Pencarian

Nemesis 2

Nemesis Karya Agatha Christie Bagian 2


adalah orang-orang yang suka
bepergian, dan suka melihat-lihat pemandangan. Yang sepasang lagi adalah orang
Inggris. Tanpa ragu Miss Marple bisa memastikan bahwa mereka adalah pensiunan
tentara dan istrinya. Dicatatnya dalam daftar sebagai Kolonel Walker dan nyonya.
Tepat di belakangnya, duduk seorang pria tinggi, kurus, dan berumur lebih dari
tiga puluh tahun. Dia sering menggunakan kata-kata yang bersifat teknis. Dia
pasti seorang arsitek. Agak jauh dari tempat duduknya, ada pula dua orang wanita
setengah baya yang pergi bersama.
Mereka sedang membahas brosur mereka, dan apa-apa yang bakal
menarik dalam perjalanan itu. Seorang di antaranya berkulit gelap dan kurus,
sedang yang seorang pirang dan bertubuh kekar. Yang bertubuh kekar itu, wajahnya
rasanya tak asing bagi Miss Marple. Dia penasaran, di mana dia pernah melihat
atau bertemu dengannya. Tapi dia tak
berhasil mengingatnya kembali. Mungkin seseorang, dengan siapa dia pernah
bertemu di sebuah cocktail party.
atau seseorang yang pernah duduk di hadapannya di sebuah kereta api.
Tapi tak ada yang lebih khusus yang bisa menimbulkan ingatannya.
Tinggal seorang penumpang lagi yang harus diamatinya, yaitu seorang pria muda,
yang mungkin berumur kira-kira sembilan belas atau dua puluh tahun. Dia
mengenakan pakaian yang sesuai dengan usianya: jeans ketat berwarna hitam dan
sweater berleher tinggi berwarna ungu.
Rambutnya lebat dan tak rapi. Dia memandangi keponakan wanita yang sok berkuasa
itu dengan penuh minat, dan menurut Miss Marple,
keponakan wanita itu pun membalas pandangannya dengan penuh minat Koleksi ebook
inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
pula. Jumlah wanita-wanita tua dan yang setengah baya memang lebih besar, namun
setidaknya ada dua orang muda di antara para penumpang.
Mereka singgah untuk makan siang di sebuah hotel yang menyenangkan di tepi
sungai, dan setelah itu mereka meneruskan perjalanan ke
Blenheim untuk melihat-lihat pemandangan. Miss Marple pernah dua kali
mengunjungi Blenheim, hingga dia bisa membatasi penggunaan kakinya dengan hanya
melihat-lihat di dalam gedung. Tapi dia segera bisa melihat keindahan kebun dan
pemandangan di situ. Waktu mereka tiba kembali di hotel tempat mereka akan menginap,
para penumpang sudah mulai saling kenal. Mrs. Sandbourne yang efisien, dan masih
bersemangat serta tidak kelihatan letih setelah menjalankan tugasnya memimpin
orang-orang melihat-lihat pemandangan, telah melaksanakan tugasnya dengan baik
sekali. Dia pandai membentuk kelompok-kelompok kecil, dengan menggabungkan
seseorang-seolah-olah menyerahkannya-pada seseorang atau suatu kelompok, sambil
menggumamkan sesuatu-umpamanya,
"Sebaiknya Anda mendengar Kolonel Walker bercerita tentang
kebunnya. Katanya dia memiliki koleksi bunga fuchsia yang indah."
Dengan kalimat-kalimat singkat seperti itu, dia mengelompokkan orang-orang.
Kini Miss Marple sudah bisa mengenali para penumpang dengan namanya masing-
masing. Yang beralis tebal adalah Profesor Wanstead, seperti yang telah
diduganya, dan orang asing itu memang benar Mr. Caspar.
Wanita yang sok berkuasa itu adalah Mrs. Riseley-Porter, dan
keponakannya bernama Joanna Crawford. Pemuda yang berambut lebat adalah Emlyn
Price. Agaknya dia dan Joanna Crawford sedang berusaha mencari-cari persamaan
pandangan mereka dalam bidang-bidang
tertentu, seperti mengenai perekonomian, seni, politik, hal-hal yang secara umum
tak disukai, dan sebagainya.
Kedua orang wanita yang tua-tua itu tentulah bergabung dengan Miss Marple,
karena mereka sebaya. Dengan asyiknya mereka membahas
penyakit-penyakit tulang, rematik, pantangan-pantangan, dokter-dokter Koleksi
ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
baru dan obat-obatan, mulai dari yang biasa diberikan dokter, yang manjur,
sampai pada obat-obat tradisional, yang
bisa juga menyembuhkan, bila semua yang lain gagal. Mereka juga
membahas tentang tur-tur yang telah mereka ikuti ke tempat-tempat asing di
Eropa, tentang hotel-hotel, biro-biro perjalanan, dan akhirnya tentang County of
Somerset di mana Miss Lumley dan Miss Bentham
tinggal. Ditambahkan betapa sulitnya mendapat tukang kebun yang baik di tempat
itu, akhir-akhir ini. Kedua wanita setengah baya yang bepergian bersama ternyata bernama Miss Cooke
dan Miss Barrow. Miss Marple tetap merasa bahwa salah seorang di antara mereka,
yaitu Miss Cooke, yang pirang, tak asing baginya. Tapi dia masih belum bisa
mengingat di mana dia melihatnya.
Mungkin hanya angan-angannya saja. Meskipun mungkin hanya angan-
angannya saja, dia punya perasaan bahwa Miss Barrow dan Miss Cooke kelihatannya
menghindarinya. Kelihatannya mereka selalu berusaha untuk menjauh, setiap kali
dia mendekat. Mungkin itu pun hanya angan-angannya saja.
Lima belas orang. Seorang di antaranya setidaknya pasti ada apa-
apanya. Malam itu, pada acara ngobrol santai, disebutnya nama Mr.
Rafiel. Dia ingin melihat kalau-kalau ada yang memberikan reaksi. Tapi tak
seorang pun bereaksi. Wanita cantik yang hebat itu bernama Miss Elizabeth Temple. Dia
pensiunan kepala sekolah sebuah sekolah wanita yang terkenal. Menurut
penglihatan Miss Marple, tak ada yang mirip, kecuali mungkin Mr.
Caspar. Itu pun mungkin karena dipengaruhi prasangkanya sendiri
terha- dap segala sesuatu yang berbau luar negeri. Pemuda kurus yang bernama Richard
Jameson itu adalah seorang arsitek.
"Mungkin besok langkahku akan lebih berhasil," kata Miss Marple menghibur
dirinya. III Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Miss Marple pergi tidur dalam keadaan letih sekali. Pergi melihat-lihat
pemandangan memang menyenangkan, tapi juga amat meletihkan. Dan
kalau kita mencoba mengamati lima belas orang sekaligus, sambil
bertanya-tanya sendiri yang mana di antara mereka yang mungkin bisa dihubungkan
dengan suatu pembunuhan, itu lebih meletihkan lagi. Usaha itu terasa agak tak
masuk akal, hingga menurut Miss Marple, orang tak bisa menganggapnya serius.
Orang-orang ini semua kelihatannya baik-baik, orang-orang yang suka pergi
berlayar atau mengikuti tur dan sebagainya. Namun demikian dilihatnya juga satu
kali lagi daftar nama-nama penumpang itu, lalu menuliskan beberapa catatan dalam
buku catatannya. Mrs. Riseley-Porter" Tidak terkait dengan kejahatan. Terlalu suka bergaul dan
terlalu memusatkan segalanya pada dirinya sendiri.
Sang keponakan, Joanna Crawford" Samakah keadaannya" Tapi dia
efisien sekali. Namun, mungkin Mrs. Riseley-Porter punya
semacam informasi yang menurut Miss Marple ada hubungannya dengan persoalan
tertentu. Dia harus menjaga hubungan baik dengan Mrs. Riseley-Porter.
Miss Elizabeth Temple" Orang yang memiliki kepribadian. Menarik.
Wanita itu tidak mengingatkan Miss Marple pada salah seorang
pembunuh yang pernah dikenalnya. "Dia bahkan memancarkan sifat kejujuran," kata
Miss Marple sendiri. "Kalau dia memang telah melakukan suatu pembunuhan, maka
pembunuhan yang dilakukannya
pasti sangat terkenal. Mungkin dia telah membunuh dengan suatu alasan yang
luhur, atau demi sesuatu yang dianggapnya luhur." Tapi itu pun tidak memuaskan.
Miss Temple selalu melakukan sesuatu dengan penuh kesadaran dan tahu mengapa dia
melakukannya, pikirnya. Dia tidak akan mungkin punya gagasan-gagasan tolol
seperti keluhuran, bila yang terjadi benar-benar adalah kejahatan, pikir Miss
Marple lagi. "Pokoknya dia adalah orang yang berarti" kata Miss Marple, "dan
mungkin-sekadar mungkin saja-Mr. Rafiel ingin aku menemui orang ini, dengan
suatu Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
alasan." Pikiran-pikiran itu dicatatnya di sisi sebelah kanan buku catatannya.
Dia mengubah sudut pandangnya. Selama ini dia memikirkan seseorang yang mungkin
seorang (calon) pembunuh -bagaimana dengan calon
korban" Agaknya tak ada seorang pun. Mungkin Mrs. Riseley-Porter memenuhi
syarat. Dia kaya dan dia agak sulit bergaul. Keponakan yang efisien itu mungkin
merupakan ahli waris. Dia dan Emlyn Price yang anarkis itu, mungkin bersatu
dalam gerakan anti-kapitalis. Memang suatu ide yang kurang masuk akal, tapi
agaknya tak ada calon korban pembunuhan yang lebih masuk akal.
Profesor Wanstead" Dia yakin pria itu menarik. Juga baik hati. Apakah dia
seorang ilmuwan atau seorang ahli penyakit" Dia belum tahu betul, tapi dia lebih
cenderung menggolongkannya pada ilmuwan. Miss Marple sendiri tak tahu apa-apa
tentang sains, tapi rasanya bukan tak mungkin.
Mr. dan Mrs. Butler" Nama-nama itu dicoretnya. Mereka itu orang-
orang Amerika yang baik. Tak ada hubungan mereka dengan seseorang di Kepulauan
Bahama, atau seseorang yang dikenalnya. Tidak, sepanjang pikirannya, suami-istri
Butler itu tak mungkin. Richard Jameson" Arsitek yang kurus itu. Miss Marple tak bisa
membayangkan apakah ada hubungan antara arsitektur dengan suatu
pembunuhan, meskipun hal itu bukannya tidak mungkin. Sebuah ruang rahasia,
umpamanya" Di salah sebuah rumah yang akan mereka kunjungi, mungkin ada sebuah
ruang rahasia, tempat sebuah kerangka korban
pembunuhan tersembunyi. Dan Mr. Jameson, yang arsitek, mungkin tahu dengan pasti
di mana ruang rahasia itu. Mungkin arsitek itu bisa membantunya menemukan ruang
itu, atau sebaliknya dia yang mungkin membantu arsitek itu untuk menemukannya,
lalu mereka berdua akan menemukan mayat itu. Astaga, pikir Miss Marple, omong kosong belaka yang
kukatakan dan kuangankan ini.
Miss Cooke dan Miss Barrow" Suatu pasangan yang biasa sekali. Tapi dia yakin
benar sudah pernah melihat salah seorang di antaranya.
Setidaknya, Miss Cooke, yang rasanya pernah dilihatnya. Ah, pasti kelak dia akan
ingat, pikirnya. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Kolonel Walker dan istrinya" Mereka orang-orang baik. Pensiunan
tentara. Lama bertugas di luar negeri. Mereka enak diajak bicara, tapi rasanya
tidak akan ada petunjuk baginya dari mereka.
Miss Bentham dan Miss Lumley" Wanita-wanita tua itu" Tak mungkin mereka itu
penjahat. Tapi karena tuanya, mungkin mereka tahu banyak gunjingan, atau mereka
menyimpan suatu informasi, atau mengucapkan kata-kata yang memberikan suatu
keterangan, meskipun kemudian
ternyata bahwa itu berhubungan dengan rematik, atau sakit tulang atau obat yang
manjur. Mr. Caspar" Mungkin seorang tokoh yang berbahaya. Bisa mengacaukan sekali. Saat
ini dia akan tetap mempertahankannya dalam daftar itu.
Emlyn Price" Mungkin dia seorang mahasiswa. Mahasiswa-mahasiswa
biasanya keras. Apakah mungkin Mr. Rafiel menyuruhnya mengikuti
jejak seorang mahasiswa" Yah, itu mungkin tergantung pada apa yang telah
dilakukan mahasiswa itu, atau yang akan dilakukannya, atau yang sedang
dilakukannya. Mungkin dia seorang anarkis yang fanatik.
"Aduuh," kata Miss Marple yang tiba-tiba
merasa capek, "aku harus tidur." Kakinya terasa sakit, punggungnya sakit, dan
reaksi mentalnya pun menurut dia kurang baik.
Dia segera tertidur. Tidurnya penuh dengan bermacam-macam mimpi.
Salah satu di antaranya adalah, alis Profesor Wanstead yang tebal itu terlepas,
karena ternyata itu bukan alisnya sendiri melainkan alis palsu.
Waktu dia terbangun, kesannya yang pertama adalah seperti umumnya kesan yang
menyusul sebuah impian-yaitu keyakinannya bahwa apa yang diimpikannya telah
memecahkan persoalan. "Tentu," pikirnya, "pasti!"
Alisnya itu pasti memang palsu, dan dengan demikian terpecah-kanlah seluruh
persoalan. Dialah penjahatnya.
Dengan rasa sedih dia menyadari bahwa tak ada satu pun yang
terpecahkan. Terlepasnya alis Profesor Wanstead, sama sekali bukan merupakan
bantuan. Malangnya, dia sekarang tak mengantuk lagi. Dia duduk di tempat
tidurnya dengan sikap pasti.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Dia mendesah, lalu mengenakan kimononya. Miss Marple turun dari
tempat tidurnya, lalu pergi ke sebuah kursi yang bersandaran tegak.
Kemudian dikeluarkannya sebuah buku catatan yang agak besar dari kopernya, dan
dia mulai bekerja. "Proyek yang telah kusanggupi ini pasti ada hubungannya dengan semacam
kejahatan," tulisnya. "Mr. Rafiel telah menyatakan hal itu dengan
jelas dalam suratnya. Katanya aku punya pandangan yang tajam
mengenai keadilan, dan hal itu biasanya berkelanjutan dengan pandangan yang
tajam terhadap kejahatan. Jadi kejahatanlah yang terlibat
sekarang, bukan perkara mata-mata, atau penipuan atau perampokan.
Aku tak pernah menemukan hal-hal semacam itu dan tak pernah pula berurusan
dengan hal-hal seperti itu. Aku juga tak punya pengetahuan atau keahlian khusus
mengenai hal-hal semacam itu. Yang diketahui Mr.
