Pencarian

Kubur Berkubah 4

Kubur Berkubah Dead Mans Folly Karya Agatha Christie Bagian 4


Inspektur murung. Kata-kata tersebut diulanginya lagi keesokan
paginya ketika dia mendengar bahwa Pak Tua
Merdell telah jatuh ke sungai waktu akan naik
ke perahunya di dermaga. Dia baru pulang dari
minum-minum di bar kegemarannya di
seberang sungai di Gitcham dan mungkin telah
minum berlebihan dari takaran biasanya.
Perahunya keda patan terapung dan mayat
orang tua itu ditemukan malam itu juga.
Sidang pemeriksaan kematian orang tua itu
singkat dan sederhana saja. Malam itu gelap
dan berkabut, Pak Tua Merdell telah minum tiga botol bir, padahal umurnya sudah
sembilan puluh dua tahun. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Keputusannya kematian itu adalah kematian
karena kecelakaan. Hercule Poirot duduk di kursi bersegi empat di depan perapian yang bersegi empat
dalam kamar yang bersegi empat pula di flatnya di
London. Di hadapannya ada beberapa barang
yang tidak bersegi empat; sebaliknya barang-
barang itu bersegi tak beraturan. Bila diselidiki satu demi satu secara
terpisah, tampaknya barang-barang itu tak punya hubungan yang
masuk akal di dunia orang-orang waras dan ada
di situ seolah-olah hanya kebetulan saja.
Sebenarnya tidaklah demikian halnya.
Bila diteliti dengan cermat, setiap barang itu punya tempat khusus dalam dunia
khusus pula. Bila barang-barang itu dipasang di tempatnya
yang tepat dalam dunia yang khusus itu,
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
barang-barang itu tidak saja masuk akal, tetapi bahkan membentuk sebuah gambar.
Dengan kata lain, Hercule Poirot sedang menyelesaikan suatu teka-teki yang menggunakan
potongan-potongan gambar yang harus disatukan lagi.
Pekerjaan itu dianggapnya menyenangkan dan
memberikan ketenangan, dan mengubah
sesuatu yang kacau menjadi rapi. Permainan itu ada kesamaannya dengan
pekerjaannya sendiri, pikirnya sendiri. Dalam permainan itu,
seseorang juga dihadapkan dengan bentuk-
bentuk yang tak masuk akal serta kenyataan-
kenyataan yang seolah-olah tak masuk akal,
yang seolah-olah tak ada hubungannya satu
sama lain, namun masing-masing punya bagian
yang berarti dalam membentuk suatu kesatuan.
Dengan cekatan diambilnya sepotong yang
bentuknya tak masuk akal dan berwarna abu-
abu tua, lalu memasangnya ke potongan yang
merupakan langit yang biru. Kini baru tampak
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
bahwa itu adalah suatu bagian dari sebuah
pesawat terbang. "Ya," gumamnya sendiri, "itulah yang harus dilakukan orang. Yang tak masuk akal
dipasang di sini - yang tak mungkin, dimasukkan di sana -
juga yang kelihatannya sangat tak pada
tempatnya-semuanya itu punya tempatnya
masing-masing, dan bila sudah disusun, eh bien!
maka bereslah urusannya! Semuanya jadi jelas.
Semua jadi - apa yang disebut orang -
tergambar dengan jelas."
Dengan cepat dimasukkannya berturut-turut
sebuah menara kecil, sepotong yang
kelihatannya seolah-olah suatu bagian dari
langit-langit yang bergaris-garis - rupanya
sebenarnya punggung seekor kucing - lalu suatu bagian yang merupakan matahari
terbenam Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
yang tiba-tiba berubah warna dan jingga
menjadi merah muda. "Bila orang tahu apa yang harus dicarinya, maka akan menjadi mudah," kata Poirot
sendiri. "Tapi sering-sering orang tak tahu apa yang harus
dicarinya. Jadi orang lalu mencari di tempat-
tempat yang salah dan yang dicari pun salah."
Dia mendesah dengan kesal. Dia mengalihkan
pandangannya dari teka-teki potongan-
potongan gambar di hadapannya itu, ke kursi
yang sebuah lagi di depan perapian itu. Tak
sampai setengah jam yang lalu, Inspektur Bland duduk di kursi itu sambil minum-
minum teh dan makan kue dan bercakap-cakap dengan sedih.
Dia telah diperintahkan datang ke London untuk suatu urusan kepolisian dan
setelah urusan kepolisian itu selesai, dia mengunjungi M.
Poirot. Dia ingin tahu kalau-kalau M. Poirot
punya gagasan-gagasan baru. Kemudian
inspektur itu mengemukakan gagasan-
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
gagasannya sendiri. Poirot sependapat dengan
setiap hal yang dikemukakannya. Menurut
Poirot, Inspek-tur Bland telah mengadakan
pengamatan yang baik tanpa berprasangka
mengenai perkara itu. Kini sudah sebulan, bahkan hampir lima minggu
peristiwa di Nasse House itu terjadi. Lima
minggu lamanya segala-galanya macet, tanpa
ada penyelesai-an apa-apa. Mayat Lady Stubbs
tidak ditemukan. Dan kalaupun Lady Stubbs
masih hidup, tak diketahui di mana dia berada.
Inspektur Bland menjelaskan bahwa petunjuk-
petunjuk memberikan keyakinan kuat bahwa
wanita itu tak mungkin masih hidup. Poirot
sependapat dengan dia. "Tentu ada kemungkinan bahwa mayatnya tidak timbul," kata Bland. "Kita tak bisa
mendapatkan kepastian apa-apa kalau orang sudah
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
tenggelam. Mungkin pula muncul tapi tak bisa
dikenali lagi." "Ada kemungkinan ketiga," kata Poirot.
Bland mengangguk. "Ya," katanya. "Saya juga sudah memikirkannya.
Sebenarnya sudah lama menjadi pemikiran
saya. maksud Anda mayat itu ada di dalam
rumah itu - di Nasse - tersembunyi di suatu
tempat yang tak pernah kita pikirkan untuk
mencarinya. Mungkin saja, bukan" Di rumah
yang setua itu dan pekarangan yang seluas itu, selalu ada saja tempat yang tak
terpikirkan oleh kita - bahkan yang tak kita ketahui adanya."
Dia berhenti sebentar, termangu, lalu
melanjutkan, Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Ada sebuah rumah yang baru saja saya masuki kemarin dulu. Anda pasti tahu bahwa
dalam masa perang orang membangun tempat
perlindungan terhadap serangan udara. Rumah
itu tak kuat Mungkin hanya buatan sendiri yang terdapat di kebun. Rumah itu
tertempel pada dinding rumah besar. Ada jalan masuk ke dalam
rumah dan jalan masuk itu langsung ke gudang
penyimpanan anggur di bawah tanah. Nah,
setelah perang berakhir, rumah persembunyian
itu roboh, dan mereka menum puk-numpukkan
bekasnya sembarangan saja, lalu dibiarkan
begitu saja. Kalau kita sekarang berjalan di
kebun itu, tidak akan terpikir oleh kita bahwa tempat itu adalah bekas tempat
persembunyian terhadap serangan udara dan bahwa di
bawahnya ada sebuah kamar kecil. Kelihatannya
memang dibiarkan begitu saja. Padahal selama
ini di balik gudang penyimpanan anggur dalam
gudang itu ada sebuah lorong yang menuju ke
gubuk itu. Itulah maksud saya. Yang begitu
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
itulah. Suatu jalan yang menuju ke suatu tempat tertentu yang tidak diketahui
oleh orang luar Saya rasa itu bukan tempat persembunyian
khusus seorang imam atau semacamnya?"
"Rasanya bukan - pada masa itu tidak."
"Begitulah kata Tuan Weyman - katanya rumah itu dibangun kira-kira dalam tahun
1790 atau sekitar itulah. Dalam zaman itu tak ada alasan bagi seorang imam untuk
menyembunyikan diri. Namun demiki-an mungkin saja ada suatu
perubahan pembangunan -entah di mana -
sesuatu yang mungkin diketahui oleh keluarga
itu. Bagaimana, M. Poirot?" "Ya, mungkin saja,"
kata Poirot. "Mais oui, itu suatu pikiran yang baik. Bila kita menerima
kemungkinan itu, maka selanjutnya - siapa tahu" saya rasa siapa pun
yang tinggal di rumah itu akan tahu."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Ya, tapi tentu De Sousa harus dikecualikan."
Inspektur tampak tak puas. De Sousa masih
tetap orang yang paling dicurigainya. "Kata Anda siapa pun yang tinggal di rumah
itu, entah dia pelayan atau salah seorang anggota
keluarga, mungkin tahu. Orang yang hanya
sekedar bermalam, lebih kecil*
kemungkinannya untuk tahu. Orang-orang yang
hanya datang dari luar seperti Legge suami-istri, makin kurang kemungkinannya."
"Yang pasti tahu tentang hal yang begituan itu dan yang
mau menceritakannya bila ditanya, adalah
Nyonya Folliat," kata Poirot. Nyonya Folliat tahu segalanya yang perlu diketahui
tentang Nasse House, pikir Poirot. Nyonya Folliat tahu banyak... Nyonya Folliat
langsung tahu bahwa Hattie Stubbs telah
meninggal. Nyonya Folliat sudah tahu bahwa
dunia ini jahat dan banyak orang jahat yang
menghuni dunia ini. Nyonya Folliat-lah kunci
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
dalam semua urusan ini, pikir Poirot. Tapi,
Nyonya Folliat adalah kunci yang tak mudah
dipakai untuk membuka, pikirnya lagi dengan
kesal. "Saya sudah mewawancarai wanita itu
beberapa kali," kata Inspektur. "Dia manis dan sangat menyenangkan dalam segala
hal dan dia kelihatan sedih sekali karena tak dapat
memberikan saran apa-apa."
"Tak dapat atau tak mau?" pikir Poirot. Mungkin Bland berpikiran demikian pula.
"Memang ada segolongan wanita yang tak bisa dipaksa," kata Poirot. "Kita tak
bisa menakut-nakutinya, atau membujuknya, atau
membuang-buang waktu dengannya."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Setelah tehnya habis, Inspektur Bland
mendesak lalu pergi, dan Poirot lalu
mengeluarkan permainan teka-teki potongan-
potongan gambarnya untuk meredakan rasa
jengkelnya yang menumpuk. Ya, dia memang
jengkel. Merasa jengkel dan merasa harga
dirinya terpukul. Nyonya Oliver meminta dia
Hercule Poirot, datang untuk menjelaskan
misteri! Wanita itu sudah merasa bahwa ada
sesuatu yang tak beres, dan ternyata memang
ada sesuatu yang tak beres. Dan dengan penuh
keyakinan, wanita itu telah menaruh harapan
pada Hercule Poirot, pertama untuk mencegah -
dan dia tak berhasil mencegahnya - dan kedua
untuk menemukan pembunuh. Tetapi Poirot
berada dalam suatu kabut. dalam semacam
kabut di mana kadang-kadang tampak cahaya
yang menyesatkan. Sekali-sekali melihat cahaya itu secara sekilas. Dan setiap
kali dia gagal pula untuk menembus lebih dalam. Dia telah gagal
memanfaatkan, apa yang menurut
anggapannya tampak sejenak.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Poirot bangkit, menyeberang ke sisi lain dari
perapian, mengatur letak kursi itu supaya lebih baik. lalu duduk di kursi itu.
Dia beralih dari teka-teki potongan-potongan gambar ke suatu
teka-teki perkara pembunuhan. Dikeluarkannya
sebuah buku catatan dari sakunya, lalu dia
menulis dengan huruf-huruf kecil dan rapi,
'Etienne De Sousa, Amanda Brewis, Alec Legge,
Peggy Legge, Michael Weyman.'
Secara fisik tak mungkin bagi Sir George dan
Warburton untuk membunuh Marlene Tucker.
karena secara fisik, bukannya tak mungkin bagi Nyonya Oliver untuk melakukan
pembunuhan itu. sebentar kemudian nama wanita itu
ditambahkannya pada daftar tadi.
Ditambahkannya pula nama Nyonya Masterton
karena seingatnya dia tidak me-lihat Nyonya
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Kubur Berkubah Dead Mans Folly Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Masterton terus-menerus di halaman berumput
antara jam empat dan jam lima kurang
seperempat. Dia menambahkan pula nama
Hendon, kepala urusan rumah tangga - mungkin
karena seorang kepala rumah tangga yang
penuh rahasia telah tercantum pula dalam
daftar orang-orang yang dicurigai dalam
permainan Pelacakan Pembunuhan Nyonya
Oliver, dan bukan karena dia sendiri Menaruh
curiga terhadap seniman berambut hitam
dengan pemukul gongnya itu. Dia mencatat juga
'anak laki-laki berkemeja penyu' dengan tanda
tanya di belakangnya. Kemudian dia-tersenyum,
mengge-leng, mengambil peniti hias dari
kelepak jasnya, lalu menusukkan jarum itu
dengan mata tertutup ke daftar nama-nama
tadi. "Inilah cara .yang terbaik," pikirnya.
