Pencarian

Hotel Bertram 2

Hotel Bertram At Bertrams Hotel Karya Agatha Christie Bagian 2


menentukan sendiri apa yang ingin diberikannya pada Anda."
"Saya rasa itu cara yang terbaik," kata Elvira. "Supaya dia lebih merasa bahwa
dia sendirilah yang telah
memilih hadiah itu untuk saya, bukan?" Matanya yang cemerlang dan biru memandang
wajah penjual barang-barang perhiasan itu. Pandangan mata itu telah pula
melihat, bahwa saat itu tepat dua puluh lima menit lewat jam yang telah mereka
tentukan. Di luar terdengar derit rem mobil dan teriakan nyaring seorang gadis. Mau tak
mau mata semua orang yang
ada di dalam toko itu beralih ke arah jendela toko yang menghadap ke Bond
Street. Gerakan tangan Elvira di atas meja pajangan di hadapannya, yang lalu
langsung masuk ke saku mantelnya yang terjahit dengan apik, demikian cepatnya
dan tak kentara, hingga hampir-Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
hampir rak kelihatan meskipun umpamanya ada orang
yang melihatnya. "Tsk, tsk," kata Mr. Bollard, sambil berbalik kembali setelah melihat ke jalan.
"Hampir saja terjadi kecelakaan. Dasar gadis tolol! Seenaknya saja dia
menyeberangi jalan."
Elvira sudah berjalan ke arah pintu. Dia melihat ke arlojinya dan terpekik
terkejut. "Aduh, saya sudah terlalu lama di sini. Saya akan ketinggalan kereta api untuk
kembali. Terima kasih banyak, Mr. Bollard. Tolong jangan lupa empat barang itu,
ya?" Semenit kemudian dia sudah berada di luar. Dia
membelok ke kiri dengan agak terengah, lalu ke kiri lagi.
Akhirnya dia tiba dan berhenti di bawah atap sebuah toko sepatu. Sebentar
kemudian, Bridget mendatanginya dengan terengah-engah.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Aduuh," kata Bridget, "aku ketakutan sekali. Kupikir aku benar-benar akan mati
ditabrak. Dan kaos kakiku sobek."
"Tak apalah," kata Elvira. "Mari." Dia menyeret temannya itu cepat-cepat
menyusuri jalan, dan membelok lagi di tikungan sebelah kanan.
"Apakah-semuanya-beres ?"
Elvira memasukkan tangannya ke dalam sakunya dan
mengeluarkan sebentuk gelang bermata berlian dan
safir. "Wah, Elvira, berani sekali kau!"
"Sekarang, Bridget, kau harus ikut ke toko pegadaian yang sudah kita tandai.
Nanti kau yang masuk dan Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
tanyakan berapa harga gadai barang ini. Mintalah
seratus pound." "Apakah kaupikir-bagaimana seandainya mereka
berkata-maksudku-maksudku, mungkin barang itu
sudah tercantum dalam daftar barang-barang hilang..."
"Jangan tolol. Bagaimana bisa terdaftar begitu cepat"
Mereka belum lagi tahu bahwa barang itu hilang."
"Tapi, Elvira, bila mereka sampai tahu bahwa barang itu hilang, mereka akan
menduga-mungkin mereka tahu
bahwa kau yang mengambilnya."
"Mungkin mereka akan berpikir begitu-kalau kehilangan itu cukup cepat ketahuan."
"Nah, mereka lalu akan melapor ke polisi, dan...."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Dia berhenti waktu dilihatnya Elvira menggeleng
lambat-lambat, hingga rambutnya terayun-ayun ke kiri dan ke kanan. Dan tepi-tepi
bibirnya terangkat ke atas, menyunggingkan sebuah senyuman yang penuh teka-teki.
"Mereka tidak akan lapor ke polisi, Bridget. Apalagi kalau mereka tahu bahwa aku
yang telah mengambilnya." "Mengapa-maksudmu... ?"
"Telah kukatakan padamu, aku akan mendapatkan uang banyak sekali bila aku
berumur dua puluh satu tahun.
Aku akan bisa membeli banyak perhiasan dari mereka.
Mereka tidak akan membesar-besarkan soal yang
memalukan itu. Ayolah, dan ambil uangnya secepat
mungkin. Setelah itu pergilah ke kantor Biro Perjalanan Aer Lingus dan belikan
aku tiket-aku harus langsung naik taksi ke Prunier. Aku sudah terlambat sepuluh
menit. Kita akan bertemu lagi kira-kira pukul setengah sebelas besok."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Ah, Elvira, alangkah baiknya kalau kau tidak begitu berani menantang bahava,"
erang Bridget. Tapi Elvira sudah menghentikan sebuah taksi.
Miss Marple menghabiskan waktunya dengan sangat
menyenangkan di Toko Robinson and Cleaver. Dia
membeli perlengkapan tempat tidur yang halus, tapi mahal-dia menyukai
perlengkapan dari linen karena
seratnya dan karena kesejukannya. Selain dari itu dia juga memanjakan dirinya
dengan membeli lap pengering piring bertepi merah yang bermutu baik. Sulit sekali mendapatkan lap
piring yang baik sekarang ini!
Yang dijual orang hanya barang-barang yang pantasnya menjadi hiasan alas meja
saja, yang bergambar lobak dan udang besar, atau Menara Eiffel atau Trafalgar
Square, atau bermacam-macam jeruk yang berserakan.
Setelah memberikan alamatnya di St. Mary Mead, Miss Marple menemukan bus yang
tepat, yang membawanya ke Toko Army and Navy. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Jauh di masa lalu toko itu sering didatangi oleh bibi Miss Marple. Waktu itu
keadaannya tentu jauh berbeda.
Pikiran Miss Marple melayang kembali pada bibinya, Tante Helen, yang selalu
mencari pelayan khususnya di bagian bahan-bahan keperluan dapur. Lalu duduk
dengan nyaman di sebuah kursi. Dia mengenakan topi kecilnya dan mantel poplin
hitam. Dan berlangsunglah belanja yang berkepanjangan. Tanpa buru-buru. Tante
Helen mengingat-ingat bahan-bahan keperluan apa saja yang bisa dibelinya dan
disimpannya untuk digunakan kemudian hari. Bahan-bahan untuk keperluan Natal
sudah dilengkapi, dan Paskah yang masih lama pun
sudah dipikirkan. Jane kecil mulai agak gelisah, dan disuruh pergi melihat-lihat
bagian gelas-gelas untuk menyenangkan hatinya.
Setelah selesai berbelanja, Tante Helen lalu bertanya panjang lebar pada pelayan
toko pilihannya itu tentang ibunya, istrinya, putranya yang kedua, dan iparnya
yang lumpuh. Setelah sepanjang pagi berlalu dengan sangat menyenangkan, Tante
Helen pun akan bertanya dengan cara bergurau zaman itu, katanya, "Bagaimanakah
kalau gadis kecilku diajak pergi makan?" Setelah itu mereka lalu masuk ke lift
dan naik ke lantai empat untuk makan.
Selesai makan, mereka selalu minum es sirup arbei.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Setelah itu mereka membeli seperempat kilo permen
coklat kopi, lalu naik mobil untuk pergi nonton
pertunjukan siang. Toko Army and Navy tentu sudah banyak mengalami
perubahan sejak itu. Bahkan sekarang serasa sulit
mengenalinya kembali dibandingkan dengan masa lalu itu. Tempat itu lebih ceria
dan lebih cerah. Miss Marple yang selalu tersenyum bila teringat masa lalu tidak
merasa keberatan melihat perubahan yang
menyenangkan itu. Restorannya masih ada, dan dia
pergi ke sana untuk memesan makan siang.
Ketika dia sedang memperhatikan daftar nama-nama
makanan dengan teliti dan kemudan memutuskan apa
yang akan dimakannya, dia melihat ke seberang
ruangan. Dan alisnya pun terangkat sedikit. Suatu
kebetulan yang sungguh-sungguh luar biasa! Di tempat itu dilihatnya wanita yang
baru saja ditemuinya kemarin. Padahal dia sudah sering melihat foto-fotonya di surat-surat kabar
-pada peristiwa-peristiwa pacuan kuda di Bermuda, atau sedang berdiri di samping
pesawat terbang atau mobil pribadinya. Kemarin, untuk pertama kalinya, dia
melihat orangnya langsung.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Dan sekarang, sebagaimana sering terjadi, terjadi
pulalah kebetulan ini. Dia bertemu lagi dengannya, di tempat yang sama sekali
tak diduganya. Karena bagaimanapun juga, dia tak bisa menghubungkan
makan siang di Toserba Army and Navy dengan Bess
Sedgwick. Dia tidak akan terkejut bila melihat Bess Sedgwick keluar dari sebuah
restoran mahal di daerah Soho, atau melangkah keluar dari sebuah gedung opera di
Covent Garden dengan mengenakan baju pesta dan
sebuah tiara berlian di kepalanya. Pokoknya, tidak di Toserba Army and Navy,
yang menurut penilaian Miss Marple selalu akan dihubungkan dengan para anggota
angkatan perang, para istri dan anak-anak mereka, bibi-bibi dan nenek-nenek
mereka. Tapi nyatanya Bess
Sedgwick ada di situ. Seperti biasanya, dia kelihatan cantik. Dia memakai
setelan berwarna gelap dan kemeja hijau zamrud. Dia sedang makan dengan seorang
pria. Seorang pria muda yang berwajah tirus seperti burung gagak yang mengenakan jaket
kulit berwarna hitam. Mereka masing-masing mencondongkan kepala ke
depan karena sedang berbicara dengan bersungguh-
sungguh sambil makan, dan agaknya seperti tak peduli dengan apa yang mereka
makan. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Mungkinkah pertemuan itu direncanakan" Ya, mungkin begitu. Pria itu pasti
berumur lima belas atau dua puluh tahun lebih muda daripada wanita itu. Tapi
Bess Sedgwick adalah seorang wanita yang punya daya tarik sekuat magnet.
Miss Marple melihat pada anak muda itu sambil berpikir dan memastikan bahwa dia
boleh disebut anak muda yang tampan, tapi Miss Marple tidak menyukainya. "Dia seperti Harry Russell,"
kata Miss Marple kepada dirinya sendiri, seperti biasanya mengungkit seseorang
yang mirip dari masa lalu. "Tak pernah dia berbuat baik. Dan setiap wanita yang
pernah berhubungan dengannya
bukan pula wanita baik-baik."
Wanita itu pasti tak mau kalau kunasihati, pikir Miss Marple, padahal aku bisa
memberinya peringatan. Tapi hubungan cinta orang, bukanlah urusannya. Dan
kelihatannya Bess Sedgwick bisa menjaga dirinya
dengan baik dalam hal hubungan cinta.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Miss Marple mendesah dan melanjutkan makannya. Dia merencanakan untuk pergi ke
bagian penjualan alat-alat tulis.
Salah satu ciri khas Miss Marple adalah sifat ingin tahunya mengenai urusan
orang lain, tapi dia lebih suka menyebutnya 'menaruh perhatian' saja.
Dengan sengaja dia meninggalkan sarung tangannya di meja, lalu bangkit dan
berjalan menuju ke meja pembayaran. Dia memilih melewati jalan yang dekat
sekali dengan meja Bess Sedgwick. Setelah dia
membayar biaya makannya, 'baru disadarinya' bahwa
sarung tangannya ketinggalan, lalu kembali untuk
mengambilnya-malangnya, dalam perjalanannya
kembali itu tasnya terjatuh. Tas itu terbuka dan
berhamburanlah bermacam-macam barang tetek-
bengek. Seorang pelayan datang berlari-lari untuk
membantunya memunguti barang-barang' itu. Miss
Marple terpaksa harus berpura-pura gemetar, hingga berjatuhan pulalah uang-uang
logam dan kunci-kunci. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Akal liciknya itu tidak begitu berhasil, tapi tidak pula gagal sama sekali. Dan
yang menarik adalah bahwa
kedua orang yang menjadi objek rasa ingin tahunya itu sama sekali tak menoleh
pada wanita tua yang gemetaran yang barang-barangnya berjatuhan.
Sambil menunggu lift untuk turun, Miss Marple
mengingat-ingat potongan-potongan pembicaraan yang telah didengarnya.
"Bagaimana dengan prakiraan cuaca?"
"Beres, tak ada kabut."
"Semuanya sudah siap untuk ke Lucerne?"
"Sudah. Pesawat berangkat pukul sembilan lewat empat puluh."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Hanya itulah yang didengarnya waktu dia lewat pertama kali. Perjalanan lewatnya
yang berikut berlangsung lebih lama.
Waktu itu Bess Sedgwick berbicara dengan nada marah.
"Apa-apaan kau datang ke Hotel Bertram kemarin" Kau tak boleh datang ke dekat
tempat itu." "Tak apa-apa. Aku hanya bertanya apakah kau
menginap di situ, dan semua orang tahu bahwa kita
berteman akrab...." "Bukan itu soalnya. Hotel Bertram itu hanya pantas untukku-tidak untukmu. Kau
mencolok sekali kalau berada di sana. Semua orang menatapmu."
"Biar saja!" Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Kau benar-benar goblok. Mengapa" Mengapa" Apa alasanmu" Kau pasti punya alasan-
aku cukup mengenalmu...." "Tenang, Bess."
"Kau pembohong besar!"
Hanya itulah yang bisa didengar Miss Marple. Dia
merasa tertarik. 7 Pada malam hari tanggal 19 November, Pater
Pennyfather makan malam lebih awal di Restoran
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Athenaeum. Setelah selesai dia mengangguk pada satu dua orang temannya. Sebelum
itu dia sempat berdebat mengenai kapan tepatnya ditemukannya gabungan
naskah di Laut Mati. Kini dia melihat ke arlojinya dan menyadari bahwa sudah
tiba saat baginya untuk mengejar pesawat terbang yang akan membawanya ke
Lucerne. Ketika dia sedang melintasi ruangan, dia disapa lagi oleh seorang
temannya, Dr. Whittaker, dari SOAS.
Dengan ceria orang itu berkata, "Apa kabar, Pater"
Sudah lama aku tak bertemu denganmu. Bagaimana
jalannya kongres" Apakah akan muncul hal-hal yang
menarik?" "Aku yakin bakal ada."
"Kau kan baru kembali dari kongres itu?"


