Pencarian

Pembunuhan Di Malam Natal 2

Pembunuhan Di Malam Natal Hercule Poirot's Christmas Karya Agatha Christie Bagian 2


mereka" Itukah ielueon Anda?" |
Simeon terhenyak. Dia berkata. "Aku memang punya rasa humor yang lain. Aku tidak mengharapkan orang lain
menghargai leluconku. Tapi aku sendiri menikmatinya!"
Dia tidak berkata apa-apa. Sobers w rasa takut menyelinap di hati Simeon Lee.
Dia berkata dengan tajam,
f "Apa yang kaupikirkan?" Hilda Lee berkata dengan perlahan, "Saya takut...EBOOK
INI DI SCAN OLEH OTOY UNTUK KOLEKSI PRIBADI AGAR TERHINDAR DARI KEMUSNAHAN
ottoys@yahoo.com" Simeon berkata, "Kau takut padaku?" Hilda berkata,?"Tidak. Saya takut terjadi sesuatu pada Anda!"
Bagaikan seorang hakim yang baru menjatuhkan " putusan, dia membalikkan badan.
Dia berjalan j dengan gagah, perlahan dan mantap ke luar ruangan....
Simeon duduk memandang pintu dengan mata I kosong.
Kemudian dia berdiri, dan berjalan menuju lemari j besi. Dia bergumam,
"Aku ingin melihat si Cantik....EBOOK INI DI SCAN OLEH OTOY UNTUK KOLEKSI PRIBADI
AGAR TERHINDAR DARI KEMUSNAHAN ottoys@yahoo.com"
3 Bel pintu berdering kira-kira pukul delapan kurang seperempat.
Tressilian keluar untuk melihat siapa yang datang, j Dia kembali ke dapur dan
menjumpai Horbury yang sedang mengangkat cangkir kopi dari nampan dan
memperhatikan tanda yang terdapat pada cangkir-cangkir itu.
"Siapa itu tadi?" kata Horbury.
"Inspektur Polisi Tuan Sugden hati-hati dengan cangkir itu!"
? ?Horbury menjatuhkan salah satu cangkir-cangkir itu. Suaranya terdengar nyaring.
"Coba lihat," kata Tressilian jengkel. "Selama sebelas tahun aku mencuci
cangkir-cangkir itu dan tak satu pun pecah. Tapi sekarang engkau memegang-megang
barang yang bukan urusanmu dan lihat apa yang terjadi!"
"Maaf, Pak Tressilian. Maafkan saya," kata Horbury sungguh-sungguh. Wajahnya
berkeringat. "Saya tidak tahu kenapa bisa pecah. Apakah Bapak tadi bilang bahwa
itu tadi Inspektur Polisi?"
"Ya, Tuan Sugden."
Pelayan pribadi itu membasahi bibirnya yang kering dengan lidahnya.
"Mau m^u apa dia?"
?"Minta sumbangan untuk anak yatim polisi."
"Oh!" dia meluruskan bahunya. Dengan suara yang lebih lancar dia berkata,
"Di a dapat sumbangan apa?"
"Aku membawa bukunya ke Tuan Lee dan beliau menyuruhku mengantar inspektur itu
naik dan menyediakan sherry di meja."
"Di mana-mana orang minta sumbangan pada waktu seperti ini," kata Horbury. "Tuan
tua itu memang murah hati walaupun jahat.EBOOK INI DI SCAN OLEH OTOY UNTUK
KOLEKSI PRIBADI AGAR TERHINDAR DARI KEMUSNAHAN ottoys@yahoo.com"
Tressilian berkata dengan penuh wibawa,
"Beliau memanir seorang tuan yang selalu terbuka tangannya...."
Horbury mengangguk. "Itu adalah hal yang terbaik darinya! Saya harus pergi sekarang." "Nonton
bioskop?" "Saya rasa ya. Mari, Pak."
Dia melangkah ke pintu yang menuju gang ke ruang pelayan. Tressilian memandang
jam di dinding. Dia pergi ke ruang makan dan meletakkan roti di atas serbet.
Setelah semua kelihatan beres, dia memukul gong' yang ada di gang.
Ketika suara gong terhenti inspektur polisi turun. Inspektur Sugden adalah
seorang laki-laki yang menarik dan berbadan besar. Dia memakai jas biru yang
terkancing rapat dan berjalan dengan gagah.
Dia berkata dengan ramah,
"Rasanya malam ini akan beku. Tapi menyenangkan juga sebab cuaca begitu-begitu
saja akhir-akhir ini."
Tressilian berkata sambil menggelengkan kepala, "Udara, lembab membuat rematik
saya 1 kambuh....EBOOK INI DI SCAN OLEH OTOY UNTUK KOLEKSI PRIBADI AGAR TERHINDAR
DARI KEMUSNAHAN ottoys@yahoo.com"
Inspektur itu berkata bahwa rematik memang I tidak menyenangkan dan Tressilian
membukakan pintu depan untuknya.
Pelayan tua itu mengunci pintu dan kembali ke -I gang perlahan-lahan. Lalu ia
meluruskan punggu ng-I nya ketika melihat Lydia melewati ruang duduk. George Lee
baru saja turun. Tressilian siap menunggu. Ketika tamu yang 4 terakhir, Magdalene, masuk ruang
duduk, dia J mempersilakan mereka,
"Makan malam telah siap."
Tressilian adalah seorang ahli pakaian wanita. Dia selalu memperhatikan dan
menilai pakaian wanita-wanita yang dilayaninya ketika dia mengitari meja
makan dengan karaf anggur di tangannya.
Nyonya Alfred mengenakan.baju tafetanya yang baru dengan warna putih dan hitam.
Desainnya menyolok, tapi dia sangat pantas walaupun tidak semua wanita bisa
memakai baju seperti itu. Baju yang dipakai oleh Nyonya George pasti baju butik.
Ia sangat yakin. Pasti mahal sekali. Padahal Tuan George tidak suka mengeluarkan
uang tidak pernah suka. Nyonya David adalah seorang yang sangat baik, tapi ?tidak punya selera berpakaian. Untuk dia sebetulnya baju beludru hitam sangat
cocok. Beludru merah itu tidak pantas. Nona Pilar sekarang. Tak peduli apa pun
yang dipakai akan kelihatan bagus. EBOOK INI DI SCAN OLEH OTOY UNTUK KOLEKSI
PRIBADI AGAR TERHINDAR DARI KEMUSNAHAN ottoys@yahoo.com.Dengan bentuk tubuh dan
rambut yang begitu dia cocok memakai apa saja. Tapi dia hanya memakai rok putih
murahan saja. Tuan Lee pasti akan segera membereskan soal pakaiannya! Dia pasti
senang kepadanya. Selalu demikian bila seorang laki-laki menjadi tua. Seorang
wanita muda akan membuatnya senang.
"Anggur merah atau putih?" gumam Tressilian dengan hormat pada Nyonya George.
Ekor matanya melihat pada Walter, pelayan muda itu, yang lagi-lagi memberikan
sayuran sebelum kuahnya padahal sudah diberi tahu!?Tressilian mengedarkan kue dadar. Dia heran pada dirinya sendiri karena apa yang
biasa menarik perhatiannya, yaitu pakaian wanita-wanita dan kekurangan-
kekurangan Walter, lewat begitu saja.EBOOK INI DI SCAN OLEH OTOY UNTUK KOLEKSI
PRIBADI AGAR TERHINDAR DARI KEMUSNAHAN ottoys@yahoo.com.
atannya semua tak bergairah untuk bicara malam ini. Tetapi tidak semuanya diam
Tuan Harry bicara terus oh, bukan, bukan Tuan Harry tapi tuan yang dari
? ?Afrika Selatan itu. Dan yang lain juga berbicara, tetapi hanya -sesekali. Ada
sesuatu yang sedikit aneh pada mereka.
?Tuan Alfred, misalnya, kelihatan seperti sakit.EBOOK INI DI SCAN OLEH OTOY UNTUK
KOLEKSI PRIBADI AGAR TERHINDAR DARI KEMUSNAHAN ottoys@yahoo.com' Seolah-olah dia
terkejut atau terpukul. Dia kelihatan bingung dan hanya meletakkan makanannya di
pinng tanpa memakannya. Isterinya kelihatan
kuatir. Tressilian tahu pasti akan hal itu. Selalu berusaha melihat suaminya
diam-diam tanpa terlalu menyolok. Tuan George kelihatan merah wajahnya hanya
?menelan makanannya tanpa dirasakan. Bisa tersedak nanti kalau dia tidak hati-
hati. Nyonya George tidak makan. Sedang berdiet. Nona Pilar kelihatannya
menikmati makanannya dan bercakap-cakap serta tertawa-tawa dengan tuan yang dari
Afrika Selatan itu. Laki-laki itu kelihatannya tertarik kepadanya. Mereka
kelihatannya tidak memikirkan apa-apa!
Tuan David" Tressilian merasa kuatir melihat Tuan David. Dia kelihatan seperti
ibunya. Dan kelihatan tetap muda. Tetapi gugup nah, dia menggulingkan
?gelasnya. Tressilian bergerak-cepat, membersihkan yang kotor. Beres sekarang. Tuan David
kelihatannya tidak tahu apa yang dilakukannya barusan. Hanya duduk dengan mata
kosong dan muka pucat. Memikirkan muka pucat, Tressilian jadi ingat Horbury yang juga pucat ketika dia
mendengar ada polisi datang ke rumah ..EBOOK INI DI SCAN OLEH OTOY UNTUK KOLEKSI
PRIBADI AGAR TERHINDAR DARI KEMUSNAHAN ottoys@yahoo.com. seolah-olah...
Lamunan Tressilian terhenti kaget. Walter menjatuhkan sebuah pir dari piring
yang sedang dipegangnya. Pelayan zaman sekarang memang
benar-benar tak bisa diandalkan! Seharusnya menjadi penjaga kandang saja! Dia
kemudian berkeliling dengan anggur manis. Tuan Harry kelihatan sedikit
bingung malam ini. Dia terus menerus melihat Tuan Alfred. Kedua orang itu tak
pernah cocok, semenjak kecil sekalipun. Tuan Harry memang kesayangan ayahnya dan
itu menyakitkan hati Tuan Alfred. Tuan Lee tidak terlalu peduli pada Tuan
Alfred. Kasihan, karena Tuan Alfred kelihatannya selalu taat kepada ayahnya.
Sekarang Nyonya Alfred berdiri. Dia berkeliling meja. Desain pada baju tafetanya
kelihatan sangat bagus, dan mantel yang dipakainya sangat serasi. Nyonya yang
sangat luwes. Tressilian keluar menuju dapur, dan menutup pintu ruang makan yang masih ramai
oleh tuan-tuan. Mereka sedang menikmati anggur.
Dia mengambil nampan kopi dan menuju ke ruang duduk.' Keempat wanita itu duduk
di sana dengan sikap kaku. Mereka tidak berbicara. Dia mengedarkan kopi diam-
diam. Dia keluar lagi. Ketika dia masuk dapur dia mendengar pintu ruang makan terbuka.
David Lee keluar menuju ruang duduk.
Tressilian kembali ke dapurnya. Dia memikirkan Walter. Anak itu benar-benar
tidak sopani Tressilian merasa capai dan duduk sendirian di dapur.
Dia merasa sedih. Malam Natal dengan suasana kaku dan tegang seperti ini ?..EBOOK INI DI SCAN OLEH OTOY UNTUK KOLEKSI PRIBADI AGAR TERHINDAR DARI
KEMUSNAHAN ottoys@yahoo.com. dia tidak suka!
Dengan berat hati dia berdiri. Dia pergi ke ruam, duduk dan mengumpulkan
cangkir-cangkir kop" Ruangan itu kosong, hanya ada Lydia yang sedang berdiri
agak tersembunyi di balik tirai di ujung mangan. Dia berdiri di sana sambil
melihat ke luar, Dari ruang sebelah, terdengar suara piano.
Tuan David memainkan piano. Tressilian merasa heran mengapa dia memainkan lagu
Mars Kematian! Karena memang demikian suasananya. Oh, mengapa segalanya jadi
tidak keruan" Perlahan-lahan dia berjalan di gang menuju dapur.
Pada saat itulah dia mendengar suara ribut dari atas ..EBOOK INI DI SCAN OLEH
OTOY UNTUK KOLEKSI PRIBADI AGAR TERHINDAR DARI KEMUSNAHAN ottoys@yahoo.com.
gelas pecah, perabot terbalik dan suara-suara barang berantakan.
?"Ya, Tuhan!" pikir Tressilian. "Apa saja yang dilakukan Tuan Besar" Ada apa di
atas?" Dan kemudian, terdengar jeritan nyaring dan tajam raungan mengerikan yang
?tiba-tiba hilang seperti orang tersedak.
Tressilian terpaku sejenak, lalu dia lari ke gang dan naik ke. tangga yang
lebar. Yang lain-lain juga lari bersama dia. Jeritan itu terdengar ke seluruh
sudut rumah. Mereka berlari ke atas, memutari tikungan, melewati patung-patung yang putih
berkilau menuju pintu Tuan Simeon. Tuan Farr dan Nyonya David telah ada di sana. Nyonya itu
bersandar di dinding dan Tuan Farr berusaha memutar pegangan pintu.
"Pintu ini terkunci," katanya. "Pintunya terkunci!EBOOK INI DI SCAN OLEH OTOY
UNTUK KOLEKSI PRIBADI AGAR TERHINDAR DARI KEMUSNAHAN ottoys@yahoo.com"
Harry Lee-mendorong dan mencoba memutar, pegangan pintu.
"Ayah!" teriaknya. "Ayah, bukakan pintu." Dia mengangkat tangannya dan semuanya
diam mendengar. Tak ada jawaban. Tak ada suara dari
dalam kamar. Bel pintu depan berbunyi tetapi tak seorang pun
memperhatikannya. Stephen Farr berkata,
"Kita harus merusak pintu ini. Hanya itu
satu-satunya jalan." Harry berkata,
"Itu sulit. Pintu-pintu di sini kuat. Ayo, Alfred." Mereka mendorong bersusah
payah bersama-sama. Kemudian mereka mengambil sebuah bangku jati dan memakainya sebagai pendobrak
pintu. Akhirnya pintu pun terbuka. Engselnya pecah dan daun pintunya lepas dari
kerangkanya. Sejenak mereka berdiri tertegun di situ melihat ke dalam ruangan. Yang mereka
lihat adalah sebuah pemandangan yang tak akan terlupakan...EBOOK INI DI SCAN OLEH
OTOY UNTUK KOLEKSI PRIBADI AGAR TERHINDAR DARI KEMUSNAHAN ottoys@yahoo.com.
Jelas telah terjadi sebuah pergumulan hebat. Perabot-perabot yang berat
terbalik. Jambangan bunga porselin pecah terserak di lantai. Di tengah-tengah
karpet di depan perapian yang apinya menyala-nyala tergeletak Simeon Lee
berkubang darah ... darah yang terpercik ke mana-mana. Tempat itu berantakan.
Terdengar suara keluhan panjang yang gemetar dan kemudian dua suara bergantian.
Anehnya, kata-kata. yang mereka ucapkan adalah ungkapan semua.
David Lee berkata, "Penggilingan Tuhan menggilas perlahan.,,EBOOK INI DI SCAN OLEH OTOY UNTUK
KOLEKSI PRIBADI AGAR TERHINDAR DARI KEMUSNAHAN ottoys@yahoo.com,"
Suara Lydia terdengar seperti bisikan, . "Siapayang mengira lelaki tua itu punya
beoitu A " darah dalam dirinya?"EBOOK INI DI SCAN OLEH OTOY UNTUK KOLEKSI
PRIBADI AGAR TERHINDAR DARI KEMUSNAHAN ottoys@yahoo.com
4 Inspektur Sugden. membunyikan bel tiga kali Karena jengkel akhirnya dia memukul-
mukulkan pengetuk pintu. Walter yang ketakutan datang membukakan pintu.
