Pencarian

Nemesis 3

Nemesis Karya Agatha Christie Bagian 3


celana berwarna hijau zamrud yang cerah.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Menyedihkan sekali kejadian ini," katanya sambil memegang lengan Miss Marple.
"Saya pikir lebih baik saya datang sendiri dan-dan menyampaikan berita
kecelakaan itu pada Anda. Saya yakin Miss
Bradbury-Scott tadi sudah menceritakannya pada Anda. Miss Temple yang menjadi
korban. Anda tahu, bukan" Ibu guru itu. Saya kurang tahu apa yang sedang
dilakukannya, atau apa sebenarnya yang terjadi. Yang jelas, batu-batu besar
menggelinding dari atas. Lerengnya agak terjal, dan batu itu menimpanya. Dia
segera dilarikan ke rumah sakit, dan katanya dia mengalami gegar otak. Saya
dengar keadaannya memburuk. Jadi perjalanan hari ini ditunda, dan kita menginap
di sini lagi malam ini."
"Aduh, kasihan sekali," kata Miss Marple.
"Saya rasa mereka memutuskan untuk tidak melanjutkan perjalanan hari ini, karena
harus menunggu laporan medis tentang dia. Jadi kami
memutuskan untuk menginapsatu malam lagi di Hotel Golden Boar, dan sedikit
mengubah rencana perjalanan kita. Jadi mungkin kita tidak jadi pergi ke
Grangmering, tempat yang menurut rencana akan kita kunjungi besok. Tapi katanya
tempat itu juga tidak begitu menarik. Tadi, pagi-pagi sekali, Mrs. Sandbourne
sudah pergi ke rumah sakit untuk melihat bagaimana perkembangannya. Dia baru
akan kembali untuk minum kopi bersama kita jam sebelas nanti. Saya pikir, Anda
tentu ingin ikut saya untuk mendengar berita yang terakhir."
"Tentu saya ingin ikut Anda," kata Miss Marple. "Mari kita segera berangkat."
Dia lalu minta diri dari Clotilde dan Mrs. Glynne.
"Terima kasih banyak," katanya. "Anda baik sekali, dan saya senang sekali selama
dua malam di sini. Saya merasa sudah cukup beristirahat.
Malang sekali karena ada kecelakaan ini."
"Kalau Anda mau menginap satu malam lagi," kata Mrs. Glynne, "saya rasa..." Dia
melihat pada Clotilde. Miss Marple yang punya daya penglihatan ke
samping yang tajam sekali, menangkap pandangan tak setuju dari
Clotilde. Dia menggeleng dengan gerakan kepala sedikit sekali, hingga Koleksi
ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
hampir tak kelihatan. Tapi kesimpulan Miss Marple, dia tidak
membenarkan ajakan Mrs. Glynne.
"...meskipun saya rasa tentu akan lebih baik bila Anda berkumpul dengan yang
lain, untuk..." "Oh ya, tentu itu lebih baik," sela Miss Marple. "Supaya saya tahu bagaimana
rencana selanjutnya, dan apa yang akan dilakukan. Lagi pula, siapa tahu saya
akan bisa membantu. Sekali lagi, terima kasih banyak.
Saya rasa tidak akan sulit mendapatkan kamar di Golden Boar, ya?" Dia menoleh
pada Emlyn, yang dengan yakin menyahut,
"Itu tak sulit. Beberapa buah kamar telah dikosongkan hari ini. Pasti masih ada
kamar. Saya rasa Mrs. Sandbourne telah mendaftarkan untuk seluruh anggota
rombongan supaya bisa menginap di sana malam ini. Dan besok kita lihat lagi-
bagaimana perkembangannya."
Miss Marple sekali lagi mengucapkan terima kasih dan minta diri. Emlyn Price
mengambil barang-barang Miss Marple dan berjalan ke luar.
"Kita hanya harus membelok di tikungan itu, dan mengambil jalan yang pertama
yang membelok ke kiri," katanya.
"Ya, kalau tak salah, saya lewat jalan itu juga kemarin. Kasihan, Miss Temple.
Mudah-mudahan saja cederanya tak parah."
"Saya rasa agak berat," kata Emlyn Price.
"Meskipun, seperti biasa, para dokter dan jurura-wat hanya berkata,
'Keadaannya cukup baik' Di tempat ini tak ada rumah sakit -dia harus dibawa ke
Carristown, kira-kira dua belas kilometer dari sini. Pokoknya, begitu kami
selesai mengurus kamar Anda di hotel, saya rasa Mrs.
Sandbourne pun akan tiba kembali membawa berita."
Waktu mereka tiba, para anggota rombongan sudah berkumpul di ruang minum kopi,
dan para petugas hotel sedang menghidangkan kopi, roti, dan kue-kue lain. Pada
saat itu Mr. dan Mrs. Butler sedang bercakap-cakap.
"Sungguh menyedihkan sekali kejadian ini," kata Mrs. Butler.
"Menyedihkan sekali, ya" Padahal kita semua sedang bersenang-senang dan
menikmati semuanya. Kasihan Miss Temple. Padahal saya mengira Koleksi ebook
inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
kakinya cukup kuat. Tapi itulah, kita tak pernah bisa yakin, bukan Henry?"
"Memang tidak," kata Henry. "Aku sedang menimbang-nimbang-waktu kita sempit-
apakah tidak sebaiknya kita batalkan saja perjalanan ini sampai di sini. Tak
usah kita lanjutkan lagi. Kurasa akan ada sedikit kesulitan sampai kita
mendapatkan berita pasti. Bila kejadian ini berakibat fatal, maka pasti akan ada
pemeriksaan mayat dan semacamnya." "Oh, Henry, jangan mengatakan hal-hal yang mengerikan begitu!"
"Saya rasa Anda terlalu pesimis, Mr. Butler," kata Miss Cooke. "Saya yakin
keadaannya tidak separah itu "
Dengan logat asingnya, Mr. Caspar berkata, "Saya rasa parah. Saya ikut
mendengarkan waktu Mrs. Sandbourne berbicara dengan dokter melalui telepon
kemarin. Keadaannya parah sekali. Dikatakan bahwa dia
mengalami gegar otak yang serius. Seorang dokter spesialis akan
datang, akan melihat apakah dia harus mengadakan pembedahan atau tidak. Ya
-keadaannya buruk sekali."
"Aduh," kata Miss Lumley. "Bila ada yang diragukan, barangkali sebaiknya kita
pulang saja, Mildred. Sebaiknya aku melihat jadwal kereta api." Dia menoleh pada
Mrs. Butler. "Soalnya, saya telah menitipkan kucing-kucing saya pada tetangga
saya, jadi kalau sampai terlambat satu atau dua hari, akan menyusahkan semua
orang." "Ah, tak ada gunanya kita kebingungan begini," kata Mrs. Riseley-Porter, dengan
suaranya yang dalam dan berwibawa. "Joanna, tolong buangkan roti ini ke dalam
keranjang sampah. Sama sekali tak bisa dimakan. Tak enak. Tapi aku tak mau
meninggalkannya di piringku.
Mungkin akan membuat orang tersinggung."
Joanna langsung membuang roti itu. Lalu katanya,
"Bolehkah saya dan Emlyn pergi berjalan-jalan" Kami ingin melihat-lihat kota.
Rasanya percuma kita duduk saja di sini sambil mengucapkan kata-kata yang sedih.
Kita tidak akan bisa berbuat apa-apa."
"Saya rasa baik sekali kalian pergi," kata Miss Cooke.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Ya, pergi saja," kata Miss Barrow, sebelum Mrs. Riseley-Porter sempat menjawab.
Miss Cooke dan Miss Barrow saling berpandangan, lalu mendesah sambil menggeleng.
"Rumputnya di sana licin sekali," kata Miss Barrow. "Saya sendiri beberapa kali
hampir tergelincir di sana."
"Dan batu-batu itu," kata Miss Cooke. "Batu-batu kecil berguguran seperti hujan,
waktu saya membelok di jalan setapak itu. Salah satu di antaranya bahkan
mengenai pundak saya-cukup keras juga."
Setelah selesai minum dan makan kue-kue, semua kelihatan sibuk
sendiri-sendiri, tapi tak tahu apa yang harus dilakukan. Memang sulit untuk
mengetahui cara terbaik untuk menghadapi suatu bencana. Semua telah memberikan
pandangan masing-masing, telah menyatakan rasa
terkejut dan rasa sedihnya. Kini mereka sedang menunggu berita, dan sekaligus
ingin sekali berbuat sesuatu untuk menghabiskan waktu pagi itu. Baru jam satu
nanti mereka makan siang. Mereka merasa, tak ada gunanya dan hanya akan membuat
suasana murung saja kalau mereka
hanya duduk-duduk saja dan sambil mengulang-ulang ucapan-ucapan yang sama.
Miss Cooke dan Miss Barrow berdiri serentak, dan mengatakan bahwa mereka akan
pergi berbelanja. Mereka harus membeli beberapa
keperluan, dan mereka juga akan pergi ke kantor pos untuk membeli perangko.
"Saya akan mengirim beberapa lembar kartu pos, sekalian menanyakan berapa
perangko untuk sepucuk surat ke Cina," kata Miss Barrow.
"Saya akan mencari benang wol yang cocok," kata Miss Cooke. "Dan saya juga
melihat ada sebuah bangunan yang cukup menarik di seberang
lapangan pasar." "Saya rasa akan lebih baik bagi kita semua kalau kita keluar," kata Miss Barrow.
Kolonel dan Mrs. Walker bangkit pula, dan menganjurkan pada Mr. dan Mrs. Butler
supaya mereka juga keluar, untuk melihat apa-apa yang Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
pantas dilihat. Mrs. Butler berharap semoga ada toko barang-barang antik.
"Maksud saya bukan toko barang-barang antik asli. Lebih tepat kalau disebut toko
barang loakan. Kadang-kadang kita bisa membeli barang-barang yang menarik di
situ." Mereka semua keluar. Emlyn Price sudah lebih dulu berjalan cepat-cepat ke pintu,
dan menghilang, akan menyusul Joanna, tanpa sempat memberikan penjelasan tentang
kepergiannya. Mrs. Riseley-Porter, yang telah mencoba memanggil kembali
keponakannya, tapi terlambat,
berpikir bahwa lebih baik kalau dia duduk-duduk saja di mang tamu.
Miss Lumley berpikir begitu pula, dan Mr. Caspar menyertai kedua wanita itu,
memenuhi tatacara luar negeri yang baik.
Tinggallah Profesor Wanstead dan Miss Marple.
"Saya rasa akan lebih menyenangkan kalau kita
duduk-duduk di luar hotel," kata Profesor Wan-stead pada Miss Marple.
"Ada sebuah taman kecil yang menghadap ke jalan. Boleh saya mengajak Anda?"
Miss Marple mengucapkan terima kasih, lalu bangkit. Selama ini dia hampir belum
pernah bercakap-cakap dengan Profesor Wanstead. Dia membawa beberapa buah buku
yang kelihatannya ilmiah sekali. Dia selalu membaca salah satu di antaranya.
Bahkan di dalam bus pun dia terus mencoba membaca.
"Tapi mungkin Anda ingin berbelanja juga?" katanya. "Saya sendiri rasanya lebih
suka menunggu dengan tenang kembalinya Mrs. Sandbourne. Saya pikir penting
sekali kita tahu apa rencana kita."
"Saya sependapat sekali dengan Anda," kata Miss Marple. "Kemarin saya sudah
berjalan mengelilingi kota, dan saya rasa saya tak perlu
melakukannya lagi hari ini. Saya lebih suka menunggu di sini, kalau-kalau ada
yang bisa saya bantu. Saya rasa memang tak ada, tapi siapa tahu."
Mereka berjalan melalui pintu hotel, dan membelok ke arah sebuah kebun kecil
berbentuk segi empat. Di pinggirnya, di sepanjang tembok hotel, ada jalan
setapak berbatu yang agak meninggi. Di kebun itu ada beberapa kursi kebun yang
terbuat dari anyaman rotan. Pada saat itu Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
tak ada orang di situ, jadi mereka duduk. Miss Marple memperhatikan teman
duduknya dengan saksama-wajahnya yang penuh kerut-merut dan berlubang-lubang
kecil, alisnya yang lebat, dan rambutnya yang lebat beruban.
Jalannya agak membungkuk. Menurut Miss Marple, wajahnya menarik.
Suaranya datar dan tajam. Dia orang yang benar-enar profesional, pikir Miss
Marple. "Anda Miss Marple, bukan?" tanya Profesor Wanstead. "Saya tak keliru, bukan?"
"Benar, saya Jane Marple."
Miss Marple agak terkejut. Mereka belum begitu lama seperjalanan, hingga rasanya
belum bisa saling mengenali. Apalagi, selama dua malam terakhir, dia tidak
bersama para peserta tur lainnya. Jadi wajarlah kalau dia merasa heran.
"Sudah saya duga," kata Profesor Wanstead. "Soalnya sesuai dengan gambaran yang
telah diberikan pada saya mengenai diri Anda."
"Gambaran mengenai diri saya?" Lagi-lagi Miss Marple merasa heran.
"Ya, saya telah mendapatkan gambaran tentang diri Anda-" dia diam sebentar.
Waktu dia berbicara lagi, suaranya tidak sekeras semula, namun Miss Marple masih
bisa mendengarnya dengan mudah -"dari Mr.
Rafiel." "Oh!" kata Miss Marple terkejut. "Dari Mr. Rafiel?"
"Anda heran?" "Ya, agak heran."
"Saya rasa tak perlu heran."
"Saya tak menyangka..." kata Miss Marple. Tapi dia tak melanjutkan kata-katanya.
Profesor Wanstead tidak berkata apa-apa. Dia
duduk saja sambil memandangi Miss Marple dengan penuh perhatian, hingga Miss
Marple berpikir, sebentar lagi dia akan bertanya padaku,
"Apa gejala-gejala yang Anda rasakan, Nyonya" Anda sulit menelan"
Sulit tidur" Apakah pencernaan Anda beres?" Dia kini yakin bahwa pria itu adalah
seorang dokter. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Kapan dia melukiskan diri saya pada Anda" Pasti..."
"Anda akan mengatakan, sudah agak lama, bukan" Memang beberapa minggu yang lalu.
Tepatnya, sebelum dia meninggal- itu benar. Dia berkata bahwa Anda akan ikut
serta dalam tur ini."
"Dan dia tahu bahwa Anda akan ikut pula?"
"Yah, begitulah," kata Profesor Wanstead. "Katanya," lanjutnya, "Anda akan
bepergian ikut tur ini. Bahwa sebenarnya dia sendirilah yang mengatur agar Anda
bepergian mengikuti tur ini."
"Dia memang baik sekali," kata Miss Marple. "Saya terkejut waktu diberi tahu
bahwa dia telah mendaftarkan saya. Saya gembira sekali.
Saya tentu tidak akan mampu membayar sendiri."
"Ya," kata Profesor Wanstead. "Tepat sekali kata-kata Anda itu." Dia mengangguk
seperti seorang guru yang memuji keberhasilan muridnya.
"Menyedihkan sekali, perjalanan ini terganggu dengan cara seperti ini,"
kata Miss Marple. "Padahal saya yakin, kita semua sedang
menikmatinya." "Ya," kata Profesor Wanstead. "Memang menyedihkan sekali. Dan tak terduga. Atau
apakah Anda sudah menduga hal itu akan terjadi?"