Rafiel mengenai diriku hanyalah sebatas yang diketahuinya selama kami bersama-
sama berada di St. Honore beberapa lamanya. Di sana kami jadi berhubungan karena
suatu perkara pembunuhan. Pembunuhan-pembunuhan yang diberitakan oleh pers tak
pernah menarik perhatianku. Aku tak pernah membaca buku tentang kriminologi, dan tak pernah
pula menaruh minat pada hal itu. Tapi aku hanya kebetulan saja berada di tempat
kejadian pembunuhan itu, dan hal itu agaknya tidak dianggap wajar. Minatku
tertuju pada pembunuhan-pembunuhan yang
melibatkan sanak-saudara atau teman-teman atau kenalan. Hubungan-hubungan yang
kebetulan dan aneh mengenai hal-hal yang khusus,
agaknya biasa dialami orang dalam hidup. Aku ingat, salah seorang bibiku, lima
kali mengalami kecelakaan di laut. Sedang seorang temanku, kurasa boleh disebut
seorang pelanggan kecelakaan. Lalu ada salah seorang temannya lagi, tak mau naik
taksi bersamanya, soalnya dia sudah empat kali mengalami kecelakaan taksi, tiga
kali kecelakaan mobil, dan dua kali kecelakaan kereta api. Hal-hal seperti itu
agaknya terjadi atas diri beberapa orang, tanpa ada alasan tertentu. Aku
sebenarnya tak mau Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
menulisnya, tapi beberapa pembunuhan memang terjadi di daerah
tempatku berada." Miss Marple berhenti sebentar, dia mengubah posisi duduknya,
memasang bantal di punggungnya, lalu melanjutkan,
"Aku harus mengadakan penelitian yang selo-gis mungkin mengenai tugas yang sudah
kusang-gupi ini, meskipun instruksi-instruksi yang kuterima tak cukup jelas,
bahkan boleh dikatakan tak ada. Jadi aku harus
menanyakan satu pertanyaan dengan jelas. Apa persoalannya
sebenarnya" Jawab! Aku tak tahu. Aneh dan menarik. Suatu cara aneh yang telah
ditempuh oleh seseorang seperti Mr. Rafiel dalam menangani suatu persoalan,
lebih-lebih karena dia selalu berhasil dalam
menjalankan perusahaan dan keuangannya. Dia ingin aku menerkanya, memanfaatkan
naluriku untuk mengamati dan mematuhi petunjuk-petunjuk yang telah diberikan
padaku-yang jelas-jelas maupun yang samar-samar.
"Maka: Soal 1. Aku akan diberi petunjuk. Petunjuk dari seorang pria yang sudah
mati. Soal 2. Yang terlibat dalam masalahku adalah keadilan.
Apakah aku harus menegakkan keadilan atau membalas suatu kejahatan dengan
mengajukannya ke pengadilan. Itu sesuai dengan kata sandi
"Nemesis" yang diberikan Mr. Rafiel padaku.
"Setelah kepadaku diberikan penjelasan mengenai persoalan yang terlihat, aku
menerima petunjuk yang pertama. Sebelum kematiannya Mr. Rafiel telah mengatur
agar aku pergi mengikuti tur nomor 37 yang diselenggarakan Famous Houses and
Gardens. Mengapa" Itulah yang
harus kutanyakan pada diriku sendiri. Apakah ada alasan yang
berhubungan dengan letak suatu tempat atau daerah" Apakah itu
merupakan suatu pembetulan ataukah suatu petunjuk" Adakah sebuah rumah khusus
yang terkenal" Atau sesuatu yang berhubungan dengan kebun atau pemandangan
tertentu yang berkaitan dengan rumah itu"
Rasanya tak mungkin. Penjelasan yang lebih masuk akal adalah mengenai orang-


Nemesis Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

orang atau salah seorang dari orang-orang dalam perjalanan bus khusus ini. Tak
seorang pun yang kukenal, padahal sekurang-kurangnya satu di antaranya pasti ada
hubungannya dengan teka-teki yang harus Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
kupecahkan ini. Seseorang dalam rombongan kami, ada hubungannya atau berurusan
dengan suatu pembunuhan. Seseorang memiliki informasi, atau punya suatu kaitan
khusus dengan korban suatu kejahatan. Atau si pembunuh itu sendiri berada dalam
rombongan ini-seorang pembunuh yang belum dicurigai."
Di sini Miss Marple mendadak berhenti. Dia mengangguk. Sebegitu jauh, dia merasa
puas dengan analisa-analisanya.
Jadi sekarang tidur. Dalam buku catatannya, Miss Marple menam bahkan:
"Di sinilah berakhir catatan hari pertama."
ENAM Cinta Keesokan paginya mereka mengunjungi sebuah rumah mungil bergaya
Queen Anne. Perjalanan ke situ tidak terlalu lama dan tidak terlalu meletihkan.
Rumah itu sangat menarik dan mempunyai sejarah yang
menarik pula. Kebunnya indah dan terawat baik.
Richard Jameson, yang arsitek, kagum sekali pada keindahan struktur rumah itu.
Dan karena dia seorang pemuda yang suka mendengar
suaranya sendiri, dia berdiri lama-lama di hampir setiap kamar yang mereka
masuki, menunjukkan setiap hiasan khusus atau perapian sambil memberikan
keterangan-keterangan dan tanggal-tanggal bersejarah.
Beberapa anggota rombongan yang mula-mula menghargainya mulai agak gelisah,
karena ceramah yang senada itu tak berkesudahan. Beberapa di antaranya diam-diam
mulai memisahkan diri, dan membiarkan rombongan mendahului mereka. Pengurus
setempat yang sedang bertugas juga
kurang senang, karena merasa tugasnya diambil-alih oleh salah seorang pelan-
cong. Dia masih berusaha untuk menguasai
keadaan, tapi Mr. Jameson tak mau menyerah.
Pengurus itu lalu menjalankan usahanya yang
terakhir dengan berkata, Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Di kamar inilah, Tuan-tuan dan Nyonya-nyonya, yang disebut orang White Parlour
(Kamar Tamu Putih), orang menemukan sesosok mayat.
Mayat seorang pemuda yang telah ditikam dengan belati. Mayat itu ditemukan
terbaring di alas perapian. Hal itu terjadi dalam tahun seribu tujuh ratusan.
Menurut cerita orang, Lady Moffat dari zaman itu punya seorang kekasih. Biasanya
dia masuk melalui sebuah pintu kecil di samping, menaiki tangga dan masuk ke
kamar ini lewat sebilah kayu pelapis dinding yang lepas di sebelah kiri
perapian. Sir Richard Moffat, suaminya, katanya sedang pergi berlayar. Tapi dia
pulang tanpa disangka-sangka, dan menangkap basah mereka."
Dia berhenti sebentar dengan bangga. Dia senang melihat sambutan pendengar-
pendengar-nya, dia senang karena bisa memberikan sesuatu yang lain daripada
rincian arsitektur, yang mereka dengarkan hanya karena terpaksa.
"Waduh, romantis sekali ya, Henry?" kata Mrs. Butler, dengan nada yang jelas
terdengar bahwa ia berasal dari seberang Lautan Atlantik.
"Dalam kamar ini memang ada suasana tertentu. Sungguh. Aku bisa merasakannya."
"Mamie memang peka terhadap suasana," kata suaminya dengan bangga, pada orang-
orang di sekelilingnya. "Pada suatu ketika, waktu kami berada di sebuah rumah tua di
Louisiana..." Maka dikisahkanlah cerita mengenai kepekaan Mamie yang luar biasa itu.
Tapi Miss Marple dan beberapa orang mencari kesempatan untuk
menjauh, dan diam-diam keluar dari kamar itu, lalu menuruni tangga yang berukir
indah, ke lantai satu. "Seorang teman saya mengalami sesuatu yang sangat mengerikan beberapa tahun yang
lalu," kata Miss Marple pada Miss Cooke dan Miss Barrow yang berada di dekatnya.
"Pada suatu pagi mereka menemukan mayat di lantai perpus-takaanya."
"Apakah dia salah seorang anggota keluarga?" tanya Miss Barrow.
"Mungkin karena epilepsi?"
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Oh, bukan. Itu suatu pembunuhan. Seorang gadis yang tak dikenal. Dia mengenakan
pakaian pesta. Rambutnya pirang. Tapi ternyata rambutnya dicat. Dia sebenarnya
berambut coklat, dan -oh..." kata-kata Miss Marple terputus. Matanya tertuju
pada rambut Miss Cooke yang kuning, yang tersembul dari scarf penutup kepalanya.
Tiba-tiba dia ingat. Sekarang dia mengerti mengapa wajah Miss Cooke tak asing
baginya. Soalnya waktu dia melihatnya dulu, rambut Miss Cooke berwarna gelap
-hampir hitam. Dan sekarang berwarna kuning cerah.
Mrs. Riseley-Porter sedang menuruni tangga. Dilewatinya saja mereka, dan setelah
sampai di dasar tangga, dia membelok ke ruang depan.
"Saya tak tahan lagi turun-naik," katanya dengan tegas, "dan berdiri-diri di
kamar-kamar ini meletihkan sekali. Saya rasa, kebun-kebun di sini, meskipun tak
luas, sangat terkenal di kalangan penggemar
hortikultura. Sebenarnya lebih baik kalau kita langsung ke sana saja.
Kelihatannya tak lama lagi hari akan mendung, dan saya rasa akan turun hujan
sebelum tengah hari."
Wibawa Mrs. Riseley-Porter dalam mengucapkan kata-katanya membawa akibat seperti
biasanya. Semua orang yang berada di dekatnya atau yang bisa mendengarnya,
mengikutinya dengan patuh. Mereka keluar melalui ruang makan, ke arah kebun.
Ternyata kebunnya memang seperti yang dikatakan Mrs. Riseley-Porter. Dia sendiri
lalu menguasai Kolonel Walker, dan melangkah dengan penuh semangat. Beberapa
orang mengikutinya, yang lain memilih jalan setapak ke arah yang berlawanan.
Miss Marple langsung berjalan menuju sebuah bangku ?ebun, yang
ternyata selain bergaya seni juga enak diduduki. Dia duduk dengan rasa lega.
Lalu didengarnya desah seseorang, seperti desahnya sendiri.
Ternyata Miss Elizabeth Temple menyusul Miss Marple, lalu duduk di sebelahnya.
"Melihat-lihat rumah, selalu meletihkan," kata Miss Temple. "Sangat meletihkan.
Apalagi kalau kita harus mendengarkan ceramah yang
membosankan di setiap kamar."
"Semua yang diceritakan pada kita itu sebenar-
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
nya menarik sekali" kata Miss Marple, tanpa merasa yakin.
"Begitukah menurut Anda?" tanya Miss Temple. Dia menoleh sedikit, dan matanya
bertatapan dengan mata Miss Marple. Pada saat itu
terjadilah sesuatu antara kedua wanita itu, semacam hubungan-
semacam saling pengertian yang diwarnai rasa suka.
"Apakah menurut Anda tidak?" tanya Miss Marple.
"Tidak," kata Miss Temple.
Kini saling pengertian itu sudah terpaut dengan pasti. Mereka duduk berdiaman
dengan rasa saling memahami. Lalu Miss Temple berbicara tentang kebun-kebun,
khususnya tentang kebun tempat mereka duduk.
"Kebun ini dirancang oleh Holman" katanya, "sekitar tahun seribu delapan ratus
atau seribu tujuh ratus sembilan puluh delapan. Perancang itu meninggal dalam
usia muda. Sayang. Padahal dia ahli sekali dalam bidangnya."
"Menyedihkan sekali bila seseorang meninggal dalam usia muda," kata Miss Marple.
"Entah ya," kata Elizabeth Temple.
Hal itu diucapkannya dengan cara yang aneh, sambil merenung.
"Soalnya banyak yang tak dapat mereka nikmati," kata Miss Marple.
"Banyak sekali."
"Tapi mereka juga terlepas dari banyak kesulitan," kata Miss Temple.
"Karena umur saya sudah setua ini, mau tak
mau saya merasa bahwa meninggal pada usia muda berarti kehilangan kesempatan,"
kata Miss Marple. "Dan saya," kata Elizabeth Temple," karena telah menghabiskan hampir seluruh
hidup saya di tengah-tengah anak-anak muda, menganggap hidup ini sebagai suatu
rentangan masa yang utuh sifatnya. Seperti kata pengarang T.S. Eliot: Umur pohon
mawar dan umur pohon yew, adalah sesuai bagi hidup masing-masing."
"Saya mengerti apa maksud Anda," kata Miss Marple. "Suatu kehidupan, berapa pun
lamanya, merupakan suatu pengalaman yang lengkap. Tapi-"
dia ragu sebentar- "tidakkah Anda berpendapat bahwa suatu kehidupan Koleksi
ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
terasa tak sempurna, karena terputus sebelum waktunya?" "Ya, memang benar."
Sambil memandang bunga-bunga yang ada di dekatnya, Miss Marple
berkata, "Alangkah cantiknya bunga peony ini. Tepinya yang panjang itu-begitu
anggun, sekaligus begitu lemah dan cantik."
Elizabeth Temple menoleh memandangnya.
"Anda mengikuti perjalanan ini untuk melihat rumah-rumah atau kebun-kebun?"
tanyanya. "Saya rasa sebenarnya untuk melihat rumah-rumah," kata Miss Marple,
"tapi saya lebih bisa menikmati keindahan kebun-kebun, sedang rumah-rumah-akan
merupakan pengalaman baru bagi saya. Keanekaragamannya dan sejarahnya, perabot
rumah yang tua dan cantik, juga lukisan-lukisannya." Lalu ditambahkannya,
"Seseorang yang baik hati menghadiahkan perjalanan ini pada saya. Saya merasa
sangat berterima kasih padanya. Tak banyak rumah besar dan terkenal yang pernah
saya lihat." "Baik hati sekali dia," kata Miss Temple.
"Seringkah Anda pergi mengikuti tur melihat-lihat pemandangan seperti ini?"
tanya Miss Marple. "Tidak. Bagi saya, ini bukan suatu tur untuk melihat-lihat pemandangan."
Miss Marple memandanginya dengan penuh minat. Dia sudah setengah membuka
mulutnya untuk bertanya, tapi ditahannya dirinya. Miss
Temple tersenyum padanya.
"Anda pasti ingin tahu mengapa saya berada di sini, apa motif saya dan apa
alasan saya. Coba Anda tebak."
"Ah, saya tak suka menebak," kata Miss Marple.
"Cobalah," desak Elizabeth Temple. "Saya senang kalau Anda mau menebak. Sungguh.
Cobalah." Miss Marple diam beberapa saat. Dia memandangi Elizabeth Temple
lekat-lekat, sambil merenung dan menilai. Lalu katanya,
"Yang akan saya katakan ini, tidak berdasarkan apa yang saya ketahui tentang
Anda, atau apa yang telah diceritakan orang pada saya. Saya Koleksi ebook
inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
tahu bahwa Anda adalah orang yang terkenal, dan bahwa sekolah yang Anda pimpin
adalah sekolah yang terkenal pula. Saya hanya benar-benar menebak, berdasarkan apa yang saya
lihat pada diri Anda. Saya rasa Anda seorang peziarah.
Kelihatannya Anda sedang dalam perjalanan ziarah."
Mereka berdiaman lagi, lalu Elizabeth Temple berkata,
"Tepat sekali gambaran Anda. Ya, saya memang sedang dalam perjalanan ziarah."
Sebentar kemudian Miss Marple berkata, "Teman yang menyuruh saya mengikuti tur
ini, dan membayar semua pengeluaran
saya, sudah meninggal. Namanya Mr. Rafiel. Dia orang yang kaya sekali.
Apakah Anda kenal padanya?"