Hotel Bertram At Bertrams Hotel Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Tidak. Aku sedang dalam perjalanan ke sana. Aku akan naik pesawat malam ini
untuk berangkat ke sana."
"Oh, begitu." Whittaker kelihatan agak heran. "Kupikir kongres itu berlangsung
hari ini." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Tidak. Besok, tanggal 19."
Pater Pennyfather langsung keluar, sedang temannya yang memandanginya dari
belakang baru tersadar dan berkata,
"Tapi, Sahabatku, bukankah hari ini tanggal 19?"
Tapi Pater Pennyfather sudah tak mendengarnya lagi.
Dia mencegat sebuah taksi di Pall Mall, dan menuju ke Lapangan Udara Kensington
yang malam itu dipenuhi orang. Setelah berdiri di depan meja pelayanan,
akhirnya tibalah gilirannya. Dikeluarkannya tiket, paspor, dan semua surat-surat
yang diperlukan untuk perjalanan itu. Gadis di balik meja, yang hampir saja
mencap surat-surat keterangan itu, tiba-tiba terhenti
"Maaf, Pater. Agaknya tiket ini salah."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Tiket salah" Ah tidak, benar kok. Penerbangan nomor seratus... ah, saya tak
bisa membaca tanpa kacamata-pokoknya nomor seratus sekian ke Lucerne."
"Tapi tanggalnya, Pater. Tiket ini berlaku untuk hari Rabu, tanggal 18."
"Tidak. Tentu saja tidak. Setidaknya-maksud saya-hari ini kan hari Rabu tanggal
18?" "Maaf, Pater. Hari ini tanggal 19."
"Tanggal 19!" Pater itu kebingungan. Dikeluarkannya sebuah buku harian kecil,
lalu dibalik-baliknya halamannya dengan semangat. Akhirnya barulah dia
yakin. Hari ini adalah tanggal 19. Pesawat terbang yang seharusnya ditumpanginya
sudah berangkat kemarin. "Jadi itu berarti-itu berarti-aduh, itu berarti bahwa kongres di Lucerne sudah
berlangsung hari ini!"
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Dengan amat kebingungan dia hanya menatap saja ke
meja pelayanan. Tapi ada banyak orang lain yang mau bepergian, dan Pater yang
kebingungan itu pun digeser orang. Dengan sedih dia berdiri sambil menggenggam
tiket yang sudah tak berguna. Dipikirkannya beberapa kemungkinan. Mungkinkah
tiketnya bisa ditukar" Tapi itu tidak akan berguna sama sekali. Pukul berapa
sekarang" Hampir pukul sembilan malam" Konperensi
memang sudah berjalan, karena sudah dibuka pukul
sepuluh pagi tadi. Pasti itulah maksud Whittaker di Restoran Athenaeum tadi itu.
Dia mengira Pater Pennyfather sudah kembali dari kongres itu.
"Aduh, aduh," kata Pater Pennyfather sendiri. "Aku telah mengacaukan segala-
galanya!" Dengan sedih dia berjalan ke arah Cromwell Road, tempat yang kurang
menyenangkan. Dia berjalan perlahan-lahan di sepanjang jalan dengan menjinjing tasnya dan rasa
bingung mengacaukan pikirannya. Setelah akhirnya dia berhasil membuat
berbagai macam alasan yang memuaskan atas
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
kesalahan yang dibuatnya hari itu, dia pun menggeleng dengan sedih.
"Sekarang sebaiknya," katanya kepada dirinya sendiri,
"sebaiknya aku-coba, pukul berapa sekarang, ya"-pukul sembilan lewat. Ya, kurasa
sebaiknya aku pergi makan saja."
Dia heran mengapa dia tidak merasa lapar.
Sambil berjalan di sepanjang Cromwell Road itu dengan rasa putus asa, akhirnya
dia berhenti di sebuah restoran kecil yang menghidangkan kari India. Pikirnya,
meskipun dia tidak merasa lapar, sebaiknya dia membangkitkan semangatnya dengan
makan, dan setelah itu dia harus mencari hotel, lalu-tapi tidak, dia tak perlu
mencari hotel. Dia masih ada hotel! Tentu saja. Dia menginap di Hotel Bertram,
dan telah memesan kamar untuk empat hari. Mujur sekali! Sungguh mujur sekali!
Jadi kamarnya masih ada, masih tetap menunggunya. Dia hanya harus meminta
kuncinya di meja resepsionis, dan-sampai di situ dia teringat sesuatu. Ada yang
terasa berat dalam sakunya"
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Dimasukkannya tangannya ke dalam sakunya, lalu
dikeluarkannya sebuah kunci yang besar dan kokoh.
Hotel-hotel memang sengaja membuat kunci kuncinya
begitu, supaya para tamu yang pelupa enggan
membawanya di dalam saku mereka. Tapi Pater
Pennyfather tetap saja membawanya!
"Nomor sembilan belas," katanya dengan rasa senang.
"Benar. Beruntung sekali aku tak perlu lagi mencari kamar di hotel lain. Kata
orang, hotel-hotel penuh sekarang. Ya, Edmunds tadi berkata begitu di Restoran
Athenaeum. Dia telah mengalami kesulitan besar
mencari kamar." Dia agak memuji dirinya sendiri karena telah mengatur perjalanannya dengan
begitu cermat, yaitu telah
memesan kamar terlebih dahulu. Karena senangnya, dia lupa memakan karinya.
Untung dia tak lupa membayarnya. Dan setelah itu dia keluar lagi ke Cromwell
Road. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Dia merasa tak enak untuk segera kembali, soalnya
sebenarnya pada saat ini dia sedang makan malam di Lucerne dan bercakap-cakap
tentang bermacam-macam masalah yang menarik dan memikat. Dia melihat poster bioskop yang berjudul: The
Walls of Jericho. Judul yang bagus sekali. Senang rasanya melihat kebenaran
Injil dilestarikan dalam bentuk film.
Dia membeli karcis, lalu berjalan tertatih-tatih dalam kegelapan. Dia menyukai
film itu, meskipun menurut dia sama sekali tak ada hubungannya dengan cerita
Injil. Bahkan tokoh Yusak ditiadakan. Dinding Jericho itu agaknya dijadikan suatu
lambang janji pernikahan seorang wanita. Setelah beberapa kali mengalami
kegagalan pernikahan, bintang yang cantik itu bertemu dengan sang pahlawan yang
bengal dan kasar, yang agaknya sudah lama dan secara diam-diam dicintai oleh wanita itu. Lalu mereka
berdua merencanakan membangun tembok itu, supaya lebih berhasil dalam
menahan cobaan waktu. Film itu tidak seperti film yang sering ditontonnya, dan
dia merasa bahwa film itu telah memperluas pengetahuannya tentang hidup. Film
berakhir, lampu menyala, lagu kebangsaan
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
diperdengarkan, dan Pater Pennyfather keluar melewati lampu-lampu kota London
yang benderang. Dia merasa agak terhibur dari peristiwa sedih di awal malam itu.
Malam itu cerah, dan dia berjalan kaki saja kembali ke Hotel Bertram, setelah
terlebih dahulu naik bus ke arah yang berlawanan. Tengah malam barulah dia masuk
hotel. Di tengah malam semua penghuni Hotel Bertram kelihatannya sudah tidur.
Lift sedang berada di lantai atas, hingga Pater harus berjalan menaiki tangga.
Dia tiba di kamarnya, dimasukkannya kunci ke dalam
lubangnya, dibukanya pintunya, lalu masuk!
Tapi, ya Tuhan, apakah dia salah lihat" Tapi siapa-mengapa-" Dia terlambat
melihat tangan yang terangkat... Bintang-bintang meledak bagaikan pertunjukan bunga api Guy Fawkes di dalam
kepalanya.... Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
8 Kereta api pos Irlandia melaju membelah malam. Atau lebih tepat, membelah
kegelapan di awal pagi. Sekali-sekali mesin diesel melengking memberi
peringatan, bunyinya aneh seperti jeritan jin maut.
Kereta melaju dengan kecepatan lebih dari delapan
puluh mil per jam. Kereta itu tepat pada waktunya.
Lalu tiba tiba kecepatannya berkurang, karena direm.
Roda-roda menderit karena bergeseran dengan logam
rel. Makin lambat... makin lambat.... Pengawal
menjulurkan kepalanya ke luar jendela. Terlihat olehnya sinyal merah di depan
dan kereta pun benar-benar
berhenti. Beberapa di antara penumpang terbangun,
tetapi lebih banyak yang tetap terlelap.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Seorang wanita tua, yang terkejut karena kereta
melambat dengan mendadak itu, membuka pintu
kamarnya dan menjenguk ke luar ke sepanjang lorong kereta. Tak jauh dari tempat
itu salah satu pintu kereta terbuka. Seorang biarawan tua yang berambut putih
dan tebal sedang naik ke kereta.
Wanita tua itu berkesimpulan bahwa biarawan tua itu tadi turun untuk melihat apa
yang terjadi. Udara pagi itu dingin sekali. Seseorang di ujung lorong berkata, "Hanya suatu
sinyal." Wanita tua itu masuk kembali ke kamarnya dan mencoba tidur lagi.
Jauh di atas sana, seorang laki-laki keluar dari ruang sinyal, lalu berlari ke
arah kereta sambil mengayun-ayunkan sebuah lentera. Petugas pemadam kebakaran
turun dari lokomotif. Pengawal yang tadi, turun dari kereta dan mendatanginya.
Laki-laki yang membawa lentera itu tiba ke dekatnya dengan terengah-engah, dan berkata dengan terputus-
putus, Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Ada tabrakan di depan... kereta barang keluar dari rel...."
Masinis menjenguk ke luar, lalu turun dari tempat
duduknya dan keluar pula menyertai yang lain.
Di sebelah belakang enam orang yang baru saja naik ke tanggul masuk ke kereta
melalui pintu di gerbong terakhir, yang sengaja dibiarkan terbuka untuk mereka.
Enam orang penumpang dari gerbong yang berlainan
menemui mereka. Dengan kecekatan yang sudah
terlatih dengan baik, mereka mulai menangani gerbong yang berisi barang-barang
pos, memisahkannya dari barang-barang lainnya. Dua orang laki-laki yang
memakai helm berjaga-jaga di depan dan di belakang gerbong, memegang pentungan
logam. Seorang laki-laki yang mengenakan seragam perusahaan kereta api berjalan di
lorong ke arah kereta pos itu, sambil memberikan penjelasan yang diminta oleh
para penumpang. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Ada halangan pada rel di depan. Mungkin hanya keterlambatan sepuluh menit, tak
lebih...." Kedengarannya ramah dan meyakinkan sekali.
Di dekat lokomotif, masinis dan petugas pemadam
kebakaran tergeletak dan mulutnya tersumbat dengan rapi. Kaki dan tangannya
terikat. Laki-laki yang membawa lentera tadi berseru, "Semuanya beres di sini."
Pengawal kereta terbaring di dekat tanggul, juga dalam keadaan terikat dan mulut
tersumbat. Pendobrak-pendobrak yang ahli di gerbong barang-
barang pos telah selesai menjalankan tugasnya. Ada dua tubuh lagi yang
tergeletak dalam keadaan terikat di lantai. Kantong-kantong barang pos
dilemparkan ke luar, dan jatuh di tempat di mana beberapa orang sudah siap menanti.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Di dalam gerbong-gerbong para penumpang
menggerutu, mengatakan bahwa kereta api tidak lagi seperti dulu.
Kemudian, waktu mereka bersiap-siap akan tidur lagi, kegelapan subuh itu
dipecahkan oleh bunyi letupan
knalpot yang nyaring sekali.
"Astaga," gumam seorang wanita. "Pesawat jetkah itu?"
"Saya rasa mobil balap."
Suara nyaring itu kemudian menghilang.
Di jalan bebas hambatan Bedhampton, sembilan mil
dari tempat kejadian itu, sederetan mobil truk menderu ke arah utara. Sebuah
mobil balap besar berwarna putih melesat melewati truk-truk itu.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Sepuluh menit kemudian mobil balap itu membelok
keluar dari jalanan. Di bengkel yang terdapat di sudut Jalan B terpasang tanda TUTUP. Tapi pintunya
yang besar-besar terbuka lebar-lebar dan mobil putih itu langsung masuk ke
dalam. Lalu pintu-pintu itu tertutup lagi. Tiga orang bekerja secepat kilat.
Sepasang pelat nomor polisi yang baru dipasang pada mobil itu. Pengemudinya
menukar jaket dan topinya. Sebelum itu dia memakai jaket kulit domba berwarna
putih. Sekarang dia memakai jaket
kulit berwarna hitam. Dia mengemudikan mobil ke luar lagi. Tiga menit setelah
mobil itu berangkat, sebuah mobil Morris Oxford yang dikemudikan oleh seorang
biarawan keluar pula ke jalan, dan melaju menuju jalan-jalan desa yang berkelok-
kelok dan bercabang-cabang.
Sebuah mobil station wagon yang sedang berjalan di sepanjang jalan desa itu
memperlambat jalannya waktu mendekati sebuah mobil Morris Oxford tua, yang
terparkir di dekat pagar tanaman hidup. Seorang pria tua membungkuk di tempat
mesin mobil itu. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Pengemudi mobil station wagon tadi mengulurkan
kepalanya ke luar. "Ada kesulitan?" tanyanya. "Perlu saya bantu?"
"Anda baik sekali. Lampunya tak beres."
Kedua pengemudi itu saling mendekati-lalu
mendengarkan. "Semuanya aman."
Beberapa buah kopor bergaya Amerika yang tampak
mahal-mahal, dipindahkan dari Morris Oxford ke station wagon itu.
Setelah berjalan satu atau dua mil, mobil station wagon itu membelok ke sebuah
jalan yang kelihatannya rusak, tapi ternyata menembus ke bagian belakang sebuah
rumah bangsawan yang besar dan luas. Dalam sebuah
bangunan yang semula merupakan kandang kuda,
terdapat sebuah mobil Mercedes besar yang berwarna putih. Pengemudi station
wagon membuka ruang bagasi mobil Mercedes itu dengan kunci. Lalu kopor-kopor
yang berada di ruang bagasi mobilnya dipindahkannya Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
ke mang bagasi mobil Mercedes itu, dan dia pergi lagi melarikan station
wagonnya. Di pekarangan sebuah peternakan yang tak jauh dari situ, seekor ayam jantan
berkokok dengan ribut. 9 Elvira blake mendongak ke langit. Dilihatnya bahwa cuaca pagi itu cerah, lalu
dia masuk ke sebuah ruang telepon umum. Diputarnya nomor telepon Bridget di
Onslow Square. Dia merasa puas karena telepon di
ujung sana langsung diangkat, dan berkata, "Halo, Bridget?"
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Oh, Elvira, kaukah itu?" suara Bridget terdengar gelisah.


