Pencarian

Furinkazan 4

Furinkazan Angin Hutan Api Gunung Karya Yasushi Inoue Bagian 4


pegunungan yang curam, sepanjang jurang dalam yang
menampakkan aliran deras sungai Tenryu. Mereka mendaki
beberapa pegunungan yang belum pernah dilintasi orang
4 Joko Sableng Kembang Darah Setan m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
sebelumnya. Satu demi satu pasukan Takeda menyerang dan
menaklukkan benteng-benteng kecil yang tersebar sepanjang
lembah Ina. Selama dua minggu operasi tersebut mereka
menerima laporan bahwa Uesugi Kenshin Kagetora di
Echigo juga sudah memulai operasinya sendiri di
Kawanakajima. Pasukan Takeda bertempat di sebuah desa
kecil, di mana beberapa rumah pertanian dibangun dengan
berdekatan satu sama lain di sebuah sudut pinggiran sungai
Tenryu yang luas dan kering. Begitu menerima informasi
tersebut, mereka secepatnya mengadakan pertemuan untuk
membicarakan bagaimana menangani perkembangan baru
ini. "Aku yakin ini bukan keadaan serius. Kita acuhkan saja
mereka untuk saat ini dan melanjutkan penaklukan
benteng-benteng di wilayah Ina. Saat Kenshin mulai
bergerak ke selatan, kita bisa menarik semua pasukan dari
Ina dan memeranginya," kata Shingen. Kepercayaan
kepada pasukannya jelas terlihat.
"Saya setuju dengan Tuanku," kata Kansuke. Bagi para
jenderal yang lain, tanggapan Kansuke terhadap perkataan
Tuannya sungguh tidak terduga. Biasanya Kansuke selalu
menentang gagasan Shingen dan menawarkan strategi yang
lebih berhati-hati. Obu Saburo merupakan orang pertama yang menentang
gagasan tersebut. "Untuk musuh-musuh selain Kenshin,
saya sependapat dengan Tuan. Namun, saya dengan tegas
menyarankan untuk tidak menggunakan strategi tersebut
melawan Kenshin," ujar jenderal muda tersebut, yang telah
mencatat keberhasilan di berbagi perang. Akiyama Hoki-nokami juga mendukung perkataan
jenderal muda tersebut. Shingen tampak ragu meninggalkan kegiatan penaklukan
wilayah Ina saat ini dan terintimidasi oleh berita kehadiran
Uesugi Kenshin. "Baiklah," Shingen berusaha untuk menyembunyikan
perasaan kecewa dengan menanyakan kepada Kansuke,
"Kansuke, bagaimana menurutmu?"
"Saya memahami pendapat Jenderal Obu. Saya juga
memiliki pemikiran yang sama dengan Tuanku, jika semua
menyetujui. Namun jika ada pendapat lain, kita juga harus
mempertimbangkannya."
"Kalau begitu, apa yang akan kita lakukan?"
"Menimbang perkataan Jenderal Obu, kita harus
mengirim setengah dari pasukan kita ke Shinano bagian
utara," kata Kansuke fleksibel. 5 Joko Sableng Kembang Darah Setan m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Inilah yang membedakannya dengan Shingen.
"Siapa yang akan pergi?"
"Saya yakin sebaiknya Tuanku sendiri yang seharusnya
pergi." "Bukan, jangan aku," kata Shingen, "Ini hanya untuk
intimidasi; karena itu tidak akan ada pertempuran di sana."
"Tuanku sepenuhnya benar. Kenshin memang tidak
akan menyerang, hanya karena seorang jenderal perang
yang memimpin pasukan."
"Aku tidak tertarik untuk pergi. Biar yang lain saja."
"Ya, tapi jika yang pergi orang lain, pasti akan terjadi
pertempuran. Kita bisa kesulitan sendiri. Jadi pasukan itu
harus dipimpin Tuanku sendiri."
Kansuke yakin pada gagasan untuk tidak mengirimkan
seorang pun ke Shinano adalah baik. Namun jika memang
harus mengirimkan seseorang ke sana, maka haruslah sang
jenderal perang, Shingen.
Setelah pertemuan selesai, Shingen berangkat ke
Kawanakajima, meninggalkan sebagian pasukannya di Ina.
Sudah diputuskan bahwa Kansuke akan tetap tinggal di
sana dan melanjutkan upaya penaklukkan banteng-benteng.
Sesuai dugaan Shingen, tidak ada deklarasi perang di
Kawanakajima. Uesugi Kenshin tidak pernah pindah dari
perkemahannya di kuil Zenkoji, sementara Shingen
mendirikan perkemahan di gunung Chausu. Tanpa terjadi
apa-apa selama lebih dari sebulan, pada tanggal satu Mei,
Uesugi Kenshin akhirnya membongkar perkemahan dan
kembali Echigo. Mengikuti tindakan Kenshin, Shingen juga
memimpin pasukannya kembali ke Ina.
Sementara Shingen berada di Shinano bagian utara,
pasukan Takeda, di bawah pimpinan Kansuke, menaklukkan seluruh wilayah Ina. Semua yang menyerah
diampuni, dan yang tidak mau menyerah dihukum mati.
"Tidak ada satupun wilayah di Ina yang tidak mengakui
Tuanku sebagai pemimpin.," kata Kansuke.
"Bagaimana dengan Mizoguchi, Kurokawaguchi, dan
Odagiri?" "Mereka semua dihukum mati."
"Bagaimana dengan Miyata, Matsushima, Tonojima?"
"Saya juga menghukum mati mereka."
6 Joko Sableng Kembang Darah Setan m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
"Bagaimana dengan Hanyu, Inabe, dan...?"
"Mereka juga..."
"Mati?" Kansuke tidak mengubah ekspresi sama sekali. Membuat
Shingen merasa takut. "Berarti kau membunuh mereka semua."
"Ya, karena mereka memperlihatkan keraguan terhadap
kepemimpinan Tuanku, saya pikir akan lebih baik
membasmi kejahatan hingga ke akar-akarnya. Namun
mereka yang selamat, tidak aku sakiti sama sekali."
Tetapi, bagaimnapun juga, jumlah yang tidak mereka
bunuh lebih banyak beberapa kali lipat dibanding pasukan
Kansuke, dan mereka berkumpul di tepian sungai Tenryu.
Baik Shingen maupun para jenderal yang lain mengalami
kesulitan memahami bagaimana cara Kansuke, sendirian
bersama pasukannya yang berjumlah sedikit, mampu
menaklukkan begitu banyak benteng pertahanan di Ina,
yang telah membangkang terhadap Takeda selama puluhan
tahun. Malam itu, pasukan Takeda mengadakan pesta
merayakan kemenangan. Akiyama, sebagai pemimpin 250 orang pasukan berkuda,
diperintahkan bertanggung jawab terhadap wilayah Ina dan
melindungi Benteng Takato. Obu Saburo diangkat menjadi
jenderal 500 orang pasukan samurai berkuda dan Kasuga
Danjo-no-Chu mejadi penerus nama keluarga terkenal di
wilayah Shinano, yaitu Kosaka. la menyebut diri sebagai
Kosaka Danjo-no-Chu dan dipindahkan ke Shinano bagian
utara sebagai pemimpin 450 pasukan samurai berkuda.
Lengkap sudah semuanya; Akiyama mengawasi Ina, dan
Kosaka mengawasi Uesugi Kenshin.
Sore itu hingga larut malam, Shingen dan Kansuke saling
berhadapan satu sama lain di ruang tamu rumah pertanian
di perkemahan mereka. "Nah, selanjutnya apa yang akan kita lakukan?"
"Mari kita menyerang Joshu."
"Bagaimana dengan Bushu?"
"Baiklah, kita juga akan menyerang Bushu."
"Apakah menurutmu orang lain tidak akan sependapat
lagi dengan kita?" "Saya tidak berpikir demikian."
Mata mereka bertemu. Shingen tersenyum, namun tidak
demikian halnya dengan Kansuke. Beberapa saat lamanya
mereka saling pandang. "Kau tidak adil, Kansuke," kata Shingen tiba-tiba.
"Apa maksud Tuanku?"
7 Joko Sableng Kembang Darah Setan m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
"Pada saat penaklukan Ina, kau mengambil posisi lebih
baik." "Bukan salah saya. Memang begitu adanya."
"Kali ini, aku yang akan bertarung. Kau tidak bisa lagi
mencegahku." "Saya tidak akan membantah. Saya juga akan ikut
bersama Tuanku. Jangan biarkan saya di sini menjaga
rumah; itu sangat membosankan."
Mereka berdua mulai tertawa, namun tidak lama
kemudian mereka berhenti. Keduanya sama-sama mendadak sedih atas ketiadaan Puteri Yuu. Seolah semilir
angin dingin baru saja memasuki ruangan itu.
0=odwo=0 Sejak musim gugur tahun itu, panji Furin Kazan tidak
pernah tinggal di Kofu lebih dari setengah tahun. Layaknya
harimau lapar yang sedang mencari mangsa, pasukan
Takeda terus melakukan invasi. Mereka berkuda ke segala
penjuru, bertempur, menang, dan kembali lagi ke Kofu.
Saat itu tahun Koji ke-3 ketika Shingen memimpin
pasukannya melintasi Puncak Fuefuki menuju wilayah
Joshu di mana ia menyerang pasukan besar Nagano
Shinano-no-kami dalam pertempuran Kamejiri. Bahkan
sebelum pertempuran itu berakhir, Shingen menerima
informasi tentang Kenshin yang muncul kembali di
Kawanakajima. Segera ia menggerakkan pasukan ke
Shinano bagian utara. Seperti biasa, kedua pasukan menghindari konfrontasi
dan menghabiskan bulan-bulan musim panas dan musim
dingin tanpa saling mengganggu. Saat Kenshin menarik
mundur pasukannya, Shingen pun melakukan hal yang
sama. Pada tahun Koji ke-4, terjadi kembali pergantian era
menjadi tahun Eiroku ke-1. Pada bulan April tahun itu,
Uesugi Kenshin memasuki provinsi Shinano bersama 8.000
prajurit dan membakar dataran Un-no-Daira, yang berada
di bawah kendali Takeda. Shingen bertempat di Benteng
Komuro saat itu, namun ia mengabaikan ancaman Kenshin
dan lebih memusatkan perhatian pada penguatan benteng.
Keheningan mencekam merasuki kedua pasukan. Bagi
semuanya, sangat jelas akan terjadi pertempuran besar
antara Kai dan Echigo. Pada bulan Agustus, secara tak terduga Shingen
menerima surat rahasia dari Shogun Yoshiteru yang
menyarankan perlunya dibuat perjanjian damai antara
8 Joko Sableng Kembang Darah Setan m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
pasukan Kai dan Echigo. Surat tersebut berisi:
Apa gunanya mengirim pasukanmu setiap tahun
memerangi Uesugi Kenshin dan menghancurkan kedamaian di perbatasanmu; ini tidak memberi apa-apa
kepada rakyatmu selain penderitaan.
Shingen memperlihatkan surat tersebut pada Kansuke.
Kansuke segera bertanya, "Tuanku sudah memberi
jawaban?" "Ya, sudah." "Apa jawaban Tuanku?"
"Ini." Shingen memperlihatkan Kansuke sehelai surat
panjang yang ditulis di atas kertas resmi dengan tulisan
bergaya cetak. Namun, isi surat tersebut bukan berupa
jawaban kepada Shogun Yoshiteru, melainkan doa untuk
keamanan provinsi Shinano yang didedikasikan untuk kuil
Togakushi. Tidak ada yang lebih lucu dan tak berarti bagi Shingen
dibandingkan surat berisi saran dari Shogun tersebut.
Menilai bagian akhir surat yang mengatakan, "Aku juga
akan menyarankan Uesugi Kenshin hal yang sama,"
menandakan bahwa Shogun juga mengirim surat sejenis
kepada Kenshin. Namun tidak ada respon dari Kenshin
kepada Shingen. Tampaknya Kenshin juga merasa bahwa
surat tersebut lucu dan tidak berarti.
Pada akhir Februari tahun Eiroku ke-2, seorang pendeta
bernama Zuirin mengunjungi Kai sebagai pembawa pesan
dari Shogun Yoshiteru. Di saat yang sama, terdengar kabar
bahwa Oodate Harumitsu juga dikirim ke Kenshin di
Echigo atas perintah Shogun. Shingen tidak mengatakan
hal yang sebenarnya dan tetap bersikap baik hingga
kepulangan Zuirin. Dua bulan setelah kedatangan sang pendeta, Shingen
tiba-tiba memanggil Kansuke. Sudah tengah malam ketika
Kansuke mengunjungi Shingen di kediamannya; Shingen
tersenyum dan berkata, "Aku baru saja menerima kabar
bahwa Uesugi Kenshin menuju Kyoto untuk menemui
Shogun." Selesai mengatakan itu, tubuhnya bergetar sesaat,
menandakan betapa inginnya ia menyerang Echigo
secepatnya. "Ini kesempatan langka. Kita harus memanfaatkannya
dengan baik. Namun, sekarang belum saatnya menggelar
perang penentuan," kata Kansuke.
Kansuke percaya bahwa perang dengan Kenshin harus