"Eh, apa maksud Anda, Profesor Wanstead?"
Bibir profesor itu melengkung membentuk senyum kecil, sambil
membalas pandangan Miss Marple yang menantang.
"Mr. Rafiel sudah menceritakan tentang Anda dengan panjang-lebar, Miss Marple,"
katanya. "Dialah yang menganjurkan supaya saya mengikuti tur ini bersama Anda.
Katanya tak lama lagi saya pasti akan mengenali Anda, karena para peserta suatu
tur mau tak. mau tentu saling mengenal. Meskipun setelah sehari dua hari, mereka
lalu terpisah menjadi kelompok-kelompok kecil, karena persamaan selera dan
minat. Dan dimintanya pada saya, agar saya... mengawasi Anda."
"Mengawasi saya?" kata Miss Marple, memperlihatkan rasa tak senangnya. "Untuk
apa?" "Saya rasa dengan alasan perlindungan. Dia ingin agar tak terjadi apa-apa atas
diri Anda." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Terjadi atas diri saya" Apa yang mungkin terjadi atas diri saya" Saya jadi
ingin tahu." "Mungkin seperti apa yang telah terjadi pada diri Miss Elizabeth Temple," kata
Profesor Wanstead. Joanna Crawford muncul dari sudut hotel. Dia membawa sebuah
keranjang belanjaan. Dia melewati mereka, dan mengangguk sedikit pada mereka.
Dia memandangi mereka dengan rasa ingin
tahu, lalu berjalan terus ke arah jalan. Profesor Wanstead tak berkata apa-apa
sampai gadis itu tak kelihatan lagi.
"Gadis yang manis," katanya. "Tahan sekali dia menjadi bulan-bulanan seorang
bibi yang sok berkuasa. Tapi saya yakin sebentar lagi dia akan mencapai umur
pemberontak." "Apa maksud Anda dengan kata-kata Anda tadi?" kata Miss Marple. Dia sedang tidak
tertarik pada kemungkinan adanya pemberontakan dari Joanna.
"Mengingat apa yang telah terjadi, maka barangkali pertanyaan itu perlu kita
bahas." "Maksud Anda, kecelakaan itu?"
"Ya. Bila itu memang suatu kecelakaan."
"Apakah menurut Anda, itu bukan suatu kecelakaan?"
"Yah, saya rasa mungkin saja."
"Saya tentu tak tahu apa-apa tentang kejadian itu," kata Miss Marple dengan
bimbang. "Tentu Anda tak tahu. Anda tak berada di tempat kejadian itu. Anda sedang-
bolehkah saya katakan-Anda mungkin sedang bertugas di


Nemesis Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tempat lain?" Miss Marple diam sebentar. Satu-dua kali dia menatap Profesor
Wanstead, akhirnya dia berkata,
"Saya rasa, saya tidak begitu mengerti maksud Anda."
"Anda amat berhati-hati. Tepat sekali sikap hati-hati Anda itu."
"Itu sudah merupakan kebiasaan saya," kata Miss Marple. "Untuk berhati-hati?"
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Tidak juga begitu. Tapi saya selalu bersikap untuk tidak cepat mempercayai apa
yang dikatakan orang pada saya. Tapi kadang-kadang saya mudah percaya juga."
"Ya. Dalam hal itu pun Anda benar. Anda tak tahu apa-apa tentang saya.
Anda tahu nama saya hanya dari daftar sebuah tur yang sangat
menyenangkan ini, yang mengunjungi puri-puri, rumah-rumah bersejarah, dan kebun-
kebun yang indah. Mungkin kebun-kebun itulah yang paling menarik bagi Anda, ya?"
"Mungkin." "Ada juga orang-orang lain dalam tur ini yang juga tertarik pada kebun-kebun."
"Atau berpura-pura tertarik pada kebun-kebun."
"Oh," kata Profesor Wanstead. "Rupanya Anda juga melihat."
Dia berkata lagi, "Jadi, itulah tugas saya. Saya harus mengawasi Anda,
memperhatikan tindakan-tindakan Anda, supaya saya selalu siap-siaga bila ada
kemungkinan- apa yang secara kasar bisa kita sebut-perbuatan kotor atau
semacamnya. Tapi sekarang keadaan sudah agak berubah.
Sekarang Anda harus menentukan, apakah saya ini musuh atau sekutu Anda."
"Mungkin Anda benar," kata Miss Marple. "Kata-kata Anda jelas sekali.
Tapi Anda belum memberikan penjelasan tentang diri Anda sendiri, supaya dapat saya jadikan dasar
pertimbangan saya. Yang jelas, saya bisa menyimpulkan bahwa Anda adalah teman
Mr. Rafiel, bukan?" "Bukan," kata Profesor Wanstead, "saya bukan teman Mr. Rafiel. Hanya satu atau
dua kali saya bertemu dengan dia. Satu kali dalam suatu pertemuan panitia sebuah
rumah sakit, dan yang sekali lagi pada suatu peristiwa umum. Saya memang tahu
tentang dia. Dan saya dengar, dia juga tahu tentang diri saya. Bila saya berkata
pada Anda, Miss Marple, bahwa saya ini orang yang terkemuka dalam bidang
pekerjaan saya, mungkin Anda berpikir bahwa saya ini orang yang sombong."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Saya rasa tidak," kata Miss Marple. "Saya rasa, bila Anda berkata begitu
tentang diri Anda sendiri, mungkin Anda mengatakan yang
sebenarnya. Anda seorang dokter ahli ya?"
"Ah, pengamatan Anda tajam sekali, Miss Marple. Saya memang seorang dokter, tapi
saya juga punya suatu keahlian. Saya seorang patolog dan juga seorang psikolog.
Saya tidak merasa perlu membawa-bawa tanda-tanda penghargaan saya. Mungkin Anda
mau tak mau harus percaya saja pada apa yang saya katakan. Yang dapat saya
perlihatkan pada Anda hanyalah surat-surat yang dialamatkan pada saya, juga
surat-surat resmi yang mungkin bisa meyakinkan Anda. Saya terutama
mengkhususkan diri dalam hubungan hukum kedokteran. Dalam bahasa sehari-hari
yang jelas sekali, saya menaruh minat pada berbagai jenis otak
kejahatan. Sudah bertahun-tahun saya mempelajarinya. Saya sudah pula menulis
buku mengenai hal itu. Beberapa di antara buku-buku saya itu dibantah dengan
keras, dan beberapa di antaranya telah menarik
peminat-peminat yang mengakui kebenaran buah pikiran saya. Sekarang saya sudah
tidak mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang sulit-sulit.
Saya menghabiskan waktu saya terutama dengan menuliskan pokok
pikiran saya, dengan menekankan beberapa hal yang menarik bagi saya.
Sekali-sekali saya menemukan hal-hal yang menarik minat saya- hal-hal yang
menimbulkan keinginan saya untuk mempelajarinya lebih mendalam lagi. Eh, saya
kuatir saya membuat Anda bosan."
"Sama sekali tidak," kata Miss Marple. "Berdasarkan apa yang Anda katakan, saya
berharap mungkin Anda bisa menjelaskan pada saya,
beberapa hal yang menurut Mr. Rafiel tak pantas dijelaskannya sendiri pada saya.
Dia telah meminta saya untuk melaksanakan suatu urusan, tapi dia tidak memberi
saya keterangan yang berguna yang dapat
dijadikan dasar untuk bekerja. Saya disuruhnya menerima, atau lebih tepatnya,
saya disuruhnya melaksanakannya sendiri, tanpa petunjuk apa pun. Saya rasa dia
tolol sekali, menangani suatu persoalan dengan cara seperti ini."
"Tapi Anda menerimanya juga?"
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Saya menerimanya. Saya akan berkata jujur
pada Anda. Saya akan mendapatkan imbalan uang untuk itu."
"Apakah itu amat berarti bagi Anda?"
Miss Marple diam sebentar, lalu berkata lambat-lambat,
"Mungkin Anda tak percaya. Tapi jawaban saya atas pertanyaan itu adalah, 'Tidak
terlalu berarti.' " "Saya tak heran. Tapi minat Anda tergugah. Begitu maksud Anda, bukan?"
"Ya, minat saya tergugah. Saya tak kenal betul pada Mr. Rafiel. Hanya sekilas
saja, dalam jangka waktu yang singkat-hanya beberapa minggu saja-di Kepulauan
Bahama. Saya lihat Anda sudah tahu akan hal itu."
"Saya tahu bahwa di sanalah Mr. Rafiel bertemu dengan Anda, dan di mana Anda
-boleh saya katakan-berdua bersekutu."
Miss Marple memandanginya dengan agak ragu. "Oh," katanya. "Begitu katanya, ya?"
Dia menggeleng. "Ya, dia berkata begitu," kata Profesor Wanstead. "Katanya Anda memiliki
pandangan yang tajam mengenai perkara-perkara kriminal."
Miss Marple memandangnya dengan alis terangkat.
"Dan saya rasa menurut Anda, itu sangat tak masuk akal," katanya. "Dan Anda
terkejut." "Saya jarang terkejut menghadapi sesuatu yang terjadi," kata Profesor Wanstead.
"Mr. Rafiel itu orang yang tajam sekali otaknya. Dia juga amat
cerdik. Dia pandai sekali menilai orang. Menurut dia, Anda juga pandai sekali
menilai orang dengan tepat."
"Saya tak bisa menyebut diri saya pandai menilai orang," kata Miss Marple. "Saya
hanya bisa berkata bahwa orang-orang tertentu mengingatkan saya pada orang-orang
tertentu yang pernah saya kenal, dan bahwa karena itu saya lalu bisa menduga
kesamaan antara kedua orang itu dalam cara mereka bertindak. Bila Anda mengira
bahwa saya tahu betul apa yang harus saya lakukan di sini, Anda keliru."
"Jadi hanya karena kebetulan saja, bukan karena direncanakan, begitukah?" kata
Profesor Wanstead. "Agaknya kita sekarang sudah Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
tiba pada titik yang tepat sekali untuk membahas soal-soal tertentu.
Saya rasa tak ada yang melihat kita, dan tak mudah pula orang
mendengar kita. Soalnya kita tidak berada di dekat sebuah jendela atau pintu,
dan di atas kita tak ada balkon. Jadi kita bisa berbicara dengan bebas."
"Saya akan senang sekali," kata Miss Marple. "Tapi harus saya tekankan, bahwa
saya sendiri tak tahu apa yang sedang dan harus saya lakukan.
Saya tak tahu mengapa Mr. Rafiel menghendakinya demikian."
"Saya rasa saya bisa menebaknya. Dia ingin Anda menemukan
serangkaian fakta tertentu, kejadian-kejadian, tanpa dipengaruhi oleh apa yang
telah dikatakan terlebih dahulu oleh seseorang."
"Jadi Anda juga tidak akan mengatakan apa-apa nada saya?" suara Miss Marple
terdengar kesal "Keterlaluan!" katanya. "Segala sesuatu ada batas-batasnya."
"Benar," kata Profesor Wanstead. Tiba-tiba dia tersenyum. "Saya sependapat
dengan Anda. Kita harus menghilangkan beberapa batas.
Akan saya ceritakan pada Anda beberapa kenyataan, yang akan
memperjelas beberapa hal bagi Anda. Seba-liknya, Anda pun mungkin bisa
menceritakan beberapa hal pada saya."
"Saya tak yakin," kata Miss Marple. "Paling-paling saya hanya bisa menceritakan
satu atau dua petunjuk yang agak aneh. Hanya petunjuk, bukan
fakta." "Oleh karenanya..." kata Profesor Wanstead,
lalu berhenti. "Demi Tuhan, katakanlah sesuatu, kata Miss
Marple. DUA BELAS Suatu Perundingan "Saya tidak akan bercerita panjang-lebar. Akan saya jelaskan dengan sederhana
bagaimana saya sampai terlibat dalam perkara ini. Kadang-Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
kadang saya bertindak sebagai penasihat bagi Kementeri-an Dalam
Negeri. Saya juga punya urusan dengan badan-badan tertentu. Di
beberapa tempat disediakan tempat tahanan bagi penjahat-penjahat tertentu,
setelah mereka dinyatakan bersalah melakukan suatu
kejahatan. Mereka tinggal di sana selama, apa yang menurut istilahnya
'Perkenan Ratu', yaitu untuk beberapa lama, sesuai dengan usia mereka.
Bila mereka di bawah umur tertentu, mereka harus ditempatkan di
suatu tempat penampungan yang ditunjuk secara khusus. Anda mengerti itu?"
"Ya, saya mengerti maksud Anda."
"Nah, biasanya, segera setelah suatu kejahatan terjadi, orang meminta nasihat
saya, untuk menilai hal-hal seperti pengobatan, kemungkinan-kemungkinannya dalam
perkara itu, apa yang telah mereka ramalkan, baik atau tidak, dan
macam-macam istilah lain. Keadaan-keadaan seperti itu, tak banyak artinya, dan
saya enggan melakukannya. Tapi kadang-kadang saya juga dimintai nasihat oleh
seorang kepala yang bertanggung jawab atas badan semacam itu, dengan alasan
khusus. Dalam keadaan itu saya
dihubungi oleh departemen tertentu, melalui Kementerian Dalam
Negeri. Maka saya pun pergi mengunjungi pemimpin badan itu -yaitu orang yang
bertanggung jawab atas para narapidana atau pasien, apa saja kita ingin
menyebutnya. Orang itu boleh dikatakan telah menjadi teman saya-bahkan teman
lama, meskipun tak bisa dikatakan akrab.
Saya pergi ke badan itu, dan pemimpinnya mengemukakan kesulitan-
kesulitannya pada saya. Dia membicarakan seorang tersangka tertentu.
Dia tidak merasa puas dengan orang itu. Dia merasa ada beberapa hal yang
meragukan. Perkara itu mengenai seorang pemuda, bahkan masih muda sekali waktu
dia masuk, beberapa tahun yang lalu. Setelah waktu berlalu, dan pemimpin yang
sekarang ikut tinggal di tempat itu (waktu tersangka itu mula-mula masuk, dia
belum tinggal di situ), dia mulai berpikir. Bukan karena dia seorang yang
profesional, tapi karena dia sudah berpengalaman mengenai pasien-pasien dan para
narapidana tindak kriminal. Singkatnya, narapidana muda itu menjadi pikirannya.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Berdasarkan pengamatannya, anak muda itu sejak usia yang masih muda sekali
memang sudah sangat menyusahkan. Kita bisa memakai istilah apa saja
untuk menerangkan kelakuan anak itu: bisa kita katakan dia pemuda berandalan,
atau pemuda yang kejam, atau anak yang jahat, atau
seseorang yang tak punya rasa tanggung jawab. Banyak istilah yang bisa
digunakan. Ada yang sesuai, ada yang tidak, ada pula yang
membingungkan. Pokoknya, dia adalah jenis manusia kriminal. Itu jelas.
Dia pernah bergabung dengan berbagai gang, pernah memukuli orang, dia pencuri,
dia pernah menggelapkan barang, dia pernah melibatkan diri dalam penipuan,
pernah pula mendalangi suatu penipuan. Pokoknya, dia adalah seorang anak yang
hanya memberikan rasa putus asa saja pada ayahnya."
"Saya mengerti," kata Miss Marple.
"Anda mengerti apa, Miss Marple?"