Hotel Bertram At Bertrams Hotel Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Ya. Semuanya beres?"
"Sama sekali tidak. Kacau, kacau. Saudara sepupumu, Mrs. Meliord, kemarin perang
menelepon Mami." "Apa" Menanyakan aku?"
"Ya. Kupikir aku sudah berhasil waktu aku
meneleponnya pada waktu makan siang. Tapi agaknya
dia merasa kuatir mengenai gigimu. Pikirnya ada
sesuatu yang tak beres dengan gigimu itu. Dia takut ada yang bengkak atau apa.
Jadi dia menelepon sendiri ke dokter gigi, dan tentu saja diberi tahu bahwa kau
sama sekali tidak pergi ke sana. Jadi dia lalu menelepon Mami lagi. Dan sialnya,
Mami sedang berada di dekat pesawat telepon. Jadi aku tak bisa mendahuluinya.
Dan Mami tentu berkata bahwa dia tak tahu-menahu tentang hal itu, dan
dikatakannya pula bahwa kau sama sekali tidak Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
menginap di rumah kami. Aku tak tahu lagi apa yang harus kuper-buat."
"Apa yang kaulakukan pada saat itu?"
"Aku pura-pura tak tahu apa-apa saja. Aku memang berkata bahwa kalau tak salah
kau menyebut-nyebut mau pergi menemui beberapa orang teman di
Wimbledon." "Mengapa Wimbledon?"
"Itulah nama tempat yang pertama-tama muncul di kepalaku."
Elvira mendesah. "Yah, kurasa aku harus mengarang sesuatu lagi. Mungkin seorang
bekas guru dan pengasuh pribadi yang tinggal di Wimbledon. Kekacauan ini
menyulitkan keadaan saja. Kuharap sepupuku Mildred itu tidak bertindak bodoh
dengan menelepon polisi dan semacamnya."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Kau mau pergi ke sana sekarang?"
"Tidak sekarang, nanti malam saja. Masih banyak yang harus kukerjakan dulu."
"Kau sudah tiba di Irlandia. Apakah-semuanya beres?"
"Sudah kutemukan apa yang ingin kuketahui."
"Kedengarannya kau-agak murung."
"Aku memang merasa murung."
"Tak bisakah aku membantumu, Elvira" Melakukan apa saja?"
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Tak ada yang bisa membantuku.... Ini adalah suatu hal yang harus kulakukan
sendiri. Semula aku berharap
bahwa apa yang telah kudengar tak benar. Tapi ternyata benar. Aku belum tahu apa
yang harus kulakukan mengenai hal itu." "Apakah kau berada dalam bahaya, Elvira?"
"Jangan membesarkan masalah, Bridget. Aku hanya harus berhati-hati. Itu saja.
Aku harus sangat berhati-hati."
"Kalau begitu kau dalam bahaya."
Setelah diam sebentar, Elvira berkata lagi, "Kurasa aku hanya membayangkan yang
bukan-bukan saja." "Elvira, apa yang akan kaulakukan dengan gelang itu?"
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Ah, itu sih beres. Aku telah berhasil mendapatkan uang dari seseorang, jadi aku
bisa menebusnya. Lalu mengembalikannya ke toko Mr. Bollards."
"Apakah menurutmu mereka tidak akan ribut-ribut mengenai hal itu".... Tidak apa-
apa, Mam, ini tukang binatu. Kata mereka kita tidak menyerahkan seprei itu.
Ya, baik, Mam, akan kukatakan pada pimpinannya.
Baiklah kalau begitu."
Di seberang lain Elvira tertawa geli, lalu mengembalikan gagang telepon. Dia
membuka dompetnya, mencari-cari di celah-celah uangnya, menghitung uang logam
sebanyak yang dibutuhkannya, lalu ditumpuknya di
hadapannya. Dia bersiap-siap akan menelepon lagi.
Setelah ditemukannya nomor yang diingininya,
dimasukkannya uang logam yang diperlukan.
Ditekannya tombol A, lalu berbicara dengan suara halus dan yang dibuat agak
terputus-putus. "Halo, Kak Mildred. Ya, ini aku.... Maafkan aku sebesar-besarnya- Ya, aku
tahu... ya aku memang akan ke sana...
Ya, aku mengunjungi Maddy tua yang kusayangi, kau
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
ingat kau mademoiselle kita dulu itu.... Ya. Begini, aku sudah menulis surat
padanya, tapi aku lupa mengirimkannya. Sampai sekarang masih ada di dalam sakuku.... Dia kan sakit, dan
tak ada seorang pun yang mengurusnya, dan aku mampir sebentar untuk melihat
apakah dia baik-baik saja. Ya, aku memang bermaksud mau pergi ke rumah Bridget,
tapi aku mengubah rencanaku.... Aku tak mengerti tentang berita yang telah kauterima. Pasti ada
seseorang yang mengada-ada saja-Ya, akan kujelaskan semuanya nanti, setelah aku
kembali.... Ya, petang ini. Tidak, aku hanya akan
menunggu dan mengatur perawat yang akan datang
untuk mengurus Maddy. Yah, sebenarnya sih bukan
perawat sungguhan-hanya semacam-pembantu
perawat atau yang seperti itulah. Tidak, dia pasti tidak akan mau dibawa ke
rumah sakit.... Tapi aku menyesal sekali, Kak Mildred. Maaf sebesar-besarnya."
Diletakkannya kembali gagang telepon, lalu dia
mendesah kuat-kuat. "Alangkah senangnya," gumamnya pada dirinya sendiri, "bila
kita tak perlu begitu banyak berbohong."
Waktu dia keluar dari ruang telepon umum, terbaca
olehnya judul surat kabar yang berhuruf besar-besar: Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
PERAMPOKAN KERETA API BESAR-BESARAN. KERETA API
POS IRLANDIA DISERANG BANDIT-BANDIT.
Mr. Bollard sedang melayani seorang pembeli waktu
pintu toko terbuka. Diangkatnya mukanya dan
dilihatnya Miss Elvira Blake masuk.
"Tidak," sahut gadis itu pada pelayan toko yang menyambutnya. "Saya lebih suka
menunggu sampai Mr. Bollard selesai." Sebentar kemudian urusan pembeli yang dilayani Mr.
Bollard selesai, dan Elvira masuk ke tempat yang kosong itu.
"Selamat pagi, Mr. Bollard," katanya.
"Arloji Anda belum selesai, Miss Elvira," kata Mr.
Bollard. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Oh, bukan urusan arloji itu," kata Elvira. "Saya datang untuk meminta maaf. Ada
kejadian yang memalukan sekali." Dibukanya tasnya dan dikeluarkannya sebuah kotak kecil. Dari kotak itu
dikeluarkannya gelang yang bermata safir dan berlian. "Anda pasti ingat waktu
saya datang kemari untuk meminta arloji saya diperbaiki.
Waktu itu saya melihat-lihat barang-barang untuk
hadiah Natal. Lalu saat itu di luar terjadi kecelakaan.
Ada seseorang yang ditabrak atau hampir ditabrak.
Kalau tak salah, saat itu saya sedang memegang gelang ini, lalu tanpa sengaja
saya masukkan saja ke dalam saku jas saya. Baru tadi pagi saya menemukannya.
Jadi saya cepat-cepat datang untuk mengantarkannya.
Maafkan saya sebesar-besarnya, Mr. Bollard. Entah
bagaimana saya sampai berbuat bodoh begitu."
"Ah, tak apa-apalah, Miss Elvira," kata Mr. Bollard lambat-lambat.
"Pasti Anda pikir seseorang telah mencurinya, ya?" kata Elvira.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Mata birunya yang cemerlang memandang tepat ke
mata Mr. Bollard. "Kami memang telah menyadari hilangnya barang itu,"
kata. Mr. Bollard. "Terima kasih, Miss Elvira. Anda telah begitu cepat
mengantarkannya kembali."
"Saya merasa tak enak sekali waktu menemukan barang itu," kata Elvira. "Nah,
terima kasih banyak, Mr. Bollard.
Anda baik sekali." "Memang orang sering melakukan kesalahan-kesalahan yang aneh," kata Mr. Bollard.
Dia tersenyum pada Elvira, dengan senyum seorang paman. "Kami tidak akan
mengingat-ingatnya lagi. Tapi, jangan lakukan itu lagi."
Dia tertawa seolah-olah dia telah membuat suatu
lelucon. "Oh, tidak," kata vira, "lain kali saya akan sangat berhati-hati."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Dia tersenyum pada Mr. Bollard, lalu berbalik dan
meninggalkan toko itu. "Aku heran," kata Mr. Bollard sendiri. "Ya, aku benar-benar heran...."
Salah seorang rekannya yang berdiri di dekatnya
mendekatinya. "Jadi memang benar dia yang
mengambilnya," katanya.
"Ya. Memang dia yang telah mengambilnya," kata Mr.
Bollard. "Tapi dikembalikannya," kata rekannya lagi.
"Dia mengembalikannya." Mr. Bollard
membenarkannya. "Aku sebenarnya tak menduga."
"Maksudmu, kau tidak menduga bahwa dia akan
mengembalikannya?" Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Ya. Kalau memang dia yang mengambilnya?"
"Apakah menurut kau kisahnya itu benar?" tanya rekannya ingin tahu. "Maksudku,
bahwa dia telah memasukkannya ke dalam sakunya tanpa disengaja?"
"Kurasa mungkin saja," kata Mr. Bollard sambil merenung.
"Atau mungkin pula kasus kleptomania [kelainan jiwa yang sering menimbulkan
keinginan untuk mencuri.]."
"Mungkin juga kleptomania," Bollard membenarkan.
"Tapi rasanya lebih besar kemungkinannya dia sengaja melakukannya.... Tapi,
kalau demikian halnya, mengapa begitu cepat dia mengembalikannya" Aneh
sekali...." "Untung kita tidak lapor ke polisi, padahal aku sudah mau melakukannya."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Aku tahu. Aku tahu. Soalnya pengalamanmu belum sebanyak pengalamanku. Dalam hal
ini memang sebaiknya tidak melapor." Ditambahkannya dengan suara halus pada dirinya
sendiri, "Meskipun demikian, peristiwa ini menarik. Menarik sekali. Aku ingin
tahu berapa umurnya. Paling-paling tujuh belas atau delapan belas. Bisa-bisa dia terlibat dalam suatu
kejahatan." "Kalau tak salah, kau pernah mengatakan bahwa dia bakal punya banyak uang."
"Kalau jadi pewaris, kan bergelimang uang," kata Bollard, "tapi kalau baru
berumur tujuh belas, dia belum bisa mendapatkan uang itu. Yang lucu adalah,
orang-orang suka membiarkan para pewaris lebih kekurangan uang daripada orang-
orang miskin. Itu sebenarnya
pemikiran yang tak baik. Yah, kurasa kita tidak akan pernah tahu keadaan yang
sebenarnya." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Diletakkannya kembali gelang itu pada tempatnya di dalam kaca pajangan, lalu
ditutupnya kembali. 10 Perkantoran Egerton, Forbes and Wilborough terletak di Bloomsbury, di sebuah
lapangan yang luas dan anggun yang belum banyak mengalami perubahan. Papan nama
mereka yang terbuat dari tembaga hampir tak terbaca karena usangnya. Perusahaan
itu sudah berjalan lebih dari seratus tahun, dan hampir semua keluarga baik-baik
yang memiliki tanah di Inggris adalah klien mereka.
Dalam perusahaan itu sebenarnya tak ada lagi orang yang bernama Forbes dan
Wilborough. Di situ bahkan ada yang bernama Atkinson, seorang ayah dan
putranya. Ada pula seseorang yang bernama Welsh
Lloyd dan seorang Skot yang bernama MacAllister. Tapi masih ada yang bernama
Egerton, benar-benar Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
keturunan Egerton, salah satu pemilik perusahaan itu.
Orang yang bernama Egerton itu adalah seorang pria berumur lima puluh lima
tahun, dan dia bekerja sebagai pengacara bagi beberapa keluarga yang dulu pernah
memakai jasa yang sama dari kakek, paman, dan
ayahnya. Pada saat itu dia sedang duduk di belakang meja
tulisnya yang besar yang terbuat dari kayu mahoni di dalam kamarnya yang bagus,
di lantai dua. Dia sedang berbicara dengan ramah tapi tegas pada seorang klien
yang kelihatan sedih sekali. Richard Egerton adalah seorang pria yang tampan.
Dia tinggi, berambut hitam yang sedikit beruban di pelipisnya, dan matanya yang
berwarna abu-abu tajam sekali. Nasihatnya selalu
merupakan nasihat yang baik. Tapi dia tak suka bertele-tele.
"Tenis terang, tak ada hal-hal yang mendukungmu, Freddie," katanya. "Dengan
adanya surat-surat yang telah kautulis itu."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Kaurasa kau tidak...," gumam Freddie dengan putus asa.
"Tidak, kurasa tidak," kata Egerton. "Satu-satunya harapan adalah menyelesaikan
persoalan ini di luar pengadilan. Di dalam pengadilan engkau bahkan bisa
dinyatakan telah melakukan tindak kejahatan."
"Ah, yang benar saja, Richard, itu terlalu berlebihan."
Di meja tulis Egerton terdengar bel telepon
mendengung dengan halus. Dia mengangkat gagangnya
sambil mengerutkan dahi. "Kalau tak salah, aku sudah berkata bahwa aku tak mau diganggu!"
Di ujung lain terdengar dengung suara. Lalu Egerton berkata, "Oh, ya-ya, aku
mengerti. Suruh dia menunggu, ya."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Dikembalikannya gagang telepon itu, lalu berbalik lagi pada kliennya yang
kelihatan sedih. "Begini, Freddie," katanya, "aku tahu undang-undang, sedang kau tidak. Kau
berada dalam suatu kesulitan besar. Aku akan berusaha sekuatnya untuk
membebaskan kau dari kesulitan itu. Tapi kau akan
harus mengeluarkan sedikit biaya. Aku ragu apakah
mereka akan mau menganggapnya selesai dengan
imbalan kurang dari dua belas ribu."
"Dua belas ribu!" Freddie yang malang itu terkejut sekali. "Ya, Tuhan! Aku tak
punya uang sebanyak itu, Richard."
"Yah, kalau begitu kau harus mengusahakannya. Selalu ada jalan dan caranya.
Kalau wanita itu mau menerima dua belas ribu, kau beruntung. Dan bila kau melawan dalam perkara itu, kau akan harus membayar lebih
banyak." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Dasar kalian pengacara-pengacara!" kata Freddie.
"Kalian semua serakah!"
Dia bangkit. "Yah," katanya, "pokoknya berusaha keraslah untuk membelaku,
Sahabatku Richard." Klien itu pergi sambil menggeleng-geleng dengan sedih.
Richard Egerton menyingkirkan Freddie dan urusannya dari pikirannya, dan
memikirkan tentang kliennya yang berikutnya. Dia berbisik pada dirinya sendiri,
"Miss Elvira Blake Yang Mulia. Aku ingin tahu seperu apa dia...." Diangkatnya


Hotel Bertram At Bertrams Hotel Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

