Pencarian

Mereka Datang Ke Baghdad 2

Mereka Datang Ke Baghdad They Came To Baghdad Karya Agatha Christie Bagian 2


mengetahui apa yang harus dikerjakan bila harus meraba-raba dalam kegelapan
seperti dirinya saat itu.
"Tuan Clayton dapat menerima Anda sekarang," kata petugas keamanan.
Richard mengikuti orang itu melalui sebuah koridor. Lingkaran sinar matahari
pada ujung koridor tampak membesar. Ruang Konsul berada
pada sebelah kanan ujung koridor itu.
Tuan Clayton duduk di belakang mejanya. Ia seorang yang tenang.
Rambutnya telah beruban dan wajahnya kelihatan murung penuh pikiran.
"Saya tidak tahu apakah Anda masih mengenali saya," kata Richard. "Saya pernah
bertemu dengan Anda di Teheran dua tahun yang lalu."
"Tentu saja saya masih ingat. Anda waktu itu bersama DR. Pauncefoot Jones bukan"
Apakah Anda masih bersama dia tahun ini?"
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Ya. Saya sedang dalam perjalanan ke sana, tetapi saya mempunyai waktu beberapa
hari dan saya ingin singgah di Kuwait. Saya harap tidak ada kesulitan!"
"Oh, tidak. Besok pagi ada pesawat ke sana.
86 Hanya perjalanan satu setengah jam. Akan saya hubungi Archie Gaunt-dia kepala
bagian rumah tangga di sana. Ia akan mengatur penginapan Anda di sana. Dan di
sini Anda dapat menginap di rumah kami malam ini."
Richard mengajukan sedikit protes.
"Sungguh-saya tidak ingin merepotkan Anda dan Nyonya Clayton. Saya akan menginap
di hotel saja." "Airport Hotel sudah penuh. Kami akan dengan senang hati menerima Anda. Saya
yakin, istri saya akan gembira bila berjumpa lagi dengan Anda.
Pada waktu ini-tunggu sebentar-tamu-tamu kami adalah Crosbie dari Perusahaan
Minyak dan seorang ilmuwan muda, DR. Rathbone, yang
sedang mengurus pengeluaran buku-buku dari pabean. Mari ikut saya ke atas dan
menjumpai Rosa." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Ia bangkit dan mengantar Richard melalui sebuah pintu dan masuk ke taman yang
disinari matahari. Sebuah tangga menuju ke atas ke ruangan-ruangan tempat
tinggal Konsul. Gerald Clayton membuka pintu kasa kawat di ujung tangga dan
mempersilakan tamunya masuk ke ruang besar yang bercahaya redup
dengan lantai berlapis permadani indah. Perabot rumah tangga pilihan diletakkan
saling berhadapan pada dinding ruang itu. Rasanya sejuk dan menyenangkan masuk
ke ruangan itu setelah berada di teriknya matahari di luar.
"Rosa, Rosa," Clayton memanggil dan Nyo-
87 nya Clayton yang seingat Richard adalah seorang wanita berkepribadian periang
dan penuh dengan vitalitas, masuk dari kamar sebelah.
"Kau masih ingat Richard Baker, Sayang" Ia dulu datang mengunjungi kita bersama
DR. Pauncefoot Jones di Teheran."
"Tentu saja," sahut Nyonya Clayton, dan berjabatan tangan dengan Richard. "Kita
dulu k an pergi bersama ke toko dan Anda membeli beberapa permadani yang indah."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Kesukaan Nyonya Clayton ialah bila ia tidak berbelanja untuk dirinya sendiri, ia
mengajak teman-teman dan kenalannya untuk berbelanja di toko setempat. Ia
mempunyai pengetahuan luas tentang harga-harga dan pandai, menawar.
"Satu dari sekian banyak belanja yang terbaik yang pernah saya lakukan,"
sahut Richard. "Dan semuanya karena jasa Anda."
"Baker hendak terbang ke Kuwait besok pagi," kata Gerald Clayton. "Aku telah
berkata kepada nya bahwa dia dapat menginap di sini malam ini."
"Tetapi ini akan merepotkan Anda," kata Richard.
"Sama sekali tidak," sahut Nyonya Clayton. Anda memang tidak dapat menempati
kamar tamu yang terbaik karena masih dipakai oleh Kapten Crosbie, tetapi kami
dapat menyediakan kamar lain yang pasti akan Anda sukai. Anda tidak ingin
membeli peti Kuwait" Sekarang ini sedang ada beberapa yang bagus-bagus di Suq.
Gerald tidak mengizinkan saya
membeli lagi 88 untuk rumah ini, walaupun peti itu akan sangat berguna untuk
menyimpan beberapa selimut ekstra."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Kamu kan sudah punya tiga, Sayang," Clayton memperingatkan.
"Sekarang, izinkanlah saya pergi, Baker. Saya harus kembali ke kantor.
Rupa-rupanya ada sedikit kegaduhan di kantor sebelah luar. Saya
mendengar seseorang telah menembakkan pistol."
"Salah seorang sheik sini tentunya," kata nyonya Clayton. "Mereka cepat
tersinggung dan suka angkat senjata api."
"Justru sebaliknya," sahut Richard. "Ia orang Inggris. Rupa-rupanya ia bermaksud
menembak seorang Arab." Ia menambahkan dengan halus,
"Saya sempat pukul tangannya."
"Jadi Anda terlibat dalam kasus ini," kata Clayton. "Saya tidak menyadari hal
itu." Ia mengeluarkan selembar kartu dari sakunya. "Robert Hall, Achilles Works,
Enfield, itulah namanya. Saya tidak tahu apa maksudnya menemui saya. Ia tidak
mabuk, kan?" "Katanya hanya suatu lelucon," kata Richard datar, "dan pistolnya meletus tanpa
sengaja." Clayton mengernyitkan dahinya.
"Pedagang keliling biasanya tidak membawa pistol siap tembak dalam sakunya,"
sahutnya. Richard berkesimpulan bahwa Clayton bukan orang dungu.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Barangkali saya harus menahannya tadi."
"Di saat demikian, sangat sulit untuk menentu
89 kan tindakan apa yang harus dilakukan. Apakah orang yang ditembak itu terluka?"
"Tidak." "Mungkin lebih baik kejadian ini dibiarkan berlalu saja."
"Saya bertanya dalam hati, apa latar belakangnya?"
"Ya, ya... saya juga begitu."
Clayton tampak agak bingung.
"Yah, saya harus kembali," katanya, dan bergegas pergi.
Nyonya Clayton mengajak Richard masuk ke ruang tamu, ruang di bagian dalam yang
luas, dengan bantal-bantal dan tirai berwarna hijau, dan menanyakan ingin minum
kopi atau bir. Richard memilih bir yang oleh Nyonya Clayton disajikan dingin-
dingin. Nyonya Clayton bertanya apa alasannya pergi ke Kuwait dan ia
memberitahukan kepadanya.
Selanjutnya wanita itu menanyakan mengapa Richard belum menikah juga.
Richard menjawab bahwa ia bukan tipe orang yang dapat hidup
berkeluarga, yang langsung dibantah oleh Nyonya Clayton, "Omong Koleksi ebook
inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
kosong." Seorang arkeolog juga dapat menjadi suami yang baik, katanya.
Lalu, apakah ada wanita-wanita muda yang ikut datang ke tempat
penggalian" Satu atau dua, jawab Richard, dan tentu saja Nyonya
Pauncefoot Jones. nyonya Clayton berharap bahwa wanita-wanita itu adalah gadis-gadis cantik,
tetapi Richard 90 mengatakan bahwa ia belum pernah berjumpa dengan mereka. Ia
menambahkan bahwa mereka masih kurang pengalaman.
Kata-kata itu, karena sesuatu sebab, membuat nyonya Clayton tertawa.
Seorang lelaki gemuk pendek dengan tampang yang kasar memasuki
ruangan itu dan diperkenalkan sebagai Kapten Crosbie. Kata Nyonya Clayton, Tuan
Baker adalah seorang arkeolog dan telah menggali benda-benda yang umurnya ribuan
tahun dan masih belum diketahui rahasianya.
Kapten Crosbie berkata bahwa ia tidak dapat mengerti bagaimana seorang arkeolog
dapat menentukan umur barang-barang itu dengan begitu pasti.
Ia selalu berpendapat bahwa mereka itu tentu pembohong besar, ha ha, kata Kapten
Crosbie. Richard memandangnya dengan muka kesal.
"Bukankah begitu", kata Kapten Crosbie, "bagaimana mungkin seorang Koleksi ebook
inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
arkeolog dapat menentukan umur sesuatu benda?" Richard menyahut bahwa hal itu
akan memakan waktu yang lama untuk menguraikannya,
dan nyonya Clayton cepat-cepat mengajaknya untuk melihat kamarnya.
"Ia seorang yang baik," kata nyonya Clayton, "tapi begitulah. Ia tidak tahu apa-
apa tentang kebudayaan."
Richard menganggap kamarnya sangat menyenangkan dan
penghargaannya kepada Nyonya Clayton selaku nyonya rumah
melambung tinggi. Ja meraba-raba saku jasnya dan mengeluarkan
91 secarik kertas kotor yang terlipat. Ia memandangnya dengan heran, karena ia tahu
pasti bahwa kertas itu tidak ada di sakunya pagi itu.
Ia teringat pada orang Arab yang memegang tangannya erat-erat waktu orang itu
tergelincir. Seseorang dengan tangan dan jari-jari yang cekatan dapat saja
menyelipkan kertas itu ke dalam sakunya tanpa ia ketahui.
Ia membuka lipatan kertas itu Kertas itu sudah kumal dan rupanya sudah sering
kali dilipat-lipat. Nampak enam baris tulisan tangan, Mayor John Wilberforce mengatakan bahwa
seseorang bernama Ahmed Mohammed adalah seorang pekerja
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
yang cakap dan rajin, dapat mengendarai truk dan juga mereparasi
kerusakan-kerusakan kecil, selain itu juga jujur-hal semacam itu disebut chit
atau rekomendasi, di dunia Timur Surat itu ditandatangani delapan bulan yang
lalu. Ini mungkin saja karena chit-chit seperti itu, selalu disimpan baik-baik
oleh pemiliknya. Mengernyitkan dahinya lagi, Richard mengingat-ingat lagi kejadian-kejadian pagi
hari itu sesuai urutannya.
Fakir Carmichael, yang ia yakin bahwa si Arablah orangnya, sangat mencemaskan
keselamatan jiwanya. Ia adalah seorang buronan dan
memasuki konsulat. Mengapa" Untuk mencari perlindungan" Tetapi
justru sebaliknya, ia menghadapi bahaya yang lebih besar. Musuhnya atau salah
satu musuhnya telah menunggu dia di sana. Si pedagang keliling tentu telah
mendapat perin 92 tah-perintah khusus-menembak Carmichael -di dalam Konsulat. Dengan adanya saksi-
saksi, tentu keadaannya sudah sangat gawat. Dan Carmichael telah meminta
pertolongan kepada sahabatnya semasa sekolah dulu dan berhasil menyampaikan
dokumen yang sepintas lalu tidak berarti apa-apa.
Jadi dokumen ini tentu sangat berharga. Dan bila musuh-musuh
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Carmichael dapat menangkap dia dan tahu kalau dokumen itu sudah tidak ada lagi
padanya, maka mereka akan menarik kesimpulannya sendiri dan kemudian mencari
orang yang telah mendapatkan dokumen itu.
Sekarang, apa yang harus dilakukan oleh Richard Baker"
Ia dapat memberikan dokumen itu pada Clayton sebagai wakil dari
Kerajaan Inggris. Atau disimpannya hingga Carmichael mengambilnya kembali"
Setelah mempertimbangkan beberapa menit, akhirnya ia memutuskan
untuk memilih yang terakhir.
Tetapi pertama-tama ia harus membuat beberapa persiapan.
Ia merobek separo-bagian yang kosong dari sehelai bekas surat lama.
Kemudian ia duduk dan mengarang surat keterangan untuk seorang sopir truk,
dengan isi yang sama tetapi dengan kata-kata yang berbeda-jika pesan itu sebuah
sandi, pasti hal itu bisa diatasi-sekalipun pasti ada juga kemungkinan bahwa
pesannya ditulis dengan tinta yang tidak kelihatan.
93 Sesudah itu ia menaburi kertas itu dengan debu dari sol sepatunya, setelah itu
digosok gosoknya dengan tangannya, kemudian dilipat-lipat beberapa kali-hingga
kesannya seperti barang yang sudah tua dan kumal.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Kemudian ia remas-remas menjadi satu gumpalan dan dimasukkannya ke dalam
sakunya. Tulisan aslinya ia pandangi beberapa saat, sambil
mempertimbangkan beberapa kemungkinan.
Akhirnya, sambil tersenyum, dilipat-lipatnya kertas itu sehingga menjadi
sebentuk persegi panjang kecil. Ia lalu mengambil segumpal plasti-sin(lilin
mainan yang bisa dibentuk menjadi macam-macam bentuk) dari tasnya, yang selalu
dibawanya bila bepergian. Terlebih dulu ia membungkus kertasnya dengan secarik
kertas minyak yang ia potong dari tas spons-nya, kemudian ia balut dengan
gumpalan plastisin itu. Sesudah itu digulung-gulungnya hingga permukaannya
menjadi licin. Di atasnya ia tempelkan label dan dicap dengan stempel dari
sebuah silinder yang ia bawa.
Ia memandang hasil karyanya dengan penuh kepuasan.
Gambarnya tampak seperti cukilan Dewa Matahari Shamash sedang
memegang Pedang Keadilan.
"Semoga ini suatu pertanda baik," ia bergumam.
Malamnya', sewaktu ia meraba saku jasnya, yang ia pakai pada pagi hari, gumpalan
kertas itu telah lenyap. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
94 BAB VII "Inilah hidup," pikir Victoria, "pada akhirnya aku dapat hidup!" Duduk di kursi
bis khusus dari bandara, tibalah saat yang telah dinanti-nantikannya, ketika
pengumuman "Penumpang jurusan Kairo, Bagdad, dan Teheran dipersilakan memasuki
bis," dikumandangkan.
Nama-nama gaib, kata-kata gaib. Tapi bagi nyonya Hamilton Clipp hal itu tidak
ada artinya apa-apa. Karena, sepanjang pengetahuan Victoria, nyonya itu terbiasa
menghabiskan hidupnya dengan berpindah-pindah dari kapal ke pesawat terbang dan
dari pesawat terbang ke kereta api dengan diselingi beberapa malam menginap di
hotel-hotel mewah. Tapi bagi Victoria, itu semua merupakan selingan yang
menyenangkan dari ucapan yang selalu terulang-ulang, "Tulislah, Nona Jones."
"Surat ini penuh dengan kesalahan.