Furinkazan Angin Hutan Api Gunung Karya Yasushi Inoue di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

diadakan di padang-padang wilayah Shinano bagian utara.
9 Joko Sableng Kembang Darah Setan m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Mengingat bahwa mereka bisa menyerang Echigo sekarang;
saat Kenshin berada di Kyoto. Pasukan Takeda bisa saja
menimbulkan kerusakan cukup besar pada pasukan Echigo
hingga tidak dapat memulihkan diri kembali. Namun ini
akan menyulitkan usaha untuk membunuh Kenshin.
Kansuke mengemukakan pikiran itu kepada Shingen.
"Jadi, bagaimana cara kita memanfaatkan kesempatan
ini?" tanya Shingen.
"Saya ingin Tuanku memerintahkan Kosaka Masanobu
untuk menghancurkan semua musuh kita di wilayah sekitar
Kawanakajima. Kemudian, izinkan saya membangun
benteng di sana. Begitu benteng itu selesai dibangun, kita
akan siap bertempur dengan Kenshin kapan saja."
"Apakah kita memang perlu membangun benteng?"
"Tentu saja perlu. Saya ingin mendirikan benteng di
wilayah strategis dekat Sungai Sai atau Sungai Chikuma."
"Baiklah, kalau kau berpikir begitu, siiahkan," kata
Shingen pelan. Tidak menanyakan mengapa Kansuke
membutuhkan sebuah benteng di sana.
Jika pertempuran nanti menjadi penentuan hidup dan
mati, maka benteng tidak begitu diperlukan dalam sebuah
strategi. Pertempuran itu bukanlah jenis pertempuran di
mana mereka bisa menyerang dari sebuah benteng atau
mundur ke dalam benteng. Namun Kansuke tetap
menginginkan sebuah benteng. Tidak perlu besar, asalkan
kuat dan mampu menampung 200-300 orang prajurit.
Pasukan Takeda berpeluang besar untuk menang.
Pasukan Uesugi Kenshin akan mulai melemah setelah
mereka diserang. Saat itulah, sejumlah kecil prajurit dari
benteng baru tersebut akan menyerang dari samping.
Serangan terakhir yang menentukan terhadap Echigo harus
berasal dari sekumpulan kecil prajurit ini, dan komandan
dari pasukan paling penting ini haruslah Katsuyori dalam
kampanye militernya yang pertama.
Kansuke menginginkan sebuah benteng untuk Katsuyori;
ia ingin sebuah benteng di tempat strategis untuk kampanye
pertama Katsuyori. Entah apakah Shingen mengetahui
rencana Kansuke atau tidak, ternyata ia menerima gagasan
Kansuke. Dan malam itu, tanpa sedikit pun membuang waktu,
perintah untuk maju dikirim kepada Kosaka yang bertempat
di Shinano bagian utara. Kuda-kuda pembawa pesan
dikirim secepatnya dari Kofu.
Kosaka, yang berada di Benteng Amakazari, mengikuti
perintah itu secepatnya dan menuju perbatasan antara
Shinano dan Echigo. la dengan cepat mengalahkan dan
mengambil alih beberapa benteng pertahanan. Pada bulan
Mei, ia berhasil menaklukkan Benteng Takanashi, yang
merupakan basis pertahanan terpenting pasukan Echigo.
10 Joko Sableng Kembang Darah Setan m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Begitu Kansuke dikabari hal tersebut, ia langsung
meninggalkan Kofu menuju Shinano bagian utara.
Ramalan bahwa kemungkinan posisi pertempuran yang ia
harapkan akan segera terjadi antara pasukan Kai dan
Echigo; Kansuke berharap dapat membangun Benteng
Katsuyori tepat di wilayah ini. la mengendarai kudanya
perlahan ketika melewati sebuah dataran tinggi sepanjang
perbatasan Kai dan Shinano yang sebelumnya sudah
berkali-kali dilewatinya. Dulu, ia sering mengendarai
kudanya sendirian, memacu dengan kecepatan tinggi,
namun kini usia Kansuke sudah 67 tahun. Di tengah
perlindungan lebih dari 20 orang samurai, ia melihat ke
sekeliling pemandangan musim semi dari padang dan
gunung di sekeliling, sambil sesekali mengistirahatkan kuda.
Sesekali Kansuke memasukkan kelingking ke telinganya,
namun tetap mendengar bunyi genderang, dan bagi
Kansuke suara itu terdengar seperti teriakan pertempuran di
kejauhan. Sehari setelah kedatangannya di Ueda, bersama 20 orang
pengikut, Kansuke berjalan mengikuti aliran sungai
Chikuma. la bertemu Kosaka di persimpangan antara
Sungai Chikuma dan sungai Sai. Kosaka baru kembali dari
pertempuran yang dimenangkannya, la menempatkan
pasukan di pinggiran sungai Chikuma, dan segera menemui
Kansuke bersama beberapa orang samurai, yang kemudian
beristirahat di salah satu sudut di delta sungai tersebut.
Kansuke berdiri menyambut jenderal muda yang kira-kira
seusia dengan Shingen. Kosaka adalah seorang samurai
bertubuh dan berwajah kecil dengan tampang biasa-biasa
saja. "Saya minta maaf Tuan telah jauh-jauh datang kemari
dengan tubuh sudah tidak muda lagi," gumam Kosaka
dengan suara rendah. "Sayalah yang telah merepotkan. Kau telah melakukan
tugas dengan baik. Kau pasti cukup lelah," jawab Kansi-'
dengan kesopanan yang sama. Sekarang, semua wilayah
Shinano bagian utara menjadi miliki Takeda berkat kerja
keras Kosaka. Mereka duduk di atas kursi, saling berdampingan. Sungai
Sai mengalir sekitar 4-5 meter di depan mereka, pinggiran
sungai ditumbuhi alang-alang air. Di arah yang berlawanan
dari tempat mereka duduk, mengalir sungai Chikuma.
Matahari musim semi menyinari batu-batu putih yang
tersebar di tepi sungai dan juga pada riak-riak kecil di
sungai Sai. Suasananya begitu damai.
Di depan kedua orang samurai hebat yang berdiam diri
11 Joko Sableng Kembang Darah Setan m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
itu disajikan minuman sake. Mereka tampak seperti ayah
dan anak. Kansuke sebenarnya tidak begitu mengenal Kosaka
dengan baik, kecuali bahwa ia dengan sangat mengejutkan,
begitu mahir bertempur. Jenderal muda ini jarang bicara di
berbagai pertemuan yang membahas rencana ataupun
evaluasi pertempuran. Di mata siapa pun, Kosaka tampak
seperti tidak punya pendapat sendiri dan senang
membiarkan orang lain mengambil keputusan baginya, la
menerima semua perintah yang diberikan dan menyelesaikan dengan sempurna.
Jenis kepribadian seperti ini bersifat menguntungkan
sekaligus merugikan bagi Kosaka. Orang-orang memercayai
samurai muda ini, namun tidak pernah menganggapnya
sebagai jenderal yang hebat. Bahkan Shingen merasakan hal
yang sama. Setiap kali ada pertempuran yang agak sulit,
Shingen hanya berkata, "Kirim saja Kosaka." Pernyataan
ini menunjukkan 80 persen kepercayaan dan 20 persen
penghinaan. Banyak orang berpikir bahwa Kosaka akan
senang dan puas selama diberi kesempatan bertempur. Saat
Ini ia ditempatkan di Benteng Amakazari sebagai
komandan di garis depan menghadapi Echigo. Tentu saja,
tidak ada seorang pun selain Kosaka yang cocok
mengemban tugas penting ini, namun di saat yang sama,
kenyataan bahwa ia dikirim ke tempat terpencil dan
berbahaya ini menjadi bukti bahwa ia tidak dianggap
sebagai pemimpin penting di antara orang-orang Shingen
yang menghadiri dewan perangnya.
Kansuke sejak dulu menyukai Samurai muda ini,
meskipun pendapatnya tentang dia tidak banyak berbeda
dengan yang lain. Sangat menyenangkan bagi Kansuke
untuk minum sake bersama seseorang di mana ia tidak
perlu khawatir berdiam diri terlalu lama. Sesekali ia
mengangkat cangkir dan membiarkan Kosaka menuangkan
sake baginya, lalu langsung diteguk.
Tiba-tiba, Samurai pendiam itu membuka mulut.
"Saya ingin meminta pendapatmu tentang suatu hal,"
kata Kosaka sembari memerintahkan pengikutnya 12 Joko Sableng Kembang Darah Setan m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
menyingkir agar tidak mendengarkan pembicaraan mereka.
"Apakah itu?" Kansuke mengangkat wajah.
"Saya ingin membangun sebuah benteng sekitar dua atau
tiga mil dari sini."
"Menarik," kata Kansuke tenang, namun dalam hati
terkejut karena maksud kedatangannya ke sini juga hendak
mencari lokasi yang baik untuk membangun benteng.
"Sebuah benteng?" tanya Kansuke.
"Ya, benar. Saya ingin membangun sebuah benteng.
Saya berencana membangun benteng, namun ingin
mendengarkan pendapatmu lebih dulu."
"Mengapa perlu membangun benteng?" tanya Kansuke.
Kosaka mengangkat wajah menatap Kansuke.
"Saya yakin bahwa pertempuran penentuan melawan
Echigo akan terjadi di wilayah ini."
"Kau benar." "Dari Kuil Zenkoji hingga Uedahara..."
"Ya." "Di wilayah antara Sungai Sai dan Sungai Chikuma."
"Betul." "Saya yakin bahwa pertempuran tersebut akan terjadi
akhir tahun ini, atau paling lambat musim semi tahun
depan. Dengan demikian, saya pikir kita punya cukup
waktu membangun sebuah benteng di sini."
"Kenapa kau pikir kita membutuhkan benteng untuk
perang tersebut?" "Hmm," Kosaka berhenti sebentar, lalu melanjutkan
perlahan, "Saya ingin menempatkan Tuan Katsuyori di
benteng ini dan mendukungnya agar beliau bisa bertahan
melalui pertempuran ini. Kita harus mencegah keluarga
Takeda dimusnahkan dalam pertempuran ini."
Tanpa sadar Kansuke menatap tajam pada Kosaka.
Tidak ada sepatah kata pun yang mereka ucapkan. Kansuke
juga menginginkan sebuah benteng untuk menempatkan
Katsuyori. Namun bagi Kansuke, gagasan membangun
benteng ini lebih sebagai antisipasi menyambut kemenangan. Benteng itu untuk menempatkan sekelompok
kecil prajurit yang akan menyelesaikan serangan terakhir
mengalahkan pasukan Echigo, dan memberi Katsuyori
kesempatan untuk meraih kemenangan besar dan kehormatan. Namun 13 Joko Sableng Kembang Darah Setan m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Kosaka punya pikiran yang berlawanan. Gagasan itu dilontarkan untuk mengantisipasi
kekalahan Takeda. "jadi, kau pikir sekutu-sekutu kita akan dikalahkan?"
tanya Kansuke. "Kemungkinannya delapan atau sembilan banding
sepuluh. Sulit untuk menang," kata Kosaka tanpa ragu.
"Dengan alasan apa?"
"Dalam pertempuran ini, tidak diragukan lagi bahwa
baik pasukan Takeda maupun pasukan Echigo akan
bertarung hingga samurai terakhir. Menilai konfrontasi
yang tiada akhir dan kepribadian Tuan Kita dan Uesugi
Kenshin, tidak terdapat kemungkinan bahwa salah satu dari
mereka akan menarik pasukannya dari perang ini."
"Hal itu cukup jelas. Aku yakin kau benar."
"Salah satu pihak harus menang dan yang lain harus
kalah. Dan pihak yang kalah itu..."
"Adalah pihak kita, menurutmu."
"Ya." "Takeda kita akan dikalahkan"!"
"Takeda belum memiliki pengalaman dalam peperangan
yang sulit. Sejauh ini kita salalu memenangkan
pertempuran melalui strategi di mana pasukan yang lebih
kecil menang melawan pasukan yang lebih besar dan
menghancurkan mereka dengan sedikit kerugian di pihak
pasukan kita. Bagaimanapun juga, dalam pertempuran
penentuan melawan Echigo, hasil akhirnya tidak bisa
ditebak. Kedua pihak akan kehilangan semua prajurit, dan
semua perkemahan dan benteng akan jatuh dalam
kekacauan dan kebingungan total. Di sana-sini, kemenangan atau kekalahan akan ditetapkan. Strategi tidak
akan berarti lagi. Pertempuran akan menjadi 14 Joko Sableng Kembang Darah Setan m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti


Furinkazan Angin Hutan Api Gunung Karya Yasushi Inoue di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