teleponnya. "Lord Frederick sudah pergi. Persilakan Miss Elvira Blake masuk."
Sambil menunggu dia menghitung-hitung di catatannya.
Sudah berapa tahun yang lalu, ya..."
Dia pasti sudah berumur lima belas-atau tujuh belas tahun-atau mungkin lebih.
Cepat sekali waktu berlalu.
Dia itu putri Coniston, pikirnya, dan putri Bess. Aku ingin melihat sifat-sifat
siapa di antara mereka yang
diwarisinya". Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Pintu terbuka dan pegawai mengantarkan Miss Elvira Blake masuk. Egerton bangkit
dari kursinya dan menghampirinya. Menurutnya, penampilan gadis itu
tidak mirip dengan ayah maupun ibunya. Dia tinggi, langsing, dan pirang sekali
seperti Bess. Tapi dia sama sekali tidak memiliki gairah hidup Bess. Dia bahkan
memberikan kesan kuno, meskipun tak begitu jelas,
karena mode pakaian yang sedang mode saat ini
memang penuh kerut-kerut seperti baju bayi.
"Wah, wah," katanya sambil menyalami gadis itu.
"Benar-benar suatu kejutan. Terakhir kali aku bertemu denganmu kau baru berumur
sebelas tahun. Mari silakan duduk." Dia menarik sebuah kursi, dan gadis itu duduk.
"Mungkin," kata Elvira agak kurang yakin, "seharusnya saya menulis surat dulu.
Maksud saya, menulis surat untuk membuat janji. Tapi saya mengambil keputusan
ini mendadak sekali, dan kebetulan saya berada di
London." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Dan untuk apa kau ke London ini?"
"Memeriksakan gigi saya."
"Gigi memang menjengkelkan sekali," kata Egerton.
"Menyusahkan orang sejak dari bayi sampai ke kubur.
Tapi aku berterima kasihlah pada gigimu itu, karena telah memberikan kesempatan
padaku untuk bertemu denganmu. Kalau tak salah, kau pernah pergi ke Italia, bukan" Untuk melanjutkan
pelajaranmu di salah satu sekolah seperti halnya gadis-gadis lain zaman
sekarang?" "Ya," kata Elvira. "Sekolah Contessa Martinelli. Tapi saya tidak akan kembali ke
sekolah itu lagi sekarang. Saya tinggal dengan keluarga Melford di Kent sampai
saya memutuskan mau bekerja apa."
"Yah, kuharap kau akan mendapatkan pekerjaan yang menyenangkan. Apakah kau tak
punya rencana untuk melanjutkan pelajaran ke perguruan tinggi atau
semacamnya?" Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Tidak," kata Elvira, "saya rasa, saya tak cukup pintar untuk itu." Dia berhenti
sebentar, lalu berkata lagi,
"Saya rasa, Anda harus menyetujui apa saja yang ingin saya kerjakan, bukan?"
Mata Egerton yang tajam menatapnya dengan keras.
"Aku adalah salah seorang walimu yang dipercayakan berdasarkan surat wasiat
ayahmu," katanya. "Oleh karenanya, kau berhak penuh untuk menghubungi aku
setiap saat." Elvira berkata, "Terima kasih," dengan sopan.
"Adakah sesuatu yang menyusahkanmu?" tanya Egerton.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Sebenarnya tidak ada. Tapi soalnya saya tak tahu apa-apa. Tak seorang pun
pernah mengatakan apa-apa pada saya. Sedang saya tak suka selalu bertanya."
Egerton memandanginya dengan penuh perhatian.
"Maksudmu, soal-soal mengenai dirimu sendiri?"
"Ya," sahut Elvira. "Anda baik sekali mau mengerti. Oom Derek...," Elvira
bimbang. "Derek Luscombe maksudmu?" "Ya. Saya selalu menyebutnya Oom." "Oh,
begitu." "Dia baik sekali," kata Elvira, "tapi dia tak pernah menceritakan apa-apa pada
saya. Dia hanya mengurus segala keperluan saya, dan akan kuaur kalau kalau ada
yang tak berkenan di hati saya. Memang dia banyak
mendengar omongan orang-wanita-wanita, maksud
saya-yang menyuruhnya melakukan macam-macam.
Seperti Contessa Martinelli itu. Oom Derek mengurus ke sekolah-sekolah mana saya
harus menuntut ilmu, dan ke mana saya harus melanjutkannya."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Dan tempat-tempat itu bukan yang kauinginkan.
Begitu?" "Bukan, bukan itu maksud saya. Tempat-tempat itu baik-baik saja. Maksud saya,
boleh dikatakan semua orang pergi ke sekolah-sekolah itu."
"Oh, begitu." "Tapi saya sendiri tak tahu apa-apa. Maksud saya, mengenai uang yang saya
miliki. Berapa banyaknya, dan apa yang bisa saya lakukan dengan uang itu bila
saya mau." "Sebenarnya," kata Egerton dengan senyumnya yang menarik, "kau rupanya ingin
bicara urusan bisnis. Begitu, bukan" Yah, kurasa kau benar. Berapa umurmu sebenarnya" Enam belas atau
tujuh belas tahun?" Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Saya sudah hampir dua puluh tahun."
"Aduh. Tak kusangka."
"Begini," jelas Elvira, "saya merasa bahwa saya selalu dijaga dan dilindungi.
Memang ada enaknya, tapi bisa jadi sangat menjengkelkan."
"Cara itu memang sudah ketinggalan zaman," Egerton membenarkannya, "tapi aku
juga mengerti betul bahwa menurut Derek Luscombe cara itulah yang terbaik."
"Dia memang baik sekali," kata Elvira, "tapi entah bagaimana, rasanya sulit
sekali untuk diajak bicara serius."
"Ya, aku mengerti itu. Nah, berapa banyak yang kauketahui tentang dirimu
sendiri, Elvira" Dan
mengenai keadaan keluargamu?"
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Saya tahu bahwa ayah saya meninggal waktu saya berumur lima tahun, dan bahwa
ibu saya lari dengan seseorang meninggalkan kami waktu saya berumur kira-kira
dua tahun. Saya sama sekali tak ingat padanya.
Mengenai ayah saya pun, saya hanya ingat sedikit sekali.
Dia sudah tua sekali dan kakinya harus diletakkan di atas kursi. Dia suka
mengumpat. Saya agak takut padanya.
Setelah Ayah meninggal, saya mula-mula tinggal dengan seorang bibi, atau seorang
sepupu, atau entah siapa dari pihak ayah saya, sampai dia juga meninggal. Lalu
saya tinggal dengan Oom Derek dan kakaknya. Tapi
kemudian kakaknya itu meninggal, dan saya pergi ke Italia. Sekarang sudah diatur
oleh Oom Derek, supaya saya tinggal dengan keluarga Melford, yaitu saudara
sepupunya. Keluarga itu punya dua orang putri yang kira-kira sebaya dengan saya,
dan mereka semua baik sekali." "Kau senang di sana?"
"Saya belum tahu. Saya masih baru di sana. Mereka semua amat membosankan. Saya
benar-benar ingin tahu berapa banyak uang yang saya miliki."
"Jadi rupanya informasi tentang keuanganmu lah yang kauinginkan?"
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Ya," sahut Elvira. "Saya tahu bahwa saya memiliki uang.
Banyakkah?" Kini Egerton menjadi serius. "Ya," katanya. "Kau memiliki uang banyak sekali.
Ayahmu kaya sekali. Kau adalah anak tunggalnya. Waktu dia meninggal, gelar dan
tanah-tanah miliknya diwarisi oleh seorang saudara sepupunya. Dia tak suka pada
sepupunya itu. Jadi semua kekayaan pribadinya yang besar jumlahnya
diwariskannya pada putrinya-padamu, Elvira. Kau
adalah seorang wanita kaya, artinya kelak, bila kau sudah berumur dua puluh satu
tahun." "Maksud Anda, saya belum kaya sekarang?"
"Ya," sahut Egerton, "sekarangpun kau kaya, tapi uang itu belum boleh kaupegang
sebelum kau berumur dua puluh satu tahun atau menikah. Sampai saat itu uang tersebut disimpan oleh badan
perwalianmu, yang terdiri atas Luscombe, aku sendiri, dan seorang lagi." Dia
tersenyum pada gadis itu. "Kami tidak
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
menggelapkannya. Uang itu masih utuh. Kami bahkan
telah banyak meningkatkan jumlahnya dengan cara
investasi." "Berapa banyak yang akan saya terima?"
"Begitu kau berumur dua puluh satu tahun atau menikah, kau akan menerima jumlah
yang menurut perkiraan kasar akan mencapai enam atau tujuh ribu pound."
"Banyak sekali," kata Elvira. Dia terkesan.
"Memang banyak sekali. Mungkin karena itulah maka tak ada yang pernah
mengatakannya padamu."
Egerton memperhatikan gadis itu yang sedang
merenungkan hal itu. Gadis ini cukup menarik, pikirnya.
Dia kelihatan lugu sekali, tapi sebenarnya dia lebih daripada itu. Jauh lebih
hebat. Dengan senyum yang agak ironis, dia berkata, "Apakah kau puas?"
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Elvira tiba-tiba tersenyum padanya.
"Seharusnya saya puas, ya?"
"Lebih dari sekadar memenangkan undian," tegas Egerton.
Elvira mengangguk, tapi pikirannya melayang ke suatu soal lain. Lalu tiba-tiba
dia mengajukan sebuah pertanyaan. "Siapa yang akan mendapatkan uang itu kalau saya meninggal?"
"Setahu saya, akan diwarisi oleh sanakmu yang terdekat."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Maksud saya-saya sekarang belum bisa membuat surat wasiat, bukan" Karena saya
belum berumur dua puluh satu tahun. Begitu kata seseorang pada saya."
"Benar." "Menjengkelkan sekali. Bila saya menikah lalu meninggal, saya rasa suami saya
yang akan mendapatkannya, bukan?"
"Ya." "Dan bila saya tidak menikah, ibu sayalah yang akan merupakan sanak saya yang
terdekat, dan dialah yang akan mendapatkannya. Agaknya saya tak punya banyak
sanak saudara-saya bahkan tak mengenal ibu saya.
Bagaimana dia?" "Dia adalah wanita yang luar biasa," kata Egerton singkat. "Semua orang pasti
membenarkan pernyataanku itu." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Tak pernahkah dia ingin bertemu dengan saya?"
"Mungkin pernah... Kurasa besar kemungkinannya dia sangat ingin. Tapi mengingat-
dalam hal-hal tertentu-dia telah membuat hidupnya sendiri kacau, mungkin dia
lalu berpikir bahwa lebih baik kau dibesarkan terpisah darinya."
"Apakah Anda yakin bahwa dia berpikiran begitu?"
"Tidak. Aku tak tahu apa-apa tentang hal itu." Elvira bangkit. "Terima kasih,"
katanya. "Anda baik sekali telah menceritakan semua ini pada saya."
"Kurasa seharusnya kau diberi tahu lebih banyak tentang hal itu sebelumnya,"
kata Egerton. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Rasanya tak pada tempatnya saya tak tahu apa-apa,"
kata Elvira. "Soalnya, pikir Oom Derek, saya ini masih anak kecil."
"Yah, dia sendiri sudah agak tua. Aku dan dia sama-sama sudah tua. Jadi harap
kau mengerti jika kami bertindak sesuai dengan umur kami yang sudah lanjut."
Elvira berdiri dan memandangi pria itu untuk beberapa lama. "Tapi Anda sendiri
kan tidak menganggap saya anak kecil?" tanyanya dengan tajam. Lalu
menambahkan, "Saya rasa Anda lebih banyak tahu tentang anak-anak gadis daripada
Oom Derek. Soalnya dia hanya hidup dengan kakaknya." Kemudian
diulurkannya tangannya, dan berkata dengan manis
sekali, "Terima kasih banyak. Mudah-mudahan saja saya tidak mengganggu pekerjaan
Anda." Setelah berkata begitu dia keluar.
Egerton tetap berdiri sambil memandangi pintu yang telah ditutup oleh gadis itu.
Dimonyongkan nya mulutnya, lalu bersiul pendek. Kemudian dia
menggeleng dan duduk lagi. Diambilnya sebuah pena
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
dan diketuk-ketukkannya di meja tulisnya sambil
berpikir. Ditariknya beberapa helai kertas, tapi
didorongnya kembali, lalu dia mengangkat telepon.
"Miss Cordell, tolong hubungkan dengan Kolonel Luscombe. Coba dulu telepon ke
klubnya. Kalau tak ada, baru ke alamatnya yang di Shropshire."
Diletakkannya kembali gagang telepon itu. Ditariknya kembali surat-suratnya,
lalu mulai membaca. Tapi pikirannya tidak terpusat pada apa yang sedang
dilakukannya. Sebentar kemudian teleponnya
berdering. "Kolonel Luscombe sudah saya hubungi, Mr. Egerton."
"Bagus. Hubungkan dia padaku. Halo, Derek. Di sini Richard Egerton. Apa kabar"
Aku baru saja dikunjungi oleh seseorang yang kaukenal. Anak asuhmu."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Elvira, maksudmu?" Derek Luscombe kedengarannya terkejut sekali.
"Ya." "Mengapa" Untuk apa dia mendatangimu" Dia tidak senang dalam kesulitan, kan?"
"Tidak. Kurasa tidak. Sebaliknya, dia kelihatan agak-yah, gembira. Dia ingin
sekali tahu segalanya tentang
keadaan keuangannya."
"Kau kan tidak menceritakannya?" tanya Kolonel Luscombe kuatir.
"Mengapa tidak" Untuk apa dirahasiakan?"
"Yah, mau tak mau aku merasa kurang baik bagi seorang gadis bila dia tahu bahwa
dia akan mendapatkan uang sebanyak itu."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Kalau bukan kita yang menceritakannya, pasti akan ada orang lain yang akan
menceritakannya padanya. Bukankah dia harus dipersiapkan" Uang perlu tanggung jawab."
"Tapi dia boleh dikatakan masih anak-anak."
"Begitukah menurutmu?"
"Apa maksudmu" Dia memang masih anak-anak."
"Menurutku tidak. Siapa pacarnya?"
"Apa?" "Aku bertanya siapa pacarnya. Pasti ada urusan dengan pacarnya, bukan?"
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Sama sekali tidak. Tak ada soal itu. Mengapa kau sampai berpikir begitu?"
"Dia memang tidak mengatakannya dengan terus
terang. Tapi kau kan tahu, aku punya pengalaman.
Kurasa kau pun tahu kalau dia punya pacar."


Hotel Bertram At Bertrams Hotel Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Aku berani jamin kau keliru. Soalnya dia telah dididik dengan cermat sekali,
sekolahnya ketat sekali, dan dia telah melanjutkan pendidikannya di tempat yang
sangat terpilih di Italia. Aku pasti tahu kalau sedang pacaran.
Kuakui bahwa dia pernah bertemu dengan satu atau
dua pemuda yang menyenangkan, tapi bukan seperti
yang kaukatakan itu."
"Yah, pokoknya menurutku ada seorang teman pria-dan nampaknya bukan seorang pria
yang baik-baik." "Tapi mengapa, Richard, mengapa?" Tahu apa kau tentang gadis-gadis?"
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Banyak sekali," kata Egerton datar. "Dalam tahun terakhir ini aku punya tiga
orang klien. Dua di antaranya telah dimasukkan ke dalam Lembaga Pemasyarakatan
Remaja, dan yang satunya lagi telah berhasil
menggertak orang tuanya hingga mereka terpaksa
merestui pernikahannya yang hampir pasti akan
membawa bencana baginya. Mengawasi gadis-gadis
zaman sekarang tidak seperti dulu. Keadaannya sudah sedemikian rupa hingga sulit
sekali mengawasi mereka...." "Tapi percayalah, Elvira telah mendapat pengawasan yang sempurna sekali."
"Akal bulus anak-anak gadis zaman sekarang sukar sekali diperkirakan! Awasi dia
baik-baik. Derek. Tanyai dia apayang pernah dilakukannya."
"Omong kosong. Dia hanya seorang anak gadis yang manis dan sederhana."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Banyak sekali hal-hal yang tak kauketahui tentang seorang gadis manis yang
sederhana! Ibunya saja telah melarikan diri dan membuat skandal-waktu dia masih
lebih muda dari Elvira sekarang-kauingat itu" Sedang si tua Coniston, dia adalah
laki-laki yang paling liar di Inggris ini."
"Kau membuatku cemas, Richard. Aku jadi cemas sekali."
"Jadikanlah itu suatu peringatan bagimu. Ada satu pertanyaannya yang mengganggu.
Mengapa dia begitu ingin tahu siapa yang akan mewarisi uangnya bila dia meninggal?"
"Aneh sekali kau mengatakan hal itu, karena dia menanyakan hal itu pula padaku."
"Begitukah" Mengapa sampai dia berpikir mau mati pada usia muda" Ngomong-omong,
dia juga menanyakan tentang ibunya padaku."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Suara Kolonel Luscombe terdengar kuatir waktu dia
berkata, "Alangkah baiknya bila Bess mau bertemu dengan gadis itu."
"Pernahkah kau berbicara dengannya tentang hal itu-maksudku dengan Bess?"
"Ya, pernah.... Pernah. Aku kebetulan bertemu dengannya. Jelasnya, kami menginap
di hotel yang sama. Kudesak Bess untuk mengatur pertemuan dengan gadis itu."
"Apa jawabnya?" tanya Egerton dengan rasa ingin tahu.
"Dia menolak mentah-mentah. Dia mengatakan bahwa akan berbahaya bila gadis itu
mengenalnya." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Dipandang dari satu segi memang benar juga," kata Egerton. "Sekarang dia sedang
terlibat cinta dengan laki-laki pembalap itu, ya?"
"Aku mendengar desas-desus itu."
"Ya, aku juga mendengar. Aku tak tahu apakah hal itu benar. Kurasa mungkin ada
benarnya. Itu sebabnya dia merasa begitu terhadap anaknya. Teman-teman si Bess
itu kadang-kadang suka melanggar hukum. Tapi dia
benar-benar wanita yang istimewa bukan, Derek"
Wanita yang hebat." "Dia selalu memusuhi dirinya sendiri," kata Derek Luscombe menggeram.
"Tanggapan yang bagus sekali," kata Egerton. "Nah, maafkan aku mengganggumu,
Derek, tapi waspadalah terhadap hal-hal yang tak diinginkan. Jangan sampai kaukatakan tak ada yang
memper-ingatkanmu." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Gagang telepon diletakkannya kembali, dan ditariknya kembali halaman-halaman
surat di atas meja. Kali ini dia bisa memusatkan pikirannya pada apa yang
dikerjakannya. 11 Mrs. McCrae, pengurus rumah tangga Pater
Pennyfather, telah memesan ikan dari Toko Dover
untuk menyambut kedatangan majikannya malam itu.
Ikan Dover yang terkenal gampang sekali memasaknya.
Setelah Pater tiba dengan selamat di rumah, barulah ikan itu dipanggang atau
digoreng. Kalau perlu ikan itu dapat pula disimpan sampai esok harinya. Pater
Pennyfather suka sekali ikan Dover itu. Tapi bila ada telepon atau telegram yang
menyatakan bahwa Pater akan berada di tempat lain pada malam ini, maka Mrs.
McCrae sendiri pun akan dengan senang hati makan
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
ikan Dover itu. Jadi semuanya sudah dipersiapkan untuk menyambut kembalinya
Pater. Ikan Dover itu akan
disusul dengan kue dadar. Ikan itu sudah siap di atas meja dapur, dan adonan kue
dadar sudah siap di dalam baskomnya. Semuanya sudah siap. Barang-barang
tembaga dan porselen mengkilap semua. Tak ada
sebutir debu pun terlihat. Hanya tinggal satu yang kurang. Yaitu Pater sendiri.
Pater dijadwalkan akan datang naik kereta api dari London pukul setengah tujuh.
Pukul tujuh dia belum tiba. Pasti kereta api terlambat.
Pukul setengah delapan dia masih belum kembali. Mrs.
McCrae mendesah kesal. Dia menduga pasti akan
berulang hal yang biasa terjadi. Jam berbunyi pukul delapan, dan pater belum
datang juga. Mrs. McCrae mendesah panjang, dengan rasa putus asa. Pasti
sebentar lagi dia akan menerima telepon, atau mungkin malah tidak sama sekali.
Mungkin Pater telah menulis surat padanya, lalu lupa mengirimkannya.
"Aduh, aduh!" keluh Mrs. McCrae.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Pukul sembilan dia membuat tiga buah kue dadar untuk dirinya sendiri dari adonan
itu. Sedang ikan disimpannya baik-baik di dalam lemari es. "Entah sedang berada
di mana Pater yang baik hati itu sekarang," katanya kepada dirinya sendiri.
Berdasarkan pengalaman, dia menduga bahwa Pater mungkin kesasar di suatu
tempat. Anehnya, dia baru akan menyadari
kesalahannya itu lalu mengirim telegram padanya atau meneleponnya tepat pada
saat dia mau pergi tidur.
"Aku akan menunggu sampai pukul sebelas, tidak lebih lama lagi," kata Mrs.
McCrae. Pukul setengah sebelas adalah jam tidurnya, dan mundur sampai pukul
sebelas masih dianggapnya pantas. Tapi jika sampai pukul
sebelas tak ada apa-apa, tak ada berita dari Pater, maka pada tempatnyalah kalau
Mrs. McCrae mengunci pintu-pintu rumah dan pergi tidur.
Tak dapat dikatakan bahwa dia merasa kuatir. Hal
seperti itu sudah pernah terjadi. Tak ada yang bisa dilakukannya kecuali
menunggu berita. Kemungkinannya banyak sekali. Mungkin Pater
Pennyfather salah naik kereta api, dan setelah tiba di ujung negeri, atau entah
di mana, barulah dia Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
menyadari kekeliruannya itu. Atau mungkin juga dia masih berada di London, salah
melihat tanggal, dan oleh karenanya dia merasa yakin bahwa besok dia baru harus
kembali. Mungkin pula dia bertemu dengan seorang
sahabat, atau beberapa orang sahabat di kongres yang harus dihadirinya itu. Lalu
dia terbujuk untuk tinggal dulu di sana sampai akhir pekan. Mungkin dia berniat
untuk mengabarinya, tapi sama sekali lupa
melakukannya. Jadi, seperti dinyatakan tadi, Mrs.
McCrae tidak merasa kuatir. Padahal lusa teman lama Pater, Wakil Uskup Simmons,
akan datang untuk menginap. Hal semacam itu biasanya diingat oleh Pater, jadi kalau bukan dia
sendiri yang datang, pasti akan ada telegram dari dia besok. Dan paling lambat
lusa dia sudah akan datang atau akan ada surat.
Namun pagi esok harinya tiba tanpa kabar apa pun dari Pater. Baru sekaranglah
Mrs. McCrae mulai gelisah.
Antara pukul sembilan pagi sampai pukul satu siang dia terus memandangi pesawat
telepon dengan rasa bimbang. Mrs. McCrae mempunyai pandangan
tersendiri mengenai pesawat telepon. Dia
menggunakan benda itu dan mengakui manfaatnya, tapi dia sama sekali tak suka
pada telepon. Kadang-kadang dia memang memesan barang-barang keperluan rumah
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
tangganya melalui telepon, meskipun dia jauh lebih suka pergi membelinya
sendiri, karena menurutnya bila kita tidak melihat sendiri apa yang kita beli,
maka pemilik toko pasti akan mencoba menipu kita.
Bagaimanapun juga, telepon berguna untuk keperluan rumah tangga. Sekali-sekali
dia menelepon teman-teman atau sanak saudaranya yang tinggal tak jauh -
meskipun itu jarang dilakukannya. Kalau harus
menelepon jarak jauh, atau ke London, dia sama sekali tak senang. Menurutnya itu
pemborosan. Namun demikian, sekarang dia sedang mempertimbangkan
kemungkinan itu. Akhirnya, setelah sehari berlalu lagi tanpa ada berita dari majikannya,
diputuskannya untuk berbuat sesuatu.
Dia tahu di mana Pater menginap di London. Dia
menginap di Hotel Bertram. Tempat yang kuno tetapi bagus. Mungkin akan lebih
baik bila sekarang dia menelepon dan bertanya tentang Pater. Mungkin
orang-orang di hotel itu tahu di mana Peter berada.
Hotel itu bukan hotel biasa. Dia akan minta
dihubungkan langsung pada Miss Gorringe. Miss
Gorringe itu selalu efisien dan penuh perhatian. Pater mungkin kembali naik
kereta api pukul setengah satu.
Bila demikian halnya, maka dia akan tiba setiap saat.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Tetapi menit-menit berlalu dan masih saja belum ada Pater. Mrs. McCrae menarik
napas panjang, diberanikannya dirinya lalu diputarnya nomor telepon dan minta dihubungkan ke
London. Dia menunggu sambil menggigit bibirnya, dan menempelkan gagang
telepon erat-erat di telinganya.
"Hotel Bertram, selamat pagi," kata sebuah suara.
"Kalau bisa saya ingin bicara dengan Miss Gorringe,"
kata Mrs. McCrae. "Tunggu sebentar. Siapa Anda?"
"Saya Mrs. McCrae, pembantu rumah tangga Pater Pennyfather."
"Tunggu sebentar."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Sebentar kemudian terdengar suara Miss Gorringe yang efisien dan tenang. "Di
sini Miss Gorringe. Apakah Anda pembantu rumah tangga Pater Pennyfather?"
"Benar. Saya Mrs. McCrae "
"Oh, ya. Apa yang dapat saya bantu, Mrs. McCrae?"
"Apakah Pater Pennyfather masih menginap di Hotel Bertram?"
"Saya senang Anda menelepon," kata Miss Gorringe.
"Kami juga agak bingung, apa sebenarnya yang harus kami Lakukan."
"Maksud Anda, telah terjadi sesuatu atas diri Pater Pennyfather" Apakah dia
telah mengalami kecelakaan?"
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Tidak, tidak, bukan begitu. Tapi kami mengharapkan dia kembali dari Lucerne
pada hari Jumat atau hari Sabtu."
"Ya-benar." "Tapi dia tak datang. Yah, sebenarnya tidak
mengherankan. Dia menyewa kamarnya terus sampai
kemarin, tapi sampai kemarin dia tak kembali juga tidak mengirimkan kabar,
padahal barang-barangnya masih
ada di sini. Maksud saya, sebagian besar dari barang-barangnya. Kami tak tahu
apa yang harus kami lakukan dengan barang-barang itu." Ditambahkannya lagi
cepat-cepat, "Kami memang tahu bahwa, eh-Pater agak pelupa."
"Memang benar."
"Hal itu jadi menyulitkan kami. Tamu kami banyak sekali. Dan kamarnya pun
sebenarnya sudah dipesan oleh orang lain." Kemudian dia bertanya, "Apakah Anda tak ada bayangan di mana
dia berada?" Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Dengan nada getir Mrs. McCrae berkata, "Orang itu bisa berada di mana saja!"
Lalu ditenangkannya dirinya sebelum berkata, "Yah, terima kasih, Miss Gorringe."
"Bila ada sesuatu yang bisa saya lakukan...," kata Miss Gorringe menyatakan
kesediaannya untuk membantu.
"Saya pasti akan mendapatkan berita secepatnya," kata Mrs. McCrae. Diucapkannya
terima kasih sekali lagi pada Miss Gorringe, lalu diputuskannya hubungan.
Dia tetap duduk di dekat pesawat telepon. Dia kelihatan bingung- Yang
dikuatirkannya bukanlah keselamatan
Pater, sebab bila dia mendapat kecelakaan dia pasti sudah diberi kabar sekarang.
Dia yakin akan hal itu. Apalagi boleh dikatakan bahwa Pater tak mudah
ditimpa kecelakaan. Mrs. McCrae menyebutnya 'orang yang agak kacau pikirannya',
dan agaknya orang-orang demikian selalu dilindungi oleh nasib baik. Meskipun
mereka sembrono dan tak cermat, mereka selalu
selamat, biar sedang menyeberangi jalan yang ramai Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
sekalipun. Tidak, dia tidak membayangkan Pater
Pennyfather terbaring mengerang-erang di rumah sakit.
Dia pasti berada di suatu tempat, dan pasti sedang mengobrol dengan santainya
dengan seorang temannya. Mungkin juga dia masih berada di luar
negeri. Kesulitannya adalah bahwa Wakil Uskup
Simmons akan datang malam ini. Dan tamu itu tentu
mengharapkan tuan rumah yang menyambutnya. Dia
tak pula bisa membatalkan kedatangan Wakil Uskup
Simmons, karena dia tak tahu di mana orang itu berada.
Semuanya serba sulit. Tetapi sebagaimana semua
kesulitan, ada pula segi cerahnya. Segi cerah itu adalah Wakil Uskup Simmons
sendiri. Wakil Uskup Simmons
pasti tahu apa yang harus dilakukan. Dia akan
menyerahkan urusan itu ke tangan tamunya itu.
Wakil Uskup Simmons berlawanan sekali dengan
majikannya. Dia tahu pasti ke mana dia akan pergi dan apa yang sedang
dilakukannya. Dan dengan sikapnya
yang ceria, dia tahu apa yang harus dilakukannya, dan dia melakukannya dengan
yakin pula. Dia seorang biarawan yang penuh percaya diri.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Ketika Wakil Uskup Simmons tiba, dia disambut oleh Mrs. McCrae yang penuh dengan
penjelasan, permintaan maaf, dan kebingungan. Biarawan itu