"Oh er," katanya. Wajahnya kelihatan lega. "Saya baru saja menelepon polisi."?"Ada apa?" kata Inspektur Sugden tajam. "Apa yang terjadi di sini?"
Walter berbisik, "Tuan besar Lee. Dibunuh...."
Inspektur itu mendorongnya dan lari ke atas. Dia ' masuk ruangan tanpa seorang
pun sadar akan kedatangannya. Ketika dia masuk dia melihat Pilar memungut
sesuatu dari lantai. Dia melihat David Lee berdiri dengan tangan menutup kedua
matanya. Dia melihat yang lain-lainnya menggerombol dalam kelompok kecil. Hanya Alfred
Lee saja yang mendekati tubuh ayahnya. Sekarang dia berdiri sangat dekat dan
melihat ke bawah. Wajahnya kosong.
George Lee berkata dengan nada mengatur, "Jangan menyentuh apa-apa ingat apa
? ?pun sampai polisi datang. Itu sangat penting." "Maaf," kata Sugden.
?Dia membuka jalan maju, perlahan-lahan tangannya mendorong nyonya-nyonya ke
pinggir. Alfred Lee mengenalnya.
"Ah," katanya. "Ternyata Anda, Inspektur
Sugden. Anda datang sangat cepat.EBOOK INI DI SCAN OLEH OTOY UNTUK KOLEKSI
PRIBADI AGAR TERHINDAR DARI KEMUSNAHAN ottoys@yahoo.com"
"Ya, Tuan Lee." Inspektur Sugden tidak mau membuang-buang waktu untuk
menerangkan. "Apa yang terjadi?" "Ayah saya," kata Alfred Lee, "dibunuh..."
Suaranya terputus. Magdalene tiba-tiba mulai menangis histeris. Inspektur Sugden mengangkat
tangannya. Dia berkata penuh wibawa, "Silakan keluar dulu semua kecuali Tuan Lee
dan er Tuan George Lee....EBOOK INI DI SCAN OLEH OTOY UNTUK KOLEKSI PRIBADI ? ?AGAR TERHINDAR DARI KEMUSNAHAN ottoys@yahoo.com"
Mereka menuju ke pintu perlahan-lahan, dengan segan, seperti biri-biri.
Inspektur Sugden tiba-tiba menahan Pilar.
"Maaf, N ona," katanya dengan ramah. "Apa pun tidak boleh dipegang atau
diambil." Gadis itu memandang kepadanya. Stephen Farr berkata dengan tidak sabar, "Tentu
saja. Dia kan tahu." Dengan suara yang tetap ramah Inspektur Sugden berkata,
"Anda baru saja mengambil sesuatu, bukan?" Mata Pilar terbuka lebar-lebar. Dan
memandang polisi itu dan berkata dengan ragu-ragu,
"Apa betul?" Inspektur Sugden masih tetap ramah. Hanya
suaranya lebih tegas. ,. Dia berkata, "Ya, saya melihat Anda....EBOOK INI DI SCAN
OLEH OTOY UNTUK KOLEKSI PRIBADI AGAR TERHINDAR DARI KEMUSNAHAN ottoys@yahoo.com"
"Ob!" "Jadi berikan kepada saya. Benda itu ada tjj tangan Anda."
Pilar membuka genggaman tangannya perlahan, lahan. Yang terlihat adalah sepotong
karet dan sebuah benda kecil dari kayu. Inspektur Sugden mengambilnya,
memasukkannya ke dalam amplop dan ke dalam sakunya. Dia berkata. 'Terima kasih.
Dia berbalik. Sesaat mata Stephen Farr menunjuk*EBOOK INI DI SCAN OLEH OTOY
UNTUK KOLEKSI PRIBADI AGAR TERHINDAR DARI KEMUSNAHAN ottoys@yahoo.com. kan
kekaguman. Seolah-olah dia tadi telah menganggap remeh inspektur yang tinggi
besar dan tampan I itu. Perlahan-lahan mereka keluar dari ruangan. Dari belakang mereka mendengar suara
inspektur itu berkata dengan sopan dan tegas,
"Dan sekarang, silakan...."
5 "Kayu bakar memang aneh," kata Kolonel Johnson sambil melemparkan kayu itu ke
perapian dan mendekatkan kursinya ke nyala api. "Jangan segan-segan," katanya
ramah menawarkan minuman yang ada di dekat siku tamunya.
Tamu itu menolak sopan dengan mengangkat tangannya. Dengan hati-hati dia
mendekatkan kursinya ke kayu yang membara, walaupun dia tahu bahwa seandainya
sol sepatunya terbakar sekalipun tidak akan mengurangi dingin yang menyusup


Pembunuhan Di Malam Natal Hercule Poirot's Christmas Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

bagian belakang bahunya. Kolonel Johnson, kepala polisi Middleshirc, beranggapan bahwa tak ada yang lebih
baik dari kayu api, tapi Hercule Poirot berpendapat bahwa pemanas sentral lebih
bisa bekerja dengan baik!
"Kasus Cartwright itu benar-benar mengagumkan,EBOOK INI DI SCAN OLEH OTOY UNTUK
KOLEKSI PRIBADI AGAR TERHINDAR DARI KEMUSNAHAN ottoys@yahoo.com puji tuan rumah
mengingatkan kisah itu. "Orang itu luar biasa. Sikapnya benar-benar menarik. Dan
ketika dia ke sini dengan Anda, kami menelan apa saja yang disodorkannya." Dia
menggelengkan kepala. "Kami tidak akan pernah lagi dapat kasus yang seperti
itu," katanya. "Sayangnya peracunan nikotin sangat jarang."
"Pada suatu ketika Anda akan mempertimbangkan kembali pendapat bahwa peracunan
bukanlah suatu hal yang jamak di lakukan di Inggris," kata Hercule Poirot. "Cara
yang biasa dipakai orang asing! Tidak sportif!"
"Saya rasa kami tidak pernah berpendapat begitu," kata Kepala Polisi. "Banyak
peracunan dengan arsenik barangkali lebih banyak dari yang diperkirakan." ?"Barangkali ya."
'Peracunan selalu menimbulkan kasus yang udak enak," katajohnson.EBOOK INI DI
SCAN OLEH OTOY UNTUK KOLEKSI PRIBADI AGAR TERHINDAR DARI KEMUSNAHAN
ottoys@yahoo.com "Kesaksian yang berlain-lainan dari para ahli dan dokter-
?dokter itu menjadi begitu berhati-hati dengan kata-kata mereka. Selalu menjadi
kasus sulit yang dibawa ke depan juri. Seandainya ada pembunuhan (mudah-mudahan
saja tidak ada), saya ingin menjumpai kasus yang tidak berbelit-belit, yang
tidak ada keragu-raguan lagi mengenai sebab kematiannya." Poirot mengangguk.
"Luka karena peluru, kerongkongan yang tergo rok, dan tengkorak vang pecah"
Itukah yang Anda pilih" EBOOK INI DI SCAN OLEH OTOY UNTUK KOLEKSI PRIBADI AGAR
TERHINDAR DARI KEMUSNAHAN ottoys@yahoo.com
"Ah, jangan bilang itu pilihan, Kawan. Jangan berpendapat seolah-olah saya suka
kasus pembunuh, ani Saya harap tak ada kasus seperti*'itu lagi Bagaimanapun kami
merasa aman dengan kedatang. an Anda."
Poirot mulai merendah, "Reputasi saya ..."
Tetapi Johnson meneruskan,
"Hari Natal,-" katanya. "Damai, kebaikan dan semacamnya. Kebaikan -di mana-
?mana." Hercule Poirot bersandar di kursinya. Dial Menyatukan ujung-ujung jari
langgannya. Diam-I diam dia mempelajari tuan rumah.
Dia bergumam, "Kalau demikian Anda berpendapat bahwa pada waktu Natal tidak pada tempatnya ada
suatu kejahatan?" "Itu yang saya maksudkan."
"Mengapa?" "Mengapa?"Johnson sedikit tergeser langkahnya. "Ya, seperti telah saya katakan
waktu bersukacita dan semacamnya!"?Hercule Poirot bergumam,
"Ah, orang Inggris memang sentimental.'"
Johnson berkata dengan keras,
"Memang kenapa" Apakah salah kalau kami melakukan hal-hal seperti yang telah
dilakukan bertahun-tahun selama ini" Pesta-pesta tradisional"
"Tidak ada jeleknya. Semua menarik! Tetap
sekarang marilah kita melihat fakta. Anda tadi mengatakan bahwa Natal adalah
waktu bersenang-senang. Bukankah ini berarti banyak makan-makan dan minum-minum.
Bukankah ini' berarti makan yang berlebihan dan berarti tidak ada kesanggupan
untuk mencerna! Sedangkan ketidaksanggupan untuk mencerna akan menimbulkan
marah-marah!" "Kriminalitas," kata Kolonel Johnson, EBOOK INI DI SCAN OLEH OTOY UNTUK KOLEKSI
PRIBADI AGAR TERHINDAR DARI KEMUSNAHAN ottoys@yahoo.com"tidaklah disebabkan oleh
marah-marah." "Saya tidak begitu yakin! Mari kita lihat dari sudut lain. Pada waktu Natal ada
suasana kebaikan. Dan seperti Anda katakan tadi, adalah 'sesuatu yang harus
dilakukan'. Pertengkaran diusahakan agar diredakan sebisa-bisanya, mereka yang
saling bertentangan bersedia untuk berbaik walaupun hanya untuk sementara."
Johnson mengangguk. "Melupakan yang sudah-sudah, ya betul."
Poirot melanjutkan, "Dan keluarga sekarang. Mereka yang berpisah sepanjang tahun berkumpul lagi.'Nah
dalam kondisi seperti itu Anda harus mengakui bahwa sering kali terjadi
ketegangan. Orang yang pada dasarnya kurang ramah memaksa dirinya kelihatan
ramah! Jadi pada waktu Natal sebetulnya terjadi kemunafikan, kemunafikan
terhormat, kemunafikan yang terjadi dengan motif yang baik, tetapi tetap saja
namanya kemunafikan!EBOOK INI DI SCAN OLEH OTOY UNTUK KOLEKSI PRIBADI AGAR
TERHINDAR DARI KEMUSNAHAN ottoys@yahoo.com"
"Wah, saya tidak akan beranggapan seperti itu," kata Kolonel Johnson ragu-ragu.
Poirot mendengarkannya. "Tidak, tentu saja tidak. "Sawilah yang beranggap, an begitu. Bukan Anda! Saya
ingin menunjukkan kepada Anda bahwa dalam kondisi seperu ini OLEH OTOY UNTUK KOLEKSI PRIBADI AGAR TERHINDAR DARI KEMUSNAHAN ottoys@yahoo.com"
ketegangan mental, fisik yang udak sehat -~ sangatlah mungkin rasa tidak suka
yang dulunya biasa-biasa saja, dan pertentangan-pertentangan yang sifatnya
remeh, tiba-tiba saja menjadi lebih parah. Akibat dari berpura-pura ramah,
berpura-pura pemaaf, atau berpura-pura bersikap lebih mau mengerti, cepat atau
lambat akan menyebabkan seseorang bersikap lebih tidak terpuji, lebih kasar, dan
lebih negatif dari yang sebenarnya! Kalau Anda membendung tingkah laku alamiah,
cepat atau lambat bendungan itu akan meledak dan terjadilah mala petaka!"
Kolonel Johnson memandang kepadanya dengan ragu-ragu.
"Saya tak tahu kapan Anda berkata serius dan kapan bercanda."
Poirot tersenyum kepadanya.
"Saya tidak serius! Sama sekali tidak! Tapi sapu I saja, apa yang saya katakan
itu benar kondisi yang palsu akan menimbulkan reaksi wajar."?Pelayan Kolonel Johnson masuk ke dalam ruangan.
"Inspektur Sugden menelepon, Tuan."
"Baik, aku akan ke sana.EBOOK INI DI SCAN OLEH OTOY UNTUK KOLEKSI PRIBADI AGAR
TERHINDAR DARI KEMUSNAHAN ottoys@yahoo.com"
Setelah minta maaf Kepala Polisi itu meninggal* kan ruangan.
Tiga menit kemudian dia kembali. Wajahnya murung dan gelisah.
"Sialan!" katanya. "Kasus pembunuhan! Pada malam Natal lagi!"
Alis mata Poirot naik. "Apakah sudah pasti pembunuhan"
?"Eh" Oh, tak mungkin ada sebab yang lain! Kas yang sangat jelas. Pembunuhan
?dan sangat kejam!" "Siapa korbannya?"
"Simeon Lee tua. Salah satu dari orang-orang terkaya di sini. Sumber kekayaannya
dari Afrika Selatan. Emas bukan, berlian kalau tak salah. Dia mengeruk
?kekayaan dengan memproduksi suatu peralatan khusus untuk penambangan. Saya kira
itu adalah penemuannya. Pokoknya dia berhasil dengan usaha itu. Orang-orang
mengatakan bahwa dia menjadi multi milyuner.EBOOK INI DI SCAN OLEH OTOY UNTUK
KOLEKSI PRIBADI AGAR TERHINDAR DARI KEMUSNAHAN ottoys@yahoo.com"
Poirot berkata, "Apakah orang-orang menyukai dia?"
Johnson berkata perlahan-lahan,
"Saya rasa tak ada orang yang suka padanya. Orangnya aneh. Beberapa tahun
terakhir ini dia cacat. Saya sendiri tidak begitu tahu tentang dia. Tapi tentu
saja dia merupakan salah seorang tokoh di daerah ini." ,
"Jadi kasus ini akan menggemparkan?" r "Ya. Saya harus pergi ke Longdale
secepatnya." Dia ragu-ragu, memandang pada tamunya. Poi menjawab pertanyaan yang tak
terucapkan itu. "Anda mau agar saya ikut serta"EBOOK INI DI SCAN OLEH OTOY UNTUK
KOLEKSI PRIBADI AGAR TERHINDAR DARI KEMUSNAHAN ottoys@yahoo.com'
Johnson berkata dengan kaku,
"Rasanya malu untuk meminta Anda datang. Tapi; ya, Anda tahu apa yang terjadi!
Inspektur Sugden adalah seorang yang baik; teliti, hati-hati, bisa dipercaya -
tapi - ya, dia bukanlah seorang
ebook ini di scan oleh otoy untuk koleksi pribadi agar terhindar dari kemusnahan
ottoys@yahoo.com yang imajinatif. Saya akan senang mendapat nasihat Anda."
Dia berhenti sejenak pada akhir kalimatnya, membuat kata-katanya terdengar
seperti telegram. Poirot menanggapi dengan cepat.
"Saya akan senang sekali. Saya akan membantu sebisa-bisanya. Kita jangan
menyakitkan hati" inspektur yang baik itu. Ini akan menjadi kasus yang ^
ditangani dia bukan saya. Saya hanya konsultan tidak resmi" Kolonel Johnson ?berkata dengan hangat, "Anda memang baik, Poirot.EBOOK INI DI SCAN OLEH OTOY
UNTUK KOLEKSI PRIBADI AGAR TERHINDAR DARI KEMUSNAHAN ottoys@yahoo.com" Dengan
kata-kata penghargaan itu keduanya berangkat keluar.
6 Yang membukakan pintu depan adalah seorang polisi. Di belakangnya muncul
Inspektur Sugden dan . berkata,
"Senang sekali Bapak bisa datang. Apakah Bapak mau duduk di ruang sebelah
kiri'ini ruang belajar Tuan Lee" Saya akan menyelesaikan hal-hal rutin dulu.
?Kasus ini aneh." Dia membawa mereka masuk ke sebuah ruangan kecil di sebelah kiri gang. Di situ
ada telepon dan sebuah meja besar yang penuh kertas-kertas berserakan. Sepanjang
dinding itu terdapat rak-rak ', buku.