pertarungan satu lawan satu antara hidup atau mati.
Pasukan Echigo terbiasa dengan pertempuran jarak dekat
melawan para pengikut Ikko Buddhisme. Mereka akan
menang, sementara pasukan kita yang tidak berpengalaman
dengan pertempuran jarak dekat ini akan kalah."
Kosaka berhenti bicara. Perkataannya terdengar tidak
sopan, namun Kansuke justru mengagumi karena berani
mengatakan hal itu. Kansuke merenungkan kata-kata Kosaka dalam diam.
Merasa seolah-olah jenderal muda itu, yang sebelumnya
belum pernah diperhatikan, secara mengejutkan telah
menyentuh titik sensitif. Kosaka melanjutkan, bergumam
dengan suara rendah tanpa ekspresi, "Jika Takeda kalah,
maaf jika saya mengatakan ini, maka pasti Tuan Kita, Tuan
Yoshinobu dan semua anggota keluarganya akan mati
dalam pertempuran. Agar keluarga Takeda tidak musnah,
maka anggota keluarga yang muda harus tetap hidup. Tuan
Katsuyori harus diselamatkan. Tidak ada yang akan
menyalahkannya atas kekalahan itu. Untuk membuat beliau
lolos dari jangkauan musuh, kita butuh sebuah benteng
untuk menghindar dari musuh, sekaligus memberi waktu
pada Tuan Muda kita untuk meloloskan diri."
"Aku mengerti," kata Kansuke dengan pasti. "Aku akan
membantumu sekuat tenaga membangun benteng seperti
yang kau inginkan." Kemudian ia terdiam. Kansuke
sesekali mengisi cangkir sake Kosaka, demikian pula
sebaliknya. Di tepi sungai yang luas, para prajurit tersebar di manamana, terbagi menjadi beberapa kelompok.
Rasa puas dirasakan oleh para prajur it yang baru pulang dari
pertempuran yang mereka menangkan. Itulah pertama
kalinya Kansuke merasa bahwa ia bukan tandingan
Kosaka. Perkataan Kosaka dengan sangat jelas menggambarkan
kelemahan pasukan Takeda. Shingen sudah mengalahkan
wilayah-wilayah di sekitarnya lewat strategi ulung, dan
karena itulah Takeda kini berada dalam posisi berbahaya.
Tidak seorang pun yang melihat kemungkinan ini, namun
ternyata tergambar jelas di mata Kosaka.
Perkataan Kosaka juga menyakitkan bagi Kansuke.
Tanpa ampun jenderal muda itu mengkritik strategi
Kansuke yang sudah dijalankan selama ini oleh Klan
Takeda. Strategi yang tidak akan mempan lagi menghadapi
perang melawan Kenshin. Sebagai seorang ahli strategi,
Uesugi Kenshin juga sangat hebat. Sejauh menyangkut
masalah strategi, baik Shingen maupun Kenshin sama-sama
hebat. Kenyataannya, yang akan menetukan pemenang
15 Joko Sableng Kembang Darah Setan m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
pada akhirnya adalah kekuatan samurai terakhir dalam
pertempuran penentuan. Itu tergantung pada kemampuan
bertarung. Seperti dikatakan Kosaka, Shingen dan
puteranya yang resmi, Yoshinobu, mungkin saja akan gugur
dalam pertempuran. Kansuke sendiri, seperti pengikut setia
lainnya, mungkin akan gugur dalam pertempuran di
Kawanakajima. Kansuke tidak pernah berpikir tentang
kekalahan. Di semua perang sebelumnya ia hanya
memikirkan kemenangan. Kepercayaan diri itu tiba-tiba
menghilang dari tubuhnya yang berusia 68 tahun, seolah
roh jahat yang menguasainya selama ini tiba-tiba
menghilang. Di bawah cahaya matahari musim semi,
jamuan kecil minum sake itu berlangsung hingga satu jam
lebih lama. Tidak satu pun dari mereka berbicara Dari sana,
Kansuke menuju Benteng Amakazari bersama Kosaka.
Kansuke ingin berada di dekat jenderal muda ini lebih lama
lagi. 0=odwo=0 Kansuke balik ke Kofu setelah itu, dan kali ini ia
membawa cukup orang untuk membangun sebuah benteng
dan kembali menuju Shinano bagian utara. Saat itu bulan
Juni. Namun di tengah proses pembangunan benteng tersebut,
Kansuke terpaksa kembali ke Kofu lantaran menerima
kabar bahwa sementara Uesugi Kenshin berada di Kyoto
dalam rangka mengunjungi Shogun, Nagai Masakage yang
tinggal di Benteng Kasugayama menyerang wilayah
Togakushi di perbatasan wilayah Klan Takeda. Shinano
bagian utara, yang baru saja ditaklukkan oleh Kosaka, akan
menjadi medan pertempuran lagi.
Pada pertengahan Juli, Kansuke meninggalkan Kofu dan
mengambil posisi di Benteng Komuro bersama Shingen dan
para prajuritnya. Sementara itu, Uesugi Kenshin kembali
dari Kyoto dan bergabung dengan mereka yang berada di
Benteng Kasugayama. Di saat seperti ini, tampaknya akan
membuat pertempuran antara kedua bangsawan yang kuat
itu tidak dapat dihindari lagi.
Namun Kansuke tidak melupakan perkataan Kosaka.
Sebelum konfrontasi antara kedua pasukan, sebuah benteng
harus dibangun di wilayah Shinano bagian utara. Meskipun
Shingen ingin memindahkan markas ke Komuro daripada
tetap tinggal di Kofu, Kansuke menahan agar tetap berada
di sana. la cemas hal itu akan memprovokasi Kenshin.
Pada tahun berikutnya, Tahun Baru di tahun Eiroku ke-3,
sebuah jamuan tahun baru diadakan di Kofu. Para jenderal
dari semua provinsi berkumpul di sana. Pada kesempatan
itu, untuk pertama kalinya Shingen mengumumkan rencana
16 Joko Sableng Kembang Darah Setan m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
untuk memindahkan markasnya ke Komuro. Dalam situasi
persiapan menghadapi perang penentuan melawan Kenshin, gagasan tersebut tampak masuk akal bagi banyaki
pihak. Hanya Kansuke yang tidak setuju.
"Cepat atau lambat, kita memang harus memindahkan
markas, tapi Tuanku harus menunda pemindahan itu lebih
lama." "Berapa lama?" tanya Shingen. Seperti biasa, ia tampak
tidak senang. "Tunggu sampai pembangunan benteng selesai. Jika
benteng itu selesai bulan Maret, Tunaku bisa melakukannya
bulan itu juga." Begitu Kansuke bicara, ia tidak akan berubah pikiran.
Bagi orang lain yang mendengarkan percakapan mereka,
sekilas tampak jelas sifat keras kepala khas orang lanjut
usia. Seperti biasa, Kosaka duduk tanpa berkomentar.
Kansuke berharap ia mau mengatakan sesuatu untuk
mendukung sarannya, namun tidak demikian.
Akan tapi, setelah pertemuan itu, Kosaka menemui
Kansuke dan berkata, "Terima kasih banyak, Tuan," lalu
melanjutkan dengan merendahkan suara, "Ada sebuah desa
di Matsui bernama Gokobuchi. Saya rasa itu tempat terbaik
untuk membangun benteng. Saya ingin Tuan berkunjung ke
sana dan melihat tempat itu
barang sekali." ia menambahkan, "Wilayahnya berada di sepanjang Sungai
Chikuma." "Begitukah?" 'Tempat itu paling ideal untuk pertahanan."
"Kalau untuk menyerang, bagaimana?"
"Hmm, rasanya tidak ideal untuk itu."
"Kalau memang baik untuk pertahanan..."
"Ya, Tuan tidak akan menemukan tempat lain sebagus
itu dalam hal pertahanan."
"Kalau begitu, kita pilih tempat itu."
Setelah diskusi singkat tersebut, mereka berpisah.
Akan tapi, melewati musim semi dan memasuki musim
panas, pasukan Echigo sesekali menyerang Shinano bagian
utara. Tidak ada waktu untuk membangun benteng.
Kansuke bisa membangun benteng itu kapan saja,
namun ia ingin mendiskusikan berbagai gagasan dan
17 Joko Sableng Kembang Darah Setan m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
rencananya lebih dahulu dengan Kosaka. Akan tetapi,
Kosaka tidak punya waktu untuk itu.
Kansuke melakukan perjalanan ke Shinano bagian utara
sebanyak dua kali, meninjau desa Gokobuchi di Matsui.
Sesuai saran Kosaka, memang tidak mungkin menemukan
tempat lain sebaik ini jika menyangkut pertahanan.
Tempat itu merupakan wilayah perbukitan sepanjang
Sungai Chikuma yang ikut membantu untuk mempertahankan benteng. Mengalir dari barat laut, sungai
itu melewati tebing-tebing curam dan membentuk penghalang besar bagi siapa pun yang akan menyerang dari
Kawanakajima. Melewati wilayah bagian utara dan timur
laut, pegunungan seperti Gunung Kanai, Senbyo, dan Ugen
saling berkumpul membentuk penghalang alami. Selain itu,
ada kemungkinan membuat jalan belakang untuk mundur
ke Benteng Amakazari. Di bagian timur, Gunung Kimyo,
Gunung Horikiri dan Gunung Tate-ishi menjulang di
sekitar bakal tempat pembangunan benteng, yang akan
menghalangi setiap prajurit berkuda untuk melintas.
Dimungkinkan juga untuk dapat pergi ke Komuro, markas
utama mereka, melalui pegunungan ini. Di bagian utara,
tanahnya tinggi dan bergunung-gunung. Satu-satunya
bagian terbuka adalah sisi sebelah barat laut yang mengarah
ke Kawanakajima, melintasi Sungai Chikuma.
Kansuke tidak keberatan membangun benteng di wilayah
ini. Yang harus dilakukan sekarang adalah menunggu
pertempuran di Shinano bagian utara mereda, sehingga
Kosaka akan punya cukup waktu luang. Saat Kansuke
melihat wilayah ini, ia berpikir untuk menamainya dengan
nama Benteng Kaizu; karena aliran Sungai Chikuma
mengalir deras, luas seperti samudera, dan benteng itu akan
dibangun di sepanjang aliran tersebut.
Pada bulan September tahun itu, mereka membangun
fondasi benteng. Kansuke berniat menyelesaikan pembangunan benteng dalam tiga bulan, bekerja siang dan
18 Joko Sableng Kembang Darah Setan m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
malam. Situasi saat itu sangat genting, sehingga mereka
harus berlomba dengan waktu.
Sesuai rencana, mereka mampu menyelesaikan pembangunan benteng tersebut di bulan November.
Benteng itu terdiri dari benteng utama, benteng bagian luar,
dan lima menara. Bangunannya dikelilingi Sungai Chikuma
dan parit besar yang memiliki lebar 47 kaki di bagian paling
dangkal. Di ujung sebelah timur laut, mereka juga
membangun sebuah kuil dan memohon restu pada dewa
Kuil Hachiman di desa dekat tempat itu.
Karena Kansuke yang bertanggung jawab terhadap
pembangunan benteng tersebut, maka Shingen menyuruhnya memberi nama. Seperti yang sudah ia
pikirkan, Kansuke menamainya Benteng Kaizu. Begitu
selesai dibangun, Kosaka pindah ke sana dari Benteng
Amakazan sebagai perwakilan. Oyamada Masatatsu
menggantikan Kosaka di Benteng Amakazari.
Pada hari Kosaka memasuki Benteng Kaizu, Takeda
Shingen, yang sudah tinggal di Komuro selama sebulan
lebih, amper berkunjung bersama Kansuke. Kosaka
bertindak sebagai pemandu, membawa Shingen dan
Kansuke naik ke menara pengamat di sudut barat laut
benteng utama. Padang yang mengelilingi Kawanakajima,
yang dianggap sebagai bakal lokasi pertempuran menentukan antara Kai dan Echigo, terhampar di hadapan
mereka. Aliran sungai Sai membagi padang tersebut
menjadi dua dengan kelokan kecilnya.
Di akhir musim gugur itu, mereka bertiga melepaskan
pandangan ke padang tersebut, masing-masing dengan
perasaan berbeda. Kansuke tahu betul arah tatapan Kosaka.
Padang itu, yang terpantul di matanya, tidak membawa
pikiran positif ke benaknya.
Kansuke menyimpan pemikiran yang berbeda. Saat
membangun benteng ini, gagasannya sama dengan Kosaka,
19 Joko Sableng Kembang Darah Setan m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
tapi begitu benteng tersebut
amper selesai, gagasannya
berubah. Tiba-tiba, pertanyaan tentang apa yang akan dipikirkan


Furinkazan Angin Hutan Api Gunung Karya Yasushi Inoue di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

