Pencarian

Nemesis 1

Nemesis Karya Agatha Christie Bagian 1


http://inzomnia.wapka.mobi
Nemesis Agatha Christie Edit & Convert: inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
DAFTAR ISI 1. Pendahuluan 2. Kata Sandi "Nemesis"
3. Miss Marple Mulai Bertindak
4. Esther Walters 5. Perintah dari Jauh 6. Cinta 7. Undangan 8. Tiga Wanita Kakak-beradik
9. Polygonum Baldschuanicum
10. "Oh, Sayangku, betapa indahnya hari ini."
11. Kecelakaan 12. Suatu Perundingan 13. Pullover Kotak-kotak Hitam dan Merah
14. Mr. Broadribb Penasaran
15. Verity 16. Pemeriksaan Pendahuluan
17. Miss Marple Pergi Berkunjung
18. Wakil Uskup Brabazon 19. Perpisahan 20. Miss Marple Punya Gagasan
21. Jam Berbunyi Tiga Kali
22. Miss Marple Bercerita
23. Soal-soal Terakhir Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
SATU Pendahuluan Adalah kebiasaan Miss Jane Marple untuk membuka surat kabarnya
yang kedua, petang hari. Dua lembar surat kabar diantar ke rumahnya setiap pagi.
Miss Marple membaca yang pertama sambil minum teh pagi-pagi sekali, bila surat
kabar itu diantar pada waktunya. Soalnya pengantar surat-surat kabar itu sering
tak datang pada waktunya. Lagi pula sering ada anak lain yang menggantikan
pengantar yang sebenarnya.
Dan setiap anak punya kesukaan sendiri mengenai jalan yang akan
ditempuhnya, mungkin untuk menghindari rasa bosan. Padahal para
pelanggan yang terbiasa membaca surat kabarnya pagi-pagi sekali, supaya mereka
masih sempat membaca berita-berita yang menarik hari itu, sebelum mereka
berangkat bekerja, merasa jengkel bila surat kabar itu datang terlambat. Sedang
wanita-wanita setengah baya atau yang tua-tua yang tinggal di St. Mary Mead,
lebih senang bila surat kabarnya sudah siap di meja sarapannya. Hari ini, Miss
Marple sedang asyik membaca
halaman depan dan beberapa artikel lain dalam surat kabar yang
dinamainya sendiri "Harian Segala Macam". Surat kabar itu sebenarnya bernama
Daily Newsgiver, tapi gara-gara pergantian pemilik, maka artikel-artikelnya
sekarang terutama mengenai model-model pakaian pria dan wanita, kekasih-kekasih
orang, perlombaan-perlombaan anak-anak, dan surat-surat keluhan dari kaum
wanita. Berita-berita yang sebenarnya, digeser ke halaman lain, atau ke suatu
sudut yang tersembunyi yang sulit ditemukan. Miss Marple dan teman-temannya yang merasa
jengkel, lalu memberikan gelar sindiran tadi untuk surat kabar itu. Miss Marple
yang beraliran kuno lebih suka surat kabar yang memuat berita-berita.
Biasanya, setelah makan siang, dia tidur siang selama dua puluh menit, di sebuah
kursi khusus yang bersandaran tegak, untuk memberikan
kenyamanan pada punggungnya yang menderita rematik. Setelah itu dia Koleksi
ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
membuka The Times, yang merupakan bacaan yang lebih santai. Padahal The Times
dulu tidak begitu. Yang menjengkelkan tentang surat kabar itu ialah, kita tak
bisa lagi menemukan apa-apa. Kalau dulu kita selalu mulai dari halaman depan,
dan selanjutnya dengan mudah beralih ke artikel khusus yang kita minati, kini
sering terdapat gangguan-gangguan aneh pada bagian itu. Tiba-tiba saja muncul
dua halaman penuh merupakan laporan perjalanan ke Capri, lengkap dengan ilustrasinya.
Olahraga ditampilkan dengan lebih menonjol daripada
dulu-dulu. Berita-berita pengadilan dan kematian, lebih teratur. Berita-berita
kelahiran dan pernikahan yang dulu paling pertama menarik perhatian Miss Marple,
karena tempatnya yang me-nyolok, telah pindah ke bagian lain dari The Times, dan
akhir-akhir ini bahkan hampir selalu ditempatkan di halaman belakang.
Miss Marple mula-mula memberikan perhatiannya pada berita-berita utama di
halaman depan. Tapi dia tidak berlama-lama membacanya,
karena beritanya sama saja dengan yang sudah dibacanya tadi pagi, meskipun
mungkin disajikan dengan cara yang lebih baik. Dibacanya sekilas daftar isi. Ada
artikel-artikel, ada komentar-komentar, ilmu pengetahuan, dan ada olahraga.
Setelah itu dia melakukan hal yang merupakan kebiasaannya, yaitu membalik surat
kabar dan membaca berita-berita kelahiran, pernikahan, dan kematian, lalu dia membalik halaman
tentang surat-menyurat, di mana hampir selalu ditemukannya sesuatu yang
disukainya, dan dari halaman itu dia beralih ke berita pengadilan. Pada halaman
itu hari ini ditemukan pula berita-berita penjualan. Suatu artikel singkat
mengenai pengetahuan sering pula dimuat di halaman itu, tapi dia tak ingin
membacanya. Dia sering kurang mengerti bacaan seperti
Setelah, sebagaimana biasanya membalikkan surat kabar ke halaman yang memuat
tentang kelahiran, pernikahan, dan kematian, Miss Marple sering berpikir,
"Sebenarnya menyedihkan memang, tapi aku sekarang hanya menaruh perhatian pada
berita kematian!" Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Padahal banyak juga orang yang melahirkan, tapi orang yang melahirkan itu
mungkin bahkan tak dikenal oleh Miss Marple. Sekiranya ada kolom yang memuat
tentang kelahiran bayi yang mencantumkan pula nama
kakek dan neneknya, maka ada kemungkinan dia mengenalinya. Mungkin dia akan
berpikir dengan gembira, "Bukan main! Mary Prendergast sudah punya cucu perempuan yang ketiga!" Tapi
kemungkinan itu kecil sekali. .
Dia menelusuri kolom pernikahan-pernikahan, juga dengan tidak
bersungguh-sungguh, karena kebanyakan putra-putri teman-temannya sudah menikah
semua beberapa tahun yang lalu. Dia sampai pada kolom kematian, di situ dia
memberikan perhatian cukup besar, dia tak ingin sampai terlampaui suatu nama.
Yang tercantum adalah nama-nama:
Alloway, Angopastro, Arden, Barton, Bedshaw, Burgoweisser (nama yang sangat
berbau Jerman, tapi dia meninggal di Leeds), Camperdown,
Carpenter, Clegg. Clegg" Bukankah dia salah seorang Clegg yang
dikenalnya" Bukan, rupanya bukan Janet Clegg yang di Yorkshire.
McDonald, McKenzie, Nicholson. Nicholson" Bukan. Juga bukan
Nicholson yang dikenalnya. Ogg, Ormerod - mungkin salah seorang bibi itu,
pikirnya. Ya, mungkin Linda Ormerod. Bukan, dia tak kenal.
Quantril" Astaga, dia pasti
Elizabeth Quantril. Delapan puluh lima tahun. Aduh! Dia mengira
Elizabeth Quantril sudah meninggal beberapa tahun yang lalu.
Bayangkan betapa panjang umurnya! Padahal dia bertubuh kecil dan lemah. Tak
seorang pun mengira dia akan begitu panjang umur. Race, Radley, Rafiel. Rafiel"
Ada sesuatu yang terlintas di benaknya. Dia kenal nama itu. Rafiel. Belford
Park, Maidstone. Oh, dia tak ingat alamat itu.
Tidak menerima bunga. Jason Rafiel. Ah, nama yang aneh. Tapi rasanya dia pernah
mendengar nama itu di suatu tempat. Ross-Perkins. Nah, ini mungkin -bukan ah.
Ryland" Emily Ryland. Bukan. Dia tak pernah
mengenal orang yang bernama begitu. Yang sangat dicintai oleh suami dan anak-
anaknya. Aduh, manis sekali atau sedih "sekali, dari segi mana pun ditinjau.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Miss Marple meletakkan surat kabarnya. Dengan enggan dia melihat ke teka-teki
silang, sambil memikirkan mengapa nama Rafiel tak asing baginya.
"Nanti aku pasti ingat," kata Miss Marple sendiri. Keyakinan itu timbul karena
pengalamannya tentang cara kerja ingatan orang tua.
"Nanti aku pasti ingat. Aku yakin."
Dia memandang ke luar jendela, ke arah kebunnya, tapi pandangannya cepat-cepat
dialihkannya lagi. Dia berusaha untuk tidak memikirkan kebun itu. Selama
bertahun-tahun kebunnya itu merupakan sumber
kesenangannya, yang merupakan hasil kerja kerasnya sendiri. Dan kini, gara-gara
keributan para dokter, dia dilarang bekerja di kebun. Pernah dia mencoba
melanggar larangan itu, tapi kemudian dia berkesimpulan bahwa dia memang harus
mematuhi perintah dokter. Letak kursinya
diaturnya sedemikian, hingga dia tak mudah melihat ke kebun, kalau tak benar-
benar ingin. Dia mendesah, diambilnya keranjang peralatan
rajutnya, lalu dikeluarkannya sehelai jaket kecil dari wol. Bagian belakang dan
bagian depannya sudah selesai. Dia harus membuat
lengannya sekarang. Merajut lengan itu membosankan. Dua belah lengan yang serupa
lagi. Hah, membosankan sekali. Tapi wolnya bagus, warnanya merah muda. Wol merah
muda. Tunggu -apa hubungannya, ya" Ya-ya-ada hubungannya dengan nama yang baru
saja dibacanya di surat kabar. Wol berwarna merah muda. Laut yang biru. Laut
Karibia. Pantai berpasir.
Sinar matahari. Dirinya sendiri sedang merajut -ya, tentu saja, Mr.
Rafiel. Perjalanan dan liburannya ke Karibia. Pulau St. Honore. Dia pergi ke
sana atas biaya keponakannya, Raymond, yang baik hati. Dia lalu teringat akan
Joan, istri Raymond, yang berkata,
"Jangan sampai terlibat dalam pembunuhan lagi, Bibi Jane. Itu tak baik bagi
Bibi." Yah, dia tak pernah ingin terlibat dalam pembunuhan, tapi itu terjadi begitu
saja. Begitu saja. Hanya karena seorang mayor tua yang sebelah matanya terbuat
dari kaca, memaksakan untuk menceritakan padanya suatu kisah panjang
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
yang membosankan. Kasihan mayor itu-siapa namanya, ya" Dia lupa. Yang teringat
malah Mr. Rafiel dan sekretarisnya, Mrs-Mrs. Walters, ya, Esther Walters. Dan
tukang pijat pribadinya, Jackson. Dia ingat semua.
Ya, dia ingat. Kasihan Mr. Rafiel. Jadi Mr. Rafiel sudah meninggal. Dia sudah
lama tahu bahwa dirinya akan mati tak lama lagi. Dia pernah mengatakannya pada
Miss Marple. Rupanya dia bertahan lebih lama
daripada perkiraan para dokter. Dia memang orang yang-kuat, dia keras kepala
-dan dia kaya sekali. Miss Marple tenggelam dalam pikirannya. Jarum-jarum rajutnya bekerja dengan
teratur, tetapi pikirannya tidak tertuju pada pekerjaan
rajutannya. Pikirannya tertuju pada almarhum Mr. Rafiel, dan
mengingat-ingat apa yang bisa diingatnya tentang pria itu. Dia memang orang yang
tak mudah dilupakan. Miss Marple dapat dengan mudah
menggambarkan penampilannya. Ya, Mr. Rafiel memang mempunyai
kepribadian yang kuat, seorang pria yang sulit, bahkan kadang-kadang kasar
sekali. Namun tak ada orang yang membenci sikap kasarnya itu.
Dia ingat juga akan hal itu. Orang tak membenci sikap kasarnya, karena dia luar
biasa kayanya. Dia memiliki seorang sekretaris dan seorang pelayan pribadi, yang
ahli pijat. Dia tak bisa bergerak dengan baik, tanpa bantuan.
Pelayan pribadi itu merupakan tokoh yang meragukan, pikir Miss Marple.
Mr. Rafiel kadang-kadang bersikap kasar terhadapnya, tapi
kelihatannya Jackson tak pernah sakit hati. Itu juga pasti karena Mr.
Rafiel kaya sekali. "Tak ada orang yang bisa membayar dia separuh dari yang kubayarkan padanya,"
kata Mr. Rafiel, "dan dia tahu itu. Tapi kerjanya memang bagus."
Miss Marple ingin tahu. apakah Jackson-atau Johnson" -tetap bekerja pada Mr.
Rafiel sampai -mungkin setahun kemudian" Setahun tambah tiga atau empat bulan.
Mungkin tidak, pikirnya. Mr. Rafiel adalah orang yang menyukai perubahan. Dia
mudah merasa bosan pada orang, bosan pada cara-caranya, bosan pada wajah mereka,
bosan pada suara mereka. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Miss Marple bisa memahami hal itu. Dia sendiri pun kadang-kadang merasa begitu.
Dia merasa bosan terhadap wanita yang mendampinginya dulu, yang sebenarnya
selalu bersikap manis dan penuh perhatian. Dia jengkel mendengar suaranya yang
merayu. "Oh," kata Miss Marple sendiri, "alangkah senangnya aku sejak Miss Bishop tak
ada lagi di sini -astaga, bukan itu namanya, siapa ya"-aku lupa."
Pikirannya kembali pada Mr. Rafiel dan pada -bukan, namanya bukan Johnson,
melainkan Jackson, Arthur Jackson.
"Aduh," keluh Miss Marple, "aku selalu kacau mengenai nama-nama.
Wanita bekas pendam-pingku itu misalnya, sebenarnya Miss Knight, bukan Miss
Bishop. Mengapa aku membayangkannya bernama Miss Bishop, ya?" Dia tahu jawabnya.
Itu tentu gara-gara permainan catur. Buah catur itu ada yang bernama knight
(ksatria), ada pula yang bernama bishop (menteri).
"Bisa-bisa lain kali aku menyebutnya Miss Castle (benteng), bila aku teringat
padanya. Atau Miss Rook (pion). Padahal dia orang baik-baik.
Lalu siapa nama sekretaris Mr. Rafiel yang manis itu" Oh, ya, Esther Walters.
Kalau itu memang benar. Bagaimana Esther Walters sekarang, ya" Apakah dia
mendapat warisan berupa uang" Mungkin iya."
Dia ingat Mr. Rafiel pernah mengatakan hal itu padanya, atau apakah sekretaris
itu yang mengatakannya"-aduuh, aku jadi bingung sekali kalau ingin mencoba
mengingat sesuatu dengan tepat. Esther Walters.
Peristiwa di Karibia itu merupakan pukulan yang hebat bagi wanita itu, tapi
sekarang dia pasti sudah melupakannya. Dia seorang janda. Miss Marple berharap
Esther Walters sudah menikah lagi dengan seorang pria yang baik hati dan bisa
diandalkan. Tapi agaknya sulit. Esther Walters agaknya cenderung menyukai pria
yang kurang beres, pikirnya.