Kepala Polisi berkata, "Sugden, ini Tuan Hercule Poirot. Barangkali kau pernah mendengar tentang
beliau. Kebetulan beliau 2
sedang berlibur di tempatku, Ini Inspektur Sugden, Tuan Poirot."
Poirot membungkuk dan memperhatikan laki-laki yang ada di depannya. Dia melihat
seorang laki-laki tinggi dengan bahu tegap dan sikap militer, hidung bengkok,
dagu yang menantang, dan kumis lebat berwarna coklat kemerahan. Sugden memandang
tajam pada Hercule Poirot setelah diperkenalkan. Hercule Poirot memandang tajam
pada kumis Inspektur Sugden. Kumis lebat itu kelihatannya sangat menarik
hatinya. Inspektur berkata, "Tentu saja saya telah mendengar tentang Anda, Tuan Poirot. Anda berada di
daerah sini beberapa tahun yang lalu kalau saya tidak keliru. Kematian Tuan
Bartholomeuw Strange. Kasus peracunan. Nikotin. Bukan daerah saya, tapi saya
mendengar hal itu." Kolonel Johnson berkata dengan tidak sabar,EBOOK INI DI SCAN OLEH OTOY UNTUK
KOLEKSI PRIBADI AGAR TERHINDAR DARI KEMUSNAHAN ottoys@yahoo.com
?"Sekarang, Sugden, ceritakan faktanya. Engkau mengatakan sebuah kasus yang
gamblang." "Ya, Pak, memang ini pembunuhan tak diragukan lagi. Leher Tuan Lee digorok
? ?kata dokter pembuluh darah utama lehernya terpotong. Tapi ada hal yang aneh
dengan kasus ini." "Maksudmu..."EBOOK INI DI SCAN OLEH OTOY UNTUK KOLEKSI PRIBADI AGAR TERHINDAR DARI
KEMUSNAHAN ottoys@yahoo.com"
"Saya harap Bapak mendengarkan cerita saya. dulu. Begini. Sore tadi setelah jam
lima saya ditelepon Tuan Lee di kantor polisi Addlesfield. Kedengarannya agak
aneh meminta saya antuki datang jam delapan malam ini secara terperinci
? ?menyebutkan waktu. Dan beliau juga meminta agar
saya memberi tahu pelayan bahwa saya minta sumbangan untuk polisi.'EBOOK INI DI
SCAN OLEH OTOY UNTUK KOLEKSI PRIBADI AGAR TERHINDAR DARI KEMUSNAHAN
ottoys@yahoo.com" Kepala Polisi memandangnya dengan tajam. "Membuat dalih yang masuk akal agar kau
bisa masuk rumah?" "Benar, Pak. Karena Tuan Lee adalah seorang yang penting, saya pun menyanggupi
permintaan beliau. Saya sampai di sini jam delapan kurang sedikit, dan
mengatakan kepada pelayan bahwa saya mencari langganan untuk sumbangan anak ?yatim polisi.- Pelayan itu masuk dan keluar lagi memberi tahu bahwa Tuan Lee
akan menerima saya. Dia menyuruh saya masuk ke kamar Tuan Lee yang ada di lantai
atas, tepat di atas ruang makan."
Inspektur Sugden berhenti, menarik napas, dan melanjutkan laporannya dengan
sikap resmi. "Tuan Lee duduk di dekat perapian. Beliau mengenakan baju tidur. Ketika pelayan
telah meninggalkan ruangan, Tuan Lee menyuruh saya duduk di dekatnya. Dengan
agak ragu-ragu beliau berkata akan memberi tahu saya tentang adanya pencurian.
Saya bertanya apa yang hilang. Beliau mengatakan bahwa belian yakin berlian-
berlian tak terasah seharga beberapa ribu pounds telah hilang dari lemari
besinya." "Berlian?" tanya Kepala Polisi. " "Ya, Pak. Saya mengajukan beberapa
pertanyaan rutin, tetapi sikap beliau sangat ragu-ragu dan jawaban beliau pun
kabur. Pada akhirnya beliau mengatakan, 'Anda harus mengerti, Inspektur, bahwa
saya mungkin keliru dalam hal ini.' Saya berkata, 'Saya tidak mengerti, Tuan.
Apakah berlian itu htlaner atau tidak salah satu.' Belia.EBOOK INI DI SCAN OLEH
?OTOY UNTUK KOLEKSI PRIBADI AGAR TERHINDAR DARI KEMUSNAHAN ottoys@yahoo.com
'Berlian itu sudah pasti hilang, tetapi mungkin juga
hal itu hanya suatu lelucon saja.' Itu aneh kedengarannya, tapi saya tidak
berkata apa-apa. Beliau melanjutkan, 'Sulit bagi saya untuk menerangkan secara
terperinci, tetapi yang penting adalah ini: sejauh ini saya bisa mengatakan
bahwa hanya dua orang yang punya kemungkinan mengambil batu itu. Salah seorang
mungkin melakukannya sebagai suatu lelucon. Kalau batu itu diambil oleh orang
satunya, maka itu berarti benar-benar hilang.' Saya berkata, 'Jadi apa yang Tuan
ingin agar saya lakukan"' Beliau cepat-cepat berkata, 'Saya harap Anda datang ke
sini lagi kira-kira satu jam lagi jangan, sedikit lebih lambat kira-kira
? ?jam sembilan seperempat. Pada waktu itu saya akan bisa mengatakan dengan pasti
apakah saya kecurian atau tidak.' Saya bingung tetapi mengiakan saja dan
keluar.EBOOK INI DI SCAN OLEH OTOY UNTUK KOLEKSI PRIBADI AGAR TERHINDAR DARI
KEMUSNAHAN ottoys@yahoo.com"
Kolonel Johnson berkomentar,
"Aneh sangat aneh. Apa pendapat Anda,
?Poirot?" "Bolehkah saya bertanya, Inspektur, apa kesimpulan Anda?"
Inspektur itu mengusap dagunya sambil berkata dengan hati-hati,
"Bermacam-macam kemungkinan muncul di benak saya, tetapi pada umumnya saya
memperkirakan ini. Tidak ada kemungkinan lelucon dalam hal ini. Berlian-itu
memang sudah dicuri. Tetapi beliau tidak yakin siapa yang mengambilnya. Saya
beranggapan bahwa beliau mengatakan yang sebenarnya ketika berkata bahwa
kemungkinannya adalah satu dari dua orang dan dari kedua orang
?itu satu adalah pelayan dan yang lainnya adalah seorang anggota keluarga,*
Poirot mengangguk senang.
"Bagus. Ya, itu memang bisa menyebabkan sikap aneh."
"Karena itulah beliau menginginkan agar saya kembali lagi. Sementara itu beliau
ingin menanyai orang tersebut. Beliau akan mengatakan bahwa beliau sudah
mengadukan hal tersebut kepada polisi, tetapi kalau berlian itu dikembalikan
maka tidak akan ada keributan.EBOOK INI DI SCAN OLEH OTOY UNTUK KOLEKSI PRIBADI
AGAR TERHINDAR DARI KEMUSNAHAN ottoys@yahoo.com" Kolonel Johnson berkata.
"Dan kalau orang yang dicurigai tidak memberikan respons?"
"Kalau demikian beliau akan menyerahkan persoalan ini pada polisi."
Kolonel Johnson mengerutkan muka dan memilin kumisnya. Dia seperti kurang
setuju. "Mengapa hal itu tidak dilakukan sebelum memanggilmu?"
'Tidak, udak, Pak," Inspektur itu menggelengkan | kepalanya. "Kalau beliau
melakukan hal itu, maka itu hanya berarti gertakan saja. Tidak akan meyakinkan.
Orang itu mungkin akan berpikir, 'Si Tua itu tidak akan memanggil polisi
walaupun mencurigai sesuatu.' Tetapi kalau beliau mengatakan 'Aku sudah bicara
dengan polisi, Inspektur itu baru saja pergi.' Lalu si pencuri bertanya kepada
pelayan, misalnya, dan pelayan membenarkan. Dia bilang, 'Ya, Inspektur tadi ke
sini sebelum makan malam.EBOOK INI DI SCAN OLEH OTOY UNTUK KOLEKSI PRIBADI AGAR
TERHINDAR DARI KEMUSNAHAN ottoys@yahoo.com'Si pencuri pan yakin bahwa beliau
benar-benar serius dan terserah kepadanya untuk mengembalikan batu
"Hm, ya, memang benar," kata Kolonel Johnson.
"Apa kau punya pendapat, Sugden, siapa kira-kira
anggota keluarga yang terlibat?" "Tidak, Pak." "Tak ada tanda-tanda?" "Tidak."
Johnson menggelengkan kepala. Lalu dia berkata,
"Baik, kita teruskan."
Inspektur Sugden kembali bersikap resmi.
"Saya kembali ke sini tepat jam sembilan seperempat. Tepat ketika saya akan
membunyikan bel pintu depan, saya mendengar suara jeritan dari dalam rumah dan
kemudian suara-suara ribut, jeritan, dan gempar. Saya membunyikan bel beberapa
kali dan memukul-mukulkan pengetuk pintu. Kira-kira tiga atau empat menit
kemudian baru pintu dibukakan. Ketika pelayan membuka pintu, saya sudah bisa
menduga bahwa telah terjadi sesuatu yang udak beres. Seluruh tubuh pelayan itu
gemetar dan dia kelihatan hampir pingsan. Dengan tersendat-sendat dia mengatakan
bahwa Tuan Lee terbunuh. Saya lari ke atas. Kamar Tuan Lee sudah berantakan.
Kelihatannya terjadi sebuah pergumulan seru. Tuan Lee sendiri tergeletak
berlumur darah di depan perapian dengan leher tergorok.EBOOK INI DI SCAN OLEH
OTOY UNTUK KOLEKSI PRIBADI AGAR TERHINDAR DARI KEMUSNAHAN ottoys@yahoo.com"


Pembunuhan Di Malam Natal Hercule Poirot's Christmas Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Kepala Polisi berkata dengan tajam, "Tak ada kemungkinan bunuh diri?"
Sugden menggelengkan kepala.
"Tidak mungkin, Pak. Pertama-tama kursi dan meja terbalik semua, barang-barang
tembikar dan gelas pecah, dan kemudian tak ada tanda-tanda pisau
Kepala Polisi berkata dengan bijaksana, "Ya, memang kelihatannya meyakinkan. Ada
seseorang di dalam kamar?" "Hampir semua anggota keluarga di situ, Pat
Berdiri berkeliling."
Kolonel Sugden berkata dengan tajam, "Ada pendapat, Sugden?"
Inspektur itu berkata perlahan-lahan, "Urusan ini memang menjengkelkan, Pak.
Saya mengira salah seorang dari mereka pasti telah melakukannya. Saya tidak
yakin orang lain bisa melakukannya dan keluar pada waktunya.EBOOK INI DI SCAN
OLEH OTOY UNTUK KOLEKSI PRIBADI AGAR TERHINDAR DARI KEMUSNAHAN ottoys@yahoo.com"
"Bagaimana dengan jendela" Tertutup atau terbuka?"
"Ada dua jendela di kamar itu, Pak. Yang satu tertutup dan terkunci. Yang satu
terbuka beberapa inci di bagian bawah tetapi posisinya memang begitu. Saya ?sudah mencobanya untuk membuka, tetapi tetap terkunci rapat seperti itu saya
?kira karena tak pernah dibuka bertahun-tahun. Dan lagi dinding di luar sangat
halus dan tidak retak tidak ada tanaman rambat. Saya tidak tahu bagaimana
?orang itu keluar kamar." nay
"Berapa pintu di kamar itu?" "Hanya satu. Kamar itu di ujung gang. Pintu itu
terkunci dari dalam. Ketika anggota keluarga mendengar suara orang bergumul dan
jeritan ;EBOOK INI DI SCAN OLEH OTOY UNTUK KOLEKSI PRIBADI AGAR TERHINDAR DARI
KEMUSNAHAN ottoys@yahoo.com1 nyaring Tuan Lee dan berlari ke atas, mereka harus
I mendobrak pintu agar bisa masuk." Johnson berkata dengan tajam, "Dan siapa
yang di kamar?" Inspektur Sugden menjawab dengan sedih
"Tak seorang pun di kamar itu kecuali orang tua tersebut yang telah terbunuh
lebih" dari beberapa
menit sebelumnya." 7 Kolonel Johnson memandang Sugden beberapa saat
sebelum dia berkata dengan gugup,
"Inspektur, apa engkau barusan menceritakan salah satu kasus seperti yang
terdapat di cerita-cerita detektif, di mana seseorang terbunuh oleh suatu
kekuatan gaib dalam sebuah ruangan terkunci?"
Seulas senyum menghias kumis Inspektur ketika dia menjawab dengan geram,
"Saya kira tidak seburuk itu, Pak."
Kolonel Johnson berkata, "Bunuh diri. Pasti bunuh diri!"
"Kalau begitu apa senjata yang dipakai" Tidak, Pak, bukan bunuh diri."
"Lalu bagaimana si pembunuh bisa keluar" Lewat jendela?"
Sugden menggelengkan kepalanya.
"Saya berani bersumpah dia tidak melakukan hal
itu." "Tapi engkau kan mengatakan tadi bahwa
pintunya terkunci dari dalam."
Inspektur itu mengangguk. Dia merogoh sebuah kunci dari sakunya dan
meletakkannya di atas meja.
"Tidak ada sidik jarinya," katanya. "Tapi perhatikan kunci itu, Pak. Bapak
periksa dengan kaca pembesar itu." Poirot membungkuk. Dia dan Johnson memeriW kunci itu bersama-sama. Kepala Polisi
itu berteriak; "He, lihat. Goresan-goresan tipis di ujungnya, Anda lihat, Poirot?"
"Ya, saya lihat Bukankah itu berarti bahwa kunci ini diputar dari luar
kamar diputar dengan sebuah alat khusus melalui lubang kunci yang menekan ?ujungnya barangkali sebuah tang biasa bisa dipakai untuk itu." Inspektur
?mengangguk. "Memang mungkin begitu." Poirot berkata,
"Kalau begitu maksudnya ialah agar pembunuhan itu dianggap sebagai bunuh diri,
karena pintunya terkunci dan tak seorang pun ada di kamar?" " "Ya, betul, Tuan
Poirot, tidak salah lagi." Poirot menggelengkan kepalanya ragu-ragu. 'Tetapi
keadaan kamarnya yang berantakan! . Seperti Anda katakan tadi, hal itu menutup
kemungkinan bunuh diri. Tentunya si pembunuh terlebih dulu harus mengatur
ruangan itu." Inspektur Sugden berkata, "Tapi dia tak punya waktu, Tuan Poirot.
Itu persoalannya. Misalnya saja dia membunuh orang tua itu tanpa perlawanan. Itu
tidak mungkin juga. Jelas terjadi pergumulan pergumulan yang terdengar dari
?kamar di bawahnya dan lagi orang tua itu berteriak minta tolong. Setiap orang
lari ke atas. Pembunuh itu hanya punya waktu untuk menyelinap keluar kamar dan
memutar kunci dari luar." m
"Betul," kata Poirot. "Pembunuh itu mungkin ceroboh. Tapi kenapa oh kenapa,
?dia tidak meninggalkan senjatanya" Karena tentu k.i.u
tak ada senjata itu berarti bunuh diri! Kesalahan yang menyedihkan.EBOOK INI DI
SCAN OLEH OTOY UNTUK KOLEKSI PRIBADI AGAR TERHINDAR DARI KEMUSNAHAN
ottoys@yahoo.com " Inspektur Sugden berkata dengan tenang, "Pelaku kriminalitas biasanya membuat
kesalahan. Itu menurut pengalaman." Poirot sedikit menghela napas. Dia bergumam,
"Tapi ya sama saja. Walaupun berbuat kesalahan, dia telah kabur." "Saya kira dia
belum benar-benar kabur." "Maksudmu dia masih di rumah ini?" "Sebab saya tidak
melihat kemungkinan lain di mana dia sekarang. Ini pekerjaan orang dalam."
