Pencarian

Hotel Bertram 1

Hotel Bertram At Bertrams Hotel Karya Agatha Christie Bagian 1


HOTEL BERTRAM At Bertram's Hotel by Agatha Christie, 1965 TOKOH-TOKOH CERITA Kolonel Derek Luscombe-Duda setengah baya yang baik budi. Gagasan-gagasannya
yang kolot mengenai wanita mau tak mau menjadikannya korban tipu muslihat
orang. Lady Selina Hazy-Seorang wanita tua. Ingatannya lebih tajam daripada
penglihatannya.... Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Miss Gorringe-Resepsionis hotel yang sempurna. Sikap tenangnya tak pernah
berubah, apa pun juga yang akan terjadi....
Humfries-Manajer yang hebat sebuah hotel yang
terhormat. Dia menyediakan apa saja yang diingini
tamu-tamunya-tanpa memikirkan risikonya....
Miss Jane Marple-Seorang wanita yang bisa mencium, mencurigai, dan melihat
adanya kejahatan di mana pun dia berada-tanpa bisa terkecoh oleh penipuan yang
bagaimanapun hebatnya. Bess Sedgwick-wanita yang liar, yang memanfaatkan
setiap kesempatan dengan nekat....
Elvira Blake-Putri Bess; nalurinya yang kejam bagai harimau betina terselubung
oleh pendidikannya yang tinggi.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Ladislaus Malinowski-Pembalap mobil sekaligus Don
Juan petualang. Sering terlibat urusan dengan wanita yang tak baik.
Pater Pennyfather-Sarjana yang linglung. Dia pergi ke suatu tempat pada waktu
yang salah, dan hampir saja tewas gara-gara kesalahan itu.
Inspektur Kepala Fred Davy-Tampangnya ke-bapakan
dan punya naluri untuk menemukan hal-hal yang buruk di tengah-tengah
keindahan.... Michael Gorman-Seorang pria sederhana. Dia menikah seenaknya saja, dan harus
menanggung akibatnya dengan pembunuhan atas dirinya....
Bridget-Dengan mengecoh ibunya, dia terlibat pada
suatu peristiwa-dan bahkan membantu terjadinya
peristiwa itu... Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Mr. Robinson-Mulai dari namanya, dan apa saja
mengenai dirinya adalah palsu-tapi dia bisa memberikan informasi yang benar bila
dia mau... Robert Hoffman-Seorang pria yang demikian kayanya, hingga perampokan sejumlah
satu juta dollar dianggapnya hanya kejadian kecil....
1 Di jantung West End, banyak daerah-daerah terpencil yang sepi. Boleh dikatakan
tak banyak orang yang mengenal daerah-daerah itu, kecuali pengemudi-
pengemudi taksi yang lewat untuk menuju Park Lane, Berkeley Square, atau South
Audley Street. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Bila kita membelok dari Park Lane ke sebuah jalan kecil, kemudian membelok lagi
ke kiri dan ke kanan satu atau dua kali, kita akan tiba di sebuah jalan yang
sepi. Di sisi kanan jalann itu terletak Hotel Bertram. Hotel Bertram sudah lama
sekali berdiri di sana. Selama perang dunia, rumah-rumah di sebelah kanannya
musnah, demikian pula rumah-rumah yang agak jauh di sebelah kirinya.
Tapi Bertram sendiri tetap tegak berdiri. Tentu saja tak dapat dihindari
terjadinya retak-retak, goresan-goresan, dan bekas-bekas lain, tapi dengan biaya
yang tak begitu banyak hotel itu sudah diperbaiki dan dikembalikan pada
keadaannya semula. Pada tahun 1955 keadaan
hotel itu sama dengan tahun 1939-anggun, tidak
mencolok, tenang, dan mahal.
Begitulah Hotel Bertram, yang selama bertahun-tahun telah menjadi langganan
orang-orang lapisan atas,
seperti pejabat-pejabat gereja, para janda kaum ningrat yang kaya dari pedesaan,
dan gadis-gadis yang pulang berlibur dari sekolah-sekolah yang mahal. ("Sedikit
sekali tempat di mana seorang gadis bisa menginap
seorang diri di London. Tapi Hotel Bertram terpercaya.
Sudah bertahun-tahun kami menginap di hotel itu.") Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
Sebenarnya banyak hotel lain yang setaraf dengan Hotel Bertram, beberapa di
antaranya masih ada, tapi hampir semua telah disesuaikan dengan perubahan zaman.
Mereka harus mengubah diri menjadi modern, untuk
melayani langganan yang berbeda. Hotel Bertram juga harus mengalami perubahan.
Tapi perubahan itu telah dilakukan dengan demikian cerdiknya, hingga pada
pandangan pertama sama sekali tak kelihatan.
Di luar, di tangga yang menuju ke pintu model kupu-kupu, berdiri tegak
seseorang, yang pada pandangan pertama nampak seperti seorang marsekal- Tali
emas dan pita-pita medali menghiasi dadanya yang bidang.
Sikapnya sempurna. Bila seseorang keluar dengan
susah-payah dari sebuah taksi atau dari sebuah mobil pribadi, dia akan menyambut
orang itu dengan lembut. Dituntunnya orang itu menaiki tangga dengan hati-hati, lalu dibawanya melewati
pintu yang tak bersuara. Kalau kita baru pertamakali mengunjungi Hotel
Bertram, maka begitu tiba di dalam kita akan agak
terkejut, karena kita merasa seolah-olah masuk kembali ke dunia yang telah
hilang. Waktu serasa kembali ke Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
masa lalu. Kita serasa berada di Inggris dalam masa pemerintahan Raja Edward.
Di situ memang ada pusat pemanas ruangan, tapi benda itu tak kelihatan. Di ruang
duduk yang besar terdapat perapian batu bara, seperti dulu. Di sampingnya
terdapat wadah batu bara yang besar dari tembaga,
yang berkilat seolah-olah masih tetap digosok oleh para pembantu rumah tangga
dari zaman Raja Edward. Wadah-wadah itu berisi bongkah-bongkah batu bara
yang sesuai ukurannya. Ruangan itu memberi kesan
anggun, hangat dan nyaman. Kursi-kursinya kuno dan tinggi, sehingga wanita-
wanita tua yang rematik tak perlu bersusah-payah bila mereka mau bangkit. Tempat
duduk kursi-kursi itu cukup lebar, tidak seperti kursi-kursi modern yang mahal,
yang sering menyakiti orang-orang yang menderita sakit tulang dan linu-linu
karena sempitnya. Dan kursi-kursi di situ berlain-lainan
bentuknya. Ada yang bersandaran tegak, dan ada pula yang sandarannya miring.
Lebarnya pun berbeda-beda, disesuaikan bagi yang kurus dan yang gemuk. Orang-
orang dengan semua ukuran bisa menemukan kursi
yang nyaman di Hotel Bertram.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Karena kebetulan saat itu adalah waktu minum teh,
maka ruang duduk itu penuh. Sebenarnya bukan hanya di ruang duduk itu saja kita
bisa minum teh. Ada ruang duduk utama (yang seluruh dekorasinya terbuat dari
kain warna-warni), sebuah ruangan merokok (yang
dengan sendirinya hanya untuk kaum pria), di mana
kursi-kursinya besar-besar, dan terbuat dari kulit yang halus. Ada pula dua buah
kamar tulis, di mana kita bisa mengajak seorang teman istimewa mengobrol dengan
santai di sebuah sudut yang tenang-dan tentu saja kita bisa menulis surat di
situ kalau kita mau. Kecuali fasilitas-fasilitas yang bergaya zaman Edward itu,
ada pula tempat-tempat tersembunyi yang tak diketahui
umum tapi dikenal oleh orang-orang yang
menginginkannya. Ada sebuah bar ganda yang dilayani oleh dua orang pelavan. Yang
seorang adalah orang Amerika, untuk membuat orang-orang Amerika betah,
dan yang menyiapkan minuman-minuman khas mereka,
baik itu berupa bourbon, rye atau segala macam
cocktail. Dan yang seorang lagi adalah orang Inggris, yang mengurus minuman-
minuman seperti sherry dan
Pimm's No.1. Dia tahu banyak tentang pacuan-pacuan kuda Ascot dan Newbury dan
sering membicarakannya dengan kaum pria setengah baya, yang biasanya
menginap di Hotel Bertram untuk menghadiri pacuan-
pacuan yang terkenal itu. Dan ada pula sebuah kamar Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
untuk nonton televisi yang tersembunyi di sebuah
lorong. Tetapi ruang duduk yang besar itulah yang paling
disukai orang untuk minum teh petang hari. Wanita-
wanita tua senang melihat siapa-siapa yang lalu-lalang, mengenali teman-teman
lama, dan tanpa tenggang rasa berkomentar betapa mereka itu sudah menjadi tua.
Ada pula tamu-tamu dari Amerika yang terheran-heran
melihat bagaimana kaum ningrat Inggris benar-benar menjalankan tradisi minum teh
mereka pada petang hari. Dan saat minum teh petang hari memang
merupakan keistimewaan Hotel Bertram.
Saat itu benar-benar istimewa. Upacara itu dipimpin oleh Henry, seorang yang
bertubuh besar, berumur lima puluhan. Sikapnya selalu simpatik, seperti seorang
paman yang baik, dan budi bahasanya sempurna,
seperti orang-orang di masa silam. Pokoknya dia
seorang kepala pelayan yang sempurna. Anak-anak
muda yang langsing menjalankan tugas mereka di
bawah pimpinan Henry. Mereka menggunakan nampan
berhias dari perak, dan poci teh gaya Georgia dari perak pula. Porselennya
kelihatannya buatan Rockingham dan Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
Davenport. Yang paling disukai orang adalah perangkat minuman gaya Blind Earl.
Teh yang disuguhkan adalah yang terbaik dari India, Srilanka, Darjeeling,
Lapsang, dan sebagainya. Sedang makanan kecilnya-kita bisa
minta apa saja-semuanya tersedia!
Pada hari itu, tanggal 17 November, Lady Selina Hazy yang berumur enam puluh
lima tahun, yang datang dari Leicestershire, sedang makan kue muffin lezat yang
penuh mentega kesukaan wanita-wanita tua.
Tetapi, betapapun asyiknya dia menikmati kue muffin itu, dia tetap mengangkat
kepalanya setiap kali pintu sebelah dalam terbuka dan ada orang yang baru masuk.
Maka dia pun tersenyum dan mengangguk waktu
Kolonel Luscombe masuk-pria itu tegap seperti sikap seorang prajurit, dan
teropong pacuan tergantung di lehernya. Sebagaimana biasanya seorang otokrat
tua, Lady Selina memanggil dengan lambaian tangannya,
dan Luscombe pun segera menghampirinya.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Halo, Selina. Mengapa kau ada di kota ini?"
"Aku harus ke dokter gigi," kata Lady Selina, agak kurang jelas, gara-gara kue
muffin yang memenuhi mulutnya.
"Dan kupikir sebaiknya sekalian saja aku pergi ke dokter di Harley Street itu
untuk memeriksakan sakit tulangku.
Kau tentu tahu siapa yang kumaksud."
Meskipun di Harley Street ada beberapa ratus orang dokter yang pandai-pandai
untuk segala macam penyakit, Luscombe tahu dokter mana yang dimaksud.
"Apakah kau merasa lebih baik?" tanya Luscombe.
"Kurasa begitu," kata Lady Selina, lalu menambahkan dengan geram, "meskipun dia
dokter yang aneh. Leherku ditangkapnya waktu aku sedang lengah, lalu diputarnya seperti orang
memelintir leher ayam saja."
Digerakkannya lehernya dengan berhati-hati.
"Tentu kau kesakitan, ya?"
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Kurasa begitu, tapi aku sama sekali tak sempat merasakannya." Dia menggerakkan
lehernya terus dengan berhati-hati. "Sekarang rasanya sudah tak apa-apa. Aku
bisa lagi menoleh ke belakang melalui bahu kananku. Padahal sudah bertahun-tahun
aku tak bisa melakukannya."
Dia mempraktekkan ucapannya itu. Lalu dia berseru,
"Astaga, kalau tak salah itu Jane Marple. Kukira dia sudah lama meninggal.
Seperti orang yang sudah berumur seratus tahun saja dia kelihatannya."
Kolonel Luscombe menoleh ke arah di mana Jane
Marple seolah-olah baru muncul. Tapi dia tidak terlalu menaruh perhatian. Di
Hotel Bertram selalu ada saja apa yang biasa disebutnya kucing-kucing tua yang
berbulu lembut. Lady Selina berkata lagi,
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Inilah satu-satunya tempat di London, di mana kita masih bisa makan kue muffin.
Yang asli, maksudku. Waktu aku pergi ke Amerika tahun yang lalu mereka
menyuguhkan apa yang mereka sebut kue muffin untuk sarapan. Padahal ternyata
sama sekali bukan muffin asli.
Hanya semacam kue yang diberi kismis saja. Maksudku, mengapa kue macam begitu
disebut muffin?" Dimasukkannya potongan kue yang terakhir ke
mulutnya, lalu dia melihat ke sekelilingnya. Henry segera muncul. Tidak cepat-
cepat atau terburu-buru, melainkan seolah-olah tiba-tiba saja dia sudah berada
di situ. "Ada lagi yang bisa saya ambilkan untuk Anda, Nyonya"
Kue atau apa?" "Kue?" Lady Selina berpikir sebentar dengan bimbang.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Kami menyediakan kue kacang yang enak, Nyonya.
Saya berani menyarankannya."
"Kue kacang" Sudah bertahun-tahun aku tak
memakannya. Apakah itu kue kacang asli?"
"Oh, asli, Nyonya. Juru masak kami sudah bertahun-tahun mempelajari resepnya.
Saya yakin Anda akan menyukainya." Henry menoleh pada salah seorang anak buahnya, dan anak muda itu langsung pergi
mencari kue kacang. "Kau pasti sudah pernah ke Newbury ya, Derek?"
"Sudah. Dingin sekali di sana. Aku tak bisa tahan dua pacuan yang terakhir. Hari
sial. Kuda si Harry payah sekali."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Sudah kuduga bahwa dia jelek. Bagaimana dengan Swanhilda?"
"Dia nomor empat." Luscombe bangkit. "Aku harus melihat keadaan kamarku."
Dia belaian menyeberangi ruangan ke arah meja
resepsionis. Sambil berjalan dia memperhatikan meja-meja dan orang-orang yang
duduk di situ. Banyak sekali orang yang minum teh di situ. Seperti keadaan di
masa silam. Minum teh sambil bersantap sebenarnya sudah tak biasa lagi sejak
perang dunia. Tapi rupanya tidak demikian halnya di Hotel Bertram. Siapa orang-
orang itu sebenarnya" Ada dua orang pastor, dan pemimpin
gereja Chislehampton. Di sudut ada pula seseorang yang kakinya bersarung sampai
ke lututnya. Dia pasti seorang uskup! Pendeta-pendeta biasa jarang berada di
sini. Seseorang harus paling tidak menjabat sebagai imam gereja untuk mampu menginap
di Hotel Bertram,

Hotel Bertram At Bertrams Hotel Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

pikirnya. Seorang rohaniwan biasa pasti tidak akan mampu. Penghasilan tahunannya
kecil sekali. Begitulah, dia heran karena orang-orang seperti si tua Selina Hazy
mampu menginap di Hotel Bertram. Dia juga melihat si Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
tua Lady Berry, dan Mrs. Posselthwaite dari Somerset, juga Sybil Kerr-mereka
semuanya miskin-miskin sekali.
Pikirannya masih dipenuhi hal-hal itu waktu dia tiba di meja resepsionis. Dia
disambut ramah oleh Miss Gorringe, resepsionis hotel itu. Miss Gorringe itu kenalan lamanya. Wanita itu
mengenal baik semua langganannya, dan dia tak pernah lupa wajah
seseorang. Penampilannya kuno, tapi cukup terhormat.
Rambutnya keriting dan kekuning-kuningan (memberi
kesan kuno). Bajunya sutra hitam yang berleher tinggi, di mana bertengger bandul
kalung emas yang besar, dan sebuah bros cameo. "Nomor empat belas," kata Miss Gorringe. "Kalau tak salah, Anda juga menempati
kamar nomor empat belas waktu Anda terakhir menginap di sini. Kolonel
Luscombe, dan Anda menyukainya. Tempat itu memang
tenang." "Saya tak bisa membayangkan bagaimana Anda bisa mengingat hal-hal seperti itu,
Miss Gorringe." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Kami suka membuat teman-teman lama kami merasa nyaman."