Kembali lagi Miss Marple berpikir tentang Mr. Rafiel. Di situ tercantum, tidak
menerima kiriman bunga. Bukannya Miss Marple punya niat untuk mengirim bunga
pada Mr. Rafiel. Dia mampu memborong semua kebun
bunga di Inggris, kalau dia mau. Apalagi, hubungan mereka tidaklah sedekat itu.
Mereka tidak bersahabat, atau saling
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
menyukai. Mereka hanya-apa perkataan yang tepat untuk hubungan
mereka itu, ya" -bersekutu. Ya, mereka hanya bersekutu, itu pun hanya sebentar.
Tapi benar-benar pada saat dan peristiwa yang sangat
mendebarkan. Dan Miss Marple merasa dirinya seorang sekutu yang
baik. Dia yakin itu. Dia sudah merasa yakin akan hal itu, sejak dia berlari pada
malam hari yang gelap di Karibia, waktu itu, berlari untuk menemui Mr. Rafiel.
Ya, dia ingat, waktu itu dia memakai wol berwarna merah muda-disebut apa
selendang seperti itu waktu dia masih muda, ya" -oh, ya, fascinator (syal). Syal
itu indah, dari wol berwarna merah muda.
Waktu itu dipakainya untuk menutup kepala. Mr. Rafiel tertawa waktu melihatnya
-dia tersenyum mengingat hal itu-. Lalu dia berkata-dia hanya menggunakan satu
patah kata, dan Mr. Rafiel tertawa, tapi
akhirnya dia tidak tertawa lagi. Tidak, Mr. Rafiel malah melakukan apa yang
dimintanya - . "Aah!" Miss Marple mendesah, harus diakuinya bahwa itu semuanya
sangat mendebarkan. Tapi dia tak pernah
menceritakan peristiwa itu pada keponakannya atau pada Joan, istrinya, karena
mereka justru melarangnya melakukan hal itu. Miss Marple
mengangguk. Lalu dia menggumam perlahan-lahan, "Kasihan Mr. Rafiel, moga-moga
saja dia tidak menderita."
Mungkin tidak. Mungkin dia telah diberi obat-obat anti sakit yang mahal-mahal
oleh para dokter, untuk memudahkan saat-saat
terakhirnya. Dia sangat menderita selama minggu-minggu di Karibia dulu. Hampir selalu dia
kesakitan. Dia seorang pria pemberani.
Ya, seorang pria pemberani. Dia merasa sayang, pria itu sudah
meninggal, karena pikirnya, meskipun Mr. Rafiel sudah tua, tak berdaya dan


Nemesis Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sakit, dunia telah kehilangan sesuatu karena kepergian-nya. Miss Marple tak tahu
bagaimana -pria itu dalam dunia usaha. Mungkin dia kejam, pikirnya, dan kasar
dan sok berkuasa, dan agresif. Dia memang seorang penyerang. Tapi-tapi juga
seorang teman yang baik, pikirnya.
Dan jauh di lubuk hatinya, ada semacam kebaikan yang mendalam. Tapi Mr. Rafiel
selalu menjaga baik-baik supaya hal itu tak tampak dari luar.
Miss Marple mengagumi dan menaruh hormat pada pria itu. Pokoknya dia Koleksi
ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
merasa sayang pria itu telah tiada, dan dia berharap pria itu tak terlalu
kecewa, serta meninggal dengan mudah. Sekarang dia pasti sudah
dikremasi dan abunya disimpan dalam sebuah ruangan khusus yang besar dan indah,
yang terbuat dari marmer. Miss Marple bahkan tak tahu apakah pria itu pernah
menikah. Dia tak pernah bercerita tentang seorang istri, tentang anak-anak.
Apakah dia seorang pria yang
kesepian" Miss Marple ingin tahu.
Petang itu, lama dia duduk mengingat-ingat Mr. Rafiel. Miss Marple tak pernah
berharap akan bertemu lagi dengannya setelah kembali ke
Inggris, dan dia memang tak pernah bertemu dengannya lagi. Namun, entah
bagaimana, pada saat-saat tertentu dia merasa berhubungan dengannya. Seolah-olah pria itu
mendatanginya, atau berkata bahwa mereka akan bertemu lagi. Itu mungkin karena
pernah ada suatu ikatan, gara-gara ada nyawa seseorang yang telah mereka
selamatkan bersama, atau suatu ikatan lain. Suatu ikatan...
"Mana mungkin," kata Miss Marple sendiri. Dia terkejut mendapat pikiran macam
itu. "Tak mungkin ada ikatan atau persamaan dalam hal kekejaman di antara kami!"
Apakah dia, Jane Marple-mungkinkah dia-kejam" "Aneh," kata Miss Marple, "aku tak
pernah berpikir begitu sebelumnya. Tapi kurasa, aku bisa juga kejam...."
Pintu terbuka, dan seseorang yang berambut hitam dan keriting
menjengukkan kepalanya. Dia Cherry, pengganti Miss Bishop -eh, Miss Knight.
"Apakah Anda mengatakan sesuatu?" tanya Cherry.
"Aku bicara sendiri," kata Miss Marple, "aku ingin tahu apakah aku bisa kejam."
"Apa" Anda kejam?" kata Cherry. "Tidak akan pernah! Anda sangat baik hati."
"Tapi," kata Miss Marple, "kurasa aku bisa saja kejam bila ada alasannya."
"Apa alasan itu?"
"Yang berhubungan dengan keadilan," kata Miss Marple.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Saya rasa Anda telah melakukannya terhadap si kecil Gary Hopkins,"
kata Cherry. "Waktu Anda mendapatinya menyiksa kucing hari itu.
Tak pernah saya menyangka Anda bisa berbuat begitu terhadap siapa pun! Anda
benar-benar telah membuatnya ketakutan. Dia tidak akan pernah melupakannya."
"Mudah-mudahan saja dia tak pernah menyiksa kucing lagi."
"Yah, yang jelas dia selalu berusaha supaya Anda tak ada di dekatnya, kalau dia
berbuat begitu lagi," kata Cherry. "Saya sebenarnya tak yakin apakah Anda benar-
benar bisa membuat anak laki-laki ketakutan. Saya hanya bisa membayangkan Anda
dengan benang wol Anda itu, dan
pakaian bagus-bagus yang Anda rajut. Mengingat hal itu, pasti semua orang akan
mengira bahwa Anda selembut anak domba. Tapi rupanya ada saatnya Anda bisa
berbuat seperti seekor singa bila terpaksa."
Miss Marple tampak agak ragu. Dia tak begitu bisa membayangkan
dirinya seperti yang dikatakan Cherry itu. Dia mengingat-ingat
beberapa peristiwa-dia pernah jengkel sekali pada Miss Bishop -Knight (ah, dia
tak boleh lagi melupakan nama-nama orang!). Tapi rasa
jengkelnya itu paling-paling dinyatakannya dengan ucapan-ucapan yang ironis.
Padahal singa tak pernah menggunakan ironi. Tak pula ada sifat ironis pada
singa. Dia melompat, dia mengaum, dia menggunakan
cakarnya, dan menyerang mangsanya dengan gigitan yang mematikan.
"Yang benar aja," kata Miss Marple, "kurasa aku tak pernah berbuat seperti itu."
Sore itu, Miss Marple berjalan lambat-lambat di sepanjang kebunnya, dengan
perasaan jengkel. Dia memikirkan hal itu lagi. Mungkin dia teringat lagi gara-
gara melihat tanaman yang bunganya mirip mulut naga.
Sudah berulang kali dikatakannya pada George bahwa dia hanya mau bunga
antirrhinum yang berwarna belerang, bukan yang berwarna
lembayung jelek, yang agaknya selalu disukai tukang-tukang kebun.
"Kuning belerang," kata Miss Marple nyaring.
Seseorang yang sedang berada di sisi lain dari pagar yang membatasi rumahnya
dengan jalan setapak, menoleh lalu berkata,
"Maaf, apakah Anda mengatakan sesuatu?"
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Saya berbicara pada diri saya sendiri," kata Miss Marple, sambil membalikkan
tubuhnya ke pagar itu. Dia tak kenal orang itu, padahal dia kenal hampir semua orang di St.
Mary Mead. Meskipun dia tak mengenalnya secara pribadi, setidaknya dia pernah
melihatnya. Wanita itu gemuk, dia mengenakan rok dari bahan wol yang tebal,
lusuh, dan sepatu yang kuat. Dia juga memakai pullover berwarna hijau zamrud dan
sehelai scarf dari wol yang dirajut.
"Saya rasa orang seumur saya biasa berbuat begitu," Miss Marple menambahkan.
"Kebun Anda bagus," kata wanita itu.
"Sekarang tidak begitu bagus lagi," kata Miss Marple. "Waktu saya masih bisa
mengurusnya sendiri..."
"Oh, saya mengerti. Saya mengerti betul bagaimana perasaan Anda.
Pasti Anda mempekerjakan -yang secara kasar biasa saya sebut-laki-laki tua yang
mengaku tahu segalanya tentang berkebun. Kadang-kadang
mereka memang bisa, kadang-kadang mereka sama sekali tak tahu apa-apa. Mereka
datang, dan minum teh bercangkir-cangkir, lalu mencabut rumput sekadarnya.
Mereka cukup baik, tapi sering menjengkelkan."
Lalu ditambahkannya, "Saya sendiri juga suka sekali berkebun."
"Apakah Anda tinggal di sini?" tanya Miss Marple berminat.
"Yah, saya mondok di rumah Mrs. Hastings. Dia pernah bercerita tentang Anda.
Anda Miss Marple, bukan?"
"Ya, benar." "Saya datang kemari, bekerja sebagai semacam pendamping, merangkap pemelihara
kebun. Nama saya Bartlett, tepatnya Miss Bartlett. Tidak terlalu banyak
pekerjaan yang harus saya kerjakan di rumah itu," kata Miss Bartlett. "Soalnya
majikan saya itu menanam tanaman tahunan, hingga tak ada yang harus dikerjakan
secara teratur." Waktu mengucapkan kata-kata itu, dia membuka mulutnya dan
tampaklah giginya. "Saya mengerjakan beberapa pekerjaan lain juga, seperti berbelanja
umpamanya. Jadi, bila Anda ingin saya membantu Anda di sini, saya bisa membantu
Anda satu atau dua jam. Saya bisa berkata Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
bahwa saya mungkin lebih baik daripada tukang kebun Anda yang mana pun juga."
"Itu akan memudahkan," kata Miss Marple. "Saya paling suka bunga.
Saya kurang suka sayuran."
"Saya menanam sayuran untuk Mrs. Hastings. Membosankan, tapi perlu.
Nah, saya harus meneruskan perjalanan saya." Dia memandangi Miss Marple dari
kepala sampai ke kaki, seolah-olah ingin mengingatnya baik-baik, lalu mengangguk
dengan ceria, dan berlalu.
Mrs. Hastings" Miss Marple tak bisa mengingat seseorang yang
bernama Mrs. Hastings. Dia pasti bukan teman lamanya. Dia pasti bukan salah
seorang temannya yang juga gemar berkebun. Oh ya, pasti
rumahnya salah satu dari rumah-rumah yang baru dibangun di ujung Gibraltar Road
itu. Tahun lalu ada beberapa keluarga yang pindah ke situ. Miss Marple mendesah.
Sekali lagi dia memandang bunga
antirrhinum dengan jengkel, lalu terlihat olehnya beberapa rumput liar.
Ingin sekali dia mencabutnya, dan juga memotong satu atau dua pucuk yang
berlebihan. Tapi akhirnya dia mendesah, dan sambil menepiskan godaan itu dengan
tegas, dia kembali ke rumah melalui jalan yang sama.
Pikirannya melayang kembali pada Mr. Rafiel. Mereka berdua adalah seperti-apa
gerangan judul buku yang sering mereka kutip, waktu
mereka masih remaja" Ya. Kapal yang Berpapasan di Malam Hari Tepat sekali
persamaan itu. Kapal yang berpapasan di malam hari... Memang malam hari dia
pergi mendatangi pria itu untuk meminta-bahkan
menuntut-bantuan- nya. Dia mendesak, dia mengatakan bahwa tak boleh ada waktu yang terbuang. Dan
Mr. Rafiel bersedia, lalu langsung mengatur langkah-langkah! Mungkin dia memang
seperti seekor singa pada saat itu" Tidak.
Tidak, itu keliru. Dia sama sekali tidak merasa marah. Yang
dirasakannya adalah desakan terhadap sesuatu yang benar-benar harus ditangani.
Dan Mr. Rafiel memahaminya.
Mr. Rafiel yang malang. Kapal yang lewat malam hari itu adalah kapal yang punya
pengertian. Bila kita sudah terbiasa dengan sifat kasarnya, dia adalah orang
yang mudah mengerti. Tidak. Miss Marple menggeleng.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Mr. Rafiel tidak akan pernah jadi orang yang mudah mengerti. Ah, dia harus
melupakan Mr. Rafiel. Kapal yang berpapasan di malam hari, dan saling menyapa.
Hanya lewat tanda dan suara dari jauh, dalam gelap.
Mungkin dia tidak akan pernah ingat pada Mr. Rafiel lagi. Mungkin dia hanya akan
melihat apakah ada berita kematiannya dalam The Times.
Tapi kemungkinannya kecil sekali. Dia bukan tokoh yang terkenal sekali,
pikirnya. Dia hanya kaya sekali, tidak terkenal. Memang banyak orang yang berita
kematiannya tercantum dalam surat kabar hanya karena dia kaya sekali, tapi
kekayaan Mr. Rafiel mungkin bukan kekayaan semacam itu,
pikirnya. Dia tidak menonjol dalam suatu industri yang besar, dia bukan seorang
ahli keuangan yang hebat, bukan pula seorang pemilik bank yang berarti. Dia
hanyalah seseorang yang sepanjang hidupnya mengumpulkan uang banyak sekali....
DUA Kata Sandi "Nemesis"
I Kira-kira seminggu setelah kematian Mr. Rafiel, Miss Marple mengambil sepucuk
surat dari nampan sarapannya. Diamatinya surat itu sebelum dibukanya. Dua pucuk
surat yang lain, yang datang lewat pos pagi, adalah surat-surat tagihan atau
mungkin kuitansi, jadi tak penting. Surat yang ini mungkin penting.
Surat itu berstempel pos London, alamatnya diketik, amplopnya panjang dan
berkualitas baik. Miss Marple membukanya dengan rapi, dengan pisau pembuka surat
yang selalu disiapkan di nampannya. Kertas
suratnya berkepala Messr. Broadribb and Schuster, Pengacara dan
Notaris Umum, beralamat di Bloomsbury. Pengirim surat itu memintanya dengan
sopan-santun yang sepantasnya dan ungkapan-ungkapan yang
layak, untuk datang mengunjungi mereka di kantor mereka pada suatu Koleksi ebook
inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
hari, dalam minggu yang akan datang, untuk membahas suatu persoalan yang mungkin
akan menguntungkannya. Mereka menyarankan untuk datang pada hari Kamis, tanggal
dua puluh empat. Bila dia berhalangan pada tanggal itu, diharapkan memberi tahu
mereka, tanggal berapa dia akan pergi ke London. Mereka menambahkan bahwa mereka
adalah pengacara langganan almarhum Mr. Rafiel. Mereka mendapat keterangan bahwa
Miss Marple kenal dengan pria itu.
