Pencarian

Kisah Para Nabiallah 6

Kisah Para Nabiallah Bagian 6


mereka untuk keluar dari ruangannya dan meningggalkan dirinya sendirian.
Fir'aun berusaha untuk menghadapi masalah itu dengan lebih tenang. Fir'aun meminum
beberapa gelas dari minuman keras tetapi rasa marahnya belum hilang juga. Kemudian ia
mengeluarkan perintah untuk mengumpulkan orang-orang dekatnya dan semua para menteri di
istana serta para pemimpin di Mesir. Fir'aun mengeluarkan perintahnya kepada Haman salah
satu ketua para menterinya untuk mengepalai pertemuan tersebut. Kemudian para pembesar
dari kaum Fir'aun berkumpul. Fir'aun memasuki ruang pertemuan dan wajahnya tampak emosi.
Jelas sekali Fir'aun tidak mau menerima dengan mudah adanya tuhan lain yang disembah
orang-orang Mesir selain dirinya. Fir'aun cukup berbahagia ketika ia menguasai Mesir dari
memerintah dengan semaunya. Tiba-tiba, ia dikagetkan dengan kedatangan Musa yang ingin
menghancurkan apa saja yang telah dibangunnya. Musa mengatakan pada dirinya bahwa di
sana ada Tuhan yang Esa yang tiada Tuhan lain selain-Nya di alam semesta. Ini berarti bahwa
Fir'aun adalah seorang pembohong. Pemikiran ini menghantui kepala Fir'aun sehingga Fir'aun
menoleh kepada ketua para menterinya yaitu Haman akhirnya pertemuan bersejarah itu
diadakan. 15 17. Sepasang Golok Mustika Chin Yung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Tidak ada seorang pun yang berani membuka mulutnya. Fir'aun membuka pertemuan itu
dengan secara tiba-tiba ia melontarkan pertanyaan kepada Haman: "Apakah aku seseorang
pembohong wahai Haman?" Haman menunduk dan bertanya: "Siapa yang berani menentang
Fir'aun?" Fir'aun berkata dengan marah: "Musa." Bukankah ia mengatakan bahwa ada tuhan
lain di langit." Dengan mantap Haman menjawab: "Sungguh wahai tuanku, Musa berbohong."
Fir'aun berkata dalam keadaan memutar wajahnya ke arah yang lain: "Aku mengetahui bahwa
ia berbohong." Kemudian Fir'aun kembali menoleh ke Haman:
"Dan berkatalah Fir'aun: 'Hai Haman, buatkanlah bagiku sebuah bangunan yang tinggi supaya
aku sampai ke pintu-pintu, (yaitu) pintu-pintu langit, supaya aku dapat melihat Tuhan Musa dan
sesungguhnya aku memandangnya seorang pendusta.'" (QS. al-Mu'min: 36-38)
Fir'aun mengeluarkan perintah untuk membangun suatu bangunan yang kokoh dan tinggi di
mana ketinggiannya mampu mencapai langit. Perintah Fir'aun itu berdasarkan peradaban Mesir
yang lagi maju di mana mereka cenderung membangun bangunan yang spektakuler. Namun
Fir'aun lupa pada aturan-aturan teknik pembangunan. Meskipun demikian, Haman bersikap
munafik, padahal ia mengetahui kemustahilan membangun sesuatu bangunan semegah dan
setinggi itu. Haman berkata: "Saya ingin melaksanakan perintah untuk mendirikan bangunan itu
sesegera mungkin, tetapi wahai tuanku dan izinkanlah aku untuk pertama kalinva aku
menentang perintahmu. Sungguh engkau tidak akan mendapati sesuatu pun di langit. Tidak
ada di sana Tuhan selain dirimu." Fir'aun mendengar penolakan ketua para menterinya itu
dengan sangat puas, seakan-akan ia mendengarkan suatu hakikat yang ditetapkan. Kemudian
dalam perkumpulan yang terkenal itu, Fir'aun melontarkan kata-katanya yang bersejarah:
"Hai pembesar kaumku, aku tidak mengetahui tuhan bagimu selain aku." (QS. al-Qashash: 38)
Semua yang hadir di tempat itu menundukkan kepala tanda setuju. Di antara mereka terdapat
dua orang atau tiga orang yang masih memiliki akal sehat. Ketiga orang itu mengetahui bahwa
sebenarnya Fir'aun adalah seorang pembohong. Meskipun demikian, mereka membiarakan
kebohongan itu dan memilih apa yang disetujui oleh Fir'aun. Tentu persetujuan ini berakibat
pada masyarakat Mesir yang harus membayar mahal hasil dari persetujuan itu. Para tentara
Mesir, para pembesar istana, dan para dukun tunduk kepada kegilaan Fir'aun. Fir'aun berkata
dengan maksud bertanya kepada para penasihatnya: "Apa yang kalian katakan tentang Musa?"
Haman berkata: "Ia adalah seorang yang pembohong."
Salah seorang menteri yang lain berkata: "Saya kira ia adalah seorang yang gila." Sementara
itu salah seorang dukun berkata: " - Tampaknya ia khawatir mereka akan mencurigainya jika ia
tidak mengatakan sesuatu pun kepada mereka - saya kira ia terkena kegilaan." Fir'aun
memutus pembicaraan mereka dengan mengatakan: "Sungguh kalian menggambarkan Musa
macam-macam, namun kalian belum menjawab pertanyaanku. Apa sebenarnya maunya Musa"
Apa sebenarnya persekongkolan yang disembunyikannya." Para penasihat terdiam karena rasa
takut dan sebagai bentuk kemunafikan terhadap Fir'aun. Mereka hanya menunggu Fir'aun
mengucapkan kalimat-kalimat tertentu lalu mereka menirukannya dengan mulut-mulut mereka
layaknya burung beo. Setelah keheningan menyelimuti ruangan itu, Fir'aun berkata: "Aku kira
bahwa Musa adalah salah satu tukang sihir yang hebat. Ia ingin mengeluarkan kalian dari
negeri kalian dengan sihirnya. Lalu persekongkolan apa yang kalian siapkan?"
Adalah hal yang maklum di rezim kekuasaan mutlak bahwa perkumpulan yang dihadiri oleh
para pembesar dan para menteri untuk mengeluarkan pandapat sesama mereka berarti hanya
sekedar untuk mengulang-ulang dan menerima keputusan mutlak dari penguasa. Para
penasihat berkata - setelah Fir'aun memberi mereka kesempatan untuk mengutarakan
pendapat: "Sungguh benar apa yang dikatakan oleh Fir'aun. Musa adalah seorang tukang sihir.
Kalau begitu, masalahnya telah selesai. Kita akan mengembalikan Musa dan saudaranya, dan
kita akan menyebarkan perintah Fir'aun di Mesir untuk menghadirkan tukang sihir. Jika para
tukang sihir telah datang dan berdiri di hadapan Musa, maka mereka akan dapat membuktikan
16 17. Sepasang Golok Mustika Chin Yung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
bahwa Musa memang tukang sihir dan mereka akan mampu mengalahkannya. Dengan cara
demikian, kita dapat memperdayanya di hadapan orang-orang Mesir dan anak-anak Bani Israil."
Perundingan bersejarah itu sepakat untuk melaksanakan hal itu. Sepuluh orang dari pembantu
Fir'aun keluar dari istana, Fir'aun dengan menunggangi kendaraan mereka dan mereka segera
berpencar di seluruh penjuru Mesir. Kemudian diumumkan pada hari kedua di pasar-pasar
Mesir bahwa seluruh jago-jago sihir hendaklah menuju ke istana Fir'aun untuk mendengarkan
suatu perintah atau suatu urusan yang penting.
Fir'aun memanggil Nabi Musa dan berusaha mengancamnya dan menakut-nakutinya tetapi
Nabi Musa tampak tenang. Fir'aun berkata kepada Nabi Musa: "Sesungguhnya engkau seorang
tukang sihir, dan aku menetapkan untuk menyingkap kedokmu di hadapan semua orang. Tidak
lama lagi para tukang sihir akan datang." Nabi Musa bertanya: "Kapan aku akan bertemu
dengan tukang sihir itu?" Fir'aun berkata: "Di sana terdapat suatu pertemuan atau acara yang
sebentar lagi akan dimulai yang dihadiri oleh banyak orang. Yaitu hari di mana angin bertiup
dengan sepoi-sepoi; hari di mana bumi berhias diri menyambut kedatangan musim semi.
Sungguh itu suatu pertemuan yang menakjubkan dan engkau akan dikalahkan. Sekarang aku
beri kesempatan kamu untuk mencabut dakwahmu. Aku memberikan kesempatan yang terakhir
bagimu untuk menyelamatkan kehormatanmu."
Musa berkata dengan tidak memperhatikan perkataan Fir'aun yang terakhir: "Kami sepakat atas
pertemuan itu. Kami akan hadir di hari itu di mana manusia akan berkumpul di pagi hari."
Fir'aun bertanya: "Kapan engkau akan datang?" Musa berkata: "Insya Allah aku akan hadir di
waktu fajar di permulaan siang."
Allah SWT berfirman: "Dan sesungguhnya Kami telah perlihatkan kepadanya (Fir'aun) tanda-tanda kekuasaan Kami
semuanya, maka ia mendustakan dan enggan (menerima kebenaran). Berkata Fir'aun: 'Adakah
kamu datang kepada kami untuk mengusir kami dari negeri kami (ini) dengan sihirmu, hai
Musa! Dan kami pun pasti akan mendatangkan (pula) kepadamu sihir semacam itu, maka
buatlah suatu waktu untuk pertemuan antara kami dan kamu, yang kami tidak akan
menyalahinya dan tidak (pula) kamu di suatu tempat yang pertengahan (letaknya).' Berkata
Musa: "Waktu untuk pertemuan (kami dengan) kamu itu ialah di hari raya dan hendaklah
dikumpulkan manusia pada waktu matahari sepenggalahan naik.'" (QS. Thaha: 56-59)
Nabi Musa pergi dalam keadaaan tenang. Kemudian para utusan tukang sihir datang ke istana
Fir'aun. Ketika semua berkumpul, Fir'aun memerintahkan agar mereka semua menemuinya.
Ketika masuk menemui Fir'aun, para tukang sihir sujud kepadanya. Fir'aun memerintahkan
mereka untuk berdiri, kemudian Fir'aun mulai berjalan-jalan di antara mereka sambil mengamati
wajah mereka dan pakaian mereka. Fir'aun tampak terdiam memikirkan sesuatu dan tiba-tiba ia
berdiri dan berkata: "Wahai para tukang sihir, kami sekarang menghadapi problem yang kecil
dan kami telah memerintahkan agar kalian dihadirkan untuk memecahkan problem itu." Para
tukang sihir itu menundukkan kepalanya dan mereka mendengarkan dengan hikmat. Fir'aun
kembali berkata: "Salah seorang lelaki datang kepada kami dan ia mengaku utusan Allah SWT;
seorang lelaki yang bernama Musa dan bersama saudaranya, Harun. Musa ini adalah tukang
sihir yang mahir, lebih tangkas dan lebih hebat dari Harun. Oleh karena itu, kalian harus
mengalahkannya dengan kekalahan yang telak sehingga ia tidak mampu lagi mengangkat
kepalanya karena rasa malu." Para tukang sihir tetap menundukkan kepalanya dan mereka
terdiam. Fir'aun berkata: "Mengapa seseorang di antara kalian tidak bertanya kepadaku tentang
sihirnya Musa." Salah seorang tukang sihir dengan tenang berkata: "Kami menunggu tuan yang
agung menceritakannya kepada kami. Kami tidak ingin memutus pembicaraanmu wahai tuan."
Dengan nada marah, Fir'aun berkata: "Musa melemparkan tongkatnya dan tiba-tiba tongkatnya
itu menjadi ular yang sangat besar lalu ia mencabut tangannya dan tiba-tiba tangannya menjadi
17 17. Sepasang Golok Mustika Chin Yung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
putih yang menakjubkan orang-orang yang melihatnya." Tampak senyum manis menghiasi
wajah-wajah para tukang sihir dan salah seorang mereka berkata: "Hendaklah hati Fir'aun
tenang. Ini adalah permainan kuno; permaianan tongkat yang berubah menjadi ular.
Sesungguhnya itu hanya sekadar imajinasi yang menipu orang-orang yang melihatnya, yang
seakan-akan ia bergerak padahal ia tetap di tempatnya."
Fir'aun berkata: "Aku tidak ingin untuk memasuki perdebatan sekitar masalah pembuatan sihir.
Yang aku inginkan agar kalian mengalahkan Musa. Kami telah sepakat untuk bertemu pada
hari ketika musim semi akan tiba. Masyarakat Mesir semuanya akan berkumpul. Mereka akan
menyaksikan kalian saat kalian mengalahkannya. Oleh karena itu, kalian harus dapat
mengalahkannya." Selesailah perkataan Fir'aun. Ia menunggu para tukang sihir meninggalkannya tapi mereka
masih berdiri. Salah seorang mereka bertanya: "Mengapa tuan kita Fir'aun tidak berbicara
kepada kita tentang urusan yang lebih penting seandainya kita dapat mengalahkan Musa?"
Dengan keheranan Fir'aun bertanya: "Apa sesuatu yang lebih penting itu?" Salah seorang
tukang sihir berkata: "Tentu kami minta upah jika kami menang." Dengan tertawa, Fir'aun
berkata: "Jangan khawatir, aku akan memuaskan kalian. Kalian akan menjadi orang-orang yang
dekat. Kami akan mengadakan pekerjaan-pekerjaan baru di istana bagi para tukang sihir.
Kalian jangan khawatir. Tenanglah karena kalian akan menerima upah yang layak."