"Tetapi, tout de meme," kata Poirot dengan halus, "dia telah kabur sampai saat
ini. Engkau tidak tahu siapa orangnya." Inspektur Sugden berkata dengan halus
tapi tegas, "Saya berpendapat bahwa kita akan menemukannya. Kita belum menanyai
mereka seisi rumah." Kolonel Johnson menyela, "Sugden, ada yang menarik
perhatianku. Siapa pun yang memutar kunci itu dari luar pasti dia tahu tentang
apa yang dilakukannya. Jadi kemungkinan dia punya pengalaman kriminal. Tidak
mudah menggunakan alat seperti itu."
"Maksud Bapak itu pekerjaan seorang profesional?" "Ya, itu maksudku."
"Memang kelihatannya demikian," kata Sugden membenarkan. "Dan. kelihatannya ada
pencuri profesional di antara pelayan-pelayan. Ini akan menunjuk kasus berlian
yang diambil, dan secara logika pembunuhan itu akan mengarah ke sana."
"Ada yang salah dengan teori itu?"
"Tentang apa yang kupikirkan. Tetapi sulit. Ada delapan pelayan di rumah ini,
enam perempuan yang lima sudah bekerja selama empat tahun lebih, lalu kepala pdayan, dan
pelayan. Kepala pelayan itu sudah bekerja hampir empat puluh tahun betul-
?betul pegang rekor. Pelayan laki-laki lainnya orang sini saja, anak tukang kebun
yang dibesarkan di sini. Tidak bisa dikatakan bahwa dia seorang profesional.
Satu-satunya orang luar lainnya adalah pelayan pribadi Tuan Lee. Dia masih
termasuk orang baru, tapi dia keluar rumah saat ini keluar sebelum jam delapan?malam." Kolonel Johnson berkata, K"t "Kau sudah punya daftar siapa-siapa yang
ada di rumah ini?" "Sudah Pak. Dari Kepala Pelayan." Dia mengeluarkan buku catatannya. "Apa perlu
saya \ baca"' ' "Ya. Coba." "Tuan dan Nyonya Alfred Lee. Tuan George Lee, . anggota DPR dan isterinya. Tuan
Harry Lee. Tuan j dan Nyonya David Lee. Nona..." (Inspektur itu | berhenti
sebentar, dan membaca nama itu dengan hati-hati) "Pilar" (dia membacanya seperti
kata 'tiang5) "Estravados. Tuan Stephen Farr. Lalu pelayan-pelayan: Edward
Tressilian kepala " pelayan, Walter Champion pelayan, Emily Reeves tukang
? ? ?masak, Queenie Jones - pelayan dapur, Gladys Spent kepala pelayan bagian
? ?dalam, Grace Best pelayan dalam kedua, Beatrice Moscombe pelayan dalam
? ?ketiga, Joan Kenek pembantu pelayan, Sydney Horbury pelayan pribadi." "Itu
? ?semuanya, eh?" "Ya, Pak." "Sudah kautanya masing-masing di mana mereka
pada waktu terjadi peristiwa itu?"
"Secara sambil lalu saja. Saya belum menanyai siapa pun. Menurut Tressilian,
tuan-tuan yang lain masih ada di ruang makan. Nyonya-nyonya berada di ruang
duduk. Tressilian baru saja mengantarkan kopi. Katanya dia sedang masuk dapur
ketika mendengar jeritan itu. Dia lari ke gang dan naik tangga bersama-sama yang
lain." Kolonel Johnson berkata, "Beberapa orang keluarga yang tinggal di sini dan siapa yang cuma jadi tamu?"
"Tuan dan Nyonya Alfred Lee tinggal di sini. Yang lain semua tamu."
Johnson mengangguk. "Di mana mereka?"
"Saya ingin agar mereka berkumpul di ruang duduk sampai saya siap mencatat
pernyataan kesaksian mereka." "Baik. Kalau demikian kita naik ke atas saja dan melihat ruangan itu." Inspektur
menunjukkan jalan naik ke tangga yang
lebar. Johnson menarik napas dalam-dalam ketika dia masuk ke dalam kamar di mana
terjadi pembunuhan itu. "Sangat mengerikan,EBOOK INI DI SCAN OLEH OTOY UNTUK KOLEKSI PRIBADI AGAR
TERHINDAR DARI KEMUSNAHAN ottoys@yahoo.com
" katanya. Dia berdiri sejenak memperhatikan kursi-kursi yang terbalik, jambangan porselin
yang pecah dan pecahan barang-barang yang kena percikan darah.
Seorang laki-laki tua dan kurus berdiri setelah
eriongkok beberapa lama di dekat mayat dan mengangguk kepadanya.
"Malam, Johnson," katanya. "Agak berantakan bukan?"
"Betui. Ada informasi untuk kami, Dokter?"
Dokterku mengangkat bahunya. Dia menyeringai.
"Saya akan memberikan bahasa yang gamblang pada waktu pemeriksaan! Tak ada yang
terlalu berbelit-belit tentang hal ini. Leher digorok seperti babi. Dia
meninggal kurang dari satu menit. Tak ada tanda-tanda tentang senjata."
Poirot melangkah menuju jendela. Seperti kata Inspektur, satu dikunci. Yang lain
terbuka kira-kira empat inci di bagian bawah. Sebuah sekrup tebal yang dipakai
sejak zaman kuno dan terkenal sebagai j alat anti pencuri memaku jendela itu
pada posisi yang Sugden berkata, "Menurut Kepala Pelayan jendela itu tidak pernah dikunci baik pada waktu hujan
atau tidak. Di situ ada selembar linolium di bawahnya untuk mencegah air hujan,
tetapi sebetulnya tidak terlalu perlu karena atap yang melengkung itu sudah
melind unginya dari hujan." Poirot mengangguk. Dia melihat mayat orang tua itu.
Kedua bibirnya tertarik ke arah gusi yang tak berdarah, seolah-olah dalam sikap
membentak. Jari-jarinya melengkung seperti cakar. Poirot berkata,
"Dia tidak kelihatan seperti orang yang kuat." Dokter berkata,
"Dia cukup kuat saya rasa. Dia telah sanggup melewati beberapa macam penyakit
yang cukup parah yang bisa mematikan banyak orang."
Poirot berkata, "Bukan itu maksud saya. Yang saya maksud dia bukanlah seorang yang besar dan
kuat secara fisik." "Ya, memang bukan."
Poirot membelakangi mayat itu. Dia memeriksa sebuah kursi yang terbalik, sebuah
kursi mahoni yang besar. Di sampingnya ada sebuah meja mahoni bundar dan pecahan
lampu porselin. Di dekatnya ada dua kursi kecil lainnya. Dia juga memeriksa
tempat anggur dan dua buah gelas yang pecah, sebuah pemberat kertas di gelas
yang tidak pecah, beberapa buku, pecahan sebuah j ambangan Jepang yang besar,
dan sebuah patung tembaga seorang gadis telanjang.
Poirot membungkuk dan memperhatikan benda-benda tersebut tanpa menyentuhnya. Dia
mengernyitkan dahinya seperti orang bingung.
Kepala Polisi berkata, "Ada sesuatu yang menarik, Poirot?"
Hercule Poirot menarik napas panjang.
Dia bergumam, "Seorang laki-laki yang begitu lemah dan kurus tetapi ternyata bisa begini."?Dia membalikkan badan dan berkata kepada sersan yang sedang sibuk dengan
tugasnya. "Bagaimana dengan sidik jari?"
"Banyak sekali, Pak, ada di seluruh ruangan.EBOOK INI DI SCAN OLEH OTOY UNTUK KOLEKSI PRIBADI AGAR TERHINDAR DARI
KEMUSNAHAN ottoys@yahoo.com
EBOOK INI DI SCAN OLEH OTOY UNTUK KOLEKSI PRIBADI AGAR TERHINDAR DARI KEMUSNAHAN
ottoys@yahoo.com EBOOK INI DI SCAN OLEH OTOY UNTUK KOLEKSI PRIBADI AGAR TERHINDAR DARI KEMUSNAHAN
ottoys@yahoo.com EBOOK INI DI SCAN OLEH OTOY UNTUK KOLEKSI PRIBADI AGAR TERHINDAR DARI KEMUSNAHAN
ottoys@yahoo.com " "Bagaimana yang di lemari besi?"
"Tak ada. Hany^sidik jari Tuan Lee saja."
Johnson berkata kepada dokter.
"Bagaimana tentang perakan darah?" kata "Tentunya siapa pun yang membunuh, dia
kena percikannya." 5,i
Dokter itu berkata dengan ragu-ragu, 'Tidak selalu demikian. Perdarahannya ham
semua dan pembuluh darah utama leher. Itu tid i akan memercik seperti ?arteri." "Betul. Tapi kelihatannya begitu banyak darah " Poirot berkata,
"Ya, banyak sekali darah itu salah saru hal yang menarik. Banyak darah."
?Inspektur Sugden berkata dengan hormat,
"Apakah Anda er apakah hal it^ j menunjukkan sesuatu, Tuan Poirot?"
? ?Poirot memandangnya. Dia menggelengkan kepa-j la kebingungan. Dia berkata,
"Ada sesuatu di sini suatu kekejaman...." Dia berhenti sebentar, lalu
?melanjutkan. "Ya, itulah -kekejaman.... Dan darah di mana-mana darah ... Ada
? ? ?bagaimana saya harus mengatakannya?" ada terlalu banyak darah. Darah di kursi-
?kursi, di meja-meja, di karpet.... Upacara darah" Korban jj darah" Itukah"
Barangkali. Laki-laki tua yang lemah seperti ini, begitu kurus, kering tetapi
? dalam kematiannya begitu banyak darah.../'
? ?Suaranya berhenti. Inspektur Sugden yang memandang kepadanya dengan mata
terkejut berkata dengan suara terpesona, "Aneh itulah yang dikatakan nyonya
? ?itu...." Poirot berkata dengan tajam, "Nyonya siapa" Apa katanya?" Sugden
menjawab, "Nyonya Lee Nyonya Alfred. Berdiri di sana di dekat pintu dan setengah
?membisikkan kata-kata itu. Saya tidak mengerti apa yang dikatakannya."
"Apa yang dikatakannya?" "Sepertinya siapa mengira laki-laki tua itu punya
?begitu banyak darah...." Poirot berkata perlahan,
"Siapa yang mengira lelaki tua itu punya begitu banyak darah dalam dirinya"
Kata-kata Lady Macbeth. Dia
mengatakannya.... Ah, sangat menarik...."
8 Alfred Lee dan isterinya masuk ke dalam ruang belajar yang kecil di mana Poirot,
Sugden, dan Kepala Polisi berdiri menunggu mereka. Kolonel Johnson menyambut
mereka. "Apa kabar, Tuan Lee" Kita sebetulnya belum pernah bertemu tetapi barangkali
Anda sudah tahu, saya Kepala Polisi di daerah sini. Nama saya Johnson. Saya
merasa ikut berdukacita dengan kejadian ini."
Dengan mata coklat seperti seekor anjing yang kesakitan Alfred menjawab dengan
suara serak, "Terima kasih. Ini mengerikan sangat mengerikan. Saya ini isteri saya." ? ? ?Lydia berkata dengan suara tenang, 4
"Kejadian ini benar-benar mengejutkan suami saya dan kami semua tetapi
? ?terutama dia." Tangannya memegang bahu suaminya.
Kolonel Johnson berkata, "Silakan duduk, Nyonya Lee. Ini Tuan Hercul. Poirot."
Hercule Poirot membungkuk. Matanya memandang penuh perhatian pada suami-isteri
itu berganti-ganti. Tangan Lydia menekan bahu suaminya dengan lembut.
"Duduklah, Alfred." Alfred duduk. Dia bergumam,
"Hercule Poirot. Sekarang siapa siapa...." Dia memegang dahinya kebingungan.
?Lydia Lee berkata, "Kolonel Johnson akan menanyakan banyak hal kepadamu, Alfred."
Kepala Polisi itu memandang kepadanya dengan senang. Dia berterima kasih karena
Nyonya Alfred Lee ternyata seorang wanita yangcakapdan bijaksana. Alfred
berkata, "Ya tentu saja, tentu saja...." Johnson berkata kepada dirinya sendiri, "Kejutan
itu kelihatannya telah merupakan t pukulan berat antuknya. Mudah-mudahan dia
bisa j kembali kuat." Dia berkata dengan suara yang keras, "Saya punya sebuah
daftar setiap orang yang i berada di sini malam ini. Barangkali Anda bisa
memberi tahu saya apakah daftar itu betul, Tuan Lee?"
Dia memberi isyarat kepada Sugden, yang kemudian mengeluarkan buku catatannya
dan membacakan nama-nama yang ada di situ.
Prosedur resmi itu rupanya mengembalikan Alfred pada keadaan normal. Dia mulai
bisa menguasai [ dirinya sendiri, matanya tidak lagi kelihatan bingung dan terkejut. Ketika
Sugden selesai, dia mengangguk


Pembunuhan Di Malam Natal Hercule Poirot's Christmas Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

membenarkan. "Ya, itu betul," katanya.
"Apa Anda tidak berkeberatan menceritakan
sedikit tentang tamu-tamu Anda. Tuan dan Nyonya George Lee dan Tuan serta Nyonya
David Lee adalah kerabat Anda, saya rasa?"
"Mereka adik saya dengan isteri-isteri mereka."
"Mereka hanya tinggal sebentar di sini?"
"Ya, mereka datang untuk berhari Natal."
"Tuan Harry Lee adik Anda juga?"
"Ya." "Dan dua tamu Anda yang lain" Nona Estravados dan Tuan Farr?"
"Nona Estravados kemenakan saya. Tuan Farr adalah anak bekas kolega ayah saya?di Afrika Selatan."
"Ah, teman lama."
Lydia menyela. "Bukan. Sebetulnya kami belum pernah bertemu sampai kemarin."
"Oh, begitu. Tapi Anda mengundang dia untuk tinggal bersama Anda Natal ini?"
Alfred ragu-ragu, kemudian memandang kepada isterinya. Dia berkata dengan jelas.
"Tuan Fair muncul tanpa diduga kemarin. Kebetulan dia berada di daerah ini dan
datang mengunjungi ayah mertua saya. Ketika ayah mertua saya tahu bahwa dia
adalah anak teman lama dan koleganya, dia memaksa agar Tuan Farr tinggal bersama
kami untuk bernatal.". Kolonel Johnson berkata,
"Baik. Sekarang sudah jelas siapa-siapa yang tinggal di rumah. Sekarang tentang
pelayan-pelayan, Nyonya Lee, apakah Anda menganggap mereka semua bisa
dipercaya?" Lydia berpikir sebentar sebelum menjawab. Kemudian dia berkata,
"Ya, saya yakin bahwa mereka semua bisa dipercaya. Sebagian besar dari mereka
telah lama di sini. Tressilian, kepala pelayan telah ada di sini ketika suami saya masih
kecil. Satu-satunya yang baru adalah pembantu pelayan, Joan, dan pelayan pribadi
ayah mertua saya." "Bagaimana tentang mereka?" -"Joan seorang anak yang agak
tolol. Itu saja sifatnya yang jelek. Saya tidak begitu banyak tahu j tentang
Horbury. Dia di sini setahun lebih. J Pekerjaannya baik, dan ayah mertua saya
kelihatannya puas." Poirot berkata dengan tajam, 'Tetapi Anda sendiri, Nyonya,
tidak begitu puas?" j Lydia mengangkat bahunya sedikit. "Tidak ada urusannya
dengan saya." 'Tetapi Anda adalah nyonya rumah di sini. Pelayan-pelayan tentunya
adalah tanggung jawab Anda?"
