Pencarian

Kubur Berkubah 1

Kubur Berkubah Dead Mans Folly Karya Agatha Christie Bagian 1


Kubur Berkubah by Agatha Christie Djvu: syauqy_arr http://hanaoki.wordpress.com
Edit & Conver to Txt, Pdf, Jar: inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
TOKOH-TOKOH CERITA "Hercule Poirot-detektif Belgia berkumis besar, datang ke Devon karena ditelepon
oleh seorang wanita yang panik. Nona Lemon - sekretaris M. Poirot, hanya
membaca buku-buku tentang perkembangan
pengetahuan dan memandang rendah cerita-
cerita kriminal. Ariadne Oliver - pengarang novel detektif yang terkenal, senang mengubah-ubah
tata rambutnya, perencana permainan Pelacakan
Pembunuhan, lengkap dengan petunjuk-
petunjuk dan seorang korban.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Michael Weyman - seorang arsitek muda,
tampan secara artistik, jengkel karena kliennya tidak berselera seni.
Nyonya Folliat - pada waktu mudanya pemilik
rumah, sekarang pun masih berperan sebagai
nyonya rumah. Sir George Stubbs - pemilik rumah yang
sekarang, berwajah ceria dan sikapnya ramah,
tetapi matanya licik. Lady Hattie Stubbs - istri Sir George, cantik
tetapi bodoh, dan senang akan kemewahan.
Nyonya Masterton - seorang wanita
berperawakan besar dan berwajah mirip anjing
pelacak, cakap mengorganisir segala sesuatu.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Kapten Jim Warburton - anak buah Tuan
Masterton, tetapi dalam kenyataannya menjadi
orang suruh-suruhan Nyonya Masterton.
Alec Legge - seorang ahli atom yang sedang
berlibur di Devon, tidak puas dengan keadaan
dunia. Peggy Legge - istrinya yang cantik dan berambut merah, terpilih sebagai peramal
dalam keramaian yang diadakan. Nona Brewis - sekretaris Sir George yang sangat cekatan, berumur empat puluhan.
Pak Tua Merdell - penjaga perahu yang banyak
ingat tentang skandal-skandal setempat.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Marlene Tucker - gadis yang terpilih menjadi
'mayat' dalam permainan Nyonya Oliver.
Etienne De Sousa - saudara sepupu Lady Stubbs
dari luar negeri, pesolek dan kaya raya,
kedatangannya tidak diharapkan.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Nona Lemon, sekretaris Poirot yang trampil,
menerima telepon itu. Sambil menyingkirkan buku catatan stenonya,
diangkatnya alat penerima telepon, dan berkata dengan suara datar, "Trafalgar
8137." Hercule Poirot duduk bersandar di kursinya
yang tegak dan memejamkan matanya. Sambil
merenung jari-jarinya mengetuk-ngetukkan
semacam lagu ketentaraan di tepi mejanya.
Dalam kepalanya dia terus mengarang kalimat-
kalimat sopan untuk sepucuk surat yang sedang
didiktekannya. Sambil menutupi alat penerima dengan
tangannya, Nona Lemon bertanya dengan
berbisik, "Maukah Anda berbicara sendiri" Ini dari
Nassecombe, Devon." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Poirot mengerutkan dahinya. Tempat itu tak
berarti apa-apa baginya. "Dari siapa?" tanyanya hati-hati.
Nona Lemon berbicara di alat penerima.
"Siapa yang ingin berbicara?" tanyanya ragu-ragu "Oh, ya - nama lengkapnya?"
Dia berpaling lagi pada Poirot.
"Nyonya Ariadne Oliver."
Alis mata Poirot terangkat. Dalam ingatannya
timbul suatu gambaran: rambut beruban yang
tertiup angin... potongan muka seperti burung
rajawali... Dia berdiri lalu mengambil alih telepon dari
Nona Lemon. "Di sini Hercule Poirot," katanya dengan sopan sekali.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Tuan Hercule Poirot sendirikah yang berbicara itu?" tanya petugas telepon
dengan nada curiga. Poirot membenarkan hal itu.
"Anda bisa berbicara dengan Tuan Poirot," kata suara itu.
Suara yang hambar melengking tadi berganti
dengan suara besar dan rendah, yang
menyebabkan Poirot terburu-buru menjauhkan
alat penerima beberapa inci dari telinganya.
"Tuan Poirot, benarkah Anda sendiri yang
berbicara itu?" tanya Nyonya Oliver.
"Saya sendiri, Nyonya."
"Saya Nyonya Oliver. Saya tak yakin apakah Anda masih ingat pada saya -."
"Tentu saya ingat pada Anda, Nyonya. Siapa yang bisa melupakan Anda?"
"Yah, orang kadang-kadang lupa," kata Nyonya Oliver. "Bahkan sering lupa. Saya
rasa saya tak Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
punya kepribadian yang menonjol. Atau
mungkin juga karena seringnya saya mengubah
tata rambut saya. Tetapi di mana-mana sama
saja. Saya harap saya tidak mengganggu Anda,
karena Anda tentu sibuk sekali."
"Tidak, tidak, Anda sama sekali tidak
mengganggu saya." "Astaga - saya sama sekali tak mau
mengacaukan pikiran Anda. Tetapi sebenarnya,
saya membutuh kan Anda."
"Membutuhkan saya?"
"Ya, secepatnya. Bisakah Anda datang naik pesawat?"
"Saya tak pernah naik pesawat terbang. Saya suka mabuk udara."
"Saya pun demikian. Lagi pula saya rasa, naik pesawat terbang tidak akan lebih
cepat daripada naik kereta api, karena satu-satunya
lapangan udara yang terdekat adalah Exeter,
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
yang terletak bermil-mil jauhnya. Jadi naik
kereta api sajalah Anda. Jam dua belas dari
Paddington ke Nassecombe. Masih ada cukup
waktu. Anda masih punya waktu tiga perempat
jam, kalau jam saya tepat - biasanya tidak."
"Tetapi, Nyonya, di mana Anda berada" Ada apa sebenarnya?"
"Di Nasse House, Nassecombe. Sebuah mobil atau taksi akan menjemput Anda di
Stasiun Nassecombe." "Tetapi mengapa Anda membutuhkan saya"
Apa yang terjadi?" tanya Poirot lagi penasaran.
"Telepon-telepon ditaruh orang di tempat-
tempat yang tidak menguntungkan," kata
Nyonya Oliver. "Yang sedang saya pakai ini terletak di lorong rumah.... Orang
lalu-lalang sambil bercakap-cakap... Saya tak bisa
mendengar dengan baik. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Pokoknya saya mengharapkan Anda. Semua
orang juga sangat mengharapkan. Sampai
bertemu." Terdengar bunyi 'klik' tajam waktu alat
penerima telepon diletakkan kembali, lalu
terdengar dengung halus. Poirot meletakkan kembali alat penerima
dengan rasa keheranan, lalu menggumamkan
sesuatu. Nona Lemon duduk dengan pinsil siap di
tangan, dengan sikap masa bodoh. Diulanginya
lagi kata-kata terakhir yang didiktekan Poirot sebelum gangguan tadi,
"- Tuan, izinkanlah saya meyakinkan Anda
bahwa hipotesa yang Anda kemukakan -"
Poirot tak mau melanjutkan surat mengenai
hipotesa itu. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Itu tadi Nyonya Oliver," katanya. "Ariadne Oliver, pengarang novel detektif
itu. Mungkin Anda pernah membaca-" Dia tak meneruskan
kalimatnya karena ingat bahwa Nona Lemon
hanya membaca buku-buku tentang
perkembangan pengetahuan dan memandang
rendah buku-buku cerita kriminal. "Dia minta agar aku pergi ke Devonshire
segera, hari ini juga, tiga puluh lima menit lagi -," katanya sambil melihat jam.
Nona Lemon mengangkat alis matanya dengan
air muka tak senang. "Itu berarti Anda harus terburu-buru sekali,"
katanya. "Untuk apa?"
"Anda boleh saja bertanya! Tetapi dia tidak mengatakannya."
"Aneh. Mengapa tak dikatakannya?"
"Karena dia takut didengar orang lain," kata Poirot sambil merenung. "Ya, hal
itu dinyatakannya dengan jelas."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Benar-benar..." kata Nona Lemon. Naik darahnya terhadap orang yang
memperlakukan majikannya begitu. "Seenaknya saja orang-
orang menyuruh! Bayangkan, Anda harus
bergegas pergi ke suatu tempat tanpa tahu
untuk apa! Orang sepenting Anda!
Menurut saya, para seniman dan pengarang itu
memang tak sehat pikirannya - tak tahu
melakukan hal-hal pada tempatnya. Apakah tak
sebaiknya kalau saya kirim saja telegram kilat yang berbunyi, 'Menyesal, tak
bisa meninggalkan London.'"
Tangannya sudah menjangkau telepon akan
meminta telegram itu dikirimkan, tetapi suara
Poirot membuatnya mengurungkan niatnya itu.
"Du tout!" katanya. "Jangan. Tolong panggilkan taksi segera." Lalu dia berseru
nyaring, "Georges! Tolong masukkan beberapa potong pakaian yang perlu-perlu saja ke dalam
kopor Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
kecilku. Cepat, cepat. Aku harus mengejar
kereta api." Kereta api yang telah menjalani seratus delapan puluh mil dari perjalanan
sepanjang dua ratus dua belas mil yang harus ditempuhnya dengan
kecepatan tertinggi, menjalani jarak terakhir
yang tinggal tiga puluh mil lagi dengan
mendesah lembut, lalu masuk ke Stasiun
Nassecombe. Hanya seorang yang turun,
Hercule Poirot. Diperhitungkannya dengan cermat jarak antara
tangga kereta api dan lantai stasiun, lalu dia melihat ke sekelilingnya. Di
ujung kereta api. seorang kuli stasiun sibuk dalam gerbong
barang-barang. Poirot mengangkat kopornya,
lalu berjalan ke arah pintu keluar.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Ditunjukkannya karcisnya, lalu ia keluar melalui tempat menjual karcis.
Sebuah mobil sedan Humber terparkir di luar
dan seorang sopir berseragam mendekatinya.
"Apakah Anda Tuan Hercule Poirot?" tanyanya dengan hormat.
Diambilnya kopor dari tangan Poirot, lalu ia
membukakan pintu mobil Mereka
meninggalkan stasiun, melalui jembatan kereta
api, lalu membelok ke arah jalan di pinggir kota yang berkelok-kelok dan diapit
pagar-pagar tanaman yang tinggi-tinggi. Sebentar kemudian
tanaman di sebelah kanan jalan menjarang dan
tampaklah suatu pemandangan sungai yang
indah dengan bukit-bukit biru di kejauhan. Sopir memasuki pintu pagar lalu
berhenti. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Ini Sungai Helm, Tuan," katanya. "Yang jauh di sana itu Dartmoor."
Poirot menyadari bahwa dia harus menyatakan
kekagumannya. Maka dia pun lalu berdecak dan
bergumam, "Sungguh indah!" beberapa kali Sebenarnya alam tidak begitu menarik
perhatiannya. Sebuah kebun yang ditanami
bumbu-bumbu keperluan dapur lebih mampu
menimbulkan rasa kagum Poirot.
Dua orang gadis melewati mobil itu, lalu


Kubur Berkubah Dead Mans Folly Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mendaki bukit dengan susah payah. Mereka
memikul ransel di punggung dan memakai
celana pendek dan kerudung aneka warna
terikat di kepala mereka.
"Di sebelah rumah kami ada Wisma Remaja,
Tuan," sopir itu menjelaskan; jelas bahwa dia telah mengangkat dirinya menjadi
pemandu jalan bagi Poirot ke Devon. "Tempat itu semula Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
adalah Hoodown Park milik Tuan Fletcher. Lalu
Yayasan Wisma Remaja membelinya. Tempat
itu penuh sesak dalam musim panas. Sampai
seratus orang setiap malam mereka tampung.
Anak-anak itu tak boleh menginap lebih dari
beberapa malam - lalu mereka harus
melanjutkan perjalanan mereka. Mereka itu,
laki-laki maupun perempuan, kebanyakan dari
luar negeri." Poirot mengangguk tanpa menaruh perhatian.
Dia sedang merenungkan bahwa sedikit sekali
perempuan yang pantas memakai celana
pendek bila dilihat dari belakang.
Dipejamkannya matanya dengan kesal.
Mengapa, mengapa anak-anak gadis itu
berpakaian begitu" Celana pendek merah itu
sama sekali tak menarik! "Nampaknya beban mereka berat sekali,"
gumamnya. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Memang, Tuan, padahal perjalanan dari
stasiun atau perhentian bus jauh sekali.
Sekurang-kurangnya dua mil ke Hoodown Park
itu." Sopir itu kelihatan bimbang sebelum melanjutkan, "Apakah Anda berkeberatan
bila kita memberi tumpangan kepada mereka,
Tuan?" "Tentu tidak," kata Poirot dengan murah hati.
Dia merasa dirinya dalam keadaan nyaman yang
berlebihan. Dia berada dalam sebuah mobil
yang boleh dikatakan kosong, sedang kedua
gadis itu terengah-engah dan berpeluh-peluh
dibebani ransel yang berat-berat dan tidak pula mempunyai kesadaran cara
berpakaian supaya kelihatan menarik bagi laki-laki. Sopir
menghidupkan mesin mobil dan berhenti di sisi
kedua gadis itu. Wajah mereka yang merah dan
berpeluh terangkat dengan penuh harapan.
Poirot membukakan pintu dan kedua gadis itu
masuk. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Anda sangat baik hati," kata salah seorang di antaranya, seorang gadis berambut
pirang dengan aksen asing. "Rupanya lebih jauh
daripada yang saya sangka."
Gadis yang seorang lagi, yang wajahnya sangat
merah tersengat matahari, dan rambutnya
keriting berwarna coklat kemerahan mengintip
dari bawah kerudung kepalanya, hanya
mengangguk-angguk beberapa kali, tersenyum
memamerkan giginya, dan bergumam, "Grazie."
Gadis yang berambut pirang tadi berceloteh
terus dengan bersemangat.
"Saya datang ke Inggris ini untuk berlibur. Saya dari negeri Belanda. Saya suka
sekali negeri ini. Saya sudah ke Straford Avon, Teater
Shakespeare, dan Puri Warwick. Lalu saya ke
Clovelly, sekarang saya sudah melihat Katedral Exeter dan Torquay - bagus sekali
-. Kini saya mendatangi tempat indah yang kesohor ini dan
besok saya menyeberangi sungai, pergi ke
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Plymouth, dari Plymouth Hoe pelayaran ke
Dunia Baru diawali."