Fir'aun tertawa melihat kepercayaan para tukang sihir kepada diri mereka, kemudian ia
memerintahkan agar mereka meninggalkan tempatnya. Lalu ia sendiri menuju ke meja makan
siang. Fir'aun duduk sambil makan. Ia berkata sambil menyantap paha kambing yang besar:
"Semenjak Musa datang selera makanku terganggu. Namun sekarang, kehancuran Musa
sudah dekat." Allah SWT berfirman: "Dan Musa berkata: 'Hai Fir'aun, sesungguhnya aku ini adalah seorang utusan dari Tuhan alam
semesta, wajib atasku tidak mengatakannya sesuatu terhadap Allah, kecuali yang hak.
Sesungguhnya aku datang kepadamu dengan membawa bukti yang nyata dari Tuhanmu, maka
lepaskanlah Bani Israil (pergi) bersama aku.' Fir'aun menjawab: 'Jika benar kamu membawa
sesuatu bukti, maka datangkanlah bukti itu jika (betul) kamu termasuk orang-orang yang benar.'
Dan dia mengeluarkan tangannya, maka ketika itu juga tangan itu menjadi putih bercahaya
(kelihatan) oleh orang-orang yang melihatnya. Pemuka-pemuka kaum Fir'aun berkata:
'Sesungguhnya Musa ini adalah ahli sihir yang pandai, yang bermaksud hendak mengeluarkan
kamu dari negerimu.' (Fir'aun berkata): 'Maka apakah yang hamu anjurkan"' Pemuka-pemuka
itu menjawab: 'Beritahulah ia dan saudara-saudaranya serta kirimlah ke kota-kota beberapa
orang yang akan mengumpulkan (ahli-ahli sihir), supaya mereka membawa kepadamu semua
ahli sihir yang pandai.' Dan heberapa ahli sihir telah datang kepada Fir'aun mengatakan:
'(Apakah) sesungguhnya kami akan mendapat upah, jika kamilah yang menangV Fir'aun
menjawab: 'Ya dan sesungguhnya kamu benar-benar akan termasuk orang-orang yang dekat
(kepadaku).'" (QS. al-A'raf: 104-114)
Kemudian datanglah hari yang dijanjikan. Orang-orang berbondong-bondong keluar dari rumah.
Mereka membicarakan tentang pertemuan antar Nabi Musa dan Fir'aun. Mereka menuju ke
tempat perayaan sejak pagi hari. Tidak ada seorang pun di Mesir yang tidak mengetahui
tentang peristiwa itu. Orang-orang begitu gembira ketika para tukang sihir itu datang
sebagaimana mereka juga gembira ketika melihat Fir'aun datang, namun keheningan
menyelimuti tempat itu ketika Nabi Musa dan Nabi Harun datang. Tempat perayaan itu
diadakan di tempat terbuka yang hanya ditutupi oleh payung Fir'aun yang melindungi kepalanya
dari terik matahari. Fir'aun berdiri di tengah-tengah tentaranya. Ia memakai emas dan permata.
Sementara itu, Nabi Musa berdiri dengan menundukkan kepalanya dalam keadaan mengingat
Allah SWT. 18 17. Sepasang Golok Mustika Chin Yung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Keadaan saat itu benar-benar hening. Kemudian para tukang sihir maju menemui Musa.
Mereka berkata kepada Musa: "Apakah engkau yang pertama kali melempar atau kami yang
pertama kali melempar." Musa berkata: "Kalianlah yang pertama kali melempar." Para tukang
sihir berkata: "Demi kemuliaan Fir'aun, sesungguhnya kami akan menang." Musa berkata:
"Celakah kalian, janganlah kalian membuat dusta kepada Allah SWT niscaya Dia akan
mendatangkan siksa bagi kalian." Sebagian ahli hakikat berkata: "Nabi Musa menoleh dan
kemudian ia melihat Jibril di sebelah kanannya." Jibril berkata kepadanya: "Wahai Musa,
hendaklah kamu bersikap sopan kepada wali-wali Allah SWT." Musa berkata dalam dirinva:
"Mereka para tukang sihir itu datang dengan maksud menyimpangkan agama Fir'aun." Jibril
kembali berkata: "Bersikap lembutlah terhadap wali-wali Allah SWT. Mereka saat ini sampai
salat Ashar berada di sisimu dan setelah salat Ashar mereka akan berada di surga."
Para tukang sihir itu mulai melemparkan tongkat-tongkat mereka dan tali-tali mereka. Tiba-tiba
arena itu dipenuhi dengan ular-ular. Mereka menipu dan menyihir pandangan orang-orang yang
melihatnya. Orang-orang yang melihat sihir itu merasa takut karena mereka mendatangkan sihir
yang besar. Orang-orang merasa gembira dan Fir'aun pun menampakkan senyumnya. Ia
berkata dalam dirinya: Sungguh hari ini adalah hari pembala
(http://cerita-silat.mywapblog.com)
1918. Sikangkung Pendekar Lugu Chin Yung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
http://cerita-silat.mywapblog.com ( Saiful Bahri - Seletreng - Situbondo )
san atas Musa. Mukjizatnya berupa
tongkat yang ada di tangannya yang dapat berubah menjadi ular, sekarang Fir'aun
menghadirkan kepadanya seluruh tukang sihir di mana tongkat-tongkat dan tali-tali yang ada di
tangan mereka pun berubah menjadi ular. Senyuman Fir'aun pun semakin melebar.
Nabi Musa memperhatikan tali-tali tukang sihir dan tongkat-tongkat mereka. Ia merasa takut.
Nabi Musa ingat apa yang dikatakan oleh Jibril dan ia mulai merasakan ketakutan. Bagaimana
mungkin para tukang sihir itu akan masuk surga dan mereka akan menjadi wali-wali Allah
SWT" Nabi Musa merasakan semua itu, namun tiada seorang pun yang mengetahui hakikat
pemikiran yang terlintas dalam benak Nabi Musa saat ia berdiri dengan bajunya yang
sederhana bersama saudaranya di hadapan kumpulan manusia yang banyak dari para
pengawal dan tentara Fir'aun. Ketika Musa merasakan ketakutan tersebut, maka cahaya yang
terang menembus dalam dirinya dan Allah SWT berkata kepadanya:
"Kami berkata: 'Janganlah kamu takut, sesungguhnya kamulah yang paling unggul (menang).
Dan lemparkanlah apa yang ada di tangan kananmu, niscaya ia akan menelan apa yang
mereka perbuat. Sesungguhnya apa yang mereka perbuat itu adalah tipu daya tuhang sihir
(belaka). Dan tidak akan menang tukang sihir itu, dari mana saja ia datang." (QS.Thaha: 68-69)
Musa merasa senang ketika mendengar Allah SWT menenangkannya. Nabi Musa dapat
mengendalikan dirinya, kemudian beliau mengangkat tongkatnya dan melemparkannya.
Sebelum tongkat itu menyentuh tanah, tiba-tiba terjadilah suatu mukjizat. Orang-orang dan para
tukang sihir Fir'aun bahkan Fir'aun sendiri menyaksikan sesuatu yang belum pernah mereka
saksikan di dunia. Biasanya seorang tukang sihir dapat menipu pandangan manusia dan
memperdaya mereka seolah-olah ada ular yang bergerak padahal ia tetap di tempatnya. Tetapi
apa yang terjadi saat itu adalah sesuatu yang benar-benar berbeda. Belum sampai tongkat
Nabi Musa menyentuh tanah sehingga ia berubah menjadi ular yang besar dan sangat gesit.
Tiba-tiba ular ini menuju ke tali-tali tukang sihir dan tongkat-tongkat mereka yang bergerak dan
ia mulai memakannya satu persatu. Tongkat Nabi Musa memakan tali-tali tukang sihir dan
tongkat-tongkat mereka dengan cepat. Belum berselang beberapa menit sehingga arena itu
kosong dari tali-tali tukang sihir dan tongkat-tongkat mereka. Tongkat-tongkat dan tali-tali
tukang sihir tersembunyi dalam perut tongkat Nabi Musa. Dan bergeraklah ular yang besar
menuju Nabi Musa lalu beliau mengulurkan tangannya dan tiba-tiba ular itu berubah menjadi
tongkat. Para tukang sihir mengetahui bahwa mereka bukan di hadapan seorang penyihir.
Mereka sebenamya adalah tokoh-tokoh sihir dan para pakar dalam hal itu di zaman mereka,
tetapi apa yang mereka saksikan saat ini bukan termasuk sihir. Itu adalah mukjizat dari Allah
SWT. Akhirnya, para tukang sihir itu sujud di atas tanah. Mereka berkata: "Kami beriman kepada
Tuhan Pengatur alam semesta. Tuhan yang diyakini oleh Musa dan Harun." Orang-orang Mesir
dan anak-anak Bani Israil menyaksikan mukjizat yang mengagumkan ini. Mereka melihat
bagaimana tukang sihir-tukang sihir Fir'aun sujud kepada Musa dan Harun. Fir'aun
menyaksikan bahwa bola itu kini berada di tangan Musa dan Harun. Lalu ia bangkit dari
duduknya dan berteriak di depan tukang sihir: "Bagaimana kalian beriman kepadanya sebelum
aku memberi izin kepada kalian." Para tukang sihir berkata: "Untuk beriman tidak perlu izin."
Fir'aun berkata: "Kalau begitu ini adalah persekongkolan yang jelas. Sesungguhnya Musa
adalah guru kalian yang mengajari kalian sihir. Sungguh tangan-tangan kalian dan kaki-kaki
kalian akan diputus dan kalian akan disalib di pohon kurma. Sungguh ini adalah
persekongkolan yang jelas."
Para tukang sihir berkata: "Lakukan apa saja yang engkau inginkan, hai Fir'aun. Kami tidak
memilihmu dan kami tidak mengutamakanmu atas mukjizat Ilahi ini. Sesungguhnya kami
1 18. Sikangkung Pendekar Lugu Chin Yung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
beriman kepada Tuhan kami agar Dia mengampuni kami dan menghapus kesalahan-kesalahan
kami. Apa yang engkau berikan terhadap kami adalah sesuatu yang sedikit, dan apa yang ada
di sisi Allah SWT lebih baik dan lebih abadi. Seandainya engkau menyiksa kami dan
membunuh kami dan menyalib kami, maka engkau hanya dapat menyiksa kami di kehidupan
dunia ini. Tentu kehidupan dunia tidak dapat dibandingkan dengan kehidupan akhirat. Kami
hanya ingin mendapatkan pengampunan dari Allah SWT dan memasuki surga." Kemudian
Fir'aun mengeluarkan perintahnya untuk menyalib semua tukang sihir. Ketika menyaksikan
peristiwa tersebut, orang-orang menjadi ketakutan. Kemudian Nabi Musa dan Nabi Harun
meninggalkan tempat itu dan Fir'aun kembali ke istananya. Allah SWT menceritakan dalam
surah al-A'raf apa yang dialami tukang sihir dan Musa dalam firman-Nya:
"Ahli-ahli sihir berkata: 'Hai Musa, kamukah yang akan melemparkan lebih dahulu, ataukah
kami yang akan melemparkan"' Musa menjawab: 'Lemparkanlah (lebih dahulu)! Maka tatkala


Kisah Para Nabiallah di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mereka melemparkan, mereka menyulap mata orang dan menjadihan orang banyak itu takut,
serta mereka mendatangkan sihir yang besar (menakjubkan). Dan Kami mewahyukan kepada
Musa: 'Lemparkanlah tongkatmu!' Maka sekoyong-koyong tongkat itu menelan apa yang
mereka sulapkan. Karena itu nyatalah yang benar dan gagallah yang selalu mereka kerjahan.
Maka mereka kalah di tempat itu dan jadilah mereka orang-orang yang hina. Dan ahli-ahli sihir
itu serta merta meniarapkan diri dengan bersujud. Mereka berkata: 'Kami beriman kepada
Tuhan semesta alam, (Yaitu) Tuhan Musa dan Harun. Fir'aun berkata: 'Apakah kamu beriman
kepadanya sebelum aku memberi izin kepadamu"' Sesungguhnya (perbuatan) ini adalah suatu
muslihat yang telah kamu rencanakan di dalam kota ini, untuk mengeluarkan penduduknya
darinya; maka kelah kamu akan mengetahui (akibat perbnatanmu ini); sesungguhnya aku akan
memotong tangan dan kakimu dengan bersilang secara bertimbal balik, kemudian sungguhsungguh
ahu akan menyalib kamu semuanya. Ahli-ahli sihir itu menjawab: 'Sesungguhnya
kepada Tuhanlah kami kembali. Dan kamu tidak membalas dendam dengan menyiksa kami,
melaikan karena kami telah beriman kepada ayat-ayat Tuhan kami ketika ayat-ayat itu datang
kepada kami.' (Mereka berdoa): 'Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami dan
wafatkanlah kami dalam keadaan berserah diri (kepada-Mu).'" (QS. al-A"raf: 115-126)
Para tukang sihir Mesir berubah menjadi Muslim dan mempercayai ajaran yang dibawa oleh
Nabi Musa. Mereka beriman kepada Allah SWT. Akhirnya, mereka dinaikkan di batang-batang
pohon kurma untuk disalib dan dipotong tangan-tangan mereka dan kaki-kaki mereka. Mereka
meminta kepada Allah SWT agar mereka dimatikan sebagai orang-orang Muslim.
Kemudian Musa memahami apa yang diucapkan oleh Jibril as: Mereka sejak saat ini sampai
salat Ashar di sisimu dan setelahnya mereka berada di surga. Ketika memasuki waktu Ashar
tubuh para tukang sihir itu berlumuran darah. Mereka disalib oleh para tentara Fir'aun. Fir'aun
menghadapi masalah baru. Fir'aun mengadakan serangkaian pertemuan-pertemuan penting di
istananya. Fir'aun memanggil penanggung jawab tentara dan pasukan. Fir'aun juga memanggil
apa saat ini dinamakan dengan kepala intelejen. Bahkan Fir'aun juga memanggil para menteri
dan para penjabat serta tukang-tukang dukun. Jadi, Fir'aun memanggil semua yang mempunyai
kekuatan untuk mengubah jarum sejarah.
