Pencarian

Buku Catatan Josephine 1

Buku Catatan Josephine Crocked House Karya Agatha Christie Bagian 1


Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Buku Catatan Josephine Crocked House by Agatha Christie kiriman : Henri Koh pdf ebook : Dewi KZ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
CROOKED HOUSE by Agatha Christie Copyright ? 1949 Agatha Christie limited, a Chorion
Company All rights reserved Agatha Christie's signature is a registered trademark of Agatha Christie
Limited (a Chorion company). All rights reserved.
BUKU CATATAN JOSEPHINE Alih bahasa: Mareta GM 402 09.018 Desain dan ilustrasi sampul: Satya Utama Jadi
Hak cipta terjemahan Indonesia:
PT Gramedia Pustaka Utama
JI. Palmerah Barat 29-37 Blok 1, Lt. 4-5 Jakarta 10270 Diterbitkan pertama kali oleh
Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama,
anggota IKAPI, Jakarta, November 1986 Cetakan ketujuh: Desember 2000
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Cetakan kedelapan: Oktober 2002
Cetakan kesembilan: Maret 2009
272 hlm; 18 cm ISKAN-10:979-12-4430-1 ISKAN-13:978-979-22-4430-4
Dicetak oleh Percetakan Ikrar Mandiriabadi, Jakarta
Isi diluar tanggung jawab percetakan
Keluarga Leonides adalah keluarga besar yang hidup
berkelimpahan di rumah besar di daerah terpandang di pinggiran kota London.
Setelah kematian Aristide Leonides, baru terungkap bahwa salah satu anggota
keluarga itu ternyata pembunuh
"Buku ini salah satu favoritku.
Menulisnya merupakan kenikmatan tersendiri.
Dan aku yakin buku ini salah satu karya terbaikku."
Agatha Christie Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
KATA PENGANTAR DARI PENGARANG
BUKU ini salah satu buku favorit saya. Saya menyimpan dan menyiapkannya selama
bertahun-tahun dan berpikir,
"Kelak kalau punya banyak waktu, saya akan mulai
mengerjakannya!" Dari semua hasil karya saya ada lima buku yang saya tulis
dengan kegembiraan khusus,
termasuk Buku Catatan Josephine. Saya sering berpikir apakah seseorang yang
membaca buku bisa merasakan
bahwa buku tersebut merupakan suatu hasil kerja keras atau hasil kegembiraan
menulis. Sering kali orang berkata pada saya, "Kau pasti menikutati menulis
cerita-cerita ini!" Padahal buku itu hasilnya tidak seperti yang diinginkan -
setidak-tidaknya begitulah perasaan kita. Barangkali pengarang bukamah seorang
penilai terbaik bagi hasil karyanya sendiri. Akan tetapi hampir setiap orang
menyukai Buku Catatan Josephine. Jadi penilaian saya bahwa buku ini merupakan
salah satu buku saya yang
terbaik tidaklah keliru. Saya sendiri tidak tahu bagaimana keluarga Leonides
bisa berada di kepala saya - mereka tiba-tiba saja muncul.
Kemudian mereka berkembang begitu saja.
Saya merasa bahwa saya sendiri hanyalah penulis
mereka. Agatha Christie Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
1 AKU kenal Sophia Leonides di Mesir ketika Perang Dunia hampir berakhir. Dia
menduduki jabaran administratif yang cukup tinggi di salah satu kantor
Departemen Luar Negeri di sana. Mula-mula aku mengenalnya sehubungan dengan
tugas-tugas dinas. Kemudian aku bisa melihat
dengan jelas cara kerjanya yang efisien yang membawanya ke posisi yang
dijabatnya, walaupun usianya masih muda (waktu itu dia baru dua puluh dua
tahun). Selain penampilannya menarik, Sophia juga gadis cerdas yang punya rasa humor
tinggi - benar-benar menarik
hatiku. Kami segera menjadi teman akrab. Dia tipe gadis yang enak diajak bicara
dan kami menikmati saat-saat berkencan, makan malam bersama, dan sekali-sekali
berdansa. Itu saja yang kuketahui sampai aku mendapat perintah untuk berangkat ke Timur
waktu perang di Eropa hampir selesai. Pada saat itu baru kusadari bahwa aku
mencintai Sophia dan aku ingin dia menjadi istriku.
Kami sedang makan malam di Shepherd ketika aku
menyadari hal tersebut. Hal ini memang tidak terlalu mengejutkan, tetapi lebih
merupakan suatu pemahaman
akan kenyataan yang telah lama kuketahui. Aku melihatnya dengan pandangan baru -
tapi apa yang kulihat adalah sesuatu yang sudah lama kuketahui. Dan aku senang
dengan apa yang kulihat. Rambut hitam ikal yang menutupi dahinya, mata biru
jernih, dagu persegi yang terangkat menantang, dan hidung mancung. Aku suka
melihat jas abu-abu muda yang dijahit rapi dan blus putihnya yang dikenakan dengan rapi. Dia
kelihatan begitu Inggris, dan ini terasa menyegarkan mataku yang belum sempat
pulang Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
selama tiga tahun. Tak seorang pun, pikirku, yang bisa lebih berpenampilan
Inggris - dan bahkan pada saat aku
memikirkan hal itu, aku tiba-tiba terperangah, sesungguhnya, dia memang, atau lebih tepat dapat, berpenampilan persis orang
Inggris. Apakah gayanya itu sama sempurnanya dengan akting panggung"
-o0dw0o- Aku sadar bahwa meskipun banyak hal telah kami
bicarakan dengan terbuka - seperti mendiskusikan ide-ide, apa yang kami sukai
dan kami benci, masa depan,
kawan-kawan akrab, dan kenalan kami - namun Sophia
belum pernah menceritakan rumah dan keluarganya. Dia tahu banyak hal tentang
diriku (dia pendengar yang baik), tetapi aku tidak tahu apa-apa tentang dia. Dan
sampai saat itu aku belum menyadari hal itu.
Sophia bertanya, apa yang sedang kupikirkan.
Aku menjawab dengan jujur, "Kau."
"Oh, begitu," katanya seolah-olah dia mengerti.
"Kita mungkin takkan bertemu lagi selama dua tahun,"
kataku. "Aku sendiri tak tahu persis kapan bisa pulang ke Inggris. Tetapi begitu
aku sampai di rumah, aku akan mencarimu dan melamarmu."
Dia mendengarkan tanpa berkedip. Dia duduk dengan
tenang sambil mengisap rokok dan matanya memandang
jauh. Sesaat aku gelisah karena kuatir dia tidak mengerti.
"Sophia," kataku. "Satu-satunya hal yang tidak akan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kulakukan adalah melamarmu sekarang. Pertama, kau
mungkin menolak, dan itu akan membuatku patah hati, dan menyebabkan aku akan
menjalin hubungan dengan sembarang perempuan yang kutemui sebagai kompensasi.
Dan seandainya kauterima lamaranku, apa yang bisa kita lakukan" Menikah lalu
berpisah" Bertunangan dan
menunggu lama tanpa kepastian" Aku tak tahan melihatmu harus berbuat demikian.
Mungkin suatu saat kau bertemu pria lain yang lebih cocok, tetapi kau merasa
'terikat', harus setia padaku. Aku tak ingin kau merasa begitu. Kita
sekarang hidup dalam suasana tak menentu. Perkawinan dan percintaan, sekaligus
perceraian dan perpisahan, terjadi di sekitar kita. Aku ingin bila kau pulang,
kau merasa bebas dan merdeka untuk memandang sekelilingmu dan
menentukan apa yang kauinginkan. Yang ada di antara kira, Sophia, haruslah
abadi. Aku tak punya pandangan lain tentang perkawinan.
"Aku pun demikian," kata Sophia.
"Sebaliknya," kataku, "rasanya aku harus mengatakan
padamu bahwa aku - ah - perasaanku."
"Tanpa kata-kata sentimental?" gumamnya.
"Sayangku - apa kau tidak mengerti" Aku telah berusaha untuk tidak mengatakan
bahwa aku mencintaimu. "
Dia menyela, "Aku mengerti Charles. Dan aku suka dengan caramu
yang lucu. Kau boleh mencari dan datang padaku setelah pulang nanti - kalau kau
masih ingin. ." Sekarang aku yang menyela,
"Tak perlu ragu akan hal itu."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Segala sesuatu bisa membuat ragu, Charles. Selalu ada hal-hal yang bisa
mengacaukan suatu rencana. Satu contoh saja, kau belum tahu banyak tentang
diriku, kan?" "Rumahmu di Inggris pun aku tak tahu."
"Aku tinggal di Swimy Dean."
Aku mengangguk ketika mendengar nama daerah
pinggiran London yang sangat terkenal dan mempunyai
tiga lapangan golf bermutu untuk orang-orang berada itu.
Dia menambahkan dengan lembut, "Dalam sebuah
pondok kecil yang bobrok..." nadanya terdengar sedikit aneh.
Pasti aku kelihatan terkejut, sebab dia tersenyum samar, lalu dia menjelaskan
dengan mengutip baris sebuah puisi,
"Dan mereka semua tinggal dalam sebuah pondok kecil yang bobrok. Itulah kami.
Sebenarnya bukan pondok kecil. Tetapi memang bobrok - pondok setengah kayu yang
bobrok." "Keluargamu besar" Banyak adik-kakak?"
"Satu adik laki-laki, satu adik perempuan, satu ayah, satu ibu, satu paman, satu
bibi (istri paman), satu kakek, satu adik perempuan nenek, dan satu nenek tiri."
"Ya Tuhan!" seruku setengah tak percaya.
Dia tertawa. "Tentu saja biasanya kami tidak tinggal bersama-sama.
Peranglah yang membuat kami berkumpul - tapi aku tak tahu -" Dia merenung.
"Barangkali memang keluargaku
selalu berkumpul di bawah lindungan kakek. Kakek
memang hebat. Umurnya delapan puluh tahun lebih,
tingginya kira-kira satu setengah meter. Tetapi dia bisa kelihatan menonjol di
tengah-tengah orang lain."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kedengarannya dia orang yang sangat menarik,"
kataku. "Memang. Dia memang menarik. Orang Yunani dari
Smyrna. Aristide Leonides." Sambil mengedipkan mata, dia menambahkan, "Dia kaya-
raya." "Apa ada orang yang masih kaya setelah perang
berakhir?" "Ya, kakekku," kata Sophia mantap. "Tak ada akal-akalan yang bisa
memengaruhinya. Dia akan mengakali orang yang mencoba mengakali dia.
"Aku tak tahu," tambahnya, "apakah kau akan
menyukainya." "Kalau kau?" tanyaku.
"Dia orang yang paling kusayangi di dunia ini," katanya.
2 DUA tahun kemudian aku pulang ke Inggris. Tahun-
tahun yang telah lewat adalah tahun-tahun yang sulit.
Tetapi Sophia dan aku tetap berhubungan melalui surat, walaupun surat-surat kami
tidak seperti layaknya surat dua orang kekasih. Surat-surat itu lebih bersifat
surat persahabatan yang berisi ide, pikiran, dan komentar
tentang kejadian sehari-hari. Tetapi aku yakin, perasaanku terhadap Sophia dan
sebaliknya, semakin dalam.
Aku tiba di Inggris pada suatu hari mendung di bulan September. Daun-daun telah
berubah warna, bagaikan emas dalam keremangan cahaya lampu senja. Angin
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bertiup cukup dingin. Dari lapangan terbang aku mengirim telegram untuk Sophia.
"Baru kembali. Bisakah makan malam bersama jam
sembilan di Mario" Charles."
Dua jam kemudian aku duduk-duduk membaca The
Times. Aku melihat-lihat iklan mini tentang kelahiran, pernikahan,
dan kematian, dan tiba-tiba mataku menangkap nama Leonides dengan berita,
Tanggal 19 September, Three Gables, Swimy Dean.
Telah meninggal dunia, Aristide Leonides,
suami tercinta dari Brenda Leonides,
dalam usia delapan puluh delapan tahun.
Di bawahnya ada lagi sebuah iklan,
LEONIDES - Meninggal dunia dengan tiba-tiba
di kediamannya, Three Gables, Swimy Dean,
Aristide Leonides. Di ringi rasa dukacita dari
anak dan cucu. Bunga harap dikirim ke gereja St. Eldred, Swimy Dean.
Menurut pendapatku, kedua pengumuman itu agak aneh.
Mungkin karena kecerobohan pegawai penerbit surat
kabar. Tapi pikiranku hanya tertuju pada Sophia. Cepat-cepat kukirim telegram
kedua, Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Baru membaca berita meninggalnya kakekmu. Ikut
berdukacita. Beritahu kapan kita bisa bertemu. Charles."
Sebuah telegram dari Sophia datang di rumah ayahku
pukul enam sore, "Kita bertemu di Mario jam sembilan. Sophia."
Membayangkan akan bertemu kembali dengan Sophia
membuatku berdebar-debar. Waktu terasa lambat berjalan.
Aku sudah berada di Mario dua puluh menit sebelum waktu yang dijanjikan. Sophia
sendiri terlambat lima menit.
Memang mendebarkan, berjumpa kembali dengan orang
yang lama tidak kita lihat tetapi selalu ada di hati. Ketika Sophia masuk, aku


Buku Catatan Josephine Crocked House Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tak bisa memercayainya. Pertemuan itu seolah-olah bukan kenyataan. Dia
mengenakan gaun hitam. Dia memang sedang berkabung tetapi rasanya aneh kalau Sophia mau bergaun hitam,
walaupun untuk keluarga dekatnya. Kami minum koktail, lalu duduk-duduk. Dan kami
berbicara cepat-cepat seolah-olah akan kehabisan waktu.
Kami membicarakan kawan-kawan lama ketika masih di
Kairo. Percakapan basa-basi itu cukup untuk menghilangkan kekakuan kami. Kuucapkan lagi ikut
berdukacita atas meninggalnya kakeknya. Sophia berkata perlahan bahwa hal itu
memang agak "mendadak". Lalu
kami pun mengobrol lagi. Aku mulai merasa tidak enak karena merasa ada sesuatu
yang mengganjal di antara
kami. Tapi aku tahu bahwa itu bukamah karena pertemuan pertama kami setelah
berpisah lama. Ada yang tidak beres
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pada Sophia. Apakah dia akan mengatakan bahwa dia telah bertemu dengan seorang
lelaki yang lebih dicintainya"
Bahwa perasaannya terhadapku adalah suatu "kekeliruan?"
Tetapi rasanya bukan hal itu. Aku tidak tahu apa
sebenarnya yang mengganggu perasaanku. Namun kami
terus saja membicarakan hal-hal lain.
Kemudian, sesudah pelayan meletakkan kopi di meja
dan mengundurkan diri sambil membungkuk hormat,
semuanya seolah-olah menjadi jelas. Sophia dan aku duduk berhadapan seperti
telah sering kami lakukan. Tahun-tahun perpisahan seolah-olah tak pernah
terjadi. "Sophia," kataku.
"Charles!" sahutnya cepat.
Aku menarik napas lega. "Syukurlah semua telah lewat," kataku. "Apa yang telah terjadi pada kita?"
"Barangkali akulah yang salah. Aku memang tolol."
"Tapi kau tak apa-apa lagi sekarang?"
"Tidak." Kami tersenyum. "Sophia." bisikku. Dan, "Kapan kita menikah?"
Senyumnya hilang. Ganjalan itu muncul lagi.
"Aku tak tahu," katanya. "Aku tak bisa memastikan,
Charles. Aku tak tahu apakah kita bisa menikah."
"Tapi - kenapa" Apa kau masih merasa asing denganku"
Atau perlu waktu untuk mengenalku kembali" Atau ada
orang lain" Tidak - pasti bukan karena itu."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Memang bukan," katanya menggelengkan kepala. Aku
menunggu. Dia berkata dengan suara rendah, "Kematian Kakek."
"Kematian Kakek" Mengapa" Apa hubungannya"
Tentunya - bukan soal uang, kan" Apa dia tak memberimu warisan" Tentunya. ."
"Bukan, bukan uang," katanya, tersenyum sedih.
"Aku tahu kau akan tetap mengawiniku walaupun aku
miskin. Dan Kakek tidak pernah punya uang."
"Lalu kenapa?" "Kematiannya, Charles. Aku merasa dia tidak meninggal secara wajar - dia
dibunuh. ." Aku menatapnya dalam-dalam.
"Fantastis. Apa yang membuatmu berpikir begitu'"
"Aku tidak berpikir begitu. Pertama, dokternya aneh. Tak mau menandatangani
sertifikat kematian. Mereka akan
memeriksa mayatnya. Jelas mereka mencurigai sesuatu."
Aku tidak mengomentari hal ini. Sophia gadis cerdas.
Kesimpulan yang diambilnya bisa dipercaya.
Aku berkata dengan sungguh-sungguh.
"Kecurigaan mereka mungkin tak dapat dibuktikan.
Tetapi seandainya benar, apa hubungannya dengan kita?"
