Pencarian

Dyah Ratnawulan 3

Dyah Ratnawulan Karya Kho Ping Hoo Bagian 3


pening dan tidak ingat sesuatu. Setelah perampok-perampok tadi datang dan
melihat kau dikeroyok. barulah aku sadar dan. dan menyesal.!"
Raden Indrajaya mencibirkan bibirnya dan kemudian tersenyum menghina. "Pergilah
dari depanku!" katanya danMas Bei yang gemukitu lalu pergi seperti seekor anjing
kena gebuk. Akan tetapi peristiwa yang menggegerkan itu disambung oleh peristiwa lain yang
cukup menimbilkan keributan besar. Tiba-tiba terdengar para yogo berteriak-
teriak. "Tangkap, tangkap! Tahan penculik itu.!"
Indrajaya dan lain-lain orang cepat memandang dan alangkah heran dan kaget
mereka ketika melihat Puspamirah ledekyang cantik itu, meronta-ronta dalam
pondongan seorang pemuda tampan.Indrajaya marah sekali dan selagi ia hendak
mengejar, pemuda yang menculik ledek itu sekali melompat telah berada ditempat
jauh dan kemudian menghilang ke dalam gelap dengan kecepatan yang membuat semua
orang tertinggal jauh dan hanya dapat saling pandang dengan terheran-heran.
"Bukan main!" Indrajaya berkata perlahan."Hebat sekali pemuda itu, hampir sama
cepatnya dengan pemuda yang tadi menolong aku! Akan terjadi apakah di kota raja
ini" Tiba-tiba saja muncul orang-orang muda sakti mendraguna yang bersikap aneh.
Mengapa pula Puspamirah diculik?"
Koleksi Kang Zusi Setelah mengalahkan tiga orangcabang atasyang mengeroyok Indrajaya, kemudian
melarkan diri karena hatinya merasa tidak karuanketika ia dipeluk dan digandeng
oleh pemuda yang tampan itu, Ratnawulan tidak pergi jauh dari tempat pesta dan
bersembunyi di bawah sebatang pohon. Hatinya masih berdebar-debar kalauia
mengingat betapa lengannya dipegang dengan erat dan mesra oleh Indrajaya. Ia
tahu bahwa pemuda itu tidak sengaja melakukan hal itu karena menganggap bahwa ia
seorang pria. Ah, kalau saja Indrajaya tahu bahwa ia seorang dara. wajahnya
makin merah kalau membayangkan hal itu dan ia makin bingung merasa betapa
hatinya amat tertarik oleh Indrajaya. Ia teringat akan pesan ibunya agar supaya
berhati-hati menghadapi godaan asmara dan ia merasa ragu-ragu. Ia teringat pula
keadaan Adiprana, pemudalain yang juga amat menarik hatinya, bahkan yang telah
menyatakan cinta kasih kepadanya. Ia diam-diam membuat perbandingan anatara
Adipranadan Indrajaya.Biarpun ia maklumdan sadar bahwa tak baik seorang dara
seperti dia untuk memikirkan dua orang pemuda itu, akan tetapihati dan
perasaannya kedewasaannyatak dapat ditahan lagi dan sambil duduk termenung ia
membayangkan wajah kedua orang muda itu.
Adipranalebih saktidaripada Indrajaya, pikirnya. Akan tetapi Indrajaya juga
memiliki sifat kesatria utama, seorang pemuda gagahberani dan harus ia akui
bahwa tentang keelokan wajah, Indrajaya lebih menarik hatinya.Adiprana sudah
terang mencintainya, dan Indrajaya. ah, daripandang mata pemuda inipun akan
jatuh cinta kepadanya kalau saja ia tahu bahwa penolongnya adalah seorang dara.
Hal ini telah merasa yakin.
Ratnawulan mengeluh didalam hatinya. Mengapa ia selalu menghadapi godaan ini"
Baru saja turun gunung ia telah bertemu dengan Adiprana anak Bromo itu.Dankini,
baru saja tiba dikota raja, iabertemu puladengan seorang teruna yang menarik
hatinya. Padahal ia masih belum menunaikan tugas cita-citanya, bahkan bertemu
dengan musuh besarnyapun belum.Ia harus mengusir bayangan dua orang pemuda yang
menggoda pikirannya itu. Ratnawulan menghela napas berulang-ulang. Ia akan
menanti sampai datangnya hari baruuntuk segera mencari musuh besarnyadan
membalsa dendam.Setelah itu,ia akan segera kembali ke Mahameru karena ia
baruakan merasa aman dan tenteram hatinya apabila ia berada didekat ibunya, di
dekat gurunya. Ia tidak ingin merusak hati dan mengganggu pikirannya dengan
segala lamunan yang muluk-muluk dansambil mengertak gigidan ia berkeras mengusir
bayangan wajah Indrajaya dan Adiprana.
Tiba-tiba ia mendengar teriakan-teriakandari tempat keramaian itu dan ketika ia
bangun berdiri, ia melihat bayangan orang berlari cepat sambil mengendong tubuh
seorang wanita. Melihat pakaian wanita itu, ia tahu bahwa ia adalah Puspamirah,
ledek yang tadipun telah menimbulkan keributandi atas panggung. Ratnawulan cepat
bersiap menolong ledek itu, karena maklum bahwa wanita itu tentu diculikdan
dibawa lari orang. Akan tetapi, ketika ia melihat orang yang memondong Puspamirah dan yang berlari
berdiri bagaikan patung. Ia merasa seakan-akan telapak kedua kakinya melekat
pada tanah dan tak dapat diangkat lagi. Hatinya berdebar keras dan matanya
terbelalak. Bukanmain kagetnya karena ia melihat bahwa Koleksi Kang Zusi
penculik ledek itu bukan lain ialah. Adiprana.Tiba-tiba ia menjadi marah dan
sebal. Beginikah akhlak pemuda dari Gunung bromo yang gagah itu" Hanya sebagai
seorang rendah penculik ledek" Dan pemuda ini pernah menyatakan cinta kasih
kepadanya. Tanpa disadarinya, Ratnawulan menggerakkan kedua kakinya dan mengikuti bayangan
pemuda yang memondong ledek danberlari cepat itu. Ia terus mengikuti di
belakang, karena tidak ada niatnya untuk mengejar. Ia hanya ingin tahu apakah
yang hendak diperbuat oleh Adiprana terhadap leek itu dan kalau memang pemuda
itu berniat buruk, ia harus menolong perempuan itu! Kalau perlu ia akan membunuh
Adiprana, karena, sudah menjadi orang-orang jahat, tak perdul isiapapun juga
orang itu. Siapakah pemuda yang menculik Puspamirah itu" Apakah benar-benar dia itu
Adiprana, murid Bromo yang gagah perkasa" Memangbenar! Pemuda itu adalah
Adiprana, akan tetapi jangan mengira bahwa ia adalah sebangsa pemogoran yang
suka bermain gila dengan wanita, terutama yang suka menculik seorang penari
umum. Sebagaimana pernah ia ceritaka kepada Ratnawulan, Adiprana mempunyai seorang ibu
yang telah janda dan yang amat cantik rupanya. Ketika ia turun dari
perguruannya, ia bermaksud kembali ke kota raja mencariibunya, akan tetapi ia
tertahandi hutan randu setelah pertemuannya dengan Ratanwulan. Ia telah berjanji
kepada Ratnawulan, gadis yang dicintainya itu, untuk tinggal di dalam hutan
mewakili Ratnawulan dan melatih kepada Pasukan CandraBayu. Akantetapi,
seperginya Ratnawulan darisitu, ia merasa sunyi sekalidan rindunya kepada ibu
datang lagi menggangu hatinya.
Oleh karena itu, ia lalu berpamit kepada kawan-kawannya untuk pergi ke kota raja
dan menjemput ibunya yang hendak dibawah pindah ke hutan randu. Pak Waluyo
sebagai ketua dari Pasukan Candrasa Byu, maklumakan perasaanpemuda ini, maka
iapun menyatakan persetujuannya.
Demikianlah, oleh karena Ratnawulan sebelum berangkat ke kotaraja singgah dulu
di puncak Mahameru, maka keberangkatan Adiprana ini hampir berbareng dengan
Ratnawulan. Kalau Ratnawulan tiba di kota pada malam hari, adalah Adiprana
datangpada senja tinggal ibunya.
Alangkah terkejut,heran dan kecewanya ketika iamendengar bahwa ibunyakini
menjadi ledek dan pada malam hari itu sedang menari di gedung seorang tumenggung
yang mengadakan pesta tayuban.
Hatinya merasa sedih dan perih sekali mendengar betapa nama ibunya sekarang
adalah Puspamirah. Adiprana takdapat menahan sabar lagi, terutama ketika ia mendengar keterangan
penduduk di situ bahwa sekarang ibunya telah menjadi selir dari seorang pembesar
keraton. Panasalah hatinya dan ia segera menyusul ke tempat pesta dengan hati
penuh amarah.Bagaimana ibunya sampai merendahkan diri semacam itu"
Koleksi Kang Zusi Ketika Adiprana tiba ditempat pesta, pertempuran antara tiga cabang atas dari
madura melawan Ratnawulan telah pergi dari situ. Melihat keributan yang masih
terlihat pada muka para penonton, Adiprana lalu bertanya kepada seorang penonton
apakah gerangan yang telah terjadi"
"Aah ,kau datang terlambat, kawan." kata orang itu."Baru saja terjadi perang
tanding yang amat hebat dan ramainya.Raden Mas Indrajaya yang gagah bertanding
melawan Mas Bei Bajrabumi!
Ah,mana mas bei bisa menang" Raden Mas Indrajaya adalah seorang ahli pencak yang
pandai. Akan tetapi tiba-tiba muncul tiga orang cabang atas yang mengeroyok
Raden Mas Indrajaya. Bukan main hebat danserunya pertempuran itu. Dantahukah kau" Cabang atas itu
kebal.Coba bayangkan! Keris Raden Indrajaya diterima dengan dada terbuka begitu
saja dan kerisnya sampai bengkok ketika bertemu dengan dada cabang atas itu!
Hebat tidak" Akantetapi,itu masih belum seberapa tiba-tiba muncul diatas
panggung seorang yang luar biasa, menghadapi tigacabang atas itu dengan
tangankosong! Ya, dengan tangan kosong,kawan, sedangkantiga cabang atas itu
mempergunakan golok!Kemudian pemuda ajaib itu mencabut kerisnya dan sekali
gerak. trang!Tiga batang golok itu sapat! Kemudian yang terhebat terjadilah.
Tiga orang cabang atas itu menghujanipukulankepada tubuh bambang saktiitu, akan
tetapipemudaitu tanpa mengelak menerima semua pukulan sambil tersenyum, seakan-
akan pukulan-pukulan itu di anggapnya seperti tangan puteri-puteri yang memijat
tubunya yang kelelahan!"
Adiprana tidak sabar lagi mendengar dongeng orang ini, maka ia menyela, "Mengapa
terjadi perkelahian-perkelahian?"
Orang itu kecewa karena ceritanya diganggu.
"Dengarlah dulu ceritaku. Kukatakan kau terlambat dan hal ini amat sayang karena
kalau kau menyaksikan pertempuran antara pemuda itu dengan tiga cabang atas
tadi,benar-benar kau akan melongo terheran-heran dankagum. Dengan amat
tangkasanya pemuda yang seperti Arjuna itu,bukan, bukan seperti Arjuna,akan
tetapi pantas disebut Raden Angkawijaya putera Sang arjuna, menghadapi tiga
orang lawannya yang merupakan tiga orang raksasa jahat. Kemudian dengan amat
tenang dan mudahnya sama mudahnya seperti aku sendiri menghadapi tiga orang
juadah manis, ia melalap tiga orang lawannya yang ketiganya dilontarkan ke bawah
panggung! Bukan main!"
"Apa sebabnya terjadi perkelahian" "Tanya Adiprana sambil memandang ke atas
panggung, mencari-cari ledeknya.
"Apalagi sebabnya" Tentu memperebutkan di cantik jelita Puspamirah, ledek yang
menggairahkan hati tiap laki-laki itu!"
Koleksi Kang Zusi "Di mana ledek itu.Puspamirah itu." "Tanya pula Adiprana dengan hati kecut dan
telinga panas. "Eh, eh, agaknya kau bukan orang sini, kawan. Itu dia yang duduk didekat tukang
kendang. Coba saja kaulihat, alangkah molek bantuk tubuhnya, alangkah cantik
jelita wajahnya. Ia sudah agak tua, kawan, akan tetapi,mau akau menukarnya
dengan tiga belas orang perawan! Siapa yang takkan tergila-gila melihat betapa
lemas dan luwes ia menari" Siapa yang takan merasa bimbang rindu mendengar
suaranya yang seperti madu manisnya" Aah,mau usiaku dikurangi lima tahun asalkan
aku dapat memetik Puspamirah."
"Plak!" Tangan kanan Adiprana menyambar dan menampar muka orangitu yang tiba-
tiba merasa seakan-akan ribuan binatang di langit jatuh berhamburan dari atas.
Kedua manik matanya mendekati hidungdan kepalanya bergoyang-goyang bagaikan
terhuyung-huyung karena kedua kakinya lemas danakhirnya iajatuh pingsan bagaikan
kena sambar petir. Adiprana lalu melompat ke atas panggung,langsung menyerbu ketempat duduk para
yogo dan menubruk Puspamirah yang terus dipondongnya. Ledek itu terkejut sekali
dan meronta-ronta, akan tetapi di dalam pondongan lengan tangan Adiprana, ia tak
berdaya sama sekali. Tukang kendang melihat hal ini lalu bangun berdirihendak
menghalangi, akan tetapi sebuah tendangan kaki Adiprana yang menyambut dadanya
membuat ia terlempar dan menubruk kawan-akawan di belakangnya.
Keadaan geger dan terdengar teriakan orang-orang. Akan tetapi Adiprana telah
melompat jauh danberlari cepat pergi daritempat itu. Ia sebelumnya telah mencari
keterangan di manaadanya rumah Puspamirah, maka kini ia langsung menujuke rumah
ledek itu. Kemarahannya memuncak dan ia merasa terhina sekali setelah mendengar
penuturan orang tadi. Ibunya menjadi ledek umum sudah sudah merupakan hal
yangamatmemalukannya, apalagi kini mendengar betapa ibunya menjadi rebutan
orang-orang kasar dan bahkan orang orang yang menceritakan peristiwa tadipun
mengeluarkan kata-kata yang amat menghina! Ia dapat membayangkan perasaan orang-
orang terhadap ibunya. Dalam kemarahannya, Adiprana tidak tahu bahwa ada sesosok bayangan lain
yangmengikuti larinya, dan lebih-lebih tidak menyangka bahwa yang mengikuti
adalah Ratnawulan! Dara pendekar ini dengan hati marah dan juga amat sebelnya, mengikuti terus dan
ketika ia melihat Adiprana membawa ledek itu ke dalam sebuah rumah sederhana,
Ratnawulan lalu melompat ke belakang rumah itu dan mengintai! Ia melihat
Adiprana mebawa Puspamirah ke dalam sebuah kamar dan menurunkan wanita itulalu
berdiri memandang dengan mata merah.
Koleksi Kang Zusi Puspamirah berdiri dengan marah dan membentak.
"Bangsat kurang ajar! Siapakah kau berani mati melakukan perbuatan terkutuk ini,
menculik aku dan membawaku ke rumah kusendiri dengan paksa" Apakah kau sudah
bosan hidup barangkali" Kalau kakangmas adipati menengar akan hal ini, tentu
kepalamu akan dihancurkan! Kau masih muda, lagi tampan,mengapa kau melakukan
ini" Melarikan seorang ledek, cih! Tak tahu malu!"
Mendengar ucapan ini, diam-diam Ratnawulan merasa girang dan memuji ledek itu.
Kalau memang ledek itu berbatin rendah. Tentu ia akan jatuh hati kepada
penculiknya yang masih mudadan rupawan pula.
Sebaliknya, Adiprana lalu menjawab dengan kata-kata yang amat pedas dan di luar
dugaan Puspamirah maupun Ratnawulan yang mendengar diluar bilik.
