Pencarian

Gerbang Nasib 2

Gerbang Nasib Postern Of Fate Karya Agatha Christie Bagian 2


'Yah... orang kan tidak selalu pergi sesuai dengan rencana."
"Kau pasti pergi ke suatu tempat dan melakukan sesuatu"
kata Tuppence. "Aku menemukan tempat baru untuk memarkir mobil."
"Itu sangat berguna," kata Tuppence. "Di mana tempatnya?"
Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/
"Dekat Hounslow."
"Astaga, untuk apa kau pergi ke Hounslow?"
"Yah... sebenarnya aku tidak pergi ke Hounslow. Di sana ada semacam tempat
parkir, lalu aku naik kereta bawah tanah."
"Apa" Naik kereta bawah tanah ke London?"
"Ya. Rasanya itu yang paling mudah."
"Wajahmu kelihatan seperti orang bersalah," kata Tuppence. "Apa aku punya
saingan di Hounslow?"
"Tidak," kata Tommy. "Kau seharusnya gembira dengan apa yang aku lakukan."
"Oh, apa kau membeli hadiah untukku?"
"Tidak, tidak," kata Tommy. "Sebenarnya, aku tak pernah tahu apa yang perlu aku
berikan padamu." "Ah, tebakanmu kadang-kadang cukup bagus," kata Tuppence berharap. "Apa yang
baru kaulakukan, Tommy" Dan kenapa aku harus gembira?"
"Karena aku juga melakukan penyelidikan," kata Tommy.
"Zaman sekarang, setiap orang melakukan penyelidikan,"
kata Tuppence. "Semua anak-anak belasan tahun itu, keponakan-keponakan, atau
sepupu-sepupu, atau anak orang lain. Semuanya melakukan penyelidikan. Aku tak
tahu penyelidikan apa yang mereka lakukan. Tapi setelah selesai mereka tak
melakukan apa-apa. Tapi kelihatannya mereka senang - ah, aku tak tahu apa yang
akan terjadi kemudian."
"Betty, anak angkat kita, kan di Afrika Timur," kata Tommy. "Kau sudah dapat
surat?" "Ya, dia senang sekali di sana - dia senang melihat-lihat keluarga Afrika dan
menulis artikel tentang mereka."
Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/
"Apa mereka bisa menghargai minatnya itu?" tanya Tommy.
"Aku rasa tidak," kata Tuppence. "Aku ingat, di gereja Ayah dulu, semua orang
membenci Penilik Distrik - mereka menamakannya Parkers si Tukang Usil."
"Aku rasa benar apa yang kaukatakan," kata Tommy. "Kau menunjukkan kesulitan-
kesulitan yang kuhadapi dengan tugasku, dengan apa yang kuanggap sebagai
tugasku." "Kau sedang menyelidiki apa sih" Mudah-mudahan bukan mesin pemotong rumput."
"Kenapa kaukatakan mesin pemotong rumput?"
"Karena sudah lama kau memandangi katalog mesin pemotong rumput. Kelihatannya
kau ingin sekali punya mesin pemotong rumput," kata Tuppence.
"Di rumah seperti ini, penyelidikan sejarahlah yang bisa dilakukan - perkara
kriminal dan kejadian-kejadian lainnya yang kelihatannya terjadi paling tidak
enam puluh sampai tujuh puluh tahun yang lalu."
"Sudahlah. Sekarang ceritakan tentang proyek risetmu, Tom."
"Aku ke London," kata Tommy, "dan mulai menghidupkan sesuatu."
"Ah," kata Tuppence. "Penyelidikan" Penyelidikan dihidupkan. Rasanya aku pun
melakukan hal yang sama. Cuma caranya lain. Dan tahunnya jauh lebih ke belakang."
"Jadi kau betul-betul mau melakukan penyelidikan tentang kasus Mary Jordan"
Rupanya itu adalah kegiatan pokokmu sekarang," kata Tommy. "Sudah mulai
kelihatan bentuknya"
Misteri, atau masalah Mary Jordan, kan?"
"Namanya biasa sekali. Sangat umum. Pasti bukan nama asli kalau dia memang orang
Jerman," kata Tuppence. "Dan
Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/
orang menganggap nya mata-mata Jerman, atau semacam itulah. Tapi bisa saja dia
orang Inggris." "Aku rasa cerita tentang Jerman itu sebuah legenda saja."
"Teruskan, Tom. Kau belum cerita apa-apa padaku."
"Hm, begini. Aku berusaha - berusaha - berusaha - "
"Jangan terus-terusan ngomong berusaha," kata Tuppence. "Aku benar-benar tak
mengerti." "Memang. Kadang-kadang sulit untuk menjelaskan sesuatu," kata Tommy. Tapi
maksudku, ada cara-cara tertentu untuk menyelidiki sesuatu." *
"Maksudmu, sesuatu yang terjadi di masa lalu?"
"Ya. Begitulah. Maksudku, ada hal-hal yang bisa kita temukan. Hal-hal yang bisa
kita tanyakan. Bukan dengan menaiki mainan-mainan tua, meminta wanita-wanita tua
mengingat-ingat sesuatu, menanyai tukang kebun tua yang mungkin menceritakan
sesuatu yang tidak benar, atau jalan-jalan ke kantor pos dan membuat bingung
para pegawai dengan meminta mereka mengingat apa yang dikatakan nenek buyut
mereka." "Semua itu memberi hasil, walaupun kecil," kata Tuppence.
"Juga penyelidikanku."
'Kau juga menanyai orang-orang" Siapa saja yang kautanyai?"
"Yah, tidak seperti kau, Tuppence, tapi kau harus ingat bahwa kadang-kadang aku
juga punya kontak dengan orang-orang yang tahu bagaimana caranya mendapat
informasi tentang hal-hal seperti itu. Kan ada orang-orang yang bisa kita bayar
untuk imbalan informasi yang kita perlukan. Dan mereka lalu melakukan
penyelidikan dari sudut yang tepat, sehingga apa yang kita peroleh cukup
otentik." Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/
"Hal-hal apa saja" Dan tempat-tempat seperti apa?"
"Yah - memang banyak hal. Misalnya, kita bisa bertanya tentang kematian,
kelahiran, perkawinan, dan sebagainya."
"Oh, kalau begitu kausuruh mereka ke Somerset House"
Apa orang bisa bertanya tentang kematian dan perkawinan?"
'Ya, dan kelahiran. Dan kita tak perlu ke sana sendiri, bisa minta tolong orang
lain. Kita juga bisa menanyakan kapan seseorang meninggal dan membaca surat
wasiatnya, menanyakan perkawinan perkawinan di gereja, atau mempelajari akte
kelahiran. Semua itu bisa ditanyakan di sana."
"Apa kau mengeluarkan banyak uang?" tanya Tuppence.
"Aku rasa kita sepakat untuk menghemat setelah selesai pindahan."
"Yah... melihat kau begitu gigih ingin menyelidiki masalah ini, kurasa uang yang
sudah kukeluarkan tak bisa dianggap sebagai pemborosan."
"Apa kau menemukan sesuatu?"
"Tak secepat itu. Kau harus menunggu sampai penyelidikan selesai. Lalu, kalau
mereka bisa menyediakan jawaban yang diminta - "
"Maksudmu ada orang datang dan mengatakan bahwa Mary Jordan lahir di Sheffield
Kecil Anu Anu, setelah itu kau ke sana dan menyelidiki sendiri. Begitu?"
"Bukan begitu persisnya. Ada hasil sensus, sertifikat kematian, dan penyebab
kematian, dan wah - banyak lagi."
"Hm, ya. Kedengarannya cukup menarik. Selalu ada hasilnya."
"Dan ada file koran-koran yang bisa dipelajari dan dibaca."
Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/
"Maksudmu cerita tentang sesuatu - seperti pembunuhan atau kasus-kasus
pengadilan?" "Tak selalu. Tapi ada orang yang mempunyai kontak dengan orang-orang tertentu
dari waktu ke waktu, orang-orang yang tahu sesuatu. Jadi kita bisa menanyai
mereka - beberapa pertanyaan - memperbarui persahabatan. Seperti waktu kita jadi detektif
swasta di London. Ada beberapa orang yang memberi informasi atau menunjukkan
sesuatu pada kita. Jadi memang ada hal-hal yang tergantung pada orang-orang yang kita kenal."
"Ya," kata Tuppence. "Itu memang benar. Aku tahu dari pengalamanku sendiri."
"Cara kita tidak sama," kata Tommy. "Tapi aku rasa caramu sama baiknya dengan
caraku. Aku tak akan lupa kejadian pada hari pertama aku masuk penginapan di
Sans Souci. Yang pertama kali kulihat adalah kau, sedang duduk dan merajut, dan
menamakan dirimu Nyonya Bienkensop"
"Itu karena aku tidak melakukan penyelidikan, atau menyuruh seseorang melakukan
penyelidikan untukku," kata Tuppence.
"Ya," kata Tommy. "Kau kan masuk lemari baju di kamar sebelah ruangan tempat aku
di interview. Jadi kau tahu persis ke mana aku dikirim dan apa yang harus
kulakukan. Dan kau berhasil datang lebih dulu di sana. Nguping. Huh... tak lebih
dan tak kurang. Sangat memalukan"
"Tapi hasilnya memuaskan," kata Tuppence.
"Ya." kata Tommy. "Kau memang punya intuisi untuk berhasil. Kelihatannya
begitu." "Suatu hari nanti, kita akan tahu apa yang telah terjadi di sini. Kejadiannya
sudah begitu lama. Aku tak habis pikir, orang bilang ada sesuatu yang penting
tersembunyi di sini atau dimiliki oleh seseorang di sini, atau ada sesuatu yang
penting Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/
di rumah ini atau mengenai orang yang pernah tinggal di tempat ini. Pokoknya aku
tak bisa percaya begitu saja. Hm -
pokoknya aku tahu apa yang harus kita lakukan." "Apa?"
tanya Tommy. "Tentu saja percaya pada enam hal yang tak masuk akal sebelum sarapan," kata
Tuppence. "Sekarang sudah jam sebelas kurang seperempat. Aku mau tidur. Aku
capek. Aku ngantuk dan badanku rasanya kotor karena ngurusi barang-barang
rongsokan dan mainan rusak. Aku harap ada yang lebih menarik lagi di tempat itu -
o, ya, kenapa namanya Kay-Kay?"
"Aku tak tahu. Kau tahu ejaannya?"
"Aku tak tahu. Aku rasa ejaannya k-a-i. Bukan cuma KK."
"Karena kedengarannya lebih misterius?"
"Kedengarannya seperti kata Jepang," kata Tuppence, ragu-ragu.
"Kenapa kedengarannya seperti kata Jepang" Rasanya biasa-biasa saja di
telingaku. Kedengarannya seperti sesuatu yang bisa dimakan. Semacam nasi
barangkali." "Aku akan mandi membersihkan badan lalu tidur," kata Tuppence.
"Ingat," kata Tommy. "Enam hal yang tak masuk akal sebelum sarapan."
"Aku rasa aku akan lebih baik darimu," kata Tuppence.
"Kadang-kadang kelakuanmu di luar dugaan," kata Tommy.
"Kau biasanya lebih sering benar dibandingkan aku" kata Tuppence.
Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/
"Itu kadang-kadang menjengkelkan. Ini memang sengaja dikirim untuk menguji kita.
Siapa ya, yang suka bilang begitu"
Rasanya sering dengar."
"Sudahlah," kata Tommy. "Mandi saja sekarang. Mandi bersih-bersih dan buanglah
debu masa lalu. Apa si Isaac pandai berkebun?"
"Dia merasa begitu," kata Tuppence. "Kita bisa melakukan percobaan dengan dia - "
"Sayangnya kita sendiri tak tahu banyak tentang berkebun.
Itu satu persoalan lagi."
Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/
12. Menyelidiki Truelove, Oxford, dan Cambridge
"Wah, ini benar-benar enam hal tak masuk akal sebelum sarapan," kata Tuppence
sambil menghirup habis sisa kopinya dan memandang sebuah sisa telur goreng yang
diapit dua kacang merah yang kelihatannya lezat. "Sarapan lebih baik daripada
berpikir tentang hal-hal yang tak masuk akal. Dan Tommy-lah yang mengejar hal
yang tak masuk akal. Penyelidikan. Hm. Apa dia akan mendapat sesuatu."
Dia mengambil sisa telur goreng dan kacang merah itu.
"Menyenangkan juga bisa sarapan begini."
Tuppence memang cukup lama menahan diri dan hanya sarapan dengan secangkir kopi
dan segelas juice jeruk atau grapefruit. Walaupun dia puas karena tak ada
persoalan dengan berat badannya, kenikmatan makan seperti itu tidaklah terlalu
diperhatikannya. Makanan panas di sisi meja itu membantu penyerapan juice.
"Aku rasa keluarga Parkinson juga sarapan seperti ini.
Telur goreng atau telur rebus dengan daging babi barangkali -
dia mengingat-ingat isi beberapa novel tua - "barangkali, ya, barangkali burung
dingin lezat juga, ya. Oh, ya, memang lezat. Dan anak-anak memang tak terlalu
diperhatikan. Mereka hanya mendapat kakinya. Kaki burung pasti enak karena kita
bisa menggigit-gigit tulangnya." Dia diam dengan kacang merah masih di mulut.
Terdengar suara-suara aneh dari pintu.
"Ada apa, sih," kata Tuppence. "Seperti suara konser yang sumbang." Dia diam
lagi. Satu tangannya memegang sepotong roti panggang. Dia mendongak ketika
Albert masuk. "Ada apa, Albert?" tanya Tuppence. "Jangan bilang itu suara tukang-tukang lagi
main musik, ya. Atau suara harmonika."
Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/
"Itu tukang setem piano," kata Albert.
"Ngapain dia di sini?"
"Menyetel piano. Nyonya kan menyuruh saya memanggil tukang setem piano."
"Ya ampun," kata Tuppence. "Kok cepat betul, Albert."
Albert kelihatan gembira walaupun dia tahu betul bahwa dirinya memang cukup
cekatan memenuhi permintaan Tuppence maupun Tommy yang kadang-kadang aneh-aneh.
"Dia bilang piano itu perlu disetel," katanya.
"Aku rasa begitu," kata Tuppence.
Tuppence meneguk setengah cangkir kopi lagi, keluar dari ruang makan dan masuk
ke ruang duduk. Seorang lelaki muda sedang bekerja membenahi piano besar yang
terbuka. "Selamat pagi, Nyonya," katanya.
"Selamat pagi," kata Tuppence. "Saya senang Anda bisa datang pagi ini."
"Ah, piano ini perlu disetel."
"Ya," kata Tuppence. "Saya tahu. Kami baru saja pindah.
Dan pindah-pindah tempat tidak terlalu baik untuk piano. Dan piano itu sudah
lama tidak disetel."
"Ya - memang kelihatan," kata orang itu.
Dia menekan tiga kord yang berturut-turut, lalu dua kord bernada riang dalam
kunci-kunci mayor, dan dua melankolis dalam A minor.
"Piano bagus ini," katanya.
"Ya," kata Tuppence. "Buatan Erard."
"Dan sekarang ini tidak mudah dapat piano."
Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/
"Wah, dia ini riwayatnya sudah macam-macam," kata Tuppence. "Dia sudah berhasil
terhindar dari pemboman di London, walaupun rumah kami rusak. Untung kami sedang
pergi. Tapi yang rusak bagian luarnya saja."
"Ya, ya. Bikinannya memang bagus. Tak perlu diapa apakan lagi."
Percakapan itu berlanjut dengan menyenangkan.
Kemudian orang muda itu memainkan bagian pembukaan karya Chopin: Prelude.
Setelah itu dia memainkan The Blue Danube. Akhirnya dia memberitahu bahwa
pekerjaannya sudah selesai.
"Saya tak akan membiarkannya terlalu lama," kata pemuda itu mengingatkan
Tuppence. "Mudah-mudahan saya dapat kesempatan untuk datang dan mencobanya lagi
sebelum terlambat, karena kita tak tahu kapan dia berhenti -
bagaimana ya - mengatakannya - berhenti main dengan baik.