"Setiap kali masuk di sini, saya terkenang akan masa silam yang sudah lama
berlalu. Rasanya tak ada yang berubah."
Kata-katanya terputus karena Mr. Humfries keluar dari ruangan dalam untuk
berbasa-basi dengannya. Orang
yang tak tahu pasti akan mengira bahwa Mr. Humfries-lah pemilik Hotel Bertram.
Siapa yang sebenarnya memiliki hotel itu, kalau dia memang ada, sudah lama tak dipersoalkan orang
lagi. Hotel Bertram sudah berdiri sejak tahun 1840, tapi tak seorang pun
berminat menelusuri sejarah masa silamnya. Yang penting, hotel itu ada dan nyata. Bila
ada orang yang memanggilnya sebagai Mr. Bertram, Mr. Humfries tak pernah
membantah. Bila ada orang menghendakinya sebagai
Mr. Bertram, ya, dia akan menjadi Mr. Bertram. Kolonel Luscombe tahu namanya,
meskipun dia tak tahu apakah Mr. Humfries itu manajer hotel itu atau pemiliknya.
Dia lebih cenderung menganggapnya sebagai pemiliknya.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Mr. Humfries adalah seorang pria yang berumur kirakira lima puluh tahun. Budi
bahasanya halus sekali dan penampilannya seperti seorang menteri muda. Setiap
saat dia bisa menyesuaikan diri dengan macam-macam orang. Dia bisa berbicara
tentang pacuan kuda dan taruhan-taruhan-nya, tentang politik luar negeri,
menceritakan anekdot-anekdot tentang orang-orang
ningrat, memberikan informasi tentang pertunjukan
balap mobil, tahu drama-drama apa saja yang sedang dipertunjukkan, dan bisa pula
memberikan saran pada orang-orang Amerika mengenai tempat-tempat mana di Inggris
yang harus mereka lihat, betapapun singkatnya kunjungan mereka. Dia bisa memberi
tahu di mana sebaiknya orang-orang makan, berdasarkan
pertimbangan penghasilan dan selera orang-orang itu.
Tapi, dia tak mudah ditemui. Miss Gorringe juga bisa melakukan hal-hal itu
dengan sama baiknya. Hanya
begitu dia muncul, seperti matahari di cakrawala, dia langsung memperlihatkan
perhatiannya kepada seseorang. Kali ini Kolonel Luscombe yang mendapatkan
kehormatan itu. Mereka berbasa-basi mengenai pacuan Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
kuda. Tapi ada yang mengganggu pikiran Kolonel
Luscombe, dan Mr. Humfries-lah orang yang bisa
memberikan jawabannya. "Ngomong-ngomong, Humfries, bagaimana semua
orang tua ini sampai bisa berkumpul dan menginap di sini?"
"Oh, Anda ingin tahu itu?" Mr. Humfries rampak senang.
"Yah, jawabnya sederhana saja. Mereka sebenarnya tak mampu, tapi..."
Dia berhenti. "Kalian memberikan harga khusus untuk mereka"
Begitukah?" "Kira-kira begitulah. Biasanya mereka tidak menyadari bahwa itu harga khusus,
atau bila mereka menyadarinya, mereka mengira bahwa itu kami berikan karena mereka langganan
lama," Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Tapi bukan hanya itu saja, bukan?"
"Yah, Kolonel Luscombe, saya menjalankan sebuah hotel. Saya tak boleh sampai
merugi, bukan?" "Tapi dengan begitu, bagaimana kau bisa mendapatkan keuntungan?"
"Itu adalah soal suasana.... Orang-orang asing yang datang ke negeri ini-
terutama orang-orang Amerika, karena merekalah yang punya banyak uang-punya
pikiran yang aneh-aneh tentang Inggris. Ingat, saya tidak berbicara tentang
pengusaha-pengusaha besar yang
kaya, yang sering menyeberangi Samudra Atlantik.
Mereka itu biasanya menginap di Hotel Savoy atau
Hotel Dorchester. Mereka menginginkan dekorasi yang modern, makanan khas
Amerika, segala-galanya yang
akan membuat mereka betah. Tapi banyak pula orang
yang datang dari luar negeri hanya sekali-sekali saja.
Mereka ingin melihat keadaan negeri ini, seperti yang pernah mereka baca dalam
buku-buku karangan Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Cranford dan Henry James. Tak usah kita sebutkan
buku-buku karangan Dickens, karena itu terlalu kuno.
Mereka tak mau mendapatkan negeri ini sama saja
dengan negeri mereka sendiri! Jadi, setelah mereka pulang, mereka bisa berkata,
"Di London ada suatu tempat yang bagus sekali, namanya Hotel Bertram. Di sana
kita akan merasa seperti melangkah kembali ke seratus tahun yang silam. Tempat
itu benar-benar merupakan Inggris di masa lalu! Dan orang-orang yang menginap di sana tidak akan
kita temui di mana pun juga. Wanita-wanita ningrat tua yang luar biasa. Mereka
menghidangkan semua jenis lauk-pauk Inggris dari masa silam, dan ada pula puding
gaya lama yang enak sekali!
Tak pernah kita merasakan yang seperti itu. Ada pula masakan daging sapi has
luar yang enak, dan daging biri-biri. Dan, jangan lupa minum teh Inggris dengan
gaya lama, dan sarapan cara Inggris yang sedap. Dan hal-hal lain yang umum pada
masa lalu. Tempat itu benar-benar nyaman dan hangat. Api kayu di perapiannya
besar-besar." Mr. Humfries berhenti menggambarkan suasana itu,
dan dia tersenyum kecil. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Oh, begitu," kata Luscombe merenung. "Jadi mereka semua itu, kaum ningrat yang
sudah uzur, yang merupakan anggota keluarga-keluarga bangsawan tua
yang sudah jatuh miskin, boleh dikatakan menjadi daya tarik tersendiri,
begitukah?" Mr. Humfries mengangguk membenarkan.
"Saya kira tak ada orang lain yang memikirkan hal itu.
Waktu saya mulai bekerja di sini, Bertram sudah siap pakai. Hanya membutuhkan
beberapa perbaikan yang agak mahal. Semua orang yang datang kemari mengira bahwa tempat ini merupakan
penemuan mereka sendiri. Tak ada orang lain yang tahu."
"Kurasa perbaikannya mahal sekali, ya?" tanya Luscombe.
"Oh, ya. Tempat ini harus kelihatan bergaya zaman Edward, tapi harus pula
memiliki ke-nyamanan-kenyamanan zaman modern yang sekarang ini dianggap perlu
ada. Orang-orang tua kita tersayang itu-kalau Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
boleh saya menyebut mereka begitu-harus merasa
bahwa tak ada yang berubah sejak pergantian abad ini.
Sedang tamu-tamu kami yang mampir dalam
perjalanannya harus merasa bahwa mereka sedang
berada dalam suasana masa lalu. Namun mereka tetap mendapatkan fasilitas seperti
yang mereka peroleh di negeri mereka sendiri, karena mereka tak bisa tahan tanpa
itu!" "Kadang-kadang agak sulit juga, ya?" kata Luscombe.
"Tidak juga. Umpamanya saja pusat pemanas ruangan.
Orang Amerika menuntut-dan saya rasa mereka
membutuhkannya-sekurang-kurangnya sepuluh derajat
lebih tinggi daripada orang-orang Inggris. Kami juga menyediakan dua macam kamar
tidur yang berlainan sekali. Kami tempatkan orang-orang Inggris di satu macam kamar tidur, dan orang-
orang Amerika di kamar yang lain jenisnya. Semua kamar kelihatannya sama,
padahal banyak sekali perbedaannya-seperti adanya
alat cukur listrik, fasilitas mandi dengan air mancur dan bak tempat berendam,
yang tersedia di beberapa kamar mandi. Dan bila orang menginginkan sarapan
dengan gaya orang Amerika, ada pula beberapa macam bubur
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
gandum, jus jeruk dingin, dan sebagainya. Dan bila kita lebih suka sarapan
dengan gaya Inggris, kita juga bisa mendapatkannya."
"Berupa telur dan bacon?"
"Benar-bahkan lebih dari itu, kalau mau. Ada ikan haring yang diasapi, ginjal
dan bacon, daging burung yang dingin, dan daging babi dari York. Juga selai
marmalade dari Oxford."
"Aku harus ingat semuanya itu besok pagi. Di rumah aku tak bisa lagi mendapatkan
itu semua." Humfries tersenyum. 'Kebanyakan kaum pria hanya
minta telur dan bacon. Mereka-yah, mereka sudah lupa makanan zaman dulu."
"Ya, ya.... Aku ingat waktu aku masih kecil.... Bufet-bufet penuh dengan makanan
panas. Ya, cara hidup zaman
dulu memang mewah." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Kami selalu berusaha untuk menyediakan apa yang mereka minta."
"Termasuk kue kacang dan kue muffin-ya, aku mengerti.
Setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan
kebutuhannya -aku mengerti... seperti pada aliran
Marxis." "Bagaimana?" "Ah, tidak. Aku hanya berpikir, Humfries, bahwa sifat-sifat yang bertentangan
bisa juga dipadankan."
Kolonel Luscombe berbalik, setelah mengambil kunci yang diberikan oleh Miss
Gorringe. Seorang pesuruh segera datang membantu dan mengantarnya ke lift.
Sambil lalu dilihatnya Selina Hazy kini duduk dengan temannya Jane entah-siapa.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
2 "Apakah kau masih tinggal di St. Mary Mead tercinta itu?" tanya Lady Selina.
"Desa yang menyenangkan. Aku sering mengenangnya. Kurasa keadaannya kini masih
tetap seperti dulu, ya?"
"Yah, tidak juga." Miss Marple membayangkan bagian-bagian tertentu desa tempat
tinggalnya itu. Perkembangan perumahan baru. Tambahan bangunan
pada balai desa. High Street yang sudah berubah,
dengan etalase toko-toko berwajah baru.... Dia
mendesah. "Yah, kurasa orang harus mau menerima perubahan."
"Kemajuan," kata Lady Selina lirih. "Padahal menurutku, kelihatannya tak ada
kemajuan. Banyak sekali peralatan Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
pipa-pipa saluran yang mereka pakai sekarang.
Warnanya bermacam-macam dan bagus-bagus-tapi
apakah semuanya itu bisa menyalurkan dan
mengeluarkan air dengan baik" Setiap kali kita pergi ke rumah seorang teman,
kita sering menemukan pemberitahuan di WC-seperti Tekan kuat-kuat lalu
lepaskan', atau "Tarik ke kiri' atau 'Lepaskan secepatnya'. Padahal dulu kita
tinggal menarik satu alat dengan cara apa saja, dan air pun segera memancar
dengan keras. Itu Bapak Uskup dari Medmenham," kata Lady Selina, tiba-tiba
mengalihkan bahan pembicaraannya, waktu seorang rohaniwan tua yang
tampan lewat. "Sudah agak buta, tapi dia seorang imam yang benar-benar penuh
semangat." Maka beralihlah bahan pembicaraan ke soal-soal
keagamaan, diselingi dengan teguran Lady Selina
kepada beberapa orang yang diduga teman atau
kenalannya dan ternyata bukan. Mereka juga berkisah tentang 'masa lalu'. Padahal
latar belakang Miss Marple sangat berbeda dengan Lady Selina, dan pertemuan
mereka dulu hanya selama beberapa tahun ketika Lady Selina yang belum lama ini
menjadi janda dalam keadaan sangat kekurangan, menyewa sebuah rumah
kecil di desa St. Mary Mead, mengikuti putranya yang Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
ditempatkan di sebuah lapangan udara tak jauh dari desa itu.
"Apakah kau selalu menginap di sini kalau kau datang kemari, Jane" Aneh, aku tak
pernah bertemu denganmu sebelum ini."
"Oh, sama sekali tidak. Aku tak mampu untuk itu, apalagi aku jarang sekali
meninggalkan rumah akhir-akhir ini. Ini kan gara-gara kebaikan hati seorang
menantu keponakanku, yang beranggapan bahwa aku
akan senang sekali kalau bisa berkunjung sebentar ke London. Joan memang anak
yang baik sekali." Miss Marple teringat, dan lalu merasa tak enak, karena Joan
yang disebutnya anak itu, sudah berumur hampir lima puluh tahun. "Dia seorang
pelukis. Pelukis yang cukup terkenal. Namanya Joan West. Belum lama ini dia
mengadakan pameran."
Lady Selina kurang berminat terhadap pelukis-pelukis, dan bahkan terhadap segala
sesuatu yang bersifat seni.
Para penulis, artis, dan musisi, dianggapnya sebagai sejenis hewan yang pandai
mengadakan pertunjukan. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Dia memang mau memahami mereka, tapi secara
pribadi dia heran mengapa mereka mau melakukan
pekerjaan semacam itu. "Lukisan-lukisan modern, ya?" katanya. Matanya sudah mulai melihat kian kemari
lagi. "Itu Cicely Longhurst-kelihatannya dia mencat rambutnya lagi."
"Kurasa Joan memang beraliran modern."
Miss Marple keliru dalam hal itu. Joan West memang modern kira-kira dua puluh
tahun yang lalu, tapi sekarang dia dianggap kuno sekali oleh seniman-
seniman pendatang baru. Setelah menoleh sebentar ke arah rambut Cicely
Longhurst, Miss Marple tenggelam ke dalam ingatannya tentang betapa baik hatinya
si Joan itu. Sebenarnya Joan berkata pada suaminya,
"Bagaimana kalau kita berbuat sesuatu yang


Hotel Bertram At Bertrams Hotel Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menyenangkan untuk Bibi Jane" Kasihan dia. Tak pernah keluar rumah. Menurutmu,
apakah dia akan mau pergi ke Bournemouth selama satu dua minggu?"
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Ide yang bagus," sahut Raymond West, keponakan Miss Marple. Buku karangannya
yang terakhir laku keras, sehingga dia sedang murah hati.
"Kurasa dia menikmati perjalanannya ke Kepulauan Bahama dulu itu. Sayang dia
terlibat dalam suatu perkara pembunuhan di sana. Itu tak baik untuk orang seumur dia."
"Agaknya dia selalu mengalami hal-hal serupa itu."
Raymond sayang sekali pada bibinya yang sudah tua itu, selalu mengongkosi
keperluan-keperluannya, dan
mengiriminya buku-buku yang menurutnya akan
menyenangkan hati wanita tua itu. Dia heran karena bibinya itu sering kali
menolak pemberian pemberiannya dengan sopan. Dan meskipun bibinya
selalu mengatakan bahwa buku-buku itu 'sangat
menarik', Raymond kadang-kadang curiga jangan-jangan buku-buku itu tak pernah
dibacanya. Tapi itu tentu karena matanya yang sudah tak awas lagi.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Tapi dugaannya yang terakhir itu salah. Untuk orang setua dia, mata Miss Marple
masih cukup baik. Dan pada saat itu dia sedang mengamati segala sesuatu yang sedang terjadi di
sekelilingnya, dengan senang dan penuh perhatian.
Waktu Joan menawarkan supaya dia pergi ke
Bournemouth dan menginap di sana selama satu dua
minggu di salah satu hotel yang terbaik, Miss Marple bimbang, dan menggumam,
"Kau betul-betul baik sekali, Joan. Tapi kurasa sebaiknya tidak saja."
"Tapi itu baik untuk Bibi. Sebaiknya kita sekali-sekali bepergian. Akan
memberikan gagasan-gagasan baru,
dan hal-hal baru untuk dipikirkan."
"Oh, ya, kau memang benar. Tapi kalau boleh aku ingin pergi ke tempat yang lain.
Sebaiknya tidak ke Bournemouth." Joan agak heran. Dia mengira bahwa Bournemouth
merupakan tempat idaman Bibi Jane.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Kalau begitu ke Eastbourne" Atau Torquay?"
"Aku ingin sekali...," Miss Marple bimbang lagi.
"Ya?" "Kau pasti akan menganggapku tolol."
"Tidak. Pasti tidak." (Ke mana orang tua ini ingin pergi")
"Aku ingin sekali menginap di Hotel Bertram -di London."
"Hotel Bertram?" Nama itu rasanya tak asing.
Kemudian meluncurlah kata-kata Miss Marple dengan
lancar. "Aku pernah menginap di sana -waktu aku Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
berumur empat belas tahun. Bersama paman dan
bibiku. Waktu itu pamanku Thomas, adalah Pemimpin
Gereja Ely. Dan aku tak pernah melupakan peristiwa itu.
