar perkataan itu. Dari penuturan suhunya ia pernah
mendengar tentang ketiga macam kepandaian sakti andalan Bun-ji koan-su tersebut.
Mungkinkah Ku See-hong adalah muridnya" Dan
mungkinkah ketiga macam ilmu silat maha sakti tersebut telah
berhasil dipelajarinya"
Satu ingatan dengan cepat melintas pula di dalam benak Ku See-
hong, ia jadi teringat kembali dengan pesan dari Bun-ji koan-su:
"Ilmu Khi-kang Kan-kun-mi-siu-kang-khi adalah ilmu sakti yang
paling top dalam kepandaian silat, jika kepandaian sakti ini sampai 170
diketahui oleh umat persilatan maka kehidupanmu di dunia ini akan berubah
menjadi sangat berbahaya, ingat... ingat...!"
Teringat akan hal itu, Ku See-hong segera berlagak pilon,
bagaikan tidak memahami perkataan orang, dia lantas berseru:
"Hei, apa yang kau katakan" A ku sama sekali tidak mengerti!"
Manusia aneh bertopeng itu terkekeh-kekeh menyeramkan,
katanya: "Heeehh... heeehh... heeehh... tidak kusangka kalau kau pun
seorang manusia licik yang pandai berlagak pilon, kalau begitu akan kuhantar
keberangkatanmu malam ini juga!"
Baru selesai dia berkata, Im Yan cu telah menerjang maju
dengan gerakan lincah, sambil tertawa dingin segera tegurnya:
"Hei, kau ingin menjadi seorang nelayan beruntung yang tinggal memungut hasil"
Hmm, tidak akan segampang itu, dia adalah
musuh besarku, malam ini aku hendak mencincangnya sendiri
menjadi berkeping-keping, aku tidak memperkenankan siapapun
untuk mencampuri urusan ini."
Setelah menyaksikan gerakan tubuh dari Im Yan cu tadi, manusia aneh bertopeng
itu tertawa dingin, kemudian setelah mendengus
tegurnya: "Siapakah kau" Berani benar berbicara besar di hadapanku,
hmmm... nanti, kau boleh sekalian turut berangkat bersamanya!"
Im Yan cu tertawa terkekeh-kekeh dengan merdunya. Suara
tertawanya indah dan lembut bagaikan kicauan burung nuri,
suaranya penuh mengandung daya pikat yang membetot sukma.
Agak tertegun manusia aneh bertopeng tersebut oleh gelak
tertawa orang, dengan cepat dia berpikir:
"Heran, kenapa bocah perempuan ini bisa demikian miripnya
dengan sumoayku" Di tengah kemerduan suara tertawanya,
terdapat semacam daya pikat yang sanggup menggetarkan sukma
orang?" 171 Sementara itu, perasaan Ku See-hong lambat laun telah menjadi
tenang kembali. Dia hendak membiarkan kedua orang itu bertarung sendiri lebih
dulu, kemudian secara diam-diam ia baru akan
ngeloyor pergi meninggalkan tempat itu.
-oo0dw0oo- Jilid: 6 Im Yan cu telah berhenti tertawa.
Dengan muka yang dingin kaku tanpa emosi katanya ketus:
"Nonamu bernama Im Yan cu, mau apa kau?"
Ucapan si manusia aneh bertopeng pun berubah menjadi jauh
lebih halus dan lembut, dia lantas bertanya:
"Tolong tanya nona, siapa nama gurumu" Buat apa musti saling
berbentrok dengan kekerasan?"
"Hmmm. Kau masih belum berhak untuk menanyakan soal
guruku, bila punya kepandaian silahkan saja turun tangan, selama hidup guruku
cuma mempunyai seorang saudara seperguruan dan
seorang musuh besar, dengan semua jago persilatan di dunia ini beliau tak ada
sangkut pautnya, mengerti...?"
Ku See-hong yang mendengar perkataan itu juga merasa
keheranan, diam-diam ia lantas berpikir: "Heran, kenapa tabiat gurunya juga
begitu aneh dan kukoay-nya" Dalam dunia seluas ini cuma dua orang saja yang
dikenalnya, mungkin musuh besar yang
dia maksudkan tadi adalah guruku Bun-ji koan-su...."
Manusia aneh bertopeng sendiripun tak berhasil menebak asal-
usul perguruan Im Yan cu meski dia cerdik dan luas
pengetahuannya, maka sambil tertawa dingin dengan suara
menyeramkan katanya: 172 "Baik. Kalau begitu, jangan salahkan jika aku turun tangan keji kepadamu...."