Fir'aun bertanya kepada kepala intelejennya: "Apa yang dikatakan orang-orang?" Ia berkata:
"Anak buahku telah kusebar di antara khalayak dan mereka mendapat informasi bahwa Musa
dapat memenangkan perlombaan itu karena ia berhasil membikin suatu konspirasi bersama
para tukang sihir." Kemudian Fir'aun bertanya kepada salah seorang ketua keamanan: "Apa
yang terjadi pada jasad-jasad tukang sihir?" Ia berkata: "Anak buahku menggantungnya di
tempat umum dan di pasar-pasar untuk menakuti manusia dan kami sebarkan berita bahwa
Fir'aun akan membunuh setiap orang yang memiliki persekongkolan." Lalu Fir'aun bertanya
kepada komandan pasukan: "Apa yang dikatakan oleh pasukan?" Ia menjawab: "Mereka
2 18. Sikangkung Pendekar Lugu Chin Yung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
menginginkan agar mendapatkan perintah untuk bergerak di tempat mana pun yang ditentukan
oleh Fir'aun." Fir'aun berkata: "Belum datang giliran pasukan maka akan datang gilirannya."
Fir'aun kemudian terdiam. Lalu Haman salah seorang ketua para menteri bergerak dan
mengangkat tangannya dan ia mulai meminta untuk berbicara, dan Fir'aun mengizinkan
kepadanya. Haman berkata: "Apakah kita akan membiarkan Musa dan kaumnya untuk
membuat keruskaan di muka bumi dan mereka mengalihkan ibadah kepada selainmu?" Fir'aun
berkata: "Sungguh engkau dapat membaca pikiranku wahai Haman. Kita akan membunuh
anak-anak mereka dan akan mempermalukan perempuan-perempuan mereka. Aku memiliki
kekuasaan di atas mereka."
Pasukan Fir'aun pergi untuk membunuh anak-anak laki dari Bani Israil dan menodai
kehormatan wanita-wanita mereka, serta memenjarakan siapa pun yang menentang. Musa
berdiri menyaksikaan apa yang terjadi tanpa mampu turut campur dan tanpa mampu
mencegahnya. Yang beliau lakukan hanya memerintahkan kaumnya untuk bersabar. Beliau
memerintahkan mereka untuk meminta pertolongan kepada Allah SWT dan bersabar atas
segala ujian. Beliau menjadikan para tukang sihir sebagai teladan bagi mereka di mana tukang
sihir Mesir itu mampu menahan derita di jalan Allah SWT tanpa berkeluh kesah. Nabi Musa
memberitahu mereka bahwa tentara-tentara Fir'aun berbuat aniaya di muka bumi yang seakanakan
bumi adalah milik khusus mereka. Sebenarnya Allah SWT akan mewariskan bumi kepada
orang-orang yang bertakwa.
Kemudian intimidasi yang dilakukan Fir'aun sangat mempengaruhi jiwa Bani Israil sehingga
mereka merasakan kekalahan dan pesimis. Mereka berkata kepada Musa: "Wahai Musa kami
sangat menderita sebelum kedatanganmu dan sesudah kedatanganmu, anak-anak dibunuh
sebelum kedatanganmu dan sesudah kedatanganmu." Seakan-akan mereka berkata kepada
Musa bahwa keberadaanmu tidak memberikan manfaat sedikit pun. Kami tetap merasakan
kesendirian. Musa menolak kebodohan mereka ini. Ia memberitahu mereka bahwa Allah SWT
akan menghancurkan musuh-musuh mereka, kemudian Allah SWT akan menjadikan bumi
dikuasai oleh mereka. Tetapi lagi-lagi mereka tetap mengadu kepada Musa dan tampak bahwa
mereka tidak kuat lagi menahan penderitaan yang mereka alami.
Musa menghadapi keadaan yang sulit. Beliau berusaha melawan kemarahan Fir'aun dan
konspirasinya. Pada saat yang sama, Nabi Musa mendengar keluhan kaumnya. Di
tengah-tengah keadaan yang demikian, Qarun bergerak. Qarun adalah seorang putra Bani
Israil. Ia berasal dari kaum Musa tetapi ia justru menentang Musa. Kekayaannya dan status
sosialnya menjadikannya lebih dekat kepada rezim Fir'aun. Allah SWT menceritakan kepada
kita tentang kekayaan Qarun. Allah SWT berkata kepada kita bahwa kunci-kunci kamar yang
menyimpan kekayaannya sangat sulit dipikul oleh sekelompok laki-laki yang kuat sekalipun.
Seandainya kita ingin mengetahui kunci-kunci kekayaan ini yang sedemikian rupa, maka kita
dapat membayangkan kekayaan itu sendiri. Qarun memiliki berbagai macam kekayaan dan
dalam jumlah yang banyak. Bahkan saking kayanya, pelana kudanya terbuat dari kulit yang
dihiasi oleh perak dan emas.
Jika Qarun keluar dengan membawa pesona dunia yang diikuti oleh rombongannya dan disinari
oleh matahari, maka emas-emas yang dibawanya tampak menyala di bawah sengatan
matahari. Pemandangan demikian sangat mengagumkan bagi orang-orang yang mencintai
dunia. Kekayaan yang dimiliki Qarun membuatnya bersikap angkuh sehingga tidak mudah
baginya untuk menerima nasihat. Tampak bahwa kekayaannya dan kesombongannya
membuatnya merasa bergembira, sehingga tertawanya Qarun menjadi tertawa yang paling
terkenal di kalangan Bani Israil, dan ketenarannya menyaingi ketenaran Fir'aun dan Haman.
Kedua orang itu (Fir'aun dan Haman) menguasai Mesir secara keseluruhan, sedangkan Qarun
hanya mengusai sebagian dari Mesir.
Orang-orang yang berakal dari kaumnya menasihatinya agar ia berpikir sejenak tentang
3 18. Sikangkung Pendekar Lugu Chin Yung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
akhiratnya, dan barangkali mereka berkata kepadanya: "Sesungguhnya tak seorang pun
menasihatimu untuk meninggalkan dunia secara keseluruhan dan menempuh jalan orang-orang
yang zuhud tetapi mereka menasihatimu agar engkau tidak melupakan bagianmu dari dunia.
Sebagaimana mereka menasihatimu agar jangan sampai engkau melupakan bagianmu dari
akhirat." Qarun hanya merasa puas dengan bagiannya dari dunia. Imajinasi akalnya mengatakan bahwa
kekayaan ini datang karena usaha kerasnya sebagaimana ia menduga kekayaannya adalah
tanda bahwa Allah mencintainya. Bahkan ia mengira bahwa ia lebih utama dan lebih mulia dari
Musa. Musa adalah seorang yang fakir sedangkan Qarun adalah seorang yang kaya, maka
bagaimana seorang yang fakir yang tidak memakai satu pun gelang dari emas dapat
memperoleh kedudukan yang mulia di sisi Allah dibandingkan dengan seorang yang kaya yang
mampu membuat pelana kudanya dari emas. Demikianlah pandangan Qarun dan Fir'aun
terhadap Musa. Allah SWT berfirman: "Bukankah aku lebih baik daripada orang yang hina ini dan yang hampir tidak dapat
menjelaskan (perkataannya)?" (QS. az-Zukhruf: 52)
Demikianlah pernyataan Fir'aun kepada Musa. Terdapat kesesuaian antara pendapat Fir'aun
dan Qarun terhadap Musa. Sesuai dengan kedudukan sosial dan kekayaannya, Qarun menjadi
sahabat Fir'aun dan mendukung rezim kekuasaannya. Bukan hanya Qarun, Fir'aun dan Haman
yang menjadi tawanan khayalan ini, bahkan kaum Fir'aun pun memiliki pendapat yang sama.
Yakni, bagi orang-orang Mesir, Musa hanya sekadar seorang tukang sihir yang mengalahkan
jagojago sihir lainnya. Namun ini tidak berarti bahwa masyarakat Mesir tidak memiliki
keutamaan sedikit pun. Di tengah-tengah masyarakat Mesir masih terdapat orang yang beriman
kepada Nabi Musa namun ia menyembunyikan keimanannya karena khawatir terhadap
kejahatan Fir'aun. Di sana juga ada orang yang bertanya-tanya dengan kebodohan: Jika Allah SWT memang
mencintai Musa lalu mengapa ia dijadikan seorang yang fakir. Qarun menjadi fitnah atau
cobaan di tengah-tengah kaumnya dan juga bagi orang-orang Mesir. Ketika Qarun keluar
dengan membawa pesona dunianya maka orang-orang yang menginginkan kehidupan dunia
berkata: "Maka keluarlah Qarun kepada haumnya dengan kemegahannya. Berkatalah orang-orang yang
menghendaki kehidupan dunia: 'Moga-moga kiranya kita mempunyai seperti apa yang telah
diberikan kepada Qarun; sesungguhnya ia benar-benar mempunyai keberuntungan yangbesar."
(QS. al-Qashash: 79) Sedangkan orang-orang yang berakal sehat - biarpun jumlah mereka sedikit - mereka
memandang bahwa kekayaan Qarun yang begitu luar biasa tidak berarti sedikit pun di sisi Allah
SWT. Allah SWT tidak memandang kekayaan yang banyak jika jiwa manusia menjadi gelap
karenanya. Di tengah-tengah keadaan yang demikian sulit, Nabi Musa menghadapi Qarun yang
menentangnya. Musa sebagai seorang Nabi mesti menunjukkan sikap yang baik dan kesucian
yang agung. Tampaknya Qarun sepakat dengan Fir'aun untuk berusaha menjatuhkan Musa di
depan pengikutnya dengan tuduhan yang berlawanan dengan kesuciannya.
Akhirnya, pada suatu hari Nabi Musa dikagetkan dengan suatu tuduhan di mana ada seorang
wanita yang menuduhnya berbuat tidak senonoh kepadanya dan mengatakan bahwa Musa
pernah tidur bersamanya kemarin. Kami kira Nabi Musa sangat kaget dengan tuduhan ini dan
beliau tidak mengetahui apa yang dikatakannya atau bagaimana beliau membela dirinya
menghadapi tuduhan seperti itu. Kemungkinan besar beliau salat dan menghadap Allah SWT.
Kemudian beliau menemui wanita itu dan bertanya, mengapa ia menuduhkan padanya sesuatu
yang tidak benar. Tiba-tiba wanita itu menangis dan meminta ampun kepada Musa. Ia
memberitahu Musa bahwa Qarun memberinya uang sebagai imbalan atas fitnah yang
4 18. Sikangkung Pendekar Lugu Chin Yung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
ditebarkannya terhadap Musa. Mendengar itu, Musa mendoakan buruk buat Qarun. Kemudian
Allah SWT berkehendak untuk mendatangkan mukjizat di saat yang tepat yang menjelaskan
kepada manusia bahwa Dia Maha kuasa, Maha kuat, dan Maha Perkasa, dan bahwa harta
hanya sebagian ujian dan fitnah, bukan sebagai suatu keutamaan yang dengannya manusia
dapat dinilai. Mukjizat yang Allah SWT turunkan adalah membinasakan Qarun dan menenggelamkan
rumahnya dan hartanya. Qarun keluar untuk menemui kaumnya dengan menampakkan pesona
dunianya. Lalu bumi terbelah di bawah kakinya dan Qarun pun tersungkur di bumi. Kami tidak
mengetahui apakah itu gempa yang pertama kali terjadi atau itu adalah gempa yang Allah SWT
perintahkan kepada bumi untuk terjadi. Yang kita ketahui adalah bahwa bumi terbelah dan ia
menelan Qarun. Bumi menenggelamkan istana-istana Qarun, hewan-hewan ternaknya,
emasnya, peraknya dan semua kekayaannya serta orang dekatnya.
Sebagian dongeng mengatakan bahwa itu terjadi di Fuyum, dan danau Qarun adalah yang
dikenal orang-orang Mesir dengan nama ini. Ia adalah tempat yang dihuni oleh Qarun dan
menjadi tempat istananya dan tempat menyimpan hartanya. Alhasil, Al-Qur'an al-Karim tidak
menentukan tempat datangnya azab ini dan tidak juga menyebut kapan itu terjadi. Al-Qur'an
hanya menceritakan apa yang terjadi. Tentu penentuan tempat dan waktu bukan sesuatu yang
penting tetapi yang penting adalah pelajaran yang terjadi itu.
Allah SWT berfirman dalam surah al-Qhashash:
"Sesungguhnya Qarun adalah termasuk kaum Musa, maka ia berlaku aniaya terhadap mereka,
dan Kami telah menganugerahkan kepadanya perbendaharaan harta yang kunci-kuncinya
sungguh berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat-kuat. (Ingatlah) ketika kaumnya berkata
kepadanya: 'Janganlah kamu terlalu bangga; sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang
yang terlalu membanggakan diri.' Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah
kepadamu (kabahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan kebahagiaanmu dari
(kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat
baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. Qarun berkata: 'Sesungguhnya aku
hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku.' Dan apakah ia tidak mengetahui,
bahwasannya Allah sungguh telah membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat
daripadanya, dan lebih banyak mengumpulkan harta" Dan tidakkah perlu ditanya kepada
orang-orang yang berdosa itu, tentang dosa-dosa mereka. Maka keluarlah Qarun kepada
kaumnya dalam kemegahannya. Berkatalah orang-orang yang menghendaki kehidupan dunia:
'Moga-moga kiranya kita mempunyai seperti apa yang telah diberikan kepada Qarun;
sesungguhnya ia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar. Berkatalah orang-orang
yang dianugerahi ilmu: 'Kecelakaan yang besarlah bagimu, pahala Allah adalah lebih baik bagi
orang-orang yang beriman dan beramal saleh, dan tidak diperoleh pahala itu, kecuali orangorang
yang sabar.' Maka Kami benamkanlah Qarun beserta rumahnya ke dalam bumi. Maka
tidak ada baginya suatu golongan pun yang menolongnya terhadap azab Allah, dan tiadalah ia
termasuk orang-orang (yang dapat) membela (dirinya). Dan jadilah orang-orang yang kemarin
mencita-citakan kedudukan Qarun itu, berkata: "Aduhai benarlah Allah melapangkan rezeki
bagi siapa yang Dia kehendaki dari hamba-hamba-Nya dan menyempitkannya; kalau Allah
tidak melimpahkan karunia-Nya atas kita benar-benar Dia telah membenamkan kita (pula).
