Kisah Para Nabiallah 5
Kisah Para Nabiallah Bagian 5
sakitnya Nabi Ayub. Begitu juga kami tidak menerima jika dikatakan bahwa penyakitnya sangat
buruk sekali yang menyebabkan masyarakat lari darinya sebagaimana dikatakan oleh
dongengdongeng kuno. Bagi kami, riwayat semacam itu bertentangan dengan kedudukan
kenabian. Yang perlu kita perhatikan dan perlu kita pastikan adalah apa-apa yang telah disampaikan oleh
Al-Qur'an berkenaan dengan cerita Nabi Ayub. Al-Qur'an adalah kitab satu-satunya yang pasti
benar yang tiada kebatilan di depan dan di belakangnya.
Allah SWT berfirman: "Dan (ingatlah kisah) Ayub ketika ia menyeru Tuhannya: ('Ya Tuhanku), sesungguhnya aku
telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua
penyayang.' Maka Kami pun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyahit
yang ada padanya dan Kami kembalihan keluarganya kepadanya, dan Kami lipat gandakan
bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk menjadi peringatan bagi
semua yang menyembah Allah." (QS. al-Anbiya': 83-84)
Kita telah memahami bahwa Nabi Ayub adalah hamba yang saleh dari hamba-hamba Allah
SWT. Allah SWT menginginkan untuk mengujinya dalam hartanya, keluarganya, dan badannya.
Hartanya hilang sehingga ia menjadi orang fakir setelah sebelumnya ia termasuk orang yang
paling kaya. Kemudian ia ditinggalkan oleh istrinya dan keluarganya sehingga ia merasakan arti
kesunyian dan kesendirian lalu ia ditimpa penyakit dalam tubuhnya dan ia merasa menderita
karenanya, tetapi beliau tetap sabar menghadapi semua itu dan tetap bersyukur kepada Allah
SWT. Sakit yang dideritanya cukup lama sehingga beliau menghabiskan waktu-waktu dan
hari-harinya dalam keadaan sendirian bersama penyakitnya, rasa sedihnya, dan
kesendiriannya. Demikianlah Nabi Ayub merasakan segi tiga penderitaan. Segi tiga penderitaan
dalam hidupnya, yaitu sakit, kesedihan, dan kesendirian. Di saat beliau mendapat cobaan
seperti itu, pada suatu hari datang pada beliau salah satu pemikiran setan. Pikiran itu berputarputar
di relung hatinya; pikiran itu mengatakan padanya, wahai Ayub penyakit ini dan
penderitaan yang engkau rasakan oleh karena godaaan dariku. Seandainya engkau berhenti
sabar dalam satu hari saja niscaya penyakitmu akan hilang darimu. Kemudian manusiamanusia
berbisik-bisik dan berkata: Seandainya Allah SWT mencintainya niscaya ia tidak akan
merasakan penderitaan yang begitu hebat. Demikianlah pemikiran yang jahat itu. Setan tidak
mampu untuk mengganggu seseorang kecuali dengan izin Allah SWT sebagaimana Allah SWT
tidak menjadikan cinta-Nya kepada manusia identik dengan kesehatan mereka. Sesungguhnya
Allah SWT menguji mereka sebagaimana yang dikehendaki-Nya.
9 16. Sebilah Pedang Mustika Liang Ie Shen m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Pikiran setan itu berputar di sekitar hati Nabi Ayub seperti berputarnya lalat di musim panas di
sekitar kepala manusia, namun beliau mampu menghilangkan pikiran ini dan sambil tersenyum
kepada dirinya beliau berkata: "Keluarlah hai setan! Sungguh aku tidak akan berhenti bersabar,
bersyukur, dan beribadah." Akhirnya, pikiran jahat itu dengan rasa putus asa keluar dari akal
Nabi Ayub. Nabi Ayub duduk dalam keadaaan marah karena setan berani untuk
mengganggunya. Beliau membayangkan bahwa boleh jadi setan berani menggodanya dengan
memanfaatkan kesendiriannya, penderitaannya, dan penyakitnya.
Istri Nabi Ayub datang dalam keadaan terlambat dan mendapati Nabi Ayub dalam keadaan
marah. Istrinya itu menutupi kepalanya dengan suatu kain tertutup. Istri Nabi Ayub
menghadirkan atau menghidangkan makanan yang baik untuknya. Nabi Ayub bertanya
padanya: "Dari mana engkau mendapati uang?" Nabi Ayub telah bersumpah akan memukulnya
seratus kali pukulan dengan tongkat ketika beliau sembuh, tetapi kesabarannya sungguh
sangat luas seperti sungai yang besar. Dan di waktu sore, setelah mengetahui kehalalan
makanan yang dihidangkan, beliau pun memakannya. Kemudian Nabi Ayub keluar menuju ke
gunung dan berdoa kepada Tuhannya.
Allah SWT berfirman: "Dan ingatlah akan hamba Kami Ayub ketika ia menyeru Tuhannya: 'Sesungguhnya aku
diganggu setan dengan kepayahan dan siksaan.' (Allah berfirman): 'Hantamkanlah kakimu;
inilah air yang sejuk untuk mandi dan untuk minum. Dan Kami anugerahi dia (dengan
mengumpulkan kembali) keluarganya dan (Kami tambahkan) kepada mereka sebanyak mereka
pula sebagai rahmat dari Kami dan pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai pikiran. Dan
ambillah dengan tanganmu seikat (rumput), maka pukullah dengan itu dan janganlah kamu
melanggar sumpah. Sesugguhnya Kami mendapati dia (Ayuh) seorang yang sabar. Dialah
sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia sangat taat (hepada Tuhannya)." (QS. Shad: 41-44)
Bagaimana kita memahami perkataan Nabi Ayub, "Sesungguhnya aku diganggu setan dengan
kepayahan dan siksaan.?" Nabi Ayub ingin mengadukan kepada Tuhannya perihal keberanian
setan padanya di mana setan membayangkan bahwa ia dapat mengganggunya. Nabi Ayub
tidak percaya bahwa sakit yang dideritanya adalah datang karena pengaruh setan.
Demikianlah pemahaman yang sesuai dengan kemaksuman para nabi dan kesempumaan
mereka. Allah SWT memerintahkan beliau untuk mandi di salah satu mata air di gunung. Allah
SWT memerintahkannya agar beliau minum dari mata air ini. Kemudian Nabi Ayub
melaksanakan perintah ini dan mandi serta minum. Belum lama beliau minum pada tegukan
yang terakhir sehingga beliau merasakan sehat dan sembuh total dari penyakitnya. Kemudian
suhu panas dalam tubuhnya pun kembali normal seperti biasanya. Allah SWT memberikan
kepada Ayub dan keluarganya dan orang-orang yang seperti mereka suatu rahmat dari sisi-Nya
sehingga Nabi Ayub tidak kembali sendirian. Allah SWT memberinya berlipat-lipat kekayaan
dan kemuliaan dari sisi-Nya sehingga Ayub tidak menjadi fakir.
Nabi Ayub kembali mendapatkan kesehatannya setelah lama merasakan penderitaan dan sakit;
Nabi Ayub bersyukur kepada Allah SWT. Beliau telah bersumpah untuk memukul istrinya
sebanyak seratus pukulan dengan tongkat ketika beliau sembuh. Sekarang beliau sembuh
maka Allah SWT mengetahui bahwa beliau tidak bermaksud untuk memukul istrinya. Namun
agar beliau tidak sampai melanggar janjinya dan sumpahnya, Allah SWT memerintahkannya
agar segera mengumpulkan seikat ranting dari bunga Raihan yang berjumlah seratus dan
hendaklah beliau memukulkan itu kepada istrinya dengan sekali pukulan. Dengan demikian,
beliau telah memenuhi sumpahnya dan tidak berbohong. Allah SWT membalas kesabaran
Ayub dan memujinya dalam Al-Qur'an sebagaimana firman-Nya:
"Sesungguhnya Kami dapati dia (Ayub) seorang yang sabar. Dialah sebaik-baik hamba.
Sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhannya)." (QS. Shad: 44)
10 16. Sebilah Pedang Mustika Liang Ie Shen m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
KISAH NABI YUNUS Beliau adalah Nabi yang mulia yang bemama Yunus bin Mata. Nabi Muhammad saw berkata:
"Janganlah kalian membanding-bandingkan aku atas Yunus bin Mata."
Mereka menamakannya Yunus, Dzun Nun, dan Yunan. Beliau adalah seorang Nabi yang mulia
yang diutus oleh Allah SWT kepada kaumnya. Beliau menasihati mereka dan membimbing
mereka ke jalan kebenaran dan kebaikan; beliau mengingatkan mereka akan kedahsyatan hari
kiamat dan menakut-nakuti mereka dengan neraka dan mengiming-imingi mereka dengan
surga; beliau memerintahkan mereka dengan kebaikan dan mengajak mereka hanya
menyembah kepada Allah SWT.
Nabi Yunus senantiasa menasihati kaumnya namun tidak ada seorang pun yang beriman di
antara mereka. Datanglah suatu hari kepada Nabi Yunus di mana beliau merasakan
keputusasaan dari kaumnya. Hatinya dipenuhi dengan perasaan marah pada mereka namun
mereka tidak beriman. Kemudian beliau keluar dalam keadaan marah dan menetapkan untuk
meninggalkan mereka. Allah SWT menceritakan hal itu dalam firman-Nya:
"Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia
menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya) maka ia menyeru
dalam keadaan yang sangat gelap: 'Bahwa tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain
Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang lalim.'" (QS. alAnbiya':
87) Tidak ada seorang pun yang mengetahui gejolak perasaan dalam diri Nabi Yunus selain Allah
SWT. Nabi Yunus tampak terpukul dan marah pada kaumnya. Dalam keadaan demikian, beliau
meninggalkan kaumnya. Beliau pergi ke tepi laut dan menaiki perahu yang dapat
memindahkannya ke tempat yang lain. Allah SWT belum mengeluarkan keputusan-Nya untuk
meninggalkan kaumnya atau bersikap putus asa dari kaumnya. Yunus mengira bahwa Allah
SWT tidak mungkin menurunkan hukuman kepadanya karena ia meninggalkan kaumnya. Saat
itu Nabi Yunus seakan-akan lupa bahwa seorang nabi diperintah hanya untuk berdakwah di
jalan Allah SWT. Namun keberhasilan atau tidak keberhasilan dakwah tidak menjadi
tanggungjawabnya. Jadi, tugasnya hanya berdakwah di jalan Allah SWT dan menyerahkan
sepenuhnya masalah keberhasilan atau ketidakberhasilannya terhadap Allah SWT semata.
Terdapat perahu yang berlabuh di pelabuhan kecil. Saat itu matahari tampak akan tenggelam.
Ombak memukul tepi pantai dan memecahkan batu-batuan. Nabi Yunus melihat ikan kecil
sedang berusaha untuk melawan ombak namun ia tidak mengetahui apa yang dilakukan. Tibatiba
datanglah ombak besar yang memukul ikan itu dan menyebabkan ikan itu berbenturan
dengan batu. Melihat kejadian ini, Nabi Yunus merasakan kesedihan. Nabi Yunus berkata
dalam dirinya: "Seandainya ikan itu bersama ikan yang besar barangkali ia akan selamat.
Kemudian Nabi Yunus mengingat-ingat kembali keadaannya dan bagaimana beliau
meninggalkan kaumnya. Akhirnya, kemarahan dan kesedihan beliau bertambah.
Nabi Yunus pun menaiki perahu dalam keadaan guncang jiwanya. Beliau tidak mengetahui
bahwa beliau lari dari ketentuan Allah SWT menuju ketentuan Allah SWT yang lain; beliau tidak
membawa makanan dan juga kantong yang berisi bawaan atau perbekalan, dan tidak ada
seorang pun dari teman-temannya yang menemaninya; beliau benar-benar sendirian; beliau
melangkahkan kakinya di atas permukaan perahu.
Si nahkoda perahu bertanya kepadanya: "Apa yang engkau inginkan?" Mendengar pertanyaan
itu, Nabi Yunus pun bangkit: "Saya ingin untuk bepergian dengan perahu-perahu kalian.
Apakah kita berlayar dalam waktu yang lama?" Nabi Yunus menampakkan suara yang penuh
kemarahan, rasa takut, dan kegelisahan. Nahkoda itu berkata sambil mengangkat kepalanya:
"Kita akan berlayar meskipun air tampak sedang pasang." Nabi Yunus berkata dengan
mencoba sabar dan menyembunyikan kegelisahannya: "Tidakkah engkau mendahului agar
jangan sampai pasang itu terjadi wahai tuanku?" Si nahkoda berkata: "Laut kita biasanya
11 16. Sebilah Pedang Mustika Liang Ie Shen m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
terkena pasang, maka ia akan segera mereda ketika melihat seorang musafir yang mulia."
Yunus bertanya: "Aku akan pergi bersama kalian dan berapa ongkos perjalanan?" Si nahkoda
menjawab: "Kami tidak menerima ongkos selain emas." Yunus berkata: "Tidak jadi masalah."
Nahkoda itu memperhatikan Nabi Yunus. Ia adalah seorang yang berpengalaman di mana ia
sering mondar-mandir dari satu pelabuhan ke pelabuhan yang lain. Seringnya ia mengunjungi
suatu tempat ke tempat yang lain menjadikannya seorang lelaki yang mampu menangkap
perasaan manusia. Nahkoda itu merasakan dan mengetahui bahwa Nabi Yunus lari dari
sesuatu. Nahkoda itu membayangkan bahwa Nabi Yunus melakukan suatu kesalahan tetapi ia
tidak berani untuk mengungkapkan kesalahan kepada pelakunya kecuali jika pelakunya
seorang yang bangkrut. Ia meminta kepada Nabi Yunus untuk membayar ongkos sebanyak tiga
kali lipat dari vang biasa dibayar musafir. Nabi Yunus saat itu merasakan kesempitan dalam
dadanya dan diliputi dengan kemarahan yang keras dan keinginan kuat untuk meninggalkan
negerinya sehingga ia pun memberikan apa yang diminta oleh si nahkoda.
Nahkoda itu memperhatikan kepingan-kepingan emas yang ada di tangannya dan ia menggigit
sebagaiannya dengan giginya. Barangkali ia akan menemukan potongan emas yang palsu
namun ia tidak menemukannya. Nabi Yunus hanya berdiri menyaksikan semua itu sementara
dadanya tampak terombang-ambing: terkadang naik dan terkadang turun laksana ayunan. Nabi
Yunus berkata: "Tuanku tentukan bagiku kamarku. Aku tampak letih dan ingin istirahat
sebentar." Si nahkoda berkata: "Memang itu tampak di raut wajahmu. Itu kamarmu," sambil ia
menunjuk dengan tangannya. Kemudian Nabi Yunus membaringkan diri di atas kasur dan
beliau berusaha untuk tidur tetapi usahanya itu sia-sia. Adalah gambar ikan kecil yang hancur
berbenturan dengan batu menyebabkan beliau tidak dapat tidur dengan tenang. Nabi Yunus
merasakan bahwa atap kamar akan jatuh menimpa dirinya. Akhirnya, Nabi Yunus tidur di atas
kasurnya di mana kedua bola matanya berputar-putar di atas atap kamar tetapi
pandanganpandangannya yang gelisah itu tidak menemukan tempat perlindungan. Tempat
tinggalnya di kamar itu dan atapnya dan sisi-sisinya tampak semuanya akan runtuh. Nabi Yunus pun mulai
mengeluh dan berkata: "Demikian juga hatiku yang tergantung dalam jiwaku."
Demikianlah, terjadi suatu pergulatan penderitaan yang hebat dalam diri Nabi Yunus saat ia
terbaring di atas ranjangnya. Penderitaan yang keras cukup memberatkannya sehingga beliau
pun bangkit kembali dari tempat tidurnya tanpa sebab yang dapat dipahami. Dan tibalah waktu
pasang. Perahu melemparkan tali-talinya. Kemudian perahu itu berjalan sepanjang siang dan ia
memecah airnya dengan tenang, dan angin pun bertiup padanya dengan sangat lembut dan
baik. Lalu kegelapan menyelimuti perahu itu dan tiba-tiba lautan pun berubah. Bertiuplah angin
yang cukup kencang yang sangat mengerikan yang nyaris menghancurkan perahu dan
bergolaklah ombak yang cukup dahsyat laksana orang yang kehilangan akalnya. Ombak itu
meninggi bagaikan gunung dan menurun bagaikan lembah.
Mulailah gelombang ombak menyapu permukaan perahu sehingga para awak perahu itu pun
mulai terkena air. Dan di belakang perahu itu terdapat ikan paus yang besar yang mulai
mengintai. Ia membuka mulutnya. Kemudian terdapat perintah kepada ikan paus itu untuk
bergerak menuju permukaan laut. Ikan paus itu menaati perintah dari Allah SWT dan ia segera
menuju permukaan laut. Ia mulai mengikuti perahu itu sebagaimana perintah yang diterimanya.
Angin yang keras tetap bertiup kemudian kepala perahu mengisyaratkan dengan tangannya
agar beban perahu dikurangi. Dan angin semakin bertiup kencang. Sementara itu, Nabi Yunus
merasakan ketakutan. Dalam tidurnya beliau melihat segala sesuatu berguncang di kamarnya.
Beliau berusaha berdiri tegak, tetapi tidak mampu. Kemudian kepala perahu berteriak dan
berkata: "Sungguh angin kencang bertiup tidak seperti biasanya. Bersama kita seseorang lelaki
yang salah sehingga karenanya angin ini bertiup dengan kencang. Kita akan melakukan undian
pada semua awak. Barangsiapa yang namanya keluar kami akan membuangnya ke lautan."
12 16. Sebilah Pedang Mustika Liang Ie Shen m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Nabi Yunus mengetahui bahwa ini adalah tradisi dari tradisi-tradisi yang biasa dilakukan oleh
awak perahu jika mereka menghadapi angin yang keras. Tetapi saat itu beliau terpaksa harus
meng-ikutinya. Episode penderitaan Nabi Yunus akan dimulai. Beliau adalah seorang Nabi
yang mulia tetapi harus tunduk pada hukum ala berhala yang menganggap bahwa lautan
mempunyai tuhan. Dengan kepercayaan itu, mereka meyakini bahwa bertiupnya angin yang
kencang akibat murka dari tuhan. Oleh karena itu, harus diadakan upaya untuk menenangkan
dan memuaskan tuhan-tuhan yang mereka yakini itu. Nabi Yunus pun terpaksa mengikuti
undian itu. Nama beliau dimasukkan bersama dengan nama penumpang lainya, dan
dilakukanlah undian. Yang keluar justru namanya. Lalu diadakan undian yang kedua, dan kali
ini pun yang keluar nama Nabi Yunus. Akhirnya, diadakan undian yang ketiga. Lagi-lagi yang
keluar nama Nabi Yunus. Kemudian ditetapkan bahwa Nabi Yunus harus dibuang ke lautan.
Saat itu para awak penumpang memperhatikan Nabi Yunus. Nabi Yunus mengetahui bahwa
beliau berbuat kesalahan ketika meninggalkan kaumnya dalam keadaan marah. Nabi Yunus
mengira bahwa Allah SWT tidak akan menurunkan hukuman padanya. Namun ia dianggap
salah karena meninggalkan kaumnya tanpa izin-Nya. Allah SWT memberikan pelajaran
kepadanya. Nabi Yunus berdiri di samping perahu dan melihat lautan yang dipenuhi dengan ombak yang
mengerikan. Dunia saat itu gelap dan di sana tidak ada cahaya bulan. Bintang-bintang
bersembunyi di balik kegelapan. Warna air tampak gelap dan hawa dingin menembus tulang.
Alhasil, air menutupi segala sesuatu. Kemudian nahkoda perahu berteriak: "Lompatlah wahai
musafir yang misterius." Tiupan angin semakin kencang. Nabi Yunus berusaha menjaga
keseimbangannya, dan beliau menampakkan keberaniannya saat ingin terjun ke lautan. Nabi
Yunus pun terjun dan berada di permukaan lautan laksana sampang yang mengambang. Ikan
paus berada di depannya. Ikan itu mulai tersenyum karena Allah SWT telah mengirim padanya
makanan malam. Kemudian ikan itu menangkap Nabi Yunus di tengah-tengah ombak.
Kemudian ikan itu kembali ke dasar lautan. Ikan itu kembali dalam keadaaan puas setelah
memenuhi perutnya. Nabi Yunus sangat terkejut ketika mendapati dirinya dalam perut ikan. Ikan itu membawanya ke
dasar lautan dan lautan membawanya ke kegelapan malam. Tiga kegelapan: kegelapan di
dalam perut ikan, kegelapan di dasar lautan, dan kegelapan malam. Nabi Yunus merasakan
bahwa dirinya telah mati. Beliau mencoba menggerakan panca inderanya dan anggota
tubuhnya masih bergerak. Kalau begitu, beliau masih hidup. Beliau terpenjara dalam tiga
kegelapan. Yunus mulai menangis dan bertasbih kepada Allah. Beliau mulai melakukan perjalanan menuju
Allah saat beliau terpenjara di dalam tiga kegelapan. Hatinya mulai bergerak untuk bertasbih
kepada Allah, dan lisannya pun mulai mengikutinya. Beliau mengatakan: "Tiada Tuhan selain
Engkau ya Allah. Wahai Yang Maha Suci. Sesungguhnya aku termasuk orang yang
menganiaya diri sendiri." (QS. Hud: 87)
Ketika terpenjara di perut ikan, beliau tetap bertasbih kepada Allah SWT. Ikan itu sendiri tampak
kelelahan saat harus berenang cukup jauh. Kemudian ikan itu tertidur di dasar lautan.
Sementara itu, Nabi Yunus masih bertasbih kepada Allah SWT. Beliau tidak henti-hentinya
bertasbih dan tidak henti-hentinya menangis. Beliau tidak makan, tidak minum, dan tidak
bergerak. Beliau berpuasa dan berbuka dengan tasbih. Ikan-ikan yang lain dan tumbuhtumbuhan
dan semua makhluk yang hidup di dasar lautan mendengar tasbih Nabi Yunus.
Tasbih itu berasal dari perut ikan paus ini. Kemudian semua makhluk-makhluk itu berkumpul di
sekitar ikan paus itu dan mereka pun ikut bertasbih kepada Allah SWT. Setiap dari mereka
bertasbih dengan caranya dan bahasanya sendiri.
Ikan paus yang memakan Nabi Yunus itu terbangun dan mendengar suara-suara tasbih begitu
riuh dan gemuruh. Ia menyaksikan di dasar lautan terjadi suatu perayaan besar yang dihadiri
13 16. Sebilah Pedang Mustika Liang Ie Shen m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
oleh ikan-ikan dan hewan-hewan lainya, bahkan batu-batuan dan pasir semuanya bertasbih
kepada Allah SWT dan ia pun tidak ketinggalan ikut serta bersama mereka bertasbih kepada
Allah SWT. Dan ia mulai menyadari bahwa ia sedang menelan seorang Nabi. Ikan paus itu
merasakan ketakutan tetapi ia berkata dalam dirinya mengapa aku takut" Bukankah Allah SWT
yang memerintahkan aku untuk memakannya. Nabi Yunus tetap tinggal di perut ikan selama
beberapa waktu yang kita tidak mengetahui batasannya. Selama itu juga beliau selalu
memenuhi hatinya dengan bertasbih kepada Allah SWT dan selalu menampakkan penyesalan
dan menangis: "Tiada Tuhan selain Engkau ya Allah Yang Maha Suci. Sesungguhnya aku
termasuk orang yang menganiaya diri sendiri." Allah SWT melihat ketulusan taubat Nabi Yunus.
Allah SWT mendengar tasbihnya di dalam perut ikan. Kemudian Allah SWT menurunkan
Kisah Para Nabiallah di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
perintah kepada ikan itu agar mengeluarkan Yunus ke permukaan laut dan membuangnya di
suatu pulau yang ditentukan oleh Allah SWT.
Ikan itu pun menaati perintah Ilahi. Tubuh Nabi Yunus merasakan kepanasan di perut ikan.
Beliau tampak sakit, lalu matahari bersinar dan menyentuh badannya yang kepanasan itu.
Beliau berteriak karena tidak kuatnya menahan rasa sakit namun beliau mampu menahan diri
dan kembali bertasbih. Kemudian Allah SWT menumbuhkan pohon Yaqthin, yaitu pohon yang
daun-daunnya lebar yang dapat melindungi dari sinar matahari. Dan Allah SWT
menyembuhkannya dan mengampuninya. Allah SWT memberitahunya bahwa kalau bukan
karena tasbih yang diucapkannya niscaya ia akan tetap tinggal di perut ikan sampai hari kiamat.
Allah SWT berfirman: "Sesungguhnya Yunus beriar-benar salah seorang rasul. (Ingatlah) ketika ia lari ke kapal yang
penuh muatan, kemudian ia ikut berundi lalu dia termasuk orang-orang yang kalah dalam
undian. Maka ia ditelan oleh ihan besar dalam keadaan tercela. Maka kalau sekiranya ia tidak
termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah, niscaya ia akan tetap tinggal di perut ikan
itu sampai hari berbangkit. Kemudian Kami lemparkan dia ke daerah yang tandus, sedang ia
dalam keadaan sakit. Dan kami tumbuhkan untuk dia sebatang pohon dari jenis labu. Dan Kami
utus dia kepada seratus orang atau lebih. Lalu mereka beriman, karena itu Kami anugerahkan
kenikmatan hidup kepada mereka hingga waktu yang tertentu." (QS. ash-Shaffat: 139-148)
"Dan (ingatlah kisah) Dzunnun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu mereka
menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), maka ia menyeru
dalam keadaan yang sangat gelap: 'Bahwa tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain
Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah orang-orang yang lalim.' Maka Kami
telah memperkenankan doanya dan menyelamatkannya dari kedukaan. Dan demikianlah Kami
selamatkan orang-orang yang beriman." (QS. al-Anbiya': 87-88)
Kita sekarang ingin membahas masalah yang menurut ulama disebut sebagai dosa Nabi
Yunus. Apakah Nabi Yunus melakukan suatu dosa dalam pengertian yang hakiki, dan apakah
para nabi memang berdosa" Jawabannya adalah: Para nabi adalah orang-orang yang maksum
tetapi kemaksuman ini tidak berarti bahwa mereka tidak melakukan sesuatu yang menurut Allah
SWT itu pantas mendapatkan celaan (hukuman). Jadi masalahnya agak relatif. Menurut orangorang
yang dekat dengan Allah SWT: Kebaikkan orang-orang yang baik dianggap keburukaan
bagi al-Muqarrabin (orang-orang yang dekat dengan Allah SWT). Ini memang benar. Sekarang,
marilah kita amati kasus Nabi Yunus. Beliau meninggalkan desanya yang banyak dipenuhi oleh
orang-orang vang menentang. Seandainya ini dilakukan oleh orang biasa atau oleh orang yang
saleh selain Nabi Yunus maka hal itu merupakan suatu kebaikan dan karenanya ia diberi
pahala. Sebab, ia berusaha menyelamatkan agamanya dari kaum yang durhaka. Tetapi Nabi
Yunus adalah seorang Nabi yang diutus oleh Allah SWT kepada mereka. Seharusnya ia
menyampaikan dakwah di jalan Allah SWT dan ia tidak peduli dengan hasil dakwahnya. Tugas
beliau hanya sekadar menyampaikan agama. Keluarnya beliau dari desa itu - dalam kacamata
para nabi - adalah hal yang mengharuskan datangnya pelajaran dari Allah SWT dan hukumanNya
14 16. Sebilah Pedang Mustika Liang Ie Shen m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
padanya. Allah SWT memberikan suatu pelajaran kepada Yunus dalam hal dakwah di jalan-Nya. Allah
SWT mengutusnya hanya untuk berdakwah. Inilah batasan dakwahnya dan beliau tidak perlu
peduli dengan kaumnya yang tidak mengikutinya dan karena itu beliau tidak harus menjadi
sedih dan marah. Nabi Luth tetap tinggal di kaumnya meskipun selama bertahun-tahun
berdakwah beliau tidak mendapati seorang pun beriman. Meskipun demikan, Nabi Luth tidak
meninggalkan mereka. Ia tidak lari dari keluarganya dan dari desanya. Beliau tetap berdakwah
di jalan Allah SWT sehingga datang perintah Allah SWT melalui para malaikat-Nya yang
mengizinkan beliau untuk pergi. Saat itulah beliau pergi. Seandainya beliau pergi sebelumnya
niscaya beliau akan mendapatkan siksaan seperti yang diterima oleh Nabi Yunus. Jadi, Nabi
Yunus keluar tanpa izin. Lalu perhatikan apa yang terjadi pada kaumnya. Mereka telah beriman
setelah keluamya Nabi Yunus. Allah SWT berfirman:
"Dan mengapa tidak ada penduduk suatu kota yang beriman, lalu imannya itu bermanfaat
kepadanya selain kaum Yunus" Tatkala mereka (kaum Yunus itu) beriman, Kami hilangkan dari
mereka azab yang menghinakan dalam kehidupan dunia, dan Kami beri kesenangan kepada
mereka sampai waktu yang tertentu." (QS. Yunus: 98)
Demikianlah, desa Nabi Yunus beriman. Seandainya ia tetap tinggal bersama mereka niscaya
ia akan mengetahuinya dan hatinya menjadi tenang serta kemarahannya akan menjadi hilang.
Tampaknya beliau tergesa-gesa dan tentu sikap tergesa-gesa ini berangkat dari keinginannya
agar manusia beriman. Usaha Nabi Yunus untuk meninggalkan mereka adalah sebagai
ungkapan kebenciannya kepada mereka atas ketidakimanan mereka. Maka Allah SWT
menghukumnya dan mengajarinya bahwa tugas seorang nabi hanya menyampaikan agama.