Hotel Bertram At Bertrams Hotel Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

bagaikan batu karang yang kuat. Dia sama sekali tidak menjadi bingung.
"Tak usah kuatir, Mrs. McCrae," katanya dengan ramah.
Kemudian dia duduk akan makan, yang sudah disiapkan Mrs. McCrae untuk menyambut
kedatangannya. "Akan kita cari orang linglung itu sampai ketemu. Pernahkah Anda
mendengar tentang Chesterton" G.K. Chesterton, penulis itu, Anda pasti tahu.
Pada suatu hari, ketika dia sedang dalam perjalanan untuk mengadakan ceramah,
dia mengirim telegram pada istrinya, yang berbunyi,
"Aku ada di Stasiun Crewe. Aku mau ke mana, sih?"
Wakil Uskup Simmons tertawa. Mrs. McCrae ikut
tertawa, sekadar basa-basi. Menurutnya itu bukan
lelucon, karena hal yang persis seperti itulah yang mungkin sedang dilakukan
oleh Pater Pennyfather. "Wah," kata Wakil Uskup Simmons memuji, "daging sapi goreng Anda ini enak
sekali! Anda memang juru masak Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
yang hebat, Mrs. McCrae. Mudah-mudahan saja
sahabat saya itu tak lupa menghargai Anda."
Mrs. McCrae memang ingat bahwa daging sapi goreng
merupakan makanan kegemaran Wakil Uskup Simmons.
Setelah itu disusul pula dengan makanan penutup
kegemarannya, yaitu puding kastil dengan saus arbei.
Setelah selesai makan, pria yang baik hati itu segera memulai sungguh-sungguh
berusaha mencari jejak sahabatnya yang hilang. Dengan bersemangat dia
menggunakan telepon beberapa kali tanpa memikirkan biayanya sama sekali, hingga
membuat Mrs. McCrae mengerutkan dahinya karena kuatir. Namun dia tidak bisa menyalahkan penggunaan
itu, karena majikannya memang benar-benar harus dilacak.
Pertama-tama dia mencoba menghubungi saudara
perempuan Pater Pennyfather, yang tak pernah terlalu memperhatikan saudaranya
itu. Dan sebagaimana yang diharapkan, dia sama sekali tak punya bayangan di
mana Pater berada. Setelah gagal di situ, Wakil Uskup menyebarkan jaringannya
lebih luas lagi. Sekali lagi dia menghubungi Hotel Bertram, dan mendapatkan
penjelasan yang sangat terinci. Pater Pennyfather
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
benar-benar telah pergi dari situ pada awal malam
tanggal sembilan belas. Dia membawa tas pakaian
B.E.A. yang kecil, tapi barang-barangnya yang lain masih ditinggal di kamarnya,
yang masih tetap disewanya. Dia berkata bahwa dia akan menghadiri semacam
kongres di Lucerne. Dari hoteL dia tak langsung pergi ke
lapangan terbang. Petugas penjaga pintu yang
mengenalinya telah membantunya naik taksi, dan dia mendengar Pater minta diantar
ke Restoran Athenaeum. Itulah kali terakhir seseorang di Hotel Bertram melihat Pater
Pennyfather. Oh, ya, ada satu hal kecil-dia tidak meninggalkan kunci kamarnya di
meja resepsionis. Kunci itu dibawanya. Tapi hal itu bukan pertama kali terjadi.
Wakil Uskup Simmons berhenti untuk berpikir sebentar.
Lalu dia menelpon Lagi. Dia bisa saja menelepon semua perusahaan penerbangan
yang ada di London. Tapi itu akan makan waktu lama.
Mungkin ada jalan pintas. Dia lalu menelepon Dr.
Weissgarten, seorang sarjana bahasa Ibrani, yang boleh dipastikan ikut
menghadiri kongres itu. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Dr. Weissgarten ada di rumahnya. Segera setelah
didengarnya siapa yang berbicara dengannya, dia
langsung menyemburkan kata-kata kritik yang
mencemoohkan terhadap dua makalah yang dibahas
dalam kongres di Lucerne itu.
"Sama sekali tak bermutu makalah si Hogarov itu,"
katanya. "Sama sekali tak bermutu. Entah bagaimana dia bisa berhasil mengikuti
kongres itu. Dia sama sekali bukan seorang sarjana. Tahukah kau apa yang
sebenarnya dikatakannya?"
Wakil Uskup mendesah dan terpaksa harus mengambil
tindakan tegas. Kalau tidak, besar kemungkinannya
bahwa sepanjang malam itu waktunya akan habis untuk mendengarkan kritik-kritik
sesama sarjana dalam kongres di Lucerne itu. Dengan susah-payah akhirnya Dr. Weissgarten bisa diajak
membicarakan soal-soal yang lebih pribadi.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Pennyfather?" katanya. "Pennyfather" Ya, seharusnya dia juga hadir di sana. Aku
tak mengerti mengapa dia tak hadir di sana. Katanya dia akan datang. Seminggu
sebelum kongres, waktu aku bertemu dengannya di
Athenaeum dia berkata bahwa dia akan hadir."
"Maksudmu dia sama sekali tak menghadiri kongres itu?"
"Itulah yang baru saja kukatakan. Dia seharusnya hadir di sana."
"Tahukah kau mengapa dia tak hadir" Adakah dia mengirimkan alasannya?"
"Bagaimana aku tahu" Dia benar-benar berkata bahwa dia akan hadir. Ya, sekarang
aku ingat. Dia diharapkan hadir. Ada beberapa orang yang mengungkapkan
ketidakhadirannya itu. Mereka pikir, mungkin dia
menggigil kedinginan atau bagaimana. Soalnya
cuacanya memang buruk sekali." Lalu dia ingin mulai lagi mengeluarkan kritik-
kritiknya mengenai teman-Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
temannya sesama sarjana, teapi Wakil Uskup Simmons memutuskan hubungan.
Dia telah mendapatkan sebuah fakta, tapi fakta itu justru untuk pertama kalinya
menimbulkan rasa kuatir dalam dirinya. Pater Pennyfather tidak hadir di kongres
Lucerne. Dia berniat untuk pergi ke kongres itu. Wakil Uskup merasa heran sekali
mengapa dia tak hadir. Tentu ada kemungkinan dia keliru naik pesawat
terbang, tapi biasanya biro perjalanan B.E.A. sangat cermat. Mereka pasti akan
mencegah terjadinya kemungkinan semacam itu. Mungkinkah Pater
Pennvfather lupa hari apa dia sebenarnya harus
berangkat ke kongres itu" Mungkin, pikirnya. Tapi bila demikian halnya, ke mana
dia pergi sebenarnya"
Dia lalu menghubungi lapangan terbang. Dalam
usahanya itu dia harus banyak sabar menunggu dan
diminta menghubungi satu bagian lalu dilempar ke
bagian lain lagi. Akhirnya diperolehnya juga kenyataan yang pasti. Pater
Pennyfather benar telah membeli tiket pesawat yang akan berangkat ke Lucerne
pada pukul sembilan lewat empat puluh menit malam, tanggal
delapan belas. Tapi dia tak ada di pesawat terbang itu.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Kita sudah maju selangkah," kata Wakil Uskup Simmons pada Mrs. McCrae, yang
hilir-mudik saja di belakangnya. "Coba ya, siapa lagi yang akan
kuhubungi?" "Semua pembicaraan dengan telepon ini akan makan biaya banyak sekali," kata Mrs.
McCrae. "Memang. Memang begitu," kata Wakil Uskup Simmons. "Tapi bukankah kita harus
mencari jejaknya" Dia tak muda lagi." "Aduh. Anda kan tidak berpikir bahwa sesuatu benar-benar telah terjadi atas
dirinya?" "Yah, kuharap saja tidak... tapi kurasa tidak. Sebab kalau itu terjadi, saya
rasa Anda pasti sudah diberi kabar. Dia-eh-dia selalu membawa nama dan
alamatnya, bukan?" Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Oh, ya, dia membawa bermacam-macam kartu. Dia juga membawa bermacam-macam surat
dalam dompetnya." "Nah, kalau begitu saya rasa tak mungkin dia berada di rumah sakit," kata Wakil
Uskup. "Oh, ya, waktu dia meninggalkan hotel, dia naik taksi ke Athenaeum. Saya
akan menelepon restoran itu."
Dari tempat itu dia mendapatkan informasi yang
meyakinkan. Pater Pennyfather, yang terkenal di
restoran itu, pada tanggal sembilan belas malam makan malam di situ pada pukul
setengah delapan. Pada saat itulah Wakil Uskup baru menyadari sesuatu yang tak terpikirkan olehnya
sampai saat itu. Tiket pesawat terbangnya adalah untuk tanggal delapan
belas, tetapi Pater berangkat dari Hotel Bertram naik taksi ke Athenaeum setelah
lebih dulu mengatakan bahwa dia akan pergi ke Lucerne untuk mengikuti
kongres pada tanggal sembilan belas. Dia mulai melihat titik terang. Goblok
sekali aku, kau Wakil Uskup
mengumpat dirinya sendiri, upi dia menjaga supaya dia Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
tidak mengucapkannya nyaring-nyaring di hadapan Mrs.
McCrae. "Rupanya dia salah tanggal. Kongres itu diadakan tanggal sembilan belas.
Aku tahu betul itu. Dia pasti mengira bahwa dia berangkat pada tanggal
delapan belas. Dia keliru sehari."
Berikutnya dia mereka-reka dengan cermat sekali Pater itu pergi ke Athenaeum,
dia makan malam di sana, lalu dia pergi ke Lapangan Udara Kensington. Di sana
pasti diberitahukan padanya bahwa tiketnya adalah untuk
hari sebelumnya, dan dia lalu menyadari bahwa kongres yang seharusnya
dihadirinya sudah selesai.
"Itulah yang terjadi," kau Wakil Uskup Simmons. "Lalu kalau memang begitu,"
katanya pada Mrs. McCrae yang sependapat bahwa itu memang mungkin, "apa yang
terjadi kemudian?" "Dia kembali ke hotelnya," kata Mrs. McCrae.
"Dia tidak akan langsung kembali pulang -maksud saya tidak akan langsung pergi
ke stasiun." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Memang tak mungkin, sebab barang-barangnya masih tertinggal di hotel. Paling
tidak dia menelepon ke hotel itu meminta supaya barang-barangnya diantar."
"Benar sekali," kata Simmons. "Baiklah. Kita bayangkan jalan kejadiannya begini.
Dia berangkat ke lapangan udara, membawa tas kecilnya, lalu kembali ke hotel,
atau setidaknya punya niat untuk kembali ke hotelnya.
Mungkin dia lalu pergi makan malam-eh tidak, dia
sudah makan di Athenaeum. Baiklah, dia kembali ke
hotel. Tapi dia tak pernah tiba di sana." Dia berhenti sebentar, lalu berkata
dengan ragu-ragu, "Benarkah itu"
Agaknya tak ada seorang pun yang melihatnya di hotel.
Jadi apa yang telah terjadi atas dirinya di jalan?"
"Mungkin dia bertemu dengan seseorang," kata Mrs.
McCrae ragu-ragu pula. "Ya. Mungkin sekali. Seorang sahabat lama yang sudah lama tak bertemu
dengannya.... Mungkin dia lalu ikut ke hotel sahabatnya itu, atau ke rumah
sahabat itu. Tapi Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
masakan dia tinggal disana sampai tiga hari" Masakan sampai tiga hari penuh dia
lupa bahwa barang-barangnya masih ada di hotel" Pasti dia menelepon
hotel, meminta barang-barang dikirimkan, atau kalau dia sedang benar-benar
linglung dia akan langsung
pulang. Tiga hari tanpa berita. Itulah yang tak bisa dimengerti."
"Kalau dia mengalami kecelakaan..."
"Ya, Mrs. McCrae. Itu tentu mungkin saja. Kita bisa bertanya ke rumah-rumah
sakit. Kata Anda dia selalu membawa banyak surat-surat pengenal" Hm-kalau
begitu, saya rasa hanya ada satu hal yang harus kita lakukan."
Mrs. McCrae memandanginya tanpa mengerti
maksudnya. "Saya rasa," kata Wakil Uskup dengan halus, "kita harus memberi tahu polisi."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
12 Miss Marple tidak mengalami kesulitan untuk
bersenang-senang selama berada di London. Banyak
sekali yang dilakukannya, yaitu hal-hal yang selama ini dalam kunjungan-
kunjungan singkatnya ke ibu kota itu selalu tak sempat dilakukannya. Tapi sangat
disayangkan bahwa dia tidak memanfaatkan
kesempatan itu untuk menikmati atraksi-atraksi
kebudayaan, yang sebenarnya bisa dilakukannya. Tak ada sanggar lukisan yang
dikunjunginya, tidak pula museum. Bahkan tak terpikir olehnya untuk nonton
suatu peragaan pakaian atau semacamnya. Yang
dikunjunginya adalah toko-toko besar yang menjual
barang-barang kaca, porselen, dan barang-barang linen untuk keperluan rumah
tangga. Dia juga sempat membeli barang-barang perabot rumah tangga pilihan.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Setelah membelanjakan cukup banyak uang untuk
membeli barang-barang keperluan rumah tangga itu,
dia mengunjungi tempat-tempat yang disenanginya. Dia pergi ke tempat-tempat dan
toko-toko yang diingatnya dari masa mudanya, kadang-kadang hanya karena ingin
tahu dan melihat apakah tempat-tempat itu masih ada.
Untuk hal-hal semacam itu selama ini dia tak pernah sempat, jadi kesempatan kali
ini benar-benar dinikmatinya. Setelah tidur sebentar seusai makan
siang, dia pergi lagi. Sedapat mungkin dia selalu
menghindari perhatian dari petugas penjaga pintu,
karena menurut laki-laki itu seorang wanita seusia dia dan serapuh dia harus
selalu naik taksi. Padahal Miss Marple lebih suka naik bus atau kereta api bawah
tanah. Untuk itu dia membeli sebuah buku petunjuk kecil
mengenai bus-bus dan rute-rutenya-juga sebuah buku tentang sistem kereta api
bawah tanah. Dia juga selalu merencanakan perjalanannya dengan cermat. Pada
suatu petang dia terlihat sedang berjalan dengan
senangnya sambil bernostalgia, mengelilingi Evelyn Gardens di Onslow Square.
Maka dia pun bergumam perlahan-lahan, "Ya, itu rumah Mrs. Van Dylan.
Sekarang tentu sudah berubah. Kelihatannya mereka
telah mengubah modelnya. Wah, kulihat belnya ada
empat buah. Berarti tempat itu telah terbagi menjadi Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
empat flat. Tanah lapang itu memang sejak dulu kuno tetapi bagus."
Dengan wajah agak malu dia mengunjungi gedung
Madame Tussaud. Dia ingat benar bahwa dia senang
sekali bila berkunjung ke tempat itu waktu dia masih kecil. Di Westbourne Grove
dia mencari Toko Bradley, tapi sia-sia. Dulu Bibi Helen selalu pergi ke Toko
Bradley untuk membeli jaket dari kulit anjing laut.
Biasanya Miss Marple tidak begitu suka hanya melihat-lihat barang-barang yang
dipajang. Tapi kali ini dia menghabiskan banyak waktu dengan senang, berkeliling
melihat-lihat pola-pola rajutan, bermacam-macam jenis wol rajut yang baru, dan
barang-barang lain semacamnya. Secara khusus, dia mengunjungi
Richmond untuk melihat rumah yang pernah didiami
oleh Kakek Thomas, pensiunan admiral. Terasnya yang indah masih ada, tapi juga
di sini agaknya setiap rumah sudah diubah menjadi flat-flat. Jauh lebih
menyedihkan lagi adalah rumah di Lowndes Square, di mana seorang sepupu jauhnya,
Lady Merridew, pernah tinggal dengan penuh gaya. Di tempat itu kini terdapat
sebuah bangunan pencakar langit yang luas sekali dengan
Koleksi ebook inzomnia