Kadang-kadang ada kerusakan kecil yang kita tidak tahu atau luput dari perhatian
kita." Mereka berpisah dengan gembira, karena masing-masing punya penghargaan sama pada
musik piano pada khususnya.
Keduanya sependapat bahwa musik dapat menciptakan keindahan dalam hidup.
"Pasti banyak perbaikan yang Anda lakukan untuk rumah ini," kata lelaki itu
sambil melihat berkeliling.
"Hm, karena dibiarkan kosong bertahun-tahun sebelum kami datang."
"Oh ya. Pemiliknya juga berganti-ganti."
"Cukup bersejarah, kan?" kata Tuppence. "Maksud saya, orang yang pernah tinggal
di sini dan kejadian-kejadian aneh yang telah lewat."
Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/
"Oh, Nyonya bicara tentang kejadian di masa lampau itu, ya" Waktu perang
terakhir atau sebelumnya" Saya tak tahu persis."
"Ada hubungannya dengan rahasia Angkatan Laut atau apa," kata Tuppence penuh
harap. "Bisa jadi. Banyak yang cerita. Tapi tentu saja saya tak.tahu apa-apa."
"Ya, tentu saja. Pasti sebelum Anda lahir," kata Tuppence, senang memandang
wajah yang muda itu. Ketika pemuda itu pergi, dia duduk di depan piano.
"Aku akan main The Rain on the Roof" kata Tuppence yang teringat pada lagu
Chopin ketika tukang setem piano itu memainkan prelude yang lain. Lalu dia


Gerbang Nasib Postern Of Fate Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mencoba beberapa kord. Setelah itu dia mulai memainkan musik pengiring sebuah
lagu. Mula-mula bersenandung, kemudian menyanyikan kata-katanya.
Ke mana kekasihku pergi" Ke mana kekasihku lari"
Burung-burung memanggil di tempat yang tinggi. Bilakah kekasihku kembali"
"Aku main dengan kunci yang salah barangkali," kata Tuppence. "Tapi piano ini
sudah bagus lagi. Oh, menyenangkan sekali bisa main piano lagi, 'Ke mana
kekasihku pergi?" gumamnya. "'Bilakah kekasihku - Truelove,"
kata Tuppence sambil merenung. "Kekasihku" Ya, aku rasa itu suatu tanda.
Barangkali lebih baik aku keluar dan melihat Truelove."
Dia memakai sepatu tebalnya, sebuah pullover, dan keluar ke kebun. Truelove
sudah diamankan. Bukan di tempatnya yang lama, di KK, tapi di kandang yang
kosong. Tuppence menariknya ke luar, membawanya ke puncak bukit yang ditumbuhi
rumput, memukul mukulnya dengan pembersih debu yang dibawanya, dan menaikinya.
Dia mengangkat Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/
kakinya ke atas pedal, dan memaksa Truelove berlari sebisanya.
"Nah, kekasihku," kata Tuppence, "kita turun bukit pelan-pelan."
Dia mengangkat kakinya dari atas pedal dan meletakkannya dalam posisi siap
mengerem. Truelove memang tidak berniat untuk ngebut. Lagi pula dia hanya bisa jalan
karena ada beban dan karena kecuraman tebing. Tapi tiba-tiba bukit itu menjadi
terlalu curam. Truelove terpaksa berlari lebih kencang. Tuppence merem dengan
kakinya. Keduanya jatuh dengan posisi tidak enak di semak-semak monkey puzzle
seperti biasa. "Wah, sakit juga," kata Tuppence sambil berdiri.
Setelah membebaskan diri dari ranting-ranting dan semak-semak yang menangkapnya,
Tuppence membersihkan diri dan memandang sekelilingnya. Dia berada di semak-
semak yang tebal di kaki bukit, yang tumbuh merambat ke arah sisi bukit yang
lain. Di situ ada semak rhododendron dan hydrangeas.
Pasti di situ kelihatan indah nanti di akhir tahun. Sekarang ini memang belum
terlihat, hanya semak-semak lebat biasa. Dan dia melihat, di situ pernah ada
sebuah jalan setapak di antara bunga-bunga liar dan semak-semak. Semuanya
kelihatan tumbuh tinggi tak terurus sekarang, tapi jalan setapak itu masih
kelihatan bekasnya. Tuppence mematahkan satu-dua cabang dan memaksakan diri
menerobos semak-semak. Dia mengikuti jalan itu naik ke atas bukit. Jelas bahwa
tak seorang pun memakai jalan setapak itu selama bertahun-tahun.
"Jalan setapak ini ke mana, ya" Pasti ada tujuannya," kata Tuppence.
Ketika jalan setapak itu berkelok dua kali pada arah berlainan dan membuat zig-
zag, Tuppence pun teringat pada cerita Elisa di Negeri Ajaib yang berkata bahwa
sebuah jalan setapak tiba-tiba bergoyang sendiri dan berubah arah. Di situ
Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/
tidak banyak semak-semak. Sekarang dia melihat banyak pohon salam. Ah,
barangkali inilah sebabnya rumah itu dinamakan The Laurels. Sebuah jalan setapak
yang agak berbatu dan sempit menjalar di antara pohon-pohonan itu.
Jalan itu tiba-tiba berhenti di sebuah tempat dengan empat trap yang tertutup
lumut. Di bagian atas trap itu terdapat sebuah relung yang dulunya mungkin
terbuat dari metal, tapi sekarang digantikan oleh botol-botol. Semacam kuil
pemujaan. Di situ juga ada sebuah tumpuan, dan di atasnya terdapat sebuah patung batu yang
sangat tua. Patung itu adalah patung seorang anak lelaki dengan sebuah keranjang
di kepala. Tuppence merasa kenal dengan apa yang dilihatnya.
"Ini adalah benda yang bisa bercerita tentang waktu," kata Tuppence. "Seperti
kepunyaan Bibi Sarah di kebunnya. Di sana juga banyak pohon salam."
Kenangannya kembali pada Bibi Sarah yang kadang-kadang dikunjunginya ketika dia
masih kecil. Dia teringat pernah bermain River Horses. Dalam permainan ini kita
harus membawa ge-lindingan ke luar. Saat itu Tuppence baru berumur enam tahun.
Gelindingannya pura-pura adalah kudanya. Kuda putih dengan surai panjang dan
ekor berkibar. Dalam imajinasinya, dia melewati lapangan berumput hijau tebal, lalu dia
berputar ke sebidang tanah yang ditumbuhi rumput pampas yang melambai-lambaikan
pucuknya yang berbulu di udara. Dia menaiki tempat yang berbukit di mana
terdapat beberapa pohon birkin yang mengelilingi relung yang ada patungnya itu.
Pada waktu mengendarai kuda-kudaannya ke tempat itu, Tuppence selalu membawa
hadiah. Dan hadiah itu diletakkannya di keranjang di atas kepala patung tadi.
Pada saat dia mengatakan bahwa dia membawa persembahan, dia juga mengatakan
keinginannya. Dan seingat Tuppence, hal-hal yang diinginkannya biasanya
terkabul. "Tapi," kata Tuppence, sambil tiba-tiba duduk di trap, "itu karena aku
berbohong. Karena aku mengucapkan permintaan
Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/
yang aku tahu akan kudapat atau terjadi. Lalu aku merasa bahwa keinginanku
terkabul. Dan itu merupakan keajaiban.
Persembahan yang pantas untuk dewa masa lampau.
Sebetulnya bukan dewa, hanya patung seorang anak lelaki gemuk. Ah, menyenangkan
juga main-main seperti itu."
Dia menarik napas panjang, lalu berjalan menuruni jalan setapak itu ke tempat
yang secara misterius dinamakan KK.
Keadaan KK sama berantakannya seperti kemarin. Mathilde masih kelihatan sedih
dan merana. Tapi ada dua benda yang menarik perhatian Tuppence. Yaitu bangku
porselen yang dibelit angsa putih. Yang satu berwarna biru tua dan yang satunya
berwarna biru muda. "Hm," kata Tuppence. "Aku pernah melihat benda seperti ini waktu aku masih muda.
Biasanya orang meletakkannya di teras. Salah seorang bibiku punya bangku seperti
ini. Dan kami biasa menamakannya Oxford dan Cambridge. Sangat mirip. Aku pikir
bebek - tapi ternyata angsa _Xtan ada yang lucu di tempat duduknya. Ya, Tubang
berbentuk S. Kita bisa memasukkan sesuatu ke dalamnya. Mirip sekali dengan punya
Bibi. Aku akan menyuruh Isaac membersihkannya supaya bisa diletakkan di teras.
Kami bisa menikmati hari-hari cerah sambil duduk di bangku itu."
Dia berpaling dan mulai berlari ke arah pintu. Tapi kakinya tersandung penahan
kaki Mathilde yang menjorok.
"Ya, ampun!" seru Tuppence. "Apa yang telah kulakukan?"
Ternyata kaki Tuppence menggaet bangku porselen biru tua yang kemudian terguling
di lantai dan pecah jadi dua.
"Oh, aku telah membunuh si Oxford. Sekarang tinggal Cambridge. Rasanya Oxford
tak bisa diperbaiki lagi.
Pecahannya terlalu banyak."
Dia menarik napas panjang dan berpikir-pikir tentang apa yang sedang dilakukan
Tommy. Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/
Tommy ternyata sedang duduk bertukar pengalaman dengan beberapa teman lama.
"Dunia ini sudah berubah sekarang," kata Kolonel Atkinson.
"Aku dengar kau dan - siapa namanya - Prudence, bukan, ada nama panggilannya,
Tuppence - ya - aku dengar kalian tinggal di desa. Dekat Hollowquay, ya" Mengapa di
sana" Ada sesuatu yang menarik di sana?"
"Ah, karena kami menemukan sebuah rumah yang lumayan murah," kata Tomrny.
"Oh, itu namanya nasib baik. Apa namanya" Alamatnya?"
"Kami ingin memberi nama Cedar Lodge - Pondok Cedar -
karena ada sebuah pohon cedar yang bagus di sana. Namanya yang dulu The Laurels.
Terlalu berbau Victoria, ya?"
"The Laurels. The Laurels, Hollowquay. Ya, Tuhan, apa yang kaulakukan" Apa yang
kau-lakukan?" Tommy memandang wajah tua yang berkumis putih itu.
"Ada yang kaucari, kan?" kata Kolonel Atkinson. "Apa kau sedang bertugas untuk
negara lagi?" "Oh, aku terlalu tua untuk itu," kata Tommy.
"Aku sudah pensiun dari tugas-tugas seperti itu."
"Ah, aku ragu-ragu sekarang. Barangkali kau pura-pura saja. Barangkali kau
diperintahkan untuk berkata begitu.
Karena ada sebagian hal yang belum selesai dalam urusan-urusan itu."
"Urusan apa?" kata Tommy.
"Aku rasa kau pernah baca atau dengar ceritanya. Skandal Cardington. Timbul
setelah urusan yang satunya itu - apa -
surat-surat - dan urusan kapal selam Emlyn Johnson."
"Oh," kata Tommy. "Rasanya aku teringat sesuatu tapi samar-samar."
Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/
"Sebenarnya bukan urusan kapal selam. Tapi itulah yang menarik perhatian ke arah
masalah yang sebenarnya. Dan surat-surat itu. Membeberkan semuanya. Ya. Surat-
surat. Kalau mereka bisa mendapatkan surat-surat itu pasti lain ceritanya. Pasti
perhatian akan tertuju pada orang-orang tertentu yang pada saat itu merupakan
orang-orang yang mendapat kepercayaan tinggi di pemerintahan. Memang
mengherankan bagaimana hal itu terjadi, bukan" Kau pasti mengerti. Si
pengkhianat selalu orang yang mendapat kepercayaan tinggi, selalu orang yang
hebat, selalu orang yang tak disangka-sangka - dan sering kali hal itu tidak
ketahuan." Dia mengedipkan sebelah mata. "Apa kau dikirim ke sana untuk melihat-
lihat?" "Melihat-lihat apa?" tanya Tommy.
"Ya, rumah itu, The Laurels. Dulu pernah ada olok-olok tentang The Laurels.
Ingat, mereka semua telah memeriksa tempat itu dengan sebaik-baiknya - pihak
keamanan dan lain-lainnya. Mereka mengira di rumah itu ada bukti-bukti berharga.
Ada juga yang mengira bahwa bukti-bukti itu telah dikirim ke luar negeri - Italia
disebut-sebut - sebelum orang sadar akan hal itu. Tapi ada juga yang berpendapat
bahwa bukti-bukti itu masih tersembunyi di situ. Rumah itu kan tipe rumah yang
punya ruang bawah tanah dan batu-batu pipih dan macam-macam. Ayo, ceritalah,
Tom. Aku rasa kau sedang melakukan sesuatu lagi."
"Percayalah, aku tidak melakukan hal seperti itu lagi sekarang ini."
"Ah, orang juga berpikir begitu ketika kau bertugas di tempat lain waktu itu.
Waktu perang terakhir. Ingat, waktu kau menangkap orang itu. Jerman itu. Dan
wanita yang menyimpan buku cerita anak-anak itu, ya. Pekerjaan yang benar-benar
lihai. Dan sekarang barangkali mereka menugasimu dengan pekerjaan lain "
Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/
"Omong kosong," jawab Tommy. "Jangan berpikir seperti itu. Sekarang aku sudah
jadi kakek-kakek loyo."
"Kau memang anjing tua yang cerdik. Aku rasa kau bahkan lebih cerdik dari orang-
orang muda itu. Ya. Kau hanya duduk-duduk, kelihatan seperti tak tahu apa-apa.
Aku rasa memang tak seharusnya aku bertanya tentang itu. Aku tak boleh bertanya-
tanya, supaya kau tak membocorkan rahasia negara.
Tapi jaga istrimu baik-baik. Dia selalu ingin maju paling depan.
Hampir saja dia celaka pada zaman N atau M."
"Ah." kata Tommy, "aku rasa Tuppence cuma tertarik pada tempat itu karena
antiknya. Siapa-siapa yang pernah tinggal di situ dan di sebelah mana. Dan
gambaran tentang orang-orang tua yang pernah tinggal di desa itu. Dan merancang
kebun. Itu yang menarik kami sekarang ini. Kebun. Kebun dan katalog tanaman."
"Hm, aku bisa mempercayai itu kalau sudah lewat setahun kau di sana dan tak
terjadi apa-apa. Tapi aku tahu siapa kau, Beresford, dan aku tahu Nyonya
Beresford juga. Kalian memang pasangan yang hebat dan kalau kalian bekerja sama,
pasti hasilnya luar biasa. Ingat kata-kataku. Kalau dokumen-dokumen itu muncul,
pengaruhnya akan sangat besar dalam percaturan politik dan ada pihak-pihak yang
tidak akan senang. Itu pasti. Dan orang-orang yang tidak senang itu pasti orang-
orang yang dianggap orang-orang jujur sekarang ini!
Tapi oleh pihak lain mereka dianggap berbahaya. Ingat hal itu.
Mereka berbahaya - dan yang tidak berbahaya masih punya hubungan dengan yang
berbahaya. Jadi kau harus hati-hati.
Juga istrimu" "Wah, wah," kata Tommy. "Khayalanmu membuatku berdebar-debar." "Kau boleh terus
berdebar-debar, tapi jaga Nyonya Tuppence. Aku sangat suka padanya. Dia gadis
yang baik." "Dia bukan gadis," kata Tommy.
Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/
"Jangan berkata begitu tentang istrimu. Jangan kaubiasakan berkata begitu. Dia
itu satu dalam seribu. Aku kasihan pada orang yang menganggap istrimu memata-
matainya. Barangkali istrimu sedang keluar berburu sekarang ini."
"Aku rasa tidak. Lebih cocok kalau pergi ke rumah salah seorang wanita tua untuk
minum teh." "Ah. Wanita-wanita tua kadang-kadang bisa memberi informasi yang berguna.