Seorang nabi tidak dibebani urusan keimanan manusia; seorang nabi tidak bertanggung jawab
atas pengingkaran manusia; dan seorang nabi tidak dapat memberikan hidayah (petunjuk)
kepada mereka. . KISAH NABI MUSA DAN NABI HARUN AS
Yakub atau Israil tinggal di Mesir sejak ia datang untuk bertemu dengan anaknya, Yusuf. Ketika
beliau wafat mereka menguburnya di tempat di mana ia dilahirkan di Palestina. Anak-anak Israil
lebih memilih untuk hidup di Mesir di sisi Yusuf. Keadaan Mesir, kebaikannya yang banyak,
kelayakan tanahnya, dan keharmonisan iklimnya merupakan daya tarik tersendiri bagi mereka
untuk tinggal di dalamnya. Anak-anak Israil tinggal di Mesir dalam tempo yang lumayan. Mereka
menikah sehingga jumlah mereka bertambah banyak. Berlalulah tahun demi tahun dan
kemudian Nabi Yusuf meninggal. Nabi Yusuf telah mengubah Islam saat beliau memegang
tampuk kekuasaan. Nabi Yusuf memperjuangkan Islam dan setiap nabi yang diutus oleh Allah
SWT pasti memperjuangkan agama Islam sejak Nabi Adam as sampai Nabi Muhammad saw.
Pengertian Islam di sini ialah, mengesakan Allah SWT dan hanya semata-mata menyembahNya,
meminta pertolongan kepada-Nya, dan berdoa kepada-Nya. Islam juga berarti
menyerahkan niat dan amal hanya semata-mata kepada Allah SWT. Demikianlah yang kita
pahami atau yang kita maksud dari kata al-Islam, bukan sistem sosial yang dibawa oleh Nabi
yang terakhir, yaitu Nabi Muhammad saw. Sistem ini merupakan kepanjangan dari sistemsistem
sosial yang dibawa para nabi. Jadi, esensi akidah satu dan tidak berbeda dari Nabi
Adam sampai Nabi Muhammad saw.
Ketika Nabi Yusuf menjadi penguasa di Mesir dan ketua para menteri agama di Mesir berubah
menjadi agama tauhid atau Islam. Nabi Yusuf as menyeru manusia untuk memeluk Islam saat
beliau ada di dalam penjara ketika beliau mengatakan:
"Manakah yang baik, tuhan-tuhan yang bermacam-macam itu ataukah Allah YangMaha Esa
lagi Maha PerkasaV (QS.Yusuf: 39)
Dan beliau berdoa pada suatu hari ketika mimpinya terwujud:
15 16. Sebilah Pedang Mustika Liang Ie Shen m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
"Wafatkanlah aku dalam keadaan Islam dan gabungkanlah aku dengan orang-orang yang
saleh. " (QS. Yusuf: 101)
Dan ketika Nabi Yusuf meninggal, Mesir mengubah sistem tauhid ke sistem multi tuhan untuk
kedua kalinya. Menurut dugaan kuat bahwa hal ini terwujud dengan adanya campur tangan
kelompok-kelompok elit yang berkuasa. Kelompok-kelompok elit ini - ketika di bawah agama
tauhid - mereka tidak mendapatkan suatu perlakukan istimewa atau dibedakan dengan
masyarakat umum, sehingga karenanya mereka mempunyai kepentingan untuk
mengembalikan sistem penyembahan multi tuhan. Kemudian masyarakat mengikuti sistem
penyembahan Fir'aun. Dan akhirnya, Mesir dipimpin keluarga-keluarga Fir'aun dan mereka
mengklaim bahwa mereka adalah tuhan atau wakil-wakil tuhan atau orang-orang yang
berbicara atas nama tuhan.
Pada dasarnya, masyarakat Mesir adalah masyarakat yang beradab. Mereka disibukkan
dengan pembangunan peradaban. Mereka memiliki kecenderungan keagamaan yang kuat. Dan
barangkali kelompok-kelompok dari masyarakat Mesir meyakini bahwa Fir'aun bukan tuhan
namun karena mereka mendapat tantangan keras dari Fir'aun dan Fir'aun tidak ingin dari
kaurnnya kecuali agar mereka menaatinya sehingga mereka pun terpaksa menyembunyikan
keimanan dalam diri mereka. Jadi, tuhan-tuhan berhala banyak sekali di Mesir. Hal yang bisa
dipahami adalah, bahwa Fir'aun menguasai semua macam tuhan dan ia mengisyaratkan
dengannya dan berbicara atas namanya. Yang demikian ini adalah sangat jelas di Mesir. Ketika
terdapat sistem multi tuhan di Mesir - meskipun masyarakatnya meyakini tuhan utama, yaitu
Fir'aun - kelompok elit yang berkuasa membatasi untuk hanya menyembah Fir'aun dan
melaksanakan perintah-perintahnya serta membenarkan tindakan semena-menanya. Kita akan
mengetahui dan kita akan membuka lembaran-lembaran Nabi Musa as bagaimana masyarakat
Mesir hidup di zamannya. Mayoritas masyarakat saat itu mendapatkan kehinaan yang luar
biasa dan diperlakukan secara lalim. Mereka harus taat sepenuhnya kepada Fir'aun. Mereka
selalu diancam oleh algojo-algojo Fir'aun dan para tentaranya.
Allah SWT menceritakan Fir'aun yang hidup di zaman Nabi Musa dalam firman-Nya:
"Maka dia mengumpulkan (pembesar-pembesarnya) lalu berseru memanggil kaumnya (seraya
berkata): 'Akulah Tuhanmu yang paling tinggi.'" (QS. an-Nazi'at: 23-24)
Manusia saat itu benar-benar tunduk terhadap pernyataan orang-orang kafir. Mereka menaati -
barangkali itu karena terpak-sa - perkataan Fir'aun. Mesir kembali menggunakan sistem multi
tuhan setelah sebelumnya disinari oleh tauhid yang disuarakan oleh Nabi Yusuf. Sementara itu,
anak-anak Yakub atau anak-anak Israil mereka telah menyimpang dari tauhid. Mereka
mengikuti orang-orang Mesir. Sedikit sekali dari keluarga mereka yang masih mempertahankan
agama tauhid secara tersembunyi.
Datanglah suatu masa atas Bani Israil di mana mereka semakin banyak dan semakin
menyebar. Mereka mengerjakan berbagai macam pekerjaan, dan mereka memenuhi pasarpasar
Mesir. Berlalulah hari demi hari. Mesir diperintah oleh seorang raja yang bengis di mana
orang-orang Mesir menyembahnya. Raja yang jahat ini melihat Bani Israil semakin banyak dan
semakin berkembang serta mengambil posisi-posisi penting. Raja mendengar pembicaraan
Bani Israil tentang berita yang samar di mana dalam berita itu dikatakan bahwa salah seorang
anak Bani Israil akan menjatuhkan Fir'aun Mesir dari singgasananya. Barangkali berita itu
berasal dari suatu mimpi dari mimipi-mimpi hidup atau mimpi nyata yang mengelilingi hati
kelompok minoritas yang tertindas, dan mungkin itu merupakan berita gembira yang tersebut
dalam kitab-kitab mereka. Apa pun halnya, berita ini telah sampai di telinga Fir'aun.
Kemudian Fir'aun mengeluarkan perintah yang aneh, yaitu jangan sampai seorang pun dari
Bani Israil yang melahirkan anak. Maksud dari perintah ini adalah, hendaklah setiap anak yang
lahir dari jenis laki-laki dibunuh. Aturan ini mulai diterapkan. Tapi para pakar ekonomi berkata
kepada Fir'aun: Orang-orang tua dari Bani Israil akan mati sesuai dengan ajal mereka,
16 16. Sebilah Pedang Mustika Liang Ie Shen m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
sedangkan anak-anak kecilnya disembelih maka ini akan berakhir pada hancurnya dan
binasanya Bani Israil namun Fir'aun akan kehilangan kekayaan dan aset manusia yang dapat
bekerja untuknya atau menjadi budak-budaknya dan wanita-wanita tidak dapat lagi dimilikinya.
Maka yang terbaik adalah, hendaklah dilakukan suatu proses sebagai berikut: Anak laki-laki
disembelih pada tahun yang pertama dan hendaklah mereka dibiarkan pada tahun berikutnya.
Fir'aun sependapat dengan pikiran ini karena itu dianggap lebih menguntungkan dari sisi
ekonomi. Ibu Musa mengandung Harun pada tahun di mana anak-anak kecil tidak dibunuh maka ia
melahirkannya secara terang-terangan. Ketika datang tahun yang ditetapkan di dalamnya
bahwa anak-anak kecil harus dibunuh, ia melahirkan Musa. Saat melahirkan Musa, sang ibu
merasakan ketakutan yang luar biasa. la mencemaskan bahwa jangan-jangan anaknya akan
dibunuh. Maka si ibu menyusuinya secara sembunyi-sembunyi. Kemudian datanglah suatu
malam yang penuh berkah di mana Allah SWT mewahyukan kepadanya:
"Dam Kami ilhamkan kepada ibu Musa: 'Susuilah dia dan apabila khawatir terhadapnya maka
jatuhkalah ia ke dalam sungai (Nil). Dan janganlah kamu khawatir danjanganlah (pula) bersedih
hati, karena sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya
(salah seorang) dari para rasul.'" (QS. al-Qashash: 7)
Mendengar wahyu Allah SWT itu dan mendengar panggilan yang penuh kasih sayang dan suci
ini, ibu Musa langsung menaatinya. Ia diperintahkan untuk membuat peti kecil bagi Musa.
Setelah menyusuinya, ia meletakkannya di peti itu. Kemudian ia pergi ke tepi sungai Nil dan
membuangnya di atas air. Hati sang ibu adalah hati yang paling pengasih di dunia. Hatinya
dipenuhi penderitaan saat ia melemparkan anaknya di sungai Nil, tetapi ia menyadari bahwa
Allah SWT lebih Pengasih terhadap Musa dibandingkan dengan dirinya. Allah SWT lebih
mencintainya dibandingkan dengan dirinya. Allah SWT adalah Tuhannya dan Tuhan sungai Nil.
Belum lama peti itu menyentuh sungai Nil sehingga sang Pencipta mengeluarkan perintah
kepada arus sungai agar menjadi tenang dan bersikap lembut terhadap bayi yang dibawanya
yang pada suatu hari akan menjadi Nabi. Sebagaimana Allah SWT memerintahkan kepada api
agar menjadi dingin dan membawa keselamatan bagi Nabi Ibrahim, begitu juga Allah SWT
memerintahkan kepada sungai Nil agar membawa Musa dengan tenang dan penuh kelembutan
sehingga menyerahkannya ke istana Fir'aun. Air sungai nil membawa peti yang mulia ini ke
istana Fir'aun. Di sana ombak menyerahkannya kepada tepi pantai kemudian ia mewasiatkan
kepada tepi pantai itu. Dan angin berkata kepada rumput yang tidur di sisi peti: Jangan engkau
banyak bergerak karena Musa sedang tidur. Rumput itu pun menaati perintah angin dan Musa
tetap tidur. Pada hari itu, matahari menyinari istana Fir'aun. Istri Fir'aun keluar berjalanjalan di kebun istana
sebagaimana biasanya. Kita tidak mengetahui apa gerangan yang menjadikannya berjalanjalan dan
menempuh jarak yang lebih jauh dari yang biasa di tempuhnya.
Istri Fir'aun berbeda sekali dengan Fir'aun. Fir'aun adalah seorang kafir sementara istrinya
adalah seorang yang beriman. Fir'aun adalah seorang yang keras kepala sementara istrinya
adalah seorang yang penyayang. Fir'aun adalah seorang penjahat sementara istrinya adalah
seorang yang lembut dan penuh cinta. Di samping itu, istrinya merasakan kesedihan yang
dalam karena ia belum mampu melahirkan anak. Ia merindukan untuk mendapatkan anak. Istri
Fir'aun berhenti di sisi kebun kemudian bau harum yang datang dari pohon itu menyebarkan
perasaan sedih akan rasa kesendirian. Pada saat yang sama, wanita-wanita yang
membantunya sudah memenuhi tempat-tempat air yang diambil dari sungai. Tiba-tiba mereka
mendapati peti di sisi kaki mereka. Mereka membawa peti itu seperti semula ke istri Fir'aun. Ia
memerintahkan untuk membukanya lalu mereka pun membukanya. Betapa terkejutnya istri
Fir'aun ketika melihat Musa di dalamnya. Maka ia pun merasakan bahwa ia mencintainya
17 16. Sebilah Pedang Mustika Liang Ie Shen m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
seperti anaknya sendiri. Allah SWT menaruh dalam hatinya rasa cinta kepada Musa sehingga
air matanya berlinang. Kemudian ia membawa peti mati itu. Istri Fir'aun membolak-balikkan Musa sambil menangis.
Musa terbangun dan ia pun menangis. Musa tampak lapar ia membutuhkan air susu pagi dan
tetap menangis. Fir'aun duduk di atas meja makan. Ia menantikan istrinya namun yang
ditunggu belum hadir. Fir'aun mulai marah dan mencarinya. Tiba-tiba ia dikagetkan dengan
kedatangan istrinya dengan membawa Musa. Istri Fir'aun tampak sangat menyayanginya. Ia
terus menciuminya dan air matanya berlinangan. Fir'aun bertanya, "dari mana datangnya anak
kecil ini?" Kemudian mereka menceritakan kepadanya bahwa mereka menemukannya di
sebuah peti di tepi sungai. Fir'aun berkata: "Ini adalah salah satu anak Bani Israil. Sesuai
dengan peraturan, anak-anak yang lahir tahun ini harus dibunuh." Mendengar keputusan
Fir'aun itu, istri Fir'aun berteriak dan ia mendekap Musa lebih keras:
"Dan berkatalah istri Fir'aun: '(Ia) adalah penyejuk mata hati bagiku dan bagimu. Janganlah
kamu membunuhnya, mudah-mudahan ia bermanfaat hepada kita atau kita ambil iajadi anak.'"
(QS. al-Qashash: 9) Fir'aun tampak keheranan sekali melihat aksi istrinya yang mendekap anak kecil yang mereka
temukan di tepi sungai. Fir'aun tampak tercengang karena istrinya menangis dengan gembira di
mana Fir'aun tidak pernah mendapati istrinya menangis karena gembira seperti ini. Fir'aun
mulai mengetahui bahwa istrinya menyayangi anak ini seperti anaknya sendiri. Fir'aun berkata
dalam dirinya: Barangkali ia ingat bahwa ia tidak mampu melahirkan anak dan menginginkan
anak ini. Akhirnya, Fir'aun sepakat atas apa yang dikatakan oleh istrinya. Fir'aun memenuhi
keinginannya dan menyetujuinya untuk mendidik anak ini di istananya.
Ketika mendengar persetujuan Fir'aun, tampaklah keceriaan yang luar biasa pada wajah
istrinya. Fir'aun belum pernah menyaksikan keceriaan seperti ini. Fir'aun telah menghadirkan
berbagai macam hadiah kepadanya, juga perhiasan dan budak tetapi ia belum pernah
tersenyum meskipun sekali. Fir'aun menyangka bahwa istrinya tidak mengerti arti sebuah
senyuman. Dan sekarang, Fir'aun melihat sendiri wajahnya dipenuhi dengan senyum
keceriaan. Sementara itu, Musa mulai menangis karena lapar. Istri Fir'aun mengetahui bahwa
Musa sedang lapar. Ia berkata kepada Fir'aun: "Anakku yang kecil sedang lapar." Fir'aun
berkata: "Datangkanlah kepadanya para wanita yang menyusui." Kemudian didatangkanlah
kepadanya seorang wanita yang menyusui dari istana. Wanita itu mencoba untuk menyusui
Musa tetapi apa yang terjadi" Musa menolaknya. Lalu didatangkan wanita yang kedua sampai
ketiga dan sampai kesepuluh tetapi Musa tetap menangis dan tidak ingin menyusu kepada
seorang pun di antara mereka. Melihat kenyataan itu, istri Fir'aun menangis karena tidak tahan
melihat penderitaan anak kecil itu. Ia tidak mengetahui apa yang harus dilakukannya.
Bukan hanya istri Fir'aun satu-satunya yang merasa sedih dan menangis, ibu Musa adalah
wanita lain yang merasa sedih dan menangis. Ketika ia melemparkan Musa ke sungai Nil, ia
merasa bahwa ia sedang melemparkan buah hatinya di sungai. Lalu peti yang dilemparkan itu
hilang dibawa oleh air sungai dan beritanya pun tersembunyi. Dan ketika datang waktu pagi, ibu
Musa merasakan kesedihan yang selalu menghantuinya. Hampir saja ia pergi ke istana Fir'aun
untuk mendapatkan berita tentang anaknya kalau bukan karena Allah SWT menarah
kedamaian dalam hatinya sehingga ia menyerahkan urusan anaknya kepada Allah SWT.
Alhasil, ia berkata kepada saudara perempuan Musa: "Pergilah dengan tenang ke istana Fir'aun
dan berusahalah untuk mendapatkan berita tentang Musa dan hendaklah engkau hati-hati agar
jangan sampai mereka mengetahuimu." Kemudian saudara perempuan Musa pergi dengan
tenang. Akhirnya, ia mendengarkan kisah tentang Musa secara sempurna. Ia melihat Musa dari
kejauhan dan mendengarkan suara tangisannya. Ia melihat mereka dalam keadaan
kebingungan di mana mereka tidak mengetahui bagaimana menyusuinya. Ia mendengar bahwa
Musa menolak setiap wanita yang mencoba menyusuinya.
18 16. Sebilah Pedang Mustika Liang Ie Shen m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Saudara perempuan Musa berkata kepada para pengawal Fir'aun: "Apakah kalian mau aku
tunjukkan suatu keluarga yang dapat menyusuinya dan dapat mengasuhnya." Istri Fir'aun
menjawab: "Seandainya engkau dapat membawa kepada kami wanita yang dapat menyusuinya
dan dapat mengasuhnya niscaya kami akan memberimu hadiah yang besar. Yakni sesuatu
yang engkau inginkan akan kami penuhi." Lalu saudara perempuan Musa itu kembali dan
menghadirkan ibunya. Si ibu menyusuinya dan Musa pun menyusu dengan tenang. Melihat hal
itu, istri Fir'aun sangat gembira dan berkata: "Bawalah dia sehingga masa penyusuannya
Kisah Para Nabiallah di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
selesai, lalu kembalikanlah dia kepada kami dan kami akan memberimu suatu balasan yang
besar atas penyusuan dan pendidikan yang engkau berikan."
Demikianlah Allah SWT mengembalikan Musa kepada ibunya agar ia merasa gembira dan
hatinya menjadi tenang dan tidak bersedih serta agar ia mengetahui bahwa janji Allah SWT
benar dan bahwa perintah-Nya dan ketentuan-Nya pasti terlaksana meskipun banyak rintangan
dan tantangan. Allah SWT berfirman:
"Dan menjadi kosonglah hati ibu Musa. Sesungguhnya hampir saja ia menyatakan rahasia
tentang Musa, seandainya tidak Kami teguhkan hatinya, supaya ia termasuk orang-orang yang
percaya (kepada janji Allah). Dan berkatalah ibu Musa kepada saudara Musa yang perempuan:
'Ikutilah dia.' Maka helihatanlah olehnya Musa dari jauh, sedang mereka tidak mengetahuinya,
dam Kami cegah Musa dari menyusu kepada perempuan-perempuan yang mau menyusui(nya)
sebelum itu; maka berkatalah saudara Musa: 'Maukah kamu ahu tunjukkan kepadamu ahlubait
yang akan memeliharanya untukmu dan mereha dapat berlaku baik kepadanya"'. Maka Kami
kembalikan Musa kepada ibunya, supaya senang hatinya dan tidak berduka cita dan supaya ia
mengetahui bahwa janji Allah itu adalah benar, tetapi kebanyakan manusia tidak
mengetahuinya." (QS. al-Qashash: 10-13) Ibu Musa menyempurnakan penyusuan lalu menyerahkannya ke rumah Fir'aun. Saat itu Musa
disenangi dan disukai semua orang. Allah SWT berfirman:
Dan Aku telah (http://cerita-silat.mywapblog.com)
1917. Sepasang Golok Mustika Chin Yung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
http://cerita-silat.mywapblog.com ( Saiful Bahri - Seletreng - Situbondo )
melimpahkan kepadamu kasih sayang yang datang dari-Ku; dan supaya kamu
diasuh di bawah pengawasan-Ku." (QS.Thaha: 39)
Tiada seorang pun yang melihat Musa kecuali ia akan mencintainya. Musa dididik di istana
terbesar di bawah bimbingan dan penjagaan Allah SWT. Pendidikan Musa dimulai di rumah
Fir'aun di mana di dalamnya terdapat ahli pendidikan dan para pengajar. Mesir saat itu
merupakan negara yang besar di dunia dan Fir'aun sebagai raja yang paling kuat. Karena itu,
secara sederhana Fir'aun rnampu mengumpulkan para pakar pendidikan dan para
cendekiawan. Demikianlah hikmah Allah SWT berkehendak agar Musa terdidik di bawah
pendidikan yang besar dan ditangani pakar-pakar pendidikan yang terlatih. Ironisnya, hal ini
terjadi di rumah musuhnya yang pada suatu hari nanti akan hancur di tangannya, sebagai
bentuk pelaksanaan dari perintah Allah SWT.
Musa tumbuh di rumah Fir'aun. Beliau mempelajari ilmu hisab, ilmu bangunan, ilmu kimia, dan
bahasa. Beliau tidur di bawah bimbingan agama. Oleh karena itu, Musa tidak mendengar
omongan kosong yang dikatakan oleh pendidik tentang ketuhanan Fir'aun. Jarang sekali ia
mendengar bahwa Fir'aun adalah tuhan. Beliau pun menepis pernyataan dan anggapan ini.
Beliau tinggal bersama Fir'aun di satu rumah. Beliau mengetahui lebih daripada orang lain
bahwa Fir'aun hanya sekadar manusia biasa tetapi ia orang yang lalim. Musa mengetahui
bahwa ia bukanlah anak dari Fir'aun. Beliau adalah salah seorang dari Bani Israil. Beliau
menyaksikan bagaimana pengawal-pengawal Fir'aun dan para pengikutnya menindas Bani
Israil. Akhirnya, Musa tumbuh besar dan mencapai kekuatannya.
Ketika para pengawal lalai darinya, Musa memasuki kota. Musa berjalan-jalan di sekitar kota.
Kemudian Musa mendapati seorang lelaki dari pengikut Fir'aun yang sedang berkelahi dengan
seseorang dari Bani Israil. Lalu seseorang yang lemah dari kedua orang itu meminta tolong
kepadanya. Musa pun turut campur dalam urusan itu. Musa mendorong dengan tangannya
seorang lelaki yang berbuat aniaya itu. Ternyata Musa membunuhnya. Saat itu Musa memang
terkenal sebagai orang yang kuat sampai pada batas di mana dengan sekali pukul saja untuk
melerai musuhnya, ia justru membunuhnya. Tentu Musa tidak sengaja untuk membunuh orang
laki-laki itu. Tetapi apa yang terjadi" Lelaki itu tersungkur dan kemudian mati. Musa berkata
kepada dirinya: Ini adalah perbuatan setan. Sesungguhnya ia adalah musuh yang menyesatkan
dan nyata. Kemudian Musa berdoa kepada Tuhannya dan berkata: "Ya Tuhanku,
sesungguhnya aku telah menganiaya diriku maka ampunilah aku." Allah SWT pun
mengampuninya. Dia Maha Pengampun dan Maha Penyayang. Allah SWT berfirman:
"Dan setelah Musa sudah cukup umur dan sempurna akalnya, Kami berikan kepadanya hikmah
kenabian dan pengetahuan. Dan demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang
berbuat baik. Dan Musa masuk ke kota (Memphis) ketika penduduknya sedang lemah, maka
didapatinya di dalam kota itu dua orang laki-laki yang berkelahi; yang seorang dari golongannya
(Bani Israil) dan seorang lagi dari musuhnya (kaum Fir'aun). Maka orang yang dari golongannya
meminta pertolongan darinya, untuk mengalahkan orang yang dari musuhnya lalu Musa
meninjunya, dan matilah musuhnya itu. Musa berkata: 'Ini adalah perbuatan setan.
Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang menyesatkan lagi nyata (permusuhannya). Musa
berdoa: 'Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah menganiaya diriku sendiri karena itu ampunilah
aku.' Maka Allah mengampuninya, sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang. Musa berkata: 'Ya Tuhanku, demi nikmat yang telah Engkau anugerahkan
kepadaku, aku sekali-kali tiada akan menjadi penolong bagi orang-orang yang berdosa.'" (QS.
al-Qashash: 14-17) Kemudian Nabi Musa menjadi takut di tengah-tengah kota dan merasa terancam. Dalam ayat
itu digambarkan bagaimana Nabi Musa merasakan ketakutan di mana ia mengkhawatirkan
1 17. Sepasang Golok Mustika Chin Yung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
kejahatan akan datang padanya pada setiap langkahnya, dan ia begitu sensitif melihat gerakgerik di
sekitarnya. Nabi Musa saat itu menampakkan kegoncangan jiwa yang dahsyat.
Sebenarnya Nabi Musa hanya ingin mempertahankan dirinya saat menolong seseorang dari
Bani Israil. Ketika itu Nabi Musa mendorong dengan tangannya dan bertujuan memisahkan
orang Mesir dari orang Israil tetapi ia justru membunuhnya.
Dalam undang-undang positif dinyatakan bahwa pembunuhan semacam ini dianggap sebagai
pembunuhan karena keteledoran atau karena kesalahan bukan karena faktor kesengajaan
sehingga karenannya yang bersangkutan tidak akan mendapatkan suatu hukuman yang berat.
Biasanya orang yang melakukan pembunuhan tanpa sengaja akan mendapatkan keputusan
yang meringankannya karena ia membunuh tanpa kesengajaan. Tentu kejadian semacam ini
tidak dapat dianggap sebagai pembunuhan dengan sengaja karena yang bersangkutan tidak
ingin mencelakakan orang lain. Nabi Musa tidak memukul orang itu. Yang ia lakukan hanya
mendorongnya. Atau dengan kata lain, Nabi Musa hanya sekadar menyingkirkan orang
tersebut. Kita akan mengetahui bahwa Nabi Musa adalah cermin lain dari Nabi Ibrahim.
Keduaduanya dari kalangan ulul azmi, tetapi Nabi Ibrahim adalah cermin kesabaran dan
kelembutan sementara Nabi Musa adalah cermin dari kekuatan dan keperkasaan.
Musa menjadi takut dan terancam di tengah-tengah kota. Beliau berjanji di kemudian hari
bahwa beliau tidak akan lagi menjadi sahabat orang-orang yang berbuat jahat. Beliau tidak
akan lagi terlibat dalam pertengkaran dan permusuhan antara sesama penjahat. Di tengahtengah
perjalanannya, Musa dikagetkan ketika melihat orang yang ditolongnya kemarin saat ini
lagi-lagi memanggilnya dan minta tolong padanya. Lagi-lagi orang itu terlibat permusuhan dan
pertengkaran dengan seorang Mesir. Musa mengetahui bahwa orang Israil ini berbuat aniaya.
Musa mengetahui bahwa ia termasuk salah seorang preman di situ. Akhirnya, Musa berteriak di
depan wajah orang Israil itu sambil berkata: "Sungguh ternyata engkau adalah orang yang
jahat." Musa mengatakan demikian sambil mendorong keduanya dan ia melerai pertengkaran itu.
Orang Israil itu mengira bahwa Musa akan mencelakakannya maka ia diliputi rasa takut. Sambil
meminta kasih sayang kepada Musa, ia berkata: "Wahai Musa apakah engkau akan
membunuhku sebagaimana engkau membunuh orang yang kemarin. Apakah engkau ingin
menjadi seorang penguasa di muka bumi dan tidak ingin menjadi orang yang memperbaiki
bumi." Ketika mendengar orang Israil yang mengatakan demikian, Musa berhenti dan
amarahnya mereda. Musa mengingat apa yang dilakukannya kemarin dan bagaimana ia
meminta ampun dan bertaubat serta berjanji untuk tidak menjadi pembantu orang-orang yang
berbuat jahat. Musa kemudian kembali dan meminta ampun kepada Tuhannya.
Orang Mesir yang berkelahi dengan orang Israil itu mengetahui bahwa Musa adalah pembunuh
orang Mesir yang mayatnya mereka temukan kemarin. Petugas keamanan Mesir tidak berhasil
menyingkap kasus pembunuhan itu. Akhirnya, rahasia Musa tersingkap lalu seorang lelaki
Mesir yang beriman datang dari penjuru kota. Ia membisikkan kepada Musa bahwa ada suatu
rencana untuk membunuhnya. Ia menasehati Musa agar meninggalkan Mesir secepatnya.
Allah SWT berfirman: "Karena itu, jadilah Musa di kota itu merasa takut menunggu-nunggu dengan khawatir (akibat
perbuatannya), maka tiba-tiba orang yang meminta pertolongan kemarin berteriak meminta
pertolongan kepadanya. Musa berkata kepadanya: 'Sesungguhnya kamu benar-benar orang
yang sesat yang nyata (kesesatannya). Maka tat-kala Musa memegang dengan keras orang
yang menjadi musuh keduanya, musuhnya berkata: 'Hai Musa apakah kamu bermaksud untuk
membunuhku, sebagaimana kamu kemarin telah membunuh seorang manusia" Kamu tida
bermaksud melainkan hendak menjadi orang yang berbuat sewenang-wenang di negeri (ini),
dan tiadalah kamu hendak menjadi salah seorang dari orang-orang yang mengadakan
2 17. Sepasang Golok Mustika Chin Yung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
perdamaian.' Dan datanglah seorang laki-laki dari ujung kota tergesa-gesa seraya berkata: 'Hai
Musa, sesungguhnya pembesar sedang berunding tentang kamu. Sesungguhnya aku termasuk
orang-orang yang memberi nasihat kepadamu.'" (QS. al-Qashash: 18-20)
Allah menyembunyikan kepada kita nama laki-laki yang datang mengingatkan Musa itu. Tetapi
menurut hemat kami, ia adalah seorang lelaki Mesir yang tentu meiliki jabatan penting. Sesuai
dengan ayat tersebut, ia mengetahui adanya persengkongkolan untuk menyingkirkan Musa dari
kedudukan yang tinggi. Seandainya ia orang yang biasa-biasa saja maka orang itu tidak
mengenalnya. Orang itu mengetahui bahwa Musa tidak berhak untuk mendapatkan hukum
bunuh atas dosanya. Musa membunuh karena faktor kesalahan, bukan karena faktor
kesengajaan. Kesalahan semacam itu menurut undang-undang Mesir yang dahulu dihukum
dengan penjara. Lalu, mengapa timbul keinginan untuk membunuh Musa" Kalau kita
memperhatikan nasihat orang Mesir itu ter-hadap Musa maka kita akan menemukan
jawabannya. Yaitu perkataannya: "Para pembesar merencanakan persekongkolan untuk
menyingkirkanmu." Al-Mala' adalah para penguasa atau para pembesar yang bertanggung jawab pada keamanan.