"Mungkin berpengaruh. Kau bekerja di Departemen Luar Negeri. Mereka menyoroti
istri-istri pegawainya. Jangan -
jangan bicara dulu. Kau akan mengatakan sesuatu tentang mereka - dan secara
teoretis aku pun setuju dengan
mereka. Tetapi aku gadis angkuh - sangat angkuh. Aku ingin perkawinan kira
benar-benar menyenangkan bagi kira
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
berdua. Aku tak ingin salah satu dari kita harus berkorban karena cinta! Dan aku
telah bilang, mungkin tak apa-apa . ."
"Maksudmu, mungkin dokter membuat kekeliruan?"
"Walaupun tidak keliru, tak apa-apa asalkan si
pembunuh adalah orang yang tepat."
"Apa maksudmu, Sophia?"
"Sesuatu yang menjijikkan. Tapi kita harus berterus
terang." Dia menambahkan, "Charles, aku tak akan berkata
terlalu banyak. Aku merasa sudah terlalu banyak bicara.
Tapi aku memang ingin kemari dan bertemu denganmu
malam ini - bertemu denganmu dan membuatmu mengerti.
Kita tidak dapat memutuskan sesuatu sebelum semuanya beres."
"Baik. Setidak-tidaknya ceritakan padaku tentang hal itu."
Dia menggelengkan kepalanya.
"Aku tak mau." "Tapi - Sophia. . "
"Tidak, Charles. Aku tak ingin kau melihat kami dari sudut pandangku. Aku ingin
kau melihat kami semua dengan lebih objektif."
"Lalu, bagaimana aku harus melakukannya?"
Dia menatapku, mata birunya bersinar aneh.
"Kau akan tahu dari ayahmu." Waktu kami di Kairo, aku pernah memberitahu Sophia
bahwa Ayah adalah Asisten
Komisaris Scotland Yard. Aku merasa seolah-olah ada
beban berat menindihku. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Begitu seriuskah?"
"Kurasa begitu. Kaulihat laki-laki yang duduk sendirian di meja itu" Gayanya
seperti tentara?" "Ya." "Dia berada di stasiun Swimy Dean ketika aku naik
kereta kemari." "Maksudmu - dia membuntutimu?"
"Ya. Kami semua ada di bawah pengawasan. Mereka
berkata sebaiknya kami tidak keluar rumah. Tapi aku
berniat menemuimu." Dagunya yang kecil mencuat tegas.
"Aku keluar dari jendela kamar mandi, melorot lewat pipa air."
"Sophia!" "Tapi polisi memang cermat. Dan lagi ada telegram yang kukirim kepadamu. Ah,
sudahlah, tak apa-apa. Kita berada di sini sekarang. . Tapi mulai saat ini kira
tak bisa bertemu lagi."
Dia diam, lalu meneruskan,
"Sayangnya, kita sama-sama yakin bahwa kita saling
mencintai." "Kita tak perlu ragu akan hal itu," kataku. "Dan jangan kaukatakan 'sayangnya'.
Kita telah berhasil melewati masa perang dan terhindar dari kematian yang bisa
datang tanpa diduga. Tentunya kita juga bisa mengatasi kesulitan yang disebabkan
oleh kematian seorang lelaki tua. Berapa sih umur kakekmu?"
"Delapan puluh tujuh."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ah, ya. Kan ada di koran. Seandainya aku yang ditanya, aku pasti akan
mengatakan dia meninggal karena tua. Dan dokter umum mana pun akan menerima
jawaban ini." "Seandainya kau kenal kakekku, kau akan heran bila
mendengar dia meninggal!"
3 Aku sering tertarik pada pekerjaan Ayah sebagai polisi.
Tapi Aku tak pernah ambil bagian secara langsung dalam kasus-kasus yang
ditanganinya. Sejak tadi aku belum
bertemu Ayah. Ketika aku datang, dia sedang keluar.
Setelah mandi dan bercukur, aku pergi untuk bertemu
Sophia. Malam ini Glover mengatakan Ayah ada di ruang kerjanya.
Dia sedang duduk menghadapi setumpuk dokumen di
mejanya. Dan dia meloncat ketika melihat aku masuk.
"Charles! Ah, begitu lama."
Kerinduan dan perasaan yang kami pendam selama lima
tahun itu kami rasakan, walaupun tidak terlihat berlebihan.
Ayah dan aku saling mengasihi dan kami saling mengerti.
"Aku punya wiski," katanya. "Sayang aku keluar ketika kau datang tadi.
Pekerjaanku bertumpuk. Dan ada satu kasus yang baru masuk tadi."
Aku bersandar di kursi dan menyalakan rokok.
"Aristide Leonides?" tanyaku.
Alis matanya berkerut cepat dan matanya memandang
kagum padaku. Suatanya sopan tapi tegas.
"Mengapa kautanyakan hal itu, Charles?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kalau begitu aku benar?"
"Bagaimana kau tahu kasus itu?"
"Ada yang memberi into."
Ayah menunggu. "Info itu," kataku melanjutkan, "dari sumbernya sendiri."
"Coba ceritakan, Charles."
"Ayah mungkin tak akan senang mendengar ceritaku,"
kataku. "Aku berkenalan dengan Sophia Leonides waktu kami di Kairo. Aku jatuh
cinta padanya. Dan aku bermaksud mengawininya. Malam ini aku bertemu dia. Kami
makan bersama." "Makan malam denganmu" Di London" Bagaimana dia
bisa melakukannya. Kami telah minta pada mereka -
dengan sangat sopan - agar tidak meninggalkan rumah."
"Memang benar. Dia meluncur ke luar dari jendela
kamar mandi, lewat pipa air."
Bibir Ayah bergerak sekilas, membentuk senyum.
"Kelihatannya gadis itu banyak akal."
"Tetapi polisi Ayah memang cermat. Seorang polisi
bertampang militer menguntitnya sampai ke Mario. Pasti ada di laporan yang Ayah
terima. Tingginya kira-kira satu delapan puluh, rambut cokelat, mata cokelat,
jas biru tua bersetrip-setrip."
Ayah memandangku dengan tajam.
"Apa ini - serius?" tanyanya.
"Ya. Serius, Yah."
Kami diam. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ayah keberatan?"
"Tidak, bila kautanyakan seminggu sebelumnya. Mereka keluarga baik-baik. Gadis
itu menerima warisan. Dan aku mengenalmu dengan baik. Kau bukan orang yang cepat
kehilangan pegangan. Tapi. ."
"Ya. Yah?" "Mungkin juga tak apa-apa kalau. ."
"Kalau apa?" "Kalau si pembunuh adalah orang yang tepat."
Untuk kedua kalinya aku mendengar kalimat yang sama
malam itu. Aku mulai tertarik.
"Jadi, siapa sebenarnya yang tepat?"
Dia memandangku dengan tajam.
"Apa saja yang kauketahui tentang kasus ini?"
''Tidak ada." "Tidak ada?" tanyanya heran. "Apa pacarmu tidak
memberitahu?" "Tidak. Dia bilang sebaiknya aku melihatnya dari sudut pandang orang luar."
"Mengapa?" "Apa itu tidak jelas?"
"Aku tidak mengerti, Charles. Aku rasa tidak."
Dia berjalan mondar-mandir sambil mengerutkan
keningnya. Rokok yang dinyalakannya sudah mati. Aku
mengerti berapa kacau pikiran Ayah.
"Apa yang kauketahui tentang keluarganya?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aku hanya tahu, di sana ada seorang kakek yang
beranak banyak, ada cucu-cucu, dan beberapa ipar. Aku tak kenal dan tak tahu
mereka satu per satu." Aku berhenti, lalu melanjutkan. "Sebaiknya Ayah ceritakan
saja padaku." "Baik." Dia duduk. "Akan kumulai dari permulaan - mulai dari Aristide Leonides.
Dia datang ke Inggris ketika berumur dua puluh empat."
"Orang Yunani dari Smyrna?"
"Kau tahu banyak tentang dia?"
"Hanya itu." Pintu terbuka dan Glover berkata bahwa Inspektur
Taverner ingin bertemu. "Dia yang menangani kasus ini," kata Ayah. "Suruh dia masuk. Dia telah memeriksa
keluarga itu. Dia tahu lebih banyak daripadaku."
Aku bertanya apakah polisi setempat sudah lapor ke
Scotland Yard. "Daerah itu wilayah kami. Swimy Dean termasuk Greater London."
Aku mengangguk ketika Inspektur Taverner masuk. Aku
sudah lama kenal dia. Dia menyapaku dengan ramah dan memberi selamat atas
keberhasilanku pulang ke Inggris.
"Aku sedang memberi gambaran pada Charles," kata
Ayah. "Tolong betulkan kalau salah. Leonides datang ke London tahun 1884. Dia
membuka rumah makan kecil di
Soho dan berhasil membuka rumah makan lain - berhasil.
Begitu usahanya - sampai dia memiliki tujuh atau delapan rumah makan. Semuanya
sukses." Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Dia tak pernah gagal dengan bisnisnya," kata Inspektur Taverner.
"Dia memang hebat," kata Ayah. "Akhirnya dia
menguasai rumah-rumah makan terkenal di London. Lalu membuka katering besar-
besaran." "Dia juga terjun dalam bisnis-bisnis lainnya," kata
Taverner. "Penjualan baju-baju bekas, perhiasan-perhiasan, dan lain-lainnya. Dia
memang licin." "Maksud Anda dia bajingan?" tanyaku.
Taverner menggelengkan kepala.
"Tidak. Bukan. Dia tak sejelek itu. Licin ya - tapi bukan bajingan. Dia banyak
akal. Selalu melakukan sesuatu dalam batas-batas hukum. Dan dia masih
melakukannya - juga di masa perang, padahal dia sudah tua sekali. Tidak pernah
melanggar hukum. Tetapi begitu dia berbuat sesuatu, kita terpaksa menciptakan
peraturan tentang hal tersebut -
kalau kau tahu apa maksudku. Tetapi setelah ada peraturan baru, dia akan
melakukan sesuatu yang lain lagi."
"Kedengarannya karakternya kurang menarik," kataku.
"Anehnya, dia sangat menarik. Dia punya kepribadian.
Kita bisa merasakannya. Potongannya memang tak ada.


Buku Catatan Josephine Crocked House Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Hanya seorang lelaki bongkok berwajah buruk - tapi punya daya tarik - punya
magnet. Banyak wanita yang tertarik."
"Perkawinannya juga menarik," kata Ayah. "Menikah
dengan anak tuan tanah."
Aku mengernyitkan kening. "Uang?"
Ayah menggelengkan kepala.
"Bukan. Dijodohkan. Gadis itu kenal Aristide karena
menangani katering untuk pesta pernikahan temannya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Lalu jatuh cinta pada laki-laki itu. Orangtuanya menentang mati-matian, tapi dia
tetap pada pendiriannya. Aristide memang memiliki daya tarik. Ada sesuatu yang
dinamis dan eksotis padanya. Ini merupakan daya tariknya."
"Perkawinan itu bahagia?"
"Memang aneh, tapi mereka bahagia. Tentu saja teman-
teman mereka tidak bisa berbaur (waktu itu perbedaan kelas masih mencolok). Tapi
itu tidak menjadi soal. Mereka bisa hidup tanpa teman. Aristide membuat rumah
mewah di Swimy Dean. Mereka tinggal di sana dan mempunyai
delapan anak." "Wah, benar-benar sejarah keluarga."
"Si tua Leonides itu memang genius. Waktu itu Swimy
Dean belum terkenal. Lapangan golf kedua dan ketiga
belum ada. Tapi daerah itu akhirnya menjadi tempat yang menyenangkan. Di situ
tinggal penduduk lama yang bangga dengan kebun dan taman mereka dan menyukai
Mrs. Leonides. Di situ juga tinggal orang kota, pendatang kaya yang ingin bertetangga
dengan Leonides. Mereka bahagia sampai Mrs. Leonides meninggal karena radang
paru-paru tahun 1905."
"Meninggalkan suami dengan delapan anak?"
"Seorang meninggal ketika masih bayi. Dua anak laki-laki meninggal dalam perang.
Seorang anak perempuan menikah, merantau ke Australia dan meninggal di sana.
Seorang anak perempuan yang belum menikah meninggal
karena kecelakaan mobil. Seorang lagi meninggal satu atau dua tahun yang lalu.
Masih ada dua yang hidup - anak laki-laki paling tua, Roger, menikah, tapi tidak
punya anak, dan Philip yang menikah dengan artis terkenal serta punya tiga anak.
Sophia pacarmu, Eustace, dan Josephine."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Dan mereka semua tinggal di - apa namanya" - Three
Gables?" "Ya. Rumah Roger Leonides kena bom pada awal perang.
Philip dan keluarganya telah tinggal di situ sejak 1937. Lalu ada Miss de
Haviland, adik almarhumah Mrs. Leonides. Dia tidak suka pada kakak iparnya. Tapi
ketika kakaknya meninggal, tawaran kakak iparnya untuk tinggal bersama diterimanya sebagai suatu
kewajiban untuk membesarkan anak-anak."
"Dia memang penuh tanggung jawab," kata Inspektur
Taverner. "Tapi dia tipe orang yang tidak mudah mengubah pendapatnya tentang
orang lain. Dia tidak pernah suka dengan cara-cara Leonides."
"Wah, kelihatannya ruwet. Siapa kira-kira yang
membunuh kakek itu?" tanyaku.
Taverner menggelengkan kepala,
"Terlalu awal untuk mengatakannya sekarang," katanya,
"Kurasa Anda tahu siapa yang melakukannya. Ayolah
katakan. Kita kan tidak berada di pengadilan."
"Tidak," kata Taverner dengan wajah muram. "Barangkali kita tak akan pernah tahu siapa pelakunya."
"Maksud Anda mungkin dia tidak dibunuh?"
"Oh, dia jelas dibunuh. Keracunan. Tapi kasus keracunan kan sulit. Sulit
memperoleh bukti. Sangat sulit. Semuanya serba mungkin. ."
"Itulah yang kumaksud. Anda telah merekam semua di
kepala bukan?" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kasus ini punya banyak kemungkinan. Itulah yang -
menyulitkan. Semua teratur sempurna. Tapi saya sendiri tidak yakin. Banyak
kemungkinan." Aku memandang Ayah dengan wajah bertanya-tanya.
Dia berkata perlahan, "Kau kan tahu, Charles, dalam
kasus-kasus pembunuhan, fakta-fakta yang jelas biasanya merupakan pemecahan yang
benar. Si tua Leonides itu
menikah lagi sepuluh tahun yang lalu."
"Ketika dia berumur tujuh puluh tujuh?"
"Ya, dengan gadis berumur dua puluh empat."
Aku bersiul. "Gadis macam apa?"
"Gadis muda dari warung teh. Gadis baik-baik. Cukup
terhormat. Berpenampilan menarik dengan wajah kepucat-pucatan dan sikap tak
berdaya." "Dan dia merupakan tersangka utama?"
Taverner berkata, "Umurnya baru tiga puluh empat
sekarang. Umur yang sensitif. Dia senang hidup enak. Dan ada seorang lelaki muda
di rumah itu. Guru privat cucu Leonides. Tidak pernah dikirim perang, karena
sakit jantung atau apa. Mereka bersahabat."
Aku memandangnya sambil merenung. Hal yang sering
terjadi. Bisa dikatakan biasa. Ayah bilang, Mrs. Leonides muda adalah orang
terhormat. Tetapi banyak pembunuhan dilakukan dengan membonceng kehormatan.
"Racun apa yang dipakai" Arsenik?" tanyaku.
"Bukan. Kami belum menerima laporan analis, tapi
dokter mengatakan, mungkin eserine."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Agak luar biasa. Pasti mudah melacak pembelinya."
"Tidak dalam kasus ini. Racun itu berasal dari benda milik Aristide sendiri.
Obat tetes matanya."
"Leonides penderita diabetes," kata Ayah. "Dia biasa mendapat suntikan insulin
dengan teratur". Insulin itu disimpan dalam botol-botol kecil bertutup karet.
Lalu tinggal memasukkan jarum suntik lewat tutup karet
tersebut untuk mengisinya."
Aku menebak kelanjutannya.
"Dan yang dimasukan dalam salah satu botol bukan
insulin, tapi eserine?"
"Persis." "Siapa yang menyuntik dia?"
"Istrinya." Sekarang aku mengerti apa yang dimaksud Sophia
dengan "orang yang tepat".
Aku bertanya, "Apa Mrs. Leonides muda diterima baik
oleh keluarga Leonides?"
"Tidak. Mereka tidak saling berbicara."
Gambaran yang ada di kepalaku bertambah jelas. Tetapi Inspektur Taverner tidak
kelihatan gembira. "Apa yang menyulitkan?" tanyaku.
"Seandainya dia yang melakukan, mudah baginya untuk
mengganti dengan botol insulin setelah menyuntik. Kalau dia yang melakukan, dia
pasti akan berbuat begitu."