Harap ditik ulang, Nona Jones." "Air di ketel sudah mendidih, cepatlah bikin
teh." "Saya tahu di mana kamu dapat membeli prem yang lezat." Dan kini: Kairo,
Bagdad, Teheran-segala yang kemilau dari dunia timur yang tersohor dan di ujung
sana, Edward menantinya...
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
95 Victoria tersadar dari lamunannya dan mendengar majikannya, yang telah dicapnya
sebagai pembicara non-stop., mengakhiri ucapan-ucapannya dengan berkata,
" - dan tak ada yang bersih, kamu tahu apa yang kumaksud, kan" Aku selalu hati-
hati dengan apa yang aku makan. Kau tidak akan percaya betapa kotornya jalan-
jalan dan toko-toko. Dan orang-orang yang memakai pakaian yang sudah compang-
camping dan penuh kuman. Dan WC-WC-nya-wah, tidak pantas lagi disebut WC!"
Victoria mendengarkan semua yang menggeli sahkan itu dengan sabar, tetapi angan-
angannya yang penuh kecemerlangan masa depan tidak
padam. Debu dan kuman tidak ada artinya bagi usianya yang masih muda.
Mereka tiba di Heathrow dan ia membantu Nyonya Clipp turun dari bis. Ia telah
dipercaya untuk mengurus paspor, tiket, uang, dan lain-lain.
"Syukurlah," kata nyonya itu. "Sungguh lega rasanya mendapat bantuanmu, Nona
Jones. Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan bila harus bepergian sendirian."
Dalam perjalanan lewat udara Victoria merasa diperlakukan sebagai anak sekolah.
Guru-guru yang kaku, ramah tetapi tidak boleh dibantah, dan Koleksi ebook


Mereka Datang Ke Baghdad They Came To Baghdad Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
selalu siap mengantar Anda pada setiap belokan. Pramugari dengan
seragam ketat, dengan kepribadian inang pengasuh yang mengatur anak-anak cacat
mental, menjelaskan apa yang harus Anda lakukan. Victoria hampir-hampir
berharap, ucap 96 an-ucapan mereka akan didahului dengan kata-kata, "Dengarlah, Anak-anak..."
Anak-anak muda berwajah letih di belakang meja, mengulurkan
tangannya untuk memeriksa paspor, dan menanyakan tentang uang dan perhiasan.
Mereka berhasil menimbulkan perasaan berdosa di hati mereka yang ditanyai.
Victoria, yang penuh imajinasi, tiba-tiba mempunyai keinginan untuk
memberitahukan bahwa brosnya yang terlihat sederhana itu sebenarnya adalah tiara
yang terbuat dari berlian seharga sepuluh ribu pound, hanya untuk melihat
perubahan di wajah anak-anak muda yang bertampang bosan itu. Tapi ingatan akan
Edward mencegahnya. Bermacam halangan dapat dilalui dengan selamat. Mereka duduk lagi sambil
menunggu di ruang besar, yang berbatasan langsung dengan
lapangan parkir pesawat terbang. Deru mesin pesawat terbang yang sedang
ditingkatkan putarannya, memberi latar belakang yang memadai. Nyonya Koleksi
ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Hamilton Clipp kini dengan gembira memperhatikan sesama penumpang dan memberikan
komentarnya. "Kedua anak kecil itu manis benar. Tapi betapa repotnya bepergian sendiri
bersama kedua anak itu. Tentunya orang Inggris. Baju yang dikenakan ibunya
sangat bagus potongannya. Tetapi tampaknya ia sangat letih. Nah, itu seorang
pria yang tampan, menurut dugaanku ia mirip orang Latin.
Tapi warna pakaiannya sangat mencolok. Menurut pendapatku, ia tidak mempunyai
rasa seni 97 sama sekali. Kukira ia seorang pengusaha. Orang yang di sana itu adalah orang
Belanda, ia ada di muka kita sewaktu di pemeriksaan tadi. Kurasa, keluarga di
sana itu kalau bukan orang Turki pasti orang Persia. Nampak nampaknya tidak ada
orang Amerika di sini. Tentunya mereka lebih
senang naik Pan-American. Tiga orang yang berbicara di sana itu, kukira pegawai
perusahaan minyak, benar tidak" Aku suka melihat-lihat orang dan mengira-ngira
asal-usulnya. Tuan Clipp mengatakan bahwa aku
mempunyai bakat untuk mengetahui sifat-sifat manusia. Rasanya sudah menjadi
kebiasaanku menebak-nebak sifat-sifat manusia. Menurut du-Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
gaanmu berapa harga mantel bulu mink di sana itu" Tidak akan kurang dari tiga
ribu dolar." Nyonya Clipp mendesah. Usai mengamati para penumpang, ia menjadi
gelisah. "Aku ingin tahu apa yang membuat kita harus menunggu begini lama.
Pesawat itu sudah empat kali mencoba mesinnya. Semua sudah siap di sini.
Mengapa mereka tidak dapat cepat menyiapkan sesuatu" Mereka tidak mematuhi
jadwal." "Apakah Anda ingin secangkir kopi, nyonya Clipp" Saya lihat ada sebuah bufet di
ujung ruangan." "Untuk apa" Tidak, terima kasih, Nona Jones. Aku sudah minum kopi tadi, dan
perutku tidak dapat menerima apa-apa lagi. Harus tunggu apa lagi"
Aku betul-betul ingin tahu!"
Pertanyaannya langsung terjawab begitu keluar dari mulutnya.
98 Pintu masuk dari arah lorong yang menuju Pabean dan bagian paspor tiba-tiba
terbuka dan seorang pria yang berperawakan tinggi dengan bergegas melaluinya
meninggalkan embusan angin. Pegawai perusahaan
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
penerbangan datang mengelilinginya. Dua karung besar yang telah disegel dibawa
oleh seorang petugas BOAC.
nyonya Clipp menegakkan duduknya, kegirangan.
"Ia tentu orang besar," katanya. "Dan sangat sadar akan kedudukannya,"
pikir Victoria. Terasa adanya sensasi yang timbul karena kehadiran penumpang terakhir itu. Ia
mengenakan jas luar berwarna abu-abu gelap dengan penutup kepala yang besar di
belakangnya. Di atas kepalanya ada sesuatu yang mirip sombrero besar, tetapi
berwarna abu-abu muda. Rambutnya sudah memutih, berombak, dan dibiarkan tumbuh
panjang. Kumisnya abu-abu memutih perak, dengan ujung-ujung yang terpilin ke
atas. Hasilnya seperti bandit di atas panggung sandiwara. Victoria yang tidak
suka akan tampang panggung memandangnya dengan penuh celaan. Ia juga tidak
senang melihat para pegawai penerbangan sibuk mengelilingi orang itu.
"Ya, Sir Rupert." "Tentu, Sir Rupert." "Pesawat akan segera berangkat, Sir
Rupert." Dengan kibasan jas luarnya yang besar itu, Sir Rupert keluar dari pintu yang
menuju lapangan parkir. Pintu menutup kembali di belakangnya dengan hentakan
hentakan Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
99 "Sir Rupert," gumam Nyonya Clipp. "Siapakah dia?"
Victoria menggelengkan kepalanya, sekalipun ia mempunyai perasaan bahwa secara
keseluruhan orang itu tidak begitu asing baginya.
"Orang penting di negeri Anda?" terka Nyonya Clipp.
"Saya kira bukan," sahut Victoria.
Beberapa pegawai pemerintah yang pernah ia lihat umumnya mempunyai tampang
seakan-akan menyesali diri dan minta maaf mengapa mereka
masih hidup. Hanya saja penampilan mereka mendadak berubah menjadi seorang yang
berlagak besar dan ingin menggurui, bila sedang
menjalankan tugas di tempat masing-masing.
"Mari," kata pramugari berwajah cantik tapi bersikap seperti suster pengasuh
anak, "Silakan mengambil tempat di pesawat. Lewat sini, agak cepat, ya."
Sikapnya mengisyaratkan bahwa banyaknya anak-anak yang asyik bermain memaksa
orang dewasa untuk menunggu dengan sabar.
Semuanya keluar dari ruangan dan memasuki lapangan parkir.
Pesawat terbang besar telah menanti, mesinnya menderu-deru seperti dengkur
seekor singa raksasa yang sedang kepuasan.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Victoria dan seorang pramugari menolong Nyonya Clipp masuk ke dalam pesawat dan
mendudukkannya di kursi. Victoria lalu duduk di sebelahnya pada sisi lorong.
Setelah Nyonya 100 Clipp duduk dengan enak dan Victoria selesai mengikat tali pengamannya, baru ia
dapat melihat-lihat dengan tenang dan mendapatkan bahwa si orang penting duduk
di depannya. Pintu-pintu ditutup. Beberapa detik kemudian pesawat itu mulai bergerak
perlahan-lahan di atas landasan.
"Kita benar-benar bepergian," pikir Victoria dengan senang. "Oh, alangkah
menakutkan. Bayangkan bila pesawat ini tidak mau lepas landas"
Sungguh, aku tidak dapat membayangkan bila itu terjadi."
Dalam waktu yang terasa seabad lamanya, pesawat itu perlahan-lahan meluncur di
atas landasan, lalu berputar dan kemudian berhenti. Mesin-mesinnya menderu
memekakkan telinga. Seorang pramugari membagikan permen karet, gula gula, dan
kapas. Deru mesin semakin keras, semakin dahsyat. Dan sekali lagi, pesawat itu bergerak
maju. Mula-mula perlahan-lahan, kemudian semakin cepat dan bertambah cepat lagi,
mereka melaju di atas landasan pacu.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Barang ini tak akan bisa naik," pikir Victoria. "Kita semua akan mati."
Semakin cepat-semakin halus jalannya - tidak terasa lagi getaran atau hentakan-
mereka telah lepas-landas, melayang di udara, berputar, kembali terbang di atas
lapangan parkir dan jalan utama, makin ke atas, dan makin tinggi lagi -nampak
sebuah rangkaian kereta api kecil-kecil
di bawah, rumah-rumah boneka-kendaraan-kendaraan mainan di jalanan.
Lebih tinggi lagi dan tiba-tiba saja bumi di bawah sana tampak tidak menarik
lagi, tidak manusiawi atau hidup-seperti sebuah peta dengan garis-garis,
lingkaran-lingkaran, dan titik-titik.
Di dalam pesawat, orang-orang mulai membuka sabuk pengaman,
menyalakan cerutu, membuka majalah. Victoria berada dalam suatu dunia baru-dunia
yang ukurannya sekian kaki panjangnya dan hanya beberapa kaki lebarnya, dihuni
oleh dua puluh hingga tiga puluh orang saja. Tak ada yang lainnya yang menarik.
Ia mengintip keluar dari jendela kecil Awan di bawah sana tampak seperti
sebidang pelataran berbulu lembut. Pesawat mandi sinar matahari. Di bawah awan
sana, terdapat dunia yang hingga kini telah dikenalnya dengan baik.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Victoria meluruskan punggungnya. Nyonya Hamilton Clipp sedang
berbicara. Victoria melepaskan kapas dari telinganya dan dengan penuh perhatian
membungkukkan badannya ke arah nyonya itu.
Di tempat duduk di mukanya, Sir Rupert berdiri, melemparkan topi abu-abu dengan
pinggiran lebar itu ke dalam rak, menutupi kepalanya dengan penutup kepala jas
luarnya dan kemudian duduk dengan santai.
"Keledai sombong," pikir Victoria dengan prasangka yang tidak masuk akal.
Nyonya Clipp duduk dengan tenang dengan
102 sebuah majalah di depannya. Dengan selang waktu tertentu itu menyentuh Victoria,
bila ia mencoba membalik halaman dengan satu tangan dan membuat majalahnya jatuh
terselip. Victoria melihat ke sekelilingnya. Ia berpendapat bahwa bepergian dengan pesawat
terbang agak membosankan, ia membuka sebuah majalah, dan
terpampang di depannya sebuah iklan yang berbunyi, "Apakah Anda ingin
meningkatkan efisiensi Anda sebagai seorang juru ketik steno?" Ia gemetar dan
menutup majalahnya, menyadarkan diri dan mulai melayangkan
lamunannya ke Edward. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Mereka mendarat di Bandara Castel Benito dalam keadaan hujan lebat.
Pada saat itu Victoria sudah merasa sakit, dan membutuhkan segala daya untuk
memenuhi kewajibannya terhadap majikannya. Mereka dilarikan ke Transit Hotel,
menerobos hujan lebat. Victoria melihat Sir Rupert yang gagah itu dijemput oleh seorang perwira dengan
pangkat militer berwarna merah di lehernya dan cepat-cepat dibawa dengan
kendaraan staf ke suatu tempat di Tripolitania yang luas dan megah.
Mereka diantar ke kamar masing-masing Victoria menolong Nyonya Clipp mengganti
pakaiannya dengan gaun panjang dan kemudian
ditinggalkannya untuk istirahat di tempat tidurnya hingga saatnya untuk santap
malam. Victoria kemudian pergi ke kamarnya, merebahkan diri dan memejamkan
matanya dengan perasaan syukur karena
1C3 tidak perlu lagi melihat lantai yang mengayun ke atas dan ke bawah.
Ia terbangun lagi sejam kemudian dengan 1 perasaan sehat dan penuh semangat. Ia
pergi menemui Nyonya Clipp untuk menolongnya. Tidak lama kemudian seorang
pramugari memberi tahu dengan nada memerintah,
bahwa kendaraan-kendaraan sudah siap membawa mereka untuk
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
bersantap malam. Usai makan malam Nyonya Clipp berbincang-bincang dengan
beberapa orang penumpang. Si pria yang mengenakan jas berwar na mencolok rupa-
rupanya tertarik pada Victoria, dan menceritakan seluk-beluk pembuatan sebuah
pensil. Beberapa saat kemudian mereka dibawa kembali ke Transit Hotel dan dengan tegas
diingatkan agar siap berangkat lagi jam 05.30 esok paginya.
"Kita tidak banyak melihat Tripolitania," gerutu Victoria agak sedih.
"Apakah perjalanan udara selalu begini?"
"Yah, memang begini. Benar-benar sadis cara mereka membangunkan kita di pagi
hari. Kemudian kita dibiarkan menunggu di bandara satu atau dua jam lamanya.
Sekali waktu di Roma, saya ingat bagaimana mereka
menjemput kami jam 03.30. Sarapan di restoran jam 04.00. Sesudah sampai di
bandara kita menunggu saja dan baru berangkat jam delapan. Dan hebatnya, mereka
membawa kita langsung ke tempat tujuan tanpa mampir ke mana-mana."
Victoria menghela napas. Ia akan senang bila
104 diajak mampir ke mana saja. Ia ingin melihat dunia.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Dan apakah kau sudah tahu, Sayang," Nyonya Clipp melanjutkan pembicaraannya,
"tentang pria yang menarik itu" Orang Inggris yang dibicarakan banyak orang" Aku
sudah tau siapa dia sebenarnya. Dia adalah Sir Rupert Crofton Lee, orang yang
sangat gemar bepergian. Kau tentu sudah pernah mendengar tentang dia."