"Dan Anda, Signorina?" Poirot menoleh kepada gadis yang seorang lagi. Tetapi dia
hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya yang
berambut keriting itu. "Dia kurang bisa berbahasa Inggris," kata gadis Belanda itu dengan manis. "Kami
berdua pandai berbahasa Prancis sedikit-sedikit - jadi kami bisa bercakap-cakap
di kereta api. Dia berasal dari dekat Milan dan punya keluarga di Inggris ini,
yang kawin dengan seorang pemilik toko
barang-barang keperluan dapur. Kemarin dia
datang ke Exeter dengan temannya, tetapi
temannya itu makan pastel yang dagingnya
sudah busuk yang dibelinya di sebuah warung di Exeter, jadi harus tinggal di
sana karena sakit perut. Tak baik makan pastel daging dalam
musim panas begini."
Pada saat itu sopir memperlambat jalan
mobilnya di persimpangan jalan. Gadis-gadis itu Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
turun, mengucapkan terima kasih dalam dua
bahasa, lalu meneruskan perjalanan mereka ke
jalan yang menyimpang ke kiri. Sopir itu
melupakan sebentar sikap hormatnya yang tak
bercacat dan berkata dengan sikap menggurui
kepada Poirot, "Bukan hanya pastel daging saja - kita juga harus berhati-hati terhadap pastel
dari Cornwall. Dalam-" masa libur begini, pastel mereka isi sembarangan saja!"
Mesin mobil dihidupkan kembali lalu membelok
ke kanan dan sebentar kemudian melalui hutan
lebat. Sopir memberikan penjelasan terakhir
mengenai para penghuni Wisma Remaja di
Hoodown Park. "Ada juga beberapa gadis manis di antara
mereka di wisma itu," katanya. "Tetapi sulit sekali memberikan pengertian pada
mereka tentang pelanggaran daerah milik pribadi.
Menjengkelkan sekali cara mereka melakukan
pelanggaran tanah milik pribadi. Agaknya
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
mereka tak mengerti bahwa di sini tanah milik
seseorang tak boleh dimasuki. Mereka selalu
masuk ke hutan-hutan kami, dan mereka pura-
pura tak mengerti apa yang kita katakan pada
mereka." Dia menggeleng-gelengkan kepalanya dengan murung.
Mereka masih terus, mendaki sebuah bukit
terjal melalui sebuah hutan, lalu melalui pintu gerbang besi besar, melewati
lorong jalan mobil, dan akhirnya tiba di depan sebuah rumah putih besar model Georgia, yang
menghadap ke sungai. Sopir membuka pintu mobil bersamaan dengan
munculnya seorang pelayan rumah tangga yang
jangkung dan berambut hitam di tangga rumah.
"Tuan Hercule Poirot?" gumamnya.
"Ya." "Nyonya Oliver menunggu Anda, Tuan. Anda
bisa menemui beliau di ruang Battery. Mari saya antar."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Poirot mengikutinya ke jalan setapak yang
berliku-liku, yang menuju hutan di mana
tampak sekilas-sekilas sungai di bawahnya.
Sedikit demi sedikit jalan setapak itu menurun, sampai akhirnya tiba di suatu
tempat yang lapang, yang berbentuk bulat dan dikelilingi
oleh sebuah tembok batu rendah. Nyonya
Oliver sedang duduk di tembok itu.
Wanita itu berdiri akan menyambut Poirot, lalu beberapa buah apel jatuh
berserakan dari pangkuannya. Agaknya buah apel tak bisa
dipisahkan dari pribadi Nyonya Oliver.
"Saya tak mengerti mengapa saya begitu sering menjatuhkan sesuatu," kata Nyonya
Oliver agak kurang jelas karena mulutnya sedang penuh
berisi apel. "Apa kabar, M. Poirot?"
"Tres bien, chere Madame,"[Baik, Nyonya.]
sahut Poirot dengan sopan. "Bagaimana
keadaan Anda?" Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Nyonya Oliver kelihatan agak lain daripada
waktu Poirot bertemu terakhir dengannya, dan
sebabnya adalah, seperti yang sudah
disinggungnya melalui telepon tadi, karena dia lagi-lagi mencobakan gaya rambut
yang terbaru. Waktu terakhir Poirot melihatnya, dia memakai
tata rambut yang seolah-olah bekas tertiup
angin. Hari ini, rambutnya yang diwarnai biru, disusun ke atas dengan keriting
tiruan kecil-kecil yang bergaya Markies. Rambutnya memanjang
sampai ke tengkuknya; sedang penampilannya
selebihnya boleh disebut 'kampungan'. Dia
mengenakan stelan jas berwarna kuning telur
menyala dan sebuah jumper yang berwarna
empedu. "Saya tahu Anda pasti mau datang," kata Nyonya Oliver dengan gembira.
"Mana mungkin Anda tahu," kata Poirot dengan tegas.
"Ya, saya tahu betul."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Saya sendiri masih tak mengerti mengapa saya kemari."
"Saya rasa saya tahu jawabnya. Rasa ingin tahu Anda."
Poirot memandangnya dan matanya berkedip.
"Firasat wanita yang terkenal itu, agaknya kali ini tak terlalu jauh meleset,"
kata Poirot. "Ayo, jangan tertawakan firasat saya. Bukankah saya selalu bisa menebak
pembunuhnya yang mana?" Poirot berdiam diri, sekedar menyenangkan hati lawan bicaranya. Kalau tidak, dia
tentu menjawab, "Pada kesempatan kelima, mungkin.
Itu pun tak selalu benar!"
Tetapi dia hanya melihat ke sekelilingnya dan
berkata, "Sungguh indah tanah milik Nyonya ini."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Ini" Ini bukan milik saya, M. Poirot. Anda sangka ini milik saya" Bukan, ini
milik suatu keluarga yang bernama Stubbs."
"Siapa mereka itu?"
"Ah, orang-orang tak penting," kata Nyonya Oliver mengelak. "Mereka hanya kaya.
Saya berada di sini hanya dalam hubungan
pekerjaan. Saya ada tugas."
"Oh, Anda sedang mencari suatu daerah yang tepat untuk bahan karangan Anda
rupanya?" "Ah, tidak. Seperti sudah saya katakan, saya ada tugas. Saya diminta untuk
mengatur suatu pembunuhan." Poirot memandangnya dengan terbelalak.
"Bukan pembunuhan sungguhan," kata Nyonya Oliver menegaskan. "Besok akan
diadakan suatu keramaian, dan untuk memberikan warna baru,
akan diadakan suatu permainan Pelacakan
Pembunuhan. Saya yang harus mengatur
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
semuanya itu. Sebangsa Pencarian Harta Karun,
begitulah. Karena permainan Pencarian Harta
Karun sudah sering dilakukan, mereka merasa
bahwa permainan Pelacakan Pembunuhan ini
akan sangat besar daya tariknya. Mereka
menawarkan pembayaran yang sangat tinggi
kepada saya, supaya saya mau kemari dan
mengaturnya. Memang lucu - suatu perubahan
dari kebiasaan yang itu ke itu juga."
"Bagaimana caranya?"
"Begini, pertama-tama tentulah akan ada
seorang 'korban'. Ada petunjuk-petunjuk. Ada
pula orang-orang yang dicurigai. Yah, semuanya seperti biasanya. Ada si 'pemikat
hati', si 'pemeras', sepasang muda mudi yang
bercintaan, seorang pelayan rumah tangga yang
penuh rahasia, dan sebagainya. Akan dipungut
uang masuk sebanyak setengah crown, dan
akan diperlihatkan petunjuk yang pertama, lalu si peserta harus mencari
korbannya, senjata yang digunakan, alasan pembunuhannya, serta
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
tetek-bengek lain yang berhubungan dengan
pembunuhan itu. Kemudian akan dibagikan
hadiah-hadiah." "Sungguh hebat."
"Sebenarnya mengaturnya lebih sulit daripada yang disangka orang," kata Nyonya
Oliver kesal. "Karena kita harus berhubungan dengan orang-orang hidup yang mungkin cerdas,
padahal dalam buku-buku saya mereka tak perlu
cerdas." "Lalu apakah Anda menyuruh saya kemari untuk membantu Anda mengatur itu semua?"
Poirot tidak berusaha untuk menyembunyikan
rasa tak senangnya dalam suaranya.
"Bukan, bukan," kata Nyonya Oliver. "Tentu saja tidak! Semuanya sudah saya
kerjakan. Segala-galanya sudah siap untuk besok. Saya
menginginkan Anda kemari dengan suatu alasan
yang lain sekali." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Kubur Berkubah Dead Mans Folly Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Alasan apa itu?"
Nyonya Oliver mengangkat tangannya ke
kepalanya. Hampir saja dia mengusap
rambutnya menuruti kebiasaannya, tetapi dia
ingat akan tata rambutnya. Dia membatalkan
geraknya itu, lalu menarik-narik daun
telinganya. "Aduh, saya rasa saya ini tolol sekali," katanya.
"Tetapi saya yakin ada sesuatu yang tak beres."
Keadaan hening sejenak sementara Poirot
menatap wanita itu. Kemudian dia bertanya
dengan tajam, "Ada yang tak beres" Ada apa?"
"Entahlah.... Itulah yang saya ingin tahu, saya ingin Anda bisa menemukannya.
Tetapi saya merasa - makin lama makin kuat perasaan itu -
bahwa saya - aduh - telah diperalat... dijadikan kuda tunggangan.... Anda boleh
menyebut saya tolol, tetapi saya hanya bisa berkata bahwa bila besok terjadi suatu pembunuhan
sungguhan, Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
padahal seharusnya hanya merupakan suatu
permainan saja, maka saya tidak akan heran."
Poirot menatapnya dan Nyonya Oliver
membalas pandangan itu. "Menarik sekali," kata Poirot.
"Saya rasa Anda menganggap saya benar-benar goblok," kata Nyonya Oliver lagi.
"Saya tak pernah menganggap Anda goblok,"
kata Poirot. "Saya tahu apa yang selalu Anda katakan - atau anggapan Anda - mengenai
firasat." "Orang menamai beberapa hal dengan
penamaan "yang berbeda-beda," kata Poirot.
"Saya percaya bahwa Anda telah melihat atau mendengar sesuatu yang benar-benar
telah menimbulkan rasa kuatir Anda. Saya rasa
mungkin saja Anda sendiri tak tahu apa
sebenarnya yang tampak atau terdengar oleh
Anda. Anda hanya menyadari akibatnya. Kalau
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
boleh saya katakan, Anda tak tahu apa yang
Anda ketahui. Anda boleh menamakan itu
firasat kalau Anda mau."
"Kita merasa diri betul-betul goblok," kata Nyonya Oliver kesal, "kalau kita tak
bisa merasa yakin akan sesuatu."
"Kita bisa menarik kesimpulan," kata Poirot membesarkan hati. "Anda berkata
bahwa Anda - menurut istilah Anda sendiri - dijadikan kuda tunggangan. Bisakah Anda
menjelaskan sedikit lagi apa maksud Anda?"
"Yah, agak sulit juga.... Begini, boleh dikatakan ini adalah perkara pembunuhan
saya. Saya yang telah memikirkannya dan merencanakannya
dan semuanya sudah cocok - sampai ke soal
yang sekecil-kecilnya. Yah, bila Anda mengerti tentang pengarang, Anda akan tahu
bahwa pengarang itu tidak menyukai usul. Biasanya
orang berkata, 'Itu bagus, tetapi tidakkah akan lebih baik bila si Anu berbuat
begitu"' Atau 'Tidakkah akan lebih baik kalau yang menjadi
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
korban adalah si A dan bukan si B"' Atau
Pembunuhnya ternyata si D dan bukan si E"'
Maksud saya, kita lalu ingin berkata, 'Baiklah, tulislah sendiri kalau memang
demikian yang Anda ingini!'" Poirot mengangguk. "Dan begitukah yang
sedang terjadi?" "Tidak juga.... Orang telah mengajukan usul usul bodoh seperti itu, lalu saya
marah sekali dan mereka lalu mengalah, tetapi mereka masih
juga memberikan beberapa usul yang tak
berarti dan karena saya telah bersikeras
menolak usul yang sebelumnya, saya pun
menerima usul-usul kecil itu tanpa banyak
memperhatikannya." "Saya mengerti," kata Poirot. "Ya - itu memang suatu metode.... Orang telah
mengajukan usul yang besar dan tak masuk akal, yang
sebenarnya hanya pancingan saja. Sedang
perubahan-perubahan kecil yang kelihatannya
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
tak berarti itulah yang benar-benar merupakan
tujuannya. Itukah maksud Anda?"
"Begitulah maksud saya," kata Nyonya Oliver.
"Yah, tentu mungkin saja saya hanya berkhayal, tetapi saya rasa sih, tidak -
lagi pula tak ada di antara hal-hal yang diubah itu yang
memerlukan perhatian. Tetapi saya tetap saja
kuatir - lalu ada lagi sesuatu - yah, suasananya."
"Siapa yang telah mengajukan usul-usul
perubahan itu?" "Ada beberapa orang," kata Nyonya Oliver. "Bila yang mengajukan usul itu hanya
seorang, saya akan lebih percaya pada diri sendiri. Tetapi ini bukan hanya seorang - meski
menurut saya sebenarnya memang hanya berasal dari
seorang. Maksud saya satu orang yang bekerja
di belakang orang-orang yang tak
menyadarinya." "Apakah Anda punya dugaan siapa yang
seorang itu?" Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Nyonya Oliver menggeleng.
"Dia tentu orang yang sangat pintar dan sangat cermat," katanya. "Siapa saja
mungkin." "Siapa-siapa saja orangnya?" tanya Poirot.
"Tokoh-tokohnya tentu sangat terbatas,
bukan?" "Yah," Nyonya Oliver memulai kata-katanya,
"pertama-tama tentu Sir George Stubbs, pemilik tempat ini. Dia kaya dan
merakyat, dan bodoh sekali dalam bidang-bidang di luar urusan
dagang, tetapi jempolan dalam bidang
perdagangan. Kemudian Lady Stubbs - Hattie -
kira-kira dua puluh tahun lebih muda dari
suaminya, cantik tetapi bodoh seperti keledai.
Saya rasa, dia bahkan agak kurang ingatan. Dia kawin dengan suaminya karena
memandang uangnya tentu, dan dia tak pernah memikirkan
yang lain kecuali tentang pakaian dan perhiasan intan berliannya saja. Lalu ada
yang bernama Michael Weyman - dia seorang arsitek. Cukup
muda dan tampan seperti biasanya seorang
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
seniman. Dia membuat perencanaan gedung
lapang-an tenis untuk Sir George, lalu juga
memperbaiki suatu bangunan lain."