Aduhai benarlah, tidak beruntung orang-orang yang mengingkari (nikmat Allah).' Negeri akhirat
itu. Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat
kerusakan di (muka) bumi. Dan kesudahan (yang baik) itu adalah bagi orang-orang yang
bertakwa. " (QS. al-Qashash: 76-83)
Orang-orang dahulu banyak membicarakan ilmu ini yang Qarun mengklaim bahwa ia diberi ilmu
itu. Sebagian mereka mengatakan bahwa itu adalah ilmu kimia yang dengannya Qarun mampu
5 18. Sikangkung Pendekar Lugu Chin Yung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
mengubah tembaga menjadi emas. Sebagain lagi mereka mengatakan bahwa Qarun
mengetahui ismullah al-A'zham (nama Allah yang agung) lalu ia menggunakannya untuk
mengubah bahan-bahan itu menjadi emas. Tetapi orang-orang yang berakal dari kalangan
orang-orang dahulu membantah hal itu. Menurut mereka, Qarun tidak mengetahui ismullah
alA'zham. Qarun adalah seorang munafik. Mereka juga tidak percaya bahwa Qarun dapat
membuat racikan kimia. Kami kira, ini semua adalah dongengan semata yang tidak layak untuk menjelaskan sebabsebab
kekayaannya. Menurut hemat kami, Qarun adalah seorang yang lalim di mana ia
melakukan pekerjaan yang tidak sehat. Dan boleh jadi ia memanfaatkan persahabatan dengan
Fir'aun untuk mendapatkan fasilitas-fasilitas dari Fir'aun. Dan karena persahabatan itu, ia berani
menentang Musa. Qarun melakukan kejahatan di sana-sini dan karenanya ia mengatakan
bahwa harta yang diperolehnya adalah hasil dari kerja kerasnya dan ilmunya. Qarun telah
membuat kebohongan dan kelaliman dan ia mendapatkan kekayaan dengan cara-cara yang
tidak sehat. Penyimpangan dari keimanan kepada Allah SWT meskipun seujung rambut pada akhirnya
menyeret manusia kepada sikap kesombongan. Manusia itu akan menentang kebenaran dan ia
tidak mampu lagi mengikuti kebenaran sehingga pada gilirannya sesuatu yang bohong pun
akan menjadi laksana sesuatu yang realis-tis dan tidak perlu lagi dipersoalkan. Belum lama
Qarun menda-patkan siksa sehingga orang-orang mukmin yang mengikuti Nabi Musa
merasakan kelapangan yang sebelumnya mereka merasa tertindas. Orang-orang Mesir dan
anak-anak Israil menyaksikan mukjizat ini.
Akhirnya, pertentangan antara Fir'aun dan Nabi Musa mencapai puncaknya. Fir'aun meyakini
bahwa Musa sangat mengancam kekuasaannya. Musa - sebagaimana nabi-nabi yang lain -
membawa ajarannya dengan penuh kelembutan tetapi ketika ia berhadapan dengan puncak
kejahatan dan sumber-sumber yang lalim maka ia tidak segan-segan untuk
menghancurkannya. Nabi Musa menantang sumber kejahatan di zamannya, yaitu Fira'un.
Kemudian Fir'aun melontarkan ide untuk membunuh Musa. Fir'aun mengira bahwa membunuh
Musa adalah cara satu-satunya untuk menyelesaikan masalahnya:
"Dan berkata Fir'aun (kepada pembesar-pembesarnya): 'Biarkanlah aku membunuh Musa dan
hendaklah ia memohon kepada Tuhannya, karena sesungguhnya aku khawatir dia akan
menukar agamamu atau menimbulkan kerusakan di muka bumi.'" (QS. al-Mu'min: 26)
Kita perhatikan bahwa Fir'aun berusaha untuk mencegah orang-orang yang menuju kebenaran;
Fir'aun berusaha memberhentikan tugas para nabi; ia berusaha menyesatkan manusia dengan
mengatakan bahwa justru Musa yang ingin menyesatkan mereka; ia mengusulkan kepada para
menterinya dan para pembesarnya untuk membiarkannya membunuh Musa. Tentu ia tidak
membunuh Musa dengan tangannya sendiri tetapi ia hanya sekadar melontarkan pikiran untuk
membunuhnya di depan mereka dan yang melaksanakan hal tersebut adalah para pejabat
istana. Kami kira Haman sangat berperan dalam pelaksanaan ide ini. Kemudian terbentuklah
kelompok orang-orang munafik yang mendukung ide Fir'aun ini.
Ide tersebut hampir segera dibenarkan kalau tidak ada seorang dari keluarga Fir'aun. Ia adalah
seorang lelaki dari kalangan pejabat negara yang terpandang. Al-Qur'an tidak menyebutkan
namanya karena namanya tidak begitu penting dan begitu juga ia tidak menyebutkan sifatnya
karena sifatnya tidak begitu penting. Al-Qur'an hanya menceritakan keadaan lelaki ini yang
menyembunyikan keimanannya. Ia berbicara di tengah-tengah perkumpulan yang di situ
disampaikan ide untuk membunuh Musa. Kemudian ia menghentikan ide gila itu dan berusaha
meruntuhkan ide itu. Ia berkata bahwa Musa hanya mengatakan bahwa Allah SWT adalah
Tuhannya, lalu untuk mendukung pernyataannya itu ia membekali dirinya dengan bukti-bukti
yang jelas yang menunjukkan bahwa ia benar-benar seorang rasul. Kemudian ada dua
kemungkinan dan tidak ada kemungkinan ketiga: pertama bahwa Musa adalah seorang
6 18. Sikangkung Pendekar Lugu Chin Yung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
pembohong, kedua ia seorang yang benar. Jika ia seorang pembohong maka kebohongannya
itu akan kembali kepada dirinya sendiri dan ia tidak melakukan sesuatu yang karenanya ia
harus dibunuh. Namun jika ia benar lalu kita membunuhnya maka gerangan apa yang akan
menjamin kita dari keselamatan terhadap azab yang dijanjikannya" Seorang mukmin yang
menyembunyikan keimanannya itu berkata kepada kaumnya: "Sesungguhnya hari ini kita
berada di tempat-tempat kekuatan sebagaimana yang dialami oleh Qarun di mana ia memiliki
kekayaan dan kekuatan kemudian terjadilah apa yang terjadi padanya. Siapakah yang akan
menyelamatkan kita dari azab Allah SWT ketika datang" Siapakah yang dapat menolong kita


Kisah Para Nabiallah di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dari siksaan-Nya jika menimpa kita" Tindakan melampaui batas kita dan usaha kita untuk
membohongkan kebenaran telah membuat kita rugi."
Perkataan lelaki mukmin itu memuaskan para hadirin. Orang lelaki itu adalah seseorang yang
tidak begitu menampakkan loyalitasnya kepada Fir'aun. Ia bukan dari kalangan pengikut Musa.
Tampaknya ia berbicara dengan motifasi untuk mempertahankan kekuasaan Fir'aun, dan
menurutnya tidak ada sesuatu yang dapat menjatuhkan kekuasaan Fir'aun seperti kebohongan
dan tindakan yang melampaui batas dan membunuh jiwa-jiwa yang tidak berdosa.
Dari sinilah kata-kata lelaki mukmin itu memancarkan kekuatannya yang cukup mempengaruhi
Fir'aun, para menterinya, dan anak buahnya. Meskipun ide Fir'aun untuk membunuh Musa
digagalkan oleh lelaki mukmin itu, namun Fir'aun mengatakan kata-kata bersejarahnya yang
kemudian menjadi contoh dari sikap orangorang yang lalim:
"Fir'aun berkata: Aku tidak mengemukakan kepadamu, melainkan apa yang aku pandang baik;
dan aku tiada menunjukkan kepadamu selainjalan yang benar.'" (QS. al-Mu'min: 29)
Demikianlah pernyataan para penguasa yang lalim ketika mereka menghadapi masyarakat
mereka. Aku tidak melihat pendapatku kecuali sesuai dengan apa yang aku pertimbangkan. Ini
adalah pendapat kami yang khusus. Ia merupakan pendapat yang membimbing kalian menuju
jalan petunjuk, sedangkan pendapat lainnya salah. Oleh karena itu, kita harus tetap
melawannya dan membinasakannya. Allah SWT menceritakan sikap demikian ini dalam surah
Ghafir: "Dan seorang laki-laki yang beriman di antara pengikut-pengikut Fir'aun yang menyembunyikan
imannya berkata: 'Apakah kamu akan membunuh seorang laki-laki karena dia menyatakan:
'Tuhanku ialah Allah,' padahal dia telah datang kepadamu dengan membawa keteranganketerangan
dari Tuhanmu. Dan jika ia seorang pendusta maka dialah yang menanggung (dosa)
dustanya itu; dan jika ia seorang yang benar niscaya sebagian (bencana) yang diancamhannya
kepadamu akan menimpamu.' Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang
melampaui batas lagi pendusta. (Musa berkata): 'Hai kaumku, untukmulah kerajaan pada hari
ini dengan berkuasa di muka bumi. Siapakah yang akan menolong kita dari azab Allah jika azab
itu menimpa kita!' Fir'aun berkata: 'Aku tidak mengemukakan kepadamu, melainkan apa saja
yang aku pandang baik; dan aku tiada menunjukkan kepadamu selain jalan yang benar.'" (QS.
al-Mu'min 28-29) Perdebatan tersebut tidak berhenti pada batas ini. Fir'aun mengutarakan kata-katanya tetapi
seorang mukmin itu tetap tidak puas dengannya, kemudian lelaki mukmin itu kembali berbicara:
"Dan orang yang beriman itu berkata: 'Hai kaumku, sesungguhnya aku khawatir kamu akan
ditimpa (bencana) seperti kehancuran golongan yang bersekutu. (Yakni) seperti keadaan kaum
Nuh, Ad Tsamud dan orang-orang yang datang sesudah mereka. Dan Allah tidak akan
menghendaki berbuat kelaliman terhadap hamba-hamba-Nya. Hai kaumku, sesungguhnya aku
khawatir terhadapmu akan siksaan hari panggil-memanggil, (yaitu) hari (ketika) kamu (lari)
berpaling ke belakang, tidak ada bagimu seorang pun yang menyelamatkan dirimu dari (azab)
Allah, dan siapa yang disesatkan Allah, niscaya tidak ada baginya seorang pun yang akan
mernberi petunjuk. Dan sesungguhnya telah datang Yusuf kepadamu dengan membawa
7 18. Sikangkung Pendekar Lugu Chin Yung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
heterangan-keterangan, tetapi kamu senantiasa dalam keraguan ten-tang apa yang dibawanya
kepadamu, hingga ketika dia meninggal, kamu berkata: 'Allah tidak akan mengirimkan seorang
(rasul pun) sesudahnya. Demikianlah Allah menyesathan orang-orang yang melampaui batas
dan ragu-ragu. (Yaitu) orang-orang yang memperdebatkan ayat-ayat Allah tanpa alasan yang
sampai kepada mereka. Amat besar kemurkaan (bagi mereka) di sisi Allah dan di sisi orangorang
yang beriman. Demikianlah Allah mengunci mati hati orang yang sombong dan
sewenang-wenang." (QS. al-Mu'min: 30-35)
Kita perhatikan dalam pembicaraan tersebut terdapat perbedaan dengan pembicaraan
sebelumnya. Lelaki mukmin itu berusaha menguraikan pada pembicaraan akhirnya tentang
bukti-bukti sejarah. Ia menyampaikan kepada Firaun dan kaumnya argumentasi-argumentasi
yang cukup untuk menunjukkan kebenaran Musa. Ia memperingatkan mereka agar jangan
sampai mengganggu Musa. Sebelum masa mereka, terdapat umat-umat yang menentang
rasul-rasul yang dikirim oleh Allah SWT, lalu Allah SWT menghancurkan mereka. Mereka
adalah kaum Nuh, kaum 'Ad, dan kaum Tsamud. Zaman mereka tidak terlalu jauh dengan
zaman sekarang. Sejarah Mesir menunjukkan bukti kebenaran ucapannya di mana Nabi Yusuf datang dengan
membawa bukti yang jelas kemudian terdapat orang-orang yang merugikan dakwahnya lalu
mereka beriman padanya setelah keselamatan hampir saja tercabut dari mereka. Lalu apa
keanehan di balik pengutusan para rasul dari Allah SWT" Sejarah masa lalu harus menjadi
bahan renungan. Bukankah kelompok minoritas orang-orang mukmin memperoleh
kemenangan ketika mereka benar-benar beriman atas kelompok mayoritas yang kafir"
Bukankah Allah SWT telah menghancurkan orang-orang kafir" Allah SWT menenggelamkan
mereka dengan topan dan Allah SWT menghancurkan mereka dengan kilat atau Allah SWT
menenggelamkan mereka dalam bumi. Apa yang kita tunggu sekarang dan dari mana kita tahu
bahwa usaha kita membela Fir'aun mati-matian akan membawa keuntungan bagi kita semua"
Pembicaraan lelaki mukmin yang intelektual itu mengandung beberapa peringatan yang
mengerikan. Tampaknya ia berhasil memuaskan para hadirin bahwa ide membunuh Musa
adalah ide yang tidak aman. Atau dengan kata lain, itu adalah ide yang yang tidak menjamin
keselamatan mereka. Oleh karena itu, ide tersebut hendaklah ditinggalkan. Setelah itu, lelaki
mukmin itu berusaha untuk menunjukkan kepada mereka kebenaran yang dibawa oleh Musa.