"Jason Rafiel" Saya kenal nama itu. Saya belum pernah mengenal orangnya, atau
bertemu dengannya. Dia pernah memberi bantuan yang besar jumlahnya untuk suatu
proyek pendidikan yang saya minati. Saya berterima kasih sekali padanya. Memang
benar kata Anda, dia memang kaya sekali. Saya melihat pemberitahuan tentang
kematiannya beberapa minggu yang lalu. Rupanya dia teman baik Anda?"
"Bukan," kata Miss Marple. "Saya bertemu dengannya kira-kira satu tahun yang
lalu di luar negeri. Di Kepulauan Bahama. Saya tak pernah kenal baik padanya.
Saya juga tak tahu mengenai kehidupan pribadinya, keluarganya, atau sahabat-
sahabat pribadinya. Dia memang suka
membiayai proyek-proyek, tapi selebihnya, dia amat tertutup mengenai dirinya
sendiri, begitu kata orang.
Apakah Anda mengenal keluarganya atau seseorang...?" Miss Marple berhenti
sebentar. "Saya hanya ingin tahu, meskipun sebenarnya saya tak suka banyak
bertanya, dan dikatai sok ingin tahu."
Elizabeth diam sebentar-lalu katanya,
"Saya pernah mengenal seorang gadis-gadis itu pernah menjadi murid saya di
Fallowfield, sekolah yang saya pimpin itu. Dia sebenarnya bukan anggota keluarga
Mr. Rafiel, tapi dia pernah bertunangan dan hampir menikah dengan putra Mr.
Rafiel." "Tapi mereka tak jadi menikah?"
"Tidak." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Mengapa?" Miss Temple berkata, "Kita berharap akan bisa menjawab pertanyaan itu-dan akan senang kalau bisa
menjawab, 'Karena gadis itu memiliki pikiran sehat.' Soalnya, anak muda itu
memang bukan orang yang cukup baik, yang kita harapkan akan menikah dengan
seseorang yang dekat dengan kita. Gadis itu cantik dan manis sekali. Tapi saya
tak tahu mengapa dia tak jadi menikah dengan pemuda itu. Tak ada orang yang
pernah menceritakannya pada saya." Dia lalu mendesah dan berkata, "Lalu gadis
itu meninggal...." "Mengapa dia meninggal?" tanya Miss Marple.
Elizabeth Temple menatap bunga-bunga peony itu beberapa lamanya.
Waktu dia berbicara lagi, dia hanya mengucapkan satu patah kata,
"Cinta!" Kata itu menggema, seperti nada rendah dari sebuah lonceng-hingga mengejutkan.
Miss Marple mengulangi kata itu dengan nada bertanya yang tajam,
"Cinta"!" "Itulah salah satu kata yang paling mengerikan di dunia ini," kata Elizabeth
Temple. Suaranya terdengar getir dan sedih.
"Cinta'...." TUJUH Undangan Miss marple memutuskan untuk tak ikut pergi melihat-lihat
pemandangan petang itu. Dia mengaku agak letih, dan terpaksa tak ikut melihat-
lihat sebuah gereja kuno, yang kaca jendela-jendelanya buatan abad keempat
belas. Dia akan beristirahat sebentar, dan kemudian menggabungkan diri dengan
mereka di tempat minum teh. Mrs.
Sandbourne membenarkan putusan itu, dan mengatakan bahwa dia bijak, lalu
menunjukkan tempat minum mereka nanti di tepi jalan raya.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Sambil duduk di sebuah bangku yang nyaman di luar ruangan tempat minum, Miss
Marple memikirkan rencana yang akan dijalankannya, dan mempertimbangkan apakah
akan baik bila hal itu dilakukannya.
Waktu yang lain-lain mulai berdatangan untuk minum teh, dengan mudah dan tanpa
kentara dia menggabungkan diri dengan Miss Cooke dan Miss Barrow, di sebuah meja
untuk empat orang. Kursi yang keempat
diduduki oleh Mr. Caspar. Menurut Miss Marple, Mr. Caspar kurang mampu mengikuti
percakapan dalam bahasa Inggris, hingga dia tidak
merupakan masalah. Sambil menggigit sepotong roti dan bersandar ke meja, Miss Marple berkata pada
Miss Cooke, "Tahukah Anda, saya yakin sekali bahwa kita sudah pernah bertemu.
Berulang kali saya bertanya-tanya sendiri -
soalnya saya kurang bisa mengingat wajah-wajah orang, tapi saya yakin saya
pernah bertemu dengan Anda di suatu tempat."
Miss Cooke memandanginya dengan ramah tapi ragu. Lalu dia
mengalihkan pandangannya pada temannya, Miss Barrow. Miss Marple berbuat begitu
pula. Miss Barrow tidak memperlihatkan tanda-tanda ingin membantu memecahkan
misteri itu. "Saya tak yakin, tapi apakah Anda pernah berada di daerah tempat tinggal saya?"
kata Miss Marple lagi. "Saya tinggal di St. Mary Mead, sebuah desa yang kecil
sekali. Tapi sekarang sudah tidak begitu kecil lagi. Orang membangun di mana-
mana. Desa itu tidak terlalu jauh dari Much Benham, dan hanya delapan belas
kilometer dari Pantai Loomouth."

Nemesis Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Oh," kata Miss Cooke, "coba saya ingat-ingat. Saya tahu betul Loomouth, dan
mungkin..." Tiba-tiba Miss Marple berseru dengan gembira.
"Ya, saya ingat! Saya sedang berada dalam kebun saya pada suatu hari di St. Mary
Mead, dan Anda sedang berjalan di jalanan desa, lalu anda menyapa saya. Anda
katakan bahwa Anda sedang tinggal di situ untuk beberapa lamanya, di rumah
seorang teman. Ya, saya ingat..."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Oh ya, benar," kata Miss Cooke. "Bodoh sekali saya. Sekarang saya ingat Anda.
Waktu itu kita berbicara tentang betapa sulitnya sekarang mendapatkan seseorang
yang bisa berkebun dengan baik
- seseorang yang benar-benar berguna." "Benar. Anda tidak tinggal di situ,
bukan" Anda hanya menumpang di rumah seseorang."
"Ya, saya menginap di rumah... di rumah..." Miss Cooke berhenti sebentar,
seolah-olah ragu dan kurang tahu, atau tak ingat nama itu.
"Di rumah Mrs. Sutherland, bukan?" Miss Marple membantu.
"Bukan. Dengan... er... Mrs..."
"Hastings," kata Miss Barrow dengan tegas, sambil mengambil sepotong kue coklat.
"Oh, ya. Di salah satu rumah baru itu," kata Miss Marple.
"Hastings," kata Mr. Caspar tiba-tiba. Wajahnya berseri. "Saya pernah pergi ke
Hastings - saya juga pernah pergi ke Eastbourne." Wajahnya berseri lagi.
"Tempat itu bagus sekali -di tepi pantai."
"Sungguh suatu kebetulan," kata Miss Marple, "kita bisa bertemu lagi begitu
cepat... kecil sekali dunia ini, bukan?"
"Oh ya, kita semua suka sekali pada kebun-kebun," kata Miss Cooke, tak jelas apa
maksudnya. "Bunga-bunga memang indah," kata Mr. Caspar. "Saya suka sekali." Dan wajahnya
berseri lagi. "Banyak sekali tanaman langka yang cantik-cantik," kata Miss Cooke.
Miss Marple pun langsung terjun ke dalam percakapan mengenai kebun-kebun, dengan
segala keahliannya. Miss Cooke memberikan sambutan-sambutan, Miss Barrow sekali-
sekali melibatkan diri. Mr. Caspar berdiam diri sambil tersenyum.
Kemudian, setelah Miss Marple beristirahat seperti biasanya sebelum makan malam,
dia memikirkan apa-apa yang telah dikumpulkannya. Miss Cooke sudah mengaku bahwa
dia pernah berada di St. Mary Mead. Dia juga sudah mengaku bahwa dia melewati
rumah Miss Marple. Dibenarkannya bahwa itu adalah suatu kebetulan. Suatu kebetulan"
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
pikir Miss Marple merenung. Kata itu digumamkannya berkali-kali, seperti anak
kecil yang mengulum dan mempermainkan permen di dalam mulutnya untuk menentukan
apa rasa permen itu. Apakah itu suatu
kebetulan" Atau apakah dia punya suatu alasan untuk datang ke sana"
Apakah dia dikirim ke sana" Dikirim ke sana-dengan alasan apa" Apakah itu suatu
hal yang bukan-bukan dan sebenarnya hanya khayalannya saja"
"Setiap kebetulan harus dipikirkan," kata Miss Marple sendiri. "Kelak bisa saja
hal itu disingkirkan bila ternyata memang benar-benar suatu kebetulan "
Kelihatannya Miss Cooke dan Miss Barrow, adalah dua sahabat yang biasa-biasa
saja, yang sama-sama mengikuti tur itu. Mereka mengatakan bahwa setiap tahun
mereka selalu pergi mengikuti suatu tur. Tahun lalu mereka berlayar ke Yunani,
dan setahun sebelum itu mengikuti tur ke Negeri Belanda, negeri bunga tulip.
Sedang tahun sebelumnya lagi, mereka pergi ke Irlandia Utara. Mereka
kelihatannya orang-orang biasa yang sangat menyenangkan. Tapi, pikirnya lagi,
sesaat Miss Cooke kelihatannya ingin membantah kehadirannya di St. Mary Mead.
Pandangannya ke arah Miss Barrow, temannya itu, seolah-olah menanti instruksi,
jawaban apa yang harus diberikannya. Miss Barrow itu pasti pamernya yang lebih
senior. "Ah, masa. Pasti aku mengangan-angankan semuanya ini lagi," pikir Miss Marple.
"Mereka pasti tak ada apa-apa."
Kata bahaya tiba-tiba saja memasuki pikirannya. Kata itu telah
digunakan oleh Mr. Rafiel dalam suratnya yang pertama-lalu ada pula
pernyataannya bahwa dia membutuhkan malaikat pelindung dalam
suratnya yang kedua. Apakah dia akan menghadapi bahaya dalam urusan ini"
-Mengapa" Dari siapa"
Pasti bukan dari Miss Cooke dan Miss Barrow. Dua wanita tua yang bersahabat dan
nampak begitu wajar. Tapi Miss Cooke telah mencat rambutnya dan tatanan rambutnya pun telah
diubahnya. Dia Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
bahkan telah berusaha keras untuk menyamarkan penampilannya.
Setidak-tidaknya, itu aneh sekali! Sekali lagi dia memikirkan teman-teman
seperjalanannya. Mengenai Mr. Caspar, memang jauh lebih mudah untuk membayangkan
bahwa dia mungkin berbahaya. Apakah dia hanya berpura-pura tak
begitu pandai berbahasa Inggris" Dia mulai ingin tahu tentang Mr.
Caspar. Miss Marple selamanya kurang berhasil untuk mengurangi kepicikan pandangannya
mengenai orang-orang asing. Dia tak pernah bisa yakin mengenai orang asing. Khas
pandangan Zaman Victoria. Tentu salah besar untuk merasa begitu-apalagi dia
punya banyak teman dari berbagai negara asing. Meskipun demikian, entahlah! Miss Cooke, Miss Barrow, Mr.
Caspar, pemuda yang berambut kusut itu -Emlyn Entah-siapa-seorang yang
revolusioner-apakah dia seorang anarkis yang sedang bertugas" Mr. dan Mrs.
Butler-orang-orang Amerika yang baik sekali -
tapi mungkinkah mereka terlalu baik hingga kurang bisa dipercaya"
"Ah," kata Miss Marple, "aku harus menguasai diriku."
Dia lalu mengalihkan pikirannya pada rencana perjalanan mereka. Besok rencana
perjalanan mereka mungkin agak menegangkan, pikirnya. Pagi hari pergi bermobil
untuk melihat-lihat pemandangan. Mereka akan berangkat agak awal, petang harinya
berjalan kaki di sepanjang pantai, suatu perjalanan yang agak panjang. Di sana
melihat-lihat tanaman-tanaman pantai yang menarik. Pasti akan meletihkan. Tapi
ada tambahan anjuran yang baik. Siapa-siapa yang ingin beristirahat, boleh
tinggal di hotel mereka, The Golden Boar, yang memiliki kebun yang sangat
menyenangkan. Atau bisa juga berjalan-jalan menempuh jarak yang
pendek, ke suatu tempat yang indah di dekat hotel. Perjalanan itu hanya akan
memakan waktu satu jam. Miss Marple rasanya ingin melakukan itu saja.
Pada saat itu dia belum tahu bahwa rencananya itu akan berubah sama sekali.
Keesokan harinya, setelah mencuci tangannya sebelum makan siang, Miss Marple
turun dari kamarnya di Hotel Golden Boar. Pada saat itu, Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
seorang wanita yang mengenakan jas dan rok dari bahan wol,
mendatanginya dengan agak gugup, dan berkata,
"Maaf, apakah Anda Miss Marple-Miss Jane Marple?"
"Ya, itu nama saya," kata Miss Marple agak terkejut.
"Nama saya Mrs. Glynne. Lavinia Glynne. Saya dan dua orang saudara perempuan
saya tinggal tak jauh dari sini, lalu-yah, kami mendengar bahwa Anda akan
datang, soalnya..." "Anda mendengar bahwa saya akan datang?" tanya Miss Marple keheranan.
"Ya, seorang teman lama kami menulis surat pada kami -sudah lama sekali, saya
rasa sudah tiga minggu yang lalu. Teman kami itu minta agar kami mencatat tanggal hari ini.
Tanggal kedatangan tur Famous Houses and Gardens. Katanya ada seorang sahabat
baiknya -atau seorang keluarganya, entah mana yang benar-akan mengikuti tur
itu." Miss Marple memandanginya terus dengan keheranan.
"Teman yang saya bicarakan itu adalah Mr. Rafiel," kata Mrs. Glynne.
"Oh, Mr. Rafiel," kata Miss Marple. "Tahukah Anda...?"
"Bahwa dia sudah meninggal" Ya, kami sudah tahu. Menyedihkan sekali.
Tak lama setelah kami menerima suratnya. Saya rasa dia pasti
meninggal segera setelah dia menulis surat pada kami itu. Tapi kami merasa bahwa
kami harus mencoba melakukan apa yang dimintanya itu.
Yang dimintanya adalah mengundang Anda, kalau-kalau Anda mau
menginap di rumah kami, barang semalam atau dua malam. Tur ke daerah ini
biasanya meletihkan. Maksud saya, bagi orang muda memang baik, tapi bagi orang
yang sudah agak berumur pasti sangat meletihkan. Di sini orang harus berjalan
kaki beberapa mil jauhnya, lalu harus mendaki batu-batu cadas dan tempat-tempat
yang sulit. Saya dan saudara-saudara saya akan senang sekali, kalau Anda bisa
menginap di rumah kami. Kita hanya harus berjalan sepuluh menit saja dari hotel
ini, dan saya yakin kami akan
bisa memperlihatkan banyak tempat yang mena-rik di tempat ini."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Miss Marple ragu sejenak. Dia suka melihat Mrs. Glynne. Orangnya montok, baik
hati dan ramah, meskipun agak malu-malu. Apalagi... apakah ini merupakan langkah
berikutnya yang harus diambilnya" -Pasti ini lagi-lagi merupakan instruksi Mr.
Rafiel. Ya, pasti begitu.