"Ya, saya rasa saya mengerti bahwa yang Anda bicarakan itu adalah putra Mr.
Rafiel." "Benar sekali. Saya berbicara tentang putra Mr. Rafiel. Apa yang Anda ketahui
tentang dia?" "Saya tak tahu apa-apa," kata Miss Marple. "Saya hanya mendengar-baru kemarin-
bahwa Mr. Rafiel mempunyai seorang anak laki-laki yang berandalan, atau kalau
kita ingin mengatakannya secara halus, yang tidak memberikan kepuasan pada
orangtuanya. Seorang anak yang
pernah terlibat dalam kejahatan. Sedikit sekali yang saya tahu tentang dia.
Apakah dia satu-satunya putra Mr. Rafiel?"
"Ya, dialah satu-satunya putra Mr. Rafiel. Tapi Mr. Rafiel juga punya dua putri.
Salah seorang di antaranya meninggal dalam usia empat belas tahun, sedang yang lebih tua, menikah
dan hidup berbahagia, tapi tak punya anak."
"Menyedihkan sekali bagi Mr. Rafiel." "Mungkin," kata Profesor Wanstead. "Kita
tak tahu. Istrinya meninggal dalam usia muda, dan saya rasa mungkin kematian
istrinya itu telah membuatnya sedih sekali, meskipun dia tak mau
memperlihatkannya. Saya tak tahu seberapa jauh Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
dia menyayangi putra-putrinya. Tapi dia membiayai mereka. Dia berbuat apa saja
untuk mereka. Dia juga berusaha keras untuk putranya itu.
Tapi bagaimana perasaannya, kita tak tahu. Dia orang yang tak mudah dimengerti.
Saya rasa seluruh hidupnya dan minatnya, tercurah pada pekerjaannya untuk
mencari uang. Sebagaimana semua ahli keuangan yang besar-besar, mencari uang
itulah yang menarik baginya-bukan uang yang dihasilkannya dari usahanya itu.
Hingga dia dapat disamakan sebagai seorang pelayan yang baik, yang mendapatkan
uang lebih banyak dengan cara yang lebih menarik, tanpa diduganya. Dia menyukai
hal-hal yang berhubungan dengan keuangan. Dia mencintainya. Sedikit sekali hal-
hal lain yang menarik minatnya.
"Tapi saya rasa dia juga telah melakukan segala-galanya untuk anaknya.
Anak itu telah dibebaskannya dari segala macam kesulitan di sekolah.
Dia membayar pengacara-pengacara yang baik supaya anak itu
dibebaskan dari perkara-perkara pengadilan, bila keadaan
memungkinkan. Tapi pukulan yang terakhir menghantamnya, setelah peristiwa-peristiwa terdahulu, yang
telah menumpuk. Anak itu diajukan ke pengadilan
dengan tuduhan serangan terhadap seorang gadis. Dikatakan bahwa
serangan itu disertai perkosaan, dan dia lalu harus menjalani hukuman penjara,
dengan beberapa kelonggaran mengingat usianya yang masih muda. Tapi kemudian,
tuduhan yang lebih hebat didakwakan atas
dirinya." "Dia membunuh seorang gadis," kata Miss Marple. "Benarkah itu" Cerita itu sudah
saya dengar." "Memang. Dipancingnya seorang gadis untuk pergi dari rumahnya.
Beberapa bulan kemudian, barulah mayatnya ditemukan. Gadis itu
meninggal karena dicekik. Lalu setelah itu, wajah dan kepalanya
dirusaknya dengan batu atau karang yang berat, mungkin untuk
mencegah jangan sampai mayatnya dikenali orang."
"Suatu perbuatan jahat," kata Miss Marple dengan nada nenek-nenek tua.
Profesor Wanstead memandanginya beberapa saat.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Begitukah cara Anda melukiskannya?"
"Begitulah tampaknya di mata saya," kata Miss Marple. "Saya tak suka hal seperti
itu. Bila Anda mengharapkan saya untuk merasa kasihan, atau menyesal, atau
menyesali masa kanak-kanaknya yang tak bahagia, atau mempersalahkan lingkungan
yang tak baik; bila Anda bahkan
menginginkan saya menangisi anak muda itu, pembunuh Anda
yang muda itu, saya tak bisa berbuat begitu. Saya tak suka makhluk jahat yang
melakukan tindakan-tindakan kejahatan."
"Saya senang mendengar kata-kata Anda itu,* kata Profesor Wanstead.
"Anda pasti sulit mempercayai, betapa saya harus menahan sakit hati selama
menjalankan pekerjaan saya, gara-gara orang-orang yang
menangis dan menggertakkan giginya karena merasa geram, serta
menimpakan kesalahan pada kejadian-kejadian di masa lampau. Kalau saja mereka
menyadari lingkungan buruk yang pernah mereka alami
sendiri, sikap buruk dari orang lain, kesulitan-kesulitan dalam hidup mereka,
yang semuanya bisa mereka lalui tanpa cacat, maka saya rasa mereka tidak akan
punya pandangan yang begitu keras. Pelaku-pelaku kejahatan itu harus dikasihani,
ya, mereka benar-benar harus
dikasihani, kalau boleh saya katakan, karena sifat buruk yang merupakan bawaan
sejak lahir, yang tak dapat mereka atasi. Saya merasa kasihan pada mereka,
sebagaimana saya mengasihani seorang penderita penyakit epilepsi. Kalau saja
Anda tahu betapa besar arti sifat keturunan."
"Saya tahu sedikit-sedikit," kata Miss Marple. "Itu sudah merupakan pengetahuan
umum, meskipun saya tentu tak tahu segi-segi kimiawinya atau segi-segi


Nemesis Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

teknisnya." "Pemimpin lembaga pemasyarakatan itu, seorang yang sudah
berpengalaman, mengatakan pada saya, mengapa dia begitu ingin sekali mendengar
pendapat saya. Berdasarkan pengalamannya dengan narapidana yang seorang itu, dia
makin merasa yakin bahwa pemuda itu bukan pembunuh. Menurut dia, pemuda itu
bukan tipe pembunuh, dia tidak seperti pembunuh-pembunuh yang pernah
dilihatnya. Dia berpendapat bahwa anak laki-laki itu adalah tipe kriminal yang
tidak akan pernah menjadi sadar, bagaimanapun bentuk hukuman Koleksi ebook
inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
yang dijatuhkan padanya. Dia tidak akan pernah berubah menjadi orang baik, dan
tak seorang pun bisa berbuat apa-apa baginya. Dan dia makin lama makin yakin
bahwa keputus-an hakim terhadap anak itu, salah. Dia tak percaya bahwa anak itu
telah membunuh gadis itu, dengan mula-mula mencekiknya dan kemudian merusak
wajahnya, lalu membuangnya ke
dalam parit. Dia tak sampai hati untuk mempercayai kesalahan anak itu.
Dipelajarinya sekali lagi fakta-fakta yang berhubungan dengan perkara itu,
fakta-fakta yang telah dinyatakan terbukti kebenarannya. Pemuda itu telah
mengenal gadis itu. Orang telah melihat dia bersama gadis itu pada beberapa
kesempatan, sebelum peristiwa kejahatan itu. Orang menyimpulkan bahwa mereka
mungkin telah mengadakan hubungan intim, sebagai suami-istri. Mobilnya terlihat
di daerah sekitar tempat kejahatan itu. Dia sendiri pun dikenali orang, dan sebagainya. Jadi suatu
perkara yang sudah jelas. Tapi teman saya itu masih belum puas. Dia adalah orang
yang memiliki rasa kesadaran yang kuat akan keadilan. Dia menginginkan pendapat
yang lain. Dia tidak menginginkan pendapat dari pihak kepolisian, itu
dia sudah tahu. Dia ingin pandangan medis yang profesional. Dan
menurut dia, itu adalah bidang saya. Benar-benar bidang saya.
Dimintanya saya menemui anak muda itu, dan bercakap-cakap
dengannya, mendatanginya, menilainya secara profesional dan kemudian memberikan
pendapat saya padanya."
"Menarik sekali," kata Miss Marple. "Ya, benar-benar menarik. Dan sahabat Anda
itu -maksud saya pemimpin lembaga itu-adalah orang yang benar-benar
berpengalaman, seseorang yang mencintai keadilan. Dia adalah juga orang yang
kata-katanya bisa kita dengar. Jadi pantaslah kalau Anda mau mendengar kata-
kata-nya." "Memang," kata Profesor Wanstead. "Saya sangat tertarik. Saya sudah bertemu
dengan anak muda itu. Saya mengadakan pendekatan padanya, dari beberapa segi.
Saya berbincang-bincang dengannya, saya
membicarakan bermacam-macam perubahan yang mungkin terjadi dalam undang-undang.
Saya katakan adanya kemungkinan mencari seorang
pembela, untuk mencari apa-apa yang bisa-menguntungkan dirinya, dan Koleksi
ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
sebagai-nya. Saya mendekatinya sebagai seorang sahabat, tapi juga sebagai musuh.
Soalnya, saya ingin melihat bagaimana reaksinya
terhadap beberapa cara pendekatan. Saya juga mengadakan beberapa tes fisik,
seperti yang sering dilakukan sekarang. Tapi hal itu tidak akan saya bahas
dengan Anda, sebab sifatnya terlalu teknis."
"Jadi apa kesimpulan Anda akhirnya?"
"Saya pikir sahabat saya itu mungkin benar," sahut Profesor Wanstead.
"Menurut saya, Michael Rafiel itu bukan pembunuh."
"Bagaimana dengan perkara terdahulu yang Anda katakan tadi?"
"Itu memang memberatkannya. Bukan dalam pikiran para anggota juri, melainkan
dalam pikiran hakim. Lalu saya mengadakan penyelidikan lagi.
Dia telah menyerang seorang gadis. Mungkin dia telah memperkosanya, tapi dia
tidak pernah mencoba untuk mencekiknya, dan menurut saya -
saya sudah sering mengikuti perkara yang diadili dalam pengadilan berkala-bahkan
sangat tak mungkin telah dilakukan pemerkosaan. Anda harus ingat bahwa gadis-
gadis zaman sekarang memang mau diperkosa, bukan" seperti gadis-gadis zaman
dahulu. Dan para ibu mereka selalu menekankan bahwa itu adalah pemerkosaan.
Padahal gadis itu sebenarnya telah mempunyai beberapa teman pria yang bergaul dengan mereka
melewati batas persahabatan biasa. Jadi hal itu sebenarnya tak bisa dianggap
sebagai bukti yang memberatkannya. Saya tak ragu bahwa itu adalah suatu perkara
pembunuhan. Tapi berdasarkan semua tes-baik tes fisik, mental, maupun tes
psikologis -saya tetap merasa bahwa semua hasil tes itu tak sesuai dengan
kejahatan yang dituduhkan pada anak muda itu."
"Lalu apa yang Anda lakukan?"
"Saya menghubungi Mr. Rafiel. Saya katakan
padanya bahwa saya ingin berbicara dengannya sehubungan dengan
persoalan anaknya. Saya pergi menemuinya. Saya ceritakan padanya, bagaimana
pendapat saya dan bagaimana pendapat pemimpin lembaga
pemasyarakatan itu. Saya katakan bahwa sekarang ini kami tak punya bukti yang
bisa dijadikan dasar untuk mengajukan naik banding, tapi bahwa kami berdua yakin
suatu kesalahan hukum telah terjadi. Saya Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
katakan bahwa menurut saya mungkin akan diadakan penyelidikan ulang.
Dan itu akan merupakan urusan yang mahal. Penyelidikan itu mungkin akan
menghasilkan beberapa fakta yang bisa diajukan ke Kementerian Dalam Negeri.
Usaha itu mungkin akan berhasil, mungkin pula tidak. Bila dilacak dengan baik-
baik, mungkin akan ditemukan suatu bukti. Saya katakan bahwa itu semua akan
mahal sekali ongkosnya, tapi saya yakin bahwa hal itu tak ada artinya bagi
seseorang seperti dia. Pada saat itu saya sudah tahu bahwa dia sakit. Dan dia
juga berkata begitu. Dikatakannya bahwa kematiannya tidak akan lama lagi. Sebenarnya dua tahun yang
lalu sudah diramalkan bahwa umurnya tinggal satu tahun lagi, tapi ternyata dia
bisa bertahan lebih lama, berkat kekuatan fisiknya yang luar biasa. Saya
tanyakan bagaimana perasaannya terhadap
anaknya." "Bagaimana perasaannya terhadap anaknya itu?" tanya Miss Marple.
"Oh, Anda juga ingin tahu, ya" Saya juga. Saya
rasa dia waktu itu jujur sekali terhadap saya, meskipun dia..."
"....meskipun dia boleh dikatakan kejam?" sela Miss Marple.
"Benar, Miss Marple. Anda telah menggunakan istilah yang tepat sekali.
Dia memang kejam, tapi dia orang yang adil dan jujur. Katanya, 'Saya sudah
bertahun-tahun tahu bagaimana anak saya itu. Saya tidak
mencoba untuk mengubahnya, karena saya rasa tak seorang pun bisa mengubahnya.
Dia memang terlahir begitu. Dia memang jahat. Dia akan selalu mengalami
kesulitan. Dia tak jujur. Tak seorang pun, siapa pun dia, bisa membuatnya jujur.
Saya yakin sekali itu. Boleh dikatakan, saya sudah tak mau tahu tentang dia.
Tapi, dia masih bisa mendapatkan uang bila dimintanya. Meskipun itu diberikan
tidak secara terang-terangan.
Bantuan pun bisa diperolehnya bila dia dalam kesulitan, baik itu secara terang-
terangan maupun tidak. Saya selalu melakukan apa saja sebatas kemampuan saya.
Bila saya punya anak yang cacat, yang sakit atau yang menderita epilepsi, saya
tentu berbuat apa saja untuknya. Begitu pula kalau anak saya itu moralnya yang
sakit, yang boleh dikatakan tak tersembuhkan lagi, maka saya juga melakukan apa
saja. Tak lebih dan tak kurang. Sekarang, apa yang bisa saya lakukan untuknya"'
Saya Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
katakan padanya, itu tergantung pada apa yang diingininya atas diri anaknya.
Jawabnya, 'Tak ada kesulitan mengenai hal itu. Saya memang cacat, tapi saya tahu
betul apa yang saya kehendaki. Saya mau namanya dipulihkan kembali. Saya ingin dia
dilepaskan dari hukuman. Saya ingin membebaskannya supaya dia bisa menjalani
hidupnya sendiri sebaik yang bisa dijalankannya. Bila dia menjalaninya dengan
cara yang tak jujur, silakan saja. Saya akan mewariskan harta untuk menunjang
hidupnya, saya akan berbuat apa saja yang bisa saya lakukan. Saya tak mau dia
menderita, terpenjara, tak bebas menjalani hidupnya gara-gara suatu kekeliruan,
meskipun kekeliruan itu sangat wajar dan tak menguntungkan. Bila ada orang lain
yang telah membunuh gadis itu, saya ingin fakta itu dibongkar dan diakui. Saya
ingin keadilan bagi Michael. Tapi saya tak berdaya. Saya orang yang sakit. Waktu
saya amat terbatas, bukan dalam bilangan tahun atau bulan, melainkan minggu.'
"Saya menganjurkan pembela-saya tahu suatu perusahaan pembela-.