Miss Marple mengerutkan alisnya keheranan. Dia bangkit lebih
perlahan-lahan daripada biasanya, sambil memikirkan surat yang baru diterimanya
itu. Dia turun ke lantai bawah, dituntun oleh Cherry, yang selalu siap sedia di
lorong di luar kamar Miss Marple. Dia tak ingin Miss Marple terpaksa bersusah-
payah menuruni tangga yang bergaya kuno itu. Bila menuruni tangga itu, orang
harus membelok dengan tajam di tengah-tengahnya.
"Kau selalu mengurusku dengan baik, Cherry," kata Miss Marple.
"Harus," kata Cherry yang selalu singkat kata. "Orang baik tak banyak
jumlahnya." "Terima kasih atas pujian itu," kata Miss Marple, setelah kakinya terjejak ke
lantai bawah dengan selamat.
"Tak ada apa-apa, kan?" tanya Cherry. "Anda kelihatan risau."
"Tidak, tak ada persoalan," kata Miss Marple. "Aku hanya menerima surat yang
aneh dari sebuah kantor pengacara."
"Tak ada orang yang menuntut Anda gara-gara
suatu hal, bukan?" kata Cherry, yang menganggap surat dari pengacara selalu
berhubungan dengan semacam bencana.
"Oh, tidak, kurasa tidak," kata Miss Marple. "Bukan surat semacam itu.
Mereka hanya memintaku untuk mengunjungi mereka minggu yang akan datang di
London." "Mungkin Anda akan mendapat warisan kekayaan," kata Cherry penuh harap.
"Kurasa itu sama sekali tak mungkin," kata Miss Marple.
"Mana kita tahu," kata Cherry.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Miss Marple duduk di kursinya, lalu mengeluarkan rajutannya dari tas peralatan
rajutnya yang bersulam. Miss Marple mempertimbangkan
kemungkinan Mr. Rafiel mewariskan kekayaan padanya. Rasanya sama sekali tak
mungkin. Mr. Rafiel bukan orang seperti itu, pikirnya.
Miss Marple tak bisa pergi pada tanggal yang disarankan. Pada hari itu dia harus
menghadiri pertemuan Yayasan Wanita, untuk membahas soal pengumpulan uang guna
pembangunan beberapa buah ruangan tambahan.
Lalu ditulisnya sepucuk surat di mana dicantumkannya suatu tanggal dalam minggu
berikutnya. Tak lama kemudian suratnya dibalas, dan tanggal yang disarankannya
diterima baik. Miss Marple ingin tahu bagaimana Messrs. Broadribb and Schuster
itu. Surat yang diterimanya ditandatangani oleh J.R. Broadribb, yang agaknya
merupakan patner senior perusahaan itu. Mungkin juga Mr. Rafiel telah
meninggalkan sebuah cenderamata kecil baginya, yang dicantumkannya dalam
surat wasiatnya. Mungkin sebuah buku mengenai bunga-bunga langka, yang ada di
dalam perpustakaannya, dan yang dipikirnya akan
menyenangkan hati seorang wanita tua yang gemar berkebun. Atau
mungkin pula sebuah bros indah yang diwarisinya dari saudari neneknya.
Dia menghibur dirinya dengan angan-angan itu. Itu memang hanya
angan-angan, pikirnya, karena dalam kedua hal itu, para pelaksana wasiatnya-bila
pengacara-pengacara itu bertindak sebagai pelaksana wasiat -cukup mengirimkan
salah satu dari kedua macam barang itu kepadanya melalui pos. Mereka tak perlu
berbicara langsung dengannya.
"Pokoknya hari Selasa yang akan datang aku akan tahu," kata Miss Marple sendiri.
II "Ingin tahu bagaimana wanita itu, ya," kata Mr. Broadribb pada Mr.
Schuster, sambil melihat ke jam.
"Seperempat jam lagi dia datang," kata Mr. Schuster. "Kita lihat saja apakah dia
orang yang selalu menepati waktu atau tidak."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Oh, kurasa begitu. Kurasa dia sudah berumur, jadi lebih suka datang pada
waktunya, tidak seperti anak-anak muda zaman sekarang yang
otaknya kosong." "Gemuk atau kurus, ya?" kata Mr. Schuster. Mr. Broadribb menggeleng.
"Apakah Rafiel tak pernah menggambarkannya padamu?" tanya Mr.
Schuster. "Dia bersikap penuh rahasia setiap kali berbicara tentang wanita itu."
"Seluruh persoalan ini aneh sekali," kata Mr. Schuster. "Kalau saja kita tahu
barang sedikit apa artinya semua ini...."
"Mungkin ada hubungannya dengan Michael," kata Mr. Broadribb merenung.
"Apa" Setelah sekian lama" Tak mungkin. Apa yang membuatmu
berpikiran begitu" Adakah dia mengatakan...?"
"Tidak, dia tak pernah mengatakan apa-apa. Dia hanya memberikan instruksinya."
"Kurasa dia makin nyentrik di akhir hayatnya."
"Sama sekali tidak. Pikirannya tetap jernih. Keadaan kesehatannya yang buruk tak
pernah berakibat buruk pada otaknya. Dalam dua bulan
terakhir dari masa hidupnya, dia masih menghasilkan dua ratus ribu pound lagi."
"Dia memiliki pandangan yang tajam," kata Mr. Schuster dengan rasa hormat. "Dia
benar-benar punya pandangan yang tajam."
"Suatu pandangan yang tajam mengenai keuangan," kata Mr. Broadribb, juga dengan
nada yang dipengaruhi rasa hormat. "Sayang tak banyak orang yang begitu."
Bel pemanggil di meja berdengung. Mr. Schus-


Nemesis Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

ter mengangkat alat penerimanya. Suara seorang wanita berkata,
"Ada Miss Jane Marple, yang akan menemui Mr. Broadribb atas perjanjian."
Mr. Schuster memandang pamernya sambil mengangkat alisnya, meminta jawaban
menerima atau menolak. Mr. Broadribb mengangguk.
"Persilakan dia masuk," kata Mr. Schuster. Lalu dia berkata pada pamernya,
"Sekarang kita lihat."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Miss Marple memasuki sebuah ruangan, di mana seorang pria setengah baya yang
bertubuh kurus dan berwajah agak melankolis, bangkit
menyambutnya. Agaknya inilah Mr. Broadribb, yang penampilannya
berlawanan dengan namanya (yang berarti 'berdada bidang'). Pria yang seorang
lagi, lebih muda dan bertubuh lebih besar. Rambutnya hitam, matanya kecil tapi
tajam dan dagunya cenderung terlipat.
"Ini patner saya, Mr. Schuster," kata Mr. Broadribb memperkenalkan.
"Mudah-mudahan Anda tidak mengalami kesulitan menaiki tangga tadi,"
kata Mr. Schuster. Pasti dia sudah berumur tujuh puluh tahun -mungkin mendekati
delapan puluh, pikirnya. "Saya selalu agak kehabisan napas kalau menaiki tangga."
"Ini memang bangunan yang kuno," kata Mr. Broadribb dengan nada penuh
penyesalan. "Kami tak punya lift. Soalnya, perusahaan kami ini perusahaan tua
dan kami tak banyak mengikuti
tetek-bengek modern seperti yang mungkin diharapkan para klien kami."
"Ruangan ini menyenangkan," kata Miss Marple dengan sopan.
Dia duduk di kursi yang disiapkan Mr. Broadribb untuknya. Mr. Schuster diam-diam
meninggalkan ruangan itu.
"Mudah-mudahan kursi itu enak diduduki," kata Mr. Broadribb. "Apakah sebaiknya
gorden ini saya tutup sedikit" Mungkin matahari mengganggu mata Anda."
"Terima kasih," kata Miss Marple.
Dia duduk tegak menurut kebiasaannya. Dia mengenakan setelan dari bahan wol yang
ringan, memakai seuntai kalung mutiara, dan sebuah topi kecil dari beludru. Mr.
Broadribb berkata dalam hati, "Seorang wanita dari kota kecil. Kelihatannya
orang baik. Wanita yang lembut dan halus.
Mungkin kurang cerdas, mungkin pula sebaliknya. Matanya tajam sekali.
Aku ingin tahu di mana Rafiel bertemu dengannya" Mungkinkah dia
punya keponakan di desa?" Pikiran-pikiran itu melintas di kepalanya, sementara
dia mengucapkan kata-kata pendahuluan yang berhubungan dengan cuaca, akibat-
akibat buruk dari pembekuan yang terlambat di awal tahun, dan pernyataan-
pernyataan lain yang dianggapnya pantas.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Miss Marple pun memberikan jawaban-jawaban seperlunya dan duduk
dengan tenang, menunggu dimulainya pembicaraan pokok.
"Mungkin Anda ingin tahu mengapa kami
meminta Anda datang," kata Mr. Broadribb, sambil menggeser beberapa helai kertas
di depannya dan tersenyum pada Miss Marple. "Anda pasti sudah mendengar tentang
kematian Mr. Rafiel, atau Anda telah
membaca beritanya di surat kabar."
"Saya membaca beritanya di surat kabar," kata Miss Marple.
"Saya dengar dia teman Anda."
"saya hanya sekali bertemu dengannya, setahun yang lalu," kata Miss Marple. "Di
Kepulauan Bahama," sambungnya.
"Oh, ya, saya ingat. Dia pergi ke sana, kalau tak salah demi kesehatannya.
Mungkin ada pengaruh baik baginya, tapi sakitnya sudah terlanjur parah, dan dia
sudah lumpuh." "Ya," kata Miss Marple.
"Apakah Anda kenal baik dengannya?"
"Tidak," sahut Miss Marple, "tak bisa dikatakan begitu. Kami hanya sama-sama
menginap di sebuah hotel yang sama. Kami hanya sekali-sekali saja bercakap-
cakap. Setelah saya kembali ke Eropa, saya tak pernah lagi bertemu dengannya.
Soalnya, saya tinggal di desa, sedang dia, saya rasa benar-benar tenggelam dalam
urusan dagangnya." "Dia terus mengadakan transaksi perdagangan sampai-yah, saya bisa berkata,
sampai saat kematiannya," kata Mr. Broadribb. "Dia memiliki otak dagang yang
cemerlang." "Saya percaya," kata Miss Marple. "Saya
langsung tahu bahwa dia adalah-yah, seorang tokoh yang istimewa."
"Saya ingin tahu apakah Anda sudah punya gambaran-kalau-kalau Anda sudah pernah
diberi gambaran oleh Mr. Rafiel-mengenai persoalan yang harus saya sampaikan
pada Anda?" "Saya tak bisa membayangkan persoalan apa yang ingin disampaikan oleh Mr. Rafiel
pada saya," kata Miss Marple. "Rasanya tak mungkin."
"Dia memuji Anda."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Dia baik sekali, tapi pujian itu tidak pada tempatnya," kata Miss Marple. "Saya
orang yang sederhana sekali."
"Anda tentu tahu bahwa dia meninggal dengan meninggalkan harta kekayaan yang
banyak sekali. Secara keseluruhan, wasiatnya sederhana sekali. Dia telah membagi
kekayaannya, tak lama sebelum dia meninggal.
Juga sudah diatur pada perusahaan-perusahaan apa saja dia akan
menitipkan uangnya, dan diserahkan ke badan-badan amal yang mana."
"Saya rasa itu memang merupakan prosedur yang biasa, zaman
sekarang," kata Miss Marple. "Tapi saya sendiri sama sekali tak mengerti soal-
soal keuangan." "Maksud pertemuan ini adalah untuk menyampaikan bahwa saya telah mendapat
perintah untuk memberi tahu Anda bahwa sejumlah uang
telah disisihkan untuk menjadi milik Anda sepenuhnya pada akhir tahun ini, kalau
Anda mau memenuhi suatu persyaratan," kata Mr. Broadribb.
"Persyaratan itu harus saya sampaikan pada Anda."
Dia mengambil sebuah amplop panjang dari meja di hadapannya. Amplop itu disegel.
Amplop itu diserahkannya pada Miss Marple di seberang meja.
"Saya rasa sebaiknya Anda membaca sendiri apa isi surat ini. Anda tak perlu
tergesa-gesa. Tenang-tenang saja."
Miss Marple memang merasa teriang. Dia menerima pisau pemotong
kertas yang diberikan Mr. Broadribb padanya, dibukanya amplop itu dengan
menggunakan pisau itu, dikeluarkannya isinya yang merupakan sehelai kertas yang
diketik, lalu dibacanya. Surat itu dilipatnya, lalu diulanginya lagi membacanya,
kemudian dia memandang Mr. Broadribb.
"Di sini tak ada kepastian apa-apa. Apakah tak ada keterangan yang lebih
memberikan kepastian?"
"Sepanjang pengetahuan saya, tak ada lagi. Saya hanya harus menyampaikan surat
itu pada Anda, dan memberi tahu Anda banyaknya uang warisan itu. Jumlahnya
adalah dua puluh ribu pound, bebas pajak."
Miss Marple memandanginya saja. Dia tak bisa berkata apa-apa karena terkejut.
Mr. Broadribb pun tidak berkata apa-apa beberapa lamanya.
Dia mengamati wanita di hadapannya itu. Jelas bahwa dia sangat
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
terkejut. Agaknya Miss Marple sama sekali tak menduga akan
mendengar hal itu. Mr. Broadribb ingin tahu apa yang pertama-tama akan
diucapkannya. Miss Marple memandanginya tepat-tepat dengan serius, sama benar
dengan cara memandang salah
seorang bibinya sendiri. Waktu dia berbicara, nadanya seperti
menuding. "Besar sekali jumlah uang itu," katanya.
"Tidak begitu besar," kata Mr. Broadribb. Dia ingin mengatakan, "Hanya secuil
untuk zaman sekarang," tapi dia menahan diri.
"Harus saya akui bahwa saya terkejut sekali," kata Miss Marple. "Terus terang,
sangat terkejut." Diambilnya surat itu lalu dibacanya lagi dengan cermat.
"Anda pasti tahu isi surat ini, ya?" tanyanya.
"Tahu. Mr. Rafiel sendiri yang mendiktekan -nya pada saya."
"Tidakkah dia memberikan penjelasan apa-apa pada Anda?"
"Tidak." "Saya rasa Anda pasti telah menyarankan padanya supaya dia
memberikan keterangan yang lebih jelas," kata Miss Marple. Suaranya kini
terdengar agak getir. Mr. Broadribb tersenyum kecil.
"Anda benar sekali. Itulah yang telah saya lakukan. Saya katakan bahwa Anda
mungkin merasa sulit untuk-yah, untuk benar-benar memahami apa maksudnya."
"Bagus sekali," kata Miss Marple.
"Tapi Anda tentu tak perlu memberikan jawaban sekarang," kata Mr.
Broadribb. "Memang," kata Miss Marple, "saya memang harus memikirkannya dulu."
"Seperti Anda katakan, jumlah uang itu memang cukup besar."
"Saya ini sudah tua," kata Miss Marple. "Sudah tua sekali, hingga mungkin saja
saya tidak akan sempat lagi menerima uang itu sebagai hasil kerja saya. Itu pun
kalau saya mampu memenuhi syarat untuk menerimanya, bukan?"