Mereka menyiapkan persekongkolan untuk menyingkirkan Musa. Apa yang dilakukan oleh
Musa - kalau memang dianggap sebagai suatu kesalahan - adalah kejahatan biasa yang
hanya dituntut dengan hukuman penjara. Lalu siapakah yang membuat rencana yang demikian,
dan siapakah yang mendorong untuk melakukan persekongkolan untuk membunuhnya" Kami
kira bahwa kepala keamanan Mesir tidak menyukai Musa. Ia mengetahui bahwa Musa adalah
anggota Bani Israil. Ia mengetahui bahwa sampainya peti di istana Fir'aun merupakan suatu
rekayasa yang dirancang oleh musuh-musuhnya yang menginginkan kedudukannya. Ini berarti
karena keteledorannya dan ketelodaran anak-anak buahnya. Berapa kali orang itu menasihati
dan menganjurkan agar Musa dibunuh tetapi Fir'aun justru menampik pikiran itu. Dan ketika
datang saat yang ditentukan untuk membunuh Musa, Fir'aun justru tunduk terhadap istrinya
yang sangat mencintai Musa.
Akhirnya, kesempatan emas ada di depannya. Para pembantunya mengatakan kepadanya
bahwa Musalah yang membunuh orang Mesir yang mereka temukan jasadnya kemarin.
Selesailah urusan ini. Kemudian datanglah perintah dan kesempatan untuk membunuh Musa.
Orang-orang yang membenci Musa mulai mendapatkan angin kegembiraan di mana mereka
akan melihat Musa terbunuh, tetapi Allah SWT mengirim seorang Mesir yang baik untuk
mengingatkan Musa agar berlari dari kejaran orang-orang yang lalim.
Allah SWT berfirman: "Maka keluarlah Musa dari kota itu dengan rasa takut menunggu-nunggu dengan khawatir, dia
berdoa: 'Ya Tuhanku, selamatkanlah aku dari orang-orang yang lalim itu.'" (QS. al-Qashash: 21)
Musa meninggalkan kota dan menjadi orang yang terusir. Musa segera keluar dalam keadaan
takut dan sambil waspada Musa selalu berdoa dalam hatinya: "Ya Tuhanku, selamatkanlah aku
dari orang-orang yang lalim." Kaum itu memang benar-benar orang-orang yang lalim. Mereka
ingin menerapkan hukuman bagi pembunuh dengan sengaja atas Musa, padahal Musa tidak
melakukan selain berusaha memisahkan orang yang berkelahi tetapi dengan tidak sengaja ia
membunuhnya. Musa segera keluar dari Mesir. Beliau tidak lagi pergi ke istana Fir'aun dan
tidak mengganti pakaiannya, dan beliau tidak membawa makanan untuk perjalanan. Beliau
tidak membawa binatang tunggangan yang dapat mengantarkannya. Beliau tidak pergi
bersama suatu kafilah. Beliau langsung pergi ketika mendapatkan kabar dari seorang mukmin
yang mengingatkannya dari ancaman Fir'aun.
Musa melalui jalan yang tidak lazim dilalui orang biasa. Musa memasuki gurun dan ia menuju
ke suatu tempat yang di situ Allah SWT membimbingnya. Ini adalah pertama kalinya beliau
keluar dan mengarungi gurun pasir sendirian. Kemudian sampailah Musa di suatu tempat yang
bernama Madyan. Musa istirahat dan duduk-duduk di dekat sumur yang besar di mana di situ
3 17. Sepasang Golok Mustika Chin Yung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
orang-orang mengambil air untuk memberi minum kepada binatang-binatang tunggangan
mereka dan binatang-binatang gembalaan mereka. Musa tidak membawa makanan selain
daun-daun pohon. Musa minum dari sumur-sumur yang ditemukannya di tengah jalan.
Sepanjang peijalanan Musa merasakan ketakutan; jangan-jangan Fir'aun mengirim orang untuk
menangkapnya. Ketika Musa sampai di kota Madyan Musa berbaring di sisi pohon dan istirahat.
Musa merasa lapar dan keletihan. Sandal yang dipakainya tampak mulai rusak. Beliau tidak
mempunyai uang yang cukup untuk membeli sandal baru, dan beliau juga tidak mempunyai
uang yang cukup untuk membeli makanan dan minuman.
Nabi Musa memperhatikan kumpulan pengembala yang sedang mengambil air untuk
kambingkambing mereka. Musa ingat bahwa ia sedang lapar dan haus. Ia berkata dalam dirinya:
Aku tidak dapat memenuhi perutku dengan air selama aku tidak memiliki uang yang cukup untuk
membeli makanan. Musa berjalan menuju tempat air. Sebelum sampai, ia mendapati dua orang
perempuan yang sedang menyendirikan kambing-kambingnya agar jangan sampai tercampur
dengan kambing orang lain. Melalui ilham, Musa merasa bahwa kedua wanita itu membutuhkan
pertolongan. Musa lupa terhadap rasa hausnya, lalu beliau menuju ke arah mereka dan
bertanya, apakah ia dapat membantu mereka" Lalu seorang gadis yang paling tua berkata:
"Kami menunggu sampai selesainya para gembala itu mengambil air untuk binatang gembalaan
mereka." Musa bertanya: "Mengapa kalian tidak mengambil air sekarang?" Gadis yang paling
kecil berkata: "Kami tidak mampu untuk berdesak-desakan dengan kaum pria." Nabi Musa
keheranan karena mengetahui kedua gadis itu menggembala kambing. Seharusnya yang
mengembala kambing adalah kaum pria. Ini adalah tugas yang berat dan sangat melelahkan.
Musa bertanya: "Mengapa kalian mengembala kambing?" Masih kata gadis yang paling kecil:
"Orang tua kami sudah tua di mana kesehatannya tidak dapat membantunya untuk keluar dari
rumah dan mengembala kambing setiap hari." Musa berkata: "Kalau begitu, aku akan
membantu kalian untuk mengambil air tersebut."
Musa berjalan menuju tempat air. Musa mengetahui bahwa para pengembala meletakkan di
atas bibir air suatu batu besar yang tidak bisa digerakkan kecuali oleh sepuluh orang. Musa
merangkul dan mengangkatnya dari bibir sumur. Otot-otot Musa tampak menonjol saat
memindahkan batu itu. Musa adalah seorang lelaki yang kuat. Akhirnya, Musa berhasil
mengambilkan air bagi remaja putri itu, dan kemudian ia mengembalikan batu itu ke tempatnya.
Musa kembali duduk di bawah naungan pohon. Saat itu Musa lupa untuk minum. Perut Musa
menempel ke punggungnnya karena saking laparnya. Musa mengingat Allah SWT dan
memanggil-Nya dalam hatinya:
"Ya Tuhanku, sesungguhnya aku sangat memerlukan suatu kebaikan yang Engkau turunkan
kepadaku." (QS. al-Qashash: 24)
"Dan tatkala ia menghadap ke jurusan negeri Madyan ia berdoa (lagi): 'Mudah-mudahan
Tuhanku memimpinku ke jalan yang benar.' Dan tatkala ia sampai di sumber air negeri Madyan
ia menjumpai di sana sekumpulan orang yang sedang meminumkan (ternaknya), dan ia
menjumpai di belakang orang banyak itu, dua orang wanita yang sedang menambat (ternaknya)
Musa berkata: 'Apakah maksudmu (dengan berbuat begitu)"' Kedua wanita itu menjawab:
'Kami tidak dapat meminumkan (ternak kami), sebelum pengembala-pengembala itu
memulangkan (ternaknya), sedang bapak kami adalah orang tua yang telah lanjut umurnya.'
Maka Musa memberi minum ternak itu untuk (menolong) keduanya, kemudian dia kembali ke
tempat yang teduh lalu berdoa: 'Ya Tuhanku, sesungguhnya aku sangat memerlukan suatu
kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku.'" (QS. al-Qashash: 22-24)
Marilah kita tinggakan sejenak Nabi Musa yang sedang duduk di bawah naungan pohon untuk
kemudian kita melihat apa yang terjadi pada kedua gadis itu. Kedua gadis itu kembali ke rumah
ayahnya. Si ayah bertanya: "Hari ini kalian kembali lebih cepat dari biasanya?" Gadis yang
4 17. Sepasang Golok Mustika Chin Yung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
paling tua berkata: "Sungguh hari ini kami sangat beruntung. Wahai ayah, kami bertemu
dengan seorang lelaki yang mulia yang mengambilkan air bagi hewan kami sebelum orangorang
lain mengambilnya." Si ayah berkata: "Alhamdulilah." Gadis yang paling kecil berkata:
"Saya kira wahai ayahku dia datang dari tempat yang jauh dan tampak ia sedang lapar. Saya
melihat dia dalam keadaan kecapaian meskipun ia seorang lelaki yang kuat."
Si ayah berkata kepada anak perempuannya: Pergilah engkau padanya dan katakan,
sesungguhnya ayahku memanggilmu untuk memberimu upah atas jasamu mengambilkan air
untukku. Kemudian anak perempuan itu pergi menemui Musa dalam keadaan hatinya
berdebardebar. Perempuan itu berdiri di depan Musa dan menyampaikan surat dari ayahnya. Musa
bangkit dari tempat duduknya dan pandangannya tertuju ke bawah. Musa tidak bermaksud
mengambilkan air untuk mereka dengan tujuan mengharapkan upah dari mereka. Beliau
membantu mereka hanya semata-mata karena Allah SWT. Beliau merasakan dalam dirinya
bahwa Allah SWT-lah yang mengarahkan beliau untuk membantu mereka.
Gadis itu berjalan di depan Musa kemudian bertiuplah angin dan menyentuh pakaiannya
sehingga Musa menundukkan pandangan matanya karena merasa malu. Musa berkata
kepadanya: "Saya akan berjalan di depanmu dan tunjukkanlah jalan kepadaku." Mereka pun
sampai di kediaman si ayah. Sebagian ahli tafsir mengatakan bahwa si ayah ini adalah Nabi
Syu'aib. Beliau memperoleh usia yang panjang setelah kematian kaumnya. Ada juga yang
mengatakan bahwa si ayah adalah putra dari saudara Syu'aib. Ada yang mengatakan bahwa ia
adalah anak dari pamannya, dan ada juga yang mengatakan bahwa ia adalah seorang lelaki
mukmin dari kaumnya. Yang jelas, ia adalah seorang tua yang saleh. Orang tua itu
menghidangkan kepada Nabi Musa makanan siang dan bertanya kepadanya dari mana ia
datang dan kemudian ke mana ia akan pergi.
Musa mengungkapkan ceritanya. Orang tua itu berkata kepadanya, jangan khawatir dan jangan
takut. Engkau akan selamat dari orang-orang yang lalim. Negeri ini tidak tunduk pada Mesir dan
Kisah Para Nabiallah di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
mereka tidak akan sampai di sini. Mendengar ucapan itu, Musa menjadi tenang dan bangkit
untuk pergi. Salah seorang anak perempuan itu berkata kepada ayahnya dengan berbisik:
"Wahai ayahku, berilah dia upah." Sesungguhnya engkau akan memberikan upah kepada
seorang yang kuat dan jujur. Si ayah bertanya kepadanya: "Bagaimana engkau mengetahui dia
seorang lelaki yang kuat?" Anak perempuannya menjawab: "Saya lihat sendiri ia mengangkat
batu yang tidak mampu diangkat oleh sepuluh orang lelaki." Si ayah bertanya lagi: "Bagaimana
engkau mengetahui bahwa dia seseorang yang jujur." Perempuan itu menjawab: "Ia menolak
untuk berjalan di belakangku dan ia berjalan di depanku sehingga ia tidak melihatku saat aku
berjalan, dan selama perjalanan saat aku berbincang-bincang padanya, dia selalu
menundukkan matanya ke tanah sebagai rasa malu dan adab yang baik darinya."
Kemudian orang tua itu memandangi Musa dan berkata padanya: "Wahai Musa, aku ingin
menikahkanmu dengan salah satu putriku. Dengan syarat, hendaklah engkau bekerja
mengembala kambing bersamaku selama delapan tahun. Seandainya engkau
menyempurnakan sepuluh tahun maka itu adalah kemurahan darimu. Aku tidak ingin
menyusahkannmu. Sungguh insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang
saleh." Musa berkata: "Ini adalah kesepakatan antar aku dan engkau dan Allah SWT sebagai
saksi atas kesepakatan kita, baik aku melaksanakan pekerjaan selama delapan tahun maupun
sepuluh tahun. Setelah itu, aku bebas untuk pergi kemana saja."
Allah SWT berfirman: "Kemudian datanglah kepada Musa salah seorang dari kedua wanita itu berjalan kemalumaluan, ia
berkata: 'Sesungguhnya bapakku memanggil kamu agar ia memberi balasan
terhadap (kebaikan) mu memberi minum (ternak) kami.' Maka tatkala Musa mendatangi
bapaknya (Syu'aib) dan menceritakan kepadanya cerita (mengenai dirinya), Syu'aib berkata:
'Janganlah kamu takut. Kamu telah selamat dari orang-orang yang lalim itu.' Salah seorang dari
5 17. Sepasang Golok Mustika Chin Yung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
kedua wanita itu berkata: 'Wahai bapakku, ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita),
karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah
orang yang kuat lagi dapat dipercaya. Berkatalah dia (Syu'aib): 'Sesungguhnya aku bermaksud
menikahkan kamu dengan salah seorang dari kedua anakku ini, atas dasar bahwa kamu
bekerja denganku delapan tahun dan jika kamu cukupkan sepuluh tahun maka itu adalah (suatu
kebaikkan) dari kamu, maka aku tidak hendak memberati kamu. Dan kamu Insya Allah akan
mendapatiku termasuk orang-orang yang baik.' Dia (Musa) berkata: 'Itulah (perjanjian) antara
aku dan kamu. Mana saja dari kedua waktu yang ditentukan itu aku sempurnakan, maka tidak
ada tuntutan tambahan atas diriku (lagi). Dan Allah adalah saksi atas apa yang aku ucapkan.'"
(QS. al-Qashash: 25-28) Ketika sampai pada kisah ini, banyak pena bertebaran untuk mendapatkan jawaban dari
pertanyaan-pertanyaan yang mencoba menerobos kesamaran. Mereka bertanya tentang anak
perempuan yang menikahi Musa: apakah anak perempuan yang paling besar ataukah anak
perempuan yang paling kecil, dan Musa memilih masa bekerja delapan tahun atau sepuluh
tahun. Bahkan mereka menyampaikan berbagai macam riwayat dan kisah yang mereka yakini
kebenarannya. Kami sendiri meyakini bahwa Musa menikah dengan salah satu anak
perempuan dari orang tua itu tetapi kita tidak mengetahui siapa dia dan siapa namanya. Kami
meyakini bahwa beliau menikah dengan gadis yang memanggilnya untuk menemui ayahnya.
Kemudian gadis itulah yang menganjurkan ayahnya agar memberikan upah padanya.
Al-Qur'an al-Karim melalui konteks ayatnya menyingkap bentuk kekaguman yang tersembunyi
di balik gadis itu terhadap Musa. Barangkali orang tuanya mengetahui bahwa anak
perempuannya menaruh rasa cinta kepada Musa, dan boleh jadi ketika berbicara tentang
pernikahan kepada Musa, ia menyerahkan sepenuhnya kebebasan Musa untuk memilih.
Mungkin Musa memilih sendiri gadis mana yang diminatinya. Tetapi, siapa gadis yang dipilih
oleh Musa: apakah gadis yang paling tua atau gadis yang paling kecil" Yang jelas Al-Qur'an
tidak menyebutkan hal tersebut, meskipun ia hanya memberikan isyarat kepadanya dalam
firman-Nya: "Kemudian datanglah kepada Musa salah seorang dari kedua wanita itu berjalan kemalumaluan. "
(QS. al-Qashash: 25) Begitu juga Al-Qur'an al-Karim tidak menyebutkan waktu yang dihabiskan oleh Musa saat ia
bekerja: apakah sepuluh tahun atau beliau merasa cukup dengan delapan tahun. Kami sendiri
meyakini sesuai dengan kebiasaan Musa dan kemurahannya serta kenabiannya serta
kedudukannya sebagai salah satu nabi ulul azmi bahwa beliau memilih masa yang paling lama,
yaitu sepuluh tahun. Pendapat itu juga didukung oleh hadis Ibnu Abas.
Demikianlah Nabi Musa mengabdi kepada orang tua itu selama sepuluh tahun penuh.
Pekerjaan Nabi Musa terbatas pada keluar dari rumah di waktu pagi untuk mengembala
kambing. Kami kira bahwa sepuluh tahun masa yang dihabiskan oleh Nabi Musa di Madyan
merupakan suatu ketentuan yang dirancang oleh Allah SWT. Musa berdasarkan agama Yakub.
Kakek beliau adalah Yakub dan Yakub sendiri adalah cucu dari Ibrahim. Dengan demikian,
Musa adalah cucu dari Ibrahim dan setiap nabi yang datang setelah Ibrahim berasal dari
sulbinya. Maka dari sini kita memahami bahwa Musa berada di atas agama ayah-ayahnya dan
kakek-kakeknya. Nabi Musa berdasarkan Islam dan agama tauhid. Nabi Musa menghabiskan masa sepuluh
tahun itu dalam keadaan jauh dari kaumnya dan keluarganya. Masa sepuluh tahun ini adalah
masa yang paling penting dalam kehidupannya. Ia merupakan masa persiapan yang besar.
Pada setiap malam Musa merenungkan bintang-bintang. Musa mengikuti terbitnya matahari
dan tenggelamnya. Pada setiap siang Musa memikirkan tumbuh-tumbuhan: bagaimana ia
membelah tanah dan mekar. Musa memperhatikan air: bagaimana ia menghidupkan bumi
6 17. Sepasang Golok Mustika Chin Yung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
setelah bumi itu mati, lalu bumi itu menjadi tempat yang indah dan subur. Musa memperhatikan
alam vang luas dan ia tampak tercengang dan kagum dengan ciptaan Allah SWT.
Sebenarnya pemikiran-pemikiran dan perenungan-perenungan tersebut jauh-jauh hari sudah
tersembunyi di dalam dirinya dan menetap di dalam jiwanya. Bukankah Musa telah terdidik di
istana Fir'aun. Ini berarti bahwa beliau menjadi seorang Mesir yang mempunyai wawasan yang
luas; orang Mesir yang menunjukkan kekuatan fisiknya; orang Mesir dengan segala
makanannya dan minumannya. Jadi, segala hal yang ada pada Musa berbau Mesir. Musa siapsiap
untuk menerima wahyu Ilahi dari bentuk yang baru. Yaitu wahyu Ilahi yang langsung
datang tanpa perantara seorang malaikat di mana Allah SWT akan berbicara dengannya tanpa
perantara. Oleh karena itu, sebelum datangnya wahyu itu perlu adanya persiapan mental dan moral,
sedangkan persiapan fisik telah selesai dilaluinya di Mesir. Musa tumbuh di istana yang paling
besar vang dimiliki penguasa di bumi dan di suatu pemerintahan yang paling kaya di bumi.
Musa menjadi seorang pemuda yang kuat di mana hanya sekadar memisahkan seseorang
yang berkelahi, ia justru membunuhnya. Setelah persiapan fisik yang sangat kuat, kini Musa
harus melewati persiapan mental yang seimbang. Yaitu persiapan yang dilakukan melalui
pengasingan yang sempurna di mana beliau hidup di tengah-tengah gurun dan tempat
pengembalaan yang beliau belum pernah menginjakkan kakinya di sana. Beliau hidup di
tengah-tengah orang asing yang belum pernah beliau lihat sebelumnya.
Sering kali Musa mendapatkan kesunyian dan keheningan di balik pengasingan itu. Allah SWT
mempersiapkan hal tersebut kepada nabi-Nya agar setelah itu beliau mampu memegang
amanat yang besar dari Allah SWT. Datanglah suatu hari atas Musa. Selesailah masa yang
ditentukan. Kemudian Musa merasakan kerinduan untuk kembali ke Mesir. Dengan berlalunya
waktu, hukuman yang harus dijalaninya dengan sendirinya gugur. Musa mengetahui hal itu,
tetapi beliau juga mengetahui bahwa undang-undang di Mesir sebenarnya terletak pada
kekuatan penguasa; jika penguasa berkehendak maka Musa dapat menerima hukuman dan
jika tidak berkehendak maka dia akan memaafkannya, meskipun yang bersangkutan berhak
mendapatkan hukuman. Alhasil, Musa menyadari hal itu, Musa tidak sepenuhnya yakin ia akan
selamat ketika beliau menginjakkan kakinya di Mesir seperti keyakinannya bahwa beliau
selamat di tempatnya sekarang. Meskipun demikian, rasa rindunya untuk melakukan perjalanan
kembali ke tempatnya mendorong Musa segera menuju ke Mesir. Musa tepat mengambil
keputusan. Musa berkata kepada istrinya: "Besok kita akan memulai perjalanan ke Mesir." Istrinya berkata
dalam dirinya: "Di dalam perjalanan terdapat seribu macam bahaya tetapi ketenangan tetap
menghiasai wajah Musa." Istri Musa tetap taat kepada Musa. Nabi Musa sendiri tidak
mengetahui rahasia tentang keputusannya yang cepat untuk kembali ke Mesir setelah sepuluh
tahun beliau pergi melarikan diri, lalu mengapa sekarang ia kembali ke sana" Apakah beliau
rindu kepada ibunya dan saudaranya" Apakah beliau berpikir untuk mengunjungi istri Fir'aun
yang telah mendidiknya layaknya ibunya dan sangat mencintainya layaknya ibunya sendiri"
Tidak ada seorang pun yang mengetahui apa yang terlintas dalam diri Musa saat beliau
berkeinginan untuk kembali ke Mesir. Hanya saja, yang kita ketahui bahwa Nabi Musa
terbimbing dengan ketetapan-ketetapan Ilahi sehingga beliau tidak melangkahkan kakinya
kecuali berdasarkan ketetapan tersebut.
Musa keluar bersama keluarganya dan melakukan perjalanan. Bulan bersembunyi di balik
gumpalan awan yang tebal, dan kegelapan rnenyelimuti sana-sini. Sementara itu, petir
menyambar sangat keras dan langit menurunkan hujan. Cuaca tampak tidak bersahabat. Di
tengah-tengah perjalanannya, Musa tersesat. Musa mendapatkan dua potongan batu kemudian
beliau memukulkan kedua-nya dan menggesek-gesekan keduanya agar mendapatkan api
darinya sehingga beliau dapat berjalan. Tetapi sayang, beliau tidak mampu melakukan hal itu.
7 17. Sepasang Golok Mustika Chin Yung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Angin yang bertiup kencang memadamkan api kecil itu.
Nabi Musa berdiri dalam keadaaan bingung dan tubuhnya tampak menggigil di tengah-tengah
keluarganya. Kemudian Nabi Musa mengangkat kepalanya dan menyaksikan sesuatu dari jauh.
Sesuatu yang beliau saksikan adalah api yang sangat besar yang menyala-nyala dari kejauhan.
Maka hati Musa dipenuhi dengan rasa gembira. Ia berkata kepada keluarganya: "Aku melihat
api di sana." Lalu beliau memerintahkan kepada mereka untuk tinggal di tempatnya sehingga
beliau pergi ke api itu. Barangkali di sana beliau mendapatkan suatu berita atau akan
menemukan seseorang yang dapat memberinya petunjuk sehingga beliau tidak tersesat, atau
beliau dapat membawa sebagian api yang menyala sehingga tubuh mereka menjadi hangat.
Keluarganya melihat api yang diisyaratkan oleh Musa tetapi sebenarnya mereka tidak melihat
sesuatu pun. Mereka tetap menaatinya dan duduk sambil menunggu kedatangan Musa. Musa
bergerak menuju ke tempat api. Musa segera berjalan untuk menghangatkan tubuhnya,
sementara tangan kanannya memegang tongkatnya dan tubuhnya tampak basah kuyup karena
hujan. Nabi Musa tetap berjalan sampai ia mencapai suatu lembah yang bernama Thua'. Beliau
menyaksikan sesuatu yang unik di lembah ini. Di lembah itu tidak ada rasa dingin dan tidak ada
angin yang bertiup. Yang ada hanya keheningan. Nabi Musa mendekati api. Belum lama beliau
mendekatinya sehingga beliau mendengar suara panggilan:
"Maka tatkala dia tiba di (tempat) api itu, diserulah dia: 'Bahwa telah diberkati orang-orang yang
berada di dekat api itu, dan orang-orang yang berada di sekitarnya. Dan Maha Suci Allah,
Tuhan semesta alam." (QS. an-Naml: 8)
Tiba-tiba Nabi Musa berhenti dan badannya menggigil. Suara itu tampak terdengar dan datang
dari segala tempat dan ddak berasal dari tempat tertentu. Musa melihat api dan beliau kembali
merasa menggigil. Beliau mendapati suatu pohon hijau dari duri dan setiap kali pohon itu
terbakar dan berkobar api darinya maka pohon itu justru semakin hijau. Seharusnya pohon itu
berubah warnanya menjadi hitam saat terbakar, tetapi anehnya api justru meningkatkan warna
hijaunya. Musa tetap menggigil meskipun beliau merasakan kehangatan dan tampak mulai
berkeringat. Lembah yang di situ Musa berdiri adalah lembah Thua'. Musa meletakkan kedua tangannya di
atas kedua matanya karena saking dahsyatnya cahaya. Beliau melakukan yang demikian itu
sebagai usaha untuk melindungi kedua matanya. Kemudian Musa bertanya dalam dirinya: Ini
cahaya atau api" Tiba-tiba beliau tersungkur ke tanah sebagai wujud rasa takut, lalu Allah SWT
memanggil: "Wahai Musa." (QS. Thaha: 11)
Musa mengangkat kepalanya dan berkata: "Ya." Allah berkata:
"Sesungguhnya Aku adalah Tuhanmu." (QS. Thaha: 12)
Musa semakin menggigil dan berkata: "Benar wahai Tuhanku."
Allah SWT berkata: "Maka lepaskanlah kedua sandalmu sesungguhnya engkau berada di
lembah yang suci yang bernama Thua'." Musa tertunduk dan rukuk sementara tubuhnya
tampak gemetar dan beliau mulai melepas sandalnya Allah SWT berkata:
Maka tinggalkanlah kedua terompahmu; sesungguhnya kamu berada di lembahyangsuci,
Thuwa'. " (QS. Thaha: 12)
Musa rukuk dan melepas kedua sandalnya. Kemudian Allah SWT kembali berkata:
"Dan Aku telah memilih kamu, maka dengarkanlah apa yang akan diwahyukan (kepadamu).
Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah
Aku dan dirikanlah salat untuk mengingat Aku. Sesungguhnya hari kiamat itu akan datang. Aku
merahasiakan (waktunya) agar supaya tiap-tiap diri itu dibalas dengan apa yang diusahahan.
Maka sehali-kali janganlah kamu dipalingkan darinya oleh orangyang tidak beriman kepadanya
dan oleh orang yang mengikuti hawa nafsunya, yang menyebabkan kamu binasa." (QS. Thaha:
13-16) 8 17. Sepasang Golok Mustika Chin Yung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Musa semakin gemetar saat beliau menerima wahyu Ilahi dan saat berdialog dengan Allah
SWT. Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang berkata:
"Apakah itu yang ada di tangan kananmu, hai Musa?" (QS. Thaha: 17)
Bertambahlah keheranan Nabi Musa. Allah SWT adalah Zat yang mengajaknya berbicara dan
tentu Dia lebih mengetahui daripada Musa tentang apa yang dipegangnya, lalu mengapa Allah
SWT bertanya kepadanya jika memang Dia lebih mengetahui darinya.
Tak ragu lagi bahwa di sana ada hikmah yang tinggi. Musa menjawab pertanyaan itu dengan
suaranya yang tampak mengigigil:
"Ini adalah tongkatku, aku bertelekan padanya, dan aku pukul (daun) dengannya untuk
kambingku, dan bagiku ada lagi keperluan yang lain padanya." (QS. Thaha: 18)
Allah berfirman: "Lemparkanlah ia, hai Musa!" (QS. Thaha: 19)
Musa melemparkan tongkatnya dari tangannya dan rasa herannya semakin menjadijadi. Tibatiba
Musa dikagetkan ketika melihat tongkat itu menjadi ular yang besar. Ular itu bergerak
dengan cepat. Musa tidak mampu lagi menahan rasa takutnya. Musa merasa tubuhnya
bergetar karena rasa takut. Musa membalikkan tubuhnya karena takut dan ia mulai lari. Belum
lama ia lari, belum sampai dua langkah, Allah SWT memanggilnya:
"Hai Musa, janganlah kamu takut, sesungguhnya orang yang menjadikan rasul, tidak takut di
hadapanku. " (QS. an-Naml: 10)
"Hai Musa datanglah kepada-Ku dan janganlah kamu takut. Sesungguhnya kamu termasuk
orang-orang yang aman. " (QS. al-Qashash: 31)
Musa kembali memutar badannya dan berdiri. Tongkat itu tampak bergerak dan ular itu pun
tetap bergerak. Allah SWT berkata kepada Musa:
"Peganglah ia dan janganlah takut, Kami akan mengembalikannya kepada keadaannya semula.