Aku akan senang sekali kalau aku bisa menginap di sana lagi-seminggu cukuplah-
dua minggu akan terlalu lama dan terlalu mahal."
"Oh, tak apa-apa. Bibi tentu boleh pergi. Seharusnya saya tahu bahwa Bibi ingin
ke London-melihat-lihat toko-toko dan sebagainya. Akan kami urus semuanya-kalau
Hotel Bertram masih ada. Soalnya banyak sekali hotel yang sudah tak ada lagi.
Ada yang dibom dalam peperangan, dan ada pula yang ditutup begitu saja."
"Tidak, aku kebetulan mendengar bahwa Hotel Bertram masih ada. Kebetulan aku
menerima surat dari tempat itu-dari seorang sahabatku, orang Amerika, Amy
McAllister dari Boston. Dia dan suaminya menginap di hotel itu."
"Baiklah, kalau begitu saya bisa langsung mengurusnya."
Dengan halus ditambahkannya, "Saya kuatir tempat itu Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
sudah banyak berubah dari waktu Bibi mengenalnya.
Jadi jangan sampai Bibi kecewa."
Tapi ternyata Hotel Bertram tidak berubah. Keadaannya masih tetap seperti dulu.
Menurut Miss Marple, itu luar biasa. Dia bahkan ingin tahu....
Kenyataan itu memang agak luar biasa. Dengan akal
sehatnya yang tajam, dia menyadari benar bahwa yang diingininya hanyalah untuk
memperbaharui kenangan lamanya di masa silam, dengan warna-warna aslinya.
Sebagian besar dari hidupnya terpaksa harus
dihabiskannya dengan mengenang kesenangan-
kesenangan masa lalu saja. Bila dia bertemu dengan seseorang yang
mengingatkannya akan masa itu, itu
merupakan suatu kebahagiaan. Saat ini hal itu tak
mudah, karena umurnya lebih panjang daripada orang-orang seusianya. Dia duduk
saja sambil mengenang. Aneh, karena dengan mengenang itu dia merasa
hidupnya terulang kembali-Jane Marple, gadis yang
wajahnya selalu merah jambu, yang selalu bergairah....
Dalam banyak hal, dia adalah gadis yang bodoh.... Eh, Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
siapa nama pria muda yang tak beres itu ya"-Aduh, dia tak ingat! Untunglah
ibunya bijak, dan memutuskan
dengan tegas persahabatan itu sebelum berkembang.
Bertahun-tahun kemudian dia bertemu lagi dengan pria itu-keadaannya mengerikan
sekali! Padahal pada saat ibunya mengambil tindakan dulu, dia menangis sampai
tertidur selama sekurang-kurangnya seminggu!
Tetapi sekarang-dia mengingat-ingat keadaan
sekarang.... Kasihan gadis-gadis muda itu. Ada di
antaranya yang punya ibu, tapi ibunya tak pernah ada gunanya-mereka tak mampu
melindungi putri-putrinya dari peristiwa-peristiwa yang menyedihkan. Hingga
lahirlah bayi-bayi yang tak sah, dan perkawinan dini yang tak menguntungkan.
Semuanya menyedihkan sekali. Renungannya itu terganggu oleh suara temannya.
"Ya, Tuhan. Apakah itu-ya, itu pasti Bess Sedgwick di sana itu! Bagaimana
mungkin dia berada di sini...."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Sebelum itu Miss Marple hanya mendengarkan
setengah-setengah saja komentar Lady Selina mengenai keadaan sekelilingnya. Dia
dan Miss Marple hidup dalam lingkungan yang sama sekali berlainan, hingga Miss Marple tak bisa
mengikuti gunjingan-gunjingan Lady Selina yang memalukan tentang teman-teman dan
kenalan-kenalannya. Tetapi Bess Sedgwick lain. Bess Sedgwick adalah sebuah nama yang dikenal oleh
hampir semua orang di Inggris.
Selama tiga puluh tahun terakhir ini, Bess Sedgwick menjadi bahan pemberitaan
pers karena telah melakukan sesuatu yang kelewat batas atau yang luar biasa. Selama hampir seluruh
masa perang dunia, dia menjadi anggota Gerakan Pertahanan Prancis. Dan kata
orang, pada pistolnya terdapat enam buah goresan,
yang masing-masing menandai terbunuhnya seorang
serdadu Jerman. Dia pernah terbang sendirian
menyeberangi Samudra Atlantik bertahun-tahun yang
lalu, pernah menunggang kuda melintasi Eropa sampai ke Danau Van. Dia biasa
mengemudikan mobil balap,
dan pernah menyelamatkan dua orang anak dari sebuah rumah yang terbakar. Dia
telah menikah beberapa kali.
Dan kata orang, dia adalah wanita berpakaian terbaik nomor dua di Eropa.
Dikatakan orang pula bahwa dia Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
pernah menyelundup masuk ke sebuah kapal selam
nuklir yang sedang mengadakan pelayaran percobaan.
Itulah sebabnya maka minat Miss Marple benar-benar tergugah, dan dia terang-
terangan menatap wajah wanita itu dengan penuh perhatian.
Apa pun yang dibayangkannya tentang Hotel Bertram, dia sama sekali tidak menduga
akan bertemu dengan Bess Sedgwick di tempat itu. Di sebuah kelab malam yang mahal, atau di sebuah
warung tempat para pengemudi truk makan-salah satu di antaranya akan
lebih cocok mengingat minat Bess Sedgwick yang begitu luas. Tapi hotel terkenal
yang tua dan sangat terhormat ini rasanya sama sekali tak cocok.
Namun nyatanya dia ada di tempat itu-tak dapat
diragukan lagi. Boleh dikatakan, setiap bulan wajah Bess Sedgwick muncul dalam
majalah mode atau pers yang
populer. Itu dia orangnya, sedang mengisap rokok
dengan cara yang tak sabaran. Dia melihat ke nampan besar yang berisi
perlengkapan minum teh yang ada di hadapannya dengan heran, seolah-olah dia tak
pernah Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
melihatnya. Karena tempat duduknya jauh, Miss Marple harus memusatkan
pandangannya dan memperhatikannya benar-benar, dan tampaklah
olehnya bahwa Bess Sedgwick memesan kue donat.
Menarik sekali. Sedang dia mengamati itu, tampak Bess Sedgwick
memadamkan api rokoknya di lepekan cangkirnya. Lalu diambilnya sebuah donat dan
menggigitnya dengan gigitan besar. Selai arbei merah yang kental muncrat dan meleleh ke dagunya.
Bess mendongakkan kepalanya, lalu tertawa. Sudah lama di ruang duduk Hotel Bertram tidak terdengar
tawa senyaring dan seriang itu. Henry langsung muncul di sampingnya dan memberikan sehelai serbet kecil yang
halus. Bess mengambilnya, lalu menggosok dagunya kuat-kuat seperti seorang anak
laki-laki, lalu berseru, "Ini baru kue donat asli. Sedaap."
Dilemparkannya serbet itu ke nampan, lalu bangkit.
Sebagaimana biasa semua mau tertuju padanya. Dia
sudah terbiasa dengan hal itu. Mungkin dia
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
menyukainya, dan mungkin dia tidak merasakannya lagi.
Dia memang pantas dilihat-tidak terlalu cantik, api mempesona. Rambutnya yang
lurus dan berwarna platina pucat sekali terurai dengan lembut mencapai pundaknya. Tulang kepala dan
tulang-tulang wajahnya indah sekali. Hidung nya agak bengkok, matanya dalam dan
berwarna abu-abu. Mulutnya besar, seperti mulut pelawak. Pakaiannya demikian
sederhananya, hingga membuat kebanyakan orang merasa heran. Pakaian itu seperti karung yang kasar
sekali, tanpa hiasan sama sekali, tanpa kancing atau lipit-lipit. Tapi kaum
wanita lebih tahu. Bahkan wanita tua dari kota kecil yang sedang menginap di
Hotel Bertram itu pun pasti tahu, bahwa harga baju itu selangit!
Ketika dia berjalan dengan langkah panjang-panjang menyeberangi ruang duduk itu
ke arah lift, dia lewat agak dekat pada tempat duduk Lady Selina dan Miss
Marple. Dia mengangguk pada Lady Selina.
"Halo, Lady Selina. Lama tak bertemu denganmu. Apa kabar?"
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Apa kerjamu di sini, Bess?"
"Hanya menginap saja. Aku baru saja datang naik mobil dari Land's End. Empat
tiga perempat jam. Cukup baik."
"Bisa-bisa kau tewas sebentar lagi. Atau menewaskan orang lain."
"Oh, mudah-mudahan saja tidak."
"Tapi mengapa kau menginap di sini?"
Bess Sedgwick memandang sekelilingnya sekilas.
Agaknya dia mengerti maksud pertanyaan itu, dan
membenarkannya dengan senyuman ironis.
"Ada orang yang menyuruhku mencoba. Kurasa mereka benar. Aku baru saja makan kue
donat yang enak sekali." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Oh, kue muffin-nya juga asli."
"Kue muffin," kata Lady Sedgwick sambil merenung.
"Ya...." Kelihatannya dia sependapat dengan hal itu.
"Kue muffin!" Dia mengangguk lagi, lalu berjalan menuju lift.
"Gadis yang luar biasa," kata Lady Selina. Bagi dia, seperti juga bagi Miss
Marple, setiap wanita yang
berumur di bawah enam puluh tahun adalah seorang
gadis. "Saya mengenalnya sejak dia masih kanak-kanak.
Tak seorang pun bisa berbuat sesuatu terhadapnya.
Waktu berumur enam belas tahun, dia sudah kawin lari dengan seorang pemuda
Irlandia. Keluarganya berhasil mengambilnya kembali pada waktunya-atau mungkin
juga sudah terlambat. Pokoknya, mereka menyuap anak laki-laki itu dan menikahkan
anak gadis mereka dengan si tua Coniston secara baik-baik-pria itu tiga puluh
tahun lebih tua daripadanya dan tergila-gila sekali padanya.
Pernikahan itu tak bertahan lama. Dia lari dengan
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Johnnie Sedgwick. Pernikahan mereka mungkin bisa
bertahan kalau saja Johnnie tidak patah lehernya dalam pacuan kuda. Setelah itu
dia menikah dengan Ridgway Becker, orang Amerika yang memiliki kapal pesiar.
Pria itu menceraikannya tiga tahun yang lalu, dan saya
dengar sekarang dia punya hubungan cinta dengan
seorang pengemudi mobil balap-kalau tak salah orang Polandia. Saya tak tahu
apakah dia sudah menikah dengan pria itu atau belum. Setelah bercerai dengan orang Amerika itu, dia
menggunakan nama keluarga
Sedgwick lagi. Dia bergaul dengan orang-orang yang aneh-aneh. Kata orang, dia
bahkan minum obat bius....
Entahlah, saya tak yakin."
"Orang memang mempertanyakan apakah dia bahagia,"
kata Miss Marple. Lady Selina, yang jelas tak pernah berpikir begitu, kelihatan agak terkejut.
"Saya rasa uangnya banyak sekali," katanya dengan ragu. "Antara lain karena dia
menerima jaminan perceraian. Meskipun itu tentu bukanlah segalanya...."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Memang tidak."
"Dan dia selalu terikat pada seorang atau bahkan beberapa laki-laki."
"Begitukah?" "Sungguh. Ada wanita yang bila mencapai umur sekian, hanya laki-laki saja yang
diingininya.... Tapi bagaimanapun juga...."
Dia berhenti sebentar. "Tidak," kata Miss Marple. "Saya juga tidak merasa demikian."
Pasti ada orang yang akan tersenyum mendengar
seorang wanita tua yang kolot berkata begitu. Dia
dianggap tidak berwenang memberikan komentar
mengenai nymphomania (nafsu seks yang berlebihan
pada seorang wanita). Dan Miss Marple memang tidak Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
akan mau menggunakan kata itu-dia lebih cenderung


Hotel Bertram At Bertrams Hotel Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

akan berkata," Dia memang selalu suka sekali pada laki-laki." Tapi Lady Selina
menerima pendapat Miss Marple itu sebagai membenarkan pendapatnya sendiri.
"Memang, banyak sekali laki-laki yang terlibat dalam hidupnya," katanya
menegaskan. "Oh, ya, tapi menurut saya, pria baginya hanya merupakan petualangan, bukan
suatu kebutuhan. Bagaimana pendapat Anda?"
Lagi pula, pikir Miss Marple, apakah akan ada wanita yang datang ke Hotel
Bertram untuk memenuhi janji
dengan seorang pria" Hotel Bertram sama sekali bukan tempat semacam itu. Tapi
mungkin bagi orang semacam Bess Sedgwick, justru itulah sebabnya dia memilih
hotel ini. Miss Marple mendesah, dan menengok ke jam antik
yang bagus yang berdetak-detik dengan indahnya di
sudut, lalu bangkit dengan susah-payah gara-gara
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
rematik kakinya. Dia berjalan perlahan-lahan ke arah lift. Lady Selina memandang
ke sekelilingnya, lalu menegur seorang pria tua bertampang tentara yang
sedang membaca surat kabar Spectator.
"Senang sekali bertemu dengan Anda. Anda-eh, Jendral Arlington, bukan?"
Tetapi dengan sopan pria tua itu menjawab bahwa dia bukanlah Jendral Arlington.
Lady Selina meminta maaf tanpa merasa resah. Karena dia senang sekali bertemu
dengan teman-teman dan kenalan-kenalan lama, dia
sering membuat kekeliruan seperti itu. Menurut dia, orang lain pun membuat
kesalahan yang serupa karena lampu-lampu yang temaram dan sangat terlindung.
Pokoknya, tak ada orang yang tersinggung -kadang-
kadang kelihatannya bahkan merasa senang.
Miss Marple, yang sedang menunggu lift turun,
tersenyum sendiri. Itu ciri khas Selina! Dia selalu merasa yakin bahwa dia
mengenali semua orang. Miss Marple merasa tak bisa menyainginya. Pernah sekali
ia mengenali Uskup dari Westchester yang tampan, yang Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
kakinya bersarung sampai ke lutut. Dengan penuh kasih dipanggilnya orang itu
'Robbie tersayang'. Dan orang itu pun membalas dengan penuh kasih sayang pula,
dan mengenang dirinya kembali waktu masih kecil di rumah pendeta di Hampshire. Waktu
itu dia berteriak-teriak gembira, "Bibi Janie, jadilah buaya sekarang, dan
makanlah saya." Lift turun. Seorang pria setengah baya bersera-gam membuka pintunya. Miss Marple
merasa heran, karena orang yang keluar dari lift itu adalah Bess Sedgwick yang
baru beberapa menit yang lalu dilihatnya naik.
Dan Bess Sedgwick sendiri, setelah maju selangkah, mendadak berhenti. Miss
Marple menjadi heran sekali hingga kakinya yang sudah melangkah ke depan pun
terhenti. Bess Sedgwick menatapnya dengan mata
terbelalak hingga wanita tua itu pun menoleh ke
belakang. Petugas penjaga pintu baru saja membuka pintu masuk dan memegangi pintu itu
untuk memberi jalan pada dua wanita yang mau masuk ke ruang duduk. Salah seorang
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
di antaranya adalah seorang wanita setengah baya yang nampaknya sedang
kebingungan. Dia memakai topi
berbunga-bunga berwarna ungu. Yang seorang lagi
adalah seorang gadis jangkung yang berpakaian
sederhana tapi menarik berumur mungkin tujuh belas atau delapan belas tahun.
Rambutnya panjang, lurus, dan berwarna kekuningan.
Bess Sedgwick memperbaiki sikapnya. Dia berputar
dengan mendadak dan masuk kembali ke lift. Miss
Marple menyusulnya. Bess Sedgwick berpaling padanya lalu meminta maaf.
"Maafkan saya. Saya hampir menabrak Anda tadi."
Suaranya hangat dan ramah. "Saya baru saja teringat telah kelupaan sesuatu-yah,
kedengarannya omong kosong, tapi begitulah."
"Lantai dua?" tanya petugas. Miss Marple tersenyum dan mengangguk menerima baik
permintaan maaf itu. Dia keluar dari lift, lalu berjalan pelan-pelan ke kamarnya sambil memikirkan
hal-hal kecil seperti kebiasaannya. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Antara lain, dia yakin bahwa apa yang dikatakan Lady Sedgwick itu tak benar. Dia
baru saja naik ke kamarnya, dan pasti pada saat itulah dia 'teringat bahwa dia
telah kelupaan sesuatu' (kalau pernyataan itu memang ada benarnya), lalu dia
turun lagi untuk mengambilnya. Atau mungkinkah dia turun untuk menemui atau
mencari seseorang" Jika memang demikian, maka apa yang
dilihatnya pada saat pintu lift terbuka telah sangat mengejutkan dan
merisaukannya, dan dia lalu segera berbalik dan masuk kembali ke lift dan naik,
supaya tak perlu bertemu dengan orang yang telah dilihatnya tadi.