"Uang tak bisa disia-siakan pada umur berapa pun," kata Mr. Broadribb.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Memang, dengan uang itu saya akan bisa membantu beberapa badan amal yang saya
minati," kata Miss Marple. "Ada pula orang-orang, kepada siapa saya sebenarnya
ingin memberikan sesuatu, tapi keuangan saya tidak mengizinkan. Lalu saya tak
mau berpura-pura tak tahu adanya kesenangan-kesenangan dan keinginan-keinginan
yang belum terpenuhi karena belum mampu. Saya rasa Mr. Rafiel tahu betul bahwa
seseorang yang sudah tua akan senang sekali, bila tanpa diduganya dia akan bisa
berbuat demikian." "Memang benar," kata Mr. Broadribb. "Suatu pelayaran ke negeri seberang
umpamanya" Mengikuti salah satu tur yang baik, yang banyak diselenggarakan orang
sekarang. Atau menonton teater, konser-atau mengisi gudang kembali."
"Selera saya mungkin akan lebih sederhana," kata Miss Marple. "Ayam hutan,"
katanya sambil merenung. "Sulit sekali mendapatkan ayam hutan sekarang, dan
harganya mahal sekali. Saya ingin sekali mempunyai seekor ayam hutan -seekor
ayam hutan utuh untuk saya sendiri. Juga seka-leng permen marrons glaces yang
merupakan selera mahal yang tak
pernah dapat saya nikmati. Mungkin juga nonton opera, yang berarti bahwa kita
harus menyewa mobil untuk membawa kita ke Covent Garden dan pulang kembali,
ditambah dengan biaya menginap satu malam di hotel. Tapi saya tak boleh
mengobrol seenaknya begini," katanya. "Surat ini akan saya bawa pulang, dan saya
pikirkan lagi. Saya benar-benar tak habis pikir, apa gerangan yang telah
mendorong Mr. Rafiel. Apakah Anda tak punya bayangan mengapa dia sampai punya
rencana khusus ini, dan mengapa dia sampai punya pikiran bahwa saya akan bisa
membantunya" Sudah setahun lebih kami berpisah, hampir dua tahun, dan dia pasti tahu bahwa
dalam waktu itu saya sudah jauh lebih lemah, dan
kemampuan saya jauh berkurang untuk melaksanakan bakat yang
mungkin saya miliki. Dia telah bertindak dengan keberanian menanggung risiko.
Padahal tentu ada orang yang lebih mampu untuk mengadakan penyelidikan itu,
bukan?" Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Terus terang memang begitu," kata Mr. Broadribb, "tapi bagaimanapun juga, dia
telah memilih Anda, Miss Marple. Maafkan saya, saya hanya sekadar ingin tahu,
apakah Anda pernah - eh-punya hubungan dengan kejahatan atau pengusutan atas
suatu kejahatan?" "Secara profesional, tak pernah," kata Miss Marple. "Saya tak pernah bertugas
sebagai pejabat pengawas kejahatan atau menjadi jaksa dalam suatu pengadilan,
atau terikat pada suatu kantor detektif. Tapi saya rasa, saya harus berterus
terang pada Anda, Mr. Broadribb, dan saya rasa Mr. Rafiel juga seharusnya
berbuat begitu. Harus saya jelaskan bahwa waktu saya berada di Kepulauan Bahama,
saya dan Mr. Rafiel telah menangani suatu kejahatan yang terjadi di sana. Yaitu
suatu pembunuhan yang aneh dan tak masuk akal."
"Dan Anda berdua berhasil menyelesaikannya?"
"Tak bisa dikatakan begitu," sahut Miss Marple. "Berkat kekuatan kepribadian Mr.
Rafiel, dan berkat cara saya menghubung-hubungkan beberapa petunjuk yang
terlihat oleh saya, kami telah berhasil
mencegah terjadinya pembunuhan yang kedua, tepat sebelum hal itu terjadi. Saya
pasti tidak akan berhasil melakukannya seorang diri, saya terlalu lemah. Mr.
Rafiel juga tidak akan bisa melakukannya karena dia lumpuh. Jadi kami bertindak
sebagai sekutu." "Tinggal satu lagi pertanyaan yang ingin saya tanyakan, Miss Marple.
Apakah kata 'Nemesis' ada artinya bagi Anda?"
"Nemesis" Tiba-tiba di wajahnya terbayang suatu senyuman. "Ya,"
katanya, "itu ada artinya bagi saya, dan berarti pula bagi Mr. Rafiel.
Saya katakan padanya bahwa saya boleh menamakan diri saya Nemesis-Dewi Keadilan,
dan dia suka sekali mendengarnya."
Jawaban itu sama sekali di luar dugaan Mr. Broadribb. Caranya
memandangi Miss Marple, hampir sama terkejut dan herannya seperti perasaan Mr. Rafiel di kamar tidurnya
di dekat Laut Karibia. Dia memang seorang wanita tua yang baik dan sangat
cerdas. Tapi-Nemesis, ah!
"Anda pasti merasa begitu juga," kata Miss Marple.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Dia berdiri. "Bila Anda mendapatkan atau menerima instruksi selanjutnya mengenai hal ini,
harap Anda memberi tahu saya, Mr. Broadribb. Saya rasa aneh bila tak ada
instruksi semacam itu. Dengan ini saja, saya benar-benar tak tahu apa yang
diminta Mr. Rafiel untuk saya kerjakan."
"Apakah Anda tak mengenal keluarganya, teman-temannya, atau..."
"Tidak. Sudah saya katakan bahwa dia hanya seorang teman
seperjalanan di negeri asing, di seberang laut. Kami telah mengikat suatu kerja
sama sebagai sekutu dalam suatu perkara yang sangat
misterius. Itu saja." Dia berjalan menuju pintu, tapi sebelum sampai ke pintu,
dia tiba-tiba berbalik dan bertanya. "Mr. Rafiel punya seorang sekretaris yang
bernama Mrs. Esther Walters. Apakah akan melanggar etiket bila saya bertanya,
apakah Mr. Rafiel telah mewariskan lima puluh ribu pound padanya?"
"Soal warisannya akan diberitahukan melalui pers," kata Mr. Broadribb.
"Pertanyaan Anda bisa saya jawab dengan 'ya' Omong-omong, Mrs.
Walters sekarang bernama Mrs. Anderson. Dia telah menikah lagi."
"Saya senang mendengarnya. Dia seorang janda dengan seorang anak perempuan, dan
agaknya dia seorang sekretaris yang handal sekali. Dia sangat memahami Mr.
Rafiel. Dia seorang wanita yang manis. Saya
senang dia mendapat warisan."
Malam itu udara mendadak menjadi dingin. Hal itu memang biasa terjadi sewaktu-
waktu di Inggris. Miss Marple duduk di kursinya yang
bersandaran tegak, sambil meluruskan kakinya ke arah perapian, di mana api kecil
sedang menyala. Sekali lagi dikeluarkannya surat yang
disampaikan padanya tadi pagi, dari amplop panjangnya. Masih dalam keadaan
setengah percaya dia membaca, sambil kadang-kadang
menggumamkan kata-kata perlahan-lahan seolah-olah untuk
menekankan-nya ke dalam pikirannya.
Kepada Miss Jane Marple, penduduk desa St. Mary Mead.
Atas kebaikan hati pengacara saya, James Broadribb surat ini akan disampaikan
kepada Anda setelah kematian saya. Saya menugaskan dia untuk menangani urusan-
urusan pribadi, bukan dalam hubungan kegiatan Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
usaha saya. Dia seorang pengacara yang sehat dan bisa dipercaya.
Seperti kebanyakan manusia, dia juga punya penyakit ingin tahu. Tapi biarlah hal
itu hanya antara kita berdua saja. Kata sandi kita adalah Nemesis. Saya rasa
Anda tidak akan lupa di mana dan dalam keadaan bagaimana Anda mula-mula
mengucapkan perkataan itu pada saya. Dalam menjalankan usaha saya yang sudah berlangsung
lama sekali, saya sudah tahu satu hal mengenai orang yang akan saya beri tugas.
Dia haruslah seseorang yang punya pandangan yang tajam. Suatu pengamatan yang
tajam mengenai tugas khusus yang akan saya berikan padanya. Bukan pengetahuan,
bukan pula pengalaman. Satu-satunya penamaan yang tepat untuk yang saya ingini
itu adalah

Nemesis Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

pengamatan yang tajam. Suatu bakat khusus untuk menjalankan suatu tugas.
Anda, sahabat yang baik-kalau saya boleh menyebut Anda begitu-
memiliki suatu pengamatan yang tajam dan alami mengenai keadilan. Dan akibatnya,
Anda lalu punya pandangan yang tajam terhadap kejahatan.
Saya minta Anda untuk mengusut suatu kejahatan. Saya telah
memerintahkan untuk menyisihkan sejumlah uang. Bila Anda mau
menerima permintaan saya ini, dan hasil pengusutan Anda itu
menyebabkan suatu kejahatan terungkap sebagaimana mestinya, maka uang itu akan
menjadi milik Anda sepenuhnya. Saya beri Anda waktu satu tahun untuk
menyelesaikan misi itu. Anda memang tak muda lagi, tapi kalau boleh saya
katakan, Anda seorang yang tegar. Saya rasa, saya bisa menaruh kepercayaan bahwa
takdir masih akan membiarkan Anda hidup sekurang-kurangnya satu tahun lagi.
Saya rasa tugas yang harus Anda selesaikan
tidak akan bertentangan dengan selera Anda. Harus saya akui bahwa Anda memiliki
bakat alami untuk mengusut. Dana yang akan diperlukan untuk apa yang boleh saya
sebutkan sebagai modal kerja dalam
melakukan pengusutan itu, akan segera dikirimkan pada Anda, kapan saja Anda
memerlukannya. Saya tawarkan ini pada Anda sebagai suatu pilihan dalam hidup
Anda sekarang ini. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Saya bayangkan Anda duduk di sebuah kursi, yang cocok dan nyaman bagi rematik
jenis apa pun yang sedang Anda derita. Saya rasa semua orang yang seumur dengan
Anda, mungkin menderita semacam rematik.
Bila penyakit itu menyerang lutut dan punggung Anda, tidak akan mudah bagi Anda
untuk banyak bergerak, dan Anda akan menghabiskan
sebagian besar dari waktu Anda dengan merajut. Saya bayangkan Anda, sebagaimana
saya melihat Anda pada suatu kali, pada suatu malam, waktu saya terbangun karena
gangguan Anda yang mendesak. Waktu itu kepala Anda terselubung selendang wol
berwarna merah muda. Saya bayangkan Anda sedang merajut mantel-mantel kecil lagi, scarf-scarf, dan
banyak lagi yang saya tak tahu namanya. Bila Anda lebih suka duduk merajut saja,
itu hak Anda. Bila Anda lebih menyukai
ditegakkannya suatu keadilan, saya harap, sekurang-kurangnya Anda merasa
tertarik. Biarkan keadilan mengalir bagaikan air, Dan kebenaran mengalir
bagaikan arus yang kekal.
Amos. TIGA Miss Marple Mulai Bertindak
I Miss marple membaca surat itu tiga kali, lalu diletakkannya, dan dia duduk
dengan agak mengerutkan alisnya, mempertimbangkan isi surat itu, dan apa
maksudnya. Kesan pertama yang diperolehnya adalah, bahwa informasinya kurang jelas. Apakah
masih ada informasi selanjutnya yang akan diberikan Mr.
Broadribb" Dia hampir merasa yakin bahwa itu tidak akan ada. Itu tidak akan
sesuai dengan rencana Mr. Rafiel. Lalu bagaimana Mr. Rafiel akan bisa
mengharapkan dia melakukan sesuatu, atau mengambil suatu
langkah dalam suatu persoalan yang sama sekali gelap baginya" Keadaan Koleksi
ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
ini benar-benar menggelitik. Setelah berpikir beberapa lama lagi, dia
menyimpulkan bahwa Mr. Rafiel memang menginginkan agar persoalan itu menggelitik
rasa ingin tahunya. Miss Marple pun mengenangnya kembali, selama masa perkenalan
mereka yang singkat. Kelumpuhan Mr. Rafiel, betapa mudahnya dia marah, letupan-
letupan kecerdasannya, dan rasa humornya yang sekali-sekali muncul. Dia memang
suka mempermainkan orang, kenang Miss Marple. Dia senang mempermainkan rasa
ingin tahu Mr. Broadribb yang wajar, dan surat ini menegaskan hal itu.
Tak ada satu pun dalam surat itu yang memberinya petunjuk mengenai urusan itu
barang sedikit. Surat itu sama sekali tak bisa membantunya.
Mr. Rafiel memang sama sekali tak bermaksud supaya itu merupakan suatu bantuan,
pikir Miss Marple. Dia punya-punya apa, ya" -rencana lain. Pokoknya dia tak mau
mengambil langkah apa-apa, tanpa mengetahui apa-apa. Ini boleh disebut suatu
teka-teki silang tanpa petunjuk yang diberikan. Sebenarnya harus ada petunjuk.
Dia sebenarnya harus tahu tindakan apa yang dikehendaki dari dirinya, ke mana
dia harus pergi, apakah dia harus menyelesaikan persoalan itu sambil duduk saja
di kursi dan menyingkirkan jarum-jarum rajutnya supaya bisa memusatkan
pikirannya lebih baik" Atau apakah Mr. Rafiel menginginkan dia pergi ke
Kepulauan Bahama lagi, atau ke Amerika Selatan, atau ke suatu tempat lain yang
ditentukannya" Dia harus menemukan sendiri apa yang harus dilakukannya, atau dia
harus mendapatkan instruksi yang pasti. Mungkin Mr. Rafiel mengira bahwa dia
punya cukup kemampuan untuk menerka-nerka, bertanya-tanya, dan dengan demikian
menemukannya sendiri"
Tidak, rasanya bukan begitu.
"Kalau dia memang berpikiran begitu, berarti dia sudah pikun," kata Miss Marple
sendiri. "Kurasa dia pasti pikun sebelum meninggal." Tapi dia tak yakin Mr.
Rafiel bisa pikun. "Aku pasti akan menerima instruksi,"
kata. Miss Marple. "Tapi instruksi apa dan kapan?"
Pada saat itu dia tiba-tiba menyadari bahwa tanpa setahunya, dia telah
memastikan untuk menerima baik mandat itu. Lalu dia berbicara lagi, seolah-olah
pada udara, Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Saya percaya pada kehidupan abadi," kata Miss Marple. "Saya tak tahu pasti di
mana Anda berada, Mr. Rafiel, tapi saya yakin Anda pasti berada di suatu tempat-
sayra akan berusaha memenuhi keinginan Anda."
II Tiga hari kemudian Miss Marple menulis surat pada Mr. Broadribb.
Surat itu singkat dan seperlunya saja.
Mr. Broadribb yang terhormat. Permintaan yang Anda sampaikan pada saya, telah
saya pertimbangkan. Dengan ini saya beritahukan bahwa saya telah memutuskan
untuk menerima baik usul yang dikemuka-kan pada saya oleh almarhum Mr. Rafiel.
Saya akan berusaha keras untuk
memenuhi keinginan-keinginannya, meskipun saya sama sekali
tak yakin akan keberhasilan saya. Saya memang sama sekali tak melihat adanya
kemungkinan bahwa saya akan berhasil. Dalam suratnya, saya tidak diberi
instruksi yang jelas, dan sampai sekarang pun masih belum menerima instruksi
selanjutnya. Bila Anda memiliki keterangan-keterangan selanjutnya yang akan
merupakan instruksi yang jelas, saya akan senang sekali bila Anda mengirimkannya
pada saya. Tapi saya rasa Anda tidak memilikinya, karena kalau ada, Anda tentu
sudah mengirimkannya pada saya.