"Ya, benar. Banyak insulin di situ, kan?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Oh ya. Berbotol-botol - kosong dan isi. Dan kalau
memang dia yang melakukannya, kemungkinan untuk
diketahui dokter kecil sekali. Akibat keracunan eserine tidak bisa terlihat
dengan mudah. Tetapi dokter mengecek insulinnya (kalau-kalau dosisnya
berlebihan) dan ternyata memang bukan insulin yang diberikan."
Aku berkata setengah merenung, "Kalau begitu ada dua kemungkinan. Mrs. Leonides
itu bodoh - atau sangat cerdas." "Maksud Anda?" "Dia berspekulasi bahwa mungkin Anda akan menyimpulkan tak ada orang lain yang sebodoh dia. Dan alternatifnya" Ada lagi
yang dicurigai?" Ayah berkata dengan tenang,
"Setiap orang di rumah itu punya kemungkinan untuk
berbuat. Di sana selalu ada persediaan insulin yang cukup banyak - paling tidak
untuk dua minggu. Dan salah satu isi botolnya bisa diganti sewaktu-waktu."
"Dan setiap orang bisa melakukannya dengan mudah."
"Tempat botol-botol itu tidak terkunci. Botol-botol itu ditempatkan di sebuah
rak obat di kamar mandinya. Setiap orang bisa keluar-masuk dengan bebas."
"Ada motivasi kuat?"
Ayah menarik napas panjang.
"Charles, Aristide Leonides seorang jutawan. Walaupun dia telah membagi-bagi
warisannya, tetapi selalu ada kemungkinan ada yang ingin mendapatkan lebih."
"Tapi orang yang ingin mendapat lebih itu pasti istrinya yang sekarang. Apa
pacarnya kaya?" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tidak. Miskin sekali."
Aku teringat puisi yang dikutip Sophia. Tiba-tiba saja aku ingat seluruh
baitnya, Seorang lelaki bangkok berjalan terseok-seok,
Dia menemukan keping bengkok di jalan berkelok,
Dia punya kucing jorok yang suka menangkap kodok, Dan mereka semua tinggal dalam
pondok kecil yang bobrok.
Aku bertanya pada Taverner,
"Apa pendapat Anda tentang Mrs. Leonides?"
Dia menjawab perlahan, "Sulit untuk mengatakannya - sulit. Dia bukan orang
yang mudah dihadapi. Sangat pendiam. Kita tak tahu apa yang dipikirkannya. Tapi
dia orang yang senang hidup enak
- itu saya yakin. Dia mengingatkan kita pada seekor kucing besar yang malas. .
Bukannya saya tidak suka kucing.
Kucing sih tak apa-apa. ."
Dia menarik napas. "Yang kita perlukan adalah bukti." katanya.
Ya, kupikir, kira semua menginginkan bukti bahwa Mrs.
Leonides meracuni suaminya. Sophia menginginkannya,
Aku menginginkannya, dan Inspektur Taverner juga
menginginkannya. Lalu segalanya akan kelihatan manis dan cerah! Tapi Sophia
tidak yakin, dan aku sendiri tidak yakin,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dan menurut pendapatku - Inspektur Taverner pun tidak yakin. .
4 KEESOKAN harinya aku pergi ke Three Gables bersama
Taverner. Kedudukanku dalam masalah ini agak aneh. Dan Ayah
memang bukan orang yang kolot.
Aku orang yang punya kedudukan tertentu. Aku pernah
bekerja di cabang khusus Scotland Yard, di awal Perang Dunia.
Pekerjaan itu memang lain - tapi pengalaman itu telah memberikan suatu nilai
pada diriku. Ayah berkata, "Kalau kita ingin menyelesaikan kasus ini, kita harus punya sumber
khusus dari dalam. Kita harus tahu semua yang ada di dalam rumah itu. Kita harus
kenal mereka dari dalam - bukan dari luar. Kaulah orang yang kami harapkan."
Aku tidak senang mendengar kata-kata Ayah. Sambil
membuang puntung aku menjawab,
"Jadi aku akan dijadikan mata-mata polisi" Aku harus mencuri keterangan dari
Sophia yang kucintai dan mencintaiku" Begitu?"
Ayah tersinggung. Dia berkata dengan tajam,
"Jangan sekali-kali berpikiran seperti itu. Kau kan tidak betanggapan bahwa
Sophia bisa membunuh kakeknya,
bukan?" "Tentu saja tidak. Itu konyol sekali."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Baik. Kami pun tidak. Dia pergi cukup lama dan tak ada hal-hal yang menyebabkan
percekcokan di antara mereka.
Gadis itu mendapat warisan yang cukup besar dan mungkin kakeknya akan senang
bila tahu cucunya berpacaran
dengan kau - sehingga dia menyisihkan sebagian lagi dari hartanya untuk kalian.
Kami tidak mencurigai pacarmu. Tapi kau kan tahu
situasinya. Kalau kasus ini tak terselesaikan, dia tak akan mau menikah
denganmu. Dari ceritamu tadi, aku yakin
akan hal itu. Sekarang perhatikan kata-kataku. Kasus itu adalah jenis kasus yang
mungkin selamanya takkan tersingkap. Kita mungkin punya alasan kuat untuk
menganggap istri Leonides dan pacarnya memang
tersangkut dalam perkara ini - tetapi membuktikannya tidaklah mudah. Sedangkan
kalau kita tidak punya bukti, kita akan selalu diliputi keragu-raguan. Kau
mengerti, bukan?" Ya, aku mengerti. Ayah kemudian berbisik, "Beri tahu saja Sophia akan hal ini."
"Maksud Ayah - minta Sophia agar - " Aku berhenti.
Ayah mengangguk-anggukkan kepala dengan tegas.
"Benar. Aku tak ingin kau diam-diam menyelidiki tanpa sepengetahuannya. Coba
perhatikan apa pendapatnya."
Jadi, besok pagi aku pun ikut Inspektur Taverner dan Sersan Detektif Lamb ke
Swimy Dean. Setelah melewati lapangan golf, kami berbelok memasuki sebuah pintu
pagar yang tentunya kelihatan megah sebelum perang. Kami
menyusuri jalan kecil berkelok yang kiri-kanannya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ditumbuhi rhododendron. Akhirnya kami sampai di halaman berkerikil repat di
depan rumahnya. Rumah itu luar biasa! Aku tak mengerti mengapa
namanya Three Gables. Eleven Gables kurasa lebih tepat!
Anehnya, rumah itu kelihatan seperti rumah bobrok. Dan setelah kuperhatikan. Aku
tahu apa sebabnya. Sebenarnya rumah ini berbentuk pondok yang dibengkokan semua
bagiannya. Aku seolah-olah melihat sebuah pondok biasa melalui kaca pembesar
raksasa. Tiang-tiang yang miring, bahan-bahan setengah kayu, dan dinding arasnya
- seperti pondok kecil doyong yang membengkak seperti jamur
dalam waktu semalam! Tapi aku bisa memahaminya. Ini selera orang Yunani
akan suatu hal yang berbau Inggris. Sebenarnya yang
dimaksud adalah rumah Inggris - yang dibuat sebesar
istana! Aku tak tahu bagaimana pendapat Mrs. Leonides Tua tentang rumahnya.
Pasti sebelumnya dia tidak
diberitahu. Kelihatannya rumah itu merupakan hadiah
kejutan dari suaminya yang eksotis itu. Aku tak bisa membayangkan apakah wanita
itu tertegun atau tersenyum ketika melihatnya. Tapi kelihatannya dia bahagia
tinggal di situ. "Agak luar biasa, bukan?" kata Inspektur Taverner.
"Tentu saja Mr. Leonides Tua itu telah menambah
beberapa bagian - sehingga rumahnya menjadi tiga bagian yang terpisah, termasuk
dapur dan ruangan lainnya. Di dalam semuanya serba mewah. Seperti hotel kelas
satu."

Buku Catatan Josephine Crocked House Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Sophia keluar dari pintu depan. Dia tidak memakai topi.
Blusnya berwarna hijau dan roknya berlipit.
Dia terkejut ketika melihatku.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kau?" serunya.
Aku menimpali, "Sophia, ada yang ingin kukatakan
padamu. Di mana kita bisa bicara?"
Sejenak aku mengira dia keberatan, tapi kemudian dia berbalik dan berkata,
"Ayo." Kami berjalan melewati halaman berumput. Dari situ
kami bisa memandang lapangan golf pertama di Swimy
Dean, bukit-bukit yang ditumbuhi cemara dan desa yang kelihatan samar-samar di
kejauhan. Sophia membawaku ke sebuah bangku kayu yang
kelihatannya tidak enak diduduki, lalu kami duduk.
"Mulailah." katanya.
Suatanya terdengar datar.
Aku pun bercerita - semuanya.
Dia mendengarkan dengan penuh perhatian. Ekspresi
wajahnya menggambarkan apa yang sedang dipikirkannya.
Ketika aku selesai, dia menarik napas panjang.
"Ayahmu sangat bijaksana," katanya.
"Memang Ayah yang punya keinginan. Aku sendiri
kurang menyukai ide itu, tapi. ."
Dia menyela, "Oh, idenya bukan ide buruk, Charles. Mungkin itu
merupakan hal paling baik yang bisa kita lakukan. Ayahmu mengerti apa yang
kaupikirkan, Charles. Dia lebih mengerti daripada aku."
Dengan rasa jengkel dipukulnya sebelah tangannya
dengan tinjunya. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aku harus bisa menemukan kebenaran itu. Aku harus tahu."
"Demi kita" Tapi, Sophia. ."
"Tidak hanya demi kepentingan kira, Charles. Aku harus tahu apa yang terjadi -
untuk kedamaian diriku sendiri.
Memang aku tidak mengatakannya padamu tadi malam.
Tapi sebenarnya - aku takut."
"Takut?" "Ya. Takut-takut-takut. Polisi mengira, ayahmu mengira, kau mengira, setiap
orang mengira - Brendalah pelakunya."
"Kemungkinan-kemungkinannya. . "
"Oh ya, memang sangat mungkin. Mungkin sekali. Tetapi kalau aku mengatakan,
Brenda mungkin melakukannya,
aku sadar - sadar sekali, bahwa itu hanya suatu
kemungkinan. Karena aku menganggap bukan dia yang berbuat."
"Kau menganggap bukan dia pelakunya?" kataku perlahan.
"Aku tak tahu. Kau telah mendengarnya dari orang luar seperti yang kuinginkan.
Sekarang akan kutunjukkan dari dalam. Aku yakin Brenda bukamah tipe orang - dia
bukan orang yang berani berbuat hal-hal yang membahayakan
dirinya. Dia sangat hati-hati."
"Bagaimana dengan pacarnya" Laurence Brown?"
"Laurence seperti kelinci. Dia tak akan berani."
"Aku tak terlalu yakin."
"Memang kita tidak tahu persis. Maksudku, ada juga
orang-orang yang bisa membuat kejutan. Memang ide jahat
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bisa saja masuk ke kepala orang sewaktu-waktu. Tapi
bagaimanapun aku tetap berpendapat bahwa Brenda -" Dia menggelengkan kepalanya -
"Dia tidak pernah melakukan sesuatu yang tercela. Dia tipe perempuan harem.
Senang duduk-duduk santai, makan enak-enak, berpakaian bagus, perhiasan mahal,
membaca-baca novel picisan, menonton bioskop. Memang aneh, kalau Mengingat Kakek
yang sudah berumur delapan puluh tujuh. Tapi aku rasa dia memang tertarik pada
Kakek. Kakekku punya daya tarik. Dia bisa membuat orang wanita merasa
diperlakukan seperti ratu -
atau istri kesayangan seorang sultan! Aku rasa - aku selalu berpendapat bahwa
dia sudah membuat Brenda merasa
dirinya seorang wanita yang romantis dan menggairahkan.
Dia memang pandai menghadapi wanita - dan itu
merupakan semacam seni - yang tak akan hilang berapapun lanjut usia seseorang."
Aku membiarkan persoalan Brenda dan menanyakan hal
yang telah mengusikku sejak tadi.
"Mengapa kau mengatakan takut?"
Dengan agak gemetar Sophia menekan kedua telapak
tangannya. "Karena aku memang merasa takut," katanya dengan
suara rendah. "Kau perlu mengetahui hal ini Charles.
Keluarga kami memang aneh. . Banyak anggota keluarga kami yang punya sifat
kejam. Kekejaman yang berbeda-beda. Itulah yang menggelisahkan. Perbedaan-
perbedaan itu." Dia pasti menangkap rasa bingung pada wajahku. Dia
terus berbicara dengan penuh semangat.
"Akan kujelaskan lagi. Kakek, misalnya. Dia bercerita pada kami tentang masa
kanak-kanaknya di Smyrna.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dengan santai dia mengatakan dia pernah menusuk dua
laki-laki. Itu terjadi dalam suatu percekcokan - suatu penghinaan. Aku tidak
terlalu mengerti. Tapi hal itu terjadi begitu saja, seolah-olah sudah biasa. Dan
dia telah banyak lupa tentang cerita yang sebenarnya, Tapi bagi kami yang
mendengar di Inggris ini, itu benar-benar aneh."
Aku mengangguk. "Itu baru satu contoh kekejaman," lanjutnya. "Sekarang nenekku. Aku hanya ingat
samar-samar saja, tapi cerita tentang dia banyak kudengar. Aku rasa kejamannya
disebabkan karena dia memang tidak punya imajinasi. Dia wanita yang gagah,
pemberani, jujur, dan angkuh. Tak takut menerima tanggung jawab yang menyangkut
hidup dan mati." "Apa kau tak terlalu berlebihan?"
"Ya, aku rasa begitu. Tapi aku selalu takut pada orang-orang yang demikian.
Penuh dengan kejujuran tapi kejam.
Lalu ibuku sendiri. Dia seorang artis. Aku sayang padanya.
Tapi dia tak punya tenggang rasa. Dia seorang egois yang hanya bisa melihat
sesuatu yang ada kaitannya dengan dirinya sendiri. Hal itu kadang-kadang
membuatku takut. Kemudian Clemency, istri Paman Roger. Seorang ilmuwan -
senang mengadakan penelitian - dia juga kejam, kurang belas kasihan dan berdarah
dingin. Paman Roger adalah kebalikannya - sangat baik dan lembut, tapi mudah
marah. Kalau sudah marah bisa kalap. Lalu Ayah -"
Dia berhenti cukup lama. "Ayah," katanya perlahan, "sangat pandai mengekang
diri. Sulit mengetahui apa yang ada di kepalanya. Dia tidak pernah menunjukkan
emosi. Mungkin ini semacam
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pertahanan diri terhadap emosi Ibu yang suka meledak.
Tapi kadang-kadang hal ini membuatku khawatir.'"
"Sayangku," kataku, "Kau berpikir terlalu jauh. Pada akhirnya kesimpulan akan
menunjukkan bahwa setiap orang bisa atau punya kemungkinan untuk menjadi
pembunuh." "Aku rasa kau benar. Tak terkecuali aku."
"Tidak. Bukan kau!"
"Oh ya, Charles. Kau tak bisa membuat pengecualian.
Rasanya aku bisa membunuh seseorang. ."
Dia diam sesaat, kemudian menambahkan, "Tapi kalau
memang demikian, pasti aku akan melakukannya untuk
sesuatu yang berharga!"
Aku tertawa. Aku tak bisa menahan tawa. Dan Sophia
tersenyum. "Barangkali aku memang tolol," katanya. "Tapi kita tetap harus mencari kebenaran
tentang kematian Kakek. Kita harus menemukannya. Seandainya saja Brenda yang
berbuat. ." Tiba-tiba Aku merasa kasihan pada Brenda Leonides.
5 DI jalan setapak yang menuju tempat kami duduk,
muncul seorang wanita bertubuh tinggi dengan topi tua lusuh dan pakaian tidak
rapi. "Bibi Edith," kata Sophia.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Wanita itu berhenti beberapa kali, membungkukkan
badan ke semak-semak bunga yang menghiasi taman,
kemudian berjalan ke arah kami. Aku berdiri.
"Ini Charles Hayward, Bibi. Dan ini - Bibi de Haviland."
Edith de Haviland kira-kira berumur tujuh puluh tahun.
Rambutnya yang abu-abu kelihatan berantakan.
Dari wajah yang kurang terawat itu memancar sepasang mata yang cerdas.
"Apa kabar?" tanyanya. "Saya pernah mendengar tentang Anda. Baru pulang dari
Timur" Bagaimana kabar ayah
Anda?" Dengan agak terkejut aku menjawab bahwa Ayah sehat-
sehat saja. "Saya kenal dia ketika dia masih kecil," lanjut Miss de Haviland. "Saya kenal
baik dengan ibunya. Anda kelihatan mirip ibunya. Apa Anda datang untuk membantu
kami - atau ada hal lain?" "Saya ingin mencoba membantu," kataku ragu-ragu.
Dia mengangguk. "Kami akan senang. Tempat ini penuh dengan polisi.