Miss Marple ingin tahu mengapa dia merasa gugup. Mungkin karena dia sekarang
sudah terbiasa dengan peserta tur itu. Meskipun dia baru mengenal mereka tiga
hari, dia sudah merasa merupakan bagian dari rombongan itu.
Dia berpaling ke arah Mrs. Glynne yang masih tetap berdiri, lalu memandanginya
dengan rasa ingin tahu. "Terima kasih -Anda baik sekali. Saya senang sekali datang ke rumah Anda."
DELAPAN Tiga Wanita Kakak-beradik
Miss marple berdiri di dekat jendela, memandang ke luar. Kopernya terletak di
atas tempat tidur, di belakangnya. Dia memandang ke kebun di luar, tanpa melihat
apa-apa. Tak biasanya dia memandangi kebun tanpa melihatnya, biasanya dia
melihatnya dengan perasaan kagum atau perasaan mengritik. Kebun yang
dipandanginya kali ini sepantasnya mendapat kritiknya. Kebun itu tak
terpelihara. Agaknya sudah
bertahun-tahun orang tidak mengeluarkan uang untuk pemeliharaannya, dan
kelihatannya sedikit sekali yang telah dikerjakan orang untuk merawatnya.
Rumahnya pun kelihatan tak terpelihara. Pembagian
ruangan dalam rumah itu baik, perabotannya bermutu, tapi dalam tahun-tahun
terakhir tak pernah dipernis atau diberi perhatian. Agaknya rumah ini tak
disayangi, pikirnya, setidaknya dalam tahun-tahun
terakhir ini. Rumah itu sesuai dengan namanya: The Old Manor House -
sebuah rumah yang sebenarnya dibangun dengan gaya yang baik, yang memiliki
keindahan tertentu, dan pernah didiami dan dirawat dengan rasa sayang. Putra-putri pemiliknya pasti
sudah menikah semua dan sudah pergi, dan sekarang didiami oleh Koleksi ebook
inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Mrs. Glynne bersaudara. Sambil menaiki tangga untuk menunjukkan
kamar yang disediakan untuk Miss Marple, Mrs. Glynne menceritakan bahwa dia
mewarisi rumah itu dari seorang paman mereka. Dan setelah suaminya meninggal,
dia tinggal di sini bersama saudara-saudaranya.
Mereka semua telah tua, penghasilan mereka sudah berkurang, dan sulit sekali
mendapatkan tenaga kerja.
Agaknya kedua saudaranya tak menikah, seorang lebih tua dan yang seorang lagi
lebih muda dari Mrs. Glynne. Jadi ada dua orang Miss Bradburry-Scott.
Tak ada tanda-tanda sesuatu yang dimiliki oleh seorang anak dalam rumah ini. Tak
ada bola yang tergeletak, tak ada kereta dorong bayi, tak ada kursi atau meja
kecil. Rumah ini hanya dihuni oleh tiga orang kakak-beradik.
"Agak berbau Rusia," gumam Miss Marple. Tiga Wanita Kakak-beradik"
Bukankah itu judul buku karangan Chekhov" Atau Dostoyevsky" Ah, dia tak ingat.
Tiga Bersaudara Wanita Kakak-beradik. Tapi tiga orang kakak-beradik yang ini
pasti bukan tiga orang kakak-beradik yang mendambakan untuk kembali ke Moskow.
Miss Marple yakin bahwa tiga orang kakak-beradik ini merasa puas tinggal di
sini. Dia tadi telah diperkenalkan pada dua yang lain, seorang keluar
dari dapur, dan yang seorang baru turun dari lantai atas, untuk
mengucapkan selamat datang padanya. Sikap mereka sopan dan ramah.
Waktu Miss Marple masih muda, dia pasti akan menyebut mereka
"ladies", suatu sebutan yang sekarang dianggap kuno. Dia ingat, dia pernah menyebut seseorang decayed lady (wanita yang uzur). Ayahnya lalu
berkata padanya, "Bukan, Jane sayang, bukan uzur. Tapi wanita yang menderita."
Wanita-wanita zaman sekarang rasanya tak mungkin menderita. Mereka dibantu oleh
pemerintah, atau oleh badan-badan sosial, atau oleh seorang keluarga yang kaya,
atau mungkin juga-oleh seseorang seperti Mr. Rafiel. Karena itu pulalah yang
menjadi penyebab dia berada di sini, bukan" Mr. Rafiel yang telah mengatur
semuanya ini. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Dia telah mau bersusah-payah untuk itu, pikir Miss Marple. Agaknya empat atau
lima minggu menjelang kematiannya, Mr. Rafiel sudah tahu bahwa dia akan
meninggal, tapi pada waktu itu kematian mengulur-ulur waktu. Para dokter
biasanya agak optimis, karena berdasarkan
pengalamannya dia tahu bahwa para pasien yang seharusnya sudah
meninggal dalam jangka waktu tertentu, sering masih mencari
kesempatan untuk hidup, dan akhirnya memang bisa bertahan.
Keadaannya tetap sekarat, namun dia masih enggan mengambil langkah terakhir.
Sebaliknya, para jururawat di rumah sakit yang bertugas menjaga pasien itu,
selalu berharap pasien itu akan meninggal esok harinya, dan mereka heran kalau
ternyata dia masih hidup, begitu pikir Miss Marple, berdasarkan pengalamannya.
Tapi bila dokter datang, dan mereka menyatakan rasa herannya karena pasiennya
belum meninggal, maka pada waktu akan keluar, dokter itu berkata tanpa didengar
si pasien, "Dia masih ingin mengulur waktu beberapa minggu lagi. Aku tak heran."
Bagus juga dokter optimis begitu, pikir jururawat itu, tapi dokter itu pasti
keliru. Tapi yang lebih sering dokter tak keliru. Dia tahu bahwa manusia masih
suka dan masih ingin hidup, meskipun dia kesakitan, tak berdaya, lumpuh, dan tak
berbahagia sekalipun. Mereka minum pil yang diberikan dokter, untuk membantu
mereka melewatkan malam itu. Tapi mereka tak ingin minum pil dari dokter itu,
lebih banyak daripada yang diperlukan, supaya bisa melewati ambang ke suatu
dunia yang belum diketahui keadaannya!
Mr. Rafiel. Tentang pria itulah Miss Marple berpikir, sambil melamun memandangi
kebun. Mr. Rafiel" Kini dia merasa bahwa dia makin
mengerti tentang tugas yang diberikan padanya, dan proyek yang harus
diselesaikannya. Mr. Rafiel memang pandai membuat rencana-rencana.
Sama dengan caranya merencanakan perjanjian-perjanjian dan
pengambilalihan perusahaan. Kata Cherry, pelayannya, Mr. Rafiel punya masalah.
Soalnya, bila Cherry punya masalah, dia pasti
datang dan membicarakannya dengan Miss Marple.
Ini pasti sebuah masalah yang tak dapat diselesaikan oleh Mr. Rafiel sendiri.
Dan dia pasti jengkel sekali, pikir Miss Marple, karena biasanya Koleksi ebook
inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
dia bisa menangani sendiri masalah apa pun juga. Dan dia selalu
bertekad untuk menyelesaikannya. Tapi dia tak bisa bangun lagi, dan dia sedang
menantikan ajalnya. Dia masih bisa mengatur urusan-urusan keuangannya,
berhubungan dengan para pengacaranya, dengan para
pegawainya, dan dengan sahabat-sahabat serta sanak-saudara-nya, tapi ada sesuatu
atau seseorang yang belum diurusnya. Suatu masalah yang belum dipecahkannya,
suatu persoalan yang masih ingin dia selesaikan, suatu proyek yang masih ingin
dilaksanakannya. Dan agaknya hal itu tak bisa diselesaikan hanya dengan bantuan
keuangan, atau dengan perjanjian-perjanjian perusahaan atau dengan jasa seorang pengacara.
"Jadi dia lalu teringat padaku," kata Miss Marple pada dirinya sendiri.
Hal itu masih membuatnya terheran-heran. Ya, sangat heran. Tapi, setelah
dipikir-pikir lagi sekarang, isi suratnya ternyata cukup jelas.
Mr. Rafiel ingat bahwa Miss Marple punya kemampuan tertentu untuk melakukan
sesuatu. Jadi hal ini pasti ada hubungannya dengan sesuatu yang bersifat
kejahatan atau dipengaruhi oleh kejahatan, pikirnya.
Satu-satunya hal lain yang diketahui Mr. Rafiel tentang Miss Marple adalah
kecintaannya pada kebun-kebun. Tapi rasanya tak mungkin suatu masalah tentang kebun yang


Nemesis Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dimintanya untuk diselesaikan. Yang jelas, dia mungkin teringat pada Miss Marple
dalam hubungan dengan suatu kejahatan-suatu kejahatan di Kepulauan Bahama, dan
kejahatan-kejahatan di tempat tinggalnya sendiri atau sekitarnya.
Suatu kejahatan -di mana"
Mr. Rafiel telah membuat rencana-rencana. Pertama-tama, rencana-
rencana dengan para pengacaranya. Mereka telah menjalankan tugas mereka. Mereka
telah menyampaikan surat Mr. Rafiel padanya, pada saat yang tepat. Surat itu
sudah pula dipertimbangkannya dan
dipikirkannya dengan baik, pikirnya. Sebenarnya, memang akan lebih sederhana
bila dituliskannya saja dengan jelas apa yang diingininya dari Miss Marple, dan
mengapa dia ingin Miss Marple yang melakukannya.
Miss Marple agak heran juga mengapa sebelum Mr. Rafiel meninggal, dia tidak
menyuruhnya datang-misalnya dengan mengatakan bahwa keadaan Koleksi ebook
inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
mendesak dan memberikan alasan bahwa dia sedang menantikan ajalnya, dan kemudian
menggertak terus sampai Miss Marple mau mengabulkan permintaannya. Tapi memang
bukan begitu cara Mr. Rafiel, pikirnya. Dia bisa dan suka menggertak orang. Tapi
dalam persoalan ini dia tak bisa menggertak, tapi dia juga tak mau meminta
padanya, apalagi memohon untuk membantunya, atau mendesaknya untuk memperbaiki
sesuatu yang salah. Tidak. Itu bukan pula cara Mr.
Rafiel. Dia pasti ingin berbuat seperti yang telah dilakukannya selama hidupnya,
yaitu membayar untuk segala sesuatu yang diingininya. Dia ingin membayar Miss
Marple, dan dia ingin menarik minat Miss Marple supaya suka melakukan sesuatu.
Bayaran itu ditawarkannya untuk
menggugah minat Miss Marple, bukan untuk merayunya. Tawaran itu
memang untuk menimbulkan minatnya. Menurut dia, Mr. Rafiel tidak berkata pada
dirinya sendiri, "Tawarkan uang cukup banyak, maka dia pasti akan menyambarnya,"
karena Mr. Rafiel tahu bahwa jumlah uang itu memang menarik, tapi Miss Marple
tidak terlalu 'membutuhkan uang.
Miss Marple masih punya seorang keponakan yang baik, yang kapan saja dia
membutuhkan uang-entah untuk perbaikan rumah, entah untuk
berobat pada seorang spesialis, atau untuk perawatan khusus-pasti mau memberinya
uang. Ya, Raymond, keponakannya yang baik dan penuh
perhatian. Tidak, bukan untuk itu uang tersebut. Jumlah uangnya harus
mendebarkan. Jumlah uang itu harus demikian besarnya, hingga orang tidak akan
mungkin bisa mendapatkannya dengan cara lain, selain dengan cara untung-
untungan, seperti memenangkan undian umpamanya.
Tapi, pikir Miss Marple, dia akan membutuhkan nasib baik dan kerja keras, dia
akan harus banyak berpikir dan menimbang, lalu apa yang akan dilakukannya bahkan
mungkin mengundang banyak bahaya. Tapi dia harus mencari sendiri apa
yang harus dikerjakannya, Mr. Rafiel tak mau mengatakannya, mungkin karena dia
tak mau mempengaruhinya. Memang sulit untuk mengatakan sesuatu pada seseorang,
tanpa menyelipkan pandangan kita sendiri, meskipun tanpa sengaja. Mungkin pula
Mr. Rafiel berpendapat bahwa pandangannya sendiri mungkin salah. Memang tak
biasanya dia berpikir Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
begitu, tapi kemungkinannya tetap ada. Mungkin dia berpikir bahwa
pertimbangannya tidak lagi sebaik biasanya, gara-gara sakitnya. Oleh karenanya,
dia, Miss Marple, orang yang dipercayainya dan orang yang diupahnya, harus
menduga-duga sendiri dan membuat kesimpulan
sendiri. Nah, kini sudah tiba saatnya dia mengambil beberapa
kesimpulan. Dengan perkataan lain, dia harus kembali pada pertanyaan, Urusan apa
sebenarnya ini" Dia telah diberi petunjuk. Jadi dia akan mulai dari situ saja. Dia telah diberi
petunjuk oleh seseorang yang sudah meninggal. Dia telah diberi petunjuk untuk
pergi dari St. Mary Mead. Oleh karenanya, tugas itu, apa pun bentuknya, tak bisa
dilakukan dari sana. Itu bukan masalah tetangga sebelah rumah, bukan pula
masalah yang bisa diselesaikan hanya dengan mempelajari gunting-an-guntingan
surat kabar saja, atau hanya dengan bertanya-tanya saja, soalnya kita tak tahu
apa yang harus ditanyakan. Dia telah dituntun, mula-mula untuk pergi ke kantor
pengacara, lalu membaca surat -dua pucuk surat-di rumahnya sendiri, kemudian
disuruh mengikuti sebuah tur yang
menyenangkan dan diselenggarakan dengan baik, mengunjungi beberapa rumah dan
kebun Inggris yang termasyhur. Dari situ dia akhirnya
sampai di batu loncatan yang kedua-yaitu rumah tempatnya berada kini.
The Old Manor House, Jocelyn St. Mary, yang didiami oleh Miss
Clotilde Bradbury-Scott, Mrs. Glynne, dan Miss Anthea Bradbury-
Scott. Mr. Rafiel telah mengaturnya-mengatur semuanya itu -beberapa minggu
sebelum dia meninggal. Mungkin itu merupakan-langkah
berikutnya yang telah dilakukannya, setelah dia memberikan instruksi pada
pengacaranya, dan setelah memesankan tempat baginya pada tur itu atas namanya.
Jadi dia berada dalam rumah ini adalah berdasarkan rencana. Mungkin hanya untuk
dua malam, mungkin lebih lama. Mungkin ada beberapa hal yang telah diatur yang
akan membuatnya terpaksa menginap di situ lebih lama atau dia akan diminta untuk
tinggal lebih lama di situ. Dia baru sadar di mana dia sedang berdiri sekarang.
Mrs. Glynne, dan kedua saudaranya. Pasti mereka punya hubungan
dengan atau terlibat dalam urusan ini. Dia harus mencari tahu
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
bagaimana bentuk hubungan itu. Waktunya singkat. Itulah satu-satunya
kesulitannya. Sesaat pun Miss Marple tak ragu bahwa dia akan mampu menemukannya.