Saya rasa Mr. Rafiel masih memiliki pikiran dan sikap yang sehat waktu dia
meninggal. Benarkah anggapan saya itu" Saya rasa saya juga berhak bertanya
apakah pada akhir hayatnya ada suatu kejahatan yang mungkin telah menarik
minatnya, baik dalam urusan perusahaannya, maupun
dalam urusan pribadinya. Pernahkah dia menyatakan rasa marahnya, atau rasa tak
puasnya pada Anda, mengenai suatu peristiwa yang tak adil" Soalnya dia memiliki
rasa keadilan yang kuat. Bila ada, saya rasa saya berhak mengetahuinya. Apakah
ada keluarganya atau orang yang ada hubungannya dengan dia, yang telah mengalami
suatu perlakuan keras, atau telah menjadi korban dari suatu perlakuan yang tak
adil, atau dianggap begitu"
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Saya yakin Anda mengerti alasan-alasan mengapa saya menanyakan hal-hal itu. Saya
yakin Mr. Rafiel sendiri pun mengharapkan agar saya menanyakan hal itu.
III Mr. Broadribb memperlihatkan surat itu pada Mr. Schuster, yang
sedang bersandar di kursinya. Dia lalu bersiul.
"Mau dia melakukannya, ya" Orang tua yang pemberani dia" katanya.
Lalu ditambahkannya. "Kurasa dia tahu apa persoalannya, ya?" "Agaknya tidak,"
kata Mr. Broadribb. "Alangkah baiknya kalau kita tahu," kata Mr.
Schuster. "Aneh benar Rafiel itu."
"Laki-laki yang sulit," kata Mr. Broadribb. "Aku sama sekali tak mengerti," kata
Mr. Schuster. "Kau mengerti?"
"Tidak," sahut Mr. Broadribb. "Kurasa dia tak ingin aku tahu,"
sambungnya. "Yah, dengan berbuat begitu dia jadi sangat menyulitkan. Aku sama sekali tidak
melihat ke-mungkinannya seorang wanita tua dari desa akan bisa menafsirkan isi
otak orang yang sudah meninggal, dan tahu angan-angan apa yang mengganggunya.
Menurut kau, apakah tak mungkin dia menyesatkan wanita tua itu" Atau
menjebaknya" Maksudku, semacam
lelucon. Mungkin pikirnya, wanita itu menganggap dirinya jagoan dalam memecahkan
persoalan-persoalan di desa, lalu dia ingin memberi
pelajaran pada wanita itu - "
"Tidak," kata Mr. Broadribb, "kurasa tidak begitu. Rafiel bukan orang yang
begitu." "Kadang-kadang dia seperti setan yang nakal," kata Mr. Schuster.
"Memang, tapi tidak... kurasa dalam hal ini dia serius. Pasti ada sesuatu yang
merisaukannya. Ya, aku yakin ada sesuatu yang merisaukannya."
"Dan tidak diceritakannya padamu, apa itu, atau memberikan sedikit bayangan?"
"Tidak." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Lalu bagaimana dia bisa mengharapkan...?" Schuster tidak meneruskan kata-
katanya. "Dia pasti tidak mengharapkan apa-apa dari peristiwa ini," kata Mr.
Broadribb. "Maksudku, bagaimana wanita itu akan bisa mulai melakukan sesuatu?"
"Menurutku, ini benar-benar suatu lelucon."
"Dua puluh ribu pound itu banyak."
"Ya, tapi kalau dia tahu bahwa wanita tua itu tak bisa melakukannya?"
"Tidak," kata Mr. Broadribb. "Tak mungkin dia bersikap serendah itu.
Dia pasti memberinya kesempatan untuk melakukan atau menemukan
sesuatu, apa saja." "Lalu apa tugas kita?"
"Menunggu," kata Mr. Broadribb. "Menunggu dan melihat apa yang selanjutnya
terjadi. Bagaimanapun juga, pasti akan ada perkembangan."
"Kau menyimpan sepucuk surat perintah yang disegel, bukan?"
"Schuster yang baik," kata Mr. Broadribb.
"Mr. Rafiel punya kepercayaan yang sempurna terhadap
kebijaksanaanku dan terhadap sikap etisku sebagai seorang pengacara.
Instruksi-instruksi yang disegel itu hanya boleh dibuka dalam keadaan-keadaan
tertentu, dan keadaan seperti itu belum terjadi."
"Dan tidak akan terjadi," kata Mr. Schuster.
Demikianlah mereka mengakhiri percakapan mereka.
IV Mr. Broadribb dan Mr. Schuster beruntung, karena hidup yang mereka jalani
profesional sifatnya. Tapi Miss Marple tidak semujur itu.
Kerjanya hanya merajut, merenung, dan kadang-kadang pergi berjalan-jalan.
Kadang-kadang dia ditegur Cherry kalau dia pergi.
"Anda kan tahu apa kata dokter. Anda tak boleh banyak-banyak bergerak."
"Aku berjalan perlahan-lahan sekali," kata Miss Marple, "dan aku tidak melakukan
apa-apa. Maksudku, aku tidak menggali, tidak mencabut
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
rumput. Aku hanya-yah, hanya melangkahkan kakiku bergantian, sambil berpikir."
"Memikirkan apa?"
"Aku sendiri ingin tahu apa sebenarnya yang kupikirkan," kata Miss Marple, lalu
dimintanya Cherry mengambilkan sehelai scarf lagi, karena anginnya dingin.
"Apa yang merisaukan hatinya, itu yang aku ingin tahu," kata Cherry pada
suaminya, sambil meletakkan sepiring nasi dan masakan kacang ke hadapannya.
"Makanan Cina," katanya.
Suaminya mengangguk senang.
"Kau makin pandai saja memasak," katanya.
"Aku kuatir memikirkan dia," kata Cherry. "Aku kuatir, karena dia kelihatan
susah. Dia menerima sepucuk surat, dan surat itu membuatnya kacau sekali."
"Seharusnya dia duduk-duduk saja," kata suami Cherry. "Duduk diam-diam, tenang-
tenang saja, meminjam buku dari perpustakaan, atau
mengajak seorang atau dua orang teman mengobrol."
"Dia sedang memikirkan sesuatu," kata Cherry. "Agaknya semacam rencana.
Memikirkan bagaimana menangani sesuatu, begitu
kelihatannya." Cherry menghentikan pembicaraan itu sampai di situ. Dia pergi
membawa nampan berisi kopi, lalu meletakkannya di samping Miss
Marple. "Apakah kau kenal pada seorang wanita yang tinggal di sebuah rumah baru di
sekitar tempat ini, yang bernama Mrs. Hastings?" tanya Miss Marple. "Dan
seseorang yang tinggal bersamanya, yang kalau tak salah bernama Mrs. Bartlett?"
"Maksud Anda, rumah yang sudah dirombak sama sekali dan dicat kembali, di ujung
desa itu" Orang-orang itu belum lama tinggal di situ.
Saya tak tahu nama mereka. Mengapa Anda ingin tahu"
Mereka itu tak menarik. Setidaknya saya pikir begitu."
"Apakah mereka punya hubungan keluarga?" tanya Miss Marple lagi.
"Tidak. Saya rasa hanya berteman."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Mengapa ya...?" kata Miss Marple, lalu berhenti.
"Apanya yang mengapa?"
"Tak apa-apa," kata Miss Marple. "Tolong bersihkan meja kecilku itu, lalu beri
aku pena dan kertas tulis. Aku akan menulis surat."
"Kepada siapa?" tanya Cherry dengan rasa ingin tahunya yang khas.
"Kepada saudara perempuan seorang pendeta," kata Miss Marple.
"Pendeta itu bernama Canon Prescott."
"Yang bertemu dengan Anda di Kepulauan Bahama dulu itu" Yang Anda perlihatkan
fotonya pada saya dalam album Anda itu?"
"Ya." "Anda kan tak sakit, atau semacamnya" Sampai ingin menulis surat pada seorang
pendeta?" "Aku merasa benar-benar sehat," kata Miss Marple, "dan aku ingin menyibukkan
diriku dengan sesuatu. Mungkin Miss Prescott bisa
membantuku." Miss Prescott yang terhormat, (begitu tulis Miss Marple).
Saya harap Anda tak lupa pada saya. Saya bertemu dengan Anda dan kakak laki-laki
Anda di Kepulauan Bahama, tepatnya di St. Honore, ingatkah Anda"
Mudah-mudahan Canon yang haik, baik-baik saja dan tidak menderita karena
asmanya, gara-gara udara yang sangat dingin dalam musim salju yang lalu.
Saya ingin minta bantuan Anda, yaitu kalau bisa, memberi saya alamat Mrs.
Walters-Esther Walters - . Mungkin Anda masih ingat padanya, waktu kita berada
di Karibia. Dia sekretaris Mr. Rafiel. Waktu itu dia memang sudah memberikan
alamatnya, tapi sayang, saya lupa di mana meletakkannya. Saya ingin menulis
surat padanya, karena saya
mempunyai suatu informasi mengenai hortikultura, yang dulu
ditanyakannya pada saya. Pada saat itu saya belum bisa menjawab.
Beberapa hari yang lalu, saya dengar desas-desus bahwa dia sudah menikah lagi.
Orang yang menyampaikan berita itu pada saya, tidak begitu yakin. Mungkin Anda
tahu lebih banyak tentang dia"
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Saya harap hal itu tidak akan terlalu merepotkan Anda. Tolong
sampaikan salam saya pada saudara Anda, dan terutama untuk Anda
sendiri. Salam saya, Jane Marple Miss Marple merasa lega setelah menulis surat
"Setidak-tidaknya aku sudah mulai mengerjakan sesuatu," katanya. "Aku memang
tidak berharap banyak dari surat ini, tapi siapa tahu bisa membantu."
Miss Prescott langsung membalas surat itu. Dia memang seorang wanita yang
efisien. Suratnya menyenangkan, dan alamat yang diminta Miss Marple
diberikannya. Suratnya berbunyi antara lain,


Nemesis Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Saya tak pernah mendengar berita langsung tentang Esther Walters, tapi seperti
Anda, saya mendengar dari seorang teman bahwa dia telah melihat pemberitahuan
tentang pernikahannya. Kalau tak salah namanya sekarang Mrs. Alderson atau
Anderson. Alamatnya adalah Winslow
Lodge, dekat Alton, Hants. Kakak saya menitipkan salamnya untuk Anda.
Sayang kita tinggal begitu berjauhan. Kami di bagian utara Inggris, dan Anda di
sebelah selatan London. Mudah-mudahan saja kita bisa bertemu pada suatu
kesempatan di masa yang akan datang.
Salam saya, Joan Prescott "Winslow Lodge, Alton," kata Miss Marple, lalu mencatatnya.
"Sebenarnya tidak terlalu jauh dari sini. Mungkin aku bisa ke sana-tapi
bagaimana cara yang terbaik, ya" -mungkin sebaiknya aku naik taksi Inch. Memang
agak boros, tapi bila hal itu ada hasilnya kelak, biaya itu bisa dimintakan gantinya dengan sah.
Bagaimana, ya" Apakah kutulis dulu surat padanya, ataukah untung-untungan saja"
Kurasa akan lebih baik bila kucoba saja. Kasihan Esther.
Dia pasti tak bisa mengenangku dengan rasa sayang atau suka."
Miss Marple tenggelam dalam serangkaian pikiran yang ditimbulkan oleh
kenangannya. Mungkin tindakannya di Karibia dulu itu telah
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
menyelamatkan Esther Walters dari rencana pembunuhan yang nyaris dilaksanakan.
Setidaknya begitu pikir Miss Marple, tapi Esther Walters sendiri mungkin tak
percaya. "Dia seorang wanita yang manis," kata Miss Marple dengan suara halus,
"seorang wanita yang baik sekali. Tapi dia jenis wanita yang dengan mudah
bersedia menikah dengan lelaki jahat.
Bahkan dia akan mau menikah dengan seorang pembunuh, bila diberi kesempatan
sedikit saja," lanjut Miss Marple merenung dan dengan suara yang makin merendah.
"Aku tetap berpendapat bahwa aku telah menyelamatkan nyawanya. Aku bahkan yakin.
Tapi kurasa dia tak mau membenarkannya. Mungkin dia sama sekali tak suka padaku.
Hal ini akan mempersulit diriku untuk memanfaatkannya sebagai sumber informasi.
Tapi, tak ada salahnya mencoba. Itu lebih baik daripada duduk-duduk di sini,
menunggu dan menunggu saja."
Mungkinkah Mr. Rafiel mempermainkannya waktu dia menulis surat itu"
Dia memang orang yang tidak terlalu baik hati-dia bahkan bisa sama sekali tak
mempedulikan perasaan orang lain.
"Pokoknya, bila kita memikirkan sesuatu sesaat sebelum tidur, sering-sering kita
bisa memperoleh gagasan," pikir Miss Marple, sambil melihat ke jam dan
memutuskan bahwa dia akan tidur awal. "Mungkin itu jalan keluarnya."
"Nyenyakkah tidur Anda semalam?" tanya Cherry sambil meletakkan sebuah nampan
berisi teh, di meja dekat siku Miss Marple, esok harinya pagi-pagi benar.
"Aku bermimpi aneh," kata Miss Marple.
"Mimpi buruk?" "Bukan, bukan mimpi buruk. Rasanya aku bercakap-cakap dengan seseorang yang
kukenal baik. Hanya bercakap-cakap saja. Lalu waktu aku melihatnya lagi, kulihat
bahwa sama sekali bukan temanku itu yang '
bercakap-cakap denganku, melainkan orang lain. Aneh sekali."
"Agak membingungkan juga," kata Cherry membantu.
"Mimpi itu mengingatkan aku akan sesuatu," kata Miss Marple,
"tepatnya pada seseorang yang pernah kukenal. Tolong pesankan taksi Inch, ya"
Suruh datang kira-kira jam setengah dua belas."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Inch merupakan bagian dari masa lalu Miss Marple. Mula-mula pemilik taksi itu
adalah Mr. Inch. Setelah dia meninggal, dia digantikan oleh putranya "Inch
Muda". Lalu waktu berumur empat puluh empat tahun, Inch Muda mengubah
perusahaan keluarga itu menjadi sebuah bengkel, dan memiliki dua buah mobil tua.
Setelah dia meninggal pula, bengkel itu beralih tangan ke pemilik baru. Sejak
itu perusahaan itu berganti-ganti nama menjadi Pip's Cars, James's Taxis, dan
Arthur's Car Hire. Namun orang-orang tua di desa, tetap menyebutnya taksi Inch.
"Anda kan tidak akan pergi ke London?"
"Tidak, aku tidak akan pergi ke London. Mungkin aku akan makan siang di
Haslemere." "Nah, ada rencana apa lagi Anda ini?" tanya Cherry, sambil memandanginya dengan
curiga. "Aku akan berusaha untuk menemui seseorang secara kebetulan, dan berbuat seolah-
olah pertemuan itu wajar-wajar saja," kata Miss Marple.
"Memang tidak terlalu mudah, tapi kuharap aku akan berhasil."
Jam setengah dua belas, taksi datang. Miss Marple memberikan
instruksi pada Cherry. "Tolong telepon ke nomor ini, Cherry. Tanyakan apakah Mrs. Anderson ada di
rumah. Bila Mrs. Anderson yang menerima atau bila dia sedang dipanggil, katakan
bahwa seseorang yang bernama Mr. Broadribb ingin berbicara dengannya," kata Miss
Marple. "Kau mengaku sekretaris Mr.