" (QS. Thaha: 21) Musa mengulurkan tangannya ke ular itu dalam keadaan menggigil. Musa belum sempat
menyentuhnya sehingga ular itu menjadi tongkat. Demikianlah perintah Allah SWT terjadi
dengan cepat. Kemudian Allah SWT memerintahkan kepadanya:
"Masukanlah tanganmu ke leher bajumu, niscaya ia keluar putih tidak bercacat bukan karena
penyakit, dan dekapkanlah kedua tanganmu (ke dada)mu bila ketakutan. " (QS. al-Qashash:
32) Musa meletakkan tangannya di kantongnya lalu ia mengeluarkannya dan tiba-tiba tangan itu
bersinar bagaikan bulan. Kembali rasa kagum Musa bertambah. Lalu ia meletakkan tangannya
di dadanya sebagaimana diperintahkan Allah SWT padanya sehingga rasa takutnya benarbenar
hilang. Musa merasa tenang dan terdiam. Kemudian Allah SWT memerintahkan kepadanya - setelah
beliau melihat kedua mukjizat ini, yaitu mukjizat tangan dan mukjizat tongkat - untuk pergi
menemui Fir'aun dan berdakwah kepadanya dengan penuh kelembutan dan kasih sayang dan
Allah SWT memerintahkan kepadanya untuk mengeluarkan Bani Israil dari Mesir. Musa
menampakkan rasa takutnya kepada Fir'aun. Musa berkata bahwa ia telah membunuh
seseorang di antara mereka dan beliau khawatir mereka akan membunuhnya dan
membalasnya. Musa meminta kepada Allah SWT dan memohon kepada-Nya agar mengirim
saudaranya Harun bersamanya. Allah SWT menenangkan Musa dengan mengatakan bahwa
Dia akan selalu bersama mereka berdua. Dia mendengar dan menyaksikan gerak-gerik dan
perbuatan mereka. Meskipun Fir'aun terkenal dengan kejahatannya dan kekuatannya, namun
kali ini Fir'aun tidak akan mampu mengganggu atau menyakiti mereka. Allah SWT memberitahu
Musa bahwa Dia-lah yang akan menang. Musa berdoa dan memohon kepada Allah SWT agar
melapangkan hatinya dan memudahkan urusannya serta memberinya kekuatan dalam
9 17. Sepasang Golok Mustika Chin Yung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
berdakwah di jalan-Nya. Allah SWT berfirman: "Apakah telah sampai kepadamu kisah Musa " Ketika ia melihat api, lalu berkatalah ia kepada
keluarganya: 'Tinggallah kamu (di sini), sesungguhnya aku melihat api, mudah-mudahan aku
dapat membawa sedikit darinya kepadamu atau aku akan mendapat petunjuk di tempat api itu.
Maka ketika ia datang ke tempat api itu ia dipanggil: Hai Musa, sesungguhnya Aku adalah
Tuhanmu. Maka tinggalkanlah kedua terompahmu; sesungguhnya kamu berada di lembah yang
suci, Thuwa'. Dan Aku telah memilih kamu, maka dengarkanlah apa yang akan diwahyukan
(kepadamu). Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka
sembahlah Aku dan dirikanlah salat untuk mengingat Aku. Sesungguhnya hari kiamat itu akan
datang. Aku merahasiakan (waktunya) agar supaya tiap-tiap diri itu dibalas dengan apa yang
diusahakan. Maka sekali-kali janganlah kamu kamu dipalingkan darinya oleh orang yang tidak
beriman kepadanya dan oleh orang yang mengikuti hawa nafsunya, yang menyebabkan kamu
binasa. Apakah itu yang ada di tangan kananmu, hai Musaf'Ini adalah tongkatku, aku
bertelehan padanya, dan aku pukul (daun) dengannya untuk kambinghu, dan bagiku ada lagi
keperluan yang lain padanya.' Allah berfirman: Lemparkanlah ia, hai Musa!' Lalu dilemparkanlah
tongkat itu, maka tiba-tiba ia menjadi seekor ular yang merayap dengan cepat. Peganglah ia
dan janganlah takut, Kami akan mengembalikannya kepada keadaannya semula, dan
kepitkanlah tanganmu ke ketiakmu, niscaya ia ke luar menjadi putih cemerlang tanpa cacat,
sebagai mukjizat yang lain (pula), untuk Kami perlihatkan kepadamu sebagian dari tanda-tanda
kekuasaan Kami yang besar. Pergilah kepada Fir'aun; sesungguhnya ia telah melam-paui
batas. Berkata Musa: 'Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku
Kisah Para Nabiallah di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahhu, supaya mereka mengerti perkataanku, dan
jadikanlah untukku seorang pembantu dari keluargaku, (yaitu) Harun saudaraku, teguhkanlah
dengan dia kekuatanku, dan jadikanlah dia sekutu dalam urusanku, supaya kami banyak
bertasbih kepada Engkau, dan banyak mengingat Engkau. Sesungguhnya Engkau adalah
Maha Melihat (keadaan) kami.' Allah berfirman: 'Sesungguhnya telah diperkenankan
permintanmu, hai Musa.' Dan sesungguhnya Kami telah memberi nikmat kepadamu pada kali
yang lain, yaitu ketika Kami mengilhamkan kepada ibumu suatu yang diilhamkan, yaitu:
Letakkanlah ia (Musa) di dalam peti, kemudian lemparkanlah ia ke sungai (Nil), maka pasti
sungai itu membawanya ke tepi, supaya diambil oleh (Fir'aun) musuh-Ku dan musuhnya.' Dan
Aku telah melimpahkan kepadamu kasih sayang yang datang dari-Ku; dan supaya kamu diasuh
di bawah pengawasan-Ku. (Yaitu) ketika saudammu yang perempuan berjalan, lalu ia berkata
kepada (keluarga Fir'aun): 'Bolehkah saya menunjukkan kepadamu orang yang akan
memeliharanya"' Maka Kami mengembalikanmu kepada ibumu, agar senang hatinya dan tidak
berduka cita. Dan kamu pernah membunuh seorang manusia, lalu Kami selamatkan kamu dari
kesusahan dan Kami telah mencobamu dengan beberapa cobaan; maka kamu tinggal
beberapa tahun di antara penduduk Madyan, kemudian kamu datang menurut waktu yang
ditetapkan hai Musa, dan Aku telah memilihmu untuk diri-Ku. " (QS. Thaha: 9-41)
Kita tidak mengetahui apa yang kita akan katakan dan apa yang kita komentari berkaitan
dengan firman Allah SWT kepada salah seorang hamba-Nya: "Dan Aku telah memilihmu untuk
diri-Ku." Allah SWT telah memilih Musa. Itu adalah salah satu puncak kemuliaaan di mana tidak
ada seseorang pun di zaman itu yang mampu mencapainya selain Musa. Nabi Musa kembali
untuk menemui keluarganya setelah Allah SWT memilihnya sebagai Rasul atau utusan untuk
berdakwah ke Fir'aun. Akhirnya, Nabi Musa beserta kaluarganya berjalan menuju ke Mesir.
Hanya Allah SWT yang mengetahui pikiran-pikiran apa yang terlintas di dalam diri Musa saat
beliau mengayunkan langkahnya menuju ke Mesir.
Selesailah masa-masa perenungan dan dimulailah hari-hari kedamaian dan kebahagiaan, dan
akhirnya datanglah hari-hari yang sulit. Demikianlah Nabi Musa memikul amanat kebenaran
10 17. Sepasang Golok Mustika Chin Yung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
dan pergi untuk menyampaikannya kepada salah satu penguasa yang paling bengis dan paling
kejam dan paling jahat di zamannya. Nabi Musa mengetahui bahwa Fir'aun adalah orang yang
jahat. Fir'aun akan berusaha memberhentikan langkah dakwahnya dan Fir'aun akan
menentangnya tetapi Allah SWT memerintahkannya untuk pergi ke Fir'aun dan berdakwah
kepadanya dengan kelembutan dan kasih sayang. Allah SWT mewahyukan kepada Musa
bahwa Fir'aun tidak akan beriman tetapi Nabi Musa tidak peduli dengan hal itu. Beliau
diperintahkan untuk melepaskan Bani Israil yang sedang disiksa oleh Fir'aun.
Allah SWT berkata kepada Musa dan Harun:
"Maka datanglah kamu berdua kepadanya (Fir'aun) dan katakanlah: 'Sesungguhnya kdmi
berdua adalah utusan Tuhanmu, maka lepaskanlah Bani Israil bersama kami dan janganlah
kamu menyiksa mereka." (QS. Thaha: 47)
Inilah tugas yang ditentukan, yaitu tugas yang akan berbenturan dengan ribuan tantangan.
Fir'aun menyiksa Bani Israil dan menjadikan mereka budak-budak dan memaksa mereka untuk
bekerja di luar kemampuan mereka. Fir'aun juga menodai kehormatan wanita-wanita mereka
dan menyembelih anak laki-laki mereka. Nabi Musa mengetahui bahwa rezim Mesir berusaha
untuk memperbudak Bani Israil dan mengeksploitasi mereka di luar kemampuan mereka demi
kepentingan penguasa. Tetapi Nabi Musa tetap memperlakukan dan menghadapi Fir'aun
dengan penuh kelembutan dan kasih sayang sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah SWT
padanya: "Pergilah kamu berdua kepada Fir'aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas; maka
berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan
ia ingat atau takut." (QS. Thaha: 43-44)
Musa bercerita kepada Fir'aun tentang siapa sebenarnya Allah SWT, tentang rahmat-Nya,
tentang surga-Nya, dan tentang kewajiban mengesakan-Nya dan menyembah-Nya. Beliau
berusaha mem-bangkitkan aspek-aspek kemanusiaan Fir'aun melalui pembicaraan tersebut.
Fir'aun mendengarkan apa yang dikatakan oleh Musa dengan penuh kebosanan. Fir'aun
membayangkan bahwa seseorang yang di hadapannya adalah orang gila yang nekad untuk
menentang dan menggoyang kedudukannya. Kemudian Fir'aun mengangkat tangannya dan
berbicara: "Apa yang engkau inginkan, hai Musa?" Musa menjawab: "Aku ingin agar engkau
membebaskan Bani Israil." Fir'aun bertanya: "Mengapa aku harus membebaskan mereka
bersamamu sementara mereka adalah budak-budakku?" Musa menjawab: "Mereka adalah
hamba-hamba Allah SWT, Tuhan Pengatur alam semesta." Dengan nada mengejek Fir'aun
bertanya: "Bukankkah engkau mengatakan bahwa namamu Musa?" Musa menjawab: "Benar."
Fir'aun berkata: "Bukankkah engkau yang kami temukan di sungai Nil saat engkau masih kecil
yang tidak mempunyai daya dan kekuatan" Bukankkah engkau Musa yang aku didik di istana
ini, lalu engkau memakan makanan kami dan meminum air kami, dan engkau menikmati
kebaikan-kebaikan dari kami" Bukankah engkau yang membunuh seseorang lalu setelah itu
engkau lari" Tidakkah engkau ingat semua itu" Bukankah mereka mengatakan bahwa
pembunuhan merupakan suatu kekufuran" Kalau begitu, engkau seorang kafir dan engkau
seorang pembunuh. Jadi engkau adalah Musa yang lari dari hukum Mesir. Engkau adalah
seseorang yang lari dan menghindari keadilan. Lalu sekarang engkau datang kepadaku dan
berusaha berbicara denganku. Engkau berbicara tentang apa hai Musa. Sungguh aku telah
lupa." Musa mengerti bahwa Fir'aun mengingatkan padanya tentang masa lalunya dan Fir'aun
berusaha menunjukkan kepadanya bahwa ia telah mendidiknya dan berlaku baik padanya.
Musa juga memahami bahwa Fir'aun mengancamnya dengan pembunuhan. Musa
memberitahu Fir'aun, bahwa ia bukan seorang kafir ketika membunuh seorang Mesir tetapi saat
itu beliau melakukannya dengan tidak sengaja. Musa memberitahu Fir'aun bahwa ia lari dari
Mesir karena khawatir akan pembalasan mereka. Pembunuhan yang dilakukan olehnya bersifat
11 17. Sepasang Golok Mustika Chin Yung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
tidak sengaja. Musa tidak bermaksud untuk membunuh seseorang. Musa telah memberitahu
Fir'aun bahwa Allah SWT telah memberinya hikmah dan menjadikannya salah seorang Rasul.
Allah SWT menceritakan sebagian dialog antara Musa dan Fir'aun dalam surah as-Syuara'
sebagaimana firman-Nya: "Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu menyeru Musa (dengan firman-Nya): 'Datangilah kaum yang
lalim itu, (yaitu) kaum Fir'aun. Mengapa mereka tidak bertakwa" Berkata Musa: 'Ya Tuhanku,
sesungguhnya aku takut bahwa mereka akan mendustakan aku. Dan (karenanya) sempitlah
dadaku dan tidak lancar lidahku maka utuslah (Jibril) kepada Harun. Dan aku berdosa terhadap
mereka, maka aku takut mereka akan membunuhku.' Allah berfirman: 'Janganlah takut (mereka
tidak akan dapat membunuhmu), maka pergilah kamu berdua dengan membawa ayat-ayat
Kami (mukjizat-mukjizat); sesungguhnya Kami bersamamu mendengarkan (apa-apa yang
mereka katakan). Maka datanglah kamu berdua kepada Fir'aun dan katakanlah:
'Sesungguhnya kami adalah Rasul Tuhan semesta alam, lepaskanlah Bani Israil (pergi) beserta
kami.' Fir'aun menjawab: 'Bukankah kami telah mengasuhmu di antara (keluarga) kami, waktu
kamu masih kanak-kanak dan kamu tinggal bersama kami beberapa tahun dari umurmu, dan
kamu telah berbuat suatu perbuatan yang telah kamu lakukan itu dan kamu termasuk golongan
orang-orang yang tidak membalas guna.' Berkata Musa: 'Aku telah melakukannya, sedang aku
di waktu itu termasuk orang-orang yang khilaf. Lalu aku lari meninggalkan kamu ketika aku
takut kepadamu, hemudian Tuhanku memberikan kepadaku ilmu serta Dia menjadikanku salah
seorang di antara rasul-rasul. " (QS. as-Syu'ara: 10-21)
Kemudian bangkitlah emosi Nabi Musa ketika Fir'aun mengingatkan bahwa ia telah berbuat
baik kepada Musa. Musa bangkit dan berbicara kepadanya:
"Budi yang kamu limpahkan kepadaku itu adalah (disebabkan) kamu telah memperbudak Bani
Israil." (QS. asy-Syu'ara: 22)
Musa ingin berkata kepadanya, apakah engkau mengira bahwa nikmat yang engkau berikan
kepadaku lalu engkau merasa telah berbuat baik padaku, di mana aku adalah salah seorang
lelaki dari kalangan Bani Israil" Apakah nikmat ini sebanding dengan cara-caramu
memperlakukan bangsa yang besar ini di mana engkau memperbudak mereka; engkau
memperkerjakan mereka dengan cara yang semena-mena. Jika ini memang demikian maka
logika mengatakan bahwa kita seimbang: tiada yang berutang dan tiada yang meminjam. Jika
tidak demikian maka siapa yang memberikan bagian yang lebih besar"
Alhasil masalahnya adalah dakwah di jalan Allah SWT, yaitu satu urusan yang aku tidak
membawa kepadamu dari diriku sendiri. Aku bukan utusan dari bangsa Bani Israil. Aku bukan
juga utusan dari diriku sendiri tetapi aku adalah seorang utusan dari Allah SWT. Aku adalah
utusan Tuhan Pengatur alam semesta. Sampai pada tahap ini Fir'aun mulai memasuki
pembicaraan lebih serius: Fir'aun bertanya:
"Siapakah Tuhan semesta alam itu?" (QS. asy-Syu'ara': 23) Musa Menjawab:
"Tuhan Pencipta langit dan bumi dan apa-apa yang di antaranya keduanya (itulah Tuhanmu),
jika kamu sekalian (orang-orang) mempercayai-Nya." (QS. asy-Syu'ara': 24)
Berkata Fir'aun kepada orang-orang sekelilingnya: "Apakah kamu tidak mendengarkan?" (QS.
asy-Syu'ara': 25) Musa berkata dan tidak mempedulikan ejekan Fir'aun itu:
"Tuhan kamu dan Tuhan nenek-nenek moyang kamu yang dahulu. " (QS. asy-Syu'ara': 26)
Fir'aun berkata kepada mereka yang datang bersama Musa dari Bani Israil:
"Sesungguhnya Rasulmu yang diutus kepada kamu sekalian benar-benar orang gila."
Musa kembali berkata dan tidak memperhatikan tuduhan Fir'aun dan ejekannya:
"Tuhan yang menguasai timur dan barat dan apa yang ada di antara keduanya: (Itulah
Tuhanmu) jika kamu mempergunakan akal. " (QS. asy-Syu'ara': 28)
Allah SWT menceritakan sebagian dialog yang terjadi antara Fir'aun dan Musa dalam surah
12 17. Sepasang Golok Mustika Chin Yung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
asSyu'ara': "Fir'aun bertanya: 'Siapakah Tuhan semesta alam itu"' Musa Menjawab: 'Tuhan Pencipta langit
dan bumi dan apa-apa yang di antara keduanya (itulah Tuhanmu), jika kamu sekalian (orangorang)
mempercayai-Nya.' Berkata Fir'aun kepada orang-orang sekelilingnya: 'Apakah kamu
tidak mendengarkan"' Musa berkata: "Tuhan kamu dan Tuhan nenek-nenek moyang kamu
yang dahulu.' Fir'aun berkata: 'Sesungguhnya Rasulmu yang diutus kepada kamu sekalian
benar-benar oranggila.' Musa berkata: 'Tukanyang menguasai timur dan barat dan apa yang
ada di antara keduanya: (Itulah Tuhanmu) jika kamu mempergunakan akal.'" (QS. asy-Syu'ara':
23-28) Allah SWT mengingatkan dalam surah Thaha sebagian dari peristiwa pertemuan antara Fir'aun
dan Nabi Musa. Allah SWT berfirman:
"Maka datanglah kamu kedua kepadanya (Fir'aun) dan katakanlah: 'Sesungguhnya kami
berdua adalah utnsan Tuhanmu, maka lepaskanlah Bani Israil bersama kami dan janganlah
kamu menyiksa mereka. Sesungguhnya kami telah datang kepadamu dengan membawa bukti
(atas kerasulan kami) dari Tuhanmu. Dan keselamatan itu dilimpahkan kepada orang yang
mengikuti petunjuk. Sesungguhnya telah diwahyukan kepada kami bahwa siksa itu (ditimpakan)
atas orang-orang yang mendustakan dan berpaling.' Berkata Fir'aun: 'Maka siapakah Tuhanmu
berdua, hai Musa.' Musa berkata: 'Tuhan kami ialah (Tuhan) yang telah memberikan kepada
tiap-tiap sesuatu bentuk hejadiannya, kemudian memberinya petunjuk.' Berkata Fir'aun: 'Maka
bagaimanakah headaan-keadaan umat-umat yang dahulu" Musa menjawab: 'Pengetahuan
tentang itu ada di sisi Tuhanku, di dalam sebuah kitab. Tuhan kami tidak akan salah dan tidak
akan salah (pula) lupa.'" (QS. Thaha: 47-52)
Kita perhatikan bahwa Fir'aun tidak bertanya kepada Nabi Musa tentang Tuhan Pengatur alam
atau Tuhan Musa dan Harun dengan maksud bertanya sesungguhnya atau pertanyaan yang
bermaksud untuk mengetahui kebenaran tetapi perkataan yang dilontarkan Fir'aun sematamata
hanya untuk mengejek. Nabi Musa as menjawabnya dengan jawaban yang sempurna dan
mengena. Nabi Musa berkata: "Sesungguhnya Tuhan kami adalah Dia yang memberi sesuatu
ciptaannya kemudian Dia membimbing ciptaannya. Dialah sang Pencipta. Dia menciptakan
berbagi macam makhluk dan Dia juga yang membimbingnya sesuai dengan kebutuhannya
sehinga makhluk-makhluk tersebut dapat menjalani kehidupan dengan baik. Allah SWT-lah
yang megerahkan segala sesuatu; Allah SWT-lah yang menguasai segala sesuatu; Allah SWTlah
yang mengetahui segala sesuatu; Allah SWT-lah yang menyaksikan segala sesuatu." AlQur'an
al-Karim mengungkapkan semua itu dalam ungkapan yang sederhana namun padat
artinya, yaitu dalam firman-Nya:
"Musa berkata: "Tuhan kami ialah (Tuhan) yang telah memberikan kepada tiap-tiap sesuatu
bentuk kejadiannya, kemudian memberinya petunjuk." (QS. Thaha: 50)
Kemudian Fir'aun bertanya, "lalu bagaimana keadaan manusia-manusia yang hidup di abadabad
pertama di mana mereka tidak menyembah Tuhanmu ini?" Fir'aun masih ingkar dan
mengejek dakwah Nabi Musa. Nabi Musa menjawab: "Bahwa masa-masa yang dahulu di mana
mereka tidak menyembah Allah SWT adalah masalah yang semua itu berada di sisi Allah SWT.
Atau dalam kata lain, semua itu diketahui oleh Allah SWT. Keadaan di masa-masa yang dahulu
tercatat dalam kitab Allah SWT. Allah SWT menghitung apa yang mereka keijakan di dalam
kitab. Allah SWT tidak pernah lupa." Jawaban Nabi Musa tersebut berusaha menenangkan
Fir'aun tentang orang-orang yang hidup di masa-masa pertama. Jadi Allah SWT mengetahui
segala sesuatu dan mencatat apa saja yang dilakukan manusia dan Allah SWT tidak
menyianyiakan pahala mereka. Kemudian Nabi Musa kembali menyempurnakan dan
menyelesaikan pembicaraannya tentang sifat Tuhannya:
13 17. Sepasang Golok Mustika Chin Yung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
"Yang telah menjadikan bagimu bumi sebagai hamparan dan yang telah menjadihan bagimu di
bumi itu jalan-jalan, dan menurunkan dari langit air hujan. Maka Kami tumbuhkan dengan air
hujan itu berjenis-jenis dari tumbuh-tumbuhan. Makanlah dan gembalakanlah binatangbinatangmu.
Sesungguhnya pada yang dernikian itu, terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah
bagi orang-orang yang berakal. Dari bumi (tanah) itulah Kami menjadikan kamu dan darinya
Kami akan mengembalikan kamu dan darinya Kami akan mengeluarkan kamu pada kaliyang
lain. " (QS. Thaha: 53-55)
Nabi Musa menarik perhatian Fir'aun tentang tanda-tanda kebesaran Allah SWT di alam
semesta. Nabi Musa menunjukkan kepadanya bagaimana gerakan angin, hujan, dan
tumbuhtumbuhan. Kemudian Nabi Musa juga menunjukkan bagaimana pengaruh semua itu pada
bumi. Musa memberitahu kepada Fir'aun bahwa Allah SWT menciptakan manusia dari tanah dan
setelah itu Dia akan mengembalikan padanya dengan kematian lalu mengeluarkan manusia
darinya di hari kebangkitan. Jadi, di sana terjadi hari kebangkitan dan pada hari kiamat manusia
akan menghadap kepada Allah SWT. Tidak ada seseorang pun yang dikecualikan dari hal itu.
Semua hamba Allah SWT akan berdiri dihadapan-Nya pada hari kiamat, termasuk Fir'aun.
Musa datang kepada Fir'aun sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi
peringatan, tetapi peringatan dari Musa ini tidak membikin Fir'aun merenung dan mendapatkan
pelajaran namun justru dialog antara dirinya dan Musa semakin menajam. Bisa dikatakan
bahwa dialog di antara mereka menjadi pertentangan. Ketajaman dialog mulai menghangat.
Kemudian berubahlah bahasa dialog itu. Musa berusaha menyampaikan argumentasi yang
sangat kuat kepada Fir'aun. Musa berusaha membawa argumentasi rasional tetapi Fir'aun
berusaha keluar dari ruang lingkup dialog yang berdasarkan logika yang sehat. Fir'aun
berusaha menggunakan dialog dalam bentuk yang baru, yaitu suatu cara yang Musa tidak
mampu lagi melawannya. Ia mulai menyerang Musa dan mengancamnya.
Fir'aun menujukkan penentangannya kepada kebenaran yang dibawa oleh Musa. Fir'aun acuh
tak acuh terhadap dakwah Nabi Musa. Fir'aun mulai menyerang pribadi Musa. Ia mulai
mempersoalkan pakaian Musa dan kedudukan sosialnya bahkan ia pun menyerang cara Musa
berbicara. Setelah menghina Musa sedemikian rupa, Fir'aun sengaja memakai metode
kekuatan mutlak. Fir'aun bertanya kepada Musa, bagaimana ia berani menentang
penyembahan terhadap dirinya; bagaimana Musa menyembah selain dirinya; tidakkah Musa
mengetahui bahwa Fir'aun adalah tuhan" Bagaimana Musa tidak mengetahui hakikat ini
padahal ia terdidik di istana Fir'aun dan sangat mengenal lingkungan di sekitar Fir'aun" Setelah
Fir'aun menyampaikan tentang ketuhanan-nya secara mendasar, ia bertanya kepada Musa,
bagaimana Musa berani menyembah tuhan selain dirinya. Ini berarti bahwa Musa ingin
dijebloskan ke dalam penjara. Tiada ketentuan di sisi kami bagi orang yang menyembah selain
Fir'aun kecuali penjara adalah tempatnya:
"Fir'aun berkata: 'Sungguh jika kamu menyembah Tuhan selain aku, benar-benar aku akan
menjadikan kamu salah seorang yang dipenjarakan.'" (QS. asy-Syu'ara': 29)
Musa mengetahui bahwa argumentasi-argumentasi rasional tidak lagi bermanfaat. Dialog yang
tenang dan sehat berubah menjadi ejekan dan hinaan serta pada akhirnya menjadi ancaman
hukuman penjara. Musa mengetahui bahwa telah tiba waktunya untuk menunjukkan mukjizat
yang dibawanya. Setelah diancam akan dijebloskan ke dalam penjara, ia berkata kepada
Fir'aun: "Musa berkata: 'Dan apakah (kamu akan melakukan ini) kendatipun aku tunjukkan kepadamu
sesuatu (keterangan) yang nyata"'" (QS. asy-Syu'ara': 30)
Musa menantang kepada Fir'aun dan Fir'aun menerima tantangannya. Fir'aun ingin tahu sejauh
mana kebenaran Musa. "Fir'aun berkata: 'Datangkanlah sesuatu (keterangan) yang nyata itu, jika kamu adalah
14 17. Sepasang Golok Mustika Chin Yung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
termasuk orang-orang yang benar.'" (QS. asy-Syu'ara': 30-31)
Musa melemparkan tongkatnya di ruangan yang besar itu. Mula-mula Fir'aun menganggap
bahwa tongkat yang dibawanya jatuh karena Musa gemetar menghadapinya. Setelah Fir'aun
meminta padanya bukti atas kebenaran dakwahnya, tiba-tiba tongkat yang menyentuh tanah itu
berubah menjadi ular yang besar yang bergerak dengan cepat dan gesit. Ular itu menuju ke
arah Fir'aun. Fir'aun tampak pucat karena takut. Ia tampak gemetar di kursinya kemudian ia
berteriak agar mereka menjauhkan ular itu darinya. Nabi Musa mengulurkan tangannya ke ular
itu lalu ular itu kembali menjadi tongkat yang ada di tangannya sebagaimana semula. Setelah
peristiwa itu, keheningan menyeliputi istana Fir'aun. Nabi Musa kembali menunjukkan kepada
orang-orang yang berdiri di sekitarnya, mukjizatnya yang kedua. Musa memasukkan tangannya
di sakunya lalu mengeluarkannya. Tiba-tiba tangan itu menjadi putih seperti bulan; tangan itu
tiba-tiba mengeluarkan cahaya yang memenuhi penjuru istana. Akhirnya, semua orang yang
hadir di situ merasakan kekaguman yang luar biasa sedangkan Fir'aun wajahnya tampak
menghijau karena saking takutnya.
Allah SWT berfirman: "Maka Musa melemparkan tongkatnya, yang tiba-tiba tongkat itu (menjadi) ular yang nyata. Dan
ia menarik tangannya (dari dalam bajunya), maka tiba-tiba tangan itu jadi putih (bersinar) bagi
orang-orang yang rnelihatnya." (QS. asy-Syu'ara': 32-33)
Kisah Para Nabiallah di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Keheningan semakin menyelimuti istana Fir'aun. Pengaruh dua mukjizat yang dibawa oleh Nabi
Musa tertanam pada jiwa orang-orang yang hadir di situ. Pertama-tama mereka merasakan
ketakutan dalam diri mereka kemudian Nabi Musa mengembalikan tangannya ke sakunya lalu
tangannya kembali seperti semula.
Fir'aun berkata: "Sekarang, pergilah kalian berdua. Nanti kita akan lanjutkan perbincangan kita."
Musa memalingkan wajahnya dan keluar dari istana. Fir'aun tampak terpukul atas peristiwa itu.
Pikirannya mulai berputar-putar. Ia membayangkan apa yang terjadi di istananya dan di wilayah
kekuasaannya seandainya berita tentang dua mukjizat itu tersebar di tengah-tengah manusia,
lalu manusia mulai membicarakan tentang Musa dan Harun. Fir'aun mengeluarkan perintahnya
agar orang-orang yang melihat peristiwa itu tidak membuka hal itu kepada masyarakat umum,
tetapi para pembantu istana dan sebagian dari Bani Israil menyaksikan dua peristiwa itu.
Akhirnya, mulailah terjadi perbincangan di tengah-tengah masyarakat ramai tentang dua
mukjizat itu. Fir'aun benar-benar terdiam ketika menghadapi dua mukjizat yang dibawa oleh
Nabi Musa. Ketika Musa keluar dari istana Fir'aun yang sebelumnya merasa takut dan gemetar,
kini menjadi marah. Ia meluapkan kemarahan itu kepada menterinya dan para pembantunya.