Ia yang semula menggunakan bahasa isyarat, kini berusaha untuk menggunakan bahasa yang
terang dan gamblang. Ia telah berani menampakkan kebenaran:
"Orang yang beriman itu berkata: 'Hai kaumku, ikutilah aku, aku akan menunjukkan kepadamu
jalan yang benar. Hai kaumku, sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan
(sementara) dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal. Barangsiapa mengerjakan
perbuatan jahat, maka dia tidak akan dibalas melainkan sebanding dengan kejahatan itu. Dan
barangsiapa mengerjakan amal yang saleh baik laki-laki maupun perempuan sedang ia dalam
keadaan beriman, maka mereka akan masuk surga, mereka diberi rezeki di dalamnya tanpa
hisab.'" (QS. al-Mu'min: 38-40)
Akhirnya, keimanan lelaki mukmin itu pun tersingkap. Ia diketahui sebagai seorang mukmin
yang tidak lagi menyembunyikan keimanannya. Pada akhir pembicaraannya, ia menegaskan:
"Hai kaumku, bagaimanakah kamu, aku menyeru kamu kepada keselamatan, tetapi kamu
menyeru aku ke neraka" (Mengapa) kamu menyeruku kafir kepada Allah dan
mempersekutukan-Nya dengan apa yang tidak aku ketahui padahal aku menyeru kamu
(beriman) kepada Yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun" Sudah pasti bahwa apa yang
kamu seru supaya aku (beriman) kepadanya tidak dapat memperkenankan seruan apa pun
baik di dunia maupun di akhirat. Dan sesungguhnya kita kembali kepada Allah dan
sesungguhnya orang-orang yang melampaui batas, mereka itulah penghuni neraka. Kelak
kamu akan mengingat kepada apa yang kukatakan kepada kamu. Dan aku menyerahkan
8 18. Sikangkung Pendekar Lugu Chin Yung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
urusanku kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya." (QS.
alMu'min: 41-44) Lelaki mukmin itu mengakhiri pembicaraan dengan kata-kata yang berani ini. Kami kira, Allah
SWT telah mengirim lelaki mukmin ini dari kalangan Fir'aun agar Fir'aun melupakan Musa.
Konteks Al-Qur'an menyingkap bahwa lelaki ini merupakan salah seorang intelektual Mesir
yang mengetahui sejarah dan mampu menganalis serta memiliki kemampuan untuk
menghubungkan satu peristiwa dengan peristiwa yang lain sehingga ia mengetahui sebabsebab
dan akhir dari suatu peristiwa.
Orang yang beriman itu mampu menggiring akal mereka menuju kebenaran. Fir'aun
tersibukkan dengan lelaki mukmin ini hingga beberapa saat ia lupa untuk memikirkan Musa.
Lelaki mukmin itu berasal dari keluarga Fir'aun. Ia adalah kerabat dekatnya dan salah seorang
pejabat negaranya. Keimananannya terhadap kebenaran menjadikan istana Fir'aun terbagi
menjadi dua kubu: kubu pro Musa dan kubu anti Musa. Ini berarti kemenangan yang besar bagi
Musa. Karena itu, membunuh lelaki mukmin itu akan mengganggu atau menggoyangkan
keberadaan cendikiawan Mesir di mana ia adalah salah seorang dari mereka.
Demikianlah, Fir'aun menghadapi problem yang rasa-rasanya sulit atau mustahil untuk
terpecahkan. Membunuh lelaki mukmin itu tidak akan memberikan dampak yang baik, begitu
juga membiarkannya hidup juga tidak rnemberikan dampak yang baik. Akhirnya, mereka
membikin suatu konspirasi untuk menyingkirkannya. Kemudian di sinilah bimbingan Allah SWT
diturunkan: "Maka Allah memeliharanya dari kejahatan tipu daya mereka, dan Fir'aun beserta kaumnya
dikepung oleh azab yang amat buruk." (QS. al-Mu'min: 45)
Untuk beberapa saat, Fir'aun disibukkan dengan problem baru ini, tetapi Fir'aun adalah Fir'aun.
Ia tetap memakai busana kesombongannya; ia tetap menyiksa Bani Israil, menghina mereka
dan menodai kehormatan wanita-wanita serta membunuh anak-anak. Akhirnya, tibalah
waktunya bagi Allah SWT untuk bersikap keras kepada keluarga Fir'aun. Allah SWT
menurunkan bencana kepada mereka dan menakut-nakuti mereka dengan azab sehingga
mereka mengurungkan niat untuk menghancurkan Musa dan laki-laki mukmin itu, dan sebagai
pembuktian atas kebenaran kenabian Musa. Allah SWT menurunkan tahun-tahun yang kering
dan tandus kepada orang-orang Mesir di mana bumi tampak kering kerontang dan sungai Nil
pun mengering hingga buah-buahan jarang sekali ditemukan dan harga semakin mencekik
leher. Akibatnya, kelaparan melanda di sana-sini. Dalam keadaan demikian, orang-orang Mesir
menganggap bahwa kehidupan mereka terancam. Adalah hal yang maklum bahwa siksa yang
seperti ini akan selalu menimpa manusia ketika mereka berpaling dari keimanan dan takwa.
Allah SWT berfirman: "Jikalau sekitarnya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan
melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayatayat
Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya." (QS. al-A'raf: 96)
Hukum yang lama diberlakukan atas penduduk Mesir karena dua sebab: pertama, sikap dingin
mereka terhadap pembunuhan yang dilakukan Fir'aun kepada para tukang sihir, kedua, sikap
dingin mereka terhadap kelaliman penguasa mereka. Aneh sekali ketika kaum Fir'aun
mengembalikan masa paceklik ini dan musibah kelaparan ini pada suatu sebab yang sangat
mengherankan. Mereka mengatakan bahwa apa yang menimpa mereka karena kesialan yang
dibawa oleh Musa. Kelaparan yang melanda mereka, kefakiran, dan kekurangan buah-buahan
yang mereka rasakan saat ini adalah disebabkan oleh adanya Musa di tengah-tengah mereka.
Kemudian kefakiran mereka semakin meningkat dan mereka semakin menjauh dari kebenaran.
Mereka meyakini bahwa sihir Musa adalah yang bertanggung jawab terhadap apa yang
menimpa mereka pada musim paceklik ini. Mereka mengira dengan kebo dohan mereka bahwa
9 18. Sikangkung Pendekar Lugu Chin Yung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
kekeringan yang melanda negeri mereka adalah sebagai alat atau kekuatan yang digunakan
oleh Musa untuk menyihir mereka. Namun perlu diperhatikan bahwa pemikiran demikian tidak
mewakili pemikiran umumnya masyarakat saat itu, tetapi pemikiran ini datang dan dihembuskan
oleh kelompok-kelompok yang berkuasa. Akhirnya, Allah SWT menurunkan azab yang lebih
keras kepada mereka. Allah SWT berfirman:
"Dan sesungguhnya Kami telah menghukum (Fir'aun dan) kaumnya dengan (mendatangkan)
musim kemarau yang panjang dan kekurangan buah-buahan, supaya mereka mengambil
pelajaran. Kemudian apabila datang kepada mereka kemakmuran, mereka berkata: 'Ini adalah
karena (usaha) kami.' Dan jika mereka ditimpa kesusahan, mereka lemparkan sebab kesialan
itu kepada Musa dan orang-orang yang besertanya. Ketahuilah, sesungguhnya kesialan
mereka itu adalah ketetapan dari Allah, akan tetapi kebanyakan nereka tidak mengetahuinya.
Mereka berkata: 'Bagaimanapun kamu mendatangkan keterangan kepada kami untuk menyihir
kami dengan keterangan itu maka, kami sekali-kali tidak akan beriman kepadamu.' Maka Kami
kirimkan kepada mereka taufan, belalang, kutu, katak dan darah sebagai bukti yang jelas, tetapi
mereka tetap menyombongkan diri dan mereka adalah kaum yang berdosa. (QS. al-A'raf:
130-133) Allah SWT mengirimkan berbagai macam azab dengan harapan agar mereka kembali kepada
Allah SWT dan melepaskan Bani Israil serta membiarkan mereka pergi bersama Musa. Allah
SWT mengirim topan kepada mereka. Setelah masa paceklik, datanglah tahun yang penuh
dengan air sehingga bumi pun tenggelam dengan air sehingga mereka tidak dapat bercocok
tanam. Setelah mereka disiksa dengan sedikitnya air maka kali ini mereka mendapatkan
limpahan air yang luar biasa. Mereka segera datang kepada Nabi Musa sambil berkata:
"Dan ketika mereka ditimpa azab (yang telah diterangkan itu) mereka pun berkata: 'Hai Musa,
mohonkanlah untuk kami kepada Tuhanmu dengan (perantaraan) kenabian yang diketahui
Allah ada pada sisimu. Sesungguhnya jika kamu dapat menghilangkan azab itu dari kami, pasti
kami akan beriman kepadamu dan akan kami biarkan Bani Israil pergi bersamamu.'" (QS. alA'raf:
134) Kemudian Nabi Musa berdoa kepada Tuhannya sehingga azab disingkirkan dari mereka. Air
yang memancar dengan dahsyat itu berhenti dan bumi kembali mengambil air yang cukup
sehingga layak untuk dibuat bercocok tanam. Nabi Musa meminta kepada mereka untuk
mewujudkan janji mereka, yaitu melepaskan tawanan Bani Israil. Tapi mereka tidak
memenuhinya. Kemudian datanglah tanda kebesaran yang lain yaitu dalam bentuk turunnya
belalang. Allah SWT mengirim sekawanan belalang yang memenuhi tanaman dan buahbuahan.
Ketika belalang-belalang itu terbang maka tanaman-tanaman mereka dan buahbuahan mereka
tersembunyi dari pandangan karena saking banyaknya belalang-belalang itu.
Belalang itu memakan makanan orang-orang Mesir.
Melihat keadaan demikian, mereka pun pergi ke Musa dan meminta kepadanya agar berdoa
kepada Tuhannya agar menyingkirkan siksaan ini dari mereka dan mereka berjanji untuk
melepaskan padanya Bani Israil. Nabi Musa pun lagi-lagi berdoa kepada Tuhannya sehingga
Allah SWT menyingkirkan azab itu dari mereka. Dan belalang-belalang itu kembali ke tempat
asalnya. Mereka dapat menanami kembali bumi dengan baik. Lalu Nabi Musa meminta kepada
mereka untuk melepaskan Bani Israil namun mereka menunda-nundannya sehingga Nabi Musa
mengetahui bahwa sebenarnya mereka tidak serius untuk memenuhi janji mereka.
Kemudian datanglah siksaan Allah SWT yang lain, yaitu dikirim-Nya berbagai macam hama.
Tersebarlah hama yang membawa penyakit. Lagi-lagi mereka datang kepada Nabi Musa dan
mengulangi janji mereka dan Nabi Musa pun berdoa kepada Allah SWT. Kali ini mereka pun
tetap mengingkari janji mereka. Lalu datanglah siksaan Allah SWT yang lain dalam bentuk
dikirim-Nya katak di mana bumi dipenuhi dengan katak. Katak itu melompat-lompat ke sana-sini
10 18. Sikangkung Pendekar Lugu Chin Yung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
dan memenuhi makanan orang-orang Mesir serta berada di rumah mereka sehingga mereka
sangat terganggu dengan kehadiran katak-katak liar itu. Lagi-lagi mereka menemui Nabi Musa
dan kembali mengulangi janji mereka dan meminta padanya agar ia berdoa kepada Tuhannya
agar Allah SWT menyingkirkan azab dari mereka. Tetapi mereka pun tetap mengingkari janji
mereka. Selanjutnya, Allah SWT menurunkan azab yang lain yaitu darah di mana sungai Nil berubah
menjadi darah sehingga tidak seorang pun dapat meminumnya. Kita ketahui bahwa
mukjizatmukjizat pertama berupa sesuatu yang biasa terjadi pada tanaman. Berkurangnya air Nil
atau bertambahnya air tersebut atau serangan belalang atau hama dan katak, semua ini adalah
bukan hal baru bagi orang-orang Mesir. Yang baru adalah kejadian ini terjadi dengan sangat
tiba-tiba dan sangat mencekam. Sedangkan mukjizat atau azab yang lain adalah azab yang
tidak biasa terjadi di daerah Mesir, yaitu azab yang belum pernah terjadi sebelumnya di mana
air sungai Nil berubah menjadi darah.
Perubahan sungai itu menjadi darah hanya terjadi di kalangan orang-orang Mesir sedangkan
Musa dan kaumnya dapat meminum airnya seperti biasanya. Namun ketika seorang Mesir
memenuhi tempat gelasnya dengan air maka ia akan mendapati bahwa gelasnya penuh
dengan darah. Melihat peristiwa tersebut, orang-orang Mesir terguncang sebagaimana istana
Fir'aun juga terguncang melihat siksa yang mengerikan dan baru ini. Lagi-lagi mereka menuju
ke Nabi Musa dan meminta kepadanya agar berdoa kepada Tuhannya dan mereka berjanji
pada kali ini untuk membebaskan orang-orang Bani Israil. Nabi Musa pun berdoa kepada
Tuhannya sehingga azab itu disingkirkan dari orang-orang Mesir. Meski demikian. istana Fir'aun
tidak mengizinkan Musa untuk menemui kaumnya dan pergi bersama mereka. Lalu bagaimana
sikap Fir'aun sendiri" Fir'aun tetap menunjukkan pembangkangannya dan kesombongannya.