"Puspamirah, kau menyeret dirimu sendiri ke dalam berpura-pura menasehati orang
lain" Apakah kau lupa bahwa kau kepada anakmu yang semenjak kecil kau kirimkan
kepada Eyang Bromosakti" Aku adalah Adiprana, atau. sudah lupa lagikah kau
kepada nama itu?" Puspamirah tiba-tiba menjadi pucat bagaikan mayat. Sepsang matanya memandang
wajah Adiprana dengan terbuka lebar, seakan-akan tak percaya kepada pandang
matanya sendiri.Sampai lama ia berdiri bagaikan patung, takkuasa mengeluarkan
suara bahkan hampir tak dapat bernapas, kemudian keluarlah keluhan dari
mulutnya. "Ya Dewata Agung. Adiprana. kau kaukah ini, Adiprana." Anakku.!" Dengan isak
tangis yang tak dapat ditahannya lagi, Puspamirah menubruk maju hendak memeluk
pemuda itu, akan tetapi Adipraa mengulurkan kedua tangan dan menahan ibunya
dengan memegang kedua pundak ledek itu.
"Jangan memeluk aku! Jangan menyentuhaku! Aku bukanlah seorang di antara laki-
laki yang tergila-gila kepada ledek Puspamirah!"
Koleksi Kang Zusi "Adiprana.!"Puspamirah menjerit ngeri sambil memandang kepada wajah puteranya
dengan air mata membanjir keluar dari kedua matanya. Tubuhnya menjadi
lemas,tangisanya mengguguk membuat dadanya serasa akan meledak, kepalanya pening
dan ia hanya dapat mengeluh berkali-kali,
"Adiprana.ampun Gusti.kau. kau Adiprana. anakku sendiri." dan akhirnya ia tak
dapat mengeluarkan keluhan lagi, bahkan takdapat bergerak sama sekali, ia
berdiri dengan pundak terpegang oleh pemuda itu dan lehernya mejadi lemas
sehingga kepalanya menunduk ke bawah. Puspamirah telah roboh pingsan karena
tikaman pada batinnya yang amat hebat.
Untuk sesaat Adiprana memandang dengan muka marah, akan tetapi lambat laun
kemarahannya terganti kekhawatiran melihat keadaan ibunya. Ia mulai mengoyang-
goyang pundak ibunya dan memanggil.
"Ibu." Akan tetapitubuhwanita itumasih saja menyandar pada pegangan kedua
tangannya dan tak menajwab.
"Ibu.! Ibu.!" Suara Adipranamulai mengandung kekhawatiran. Kemudian ia
memondongtubuh ibunya dan mengangkatnya keatas pembaringan yang berada didalam
kamar itu. "Ibu. sadarlah.ampunkan anakmu, ibu."
Sampai lama Puspamirah pingsan,sedangkan Ratnawulan yang mengintai di luar bilik
menjadi demikian terkejut sehingga takdapat bergerak, hanya berdiri bagaikan
patung. Tak disangka-sangkanya sama sekali bahwa Adiprana adalah putera ledek
Puspamirah ini. Ia merasa terharu melihat keadaan mereka,akan tetapi juga timbul
rasa penasaran di dalam hatinya. Betapapun juga, ia tadi telah menyaksikan lagak
Puspamirah dihadapan para tamu dan betapa ledek itu telah menjadi pujaan semua
laki-laki yang berada disana. Benarkah ini ibu dari Adiprana, pemuda yang gagah
perkasa itu" Hampir tak dapat ia mempercayainya!
Akhirnya Puspamirah siuman dari pingsannya. Ia bangun dan duduk, memandang
kepada Pemuda yang telah berdiri dihadapannya itu dengan mata sayu.
"Adiprana, tak kusangka sama sekali bahwa kita akan berjumpa dalam keadaan
begini." Koleksi Kang Zusi "Lebih-lebih aku,ibu.Kau tidak tahu betapa hancur hatiku melihat ibu menjadi
ledek yang dipuja-puja oleh banyak lelaki. Sakit hatiku melihat ibukumenjadi
seorang ledek umumyang diperebutka oleh orang-orang kasar dan rendah, menjadi
bahan cemooh,menjadi alasan perkelahian, menjadi bahan ucapan-ucapan kotor. Ibu,
mengapaitu tersesat sampai demikian jauh" Mengapa ibu menjadi ledek" Apa akan
kata ayah apabila ia masih hidup" Ibu.ibu, kau mengecewakan hati anakmu!"
Puspamirah menghelanapas dan mengerakkan ujung selendangnya yang merah itu untuk
menghapus airmatanya.

Dyah Ratnawulan Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Adiprana, kau terburu nafsudan keras hati seperti mendiangayahmu.Dengarlah,
nak, jangan itu hina sebegaimana yang banyak orang kira. Tak perlu dihiraukan
apa kata orang-orang,makin kotor ucapan yang keluar dari mulut seseorang,
berarti makin rendahlah jiwa orang itu. Aku menjadiledek bukan untuk menjadi
bahan hiburan orang. Jangananggapbahwa ibumu telah berlaku sesat,karena aku
masih mempunyai kesucian hati. Biarkan mereka menghina, mereka menganggap apa
saja, akan tetapi buktinya ibumu tidak melakukan perbuatan hina. Ketahuilah,
Adiprana, aku menjadi ledek, menjadi penari dan penyanyi karena dua
sebab.Pertama, memang akuterdorong oleh bakatkudan senangku akan tarian dan
nyanyian. Ke dua,dan ini jauhlebih kuat, karenaaku harus mencariuang. Kau tentu
masih ingat,bahwa ibumu masih mempunyai orang tua,yaitu kakek dan nenekmu,
mereka itu orang-orang miskin di dusun Tagen. Siapakah pula yang akan membantu
mereka yang sudah tua kecuali ibumu ini" Jadi, aku menjadi ledek untuk mencari
uang, untuk memberi makan kepada tiga orang, yaitu kakek nenekmu danaku sendiri.
Aku pun seorang manusia biasa yang harus makan, yang harus memakai pakaian."
"Alasanibu memangkuat, akan tetapi ,mengapa pulaibu menyerahkan diri kepada
seseorang adipati"Mengapa pulaibu sudi diambil seliroleh adipati itu" Bukankah
hal ini tidak cocok dengan ucapan ibu tadi?"
"Aduiprana, kaududuklah ,nak. Tega hatibenar terhadap ibumu. Telah bertahun-
tahun, setiap hari aku rindu sekali kepadamu, kepada anak tunggalku.Dan
sekarang. setelah kau pulang. akuseakan-akanmerasa berhadapan dengan seorang
hakim yang hendak memberi hukuman kepadaku.!
Adiprana,benar-benarkah kau sekejam itu?" Kembali Puspamirah menangis.
"Ibu sendiri yangmembuat hatikubeku. Keadaanibuyang membuathati anakmu demikian
kecewa sehingga menjadi keras laksana karang. Ibu, jawablah pertanyaanku tadi.
Mengapa ibu sudi menjadi selir adipati itu?"
Koleksi Kang Zusi "Anakku Adiprana, sebelumaku menceritakan hal ini, agarkaudapat percaya,biarlah
aku bersumpah kepada Hyang Maha Agung bahwa yang akan kuceritakan ini bukan
bohong. Ketahuilah bahwa aku menerima menjadi selir adipati itukarena mengingat
akan kepentingan dan nasibmu,nak."
Adiprana mengangkat muka dan memandang wajah ibunya dengan tajam.
"Apa maksudibu" Mengapa pulaaku dibawa-bawa dalam hal penerimaan menjadi selir
ini?" tanyanya penasaran.
"Sesungguhnya ,anakku Adiprana. Tadinya ibumu telah mengambil keputusan untuk
hidup menjanda sampai hari akhir. Akantetapi ,ketika datang pinangan dari
adipati itu, aku memikirkan nasibmu kelak. Adipatiitu adalah seorangyang amat
berpengaruhdan besar kekuasaannya di Majapahit.Dengan perantaraan dan
pertolongannya, akan mudah bagiku untuk menduduki pangkat yang tinggi di
kerajaan! Olehkarena itu, nak, akusengaja mengorbankan diriku agar kemudian kau
akan dapat ditolongnya, diberi pangkat yang tinggi sesuai dengan
perngharapaanku!" "Siapasudi menjadipembesar di Majapahit! Ibu, perlukiranya aku berpanjang
cerita. Pendeknya aku tidak setuju sama sekaliakan kehendak ibu ini. Yang sudah
lewat biarlah lalu. Lebih baik ibu turutaku saja pergi ke kaki Gunung Mahameru
di mana aku tinggal bersama kawan-kawanku."
"Siapakah kawan-kawanmu itu,nak?"
"Ibu, akutelah menjadi pelatih daripasukan orang-orang gagah yang bercita-cita
luhur. Mereka adalahbekas anak buah BupatiRangga Lawe, dan lain-lain
penglimayang telahgugur dalam pemberontakan mereka melawan tentara Majapahit.
Mereka membuat persiapan untuk mengadakan pemberontakan."
"Apa."! Kau. kau menjadi anggota pemberontak" Kau, anakku yang kucita-citakan
menjadi seorang pembesar di Majapahit, kau bahkan menjadipelatih pemberontak"
YaJagat Dewa Batara!"
Puspamirahmenjadi pucatsekali dan memandang kepada anaknya dengan kedua mata
dibuka lebar."SemogaDeawa Agung mengampuni kita! Aduh, bagaimana
kalausampaikangmas adipati mendengar tentang ini" Ah,Adiprana, lemparlah jauh-
jauh pikiran itu, nak. Insyaflah, bahwa seorang yang sehina-hinanya.Dan pula,
apakah yang akan kauandalkan" Majapahit adalah Negara yang besar dan yang
memiliki banyak panglimasakti mandraguna.Ketahuilah, anakku,adipati yang
mengambil ibumu menjadi selir adalah seorang yang amat sakti mendraguna dann kau
akan dapat banyak belajar Koleksi Kang Zusi
ilmu kesaktian daripadanya. Kau akansenang tinggal disini dan menjadi seorang
yang benar-benar cocok dengan harapanibumu, dengan harapan mendiang ayahmu."
"Siapakah adipati itu, ibu" Agaknya ibu telah jatuh hati benar-benar
kepadanya,"kata Adiprana dengan suara menyindir sehingga dariluar bilik
Ratnawulan merasa gemas dan benci sekali kepada pemuda itu. Tak pernah
disangkanya bahwa Adiprana dapat bersikap semacam itu kepada ibunya sendiri.
Bagi Ratnawulan,betapapun juga keadaannya, seorang itu tetap merupakan seorang
ibu, orangyang paling suci di dunia ini,yang harus paling dihormat, dicinta dan
dibelanya.Akan tetapi, Adiprana yang dianggapnya sebagai laki-laki gagah dan
baik itu, dapatbersikap demikian kasar terhadap ibunya, sungguhpun ada alasannya
untuk bersikap demikian. "Adipati yang mengambil selir kepadaku, yang sekarang telah menjadi ayah tirimu
itu, bukan lain adalah Adipati Kartika,seorang yang menjadi tangan kanan Sang
Bagawan Mahapati, bahkan menjadi muridnya yang tersayang, oleh karena itu
kesaktiannya telah terkenaldi mana-mana!" kata Puspamirah dengan bangga.
Terkejulah Adiprana mendengar ini sedangkan Ratnawulan yang mendengarkan nama
ini juga terkejut sekalidan tak terasa pulatangan kanannya memegang kerisnya.
Jadi ibu Adiprana ini telah menjadi bini muda musuh besarnya, Kartika!
Adiprana teringat akan cerita Ratnawulan, maka hatinya menjadi amat gelisah
mendengar bahwa ibunya telah diambil selir olehKartikayang menjadi musuhbesar
Ratnawulan itu. "Aduh, ibu. Orang itu pulayang menjadi suami ibu! Celaka benar! Ibu, hal ini
memperkuat niat hatiku. Ibu harus ikut akuke hutan randu, berkumpul dengan kawan-kawanku, karena aku
tidak sudi melihat ibu menjadi selir keparat Kartika itu!"
"Adiprana.!" Puspamirah menjerit, "Jangan kau sekurang ajar itu!"
"Tidak, ibu. Hatiku telah tetap,kemauanku sudah bulat. Aku hendak membantu
Pasukan Candrasa Bayu menggempur Majapahit danapabilakekuasaanyang sekarang ini
dapat memegang pangkat pula.
Bahkan. aku telah mempunyai calon jodoh, ibu! Dia seorang dara yang gagah
perkasa, dan tinggal menunggu ibu meminangnya. Dialah yang membentuk Pasukan
Candrasa Bayu. Maka marilah ibu turut aku pergi meninggalkan kota raja."
Koleksi Kang Zusi "Menjadi pemberontak" Kau anakku menjadi pemberontak dan mantuku juga seorang
pemberontak" Tidak, taidak! Kau tersesat anakku!"
Pada saat itu, terdengar suara seorang laki-laki yang parau di luar pondok,
"Mirah.! Apakah kau telah sampai di rumah dengan selamat" Aku amat
mengkhawatirkan keadaaanmu!" Pintu depan didorong dari luar dan terdengar
tindakan kaki yang berat.
Puspamirah menjadi pucat."Nah, itu dia kangmas Kartika datang. Jangankau kurang
ajar terhadap atah tirimu, nak. Ia manisbudi, akan tetapi kalau ia tersinggung
dan sampai marah, celakalahkau!"
katanya sambil turun dari pembaringandan menjawab.
"Masuklah, kangmas adipati! Jangan khawatir, aku tidak apa-apa!" Sambil berkata
demikian ia bergegas keluar dari kamar dan menyambur adipati itudi luar kamar.
Melihat kekasihnya masih berpakaian sebagai penari, penatang itu berkata tak
senang. "Mirah, sudah berkali-kali kkatakan jangan kau menari di muka umumlagi.Tadi
kumendengar tentang keributan itu danbahkan mendenga rtentang penculikan
terhadapmu. Ah, kau benar-benar membuatgelisah hatiku, manis."
Memang tadi sebelum datang kerumahini, Kartika telah mendengar tentang keributan
di medan pesta, maka iaburu-buru pergi ke rumah tumenggungan itu. Kartika adalah
seorang laki-laki berusia empat puluh lebuh yang bermuka gagah. Brengosnya yang
tajam melintang membuat ia nampak gagahseperti RadenGatotkaca.Ia menjadi adipati
yang ditakuti karena besar kekuasannya dan tinggiilmukepandaiannya.
"Apa yang telah terjadi di sini?" tanyanya dengan suarayang keren ketika ia
datangke tempat pesta dan disambut dengan penghormatan oleh semuaorang.
Koleksi Kang Zusi Dengansingkat tuan rumah menceritakan peristiwa tadi dan mendengar betapa Mas
Ngabei Bajrabumiyang mulaimambuat kekacauan, iamelangkah menghadapi bei gemuk
itu. Dengan tubuh mengigil Bajrabumi memberi hormat dan berlutut.
"Kau berani mengganggu Puspamirah?"bentak Kartika kepada Bajrabumi.
"Mohon diampukan, raka adipati." Kata Bajrabumi dengan suara gemetar.
"Enyah kau!"seru Kartika dan kaki kirinya melayangmengirimsebuah tendangan.
Tubuh yang gemuk itu terlempar jauhdan bergulingan, lalu merayap bangun dan
pergi meninggalkan tempat itu. Ia masih merasa untung tidak dibunuh atau tidak
dipecat dari kedudukannya.
"Kalaudia tidakmabok, tentu akan kusuruh buangdia!" kataKartika. Kemudian ia
menghadapi Indrayana yangmasih berada di situ.
"Raden Indrajaya, tahukahkausiapa tiga orang yang menyerangmmu?"
"Tidak, paman adipati,aku tak pernah melihat mereka sebelumnya."
Kartikamemang suka danmerasa sungkan kepada pemuda ini karena dia adalah
kesayangan sang prabu. Maka hubungan mereka amat baik seperti sanak keluarga
saja. Tukang kendang majudan menceritakan dengan wajah pucat.
"Dia adalah seoran pemuda yangtampan, gusti adipati. Akan tetapi, agaknya dia
bukan orang sini, karena hamba belum pernah melihat atau mengenalnya."