Pasti kedua pendatang baru tadi itu. Wanita setengah baya dan gadis itu. Apakah
mereka itu ibu dan anak"
Bukan, pikir Miss Marple, pasti bukan ibu dan anak.
Di Hotel Bertram pun bisa terjadi hal-hal yang menarik, pikir Miss Marple dengan
gembira. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
3 "Eh-apakah Kolonel Luscombe...?"
Wanita bertopi ungu itu berdiri di meja resepsionis.
Miss Gorringe menyambut dengan tersenyum. Lalu
seorang pesuruh, yang sejak tadi berdiri siap-siaga, segera dipanggil, tapi dia
tak perlu menjalankan perintah itu, karena pada saat itu juga Kolonel
Luscombe sendiri kebetulan masuk ke ruangan itu. Dia segera menuju ke meja
resepsionis itu. "Apa kabar, Mrs. Carpenter?" Dia bersalaman dengan sopan, lalu dia berpaling
pada gadis itu. "Elvira tersayang." Digenggamnya kedua belah tangan gadis itu
dengan penuh kasih sayang. "Menyenangkan sekali.
Bagus.... Bagus. Mari kita duduk." Dia mencari kursi untuk mereka, dan
mempersilakan mereka duduk.
"Nah," ulangnya, "sungguh menyenangkan."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Jelas kelihatan bahwa dia berusaha keras untuk
bersikap baik dan agak salah tingkah. Dia seolah-olah hampir tak bisa berkata
lagi karena senangnya. Kedua wanita itu pun demikian. Elvira tersenyum manis
sekali. Mrs. Carpenter hanya tertawa kecil saja tanpa makna, sambil melicinkan sarung
tangannya. "Apakah perjalanan kalian menyenangkan?" "Ya, terima kasih," sahut Elvira. "Tak
ada kabut atau semacamnya?"
"Oh, tidak." "Penerbangan kami diajukan lima menit," kata Mrs.
Carpenter. "Ya, ya. Bagus sekali." Dia berusaha menenangkan dirinya. "Saya harap tempat ini
akar, menyenangkan Anda berdua."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Oh, pasti menyenangkan," kata Mrs. Carpenter dengan hangat, sambil melihat ke
sekelilingnya. "Tempat ini nyaman."
"Tapi saya rasa agak kuno," kata kolonel itu dengan sikap meminta maaf. "Banyak
orang-orang kolot di sini-Dan tak ada acara dansa dan sebagainya."
"Kelihatannya memang begitu," kata Elvira.
Dia juga melihat ke sekelilingnya dengan wajah tanpa ekspresi. Kelihatannya
memang Hotel Bertram bukan
tempat yang cocok untuk dansa-dansi.
"Saya rasa di sini banyak orang kolot," kata Kolonel Luscombe mengulangi
ucapannya. "Barangkali
seharusnya saya membawa Anda berdua ke tempat
yang lebih modern. Soalnya, saya kurang mengerti soal-soal beginian."
"Ini sudah cukup baik," kata Elvira dengan sopan.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Hanya untuk beberapa malam," lanjut Kolonel Luscombe. "Saya pikir sebaiknya
kita nonton suatu pertunjukan malam ini. Sebuah pertunjukan musik...."
dia berkata dengan agak ragu, seolah-olah tak yakin apakah dia telah menggunakan
istilah yang tepat. "Judulnya Let Down Your Hair, Girls. Saya harap Anda suka?"
"Menyenangkan sekali," seru Mrs. Carpenter. "Hiburan bagi kita ya, Elvira?"
"Menyenangkan sekali," kata Elvira datar.
"Lalu setelah itu makan malam di Savoy?"
Sekali lagi Mrs. Carpenter berseru gembira. Kolonel Luscombe mencuri pandang ke
arah Elvira dan merasa lega. Pikirnya, Elvira pasti senang, hanya dia tak mau
menyatakannya. Dia hanya mengiyakan dengan sopan
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
di hadapan Mrs. Carpenter. "Aku maklum," katanya sendiri.
Pada Mrs. Carpenter dia berkata, "Mungkin Anda ingin melihat kamar Anda-apakah
Anda berkenan atau tidak."
"Oh, saya yakin semuanya beres."
"Kalau tidak berkenan di hati Anda, bisa diganti. Mereka di sini kenal baik pada
saya." Miss Gorringe menyambut mereka dengan gembira di
meja resepsionis. Mereka mendapatkan kamar nomor
28 dan 29 di lantai dua, dengan sebuah kamar mandi bersama.
"Saya akan naik dan mengeluarkan barang-barang dari kopor," kata Mrs. Carpenter.
"Elvira, mungkin kau lebih suka ngobrol dengan Kolonel Luscombe."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Itu siasatnya, pikir Kolonel Luscombe. Agak jelas
kelihatan mungkin, tapi paling tidak akan memberi
kesempatan pada mereka untuk berdua saja. Padahal
Kolonel Luscombe tak tahu mau ngobrol tentang apa
dengan Elvira. Dia menilai Elvira sebagai seorang gadis yang baik, tapi dia tak
biasa berhubungan dengan gadis-gadis. Istrinya meninggal pada waktu melahirkan,
dan bayinya, seorang anak laki-laki, dibesarkan oleh
keluarga istrinya. Sedang rumah tangganya kini diurus oleh kakaknya. Kini
putranya itu sudah menikah dan pergi menetap di Kenya. Cucu-cucunya berumur
sebelas, lima, dan dua setengah tahun. Waktu mereka datang mengunjunginya, dia
bermain sepak bola dengan mereka, ngobrol tentang pengetahuan angkasa luar, kereta api listrik, dan
berayun-ayun pada kakinya.
Itu mudah! Tapi dengan gadis-gadis...!
Ditanyanya Elvira kalau kalau dia mau minum. Dia sudah akan menawarkan minuman
ringan, tapi Elvira mendahuluinya. "Terima kasih. Saya ingin wiski campur vermouth."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Kolonel Luscombe memandangnya dengan agak ragu.
Menurut dia, gadis yang berumur-berapa umurnya ya"-
enam belas atau tujuh belas"-tak pantas minum wiski campur vermouth. Tapi dia
meyakinkan dirinya bahwa Elvira sendiri tahu mana yang terbaik. Maka
dipesannyalah wiski campur vermouth dan sherry-
Dia meneguk air ludahnya, lalu bertanya, "Bagaimana di Italia?" "Menyenangkan
sekali." "Dan tempatmu kos itu" Contessa siapa itu" Apakah dia tidak terlalu kaku?"
"Dia memang agak ketat. Tapi saya tak merisaukan hal itu."
Pak Kolonel memandanginya. Dia tak begitu vakin
apakah jawaban itu tidak berarti ganda.
Dengan agak tergagap, tapi dengan cara yang lebih
wajar daripada sebelumnya, dia berkata,
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Kurasa kita tidak saling mengenal sebagaimana mestinya. Padahal aku kan walimu,
dan juga bapak permandianmu. Sulit bagiku-ya, sulit bagi seorang
pelindung tua seperti aku ini-untuk mengetahui apa yang diingini seorang gadis-
sekurang-kurangnya-aku ingin tahu apa yang harus diberikan pada seorang gadis.
Setelah dia tamat sekolah, dan selesai pula mengikuti kursus tambahan. Kurasa
zaman sekarang ini semuanya harus serius. Meniti karier, umpamanya. Atau mencari
pekerjaan. Kita perlu membicarakan hal itu suatu saat.
Adakah sesuatu yang khusus yang ingin kaulakukan?"
"Saya rasa saya perlu ambil kursus sekretaris," kata Elvira tanpa semangat.
"Oh. Kau ingin menjadi sekretaris rupanya."
"Tidak juga." "Oh-jadi...." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Itu hanya sebagai langkah pertama," Elvira menjelaskan.
Kolonel Luscombe merasa seolah-olah dia harus tahu diri.
"Mengenai saudara-saudara sepupuku, keluarga
Melford itu, apakah kaupikir kau akan senang tinggal dengan mereka" Kalau
tidak...." "Oh, saya rasa demikian. Saya senang pada Nancy. Dan Kak Mildred baik sekali."
"Jadi beres kalau begitu, ya?"
"Ya, beres, sementara ini."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Luscombe tak tahu bagaimana harus menanggapi kata-
kata itu. Ketika dia sedang menimbang-nimbang apa lagi yang harus dikatakannya,
Elvira berbicara. Kata-katanya sederhana dan tepat. "Apakah saya punya uang?"
tanyanya. Dia menunggu beberapa saat sebelum menyahut,
sambil mengamati gadis itu dengan saksama. Kemudian dia berkata, "Ya. Kau punya
uang banyak sekali. Maksudnya, kelak bila kau sudah berumur dua puluh
satu tahun." "Ada pada siapa uang itu sekarang?"
Dia tersenyum. "Uang itu disimpan di sebuah badan hukum perwalian. Setiap tahun
diambil sebagian untuk membiayai pemeliharaan dan pendidikanmu."
"Dan apakah Anda walinya?"
"Aku hanya salah seorang di antaranya. Ada tiga orang."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Apa yang akan terjadi bila saya meninggal?"
"Aduh, aduh, Elvira, kau belum akan meninggal.
Mengapa bicara omong kosong begitu?"
"Mudah-mudahan saja tidak-tapi kita tak pernah tahu, bukan" Minggu yang lalu
umpamanya, sebuah pesawat
terbang meledak dan semua penumpangnya tewas."
"Tapi hal itu tidak akan terjadi atas dirimu," kata Luscombe tegas.
"Kita tak bisa tahu itu," kata Elvira. "Saya hanya ingin tahu siapa yang akan
mendapatkan uang saya bila saya meninggal?"
"Aku sama sekali tak tahu tentang itu," kata Pak Kolonel dengan jengkel.
"Mengapa kauta-nyakan hal itu?"
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Hotel Bertram At Bertrams Hotel Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Mungkin saja menarik," kata Elvira sambil merenung.
"Saya ingin tahu apakah akan ada artinya bagi seseorang untuk membunuh saya."
"Aduh, Elvira! Percakapan ini jadi sangat tidak menyenangkan. Aku tak mengerti
mengapa engkau sampai memikirkan hal-hal yang begituan."
"Ah, itu kan hanya bayangan saya saja. Orang pasti ingin tahu kenyataan yang
sebenarnya." "Kau kan tidak punya bayangan tentang Mafia-atau semacamnya?"
"Oh, tidak. Itu pikiran yang bodoh. Siapa yang akan mendapatkan uang saya bila
saya menikah?" "Kurasa suamimu. Tapi sudahlah...."
"Yakinkah Anda?"
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Tidak, aku tak yakin. Itu tergantung pada perjanjian dalam surat perwalian itu.
Tapi kau kan tidak menikah, jadi mengapa risau?"
Elvira tak menyahut. Dia kelihatan tenggelam dalam renungan. Akhirnya dia sadar
dari renungannya dan bertanya, "Pernahkah Anda bertemu dengan ibu saya?"
"Kadang-kadang. Tidak sering."
"Di mana dia sekarang?"
"Oh-di luar negeri."
"Di luar negeri mana?"
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Entah di Prancis-entah di Portugal. Aku tak tahu pasti."
"Pernahkah dia ingin bertemu dengan saya?"
Pandangan matanya yang jernih menatap kolonel itu.
Kolonel Luscombe tak tahu bagaimana harus
menjawabnya. Apakah saat ini dia harus mengatakan
yang sebenarnya" Atau bersikap samar" Atau terang-
terangan berbohong" Apa yang bisa dikatakan pada
seorang gadis yang menanyakan pertanyaan yang
begitu sederhana, tapi jawabannya sangat rumit"
"Entahlah," sahutnya dengan rasa tak senang.
Elvira memandanginya dengan murung. Luscombe
benar-benar merasa tak enak. Dia telah mengacaukan keadaan. Gadis itu pasti jadi
bertanya-tanya-jelas dia ingin tahu. Setiap gadis pasti begitu.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Katanya, "Sudahlah, jangan pikirkan hal itu -maksudku, itu sulit dijelaskan.
Ibumu, yah, agak berbeda dari...."
Elvira mengangguk kuat-kuat.
"Saya tahu. Saya sering membaca berita tentang dia di surat-surat kabar. Dia
agak luar biasa, bukan" Pokoknya, dia bisa disebut orang yang hebat."
"Ya," kolonel itu membenarkan. "Itu memang benar. Dia orang yang hebat." Dia
diam sebentar, lalu melanjutkan lagi, "Memiliki seorang ibu yang hebat tidak
selalu menyenangkan. Percayalah, kata-kataku itu benar."
"Anda tidak mau membicarakan keadaan yang
sebenarnya, bukan" Tapi saya rasa, apa yang barusan Anda katakan itu memang
benar." Keduanya menoleh ke arah pintu yang berbingkai
tembaga, yang menuju ke luar.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Tiba-tiba pintu itu didorong dengan kasar -suatu cara yang tak biasa terjadi di
Hotel Bertram-lalu seorang pria muda masuk dengan langkah-langkah panjang. Dia
langsung menuju ke meja resepsionis. Dia memakai
jaket kulit berwarna hitam. Semangat hidupnya
demikian berlawanan dengan Hotel Bertram yang
tenang, hingga hotel itu terasa seperti sebuah museum.
Sedang orang-orang yang ada di situ hanya merupakan barang-barang peninggalan
dari masa lalu yang sudah berlapis debu. Dia membungkukkan tubuhnya ke arah
Miss Gorringe. "Apakah Lady Sedgwick menginap di sini?" tanyanya.
Kali ini Miss Gorringe tidak memperlihatkan senyum yang manis. Matanya dingin.
"Ya," sahutnya Lalu dengan sangat enggan diulurkannya tangannya ke arah pesawat
telepon. "Apakah Anda ingin....'"
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Tidak," kata anak muda itu. "Saya hanya ingin meninggalkan surat pendek
untuknya." Surat kecil itu dikeluarkannya dari saku jaket kulitnya, lalu digeserkannya ke
atas meja mahoni itu. "Saya hanya ingin meyakinkan diri bahwa memang ini hotelnya."
Suaranya mengandung rasa tak percaya ketika dia
melihat ke sekelilingnya. Lalu dia berbalik ke arah jalan masuk. Dengan tak acuh
dia memandangi orang-orang
yang duduk di tempat itu, termasuk Luscombe dan
Elvira. Tanpa disadarinya, Luscombe tiba-tiba merasa marah. Sialan, pikirnya,
bukankah Elvira ini seorang gadis yang cantik. Waktu aku masih muda, pasti
terlihat olehku seorang gadis cantik, terutama bila dia berada di tengah-tengah
orang-orang tua begini. Tapi anak muda itu agaknya tak mau memperlihatkan
minatnya pada gadis-gadis cantik. Anak muda itu berbalik lagi ke meja resepsionis dan bertanya
dengan suara agak nyaring, seolah-olah untuk menarik perhatian Miss Gorringe.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Berapa nomor telepon di sini-1129, bukan?"
"Bukan," kata Miss Gorringe, "3925."
"Daerah Regent?"
"Bukan. Daerah Mayfair."
Pria itu mengangguk. Lalu dengan cepat dia
menyeberang ke arah pintu dan keluar, dengan
meninggalkan pintu terayun-ayun kuat seperti saat dia masuk.
Semua orang tampak menarik napas panjang karena
merasa sulit untuk melanjutkan percakapan mereka.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Aduh," kata Kolonel Luscombe, seperti tak tahu apa yang harus dikatakannya.
"Keterlaluan anak-anak muda zaman sekarang ini...."
Elvira tersenyum. "Anda tahu siapa dia, bukan?" katanya. "Tahukah Anda siapa dia?" Suaranya
mengandung rasa kagum, lalu melanjutkan, "Itu kan Ladislaus Malinowski!"