Wanita-wanita tua dan anak-anak lima tahunan. Orang-orang yang tidak disangka-
sangka kadang-kadang menunjukkan kebenaran yang tak pernah terpikirkan oleh
kita. Aku bisa memberimu contoh - "
"Aku yakin Anda punya banyak contoh, Kolonel."
"Oh ya. Kita kan tak boleh membicarakan rahasia."
Kolonel Atkinson menggeleng-gelengkan kepalanya.
Dalam perjalanan pulang Tommy memandang jauh ke luar jendela kereta dan melihat
pemandangan yang seperti berlari cepat meninggalkannya. "Aku tak tahu," katanya
pada dirinya sendiri. "Aku benar-benar tidak tahu. Lelaki tua itu biasanya tahu
banyak. Tahu banyak hal. Tapi apa yang bisa terjadi sekarang" Semua sudah lewat -
tak ada apa-apa lagi yang tertinggal dari perang terakhir. Tak ada lagi. Lalu
dia berpikir-pikir. Ide-ide baru muncul. Ide-ide Pasar Bersama. Ada cucu dan
kemenakan, generasi baru - anggota keluarga yang muda - yang selalu berarti, yang
punya pengaruh, punya posisi, punya kekuasaan. Dan seandainya mereka tidak
loyal, mereka bisa mendekati, bisa percaya pada paham baru, atau paham lama yang
diperbarui. Itu semua rasanya ada di belakang benaknya, dan bukan di dalamnya.
Inggris memang sedang dalam situasi yang aneh. Situasi yang berbeda dari
sebelumnya. Atau barangkali sebetulnya sama" Di balik permukaan yang rata dan
halus selalu terdapat lumpur yang hitam. Tak ada air yang benar-benar jernih
sampai di kerikil- Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/
kerikil, di antara karang-karang, ataupun di dasar laut. Ada sesuatu yang
bergerak, lamban, dan ditekan. Dan sesuatu itu harus ditemukan. Tapi tentunya
tidak - tidak di sebuah tempat seperti Hollowquay. Memang pernah ada sesuatu di
situ. Tetapi itu sudah lama lewat. Dan dia berkembang menjadi desa nelayan. Kemudian
menjadi Riviera Inggris - dan sekarang hanya sebuah tempat rekreasi kecil yang
ramai pada bulan Agustus. Lebih banyak orang yang menyukai paket wisata ke luar
negeri. "Hm," kata Tuppence sambil berdiri dari meja makan dan masuk ke ruang lain untuk
minum kopi malam itu, "menyenangkan tidak" Apa kabar teman-teman kita?"
"Oh, sama seperti dulu," kata Tommy. "Dan bagaimana dengan temanmu, si Nyonya
tua?" "Tadi ada tukang setem piano datang," kata Tuppence.
"Dan sore-sore tadi hujan. Jadi aku tidak ke rumahnya.
Sayang. Kalau tidak barangkali Nyonya tua itu bisa memberi informasi yang
menarik." "Temanku punya info," kata Tommy. "Aku benar-benar heran. Apa pendapatmu tentang
tempat ini,. Tuppence?"
"Maksudmu rumah ini?"
"Bukan, bukan rumah ini. Hollowquay."
"Hm, aku rasa tempat yang baik."
"Apa maksudmu dengan baik?"
"Ya, baik. Kata baik biasanya tak disukai orang. Aku tak tahu mengapa. Aku rasa
suatu tempat yang baik adalah tempat yang tidak banyak kejadian aneh-aneh yang
tidak kita kehendaki. Dan orang senang karena tak ada kejadian apa-apa."
"Ah, barangkali itu karena umur kita."
Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/
"Tidak, aku rasa bukan karena umur kita, tapi karena kita senang - kita tahu ada
tempat-tempat yang baik seperti itu.
Walaupun ada sesuatu yang hampir terjadi tadi."
"Apa maksudmu dengan hampir terjadi" Apa kau melakukan sesuatu yang tolol,
Tuppence?" "Tentu saja tidak."
"Jadi apa maksudmu?"
"Maksudku, tingkap kaca di rumah kaca itu. Waktu aku ke sana, sudah goyah. Dan
tadi malah jatuh tepat mengenai kepalaku. Aku bisa hancur karenanya."
"Tapi kelihatannya kau tidak hancur," kata Tommy sambil memandang Tuppence.
"Tidak, karena aku beruntung. Tapi hal,itu membuatku terkejut."
"Oh, kalau begitu kita harus memanggil tukangmu yang tua itu. Siapa namanya" Pak
Isaac, kan" Biar dia lihat-lihat tingkap-tingkap yang lain. Aku tak ingin kau
dikerjai, Tuppence."
"Aku rasa kalau kita membeli rumah tua, ada saja yang nggak beres."


Gerbang Nasib Postern Of Fate Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Apa ada yang tidak beres dengan rumah ini, Tuppence?"
"Apa maksudmu dengan tidak beres dengan rumah ini?"
"Ya - karena aku mendengar cerita yang agak aneh tentang rumah ini."
"Apa" Ada yang aneh mengenai rumah ini?"
"Ya." "Tom - itu tak masuk akal," kata Tuppence.
"Kenapa tak masuk akal" Karena kelihatan baik dan tak berdosa" Dicat bagus dan
diperbaiki?" Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/
"Tidak. Dicat bagus, diperbaiki, dan kelihatan tak berdosa itu karena kita.
Waktu kita membeli, rumah ini kelihatan tua dan agak bobrok."
"Tentu saja. Karena itu harganya murah."
"Kau kelihatan aneh, Tom. Ada apa?" kata Tuppence.
"Ah, gara-gara si tua Moustachio-Monty."
"Oh, dia. Apa dia kirim salam sayangnya untukku?"
"Ya, tentu saja. Dia bilang agar kaujaga dirimu baik-baik, dan agar aku jaga kau
baik-baik." "Dia selalu berkata begitu. Aku nggak ngerti kenapa aku mesti jaga diri baik-
baik." "Ya, karena tempat inilah kau harus jaga diri baik-baik."
"Nah, apa maksudmu sekarang?"
"Begini. Dia mengira bahwa kita ada di tempat ini bukan sebagai pensiunan, tapi
sebagai orang yang masih ditugasi.
Seperti zaman N atau M dulu itu. Dia mengira kita sedang bertugas. Dikirim ke
sini oleh orang-orang tertentu untuk menemukan sesuatu. Untuk mengetahui apa
yang terjadi dengan tempat ini. Aku tak tahu apa pendapatmu."
"Wah, aku tak tahu apakah kau atau si tua Moustachio-Monty yang bermimpi."
"Pasti si Moustachio-Monty. Dia mengira kita sedang mengemban suatu misi - untuk
menemukan sesuatu." "Menemukan sesuatu" Apa itu?"
"Sesuatu yang mungkin tersembunyi di rumah ini."
"Sesuatu yang mungkin tersembunyi di rumah ini! Tommy, kau atau dia yang
sinting?" "Hm - rasanya dia agak sinting. Tapi aku tak begitu yakin."
"Apa kira-kira yang bisa ditemukan di rumah ini?"
Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/
"Sesuatu yang pernah disembunyikan di sini ini."
"Kau berbicara tentang harta terpendam" Permata mahkota Rusia yang tersembunyi
di ruang bawah tanah"
Benda-benda seperti itu?"
"Bukan, bukan harta. Sesuatu yang membahayakan seseorang."
"Hm, itu aneh," kata Tuppence.
"Mengapa" Apa kau telah menemukan sesuatu?"
"Tidak Tentu saja aku belum menemukan apa-apa. Tapi kelihatannya memang pernah
ada skandal di tempat ini sekian tahun yang lalu. Tapi ini cerita yang biasa
diulang-ulang seorang nenek, atau yang biasa digosipkan pembantu-pembantu.
Sebenarnya, Beatrice punya teman yang kelihatannya tahu sesuatu tentang hal ini.
Dan Mary Jordan terlibat di dalamnya. Tapi semua kelihatannya dipeti-eskan."
"Apa kau sedang berkhayal, Tuppence" Kau mengenang zaman kita muda dulu" Waktu
seseorang memberikan sebuah rahasia pada seorang gadis di kapal Lusitania" Hari-
hari kita yang penuh petualangan" Ketika kita memburu jejak Tuan Brown yang
penuh teka-teki?" "Tom. itu kan sudah bertahun-tahun yang lalu. Kita menamakan diri Petualang
Muda. Rasanya seperti cerita saja, ya?"
"Ya - seperti cerita. Tapi nyata. Dan terjadi. Begitu banyak yang seperti cerita,
sampai kita sendiri sulit percaya. Enam atau tujuh puluh tahun yang lalu. Atau
bahkan lebih." "Apa sebenarnya yangdikatakan Monty?"
"Surat-surat atau dokumen-dokumen," kata Tommy.
"Sesuatu yang bisa menimbulkan atau sudah menimbulkan kehebohan politik.
Seseorang yang memegang kekuasaan besar padahal seharusnya tidak. Dan ada surat-
surat atau Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/
dokumen yang membuatnya marah kalau muncul. Intrik-intrik semacam itu dan yang
terjadi bertahun-tahun yang lalu."
"Pada masa Mary Jordan" Rasanya kok tak masuk akal,"
kata Tuppence. "Tom, kau pasti ketiduran waktu duduk di kereta tadi dan mimpi
tentang hal itu." "Ya, barangkali begitu," kata Tommy. "Rasanya memang tak masuk akal."
"Hm, setidaknya kita bisa melihat-lihat, karena kita tinggal di sini," kata
Tuppence. Matanya memandang sekeliling ruangan. "Rasanya tak ada yang
tersembunyi di sini. Ya kan, Tom?"
"Kelihatannya bukan tipe rumah tempat orang menyembunyikan sesuatu. Banyak orang
yang tinggal di rumah ini sesudah masa itu."
"Ya. Bermacam-macam keluarga yang berbeda Barangkali saja disembunyikan di ruang
bawah atap sana atau di ruang bawah tanah. Atau barangkali dikubur di bawah
rumah kaca. Di mana saja." "Wah, menyenangkan juga, ya," kata Tuppence.
"Barangkali kalau kita sedang nganggur, atau punggung kita capek karena menanam
umbi tulip, kita bisa mencari-cari.
Dengan berpikir. Kita mulai dengan: 'Kalau aku ingin menyembunyikan sesuatu,
tempat mana yang kupilih dan apakah cukup aman sehingga benda itu tetap di
situ"'" "Aku rasa tak ada benda yang tak bisa ditemukan di sini,"
kata Tommy. "Dengan begitu banyak orang, tukang kebun, dan keluarga yang
berbeda-beda. Lalu para agen rumah yang macam-macam. Dan lain-lainnya."
"Ah, kita kan tak tahu. Barangkali saja benda itu ada dalam poci teh. Dan poci
teh itu bisa di mana saja."
Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/
Tuppence berdiri dan berjalan ke perapian, naik ke atas sebuah bangku dan
mengambil poci teh porselen. Dia membuka tutupnya dan mengintip bagian dalamnya.
"Tak ada apa-apa di sini," katanya.
"Ah, tentu saja tidak di situ," kata Tommy.
"Apa pendapatmu, Tom?" kata Tuppence dengan nada penuh harap. "Barangkali ada
orang yang mencoba mencelakai aku dengan mengendurkan engsel tingkap kaca itu
sehingga jatuh menimpa aku."
"Sangat tak masuk akal,' kata Tommy. "Lebih masuk akal kalau dia berbuat begitu
untuk mencelakai si Isaac tua itu."
"Ah, pikiranmu membuatku kecewa," kata Tuppence. "Aku ingin merasa bahwa aku
telah terhindar dari bahaya besar."
"Sebaiknya kau hati-hati. Aku akan menjagamu."
"Uh. Kau selalu meributkan aku," kata Tuppence.
"Aku kan baik," kata Tommy. "Seharusnya kau bersyukur punya suami yang selalu
meributkan kau." "Tak ada orang yang berusaha menembakmu waktu di kereta, atau mencoba mencelakai
keretamu, kan?" tanya Tuppence.
"Tidak," kata Tommy. "Tapi sebaiknya mulai sekarang kita mengecek rem mobil
sebelum pergi. Hah, ini semua memang menggelikan" tambahnya.
"Tentu saja," kata Tuppence. "Benar-benar menggelikan.
Sama saja - " "Sama saja apa?"
"Ya - aneh kan, walau hanya sekadar berpikir tentang hal itu?"
Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/
'Maksudmu, Alexander mati karena dia tahu sesuatu?"
tanya Tommy. "Dia tahu tentang siapa yang membunuh Mary Jordan. Dia salah satu dari kami.''
Wajah Tuppence bersinar. "KAMI,"
katanya dengan penuh tekanan "Salah satu dari kami di sini, di rumah ini, di
masa lampau. Ini adalah sebuah perkara kriminal yang harus kita selesaikan.
Kembali ke masa lampau untuk menyelidikinya - ke tempat di mana hal itu terjadi
dan mengapa terjadi. Ini adalah hal yang belum pernah kita lakukan."
Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/
13. Metode Riset "Ke mana saja kau, Tuppence?" tanya suaminya setelah kembali dari bepergian
keesokan harinya. "Dari ruang bawah tanah," kata Tuppence.
"Ya - ya. Aku bisa melihatnya. Kau tahu, rambutmu penuh sarang labah-labah," kata
Tommy. "Ya - aku nggak heran. Ruang itu memang penuh sarang labah-labah. Tapi tak ada
apa-apa di sana. Kecuali beberapa botol bay rum," kata Tuppence.
"Bay rum?" kata Tommy. "Itu menarik."
"Benarkah?" kata Tuppence. "Apa orang meminumnya"
Rasanya kok tidak." "Tidak," kata Tommy. "Orang biasanya meng-usap-usapkannya di rambut. Seperti
minyak. Tapi untuk laki-laki, bukan perempuan."
"Aku rasa kau benar," kata Tuppence. "Aku ingat pamanku - ya, aku punya seorang
paman yang memakai bay rum. Seorang temannya biasa membawakan dari Amerika."
"Oh, ya" Menarik sekali," kata Tommy.
"Ah, aku rasa biasa saja," kata Tuppence. "Dan untuk kita tak ada gunanya. Orang
kan tak bisa menyembunyikan apa-apa dalam botol bay rum."
"Oh, itu rupanya yang kaukerjakan ."
"Hm - paling nggak harus ada yang memulai, kan?" kata Tuppence. "Mungkin saja apa
yang dikatakan kawanmu itu benar. Ada sesuatu yang disembunyikan di rumah ini,
walaupun sulit membayangkan apa dan di mana kira-kira benda itu. Karena kalau
orang menjual rumah, biasanya dia juga mengosongkan rumah, kan" Dan kalau ada
barang- Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/
barang yang ditinggalkan, barang-barang itu akan dijual oleh penghuni yang baru.
Kalau tidak, waktu rumah itu dijual lagi, penghuni baru itu yang akan
menjualnya. Jadi peninggalan yang ada sekarang setidaknya adalah peninggalan
keluarga yang terakhir tinggal di sini. Kalau ada warisan dari penghuni-penghuni
yang sebelumnya - yang tinggal di sini bertahun-tahun yang lalu - maka jumlahnya
hanya satu-dua saja."
"Kalau begitu, kenapa ada orang yang ingin mencelakai kau dan aku, atau membuat
kita tak betah di sini" Pasti ada sesuatu yang mereka tidak ingin kita temukan
di sini." "Hm. Itu kan idemu," kata Tuppence. "Barangkali saja itu tidak benar.
Bagaimanapun, apa yang kulakukan tidak sia-sia.
Aku menemukan sesuatu."
"Ada hubungannya dengan Mary Jordan?"
"Barangkali. Ruangan itu tidak baik, seperti kukatakan tadi.
Ada benda-benda kuno yang berhubungan dengan fotografi.