oleh jenderal perang musuh, Uesugi Kenshin, tentang
benteng ini, memasuki benaknya. Kenyataan bahwa
Takeda membangun benteng ini tepat sebelum perang
dimulai pasti telah menimbulkan reaksi pada diri Kenshin.
Dibangunnya benteng di sini telah pula mengubah makna
setiap pohon dan rumput yang tumbuh di padang tersebut.
Mata Kansuke mulai berbinar seperti yang senantiasa
terjadi ketika berdiri di menara benteng, la harus menang,
pikirnya. Tiba-tiba Shingen berkata, 'Tidak satu pun benteng di
negeri ini yang mampu menyamai benteng ini," katanya
pelan. "Maaf, Tuanku?" tanya Kansuke.
"Ini akan menjadi benteng ideal untuk menyaksikan
rembulan. Ya, rembulan. Bagaimana kalau kita adakan
pesta di sini setiap tahun di bawah cahaya bulan."
Jika direnungkan, memang benar bahwa pemandangan
bulan dari tempat ini pasti menjadi pemandangan paling
indah yang pernah mereka lihat. Kansuke merasa begitu
bangga dengan Tuannya. Kagum, karena Haronobu sempat
memikirkan hal yang sama sekali tidak berkaitan dengan
perang, yaitu menyaksikan rembulan, sementara semua
orang mengharapkannya berfokus semata-mata pada
strategi. Kosaka memikirkan bagaimana memanggil para prajurit
untuk menyampaikan berita kekalahan. Kansuke berpikir
soal strategi, tidak peduli bagaimana situasi akhir yang akan
terjadi kelak, ia harus mengakhiri perang ini dengan
kemenangan. Di pihak lain, Shingen sedang memikirkan
pesta di bawah cahaya bulan.
0o---dw---o0 Dua belas Saat itu tahun Eiroku ke-4. Kenshin menunda
pertempuran melawan Shingen dan mengarahkan serangannya kepada Hojo di Odawara. Pada saat Tahun
Baru, Kenshin berada di garis depan di Benteng
Umabayashi dan mengirim perintah tidak hanya kepada
para jenderal dari delapan provinsi di Kanto, namun juga
20 Joko Sableng Kembang Darah Setan m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
kepada beberapa jenderal dari Oou di luar provinsi Kanto,
untuk bergabung dengan kampanye militer kali ini.
Begitu Shingen menerima berita tersebut di Kofu dan
gentingnya situasi yang terjadi, ia memerintahkan para
jenderalnya berkumpul di Benteng Kaizu.
Jika Kenshin berhasil menghancurkan Hojo, kekuatannya pasti akan berlipat ganda hanya dalam sekali
pertempuran itu. Selain itu dengan memanfaatkan
momentum kemenangannya, Kenshin akan memaksa maju
ke wilayah Takeda. Dalam situasi ini, sangatlah penting
bagi Takeda untuk menghimpun kekuatan mereka di
perbatasan antara Shinano dengan Echigo dan mengarahkan pedang mereka ke jantung Echigo.
Setibanya di Benteng Kaizu, Shingen menjelaskan posisi
masing-masing jenderal dan menyiapkan penyerangan ke
Echigo. Pasukan harus tetap siaga. Shingen juga mengirim
sekelompok kecil pasukan untuk mendukung keluarga
Hojo. la tidak mampu mengirim pasukan dalam jumlah
besar karena perlu menempatkan sekelompok kecil prajur it
untuk mempertahankan Kofu. Kekuatan Takeda terpusat di
wilayah Shinano bagian utara.
Pada bulan Maret, Kenshin mengepung Benteng
Odawara bersama 96.000 pasukan yang dikumpulkan oleh
para jenderal sekutunya di wilayah Kanto dan Oou. Begitu
Benteng Odawara takluk, Shingen berencana menyerang
Echigo. Selama 41 tahun dalam hidupnya, saat inilah yang
paling mendebarkan dan paling tidak menentu yang pernah
ia alami. Kansuke memilih untuk tetap diam selama persiapan
konfrontasi, la hanya berharap Benteng Odawara tidak akan
jatuh. Jika benteng itu jatuh, maka suka atau tidak, pasukan
Takeda harus melakukan serangan mendadak terhadap
Echigo; ketika Kenshin sedang tidak berada di sana. Lalu
Kenshin akan segera menyerang Kai. Setelah itu,
bagaimana perubahan keadaan perang selanjutnya berada
di luar perkiraan. Hal itu bukan lagi masalah strategi
maupun keahlian 21 Joko Sableng Kembang Darah Setan m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
perang yg akan menghasilkan kemenangan. Semua akan bergantung pada keberuntungan.
Keahlian maupun keberanian Shingen tidak akan berguna,
la tidak lagi memerlukan Kansuke atau Kosaka.
Kansuke tidak ingin membiarkan Shingen bertarung
melawan Kenshin dalam situasi perang seperti itu. Pada 13
Maret, Kenshin menggerakkan pasukan dengan kekuatan
penuh untuk menyerang Benteng Odawara. Benteng
tersebut terkenal tidak mudah ditaklukkan. Para prajurit di
dalamnya mati-matian mempertahankan benteng dengan
kekuatan luar biasa. Akhirnya Kenshin menyerah, dan di
akhir bulan itu juga, ia menarik mundur pasukannya
kembali ke Echigo. Tampaknya Kenshin, yang harus meninggalkan Benteng
Odawara di tengah jalan, akan menyerang pasukan Takeda
kembali untuk menyelamatkan muka. Pada akhir Juni,
begitu kembali ke Benteng Kasugayama di mana ia
bermarkas, Kenshin mengistirahatkan pasukannya.
Kansuke menduga bahwa pada pertengahan musim
dingin nanti, Kenshin akan menyerang dengan pasukannya
ke Shinano bagian utara. Pasukan Echigo, yang sudah
menghabiskan waktu sebelas bulan dalam kampanye militer
mereka di wilayah Kanto, membutuhkan waktu paling
tidak sebanyak itu untuk istirahat. Tapi mereka tidak akan
menunggu sampai tahun depan, pikir Kansuke. Bagi
Kenshin yang ingin mengembalikan kehormatan karena
peristiwa Benteng Odawara, satu hari pun tidak akan
dilewatkan. Pada malam tanggal 14 Agustus, jenderal Benteng
Kaizu, Kosaka Masanobu, menerima informasi penyerangan Kenshin ke Shinano bagian utara. Menurut
kabar tersebut, Kenshin menyerang dengan 13.000 pasukan.
Setelah melewati Puncak Tomikura, ia memasuki Obu,
menuju Kawanakajima. Di atas Gunung Noroshi, di belakang Benteng Kaizu,
sebuah sinyal api dikirim ke udara. Seberkas api
ditembakkan ke langit, menyemburkan percikan yang
membakar kegelapan malam.
Sinyal itu dikirim satu demi satu dari gunung yang satu
ke gunung berikutnya. Metode ini dirancang khusus untuk
22 Joko Sableng Kembang Darah Setan m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
mengirimkan informasi ke selatan, melalui Gorigatake,
Puncak Niki, Koshigoe, Nagakubo, dan Puncak Wada.
Berkas api dikirimkan dari satu gunung ke gunung lain
dengan ditembakkan di puncak gunung. Bersamaan dengan
sinyal tersebut, dikirim pula para penunggang kuda yang
terdiri dari dua-tiga orang per kelompok, dari Benteng
Kaizu, menembus kegelapan malam.
Pada malam tanggal 15, Shingen mengetahui berita
tersebut dari sinyal yang ditembakkan dari salah satu
gunung. Pada pagi hari tanggal 16, ia tahu berapa jumlah
pasukan musuh, dari seorang pembawa pesan kilat. Ketika
si pembawa pesan tiba, perbatasan benteng Kofu sudah
dipenuhi para samurai yang siap berangkat perang.
Sejak hari itu sampai tiga hari berikutnya, para prajurit
yang meninggalkan kota benteng terbagi dalam berbagai
kelompok dan menyiapkan formasi perang. Pada tanggal 18
Agustus, pasukan utama yang terakhir yang dipimpin
Shingen, meninggalkan Kofu.
Kansuke bergabung dengan pasukan pertama yang
paling besar saat mereka berangkat dari Kofu. Hampir 20
tahun berlalu sejak pertama kali ia tiba di sini pada tahun
Tenbun ke-I2. Kansuke merasa, inilah terakhir kalinya ia
menjejakkan kaki di tanah ini. la membayangkan akhir dari
kehidupannya yang panjang. Meskipun tidak bisa
memperkirakan pihak mana yang akan menang, namun
tidak pernah berpikir Takeda akan kalah, sebagaimana
prediksi Kosaka. Kemenangan ini harus ditempatkan di
pundak Shingen. Mereka harus menang, apa pun caranya.
Namun, entah mengapa, Kansuke merasa tidak akan
pernah menginjakkan kaki di tanah ini lagi. Jika aku tidak
gugur dalam perang ini, aku tidak akan gugur dalam
peperangan mana pun, pikirnya, la merasa akan hidup lebih
lama jika kematian tidak segera menjemputnya, la ingin
mengendalikan takdirnya sendiri. Setiap manusia punya
waktu sendiri-sendiri untuk mati.
Kansuke menuju Benteng Takashima di Suwa bersama 5
orang pengikut, meninggalkan pasukannya yang sedang
menuju Shinano bagian utara. Karena pasukan utama
Shingen tidak akan meninggalkan Kofu sampai dua hari
mendatang, Kansuke hendak melakukan dua hal selama
dua hari tersebut Pertama, mengunjungi makam Puteri Yuu
di bukit dari Kuil Kan-non-in. Dan yang kedua adalah
menjemput Katsuyori. Hal ini tentu saja bukan rencana
Kansuke seorang, tetapi juga Shingen. la telah menyetujui
memilih perang ini sebagai kampanye militer pertama
23 Joko Sableng Kembang Darah Setan m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Katsuyori. Saat memasuki Suwa, Kansuke menemukan banyak
prajurit yang siap berangkat untuk bergabung dengan
pasukan utama dari Kofu. Dari jenderal yang memimpin
pasukan pertama, Kansuke mengetahui bahwa Katsuyori
berada di wilayah Ina, bukan di Suwa, selama enam bulan
terakhir. Wakil wilayah Ina adalah Akiyama Nobutomo,
dan ia bertanggung jawab melindungi benteng di Takato.
Karena itu, Katusyori mungkin sudah mendengar berita
penting itu di Benteng Takato dan meninggalkan tempat itu
bersama Akiyama Haruchika.
Kansuke berpikir bahwa pasukan Akiyama akan melalui
jalan yang sama dalam satu atau dua hari ini, jadi ia akan
menyambutnya di sana. Kansuke ingin mendukung
kampanye militer pertama Katsuyori. Memasuki medan
laga di samping t Katsuyori.
Mengetahui bahwa Katsuyori tidak ada di Suwa,
Kansuke memutuskan untuk tidak ada gunanya masuk ke
dalam benteng. Mereka membalikkan kudanya; dengan
menyondongkan badan ke depan, mereka memacu
melawan angin di tepi Danau Suwa. Matahari baru saja
akan tenggelam dan sinar terakhirnya terpantul merah
jingga di atas danau. Kansuke sesekali mengistirahatkan
kudanya. Tubuhnya sakit tak terkira ketika kudanya berlari,
la tidak bisa mencegah usianya yang semakin bertambah.
Saat mengistrirahatkan kuda, Kansuke merasakan angin
dingin menerpa pipi; angin musim dingin yang membekukan tulang-tulang dan membuat ngilu.
Makam Puteri Yuu terletak di tengah perjalanan menuju
Kuil Kan-non-ln, yang menjadi kediaman beliau semasa
hidup sampai meninggal dunia. Lima tahun telah berlalu
sejak wafatnya Sang Puteri.
Dengan meninggalkan para pengikut di luar, Kansuke
menuju makam Sang Puteri sendirian, la berlutut, seolah
Sang Puteri hadir di hadapannya.
"Tuan Puteri," ia berteriak, "Tuan Puteri, sudah lama
sekali. Saya minta maaf tidak bisa berkunjung lebih sering
lantaran sibuk dengan berbagai pertempuran. Tuan Puteri
pasti sangat kesepian. Tapi bergembiralah. Akhirnya telah
tiba waktu bagi Tuan Kita untuk berperang melawan
Kenshin. Lihatlah dari atas sana siapa yang akan menjadi
pemenang. Apakah tidak mungkin bagi Tuan Kita untuk
kalah" Tuan puteri, apakah kau mencintai Harunobu"
Tidak akan lama lagi hingga Tuan Kita menaklukkan
semua wilayah. Saya hidup sampai hari ini untuk
24 Joko Sableng Kembang Darah Setan m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
menyaksikan perang ini. Kalau tidak, apalah gunanya" Saya
sudah mati bertahun-tahun lalu jika bukan karena perang
ini. Saya turut menemani ketika Tuan Puteri meninggalkan
dunia ini. Bukankah saat itu musim dingin begitu
membekukan, ketika Tuan Puteri wafat" Pasti sangat dingin
untuk mati di musim dingin yang beku saat itu," Kansuke
terus bergumam. Begitu mulai, Kansuke tidak bisa berhenti.
Kata-katanya berhamburan keluar dari mulut yang tidak
berkesudahan.