Tapi kata-kata saya dipotongnya. 'Pembela tak ada gunanya. Bisa saja kita
meminta jasa mereka, tapi mereka tidak akan berguna. Saya harus mengaturnya
sebaik-baiknya dalam waktu yang terbatas ini.' Kemudian, kepada saya
ditawarkannya imbalan dalam jumlah yang besar, untuk mencari kebenaran dan
melakukan apa saja tanpa harus memikirkan
penghematan biaya. Katanya, 'Saya sendiri boleh dikatakan tak bisa berbuat apa-
apa. Maut bisa datang sewaktu-waktu. Saya berikan
kekuasaan pada Anda sebagai pembantu utama saya. Dan untuk
membantu Anda, izinkanlah saya menentukan
seseorang.' Lalu dituliskannya sebuah nama. Miss Jane Marple. Katanya,
'Saya tidak akan memberikan alamatnya pada Anda. Saya ingin Anda menemuinya di
suatu tempat yang saya pilih sendiri.' Lalu
diceritakannya tentang tur ini. Tur yang menarik, yang tidak akan merugikan. Tur
biasa untuk melihat-lihat rumah-rumah bersejarah, pu-ri-puri, dan kebun-kebun.
Dia akan mengurus pemesanan tempat pada tur ini, sebelum tanggal tertentu. 'Miss
Jane Marple akan mengikuti tur itu juga,' katanya. 'Anda akan bertemu dengan dia
di sana. Tapi Anda Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
harus menemuinya secara sambil lalu saja, supaya kelihatan seperti pertemuan
yang kebetulan saja.' "Saya harus memilih sendiri saat yang tepat untuk memperkenalkan diri saya, bila
saya pikir itu lebih baik. Tapi bila saya pikir lebih baik tidak, saya tak perlu
memperkenalkan diri saya. Anda tadi bertanya apakah saya atau pemimpin lembaga
itu punya alasan untuk mencurigai, atau tahu seseorang yang mungkin telah
melakukan pembunuhan itu. Sahabat saya itu sama sekali tidak memberikan bayangan
tentang itu. Tapi dia telah menghubungi perwira polisi yang menangani perkara
itu dulu. Dia adalah seorang komisaris detektif polisi yang bisa diandalkan, dan
yang telah banyak pengalaman dalam perkara-perkara seperti itu."
"Jadi tak ada orang lain yang dicurigai" Tak ada teman laki-laki lain gadis itu"
Mungkin ada seorang bekas pacar yang dikecewakan?"
'Tak ada yang semacam itu. Saya minta pada Mr. Rafiel untuk
menceritakan sedikit tentang Anda. Tapi dia tak mau. Dia hanya
mengatakan bahwa Anda sudah berumur, bahwa Anda punya
pengetahuan tentang orang-orang. Dan diceritakannya pula satu hal lagi...." Dia
berhenti. "Apa sesuatu yang lain itu?" tanya Miss Marple. "Saya memang punya sifat ingin
tahu, Tapi saya benar-benar tak tahu sifat lain yang menguntungkan yang saya
miliki. Saya agak tuli. Penglihatan saya pun sudah tidak sebaik dulu. saya
bahkan bisa dianggap agak bodoh dan berpikiran dangkal. Dan saya juga bisa
disebut 'kucing betina tua'. Itu saya akui. Itukah yang diceritakannya pada
Anda?" "Tidak," sahut Profesor Wanstead. "Katanya Anda punya penciuman yang tajam
mengenai kejahatan."
"Oh," kata Miss Marple. Dia heran.
Profesor Wanstead memperhatikannya.
"Apakah Anda akan berkata bahwa itu juga benar?" katanya.
Lama Miss Marple tak berkata-kata apa-apa. Akhirnya katanya,
"Mungkin benar. Ya, mungkin. Beberapa kali saya memang merasa prihatin, karena
saya merasakan bahwa di suatu tempat telah terjadi kejahatan, maksud saya di
tempat di mana saya berada. Saya merasa Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
bahwa ada seseorang yang jahat di dekat saya, dan kejahatannya
berhubungan dengan apa yang sedang terjadi."
Tiba-tiba dia memandang pada Profesor Wanstead dan tersenyum.
"Saya rasa," katanya, "itu seperti kita dilahirkan dengan indria penciuman yang
tajam. Umpamanya, kita bisa mencium kebocoran gas, padahal orang lain tak bisa.
Kita bisa membedakan dengan mudah bau parfum tertentu, dari yang lain." Katanya
lagi, "Saya punya seorang bibi yang berkata bahwa dia bisa mencium-benar-benar
mencium-bila seseorang berbohong. Katanya, hidungnya menangkap suatu bau
tertentu dalam hal itu. Dalam hal itu, hidungnya mendengus, katanya, dan bau itu
pun tercium. Saya tak tahu apakah itu benar atau tidak.
Tapi pada beberapa kesempatan dia memang sepenuhnya benar. Pada
suatu kali dia berkata pada paman saya, 'Jangan terima anak muda yang bercakap-
cakap denganmu tadi pagi, untuk bekerja, Jack. Semua yang dikatakannya padamu
itu bohong.' Dan ternyata itu benar."
"Suatu penciuman tentang kejahatan," kata Profesor Wanstead. "Yah, kalau Anda
memang mencium adanya kejahatan, katakan pada saya. Saya ingin sekali tahu. Saya
sendiri tidak memiliki sesuatu yang khusus tentang kejahatan. Terhadap penyakit,
saya memang punya penciuman yang tajam-tapi di sini tak ada kejahatan," katanya
sambil menunjuk dahinya. "Sekarang sebaiknya saya ceritakan dengan singkat, bagaimana saya terlibat dalam
urusan ini," kata Miss Marple. "Anda tentu tahu bahwa Mr. Rafiel sudah
meninggal. Para penasihat hukumnya meminta saya untuk menemui mereka, lalu
mereka menyampaikan usul almarhum. Saya juga menerima surat dari dia, tapi surat
itu tidak menerangkan apa-apa.
Setelah itu, selama beberapa waktu saya tidak mendengar apa-apa lagi.
Lalu saya menerima surat dari perusahaan yang menyelenggarakan tur ini. Dalam
surat itu dikatakan bahwa sebelum meninggal, Mr. Rafiel sudah memesankan tempat
untuk saya dalam tur ini, karena dia yakin bahwa saya akan senang sekali
bepergian. Dia ingin menghadiahkan perjalanan itu sebagai suatu kejutan. Saya
terkejut sekali. Tapi saya anggap itu sebagai suatu petunjuk, mengenai langkah
pertama yang Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
harus saya lakukan. Saya harus mengikuti tur ini, dan agaknya selama dalam tur
ini saya akan mendapatkan suatu petunjuk atau suatu isyarat atau suatu
bimbingan, Dan saya rasa itu benar. Kemarin, eh bukan, kemarin, dulu waktu kita
tiba di sini, saya telah diundang oleh tiga orang wanita yang tinggal di sebuah
rumah besar yang tua. Mereka
mengundang saya untuk menginap di rumah itu. Kata mereka, mereka telah mendengar
dari Mr. Rafiel, yang telah menulis surat pada mereka sebelum dia meninggal,
bahwa ada seorang teman lamanya yang akan mengikuti tur ini. Dia meminta agar
mereka mau berbaik hati untuk mengundangnya menginap selama dua atau tiga hari,
karena menurut dia, temannya itu tidak akan kuat mengikuti bagian dari
perjalanan ini, di mana akan
diadakan pendakian khusus ke puncak sebuah bukit. Di sana terdapat sebuah tugu
peringatan. Pendakian itu merupakan acara khusus kemarin itu."
"Dan itu juga Anda anggap sebagai suatu petunjuk mengenai apa yang harus Anda
lakukan?" "Tentu," kata Miss Marple. "Tak mungkin ada alasan lain. Dia bukan tipe laki-
laki yang mau berbuat kebaikan dengan percuma, demi belas
kasihannya terhadap seorang wanita tua yang tak kuat mendaki bukit, umpamanya.
Tidak. Dia menyuruh saya pergi ke sana dengan suatu
maksud." "Jadi Anda pergi ke sana" Lalu bagaimana?"
"Tak ada apa-apa," kata Miss Marple. "Hanya ada tiga wanita kakak-beradik."
"Tiga wanita kakak-beradik yang aneh?"
"Mungkin begitu," kata Miss Marple. "Tapi saya rasa tidak juga.
Pokoknya kelihatannya tidak. Saya belum tahu. Kelihatannya mereka biasa-biasa
saya. Rumah itu bukan milik mereka. Rumah itu dulu milik paman mereka, dan
mereka tinggal di situ sejak beberapa tahun yang lalu. Mereka berada dalam
keadaan kekurangan, mereka ramah, tapi tidak terlalu menarik. Mereka agak
berbeda, satu sama lain. Agaknya Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
mereka tak begitu kenal pada Mr. Rafiel. Semua percakapan saya
dengan mereka tidak menghasilkan apa-apa."
"Jadi Anda tidak mendapatkan masukan apa-apa selama menginap di sana?"
"Saya hanya mendengar hal-hal yang Anda ceritakan tadi. Bukan dari mereka,
melainkan dari seorang pelayan tua, yang sudah mulai bekerja di situ sejak masa
paman mereka. Dia hanya mengenal nama Mr. Rafiel.
Tapi dia tahu betul tentang peristiwa pembunuhan itu. Semuanya itu berawal
dengan datangnya putra Mr. Rafiel yang mempunyai sifat jahat itu. Tentang gadis
yang jatuh cinta padanya. Bahwa dia mencekik gadis itu, dan betapa menyedihkan
dan mengerikannya semuanya itu. Dengan ditambahi banyak bumbu, tentu," kata Miss
Marple. "Banyak sekali yang dilebih-lebihkannya. Tapi pokoknya itu merupakan


Nemesis Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

cerita yang mengerikan. Dan agaknya dia mendengar juga bahwa polisi beranggapan bahwa bukan
hanya satu kali itu dia membunuh."
"Menurut Anda, tak adakah hubungannya dengan ketiga kakak-beradik yang aneh
itu?" "Tidak. Mereka hanya merupakan pelindung gadis itu, dan mereka amat
menyayanginya. Hanya itu saja."
"Mungkin mereka tahu sesuatu-sesuatu tentang seorang pria lain umpamanya?"
"Ya-kita ingin begitu keadaannya, bukan" Pria yang seorang lagi -
seorang pria yang kejam, yang tak ragu menghancurkan wajah seorang gadis,
setelah gadis itu dibunuhnya. Pria yang bisa menjadi kalap karena cemburu.
Memang ada laki-laki yang semacam itu."
"Tak ada hal-hal aneh lainnya yang terjadi di The Old Manor House?"
"Tak ada. Tapi, salah seorang dari tiga kakak-beradik itu, yang bungsu, selalu
berbicara tentang kebun mereka. Kedengarannya seolah-olah dia orang yang suka
sekali berkebun, tapi itu tak mungkin, karena dia tak tahu nama dari kebanyakan
tumbuh-tumbuhan. Saya telah memasang
perangkap untuknya. Saya sebutkan beberapa macam tanaman, dan saya tanyakan
apakah dia tahu. Tahu, katanya, itu tanaman yang bagus sekali, bukan" Saya
katakan tidak begitu bagus, dan dia membenarkan saja.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Soalnya dia tak tahu apa-apa tentang tumbuh-tumbuhan. Saya jadi
ingat..." "Ingat apa?" "Anda mungkin akan berpikir bahwa saya omong-kosong saja mengenai kebun-kebun
dan tumbuh-tumbuhan. Saya benar-benar tahu tentang
burung-burung dan kebun."
"Dan saya pikir, yang sekarang menjadi pikiran Anda bukanlah burung, melainkan
kebun, bukan?" "Benar. Adakah Anda melihat dua orang wanita setengah baya dalam tur kita ini"
Miss Barrow dan Miss Cooke."
"Ya, saya tahu. Sepasang perawan tua yang bepergian bersama."
"Benar. Nah, saya telah menemukan sesuatu yang aneh mengenai Miss Cooke. Begitu
namanya, bukan" Maksud saya, begitu namanya selama tur ini."
"Mengapa" Apakah dia mempunyai nama lain?"
"Saya rasa begitu. Dia pernah mengunjungi saya-yah, sebenarnya bukan mengunjungi
saya. Tapi pada suatu hari dia berada di luar pagar kebun rumah saya di St. Mary
Mead, desa tempat saya tinggal. Dia
mengatakan suka melihat kebun saya, dan berbicara tentang soal
berkebun dengan saya. Dikatakannya bahwa dia juga tinggal di desa itu, dan
bekerja di kebun seseorang yang baru pindah ke rumah baru di situ," kata Miss
Marple. "Tapi saya rasa itu bohong belaka. Dia juga tak tahu apa-apa tentang
berkebun. Dia hanya berpura-pura saja."
"Menurut Anda, untuk apa dia datang ke tempat itu?"
"Pada saat itu, saya tak punya bayangan apa-apa. Dia mengaku bernama Bartlett-
sedang wanita tempat dia tinggal, namanya diawali dengan huruf 'H'. Saya tak
ingat nama itu sekarang. Sekarang rambutnya dicat dengan warna lain dan ditata
dengan cara lain pula, sedang pakaiannya pun bergaya lain. Dalam perjalanan ini,
saya tak segera mengenalinya.
Saya hanya penasaran mengapa wajahnya sepertinya tak asing bagi saya.
Lalu tiba-tiba saya ingat-gara-gara rambutnya yang dicat itu. Saya tanyakan di
mana saya pernah bertemu dengannya. Dia mengatakan
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
bahwa dia pernah berada di desa saya-tapi mula-mula dia juga pura-pura tidak
mengenali saya. Semuanya bohong belaka."
"Lalu bagaimana pendapat Anda tentang semuanya itu"
"Satu hal sudah pasti-Miss Cooke (kita pakai saja namanya yang sekarang), datang
ke St. Mary Mead, hanya untuk melihat saya-supaya dia pasti bisa mengenali saya
bila kami bertemu lagi...."
"Dan mengapa itu perlu sekali?"
"Entahlah. Ada dua kemungkinan. Saya rasa saya tak suka salah satu di
antaranya." "Saya rasa, saya juga tidak akan menyukainya," kata Profesor Wanstead.
Keduanya diam sejenak, lalu Profesor Wanstead berkata,
"Saya tak senang memikirkan peristiwa yang telah menimpa Elizabeth Temple itu.
Pernahkah Anda bercakap-cakap dengannya selama
perjalan- an ini" "Pernah. Kalau keadaannya sudah membaik, saya ingin bercakap-cakap lagi
dengannya. Soalnya dia bisa menceritakan pada saya-pada kita, maksud saya-
beberapa hal mengenai gadis yang terbunuh itu. Dia
bercerita pada saya tentang gadis itu, karena gadis itu pernah
bersekolah di sekolahnya. Diceritakannya bahwa gadis itu akan menikah dengan
putra Mr. Rafiel, tapi tak jadi. Dia malah meninggal. Saya tanyakan mengapa atau
bagaimana dia sampai meninggal, dan dia hanya menjawabnya dengan kata 'cinta'.
Saya menafsirkan perkataan itu
dengan bunuh diri-tapi ternyata dia dibunuh. Pembunuhan sebagai
akibat dari rasa cemburu akan cocok sekali. Oleh seorang pria lain. Pria itulah
yang harus kita cari. Miss Temple mungkin bisa mengatakan pada kita siapa pria itu."