Seperti lampu pembesar kuno dengan kaca merah dan bay rum. Tapi tak ada batu
tipis yang kalau kita angkat kita akan menemukan sesuatu tersembunyi di
baliknya. Ada beberapa peti tua yang sudah rusak, beberapa peti dari timah, dua
koper kuno. Tapi semua tak bisa dipakai untuk tempat menyimpan sesuatu. Barang-
barang itu akan hancur kalau kautendang. Itu saja."
"Wah, kasihan kau. Sudah payah-payah tak ada hasil,"
kata Tommy. "Tapi ada juga hal-hal yang menarik. Aku akan naik dan membersihkan sarang
labah-labah ini sebelum melanjutkan obrolan kita."
"Aku rasa baik begitu," kata Tommy. "Aku lebih suka melihat kau rapi dan
bersih." Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/
"Kalau kau ingin merasa seperti Darby dan Joan, kau harus melihat dan menganggap
bahwa istrimu selalu cantik, tak peduli berapa pun umurnya," kata Tuppence.
"Tuppence sayang, kau memang selalu kelihatan cantik, di mataku," kata Tommy.
"Dan ada sebuah gulungan sarang labah-labah yang amat menarik, menggantung di
telinga kirimu. Seperti gulungan rambut Ratu Eugenie yang menggelantung di
lehernya. Dan kelihatannya ada seekor labah-labah pada sarang yang menggelantung
di telingamu itu." "Oh, aku tak suka."
Dia menyapu sarang itu dengan tangannya. Dengan segera Tuppence ke atas, lalu
menemui Tommy lagi setelah membersihkan diri. Sebuah gelas telah menunggunya,
dan dia memandang ragu-ragu.
"Kau tak memaksaku untuk minum bay rum, kan?"
"Tidak. Aku sendiri juga tidak ingin."
"Hm - aku ingin melanjutkan omonganku, kalau begitu."
"Silakan," kata Tommy. "Aku tahu kau akan melakukannya.
Tapi aku ingin merasa bahwa akulah yang mendorongmu untuk cerita."
"Hm, aku berpikir-pikir tadi. Kalau aku ingin menyembunyikan sesuatu di rumah
ini - yang tak bisa ditemukan orang, tempat manakah yang akan kupilih?"
"Ya, sangat logis," kata Tommy.
"Jadi aku berpikir - tempat-tempat mana yang bisa dipakai menyembunyikan sesuatu"
Dan salah satu tempat itu adalah perut Mathilde."
"Coba ulangi," kata Tommy.
Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/
"Perut Mathilde. Kuda-kudaan goyang itu. Aku pernah cerita tentang kuda itu.
Buatan Amerika." "Banyak benda dari Amerika," kata Tommy. "Juga bay rum itu."
"Dan kuda goyang itu perutnya berlubang. Itu kata si Isaac tua. Dan banyak
kertas-kertas tua dimasukkan di situ. Tak ada yang menarik.
Tapi merupakan kemungkinan untuk menyembunyikan sesuatu, kan?"
"Bisa jadi." "Juga Truelove. Aku sudah memeriksa Truelove. Tempat duduknya terbuat dari
mackintosh, tapi tak ada apa-apa di situ. Dan tentu saja tak ada benda-benda
milik pribadi seseorang. Jadi aku berpikir lagi. Ada buku-buku dan rak buku.
Orang suka menyembunyikan sesuatu di buku. Dan kita belum selesai membereskan
buku-buku di atas, kan?"
"Aku kira sudah," kata Tommy penuh harap.
"Sebetulnya belum. Masih ada rak bawah."
"Itu tidak susah. Maksudku, kita tidak perlu naik tangga dan menurunkan barang-
barang itu." "Ya. Jadi aku ke sana, duduk di lantai, dan memeriksa rak bagian bawah.
Kebanyakan yang ada di situ bahan-bahan khotbah. Khotbah kuno yang aku rasa
ditulis seorang pendeta Metodis. Pokoknya barang-barang itu tidak menarik. Jadi
aku keluarkan semua buku di lantai. Dan aku menemukan sesuatu.
Di bagian bawah rak buku itu ternyata ada orang yang pernah membuat lubang, dan
memasukkan macam-macam benda di dalamnya, termasuk lembaran-lembaran buku yang
disobek. Ada satu lubang yang agak besar dan ditutup kertas coklat di atasnya. Kertas itu
aku tarik. Siapa tahu ada sesuatu disembunyikan di situ, kan" Coba, apa yang
kutemukan7" Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/
"Apa ya". Edisi pertama Robinson Crusoe" Atau buku lain?"
"Bukan. Buku ulang tahun."
"Buku ulang tahun. Apa itu?"
"Orang dulu biasanya punya. Kembali ke zaman nenek moyang. Ke zaman keluarga
Parkinson. Barangkali juga sebelumnya. Buku itu tua dan sudah lapuk. Tak ada
gunanya untuk disimpan. Dan aku rasa tak ada yang peduli dengan buku itu. Tapi
buku itu bisa menunjuk ke waktu lampau dan orang bisa menemukan sesuatu di
dalamnya." "Hm. Maksudmu - orang bisa menyelipkan sesuatu di situ."
"Ya. Tapi - tentu saja tak ada yang melakukannya. Tak ada yang sesederhana itu.
Tapi aku mau melihatnya dengan hati-hati. Aku belum betul-betul memeriksanya.
Barangkali saja ada nama-nama yang menarik, dan kita bisa menemukan sesuatu."
"Aku rasa begitu," kata Tommy skeptis. "Itulah satu-satunya yang kutemukan di
buku-buku. Tak ada apa-apa lagi di rak bagian bawah. Hal lain yang perlu kita
selidiki ialah lemari."
"Bagaimana dengan perabotan?" kata Tommy. "Ada semacam laci rahasia dan
sebagainya." "Tidak, Tom. Kau tidak melihatnya dengan pandangan lurus. Semua perabotan di
rumah ini kan punya kita. Kita pindah ke rumah kosong, dan kita membawa semua
perabotan kita. Dan barang-barang yang bukan punya kita ada di tempat bernama KK, yang menyimpan
mainan-mainan tua. Dan kursi kebun yang rusak. Maksudku tak ada barang antik
menarik yang ditinggalkan. Orang yang terakhir tinggal di sini rupanya membawa
atau menjual perabotan sisa itu. Aku rasa rumah ini sudah sering berganti
pemilik sejak keluarga Parkinson. Jadi


Gerbang Nasib Postern Of Fate Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/
aku rasa tak ada lagi peninggalan mereka. Tapi aku menemukan sesuatu. Barangkali
ada gunanya." "Apa itu?" "Kartu menu porselen."
"Kartu menu porselen?"
"Ya. Di dalam lemari yang belum sempat kita buka itu. Di dekat tempat
penyimpanan daging. Karena kuncinya hilang.
Dan aku menemukan kuncinya di sebuah kotak tua, di KK. Aku beri minyak sedikit
kunci itu, dan lemarinya kubuka. Tak ada apa-apa di dalamnya. Hanya lemari kotor
dengan pecahan porselen di dalamnya. Aku rasa dari penghuni terakhir rumah ini.
Tapi di rak paling atas ada beberapa kartu menu porselen yang biasanya dipakai
di pesta-pesta. Luar biasa juga makanan yang mereka makan - lezat-lezat. Aku akan
membacakannya beberapa untukmu setelah makan malam nanti. Luar biasa. Dua sup -
kental dan encer, dan ada dua macam ikan. Lalu ada dua entree. Setelah itu salad
atau apa. Dan setelah itu daging. Setelah itu - aku tak pasti apa yang dimakan kemudian. Aku
rasa sorbet. Itu sebenarnya es krim, kan" Dan setelah itu - lobster salad. Luar
biasa!" "Hush, sudah, sudah," kata Tommy, "Kenyang aku rasanya."
"Hm - aku pikir cukup menarik juga. Karena dia menunjuk ke masa lampau."
"Dan apa yang kauharapkan dari penemuan-penemuan itu?"
"Kemungkinan besar yang bisa dipakai ialah buku ulang tahun. Di situ disebut
nama Winifred Morrison."
"Lalu?" "Winifred Morrison aku rasa adalah nama kecil Nyonya Griffin tua itu. Temanku
minum teh. Dia termasuk orang lama
Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/
di sini dan tahu banyak hal yang terjadi sebelum dia lahir. Aku rasa dia pernah
dengar atau mungkin ingat nama-nama lain yang ada di buku itu. Barangkali ada
yang bisa kita ambil dari situ."
"Barangkali," kata Tommy dengan suara yang tetap ragu.
"Aku rasa - " "Apa pendapatmu?" kata Tuppence.
"Aku tak tahu apa yang kupikir," kata Tommy. "Kita tidur saja, yuk. Apa tak
sebaiknya kita tinggalkan saja persoalan ini"
Apa sih perlunya kita tahu siapa yang membunuh Mary Jordan?"
"Apa kau tak ingin tahu?"
"Tidak," kata Tommy. "Setidaknya - oh. Aku angkat tangan. Kau yang membuatku
terlibat." "Apa kau belum menemukan apa-apa?" tanya Tuppence.
"Hari ini aku tak ada waktu. Tapi aku punya beberapa sumber informasi lain. Aku
minta pada wanita yang kuceritakan padamu itu beberapa hal lain. Itu, ahli riset
yang pandai itu." "Oh," kata Tuppence. "Kita harap saja yang terbaik.
Barangkali ini tak ada gunanya. Tapi cukup menyenangkan untuk dilakukan."
"Tapi aku tak tahu apakah nantinya juga akan menyenangkan seperti apa yang
kauharap," kata Tommy.
"Ah. Tak apa-apa," kata Tuppence. "Pokoknya kita lakukan yang terbaik saja."
"Jangan terus melakukan yang terbaik sendirian," kata Tommy. "Itu yang
sebetulnya membuatku kuatir kalau aku tak ada di dekatmu."
Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/
14. Tuan Robinson "Apa kira-kira yang sedang dilakukan Tuppence sekarang?"
tanya Tommy sambil menghela napas.
"Maaf, saya kurang jelas."
Tommy menoleh dan memandang Nona Collodon lebih dekat. Nona Collodon bertubuh
kurus, lemah, dan berambut abu-abu - warna yang kelihatan setelah warna yang
dipakai untuk mempermuda penampilannya menjadi pudar. Dia sekarang mencoba
berbagai warna, mulai dari abu-abu artistik, uap awah, biru baja, dan lain-
lainnya yang sesuai untuk wanita berusia enam puluh dan enam puluh limaan dengan
karier di bidang penyelidikan. Wajahnya menggambarkan penampilan orang yang
berdisiplin tinggi dan penuh percaya diri karena sukses yang dicapai.
"Oh, bukan apa-apa, Nona Collodon," kata Tommy.
"Hanya - hanya sesuatu yang ada dalam pikiran. Hanya pikiran saja."
Kenapa dia tak bisa tidak menyatakan sesuatu yang ada dalam pikirannya" pikir
Tommy. Pasti Tuppence bertingkah tolol. Aneh juga Tuppence mau main-main dengan
mainan anak-anak yang bobrok itu. Dia bisa celaka menuruni bukit dengan mainan
itu. Patah tulang atau apa. Dan Tommy merasa tulang pinggullah yang dalam
bahaya. Rasanya bagian itu yang lemah. Tuppence pasti sedang melakukan sesuatu
yang tolol saat ini. Kalaupun tidak tolol, pasti berbahaya. Ya, berbahaya. Sulit
memang melarang Tuppence mendekati bahaya. Pikirannya mengingat beberapa insiden
yang pernah terjadi. Dan dia teringat beberapa kata-kata yang kemudian
diucapkannya tanpa sadar,
"Gerbang Nasib... Jangan lalui, O Karavan, Jangan lalui sambil bernyanyi.
Kaudengar Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/
Kesenyapan yang datang ketika burung-burung mati, Namun, terdengar sesuatu
mencicit bagaikan suara burung?"
Tiba-tiba saja Nona Collodon mengucapkan, sesuatu yang mengejutkan.
"Flecker," katanya. "Flecker. Lanjutannya begini"
"Kereta Kematian... Lubang Bencana, Benteng Kengerian."
Tommy memandangnya. Lalu sadar bahwa Nona Collodon mengira dia membawa persoalan
puisi untuk diselidiki. Dan dia memberikan informasi tentang dari mana kata-kata
itu, siapa penulisnya, dan siapa yang membacakannya. Penyelidikan Nona Collodon
memang mencakup bidang yang luas.
"Saya hanya berpikir-pikir tentang istri saya," kata Tommy dengan nada minta
maaf. "Oh," kata Nona Collodon.
Dia memandang Tommy dengan ekspresi mata yang agak berbeda. Dia menarik
kesimpulan sendiri. Persoalan rumah tangga rupanya. Dan dia berpikir untuk
memberi alamat seorang konsultan masalah perkawinan pada Tommy.
Tommy berkata dengan cepat, "Anda sudah mendapat data tentang permintaan saya
dua hari lalu?" "Oh ya. Tak ada masalah dengan itu. Somerset House merupakan tempat yang amat
berguna untuk hal-hal semacam itu. Saya rasa tak ada hal-hal khusus yang Anda
perlukan di sana. Tapi saya punya data tentang nama-nama, alamat, perkawinan,
dan kematian." "Apa semuanya tentang Mary Jordan?"
"Jordan. Ya. Mary, Maria, dan Polly Jordan. Juga Mollie Jordan. Saya tak tahu
yang mana yang paling Anda perlukan.
Ini datanya." Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/
Dia memberikan selembar kecil kertas dengan tulisan diketik.
"Oh, terima kasih. Terima kasih banyak."
"Ada juga beberapa alamat yang Anda minta. Tapi saya belum mendapat alamat Mayor
Dalrymple. Orang sering berpindah-pindah sekarang ini. Tapi dalam dua hari ini
pasti kami bisa mendapatkannya. Ini alamat Dr. Heseltine.
Sekarang ini dia tinggal di Surbinton."
"Terima kasih banyak," kata Tommy. "Saya bisa mulai dengan dia."
"Ada lagi yang Anda perlukan?"
"Ya. Saya punya daftar ini - enam buah. Barangkali ada beberapa yang tak masuk
dalam bidang Anda." "Oh," kata Nona Collodon meyakinkan. "Saya harus siap dengan macam-macam
pertanyaan. Saya teringat - bertahun-tahun yang lalu. Ketika saya mulai melakukan
bisnis ini - saya sadar betapa pentingnya biro penasihat Selfridge. Kita bisa
mengajukan pertanyaan-pertanyaan luar biasa tentang hal-hal yang luar biasa, dan
mereka kelihatannya selalu bisa memberitahu apa yang kita tanyakan atau di mana
kita bisa mendapat informasi ifoj dengan cepat. Dan sekarang, tentu saja
sekarang orang tidak melakukan bisnis seperti itu lagi.
Sekarang ini, pertanyaan-pertanyaan yang diperlukan - ya -
Anda tahu, kan, kalau Anda ingin bunuh diri - seperti itu. Dan pertanyaan-
pertanyaan legal tentang warisan. Juga banyak pertanyaan yang luar biasa untuk
pengarang. Dan pekerjaan di luar negeri. Juga problem imigrasi. Oh ya, pekerjaan
saya memang mencakup bidang yang luas."
"Ya, saya yakin itu," kata Tommy.
"Dan membantu para p candu minuman keras. Banyak yang mengkhususkan diri
melakukan bisnis di bidang itu.
Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/
Beberapa lebih baik dari yang lain. Saya punya daftarnya -
cukup lengkap, dan bisa dipercaya."
"Saya akan mengingatnya," kata Tommy, "kalau saya memerlukannya. Semua
tergantung pada apa yang saya dapat hari ini."
"Oh, saya yakin Anda tak punya kesulitan apa-apa dengan minuman keras. Tuan
Beresford." "Tidak kelihatan?" kata Tommy.
"Wanita lebih payah," kata Nona Collodon, "lebih sulit melepaskan mereka. Laki-
laki memang suka kambuh, tapi tidak terlalu. Tapi wanita lain. Mereka kelihatan
gembira minum air jeruk banyak-banyak. Kelihatannya tidak apa-apa.