Dengan hati murung Kartika meninggalkan tempat itus etelah berkata keras.
Koleksi Kang Zusi "Lain kali tidakboleh siapapun juga memanggil Puspamirah untuk menari. Ia
kularang menaridi depan umum,kecualikalau dipanggil leh sangprabu sendiri.
Mengerti?" Semua orang bungkam tak berani bergerak.
Demikianlah, Kartika lalu menyusul ke rumahPuspamirah dan ia menjadigirang
melihat kekasihnya itu telah berada di rumah.
Dengan senyum manis Puspamirah berkata kepada Kartika.
"Kangmas adipati, harap kau jangan khawatir atau gelisah, karena sesungguhnya
yang menculik hamba itubukanlah orang lain, melainkan putera hamba sendiri Si
Adiprana.Dia tidak suka melihat hemba menari di depan umum."
"Bagus! Memang demikian seorang anak yang baik. Akupun tidak suka melihat kau
menari dan bernyanyi di depan umum, sungguh amat merendahkan namaku.Dimana
puteramu itu sekarang?"
Puspamirah lalu menjengkuk ke dalam kamarnya dan memanggil Adiprana.
"Ngger, anakku Adiprana,keluarlah dan jumpailah ayahmu!"
Dengan muka merengut pemuda itu keluar. Kartika kagum melihat ketampanan wajah
dan kegagahan sikap pemuda yang menjadi anak tirinya itu. Akan tetapi ia merasa
tidak senang melihat pemuda itu memandangnya dengan mata bernyala dan sama
sekali tidak menaruh hormat sedikitpun.
"Adiprana, berilahhormatkepada kang mas adipati,yang telah menjadi namamu,nak!"
Puspamirah membujuk dengan hatigelisah.
Akan tetapi, sebaliknya Adiprana memandang dengan bangis kepada Kartika dan
berkata, "tidak sudi aku memberi hormat kepada seorang pembesar berhati palsu."
Koleksi Kang Zusi Bukan main marahnya Kartika mendengar ini. Brengosnya serasa berdiridan sepasang
matanya bernyala-nyala. "Keparat cilik! Apa dosaku maka kau datang-datang menghinaku" Kalaukau tidak
lekas berlutut minta ampun, akan kuhajar kau!" Kartika melangkah maju denga
nkedua tangan terkepal. Adiprana tersenyum mengejek. "Orang lain boleh takut kepadamu, akan tetapi aku
Adiprana sama sekali tidak takut. Kau mau memukul" Majulah kalau kau memang
jantan!" Makin memuncak amarahdi hati Kartika.Belum pernahia ditantang orangsecara begini
menghina. "Jahanam!" teriaknya dengan suara keras. "Kuhancurkan kepalamu!" Ia melangkah
maju hendak menyerang Adiprana yang siap menanti serbuannya dengan tenang. Akan
tetapi sambil menjerit dan menangis Puspamirah menubrukadipati itu dan
merangkulnya, dan membujuk-bujuknya.
"Kakangmas adipati, ampunilah dia. Ampunilah anakku."
"Hm, kalau tidak melihat muka ibumu, sekarang kau telah menjadi mayat!" kata
Adipati Kartika yang masih marah itu.
"Ha,ha! Kartika! Siapa takut akan ancamanmu"Jangan kau menggunakan nama ibu
untuk menunjukkan kegagahanmu. Majulahkalau kau memang gagah, kaukira aku takut
kepadamu?" "Eh, bocah keparat!" Kartika tak dapat menahan nafsu amarahnya lagi. Sekali ia
menggerakkan tangan, puspamirah terpelanting ke pinggir, kemudian dengan geraman
dahsyat iamenubruk, memukul kearah dada Adiprana. Pemuda itu cepat menangkis dan
ketika tangan mereka beradu, keduanya terhuyung mundur dua tindak.Adiprana
terkejut akan tetapi tidak menjadi heran karena iatelah mendengar akan
kedigdayaan adipatiini. Akan tetapi Kartika hampir saja berseru karena
terkejutnya dan herannya. Bagaimana pemuda ini dengan tenaga penuh" Kalau orang
lain yang menangkis pukulannya, tulang lengan lawan itu pasti akan patah!
Koleksi Kang Zusi "Keparat! Tidak tahunya kau memiliki kesaktian juga.Pantas saja kau berani
berlagak! Rasakanlah pukulan Brajakastala dari tanganku!" Sambil berkata
demikian,Kartika menyerang lagi dengan pukulan yang dahsyat sekali.
Adiprana dapat merasa betapa angina pukulan ini benar-benar hebat, maka ia tidak
berani berlaku gagabah dan cepatmengelak ke sampingdengan cekatandan balas
menyerang yang dapatpula ditangkis oleh adipati itu.
"Adiprana. anakku, jangan.!" Puspamirah inibenar-benar hebat, makaia tidak beran
iberlaku gegabah dan cepat mengelak kesamping dengan cekatan danbalas menyerang
yangdapat pula ditangkisoleh adipatiitu.
"Adiprana. anakku, jangan.!"Puspamirah menubruk anaknya. "Adiprana tidak taatkah
kau kepada ibumu?" Adiprana marah dan merasa sebal sekali. Ia menrenggutkan diri dari pelukan
ibunya dan melompat keluar dari pintu.
"Adiprana.!" Puspamirah memekik sedih. "Aku ibumu. nak.!"
Jawaban yang terdengar dari luar menyayat-nyayat hatinya.
"Lebih baik aku tidak beribu.!"
"Bangsat jahanam!" Adiptai Kartika memburu keluar, akan tetapi Adiprana telah
jauh meninggalkan rumah itu, langsung keluar darikota raja.Hatinya terluka dania
membenci ibunya sendiri. Dengan hati murung danmarah pemuda itu terus berlari,
kembalike kaki Gunung Mahameru dengan hati penuh dendam.
Adipati Kartika masuk lagidan menghibur Puspamirah, akan tetapi kini lenyaplah
sikap mencinta dari wanita ini. Dengan sedih ia menangis terus, tidak
memperdulikan Kartika sehingga adiptai itu akhirnya kewalahan dan pergi dengan
hati kecewa. Koleksi Kang Zusi Tengah malam telah jauh lewatdan Kartika dengan hati kecutberjalan pulang menuju
ke gedungnya. Bulan bersinar terang, akan tetapi hati adipatiitu amat gelap dan rusuh. Ia
merasa kecewa melihat putera Puspamirah memusuhi dan membencinya, olehkarena
dari tangkisannya tadiia maklum bahwa pemuda itumemiliki kepandaian cukup tinggi
dantentuakan merupakan seorangpembantu yang amat boleh diandalkan kalau saja
tidak demikian membencinya.
Ayam telahmulai berkeruyuk ketika ia tiba di dekat gedungnya. Tiba-tiba ia
terkejut karena dari balik pohon melompat keluar sesosokbayangan orang.
Iamenyangka bahwa orang ini tentu Adiprana yang hehndak menyerangnya, makaia
berlaku waspada dan menunda langkah kakinya.Akan tetapi biarpun orang inipun
seorang pemuda yang lebihelok daripada Adiprana. Pemuda ini menghadang di
depannya sambil bertolak pinggang dan sepasang matanya nampak berkilat di bawah
sinar bulanpurnama. "Siapakah kaudan apa maksudmu menghadang di jalan" Tidakkenalkah kau kepada
Adipati Kartika?" bentak Kartika dengan marah karena dalam keadaan seperti itu ia tidak
sukadiganggu. Akan tetapi pemuda itu tertawa bergelak dan menjawab, "tentusaja akukenal
padamu, Kartika.Dan alangkah beruntung kudapat mengenalmu ketika kauberadadi
rumah Puspamirah tadi! Kalau kau tidak di sana, mungkin bertemudi jalanpun
akutakkan mengenalmu!"
Mendengar ucapanyang sama sekali tidak menaruh hormat kepadanya itu, maklumlah
Kartika bahwa pemuda initidakmempunyai naik baik, maka iaberlaku makinwaspada.
"Siapakah kaupemudakurang ajar?"
"Kartika, ketahuilah bahwaaku sengaja mencarimu dari tempat jauh untuk menangih
hutangmu. Masih ingatkah kau kepada Nagawisena?"
"Apa hubunganmu dengan mendiang Nagawisena?"
Koleksi Kang Zusi

Dyah Ratnawulan Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Kembali pemuda itu tertawa bergelak. Biarpun suara ketawanya merdu, akan tetapi
cukup membuat Kartika merasa tak enak hatidan bulu tengkuknya meremang.
"Manusia Khianat! Ingatkah kau ketika membunuh Nagawinsenadengancara yang rendah
dan curang"Akulah anaknya! Ayahku telah tewas karena kecuranganmu dan ibumu
menderita bertahun-tahun karena keganasanmu itu. Sekarang bersiaplah kauuntuk
binasa dalam tanganku!"
Kartika tertegun. Dahulu ia telah menjadi sahabatyang amat karib dari
Nagawisena, bahkan ia jatuh cinta kepada Dara Lasmi, isteri sahabat karibnya
itu. Ia kenal baik keluarga Nagawisena dan sering kali iadan sahabatnya itu
kunjung-mengunjungi, maka ia tahu bahwa sahabatnya tidak mempunyai anak laki-
laki. "Ha,kaubohong! Kau penipu dari manakah beranimati sekali mengakusebagai putera
Nagawisena" Aku lebih tahu bahwa Nagawisena tidak mempunya iputera laki-laki, hanya
mempunyai anak perempuan seorang saja! Jangan kau hendak menipu aku!"
Ratnawulan pernah mendengar penuturan ibunya bahwa Kartika dahulunya memang
sahabat karib ayahnya, bahkan seringkali mengunjungi ayah bundanya, maka ia
tidak merasa heran mendengar ini, bahkan lalu bertanya.
"Kalaukautahu bahwa Nagawisena mempunyai seorang puteri, tahukah kau siapa nama
anaknya itu?" "Tentusaja akutahu, bukansepertikau yang hanya mengaku-aku. Anaknya itu adalah
Ratnawulan, dan isterinya bernama Dara Lasmiputeri Malayu."
"Kartika, buka matamu lebar-lebar jahanam! Akulah Ratnawulan yang datanghendak
mengambil nyawamu!"Sambil berkata demikian, Ratnawulan merenggut ikat kepalanya
sehingga rambutnya yang panjang hitam itu terurai di ataspundaknya. Juga
jubahnya ia buka sehingga kini ia memakai baju kutang yang berwarna hitam.
Sebentar saja pemuda tampan itu berubahmenjadi seorangdara jelitayang amat gagah
dan cantik. Kartikaberdiri melongo dan hatimu berdebar keras. Kalau tadiia menghadapi
Ratnawulan yang masih dianggapnya seorang pemuda itu dengan hati tabah dan
memandang ringan, kini ia merasa gelisah sekalioleh karena gurunya, yaitu
Bagawan Mahapati,pernah berpesan kepadanya agar supaya ia Koleksi Kang Zusi
berhati-hatimenhadapi lawanseorang wanita. Wanita memang seorang makhluk lemah,
akan tetapi apabila wanita itu telahmenjadi seorang yang memilikiilmu kepandaian
tinggi,maka orang itutak boleh dipandang ringan. Sekarang Ratnawulan telah
berani masuk ke kotaraja untuk mencarinyadan membalas dendam,maka tentu saja
gadis ini telah memiliki ilmu yangtinggi.
"Ratnawulan.! Benar, kau Ratnawulan,karena kau mirip sekalidenganDara Lasmi
ibumu! Ratnawulan, janganlah kau memusuiku, nak.Ketahuilahbahwa aku, pamanmuini dahulu
seringkali memondongmu dan menimang-nimangmu ketika kau masih kecil sekali.
Apakah kau hendak mengangkat senjata melawan pamanmu?"
"Cih! Pandai sekali kau bermanis bibir! Mengapa kau tidakingat akanhalitu ketika
kau membunuh dan mencurangi mendiang ayahku" Hayo, cabutlah kerismu, kita
membuat perhitungan sekarang dandi tempatini juga!"
"Jangan,Ratnawulan, jangan kita mengadu nyawa!"
"Pengecut! Jahanam! Kau yang telah berani mengkhianati ayah, demikian kecil dan
pengecutkah hatimu sehingga tidak berani melawan seorang dara?"
Terbangunlah keangkuhan Kartika mendengar caci maki ini.
"Ratnawulan,siapakah yang takut kepadamu" Tidak, aku tidak takut, hanya aku
merasa sayang kalau-kalau kau akan menjadi kuban pusakaku. Sampai berapa
tinggikah kepandaianmu maka kauberani menantang Adipati Kartika?"
"Tutup mulut! Lebih baik membiarkan kerismu bicara daripada mulutmu yang busuk
dan berbisa itu!" Setelah berkatademikian, Ratnawulan mencabut keris pusaka Banaspatidan memasang
kuda-kuda untuk membuka serangan. Melihat sinar panas yang memancar keluar
daripusaka Banaspati itu, AdipatiKartika terkejut sekali dan ia maklum bahwa
gadis yang menjadi musuhnya ini memilki keris pusaka yang ampuh.Maka ia lalu
mencabutpula kerisnya, jugasebuah keris pusaka pemberian gurunya.
Koleksi Kang Zusi "Kaulah yang menghendaki pertumbuhan darah, Ratnawulan.Ibumu akan memaafkan aku
apabila ia tahubahwa kaulah yang memaksaku mencabut keris untuk menghadapimu.
Ini hanyalah pembelaan diri dariku!"
"Jangan banyak cakap!"teriak Ratnawulan yang segera mulai menyerang dengan
kerisnya. Serangannya ganas dan dahsyat sekali sehingga Kartika kembali merasa terkejut
melihat kecepatan gerakan gadis ini. Ia tidak berani memandang rendah dan cepat
menangkis dengan kerisnya.Dua bilah keris pusaka itu ketika beradu menimbulkan
percikan bunga api. Karena maklum bahwa menghadapigadis ini tidak boleh dilakukan dengan main-main,
Kartika lalu membalas dengan serangan yang cepat pula sehingga sebentar saja
keduanya telah bertarung dengan seru, sengit,dan mati-matian. HatiRatnawulan
yangpenuh dendam membuat gerakannya amat dahsyatdan ganas sehingga Kartika harus
berlaku hati-hati danwaspada sekali. Ia maklum bahwa untuk mengalahkan lawannya
yangtangguh ini, iatidakboleh menaruh hatikasihan lagi danharus berdaya
mendahuluinya,merobohkan atau membinasakan gadis ini. Maka dikeluarkanlah ilmu
kerisnya yang hebat, latihan dari gurunya Bagawan Mahapati. Kerisnya bergerak-
gerak laksana seekor ular hidup yang menyambar-nyambar dengan bengisnya,
mengarah bagian-bagian yang mematikan ,leher, uluhati ,lambung, perut dan pusar.
Akan tetapi, Ratnawulan bukanlah seorang yang memiliki kepandaian biasasaja.
Iatelah digembleng bertahun-tahun oleh Panembahan Mahendraguna,dan ilmu kerisnya
selain cepat, juga kuat sekali sehingga ke mana saja Kartika menyerang,selalu
dapat ditangkisatau dielakkannya.Jika dibuat perbandingan, Kartika menang tenaga
danmenangpengalaman berkelahi, akan tetapi dalam halgerakan, ia masih kalah
cepat dan kalah tangkas. Selagi mereka ramai bertarung,lewatlah tiga orang perondadi tempatitu.Alangkah
terkejutnya hati mereka melihat Kartika sedang berperang tanding melawan seorang
dara perkasa yang luar biasa tanguhnya,maka beramai-ramai mereka majumengeroyok
merekadengantombak mereka.
"Mundur!" teriak Kartika mencegah mereka akan tetapi terlambat. Mereka telah
menerjang maju dan ketika dengan tombak, mereka menusuk dan meyerang Ratnawulan
dari tiga jurusan, gadis itu melompat dan meninggalkan Kartika, menyambut ketiga
orang penyerangnya itu dengankeris di tangan. Tigaorang peronda itu hanya
melihat bayangan cepat berkelebat dandua orang di antara mereka menjerit dan
robih mandi darah karena yang seorang tertusuk keris Banaspati dan tewasdi saat
itu juga,sedangkan seorang lagikena dirampas tombaknya dan ditusukdengan
tombaknya sendiri Koleksi Kang Zusi
sehingga terluka parah dadanya! Seorang lagi mundur ketakutan lalu.berlari
tunggang-langgang meninggalka ntempat itu untukmemberi laporan dan minta
bantuan! Bukan main terkejutnya hati Kartika melihat kehebatan sepak terjang
Ratnawulanini, sehingga ia menjadi gentar dan permainan kerisnya agakkalut.