Dia adalah seorang wanita tua yang suka mengobrol, yang nampak lembut, yang akan
dimaklumi orang bila dia banyak bicara dan suka bertanya. Dilihat sepintas,
pertanyaan-pertanya-annya seolah-olah hanya bersifat gunjingan saja. Dia akan
bercerita tentang masa kecilnya, dan akibatnya tentu salah seorang dari kakak-
beradik itu akan bercerita pula tentang masa kecil mereka. Dia akan berkisah
tentang makanan yang telah dimakannya, pelayan-pelayan yang telah bekerja
padanya, saudara-saudara sepupu dan sanak-saudaranya, tentang perjalanannya,
tentang pernikahan, kelahiran, dan-ya-juga tentang kematian. Dia tak boleh
memperlihatkan perhatian khusus
dalam matanya, bila mendengar tentang suatu kematian. Dia merasa yakin bahwa dia
akan bisa memberikan reaksi yang otomatis sifatnya, seperti, "Aduh, menyedihkan
sekali!" Kemudian dia harus mencari hubungan kekeluargaannya, insiden-insiden,
riwayat hidup, dan berusaha mengorek kalau-kalau ada insiden tertentu. Mungkin
suatu insiden di daerah sekitar tempat ini, yang tidak berhubungan langsung
dengan ketiga orang ini. Sesuatu yang mungkin mereka ketahui, atau yang bisa
mereka bicarakan dengan yakin. Pokoknya, pasti ada sesuatu di tempat ini, suatu
petunjuk atau suatu kunci yang penting. Dua hari dari saat ini dia harus
bergabung lagi dengan rombongan dan melanjutkan perjalanan.
Pikirannya beralih dari rumah itu ke bus yang mereka tumpangi dan para
penumpangnya. Mungkin apa yang sedang dicarinya ada di dalam bus itu, dan akan
ada di sana bila dia mengikuti perjalanan itu lagi. Ada seseorang, atau beberapa
orang, ada yang tak bersalah, ada yang
terlibat, atau ada kisah yang sudah lama dilupakan. Dia mengerutkan alisnya, mencoba mengingat sesuatu
-sesuatu yang terkilas dalam pikirannya, yang membuat-nya berpikir: Aku benar-
benar yakin-tapi apa yang diyakininya itu"
Pikirannya kembali pada ketiga kakak-beradik itu. Dia tak boleh terlalu berlama-
lama di atas ini. Dia harus mengeluarkan beberapa keperluan sehari-hari yang
sederhana untuk dua malam dari kopernya, baju untuk Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
dipakainya malam ini, pakaian tidur, dan tas spons. Setelah itu dia harus turun
dan menemui nyonya-nyonya rumahnya, dan mengobrol dengan
santai. Ada satu hal yang harus dipastikannya. Apakah ketiga kakak-beradik itu
akan menjadi sekutunya ataukah mereka itu musuhnya"
Mereka bisa digolongkan pada salah satu golongan itu. Dia harus
memikirkan hal itu dengan cermat. Pintu diketuk orang, lalu Mrs. Glynne masuk.
"Saya harap Anda akan betah di sini. Bisakah saya membantu Anda membongkar koper
Anda itu" Kami punya seorang pembantu yang baik, si Janet, tapi dia hanya
bekerja di pagi hari. Kalau dia ada, dia bisa membantu Anda dalam hal apa saja."
"Oh, terima kasih, tak usah," kata Miss Marple. "Saya hanya mengeluarkan
beberapa keperluan."
"Saya pikir sebaiknya saya menunjukkan jalan turun lagi. Soalnya rumah ini agak
membingungkan. Tangganya pun ada dua buah. Jadi akan
menyulitkan tamu. Orang kadang-kadang tersesat."
"Oh, Anda baik sekali," kata Miss Marple.
"Kalau begitu, mari kita turun, dan minum sherry dulu sebelum makan siang."
Miss Marple menerima ajakan itu dengan rasa terima kasih, dan
mengikuti penunjuk jalannya menuruni tangga. Menurut penglihatannya, Mrs. Glynne
jauh lebih muda daripada dirinya sendiri. Mungkin lima puluh tahun umurnya. Tak
mungkin banyak lebihnya. Miss Marple
menuruni tangga dengan hati-hati sekali, lutut kirinya selalu agak gemetar.
Untunglah di salah satu sisi tangga ada pagarnya. Tangganya bagus, dan kesan itu
dikatakannya. "Rumah ini bagus sekali," katanya. "Saya rasa ini dibangun pada tahun seribu
tujuh ratusan. Benarkah itu?"
"Tepatnya seribu tujuh ratus delapan puluh," kata Mrs. Glynne.
Dia kelihatan senang mendengar pujian Miss Marple. Dia mendahului Miss Marple
berjalan menuju ke ruang tamu utama, sebuah ruangan
besar yang anggun. Ada satu-dua perabot yang masih bagus. Sebuah meja tulis
bergaya Zaman Queen Anne dan sebuah meja berbentuk
kerang, bergaya Zaman William and Mary. Ada pula beberapa bangku Koleksi ebook
inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
dan lemari kecil yang tak praktis-khas perabotan Zaman Victoria. Gorden-
gordennya yang terbuat dari kain cita sudah pudar dan berlubang-lubang.
Permadaninya, menurut Miss Marple, buatan Irlandia. Mungkin model Limerick
Aubusson. Sofanya tak menarik,
beludrunya sudah kusam. Kedua orang saudaranya sudah duduk di situ.
Mereka bangkit waktu Miss Marple masuk, dan mendekatinya. Yang
seorang menuntunnya ke sebuah kursi, dan yang seorang lagi
membawakannya segelas sherry.
"Apakah Anda lebih suka duduk di kursi yang agak tinggi" Banyak orang yang
suka." "Ya, terima kasih," kata Miss Marple. "Lebih enak, mengingat punggung saya ini."
Rupanya mereka itu tahu tentang kesulitan-kesulitan punggung. Yang tertua adalah
seorang wanita bertubuh tinggi, cukup cantik, berkulit gelap dan berambut hitam
dikonde. Yang seorang lagi kelihatannya jauh lebih muda. Dia kurus, rambutnya
yang semula pirang, kini berwarna abu-abu dan terjurai tak rapi sampai ke
bahunya, hingga memberi kesan seperti hantu. Dia akan berhasil bila diberi peran
sebagai Ophelia-salah seorang tokoh dalam drama Shakespeare-yang sudah matang,
pikir Miss Marple. Clotilde, pikir Miss Marple, sama sekali tak mirip Ophelia, tapi dia akan cocok
sekali jika memerankan Clytemnestra-istri Raja Yunani dalam Perang Troya-yang
mungkin tega menikam suaminya yang sedang mandi-menikamnya dengan perasaan puas
dan senang. Tapi karena dia tak
pernah memiliki suami, maka penyelesaian itu tak tepat. Miss Marple tak bisa
membayangkan dia membunuh seseorang kecuali suaminya sendiri-padahal orang yang
bisa memerankan Agamemnon-raja Yunani itu-tak ada di rumah ini.
Clotilde Bradbury-Scott, Anthea Bradbury-Scott, Lavinia Glynne.
Clotilde cukup cantik, La-vinia biasa-biasa saja tapi enak dipandang, sedang
Anthea, salah satu kelopak matanya kadang-kadang berkedip-kedip. Matanya besar
berwarna abu-abu dan caranya memandang aneh.
Mula-mula dia melihat ke sekelilingnya, lalu ke kanan dan ke kiri, dan Koleksi
ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
tiba-tiba dengan cara yang aneh dia menoleh ke belakangnya. Sikapnya, seolah-
olah dia merasa seseorang memandanginya terus. Aneh, pikir Miss Marple. Dia jadi
ingin tahu lebih banyak tentang Anthea.
Mereka duduk lalu mulai bercakap-cakap. Mrs. Glynne meninggalkan kamar sebentar,
agaknya ke dapur. Rupanya dialah pengurus rumah
tangga yang aktif di antara mereka bertiga. Percakapan berlanjut dengan wajar.
Clotilde menjelaskan bahwa rumah mereka itu adalah rumah keluarga. Rumah itu
semula dimiliki oleh paman orang-tuanya, lalu diwariskan pada pamannya, dan
setelah pamannya itu meninggal,
diwariskan pada mereka bertiga.
"Soalnya paman hanya punya seorang anak laki-laki,"-jelas Miss Bradbury-Scott,
"dan pemuda itu tewas dalam peperangan. Kami merupakan anggota keluarga yang
terakhir, kecuali beberapa orang sepupu jauh."
"Rumah ini bagus tata ruangnya," kata Miss Marple. "Mrs. Glynne menceritakan
bahwa rumah ini dibangun pada tahun seribu tujuh ratus delapan puluh."
"Ya, kira-kira begitulah. Hanya, kami akan lebih senang kalau rumah ini tidak
terlalu besar dan tidak terlalu banyak liku-likunya."
"Perbaikannya juga tentu memerlukan banyak biaya sekarang," kata Miss Marple.
"Oh ya, memang," kata Clotilde mendesah. "Jadi dalam banyak hal kami terpaksa
membiarkan banyak bagian sampai runtuh, umpamanya. Lalu ada pula rumah kaca
untuk tanaman. Dulu rumah kaca itu bagus sekali."
"Di dalamnya ditanami anggur muscat" kata Anthea. "Dan di sepanjang dinding di
bagian dalamnya ditumbuhi cherry pie. Sayang sekali
semuanya itu tak ada lagi. Selama perang, kami tak bisa mendapatkan tukang
kebun. Tukang kebun kami waktu itu masih muda, jadi dia
mendapat panggilan untuk pergi ke medan perang. Kami tidak menyesali hal itu,
tapi kami tak bisa memperbaiki semuanya, dan seluruh rumah kaca itu pun rusak."
"Rumah pengawetan kecil di dekat rumah pun senasib."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Kedua orang bersaudara itu mendesah dengan kesedihan orang yang
melihat waktu berlalu dan berubah-menjadi keadaan yang memburuk.
Rumah ini diliputi kesedihan, pikir Miss Marple. Dan kesedihan itu tak dapat
dihilangkan atau dibuang, karena telah meresap terlalu dalam.
Kesedihan itu telah terpendam dan menyatu dengan...
Tiba-tiba Miss Marple bergidik.
SEMBILAN Polygonum Baldschuanicum Hidangan makan siang bergaya lama. Daging kambing, kentang rebus, disusul oleh
kue tart buah plum dengan krim seteko kecil, dan kue-kue kecil yang tak menarik.
Pada dinding-dinding kamar makan itu tergantung beberapa lukisan, lukisan-
lukisan keluarga. Miss Marple menilainya sebagai lukisan gaya Victoria biasa,
tak ada yang istimewa. Bufetnya besar, berat dan bagus, terbuat dari kayu
mahogany yang berwarna plum. Gorden-gordennya
dari bahan damask yang berwarna merah tua, dan meja makannya yang juga terbuat
dari kayu mahogany, demikian besarnya hingga cukup untuk sepuluh orang.
Miss Marple mengobrol tentang kejadian-kejadian dalam tur yang
sedang diikutinya. Tapi karena tur itu baru berlangsung tiga hari, maka tak
begitu banyak yang dapat diceritakannya.
"Mr. Rafiel itu pasti teman lama Anda, ya?" tanya Miss Bradbury-Scott yang
tertua. "Tidak juga," kata Miss Marple. "Saya pertama
kali bertemu dengan dia waktu saya mengikuti suatu pelayaran ke
Kepulauan Bahama. Dia pergi ke sana untuk memulihkan kesehatannya."
"Ya, sudah bertahun-tahun dia lumpuh," kata Anthea.
"Kasihan sekali," kata Miss Marple. "Dan menyedihkan. Tapi saya sangat mengagumi
ketabahannya. Kelihatannya dia bisa mengerjakan pekerjaan yang begitu banyak.
Tahukah Anda, setiap hari dia mendiktekan surat pada sekretarisnya, dan tak
sudah-sudahnya dia mengirim telegram.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Agaknya dia sama sekali tak mau menyerah pada keadaannya yang cacat itu."
"Oh, ya. Dia tidak akan menyerah," kata Anthea.
"Sudah bertahun-tahun kami tak bertemu dengannya," kata Mrs.
Glynne. "Soalnya dia sibuk sekali. Tapi dia selalu ingat pada kami pada Hari
Natal." "Apakah Anda tinggal di London, Miss Marple?" tanya Anthea.
"Oh, tidak," kata Miss Marple. "Saya tinggal di desa. Sebuah desa yang kecil
sekali, di pertengahan antara Loomouth dan Market Basing, kira-kira tiga puluh
enam kilometer dari London. Dulu itu merupakan desa kuno yang indah sekali, tapi
sekarang, seperti juga di mana-mana, tempat itu telah menjadi apa yang disebut
daerah pemukiman baru."


Nemesis Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Katanya lagi, "Saya rasa Mr. Rafiel tinggal di London, ya" Begitulah yang saya
lihat di hotel di St. Honore. Alamatnya yang tercantum
dalam buku daftar tamu adalah suatu tempat di Eaton Square, ataukah Belgrave
Square?" "Di Kent dia juga memiliki sebuah rumah peristirahatan," kata Clotilde.
"Saya dengar, sekali-sekali dia mengadakan pesta kecil-kecilan di sana.
Yang diundangnya kebanyakan teman usahanya, atau orang-orang dari luar negeri.
Kami tak pernah mengunjunginya di sana. Dia sering
mengajak kami makan di London, kalau kami sekali-sekali pergi ke sana dan
bertemu dengannya." "Baik sekali dia," kata Miss Marple, "telah menganjurkan pada Anda supaya Anda
mengundang saya kemari dalam perjalanan tur ini. Sampai ke situ pikirannya. Tak
disangka orang yang sesibuk dia, masih punya pikiran sebaik itu."
"Sebelum ini pun kami sudah biasa mengundang teman-temannya yang sedang
mengikuti tur seperti ini. Pada umumnya tur-tur itu mengatur perjalanan-
perjalanan ini dengan baik sekali. Padahal tidaklah mungkin memenuhi selera
semua orang. Yang muda tentu ingin berjalan-jalan, pergi jauh-jauh, mendaki
bukit-bukit untuk melihat pemandangan, dan macam-macamlah. Sedang yang tua-tua,
yang sudah tak kuat lagi, lebih suka tinggal di hotel saja. Sayang hotel-hotel
di sekitar tempat ini sama Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
sekali tak mewah. Saya yakin perjalanan hari ini dan perjalanan ke St.
Bonaven-ture besok, pasti akan sangat meletihkan Anda. Saya dengar, besok ada
pula rencana kunjungan ke sebuah pulau, naik kapal, padahal laut kadang-kadang
ganas." "Berjalan-jalan melihat-lihat rumah-rumah saja bisa sangat
meletihkan," kata Mrs. Glynne.
"Oh ya, memang," kata Miss Marple. "Kita harus banyak berjalan, dan banyak pula
berdiri. Kaki jadi letih karenanya. Saya rasa, sebenarnya saya tak usah lagi
bepergian begini. Tapi saya tergoda sekali untuk melihat bangunan-bangunan
indah, ruangan-ruangan yang bagus, juga perabotnya. Dan tentu juga lukisan-
lukisan yang indah sekali."
"Dan kebun-kebunnya," kata Anthea. "Anda suka kebun, bukan?"
"Oh, ya," kata Miss Marple, "terutama kebun-kebun. Berdasarkan penjelasan dalam
buku petunjuknya, saya ingin sekali melihat beberapa buah kebun yang katanya
terpelihara dengan baik sekali-kebun yang mengelilingi rumah-rumah bersejarah
yang masih harus kami kunjungi."
Dia melihat ke sekeliling meja dengan wajah berseri.