"Oh, orang itu." Nama itu memang terasa tak asing bagi Kolonel Luscombe. "Dia
pembalap, bukan?" "Ya. Dia juara dunia dalam kejuaraan dua tahun yang lalu. Setahun yang lalu dia
mengalami tabrakan yang hebat. Banyak bagian tubuhnya yang patah. Tapi saya
yakin dia akan ikut balapan lagi sekarang." Dia mengangkat kepalanya dan
mendengarkan. "Itu mobil balap yang dikendarainya."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Derum mesin yang nyaring menembus ke Hotel Bertram dari jalan di luar. Kolonel
Luscombe menduga bahwa Ladislaus Malinowski adalah salah seorang yang
dianggap pahlawan oleh Elvira. Yah, pikirnya, itu lebih baik daripada menggemari
salah seorang penyanyi pop, atau anggota-anggota Beatles yang berambut gondrong,
atau entah apa lagi namanya. Luscombe memang
berpandangan kuno terhadap anak-anak muda.
Pintu terbuka lagi. Baik Elvira maupun Kolonel
Luscombe menoleh ke arah pintu itu dengan rasa ingin tahu. Tapi keadaan Hotel
Bertram kini sudah normal kembali. Yang masuk hanyalah seorang biarawan tua
yang berambut putih. Sesaat dia hanya berdiri sambil melihat ke sekelilingnya
dengan heran, seperti seseorang yang tak tahu di mana dia berada dan
bagaimana dia sampai berada di situ. Hal seperti itu tak aneh bagi Pater
Pennyfather. Kadang-kadang dia
mengalami keadaan, di mana dia tak ingat dari mana dia datang, ke mana akan
pergi, atau untuk apa dia pergi ke sana! Hal semacam itu biasanya dialaminya
ketika dia sedang berada di jalan, atau bahkan ketika sedang
duduk dalam suatu rapat. Dan bahkan dia pernah
mengalaminya ketika dia sedang berada di mimbar
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
katedral. Dia tak ingat apakah dia sudah membacakan khotbahnya, ataukah baru
akan melakukannya. "Rasanya aku kenal orang tua itu," kata Luscombe sambil memandangnya. "Siapa
dia, ya" Kalau tak salah dia sering menginap di sini. Apakah dia Abercrombie"
Wakil Uskup Aber-crombie"-bukan, bukan Abercrombie, meskipun dia memang mirip
dengan Abercrombie."
Tanpa minat, Elvira menoleh pada Pater Pennyfather.
Dibandingkan dengan seorang pembalap mobil, Pater
itu sama sekali tak menarik. Dia tak pernah menaruh perhatian pada para
rohaniwan. Tapi sejak dia berada di Italia, diakuinya bahwa dia merasa agak
kagum pada para kardinal, yang dianggapnya seperti dalam lukisan.
Wajah Pater Pennyfather menjadi cerah, lalu dia
mengangguk dengan senang. Dia sudah tahu di mana
dia berada. Di Hotel Bertram. Ya, tentu. Dia akan
menginap di sini, dalam perjalanannya ke-ah, dalam perjalanan ke mana ya" Ke
Chad-minster" Bukan, dia baru saja datang dari Chad-minster. Dia akan pergi ke-
oh, ya-menghadiri kongres di Lucerne. Dengan wajah Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
berseri-seri dia melangkah maju ke meja resepsionis.
Dia disambut dengan hangat oleh Miss Gorringe.
"Senang sekali bertemu dengan Anda, Pater
Pennyfather. Anda kelihatan baik-baik saja."
"Terima kasih-terima kasih-minggu lalu saya pilek hebat.
Tapi sekarang sudah sembuh. Adakah Anda
menyediakan kamar untuk saya" Saya ada menulis
surat, kan?" Miss Gorringe membenarkan hal itu.
"Oh, ya, Pater Pennyfather. Kami telah menerima surat Anda. Kami telah
menyediakan kamar nomor 19 untuk
Anda. Kamar itu Anda tempati juga waktu Anda terakhir menginap di sini."
"Terima kasih-terima kasih-saya akan menempatinya selama-selama berapa lama, ya-
oh, ya, selama empat hari. Sebenarnya saya akan pergi ke Lucerne dan akan
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
menginap di sana semalam. Tapi saya akan tetap
menyewa kamar saya di sini. Saya akan meninggalkan sebagian besar barang-barang
saya di sini dan hanya akan membawa sebuah tas kecil saja ke Swiss. Bisa, kan?"
Miss Gorringe mengiyakan. "Semuanya akan beres.
Anda sudah menerangkan semuanya dengan jelas sekali dalam surat Anda."
Sebenarnya kata-kata 'dengan jelas sekali' kurang tepat.
'Seluruhnya', akan lebih tepat, karena pater itu telah menulis dengan panjang
lebar. Setelah semua yang dirisaukannya selesai, Pater
Pannyfather mendesah lega dan dia diantar ke kamar 19
bersama barang-barangnya.
Di dalam kamar 28 Mrs. Carpenter telah melepas
mahkotanya yang berwarna' ungu dari kepalanya. Lalu diletakkannya pakaian
tidurnya di atas bantal di tempat Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
tidur dengan rapi. Dia mengangkat kepalanya waktu
Elvira masuk. "Oh, kau rupanya, Sayang. Apakah kau ingin kubantu mengeluarkan barang-
barangmu?" "Tidak, terima kasih," kata Elvira dengan sopan. "Saya tidak akan mengeluarkan
banyak barang." "Kau lebih suka kamar tidur yang mana" Kamar mandi ada di tengah-tengah di
antara kamar kita. Mereka
kusuruh menaruh barang-barangmu di kamar sebelah.
Kupikir kamar ini mungkin agak ribut."
"Anda baik sekali," kata Elvira datar.
"Benarkah kau tak ingin kubantu?"
"Tidak, terima kasih. Benar-benar tak perlu. Saya mau mandi."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Ya, kurasa itu baik sekali. Apakah kau mau mandi duluan" Aku harus
menyelesaikan menyimpan barang-barangku ini."
Elvira mengangguk. Dia masuk ke kamar mandi di
sebelahnya, menutup pintunya, dan memasang grendel pintu itu. Lalu dia masuk ke
kamarnya sendiri, membuka kopornya, dan melemparkan beberapa lembar baju ke
tempat tidur. Setelah itu dia membuka pakaiannya,
mengenakan kimono, lalu masuk ke kamar mandi dan
membuka kran. Selesai mandi, dia kembali ke kamarnya sendiri, lalu duduk di
tempat tidur di dekat pesawat telepon. Dia mendengarkan sebentar, kalau-kalau
ada gangguan, lalu diangkatnya gagang telepon itu.
"Di sini kamar 29. Bisakah Anda menyambungkan ke Regent 1129?"
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
4 Di daerah perkantoran Scotland Yard sedang
berlangsung semacam rapat tak resmi. Enam atau tujuh orang pria duduk dengan
santai mengelilingi sebuah meja. Keenam orang pria itu adalah orang penting
dalam bidangnya masing-masing. Persoalan yang
sedang mendapat perhatian para pengawal hukum itu
adalah suatu masalah yang sangat penting selama dua atau tiga tahun terakhir
ini. Suatu jenis kejahatan yang sangat berhasil dan sangat mengganggu ketenangan
masyarakat. Perampokan besar-besaran sedang
meningkat. Perampokan bank, perampasan gaji
pegawai, pencurian perhiasan yang dikirim melalui pos, juga perampokan kereta
api. Belum sebulan yang lalu telah terjadi lagi suatu perampokan yang amat
berani dan berhasil. Sir Ronald Graves, Asisten Komisaris Scotland Yard, duduk di kepala meja sebagai
pemimpin. Sebagaimana kebiasaannya, dia lebih banyak mendengarkan daripada
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
berbicara. Tak ada laporan resmi yang dikemukakan
pada kesempatan itu. Itu semua adalah pekerjaan rutin yang ditangani oleh CID
(Bagian Intel). Sedang pertemuan itu merupakan tukar pikiran tingkat tinggi untuk merangkai gagasan-
gagasan dari orang-orang yang meninjau persoalan dari segi pandang yang agak berbeda-beda. Sir Ronald
Graves memandang anggota kelompoknya satu per satu, lalu dia mengangguk pada seorang pria di ujung meja.
"Nah, Ayah," katanya, "coba kami dengar beberapa leluconmu, seperti biasa."
Pria yang disebut 'Ayah' itu adalah Inspektur Kepala Fred Davy. Tak lama lagi
dia akan pensiun, dan tampangnya lebih tua daripada umurnya. Sebab itulah dia dijuluki 'Ayah'.
Kehadirannya selalu menimbulkan rasa senang, sikapnya selalu halus dan ramah,
hingga banyak penjahat terkejut dan heran menghadapi
kenyataan bahwa dia tak selalu ramah dan tak mudah ditipu.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Ya, Ayah, kami ingin mendengar pandangan-
pandanganmu," kata seorang inspektur kepala yang lain.
"Masalah besar," kata Inspektur Kepala Davy sambil mendesah dalam-dalam. "Ya,
masalah besar. Dan mungkin akan menjadi lebih besar lagi."
"Yang kaukatakan besar itu, apakah jumlahnya?" "Ya."


Hotel Bertram At Bertrams Hotel Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Seorang pria lain yang bernama Comstock, yang
berwajah tajam seperti musang dan bermata awas,
menyela. "Apakah kau ingin mengatakan bahwa itu
menguntungkan mereka?"
"Ya dan tidak," kata Ayah. "Bisa menjadi bencana bagi mereka. Tapi sampai sejauh
ini, dengan bantuan setan, mereka masih bisa menguasai keadaan."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Komisaris Andrews, seorang pria berambut pirang,
bertubuh kecil dan dengan pandangan mata yang
menerawang, berkata sambil merenung,
"Menurut saya, keadaannya lebih buruk daripada yang kita sadari. Lihat saja
sebuah perusahaan kecil yang dimiliki oleh satu orang. Bila ditangani dengan
baik dan besarnya usaha itu cukup, maka pasti akan berhasil. Bila perusahaan itu
diperluas dengan cabang, dijadikan lebih besar, dan di tambah pegawainya, maka
besarnya perusahaan itu tiba-tiba jadi tak sesuai lagi, dan keadaannya pun akan menurun.
Demikian pula halnya dengan rangkaian toko-toko besar atau industri besar.
Bila besarnya usaha memadai, dia akan berhasil. Bila kurang memadai, akan kurang
berhasil. Segala-galanya ada ukurannya. Bila ukurannya tepat dan ditangani
dengan baik, maka akan sukses."
"Menurut kau, berapa besarnya masalah ini?" sergah Sir Ronald.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Lebih besar daripada yang kita duga semula," kata Comstock.
Inspektur McNeill, seorang yang berwajah keras,
berkata, "Menurut saya, gerakannya membesar. Ayah benar.
Keadaannya berkembang terus."
"Baik sekali," kata Davy. "Mungkin akan berkembang terlalu cepat, dan kemudian
tak terkendalikan lagi."
"Soalnya sekarang, Sir Ronald," kata McNeill, "siapa yang harus kita gerebek dan
kapan?" "Ada selusin tempat yang bisa kita gerebek," kata Comstock. "Komplotan Harris
terlibat di dalamnya, kita tahu itu. Lalu, ada daerah kecil di dekat Luton.
Sebuah bengkel di Epsom, sebuah rumah minum di dekat
Maidenhead, dan sebuah peternakan di Jalan Great
North." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Adakah di antaranya yang boleh kita gerebek?"
"Saya rasa tidak. Semuanya hanya kelas teri. Hanya merupakan mau rantai. Sebuah
bengkel di mana mobil-mobil diubah, dan cepat-cepat diserahkan kembali;
sebuah rumah minum terhormat di mana pesan-pesan
disampaikan; sebuah toko pakaian bekas di mana
penampilan orang bisa diubah, dan sebuah toko pakaian langganan teater mungkin
juga berguna. Orang-orang itu dibayar. Mereka dibayar cukup mahal, tapi mereka
benar-benar tak tahu apa-apa!"
Komisaris Andrews, yang kelihatan sedang
menerawang, berkata lagi, "Kita berhadapan dengan orang-orang yang berotak
cemerlang. Kita belum tahu jejak mereka. Kita hanya tahu beberapa penghubung
mereka, itu saja. Seperti kataku tadi, komplotan Harris ada di dalamnya, dan
Marks juga terlibat dalam bidang keuangannya. Hubungan-hubungan dengan luar
negeri dilakukan melalui Weber, tapi dia hanya kaki tangan.
Kita sebenarnya tak punya tuduhan apa-apa atas diri salah seorang di antara
mereka itu. Kita tahu bahwa Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
mereka semua punya cara tersendiri untuk saling
berhubungan, juga dengan beberapa cabang komplotan itu. Tapi kita tak tahu betul
bagaimana mereka melakukannya. Kita mengawasi mereka dan mengikuti
mereka. Dan mereka tahu kita mengawasi mereka. Di
suatu tempat ada kantor pusatnya yang besar. Yang
perlu kita tangkap adalah otak perencananya."
"Rasanya jaringannya besar sekali," kata Com-stock.
"Aku sependapat bahwa pasti ada kantor pusat operasi yang besar di suatu tempat.
Suatu tempat di mana setiap operasi direncanakan, dirinci, dan dirangkai dengan sempurna. Di tempat
itu ada seseorang yang merancang semuanya, misalnya Operasi Kantong Pos
atau Operasi Pembayaran Gaji. Orang-orang itulah yang harus kita cari."
"Mungkin mereka bahkan tak berada di negeri ini," kata Ayah dengan tenang.
"Ya, aku yakin itu benar. Mungkin mereka tinggal dalam sebuah igloo, di suatu
tempat, atau dalam sebuah tenda Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
di Maroko, atau di sebuah rumah peristirahatan di
pegunungan di Swiss."
"Aku tak percaya adanya otak perencana itu," kata McNeill sambil menggeleng.
"Itu hanya ada dalam cerita-cerita saja. Memang, tentu ada seorang
kepalanya, tapi aku tak percaya adanya otak penjahat.
Menurutku, mungkin ada suatu badan direksi yang
pandai sekali di belakang gerakan ini. Dan gerakan ini direncanakan di pusatnya,
dengan seorang ketua. Merekah berhasil dengan baik, dan mereka terus
meningkatkan teknik mereka. Namun demikian...."
"Ya?" tanya Sir Ronald mendorong.
"Dalam suatu tim kecil yang bagaimanapun ketatnya, mungkin ada sistem
pembuangan. Aku biasa menyebutnya azas kereta salju Rusia'. Sekali-sekali, bila mereka pikir kita
sudah mencium jejak mereka, mereka lemparkan seorang di antara mereka. Seseorang
yang menurut mereka tidak akan merugikan mereka."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Akan beranikah mereka berbuat begitu" Apakah itu tidak mengundang bahaya?"
"Kurasa bisa dilakukan sedemikianrupa hingga siapa pun orangnya, dia tidak akan
menyadari bahwa dia didorong dari kereta salju itu. Dia hanya menyangka bahwa
dia terjatuh. Dia akan tutup mulut, karena dia pikir dia memang harus tutup
mulut. Pasti begitulah keadaannya. Mereka memiliki banyak uang yang bisa
mereka pertaruhkan, dan mereka mampu bertindak
murah hati. Keluarganya, kalau ada, akan dijamin bila dia dipenjarakan. Bahkan
mungkin bisa diatur usaha supaya dia bisa meloloskan diri."
"Sudah terlalu banyak yang memakai cara itu," kata Comstock.
"Kurasa kalian semua tahu," kata Sir Ronald, "bahwa tak ada gunanya kita
berspekulasi lagi. Kita selalu
mengucapkan hal-hal yang sama."
McNeill tertawa. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Untuk apa sebenarnya Anda mengumpulkan kami, Sir?"
"Yah...," Sir Ronald berpikir sebenar, "kita semuanya sependapat mengenai hal
yang utama," katanya lambat-lambat. "Kita sependapat mengenai kebijaksanaan
utama kita, mengenai apa yang akan kita lakukan.
Kurasa akan menguntungkan bila kira menoleh ke soal-soal yang kecil, hal-hal
yang tidak terlalu penting, yang hanya sedikit saja keluar dari kebiasaan. Sulit
untuk menjelaskan apa maksudku, pokoknya seperti urusan
dalam perkara Culver tahun yang lalu itu. Sebuah noda tinta. Ingatkah kalian"
Sebuah noda tinta di sekeliling liang tikus. Mengapa seseorang harus menuangkan
sebotol tinta ke dalam sebuah liang tikus" Kelihatannya tak penting. Sulit pula
mendapatkan jawabannya. Tapi bila kita bisa mendapatkan jawabannya, maka jawaban
itu akan menuntut kita ke arah penyelesaian. Itulah-pada garis besarnya-hal yang
sedang kupikirkan. Hal-hal yang aneh. Jangan enggan mengatakan bila kalian
menemukan sesuatu yang menurut kalian agak sedikit aneh. Nampaknya remeh, tapi
menggelitik, karena tak biasa. Kulihat Ayah mengangguk."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Saya sependapat sekali dengan Anda," kata Inspektur Kepala Davy. "Ayo, Teman-
teman, coba kemukakan sesuatu. Bahkan kalau itu hanya seorang laki-laki yang
mengenakan topi yang lucu."