Furinkazan Angin Hutan Api Gunung Karya Yasushi Inoue di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Tiba-tiba Kansuke mengangkat wajah. Lewat angin ia
bisa mendengar suara langkah-langkah kaki kuda. Itu pasti
derap kuda para pasukan yang berangkat dari Benteng
Takashima. Terdengar sampai ke tempat ini dengan
melintasi permukaan danau.
"Tuan Puteri, saya harus mengatakan satu hal lagi. Ini
mengenai kampanye pertama puteramu, Tuan Katsuyori.
Kampanye militer pertama Tuan Katsuyori yang berusia 16
tahun. Darah Suwa yang terhormat masih mengalir dalam
tubuhnya. Tuan Puteri sudah menderita begitu hebat.
Melarikan diri dari benteng di hari bersalju dan membuat
saya sangat khawatir. Rasanya seperti baru terjadi kemarin.
Namun sekarang, Tuan Puteri harus berbahagia. Darah
Suwa masih mengalir dalam..." mendadak Kansuke
berhenti bicara. Merasa mendengar suara tawa Puteri Yuu
yang jernih. "Apa yang engkau tertawakan, Tuan Puteri?"
Detik berikutnya Sang Puteri terdengar seperti terisak.
"Apakah engkau menangis, Tuan Puteri?"
Kansuke berdiri, melihat ke sekeliling. Tanpa disadari,
kegelapan mulai turun dan menyelimuti makan Puteri Yuu.
"Tuan Puteri!" Namun kali ini Kansuke tidak mendengar apa-apa selain
suara angin yang bertiup ke atas dari kaki bukit.
Kansuke berdiri di sana beberapa lama. Apa yang
dipikirkan Sang Puteri tentang pertempuran ini" Suara yang
kudengar tadi, apakah suara tangis, atau tawa" Apakah ia
sedih atau bahagia dengan perang ini" Kansuke berdiri di
sana, gelisah mengenai segala sesuatunya. Padahal
sebelumnya ia sangat yakin Puteri Yuu akan bahagia
mendengar berita ini, namun kini Kansuke merasa bingung.
Apa makna tawa dingin mengejek itu" Tidak, mungkin
itu bukan tawa. Jika bukan tawa, apakah suara tangis" Jika
begitu, apa maksudnya"
Tiba-tiba, entah dari mana, terdengar suara seorang
pengikutnya. "Tuan, apa saya boleh mengganggu?"
Kansuke tidak bisa melihatnya. Sosok si pengikut ditelan
25 Joko Sableng Kembang Darah Setan m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
oleh kegelapan. Kansuke berbalik melihat melalui pagar
seolah mencoba melihat menembus kegelapan.
"Ada apa?" "Tuan, di kaki bukit ini, sekelompok besar prajurit
sedang melintas. Saya tidak yakin pasukan dari Kiso akan
melintasi jalan ini. Karena itu, saya yakin mereka adalah
pasukan Jenderal Akiyama dari Takato, dari wilayah Ina."
Para pengikutnya tahu bahwa Kansuke sedang menunggu Tuan Katsuyori, yang tengah bersama pasukan
Ina. "Apa, pasukan Ina?"
Meskipun Kansuke merasa masih terlalu cepat bagi
pasukan Ina untuk tiba di sana, ia memerintahkan
pengikutnya itu untuk pergi dan memeriksanya. Suara
hentakan kaki kuda yang sempat menghilang karena
berubahnya arah angin kembali terdengar. Sebenarnya
Kansuke bisa mendengarnya mendekat. Pasuka tersebut
pasti sedang melintas tepat di bawah bukit.
"Benar, mereka adalah pasukan Tuan Akiyama dari
Takato, Tuanku." Mendengar ini, Kansuke meninggalkan makam Puteri
Yuu dan menuruni bukit, diikuti para pengikutnya.
Pasukan Akiyama berjalan dalam diam. Ada begitu
banyak pasukan berkuda dan berjalan kaki di sana-sini.
Inilah pasukan yang mengikuti pesan darurat dari Kofu dan
segera menuju Shinano bagian utara.
"Di mana Tuan Akiyama?" Kansuke meneriakkan nama
komandan pasukan sambil memacu kuda di setiap baris
pasukan tersebut. Namun sepertinya tidak ada yang mengetahui di mana ia
berada. Beberapa orang mengatakan Akiyama berada di
bagian depan, yang lain mengatakan ia berada di belakang.
Kansuke maju ke bagian depan.
"Tuan Akiyama, apakah Tuan di sini?" Kansuke
berteriak beberapa kali, dengan cepat memacu kuda ke
depan. Karena bulan belum akan muncul sampai tengah malam,
saat itu sangat gelap, la tidak bisa melihat apa-apa selain
pantulan kegelapan dari danau di sebelah kiri. "Apakah Tuan Akiyama di sini?" Setelah sepuluh kali
26 Joko Sableng Kembang Darah Setan m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
meneriakkan nama itu, Kansuke mendengar suara anak
muda memanggil tepat di belakang, "Apakah kau
Kansuke?" Kansuke langsung menghentikan kudanya.
"Tuan Katsuyori" Apakah itu engkau?"
"Ya, ini aku. Apakah kau Kansuke?"
"Oh!" Suara Kansuke bergetar oleh luapan emosi.
Kemudian, seseorang menunggang kuda meninggalkan
barisan mendekati Kansuke.
"Pak Tua, apakah itu kau?"
"Benar. Saya sedang mencari Tuan Muda."
"Kansuke, bergabunglah dalam barisan."
"Baik, Tuan." "Ayo kita bicara sambil jalan bersama."
Katsuyori kembali ke barisan dan Kansuke mengikuti.
"Aku membawa 50 orang pasukan samurai berkuda,"
kata Katsuyori dengan bangga.
"Itu hebat sekali!" jawab Kansuke. Pikirnya, bukan
Katsuyori yang memimpin mereka, tapi sebaliknya,
Katsuyorilah yang dilindungi 50 orang pasukan berkuda.
Tiba-tiba, dengan perasaan tak tertahankan, Kansuke
berkata, "Tuan Muda harus memasuki Benteng Takashima
bersama 50 orang pasukan berkuda ini."
"Apa kau bilang!?"
"Tuan Katsuyori masih terlalu cepat untuk bergabung
dalam kampanye militer Tuan yang pertama ini. Tuan
Muda harus menunggu setahun lagi."
"Kau pasti bercanda! Aku tidak ingin mendengarmu."
Suaranya terdengar keras kepala dan sepertinya tidak
akan bergeming sedikit pun.
"Tidak, saya tidak bercanda, ini perintah dari Tuanku.
Saya datang jauh-jauh kemari hanya untuk menyampaikan
keinginan beliau." "Ayahku?" "Ya, ini perintah yang harus dipatuhi dari ayah Tuan
Muda." "Aku akan memohon padanya nanti."
"Percuma saja. Menilai kepribadian Tuanku, begitu
beliau bicara, tidak akan berubah pikiran. Tuan Muda harus
menunggu setahun lagi."
Kansuke harus menekankan itu dengan tegas. Sangat
aneh, bahkan bagi Kansuke sendiri, bahwa ia tiba-tiba
merasakan desakan untuk menghindarkan Katsuyori dari
kampanye pertamanya. Namun Kansuke yakin sudah
bertindak benar. Setelah melakukan hal tersebut, ia merasa
begitu lega. 27 Joko Sableng Kembang Darah Setan m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Tiba-tiba, entah mengapa, Kansuke merasa cemas
mengirim Katsuyori ke pertempuran
ini. Kansuke kehilangan keyakinan diri. Perubahan pikiran mendadak itu
disebabkan kunjungannya ke makam Puteri Yuu. Kansuke
merasa Puteri Yuu tidak begitu gembira dengan kampanye
militer pertama Katsuyori. Tidak ada gunanya untuk
mengirim orang semuda ini ke medan perang seperti itu. la
bisa mengarang alasan kepada Shingen, nanti.
Setibanya di Benteng Takashima, Kansuke membawa
Katsuyori dan para pengikutnya keluar dari barisan dan
menarik mereka ke pintu gerbang. Di dalam benteng
tersebut, di bawah penerangan api unggun, Kansuke
melihat wajah pucat Katsuyori, dan mulutnya terkatup
rapat. Jelas sekali bagi siapa pun yang melihatnya, bahwa ia
berusaha menahan amarah. Wajahnya bagai pinang dibelah
dua dengan wajah Puteri Yuu yang sedang kecewa.
"Bukankah akan lebih baik maju berperang sebagai
penguasa Benteng Takato di Ina dan memimpin 2000 orang
pasukan, daripada bergabung dengan kampanye militer
sebagai pemimpin 50 pasukan samurai berkuda" Saya
berjanji, dengan taruhan nyawa, untuk meminta Tuan
Horunobu menjadikan Tuan Muda sebagai Penguasa
Benteng Takato dalam jangka waktu satu tahun mendatang.
Saya yakin almarhum ibu Tuan merasakan hal yang sama."
Tidak peduli apa kata Kansuke, Katsuyori tidak
menjawab. Tanpa mempedulikan hal itu, Kansuke
mengajak Katsuyori ke taman di dalam benteng dan
berkata, "Saya mohon jagalah benteng ini. Di sini, saya,
Kansuke, hendak mengucapkan selamat tinggal."
Kansuke merasa sudah tidak ada gunanya lagi tinggal
lebih lama, maka ia segera berbalik menuju pintu gerbang
benteng. Di sebuah tempat yang terbuka, tiba-tiba seorang
perempuan memanggil namanya, "Kansuke!" Di sana
berdiri Puteri Ogoto, salah satu sisi wajahnya memantulkan
cahaya api unggun. "Oh...oh...itu engkau Puteri Ogoto."
"Aku mohon jagalah dirimu, Kansuke."
Kansuke membungkuk dan melewatinya, namun
kemudian menghadap Sang Puteri kembali. Kansuke turun
dari kuda dan berkata, "Saya mohon bantulah Tuan
Katsuyori mulai sekarang. Tidak seorang pun tahu siapa
yang akan memenangkan perang ini. Jika terjadi sesuatu,
saya ingin Tuan Puteri menjaganya..."
"Kenapa mendadak berkata seperti itu?" tanya Puteri
Ogoto. Sang Puteri melanjutkan, "Aku mungkin tidak bisa
membantu banyak, namun masih ada kedua puteriku dan
28 Joko Sableng Kembang Darah Setan m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Nobumori. Nobumori sendiri sudah berumur 12 tahun.
Seperti yang kau katakan padaku dulu, aku yakin mereka
dapat banyak membantu Katsuyori."
"Saya senang mendengarnya. Bisa berangkat ke medan
tempur dengan tenang," kata Kansuke begitu naik kembali
ke atas kuda. Saat meninggalkan pintu gerbang Benteng Takato,
Kansuke tidak lagi memiliki penyesalan. Merasa bisa
meninggal dunia dengan damai. Satu-satunya keinginan
yang tersisa adalah memenggal kepala Kenshin dengan
kedua tangannya sendiri. 0=odwo=0 Pasukan utama yang berjumlah 10.000 orang meninggalkan Kofu pada tanggal 18, sesuai rencana.
Mereka kemudian melewati Puncak Daimon, di mana
pasukan tersebut mendapat tambahan 3.000 prajurit.
Mereka tiba di Koshigoe pada tanggal 21 dan menginap di
Ueda malam itu. Para pembawa pesan tiba satu persatu dari Benteng
Kaizu dengan menunggang kuda. Shingen sudah mengetahui bahwa Kenshin telah menyeberangi Sungai
Chikuma dan menancapkan panjinya di Gunung Saijo
dekat Benteng Kaizu. Hal itu merupakan gerakan yang
sangat berani. Sudah menjadi taktik umum dalam
peperangan seperti ini untuk membangun kemah di
seberang Benteng Kaizu dan menjadikan Sungai Chikuma
sebagai batas antara mereka. Namun kenyataan bahwa
Kenshin menyeberangi Sungai Chikuma menandakan ia
sudah memutus semua jalan untuk mundur. Shingen kembali mendapatkan tambahan 5.000 pasukan di
Ueda yang datang dari berbagai benteng di sekitar Shinano
bagian utara. Jumlah keseluruhan pasukannya mencapai
29 Joko Sableng Kembang Darah Setan m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
18.000 orang. Shingen meninggalkan Ueda pada tanggal 23. Di awal
pagi tanggal 24, mereka menyeberangi Sungai Chikuma dan
membangun perkemahan di seberang kemah Kenshin di
Gunung Saijo. Mereka menghabiskan lima hari dalam
keheningan yang mencekam.
Pada tanggal 29, Shingen kembali menyeberangi Sungai
Chikuma dan memindahkan seluruh pasukannya ke
Benteng Kaizu. Pada bulan September, baik Kenshin di Gunung Saijo
maupun Shingen di Benteng Kaizu masih saling
berhadapan satu sama lain tanpa pergerakan dari kedua
belah pihak. I Tiba-tiba saja musim gugur sudah mulai, dan
di pegunungan serta padang-padang, cahaya matahari