Dia merasa kesal ketika ternyata bahwa peniti
itu menusuk ke nama yang terakhir. "Goblok aku ini," kata Hercule Poirot. "Apa
hubungan Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
seorang anak laki-laki berkemeja penyu dengan
pembunuhan ini?" Tetapi dia menyadari pula bahwa dia pasti punya alasan untuk
mengikutserta kan tokoh yang penuh teka-teki
itu ke dalam daftarnya itu. Dia teringat lagi
waktu dia duduk di bangunan berkubah, dan
betapa terkejutnya anak muda itu waktu
melihat dia di sana. Wajah itu tidak
menyenangkan, meskipun tampan dan muda.
Wajah itu juga licik dan sombong. Pemuda itu
datang ke situ dengan suatu tujuan. Dia telah
datang untuk menemui seseorang, lalu ternyata
orang itu tidak ditemukannya atau tak mau
menemuinya dengan cara yang biasa. Mungkin
yang diingininya adalah suatu pertemuan yang
tak boleh menarik perhatian Suatu pertemuan
yang salah. Adakah kaitannya dengan
pembunuhan itu" Poirot menggali pikirannya. Seorang anak laki-
laki yang tinggal di Wisma Remaja - artinya
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
seorang anak laki-laki yang berada di daerah itu paling lama hanya dua malam.
Apakah dia hanya iseng-iseng saja datang" Salah seorang
dari sekian banyak pelajar yang mengunjungi
Inggris" Seorang siswa yang sama dengan kedua
gadis yang diberinya tumpangan di mobilnya
pada hari pertama itu" Ataukah dia datang ke
sana dengan suatu maksud, untuk menemui
seseorang" Mungkin mereka telah bertemu
dalam keramaian itu - mungkin saja.
"Aku tahu banyak," kata Hercule Poirot sendiri
"Dalam tanganku ada beberapa potongan yang merupakan bagian dari teka-teki
potongan gambar itu. Aku sudah punya bayangan
mengenai jenis kejahatan itu - tapi mungkin aku tidak melihatnya dengan cara
yang betul." Dia membalik suatu halaman dari buku
catatanya dan menulis, "Benarkah, Lady Stubbs Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
telah menyuruh Nona Brewis mengantar teh
pada Marlene" Bila tidak, mengapa Nona
Brewis berkata bahwa Lady Stubbs yang
menyuruhnya?" Dipikirkannya soal itu. Mungkin saja Nona
Brewis sendiri yang ingin membawa kue dan
sari buah pada gadis itu. Tapi kalau demikian
halnya mengapa tidak diakuinya" Mengapa dia
harus berbohong dan mengatakan Lady Stubbs
yang menyuruhnya" Mungkinkah karena ketika
Nona Brewis masuk ke gudang kapal
didapatinya Marlene sudah meninggal" Hal itu
sulit dapat diterima, kecuali kalau Nona Brewis yang bersalah. Dia bukan wanita
penggugup atau pelamun. Bila dia menemukan gadis itu
meninggal, dia pasti sudah
memberitahukannya. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Poirot menatap dua buah pertanyaan yang
telah ditulisnya. Tanpa disadarinya timbul
perasaannya bahwa ada di antara kata-kata itu
yang merupakan petunjuk yang tepat. Tetapi
sayang dia tak dapat menentukan yang mana.
Setelah berpikir empat atau lima menit, dia
menulis lagi. "Etienne De Sousa menerangkan bahwa dia
telah menulis surat pada sepupunya tiga
minggu sebelum dia tiba di Nasse House.
Apakah pernyataan itu benar?"
Poirot merasa hampir yakin bahwa itu tak
benar. Dia teringat peristiwa di meja makan
waktu sarapan. rasanya tak ada alasan yang
masuk akal mengapa Sir George atau Lady
Stubbs berpura-pura heran atau ketakutan, bila mereka tidak benar-benar merasa
begitu. Dia Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
tak bisa melihat tujuan yang bisa dicapai dengan cara itu.
Tetapi seandainya Etienne De Sousa yang
berbohong, mengapa" Untuk memberikan
kesan bahwa kunjungannya sudah
diberitahukannya sebelumnya dan diterima
baik" Mungkin begitu, tetapi alasan itu adalah alasan yang diragukan
kebenarannya! Sama sekali tak ada bukti bahwa surat itu pernah
ditulis atau diterima. Apakah itu suatu usaha De Sousa untuk memperoleh
kepercayaan-supaya kunjungannya kelihatan wajar dan bahkan
diharapkan" Memang Sir George telah
menyambutnya dengan ramah-tamah,
meskipun dia tak mengenalnya.
Poirot berhenti karena pikirannya macet. Sir
George tidak kenal De Sousa. Istrinya yang kenal laki-laki itu tidak melihatnya.
Mungkinkah ada Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
sesuatu di situ" Adakah kemungkinan bahwa De
Sousa yang tiba di keramaian hari itu,
sebenarnya bukan De Sousa" Dibalik-baliknya
gagasan itu dalam otaknya, tetapi dia tetap tak bisa melihat titik terang. Apa
keuntungan bagi De Sousa untuk datang dan memperkenalkan
diri sebagai De Sousa, kalau dia bukan De
Sousa" Bagaimanapun juga, bagi De Sousa tak
ada keuntungan apa-apa yang bisa diambilnya
dari kematian Hattie. Polisi telah memastikan
bahwa Hattie tak punya kekayaan apa-apa - tak
punya uang sendiri kecuali yang diberi
suaminya. Poirot mencoba mengingat kembali baik-baik
apa kata Hattie padanya pagi itu. "Dia laki-laki jahat. dia sering berbuat
jahat." Dan menurut Bland, Hattie berkata pada Sir George, "Dia suka membunuh
orang." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Hal itu menjadi agak jelas setelah dipelajari
semua kenyataannya. "Dia membunuh orang."
Pada hari kedatangan Etienne De Sousa ke
Nasse House jelas seorang telah dibunuh,
bahkan mungkin dua orang. Nyonya Folliat
berkata agar orang tidak memperhatikan kata-
kata Hattie. Hal itu ditekankannya benar.
Nyonya Folliat - Hercule Poirot mengerutkan alisnya, lalu
membantingkan tangannya ke lengan kursi.
"Selalu - pikiranku selalu kembali pada Nyonya Folliat. Dialah kunci dalam
segala urusan ini. Bila saja aku tahu apa yang diketahui wanita tua
itu... Aku tak bisa enak-enak duduk saja di kursi ini dan hanya berpikir. Tidak,
aku harus naik Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
kereta api dan pergi ke Devon untuk
mengunjungi Nyonya Folliat."
Hercule Poirot berhenti sebentar di pintu
gerbang Nasse House yang terbuat dari besi
tempa. Dia memandang ke depannya, ke jalan
masuk ke rumah yang berliku-liku. Saat itu
bukan musim panas lagi. Daun-daun berwarna
coklat keemasan beterbangan lembut jatuh dari
pohon-pohon. Di dekatnya, tebing sungai yang
berumput diwarnai oleh bunga-bunga yang
berwarna biru kehijauan. Poirot mendesah.
Mau tak mau dia merasa tertarik akan
keindahan Nasse House. Dia sebenarnya
bukanlah pengagum alam yang liar - dia suka
segala sesuatu yang apik dan rapi - tapi dengan sendirinya dia mengagumi juga
keindahan liar yang lembut dari tanaman dan pepohonan di
situ. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Pondok kecil yang serambinya bertiang segi
empat itu ada di sebelah kirinya. Petang itu
indah. Nyonya Folliat mungkin tak ada di rumah.
Mungkin dia sedang berada di suatu tempat
dengan keranjang kebunnya atau sedang
mengunjungi teman-temannya di sekitar situ.
Dia banyak teman. Ini tempat tinggalnya selama bertahun-tahun lamanya. Apa kata
orang tua di dermaga itu" "Di Nasse House selalu ada
anggota keluarga Folliat."
Poirot mengetuk pintu perlahan-lahan.
Beberapa saat kemudian didengarnya langkah-
langkah kaki di dalam. Kedengarannya lambat
dan agak bimbang. Lalu pintu terbuka dan
Nyonya Folliat berdiri di ambang pintu. Poirot terkejut melihat betapa tua dan
kurusnya wanita itu. Sedang Nyonya Folliat menatapnya
keheranan sesaat sebelum berkata,
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Anda rupanya, M. Poirot!"
Sekilas Poirot melihat rasa takut di mata wanita tua itu, tetapi mungkin itu
hanya bayangannya saja. "Bolehkah saya masuk, Nyonya?" katanya dengan hormat.
"Tentu." Kini sikapnya sudah kembali seperti biasa, dan dengan isyarat dia mempersilakan
Poirot masuk serta menduluinya masuk ke ruang tamunya
yang kecil. Di atas tempat perapian terdapat
hiasan-hiasan halus dari Chelsea, beberapa
buah kursi yang berlapis bahan halus yang
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
terpilih, sedang di atas meja terdapat stelan teh dari Derby.
"Saya ambilkan sebuah cangkir lagi," kata Nyonya Folliat.
Poirot mengangkat tangannya dengan maksud
melarangnya, tetapi Nyonya Folliat tak
mengindah kan larangan itu.
"Anda tentu harus minum teh," katanya.
Dia keluar dari kamar. Sekali lagi Poirot melihat ke sekelilingnya. Dia melihat
pekerjaan jahitan di atas meja, ada bantalan kecil yang bagus dan sebatang jarum
tertusuk di situ. Di- dinding
tersandar rak buku. Pada dinding tergantung
sekumpulan barang-barang kecil dan sebuah
foto yang sudah pudar berbingkai perak - foto
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
seorang pria berseragam, berkumis kaku, dan
dagunya lemah. Nyonya Folliat kembali dengan membawa
cangkir dan alasnya. "Suami Andakah ini, Nyonya Folliat?" tanya Poirot.
"Ya." Melihat mata Poirot yang melayang ke bagian
atas dari rak buku seperti mencari foto-foto
lain, Nyonya Folliat berkata dengan tegas,
"Saya tak suka foto. Foto-foto hanya membuat orang terlalu banyak hidup di masa
lalu. Orang Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
harus belajar melupakan. Kita harus mau
memotong dahan yang sudah mati."
Poirot ingat bahwa waktu pertama kali dia
melihat Nyonya Folliat, wanita tua itu memang
sedang menggunting tanaman di tebing sungai.
Seingatnya, waktu itu pun wanita itu
mengatakan sesuatu, tentu kayu yang sudah
mati. Poirot memandangi wanita itu dengan
termangu, menilai wataknya. Dia seorang
wanita yang penuh teka-teki, pikirnya. Dan
wanita ini, meskipun penampilannya lembut
dan rapuh, bisa juga kejam. Dia wanita yang
bisa memotong kayu mati, bukan hanya dari
tanaman tetapi juga dari hidupnya....
Nyonya Folliat duduk lalu menuang teh sambil
bertanya, Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Mau susu" Gula?"


Kubur Berkubah Dead Mans Folly Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Tolong tiga potong gula, Nyonya."
Diberikannya teh itu pada Poirot dan berkata,
"Saya heran melihat Anda datang. Saya tak menyangka Anda akan lewat di daerah
ini lagi." "Saya sebenarnya tidak sekedar lewat."
"Tidak?" tanyanya dengan alis terangkat.
"Kunjungan saya ke daerah ini adalah sengaja."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Nyonya Folliat masih memandanginya dengan
pandangan bertanya. "Saya sengaja datang kemari untuk menemui Anda."
"Begitukah?" "Pertama-tama- apakah belum ada berita
tentang Lady Stubbs?"
Nyonya Folliat menggeleng.
"Kemarin dulu ada mayat mengapung di
Cornwall," katanya. "George pergi ke sana untuk melihat kalau-kalau dia bisa
mengenalinya. Tapi ternyata bukan dia."
Kemudian ditambahkannya, "Saya kasihan
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
sekali pada George. Berat sekali tekanan
batinnya." "Masihkah dia berkeyakinan bahwa istrinya masih hidup?"
Nyonya Folliat menggeleng perlahan-lahan.
"Saya rasa dia sudah berhenti berharap,"
katanya "Apalagi bila Hattie masih hidup, dia tak akan bisa bersembunyi terus,
dengan adanya nyamuk-nyamuk pers dan polisi yang mencari
terus. Meskipun seandainya dia sudah
kehilangan akal sama sekali, yah, tentulah polisi sudah akan menemukannya
sekarang." "Kelihatannya memang begitu," kata Poirot
"Apakah polisi masih mencari?"
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Saya rasa masih. Saya kurang tahu."
"Tapi Sir George sudah berhenti berharap."
"Dia tidak berkata begitu," kata Nyonya Folliat.
"Apalagi akhir-akhir ini saya tidak bertemu dengannya. Dia sering ke London."
"Bagaimana dengan gadis yang terbunuh itu"
Belum adakah perkembangan mengenai hal
itu?" "Sepanjang pengetahuan saya, belum. Suatu kejahatan yang tak masuk akal - benar-
benar tak beralasan. Kasihan."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Saya lihat Nyonya masih sedih bila teringat dia."