Tapi tiba-tiba saja, pada suatu malam, di tengah-tengah pesta - ternyata kambuh."
Nona Collodon melihat jamnya.
"Wah, saya harus segera pergi. Saya ada janji di Upper Grosvenor Street."
"Terima kasih banyak untuk bantuan Anda," kata Tommy.
Dia membukakan pintu dengan sopan, membantu Nona Collodon dengan mantelnya, dan
kembali ke ruangan sambil bergumam, "Aku harus memberitahu Tuppence malam ini
bahwa riset yang kulakukan ternyata memberi kesan pada agen risetku bahwa
istriku seorang peminum dan perkawinan kami mulai retak karena hal itu. Hmh - apa
lagi yang akan terjadi!"
Apa yang terjadi kemudian ialah suatu pertemuan di restoran kecil murahan di
Tottenham Court Road. "Wah, wah!" kata seorang lelaki tua sambil meloncat berdiri dari tempat
duduknya. "Si Carroty Tom. Pangling aku."
"Tentu saja," jawab Tommy. "Tak banyak wortel lagi padaku. Yang ada cuma Tom
berambut abu-abu." Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/
"Ah, kita semua juga begitu. Apa kabarmu?"
"Sama seperti dulu. Menurun. Tambah lama tambah payah."
"Berapa lama kita tidak bertemu" Dua tahun" Delapan"
Sebelas tahun"' "Kok lama amat," kata Tommy. "Kita bertemu di makan malam Maltese Cats musim
gugur yang lalu. Ingat?"
"Ah, ya. Sayang sudah bubar. Tapi aku sudah menduga akan begitu. Tempatnya
bagus. Tapi makanannya tidak enak.
Apa kesibukanmu sekarang ini" Masih aktif dalam spionase?"
"Tidak. Tidak punya urusan dengan spionase lagi," kata Tommy.
"Wah. Sayang, ya."
"Dan bagaimana kau, Mutton-Chop?"
"Oh, aku terlalu tua untuk berbakti pada negara dengan cara seperti itu."
"Tak ada kegiatan spionase sekarang ini?"
"Banyaic, aku rasa. Tapi barangkali mereka menempatkan orang-orang muda yang
pandai di situ. Anak-anak yang baru keluar dari universitas dan amat memerlukan
pekerjaan. Kau tinggal di mana sekarang" Aku mengirim kartu Natal tahun lalu.
Yah... sebenarnya baru bulan Januari kukirim, tapi kartu itu kembali dengan
catatan 'Tidak dikenal'."
"Betul itu. Kami sekarang tinggal di desa. Dekat laut.
Hollowquay." "Hollowquay. Hollowquay" Rasanya pernah dengar nama itu. Ada suatu kejadian -
pernah terjadi sesuatu di situ, kan?"
"Sebelum aku lahir," kata Tommy. "Aku mendengar ceritanya setelah pindah ke
sana. Legenda zaman kuno. Paling tidak enam puluh tahun yang lalu."
Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/
"Tentang kapal selam, kan" Rencana penjualan kapal selam pada seseorang, kalau
tidak salah. Aku lupa pada siapa kita menjual kapal selam itu. Mungkin pada
orang Jepang. Atau Rusia - oh, banyak lagi katanya. Kelihatannya orang suka membuat janji untuk
bertemu dengan agen musuh di Regent's Park atau di tempat-tempat lain. Orang-
orang ini menemui, misalnya, sekretaris III sebuah kedutaan. Tak banyak mata-
mata wanita yang cantik seperti di buku-buku."
"Aku ingin menanyakan beberapa hal, Mutton-Chop."
"Oh" Tanyakan saja. Hidupku tak terlalu sibuk dengan petualangan. Margery - kau
ingat Margery?" "Tentu saja. Aku hampir datang ke perkawinanmu."
"Ya, ya. Tapi ternyata kau berhalangan. Atau kau salah naik kereta" Kereta itu
ke arah Scotland, bukan ke Southall.
Pokoknya kau tidak datang. Tapi tak banyak yang terjadi."
"Lho, apa kau tak jadi nikah?"
"Ya - jadi. Tapi tidak terlalu sukses. Satu setengah tahun.
Lalu bubar. Dan dia kawin lagi. Aku tidak. Tapi aku cukup senang. Aku tinggal di
Little Pollon. Ada lapangan golf bagus di sana. Adik perempuanku tinggal
bersamaku. Dia seorang janda dan punya warisan yang lumayan. Kami cukup cocok.
Tapi dia agak tuli. Kalau aku bicara, dia tidak mendengar. Tapi tak apa. Yang
harus kulakukan cuma berteriak sedikit."
"Kau tadi bilang pernah dengar tentang Hollowquay. Apa ada hal-hal yang
berhubungan dengan spionase di sana?"
"Terus terang saja aku tak terlalu ingat. Kejadiannya sudah lama sekali. Waktu
itu memang heboh. Seorang perwira Angkatan Laut yang masih muda, sama sekali tak
menimbulkan kecurigaan, sembilan puluh lima persen Inggris, dan bisa dipercaya
seratus lima persen - ternyata tidak seperti itu. Tetapi... ya... seperti yang
diperkirakan orang. Ternyata
Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/
merupakan komplotan - wah, komplotan siapa ya. Jerman, kurasa. Sebelum Perang
1914. Ya, aku rasa itu."
"Dan kalau tidak salah, ada juga wanita yang terlibat" kata Tommy.
"Ya - kalau tak salah namanya Mary Jordan. Tapi aku sudah banyak lupa. Ada di
koran-koran. Aku rasa dia istrinya.
Istri perwira itu. Istrinya itulah yang berhubungan dengan orang-orang Rusia - oh,
tidak - bukan. Itu kejadian lain setelah itu. Kacau benar ingatanku. Rasanya sama
semua. Si istri menganggap suaminya tidak mendapat penghasilan cukup. Itu
artinya si istri yang tidak cukup uang. Jadi - eh, kenapa sih kok kau bertanya-
tanya tentang cerita ini" Aku tahu kau pernah punya hubungan dengan seseorang
yang naik Lusitania. Atau tenggelam bersama Lusitania. Iya, kan" Kau pernah
terlibat dalam kasus itu. Atau istrimu?"
"Kami berdua terlibat," kata Tommy. "Dan kejadiannya sudah puluhan tahun yang
lalu sampai aku lupa ceritanya sekarang."
"Ada seorang wanita lain yang terlibat, kan" Namanya Jane Fish, barangkali. Atau
Jane Whole?" "Jane Finn," kata Tommy.
"Di mana dia sekarang?"
"Sudah kawin dengan orang Amerika."
"Oh, begitu. Ya... bagus juga. Kita selalu kembali bicara tentang teman-teman
lama dan apa yang terjadi dengan mereka. Kalau kau bicara tentang teman lama -
kalau mereka tidak mati, ini cukup mengejutkan, ya masih hidup - tapi itu malah
lebih mengejutkan lagi. Ah, susah juga ya dunia ini."
Tommy berkata dunia memang susah. Dan pada saat itu pelayan pun datang. Apa yang
mereka ingin pesan... Percakapan setelah itu berkisar pada masalah perut.
Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/
Siang harinya Tommy melakukan interview lain. Kali ini dengan seorang lelaki
beruban, berwajah muram, yang duduk di sebuah kantor. Dia kelihatan sebal karena
kehilangan waktu kerjanya.
"Terus terang saya tidak tahu harus berkata apa. Tentu saja saya mengerti apa
yang Anda katakan. Semua orang bicara tentang hal itu waktu itu - membuat
kekacauan politik - tapi saya betul-betul tidak mempunyai informasi apa-apa tentang hal itu. Sama
sekali tak ada. Dan hal-hal semacam ini tak abadi, kan" Orang mudah melupakannya
bila skandal-skandal lain yang lebih panas muncul."
Kemudian dia membuka pengalamannya sedikit ketika ada hal yang tak pernah
dicurigainya tiba-tiba saja muncul atau kecurigaan-kecurigaan yang muncul karena
kejadian yang tidak wajar. Dia berkata, "Ada satu hal yang barangkali bisa
membantu. Ini ada sebuah alamat untuk Anda. Dan saya telah membuat janji untuk


Gerbang Nasib Postern Of Fate Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Anda. Dia baik. Tahu banyak hal. Dia luar biasa. Hebat. Salah seorang anak
perempuan saya jadi anak baptisnya. Karena itu dia amat baik pada saya dan
selalu membantu kalau bisa. Jadi saya tanya dia apakah mau menjumpai Anda. Saya
katakan ada beberapa berita-berita top yang Anda perlukan. Saya bilang bahwa
Anda seorang pria yang baik, dan dia katakan ya, dia juga tahu Anda. Dia kenal
Anda dan dia bilang, 'Tentu saja. Suruh datang ke saya!' Saya rasa jam tiga
empat lima. Ini alamatnya Saya rasa ini sebuah kantor di kota. Pernah ketemu
dia?" "Saya rasa belum," kata Tommy sambil memandangi kartu dan alamat yang diberikan.
"Belum." "Potongannya sih memang tidak meyakinkan. Badannya besar, dan kuning."
Tapi keterangan itu tidak banyak memberikan informasi.
"Dia top," kata teman Tommy yang ubanan itu "Pergilah ke sana. Dia akan
menceritakan sesuatu. Selamat, kawan."
Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/
Tommy, yang telah berhasil menemukan alamat tersebut, disambut oleh seorang
lelaki berumur sekitar tiga puluh lima atau empat puluhan. Matanya memandang
tajam seperti orang yang siap melakukan kejahatan. Tommy merasa bahwa orang
tersebut mencurigai dia. Barangkali dia disangka membawa sebuah bom yang
tersembunyi atau siap membajak atau menculik seorang pegawai di situ, atau
mengancam mereka dengan sebuah pistol. Tommy menjadi gelisah.
"Anda punya janji dengan Tuan Robinson" Jam berapa"
Ah, tiga empat lima." Dia kemudian membaca catatannya.
"Tuan Thomas Beresford, betul?"
"Ya," kata Tommy.
"Ah. Silakan tanda tangan di sini."
Tommy menanda tangan di tempat yang ditunjukkan.
"Johnson." Seorang pemuda bertampang bingung, berumur dua puluh tigaan, muncul dari balik
meja yang berlapis kaca. "Ya, Pak."
"Antar Tuan Beresford ke lantai empat. Ruang Pak Robinson."
"Baik, Pak." Dia membawa Tommy ke sebuah lift yang kelihatan bisa menentukan sendiri
bagaimana harus menghadapi orang-orang tertentu. Pintu terbuka. Tommy masuk.
Pintu itu hampir saja menjepitnya. Tapi untunglah dia cukup cepat.
"Hawanya dingin," kata Johnson, menunjukkan sikap bersahabat pada orang yang
kelihatannya punya hubungan dengan orang yang berkedudukan tinggi.
"Ya," kata Tommy. "Kelihatannya selalu dingin sore-sore begini."
Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/
"Ada yang bilang karena polusi. Ada yang bilang karena mereka mengambil gas alam
dari Laut Utara," kata Johnson.
"Oh, saya belum pernah dengar itu," kata Tommy.
"Rasanya kok tidak masuk akal," kata Johnson.
Mereka melewati lantai dua dan tiga, dan akhirnya sampai di lantai empat.
Johnson membawa Tommy ke luar. Dan pintu lift itu pun sekali lagi hampir
menjepitnya. Mereka berjalan di koridor dan akhirnya berhenti di depan sebuah
pintu. Johnson mengetuk, dan sebuah suara menyuruh masuk. Pintu pun dibuka
lebar. Dia menyuruh Tommy masuk lalu berkata, "Tuan Beresford, Pak. Dengan
perjanjian." Dia keluar dan menutup pintu itu rapat-rapat. Tommy berjalan maju. Ruangan itu
kelihatannya hanya terisi sebuah meja besar. Di belakang meja itu duduk seorang
lelaki bertubuh besar dan berat. Seperti kata teman Tommy, orang itu berwajah
lebar dan kuning. Tommy tak bisa memperkirakan kebangsaannya. Rasanya bisa apa
saja. Barangkali dia orang asing. Jerman, barangkali" Atau Austria"
Apa Jepang" Atau bisa juga Inggris.
"Ah, Tuan Beresford."
Tuan Robinson berdiri dan menyalaminya.
"Maaf, saya mengganggu Anda," kata Tommy.
Dia merasa bahwa dia pernah bertemu dengan Tuan Robinson. Setidaknya, pernah ada
seseorang yang menunjukkan padanya siapa Tuan Robinson itu. Tapi saat itu Tommy
agak malu karena waktu itu Tuan Robinson adalah seorang pejabat penting. Dan
kelihatannya sampai sekarang pun masih demikian.
"Ada sesuatu yang ingin Anda ketahui, bukan" Teman Anda itu - siapa namanya - baru
saja memberitahu saya."
Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/
"Saya rasa - maksud saya, barangkali sebaiknya saya tak perlu ribut dengan urusan
ini. Saya rasa ini bukan hal yang penting. Hanya - hanya - "
"Hanya sebuah ide?"
"Sebagian ide istri saya."
"Saya sudah mendengar tentang istri Anda. Dan saya juga pernah dengar tentang
Anda. Yang terakhir kasus N atau M, kan" Atau M atau N. Hm. Saya ingat. Ingat
semua fakta dan kaitannya. Anda menangkap komandannya, kan" Perwira Angkatan
Laut itu. Tapi yang sebenarnya orang Hun itu. Saya masih sering menyebut mereka
orang Hun. Tentu saja kita sekarang sudah lain. Kita semua anggota Pasaran
Bersama. Saya tahu. Anda pernah melakukan tugas dengan baik. Sangat baik. Juga istri
Anda. Wah, luar biasa. Buku cerita anak-anak itu. Saya ingat. Angsa, angsa,
angsi - begitu, kan" Itu kuncinya, kan" Ke mana kau pergi" Ke atas dan ke bawah
dan ke kamar nyonya."
"Ah, Anda masih ingat itu," kata Tommy dengan rasa hormat.
"Ya, saya tahu. Kita selalu heran kalau bisa mengingat sesuatu. Saya ingat
begitu saja beberapa menit yang lalu.
Tolol juga, ya" Kita sama sekali tak mencurigainya, kan?"
"Ya. Pertunjukan yang cukup bagus."
"Nah, sekarang ada apa" Ada yang sedang Anda pikirkan?"
"Sebenarnya bukan sesuatu yang berarti," kata Tommy.
"Hanya - " "Ayolah. Katakan saja terus terang. Jangan ditutup-tutupi.
Ceritakan saja apa adanya. Silakan duduk. Jangan membebani kaki Anda. Kalau kita
menjadi bertambah tua, mengistirahatkan kaki itu penting."
Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/
"Saya memang sadar saya sudah tua," kata Tommy. "Tak ada banyak hal yang saya
harapkan kecuali sebuah peti mati pada saat yang tepat."
"Oh, saya tak akan berkata begitu. Sekali Anda melampaui umur tertentu, Anda
bisa hidup terus selamanya. Nah, apa yang terjadi?"
"Hm," kata Tommy. "Begini. Istri saya dan saya menempati sebuah rumah baru dan
seperti biasa, kami pun sibuk dengan tetek bengek urusan rumah - "
"Ya, saya mengerti," kata Tuan Robinson. "Ya, saya maklum. Tukang listrik,
lubang-lubang di lantai yang siap menjebloskan kaki kita dan - "
"Ada banyak buku yang dijual pemilik rumah itu pada kami. Buku-buku itu rupanya
warisan para pemilik rumah terdahulu dan tak ada orang yang mempedulikannya.
Banyak juga buku anak-anak, seperti Henty dan sebagainya."
"Ya, ya, saya ingat membacanya waktu masih kecil."