Furinkazan Angin Hutan Api Gunung Karya Yasushi Inoue di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mulai melemah, dan menjadi dingin. Pada tanggal 9
September, di hari Festival Krisan, semua jenderal di
Benteng Kaizu berkumpul di ruang utama benteng,
mengadakan jamuan perayaan. Karena jamuan tersebut
diadakan di perkemahan, semua yang hadir menggunakan
baju perang. Topik pembicaraan mereka adalah kapan akan
menyerang pasukan Kenshin di Gunung Saijo.
"Kita memiliki hampir 20.000 orang pasukan, sementara
musuh hanya memiliki 13.000 pasukan. Jika kita menyerbu
keluar dari benteng dan menekan mereka sekuat mungkin,
dijamin kita akan menang dengan hanya kehilangan sedikit
pasukan. Saya pikir, bukan gagasan bagus untuk menguji
semangat kita dengan menunda perang ini," kata Obu
Toramasa. Argumen itu menggambarkan Obu sendiri, yang
percaya pada taktik biasa untuk menyerang. Akiyama dan
Kosaka berpendapat serupa.
"Bagaimana menurutmu, Kansuke?" tanya Shingen.
"Hmm," kata Kansuke, sebelum menjawab. Apa yang ia
pahami saat ini adalah bahwa selama mereka berlindung di
dalam benteng, mereka tidak akan bisa dikalahkan. Benteng
Kaizu merupakan benteng pertahanan yang tak terkalahkan, dimana pembangunannya dipimpin sendiri
oleh Kansuke. Benteng itu ditujukan khusus untuk
pertahanan. Mereka tidak akan pernah dikalahkan. Ini yang
diyakini olehnya. Jika mereka keluar dari benteng dan
menyerang dengan membabi buta, boleh jadi mereka
menang, namun mereka juga bisa kalah.
"Saya setuju dengan Jenderal Obu, mungkin kita akan
30 Joko Sableng Kembang Darah Setan m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
menang, namun kita juga bisa kalah," kata Kansuke.
"Itu benar sekali," kata Shingen tertawa. Merasa begitu
lucu karena Kansuke sedemikian berhati-hati dan begitu
cemas dengan strategi yang digunakan dalam peperangan
kali ini. Mereka sudah bersusah-payah menyeberangi
Sungai Chikuma dan membangun kemah mereka di
seberangnya. Namun, atas saran Kansuke yang begitu
mendesak, mereka harus mengumpulkan kembali semua
pasukan dan membawanya ke Benteng Kaizu.
"Baiklah, apa yang akan kau lakukan untuk menang?"
'Tunggu sampai mereka bergerak. Kita putuskan strategi
berdasarkan pergerakan musuh. Jika kita bergerak sebelum
mereka, pasukan di Gunung Saijo akan melakukan hal yang
sama. Maka, hal itu akan menjadi keuntungan mereka."
"Jadi, kita harus menunggu selamanya sampai mereka
bergerak, begitu?" tanya Shingen. ia selalu bersikap baik
dan melindungi. Gagasan Kansuke tidak sepenuhnya
sejalan dengan gagasan Shingen, namun ia senantiasa
menghormati gagasan ahli strategi tua ini, bahkan dengan
menekan pendapatnya sendiri. Shingen ingin memberi
kesempatan menang terakhir kali pada pengikutnya,
Kansuke, yang sudah menjalani berbagai kesulitan untuk
dapat berada dalam pertempuran melawan Kenshin ini.
Malam itu, Kansuke, yang sudah kembali ke kemahnya,
menerima kunjungan dari Kosaka Masanobu.
"Tuan, ada sesuatu yang harus Tuan ketahui," kata
Kosaka. "Apa itu?" "Tidak banyak, namun saya yakin pasukan sekutu akan
meninggalkan benteng dan menyerang Gunung Saijo dalam
beberapa hari mendatang."
"Benarkah?" "Saya percaya Tuan Kita juga bermaksud demikian."
"Hmm, dengan alasan apa?"
"Semua jenderal, termasuk di dalamnya Jenderal Obu
dan Akiyama, memaksakan gagasan tersebut."
"Kau sendiri?" "Saya" Saya tidak menentang gagasan tersebut. Terlepas
dari medan pertempuran di Kawanakajima dengan sungai
di tengahnya; namun dalam situasi kita saat ini, saya
percaya keunggulan dalam hal jumlah akan memberi
manfaat bagi kita." Kansuke berpikir dalam diam. Semua ahli perang
menyarankan rencana tersebut; Kansuke tahu bahwa
rencana itu terdengar bagus. Namun, ia tidak yakin mereka
akan menang. Mungkin memang tidak ada yang memiliki
keyakinan dalam perang ini. Tapi, jika memang ada
keraguan, kenapa harus mengambil resiko mempertaruhkan
31 Joko Sableng Kembang Darah Setan m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
keberuntungan Takeda"
"Jika kau berpikir hal yang sama, maka aku akan
memikirkannya lebih dalam lagi. Tapi aku harus bertemu
dengan Tuanku dan membicarakan hal tersebut dengannya," kata Kansuke dengan pandangan lesu. Begitu
Kosaka pamit, Kansuke segera menemui Shingen.
Begitu melihat Kansuke, Shingen langsung berkata,
"Kau sudah mendengarnya."
"Benar. Tuanku juga berpikir untuk segera menyerang
mereka?" "Ya." "Alasannya?" "Pertanyaanmu sulit Tidak ada alasan khusus. Aku
hanya merasakan desakan untuk segera menyerang
mereka." "Saya tidak bisa menemukan alasan yang bagus pada
jawaban seperti itu."
"Namun itulah yang sebenarnya... Itu yang selalu ingin
kau lakukan, bukan?" Shingen tertawa keras.
"Maaf, apa maksud Tuanku"]" Kansuke mengangkat
wajahnya dengan cepat "Itu yang selalu ingin kau
lakukan?" gumam Kansuke di balik napasnya.
Dia memaku pandangannya pada Shingen lama sekali.
Ketidaksetujuan tergambar di wajahnya.
"Saya sudah mengunjungi makam Puteri Yuu."
"Oh, benarkah?" Shingen menjawab, "aku juga
mendengar bahwa kau menyimpan Katsuyori di Benteng
Takashima." "Tuanku sudah mendengarnya?"
"Berita seperti itu cepat beredar."
"Saya sudah memutuskan untuk menunda kampanye
kemenangan Katsuyori hingga satu tahun mendatang."
"Apa alasan penundaan itu?"
"Pertempuran ini merupakan pertempuran yang sangat
penting, jika terjadi sesuatu..."
"Jika kau sudah sedemikian bersiap diri, mengapa ragu
untuk menyerang" Tidak ada lagi yang perlu dikhawatirkan,
bukan" Kita punya Katsuyori untuk meneruskan perang!"
"Benar, Tuanku."
"Puteri Yuu sudah memberitahu dan meyakinkanku
untuk melakukan apa yang selalu ingin kulakukan.
32 Joko Sableng Kembang Darah Setan m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
'Seranglah mereka, jika engkau ingin,"' kata Shingen
kembali menirukan Puteri Yuu.
Tiba-tiba Kansuke merasakan keberanian meluap keluar
dari dalam diri. la juga merasa seolah mendengar suara
Puteri Yuu. "Tuanku!" Kansuke menyondongkan tubuh ke depan
dan berkata, "jika kita akan menyerang, kita harus membagi
pasukan kita menjadi dua kelompok. Lalu, dengan satu
pasukan, kita akan menyerang Gunung Saijo, sementara
pasukan lainnya menyeberangi sungai dan mengambil
posisi di Kawanakajima. Pasukan Echigo akan turun untuk
menyerang, meninggalkan kemah mereka di Gunung Saijo,
menyeberangi Sungai Chikuma. Lalu kita akhiri mereka
dengan pasukan kita yang menunggu di Kawanakajima."
"Hmm, dan kapan saat yang paling tepat?"
"Secepat mungkin."
"Besok malam?" "Tidak." "Hari sesudah besok, malam hari?"
"Hmm, jika kita melakukan hal ini, maka harus malam
ini juga. Jika kita lakukan malam ini, rencana tidak akan
sempat tersebar ke luar, karena hanya Tuanku dan saya
yang mengetahui." "Puteri Yuu mungkin juga mengetahui." Sambil berkata
begitu, Shingen berdiri, hendak meninggalkan ruangan,
namun kembali lagi dan berkata, "Siapa yang kau sarankan
memimpin pasukan penyerang ke Gunung Saijo?"
"Bagaimana kalau Jenderal Kosaka?"
"Baiklah, dan berapa orang pasukan?"
"12.000 orang. Di bawah komando Jenderal Kosaka,
mereka akan meninggalkan benteng pada tengah malam.
Semua pasukan di bawah komando Obu, Akiyama,
Sanada, dan Oyamada akan bergabung dengan kelompok
Kosaka. Dengan begitu kita akan punya cukup waktu untuk
mempersiapkan mereka."
"Sisa pasukan akan menjadi 8.000 orang."
"Benar. Tuanku sendiri yang akan memimpin mereka,
dan sebelum matahari terbit, Tuanku harus menyeberangi
Sungai Chikuma dan membangun kemah di Kawanakajima. Yamagata, Anayama, Naito, Jenderal
Nobushige dan Shooyoken, semua pasukan mereka akan
menyertai pasukan utama. Untungnya, bulan tidak akan
muncul hingga tengah malam, yang akan menguntungkan
33 Joko Sableng Kembang Darah Setan m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
kelompok Kosaka. Selain itu, di awal pagi hari akan turun
kabut. Itu juga akan menguntungkan Tuanku memindahkan pasukan utama," kata Kansuke saat
memohon diri kepada Shingen.
Tidak lama setelah itu, semua sudut di benteng itu sudah
dipenuhi oleh para samurai yang siap berangkat. Tidak
seorang pun diizinkan mengucapkan sepatah kata; hanya
gemerincing senjata dan baju perang memecah keheningan
tersebut Tepat sebelum bulan muncul, pasukan besar yang
berjumlah 12.000 orang di bawah komando Kosaka
Masanobu meninggalkan benteng. Mereka akan mendaki
lereng curam di Gunung Saijo untuk menyerang
perkemahan Kenshin pada jam enam pagi.
Kosaka datang menemui Kansuke dengan menunggangi
kuda. "Tuan, saya akan meninggalkan benteng ini sebelum
Tuanku." Kata Kosaka dengan rasa hormat. Dalam
kegelapan, Kansuke hanya mendengar suaranya.
"Aku akan mendoakan keberhasilanmu."
"Saya juga Tuanku."
Tidak lama kemudian, kuda Kosaka menjauh. Butuh
waktu lama bagi 12.000 pasukan untuk meninggalkan
benteng. Begitu pasukan besar yang pertama berangkat,
suasana menjadi begitu hening. Kansuke menunggu waktu
keberangkatan pasukan utama bersama sekelompok kecil
pengikutnya di lapangan terbuka di bawah salah satu
menara di barat daya. Tidak lama lagi, tidak akan ada
seorang pun tertinggal di dalam benteng.
Kansuke tetap tidak bergerak untuk waktu yang lama.
Sudah 18 tahun berlalu sejak tahun Tenbun ke-12 ketika
keluarga Takeda mulai mempekerjakannya. Sejumlah
pertempuran telah mengisi tahun-tahun yang panjang itu.
Tidak ada hal lain kecuali perang, bagi Kansuke. Seperti
halnya batu-batu besar dan kecil yang berguling di tanah,
perang juga berguling sepanjang tahun-tahun itu.
Jam empat pagi, pasukan Yamagata Masakage meninggalkan benteng dengan mengambil posisi di bagian
depan pasukan utama. Di belakang mereka berturut-turut
34 Joko Sableng Kembang Darah Setan m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
adalah Pasukan Anayama Izu-no-kami, Takeda Nobushige,
dan Naito Shuri beserta pasukan mereka.
Kansuke meninggalkan benteng dan bergabung dengan
pasukan utama Shingen. Saat menengok ke belakang begitu
keluar dari gerbang benteng, tempat tersebut tampak seperti
bayangan hitam dalam kegelapan. Satu sisi langit tampak
lebih cerah dibanding sisi yang lain, namun bumi masih
tampak gelap. Bagi semua orang, benteng tersebut bagaikan
gumpalan kegelapan. Namun bagi Kansuke, benteng itu
berdiri jelas seolah tampak di siang hari. Bayangan
bangunan utama benteng, bangunan pendampingnya dan
lima menara tampak dengan jelas, karena benteng tersebut
dibangun dengan kedua tangannya sendiri.
Mereka menyeberangi Sungai Chikuma di Hirose. Kabut
tebal melayang rendah di padang luas. Shingen

Furinkazan Angin Hutan Api Gunung Karya Yasushi Inoue di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menempatkan kemah perangnya di Yahatahara. Beberapa
panji yang diawali dengan Furin Kazan berkibar di tengah
kabut. 0o-=dw=-o0 Tiga belas Sesuai rencana, pada jam enam pagi, 12.000 pasukan
terpilih yang dipimpin oleh Kosaka Masanobu akan
menyerang perkemahan Kenshin di Gunung Saijo dari sisi
lain gunung tersebut. Shingen, yang mendirikan kemah perang di Yahatahara,
secara teratur mengirim patroli dan mengawasi dengan
seksama ke arah Gunung Saijo. Meski kabut tebal masih
menggantung dan tidak mungkin melihat jelas bahkan
dalam jarak tiga meter ke depan, masih terdengar suara-
suara teriakan ketika pasukan sekutu mereka bertempur
dengan musuh di Gunung Saijo.
Tidak lama setelah terdengar suara pertempuran,
pasukan Kenshin pasti akan terpecah dan melarikan diri ke
arah perkemahan ini, menyeberangi Sungai Chikuma.
Kemudian pasukan utama Takeda yang sedang menunggu
di sini, akan menyerang mereka sekaligus. Shingen dan
Kansuke merasa bahwa hanya masalah waktu sampai
mereka memenggal kepala Kenshin.
"Belum juga?" tanya Shingen beberapa kali setiap patroli
datang melapor. Kansuke duduk di sebuah kursi berjarak
tidak sampai 3 meter dari Shingen.
Kadang kala para samurai yang berpatroli muncul nyaris
35 Joko Sableng Kembang Darah Setan m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
P merangkak di tanah untuk keluar dari kumpulan kabut.
"Belum ada yang terlihat dari Gunung Saijo. Kami hanya
bisa menangkap sinyal lemah dari api kecil di beberapa
titik." Kansuke membahas laporan-laporan tersebut satu
persatu bersama Shingen. "Pasukan kita pasti tertunda karena kabut tebal ini.
Kabut ini tidak seperti biasanya," kata Kansuke.
"Ini benar-benar kabut tebal yang tidak biasa, bahkan
untuk daerah ini, namun bisa jadi menguntungkan buat
pasukan sekutu, bukan begitu?" jawab Shingen.
"Tentu saja. Bahkan, ini pastilah salah satu bentuk
perlindungan dewa-dewa Suwa."
"Namun apa yang menguntungkan kita juga bisa
menguntungkan pihak musuh, bukan?"
"Ya, jika mereka juga menyiapkan penyerangan," tibatiba Kansuke mengangkat tubuh dari posisi
duduknya saat mengatakan ini. "Saya harus melakukan patroli itu sendiri," kata
Kansuke sambil berjalan turun menuju hamparan sawah.
Kabut mulai terangkat perlahan. Sesekali bayangan
lemah ujung pohon pinus muncul dari balik kabut, dan
secepat itu pula mereka menghilang kembali. Kansuke
berhenti setiap tiga langkah. Seolah berenang
(http://cerita-silat.mywapblog.com)
36Joko Sableng Geger Topeng Sang Pendekar m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Joko Sableng Geger Topeng Sang Pendekar | http://cerita-silat.mywapblog.com | Joko Sableng Geger Topeng Sang Pendekar pdf created by Saiful Bahri (Seletreng - Situbondo) pd 22-04-2016 18:06:11
dalam kabut tebal, dan seringkali tidak bisa mengira-ngira apa yang ada
di depan. Kansuke terus berjalan menembus hamparan
tebal tembok kabut putih. Kadang kakinya tersangkut
batang atau akar pohon dan terjatuh sebelum bisa berdiri
kembali lagi. Kansuke dibebani oleh kecemasan luar biasa. Kini,
bukan lagi kabut tebal yang mengelilingi Kansuke,
melainkan ketakutan yang tidak jelas dan menyakitkan.
Sekarang pasukan sekutunya sedang menunggu untuk
memenggal kepala Kenshin. Namun, apakah mungkin
Kenshin juga sedang bersiaga mendapatkan kesempatan
untuk menghantam kelemahan musuhnya dalam kabut ini
dan merebut kemenangan sendiri" Tidak, itu tidak
mungkin! Lantas, apa yang menyebabkan munculnya
kecemasan ini" Dari mana perasaan cemas ini, yang terus
menggema di dalam batin, berasal"
Tiba-tiba, Kansuke berhenti dan berteriak, "Siapa itu?"
la mendengar derap kaki kuda di dekatnya. Terdengar
seperti seseorang mengendarai kudanya berputar-putar di
satu titik. "Angin!" teriak lawan bicara.
"Gunung!" jawab Kansuke.
"Pergilah!" teriak sang pengendara kuda dan muncul
dari balik kabut dengan tiba-tiba.
"Aku Yamamoto Kansuke. Apakah kau sedang
berpatroli?" "Ya, Tuan." Mendengar suara Kansuke, kuda itu
mengangkat kedua kaki depannya ke udara.
"Tuan, hamparan sawah di depan kita dipenuhi oleh
ratusan pasukan berkuda."
"Apakah mereka pasukan kita?" tanya Kansuke cemas.
"Saya pikir begitu, tapi saya belum memastikannya."
Pasukan sekutu sedang menyiapkan formasi perang di
kedua sisi padang Yahatahara. Ya, mereka pasti sedang
mengambil posisi lebih jauh di padang tersebut, namun
sepertinya sulit menduga bahwa mereka sudah maju sampai
sejauh ini. Untuk alasan ini, harusnya tidak ada prajurit
sekutu di depan sana. "Baiklah, kembali ke perkemahanmu!" Begitu Kansuke
berteriak, ia sendiri langsung berlari ke kemah utama di
mana Takeda Shingen menunggu. Saat itu kabut mulai
menghilang dengan kecepatan tinggi. Di kiri dan kanan
mereka, cabang-cabang dan akar-akar pohon mulai terlihat.
Saat Kansuke tiba di kemah utama, sejumlah panji yang
1 Joko Sableng Geger Topeng Sang Pendekar m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
mengelilingi kemah dapat terlihat melalui kabut, bagaikan
tirai sutera putih yang tipis. Seiring detik yang terus berlalu,
tirai tersebut mulai tersingkap.
"Tuanku.'" panggil Kansuke.
"Bagaimana dengan Gunung Saijo?" tanya Shingen.
"Gunung Saijo mungkin sudah kosong, Tuan."
"Apa!" "Tepat di depan kita, dalam kabut ini, Kenshin mungkin
sedang bersembunyi."
"Tidak mungkin! Apa yang harus kita lakukan?" teriak
Shingen, suaranya bergetar.
Tidak lama kemudian, suara terompet perang yang
mengumumkan pembentukan formasi perang, mulai
menggema dalam nada rendah. Pada saat bersamaan, tiga
ekor kuda patroli tiba satu demi satu.
"Pasukan militer besar sedang membentuk barisan
perang beberapa ratus meter dari sini, dan sayap kanan
mereka mulai bergerak maju," kata seorang patroli.
"Sayap kiri sudah mulai menggerakkan pasukan berkuda
menuju timur," lapor patroli kedua.
"Saya tahu bahwa pasukan di depan kita itu pasukan
Echigo. Saya kira ada lebih dari 10.000 orang." Ketika
patroli ketiga mengatakan ini, ledakan senjata terdengar
dari arah barat. Sebelum mereka sadar, kabut menghilang. Dataran
rendah, hutan pinus, hamparan sawah, jalanan, pohonpohon di sekitar rumah-rumah dan sungai
yang terhampar di dataran luas itu mulai terlihat seolah muncul dari dalam
tanah. Kansuke melihat mereka seketika. Apa yang dilihat
merupakan pemandangan paling menakutkan yang pernah
ia lihat selama ini. Ratusan, bukan, ribuan pasukan
berkuda, dalam tiga barisan panjang, bergerak menuju
Yahatahara, di mana ia dan Shingen berdiri saat ini.
Kansuke menahan napas sejenak, terperangah melihat
pasukan musuh yang terus mendekat.
Saat berikutnya, teriakan perang muncul dari kemah
pasukan sekutu. Teriakan tersebut berasal dari sayap kiri
yang dipimpin oleh Takeda Nobushige. Sekitar 700 pasukan
berkuda mendekat dalam kesatuan menuju salah satu
barisan musuh. 'Tuanku!" kata Kansuke, "saya salah menilai musuh.
Kita menempatkan diri dalam situasi tak terduga."
"Apakah kita akan menang?" Shingen tampak begitu
tenang. "Kita harus menang."
"Ya, kalau tidak, nyawa kita taruhannya."
2 Joko Sableng Geger Topeng Sang Pendekar m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
"Bukan hanya nyawa kita, juga arwah leluhur yang
berhak atas kemenangan ini. Jika kita kalah, akan menjadi
kekalahan tak termaafkan bagi mereka."
"Aku belum ingin mati. Aku akan tetap hidup," kata
Shingen seolah berkelakar. Tersenyum sendiri mendengar
kata-katanya. "Kansuke, hingga pasukan Kosaka tiba, pertempuran ini
akan menjadi sebuah kekacauan. Pastikan kau tidak mati
dalam kekacauan ini."
"Saya juga menyarankan hal yang sama kepadamu,
Tuanku," jawab Kansuke, senyum menghiasi wajahnya.
Kansuke setuju dengan Shingen. Semua jenderal terlatih
dalam angkatan perang Takeda, seperti Kosaka, Obu, Baba,
dan Oyamada, berada dalam pasukan yang akan
menyerang musuh yang seharusnya berlokasi di Gunung
Saijo, namun sekarang tidak lagi. Kemenangan tergantung
pada kapan pasukan besar Takeda yang berjumlah 12.000
orang itu bergabung dengan mereka di medan laga. Jika
mereka bisa bertahan sampai saat itu, kemenangan akan
bisa diraih. Tidak peduli apa pun yang terjadi, aku tidak
akan membiarkan Shingen mati di medan ini, pikir
Kansuke. Bertekad untuk tidak meninggalkan sisi Shingen.
Bersiap mati demi Shingen.
Teriakan perang terdengar dari segala penjuru medan
pertempuran. Pasukan Yamagata Saburohyobei tiba,
memotong ke barisan tengah. Demikian pula pasukan
Naito Shuri dan Morozumi Bungo di sayap kanan yang
juga mencoba memotong barisan musuh. Kansuke tidak
pernah mengira akan menempatkan prajuritnya melawan
pasukan Kenshin dalam situasi sesulit ini. Sejak lama ia
sudah merencanakan strategi untuk menghadapi saat seperti
ini. Namun yang terjadi di hadapannya, sama sekali
berbeda dari yang ia bayangkan.
Kabut sudah benar-benar menghilang; menampilkan pagi
musim dingin yang terasa tenang. Jubah berwarna merah
yang dikenakan Shingen tampak terang, la duduk di kursi,
mengenakan jubah perang yang dijahit dengan benang
hitam dan helm perang khas Klan Takeda dari wilayah
Suwa. Kansuke duduk di sebelahnya. Kepalanya yang
tercukur dibalut sehelai kain putih, dan ia juga mengenakan
baju perang berhias benang sutera hitam.
Tiba-tiba, teriakan perang semakin membesar, dan
ringkikan kuda memekakkan telinga juga terdengar pada
saat yang sama. Jelas sekali bahwa saat ini kedua pasukan
sudah saling bertarung. 0o-dw-o0 Sejak awal, perang ini sudah begitu sulit buat pasukan
3 Joko Sableng Geger Topeng Sang Pendekar m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Takeda. Ada perbedaan jumlah yang sangat besar antara
kedua pihak; kesalahan strategi mereka mengurangi
kepercayaan diri para prajurit sekutu. Bagaimanapun juga,
pasukan Takeda harus menghadapi serangan kejutan
mendadak pasukan Echigo yang jauh lebih besar dan lebih
kuat. Mereka harus menang. Dan untuk menang, mereka
harus bertahan dengan posisi militer yang lebih lemah,
sampai 12.000 prajurit pasukan sekutu mereka bergabung
dalam barisan. Kansuke tidak memiliki keinginan apa pun
selain ini. Sudah tidak ada lagi ruang untuk strategi. Perang
itu kini murni menjadi pertunjukan kekuasaan dan
kekuatan. Kenshin telah memperdaya Kansuke kali ini.
"Bagaimana keadaan Nobushige?" tanya Shingen. la
tidak melihat ke barisan perang; matanya setengah tertutup,
bertanya dengan suara lebih lemah dari biasanya.
"Mereka belum sampai ke tahap untuk menyerah."
"Hmm, mereka bertahan dengan baik, ya?" kata
Shingen. Dari caranya mengatakan hal itu saja sudah
terdengar nada hangat di telinga Kansuke. Bahkan dari
sana, Kansuke bisa melihat pertarungan mati-matian
Nobushige. Hanya dengan 700 pasukan, mereka dapat
bertahan dengan gigih melawan pasukan musuh yang
jumlahnya beberapa kali lebih besar. Meskipun pasukan
sekutu berulang kali dipukul mundur, mereka kembali maju
dan selalu berusaha mendesak.
Seringkali Kansuke merasa mereka dalam bahaya,
karena pasukan musuh yang baru dan masih segar secara
teratur maju ke depan. Hampir di saat yang bersamaan,
pasukan Nobushige yang sudah bertahan sedemikian lama,
berhamburan. Sungguh pemandangan menyedihkan. Karena jumlah mereka jauh lebih kecil dibanding pasukan
musuh, maka dalam sekejap mereka tertelan oleh
gelombang pasukan musuh yang berlipat.
Kemudian, 1000 pasukan di bawah Yamagata muncul
dari samping dan mencoba memotong barisan musuh.
Taktik serangan itu sangat bagus dan mengagumkan di
mata Kansuke. "Pasukan Tuan Nobushige jatuh, tapi..." Kansuke
memulai. "Yamagata, ya?"
"Benar, Tuanku."
"Kita bisa bergantung padanya dalam hal itu. Bagaimana
4 Joko Sableng Geger Topeng Sang Pendekar m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
dengan sayap kanan?"