Broadribb. Bila dia sedang keluar, tanyakan jam berapa dia kembali."
"Lalu kalau dia ada dan dia berbicara?"
"Tanyakan hari apa dia bisa mengatur untuk menemui Mr. Broadribb di kantornya di
London, minggu yang akan datang. Bila dikatakannya, catatlah, lalu putuskan
hubungan." "Ada-ada saja yang Anda pikirkan! Untuk apa semuanya ini" Mengapa Anda suruh
saya melakukannya?" "Ingatan adalah suatu hal yang aneh," kata Miss Marple. "Kadang-kadang orang
bisa mengingat suatu suara meskipun sudah bertahun-
tahun tak mendengarnya."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Jadi, Mrs -siapa itu namanya, belum pernah mendengar suara saya, begitu?"
"Benar," kata Miss Marple. "Sebab itu kau yang harus menelepon."
Cherry menjalankan perintah itu. Berita yang diperolehnya, Mrs.
Anderson sedang pergi berbelanja, tapi waktu makan siang sudah akan kembali, dan
akan berada di rumah sepanjang petang.
"Nah, begitu akan lebih mudah," kata Miss Marple. "Inch sudah datang"
Oh, sudah. Selamat pagi, Edward," katanya pada pengemudi dari Arthur's Taxis.
Padahal orang itu bernama George. "Tolong antar aku ke alamat ini, ya" Kurasa
tidak akan makan waktu lebih dari setengah jam, bukan?"
Ekspedisi pun dimulai. EMPAT Esther Walters Esther Anderson keluar dari supermarket, dan pergi ke tempat dia memarkir
mobilnya. Makin lama makin sulit saja memarkir mobil,
pikirnya. Dia bertabrakan dengan seseorang, seorang wanita tua yang agak
pincang, yang sedang berjalan ke arahnya. Dia meminta maaf, dan wanita itu
berseru, "Astaga! Bukankah-bukankah Anda Mrs. Walters" Esther Walters"
Saya rasa Anda tak ingat lagi pada saya. Saya Jane Marple. Kita
bertemu dan sama-sama menginap di sebuah hotel di St. Honore-
memang sudah lama. Sudah satu setengah tahun yang lalu."
"Miss Marple" Oh ya, tentu. Siapa sangka bertemu dengan Anda di sini!"
"Senang sekali bertemu dengan Anda. Saya akan pergi makan siang dengan beberapa
orang teman di suatu tempat di sekitar tempat ini, tapi nanti saya harus
melewati Alton. Apakah Anda akan ada di rumah nanti sore" Saya ingin sekali
ngobrol lagi dengan Anda. Saya senang sekali bertemu dengan teman lama."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Ya, silakan datang. Setelah jam tiga."
Janji telah diatur. "Si tua Jane Marple," kata Esther Anderson, sambil tersenyum sendiri.
"Bayangkan dia muncul begitu saja. Kusangka dia sudah lama meninggal."
Miss Marple menekan bel rumah di Winslow Lodge, tepat jam setengah empat. Esther
sendiri yang membukakan pintu dan mengajaknya masuk.
Miss Marple duduk di kursi yang ditunjuk Esther Anderson. Miss
Marple agak bingung, dan lalu jadi agak gelisah, suatu kebiasaannya bila dia
agak gugup. Padahal pada saat itu, dia tak perlu merasa gugup, karena semuanya
berjalan tepat sebagaimana yang diharapkannya.
"Saya senang sekali bertemu lagi dengan Anda," katanya pada Esther.
"Tahukah Anda, saya pikir dunia ini aneh sekali. Kita berharap akan bisa bertemu
lagi dengan orang-orang tertentu, dan kita yakin itu akan terjadi. Waktu pun
berlalu, dan waktu kita bertemu lagi, kita
menganggapnya sebagai suatu kejutan."
"Lalu kita pun berkata betapa kecilnya dunia ini. Begitu, bukan?" kata Esther.
"Ya, saya rasa ada benarnya. Maksud saya, kita pikir dunia ini besar sekali, dan
Kepulauan Bahama itu begitu jauh dari Inggris. Yah, maksud saya, kita bisa saja
pernah bertemu di mana-mana.
Di London atau di toko serba ada Harrods. Di stasiun kereta api atau di dalam
bus: Banyak sekali kemungkinannya."
"Ya, banyak sekali," kata Esther. "Saya sama sekali tak menyangka bisa bertemu
dengan Anda di sini, karena ini bukan bagian dari dunia Anda, bukan?"
"Memang bukan. Tapi itu tidak berarti bahwa tempat ini terlalu jauh dari St.
Mary Mead, tempat tinggal saya. Kalau tak salah, jaraknya bahkan hanya kira-kira
tiga puluh delapan kilometer. Tapi jarak tiga puluh delapan kilometer itu bagi
orang di desa jauh, bila orang tak punya mobil, seperti saya-mana saya mampu
memiliki mobil. Jadi kami hanya bertemu dengan tetangga, dalam perjalanan di
dalam bus, atau kami harus menyewa taksi dari desa."
"Anda kelihatan sehat sekali," kata Esther.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Saya baru saja akan mengatakan bahwa Anda kelihatan sehat sekali.
Saya tak menyangka Anda tinggal di daerah ini."
"Saya belum lama tinggal di sini. Sejak saya menikah lagi."
"Oh, saya tak mendengar berita itu. Menarik sekali. Saya rasa tak terbaca oleh
saya pemberitaannya di surat kabar, padahal saya selalu melihat iklan-iklan
pernikahan." "Saya menikah empat atau lima bulan yang lalu," kata Esther. "Nama saya sekarang
Anderson." "Mrs. Anderson," kata Miss Marple. "Ya, saya harus mencoba mengingatnya. Dan
suami Anda?" Rasanya tak wajar kalau dia tak menanyakan tentang suaminya, pikirnya.
Perawan-perawan tua terkenal karena nyinyir dan punya sifat ingin tahu yang
besar. "Dia seorang ahli mesin," kata Esther. "Dia memimpin cabang perusahaan Time and
Motion. Dia - " dia tampak bimbang sebentar,
"agak lebih muda daripada saya."
"Itu lebih baik," kata Miss Marple. "Ya, jauh lebih baik. Zaman sekarang ini
laki-laki jauh lebih cepat menjadi tua daripada wanita. Saya tahu, orang tak mau
mengatakannya, tapi itu kenyataan. Maksud saya, mereka harus memikirkan lebih
banyak persoalan. Saya rasa mungkin mereka bekerja terlalu keras dan mereka
terlalu banyak mengalami kesulitan.
Lalu mereka sakit darah tinggi atau darah rendah, atau kadang-kadang mengalami
gangguan jantung. Mereka juga lebih mudah terserang tumor di perut. Saya pikir,
kita tidak terlalu banyak susah. Menurut saya juga, kita ini jenis yang lebih
tegar." "Mungkin juga," kata Esther. Dia tersenyum pada Miss Marple, dan Miss
Marple merasa lebih yakin.
Waktu dia bertemu dengan Esther terakhir kali, kelihatannya Esther membencinya.
Mungkin dia memang membencinya. Tapi sekarang, yah, sekarang mungkin dia bahkan
merasa agak berterima kasih padanya.
Mungkin dia sudah menyadari bahwa dia sebenarnya nyaris terkubur di sebuah
pemakaman terhormat, dan tidak hidup berbahagia dengan Mr.
Anderson. "Anda kelihatan sehat sekali," katanya lagi, "dan ceria."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Anda juga begitu, Miss Marple."
"Yah, saya sih sudah lebih tua sekarang. Dan ada-ada saja yang sakit.
Maksud saya bukan sakit keras, tapi seperti rematik atau sakit di sini, ngilu di
situ. Kaki ini rasanya bukan kaki. Ada pula sakit di punggung, atau di pundak,
atau di tangan ini. Ah, saya tak boleh bicara tentang hal-hal itu. Bagus sekali
rumah Anda ini." "Yah, tapi kami belum begitu lama di sini. Kami pindah kemari kira-kira empat
bulan yang lalu." Miss Marple melihat ke sekelilingnya. Kesan yang didapatnya adalah bahwa waktu
mereka pindah, mereka pindah secara besar-besaran.
Perabotnya mahal-mahal dan nyaman-nyaman dan boleh dikatakan
mewah. Gorden-gordennya bagus, begitu pula sarung-sarung bantalan kursinya.
Memang tidak dipamerkan selera seni yang luar biasa, tapi itu memang tak dapat
diharapkan di sini. Dia dapat pula menduga dari mana sumber kemakmuran ini. Ini
semua pasti berkat warisan yang besar dari almarhum Mr. Rafiel untuk Esther. Dia
senang Mr. Rafiel tak sampai mengubah pikirannya mengenai hal itu.
"Saya yakin Anda pasti telah melihat pemberitahuan tentang kematian Mr. Rafiel,"
kata Esther, seolah-olah dia tahu apa yang sedang dipikirkan oleh Miss Marple.
"Ya, memang ada saya baca. Sudah kira-kira
satu bulan yang lalu, bukan" Kasihan sekali. Saya sedih sekali, meskipun kita
sudah tahu -bukankah dia sudah mengakuinya sendiri" Beberapa kali dia
membayangkan bahwa ajalnya tidak akan lama lagi. Saya rasa dia benar-benar
berani menghadapi kematiannya, bukan?"
"Ya, dia memang seorang pemberani, dan baik sekali," kata Esther.
"Waktu saya mulai bekerja untuknya, dikatakannya bahwa dia akan membayar gaji
yang tinggi, tapi saya harus pandai menabung, karena saya tak boleh mengharapkan
apa-apa lagi dari dia. Padahal saya sama sekali tidak mengharapkan apa-apa lagi. Dia orang yang berpegang teguh pada ucapannya, bukan" Tapi
nyatanya dia telah mengubah pikirannya."
"Ya," kata Miss Marple. "Saya ikut senang. Saya pikir apakah mungkin, dan saya
ingin tahu -bukan karena dia telah mengatakan sesuatu-"
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Dia telah memberi saya warisan yang besar sekali," kata Esther.
"Sejumlah uang yang besar sekali. Pemberian itu merupakan suatu kejutan. Mula-
mula saya sulit percaya."
"Saya rasa dia memang menginginkan itu sebagai kejutan bagi Anda.
Saya rasa dia memang orang yang begitu," kata Miss Marple. Katanya lagi, "Apakah
dia juga meninggalkan sesuatu untuk-ah, siapa namanya" -
pelayan pria yang merangkap perawatnya itu?"
"Oh, maksud Anda, Jackson" Tidak, dia tidak mewariskan apa-apa pada Jackson.
Tapi kalau tak salah dia sudah memberi hadiah yang besar dalam tahun terakhir itu pada
Jackson." "Pernahkah Anda bertemu dengan Jackson?"
"Tidak, tak pernah. Satu kali pun tak pernah saya bertemu lagi dengan dia, sejak
kami sama-sama di kepulauan itu. Begitu kembali ke Inggris, dia berhenti bekerja
pada Mr. Rafiel. Kalau tak salah, dia lalu bekerja pada seorang bangsawan di
Jersey atau Guernsey."
"Sebenarnya saya masih ingin bertemu lagi dengan Mr. Rafiel," kata Miss Marple.
"Rasanya aneh, sejak kita sama-sama terlibat dalam suatu perkara. Dia, Anda, dan
saya, dan beberapa orang lagi. Dan kemudian setelah saya kembali, setelah enam
bulan berlalu-barulah saya
menyadari betapa eratnya hubungan kita dalam keadaan tertekan,
padahal saya hanya tahu sedikit saja tentang Mr. Rafiel. Hal itu baru terpikir
oleh saya beberapa hari yang lalu, waktu saya membaca
pemberitahuan tentang kematiannya. Saya akan senang sekiranya saya tahu agak
lebih banyak tentang dia. Umpamanya di mana dia lahir, siapa orangtuanya.
Bagaimana mereka itu" Apakah dia punya anak, atau
keponakan atau saudara sepupu, atau keluarga lainnya" Ingin sekali saya tahu."
Esther Anderson tersenyum kecil. Dia memandangi Miss Marple, dan air mukanya
seolah-olah berkata, "Kau memang selalu ingin tahu tentang semuanya itu,
mengenai semua orang yang kaute-mui." Tapi dia hanya berkata,
"Sebenarnya hanya satu hal yang diketahui semua orang tentang dia."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Yaitu bahwa dia kaya sekali," sambung Miss Marple segera. "Itu maksud Anda,
bukan" Bila kita sudah tahu bahwa seseorang itu kaya sekali, kita lalu tidak
bertanya apa-apa lagi. Maksud saya, kita lalu tidak bertanya agar tahu lebih


Nemesis Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

banyak. Kita hanya berkata, 'Dia kaya sekali,'
dan suara kita jadi agak halus, karena kita terkesan telah bertemu dengan
seseorang yang begitu kaya." Esther tertawa kecil.
"Dia tak pernah menikah, bukan?" tanya Miss Marple. "Soalnya, dia tak pernah
menyebut-nyebut istrinya."
"Istrinya meninggal bertahun-tahun yang lalu. Kalau tak salah, hanya empat atau
lima tahun setelah mereka menikah. Saya dengar istrinya jauh lebih muda daripada
dia-saya dengar juga, dia meninggal karena kanker. Menyedihkan sekali."
"Apakah mereka punya anak?"
"Ada, dua perempuan dan satu laki-laki. Satu putrinya sudah menikah dan tinggal
di Amerika. Yang seorang lagi meninggal ketika masih kecil.
Saya pernah bertemu dengan putrinya yang tinggal di Amerika itu. Dia sama sekali
tidak seperti ayahnya. Dia seorang wanita muda yang agak pendiam dan kelihatan
murung." Katanya lagi, "Mr. Rafiel tak pernah berbicara tentang putranya. Saya
rasa ada kesulitan dalam hubungan antara ayah dan anak. Mungkin ada skandal atau
semacam itulah. Kalau tak salah, dia meninggal
beberapa tahun yang lalu. Pokoknya, ayahnya tak pernah menyebut-
nyebut tentang dia."
"Aduh, menyedihkan sekali."
"Saya rasa hal itu terjadi sudah lama sekali. Kalau tak salah, dia pergi ke
suatu tempat atau ke luar negeri dan tak pernah kembali -dan
meninggal di-entah di mana."
"Apakah Mr. Rafiel kelihatan sedih mengenai hal itu?"
"Kita tak bisa melihatnya pada diri Mr. Rafiel," kata Esther. "Dia adalah orang
yang selalu ingin melupakan apa-apa dan siapa-siapa yang telah tiada. Kalaupun
putranya itu ternyata tidak menyenangkannya, atau merupakan beban dan bukan
berkat, maka hal itu pun diabaikannya saja.
Paling-paling dia hanya akan mengangkat bahu. Paling-paling dia hanya Koleksi
ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
melakukan apa yang memang perlu, yaitu mengirimkan uang kepada anak itu untuk
menunjang hidupnya, tanpa berpikir tentang dia lagi."
"Saya jadi ingin tahu," kata Miss Marple. "Tak pernahkah dia berbicara tentang
anak itu atau mengatakan sesuatu?"
"Anda kan ingat bagaimana dia" Dia tak pernah mau mengatakan sesuatu tentang
perasaan pribadinya atau kehidupan pribadinya."