"Oh ya, tentu saja. Tapi Horbury adalah pelayan pribadi mertua saya. Dia bukan
tanggungan saya." "Hm, begitu." Kolonel Johnson berkata, "Sekarang kita bicarakan kejadian malam ini. Saya kira ini agak menyakitkan hati
Anda, Tuan Lee, tapi saya ingin mendengar pernyataan Anda tentang apa yang
terjadi." Alfred berkata dengan suara rendah, "Tentu."
Kolonel Johnson berkata dengan cepat, "Kapan Anda melihat ayah Anda yang
terakhir kali?" Sedikit rasa sakit melintas wajah Alfred ketika dia
menjawab dengan suara rendah,
"Setelah waktu minum teh. Saya bertemu dia sebentar. Akhirnya saya mengucapkan
selamat malam dan meninggalkan dia pada jam kira-kira?jam enam kurang seperempat." Poirot mendesak,
"Anda mengucapkan selamat malam kepadanya" Jadi Anda tidak mengharapkan bertemu
dia lagi malam ini?" "Tidak. Makan malam Ayah, makanan yang ringan, biasanya dibawa ke kamarnya jam
tujuh. Setelah itu dia kadang-kadang tidur sore-sore atau duduk-duduk di
kursinya, tetapi dia tidak mengharapkan bertemu lagi dengan anggota keluarganya
lagi, kecuali dia memang khusus memerlukannya."
"Apakah dia sering memanggil mereka?"
"Kadang-kadang. Kalau dia ingin."
"Tetapi itu bukan merupakan prosedur yang biasa?"
"Bukan." "Teruskan, Tuan Lee." Alfred meneruskan,
"Kami makan malam jam delapan. Setelah selesai isteri saya dan wanita-wanita
lain ke ruang duduk." Suaranya terputus-putus. Matanya kelihatan kosong lagi.
"Kami duduk di sana di meja ..." tiba-tiba terdengar suara yang sangat
?mengejutkan di atas. ' Kursi-kursi terbalik, perabot berbenturan, gelas dan porselin pecah, dan
kemudian oh, Tuhan." (digemetar), "Saya masih bisa mendengarnya ayah
? ?menjerit jeritan mengerikan yang amat panjangi jeritan orang yang sangat
?menderita...." Dia menutupi wajahnya dengan kedua tangan yang gemetar. Lydia mengulurkan
tangan, menyentuh lengan bajunya. Kolonel Johnson berkata dengan lembut, "Dan
kemudian?" Alfred berkata dengan suara terputus-putus, "Saya kira untuk beberapa saat
?kami semua tertegun. Lalu kami bangkit berdiri dan lari ke atas ke kamar Ayah.
Pintu kamarnya terkunci. Kami tidak bisa masuk. Pintu itu harus dirusak. Lalu,
ketika kami bisa masuk, kami melihat ..." Suaranya hilang. Johnson berkata dengan
cepat, "Tidak periu menerangkan hal itu, Tuan Lee. Saya ingin mengulangi kembali
bagian yang terdahulu, | pada waktu Anda berada di ruang makan. Siapa saja yang
ada di sana ketika Anda mendengarjeritan itu?"
"Siapa yang ada di sana" Ya, kami semua Tidak, sebentar. Adik saya ada di
?sana adik saya Harry." "Tak ada lagi?" "Tidak."
?"Di mana yang lain?"
Alfred menarik napas berusaha mengingat-ingat. EBOOK INI DI SCAN OLEH OTOY UNTUK
KOLEKSI PRIBADI AGAR TERHINDAR DARI KEMUSNAHAN ottoys@yahoo.com
"Sebentar kelihatannya begitu lama ya, j seperti bertahun-tahun apa
? ? ? yang terjadi" Oh, tentu, George keluar menelepon. Kemudian kami membicarakan
hal-hal tentang keluarga kami dan
Stephen Farr keluar karena tahu kami ingin membicarakan sesuatu. Dia melakukan
hal itu dengan amat sopan."
"Dan adik Anda David?"
Alfred mengernyitkan dahi.
"David" Tidak di sana" Tidak, tentu saja. Saya tidak tahu kapan dia keluar."
Poirot berkata dengan halus,
"Jadi Anda membicarakan hal-hal kekeluargaan?"
"Er, ya." "Artinya, ada hal-hal yang perlu dibicarakan
dengan seorang anggota keluarga Anda?" Lydia berkata,
"Apa maksud Anda, Tuan Poirot?"
Dia berbalik kepada Lydia dengan cepat,
"Nyonya, .suami Anda mengatakan bahwa Tuan Farr keluar karena dia tahu ada hal-
hal kekeluargaan yang akan dibicarakan. Tetapi itu bukan suatu rapat keluarga
karena Tuan David tak ada di sana dan Tuan George pun tidak. Jadi pembicaraan
itu adalah di antara dua orang anggota keluarga saja?"
Lydia berkata, "Adik ipar saya, Harry, telah bertahun-tahun ada di luar negeri. Jadi sudah pada
tempatnya kalau dia dan suami saya membicarakan banyak hal."
"Ah! Begitu." Lydia melihatnya dengan cepat, kemudian mengalihkan perhatiannya. Johnson
berkata, "Kelihatannya sudah jelas. Apakah Anda melihat orang lain ketika naik ke atas,
ke kamar ayah Anda?"
"Saya betul-betul tidak tahu. Saya kira ya. Kami semua datang dari berbagai ?penjuru. Tetapi
rasanya saya tidak pasti saya begitu tercekam Jeritan yang mengerikan itu...."
?Kolonel Johnson mengalihkan pembicaraan. "Terima kasih Tuan Lee. Sekarang hal
yang lain. Saya mendengar bahwa ayah Anda memiliki beberapa berlian yang sangat
berharga." Alfred kelihatan agak heran. "Ya," katanya. "Benar."
"Di mana berlian itu disimpan?" "Dalam lemari besi di kamarnya." "Dapatkah Anda
menjelaskannya?" "Berlian itu berlian kasar belum diasah." ."Mengapa ayah Anda membiarkannya
?demikian?" "Memang begitu maunya. Berlian itu adalah batu-batu yang dibawanya dari Afrika
Selatan. Dia tidak pernah mengasahnya. Dia hanya senang menyimpannya dalam
keadaan demikian. Seperti saya katakan, memang begitu maunya."
"Baik," kata Kolonel Johnson.
Dari nada suaranya kelihatan bahwa dia tidak terlalu mengerti. Dia meneruskan,
"Apakah batu-batu itu sangat berharga?"
"Ayah saya memperkirakan nilainya sepuluh ribu pounds.EBOOK INI DI SCAN OLEH
OTOY UNTUK KOLEKSI PRIBADI AGAR TERHINDAR DARI KEMUSNAHAN ottoys@yahoo.com
" " "Jadi batu-batu itu sangat berharga?" "Ya."
"Kelihatannya aneh menyimpan batu-batu semacam itu di lemari besi di kamar."
Lydia menyela, "Ayah mertua saya, Kolonel Johnson, adalah orang yang agak aneh. Ide-idenya
bukanlah ide-ide yang lazim dikenal. Dia betul-betul senang menyimpan batu-batu itu."
"Mungkin batu-batu itu mengingatkannya kembali pada waktu-waktu yang telah
lalu," kata Poirot. Lydia memandangnya cepat dengan rasa hormat.
"Ya," katanya. "Saya kira begitu."
"Apakah batu-batu itu diasuransikan?"
"Saya kira tidak."
Johnson membungkuk ke depan. Dia berkata dengan tenang, "Apakah Anda tahu, Tuan
Lee, bahwa batu-batu itu dicuri orang?" "Apa?" Alfred Lee memandang tidak mengerti. "Ayah Anda tidak
mengatakan apa-apa tentang
hilangnya batu-batu itu?" "Sama sekali tidak."
"Anda tidak tahu bahwa dia telah memanggil Inspektur Sugden dan melaporkan
kehilangan itu kepadanya?"
"Saya tidak pernah berpikir sejauh itu!"
Kepala Polisi itu mengalihkan pandangannya.
"Bagaimana dengan Anda, Nyonya Lee?"
Lydia menggelengkan kepala.
"Saya tidak mendengar apa-apa tentang hal itu."
"Setahu Anda batu-batu itu masih ada di lemari |P?"
"Ya.EBOOK INI DI SCAN OLEH OTOY UNTUK KOLEKSI PRIBADI AGAR TERHINDAR DARI
KEMUSNAHAN ottoys@yahoo.com
" Dia ragu-ragu dan kemudian bertanya, "Itukah sebabnya dia terbunuh" Karena batu
itu?" Kolonel Johnson berkata, "Itu yang akan kami selidiki!" Dia meneruskan,
"Apakah Anda punya pendapat, siapa kira-kira yang mungkin melakukan pencurian
itu?" ^ Dia menggelengkan kepala. "Sama sekali tidak. Saya yakin semua pelayat,
jujur. Dan lagi sulit bagi mereka untuk berada di dekat lemari itu. Ayah mertua
saya selalu berada di kamarnya. Dia tidak pernah turun." "Siapa yang melayani di
kamar?" "Horbury. Dia membereskan tempat tidur dan membersihkan kamar. Pelayan
dalam kedua hanya masuk kalau membersihkan perapian dan mematikannya setiap
pagi. Yang lainnya dikerjakan oleh j Horbury." Poirot berkata,
"jadi Horbury adalah orang yang punya kesempatan paling baik?" "Ya."
"Apakah Anda menganggap dialah yang mencuri berlian itu?"
"Mungkin juga. Saya kira ... dia yang punya f kesempatan paling baik. Oh.' Saya
tidak tahu apa j yang saya pikirkan." Kolonel Johnson berkata, "Suami Anda telah
memberikan pernyataan tentang kejadian malam ini. Apakah Anda juga " bersedia
melakukan hal yang sama, Nyonya Lee" Kapan Anda bertemu mertua Anda terakhir
kali?" j "Kami semua berada di kamarnya sore ini ' sebelum minum teh. Itulah ?waktu terakhir saya ' bertemu dia."
"Anda tidak menemuinya lagi waktu mengucapkan selamat malam?" "Tidak."
Poirot berkata, "Apakah biasanya Anda menemui dia dan mengucapkan selamat malam?" Lydia berkata
dengan tajam, 'Tidak."
Kepala Polisi meneruskan,
"Di mana Anda ketika pembunuhan itu terjadi?"
"Di ruang duduk."
"Anda mendengar suara orang bergumul?"
"Saya kira saya mendengar benda yang berat jatuh. Tapi kamar itu di atas ruang
makan, bukan di atas ruang duduk, jadi saya tidak mendengar begitu
baik." "Tapi Anda mendengar jeritan?" Lydia gemetar,
"Ya, saya mendengarnya... sangat mengerikan ..EBOOK INI DI SCAN OLEH OTOY UNTUK
KOLEKSI PRIBADI AGAR TERHINDAR DARI KEMUSNAHAN ottoys@yahoo.com
. seperti seperti jeritan roh di neraka. Saya tahu pada saat itu juga bahwa
?telah terjadi sesuatu yang mengerikan. Saya cepat keluar mengikuti suami saya'
dan Harry naik ke atas."
"Siapa lagi yang ada di ruang duduk pada waktu itu?"
Lydia mengerutkan keningnya.
"Benar-benar saya tidak dapat mengingatnya. David ada di ruang musik di
?sebelah memainkan Mendelssohn. Saya kira Hilda di situ juga menemani
dia." "Dan kedua wanita yang lain?"
Lydia berkata perlahan-lahan, . "Magdalene pergi menelepon. Saya tidak ingat
apakah dia kembali atau tidak. Saya tidak tahu di mana Pilar."
Poirot berkata dengan halus,
. "Jadi Anda sendirian di ruang duduk itu?"
"Ya .ya saya kira saya memang Sendirian pada saat ku." Kolonel Johnson ? ?berkata, "Tentang berlian itu. Kami harus benar-benar mencefcnya. Apakah Anda
tahu kunci rahasia lemari besi ayah Anda, Tuan Lee" Saya kira lemari itu sudah
agak kuna" "Anda akan menemukannya tertulis di buku catatan kedi yang ada di saku baju
?tidurnya." "Bagus. Kita akan ke sana melihatnya. Barangkali lebih baik kita menanyai
anggota-anggota keluarga yang lain terlebih dahulu. Nyonya-nyonya mungkin ingin
segera beristirahat." Lydia berdiri. mfL
"Ayo, Alfred." Dia berbalik menghadap mereka. "Anda mau agar saya minta mereka
datang ke sini?" "Satu per satu bila Anda tidak berkeberatan, Nyonya Lee." 'Tentu."
Dia melangkah ke pintu. Alfred mengikutinya. Tiba-tiba dia berbalik.
"Tentu saja," katanya. Dia mendekati Poirot. "Anda adalah Hercule Poirot! Saya
tak tahu ke mana ingatan saya tadi. Seharusnya saya segera mengerti."
Dia berkata dengancepat dalam suara rendah dan gembira.
"Benar-benar Tuhan mengirim Anda ke sini! Anda harus menemukan apa yang telah
terjadi, Tuan Poirot. Jangan ragu-ragu dengan pengeluaran! Saya akan bertanggung
jawab dengan semua pengeluaran, " Tetapi temukanlah.... Kasihan ayah dibunuh
?oleh ; seseorang di bunuh dengan kejam! Anda harus
?menemukannya, Tuan Poirot. Dendam ayah harus terbalas."
Poirot berkata dengan tenang,
"Percayalah, Tuan Lee, bahwa saya akan berusaha sebaik-baiknya membantu Kolonel
Johnson dan Inspektur Sugden."
Alfred Lee berkata, "Saya ingin agar Anda bekerja untuk saya. Dendam ayah harus terbalas."
Dia mulai gemetar dengan hebat. Lydia telah kembali. Dia mendekati suaminya dan
menggandeng tangannya. "Ayo, Alfred," katanya. "Kita harus memanggil yang lain."
Matanya bertemu dengan mata Poirot. Mata yang
menyimpan rahasia. Dan tidak takut. Poirot berkata perlahan-lahan, "Siapayang
mengira lelaki tua itu ..." Lydia menyela, "Stop! Jangan dilanjutkan!" Poirot
bergumam, "Andalah yang mengatakannya, Nyonya.EBOOK INI DI SCAN OLEH OTOY UNTUK KOLEKSI
PRIBADI AGAR TERHINDAR DARI KEMUSNAHAN ottoys@yahoo.com
" Dia berkata perlahan-lahan, "Ya saya tahu ... saya ingat... sangat mengerikan."
Lalu dia keluar ruangan dengan cepat bersama
suaminya. 9 George Lee bersikap tenang dan korek.
"Persoalan yang mengerikan," katanya, sambil menggelengkan kepalanya. "Persoalan
yang benar-benar mengerikan. Saya hanya bisa berkata bahw" hai itu pasti ?dilakukan oleh seorang gila!"
Kolonel Johnson berkata dengan sopan,
"Itukah teori Anda?"
"Ya, ya tentu. Seorang maniak pembunuh N Barangkali lepas dari rumah sakit jiwa
di daerah sini."

Pembunuhan Di Malam Natal Hercule Poirot's Christmas Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Inspektur Sugden menyela, "Dan bagaimana cara orang er gila ini bisa masuk
? ?ke dalam rumah, Tuan Lee" Dan bagaimana dia ke luar?" jg** George menggelengkan
kepala. "Itu," katanya dengan tegas, "adalah urusan j polisi" Sugden berkata,
"Kami mencarinya di sekeliling rumah saat I - itu juga. Semua jendela tertutup
dan terkund. f Pintu ramping terkunci. Juga pintu depan. Tidak seorang pun bisa
meninggalkan daerah dapur tanpa terlihat oleh petugas-petugas dapur." George Lee
berteriak, "Tapi itu aneh! Sebentar lagi Anda pasti akan I berkata bahwa ayah saya tidak
terbunuh!" "Dia terbunuh, itu sudah jelas," kata Inspektur Sugden. "Tidak diragukan lagi."