'Tak ada kemungkinan-kemungkinan lain yang penuh rahasia?"
"Saya rasa kita memerlukan informasi yang diberikan orang tanpa sengaja. Saya
tak yakin akan bisa mendapatkan informasi rahasia dari salah seorang penumpang
bus yang membawa tur kita-maupun dari
orang-orang yang tinggal di The Old Manor House. Tapi salah seorang Koleksi
ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
dari kakak-beradik itu mungkin tahu atau ingat sesuatu yang pernah diucapkan
gadis itu atau oleh Michael. Clotilde sering mengajak gadis itu bepergian ke
luar negeri. Oleh karenanya mungkin dia tahu tentang sesuatu yang barangkali
telah terjadi selama salah satu perjalanan ke luar negeri itu. Sesuatu yang
telah dikatakan atau diucapkan atau dilakukan oleh gadis itu, dalam salah satu
perjalanan itu. Mungkin tentang seorang pria dengan siapa gadis itu bertemu.
Sesuatu yang tak ada hubungannya dengan The Old Manor House di sini. Memang
sulit, karena hanya dengan bercakap-cakap, dengan informasi yang tak
disengaja, kita bisa mendapatkan petunjuk. Wanita yang kedua-Mrs.
Glynne-telah menikah pada usia muda, dan saya dengar, lama tinggal di India, dan
Afrika. Mungkin dia mendengar sesuatu dari suaminya, atau dari salah seorang
rekanan kerjanya, atau juga dari hal-hal yang sama sekali tak ada hubungannya
dengan The Old Manor House-karena dia beberapa kali mengunjungi
rumah itu. Dia mungkin juga kenal dengan gadis yang telah terbunuh itu, tapi
saya rasa tidak sebaik kedua saudaranya. Tapi itu tak berarti bahwa dia tidak
mengetahui beberapa fakta yang jelas mengenai gadis itu. Wanita yang ketiga,
otaknya agak kacau, dia hanya tahu tentang apa-apa yang berhubungan dengan
dirinya sendiri saja, jadi juga kurang mengenal gadis itu. Tapi mungkin saja dia
punya informasi tentang pacar-pacar gadis itu, atau pernah melihat gadis itu
dengan seorang pria tak dikenal. Omong-omong, itu dia, yang sedang lewat itu."
Bagaimanapun asyiknya Miss Marple dalam suatu percakapan, tak pernah dia
melewatkan begitu saja kebiasaan-kebiasaannya seumur hidup. Dan jalan umum
selalu merupakan pusat pengamatannya. Semua orang yang lalu-lalang, baik yang
santai maupun yang terburu-buru, otomatis akan diperhatikannya.
"Itu Anthea Bradbury-Scott-yang membawa bungkusan besar itu. Saya rasa dia akan
pergi ke kantor pos. Kantor pos itu terletak di tikungan sana itu, bukan?"
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Dia seperti orang sinting," kata Profesor Wanstead. "Rambutnya tergerai begitu
saja-mana beruban -seperti Ophelia yang sudah
berumur lima puluh tahun."
"Saya juga membandingkannya dengan Ophelia waktu saya melihatnya pertama kali.
Aduh, alangkah baiknya kalau saya tahu apa yang harus saya lakukan. Tinggal di
Golden Boar ini satu-dua hari lagi, atau meneruskan perjalanan ikut tur ini. rasanya seperti mencari
jarum dalam tumpukan jerami. bila kita membiarkan jari kita cukup lama di
dalamnya, kita akan mendapatkan sesuatu- meskipun
dalam usaha itu jari kita tertusuk."
TIGA BELAS Pullover Kotak-kotak Hitam dan Merah
I Mrs. sandbourne tiba, tepat waktu rombongan akan makan siang. Berita yang
dibawanya kurang baik. Miss Temple masih tak sadar. Jelas dia belum boleh
ditanyai selama beberapa hari.
Setelah menyampaikan laporan itu, Mrs. Sandbourne mengalihkan
pembicaraan pada soal-soal yang praktis. Dikeluarkannya jadwal-jadwal ke-
berangkatan kereta api, bagi mereka yang ingin kembali ke London.
Dia juga mengemukakan tentang rencana-rencana bagi yang ingin
melanjutkan perjalanan esok harinya atau lusanya. Dia juga punya daftar
perjalanan-perjalanan singkat di daerah sekitar tempat itu, petang hari itu-
untuk kelompok-kelompok kecil, yang bisa ditempuh dengan mobil-mobil sewaan.
Waktu mereka berjalan keluar dari ruang makan,
Profesor Wanstead mengajak Miss Marple memisahkan diri.
"Mungkin Anda ingin beristirahat petang ini, ya" Kalau tidak, saya akan
menjumpai Anda di sini satu jam lagi. Ada sebuah gereja menarik yang mungkin
ingin Anda lihat." "Senang sekali," kata Miss Marple.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
II Miss Marple duduk diam-diam dalam mobil yang menjemputnya. Profesor Wanstead
duduk di sampingnya. Dia telah menjumpai Miss Marple tepat pada waktu yang telah
disebutkannya. "Saya rasa Anda akan senang melihat gereja yang saya katakan tadi,"
katanya menjelaskan. "Desanya juga bagus sekali. Sebenarnya tak ada alasan
mengapa kita tidak menikmati pemandangan-pemandangan
setempat saja, kalau memang bisa."
"Anda baik sekali," kata Miss Marple.
Dia memandang profesor itu dengan pandangan agak bingung.
"Anda baik sekali," katanya lagi. "Hanya rasanya, yah, rasanya kita kurang
tenggang rasa. Yah, Anda tentu tahu apa maksud saya."
"Ah, Miss Marple, Miss Temple itu bukan sahabat karib Anda atau semacamnya,
bukan" Meskipun memang harus kita akui bahwa
kecelakaan itu menyedihkan sekali."
"Yah," kata Miss Marple, "Anda baik sekali."
Mobil yang mereka tumpangi adalah mobil sewaan, pikir Miss Marple.
Jadi dia memang benar-benar baik mau membawa seorang wanita tua untuk melihat-lihat pemandangan
di daerah itu. Profesor Wanstead sepantasnya mengajak seseorang yang lebih muda,
yang lebih menarik, dan yang pasti lebih cantik. Sepanjang perjalanan mereka
melintasi desa itu, Miss Marple sekali-sekali meliriknya sambil berpikir-pikir.
Pria itu tidak melihat padanya. Dia menatap ke luar jendela terus.
Setelah mereka meninggalkan desa, dan berada di sebuah jalan desa kelas dua,
yang berkelok-kelok mengelilingi sebuah bukit, barulah dia berpaling dan berkata
pada Miss Marple, "Kita sebenarnya tidak akan pergi ke sebuah gereja."
"Memang," kata Miss Marple, "saya pikir juga tidak."
"Ya, mungkin Anda melihat hal itu." "Bolehkah saya bertanya ke mana kita akan
pergi?" "Kita akan pergi ke rumah sakit di Carris-town."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Oh, tempat Miss Temple dirawat?" Suatu pertanyaan yang sebenarnya tak perlu
ditanyakan. "Ya," sahutnya. "Waktu Mrs. Sandbourne kembali dari menjenguknya, dia membawa
surat dari pimpinan rumah sakit, untuk saya. Saya baru saja selesai berbicara
melalui telepon dengan mereka."
"Apakah keadaannya membaik?"
"Tidak. Tidak membaik." "Oh, begitu," kata Miss Marple. "Kemungkinan untuk
sembuh sedikit sekali, tapi tak ada yang bisa dilakukan. Mungkin dia tidak akan
siuman kembali. Tapi sekali-sekali dia sadar sebentar."
"Lalu Anda sekarang akan membawa saya ke sana" Untuk apa" Seperti Anda katakan
tadi, saya bukan sahabatnya. Baru dalam perjalanan ini saya bertemu dengannya
untuk pertama kali."
"Ya, saya tahu itu. Saya mengajak Anda ke sana, karena pada suatu saat ketika
dia sadar sebentar, dia menanyakan Anda."
"Oh," kata Miss Marple. "Mengapa dia menanyakan saya" Mengapa dia berpikir bahwa
saya - bahwa saya akan bisa membantunya, atau
melakukan sesuatu" Dia sendiri adalah seorang wanita yang cerdas.
Dalam bidangnya, dia adalah seorang wanita yang hebat. Sebagai kepala sekolah
Fallowfield, dia punya kedudukan yang mantap di dunia
pendidikan." "Kalau tak salah, itu salah satu sekolah wanita yang terbaik, bukan?"
"Ya, dia memang orang hebat. Dia berpendidikan cukup tinggi.
Pendidikan khususnya adalah matematika, tapi dia bisa segala-galanya-seorang
pendidik sejati. Dia benar-benar menaruh perhatian pada
pendidikan, dia tahu apa yang sepantasnya atau yang terbaik untuk anak gadis,
dan bagaimana cara mendorongnya. Dan masih banyak lagi. Sangat menyedihkan dan
kejam sekali kalau dia sampai meninggal," kata Miss Marple. "Rasanya seperti sia-sia saja
hidupnya. Meskipun dia sudah pensiun sebagai kepala sekolah, dia masih sangat
berpengaruh. Kecelakaan ini..." Dia berhenti sebentar.
"Mungkin Anda tak suka membahas kecelakaan itu, ya?"
"Saya rasa bahkan sebaiknya kita bahas. Sebuah batu besar
menggelinding jatuh sepanjang lereng bukit. Orang sudah tahu bahwa Koleksi ebook
inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
itu memang biasa terjadi, tapi dalam, jarak waktu yang besar sekali.
Namun demikian, ada seseorang yang datang pada saya untuk
membicarakan hal itu," kata Profesor Wanstead.
"Khusus datang untuk membicarakan kecelakaan itu" Siapa?"
"Dua orang anak muda itu. Joanna Crawford dan Emlyn Price."
"Apa kata mereka?"
"Joanna berkata bahwa dia mendapat kesan ada seseorang di lereng bukit itu. Di
tempat yang agak tinggi. Berdua dengan Emlyn dia sedang mendaki dari jalan
setapak utama, menelusuri jalan yang sulit, yang melingkar mengelilingi bukit.
Waktu dia membelok di suatu sudut, dia yakin melihat seseorang, entah laki-laki,
entah wanita. Orang itu sedang mencoba menggulingkan sebuah batu besar ke arah
depan. Batu itu bergoyang-goyang -lalu akhirnya mulai berguling, mula-mula lambat, lalu makin
lama makin cepat menuruni bukit. Miss Temple sedang berjalan di jalan setapak di
bawahnya, dan tiba tepat di bawahnya waktu batu itu jatuh, lalu menimpanya.
Meskipun itu telah dilakukan dengan sengaja, bisa saja usaha itu tak berhasil,
dan batu itu tidak mengenainya-tapi ternyata berhasil. Bila usaha itu adalah
suatu serangan yang disengaja terhadap wanita yang sedang berjalan di bawahnya,
maka usaha itu telah benar-benar berhasil."
"Pria atau wanita yang dilihatnya itu, ya?" tanya Miss Marple.
"Sayang sekali, Joanna tak bisa mengatakannya dengan pasti. Orang itu mengenakan
celana panjang, dan pullover menyolok, yang berkotak-kotak merah dan hitam.
Orang itu hampir segera berbalik lalu menghilang.
Joanna cenderung berpendapat bahwa dia adalah seorang pria, tapi dia tak yakin."
"Dan dia atau Anda menduga bahwa itu merupakan suatu usaha yang disengaja untuk
membunuh Miss Temple?"
"Makin lama dia memikirkannya, makin yakin dia bahwa memang begitulah
keadaannya. Dan pemuda itu membenarkannya."
"Apakah Anda punya bayangan siapa orang itu?"
"Sama sekali tidak. Kedua anak muda itu juga tak punya bayangan.
Mungkin salah seorang di antara teman seperjalanan kita, seseorang Koleksi ebook
inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
yang petang itu pergi berjalan-jalan. Mungkin pula seseorang yang sama sekali


Nemesis Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tak dikenal, yang tahu bahwa bus kita sedang singgah di sini, dan memilih tempat
ini untuk menyerang salah seorang penumpangnya.
Mungkin seorang pemuda pencinta kekerasan, hanya demi kekerasan itu sendiri.
Atau mungkin pula seorang musuh."
"Kedengarannya menyedihkan sekali bila kita mengatakan, 'Ada seorang musuh
tersembunyi,'" kata Miss Marple.
"Ya, memang. Tapi siapa yang ingin membunuh seorang kepala sekolah terhormat
yang sudah pensiun" Itu suatu pertanyaan yang perlu
jawaban. Dan mungkin, hanya Miss Temple sendiri yang bisa
menceritakannya pada kita, meskipun kemungkinan itu kecil sekali.
Mungkin dia mengenali orang yang berada di atasnya itu, atau lebih besar
kemungkinannya dia mengenal seseorang yang punya niat jahat padanya dengan
alasan tertentu." "Agaknya masih tak mungkin."
"Saya sependapat dengan Anda," kata Profesor Wanstead. "Rasanya sama sekali tak
masuk akal, karena dia sama sekali tak pantas menjadi korban suatu serangan.
Tapi bila dipikirkan, seorang kepala sekolah tentu mengenal banyak orang. Boleh
dikatakan, sudah banyak sekali orang yang dihasilkannya"
"Maksud Anda, banyak sekali gadis-gadis yang telah lulus lewat tangannya."
"Ya. Ya, itulah maksud saya. Gadis-gadis dan para keluarga mereka.
Seorang kepala sekolah tentu tahu banyak. Tentang kisah-kisah cinta umpamanya,
yang dilakukan gadis-gadis tanpa setahu orangtua mereka.
Hal-hal semacam itu biasa terjadi. Hal seperti itu sering terjadi, terutama dalam sepuluh atau dua
puluh tahun terakhir ini. Gadis-gadis sekarang ini jadi cepat matang. Secara
fisik hal itu memang benar, tapi dalam arti kata yang lebih dalam, mereka
terlambat menjadi matang. Mereka lebih lama
bersifat kekanak-kanakan-kekanak-kanakan dalam caranya berpakaian, kekanak-
kanakan dalam caranya membiarkan rambutnya terurai. Bahkan rok model mini itu
mengungkapkan pemujaan terhadap sifat kekanak-Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
kanakan. Pakaian tidur model baby-doll, celana pendek olahraga-
semuanya itu model anak-anak. Mereka ingin menjadi dewasa -tanpa mau menerima
tanggung jawabnya. Tapi sebagaimana sifat anak-anak,
mereka ingin dianggap dewasa, dan bebas melakukan apa yang mereka pikir
merupakan perbuatan-perbuatan orang dewasa. Dan hal itu kadang-kadang berakibat
tragis." "Apakah Anda sedang memikirkan peristiwa tertentu?"
"Tidak juga. Saya hanya sedang-yah, boleh dikatakan, sedang membiarkan
kemungkinan-kemungkinan melintas di pikiran saya. Saya tak percaya bahwa
Elizabeth Temple punya musuh pribadi -seorang
musuh yang demikian kejamnya hingga dia mencari kesempatan untuk membunuhnya.
Yang sedang saya pikirkan adalah..." Dia menoleh pada Miss Marple. "Apakah Anda
punya pendapat tertentu?"