Nyonya Folliat tidak segera menyahut.
Kemudian dia baru berkata,
"Saya rasa bila orang sudah tua, kematian seorang yang muda membuatnya sedih
luar biasa. Kami yang tua-tua ini menunggu
kematian, tapi anak itu, masih panjang hidup
yang seharusnya dihadapinya."
"Tapi meskipun, seperti kata Anda, kita yang tua-tua ini menunggu kematian,"
kata Poirot, "kita tak benar-benar ingin. Saya sendiri tak ingin. Saya masih merasa hidup ini
menarik." "Bagi saya tidak."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Wanita itu seperti berbicara pada dirinya
sendiri, bahunya makin lemas.
"Saya sudah letih sekali, M. Poirot. Saya tidak hanya siap untuk mati, tapi saya
malah bersyukur kalau ajal saya sampai."
Poirot cepat-cepat menoleh padanya. Seperti
yang pernah terpikir olehnya, sekarang pun dia bertanya-tanya sendiri, bukankah
seorang wanita sakit yang sedang duduk di hadapannya
ini, seorang wanita yang mungkin tahu atau
bahkan yakin akan datangnya kematian. Kalau
tidak, dia tak mengerti mengapa wanita ini
tampak begitu lemah dan lelah.
Padahal wanita ini tidak berwatak lemah,
sepanjang pengetahuannya. Menurut dia, Amy
Folliat adalah seorang wanita berwatak, yang
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
punya kekuatan dan keyakinan. Dia telah
menghadapi banyak kesulitan dalam hidupnya -
kehilangan rumah, kehilangan kekayaan,
kematian kedua putranya. Dia telah mampu
mengatasi semuanya itu. Dia telah memotong
'dahan tua' seperti yang diucapkannya sendiri.
Tetapi kini ada sesuatu dalam hidupnya yang
tak dapat dipotongnya, yang tak siapa pun bisa memotongnya dari dirinya. Bila
itu bukan penyakit jasmaniah, Poirot tak tahu apa itu.
Tiba-tiba Nyonya Folliat tersenyum kecil,
seolah-olah dia telah membaca pikiran Poirot.
"Ketahuilah, M. Poirot, sudah tak banyak lagi gunanya saya hidup," katanya.
"Saya memang banyak sahabat, tapi tak punya anak dan suami, bahkan tak ada sanak
saudara." "Tapi rumah Anda masih ada," kata Poirot tanpa disadarinya.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Maksud Anda Nasse" Ya...."
"Bukankah itu rumah Anda, meskipun secara teknis itu milik Sir George Stubbs"
Karena sekarang Sir George sedang berada di London,
Andalah tentu yang menggantikan
kekuasaannya di sini."
Sekali lagi Poirot melihat bayangan ketakutan di mata Nyonya Folliat. Dan wanita
itu berkata dengan tegang, "Saya benar-benar tak tahu apa maksud
perkataan Anda itu, M. Poirot. Saya berterima
kasih pada Sir George yang mau menyewakan
pondok ini pada saya. Saya benar-benar
menyewa, M. Poirot. Saya membayarnya
setahun sekali dan saya diberi hak untuk ke
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
mana saja di tanah miliknya ini." Sambil
mengangkat tangannya Poirot berkata, "Saya minta maaf, Nyonya. Tak ada maksud
saya untuk menyinggung Anda."
"Saya pasti telah salah faham," kata Nyonya Folliat dingin.
"Tempat ini cantik," kata Poirot. "Rumahnya indah, tanah di sekelilingnya pun
bagus. Semuanya di sini tenang dan damai."
"Benar." Wajah wanita itu berseri. "Kami selalu merasa begitu. Saya sudah
merasakannya waktu saya pertama kali datang kemari, waktu
saya masih kecil." "Tapi masih adakah kedamaian dan ketenangan itu
sekarang, Nyonya?" Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Mengapa tidak?"
"Pembunuhan yang tak berbalas," kata Poirot.
"Tertumpahnya darah orang yang tak bersalah, setelah bayangan itu terungkap,
barulah akan ada kedamaian lagi." Kemudian dilanjutkannya,
"Saya rasa, Nyonya pun tahu itu."
Nyonya Folliat tak menjawab. Dia tak bergerak
dan tak berkata apa-apa. Dia duduk diam saja
dan Poirot tak tahu apa yang sedang
dipikirkannya. Poirot agak membungkuk dan
berkata lagi, "Nyonya, Anda tahu banyak - bahkan mungkin tahu segala-galanya - tentang
pembunuhan itu. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
anda tahu siapa yang membunuh gadis itu, dan
Anda tahu mengapa. Anda tahu pula siapa yang
membunuh Hattie Stubbs, dan Anda barangkali
tahu di mana mayatnya sekarang terbaring."
Kini Nyonya Folliat baru berbicara. Suaranya
nyaring dan kasar. "Saya tak tahu apa-apa," katanya.
"Mungkin saya telah menggunakan kata-kata yang salah. Anda tak tahu - tapi saya
rasa Anda bisa menduga. Saya yakin Anda bisa
menduganya." "Anda berkata yang bukan-bukan!"
"Ini bukan soal yang bukan-bukan - ini lain sekali
- ini berbahaya." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Berbahaya" Bagi siapa?"
"Bagi Anda, Nyonya. Selama Anda
merahasiakan apa yang Anda ketahui, Anda
berada dalam bahaya Saya lebih tahu tentang
pembunuhan daripada Anda Nyonya."
"Sudah saya katakan tadi, saya tak tahu apa-apa."
"Kalau begitu, menaruh curiga -?"
"Saya tak menaruh kecurigaan apa-apa."
"Maaf, Nyonya, tapi itu tak benar."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Berbicara berdasarkan kecurigaan saja adalah salah - jahat sekali."
"Sama jahatnya dengan apa yang telah terjadi di sini sebulan yang lalu?" kata
Poirot sambil membungkuk.
Nyonya Folliat tersandar jauh ke dalam kursinya seperti menghimpitkan dirinya.
Setengah berbisik dan berkata, "Jangan bicarakan itu dengan saya." Lalu dia menambahkan setelah menarik napas
panjang dan gemetar, "Bagaimanapun juga hal itu sudah berlalu Sudah terlanjur - habis
perkara." "Bagaimana Anda bisa berkata begitu, Nyonya"
Berdasarkan pengalaman saya sendiri, saya beri Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
tahu Anda bahwa bagi seorang pembunuh tak
pernah habis perkaranya."
Nyonya Folliat menggeleng.
"Tidak. Tidak. Sudahlah. Apalagi saya tak bisa berbuat apa-apa. Tidak bisa."
Poirot bangkit dan memandangi wanita tua itu. dan wanita tua itu
berkata dengan kesal, "Mengapa Anda ribut-ribut, sedang polisi saja sudah
menyerah." Poirot menggeleng. "Oh, tidak, Nyonya, Anda keliru. Polisi tidak menyerah. Dan saya," sambungnya
lagi, "juga tidak menyerah. Ingat itu. Saya, Hercule Poirot, tidak menyerah."
Suatu kalimat penutupan yang khas dari Hercule Poirot.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Setelah meninggalkan Nasse, Poirot pergi ke
desa tempat tinggal keluarga Tucker. Setelah
bertanya tanya, dia menemukan pondok
mereka. Ketukannya di pintu tak terdengar,
karena tertelan oleh suara Nyonya Tucker yang
tinggi melengking dari dalam "- Enak saja kau, Jim Tucker, membawa masuk
sepatumu ke lantaiku yang sudah mengkilap. Sudah beribu
kali kukatakan. Sepagi-pagian aku menyikat dan meminyakinya, sekarang lihat."
Samar-samar terdengar suara berat suaminya
yang menjawab. Jawabannya itu bersifat
menyabarkan. "Tak mungkin kau lupa terus. Ini semua karena kau tergila-gila mendengarkan
berita olahraga Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
di radio. Padahal tak sampai dua menit
kauperlukan untuk menanggalkan sepatumu itu. Dan kau
Gary jangan permainkan permen lolipop itu.
Aku tak mau ada bekas tangan bergula begitu
pada teko perak yang bagus itu. He, Marylin,
ada orang mengetok pintu. Lihat, siapa itu."
Pintu, terbuka perlahan-lahan dan seorang anak berumur sebelas atau dua belas
tahun mengintip curiga pada Poirot. Sebelah pipinya
menggembung karena berisi permen. Gadis cilik
itu gemuk, bermata kecil berwarna biru, dan
tidak cantik. "Seorang laki-laki, Ma," teriaknya.
Nyonya Tucker pergi ke pintu dengan rambut
tergerai ke mukanya yang panas. "Ada apa?"
tanyanya tajam. "Kami tak perlu -" dia terhenti, kelihatannya mulai mengenali
samar-samar. "Oh, coba saya ingat-ingat, bukankah Anda yang Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
saya lihat bersama polisi hari itu?" "Maafkan saya, Nyonya, kalau saya
mengingatkan anda kembali pada kenangan sedih itu," kata Poirot sambil langsung masuk.
Pandangan Nyonya Tucker langsung terarah ke
kaki Poirot. Tetapi sepatu kulitnya tadi hanya melewati jalan besar. Tak ada
bekas lumpur yang ditinggalkannya di lantai Nyonya Tucker
yang mengkilap itu. "Mari silakan masuk, Tuan," katanya sambil menyingkir memberinya jalan, lalu
membuka pintu kamar di sebelah kanannya.
Poirot dipersilakan masuk ke dalam sebuah
ruang tamu kecil yang luar biasa rapinya.
Tercium bau brasso, minyak semir perabotan. Di situ terdapat kursi tamu besar
model Jacobean, Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi


Kubur Berkubah Dead Mans Folly Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dua buah pot, dan sebuah pembatas perapian
besar dari kuningan. Ada pula sejumlah barang-
barang hiasan dari porselen. "Silakan duduk, Tuan. Saya tak ingat nama anda.
Saya rasa saya malah belum pernah mende-ngarnya."
"Nama saya Hercule Poirot," kata Poirot cepat-cepat. "Sekali lagi saya berada di
daerah ini dan saya kemari untuk menyatakan belasungkawa
saya dan juga untuk bertanya apakah ada
perkembangan-perkembangan baru. Saya
percaya pembunuh putri Anda sudah
ditemukan." "Bayangannya pun tak ada," kata Nyonya Tucker dengan nada pahit. "Memalukan
sekali. Saya pikir polisi tak mau bersusah payah kalau hanya untuk orang-orang seperti
kami ini. Apa sebenarnya polisi itu" Kalau semua seperti Bob Hoskins itu, saya tak heran kalau
negeri ini Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
penuh dengan kejahatan Kerjanya tak lain
mengintip ke dalam mobil-mobil yang terparkir
di Common saja." Pada saat itu, Tuan Tucker yang sudah
menanggal kan sepatunya muncul di pintu. Dia
hanya berkata kaki. Orangnya besar bermuka
merah, air mukanya membayangkan sifatnya
yang suka kedamaian. "Polisi sih tak salah," katanya dengan suara serak. "Mereka pun punya kesulitan
seperti kita juga, Penjahat-penjahat itu yang tak mudah
dicarinya Mereka itu sama saja dengan kita-kita ini, Anda tahu kan maksud saya?"
sambungnya berbicara langsung pada Poirot.
Gadis cilik yang tadi membukakan pintu muncul
di belakang ayahnya, dan seorang anak laki-laki Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
berumur kira-kira delapan tahun menjulurkan
kepalanya ke pundak gadis itu. Keduanya
menatap Poirot dengan penuh perhatian.
"Pasti ini putri bungsu Anda," kata Poirot.
"Ya, namanya Marylin," kata Nyonya Tucker.
"Dan itu Gary. Ayo, salami tamu kita, Gary, dan jaga sopan santun."
Gary mundur. "Dia pemalu," kata ibunya.
"Tuan baik sekali," kata Tuan Tucker, "mereka datang dan bertanya-tanya tentang
Marlene. Ah, itu benar-benar perkara yang mengerikan."
"Saya baru saja mengunjungi Nyonya Folliat,"
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
kata M. Poirot. "Agaknya dia pun sangat
terpukul oleh kejadian itu."
"Sejak peristiwa itu beliau sakit-sakitan," kata Nyonya Tucker. "Beliau sudah
tua dan tentulah sangat mengejutkannya, karena terjadi di
tempatnya diri." Sekali lagi Poirot mencatat dalam hatinya
anggapan semua orang tanpa mereka sadari
bahwa Nasse House masih milik Nyonya Folliat.
"Bagaimanapun juga, beliau tentu merasa
bertang-gung jawab," kata Tuan Tucker,
"Meskipun tak ada hubungannya dengan diri beliau sendiri." "Siapa sebenarnya
yang mengusulkan agar Marlene yang berperan
sebagai korban?" tanya Poirot. "Pengarang wanita dari London itu," kata Nyonya
Tucker tanpa ragu. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Tapi dia orang baru di daerah ini. Dia bahkan tak tahu siapa Marlene," kata
Poirot dengan tenang. "Nyonya Mastenon mengumpulkan
gadis-gadis di desa ini," kata Nyonya Tucker,
"dan saya rasa Nyonya Masterton-lah yang
menyuruh Marlene melakukan peran itu. t)an
Marlene pasti merasa senang."