"Tak usah sok dulu," ejek Im Yan cu sambil tertawa merdu,
"Siapa tahu kalau kekejian nonamu berpuluh-puluh kali lipat lebih hebat daripada
dirimu?" Di tengah pembicaraan tersebut, telapak tangan kanannya
segera diayunkan ke depan, "Weeess..." segulung angin pukulan tak berwujud yang
lembut langsung meluncur ke depan dan
menghantam jalan darah penting di dada manusia aneh tadi.
Semenjak tadi Im Yan cu sudah tahu kalau manusia aneh
bertopeng itu memiliki ilmu silat yang amat lihay, maka begitu turun tangan dia
lantas mempergunakan jurus sakti yang ganas dan
mematikan. Manusia aneh bertopeng itu memang seorang jagoan, yang
pandai melihat serangan orang, mendadak dia membalikkan
tubuhnya dan melayang mundur sejauh beberapa langkah dari
tempat semula, tangan kirinya kemudian menyambar ke muka dan
secepat kilat mencengkeram bahu Im yan cu.
Dengan cekatan Im Yan cu mengigos ke samping, lalu sambil
membalikkan tangannya melancarkan serangan dengan jurus Hui-
tim cing-tam (Membersihkan Debu Berbicara Santai) dia balas
Dendam Sejagad Legenda Kematian Shi Hun Yin Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
mencengkeram nadi penting di atas tangan kiri manusia aneh
tersebut. Sungguh cepat gerak serangan dari manusia aneh bertopeng itu.
Perubahan yang dilakukan juga amat aneh dan sakti, baru saja
kebasan tangan Im yan cu menyambar ke depan, ia telah merubah
serangan cengkeramannya menjadi babatan.
Pergelangan tangannya sgera direndahkan ke bawah, setelah
melepaskan diri dari sambaran tangan Im yan cu, jari tangannya setegang tombak
langsung menjojoh jalan darah Ciang-keng-hiat di atas bahu Im yan cu. Jurus
serangan ini lihay sekali, belum lagi ujung jarinya mengenai di sasaran,
segulung desingan angin tajam telah meluncur datang dengan kecepatan luar biasa.
173 Sekalipun Im Yan cu berilmu silat sangat tinggi, diapun tak berani bertindak
gegabah, cepat badannya miring ke belakang lalu dengan enteng melesat mundur
sejauh beberapa kaki. Manusia aneh
bertopeng itu tertawa seram, dengan sorot mata setajam sembilu dia tatap sekejap
wajah Ku See-hong, kemudian dengan gerakan
tubuh yang cepat seperti sambaran petir ia menerjang maju ke
muka. Ku See-hong amat terkesiap, segenap tenaga dalam yang
dimilikinya segera dihimpun menjadi satu, secepat kilat sebuah pukulan
dilontarkan ke muka. Di tengah desingan angin pukulan yang memekikkan telinga,
bagaikan gunung yang ambrol, gulungan tenaga pukulan yang
maha dashyat dengan cepat meluncur ke depan.
Sekali lagi manusia aneh berkerudung itu memperdengarkan
suara tertawa dinginnya yang menggetarkan sukma, sepasang
ujung bajunya dikebaskan ke muka bersamaan dengan gerak maju
tubuhnya. Seketika itu juga, segenap tenaga pukulan yang dilancarkan Ku
See-hong dengan sepenuh tenaga itu seakan-akan terjerumus ke
dalam bungkusan selapis hawa pukulan yang lembut dan empuk,
kemudian dalam waktu singkat lenyap tak berbekas.
Im Yan cu segera membentak keras ketika menyaksikan manusia
aneh bertopeng itu menerjang ke arah Ku See-hong, sepasang
telapak tangannya diayunkan ke depan, segulung tenaga pukulan
yang amat berat dengan cepat mengancam jalan darah penting di
belakang punggung manusia aneh itu....
Sambil tertawa seram, telapak tangan kiri manusia aneh
bertopeng itu tiba-tiba ditarik ke belakang, kemudian tubuhnya berputar satu
lingkaran dengan suatu gerakan aneh, setelah itu telapak tangan kanannya
mendadak dimuntahkan keluar. Segulung
desingan angin tajam secepat kilat menggulung ke tubuh Ku See-
hong dengan hebatnya. 174 Tenaga pukulan yang dilontarkan itu bagaikan gulungan ombak
dahsyat di tengah samudara yang berlapis-lapis, seolah-olah
menggulung tiada habisnya dan tiada hentinya.
Mencorong sinar buas dari balik mata Ku See-hong, sekali lagi dia melontarkan
sepasang telapak tangannya ke depan, gulungan angin yang maha dashyat bagaikan
gulungan ombak di tengah samudra
dengan cepatnya meluncur ke muka.