"Mengenai suatu kemungkinan" Yah, saya rasa saya tahu atau bisa menebak apa yang
sedang Anda pikirkan. Menurut Anda, Miss Temple mengetahui sesuatu, mengetahui
suatu fakta yang tidak menyenangkan atau bahkan berbahaya bagi seseorang, bila
sampai ketahuan." "Ya, tepat."
"Dalam hal itu," kata Miss Marple, "agaknya jelas dalam rombongan tur kita ini
ada yang mengenal Miss Temple atau tahu siapa dia, tapi yang setelah bertahun-
tahun, tak diingat lagi atau tak dikenali lagi oleh Miss Temple. Rasanya
peristiwa itu membawa pikiran kita kembali kepada teman-teman seperjalanan kita,
bukan?" Miss Marple diam sebentar.
"Lalu pullover itu-kotak-kotak merah dan hitam, kata Anda, bukan?"
"Oh, ya. Pullover itu..." Dia memandangi Miss Marple dengan rasa ingin tahu.
"Kesan apa yang Anda peroleh dari hal itu?"
"Pullover itu mudah kelihatan," kata Miss Marple. "Itu yang membuat saya
berpikir. Baju itu mudah dikenali, hingga Joanna menyebutnya secara khusus."
"Ya. Dan apa artinya itu bagi Anda?"
"Itu adalah usaha untuk meninggalkan jejak," kata Miss Marple sambil merenung.
"Dikenakannya sesuatu yang mudah dilihat, mudah diingat, diamati, dan dikenali
orang." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Lalu?" Profesor Wanstead memandang Miss Marple dengan pandangan memberi
semangat. "Bila kita menggambarkan tentang seseorang yang kita lihat-yang tidak kita lihat
dari dekat, melainkan dari jauh -maka yang pertama-tama akan kita gambarkan
adalah pakaiannya. Bukan wajahnya, bukan gayanya berjalan, bukan tangan atau
kakinya. Melainkan topinya yang berwarna merah tua,
umpamanya, atau jubahnya yang merah lembayung, atau jaket kulit yang aneh, atau
pullover yang berkotak-kotak merah-hitam yang cerah.
Pokoknya sesuatu yang mudah dikenali dan yang sangat mudah dilihat.
Soalnya, bila orang itu membuka baju itu, lalu membuangnya dengan jalan
mengirimkannya dalam paket melalui pos, dan ditujukan ke suatu alamat, yang
katakanlah seratus meter jauhnya, atau menjejal-kannya ke dalam sebuah tempat
sampah di kota, atau membakarnya, atau
merobek-robeknya, atau memusnahkannya, maka orang yang biasanya
berpakaian sederhana atau agak kumal itu, sama sekali tidak akan dicurigai, atau
dipandang atau diingat-ingat. Baju berkotak-kotak merah-hitam itu pasti
disengaja. Maksudnya supaya dikenali lagi, meskipun sebenarnya tidak akan
dipakai lagi oleh orang itu."
"Suatu pikiran yang cemerlang," kata Profesor Wanstead. "Sebagaimana telah saya
katakan pada Anda," lanjutnya, "Fallowfield itu tidak terlalu jauh dari sini.
Kalau tak salah hanya dua puluh empat kilometer. Jadi ini masih merupakan
wilayah Miss Elizabeth Temple -suatu bagian yang dikenalnya dengan baik. Dan
orang-orang yang tinggal di sini pun mungkin dikenalnya dengan baik pula."
"Ya, itu menjadikan kemungkinan-kemungkinannya makin luas," kata Miss Marple.
"Saya sependapat dengan Anda," katanya lagi, "bahwa lebih besar kemungkinannya,
si penyerang adalah seorang laki-laki daripada seorang wanita. Batu besar itu,
bila didorong dengan niat yang kuat, bisa dijatuhkan tepat ke arahnya. Sedang
ketepatan, lebih merupakan ciri khas pria daripada wanita. Sebaliknya, mungkin
saja ada di antara kita di dalam bus, atau mungkin seseorang di sekitar tempat
ini yang melihat Miss Temple di jalan, mungkin seorang bekas siswanya-seseorang
yang Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
dia sendiri mungkin tak mengenalinya, karena sudah begitu lama. Tapi gadis atau
wanita itu mengenalinya, karena seorang kepala sekolah yang berumur lebih dari
enam puluh tahun, tetap saja sama dengan yang berumur lima puluh tahun. Dia
mudah dikenali. Seorang wanita yang mengenali bekas kepala sekolahnya, dan tahu
bahwa kepala sekolah itu mengetahui sesuatu yang bisa menghancurkannya." Dia
mendesah. "Saya sendiri kurang tahu daerah ini. Apakah Anda tahu sesuatu yang
khusus mengenai daerah ini?"
"Tidak," kata Profesor Wanstead. "Saya juga tak bisa berkata bahwa saya mengenal
daerah ini. Saya hanya tahu sedikit tentang beberapa hal yang telah terjadi di
sini, semata-mata karena Anda telah
menceritakannya pada saya. Seandainya saya tidak mengenal Anda, dan Anda tidak
menceritakan hal-hal itu pada saya, saya tentu tak tahu apa-apa.
"Sedang Anda sendiri, apa sebenarnya yang Anda kerjakan di sini" Anda tak tahu.
Padahal Anda dikirim kemari. Rafiel dengan sengaja telah mengatur supaya Anda
datang kemari, mengikuti tur dengan bus ini, supaya Anda bertemu dengan saya.
Sudah ada beberapa tempat yang
telah kita singgahi atau yang telah kita lewati. Diaturnya secara khusus supaya
Anda menginap beberapa malam di sini. Anda diserahkannya ke tangan beberapa
orang teman lamanya, yang tidak akan menolak
permintaannya. Apakah ada alasannya?"
"Apakah supaya saya mengetahui beberapa fakta tertentu, yang memang saya
butuhkan?" tanya Miss Marple.
"Tentang serangkaian pembunuhan yang telah terjadi bertahun-tahun yang lalu?"
Profesor Wanstead memandangnya dengan ragu. "Itu tak aneh. Kita bisa berkata
begitu pula tentang banyak tempat lain di Inggris dan Wales ini. Peristiwa-
peristiwa seperti ini agaknya selalu terjadi dalam suatu rangkaian. Mula-mula
seorang gadis ditemukan telah diserang dan dibunuh. Lalu seorang gadis yang lain
mengalami nasib yang sama, tak begitu jauh dari tempat itu. Kemudian, sesuatu
yang serupa, mungkin beberapa kilometer dari tempat itu. Selalu dengan pola
kematian yang sama. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Dua orang gadis dilaporkan telah hilang dari Jocelyn St. Mary ini saja.
Seorang di antaranya, adalah gadis yang menjadi pokok pembicaraan kita, yang
mayatnya ditemukan enam bulan kemudian, di tempat yang jauh. Orang terakhir kali
melihat gadis itu bersama Michael Rafiel...."
"Dan yang seorang lagi?"
"Seorang gadis bernama Nora Broad. Dia bukan seorang gadis 'manis yang tak
mengenal laki-laki'. Dia bahkan bisa digolongkan pada gadis-gadis yang suka
berganti-ganti pacar. Mayatnya tak pernah ditemukan.
Tapi pada suatu hari, dia pasti akan ditemukan. Ada beberapa perkara, di mana,
setelah dua puluh tahun, mayat seseorang baru ditemukan,"
kata Profesor Wanstead. Dia berhenti sebentar. "Kita sudah sampai. Ini
Carristown. Dan ini rumah sakitnya."
Profesor Wanstead mengantar Miss Marple masuk. Agaknya orang
memang sudah mengharapkan kedatangan Profesor Wanstead. Mereka
dipersilakan masuk ke sebuah ruangan kecil, di mana seorang petugas wanita
bangkit dari balik meja tulisnya.
"Oh, ya," katanya. "Profesor Wanstead. Dan -eh-ini..." Dia agak ragu.
"Miss Jane Marple," kata Profesor Wanstead. "Saya sudah berbicara dengan Suster
Barker melalui telepon."
"Oh, ya, Suster Barker berkata akan mengantar Anda."
"Bagaimana keadaan Miss Temple?"
"Saya rasa masih sama saja. Tak banyak kemajuan yang bisa dilaporkan."
Dia bangkit. "Mari saya antar Anda pada Suster Barker."
Suster Barker adalah seorang wanita yang
tinggi-kurus. Suaranya rendah dan bertekanan, dan matanya yang abu-abu tua punya
kebiasaan untuk memandang seseorang tapi langsung
mengalihkannya ke arah lain, hingga orang akan berperasaan bahwa dirinya sedang
diamati dan dinilai dalam waktu yang singkat sekali.
"Saya tak tahu apa rencana Anda," kata Profesor Wanstead.
"Sebaiknya saya katakan pada Miss Marple, apa yang telah kami rencanakan.
Pertama-tama harus saya jelaskan pada Anda, bahwa pasien kami, Miss Temple,
masih dalam keadaan koma, dan hanya sekali-sekali saja sadar sebentar sekali.
Kadang-kadang pada saat sadar itu, dia ingin Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
mengenali keadaan sekelilingnya, dan dia bisa mengucapkan beberapa patah kata.
Tapi kami tak bisa berbuat apa-apa untuk merangsangnya.
Kita harus bersabar sekali. Saya yakin, Profesor Wanstead sudah
mengatakan pada Anda bahwa pada suatu saat, ketika dia sadar, dengan jelas dia
telah mengucapkan nama 'Miss Jane Marple'. Kemudian
katanya lagi, 'Saya mau bicara dengan dia. Miss Jane Marple.' Setelah itu dia
tak sadar lagi. Dokter merasa perlu untuk menghubungi para penumpang bus yang
lain. Profesor Wanstead datang pada kami dan
menjelaskan beberapa hal, dan berkata bahwa dia akan membawa Anda kemari. Tapi
kami hanya bisa meminta Anda untuk duduk saja di kamar khusus tempat Miss
Temple, dan kemudian mencatat apa yang
dikatakannya pada saat dia sadar. Saya sayangkan bahwa hasil
pemeriksaan atas dirinya kurang memberikan harapan. Saya rasa
sebaiknya saya berterus terang saja pada Anda. Anda bukan keluarga dekatnya,
jadi tak mungkin akan sangat terganggu oleh informasi yang akan kami sampaikan.
Menurut dokter, keadaannya menurun dengan
cepat, dan dikuatirkan bahwa dia akan meninggal tanpa memperoleh kesadarannya
kembali. Tak ada yang bisa dilakukan untuk mengurangi gegar otak. Sebaiknya ada
seseorang yang mendengar apa yang
dikatakannya. Tapi menurut dokter, sebaiknya dia tidak melihat terlalu banyak
orang di sekelilingnya, bila dia sadar. Jadi akan baik sekali, bila Miss Marple
tak keberatan untuk duduk di sana seorang diri. Akan ada pula seorang jurura-wat
di kamar itu, meskipun dia tak kelihatan.
Maksud saya, dia tidak akan terlihat dari tempat tidur, dan dia tidak akan
bergerak tanpa diminta. Dia duduk di sudut, dibatasi oleh sebuah penyekat. Di
sana ada pula seorang petugas kepolisian, yang siap untuk mencatat segala-
galanya. Menurut dokter, sebaiknya dia juga jangan sampai terlihat oleh Miss
Temple. Yang boleh dilihatnya hanya satu orang saja, yaitu orang yang memang
ingin ditemuinya, yang tidak akan membuatnya takut, dan yang tidak akan
membuatnya lupa akan apa yang hendak dikatakannya pada Anda. Saya harap itu
tidak akan merupakan suatu permintaan yang terlalu sulit?"
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Oh, tidak," kata Miss Marple. "Saya bersedia melakukannya. Saya punya buku
catatan kecil, dan sebuah pena yang tidak akan terlalu kelihatan. Saya bisa mengingat, kalau
tidak terlalu lama, jadi saya tak perlu kelihatan benar menuliskan apa-apa yang
dikatakannya. Saya rasa ingatan saya masih bisa
dipercaya, dan saya tidak tuli-maksud saya tidak terlalu tuli.
Pendengaran saya memang tidak sebaik dulu lagi, tapi kalau saya duduk dekat-
dekat di sisi tempat tidurnya, saya pasti bisa mendengar apa saja yang
dikatakannya, meskipun kata-kata itu hanya dibisikkannya. Saya sudah biasa
menghadapi orang sakit. Saya sudah sering mengurus orang sakit, sejak saya masih
muda." Suster Barker lagi-lagi memandang Miss Marple dengan pandangan
kilatnya. Tapi kali ini disertai anggukan kepala yang menyatakan rasa puasnya.
"Anda baik hati," katanya. "Saya yakin, bahwa kalau Anda bisa memberi bantuan
pada kami, kami akan bisa mengandalkan Anda. Saya rasa,
sebaiknya Profesor Wanstead duduk di ruang tunggu di lantai bawah.
Kami akan memanggil Anda sewaktu-waktu bila diperlukan. Nah, Miss Marple, mari
ikut saya." Miss Marple mengikuti Suster Barker berjalan di sepanjang lorong rumah sakit,
dan masuk ke sebuah kamar untuk pasien tunggal yang cukup perlengkapannya. Kerai
diturunkan setengah, hingga kamar itu jadi temaram. Dan Elizabeth Temple
terbaring di tempat tidur. Dia terbaring seperti patung, namun dia tidak
memberikan kesan sedang tidur. Napasnya tak teratur dan agak terengah. Suster
Barker membungkuk untuk memeriksa pasiennya, lalu dia mengisyaratkan pada Miss marple untuk duduk di
sebuah kursi di samping tempat tidur. Kemudian dia
menyeberangi kamar ke arah pintu lagi. Seorang pria muda yang
memegang sebuah buku catatan, keluar dari balik penyekat ruangan.
"Ini perintah dokter, Mr. Reckitt," kata Suster Barker.
Seorang jururawat muncul pula. Dia semula duduk di sudut di seberang kamar itu.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Panggil saya bila perlu, Suster Edmonds," kata Suster Barker, "dan berikan apa
saja yang dibutuhkan Miss Marple."
Miss Marple menanggalkan mantelnya. Kamar itu cukup hangat.
Jururawat mendatanginya, mengambil mantel itu. Lalu dia kembali ke tempatnya
semula. Dan Miss Marple pun duduk di kursi. Dia memandangi Elizaberth Temple,
sambil berpikir. Pikirannya sama dengan pikirannya waktu memandangi wanita itu
di dalam bus, yaitu betapa bagusnya
bentuk kepalanya. Rambutnya yang sudah beruban, yang tersisir ke belakang,
sesuai benar dengan wajahnya, dan memberikan efek seperti kopiah. Dia memang
cukup manis, dia seorang wanita yang punya
kepribadian. Ya, seribu kali sayang, pikir Miss Marple, seribu kali sayang bila
dunia kehilangan Elizabeth Temple.
Miss Marple memperbaiki letak bantal kursi di punggungnya, dan
memindahkan letak kursinya sedikit sekali. Dia sama sekali tak punya bayangan
apakah penantiannya ini akan ada hasilnya atau sia-sia saja. Waktu berlalu.
Sepuluh menit, dua puluh menit, setengah jam, tiga puluh lima menit. Lalu tiba-
tiba, tanpa diduga, terdengar suatu suara. Suara itu halus, namun jelas dan agak
serak. Tiada lagi terkandung gema dalam suara itu, seperti yang semula
dimilikinya. "Miss Marple."