Poirot sekali lagi merasa terbentur pada dinding kosong. Tetapi dia sekarang
maklum apa yang dirasakan Nyonya Oliver waktu dia mula-mula
memanggilnya. Ada seseorang yang menjadi
dalang, seseorang yang mengajukan
keinginannya sendiri melalui orang-orang
terkemuka lainnya, Nyonya Oliver dan Nyonya
Masterton. Mereka itulah tokoh-tokoh
utamanya. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Nyonya Tucker," katanya, "apakah Marlene pernah tahu tentang - eh - penjahat
pembunuhan?" "Dia tidak akan pernah tahu tentang orang-orang begituan," kata Nyonya Tucker
baik-baik. "Oh," kata Poirot, "tapi suami Anda baru saja berkata bahwa penjahat-penjahat
itu sulit dikenali, Mereka itu sama saja dengan - eh -
Anda dan saya. Mungkin ada seseorang yang
berbicara dengan Marlene dalam keramaian itu
atau sebelumnya. lalu I berteman dengannya
dengan cara yang tak merugi kan. Memberinya
hadiah-hadiah, umpamanya."
"Ah, tidak, Tuan, tak mungkin begitu. Marlene tidak akan mau menerima hadiah
dari orang Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
yang tak dikenalnya baik-baik. Saya
mendidiknya baik-baik."
"Tapi mungkin dia beranggapan bahwa hal itu tak ada salahnya," kata Poirot
benahan. "Mungkin seorang wanita baik-baik yang
memberinya barang-barang itu."
"Maksud Anda, seseorang seperti Nyonya Legge di Mill Cottage itu?"
"Ya, begitulah," kata Poirot.
"Sekali dia memberi lipstik pada Marlene," kata Nyonya Tucker. "Saya marah
sekali. Aku tak mau kau memakai yang begituan di mukamu,
Marlene kata saya. Ingat, apa kata ayahmu
nanti. Ah, wanita yang tinggal di Pondok Lawder itu yang memberi saya, jawabnya
lancang. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Dikatakannya pula bahwa saya pantas
memakainya. Lalu saya katakan bahwa dia tak
boleh mendengarkan apa yang dikatakan
wanita-wanita dari London itu. Biarkan saja
mereka memerahkan muka mereka,
menghitamkan pelupuk matanya, dan
sebagainya itu. Tapi kau gadis baik-baik, kata saya, dan kau hanya mencuci
mukamu dengan sabun dan air sampai umurmu jauh lebih tua
daripada sekarang." "Tapi saya rasa dia tak sependapat dengan Anda," kata Poirot tersenyum.
"Bila saya mengatakan sesuatu, saya
bersungguh-sungguh," kata Nyonya Tucker.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Tiba-tiba Marylin yang gemuk itu tertawa
cekikikan. Poirot melemparkan pandangan
tajam ke arah anak itu. "Adakah yang lain lagi yang diberikan Nyonya Legge pada Marlene?" tanyanya.
"Kalau tak salah dia memberinya syal yang sudah tak dipakainya lagi. Warnanya
menyolok, tapi tak bermutu. Saya bisa melihat sesuatu
bermutu atau tidak," kata Nyonya Tucker sambil mengangguk. "Saya pernah bekerja
di Nasse House waktu masih gadis. Kaum wanita zaman
itu memakai barang-barang bermutu. Bukan
warna-warna yang me-nyolok atau segala nylon
dan rayon itu - semuanya sutra asli."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Gadis-gadis tentu sekali-sekali suka barang-barang bagus itu wajar," kata Tuan
Tucker membela anaknya. "Saya sendiri tak
berkeberatan kalau dia memakai warna-warna
cerah, tapi saya tak mau dia memakai tetek-
bengek seperti lipstik itu." "Saya kadang-kadang memang agak kasar terha-
dapnya," kata Nyonya Tucker, matanya tiba-tiba berkaca-kaca,
"dan sekarang dia telah pergi dengan cara yang mengerikan itu. Setelah itu saya
baru sadar bahwa saya sebenarnya tak boleh begitu kasar
padanya. Ah, akhir-akhir ini tak sudah-sudahnya kesulitan dan penguburan. Kata
orang, kesulitan tak pernah datang satu-satu, dan ternyata
memang benar. "Adakah kehilangan lain yang Anda alami?"
tanya Poirot dengan sopan.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Ayah istri saya," Tuan Tucker menjelaskan.
"Pada suatu malam yang sudah larut dia pulang dari bar Three Dogs di seberang,
naik perahunya, lalu mungkin dia tergelincir waktu
naik ke dermaga dan jatuh ke sungai. Dia
memang sebaiknya tinggal di rumah saja karena
tuanya. Tapi kita tak bisa berbuat apa-apa
terhadap orang-orang tua. Dia selalu saja sibuk di dermaga itu."
"Ayah memang tahu banyak tentang kapal-
kapal," kata Nyonya Tucker. "Dulu dia pernah bertugas memelihara kapal Tuan
Folliat tua, tapi itu sudah bertahun-tahun yang lalu." Kemudian ditam bahkannya,
"Yah, bukan karena kehilangan Ayah merupakan kehilangan yang
besar. Umurnya saja sudah lebih dari sembilan
puluh tahun, tapi masih suka mengerjakan apa
saja. Suka sekali ngoceh tentang segala macam.
Memang sudah waktunya dia pergi. Tapi kami
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
harus menguburkannya dengan baik-baik - dan
pembiayaan dua penguburan itu banyak sekali."
Perhitungan keuangan itu tidak terlalu
mendapat kan perhatian Poirot - dia mulai ingat sesuatu samar-samar.
"Seorang laki-laki tua di dermaga" Saya ingat pernah bercakap-cakap dengan dia.
Apakah namanya..." "Merdell, Tuan. Itulah nama saya sebelum
menikah." "Kalau saya tak salah ingat, ayah Anda itu bekas mandor pengurus kebun di
Nasse?" Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Bukan - itu abang saya yang tertua. Saya anak bungsu - kami sebelas
bersaudara." Dengan bangga dia berkata lagi, "Bertahun-tahun
lamanya selalu ada anggota keluarga Merdell di Nasse, tapi mereka sudah
terpisah-pisah sekarang. Tinggallah Ayah."
"Di Nasse House selalu ada keluarga Folliat,"
kata Poirot perlahan-lahan.
"Bagaimana, Tuan?"
"Saya mengulangi apa yang dikatakan ayah
Anda yang tua itu pada saya di dermaga."
"Ayah memang banyak berbicara omong
kosong. Saya kadang-kadang harus
menyuruhnya menutup mulutnya dengan
kasar." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Jadi Marlene adalah cucu Merdell," kata Poirot.
Ya - saya mulai mengerti -." Dia diam sebentar, dan merasa amat berdebar-debar.
"Kata Anda, ayah Anda tenggelam di sungai?"
"Benar, Tuan. Mungkin dia agak terlalu banyak minum. Saya tak tahu, entah dari
mana dia mendapatkan uangnya. Tentu kadang-kadang
dia mendapat upah di dermaga kalau
membantu orang dengan perahunya di
dermaga atau membantu orang memarkir
mobil. Dia cerdik sekali menyembunyikan
uangnya dari saya. Ya, saya rasa dia memang
minum terlalu banyak. Saya rasa dia tergelincir waktu akan naik ke dermaga dari
perahunya. Jadi dia jatuh lalu tenggelam. Mayatnya hanyut sampai ke Helmmouth esok harinya.
Sebenarnya ajaib juga bahwa hal itu tak terjadi Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
sebelumnya, padahal umurnya sudah sembilan
puluh dua tahun dan matanya sudah setengah
buta." "Memang ternyata hal itu tidak terjadi sebelum nya -."
"Ah, kecelakaan terjadi cepat atau lambat-"
"Kecelakaan," kata Poirot merenung.
"Entahlah." Dia bangkit lalu bergumam, "Seharusnya sudah lama kuduga. Anak itu jelas-jelas
sudah mengatakannya -." "Bagaimana, Tuan?"
"Ah, tidak apa-apa," kata Poirot. "Sekali lagi saya menyatakan belasungkawa
saya, baik atas kematian putri Anda maupun ayah Anda."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Dia bersalaman dengan suami-istri itu, lalu
meninggalkan pondok itu. "Aku bodoh selama ini - bodoh sekali.
Semuanya kutinjau dari segi yang salah."
"Hei - Tuan." Panggilan itu hanya merupakan bisikan yang
sangat berhati-hati. Poirot memandang
berkeliling. Marylin si anak gemuk sedang
berdiri di balik dinding pondok. Dia melambai
pada Poirot supaya mendekat dan berbicara
dengan berbisik, Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Kubur Berkubah Dead Mans Folly Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Banyak yang ibu tak tahu," katanya. "Marlene tidak mendapatkan syal itu dari
wanita yang di pondok itu."
"Dari mana dia mendapatkannya?"
"Dibelinya di Torquay. Lipstik dan minyak wangi itu pun dibelinya. Minyak wangi
itu lucu namanya-Newt in Paris. Juga sebotol krim
bedak dasar yang dibacanya di iklan." Marylin tertawa cekikikan. "Ibu tak tahu.
Marlene menyembunyikannya di bagian belakang
lacinya, di bawah pakaian musim dinginnya.
Kalau akan nonton, dia biasanya pergi ke WC
perhentian bis dulu untuk bersolek."
Marylin cekikikan lagi. "Ibu tak pernah tahu."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Tidakkah ibumu menemukan barang-barang
itu setelah kakakmu meninggal?"
"Tidak," katanya. "Sekarang saya yang mengambilnya - ada dalam laci saya. Ibu
tak tahu." Poirot memandanginya sambil menilainya, lalu
berkata, "Kau gadis yang pintar, Marylin." Marylin tertawa salah tingkah. "Nona Bird
berkata, sebaiknya saya tak usah mencoba masuk ke
Sekolah Lanjutan Bahasa."
"Sekolah Lanjutan Bahasa bukan satu-satunya sekolah," kata Poirot. "Coba
ceritakan, dari Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
mana Marlene mendapatkan uang untuk
membeli barang-barang itu?"
"Entahlah," katanya. "Kurasa kau tahu," kata Poirot. Tanpa ragu dikeluarkannya
uang sebanyak setengah crown dari sakunya, lalu
ditambahkannya setengah crown lagi. "Kalau tak salah," katanya, "ada lipstik
yang berwarna baru dan sangat menarik yang disebut 'Carmine
Kiss'." "Hebat sekali," kata Marylin, tangannya sudah terulur ke arah uang yang lima
shilling itu. Kemudian cepat-cepat dia berbisik, "Dia suka mengintip orang. Suka melihat
kejadian-kejadian - Anda tahulah! lalu dia berjanji tidak akan menceritakannya
dan orang-orang itu lalu memberinya hadiah. Mengerti, Tuan?"
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Poirot menyerahkan uang yang lima shilling itu.
"Aku mengerti," katanya. Dia mengangguk pada Marylin, lalu pergi. "Aku
mengerti," gumam Poirot sendiri lagi dengan penuh arti.
Kini banyak hal sudah berada di tempatnya,
Memang belum semuanya. Belum semuanya
jelas-tapi dia sudah berada di jalan yang benar.
Jalan yang jelas itu sebenarnya sudah lama ada, bila saja ada akalnya untuk
melihatnya waktu itu. Percakapan yang pertama dengan Nyonya
Oliver, beberapa kata Michael Weyman yang
diucapkannya seenaknya, percakapan yang jelas
dengan Pak Tua Merdell di dermaga,
penjelasan-penjelasan yang diberikan No na
Brewis - kedatangan Etienne De Sousa. di
sebuah tempat telepon umum yang
berdampingan dengan kantor pos, Poirot masuk
lalu memutar sebuah nomor. Beberapa menit
kemudian dia berbicara dengan Inspektur
Bland. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"M. Poirot, di mana Anda?"
"Saya ada di Nasse."
"Tapi kemarin petang Anda masih ada di
London." "Kita hanya memerlukan tiga setengah jam
perjalanan kereta api untuk kemari," Poirot mengingatkan. "Ada yang akan saya
tanyakan pada Anda."
"Apa itu?" "Bagaimana kapal pesiar milik Etienne De Sousa itu?"
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Mungkin saya bisa menduga apa yang Anda
pikirkan, M. Poirot, tapi saya bisa memastikan bahwa kapal itu bukan kapal
semacam itu. Kalau yang Anda maksud adalah kapal untuk
menyelundup, sama sekali tak cocok. Tak ada
bagian-bagian yang tersembunyi atau lubang-
lubang rahasia. Kami pasti sudah
menemukannya kalau ada. Tak ada tempat di
situ di mana orang bisa menyembunyikan
mayat." "Anda keliru, mon cher, bukan itu maksud saya.
Saya hanya bertanya, kapal pesiar yang
bagaimana, besar atau kecil?"