Kesempatan ini tidak disia-siakan oleh Ratnawulan yang segera mendesak dengan
amat hebatnya. Pada suatu saat, ketika Ratnawulan menusuk ke arah dada Kartika dengan kerisnya,
dibarengi bentakan nyaring yang amat berpengaruh, Kartika mengelak ke kanan dan
tangan kirinya lalu memukul ke arah kepala lawannya dengan mengerahkan aji
kesaktian yangdisertaimantraini apabila mengenai sasaran,mana mungkin akan pecah
berantakan! Namun, Ratnawulan sudah dapat merasakan anginapukulan yang laur
biasa ini, maka dara perkasa inimenggeser kakinya ke kanan dan menghabiskan
tangan kiri melakukan tangkisan sambil mengerahkan tenaga sakti dalam tangan
kirinya.Betapapunjuga, iamasih terhuyung mundur ketika tangannya beradu dengan
tangan Kartika, tandabahwa tenaga aji kesaktian SiGuntingitu benar-benar
luarbiasa kuatnya. Ratnawulan menjadi penasaran dansambil memekik keras ia lalu menubruk
maju,menyerang dengan keris dibarengi pukulan tangan kirinya yang melakukan
tamparan dengan ajinya Astadenta(TanganGading),kemudian disusulpula oleh
tendangan kilatyang menyambarke arahpusat lawannya.Inilah serangan yang
luarbiasa hebatnya, karena ketiga-tiganya, baik tusukan kerisnya ke arah leher
maupun pukulan Astadenta ke arah pusar, merupakan serangan-serangan yang dapat
membawa maut. Kartika terkejut bukan maindan cepat berusaha menyelamatkan diri. Dengan tangan
kirinya ia menangkis pukulanAstadentake arahlambung dan mengeser kakinya untuk
mengelak tendangan ke arah pusar, sedangkan tusukan keris Ratnawulania tangkis
dengan keris pula. Akan tetapiia tidak mengira bahwa pukulan Astadentaakan
demikian hebatnya.Ketika tangan kirinya beradu dengan tangan kiri Ratnawulan
yang memukul, ia berseru kesakitan dan merasa betapa pergelangan tangannya sakit
sekaliseakan-akanseratus batang jarum ditusuk-tusukkan ke dalam tulangnya. Hal
inimembuat kedudukannya menjadi lemah sekali dan sungguhpun ia dapat
menghindarkan diri dari ketiga seranganitu, akan tetapiia telahmembuka lowongan
bagi Ratnawulan untukmengirim serangan berikutnya tanpa berkesempatan membalas
serangan itu. Ratnawulan yang bermata tajam tidak mau membuang kesempatan baik ini, dan ia
cepat sekali mengajukan kakinya, dan kerisnya menyambar bagaikan petirnya kearah
uluhati lawannya. "Celaka!"Kartikaberseru keras dan membuang diri ke kanan untuk mengelak dari
serangan ini, akan tetapi ia kurang cepatdan "bret!"bajunyaterobek oleh ujung
keris Banaspati dan darah mengalir Koleksi Kang Zusi
membasahi bajunya karena dadanya yang sebelah kanan berikut sedikit dagingnya
telah terbeset oleh keris itu.
"Mati aku!" Kartika menjerit dancepat ia melompat ke belakang sambil berjungkir
bali. Gerakannya ini amat cepat dan indahnya sehingga Ratnawulan memandang
kagum. Dalam keadaan terluka, Kartika masih dapat menyelamatkan diri dengan
lompatan yang amat luar biasa dan yang hanya dapat dilakukan oleh seorang yang
telah tinggi ilmu kepandaiannya.
"Bangsat,jangan lari!" Ratnawulan megejar dan mengirim serangan pula.Akan tetapi
kedudukan Kartikatelah baik kembali, dansungguhpunia merasa betapakulit dadanya
terasa panas dan perih sekali terkena hawa yang keluar dari keris pusaka kayai
Banaspati, dan tangan kirinya juga terasa linudan lumpuhterkena hawa pukulan
Astadenta, namun ia masih dapat menggerakkan kerisnya dan melakukan perlawanan
dengan amat gigihnya. Pertempuran itu berjalan amat lamadan sementara itu, cahaya matahari
mulaimengusir cahaya bulan purnama dankeadaan mejadi makin terang. Peluh telah
mengucur pada keseluruh muka Kartika. Ia merasa lelah dan gelisah sekali.Tak
pernah disangkanya bahwa anakNanawisena akan demikian tangguhnya Sukar untuk
dapat percaya bahwa seoranga nak dara yang usianya barubelasan tahun ini akan
dapat memiliki ilmu kepadaian setinggi ini,sehingga tidak saja dapat
menghadapidan melawannya,bahkan berhasil melukainya dan mendesaknya dengan
keris! Kalau Kartika mulai lelah dan mainmundur saja, adalah Ratnawulan makin gagah dan
makin cepat gerakannya. Dara perkasaini makin bernafsu melihat betapa usahanya
membalas dendam sudah mendekati hasil. Ia mengeluarkan seluruh kepandaian yang
penah dipelajari dan mendesaktanpa mengenal ampun lagi sehingga Kartika makin
ketakutan. Sebuah tusukan telah mampir di kulit pundaknyalagi sehingga
darahtelah membasahi bagian dada dan pundaknya, akan tetapi adipatiyang banyak
pengalaman berkelahi ini masih sajadapat mempertahankan dirinya. Ia mengambil
keputusan untuk mempertahankan diri sampai titik untuk mengadu nyawa dengan
gadis ini! Pada saat Ratnwulan sudah mendesak hebat kepada musuh besarnya, tiba-tiba
terdengar bentakan-bentakan orang dan munculah duaorang yang diringkan oleh
sepasukan bersenjata tombok dan perisai.
Orang yang datang ini adalah seorang kakek berjubah putih, memegang tongkathitam
dan gerakannya ketikaberlari masihamatcepatnya. Sedangkan yang seorang lagi
adalah seorang pemudayang amat tampan danjuga cepatgerak-geraknya.Merekaini
bukan lain adalah Sang Bagawan Mahapati sendiri bersama Raden Mas Indrajaya!
Kebetulan sekali Raden Mas Indrajaya mengunjungi gedung Adipati Kartika untuk
membicarakantentang kedatangan dua orang pemuda Koleksi Kang Zusi
aneh dikota rajakarena Indrajaya merasa curiga dan juga ikut merasa
bertanggungjawab atas keselamatan keraton Majapahit. Dia adalah seorang pemuda
yang amat setiakepada rajanya.Ketika mendengar bahwaKartikasedang pergi semenjak
malam tadi mencari Puspamirah, ialalu mengadakan pertemuan dengan Bagawan
Mahapati yang bertempat tinggal di gedung kadipaten itu pula,dan bercakap-cakap
karena memang Raden Indrajaya seringkali mengadakan pembicaraan dengan Bagawan
yang sakti itu. Pada saat merekas edang bercakap-cakap, datanglah peronda yang melaporkan dengan
wajah pucat bahwa Kartika sedang bertempur melawan seorang dara pendekar yang
amat sakti dan luar biasa.Maka berangkatnya Mahapati bersama Indrajaya ke tempat
itu,dikuti olehsepasukan penjaga.
Kedatangan mereka tepat pada waktunya, karena dengan sebuah tendangan kakinya,
Ratnawulan telah berhasilmembuat keris di tangan Kartika terpental dan ia sudah
siapuntuk menembusi jantung musuhbesarnyaitu dengan Kyai Banaspati. Akan tetapi,
tiba-tiba berkelebat bayangan putih dan sebatang tongkat menusuk kearah
pergelangan tangannya di barengi bentakan.
"Lepaskan senjata!"
Namun Bagawan Mahapati terkejut sekali karenatangan yang diserangnyaitu dapat
mengelak cepat dan bahkan mengirim tusukanke arahperutnya. Ia cepat melompat
mundur dan Ratnawulan berdiri memandangnya dengan mata bercahaya marah.
"Hm, tentu inilahorangnya yang disebut Bagawab Mahapti, dukun lepus itu!"
Iamemaki. "Siapakah kau, perempuan mudayang liar?" Tanya Bagawan Mahapati memandang kagum
karena belum pernah iabertemu dengan dara yang sehebat ini.
Sementaraitu,dengan napas terengah-engah Kartika melangkah maju dan berdiri di
belakang gurunya. Sedangkan Raden Indrajaya jugamemandang dengan penuhperhatian.
Ia serasa sudah pernah melihat wajah yang cantik jelita ini dantakterasa pula
hatinya berdebar aneh.Begitu melihat wajah yang ayu danpotongan tubuh yang denok
itu,sekaligus iatergila-gila dan jatuh hati.
Sementara itu,Ratnawulan dengan amat marahnya menjawab.
Koleksi Kang Zusi "Kau mau tahu siapa adanyaaku" Tanyakansaja kepada si keparat Kartika itu! Kalau
saja ia bukan seorang pengecut yang palingrendah dan hinadina, suruhlah
iamengambil kerisnya untuk melanjutkan pertempuran ini!Biarlahkita sama
saksikan,apakah benar-benar Adipati Kartika seorang gagah ataukahseorang
pengecut besar!" Akan tetapisemua orang dapat melihat bahwa keadaan Kertika telah amat payah,
maka Bagawan Mahapati lalu berkata dengan keren karena ia marah juga melihat
betapa muridnya yang tersayang itu dikalahkan dan terluka.
"Bocah! kau masihkecil akan tetapi teklah besar kepala! Kau telah berani
menyerang seorang adipati, berarti menyerang memberontak terhadap kerajaan.
Menyerahlah baik-baik, mungkin kau masih akan dapat diampuni."
Sementara itu,diam-diam Indrayana berdiri terheran-heran, oleh karena semalam
ini ia telah melihat dua orangmuda yang luar biasa dan sakti mengacau
dikotaraja. Hati Ratnawulan amat marah, gemasdan kecewa melihat betapa Indrayana, pemuda
yang menambat hatinya itu, ternyata datang bersama dengan Bagawan Mahapati dan
agaknya menjadi sekutu Kartika, maka dengan mengacungkan kerisnya.
"Bagawan Mahapati! Enak saja kau bicara! Dengarlah, aku adalah puteri dari
Nagawisena yang sengaja datang hendak membalas dendam kepada keparat Kartika!
Kalau kau hendak membelas muridmu, majulah kau dan semua kaki tanganmu ini!" Ia
mengerling kepada Indrajaya dengan pandang merendahkan. "Jangan majusendiri,
majulah kau berbareng, aku Ratnawulan anak Mahameru sama sekali taidak takut
menghadapi kalian!" Ratnawulan benar-benarmarah sehingga ia mengeluarkan
sesumbar dan tantangan yang amat sombongnya.
"Eh, sombong dan keraskepala anak ini!" Bagawan Mahapati berkata. "Kau agaknya
tak boleh diberi hati.Kau belum tahuakan kesaktian Mahapati!" Sambil berkata
demikian sepasangmata bagawan ini menatapwajah Ratnawulan dengan amat tajamnya,
seakan-akan sepasang mata itu bernyala bagaikan mata seekor
harimau.Kemudianbagawan itu membaca mantra dan tiba-tiba ia membentak dengan
suara yangamatberpengaruh.
"Ratnawulan,berlututlah engkau!"
Koleksi Kang Zusi Bukan main hebatnya kesaktian ini. Pengaruh bentakan ini membawa tenaga yang
gaib dan luar biasa sehingga dengan bentakan inisaja, Bagawan Mahapati telah
banyak menundukkan dan mengalahkan lawan tanpa mengangkat tangannya. Seekor
singa buas pun akan mendekam dan bertekuk lutut mendengar bentakan yang amat
berpengaruh olehkarena mengandung tenaga batin yangamatkuat ini.
Ratnawulan tidak kuat menerima pengaruh ini dan tiba-tibaia bertekuk lutut. Akan
tetapihanya untuk sebentarsaja, oleh karena begitu lututnya menyentuhtanah ia
telah melompat lagi dan berdiri tersenyum memandang kepada Bagawan Mahapati.
Kakek saktiitu terkejutsekali melihat kekebalan mantranya, maka ia berseru.
"Kartika, mari kitatangkap dia! Kakek ini telahmelihatsendiri ketangguhan dara


Dyah Ratnawulan Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

perkasa itu, maka dengan amat licik ia memerntahkan kepada muridnya untuk
mengeroyok! Ratnawulan telah merasa lelah,dan sekarang dikeroyokdua olehKartikayang
mempergunakan lagi kerisnya danBagawan Mahapati yang mainkan tongkatnyasecara
hebat sekali. Hanya dengan kegigihan Ratnawulan saja yangmembuat iamasih dapat
mempertahankan diri sampai lama, membuat kagum hati Indrayana dan menggiriskan
hati Kartika.Akhirnya, karena tenaga sudah mulai habis dantelapaktangan memegang
gagang keris udah penuh peluh, ketika Mahapatimenyerang dengantongkat dania
menangkis, kerisnya terlepas daritangan. Mahapati menubruk dan denganmudah dapat
meringkusnya, Ratnawulan lalu dibelenggu tangannya.
Sebagai seorang tawanan, Ratnawulan hendakdiseret kegedung kadipaten,akan tetapi
Raden Mas Indrayanalalu menghampiri Mahapati serta membisikkan sesuatu kepada
telinga bagawan itu. Bagawan Mahapati tersenyum dan mengangguk, kemudian ia berkata kepada Kartika.
"Kartika, niar kita serahkan tawanan gadis liar ini kepada Raden Indrayana!"
Adipati Kartika memandang heran,akan tetapi ia tidakberani memandang heran,
kehendak gurunyadan demikianlah dengan cekatan Indrayana memondong
tubuhRatnawulan, dinaikkan ke atas kuda, kemudian ialarikan kudanya ke rah rumah
gedungnya sendiri. Koleksi Kang Zusi "Bapa bagawan, mengapa gadis yang berbahaya itu diserahkan kepada Raden
Indrajaya?" Tanya Kartika kepada gurnya setelah mereka kembalike kadipaten.
Mahapati tersenyum penuharti. "Raden Indrajaya tergila-gila kepada gadis yang
cantik itudan ingin membujuknya menjadi selirnya. Besok pagi Raden indrajaya
hendak menghadap sang prabu untuk minta perkenan beliau. Kau maklum sendiri akan
pengaruh pemuda itu dan apabila kita tidak menuruti permintaannya, tentu kita
akan mengalami kesukaran."
"Akan tetapi, bapa Bagawan, gadis itu adalah puteri dari Nagawisena.Ia sengaja
datang untuk mencari dan membunuh hamba. Anak itu amat saktidan amat berbahaya
bagi hamba, kalau sekarang tidak dibinasakan, apakah kelak takkan mendatangkan
malapetaka?" "Jangan Khawatir, muridku! Betapapun digdayanya, selama masih ada gurumu dia
sini,ia takan dapat melakukan sesuatu. Apalagi kalau iasudahberhasildipetik oleh
Raden Indrajaya, tentu putera pangeran itu takkanmembiarkan dia
melakukankeributan, karena hal itu akan mencemarkan namaRaden Indrajaya sendiri.
Kalau kitaberkeras membinasakan gadis itu,tentu Raden Indrajaya akan merasa
sakit hatidan marah, dan hal ini akan jauhlebih berbahaya daripada kemarahan
atau sakit hati gadis liar itu kepadamu."