Tiba-tiba ia bersikap kasar kepada mereka tanpa sebab yang diketahui. Fir'aun memerintahkan
Dedemit Selaksa Nyawa 2 Pendekar Rajawali Sakti 76 Iblis Penggali Kubur Naga Sakti Sungai Kuning 7
sakitnya Nabi Ayub. Begitu juga kami tidak menerima jika dikatakan bahwa penyakitnya sangat
buruk sekali yang menyebabkan masyarakat lari darinya sebagaimana dikatakan oleh
dongengdongeng kuno. Bagi kami, riwayat semacam itu bertentangan dengan kedudukan
kenabian. Yang perlu kita perhatikan dan perlu kita pastikan adalah apa-apa yang telah disampaikan oleh
Al-Qur'an berkenaan dengan cerita Nabi Ayub. Al-Qur'an adalah kitab satu-satunya yang pasti
benar yang tiada kebatilan di depan dan di belakangnya.
Allah SWT berfirman: "Dan (ingatlah kisah) Ayub ketika ia menyeru Tuhannya: ('Ya Tuhanku), sesungguhnya aku
telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua
penyayang.' Maka Kami pun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyahit
yang ada padanya dan Kami kembalihan keluarganya kepadanya, dan Kami lipat gandakan
bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk menjadi peringatan bagi
semua yang menyembah Allah." (QS. al-Anbiya': 83-84)
Kita telah memahami bahwa Nabi Ayub adalah hamba yang saleh dari hamba-hamba Allah
SWT. Allah SWT menginginkan untuk mengujinya dalam hartanya, keluarganya, dan badannya.
Hartanya hilang sehingga ia menjadi orang fakir setelah sebelumnya ia termasuk orang yang
paling kaya. Kemudian ia ditinggalkan oleh istrinya dan keluarganya sehingga ia merasakan arti
kesunyian dan kesendirian lalu ia ditimpa penyakit dalam tubuhnya dan ia merasa menderita
karenanya, tetapi beliau tetap sabar menghadapi semua itu dan tetap bersyukur kepada Allah
SWT. Sakit yang dideritanya cukup lama sehingga beliau menghabiskan waktu-waktu dan
hari-harinya dalam keadaan sendirian bersama penyakitnya, rasa sedihnya, dan
kesendiriannya. Demikianlah Nabi Ayub merasakan segi tiga penderitaan. Segi tiga penderitaan
dalam hidupnya, yaitu sakit, kesedihan, dan kesendirian. Di saat beliau mendapat cobaan
seperti itu, pada suatu hari datang pada beliau salah satu pemikiran setan. Pikiran itu berputarputar
di relung hatinya; pikiran itu mengatakan padanya, wahai Ayub penyakit ini dan
penderitaan yang engkau rasakan oleh karena godaaan dariku. Seandainya engkau berhenti
sabar dalam satu hari saja niscaya penyakitmu akan hilang darimu. Kemudian manusiamanusia
berbisik-bisik dan berkata: Seandainya Allah SWT mencintainya niscaya ia tidak akan
merasakan penderitaan yang begitu hebat. Demikianlah pemikiran yang jahat itu. Setan tidak
mampu untuk mengganggu seseorang kecuali dengan izin Allah SWT sebagaimana Allah SWT
tidak menjadikan cinta-Nya kepada manusia identik dengan kesehatan mereka. Sesungguhnya
Allah SWT menguji mereka sebagaimana yang dikehendaki-Nya.
9 16. Sebilah Pedang Mustika Liang Ie Shen m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Pikiran setan itu berputar di sekitar hati Nabi Ayub seperti berputarnya lalat di musim panas di
sekitar kepala manusia, namun beliau mampu menghilangkan pikiran ini dan sambil tersenyum
kepada dirinya beliau berkata: "Keluarlah hai setan! Sungguh aku tidak akan berhenti bersabar,
bersyukur, dan beribadah." Akhirnya, pikiran jahat itu dengan rasa putus asa keluar dari akal
Nabi Ayub. Nabi Ayub duduk dalam keadaaan marah karena setan berani untuk
mengganggunya. Beliau membayangkan bahwa boleh jadi setan berani menggodanya dengan
memanfaatkan kesendiriannya, penderitaannya, dan penyakitnya.
Istri Nabi Ayub datang dalam keadaan terlambat dan mendapati Nabi Ayub dalam keadaan
marah. Istrinya itu menutupi kepalanya dengan suatu kain tertutup. Istri Nabi Ayub
menghadirkan atau menghidangkan makanan yang baik untuknya. Nabi Ayub bertanya
padanya: "Dari mana engkau mendapati uang?" Nabi Ayub telah bersumpah akan memukulnya
seratus kali pukulan dengan tongkat ketika beliau sembuh, tetapi kesabarannya sungguh
sangat luas seperti sungai yang besar. Dan di waktu sore, setelah mengetahui kehalalan
makanan yang dihidangkan, beliau pun memakannya. Kemudian Nabi Ayub keluar menuju ke
gunung dan berdoa kepada Tuhannya.
Allah SWT berfirman: "Dan ingatlah akan hamba Kami Ayub ketika ia menyeru Tuhannya: 'Sesungguhnya aku
diganggu setan dengan kepayahan dan siksaan.' (Allah berfirman): 'Hantamkanlah kakimu;
inilah air yang sejuk untuk mandi dan untuk minum. Dan Kami anugerahi dia (dengan
mengumpulkan kembali) keluarganya dan (Kami tambahkan) kepada mereka sebanyak mereka
pula sebagai rahmat dari Kami dan pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai pikiran. Dan
ambillah dengan tanganmu seikat (rumput), maka pukullah dengan itu dan janganlah kamu
melanggar sumpah. Sesugguhnya Kami mendapati dia (Ayuh) seorang yang sabar. Dialah
sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia sangat taat (hepada Tuhannya)." (QS. Shad: 41-44)
Bagaimana kita memahami perkataan Nabi Ayub, "Sesungguhnya aku diganggu setan dengan
kepayahan dan siksaan.?" Nabi Ayub ingin mengadukan kepada Tuhannya perihal keberanian
setan padanya di mana setan membayangkan bahwa ia dapat mengganggunya. Nabi Ayub
tidak percaya bahwa sakit yang dideritanya adalah datang karena pengaruh setan.
Demikianlah pemahaman yang sesuai dengan kemaksuman para nabi dan kesempumaan
mereka. Allah SWT memerintahkan beliau untuk mandi di salah satu mata air di gunung. Allah
SWT memerintahkannya agar beliau minum dari mata air ini. Kemudian Nabi Ayub
melaksanakan perintah ini dan mandi serta minum. Belum lama beliau minum pada tegukan
yang terakhir sehingga beliau merasakan sehat dan sembuh total dari penyakitnya. Kemudian
suhu panas dalam tubuhnya pun kembali normal seperti biasanya. Allah SWT memberikan
kepada Ayub dan keluarganya dan orang-orang yang seperti mereka suatu rahmat dari sisi-Nya
sehingga Nabi Ayub tidak kembali sendirian. Allah SWT memberinya berlipat-lipat kekayaan
dan kemuliaan dari sisi-Nya sehingga Ayub tidak menjadi fakir.
Nabi Ayub kembali mendapatkan kesehatannya setelah lama merasakan penderitaan dan sakit;
Nabi Ayub bersyukur kepada Allah SWT. Beliau telah bersumpah untuk memukul istrinya
sebanyak seratus pukulan dengan tongkat ketika beliau sembuh. Sekarang beliau sembuh
maka Allah SWT mengetahui bahwa beliau tidak bermaksud untuk memukul istrinya. Namun
agar beliau tidak sampai melanggar janjinya dan sumpahnya, Allah SWT memerintahkannya
agar segera mengumpulkan seikat ranting dari bunga Raihan yang berjumlah seratus dan
hendaklah beliau memukulkan itu kepada istrinya dengan sekali pukulan. Dengan demikian,
beliau telah memenuhi sumpahnya dan tidak berbohong. Allah SWT membalas kesabaran
Ayub dan memujinya dalam Al-Qur'an sebagaimana firman-Nya:
"Sesungguhnya Kami dapati dia (Ayub) seorang yang sabar. Dialah sebaik-baik hamba.
Sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhannya)." (QS. Shad: 44)
10 16. Sebilah Pedang Mustika Liang Ie Shen m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
KISAH NABI YUNUS Beliau adalah Nabi yang mulia yang bemama Yunus bin Mata. Nabi Muhammad saw berkata:
"Janganlah kalian membanding-bandingkan aku atas Yunus bin Mata."
Mereka menamakannya Yunus, Dzun Nun, dan Yunan. Beliau adalah seorang Nabi yang mulia
yang diutus oleh Allah SWT kepada kaumnya. Beliau menasihati mereka dan membimbing
mereka ke jalan kebenaran dan kebaikan; beliau mengingatkan mereka akan kedahsyatan hari
kiamat dan menakut-nakuti mereka dengan neraka dan mengiming-imingi mereka dengan
surga; beliau memerintahkan mereka dengan kebaikan dan mengajak mereka hanya
menyembah kepada Allah SWT.
Nabi Yunus senantiasa menasihati kaumnya namun tidak ada seorang pun yang beriman di
antara mereka. Datanglah suatu hari kepada Nabi Yunus di mana beliau merasakan
keputusasaan dari kaumnya. Hatinya dipenuhi dengan perasaan marah pada mereka namun
mereka tidak beriman. Kemudian beliau keluar dalam keadaan marah dan menetapkan untuk
meninggalkan mereka. Allah SWT menceritakan hal itu dalam firman-Nya:
"Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia
menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya) maka ia menyeru
dalam keadaan yang sangat gelap: 'Bahwa tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain
Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang lalim.'" (QS. alAnbiya':
87) Tidak ada seorang pun yang mengetahui gejolak perasaan dalam diri Nabi Yunus selain Allah
SWT. Nabi Yunus tampak terpukul dan marah pada kaumnya. Dalam keadaan demikian, beliau
meninggalkan kaumnya. Beliau pergi ke tepi laut dan menaiki perahu yang dapat
memindahkannya ke tempat yang lain. Allah SWT belum mengeluarkan keputusan-Nya untuk
meninggalkan kaumnya atau bersikap putus asa dari kaumnya. Yunus mengira bahwa Allah
SWT tidak mungkin menurunkan hukuman kepadanya karena ia meninggalkan kaumnya. Saat
itu Nabi Yunus seakan-akan lupa bahwa seorang nabi diperintah hanya untuk berdakwah di
jalan Allah SWT. Namun keberhasilan atau tidak keberhasilan dakwah tidak menjadi
tanggungjawabnya. Jadi, tugasnya hanya berdakwah di jalan Allah SWT dan menyerahkan
sepenuhnya masalah keberhasilan atau ketidakberhasilannya terhadap Allah SWT semata.
Terdapat perahu yang berlabuh di pelabuhan kecil. Saat itu matahari tampak akan tenggelam.
Ombak memukul tepi pantai dan memecahkan batu-batuan. Nabi Yunus melihat ikan kecil
sedang berusaha untuk melawan ombak namun ia tidak mengetahui apa yang dilakukan. Tibatiba
datanglah ombak besar yang memukul ikan itu dan menyebabkan ikan itu berbenturan
dengan batu. Melihat kejadian ini, Nabi Yunus merasakan kesedihan. Nabi Yunus berkata
dalam dirinya: "Seandainya ikan itu bersama ikan yang besar barangkali ia akan selamat.
Kemudian Nabi Yunus mengingat-ingat kembali keadaannya dan bagaimana beliau
meninggalkan kaumnya. Akhirnya, kemarahan dan kesedihan beliau bertambah.
Nabi Yunus pun menaiki perahu dalam keadaan guncang jiwanya. Beliau tidak mengetahui
bahwa beliau lari dari ketentuan Allah SWT menuju ketentuan Allah SWT yang lain; beliau tidak
membawa makanan dan juga kantong yang berisi bawaan atau perbekalan, dan tidak ada
seorang pun dari teman-temannya yang menemaninya; beliau benar-benar sendirian; beliau
melangkahkan kakinya di atas permukaan perahu.
Si nahkoda perahu bertanya kepadanya: "Apa yang engkau inginkan?" Mendengar pertanyaan
itu, Nabi Yunus pun bangkit: "Saya ingin untuk bepergian dengan perahu-perahu kalian.
Apakah kita berlayar dalam waktu yang lama?" Nabi Yunus menampakkan suara yang penuh
kemarahan, rasa takut, dan kegelisahan. Nahkoda itu berkata sambil mengangkat kepalanya:
"Kita akan berlayar meskipun air tampak sedang pasang." Nabi Yunus berkata dengan
mencoba sabar dan menyembunyikan kegelisahannya: "Tidakkah engkau mendahului agar
jangan sampai pasang itu terjadi wahai tuanku?" Si nahkoda berkata: "Laut kita biasanya
11 16. Sebilah Pedang Mustika Liang Ie Shen m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
terkena pasang, maka ia akan segera mereda ketika melihat seorang musafir yang mulia."
Yunus bertanya: "Aku akan pergi bersama kalian dan berapa ongkos perjalanan?" Si nahkoda
menjawab: "Kami tidak menerima ongkos selain emas." Yunus berkata: "Tidak jadi masalah."
Nahkoda itu memperhatikan Nabi Yunus. Ia adalah seorang yang berpengalaman di mana ia
sering mondar-mandir dari satu pelabuhan ke pelabuhan yang lain. Seringnya ia mengunjungi
suatu tempat ke tempat yang lain menjadikannya seorang lelaki yang mampu menangkap
perasaan manusia. Nahkoda itu merasakan dan mengetahui bahwa Nabi Yunus lari dari
sesuatu. Nahkoda itu membayangkan bahwa Nabi Yunus melakukan suatu kesalahan tetapi ia
tidak berani untuk mengungkapkan kesalahan kepada pelakunya kecuali jika pelakunya
seorang yang bangkrut. Ia meminta kepada Nabi Yunus untuk membayar ongkos sebanyak tiga
kali lipat dari vang biasa dibayar musafir. Nabi Yunus saat itu merasakan kesempitan dalam
dadanya dan diliputi dengan kemarahan yang keras dan keinginan kuat untuk meninggalkan
negerinya sehingga ia pun memberikan apa yang diminta oleh si nahkoda.
Nahkoda itu memperhatikan kepingan-kepingan emas yang ada di tangannya dan ia menggigit
sebagaiannya dengan giginya. Barangkali ia akan menemukan potongan emas yang palsu
namun ia tidak menemukannya. Nabi Yunus hanya berdiri menyaksikan semua itu sementara
dadanya tampak terombang-ambing: terkadang naik dan terkadang turun laksana ayunan. Nabi
Yunus berkata: "Tuanku tentukan bagiku kamarku. Aku tampak letih dan ingin istirahat
sebentar." Si nahkoda berkata: "Memang itu tampak di raut wajahmu. Itu kamarmu," sambil ia
menunjuk dengan tangannya. Kemudian Nabi Yunus membaringkan diri di atas kasur dan
beliau berusaha untuk tidur tetapi usahanya itu sia-sia. Adalah gambar ikan kecil yang hancur
berbenturan dengan batu menyebabkan beliau tidak dapat tidur dengan tenang. Nabi Yunus
merasakan bahwa atap kamar akan jatuh menimpa dirinya. Akhirnya, Nabi Yunus tidur di atas
kasurnya di mana kedua bola matanya berputar-putar di atas atap kamar tetapi
pandanganpandangannya yang gelisah itu tidak menemukan tempat perlindungan. Tempat
tinggalnya di kamar itu dan atapnya dan sisi-sisinya tampak semuanya akan runtuh. Nabi Yunus pun mulai
mengeluh dan berkata: "Demikian juga hatiku yang tergantung dalam jiwaku."
Demikianlah, terjadi suatu pergulatan penderitaan yang hebat dalam diri Nabi Yunus saat ia
terbaring di atas ranjangnya. Penderitaan yang keras cukup memberatkannya sehingga beliau
pun bangkit kembali dari tempat tidurnya tanpa sebab yang dapat dipahami. Dan tibalah waktu
pasang. Perahu melemparkan tali-talinya. Kemudian perahu itu berjalan sepanjang siang dan ia
memecah airnya dengan tenang, dan angin pun bertiup padanya dengan sangat lembut dan
baik. Lalu kegelapan menyelimuti perahu itu dan tiba-tiba lautan pun berubah. Bertiuplah angin
yang cukup kencang yang sangat mengerikan yang nyaris menghancurkan perahu dan
bergolaklah ombak yang cukup dahsyat laksana orang yang kehilangan akalnya. Ombak itu
meninggi bagaikan gunung dan menurun bagaikan lembah.
Mulailah gelombang ombak menyapu permukaan perahu sehingga para awak perahu itu pun
mulai terkena air. Dan di belakang perahu itu terdapat ikan paus yang besar yang mulai
mengintai. Ia membuka mulutnya. Kemudian terdapat perintah kepada ikan paus itu untuk
bergerak menuju permukaan laut. Ikan paus itu menaati perintah dari Allah SWT dan ia segera
menuju permukaan laut. Ia mulai mengikuti perahu itu sebagaimana perintah yang diterimanya.
Angin yang keras tetap bertiup kemudian kepala perahu mengisyaratkan dengan tangannya
agar beban perahu dikurangi. Dan angin semakin bertiup kencang. Sementara itu, Nabi Yunus
merasakan ketakutan. Dalam tidurnya beliau melihat segala sesuatu berguncang di kamarnya.
Beliau berusaha berdiri tegak, tetapi tidak mampu. Kemudian kepala perahu berteriak dan
berkata: "Sungguh angin kencang bertiup tidak seperti biasanya. Bersama kita seseorang lelaki
yang salah sehingga karenanya angin ini bertiup dengan kencang. Kita akan melakukan undian
pada semua awak. Barangsiapa yang namanya keluar kami akan membuangnya ke lautan."
12 16. Sebilah Pedang Mustika Liang Ie Shen m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Nabi Yunus mengetahui bahwa ini adalah tradisi dari tradisi-tradisi yang biasa dilakukan oleh
awak perahu jika mereka menghadapi angin yang keras. Tetapi saat itu beliau terpaksa harus
meng-ikutinya. Episode penderitaan Nabi Yunus akan dimulai. Beliau adalah seorang Nabi
yang mulia tetapi harus tunduk pada hukum ala berhala yang menganggap bahwa lautan
mempunyai tuhan. Dengan kepercayaan itu, mereka meyakini bahwa bertiupnya angin yang
kencang akibat murka dari tuhan. Oleh karena itu, harus diadakan upaya untuk menenangkan
dan memuaskan tuhan-tuhan yang mereka yakini itu. Nabi Yunus pun terpaksa mengikuti
undian itu. Nama beliau dimasukkan bersama dengan nama penumpang lainya, dan
dilakukanlah undian. Yang keluar justru namanya. Lalu diadakan undian yang kedua, dan kali
ini pun yang keluar nama Nabi Yunus. Akhirnya, diadakan undian yang ketiga. Lagi-lagi yang
keluar nama Nabi Yunus. Kemudian ditetapkan bahwa Nabi Yunus harus dibuang ke lautan.
Saat itu para awak penumpang memperhatikan Nabi Yunus. Nabi Yunus mengetahui bahwa
beliau berbuat kesalahan ketika meninggalkan kaumnya dalam keadaan marah. Nabi Yunus
mengira bahwa Allah SWT tidak akan menurunkan hukuman padanya. Namun ia dianggap
salah karena meninggalkan kaumnya tanpa izin-Nya. Allah SWT memberikan pelajaran
kepadanya. Nabi Yunus berdiri di samping perahu dan melihat lautan yang dipenuhi dengan ombak yang
mengerikan. Dunia saat itu gelap dan di sana tidak ada cahaya bulan. Bintang-bintang
bersembunyi di balik kegelapan. Warna air tampak gelap dan hawa dingin menembus tulang.
Alhasil, air menutupi segala sesuatu. Kemudian nahkoda perahu berteriak: "Lompatlah wahai
musafir yang misterius." Tiupan angin semakin kencang. Nabi Yunus berusaha menjaga
keseimbangannya, dan beliau menampakkan keberaniannya saat ingin terjun ke lautan. Nabi
Yunus pun terjun dan berada di permukaan lautan laksana sampang yang mengambang. Ikan
paus berada di depannya. Ikan itu mulai tersenyum karena Allah SWT telah mengirim padanya
makanan malam. Kemudian ikan itu menangkap Nabi Yunus di tengah-tengah ombak.
Kemudian ikan itu kembali ke dasar lautan. Ikan itu kembali dalam keadaaan puas setelah
memenuhi perutnya. Nabi Yunus sangat terkejut ketika mendapati dirinya dalam perut ikan. Ikan itu membawanya ke
dasar lautan dan lautan membawanya ke kegelapan malam. Tiga kegelapan: kegelapan di
dalam perut ikan, kegelapan di dasar lautan, dan kegelapan malam. Nabi Yunus merasakan
bahwa dirinya telah mati. Beliau mencoba menggerakan panca inderanya dan anggota
tubuhnya masih bergerak. Kalau begitu, beliau masih hidup. Beliau terpenjara dalam tiga
kegelapan. Yunus mulai menangis dan bertasbih kepada Allah. Beliau mulai melakukan perjalanan menuju
Allah saat beliau terpenjara di dalam tiga kegelapan. Hatinya mulai bergerak untuk bertasbih
kepada Allah, dan lisannya pun mulai mengikutinya. Beliau mengatakan: "Tiada Tuhan selain
Engkau ya Allah. Wahai Yang Maha Suci. Sesungguhnya aku termasuk orang yang
menganiaya diri sendiri." (QS. Hud: 87)
Ketika terpenjara di perut ikan, beliau tetap bertasbih kepada Allah SWT. Ikan itu sendiri tampak
kelelahan saat harus berenang cukup jauh. Kemudian ikan itu tertidur di dasar lautan.
Sementara itu, Nabi Yunus masih bertasbih kepada Allah SWT. Beliau tidak henti-hentinya
bertasbih dan tidak henti-hentinya menangis. Beliau tidak makan, tidak minum, dan tidak
bergerak. Beliau berpuasa dan berbuka dengan tasbih. Ikan-ikan yang lain dan tumbuhtumbuhan
dan semua makhluk yang hidup di dasar lautan mendengar tasbih Nabi Yunus.
Tasbih itu berasal dari perut ikan paus ini. Kemudian semua makhluk-makhluk itu berkumpul di
sekitar ikan paus itu dan mereka pun ikut bertasbih kepada Allah SWT. Setiap dari mereka
bertasbih dengan caranya dan bahasanya sendiri.
Ikan paus yang memakan Nabi Yunus itu terbangun dan mendengar suara-suara tasbih begitu
riuh dan gemuruh. Ia menyaksikan di dasar lautan terjadi suatu perayaan besar yang dihadiri
13 16. Sebilah Pedang Mustika Liang Ie Shen m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
oleh ikan-ikan dan hewan-hewan lainya, bahkan batu-batuan dan pasir semuanya bertasbih
kepada Allah SWT dan ia pun tidak ketinggalan ikut serta bersama mereka bertasbih kepada
Allah SWT. Dan ia mulai menyadari bahwa ia sedang menelan seorang Nabi. Ikan paus itu
merasakan ketakutan tetapi ia berkata dalam dirinya mengapa aku takut" Bukankah Allah SWT
yang memerintahkan aku untuk memakannya. Nabi Yunus tetap tinggal di perut ikan selama
beberapa waktu yang kita tidak mengetahui batasannya. Selama itu juga beliau selalu
memenuhi hatinya dengan bertasbih kepada Allah SWT dan selalu menampakkan penyesalan
dan menangis: "Tiada Tuhan selain Engkau ya Allah Yang Maha Suci. Sesungguhnya aku
termasuk orang yang menganiaya diri sendiri." Allah SWT melihat ketulusan taubat Nabi Yunus.
Allah SWT mendengar tasbihnya di dalam perut ikan. Kemudian Allah SWT menurunkan
Kisah Para Nabiallah di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
perintah kepada ikan itu agar mengeluarkan Yunus ke permukaan laut dan membuangnya di
suatu pulau yang ditentukan oleh Allah SWT.
Ikan itu pun menaati perintah Ilahi. Tubuh Nabi Yunus merasakan kepanasan di perut ikan.
Beliau tampak sakit, lalu matahari bersinar dan menyentuh badannya yang kepanasan itu.
Beliau berteriak karena tidak kuatnya menahan rasa sakit namun beliau mampu menahan diri
dan kembali bertasbih. Kemudian Allah SWT menumbuhkan pohon Yaqthin, yaitu pohon yang
daun-daunnya lebar yang dapat melindungi dari sinar matahari. Dan Allah SWT
menyembuhkannya dan mengampuninya. Allah SWT memberitahunya bahwa kalau bukan
karena tasbih yang diucapkannya niscaya ia akan tetap tinggal di perut ikan sampai hari kiamat.
Allah SWT berfirman: "Sesungguhnya Yunus beriar-benar salah seorang rasul. (Ingatlah) ketika ia lari ke kapal yang
penuh muatan, kemudian ia ikut berundi lalu dia termasuk orang-orang yang kalah dalam
undian. Maka ia ditelan oleh ihan besar dalam keadaan tercela. Maka kalau sekiranya ia tidak
termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah, niscaya ia akan tetap tinggal di perut ikan
itu sampai hari berbangkit. Kemudian Kami lemparkan dia ke daerah yang tandus, sedang ia
dalam keadaan sakit. Dan kami tumbuhkan untuk dia sebatang pohon dari jenis labu. Dan Kami
utus dia kepada seratus orang atau lebih. Lalu mereka beriman, karena itu Kami anugerahkan
kenikmatan hidup kepada mereka hingga waktu yang tertentu." (QS. ash-Shaffat: 139-148)
"Dan (ingatlah kisah) Dzunnun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu mereka
menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), maka ia menyeru
dalam keadaan yang sangat gelap: 'Bahwa tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain
Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah orang-orang yang lalim.' Maka Kami
telah memperkenankan doanya dan menyelamatkannya dari kedukaan. Dan demikianlah Kami
selamatkan orang-orang yang beriman." (QS. al-Anbiya': 87-88)
Kita sekarang ingin membahas masalah yang menurut ulama disebut sebagai dosa Nabi
Yunus. Apakah Nabi Yunus melakukan suatu dosa dalam pengertian yang hakiki, dan apakah
para nabi memang berdosa" Jawabannya adalah: Para nabi adalah orang-orang yang maksum
tetapi kemaksuman ini tidak berarti bahwa mereka tidak melakukan sesuatu yang menurut Allah
SWT itu pantas mendapatkan celaan (hukuman). Jadi masalahnya agak relatif. Menurut orangorang
yang dekat dengan Allah SWT: Kebaikkan orang-orang yang baik dianggap keburukaan
bagi al-Muqarrabin (orang-orang yang dekat dengan Allah SWT). Ini memang benar. Sekarang,
marilah kita amati kasus Nabi Yunus. Beliau meninggalkan desanya yang banyak dipenuhi oleh
orang-orang vang menentang. Seandainya ini dilakukan oleh orang biasa atau oleh orang yang
saleh selain Nabi Yunus maka hal itu merupakan suatu kebaikan dan karenanya ia diberi
pahala. Sebab, ia berusaha menyelamatkan agamanya dari kaum yang durhaka. Tetapi Nabi
Yunus adalah seorang Nabi yang diutus oleh Allah SWT kepada mereka. Seharusnya ia
menyampaikan dakwah di jalan Allah SWT dan ia tidak peduli dengan hasil dakwahnya. Tugas
beliau hanya sekadar menyampaikan agama. Keluarnya beliau dari desa itu - dalam kacamata
para nabi - adalah hal yang mengharuskan datangnya pelajaran dari Allah SWT dan hukumanNya
14 16. Sebilah Pedang Mustika Liang Ie Shen m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
padanya. Allah SWT memberikan suatu pelajaran kepada Yunus dalam hal dakwah di jalan-Nya. Allah
SWT mengutusnya hanya untuk berdakwah. Inilah batasan dakwahnya dan beliau tidak perlu
peduli dengan kaumnya yang tidak mengikutinya dan karena itu beliau tidak harus menjadi
sedih dan marah. Nabi Luth tetap tinggal di kaumnya meskipun selama bertahun-tahun
berdakwah beliau tidak mendapati seorang pun beriman. Meskipun demikan, Nabi Luth tidak
meninggalkan mereka. Ia tidak lari dari keluarganya dan dari desanya. Beliau tetap berdakwah
di jalan Allah SWT sehingga datang perintah Allah SWT melalui para malaikat-Nya yang
mengizinkan beliau untuk pergi. Saat itulah beliau pergi. Seandainya beliau pergi sebelumnya
niscaya beliau akan mendapatkan siksaan seperti yang diterima oleh Nabi Yunus. Jadi, Nabi
Yunus keluar tanpa izin. Lalu perhatikan apa yang terjadi pada kaumnya. Mereka telah beriman
setelah keluamya Nabi Yunus. Allah SWT berfirman:
"Dan mengapa tidak ada penduduk suatu kota yang beriman, lalu imannya itu bermanfaat
kepadanya selain kaum Yunus" Tatkala mereka (kaum Yunus itu) beriman, Kami hilangkan dari
mereka azab yang menghinakan dalam kehidupan dunia, dan Kami beri kesenangan kepada
mereka sampai waktu yang tertentu." (QS. Yunus: 98)
Demikianlah, desa Nabi Yunus beriman. Seandainya ia tetap tinggal bersama mereka niscaya
ia akan mengetahuinya dan hatinya menjadi tenang serta kemarahannya akan menjadi hilang.
Tampaknya beliau tergesa-gesa dan tentu sikap tergesa-gesa ini berangkat dari keinginannya
agar manusia beriman. Usaha Nabi Yunus untuk meninggalkan mereka adalah sebagai
ungkapan kebenciannya kepada mereka atas ketidakimanan mereka. Maka Allah SWT
menghukumnya dan mengajarinya bahwa tugas seorang nabi hanya menyampaikan agama.