"Blaaamm..." satu ledakan dahsyat yang memekikkan telinga
menggelegar memecahkan kehengingan, ketika dua gulung angin
pukulan itu saling bertumbukan antara yang satu dengan yang
lainnya, terjadilah putaran angin berpusing yang kencang....
Dalam desingan angin yang tajam inilah dengan sempoyongan
Ku See-hong mundur sejauh enam tujuh langkah ke belakang. Noda darah pelan-pelan
meleleh keluar daru ujung bibirnya, rambut yang panjang menjadi kacau balau tak
karuan, mukanya pucat mengenaskan, ditambah pula bajunya yang terkoayk-koayk dan
bernoada darah, membuat keadaannya benar-benar mengerikan.
Tiba-tiba.... "Blaaam!" suatu benturan keras yang memekikkan
telinga kembali menggema di udara....
Ku See-hong mendengus tertahan, tubuhnya tahu-tahu mencelat
sejauh tiga kaki ke udara dan "Plaaak!" roboh terkapar di atas tanah.
Im Yan cu menjerit kaget, kemudian teriaknya dengan penuh
kemarahan: "Makhluk aneh, kau berani bertindak keji dengan pergunakan
ilmu To-im-ciat-yang (Memancing Hawa Im, Menyambut Hawa
Yang) untuk mencelakai dirinya!"
Di tengah teriakan tersebut, telapak tangan Im Yan cu segera
direntahkan sambil mengembangkan serangakaian serangan-
serangan gencar yang dahsyat dan mengerikan.
Manusia aneh bertopeng itu tertawa terkekeh-kekeh dengan licik dan seram.
175 "Heeehh... heeehh... heeehh... Nona Im," demikian ia berkata,
"Bukankah barusan kau berkata hendak membunuhnya dengan
tanganmu sendiri..." Sekarang aku telah pergunakan ilmu To-im-
ciat-yang untuk meneruskan tenaga pukulanmu untuk membunuhnya, bukankah tindakanku ini amat indah dan menguntungkan dirimu" Kenapa kau malah menjadi marah-marah
besar?" Ternyata di kala Im Yan cu melancarkan sebuah pukulan dahsyat
untuk menyerang manusia aneh bertopeng tadi, tangan kirinya telah mengeluarkan
ilmu sakti To-im ciat-yang uantuk menyalurkan
tenaga serangan dari gadis itu untuk balik menyergap diri Ku See-hong.
Padahal di kala Ku See-hong dan manusia aneh berkerudung itu
beradu tenaga tadi, isi perutnya sudah mengalami goncangan keras sehingga darah
segar muntah keluar dari mulutnya, apalagi setelah termakan oleh serangan
dahsyat yang dilancarkan Im Yan cu,
kontan saja pemuda tersebut tak kuat menahan diri.
Pandangan matanya menjadi gelap, benaknya menjadi kosong
melompong dan akhirnya robohlah dia tidak sadarkan diri.
Im Yan cu amat menguatirkan keselamatan jiwa Ku See-hong,
maka di dalam melancarkan serangan-serangannya sekarang,
hampir semuanya digunakan jurus-jurus tangguh yang mengerikan.
Tapi manusia aneh bertopeng itu memang lihay sekali,
bagaimanapun dahsyatnya serangan yang dilancarkan pihak lawan, manusia aneh itu
masih bisa menghindarkan diri dengan enteng dan santai.
Im Yan cu mengerutkan dahinya rapat-rapat, paras mukanya
berubah menjadi amat menyeramkan, sambil membentak nyaring
dengan kesepuluh jari dipentangkan dia lepaskan sepuluh gulung desingan angin
tajam yang menderu-deru. Sungguh dahsyat ancaman tersebut, dalam waktu singkat dua
belas buah jalan darah penting di tubuh bagian atas manusia aneh 176
tersebut sudah terjebak di tengah gulungan angin serangan si nona yang teramat
hebat itu.... Tiba-tiba mencorong sinar mata tajam yang menggidikkan hati
dari balik mata manusia aneh bertopeng itu, ujung bajunya segera dikebaskan ke
muka melancarkan serangkaian angin pukulan tajam untuk menolak datangnya ancaman
kesepuluh jalur desingan angin serangan dari Im Yan cu.
"Blaaamm! Blaaamm! Blaaamm...!" serentetan bunyi ledakan
yang keras bergema memenuhi angkasa, dalam sekejap mata
tenaga serangan kedua belah pihak sama-sama sudah lenyap tak
berbekas. Im Yan cu membentak keras, telapak tangan kanannya segera
dibabat ke depan, sedangkan telapak tangan kirinya dengan
membawa desingan angin tajam langsung menghantam dada
manusia aneh bertopeng itu.