Kartika memandang dengan penasaran. "Apakah berbahayanya seorang seperti
Indrajaya" Kepandaiannya tidak berapa hebat, jauh lebih rendah daripada kepandaian gadis
itu." "Kau tidak tahu, Kartika.Kau sendirilah yang berlaku ceroboh, menyuruh seorang
bodoh dan tidak becus seperti Bajrabumi itu! Tahukahkau bahwaRaden Indrajaya
telah tahuakan usahamu membinasakannyadenganmenyuruh Bajrabumidan tiga orang
cabang atasdari Madura yang terjadi malam kemarin" Bukanitu saja,
Indrajayabahkan telah tahu akan maksud-maksud kita menggulingkan raja!"
Kartika menjadi pucat mukanya mendengar ini. Memang, penyerangan atas diri
Indrajaya yang terjadi di dalam pestaitu sebenarnya adalahdia sendiri yang
mendalanginya. Indrajaya terlalu besar pengaruhnya kepada rajadan pemuda ini
amat setia dan berpengaruh, oleh karena itu, sesuai dengan rencana merekauntuk
melemahkan pemerintahan Jayanagara, pemuda itu harus dibinasakan!Dengan diam-
diam dan secara rahasia, ia dan gurunya telah mengadakan kontrak dengan pemimpin
pemberontak Semi,untuk membantu pemberontak itu menggulingkan Jayanagara!Kalau
Indrajaya benar-benar telahakan rahasiaini, maka tentu saja tentubaik
menyerahkan, Ratnawulan kepadanya, Koleksi Kang Zusi
karena urusandara itu tak berarti apabila dibandingkan dengan urusan
pemberontakan yang lebih besar!
Memang benar,Indrajaya sungguhpun belum mendapatkan bukti-bukti,namun ia telah
merasa curiga kepada Mahapati danKartikadan iaselaluberlaku waspada untuk
menjaga keselamatan junjungannya.Tadi iamelihatbetapa Ratnawulan tertawan dan
karenaia memang jatuh cinta kepda dara perkasa ini, juga melihat kesaktian dara
itu ia ingin menarik dara itu sebagai sekutunya, maka ialalu menggunakan akal,
minta tawanan itu sambil membisikkan kata-kata kepada Mahapati. Yang ia bisikkan
itu adalah janji bahwa ia takkan mengadukan sesuatu yang ia ketahui tentang
mereka dan Semi kepada sang prabu !Ini hanya kira-kira dan dugaan saja, akan
tetapi Mahapati kena tertipu dan mengira bahwa pemuda itu telah mengetahui
segala rahasianya! "Karena aku telah mengetahui siapa maka memperkuat alasanku untuk membantumu.
Menolong orang yang tak diketahui siapa adanya dan tanpa alasan sesuatu mengapa
ia menolong orang itu adalah hal yang lebih aneh lagi. Aku menolongmukarena
dasar-dasar yanglebih suci dan yang keluar dari lubuk hatiku."
"Dasar-dasar apakah?" Tanya Ratnawulan memandang tajam.
"Dasar perasaan hatiku yang penuh kagunm padamu, karena kau seorang yang
berbakti kepada orang tua sehingga bairpun kau hanya seorang wanita akan tetapi
kau bertekad untuk membalas sakti hati mendiangayahmu tanpa memperdulikan
bahaya. Aku kagum kepadamu, kagum melihat kegagahanmu dan aku. Aku suka
kepadamu, timbul kasih sayangku kepadamu. Inilah yang memaksaku untuk
menolongmu, Ratnawulan!"
Ratnawulan melangkah mundur dia tindak dengan kaget. "Apa. apa maksudmu?"
"Aku cinta kepadamu!" pengakuan Indrajaya ini seakan-akan merupakan pengakuan
yang sudah sewajarnya, dengan suara yang amat tenangdan meyakinkan "Aku cinta
kepadamu seperti juga perasaan cinta yangmulai tumbuh dalam hatimu terhadap
aku!" "Kau. kau gila!"
Koleksi Kang Zusi Indrajaya mengangkat tangan kanannya seakan-akan menahan gadis itu berkata
terlebih lanjut."Ratnawulan, semenjak kau melompatke ataspanggung dan
menolongku, pandang matamu telah membuataku binggung dna heran. Pandang matamu
itu menyatakan perasaan hatimu kepadaku. Aku telah mempelajari ilmu membaca muka
orang, membaca perasaanhati yang timbuldari sinar matanya.Aku yakin bahwa aku
mencinta.atau setidaknya, merasa suka kepadaku!"
Peningkepala Ratnawulan mendengar ini. Betatpapun juga, ucapan pemuda ini ada
benarnya. Ia memang amat tertarik kepada Indrayana, tertarikdan merasa suka.
Akan tetapitentu saja ia tidak mau mengaku begitu saja,tidakmau menyerah
demikian mudahnya. Ia memandangmarahdan membentak.
"Tutup mulutmu! Kaukira aku ini wanitamacam apakah" Kaukira aku begitu mudah
tunduk dan jatuh hati melihat ketampananmu?"
"Kau adalah seorang wanita pilihan!Seorang puteri sejati yang selaingagah
perkasa, juga cantik jelita. Seorang srikanditulen! Seorang wanita yang patut
dicinta dengan hati suci.Ratnawulan, jangankau mencoba menyembunyikannya dari
padaku.Bahkan dalam kemarahannya ini,sinar matamutidakhanyamemancarkanapi
kemarahan, akan etapi jelas kulihat api yangberasal dari DewiRatih memancar
keluar!" "Tidak, tidak! Diam kau! Aku tidaksudi bicara tentang hal itu sebelum tercapai
cita-citaku, sebelum terpenuhi tugasku. Aku harus membunuh Kartika!Ah. keris
pusakaku telah hilang.akan tetapi, tidak apa, dengan kedua tangan iniakan
kurenggutkan nyawa Kartika dari tubuhnya. Biarkan aku pergi, Indrajaya, dan
lupakanlah kata-katamu yanggila tadi!"
"Tak mungkin Ratnawulan.Tak mungkinkau dapat pergi darisini. Kau harus tinggal
di rumahku ini, dan jangankau tinggalkankotaraja!"
Kini sinar mata Ratnawulan memandang dengan marah sekali.
"Hmm begitukah" Untuk itukah gerangan maka kau menolongku terlepasdan tangan
mereka agar supaya aku selamanya tinggal di sini menurut segala kehendakmu?"
Koleksi Kang Zusi Indrajaya tersenyum. "Tidakada lain kesenangan dan kebahagiaan didunia ini
bagiku yang melebihi kenyataankata-katamu tadi, Ratnawulan.Akan bahagialah
hidupkukalau kau mau tinggal selama hidup di sampingku.Tak adacita-cita yang
lebih mulia terkandung di dalam hatiku. Akn tetapi kau salah sangka.Bukan untuk
itulah sesungguhnya aku membawamu kemari. Dan bukan untuk itu pula aku
melarangmu pergi dari sinibegitusaja.Akubukanmanusia serendah itu. Aku tidak
sudi memaksaseorang dara untuk menyerahkan diri kepadaku. Tidak. Ratnawulan, aku
hanya menerima sebagai kawan hidup selamanya apabila kau datang dengan sukarela,
dengan hati mencinta."
"Cukup!" Ratnawulan merasa khawatir untuk mendengar rayuan ini lebih lama,
khawatir akan kelemahan hatinya sendiri. Pemuda ini demikian pandai mencumbu
rayu, lebih manis daripada madu, lebih merdu daripada gamelan Surgaloka segala
kata-katanya. "Kalau bukan untuk itu, mengapa kau melarangku keluar darisini?"
"Cinta kasihku jualahyang memaksa aku melarangnya. Ketahuilah, Kartika dan
Bagawan Mahapati bukanlah orang-orang demikian bodoh untuk menyerahkan kau
kepadaku begitu saja. Mereka tentu telah berjaga-jagadan mungkin sekarangjuga
rumahku telah dintai oleh banyak mata para penyelidik mereka.Kau takkandapat
keluar dengan selamat dan kalau kau sampai tertangkap kembali, sukarlah
begikuuntuk menolongmu."
"Aku tidak takut! Akau akan mencari dan menyerang Kartika, biarpun untuk usaha
itu aku harus tewas!"
"Aku percayaakan kegagahanmu akantetapi akulah yang merasa khawatir akan bahaya
itu, Ratnawulan. Percayalah mungkin tak ada orang lain yang akan menyedihi
kematianmu, akan tetapi aku takan dapat menikmati hidup lagi kalau kau sampai
tewas." Ratnawulan merasa terharu juga mencengar ucapan ini.
"Ratnawulan,akupun maklum bahwa kau tentu tak sudi untuk tinggal di sini
bersamaku hanya untuk menyelamatkan dirmu. Akan tetapikalau kau hendak keluar
dari sini, harus mencari jalan yang baik dan aman, jangan secara sembrono saja.
Kalaukau keluar dari sini, laluhendak pergi ke mana?"
"Aku hendak mengumpulkan kawan-kawanku dan kemudian menyerbu kadipaten dan
menyerangKartika." Jawab Ratnawulan terus terang.
Koleksi Kang Zusi "Hanya satujalanbagimu untuk dapat keluar darikota rajadan itupun belum tentu
berhasil pula. Jalan itu ialahakuharus mengawani keluar darikota ini, bukan pada sianghari,
melainkan pada malama harinanti."
"Kalaukita bertemudenganKartikadan Mahapati bagaimana?" Tanya Ratnawulan,
sesungguhnya pertanyaan ini bukan menyatakan bahwaia merasa takut, akan tetapi
tanpa disengaja ia menyatakan kekhawatiran terhadap nasibmudaitu.
Indrajayatersenyum. "terima kasih atas perhatianmu terhadap diriku, Ratnawulan.
Kalau kita bertemu dengan mereka, aku akanmemberi alasan. Kalau mereka tidak
percaya, tidak ada jalan lain bagiku selain membantumu mengamuk danmenyerang
mereka." "Kau." Bukanlah kau sahabat baikdari mereka?"
Indrajaya tersenyum dan menggeleng kepala. "Kaukiraaku ini sederajat orang-
oarang macam mereka" ketahuilah,Ratnawulan. Ayahku seorang pangeran yangsetia
kepada keluarga raja. Akupun seorang yang setiadan aku bersedia mengurbankannyawa untuk membela Kerajaan Majapahit.Adapun
mereka itu, mereka adalah manusia-manusia dengan hatidengki,khianat, berhati
palsu.Mereka kini telah mengadakan persekutuan dengan diam-diam bersama
pemimpin-pemimpin pemberontak di luarkota. Mereka berniat menjatuhkan kerajaan
agar mereka mendapat kedudukan yang lebih tinggi dan kuat.Hal ini terjadi oleh
karena sang prabu mulai merasacurigakepada BagawanMahapatiyang
mulairenggangperhubungannya."
Bukan main terkejutnya hati Ratnawulan mendengar penuturan ini. Mahapati dan
Kartika bersekutu denganpemberontak.Padahal pemberontak-pemberontak adalah
kawannya sendiri. Buktinya Pasukan Candrasa Bayu yang dilatihnya, bukankah
mereka jugaakan menggabungkan kepada barisan induk pemberontak. Bagaimana
pulakahitu akan tetapiia tidak mau ambil pusing. Urusan pemberontakan bukanlah
urusannya.Yang terpenting baginya adalah membalas dendamkepada Kartika. Habis
perkara.Di fihak manapun Kartika berdiri, ia tetap musuh bersarnya, penghianatan
yang telah membunuh ayahnya secara curang.
"Dengarlah, Ratnawulan, sebelum kita keluar darikora raja, lebih dahulu aku akan
memberitahukan hal ini kepadasang prabu. Sesungguhnya sang prabu belum tahuakan
hal ini kepada sangprabu.
Sesunggunya sang prabu belum tahu akan hal ini, hanya akulah seorang yang
mengetahuinya. Inipun baru dugaan saja,akan tetapi dugaanyan berdasarkan
kenyataan, dan telahkubuktikan pula.Ketahuilah,kalau saja aku tidak menggunakan
ancaman bahwa aku telah mengetahui rahasia mereka,tak mungkin kau akandiserahkan
kepadaku." Koleksi Kang Zusi "Ratnawulan penuturan mumembuat aku merasa bingung sekali, Indrajaya. Menurut
penuturan ibuku, Mahapati adalah orang yang membantu Sang Prabu Jayanagara,
bahkan bagawan inilah yang memukulhancur semuapanglima yang memberontak.
Mengapapula sekarang bagawan itu mengadakan persekutuan dengan pemberontak?"
"Panjang ceritanya, Ratnawulan." kata Inrajaya yang diam-diam merasa girang
melihat dara perkasa itu agaknya telah menaruh kepercayaan padanya. "Sementara
itu, lebih baik kau makan dulu, dannanti akankulanjutkan penuturanku. Juga,
kalau kau percaya kepadaku, ingin sekali aku mendengar riwayat ayahmu yang
terbunuh oleh Kartika itu."
Pelayan dipanggil dan Indrajaya lalu memerintahkan untuk menyediakan hidangan.
Ia tidak mau memperkenalkan Ratnawulan kepada ibunyaoleh karenadalamkeadaan
seperti sekarang, kurang baiklah kalau Ratnawulandiperkenalkan.Gadis itupun
tidak malu-malu lagi danketika hidangantelah dikaluarkan, ia makan bersama
pemudaitu dengan enak karena perutnya memang amat lapar.
Setelah Ratnawulan menuturkan riwayatnya secara singkat, Indrajaya menghela
napas dan merasa amat terharu.
"Memang, tak dapat disalahkan ayahmudan para penglima yang dahulu memberontak,
oleh karena memang di keraton Majapahitterdapat pengaruh jahatdari Bagawan
Mahapati. Pernah ayahku dahulubercerita betapaketika ang prabu masih amat muda,
Bagawan Mahapati makin besar.
Ayahkumersa curiga bahwa bagawanitu telahmemasang sihir kepada sang prabu dan
semenjadk saatitu,ayahkujatuh sakitberat sampai meninggalkan dunia ini. Aku
menduga bahwa penyakit ayah itupun hasil tening dari bagawanitu, akan tetapi
oleh karena tidak ada bukti, aku tidak berani melanjutkan sangkaanitu."
"Betapapun juga, ayah tetapsetia kepada raja, dandemikianpun aku.Sebagai seorang
keturunan keluarga raja, aku harus bersetia dan membela kerajaan,apapun juga
yang akan terjadi!" Indrajaya menutup penuturannya. Diam-diamRatnawulan merasa
kagum kepada pemuda ini, sungguhpun ia tidak menyatakan sesuatu karena ia memang
tidak mau ikut mencampuriurusan kerjaan dan pemberontakan yangsama sekali tidak
diketahui seluk beluknya. Ia hendak mengerakan Pasukan Candrasa Bayu bukan
dengan maksud memberontak terhadap Majapahit, akan tetapidengan maksud membalas
dendamnya kepada Kartika.
Koleksi Kang Zusi Mereka bercakap-cakap dengan asiknyasampaihari menjadi malam. Maka berangkatlah
mereka berdua keluar dari gedung itu. Akan tetapi, tiba-tiba mereka mendengar
derap kakikuda dan sebentar sajaterdengar rebut-ribut di seluruhkota.
"Tunggu dulu." bisik Indrayana, "Kau tunggulah di ruangdepan, hendak kulihat
apakah sebenarnya yang terjadi dengan rebut-ribut itu."
Ratnawulan mengangguk dan pemuda itu lalu berlari keluar. Dengan hati tak sabar
Ratnawulan menanti diruang depanyang besar dan indah. Alangkah bagusnya ukiran
didalam rumah gedung itu. Ia merasa suka sekali tinggal di rumah ini. Ia merasa
suka sekali tinggal di rumah ini. Pikiran ini membuat mukanyatiba-tiba menjadi
merah padam. Ah, akutelah menjadi gila, pikirnya dan diusahakan sekuat tenaga
untuk mengusir pikiran itu. An tetapi tetapsajaia duduk termenung dan
membayangkanketentraman dan kebahagiaan hidup. Kalau saja iahidup sebagaiseorang
isteri yangmencinta dandicinta, didalam rumah gedung sepertiini, mengurus rumah
tangga, menguasai semua pelayan, mendampingi suami yang berhati mulia.
Tiba-tiba Indrajaya berlari masuk. Wajahnya yangtampan itu agak pucat.