Tak ada tanggapan langsung. Semuanya kelihatan tak jelas dan agak ragu.
"Ayolah," kata Ayah. "Aku saja yang akan maju dulu.
Sebenarnya sih hanya suatu kisah lucu, tapi mungkin pantas untuk didengar.
Mengenai Bank London and Metropolitan itu. Cabangnya di Carmolly Street. Ingat itu" Kita memiliki daftar
penuh nomor polisi mobil-mobil, warnanya, dan mereknya. Kita minta bantuan
masyarakat untuk memberikan informasi dan mereka
memberikan tanggapan-hebat sekali tanggapan itu! Ada kira-kira seratus lima
puluh informasi menyesatkan yang masuk! Kita berhasil menyaringnya, hingga
akhirnya tinggal kira-kira tujuh buah mobil yang terlihat di sekitar tempat itu
yang dicurigai. Masing-masing mobil itu mungkin ada hubungannya dengan
perampokan itu." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Ya," kata Sir Ronald, "teruskan."
"Ada satu atau dua mobil yang tak bisa kita lacak.
Mungkin pelat nomor polisinya sudah diganti. Tak ada yang aneh mengenai hal itu
karena orang sering melakukan itu. Kebanyakan di antaranya akhirnya bisa dilacak. Aku hanya akan
mengemukakan satu contoh.
Sebuah mobil sedan Morris Oxford, berwarna hitam,
dengan nomor CMG 256, yang dilaporkan oleh seorang calon perwira. Katanya, mobil
itu dikemudikan oleh Bapak Hakim Ludgrove."
Ayah melihat ke sekelilingnya. Mereka sedang
mendengarkannya, tapi tanpa memperlihatkan minat
yang nyata. "Aku tahu," katanya, "sebagaimana biasanya informasi itu salah. Pak Hakim
Ludgrove memang seorang pria tua yang mudah dikenali, antara lain karena
wajahnya yang buruk. Nah, orang itu jelas bukan Pak Hakim Ludgrove, karena pada
saat itu dia sedang berada di pengadilan.
Dia memang memiliki sebuah mobil Morris Oxford, tapi nomornya bukan CMG 256."
Dia memandang berkeliling Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
lagi. "Baiklah, baiklah. Jadi itu tak ada artinya bagi kalian. Tapi tahukah
kalian, berapa nomor mobilnya"
CMG 265. Mirip sekali, bukan" Suatu kekeliruan yang biasa dibuat orang kalau
mencoba mengingat nomor sebuah mobil." "Maaf," kata Sir Ronald, "aku kurang mengerti...."
"Tidak," kata Inspektur Kepala Davy, "memang tak ada yang perlu dimengerti,
bukan" Hanya-nomor itu hampir persis dengan nomor yang sebenarnya, bukan" 265
dan 256, sama-sama CMG. Memang benar-benar suatu
kebetulan kalau ada dua mobil Morris Oxford yang
warnanya sama, dan nomor polisinya hanya satu angka saja bedanya, dan dengan
pengemudinya yang sangat mirip dengan pemilik mobil lainnya."
"Apakah maksudmu...?"
"Hanya berbeda satu angka, 'kesalahan yang disengaja'
di zaman sekarang. Agaknya begitulah keadaannya."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Maaf, Davy. Aku masih belum mengerti."
"Oh, saya rasa tak ada yang harus dimengerti. Ada sebuah mobil Morris Oxford,
bernomor CMG 265, yang lewat di jalan hanya dua setengah menit setelah
perampokan bank itu. Calon perwira itu mengenali
pengemudi mobil itu sebagai Pak Hakim Ludgrove."
"Apakah kau akan mengatakan bahwa itu memang
benar Hakim Ludgrove" Jangan main-main, Davy,"
"Tidak, saya tidak mengatakan bahwa dia adalah Pak Hakim Ludgrove, dan bahwa dia
terlibat dalam perampokan bank itu. Pada waktu itu dia sedang
menginap di Hotel Bertram di Pond Street. Dan tepat pada saat itu dia sedang
berada di kantor pengadilan.
Semuanya terbukti dengan jelas. Yang ingin saya
katakan adalah bahwa nomor dan merk mobil itu, serta pengenalan yang diberikan
oleh seorang calon perwira yang kenal betul wajah Pak tua Ludgrove, adalah suatu
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
kebetulan yang sangat berarti. Ternyata tidak. Sayang sekali."
Comstock bergerak dengan perasaan tak enak. "Ada suatu kejadian lain yang mirip
kejadian itu, sehubungan dengan peristiwa perampokan toko perhiasan di
Brighton. Menyangkut seorang admiral tua. Aku lupa namanya. Seorang wanita
mengenali admiral itu dengan yakin di tempat kejadian itu."
"Padahal bukan dia?"
"Bukan. Dia berada di London malam itu. Kalau tak salah dia ke sana menghadiri
jamuan makan malam dikalangan angkatan laut."
"Dan dia menginap di klubnya?"
"Tidak, dia menginap di sebuah hotel-kalau tak salah di hotel yang kausebutkan
tadi itu, Ayah. Hotel Bertram, Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
bukan" Tempat itu sepi. Kudengar banyak bekas
anggota tentara menginap di sana."
"Hotel Bertram," kata Inspektur Kepala Davy, sambil merenung.
5 Miss Marple terjaga ketika hari masih pagi benar,
karena begitulah kebiasaannya. Dia memuji tempat
tidurnya. Nyaman sekali. Dia menyeberangi kamar menuju ke jendela dan
membuka gordennya. Maka masuklah sinar pagi London yang pucat. Tapi Miss Marple
belum mau memadamkan lampu. Mereka telah memberinya sebuah kamar yang
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
bagus sekali. Itu merupakan suatu tradisi di Hotel Bertram. Kertas pelapis
dindingnya bermotif bunga
mawar, ada sebuah lemari mahoni berlaci-laci dan
sebuah meja hias yang sesuai. Juga dua buah kursi yang bersandaran tegak, dan
sebuah kursi santai yang cukup tinggi dari lantai. Ada sebuah pintu yang menuju
ke kamar mandi modern, tapi dindingnya berlapis keramik yang bermotif bunga
mawar pula, hingga menghilangkan kesan higienis yang kaku.
Miss Marple kembali ke tempat tidurnya. Ditepuk-
tepuknya bantalnya, lalu melihat ke jam. Pukul setengah delapan. Diambilnya buku
ibadahnya yang kecil, yang selalu dibawanya ke mana-mana, dan sebagaimana
biasa, dibacanya satu setengah halaman. Dia memang mengharuskan dirinya membaca
buku itu sekian banyaknya dalam sehari. Lalu diambilnya pekerjaan
rajutannya dan mulai merajut. Mula-mula perlahan-
lahan, karena jari-jarinya masih kaku dan sakit kalau dia baru bangun tidur.
Tapi tak lama kemudian, kecepatannya bertambah, dan jemarinya tak sakit dan tak kaku lagi.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Satu hari lagi," kata Miss Marple kepada dirinya sendiri, menyambut hari itu
dengan perasaan senang. Satu hari lagi-dan kita tak tahu apa yang akan terjadi
hari ini. Dia duduk dengan santai dan dia berhenti merajut, lalu membiarkan pikirannya
mengalir tenang dalam

Hotel Bertram At Bertrams Hotel Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kepalanya.... Selina Hazy.... Pondok kecil yang pernah didiaminya di St. Mary
Mead, pondok yang cantik sekali-sayang, sekarang telah dipasangi genting
berwarna hijau yang jelek... Kue muffin... banyak sekali menteganya...
tapi enak sekali... Dan bayangkan, mereka juga
menyediakan kue kacang kuno! Dia sama sekali tak
menyangka bahwa segala-galanya tetap bisa seperti di masa silam... karena
bagaimanapun juga, sang waktu tak pernah tinggal diam.... Dan untuk memaksakan
agar waktu tinggal diam tanpa perubahan seperti ini, pasti memerlukan uang
banyak.... Sedikit pun lak ada barang plastik di tempat ini!... Itu pasti
memerlukan biaya, pikirnya. Apa-apa yang kuno bagaikan lukisan.... Lihat saja
betapa banyaknya orang yang sekarang
menginginkan bunga mawar kuno dan melecehkan teh
hibrida!.... Tak ada satu pun di tempat ini
yang kelihatan asli... Yah, mengapa harus asli"...
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Sudah lima puluh-ah tidak, hampir enam puluh tahun yang lalu dia menginap di
sini. Dan rasanya itu pun tak jelas, karena dia sudah terbiasa dengan tahun
kalender yang sekarang ini. Semuanya itu benar-benar
membukakan kumpulan masalah-masalah yang
menarik.... Baik suasana maupun orang-orangnya....
Miss Marple menjauhkan pekerjaan rajutannya dari
dirinya. "Daerah-daerah kota yang terpencil," katanya.... "Ya, daerah-daerah kota yang
terpencil.... Dan sulit ditemukan..." Apakah itu ada hubungannya dengan perasaan aneh
yang menggelisahkannya semalam" Perasaannya bahwa
ada sesuatu yang tak beres...
Orang-orang tua itu-mirip benar dengan orang yang
diingatnya waktu dia menginap di sini lima puluh tahun yang lalu. Tapi pada
waktu itu mereka wajar-sedang sekarang mereka tak wajar. Orang-orang tua zaman
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
sekarang tak sama dengan orang-orang tua pada waktu itu. Mereka kelihatan susah
dan tersiksa-karena kesulitan-kesulitan rumah tangga yang dihadapinya.
Atau mereka kian kemari untuk menghadiri pertemuan dan berusaha supaya kelihatan
sibuk dan mampu, lalu mereka mencat rambut mereka menjadi biru tua, atau memakai
wig. Dan tangan mereka tidak lagi seperti
tangan orang-orang yang dikenangnya, halus dan
lembut-tangan orang-orang sekarang kasar karena
kebanyakan mencuci memakai detergen....
Jadi-yah, orang-orang ini lalu kelihatan tak asli. Tapi yang penting adalah
bahwa mereka benar-benar ada.
Selina Hazy memang ada. Dan pria tentara tua yang
tampan di sudut itu, nyata ada-Miss Marple pernah
bertemu dengannya, meskipun dia tak ingat namanya-
dan Bapak Uskup (Robbie yang baik) sudah meninggal.
Miss Marple melihat ke jamnya yang kecil. Pukul
setengah sembilan. Sudah waktunya untuk sarapan.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Dia membaca peraturan-peraturan yang diberikan
hotel-hurufnya besar-besar dan jelas hingga orang tak perlu memasang
kacamatanya. Kita bisa memesan makanan lewat telepon, dengan
meminta datang petugas pelayan kamar, atau dengan
menekan bel pemanggil pelayan kamar.
Miss Marple menekan bel pemanggil itu. Dia selalu
gugup kalau harus berbicara dengan petugas pelayan kamar.
Hasilnya hebat sekali. Dalam waktu singkat sekali
terdengar ketukan pada pintu dan seorang pelayan
kamar yang sangat memenuhi syarat muncul. Seorang
pelayan kamar sungguhan yang kelihatan tak asli. Dia mengenakan baju katun
bergaris-garis biru dan sebuah topi yang kelihatannya baru dicuci dan
diseterika. Wajahnya merah jambu dan selalu tersenyum serta
benar-benar menampakkan sifat kedesaannya. Dari
mana mereka mendapatkan orang-orang seperti ini"
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Miss Marple memesan sarapannya. Teh, telur rebus,
dan roti. Pelayan kamar itu demikian cekatannya,
hingga Miss Marple lupa menyebutkan bubur gandum
atau jus jeruk. Lima menit kemudian sarapan yang dipesannya sudah
datang. Dia membawa nampan yang menyenangkan, di
mana terdapat sebuah teko teh bulat yang besar, susu sapi yang kental, dan
sebuah kendi perak berisi air panas. Di atas roti terdapat dua buah telur rebus
yang cantik. Rebusan telurnya bagus sekali. Sedang
menteganya berbentuk bulatan-bulatan yang sedang
besarnya. Selainya adalah selai marmalade, arbei, dan madu. Rotinya pun
kelihatan enak sekali, tidak keras seperti kertas-baunya pun bau roti yang baru
(bau yang paling sedap di dunia!). Ada pula sebuah apel, pir, dan pisang.
Miss Marple menusukkan pisau dengan berhati-hati tapi mantap. Dia tak kecewa.
Kuning telurnya yang berwarna kuning tua dan kental meleleh keluar. Ini baru
telur! Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Semuanya masih panas berasap. Ini benar-benar
sarapan. Seperti sarapan yang dimasaknya sendiri, tapi dia tak perlu memasaknya!
Makanan itu diantarkan padanya, seolah-olah-tidak, bukan seolah-olah dia ratu-seolah-olah dia seorang
wanita setengah baya yang
menginap di sebuah hotel yang baik tapi tidak terlalu mahal, dengan keadaan-
seperti pada tahun 1909. Miss Marple menyatakan pujiannya pada pelayan kamar
itu, dan dia menjawab sambil tersenyum, "Oh, ya, Madam, juru masak kami sangat
berhati-hati menyiapkan sarapan." Miss Marple memandangnya dengan rasa kagum. Hotel
Bertram benar-benar menyediakan segala sesuatu yang hebat. Pelayan ini
umpamanya, juga hebat sekali. Diam-diam Miss Marple mencubit lengannya sendiri
untuk meyakinkan dirinya. "Sudah lama Anda bekerja di sini?" tanyanya. "Baru tiga tahun lebih, Madam."
"Dan sebelum itu?"
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Saya bekerja di sebuah hotel di Eastbourne. Hotel itu sangat modern dan
mengikuti zaman-tapi saya lebih
suka tempat yang kuno seperti ini."
Miss Marple menghirup tehnya. Tanpa disadarinya, dia bersenandung perlahan-dan
dengan sendirinya terucaplah kata-kata yang merupakan lirik sebuah lagu yang sudah lama
terlupakan, 'Oh, di manakah kau
berada selama hidupku....'
Pelayan kamar itu tampak agak terkejut.
"Saya terkenang sebuah lagu lama," celoteh Miss Marple, dengan nada meminta
maaf. "Lagu itu pernah populer."
Dia menyanyi lagi perlahan-lahan. "Oh, di mana kau berada selama hidupku...."
"Mungkin Anda tahu lagu itu?" tanyanya.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Yaah...." Pelayan kamar kelihatan menyesal.
"Barangkali lagu itu sudah terlalu tua untukmu," kata Miss Marple. "Ah, orang
jadi senang bernostalgia-di tempat seperti ini."
"Benar, Madam. Saya rasa banyak wanita yang
menginap di sini merasa begitu."
"Saya rasa, itulah antara lain sebabnya mengapa mereka datang kemari," kata Miss
Marple. Pelayan kamar itu keluar. Agaknya dia sudah terbiasa dengan wanita-wanita yang
suka berceloteh dan mengenang masa lalu. Miss Marple menyelesaikan sarapannya, lalu bangkit dengan santai dan senang. Dia
sudah merencanakan untuk berbelanja pagi itu. Tidak terlalu banyak, supaya Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
tidak terlalu meletihkan-nya. Mungkin hari ini dia akan pergi ke Oxford Street,
dan besok ke Knightsbridge. Dia mengatur acara dengan gembira.
Kira-kira pukul sepuluh dia keluar dari kamarnya dengan perlengkapan sempurna:
topi, sarung tangan, payung-sekadar persiapan, meskipun cuaca kelihatan cerah-
tas tangan-dan tas belanjanya yang terbagus.
Pintu kamar yang berjarak dua ruangan dari kamarnya di lorong hotel terbuka
dengan kasar, dan seseorang menjenguk ke luar. Dia adalah Bess Sedgwick. Dia
cepat-cepat masuk kembali ke dalam kamarnya sambil
menutup pintunya dengan kasar.
Sambil menuruni tangga, Miss Marple berpikir-pikir. Dia lebih suka menggunakan
tangga daripada lift kalau pagi-pagi begini. Itu merupakan pemanasan baginya.