Furinkazan Angin Hutan Api Gunung Karya Yasushi Inoue di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Pasukan Morozumi juga bertarung mati-matian."
"Masih bertahan?"
"Pasukan Naito berbelok ke kanan. Sulit mengatakan
siapa yang unggul." Tidak lama setelah itu, mereka mendengar berita
kematian Takeda Nobushige.
"Tuan Nobushige gugur!" kata si pembawa pesan. Kuda
yang ditungganginya mendadak menjatuhkan kaki depan
dan si pembawa pesan berguling ke tanah sambil memegang
pedang panjang di tangan, la berdiri dan kembali berteriak,
"Tuan Nobushige gugur!" lalu jatuh tersungkur kembali.
Kansuke berlari ke samurai tersebut dan membalikkan
tubuhnya. Satu kaki diletakkan ke dada sang samurai dan
menarik satu persatu anak panah yang menancap. Tiga
buah anak panah menancap di tubuhnya. Samurai tersebut
sudah mati. Nobushige juga pasti kehilangan nyawanya
seperti ini, pikir Kansuke.
"Nobushige gugur. Orang yang malang," kata Shingen.
"Saya minta maaf," kata Kansuke. Merasa bertanggung
jawab atas semuanya, termasuk kematian saudara Shingen.
"Kansuke, aku hanya bilang bahwa dia orang yang
malang. Jangan cemas. Jam dua siang nanti, kita akan
meneriakkan teriakan kemenangan."
"Baik, Tuanku."
Kansuke tidak dapat mengangkat kepala. Apakah
Shingen mencoba menutupi kesalahanku" pikir Kansuke.
Atau apakah ia benar-benar percaya pada kemenangan
yang akan diraih nanti" Shingen tidak pernah menyalahkan
Kansuke atas kegagalannya. Luapan emosi melanda
Kansuke. Ingin melakukan apa saja untuk membantu
Shingen. la menyesal hanya punya satu nyawa untuk
diberikan. Kansuke menaiki kuda abu-abunya, melihat ke
segala penjuru dari perkemahan Yahatahara.
Sekarang pertempuran meledak menjadi kekacauan
sepenuhnya. Sudah tidak ada lagi barisan yang membedakan antara pasukan musuh dan sekutu. Ini
merupakan pertempuran antara hidup dan mati. Meskipun
matahari musim dingin menyebarkan cahaya dinginnya ke
padang luas itu, namun tempat tersebut tetap diliputi
suasana kepedihan. Pedang dan tombak yang terlihat di
mana-mana berkilatan dalam keheningan.
Andai saja Kosaka ada di sini! Seandainya Baba di sini!
Seandainya Obu di sini! Entah berapa kali pikiran seperti ini
melintas dalam benaknya! Pasukan terpilih yang mahir
5 Joko Sableng Geger Topeng Sang Pendekar m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
menunggang kuda dan menggunakan tombak panjang
berada sangat jauh dari medan tempur akibat strategi
Kansuke sendiri. Pasukan Yamagata yang menggantikan pasukan Takeda
Nobushige sudah menyerang dalam jangka waktu lama
sepanjang barisan tengah dan sayap kiri, namun perlahan
mundur dan bertahan. Dipaksa mundur selangkah demi
selangkah. Dalam situasi ini, di sayap kanan, Morozumi gugur
dalam pertempuran. Begitu komandan mereka terbunuh,
pasukan sayap kanan mulai melemah. Saat mengetahui
tentang kematian Morozumi, Kansuke merasa bahwa
perkemahan mereka di Yahatahara akan berubah jadi
medan perang. Karena kekalahan sayap kanan, Yahatahara
kehilangan perlindungan dan bahkan menghadapi garis
depan pasukan musuh. "Tuanku!" panggil Kansuke. Shingen juga menyadari
bahaya yang mengancam dan berkata, "Ya, pasukan utama
Kenshin akan menyerang kemari, bukan?"
"Saya menduga demikian."
"Kalau begitu, dapatkah kita bertahan selama dua jam?"
"Ya. Harus." "Jika kita mampu bertahan selama dua jam, kita akan
menang. Sampai saat itu, pasukan Kosaka akan tiba di
belakang mereka." "Ya, pasti." Kansuke mengirim pesan ke segala penjuru. Mereka
harus mempertahankan Yahatahara. Di kemah utama
hanya tersisa 1.800 prajurit. 1000 pasukan di sayap kiri
dipimpin oleh Hara Hayato dan Takeda Shoyoken,
sementara 800 pasukan di sayap kanan yang dipimpin oleh
Takeda Yoshinobu dan Mochizuki Kanhachiro, maju ke
depan. Maka, setiap prajurit di kemah Takeda akan
bergabung dalam pertempuran.
Tidak lama kemudian, Kansuke mendengar teriakan
perang begitu keras mengguncang tanah, la melihat 3.000
pasukan Echigo menuju ke arah mereka melintasi dataran
dengan jarak hanya beberapa ratus meter dari mereka.
Tepat seperti apa yang mereka ramalkan.
Untuk pertama kalinya Shingen memberi komando, la
perintahkan seluruh pasukan di kemah utama 6 Joko Sableng Geger Topeng Sang Pendekar m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
meninggalkan Yahatahara dan menghadapi musuh.
"Apakah Tuanku akan berkuda bersama pasukan Tuan?"
tanya Kansuke bergegas kepada Shingen.
Shingen masih duduk di kursinya, menggeleng. Sama
sekali tidak bergerak. Duduk seperti boneka prajurit.
"Tuanku, saya akan berangkat."
Kansuke bertekad untuk memimpin pasukan perang.
"Apakah kau sudah melihat pasukan?"
"Belum, belum ada, Tuanku."
"Baik, pergilah!" kata Shingen. Mata sang komandan
perang itu bersinar. Kansuke berkuda hingga ke padang yang lebih tinggi
letaknya, la melihat ke ujung padang luas itu. Kansuke
tidak melihat satu pun pasukan sekutu mereka di sana. Apa
yang terjadi pada Kosaka! Bagaimana dengan Baba"
Kansuke merasa begitu terpuruk dalam keputusasaan.
Kansuke membuat 200 orang pasukannya tetap berada di
tempat dan menunggu saat yang tepat bagi pasukannya
sendiri untuk maju sebagai pelindung terakhir bagi Shingen.
Anak-anak panah secara teratur menabrak pohon-pohon
pinus dan jatuh ke tanah. Suara ledakan senjata begitu jelas
terdengar. Teriakan perang terdengar di mana-mana.
Ladang pembantaian hanya berada beberapa ratus meter di
depan Kansuke. Kedua pasukan saling bertarung dan
berjuang mempertahankan nyawa masing-masing.
Kansuke menunggangi kudanya bolak-balik di tempat
yang sama berulang kali. la berdoa kepada para dewa
semoga sekelompok pasukan itu akan muncul di ujung
hamparan padang ini. Kemenangan mereka tergantung
kepada pasukan itu. Tidak ada jalan lain.
"Tuanku," Kansuke kembali menghadap Shingen.
Shingen berkata, "Bukankah seperti ini juga ketika
pertempuran melawan Murakami Yoshikiyo" Tidak
seorang pengikut pun yang berada di sekitarku."
Ya, itu benar, dan bukankah ia meneriakkan teriakan
kemenangan dalam pertempuran melawan Murakami
Yoshikiyo"! Kansuke merasa itulah yang ingin dikatakan
Shingen. Bahkan dalam pertempuran seperti ini, Shingen
hanya memikirkan kemenangan. Tidak ada bayangan
kematian atau keputusasaan dalam dirinya.
Sementara itu, formasi pasukan Takeda Shoyoken
terpecah dua, dan Kansuke melihat 30 prajurit penunggang
kuda saat kelompok tersebut terbagi dua. Mereka maju
dengan kekuatan penuh. Kansuke memerintahkan pasukannya menunggu prajurit
mendekat. Sekarang waktunya bagi setiap pengikut untuk
terlibat dalam pertumpahan darah.
Pertempuran sudah berlangsung satu jam. Kansuke
7 Joko Sableng Geger Topeng Sang Pendekar m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
belum pernah mengalami pertempuran sesulit dan sekeras
ini. Musuh bertekad menghancurkan kemah utama Shingen
dalam satu serangan. Sekelompok pasukan memotong ke
pasukan pertahanan kemah utama Takeda dari waktu ke
waktu. Setiap kali mereka melakukan, teriakan, jeritan dan
ringkik kuda bergema di tanah. Pasukan Takeda selalu
berusaha mengepung dan membunuh setiap musuh.
Sungguh pertempuran yang sangat mengesankan.
Kansuke secara teratur menggerakkan pasukannya ke
kanan dan ke kiri. Tugasnya adalah tidak membiarkan satu
pun pasukan musuh mendekati kemah utama tempat
Shingen berada. Namun, jumlah pengikutnya semakin
berkurang setiap kali mereka bergerak.
Setiap kali berhenti untuk mengambil napas, Kansuke
memeriksa kemah utama di hutan pinus. Di tengah padang
di mana 20.000 prajurit sedang bertempur, hanya bagian itu
yang tetap diam. Panji-panji Takeda tetap berdiri tegak.
Belum ada satu pun pasukan musuh yang menembus ke
sana. Namun, itu cuma soal waktu. Ini adalah pertempuran
melawan waktu. Kekuatan Echigo akan segera memenuhi
wilayah ini. "Yamamoto Kansuke!"
Kansuke berbalik ke arah suara tersebut. Itu suara putera
resmi Shingen, Yoshinobu, yang berlari mendekat. Berusia
24 tahun, kening jenderal muda itu terluka dan pipi
kanannya berlumuran darah.
"Jagalah ayahku, Kansuke. Jangan bergerak dari sini."
"Tuan Muda sendiri bagaimana?"
"Aku akan menyerang kemah utama musuh. Jika kita
biarkan keadaan ini, pasukan sekutu akan hancur. Lainnya
aku percayakan padamu. Aku, Yoshinobu, akan menyerang
kemah utama musuh." Berhasil atau tidak, Yoshinobu bermaksud menembus
kemah utama musuh dan memenggal kepala Kenshin. Tapi
itu tidak mudah, bahkan untuk mencapai kemah Kenshin.
Ribuan prajurit musuh akan menghalanginya.
Untuk waktu yang lama mata Kansuke terpaku di wajah
Yoshinobu. Kansuke sudah lama menentang kekuatan yang
mengelilingi anak muda ini. Dari kekuatan itu, Kansuke
melindungi Puteri Yuu dan anak-anak Shingen yang tidak
resmi, seperti Katsuyori dan yang lain. Namun, sekarang
Kansuke berpikir bahwa ia membenci jenderal muda ini
untuk alasan yang salah, hanya karena ia anak dari istri
resmi Tuannya. Matahari musim dingin bersinar lembut menerpa helm
perang Yoshinobu yang berhias lambang keluarga Takeda;
8 Joko Sableng Geger Topeng Sang Pendekar m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
gambar kepala naga di lempengan logam berbentuk berlian.
Benang berwarna ungu yang terjahit di baju perangnya
tampak sobek dan kudanya terluka.
Setelah beberapa saat, Kansuke berkata pelan, "Sayalah
yang seharusnya melakukan pekerjaan itu, bukan Tuan
Muda. Seperti Tuan Muda bilang, jika kita b iarkan keadaan
ini, kita tidak akan bertahan bahkan satu jam. Pasukan
sekutu yang sangat kita harapkan kedatangannya, belum
juga tiba karena alasan tertentu."
Saat ia bicara, matanya menerawang ke cakrawala.
12.000 pasukan mereka yang dipimpin Kosaka belum juga
muncul di padang itu. Tidak satu orang pun.
"Saya, Kansuke, akan menyerang kemah utama musuh.
Tuan Yoshinobu, tetaplah di sini. Saat sayap kanan dan kiri
sudah tidak dapat lagi bertahan, Tuan Muda, mohon bawa
Tuan Kita mencari jalan keluar meloloskan diri ke Benteng
Kaizu." "Tidak," Yoshinobu menggeleng kuat-kuat, mencoba
mengatakan sesuatu. Kansuke menyela, "Saya mohon Tuan Muda tidak
bertindak ceroboh. Hidup Tuan berbeda dengan saya. Tuan
adalah putera resmi keluarga Takeda yang sangat penting."
Ujarnya, padahal inilah bocah yang dulu pernah ingin
dihancurkan oleh Kansuke demi Katsuyori - putera Puteri
Yuu - yang ia lindungi. Tanpa diduga dan berbahaya,
takdir sedang mendekati Takeda. Di saat-saat seperti ini,
tidak peduli siapa pun dia, selama di tubuhnya mengalir
darah Takeda, ia harus dilindungi.
"Tidak!" Yoshinobu tidak mau mendengar Kansuke,
mencoba membelokkan kudanya dengan kasar.
"Tidakkah Tuan mengerti?" teriak Kansuke. "Jangan
bergerak dari tempat ini. Jika bukan Tuan yang melindungi
E Tuan Kita, siapa lagi?"
Kansuke perlahan maju, kemudian berbalik dan mulai
mendaki menuju kemah utama di mana Shingen sedang
mengawasi. Shingen berdiri tegak, menyandarkan tangan kanan di
sebatang pohon pinus, la memandang ke medan
pertempuran dengan ketenangan yang begitu agung.
Tuanku, engkau sudah menjadi seorang komandan
perang yang hebat, begitu yang ingin disampaikan Kansuke.
la belum pernah terlihat begitu mengagumkan seperti
sekarang ini. Sampai detik itu, setiap kali pertempuran
dimulai, Shingen selalu berada di atas kuda. Selalu ingin
memberi komando dan memimpin pasukannya sendiri.
Namun hari ini, dalam pertempuran di mana kemungkinan
besar ia akan kalah, Shingen begitu tenang dan terkontrol
sejak awal, seperti sosok yang
9 Joko Sableng Geger Topeng Sang Pendekar m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
berbeda. Shingen menyerahkan semua kepada para pengikutnya. Segalanya,
kecuali keputusan-keputusan yang paling penting.
Sambil membiarkan tangannya bertumpu di pohon
pinus, Shingen mengalihkan pandangan dari satu sisi