Kepala Polisi berdehem dan mulai mengajukan '
pertanyaan. "Di mana Anda pada waktu terjadi pembu-1 nuhan?"
"Saya ada di ruang makan. Itu terjadi setelah ' makan. Tidak, saya kira saya di
ruang ini. Saya baru saja menelepon."
"Anda baru menelepon?"
"Ya, saya menelepon seorang agen konservatif di
Westeringham - pemilih saya. Ada hal-hal yang mendesak.EBOOK INI DI SCAN OLEH
?OTOY UNTUK KOLEKSI PRIBADI AGAR TERHINDAR DARI KEMUSNAHAN ottoys@yahoo.com
" "Dan setelah itu Anda mendengar jeritan itu?"
George Lee sedikit gemetar.
"Ya, sangat tidak menyenangkan. Membuat sumsum saya beku. Suara itu berhenti
seperti seorang yang tersedak."
Dia mengeluarkan sapu tangan dan menghapus keringat di dahinya. "Persoalan yang
mengerikan," katanya. "Dan kemudian Anda berlari ke atas?"
"Ya." "Apakah Anda melihat saudara-saudara Anda, Tuan Alfred dan Harry Lee?" "Tidak.
Mereka pasti telah lari lebih dulu dari
saya." "Kapan Anda terakhir melihat ayah Anda, Tuan ' Lee?" N j
"Sore ini. Kami semua ada di sana." "Anda tidak melihatnya lagi setelah itu?"
"Tidak." Kepala Polisi itu terdiam, kemudian dia berkata, "Apakah Anda tahu bahwa ayah
Anda menyimpan sejumlah berlian tak terasah yang sangat berharga di dalam lemari
besi kamar tidurnya?"
George Lee mengangguk. "Prosedur yang sangat tidak bijaksana" katanya sombong. "Saya sering kali
mengingatkan dia akan 4 hal itu. Dia bisa terbunuh karenanya maksud saya __ ?saya mengatakan bahwa ..."
Kolonel Johnson menyela, "Apakah Anda tahu bahwa batu-batu itu telah hilang?"
Dagu George bagaikan hendak jatuh. Matanya yang menonjol memandang heran.EBOOK
INI DI SCAN OLEH OTOY UNTUK KOLEKSI PRIBADI AGAR TERHINDAR DARI KEMUSNAHAN
ottoys@yahoo.com "Kalau begitu dia terbunuh karena benda itu?"
Kepala Polisi berkata perlahan-lahan,
"Dia tahu kalau batu itu hilang dan melaporkannya pada polisi beberapa jam
sebelum meninggal." George berkata, " "Tapi saya saya tidak mengerti saya ..." I
? ?Hercule Poirot berkata dengan halus,
"Kami juga tidak mengerti...^.
10 Harry Lee masuk ke kamar dengan angkuh. Poirot memandangnya, sejenak,
mengerutkan dahi. Dia merasa bahwa dia pernah melihat laki-laki itu di suatu
tempat. Dia memperhatikan wajahnya, hidung yang melengkung tinggi, kepala yang
congkak, garis dagu, dan dia tahu bahwa walaupun Harry adalah seorang laki-laki
yang besar dan ayahnya lebih kecil ^ dari dia, tetapi ada persamaan di antara
keduanya. Dia melihat sesuatu yang lain pula. Walaupun dia berlagak angkuh, sebenarnya
Harry Lee gugup, i Gaya angkuhnya memang meyakinkan, tetapi tetap j saja rasa
kuatir itu kelihatan. "Nah, Tuan-tuan," katanya, "apa yang bisa saya ceritakan?" Kolonel Johnson
berkata, "Kami akan senang bila Anda bisa menunjukkan J
sesuatu yang akan membantu memperjelas kejadian malam ini."
Harry Lee menggelengkan kepala.
"Saya tidak tahu apa-apa sama sekali. Semuanya mengerikan dan sama sekali di
luar dugaan." Poirot berkata, "Saya kira Anda baru saja datang dari luar negeri,
Tuan Lee?" Harry Lee mengangkat dagu dan tertawa.
"Ya. Mendarat di Inggris seminggu yang lalu.EBOOK INI DI SCAN OLEH OTOY UNTUK
KOLEKSI PRIBADI AGAR TERHINDAR DARI KEMUSNAHAN ottoys@yahoo.com
" Poirot berkata, "Anda telah lama pergi?"
Harry Lee mengangkat dagu dan tertawa.
"Anda akan tahu saat ini juga saya akan memberi tahu Anda sekarang sebab ?nantinya pasti akan ada orang yang mengatakan hal ini juga. Saya adalah anak
yang hilang, Tuan-tuan! Anak durhaka. Hampir dua puluh tahun saya meninggalkan
rumah ini." "Tetapi Anda kembali sekarang. Maukah Anda menerangkan mengapa?" tanya
?Poirot. Dengan sikap terus terang yang sama Harry siap
menjawab. "Masih tetap perumpamaan lama itu. Saya muak melihat sekam yang di makan oleh
babi atau tidak dimakan oleh babi, saya lupa yang mana. Saya berpikir bahwa
?lembu yang tambun akan menyambut saya. Saya sebelumnya menerima surat dari' Ayah
yang meminta agar saya pulang. Saya memenuhi keinginannya dan pulang. Itu saja."
Poirot berkata, "Anda datang untuk tinggal dalam waktu singkat
atau lama?" Harry berkata, "Saya pulang untuk seterusnya di sini!" "Ayak Anda menerima Anda?" "Dia senang
sekali." Dia tertawa lagi. Ujung matanya mengerat sangat menarik. "Lelaki tua
itu bosan hidup di sini dengan Alfred.' Alfred memang membosankan sangat
?membantu, tetapi tenian yang membosankan. Ayah saya sudah tua. Dia memerlukan
teman." . "Dan kakak Anda dengan isterinya, apakah mereka senang Anda tinggal
?di sini?" Poirot mengajukan pertanyaan itu dengan sedikit mengangkat alis matanya.
"Alfred" Alfred marah sekalje Saya tak tahu tentang Lydia. Dia barangkali juga
marah karena Alfred marah. Tetapi saya yakin bahwa dia akan senang pada akmrnya.
Saya suka pada Lydia. Dia wanita yang menyenangkan. Saya rasa saya bisa berkawan
dengan dia. Tapi Alfred lain." Dia tertawa " lagi. "Alfred selalu iri kepada
saya. Dia seorang .1 penunggu rumah yang patuh. Dan apa yang didapatnya pada
akhirnya" Apa yang biasa didapat I deh seorang anak yang baik. Tendangan di
pantat. Lihat saja, Tuan-tuan, kebaikan tak ada artinya." Dia memperhatikan
mereka satu per satu. "Saya harap Anda tidak terkejut dengan keterus-I terangan
saya. Bagaimanapun Anda memerlukan. J kebenaran. Anda akan menarik keluar semua
kotoran dalam keluarga ini. Saya menunjukkan diri saya sekarang juga. Saya tidak
terlalu sedih dengan kematian ayah saya sudah sejak lama saya tidak . melihat?orang tua itu akan tetapi bagaimanapun dia adalah ayah saya dan dia terbunuh.
?Saya siap membalaskan dendamnya." Dia mengusap tulang dagunya, memperhatikan mereka.
"Keluarga kami memang agak khusus dalam soal balas dendam. Tak seorang pun dari
keturunan Lee yang cepat lupa. Saya benar-benar ingin agar pembunuh ayah saya
tertangkap dan digantung."
"Saya rasa Anda bisa menyerahkan hal ini kepada kami, Tuan Lee," kata Sugden.
"Kalau tidak, maka sayalah yang akan bertindak," . kata Harry Lee.
Kepala Polisi berkata dengan tajam, "Apakah Anda punya pendapat tentang
identitas pembunuh ini, Tuan Lee?" Harry menggelengkan kepala. "Tidak," katanya
perlahan. "Tidak saya belum punya. Anda tahu, hal ini merupakan pukulan.
?Karena saya memikirkan hal itu dan saya tidak melihatnya sebagai suatu hal
?yang dilakukan oleh orang luar...." "Ah," kata Sugden menganggukkan kepalanya.
"Dan kalau demikian," kata Harry Lee, "maka seseorang di rumah inilah yang
membunuhnya.... Tetapi siapa yang melakukannya" Tak bisa mencurigai pelayan-
pelayan. Tressilian telah di sini sejak tahun pertama. Pelayan laki-laki" Tidak
dengan risiko sebesar itu. Horbury, nah, dia seorang yang tenang, tetapi
Tressilian mengatakan kepada saya bahwa dia pergi melihat film. Jadi siapa lagi"
Dengan mengecualikan Stephen Farr (kenapa dia datang jauh-jauh dari Afrika
Selatan dan membunuh Seorang yang asing"), hanya ada anggota keluarga saya Dan
saya tidak bisa membayangkan salah seorang dari kami melakukan hal itut>Alfred"
Dia memuja Ayah. George" Dia tak punya keberanian. David" David adalah pemimpi. Dia
akan pingsan melihat jarinya sendiri berdarah. Isteri-isteri" Wanita tidak menggorok leher
laki-laki sekejam itu. Jadi siapa yang: melakukannya" Akan senang saya j kalau
tahu. Tapi ini benar-benar sangat meng- ' ganggu."
Kolonel Johnson berdehem merupakan kebia-j saannya dan berkata,
? ?"Kapan terakhir kali Anda melihat ayah Anda malam ini"EBOOK INI DI SCAN OLEH
OTOY UNTUK KOLEKSI PRIBADI AGAR TERHINDAR DARI KEMUSNAHAN ottoys@yahoo.com
" "Setelah minum teh. Dia baru saja marah pada Alfred. Tentang saya. Ayah bukanlah
seorang yang senang diam. Dia senang bikin ribut. Saya kira itulah yang membuat
dia merahasiakan kedatangan saya. Dia ingin melihat keributan pada waktu saya
datang 1 tak terduga! Itulah juga sebabnya dia berbicara tentang mengubah surat
wasiatnya." Poirot bergerak perlahan. Dia bergumam,
"Jadi ayah Anda mengatakan sesuatu tentang surat wasiat?" *
"Ya: Di depan kami semua. Memandang kami seperti seekor kucing melihat reaksi
kami. Dia hanya berkata bahwa dia menyuruh pengacaranya datang setelah Natal." ,
Poirot bertanya, "Apa perubahan yang akan dilakukan dalam surat wasiat?" Harry Lee menyeringai.
"Dia tidak mengatakannya kepada kami! Percayakan saja pada si Tua! Saya
membayangkan atau katakanlah saya mengharapkan bahwa perubahan itu adalah
? ?hal yang menguntungkan saya! Saya
merasa bahwa saya tidak mendapat apa-apa dalam wasiat yang terdahulu. Tetapi
sekarang saya kembali. Ini merupakan pukulan bagi yang lain. Pilar juga ayah senang ?kepadanya. Saya kira dia akan dapat rezeki. Anda belum melihatnya" Kemenakan
Spanyol saya. Dia memang cantik, Pilar dengan kehangatan dari Selatan dan
? ?kekejaman juga. Andaikata saja saya bukan pamannya!" "Anda bilang bahwa ayah
Anda suka kepadanya?" Harry mengangguk. "Dia tahu bagaimana menyenangkan hati
ayah. Duduk-duduk cukup lama dengan dia. Saya kira dia tahu apa yang dicarinya!
Ya, Ayah telah meninggal sekarang. Tak ada warisan yang harus diganti untuknya
juga tidak untuk saya, nasib jelek!"
?Dia memberengut, diam sebentar lalu meneruskan
dengan nada yang lain. "Tetapi saya telah berbelok ke mana-mana dari tujuan. Anda ingin tahu kapan saya
terakhir kali melihat ayah saya" Seperti saya katakan tadi, setelah minum teh
?kira-kira jam enam sedikit. Suasana hati Ayah waktu itu masih baik, tapi agak
capai barangkali. Saya keluar dan meninggalkan dia dengan Horbury. Saya tidak
melihatnya lagi." "Di mana Anda pada waktu dia meninggal?"
"Di ruang makan dengan Alfred. Bukan percakapan yang menyenangkan. Kami sedang
berdebat ketika mendengar suara ribut-ribut di atas. Kedengarannya ada sepuluh
orang bergumul di sana. Dan kemudian Ayah menjerit. Seperti seekor babi yang
terbunuh. Suara itu melumpuhkan Alfred. Dia duduk
saja tercekam.. Saya mengguncang-guncang dia
supaya sadar dan kami bersama-sama naik ice atas.
Kutu Ayah terkunci. Harus didobrak. Perlu tenaga juga. Saya tidak bisa
membayangkan bagaimana pintu itu bisa terkunci. Di kamar tidak ada siapa-siapa
kecuali Ayak. Dan rasanya tak mungkin ada seseorang yang lari lewat jendela."
Inspektur Sugden berkata, "Pintu itu dikunci dari luar." "Apa?" Harry
memandangnya. "Tetapi saya berani bersumpah bahwa kunci itu ada di dalam."
Poirot bergumam, "Jadi Anda memperhatikan hal itu?" Harry Lee berkata dengan tajam, "Saya
memperhatikan beberapa hal. Itu sudah menjadi kebiasaan saya."
Dia memperhatikan mereka satu per satu. "Ada lagi yang ingin Anda ketahui, Tuan-
tuan" >J Johnson menggelengkan kepalanya. 'Terima kasih, Tuan Lee, tidak untuk
saat ini. Barangkali Anda mau memanggil anggota keluarga lainnya?" . "Ya, tentu
saja." Dia berjalan ke pintu dan keluar tanpa melihat ke belakang lagi.
Ketiga orang itu saling berpandangan. Kolonel Johnson berkata, "Apa pendapatmu,
Sugden?" Inspektur itu menggelengkan kepalanya ragu-ragu. Dia berkata,
"Dia takut akan sesuatu. Saya tidak tahu i mengapa....EBOOK INI DI SCAN OLEH OTOY
UNTUK KOLEKSI PRIBADI AGAR TERHINDAR DARI KEMUSNAHAN ottoys@yahoo.com
" 11 Magdalene Lee berhenti sejenak di pintu. Tangannya yang ramping memegang
rambutnya yang berkilau. Baju beludru hijau daun yang dikenakannya melekat pada
tubuhnya, membentuk garis-garis yang lembut. Dia kelihatan sangat muda dan
sedikit ketakutan. Ketiga laki-laki itu terpesona sejenak memandangnya. Mata Johnson menunjukkan
kekaguman. Inspektur Sugden tidak menunjukkan perasaan apa-apa, kecuali ketidak-
sabaran seorang laki-laki yang ingin segera menyudahi pekerjaannya. Mata Hercule
Poirot kelihatannya kagum (sebagaimana terlihat oleh Magdalene) bukan pada
kecantikannya, tetapi pada kemampuannya menggunakan kecantikan itu. Dia tidak
tahu bahwa Poirot berpikir.
"Model yang cantik, mungil. Tetapi matanya kejam."
Kolonel Johnson berpikir,
"Betul-betul cantik. George Lee akan kesulitan bila dia tidak hati-hati. Dia
memang tahu selera."
Inspektur Sugden berpikir,
"Kepala kosong tetapi sombong. Mudah-mudahan cepat selesai."
Kolonel Johnson berdiri. "Silakan duduk, Nyonya Lee. Anda adalah....?"
"Nyonya George Lee."