Hotel Bertram At Bertrams Hotel Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

http://inzomnia.wapka.mobi
rancangan modern. Miss Marple menggeleng dengan
sedih, dan berkata dengan tegas pada dirinya sendiri,
"Kuakui memang harus ada kemajuan. Tapi bila Kak Ethel tahu, aku yakin dia akan
bangkit dari kuburnya."
Pada suatu petang yang sangat menyenangkan, Miss
Marple naik bus yang membawanya ke Battersea
Bridge. Ketika mengunjungi Battersea Bridge itu
kegembiraannya berlipat ganda, karena dia kepingin melihat-lihat rumah-rumah
bangsawan Princes Terrace, di mana bekas guru privatnya tinggal. Tapi keinginan
itu gagal, karena rumah Miss Ledbury sudah lenyap tanpa bekas. Di tempat itu
kini berdiri bangunan beton yang berkilat. Miss Marple berbalik lalu masuk ke
Taman Battersea. Dia selalu suka dan kuat berjalan kaki. Tapi harus diakuinya
bahwa sekarang kekuatannya berjalan tidak lagi seperti dulu.
Berjalan setengah mil saja sudah cukup membuatnya
letih. Menurut perhitungannya dia akan kuat menjalani taman itu, lalu keluar ke
Chelsea Bridge, dan dia akan menemukan rute bus yang menguntungkan. Tapi
langkahnya makin lama makin lambat, dan dia merasa Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
senang ketika tiba di sebuah warung minum teh yang terletak di tepi danau.
Orang masih menghidangkan teh di situ, meskipun
musim gugur sudah dingin sekali. Hari itu tak banyak orang di situ, hanya
beberapa ibu dengan membawa
kereta dorong bayi-bayi mereka, dan beberapa pasang muda-mudi yang berpacaran.
Miss Marple mengambil sebuah nampan dengan teh dan dua potong kue busa.
Dibawanya nampannya dengan hati-hati ke sebuah
meja, lalu dia duduk. Tehnya tepat benar seperti yang dibutuhkannya. Panas,
kental, dan dapat memulihkan tenaga. Setelah tenaganya pulih, dia melihat ke
sekelilingnya. Tiba-tiba matanya terhenti di sebuah meja dan duduknya jadi makin
tegak. Lagi-lagi suatu kebetulan yang aneh sekali. Aneh sekali! Mula-mula di
Toserba Army And Navy, dan sekarang disini. Tempat-tempat yang aneh-aneh yang
dipilih oleh dua orang itu!
Tapi tidak! Dia keliru. Miss Marple mengeluarkan
kacamata yang satunya, yang lebih terang, dari tasnya.
Ya, dia keliru. Tapi memang mirip. Rambut yang lurus dan panjang itu sama, tapi
ini bukan Bess Sedgwick. Dia jauh lebih muda. Ya, tentu! Itu adalah putrinya!
Gadis yang datang ke Hotel Bertram dengan teman Lady
Selina Hazy, yaitu Kolonel Luscombe. Tapi teman laki Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
lakinya itu adalah orang yang makan siang bersama
Lady Sedgwick di Toserba Army and Navy dulu. Tak
diragukan lagi. Anak muda tampan yang memberikan
kesan seperti seekor burung elang, yang bertubuh kurus dan berpenampilan keras
dan liar, dan-ya, benar-benar jantan.
"Dia jahat," kata Miss Marple sendiri. "Dia benar-benar jahat! Kejam! Dia tak
mengenal belas kasihan. Aku tak suka melihatnya. Mula-mula ibunya, sekarang
putrinya. Apa artinya ini?" Itu berarti sesuatu yang tak baik. Miss Marple yakin itu.
Miss Marple jarang menilai seseorang dengan ragu-
ragu. Dia lebih sering menilai yang terburuk, dan
sembilan dari sepuluh penilaiannya ternyata benar. Dia yakin bahwa kedua
pertemuan itu adalah pertemuan
rahasia. Diperhatikannya keduanya duduk dengan
membungkuk di atas meja, hingga kepala mereka
hampir bersentuhan. Diperhatikannya pula betapa
asyiknya mereka berbicara. Wajah gadis itu-Miss Marple menanggalkan kacamatanya,
menggosok-gosok lensanya dengan cermat, lalu memasangnya lagi. Ya, gadis itu sedang jatuh cinta.
Jatuh cinta setengah mati.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Hanya anak-anak muda yang bisa jatuh cinta seperti itu.
Tapi bagaimana para walinya itu membiarkannya
berkeliaran di London dan mengadakan pertemuan
gelap di Taman Battersea ini" Padahal dia seorang gadis manis yang berkelakuan
baik dan berpendidikan tinggi.
Pasti dia telah mendapat pendidikan yang terlalu baik!
Mungkin para walinya mengira bahwa dia sedang
berada di suatu tempat yang lain. Dia tentunya
berbohong. Dalam perjalanannya keluar, Miss Marple melewati
tempat duduk mereka. Dia berjalan perlahan-lahan
sekali, tanpa terlalu kentara. Sayangnya suara mereka demikian halusnya, hingga
dia tak bisa mendengar apa yang mereka katakan. Yang laki-laki sedang berbicara,
si gadis mendengarkan dengan agak senang, tapi juga
agak takut. Mungkinkah mereka membuat rencana akan lari" pikir Miss Marple.
Gadis itu masih di bawah umur.
Miss Marple melewati pintu pagar yang kecil dan
langsung keluar ke trotoar taman. Ada beberapa mobil yang parkir di situ. Miss
Marple berhenti di dekat salah satu mobil. Dia tidak begitu tahu tentang mobil-
mobil, tapi mobil yang satu ini jarang dilihatnya. Jadi mobil itu Koleksi ebook
inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
telah menarik perhatiannya dan diingatnya. Dia pernah mendapatkan sedikit
penjelasan mengenai mobil-mobil model begini dari seorang cucu keponakannya yang
gemar mobil. Itu adalah sebuah mobil balap. Mobil itu buatan luar negeri-
sekarang ini dia tak ingat namanya.
Bukan hanya itu, dia juga sudah pernah melihat mobil ini atau yang serupa benar
dengan yang ini. Baru kemarin dia melihatnya di sebuah jalan kecil di dekat Hotel Bertram. Mobil itu
telah menarik perhatiannya, bukan hanya karena besarnya dan penampilannya yang
hebat dan luar biasa, tapi juga karena nomor polisinya telah menimbulkan suatu
kenangan yang samar. Ada semacam kaitan dengan ingatannya. Nomornya FAN
2266. Itu membuatnya teringat pada saudara
sepupunya Fanny Godfrey. Fanny yang malang, yang
gagap, yang berkata, "A-aku punya-d-dua-b-bin-bintik...."
Miss Marple berjalan terus dan melihat ke nomor polisi mobil itu. Ya, dia benar.
Nomor itu FAN 2266. Jadi itu mobil yang sama dengan yang pernah dilihatnya.
Dengan langkah-langkah yang makin lama makin
menyiksa, Miss Marple tiba di seberang lain Jembatan Chelsea, sambil masih
tenggelam dalam renungan yang dalam. Dia demikian letihnya, hingga langsung
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
memanggil taksi yang dilihatnya. Dia merasa khawatir karena merasa ada sesuatu
yang harus dilakukannya sehubungan dengan suatu perkara. Tapi apa urusan itu, dan apa yang harus
dilakukannya" Semuanya samar
sekali. Dalam keadaan linglung dia membaca sesuatu yang ada pada papan berita,
yang berbunyi: PERKEMBANGAN SENSASIONAL MENGENAI
PERAMPOKAN KERETA API. PENGAKUAN DARI MASINIS.
Bukan main! pikir Miss Marple. Agaknya setiap hari ada perampokan bank atau
perampokan kereta api, atau
perampasan uang gaji orang.
Kejahatan makin lama makin meningkat.
13 Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Inspektur Kepala Fred Davy, yang penampilannya
mengingatkan orang pada seekor kumbang besar,
sedang berjalan berkeliling di ruang Bagian Pelacakan Kejahatan sambil
bersenandung. Itu ciri khasnya yang sudah terkenal, dan tidak lagi menarik
perhatian banyak orang. Paling-paling orang hanya akan berkata, "Ayah sedang
mengincar mangsanya lagi."
Dalam perjalanan pengintaiannya itu sampailah
akhirnya dia ke ruangan di mana Inspektur Campbell sedang duduk di balik meja
kerjanya dengan air muka bosan. Inspektur Campbell adalah seorang pria muda yang
penuh semangat, dan pekerjaannya dianggapnya
membosankan sekali. Namun dia berhasil menjalankan tugas-tugas yang diserahkan
padanya dengan baik. Para atasan suka padanya, dan menurut penilaian mereka dia
akan berhasil, dan mereka terus memberinya dorongan.
"Selamat pagi, Sir," kata Inspektur Campbell dengan sopan, waktu Ayah memasuki
ruang kerjanya. Inspektur Kepala Davy tentulah disebutnya 'Ayah' juga di
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
belakangnya, karena semua orang menyebutnya begitu.
Tapi dia belum cukup senior untuk menyebutnya "Ayah"
di hadapannya secara langsung.
"Adakah sesuatu yang bisa saya bantu, Sir?" tanyanya.
"Tra-la-la, bum, bum." Inspektur Kepala bersenandung dengan nada sumbang.
"Mengapa orang menyebutku Mary, padahal namaku Miss Gibbs?" Setelah tanpa
disangka-sangka menyanyikan lagu lama yang lucu itu, ditariknya sebuah kursi,
lalu duduk. "Sibuk?" tanyanya.
"Lumayan." "Kau harus menyelesaikan suatu perkara kehilangan, kan" Sehubungan dengan sebuah
hotel, bukan" Apa ya nama hotel itu" Hotel Bertram. Betul?"
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Ya. Benar, Sir. Hotel Bertram."
"Apakah hotel itu telah melanggar peraturan mengenai izin jam-jam buka" Atau
adakah urusan dengan 'wanita-wanita panggilan'?"
"Oh, tidak, Sir," kata Inspektur Campbell. Dia agak terkejut karena Hotel
Bertram dihubung-hubungkan
dengan hal begituan. "Hotel itu adalah tempat yang baik-baik, tenang, dan kuno."
"Apakah sekarang juga begitu?" tanya Ayah. "Ya, apakah masih begitu sekarang"
Benar-benar menarik"
Inspektur Campbell heran mengapa hal itu dianggap
menarik. Tapi dia tak mau bertanya, dia takut-soalnya para atasan mudah sekali
marah sejak perampokan kereta api pos yang sangat berhasil dilakukan penjahat itu. Dia memandang wajah
Ayah yang besar, kasar, dan seperti muka sapi itu. Dan seperti dulu-dulu, dia
bertanya-tanya bagaimana Inspektur Kepala Davy bisa mencapai kedudukannya yang
sekarang ini, dan Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
mengapa dia dijunjung begitu tinggi di departemen
mereka. Kurasa dia hebat waktu dia masih muda, pikir Inspektur Campbell. Banyak
orang lain yang cukup pandai yang sebenarnya sudah pantas mendapat
promosi, kalau saja orang-orang tua seperti dia ini sudah disingkirkan. Tapi
orang tua itu sudah mulai menyenandungkan sebuah lagu lagi, dan kadang-kadang di
sana-sini diselingi sepatah dua patah kata.
"Coba katakan, orang asing yang baik, masih adakah orang-orang sepertimu di
negerimu?" Begitu nyanyian Ayah perlahan-lahan, tapi tiba-tiba suaranya meninggi
dan menyanyikan, "Ada beberapa pemuda yang baik, dan gadis-gadis yang lebih
manis yang tak Anda kenal.
Ah, aku salah, bukan begitu. Aku bingung. Bagaimana ya" Floradora. Pertunjukan
yang bagus sekali." "Kalau tak salah, saya pernah mendengarnya," kata Inspektur Campbell.
"Ibumu pasti pernah meninabobokkan kau dengan lagu itu waktu kau masih dalam
ayunan," kata Inspektur Kepala Davy. "Nah, apa sih sebenarnya yang terjadi di
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Hotel Bertram" Siapa yang hilang, bagaimana dan
mengapa?" "Seorang pater yang bernama Pennyfather, Sir. Dia sudah tua."
"Perkara yang membosankan, ya?"
Inspektur Campbell tersenyum. "Benar, Sir, memang agak membosankan."
"Bagaimana dia?"
"Pater Pennyfather itu?"
"Ya-kau pasti punya gambaran tentang dia, bukan?"
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Tentu." Campbell mencari-cari di antara kertas-kertasnya, lalu membaca," Tinggi
1.70 meter. Rambut lebat beruban-jalan membungkuk...."
"Dan dia hilang dari Hotel Bertram-kapan?"
"Kira-kira seminggu yang lalu-tanggal sembilan belas November."
"Dan mereka baru saja melaporkannya. Santai sekali mereka, ya?"
"Yah, saya rasa semua orang mengira bahwa dia akan muncul kembali."
"Apakah kau punya bayangan adanya sesuatu di balik peristiwa itu?" tanya Ayah.
"Mungkinkah seorang pria yang begitu takut pada Tuhan tiba-tiba melarikan diri
dengan istri salah seorang penjaga gereja" Atau apakah dia minum-minum dengan
sembunyi-sembunyi, atau apakah dia telah menggelapkan dana gereja" Atau
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
apakah dia orang tua linglung yang memang biasa
begitu?" "Yah, dari apa yang sudah saya dengar, Sir, saya rasa yang terakhir itulah yang
benar. Dulu pun dia pernah begitu."
"Apa" Menghilang dari sebuah hotel terhormat di daerah West End?"
"Bukan. Bukan begitu. Tapi dia sering tak pulang pada waktu yang sudah
dijanjikannya. Kadang-kadang dia
muncul saja di rumah teman-temannya dan menginap
di sana, padahal dia tidak diajak. Sebaliknya, dia tak muncul pada saat orang
mengharapkan kehadirannya.
Begitulah dia." "Ya," kata Ayah. "Ya. Kedengarannya baik sekali dan wajar, dan berdasarkan
rencana, bukan" Kapan
tepatnya dia hilang, katamu tadi?"
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Hari Kamis, tanggal sembilan belas November. Dia seharusnya pergi untuk
menghadiri suatu kongres di...."-dia menunduk dan membaca kertas yang ada di atas meja kerjanya-"oh, ya,
di Lucerne. Kongres Perkumpulan Pengamat Sejarah Injil. Begitulah
terjemahannya. Saya rasa perkumpulan itu ada di
Jerman." "Dan diadakan di Lucerne" Dan orang tua itu-kalau tak salah, dia orang tua,
katamu, ya?" "Saya dengar umurnya enam puluh tiga tahun, Sir."
"Orang tua itu tak muncul, bukan?"
Inspektur Campbell menarik kertas-kertas yang ada di hadapannya dan memberikan
pada Ayah fakta-fakta yang didapatkannya. "Kedengarannya tak mungkin dia melarikan diri dengan seorang anak laki-laki dari
paduan suara gereja," kata Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
Inspektur Kepala Davy sambil memperhatikan kertas-
kertas itu. "Saya rasa dia akan muncul sendiri nanti," kata Campbell, "tapi kami tentu harus
menyelidikinya juga. Apakah Anda-eh-menaruh perhatian khusus dalam
perkara itu, Sir?" Dia tak bisa menahan rasa ingin tahunya dalam hal itu.
"Tidak," kata Davy sambil berpikir. "Tidak, aku tidak tertarik pada perkara itu.
Aku tak melihat adanya