Si manusia aneh bertopeng itu merupakan seorang jago lihay
yang jarang dijumpai dalam dunia persilatan, setelah didesak
berulang kali oleh serangan Im Yan cu yang makin dahsyat,
akhirnya sifat buas dan bengisnya segera timbul kembali.
Sambil tertawa dingin sepasang lengannya diputar membentak
satu lingkaran lalu dengan gerakan membacok dan menangkis
sepasang kakinya berbareng melayang ke depan menendang tubuh
bagian bawah dari Im Yan cu.
Merah padam selembar wajah Im Yan cu karena jengah, dalam
gusarnya mendesis muak kemudian tubuhnya berkelebat ke
samping menghindarkan diri dari tendangan berantai tersebut.
Kemudian telapak tangan kanannya tiba-tiba membalik ke atas,
dari serangan pukulan segera dirubahnya menjadi serangan
mencengkeram, dengan cepat ia cengkeram urat nadi penting di
tubuh lawan, sementara kelima jari tangan kirinya menyentil ke muka dan menotok
jalan darah Seng-hiat, Wi-ciat dan Hu-tu-hiat, tiga buah jalan darah penting di
tubuh manusia aneh itu. 177 Sejak melancarkan serangan, berubah jurus sampai meneter
lawannya, boleh dibilang Im Yan cu melakukan kesemuanya itu
dengan cepat serta kelihayan yang mengerikan.
Manusia aneh bertopeng itu segera tertawa dingin, sambil
miringkan badan dan berputar kencang, sepasang telapak
tangannya diputar melancarkan gulungan angin pukulan yang
segera memunahkan ancaman lawan yang datang secara bertubi-
tubi itu. Kedua gulung ujung bajunya yang lebar bagaikan dua ekor ular
yang lincah sambil membalik dan menggulung dengan cepat dan
tajam membelenggu sepasang nadi penting di atas pergelangan
tangan Im Yan cu. Mendadak tubuh Im Yan-cu berputar kencang secara aneh, sakti
dan dahsyat, ibaratnya gulungan ombak di tengah samudra. Di
tengah putaran tubuh yang aneh dan kencang itulah, aliran hawa sakti yang
bergulung-gulung aneh memancar ke tubuh manusia
aneh bertopeng itu dengan tiada hentinya.
Mendadak.... Im Yan cu membentak keras, tubuhnya tiba-tiba melayang dan
menerjang maju ke muka, telapak tangan, jari tangan serta kakinya melancarkan
jurus-jurus sakti secara berbarengan. Dengan begitu dahsyatnya semua ancaman
tersebut ditujukan ke tubuh manusia
aneh bertopeng itu. Demikianlah, jika dua orang tokoh sakti dari dunia persilatan
terlibat dalam suatu pertempuran sengit, maka akibatnya terjadilah suatu
pertempuran maha seru yang melibatkan segenap kepandaian sakti yang mereka
miliki.... Tampak bayangan manusia beterbangan kian kemari, angin
pukulan menderu-deru bagaikan angin puyuh, bukan saja membuat
pasir dan batu kerikil beterbangan di angkasa, daun dan ranting pun ikut
berguguran ke atas tanah....
178 Tenaga dalam yang dimiliki manusia aneh bertopeng itu memang
benar-benar sangat lihay, bukan cuma jurus serangannya yang aneh dan sakti,
perubahannya begitu banyak sehingga membuat orang
susah untuk menanggulanginya.
Lapisan demi lapisan angin pukulan yang bersusun seperti bukit, bagaikan hujan
badai yang disertai angin kencang menyapu arena sedemikian hebat dan
mengerikannya suasana waktu itu, hingga
cukup membetot sukma. Im Yan cu tidak gentar barang sedikitpun juga, dengan lincah
dan gesit tubuhnya melompat kian kemari meloloskan diri dari
ancaman, kemudian tak kalah hebatnya dia lepaskan pula serangan-serangan dahsyat
yang semuanya mempergunakan jurus-jurus sakti yang jarang dijumpai dalam dunia
persilatan. Dengan kekuatan yang hampir seimbang ini, maka meski
pertempuran sudah berlangsung empat lima ratus jurus, keadaan
tetap seri, sedang di hati masing-masing pun saling mengagumi
Pendekar Penyebar Maut 31 Siluman Ular Putih 05 Istana Ular Emas Imbauan Pendekar 5