Seorang nabi tidak dibebani urusan keimanan manusia; seorang nabi tidak bertanggung jawab
atas pengingkaran manusia; dan seorang nabi tidak dapat memberikan hidayah (petunjuk)
kepada mereka. . KISAH NABI MUSA DAN NABI HARUN AS
Yakub atau Israil tinggal di Mesir sejak ia datang untuk bertemu dengan anaknya, Yusuf. Ketika
beliau wafat mereka menguburnya di tempat di mana ia dilahirkan di Palestina. Anak-anak Israil
lebih memilih untuk hidup di Mesir di sisi Yusuf. Keadaan Mesir, kebaikannya yang banyak,
kelayakan tanahnya, dan keharmonisan iklimnya merupakan daya tarik tersendiri bagi mereka
untuk tinggal di dalamnya. Anak-anak Israil tinggal di Mesir dalam tempo yang lumayan. Mereka
menikah sehingga jumlah mereka bertambah banyak. Berlalulah tahun demi tahun dan
kemudian Nabi Yusuf meninggal. Nabi Yusuf telah mengubah Islam saat beliau memegang
tampuk kekuasaan. Nabi Yusuf memperjuangkan Islam dan setiap nabi yang diutus oleh Allah
SWT pasti memperjuangkan agama Islam sejak Nabi Adam as sampai Nabi Muhammad saw.
Pengertian Islam di sini ialah, mengesakan Allah SWT dan hanya semata-mata menyembahNya,
meminta pertolongan kepada-Nya, dan berdoa kepada-Nya. Islam juga berarti
menyerahkan niat dan amal hanya semata-mata kepada Allah SWT. Demikianlah yang kita
pahami atau yang kita maksud dari kata al-Islam, bukan sistem sosial yang dibawa oleh Nabi
yang terakhir, yaitu Nabi Muhammad saw. Sistem ini merupakan kepanjangan dari sistemsistem
sosial yang dibawa para nabi. Jadi, esensi akidah satu dan tidak berbeda dari Nabi
Adam sampai Nabi Muhammad saw.
Ketika Nabi Yusuf menjadi penguasa di Mesir dan ketua para menteri agama di Mesir berubah
menjadi agama tauhid atau Islam. Nabi Yusuf as menyeru manusia untuk memeluk Islam saat
beliau ada di dalam penjara ketika beliau mengatakan:
"Manakah yang baik, tuhan-tuhan yang bermacam-macam itu ataukah Allah YangMaha Esa
lagi Maha PerkasaV (QS.Yusuf: 39)
Dan beliau berdoa pada suatu hari ketika mimpinya terwujud:
15 16. Sebilah Pedang Mustika Liang Ie Shen m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
"Wafatkanlah aku dalam keadaan Islam dan gabungkanlah aku dengan orang-orang yang
saleh. " (QS. Yusuf: 101)
Dan ketika Nabi Yusuf meninggal, Mesir mengubah sistem tauhid ke sistem multi tuhan untuk
kedua kalinya. Menurut dugaan kuat bahwa hal ini terwujud dengan adanya campur tangan
kelompok-kelompok elit yang berkuasa. Kelompok-kelompok elit ini - ketika di bawah agama
tauhid - mereka tidak mendapatkan suatu perlakukan istimewa atau dibedakan dengan
masyarakat umum, sehingga karenanya mereka mempunyai kepentingan untuk
mengembalikan sistem penyembahan multi tuhan. Kemudian masyarakat mengikuti sistem
penyembahan Fir'aun. Dan akhirnya, Mesir dipimpin keluarga-keluarga Fir'aun dan mereka
mengklaim bahwa mereka adalah tuhan atau wakil-wakil tuhan atau orang-orang yang
berbicara atas nama tuhan.
Pada dasarnya, masyarakat Mesir adalah masyarakat yang beradab. Mereka disibukkan
dengan pembangunan peradaban. Mereka memiliki kecenderungan keagamaan yang kuat. Dan
barangkali kelompok-kelompok dari masyarakat Mesir meyakini bahwa Fir'aun bukan tuhan
namun karena mereka mendapat tantangan keras dari Fir'aun dan Fir'aun tidak ingin dari
kaurnnya kecuali agar mereka menaatinya sehingga mereka pun terpaksa menyembunyikan
keimanan dalam diri mereka. Jadi, tuhan-tuhan berhala banyak sekali di Mesir. Hal yang bisa
dipahami adalah, bahwa Fir'aun menguasai semua macam tuhan dan ia mengisyaratkan
dengannya dan berbicara atas namanya. Yang demikian ini adalah sangat jelas di Mesir. Ketika
terdapat sistem multi tuhan di Mesir - meskipun masyarakatnya meyakini tuhan utama, yaitu
Fir'aun - kelompok elit yang berkuasa membatasi untuk hanya menyembah Fir'aun dan
melaksanakan perintah-perintahnya serta membenarkan tindakan semena-menanya. Kita akan
mengetahui dan kita akan membuka lembaran-lembaran Nabi Musa as bagaimana masyarakat
Mesir hidup di zamannya. Mayoritas masyarakat saat itu mendapatkan kehinaan yang luar
biasa dan diperlakukan secara lalim. Mereka harus taat sepenuhnya kepada Fir'aun. Mereka
selalu diancam oleh algojo-algojo Fir'aun dan para tentaranya.
Allah SWT menceritakan Fir'aun yang hidup di zaman Nabi Musa dalam firman-Nya:
"Maka dia mengumpulkan (pembesar-pembesarnya) lalu berseru memanggil kaumnya (seraya
berkata): 'Akulah Tuhanmu yang paling tinggi.'" (QS. an-Nazi'at: 23-24)
Manusia saat itu benar-benar tunduk terhadap pernyataan orang-orang kafir. Mereka menaati -
barangkali itu karena terpak-sa - perkataan Fir'aun. Mesir kembali menggunakan sistem multi
tuhan setelah sebelumnya disinari oleh tauhid yang disuarakan oleh Nabi Yusuf. Sementara itu,
anak-anak Yakub atau anak-anak Israil mereka telah menyimpang dari tauhid. Mereka
mengikuti orang-orang Mesir. Sedikit sekali dari keluarga mereka yang masih mempertahankan
agama tauhid secara tersembunyi.
Datanglah suatu masa atas Bani Israil di mana mereka semakin banyak dan semakin
menyebar. Mereka mengerjakan berbagai macam pekerjaan, dan mereka memenuhi pasarpasar
Mesir. Berlalulah hari demi hari. Mesir diperintah oleh seorang raja yang bengis di mana
orang-orang Mesir menyembahnya. Raja yang jahat ini melihat Bani Israil semakin banyak dan
semakin berkembang serta mengambil posisi-posisi penting. Raja mendengar pembicaraan
Bani Israil tentang berita yang samar di mana dalam berita itu dikatakan bahwa salah seorang
anak Bani Israil akan menjatuhkan Fir'aun Mesir dari singgasananya. Barangkali berita itu
berasal dari suatu mimpi dari mimipi-mimpi hidup atau mimpi nyata yang mengelilingi hati
kelompok minoritas yang tertindas, dan mungkin itu merupakan berita gembira yang tersebut
dalam kitab-kitab mereka. Apa pun halnya, berita ini telah sampai di telinga Fir'aun.
Kemudian Fir'aun mengeluarkan perintah yang aneh, yaitu jangan sampai seorang pun dari
Bani Israil yang melahirkan anak. Maksud dari perintah ini adalah, hendaklah setiap anak yang
lahir dari jenis laki-laki dibunuh. Aturan ini mulai diterapkan. Tapi para pakar ekonomi berkata
kepada Fir'aun: Orang-orang tua dari Bani Israil akan mati sesuai dengan ajal mereka,
16 16. Sebilah Pedang Mustika Liang Ie Shen m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
sedangkan anak-anak kecilnya disembelih maka ini akan berakhir pada hancurnya dan
binasanya Bani Israil namun Fir'aun akan kehilangan kekayaan dan aset manusia yang dapat
bekerja untuknya atau menjadi budak-budaknya dan wanita-wanita tidak dapat lagi dimilikinya.
Maka yang terbaik adalah, hendaklah dilakukan suatu proses sebagai berikut: Anak laki-laki
disembelih pada tahun yang pertama dan hendaklah mereka dibiarkan pada tahun berikutnya.
Fir'aun sependapat dengan pikiran ini karena itu dianggap lebih menguntungkan dari sisi
ekonomi. Ibu Musa mengandung Harun pada tahun di mana anak-anak kecil tidak dibunuh maka ia
melahirkannya secara terang-terangan. Ketika datang tahun yang ditetapkan di dalamnya
bahwa anak-anak kecil harus dibunuh, ia melahirkan Musa. Saat melahirkan Musa, sang ibu
merasakan ketakutan yang luar biasa. la mencemaskan bahwa jangan-jangan anaknya akan
dibunuh. Maka si ibu menyusuinya secara sembunyi-sembunyi. Kemudian datanglah suatu
malam yang penuh berkah di mana Allah SWT mewahyukan kepadanya:
"Dam Kami ilhamkan kepada ibu Musa: 'Susuilah dia dan apabila khawatir terhadapnya maka
jatuhkalah ia ke dalam sungai (Nil). Dan janganlah kamu khawatir danjanganlah (pula) bersedih
hati, karena sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya
(salah seorang) dari para rasul.'" (QS. al-Qashash: 7)
Mendengar wahyu Allah SWT itu dan mendengar panggilan yang penuh kasih sayang dan suci
ini, ibu Musa langsung menaatinya. Ia diperintahkan untuk membuat peti kecil bagi Musa.
Setelah menyusuinya, ia meletakkannya di peti itu. Kemudian ia pergi ke tepi sungai Nil dan
membuangnya di atas air. Hati sang ibu adalah hati yang paling pengasih di dunia. Hatinya
dipenuhi penderitaan saat ia melemparkan anaknya di sungai Nil, tetapi ia menyadari bahwa
Allah SWT lebih Pengasih terhadap Musa dibandingkan dengan dirinya. Allah SWT lebih
mencintainya dibandingkan dengan dirinya. Allah SWT adalah Tuhannya dan Tuhan sungai Nil.
Belum lama peti itu menyentuh sungai Nil sehingga sang Pencipta mengeluarkan perintah
kepada arus sungai agar menjadi tenang dan bersikap lembut terhadap bayi yang dibawanya
yang pada suatu hari akan menjadi Nabi. Sebagaimana Allah SWT memerintahkan kepada api
agar menjadi dingin dan membawa keselamatan bagi Nabi Ibrahim, begitu juga Allah SWT
memerintahkan kepada sungai Nil agar membawa Musa dengan tenang dan penuh kelembutan
sehingga menyerahkannya ke istana Fir'aun. Air sungai nil membawa peti yang mulia ini ke
istana Fir'aun. Di sana ombak menyerahkannya kepada tepi pantai kemudian ia mewasiatkan
kepada tepi pantai itu. Dan angin berkata kepada rumput yang tidur di sisi peti: Jangan engkau
banyak bergerak karena Musa sedang tidur. Rumput itu pun menaati perintah angin dan Musa
tetap tidur. Pada hari itu, matahari menyinari istana Fir'aun. Istri Fir'aun keluar berjalanjalan di kebun istana
sebagaimana biasanya. Kita tidak mengetahui apa gerangan yang menjadikannya berjalanjalan dan
menempuh jarak yang lebih jauh dari yang biasa di tempuhnya.
Istri Fir'aun berbeda sekali dengan Fir'aun. Fir'aun adalah seorang kafir sementara istrinya
adalah seorang yang beriman. Fir'aun adalah seorang yang keras kepala sementara istrinya
adalah seorang yang penyayang. Fir'aun adalah seorang penjahat sementara istrinya adalah
seorang yang lembut dan penuh cinta. Di samping itu, istrinya merasakan kesedihan yang
dalam karena ia belum mampu melahirkan anak. Ia merindukan untuk mendapatkan anak. Istri
Fir'aun berhenti di sisi kebun kemudian bau harum yang datang dari pohon itu menyebarkan
perasaan sedih akan rasa kesendirian. Pada saat yang sama, wanita-wanita yang
membantunya sudah memenuhi tempat-tempat air yang diambil dari sungai. Tiba-tiba mereka
mendapati peti di sisi kaki mereka. Mereka membawa peti itu seperti semula ke istri Fir'aun. Ia
memerintahkan untuk membukanya lalu mereka pun membukanya. Betapa terkejutnya istri
Fir'aun ketika melihat Musa di dalamnya. Maka ia pun merasakan bahwa ia mencintainya
17 16. Sebilah Pedang Mustika Liang Ie Shen m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
seperti anaknya sendiri. Allah SWT menaruh dalam hatinya rasa cinta kepada Musa sehingga
air matanya berlinang. Kemudian ia membawa peti mati itu. Istri Fir'aun membolak-balikkan Musa sambil menangis.
Musa terbangun dan ia pun menangis. Musa tampak lapar ia membutuhkan air susu pagi dan
tetap menangis. Fir'aun duduk di atas meja makan. Ia menantikan istrinya namun yang
ditunggu belum hadir. Fir'aun mulai marah dan mencarinya. Tiba-tiba ia dikagetkan dengan
kedatangan istrinya dengan membawa Musa. Istri Fir'aun tampak sangat menyayanginya. Ia
terus menciuminya dan air matanya berlinangan. Fir'aun bertanya, "dari mana datangnya anak
kecil ini?" Kemudian mereka menceritakan kepadanya bahwa mereka menemukannya di
sebuah peti di tepi sungai. Fir'aun berkata: "Ini adalah salah satu anak Bani Israil. Sesuai
dengan peraturan, anak-anak yang lahir tahun ini harus dibunuh." Mendengar keputusan
Fir'aun itu, istri Fir'aun berteriak dan ia mendekap Musa lebih keras:
"Dan berkatalah istri Fir'aun: '(Ia) adalah penyejuk mata hati bagiku dan bagimu. Janganlah
kamu membunuhnya, mudah-mudahan ia bermanfaat hepada kita atau kita ambil iajadi anak.'"
(QS. al-Qashash: 9) Fir'aun tampak keheranan sekali melihat aksi istrinya yang mendekap anak kecil yang mereka
temukan di tepi sungai. Fir'aun tampak tercengang karena istrinya menangis dengan gembira di
mana Fir'aun tidak pernah mendapati istrinya menangis karena gembira seperti ini. Fir'aun
mulai mengetahui bahwa istrinya menyayangi anak ini seperti anaknya sendiri. Fir'aun berkata
dalam dirinya: Barangkali ia ingat bahwa ia tidak mampu melahirkan anak dan menginginkan
anak ini. Akhirnya, Fir'aun sepakat atas apa yang dikatakan oleh istrinya. Fir'aun memenuhi
keinginannya dan menyetujuinya untuk mendidik anak ini di istananya.
Ketika mendengar persetujuan Fir'aun, tampaklah keceriaan yang luar biasa pada wajah
istrinya. Fir'aun belum pernah menyaksikan keceriaan seperti ini. Fir'aun telah menghadirkan
berbagai macam hadiah kepadanya, juga perhiasan dan budak tetapi ia belum pernah
tersenyum meskipun sekali. Fir'aun menyangka bahwa istrinya tidak mengerti arti sebuah
senyuman. Dan sekarang, Fir'aun melihat sendiri wajahnya dipenuhi dengan senyum
keceriaan. Sementara itu, Musa mulai menangis karena lapar. Istri Fir'aun mengetahui bahwa
Musa sedang lapar. Ia berkata kepada Fir'aun: "Anakku yang kecil sedang lapar." Fir'aun
berkata: "Datangkanlah kepadanya para wanita yang menyusui." Kemudian didatangkanlah
kepadanya seorang wanita yang menyusui dari istana. Wanita itu mencoba untuk menyusui
Musa tetapi apa yang terjadi" Musa menolaknya. Lalu didatangkan wanita yang kedua sampai
ketiga dan sampai kesepuluh tetapi Musa tetap menangis dan tidak ingin menyusu kepada
seorang pun di antara mereka. Melihat kenyataan itu, istri Fir'aun menangis karena tidak tahan
melihat penderitaan anak kecil itu. Ia tidak mengetahui apa yang harus dilakukannya.
Bukan hanya istri Fir'aun satu-satunya yang merasa sedih dan menangis, ibu Musa adalah
wanita lain yang merasa sedih dan menangis. Ketika ia melemparkan Musa ke sungai Nil, ia
merasa bahwa ia sedang melemparkan buah hatinya di sungai. Lalu peti yang dilemparkan itu
hilang dibawa oleh air sungai dan beritanya pun tersembunyi. Dan ketika datang waktu pagi, ibu
Musa merasakan kesedihan yang selalu menghantuinya. Hampir saja ia pergi ke istana Fir'aun
untuk mendapatkan berita tentang anaknya kalau bukan karena Allah SWT menarah
kedamaian dalam hatinya sehingga ia menyerahkan urusan anaknya kepada Allah SWT.
Alhasil, ia berkata kepada saudara perempuan Musa: "Pergilah dengan tenang ke istana Fir'aun
dan berusahalah untuk mendapatkan berita tentang Musa dan hendaklah engkau hati-hati agar
jangan sampai mereka mengetahuimu." Kemudian saudara perempuan Musa pergi dengan
tenang. Akhirnya, ia mendengarkan kisah tentang Musa secara sempurna. Ia melihat Musa dari
kejauhan dan mendengarkan suara tangisannya. Ia melihat mereka dalam keadaan
kebingungan di mana mereka tidak mengetahui bagaimana menyusuinya. Ia mendengar bahwa
Musa menolak setiap wanita yang mencoba menyusuinya.
18 16. Sebilah Pedang Mustika Liang Ie Shen m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Saudara perempuan Musa berkata kepada para pengawal Fir'aun: "Apakah kalian mau aku
tunjukkan suatu keluarga yang dapat menyusuinya dan dapat mengasuhnya." Istri Fir'aun
menjawab: "Seandainya engkau dapat membawa kepada kami wanita yang dapat menyusuinya
dan dapat mengasuhnya niscaya kami akan memberimu hadiah yang besar. Yakni sesuatu
yang engkau inginkan akan kami penuhi." Lalu saudara perempuan Musa itu kembali dan
menghadirkan ibunya. Si ibu menyusuinya dan Musa pun menyusu dengan tenang. Melihat hal
itu, istri Fir'aun sangat gembira dan berkata: "Bawalah dia sehingga masa penyusuannya
Kisah Para Nabiallah di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
selesai, lalu kembalikanlah dia kepada kami dan kami akan memberimu suatu balasan yang
besar atas penyusuan dan pendidikan yang engkau berikan."
Demikianlah Allah SWT mengembalikan Musa kepada ibunya agar ia merasa gembira dan
hatinya menjadi tenang dan tidak bersedih serta agar ia mengetahui bahwa janji Allah SWT
benar dan bahwa perintah-Nya dan ketentuan-Nya pasti terlaksana meskipun banyak rintangan
dan tantangan. Allah SWT berfirman:
"Dan menjadi kosonglah hati ibu Musa. Sesungguhnya hampir saja ia menyatakan rahasia
tentang Musa, seandainya tidak Kami teguhkan hatinya, supaya ia termasuk orang-orang yang
percaya (kepada janji Allah). Dan berkatalah ibu Musa kepada saudara Musa yang perempuan:
'Ikutilah dia.' Maka helihatanlah olehnya Musa dari jauh, sedang mereka tidak mengetahuinya,
dam Kami cegah Musa dari menyusu kepada perempuan-perempuan yang mau menyusui(nya)
sebelum itu; maka berkatalah saudara Musa: 'Maukah kamu ahu tunjukkan kepadamu ahlubait
yang akan memeliharanya untukmu dan mereha dapat berlaku baik kepadanya"'. Maka Kami
kembalikan Musa kepada ibunya, supaya senang hatinya dan tidak berduka cita dan supaya ia
mengetahui bahwa janji Allah itu adalah benar, tetapi kebanyakan manusia tidak
mengetahuinya." (QS. al-Qashash: 10-13) Ibu Musa menyempurnakan penyusuan lalu menyerahkannya ke rumah Fir'aun. Saat itu Musa
disenangi dan disukai semua orang. Allah SWT berfirman:
Dan Aku telah (http://cerita-silat.mywapblog.com)
1917. Sepasang Golok Mustika Chin Yung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
http://cerita-silat.mywapblog.com ( Saiful Bahri - Seletreng - Situbondo )
melimpahkan kepadamu kasih sayang yang datang dari-Ku; dan supaya kamu
diasuh di bawah pengawasan-Ku." (QS.Thaha: 39)
Tiada seorang pun yang melihat Musa kecuali ia akan mencintainya. Musa dididik di istana
terbesar di bawah bimbingan dan penjagaan Allah SWT. Pendidikan Musa dimulai di rumah
Fir'aun di mana di dalamnya terdapat ahli pendidikan dan para pengajar. Mesir saat itu
merupakan negara yang besar di dunia dan Fir'aun sebagai raja yang paling kuat. Karena itu,
secara sederhana Fir'aun rnampu mengumpulkan para pakar pendidikan dan para
cendekiawan. Demikianlah hikmah Allah SWT berkehendak agar Musa terdidik di bawah
pendidikan yang besar dan ditangani pakar-pakar pendidikan yang terlatih. Ironisnya, hal ini
terjadi di rumah musuhnya yang pada suatu hari nanti akan hancur di tangannya, sebagai
bentuk pelaksanaan dari perintah Allah SWT.
Musa tumbuh di rumah Fir'aun. Beliau mempelajari ilmu hisab, ilmu bangunan, ilmu kimia, dan
bahasa. Beliau tidur di bawah bimbingan agama. Oleh karena itu, Musa tidak mendengar
omongan kosong yang dikatakan oleh pendidik tentang ketuhanan Fir'aun. Jarang sekali ia
mendengar bahwa Fir'aun adalah tuhan. Beliau pun menepis pernyataan dan anggapan ini.
Beliau tinggal bersama Fir'aun di satu rumah. Beliau mengetahui lebih daripada orang lain
bahwa Fir'aun hanya sekadar manusia biasa tetapi ia orang yang lalim. Musa mengetahui
bahwa ia bukanlah anak dari Fir'aun. Beliau adalah salah seorang dari Bani Israil. Beliau
menyaksikan bagaimana pengawal-pengawal Fir'aun dan para pengikutnya menindas Bani
Israil. Akhirnya, Musa tumbuh besar dan mencapai kekuatannya.
Ketika para pengawal lalai darinya, Musa memasuki kota. Musa berjalan-jalan di sekitar kota.
Kemudian Musa mendapati seorang lelaki dari pengikut Fir'aun yang sedang berkelahi dengan
seseorang dari Bani Israil. Lalu seseorang yang lemah dari kedua orang itu meminta tolong
kepadanya. Musa pun turut campur dalam urusan itu. Musa mendorong dengan tangannya
seorang lelaki yang berbuat aniaya itu. Ternyata Musa membunuhnya. Saat itu Musa memang
terkenal sebagai orang yang kuat sampai pada batas di mana dengan sekali pukul saja untuk
melerai musuhnya, ia justru membunuhnya. Tentu Musa tidak sengaja untuk membunuh orang
laki-laki itu. Tetapi apa yang terjadi" Lelaki itu tersungkur dan kemudian mati. Musa berkata
kepada dirinya: Ini adalah perbuatan setan. Sesungguhnya ia adalah musuh yang menyesatkan
dan nyata. Kemudian Musa berdoa kepada Tuhannya dan berkata: "Ya Tuhanku,
sesungguhnya aku telah menganiaya diriku maka ampunilah aku." Allah SWT pun
mengampuninya. Dia Maha Pengampun dan Maha Penyayang. Allah SWT berfirman:
"Dan setelah Musa sudah cukup umur dan sempurna akalnya, Kami berikan kepadanya hikmah
kenabian dan pengetahuan. Dan demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang
berbuat baik. Dan Musa masuk ke kota (Memphis) ketika penduduknya sedang lemah, maka
didapatinya di dalam kota itu dua orang laki-laki yang berkelahi; yang seorang dari golongannya
(Bani Israil) dan seorang lagi dari musuhnya (kaum Fir'aun). Maka orang yang dari golongannya
meminta pertolongan darinya, untuk mengalahkan orang yang dari musuhnya lalu Musa
meninjunya, dan matilah musuhnya itu. Musa berkata: 'Ini adalah perbuatan setan.
Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang menyesatkan lagi nyata (permusuhannya). Musa
berdoa: 'Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah menganiaya diriku sendiri karena itu ampunilah
aku.' Maka Allah mengampuninya, sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang. Musa berkata: 'Ya Tuhanku, demi nikmat yang telah Engkau anugerahkan
kepadaku, aku sekali-kali tiada akan menjadi penolong bagi orang-orang yang berdosa.'" (QS.
al-Qashash: 14-17) Kemudian Nabi Musa menjadi takut di tengah-tengah kota dan merasa terancam. Dalam ayat
itu digambarkan bagaimana Nabi Musa merasakan ketakutan di mana ia mengkhawatirkan
1 17. Sepasang Golok Mustika Chin Yung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
kejahatan akan datang padanya pada setiap langkahnya, dan ia begitu sensitif melihat gerakgerik di
sekitarnya. Nabi Musa saat itu menampakkan kegoncangan jiwa yang dahsyat.
Sebenarnya Nabi Musa hanya ingin mempertahankan dirinya saat menolong seseorang dari
Bani Israil. Ketika itu Nabi Musa mendorong dengan tangannya dan bertujuan memisahkan
orang Mesir dari orang Israil tetapi ia justru membunuhnya.
Dalam undang-undang positif dinyatakan bahwa pembunuhan semacam ini dianggap sebagai
pembunuhan karena keteledoran atau karena kesalahan bukan karena faktor kesengajaan
sehingga karenannya yang bersangkutan tidak akan mendapatkan suatu hukuman yang berat.
Biasanya orang yang melakukan pembunuhan tanpa sengaja akan mendapatkan keputusan
yang meringankannya karena ia membunuh tanpa kesengajaan. Tentu kejadian semacam ini
tidak dapat dianggap sebagai pembunuhan dengan sengaja karena yang bersangkutan tidak
ingin mencelakakan orang lain. Nabi Musa tidak memukul orang itu. Yang ia lakukan hanya
mendorongnya. Atau dengan kata lain, Nabi Musa hanya sekadar menyingkirkan orang
tersebut. Kita akan mengetahui bahwa Nabi Musa adalah cermin lain dari Nabi Ibrahim.
Keduaduanya dari kalangan ulul azmi, tetapi Nabi Ibrahim adalah cermin kesabaran dan
kelembutan sementara Nabi Musa adalah cermin dari kekuatan dan keperkasaan.
Musa menjadi takut dan terancam di tengah-tengah kota. Beliau berjanji di kemudian hari
bahwa beliau tidak akan lagi menjadi sahabat orang-orang yang berbuat jahat. Beliau tidak
akan lagi terlibat dalam pertengkaran dan permusuhan antara sesama penjahat. Di tengahtengah
perjalanannya, Musa dikagetkan ketika melihat orang yang ditolongnya kemarin saat ini
lagi-lagi memanggilnya dan minta tolong padanya. Lagi-lagi orang itu terlibat permusuhan dan
pertengkaran dengan seorang Mesir. Musa mengetahui bahwa orang Israil ini berbuat aniaya.
Musa mengetahui bahwa ia termasuk salah seorang preman di situ. Akhirnya, Musa berteriak di
depan wajah orang Israil itu sambil berkata: "Sungguh ternyata engkau adalah orang yang
jahat." Musa mengatakan demikian sambil mendorong keduanya dan ia melerai pertengkaran itu.
Orang Israil itu mengira bahwa Musa akan mencelakakannya maka ia diliputi rasa takut. Sambil
meminta kasih sayang kepada Musa, ia berkata: "Wahai Musa apakah engkau akan
membunuhku sebagaimana engkau membunuh orang yang kemarin. Apakah engkau ingin
menjadi seorang penguasa di muka bumi dan tidak ingin menjadi orang yang memperbaiki
bumi." Ketika mendengar orang Israil yang mengatakan demikian, Musa berhenti dan
amarahnya mereda. Musa mengingat apa yang dilakukannya kemarin dan bagaimana ia
meminta ampun dan bertaubat serta berjanji untuk tidak menjadi pembantu orang-orang yang
berbuat jahat. Musa kemudian kembali dan meminta ampun kepada Tuhannya.
Orang Mesir yang berkelahi dengan orang Israil itu mengetahui bahwa Musa adalah pembunuh
orang Mesir yang mayatnya mereka temukan kemarin. Petugas keamanan Mesir tidak berhasil
menyingkap kasus pembunuhan itu. Akhirnya, rahasia Musa tersingkap lalu seorang lelaki
Mesir yang beriman datang dari penjuru kota. Ia membisikkan kepada Musa bahwa ada suatu
rencana untuk membunuhnya. Ia menasehati Musa agar meninggalkan Mesir secepatnya.
Allah SWT berfirman: "Karena itu, jadilah Musa di kota itu merasa takut menunggu-nunggu dengan khawatir (akibat
perbuatannya), maka tiba-tiba orang yang meminta pertolongan kemarin berteriak meminta
pertolongan kepadanya. Musa berkata kepadanya: 'Sesungguhnya kamu benar-benar orang
yang sesat yang nyata (kesesatannya). Maka tat-kala Musa memegang dengan keras orang
yang menjadi musuh keduanya, musuhnya berkata: 'Hai Musa apakah kamu bermaksud untuk
membunuhku, sebagaimana kamu kemarin telah membunuh seorang manusia" Kamu tida
bermaksud melainkan hendak menjadi orang yang berbuat sewenang-wenang di negeri (ini),
dan tiadalah kamu hendak menjadi salah seorang dari orang-orang yang mengadakan
2 17. Sepasang Golok Mustika Chin Yung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
perdamaian.' Dan datanglah seorang laki-laki dari ujung kota tergesa-gesa seraya berkata: 'Hai
Musa, sesungguhnya pembesar sedang berunding tentang kamu. Sesungguhnya aku termasuk
orang-orang yang memberi nasihat kepadamu.'" (QS. al-Qashash: 18-20)
Allah menyembunyikan kepada kita nama laki-laki yang datang mengingatkan Musa itu. Tetapi
menurut hemat kami, ia adalah seorang lelaki Mesir yang tentu meiliki jabatan penting. Sesuai
dengan ayat tersebut, ia mengetahui adanya persengkongkolan untuk menyingkirkan Musa dari
kedudukan yang tinggi. Seandainya ia orang yang biasa-biasa saja maka orang itu tidak
mengenalnya. Orang itu mengetahui bahwa Musa tidak berhak untuk mendapatkan hukum
bunuh atas dosanya. Musa membunuh karena faktor kesalahan, bukan karena faktor
kesengajaan. Kesalahan semacam itu menurut undang-undang Mesir yang dahulu dihukum
dengan penjara. Lalu, mengapa timbul keinginan untuk membunuh Musa" Kalau kita
memperhatikan nasihat orang Mesir itu ter-hadap Musa maka kita akan menemukan
jawabannya. Yaitu perkataannya: "Para pembesar merencanakan persekongkolan untuk
menyingkirkanmu." Al-Mala' adalah para penguasa atau para pembesar yang bertanggung jawab pada keamanan.