Kini mata Elizabeth Temple terbuka. Dia memandangi Miss Marple. Mata itu tampak
tanggap, penuh kesadaran. Dia memandangi wajah wanita yang duduk di dekat tempat


Nemesis Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tidurnya. Dia memandanginya tanpa emosi sama sekali, tanpa rasa heran -hanya,
yah, hanya dengan penuh minat-penuh ketelitian. Lalu suara itu berkata lagi,
"Miss Marple. Anda Jane Marple, bukan?"
"Ya. Benar," kata Miss Marple. "Jane Marple."
"Henry sering berbicara tentang Anda. Dia menceritakan beberapa hal tentang
Anda." Suara itu berhenti. Miss Marple berkata, suaranya mengandung nada tanya,
"Henry?" "Henry Clithering, seorang teman lama saya -teman lama sekali."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Teman lama saya juga," kata Miss Marple. "Henry Clithering."
Ingatannya kembali ke masa yang telah lama lampau. Sudah bertahun-tahun dia
mengenal Sir Henry Clithering. Dia mengenang kata-kata yang diucapkan pria itu
padanya, pertolongan yang kadang-kadang dimintanya dari dia, dan pertolongan-
pertolongan yang kadang-kadang diberikannya pula. Seorang teman lama sekali.
"Saya ingat nama Anda. Waktu membaca daftar nama para penumpang, saya pikir
pasti Anda orangnya. Anda bisa membantu. Seandainya Henry ada di sini, dia pasti
akan berkata begitu pula. Anda mungkin bisa membantu. Untuk melacak. Penting-
penting sekali, meskipun-sudah -
lama-sekali." Suaranya agak tersendat, matanya setengah tertutup. Jururawat tadi bangkit,
diseberanginya kamar, diambilnya sebuah gelas kecil, lalu dia memberi minum pada
Elizabeth Temple. Miss Temple minum seteguk,
lalu menolak dengan menggeleng. Jururawat itu meletakkan gelas itu, lalu kembali
ke kursinya. "Kalau saya bisa menolong, saya bersedia," kata Miss Marple. Dia tak bertanya
apa-apa lagi. Miss Temple berkata, "Bagus," dan sebentar kemudian berkata lagi,
"Bagus." Beberapa lamanya matanya tertutup saja. Mungkin dia tidur, mungkin juga dia
pingsan lagi. Lalu tiba-tiba matanya terbuka lagi.
"Yang mana?" katanya. "Yang mana di antara mereka" Itulah yang ingin kita
ketahui. Tahukah Anda tentang apa saya bicara?"
"Saya rasa tahu. Tentang seorang gadis yang meninggal-Nora Broad?"
Dahi Elizabeth Temple langsung berkerut.
"Bukan, bukan. Tentang gadis yang seorang lagi. Verity Hunt."
Setelah diam sebentar, dia berkata lagi, "Jane Marple, Anda sudah tua-lebih tua
daripada ketika Henry bercerita tentang Anda. Anda sudah lebih tua, tapi masih
bisa menyelidiki beberapa hal, bukan?"
Suaranya jadi agak meninggi, lebih mendesak.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Bisa, kan" Katakan bahwa Anda bisa. Saya tak banyak waktu. Saya tahu itu. Tahu
betul. Salah seorang di antara mereka, tapi yang mana" Tolong carikan. Henry
pasti akan berkata bahwa Anda bisa. Mungkin berbahaya bagi Anda-tapi Anda akan
menemukannya, bukan?"
"Dengan bantuan Tuhan, saya akan bisa," sahut Miss Marple. Itu serasa merupakan
sumpah. "Ooh." Matanya tertutup, lalu terbuka lagi. Bibirnya bergerak mencoba
tersenyum. "Batu besar dari atas itu. Batu kematian."
"Siapa yang menggulingkannya?"
"Entahlah. Tapi biarlah -asalkan-Verity. Lacaklah tentang Verity.
Kebenaran. Nama Verity juga berarti 'kebenaran'."
Miss Marple melihat tubuh di tempat tidur itu agak mengendur. Tampak senyuman
kecil. "Selamat tinggal. Usahakanlah..."
Tubuhnya mengendur, matanya tertutup. Juru-rawat datang lagi ke sisi tempat
tidur itu. Kali ini dia meraba nadinya, setelah itu, dia
mengisyaratkan, mengajak Miss Marple. Miss Mafple bangkit dengan patuh, lalu
menyusulnya berjalan keluar dari kamar itu.
"Dia telah berusaha keras," kata jururawat itu. "Da tidak akan sadar beberapa
lamanya. Bahkan mungkin sama sekali tidak lagi. Saya harap Anda sudah
mendapatkan penjelasannya?"
"Saya rasa belum," kata Miss Marple. "Tapi entahlah."
"Apakah Anda mendapatkan sesuatu?" tanya profesor Wanstead ketika mereka
berjalan keluar menuju mobil.
"Hanya sebuah nama," kata Miss Marple. "Verity. Begitukah nama gadis itu?"
"Ya, Verity Hunt."
Elizabeth Temple meninggal satu setengah jam kemudian. Dia meninggal tanpa
siuman kembali. EMPAT BELAS Mr. Broadribb Penasaran Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Adakah kau membaca The Times pagi ini?" ta-nya Mr. Broadribb pada rekannya, Mr.
Schuster. Mr. Schuster berkata bahwa dia tak mampu membeli The Times, dia
membeli The Telegraph. "Ya, mungkin ada juga dimuat di situ," kata Mr. Broadribb. "Dalam iklan-iklan
kematian. Miss Elizabeth Temple, D.Sc."
Mr. Schuster kelihatan agak heran.
"Kepala sekolah Fallowfield itu. Kau pasti mendengar tentang Fallowfield,
bukan?" "Tentu," sahut Schuster. "Sekolah khusus untuk anak perempuan. Yang sudah
berjalan kira-kira lima puluh tahun. Sekolah terkemuka, dan yang mahalnya bukan
main itu. Jadi dia kepala sekolahnya" Kupikir kepala sekolahnya sudah pensiun,
beberapa waktu yang lalu. Sekurang-kurangnya enam bulan yang lalu. Aku ingat
benar, aku membaca berita itu di koran. Lalu ada pula dituliskan sedikit tentang
kepala sekolah yang baru. Dia seorang wanita yang bersuami. Masih agak muda.
Kira-kira tiga puluh lima atau
empat puluh tahun. Dia punya gagasan-gagasan baru. Dia memberikan pelajaran
tentang kosmetik pada para siswanya, membiarkan mereka mengenakan setelan celana
panjang. Pokoknya, hal-hal semacam itulah."
"Ehm," kata Mr. Broadribb, mengeluarkan suara yang biasa dikeluarkan oleh
pengacara seusia dia, bila mereka mendengar sesuatu yang
menimbulkan kritiknya, berdasarkan pengalaman yang lama. "Kurasa dia tidak akan
pernah semasyhur Elizabeth Temple. Dia wanita yang hebat.
Lama sekali dia bekerja di situ."
"Ya," kata Mr. Schuster, tanpa nada tertarik. Dia heran mengapa Mr.
Broadribb begitu menaruh minat pada seorang kepala sekolah yang
sudah meninggal. Sekolah bukanlah merupakan sesuatu yang menarik minat kedua pria itu.
Putra-putri mereka sendiri sekarang boleh dikatakan sudah lepas. Putra Mr.
Broadribb dua, yang seorang pegawai negeri, dan yang seorang lagi bekerja di
sebuah perusahaan perminyakan. Sedang putra-putri Mr.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Schuster yang lebih muda, sudah duduk di beberapa universitas, di mana mereka
selalu berusaha untuk menyusahkan orang-orang yang
berwenang. "Bagaimana ceritanya?" tanya Mr. Schuster.
"Dia sedang mengikuti sebuah tur dengan bus," kata Mr. Broadribb.
"Ah, bus-bus itu," kata Mr. Schuster. "Aku tidak akan mengizinkan seorang pun
dari anggota keluargaku mengikuti salah satu tur itu. Ada yang masuk jurang di Swiss minggu
lalu, dan dua bulan lalu, ada yang tabrakan, dua puluh orang tewas. Kita tak
bisa percaya pada pengemudi-pengemudi itu sekarang."
"Yang diikutinya itu adalah tur mengenai Rumah-rumah Pedesaan dan Kebun-kebun
serta Tempat-tempat yang Menarik di Britania," kata Mr.
Broadribb. "Bukan itu nama tur itu yang sebenarnya, tapi kau tentu tahu apa
maksudku." "Oh, ya, aku tahu. Omong-omong, bukankah ke tur itu juga kita telah mendaftarkan
Miss-sia-pa-namanya" Maksudku, yang telah didaftarkan oleh Pak Tua Rafiel itu?"
"Ya, Miss Jane Marple juga mengikuti tur itu."
"Dia kan tidak ikut tewas?" tanya Mr. Schuster.
"Sepanjang pengetahuanku sih tidak," kata Mr. Broadribb. "Tapi aku ingin tahu."
"Apakah itu merupakan suatu kecelakaan lalu-lintas?"
"Bukan. Kejadiannya di suatu tempat yang indah. Mereka sedang berjalan di jalan
setapak, akan mendaki bukit. Suatu perjalanan yang sulit -mendaki bukit yang
agak terjal, di mana terdapat batu-batu besar yang terkikis air. Ada batu besar
yang terlepas, lalu menggelinding dengan cepat menuruni lereng bukit. Miss
Temple tertimpa batu itu. Dia segera dilarikan ke rumah sakit, dalam keadaan
menderita gegar otak, lalu meninggal...."
"Nasib buruk," kata Mr. Schuster, dan menunggu lanjutannya.
"Aku jadi penasaran," kata Mr. Broadribb, "karena aku kebetulan ingat bahwa di
Fallowfield itulah gadis itu bersekolah."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Gadis mana" Aku benar-benar tak tahu apa yang kaubicarakan, Broadribb."
"Gadis yang dibunuh oleh Michael Rafiel itu. Aku kebetulan sedang mengingat-
ingat beberapa hal yang mungkin ada sedikit hubungannya dengan urusan Jane
Marple, yang mendapat perhatian begitu besar dari Pak Tua Rafiel. Sebenarnya
akan lebih baik, seandainya dia mau
mengatakan lebih banyak."
"Apa hubungannya?" tanya Mr. Schuster.
Kini dia kelihatan lebih tertarik. Perhatiannya kini makin besar, dan timbul
keinginannya untuk memberikan pendapat yang sehat atas apa saja yang diceritakan
oleh Mr. Broadribb padanya.
"Gadis itu. Aku tak ingat namanya. Nama baptisnya adalah Hope atau Faith, atau
mirip itulah. Ah, bukan, Verity, ya, itulah namanya. Kalau tak salah, Verity
Hunter. Dia merupakan salah seorang korban dari
serangkaian pembunuhan terhadap sejumlah gadis. Tubuhnya ditemukan di sebuah
parit, kira-kira empat puluh lima kilometer dari tempatnya hilang. Padahal sudah
enam bulan dia meninggal. Agaknya dia dicekik, kepala dan wajahnya dihancurkan
-untuk mempersulit orang mengenalinya. Tapi dia bisa juga dikenali -dari pakaian, tas tangan, dan
perhiasan yang ada di dekatnya -lalu juga sebuah tanda kelahiran atau bekas luka.
Pokoknya dia dikenali dengan mudah...."
"Sebenarnya mengenai dialah pengadilan dulu itu diadakan, bukan?"
"Ya. Michael dicurigai telah membunuh tiga orang gadis lain selama tahun yang
lalu. Tapi mengenai kematian-kematian yang lain, bukti-buktinya kurang jelas
-jadi polisi memusatkan diri pada yang satu ini-karena banyak buktinya. Dia
memang punya nama buruk. Sebelumnya, dia sudah pernah diadili karena kasus-kasus
kekejaman dan pemerkosaan.
Yah, tapi kita tahu apa yang dinamakan pemerkosaan zaman sekarang.
Sang ibu yang menyuruh anak gadisnya menuduh si pemuda telah
memperkosanya, padahal pemuda itu tak bisa berbuat lain, karena gadis itulah
yang menempel terus padanya, dan datang ke rumahnya,
sementara ibunya bekerja atau ayahnya sedang pergi berlibur. Tak Koleksi ebook
inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
henti-hentinya dia menggoda pemuda itu, sampai dia berhasil
mengajaknya tidur bersamanya. Lalu, seperti kataku tadi, si ibu
menyuruh anaknya menyebut perbuatan itu pemerkosaan. Tapi bukan itu soal yang
utama," kata Mr. Broadribb. "Yang membuatku penasaran adalah, apakah kejadian-
kejadian itu tidak bertalian. Kurasa, urusan Jane Marple dengan Rafiel ini
mungkin ada hubungannya dengan
Michael." "Dia dinyatakan bersalah, bukan" Dan dihukum seumur hidup?"
"Aku tak ingat--soalnya sudah lama sekali. Atau apakah mereka hanya mendakwanya
karena tindakan yang tidak bertanggung jawab?"
"Dan Verity Hunter atau Hunt itu, bersekolah di sekolah itu. Sekolah Miss Temple
itu. Kalau tak salah, dia sudah lulus waktu terbunuh, ya"
Aku kurang ingat." "Oh, memang sudah lulus. Dia sudah berumur delapan belas atau sembilan belas
tahun, dan tinggal di rumah kenalan atau teman
orangtuanya. Di sebuah rumah yang bagus, bersama orang baik-baik.
Menurut keterangan, dia juga gadis baik-baik-kenalannya
menggambarkannya sebagai 'gadis yang pendiam sekali, agak pemalu, tak mau pergi
dengan sembarang orang, dan tak punya teman pria.' Tapi kenalan orangtuanya itu
memang tak tahu teman pria macam apa yang dimiliki seorang gadis. Gadis-gadis
umumnya pandai sekali menyembunyikan soal begituan.-Dan Michael Rafiel katanya memang
menarik sekali bagi gadis-gadis."
"Apakah tak pernah ada keraguan bahwa dia yang melakukannya?" tanya Mr.
Schuster. "Sedikit pun tak ada. Sebagai saksi, dia berbohong terus. Sebenarnya pembelanya
akan lebih berhasil, bila tidak menyuruhnya memberikan kesaksian. Banyak
temannya yang memberinya alibi. Kelihatannya semua temannya pembohong."
"Bagaimana perasaanmu mengenai hal itu, Broadribb?"
"Ah aku tak punya perasaan apa-apa," kata Mr Broadribb. "Aku hanya penasaran,
kalau-kalau kematian wanita ini ada kaitannya."
"Dengan cara bagaimana"
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Yah maksudku-mengenai batu besar yang jatuh menggelinding menuruni lereng
bukit, lalu menimpa seseorang. Itu tidak selamanya merupa-kan peristiwa alam.
Berdasarkan pengalamanku, batu biasanya tetap berada di tempatnya."
LIMA BELAS Verity "Verity," kata Miss Marple.
Elizabeth Margaret Temple telah meninggal semalam. Dia meninggal dengan tenang.
Kini Miss Marple sedang duduk di tengah-tengah kain cita yang kusam, di ruang
tamu utama di The Old Manor House. Diletakkannya mantel bayi berwarna merah muda
yang sedang dirajutnya, dan digantinya
dengan sehelai scarf yang sedang direndanya dari benang berwarna lembayung.