"Apa itu?" "Suatu bangunan. Semacam kuil kecil, putih bertiang besar-besar, dan beratap
lengkung. Kita sebut saja bangunan berkubah atau kubah
saja. Kemudian ada Nona Brewis - dia seorang
sekretaris yang merangkap pengurus rumah
tangga. Dialah yang mengurus segala-galanya di rumah itu dan dia pula yang
menulis semua surat. Orangnya keras dan trampil sekali. Selain itu
ada pula orang-orang di sekitar sini yang datang membantu. Sepasang pengantin
muda yang tinggal di sebuah pondok di dekat sungai - Alec Legge dan istrinya Peggy - dan
Kapten Warburton, yaitu pendamping keluarga
Masterton. Dan tentu saja ada Masterton
suami-istri, dan Nyonya Folliat - seorang wanita tua yang tinggal di sebuah
pondok bekas Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
tempat menyimpan alat-alat perburuan. Orang
tua suaminyalah yang semula memiliki tanah
Nasse itu. Tapi keluarga itu sudah habis mati -
ada yang tewas dalam peperangan-maka ahli
waris yang terakhir terpaksa menjual rumah dan tanah itu seluruhnya."
Poirot mempelajari daftar tokoh-tokoh itu,
tetapi pada saat itu mereka itu tak lebih dari sekedar nama baginya. Dia kembali
pada persoalan utama. "Gagasan siapakah permainan Pelacakan
Pembunuhan itu?" "Saya rasa gagasan Nyonya Masterton. Dia istri anggota Dewan Perwakilan setempat
dan sangat pandai mengatur. Dialah yang membujuk
Sir George untuk mengadakan keramaian di sini.
Tempat ini tak berpenghuni selama bertahun-
tahun dan dia beranggapan bahwa sekarang
orang-orang tentu ingin sekali datang untuk
melihat-lihat." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Semuanya kelihatannya cukup masuk akal,"
kata Poirot. "Kelihatannya memang demikian," kata Nyonya Oliver, "tetapi sebenarnya tidak.
Sungguh, M. Poirot, ada sesuatu yang tak beres."
Poirot memandang Nyonya Oliver dan wanita
itu membalas pandangannya.
"Bagaimana Anda mempertanggungjawabkan
kehadiran saya di sini" Panggilan Anda atas diri saya?" tanya Poirot.
"Itu mudah," sahut Nyonya Oliver. "Anda diminta untuk menyampaikan hadiah-hadiah
dalam permainan Pelacakan Pembunuhan itu.
Semuanya bersemangat. Saya katakan bahwa
saya kenal pada Anda dan bahwa mungkin saya
bisa membujuk Anda untuk datang. Saya
katakan juga bahwa saya yakin nama Anda akan
merupakan daya tarik yang besar - yang pasti
memang benar akan demikian keadaannya,"
sambung Nyonya Oliver dengan bijak.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Lalu usul itu diterima - tanpa ada keberatan?"
"Sudah saya katakan, semua orang
bersemangat." Nyonya Oliver menganggap tidak penting untuk
mengatakan bahwa di antara orang-orang yang
muda ada seorang dua yang bertanya, "Siapa itu Hercule Poirot?"
"Semuanya" Tak seorang pun membantah
gagasan itu?" Nyonya Oliver menggeleng. "Sayang sekali,"
kata Hercule Poirot. "Maksud Anda, bila ada yang tak setuju, kita akan
mendapatkan suatu petunjuk?" "Seorang calon penjahat tak bisa diharapkan mau menyambut baik kehadiran saya di
sini." "Apakah Anda pikir saya hanya mengkhayalkan semuanya ini?" tanya Nyonya Oliver
kesal. "Harus saya akui bahwa sebelum saya berbicara Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
dengan Anda, saya tidak menyadari betapa
sedikitnya kemajuan pekerjaan saya."
"Tenanglah," kata Poirot membujuk. "Saya bingung sekaligus tertarik. Dari mana
kita mulai?" Nyonya Oliver melihat ke arlojinya.
"Sekarang tepat waktu minum teh. Sebaiknya kita kembali ke rumah supaya Anda
bisa bertemu dengan semua orang."
Nyonya Oliver mengambil jalan setapak lain dari yang tadi dilalui Poirot waktu
dia datang. Kelihatannya jalan itu menuju ke arah yang
berlainan. "Dengan jalan ini kita akan melewati gudang kapal," Nyonya Oliver menjelaskan.
Sementara itu gudang kapal itu pun mulai
tampak. Gudang itu bagus sekali, beratap jerami dan menjorok ke sungai.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Di situlah 'mayat' itu akan berada," kata Nyonya Oliver. "Mayat sehubungan
dengan permainan Pelacakan Pembunuhan itu maksud
saya." "Dan siapa yang akan terbunuh?"
"Seorang gadis yang suka berjalan-jalan, yang dalam permainan ini menjadi istri
pertama seorang ahli atom muda berkebangsaan
Yugoslavia," kata Nyonya Oliver dengan lancar.
Poirot mengedipkan matanya.
"Tentu kelihatannya seolah-olah ahli atom itulah yang telah membunuhnya - tetapi
tentu tidaklah sesederhana itu perkaranya."
"Tentu tidak - karena Anda yang mengatur
permainannya -." Nyonya Oliver menolak kata-kata yang
dianggapnya pujian itu dengan lambaian
tangannya. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Sebenarnya," sambungnya lagi, "dia dibunuh oleh tuan tanah - dan alasan


Kubur Berkubah Dead Mans Folly Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sebenarnya sudah jelas. Petunjuk yang kelima sudah akan
memberikan bayangan yang jelas sekali - namun
saya rasa tidak akan banyak orang yang
menyadarinya." Poirot kurang memperhatikan penjelasan rumit
Nyonya Oliver mengenai Pelacakan
Pembunuhan itu, dia malah bertanya,
"Tetapi bagaimana Anda bisa menemukan
mayat yang cocok?" "Dia seorang gadis pramuka," kata Nyonya Oliver. "Sebenarnya Peggy Legge yang
direncanakan menjadi mayat - tetapi orang-
orang menghendaki agar dia menjadi seorang
peramal dengan mengenakan kerudung kepala
segala. Jadi ditunjuklah seorang gadis pramuka bernama Marlene Tucker. Anaknya
agak bodoh." Kemudian ditambahkannya lagi,
"Mudah saja caranya - dia berpakaian petani miskin, berkerudung, serta membawa
ransel. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Yang harus dilakukannya tak lain ialah, bila
didengarnya seseorang mendekat, dia harus
segera menjatuhkan dirinya ke lantai dan
memasang tali di lehernya. Memang agak
membosankan bagi gadis malang itu - dia harus
tetap berada di dalam gudang kapal itu sampai
dia ditemukan orang. Tetapi sudah saya atur
supaya dia mendapatkan setumpuk buku komik.
Sebenarnya dalam salah satu buku komik itu
diselipkan sebuah petunjuk - yah, begitulah
caranya." "Saya benar-benar kagum akan susunan
rencana Anda! Semuanya Anda pikirkan!"
"Memikirkan sesuatu itu tidaklah sulit," kata Nyonya Oliver. "Sulitnya, kita
lalu berpikir terlalu jauh, dan semuanya lalu jadi rumit, maka kita lalu harus
menghapuskan beberapa hal dan
itu mengecewakan sekali. Mari kita lewat sini
sekarang." Mereka mulai mendaki jalan setapak yang
curam berliku-liku yang menuju ke tebing
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
sungai yang tinggi. Setelah melewati suatu
tikungan di antara pohon-pohon, mereka keluar
di suatu tempat yang lapang; di situ, di tempat yang agak tinggi, terdapat
sebuah kuil kecil yang berpilar persegi empat. Seorang pria muda yang mengenakan
celana dari bahan flanel yang
lusuh dan berkemeja hijau agak menyolok,
sedang berdiri memandangi bangunan itu
sambil mengerutkan alis matanya. Mendengar
langkah mereka, dia berbalik.
"Tuan Michael Weyman, kenalkan Tuan Hercule Poirot," kata Nyonya Oliver.
Pria muda itu menanggapi perkenalan tersebut
dengan anggukan tak acuh.
"Luar biasa," katanya dengan nada pahit,
"seenaknya saja orang mendirikan bangunan!
Bangunan ini, umpamanya. Baru setahun yang
lalu didirikan - modelnya cukup bagus dan
disesuaikan benar dengan zaman model
rumahnya. Tetapi mengapa di sini" Bangunan
seperti ini seharusnya dilihat orang banyak -
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
istilahnya, terletak di tempat yang anggun -
dengan suatu jalan yang berumput bagus yang
menuju ke tempat itu, dan diapit oleh tanaman
bunga-bungaan dan sebagainya. Tetapi kasihan
bangunan kecil ini, tersembunyi di tengah-
tengah pepohonan - tak kelihatan dari mana
pun juga. Kira-kira dua puluh batang pohon
yang harus ditebang supaya bangunan ini bisa
kelihatan dari sungai."
"Mungkin tak ada tempat yang lain," kata Nyonya Oliver.
Michael Weyman mendengus.
"Di atas tebing berumput di dekat rumah - akan merupakan letak yang sempurna.
Tetapi ah, orang-orang kaya ini semuanya sama saja -
mereka tak punya rasa seni. Dia ingin
mempunyai sebuah 'tugu', maka suruh sajalah
orang membangunnya. Dicarinya suatu tempat
untuk membangunnya. Lalu saya dengar ada
sebatang pohon ek yang besar tumbang karena
badai. Pohon itu meninggalkan bekas yang
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
jelek. 'Nah, baik kita benahi tempat ini dengan mendirikan tugu itu di sini,'
kata si Tolol. Hanya berbenah itulah yang dipikirkan oleh orang-orang kaya dari
kota itu! Saya heran mengapa
tidak ditanamnya bunga-bungaan yang bagus di
sekeliling rumahnya. Manusia seperti itu tak
pantas memiliki tempat seperti ini!"
Kata-kata itu diucapkannya dengan berapi-api.
"Anak muda ini jelas tak suka pada Sir George Stubbs," pikir Poirot.
"Bangunan ini seluruhnya dari beton," kata Weyman lagi. "Padahal tanah di
bawahnya tak padat jadi bangunannya terendap. Retak di sana-sini -
sebentar lagi akan berbahaya-. Sebaiknya
dirobohkan saja, lalu membangun yang baru
lagi di atas tebing di dekat rumah itu. Itu
anjuran saya, tetapi si Bodoh yang keras kepala itu mana mau mendengar."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Bagaimana dengan bangunan lapangan tenis?"
tanya Nyonya Oliver. Anak muda itu makin cemberut.
"Dia menginginkan semacam pagoda Cina,"
katanya geram. "Lengkap dengan naganya.
Coba bayangkan! Hanya karena Lady Stubbs
tergila-gila memakai topi bermodel kuli Cina!
Apalah artinya arsitek" Tak lebih dari seseorang yang mengingini sesuatu yang
pantas dibangun tetapi tak punya uangnya, sedangkan orang-
orang yang punya uang Menginginkan sesuatu
yang luar biasa jeleknya!"
"Kasihan sekali Anda," kata Poirot sepenuh hati.
"George Stubbs," kata arsitek itu mencemooh.
"Siapa sih dia itu pikirnya" Dicarinya jabatan yang empuk dalam Angkatan Laut,
jauh di daerah Wales yang aman itu selama perang -
lalu dipeliharanya janggutnya untuk
memberikan kesan seolah-olah dia pernah ikut
aktif dalam pertempuran di laut - begitulah kata Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
orang. Sekarang dia bermandikan uang. benar-
benar berenang dalam uang!"
"Alaa, kalian para arsitek memerlukan adanya seseorang yang punya duit untuk
membayar kalian. Kalau tidak, kalian tentu menganggur," kata Nyonya Oliver menyadarkannya. Wanita
itu berjalan lagi ke arah rumah, dan Poirot serta
arsitek yang kehilangan semangat itu
menyusulnya. "Orang-orang kaya ini tak bisa memahami azas-azas utama," kata arsitek itu
dengan nada pahit. Masih disempatkannya menendang tugu yang
miring itu. "Bila fondasinya tak beres -
segalanya brengsek."
"Kata-kata Anda itu benar sekali," kata Poirot,
"dan dalam sekali artinya."
Jalan setapak yang mereka lalui itu menuju ke
luar hutan dan tampaklah rumah putih dan
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
indah di hadapan mereka, dengan berlatar
belakang pohon-pohon yang gelap.
"Benar-benar bagus," gumam Poirot.
"Dia ingin membangun ruang biliard," kata Weyman ketus.
Di tebing di bawah mereka, tampak seorang
wanita tua yang sedang sibuk memangkas
semak-semak dengan gunting besar. Wanita itu
terengah-engah mendaki mendatangi, lalu
menyapa mereka. "Tanaman ini terlantar selama bertahun-tahun,"
katanya. "Padahal sekarang sulit sekali mencari tukang kebun yang mengerti soal
tanam-tanaman. Lereng bukit ini seharusnya dipenuhi
bunga-bunga aneka warna dalam bulan-bulan
Maret dan April ini, tetapi tahun ini
mengecewakan sekali. Sebenarnya semua kayu-
kayu mati ini sudah harus dibuang dalam musim
gugur yang lalu -." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Ini Tuan Hercule Poirot, Nyonya Folliat," kata Nyonya Oliver.
Wajah wanita tua itu berseri-seri.
"Oh, ini rupanya M. Poirot yang terkenal itu!
Anda baik sekali mau datang untuk membantu
kami besok. Wanita cerdas ini telah
merencanakan suatu permainan pemecahan
perkara yang hebat. Pasti akan luar biasa."
Poirot agak heran melihat keanggunan wanita
kecil itu. Sepantasnya wanita inilah yang
menjadi nyonya rumah. "Nyonya Oliver kenalan lama saya," kata Poirot dengan sopan. "Saya senang bisa
memenuhi permintaannya. Tempat ini betul-betul indah,
bangunannya anggun dan sempurna sekali."
Nyonya Folliat mengangguk membenarkan.
"Ya. Rumah ini didirikan oleh kakek buyut suami saya dalam tahun 1790.
Sebelumnya rumah ini bergaya Elizabet. Tetapi rumah itu rusak dan
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Kemudian bahkan terbakar dalam tahun 1700.
Keluarga kami sudah tinggal di sini sejak tahun 1598."
Suaranya tenang dan tegas. Poirot
memandangnya dengan perhatian yang lebih
besar. Yang dilihatnya adalah seorang wanita yang bertubuh kecil
sekali, tetapi padat dan berpakaian dari bahan tricot yang
sudah lusuh. Bagian yang paling menarik pada
dirinya adalah matanya yang berwarna biru
cerah. Rambutnya yang sudah beruban
diselubungi oleh jala rambut. Meskipun
tampaknya dia tak peduli akan penampilannya,
dia punya pembawaan yang sulit dijelaskan.