Ya, Victoria kini ingat kembali. Ia telah melihat beberapa gambarnya di surat
kabar, kira-kira enam bulan yang lalu. Sir Rupert adalah seorang ahli yang
mengenal pedalaman Cina. Ia adalah satu di antara sedikit orang yang pernah
datang ke Tibet dan mengunjungi Lhasa. Ia telah
mengembara ke pelosok-pelosok Kurdistan dan Asia Kecil, yang belum pernah
dijamah orang Barat. Buku-bukunya sangat laris terjual karena cara penulisannya
yang Jenaka dan mengupas berbagai hal yang khas mengenai berbagai bangsa. Jika
Sir Rupert berlagak seperti mengiklankan dirinya, tentu ia mempunyai alasan yang
cukup kuat. Ia tidak pernah mengaku akan hal-hal yang tidak dapat dibuktikannya.
Jas luar dengan tutup kepalanya beserta topi berpinggir lebar adalah suatu mode
yang sengaja ia pilih, begitu yang diingat oleh Victoria.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Apakah ia tidak mengasyikkan?" tanya Nyonya Clipp dengan nada seorang pemburu
singa, sewaktu Victoria membetulkan selimut yang
menutupi tubuhnya yang sudah terbaring.
105 Victoria setuju bahwa kepribadiannya sangat mengasyikkan, tetapi di dalam
hatinya ia lebih suka membaca buku-bukunya daripada
kepribadiannya. Menurut pendapatnya, Sir Rupert adalah orang yang dalam bahasa
anak-anak disebut suka sok aksi.
Esok harinya adalah suatu permulaan yang baik. Cuaca sangat cerah dan matahari
bersinar terang. Namun begitu, Victoria merasa kecewa karena begitu sedikitnya
Tripolitania yang bisa ia lihat. Tetapi pesawat akan tiba di Kairo kira-kira
tengah hari dan keberangkatannya ke Bagdad tidak akan lebih awal dari esok pagi,
maka setidak-tidaknya ia akan dapat melihat Mesir di petang hari.
Mereka terbang di atas laut, tetapi awan segera menutupi air biru di bawah
mereka dan Victoria duduk kembali seperti semula di atas kursinya, sambil
menguap. Di depannya, Sir Rupert sudah tertidur. Tutup kepalanya telah melorot
ke belakang dari kepalanya yang tertunduk ke depan. Sesekali ia terangguk-
angguk. Victoria melihatnya dengan senyum mengejek. Ternyata Koleksi ebook
inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Sir Rupert mempunyai sebuah bisul kecil yang mulai tumbuh di
tengkuknya. Mengapa Victoria merasa senang akan hal itu, sangat sukar
diterangkan; mungkin karena hal itu membuat orang penting itu menjadi lebih
manusiawi dan mempunyai kelemahan juga. Seperti pria-pria lain pada umumnya, Sir
Rupert juga cenderung peka akan kekurangan
tubuhnya. Boleh dikatakan, Sir Rupert sengaja memperta-
106 hankan lagak juara Olimpiade dan tidak mempe-dulikan penumpang lain.
"Dikiranya, siapa sih dia itu?" tanya Victoria kepada dirinya sendiri.
Jawabnya tentu sudah jelas. Ia adalah Sir Rupert Crofton Lee, seorang pria yang
termasyhur dan ia sendiri adalah Victoria Jones, seorang juru kelik steno biasa
dan yang tidak berarti apa-apa.
Sampai di Kairo, Victoria dan Nyonya Hamilton Clipp bersantap siang bersama-


Mereka Datang Ke Baghdad They Came To Baghdad Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sama. Nyonya Clipp kemudian menyatakan bahwa ia ingin tidur hingga jam enam dan
menganjurkan agar Victoria pergi melihat-lihat piramida-piramida.
"Aku telah memesan kendaraan untukmu, Nona Jones, karena aku tahu bahwa keadaan
keuanganmu tidak mengizinkan untuk membayar sesuatu di sini."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Victoria, yang memang tidak punya uang untuk berbelanja, sangat
berterima kasih dan menyatakannya dengan cara yang berlebihan.
"Anggaplah itu biasa saja. Kamu telah berbuat baik kepadaku. Dan bepergian
dengan membawa uang dolar membuat semuanya menjadi lebih mudah. Nyonya Kitchin,
wanita dengan dua anak yang manis itu, juga ingin sekali pergi, jadi kusarankan
agar kamu ikut saja dengan mereka, jika kamu mau."
Apa saja yang memungkinkan Victoria melihat dunia adalah baik baginya.
"Bagus, dan lebih baik lagi bila kamu pergi sekarang juga."
107 Kunjungan ke piramida-piramida itu sangat menyenangkan. Victoria, walaupun suka
pada anak-anak, merasa akan dapat lebih menikmati
tamasyanya tanpa kehadiran anak-anak Nyonya Kitchin. Waktu sedang berkeliling,
anak-anak sedikit banyak menjadi hambatan. Si bungsu menjadi sangat rewel
sehingga kedua wanita itu kembali dari perjalanan lebih cepat dari yang telah
direncanakan. Victoria merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur sambil menguap, ia sangat
berharap bisa tinggal seminggu lamanya di Kairo-dan bisa pergi ke hulu Sungai
Nil. "Tapi mana uangnya, Nona"," ia bertanya pada dirinya Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
sendiri dengan kesal. Bahwa ia dapat pergi ke Bagdad dengan gratis saja sudah
suatu keajaiban. Dan kemudian, sebuah suara kecil di lubuk hatinya bertanya, kamu mau berbuat apa
sesudah mendarat di Bagdad dengan hanya beberapa pound di dalam sakumu"
Victoria menyingkirkan suara yang bertanya itu, Edward harus mencarikan
pekerjaan untuknya. Atau, bila gagal, ia akan mencari sendiri pekerjaan itu.
Mengapa cemas" Matanya yang lelah kena pantulan sinar matahari sepanjang sore, akhirnya
terpejam. Suara ketukan di pintu membangunkannya. Victoria berseru, "Masuk", dan karena
tidak ada jawaban, ia turun dari tempat tidurnya, berjalan menuju pintu dan
membukanya. Ternyata ketukan itu tidak pada pintunya,
108 melainkan pada pintu kamar di sebelahnya, di sebelah sana lorong itu.
Seorang pramugari dengan rambut kelam dan tampak ramping dalam
seragamnya sedang mengetuk pintu kamar Sir Rupert Crofton Lee. Pria itu Koleksi
ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
sedang membukakan pintu sewaktu Victoria menengok ke arahnya. "Anda perlu apa?"
Suaranya terdengar kesal dan berat karena mengantuk.
"Maafkan saya karena mengganggu Anda, Sir Rupert," tutur pramugari itu,
"tapi dapatkah Anda datang ke kantor BOAC sebentar" Letaknya hanya tiga pintu
dari sini, pada lorong ini juga. Hanya soal kecil mengenai penerbangan ke Bagdad
besok pagi." "Oh, baiklah." Victoria masuk kembali ke dalam kamarnya. Kantuknya telah berkurang. Ia melihat
jamnya. Baru jam setengah empat. Masih ada satu setengah jam sebelum tenaganya
diperlukan oleh Nyonya Clipp. Ia memutuskan untuk berjalan-jalan di luar, di
sekeliling Heliopolis. Kalau hanya berjalan-jalan saja tentu tidak diperlukan
uang. Ia membedaki hidungnya dan memasukkan kakinya ke dalam sepatunya.
Terasa agak berat. Kunjungan ke piramida dilakukan dengan banyak
berjalan kaki. Ia keluar dari kamarnya dan berjalan di sepanjang lorong itu, menuju lobi hotel.
Tiga pintu dari kamarnya ia melewati kantor BOAC. Terpancang kartu yang
menyatakan hal itu pada pintunya.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
109 Tepat pada waktu melewati kamar itu, pintunya terbuka dan Sir Rupert bergegas ke
luar. Ia berjalan sangat cepat dan menyusul Victoria dengan beberapa langkah
saja. Ia mendahuluinya, jas luarnya berkibaran dan Victoria membayang-kan bahwa
mungkin pikirannya sedang terganggu-nyonya Clipp tampak cemberut sewaktu
Victoria melapor siap bertugas pada jam enam.
"Saya agak cemas mengenai kelebihan bagasiku, Nona Jones. Kukira, aku telah
membayar biayanya hingga tempat tujuan, tetapi temvata hanya terbayar hingga
Kairo saja. Besok pagi kita terbang dengan Iraqi Airways.
Tiketku memang tiket terusan, tetapi kelebihan bagasiku tidak. Barangkali Anda
dapat menanyakan apakah itu benar" Karena akibatnya aku harus menukar sebuah cek
perjalanan lagi." Victoria setuju untuk menanyakan hal itu. Pada mulanya ia tidak dapat menemukan
kantor BOAC tadi, tetapi kemudian ia temukan juga di ujung lorong, di seberang
lobi, sebuah kantor yang besar dan luas. Kantor lainnya, menurut dugaan
Victoria, hanyalah kantor kecil yang hanya dipakai untuk beristirahat di petang
hari. Kecemasan Nyonya Clipp Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
mengenai kelebihan bagasinya ternyata benar, dan ini membuat nyonya itu sangat
kesal. 110 BAB VIII Di tingkat lima dalam blok perkantoran di kota London terdapat ruang-ruang
kantor Valhalla Gramophone Co. Orang yang duduk di belakang meja di dalam kantor
itu sedang membaca buku tentang ekonomi. Pesawat telepon berdering. Orang itu
segera mengangkatnya. Ia berbicara dengan suara tenang, tanpa emosi.
"Valhalla Gramophone Co."
"Dengan Sanders."
"Sanders dari Sungai" Sungai apa?"
"Sungai Tigris. Melaporkan mengenai AS. Kami kehilangan jejaknya."
Sejenak tak ada suara apa pun. Kemudian suara tenang itu berbicara lagi dengan
nada dingin. "Apakah aku tak salah dengar?"
"Kami kehilangan jejak Anna Scheele."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Jangan sebut nama. Ini kesalahan besar di pihakmu. Bagaimana bisa begitu?"
Ia masuk ke poliklinik itu, seperti telah saya laporkan sebelumnya. Kakak
perempuannya sedang dioperasi."
"Lalu?" "Operasinya sukses. Kami mengira AS akan
111 kembali ke Savoy, karena ia belum check-out. Tetapi ternyata ia tidak kembali.
Poliklinik itu telah dijaga ketat. Kami dapat memastikan bahwa ia belum
meninggalkannya. Kami mengira ia masih di sana."
"Dan ia tidak ada di sana?"
"Kami baru saja tahu. Ia pergi naik ambulans, sehari sesudah operasi."
"Ia dengan sengaja memperdayaimu?"
"Rupa-rupanya begitu. Tetapi saya berani bersumpah, ia tidak mungkin tahu kalau
sedang dibayangi. Kami telah mengambil semua tindakan ke arah itu. Kami bertiga
dan..." "Jangan mengigau. Ke mana perginya ambulans yang membawa AS?"
"Ke University College Hospital."
"Apa yang kauketahui di rumah sakit itu?"
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Ada seorang pasien yang dibawa masuk dan dikawal oleh seorang perawat.
Perawat itu tentunya Anna Scheele. Mereka tidak tahu ke mana perginya sesudah
pasien diterima di rumah sakit."
"Dan pasien itu?"
"Pasien itu tidak tahu apa-apa. Ia dibius."
"Jadi Ana Scheele keluar dari University College Hospital menyamar sebagai
seorang perawat dan sekarang bisa berada di mana saja?"
"Ya. Kalau ia kembali ke Savoy..."
Yang lain memotong. "Ia tidak akan kembali ke Savoy."
"Apa kami harus memeriksa hotel-hotel lain?"
"Ya, tapi aku sangsi, kau pasti tidak akan
112 mendapat apa-apa. Itulah yang diinginkannya supaya kau lakukan.'"
"Jadi apa instruksi Anda sekarang?"
"Periksalah pelabuhan -Dover, Folkestone, dan lain-lain. Cek perusahaan-
perusahaan penerbangan. Teristimewa cek semua pesanan tempat ke
Bagdad dengan pesawat terbang untuk dua hari mendatang. Booking tidak Koleksi
ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
akan atas namanya sendiri. Cek semua penumpang yang umurnya sebaya dia."
"Bagasinya masih ada di Savoy. Mungkin akan diambilnya."
"Ia tidak akan melakukan itu. Kau mungkin tolol, tapi ia tidak. Apakah kakaknya
tahu sesuatu?" "Kami telah menghubungi perawat khusus di rumahnya. Kakaknya mengira AS ada di
Paris, mengurus sesuatu untuk Morganthal dan
menginap di Hotel Ritz. Ia mengatakan AS akan terbang kembali ke
Amerika pada tanggal 23."
"Dengan lain perkataan, AS tidak mengatakan apa-apa kepadanya. Ia tidak akan
berada di jurusan penerbangan itu. Ini hanya satu-satunya harapan.
Ia harus pergi ke Bagdad... dan satu-satunya yang memungkinkan ia tiba di sana
pada waktunya adalah melalui udara. Sanders..."
"Ya?" "Jangan gagal lagi. Ini kesempatanmu yang terakhir."
113 BAB IX Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Pegawai Kedutaan Inggris yang masih muda, Tuan Shnyenham,
memindahkan berat badannya dari kaki satu ke kaki lainnya, dan
memandang ke atas sewaktu sebuah pesawat terbang melintasi Bandara Bagdad. Ada
badai debu yang sedang berembus. Pohon-pohon kurma
diliputi kabut coklat tebal yang datang sangat tiba-tiba.
Lionel Shnyenham memperhatikan hal itu dengan murung.
"Sepuluh lawan satu, mereka tidak akan bisa mendarat"
"Lalu, apa yang akan mereka lakukan?" tanya kawannya, Harold.
"Terbang terus ke Basrah. Kukira di sana cuaca cerah Begitulah yang kudengar."
"Kau akan menjemput seorang VIP, kan?"
Mr. Shrivenham mendesah lagi.
"Sialan. Duta besar yang baru berhalangan. Lansdowne, si Penasihat, ada di
Inggris. Rice, Penasihat Urusan Timur, terbaring dengan flu di lambung perutnya
dan demam tinggi. Lebih baik di Teheran saja. Dan sekarang saya ada di sini
dengan orang yang satu ini. Tak tahu apa
114 sebabnya. Budak-budak gelandangan itu juga tidak tahu apa-apa. Beliau ini salah
satu pengelana dunia, selalu berada di salah satu tempat paling Koleksi ebook
inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
terpencil di dunia, di atas unta, dan tak dapat dihubungi. Tak tahu aku, mengapa
ia begitu penting. Tapi rupa-rupanya ia orang besar dan saya pasti harus lari-
lari untuk memenuhi semua kemauannya, bagaimanapun kecilnya. Jika ia terpaksa
mendarat di Basrah, ia akan ribut. Tak tahu aku apa yang harus kukerjakan. Harus
ke sana tentunya. Dengan kereta api malam ini barangkali. Atau minta RAF
menerbangkannya kemari besok pagi."