Muncul di mana-mana. Saya tidak suka dengan beberapa dari mereka. Lulusan dari
sekolah yang baik tidak akan jadi polisi. Saya melihat anak Moyra Kinoul di
jalan, sedang mengatur lalu-lintas di perempatan
Marble Arch. Sepertinya kita ini tidak tahu sedang berada di mana!"
Dia berbicara kepada Sophia,
"Nannie mencarimu. Sophia. Ikan."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ah, ada-ada saja," gumam Sophia. "Akan saya telepon mereka."
Dengan cepat dia berjalan masuk rumah. Miss de
Haviland membalikkan badan dan berjalan perlahan ke
arah yang sama. Aku menjejerinya.
"Tak bisa membayangkan hidup tanpa pembantu,"
katanya. "Hampir setiap orang punya pembantu. Mereka datang, mencuci,
menyeterika, memasak, dan mengerjakan macam-macam. Setia. Saya juga punya
pembantu. Saya pilih sendiri waktu itu."
Dia berhenti untuk mencabut cumput hijau yang
melintang di jalan. "Ah - rumput jelek! Malang melintang di mana-mana -
sulit dibasmi. Akarnya terlalu ke dalam."
Dengan tumit sepatunya dia menginjak rumpur itu kuat-kuat.
"Kami sedang menghadapi persoalan yang buruk,
Charles Hayward," katanya. Dia memandang rumah di
hadapannya. "Apa pendapat polisi" Seharusnya saya tidak menanyakan
hal itu kepadamu. Aneh rasanya membayangkan Aristide keracunan. Tak masuk akal. Dan sulit untuk percaya bahwa
dia telah meninggal. Saya
memang tidak menyukainya - tidak pernah! Tapi sulit bagi saya untuk memercayai
bahwa dia sudah tak ada. . Rumah itu terasa kosong."
Aku diam saja. Walaupun cara bicatanya kasar, Edith de Haviland sedang dalam
keadaan kehilangan. "Tadi pagi saya berpikir-pikir.. sudah lama saya tinggal di sini. Empat puluh
tahun lebih. Pindah kemari setelah kakak meninggal. Dialah yang menyuruh saya
kemari. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tujuh anak-yang bungsu baru setahun. . Tak tega saya melihat mereka dibesarkan
oleh ayah seperti dia. Ah -
perkawinan yang aneh. Saya selalu berpendapat bahwa
Marcia telah disihirnya. Orang asing jelek, pendek, dan bongkok! Dia memang
memberi kebebasan pada saya.
Perawat, guru, sekolah. Dan makanan sehat. Bukan nasi pedas berbumbu aneh
seperti yang biasa dimakannya."
"Dan Anda tetap di sini sejak saat itu?" tanyaku.
"Ya. Aneh - memang. Sebenarnya bisa saja saya pergi
dari sini, ketika anak-anak sudah besar dan menikah. Tapi rupanya saya tertarik
akan hal lain. Berkebun. Lalu - juga karena Philip. Kalau seorang laki-laki
menikah dengan seorang artis, dia tidak bisa mengharapkan punya
kehidupan rumah tangga seperti orang-orang lainnya. Saya tak mengerti mengapa
artis-artis itu juga dikaruniai anak.
Begitu anak mereka lahir, mereka akan cepat-cepat
manggung lagi di Edinburgh atau tempat-tempat lain yang lebih jauh. Tapi Philip
sudah melakukan hal yang benar. Dia pindah kemari dengan buku-bukunya."
"Apa pekerjaan Philip Leonides?"
"Menulis buku. Tak tahu saya mengapa dia memilih
pekerjaan itu. Tak ada orang yang mau membaca buku-
bukunya. Semua yang ditulisnya berhubungan dengan
detail-detail sejarah yang kurang jelas. Anda pasti belum pernah mendengar
tentang hal itu, bukan?"
Aku mengiyakan. "Terlalu banyak uang. Itulah persoalannya. Pada
umumnya orang berhenti melakukan hal yang sia-sia dan berbuat sesuatu untuk
mendapatkan uang," kata Miss de Haviland.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Apa bukunya tidak laku?"
"Tentu saja tidak. Yang penting, Philip seorang ahli. Dia tak perlu berusaha
agar buku-bukunya laku. Aristide telah memberinya serarus ribu pound! Bukankah
itu jumlah yang luar biasa" Untuk menghindari kewajiban-kewajiban
setelah meninggal, Aristide mewariskan jumlah yang cukup banyak, sehingga
kebutuhan masing-masing tercukupi.
Roger memegang Associated Catering. Sophia mendapat uang saku cukup banyak. Uang
anak-anak memang masih disimpankan untuk mereka gunakan sendiri kelak."
"Jadi sebenarnya tidak ada seorang pun yang lebih
beruntung karena kematiannya?"
Dia memandangku dengan tatapan aneh.
"Mereka semua akan mendapat uang lebih banyak,
tentunya. Tetapi seandainya dia tidak meninggal pun
mereka akan mendapat kalau mereka minta."
"Menurut Anda, siapakah
yang patut dicurigai melakukan perbuatan itu?"
Dia menjawab dengan catanya yang khas,
"Saya tidak tahu. Saya sendiri bingung. Saya sedih kalau memikirkan ada seorang
pembunuh berkeliaran di dalam rumah. Saya kira polisi akan memerhatikan Brenda."
"Anda berpendapat apa yang mereka lakukan tidak
benar?" "Saya tidak punya pendapat apa-apa. Bagi saya dia


Buku Catatan Josephine Crocked House Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

wanita biasa yang tolol dan berpandangan kuno. Bukan tipe rukang racun yang saya
bayangkan. Tetapi kalau ada
seorang gadis berumur dua puluh empat bersedia menikah dengan seorang laki-laki
berumur hampir delapan puluh, pastilah tak ada alasan lain kecuali karena uang.
Barangkali Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
saja dia berharap bisa menjadi janda kaya dalam waktu dekat. Tapi Aristide lain
daripada yang lain. Dia kuat.
Penyakit diabetesnya pun tidak bertambah buruk. Seolah-olah dia masih bisa hidup
sampai umur seratus. Saya rasa wanita itu sudah bosan menunggu. . "
"Kalau begitu," kataku memotong.
"Kalau begitu halnya," kata Miss de Haviland cepat,
"mungkin dugaan itu benar. Tentu saja hal itu
menyebabkan publisitas buruk. Tapi dia kan bukan
keluarga kita." "Ada pendapat Anda yang lain?" tanyaku.
"Pendapat apa lagi?"
Aku diam saja. Aku ingin tahu apakah masih ada hal-hal lain yang tidak kulihat
di balik topi lusuh itu. Aku tahu bahwa di balik suara tegas dan kalimat-kalimat yang tak berhubungan itu
ada otak yang masih cemerlang.
Tiba-tiba terlintas sebuah pikiran di kepalaku. Bukan tidak mungkin bahwa Miss
de Haviland sendirilah yang telah meracuni Aristide Leonides. .
Bukan hal yang mustahil. Terbayang olehku catanya
menginjak rumput yang menghalangi jalan dengan
tumitnya. Dia melakukannya dengan sikap tanpa ampun.
Aku teringat kata-kata Sophia. Kekejaman.
Kulirik Edith de Haviland.
Dengan alasan kuat dan masuk akal. . Tapi alasan apakah yang masuk akal bagi
Edith de Haviland" Untuk mengetahui jawabannya, aku harus mengenalnya dengan
lebih baik. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
6 PINTU depan terbuka. Kami masuk ruang depan yang
luas. Dindingnya dilapisi kayu ek berwarna gelap yang bersih dipoles dan
kuningan yang berkilauan. Di
belakangnya, di tempat yang biasanya terdapat tangga, ada dinding putih dan
sebuah pintu di tengahnya.
"Bagian rumah ini ditempati kakak ipar saya," kata Miss de Haviland. "Lantai
dasarnya ditempati Philip dan Magda."
Kami melewati lorong di sebelah kiri, dan masuk ke
dalam ruang keluarga yang besar. Dinding ruangan itu berwarna biru pucat dan
perabot di dalamnya tertutup kain brokat yang tebal. Di meja-meja dan di
sepanjang dinding terdapat foto-foto dan gambar artis-artis. Penari, dan babak-
babak suatu pertunjukan di atas panggung. Sebuah gambar penari-penari balet
tergantung di atas perapian. Di samping foto-foto dan gambar-gambar. Ruangan itu
juga penuh dengan bunga. Karangan bunga krisan besar
berwarna cokelat dan bunga-bunga lain dalam vas
berserakan di mana-mana. "Tentunya Anda ingin bertemu Philip," kata Miss de
Haviland. Apakah aku ingin bertemu Philip" Aku tak tahu.
Yang ingin kutemui adalah Sophia. Dan itu sudah
terlaksana. Dia sepenuhnya mendukung rencana Ayah. Tapi sekarang dia tidak
kelihatan, barangkali sedang menelepon soal pesanan ikan itu. Aku bingung,
bagaimana aku harus bersikap. Apakah aku akan menghadapi Philip Leonides sebagai
lelaki muda yang ingin menikahi anaknya, atau sebagai teman biasa yang sedang
berkunjung (tentunya tidak dalam situasi seperti itu!) atau sebagai rekanan
polisi" Miss de Haviland tidak memberikan waktu cukup
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
lama untuk berpikir. Dia menyarankan - sebenarnya lebih tepat memerintahkan -
agar kami ke ruang perpustakaan.
"Kita ke perpustakaan saja," katanya.
Dia membawaku keluar dari ruang keluarga, melewati
lorong yang panjang dan masuk ke ruang perpustakaan.
Ruangan itu besar dan penuh dengan buku-buku. Tapi
buku-buku itu tidak terletak rapi dalam rak-rak buku yang sampai ke langit-
langit. Buku-buku itu berserakan di kursi-kursi, di meja-meja, bahkan di lantai.
Namun demikian, buku-buku itu tidak kelihatan berantakan.
Ruangan itu dingin. Dan aku tidak mencium bau yang
biasa tercium dalam ruangan seperti itu. Yang tercium olehku adalah bau buku tua
yang lapuk dan bau lilin tawon.
Dalam sekejap aku tahu bau apa yang seharusnya ada di situ - yaitu bau tembakau.
Philip Leonides memang bukan perokok. Dia berdiri dari kursinya ketika kami
masuk. Seorang laki-laki setengah baya berperawakan jangkung dan sangat ganteng.
Setiap orang mengatakan betapa buruknya wajah Aristide
Leonides, sehingga aku membayangkan anaknya pun akan berwajah jelek.
Aku tertegun memandang wajah lelaki di depanku -
hidung mancung, garis dagu sempurna, rambut pirang
bersemburat warna abu-abu yang tersisir rapi menyingkapkan dahi yang bentuknya menarik.
"Ini Charles Hayward, Philip," kata Edith de Haviland.
"Ah, apa kabar?"
Aku tak tahu apakah dia pernah mendengar namaku.
Tangan yang diulurkannya kepadaku terasa dingin.
Wajahnya tidak menunjukkan rasa ingin tahu. Dan itu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
membuatku sedikit gugup. Dia hanya berdiri dengan sabar, tanpa rasa ingin tahu.
"Di mana polisi-polisi brengsek itu?" tanya Miss de
Haviland. "Mereka sudah masuk kemari?"
"Inspektur - " (dia memandang sebuah kartu di mejanya)
-" eh, Taverner akan kemari sebentar lagi."
"Di mana dia sekarang?"
"Saya tidak tahu, Bibi Edith. Di atas barangkali."
"Dengan Brenda?"
"Saya kurang tahu."
Setelah melihat Philip Leonides. sulit rasanya membayangkan suatu pembunuhan bisa terjadi di
dekatnya. "Magda sudah bangun?"
"Saya tidak tahu. Biasanya dia bangun sesudah jam
sebelas." "Dasar Magda," kata Edith de Haviland. Aku mendengar suara bernada tinggi yang
bicara dengan tempo cepat dan terdengar semakin mendekat. Pintu di belakangku
terbuka lebar dan seorang wanita masuk. Entah bagaimana catanya, aku mendapat
kesan bahwa yang masuk tadi bukan
seorang wanita, tetapi tiga wanita. Wanita itu merokok dengan pipa panjang. Dia
memakai baju tidur satin berwarna kuning. Rambutnya yang kuning kemerahan
jatuh menutupi punggungnya. Wajahnya yang tanpa make-up itu kelihatan polos.
Matanya besar dan biru. Dia bicara dengan
cepat. Suatanya serak-serak basah dan kedengarannya mempesona. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Sayang, aku tidak tahan - benar-benar tidak tahan.
Pemberitahuan itu. Memang belum ada di koran, tapi pasti akan dimuat tak lama
lagi. Aku masih bingung akan
memakai baju apa pada pemeriksaan nanti. Sebaiknya
warna yang redup - tapi bukan hitam. Barangkali ungu tua.
Dan aku kehabisan kupon. Alamat orang itu - yang menjual kain - hilang. Itu,
bengkel di daerah Shaftesbury Avenue -
dan kalau aku ke sana naik mobil, polisi pasti menguntitku, dan mereka akan
menanyakan macam-macam hal. Jadi, apa yang harus kukatakan" Kau kok tenang-
tenang begitu sih! Kau kok tidak ambil pusing sama sekali" Kita sekarang bisa pergi dari rumah ini,
kan" Bebas - bebas! Oh. Alangkah jahatnya. Kasihan Ayah. Tentu saja kira tidak
akan pergi meninggalkannya ketika dia masih ada. Dia benar-benar sayang pada
kita. Tetapi wanita di atas itu benar-benar keterlaluan. Aku yakin seandainya
kita tinggalkan dia dengan wanita itu sendirian, pasti kita tidak kebagian apa-
apa. Wanita menjijikkan! Dan Ayah hampir sembilan puluh umurnya - dan rasa
kekeluargaan di mana pun tidak akan tahan menghadapi wanita semacam itu. Philip,
sebenarnya saat ini adalah saat yang paling baik untuk mementaskan lakon Edith
Thompson. Kasus ini akan menunjang
publisitas kita. Bildenstein bilang dia bisa memerankan Thespian. Peran itu
sangat Menarik. Menarik. Mereka
bilang aku harus memainkan komedi karena hidungku
cocok untuk itu - tapi terlalu banyak komedi yang
disuguhkan Edith Thompson. Aku rasa si pengarang tidak sadar bahwa komedi selalu
membangkitkan rasa ingin tahu yang lebih dalam. Dan aku tahu apa yang harus
kulakukan-bersikap wajar, tolol, meyakinkan sampai cerita selesai, dan kemudian.
." Wanita itu merentangkan lengannya - rokok yang
dipegangnya jatuh dari pipa ke atas meja Philip yang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mengilat dan membakarnya. Dengan
sabar Philip mengambil rokok itu dan membuangnya ke dalam
keranjang sampah. "Dan kemudian," bisik Magda Leonides dengan mata
yang tiba-tiba melebar dan wajah menegang, "yang tinggal hanya kengerian. ."
Gelombang rasa takut terbayang di wajahnya selama dua puluh detik. Kemudian
ketegangan itu mengendur, susut, dan terlihatlah wajah seorang kanak-kanak yang
ketakutan, hampir menangis.
Tiba-tiba semua emosi yang menyelimutinya lenyap
bagaikan terhembus angin. Dia bertanya kepadaku dengan sikap tegas,
"Bukankah begitu cara memainkan Edith Thompson?"
Kukatakan memang begitulah seharusnya. Pada saat itu tak terlintas dalam
pikiranku siapa sebenarnya Edith Thompson. Tetapi aku ingin suatu permulaan yang
baik dengan ibu Sophia. "Dia seperti Brenda, ya kan?" kata Magda. "Tahukah
Anda bahwa saya tak pernah punya ide seperti itu
sebelumnya" Menarik sekali. Apa
sebaiknya saya beritahukan pada Inspektur?"
Laki-laki di belakang meja itu mengernyitkan alis
matanya. "Tak ada gunanya. Magda," katanya. "Kau tak perlu
menemui Inspektur. Aku bisa menjelaskan padanya apa
pun yang ingin diketahuinya."
"Tak perlu menemui dia?" Suatanya meninggi. "Tentu saja aku akan menemui dia!
Kau benar-benar tak punya imajinasi! Tidak sadar akan pentingnya detail. Dia
pasti Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ingin tahu bagaimana dan kapan hal itu terjadi. Hal-hal yang diperhatikan oleh
seseorang tapi tidak dimengerti. ."
"Ibu," kata Sophia yang masuk dari pintu terbuka. "Ibu tidak akan mengatakan
kebohongan-kebohongan pada
Inspektur polisi." "Sophia - sayangku. ."
"Aku tahu Ibu telah merencanakannya dan Ibu akan
melakukannya dengan bagus sekali. Tapi Ibu salah. Salah sekali."
"Omong kosong. Kau tak tahu. ."
"Aku tahu. Ibu harus memainkannya dengan cara lain.
Lembut. . berbicara sedikit-sedikit saja - seperlunya saja -
untuk melindungi keluarga kita."