Mereka menyiapkan persekongkolan untuk menyingkirkan Musa. Apa yang dilakukan oleh
Musa - kalau memang dianggap sebagai suatu kesalahan - adalah kejahatan biasa yang
hanya dituntut dengan hukuman penjara. Lalu siapakah yang membuat rencana yang demikian,
dan siapakah yang mendorong untuk melakukan persekongkolan untuk membunuhnya" Kami
kira bahwa kepala keamanan Mesir tidak menyukai Musa. Ia mengetahui bahwa Musa adalah
anggota Bani Israil. Ia mengetahui bahwa sampainya peti di istana Fir'aun merupakan suatu
rekayasa yang dirancang oleh musuh-musuhnya yang menginginkan kedudukannya. Ini berarti
karena keteledorannya dan ketelodaran anak-anak buahnya. Berapa kali orang itu menasihati
dan menganjurkan agar Musa dibunuh tetapi Fir'aun justru menampik pikiran itu. Dan ketika
datang saat yang ditentukan untuk membunuh Musa, Fir'aun justru tunduk terhadap istrinya
yang sangat mencintai Musa.
Akhirnya, kesempatan emas ada di depannya. Para pembantunya mengatakan kepadanya
bahwa Musalah yang membunuh orang Mesir yang mereka temukan jasadnya kemarin.
Selesailah urusan ini. Kemudian datanglah perintah dan kesempatan untuk membunuh Musa.
Orang-orang yang membenci Musa mulai mendapatkan angin kegembiraan di mana mereka
akan melihat Musa terbunuh, tetapi Allah SWT mengirim seorang Mesir yang baik untuk
mengingatkan Musa agar berlari dari kejaran orang-orang yang lalim.
Allah SWT berfirman: "Maka keluarlah Musa dari kota itu dengan rasa takut menunggu-nunggu dengan khawatir, dia
berdoa: 'Ya Tuhanku, selamatkanlah aku dari orang-orang yang lalim itu.'" (QS. al-Qashash: 21)
Musa meninggalkan kota dan menjadi orang yang terusir. Musa segera keluar dalam keadaan
takut dan sambil waspada Musa selalu berdoa dalam hatinya: "Ya Tuhanku, selamatkanlah aku
dari orang-orang yang lalim." Kaum itu memang benar-benar orang-orang yang lalim. Mereka
ingin menerapkan hukuman bagi pembunuh dengan sengaja atas Musa, padahal Musa tidak
melakukan selain berusaha memisahkan orang yang berkelahi tetapi dengan tidak sengaja ia
membunuhnya. Musa segera keluar dari Mesir. Beliau tidak lagi pergi ke istana Fir'aun dan
tidak mengganti pakaiannya, dan beliau tidak membawa makanan untuk perjalanan. Beliau
tidak membawa binatang tunggangan yang dapat mengantarkannya. Beliau tidak pergi
bersama suatu kafilah. Beliau langsung pergi ketika mendapatkan kabar dari seorang mukmin
yang mengingatkannya dari ancaman Fir'aun.
Musa melalui jalan yang tidak lazim dilalui orang biasa. Musa memasuki gurun dan ia menuju
ke suatu tempat yang di situ Allah SWT membimbingnya. Ini adalah pertama kalinya beliau
keluar dan mengarungi gurun pasir sendirian. Kemudian sampailah Musa di suatu tempat yang
bernama Madyan. Musa istirahat dan duduk-duduk di dekat sumur yang besar di mana di situ
3 17. Sepasang Golok Mustika Chin Yung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
orang-orang mengambil air untuk memberi minum kepada binatang-binatang tunggangan
mereka dan binatang-binatang gembalaan mereka. Musa tidak membawa makanan selain
daun-daun pohon. Musa minum dari sumur-sumur yang ditemukannya di tengah jalan.
Sepanjang peijalanan Musa merasakan ketakutan; jangan-jangan Fir'aun mengirim orang untuk
menangkapnya. Ketika Musa sampai di kota Madyan Musa berbaring di sisi pohon dan istirahat.
Musa merasa lapar dan keletihan. Sandal yang dipakainya tampak mulai rusak. Beliau tidak
mempunyai uang yang cukup untuk membeli sandal baru, dan beliau juga tidak mempunyai
uang yang cukup untuk membeli makanan dan minuman.
Nabi Musa memperhatikan kumpulan pengembala yang sedang mengambil air untuk
kambingkambing mereka. Musa ingat bahwa ia sedang lapar dan haus. Ia berkata dalam dirinya:
Aku tidak dapat memenuhi perutku dengan air selama aku tidak memiliki uang yang cukup untuk
membeli makanan. Musa berjalan menuju tempat air. Sebelum sampai, ia mendapati dua orang
perempuan yang sedang menyendirikan kambing-kambingnya agar jangan sampai tercampur
dengan kambing orang lain. Melalui ilham, Musa merasa bahwa kedua wanita itu membutuhkan
pertolongan. Musa lupa terhadap rasa hausnya, lalu beliau menuju ke arah mereka dan
bertanya, apakah ia dapat membantu mereka" Lalu seorang gadis yang paling tua berkata:
"Kami menunggu sampai selesainya para gembala itu mengambil air untuk binatang gembalaan
mereka." Musa bertanya: "Mengapa kalian tidak mengambil air sekarang?" Gadis yang paling
kecil berkata: "Kami tidak mampu untuk berdesak-desakan dengan kaum pria." Nabi Musa
keheranan karena mengetahui kedua gadis itu menggembala kambing. Seharusnya yang
mengembala kambing adalah kaum pria. Ini adalah tugas yang berat dan sangat melelahkan.
Musa bertanya: "Mengapa kalian mengembala kambing?" Masih kata gadis yang paling kecil:
"Orang tua kami sudah tua di mana kesehatannya tidak dapat membantunya untuk keluar dari
rumah dan mengembala kambing setiap hari." Musa berkata: "Kalau begitu, aku akan
membantu kalian untuk mengambil air tersebut."
Musa berjalan menuju tempat air. Musa mengetahui bahwa para pengembala meletakkan di
atas bibir air suatu batu besar yang tidak bisa digerakkan kecuali oleh sepuluh orang. Musa
merangkul dan mengangkatnya dari bibir sumur. Otot-otot Musa tampak menonjol saat
memindahkan batu itu. Musa adalah seorang lelaki yang kuat. Akhirnya, Musa berhasil
mengambilkan air bagi remaja putri itu, dan kemudian ia mengembalikan batu itu ke tempatnya.
Musa kembali duduk di bawah naungan pohon. Saat itu Musa lupa untuk minum. Perut Musa
menempel ke punggungnnya karena saking laparnya. Musa mengingat Allah SWT dan
memanggil-Nya dalam hatinya:
"Ya Tuhanku, sesungguhnya aku sangat memerlukan suatu kebaikan yang Engkau turunkan
kepadaku." (QS. al-Qashash: 24)
"Dan tatkala ia menghadap ke jurusan negeri Madyan ia berdoa (lagi): 'Mudah-mudahan
Tuhanku memimpinku ke jalan yang benar.' Dan tatkala ia sampai di sumber air negeri Madyan
ia menjumpai di sana sekumpulan orang yang sedang meminumkan (ternaknya), dan ia
menjumpai di belakang orang banyak itu, dua orang wanita yang sedang menambat (ternaknya)
Musa berkata: 'Apakah maksudmu (dengan berbuat begitu)"' Kedua wanita itu menjawab:
'Kami tidak dapat meminumkan (ternak kami), sebelum pengembala-pengembala itu
memulangkan (ternaknya), sedang bapak kami adalah orang tua yang telah lanjut umurnya.'
Maka Musa memberi minum ternak itu untuk (menolong) keduanya, kemudian dia kembali ke
tempat yang teduh lalu berdoa: 'Ya Tuhanku, sesungguhnya aku sangat memerlukan suatu
kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku.'" (QS. al-Qashash: 22-24)
Marilah kita tinggakan sejenak Nabi Musa yang sedang duduk di bawah naungan pohon untuk
kemudian kita melihat apa yang terjadi pada kedua gadis itu. Kedua gadis itu kembali ke rumah
ayahnya. Si ayah bertanya: "Hari ini kalian kembali lebih cepat dari biasanya?" Gadis yang
4 17. Sepasang Golok Mustika Chin Yung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
paling tua berkata: "Sungguh hari ini kami sangat beruntung. Wahai ayah, kami bertemu
dengan seorang lelaki yang mulia yang mengambilkan air bagi hewan kami sebelum orangorang
lain mengambilnya." Si ayah berkata: "Alhamdulilah." Gadis yang paling kecil berkata:
"Saya kira wahai ayahku dia datang dari tempat yang jauh dan tampak ia sedang lapar. Saya
melihat dia dalam keadaan kecapaian meskipun ia seorang lelaki yang kuat."
Si ayah berkata kepada anak perempuannya: Pergilah engkau padanya dan katakan,
sesungguhnya ayahku memanggilmu untuk memberimu upah atas jasamu mengambilkan air
untukku. Kemudian anak perempuan itu pergi menemui Musa dalam keadaan hatinya
berdebardebar. Perempuan itu berdiri di depan Musa dan menyampaikan surat dari ayahnya. Musa
bangkit dari tempat duduknya dan pandangannya tertuju ke bawah. Musa tidak bermaksud
mengambilkan air untuk mereka dengan tujuan mengharapkan upah dari mereka. Beliau
membantu mereka hanya semata-mata karena Allah SWT. Beliau merasakan dalam dirinya
bahwa Allah SWT-lah yang mengarahkan beliau untuk membantu mereka.
Gadis itu berjalan di depan Musa kemudian bertiuplah angin dan menyentuh pakaiannya
sehingga Musa menundukkan pandangan matanya karena merasa malu. Musa berkata
kepadanya: "Saya akan berjalan di depanmu dan tunjukkanlah jalan kepadaku." Mereka pun
sampai di kediaman si ayah. Sebagian ahli tafsir mengatakan bahwa si ayah ini adalah Nabi
Syu'aib. Beliau memperoleh usia yang panjang setelah kematian kaumnya. Ada juga yang
mengatakan bahwa si ayah adalah putra dari saudara Syu'aib. Ada yang mengatakan bahwa ia
adalah anak dari pamannya, dan ada juga yang mengatakan bahwa ia adalah seorang lelaki
mukmin dari kaumnya. Yang jelas, ia adalah seorang tua yang saleh. Orang tua itu
menghidangkan kepada Nabi Musa makanan siang dan bertanya kepadanya dari mana ia
datang dan kemudian ke mana ia akan pergi.
Musa mengungkapkan ceritanya. Orang tua itu berkata kepadanya, jangan khawatir dan jangan
takut. Engkau akan selamat dari orang-orang yang lalim. Negeri ini tidak tunduk pada Mesir dan
Kisah Para Nabiallah di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
mereka tidak akan sampai di sini. Mendengar ucapan itu, Musa menjadi tenang dan bangkit
untuk pergi. Salah seorang anak perempuan itu berkata kepada ayahnya dengan berbisik:
"Wahai ayahku, berilah dia upah." Sesungguhnya engkau akan memberikan upah kepada
seorang yang kuat dan jujur. Si ayah bertanya kepadanya: "Bagaimana engkau mengetahui dia
seorang lelaki yang kuat?" Anak perempuannya menjawab: "Saya lihat sendiri ia mengangkat
batu yang tidak mampu diangkat oleh sepuluh orang lelaki." Si ayah bertanya lagi: "Bagaimana
engkau mengetahui bahwa dia seseorang yang jujur." Perempuan itu menjawab: "Ia menolak
untuk berjalan di belakangku dan ia berjalan di depanku sehingga ia tidak melihatku saat aku
berjalan, dan selama perjalanan saat aku berbincang-bincang padanya, dia selalu
menundukkan matanya ke tanah sebagai rasa malu dan adab yang baik darinya."
Kemudian orang tua itu memandangi Musa dan berkata padanya: "Wahai Musa, aku ingin
menikahkanmu dengan salah satu putriku. Dengan syarat, hendaklah engkau bekerja
mengembala kambing bersamaku selama delapan tahun. Seandainya engkau
menyempurnakan sepuluh tahun maka itu adalah kemurahan darimu. Aku tidak ingin
menyusahkannmu. Sungguh insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang
saleh." Musa berkata: "Ini adalah kesepakatan antar aku dan engkau dan Allah SWT sebagai
saksi atas kesepakatan kita, baik aku melaksanakan pekerjaan selama delapan tahun maupun
sepuluh tahun. Setelah itu, aku bebas untuk pergi kemana saja."
Allah SWT berfirman: "Kemudian datanglah kepada Musa salah seorang dari kedua wanita itu berjalan kemalumaluan, ia
berkata: 'Sesungguhnya bapakku memanggil kamu agar ia memberi balasan
terhadap (kebaikan) mu memberi minum (ternak) kami.' Maka tatkala Musa mendatangi
bapaknya (Syu'aib) dan menceritakan kepadanya cerita (mengenai dirinya), Syu'aib berkata:
'Janganlah kamu takut. Kamu telah selamat dari orang-orang yang lalim itu.' Salah seorang dari
5 17. Sepasang Golok Mustika Chin Yung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
kedua wanita itu berkata: 'Wahai bapakku, ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita),
karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah
orang yang kuat lagi dapat dipercaya. Berkatalah dia (Syu'aib): 'Sesungguhnya aku bermaksud
menikahkan kamu dengan salah seorang dari kedua anakku ini, atas dasar bahwa kamu
bekerja denganku delapan tahun dan jika kamu cukupkan sepuluh tahun maka itu adalah (suatu
kebaikkan) dari kamu, maka aku tidak hendak memberati kamu. Dan kamu Insya Allah akan
mendapatiku termasuk orang-orang yang baik.' Dia (Musa) berkata: 'Itulah (perjanjian) antara
aku dan kamu. Mana saja dari kedua waktu yang ditentukan itu aku sempurnakan, maka tidak
ada tuntutan tambahan atas diriku (lagi). Dan Allah adalah saksi atas apa yang aku ucapkan.'"
(QS. al-Qashash: 25-28) Ketika sampai pada kisah ini, banyak pena bertebaran untuk mendapatkan jawaban dari
pertanyaan-pertanyaan yang mencoba menerobos kesamaran. Mereka bertanya tentang anak
perempuan yang menikahi Musa: apakah anak perempuan yang paling besar ataukah anak
perempuan yang paling kecil, dan Musa memilih masa bekerja delapan tahun atau sepuluh
tahun. Bahkan mereka menyampaikan berbagai macam riwayat dan kisah yang mereka yakini
kebenarannya. Kami sendiri meyakini bahwa Musa menikah dengan salah satu anak
perempuan dari orang tua itu tetapi kita tidak mengetahui siapa dia dan siapa namanya. Kami
meyakini bahwa beliau menikah dengan gadis yang memanggilnya untuk menemui ayahnya.
Kemudian gadis itulah yang menganjurkan ayahnya agar memberikan upah padanya.
Al-Qur'an al-Karim melalui konteks ayatnya menyingkap bentuk kekaguman yang tersembunyi
di balik gadis itu terhadap Musa. Barangkali orang tuanya mengetahui bahwa anak
perempuannya menaruh rasa cinta kepada Musa, dan boleh jadi ketika berbicara tentang
pernikahan kepada Musa, ia menyerahkan sepenuhnya kebebasan Musa untuk memilih.
Mungkin Musa memilih sendiri gadis mana yang diminatinya. Tetapi, siapa gadis yang dipilih
oleh Musa: apakah gadis yang paling tua atau gadis yang paling kecil" Yang jelas Al-Qur'an
tidak menyebutkan hal tersebut, meskipun ia hanya memberikan isyarat kepadanya dalam
firman-Nya: "Kemudian datanglah kepada Musa salah seorang dari kedua wanita itu berjalan kemalumaluan. "
(QS. al-Qashash: 25) Begitu juga Al-Qur'an al-Karim tidak menyebutkan waktu yang dihabiskan oleh Musa saat ia
bekerja: apakah sepuluh tahun atau beliau merasa cukup dengan delapan tahun. Kami sendiri
meyakini sesuai dengan kebiasaan Musa dan kemurahannya serta kenabiannya serta
kedudukannya sebagai salah satu nabi ulul azmi bahwa beliau memilih masa yang paling lama,
yaitu sepuluh tahun. Pendapat itu juga didukung oleh hadis Ibnu Abas.
Demikianlah Nabi Musa mengabdi kepada orang tua itu selama sepuluh tahun penuh.
Pekerjaan Nabi Musa terbatas pada keluar dari rumah di waktu pagi untuk mengembala
kambing. Kami kira bahwa sepuluh tahun masa yang dihabiskan oleh Nabi Musa di Madyan
merupakan suatu ketentuan yang dirancang oleh Allah SWT. Musa berdasarkan agama Yakub.
Kakek beliau adalah Yakub dan Yakub sendiri adalah cucu dari Ibrahim. Dengan demikian,
Musa adalah cucu dari Ibrahim dan setiap nabi yang datang setelah Ibrahim berasal dari
sulbinya. Maka dari sini kita memahami bahwa Musa berada di atas agama ayah-ayahnya dan
kakek-kakeknya. Nabi Musa berdasarkan Islam dan agama tauhid. Nabi Musa menghabiskan masa sepuluh
tahun itu dalam keadaan jauh dari kaumnya dan keluarganya. Masa sepuluh tahun ini adalah
masa yang paling penting dalam kehidupannya. Ia merupakan masa persiapan yang besar.
Pada setiap malam Musa merenungkan bintang-bintang. Musa mengikuti terbitnya matahari
dan tenggelamnya. Pada setiap siang Musa memikirkan tumbuh-tumbuhan: bagaimana ia
membelah tanah dan mekar. Musa memperhatikan air: bagaimana ia menghidupkan bumi
6 17. Sepasang Golok Mustika Chin Yung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
setelah bumi itu mati, lalu bumi itu menjadi tempat yang indah dan subur. Musa memperhatikan
alam vang luas dan ia tampak tercengang dan kagum dengan ciptaan Allah SWT.
Sebenarnya pemikiran-pemikiran dan perenungan-perenungan tersebut jauh-jauh hari sudah
tersembunyi di dalam dirinya dan menetap di dalam jiwanya. Bukankah Musa telah terdidik di
istana Fir'aun. Ini berarti bahwa beliau menjadi seorang Mesir yang mempunyai wawasan yang
luas; orang Mesir yang menunjukkan kekuatan fisiknya; orang Mesir dengan segala
makanannya dan minumannya. Jadi, segala hal yang ada pada Musa berbau Mesir. Musa siapsiap
untuk menerima wahyu Ilahi dari bentuk yang baru. Yaitu wahyu Ilahi yang langsung
datang tanpa perantara seorang malaikat di mana Allah SWT akan berbicara dengannya tanpa
perantara. Oleh karena itu, sebelum datangnya wahyu itu perlu adanya persiapan mental dan moral,
sedangkan persiapan fisik telah selesai dilaluinya di Mesir. Musa tumbuh di istana yang paling
besar vang dimiliki penguasa di bumi dan di suatu pemerintahan yang paling kaya di bumi.
Musa menjadi seorang pemuda yang kuat di mana hanya sekadar memisahkan seseorang
yang berkelahi, ia justru membunuhnya. Setelah persiapan fisik yang sangat kuat, kini Musa
harus melewati persiapan mental yang seimbang. Yaitu persiapan yang dilakukan melalui
pengasingan yang sempurna di mana beliau hidup di tengah-tengah gurun dan tempat
pengembalaan yang beliau belum pernah menginjakkan kakinya di sana. Beliau hidup di
tengah-tengah orang asing yang belum pernah beliau lihat sebelumnya.
Sering kali Musa mendapatkan kesunyian dan keheningan di balik pengasingan itu. Allah SWT
mempersiapkan hal tersebut kepada nabi-Nya agar setelah itu beliau mampu memegang
amanat yang besar dari Allah SWT. Datanglah suatu hari atas Musa. Selesailah masa yang
ditentukan. Kemudian Musa merasakan kerinduan untuk kembali ke Mesir. Dengan berlalunya
waktu, hukuman yang harus dijalaninya dengan sendirinya gugur. Musa mengetahui hal itu,
tetapi beliau juga mengetahui bahwa undang-undang di Mesir sebenarnya terletak pada
kekuatan penguasa; jika penguasa berkehendak maka Musa dapat menerima hukuman dan
jika tidak berkehendak maka dia akan memaafkannya, meskipun yang bersangkutan berhak
mendapatkan hukuman. Alhasil, Musa menyadari hal itu, Musa tidak sepenuhnya yakin ia akan
selamat ketika beliau menginjakkan kakinya di Mesir seperti keyakinannya bahwa beliau
selamat di tempatnya sekarang. Meskipun demikian, rasa rindunya untuk melakukan perjalanan
kembali ke tempatnya mendorong Musa segera menuju ke Mesir. Musa tepat mengambil
keputusan. Musa berkata kepada istrinya: "Besok kita akan memulai perjalanan ke Mesir." Istrinya berkata
dalam dirinya: "Di dalam perjalanan terdapat seribu macam bahaya tetapi ketenangan tetap
menghiasai wajah Musa." Istri Musa tetap taat kepada Musa. Nabi Musa sendiri tidak
mengetahui rahasia tentang keputusannya yang cepat untuk kembali ke Mesir setelah sepuluh
tahun beliau pergi melarikan diri, lalu mengapa sekarang ia kembali ke sana" Apakah beliau
rindu kepada ibunya dan saudaranya" Apakah beliau berpikir untuk mengunjungi istri Fir'aun
yang telah mendidiknya layaknya ibunya dan sangat mencintainya layaknya ibunya sendiri"
Tidak ada seorang pun yang mengetahui apa yang terlintas dalam diri Musa saat beliau
berkeinginan untuk kembali ke Mesir. Hanya saja, yang kita ketahui bahwa Nabi Musa
terbimbing dengan ketetapan-ketetapan Ilahi sehingga beliau tidak melangkahkan kakinya
kecuali berdasarkan ketetapan tersebut.
Musa keluar bersama keluarganya dan melakukan perjalanan. Bulan bersembunyi di balik
gumpalan awan yang tebal, dan kegelapan rnenyelimuti sana-sini. Sementara itu, petir
menyambar sangat keras dan langit menurunkan hujan. Cuaca tampak tidak bersahabat. Di
tengah-tengah perjalanannya, Musa tersesat. Musa mendapatkan dua potongan batu kemudian
beliau memukulkan kedua-nya dan menggesek-gesekan keduanya agar mendapatkan api
darinya sehingga beliau dapat berjalan. Tetapi sayang, beliau tidak mampu melakukan hal itu.
7 17. Sepasang Golok Mustika Chin Yung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Angin yang bertiup kencang memadamkan api kecil itu.
Nabi Musa berdiri dalam keadaaan bingung dan tubuhnya tampak menggigil di tengah-tengah
keluarganya. Kemudian Nabi Musa mengangkat kepalanya dan menyaksikan sesuatu dari jauh.
Sesuatu yang beliau saksikan adalah api yang sangat besar yang menyala-nyala dari kejauhan.
Maka hati Musa dipenuhi dengan rasa gembira. Ia berkata kepada keluarganya: "Aku melihat
api di sana." Lalu beliau memerintahkan kepada mereka untuk tinggal di tempatnya sehingga
beliau pergi ke api itu. Barangkali di sana beliau mendapatkan suatu berita atau akan
menemukan seseorang yang dapat memberinya petunjuk sehingga beliau tidak tersesat, atau
beliau dapat membawa sebagian api yang menyala sehingga tubuh mereka menjadi hangat.
Keluarganya melihat api yang diisyaratkan oleh Musa tetapi sebenarnya mereka tidak melihat
sesuatu pun. Mereka tetap menaatinya dan duduk sambil menunggu kedatangan Musa. Musa
bergerak menuju ke tempat api. Musa segera berjalan untuk menghangatkan tubuhnya,
sementara tangan kanannya memegang tongkatnya dan tubuhnya tampak basah kuyup karena
hujan. Nabi Musa tetap berjalan sampai ia mencapai suatu lembah yang bernama Thua'. Beliau
menyaksikan sesuatu yang unik di lembah ini. Di lembah itu tidak ada rasa dingin dan tidak ada
angin yang bertiup. Yang ada hanya keheningan. Nabi Musa mendekati api. Belum lama beliau
mendekatinya sehingga beliau mendengar suara panggilan:
"Maka tatkala dia tiba di (tempat) api itu, diserulah dia: 'Bahwa telah diberkati orang-orang yang
berada di dekat api itu, dan orang-orang yang berada di sekitarnya. Dan Maha Suci Allah,
Tuhan semesta alam." (QS. an-Naml: 8)
Tiba-tiba Nabi Musa berhenti dan badannya menggigil. Suara itu tampak terdengar dan datang
dari segala tempat dan ddak berasal dari tempat tertentu. Musa melihat api dan beliau kembali
merasa menggigil. Beliau mendapati suatu pohon hijau dari duri dan setiap kali pohon itu
terbakar dan berkobar api darinya maka pohon itu justru semakin hijau. Seharusnya pohon itu
berubah warnanya menjadi hitam saat terbakar, tetapi anehnya api justru meningkatkan warna
hijaunya. Musa tetap menggigil meskipun beliau merasakan kehangatan dan tampak mulai
berkeringat. Lembah yang di situ Musa berdiri adalah lembah Thua'. Musa meletakkan kedua tangannya di
atas kedua matanya karena saking dahsyatnya cahaya. Beliau melakukan yang demikian itu
sebagai usaha untuk melindungi kedua matanya. Kemudian Musa bertanya dalam dirinya: Ini
cahaya atau api" Tiba-tiba beliau tersungkur ke tanah sebagai wujud rasa takut, lalu Allah SWT
memanggil: "Wahai Musa." (QS. Thaha: 11)
Musa mengangkat kepalanya dan berkata: "Ya." Allah berkata:
"Sesungguhnya Aku adalah Tuhanmu." (QS. Thaha: 12)
Musa semakin menggigil dan berkata: "Benar wahai Tuhanku."
Allah SWT berkata: "Maka lepaskanlah kedua sandalmu sesungguhnya engkau berada di
lembah yang suci yang bernama Thua'." Musa tertunduk dan rukuk sementara tubuhnya
tampak gemetar dan beliau mulai melepas sandalnya Allah SWT berkata:
Maka tinggalkanlah kedua terompahmu; sesungguhnya kamu berada di lembahyangsuci,
Thuwa'. " (QS. Thaha: 12)
Musa rukuk dan melepas kedua sandalnya. Kemudian Allah SWT kembali berkata:
"Dan Aku telah memilih kamu, maka dengarkanlah apa yang akan diwahyukan (kepadamu).
Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah
Aku dan dirikanlah salat untuk mengingat Aku. Sesungguhnya hari kiamat itu akan datang. Aku
merahasiakan (waktunya) agar supaya tiap-tiap diri itu dibalas dengan apa yang diusahahan.
Maka sehali-kali janganlah kamu dipalingkan darinya oleh orangyang tidak beriman kepadanya
dan oleh orang yang mengikuti hawa nafsunya, yang menyebabkan kamu binasa." (QS. Thaha:
13-16) 8 17. Sepasang Golok Mustika Chin Yung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Musa semakin gemetar saat beliau menerima wahyu Ilahi dan saat berdialog dengan Allah
SWT. Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang berkata:
"Apakah itu yang ada di tangan kananmu, hai Musa?" (QS. Thaha: 17)
Bertambahlah keheranan Nabi Musa. Allah SWT adalah Zat yang mengajaknya berbicara dan
tentu Dia lebih mengetahui daripada Musa tentang apa yang dipegangnya, lalu mengapa Allah
SWT bertanya kepadanya jika memang Dia lebih mengetahui darinya.
Tak ragu lagi bahwa di sana ada hikmah yang tinggi. Musa menjawab pertanyaan itu dengan
suaranya yang tampak mengigigil:
"Ini adalah tongkatku, aku bertelekan padanya, dan aku pukul (daun) dengannya untuk
kambingku, dan bagiku ada lagi keperluan yang lain padanya." (QS. Thaha: 18)
Allah berfirman: "Lemparkanlah ia, hai Musa!" (QS. Thaha: 19)
Musa melemparkan tongkatnya dari tangannya dan rasa herannya semakin menjadijadi. Tibatiba
Musa dikagetkan ketika melihat tongkat itu menjadi ular yang besar. Ular itu bergerak
dengan cepat. Musa tidak mampu lagi menahan rasa takutnya. Musa merasa tubuhnya
bergetar karena rasa takut. Musa membalikkan tubuhnya karena takut dan ia mulai lari. Belum
lama ia lari, belum sampai dua langkah, Allah SWT memanggilnya:
"Hai Musa, janganlah kamu takut, sesungguhnya orang yang menjadikan rasul, tidak takut di
hadapanku. " (QS. an-Naml: 10)
"Hai Musa datanglah kepada-Ku dan janganlah kamu takut. Sesungguhnya kamu termasuk
orang-orang yang aman. " (QS. al-Qashash: 31)
Musa kembali memutar badannya dan berdiri. Tongkat itu tampak bergerak dan ular itu pun
tetap bergerak. Allah SWT berkata kepada Musa:
"Peganglah ia dan janganlah takut, Kami akan mengembalikannya kepada keadaannya semula.