Shrivenham mendesah lagi, karena rasa tanggung jawab dan kesalnya semakin
mendalam. Sejak kedatangannya ke Bagdad tiga bulan yang lalu, ia selalu sial.
Satu kegagalan lagi akan memburamkan kariernya di kemudian hari.
Pesawat itu melintas sekali lagi.
"Ia takkan dapat mendarat," kata Shrivenham, kemudian menambahkan dengan girang.
"Lho, berhasil mendarat juga."
Beberapa saat kemudian pesawat itu bergerak ke tempat parkirnya dan Shrivenham
berdiri, siap menyambut tamu VIP-nya.
Matanya yang belum profesional melirik ke arah seorang wanita cantik sebelum
melangkah maju untuk menyalami sesosok tubuh yang mirip
seorang bajak laut dalam mantel kedodoran yang berkibar-kibar.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Busana tiruan bajak laut," ia bergumam
115 dengan nada melecehkan, tetapi berbicara dengan suara lantang,
"Sir Rupert Crofton Lee" Saya Shrivenham dari Kedutaan Besar."
Sir Rupert, pikirnya, agak kaku penampilannya -mungkin dapat
dimengerti karena baru saja mengalami ketegangan sewaktu pesawat
berputar-putar mengelilingi kota tanpa mendapat kepastian bisa mendarat atau
tidak. "Hari yang tidak menyenangkan," sambung Shrivenham. "Sudah terjadi beberapa kali
dalam setahun ini. Nah, itu koper Anda. Mari, Pak, silakan mengikuti saya, semua
sudah saya atur." Sewaktu meninggalkan bandara dengan kendaraan, Shrivenham berkata,
"Saya tadi mengira, Bapak akan dibawa ke bandara lain. Pilotnya tampak seperti
tidak akan bisa mendaratkan pesawatnya. Badai debu ini datang secara tiba-tiba."
Sir Rupert mengembuskan napas dengan lagak berkuasa dan berkata,
"Itu akan berarti bencana, bencana besar, karena akan mengacaukan jadwalku, Nak.
Aku mengatakannya ini kepadamu karena akibatnya akan Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
sangat jelek sekali dan akan berantai, mungkin malah tak akan ada batasnya."
"Omong kosong," pikir Shrivenham dengan tidak hormat. "Orang-orang VIP ini
menganggap merekalah yang mengendalikan bumi kita ini." Tetapi kata-kata yang
keluar adalah, "Benar, Pak." 116 "Kau tahu, kapan Duta Besar tiba di Bagdad?"
"Belum ada kabar, Pak."
"Aku menyesal tidak dapat berjumpa dengannya. Sudah sejak... kapan ya, ha..., di
India, tahun 1938." Shrivenham berusaha tetap diam dan bersikap hormat.
"Nah, siapa lagi yang kukenal" Rice ada di sini, bukan?"
"Ya, Pak, ia sekarang Penasihat Urusan Timur.'"
"Orang yang sangat cakap. Tahu banyak hal. Aku akan senang berjumpa lagi
dengannya." Shrivenham terbatuk kecil.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Sebetulnya, Pak, Tuan Rice sedang sakit. Beliau telah dibawa ke rumah sakit
untuk diperiksa. Sejenis gastroenteritis yang ganas. Sesuatu yang lebih parah
dari pada sakit perut yang biasa terdapat di Bagdad."
"Apa itu?" Sir Rupert memutar kepalanya dengan cepat. "Gastro-enteritis berat-
hm. Datangnya tiba-tiba saja, begini?"
"Kemarin dulu, Pak."
Sir Rupert mengerutkan keningnya. Sikapnya yang biasanya angkuh telah hilang.
Kini ia tampak seperti manusia pada umumnya-manusia yang
sedang cemas. "Mungkin saja," katanya. "Yah, mungkin, mungkin."
Shrivenham memandangnya dengan pandang bertanya, tetapi cukup
sopan, 117 "Aku bertanya-tanya," kata Sir Rupert, 'apakah itu kasus Scheele's Green?"
Dengan terheran-heran, Shrivenham tetap bungkam.
Mereka sedang mendekati Jembatan Feisal dan kendaraan membelok ke kiri menuju
Kedutaan Besar Inggris. Tiba-tiba Sir Rupert membungkukkan badannya ke depan.


Mereka Datang Ke Baghdad They Came To Baghdad Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Tolong, berhenti sebentar," ia berkata dengan cepat. "Yah, sebelah kanan, di
sana... yang ada gerabahnya itu."
Kendaraan itu melambatkan jalannya dan berhenti di tempat parkir
sebelah kanan. Di tempat itu ada kedai kecil milik orang pribumi yang penuh
dengan gerabah tanah liat putih dan tempayan air.
Seorang Eropa pendek gemuk sedang berdiri dan berbicara dengan
pemiliknya. Orang itu meninggalkan tempat itu, pergi ke arah jembatan, sewaktu
kendaraan mereka mendekat. Shrivenham mengira orang itu
Crosbie dari bagian I dan P, yang pernah ia temui sekali dua kali.
Sir Rupert meloncat dari kendaraan dan bergegas ke kedai itu. Sambil memegang
salah satu gerabah, ia berbicara cepat dalam bahasa Arab dengan si pemilik
kedai. Kata-katanya keluar terlalu cepat untuk
Shrivenham yang penguasaan bahasa Arabnya masih sangat terbatas.
Pemilik itu tampak senang sekali. Tangannya terbuka lebar-lebar. Ia menggoyang-
goyangkannya dan memberi penjelasan sejelas-jelasnya. Sir 118
Rupert memeriksa beberapa gerabah, dan tampaknya bertanya-tanya
mengenai benda itu. Akhirnya ia memilih sebuah tempayan bermulut kecil, memberi
orang itu beberapa mata uang dan kembali ke dalam kendaraan.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Teknik pembuatan yang sangat menarik," kata Sir Rupert. "Mereka telah membuat
ini sejak ribuan tahun yang lalu. Bentuknya serupa dengan yang dibuat di
perbukitan didaerah Armenia."
Jari-jarinya mengelus dan menelusuri permukaan tempayan itu. Berulang-ulang.
"Tanpa rasa seni sedikit pun," komentar Shrivenham datar.
"Oh, bukan segi artistiknya yang penting, tapi nilai historisnya! Lihat, ini ada
pegangannya. Kau dapat belajar sejarah hanya dengan memperhatikan dan mengamati
benda-benda sehari-hari seperti ini. Aku punya koleksi barang-barang antik."
Kendaraan itu berbelok ,dan memasuki pintu gerbang Kedutaan Besar Inggris.
Sir Rupert minta supaya dengan segera dibawa ke kamarnya. Shrivenham dengan
senang hati menerima hal itu. Kuliahnya mengenai gerabah telah diakhiri, dan Sir
Rupert dengan acuh meninggalkan tempayan itu di dalam mobil. Shrivenham
memperhatikan hal itu dengan heran dan membawa
tempayan itu ke atas, kemudian meletakkannya di meja di samping ranjang Sir
Rupert. "Ini tempayan Anda, Pak."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
119 "Oh ya, terima kasih. Bung."
Sir Rupert tampak terganggu. Shrivenham meninggalkannya sesudah
mengulangi bahwa makan siang sebentar lagi akan siap dan minuman
telah tersedia-tinggal pilih saja.
Sesudah anak muda itu keluar dari kamarnya, Sir Rupert pergi ke jendela dan
membuka lipatan kertas kecil yang diselipkan di dalam mulut
tempayan itu. Ia meratakan permukaan kertas itu. Ada dua baris tulisan di
atasnya. Ia membacanya baik-baik dan kemudian menyulutnya dengan
korek api. Kemudian ia memanggil seorang pelayan.
"Ya, Tuan" Apakah saya boleh mengatur pakaian Tuan?"
"Jangan dulu. Aku ingin berjumpa dulu dengan Tuan Shrivenham-di sini."
Shrivenham tiba dengan muka yang tampak keheran-heranan.
"Apakah ada sesuatu yang Anda inginkan, Pak" Apakah ada sesuatu,yang kurang
beres?" "Shrivenham, ada perubahan besar dalam acara kunjunganku. Dapatkah aku
mengandalkan kese tiaanmu" Bisa bukan?"
"Seratus persen, Pak."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Sudah agak lama aku tidak berkunjung ke Bagdad. Yang terakhir sebelum perang.
Hotel-hotel di sini letaknya di seberang sungai, bukan?"
"Ya, Pak, di Jalan Rashid."
"Membelakangi Sungai Tigris?"
"Ya. Hotel Babylonian Palace yang terbesar. Tamu-tamu resmi kami selalu menginap
di situ." 120 "Anda tahu tentang hotel yang bernama Tio?"
"Oh, banyak sekali orang memilih hotel itu. Makanannya sangat lezat dan
manajernya adalah seorang pria dengan kepribadian istimewa, nama-nya Marcus Tio.
Tooh sangat terpandang di Bagdad."
"Pesankan satu kamar untukku di sana, Shrivenham."
"Bapak maksud-Bapak tidak akan menginap di Kedutaan Besar?"
Shrivenham tampak sangat bingung. "Tetapi semua sudah diatur. Pak."
"Apa yang sudah diatur dapat dibatalkan," gertak Sir Rupert.
"Benar, Pak. Maksud saya..."
Ia terdiam. Ia mempunyai firasat bahwa seseorang akan menyalahkannya kelak.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Aku harus mengadakan pembicaraan dengan seseorang. Dan itu tak dapat
dilaksanakan di dalam gedung Kedutaan Besar ini. Karena itu, pesankan untukku
satu kamar di Hotel Tio untuk malam ini dan aku ingin keluar dari gedung ini
secara diam-diam. Artinya, aku tidak mau pergi ke Tio dengan kendaraan Kedutaan
Besar. Pesankan juga tiket pesawat
terbang ke Kairo, untuk lusa."
Shrivenham tampak semakin kecewa.
"Tetapi instruksi kepada saya menyatakan bahwa Anda akan tinggal di sini selama
lima hari...." "Ya, tapi itu sudah berubah. Ada hal yang lebih mendesak. Aku harus ke Kairo
segera sesudah 121 urusanku di sini selesai. Tak aman bagiku jika tinggal lebih lama di sini."
"Aman?" Suatu senyuman yang suram tiba-tiba mengubah wajah Sir Rupert.
Kepribadiannya yang tadinya oleh Shrivenham diidentikkan dengan
seorang sersan instruktur Prusia telah memudar. Tiba-tiba daya tariknya muncul.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Keamanan biasanya memang bukan hal yang aku pertimbangkan,"
katanya. "Tetapi dalam kasus ini bukan hanya keamananku saja yang harus
kupikirkan. Keamanan bagiku menyangkut keamanan banyak orang juga. Karenanya,
cepat urus pesananku itu. Jika pesanan tiket agak sukar, mintalah prioritas.
Sampai saat aku meninggalkan gedung ini, aku akan tinggal di kamar ini."
Kemudian ia menambahkan, sewaktu mulut Shrivenham ternganga keheranan,
"Resminya, saya sakit. Terkena malaria."
Shrivenham mengangguk. "Jadi saya tidak memerlukan makanan apa pun," ujar Sir
Rupert. "Tetapi kami dapat juga mengirimkan makanan ke kamar ini-"
"Berpuasa selama dua puluh empat jam bukan apa-apa bagiku. Aku pernah menderita
lapar lebih lama dari itu, dalam beberapa perjalananku.
Kerjakan saja apa yang telah kukatakan."
Di bawah Shrivenham ditanyai oleh rekan-rekannya dan jawabannya
disertai keluhannya. "Mengerikan, mengerikan sekali," katanya. "Aku tak dapat mengerti obrolan Sir
Rupert 122 Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Crofton Lee. Sungguh-sungguh atau hanya berpura-pura saja. Segala kebasan
mantelnya, dan sebagainya. Seseorang yang pernah membaca
buku-buku karangannya mengatakan kepadaku, sekalipun ia membuat
penampilannya seperti papan iklan, tetapi ia benar-benar telah melakukan semua
itu dan juga benar bahwa ia telah pergi ke tempat-tempat itu-tetapi aku sendiri
tidak tahu.... Sayang Thomas Rice tidak ada untuk mengatur semuanya. Aku jadi
ingat sesuatu, apa artinya Scheele's Green?"
"Scheele's Green?" ulang kawannya dengan kening berkerut. "Itu adalah sesuatu
yang berhubungan dengan kertas dinding. Kalau tidak salah mengandung racun.
Sejenis senyawa arsenikum."
"Gila!" kata Shrivenham dengan pandangan tak berkedip. "Kukira sejenis disentri
amuba." "Bukan, sesuatu yang berhubungan dengan kimia. Sejenis ramuan dari istri untuk
meracuni suaminya, atau sebaliknya."
Shrivenham sangat terkejut dan terdiam. Hal-hal yang tadinya dikira sangat
bertentangan, kini mulai dipahaminya. Crofton Lee sebenarnya mempunyai dugaan
bahwa Thomas Rice, Penasihat Urusan Timur di
Kedutaan Besar, menderita bukan karena gastroenteritis, tetapi karena keracunan
arsenikum. Seterusnya, Sir Rupert juga menduga bahwa jiwanya Koleksi ebook
inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
sendiri juga terancam dan keputusannya untuk tidak menerima makanan dan minuman
yang dimasak di dapur Kedutaan
123 Besar menggoyahkan kebanggaannya sebagai seorang Inggris, sampai ke dasar-
dasarnya. Ia tidak dapat membayangkan untuk apa semua itu.
124 BAB X Victoria yang menghirup udara panas bercampur debu kering yang
menyesakkan dada, tidak begitu tertarik pada kota Bagdad. Dari bandara hingga
Hotel Tio, telinganya dipenuhi suara riuh yang tak pernah berhenti.
Bunyi klakson kendaraan terdengar bersahut-sahutan, tanpa henti, dan memekakkan
telinga. Teriakan, peluit yang menjerit-jerit, lalu disusul lagi dengan bunyi
klakson. Di antara yang serba ribut itu terdapat juga suara lirih tetapi tak
kalah deras mengalirnya, suara ocehan Nyonya Hamilton Clipp.
Victoria tiba di Hotel Tio dalam keadaan lelah dan kepala pening.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Sebuah lorong kecil menuju ke belakang, meninggalkan riuhnya Rashid Street ke
arah Sungai Tigris. Sebuah tangga yang tak begitu tinggi dan di depan pintu hotel mereka disambut
oleh seorang pria muda gemuk dengan senyum yang menawan, yang seakan-akan
merangkul mereka dan mendekap mereka ke hatinya. Ia, seperti Victoria kemudian
ketahui, adalah Marcus-atau lebih tepat, Bung Tio, pemilik Hotel Tio.