"Apa yang terjadi, Indrajaya?" TanyaRatnawulan, kini namaitu disebut dengan
lancer tanpa ragu-ragu, seakan-akannama Indrajaya adalah nama seorang sahabat
karibyang telahlama dikenalnya.
"Pemberontaktelah mulai bergerak! Bukan main besarnya kekuatanmerekadan mereka
kini telah menyerbu dan mendekati kora raja!"
"Kalau begitu kewajibanmulah untuk mengatur penjagaan dengan penglima-panglima
lain, biar aku pergi seorang diri!"
"Tidak, Ratnawulan.Hatikutakkan merasa tenteram sebelum melihat kau keluar
darikotaraja dengan selamat!"
Ratnawulan tidak menjawabsesuatu hanya sepasang matanyayang bening memandang
kepada Indrajayadengan mesra, penuhharu dan terima kasih. Indrajaya yang
memiliki pengetahuan tentang kewaspadaan membaca perasaan orang dari
sinarmatanya,menjadi amat girang dan hatinya berdebarpenuh kebahagiaan.
Koleksi Kang Zusi Keduanyalalu keluar dengan cepat darigedung itu. Keadaandikotaraja mulai gampar.


Dyah Ratnawulan Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Tampak penduduk keluar dari rumahnya dengan amat gelisah.Indrayana
mempergunakankeadaanyang sedanag rebut ini untuk membawa Ratnawulan ke arah
selatan, karena iahendak menghantarkan dara perkasa itukeluardari gerbang
sebelah selatan. Akan tetapi tiba-tiba Ia memegang tangan Ratnawulan danmukanya berubah.
JugaRatnawulan terkejut sekalimelihatdatangnya duaorang diringibelasan orang
prajurit, karena duaorang itu bukan lain adalah Kartika dan
BagawanMahapatisendiri. Kartikatertawa mengejek sambil memandang kepada Indrajaya.
Siang tadi Indrayana telah menyuruh seorang pembantunya untuk menyerahkan
sepucuksuratkepada sangprabu, memberitahukan bahwa ia telah mendapatketerangan
tentangmaksud Bagawan Mahapati danKartikayang hendakmembantupemberontak. Akan
tetapi, tidak tahunya bahwa banyak sekali mata-mata dilepas leh Kartika sehingga
sebelumsuratitusampaike tangan sri baginda, pesuruhnya telahdisergap dan
suratnya dirampas. Dengan amat marah Kartika alu berunding dengan Mahapati dan mereka berdua kini
sedang menuju ke gedung putera pangeran itu untuk menangkap dan membunuhnya.
Kebetulan sekalimerekabertemu dijalan.
"Indrajaya!"kata kartika. "Kau hendak lari ke mana bersama perempuan pemberontak
itu?" "Jangan menuduh secara sembrono pamanadipati!"Indrajaya menjawabdengan tegas."
Siapa yang hendak memberontaktelah kauketahu baik-baik!Ratnawulan tidak berdosa
danbukan pemberontak,akuhendak mengantarkannya ke laurdarikotaraja agar iadapat
pulang ke tempat asalnya."
"Ha,ha, ha! Siapa yang tidakmengetahuimaksudmu?"tiba-tiba Bagawan Mahapati
berkata. "Kalian tentu akan mengabungkan diri dengan para pemberontak yang
menyerbu Majapahit. Kalian adalah pembantu-pembantu pemimpin pemberontak tak
Semi." Koleksi Kang Zusi "Paman bagawan!" indrajaya berkata marah. "Perlukah paman Bagawan mengeluarkan
ucapan yang kosong danmembalik-balikkan kenyataan ini"Perlukah sayamembuka
mulutmenyatakan siapa orangnya yan:sebenarnya membantu Semi?"
"Jangan banyak mulut!" Kartika berseru keras dan menyerangIndrajaya. Pemuda itu
cepat mencabut kerisnya dan menangkis, dan mereka lalubertempur sengit.
Sementara itu,Ratnawulan yangmelihatbetapa Kartika telah mempergunakan kerisnya
Kayai Banaspati, merasa marah sekali. Ia mendahului gerakanBagawan Mahapati
dansebelum kakek itu sempatmenyerangnya, ia menubruk majuke
arahseorangprajurit.Sekalisaja ia menggerakkantangannya, ia telah berhasil
merampas pedang di tangan perajurititu sambil memberi tendangan yang membuat
perajurit ituroboh bergulingan.
"Perempuan liar,sekarangaku takkanmemberi ampun kepadamu!" Bagawan Mahapati
berseru keras dan menyerang dengan tongkatnya. Akan tetapiserangannya dengan
mudah ditangkis oleh Ratnawulan dengan pedangnya dan ia membalas dengan serangan
kilat.Paraperajurit tidakada yang membantu bagawan itu oleh karena mereka
bertempur sengan gerakan cepat sekali sehingga bayangan merekalenyapditelah
sinar pedangdi tangan Ratnawulan dan tongkat di tanganBagawan Mahapati.
Sementara itu,Indrajayayang bertempur melawan Kartika, sebentar
sajaterdesakhebat. Bukan saja kepandaiannya memang kalahtinggi, akantetapi
kerisKyai Banaspati di tangan Kartika itu membuat orangini menjadi makintangguh
saja. Indrajaya melakukan perlawanan sekuat tenaga dan mengerahkan seluruh
kepandaiannya, akan tetapi ia memang bukan lawan Kartika. Beberapa kaliia
hempirmenjadi korbankeris Banaspati dan pada suatu saat, pukulan tangan
kiriKartikatelah menyambarpundaknya sehinggapemuda itu jatuhterhuyung ke
belakang. Kartika menubruk maju untuk memberi tikamandengan kerisnya.
Ratnawulan menjeritmelihatpemudaitu berada dalam bahaya, maka secepat kilatia
lalu melompat meninggalkan Bagawan Mahapati dan dengan pedangnyaia menyerang
Kartika dari samping. Tentu sajaKartika menjadi terkejut ketika mendengar
sambaran angina pedang yang menusuk ke arah lambungnya, maka terpaksaia menunda
seranganya terhadap Indrajaya dan cepat miringkan tubuh dan melompat untuk
mengelakkandiridari serangankilat itu. Bagawan Mahapatitidaktinggal diam
danmenyerangdengantongkatnya yang ditusukkan ke arah leher Ratnawulan.
Koleksi Kang Zusi Kini Indrajaya yangberseru keras, "Ratna, awas.! Biarkan aku menghadapi keparat
inisendiri.Kau baik-baiklah melawan bagawansiluman itu!"
Bukan main terharu hati Ratnawulan mendengar seruan pemuda yang biarpunberada
dalam keadaan keadaan terdesak, asih saja mengkhawatirkan keselamatannya itu.
Keharuan hati ini mendatangkansemangat yang luar biasa besarnya,maka
sambilmengertakgigi ia menghadapi Bagawan Mahapati danmenyerang denganluar biasa
hebatnya sehingga kakek yang aktiitu sampai melangkah mundur tiga tindak.
Pertempuran berjalan lagi dengan lebih seru dan mati-matian, sedangkan Indrajaya
yang telah terlepas daribahaya maut, kini melawan lagi serbuan Kartika yang
menjadi marah sekali melihat serangannya tadi digagalkan oleh Ratnawulan.
Karena Kartika menyerang lebih ganas dan hebar daripada tadi,kembali Indrajaya
terdesak hebatdan hanya dapat berkelahi sambil main mundur.Juga Ratnawulankini
berkelahi dengan terdesak hebat, oleh karena dara perkasaini perhatiannya
terpecah. Iatakdapat menahan hatinya untuk tidak mengerling kearah Indrajaya dan
hatinya amat gelisah melihat betapa pemudaitu didesak hebat oleh Kartika.
Pada suatu saat, ketikapertempuran sedang berjalan dengan hebatnya,tiba-tiba
terdengar teriakan dans orakan yang menggegap-gempitakan seluruhkota rajadan
sorakanitu terdengar jauh dari luarkota. Itulah sorak-sorai para pemberontak
yangtelah menyerbu makindekat.
Makin gelisahnya hati Indrayana medengar sorakan itu oleh karena ia tidak hanya
mengkhawatirkan diri sendiri danRatnawulan, akan tetapijuga amat berkhawatir
mengingat nasib kerajaan yang diserbupemberontak. Bagaimanakah nasibrajanya"
Sungguh celaka kalau kerajaan memiliki pembesar-pembesar macam Kartika dan
Mahapati. Diwaktu kerajaanaman, mereka hanya pandai mengumpulkan harta benda,
sedangkan kalau kerajaan berada dalam kekacauan dan terancambahaya mereka bukan
mengkhianati kerjaan itu dan mengandalkan persekutuan rahasia dan dengan musuh.
Kegelisahaannya membuat gerakan pemuda itu makin kalut danketikakembali Kartika
memukulnya dengan tangankirinya yang ampuh, iatak dapat menangkisdan roboh
dengan kerisnya terlepas dari tangannya. Kartika menubruk maju dan kerisKyai
Banaspati menembus kulit dada pemuda itu, menancap gagangnya.
Kartikatertawa bergelak dan Ratnawulan menjerit dengan ngeri melihat betapa
Indrajaya roboh mandi darah, terlukaoleh keris Kyai Banaspati! Karenakeris
pusaka itu adalah kerisnya maka hati Ratnawlan bagaikan disayat-sayat. Ia merasa
seakan-akan telapak tangannya sendiri yang menikam adapemuda yang diam-diam
telah merebut hatinya itu.
Koleksi Kang Zusi "Indrajaya.!" ia menjerit dengan hati hancur dan pada saat itulah iamendapat
kenyataan bahwa ia.mencintai pemuda itu.
Kembaliterdengar suara ketawadan Kartika dan Bagawan Mahapati, membuat
Ratnawulan menjadi mata gelap dan ia mainkan pedangnyaluar biasacepat dan
ganasnya. Kebenciannya terhadap artika memuncak.
"Jahanam berhatikejam! Kalauaku tak dapat membunuhmu,akubersumpah tidak mau
menjadi manusia lagi!" jerit Ratnawulan denganmarahsekali dan ia lalu melompat
dan menyerbu kepada Kartikadengan pedang di tangan.Akan tetapi Kartika
mendapatbantuan Bagawan Mahapati, maka untuk beberapa lamaRatnawulan tak
berdaya, bahkan amat terdesak.
Sorak-soraimakin mendekatdan tiba-tiba terdengar bentakan nyaring.
"Ratnawulan jangantakut! Aku datang membantumu!" Dansesosok banyangan hitam
melompat maju danmenahan tongkatBagawan Mahapati dengan pedangnya. Inilah
Adiprana, anak Gunung Bromo yang tangguh itu.
"Adiprana!" Ratnawulan berseru. Melihat betapa pemudaitu telahbertarung melawan
Bagawan Mahapati, maka Ratnawulan lalu menerjang Kartika dengan penuh kegemasan.
Pedangnya menyambar-nyambarbagaikan seekor burunggaruda dan dengan amat
lincahnya dara perkasa itu selalu menghindarkanpedangnya beradu dengan keris
Kyai Banaspati di tangan Kartika karena iamaklum akan keampuhan keris itu.
Kartikakecut hatinya dan ia memang telah merasajerih menghadapi dara perkasa
yang haus akan darahnyaitu, maka permaianankerisnyamakin kalut saja. Ratnawulan
tidak maumemberi hatidan mendesak dengan penuh keganasan.
Sementara itu,biarpunAdiprana gagah perkasa dan ilmu kepandaiannya hebat, namun
menghadap iBagawan Mahapati iamasih kalahpengaruh, terutama dalamhal tenaga
batin. Tiap kali Bagawan Mahapati menggerakkan tongkatnya dengan seruan keras,
Adiprana merasa betapa jantungnya berdebargelisah dan gentar. Akan tetapi, ia
masih dapat mempertahankan hatinya dan melawan dengan gigihnya.
Koleksi Kang Zusi Ratnawulan mendesak terus danpadasaat yang tepat,ia dapat menendangpergelangan
tangan Kartikayang memegang keris "Krak!" tulang pergelangan tangan itu retak
terkena sambarankaki Ratnawulan. Akantetapi Kartika benar-benar kuat karena
keris itu masihdipegangnyaerat-erat.
Setelah pedang Ratnawulan berkelebatlagi menyambar lengannya, barulah ia
berteriak kesakitandan kerisnya terlempar. Ratnawulancepat menyambar
KyaiBanaspati dan dengan hati penuh dendam ia menyerangbagaikan kilat cepatnya
ke arah Kartika yang telah terhuyung-huyung kebelakang. Keris menancap dada
kirinya dan terdengarjeritanmenyeramkan ketika Kartika roboh sambil mendekap
dadanya yang telah ditembusi oleh keris Kyai Banaspati!
Ratnawulan membalikkan tubuh hendak membantu Adiprana yang telah terdesak hebat
oleh Bagawan Mahapati, akan tetapipadasaat itu ia mendengar suara Indrajaya
memanggil perlahan. "Ratna." Ratnawlan menengok dan cepat menghampiri lalu berjongkok di dekat tubuh pemuda
itu. "Indrajaya." katanya penuhharu dan tak dapatditahannya lagi air mata mengalir
keluar ari kedua mata Ratnawulan, membasahi kedua pipinya.
"Ratnawulan . pujaan kalbu. Kau menyedihi aku.?"
"Indrajaya.kau.,kau berkorban untukku."
Indrajaya tersenyum, dan senyum yangmembayang pada wajahnya yang amat pucat itu
nampak oleh Ratnawulan amatlah manisnya. Senyum penuh kebahagiaan dan kepuasan
hati. Senyum yang takkanpernah dapat terlupa oleh mata Ratnawulan.
"Ratnawulan,itulah yang membahagiakanhatiku. aku rela. aku girang dapat
membelamu. dapatmembela dengannyawaku. Ratna. aku. aku cinta padamu. sama besarnya dengan
cintaku padaku. Kau. kau cintakepadaku,bukan.?"
Koleksi Kang Zusi Ratnawulan tak dapat menjawab, hanya air matanyasajamengucur makin deras
danuntuk menjawab pertanyaan terakhir dari pemuda ituia hanya mengangguk-
anggukkan kepalanya. TerdengarIndrajayamenghela napas panjang.
"Aku puas. aku puas." dan tiba-tiba kepalanya terkulai. Pemuda itu menghembuskan
napas terakhir. "Indrajaya." Ratnawulanberbisik dan menggunakantangan kirinyamenutup kedua mata
pemudaitu. Pada saatitu terdengarpekikkesakitandan suara inimenyadarkan Ratnawulan. Ia
cepat melompat berdiri dan memandang ke belakang. Alangkahterkejutnya ketika ia
melihat Adiprana terhuyung-huyung kebelakang dengan kepala berlumur darah!
Ternyatabahwa pemuda murid Eyang Bromosaktiitu telahterkenapukulan tongkat
Bagawan Mahapati! "Keparat jahanam!"Ratnawulan berseru marah dan ia meloncat dengan KyaiBanaspati
di tangannya menyerang BagawanMahapati yang hendak memberi pukulan terakhir
kepada Adiprana yang telah roboh di atas tanah.Dengan hati penuh dendam dan
kedukaan karena tewasnya Indrajayadan melihat Adiprana yang telah roboh di atas
tanah. Dengan hatipenuh dendamdan kedukaan karenatewasnyaIndrajayadan melihat
Adiprana terluka hebat pula, Ratnawulan lalumenyerang dengan amat
ganasnya.Bagawan Mahapati terpaksa terdesak mundur oleh seranganyang bertubi-
tubi datangnya dan yang dilakukan dengan nekad itu.
Akan tetapi, sebelum Ratnawulan dapat mebalaskan dendam karena kematian
Indrajayadan dirobohkannya Adiprana,tiba-tiba terdengarseruan keras.
"JengRatnawulan.!"
Suara ini dibarengi dengan datangnya serombongan pasukan.Pasukan Candrasa Bayu!
Ternyata bahwa pasukanistimewa ini telah dapatmenyerbu sampaikekotaraja
danbersam dengan pasukan-pasukan pemberontakyang dipimpin oleh Kuti dan
Semi,Majapahit telah menggempur mundur tentara Majapahit!