Fir'aun mengumumkan di tengah-tengah kaumnya bahwa dia tuhan. Bukankah - kata Fir'aun -
dia memiliki kerajaan Mesir dan sungai-sungai ini mengalir di bawah kekuasaannya" Fir'aun
memberitahu bahwa Musa adalah tukang sihir yang bohong dan ia hanya seorang fakir yang
tidak mampu menggunakan satu kalung emas dan satu gelang emas.
Allah SWT berfirman: "Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Musa dengan membawa mukjizat-mukjizat Kami
kepada Fir'aun dan pemuka-pemuka kaumnya. Maka Musa berkata: 'Sesungguhnya aku adalah
dari utusan Tuhan seru sekalian alam. Maka tatkala dia datang kepada mereka dengan
membawa mukjizat-mukjizat Kami dengan serta merta mereka menertawakannya. Dan tidakkah
Kami perlihatkan kepada mereka sesuatu mukjizat kecuali mukjizat itu lebih besar dari
mukjizatmukjizat sebelumnya. Dan Kami timpakan kepada mereka azab supaya mereka kembali
(kejalan yang benar). Dan mereka berkata: 'Hai ahli sihir berdoalah kepada Tuhanmu untuk
(melepaskan) kami sesuai dengan apa yang telah dijanjikan-Nya kepadamu; sesungguhnya
hami (jika doamu dikabulkan) benar-benar akan nienjadi orang yang mendapat petunjuk. Maka
tatkala Kami menghilangkan azdb itu dari mereka, dengan serta merta mereka memungkiri
(janjinya). Dan Fir'aun berseru kepada kaumnya (seraya) berkata: 'Hai kaumku, bukankah
herajaan Mesir ini kepunyaanku dan (bukankah) sungai-sungai ini mengalir di bawahku; maka
apakah kamu tidak melihat(nya)"' Bukankah aku lebih baik dari orang yang hina ini dan yang
hampir tidak dapat dijelaskan (perkataannya)" Mengapa tidak dipakaikan kepadanya gelang
dari emas atau malaikat datang bersama-sama dia untuk mengiringkannya.' Maka Fir'aun
mempengaruhi kaumnya dengan (perkataannya itu) lalu mereka
Sesungguhnya mereka adalah kaum yang fasik." (QS. az-Zukhruf: 46-54)
patuh 11 18. Sikangkung Pendekar Lugu Chin Yung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
kepadanya. Perhatikanlah ungkapkan Al-Qur'an: Maka Fir'aun mempengaruhi kaumnya dengan
(perkataannya itu) lalu mereka patuh kepadanya. Fir'aun memenjara akal mereka,
membelenggu kebebasan mereka, dan menutup masa depan mereka yang cerah. Fir'aun
menodai kemanusiaan mereka sehingga mereka menaatinya. Bukankah ketaatan ini aneh"
Namun keanehan ini hilang ketika kita mengetahui bahwa mereka adalah orang-orang yang
fasik. Kefasikan menja-dikan seseorang tidak peduli dengan masa depannya dan
kepentingannya serta urusannya. Pada akhirnya, ia akan mendapati kehancuran. Demikianlah


Kisah Para Nabiallah di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

yang terjadi pada kaum Fir'aun.
Allah SWT berfirman: "Maka tatkala mereka membuat Kami murka, Kami menghukum mereha lalu Kami
tenggelamkan mereka semuanya (di laut), dan Kami jadikan mereka sebagai pelajaran dan
contoh bagi orang-orang yang kemudian." (QS. az-Zukhruf: 55-56)
Tampak jelas bahwa Fir'aun tidak beriman kepada Musa. Fir'aun tidak menghentikan usaha
untuk menyiksa Bani Israil dan ia tetap merendahkan kaumnya. Maka melihat kenyataan yang
demikian, Musa dan Harun berdoa buruk untuk Fir'aun:
"Musa berkata: 'Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau telah memberi kepada Fir'aun dan
pemuka-pemuka kaumnya dengan perhiasan dan harta kekayaan dalam kehidupan dunia, ya
Tuhan kami, akibatnya mereka menyesatkan (manusia) darijalan Engkau. Ya Tuhan kami,
binasakanlah harta benda mereka, dan kunci matilah hati mereka, maka mereka tidak beriman
hingga mereka melihat siksaan yang pedih.' Allah berfirman: 'Sesungguhnya telah
diperkenankan permohonan kamu berdua, sebab itu tetaplah kamu berdua padajalan yang
lurus dan janganlah sekali-kali mengikuti jalan orang-orang yang tidak mengetahui.'" (QS.
Yunus: 88-89) Kemudian datanglah izin kepada Nabi Musa untuk meninggalkan Mesir dengan disertai oleh
kaumnya yang mengikutinya. Sikap kaum Nabi Musa sangat aneh. Tidak semua kaumnya
beriman kepadanya. Allah SWT berfirman:
"Maka tidak ada yang beriman kepada Musa, melaikan pemuda-pemuda dari kaumnya (Musa)
dalam keadaan takut bahwa Fir'aun dan pemuka-pemuka kaumnya akan menyiksa mereka.
Sesungguhnya Fir'aun itu sewenang-wenang di muka bumi. Dan sesungguhnya dia termasuk
orang-orangyang melampaui batas." (QS. Yunus: 83)
Selesailah urusan. Allah SWT telah menetapkan untuk membuat suatu keputusan hukum
terhadap Fir'aun. Allah SWT memerintahkan kepada Musa untuk keluar dan mengizinkan Bani
Israil untuk pergi. Mereka bersiap-bersiap untuk keluar dan pergi bersama Musa. Mereka
membawa perhiasan-perhiasan mereka lalu datanglah malam kepada mereka. Nabi Musa
berjalan bersama mereka dan menyeberangi Laut Merah dan menuju ke negeri Syam.
Sementara itu, utusan Fir'aun dan intelejennya bergerak. Sampailah berita kepada Fir'aun
bahwa Musa telah pergi beserta kaumnya. Fir'aun mengeluarkan perintahnya di segenap
penjuru kota agar pasukan yang besar berkumpul. Fir'aun menyampaikan alasan yang aneh di
balik pengumpulan tentara itu sebagaimana disampaikan oleh Al-Qur'an:
"Dan sesungguhnya mereka membuat hal-hal yang menimbulkan amarah kita. " (QS. asySyu'ara':
55) Fir'aun telah naik pitam melihat aksi Musa. "Secara pribadi aku telah marah padanya. Jumlah
mereka sedikit namun kemarahan kita terhadap mereka sungguh banyak. Kalau demikian, ini
adalah peperangan." Fir'aun benar-benar seorang penjahat kelas kakap. Ia tidak berusaha
menyembunyikan niatnya di balik kata-kata besarnya. Misalnya, secara diplomatis ia dapat
mengatakan bahwa keamanan kerajaan terancam atau sistem ekonomi akan hancur jika para
12 18. Sikangkung Pendekar Lugu Chin Yung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
pekerja ini yang digaji dengan sangat murah ini akan keluar. Fir'aun tidak mengatakan semua
itu tetapi ia hanya menyatakan bahwa ia sedang emosi. Nabi Musa membuatnya naik pitam dan
ini sudah cukup untuk mengeluarkan perintah agar para tentara dikumpulkan. Manusia
membenarkan tindakan Fir'aun untuk seribu kalinya setelah membohongkannya. Tiada seorang
pun yang menentangnya dan tidak ada seorang pun yang mempersoalkan sebab sepele di
balik pengumpulan tentara itu.
Akhirnya, bergeraklah tentara Fir'aun dengan membawa persenjataan yang lengkap dan
mereka berusaha mengejar Nabi Musa. Fir'aun duduk di atas kendaraan perangnya dan
mengawasi tentara di sekitamya sambil tersenyum. Barangkali ia membayangkan, jika sejak
semula ia melakukan itu maka gerak-gerik Musa akan dapat dipatahkannya dan ia dapat
membunuhnya. Alhasil, ia sekarang berada di jalan untuk menangkap Musa dan membunuhnya
dan menyelesaikan masalah seluruhnya.
Nabi Musa berdiri di depan Laut Merah. Tampak dari kejauhan bahwa debu yang ditebarkan
oleh tentara Fir'aun mulai mendekat. Lalu setelah itu tampak panji-panji tentara. Melihat hal itu,
kaum Nabi Musa merasakan ketakutan. Mereka menghadapi situasi sangat sulit dan
berbahaya: di depan mereka ada laut sementara di belakang mereka ada musuh. Mereka tidak
memiliki kesempatan sedikit pun untuk berperang dengan pasukan Fir'aun karena mereka
hanya terdiri dari wanita-wanita, anak-anak kecil, dan orang-orang lelaki yang tidak bersenjata.
Fir'aun akan menyembelih mereka semuanya.
Tiba-tiba terdengarlah teriakan dari kaum Nabi Musa: "Fir'aun akan menyusul kita dan
menangkap kita." Nabi Musa berusaha menenangkan mereka sambil berkata: "Tidak.
Sesungguhnya Tuhanku bersamaku dan Dia pun akan membimbingiku." Kita tidak mengetahui
bagaimana perasaan Nabi Musa saat itu atau apa yang dipikirkannya. Yang jelas, ia tidak
mendapat kepercayaan seperti ini kecuali setelah Allah SWT mewahyukan kepadanya agar ia
memukulkan tongkatnya ke lautan itu. Kemudian Nabi Musa pun memukulkan tongkat yang
dibawanya kepada lautan itu.
Demikianlah bahwa kehendak Allah SWT pasti terlaksana meskipun harus bertentangan
dengan logika manusia. Allah SWT ingin menunjukkan mukjizat, kemudian Allah SWT
mewahyukan kepada Musa untuk memukulkan tongkatnya kepada lautan. Pemukulan tongkat
terhadap lautan hanya sekadar sebab yang kemudian diikuti dengan terbelahnya lautan. Belum
sampai Nabi Musa mengangkat tongkatnya sehingga malaikat Jibril turun ke bumi lalu Nabi
Musa memukulkan tongkatnya ke lautan. Tiba-tiba laut itu terbelah menjadi dua bagian: satu
bagian menjadi kering kerontang di mana di sebelah kanannya terdapat ombak dan di sebelah
kirinya juga terdapat ombak. Nabi Musa bersama kaumnya berjalan sehingga mereka dapat
melewati lautan. Ini adalah mukjizat yang sangat besar. Ombak bergelombang: meninggi dan
menurun sehingga tampak ada tangan tersembunyi yang mencegahnya agar jangan sampai
menenggelamkan Nabi Musa atau bahkan membasahinya sekalipun.
Demikianlah Nabi Musa dan kaumnya berhasil melewati lautan. Sementara itu, Fir'aun sampai
ke lautan. Ia menyaksikan mukjizat ini. Ia melihat lautan terdapat jalan keringyang terbelah
menjadi dua. Fir'aun saat itu merasakan ketakutan tetapi lagi-lagi keras kepalanya dan
pembangkangannya tetap menyalakan api peperangan sehingga ia menyuruh pasukannya
untuk maju. Ketika Musa selesai menyeberangi lautan, ia menoleh ke lautan dan ia ingin
memukulkan dengan tongkatnya sehingga kembali sebagaimana mestinya, tetapi Allah SWT
mewahyukan kepadanya agar ia membiarkan lautan seperti semula. Seandainya ia
memukulkan tong-katnya kepada lautan dan laut itu kembali seperti semula niscaya Nabi Musa
akan selamat dan Fir'aun pun akan selamat, sedangkan Allah SWT telah berkehendak untuk
menenggelamkan Fir'aun. Oleh karena itu, Musa diperintahkan untuk membiarkan lautan
seperti semula. Allah SWT mewahyukan kepadanya:
"Dan biarlah laut itu tetap terbelah. Sesungguhnya mereka adalah tentara yang akan
13 18. Sikangkung Pendekar Lugu Chin Yung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
ditenggelamkan." (QS. ad-Dukhan: 24)
Fir'aun bersama tentaranya sampai di tengah lautan. Ia sudah melewati separuhnya dan ia
akan sampai ke tepi yang lain. Kemudian Allah SWT memerintahkan kepada Jibril. Lalu Jibril
menggerakkan ombak sehingga ombak itu menerpa Fir'aun dan menenggelamkannya beserta
tentaranya. Fir'aun dan tentaranva tenggelam. Pembangkangan telah tenggelam sedangkan
keimanan kepada Allah SWT telah selamat.
Ketika tenggelam, Fir'aun melihat tempatnya di neraka. Kini. ia sadar dan tabir telah terkuak di
depannya. Fir'aun telah menjemput sakaratul maut. Ia telah menyadari bahwa Musa adalah
seorang yang benar dan ia telah menyia-nyiakan dirinya dengan menentangnya dan berusaha
memeranginya. Fir'aun berusaha menunjukkan keimanannya.
"Hingga bila Fir'aun itu hampir tenggelam berkatalah dia: 'Saya percaya bahwa tidak ada Tuhan
melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil, dan saya termasuk orang-orang yang
berserah diri (kepada Allah).'" (QS. Yunus: 90)
Taubat Fir'aun tidak berguna dan tidak diterima; taubat yang justru disampaikan ketika ia
menyaksikan azab dan akan memasuki pintu kematian. Jibril berkata kepadanya:
"Apakah sekarang (baru kamu percaya), padahal sesungguhnya kamu telah durhaka sejak
dahulu, dan hamu termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan." (QS. Yunus: 91)
Yakni, tidak ada taubat bagimu. Sungguh telah selesai waktu taubat bagimu dan engkau telah
binasa. Selesailah urusan ini dan tiadalah keselamatan bagimu. Yang selamat hanyalah
tubuhmu dan engkau akan dilemparkan oleh ombak ke tepi sehingga tubuhmu sebagai bukti
kebesaran Allah SWT bagi orang-orang yang hidup sesudahmu:
"Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi peringatan bagi
orang-orang yang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari
tanda-tanda kekuasaan Kami." (QS. Yunus: 92)
Apa yang terjadi pada Fir'aun merupakan sunatullah yang abadi yang terjadi sebagai pelajaran
bagi hamba-hamba Allah SWT.