"Oh - kapal itu bagus sekali - harganya tentu selangit. Segala-galanya bagus,
baru dicat, peralatannya mewah."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Tepat," kata Poirot. Kedengarannya dia senang sekali hingga Inspektur Bland
keheranan. "Apa maksud Anda, M. Poirot?" tanyanya.
"Etienne De Sousa itu orang kaya," kata Poirot.
"Itu sudah jelas, Sahabat."
"Mengapa?" tanya Inspektur Bland.
"Hal itu cocok dengan gagasan saya yang baru,"
kata Poirot. "Jadi Anda punya gagasan?"
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Ya, akhirnya saya punya gagasan. Hingga saat ini saya tolol sekali."
"Maksud Anda, kita semua tolol."
"Tidak," kata Poirot, "maksud saya khusus saya sendiri. Saya beruntung karena
ada jalan yang benar-benar terang di hadapan saya, tapi saya
tidak melihatnya." "Tapi sekarang apakah Anda sudah pasti punya sesuatu?"
"Ya, saya rasa begitulah."
"Coba, M. Poirot -."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Tetapi Poirot sudah berhenti berbicara. Setelah mencari-cari uang recehan dalam
sakunya, dia minta dihubungkan langsung ke nomor telepon
Nyonya Oliver di London. "Tapi jangan ganggu wanita itu dengan
menyuruh nya menjawab telepon ini, kalau
beliau sedang bekerja," Poirot buru-buru
menambahkan. Dia ingat bagaimana getirnya Nyonya Oliver
menegurnya karena telah mengganggu
serangkaian pikiran yang kreatif dan akibatnya dunia telah kehilangan suatu
misteri yang penuh persekongkol an, yang berkisar di sekitar baju wol berlengan panjang model
lama. "Bagaimana ini?" tanya petugas telepon. "Mau atau tidak Anda disambungkan
langsung?" Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Mau," kata Poirot, dan dengan demikian dia mengorbankan ilham Nyonya Oliver
gara-gara ketidaksabarannya sendiri. Dia merasa lega
waktu mendengar Nyonya Oliver berbicara.
Waktu Poirot meminta maaf, Nyonya Oliver
memotongnya. "Baik sekali Anda menelepon saya," katanya
"Saya baru saja harus keluar untuk
memberitakan ceramah mengenai 'Bagaimana
menulis buku' Sekarang saya bisa menyuruh
sekretaris saya menelepon untuk mengatakan
bahwa saya berha langan."
"Tapi, Nyonya, jangan sampai saya menghalangi
-." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Bukan soal menghalangi," kata Nyonya Oliver gembira. "Bisa-bisa saya nanti akan
kelihatan bodoh sekali. Maksud saya apalah yang bisa kita katakan tentang
bagaimana kita menulis buku"
Paling-paling kita hanya berkata bahwa mula-
mula kita memikir kan sesuatu, dan bila sudah
dipikirkan kita harus memaksa diri untuk duduk dan menuliskannya. Itu saja. Saya
hanya memerlukan tiga menit untuk menjelaskan hal
itu, dan ceramah itu pun akan berakhir dan
semua orang jadi bosan sekali. Tak dapat saya
membayangkan, mengapa semua orang selalu
ingin sekali agar para pengarang berbicara
tentang mengarang. Padahal saya berpendapat
bahwa urusan seorang pengarang adalah
menulis, bukan berbicara."
"Padahal saya justru ingin bertanya tentang bagaimana Anda menulis."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Anda boleh bertanya," kata Nyonya Oliver,
"tapi mungkin saya tidak akan tahu jawabnya.
Maksud saya, orang duduk saja lalu menulis.
Sebentar, saya memakai topi yang brengsek
untuk ceramah itu - saya harus membukanya
dulu. Topi itu menggores dahi saya." Dia
berhenti sebentar, kemudian terdengar lagi
suara Nyonya Oliver yang lega, "Zaman
sekarang topi hanya sekedar lambang, bukan"
Maksud saya, orang tidak lagi memakainya
dengan maksud yang masuk akal, yaitu untuk
menjaga agar kepala kita tetap hangat, atau
melindungi kita dari sengatan matahari, atau
menyembunyikan wajah kita dari orang-orang
yang tak ingin kita jumpai. Bagaimana, M.
Poirot, apakah Anda mengatakan sesuatu?"
"Saya hanya mengucapkan suatu kata seru. Luar biasa," kata Poirot dengan hormat.
"Anda selalu memberikan suatu gagasan pada saya. Sama
dengan sahabat saya Hastings, dengan siapa
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
saya sudah bertahun-tahun tak bertemu. Anda
telah memberi saya satu petunjuk lagi dalam
masalah yang saya hadapi. Tapi jangan
ditambah lagi. Izinkan saja saya bertanya lagi.
Apakah Anda mengenal seorang ahli atom,
Nyonya?" "Apakah saya mengenal seorang ahli atom?"
kata Nyonya Oliver keheranan. "Entahlah.
Mungkin ya. Maksud saya, saya mengenal
beberapa orang profesor. Saya tak pernah tahu
betul apa yang sebenarnya mereka lakukan."
"Tapi Anda jadikan seorang ahli atom sebagai salah seorang yang dicurigai dalam
permainan Pelacakan Pembunuhan Anda?"
"Oh, itu! Itu sekedar ingin mengikuti zaman saja. Waktu saya pergi membeli
hadiah-hadiah Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
untuk keponakan-keponakan saya pada Hari
Natal yang lalu, tak ada yang lain kecuali mainan tentang ilmu pengetahuan,
tentang angkasa luar, atau mainan supersonik. Maka waktu saya
harus mengatur Pelacakan Pembunuhan itu
saya pikir, 'Sebaiknya kujadikan seorang ahli
atom sebagai terdakwa utama supaya kelihatan
modern.' Bila saya memerlukan istilah teknik,
saya selalu bisa mendapatkannya dari Alec
Legge." "Alec Legge - suami Peggy Legge" Apakah dia seorang ahli atom?"
"Ya. Tapi bukan tamatan Harwell. Dia dari Wales atau Cardiff - atau Bristol,
entahlah. Pondok di Helm itu hanya tempat mereka beristirahat saja Benar, jadi
memang ada kenalan saya yang ahli
atom!" Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Dan karena bertemu dengan dia di Nasse
House-lah barangkali Anda lalu mendapatkan
gagasan tentang ahli atom itu" Tapi istrinya
tidak berkebangsaan Yugoslavia, bukan?"
"Bukan," kata Nyonya Oliver. "Peggy orang Inggris tulen. Anda tentu menyadari
hal itu, bukan?" "Lalu apa yang memberikan gagasan tentang istri berkebangsaan Yugoslavia pada
Anda?" "Saya benar-benar tak tahu.... Mungkin orang-orang pengungsian" Atau para
pelajar itu" Gadis-gadis yang menerobos melanggar wilayah
orang melalui hutan itu dan berbicara dalam
bahasa Inggris yang patah-patah."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Saya mengerti.... Ya, sekarang saya mengerti banyak."
"Memang sudah waktunya," kata Nyonya Oliver
"Maaf?" "Kata saya, memang sudah waktunya," kata Nyonya Oliver. "Anda mengerti beberapa
hal, maksud saya. Agaknya sampai sekarang Anda
tak berbuat apa-apa." Suaranya mengandung teguran
"Orang tak bisa mengambil keputusan sekaligus dalam satu saat," kata Poirot
membela diri. "Polisi bahkan sudah gagal sama sekali,"
sambungnya.

Kubur Berkubah Dead Mans Folly Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Ah, polisi," kata Nyonya Oliver. "Kalau saja seorang wanita yang menjadi kepala
Scotland Yard..." Mendengar kata-kata khas Nyonya Oliver itu,
Poirot buru-buru menyela.
"Perkaranya berbelit-belit," katanya. "Sangat berbelit-belit. Tapi sekarang saya
sudah menemukan jalan - tapi ini rahasia kita berdua saja -."
Nyonya Oliver tetap tak terkesan.
"Ya, tapi sementara itu sudah terjadi dua pembunuhan," katanya.
"Tiga," Poirot memperbaiki.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Tiga pembunuhan" Siapa yang ketiga?"
"Seorang tua bernama Merdell," kata Hercule Poirot.
"Saya belum mendengar tentang yang itu," kata Nyonya Oliver. "Apakah akan dimuat
dalam surat-surat kabar?" "Tidak," kata Poirot. "Sampai saat ini tak seorang pun curiga - semua menyangka
bahwa itu kecelakaan." "Padahal bukan kecelakaan?"
"Bukan," kata Poirot, "itu bukan kecelakaan."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Katakan siapa yang melakukannya - maksud saya ketiga pembunuhan itu - atau tak
bisakah Anda mengatakannya melalui telepon?"
"Kita tak bisa mengatakan yang begituan lewat telepon," kata Poirot.
"Kalau begitu kita tutup saja pembicaraan ini,"
kata Nyonya Oliver. "Saya tak tahan lagi."
"Tunggu sebentar," kata Poirot. "Ada sesuatu lagi yang ingin saya tanyakan pada
Anda. Apa, ya?" "Itu pertanda meningkatnya usia," kata Oliver.
"Saya juga begitu. Sering lupa -."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Ada sesuatu, sesuatu yang kecil - yang
merisaukan saya. Di gudang kapal -"
Poirot membalik-balik pikirannya. Tumpukan
buku komik itu. Kata-kata Marlene yang
tercoret-coret di tepi halaman. "Albert pacaran dengan Doreen." Dia merasa ada
sesuatu yang kurang - ada sesuatu yang harus ditanyakannya
pada Nyonya Oliver. "Anda masih di situ, M. Poirot?" tanya Nyonya Oliver. Pada saat yang bersamaan
operator meminta tambahan uang. Setelah ini dilaksanakan, Poirot berbicara lagi.
"Anda masih di situ, Nyonya?"
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Masih," kata Nyonya Oliver. "Janganlah kita membuang-buang uang dengan hanya
saling bertanya apakah kita masih ada. Ada apa?"
"Sesuatu yang sangat penting. Ingatkah Anda Pelacakan Pembunuhan Anda?"
"Tentu saya ingat. Bukankah mengenai hal itu pembicaraan kita sejak tadi?"
"Saya telah membuat suatu kesalahan besar,"
kata Poirot. "Saya tak pernah membaca
ringkasan cerita Anda untuk para peserta.
Dalam hal menemukan suatu pembunuhan,
kelihatannya tak apa-apa. Saya keliru. Rupanya ada pentingnya. Anda seorang yang
peka, Nyonya. Anda terpengaruh oleh suasana itu,
juga oleh kepribadian orang-orang yang Anda
jumpai. Dan semuanya itu tercermin dalam
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
karya Anda. Memang tidak terlalu nyata, tetapi semua itu merupakan sumber ilham
tempat otak Anda yang subur itu menggali ciptaannya."
"Itu merupakan bahasa bunga yang indah," kata Nyonya Oliver, "tapi apa
sebenarnya maksud Anda?"
"Bahwa Anda selalu tahu lebih banyak tentang kejahatan daripada yang Anda
sadari. Nah, sekarang mengenai pertanyaan yang ingin saya
tanyakan pada Anda - sebenarnya dua
pertanyaan, tapi yang pertama yang sangat
penting. Waktu Anda mula-mula
"merencanakan" Pelacakan Pembunuhan An-da, apakah Anda memang bermaksud supaya
mayat itu ditemukan di gudang kapal?"
"Tidak." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Di mana tempat yang Anda niatkan semula?"
"Di rumah peristirahatan kecil yang lucu, yang tersembunyi di semak-semak
rhododendron di dekat rumah itu. Saya pikir, itulah tempat yang tepat. Tapi kemudian seseorang,
saya tak ingat benar siapa mendesak supaya ditemukan di
bangunan berkubah itu. Nah, itu tentu
merupakan gagasan yang gila-gilaan! Maksud
saya, siapa pun bisa masuk ke sana seenaknya
dan menemukan mayat itu tanpa mencari
petunjuk barang satu pun! Orang-orang
memang bodoh. Tentu saja saya tak bisa
menyetujuinya." "Lalu Anda menyetujui gagasan di gudang
kapal." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Ya, begitulah jadinya. Sebenarnya tak ada salahnya gudang kapal itu, meski saya
masih tetap berpendirian bahwa rumah peristirahatan
itu akan lebih tepat."
"Ya, teknik itulah yang Anda gariskan pada saya pada hari pertama. Ada satu hal
lagi. Ingatkah Anda bahwa Anda mengatakan adanya
petunjuk terakhir yang tertulis dalam salah satu buku komik yang diberikan untuk
menghibur Marlene" "Ya, tentu." "Apakah petunjuk itu berbunyi seperti umpama nya -" Poirot memaksa dirinya
mengingat-ingat kembali saat dia membaca corat-coret di buku
itu. "- Albert pacaran dengan Doreen. Georgie Porgie suka mencium orang-orang
yang Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
berjalan-jalan di hutan. Peter sukar mencubit
gadis-gadis di bioskop."
"Astaga, tentu tidak," kata Nyonya Oliver dengan suara agak terkejut. "Bukan
kata-kata setolol itu Kata-kata yang saya cantumkan
benar-benar suatu petunjuk."