Mendengar seruan ini danmelihatdatangnya pasukanpedang yang istimewa itu,
Bagaimana Mahapatilalu meloncat dan menghilang didalam gelap! Ratnawulan
takdapat mengejarnya dan Koleksi Kang Zusi
daraperkasa inisegera menghampiri Adiprana yangmasih rebah di atas tanah.
Alangkah terkejut, sakit hati, danseihnya ketikamendapat kenyataan bahwa
Adiprana telah tewas pula oleh pukulan tongkat Mahapati! Gadis ini menubruk
Adiprana sambil menangis. Hatinya merasa perih bagaikan disayat-sayat.Duaorang
teruna perkasayang mencintainyatelah tewas di tempat itu, tewas dalam
pertempuranuntuk membelanya.Kalau diwaktu merekamasih hidup, mereka mendatangkan
kebimbangan di dalam hatinya, berat untukmemilih yang mana diantara kedua orang
ksatria ini, sekarang kematian mereka mendatangkan rasasedih danharuyang amat
besar. Ia menjadi beringas dan ketika semua anggota Pasukan Candrasa Bayu
mengelilingi jenazah Adiprana untukmenyatakan bela sungkawa, iabangkitberdiri
dengan muka pucat, lalu berkata.
"Kawan-kawan,akuminta beberapa orang untuk mengurusjenazah Adiprana
danIndrajaya. Uruslah baik-baik dan kuburkan jenazah mereka sebagai ksatria-
ksatria utama. Yang lain-lain, hayo menyerbu terus! Hancurkan bala tentara
Majapahit, runtuhlah kekuasaanraja dan marikita basmi Bagawan Mahapati yang
mendatangkan segala kejahatan!"
Ucapannya ini disambut oleh sorak-sorai semua anggota Pasukan Candrasa Bayu. Di
bawah pimpinan Ratnawulan, merekamenyerbu terus,menggabungkan diri dengan
pasukan-pasukan pemberontak lain dibawah pimpinan Kuti dan Semi terus
menyerbudan mengamuk dimedanperang, bertempur melwan pasukan-pasukanMajapahit
yang masihmempertahankankotaitu.
Bukan main hebatnya peperangan itu dan Pasukan Candrasa Bayumembuat jasa yang
bukan kecil dalampertempuran ini.Dimanasajamereka bergerak, bergelimanganlah
perajurit-perajurit musuh.
Namun pasukan-pasukan Majapahit melakukan perlawanansengit sehinggakurban yang
jatuh di kedua fihak amat besarnya.
Semi, pemimpin pasukan pemberontak tewas pula dalam peperanganitu, dan demikian
pula beberapa orang pemimpin lain. Bahkan beberapa orang anggota Pasukan
Candrasa Bayujuga gugur. Ratnawulan sendiri mengamuk bagaikan seekor banteng terluka. Ia didampingi oleh
Bejo, Raksasa muda yang amat kuat itu,dan Parta, ahli panah yang pandai.
Didalampertempuran yang terjadi amat serunyadi depankeraton,di fihak Majapahit
muncuk senopati-senopati yang gagah perkasadan tangguh. Tiga orang panglima
musuhyang amat gagahmenyambutserbuan Ratnawulan, Bejo dan Parta.
Yang menjadilawanBejo adalah seorang tinggibesar pula, seorang panglima
Majapahit yang bernama Demang kandangan.Ia adalah seorang berpangkat demang
didusun Kandangan dan kepadaiannyatinggi, karenaia memiliki kekebalan.
Kulitnyakeras tak tertembus oleh senjata tajam.
Bukan main hebatnya pertandingan yang terjadi antara DemangKandangan dan Bejo.
Pukul-memukul, tending-menendang,hempas-menghempas! Ilmu lawan ilmu,
tenagabertemu tenaga, dan entah sudah Koleksi Kang Zusi
berapa kali mereka saling terkena pukulan lawan. Terdengar "Bak! Buk!Bak!Buk!"
kepalan mereka mengenai tubuhl awan, akantetapi keduanya kebaldan kuat.Terkena
pukulan keduanya merasa dihinggapi lalat saja.
Demang Kandangan menjadi penasaran dan marah sekali. Ia mencabut senjatanya yang
ampuh, sebuah lembing dengan ronce-ronce benang lawe merah.
"Babo-babo!" sumbarnya. "Kaumengamuksepertisetankelaparan. Mampuslahdi bawah
lembingku!" Bejotertawa terbahak-bahak sambil mencabut pedangnya. "Aku sudah bosan
mempergunakan pukulantangan.Rasakanlah pedang Candrasa Bayu!" Sambil berkata
demikiania menyerang dengan sebuah tusukan hebat.
Biarpun iakebal, namun menghadapi tusukan pedang yang dilakukan dengan tenaga
yang melebihi tenaga banteng besarnya. Demang Kandangan tidak berani menerima
ujung pedang dengan dadanya.
Bahanya terlalu besar,maka ia lalu menggerakkan lembingnya untuk
menangkis.Kemudian ia membalas dengan serangan yang tak kalahhebatnya, namun
dengan mudah Bejo dapat menangkis pula.
Pertempuran ini benar-benar hebat. Tak seorangpun perajurit dari kedua fihak
beranimembantu. Dua orang telahtewasketikamencoba untukmembantukawan, yaitu seorang dari
pemberontak. Olehkarena itu, perajurit-perajurit lain kini hanya menonton saja, lupa
untukbertempur saking kagumdan tertariknya menyaksikan pertempuran yang luar


Dyah Ratnawulan Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

biasa ini. Pada suatu saat Demang Kandangan berlaku agak lambat sehingga pedang Bejo dapat
menyerempet pundaknya. Ia berteriak keras, tak sempat mempergunakan aji
kekebalandan kulit pundaknya berikut daging terbabat mengeluarkandarah. Kawan-
kawan Bejo bersorak girang, membuant Demang Kandangan marah sekali.Iaberseru
kerasdan pada saatBejo memandangnya dengan mata penuh ejekan danmulut tertawa
melihat hasil babatannya ,ia mempergunakan lembingnya untuk menyerampang kaki
Bejo. Bejo melompat untuk mengelak,akan tetapi kurang cepat sehingga lembing
yang berat itumasih dapat mengetuktulang leringnya.
"Aduh.! Bangsat kurang ajar!" Bejomemaki dan terpincang-pincang karena betapapun
kuatnya, tulang kering yang dihantam lembing dengan tenaga yang amat besarnya
itu sakit sekali seakan-akan remuk.Sambil berloncat-loncat dan terpincang-
pincang menahansakit ia memaki-maki. Kawan-kawan Demang Kandangan bersorak
girang. Koleksi Kang Zusi Keduanyatelah terluka dan keduanya telah menajdi marah sampaigelap mata. Dengan
nekad Bejo menubruk dengan pedang ditanga. Demang Kandangan menyambut.
PedangBejo menembus dada lawan,akan tetapi perutnya juga ditembus oleh lembing
Demang Kandangan. Keduanya menjerit, akan tetapi masih cukup mempunyai tenaga
untuk saling terkam. Pergulatan terjadi,saling cekik, saling jambakdan akhirnya
roboh terguling, bergulingan sebentar ke kanan kiri, saling menghempas,
kemudian.merekatak bergerak lagi. Keduanya tewas dalam keadaan masih saling
cekik. Sungguh pemandangan yang mengerikan. Dua orangmuda dan kuat, dua orang
perajurit sejati yang sedianya akan dapat menjadi perajurit-perajurit gagah
perkasa pembela Negara dan bangsa, karena bersimpangan jalan hidup,harus
mengakhiri hidup dengan salingbunuh.
Untuksesaat,perajurit-perajurit kedua belah pihak tak dapat bergerak, masih
terpesonaoleh kehebatan perkelahianantaraDemang Kandangan danBejo. Akn tetapi,
setelah kedua pahlawan itutewas, barulah merekabergerak.Sorak-soraiterdengar
lagi dan pertempuran di langsungkan, seakan-akan kedua orang gagah tadimemberi
contoh kepada kawan-kawannya.
Ratnawulan dan Parta masih mengamuk terus, memimpin anak buah Pasukan Candrasa
Bayu maju terus menyerbu kedepan. Pak Waluya, anggota tertua dari pasukan
itu,telah gugur sebelum pasukan berhasilmemasuki kotaraja.
Sampai keesokan harinyapertempuran masih terjadidi sana-sini.Semalamsuntuk
pasukan Majapahit mempertahankan istana,akan tetapi fihak pemberontak lebih
kuat.Akhirnya pertahanan dapat dibobolkan, sisa-sisa tentara Majapahita
melarikan diri atau menyerah.
Penyerbuan ke dalamistana dikepalai oleh Kuti sendiri, pemimpin besar
pemberontak. Ternyata bahwa Sang PrabuJaya nagara tidak berada didalamistana,
telah pergi mengungsi. Memang, setelah melihat bahwa pertahanan dapat
dipukulhancur olehpasukan-pasukan pemberontak yang dipimpin oleh Kuti,Sang Prabu
Jayanagara terpaksa melarikandiri, mengungsi ke Badander.Dengan diperlindungi
olehpasukan istanayang dikepalai oleh Gajah Mada, Sang Prabu Jayanagara dapat
menyelamatkan diri dan meninggalkan istana. Iniadalah jasa Gajah Mada yang
gagahperkasa dan setia. Kuti dapatmerampasistana danmenduduki singgasana Majapahit. Akan tetapi,alangkah
kecewa dan penasaran hatipara pembantunya, terutama para panglima yangingin
melihat pengaruhBagawan Mahapati dilenyapkan dari Majapahit, ketika melihat
bahwa Kutibukan saja tidak menghukum atau menyuruh tangkap bagawanitu, bahkan
sebaliknya Bagawan Mahapati diberi kedudukanoleh rajabaruini!
Koleksi Kang Zusi Juga Ratnawulan menjadi kecewa sekali, akantetapi seperti juga lain-lain
panglima yang tadinya memabantu Kuti, apakah yangd apat ialakukan" Kuti telah
mendudukisinggasana dan kedudukannya kuat sekali. Dara perkasa ini masih merasa
sedih karena tewasnya Indrajaya dan diprana.Hatinya menjaid lemah
dansemangatnyamenipis. Iatelah dapat membinasakan musuh besarnya, yaitu Kartika
maka ia dapat merasa puas. Namun, bukan kepuasan hati yang ia dapat marena
sempurnanya tugas ini,bahkan perjalanannyaitu menimbulkan patah hati karena dua
orang teruna yangmenjadi harapan hatinya tewas dalam membelanya.Iatiada nafsu
lagi untuk ikut mencampuri urusan kerajaan, maka setelah peperangan itu
selesai,Ratnawulan lalu kembali ke Mahameru.
Ia disambut oleh ibunya dengan pelukan mesradan setelah berada dalam pelukan
ibunya, barulah Ratnawulan dapat menangis sepuasnya. Ia terisak-isakdi dalam
pelukan ibunya, merasa betapa hatinya hancurdan luka, betapa hidupnyaseakan-
akansunyisenyap. "Wulan, anakku, apakahyang terjadi, nak" Tak berhasilkan kau membalas dendam
ayahmu?" Ratnawulan tak dapat menjawabuntuk beberapa lama, hanya menangis makinsedih.
Terbayang di antara air matanya wajah Indrayana. Ia melihatsenyum di bibiryang
sudah pucat dariIndrayana, senyumyang mengantarkematian pemuda itu. Ia merasa
seakan-akan pemuda itu menanti-nantinya di seberangsana!
Kemudian, di antara isaktangisnya, Ratnawulanmencurahkan seluruh isihatinya
kepada ibunya. Dara Lasmiikut mencucurkan airmatanya mendengar kisah
anaktunggalnya itu.Diam-diamia menyebutnama Yang Maha agung,mengucapkan syukur
bahwamusuh besar itu telah dapat ditewaskanlehanaknya, akantetapi juga ia
membumbungkan doa semoga kehancuran hati puterinyaitu akan dapat terhibur.
Ketika ia menanyakan tentang gurunya, ibunya memberitahu bahwa Eyang Mahameru
telah lama meninggalkan puncak Mahameru,entah kemanapergunya pertapasakti itu.
Ratnawulan lalu tinggal bersama ibunya di puncak Mahameru, hidup dengan aman dan
tenteram, menjauhi dunia ramai.
Setelah pemerintahan berada di tangan Kuti yangdibantu oleh Bagawan Mahapati,
barulah semuaorang menjadimenyesal. Ternyata bahwa pemberontakini tak lebih baik
daripada Sang Prabu Jayanagara, bahkanlebihburuk dalam menjalankan kemudi
pemerintahan.Apa lagi para panglima yang tadinyamemberontak, baru terbuka mata
mereka menyaksikan betapa Bagawan Mahapatiyang dibenciitu bahkanmenduduki
tempatyang tak kurangtingginya daripada ketika pemerintahanberadadi tangan
SangPrabu Jayanagara! Koleksi Kang Zusi Mulailah timbul bisikan-bisikandan pertemuan-pertemuan rahasia di antara para
pembesar negara, membicarakan dan menyesalkan kealahan tindakan ini. Mulailah
merekamengenangkan kembali Sang PrabuJayanagarayang kini entahberadadi mana.
Sementaraitu,Sang Prabu Jayanegara mengungsi ke Badander, dandiringkan dengan
setia oleh Gajah Madadan kawan-kawannya. Gajah Mada yangsetiadan bijaksana ini
tiada hentinya mencari keterangan tentang keadaan Majapahit setelah singgasana
diduduki oleh Kuti.Ia mendengar tentang kekecewaandan penyesalan para pembesar
negara,maka dengan amat cerdiknya Gajah Madalalu menjalankan sebuah
siasat.Setelah mendapatperkenan dari Sang Prabu Jayanagara, GajahMada diam-diam
masuk ke dalam kota raja menemui para pembesar-pembesar negara yang berkedudukan
tinggi danyang menguasai pasukan-pasukanMajapahit.
Setibanya GajahMada di Majapahit, maka para pembesar negara menghujankan
pertanyaan kepadanya tentangSang Prabu Jayanagara yangdahuludiperlindungi
Bhayangkari (Pasukan Pengawal Istana)di bawah pimpinan Gajah Mada itu.
Denganwajah muram Gajah Madamenjawab."Mengapa pulasaudara-saudara bertanya
tentang yang telahkaliankhianati itu" Karena merasa amat berdukamelihatbetapa
dahulu mengabdi kepada keturunanMajapahittiba-tiba membantu para pemberontak,
beliau menjadi geringdan akhirnya meninggal dunia dalam keadaan yang amat
sengsara."Sambil berkata demikian,Gajah Madamengerling tajam kepadapara
pembesarnegara itu dengan penuh perhatian.
Bukan main terkejutnya para pembesar itu demi mendengar keterangan ini. Banyak
di antara mereka yang mengucurkan air mata karena sedih dan menyesal. Hal ini
amat membesarkan hati Gajah Mada.
"Mengapa kalianberdua" Bukankah halini yang kaliankehendaki" Apa artinya hidup
atau matinya sang prabu bagi kalian?"
Seorang adipati yang sudah berusialanjut berkata.
"Gajah Mada, kau tak tahu! Kami bukan membenci Sang Prabu Jayanagara, akn tetapi
Mahapatilah yang mendatangkan rasabenci di hatikami. Telah berkali-
kalikamimengajukan usul kepada sang prabu agar supaya bagawanyang berhati palsu
itu dienyahkan dariistana, akan tetapi sang prabu yang agaknya telah beradadi
bawah pengaruh bagawanitu, tak pernah mendengarkan usul kami. Maka, Koleksi Kang
Zusi setelah melihat gerakan Kuti yang demikian kuat,timbul harapan kami untuk
mengenyahkan kekuasaanMahapti dari Kerajaan Majapahit. Siapa kira, setelah Kuti
berhasilmenduduki singgasana, Mahapati tidakdigangu, bahkan diberikedudukan
tinggi!" Gajah Mada tersenyum. "Kalau sekiranya Sang Prabu Jayanagara masih hidup, kalian
hendak berbuat apakah?"