Wajah Magda Leonides menunjukkan kebingungan naif
seorang kanak-kanak. "Sophia," katanya, "apakah kau. . "
"Ya, benar. Lupakan saja semuanya."
Ketika ibunya tersenyum senang, Sophia menambahkan,
"Aku telah membuat cokelat untuk Ibu. Ada di ruang
keluarga." "Oh - terima kasih. Aku memang lapar. ."
Dia berhenti di pintu. "Anda tak tahu," katanya. "betapa senangnya punya anak perempuan!" Aku tak tahu
apakah kata-kata itu ditujukan padaku atau pada rak buku di belakangku.
Setelah itu dia keluar. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Mudah-mudahan dia mengatakan hal-hal yang wajar,"
kata Miss de Haviland. "Tidak apa-apa," kata Sophia.
"Dia bisa saja bicara yang tidak-tidak."
"Jangan kuatir. Dia akan melakukannya sesuai dengan
perintah sutradara. Dan sayalah sutradatanya!"
Dia keluar mengikuti ibunya, tetapi kembali lagi dan berkata,
"Ayah, Inspektur Taverner ingin bertemu. Ayah tak
keberatan kalau Charles juga ikut duduk, bukan?"
Aku merasa melihat wajah Philip Leonides sedikit
memucat ketakutan. Yah, mungkin saja! Tetapi kebiasaannya untuk menghadapi sesuatu dengan sikap
tenang tidak berubah. Dia bergumam, "Oh, tentu saja. "
dengan suara lemah. Inspektur Taverner masuk, tegas, berwibawa, namun
menyenangkan. "Mengganggu sebentar," sikapnya seolah-olah berkata
demikian, "setelah itu kami akan meninggalkan tempat ini -
dan tak ada orang yang lebih gembira dari saya. Kami tidak ingin mondar-mandir
di tempat ini. Percayalah. ."
Aku tidak mengerti bagaimana dia bisa bersikap seperti itu. Dia tak berkata apa-
apa, hanya menarik kursi, tapi semuanya berjalan dengan baik. Aku duduk agak
jauh dari mereka. "Ya. Inspektur?" kata Philip.
Miss de Haviland menyela dengan tiba-tiba,
"Anda tidak ingin bicara dengan saya, bukan, Inspektur?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tidak sekarang, Miss de Haviland. Barangkali nanti saya bicara dengan Anda. "
"Baiklah. Saya akan naik ke atas."
Dia keluar sambil Menutup pintu.
"Nah, Inspektur?" kata Philip.
"Saya tahu Anda sedang sibuk. Dan saya tidak ingin
mengganggu Anda terlalu lama. Tapi ada hal yang ingin saya percayakan pada Anda,
yaitu bahwa kecurigaan kami memang bertambah kuat. Ayah Anda tidak meninggal


Buku Catatan Josephine Crocked House Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

secara wajar. Kematiannya merupakan akibat overdosis physostiqmine - atau lebih
dikenal dengan sebutan eserine."
Philip menganggukkan kepalanya. Dia tidak menunjukkan emosi apa pun.
"Apakah ada hal-hal yang menunjukkan sesuatu yang
lain bagi Anda?" kata Taverner melanjutkan.
"Menunjukkan apa" Saya berpendapat bahwa Ayah
sudah melakukan suatu kekeliruan yang tak disengaja.
"Anda menganggapnya demikian, Mr. Leonides?"
"Ya. Bagi saya hal itu sangat mungkin terjadi. Umurnya hampir sembilan puluh,
dan penglihatannya sudah tidak sempurna."
"Jadi dia menuangkan isi botol obat matanya ke dalam botol insulin. Apakah ini
bukan hal yang luar biasa bagi Anda?"
Philip tidak menjawab. Wajahnya bahkan bertambah
tenang. Taverner melanjutkan, Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kami menemukan botol obat tetes mata itu. Kosong - di tempat sampah, tapi tanpa
sidik jari. Ini mencurigakan.
Tentunya sidik jari ayah Anda, atau istrinya, atau pelayan. ."
Philip Leonides mengangkat kepala.
"Bagaimana dengan pelayan?" tanyanya. "Bagaimana
dengan Johnson?" "Anda menganggap Johnson sebagai suatu kemungkinan" Memang dia punya kesempatan untuk
melakukannya. Tapi kalau kita berbicara mengenai motif, akan berbeda. Ayah Anda
biasa memberikan bonus kepadanya setiap tahun - dan setiap tahun bonus itu
bertambah besar. Ayah Anda menjelaskan bahwa jumlah
itu adalah jumlah yang sebenarnya akan diterimanya
sebagai warisan bila ayah Anda meninggal nanti. Dan
setelah bekerja selama tujuh tahun, bonus itu bertambah besar - karena setiap
tahun ditambah. Dengah demikian, yang diharapkan Johnson adaIah agar ayah Anda
bertambah panjang umurnya. Di samping itu hubungan
mereka sangat baik. Riwayat kerja Johnson tak ada yang bisa dicela - dia pelayan
yang terampil dan setia." Taverner berhenti "Kami tidak mencurigai Johnson."
Philip menjawab dengan datar, "Hm, begitu."
"Mr. Leonides, barangkali Anda bisa menjelaskan apa
saja yang Anda lakukan pada hari kematian ayah Anda?"
"Tentu, Inspektur. Saya berada di ruangan ini seharian.
Kecuali pada waktu makan, tentunya."
"Anda berjumpa dengan ayah Anda hari itu?"
"Saya mengucapkan selamat pagi padanya setelah
sarapan - seperti biasanya."
"Anda berdua saja dengan dia waktu itu?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Eh - ibu tiri saya ada di ruangan itu juga."
"Apa ayah Anda kelihatan biasa-biasa saja?"
Dengan sedikit sinis Philip menjawab,
"Dia tidak menunjukkan tanda-tanda bahwa dia akan
dibunuh hari itu." "Apakah bagian rumah ayah Anda benar-benar terpisah
dari tempat Anda?" "Ya. Satu-satunya jalan masuk ke tempatnya adalah
pintu depan." "Apa pintu itu selalu terkunci?"
"Tidak. " "TIdak pernah?"
"Saya tak pernah melihatnya demikian."
"Siapa pun bisa masuk dengan mudah?"
"Tentu saja. Bagian rumah itu terpisah hanya untuk
keperluan kenyamanan saja."
"Bagaimana Anda mula-mula tahu tentang kematian
ayah Anda?" "Roger yang menempati bagian barat rumah itu datang
dan memberitahukan bahwa Ayah mendapat serangan. Dia kelihatan kesakitan dan
sulit bernapas." "Apa yang Anda lakukan?"
"Saya menelepon dokter, tapi dia sedang keluar. Saya meninggalkan pesan agar
segera datang ke rumah kami.
Kemudian saya naik ke lantai atas."
"Kemudian?" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ayah ternyata benar-benar sakit. Dia meninggal
sebelum dokternya tiba."
Tak ada emosi apa pun dalam suara Philip. Kalimatnya hanya merupakan
pengungkapan fakta. "Di mana anggota keluarga yang lain pada waktu itu?"
"Istri saya berada di London. Dia kembali tak lama
kemudian. Sophia juga sedang ke luar rumah. Eustace dan Josephine ada di rumah."
"Saya harap Anda tidak tersinggung dengan pertanyaan berikut ini. Mr. Leonides.
Apakah kematian ayah Anda memengaruhi keadaan keuangan Anda?"
"Saya mengerti bahwa Anda harus mengetahui semua
fakta. Ayah saya telah mengatur agar secara finansial kami bisa berdiri sendiri.
Roger, kakak saya, dijadikan ketua dan pemegang saham terbesar dari Associated
Catering - yaitu perusahaannya yang paling besar, dan manajemennya
diserahkan pada Roger. Ayah juga memberikan kepada
saya sejumlah uang yang nilainya kira-kira sama - lebih-kurang seratus lima
puluh ribu pound dalam bentuk obligasi dan surat-surat berharga - sehingga saya
bisa memakainya sebagai modal, sesuai dengan kemauan saya.
Ayah juga memberikan jumlah yang cukup besar pada dua adik perempuan saya yang
kemudian meninggal."
"Namun ayah Anda tetap seorang jutawan?"
"Tidak. Sebenarnya dia hanya menyimpan secukupnya
saja bagi dirinya sendiri. Ayah mengatakan jumlah itu akan menghasilkan bunga
yang cukup. Sejak itu. ."
Untuk pertama kali Philip tersenyum, "dia menjadi orang yang bertambah hari
bertambah kaya." Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Anda dan saudara Anda tinggal di sini bersama-sama.
Apakah ini bukan karena. . kesulitan keuangan?"
"Tentu saja bukan. Ini soal kemudahan saja. Ayah selalu berkata bahwa dia senang
kalau kami mau tinggal bersama dia. Dan saya sangat mencintainya. Saya tinggal
di sini dengan keluarga sejak tahun 1937. Saya tidak membayar sewa, tapi saya
membayar bagian-bagian yang menjadi hak saya."
"Dan kakak Anda?"
"Dia kemari karena rumahnya yang di London kena bom
tahun 1943." "Mr. Leonides, apakah Anda tahu tentang pembagian
harta dalam surat wasiat ayah Anda?"
"Ya. Dia memperbarui surat wasiatnya pada tahun 1946.
Ayah bukamah orang yang senang berahasia. Dia akrab
dengan keluarganya. Dia mengadakan pertemuan keluarga dan
mengundang pengacatanya. Kemudian dia menerangkan tentang pembagian warisannya. Saya rasa
Anda sudah tahu akan hal tersebut. Saya yakin Mr. Gaitskill telah memberitahu
Anda. Secara garis besar, jumlah seratus ribu pound bebas pajak diwariskan
kepada ibu tiri saya di samping benda-benda yang sudah menjadi miliknya. Sisa
kekayaannya dibagi rata menjadi tiga bagian. Satu bagian untuk saya, satu bagian
untuk Roger, dan satu bagian lagi disimpan untuk ketiga cucunya. Rumah kami
memang besar, tapi biaya kematian juga tinggi."
"Ada bagian untuk pelayan atau panti sosial?"
"Tidak ada. Gaji para pelayan dinaikkan setiap tahun bila mereka tetap bekerja
di sini." Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Maafkan pertanyaan Saya, Mr. Leonides - apakah Anda sedang memerlukan uang saat
ini?" "Pajak pendapatan memang tinggi, Inspektur. Tetapi
pendapatan saya lebih dari cukup untuk keperluan itu - dan keperluan istri saya.
Kecuali itu Ayah sering memberi hadiah pada kami. Seandainya ada kebutuhan
mendadak, dia akan mengulurkan bantuan pada kami."
Philip menambahkan dengan nada dingin,
"Percayalah bahwa saya tidak mempunyai kesulitan
keuangan yang membuat saya menginginkan kematian
ayah saya, Inspektur."
"Maafkan saya kalau pertanyaan saya mengarah ke sana, Mr. Leonides. Tapi kami
harus mengetahui semua fakta, Sekarang saya ingin mengajukan pertanyaan yang
sangat sensitif. Ini mengenai hubungan ayah Anda dengan istrinya.
Apa mereka bahagia?"
"Setahu saya, ya."
"Tak ada pertengkaran?"
"Saya rasa tidak."
"Ada perbedaan besar dalam umur?"
"Benar." "Apa Anda - maaf - bisa menerima perkawinan ayah
Anda yang kedua?" "Ayah tidak minta persetujuan saya."
"Itu bukan jawaban yang tepat, Mr. Leonides.'
"Karena Anda mendesak saya, saya akan mengatakan
bahwa tindakannya itu kurang bijaksana."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Apakah Anda memprores tindakan ayah Anda?"
"Saya tahu setelah perkawinan itu terjadi."
"Anda terkejut?"
Philip tidak menjawab. "Apakah timbul perasaan-perasaan yang tidak enak
tentang hal itu?" "Ayah saya mempunyai hak penuh untuk melakukan apa
yang disukainya." "Hubungan Anda dengan Mrs. Leonides baik?"
"Baik." "Anda beramah-tamah dengan dia?"
"Kami jarang bertemu."
Inspektur Taverner mengubah arah pembicaraan.
"Coba Anda ceritakan tentang Mr. Laurence Brown.
"Saya tidak bisa. Dia di sini karena dipanggil ayah saya."
"Tetapi dia guru anak-anak Anda, Mr. Leonides."
"Benar. Anak laki-laki saya menderita infantile paralysis.
Untung termasuk penderita ringan - tapi dokter
menyarankan agar dia tidak disekolahkan di sekolah biasa.
Ayah menyarankan agar dia dan Josephine, adiknya, belajar dari guru privat saja.
Pilihannya pada waktu itu memang terbatas - karena guru itu haruslah orang yang
tidak bisa masuk kualifikasi untuk menjadi militer. Guru anak-anak saya punya
surat-surat yang cukup baik. Ayah dan Bibi (yang
selalu mengawasi anak-anak) puas dengan
pernyataan-pernyataan itu. Bisa saya tambahkan lagi
bahwa saya tidak pernah menemui kesalahan-kesalahan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mengenai pelajaran dan catanya mengajar. Saya menilainya cukup baik."
"Dia tinggal di bagian rumah yang ditempati ayah Anda?"
"Di sana ada lebih banyak kamar."
"Apa Anda pernah melihat - maafkan pertanyaan saya ini
- tanda-tanda keakraban antara Laurence Brown dengan ibu tiri Anda?"
"Saya tidak punya kesempatan untuk memerhatikan hal-
hal yang demikian." "Apakah Anda pernah mendengar gosip atau pembicaraan mengenai hal itu?"
"Saya tidak mendengarkan gosip atau pembicaraan-
pembicaraan yang demikian, Inspektur."
"Sangat terpuji," kata Inspektur Taverner. "Jadi Anda tidak pernah melihat,
mendengar, dan membicarakan hal-hal yang jahat?"
"Terserah cara, Anda menyebutkannya, Inspektur."
Inspektur Taverner berdiri.
"Baiklah. Terima kasih banyak, Mr. Leonides."
Aku mengikuti dia ke luar ruangan.
"Huh," kata Tavefner, "benar-benar ikan yang dingin!"
7 "SEKARANG kita akan bicara dengan Mrs. Philip. Magda West, nama panggungnya,"
kata Taverner. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Apa perlu?" tanyaku. "Saya pernah dengar tentang dia, dan saya pernah
melihatnya dalam beberapa pertunjukkan.
Tapi saya tidak ingat di mana dan kapan."
"Dia salah satu artis yang cukup berbakat," kata
Taverner. "Dia pernah main di West End satu atau dua kali.
Dan dia pernah main dengan bagus di Reperuory. Dia
sering main di teater-teater dan klub-klub elit. Saya rasa persoalannya adalah
dia tidak perlu hidup dari hasil panggungnya. Dia bisa memilih dan mengambil apa
pun yang dia suka, atau pergi pesiar ke mana saja. Kadang-kadang dia membiayai
sendiri pertunjukan yang disukainya
- dan dia sering memerankan tokoh yang sama sekali tak cocok baginya. Akibatnya
dia tetap berada pada taraf amatir dan tidak pernah meningkat ke kelas
profesional. Dia memang bisa bermain bagus - terutama dalam
pertunjukan komedi. Tetapi banyak manajer yang tidak suka. Mereka mengatakan dia
terlalu independen dan sering bikin ribut. Saya sendiri tidak tahu apakah semua itu benar, tetapi dia
memang tidak terlalu disukai di kalangan para artis."
Sophia keluar dari ruang keluarga dan berkata,
"Ibu saya ada di sini, Inspektur."
Aku mengikuti Taverner masuk ke dalam ruang keluarga yang besar. Sesaat aku
tidak mengenali wanita yang duduk di kursi panjang itu. Rambutnya yang tadi
tergerai kini ditata ke atas dan dia mengenakan jas abu-abu tua yang rapi
jahitannya, dipadu dengan blus lembayung muda
berhias bros di lehernya. Untuk pertama kalinya aku
menyadari bentuk hidungnya yang menarik. Aku teringat pada Athene Scyler - dan
sulit untuk percaya bahwa wanita yang ada di depanku adalah wanita yang sama
dengan yang kulihat dalam pakaian tidur tadi.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Inspektur Taverner?" katanya. "Silakan masuk dan
duduk. Anda mau merokok" Ini memang urusan yang


Buku Catatan Josephine Crocked House Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menjengkelkan. Bagi saya tidak mudah menghadapinya."
Suatanya rendah tanpa emosi, suara orang yang ingin
memamerkan kemampuannya menguasai diri.
Dia melanjutkan, "Katakan saja apa yang bisa saya bantu."
"Terima kasih, Nyonya. Di mana Anda berada pada
waktu kejadian itu?"
"Saya rasa saya dalam perjalanan dari London. Hari itu saya makan siang di Ivy
dengan seorang teman. Lalu kami nonton peragaan busana. Kami minum dengan
beberapa teman lainnya di Berkeley. Lalu saya pulang. Ketika saya sampai, semuanya sedang
ribut. Kelihatannya mertua saya mendapat serangan mendadak. Dia meninggal."