Kemudian dihaluskannya suaranya dan dia
berkata dengan nada misterius, 'Lihat ke dalam ransel gadis ini"
"Epatant!" seru Poirot. "Epatant! Buku komik yang bertulisan itu pasti sudah
diambil. Hal itu tentu bisa membuat orang berpikir!"
"Ransel itu ada di lantai di dekat mayat itu dan -
" "Ya, tapi saya berpikir tentang sebuah ransel lain." "Anda membingungkan saya
dengan Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
ransel-ransel itu," keluh Nyonya Oliver. "Hanya ada satu ransel dalam kisah
pembunuhan saya itu. Tak inginkah Anda tahu apa yang ada di
dalamnya?" "Sama sekali tidak," kata Poirot. "Maksud saya,"
sambungnya dengan sopan, "saya tentu tergiur sekali untuk mendengarkannya, tapi
-" Nyonya Oliver memotong kata 'tapi' itu.
"Saya rasa, barang itu sesuatu yang merupakan hasil pikiran yang cerdik sekali,"
katanya, dengan kebanggaan seorang pengarang. "Dalam ransel Marlene, yang
dimaksudkan sebagai ransel kepunyaan wanita Yugoslavia itu, Anda
tahu maksud saya kan -?"
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Ya, ya," kata Poirot, dia bersiap-siap diri untuk diselubungi kabut lagi.
"Di dalamnya terdapat botol obat yang berisi racun yang dipakai tuan tanah untuk
meracuni istrinya. Gadis Yugoslavia itu berada di sini
untuk mengikuti pendidikan perawatan dan dia
ada di rumah itu waktu Kolonel Blunt meracuni
istrinya yang pertama guna mendapatkan
uangnya. Gadis perawat itu mengambil botol
bekas racun dan membawanya pergi untuk
kemudian kembali lagi untuk memeras kolonel
itu. Itulah sebabnya kolonel itu membunuhnya!
Cocokkah jalan cerita itu, M. Poirot?"
"Cocok dengan apa?"
"Dengan gagasan Anda," kata Nyonya Oliver.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Sama sekali tidak," kata Poirot. Tetapi dia buru-buru menambahkan,
"Bagaimanapun juga, saya mengucapkan selamat, Nyonya. Saya yakin
bahwa permainan Pelacakan Pembunuhan Anda
itu begitu peliknya, hingga tak seorang pun
berhasil memenangkan hadiahnya."
"Tapi ada yang berhasil," kata Nyonya Oliver.
"Memang lama sekali, kira-kira jam tujuh.
Seorang wanita tua yang tabah, yang disangka
kurang waras. Dia menemukan semua petunjuk
dan tiba di gudang kapal dengan penuh rasa
kemenangan. Tapi sayang nya, tentu dia
menemukan polisi di sana. Maka dia pun
mendengar tentang pembunuhan itu, dan saya
rasa dialah orang terakhir yang mendengar
tentang pembunuhan itu! Tapi mereka tetap
memberikan hadiahnya." Dengan rasa puas
ditambahkannya, "Anak muda yang jahat, yang mukanya berbintik bintik hitam dan
mengatakan saya suka minum minuman keras
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
itu, tak bisa melanjutkan lebih jauh dari kebun bunga hydrangea."
"Suatu hari nanti," kata Poirot, "Anda akan mengisahkan cerita Anda itu pada
saya." "Sebenarnya saya malah berpikir akan menjadi kannya sebuah buku. Sayang untuk
disia-siakan begitu saja," kata Nyonya Oliver.
Dan benar juga, kira-kira tiga tahun kemudian
Hercule Poirot membaca buku karangan Nyonya
Oliver berjudul, Wanita dalam Hutan, dan
sedang dia membacanya, Poirot heran mengapa
dia merasa mengenal beberapa orang tokoh
dan kejadian dalam cerita itu.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Matahari mulai terbenam ketika Poirot tiba di
pondok yang secara resmi disebut Mill Cottage, dan oleh orang-orang setempat
disebut Pink Cottage, di dekat Sungai Lawder. Diketuknya
pintu pondok dan pintu itu terbuka begitu tiba-tiba, hingga Poirot terlompat
mundur karena terkejut. Orang muda berwajah berang yang
berdiri di ambang pintu, menatapnya sesaat
tanpa mengenalinya. Kemudian dia tertawa
kecil. "Halo," katanya, "sang detektif rupanya. Mari masuk, M. Poirot. Saya sedang
berbenah." Poirot menerima ajakannya dan masuk ke
dalam pondok itu. Kelihatan benar bahwa
perabotan rumah itu tak bagus. Dan pada saat
itu barang-barang milik Alec Legge sedang
memenuhi kamar. Buku-buku, kertas-kertas,
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
dan pakaian berserakan di mana-mana. di lantai terdapat sebuah kopor yang
terbuka. "Perpecahan terakhir sebuah rumah tangga,"
kata Alec Legge. "Peggy sudah pergi. Barangkali Anda sudah tahu."
"Tidak, saya tidak tahu." Alec Legge tertawa kecil lagi.
"Saya senang ada sesuatu yang tidak Anda
ketahui Ya, dia sudah bosan dengan kehidupan
perkawinan Dia ingin bergabung dengan arsitek
yang jinak itu," "Saya menyesal mendengar berita buruk ini,"
kata Poirot. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Saya tidak mengerti mengapa Anda harus
menyesal." "Saya. menyesal," kata Poirot sambil menyingkir kan dua buah buku dan sehelai
kemeja supaya bisa duduk di tepi sofa, "karena saya rasa dia tidak akan lebih berbahagia
bersamanya daripada bersama Anda."
"Dia tidak begitu berbahagia dengan saya
selama enam bulan terakhir ini."
"Enam bulan itu tak lama," kata Poirot. "Enam bulan hanyalah jangka waktu yang
singkat sekali dari suatu masa perkawinan yang seharusnya
bisa lama dan bahagia."
"Anda berbicara seperti seorang pastor saja."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Mungkin. Tuan Legge, bolehkah saya mengata kan bahwa istri Anda tak berbahagia
mungkin sekali disebabkan oleh kesalahan Anda?"
"Dia pasti berpikir begitu. Saya rasa, menurut dia semuanya salah saya."
"Bukan semua, tapi ada beberapa."
"Yah, jatuhkanlah semua kesalahan pada diri saya Sebaiknya saya tenggelamkan
saja diri saya ke sungai habis perkara."


Kubur Berkubah Dead Mans Folly Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Poirot memandanginya sambil merenung.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Saya senang melihat, bahwa Anda sekarang lelah banyak memikirkan kesulitan-
kesulitan sendiri dan pada kesulitan dunia."
"Persetan dengan dunia," kata Legge. Dengan getir dia menyambung, "Agaknya
selama ini saya sudah membuat kesalahan besar."
"Benar," kata Poirot. "Dapat kita katakan bahwa perbuatan Anda tidak
menguntungkan dan patut disalahkan." Alec Legge menatapnya.
"Siapa yang membayar Anda untuk memata-
matai saya?" tanyanya. "Peggy?"
"Mengapa Anda berpikir begitu?"
"Ya, secara resmi memang belum ada
keputusan apa-apa. Maka saya berkesimpulan
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
bahwa Anda mengejar-ngejar saya sehubungan
dengan urusan pribadi saya."
"Anda keliru," sahut Poirot. "Saya tak pernah memata-matai Anda. Waktu saya
pertama kali datang kemari dulu, saya bahkan tak tahu
bahwa Anda ada." "Jadi bagaimana Anda tahu bahwa saya tak
beruntung atau melakukan kesalahan atau
sema-camnya?" "Dari hasil pengamatan dan pemikiran," kata Poirot. "Coba saya terka, dan
katakan apakah saya benar atau salah."
"Anda boleh saja menerka banyak-banyak," kata Alec Legge. "Tapi jangan harap
saya akan ikut-ikutan main."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Saya rasa," kata Poirot, "beberapa tahun yang lalu Anda menaruh perhatian pada
suatu partai politik, sebagaimana layaknya anak-anak muda
lain yang berpendidikan. Dalam jabatan Anda,
perhatian dan kecenderungan semacam itu
tentulah menimbul-kan kecurigaan. Saya rasa
Anda belum terlalu terlibat, tapi saya yakin
Anda terlalu mendapatkan tekanan untuk
mengukuhkan diri dalam suatu kedudukan yang
tidak Anda kehendaki. Anda mencoba untuk
mengundurkan diri, tapi Anda mendapat
ancaman. Anda disuruh bertemu empat mata
dengan seseorang. Saya tidak akan pernah tahu
nama anak muda itu. Bagi saya dia akan selalu
anak muda yang berkemeja penyu."
Tiba-tiba tawa Alec Legge meledak.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Saya rasa kemeja itu hanya merupakan suatu lelucon saja. Pada saat itu saya
tidak melihat kelucuannya."
Hercule Poirot meneruskan lagi,
"Karena terlalu memikirkan nasib dunia dan kuatir akan bahaya yang mengancam
diri Anda sendiri. Anda jadi - kalau boleh saya katakan -
tak mungkin bisa membahagiakan istri Anda.
Anda tidak mempercayakan rahasia itu pada
istri Anda. Sayang sekali, karena saya bisa
memastikan bahwa istri Anda itu seorang
wanita yang setia, dan seandainya dia tahu
bagaimana sedih dan putus, asanya Anda, dia
pasti akan mendampingi Anda dengan sepenuh
hati. Tapi dia malah lalu membandingkan Anda
dengan bekas temannya Michael Weyman, dan
Anda berada di tempat yang tidak
menguntungkan." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Poirot bangkit. "Kalau boleh saya nasihatkan, Tuan Legge
cepat-cepatlah selesaikan berkemas, lalu susul istri Anda ke London, minta maaf
padanya, dan ceritakan segala sesuatu yang sedang Anda
tanggung." "Oh, itu nasihat Anda," kata Alec Legge. "Lalu apa urusannya dengan Anda?"
"Tak ada apa-apa," kata Hercule Poirot. dia berjalan ke pintu. "Tapi saya selalu
benar." Keadaan sepi sebentar. Lalu Alec Legge tertawa terbahak-bahak.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Tahukah Anda," katanya, "saya akan menuruti nasihat Anda itu. Urusan perceraian
mahalnya bukan main. Apalagi, kita akan kehilangan harga diri, kalau kita telah berhasil
mendapatkan wanita yang kita ingini, kemudian tak mampu
mempertahankannya, bukan" Saya akan pergi
ke flatnya di Chelsea, dan bila saya menemukan Michael di sana, akan saya
cengkeram dasinya yang norak itu dan saya cekik dia sampai mati!
Saya akan senang melakukannya. Ya, saya akan
senang sekali!" Tiba-tiba wajahnya menjadi ceria dan dia
tersenyum menarik sekali.
"Maafkan perlakuan saya yang buruk tadi,"
katanya, "dan terima kasih banyak."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Ditepuknya bahu Poirot. Poirot terhuyung
karena kuatnya tepukan itu, dan hampir jatuh.
Ternyata sikap persahabatan Alec Legge lebih
menyakitkan daripada sikap permusuhannya.
"Dan sekarang," kata Poirot sendiri sambil meninggalkan Mill Cottage dengan kaki
yang sakit dan menengadah ke langit yang mulai
mendung, "akan ke mana aku?"
Kepala polisi setempat dan Inspektur Bland
mengangkat muka mereka waktu Hercule Poirot
dipersilakan masuk. Kepala polisi itu sedang
uring-uringan. Desakan halus dari Bland telah
berhasil membuatnya terpaksa menunda janji
makan malamnya, malam itu.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Saya tahu, Bland," katanya dengan kesal.
"Mungkin dulu orang Belgia yang pendek itu memang ajaib - tapi itu kan sudah
berlalu. Sudah berapa umurnya sekarang?"
Dengan bijak Bland mengalihkan jawaban atau
pertanyaan itu, karena dia sendiri tak tahu.
Poirot sendiri selalu menyembunyikan soal
umur itu. "Yang penting sekarang, Pak, waktu itu dia ada di sana - di tempat kejadian itu.
Padahal kita tidak mengalami kemajuan apa-apa. Kita,
seperti yang dikatakan orang, terbentur pada
dinding." Kepala polisi itu membersit hidungnya dengan
jengkel. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Saya tahu. Saya jadi mulai percaya pada teori pembunuhan Nyonya Masterton. Saya
bahkan akan memakai anjing pelacak juga, bila perlu."
"Anjing pelacak tak bisa mencium bau di air."
"Ya, saya tahu apa yang selalu Anda duga, Bland. Dan saya cenderung untuk
sependapat dengan Anda. Tapi alasannya tak ada. Sedikit
pun tak ada." "Alasannya mungkin terletak di kepulauan
sana." "Maksud Anda Hattie Stubbs tahu sesuatu tentang De Sousa di sana" Itu
memang bisa diterima akal, mengingat keadaan mental
wanita itu. Semua orang ahu bahwa daya
pikirnya amat terbatas. Sewaktu-waktu bisa saja terlepas katanya mengenai apa
yang diketahuinya. Begitukah jalan pikiran Anda?"