Sambil berjalan ke arah rumah, Poirot berkata
dengan ragu, "Tentu Anda merasa sulit karena begitu banyak orang asing tinggal
di sini." Nyonya Folliat tak segera menyahut. Dan
suaranya jelas, tegas, serta tak beremosi waktu Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
berkata, "Banyak hal yang sulit dalam hidup ini, M. Poirot."
Nyonya Folliat mendului mereka berjalan masuk
ke rumah dan Poirot menyusulnya. Rumah itu
anggun dan pembagian ruangan-ruangannya
pun bagus pula. Nyonya Folliat masuk melalui
sebuah pintu di sisi kiri ke dalam sebuah ruang duduk kecil yang berperabotan
rapi, kemudian terus menuju ke sebuah ruang pertemuan besar
yang penuh orang. Pada saat-itu agaknya semua
sedang berbicara. "George," kata Nyonya Folliat. "Ini M. Poirot yang telah berbaik hati untuk
datang dan membantu kita. Ini Sir George Stubbs."
Sir George yang sedang bercakap-cakap dengan
suara nyaring berpaling. Orangnya besar,
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
mukanya merah ceria dan berjanggut yang
kelihatannya tak pantas. Kelihatannya jadi
seperti seorang aktor yang kurang yakin, apakah dia harus memainkan peran
seorang tuan tanah ataukah seseorang dari daerah Dominion yang
terpelajar. Sama sekali tak ada kesan bahwa dia dari Angkatan Laut, seperti yang
dikatakan Michael Weyman. Sikap dan suaranya ramah-
tamah, tetapi matanya kecil dan tajam,
berwarna biru pucat. Dia menyapa Poirot dengan sangat ramah.
"Kami semua senang bahwa sahabat Anda,
Nyonya Oliver, telah berhasil membujuk Anda
untuk datang," katanya. "Dia benar-benar cerdik. Orang-orang pasti amat tertarik
pada Anda." Dia memandang ke sekelilingnya dengan sikap
ragu. "Hattie?" Diulanginya nama itu dengan nada yang agak lebih tajam. "Hattie!"
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Lady Stubbs sedang bersandar dengan santai di
sebuah kursi, agak jauh dari orang-orang lain.
Tampaknya dia tidak menaruh perhatian pada
apa yang sedang terjadi di sekitarnya. Dia
bahkan tampak sedang tersenyum-senyum
sendiri memandangi tangannya yang terentang
di lengan kursi. Tangannya itu dibalik-
balikkannya ke kiri dan ke kanan, sehingga
sebutir zamrud besar yang melingkari jari


Kubur Berkubah Dead Mans Folly Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

manisnya kena cahaya dan lebih memancarkan
warna hijaunya. Dia mengangkat mukanya agak terkejut seperti
anak kecil, dan berkata, "Apa kabar?"
Poirot membungkuk sambil menyalaminya.
Sir George memperkenalkan Poirot pada yang
lain-lain lagi. "Nyonya Masterton."
Nyonya Masterton adalah seorang wanita
berper awakan besar, yang mengingatkan
Poirot pada seekor anjing pelacak. Rahangnya
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
besar dan menonjol ke depan, sedang matanya
murung dan merah. Dia mengangguk lalu melanjutkan
pembicaraannya lagi dengan suaranya yang
parau, yang mengingatkan Poirot lagi akan
suara anjing pelacak, "Pertengkaran tentang tenda tempat minum
teh itu harus diselesaikan, Jim," katanya nyaring. "Mereka harus memakai akal.
Jangan sampai pertunjukan ini menjadi kacau gara-gara pertengkaran perempuan-
perempuan kampungan yang bodoh itu."
"Ya, benar," kata pria yang diajak bicara.
"Kapten Warburton," kata Sir George.
Kapten Warburton yang mengenakan jas kotak-
kotak dan bertampang seperti kuda itu
memperlihatkan gigi yang putih waktu
tersenyum - yang menyerupai senyum serigala -
kemudian dia melanjutkan percakapannya.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Jangan kuatir, akan saya selesaikan," katanya.
"Saya akan mendatangi mereka dan berbicara seperti seorang paman yang baik
terhadap keponakan-keponakannya. Bagaimana dengan
tenda untuk peramal" Apakah akan didirikan di
tanah kosong dekat kebun bunga magnolia itu"
Ataukah di ujung halaman berumput dekat
rumpun-rumpun rhododendron?"
Sir George masih terus memperkenalkan.
"Tuan dan Nyonya Legge."
Seorang pria muda jangkung yang kulit
mukanya banyak terkelupas karena sengatan
matahari tersenyum dengan ramah. Istrinya -
seorang wanita menarik yang berambut merah
dan mukanya banyak berbintik-bintik hitam -
mengangguk dengan ramah, lalu langsung
membantah Nyonya Master-ton. Suaranya yang
tinggi dan enak didengar merupakan semacam
duet dengan suara parau Nyonya Masterton.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"- Jangan di dekat bunga magnolia - terlalu sempit -."
"- Sebaiknya semuanya terpisah-pisah - tapi kalau ada antrian - "
"- Jauh lebih sejuk. Maksud saya matahari langsung menyinari rumah -."
"- Dan permainan dengan kelapa tak bisa terlalu dekat dengan rumah - anak-anak
sembarangan saja kalau melempar -."
"Dan ini," kata Sir George, "adalah Nona Brewis
- yang mengatur kita semua."
Nona Brewis sedang duduk di balik sebuah
nampan perak besar untuk teh.
Dia seorang wanita sederhana berumur empat
puluhan, yang kelihatannya pandai mengatur
pekerjaan serta mempunyai pembawaan yang
menyenangkan dan segar. "Apa kabar, M. Poirot," katanya. "Mudah-mudahan Anda tadi tidak terlalu
berdesak- Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
desak di kereta api. Dalam musim libur seperti sekarang, kereta api kadang-
kadang penuh sesak. Mari minum teh. Tuan suka susu" Atau
gula?" "Susu sedikit sekali, Nona, dan empat potong gula." Ketika Nona Brewis sedang
melayani permintaannya, Poirot menambahkan,
"Kelihatannya Anda semua sibuk sekali."
"Ya, begitulah. Selalu ada saja hal-hal yang harus dikerjakan pada saat-saat
terakhir. Dan sekarang ini, orang-orang mengecewakan orang
lain seenaknya saja. Tentang tenda-tenda besar dan kecil, kursi-kursi dan
peralatan makan. Kita harus mengingatkannya terus. Saya harus
menjaga telepon terus sepanjang pagi ini."
"Bagaimana dengan cantelan-cantelan itu,
Amanda?" tanya Sir George. "Dan alat-alat pemukul tambahan untuk main golf?"
"Semua sudah diurus, Sir George. Tuan Benson dari Klub Golf itu baik sekali."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Nona Brewis memberikan cangkir teh kepada
Poirot. "Suka sandwich, M. Poirot" Yang di sana itu memakai tomat, yang ini memakai
pasta. Tetapi mungkin," kata Nona Brewis yang teringat akan banyaknya gula yang diminta Poirot
untuk tehnya tadi, "Anda lebih suka kue krim?"
Poirot memilih kue krim dan mengambil sendiri
sepotong kue yang sangat manis dan berlemak.
Kemudian sambil membawanya dengan hati-
hati di piring kuenya, dia pergi lalu duduk di dekat nyonya rumah. Wanita itu
masih tetap mempermainkan cahaya pada permata di
tangannya, dan dia memandang Poirot dengan
senyum kekanakan. Coba lihat," katanya,
"cantik, bukan?"
Poirot mengamati wanita itu dengan cermat.
Dia memakai topi besar model kuli yang terbuat dari pandan berwarna merah
menyolok. Di bawah topi itu tampak kulit mukanya yang
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
putih, yang dibiasi oleh warna merah topinya.
Make-up-nya tebal dan menyolok, tidak seperti
orang Inggris. Kulitnya putih pucat, bibirnya
dicat merah menyolok, sedang matanya diberi
maskara tebal. Di bawah topi tampak
rambutnya, hitam dan licin, menempel di kulit
kepalanya seperti kap dari beludru. Wajahnya
cantik tetapi lesu dan bukan wajah wanita
Inggris. Dia adalah makhluk dari matahari tropis, yang seolah-olah kebetulan
berada dalam ruang pesta orang Inggris. Tetapi Poirot terkejut
melihat matanya. Mata itu menatap hampa
seperti pandangan anak kecil.
Dia tadi bertanya dengan gaya anak kecil, Poirot menjawab dengan cara anak kecil
pula. "Memang cantik sekali cincin itu," katanya.
Wanita itu kelihatan senang sekali.
"Kemarin George memberikannya pada saya,"
katanya berbisik, seolah-olah menceritakan
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
suatu rahasia. "Saya diberinya banyak barang.
Dia baik sekali." Poirot melihat cincin itu lagi dan tangan wanita itu tetap terentang di lengan
kursi. Kukunya panjang-panjang dan dicat warna sawo matang.
Otak Poirot lalu mencatat, "Jari-jari itu tak pernah digunakan untuk
bekerja...." Dia sama sekali tak dapat membayangkan Lady
Stubbs bekerja, apalagi bekerja keras. Namun
wanita itu tak dapat pula disamakan dengan
bunga lembut di dalam taman. Dia benar-benar
merupakan barang tiruan. "Ruangan Anda ini benar-benar bagus, Nyonya,"
kata Poirot sambil memandang ke sekelilingnya.
"Yah, begitulah," kata Lady Stubbs tak acuh.
Perhatiannya masih tetap tercurah pada
cincinnya. Kepalanya dimiringkannya dan sambil menggerak-gerakkan tangannya,
ditatapnya nyala hijau permata itu. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Coba lihat, permata ini seperti main mata dengar saya," katanya berbisik.
Tiba-tiba dia tertawa terbahak dan Poirot
terkejut. Tawa itu nyaring melengking.
"Hattie," kata Sir George yang berada di seberang lain dari ruang itu.
Suaranya cukup lembut, tetapi mengandung
teguran. Lady Stubbs berhenti tertawa.
"Devonshire memang daerah yang cantik sekali, Ya kan, Nyonya?" kata Poirot
berbasa-basi. "Siang hari memang bagus," kata Lady Stubbs
"Itu pun kalau tak hujan." Kemudian
ditambahkan nya dengan murung, "Tetapi di sini tak ada night club."
"Oh - Anda suka night club rupanya?" "Suka,"
kata Lady Stubbs bersemangat. "Mengapa
begitu suka?" "Karena ada musik dan kita bisa dansa. Saya bisa memakai baju-baju saya yang
bagus, Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
gelang-gelang, dan cincin. Wanita-wanita lain
juga punya pakaian dan perhiasan yang bagus-
bagus, tapi tidak sebagus kepunyaan saya."
Dia tersenyum sangat puas. Poirot merasa
kasihan padanya. "Dan semuanya itu menghibur hati Anda?"
"Ya. Saya juga suka kasino. Mengapa di Inggris tak ada kasino, ya?"
"Saya juga sering merasa heran," kata Poirot dengan mendesah. "Padahal saya rasa
bukannya tak sesuai dengan kepribadian orang
Inggris." Lady Stubbs memandangnya tanpa mengerti.
Lalu dia memiringkan tubuhnya ke arah Poirot.
"Saya pernah menang enam puluh ribu franc di Monte Carlo. Saya memasang nomor
dua puluh tujuh, tahu-tahu nomor itu yang keluar."
"Tentu menyenangkan sekali, ya?"
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Memang. George memberi saya uang untuk
main - tetapi biasanya saya kalah."
Dia kelihatan murung. "Menyedihkan sekali."
"Ah, tak apa-apa. George kaya sekali. Senang sekali menjadi orang kaya, kan?"
"Sangat menyenangkan," kata Poirot lembut.
"Kalau saya tak kaya, mungkin saya akan seperti Amanda." Dia melayangkan
pandangannya ke arah Nona Brewis yang berada di dekat meja
teh, dan memperhatikannya dengan tak acuh.
"Jelek sekali dia, ya?"
Pada saat itu Nona Brewis mengangkat
mukanya dan melihat ke seberang ruangan ke
tempat mereka berada. Lady Stubbs tak nyaring
bicaranya tadi, tetapi mungkin Amanda
mendengarnya, pikir Poirot.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Waktu dia mengalihkan pandangannya, dia
bertemu pandang dengan Kapten Warburton.
Pandangan kapten itu sinis.
Poirot berusaha mengalihkan bahan
pembicaraan. "Sibuk sekalikah Anda dalam mempersiapkan pesta keramaian ini?" tanyanya.
Hattie Stubbs menggeleng.
"Ah, tidak. Saya rasa itu membosankan sekali -
dan bodoh sekali. Bukankah ada para pelayan
dan tukang-tukang kebun" Mengapa bukan
mereka saja yang disuruh menyiapkannya?"
"Ah, Sayangku," kata Nyonya Folliat. Dia baru saja duduk di sofa yang ada di
dekat mereka. "Itu kan cara hidup orang di perkebunan di pulau tempat kau dibesarkan. Di
Inggris ini sekarang tidak seperti itu lagi. Sebenarnya
memang menyenangkan cara hidup begitu." Dia mendesah. "Zaman sekarang, hampir
semua harus kita kerjakan sendiri."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Lady Stubbs mengangkat bahunya.
"Saya rasa itu bodoh sekali. Apa gunanya kaya kalau kita harus mengerjakan
sendiri semuanya?" "Ada orang yang senang," kata Nyonya Follial sambil tersenyum padanya." Aku
sendiri juga suka, Bukan mengerjakan segala-galanya, tetapi beberapa hal. Aku
suka berkebun dan aku juga
suka menyiapkan pesta keramaian seperti yang
akan diadakan besok ini."
"Apakah akan sama keadaannya dengan pesta biasa?" tanya Lady Stubbs penuh
harapan. "Ya, seperti pesta biasa - dengan banyak orang."
"Apakah akan sama dengan pacuan kuda di
Ascot" Di mana semua orang memakai topi
lebar-lebar dan baju bagus-bagus?"
"Yah - tidak sama benar dengan di Ascot," kata Nyonya Folliat. Kemudian
ditambahkannya dengan halus, "Tetapi kau harus mau mencoba Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
dan menyenangi hal-hal di luar kota ini, Hattie.
Tadi pagi seharusnya kau mau membantu kami,


Kubur Berkubah Dead Mans Folly Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

bukannya malah tidur terus dan setelah hampir
waktu minum teh baru bangun."
"Saya sakit kepala," sahut Hattie cemberut.
Kemudian hatinya berubah dan dia tersenyum
manis pada Nyonya Folliat.