Suatanya tergetar sedikit.
"Anda suka pada mertua Anda?"
"Saya mencintai. ."
Suatanya meninggi. Sophia membetulkan sedikit letak
lukisan Degas yang ada di situ. Suara Magda kembali
rendah seperti semula. "Saya sangat sayang kepadanya," katanya tenang. "Kami menyayanginya. Dia sangat-
baik kepada kami." "Bagaimana hubungan Anda dengan Mrs. Leonides?"
"Kami tidak terlalu sering bertemu dengan Brenda."
"Mengapa?" "Ya, karena kami mempunyai kegemaran yang berbeda.
Kasihan Brenda. Hidupnya terlalu sulit."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sekali lagi, Sophia memain-mainkan lukisan itu.
"Benarkah" Bagaimana contohnya?"
"Oh, saya tak tahu." Magda menggelengkan kepalanya
dengan senyum sedih. "Apakah Mrs. Leonides bahagia dengan suaminya?"
"Oh, saya rasa begitu."
"Tak pernah bertengkar?"
Sekali lagi, kepalanya bergoyang.
"Saya benar-benar tidak tahu. Inspektur. Tempat kami terpisah."
"Dia dengan Mr. Laurence Brown cukup intim, bukan?"
Magda Leonides berubah kaku. Matanya menatap
Taverner penuh celaan. "Saya rasa." katanya. "Anda seharusnya tidak menanyakan hal-hal seperti itu kepada saya. Brenda baik dengan siapa saja. Dia
orang yang ramah-tamah."
"Apakah Anda menyukai Mr. Laurence Brown?"
"Dia pendiam. Baik. Tapi memang tidak menonjol. Saya jarang bertemu dengannya."
"Apakah dia mengajar dengan baik?"
"Saya kira begitu. Saya tidak tahu. Tapi Philips
kelihatannya puas." Taverner memakai taktik kejutan.
"Maaf dengan pertanyaan saya ini, tapi menurut Anda, apakah memang ada hubungan
cinta antara Mr. Brown dengan Brenda Leonides?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Magda berdiri. Dia memang anggun.
"Saya belum pernah menemukan bukti tentang hal
tersebut," katanya. "Saya rasa pertanyaan itu tidak
seharusnya Anda tanyakan pada saya. Brenda adalah istri mertua saya."
Hampir saja aku bertepuk tangan. Inspektur juga ikut berdiri.
"Lebih sesuai untuk ditanyakan pada para pelayan?"
katanya. Magda tidak menjawab. "Terima kasih, Mrs. Leonides," kata Inspektur sambil keluar.
"Ibu telah melakukannya dengan bagus sekali," kata
Sophia senang. Magda membetulkan letak tambut di belakang telinga
kanannya, kemudian memandang dirinya dalam kaca.
"Ya. .," katanya, "memang begitulah seharusnya."
Sophia memandangku. "Apakah tidak sebaiknya kau menemani Inspektur?"
"Sophia, apa yang harus ku. ."
Aku berhenti. Tentu saja aku tidak akan bertanya
kepadanya peran apa yang harus kulakukan di depan
ibunya. Magda Leonides kelihatannya tidak peduli
denganku. Baginya aku mungkin seorang reporter, pacar anaknya, atau salah
seorang anggota polisi yang mondar-mandir di situ. Bagi Magda Leonides semuanya
sama saja. Sambil menunduk memandang kakinya, Magda berkata
dengan rasa tidak puas, Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Sepatu ini tidak cocok. Asal-asalan saja."
Aku cepat-cepat keluar menemui Taverner setelah
melihat kibasan tangan Sophia yang angkuh. Kudapati dia di luar ruangan,
melewati pintu dan sedang menuju tangga.
"Mau bertemu kakaknya," katanya menjelaskan.
Cepat-cepat aku mengatakan kesulitanku.
"Taverner, sebenarnya apa peran saya di sini?"
Dia terkejut. "Peran Anda?" "Ya. Apa yang saya kerjakan di rumah ini" Kalau ada
yang bertanya, apa jawabnya?"
"Oh." Dia diam berpikir. Kemudian tersenyum "Sudah
ada yang bertanya?" "Belum." "Ya begitu sajala. Jangan menjelaskan apa-apa. Itu sikap yang paling baik.
Lebih-lebih dalam rumah yang
kebingungan seperti ini. Setiap orang memikirkan
kekuatirannya sendiri-sendiri dan takut untuk bertanya-tanya. Mereka akan diam
saja selama Anda kelihatan yakin pada diri Anda sendiri. Merupakan kesalahan
besar untuk mengatakan sesuatu bila tidak diminta. Hm, sekarang kita masuk pintu
ini dan naik. Tak ada yang terkunci. Kurasa Anda mengerti bahwa pertanyaan-
pertanyaan yang saya ajukan banyak yang asal saja. Tak ada bedanya siapa yang ada di rumah dan siapa
yang ada di luar rumah pada hari naas itu."
"Kalau begitu mengapa. ."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dia melanjutkan, "Karena dengan bertanya saya punya
kesempatan untuk mengenal mereka semua, menilai
mereka, mendengar apa yang mereka katakan, dan
berharap ada yang bisa memberi petunjuk." Dia diam
sejenak, kemudian bergumam, "Kurasa Mrs. Magda
Leonides bisa mengeluarkan berjuta kalimat kalau dia mau.'
"Apakah dia bisa dipercaya?" tanyaku
"Oh, tidak," sahut Taverner. "Tidak bisa dipercaya. Tetapi bisa menjadi titik
awal suatu penyelidikan. Setiap orang di rumah ini punya kesempatan dan cara.
Yang kuperlukan adalah motif"
Di tangga paling atas terdapat pintu di sebelah kanan. Di pintu itu ada pengetuk
tembaga dan Inspektur Taverner memukul-mukulkannya ke pintu.
Dengan amat tiba-tiba pintu tersebut dibuka. Seolah-
olah laki-laki itu sudah bersiap dari dalam. Badannya tinggi besar, postur
tubuhnya kaku, dengan bahu amat lebar dan rambut hitam kusut. Wajahnya jelek
sekali, tapi anehnya kelihatan menyenangkan. Matanya memandang kami, lalu dengan
cepat dipalingkannya dengan sikap malu.
"Oh," katanya, "silakan masuk. Silakan masuk. Saya
sebenarnya akan keluar - tapi tak apa. Mari di ruang duduk saja. Akan saya
panggilkan Clemency - oh, rupanya kau di situ. Ini Inspektur Polisi Taverner.
Dia - Anda mau merokok" Sebentar, ya. Maaf." Dia menakatak dinding
pemisah ruangan dan berkata "maaf" kepada benda itu, lalu cepat-cepat keluar.
Rasanya kepergiannya seperti kepergjan seekor lebah
yang meninggalkan keheningan di belakangnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mrs. Roger Leonides berdiri di dekat jendela. Aku
tertarik pada kepribadiannya dan suasana di ruangan
tempat kamu berdiri. Dinding ruangan itu dicat putih, bukan warna gading
atau krem pucat yang biasanya dipakai mengecat rumah, walaupun orang sering
menyeburnya "putih'.
Tak ada lukisan yang menghiasi dinding itu kecuali
sebuah lukisan yang terletak di atas perapian, yang
merupakan garis-garis geometris berbentuk segitiga abu-abu tua dan biru suram.
Bisa dikatakan hampir tidak ada perabotan. Hanya tiga atau empat buah kursi,
sebuah meja berlapis kaca dan sebuah rak buku kecil. Tidak ada hiasan apa-apa,
yang kelihatan hanya lampu ruangan, dari udara.
Sangat jauh berbeda dengan ruangan di bawah yang penuh bunga dan hiasan. Dan
Mrs. Roger Leonides memang jauh berbeda dengan Mrs. Philip Leonides. Kalau Mrs.
Magda Leonides memberi kesan bisa menjadi setengah lusin
wanita yang berbeda-beda, maka Clemency Leonides hanya bisa
menjadi dirinya sendiri. Dia wanita yang berkepribadian kuat. Umurnya sekitar lima puluhan. Rambutnya berwarna
abu-abu dan dipotong sangat pendek. Tetapi kelihatan serasi dengan bentuk
kepalanya yang mungil dan dan
bagus. Wajahnya kelihatan sensitif dan cerdas. Matanya abu-abu muda dengan
yatapan tajam yang aneh. Dia
memakai baju wol merah tua berpotongan sederhana yang sangat sesuai dengan
tubuhnya yang langsing. Aku merasa bahwa wanita itu agak menakutkan karena
aku menilai bahwa standar kehidupannya bukamah
standar yang biasa dipakai oleh wanita-wanita kebanyakan.
Aku mengerti sekarang, mengapa Sophia menyebut kata
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kekejaman ketika membicarakan Clemency. Ruangan itu
dingin dan badanku gemetar.
Clemency Leonides berbicara dengan suara tenang dan
sopan, "Silakan duduk, Inspektur. Ada berita lagi?"
"Kematian itu disebabkan oleh eserine, Nyonya." Dia
berkata, "Jadi, ini suatu pembunuhan. Tidak mungkin merupakan kecelakaan, bukan?"
"Tidak, Nyonya."
"Tolong, saya harap Anda bersikap halus pada suami
saya, Inspektur. Hal ini akan sangat memengaruhi dia. Dia sangat memuja ayahnya
dan kejadian ini menyakitkan dia.
Dia sangat emosional."
"Hubungan Anda dengan mertua Anda baik-baik saja,
Nyonya?" "Ya. Hubungan kami baik." Dia menambahkan, "Saya
tidak terlalu menyukainya.
"Mengapa?" "Saya tidak suka tujuan-tujuan hidupnya - dan cara dia mencapainya."
"Dan Mrs. Brenda Leonides?"
"Brenda" Saya jarang bertemu dia."
"Apakah mungkin Brenda menjalin hubungan dengan
Mr. Laurence Brown."
"Maksud Anda - hubungan cinta, begitu" Saya rasa tidak.
Tapi saya tidak memerhatikan hal-hal semacam itu."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dia kedengaran tidak tertarik sama sekali pada hal itu.
Roger Leobides kembali dengan tergesa-gesa.
"Wah, tertunda," katanya. "Telepon. Nah, inspektur"
Bagaimana" Ada kabar apa" Apa yang menyebabkan
kematian Ayah?" "Kematian itu disebabkan oleh eserine."
"Benarkah" Ya Tuhan! Pasti wanita itu! Tak bisa
menunggu lebih lama! Ayah mengangkatnya dari comberan dan inilah imbalannya.
Membunuh dengan darah dingin! Ya Tuhan, darah saya serasa mendidih."
"Anda punya alasan mengapa mengatakan hal tersebut?"
tanya Taverner. Roger berjalan mondar-mandir dengan kedua tangan
menarik rambutnya kencang-kencang.
"Alasan" Siapa lagi yang bisa berbuat begitu" Saya tidak pernah percaya pada
wanita itu-saya tidak suka dia! Tak seorang pun di sini menyukainya. Philip dan
saya benar-benar terkejut ketika Ayah memberitahu kami apa yang telah
dilakukannya! Dalam umur setua itu. Gila - gila. Ayah saya memang mengagumkan,
Inspektur. Pikirannya semuda dan sesegar lelaki empat puluhan. Apa pun yang saya miliki di dunia ini
asalnya dari dia. Dia melakukan segalanya untuk saya - tak pernah mengecewakan
saya. Sayalah yang mengecewakan dia - kalau saya berpikir
tentang hal itu. " Dia duduk terenyak di kursi. Istrinya mendekat dengan tenang. "Sudah, Roger,
cukup jangan terlalu dipikirkan."
"Ya-ya-aku tahu." Dia menggenggam tangan istrinya.
"Tapi bagaimana mungkin aku bisa tenang - bisa
bersikap. ." Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tapi kita semua harus tenang, Roger. Inspektur
Taverner perlu bantuan kira."
"Benar. Mrs. Leonides."
Roger berteriak, "Tahukah Anda apa yang akan saya lakukan" Mencekik
wanita itu dengan kedua tangan saya. Tidak
bisa menyenangkan lelaki tua itu bebetapa tahun lagi.
Seandainya dia di sini. ." Dia meloncat berdiri. Tubuhnya gemetar karena marah.
Tangannya kejang. "Ya, saya akan memutar lehernya, memutar lehernya. ."
"Roger!" kata Clemency tajam.
Dia memandang istrinya, malu.
"Maaf, Sayang." Dia berbalik pada kami. "Maafkan saya.
Terbawa emosi. Maafkan saya. ."
Dia keluar dari ruangan lagi. Clemency berkata dengan senyum-samar.
"Dia tak akan sampai hari membunuh seekor lalat pun."
Taverner menanggapi pernyataannya dengan sopan.
Kemudian dia mulai dengan pertanyaan-pertanyaan
rutin. Clemency Leonides menjawab dengan tepat dan singkat.
Roger Leonides sedang berada di London pada hari
kematian ayahnya, yaitu Box House, kantor pusat
Associated Catering. Dia kembali sore hari dan bercakap-cakap dengan ayahnya
seperti biasa. Clemency sendiri seperti biasanya ada di Lambert Institute, di
Gower Street, tempatnya bekerja. Dia pulang sebelum pukul enam.
"Anda bertemu dengan mertua Anda?"


Buku Catatan Josephine Crocked House Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tidak. Yang terakhir kali saya bertemu dia adalah sehari sebelumnya. Kami minum
kopi bersama setelah makan malam." "Tetapi Anda tidak bertemu dengan dia pada hari kematiannya?"
"Tidak. Sebenamya memang saya pergi ke tempatnya
pada hari itu karena Roger mengira pipanya ketinggalan d sana - pipa yang sangat
disayanginya. Tetapi pipa itu tergeletak di meja lorong rumah. Jadi saya tak
pelu mengganggu orang tua itu. Dia sering
tertidur sekitar pukul enam." "Kapan Anda mendengar dia sakit?"
"Brenda datang tergesa-gesa. Itu kira-kira jam setengah tujuh lebih."
Pertanyaan-pertanyaan itu memang tidak penting.
Tetapi aku melihat berapa teliti Inspektur Taverner
memeriksa wanita yang menjawab pertanyaan-pertanyaan itu. Dia bertanya tentang
hal-hal yang berhubungan dengan pekerjaannya di London. Dia menjawab bahwa
pekerjaan yang dilakukannya berhubungan dengan efek radiasi
disintegrasi atom. "Jadi Anda membuat bom atom?"
"Pekerjaan saya tidak ada hubungannya dengan
perusakan. Institut saya melakukan percobaan-percobaan mengenai efek-efek
disinregrasi atom untuk pengobatan."
Ketika Taverner berdiri, dia berkata ingin melihat-lihat tempat tinggal mereka.
Wanita itu nampak heran, tetapi menunjukkan pada Taverner apa yang ingin
dilihatnya. Kamar tidur yang berisi dua tempat tidur kecil dengan seprai putih dan
peralatan-peralatan sederhana yang Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mengingatkan aku pada rumah-rumah sakit atau kamar-
kamar biara. Kamar mandinya pun sangat sederharta,
tanpa peralatan mewah dan jajaran kosmetik. Dapurnya kosong, bersih tanpa noda
dan dilengkapi peralatan-peralatan yang praktis. Kemudian kami smapai pada
sebuah pintu. Sambil membukanya, Clemency berkata, "Ini kamar khusus suami
saya." "Masuk," kata Roger. "Masuk"
Aku menarik napas lega. Aku merasa tertekan dalam
ruangan-ruangan bersih tanpa noda tadi. Tapi kamar ini benar-benar menyenangkan.
Ada sebuah meja lipat besar yang tertutup kertas-kertas yang berceceran, pipa-
pipa tua dan abu rokok. Ada kursi-kursi besar yang sudah lusuh dan permadani-
permadani Persia menutup lantai. Di dinding ada beberapa foto yang sudah agak
kusam. Grup-grup sekolah, grup cricket, grup militer. Ada lukisan cat air tentang padang pasir
dan menara, tentang perahu layar, laut dan matahari terbenam. Ruangan ini
menyenangkan. Kamar orang yang ramah, suka berteman, dan disukai
banyak orang. Dengan kaku Roger menuang air dari sebuah teko, dan
menjatuhkan kertas-kertas dan buku-buku ke sebuah kursi.
"Berantakan. Saya sedang bongkar-bongkar. Memilih-
milih dokumen." Inspektur Taverner menolak minuman
yang disodorkan. Aku menerima. "Maafkan saya." katanya.
Dia membawa minuman itu padaku dan menoleh ke arah
Taverner. "Saya terbawa emosi."
Dia memandang berkeliling dengan rasa bersalah, tetapi Clemency Leonides tidak
ikut masuk. "Dia memang luar biasa," katanya. "Istri saya. Dia
menghadapi semua ini dengan tenang. Hebat dia! Saya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
benar-benar kagum. Dia pernah mengalami masa-masa
sulit - masa yang luar biasa. Saya ingin menceritakannya kepada Anda. Maksud
saya, sebelum kami menikah.