Allah SWT berfirman: "Maka tatkala mereka melihat azab Kami, mereka berkata: 'Kami beriman hepada Allah saja
dan kami kafir kepada sembahan-sembahan yang telah kami persekutukan dengan Allah.'"
(QS. al-Mu'min: 84) Allah SWT menceritakan sikap Fir'aun bersama Musa dalam firman-Nya:
"Dan Kami wahyukan (perintahkan) kepada Musa: 'Pergilah di malam hari dengan membawa
hamba-hamba-Ku (Bani Israil), karena sesungguhnya kamu sekalian akan disusuli. Kemudian
Fir'aun mengirimkan orang yang mengumpulkan (tentaranya) ke kota-kota. (Fir'aun berkata):
'Sesungguhnya mereka (Bani Israil) benar-benar golongan kecil kecil, dan sesungguhnya
mereka membuat hal-hal yang menimbulkan amarah kita, dan sesungguhnya kita benar-benar
golongan yang selalu berjaga-jaga.' Maka Kami keluarkan Fir'aun dari kaumnya dari tamantaman
dan mata air, dan (dari) perbendaharaan dan kedudukan yang mulia, demikianlah halnya
dan Kami anugerahkan semuanya (itu) kepada Bani Israil. Maka Fir'aun dan bala tentaranya
dapat menyusuli mereka di waktu matahari terbit. Maka setelah kedua golongan itu saling
melihat, berkatalah pengikut-pengikut Musa: 'Sesungguhnya kita benar-benar akan disusul.'
Musa menjawab: 'Sekali-kali kita tidak akan tersusul; sesungguhnya Tuhanku besertaku, kelak
Dia akan memberi petunjuk kepadaku.' Dan di sanalah Kami dekatkan golongan yang lain. Dan
Kami selamatkan Musa dan orang-orang yang besertanya semuanya. Dan Kami tenggelamkan
golongan yang lain itu. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar merupakan suatu
tanda yang besar (mukji-zat) dan tetapi adalah kebanyakan mereka tidak beriman. Dan
sesungguhnya Tuhanmu benar-benar Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang." (QS.
asy-Syu'ara': 52-68) Tersingkaplah kejahatan dan kelaliman Fir'aun. Ombak lautan menggiring tubuhnya ke tepi.
14 18. Sikangkung Pendekar Lugu Chin Yung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Kami tidak mengetahui tepi mana yang dimaksud, yang menggiring tubuh seseorang yang
mengaku dirinya sebagai tuhan; seseorang yang tidak ada seorang pun yang berani
menentangnya. Diduga kuat bahwa ombak menggiring jasadnya ke tepi barat lalu orang-orang
Mesir melihatnya dan mengetahui bahwa tuhan mereka yang mereka sembah, yang mereka
taati adalah sekadar seseorang yang tidak mampu menjauhkan kematian dari lehernya.
Setelah itu, orang-orang Mesir mengetahui kebenaran secara sempurna. Al-Qur'an al-Karim
tidak menceritakan kepada kita apa yang mereka perbuat setelah jatuhnya rezim Fir'aun dan
setelah tentaranya tenggelam; Al-Qur'an tidak menceritakan kepada kita bagaimana reaksi
mereka setelah Allah SWT menghancurkan apa yang diperbuat oleh Fir'aun dan kaumnya dan
apa yang mereka bangun; Al-Qur'an tidak menyinggung semua itu; Al-Qur'an justru
memfokuskan keadaan Musa dan Harun dan bagaimana peristiwa yang dialami Bani Israil
bersama kedua nabi itu. Fir'aun Mesir telah mati. Ia tenggelam di hadapan mata orang-orang Mesir dan Bani Israil.
Meskipun ia telah mati, tetapi pengaruhnya tetap membekas pada jiwa orang-orang Mesir dan
Bani Israil. Sungguh sangat sulit untuk menghilangkan pengaruh kehinaan yang sekian lama
atau sekian tahun tertanam dalam jiwa dan kemudian jiwa itu menjadi mulia. Fir'aun telah
menanamkan pada jiwa Bani Israil sesuatu yang akan kita ketahui dari ayat-ayat Al-Qur'an.
Fir'aun telah membiasakan mereka untuk mendapatkan kehinaan. Fir'aun telah menghancurkan
jiwa mereka dari dalam. Fir'aun telah merusak suasana rohani mereka yang bersih. Fir'aun
telah merusak fitrah mereka sehingga mereka menyiksa Musa dan menyakiti Musa dengan
sikap penentangan dan kebodohan.
Mukjizat pembelahan lautan masih segar di pikiran mereka. Pasir-pasir laut yang basah masih
membekas dan masih terdapat dalam sandal-sandal Bani Israil ketika mereka lewat di depan
kaum yang menyembah berhala. Seharusnya mereka menampakkan kemarahan mereka atas
kelaliman terhadap akal, dan mereka memuji kepada Allah SWT karena mereka mendapatkan
petunjuk pada jalan keimanan dan kebenaran. Tetapi mereka justru menoleh kepada Musa dan
meminta kepadanya agar menjadikan tuhan lain bagi mereka yang dapat mereka sembah
seperti orang-orang itu. Mereka merasa cemburu ketika melihat orang-orang yang menyembah
berhala itu dan mereka pun menginginkan hal yang sama. Mereka merasakan kerinduan
kepada hari-hari syirik yang lalu yang mereka dapati di bawah naungan Fir'aun. Nabi Musa
mengetahui betapa bodohnya mereka.
Allah SWT berfirman: "Dan Kami seberangkan Bani Israil ke seberang lautan itu, maka setelah mereka sampai pada
suatu kaum yang tetap menyembah berhala mereka, Bani Israil berkata: 'Hai Musa, buatlah
untuk kami sebuah tuhan (berhala) sebagaimana mereka mempunyai beberapa tuhan
(berhala).' Musa menjawab: 'Sesungguhnya kamu ini adalah kaum yang tidak mengetahui
(sifat-sifat Tuhan).' Sesungguhnya mereka itu akan dihancurhan kepercayaan yang dianutnya
dan akan batal apa yang selalu mereka kerjakan. Musa menjawab: 'Patutkah aku mencari
Tuhan untuk kamu yang selain daripada Allah, padahal Dialah yang telah melebihkan kamu
atas segala umat. Dan (ingatlah hai Bani Israil), ketika Kami menyelamatkan kamu dari (Fir'aun)
dan kaumnya, yang mengazab kamu dengan azab yang sangat jahat, yaitu mereka merribunuh
anak-anak lelakimu dan mem-biarhan hidup wanita-wanitamu. Dan pada yang demikian itu
cobaan yang besar dari Tuhanmu. " (QS. al-A'raf: 138-141)
Musa berjalan bersama kaumnya di Saina', yaitu suatu gurun yang di dalamnya terdapat pohon
yang dapat melindungi dari sengatan matahari dan di dalamnya terdapat makanan dan air.
Kemudian rahmat Allah SWT turun kepada mereka di mana mereka mendapatkan al-Manna
dan Salwa dan mereka dinaungi oleh awan. Al-Manna adalah makanan yang rasanya
mendekati manis dan ia dihasilkan oleh sebagian pohon-pohon yang berbuah di mana angin
15 18. Sikangkung Pendekar Lugu Chin Yung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
membawa kepada mereka rasa demikian ini dari daun-daun pohon. Allah SWT juga mengirim
kepada mereka as-Salwa, yaitu salah satu burung yang bernama as-Saman.
Ketika mereka merasakan kehausan yang sangat saat di Saina' tidak ada setetes air pun maka
Nabi Musa memukulkan dengan tongkatnya kepada batu sehingga batu itu memancarkan dua
belas mata air. Bani Israil terbagi menjadi dua belas cucu maka Allah SWT mengirim air
tersebut kepada setiap kelompok. Meskipun mereka mendapatkan kemuliaan dan kehormatan
yang sedemikian rupa, tetapi lagi-lagi jiwa mereka yang sakit tidak dapat menyadarkan mereka
untuk mensyukuri nikmat-nikmat ini. Mereka justru mendebat Nabi Musa dan mengatakan
bahwa mereka bosan dengan makanan ini dan mereka ingin memiliki bawang merah dan
bawang putih serta kacang-kacangan. Semua makanan ini adalah makanan tradisional Mesir.
Bani Israil meminta kepada Nabi mereka untuk berdoa kepada Allah SWT dan mengeluarkan
dari bumi makanan-makanan ini. Nabi Musa melihat bahwa mereka menganiaya diri mereka
sendiri, dan Nabi Musa menyadari betapa mereka merindukan kehinaan mereka saat mereka
bersama Fir'aun. Mereka berani menolak makanan-makanan yang baik dan makanan-makanan
yang mulia, dan sebagai gantinya, mereka malah menginginkan makanan-makanan yang
rendah mutunya. Allah SWT berfirman:
"Dan ingatlah ketika kamu berkata: 'Hai Musa, kami tidak bisa sabar (tahan) dengan satu
macam makanan saja. Sebab itu, mohon-kanlah untuk kami kepada Tuhanmu, agar Dia
mengeluarkan bagi kami dari apa yang ditumbuhkan bumi, yaitu: 'Sayur-mayurnya, ketimunnya,
bawang putihnya, kacang adasnya, dan bawang merahnya.' Musa berkata: 'Maukah kamu
mengambil sesuatu yang rendah sebagai pengganti yang lebih baik" Pergilah kamu ke suatu
kota, pasti kamu memperoleh apa yang kamu minta.' Lalu ditimpakanlah kepada mereka nista
dan kehinaan, serta mereka mendapat kemurkaan dari Allah. Hal itu (terjadi) karena mereka
selalu mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi yang memang tidak dibenarkan.
Demikianlah itu (tetjadi) karena mereka selalu berbuat durhaka dan rrwlampaui batas. " (QS.
alBaqarah: 61) Nabi Musa berjalan bersama kaumnya menuju Baitul Maqdis. Nabi Musa memerintahkan
kaumnya untuk memasukinya dan memerangi siapa pun yang ada di dalamnya serta berusaha
menguasai tempat itu. Demikianlah telah datang ujian terakhir kepada mereka setelah mereka
menyaksikan mukjizat dan ayat-ayat Allah SWT serta hal-hal yang luar biasa. Telah datang saat
ujian kepada mereka untuk berperang - karena mereka sebagai orang-orang mukmin -
melawan kaum penyembah berhala. Namun kaum Nabi Musa menolak untuk memasuki tanah
suci. Nabi Musa berusaha menyadarkan mereka dengan menceritakan bagaimana nikmat Allah
SWT yang turun kepada mereka; bagaimana Allah SWT menjadikan di tengah-tengah mereka
para nabi dan menjadikan mereka raja-raja yang mewarisi kerajaan Fir'aun; dan bagaimana
mereka diberi suatu kekayaan dan anugerah yang tidak dapat didapatkan oleh seseorang pun
di dalam dunia. Kaum Nabi Musa takut kepada peperangan dan beralasan bahwa di dalamnya terdapat kaum
yang perkasa dan mereka tidak akan masuk ke tanah suci sehingga orang-orang yang kuat itu
keluar darinya. Kitab-kitab kuno mengatakan bahwa mereka keluar dalam jumlah enam ratus
ribu. Nabi Musa tidak dapat mendapatkan seseorang pun di antara mereka yang siap
melakukan peperangan kecuali dua orang. Kedua orang ini berusaha untuk menyadarkan kaum
agar mereka memasuki tanah suci itu dan berperang. Mereka berdua berkata: "Sungguh hanya
sekadar kalian memasuki pintu darinya maka kalian akan mendapatkan kemenangan." Tetapi
Bani Israil menampakkan ketakutan dan tubuh mereka tampak gemetar.
Pada kali yang lain - sesuai dengan tabiat mereka - mereka merindukan menyembah berhala
ketika melihat ada kaum yang menyembah berhala. Mereka telah rusak dan mereka telah kalah
dari dalam diri mereka; mereka telah biasa mendapatkan kehinaan sehingga mereka tidak
mampu berperang. Yang tersisa hanyalah, mereka mampu untuk bersikap tidak sopan pada
16 18. Sikangkung Pendekar Lugu Chin Yung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Nabi Musa as dan kepada Tuhannya. Kaum Nabi Musa berkata kepadanya dalam kalimat yang
terkenal: "Pergilah kamu bersama Tuhanmu, dan berperanglah kamu berdua, sesungguhnya kami hanya
duduk menanti di sini saja." (QS. al-Maidah: 24)
Mereka mengucapkan kata-kata tersebut dengan lantang dan jelas serta tanpa rasa malu. Nabi
Musa mengetahui bahwa kaumnya sangat jauh dari kebaikan. Fir'aun telah mati tetapi


Kisah Para Nabiallah di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

pengaruhnya tetap tertanam dalam jiwa mereka di mana untuk mengobatinya memerlukan
waktu yang lama. Nabi Musa kembali kepada Tuhannya dan memberitahu-Nya bahwa ia tidak
memiliki sesuatu pun kecuali dirinya dan saudaranya. Nabi Musa berdoa buruk kepada
kaumnya agar Allah SWT memisahkan antara dirinya dan mereka. Allah SWT menurunkan
keputusan-Nya kepada generasi ini yang telah rusak fitrahnya. Yaitu keputusan yang berupa:
mereka disesatkan selama empat puluh tahun sehingga generasi ini mati atau mereka
mencapai usia senja dan kemudian akan lahir generasi yang baru; generasi yang belum rusak
jiwanya dan mereka akan dapat berperang dan memperoleh kemenangan.