Hotel Bertram At Bertrams Hotel Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sesuatu yang menarik dalam perkara itu."
Keduanya berdiam diri. Tapi keheningan itu terasa sarat dengan kata-kata.
"Jadi?" kata Inspektur Campbell, dengan nada yang sudah sangat terlatih.
"Yang membuatku tertarik," kata Ayah, "adalah tanggalnya. Dan Hotel Bertram itu
tentu." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Hotel itu dikelola dengan baik, Sir. Tak ada masalah di situ."
"Bagus sekali," kau Ayah. Kemudian dia berkata lagi sambil merenung, "Aku ingin
sekali pergi melihat tempat itu."
"Silakan, Sir," kata Inspektur Campbell. "Kapan saja Anda suka. Saya sendiri
juga punya rencana untuk pergi ke sana."
"Kalau begitu sebaiknya aku ikut kau saja," kata Ayah.
"Bukannya mau mencampuri urusanmu, sama sekali tidak. Aku hanya ingin melihat
tempat itu. Dan hilangnya wakil uskupmu itu, atau entah apalah dia, merupakan suatu alasan yang
tepat. Tak usah menyebutku 'Sir' kalau kita di sana-kau harus bersikap berwibawa. Aku hanya
pengikutmu saja." Inspektur Campbell jadi tertarik.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Apakah menurut Anda ada sesuatu yang mungkin bersangkut-paut dengan sesuatu
yang lain lagi?" "Sejauh ini, belum ada alasan untuk berpikiran begitu,"
kata Ayah. "Tapi kau tahu bagaimana biasanya. Orang sering punya pikiran yang
aneh-aneh, begitu bukan"
Bagaimanapun juga, Hotel Bertram itu rasanya terlalu baik untuk yang begituan."
Dia kembali bersikap seperti kumbang, dan
menyanyikan lagu Let's All Co Down the Strand.
Kemudian kedua perwira detektif itu pergi bersama-
sama. Campbell mengenakan setelan resmi yang bagus (perawakannya sangat bagus
pula), sedang Inspektur Kepala Davy hanya mengenakan setelan triko dan
nampak seperti seseorang yang baru kembali dari desa.
Mereka cocok sekali. Hanya mata Miss Gorringe yang tajam, yang diangkatnya dari
buku kasnya, yang bisa mengenali mereka dalam kedudukan mereka
sebenarnya dan memberi hormat pada mereka. Karena
dia sendiri yang telah melaporkan tentang hilangnya Pater Pennyfather, dan telah
pula berbicara dengan Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
salah seorang petugas polisi yang lebih rendah
pangkatnya, maka dia memang mengharapkan
kedatangan mereka. Dia berbisik halus pada asistennya, seorang gadis
berwajah serius. Gadis itu biasa bekerja di belakangnya, tak jauh dari dia. Kini
gadis itu maju ke depan dan menggantikan melayani tamu-tamu, sedang Miss
Gorringe diam-diam menggeser agak lebih jauh dari
meja resepsionis itu, lalu melihat pada kedua orang pria itu. Inspektur Campbell
meletakkan kartunya di atas meja di depan Miss Gorringe, dan wanita muda itu
mengangguk. Lalu dia memandang melewati Inspektur
Campbell, ke arah orang yang mengenakan setelan triko di belakangnya. Dilihatnya
bahwa orang itu sudah pindah agak ke tepi dan sedang memperhatikan ruang duduk dan orang-orang yang
ada di situ. Kelihatannya dia memperhatikan dengan rasa senang yang polos
pada kumpulan orang dari kalangan atas yang
berpendidikan baik, dengan kegiatannya masing-
masing. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Apakah Anda lebih suka kita masuk ke kantor?" tanya Miss Gorringe. "Mungkin di
sana kita bisa berbicara dengan lebih leluasa."
"Ya, saya rasa itulah yang terbaik."
"Bagus sekali tempat Anda ini," kata pria yang besar, yang wajahnya seperti sapi
itu. Dia menoleh pada Miss Gorringe. "Juga nyaman," tambahnya, sambil melihat
dengan senang ke perapian yang besar. "Nyamannya seperti di masa silam."
Miss Gorringe tersenyum senang.
"Ya, itu benar. Kami membanggakan diri dalam hal membuat tamu-tamu kami merasa
nyaman," katanya. Dia menoleh pada asistennya. "Tolong lanjutkan ya, Alice" Itu buku kasnya. Lady
Jocelyn akan datang sebentar lagi. Dia pasti minta tukar kamarnya begitu melihat kamar yang kita
berikan. Tapi kau harus menjelaskan padanya bahwa semua kamar sudah
penuh. Bila perlu, bisa kauperlihatkan kamar nomor 340
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
di lantai tiga dan tawarkan itu padanya. Kamar itu tidak terlalu menyenangkan
dan aku yakin Lady Jocelyn akan merasa puas dengan kamarnya yang sekarang."
"Baik, Miss Gorringe. Akan segera saya laksanakan semua itu. Miss Gorringe."
"Dan ingatkan Kolonel Mortimer bahwa teropongnya ada di sini. Dia minta tolong
disim-pankan di sini tadi pagi. Jangan biarkan dia pergi tanpa teropong itu."
"Baik, Miss Gorringe."
Setelah menyelesaikan tugas-tugasnya. Miss Gorringe menoleh pada kedua pria itu.
Dia keluat dari balik meja resepsionis, lalu berjalan ke arah sebuah pintu
mahoni sederhana yang tak bertulis-kan apa-apa di arasnya.
Miss Gorringe membuka pintu itu, dan mereka pun
masuk ke sebuah kantor kecil yang agak menyedihkan.
Ketiga orang itu pun duduk.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Saya dengar, pria yang hilang itu adalah Pater Pennyfather." Inspektur Campbell
mulai berbicara. Dia melihat ke catatannya. "Saya telah menerima laporan dari
Sersan Wadell. Mungkin Anda bisa menceritakan apa yang telah terjadi, dengan
kata-kata Anda sendiri."
"Saya rasa Pater Pennyfather sebenarnya bukan hilang dalam pengertian yang
biasa," kata Miss Gorringe. "Saya rasa dia telah bertemu dengan seseorang di
suatu tempat. Seorang sahabat lama atau semacamnya, dan
mungkin dia lalu pergi bersamanya ke suatu pertemuan ilmiah atau reuni, atau
semacamnya, di suatu tempat di Benua Eropa. Soalnya dia linglung sekali."
"Sudah lamakah Anda mengenalnya?"
"Oh, ya, saya rasa sudah-berapa lama ya-oh, ya, sekurang-kurangnya sudah lima
atau enam tahun. Dia selalu menginap di sini bila sedang berada di kota ini."
"Anda sendiri juga sudah lama di sini?" Inspektur Kepala Davy tiba-tiba menyela.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Saya sudah empat belas tahun di sini," kata Miss Gorringe.
"Tempat ini bagus," ulang Davy lagi. "Dan Pater Pennyfather biasanya menginap di
sini kalau dia berada di London" Benarkah begitu?"
"Ya. Dia selalu menginap di sini. Sebelumnya dia selalu menulis surat untuk
memesan kamar yang biasa ditempatinya. Dalam surat dia sama sekali tidak begitu linglung seperti dalam
kelakuannya. Dia memesan kamar itu untuk tanggal tujuh belas sampai tanggal dua puluh satu. Selama waktu
itu dia akan pergi dan menginap satu atau dua malam. Dijelaskannya bahwa
dia akan tetap menyewa kamar itu selama dia tak
berada di tempat. Dia sering berbuat begitu."
"Kapan Anda mulai merasa kuatir mengenai dirinya?"
tanya Campbell. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Yah, sebenarnya tidak juga. Memang tak enak rasanya.
Sejak tanggal dua puluh tiga kamarnya sudah disewakan pada orang lain lagi.
Mula-mula saya tidak menyadarinya-tapi ketika saya sadar -bahwa dia tak kembali dari Lugano...."
"Dalam catatan saya tertulis Lucerne," kata Campbell.
"Ya, ya, saya rasa memang Lucerne. Di sana ada semacam kongres tentang arkeologi
atau semacamnya. Pokoknya waktu saya sadari bahwa dia tak kembali
kemari dan bahwa bagasinya masih ada di sini, di
kamarnya, semuanya jadi serba salah. Soalnya pada
waktu-waktu begini selalu banyak tamu yang memesan kamar. Jadi saya lalu
menerima orang lain di kamarnya itu. Seorang wanita ningrat, Mrs. Saunders, yang
tinggal di Lyme Regis. Dia uga selalu memesan kamar itu.
Kemudian pengurus rumah tangga Pater menelepon.
Dia kuatir." "Saya dengar dari Wakil Uskup Simmons, pengurus rumah tangganya itu bernama Mrs.
McCrae. Kenalkah Anda padanya?" Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Secara pribadi, tidak. Tapi saya sudah satu atau dua kali berbicara melalui
telepon dengan dia. Saya rasa dia seorang wanita yang bisa diandalkan dan sudah
beberapa tahun ikut Pater Pennyfather. Tentu saja dia kuatir. Saya dengar, dia
dan Wakil Uskup Simmons menghubungi teman-teman dekat Pater, juga sanak
saudaranya, tapi mereka tak tahu-menahu. Dan karena Pater tahu kalau Wakil Uskup
Simmons akan datang untuk menginap di rumahnya, rasanya aneh sekali kalau dia tak pulang."
"Apakah Pater memang linglung begitu?" tanya Ayah.
Miss Gorringe tak menanggapi. Orang besar, yang
mungkin hanya seorang sersan pengawal itu, dinilainya agak terlalu ingin
menonjol. "Dan sekarang saya dengar," kata Miss Gorringe lagi dengan nada yang jengkel,
"dari Wakil Uskup Simmons, bahwa Pater bahkan tidak pergi menghadiri kongres di
Lucerne itu." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Apakah dia mengirim pesan bahwa dia tidak akan pergi?"
"Saya rasa tidak-dari sini jelas tidak. Tak ada telegram atau semacamnya. Saya
sama sekali tak tahu apa-apa tentang Lucerne-saya benar-benar hanya memikirkan
urusan itu dari segi kami. Saya lihat peristiwa itu diberitakan dalam surat-
surat kabar malam-maksud saya, peristiwa hilangnya Pater. Mereka tidak
menyebutkan bahwa dia menginap di sini. Mudah-
mudahan saja kelak juga tidak. Kami tak ingin orang-orang pers berdatangan
kemari. Tamu-tamu kami tidak akan menyukai hal itu. Kami akan berterima kasih
sekali bila Anda bisa mencegah mereka mendatangi kami.
Inspektur Campbell. Maksud saya, dia sebenarnya tidak menghilang dari sini."
"Barang-barangnya masih ada di sini?"
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Masih. Di kamar bagasi. Bila dia tak jadi pergi ke Lucerne, apakah Anda melihat
kemungkinan dia ditabrak" Atau semacamnya?"
"Tak ada kejadian semacam itu yang menimpa dirinya."
"Rasanya benar-benar aneh," kata Miss Gorringe.
Bayangan rasa jengkelnya hilang, berganti dengan minat yang samar-samar terkilas
di wajahnya. "Maksud saya, kita jadi ingin tahu ke mana dia pergi dan mengapa?"
Ayah memandang gadis itu dengan penuh pengertian.
"Tentu aneh," katanya. "Soalnya Anda hanya memikirkannya dari sudut hotel saja.
Tapi itu wajar." "Saya baca di sini," kata Inspektur Campbell, sekali lagi dia membaca
catatannya, "bahwa Pater Pennyfather berangkat dari sini kira-kira pukul
setengah tujuh malam pada hari Kamis tanggal sembilan belas. Dia membawa tas
kecil berisi barang-barang keperluan satu malam saja, dan dia berangkat naik
taksi. Dimintanya petugas Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
penjaga pintu mengatakan pada pengemudi untuk
mengantarnya ke Restoran Athenaeum."
Miss Gorringe mengangguk. "Ya, dia makan malam di Restoran Athenaeum-Wakil Uskup
Simmons mengatakan pada saya bahwa di tempat itulah dia
terakhir dilihat." Terdengar ketegasan dalam suara Miss Gorringe waktu dia mengalihkan tanggung
jawab tempat Pater itu dilihat untuk terakhir kali, dari Hotel Bertram ke Restoran Athenaeum.
"Yah, memang senang kalau kita bisa mendapatkan fakta-fakta secara langsung,"
kata Ayah, dengan suara yang menggemuruh namun halus. "Sekarang sudah jelas bagi
kita. Dia pergi dengan membawa tas BOAC-nya
yang kecil berwarna biru, atau entah tas apa. Benar tas dari BOAC yang berwarna
biru, bukan" Dia pergi, dan dia tak kembali. Begitulah duduk perkaranya."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Jadi Anda lihat sendiri, saya benar-benar tak bisa membantu Anda lebih banyak
lagi," kata Miss Gorringe, sambil memperlihatkan niatnya untuk bangkit dan
kembali ke pekerjaannya. "Kelihatannya Anda memang tak bisa membantu kami lagi," kata Ayah, "tapi mungkin
ada seseorang lain yang bisa," sambungnya.
"Seseorang yang lain?"
"Ya," kata Ayah. "Salah seorang karyawan di sini mungkin?"
"Saya rasa tak seorang pun yang tahu. Kalau ada, mereka tentu sudah
melaporkannya pada saya."
"Yah, memang mungkin begitu. Tapi mungkin juga tidak.
Maksud saya, mereka akan menceritakan pada Anda
bila mereka benar-benar mengetahui sesuatu dengan
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
jelas. Tapi yang saya pikirkan adalah kemungkinan
adanya sesuatu yang telah diucapkannya."
"Umpamanya apa?" tanya Miss Gorringe. Dia kelihatan bingung.
"Ah, mungkin hanya sesuatu perkataan yang kebetulan saja, yang mungkin bisa
merupakan petunjuk. Sesuatu, umpamanya seperti, 'Malam ini aku akan menemui
teman lamaku. Sudah lama aku tak bertemu dengannya, sejak kami bertemu di
Arizona.' semacam itulah. Atau,
'Minggu depan aku akan menginap di rumah keponakan perempuanku dalam rangka
pembaptisan putrinya.' Berhubungan dengan orang-orang yang linglung,
petunjuk seperti itu merupakan bantuan besar. Katakata itu menunjukkan apa yang
terdapat dalam pikirannya. Mungkin setelah makan malam di Restoran Athenaeum dia naik taksi,
lalu berpikir, 'Lho, mau ke mana aku"' dan setelah mendapatkan jawaban yang
meyakinkan, dia menyangka bahwa dia harus pergi ke sana."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Ya, saya mengerti maksud Anda," kata Miss Gorringe ragu-ragu. "Meskipun rasanya
agak tak masuk akal."
"Ah, kita tak tahu bagaimana nasib kita," kata Ayah dengan ceria. "Lalu ada pula
bermacam-macam tamu di sini. Saya rasa Pater Pennyfather mengenal beberapa di
antaranya, karena dia agak sering datang kemari."
"Oh, ya," kata Miss Gorringe. "Coba saya ingat-ingat.
Saya pernah melihatnya bercakap-cakap dengan-ya,
dengan Lady Selina Hazy. Kemudian ada uskup dari
Norwegia. Kalau tak salah, mereka itu teman lama
Mereka sama-sama bersekolah di Oxford. Lalu Mr.
Jameson dan putri-putrinya. Mereka datang dari luar negeri. Ya, cukup banyak
orang yang dikenalnya."
"Nah," kata Ayah, "Mungkin dia telah bercakap-cakap dengan salah seorang di
antara mereka. Mungkin dia telah menyebutkan sesuatu yang bisa memberi