"Kira-kira begitulah."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Kalau begitu, lama sekali dia menunggu
sebelum dia menyeberang lautan dan
bertindak." "Tapi, Pak, bisa saja dia tak tahu pasti di mana dan apa yang telah terjadi atas
diri sepupunya itu. Dia sendiri berkata bahwa dia membaca
tentang Nasse House dalam suatu berkala
mengenai orang-orang terkemuka. Juga tentang
chatelaine rumah itu yang cantik (selama ini
saya menyangka, Bland menam-bahkan
sepintas lalu, bahwa chatelaine itu ialah rantai-rantai kecil dari perak untuk
menggantungkan bermacam-macam anak kunci, yang biasa
dicantel-kan oleh nenek-nenek zaman dulu ke
ikat pinggang-nya - suatu gagasan yang baik
mengingat bahwa kaum wanita sering lupa
meletakkan barang-barang), tapi rupanya dalam
perbendaharaan kata-kata khusus wanita,
chatelaine berarti 'nyonya rumah'.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
saya katakan tadi, itu cerita De Sousa dan
mungkin saja benar, dia tak tahu di mana
perempuan itu atau dengan siapa dia menikah
sebelum dia membaca berita itu."
"Lalu segera setelah dia tahu, dia buru-buru datang untuk membunuhnya" Terlalu
dicari-cari, Bland, terlalu jauh."
"Tapi mungkin terjadi, Pak."
"Lalu apa yang mungkin diketahui wanita itu?"
"Ingat apa yang dikatakannya pada suaminya.
'Dia suka membunuh orang.' "
"Kenangan tentang pembunuhan" Yang terjadi waktu dia berumur lima belas tahun"
Hanya Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
berdasarkan kata-kata wanita itu" Itu bisa diter tawakannya saja."
"Kita tak tahu kenyataannya," kata Bland bertahan. "Anda sendiri tahu, Pak,
bahwa bila orang sekali saja tahu bahwa seseorang
melakukan sesuatu, dia akan mencari bukti dan
bisa saja menemu kannya."
"Hmm. Kita telah bertanya-tanya tentang De Sousa-secara diam-diam - melalui
saluran-saluran yang lazim - dan tidak berhasil."
"Maka itu, Pak, orang Belgia tua yang lucu itu mungkin telah menemukan sesuatu
tanpa disengaja nya. Dia ada di rumah itu - itu yang penting. Lady Stubbs sempat
berbicara dengan dia. Kata-katanya yang terlepas mungkin
terkumpul dalam pikiran laki-laki itu, lalu
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
membentuk sesuatu yang masuk akal. Apalagi,
akhir-akhir ini dia sering berada di
Nassecombe." "Dan dia menelepon Anda untuk menanyakan
bagaimana kapal pesiar De Sousa itu?"
"Itu waktu dia menelepon pertama kali. Yang kedua kalinya dia minta supaya saya
mengatur pertemuan ini." "Yah," kata Kepala Polisi sambil melihat arloji nya, "kalau dia tak datang dalam
lima menit-" Tetapi pada saat itulah Hercule Poirot
dipersilakan masuk. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Penampilannya tidak sesempurna biasanya.
Kumisnya layu karena dipengaruhi udara Devon
yang lembab, sepatu kulitnya berlapis lumpur
tebal, jalannya pincang dan rambutnya kusut.
"Nah, ini dia M. Poirot." Kepala Polisi menjabat tangannya. "Kami semua tegang
sekali menunggu apa yang akan Anda ceritakan pada
kami." Kata-kata itu bernada sindiran, tetapi Hercule Poirot yang keadaan jasmaniahnya
serba lembab, sama sekali tak lembab semangatnya.
"Saya tak mengerti mengapa saya tak bisa
melihat kebenarannya, selama ini!" katanya.
Kepala Polisi menanggapi kata-kata itu dengan
sikap dingin. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Apakah itu berarti bahwa Anda telah
menemukan kebenarannya sekarang?"
"Ya - beberapa hal yang terperinci - tapi garis besarnya sudah jelas."
"Kami tak puas dengan sekedar garis besar saja," kata kepala polisi itu datar.
"Kami mau bukti. Apakah Anda punya bukti, M. Poirot?"
"Saya bisa mengatakan pada Anda di mana
bukti itu bisa ditemukan."
"Umpamanya?" tanya Inspektur Bland.
Poirot berpaling padanya dan bertanya,
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Saya rasa Etienne De Sousa sudah
meninggalkan negeri ini, ya?"
"Dua minggu yang lalu." Kemudian Bland menambahkan dengan getir, "Tidak akan
mudah untuk memanggilnya kembali."
"Dia bisa dibujuk."
"Dibujuk" Jadi tak cukup kuatkah buktinya hingga kita tak bisa mengajukan
permintaan ekstradisi?" "Ini bukan soal permintaan ekstradisi. Bila diceritakan padanya duduk perkaranya


Kubur Berkubah Dead Mans Folly Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

-" Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Duduk perkara apa, M. Poirot?" tanya Kepala Polisi dengan kesal. "Persoalan apa
yang Anda ceritakan begitu lancar ini?"
"Soal Etienne De Sousa yang datang kemari naik kapal pesiar yang dilengkapi
dengan mewah, yang menunjukkan bahwa keluarganya kaya;
kenyataan bahwa Pak Tua Merdell itu adalah
kakek Marlene Tucker (hal mana baru hari ini
saya ketahui); soal Lady Stubbs yang suka sekali memakai topi bermodel kuli;
kenyataan bahwa Nyonya Oliver, yang meskipun daya khayalnya
tak terkendalikan dan tak bisa diandalkan, dia sebenarnya tanpa disadarinya
adalah seorang wanita yang tajam sekali penilaiannya tentang
tokoh manusia; kenyataan bahwa Marlene
Tucker menyembunyikan lipstik dan botol-botol
minyak wangi di bagian dalam laci meja
tulisnya, keterangan Nona Brewis yang
bertahan bahwa Lady Stubbs-lah yang
menyuruhnya mengantarkan se-nampan
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
makanan kecil dan minuman pada Marlene di
gudang kapal." "Kenyataan?" Kepala Polisi menatapnya. "Itu semua Anda sebut kenyataan" Tak ada
hal baru yang saya dengar!" "Anda ingin bukti - bukti nyata - seperti umpamanya - mayat Lady Stubbs?"
Kini Bland yang terbelalak.
"Apakah Anda sudah menemukan mayat Lady
Stubbs?" "Tidak benar-benar menemukannya - tapi saya tahu di mana mayat itu
disembunyikan. Silakan Anda pergi ke tempat itu, dan bila Anda sudah
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
menemukannya, maka Anda akan mendapatkan
buktinya - bukti yang Anda perlukan! Karena
hanya satu orang yang mungkin
menyembunyikannya di sana."
"Dan siapakah itu?"
Hercule Poirot tersenyum - senyum puas seperti seekor kucing yang baru saja
menjilat secawan susu sampai habis. "Orangnya, adalah seperti yang sering terjadi,"
katanya perlahan, "suaminya sendiri. Sir George Stubbs-lah yang telah membunuh
istrinya." "Tak mungkin, M. Poirot. Kita sama-sama tahu bahwa itu tak mungkin."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Ah, mungkin saja," kata Poirot, "sama sekali bukan tak mungkin! Coba dengar,
saya ceritakan." Hercule Poirot berhenti sebentar di gerbang
besar dari besi bertuang itu. Dia memandang ke depannya, ke jalan masuk ke rumah
yang berliku-liku. Daun yang berwarna coklat
keemasan yang terakhir beterbangan jatuh dari
pohon-pohonnya. Bunga-bunga siklamen telah
habis. Poirot menarik napas. Dia membelok ke
samping lalu mengetuk perlahan-lahan pintu
pondok berwarna putih yang bertiang segi
empat itu. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Setelah menunggu beberapa saat didengarnya
langkah-langkah kaki di dalam, langkah-langkah lambat yang bimbang. Pintu dibuka
oleh Nyonya Folliat. Kali ini dia tak terkejut melihat betapa tua dan rapuhnya wanita itu
kelihatannya. "M. Poirot?" katanya. "Anda lagi?" "Bolehkah saya masuk?" "Tentu."
Poirot mengikutinya. Nyonya Folliat
menawarinya teh tapi ditolaknya. Lalu dia
bertanya dengan tenang, "Mengapa Anda
datang?" "Saya rasa Anda bisa menerkanya, Nyonya."
Jawaban Nyonya Folliat tak langsung.
"Saya letih sekali," katanya.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Saya tahu," kata Poirot, lalu melanjutkan,
"Sekarang sudah ada tiga kematian - Hattie Stubbs, Marlene Tucker, dan Pak Tua
Merdell." "Merdell?" kata Nyonya Folliat tajam. "Itu suatu kecelakaan. Dia jatuh dari
dermaga. Dia sudah tua, setengah buta, dan dia baru kembali dari
bar." "Itu bukan kecelakaan. Merdell terlalu banyak tahu."
"Tahu apa dia?"
"Dia mengenali suatu wajah, atau cara berjalan seseorang, atau suara - pokoknya
satu di antaranya. Saya bercakap-cakap dengan dia
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
pada hari pertama saya di sini. Waktu itu dia
menceritakan semuanya tentang keluarga
Folliat - tentang ayah mertua dan suami Anda,
dan putra-putra Anda yang tewas dalam
peperangan. Tapi sebenarnya tidak tewas
kedua-duanya, bukan" Putra Anda Henry
memang tenggelam bersama kapalnya, tapi
James, putra Anda yang kedua, tidak tewas. Dia melarikan diri dari wajib
militer. Mungkin mula-mula dia dilaporkan "hilang diduga tewas", dan kemudian
Anda katakan pada semua orang
bahwa dia tewas. Tak ada orang yang tak
percaya akan pernyataan itu. Mengapa tidak?"
Poirot berhenti sebentar lalu meneruskan,
"Jangan Anda menyangka bahwa saya tak
kasihan pada Anda. Saya tahu bahwa Anda
harus menjalani hidup yang berat. Anda tak bisa mengharapkan yang baik dari
putra Anda yang bungsu, namun dia adalah putra Anda, dan
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Anda cinta padanya. Anda telah melakukan apa
saja untuk memberinya hidup baru.
Anda telah mendapat kepercayaan untuk
mengasuh seorang gadis, seorang gadis yang
kurang normal tapi teramat kaya. Ya, dia kaya.
Anda ceritakan pada umum bahwa orang
tuanya telah kehilangan semua kekayaan
mereka, bahwa gadis itu telah jatuh miskin, dan bahwa Anda menganjurkan agar dia
menikah dengan seorang laki-laki kaya yang jauh lebih
tua daripadanya. Tak ada alasan orang untuk
tidak percaya pada cerita Anda. Itu bukan
urusan orang lain. Orang tuanya dan keluarga
terdekatnya memang tewas. Suatu perusahaan
pengacara Prancis bertindak atas permintaan
para pengacara di San Miguel. Pada saat
pernikahannya, dia mendapatkan hak atas
kekayaannya sendiri. Sebagaimana Anda
ceritakan pada saya, dia penurut, penyayang,
dan mudah dipengaruhi. Semua yang disuruh
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
tandata ngani oleh suaminya,
ditandatanganinya saja. Barangkali surat-surat berharga, lalu diubah kemudian
dijual lagi berulang kali dan akhirnya tercapailah hasil
keuangan yang diingini. Sir George Stubbs,
pribadi baru yang sebenarnya tak lain adalah
putra Anda, menjadi orang yang kaya raya dan
istrinya menjadi miskin papa. Memang tidak
merupakan pelanggaran resmi untuk menyebut
diri 'Sir', asal saja tidak untuk memperoleh uang dengan jalan yang curang.
Suatu gelar memberikan kepercayaan - gelar paling tidak
menjamin kekayaan, kalaupun bukan
keningratan karena keturunan. Maka, Sir
George Stubbs yang kaya, yang sudah menjadi
lebih tua dan penampilannya berubah terutama
karena memelihara janggut, membeli Nasse
House dan tinggal di rumah yang memang
tempat tinggalnya, meskipun tidak didiaminya
lagi sejak dia masih kanak-kanak. Setelah
banyak orang meninggal dalam peperangan,
diduga tak ada lagi orang yang mungkin bisa
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
mengenalinya. Tapi Pak Tua Merdell ingat
padanya. Hal ini dirahasiakannya sendiri. Tetapi tercetus juga lelucon
pribadinya waktu secara licik dia berkata bahwa di Nasse House selalu
ada keluarga Folliat. "Maka bereslah sudah segalanya, demikian pikir Anda. Saya benar-benar yakin
rencana Anda hanya sampai di situ. Putra Anda telah
mendapatkan kekayaan, rumah nenek
moyangnya sendiri, dan seorang istri yang
meskipun kurang normal, namun cantik dan
penurut, dan Anda berharap putra Anda akan
baik padanya dan supaya gadis itu berbahagia."