Suasananya menyenangkan sekali, wajar-wajar saja. Namun, entah
mengapa, dia merasa tegang - ada suatu perasaan bahwa ada yang tak wajar di
sini. Tapi apa maksudnya dengan tak wajar" Percakapannya biasa-biasa saja,
terutama terdiri dari basa-basi. Dia sendiri hanya mengucapkan kata-kata biasa,
demikian pula ketiga kakak-beradik itu.
Tiga Wanita Kakak-beradik. Sekali lagi dia memikirkan istilah itu.
Mengapa sesuatu yang dibayangkan dengan angka tiga selalu
memberikan kesan seram" Tiga kakak-beradik. Tiga
Penyihir dalam kisah Macbeth. Yah, kita memang tak bisa
membandingkan tiga kakak-beradik ini dengan tiga penyihir itu.
Meskipun jauh di balik pikirannya, Miss Marple selalu berpendapat bahwa para
produser teater telah membuat kekeliruan waktu
memprodusir tiga ahli sihir. Salah satu hasil karya itu, yang pernah
disaksikannya, bahkan tak masuk akal. Penyihir-penyihirnya kelihatan seperti
makhluk-makhluk pantomim, memakai sayap yang berkepak dan topi kerucut yang
tinggi dan kelihatan lucu. Mereka menari-nari atau Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
merangkak kian-kemari. Miss Marple ingat, waktu itu dia berkata pada
keponakannya yang telah membelikannya karcis untuk menonton drama Shakespeare
itu, "Raymond, seandainya aku yang memprodusir drama yang bagus ini, maka aku
akan menampilkan ketiga penyihir itu dengan cara yang lain sama sekali. Akan
kutampilkan mereka bertiga sebagai tiga orang wanita tua normal yang biasa-biasa
saja. Tiga orang wanita tua Skotlandia. Mereka tidak akan menari atau merangkak.
Mereka hanya akan saling memandang dengan pandangan licik, dan kita akan merasakan
semacam ancaman di balik perbuatan mereka itu."
Miss Marple memasukkan potongan terakhir kue tart plum ke dalam
mulutnya, dan melihat ke arah Anthea di seberang meja. Anthea hanya wanita biasa
yang tak rapi, yang memandang dengan pandangan kosong dan agak kacau. Mengapa
dia merasa bahwa Anthea menyeramkan"
"Aku mulai berangan-angan," kata Miss Marple dalam hatinya, "aku tak boleh
begitu." Setelah makan siang, dia diajak berjalan-jalan mengelilingi kebun.
Anthea yang ditugaskan untuk menemaninya. Menurut Miss Marple
perjalanan itu agak menyedihkan. Di sini dulu terdapat sebuah kebun yang pernah
terpelihara dengan baik, meskipun kebunnya sendiri sama sekali tak menonjol dan
tidak terlalu istimewa. Kebun itu punya unsur-unsur kebun Victoria biasa. Ada
sekumpulan semak, sekelompok pohon salam yang daunnya berbintik-bintik. Pasti di
sini dulu terdapat halaman berumput dan jalan setapak yang terpelihara baik,
sebuah kebun bumbu dapur yang luasnya kira-kira enam ratus meter persegi. Kebun
itu sebenarnya terlalu luas untuk tiga kakak-beradik yang tinggal di situ.
Sebagian kebun itu tak ditanami dan dibiarkan ditumbuhi semak-semak.
Kebanyakan bedeng-bedeng bunga telah ditumbuhi murbei tanah.
Dengan sekuat tenaga, Miss Marple menahan dirinya untuk tidak
mencabut rumput liar yang lebih banyak tumbuh-di situ.
Rambut Miss Athea yang panjang berkibar-kibar ditiup angin. Kadang-kadang sebuah
jepit rambutnya terlepas dan jatuh ke jalan atau ke rumput. Cara bicaranya agak
tersentak-sentak, "Saya yakin Anda pasti memiliki kebun yang bagus," katanya.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Ah, kebun saya kecil sekali," sahut Miss Marple.
Mereka telah tiba di jalan setapak berumput, dan beristirahat di dekat sebuah
gundukan yang berbatasan dengan tembok di sudut kebun.
"Di sinilah dulu rumah kaca kami," kata Miss Anthea dengan sedih,
"Oh, ya, yang pernah ditanami anggur itu?"
"Kami menanam tiga jenis," kata Anthea. "Ada anggur hitam hamburg, ada pula
anggur putih yang kecil-kecil dan manis sekali. Dan jenis yang ketiga adalah
jenis muscat yang cantik itu."
"Kata Anda, ada pula jenis heliotrope."
"Cherry pie," kata Anthea.
"Oh, ya, cherry pie. Baunya harum sekali. Apakah tempat ini pernah mengalami
pembom-an" Apakah-eh -rumah kaca Anda itu rusak karena bom?"
"Oh, tidak, kami tak pernah mengalami pem-boman. Daerah di sekitar ini bebas
dari pembom-an. Rumah itu ambruk, karena memang sudah tua
dan rapuh. Waktu itu kami belum begitu lama di sini, dan kami tak punya uang
untuk memperbaikinya atau membangunnya lagi. Tapi sebenarnya kami memang tak
perlu membangunnya, karena kami pasti tidak akan mampu memeliharanya. Saya rasa
kami pun akan membiarkannya runtuh lagi. Apalah daya kami. Dan sekarang,
lihatlah, sudah ditutupi rumput liar seluruhnya."
"Oh, yang itukah" Yang seluruhnya ditumbuhi oleh -apa namanya tanaman rambat
yang sedang berbunga itu?"
"Ya. Itu bunga biasa saja," kata Anthea. "Apa
ya namanya" Huruf awalnya P," katanya ragu-ragu. "Poly anu, begitu."
"Oh, ya. Saya rasa saya tahu namanya. Polygonum Baldschuanicum.
Tanaman itu cepat sekali tumbuhnya, bukan" Juga amat berguna,
terutama kalau kita ingin menyembunyikan bangunan yang sudah runtuh atau sesuatu
yang jelek." Gundukan yang terdapat di hadapannya itu memang tertutup rapat oleh tanaman
berdaun hijau lebat, dan berbunga putih. Miss Marple tahu persis bahwa tanaman
itu merupakan ancaman bagi segala macam
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
tanaman lain yang ingin tumbuh. Polygonum itu tumbuh menutupi
segalanya, dan bisa menutupinya dalam waktu yang singkat sekali.
"Rumah kaca itu pasti cukup besar, ya?" katanya.
"Oh, ya-kami dulu juga menanam buah persik di situ-juga nectarine."
Anthea kelihatan sedih. "Tapi sekarang pun kelihatannya bagus sekali," kata Miss Marple dengan nada
menghibur. "Bunganya kecil-kecil, putih. Cantik sekali, ya?"
"Kalau kita membelok ke kiri, di sana ada pohon magnolia yang bagus,"
kata Anthea. "Kalau saya tak salah, di sini dulu ada sebuah pembatas yang bagus
-sederet pagar hidup. Tapi itu pun kami tak bisa
merawatnya. Sulit sekali. Segala-galanya sulit sekali. Tak ada lagi yang seperti
dulu-semuanya rusak-di mana-mana rusak."
Cepat-cepat dia berjalan mendahului di jalan setapak, membelok di tikungan di
sepanjang tembok. Langkahnya makin cepat, hingga Miss Marple susah-payah
menyesuaikan diri dengan dia. Miss Marple merasa seolah-olah nyonya rumahnya
yang seorang ini dengan sengaja
membawanya menjauhi gundukan yang ditutupi polygonum itu- seperti dibawa
menjauhi suatu tempat jelek yang tak menyenangkan. Apakah dia merasa malu,
karena kejayaan masa lalu sudah tak ada lagi bekasnya"
Polygonum itu memang tumbuh subur sekali. Tanaman itu tidak pernah digunting
atau dirapikan. Sudut kebun di situ jadi seperti belantara yang berbunga.
Kelihatannya Anthea seolah-olah lari dari tempat itu, pikir Miss Marple, sambil
menyusul nyonya rumahnya itu. Kemudian perhatiannya beralih ke sebuah kandang
babi yang sudah ambruk. Bekas kandang itu dililiti sulur-sulur mawar.
"Ayah paman saya dulu memelihara babi," jelas Anthea, "tapi kita di zaman
sekarang ini tak mungkin punya pikiran semacam itu, bukan" Saya rasa terlalu
berisik, ya" Kami hanya membiarkan mawar jenis floribunda di dekat rumah tumbuh.
Saya rasa bunga itu sangat berguna dalam
kesulitan." "Ya, saya tahu," kata Miss Marple.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Lalu disebutkannya beberapa macam bunga mawar yang terbaru. Namanama itu pasti
tak dikenal oleh Miss Anthea, pikirnya.
"Apakah Anda sering bepergian mengikuti tur?"
Pertanyaan itu mendadak sekali.
"Maksud Anda tur-tur mengenai rumah-rumah dan kebun-kebun?"
"Ya. Ada orang yang setiap tahun mengikutinya."
"Oh, saya tak mungkin berharap bisa berbuat begitu. Soalnya tur-tur begitu
mahal. Seorang teman membiayai perjalanan ini sebagai hadiah ulang tahun saya
yang akan datang. Dia baik sekali."
"Oh, saya ingin tahu. Saya ingin tahu mengapa Anda datang. Maksud saya-
perjalanan begini sangat meletihkan, bukan" Tapi, kalau Anda memang biasa pergi
ke Kepulauan Bahama, dan tempat-tempat seperti itu..."
"Oh, pelayaran ke Kepulauan Bahama itu pun karena kebaikan hati seseorang. Waktu
itu seorang keponakan saya yang berbaik hati. Baik sekali anak itu. Dia sangat
memikirkan bibinya yang tua ini."
"Oh ya, ya, saya mengerti."
"Entah apa jadinya kita tanpa generasi muda," kata Miss Marple.
"Mereka itu baik sekali, bukan?"
"Sa-saya rasa begitulah. Saya sungguh tak tahu. Soalnya saya-kami -tak punya
sanak-saudara yang masih muda."
"Apakah kakak Anda, Mrs. Glynne, punya anak" Dia tak pernah mengatakannya. Saya
tak enak menanyakannya."
"Tidak. Dia dan suaminya tak punya anak Tapi itu malah lebih baik."
"Apa maksudmu berkata begitu?" tanya Miss Marple dalam hati, sementara mereka
berjalan pulang. SEPULUH "Oh, Sayangku, betapa indahnya hari ini"
I Jam setengah sembilan keesokan paginya, terdengar ketukan keras di pintu.
Setelah Miss Marple menjawab 'masuk', pintu terbuka dan
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
seorang wanita tua masuk sambil membawa sebuah nampan, di mana
terdapat sebuah poci, sebuah cangkir, susu dalam sebuah karaf kecil, dan
sepiring kecil roti. "Silakan minum teh, Ma'am," katanya dengan ceria. "Hari yang cerah.
Nampaknya gorden sudah Anda buka sendiri. Nyenyakkah tidur Anda
semalam?" "Nyenyak sekali," kata Miss Marple, sambil meletakkan buku kecil yang sedang
dibacanya. "Hari indah sekali. Orang-orang yang pergi ke Bonaventure Rocks pasti akan
senang sekali. Tapi memang lebih baik Anda tak pergi. Perjalanan ke sana sungguh
menyiksa kaki." "Saya memang senang sekali di sini," kata Miss
Marple. "Miss Bradbury-Scott dan Mrs. Glynne baik sekali telah mengundang saya
kemari." "Ah, ini juga baik bagi mereka. Mereka akan sedikit terhibur ada teman di rumah.
Kasihan, tempat ini sekarang menyedihkan sekali."
Gorden jendela dibukanya lebih lebar lagi, ditariknya sebuah kursi, lalu
dituangnya seceret air panas ke dalam baskom porselen.
"Di lantai atas ada kamar mandi," katanya, "tapi kami pikir, bagi seseorang yang
sudah berumur lebih baik dibawakan air panas kemari, supaya dia tak perlu
menaiki tangga lagi."
"Anda baik sekali, Janet. Anda-pasti tahu betul seluk-beluk rumah ini, ya?"
"Saya bekerja di sini sejak saya masih gadis -waktu itu saya pelayan di sini.
Mereka memiliki tiga orang pembantu-seorang juru masak, seorang pelayan, dan
seorang pengurus ruang tamu-ada pula pembantu juru
masak. Itu waktu Pak Kolonel masih hidup. Dia memelihara beberapa ekor kuda,
jadi dia juga menggaji seorang pengurus kuda. Ah, kalau saya ingat masa itu.
Tapi menyedihkan sekali, kalau diingat apa-apa yang telah terjadi. Waktu masih
muda, Kolonel sudah ditinggal mati istrinya.
Putranya tewas dalam peperangan, dan putri tunggalnya pergi untuk tinggal di
bagian dunia yang lain, dan menikah dengan orang Selandia Baru. Lalu dia
meninggal pada waktu melahirkan, dan bayinya juga Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
meninggal. Tinggallah dia di sini seorang diri, sedih dan kesepian. Rumah pun
dibiarkannya tak terurus. Waktu dia meninggal, rumah ini diwariskannya pada keponakan-
keponakannya, Miss Clotilde dan adik-adiknya. Miss Clotilde dan Miss Anthea
tinggal di sini. Kemudian suami Miss Lavinia meninggal, dia lalu ikut saudara-
saudara-nya, tinggal di sini...," dia mendesah dan menggeleng. "Mereka tidak
berbuat banyak untuk rumah ini-mereka tak mampu-dan mereka pun menelantarkan
kebun begitu saja...."
"Sayang sekali semuanya itu," kata Miss Marple.
"Mereka semua baik-baik. Miss Anthea agak kurang waras, tapi Miss Clotilde
pernah kuliah di universitas, dan dia cerdas sekali-dia menguasai tiga bahasa-
sedang Mrs. Glynne adalah wanita yang baik sekali. Waktu dia baru datang, saya
pikir keadaan akan membaik. Tapi kita kan tak pernah tahu bagaimana keadaan di
masa depan, bukan" Kadang-kadang saya merasa rumah ini adalah rumah terkutuk."
Miss Marple memandanginya dengan pandangan ingin tahu.
"Silih berganti saja yang terjadi. Kecelakaan pesawat terbang yang mengerikan
itu-di Spanyol terjadinya-dan seluruh penumpang tewas.
Pesawat terbang memang merupakan alat angkutan yang tak beres-saya tidak akan
mau naik pesawat terbang. Dua orang sahabat Miss Clotilde tewas, mereka itu
suami-istri - untunglah putrinya yang masih
bersekolah tak ikut, jadi dia selamat. Lalu Miss Clotilde membawa anak itu
tinggal di sini, dan dia melakukan segalanya untuk anak itu. Anak itu dibawanya
bepergian ke luar negeri-ke Italia dan Prancis. Pokoknya gadis itu
diperlakukannya seperti anaknya sendiri. Anak itu ceria sekali-dan dia
berpembawaan manis. Rasanya tak masuk akal dia akan
mengalami nasib seburuk itu."
"Nasib buruk" Apa maksudmu" Apakah itu terjadi di sini?"
"Bukan, bukan di sini. Untunglah bukan di sini. Meskipun boleh pula dikatakan
terjadi di sini. Karena di sinilah dia bertemu dengan laki-laki itu. Pemuda itu
kebetulan sedang berada di daerah sekitar ini-dan majikan-majikan saya kenal
dengan ayahnya. Orang itu kaya sekali. Jadi Koleksi ebook inzomnia


Nemesis Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

http://inzomnia.wapka.mobi
pemuda itu datang kemari mengunjungi majikan-majikan saya. Itulah awalnya...."