Suaminya yang pertama adalah orang baik - maksud saya cerdas - tapi sakit-
sakitan. Kena TBC. Dia mengadakan riset kristalografi, kalau tak salah. Gajinya
kecil dan pas-pasan. Tapi dia tidak menyerah. Dan Clemency melayani suaminya bagaikan pelayan. Dia
tahu umurnya tidak panjang.
Clemency tak pernah mengaduh - tak pernah mengomel
karena lelah. Dia selalu berkata bahwa dia bahagia. Lalu suaminya meninggal.
Clemency sangat menderita. Akhirnya dia mau menikah dengan saya. Saya merasa
senang bisa membuatnya bahagia, tanpa beban. Saya ingin dia tidak bekerja,
tetapi dia merasa wajib bekerja dalam situasi perang seperti ini. Dan sampai
sekarang dia masih merasa perlu bekerja. Tapi memang dia istri yang baik - istri
terbaik yang bisa diharapkan oleh seorang lelaki. Ah, saya benar-benar
beruntung! Saya akan melakukan apa saja
untuknya!" Taverner menanggapi dengan sopan. Kemudian dia
kembali pada pertanyaan-pertanyaan rutin. Kapan dia
mendengar ayahnya sakit"
"Brenda berlari-lari kemari memanggil saya. Ayah sakit -
dia mengatakan Ayah kena serangan.
"Padahal setengah jam sebelumnya, saya bercakap-
cakap dengan Ayah. Waktu itu dia tidak apa-apa. Lalu saya cepat-cepat ke sana.
Mukanya biru, napasnya sesak. Saya lari ke tempat Philip. Dia menelepon dokter.
Saya - kami tidak dapat berbuat apa-apa. Tentu saja waktu itu tidak terpikir
oleh saya bahwa ada yang aneh. Aneh, Benarkah saya bilang aneh" Ya Tuhan, itu
kata yang sangat tidak tepat."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dengan agak sulit Taverner dan aku melepaskan diri
dari libatan emosi Roger Leonides. Akhirnya kami pun tiba di luar, di atas
tangga. "Wah!" kata Taverner. "Seperti bumi dengan langit kalau dibanding dengan
adiknya." Dia menambahkan, "Barang-barang dan ruangan yang aneh. Bisa menjadl
perunjuk tentang penghuninya."
Aku mengiyakan dan dia menambahkan lagi,
"Dan aneh juga ya, pasangan itu?"
Aku tidak tahu apakah kalimat itu ditujukan pada
pasangan Clemency dan Roger atau pasangan Philip dan Magda. Kata-katanya cocok
untuk mereka semua. Tapi kelihatannya kedua perkawinan itu bisa dikatakan bahagia. Setidak-tidaknya
untuk pasangan Roger dan Clemency. "Kelihatannya dia bukan tipe seorang peracun," kata
Taverner. "Paling tidak dari apa yang telah saya lihat. Tentu saja kita tidak
bisa percaya begitu saja. Kalau istrinya masih mungkin. Dia tipe orang yang suka
menyendiri. Mungkin agak gila."
Sekali lagi, aku mengiyakan pendapatnya. "Tapi saya
rasa dia tidak akan membunuh orang hanya karena dia
tidak suka tujuan dan cara hidup seseorang. Barangkali dia membenci mertuanya -
ah, tapi apa ada orang membunuh hanya karena benci?"
"Memang sedikit," kata Taverner. "Aku sendiri belum
pernah mendengar. Kurasa lebih baik kita anggap Brenda saja. Tapi rasanya tidak
mungkin mendapatkan bukti untuk itu."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
8 SEORANG pelayan wanita membukakan pintu di
seberang. Dia kelihatan ketakutan tapi bersikap sedikit angkuh ketika melihat
Taverner. "Anda ingin bertemu dengan Nyonya?"
"Ya." Dia membawa kami ke ruang keluarga yang besar, lalu
keluar. Ruangan itu sebesar ruang keluarga yang ada di bawah, terhias gorden sutra
bergaris-garis dan dilengkapi kursi berjok katun dengan warna-warna cerah.
Di atas perapian ada sebuah lukisan yang membuat
mataku tidak berkedip. Bukan hanya keahlian si pelukis, tapi juga karena wajah
yang terlukis di situ. Lukisan itu adalah lukisan seorang lelaki tua kecil yang bermata tajam. Dia
memakai topi hitam beludru dan
kepalanya kelihatan seolah-olah terbenam pada kedua
bahunya. Tetapi ada vitalitas dan kekuatan yang terpancar darinya. Mata yang
tajam itu seolah-olah menatap mataku.
"Itu gambar dia." kata Inspektur Taverner. "Dilukis oleh Agustus John. Kelihatan
punya karakter kuat, kan?"
"Ya," kataku. Sekarang aku mengerti apa yang dimaksud Edith de
Haviland ketika dia mengatakan bahwa rumah itu kosong tanpa kehadirannya. Dia
adalah si Lelaki Bongkok yang sudah membangun Pondok Bobrok - dan tanpa dia,
Pondok Bobrok itu tak berarti apa-apa lagi.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Itu gambar istri pertamanya, digambar oleh Sargent,"
kata Taverner. Aku memandang lukisan itu, di dinding di antara dua
jendela. Ada semacam kekejaman yang biasa ditemukan
dalam lukisan-lukisan Sargent lainnya. Aku merasa, bahwa panjang wajahnya
dilebih-lebihkan, juga kesan seperti kuda yang sedikit ditonjolkan. Ini memang
lukisan khas seorang wanita Inggris - wanita desa (bukan wanita cerdas). Bagus,
tapi tidak terlalu hidup. Bukan tipe wanita yang cocok mendampingi lelaki yang
tersenyum di atas perapian itu.
Pintu terbuka dan Sersan Lamb masuk.
"Saya sudah selesai dengan pelayan-pelaayan, Pak,"
katanya. "Tidak ada yang bisa membantu."
Taverner mendesah. Sersan Lamb mengeluarkan catatannya dan berjalan ke
pojok ruangan, duduk di sana tanpa terganggu.
Pintu terbuka lagi dan istri kedua Atistide Leonides masuk. Dia mengenakan gaun
hitam-gaun hitam yang sangat mahal. Bajunya menutup sampai ke leher dan
tangan. Dia melangkah santai dan lamban. Memang warna hitam sesuai untuknya.
Rambut cokelatnya diatur rapi sekali. Wajahnya yang agak menarik berbedak rata.
Dia memakai lipstik dan pemerah pipi, tapi kelihatan jelas bahwa dia baru
menangis. Dia memakai seuntai kalung
mutiara besar-besar. Di salah satu jari tangannya terpasang cincin berbatu
jamrud yang besar dan di jari tangan lainnya ada sebuah cincin berbatu merah
delima yang amar besar. Wanita itu kelihatan ketakutan
"Selamat pagi, Mrs. Leonides." kata Taverner ramah.
"Maaf Mengganggu Anda lagi."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dia menjawab dengan suara datar,
"Silakan kalau memang perlu."
"Anda mengerti bukan, bahwa seandainya Anda
kehendaki, pengacara Anda bisa mendampingi Anda?"
Aku tak tahu apakah dia mengerti arti kata-kata itu. Tapi kelihatannya tidak.
Dia hanya berkata dengan agak sedih,
"Saya tidak suka Mr. Gaitskill."
"Anda bisa memilih pengacara lain, Nyonya."
"Apakah itu keharusan" Saya tak suka pengacara.
Mereka membuat saya bingung."
"Terserah apa yang Anda inginkan," kata Taverner
sambil tersenyum cepat. "Kalau begitu bisa diteruskan?"
Sersan Lamb menjilat pensilnya. Brenda Leonides duduk di depan Taverner.
"Anda telah menemukan sesuatu?" tanyanya.
Aku melihat jari-jarinya yang gemetar mempermainkan
lipatan gaunnya. "Kami sekarang bisa menyatakan dengan pasti bahwa
suami Nyonya meninggal karena keracunan eserine."
"Maksud Anda, obat tetes itu menyebabkan kematiannya?" "Kelihatannya jelas bahwa yang Anda suntikkan terakhir kali adalah eserine dan
bukan insulin." "Tetapi saya tidak tahu hal itu. Saya tidak mengganti isinya. Benar-benar bukan
saya. Inspektur." "Kalau begitu pasti ada orang yang sengaja mengganti insulin dengan obat tetes
mata itu." Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Benar-benar kejam!'"
"Anda benar, Nyonya."
"Apakah menurut Anda - orang itu sengaja melakukannya" Atau kebetulan saja" Tidak mungkin
dilakukan sebagai lelucon?"
Taverner menjawab dengan lembut.
"Kami tidak menganggapnya sebagai lelucon, Nyonya."
"Pasti salah seorang pelayan kalau begitu."
Taverner tidak menjawab. "Pasti. Saya tidak tahu lagi siapa yang mungkin
melakukan hal seperti itu."
"Apakah Anda yakin. Coba Anda pikir baik-baik, Nyonya.
Apakah tidak ada hal-hal lain sama sekali" Tak ada rasa sakit hati"
Pertengkaran" Kemarahan?"
Wanita itu memandangnya dengan matanya yang besar
dan menantang. "Tidak ada sama sekali," katanya.
"Sore itu Anda pergi menonton bioskop, bukan?"
"Ya. Saya tiba jam enam tiga puluh - sudah waktunya
untuk memberi insulin - saya - saya - saya menyuntiknya seperti biasa dan
kemudian dia - menjadi aneh. Saya
ketakutan - saya lari ke Roger - saya telah menceritakan pada Anda. Apa saya
harus mengulanginya berkali-kali?"
Suatanya meninggi dan kedengaran histeris.
"Maaf, Mrs. Leonides. Apakah saya bisa bicara dengan Mr. Brown sekarang?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Dengan Laurence" Mengapa" Dia tidak tahu apa-apa
tentang hal itu." "Saya ingin berbicara dengan dia."
Dia menatap Taverner dengan curiga.
"Dia sedang mengajar Eustace di ruang belajar. Anda
mau agar dia kemari?"
"Tidak - kami akan ke sana."
Taverner berjalan ke luar dengan cepat. Sersan Lamb
dan aku mengikutinya. "Bapak sudah menggelitik rasa curiganya." kata Sersan Lamb.
Taverner hanya menggeram. Dia naik tangga dan
melewati sebuah ruangan besar yang menghadap taman. Di situ ada seorang lelaki
muda berambut pirang, berumur sekitar tiga puluhan duduk dengan seorang anak
laki-laki yang ganteng berumur kira-kira enam belas tahun.


Buku Catatan Josephine Crocked House Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Mereka memandang kami. Adik Sophia, Eustace,
memandangku dan Laurence Brown menatap Inspektur
Taverner dengan gelisah. Belum pernah kulihat seorang laki-laki yang seperti
lumpuh karena ketakutan. Dia berdiri, lalu duduk lagi. Dia berkata dengan suara
hampir tercekik, "Oh - eh - selamat pagi, Inspektur."
"Selamat pagi," kata Inspektur Taverner singkat. "Bisa saya bicara dengan Anda?"
"Ya, tentu saja. Dengan senang hati. Paling tidak. ."
Eustace berdiri. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Anda tidak memerlukan saya bukan, lnspektur?"
Suatanya terdengar menyenangkan namun nadanyaagak
angkuh. "Kita - kita bisa meneruskan belajar nanti," kata si guru.
Eustace berjalan sembrono ke pintu. Langkahnya agak
kaku. Ketika sampai di pintu, dia memandangku,
menggorokkan sebuah jarinya di depan lehernya sambil menyeringai. Kemudian
menutup pintu. "Nah, Mr. Brown," kata Taverner. "Hasil analisa kami positif. Kematian Mr.
Leonides disebabkan oleh eserine."
"Saya - maksud Anda - Mr. Leonides diracun orang" Saya berharap agar. ."
"Dia diracun," potong Taverner sinis. "Ada orang yang menuangkan obat tetes mata
eserine ke dalam botol insulinnya." "Ah, sulit dipercaya. Benar-benar luar biasa."
"Pertanyaannya adalah, siapa yang punya motif?"
"Tak ada. Tidak seorang pun!" Suara laki-laki itu
meninggi. "Anda tidak ingin dibantu oleh seorang pengacara?"
tanya Taverner. "Saya tidak punya pengacara. Dan saya tidak
memerlukannya. Tidak ada hal-hal yang perlu saya
sembunyikan. ." "Dan Anda mengerti bukan, bahwa apa yang Anda
ucapkan akan dicatat?"
"Saya tidak terlibat apa-apa-saya tidak bersalah,"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Saya tidak mengatakan hal yang sebaliknya." Laverner berhenti. "Mrs. Leonides
jauh lebih muda dari suaminya bukan?"
"Saya kira - saya kira begitu."
"Pasti kadang-kadang dia merasa kesepian."
Laurence Brown tidak menyahut. Dia membasahi
bibirnya dengan lidahnya.
"Punya seorang teman sebaya yang sama-sama tinggal di sini tentunya sangat
menyenangkan dia?" "Saya - tidak, tidak sama sekali - maksud saya - saya tak tahu."
"Menurut pendapat saya, itu merupakan hal yang wajar apabila tumbuh rasa
persahabatan di antara Anda berdua."
Laki-laki muda itu menolak mentah-mentah.
"Tidak ada hal semacam itu! Tidak ada! Saya tahu apa yang Anda pikirkan. Tapi
itu tidak benar! Mrs. Leonides selalu baik kepada saya dan saya sangat - sangat
menghormati dia - tak lebih dari itu. Pendapat yang Anda sodorkan benar-benar
luar biasa! Keji! Saya tak akan membunuh siapa pun - atau mengganti isi botol -
atau melakukan hal-hal semacam itu. Saya adalah orang yang sensitif. Saya -
pikiran untuk membunuh merupakan suatu mimpi buruk buat saya - siapa pun tahu
bahwa membunuh itu keji. Dan saya punya alasan-alasan religius untuk menolak ide
semacam itu. Sebaliknya saya melakukan
pekerjaan di rumah sakit - tukang api di rumah sakit-tapi mereka memperbolehkan
saya melakukan pekerjaan yang
berhubungan dengan pendidikan. Saya sudah berusaha
semampu saya dan bekerja dengan baik untuk Eustace dan Josephine - anak yang
sangat cerdas tapi bandel. Dan setiap
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
orang baik kepada saya - Mr. Leonides dan Mrs. Leonides dan Miss de Haviland.
Dan sekarang ada kejadian seperti ini. . Dan Anda mencurigai saya - saya -
sebagai pelaku pembunuhan itu!"
Inspektur Taverner memandangnya dengan mata
memuji. "Saya tidak mengatakan demikian," katanya.
"Tapi Anda berpendapat begitu! Saya tahu Anda
berpendapat seperti itu! Mereka semua juga berpendapat demikian! Mereka melihat
saya seperti itu - saya - saya tidak bisa bicara terus. Saya merasa tak enak
badan." Cepat-cepat dia meninggalkan ruangan. Perlahan-lahan Taverner menoleh padaku.
"Apa pendapat Anda?"
"Dia takut setengah mati."
"Ya, saya tahu. Tapi apa dia tipe seorang pembunuh?"
"Kalau Bapak tanya saya," kata Sersan Lamb, "dia bukan tipe orang yang berani
melakukan pembunuhan."
"Dia memang bukan tipe orang yang berani memukul
atau menodong dengan pistol," kata Inspektur mengiyakan.
"Tapi dalam kasus ini lain. Dia tak perlu melakukan hal semacam itu. Hanya
bermain-main dengan dua buah botol. .
Hanya membantu seorang lelaki tua meninggalkan dunia tanpa rasa sakit."
"Hanya membantu orang lain agar tidak menderita." kata Sersan.
"Dan kemudian, barangkali, selang beberapa waktu,
terjadilah perkawinan dengan seorang wanita yang punya warisan serarus ribu
pound bebas pajak, ditambah dengan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
perhiasan-perhiasan seperti mutiara dan berlain dan
jamrud sebesar telur!"
"Ah, sudahlah. .," kata Taverner menarik napas. "Ini semua hanya teori saja!
Saya memang sudah membuatnya ketakutan. Tapi itu bukan bukti. Dia tetap saja
akan ketakutan walaupun tidak bersalah. Dan saya sendiri
memang tidak yakin bahwa dialah pelakunya. Lebih masuk akal bila si wanita-lah
yang melakukan hal itu. Tapi mengapa dia tidak membuang botol insulin dan
mencucinya?" Dia bertanya pada Sersan, "Tidak ada bukti-bukti dari pemeriksaan
para pelayan?" "Salah seorang mengatakan mereka sangat akrab."
"Ada bukrtnya?"
"Cara dia memandang wanita itu ketika menuangkan
kopi untuknya." 'Tidak bisa dijadikan bukti di depan pengadilan. Ada yang lebih jelas?"