"Kalausang prabu masih hidup, kami sanggup untuk menggulingkankedudukan raja
baruini dan mengangkatsang prabu menjadi rajadan mendudukisinggasanakembali."
kata mereka. Maka dengan wajah berseri Gajah Madalalu menerangkan bahwa sesungguhnya Prabu
Jayanagara masih hidup dan kiniberada di Badander, bahwa iasengaja datang untuk
melihat sikap parapembesar dan panglima. Bersukacitalah semuaorang mendengar ini
danmereka lalu mengadakan rencana dan perundingan untuk melakukan
pemberontakandari dalam. Setelah mengadakan perundingandengan masak,gajah
Madalalu kembali keBadanderdengan hati girang dan segera melaporkan segala
pengalamannya kepada Sang Prabu Jayanagara.
Sambil bercucuran air mata,Sang Prabu Jayanagara berkata.
"Memang aku telah terbujuk oleh kemahiran Mahapatibermanismulut.Akutelah
melakukan salah tindak,akan tetapi aku berjanji bahwa apabila YangMaha Agung
memberikesempatan kepadaku untuk memegang tampuk kerajaanlagi,akuakan
mengusahakan sekuat tenaga agar Majapahit menjadisebuah negara yangbesar dan
makmurdi mana rakyatkudapat hidup dengan aman sentausa dan penuh damai bahagia."
Maka terjadilah pemberontakan yang hebat akan tetapi cepat. Karena pemberontakan
dilakukan dari dalam, didukung oleh sebagaian besarpanglima dan
pembesarnegaraberserta pasukan-pasukan pilihan, maka perlawananyang amat lemah
dari Kuti dan anak buahnya hanya dapat bertahan sebentarsaja.Kutiikut bertempur
dengan mati-matian, akantetapi akhirnya ia tewas juga dalam perang tanding itu.
Ketika hal ini terjadi, Mahapati berada di dalam gedungnyayang baru.Ia tidak
ikut berperang, dan hanya memujaSamadhi di dalam sanggar pemujan.
Koleksi Kang Zusi Pasukan Majapahit datang dan hendak menangkapnya, akan tetapi tak seorang
panglimapun berani secara sembrono memasuki sanggar pemujan itu, karena mereka
telah maklum akan kesaktian Bagawan Mahapati. Mereka hanya berteriak-teriak
menyuruh Bagawan itu keluar dan menyerahkan diri untuk ditangkap.
Tiba-tiba pintu pemujaan itu terbuka dari dalam dan Bagawan Mahapati sendiri
keluar dari situ. Ia berpakaian lengkap seperti seorang pendeta, bahkan di
tangan kirinya ia memegang sebuah lembing pusaka yang berkilat-kilat cahayanya,
dan di tangan kanan ia memegang tongkatnya yang ampuh.
Sepasang matanya berapi-api memandangi seluruh pasukan yang mengepung tempat
itu. Kemudian ia turun perlahan-lahan dari tangga sanggar pamujaan. Semua suara
sorakan dan teriakan dari pasukan itu tiba-tiba berhenti dan keadaan menjadi
hening seperti terkena sirap. Benar-benar hebat pengaruh dan hawa gaib yang
keluar dari Bagawan Mahapati ini.
"Siapa yang mau menangkap aku" Majulah kalau ada yang berani melakukan hal itu!"
Tantangan ini terdengar menggema dan mendebarkan hati setiap orang. Akan tetapi,
akhirnya ada seorang panglima muda yang melangkah maju dan mencabut pedangnya.
"Pertapa palsu! Akulah yang akan menangkapmu,mati atau hidup!" teriaknya dan
menyerbu ke depan. Akan tetapi Mahapati tertawa mengejek dan sebelum panglima itu sempat menyerang,
tongkatnya telah melayang dan tepat sekali menghantam kepala panglima itu
sehingga pecah dan tubuh panglima itu terkapar diatas rumput, mati.
Semua orang tertegun dan merasa ngeri. Akan tetapi jiwa setia kawan membuat
beberapa orang perajurit dan panglima serentak maju mengepung. Bagawan Mahapati
menggerakkan tongkatnya secara luar biasa sekali sehingga kembali beberapa orang
terpukul. Sekali saja terpukul tongkat bagawan itu, kurbannya mengelimpang tak
bernyawa lagi. Kini para pengeroyokmulai menjadi gentar dan banyak yang mundur
dengan ketakutan. Sambil tertawa bergelak-gelak, Bagawan mahapati mengamuk terus dan makin banyak
darah yang ditumpahkan lawan oleh pukulan-pukulannya, makin liar dan ganaslah
dia. Sambil mengamuk ia mengejar para perajurit yang melarikan diri dan akhirnya
Bagawan Mahapati berdiri di tengah alun-alun, mengangkat tongkatnya yang
berlumur darah itu tinggi-tinggi sambil menantang.
"Hayo, orang-orang Majapahit! Jangan maju seorang demi seorang, majulah bersama-
sama. Tandinglah kedigdayaan Bagawan Mahapati! Ha, ha,ha!"
Tiba-tiba terdengar bentakan nyaring.
"Mahapati, pendeta palsu! Akulah lawanmu!"
Mahapati menengok dan terkejutlah hatinya ketika ia melihat bahwa yang muncul
itu adalah Ratnawulan, dara perkasa yang telah dikenal kesaktiannya itu!
Bagaimana Ratnawulan tiba-tiba dapat muncul di situ" Dan pendekar ini biarpun
berada di puncak Mahameru, akan tetapi ia masih dapat mendengar berita dari para
penduduk di sekeliling Mahameru tentang keadaan di Majapahit. Ketika ia
mendengar bahwa di Majapahit terjadi peperangan lagi oleh karena panglima tua
memberontak terhadap Kuti dan Mahapati,dara perkasa ini amat tertarik Koleksi
Kang Zusi hatinya. Ia teringat akan hutang bagawan itu yang masih belum terbayar, hutang
karena membunuh Adiprana. Maka ia lalu berpamit kepada ibunya untuk membantu
pergerakan para panglima itu dan membinasakan kekuasaan Mahapati.
"Anakku, aku takkan dapat melarang kehendak hatimu ini, sungguhpun aku akan
selalu memikirkan dan mendoakan agar supaya kau selalu diberkahi dan dilindungi
oleh Yang Maha Agung."
Ratnawulan lalu perg ike gua pertapaan gurunya. Akan tetapi gurunya masih belum
kembali dan di dalam gua itu ia melihat sebuah anak panah yang agaknya baru di
buat oleh gurunya. Ia amat tertarik melihat anak panah yang mengeluarkan cahaya
gemilang itu, maka ia lalu mengambilnya.
Alangkah herannya ketika ia melihat sehelai kain putih itu ternyata ditulisi
huruf-huruf kecil. Ia segera membaca tulisan gurunya itu yang berbunyi,
"Anak panah Margapati ini kubikin untuk Ratnawulan. Jangan sekali-kali
dipergunakan kalau tidak amat terpaksa, karena khasiat anak panah ini satu kali,
dan sekali ia dipergunakan, ia akan mengambil nyawa seorang!"
Ratnawulan menjadi girang mendapatkan anak panah ini yang lalu disimpannya di
dalam tempat anak panah. Demikianlah, setelah mendapat doa restu dari ibunya ia
lalu berangkat ke Majapahit dan ketika ia tiba disana, kebetulan sekali Mahapati
sedang mengamuk hebat. Banyak panglima yang maju telah tewas dalam tangan
Bagawan Mahapati sehingga akhirnya pendeta itu menantang-nantang dialun-alun
tanpa adat yang berani menyambut tantangannya. Ratnawulan menjadi panas hati dan
segera maju menghadapi pendeta yang amat dibencinya itu.
Di antara para panglima, banyak yang telah tahu akan Ratnawulan atau setidaknya
mendengar nama dara perkasa itu, maka kini melihat seorang dara jelita yang
gagah muncul menghadapi pendeta itu, mereka lalu maju mendekat untuk menyaksikan
pertandingan ini. Diantara mereka itu terdapat seorang bekas anak buah Pasukan
Candrasa Bayu, maka begitu ia melihat Ratnawulan, ia segera bersorak keras.
"Hidup Dara Perkasa Ratnawulan.!"
Ratnawulan menengok dan ketika melihat Jayun, anak buahnya dulu, berdiri
diantara para panglima kerajaan, ia tersenyum dan melambaikan tangan. Kini semua
orang yang berada di situ saking gembiranya bersorak gemuruh.
"Hidup Dara Perkasa Ratnawulan.!"
Bagawan Mahapati marah sekali mendengar ini dan iaberseru.
"Ratnawulan,saat inilah yang kutunggu-tunggu! Kau akanmampus di dalam tanganku!"
"Cobalah, Mahapati!" jawab Ratnawulan dengan tenang.
Mahapati menyerbu dengan lembing di tanga nkiri dan tongkat di tangan kanan,
akan tetapi dengan tangkas Ratnawulan mengelak dan balas menyerang dengan
pedangnya. Ia bersenjata pedang di tangan kiri dan keris Kyai Banaspati di
tangan kanan untuk mengimbangi kedua senjata lawannya itu.
Pertandingan maha hebat terjadilah ditengah alun-alun itu, disaksikan oleh
ratusan orang perajurit yang sebentar saja telah meningkat jumlahnya menjadi
ribuan. Koleksi Kang Zusi Keduanya sakti dan digdaya, dan keduanya memiliki gerakan yang luar biasa
cepatnya sehingga bagi para penonton yang tidak memiliki kepandaian tinggi,
kedua orang yang bertempur itu lenyap dari pandangan mata dan nampak hanyalah
berkelebatnya empat senjata yang menyambar-nyambar laksana kilat. Bagi yang
berkepandian tinggi, mereka mengangguk-angguk dengan kagumnya menyaksikan ilmu
kepandaian yang jarang terlihat itu. Baik Mahapati maupun Ratnawulan mengerahkan
seluruh tenaga dan kepandaian untuk menjatuhkan lawan. Mahapati menang
pengalaman dan menang tenaga, akan tetapi Ratnawulan lebih unggul dalam hal
keterampilan dan kecepatan, maka boleh dibilang keadaan mereka seimbang.
Pada saat mereka telah bertempur sampai ratusan jurus lamanya, Mahapati mengayun
tongkatnya dengan sepenuh tenaga kearah kepala Ratnawulan sambil menusukkan


Dyah Ratnawulan Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

lembingnya ke arah dada dara perkasa itu. Ratnawulan paling taku tkepada lembing
itu, karena ia teringat akan nasihat gurunya dahulu bahwa ia harus berlaku
waspada terhadap lembing Mahapati yang bernama Ratnawulan ini!
Maka ia selalu memperhatikan lembing itudan ketika lembing menusuk ke dadanya,
ia cepat mengelak. Pukulan tongkat kearah kepalanya ditangkis dengan pedang.
"Trang!" dan kedua senjata itu terpental dan terlepas dari pegangan masing-
masing. Kini pertempuran dilanjutkan dengan lembing dan keris. Ratnawulan mulai
terdesak karena kerisnya yang hanya pendek itu amat sukar untuk digunakan
melawan serangan lembing yang panjang. Semua penonton menahan napas ketika
melihat betapa Ratnawulan main mundur seakan-akan takut menghadapi lembing itu.
Akan tetapi, tiba-tiba Ratnawulan mengambil busurnya yang tergantung di punggung
dan kini dara perkasaitu mempergunakan senjata keris dan busur.Bukan main
riuhnya para penonton menyaksikan kehebatan gadis pendekar itu. Bagaimana
sebatang busur dapat dipergunakan sebagai senjata yang demikian hebatnya" Memang
busur di tangan Ratnawulan bukanlah busur biasa, akan tetapi busur buatan Eyang
Semeru, buah senjata yang ampuh dan sakti.
Benar saja setelah kini bersenjatakan busur dan keris, Ratnawulan mulai mendesak
lawannnya. Ia mengirim serangan bertubi-tubi dengan busurnya yangsekali saja
mengenal tubuh lawan, akan berarti malapetaka besar bagi Mahapati. Dan pada saat
yang amat tepat, dara pendekar ini mengeluarkan ilmu tendangannya yang amat
dahsyat. Bagawan Mahapati tidak menyangka datangnya tendangan ini, maka iakena
tertendang dadanya sehingga tubuhnya terpental sampai jauh.
Terdengar sorak-sorai yang amat riuh menyambut hasil tendangan ini.
Sugguhpun ia sama sekali tidak terluka atau merasa sakit oleh tendangan
Ratnawulan, namun Bagawan Mahapati tidak menyangka datangnya tendangan ini,maka
ia kena terpental sampai jauh.
Terdengar sorak-sorai yang amat riuh menyambut hasil tendangan ini.
Sungguhpun ia sama sekali atau merasa sakit oleh tendangan Ratnawulan, namun
Bagawan Mahapati merasa malu sekali. Ia mengertak giginya, lalu bibirnya
berkemak-kemik membaca mantra. Kemudian ia tiba-tiba melompat bangun, dan sekali
tangannya terayun, lembingnya meluncur cepat melebihi kecepatan anak panah.
Ratnawulan hanya melihat berkelebatnya cahaya dari depan seakan-akan ada kilat
menyambarnya dan sebelum ia dapat mengelak, lembing pusakaitu telah menancap di
ulu hatinya. Dara perkasa membayangkan gurunya, ia membaca mantra. Benar-benar
luar biasa sekali. Sungguhpun lembing itu telah menancap di uluhatinya dan darah
mengucur keluar membasahi seluruh dadanya,bahkan kini tangan kirinya bergerak
kebelakang mencabutanak panah pusaka pemberian gurunya. Ia membuka mata,memasang
anak panah itu pada busurnya.
Koleksi Kang Zusi Sementara itu, Bagawan Mahapati ketika melihat betapa lembingnya dengan jitu
telah menancap ke uluhati lawannya, tertawa bergelak.Mulutnya terbuka lebar dan
mukanya menengadah keatas, tubuhnya bergoyang-goyang dan suara ketawanya amat
menyeramkan seperti suara ketawa iblis.
Akan tetapi tiba-tiba anakpanah pusaka Margapati meluncur dari busur di tangan
Ratnawulan dan. cepp.! Anak panah itu tepat sekali menancap di dada kiri Mahapati dan menembus
jantungnya. Bagawan Mahapati mengeluarkan jerit seperti bunyi burung gaok lalu tubuhnya
terhuyung-huyung dan roboh menelungkup dalam keadaan tak bernyawa lagi.
Ratnawulan tersenyum, dan ketika semua orang berlari-lari menghampiri untuk
menolongnya, mereka melihat dara perkasa itu jatuh berlutut dan terdengar oleh
mereka gadis itu mengeluh.
"Indrajaya.Adiprana.tunggu.!" Kemudian tubuhnya terguling dan ketika mereka
mengangkatnya, ternyata bahwa dara perkasa itu telah meninggalkan dunia ini!
Suasana haru meliputi alun-alun dan bahkan terdengar isak tangis para anggota
Candrasa Bayu yang menyedihi kematian pemimpin atau pelatih mereka.
Sementara itu, kerajaan telah dapat dibersihkan dari pengaruh para dorna dan
pembesar jahat, dan dengan segala kehormatan, diiringi oleh suara gamelan dan
sorak-sorai penduduk, Sang Prabu Jayanagara lalu kembali ke kora raja untuk
menduduki singgasana lagi. Semua rakyat menyambut kemenangan ini dengan girang
dan bahagia. Dan semenjak saat itu, Jayanagara memerintahkan dengan tenang dan
samai sampai tiba saatnya ia mangkat dalam tahun 1328.
Kalau semua orang sedang bergembira menyambut kembalinya Sang Prabu Jayanagara,
terdapat seorang wanita di puncak Mahameru yang duduk bersiladi hadapan
Panembahan Mahendraguna atau Eyang Semeru dengan wajah pucat. Dia ini adalah
DaraLasmi yang telah diberitahu tentang tewasnya Ratnawulan, dan hanya kata-kata
bijaksana wejangan-wejangan Eyang Semeru jualah yang dapat menghibur hatinya.
Semenjak hari itu, Dara Lasmi makin tekun dalam tapanya di puncak Mahameru,
menanti datangnya panggilan Yang Maha agung untuk kembali kealam asalnya.
TAMAT . Buddha Pedang Dan Penyamun Terbang 21 Wiro Sableng 028 Petaka Gundik Jelita Legenda Kelelawar 1
^