125 Kata-kata sambutannya beberapa kali diselingi oleh teriakan-teriakan kepada
beberapa orang bawahannya yang mengurusi bagasi.
"Anda datang kemari lagi Nyonya Clipp-tapi ada apa dengan tangan Anda-mengapa
dibungkus begitu" (Hai, Bung, jangan diangkat pada tali
jinjingannya! Bodoh! Jangan diseret mantel itu!) Tapi, sayang, mengapa Anda
datang pada liar! maca begini" Saya kira, pesawatnya tidak mungkin akan dapat
mendarat. Berputar-putar saja. Saya bilang, Marcus, kamu tidak ditakdirkan untuk
bepergian dengan pesawat terbang -Apa gunanya tergesa-gesa"-Apa untungnya" Hai,
Anda membawa seorang nona muda
baru ke Bagdad-Mengapa Tuan Harrison tidak datang menjemput" Sayang sekali.
Tetapi silakan minum dulu."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Dengan rasa pening dan kepala agak tertunduk karena pengaruh dooble whisky yang
dipaksa-paksakan oleh Marcus, Victoria berdiri di suatu ruangan berlangit-langit
tinggi, dengan dinding yang dicat putih dan berisi sebuah ranjang besar dari
tembaga, sebuah meja rias yang elok menurut model Prancis terakhir, sebuah
lemari pakaian model Victoria kuno, dan dua buah kursi dengan bantalan yang
empuk. Bagasinya tergeletak di kaki kursi itu. Seorang pria tua dengan wajah
keriput dan cambang putih tersenyum memberi salam kepadanya dan menaruh handuk
handuk di dalam kamar mandi, kemudian bertanya apakah Victoria ingin mandi
dengan air panas. "Berapa lamanya untuk mempersiapkan?"
126 "Dua puluh menit atau paling lama setengah jam. Akan saya siapkan sekarang
juga." Dengan senyum kebapakan ia pergi. Victoria duduk di atas tempat tidur dan dengan
hati-hati mengusapkan tangan pada rambutnya Terasa penuh debu. Wajahnya terasa
perih. Ia melihat dirinya di dalam cermin. Debu telah mengubah rambutnya yang
hitam menjadi coklat kemerah-merahan.
Ia menyibakkan salah satu sudut tirai dan melihat sebuah balkon luas yang
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
mempunyai pandangan ke sungai di luarnya. Tetapi waktu itu tak nampak sungainya,
kecuali kabut kuning. Dengan hati tertekan Victoria bergumam,
"Bikin aku benci pada tempat ini."
Kemudian ia berdiri dan mengetuk pintu nyonya Clipp. Di sini akan diperlukan
waktu lama untuk menolong Nyonya Clipp sebelum ia sendiri dapat mengurusi
dirinya sendiri, membersihkan diri dan bersolek.
Sesudah mandi, makan siang, dan tidur agak lama, Victoria keluar dari kamar
tidurnya ke balkon dan memandang Sungai Tigris dengan senang hati. Badai debu
telah surut. Kabut kuning telah berubah menjadi sinar terang pucat. Di seberang
Sungai Tigris nampak bayangan hitam pohon-pohon kurma dan rumah-rumah yang
letaknya tidak teratur. Terdengar suara yang datangnya dari taman di bawahnya. Victoria
melangkah ke tepi balkon dan melongok ke bawah.
127 nyonya Hamilton Clipp yang tak pernah jemu mengobrol dan amat ramah itu telah berkenalan dengan seorang wanita Inggris-seorang di antara
wanita-wanita Inggris yang berpengalaman dan usianya tak dapat diterka dan
selalu dapat ditemukan dikota-kota negara asing.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"... dan apa yang harus kuperbuat tanpa dia, tak tahulah saya," kata Nyonya
Clipp. "Ia gadis yang sangat manis sepanjang ingatan saya. Di antara keluarganya
juga banyak orang besar. Ia adalah keponakan Uskup Llangow."
"Uskup siapa?" "Siapa, ya" Rasanya, Llangow." "Omong kosong, tak ada uskup bernama begitu,"
kata si wanita Inggris. Victoria mengerutkan keningnya. Ia segera tahu bahwa wanita itu adalah wanita
ningrat Inggris yang tidak dapat dibodohi dengan menyebut nama sembarang uskup.
"Wah, kalau begitu, mungkin saya yang salah tangkap akan namanya,"
kata Nyonya Clipp dengan ragu.
"Tetapi," lanjutnya, "ia benar-benar gadis yang sangat menarik dan sangat
cekatan." Wanita yang lain hanya berkata "Heh!" dengan nada yang tidak mengandung arti
apa-apa. Victoria memutuskan untuk menjauhi wanita itu sedapat-dapatnya. Ia punya
firasat, bahwa menceritakan sesuatu yang tidak benar kepada orang semacam itu
tidaklah gampang. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
128 Victoria kembali ke kamarnya, duduk di atas ranjang, dan menimbang-nimbang
keadaannya. ia menginap di Hotel Tio yang menurut keyakinannya, bukan hotel
murahan. ia mempunyai empat pound tujuh belas shilling dalam bentuk tunai. Ia
telah makan enak yang belum ia bayar dan yang mustahil akan dibayar oleh nyonya
Hamilton Clipp. Hanya biaya perjalanan ke Bagdad yang dijanjikan oleh Nyonya
Clipp. Persyaratan itu sangat jelas dan telah terlaksana. Victoria telah tiba di
Bagdad. Nyonya Clipp telah mendapat pelayanan penuh dari kemenakan seorang
Uskup, bekas perawat rumah sakit, dan sekretaris yang tangkas. Semua telah
berlalu dan kedua belah pihak merasa puas. Nyonya Hamilton Clipp akan berangkat
dengan kereta api senja ke Kirkuk-dan itulah akhir ceritanya. Victoria mempunyai
harapan bahwa Nyonya Clipp akan memberikan hadiah perpisahan berupa uang tunai,
tetapi gagasan itu dibuangnya karena kemungkinan itu sangat tipis, atau bahkan


Mereka Datang Ke Baghdad They Came To Baghdad Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tidak mungkin. Nyonya Clipp pasti tidak mengira bahwa Victoria sesungguhnya
dalam kesulitan keuangan.
Jadi apa yang harus dikerjakan Victoria" Jawabannya datang secepat pertanyaannya
terlontar. Carilah Edward sampai ketemu.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Kemudian dengan sedikit penyesalan ia sadar, bahwa ia tidak tahu nama belakang
Edward, hanya Edward dan Bagdad. Tidak banyak memang
informasinya, seperti gadis Sarasin yang
129 datang di Inggris dan hanya tahu nama kekasihnya "Gilbert" dan "Inggris".
Suatu dongeng yang romantis-tetapi pada kenyataannya sangat
menyusahkan. Benar, pada waktu Perang Salib, di Inggris belum ada yang mempunyai
nama keluarga, begitu pikir Victoria. Tetapi sebaliknya, Inggris lebih luas
daripada Bagdad. Selain itu, Inggris masih jarang penduduknya-waktu itu.
Victoria membuang lamunannya dari hal-hal yang kurang menarik itu dan kembali ke
hal-hal yang sangat mendesak. Ia harus segera menemu kan Edward dan Edward harus
mencarikan pekerjaan untuknya. Yang terakhir itu juga harus segera terlaksana.
Ia tidak tahu nama belakang Edward, tetapi pemuda itu datang ke Bagdad sebagai
sekretaris seseorang bernama DR. Rathbone, dan tentunya DR.
Rathbone adalah orang yang penting dan dikenal masyarakat.
Victoria membedaki hidungnya dan merapikan rambutnya. Kemudian ia turun ke bawah
untuk mencari informasi. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Marcus si periang itu sedang melintasi lobi hotelnya. Dengan gembira ia
menyapanya. "Ah, Nona Jones, bukan" Silakan ikut Saya dan mari minum sejenak. Ada waktu,
bukan" Saya senang sekali pada wanita Inggris. Semua wanita Inggris yang ada di
Bagdad adalah kawan saya. Semuanya senang
menginap di hotel saya. Mari ke bar sana."
130 Victoria, yang tidak suka menolak keramahan, dengan senang hati
menerima ajakan itu. Duduk di atas kursi tinggi tanpa sandaran dan mencicipi gin, ia mulai mencari
informasi yang ia perlukan.
'Apakah Anda kenal dengan DR. Rathbone yang baru saja tiba di Bagdad?"
tanyanya. 'Saya tahu semua orang di Bagdad," kata Marcus Tio dengan riang, "dan semua
orang kenal Marcus. Itu benar, lho. Benar, kawan Saya banyak sekali."
"Begitukah?" ujar Victoria. "Kalau begitu Anda kenal dengan DR
Rathbone?" Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Seminggu yang lalu saya jumpa dengan Marsekal Udara. Wilayah kekuasaannya
meliputi seluruh Timur Tengah. Ia sedang bepergian lewat Bagdad. Ia berkata
kepada saya, 'Marcus. Bandit Tua, saya tidak jumpa dengan Anda sudah sejak '46,
tetapi Anda tidak bertambah kurus.' Oh, ia seorang pria yang sangat ramah. Saya
suka padanya." "Bagaimana dengan DR. Rathbone" Apakah ia orang yang ramah juga?"
"Saya suka dengan orang yang suka hura-hura. Saya tidak suka muka yang muram-
muram. Saya suka orang yang periang, yang muda dan cantik
seperti Anda. Marsekal itu berkata kepada Saya, Marcus, Anda terlalu suka pada
wanita.' Tetapi saya berkata balik kepadanya, 'Tidak benar, susahnya apa, saya
terlalu suka pada Marcus....'" -dan Marcus tertawa terbahak-bahak, kemudian
berhenti untuk berteriak, "Jesus-Jesus!"
131 Victoria terperanjat, tetapi kemudian ternyata bahwa Jesus adalah nama si
pengurus bar. Victoria sekali lagi merasa bahwa dunia Timur memang dunia yang
aneh. "Kasih gin dan jeruk lagi, dan wiski," perintah Marcus.
"Saya kira, saya..."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Jangan khawatir, Anda tak usah takut. Mi numan ini sangat enteng, sama sekali
tidak keras Percayalah."
"Nah, tentang DR. Rathbone," desak Victoria.
"Itu Nyonya Hamilton Clipp-namanya agak aneh-nyonya yang datang bersama Anda
itu, ia orang Amerika, bukan" Saya juga suka pada orang Amerika, tetapi saya
lebih suka pada orang Inggris. Orang Amerika selalu nampak cemas. Tetapi ada
kalanya mereka juga hebat seperti Tuan
Summers - Anda sudah kenal dia"-Ia minum begitu banyak bila datang di Bagdad,
kemudian tidur selama tiga hari nonstop. Yang begitu itu sudah keterlaluan,
tidak menyenangkan lagi."
"Tolonglah saya," kata Victoria.
Macus nampak tertegun. "Tentu, tentu Anda akan saya tolong. Saya selalu menolong kawan-kawan saya.
Katakan saja apa yang Anda inginkan dan segera akan saya penuhi.
Bistik khusus-atau kalkun rebus dimasak sedap dengan nasi, kismis, dan sayur-
mayur -atau anak-anak ayam kecil dimasak..."
"Saya tidak mau anak-anak ayam kecil," kata Victoria.
132 Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Tidak untuk sekarang," tambahnya bijaksana. "Saya ingin ketemu dengan DR.
Rathbone... Ya, DR. Rathbone. ia baru saja tiba di Bagdad. Dengan...
dengan sekretarisnya."
"Saya tak tahu," kata Marcus, "ia tidak menginap di Tio."
Apa yang dimaksud sudah jelas. Seseorang yang tidak menginap di Tio, tidak
termasuk daftar kawan Marcus.
"Tetapi kan ada hotel lain," desak Victoria, "atau barangkali ia punya rumah di
Bagdad sini?" "Oh, tentu. Ada hotel-hotel lain, Babylonian Palace, Senna Cherib, Hotel
Zobeida. Hotel-hotel itu baik juga, tetapi tidak sebaik Tio."
"Saya percaya akan hal itu," Victoria mengia-kan. "Tapi apakah Anda tahu kalau
kalau DR Rathbone menginap di salah satu hotel itu" Ada sesuatu badan atau
perkumpulan yang diurusnya -sesuatu yang berhubungan
dengan kebudayaan -dan perpustakaan."
Marcus menjadi sangat serius dengan diucapkannya kata kebudayaan.
"Itulah yang harus kita punyai," katanya. "Harus ada beragam kebudayaan.
Seni dan musik, semua yang indah-yang indah sekali. Saya sendiri
menyukai sonata-sonata biola, tetapi jangan lama-lama."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Sekalipun setuju dengan hal itu, apalagi mengenai yang terakhir, Victoria sadar
bahwa ia tidak menjadi lebih dekat dengan sasarannya. Mengobrol dengan Marcus,
pikirnya, sangat menyegar-133
kan. Dan Marcus adalah pribadi yang sangat menarik dengan kegairahan hidup yang
agak kekanak-kanakan. Tetapi percakapan dengannya
mengingatkan Victoria akan dongeng Elisa Di Negeri Ajaib, yag dengan susah-payah
berusaha mencari jalan menuju ke bukit. Semua topik selalu kembali ke titik
awal-Marcus! Ia menolak diberi tambahan minum lagi dan dengan rasa sedih ia berdiri.
Ia merasa sedikit pusing. Ramuan minuman itu sama sekali tidak enteng. Ia keluar
dari bar dan menuju ke teras di luar. Ia berdiri dekat pagar yang mempunyai
pandangan ke arah sungai. Tiba-tiba seseorang menegurnya dari belakang.
"Maafkan, tetapi sebaiknya Anda mengenakan mantel dulu. Barangkali Anda mengira
sekarang ini seperti musim panas di Inggris, tetapi di sini dapat menjadi sangat
dingin sesudah matahari terbenam."
Yang berbicara itu wanita Inggris yang sebelumnya telah berbicara dengan Nyonya
Clipp. Ia mempunyai suara parau, seperti seseorang yang terbiasa Koleksi ebook
inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
melatih anjing pacuan. Ia mengenakan mantel bulu, dan lututnya
diselimuti. Ia sedang mencicipi wiski dan soda.
"Oh, terima kasih banyak," sahut Victoria, ia ingin cepat-cepat pergi, tetapi
usahanya tidak berhasil. "Saya ingin memperkenalkan diri saya. Nama Saya Nyonya Cardew Trench." Dalam
kata itu tersirat dengan jelas: satu di antara keluarga 134
I ningrat Cardew Trench. "Anda tentunya tiba bersama... siapa namanya"-
Nyonya Hamilton Clipp."