"Tetapi besok saya akan baik. Akan saya lakukan semua yang Anda suruh."
"Nah, begitu manis sekali."
"Saya punya baju baru yang akan saya pakai besok. Baru tadi pagi datangnya. Mari
naik ke lantai atas, akan saya perlihatkan."
Nyonya Folliat bimbang. Lady Stubbs berdiri dan mendesak,
"Marilah naik. Baju itu bagus sekali. Ayolah!"
"Yah, baiklah." Nyonya Folliat tertawa kecil dan berdiri.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Ketika dia berjalan ke luar kamar menyusul
Hattie yang jangkung itu, Poirot sempat melihat wajahnya. Dia terkejut melihat
wajah yang tadi tersenyum cerah kini berubah menjadi lesu.
Seolah-olah dalam keadaan bebas dia merasa
tak perlu lagi berpura-pura dan memasang
topeng pergaulan. Namun kelihatannya lebih
dari itu. Mungkin dia sedang menderita
semacam penyakit yang tak pernah mau dia
bicarakan. Dia bukan wanita yang merasa perlu
dikasihani atau diberi rasa simpati.
Kapten Warburton menduduki kursi yang baru
saja ditinggalkan Hattie. Dia juga memandang
ke arah pintu yang baru saja dilalui kedua
wanita itu, tetapi bukan wanita yang tua yang
menjadi bahan bicaranya. Dengan tertawa kecil
dia berkata, "Cantik sekali dia, bukan?" Dia mengerling ke arah Sir George yang
sedang berjalan ke luar melalui sebuah pintu kaca lain, Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
diikuti oleh Nyonya Masterton dan Nyonya
Oliver. "Dia benar-benar tunduk di bawah si Tua
George Stubbs itu. Semuanya hebat baginya!
Perhiasan intan berlian, bulu binatang, dan
sebagainya itu. Apakah suaminya tidak
menyadari bahwa dia agak kurang waras, ya"
Mungkin pikirnya hal itu tak apa-apa. Orang-
orang berduit ini memang tidak membutuhkan
teman hidup yang cerdas."
"Berkebangsaan apa dia?" tanya Poirot ingin tahu.
"Kelihatannya orang Amerika Selatan. Itu
dugaan saya. Tetapi saya rasa dia dari Hindia
Barat. Dari salah satu pulau yang kaya akan tebu dan sebagainya itu. Salah satu
keluarga tua di sana - mungkin su-Creole - maksud saya bukan
yang berdarah campuran. Di kepulauan itu
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
banyak terjadi perka-winan antar keluarga. Itu sebabnya banyak yang cacat
mental." Nyonya Legge yang muda itu datang menyertai
mereka. "Coba, Jim," katanya. "Kau harus memihak padaku. Tenda itu harus didirikan di
tempat yang sudah kita tentukan semula - di ujung
halaman berumput itu, di dekat rumpun
rhododendron. Itulah satu-satunya tempat yang
tepat." "Nyonya Masterton tak setuju " "Nah, kau harus berbicara dengannya untuk
mengubah pendapatnya." Kapten Warburton
tersenyum. "Nyonya Masterton itu atasanku."
"Wilfrid Masterton yang atasanmu. Dialah yang anggota Dewan Perwakilan."
"Aku berani sumpah, sebenarnya istrinyalah yang pintas menjadi anggota Dewan
Perwakilan. Dialah yang berkuasa - aku tahu
benar itu." Sir George masuk ke ruangan itu lagi.
"Oh, di sini kau rupanya, Peggy," katanya. "Kami memerlukanmu. Aku pusing, semua
orang kebi-Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
ngungan dengan pembagian tugas dan
pembagian tempat-tempat. Mana Amy Folliat"
Dialah yang bisa mengatasi orang-orang itu -
hanya dia yang bisa."
"Dia naik ke lantai atas dengan Hattie." "Oh..."
Sir George memandang ke sekelilingnya seperti
mencari bantuan, dan Nona Brewis cepat
berdiri dari tempatnya duduk menulis karcis-
karcis, lalu berkata, "Akan saya panggil dia, Sir George." "Baiklah, terima
kasih, Amanda." Nona Brewis keluar dari ruangan itu. "Kita perlu kawat berduri
lebih banyak untuk pagar," gumam Sir George. "Untuk keramaian besok?" "Bukan,
untuk memperbaharui perbatasan kita dengan
Hoodown, Park di hutan. Yang lama sudah rusak
dan mereka melanggarnya." "Siapa yang melanggarnya?"
"Pelanggar-pelanggar daerah orang itu!" kata Sir George dengan geram.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Anda seperti Betsy Trotwood yang
berkampanye melawan keledai," kata Peggy
sambil menanan gelaknya. "Betsy Trotwood" Siapa itu?" tanya Sir George jujur.
"Tokoh dari buku karangan Dickens."
"Oh, Dickens. Aku pernah membaca
karangannya yang berjudul Pickwick Paper.
Lumayan bagus-nya.... Tetapi kembali pada
pokok semula, pelang-gar-pelanggar benar-
benar makin mengancam sejak orang
mendirikan Wisma Remaja yang gila-gilaan itu.
Mereka datang dari mana-mana dengan
memakai kemeja yang aneh-aneh. Tadi pagi saja
ada seorang anak laki-laki yang memakai
kemeja yang penuh bergambar kepiting yang
sedang merayap dan entah apa lagi - mabuk aku
rasanya melihatnya. Setengahnya tak pula
pandai berbahasa Inggris-hanya dengan isyarat
saja bicaranya." Lalu ia menirukan bahasa Inggris para remaja itu, yang patah-
patah. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Kubentak mereka bahwa ini bukan jalan
umum, tetapi mereka memandangiku saja
tanpa mengerti. Sedang yang perempuan
cekikikan, Aku yakin ada di antara mereka yang komunis."
"Ah, sudahlah, George, jangan mulai lagi soal komunis itu," kata Nyonya Legge.
"Mari kubantu kau dengan perempuan-perempuan yang me-nyusahkanmu itu."
Nyonya Legge mendului Sir George keluar
melalui pintu kaca, sambil menoleh ke belakang dan berkata, "Mari, Jim, kita
sama-sama memecahkan otak kita."
"Baiklah, tapi aku akan menjelaskan dulu pada M. Poirot soal permainan Pelacakan
Pembunuhan itu karena dialah yang akan
membagikan hadiah-hadiahnya."
"Itu kan bisa nanti saja?"
"Saya akan menunggu Anda di sini," kata Poirot menurut.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Keadaan kemudian menjadi sepi. Alec. Legge
merentangkan tubuhnya di kursinya, lalu
mendesah. "Perempuan!" katanya. "Seperti lebah di sarangnya saja."
Dia melihat ke luar jendela.
"Dan apa saja ini semua" Suatu pesta kebun yang sama sekali tak ada artinya bagi
siapa pun juga." "Tapi kelihatannya ada juga yang
berkepentingan," kata Poirot.
"Mengapa orang-orang tak mau menggunakan
akal" Mengapa mereka tak mau berpikir"
Lihatlah, betapa kacau-balaunya dunia ini.
Tidakkah mereka menyadari bahwa penduduk
bumi ini semua sedang membunuh diri?"
Poirot mempertimbangkan, sebaiknya dia tidak
memberikan jawaban atas pernyataan itu. Dia
hanya menggeleng. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Sebenarnya kita harus berbuat sesuatu
sebelum terlambat -" Alec Legge tiba-tiba menghentikan kata-katanya. Wajahnya
membayangkan kemarah-an. "Ya, ya," katanya,
"saya tahu apa pikiran Anda. Anda pikir saya ini berotak miring atau sakit
syaraf- atau apa saja. Seperti kata para dokter jahanam itu. Mereka
menasihatkan agar saya beristirahat dan bahwa
saya memerlukan perubahan atau harus
menghirup udara laut. Baiklah, saya dan Peggy
lalu datang kemari dan menyewa Mill Cottage
untuk tiga bulan, dan saya turuti petunjuk-
petunjuk mereka. Saya memancing, berenang,
berjalan jauh, serta berjemur -."
"Ya, memang kelihatan bahwa Anda telah
berjemur," kata Poirot dengan sopan.
"Oh, ini?" Alec menunjuk ke wajahnya yang mengelupas kulitnya. "Inilah hasil
musim panas di Inggris. Tetapi apa gunanya semuanya itu"
Kita tak bisa menghindari kenyataan dengan
melarikan diri dari hal itu."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Memang tak pernah ada baiknya melarikan
diri." "Lalu karena berada dalam suasana pedesaan seperti ini, kita makin jelas
menyadari sesuatu - ditambah lagi dengan sikap tak acuh dari orang-orang di tempat ini. Bahkan Peggy
yang cukup cerdas itu pun sama saja. Peduli apa" Katanya
selalu. Gila saya rasanya. Peduli apa!"
"Kalau saya boleh tahu, mengapa Anda
memikirkan soal-soal itu?"
"Tuhanku, Anda begitu juga?"
"Bukan, saya bukan akan memberikan nasihat.
Saya hanya ingin tahu jawabnya."
"Tidakkah Anda menyadari bahwa seseorang
harus berbuat sesuatu?"
"Dan orang itu adalah Anda. Begitukah?"
"Bukan, bukan saya pribadi. Dalam keadaan seperti ini kita tak bisa bicara soal
pribadi." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Mengapa tidak" Dalam 'keadaan seperti ini', seperti kata Anda itu pun, orang
adalah tetap seseorang." "Tidak bisa! Dalam keadaan mendesak, dalam keadaan hidup atau mati, orang tak
bisa hanya memikirkan ketidaksenangan sendiri atau
pikiran-pikiran sendiri saja."
"Boleh saya pastikan bahwa Anda benar-benar alah. Dalam peperangan yang baru
lalu - ketika sedang terjadi suatu serangan yang hebat -
pikiran saya malah terpusat pada rasa sakit yang disebabkan oleh lecet pada
kelingking kaki saya. Waktu itu saya sendiri heran mengapa begitu.
'Coba pikir,' kata saya sendiri, 'setiap saat
ajalmu akan tiba.' Namun saya masih saja
diganggu oleh rasa sakit lecet itu. Saya benar-benar merasa kesal, mengapa saya
masih harus merasakan sakit itu di samping rasa takut akan kematian. Justru karena saya
mungkin akan matilah maka semua bagian yang kecil dari
hidup saya menuntut perhatian yang lebih
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
besar. Saya melihat seorang wanita yang jatuh
dalam kecelakaan Lalu-lintas sampai kakinya
patah, tetapi dia justru menangis karena
melihat kaus kakinya robek."
"Hal itu membuktikan betapa tololnya kaum wanita itu!"
"Hal itu menunjukkan apa dan bagaimana
manusia. Mungkin perhatian yang besar
terhadap diri pribadi seseoranglah yang
menyebabkan orang itu bisa bertahan hidup."
Alec Legge tertawa mencemooh.
"Kadang-kadang saya merasa sayang mengapa demikian halnya," katanya.
"Ketahuilah," kata Poirot mempertahankan pendapat, "bahwa itu adalah suatu
bentuk kerendahan hati. Dan kerendahan hati itu besar nilainya. Saya ingat dalam masa
perang, ada sebuah semboyan yang tertulis pada kereta api
di bawah tanah di negeri Anda ini, yang
berbunyi, 'Segalanya tergantung pada Anda.'
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Saya rasa semboyan itu diciptakan oleh seorang ahli pikir terkemuka - tetapi
menurut pendapat saya doktrin itu berbahaya dan tak disukai.
Karena hal itu tak benar. Tak mungkin segalanya bisa tergantung pada Nyonya
Blank, umpamanya. Dan bila dia disuruh beranggapan
demikian, maka hal itu akan merusak wataknya.
Sementara dia memikirkan peran apa yang bisa
dimainkannya dalam urusan dunia, anak
bayinya mungkin tersiram air panas."
"Saya rasa pandangan-pandangan Anda agak
kolot. Saya ingin mendengar bagaimana kira-
kira bunyi semboyan Anda."
"Tak perlu saya mengemukakan semboyan saya sendiri. Di negeri ini ada sebuah
semboyan yang lebih tua, yang sangat berkenan di hati saya."
"Bagaimana bunyinya?"
"Percayalah sepenuhnya pada Tuhan."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Wah, wah -" Alec Legge kelihatan geli. "Sama sekali tak saya sangka Anda akan
berpandangan demikian. Tahukah Anda, apa yang saya ingini


Kubur Berkubah Dead Mans Folly Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

terjadi di negeri ini?"
"Pasti sesuatu yang keras dan tidak menyenangkan," kata Poirot sambil tersenyum.
Alec Legge tetap bersungguh-sungguh.
"Saya ingin semua orang yang berotak lemah disingkirkan - benar-benar
dikucilkan! Jangan biarkan mereka sampai berketurunan.
Seandainya dalam satu generasi saja, hanya
orang-orang yang cerdas yang diperbolehkan
punya keturunan, bayangkan, bagaimana
hasilnya nanti!" "Mungkin pasien yang jauh makin banyak
jumlahnya di bangsal-bangsal rumah sakit jiwa,"
kata Poirot datar. "Tumbuh-tumbuhan tidak hanya memerlukan bunga tetapi juga
akar, Tuan Legge. Betapapun besar dan indahnya bunga,
bila akar-akar dalam tanah rusak, tak akan ada Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
lagi bunga-bunga." Kemudian dengan nada
bicara biasa ditambahkannya, "Apakah menurut Anda Lady Stubbs merupakan calon
untuk kurungan maut Anda itu?"
"Memang. Apa gunanya perempuan seperti itu"
Bantuan apa yang pernah diberikannya pada
masyarakat" Pernahkah ada gagasan lain dalam
kepalanya itu kecuali tentang pakaian, kulit
binatang, atau perhiasan intan berlian" Saya
tetap bertanya, apa gunanya dia?"
"Anda dan saya," kata Poirot dengan ramah,
"memang lebih cerdas daripada Lady Stubbs.
Tetapi " Dia menggeleng dengan sedih -
"bagaimanapun juga kita tidak pula terlalu terpuji."
"Terpuji -" Alec mendengus nyaring, tetapi dia tak dapat meneruskan kata-katanya
karena Nyonya Oliver dan Kapten Warburton masuk
kembali. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Anda harus ikut untuk melihat petunjuk-
petunjuk dan hal-hal lain sehubungan dengan
permainan Pelacakan Pembunuhan itu, M.
Poirot," kata Nyonya Oliver terengah.
Poirot berdiri lalu mengikuti mereka dengan
patuh. Mereka bertiga menyeberangi lorong rumah
lalu masuk ke sebuah kamar kecil yang
perabotnya sederhana, yang merupakan kantor.