"Mereka jatuh cinta?"
"Ya, gadis itu langsung jatuh cinta pada anak muda itu. Dia memang pemuda yang
menarik, cara bicaranya amat memikat, dan dia pandai bergaul. Tak disangka-
sesaat pun kami tak menyangka..." Tiba-tiba dia berhenti.
"Jadi telah terjadi hubungan percintaan" Lalu ada sesuatu yang tak beres. Lalu
gadis itu bunuh diri. Begitukah?"
"Bunuh diri?" Wanita tua itu menatap Miss Marple dengan mata terbelalak, seperti
terkejut. "Siapa yang berkata begitu pada Anda"
Itu suatu pembunuhan-jelas suatu pembunuhan. Dia dicekik dan
kepalanya dihantam sampai hancur. Miss
Clotilde dipanggil untuk mengenalinya-dan sejak itu dia berubah sekali.
Orang menemukan mayatnya empat puluh lima kilometer dari sini -
dalam semak-semak, dalam tambang yang tak terpakai lagi. Dan kata orang, itu
bukan pembunuhan yang pertama yang telah dilakukannya.
Ada pula gadis-gadis lain. Enam bulan lamanya gadis itu hilang, dn polisi
mencari ke mana-mana. Oh, dia benar-benar setan yang jahat -mungkin sudah jahat
sejak lahirnya. Kata orang, zaman sekarang ada pula orang-orang yang tidak
menyadari apa yang dilakukannya-katanya otaknya tak beres, jadi tak bisa
dianggap bertanggung jawab atas perbuatannya.
Dan orang sekarang bahkan tidak menggantung orang-orang seperti itu.
Saya sama sekali tak percaya itu! Pembunuh tetap pembunuh! Saya tahu bahwa
memang ada orang yang gila karena keturunan -seperti keluarga Derwent di
Brassington, umpamanya-setiap keturunan yang kedua, selalu ada yang meninggal di
rumah sakit jiwa. Lalu ada pula Mrs. Paulett yang tua itu-dia berkeliaran di
jalan memakai hiasan kepala dari berlian, dan berkata bahwa dia adalah Marie
Antoinette. Akhirnya dia dimasukkan ke penjara. Tapi dia tidak mengganggu orang-
dia hanya gila biasa saja.
Tapi anak muda itu lain. Dia itu memang benar-benar setan!" "Apa yang dilakukan
orang terhadapnya?" "Waktu itu hukuman gantung sudah dihapuskan-atau mungkin
juga karena dia terlalu muda.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Saya tak ingat lagi. Hakim memutuskan dia bersalah. Lalu dia dikirim ke Penjara
Bostol atau Broadsand - entahlah-pokoknya namanya dimulai dengan huruf B."
"Siapa nama pemuda itu?"
"Michael-saya tak ingat nama keluarganya. Soalnya kejadian itu sudah sepuluh
tahun yang lalu. Namanya berbau Itali-seperti nama lukisan.
Maksud saya, nama pelukisnya-Raffle, ya itulah namanya...."
"Michael Rafiel?"
"Benar! Ada desas-desus, karena ayahnya kaya sekali, dia lalu menebus anak itu
keluar dari penjara. Tapi saya rasa itu hanya isapan jempol saja...."
Jadi rupanya bukan suatu peristiwa bunuh diri. Itu merupakan
pembunuhan. Elizabeth Temple telah menyebutkan "Cinta!" sebagai penyebab
kematian gadis itu. Ada juga benarnya pernyataannya itu.
Seorang gadis telah jatuh cinta pada seorang pembunuh-dan karena cintanya pada
laki-laki itu, maka tanpa diduganya dia telah mengalami kematian yang
mengerikan. Miss Marple bergidik. Waktu dia berjalan di jalanan desa kemarin, dia melewati
sebuah selebaran tempel yang berjudul: EPSOM MENANGKAP
PEMBUNUH, MAYAT GADIS KEDUA DITEMUKAN. REMAJA
DIMINTA MEMBANTU POLISI. Jadi sejarah telah berulang. Suatu pola lama -suatu pola yang
mengerikan. Dia lalu teringat beberapa baris kalimat dari sebuah puisi yang
sudah lama terlupakan: Remaja bagai sekuntum mawar putih pucat, namun penuh gairah, Bagai desir air di
lembah sunyi, Bagai pangeran tampan dalam dongeng yang membosankan,
Oh, tak ada yang seindah dan serapuh remaja, Indah, namun rapuh bagai sekuntum
mawar putih. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Siapa yang bisa melindungi remaja dari sakit dan kematian-remaja yang tidak
mampu dan tak pernah bisa melindungi dirinya sendiri" Apakah karena terlalu
sedikit yang mereka ketahui" Ataukah karena mereka tahu terlalu banyak, lalu
mengira bahwa mereka tahu segalanya"
II Mungkin pagi itu Miss Marple turun agak terlalu awal daripada yang diharapkan.
Hingga waktu dia tiba di lantai bawah, dia tak menemukan seorang pun di antara
ketiga pemilik rumah itu. Dia lalu keluar melalui pintu depan, dan berjalan-
jalan di kebun. Bukan karena dia suka berada di kebun itu, tapi dia punya
perasaan samar-samar bahwa ada sesuatu di dalam kebun itu yang harus dilihatnya.
Sesuatu yang akan bisa memberinya gagasan atau sebenarnya sudah memberikan gagasan
padanya, hanya dia saja yang, terus terang, kurang cerdas, hingga tidak
menyadari apa gagasan itu. Sesuatu yang harus diperhatikannya,
sesuatu yang menyembunyikan arti tertentu.
Pada saat itu dia memang sedang tak ingin bertemu dengan salah
seorang dari ketiga kakak-beradik itu. Dia ingin mengolah beberapa hal dalam
otaknya-kenyataan-kenyataan baru yang diperolehnya melalui obrolan pagi dengan
Janet tadi. Pintu pagar samping terbuka. Dia keluar melalui pintu itu, ke jalan desa.
Dia melewati sederetan toko kecil, dan berjalan terus ke arah sebuah menara yang
tinggi menjulang, yang menandakan letak gereja dan tanah pekuburan. Pintu pagar
gereja didorongnya hingga terbuka, dan dia berjalan di antara batu-batu nisan.
Beberapa di antaranya bertulisan tanggal yang sudah lama sekali. Yang berada di
ujung tembok, agak baru. Lalu ada pula beberapa kuburan yang terletak di luar tembok, yang dikelilingi
oleh tembok yang lain. Agaknya kuburan-kuburan yang lebih baru. Pada nisan-nisan
yang lama, tak ada yang menarik. Beberapa nama tertentu tertulis pada beberapa
buah nisan, seperti lazimnya di sebuah desa. Seperti ada beberapa buah yang
bernama Prince -cikal-bakal desa Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
itu-terkubur di sini. Ada Jasper Prince, Margery Prince, Edgar dan Walter
Prince, dan Melanie Prince, meninggal umur
empat tahun. Suatu rangkaian nama keluarga. Ada Hiram Broad, Ellen Jane Broad,
Eliza Broad, meninggal umur sembilan puluh satu tahun.
Waktu dia berbalik dari nisan yang terakhir, dilihatnya seorang lelaki tua
berjalan lambat-lambat, di antara nisan-nisan itu, sambil
membersihkannya. Dia menyapa Miss Marple dengan mengucapkan
selamat pagi. "Selamat pagi," balas Miss Marple. "Hari yang menyenangkan sekali."
"Nanti pasti hujan," kata lelaki tua itu. Dia berbicara dengan penuh kepastian.
"Kelihatannya banyak sekali yang bernama Prince dan Broad yang terkubur di
sini," kata Miss Marple.
"Oh ya, memang banyak yang bernama Prince di sini. Keluarga itu dulu memiliki
tanah cukup banyak di sini. Yang bernama Broad juga banyak, bertahun-tahun yang
lalu." "Saya lihat ada juga anak yang terkubur di sini. Rasanya sedih melihat kuburan
anak kecil." "Oh, itu si kecil Melanie. Kami memanggilnya Mellie. Ya, kematiannya menyedihkan
sekali. Dia ditabrak mobil. Dia berlari ke jalan akan membeli permen di toko
gula-gula. Sekarang banyak kejadian seperti itu, karena mobil-mobil berlari
kencang." "Menyedihkan sekali kalau kita pikir betapa banyaknya kematian," kata Miss
Marple. "Dan hal itu baru kita sadari bila kita melihat tulisan-tulisan pada
batu-batu nisan di pekuburan. Kematian yang disebabkan oleh penyakit, usia
lanjut, anak-anak yang ditabrak, bahkan kadang-kadang oleh hal-hal yang lebih
mengerikan. Maksud saya, kejahatan.
Seperti gadis-gadis yang terbunuh."
"Oh, ya, banyak kejadian seperti itu. Menurut saya, mereka adalah gadis-gadis
yang bodoh. Soalnya, sekarang ini ibu-ibu mereka tak sempat mengawasi mereka
dengan baik-karena mereka harus bekerja di luar rumah."
Miss Marple membenarkan kritiknya itu. Tapi dia tak ingin membuang-buang waktu
membenarkan tentang kecenderungan zaman baru ini.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Anda menginap di The Old Mannor House, bukan?" tanya lelaki tua itu.
"Saya lihat Anda datang naik bus yang membawa tur itu. Tapi Anda pasti terlalu
letih. Memang kita yang sudah tua ini tak bisa lagi mengikuti segalanya."
"Saya memang agak kecapekan," Miss Marple mengaku, "dan seorang sahabat saya
yang baik hati, Mr. Rafiel, menulis surat pada sahabatnya di sini, dan mereka
mengundang saya untuk menginap di rumah mereka, beberapa malam."
Jelas bahwa nama Rafiel tak berarti apa-apa bagi lelaki tua penjaga kubur.
"Mrs. Glynne dan kedua orang saudaranya baik sekali," kata Miss Marple. "Apakah
mereka sudah lama tinggal di sini?"
"Belum begitu lama. Mungkin dua puluh tahun. Rumah itu dulu milik Kolonel
Bradbury-Scott. Dia meninggal dalam usia hampir tujuh puluh tahun."
"Apakah dia punya anak?"
"Seorang putranya tewas dalam peperangan. Itu sebabnya rumahnya diwariskannya
pada keponakan-keponakannya. Tak ada orang lain yang bisa diberinya warisan
itu." Lalu dia kembali ke pekerjaannya, membersihkan kuburan-kuburan itu.
Miss Marple masuk ke gereja. Gereja itu pernah diperbaiki di Zaman Victoria, dan
kaca jendelanya adalah kaca Victoria yang cerah. Dari masa lalu hanya tinggal
dua buah barang kuningan dan beberapa buah loh batu tebal yang menghiasi
dinding. Miss Marple duduk di sebuah bangku yang tak nyaman, dan memikirkan beberapa hal.
Apakah dia berada di jalan yang benar. Ada beberapa hal yang
berhubungan-tapi hubungannya sama sekali tak jelas.
Seorang gadis telah dibunuh (sebenarnya ada beberapa gadis yang mati terbunuh)
-ada beberapa pemuda yang dicurigai (sekarang mereka
disebut "remaja"), sudah ditahan polisi, untuk "membantu polisi dalam
penyelidikan". Itu merupakan pola biasa. Tapi ini merupakan suatu peristiwa yang
sudah lama, yang telah terjadi sepuluh atau dua belas Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
tahun yang lalu. Tak ada satu pun yang harus dicarinya-kini tak ada persoalan
yang harus dipecahkannya. Ini sebuah tragedi yang sudah diberi label "Selesai".
Apa yang bisa dilakukannya" Apa gerangan yang diinginkan Mr.Rafiel, untuk
dilakukannya" Elizabeth Temple.... Dia harus mencari Elizabeth Temple, dan
memintanya untuk bercerita lebih banyak. Elizabeth telah bercerita tentang
seorang gadis yang sudah bertunangan dan sudah akan menikah dengan Michael
Rafiel. Tapi apakah itu memang benar" Agaknya orang-orang di The Old Manor House
tak ada yang tahu tentang hal itu.
Suatu versi yang tak asing masuk ke dalam pikiran Miss Marple-suatu kisah yang
cukup sering terjadi di desanya sendiri. Sebagaimana biasa, kisah itu diawali
dengan, "Seorang pemuda bertemu dengan seorang gadis". Lalu berkembang dengan
cara yang biasa.... "Lalu gadis itu mendapatkan dirinya hamil," kata Miss Marple pada dirinya
sendiri, "lalu hal itu dikatakannya pada pemuda itu, dan memintanya untuk
mengawininya. Tapi pemuda itu mungkin tak mau
menikahinya-mungkin dia memang tak pernah punya keinginan untuk
menikahinya. Tapi dalam hal ini dia mungkin mendapatkan kesulitan.
Mungkin ayahnya tak mau tahu, sedang keluarga si gadis mendesaknya untuk
'mempertanggungjawabkan perbuatannya'. Padahal dia sekarang sudah bosan pada
gadis itu-dia sudah punya pacar lain. Maka dia pun mengambil langkah lain,
langkah yang kejam-di-cekiknya gadis itu, dihantamnya kepalanya sampai rusak
sama sekali, supaya tak bisa
dikenali. Itu memang sesuai dengan kebiasaannya-suatu kejahatan yang kejam dan
kotor-dan perbuatan itu segera dilupakannya."
Miss Marple memandang ke sekeliling gereja di mana dia duduk.
Kelihatannya damai sekali. Rasanya sulit membayangkan bahwa ada
kejahatan. Mr. Rafiel telah mengatakan bahwa Miss Marple punya
pandangan tajam mengenai kejahatan. Dia bangkit lalu keluar dari gereja, dan
melihat ke sekeliling pekuburan itu lagi. Ketika berdiri di antara batu-batu
nisan dengan tulisan-tulisan yang tak jelas lagi itu, dia tak bisa merasakan
adanya kejahatan. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Apakah kejahatan yang telah dirasakannya kemarin di The Old Manor House itu"
Apakah perasaan tertekan yang ingin ditutup-tutupi serta kesedihan yang dalam
dan tanpa harapan itu merupakan bayangan suatu kejahatan" Anthea Bradbury-Scott
sering menoleh ke belakangnya,
seolah-olah ada sesuatu yang ditakutinya di sana-yang selalu berdiri di sana-di
belakangnya. Tiga kakak-beradik itu mengetahui sesuatu. Tapi apa yang mereka
ketahui itu" Elizabeth Temple, pikirnya lagi. Dibayangkannya Elizabeth Temple bersama orang-
orang lain dalam rombongan tur itu, yang pada saat itu sedang menelusuri tebing-
tebing pantai, kemudian mendaki jalan
setapak yang curam, dan memandang ke laut lepas sambil berdiri di atas karang.
Besok, bila dia menggabungkan diri lagi dengan rombongan tur itu, dia akan
meminta Elizabeth Temple untuk bercerita lebih banyak padanya.
Miss Marple melangkah kembali ke The Old Manor House. Dia berjalan agak lambat,
karena kini dia sudah letih. Dia tak merasa bahwa pagi hari itu usahanya ada
hasilnya. Hingga saat itu The Old Manor House tidak memberinya ide-ide yang
jelas. Paling-paling kisah mengenai tragedi masa lalu yang telah diceritakan
oleh Janet. Tapi itu memang biasa.