"Ya," kata Victoria. "Benar."
"Ia mengatakan pada saya, bahwa Anda kemenakan Uskup Llangow."
Victoria menjadi tegang. "Benarkah ia mengucapkannya demikian?" Victoria bertanya dengan geli.
"Apakah saya salah tangkap?"
Victoria tersenyum. "Orang Amerika memang sering salah menang-kap nama-nama kita.
Memang kedengarannya seperti Llangow. Paman saya," kata Victoria yang dengan
cepat mengarang sesuatu, "adalah Uskup Languao."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Languao?" "Ya, di Kepulauan Pasifik. Ia seorang Uskup Kolonial. Itulah yang benar."
"Oh, Uskup Kolonial," kata nyonya Cardew Trench. Nada suaranya turun sekurang-
kurangnya tiga nada. Dan dugaan Victoria tepat. nyonya Cardew Trench sama sekali tidak tahu soal
Uskup-uskup Kolonial. "Sekarang jelas soalnya," tambahnya.
Victoria dengan bangga merasakan bahwa keterangannya dapat mengatasi saat dan
hal yang sangat pelik! "Dan apa kerja Anda di sini?" tanya nyonya
Cardew Trench dengan nada ingin tahu yang terdengar wajar.
Mencari seorang pria muda yang baru saja ia kenal beberapa saat di taman umum
London, adalah jawaban yang tidak mungkin diberikan Victoria. Ia ingat akan satu
tulisan di dalam satu surat kabar dan juga akan apa yang pernah ia katakan
kepada Nyonya Clipp. Maka ia berkata,
"Saya mencari paman saya, DR. Pauncefoot Jones."
"Oh, sekarang saya tahu siapa Anda," Nyonya Cardew Trench nampak gembira dapat
mengetahui hal-ikhwal Victoria. "DR. Pauncefoot Jones adalah seorang pria kecil
yang sangat menarik, sekalipun agak linglung-Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
tetapi hal itu memang biasa pada orang seperti dia. Saya pernah mende ngar
ceramahnya di London tahun yang silam Sangat menarik cara
membawakannya-tapi sayang saya tidak tahu, ceramah itu mengupas hal apa. Benar,
ia ada di Bagdad dua hari yang lalu. Saya ingat, ia mengatakan, beberapa gadis
akan bergabung dengannya pada akhir musim ini."
Dengan cepat, sesudah berhasil meneguhkan statusnya, Victoria
mengajukan pertanyaan. "Apakah Anda tahu seseorang bernama DR. Rathbone di sini?"
"Baru saja datang," kata Nyonya Cardew Trench. "Saya kira ia diminta memberikan
ceramah di suatu yayasan hari Kamis yang akan datang.
Judulnya, World Relationships and Bro-therhood- Persaudaraan dan Saling
Keterikatan 136 Umat Manusia-semacam itulah. Semua omong kosong, menurut pendapat saya. Semakin
keras keinginan Anda untuk mempersatukan orang,
semakin curiga mereka terhadap satu sama lain. Segala puisi dan musik
terbitannya menerjemahkan karya-karya Shakespeare dan Wordsworth ke dalam bahasa
Arab, Cina, dan Hindustani. Sekuntum Mawar di Tepi
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Sungai, dan sebagainya. Apa gunanya untuk orang-orang yang seumur hidupnya belum
pernah melihat bunga mawar?"
"Di mana ia menginap" Tahukah Anda?"
"Di Hotel Babylonian Palace, saya kira. Tetapi markasnya di Museum. The Olive
Branch-nama yang menggelikan. Tempat yang penuh wanita muda bercelana panjang
ketat dan berkaca mata dengan tengkuk yang tak
pernah dicuci." "Saya kenal sekretarisnya sepintas lalu," kata Victoria.
"Oh, ya" Namanya-namanya-Edward Thingummy-atau siapa begitu. Anak yang baik
-terlalu baik untuk gadis-gadis berambut panjang itu. Ia telah berjasa dalam
perang, begitu yang Saya dengar. Tetapi pekerjaan adalah pekerjaan, bukan" Ia
memang pria muda yang tampan -gadis-gadis itu tergila-gila kepadanya, semuanya."
Suatu perasaan cemburu yang mendalam menusuk hati Victoria.
"The Olive Branch," katanya. "Di mana kata Anda tadi?"
"Lewat belokan yang menuju ke jembatan
137 kedua, pada salah satu jalan yang masuk ke Rashid Street-letaknya agak terjepit-
tidak jauh dari toko kerajinan tembaga."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Bagaimana kabarnya Nyonya Pauncefoot Jones?" lanjut Nyonya Cardew Trenh.
"Apakah ia akan kemari" Saya dengar kesehatannya tidak begitu baik?"
Tetapi sesudah mendapatkan informasi yang ia inginkan, Victoria tidak ingin
mengambil risiko dengan mengarang-ngarang lagi. Ia melihat arloji tangannya dan
kemudian berkata, "Oh celaka, saya berjanji akan membangunkan Nyonya Clipp jam setengah tujuh dan
membantunya berkemas-kemas. Maaf, saya harus pergi."
Alasannya memang tepat, sekalipun Victoria mengganti jam tujuh dengan jam
setengah tujuh. Ia bergegas ke atas dan merasa sangat gembira. Besok ia akan
berjumpa dengan Edward di Olive Branch. Gadis-gadis bertengkuk kotor! Bah!
Kedengarannya sama sekali tidak menarik. Tetapi, Victoria pun tahu bahwa pria
tidak begitu memperhatikan tengkuk yang kurang bersih seperti halnya dengan
wanita Inggris setengah baya, apalagi bila
pandangan pemilik tengkuk tengkuk itu penuh pujaan dan kekaguman
terhadap pria yang juga ia kagumi.
Malam itu berlalu sangat cepat. Victoria bersantap malam agak dini di ruang
makan bersama Nyonya Hamilton Clipp. Yang belakangan ini
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
berbicara terus tentang semua hal yang ia lihat dan ia jumpai. Ia mendesak
Victoria supaya di kemu-138
dian hari mengunjunginya-Victoria dengan cermat mencatat alamatnya, sebab...
siapa tahu... Ia mengantar nyonya Clipp ke stasiun kereta api di Bagdad Utara,
memastikan bahwa wanita itu dengan selamat sampai di kompartemennya. Ia
diperkenalkan pada seorang kenalan yang kebetulan juga bepergian ke Kirkuk, dan
bersedia menolong Nyonya Clipp besok pagi.
Lokomitif mengeluarkan jeritan-jeritan me lengking dan memilukan hati, seperti
jeritan jiwa yang sedang tertekan. nyonya Clipp memberikan sepucuk amplop tebal
kepada Victoria dan berkata, "Sekadar kenang-kenangan, Nona Jones, atas
perjalanan kita berdua yang sangat
menyenangkan. Harap Anda terima dengan ucapan terima kasih saya."
Victoria berkata, "Nyonya terlalu baik kepada saya." Lokomotif melengking
memilukan untuk yang keempat dan terakhir kalinya, kemudian kereta api berjalan
perlahan-lahan keluar dari stasiun.
Victoria kembali ke hotel naik taksi, karena ia sama sekali tidak tahu bagaimana
caranya kembali ke hotel dan rupa-rupanya juga tidak ada orang kepada siapa ia
dapat menanyakannya. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Sesudah tiba di Tio, ia lari ke kamarnya dan dengan penuh harapan membuka amplop
itu, isinya sepasang kaus kaki nilon.
Dalam kesempatan lain, Victoria atau wanita lain, akan sangat senang menerima
kaus kaki semacam itu, karena harganya di luar jangkauan 139
saku. Tetapi saat itu, uang tunailah yang ia harapkan. Nyonya Clipp, sebaliknya,
terlalu segan untuk memberinya lembaran uang lima dinar.
Victoria lebih menginginkan nyonya itu tidak begitu segan kepadanya.
Bagaimanapun, besok akan ada Edward. Victoria mengganti pakaiannya, kemudian


Mereka Datang Ke Baghdad They Came To Baghdad Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

naik ke ranjang. Dalam waktu lima menit ia sudah tertidur pulas, ia bermimpi
menunggu Edward di kamar tunggu sebuah bandara, tetap" Edward yang hendak
berjumpa dengannya dihalang-halangi oleh seorang gadis berkaca mata yang
mencekik leher Edward kuat-kuat. Dan pesawat terbang itu pun bergerak menjauh-
perlahan-lahan... 140 BAB XI Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Matahari bersinar cerah ketika Victoria bangun pagi keesokan harinya-Sesudah
berbusana, ia ke balkon luas di depan jendela kamarnya. Seorang pria berambut
abu-abu keriting yang panjangnya menyentuh tengkuk yang kokoh kecoklatan, duduk
dengan punggung menghadap Victoria. Sewaktu orang itu memalingkan mukanya ke
samping, dengan heran Victoria
teringat siapa dia-Sir Rupert Crofton Lee. Mengapa ia heran, ia sendiri tak tahu
sebabnya. Mungkin karena ia menganggap bahwa seseorang yang
begitu penting seperti Sir Rupert tentu akan menginap di Kedutaan Besar dan
tidak di hotel. Bagaimanapun juga, orang itu ada di sana dan melihat ke arah
Sungai Tigris dengan penuh perhatian, seakan-akan mencari sesuatu. Bahkan ia
dapat melihat bahwa Sir Rupert membawa teropong yang tergantung di samping
kursinya Atau mungkin, ia sedang mengamat-amati burung-burung.
Victoria teringat akan seorang pria muda tampan yang hobinya mengamati burung.
Ia pernah menemani pria itu beberapa kali bertualang di akhir pekan. Pada suatu
saat ia disuruh berdiri 141 tegak, diam, dan tidak boleh bergerak seperti patung-di tengah-tengah semak-
semak basah dan angin yang dingin mengiris kulit-berjam-jam Koleksi ebook
inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
lamanya. Akhirnya temannya itu berbisik dengan penuh gairah, agar Victoria
melihat melalui teropong ke arah seekor burung yang buruk rupanya, yang sedang
berdiri di ranting pohon. Burung itu penampilannya lebih jelek daripada burung
murai atau burung chaffinch.
Victoria turun tangga dan ketemu Marcus Tio di beranda di antara dua bangunan
hotel itu. "Saya lihat Sir Rupert Crofton Lee menginap di sini," katanya.
"Ya, benar," kata Marcus dengan senyum lebar. "Ia orang baik-orang baik sekali."
"Apakah ia kenalan dekat Anda?"
"Bukan, ini yang pertama kali saya berjumpa dengannya. Kemarin Tuan Shrivenham
dari Kedutaan Besar Inggris membawa beliau kemari. Ia juga seorang pria yang
baik hati. Saya kenal beliau dengan baik."
Victoria menikmati sarapannya. Ia bertanya-tanya dalam hati, apakah ada orang
yang tidak baik di mata Marcus. Rupa-rupanya Marcus memang
murah hati. Sesudah sarapan, Victoria mulai mencari Olive Branch.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Sebagai orang asli Cockney London, ia tidak dapat membayangkan
bagaimana sukarnya mencari suatu tempat tertentu di suatu kota seperti Bagdad,
ia baru tahu hal itu sesudah memulainya.
142 Ia berjumpa lagi dengan Marcus sewaktu keluar dari hotel dan
menanyakan jalan ke Museum.
"Museum itu sangat bagus," kata Marcus sambil tersenyum lebar. "Penuh dengan
hal-hal yang sangat menarik, barang-barang kuno. Saya sendiri belum pernah ke
sana, tetapi saya punya kawan-kawan, ahli-ahli arkeologi, yang selalu menginap
di sini kalau mampir ke Bagdad, dalam
perjalanannya Tuan Baker- Richard Baker, Anda kenal dia" Dan Profesor Kalzman"
Dan DR. Pauncefoot Jones-dan Tuan dan nyonya McIn-tyre-mereka semua menginap di
Tio. Mereka semua kawan saya. Dan mereka suka bercerita tentang isi Museum.
Sangat menarik." "Di mana dan bagaimana saya dapat sampai ke sana?"
"Anda ikuti saja Rashid Street, agak jauh )uga, lewat perempatan ke Jembatan
Feisal dan lewat Bank Street-Anda tahu Bank Street?"
"Saya buta sama sekali," kata Victoria.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Dan sesudah itu ada lagi sebuah jalan-juga yang menuju ke jembatan dan di
sebelah kanan jalan itulah tempatnya. Anda tanya saja di mana tempat tinggal
keluarga Betoun Evans. Ia menjabat Penasihat Inggris, orangnya sangat baik. Dan
istrinya juga sangat baik. Dulunya ia datang kemari sebagai sersan urusan
transportasi di masa perang. Sungguh, ia sangat baik hati."
"Saya tidak ingin ke museumnya," kata Victoria. "Saya ingin ke suatu tempat-
suatu perkumpulan-suatu klub yang disebut Olive Branch."
143 "Jika Anda ingin buah zaitun (olives)," kata Marcus, "saya akan berikan Anda
yang bagus-bagus-dengan mutu terjamin. Mereka selalu
menyimpannya untuk Saya, untuk Hotel Tio. Nanti malam akan
kusediakan beberapa di meja Anda."
"Anda sangat baik hati," kata Victoria, kemudian lari ke arah Rashid Street.
"Ke kiri," teriak Marcus, "jangan ke kanan, tapi jaraknya sangat jauh. Pakai
taksi saja." "Apakah taksi tahu di mana letaknya Olive Branch?"
"Tidak, mereka tidak tahu di mana'. Anda bilang saja kepada sopirnya, kiri,
kanan, berhenti, terus-yah, ke mana saja Anda mau pergi."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Kalau begitu, lebih baik jalan kaki saja," kata Victoria.
Ia sampai di Rashid Street dan membelok ke kiri.
Bagdad sama sekali lain dari apa yang dibayangkannya. Sebuah jalan besar penuh
dengan orang, kendaraan-kendaraan yang membunyikan klakson
kuat-kuat, orang-orang yang saling berteriak. Barang-barang buatan Eropa yang
dijual di kedai-kedai, orang-orang yang meludah seenaknya. Cara orang-orang itu
mengumpulkan ludah di mulut sebelum diludahkan
benar-benar menjijikkan. Tidak nampak sosok-sosok orang Timur yang misterius.