Dia menerima kursi itu dengan senyum terima kasih yang hangat. "Bagaimanapun,"
pandangan-j nya kelihatan seolah-olah berkata,, "Walaupun Anda laki-laki dan seorang polisi,
Anda tidak terlalu 1 menakutkan." .... , "
Ujung senyumnya juga ditujukan pada Poirot. |
Orang asing memang mudah terbujuk oleh wanita.
Dia tidak peduli pada Inspektur Sugden.
Dia bergumam, melipat kedua tangannya dalam sikap sedih yang manis. "Semua
begitu mengerikan. Saya merasa takut." "Jangan kuatir Nyonya Lee," kata Kolonel
Johnson dengan ramah tapi cepat. "Ini merupakan suatu pukulan, tetapi semua
sudah berlalu. Kami hanya ingin mendengar kesaksian Anda tentang apa yang
terjadi malam ini." Dia berteriak,
"Tetapi saya ridak tahu apa-apa tentang hal itu sama sekali."'?Sejenak mata Kepala Polisi itu mengecil. Dia berkata dengan lembut,
"Tentu saja tidak."
"Kami datang ke sini kemarin, George memaksa saya untuk datang Natal ini/
Andaikata saja kami tidak datang. Saya percaya bahwa saya tidak akan merasa sama
lagi!" "Memang membingungkan ya." "Saya hanrpir tidak mengenal keluarga
? George. Saya hanya bertemu Tuan Lee sekali atau dua kali pada waktu ?pernikahan kami, dan sekali setelah itu. 'j Tentu saja saya lebih sering bertemu
dengan Alfred dan Lydia, tetapi mereka betul-betul orang asing bagi saya."
Sekali lagi dia memainkan wajah kanak-kanak yang ketakutan dengan mata
membelalak. Dan sekali I lagi mata Hercule Poirot mengagumi dan dia berpikir
?lagi, "Benar-benar pandai bersandiwara si mungil
"Ya, ya," kata Kolonel Johnson. "Sekarang coba
Anda ceritakan tentang waktu terakhir Anda
bertemu dengan ayah mertua Anda Tuan Lee....EBOOK INI DI SCAN OLEH OTOY UNTUK
?KOLEKSI PRIBADI AGAR TERHINDAR DARI KEMUSNAHAN ottoys@yahoo.com
" -"Oh! Itu! Itu terjadi sore tadi. Sangat menakutkan!"
Johnson berkata dengan cepat, "Menakutkan" Mengapa?" "Mereka marah-marah!"
"Siapa yang marah?"
"Oh! Mereka semua ... tentu saja George tidak. Ayahnya tidak berkata apa-apa


Pembunuhan Di Malam Natal Hercule Poirot's Christmas Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kepadanya. Tetapi pada yang lainnya." "Apa sebenarnya yang telah terjadi?" "Pada
waktu kami masuk dia menyuruh kami semua datang dia sedang bicara di
? ?telepon kepada pengacaranya tentang surat wasiatnya. Dan kemudian dia berkata
?kepada Alfred mengapa kelihatan muram. Saya kira itu karena Harry pulang
kembali. Saya rasa Alfred bingung karena hal itu. Beberapa tahun yang lalu Harry
melakukan hal yang sangat mengerikan. Dan kemudian dia berkata sesuatu tentang
isterinya (dia sudah lama meninggal); katanya wanita itu berotak kutu dan David
meloncat berdiri kelihatan seolah-olah akan membunuh ayahnya oh!" Tiba-tiba
?dia berhenti, matanya ketakutan. "Saya tidak bermaksud mengatakan hal itu
?saya tidak sengaja!"
Kolonel Johnson berkata menghibur,
"Ya ya, hanya kata-kata saja."
?"Hilda isteri David, menenangkan suaminya dan
_ya> say'a rasa itulah. Tuan Lee berkata bahwa dia
tidak mengharapkan melihat seorang pun dari kami malam ini. Jadi kami
meninggalkan dia." "Dan itu adalah terakhir kali Anda melihat dia?" - "Ya. Sampai ... sampai..." Dia
gemetar. Kolonel Johnson berkata, "Ya, baiklah. Sekarang, di mana Anda pada waktu terjadi pembunuhan itu?" "Oh
?sebentar. Saya kira saya di ruang duduk." "Anda tidak yakin?"
Mata Magdalene berkedip-kedip sebentar, kelopak matanya tertutup.
Dia berkata, 'Tentu saja! Tolol benar saya.... Saya keluar menelepon. Begitu membingungkan."
"Anda bilang sedang menelepon" Di dalam ruangan ini?"
"Ya, itu adalah satu-satunya telepon disamping yang ada di atas di ruang ayah
mertua saya.'* Inspektur Sugden berkata,
"Apakah ada orang lain di ruangan ini bersama Anda?"
"Oh, tidak. Saya sendirian." "Apakah Anda di sini cukup lama?" "Ya agak lama.?Cukup makan waktu menelepon pada sore hari." "Kalau begitu telepon jarak jauh?"
"Ya. Ke Westeringham." "Hem, begitu." "Dan kemudian?"
"Dan kemudian terdengarlah jeritan yang menyeramkan itu dan semua berlarian
? dan pintu itu terkunci,dan harus didobrak. Oh, seperti mimpi buruk! Saya akan
?selalu ingat hal itu!"
"Tidak, tidak." Nada suara Kolonel Johnson dengan otomatis terdengar ramah. Dia
melanjutkan, "Tahukah Anda bahwa ayah mertua Anda menyimpan sejumlah berlian berharga di
lemari besinya?" "Tidak. Betulkah?" Suaranya terdengar begitu
tergetar. "Berlian asli?"
Hercule Poirot berkata, "Berlian bernilai sepuluh ribu pounds.EBOOK INI DI SCAN OLEH OTOY UNTUK KOLEKSI
PRIBADI AGAR TERHINDAR DARI KEMUSNAHAN ottoys@yahoo.com
" "Oh!" Yang terdengar adalah suara kagum yang halus menunjukkan ketamakan
?seorang wanita. "Nah," kata Kolonel Johnson, "Saya kira cukup ini dulu sekarang. Kami tidak akan
menggangu Anda lagi, Nyonya Lee."
"Oh, terima kasih."
Dia berdiri tersenyum dari Johnson ke Poirot senyum terima kasih seorang
? ?anak kecil, kemudian dia keluar berjalan dengan kepala tegak dan kedua
telapak tangan menghadap keluar.
Kolonel Johnson berkata, "Tolong Anda panggilkan saudara ipar Anda, Tuan David
Lee." Setelah menutup pintu, dia kembali ke meja. "Nah," katanya, "apa pendapat Anda"
Kita mulai menemukan hal-hal baru sekarang! Anda melihat satu hal. George Lee
sedang menelepon ketika dia mendengar jeritanl Isterinya sedang menelepon ketika
dia mendengar jeritan! Itu tidak cocok sama sekali tidak cocok." Dia
?menambahkan, "Apa pendapatmu, Sugden?" Inspektur itu berkata perlahan-lahan,
ingin mengatakan hal-hal yang jeU tentang wanita itu, tetapi sava kira walaupun
dia adalah termasuk wanita kelas satu dalam hal mengorek kantung lelaki, saya
kira dia bukan tipe orang yang bisa menggorok leher seorang laki-laki, Itu bukan
bidangnya sama sekali."
"Ah, tetapi kita tidak selalu bisa menjamin hal itu, Kawan," gumam Point Kepala
Polisi berbalik menghadapinya. "Dan apa pendapat Anda, Poirot?" Hercule Poirot
membungkuk ke depan. Dia meluruskan pengering tinta di depannya, dan-menjentik
setitik debu dari tempat lilin. Dia. menjawab.
"Saya ingin mengatakan bahwa sifat Tuan Simeon Lee almarhum mulai terlihat oleh
kita. Saya rasa di situlah letak inti kasus ini... dalam sifat seorang yang telah
meninggal itu sendiri."
Inspektur Sugden memandangnya dengan wajah bingung.
"Saya tidak mengerti Tuan Poiro^" katanya. "Sifat apa sebenarnya yang ada
hubungannya dengan pembunuhan ini?" Poirot berkata sambil berpikir, "Sifat
seorang korban selalu ada hubungannya dengan pembunuhan dirinya. Pikiran
Desdcmona yang jelas tanpa rasa curiga adalah penyebab langsung kematiannya.
Seorang wanita yang lebih punya prasangka akan melihat akal bulus lago dan
menghindarinya. Ketidakbersihan Mara t secara langsung menyebabkan kematiannya
ketika mandi. Dari watak Mercutio datang penyebab kematiannya."
Kolonel Johnson memilin kumisnya. "Apa yang Anda maksud, Poirot?" "Saya
mengatakan hal ini karena Simeon Lee merupakan pribadi yang unik. Dia mencoba
mengerahkan kekuatan, yang pada akhirnya membawa kematian baginya."
"Anda tidak berpendapat bahwa berlian itu adalah penyebabnya, kalau begitu?"
Poirot tersenyum melihat kebingungan yang kelihatan jelas di wajah Johnson.
"Kawan," katanya." "Karena sifat aneh Simeon Lee maka dia menyimpan berlian tak
terasah seharga sepuluh ribu pounds itu di dalam lemari besinya! Tidak semua
orang akan berbuat hal yang sama."
"Itu benar, Tuan Poirot," kata Inspektur Sugden sambil menganggukkan kepalanya.
Wajahnya me-, nunjukkan seseorang yang pada akhirnya mengerti ke arah mana lawan
bicaranya berjalan. "Tuan Lee memang aneh. Dia menyimpan batu-batu itu di sana
agar sewaktu-waktu dia bisa mengambilnya dan merasakan perasaan yang dialaminya
pada masa dahului Dan karena itulah dia tidak mau mengasahnya." Poirot
mengangguk membenarkan. "Tepat-tepat. Anda sungguh cerdas, Inspektur." Inspektur
itu kelihatan sedikit ragu-ragu dengan pujian itu, tetapi Kolonel Johnson
menyelanya. "Ada satu hal lagi, Poirot. Saya tidak tahu apakah Anda melihatnya...."
"Ya," kata Poirot. "Saya tahu apa yang Anda maksud. Nyonya George Lee, dia
membiarkan kucing keluar dari keranjangnya tanpa sadar! Dia memberikan kesan
yang menarik tentang pertemuan
keluarga yang terakhir itu. Dia menunjukkan deng^ 1 naif bahwa Alfred marah
kepada ayahnya dan 1 bahwa David kelihatan seolah-olah mau membunuh j ?ayahnya. Saya rasa kedua hal itu benar. Tetapi dari I kedua hal itu kita bisa
membuat rekonstruksi sendiri. ' "Apa maksud Simeon Lee mengumpulkan keluarga,
nya mengapa mereka harus tiba di kamarnya agar mereka mendengar apa yang
?dikatakannya dengan pengacaranya" Parbleau, itu bukan suatu kesalahan, Dia
sengaja membuat mereka mendengarnya! Laki-laki tua itu duduk di kursinya dan dia
kehilangan hiburan yang biasa didapat ketika muda. Jadi dia menciptakan sebuah
hiburan untuk dirinya sendiri. Dia menghibur dirinya dengan mempermainkan nafsu
serakah manusia ya, dengan emosinya juga! Tapi dari sini timbul suatu
?deduksi. Dengan permainan menimbulkan rasa loba dan tamak ini dia tidak akan
mengecualikan seorang pun. Secara logika dia juga akan mengecam Tuan George Lee
seperti lain-lainnya. Tetapi isterinya tidak mengatakan hal ku. Mungkin juga dia
menembakkan panah beracun kepada wanita itu. Saya kira kita akan bisa tahu dari
yang lain apa yang dikatakan Simeon Lee terhadap George Lee dan isterinya...." Dia
berhenti. Pintu terbuka dan David Lee masuk.
12 David Lee bisa menguasai diri dengan baik. Sikapnya tenang hampir tidak ?wajar. Dia mendekati mereka, menarik sebuah kursi, dan duduk, memandang dengan
sedih pada Kolonel Johnson.
134 Lampu listrik di situ mengusap ujung rambutnya yang tumbuh di dahi dan
menunjukkan tulang pipi yang sensitif. Dia kelihatan terlalu muda untuk menjadi
anak lelaki tua keriput yang terbaring di
lantai atas itu.EBOOK INI DI SCAN OLEH OTOY UNTUK KOLEKSI PRIBADI AGAR TERHINDAR
DARI KEMUSNAHAN ottoys@yahoo.com
"Ya, Tuan-tuan," katanya, "apa yang bisa saya
ceritakan kepada Anda?" Kolonel Johnson berkata,
"Saya mendengar bahwa ada pertemuan keluarga
di kamar ayah Anda tadi sore?"
"Ya. Tetapi bukan pertemuan resmi. Maksud saya itu bukan rapat keluarga atau
sejenisnya." "Apa yang terjadi di situ?"
David Lee menjawab dengan tenang,
"Ayah saya perasaannya sedang terganggu. Dia
sudah tua dan cacat; tentu saja kami harus mengerti.
Kelihatannya dia mengumpulkan kami di sana untuk
yah menyalurkan rasa dendamnya kepada
? ?kami." 'Dapatkah Anda mengingat-ingat apa yang
dikatakannya?" David berkata dengan tenang,
"Sebenarnya hal itu benar-benar totol. Dia berkata bahwa kami .semua tak ada
gunanya tidak seorang pun bahwa tak ada seorang laki-laki pun di dalam
? ?keluarga kami! Dia berkata bahwa Pilar (dia kemenakan Spanyol saya) lebih
berharga dari dua orang anaknya. Dia berkata..." David berhenti. Poirot berkata,
"Saya harap Anda menirukan kata-katanya."
David berkata dengan segan,
"Dia berkata agak kasar bahwa dia mengharapkan punya anak laki-laki di dunia
?ini walaupUn bukan anak sah...."
?Wajahnya yang sensitif menunjukkan rasa muak dengan kata-kata yang baru
diucapkannya. Inspektur Sugden tiba-tiba saja kelihatan siap. Sambil membungkuk
ke depan dia berkata, "Apakah ayah Anda mengatakan sesuatu kepada saudara Anda, Tuan George Lee?"
"Kepada George" Saya tidak ingat. Oh, ya saya kira dia mengatakan bahwa dia
harus memotong pengeluaran karena Ayah akan mengurangi uang sakunya. George
marah, mukanya merah seperti ayam kalkun jantan. Dia mengomel dan berkata bahwa
dia tidak bisa menerima kurang dari itu. Ayah saya berkata dengan tenang bahwa
dia harus bisa. Dia bilang bahwa lebih baik isteri George diajak membantunya
berhemat agak tajam kritikannya George selalu hemat cermat dengan uang ? ? ?setiap peni, sedang Magdalene saya rasa adalah seorang yang suka buang-buang
uang dia punya selera i yang.tinggi."
?Poirot berkata,EBOOK INI DI SCAN OLEH OTOY UNTUK KOLEKSI PRIBADI AGAR TERHINDAR
DARI KEMUSNAHAN ottoys@yahoo.com
"Jadi dia pun tersinggung?"
"Ya. Di samping itu ayah saya mengatakan sesuatu yang lain, yang agak kasar,
menyebut-nyebut dia tinggal dengan seorang awak kapal tentu saja yang
?dimaksud adalah ayahnya, tetapi kedengarannya meragukan. Magdalene menjadi
merah. Saya tidak menyalahkan dia."
, Poirot berkata, "Apakah ayah Anda menyebut-nyebut almarhumah isterinya, ibu Anda?"