"Tidak ada yang pernah melihat yang lebih jauh dari itu."
"Saya kira pasti ada yang melihat kalau memang ada
yang dilihat. Saya jadi tambah yakin bahwa memang tak ada apa-apa di antara
mereka." Taverner memandangku.
"Coba kembali dan bercakap-cakap dengan Brenda. Saya ingin mendengar kesan Anda
mengenai dia." Dengan agak segan aku berdiri. Tapi aku juga ingin tahu.
9 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
KUTEMUI Brenda Leonides tetap duduk di kursinya
seperti waktu kami tinggalkan. Dia memandangku dengan tajam
"Mana Inspektur Taverner" Apa dia kembali?"
"Belum." "Anda siapa?" Ternyata ada juga yang mengajukan pertanyaan yang
sudah lama kutunggu sejak pagi.
Dan aku menjawabnya dengan jujur.
"Saya punya hubungan dengan polisi, tetapi saya juga teman keluarga ini."
"Keluarga! Hmh - tak ada yang berperikemanusiaan!
Saya benci pada mereka semua." Dia memandangku.
Mulutnya menunjukkan rasa marahnya. Dia kelihatan
cemberut dan ketakutan. "Mereka semua jahat pada saya - dari permulaan sampai sekarang. Mengapa saya tak
boleh menikah dengan ayah mereka" Apa urusan mereka" Mereka toh sudah bertimbun
uang. Dan ayah merekalah yang memberi. Mereka sendiri tidak bisa menghasilkan
uang seperti ayah mereka!"
Dia melanjutkan, "Kenapa seorang lelaki tidak boleh menikah lagi -
walaupun dia sudah agak tua" Dan dia tidaklah terlalu tua.
Saya sangat sayang padanya. Saya sayang padanya." Dia memandangku dengan mata
menantang. "Ya. Ya," kataku.
"Tentunya Anda tidak percaya - tapi ini betu! Saya bosan pada laki-Iaki. Saya
ingin mempunyai rumah tangga yang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
baik - saya ingin memiliki seseorang yang bisa diajak bercanda dan mengatakan
hal-hal yang baik pada saya.
Aristide mengatakan hal-hal yang manis - dan dia bisa membuat orang tertawa -
dan dia pintar. Dia bisa menghindar dengan licin dari peraturan-peraturan tolol yang berlaku. Dia sangat
pandai. Saya tidak gembira dengan kematiannya. Saya sedih."
Dia menyandarkan diri di sofa. Mulutnya kelihatan lebar
- dan kedua sisinya tertarik membentuk senyum yang
sedikit aneh. "Saya bahagia di sini. Saya merasa tenang. Saya bisa mendatangi perancang-
perancang mode terkenal. Saya bisa berbuat sama seperti orang-orang lain. Dan
Aristide menghadiahi saya dengan benda-benda indah." Dia
mengulurkan tangannya sambil melihat cincin berbatu
merah delima. Terbayang olehku saat itu, seekor kucing yang
menjulurkan cakar dan kuku yang tajam. Rasa-rasanya aku juga mendengar suara
meongnya. Wanita itu tersenyum
sendiri. "Apa salahnya dengan hal itu?" katanya. "Saya baik pada dia. Saya membuatnya
bahagia." Dia membungkukkan
badan ke depan. "Tahukah Anda bagaimana saya mengenal dia?"
Dia terus berbicara tanpa menunggu jawaban.
"Kami bertemu di Cay Shamrock. Dia memesan telur
dadar dengan roti panggang. Ketika membawa pesanannya, saya menangis. 'Duduk
sebentar', katanya. 'Saya adalah pemilik rumah makan ini.' Saya memandangnya.
Dia hanyalah seorang lelaki tua kecil - tapi punya kekuatan.
Saya cerirakan kesulitan saya padanya. . Barangkali Anda
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
telah mendengar hal itu dari mereka, tentunya dengan nada yang memburukkan diri
saya. Tapi saya bukan gadis
sembarangan. Saya dididik dengan keras. Kami punya
sebuah toko-toko yang eksklusif dengan jahiran-jahitan artistik. Saya bukanlah
gadis yang punya banyak pacar atau murahan. Tapi Terry memang lain. Dia
keturunan Irlandia - dia berlayar. ., tapi tak pernah berkirim kabar. Barangkali memang saya yang
tolol. Jadi begitulah. Saya ditinggalkan pacar saya. ."
Suatanya terdengar menghina dalam keangkuhan.
"Aristide memang luar biasa. Dia katakan semua akan
beres. Dia kesepian. Katanya kami akan segera menikah.
Semuanya seperti mimpi saja. Setelah itu baru saya ketahui bahwa dia adalah Mr.
Leonides yang terkenal itu. Dia memiliki banyak toko dan rumah makan dan night
club. Seperti dongeng, bukan?"
"Ya, seperti dongeng," kataku.
"Kami menikah di sebuah gereja kecil di kota - lalu kami pergi ke luar negeri."
Dia memandangku dengan mata yang jauh menerawang.
"Ternyata saya tidak mengandung. Saya keliru."
Dia tersenyurn. Senyumnya culas.
"Saya berjanji pada diri sendiri bahwa saya akan menjadi istri yang baik, dan
saya sudah menepati janji saya. Saya memesan makanan-makanan kesukaannya dan
memakai warna-warna yang disukainya dan saya melakukan apa saja untuk membuatnya senang.
Dan dia bahagia. Tapi kami tak pernah lepas dari gangguan keluarganya. Selalu
datang meminta dan menempel pada dia. Miss de Haviland yang tua itu - menurut
saya seharusnya dia pergi ketika Aristide
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menikah lagi. Saya sudah berkata kepadanya. Tapi Aristide mengatakan, 'Dia sudah
lama tinggal di sini. Ini adalah rumahnya, Aristide memang ingin agar mereka
semua tinggal seatap dengannya. Mereka jahat pada saya. Tapi kelihatannya Aristide
tidak tahu atau tidak peduli. Roger membenci saya - Anda sudah bertemu Roger"
Dia selalu benci pada saya. Dan sekarang berusaha agar sayalah yang kena getah
pembunuhan ini - padahal saya tidak
melakukannya! Bukan saya!" Dia membungkuk padaku.
"Percayalah, bukan saya."
Dia kelihatan tidak berdaya. Cara keluarga Leonides
membicarakan dirinya, dan tudingan mereka untuk
membuktikan bahwa dialah yang bersalah dalam kasus ini memang tanpa didasari
rasa kemanusiaan. Wanita itu
sendiri, tak berdaya, dan selalu dikejar-kejar.
"Dan kalau bukan saya, Laurence-lah yang mereka
tuding," katanya melanjutkan.
"Kenapa Laurence?" tanyaku.
"Saya benar-benar kasihan padanya. Badannya tidak
sehat dan tidak bisa ikut perang. Dia bukan pengecut. Dia sensitif. Saya sudah
berusaha untuk membuatnya senang.
Dia harus mengajar anak-anak yang nakal itu. Eustace selalu mencemooh dia, dan
Josephine - yah, Anda tahu kan bagaimana badungnya anak itu."
Kukatakan bahwa aku belum bertemu Josephine.
"Kadang-kadang saya berpikir ada sesuatu yang tidak
beres pada anak itu. Dia suka diam-diam, Mengendap-
endap, dan kelihatan aneh. . Kadang-kadang dia membuat saya gemetar ketakutan."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Aku tak ingin berbicara tentang Josephine. Kubelokkan pembicaraan pada Laurence
Brown. "Siapa dia sebenarnya" Dan dari mana?" tanyaku.
Pertanyaanku kedengaran kaku. Wajah Brenda menjadi
merah. "Dia bukan orang penting. Dia orang biasa saja seperti saya. . Apa kekuatan kami
melawan mereka?" "Apakah Anda tidak merasa sedikit terlalu emosional?"
"Tidak. Mereka menginginkan agar Laurence yang
dicurigai - atau saya. Polisi telah berada di pihak mereka.
Apa lagi yang bisa saya harapkan?"
"Jangan terlalu berpikir yang tidak-tidak," kataku.
"Apa tidak mungkin kalau pelakunya adalah salah
seorang dari mereka" Atau orang luar" Atau seorang
pelayan?" "Karena tak ada motif"
"Oh, motif! Motif apa yang membuat saya membunuh suami" Atau Laurence?"
Dengan tidak enak aku berkata,
"Saya rasa mereka menyangka bahwa Anda dan eh -
Laurence-saling jatuh cinta - dan ingin menikah."
Dia duduk tegak. "Ini pikiran jahat! Dan itu tidak benar. Kami tak pernah nenbicarakan hal
semacam itu. Saya hanya merasa kasihan padanya dan ibgin membuatnya gembira.
Kami hanya berteman. Anda percaya, bukan?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/


Buku Catatan Josephine Crocked House Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Aku percaya padanya. Yaitu bahwa dia dan Laurence
hanyalah berteman. Tetapi aku juga percaya bahwa -
mungkin tanpa dia sadari - dia sebenarnya jatuh cinta pada Laurence.
Dengan pikiran itu aku turun ke bawah. Mencari Sophia.
Ketika aku menuju ruang keluarga, Sophia menjulurkan kepalanya dari salah satu
pintu di gang itu. "Halo," katanya. "Aku sedang membantu Nannie
menyiapkan makan siang."
Sebelum aku sempat masuk ke ruang itu, tanganku
sudah digandengnya dan kami berjalan ke ruang keluarga yang kosong.
"Jadi kau sudah bertemu dengan Brenda. Apa
pendapatmu?" "Terus terang aku kasihan padanya."
Sophia kelihatan heran. "Hm. Jadi kau sudah kena rupanya."
Aku agak tersinggung. "Persoalannya adalah - aku bisa melihat dari sudut
pandangnya. Kelihatannya kau tidak."
"Sudut pandangnya yang mana?"
"Terus terang saja, Sophia, apakah keluargamu pernah bersikap baik kepadanya
sejak dia datang kemari?"
"Tidak, kami memang tidak bersikap baik. Kenapa kami harus bersikap begitu?"
"Hanya sikap wajar seorang Krisren kalau toh tak ada alasan lain."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Wah. Kata-katamu memang bermoral tinggi, Charles.
Brenda tentunya telah berusaha mati-matian."
"Sophia - kau kelihatannya - ah, aku tak tahu apa yang telah terjadi dengan
dirimu." "Aku hanya bersikap jujur dan tidak berpura-pura. Kau bilang bahwa kau sudah
melihat dari sudut pandang
Brenda. Sekarang lihadah sudut pandangku. Aku tidak suka wanita yang mengarang
cerita sedih untuk dirinya sendiri supaya bisa menggaet seorang lelaki tua yang
kaya. Dan aku punya hak untuk tidak menyukal wanita semacam itu -
dan tak ada alasan apa pun yang mengharuskan aku untuk berpura-pura menyukainya.
Dan kalau seandainya fakta itu tertulis jelas di atas kertas, kau pun tidak akan
menyukai wanita muda itu."
"Apa sih yang dia karang?" tanyaku.
"Tentang bayinya" Emahlah. Aku rasa itu cerita yang
dibuat-buat saja." "Dan kau mengingkari fakta bahwa kakekmu terperangkap olehnya?"
"Oh, Kakek sih tidak terperangkap." Sophia tertawa.
"Kakek tidak bisa dikibuli siapa pun. Dia menginginkan Brenda. Dia ingin menjadi
seorang Cophetua. Dia tahu apa yang dilakukannya dan semuanya berjalan lancar-
sesuai dengan rencana. Dari sudut pandang Kakek. perkawinan itu merupakan
kesuksesan - seperti hal-hal lainnya."
"Apakah mempekerjakan Laurence mempakan sukses
kakekmu juga?" tanyaku dengan sinis.
Sophia mengernyirkan alisnya.
"He, aku rasa kau benar. Kakek tentunya punya suatu
rencana dengan Laurence. Kakek ingin agar Brenda bahagia
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dan senang. Mungkin dia berpikir bahwa perhiasan dan pakaian saja tidak cukup
untuknya. Barangkali dia pikir perlu ada penampungan emosi untuk Brenda-
maksudku, yang ringan saja. Mungkin dia sudah memperhitungkan
bahwa seorang lelaki - seperti Laurence Brown, seorang yang cukup jinak - akan
sesuai untuk peran itu. Suatu persahabatan yang indah, dibumbui dengan
kesedihan, akan menahan Brenda untuk tidak membuat affair yang sebenarnya dengan pria luar.
Ini bukan hal yang tidak mungkin dilakukan oleh kakek. Dia memang agak licik."
"Aku rasa begitu," kataku.
''Tentu saja dia tidak membayangkan bahwa hal itu bisa mengakibarkan pembunuhan.
. Dan itulah," kata Sophia dengan suara yang berubah geram, "yang menyebabkan
aku tidak bisa percaya bahwa Brenda-lah yang melakukmnya. Seandainya dia merencanakan untuk
membunuh kakek - atau dia bersama-sama Laurence - pasti kakek tahu akan hal itu.
Tentunya kau heran mendengar aku bicara eperti ini tentang Kakek-"
"Ya, memang," kataku.
"Ya, karena kau tidak kenal Kakek. Dia tidak akan
berdiam diri saja seandainya tahu! Jadi begitulah - tak ada jawabannya!"
"Brenda benar-benar ketakutan, Sophia," kataku.
"Karena Inspektur Taverner dan anak buahnya" Ya,
memang mereka agak menakutkan. Aku rasa Laurence juga sudah histeris?"
"Benar. Sikapnya memuakkan. Aku tak mengerti apa
yang bisa dikagumi wanita pada seorang lelaki seperti itu."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Benarkah, Charles" Sebenarnya Laurence punya banyak daya tarik, Iho"
"Huh. Laki-laki banci seperti dia?" kataku sengit.
"Kenapa sih laki-Iaki selalu betanggapan bahwa tipe
lelaki yang menarik wanita hanyalah tipe orang hutan"
Laurence punya daya tarik. Tapi tentu saja kau tidak bisa melihatnya." Dia
memandangku. "Brenda telah berhasil mengaitkan kailnya padamu."
"Jangan tolol. Cantik pun tidak. Dan tentu saja dia
tidak. ." "Memamerkan daya tariknya" Memang tidak. Dia hanya
cantik, dan dia sama sekali bukan wanita yang cerdas - tapi dia punya satu
karakter yang menonjol. Dia bisa
menimbulkan persoalan. Dan dia telah menimbulkan
persoalan itu - antara kau dan aku."
"Sophia!" aku berseru rerkejut.
Sophia berjalan ke pintu.
"Lupakan saja semuanya. Charles. Aku harus menyiapkan makan siang."
"Aku ikut membantu."
"Tidak. Kau di sini saja. Nannie akan gugup kalau kau ikut masuk dapur."
"Sophia," aku menahannya lagi.
"'Ya, ada apa?"
"Soal pelayan. Kenapa kau tidak menggaji pelayan di sini dan di atas - yang
memakai celemek dan topi dan
membukakan pintu untuk tamu?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kakek punya juru masak, pelavan rumah, pelayan
kamar, dan pelayan meja. Dia suka dilayani. Tentu saja dia membayar mahal untuk
itu. Clemency dan Roger hanya
punya seorang pelayan harian yang datang
dan membersihkan tempat mereka. Mereka - Clemency - tidak suka pelayan. Kalau Roger
tidak makan di luar setiap hari, dia akan kelaparan. Bagi Clemency makan adalah
selada, tomat, dan wortel mentah. Kami sendiri kadang-kadang punya pelayan. Tapi
ibu suka bersikap emosional dan
mereka tidak kerasan. Kami hanya mengambil pelayan
harian. Lalu kami mengambil Nannie. Dia boleh dikatakan sudah menetap di sini
dan sangat membantu bila kami
menghadapi hal-hal darurat. Nah, kau mengerti, bukan?"
Sophia keluar. Aku mengenyakkan tubuh ke dalam salah sebuah kursi besar dan
berpikir. Di atas Aku telah melihat dari sudut pandang Brenda. Sekarang aku tahu
pandangan Sophia tentang hal ltu. Aku sadar akan kebenaran
pandangan Sophia - atau katakanlah pandangan keluarga Leonides. Mereka tidak
bisa menerima kehadiran seorang asing dalam lingkungan mereka dengan cara yang
bisa dikatakan tidak terhormat. Mereka memang punya hak
untuk bersikap demikian. Seperti yang dikatakan oleh Sophia: di atas kertas hal
itu tidak akan kelihatan bagus. .
Tetapi ada unsur kemanusiaan di situ - sebuah sisi yang kulihat tetapi tidak
bisa mereka lihat. Mereka terbiasa dengan keadaan lebih dari cukup. Mereka tidak
bisa mengerti konsepsi godaan pihak yang kekurangan. Brenda Leonides mendambakan
Misteri Pulau Neraka 6 Pendekar Mabuk 113 Tabib Sesat Badai Di Karang Langit 1
^