"Ya, ya, memang tidak. Tapi saya pikir, mungkin Anda-yah, Anda sudah bertahun-
tahun menjadi sekretarisnya, hingga mungkin dia mau
mempercayakan kesulitan-kesulitannya pada Anda."
"Dia bukan orang yang mau mempercayakan kesulitan-kesulitannya,"
kata Esther. "Saya bahkan kurang yakin apakah dia punya kesulitan. Kita bisa
mengatakan bahwa dia itu beristrikan perusahaannya, dan
perusahaannyalah satu-satunya putra atau putrinya yang punya arti baginya. Dia
amat menyukai semua pekerjaannya, investasi, mencari uang, mengambil-alih
perusahaan orang lain, dan semacamnya."
"Manusia tidak akan merasa bahagia sebelum dia meninggal," gumam Miss Marple.
Menurut dia, kata-kata yang merupakan semboyan itu, memang tepat sekali dalam
kehidupan zaman sekarang.
"Jadi tak ada yang khusus menyusahkannya sebelum dia meninggal, bukan?" kata
Miss Marple nyaring. "Tak ada. Mengapa Anda berpikiran begitu?" tanya Esther heran.
"Yah, saya sebenarnya tidak berpikiran begitu," sahut Miss Marple,
"saya hanya ingin tahu. Soalnya, bila seseorang sudah -saya tak mau mengatakan
tua-karena dia sebenarnya belum tua, maksud saya, bila seseorang sudah tak
berdaya, dan tak bisa lagi bekerja sebanyak yang diingininya, dan harus banyak
diam, maka dia akan lebih banyak
merasakan kesulitan. Dan kesulitan-kesulitan pun merasuki pikirannya, dan
mengganggu perasaannya."
"Ya, saya tahu maksud Anda," kata Esther. "Tapi saya rasa Mr. Rafiel tidak
seperti itu. Apalagi," tambahnya, "sudah beberapa lama saya berhenti menjadi sekretarisnya.
Yaitu dua atau tiga bulan setelah saya bertemu dengan Edmund."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Oh, ya. Suami Anda. Mr. Rafiel pasti susah sekali kehilangan Anda."
"Ah, saya rasa tidak juga," kata Esther ringan. "Dia bukan orang yang mau
merisaukan soal begituan. Dia pasti segera mencari sekretaris baru-hal itu
memang dilakukannya. Dan bila orang baru itu tak berkenan di hatinya, orang itu
pasti dipecatnya dengan baik-baik, dan mencari orang lain lagi, sampai
ditemukannya orang yang berkenan di hatinya. Dia orang yang sangat perasa."
"Ya. Ya, saya sependapat dengan Anda. Tapi dia bisa pula menjadi marah dengan
mudahnya." "Oh, dia memang suka marah-marah," kata Esther. "Saya rasa, baginya itu adalah
semacam permainan yang menyenangkan."
"Permainan," kata Miss Marple merenung. "Apakah -apakah menurut Anda, Mr. Rafiel
punya minat khusus terhadap soal-soal kriminal"
Maksud saya ilmunya, ilmu tentang kriminal" Soalnya dia-ah, entahlah..."
"Maksud Anda, sehubungan dengan apa yang telah terjadi di Karibia dulu itu?"
Suara Esther tiba-tiba menjadi keras.
Miss Marple jadi ragu untuk melanjutkan percakapannya. Padahal
bagaimanapun juga, dia harus mencoba untuk mendapatkan sedikit
informasi yang bisa membantunya.
"Ah, bukan, bukan karena itu. Tapi setelah kejadian itu, mungkin dia lalu
memikirkan segi psikologis dari hal-hal itu. Atau mungkin dia jadi berminat pada
perkara-perkara di mana keadilan tidak ditegakkan
dengan layak-oh, ya..." Makin lama dia makin seperti kacau. "Mengapa dia harus
menaruh minat pada hal begituan" Sudahlah, tak usahlah kita bercakap-cakap
tentang perkara yang mengerikan di St. Honore itu."
"Oh, ya, saya rasa Anda benar. Maafkan saya. Saya hanya teringat akan beberapa
hal yang kadang-kadang dikatakan oleh Mr. Rafiel. Kadang-kadang ungkapan yang
dipakainya aneh-aneh, dan saya jadi ingin tahu kalau-kalau dia punya teori-teori
tertentu mengenai... mengenai
penyebab kejahatan?"
"Minatnya selalu mengenai keuangan," kata Esther singkat. "Seorang penjahat yang
pandai sekali menipu mungkin menarik perhatiannya, yang lain tidak...."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Dia masih memandangi Miss Marple dengan pandangan dingin.
"Maafkan saya," kata Miss Marple dengan sikap penuh penyesalan.
"Saya-tak pada tempatnya saya berbicara tentang hal-hal yang menyedihkan, yang
sudah berlalu. Dan saya harus melanjutkan
perjalanan saya," sambungnya. "Saya harus pergi supaya tidak ketinggalan kereta
api. Waktunya sudah tinggal sedikit. Aduh, mana tas saya" Oh, ini dia."
Dia mengambil tasnya, payungnya, dan beberapa barang lain, dan
menyibukkan dirinya sampai rasa tegangnya agak berkurang. Ketika berjalan menuju
ke pintu, dia berbalik ke Esther, yang mendesaknya supaya tinggal sebentar lagi
dan minum teh. "Terima kasih, waktu saya sudah mendesak. Saya senang sekali sudah bertemu
dengan Anda, saya mengucapkan selamat dengan setulus-tulusnya dan berharap
semoga Anda berbahagia. Saya rasa Anda tidak akan bekerja di luar lagi sekarang,
ya?" "Memang tidak. Ada orang-orang yang tetap bekerja meskipun mereka sudah menikah.
Menurut mereka, bekerja di luar itu menarik. Mereka merasa bosan bila tak ada
yang harus dikerjakan. Tapi saya sendiri lebih suka menikmati hidup santai. Saya
juga ingin menikmati warisan yang ditinggalkan Mr. Rafiel untuk saya. Dia baik
sekali -saya rasa dia ingin saya menikmatinya, meskipun saya juga
membelanjakannya dengan cara yang menurut dia, khas cara wanita yang bodoh!
Seperti pakaian baru, tatanan rambut baru, dan sebagainya. Dia menganggap hal-
hal itu bodoh." Tiba-tiba ditambahkannya, "Saya suka padanya. Sungguh, saya suka sekali
padanya. Saya rasa karena dia merupakan tantangan bagi saya. Dia orang yang
sulit, dan oleh karenanya saya suka mengaturnya."
"Anda mengatur dia?"
"Yah, tidak benar-benar mengatur dia, tapi mungkin juga sedikit-tanpa
disadarinya." Miss Marple berjalan menuju ke jalan. Dia menoleh sekali lagi dan melambai-
Esther Anderson masih berdiri di ambang pintu, dan dia
membalas melambai dengan ceria.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Kukira urusan ini berhubungan dengan dia atau sesuatu yang diketahuinya," gumam
Miss Marple sendiri. "Tapi kurasa aku salah. Apa pun urusan itu, kurasa dia
tidak terlibat. Aduh, kurasa Mr. Rafiel berharap aku lebih pintar daripada
kenyataannya. Kurasa dia berharap aku bisa menghubung-hubungkan persoalan-
persoalan- tapi persoalan-persoalan apa" Lalu apa yang harus kulakukan
berikutnya?" Dia menggeleng.
Dia harus berpikir baik-baik. Agaknya urusan ini diserahkan pada dirinya.
Terserah pada dirinya untuk menolak atau menerima dan
berusaha mengerti apa sebenarnya urusan itu, atau tidak mengerti apa-apa, tapi
melangkah terus dan berharap akan diberi semacam bimbingan.
Sekali-sekali dia menutup matanya, dan- mencoba membayangkan wajah Mr. Rafiel.
Membayangkannya sedang duduk di taman hotel di Kepulauan Bahama, mengenakan
setelan tropis; wajahnya yang berkerut marah, dan humornya yang sekali-sekali
meledak. Ingin benar Miss Marple tahu apa yang ada dalam otaknya waktu dia
membuat rencana itu, waktu dia mulai mengaturnya. Memikatnya supaya dia mau
menerimanya, membujuknya untuk mau menerimanya, dan orang bahkan bisa berkata-menggertaknya
supaya dia mau menerimanya. Mengingat sifat-sifat Mr.
Rafiel, yang ke- tiga itu yang lebih mungkin. Katakanlah Mr. Rafiel memang ingin sesuatu
terlaksana, dan mengapa dia telah memilih dirinya-memutuskan agar dia-Jane
Marple, yang melaksanakannya. Mengapa" Apakah karena dia yang tiba-tiba muncul
di kepalanya" Lalu mengapa justru dia yang muncul di kepalanya"
Dia mengenang Mr. Rafiel kembali, juga hal-hal yang telah terjadi di St.
Honore. Apakah masalah-masalah yang sedang dipikirkannya pada saat menjelang
kematiannya telah mengembalikan pikirannya pada
kunjungannya ke. Kepulauan Bahama" Apakah ada yang berhubungan
dengan seseorang yang pernah berada di sana, yang pernah ikut serta atau telah
menyaksikan kegiatannya di sana, yang menyebabkan
munculnya Miss Marple ke dalam pikirannya" Apakah ada suatu kaitan atau suatu
hubungan" Bila tak ada kaitan atau hubungan apa pun,
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
mengapa Mr. Rafiel tiba-tiba teringat padanya. Apa yang ada pada dirinya yang
menjadikannya bisa berguna bagi Mr. Rafiel" Padahal dia hanya seorang wanita
biasa, yang sudah tua, sering agak kacau,
bertubuh lemah, dan otak pun tidak lagi selalu tajam seperti dulu. Jadi apa
kelebihan khususnya" Dia tak bisa membayangkannya. Mungkinkah ini hanya
kesenangan Mr. Rafiel saja" Pada saat menjelang kematiannya pun Mr. Rafiel masih
ingin membuat lelucon yang sesuai dengan rasa humornya yang aneh.
Tak dapat disangkal bahwa Mr. Rafiel masih
ingin membuat lelucon pada waktu sedang sekarat. Semacam lelucon yang ironis.
"Pasti," kata Miss Marple dengan penuh keyakinan, "pasti aku dianggapnya
memiliki suatu keahlian dalam suatu hal." Soalnya, karena Mr. Rafiel sudah
tiada, dia tak dapat lagi menikmati leluconnya itu secara langsung. Tapi lalu
apa keahlian yang dimilikinya" "Kepandaian apakah yang kumiliki hingga bisa
berguna bagi seseorang dalam suatu hal?" kata Miss Marple.
Dia menilai dirinya dengan kerendahan hati. Dia memang sok ingin tahu, dia suka
banyak bertanya, dia sudah mencapai umur yang biasanya
membuat wanita tua jadi nyinyir dan suka bertanya, dan itu memang sesuai dengan
sifatnya. Orang bisa membayar detektif pribadi, atau seorang psikolog
penyelidik, untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan.
Namun tak bisa dibantah bahwa akan jauh lebih mudah untuk menyuruh bekerja
seorang wanita tua yang punya sifat suka mengintip, suka sok ingin tahu, yang
terlalu banyak bicara, yang punya keinginan untuk mencari tahu tentang hal-hal
tertentu. Apalagi, dengan demikian hal itu akan tampak lebih wajar.
"Kucing betina tua," kata Miss Marple tentang dirinya sendiri. "Ya, kuakui bahwa
aku pantas disebut kucing betina tua. Banyak sekali kucing betina tua, dan
semuanya sama saja. Dan aku memang orang biasa.
Seorang wanita tua biasa yang sering agak kacau pikirannya. Dan itu merupakan
kamuflase yang baik sekali. Astaga.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Apakah pikiranku ini masih ada dalam garis yang benar" Memang,
kadang-kadang aku tahu sifat orang-orang.... Maksudku, aku tahu sifat orang-
orang karena mereka itu mengingatkan aku pada orang-orang
tertentu yang pernah kukenal. Jadi aku tahu beberapa kelemahan dan kelebihan
mereka. Aku tahu orang-orang macam apa mereka itu. Itu saja."
Dia mengenang kembali... St. Honore dan Hotel Golden Palm. Dia telah melakukan
percobaan untuk menanyakan kalau-kalau ada hubungannya dengan tempat dan waktu
itu, dengan jalan mengunjungi Esther
Walters. Tapi menurut Miss Marple percobaan itu sama sekali tak
berhasil. Agaknya tak ada kaitan yang berasal dari sana. Tak ada satu pun yang
bisa dikaitkan dengan permintaan Mr. Rafiel yang akan
menyibukkan Miss Marple, entah dengan apa! Dia sama sekali belum punya bayangan!
"Aduuh," keluh Miss Marple, "Anda sungguh manusia yang menjengkelkan sekali, Mr.
Rafiel!" katanya nyaring, dengan suara yang bernada memarahi.
Tapi kemudian, setelah naik ke tempat tidurnya, dan menaruh botol air panasnya
yang nyaman di bagian yang paling sakit dari punggungnya yang rematik, dia
berkata lagi -tapi kini dengan nada yang mengandung penyesalan,
"Aku sudah berusaha sebisaku."
Dia berbicara dengan bersuara, seolah-olah ditujukan pada seseorang yang ada di
dalam kamar itu. Memang benar Mr. Rafiel mungkin berada di suatu tempat, dan mungkin pula
memang ada hubungan telepati dengannya, maka Miss
Marple pun ingin berbicara apa adanya.
"Aku sudah melakukan semua sebisaku. Yang terbaik sebatas
kemampuanku, dan sekarang terserah pada Anda saja."
Setelah itu dia menyamankan letak tubuhnya. Lalu diulurkannya
tangannya dan dipadamkan-nya lampu. Miss Marple pun tidur.
LIMA Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Perintah dari Jauh I Tiga atau empat hari kemudian, tibalah hubungan melalui pos. Miss Marple
mengambil surat itu, dan seperti biasanya, membaliknya, melihat pe-rangkonya,
melihat tulisan tangannya, lalu dia merasa yakin bahwa itu bukan surat tagihan.
Dan dia pun membukanya. Surat itu diketik.
Miss Marple yang baik, Kalau Anda menerima surat ini, saya sudah meninggal dan sudah pula dikuburkan.
Saya tidak diperabukan. Saya senang begitu, karena saya rasa kita tak mungkin
bisa bangkit lagi dari sebuah guci perunggu yang cantik, yang penuh dengan abu,
untuk menghantui seseorang, bila kita berkeinginan begitu! Di lain pihak,
bangkit dari kubur untuk menghantui seseorang memang mungkin sekali. Apakah saya
berkeinginan berbuat demikian" Siapa tahu" Mungkin saya bahkan ingin
berkomunikasi dengan Anda.
Sekarang pengacara-pengacara saya pasti sudah menghubungi Anda, dan telah
mengemukakan persoalan-persoalan pada Anda. Saya harap Anda mau menerima usul
saya. Bila Anda tak mau menerimanya, tak usah
merasa menyesal. Itu hak Anda.