"Di sebelah kiri dapat Anda lihat senjata-senjata pembawa kematian," Kapten
Warburton menjelaskan, sambil menunjuk ke sebuah meja
untuk main kartu yang beralas kain hijau. Di
atasnya terletak sebuah pistol kecil, sebuah pipa timah yang berkarat, sebuah
botol biru bertulisan 'Racun', seutas tali jemuran, dan
sebuah alat suntik. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Itulah alat-alatnya," Nyonya Oliver menjelaskan, "sedang ini adalah orang-orang
yang dicurigai." Diberikannya sebuah kartu bercetak dan M.
Poirot membacanya dengan penuh perhatian.
Yang dicurigai: Estelle Glynne - seorang wanita muda cantik
yang misterius, dia adalah tamu.
Kolonel Blunt - tuan tanah setempat, yang
putrinya Joan - menikah dengan. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Peter Gaye - seorang ahli atom muda.
Nona Willing - seorang pembantu rumah
tangga. Quiett - seorang kepala urusan rumah tangga.
Maya Stavisky - seorang gadis pelancong
Esteban Loyola - seorang tamu yang tak
diundang. Poirot mengedip-ngedipkan matanya lalu
melihat ke arah Nyonya Oliver tanpa berkata
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
apa-apa, dan menunjukkan air muka tak
mengerti. "Suatu susunan tokoh-tokoh yang hebat,"
katanya dengan sopan. "Tetapi izinkanLah saya bertanya, Nyonya, apa yang harus
dikerjakan oleh para peserta permainan ini?"
"Lihatlah di balik kartu itu," kata Kapten Warburton. Poirot membalik. Di balik
kartu itu tercetak: Nama dan alamat Penyelesaian: Nama Pembunuh: .... Alatnya: .... Alasannya: .... Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Waktu dan tempat: .... Alasan Anda mengambil kesimpulan itu:
"Setiap orang yang masuk mendapatkan kartu ini," Kapten Warburton menjelaskan
dengan lancar. "Juga sebuah buku catatan dan pinsil untuk menulis petunjuk-
petunjuk. Disediakan enam buah petunjuk. Orang harus pergi
mencari keenam petunjuk itu seperti dalam
mencari harta karun, sedang senjata-senjatanya tersembunyi di tempat-tempat yang
mencurigakan. Ini petunjuk yang pertama.
Sebuah foto. Setiap orang mulai dengan ini."
Poirot menerima foto kecil itu dan
memperhatikannya dengan kerut di dahinya.
Lalu diputarnya. Dia tetap kelihatan tak
mengerti. Warburton tertawa.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Suatu trik pengambilan foto yang istimewa, bukan?" katanya puas. "Sebenarnya
sederhana sekali kalau saja Anda tahu."
Poirot makin merasa jengkel karena tetap tak
tahu. "Apakah ini semacam jendela berterali?"
tanyanya. "Saya akui, kelihatannya memang seperti itu.
Tetapi bukan. Itu suatu bagian dari net tenis."
"Oh." Poirot melihat foto itu lagi. "Ya - benar kata Anda-jelas sekali bila kita
diberi tahu apa itu!"
"Banyak tergantung pada cara kita melihat sesuatu." Warburton tertawa.
"Benar sekali."
"Petunjuk yang kedua akan ditemukan dalam sebuah kotak di tengah-tengah di bawah
net tenis itu. dalam kotak itu ada botol racun yang kosong ini - dan sebuah gabus
tutup botol." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Padahal Anda bisa melihat," sela Nyonya Oliver cepat, "bahwa botol itu
seharusnya bertutup putar, karena bagian atas lehernya bergerigi.
Jadi tutup botol gabus itulah yang merupakan
petunjuk yang sebenarnya."
"Nyonya, saya tahu bahwa Anda selalu penuh akal cerdik, tapi saya benar-benar
tak mengerti - ." Nyonya Oliver memotong kata-katanya itu.
"Oh, tentu ada ceritanya!" katanya. "Seperti sebuah cerita bersambung dalam
majalah - ada singkatan ceritanya." Dia berpaling pada
Warbur-ton. "Adakah padamu kertas-kertas
itu?" "Belum datang dari percetakan." "Padahal mereka sudah berjanji!"
"Aku tahu. Semua orang suka berjanji. Katanya jam enam petang ini akan selesai.
Aku akan pergi mengambilnya."
"Bagus." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Nyonya Oliver menarik napas panjang lalu
berpaling pada Poirot. "Yah, kalau begitu saya harus menceritakannya pada Anda. Tapi saya tak begitu
pandai bercerita. Maksud saya, bila menulis, saya bisa menceritakannya dengan jelas
sekali, tapi kalau berbicara, rasanya semuanya jadi kacau-balau.
Itulah sebabnya saya tak pernah menceritakan
plot karangan saya dengan siapa pun juga. Saya sudah terbiasa untuk tidak
melaku-kannya. Karena bila saya bicarakan, mereka hanya
memandang saya dengan pandangan kosong
dan hanya berkata - 'Anu - ya, tetapi - saya tak mengerti apa yang terjadi' 'Dan
ah, mana mungkin hal itu bisa menjadi buku.' Benar-
benar melemahkan semangat. Dan tak benar,
karena bila kejadian yang sama saya tulis, akan menjadi buku!"
Nyonya Oliver berhenti sebentar untuk
bernapas, lalu berkata lagi,
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Nah, begini ceritanya. .Ada seseorang bernama Peter Gaye, seorang ahli atom
muda yang dicurigai bekerja untuk kaum komunis. 1 trinya adalah Joan Blunt, sedang
istrinya yang pertama meninggal. Tetapi dia sebenarnya tidak mati.
Lalu dia muncul sebagai seorang agen rahasia,
atau mungkin juga tidak, mungkin dia hanya
seorang pelancong biasa. Dan istri tadi punya
persoalan. Lalu muncullah laki-laki bernama
Loyola itu, entah untuk menemui Maya, atau
untuk memata-matainya. Kemudian ada surat
kaleng yang bersifat memeras. Surat itu
mungkin dari pelayan rumah, mungkin pula dari
kepala pengurus rumah tangga, dan pistolnya
hilang, Dan karena tidak diketahui surat kaleng itu ditujukan pada siapa, serta
alat suntik jatuh pada waktu makan malam, lalu hilang -"
Nyonya Oliver tiba-tiba berhenti, dia melihat
reaksi Poirot. "Saya tahu," katanya penuh pengertian. "Kedengarannya kacau-balau, tetapi
sesungguhnya Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
tidak-di kepala saya ini tidak kacau. Nanti kalau Anda melihat ringkasan
ceritanya yang tertulis, Anda akan mengerti."
"Dan sebenarnya," katanya akhirnya, "ceritanya sendiri tak ada artinya, bukan"
Maksud saya bagi Anda. Yang harus Anda lakukan hanyalah
membe-rikan hadiah-hadiahnya. Hadiahnya
bagus-bagus, yang pertama kotak rokok yang berbentuk
pistol. Dan bayangkan, betapa pandainya orang
yang kelak akan berhasil melacak pembunuhan
itu!" Si pelacak tentu memang orang yang pandai,
pikir Poirot. Sebenarnya dia sangat meragukan, apakah akan ada orang yang
berhasil melacaknya. Seluruh peristiwa dan kegiatan-
kegiatan dalam permainan itu baginya seolah-
olah terbungkus dalam kabut tebal yang tak
tertembusi. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Yah," kata Kapten Warburton riang sambil melihat ke arlojinya, "sebaiknya aku
pergi ke percetakan untuk mengambilnya."
Nyonya Oliver mengerang. "Kalau belum selesai
-" "Sudah, pasti sudah. Sudah kutelepon. Sampai jumpa."
Dia meninggalkan ruangan. Nyonya Oliver
langsung mencengkeram lengan Poirot dan
bertanya berbisik dengan suara parau,
"Bagaimana?" "Bagaimana - apanya?"
"Sudahkah Anda menemukan sesuatu" Atau
menemukan seseorang?"
Dengan nada teguran halus Poirot menyahut,
"Bagi saya semua orang dan segala sesuatunya normal saja."
"Normal?" "Yah, mungkin kata-kata saya kurang tepat.
Lady Stubbs, seperti kata Anda, kurang waras -
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
dan Tuan Legge pun rupanya agak kurang
normal." "Ah, Legge itu tak apa-apa," kata Nyonya Oliver, tak sabaran. "Dia baru saja
mengalami gangguan syaraf." Poirot mendengar adanya kejanggalan dalami
pernyataan itu, tetapi dia diam saja.
"Tampaknya semua orang berada dalam
keadaan gugup, kacau, letih, dan mudah
tersinggung - hal mana semuanya memang
pantas sehubungan dengan persiapan
keramaian seperti ini. Kalau saja Anda bisa
menceritakan secara terperinci -"
"Sshh! -" Nyonya Oliver mencengkeram lengannya lagi. "Ada orang datang."
Keadaan benar-benar menjadi seperti
sandiwara sedih, pikir Poirot yang merasa
jengkelnya mulai timbul. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Wajah Nona Brewis yang menyenangkan
muncul di pintu. "Oh, Anda di sini rupanya, M. Poirot. Saya mencari Anda untuk menunjukkan kamar
Anda." Dia berjalan mendului Poirot menaiki tangga-


Kubur Berkubah Dead Mans Folly Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

melewati sepanjang lorong rumah ke sebuah
kamar besar dan lapang yang menghadap ke
sungai. "Kamar mandinya ada di seberang kamar ini. Sir George berkata ingin menambahkan
beberapa kamar mandi, terapi hal itu akan merusak
susunan kamar-kamar. Saya harap Anda akan
merasa senang." "Ya, saya rasa begitu." Poirot melayangkan pandangnya dan memuji dalam hati
waktu melihat adanya rak buku kecil, lampu baca, dan sebuah kotak yang bertulisan
biskuit di sisi tempat tidurnya "Agaknya di rumah ini segala-galanya diatur dengan sempurna.
Apakah Anda Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
yang harus saya puji dalam hal ini, ataukah
nyonya rumah yang cantik itu?"
"Waktu Lady Stubbs hanya dihabiskannya untuk mempercantik dirinya," kata Nona
Brewis. Ada nada pahit dalam suaranya.
"Seorang wanita muda yang amat pesolek,"
kata Poirot merenung. "Benar kata Anda."
"Tetapi dalam hal-hal lainnya apakah dia tidak -"
Poirot memutuskan kata-katanya. "Maaf. Saya-, lancang. Saya mengatakan sesuatu
yang mungkin tak boleh saya singgung."
Nona Brewis memandang lekat padanya. Lalu
berkata dengan nada datar,
"Lady Stubbs tahu betul apa yang harus
dilakukannya. Disamping seperti yang Anda
katakan, wanita muda yang amat pesolek,
otaknya juga bisa tajam."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Dia berbalik dan meninggalkan kamar itu,
meninggalkan Poirot dengan alis terangkat
keheranan. Jadi begitulah rupanya pandangan
Nona Brewis ang trampil itu. Ataukah dia
berkata begitu dengan alasan tertentu" Lalu
mengapa dia berkata begitu padanya - seorang
pendatang baru" Ataukah justru karena dia
seorang pendatang baru" Dan karena dia bukan
orang Inggris" Karena berdasarkan pengalaman
Hercule Poirot, banyak orang Inggris yang
beranggapan bahwa apa yang diucapkan
terhadap orang asing tak ada artinya!
Dia mengerutkan dahinya kebingungan, dan
menatap kosong ke pintu yang baru saja dilalui Nona Brewis. Kemudian dia
berjalan ke jendela dan memandang ke luar. Waktu itu dilihatnya
Lady Stubbs keluar dari rumah bersama Nyonya
Folliat dan mereka bercakap-cakap sebentar di
dekat pohon magnolia yang besar. Lalu tampak
Nyonya Folliat minta diri. Diambilnya keranjang Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
kebun dan sarung tangannya, lalu berjalan
menjauhi rumah. Lady Stubbs berdiri
memandanginya sebentar, kemudian sambil
merenung memetik setangkai bunga magnolia,
menciumnya, lalu berjalan ke arah jalan setapak yang diapit pohon-pohon, menuju
ke sungai. Dia menoleh ke belakang lalu menghilang dari
penglihatan. Dari balik pohon magnolia tampak
Michael Weyman keluar diam-diam. Dia
berhenti sebentar seperti ragu-ragu, lalu
menyusul sosok tubuh langsing yang jangkung
itu ke celah pepohonan. Pria muda tampan yang dinamis, pikir Poirot.
Dan jelas berkepribadian lebih menarik
daripada Sir George... Tetapi kalaupun demikian, apa pengaruhnya"
Keadaan seperti itu sudah amat lumrah dalam
hidup ini. Suami kaya setengah baya yang tak
menarik, istri muda yang cantik, dengan atau
tanpa perkembangan mental yang cukup,
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
dengan pria muda tampan yang mudah tergoda.
Lalu apa yang membuat Nyonya Oliver
memanggilnya dengan begitu mendadak
melalui telepon" Pasti Nyonya Oliver punya
bayangan yang jelas, tetapi -
"Bagaimanapun juga," gumam Poirot sendiri,
"aku bukan seorang penasihat dalam perkara perzinahan - atau dalam perkara
perzinahan yang bakal terjadi."
Mungkinkah memang benar-benar ada sesuatu
yang tak beres dalam khayalan istimewa
Nyonya Oliver itu" Nyonya Oliver memang
seseorang yang berpikiran kacau, karena itu
Hercule Poirot tak mengerti bagaimana dia
sampai berhasil menciptakan cerita-cerita
detektif yang masuk akal - dan dia sering pula heran, bagaimana orang yang
sering berpikiran kacau seperti dia itu, bisa tiba-tiba melihat
suatu kebenaran. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Waktunya singkat - singkat sekali," gumamnya sendiri. "Adakah sesuatu yang tak
beres di sini seperti dugaan Nyonya Oliver" Aku jadi berpikir begitu pula. Tapi
apa" Siapa yang bisa memberi penerangan padaku" Aku harus tahu lebih
banyak-, jauh lebih banyak, tentang orang-
orang di rumah ini. Siapa yang bisa menjelaskan padaku?"
Setelah berpikir sebentar disambarnya topinya
(Poirot tak pernah berani keluar dalam udara
malam tanpa bertopi), dia lalu bergegas ke luar kamarnya dan menuruni tangga.
Dari jauh didengarnya perintah-perintah tegas dari
Nyonya Masterton dengan suara besarnya yang
parau. Dari jarak yang lebih dekat, terdengar
suara Sir George yang lembut penuh birahi.
"Pantas benar kau memakai cadar itu. Maunya kau berada dalam haremku, Peggy. Aku
akan datang dan banyak-banyak minta nasibku
diramalkan besok. Apa yang akan
kauramalkan?" Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Terdengar bunyi kaki yang bergeser dan suara
Peggy Legge terengah berkata,-
"George, jangan."