Suasana setengah berkabung itu sesuai benar dengan
kebijaksanaan Miss Marple yang berpikiran gaya masa awal Victoria, dalam
menghadapi suatu tragedi.
Keesokan harinya akan diadakan pemeriksaan pendahuluan. Orang sudah menghubungi
pendeta setempat, yang telah menyatakan kesediaannya untuk mengadakan misa
kematian singkat di gereja, segera setelah semuanya beres. Pengurus-pengurus
mayat, yang berseragam dan
berwajah berkabung, sebagaimana mestinya, mengurus segala-galanya atas nama
polisi. Pemeriksaan pendahuluan akan diadakan jam sebelas esok paginya. Para
peserta tur telah menyatakan bersedia menghadiri pemeriksaan pendahuluan itu.
Bahkan beberapa orang di antaranya bersedia tinggal lebih lama, supaya bisa pula
menghadiri misa di gereja. Mrs. Glynne telah datang lagi ke Hotel Golden
Boar, dan mendesak Miss Marple untuk kembali
menginap di The Old Manor House, sampai dia
mengikuti tur lagi. "Supaya Anda terhindar dari para wartawan,"
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
katanya. Miss Marple mengucapkan terima kasih pada ketiga kakak-beradik itu, dan menerima
baik undangan itu. Perjalanan tur akan dilanjutkan setelah misa kematian. Tujuannya pertama-tama ke
South Bedestone, sebagai tempat persinggahan
pertama, yang lima puluh dua kilometer jauhnya. Di sana terdapat sebuah hotel
yang baik, yang sudah dipilih untuk tempat menginap.
Setelah itu perjalanan akan dilanjutkan sesuai rencana semula.
Namun, menurut perkiraan Miss Marple, mungkin nanti ada beberapa orang yang akan
memisahkan diri dan pulang, atau pergi ke arah lain, dan tidak mengikuti tur itu
lagi. Pasti mereka mengatakan sesuatu untuk alasan memisahkan diri itu. Mereka
ingin memisahkan diri dari suatu perjalanan yang memberikan kenangan buruk, atau
ingin melanjutkan perjalanan melihat-lihat pemandangan, untuk mana mereka sudah


Nemesis Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

membayar, tapi yang telah terganggu gara-gara kecelakaan yang
menyedihkan, yang lazim terjadi pada perjalanan semacam itu. Banyak hal akan
tergantung pada hasil pemeriksaan pendahuluan itu, pikir Miss Marple.
Setelah saling mengucapkan basa-basi sesuai dengan suasana, dengan ketiga kakak-
beradik itu, Miss Marple lalu duduk, dan asyik dengan benang wol lembayungnya,
sambil memikirkan langkah penyelidikannya yang berikutnya. Begitulah, maka
dengan tangan yang tetap sibuk
diucapkannya nama itu. "Verity". Dia berbuat demikian, seperti melemparkan batu
ke sungai, hanya untuk melihat bagaimana akibatnya -
kalau akibat itu ada. Apakah itu akan berarti sesuatu bagi ketiga nyonya
rumahnya" Mungkin ya, mungkin tidak. Bila tidak, dia akan mencobanya lagi nanti
malam. Sudah direncanakan bahwa dia akan kembali lagi ke hotel malam itu, pada
waktu makan malam. Itu merupakan kata terakhir atau hampir terakhir, yang
diucapkan Elizabeth Temple, pikir Miss Marple. Sebab itu diucapkannya nama
"Verity" itu. Miss Marple tak perlu melihat bila dia sedang merenda atau merajut.
Dia bisa membaca buku atau bercakap-cakap, sementara jemarinya yang sudah agak
kaku gara-gara rematik, tetap bergerak dengan benar.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Kini dia bekerja sambil membaca suasana di sekelilingnya.
Apakah nama itu akan seperti batu yang jatuh ke dalam air, yang
menimbulkan riak dan bunyi
"plung", atau sesuatu yang lain" Atau tak menimbulkan apa-apa" Pasti akan ada
reaksi atau yang semacamnya. Ya, dia tak salah. Meskipun wajahnya tidak
membayangkan apa-apa, matanya yang tajam di balik kacamatanya, memperhatikan
tiga orang sekaligus. Dia sudah terlatih berbuat demikian selama bertahun-tahun,
bila dia ingin mengamati para tetangganya, entah di gereja, entah pada pertemuan
ibu-ibu, atau pada kesempatan umum lainnya di St. Mary Mead, bila dia sedang
mencari berita tertentu atau gunjingan lainnya yang menarik.
Buku yang sedang dipegang Mrs. Glynne terjatuh, dan dia melihat ke arah Miss
Marple yang duduk di seberangnya. Dia agak terkejut-- tapi agaknya dia terkejut
karena mendengar kata itu diucapkan oleh Miss Marple, dia tidak heran mendengar
nama itu sendiri. Reaksi Clotilde lain. Kepalanya terangkat, tubuhnya agak terdorong ke depan,
lalu dia melihat, bukan ke arah Miss Marple melainkan ke arah seberang ruangan,
ke arah jendela. Dia duduk tanpa bergerak, dengan kedua belah tangan terkatup
erat. Miss Marple yang agak menundukkan kepala, pura-pura tak melihat, dapat
melihat bahwa matanya tergenang air mata. Clotilde tetap duduk diam, dan
membiarkan air matanya mengalir di pipinya. Dia tidak berusaha mengeluarkan saputangannya, dia tidak
mengucapkan sepatah kata pun. Miss Marple sangat terkesan oleh kesedihan wanita
itu. Reaksi Anthea lain lagi. Reaksi itu cepat, kacau, dan tampak seolah-olah dia
merasa senang. "Verity" Verity, kata Anda" Kenalkah Anda padanya" Tak saya sangka.
Apakah Verity Hunt yang Anda maksud?"
"Apakah itu sebuah nama baptis?" tanya Lavinia Glynne pula.
"Saya tak pernah kenal seseorang dengan nama itu," kata Miss Marple,
"tapi itu memang sebuah nama baptis. Ya, saya pikir memang nama yang agak aneh.
Verity." Diulanginya lagi nama itu sambil merenung.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Bola benang wolnya yang berwarna lembayung dijatuhkannya, lalu dia melihat ke
sekelilingnya dengan pandangan meminta maaf dan malu-malu, seolah-olah dia telah
melakukan kesalahan tanpa sengaja.
"Saya-saya minta maaf. Apakah saya telah mengatakan sesuatu yang tak pantas" Itu
hanya karena..." "Tidak, tentu tidak," kata Mrs. Glynne. "Tapi kami tahu nama itu-suatu nama
yang-ada hubungannya dengan kami."
"Nama itu begitu saja muncul dalam pikiran saya," kata Miss Marple, masih dengan
sikap menyesal, "karena Miss Temple yang malang itu telah mengucapkannya.
Kemarin sore, saya pergi mengunjunginya.
Profesor Wanstead yang membawa saya. Agaknya dia berpendapat
bahwa saya-bahwa saya mungkin bisa membangunkannya, entah dengan cara apa. Dia
berada dalam keadaan koma, dan mereka pikir mungkin saya akan berguna. Bukan
karena saya pernah bersahabat dengan dia, tapi karena selama
perjalanan dalam tur itu, kami sering duduk bersebelahan, dan kami tentu saja
ngobrol. Tapi saya sama sekali tak bisa membantunya. Saya hanya duduk saja di
situ, dan menunggu. Memang dia lalu sempat
mengucapkan sepatah dua patah kata, tapi agaknya kata-kata itu tak ada artinya.
Tapi akhirnya, setelah tiba saatnya saya harus pulang, dia membuka matanya dan
melihat pada saya-saya tak tahu apakah dia
keliru, dan menyangka saya ini seseorang yang lain. Pokoknya dia lalu
mengucapkan kata itu. 'Verity'. Dan nama itu tentulah melekat dalam otak saya-
terutama karena dia lalu meninggal semalam. Pasti kata itu merupakan nama
seseorang atau sesuatu yang selalu melekat dalam
pikirannya. Tapi mungkin pula dia hanya bermaksud untuk mengucapkan kata
'kebenaran'. Karena kata verity, berarti 'kebenaran', bukan?"
Dia memandang Clotilde, kemudian Lavinia, lalu Anthea.
"Itu adalah nama baptis seorang gadis yang kami kenal," kata Lavinia Glynne.
"Sebab itu kami terkejut mendengarnya."
"Terutama karena dia meninggal dengan cara yang mengerikan," kata Anthea.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Anthea! Tak perlu menceritakan hal-hal sampai yang sekecil-kecilnya begitu,"
kata Clotilde dengan suaranya yang dalam.
"Tapi kan semua orang sudah tahu tentang dia," kata Anthea. Dia memandang Miss
Marple. "Saya pikir Anda juga sudah tahu tentang dia, karena Anda mengenal Mr.
Rafiel, bukan" Maksud saya, dia menulis surat pada kami, menceritakan tentang
Anda, jadi Anda pasti kenal padanya. Dan saya pikir-yah, mungkin dia telah
menceritakan segalanya pada Anda."
"Maaf," kata Miss Marple. "Saya sama sekali tak tahu tentang apa Anda berbicara
itu." "Orang menemukan mayatnya di dalam parit," kata Anthea.
Tak ada yang bisa mencegah Anthea bila dia sudah mulai, pikir Miss Marple. Tapi
dia melihat bahwa kisah Anthea yang kacau makin
membuat Clotilde bertambah tegang. Lalu, diam-diam dia mengeluarkan sehelai
saputangan. Disekanya air-matanya, lalu dia duduk tegak, punggungnya lurus
sekali, matanya dalam dan sedih.
Kemudian dia berkata, "Verity adalah gadis yang sangat kami sayangi. Dia pernah tinggal di sini
bersama kami, beberapa lamanya. Saya sayang sekali padanya...."
"Dan dia pun sayang sekali padamu," kata Lavinia.
"Orangtuanya sahabat saya," sambung Clotilde. "Mereka meninggal dalam suatu
kecelakaan pesawat terbang."
"Gadis itu bersekolah di Fallowfield," Lavinia menjelaskan, "saya rasa itulah
sebabnya Miss Temple ingat padanya."
"Oh, begitu," kata Miss Marple. "Itu sekolah, di mana Miss Temple menjadi kepala
sekolahnya, bukan" Saya memang sering mendengar
tentang Fallowfield. Itu sekolah yang baik sekali, bukan?"
"Ya," kata Clotilde. "Verity adalah seorang siswa di sana. Setelah orangtuanya
meninggal, dia datang untuk tinggal bersama kami beberapa lamanya, sementara dia
menentukan apa rencananya untuk masa
depannya. Umurnya delapan belas atau sembilan belas tahun. Dia
seorang gadis yang amat manis dan penuh kasih sayang. Mungkin dia ingin
melanjutkan pendidikan dan menjadi perawat, tapi dia memiliki Koleksi ebook
inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
otak yang cerdas sekali, dan Miss Temple mendesak agar dia
melanjutkan ke universitas. Jadi waktu itu, dia sedang belajar dan mendapatkan
bimbingan untuk persiapan masuk universitas, waktu-waktu hal yang mengerikan itu
terjadi." Dia memalingkan wajahnya.
"Saya-apakah Anda keberatan kalau kita tidak membicarakan hal itu lagi,
sekarang?" "Oh, tentu tidak," kata Miss Marple. "Maafkan saya telah menyentuh soal yang
begitu menyedihkan. Saya tak tahu -saya-saya tak pernah mendengar... Saya pikir-
maksud saya..." Dia makin kacau.
Malam itu dia mendapat informasi tambahan. Ketika dia sedang berganti pakaian
untuk pergi menggabungkan diri dengan yang lain di hotel, Mrs.
Glynne mendatanginya di kamar tidurnya.
"Saya pikir saya harus kemari untuk memberi-
kan sedikit penjelasan pada Anda," kata Mrs. Glynne, "mengenai gadis yang
bernama Verity Hunt itu. Anda tentu tak tahu bahwa kakak kami, Clotilde, luar
biasa sayangnya padanya, dan bahwa kematiannya yang sangat mengerikan itu
merupakan kesedihan hebat baginya. Kalau tak perlu sekali, kami tak pernah
menyebut nama gadis itu. Tapi, saya rasa akan lebih mudah bila saya ceritakan
faktanya selengkapnya, supaya Anda mengerti. Tanpa setahu kami, agaknya Verity
telah berteman dengan seorang anak muda yang tidak baik, yang kemudian ternyata bahkan
berbahaya, dan sudah pernah melakukan tindak kejahatan. Pada suatu kali, anak
muda itu singgah kemari, waktu dia sedang lewat di sini.
Kami kenal baik dengan ayahnya." Dia berhenti sebentar. "Saya rasa sebaiknya
saya ceritakan saja seluruh kisah itu-yang sebenarnya, karena kelihatannya Anda
tak tahu. Anak muda itu adalah Michael, putra Mr. Rafiel...."
"Astaga," kata Miss Marple, "bukan-bukankah dia-saya tak ingat namanya, tapi
saya pernah mendengar bahwa dia punya seorang putra-yang berkelakuan tak baik."
"Lebih daripada itu," kata Mrs. Glynne. "Dia selalu menimbulkan kesulitan. Sebab
beberapa kali dia dihadapkan ke pengadilan gara-gara bermacam-macam perkara.
Pernah menyerang seorang remaja -dan
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
perbuatan-perbuatan lain semacam itu. Menurut saya, jaksa terlalu lemah
menanganinya. Katanya, mereka tak mau merusak karier seorang pemuda yang telah
duduk di universitas. Mereka pun lalu membebaskannya dengan suatu keputusan
-entah apa namanya, saya lupa apa orang menyebutnya -hukuman yang ditunda, atau
semacam itulah. Sekiranya anak-anak muda seperti itu langsung dimasukkan ke penjara,
mereka mungkin akan jera menjalani hidup seperti itu. Dia juga seorang pencuri.
Dia memalsukan cek, dia menipu. Dia memang tipe orang yang benar-benar jahat.
Kami berteman dengan ibunya. Untunglah ibunya itu meninggal dalam usia muda,
hingga dia tak sempat dibuat susah melihat pertumbuhan anaknya. Saya rasa Mr.
Rafiel cukup berusaha. Dia mencoba mencarikan pekerjaan yang cocok untuk anak itu, membayar
denda-dendanya, dan sebagainya. Saya rasa dia terpukul
hebat oleh perbuatan anak itu, meskipun dia berpura-pura seolah-olah tak acuh,
dan menganggap bahwa hal semacam itu lumrah. Mungkin
orang-orang di desa ini sudah bercerita pada Anda, sekitar waktu itu, kami
mengalami banyak pembunuhan dan kekerasan di daerah ini. Tidak hanya di sini.
Juga di beberapa bagian lain dari negeri ini, kira-kira tiga puluh kilometer
atau bahkan sampai tujuh puluh lima kilometer dari sini.
Bahkan menurut polisi, ada pula yang terjadi di tempat yang seratus lima puluh
kilometer jauhnya dari sini. Tapi agaknya perbuatan-perbuatan itu terpusat di
bagian ini. Singkat cerita, pada suatu hari Verity pergi akan mengunjungi
seorang temannya, dan-dia tak kembali.
Kami melaporkan hal itu pada polisi, dan polisi mencarinya. Mereka mencari di seluruh
Tengkorak Maut 27 Wiro Sableng 043 Dewi Lembah Bangkai Neraka Hitam 10
^