Hotel Bertram At Bertrams Hotel Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

petunjuk pada kita. Adakah seseorang yang cukup
dikenal baik oleh Pater yang masih menginap di sini?"
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Miss Gorringe berpikir sambil mengerutkan dahinya.
"Yah, saya rasa Jenderal Radley masih ada di sini. Lalu ada seorang wanita tua
yang datang dari desa-dia
pernah bercerita pada saya, bahwa dia pernah
menginap di sini waktu dia masih kecil. Siapa ya,
namanya, saya tak ingat sekarang. Tapi saya bisa
mencarikan namanya. Oh, ya, Miss Marple. Saya rasa dia kenal pada Pater."
"Nah, kita bisa mulai dengan dua orang itu. Lalu saya rasa tentu ada pula
pelayan kamarnya." "Oh, ya, ada," sahut Miss Gorringe. "Tapi dia sudah diwwancarai oleh Sersan
Wadell." "Saya tahu. Tapi mungkin tidak dari segi ini. Bagaimana dengan pelayan yang
melayaninya makan" Atau pelayan kepala?"
"Ada Henry, tentu," kata Miss Gorringe.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Siapa Henry?" tanya Ayah.
Miss Gorringe kelihatan terkejut sekali. Dia merasa tak mungkin ada orang yang
tak kenal pada Henry. "Henry sudah lama sekali bekerja di sini-saya tak tahu lagi sudah berapa tahun,"
katanya. "Pasti Anda sudah melihatnya waktu Anda masuk. Dia bertugas melayani
orang minum teh." "Dia orang yang punya kepribadian," kata Davy. "Saya ingat, saya memang pernah
melihatnya." "Entah bagaimana kami kalau tak ada Henry," kata Miss Gorringe dengan tulus.
"Dia benar-benar hebat. Dialah yang memberikan suasana khas di tempat ini."
"Mungkin dia mau menyuguhkan teh pada saya," kata Inspektur Kepala Davy.
"Kelihatannya dia juga menghidangkan kue muffin. Saya ingin merasakan lagi kue
muffin yang enak." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Silakan kalau Anda suka," kata Miss Gorringe, agak dingin. "Bagaimana kalau
saya pesankan dua cangkir teh untuk Anda di ruang tamu?" sambungnya sambil
menoleh pada Inspektur Campbell.
"Itu akan...," kata Inspektur, dia terhenti karena pintu tiba-tiba terbuka dan
Mr. Humfries muncul. Dia agak terkejut, lalu melihat pada Miss Gorringe dengan pandangan bertanya.
Miss Gorringe menjelaskan, "Ini Bapak-bapak dari Scotland Yard, Mr. Humfries,"
katanya. "Detektif Inspektur Campbell," kata Campbell.
"Oh, ya. Ya, saya ingat," kata Mr. Humfries. "Urusan Pater Pennyfather, saya
rasa, ya" Urusan yang aneh Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
sekali. Mudah-mudahan tak terjadi apa-apa atas dirinya.
Kasihan orang tua itu."
"Saya juga berharap begitu," kata Miss Gorringe.
"Kasihan sekali orang tua itu."
"Dia adalah salah seorang dari masa silam," kata Mr.
Humfries menegaskan. "Kelihatannya banyak orang dari masa silam di sini,"
kata Inspektur Kepala Davy.
"Kelihatannya memang begitu," kata Mr. Humfries. "Ya, kami cukup bertahan dalam
banyak hal." "Soalnya banyak orang yang boleh dikatakan sudah merupakan langganan kami," Miss
Gorringe menimpali. Dia berbicara dengan nada bangga. "Orang-orang yang sama datang tahun demi
tahun. Banyak pula orang-orang Amerika. Mereka datang dari Boston dan
Washington. Mereka orang baik-baik dan tenang."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Mereka menyukai suasana Inggris di tempat kami ini,"
kata Mr. Humfries, memperlihatkan giginya yang putih"
waktu tersenyum. Ayah memandanginya sambil berpikir.
Inspektur Campbell berkata, "Apakah Anda yakin bahwa memang tak ada pesan dari
Pater" Maksud saya, apakah tak mungkin orang yang menerima pesan itu
lupa menuliskannya atau lupa menyampaikannya."
"Pesan-pesan lewat telepon selalu ditulis dengan teliti,"
kata Miss Gorringe dengan nada dingin sekali. "Saya rasa, tak mungkin ada pesan
yang tak disampaikan pada saya atau pada orang yang sedang bertugas."
Wanita itu melihat pada Inspektur Kepala dengan
melotot. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Inspektur Campbell kelihatan terkejut sebentar.
"Kami sudah menjawab semua pertanyaan-pertanyaan semacam itu," kata Mr.
Humfries, juga dengan nada agak dingin. "Kami telah memberikan semua informasi
yang ada pada kami pada sersan Anda-saya tak ingat namanya."
Ayah menggeser sedikit, lalu berkata dengan cara yang ramah dan merendah,
"Yah, soalnya perkara ini mulai kelihatan lebih serius.
Kelihatannya ini bukan lagi sekadar soal linglung. Sebab itu, saya rasa ada
baiknya bila kami berbicara dengan dua orang yang Anda sebutkan tadi-Jenderal
Radley dan Miss Marple."
"Apakah Anda ingin-saya mengatur suatu wawancara dengan mereka?" tanya Mr.
Humfries, dengan sikap kurang senang. "Jenderal Radley itu tuli sekali."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Saya rasa tak perlu terlalu resmi," kata Inspektur Kepala Davy. "Kami tak ingin
menyusahkan orang. Biar serahkan saja pada kami. Tolong tunjukkan saja pada kami
kedua orang yang Anda sebutkan itu. Mungkin saja Pater Pennyfather secara
kebetulan mengatakan rencananya, atau menceritakan tentang seseorang yang akan ditemuinya di Lucerne,
atau siapa yang akan ikut bersamanya ke Lucerne. Pokoknya, patut dicoba."
Mr. Humfries kelihatan agak lega. "Tak adakah lagi yang bisa kami bantu?"
tanyanya. "Saya yakin Anda maklum bahwa kami ingin membantu Anda dalam segala
hal. Hanya Anda tentu maklum pula bagaimana perasaan
kami bila sampai tersiar oleh pers."
"Ya, kami mengerti," kata Inspektur Campbell.
"Saya juga ingin berbicara dengan pelayan kamar," kata Ayah.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Tentu, silakan, kalau Anda mau. Tapi amat saya ragukan, apakah ada yang bisa
diceritakannya pada Anda." "Mungkin tak banyak. Tapi mungkin ada hal kecil-ucapan yang mungkin dikatakan
oleh Pater mengenai suatu surat atau suatu janji umpamanya. Kita tak tahu."
Mr. Humfries melihat ke arlojinya. "Pukul enam dia akan mulai bertugas,"
katanya. "Dia bekerja di lantai atas.
Sementara itu mungkin Anda mau minum teh dulu?"
"Saya mau," jawab Ayah langsung.
Mereka bersama-sama keluar dari kantor itu.
"Jenderal Radley ada di ruang merokok," kata Miss Gorringe. "Kamar pertama di
lorong itu, di sebelah kiri.
Pasti dia sedang duduk di depan perapian sambil
memegang surat kabar The Times. Dan saya rasa,"
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
sambungnya dengan berhati-hati, "mungkin dia sedang tidur. Yakinkah Anda tak
ingin saya...," "Tidak, tidak, biar saya urus sendiri," kata Ayah. "Lalu bagaimana yang seorang
lagi-wanita tua itu?"
"Itu, dia sedang duduk di dekat perapian," kata Miss Gorringe.
"Yang rambutnya putih dan lebat serta sedang merajut itu?" tanya Ayah, sambil
memandang ke wanita yang ditunjuk Miss Gorringe. "Seperti tokoh di pentas saja,
ya" Dia pantas sekali menjadi bibi bagi siapa saja di dunia ini."
"Bibi-bibi zaman sekarang tidak lagi seperti itu," kata Miss Gorringe, "nenek-
nenek atau nenek buyut pun tidak begitu lagi. Kemarin Marchioness [gelar
kebangsawanan wanita] dari Barlowe datang. Dia
seorang nenek buyut. Sungguh saya tak tahu siapa dia waktu dia datang. Dia baru
kembali dari Paris. Wajahnya seperti topeng yang berwarna putih dan merah jambu,
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
dan rambutnya pirang keperakan. Dan penampilannya
serba palsu. Tapi kelihatannya bagus juga."
"Ah," kata Ayah, "saya sendiri lebih suka yang kuno.
Nah, terima kasih." Dia menoleh pada Campbell. "Saya akan menangani soal itu,
setuju, Sir" Saya tahu Anda ada janji penting."
"Ya, benar," kata Campbell, yang mengerti isyarat itu.
"Saya rasa tidak akan banyak informasi yang didapat dari pertemuan itu, tapi
bisa saja dicoba." Mr. Humfries menghilang ke dalam kantornya. Sambil lalu dia berkata, "Miss
Gorringe-kemari sebentar."
Miss Gorringe menyusulnya, lalu menutup pintu itu.
Humfries berjalan hilir-mudik di dalam kamarnya.
"Untuk apa mereka ingin menemui si Rose, pelayan kamar itu?" tanyanya dengan
tajam. "Bukankah Wadell Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
sudah menanyakan semua pertanyaan yang
diperlukan." "Saya rasa itu hanya rutin saja," kata Miss Gorringe ragu-ragu.
"Sebaiknya kau berbicara dulu dengan anak itu."
Miss Gorringe kelihatan agak terkejut. "Tapi Inspektur Campbell tentu...."
"Oh, bukan Campbell yang kukuatirkan. Tapi yang seorang itu. Tahukah kau siapa
dia?" "Seingat saya dia tidak menyebutkan namanya. Saya rasa seorang sersan biasa.
Kelihatannya orang dusun."
"Orang dusun katamu?" kata Mr. Humfries dengan kasar, tanpa memperhatikan basa-
basi lagi. "Itu Inspektur Kepala Davy. Dia seorang jagoan tua yang Koleksi ebook
inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
paling cerdik yang pernah dimiliki oleh kepolisian. Di Scotland Yard dia
diperhitungkan orang. Aku kepingin tahu apa yang dilakukannya di sini,
mendengus-dengus kian kemari dan berpura-pura menyerupai orang dusun yang ramah.
Aku sama sekali tak suka itu."
"Anda kan tidak berpikir...."
"Aku tak bisa berpikir lagi. Tapi yang jelas, aku tak suka itu. Apakah dia
mengatakan akan menemui orang lain lagi kecuali si Rose?"
"Saya rasa dia juga ingin berbicara dengan Henry."
Mr. Humfries tertawa. Miss Gorringe ikut tertawa.
"Kita tak perlu menguatirkan Henry." "Memang tidak."
"Bagaimana dengan tamu-tamu yang kenal pada
Pater?" Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Mr. Humfries tertawa lagi.
"Kudoakan dia senang menghadapi Pak tua Radley itu.
Dia akan harus berteriak kuat-kuat tanpa mendapatkan apa-apa yang berguna.
Boleh-boleh saja dia berbicara dengan Radley dan Miss Marple, si kucing betina
tua yang lucu itu. Tapi aku tetap tak suka laki-laki itu gentayangan mendengus-
dengus di sini...."14
"Tahukah kau," kata Inspektur Kepala Davy sambil berpikir, "aku tak begitu suka
pada orang yang bernama Humfries itu."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Apakah menurut Anda ada sesuatu yang tak beres dengan dia?" tanya Campbell.
"Yaah," suara Ayah terdengar mengandung rasa sesal,
"ini hanya semacam perasaan seseorang saja.
Pena Wasiat 21 Pendekar Kembar 6 Cumbuan Menjelang Ajal Kisah Bangsa Petualang 4
^