"Dan dalam sebuah buku yang dibaca istri saya, kami menemukan sebuah bagian yang
digarisbawahi. Yang digarisbawahi adalah huruf-huruf. Dan kalau huruf-huruf itu
kita satukan, mereka membentuk sebuah kalimat. Dan ini kedengarannya tolol - apa
yang akan saya katakan nanti - "
"Ah, itu biasa," kata Tuan Robinson. "Kalau ada hal yang kelihatannya tolol,
saya justru ingin mendengar."
"Kalimat itu berbunyi, Mary Jordan mati tidak wajar. Dia salah satu dari kami."
"Sangat menarik sekali," kata Tuan Robinson. "Saya belum pernah menemukan hal
seperti itu. Mary Jordan mati tidak wajar. Begitu bunyinya, kan" Dan siapa yang
menulis" Ada petunjuk?"
Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/
"Kelihatannya seorang anak sekolah. Anak laki-laki dengan nama akhir Parkinson.
Keluarga itu dulu tinggal di rumah itu, dan pemuda itu - Alexander Parkinson, juga
tinggal di sana. Di gereja ada kuburannya."
"Parkinson," kata Robinson. "Sebentar. Saya mau ingat-ingat dulu. Parkinson - ya,
ada nama seperti itu yang terlibat dalam soal-soal seperti ini. Tapi kita tak
selalu bisa mengingat siapa atau apa atau di mana."
"Dan kami telah berusaha mencari tahu siapa Mary Jordan itu."
"Karena dia mati tak wajar. Ya aku rasa memang itu persoalannya. Kelihatannya
aneh. Apa yang kalian temukan tentang dia?"
"Sama sekali tak ada," kata Tommy. "Tak seorang pun kelihatannya ingat atau tahu
tentang dia. Ada yang mengatakan bahwa dia seorang gadis mondok saja, atau
seorang guru privat. Mereka tak ingat lagi. Mereka bilang dia seorang Frowline
atau Mamselle Sulit."
"Dan dia mati - bagaimana kematiannya?"
"Ada orang membawa daun foxglove yang dicampur dengan bayam dari kebun. Lalu
mereka memakannya. Tapi saya rasa itu tak akan mematikan."
"Ya," kata Tuan Robinson. "Tak cukup hanya begitu. Tapi kalau kita kemudian
memberi digitalin alkaloid dengan dosis tinggi di dalam kopi atau koktil dan
Mary Jordan meminumnya, lalu - lalu - kita bisa menyalahkan daun foxglove itu.
Orang akan menyangka dia salah makan. Tapi Alexander Parker atau siapa pun
namanya anak muda itu, bukan anak yang bodoh.
Dia punya dugaan lain, begitu" Ada lagi, beresford" Kapan ini terjadi" Perang
Dunia Pertama, Kedua, atau sebelumnya?"
"Sebelumnya. Menurut gosip yang beredar melalui nenek-nenek dan kakek-kakek,
gadis itu mata-mata Jerman."
Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/
"Saya ingat kasus itu - memang menghebohkan. Setiap orang Jerman yang bekerja di
Inggris sebelum tahun sembilan belas empat belas adalah mata-mata. Dan pejabat
Inggris yang terlibat selalu kelihatan 'tak mungkin dicurigai'. Saya sendiri
selalu curiga pada orang-orang yang 'tak mungkin dicurigai'. Kejadian itu sudah
lama lewat dan sampai akhir-akhir ini belum pernah ditulis. Maksud saya, bukan
dengan cara biasa, untuk menyenang-nyenangkan mata orang yang membacanya, dengan
membeberkan sedikit dari sebuah laporan rahasia." "Ya. Tapi tak bisa mendetil."
"Ya, tentu saja. Sudah begitu lama. Dulu hal itu selalu diasosiasikan dengan rahasia kapal selam
yang dicuri waktu itu. Ada juga berita tentang penerbangan. Dan memang berita
itulah yang mena'rik perhatian publik. Tapi banyak lagi yang lainnya.
Selalu ada sisi politiknya dalam hal-hal seperti itu. Banyak politisi yang
menonjol. Mereka adalah tipe orang-orang yang dikatakan masyarakat, 'Dia memang
punya integritas tinggi'.
Dari integritas tinggi sama bahayanya dengan yang 'tak mungkin dicurigai' itu.
Integritas tinggi - hm," kata Tuan Robinson. "Saya teringat waktu Perang Dunia
Kedua. Ada orang-orang yang tidak punya integritas seperti yang diharapkan
darinya. Seorang lelaki tinggal di dekat sini. Dia punya sebuah pondok dekat
pantai. Punya banyak pengikut.
Mereka memuja Hitler. Dia katakan kesempatan kita satu-satunya adalah bergabung
dengannya. Dan orang itu benar-benar kelihatan' terdidik. Punya ide-ide
cemerlang. Bersemangat menghapuskan kemiskinan, kesulitan, dan ketidakadilan. Dan hal-hal
seperti itulah. Ya. Meniup terompet fasisme tanpa mengakuinya sebagai fasisme.
Juga di Spanyol. Bergabung dengan Franco dan komplotannya. Dan tentu saja si Mussolini. Ya,
memang banyak cabang-cabangnya sebelum perang. Hal-hal yang tak pernah terjadi
dan yang tak seorang pun benar-benar tahu."
"Anda kelihatannya tahu banyak," kata Tommy. "Maaf.
Mungkin kata-kata saya agak kasar. Tapi memang benar-
Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/
benar menyenangkan bertemu dengan orang yang tahu banyak hal."
"Hm. Karena saya sendiri sering menangani kasus-kasus seperti itu. Kadang-kadang
hanya mendengar-dengar cerita saja. Juga mendengar-dengar dari teman-teman lama,
siapa-siapa yang terlibat, yang ada di baliknya, dan siapa-siapa komplotannya.
Anda sudah mulai menemukan hal-hal semacam itu?"
"Ya," kata Tommy. "Benar. Saya bertemu kawan-kawan lama, dan mereka pun
mendengar dari teman-teman lama mereka. Dan banyak hal yang mereka tahu lalu
kita tahu juga. Kita tidak selalu bersama-sama, tapi selalu mendengar tentang mereka. Dan berita
itu kadang-kadang sangat menarik."
"Ya," kata Tuan Robinson. "Saya mengerti arah Anda -
menarik juga Anda mengalami hal seperti itu."
"Persoalannya adalah," kata Tommy, "saya tidak benar-benar tahu - maksud saya,
barangkali kami memang tolol.
Maksud saya, kami membeli rumah itu - rumah yang memang kami sukai, kemudian kami
memperbaikinya, dan menanami kebunnya. Terus terang saja kami tak ingin terlibat
dalam soal-soal seperti itu. Kami hanya ingin tahu saja. Ingin tahu apa dan
kenapa. Walaupun tak ada maksud apa-apa. Dan itu tak akan membawa keuntungan
untuk siapa pun." "Ya, saya mengerti. Anda cuma ingin tahu. Manusia memang begitu. Itu yang
membuat kita membuat penemuan-penemuan. Dan bisa terbang ke bulan. Membuat
penemuan-penemuan di bawah air. Menemukan gas alam di Laut Utara.
Menemukan oksigen yang disuplai oleh laut, bukan dari pohon-pohon atau hutan.
Banyak hal ditemukan. Hanya karena rasa ingin tahu. Saya kira, tanpa rasa ingin
tahu orang akan jadi kura-kura. Kura-kura hidup enak. Tidur sepanjang musim
dingin. Dan tidak makan apa-apa kecuali rumput, setahu saya Dan menikmati musim
panas. Bukan kehidupan yang menarik barangkali. Tapi tenteram. Sebaliknya - "
Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/
"Sebaliknya bisa dikatakan bahwa manusia itu lebih seperti musang."
"Bagus. Anda pembaca Kipling rupanya. Saya senang.
Kipling tidak terlalu mendapat penghargaan sebagaimana seharusnya sekarang ini.
Dia orang yang luar biasa. Luar biasa juga pemikirannya. Cerpen-cerpennya luar
biasa bagus. Saya rasa hal itu tak banyak disadari."
"Saya tak ingin jadi orang tolol," kata Tommy. "Saya tak ingin terlibat dengan
hal-hal yang tak ada hubungannya dengan saya. Atau dengan orang lain."
"Anda tak akan pernah tahu hal itu," kata Tuan Robinson.
"Saya bersungguh-sungguh," kata Tommy yang merasa bersalah telah mengganggu
orang yang berkedudukan penting, "maksud saya, saya bukan sekadar ingin
menemukan sesuatu.".
"Saya rasa Anda pergi dan menyelidiki hal-hal untuk memuaskan istri Anda. Ya,
saya pernah dengar tentang dia.
Sayang saya belum punya kesempatan bertemu dengan dia.
Dia seorang wanita yang luar biasa, kan?"
"Saya rasa demikian," kata Tommy.
"Bagus. Saya senang pada orang yang selalu bersama-sama, dan selalu menikmati
perkawinan mereka" "Saya rasa, saya ini lebih mirip seekor kura-kura. Maksud saya, kami ini sudah
tua dan letih. Walaupun kami sehat, tapi kami tak ingin terlibat dalam sesuatu
hal sekarang ini. Kami tak ingin ikut campur. Kami hanya - "
"Saya tahu. Saya tahu," kata Tuan Robinson. "Jangan merasa bersalah. Anda ingin
tahu. Seperti si musang, Anda ingin tahu. Dan Nyonya Beresford juga ingin tahu.
Dan dari cerita-cerita yang pernah saya dengar tentang dia, saya dapat
meramalkan bahwa pada akhirnya nanti dia pasti tahu."
Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/
"Anda berpendapat bahwa dialah yang nanti akan mendapat informasi itu dan bukan
saya"' "Barangkali Anda tidak sesemangat dia dalam menyelidiki hal ini. Tapi saya rasa
Anda pun akan mendapatkannya, karena saya pikir Anda cukup pandai mencari sumber
informasi yang sesuai. Tidak mudah mencari sumber informasi mengenai sesuatu
yang sudah begitu lama terjadinya."
"Itulah sebabnya saya merasa tidak enak datang kemari dan mengganggu Anda. Tapi
sebetulnya bukan saya sendiri yang punya inisiatif. Si Mutton-Chop itu. Maksud
saya - " "Saya tahu siapa yang Anda maksud. Dia pernah bercambang dan berjenggot, dan
bangga dengan itu. Karena itu dia dijuluki begitu - si Jenggot-Kambing. Dia baik
sekali. Tugas-tugasnya pun diselesaikan dengan baik. Ya. Dia mengirim Anda kemari karena
dia tahu saya tertarik pada hal-hal seperti ini. Dan saya sendiri sudah mulai
sejak awal. Maksud saya mencari-cari, menyelidiki, mencium cium hal-hal seperti ini."
"Dan sekarang, Anda sudah jadi orang top," kata Tommy.
"Ah, siapa bilang?" kata Tuan Robinson. "Itu tidak betul."
"Saya rasa memang begitu faktanya," kata Tommy.
"Ya... memang ada orang yang sampai di atas." kata Tuan Robinson. "Tapi ada juga
yang dipaksa ke atas. Dan saya sendiri termasuk yang belakangan. Ada beberapa
hal yang cukup menarik yang membuat saya terdorong ke atas."
"Urusan yang ada hubungannya dengan - Frankfurt?"
"Ah, Anda mendengar gosip rupanya! Jangan berpikir tentang itu lagi. Seharusnya


Gerbang Nasib Postern Of Fate Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

berita itu tidak tersebar ke mana-mana. Tapi saya tak akan mengusir Anda karena
mengajukan pertanyaan-pertanyaan. Barangkali saya bisa menjawab beberapa hal
yang ingin Anda ketahui. Apabila saya mengatakan bahwa hal-hal yang terjadi pada
masa lampau Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/
tetapi masih menarik karena ada hubungannya dengan yang terjadi sekarang ini,
hal itu mungkin benar. Saya tak akan mengatakannya pada seseorang atau lewat
sesuatu. Dan saya tak tahu apa yang harus saya sarankan pada Anda. Ini merupakan
sesuatu yang kita risaukan, yang sebaiknya kita dengar-dengarkan, dan kita
selidiki. Sesuatu yang berasal dari masa lampau. Dan seandainya ada yang
menarik. Anda bisa menelepon saya. Kita buat kode. Untuk membuat kita
bersemangat dan berdebar-debar lagi, dan merasa seolah-olah memang ini merupakan
sesuatu yang penting. Selai apel asam. Bagaimana" Anda bilang saja istri Anda
membuat beberapa botol selai apel asam dan saya ingin membeli satu botol. Nanti
saya tahu apa yang Anda maksud."
"Maksud Anda - saya - saya akan menemukan sesuatu tentang Mary Jordan" Saya rasa tak
ada gunanya. Dia kan sudah tak ada."
"Ya. Dia memang sudah meninggal. Tapi - yah, kadang-kadang orang punya pemikiran
yang keliru karena apa yang dikatakan oleh orang lain. Atau karena sesuatu yang
pernah ditulis." "Maksud Anda, pemikiran kami tentang Mary Jordan keliru"
Bahwa dia sama sekali bukan orang penting?"
"Oh, ya. Bisa jadi dia orang yang sangat, penting." Tuan Robinson memandang jam
tangannya. "Saya terpaksa meminta Anda pergi sekarang. Ada tamu yang akan datang
sepuluh menit lagi. Seorang tamu yang membosankan, tapi dia orang penting di
kalangan tinggi pemerintah. Anda tahu bagaimana kehidupan sekarang, kan"
Pemerintah dan pemerintah. Kita harus bisa menahan diri. Di kantor, di rumah, di
supermarket,, di televisi. Kehidupan pribadi. Itulah yang kita perlukan
sekarang. Dan permainan kecil yang Anda nikmati bersama istri Anda merupakan
kehidupan pribadi. Siapa tahu"
Anda barangkali akan menemukan sesuatu. Sesuatu yang mungkin menarik dan
penting. Ya. Siapa tahu"
Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/
"Saya tak bisa cerita lebih banyak tentang hal itu. Saya tahu beberapa fakta
yang barangkali tak diketahui orang lain.
Dan pada saatnya mungkin saya bisa menceritakannya pada Anda. Tapi karena mereka
sudah tak ada dan kasusnya sudah ditutup, hal itu tidak praktis."
"Saya akan mengatakan satu hal yang barangkali akan membantu penyelidikan Anda.
Anda membaca tentang kasus ini, pemeriksaan atas Komandan - siapa namanya - saya
lupa. Dia diadili karena kasus spionase. Dia menjalani hukuman yang sesuai. Dia adalah
pengkhianat negara, itu jelas dan terbukti begitu. Tapi Mary Jordan - "
"Ya" "Anda ingin tahu tentang Mary Jordan. Baik. Saya akan katakan satu hal yang akan
membantu pandangan Anda tentang dia. Mary Jordan adalah - bisa dikatakan seorang
mata-mata. Tapi dia bukan mata-mata Jerman. Dia bukan mata-mata musuh. Dengar
baik-baik, Nak. Saya tak tahan untuk memanggil Anda 'Nak'."
Tuan Robinson berdiri dan membungkukkan badannya ke meja di depannya. "Dia salah
seorang teman kita."
Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/
BAGIAN KETIGA 15. Mary Jordan "Tapi itu membuat semuanya berubah" kata Tuppence.
"Ya, benar" kata Tommy. "Benar-benar suatu kejutan."
"Kenapa dia memberitahu kamu?"
"Aku tak tahu," kata Tommy. "Aku rasa ada dua atau tiga hal yang berbeda-beda."
"Apa dia - dia seperti apa, sih Tom" Kau belum benar-benar cerita."
"Hm - kulitnya kuning," kata Tommy. "Kuning, besar, gemuk, dan kelihatannya biasa-
biasa saja. Tapi dia juga luar biasa. Dia - dia seperti yang dikatakan temanku.
Salah satu orang-orang top."
"Kau kok seperti omong tentang penyanyi pop saja."
"Ya - orang kan jadi biasa pakai bahasa seperti itu."