Poirot mengangkat alisnya, lalu menyelinap
keluar dari pintu samping. Cepat-cepat dia pergi menuju ke jalan kecil di
belakang yang menurut perhitungannya sendiri pasti ada pertemuannya
dengan jalan di depan. Perjalanannya itu berhasil dan (meskipun
dengan agak terengah) dia berhasil pula
mendekati Nyonya Folliat. Dengan sikap jantan
yang halus dia mengambil alih keranjang kebun
wanita tua itu. "Izinkan saya, Nyonya."
"Oh, terima kasih, M. Poirot, Anda baik sekali.
Tetapi sebenarnya tak berat."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Izinkanlah saya membawakannya sampai ke
rumah Anda. Rumah Anda dekat dari sini?"
"Saya sebenarnya tinggal di pondok dekat pintu gerbang di depan itu. Sir George
telah berbaik hati mau menyewakannya pada saya."
Pondok kecil di dekat pintu gerbang bekas
rumahnya sendiri... Bagaimanakah
perasaannya, pikir Poirot. Sikap dan air
mukanya begitu mantap hingga tak ada
petunjuk-petunjuk bagaimana perasaannya
sebenarnya. Poirot lalu mencari bahan
pembicaraan lain dengan berkata,
"Lady Stubbs itu jauh lebih muda daripada suaminya, ya?"
"Dua puluh tiga tahun lebih muda."
"Dia juga begitu cantik menarik."
"Hattie anak baik yang-menyenangkan," kata Nyonya Folliat dengan tenang.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Poirot tidak menyangka akan mendapatkan
jawaban seperti itu. Kemudian Nyonya Folliat
melanjutkan, "Saya kenal baik dengannya. Dia pernah berada di bawah asuhan saya sebentar."
"Saya tak pernah mendengar hal itu."
"Memang tak mungkin Anda mendengarnya.
Ceritanya agak sedih. Orang tuanya mempunyai
perkebunan, perkebunan tebu, di Hindia Barat.
Akibat suatu gempa bumi di sana, rumah
mereka habis terbakar dan orang tuanya serta
semua saudaranya tewas. Pada saat itu Hattie
sendiri ada dalam sebuah biara di Paris dan
dengan demikian dia tiba-tiba menjadi sebatang kara. Para pelaksana warisan
menganggap perlu agar Hattie diasuh dan diperkenalkan ke dalam
masyarakat setelah beberapa lama dia berada
di luar negeri. Saya menerima baik permintaan
untuk mengasuhnya." Dengan senyum hambar
Nyonya Folliat melanjutkan, "Dengan demikian saya bisa ikut bergaya sekali-
sekali dan saya Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
punya hubungan-hubungan baik yang
diperlukan. Almarhum Gubernur bahkan bekas
teman baik kami." "Tentu, Nyonya, saya mengerti semua."
"Peristiwa itu sesuai benar dengan keadaan saya waktu itu - saya sedang dalam
keadaan sulit. Suami saya meninggal tak lama sebelum
perang pecah. Putra ulung saya yang bertugas di Angkatan Laut ikut tenggelam
dengan kapalnya; putra kedua yang berada di Kenya, kembali. Dia menggabungkan diri dengan pasukan
Komando lalu terbunuh di Italia. Itu berarti bahwa saya dikenakan tiga pajak kematian
dan rumah ini lalu harus dijual. Saya sendiri dalam keadaan
yang buruk sekali, karenanya saya senang sekali terlepas dari kesedihan itu
dengan adanya seseorang yang begitu muda yang harus saya
awasi dan saya ajak bepergian ke mana-mana.
Saya jadi sayang sekali pada Hattie, lebih-lebih mungkin karena saya segera
melihat bahwa dia - yah, katakanlah, tak bisa sepenuhnya menjaga Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
dirinya sendiri. Harap Anda mengerti M. Poirot, Hattie itu tidak cacat mental,
tetapi dia 'kurang akal', kata orang di sini. Dia mudah sekali
disesatkan, terlalu penurut, dan benar-benar
mudah dipengaruhi. Saya sendiri berpikir,
keadaannya yang tanpa uang itu malah suatu
rahmat -. Bila dia seorang ahli waris kaya,
kedudukannya akan jauh lebih sulit. Dia menarik bagi kaum pria dan karena
mempunyai pembawaan penyayang, dia mudah pula
tertarik dan terpengaruh - dia memang benar-
benar harus diawasi. Setelah keadaan kekayaan
orang tuanya diteliti, ternyata bahwa
perkebunannya telah hancur sama sekali dan
meninggalkan lebih banyak hutang daripada
keuntungan. Saya bersyukur sekali bahwa
seseorang seperti Sir George Stubbs jatuh cinta padanya dan ingin mengawininya."
"Ya - itu memang mungkin merupakan suatu
penyelesaian." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Sir George itu," kata Nyonya Folliat, "meskipun dia orang yang telah menempa
dirinya sendiri dan - terus terang saja - berpembawaan kasar,
dia benar-benar tahu sopan santun. Apalagi dia kaya sekali. Saya rasa dia tak
pernah ingin didampingi oleh seorang istri yang cerdas. Hal itu pun sangat menguntungkan. Dia
hanya menginginkan Hattie. Anak itu suka sekali
memamerkan pakaian dan perhiasan, pandai
bercinta dan penurut. Dia merasa sangat
berbahagia dengan suaminya. Saya akui bahwa
saya amat bersyukur demikian kejadiannya,
karena saya akui pula bahwa saya terang-
terangan mem-pengaruhinya untuk mau
menerima lamarannya. Bila ternyata berakibat
buruk -" Suara wanita tua itu agak bergetar. "-
maka sayalah yang bersalah karena telah
mendesaknya kawin dengan laki-laki yang jauh
lebih tua darinya. Seperti kata saya tadi, Hattie itu mudah sekali dipengaruhi.
Dengan siapa pun dia kawin, dia akan mudah ditundukkan."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Menurut saya," kata Poirot membenarkan.
"Anda telah mengambil keputusan yang sangat bijaksana bagi Hattie. Saya tidak
romantis seperti orang Inggris. Dalam mengatur suatu
perkawinan bukan hanya percintaannya saja
yang harus menjadi pertimbangan kita."
Kemudian ditambahkannya, "Dan mengenai rumah ini, Nasse House,
memang benar-benar cantik. Benar-benar
sebagaimana kata orang, seperti di surga saja."
"Karena Nasse harus dijual," kata Nyonya Folliat lagi dengan suara gemetar,


Kubur Berkubah Dead Mans Folly Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"saya senang sekali bahwa Sir George yang membelinya. Dalam
masa perang rumah ini diambil alih oleh
Angkatan Darat karena diperlukannya. Setelah
perang, mungkin saja dibeli oleh pemerintah
untuk dijadikan tempat penginapan atau
sekolah, dan ruangan-ruangannya tentu akan
dibedah dan dibagi-bagi menjadi kamar-kamar
kecil hinga rusaklah keindahan alaminya.
Tetangga kami, keluarga Fletcher di Hoodown,
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
harus menjual rumah mereka dan sekarang
dijadikan Wisma Remaja itu. orang-orang
senang bila bisa menghibur para remaja.
Untunglah model rumah Hoodown itu model
Victoria baru dan tidak terlalu menonjol
keindahan arsitekturnya, jadi perubahan-
perubahan ini tidak terlalu berpengaruh. Saya
hanya kuatir kalau-kalau ada anak-anak muda
itu yang melanggar wilayah kami. Sir George
tentu marah sekali. Mereka kadang-kadang
merusak tanaman yang bagus-bagus dengan
menebasinya. Mereka lewat di sini karena ingin mendapatkan jalan pintas yang
dekat ke ferry untuk menyeberangi sungai."
mereka kini sudah tiba di dekat pintu gerbang
depan. Pondok Nyonya Folliat adalah sebuah
bangunan putih yang kecil, yang agak jauh
masuk ke dalam dari jalan, dikelilingi sebuah
kebun yang dipagari pula.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Nyonya Folliat mengambil kembali
keranjangnya dari Poirot sambil mengucapkan
terima kasih. "Memang sejak dulu saya senang pada pondok ini" katanya sambil memandangi
rumahnya dengan kasih sayang. "Dulu Merdell, yang
selama tiga puluh tahun menjadi mandor
pengurus kebun kami, yang tinggal di sini. Saya jauh lebih suka pondok ini
daripada pondok yang di atas itu, meskipun itu sudah diperbesar dan dijadikan lebih modern oleh
Sir George. Yah, memang harus demikian. Sekarang yang
menjadi mandor pengurus kebun adalah orang
muda dengan istri yang muda pula - dan kaum
wanita zaman sekarang maunya serba listrik,
alat masak modern, TV, dan sebagainya. Orang
memang harus mengikuti zaman." Dia
mendesah. "Sekarang di tempat ini hampir tak ada lagi orang lama - semua wajah-
wajah baru." "Saya senang bahwa Anda sekurang-kurangnya masih punya tempat berteduh," kata
Poirot. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Anda tentu tahu kata-kata Spencer" 'Tidur setelah kerja keras, tempat berlabuh
setelah badai di laut, ketenangan setelah peperangan,
kematian setelah hidup, semuanya itu amatlah
menyenangkan...."' Nyonya Folliat berhenti sebentar, lalu berkata lagi tanpa perubahan nada, "Dunia
ini memang jahat, Mr Poirot. Dan banyak pula orang yang
jahat sekali di dunia ini. Mungkin Anda pun tahu itu. Saya tak mau berkata
begitu di hadapan orang-orang muda. ini mungkin akan
menghilangkan semangat mereka
tetapi itu memang benar... Ya, dunia ini
memang jahat...." Nyonya Folliat mengangguk pada Poirot lalu
berbalik dan masuk ke pondoknya. Poirot
berdiri terdiam sambil menatap pintu yang
tertutup itu. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Dengan hasrat untuk menjelajahi daerah itu,
Poirot keluar dari pintu gerbang menuju jalan
bercabang yang curam, yang kemudian berakhir
di sebuah dermaga kecil. Di situ ada sebuah
lonceng besar yang dirantai dan di situ tertulis,
'Bunyikan lonceng ini bila Anda membutuhkan
ferry.' Beberapa buah perahu tertambat di
dermaga itu. Seorang pria tua yang matanya
sudah tak awas lagi, dan sedang bersandar pada salah sebuah tonggak tempat
perahu-perahu bertambat, mendatangi Poirot de-ngan langkah
terseret-seret. "Apakah Anda perlu ferry, Tuan?" "tidak, terima kasih. Saya baru
saja dari Nasse combe dan ingin berjalan-jalan." "Oh, Anda menginap di Nasse
rupanya" Saya bekerja
di sana sejak saya masih kanak-kanak, juga anak saya - dia sekarang yang menjadi
mandor mengurus kebun di sana. Tapi saya juga biasa
mengurus kapal-kapal layar. Tuan tanah tua
Folliat gila- gila benar pada kapal layar. Dia suka berlayar dalam segala cuaca.
Putranya yang berpangkat mayor suka berlayar. Dia hanya
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
suka pada kuda, juga suka minum-minum -
istrinya menderita olehnya.
Barangkali Anda sudah bertemu dengannya -
yang tinggal di pondok itu."
"Ya, saya baru saja dari sana."
"Dia sendiri juga bermarga Folliat, dia sepupu dan berasal dari daerah Tiverton.
Dia pandai sekali berkebun, semua bunga-bunga itu
tanamannya nya. Bahkan waktu rumah itu
diambil alih dalam masa perang dan kedua
putranya pergi berperang, dia tetap mengurus
tanaman-tanaman itu dan menjaga nya supaya
tidak diinjak-injak."
"Beliau menderita sekali. Kedua putranya tewas dalam peperangan."
"Memang, dia memang banyak menderita
macam-macam. Kesulitan dengan suaminya,
lalu kesulitan dengan putranya pula. Bukan
Tuan Henry. pemuda yang baik sekali, menurun
kakeknya - suka berlayar dan tentu saja
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
kemudian masuk Angkatan Laut. Tapi Tuan
James banyak menyusahkan ibunya. Dia banyak
hutang, suka main perempuan apalagi tabiatnya
kasar dan liar. Sejak lahir memang tak beres.
Tapi perang telah memberinya jalan keluar
Memang banyak orang yang dalam waktu
dalam hidupnya tak beres, kemudian mati dan
dia sebagai pahlawan."
"Jadi sekarang tak ada lagi Folliat di Nasse," kata Poirot.
Laki-laki yang tadi berceloteh dengan lancar itu tiba-tiba terdiam.
"Yah, begitulah, Tuan, kalau mau dikatakan begitu."
Poirot memandang orang tua itu dengan rasa
ingin tahu. "Sekarang yang ada di situ adalah Sir George Stubbs. Bagaimana pendapat orang di
daerah ini mengenai dia?" Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Kami hanya tahu bahwa dia kaya raya," kata orang tua itu.
Nada bicaranya hambar dan agak mengejek.
"Dan istrinya?"
"Dia seorang wanita baik-baik dari London. Tak punya perhatian pada kebun. Orang
juga berkata bahwa 'ininya' kurang." Dia menunjuk pelipisnya.
"Dia kurang ramah dan bicaranya kurang halus.
baru setahun lebih mereka di sini. Mereka beli rumah itu dan mengubahnya seperti
baru lagi. Saya masih ingat kedatangan mereka, rasanya
baru kemarin. Mereka tiba malam hari, sehari
setelah topan yang terbesar seingat saya.
Pohon-pohon bertumbangan di mana-mana-
satu malah melintang di jalan masuk ke rumah.
Kami harus menggergajinya buru-buru dan
melapangkan jalan untuk mobil mereka. Lalu
pohon ek yang besar di atas itu, waktu tumbang menyebabkan banyak pohon-pohon
lain ikut Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
tumbang. Semuanya benar-benar jadi
berantakan." "Oh ya, di tempat di mana sekarang bangunan berkubah itu berdiri,
kan?" Laki-laki tua itu berpaling lalu meludah dengan jijik.
"Yah, mereka menamakannya kubah - padahal hanya bangunan model baru yang gila-
gilaan. Dalam masa keluarga Folliat dulu, tak pernah
ada kubah-kubahan. Barang itu adalah gagasan
Lady Stubbs. Belum ada tiga minggu mereka tinggal
di sini sudah mendirikan benda itu. Ya, saya
yakin perempuan itulah yang membujuk Sir George
untuk mendirikannya. Janggal sekali
kelihatannya bertengger di tengah-tengah
pepohonan itu, seperti kuil orang kafir saja. Bila itu merupakan sebuah tempat
peristirahatan musim panas, dibuat dengan model pedesaan
dengan kaca-kaca kabur - saya sih tidak
berkeberatan." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Poirot tersenyum samar. "Wanita-wanita dari London memang banyak
tingkahnya," katanya. "Menyedihkan sekali karena sekarang sudah tak ada lagi
salah seorang Folliat di sini."