Selalu ada saja tragedi masa lalu yang tersimpan dalam ingatan para pembantu
rumah tangga. Bukan hanya itu, peristiwa-peristiwa bahagia seperti pesta
pernikahan yang besar-besaran, hiburan-hiburan besar, suatu operasi bedah yang
berhasil, atau kecelakaan-kecelakaan dari mana orang selamat secara ajaib.
Waktu dia mendekati pintu pagar, dilihatnya dua sosok wanita di sana.
Salah seorang di antaranya memisahkan diri, lalu mendatanginya. Dia adalah Mrs.
Glynne. "Oh, di sini rupanya Anda," katanya. "Kami mencari-cari Anda. Saya pikir Anda
pasti pergi berjalan-jalan. Saya harap Anda tidak terlalu
meletihkan diri Anda sendiri. Kalau saja saya tahu Anda turun tadi, dan keluar,
saya pasti akan menemani Anda untuk menunjukkan apa-apa yang pantas dilihat.
Meskipun tak banyak."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Oh, saya hanya berkeliling-keliling saja," kata Miss Marple. "Saya pergi ke
pekuburan dan ke gereja. Saya selalu menaruh minat pada gereja-gereja. Kadang-
kadang terdapat tulisan-tulisan yang aneh pada batu nisan. Saya mengumpulkan
tulisan-tulisan seperti itu. Saya rasa gereja di sini diperbaiki pada Zaman
Victoria, ya?" "Ya, waktu itu orang memasang bangku-bangku jelek-jelek. Maksud saya, bangku-
bangku itu terbuat dari kayu yang bermutu tinggi, kokoh dan sebagainya, tapi tak
berselera seni." "Mudah-mudahan saja mereka tidak mengambili barang-barang yang punya arti
khusus." "Tidak, saya rasa tidak. Gereja ini belum terlalu tua.
"Kelihatannya tidak terlalu banyak loh, atau barang-barang dari kuningan, atau
barang-barang sejenis itu," kata Miss Marple membenarkannya.
"Agaknya Anda berminat sekali pada arsitektur gereja, ya?"
"Ah, saya tidak mempelajarinya secara khusus. Soalnya di desa saya, di St. Mary
Mead, segala-galanya berkisar di sekitar gereja. Maksud saya, waktu saya masih
muda. Sekarang tentu hal itu sudah berubah. Apakah Anda dibesarkan di daerah
ini?" "Sebenarnya tidak. Kami tinggal tidak terlalu jauh, kira-kira empat puluh lima
kilometer dari sini. Di Little Herdsley. Ayah kami pensiunan tentara-seorang
mayor dalam pasukan artileri. Tapi kami sering kemari, mengunjungi Paman-bahkan
juga mengunjungi Kakek-ayah Paman. Dalam tahun-tahun terakhir, saya tak sering
kemari. Kakak dan adik saya pindah kemari setelah Paman meninggal. Sedang saya
waktu itu masih berada di luar negeri bersama suami saya.
Baru kira-kira empat atau lima tahun yang lalu dia meninggal." "Oh, begitu."
"Kakak dan adik saya ingin sekali saya tinggal bersama mereka di sini, dan saya
rasa agaknya memang itulah yang terbaik. Kami tinggal di India selama beberapa


Nemesis Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tahun. Suami saya meninggal waktu bertugas di sana.
Sekarang ini sukar untuk menentukan akan menetap di mana."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Ya, memang. Saya mengerti. Tapi saya rasa Anda pasti merasa kerasan di sini,
karena keluarga Anda lama tinggal di sini."
"Ya. Ya, kita memang bisa merasa begitu. Saya memang selalu berhubungan dengan
kakak dan adik saya, dan sering mengunjungi
mereka. Tapi kenyataan tidak selalu sama dengan yang kita bayangkan.
Saya telah membeli pondok kecil dekat London, dekat Hampton Court, di mana saya
sering menghabiskan waktu saya. Kadang-kadang saya
bekerja untuk kegiatan amal di London."
"Jadi Anda cukup sibuk. Anda bijak sekali."
"Akhir-akhir ini saya merasa bahwa saya harus lebih banyak tinggal di sini. Saya
agak kuatir memikirkan keadaan kakak dan adik saya."
"Apakah hal itu karena kesehatan mereka?" tanya Miss Marple. "Kita memang agak
kuatir sekarang, terutama karena tak ada orang yang
benar-benar mampu merawat orang-orang yang telah uzur atau
menderita sakit tertentu. Banyak sekali yang menderita rematik dan sakit tulang.
Kita selalu takut kalau-kalau mereka terpeleset di kamar mandi atau terjatuh
waktu menuruni tangga, umpamanya."
"Clotilde selalu sehat dan kuat," kata Mrs. Glynne. "Tapi saya kadang-kadang
kuatir akan keadaan Anthea. Dia sering linglung-kadang-kadang bahkan linglung
sekali. Dan kadang-kadang dia berkeliaran tanpa tahu di mana dia berada."
"Ya, memang menyedihkan kalau orang banyak pikiran. Banyak sekali yang harus
dipikirkan orang sekarang ini."
"Saya rasa tak banyak yang harus dipikirkan Anthea."
"Mungkin dia memikirkan pajak penghasilan, atau keadaan keuangan Anda sekalian,"
kata Miss Marple. "Tidak, tidak juga -oh, ya, dia memang sedih memikirkan kebun. Dia selalu
mengenang kebun dalam keadaannya yang dulu. Dan dia ingin sekali mengeluarkan
uang untuk-untuk membereskan kebun. Clotilde terpaksa harus berkali-kali
mengatakan padanya bahwa kami sekarang tak mampu lagi untuk itu. Tapi dia terus-
menerus berbicara tentang Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
rumah kaca, dan pohon persik yang dulu pernah ada di sana. Juga anggur dan
sebagainya." "Dan cherry pie yang merambat menutupi dinding?" tanya Miss Marple yang teringat
akan cerita Anthea. "Bukan main, Anda ingat rupanya. Ya, ya,
itulah salah satu yang mudah diingat. Wangi bunga heliotrope yang lembut. Dan
namanya pun bagus, cherry pie. Kita mudah mengingatnya.
Juga anggur. Anggur kecil-kecil dan manis, yang cepat berbuah. Tapi kita tak
boleh terlalu banyak mengingat-ingat masa lalu."
"Dan dia juga selalu ingat akan pagar hidup, bukan?" kata Miss Marple.
"Ya. Ya, Anthea ingin punya pagar hidup yang terpelihara dengan baik.
Hal. itu tak ada gunanya sekarang. Sudah untung kalau kita bisa
memanggil seorang penduduk setempat untuk memotong rumput di
halaman, dua minggu sekali. Setiap tahun kita terpaksa mencari tukang kebun
baru. Lalu Anthea minta supaya ditanamkan rumput pampas lagi.
Dan bunga-bunga berwarna putih di sepanjang pagar pembatas. Dia
ingat semuanya itu, dan sering berbicara tentang itu."
"Tentu sulit sekali bagi Anda, ya?"
"Ya, tentu. Pertengkaran tak menolong. Sedang Clotilde keras sekali.
Dia menolak dengan tegas, dan berkata bahwa dia tak mau lagi
mendengar tentang itu."
"Memang sulit menghadapi hal-hal seperti itu," kata Miss Marple.
"Apakah kita harus bersikap tegas, berwibawa, atau bahkan, yah -agak kejam.
Ataukah kita harus bersikap lunak. Mau mendengar kata-kata orang dan mungkin
memberikan janji-janji yang kita tahu tidak akan bisa dipenuhi. Ya, memang
sulit." "Tapi untuk saya lebih mudah, karena saya
tidak menetap di sini, dan hanya sekali-sekali saja datang untuk menginap. Jadi
mudahlah bagi saya untuk berpura-pura bahwa keadaan akan membaik, dan bahwa
sesuatu akan bisa dilakukan. Tapi saya
terkejut sekali. Waktu saya datang beberapa hari yang lalu, saya dapati Anthea
telah mencoba menghubungi perusahaan penata taman dan
kebun yang termahal, untuk memperbaharui kebun dan untuk
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
membangun kembali rumah kaca.... Sungguh, suatu hal yang tak masuk akal, karena
kalaupun kami tanam juga anggur itu, dua atau tiga tahun lagi baru akan
menghasilkan. Clotilde tak tahu-menahu. Dan dia marah sekali waktu ditemukannya
rancangan perbaikan kebun itu di meja tulis Anthea. Dia amat marah dan kata-
katanya sangat menyakitkan hati."
"Banyak sekali masalah-masalah yang sulit," kata Miss Marple.
Itu merupakan ungkapan yang sering diucapkannya.
"Saya rasa besok saya harus berangkat pagi-pagi," kata Miss Marple lagi. "Saya
telah bertanya di Hotel Golden Boar, dan mendapatkan penjelasan bahwa rombongan
peserta tur akan berkumpul besok pagi.
Mereka akan berangkat lagi, pagi-pagi. Saya dengar jam sembilan."
"Aduh. Mudah-mudahan saja Anda tidak terlalu letih."
"Ah, saya rasa tidak. Saya dengar, kami akan pergi ke suatu tempat yang bernama-
tunggu, apa namanya, ya" -Stirling St. Mary. Begitulah kira-kira. Agaknya tempat
itu tidak terlalu jauh. Katanya, dalam perjalanan ke sana ada sebuah gereja yang
menarik untuk dilihat, juga sebuah puri.
Petang harinya melihat-lihat sebuah kebun yang bagus. Tidak terlalu luas, tapi
bunga-bunganya istimewa. Saya yakin, bahwa setelah
beristirahat dengan nyaman di sini, saya akan merasa segar lagi. Saya sadar
sekarang bahwa saya akan kecapekan, seandainya dalam dua hari ini saya ikut
mendaki tebing-tebing karang itu."
"Jadi Anda harus beristirahat petang ini, supaya besok Anda segar,"
kata Mrs. Glynne, sementara mereka memasuki rumah. "Rupanya Miss Marple tadi
pergi melihat-lihat gereja," kata Mrs. Glynne pada Clotilde.
"Saya rasa tak begitu banyak yang dapat dilihat di sana," kata Clotilde.
"Menurut saya, kaca Victoria-nya buruk sekali. Apalagi harganya mahal sekali.
Saya rasa paman kami ikut bersalah. Dia senang sekali melihat kaca-kaca merah
dan biru yang agak kasar itu."
"Saya selalu berpendapat, kaca-kaca itu sangat kasar dan sangat buruk," kata
Lavinia Glynne. Setelah makan siang, Miss Marple tidur siang. Menjelang makan malam, barulah dia
berkumpul lagi dengan pemilik-pemilik rumah itu. Setelah Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
makan malam, mereka ngobrol lama, sampai tiba waktunya tidur. Miss Marple
mengkhususkan kisah-kisahnya mengenai kenangan masa lalu -
kenangan masa kanak-kanaknya, masa remajanya,
tempat-tempat yang telah dikunjunginya, dan beberapa orang yang
telah dijumpainya. dia pergi tidur dengan perasaan letih dan me-
menyadari kegagalannya. Dia tidak mendapatkan
tambahan pengetahuan apa-apa. Mungkin karena memang tak ada apa-
apa lagi yang perlu diketahuinya.
Tak ubahnya suatu perjalanan memancing dimana ikannya tak mau
menggigit umpannya, karena di situ memang tak ada ikan. Atau mungkin juga karena
dia tak tahu umpan yang Tepat yang harus digunakannya.
SEBELAS Kecelakaan Jam setengah delapan esok paginya, teh diantarkan untuk Miss Marple, supaya dia
masih punya cukup banyak watu untuk bersiap-siap dan
membenahi barang-barangnya yang tak seberapa. Dia baru saja menutup kopernya,
waktu terdengar ketukan bernada mendesak pada pintunya.
Clotilde masuk. Dia kelihatan bingung.
"Aduh, Miss Marple, ada seorang anak muda di lantai bawah, yang ingin bertemu
dengan Anda. Namanya Emlyn Price. Dia salah seorang peserta rombongan tur Anda,
dan mereka menyuruhnya kemari."
"Ya, saya ingat dia. Dia muda sekali, bukan?"
"Ya. Dan modern sekali. Rambutnya lebat sekali. Dia sebenarnya datang untuk-
untuk menyampaikan berita buruk pada Anda. Katanya, ada suatu kecelakaan."
"Kecelakaan?" Miss Marple terbelalak. "Maksud Anda busnya"
Mengalami kecelakaan di jalan" Ada yang cedera?"
"Bukan. Bukan busnya. Busnya tak apa-apa.
Tadi banyak angin, bukan" Tapi saya rasa juga ridak ada hubungannya dengan itu.
Saya rasa, pasti orang-orang itu berjalan terpisah-pisah.
Mereka semua sedang menuju Tugu Peringatan di puncak Bonaventure.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Sebenarnya ada jalan biasa ke sana, tapi orang bisa juga mengambil jalan mendaki
atau menyeberang melewati tanah rendah. Kedua jalan itu menuju ke sana. Saya
rasa tak ada orang yang benar-benar menjadi penunjuk jalan atau mengawasi
mereka. Padahal seharusnya ada. Orang tidak selalu kuat pijakan kakinya, sedang
lereng di atas bukit itu terjal sekali. Kemarin ada batu-batu besar berjatuhan,
menggelinding di sisi samping bukit, lalu menimpa seseorang yang sedang berjalan
di jalan setapak di bawahnya."
"Astaga," kata Miss Marple. "Kasihan sekali. Siapa yang cedera?"
"Seseorang bernama Miss Temple atau Tender-don?"
"Elizabeth Temple!" kata Miss Marple. "Aduuh, kasihan sekali. Saya kadang-kadang
duduk di sebelahnya di dalam bus. Saya sering bercakap-cakap dengan dia. Saya
dengar dia pensiunan kepala sekolah yang
terkenal." "Oh, ya," kata Clotilde. "Saya juga kenal baik dengannya. Dia bekas kepala
sekolah Fallowfield, sebuah sekolah yang terkenal sekali. Saya tak tahu bahwa
dia juga ikut tur ini. Kalau tak salah, dia berhenti menjadi kepala sekolah
setahun atau dua tahun yang lalu. Penggantinya sekarang agak
muda, dan punya pikiran-pikiran yang lebih maju. Tapi Miss Temple sebenarnya
belum terlalu tua. Saya rasa umurnya kira-kira enam puluh tahun. Dia aktif
sekali, dia suka mengadakan perjalanan-perjalanan, dan mendaki. Malang benar
nasibnya. Mudah-mudahan saja cederanya tidak terlalu hebat. Saya belum mendengar
ceritanya secara terinci."
"Saya sudah siap sekarang," kata Miss Marple, sambil menutup kopernya. "Saya
akan segera turun dan menemui Mr. Price."
Clotilde mengambil alih koper itu.
"Biar saya saja. Saya bisa membawanya. Mari kita turun, hati-hati tangganya."
Mereka pun turun. Emlyn Price sedang menunggunya. Rambutnya lebih acak-acakan
daripada biasanya. Pakaiannya seronok sekali, sepatu lars, jaket kulit, dan
Pusaka Lidah Setan 2 Pendekar Lembah Naga Serial Pedang Kayu Harum Karya Kho Ping Hoo Pendekar Binal 4
^