Bila pengacara-pengacara saya telah mengerjakan sebagaimana yang diperintahkan,
dan bila kantorpos-kantorpos melakukan tugasnya
sebagaimana yang diharapkan, maka surat ini akan Anda terima pada tanggal
sebelas bulan ini. Dua hari dari sekarang, Anda akan dihubungi oleh sebuah biro
perjalanan di London. Saya harap, apa yang akan mereka tawarkan tidak terlalu
bertentangan dengan selera Anda. Saya tak perlu berkata lebih banyak. Saya ingin
Anda bebas berpikir. Jagalah diri Anda. Saya rasa Anda akan bisa melakukannya.
Anda seorang yang berotak tajam. Semoga Anda berhasil dengan baik, dan semoga
malaikat pelindung Anda selalu mendampingi Anda dan menjaga Anda. Anda akan


Nemesis Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

membutuhkannya. Semoga berhasil.
Teman yang menyayangi Anda,
J.B. Rafiel Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Dua hari!" kata Miss Marple. Dia merasa sulit melewatkan waktu itu.
Ternyata kantor pos menjalankan tugasnya dengan
baik, demikian pula biro perjalanan "The Famous Houses and Gardens of Great
Britain". Miss Marple yang baik, Dalam memenuhi instruksi almarhum Mr. Rafiel, bersama ini kami
kirimkan pada Anda keterangan-keterangan mengenai tur kami "The Famous Houses
and Gardens of Great Britain", Nomor 37, yang akan berangkat dari London pada
hari Kamis-tanggal tujuh belas yang akan datang.
Bila mungkin, kami mengharapkan kedatangan Anda di kantor kami di London. Di
sana, petugas kami Mrs. Sandbourne, yang akan menyertai tur itu, akan dengan
senang hati memberikan penjelasan-penjelasan pada Anda dan menjawab semua
pertanyaan Anda. Tur-tur kami selalu berlangsung selama dua atau tiga minggu. Menurut Mr. Rafiel,
tur khusus ini akan baik sekali bagi Anda, karena akan mengunjungi sebagian
Inggris, yang sepanjang pengetahuannya belum pernah Anda kunjungi. Apalagi tur
ini juga akan menyinggahi tempat-tempat dengan pemandangan-pemandangan dan
kebun-kebun yang sangat menarik. Sudah diaturnya supaya Anda mendapatkan pelayanan yang terbaik,
dan semua kemewahan yang dapat kami berikan.
Dapatkah Anda memberitahukan pada kami, hari apa yang paling sesuai bagi Anda
untuk mengunjungi kantor kami di Berkeley Street"
Miss Marple melipat surat itu, lalu memasukkannya ke dalam tasnya, setelah
mencatat nomor teleponnya. Dia mengingat-ingat beberapa
orang yang dikenalnya, lalu diteleponnya dua di antaranya. Seorang di antaranya
pernah mengikuti tur The Famous Houses and Gardens... Puri-puri dan kebun-kebun
yang terkenal, dan sangat memujinya. Yang
seorang lagi, belum pernah pergi sendiri mengikuti tur itu, tapi beberapa orang
temannya pernah bepergian dengan biro perjalanan itu, dan mereka berkata bahwa
segalanya diatur dengan baik sekali,
meskipun agak mahal, dan tidak terlalu meletihkan untuk orang-orang Koleksi
ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
tua. Lalu diteleponnya nomor di Berkeley Street itu, dan dikatakannya bahwa dia
akan mengunjungi mereka pada hari Selasa berikutnya.
Keesokan harinya, dia membicarakan hal itu dengan Cherry.
"Mungkin aku akan pergi, Cherry," katanya. "Aku akan mengikuti sebuah tur."
"Sebuah tur?" tanya Cherry. "Salah satu tur dari biro perjalanan"
Maksud Anda tur lengkap ke luar negeri?"
"Tidak ke luar negeri. Di dalam negeri saja," kata Miss Marple.
"Terutama mengunjungi bangunan-bangunan bersejarah dan kebun-kebun."
"Apakah menurut Anda tak apa-apa Anda mengikutinya, pada usia Anda"
Perjalanan seperti itu bisa meletihkan. Kadang-kadang kita harus berjalan
bermil-mil jauhnya." "Kesehatanku baik sekali," kata Miss Marple,
"dan kudengar bahwa dalam tur-tur semacam itu, mereka selalu mengatur supaya ada
waktu beristirahat untuk orang-orang yang tidak terlalu kuat."
"Yah, asal Anda hati-hati saja menjaga diri Anda," kata Cherry. "Kami tak ingin
Anda sampai jatuh karena serangan jantung, ketika sedang melihat sebuah air
mancur yang sangat indah atau sesuatu yang lain umpamanya. Anda tahu bukan,
bahwa Anda agak terlalu tua untuk
melakukan hal-hal seperti itu. Maafkan saya mengatakan sesuatu yang
kedengarannya kasar, soalnya saya tak suka membayangkan Anda
meninggal karena Anda terlalu memaksakan diri atau semacamnya."
"Aku bisa menjaga diriku," kata Miss Marple dengan sikap berwibawa.
"Baiklah, tapi berhati-hatilah," kata Cherry.
Miss Marple mengepak sebuah koper berukuran sedang, lalu pergi ke London dan
memesan kamar di sebuah hotel yang sederhana. (Wah,
Hotel Bertram, pikirnya, alangkah bagusnya hotel itu! Ah, aku harus melupakan
itu, Hotel St. George cukup menyenangkan). Pada jam yang sudah ditentukan, dia
sudah berada di Berkeley Street. Dia diantar ke sebuah kamar, di mana seorang
wanita yang menyenangkan, yang
berumur kira-kira tiga puluh lima tahun, bangkit dan menyambutnya. Dia Koleksi
ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
memperkenalkan dirinya sebagai Mrs. Sandbourne, dan mengatakan
bahwa dia sendirilah yang akan bertanggung jawab dalam tur khusus itu.
"Apakah saya boleh berkesimpulan bahwa bagi saya perjalanan ini...?"
Dia ragu. Mrs. Sandbourne mendengar nada agak malu dalam suaranya, lalu
berkata, "Oh ya, barangkali seharusnya kami menjelaskan lebih baik dalam surat yang kami
kirimkan pada Anda. Mr. Rafiel sudah membayar semua biaya untuk Anda."
"Anda tahu bahwa dia sudah meninggal, bukan?"
"Ya, tahu. Tapi hal itu sudah diatur sebelum dia meninggal. Dikatakannya bahwa
kesehatannya buruk sekali, dan dia ingin memberikan sesuatu yang menyenangkan
pada seorang teman lamanya, yang tak pernah punya kesempatan untuk bepergian
sebanyak yang diingininya."
II Dua hari kemudian, Miss Marple memasuki sebuah bus yang sangat
nyaman dan mewah. Dia hanya membawa tas yang berisi barang-barang keperluannya
untuk satu malam, sedang kopernya yang baru dan bagus sudah diserahkan pada
sopir bus. Bus itu keluar dari London, menuju ke arah barat laut. Miss Marple
mempelajari daftar nama-nama penumpang yang dilampirkan di dalam sebuah brosur
yang bagus. Brosur itu memberikan keterangan-keterangan terinci mengenai rencana
perjalanan harian bus itu. Juga keterangan-
keterangan lain mengenai hotel-hotel, jam-jam makan, dan tempat-
tempat yang akan dikunjungi. Pada beberapa rencana perjalanan di hari tertentu,
diberikan pula kesempatan untuk memilih: paket untuk yang muda dan aktif, dan
yang lainnya sesuai benar untuk mereka yang sudah tua, yang kakinya sering
sakit, yang menderita encok atau rematik, dan yang lebih suka duduk-duduk saja
daripada berjalan jauh-jauh atau mendaki bukit-bukit. Semuanya diatur dengan
baik dan bijaksana. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Setelah membaca daftar nama penumpang, Miss Marple mengamati
teman-teman seperjalanannya. Hal itu tak sulit dilakukan, karena yang lain pun
sedang melakukan yang sama pula. Mereka juga sedang
mengamati dirinya, tapi sepanjang penglihatannya, tak ada yang
menaruh minat khusus padanya.
Mrs. Riseley-Porter Miss Joanna Crawford Kolonel & Mrs. Walker Mr. & Mrs. H.T.
Butler Miss Elizabeth Temple Profesor Wanstead Mr.
Richard Jameson Miss Lumley Miss Bentham Mr. Caspar Miss Cooke
Miss Barrow Mr. Emlyn Price Miss Jane Marple
Ada empat wanita yang sudah berumur. Mula-mula Miss Marple
mencatat mereka dalam hati, untuk memisahkan mereka dari yang lain.
Dua orang agaknya berteman. Miss Marple memperkirakan mereka
berumur kira-kira tujuh puluh tahun. Boleh dikatakan mereka sama dengan dirinya
sendiri. Seorang di antaranya, jelas tukang mengeluh, yang umpamanya selalu
ingin mendapatkan tempat duduk di bagian depan bus, atau kalau tidak, berkeras
untuk duduk di bagian belakang bus. Dia selalu ingin duduk di sisi bus yang kena
sinar matahari, dan kurang suka duduk di bagian yang teduh. Kadang-kadang dia
menginginkan lebih banyak udara segar, tapi ada kalanya ingin duduk di tempat
yang kurang udaranya. Mereka membawa selimut khusus untuk perjalanan itu, scarf
rajutan, dan setumpuk buku-buku penuntun. Jalannya agak pincang, dan sering
mengeluh sakit kaki, atau sakit pinggang, atau lutut. Namun bagi orang semacam
itu, umur dan penyakit tidak menjadi penghalang baginya untuk menikmati hidup,
selagi masih ada waktu. Dia adalah wanita tua yang sama sekali tak mau tinggal
di rumah. Miss Marple mulai mencatat dalam buku kecil yang dibawanya.
Ada lima belas penumpang, tidak termasuk dirinya sendiri dan Mrs.
Sandbourne. Dan karena dia disuruh pergi mengikuti tur dengan bus ini, Koleksi
ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
pasti sekurang-kurangnya ada satu di antara lima belas penumpang itu yang
penting artinya. Mungkin dia merupakan sumber informasi, atau orang yang ada
hubungannya dengan hukum, atau sesuatu perkara yang melanggar hukum, atau bahkan
mungkin dia seorang pembunuh-seorang pembunuh yang mungkin sudah membunuh atau
yang mungkin sedang bersiap-siap untuk membunuh. Segala-galanya mungkin bagi Mr. Rafiel, pikir Miss
Marple. Pokoknya dia harus mencatat tentang orang-orang ini.
Di halaman sebelah kanan buku catatannya, dia akan menuliskan nama-nama yang
harus mendapatkan perhatian khusus, ditinjau dari sudut pandang Mr. Rafiel.
Sedang di halaman sebelah kiri, dia akan mencatat atau mencoret nama-nama yang
hanya perlu mendapat perhatian bila mereka bisa memberikan informasi, meskipun
mungkin tanpa mereka sadari. Atau mungkin juga, mereka memiliki informasi itu, tapi mereka tak tahu
bahwa informasi itu berguna baginya atau bagi Mr. Rafiel, atau bagi hukum, atau
bagi keadilan-yang terpenting adalah demi keadilan. Di bagian belakang buku
kecilnya, malam ini dia akan mencatat apakah ada yang mengingatkannya pada
tokoh-tokoh yang pernah dikenalnya di masa lalu di St. Mary Mead atau di tempat-
tempat lain. Setiap persamaan bisa merupakan hal yang berguna. Dan itu sudah
sering terbukti di waktu-waktu yang lalu.
Dua orang wanita tua lainnya, agaknya pergi
secara terpisah. Keduanya berumur kira-kira enam puluh tahun. Seorang di
antaranya adalah wanita yang rapi, berpakaian bagus, dan agaknya merasa dirinya
penting dalam kedudukan sosialnya, hal mana agaknya juga diakui oleh yang lain.
Suaranya nyaring dan bernada memerintah.
Dia membawa seorang keponakan, seorang gadis yang berumur delapan belas atau
sembilan belas tahun, yang menyebutnya Bibi Geraldine.
Menurut pengamatan Miss Marple, keponakan itu terbiasa menyesuaikan diri dengan
sikap bibinya yang sok berkuasa. Dia seorang gadis yang menarik dan kelihatan
cukup cerdas. Di seberang lorong bus, dari tempat duduk Miss Marple, ada seorang pria yang
bertubuh besar dan berpundak lebar. Tubuhnya kelihatan kaku, seolah-olah hanya
merupakan hasil susunan potongan-potongan Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
bata, yang dilakukan semba-rangan saja oleh seorang anak kecil yang berke-mauan
keras. Mengenai wajahnya, kelihatannya alam
merencanakan supaya wajah itu berbentuk bulat, tapi wajah itu sendiri melawan
dan ingin tetap berbentuk segi empat, dengan jalan
mengembangkan rahangnya menjadi lebar sekali. Rambutnya lebat,
berwarna abu-abu dan alisnya pun lebat sekali. Kalau dia berbicara, alisnya
turun-naik-untuk memberi tekanan pada apa yang dikatakannya.
Kata-katanya keluar bagaikan rangkaian suara mengaum, hingga
memberikan kesan seolah-olah dia seekor anjing pemburu yang pandai bicara. Dia
duduk berdua dengan seorang
asing yang jangkung dan berkulit gelap, yang bergerak dengan gelisah di tempat
duduknya, dan menggerak-gerakkan tangannya terus. Bahasa
Inggris-nya aneh sekali, kadang-kadang dicampurnya dengan kata-kata bahasa
Prancis dan Jerman. Orang bertubuh besar itu rupanya bisa mengerti pemakaian
kedua bahasa asing itu, dan dapat pula beralih dengan mudahnya ke dalam bahasa
Prancis atau bahasa Jerman. Dengan melihatnya sekilas, Miss Marple langsung bisa
memastikan bahwa yang beralis lebat itu pasti Profesor Wanstead, dan orang asing
yang sibuk bergerak itu adalah Mr. Caspar.
Dia ingin tahu apa gerangan yang sedang mereka bahas dengan begitu hangatnya,
dan dia merasa heran melihat betapa cepat dan kuatnya tekanan bicara Mr. Caspar.
Tempat duduk di depan mereka ditempati oleh seorang wanita tua yang seorang
lagi, yang berumur kira-kira enam puluh tahun. Tubuhnya tinggi, dan pasti
menonjol di antara orang banyak di mana pun dia berada.
Bekas-bekas kecantikannya masih terbayang di wajahnya. Rambutnya yang berwarna
kelabu tua tergelung merupakan sanggul yang tinggi dan ditarik ke belakang,
hingga dengan jelas terlihat dahinya yang mulus.
Suaranya rendah, jelas dan tajam. Dia memiliki kepribadian, pikir Miss Marple.
Orang yang hebat! Ya, dia pasti orang yang hebat. "Dia mengingatkan aku pada
Dame Emily Waldron," pikirnya sendiri. Dame Emily Waldron adalah bekas
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
pimpinan salah satu perguruan tinggi Oxford, dan dia seorang ilmuwan terkemuka.
Pada suatu ketika, waktu Miss Marple bepergian bersama keponakannya, dia bertemu
dengan wanita itu, dan sejak itu dia tak pernah melupakannya.
Miss Marple melanjutkan pengamatannya terhadap para penumpang. Ada dua pasang
suami-istri. Yang sepasang, orang Amerika, setengah baya, dan ramah. Istrinya
banyak bicara, dan suaminya membenarkan saja dengan tenang. Agaknya mereka
Bidadari Biru 1 Pendekar Naga Putih 89 Orang Orang Terbuang Jala Pedang Jaring Sutra 13
^