Langkah-langkahnya makin lama makin lambat... dan
akhirnya dia berhenti. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Ketika Kolonel Luscombe sedang berjalan di sepanjang lorong dari kamarnya, pintu
kamar yang terletak di bagian teratas dari tangga terbuka dengan kasar, dan Lady
Sedgwick langsung berbicara padanya.
"Akhirnya kau datang juga! Sudah lama aku
mengintaimu-menunggu saat untuk menerkammu. Ke
mana kita bisa pergi untuk berbicara" Maksudku, tanpa harus bertemu dengan
kucing-kucing tua setiap saat."
"Aduh, Bess. Entah ya-tapi kurasa di lantai satu setengah ada semacam ruangan
tulis." "Sebaiknya kau segera masuk ke sini sebelum pelayan kamar punya pikiran yang
tidak-tidak tentang kita."
Dengan agak enggan Kolonel Luscombe masuk, lalu
pintu segera ditutup rapat-rapat di belakangnya.
"Aku tak tahu bahwa kau menginap di sini, Bess. Aku sama sekali tak mengira."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Kurasa kau memang tak tahu."
"Maksudku-kalau aku tahu, aku tidak akan membawa Elvira kemari. Tahukah kau-aku
membawa Elvira kemari." "Ya, aku melihatnya bersamamu semalam."
"Tapi aku benar-benar tak tahu bahwa kau ada di sini.
Rasanya tempat ini kurang sesuai bagimu."
"Mengapa tidak" Aku tak mengerti," kata Bess Sedgwick. "Ini merupakan hotel yang
paling menyenangkan di London. Mengapa aku tak boleh
menginap di sini?" "Kau harus mengerti bahwa aku tak punya pikiran tentang... maksudku...."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Bess Sedgwick melihat padanya, lalu tertawa. Dia sudah bersiap-siap untuk pergi.
Dia mengenakan setelan berwarna gelap yang bagus potongannya dan jasnya
berwarna hijau zamrud cerah. Dia kelihatan ceria dan bersemangat. Di sisinya,
Kolonel Luscombe kelihatan tua dan lusuh.
"Derek yang baik, jangan memandang dengan sedih begitu. Aku tidak menuduhmu
mencoba mendramatisasikan pertemuan yang sentimentil antara seorang ibu dan anaknya.
Hanya salah satu kebetulan saja, di mana orang-orang bertemu di suatu tempat
yang tak diduga. Tapi kau harus mengusahakan untuk membawa Elvira keluar dari
sini, Derek. Kau harus membawanya keluar dari sini, segera-hari ini juga."
"Oh, dia memang akan pergi. Maksudku, aku
membawanya kemari hanya untuk menginap beberapa
malam. Nonton pertunjukan dan seba-gainya. Dia akan pergi ke rumah keluarga
Melford besok." "Kasihan gadis itu, dia pasti akan merasa bosan."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Luscombe memandangnya dengan saksama. "Apakah kaupikir dia akan merasa bosan
sekali?" Bess merasa kasihan pada pria itu.
"Setelah merasakan seperti di rumah tahanan di Italia dulu itu, mungkin tidak
juga. Dia bahkan mungkin akan merasa gembira sekali."
Luscombe memberanikan dirinya.
"Dengarkan, Bess. Aku terkejut sekali melihat kau berada di sini, tapi jangan
kaukira-yah, mungkin-ini memang sudah diatur Tuhan. Maksudku, mungkin ini
suatu kesempatan-kita sama sekali tak tahu-untuk
mengerti perasaan gadis itu."
"Apa maksudmu sebenarnya, Derek?"
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Yah, bukankah kau ibunya?"
"Memang aku ibunya. Dia putriku. Lalu selama ini apa artinya kenyataan itu bagi
kita, maupun di waktu yang akan datang?"
"Kita tak tahu pasti. Kurasa-mungkin dia
merasakannya." "Apa yang membuatmu berpikir begitu?" tanya Bess Sedgwick dengan tajam.
"Sesuatu yang dikatakannya kemarin. Dia menanyakan kau ada di mana, dan apa
kerjamu." Bess Sedgwick menyeberangi kamar, menuju ke jendela.
Dia berdiri di sana sambil mengetuk-ngetuk ambang
jendela. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Kau baik sekali, Derek," katanya. "Kau punya ide yang baik. Tapi semuanya itu
tak ada gunanya, malaikat
penolongku yang malang. Itu harus kausadari. Semua ide itu tidak akan ada
gunanya, dan mungkin malah
akan berbahaya." "Oh, Bess. Berbahaya?"
"Ya, ya. Berbahaya. Saya orang yang berbahaya. Sejak dulu demikian."
"Tapi kalau kuingat hal-hal yang telah kaulakukan...,"
kata Kolonel Luscombe. "Itu urusanku sendiri," kata Bess Sedgwick.
"Menantang bahaya telah menjadi semacam kebiasaan bagiku. Eh, tidak, aku tak mau
menyebutnya kebiasaan. Lebih tepat kalau disebut kecanduan. Seperti obat bius.
Seperti suntikan kecil heroin yang memberikan
kenyamanan yang dibutuhkan oleh seorang pecandu
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
selang beberapa waktu, untuk menjadikan hidup terasa cerah dan enak dijalani.
Pokoknya, soal itu sudah beres.
Itu sudah nasibku-atau entah apalah namanya itu. Aku tak pernah menggunakan
obat-obat terlarang-aku tak pernah membutuhkannya. Bahaya-itulah candu bagiku.
Tapi orang-orang yang hidup seperti aku bisa merugikan orang lain. Jadi, jangan


Hotel Bertram At Bertrams Hotel Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

bodoh dan jangan ngotot, Derek.
Jaga supaya gadis itu tetap jauh dariku. Aku tak berguna baginya. Aku hanya akan
merugikannya. Kalau mungkin, bahkan jangan sampai dia tahu bahwa aku menginap di
hotel ini juga. Teleponlah keluarga Melford dan bawa dia ke sana hari ini juga.
Carilah alasan tentang adanya hal yang mendesak...."
Kolonel Luscombe bimbang. Dia menarik-narik
kumisnya. "Kurasa kau salah, Bess," katanya, lalu mendesah. "Dia bertanya kau ada di mana.
Kukatakan bahwa kau berada di luar negeri."
"Ya, aku memang akan ke luar negeri dua belas jam lagi.
Jadi semuanya sudah cocok."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Bess Sedgwick mendekati kolonel itu. Diciumnya ujung dagu si kolonel, lalu
diputarnya tubuh pria itu seolah-olah akan diajaknya bermain ular naga.
Dibukanya pintu, lalu dengan halus didorongnya kolonel itu keluar.
Waktu pintu tertutup di belakangnya, Kolonel Luscombe melihat seorang wanita tua
membelok di tikungan dari arah tangga. Wanita tua itu sedang bergumam sendiri
sambil melihat ke dalam tasnya, "Aduh, aduh. Pasti barang itu tertinggal di
kamar." Dia melewati Kolonel Luscombe, seolah-olah tanpa
mengacuhkannya. Tapi, begitu Pak Kolonel menuruni
tangga, Miss Marple berhenti di depan pintu kamarnya dan memandangnya dengan
tajam. Lalu dia melihat ke arah pintu Bess Sedgwick.
"Jadi laki-laki itulah yang ditunggunya," gumamnya.
"Aku ingin tahu untuk apa."
Pater Pennyfather, yang merasa tubuhnya lebih kuat setelah sarapan, berjalan
menyeberangi ruang duduk.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Dia tak lupa meninggalkan kunci kamarnya di meja
resepsionis. Dia mendorong pintu depan, lalu keluar.
Kemudian dia diantar masuk ke dalam sebuah taksi oleh petugas penjaga pintu yang
orang Irlandia itu. Itu memang tugasnya.
"Ke mana, Pater?"
"Aduuh," kata Pater Pennyfather kebingungan. "Tunggu, coba kuingat dulu-mau ke
mana aku, ya?" Lalu lintas di Pond Street macet beberapa menit selama Pater Pennyfather dan
petugas itu memperbincangkan hal itu. Akhirnya Pater Pennyfather dapat mengingat
sesuatu dan taksi pun meluncur ke arah British
Museum. Petugas penjaga pintu itu tetap berdiri di trotoar sambil tertawa lebar. Dan
karena kelihatannya tak ada orang lain yang mau keluar, maka dia berjalan-jalan
saja di depan hotel sambil menyiulkan lagu lama perlahan-lahan.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Salah satu jendela kamar di lantai satu Hotel Bertram dibuka lebar-lebar. Tapi
petugas itu sama sekali tidak menoleh, sampai tanpa diduganya seseorang
berbicara padanya melalui jendela yang terbuka itu.
"Rupanya kau di sini terdampar, Micky. Bagaimana kau sampai berada di tempat
ini?" Laki-laki itu berputar dengan terkejut-lalu dia terbelalak.
Lady Sedgwick menjulurkan kepalanya melalui jendela yang terbuka itu.
"Apakah kau tak kenal lagi padaku?" tanyanya.
Wajah laki-laki itu tiba-tiba berubah, pertanda dia mengenalnya.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Astaga, si kecil Bessie rupanya! Bayangkan! Setelah sekian lama. Bessie kecil."
"Tak ada orang yang menyebutku Bessie kecuali kau.
Nama yang jelek. Apa kerjamu selama bertahun-tahun ini?"
"Yah, macam-macamlah," sahut Micky dengan berhati-hati. "Aku memang tak pernah
menjadi bahan berita seperti kau. Aku sering membaca tentang kegiatan-kegiatanmu
dalam surat-surat kabar."
Bess Sedgwick tertawa. "Bagaimanapun juga, hidupku lebih baik daripada hidupmu,"
katanya. "Kau terlalu banyak minum. Dari dulu kau begitu."
"Hidupmu baik, karena kau banyak uang."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Uang pun tidak akan ada gunanya bagimu. Kau pasti akan minum lebih banyak dan
keadaanmu akan lebih parah lagi. Pasti begitu! Bagaimana kau sampai di sini"
Itu yang ingin kuketahui. Bagaimana kau sampai bisa diterima bekerja di sini?"
"Aku memerlukan pekerjaan. Dan aku punya ini...,"
tangannya menepuk medali-medali yang berderet-deret di dadanya.
"Ya, aku tahu." Dia merenung. "Semuanya asli, kan?"
"Tentu saja asli. Mengapa tidak?"
"Oh, aku percaya padamu. Kau memang pemberani.
Dan kau memang seorang pejuang yang baik. Ya, kau
memang cocok menjadi tentara. Aku yakin itu."
"Tentara memang berguna dalam masa perang, tapi dalam masa damai tak ada
gunanya." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Jadi kau mau bekerja begini. Aku sama sekali tak menyangka-" Dia berhenti.
"Apa yang sama sekali tak kausangka, Bessie?"
"Tak apa-apa. Rasanya aneh bertemu denganmu lagi setelah sekian tahun."
"Aku tak lupa," kata pria itu. "Aku tak pernah melupakan kau, Bessie cilik. Kau
gadis yang cantik! Gadis kecil yang cantik."
"Waktu itu aku gadis yang tolol sekali," kata Lady Sedgwick.
"Itu memang benar. Kau tak punya akal sehat. Bila kau punya akal sehat, kau
tidak akan mau berhubungan
dengan aku. Tapi kau pandai sekali menunggang kuda.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Ingatkah kau kuda betina itu-siapa namanya, ya"-ya, Molly O'Flynn. Dia galak
sekali." "Kaulah satu-satunya orang yang bisa
menungganginya," kata Lady Sedgwick.
"Dia ingin sekali melemparkan aku, kalau saja dia bisa!
Waktu disadarinya bahwa dia tak bisa, dia mengalah.
Ah, dia benar-benar cantik. Tapi bicara tentang
menunggang kuda, tak ada wanita lain di daerah itu yang lebih pandai daripada
kau. Alangkah cantiknya kau bila sedang duduk di punggung kuda. Kau tak pernah
takut, sekejap pun! Dan kurasa, begitulah kau
selamanya. Pesawat terbang, mobil balap."
Bess Sedgwick tertawa. "Aku harus menyelesaikan surat-suratku."
Dia menarik dirinya dari jendela.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Micky bersandar pada pagar hotel. "Aku tak pernah melupakan Ballygowlan,"
katanya bersungguh-sungguh.
"Kadang-kadang timbul niatku untuk menulis surat padamu..."
Suara Bess Sedgwick terdengar keras, waktu bertanya,
"Apa maksudmu, Mick Gorman?"
"Aku hanya mengatakan bahwa aku tak lupa -segala-galanya. Aku hanya ingin-
mengingatkan kau." Suara Bess Sedgwick tetap bernada keras, "Bila maksudmu adalah seperti yang
kuduga, sebaiknya kaudengar nasihatku. Bila aku mendapat kesulitan gara-gara kau, kutembak kau
seperti aku menembak seekor tikus saja. Aku pernah menembak beberapa orang..."
"Di negara-negara asing, mungkin bisa...."
"Di negara-negara asing atau di sini-semuanya sama saja bagiku."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Ya, Tuhan. Tapi aku percaya kau bisa berbuat begitu!"
suaranya mengandung rasa kagum. "Di Ballygowlan...."
"Di Ballygowlan," Bess Sedgwick memotong bicaranya,
"orang tuaku telah membayarmu supaya kau tutup mulut. Dan bayarannya tinggi. Kau
telah menerima uang itu. Tapi kau tidak akan menerima apa-apa dari aku, jadi
jangan mimpi." "Kisah romantis yang bagus untuk surat-surat kabar hari Minggu...."
"Kau sudah mendengar apa kataku."
"Ah," kata Micky tertawa, "aku kan tak serius, aku hanya bercanda. Aku tidak
akan mau melakukan apa-apa yang akan merugikan Bessie cilikku. Aku akan tutup
mulut." "Sebaiknya begitu," kata Lady Sedgwick.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Ditutupnya jendelanya. Dia menatap ke meja tulis di hadapannya. Terlihat olehnya
suratnya yang belum selesai. Diambilnya surat itu, dibaca-nya sekali lagi, lalu dikepalnya dan
dilemparkannya ke dalam keranjang
sampah. Kemudian dengan kasar dia bangkit dari
tempat duduknya, lalu keluar dari kamar. Dia sama
sekali tak menoleh ke sekitarnya sebelum dia pergi.
Kamar-kamar tulis yang berukuran agak kecil di Hotel Bertram sering kali
kelihatan kosong, padahal
sebenarnya tidak. Di jendela terdapat dua buah meja tulis yang cukup lengkap. Di
sebelah kanan ada sebuah meja, di mana terdapat beberapa majalah. Di sebelah
kiri ada dua buah kursi yang bersandaran tinggi sekali menghadap ke perapian.
Kursi-kursi itulah yang paling disukai oleh orang-orang bekas anggota tentara
dan angkatan laut. Mereka suka duduk di situ untuk
menyendiri. Di situ mereka bisa tertidur dengan nyaman sambil menunggu waktu
minum teh. Siapa pun yang
datang untuk menulis surat biasanya bahkan tidak
melihat mereka. Pada pagi hari kursi-kursi itu kurang diminati.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Tapi kebetulan pada pagi yang khusus itu kedua kursi tersebut diduduki. Seorang
wanita tua duduk di salah satunya, dan yang sebuah lagi diduduki oleh seorang
gadis. Setelah peristiwa di atas tadi, gadis itu lalu bangkit. Dia berdiri
sebentar sambil melihat dengan rasa yang tak yakin ke arah pintu, yang baru saja
dilalui Lady Sedgwick waktu dia keluar. Lalu perlahan-lahan gadis itu berjalan
ke arah pintu itu. Wajah Elvira Blake tampak pucat sekali.
Lima menit kemudian wanita tua itu pun bergerak. Miss Marple merasa bahwa
istirahat pendek yang selalu
dilakukannya, setelah dia berpakaian dan turun dari lantai atas, ternyata cukup
lama juga. Sudah tiba waktunya untuk pergi dan menikmati kesenangan-
kesenangan kota London. Dia bisa berjalan sampai ke Piccadilly, lalu naik bus
nomor 9 ke High Street, Kensington, atau dia bisa berjalan di sepanjang Bond Street, lalu naik bus nomor
25 untuk pergi ke Toserba Marshall and Snelgrove. Atau bisa juga dia naik bus
nomor 25 yang berlawanan arah, yang seingatnya akan bisa membawanya ke Toko Army
and Navy. Ketika melewati pintu depan, dia masih tenggelam dalam
pikiran-pikiran yang menyenangkan itu. Petugas penjaga pintu yang orang Irlandia
itu sudah kembali pada Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
tugasnya, dan dia membantu Miss Marple mengambil
keputusan. "Anda pasti memerlukan taksi. Ma am, katanya tegas.