Kebanyakan orang mengenakan pakaian Eropa yang lusuh atau yang sudah compang-
camping, baju-baju bekas Angkatan
144 Udara atau Angkatan Darat, kadang-kadang juga nampak sosok-sosok
tubuh bergaun hitam dan bercadar. Yang hampir-hampir tersamar di
antara busana tiruan Eropa yang beraneka ragam gayanya. Pengemis-
pengemis menghampirinya, yakni perempuan-perempuan yang
menggendong bayi kotor di dalam pelukan. Jalan yang dilaluinya penuh cekungan
dan benjolan dan ada kalanya terdapat lubang-lubang yang menganga.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Ia meneruskan perjalanannya. Tiba-tiba saja ia merasa seperti anak hilang dan
jauh dari rumah. Di sini tidak ada kemegahan perjalanan wisata, yang ada hanya
kebingungan. Akhirnya ia tiba di Jembatan Feisal. Ia berjalan terus saja. Sekalipun tidak
sedang berselera, tetapi matanya tergoda juga melihat bermacam-macam barang yang
dipamerkan di etalase, ia melihat sepatu bayi dan baju-baju wol, pasta gigi dan
kosmetika, senter listrik, cangkir dan piring porselen-semua campur-aduk jadi
satu. Perlahan-lahan ia dihinggapi rasa asyik, asyik melihat aneka ragam barang
dagangan yang datang dari seluruh penjuru dunia untuk memuaskan permintaan
segala macam manusia dari berbagai bangsa yang campur-aduk.
Victoria menemukan museum itu, tetapi bukan yang Olive Branch. Ia, yang terbiasa
dengan gampangnya mencari suatu tempat di London, merasa kesal karena tak dapat
menemukan seseorang yang dapat ia tanyai, ia tidak dapat berbahasa Arab. Para
pemilik toko yang bisa 145 berbahasa Inggris di sepanjang jalan yang ia lalui, selalu hanya
menawarkan barang dagangan, tetapi langsung acuh tak acuh, begitu ia menanyakan
jalan ke Olive Branch. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Ada cara lain, yaitu bertanya kepada polisi. Tetapi melihat pak polisi sedang
sibuk mengatur lalu lintas dengan tangannya yang selalu bergerak-gerak dan
peluit yang tak pernah berhenti ditiup, Victoria sadar bahwa pak polisi pun
bukan tempat bertanya. Ia masuk ke dalam toko buku yang memamerkan buku-buku berbahasa
Inggris, tetapi pertanyaan di mana letaknya Olive Branch hanya
menghasilkan gelengan kepala sopan. Dengan sangat menyesal mereka berkata bahwa
mereka sama sekali tidak tahu.
Tetapi sewaktu ia berjalan menyusuri jalan itu, terdengar olehnya bunyi tempaan
riuh dan pukulan-pukulan palu mengenai logam. Sewaktu
mengintip ke suatu lorong yang panjang dan agak gelap, ia teringat akan kata-
kata Nyonya Cardew Trench yang mengatakan bahwa Olive Branch letaknya dekat toko
kerajinan tembaga. Akhirnya ia tiba juga di toko itu.
Victoria memasuki lorong itu, dan selama tiga perempat jam berikutnya ia lupa
akan Olive Branch. Toko kerajinan tembaga itu benar-benar menyita seluruh
perhatiannya. Lampu-lampu tiup, logam yang mencair, segala karya ketrampil-an
tangan itu membuka mata si gadis Cockney, yang hanya terbiasa dengan barang-
barang jadi 146 Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
yang siap pakai dan tersusun rapi di toko. ia berjalan-jalan mengelilingi Suq.
Keluar dari toko itu, dan tiba di tempat penjualan selimut kuda yang berwarna
cerah bergaris-garis dan seprei katun yang dilapisi kapas. Di sini barang
dagangan Eropa nampak dalam corak yang lain. Dalam
keremangan lorong beratap yang sejuk, barang Eropa mendapat
penghargaan sebagai barang impor Sesuatu yang aneh dan langka.
Gulungan kain katun cap murahan yang berwarna-warni dan bertumpuk-tumpuk menjadi
pemandangan yang sedap dipandang.
Kadang kala, dengan teriakan, Balek, Balek, seekor keledai atau bagal penuh
bermuatan berlalu menyenggol Victoria, begitu juga orang-orang yang menggendong
karung besar penuh barang. Anak-anak berlarian
menghampirinya dengan nampan yang digantungkan di leher.
"Lihat, Nona, elastik, elastik bagus, elastik Inggris. Sisir, sisir Inggris?"
Barang-barang itu diacungkan kepadanya, tepat di muka hidungnya,
dengan rayuan supaya dibeli. Victoria berjalan seperti dalam mimpi. Inilah yang
namanya melihat dunia. Di setiap sudut dalam dunia lorong-lorong yang sejuk itu,
ia selalu menemukan sesuatu yang tak terduga. Satu lorong penuh tukang jahit
yang sedang duduk menjahit. Di belakang mereka terpampang gambar orang-orang
dalam busana Eropa yang bagus. Ada
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
deretan arloji dan perhiasan murahan. Bergulung-gulung kain beludru dan kain
brokat bersulam 147 benang emas dan perak. Pada belokan yang lain, ia berjalan-jalan di lorong yang
penuh dengan pakaian bekas murahan dari Eropa, sweater aneh-aneh yang sudah
usang dan menyedihkan, dan rompi yang panjang berjurai.
Dan di sela-sela itu semua matanya menembus pandangan ke halaman
luas, yang tenang, terbuka, dan disinari matahari.
Ia tiba pada tempat perdagangan celana. Pemiliknya duduk bersila dengan sorban
di kepalanya, di tengah-tengah kiosnya yang sempit.
"Balek." Seekor keledai bermuatan berat menyeruduk Victoria ke samping, ke dalam lorong
tak beratap, berbelok-belok di antara rumah-rumah tinggi. Berjalan menyusuri
lorong itu, tanpa sengaja ia sampai ke tujuannya. Melalui sebuah lubang ia
memandang ke sebuah halaman persegi kecil dan di seberang sana pada pintu
gerbang terbuka, terpampang papan besar
dengan tulisan THE OLIVE BRANCH dan patung seekor burung merpati
yang membawa ranting pohon zaitun di paruhnya.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Dengan perasaan gembira, Victoria melintasi halaman dan masuk ke pintu terbuka
itu. Ia tiba di suatu ruangan yang diterangi sinar redup, dengan meja-meja -yang
penuh buku-buku dan majalah-majalah. Buku-buku
lainnya tersusun rapi di rak-rak di sekeliling ruangan itu. Nampaknya seperti
sebuah toko buku, kalau tidak karena susunan beberapa kursi di sana sini.
148 Dari keredupan, keluarlah seorang wanita muda menghampirinya dan
bertanya dengan bahasa Inggris yang sangat baik.
"Apakah saya dapat menolong Anda?"
Victoria memandangnya. Wanita itu memakai celana korduroi dan baju flanel.
Rambutnya hitam lebat dengan potongan yang dimaksudkan
bergaya bob. Ia nampak lebih cocok tinggal di Bloomsburry, tetapi mukanya bukan
raut muka Bloomsburry. Mukanya seperti muka Levantine yang murung, dengan mata
lebar sedih dan hidung besar.
"Apakah ini... ini... DR. Rathbone ada di sini?"
Kesal benar rasanya karena belum juga tahu nama belakang Edward.
Nyonya Cardew Trench juga hanya menamakannya Edward Thingummy.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Benar. DR. Rathbone. The Olive Branch. Apakah Anda ingin bergabung dengan kami"
Ya, itu bagus sekali."
"Barangkali saya... apa saya dapat bertemu dengan DR. Rathbone?"
Wanita muda itu tersenyum sedih.
"Kami tidak boleh mengganggu beliau. Saya mempunyai daftar isian. Saya akan
menjelaskan bagaimana cara mengisinya. Sesudah itu Anda tandatangani. Ongkosnya
dua dinar." "Saya belum pasti apakah saya ingin bergabung," kata Victoria, sedikit cemas
karena mendengar kata dua dinar itu. "Saya hanya ingin bertemu dengan DR.
Rathbone atau sekretarisnya. Dengan sekretarisnya saja sudah cukup."
149 "Akan saya jelaskan, ya. Semua akan saya jelaskan. Kami merupakan satu keluarga
di sini, keluarga untuk masa depan. Kami membaca buku
pendidikan yang baik-baik-saling mendeklamasikan sajak."
"Sekretaris DR. Rathbone," kata Victoria dengan suara keras dan jelas. "Ia
bilang secara khusus kepada saya agar saya menjumpainya."
Wanita muda itu jadi cemberut.
"Tetapi tidak sekarang," katanya. "Akan saya jelaskan."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Mengapa tidak sekarang" Apakah ia tidak ada di sini" Apakah DR.
Rathbone tidak ada di sini?"
"Ya, DR. Rathbone ada di sini. Ia ada di atas. Kami tidak boleh mengganggunya."
Arus rasa benci pada segala yang berbau asing, yang menjadi ciri khas orang
Inggris melanda Victoria. Olive Branch yang seharusnya
menumbuhkan suasana persaudaraan internasional, justru membuat efek yang
bertolak-belakang, begitulah pendapatnya.
"Saya baru saja tiba dari Inggris," katanya- dan nadanya sudah menyerupai nada
Nyonya Cardew Trench -"dan saya mempunyai pesan sangat penting untuk DR.
Rathbone, yang harus saya sampaikan secara pribadi. Antarkan saya kepadanya
sekarang juga. Saya menyesal karena terpaksa
mengganggu dia, tetapi bagaimanapun juga saya harus bertemu
dengannya." "Sekarang juga!" tambahnya untuk menolak segala alasan.
150 Kalau ada orang Inggris yang berlagak selalu menang, selalu ingin mencapai
keinginannya, maka segala rintangan di depannya hampir pasti akan selalu runtuh.
Wanita muda itu langsung berbalik dan mengantar Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
Victoria ke sebuah ruangan di belakang, kemudian naik tangga dan sampai ke
sebuah beranda panjang yang mempunyai pandangan ke arah sebuah taman. Di situ ia
berhenti dan mengetuk sebuah pintu. Suara seorang pria berkata, "Masuk."
Pengantar Victoria membukakan pintu dan mempersilakan masuk


Mereka Datang Ke Baghdad They Came To Baghdad Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Seorang wanita dari Inggris ingin bertemu dengan Anda."
Victoria melangkah masuk.
Seorang pria di belakang meja penuh berisi kertas-kertas berdiri untuk menyalami
Victoria. Ia seorang pria yang mengesankan, berusia agak lanjut, kira-kira enam puluh
tahun dengan dahi yang lebar tinggi dan rambut putih. Kebajikan, keramahan, dan
keluwesan memancar dari kepribadiannya. Seorang
pengarah acara sandiwara akan mengambilnya tanpa ragu-ragu untuk
memerankan seorang philantrop besar-penyayang umat manusia.
Ia menyalami Victoria dengan senyum hangat.
"Jadi Anda baru saja datang dari Inggris," katanya. "Baru pertama kali datang
kemari, ya?" "Ya." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Saya tidak tahu bagaimana kesan Anda tentang ini semua.... Ceritakan kepada
saya nanti 151 saja. Coba Saya ingat-ingat dulu, apakah Saya pernah berjumpa dengan Anda" Saya
begitu sukar mengingat, dan Anda tidak memberikan nama."
"Anda tidak kenal saya," kata Victoria, "tetapi saya teman Edward."
"Teman Edward," kata DR Rathbone. "Wah, itu bagus sekali. Apakah Edward tahu,
Anda ada di Bagdad?"
"Belum," kata Victoria.
"Kalau begitu, ini kabar yang menyenangkan baginya bila ia kembali."
"Kembali?" kata Victoria dengan suara melemah.
"Ya, Edward sekarang ada di Basrah. Saya menyuruh ia ke sana untuk mengurus
beberapa peti yang telah datang untuk kami. Terdapat beberapa hambatan yang
menjengkelkan di pabean. Kami belum dapat
membereskannya. Hubungan pribadi adalah yang paling penting dan
Edward paling cocok untuk hal itu. Ia tahu kapan harus berbuat luwes dan kapan
harus menggertak, dan ia tidak akan berhenti sampai urusannya selesai. Ia anak
muda yang tak mudah goyah. Suatu sifat yang baik untuk seorang pria muda. Saya
sangat terkesan pada Edward."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Matanya bersinar-sinar. "Tetapi Saya tidak semestinya memuji-mujinya di hadapan Anda, Nona."
"Bila-bila Edward akan kembali dari Basrah?" tanya Victoria dengan kecut.
"Saya tak dapat mengatakannya. Hanya, ia
152 tidak akan kembali sebelum urusannya selesai- dan mengurus sesuatu di sini harus
sabar, tidak boleh tergesa-gesa. Katakan kepada saya di mana Anda menginap, dan
saya berjanji akan menyuruhnya menghubungi Anda, bila ia kembali."
"Apakah...," kata Victoria karena merasa terjepit dan sadar akan keuangannya
yang tidak mencukupi, "saya... apakah saya dapat bekerja di sini?"
"Nah, itu sangat saya hargai," kata DR. Rathbone dengan hangat. "Ya, tentu saja
dapat. Kami memerlukan tenaga, semua tenaga yang dapat kami
kerahkan, teristimewa tenaga Inggris. Pekerjaan kami berjalan bagus-bagus
sekali-tetapi masih banyak yang harus dikerjakan. Tetapi orang harus tekun. Saya
telah punya tiga puluh tenaga sukarela-tiga puluh-dan semuanya sangat tekun!
Jika Anda sungguh-sungguh berminat, Anda akan sangat berguna."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Kata sukarela didengar Victoria dengan rasa tidak enak.
"Saya menginginkan suatu pekerjaan yang bergaji," katanya.
"Oh, sayang sekali!" Wajah DR. Rathbone berkerut. "Itu sangat sulit.
Pegawai kami yang digaji hanya sedikit sekali dan sekarang ini, dengan tenaga
sukarela, sudah mencukupi."
"Saya harus mendapat pekerjaan," Victoria menjelaskan. "Saya adalah juru ketik
steno yang mahir," tambahnya tanpa malu-malu.
"Saya yakin Anda memang mahir, Nona. Anda
153 memancarkan kemahiran, kalau boleh saya katakan demikian. Tetapi
untuk kami, ini soal pound, shilling, dan pence. Kalau Anda dapat pekerjaan di
lain tempat, saya masih berharap, Anda bersedia menolong kami dalam waktu luang.
Kebanyakan dari pekerja kami mempunyai
pekerjaan tetap lain. Saya percaya Anda pasti akan keasvikan menolong kami.
Kekejaman, perang, salah paham, dan saling curiga-semua itu harus dibatasi,
dimusnahkan. Yang kami perlukan adalah tempat pertemuan untuk mendiskusikan ide-
ide. Drama, seni, puisi-karya jiwa yang besar. Di sini tidak ada tempat untuk
iri hati dan kebencian."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Tidak," kata Victoria dengan ragu-ragu, ia teringat akan kawan-kawannya yang
menjadi aktris dan artis. Kehidupan mereka selalu penuh obsesi dengan iri hati
mengenai hal yang remeh-remeh, kebencian yang sangat besar dan membinasakan.
"Saya telah mengurus penerjemahan Midsummer Night's Dream ke dalam empat puluh
bahasa," kata DR. Rathbone. Empat puluh kelompok pemuda yang bereaksi sama
terhadap sebuah karya sastra yang agung. Para
pemuda- itulah rahasianya Saya tidak memerlukan orang selain yang masih muda.