Darah David mengalir naik ke pelipisnya. Kedua tangannya menggenggam meja di
depannya erat-erat dan tubuhnya sedikit gemetar. Dia berkata dengan suara rendah, "Ya, betul. Dia
menghina Ibu." Kolonel Johnson berkata, "Apa yang dikatakannya?" "Saya tidak
ingat. Hanya kata-kata penghinaan." Poirot berkata dengan lembut, "Ibu Anda
telah lama meninggal?" David berkata dengan singkat, "Dia meninggal ketika saya
masih anak-anak." "Dia barangkali tidak begitu bahagia dengan hidupnya di
? ?sini?" David tertawa mencemooh. "Siapa yang bisa bahagia dengan seorang laki-
laki seperti ayah saya" Ibu saya adalah seorang suci. Dia meninggal karena sakit
hati." Poirot melanjutkan,
"Barangkali ayah Anda menjadi sedih karena kematiannya?"
David berkata dengan cepat,
"Saya tak tahu. Saya pergi dari sini."
Dia diam dan kemudian berkata,
"Barangkali Anda tidak tahu bahwa saya telah, tidak bertemu dengan Ayah selama
hampir dua puluh tahun. Jadi saya tidak bisa mengatakan lebih jauh tentang
kebiasaannya atau musuh-musuhnya atau apa yang terjadi di sini."
Kolonel Johnson bertanya, ' "Tahukah Anda bahwa ayah Anda menyimpan banyak
berlian berharga di dalam lemari besi di ruang tidurnya?"
David berkata tidak acuh, "Benarkah" Kelihatannya, merupakan hal yan" tolol" 8
Johnson berkata, "Bersediakah .Anda menceritakan dengan singkat tentang apa yang Anda lakukan
malam ini?" "Saya" Oh, saya meninggalkan meja makan cepat-cepat. Saya bosan duduk-duduk
mengelilingi minuman. Kecuali itu saya meliha t bahwa Alfred dan Harry mulai
bertengkar. Saya benci ribut-ribut. Saya keluar ke ruang musik dan main piano."
Poirot bertanya, "Ruang musik itu di samping ruang duduk, bukan"EBOOK INI DI SCAN OLEH OTOY UNTUK
KOLEKSI PRIBADI AGAR TERHINDAR DARI KEMUSNAHAN ottoys@yahoo.com
" "fa. Saya main selama beberapa saat sampai j sampai hal itu terjadi."? ?"Apa yang Anda dengar?"
"Oh! Suara perabotan terbalik di atas. Dan j kemudian jeritan yang mengerikan."
Dia menggenggam tangannya lagi. "Seperti roh di neraka. Ya Tuhan, begitu
mencekam!" Johnson berkata, "Apakah Anda sendirian di ruangan musik?"
"Eh" Tidak, isteri saya, Hilda, juga di sana. Dia I datang dari ruang duduk.
Kami kami naik ke atas t dengan yang lain."
?Dia menambahkan dengan cepat dan gugup, .. "Anda .tidak meminta saya untuk
menceritakan i apa yang saya lihat di sana, bukan?" Kolonel Johnson berkata,
"Tidak, tidak perlu. Terima kasih, Tuan Lee, tidak J ada pertanyaan lagi. Anda
udak bisa membayangkan, saya kira, siapa yang punya kemungkinan ingin
membunuh ayah Anda?" David Lee berkata dengan serampangan, "Saya kira banyak!
?Tapi saya tidak tahu dengan
pasti yang mana." Dia keluar dengan cepat membanting pintu di
belakangnya. 13 Kolonel Johnson hanya punya kesempatan untuk berdehem sebelum pintu ruang itu
dibuka dan Hilda Lee masuk. Hercule Poirot memandangnya dengan penuh perhatian. Dia harus mengakui bahwa
isteri-isteri keluarga Lee merupakan suatu bahan studi yang 4fc menarik.
Kecerdasan dan keluwesan Lydia, keluwesan dan gaya Magdalene yang penuh kepura-
puraan, dan sekarang Hilda Lee yang punya kekuatan tersembunyi. Dia sebetulnya
lebih muda dari penampilannya, karena rambutnya tidak rapi dan bajunya tidak
berselera. Rambutnya coklat bercampur abu-abu, dan mata coklatnya yang tenang
menghias muka yang agak bulat tembam itu, memancarkan kebaikan hati.. Dia
berpendapat bahwa wanita ini seorang yang baik. Kolonel Johnson berkata dengan
suara yang ramah, ?"...merupakan ketegangan bagi Anda semua,"EBOOK INI DI SCAN OLEH OTOY UNTUK
KOLEKSI PRIBADI AGAR TERHINDAR DARI KEMUSNAHAN ottoys@yahoo.com
katanya.' 'Dari percakapan saya dengan suami Anda, saya rasa ini adalah
kunjungan Anda yang pertama
di Gorion Hall?" Dia menganggukkan kepalanya. "Apakah Anda sebelumnya telah mengenal ayah mertua
Anda, Nyonya Lee?" Hilda menjawab dengan suara yang menyenangkan.
'Tidak. Kami menikah segera setelah David meninggalkan rumah. Dia tidak mau
berurusan dengan segala sesuatu yang ada hubungannya dengan keluarganya. Baru
sekarang kami melihat mereka."
'Jadi apa yang menyebabkan terjadinya kunjungan ini?"
"Ayah mertua saya menulis surat kepada David. Dia menekankan umur dan
keinginannya untuk berkumpul dengan semua anaknya pada hari Natal ini."
"Dan suami Anda menjawab panggilan itu?"
Hilda berkata, ? "Saya kira dia mau datang ke sini karena saya. Saya salah mengerti dengan ?situasi di sini."
Poirot menyela. Dia berkata,
"Bersediakah Anda menjelaskan lebih lanjut apa yang Anda maksud, Nyonya" Saya
rasa apa yang bisa Anda ceritakan akan sangat berharga." Dengan segera dia
berpaling kepada Poirot. >A Dia berkata,
"Pada waktu itu saya belum pernah bertemu . dengan ayah mertua saya. Saya tidak
tahu apa motifnya menyuruh datang. Saya berpendapat bahwa dia sudah tua dan
kesepian, dan bahwa dia ingin berkumpul dengan anak-anaknya."


Pembunuhan Di Malam Natal Hercule Poirot's Christmas Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Dan menurut Anda apakah motif yang sebenarnya, Nyonya?"
Hilda ragu-ragu sejenak. Kemudian dia berkata
dengan perlahan-lahan, "Saya tidak ragu-ragu sama sekali tidak ragu-ragu bahwa yang dikehendaki
? ?ayah mertua saya adalah menciptakan suatu perdamaian tetapi
menimbulkan keributan." "Dengan cara apa?" Hilda berkata dengan suara rendah,
"Dia menikmati kesenangan dengan menyentuh insting terburuk manusia. Dia
?punya bagaimana saya harus mengatakannya sifat nakal yang jahat. Dia ingin
? ?agar setiap anggota keluarganya saling bertengkar." Johnson berkata dengan
tajam, "Dan apakah dia berhasil?" "Oh ya," kata Hilda Lee. "Dia berhasil."
Poirot berkata, . "Kami mendengar tentang kejadian pada sore tadi. Saya kira
kejadian itu agak kejam." Dia menganggukkan kepalanya. 'Maukah Anda
menjelaskannya kepada kami yang sebenar-benarnya, kalau Anda tidak
?berkeberatan?" Dia terdiam sejenak.
"Ketika kami masuk ayah mertua saya sedang menelepon."
"Kepada pengacaranya?"
"Ya. Dia menyarankan agar Tuan apakah Tuan Charlton" saya tidak begitu ingat
? ?namanya datang, karena dia, ayah mertua saya, ingin membuat surat wasiat yang
?baru. Dia berkata bahwa yang lama sudah basi."
Poirot berkata, "Sekarang coba Nyonya pikir sungguh-sungguh
menurut Nyonya apakah ayah mertua Nyonya' sengaja agar semua mendengar
percakapan itu, ata*; hanya kebetulan saja Anda mendengarnya" v! Hilda Lee
berkata, "Saya yakin bahwa dia sengaja agar didengar." "Dengan tujuan menimbulkan
kecurigaan dan keragu-raguan di antara anak-anaknya?" "Ya."
' Jadi sebenarnya dia barangkali Udak bermaksud mengubah surat wasiat itu?" Dia
agak kurang setuju. "Tidak. Saya rasa hal itu memang benar. Dia barangkah memang bermaksud membuat
surat wasiat baru tetapi dia senang menggaris bawahi fakta itu." Kg,?"Nyonya," kata Poirot. "Saya tidak punya posisi j resmi dan barangkali
sebagaimana Nyonya mengerti, pertanyaan saya bukanlah pertanyaan yang diajukan
oleh petugas hukum Inggris. Tetapi saya ingin tahu pendapat Anda mengenai apa
bentuk surat wasiat j itu. Saya tidak menanyakan apa yang Anda ketahui tentang
surat itu, tetapi apa pendapat Anda tentang f. surat itu. Wanita tidak pernah
lambat membentuk opini." I
Hilda Lee tersenyum sekilas. "Saya tidak berkeberatan mengu tarakan pendapat I
saya. Saudara perempuan suami saya, Jennifer, .1 menikah dengan orang Spanyol,
Juan Estravados. j Anaknya, Pilar, baru saja datang kemari. Gadis itu cantik
sekali dan tentu saja dia adalah J satu-satunya cucu dalam keluarga. Tuan Lee
?tua j sangat senang kepadanya. Dia sangat tertarik. Saya
rasa dia ingin mewariskan suatu jumlah kepadanya
I dalam surat wasiatnya yang baru. Barangkali dalam r surat wasiat lama dia
hanya meninggalkan jumlah t yang kecil atau bahkan sama sekali tidak."
"Apakah Anda kenal saudara ipar Anda itu?" "Tidak. Saya belum pernah bertemu
dia. Suaminya meninggal dalam keadaan menyedihkan tidak [ lama setelah
perkawinan mereka. Jennifer sendiri meninggal setahun yang lalu. Pilar menjadi
yatim piatu. Itulah sebabnya Tuan Lee tua memanggilnya i ke sini untuk tinggal
dengan dia di Inggris."
"Dan anggota keluarga lainnya, apakah mereka I senang dengan kedatangannya?"
Hilda berkata dengan tenang, "Saya kira mereka semua suka padanya. Sangat
menyenangkan kalau ada seorang muda dan lincah dirumah ini."
"Dan dia, apakah dia kelihatannya senang di sini?"
Hilda berkata perlahan-lahan,
"Saya tidak tahu. Pasti dingin dan asing bagi seorang gadis yang dibesarkan di
Selatan di Spanyol." Johnson berkata,
?"Pasti tidak menyenangkan di Spanyol pada saat seperti ini. Nah, Nyonya Lee,
kami ingin mendengar cerita Anda mengenai percakapan sore ini."EBOOK INI DI SCAN OLEH OTOY UNTUK
KOLEKSI PRIBADI AGAR TERHINDAR DARI KEMUSNAHAN ottoys@yahoo.com
' Poirot bergumam, "Maaf, saya telah menanyakan hal-hal lain."
Hilda Lee berkata, "Setelah ayah mertua saya selesai menelepon, dia melihat berkeliling kepada kami
dan tertawa, dan berkata bahwa kami semua kelihatan muram. Lalu
dia berkata bahwa dia sangat capai dan ingin tidur sore-sore. Tidak seorang pun
diharapkan datang dan menengoknya maJam ini. Dia mengatakan bahwa dia ingin
merasa segar pada hari Natal."
"Kemudian....-" Alis matanya berkerut.mencoba mengingat-ingat, "saya kira dia
berkata bahwa untuk memperingati Natal perlu suatu keluarga besar, dan kemudian
dia melanjutkan berbicara tentang uang. Dia berkata bahwa dia memerlukan lebih
banyak uang untuk rumah ini dalam waktu yang akan datang. Dia menyuruh George
dan Magdalene untuk berhemat. Dia berkata kepada Magdalene bahwa seharusnya dia
membuat bajunya sendiri. Saya rasa itu suatu pendapat yang agak kuno. Saya tak
heran hal itu menyinggung perasaan Magdalene. Dia bilang bahwa isterinya sangat
pandai menjahit." -Poirot berkata dengan halus, "Hanya itukah yang dikatakannya
tentang isterinya?" Muka Hilda menjadi merah.
"Dia,menyebut tentang otaknya. Suami saya sangat memuja ibunya, dan hal itu
sangat menyinggung perasaannya. Dan kemudian, tiba-tiba Tuan Lee mulai marah-
marah kepada kami semua. I Dia benar-benar marah. Tetapi tentu saja, saya bisa
mengerti perasaannya*."
Poirot menyela dengan halus,
"Perasaan apa?"
Dia mengalihkan matanya yang tenang kepada
Poirot, "Tentu saja dia kecewa," katanya. "Karena dia tidak punya cucu tidak ada cucu?laki-laki, maksud J
saya tidak ada nama Lee lagi. Saya rasa hal itu sudah
lama dipendamnya. Dan tiba-tiba dia tidak bisa menahannya lagi dan menyalurkan
kemarahannya kepada anak-anaknya mengatakan bahwa mereka seperti perempuan
?tua dan semacamnya. Pada saat itu saya merasa kasihan kepadanya karena saya
?tahu bahwa harga dirinya terluka." "Dan kemudian?"
"Dan kemudian," kata Hilda perlahan, "kami.
semua keluar." "Itu yang terakhir kali Anda melihat dia?"
Dia menganggukkan kepala.
"Di mana Anda pada waktu terjadi pembunuhan itu?"
"Saya di ruang musik dengan suami saya. Dia
memainkan musik untuk saya." "Dan kemudian?"
?"Kami mendengar meja dan kursi terbalik dari atas dan porselin pecah
?pergumulan yang hebat. Dan kemudian jeritan ngeri itu ketika lehernya digorok...."
Poirot berkata, "Apakah jeritan itu menyeramkan" Apakah itu...EBOOK INI DI SCAN OLEH OTOY UNTUK
KOLEKSI PRIBADI AGAR TERHINDAR DARI KEMUSNAHAN ottoys@yahoo.com
" dia berhenti, "seperti roh di neraka?"
Hilda berkata, "Lebih mengerikan dari itu!"
"Apa maksud Anda, Nyonya?"
"Suara itu seperu seorang manusia yang tak punya roh ... tidak manusiawi seperti
binatang...." Poirot berkata dengan sedih,
"tacji ... Anda telah mengadili dia, Nyonya?"Ji
Hilda mengangkat tangan karena sedih. Matanya | "nenunduk memandang ke lantai.
Pilar masuk ke dalam ruangan dengan kewaspada seekor binatang yang curiga
terhadap perangkap5 ; Matanya memandang bergerak-gerak dengan cepat dari satu
sisi ke sisi lain. Dia tidak terlalu kelihatan takut tetapi curiga.
Kolonel Johnson berdiri dan menarik kursi untuknya. Kemudian berkata,
"Anda mengerti bahasa Inggris saya rasa, Nona Estravados?" Mata Pilar terbuka
lebar. Dia-berkata, 'Tentu saja. Ibu saya orang Inggris. Tentu saja saya juga
Inggris.^- " Senyum menghias bibir Kolonel Johnson ketika matanya melihat rambut yang hitam
dan mata yang gelap dan angkuh, serta bibirnya yang melengkung. Juga Inggris!
Kata-kata yang tidak tepat untuk Pilar Estravados. Dia berkata,
"Tuan Lee adalah kakek Anda. Dia menyuruh Anda datang dari Spanyol. Dan Anda
datang beberapa hari yang lalu. Betulkah?"
Pilar mengangguk. "Itu betul. Saya oh! Mengalami bermacam-macam kejadian keluar dari Spanyol ? ?ada bom jatuh dari udara dan sopirnya terbunuh kepalanya berlumur darah. Dan
?saya tidak bisa menyetir mobil, jadi saya harus berjalan jauh sekali dan saya
?tidak suka berjalan. Saya tidak pernah berjalan. Kaki saya " sakit sakit..,."
?Kolonel Johnson tersenyum.
Dia berkata, Legenda Bunga Persik 3 Hamukti Palapa Karya Langit Kresna Hariadi Persekutuan Iblis 2
^