"Saya rasa tidak," sahut Miss Marple. "Saya rasa, saya bisa naik bus nomor 25 di
dekat sini-atau bus nomor dua yang dari Park Lane."
"Masakan Anda mau naik bus," kata petugas itu.
"Berbahaya sekali melompat naik ke bus bila Anda sudah berumur. Cara bus-bus itu
mulai berjalan dan berhenti dan berjalan lagi membuat kita terlompat-lompat.
Para pengemudi zaman sekarang ini tak punya perasaan. Sebaiknya saya panggilkan
taksi untuk Anda, dan Anda akan bisa pergi ke mana saja yang Anda
inginkan bagaikan seorang ratu."
Miss Marple berpikir sebentar, lalu menyerah.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Baiklah," katanya, "barangkali memang lebih baik saya naik taksi."
Petugas itu tak perlu bersusah-payah memanggil taksi.
Baru saja dia menjentikkan jari-jarinya, sebuah taksi sudah muncul seperti
disulap. Miss Marple dibantu
masuk ke taksi dengan sangat hati-hati. Pada saat itu dia pun memutuskan untuk
pergi ke Toko Robinson and
Cleaver saja dan melihat-lihat persediaan perlengkapan tempat tidur yang bagus-
bagus dari bahan linen asli. Dia duduk santai di taksi itu, dan sebagaimana yang
diramalkan petugas tadi, dia merasa bagaikan seorang ratu. Pikirannya dipenuhi
oleh bayangan-bayangan indah tentang alas tempat tidur linen, sarung-sarung bantal linen, dan serbet-
serbet piring, juga lap-lap dapur yang bagus tanpa gambar-gambar pisang, buah
zaitun, atau anjing yang sedang mengadakan pertunjukan, atau gambar-gambar lain
yang hanya akan menjengkelkan
kalau kita sedang mencuci piring.
Lady Sedgwick datang ke meja resepsionis. "Mr.
Humfries ada di dalam?" tanyanya.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Ada, Lady Sedgwick." Miss Gorringe kelihatan terkejut.
Lady Sedgwick melewati bagian belakang meja,
mengetuk pintu, dan langsung masuk tanpa menunggu
jawaban. Mr. Humfries mengangkat mukanya. "Apa... ?"
"Siapa yang menerima laki-laki bernama Michael Gorman bekerja disini?"
Mr. Humfries agak tergagap.
"Parfitt berhenti-dia mengalami kecelakaan mobil sebulan yang lalu. Kami tentu
harus cepat-cepat mencari gantinya. Laki-laki itu kelihatannya baik-baik.
Surat-surat pengantarnya beres-dia bekas tentara-
riwayat hidupnya baik. Mungkin tidak begitu cerdas, tapi kadang-kadang itu malah
lebih baik. Apakah Anda mendengar atau mengetahui sesuatu yang tak baik
tentang dia?" Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Cukup banyak hingga aku tidak menginginkan dia di sini "
"Kalau Anda berkeras," kata Humfries, "akan kami pecat...."
"Jangan," kata Lady Sedgwick lambat-lambat. "Sekarang sudah terlambat. Biar
sajalah." 6 "Elvira." "Halo, Bridget."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Elvira Blake memasuki pintu rumah nomor 180 di
Onslow Square. Sebelumnya sahabatnya Bridget, yang telah melihatnya melalui
jendela di atas, langsung berlari turun untuk membukakan pintu.
"Mari kita ke lantai atas," kata Elvira.
"Ya, sebaiknya begitu. Kalau tidak kita diganggu Mami."
Kedua gadis itu berlari menaiki tangga. Dengan
demikian mereka terhindar dari ibu Bridget, yang baru keluar dari kamar tidurnya
sendiri, dan berjalan menuju ke tangga. Tapi dia terlambat.
"Kau benar-benar beruntung tak punya ibu," kata Bridget dengan agak terengah,


Hotel Bertram At Bertrams Hotel Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

setelah mengajak temannya ke kamar tidurnya dan menutup pintunya
rapat-rapat. "Maksudku, Mami memang baik dan
menyayangiku, tapi dia terlalu banyak bertanya! Pagi, siang, dan malam. Akan
pergi ke mana kau, dan mau
bertemu dengan siapa kau" Atau apakah mereka itu
bersepupu dengan seseorang yang sama nama
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
keluarganya di Yorkshire! Maksudku, pertanyaan-
pertanyaan yang tak ada gunanya."
"Kurasa itu karena tak ada lain yang harus mereka pikirkan," kata Elvira ragu-
ragu. "Dengarkan, Bridget.
Ada sesuatu yang sangat penting yang harus kulakukan, dan kau harus membantuku."
"Baiklah, kalau aku bisa. Soal apa sih-seorang laki-laki?"
"Bukan, bukan soal itu." Bridget kelihatan kecewa. "Aku harus pergi ke Irlandia
untuk selama dua puluh empat jam atau lebih, dan kau harus melindungiku."
"Ke Irlandia" Untuk apa?"
"Aku tak bisa menceritakan semuanya padamu
sekarang. Aku tak sempat lagi. Aku harus menemui
waliku, Kolonel Luscombe, di Restoran Prunier untuk makan siang pukul setengah
dua." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Apa yang telah kaulakukan terhadap Mrs. Carpenter?"
"Aku menyelinap melarikan diri darinya di Toko Debenham."
Bridget cekikikan. "Dan setelah makan siang mereka akan membawaku ke rumah keluarga Melford. Aku
harus tinggal di rumah mereka sampai aku berumur dua puluh satu tahun."
"Aduh, mengerikan sekali!"
"Kuharap aku bisa tahan. Kak Mildred itu mudah sekali dibohongi. Sudah diatur
bahwa aku akan mengikuti bermacam-macam kursus. Ada suatu tempat yang
bernama World of Today (Dunia Masa Kini). Mereka
membawa para pesertanya melihat-lihat museum-
museum, ke sanggar-sanggar lukisan, mendengarkan
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
ceramah-ceramah, mengunjungi House of Lords (Dewan Perwakilan para Ningrat), dan
sebagainya. Semuanya direncanakan demikian, hingga tak ada orang
menyadari apakah dia memang perlu berada di suatu
tempat atau tidak! Pokoknya kita akan mengatur
banyak hal." "Kurasa kita akan bisa." Bridget cekikikan. "Waktu di Italia juga bisa, bukan"
Bu Macaroni mengira bahwa dia ketat sekali, ya" Padahal banyak yang kita lakukan
yang tidak diketahuinya."
Kedua gadis itu tertawa girang, menyadari betapa
banyak pelanggaran yang telah berhasil mereka
lakukan. "Tapi kita perlu banyak perencanaan waktu itu," kata Elvira.
"Dan banyak berbohong," kata Bridget. "Pernahkah kau mendengar berita tentang
Guido lagi?" Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Ada. Dia menulis surat panjang dengan memakai nama Ginevra, seolah-olah surat
itu dari seorang teman wanita. Tapi, kuminta kau jangan banyak bicara. Banyak sekali yang harus kita
lakukan, dan waktunya hanya satu setengah jam untuk menyelesaikannya. Nah,
sekarang pertama-tama dengarkan saja dulu. Besok aku harus
memenuhi janji menemui dokter gigi. Itu mudah, aku bisa menundanya melalui
telepon-atau kau juga bisa melakukannya dari sini. Lalu kira-kira tengah hari,
tolong kautelepon keluarga Melford. Kau mengaku sebagai
ibumu, dan jelaskan bahwa dokter gigi memintaku
untuk datang lagi esok harinya hingga aku harus
menginap di rumahmu."
"Itu mudah saja. Mereka tentu akan berkata betapa baik hatinya kami. Tapi
seandainya kau tak kembali esok harinya bagaimana?"
"Maka kau harus menelepon lagi."
Bridget kelihatan bimbang.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Sebelum itu masih ada banyak waktu untuk
merencanakan sesuatu," kata Elvira tak sabaran. "Yang merisaukan hatiku sekarang
ini adalah uang. Kurasa kau juga tak punya, ya?" Elvira berbicara tanpa banyak
harapan. "Hanya dua pound."
"Tak ada gunanya. Aku harus membeli karcis pesawat terbang. Aku sudah memeriksa
jadwal penerbangan ke sana yang hanya kira-kira dua jam saja. Tergantung pada
berapa lama yang akan kubutuhkan untuk
menyelesaikan urusanku di sana."
"Tak bisakah kau menceritakan padaku apa yang akan kaulakukan di sana?"
"Tidak, tak bisa. Tapi sangat, sangat penting sekali."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Suara Elvira terdengar lain, hingga Bridget melihat padanya dengan heran.
"Apakah ada masalah, Elvira?"
"Ya." "Apakah masalahnya tak boleh diketahui oleh siapa pun juga?"
"Ya, begitulah. Sesuatu yang sangat rahasia sifatnya.
Aku harus menyelidiki apakah sesuatu benar-benar
telah terjadi atau tidak. Aku kesal sekali mengenai uang, padahal aku sebenarnya
kaya sekali. Waliku mengatakan hal itu padaku. Tapi mereka hanya
memberikan uang saku yang sedikit sekali, sekadar
untuk membeli pakaian. Padahal begitu kuterima uang itu langsung habis."
"Apakah walimu-Kolonel Thingummybob itu-tak mau meminjamimu uang?"
"Percuma saja. Dia akan bertanya banyak hal dan ingin tahu untuk apa aku
memerlukannya." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Astaga, benar juga. Aku tak mengerti mengapa semua orang suka bertanya banyak
hal. Tahukah kau, bila ada seseorang menelepon aku Mami pasti bertanya dari
siapa itu" Padahal itu sebenarnya kan bukan
urusannya!" Elvira membenarkannya, tapi pikirannya dipenuhi hal lain.
"Pernahkah kau menggadaikan sesuatu, Bridget?"
"Tak pernah. Kurasa aku juga tak tahu bagaimana caranya."
"Kurasa mudah saja," kata Elvira. "Pergi saja ke toko perhiasan yang bertanda
tiga buah bola di atas pintunya. Begitu saja, bukan?"
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Tapi aku tak punya apa-apa yang pantas digadaikan,"
kata Bridget. "Apakah ibumu tak punya perhiasan?"
"Kurasa sebaiknya kita jangan meminta bantuannya."
"Mungkin sebaiknya tidak. Tapi barangkali kita bisa mengambil sesuatu secara
diam-diam." "Oh, kurasa kita tak bisa melakukannya," kata Bridget terkejut.
"Tak bisa, ya" Yah, mungkin kau benar. Tapi aku yakin dia tidak akan tahu. Kita
bisa mengembalikannya sebelum dia merasa kehilangan.... Oh, aku tahu. Kita pergi saja ke toko Mr.
Bollard." "Siapa Mr. Bollard?"
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Oh, dia pemilik toko perhiasan langganan keluargaku.
Aku selalu membawa arlojiku ke sana untuk diperbaiki.
Dia sudah kenal padaku sejak aku berumur enam tahun.
Mari, Bridget, kita pergi ke sana sekarang juga. Kita masih ada waktu."
"Sebaiknya kita pergi lewat jalan belakang," kata Bridget, "supaya Mami tidak
bertanya ke mana kita pergi."
Di depan Toko Bollard and Whitley yang sudah lama
berdiri di Bond Street kedua gadis itu mengatur rencana terakhir.
"Kau betul-betul mengerti kan, Bridget?"
"Kurasa ya," kata Bridget, suaranya agak kurang gembira.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Pertama-tama," kata Elvira, "mari kita cocokkan dulu arloji kita."
Bridget menjadi agak ceria. Ungkapan yang umum itu memberikan efek yang
menyenangkan. Dengan bersungguh-sungguh mereka mencocokkan arloji
mereka. Bridget mempercepat arlojinya satu menit.
"Saatnya tepat dua puluh lima menit lagi," kata Elvira.
"Aku akan punya cukup banyak waktu. Mungkin lebih banyak daripada yang
kubutuhkan. Tapi itu lebih baik."
"Tapi seandainya...," kata Bridget.
"Seandainya apa?" tanya Elvira.
"Maksudku-seandainya aku benar-benar ditabrak?"
"Kau pasti tidak akan ditabrak," kata Elvira. "Kau akan menyadari betapa
cepatnya kau kalau berjalan, dan
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
semua lalu lintas di London ini sudah terbiasa berhenti dengan mendadak.
Pokoknya beres." Bridget benar-benar ragu.
"Kau tidak akan mengecewakan aku kan, Bridget?"
"Baiklah," sahut Bridget, "aku tidak akan mengecewakan kau." "Bagus," kata
Elvira. Bridget menyeberangi Bond Street ke sisi yang lain, sedang Elvira mendorong
pintu Toko Messrs. Bollard and Whitley hingga terbuka. Toko itu adalah toko
perhiasan dan pembuat arloji yang sudah lama berdiri.
Di dalam suasananya menyenangkan dan tenang.
Seorang pria berjas panjang menghampiri Elvira dan bertanya padanya apa yang
bisa dilakukannya untuknya.
"Bisakah saya bertemu dengan Mr. Bollard?"
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Mr. Bollard" Siapa Anda?"
"Miss Elvira Blake."
Pria itu menghilang dan Elvira berjalan ke meja
pajangan. Di meja yang permukaannya dari kaca itu
bros-bros, cincin, dan gelang-gelang memamerkan diri dengan latar belakang
beludru yang sesuai warnanya.
Sebentar kemudian Mr. Bollard muncul. Dia adalah
seorang pria tua yang sudah berumur enam puluh
tahun. Dialah patner senior dalam perusahaan itu. Dia menyapa Elvira dengan
hangat dan ramah. "Oh, Miss Blake. Anda ada di London, rupanya. Senang sekali bertemu dengan Anda.
Nah, apa yang bisa saya lakukan untuk Anda?"
Elvira mengeluarkan sebuah arloji kecil yang halus.
"Arloji ini jalannya tak beres," kata Elvira. "Bisakah Anda memeriksanya?"
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Oh, ya, tentu bisa. Sama sekali tak sulit." Mr. Bollard mengambil arloji itu
dari Elvira. "Ke alamat mana harus saya kirimkan nanti?"
Elvira memberikan alamatnya.
"Lalu ada satu hal lagi," katanya. "Wali saya -Kolonel Luscombe-Anda pasti kenal
padanya..." "Ya, tentu kenal."
"Dia bertanya pada saya, apa yang saya inginkan untuk hadiah Natal," kata
Elvira. "Dianjurkannya saya untuk datang kemari dan melihat-lihat barang-barang
di sini. Dia bertanya apakah dia perlu ikut saya, saya katakan saya lebih suka datang
sendirian dulu-karena saya selalu merasa malu. Bagaimana pendapat Anda" Maksud
saya, mengenai harganya dan sebagainya."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Yah, itu memang perlu dipertimbangkan," kata Mr.
Bollard dengan wajah berseri-seri dan bersikap seperti seorang paman. "Lalu apa
yang Anda ingini, Miss Blake"
Sebuah bros, gelang-atau cincin?"
"Saya rasa broslah yang paling berguna," kata Elvira.
"Tapi bagaimana, ya"-bolehkah saya melihat
bermacam-macam barang dulu?" Dia memandang pria itu dengan memohon. Dan pria itu
tersenyum dengan simpatik. "Tentu, tentu. Sama sekali tak enak kalau kita harus mengambil keputusan terlalu
cepat, bukan?" Selama lima atau enam menit berikutnya mereka lalui dengan menyenangkan. Mr.
Bollard membantu dengan segala senang hati. Silih berganti barang-barang
dikeluarkannya dari beberapa buah kotak. Bros-bros dan gelang-gelang bertumpukan
di atas sehelai beludru yang digelarkan di hadapan Elvira. Gadis itu sekali-
sekali berputar ke samping untuk melihat dirinya di kaca, mencoba bagus tidaknya
sebuah bros atau sebuah bandulan kalung. Akhirnya, dengan agak ragu, sebuah Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
gelang kecil yang cantik, sebuah arloji bertatahkan berlian, dan dua bros
disisihkan. "Barang-barang ini kita catat nanti," kata Mr. Bollard,
"lalu bila Kolonel Luscombe datang ke London kelak, mungkin dia bisa mampir dan
Sepasang Pendekar Dari Selatan 2 Roro Centil 14 Manusia Beracun Cambuk Getar Bumi 2
^