Sekali pikiran dicemari, maka segalanya sudah terlambat.
Maka, hanya yang masih muda yang harus berkumpul. Misalnya, gadis di bawah itu,
Catherine, yang mengantar Anda masuk kemari, ia adalah orang Siria dari
Damaskus. Anda dan dia mungkin sebaya. Dalam
154 keadaan biasa, kalian tidak akan bertemu, kalian tidak mempunyai
persamaan apa pun. Tetapi di Olive Branch, Anda, dia,' dan banyak lainnya,
gadis-gadis Rusia, Yahudi, Irak, Turki, Armenia, Mesir, Persia, saling bertemu,
saling berteman, dan bersama-sama membaca buku yang sama dan berdiskusi tentang
lukisan dan musik. Ada penceramah ulung di antara kami. Kalian akan
berkesimpulan dan mendapatkan kegairahan Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
karena melihat sesuatu dari segi yang berbeda-beda -Nah, bukankah itu yang
seharusnya terjadi di bumi kita ini?"
Victoria tidak dapat mencegah dirinya untuk beranggapan, bahwa DR.
Rathbone agak terlalu optimistis dengan pendapatnya bahwa unsur-unsur yang
bertemu itu tentu dan selalu akan bisa bergabung dengan baik. Ia dan Catherine,
misalnya, sama sekali tidak saling menyukai. Dan Victoria mempunyai dugaan kuat
bahwa semakin banyak mereka bertemu, semakin besar pula tumbuhnya rasa benci di
antara mereka berdua. "Edward itu hebat," kata DR. Rathbone. "ia dapat bergaul dengan siapa saja.
Barangkali pergaulannya dengan gadis-gadis lebih baik daripada dengan pemuda-
pemuda. Mahasiswa di sini pada mulanya agak sukar
dikendalikan-saling curiga-mencurigai, bahkan hampir-hampir bersikap bermusuhan.
Tetapi gadis-gadis itu semua menyukai Edward, mereka
bersedia berbuat apa saja untuk Edward. Khususnya dengan Catherine, ia dapat
bergaul dengan baik."
155 "Begitukah?" kata Victoria dengan nada dingin. Kebenciannya pada Catherine
bertambah besar. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Nah", kata DR. Rathbone sambil tersenyum, "datanglah dan bantulah kami jika ada
kesempatan." Ini berarti selesainya wawancara. Ia menjabat tangan Victoria dengan hangat.
Victoria keluar ruangan dan turun ke bawah. Catherine berdiri di dekat pintu
sambil berbicara dengan seorang gadis yang sedang masuk dan membawa koper kecil
di tangannya. Gadis itu sangat cantik dan berkulit gelap. Untuk sekejap Victoria
merasa telah' pernah bertemu dengannya di suatu tempat. Tetapi gadis itu
memandangnya tanpa menunjukkan tanda-tanda pengenalan sama sekali. Kedua gadis itu saling berbicara
dalam bahasa yang tidak dimengerti oleh Victoria. Mereka berhenti berbicara
ketika ia masuk dan tetap bungkam sambil
memandanginya. Victoria berjalan ke pintu melalui mereka dan memaksa diri untuk
mengucapkan "Selamat tinggal" kepada Catherine dan kemudian ke luar.
Ia menemukan jalan ke Rashid Street, melalui lorong-lorong yang berbelok-belok
itu dan kemudian berjalan perlahan-lahan kembali ke hotel. Matanya tak sanggup
lagi melihat segala sesuatu di sekelilingnya. Ia mencoba mengalihkan pikirannya
dari keadaannya yang serba sulit (di Bagdad Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
tanpa uang sepeser pun), dengan cara memusatkan pikirannya pada DR.
Rathbone dan landasan 156 kerja serta tujuan Olive Branch. Di London waktu itu, Edward mempunyai dugaan
bahwa ada sesuatu yang tidak beres pada pekerjaannya. Apanya yang tidak beres"
DR. Rathbone" Atau Olive Branch itu sendiri"
Victoria tidak percaya bahwa ada sesuatu yang tidak beres dengan DR.
Rathbone. Menurut pendapatnya, DR. Rathbone seperti seorang fanatik yang salah
arah dan ingin melihat dunia dalam bentuk yang diidam-idamkannya, tanpa mempe-
dulikan kenyataan. Apa yang dimaksud Edward dengan tidak beres" ia hanya berkata secara samar-
samar. Mungkin ia sendiri tidak tahu dengan pasti.
Apakah DR. Rathbone sesungguhnya seorang pemimpin besar"
Victoria yang baru saja menerima keramahan nya yang menarik,
menggelengkan kepala. Tetapi sikap DR. Rathbone jelas berubah, sekalipun
sedikit, pada gagasan untuk membayar gaji kepadanya, ia benar-benar memilih
orang-orang yang bersedia bekerja tanpa bayaran.
Tetapi hal itu, pikir Victoria, adalah sesuatu yang wajar.
Tuan Greenholtz, umpamanya, juga akan mempunyai perasaan yang sama.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
157 BAB XII Victoria tiba kembali di Hotel Tio dengan kaki yang terasa sakit, dan diterima
dengan hangat oleh Marcus, yang sedang duduk di teras
memandangi sungai dan sedang berbicara dengan seorang pria kurus
setengah baya dengan pakaian yang agak kumal.
"Minumlah bersama kami, Nona Jones Martini -sidecar" Kenalkan, Tuan Dakin. Nona
Jones dari Inggris. Nah, Nona, apa yang Anda inginkan?"
Victoria berkata, ia ingin sidecar dan kacang manis. Ia menyarankan itu dengan
penuh harapan, karena ingat bahwa kacang mengandung banyak gizi.
"Anda suka kacang, va" Jesus!" Ia memberi perintah dalam bahasa Arab dengan
cepat. Dakin berkata dengan suara rendah bahwa ia lebih suka limun.
"Ah," Marcus memprotes, "tapi itu menggelikan. Ah, ini dia Nyonya Cardew Trench-
Anda kenal Tuan Dakin" Apa yang Anda ingini?"
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Gin dan jeruk," kata Nyonya Cardew Trench, sambil sepintas lalu mengangguk ke
arah Dakin. 158 "Anda nampak kepanasan," tambahnya kepada Victoria.
"Saya baru saja berjalan-jalan, melihat-lihat."
Sesudah minuman disajikan, Victoria lalu asyik mengunyah sepiring besar kacang
pistachio dan keripik kentang.
Sementara itu, seorang pria gemuk pendek datang menaiki tangga dan Marcus yang
ramah itu menerimanya dengan hangat. Ia diperkenalkan kepada Victoria sebagai
Kapten Crosbie dan matanya yang agak menonjol itu meliriknya. Victoria
berkesimpulan bahwa pria itu mudah terbujuk oleh rayuan wanita.
"Baru tiba?" Ia bertanya kepada Victoria.
"Kemarin." "Rasanya pernah berjumpa dengan Anda."
"Ia sangat ramah dan cantik, bukan?" kata Marcus dengan gembira. "Oh, va, saya
senang Nona Victoria ada di sini, saya akan membuat pesta untuknya, satu pesta
kecil yang manis." "Dengan anak ayam?" tanya Victoria dengan penuh harapan.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Ya, ya-dengan foie gras-foie gras dari Strasburg dan barangkali juga caviare-
dan kemudian kita makan masakan ikan-yang enak- ikan dari Tigris, tetapi diberi
saus dan jamur. Dan juga dengan kalkun isi-seperti cara di rumah saya-dengan
nasi dan kismis dan bumbu-bumbu-dan
dimasak sampai empuki Oh, enak sekali-tapi Anda harus makan yang
banyak-jangan hanya sesendok kecil. Kalau Anda
159 suka, saya akan suruh bikin steak yang benar-benar empuk. Kita akan santap malam
yang lama -berjam-jam lamanya - akan bagus sekali-saya sendiri tidak akan ikut
makan-saya hanya akan minum saja."
"Bagus sekali," kata Victoria dengan suara kecil. Daftar menu yang diajukan itu
membuat ia lapar dan agak pusing. Ia bertanya-tanya dalam hati-apakah Marcus
benar-benar mau membuat pesta itu dan jika
demikian kapan dapat secepatnya dilaksanakan.
"Saya kira Anda pergi ke Basrah," kata nyonya Cardew Trench kepada Crosbie.
"Kemarin kembali," kata Crosbie.
ia melihat ke balkon. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Siapa bandit itu?" tanyanya. "Seorang pria dengan pakaian aneh dan topi besar."
"Itu Sir Rupert Crofton Lee," kata Marcus. "Tuan Shrivenham membawanya kemari
semalam, dari Kedutaan Besar. Orangnya baik sekali, seorang pengelana besar. Ia
pernah menyeberangi Sahara naik unta dan
menaklukkan gunung-gunung. Kehidupan semacam itu sama sekali tidak menyenangkan
dan sangat berbahaya. Saya sendiri tidak suka."
"Oh, jadi itulah orangnya," kata Crosbie. "Saya telah membaca buku-bukunya."
"Saya satu pesawat dengannya waktu kemari," kata Victoria.
Kedua pria itu memandangnya dengan penuh perhatian, demikianlah
perasaan Victoria. 160 "Nampaknya ia sibuk sendiri dan sama sekali tidak mempedulikan orang lain," kata
Victoria dengan kesal. "Saya kenal dengan bibinya di Simla," kata nyonya Cardew Trench. "Seluruh
keluarga itu persis seperti dia. Orang-orang pintar, tetapi tidak dapat
menyembunyikan kesombongan."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Sepanjang pagi ia hanya duduk-duduk di sana tanpa berbuat apa-apa,"
kata Victoria dengan nada mencela.
"Perutnya yang bikin susah," Marcus menjelaskan. "Hari ini ia tidak makan apa-
apa. Sangat menyedihkan."
"Saya tak dapat mengerti," kata Nyonya Cardew Trench, "Marcus, bagaimana Anda
bisa gemuk, kalau tak pernah makan apa-apa."
"Itu karena saya banyak minum," kata Marcus. Ia menghela napas dalam-dalam.
"Saya minum terlalu banyak. Malam ini adik Saya dan suaminya akan datang. Saya
akan minum dan minum terus sampai pagi." ia menghela napas lagi dan kemudian
tiba-tiba saja ia berteriak seperti biasanya. "Jesus! Jesus! Bawa lagi yang
seperti tadi." "Untuk saya sudah cukup," kata Victoria cepat-cepat. Dakin juga
menolaknya sambil meminum sisa limunnya, kemudian pergi seenaknya tanpa tergesa-
gesa, sementara Crosbie pergi ke atas, ke kamarnya.
Nyonya Cardew Trench menyentil gelas Dakin dengan jarinya. "Limun, seperti
biasanya?" kata-nya. "Suatu penanda yang kurang baik."
161 Victoria bertanya mengapa itu berarti tanda yang kurang baik.
"Bila seorang pria hanya mau minum, dan bila ia hanya sendirian."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Ya," kata Marcus, "memang demikian."
"Apakah benar ia hanya mau minum saja?" tanya Victoria.
"Itulah sebabnya ia tidak dapat maju," kata Nyonya Cardew Trench, "Hanya cukup
untuk mempertahankan pekerjaannya, lain tidak."
"Tapi orangnya baik," kata Marcus yang pemurah.


Mereka Datang Ke Baghdad They Came To Baghdad Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Huh!" kata Nyonya Cardew Trench. "Kerjanya hanya lontang-lantung dan keluyuran
sepanjang hari -tidak punya stamina-tidak ingin hidup lebih layak. Salah satu
orang Inggris yang terdampar di dunia Timur, hanya untuk bermalas-malasan."
Victoria mengucapkan terima kasih kepada Marcus untuk pemberian
minumnya dan menolak lagi untuk kedua kalinya. Ia pergi ke atas, ke kamarnya,
melepaskan sepatunya dan merebahkan diri di atas ranjang untuk memikirkan
keadaannya. Uang yang tersisa tinggal kira-kira tiga pound-hanya cukup untuk
membayar ongkos penginapan dan makan.
Melihat sifat Marcus yang murah hati dan kalau ia dapat hidup dengan hanya minum
minuman keras ditambah kacang, zaitun, dan keripik
kentang, ia mungkin dapat memecahkan persoalan makanan untuk
beberapa hari yang akan datang. Beberapa saat lagi Marcus
162 Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
akan menyodorkan rekening kepadanya. Dan... berapa lama Marcus mau memberinya
waktu sebelum ia dapat membayar" Victoria tak dapat
memperkirakannya. Ia berpikir, dalam soal bisnis Marcus tidak akan bersikap masa
bodoh. Tentunya ia harus pergi ke lain tempat di mana ia dapat hidup lebih
murah. Tetapi bagaimana ia bisa tahu tempat semacam itu" Ia harus mendapat
peker-jaan-secepat mungkin. Tetapi ke mana ia harus melamar pekerjaan" Juga
pekerjaan macam apa" Siapa yang dapat ia tanyai untuk mendapat pekerjaan itu"
Betapa sulitnya situasinya, tercam-pak di negeri orang tanpa uang dan tidak tahu
caranya untuk berbuat sesuatu. Tetapi dengan pengetahuan serba sedikit mengenai
lapangan yang dihadapi, Victoria tetap yakin (seperti biasanya) bahwa ia mampu
bertahan. Kapankah Edward kembali dari Basrah" Barangkali Edward (aduh
mengerikan) telah melupakan dia. Apa sebabnya ia pergi ke Bagdad
dengan tergesa-gesa dan dengan cara yang sebodoh ini" Siapa sebenarnya Edward"
Hanya seorang pria dengan senyum yang menawan dan cara
yang menarik dalam menyatakan sesuatu. Dan lagi, siapa nama
belakangnya" Bila ia tahu itu, ia mungkin dapat menelegramnya-tapi tidak
mungkin, karena ia tidak tahu di mana Edward tinggal. Ia tidak tahu apa-apa-
itulah soalnya-itulah yang membuatnya merasa tertekan.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Dan selain itu, ia juga tidak tahu ke mana ia bisa -minta nasihat, bertanya,
atau minta informasi. 163 Bukan Marcus, yang meskipun ramah tetapi tidak pernah mau
mendengarkan. Bukan pula Nyonya Cardew Trench (yang sudah
mencurigainya sejak awal). Bukan pula Nyonya Hamilton Clipp, yang telah
menghilang ke Kirkuk. Juga bukan DR. Rathbone.
Ia harus mendapat uang-atau pekerjaan-pekerjaan apa saja. Mengurusi anak-anak,
menempelkan perangko pada surat-surat di kantor, jadi
Panji Tengkorak Darah 1 Raja Naga 7 Bintang Qi Xing Long Wang - Seven Star Dragon King Karya Khu Lung Penelitian Rahasia 4
^