"Ya. Tapi kenapa" Tentunya hal itu kan membuka sesuatu yang sebetulnya tidak
ingin dia buka?" "Kejadiannya kan sudah lama," kata Tommy. "Sudah lewat. Aku rasa tak berarti
lagi sekarang ini. Maksudku, lihat saja apa-apa yang mereka beberkan sekarang.
Off the record. Tak perlu membekukan apa-apa lagi. Biar saja semua terbuka, apa yang sebenarnya
terjadi. Apa yang ditulis seseorang. Apa yang dikatakan seseorang. Apa yang
diributkan orang. Bagaimana sesuatu itu ditutup-tutupi, karena sesuatu yang tak pernah kita
dengar." "Kau membuatku bingung," kata Tuppence. "Omonganmu itu. Rasanya semua jadi
salah." Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/
"Apa maksudmu dengan semua jadi salah?"
"Ya - maksudku cara kita melihat hal itu. Maksudku - apa yang kumaksud?"
"Teruskan. Kau pasti tahu apa yang kaumaksud."
"Hm, apa tadi yang kukatakan. Semua salah. Maksudku, kita menemukannya di Panah
Hitam. Dan hal itu jelas. Ada seseorang yang menulis di situ. Mungkin anak itu -
si Alexander. Dan itu berarti bahwa seseorang - salah satu dari mereka, katanya,
setidaknya, salah satu dari kami - maksudku dia menulis begitu, tapi itulah yang
dia maksud - salah satu dari anggota keluarga atau seorang di rumah itu atau
sesuatu, telah merencanakan kematian Mary Jordan. Dan kita tak tahu siapa Mary
Jordan. Itu kan membuat bingung."
"Ya - itu memang membingungkan," kata Tommy.
"Memang tak terlalu membingungkan kau. Tapi cukup membuatku bingung. Aku benar-
benar belum menemukan apa-apa tentang dia. Setidaknya - "
"Kau kan sudah tahu tentang dia" Setidaknya kau tahu bahwa dia mata-mata Jerman.
Itu sudah jelas, kan?"
"Ya. Memang orang bilang begitu. Dan aku rasa itu benar.
Tapi sekarang - " "Ya," kata Tommy. "Tapi sekarang kita tahu bahwa itu tidak benar. Dia adalah
yang sebaliknya. Dia bukan mata-mata Jerman."
"Dia adalah mata-mata Inggris."
"Dia pasti bekerja untuk spionase Inggris, atau untuk, dinas keamanan atau untuk
entah apa namanya. Dan dia dikirim ke tempat ini untuk menyelidiki sesuatu.
Untuk menemukan sesuatu tentang - menemukan sesuatu tentang...
siapa namanya tadi" Huh, kalau saja aku bisa mengingat nama-nama dengan lebih
baik. Maksudku, perwira Angkatan
Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/
Darat atau perwira Angkatan Laut itu. Orang yang menjual rahasia kapal selam
itu. Ya, pasti di sini ada komplotan kecil agen Jerman. Seperti waktu N atau M
dulu. Semua sibuk menyiapkan sesuatu. Itu, seperti persiapan-persiapan yang kita
temukan dulu." "Ya - aku rasa begitu."
"Dan dia dikirim ke sini untuk menemukan hal itu, aku rasa."
"Hm, ya." "Jadi, 'salah satu dari kami' tidak berarti seperti yang kita bayangkan
sebelumnya, 'salah satu dari kami' berarti - ya, pasti seseorang yang ada di
sekitar sini yang tinggal di desa ini. Dan dia pasti orang yang punya
kepentingan dengan rumah ini, atau berada dalam rumah ini pada saat-saat
tertentu. ]adi, ketika Mary Jordan meninggal, kematianriya itu tidak wajar
karena ada orang yang tahu tentang apa yang dia lakukan. Dan Alexander tahu
tentang hal itu." . "Barangkali Mary berpura-pura jadi mata-mata Jerman,"
kata Tuppence. "Dia bergaul dengan Komandan - siapalah namanya."
"Sebut saja Komandan X kalau sulit mengingatnya," kata Tommy.
"Oke. Oke. Komandan X. Mary Jordan menjadi akrab dengannya."
"Ada juga agen musuh yang tinggal di sini," kata Tommy.
"Pemimpin sebuah organisasi besar. Dia tinggal di sebuah pondok dekat pantai
sana, aku rasa. Dan dia menulis banyak propaganda. Dan dia banyak bicara dan
pidato tentang macam-macam hal. Dan mengatakan bahwa rencana yang paling baik
ialah bergabung dengan Jerman. Begitu."
"Semua membingungkan," kata Tuppence. "Semua ini -
rencana-rencana, dokumen-dokumen rahasia, plot-plot, dan
Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/
spionase - sangat membingungkan. Hm - barangkali kita yang melihatnya dari tempat
yang keliru." "Aku rasa tidak. Tidak begitu," kata Tommy.
"Kenapa tidak?"
"Ya, karena kalau dia, Mary Jordan itu, berada di sini untuk menemukan sesuatu,
dan kalau memang dia menemukan sesuatu, barangkali pada waktu mereka - maksudku
Komandan X atau orang lainnya - aku rasa pasti ada juga orang lain - waktu mereka
tahu bahwa dia menemukan sesuatu - "
"Sudah, sudah. Jangan membuatku bingung lagi," kata Tuppence. "Kalau kau bicara
seperti itu, kau membuatku bingung. Ya. Teruskan."
"Oke. Jadi, mereka tahu bahwa dia menemukan banyak hal. Lalu mereka terpaksa - "
"Membungkamnya," kata Tuppence.
"Kau membuatnya kedengaran seperti Phillips Oppenheim," kata Tommy. "Itu sebelum
tahun sembilan belas empat belas."
"Ya - pokoknya mereka harus membungkam Mary sebelum dia berhasil melaporkan apa
yang dia tahu." "Pasti lebih dari itu," kata Tommy. "Barangkali dia menemukan dan menyimpan
sesuatu yang amat penting.
Semacam dokumen rahasia. Atau surat yang akan dikirim pada seseorang."
"Ya, aku mengerti maksudmu. Kita harus memperhatikan banyak orang yang berbeda-
beda. Tapi kalau dia termasuk salah satu dari beberapa orang yang mati karena
masalah kekeliruan sayur tadi, aku tak mengerti kenapa Alexander mengatakan,
'Dia salah satu dari kami'. Tentunya bukan saiah satu dari keluarganya."
Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/
"Barangkali begini," kata Tommy. "Itu tidak harus berarti seseorang di rumah
ini. Aku rasa sangat mudah memetik daun yang keliru karena sama rupanya,
mengikatnya jadi satu, dan membawanya ke dapur. Aku rasa tidak perlu dibuat -
tidak perlu dibuat terlalu mematikan. Sekadar cukup untuk membuat orang menjadi
sakit sesudah makan. Mereka pasti memanggil dokter, dan dokter itu mengirim
makanan itu untuk dianalisa. Dan dia akan mengatakan ada orang yang membuat
kekeliruan, yang keliru mengambil daun itu. Dia tak akan berpikir bahwa ada
orang yang melakukannya dengan sengaja."
"Kalau begitu setiap orang yang memakannya akan mati,"
kata Tuppence. "Atau semua orang akan sakit, tapi tidak mati."
"Tidak harus begitu," kata Tommy. "Misalnya mereka menghendaki orang tertentu -
Mary Jordan - supaya mati, mereka bisa memberinya racun. Barangkali di dalam
koktil sebelum makan siang atau makan malam atau di dalam kopi atau apalah
setelah makan. Racun yang memang mematikan, misalnya digitalin, atau aconite
atau apalah yang ada dalam foxglove - "
"Aku rasa aconite ada dalam monkshood" kata Tuppence.
"Sudahlah. Tak perlu sok pintar," kata Tommy. "Yang penting, orang-orang menjadi
sakit karena kekeliruan itu - tapi ada satu yang meninggal. Jadi kelihatannya
masuk akal kalau orang-orang itu jadi sakit setelah makan siang atau makan
malam, lalu setelah ada pemeriksaan, terbukti ada kekeliruan.
Hal-hal semacam itu memang biasa terjadi. Misalnya, orang makan jamur beracun
dan bukan jamur biasa. Lalu anak-anak makan night-shade berry yang sangat
beracun, sebab buahnya amat mirip dengan berry biasa. Hanya kesalahan biasa yang
membuat orang sakit, tapi tidak mati. Hanya satu yang jadi korban. Tapi orang
mengasumsikan bahwa dia meninggal karena sangat alergi terhadap nlakanan itu.
Jadi Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/
Mary mati, dan yang lainnya tidak. Jadi kematian itu dianggap akibat suatu
kekeliruan biasa. Dan tak seorang pun curiga bahwa mungkin ada hal-hal lain - "
"Barangkali waktu itu dia cuma sakit seperti yang lain-lainnya, dan racun yang
sebenarnya baru dimasukkan dalam tehnya esok paginya," kata Tuppence.
"Aku rasa, banyak kemungkinan yang bisa kaupikirkan, Tuppence."
"Tentang bagian-bagian itu, memang betul," kata Tuppence. "Tapi bagian yang
lain" Maksudku, siapa dan apa dan mengapa" Siapa 'salah satu dari kami' - 'satu
dari mereka' lebih cocok aku rasa - siapa yang punya kesempatan"
Seseorang yang menginap di sini, kawan-kawan orang lain barangkali" Orang yang
membawa surat, barangkali surat palsu dari seorang teman yang bilang, 'Tolong
temui temanku, Tuan atau Nyonya Murray Wilson', atau nama lainnya, yang sedang
ke sini. 'Dia ingin sekali melihat kebunmu yang indah'
atau apa. Itu kan mudah sekali."
"Ya, betul." "Kalau begitu," kata Tuppence, "barangkali di sini masih ada sesuatu yang dapat
menjelaskan apa yang telah terjadi padaku hari ini dan kemarin."
"Apa yang terjadi padamu kemarin, Tuppence?"
"Roda kereta dan kuda-kudaan yang kupakai turun bukit itu lepas. Jadi aku jatuh
terbanting di semak-semak monkey puzzle itu. Dan aku hampir ya hampir saja
mengalami kecelakaan serius. Si tua Isaac yang tolol itu harusnya tahu bahwa
mainan itu tidak aman. Dia bilang dia sudah memeriksanya. Dan dia bilang semua
beres sebelum aku pakai."
"Tapi ternyata tidak?"
Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/
"Tidak Setelah itu dia bilang pasti ada yang mengutak-atik mainan itu,
mengendorkan rodanya hingga sewaktu-waktu bisa lepas."
"Tuppence," kata Tommy, "kalau begitu, kecelakaan itu yang kedua atau yang
ketiga kalinya terjadi pada kita di rumah ini" Kau ingat benda yang hampir
menjatuhi kepalaku di ruang buku?"
"Maksudmu, ada orang yang berniat menyingkirkan kita"
Tapi itu berarti - "
"Itu berarti," kata Tommy, "pasti ada sesuatu Sesuatu yang ada di sini. Di rumah
ini." Tommy memandang Tuppence dan Tuppence memandang Tommy. Mereka masing-masing
berpikir. Tuppence membuka mulutnya tiga kali, tetapi tidak jadi bicara, hanya
mengernyitkan dahinya. Tommy-lah yang bicara lebih dahulu.
"Apa yang dia katakan" Apa yang dia katakan tentang Truelove" Maksudku, si Isaac
tua itu." "Dia bilang sudah wajar kalau mainan itu rusak."
"Tapi dia juga bilang ada yang mengutak-atik mainan itu?"
"Ya," kata Tuppence. "Itu pasti. Katanya, 'Ah, anak-anak itu pasti mencobanya.
Dan monyet-monyet kecil itu biasanya suka menarik-narik roda. Saya memang tak
melihat anak-anak itu. Tapi mereka pasti sembunyi supaya tak ketahuan. Saya rasa
mereka menunggu sampai saya pergi "Aku bertanya, apa barangkali cuma kenakalan
biasa saja," kata Tuppence.
"Apa katanya?" tanya Tommy.
"Sebetulnya dia tak terlalu tahu."
"Memang. Bisa saja itu hanya kenakalan biasa," kata Tommy. "Orang-orang biasa
melakukan itu sekarang ini."
Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/
"Apa kau ingin mengatakan bahwa kenakalan itu dimaksudkan agar aku terus main-
main dengan kuda-kudaan itu, dan rodanya sengaja dikendorkan supaya akhirnya
lepas dan semuanya berantakan" Itu kan nggak masuk akal, Tom."
"Kedengarannya memang begitu," kata Tommy. "Tapi yang tak masuk akal, kadang-
kadang justru amat masuk akal.
Tergantung dari mana dan bagaimana serta mengapa itu terjadi."
"Aku nggak ngerti 'mengapa'-nya."
"Ah, itu bisa ditebak dengan mempertimbangkan hal yang paling besar
kemungkinannya," kata Tommy.
"Sekarang, apa yang kaumaksud dengan yang paling besar kemungkinannya?".
"Maksudku, barangkali ada orang yang menginginkan kita pergi dari sini."
"Apa alasannya" Kalau mereka ingin membeli rumah ini kan mereka bisa bilang mau
membeli." "Ya, memang." "Hm, aku heran. Setahu kita, tak ada orang yang berminat dengan rumah ini.
Maksudku, waktu kita cari-cari rumah, tak ada orang lain yang ingin membelinya.
Dan rumah ini murah karena memerlukan banyak perbaikan, karena sudah tua."
"Aku tak percaya mereka ingin menyingkirkan kita.
Barangkali itu karena kau terlalu banyak bertanya ini-itu, mau tahu ini itu dan
terlalu banyak membayangkan ini-itu."
"Maksudmu, aku telah mengaduk-aduk sesuatu yang sudah mengendap. Dan ada orang


Gerbang Nasib Postern Of Fate Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

yang tak suka?" "Ya, begitulah kira-kira," kata Tommy. "Maksudku, kalau tiba-tiba saja kita
dibuat tidak suka tinggal di sini, lalu menjual rumah ini dan kemudian pergi,
itu tidak apa-apa. Mereka akan puas. Aku rasa mereka tidak - "
Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/
"Siapa sih yang kaumaksud dengan 'mereka'?"
"Aku tak tahu," kata Tommy. "Kita pasti tahu 'mereka'
siapa nantinya. Sekarang hanya mereka. Ada kita dan mereka.
Dan kita harus membedakannya."
"Bagaimana dengan Isaac?"
"Apa maksudmu dengan bagaimana dengan Isaac?"
"Aku tak tahu. Apa dia terlibat dalam hal ini?"
"Dia adalah lelaki yang sudah amat tua. Dia sudah lama tinggal di sini dan tahu
beberapa hal. Kalau ada yang menyelipkan uang lima found atau sesuatu, apa dia
mau mengendorkan roda Truelove?"
"Aku rasa tidak," kata Tuppence. "Dia tak punya otak untuk melakukan hal seperti
itu." "Dia tak butuh otak untuk melakukannya," kata Tommy.
"Yang dia perlukan cuma mengambil uang itu dan mengendorkan sekrup-sekrup roda
atau mematahkan beberapa batang kayu, sehingga kalau kau naik Truelove lagi
menuruni bukit, pasti akan terjadi sesuatu yang menyedihkan."
"Aku rasa kau membayangkan sesuatu yang tak masuk akal," kata Tuppence.
"He, kau sendiri sudah membayangkan hal-hal yang tak masuk akal, kan?"
"Ya, tapi kan cocok," kata Tuppence. "Cocok dengan hal-hal yang kita dengar."
"Hm," kata Tommy, "tapi hasil penyelidikan atau risetku menunjukkan bahwa kita
tidak mempelajari hal yang sebenarnya."
"Maksudmu, apa yang baru kukatakan tadi, yang mengubah semuanya. Maksudku,
sekarang kita tahu bahwa Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/
Mary Jordan bukan agen musuh, tapi agen Inggris. Dia berada di sini dengan satu
tujuan. Barangkali dia telah menyelesaikan tugasnya itu."