Furinkazan Angin Hutan Api Gunung Karya Yasushi Inoue di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

medan pertempuran ke sisi yang lain. Wajahnya bukan
wajah seorang komandan perang yang sedang mengamati
pertempuran yang akan kalah. Kansuke ingin memperlihatkan sisi Shingen yang seperti ini kepada Puteri
Yuu. Inilah wajah seorang komandan perang paling hebat
di seluruh negeri. Kansuke membalikkan kudanya dan mengumpulkan
semua pengikut yang masih bertahan.
"Sekarang kita akan memacu kuda kita menembus
wilayah musuh dan menyerang kemah utama mereka. Pacu
saja kuda kalian menuju kemah utama. Jangan hiraukan
apa yang terjadi di sekeliling. Saat ini, hidup kalian adalah
milikku."Oooooll"
Terdengar teriakan keras dari para pengikutnya. Sesaat kemudian, Kansuke memacu kudanya menuju
sudut berlawanan dari pertempuran itu. Di tengah
perjalanan ia menengok ke belakang, melihat para samurai
yang mengikutinya. Jumlah mereka jauh lebih besar dari
yang Kansuke bayangkan. Musuh mengepung. Kansuke menyondongkan badan ke
depan. Tampak seperti sedang menjilati leher kuda.
Kansuke memegang pedang di satu sudut, mata pedang di
sebelah pipinya. Sepanjang waktu Kansuke menahan sakit di sekujur
tubuh, la tebaskan pedang ke arah musuh dan musuh
melakukan hal yang sama. Begitu mendapat kesempatan melihat ke depan, Kansuke
melihat dirinya sedang menembus dinding dari sekumpulan
mata pedang. Tiba-tiba kudanya merubah arah dan berlari
kencang seperti kerasukan. Kuda tersebut tetap berlari
sejauh 60 meter, lalu dengan tiba-tiba berhenti dan
membengkokkan kaki belakang seperti hendak duduk. Saat
10 Joko Sableng Geger Topeng Sang Pendekar m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
itu ia berada di kaki sebuah bukit kecil.
Kansuke terlempar ke tanah.
Saat mencoba bangkit, Kansuke menahan napas. Secara
mengejutkan ia mampu melihat padang yang terhampar
dari tempatnya berdiri. Bisa melihat hamparan sawah dan
padang yang ditumbuhi ilalang dan sebuah danau. Di ujung
padang luas itu ia bisa melihat banyak titik-titik kecil
menyebar ke segala penjuru, memenuhi wilayah tersebut.
Akhirnya mereka tiba, pikir Kansuke. Saat berbalik hendak
melihat ke arah hutan pinus, sejumlah kuda tunggangan
melintas dengan kecepatan penuh.
Kansuke berdiri tegak. Beberapa samurai musuh
mendesak dari sebelah kanan, la mulai berjalan menuju
mereka dengan limbung. Kansuke membunuh satu orang,
namun bahunya juga terluka. la membunuh seorang lagi,
namun kakinya terenggut dari bawah tubuhnya; ia terduduk
di tanah. Tuanku, pasukan kita sudah tiba. Sekarang engkau akan
menang dan meneriakkan kemenanganmu!
Sebilah pedang menembus perut Kansuke dari samping,
la berdiri menggenggam kepala pedang itu.
Titik-titik hitam itu semakin bertambah jumlahnya.
Di sudut hutan pinus di mana Shingen berada, masih
berdiri panji Furin Kazan, dan di sekeliling panji tersebut
berdiri panji-panji Takeda lainnya. Pasukan Takeda
Yoshinobu pasti juga sedang melindungi kemah utama.
Dalam pertempuran ini, tibanya 12.000 prajur it menjanjikan kemenangan. Kemenangan itu mendekat
dalam hitungan menit. Dia tetap harus hidup, pikir
Kansuke. "Yamamoto Kansuke, aku akan memenggal kepalamu,"
Kansuke mendengar suara seorang anak muda. la coba
melihat ke arah suara tersebut, namun tidak bisa. Sambil
menggenggam kepala pedang yang menembus tubuhnya,
Kansuke mencoba mengangkat pedang panjangnya. Namun tidak terjadi apa-apa.
"Tuanku! Teriakkan kemenangan kita! Mereka akan
segera tiba di sini."
11 Joko Sableng Geger Topeng Sang Pendekar m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Rasa sakit kembali menusuk bahu. Kansuke terbanting
beberapa meter, seperti dibetot seseorang dengan kepala
pedang yang menonjol keluar dari tubuhnya, lalu menabrak
sebatang pohon pinus. Kansuke bertumpu di pohon
tersebut; masih memegang pedangnya dan bersiap untuk
menyerang. Saat paling hening dalam hidupnya pun tiba. Meskipun
jeritan dan teriakan perang memenuhi ruang antara langit
dan bumi, Kansuke merasakan keheningan. Wajah Itagaki
Nobukata muncul, la berkata, "Kau sudah hidup untuk
waktu yang lama. Sepuluh tahun setelah aku mati!"
Kemudian, wajah Puteri Yuu muncul, la tertawa seperti
ketika Sang Puteri sedang merasa bahagia. Tawa tersebut
mendekat seperti sebuah mutiara menggelinding ke
arahnya. "Lihatlah luka-lukamu. Kau dilahirkan dengan wajah
begitu buruk, dan kau semakin menambahkan luka ke
wajah itu!" gaya khas Puteri Yuu saat mengolok-oloknya
terdengar menyenangkan. Kansuke merasa berbahagia
karenanya. "Aku yakin namamu Yamamoto Kansuke, tapi sebutkan
namamu dulu," Kansuke mendengar suara seorang anak
muda, merusak kebahagiaan sesaat yang dirasakan. Entah
mengapa Kansuke merasa puas gugur di tangan seorang
samurai muda. "Ya, benar, akulah sang ahli strategi Klan Takeda,
Yamamoto Kansuke." Saat mengatakan hal itu, Kansuke merasakan pedang
dingin yang akan mengakhiri hidupnya bergerak menebas
leher. Darah menyembur. Kepala sang ahli strategi Yamamoto
Kansuke lepas dari tubuh pendeknya.
Saat itu, di satu sudut padang tersebut, kelompok
pasukan berkuda Kosaka, Baba, dan Obu, yang sudah
melintasi sungai, menyerbu bagian belakang pasukan
Echigo. Di saat yang bersamaan, komandan perang Echigo,
Uesugi Kenshin, yang sudah membungkus helm perangnya
dengan bahan sutera lembut berwarna putih yang tampak
seperti rahib, menarik pedangnya yang sepanjang dua
setengah kaki dan memacu kuda cokelatnya, la berniat
untuk menyerang Shingen sendirian dan memutuskan siapa
yang menjadi pemenang dalam satu tebasan pedang.
Masih dua jam berlalu hingga tiba jam dua siang ketika
Shingen meneriakkan kemenangan, seperti yang sudah ia
ramalkan. Sejak saat itu, penampilan padang tersebut perlahan
berubah. Matahari menghilang di balik awan. Di langit
12 Joko Sableng Geger Topeng Sang Pendekar m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
sebelah barat daya, awan hitam mulai berkumpul.
Tamat (http://cerita-silat.mywapblog.com)
13 Penjarah Perawan 2 Pendekar Hina Kelana 33 Teror Si Pedang Kilat Mayat Dalam Lemari 1
^