" (QS. Thaha: 21) Musa mengulurkan tangannya ke ular itu dalam keadaan menggigil. Musa belum sempat
menyentuhnya sehingga ular itu menjadi tongkat. Demikianlah perintah Allah SWT terjadi
dengan cepat. Kemudian Allah SWT memerintahkan kepadanya:
"Masukanlah tanganmu ke leher bajumu, niscaya ia keluar putih tidak bercacat bukan karena
penyakit, dan dekapkanlah kedua tanganmu (ke dada)mu bila ketakutan. " (QS. al-Qashash:
32) Musa meletakkan tangannya di kantongnya lalu ia mengeluarkannya dan tiba-tiba tangan itu
bersinar bagaikan bulan. Kembali rasa kagum Musa bertambah. Lalu ia meletakkan tangannya
di dadanya sebagaimana diperintahkan Allah SWT padanya sehingga rasa takutnya benarbenar
hilang. Musa merasa tenang dan terdiam. Kemudian Allah SWT memerintahkan kepadanya - setelah
beliau melihat kedua mukjizat ini, yaitu mukjizat tangan dan mukjizat tongkat - untuk pergi
menemui Fir'aun dan berdakwah kepadanya dengan penuh kelembutan dan kasih sayang dan
Allah SWT memerintahkan kepadanya untuk mengeluarkan Bani Israil dari Mesir. Musa
menampakkan rasa takutnya kepada Fir'aun. Musa berkata bahwa ia telah membunuh
seseorang di antara mereka dan beliau khawatir mereka akan membunuhnya dan
membalasnya. Musa meminta kepada Allah SWT dan memohon kepada-Nya agar mengirim
saudaranya Harun bersamanya. Allah SWT menenangkan Musa dengan mengatakan bahwa
Dia akan selalu bersama mereka berdua. Dia mendengar dan menyaksikan gerak-gerik dan
perbuatan mereka. Meskipun Fir'aun terkenal dengan kejahatannya dan kekuatannya, namun
kali ini Fir'aun tidak akan mampu mengganggu atau menyakiti mereka. Allah SWT memberitahu
Musa bahwa Dia-lah yang akan menang. Musa berdoa dan memohon kepada Allah SWT agar
melapangkan hatinya dan memudahkan urusannya serta memberinya kekuatan dalam
9 17. Sepasang Golok Mustika Chin Yung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
berdakwah di jalan-Nya. Allah SWT berfirman: "Apakah telah sampai kepadamu kisah Musa " Ketika ia melihat api, lalu berkatalah ia kepada
keluarganya: 'Tinggallah kamu (di sini), sesungguhnya aku melihat api, mudah-mudahan aku
dapat membawa sedikit darinya kepadamu atau aku akan mendapat petunjuk di tempat api itu.
Maka ketika ia datang ke tempat api itu ia dipanggil: Hai Musa, sesungguhnya Aku adalah
Tuhanmu. Maka tinggalkanlah kedua terompahmu; sesungguhnya kamu berada di lembah yang
suci, Thuwa'. Dan Aku telah memilih kamu, maka dengarkanlah apa yang akan diwahyukan
(kepadamu). Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka
sembahlah Aku dan dirikanlah salat untuk mengingat Aku. Sesungguhnya hari kiamat itu akan
datang. Aku merahasiakan (waktunya) agar supaya tiap-tiap diri itu dibalas dengan apa yang
diusahakan. Maka sekali-kali janganlah kamu kamu dipalingkan darinya oleh orang yang tidak
beriman kepadanya dan oleh orang yang mengikuti hawa nafsunya, yang menyebabkan kamu
binasa. Apakah itu yang ada di tangan kananmu, hai Musaf'Ini adalah tongkatku, aku
bertelehan padanya, dan aku pukul (daun) dengannya untuk kambinghu, dan bagiku ada lagi
keperluan yang lain padanya.' Allah berfirman: Lemparkanlah ia, hai Musa!' Lalu dilemparkanlah
tongkat itu, maka tiba-tiba ia menjadi seekor ular yang merayap dengan cepat. Peganglah ia
dan janganlah takut, Kami akan mengembalikannya kepada keadaannya semula, dan
kepitkanlah tanganmu ke ketiakmu, niscaya ia ke luar menjadi putih cemerlang tanpa cacat,
sebagai mukjizat yang lain (pula), untuk Kami perlihatkan kepadamu sebagian dari tanda-tanda
kekuasaan Kami yang besar. Pergilah kepada Fir'aun; sesungguhnya ia telah melam-paui
batas. Berkata Musa: 'Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku
Kisah Para Nabiallah di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahhu, supaya mereka mengerti perkataanku, dan
jadikanlah untukku seorang pembantu dari keluargaku, (yaitu) Harun saudaraku, teguhkanlah
dengan dia kekuatanku, dan jadikanlah dia sekutu dalam urusanku, supaya kami banyak
bertasbih kepada Engkau, dan banyak mengingat Engkau. Sesungguhnya Engkau adalah
Maha Melihat (keadaan) kami.' Allah berfirman: 'Sesungguhnya telah diperkenankan
permintanmu, hai Musa.' Dan sesungguhnya Kami telah memberi nikmat kepadamu pada kali
yang lain, yaitu ketika Kami mengilhamkan kepada ibumu suatu yang diilhamkan, yaitu:
Letakkanlah ia (Musa) di dalam peti, kemudian lemparkanlah ia ke sungai (Nil), maka pasti
sungai itu membawanya ke tepi, supaya diambil oleh (Fir'aun) musuh-Ku dan musuhnya.' Dan
Aku telah melimpahkan kepadamu kasih sayang yang datang dari-Ku; dan supaya kamu diasuh
di bawah pengawasan-Ku. (Yaitu) ketika saudammu yang perempuan berjalan, lalu ia berkata
kepada (keluarga Fir'aun): 'Bolehkah saya menunjukkan kepadamu orang yang akan
memeliharanya"' Maka Kami mengembalikanmu kepada ibumu, agar senang hatinya dan tidak
berduka cita. Dan kamu pernah membunuh seorang manusia, lalu Kami selamatkan kamu dari
kesusahan dan Kami telah mencobamu dengan beberapa cobaan; maka kamu tinggal
beberapa tahun di antara penduduk Madyan, kemudian kamu datang menurut waktu yang
ditetapkan hai Musa, dan Aku telah memilihmu untuk diri-Ku. " (QS. Thaha: 9-41)
Kita tidak mengetahui apa yang kita akan katakan dan apa yang kita komentari berkaitan
dengan firman Allah SWT kepada salah seorang hamba-Nya: "Dan Aku telah memilihmu untuk
diri-Ku." Allah SWT telah memilih Musa. Itu adalah salah satu puncak kemuliaaan di mana tidak
ada seseorang pun di zaman itu yang mampu mencapainya selain Musa. Nabi Musa kembali
untuk menemui keluarganya setelah Allah SWT memilihnya sebagai Rasul atau utusan untuk
berdakwah ke Fir'aun. Akhirnya, Nabi Musa beserta kaluarganya berjalan menuju ke Mesir.
Hanya Allah SWT yang mengetahui pikiran-pikiran apa yang terlintas di dalam diri Musa saat
beliau mengayunkan langkahnya menuju ke Mesir.
Selesailah masa-masa perenungan dan dimulailah hari-hari kedamaian dan kebahagiaan, dan
akhirnya datanglah hari-hari yang sulit. Demikianlah Nabi Musa memikul amanat kebenaran
10 17. Sepasang Golok Mustika Chin Yung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
dan pergi untuk menyampaikannya kepada salah satu penguasa yang paling bengis dan paling
kejam dan paling jahat di zamannya. Nabi Musa mengetahui bahwa Fir'aun adalah orang yang
jahat. Fir'aun akan berusaha memberhentikan langkah dakwahnya dan Fir'aun akan
menentangnya tetapi Allah SWT memerintahkannya untuk pergi ke Fir'aun dan berdakwah
kepadanya dengan kelembutan dan kasih sayang. Allah SWT mewahyukan kepada Musa
bahwa Fir'aun tidak akan beriman tetapi Nabi Musa tidak peduli dengan hal itu. Beliau
diperintahkan untuk melepaskan Bani Israil yang sedang disiksa oleh Fir'aun.
Allah SWT berkata kepada Musa dan Harun:
"Maka datanglah kamu berdua kepadanya (Fir'aun) dan katakanlah: 'Sesungguhnya kdmi
berdua adalah utusan Tuhanmu, maka lepaskanlah Bani Israil bersama kami dan janganlah
kamu menyiksa mereka." (QS. Thaha: 47)
Inilah tugas yang ditentukan, yaitu tugas yang akan berbenturan dengan ribuan tantangan.
Fir'aun menyiksa Bani Israil dan menjadikan mereka budak-budak dan memaksa mereka untuk
bekerja di luar kemampuan mereka. Fir'aun juga menodai kehormatan wanita-wanita mereka
dan menyembelih anak laki-laki mereka. Nabi Musa mengetahui bahwa rezim Mesir berusaha
untuk memperbudak Bani Israil dan mengeksploitasi mereka di luar kemampuan mereka demi
kepentingan penguasa. Tetapi Nabi Musa tetap memperlakukan dan menghadapi Fir'aun
dengan penuh kelembutan dan kasih sayang sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah SWT
padanya: "Pergilah kamu berdua kepada Fir'aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas; maka
berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan
ia ingat atau takut." (QS. Thaha: 43-44)
Musa bercerita kepada Fir'aun tentang siapa sebenarnya Allah SWT, tentang rahmat-Nya,
tentang surga-Nya, dan tentang kewajiban mengesakan-Nya dan menyembah-Nya. Beliau
berusaha mem-bangkitkan aspek-aspek kemanusiaan Fir'aun melalui pembicaraan tersebut.
Fir'aun mendengarkan apa yang dikatakan oleh Musa dengan penuh kebosanan. Fir'aun
membayangkan bahwa seseorang yang di hadapannya adalah orang gila yang nekad untuk
menentang dan menggoyang kedudukannya. Kemudian Fir'aun mengangkat tangannya dan
berbicara: "Apa yang engkau inginkan, hai Musa?" Musa menjawab: "Aku ingin agar engkau
membebaskan Bani Israil." Fir'aun bertanya: "Mengapa aku harus membebaskan mereka
bersamamu sementara mereka adalah budak-budakku?" Musa menjawab: "Mereka adalah
hamba-hamba Allah SWT, Tuhan Pengatur alam semesta." Dengan nada mengejek Fir'aun
bertanya: "Bukankkah engkau mengatakan bahwa namamu Musa?" Musa menjawab: "Benar."
Fir'aun berkata: "Bukankkah engkau yang kami temukan di sungai Nil saat engkau masih kecil
yang tidak mempunyai daya dan kekuatan" Bukankkah engkau Musa yang aku didik di istana
ini, lalu engkau memakan makanan kami dan meminum air kami, dan engkau menikmati
kebaikan-kebaikan dari kami" Bukankah engkau yang membunuh seseorang lalu setelah itu
engkau lari" Tidakkah engkau ingat semua itu" Bukankah mereka mengatakan bahwa
pembunuhan merupakan suatu kekufuran" Kalau begitu, engkau seorang kafir dan engkau
seorang pembunuh. Jadi engkau adalah Musa yang lari dari hukum Mesir. Engkau adalah
seseorang yang lari dan menghindari keadilan. Lalu sekarang engkau datang kepadaku dan
berusaha berbicara denganku. Engkau berbicara tentang apa hai Musa. Sungguh aku telah
lupa." Musa mengerti bahwa Fir'aun mengingatkan padanya tentang masa lalunya dan Fir'aun
berusaha menunjukkan kepadanya bahwa ia telah mendidiknya dan berlaku baik padanya.
Musa juga memahami bahwa Fir'aun mengancamnya dengan pembunuhan. Musa
memberitahu Fir'aun, bahwa ia bukan seorang kafir ketika membunuh seorang Mesir tetapi saat
itu beliau melakukannya dengan tidak sengaja. Musa memberitahu Fir'aun bahwa ia lari dari
Mesir karena khawatir akan pembalasan mereka. Pembunuhan yang dilakukan olehnya bersifat
11 17. Sepasang Golok Mustika Chin Yung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
tidak sengaja. Musa tidak bermaksud untuk membunuh seseorang. Musa telah memberitahu
Fir'aun bahwa Allah SWT telah memberinya hikmah dan menjadikannya salah seorang Rasul.
Allah SWT menceritakan sebagian dialog antara Musa dan Fir'aun dalam surah as-Syuara'
sebagaimana firman-Nya: "Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu menyeru Musa (dengan firman-Nya): 'Datangilah kaum yang
lalim itu, (yaitu) kaum Fir'aun. Mengapa mereka tidak bertakwa" Berkata Musa: 'Ya Tuhanku,
sesungguhnya aku takut bahwa mereka akan mendustakan aku. Dan (karenanya) sempitlah
dadaku dan tidak lancar lidahku maka utuslah (Jibril) kepada Harun. Dan aku berdosa terhadap
mereka, maka aku takut mereka akan membunuhku.' Allah berfirman: 'Janganlah takut (mereka
tidak akan dapat membunuhmu), maka pergilah kamu berdua dengan membawa ayat-ayat
Kami (mukjizat-mukjizat); sesungguhnya Kami bersamamu mendengarkan (apa-apa yang
mereka katakan). Maka datanglah kamu berdua kepada Fir'aun dan katakanlah:
'Sesungguhnya kami adalah Rasul Tuhan semesta alam, lepaskanlah Bani Israil (pergi) beserta
kami.' Fir'aun menjawab: 'Bukankah kami telah mengasuhmu di antara (keluarga) kami, waktu
kamu masih kanak-kanak dan kamu tinggal bersama kami beberapa tahun dari umurmu, dan
kamu telah berbuat suatu perbuatan yang telah kamu lakukan itu dan kamu termasuk golongan
orang-orang yang tidak membalas guna.' Berkata Musa: 'Aku telah melakukannya, sedang aku
di waktu itu termasuk orang-orang yang khilaf. Lalu aku lari meninggalkan kamu ketika aku
takut kepadamu, hemudian Tuhanku memberikan kepadaku ilmu serta Dia menjadikanku salah
seorang di antara rasul-rasul. " (QS. as-Syu'ara: 10-21)
Kemudian bangkitlah emosi Nabi Musa ketika Fir'aun mengingatkan bahwa ia telah berbuat
baik kepada Musa. Musa bangkit dan berbicara kepadanya:
"Budi yang kamu limpahkan kepadaku itu adalah (disebabkan) kamu telah memperbudak Bani
Israil." (QS. asy-Syu'ara: 22)
Musa ingin berkata kepadanya, apakah engkau mengira bahwa nikmat yang engkau berikan
kepadaku lalu engkau merasa telah berbuat baik padaku, di mana aku adalah salah seorang
lelaki dari kalangan Bani Israil" Apakah nikmat ini sebanding dengan cara-caramu
memperlakukan bangsa yang besar ini di mana engkau memperbudak mereka; engkau
memperkerjakan mereka dengan cara yang semena-mena. Jika ini memang demikian maka
logika mengatakan bahwa kita seimbang: tiada yang berutang dan tiada yang meminjam. Jika
tidak demikian maka siapa yang memberikan bagian yang lebih besar"
Alhasil masalahnya adalah dakwah di jalan Allah SWT, yaitu satu urusan yang aku tidak
membawa kepadamu dari diriku sendiri. Aku bukan utusan dari bangsa Bani Israil. Aku bukan
juga utusan dari diriku sendiri tetapi aku adalah seorang utusan dari Allah SWT. Aku adalah
utusan Tuhan Pengatur alam semesta. Sampai pada tahap ini Fir'aun mulai memasuki
pembicaraan lebih serius: Fir'aun bertanya:
"Siapakah Tuhan semesta alam itu?" (QS. asy-Syu'ara': 23) Musa Menjawab:
"Tuhan Pencipta langit dan bumi dan apa-apa yang di antaranya keduanya (itulah Tuhanmu),
jika kamu sekalian (orang-orang) mempercayai-Nya." (QS. asy-Syu'ara': 24)
Berkata Fir'aun kepada orang-orang sekelilingnya: "Apakah kamu tidak mendengarkan?" (QS.
asy-Syu'ara': 25) Musa berkata dan tidak mempedulikan ejekan Fir'aun itu:
"Tuhan kamu dan Tuhan nenek-nenek moyang kamu yang dahulu. " (QS. asy-Syu'ara': 26)
Fir'aun berkata kepada mereka yang datang bersama Musa dari Bani Israil:
"Sesungguhnya Rasulmu yang diutus kepada kamu sekalian benar-benar orang gila."
Musa kembali berkata dan tidak memperhatikan tuduhan Fir'aun dan ejekannya:
"Tuhan yang menguasai timur dan barat dan apa yang ada di antara keduanya: (Itulah
Tuhanmu) jika kamu mempergunakan akal. " (QS. asy-Syu'ara': 28)
Allah SWT menceritakan sebagian dialog yang terjadi antara Fir'aun dan Musa dalam surah
12 17. Sepasang Golok Mustika Chin Yung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
asSyu'ara': "Fir'aun bertanya: 'Siapakah Tuhan semesta alam itu"' Musa Menjawab: 'Tuhan Pencipta langit
dan bumi dan apa-apa yang di antara keduanya (itulah Tuhanmu), jika kamu sekalian (orangorang)
mempercayai-Nya.' Berkata Fir'aun kepada orang-orang sekelilingnya: 'Apakah kamu
tidak mendengarkan"' Musa berkata: "Tuhan kamu dan Tuhan nenek-nenek moyang kamu
yang dahulu.' Fir'aun berkata: 'Sesungguhnya Rasulmu yang diutus kepada kamu sekalian
benar-benar oranggila.' Musa berkata: 'Tukanyang menguasai timur dan barat dan apa yang
ada di antara keduanya: (Itulah Tuhanmu) jika kamu mempergunakan akal.'" (QS. asy-Syu'ara':
23-28) Allah SWT mengingatkan dalam surah Thaha sebagian dari peristiwa pertemuan antara Fir'aun
dan Nabi Musa. Allah SWT berfirman:
"Maka datanglah kamu kedua kepadanya (Fir'aun) dan katakanlah: 'Sesungguhnya kami
berdua adalah utnsan Tuhanmu, maka lepaskanlah Bani Israil bersama kami dan janganlah
kamu menyiksa mereka. Sesungguhnya kami telah datang kepadamu dengan membawa bukti
(atas kerasulan kami) dari Tuhanmu. Dan keselamatan itu dilimpahkan kepada orang yang
mengikuti petunjuk. Sesungguhnya telah diwahyukan kepada kami bahwa siksa itu (ditimpakan)
atas orang-orang yang mendustakan dan berpaling.' Berkata Fir'aun: 'Maka siapakah Tuhanmu
berdua, hai Musa.' Musa berkata: 'Tuhan kami ialah (Tuhan) yang telah memberikan kepada
tiap-tiap sesuatu bentuk hejadiannya, kemudian memberinya petunjuk.' Berkata Fir'aun: 'Maka
bagaimanakah headaan-keadaan umat-umat yang dahulu" Musa menjawab: 'Pengetahuan
tentang itu ada di sisi Tuhanku, di dalam sebuah kitab. Tuhan kami tidak akan salah dan tidak
akan salah (pula) lupa.'" (QS. Thaha: 47-52)
Kita perhatikan bahwa Fir'aun tidak bertanya kepada Nabi Musa tentang Tuhan Pengatur alam
atau Tuhan Musa dan Harun dengan maksud bertanya sesungguhnya atau pertanyaan yang
bermaksud untuk mengetahui kebenaran tetapi perkataan yang dilontarkan Fir'aun sematamata
hanya untuk mengejek. Nabi Musa as menjawabnya dengan jawaban yang sempurna dan
mengena. Nabi Musa berkata: "Sesungguhnya Tuhan kami adalah Dia yang memberi sesuatu
ciptaannya kemudian Dia membimbing ciptaannya. Dialah sang Pencipta. Dia menciptakan
berbagi macam makhluk dan Dia juga yang membimbingnya sesuai dengan kebutuhannya
sehinga makhluk-makhluk tersebut dapat menjalani kehidupan dengan baik. Allah SWT-lah
yang megerahkan segala sesuatu; Allah SWT-lah yang menguasai segala sesuatu; Allah SWTlah
yang mengetahui segala sesuatu; Allah SWT-lah yang menyaksikan segala sesuatu." AlQur'an
al-Karim mengungkapkan semua itu dalam ungkapan yang sederhana namun padat
artinya, yaitu dalam firman-Nya:
"Musa berkata: "Tuhan kami ialah (Tuhan) yang telah memberikan kepada tiap-tiap sesuatu
bentuk kejadiannya, kemudian memberinya petunjuk." (QS. Thaha: 50)
Kemudian Fir'aun bertanya, "lalu bagaimana keadaan manusia-manusia yang hidup di abadabad
pertama di mana mereka tidak menyembah Tuhanmu ini?" Fir'aun masih ingkar dan
mengejek dakwah Nabi Musa. Nabi Musa menjawab: "Bahwa masa-masa yang dahulu di mana
mereka tidak menyembah Allah SWT adalah masalah yang semua itu berada di sisi Allah SWT.
Atau dalam kata lain, semua itu diketahui oleh Allah SWT. Keadaan di masa-masa yang dahulu
tercatat dalam kitab Allah SWT. Allah SWT menghitung apa yang mereka keijakan di dalam
kitab. Allah SWT tidak pernah lupa." Jawaban Nabi Musa tersebut berusaha menenangkan
Fir'aun tentang orang-orang yang hidup di masa-masa pertama. Jadi Allah SWT mengetahui
segala sesuatu dan mencatat apa saja yang dilakukan manusia dan Allah SWT tidak
menyianyiakan pahala mereka. Kemudian Nabi Musa kembali menyempurnakan dan
menyelesaikan pembicaraannya tentang sifat Tuhannya:
13 17. Sepasang Golok Mustika Chin Yung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
"Yang telah menjadikan bagimu bumi sebagai hamparan dan yang telah menjadihan bagimu di
bumi itu jalan-jalan, dan menurunkan dari langit air hujan. Maka Kami tumbuhkan dengan air
hujan itu berjenis-jenis dari tumbuh-tumbuhan. Makanlah dan gembalakanlah binatangbinatangmu.
Sesungguhnya pada yang dernikian itu, terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah
bagi orang-orang yang berakal. Dari bumi (tanah) itulah Kami menjadikan kamu dan darinya
Kami akan mengembalikan kamu dan darinya Kami akan mengeluarkan kamu pada kaliyang
lain. " (QS. Thaha: 53-55)
Nabi Musa menarik perhatian Fir'aun tentang tanda-tanda kebesaran Allah SWT di alam
semesta. Nabi Musa menunjukkan kepadanya bagaimana gerakan angin, hujan, dan
tumbuhtumbuhan. Kemudian Nabi Musa juga menunjukkan bagaimana pengaruh semua itu pada
bumi. Musa memberitahu kepada Fir'aun bahwa Allah SWT menciptakan manusia dari tanah dan
setelah itu Dia akan mengembalikan padanya dengan kematian lalu mengeluarkan manusia
darinya di hari kebangkitan. Jadi, di sana terjadi hari kebangkitan dan pada hari kiamat manusia
akan menghadap kepada Allah SWT. Tidak ada seseorang pun yang dikecualikan dari hal itu.
Semua hamba Allah SWT akan berdiri dihadapan-Nya pada hari kiamat, termasuk Fir'aun.
Musa datang kepada Fir'aun sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi
peringatan, tetapi peringatan dari Musa ini tidak membikin Fir'aun merenung dan mendapatkan
pelajaran namun justru dialog antara dirinya dan Musa semakin menajam. Bisa dikatakan
bahwa dialog di antara mereka menjadi pertentangan. Ketajaman dialog mulai menghangat.
Kemudian berubahlah bahasa dialog itu. Musa berusaha menyampaikan argumentasi yang
sangat kuat kepada Fir'aun. Musa berusaha membawa argumentasi rasional tetapi Fir'aun
berusaha keluar dari ruang lingkup dialog yang berdasarkan logika yang sehat. Fir'aun
berusaha menggunakan dialog dalam bentuk yang baru, yaitu suatu cara yang Musa tidak
mampu lagi melawannya. Ia mulai menyerang Musa dan mengancamnya.
Fir'aun menujukkan penentangannya kepada kebenaran yang dibawa oleh Musa. Fir'aun acuh
tak acuh terhadap dakwah Nabi Musa. Fir'aun mulai menyerang pribadi Musa. Ia mulai
mempersoalkan pakaian Musa dan kedudukan sosialnya bahkan ia pun menyerang cara Musa
berbicara. Setelah menghina Musa sedemikian rupa, Fir'aun sengaja memakai metode
kekuatan mutlak. Fir'aun bertanya kepada Musa, bagaimana ia berani menentang
penyembahan terhadap dirinya; bagaimana Musa menyembah selain dirinya; tidakkah Musa
mengetahui bahwa Fir'aun adalah tuhan" Bagaimana Musa tidak mengetahui hakikat ini
padahal ia terdidik di istana Fir'aun dan sangat mengenal lingkungan di sekitar Fir'aun" Setelah
Fir'aun menyampaikan tentang ketuhanan-nya secara mendasar, ia bertanya kepada Musa,
bagaimana Musa berani menyembah tuhan selain dirinya. Ini berarti bahwa Musa ingin
dijebloskan ke dalam penjara. Tiada ketentuan di sisi kami bagi orang yang menyembah selain
Fir'aun kecuali penjara adalah tempatnya:
"Fir'aun berkata: 'Sungguh jika kamu menyembah Tuhan selain aku, benar-benar aku akan
menjadikan kamu salah seorang yang dipenjarakan.'" (QS. asy-Syu'ara': 29)
Musa mengetahui bahwa argumentasi-argumentasi rasional tidak lagi bermanfaat. Dialog yang
tenang dan sehat berubah menjadi ejekan dan hinaan serta pada akhirnya menjadi ancaman
hukuman penjara. Musa mengetahui bahwa telah tiba waktunya untuk menunjukkan mukjizat
yang dibawanya. Setelah diancam akan dijebloskan ke dalam penjara, ia berkata kepada
Fir'aun: "Musa berkata: 'Dan apakah (kamu akan melakukan ini) kendatipun aku tunjukkan kepadamu
sesuatu (keterangan) yang nyata"'" (QS. asy-Syu'ara': 30)
Musa menantang kepada Fir'aun dan Fir'aun menerima tantangannya. Fir'aun ingin tahu sejauh
mana kebenaran Musa. "Fir'aun berkata: 'Datangkanlah sesuatu (keterangan) yang nyata itu, jika kamu adalah
14 17. Sepasang Golok Mustika Chin Yung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
termasuk orang-orang yang benar.'" (QS. asy-Syu'ara': 30-31)
Musa melemparkan tongkatnya di ruangan yang besar itu. Mula-mula Fir'aun menganggap
bahwa tongkat yang dibawanya jatuh karena Musa gemetar menghadapinya. Setelah Fir'aun
meminta padanya bukti atas kebenaran dakwahnya, tiba-tiba tongkat yang menyentuh tanah itu
berubah menjadi ular yang besar yang bergerak dengan cepat dan gesit. Ular itu menuju ke
arah Fir'aun. Fir'aun tampak pucat karena takut. Ia tampak gemetar di kursinya kemudian ia
berteriak agar mereka menjauhkan ular itu darinya. Nabi Musa mengulurkan tangannya ke ular
itu lalu ular itu kembali menjadi tongkat yang ada di tangannya sebagaimana semula. Setelah
peristiwa itu, keheningan menyeliputi istana Fir'aun. Nabi Musa kembali menunjukkan kepada
orang-orang yang berdiri di sekitarnya, mukjizatnya yang kedua. Musa memasukkan tangannya
di sakunya lalu mengeluarkannya. Tiba-tiba tangan itu menjadi putih seperti bulan; tangan itu
tiba-tiba mengeluarkan cahaya yang memenuhi penjuru istana. Akhirnya, semua orang yang
hadir di situ merasakan kekaguman yang luar biasa sedangkan Fir'aun wajahnya tampak
menghijau karena saking takutnya.
Allah SWT berfirman: "Maka Musa melemparkan tongkatnya, yang tiba-tiba tongkat itu (menjadi) ular yang nyata. Dan
ia menarik tangannya (dari dalam bajunya), maka tiba-tiba tangan itu jadi putih (bersinar) bagi
orang-orang yang rnelihatnya." (QS. asy-Syu'ara': 32-33)
Kisah Para Nabiallah di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Keheningan semakin menyelimuti istana Fir'aun. Pengaruh dua mukjizat yang dibawa oleh Nabi
Musa tertanam pada jiwa orang-orang yang hadir di situ. Pertama-tama mereka merasakan
ketakutan dalam diri mereka kemudian Nabi Musa mengembalikan tangannya ke sakunya lalu
tangannya kembali seperti semula.
Fir'aun berkata: "Sekarang, pergilah kalian berdua. Nanti kita akan lanjutkan perbincangan kita."
Musa memalingkan wajahnya dan keluar dari istana. Fir'aun tampak terpukul atas peristiwa itu.
Pikirannya mulai berputar-putar. Ia membayangkan apa yang terjadi di istananya dan di wilayah
kekuasaannya seandainya berita tentang dua mukjizat itu tersebar di tengah-tengah manusia,
lalu manusia mulai membicarakan tentang Musa dan Harun. Fir'aun mengeluarkan perintahnya
agar orang-orang yang melihat peristiwa itu tidak membuka hal itu kepada masyarakat umum,
tetapi para pembantu istana dan sebagian dari Bani Israil menyaksikan dua peristiwa itu.
Akhirnya, mulailah terjadi perbincangan di tengah-tengah masyarakat ramai tentang dua
mukjizat itu. Fir'aun benar-benar terdiam ketika menghadapi dua mukjizat yang dibawa oleh
Nabi Musa. Ketika Musa keluar dari istana Fir'aun yang sebelumnya merasa takut dan gemetar,
kini menjadi marah. Ia meluapkan kemarahan itu kepada menterinya dan para pembantunya.
Tiba-tiba ia bersikap kasar kepada mereka tanpa sebab yang diketahui. Fir'aun memerintahkan
Dedemit Selaksa Nyawa 2 Pendekar Rajawali Sakti 76 Iblis Penggali Kubur Naga Sakti Sungai Kuning 7