"Kalau begitu kita perjelas sekarang," kata Tommy,
"dengan tambahan informasi itu. Tujuannya ke sini adalah mencari sesuatu."
"Kita anggap saja menyelidiki sesuatu tentang Komandan X," kata Tuppence. "Kau
harus cari tahu namanya. Rasanya kok nggak enak tiap kali menyebutnya Komandan
X." "Ya - ya. Tapi kau tahu kan, itu tidak mudah."
"Dan Mary rupanya menemukan sesuatu. Dan dia melaporkan apa yang dia tahu. Dan
barangkali seseorang membuka suratnya," kata Tuppence.
"Surat apa?" tanya Tommy.
"Surat yang dia tulis pada orang yang harus dia kontak."
"Ya." "Kira-kira dia itu ayahnya atau kakeknya atau orang yang lain yang masih ada
hubungan keluarga?" "Aku rasa tidak," kata Tommy. "Aku rasa bukan begitu cara kerja mereka.
Barangkali dia sengaja memilih nama Jordan.
Atau barangkali mereka pikir nama itu cukup bagus karena tidak menimbulkan
asosiasi apa-apa - kalau misalnya dia memang setengah Jerman. Dan barangkali juga
dia datang untuk suatu tugas lain yang dia lakukan untuk kita dan bukan untuk
mereka." "Untuk kita dan bukan untuk mereka," ulang Tommy, "di luar negeri. Jadi dia
datang kemari sebagai apa?"
"Oh, aku tak tahu," kata' Tuppence. "Aku rasa kita harus mulai semuanya lagi
dari awal kalau ingin tahu sebagai apa....
Pokoknya, dia kemari dan menemukan sesuatu dan dia mungkin memberitahu yang lain
atau justru tidak. Maksudku,
Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/
mungkin dia tidak menulis surat. Dia mungkin pergi ke London dan melapor.
Barangkali menemui seseorang di Regent's Park."
"Itu agak berbeda dari prosedur yang biasa, kan?" kata Tommy. "Biasanya orang
menemui-sekongkolnya dari suatu kedutaan asing di Regent's Park dan - "
"Menyembunyikan sesuatu di pohon yang berlubang, kadang-kadang. Apa mereka
benar-benar melakukan hal itu"
Kedengarannya kok tak masuk akal. Lebih masuk akal kalau dilakukan oleh orang
yang punya affair cinta dan meletakkan surat cinta di situ."
"Menurutku, apa pun yang mereka masukkan ke lubang pohon pastilah ditulis
seperti surat cinta - dengan kode-kode tertentu."
"Itu ide yang cemerlang," kata Tuppence. "Hanya, aku rasa mereka - hmh,
kejadiannya sudah berpuluh tahun lewat.
Sulit rasanya. Lebih banyak kita tahu, lebih sedikit gunanya.
Tapi kita tak akan berhenti kan, Tom"'
"Aku rasa tidak untuk saat ini," kata Tommy. Dia menarik napas panjang.
"Kau sebetulnya ingin berhenti?" kata Tuppence.
"Hampir. Ya. Sejauh ini - "
"Hm," kata Tuppence, "aku tak bisa melihatmu keluar dari persoalan ini. Dan akan
sulit bagiJtu untuk keluar. Aku pasti akan berpikir terus-menerus tentang hal
itu. Dan itu akan membuatku kuatir. Aku pasti tidak bisa makan dan lain-
lainnya." "Persoalannya ialah," kata Tommy, "apakah kaupikir kita tahu dari mana semua ini
bermula" Spionase. Spionase oleh musuh dengan obyek-obyek tertentu. Beberapa di
antaranya berhasil. Barangkali ada juga yang tidak terlaksana. Tapi kita tak
tahu - maksudku, kita tak tahu siapa yang terlibat. Dari
Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/
sudut pandang musuh. Maksudku, di sini ada orang-orang yang aku rasa termasuk
dalam kelompok aktif. Orang-orang yang sebenarnya pengkhianat tapi yang kerjanya
seperti orang-orang yang setia pada negara."
"Ya," kata Tuppence. "Aku setuju. Kelihatannya masuk akal."
"Dan tugas Mary Jordan adalah berusaha menjalin hubungan dengan mereka."
"Menjalin hubungan dengan Komandan X?"
"Aku rasa begitu. Atau dengan teman-teman Komandan X
dan menyelidiki macam-macam hal. Tapi .kelihatannya, adalah penting bahwa dia ke
sini untuk tujuan itu."
"Maksudmu keluarga Parkinson - aku rasa kita harus kembali ke keluarga Parkinson
lagi sebelum tahu kita di mana - mereka juga ikut terlibat" Bahwa mereka juga
musuh?" "Bisa jadi," kata Tommy.
"Aku tak tahu apa artinya."
"Aku rasa rumah ini ada kaitannya dengan masalah itu,"
kata Tommy. "Rumah ini" Banyak orang datang dan tinggal di sini sesudah mereka, kan?"
"Ya, benar. Tapi aku rasa orang-orang itu tidak seperti -
tidak seperti kau, Tuppence."
"Apa maksudmu tidak seperti aku?"
"Hm - suka buku-buku tua, dan menemukan sesuatu di dalamnya dan menyelidikinya.
Seperti musang biasa. Mereka datang dan tinggal di sini dan aku rasa ruang buku
itu hanya dipakai untuk kamar pembantu. Jadi tak ada yang masuk ke situ.
Barangkali ada sesuatu yang disembunyikan di rumah ini.
Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/
Barangkali Mary Jordan yang menyembunyikannya. Di suatu tempat. Siap diberikan
pada seseorang yang akan datang mengambilnya. Atau siap dibawanya sendiri ke
London. Atau ke suatu tempat lain dengan tabir alasan tertentu. Ke dokter gigi,
misalnya. Atau ke rumah seorang teman lama. Mudah sekali melakukannya. Dia
mempunyai sesuatu yang sudah diperolehnya, atau diketahuinya, dan
disembunyikannya di rumah ini."
"Kau bilang sesuatu itu masih tersimpan di sini?"
"Tidak," kata Tommy. "Aku rasa tidak.. Tapi tak seorang pun tahu. Ada yang takut
kita menemukannya. Dan mereka ingin agar kita keluar dari rumah ini. Atau mereka
ingin menguasai sesuatu yang mereka pikir sudah ada di tangan kita. Barangkali
juga mereka sudah berusaha mencarinya tapi belum menemukannya. Dan kemudian
mereka pikir sesuatu itu disembunyikan entah dimana di luar rumah."
"Oh, Tommy," kata Tuppence. "Semua itu membuat kita merasa seru, kan?"
"Ah, itu kan hanya apa yang kita bayangkan," kata Tommy.
"Jangan pesimis," kata Tuppence. "Aku akan mencarinya di luar dan di dalam - "
"Apa yang akan kaulakukan" Menggali kebun dapur?"
"Tidak!" kata Tuppence. "Lemari-lemari, ruang bawah tanah, dan sebagainya. Siapa
tahu" Oh, Tommy!"
"Oh, Tuppence!" kata Tommy. "Kok pas waktu kita ingin menikmati masa pensiun
yang tenang dan menyenangkan, sih?"
"Tak ada waktu enak-enakan buat pensiunan," kata Tuppence dengan nada riang.
"Ah, itu juga suatu ide."
"Apa?" Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/
"Aku akan pergi dan omong-omong dengan para pensiunan. Aku tidak memikirkan hal
itu sebelumnya." "Hati-hati, Tuppence," kata Tommy. "Aku rasa sebaiknya aku di rumah saja dan
mengawasimu. Tapi besok pagi aku harus pergi ke London untuk urusan
penyelidikan." "Aku akan melakukan penyelidikan di sini kata Tuppence.
Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/
16. Penyelidikan Tuppence
"Mudah-mudahan saya tak mengganggu Anda datang mendadak seperti ini," kata
Tuppence. "Saya tadi sudah berpikir mau menelepon dulu karena barangkali saja
Anda keluar atau sedang sibuk. Tapi saya tak ada keperluan khusus.
Jadi, misalnya Anda akan pergi, saya juga bisa pulang. Saya tak apa-apa."
"Oh, tidak, tidak, Nyonya Beresford. Silakan. Saya tak sibuk dan tak ada rencana
apa-apa," kata Nyonya Griffin.
Dia menggeser duduknya dan menyandarkan
punggungnya sambil memandang senang pada Tuppence yang kelihatan agak ragu-ragu.
"Saya senang kalau ada orang baru datang dan tinggal di sini. Kami sudah terlalu
terbiasa dengan tetangga-tetangga kami yang lain sehingga sebuah wajah baru,
atau sepasang wajah baru, benar-benar membuat gembira. Benar-benar
menggembirakan! Dan saya harap Anda berdua nanti dapat datang untuk makan malam.
Saya tak tahu jam berapa suami Anda biasa pulang. Dia biasanya pergi ke London,
kan?" "Ya," kata Tuppence. "Anda baik sekali. Saya harap Anda juga dapat datang ke
tempat kami kalau semuanya sudah beres. Saya selalu berpikir rumah itu sebentar
lagi beres. Tetapi ternyata belum beres-beres juga."
"Ya, memang begitu biasanya," kata Nyonya Griffin.
Tuppence tahu dari banyak sumber informasi, para pembantu, si Isaac tua, Gladys
pegawai kantor pos, dan lain-lain, bahwa umur Nyonya Griffin sudah sembilan
puluh empat tahun. Tapi cara dia duduk dan berdiri yang begitu tegak -
sebetulnya untuk menghilangkan rasa sakit rematik di punggungnya - membuat Nyonya
Griffin kelihatan jauh lebih muda. Kecuali wajahnya yang telah keriput, kepala
berambut Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/
putih yang terbungkus penutup kepala berenda itu mengingatkan Tuppence pada dua
orang neneknya. Dia memakai kacamata dan alat pembantu pendengaran yang kadang-
kadang saja dipakai. Dan dia kelihatan masih sehat.
Kelihatannya dia akan dapat melewati umur seratus atau seratus sepuluh tanpa
kesulitan. "Kesibukan apa saja yang Anda lakukan akhir-akhir ini?"
tanya Nyonya Criffin. "Saya rasa tukang-tukang listrik itu sudah keluar rumah,
kan" Dorothy cerita pada saya. Itu, Nyonya Rogers.. Dia dulu pembantu saya. Dan
sekarang dia kemari dua kali seminggu, membersihkan rumah."
"Ya, benar. Syukurlah," kata Tuppence. "Saya selalu terperosok dalam lubang-
lubang yang mereka buat. Sebenarnya saya datang untuk - wah ini memang tolol - dan saya rasa Anda akan
menganggapnya tolol juga. Begini. Saya membongkar banyak barang, antara lain
rak-rak buku tua. Kami membeli buku-buku itu dengan rumahnya sekalian.
Buku-buku itu kebanyakan buku anak-anak, tapi saya menemukan buku-buku favorit
saya yang sudah tua-tua."
"Ah, ya," kata Nyonya Griffin. "Anda pasti senang bisa membaca-baca lagi buku
favorit yang sudah lama. Barangkali The Prisoner of Zenda. Nenek saya suka
membaca buku itu. Saya sendiri pernah membaca sekali. Sangat menyenangkan.
Sangat romantis. Saya rasa buku romantis pertama yang boleh dibaca anak-anak
remaja. Karena membaca novel bukan hal yang dipentingkan pada zaman itu. Ibu dan
nenek saya tidak suka kami membaca novel pagi-pagi. Waktu itu istilahnya buku
cerita. Kami boleh membaca buku-buku sejarah atau buku-buku serius lainnya di
pagi hari. Tapi novel dianggap sesuatu yang sifatnya hiburan, jadi baru boleh
dibaca sore-sore." "Ya," kata Tuppence. "Saya menemukan cukup banyak buku yang ingin saya baca
lagi. Buku-buku Nyonya Molesworth."
Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/
"The Tapestry Room?" kata Nyonya Griffin dengan cepat.
"Ya. Itu salah satu favorit saya."
"Hm. Saya paling suka Four Winds Farm" kata Nyonya Griffin.
"Ya, saya juga suka itu. Dan beberapa buku lainnya. Dari pengarang-pengarang
lain. Akhirnya saya membereskan rak paling bawah. Kelihatannya pernah ada
kecelakaan di situ, karena ada yang rusak. Barangkali waktu mengangkat-angkat
perabotan ada perabotan berat terjatuh. Ada semacam lubang di situ, dan saya
menemukan banyak barang-barang tua di dalamnya. Kebanyakan buku-buku yang robek.
Tapi di antaranya saya temukan ini."
Dia mengeluarkan sesuatu yang dibungkus kertas coklat, dan membukanya.
"Ini sebuah buku ulang tahun," katanya. "Buku ulang tahun kuno. Dan ada nama
Anda di situ. Nama Anda - saya ingat waktu Anda memberitahu saya - nama Anda dulu
Winifred Morrison, bukan?"
"Ya, ya. Betul."
"Nama itu ada di buku ini. Jadi saya pikir - barangkali Anda suka melihat-
lihatnya lagi. Barangkali ada nama teman lama Anda di situ yang bisa membuat
Anda senang." "Ah, Anda baik sekali. Terima kasih. Tentu saja saya senang. Memang. Hal-hal
yang terjadi di waktu lampau, kalau diingat-ingat terasa menyenangkan untuk
orang-orang tua seperti saya. Terima kasih banyak."
"Bukunya sudah agak rapuh dan pudar," kata Tuppence sambil membersihkan buku
itu. "Hm - hm, ya," kata Nyonya Griffin. "Setiap orang punya buku ulang tahun. Itu
zaman dulu waktu saya masih gadis.
Barangkali ini salah satu buku ulang tahun yang terakhir.
Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/
Semua gadis-gadis teman sekolah saya punya buku seperti ini.
Kita menulis sesuatu di buku teman dan teman-teman menulis di buku kita,"
Dia membuka buku itu dan membacanya.
"Ah - ya - ya. Buku ini mengingatkan saya pada masa lalu,"
gumamnya. "Ya, tentu. Helen Gilbert - ya,ya. Dan Daisy Sherfield. Sherfield, ya.
Oh, ya, saya ingat. Dia selalu memakai apa itu - kawat di mulut - untuk giginya. Dan
dia selalu mencopotnya. Katanya tidak enak. Dan Edie Crone, Margaret Dickson.
Ah, ya. Tulisan mereka bagus-bagus. Lebih bagus dari tulisan gadis-gadis
sekarang. Seperti surat keponakan saya - saya tidak bisa membaca tulisan mereka.
Seperti hieroglif. Harus ditebak-tebak. Mollie Short. Ah, ya. Gadis itu gagap - ah
buku ini membuat saya bernostalgia."
"Saya rasa sudah tak banyak lagi yang - " Tuppence tidak melanjutkan kalimatnya
karena merasa tak sepantasnya diucapkan.
"Anda mengira sudah banyak yang meninggal, barangkali.
Ya, memang benar. Tapi tidak semua. Tidak. Saya punya beberapa teman lama yang
masih hidup. Tidak tinggal di sini.
Karena kebanyakan teman-teman gadis saya menikah lalu pindah. Ke luar negeri
atau ke tempat lain 194 di dalam negeri. Dua dari teman lama saya ada di Northumberland. Ya, ya. Menarik
sekali." "Di situ tak ada Parkinson, saya rasa. Saya tak melihat nama itu," kata
Tuppence. "Oh, tidak. Ini sesudah periode Parkinson. Ada yang ingin Anda ketahui tentang
keluarga Parkinson?"
"Oh, ya. Sekadar ingin tahu saja. Tak ada apa-apa. Tapi waktu melihat-lihat,
saya jadi tertarik pada si Alexander Parkinson. Dan waktu saya jalan-jalan di
halaman gereja, saya Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/


Gerbang Nasib Postern Of Fate Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

melihat batu nisannya. Anak itu mati muda rupanya. Dan itu membuat saya lebih
Bara Maharani 6 Pendekar Pulau Neraka 45 Sengketa Sepasang Pendekar Kehidupan Para Pendekar 4
^