Dengan suara halus Nyonya Folliat berkata,
"Itulah yang saya harapkan - saya akan terus menjaga dan merawat Hattie. Tak
pernah saya bermimpi -" Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Anda tak pernah bermimpi - dan dengan
cermat putra Anda merahasiakan dari Anda
bahwa pada saat pernikahannya, dia
sebenarnya sudah menikah. Ya, ya - telah kami
gali semua kejadian yang kami yakin pasti ada.
Putra Anda telah menikah dengan seorang gadis
di Trieste, seorang gadis dari dunia kejahatan bawah tanah dengan siapa dia
bersembunyi setelah dia melarikan diri dari wajib militer.
Wanita itu tak mau berpisah dari putra Anda,
demikian pula sebaliknya putra Anda.
Disetujuinya pernikahan dengan Hattie demi
kekayaan, tapi dalam otaknya dia sudah tahu
apa yang akan dilakukannya."
"Tidak, tidak, saya tak percaya itu! Saya tak percaya... Itu perbuatan perempuan
itu - makhluk jahat itu." Tanpa kenal ampun Poirot melanjutkan,
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Dia merencanakan pembunuhan. Hattie tak
punya sanak saudara, teman pun sedikit. Segera setelah kembali ke Inggris,
Hattie dibawanya ke tempat ini. Pada malam pertama itu para
pelayan hampir-hampir tidak melihatnya, dan
wanita yang mereka lihat esok paginya
bukanlah Hattie, melainkan istrinya yang orang Italia itu, yang berdandan
seperti Hattie dan berperilaku sama benar dengan Hattie. Dan
sekali lagi, selesai pulalah rencana itu sampai di situ. Hattie palsu akan
menjalani hidupnya sebagai Hattie yang sebenarnya, meskipun
tentu kemampuan mentalnya tanpa disangka-
sangka kelak akan membaik berkat apa yang
akan mereka katakan 'perawatan baru'. Nona
Brewis, sekretaris itu, sudah menyadari bahwa
kemampuan mental Lady Stubbs boleh
dikatakan tak ada kurangnya."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Tapi kemudian terjadilah sesuatu di luar dugaan. Seorang saudara sepupu Hattie
menulis bahwa dia akan datang ke Inggris dalam
pelayaran pesiarnya, dan meskipun sepupunya
itu sudah bertahun-tahun tak pernah
melihatnya, dia tak mungkin bisa ditipu oleh
seorang gadungan." "Aneh," kata Poirot memotong ceritanya sendiri, "saya pernah berpikir bahwa De
Sousa itulah yang gadungan. Tak pernah terpikir oleh saya waktu itu bahwa
sebaliknya yang benar, yaitu bahwa Hattie-lah yang Hattie gadungan."
Dia meneruskan lagi, "Mungkin ada beberapa jalan untuk
menghadapi persoalan itu. Lady Stubbs bisa
menghindari pertemuan itu dengan alasan sakit.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Tapi bila De Sousa tinggal lama di Inggris, akan sulitlah untuk terus-menerus
menghindari pertemuan dengan dia. Tapi waktu itu sudah
terjadi suatu keruwetan lain.
Pak Tua Merdell yang dalam usia tuanya itu
suka mengoceh, suka mengobrol dengan
cucunya si Marlene itu. Mungkin hanya
Marlene-lah satu-satunya yang mau
mendengarkannya. Tapi banyak juga kisah-kisah
orang tua itu yang tak didengarkan-nya, karena kakeknya itu dianggapnya sudah
pikun. Namun ada beberapa hal yang mengesankan gadis itu,
seperti 'kakeknya melihat mayat wanita dalam


Kubur Berkubah Dead Mans Folly Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

hutan', dan bahwa 'Sir George Stubbs itu
sebenarnya Tuan James', dan dia lalu
memancing-mancing Sir George dengan cerita-
cerita itu. Dengan berbuat demikian, dia
tentulah sudah menandatangani kematiannya
sendiri. Sir George dan istrinya tak mau cerita-cerita seperti itu sampai
tersiar. Saya rasa Sir Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
George-lah yang memberinya uang sedikit-
sedikit untuk menutup mulutnya, dan terus
membuat rencananya."
"Mereka atur rencana mereka dengan cermat sekali. Mereka sudah tahu kapan De
Sousa akan tiba di Helmmouth. Kedatangan itu bertepatan
dengan tanggal yang sudah ditentukan untuk
keramaian. Diaturlah rencana supaya Marlene
terbunuh dan Lady Stubbs 'menghilang' dalam
keadaan sedemikian rupa, hingga De Sousa-lah
yang dituduh. Oleh karena itu sebelumnya
sudah dicerita-ceritakan bahwa dia adalah 'laki-laki yang jahat' dan 'dia suka
membunuh orang'. Lady Stubbs harus hilang untuk selamanya
(mungkin kelak ada mayat yang sudah tak
dikenali lagi, yang akan diakui oleh Sir George) dan wanita itu harus berubah
menjadi pribadi baru. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Sebenarnya yang terjadi hanyalah, 'Hattie' akan kembali menjadi pribadi Italia
lagi. Dia memerlukan dua puluh empat jam lebih sedikit
untuk berubah peran. Dengan kerja sama Sir
George, hal itu mudah saja. Pada hari
kedatangan saya, 'Lady Stubbs' harus tetap
tinggal di kamarnya, sampai menjelang waktu
minum teh. Tak seorang pun melihatnya di
kamar itu kecuali Sir George. Padahal
sebenarnya dia menyelinap ke luar, pergi ke
Exeter naik bis atau kereta api, lalu kembali dari Exeter bersama seorang gadis
pelajar (Dalam waktu libur seperti sekarang ini ada saja yang bepergian). Kepada temannya itu
dia bercerita tentang seorang temannya yang lain yang telah
makan pastel dengan daging dan ham yang
sudah busuk. Dia tiba di wisma, memesan
sebuah kamar lalu keluar, katanya untuk
'melihat-lihat' Menjelang waktu minum teh,
Lady Stubbs sudah ada di ruang tamu utama.
Setelah makan malam Lady Stubbs pergi tidur
awal - tapi Nona Brewis melihatnya menyelinap
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
ke luar rumah tak lama setelah itu. Dia
menginap di wisma, tapi keluar pagi-pagi sekali esoknya dan kembali ke Nasse
sebagai Lady Stubbs untuk sarapan. Kemudian sepanjang pagi
dia tinggal di kamarnya lagi karena 'sakit
kepala', dan setelah itu menjalankan perannya
sebagai 'pelanggar wilayah orang' yang dimarahi Sir George dari jendela kamar
istrinya. Waktu itu Sir George berpura-pura berpaling dan
berbicara dengan istrinya di dalam kamar itu.
Mudah saja dia berganti pakaian - celana
pendek dan kemeja terbuka, yang mudah
dipakai di bawah pakaian yang hebat-hebat,
yang suka dipakai Lady Stubbs. Bila menjadi
Lady Stubbs, make-upnya tebal dan putih,
dengan topi besar model kuli untuk melindungi
mukanya; sebagai gadis Italia dia memakai syal berwarna ceria, kulit mukanya
terbakar matahari, dan rambutnya keriting berwarna
tembaga. Tak seorang pun akan menyangka
bahwa kedua tokoh itu adalah wanita yang satu
itu juga. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Dengan demikian dijalankanlah adegan drama yang terakhir. Sesaat menjelang jam
empat, Lady Stubbs menyuruh Nona Brewis
mengantarkan teh pada Marlene. Itu
dilakukannya karena dia takut Nona Brewis
akan mendapatkan pikiran macam-macam, dan
akan hancurlah segala-galanya bila Nona Brewis muncul pada saat yang salah.
Mungkin pula dia punya rencana busuk yang akan menyenangkan
dirinya, dan mengatur supaya Nona Brewis
berada di tempat kejadian kejahatan itu kira-
kira pada saat kejahatan itu dijalankan.
Kemudian setelah tepat waktunya, dia
menyelinap ke dalam tenda peramal yang
sedang kosong, keluar dari belakang, dan masuk ke rumah peristirahatan di tengah
semak-semak, di mana dia menyimpan ransel
pelancongnya yang berisi pakaian untuk ganti.
Dia masuk ke hutan, memanggil Marlene
supaya membukakannya pintu, lalu langsung
mencekik anak yang sama sekali tak menyangka
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
itu. Topi kulinya yang besar dilemparkannya ke dalam sungai, lalu dia berganti
pakaian pelancong, demikian pula dandanannya,
memasukkan baju jorjet dan sepatunya yang
bertumit tinggi ke dalam ransel - dan sebagai
siswi Italia dari Wisma Remaja, ia
menggabungkan diri pada temannya yang
berkebangsaan Belanda yang ada di
pertunjukan-pertunjukan di halaman berumput,
dan akhirnya berangkat bersamanya naik bis
setempat seperti yang telah direncanakan. Saya tak tahu di mana dia sekarang
berada - saya rasa di Soho, di mana saya yakin dia mempunyai teman-teman yang sama-sama
bergerak di bawah tanah, yang sebangsa dengannya dan
bisa memberinya surat-surat yang
diperlukannya. Bagaimanapun juga, bukan gadis
Italia yang sedang dicari-cari polisi, melainkan Hattie Stubbs. yang terbatas
daya pikirnya, kurang normal, dan cantik luar biasa.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Tetapi Hattie Stubbs yang malang sudah
meninggal, seperti yang Nyonya sendiri tahu
betul. Anda menyatakan hal itu ketika saya
berbicara dengan Anda di ruang tamu pada hari
keramaian. Kematian Marlene telah merupakan
guncangan hebat bagi Anda - Anda sama sekali
tak tahu apa yang direncanakan. Anda telah
menyatakan dengan jelas. Bila Anda berbicara
tentang Hattie, yang Anda maksud adalah dua
orang yang berlainan. Yang seorang ialah
seorang wanita yang tidak Anda sukai, yang
Anda lebih suka bila dia 'meninggal', dan
terhadap siapa Anda memperingatkan agar saya
'tidak percaya sepatah pun apa yang
dikatakannya' Yang lain, adalah seorang gadis
yang bila Anda bicarakan selalu Anda lindungi
dengan kasih sayang yang hangat. Tapi
sayangnya pada saat itu saya begitu tolol,
hingga tidak memahaminya. Saya rasa Anda
sayang sekali pada Hattie Stubbs yang malang
itu..." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Lama keadaan hening. Nyonya Folliat duduk diam di kursinya. Akhirnya dia duduk tegak dan berbicara.
Suaranya sedingin es. "Seluruh cerita Anda itu hebat sekali, M. Poirot, Saya benar-benar berpikir
bahwa Anda tentunya gila.... Semuanya itu hanya khayalan
dalam kepala Anda saja. Anda sama sekali tak
punya bukti!" Poirot pergi ke salah sebuah jendela lalu
membukanya. "Coba dengarkan, Nyonya. Apa yang Anda
dengar?" Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Saya agak tuli.... Apa yang seharusnya saya dengar?"
"Itu bunyi pukulan linggis.... Mereka sedang membongkar lantai dasar beton
bangunan berkubah- Tempat yang baik sekali untuk
menguburkan mayat - di mana sebatang pohon
sudah tumbang dan tanahnya terbongkar.
Kemudian demi pengamanan, dipasangi beton
tanah tempat menguburkan mayat itu, dan di
atas beton itu didirikan sebuah bangunan....
Bangunan Sir George... bangunan aneh
kepunyaan pemilik Nasse House."
Desah yang panjang dan bergetar keluar dari
mulut Nyonya Folliat. "Tempat yang begitu indah," kata Poirot.
"Hanya satu yang jahat - laki-laki pemiliknya...."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Saya tahu," kata Nyonya Folliat dengan suara serak, "sudah saya ketahui sejak
dulu.... Bahkan sejak masih kanak-kanak pun dia sudah
membuat saya takut. Licik... tak punya belas
kasihan. Dan tak punya hati nurani. Namun dia
anak saya dan saya cinta padanya... Sebenarnya saya harus menyerahkannya pada
polisi segera setelah kematian Hattie... tapi dia anak saya -
bagaimana saya bisa menyerahkannya" Dan
karena saya diam, anak bodoh yang malang itu
terbunuh pula. Dan setelah dia si Tua Merdell
yang baik.... Di mana semua ini akan berakhir?"
"Bagi seorang pembunuh tak akan ada
akhirnya," kata Poirot.
Nyonya Folliat menunduk. Sesaat lamanya dia
dalam keadaan demikian, tangannya menutup
matanya. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Kemudian Nyonya Folliat dari Nasse House,
putri dari suatu rangkaian panjang orang-orang pemberani, menegakkan duduknya.
Dia menatap Poirot langsung, suaranya lantang dan
tegas waktu berkata, "Terima kasih, M. Poirot, atas kedatangan Anda untuk menceritakan sendiri
semuanya ini. Dapatkah Anda meninggalkan saya sekarang"
Ada beberapa hal yang harus dihadapi orang
seorang diri saja...."
-End- Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Naga Merah Bangau Putih 1 Pendekar Naga Putih 74 Misteri Di Bukit Ular Emas Sepasang Iblis Betina 3
^