"Jangan percaya itu, Tuan." Lelaki tua itu tertawa mengejek. "Selalu ada seorang
dari keluarga Folliat di Nasse."
"Tetapi rumah itu milik Sir George Stubbs bukan?"
"Itu mungkin saja - tapi tetap ada seorang anggota keluarga Folliat di sana.
Huh, keluarga Folliat itu cerdik sekali!"
"Apa maksud Anda?"
Lelaki tua itu mengerlingnya dengan pandangan
licik. "Bukankah Nyonya Folliat yang tinggal di
pondok itu?" katanya.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Ya," kata Poirot ragu-ragu. "Nyonya Folliat memang tinggal di pondok itu dan
dunia ini jahat sekali dan semua orang di dunia ini juga jahat."
Lelaki tua itu menatapnya.
"Nah," katanya, "mungkin Anda telah menemu kan sesuatu di sana."
Dia pergi lagi meninggalkan Poirot dengan
langkahnya yang terseret-seret.
"Tapi apa yang telah kutemukan?" tanya Poirot sendiri dengan jengkel sambil
berjalan menaiki bukit kembali ke rumah.
Hercule Poirot berdandan dengan cermat -
kumisnya diberinya minyak rambut, lalu dipilin-pilinnya sampai ujung-ujungnya
meliuk ke atas. Dia mundur menjauhi cermin, lalu memandangi
dirinya dengan puas. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Didengarnya bunyi gong yang bergema di
seluruh rumah dan dia pun menuruni tangga.
Kepala pengurus rumah tangga yang baru saja
membunyikan gong itu dengan irama teratur
yang bagus, menggantungkan alat pemukulnya
pada kaitannya. Wajahnya yang sendu tampak
gembira. Poirot berpikir, "Sepucuk surat kaleng yang memeras dari kepala pengurus rumah
tangga atau - pelayan...." Kepala pengurus rumah tangga yang ini kelihatannya memang
mungkin berbuat begitu. Mungkinkah Nyonya Oliver
mengambil tokoh-tokohnya dari kehidupan
yang sebenarnya" Nona Brewis menyeberangi lorong rumah
dengan mengenakan baju sifon berbunga-bunga
yang tak pantas baginya. Poirot menyusulnya,
lalu bertanya, "Apakah di sini ada pelayan?"
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Tak ada, M. Poirot. Saya rasa zaman sekarang orang tidak lagi bermewah-mewah
seperti itu, kecuali tentu dalam puri-puri yang benar-benar besar. Sayalah pelayan di sini -
saya ini Kadang-kadang lebih tepat disebut pelayan daripada
sekretaris di rumah ini."
Dia tertawa pahit. "Anda" Pelayan?" Poirot mengamatinya dengan penuh perhatian.
Tak dapat dia membayangkan Nona Brewis
menulis surat kaleng untuk memeras. Kalau
sekedar surat kaleng biasa - mungkin. Dia biasa mendengar tentang surat-surat
kaleng yang ditulis oleh wanita-wanita yang tak berbeda dari Nona Brewis - yang
berkepribadian kokoh dan dapat diandalkan, yang sama sekali tak dicurigai oleh orang-orang di sekitarnya.
"Siapa nama kepala pengurus rumah tangga
itu?" tanyanya. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Kubur Berkubah Dead Mans Folly Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Hendon." Nona Brewis tampak agak terkejut.
Poirot berpikir lagi lalu cepat-cepat
menjelaskan, "Saya tanyakan itu karena kalau tak salah saya pernah melihatnya
entah di mana." "Mungkin saja," kata Nona Brewis. "Orang-orang seperti dia tak pernah tinggal di
suatu tempat lebih dari empat bulan. Mereka pasti
telah berkeliling ke mana-mana di Inggris ini.
Apalagi tak banyak lagi orang yang mampu
memperkerjakan kepala urusan rumah tangga
dan tukang masak -."
Mereka memasuki ruang tamu resmi, di mana
Sir George yang tampak agak canggung
berpakaian malam resmi sedang menawarkan
minuman sherry pada para tamunya. Nyonya
Oliver yang memakai baju satin berwarna abu-
abu kelihatan seperti kapal perang kuno, sedang Lady Stubbs sedang menundukkan
kepalanya yang berambut licin hitam, mengamat-amati
model-model baju dalam majalah Vogue.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Alec dan Peggy Legge sedang makan malam
demikian pula Jim Warburton.
"Kita harus bekerja keras malam ini," diper ingatkannya pada semua orang "Malam
ini kita tidak main bridge. Semua harus menyingsingkan
lengan baju. Banyak sekali pemberitahuan yang
harus dicetak, lalu kartu besar untuk Peramalan Nasib.
Akan kita namakan siapa si peramal itu, ya"
Madame Zuleika" Esmeralda" Atau Romany
Leigh, si ratu petualang?"
"Sebaiknya yang berbau ketimuran," kata Peggy. "Semua orang di daerah pertanian
benci pada para pengembara. Zuleika lebih baik. Saya membawa alat-alat lukis
saya. Saya rasa Michael bisa membantu kita menggambarkan
seekor ular yang sedang melingkar untuk
menghiasi pengumumannya."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Apakah tidak lebih baik Cleopatra daripada Zuleika?"
Hendon muncul di ambang pintu.
"Makanan sudah tersedia, Nyonya."
Mereka masuk ke ruang makan. Di meja yang
panjang terdapat lilin-lilin. Ruangan itu jadi tampak penuh bayang-bayang.
Warburton dan Alec Legge mengapit nyonya
rumah. Poirot duduk di antara Nyonya Oliver
dan Nona Brewis. Yang disebut belakangan ini
sedang berbicara dengan penuh semangat
tentang soal-soal yang lebih kecil dari persiapan untuk esoknya.
Nyonya Oliver hanya merenung saja dan hampir
tak berkata apa-apa. Ketika akhirnya dia memecah kediamannya, dia
menjelaskan, "Jangan perhatikan saya, M. Poirot. Saya sedang mengingat-ingat kalau kalau ada
yang terlupa." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Sir George tertawa terbahak.
"Takut ada kesalahan, ya?" katanya.
"Benar," kata Nyonya Oliver. "Biasanya selalu ada saja. Kadang kita tidak
menyadarinya sampai pada saat 'buku sudah siap untuk
dicetak' istilahnya. Kita lalu jadi tersiksa
karenanya!" Perasaan itu terbayang di
wajahnya. Dia mendesah. "Anehnya
kebanyakan orang tidak melihat kesalahan itu.
Saya selalu berkata sendiri, 'Si tukang masak
seharusnya melihat bahwa ada dua iris daging
yang tak termakan'. Tetapi yang lain tak seorang pun menyadarinya."
"Saya jadi tertarik sekali," kata Michael Weyman sambil bertelekan pada meja.
"Misteri daging yang tak termakan. Jangan, jangan
jelaskan. Saya akan merenungkannya sambil
mandi." Nyonya Oliver tersenyum kecil padanya lalu
merenung lagi. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Lady Stubbs juga diam saja. Sekali-sekali dia
menguap. Warburton, Alec Legge, dan Nona
Brewis asyik bercakap-cakap.
Waktu keluar dari ruang makan, Lady Stubbs
berhenti di dekat tangga.
"Saya akan pergi tidur," katanya. "Saya mengantuk sekali."
"Aduh, Lady Stubbs," seru Nona Brewis,
"banyak sekali yang harus kita kerjakan. Kami mengharapkan bantuan Anda."
"Aku tahu," sahut Lady Stubbs. "Tapi aku tetap akan tidur."
Dia berbicara dengan sikap kekanak-kanakan.
Waktu Sir George keluar dari ruang makan,
istrinya menoleh padanya,
"Aku letih, George. Aku ingin segera tidur. Kau tidak keberatan, kan?"
Suaminya mendekatinya lalu menepuk bahunya
dengan penuh kasih sayang.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Pergilah tidur demi kecantikanmu, Hattie.
Supaya kau segar besok."
Sir George memberinya ciuman ringan dan
wanita itu lalu menaiki tangga sambil
melambaikan tangannya dan berseru,
"Selamat malam, semuanya."
Sir George menengadah memandanginya sambil
tersenyum. Nona Brewis mendesah keras, lalu
berbalik dengan kasar. "Mari ikut saya, semuanya," katanya dengan keceriaan yang dibuat-buat. "Kita
harus bekerja." Kemudian semua mendapatkan bagian
tugasnya. Karena Nona Brewis tak bisa
mengawasi segala-galanya sekaligus, maka
dalam waktu singkat mulailah ada beberapa
orang yang menghilang. Michael Weyman
melukiskan seekor ular besar yang mengerikan
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
pada sebuah plakat, disertai kata-kata,
"MADAME ZULEIKA akan meramalkan nasib
anda", lalu dia menyelinap tanpa ketahuan. Alec Legge mengerjakan tetek-bengek
yang tak berarti, lalu keluar dengan alasan akan
mengukur tempat permainan lempar gelang,
tetapi tak muncul kembali. Tamu-tamu wanita
seperti biasanya bekerja keras dan penuh
kesadaran. Hercule Poirot berbuat seperti
nyonya rumahnya, dia cepat pergi tidur.
Pukul setengah sepuluh esok paginya Poirot
turun untuk sarapan. Sarapan disajikan dengan
cara seperti sebelum perang: ada sederetan makanan panas
pada alat pemanas listrik. Sir George sedang
makan Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
sebagaimana layaknya orang Inggris, yaitu
terdiri dari telur dadar, ham, dan ginjal. Nyonya Oliver dan Nona Brewis makan
makanan yang sama pula, hanya dengan takaran yang lebih
kecil. Michael Weyman makan daging babi
dingin sepiring penuh. Hanya Lady Stubbs yang
tak menyentuh panci-panci daging - dia hanya
makan roti panggang yang tipis dan menghirup
kopi tanpa susu. Dia memakai topi besar yang
berwarna merah jambu pucat, yang kelihatan
janggal di meja sarapan itu.
Surat-surat baru saja diantar. Nona Brewis
menghadapi setumpuk tinggi surat-surat, yang
disortirnya menjadi beberapa tumpuk dengan
cepat. Setiap surat Sir George yang bertulisan Pribadi diserahkannya kepadanya.
Yang lain dibukanya sendiri, lalu dibagi-baginya menjadi beberapa bagian.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Lady Stubbs menerima tiga pucuk surat. Surat-
surat yang merupakan tagihan dilemparkannya
ke samping. Kemudian dibukanya surat yang
ketiga, lalu dia berseru nyaring,
"Oh!" Seruan itu begitu mengejutkan hingga semua
kepala menoleh ke arahnya.
"Dari Etienne," katanya. "Sepupu saya Etienne.
Dia akan kemari dengan kapal pesiarnya."
"Coba kulihat, Hattie." Sir George mengulurkan tangannya. Istrinya memberikan
surat itu. Sir George melicinkan kertasnya lalu membaca.
"Siapa Etienne De Sousa itu" Sepupumu
katamu?" "Kurasa begitulah. Sepupu dua kali. Aku tak begitu ingat padanya - bahkan
hampir-hampir tak kenal. Dia -" "Mengapa, Sayang?"
Lady Stubbs mengangkat bahunya.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Tak apa-apa. Sudah lama sekali. Aku masih kecil."
"Kurasa kau tak ingat lagi padanya. Namun demikian kita harus menyambutnya
dengan baik-baik," kata Sir George dengan tulus.
"Sayang hari ini ada keramaian kita ini, tetapi kita akan mengundang-nya makan
malam. Barangkali kita bisa menahan dan mengajaknya
menginap semalam dua malam. Akan kita ajak
dia melihat-lihat desa."
Sir George menunjukkan dirinya sebagai
seorang tuan tanah pedesaan yang baik hati.
Lady Stubbs tidak berkata apa-apa. Dia
menunduk merenungi cangkir kopinya.
Percakapan mengenai soal keramaian menjadi
percakapan umum. Hanya Poirot yang lain
daripada yang lain - dia memperhatikan tokoh
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
istimewa langsing yang duduk di ujung meja itu.
Ingin benar dia tahu, apa yang terdapat dalam
pikiran wanita itu. tepat pada saat itu Lady
Stubbs mengangkat matanya, melontarkan
pandangannya ke sepanjang meja sampai ke
tempat duduk Poirot. Pandangan itu begitu
tajam dan penuh penilaian hingga Poirot
terkejut. Waktu pandangan mereka bertemu,
pan-dangan yang tajam itu lenyap - berganti
dengan pandangan kosong. Tetapi tadi
pandangan itu dingin, penuh penilaian,
waspada... Ataukah dia hanya berkhayal" Tetapi tidakkah
benar bahwa orang yang menderita cacat
mental ringan sering kali punya kecerdikan yang licik, yang kadang-kadang bahkan
sampai membuat orang yang terdekat padanya
sekalipun tercengang"
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Lady Stubbs benar-benar suatu teka-teki, pikir Poirot sendiri. Kelihatannya
orang-orang punya penilaian yang benar-benar berlawanan
mengenai dirinya. Nona Brewis pernah berkata
bahwa Lady Stubbs melakukan segala sesuatu
dengan penuh kesadaran. Tetapi Nyonya Oliver
yakin benar bahwa dia kurang waras, sedang
Nyonya Folliat yang telah lama mengenalnya
dan dekat dengannya telah mengatakan pula
bahwa dia tak begitu normal, yang; memerlukan
perawatan dan pengawasan.
Mungkin pendapat Nona Brewis itu
mengandung prasangka. Dia tak suka pada Lady
Stubbs karena dia. pemalas dan suka memencil.
Poirot jadi ingin tahu, apakah Nona Brewis
memang sudah menjadi sekretaris Sir George
sebelum pria itu menikah. Jika demikian halnya, mungkin dia membenci datangnya
penguasa baru itu. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Poirot sendiri akan membenarkan Nyonya
Folliat dan Nyonya Oliver dengan sepenuh hati -
sampai pagi ini. Apalagi, dapatkah dia benar-
benar percaya pada apa yang merupakan kesan
sepintas saja" Lady Stubbs tiba-tiba berdiri dari meja makan.
"Kepalaku pusing," katanya. "Aku akan pergi berbaring di kamarku."
Sir George melompat dan tampak kuatir.
Pedang Ular Merah 8 Pendekar Naga Putih 82 Tujuh Satria Perkasa Iblis Berwajah Seribu 2
^