Allah SWT berfirman: "Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada kaumnya: 'Hai kaumku, ingatlah nikmat Allak
atasmu ketika Dia mengangkat nabi-nabi di antaramu, dan dijadikan-Nya kamu orang-orang
merdeka, dan diberikannya kepadamu apa yang belum pernah diberikan-Nya kepada
seseorang pun di antara umat-umat yang lain.' Hai kaumku, masuklah ke tanah suci (Palestina)
yang telah ditentukan Allah bagimu, dan janganlah kamu lari ke belakang (karena takut kepada
musuh) maka kamu menjadi orang-orang yang rnerugi. Mereka berkata: 'Hai Musa,
sesungguhnya di dalam negeri itu ada orang-orang yang gagah perkasa, sesungguhnya kami
sekali-kali tidak akan memasukinya sebelum mereka keluar darinya. Jika mereka keluar
darinya, pasti kami akan memasukinya.' Berkatalah dua orang di antara orang-orangyang takut
(kepada Allah) yangAllah telah memberi nikmat atas keduanya: 'Serbulah mereka dengan
melalui pintu gerbang (kota) itu, maka bila kamu memasukinya niscaya kamu akan menang.
Dan hanya kepada Allah hendaklah kamu bertawakal, jika kamu benar-benar orang yang
beriman.' Mereka berkata: 'Hai Musa, kami sekali-kali tidak memasukinya selama-lamanya
selagi mereka ada di dalamnya, karena itu pergilah kamu bersama Tuhanmu, dan berperanglah
kamu berdua, sesungguhnya kami hanya duduk menanti di sini saja.' Berkata Musa: 'Ya
Tuhanku, aku tidak menguasai kecuali diriku sendiri dan saudaraku. Sebab itu pisahkanlah
antara kami dengan orang-orang yang fasik itu. 'Allah berfirman: '(Jika demikian), maha
sesungguhnya negeri itu diharamkan atas mereka selama empat puluh tahun, (selama itu)
mereka akan berputar-putar kebingungan di bumi (padang Tiih) itu. Maka janganlah kamu
bersedih hati (memikirkan nasib) orang-orang yang fasik itu." (QS. al-Maidah: 20-26)
Dimulailah hari-hari kesesatan. Mereka melewati tempat yang tertutup. Mereka memulai dari
tempat yang mereka akhiri dan sebaliknya. Alhasil, mereka berjalan tanpa tujuan sepanjang
siang-malam, pagi-sore. Mereka memasuki daratan di daerah Saina'. Nabi Musa kembali ke
tempat yang beliau bertemu di dalamnya untuk pertama kalinya dengan kalimat-kalimat Allah
SWT. Bani Israil turun dari at-Thur, dan Nabi Musa mendaki gunung sendirian. Di sana
diturunkan Taurat dan Tuhannya berdialog dengannya. Sebelum Nabi Musa naik untuk bertemu
dengan Tuhannya, ia menjadikan saudaranya, Harun, sebagai khalifahnya untuk kaumnya.
Harun diangkatnya sebagai wakilnya yang bertanggung jawab untuk mengurus kaumnya. Dan
Musa pun pergi menuju Tuhannya.
Allah SWT berfirman: "Dan telah Kami jadikan kepada Musa (memberikan Taurat) sesudah berlalu waktu tiga puluh
malam, dan Kami sempurnakan jumlah malam itu dengan sepuluh (malam lagi), maka
sempurnakanlah waktu yang telah ditentukan Tuhannya empat puluh malam. Dan berkata
Musa kepada saudaranya yaitu Harun: 'Gantikanlah aku dalam (memimpin) kaumku, dan
17 18. Sikangkung Pendekar Lugu Chin Yung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
perbaikilah, dan janganlah kamu mengikuti jalan orang-orang yang membuat kerusakan.'" (QS.
al-A'raf: 142) Orang-orang dahulu mengatakan bahwa Nabi Musa berpuasa selama tiga puluh hari sepanjang
malam dan siang tanpa mencicipi makanan sedikit pun kemudian Nabi Musa tidak ingin untuk
berdialog kepada Tuhannya sementara mulutnya dalam keadaan seperti mulut orang yang
berpuasa. Lalu beliau memakan sedikit dari tanaman bumi dan beliau mengunyahnya.
Tuhannya berkata kepadanya: "Mengapa engkau berbuka?" Musa menjawab: "Ya Tuhanku,
aku tidak ingin berbicara denganmu kecuali mulutku dalam keadaan baik baunya." Allah SWT
menjawab: "Tidakkah engkau mengetahui wahai Musa bahwa mulut orang yang berpuasa di
sisi-Ku lebih baik daripada bau misik. Kembalilah engkau berpuasa selama sepuluh hari
kemudian datanglah kepada-Ku." Nabi Musa as pun melaksanakan perintah-Nya.
Kami tidak mengetahui secara pasti, mengapa Nabi Musa berpuasa selama empat puluh
malam, bukan tiga puluh hari. Yang kita ketahui bahwa Allah SWT menambah sepuluh hari
yang lain. Setelah itu, turunlah Taurat; turunlah kepadanya sepuluh wasiat:
1. Perintah untuk hanya menyembah kepada AJlah SWT dan tidak menyekutukan-Nya.
2. Larangan untuk bersumpah bohong atas nama Allah SWT.
3. Menjaga kehormatan pada hari Sabtu. Dengan pengertian, memfokuskan hari Sabtu
sebagai hari ibadah. 4. Perintah untuk menghormati ayah dan ibu.
5. Menyadari bahwa Allah SWT yang dapat memberi dan membagi.
6. Janganlah engkau membunuh.
7. Janganlah engkau berzina.
8. Janganlah engkau mencuri.
9. Janganlah memberikan kesaksian yang palsu.
10. Jangan engkau merasa tertipu atau terpikat kepada rumah temanmu atau istrinya atau
budaknya atau sapinya atau keledainya.
Para ulama salaf mengatakan bahwa kandungan sepuluh wasiat ini telah terdapat dalam dua
ayat dalam Al-Qur'an, yaitu dalam firman-Nya:
"Katakanlah: 'Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu, yaitu:
Janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua ibu
dan bapakmu, dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan. Kami
akan memberi rezeki kepadamu dan kepada mereka; dan janganlah kamu mendekati
perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang tampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan
janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan
sesuatu (sebab) yang benar.' Demikian itu yang diperintahkan oleh Tuhanmu kepadamu
supaya kamu memahaminya. Dan janganlah kamu mendekati harta anak yatim, kecuali dengan
cara yang lebih bermanfaat, hingga sampai ia dewasa. Dan sempurnakan takaran dan
timbangan dengan adil. Kami tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan dengan
kesanggupannya. Dan apabila kamu berkata, maka hendaklah kamu berlaku adil kendatipun
dia adalah kerabat(mu), dan penuhilah janji Allah. Yang demikian itu diperintahkan Allah
kepadamu agar kamu ingat. " (QS. al-An'am: 151-152)
Allah SWT menceritakan kepada kita bagaimana keadaan Musa ketika ia pergi untuk menemui
janji dengan Tuhannya. Musa ketika berpuasa selama empat puluh malam bermaksud untuk
lebih mendekat kepada Tuhannya. Ketika Allah SWT berdialog dengannya, maka Musa
merasakan cinta yang semakin bergelora kepada Tuhannya. Kami tidak mengetahui perasaan
apa yang ada di hati Musa ketika ia meminta kepada Tuhannya agar dapat melihatnya.
Seringkali cinta yang ada di dalam manusia mendorong dirinya untuk meminta sesuatu yang
mustahil. Lalu bagaimana bayangan Anda terhadap cinta yang berhubungan dengan cinta
kepada Allah SWT. Ia adalah hakikat cinta. Kedalaman perasaan Nabi Musa kepada Tuhannya
18 18. Sikangkung Pendekar Lugu Chin Yung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
dan kecintaannya kepada sang Pencipta, semua ini mendorongnya untuk meminta kepada
Allah SWT agar dapat melihatnya.
Aliah SWT berfirman: "Dan tatkala Musa datang untuk (munajat dengan Kami) pada waktu yang telah Kami tentukan
dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya, berkatalah Musa: 'Ya Tuhanhu,
tampakkanlah (diri Engkau) kepadaku agar aku dapat melihat kepada Engkau.'" (QS. al-A'raf:
143) Demikianlah dorongan cinta dari para pecinta sejati. Musa bertanya dan meminta kepada
Tuhannya sesuatu yang menakjubkan tetapi Allah SWT menjawabnya:
"Tuhan berfirman: 'Kamu sekali-kali tidak sanggup melihat-Ku." (QS. al-A'raf: 143)
Seandainya Allah SWT hanya mengatakan demikian maka ini pun sebagai bentuk keadilan
dari-Nya, tetapi keadaan di sini adalah keadaan cinta Ilahi dari Musa. Dorongan cinta yang
dibalas dengan dorongan cinta. Demikianlah Nabi Musa mendapatkan rahmat dari Tuhannya.
Allah SWT memberitahunya bahwa ia tidak akan mampu melihat-Nya karena tak satu pun dari
makhluk yang tidak dapat "menangkap cahaya" dari Allah SWT. Allah SWT memerintahkannya
agar melihat gunung, dan jika gunung itu masih menetap di tempatnya maka ia akan dapat
melihat Tuhannya. Allah SWT berfirman: "Tetapi lihatlah ke hukit itu, makajika ia tetap di tempatnya (sebagai sediakaia) niscaya kamu
dapat melihat-Ku. Tatkala Tuhannya menampakkan diri kepada gunung itu, dijadikannya
gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan. (QS. al-A'raf: 143)
Tiada seorang pun yang dapat "menangkap" cahaya Allah SWT. Nabi Musa mengetahui
hakikat ini dan menyaksikan sendiri. Ash'aq adalah al-Maut (kematian) atau al-Ighma' (keadaan
tidak sadarkan diri atau pingsan). Kami tidak mengetahui bagaimana keadaan yang dialami
Nabi Musa ketika ia kehilangan kehidupannya atau kesadarannya.
"Maka setelah Musa sadar kembali, dia berkata: 'Maha Suci Engkau, aku bertaubat kepada
Engkau dan aku orang yang pertama-tama beriman.'" (QS. al-A'raf: 143)
Para mufasir klasik cukup serius meneliti dan memperbincangkan ayat-ayat ini. Misalnya,
mereka bertanya-tanya: bagaimana Nab
(http://cerita-silat.mywapblog.com)
1919. Si Rase Hitam Chin Yung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
http://cerita-silat.mywapblog.com ( Saiful Bahri - Seletreng - Situbondo )
i Musa meminta kepada Allah SWT agar dapat melihatNya, padahal ia tahu bahwa itu adalah hal
yang tidak mungkin atau mustahil. Mereka berselisih
pendapat dalam hal itu dan saling adu argumentasi. Mu'tazilah memiliki pendapat yang lain dan
Ahlusunah pun memiliki pendapat yang lain lagi. Pokok pembicaraan semuanya berkisar pada:
bagaimana seorang nabi tidak mengetahui - padahal ia adalah makhluk Allah SWT yang paling
dekat dengan-Nya - bahwa melihat Allah SWT adalah hal yang sangat mustahil"
Kami kira bahwa sikap Nabi Musa tersebut menggambarkan puncak cinta dan kedalaman dari
hatinya, yang ini merupakan gambaran yang tinggi dari sejarah yang dilalui oleh Nabi Musa.
Kita sekarang berada di hadapan puncak cinta kepada Allah SWT. Dan seorang pecinta tidak
menginginkan selain melihat "wajah" kekasihnya. Menurut logika akal bahwa melihat Allah SWT
adalah hal yang mustahil, tetapi kapan cinta pernah peduli dengan logika itu. Nabi Musa
terdorong untuk mendapatkan pengalaman baru yaitu suatu pengalaman yang kayaknya ia
sengaja melakukannya untuk mewakili kita semua. Nabi Musa nekat dan mendorong kita untuk
meminta. Ia lebih dahulu meraskan keadaan tidak sadarkan diri dan ia telah membuktikan
kepada kita dengan tubuhnya yang mulia dan rohnya yang suci bahwa tak seorang pun dapat
"menangkap" cahaya Allah SWT. Nabi Musa dalam keadaan tak sadarkan diri lalu ketika
bangun ia memuja-muja Allah SWT dan bertaubat serta meminta ampun kepadaNya:
"Dia berkata: 'Maha Suci Engkau, aku bertaubat kepada Engkau.'" (QS. al-A'raf: 143)
Mengapa Nabi Musa bertaubat" Orang-orang sufi berkata: Ia bertaubat dari dorongan cinta
yang besar di mana ia meminta sesuatu yang mustahil, padahal ia menyadari itu adalah
mustahil. Ini adalah tafsiran yang memuaskan yang didukung oleh konteks ayat-ayat tersebut.
Perhatikanlah ayat-ayat (tanda-kebesaran) Allah SWT dan bagaimana Dia mengingatkan Musa
terhadap apa-apa yang diterimanya dari berbagai macam nikmat. Allah SWT berkata kepada
Musa: "Hai Musa, sesungguhnya Aku memilih (melebihkan) kamu dari manusia yang lain (di masamu)
untuk membawa risalah-Ku dan untuk berbicara langsung dengan-Ku. Sebab itu, berpegang
teguhlah kepada apa yang Aku berikan kepadamu dan hendaklah kamu termasuk orang-orang
yang bersyukur. Dan telah Kami tuliskan untuk Musa pada luh-luh (Taurat) segala sesuatu
sebagai pelajaran dan penjelasan bagi segala sesuatu; maka (Kami berfirman): 'Berpeganglah
kepadanya dengan teguh dan suruhlah kaummu berpegang kepada (perintah-perintahnya)
dengan sebaik-baiknya.'" (QS. al-A'raf: 144-145)
Ahli tafsir memperhatikan firman Allah SWT kepada Musa: "Sesungguhnya Aku memilih
(melebihkan) kamu dari manusia yang lain (di masamu) untuk membawa risalah-Ku dan untuk
berbicara langsung dengan-Ku."
Kemudian dilakukanlah perbandingan antara Nabi Musa dan nabi-nabi yang lain. Dikatakan
bahwa pemilihan ini dikhususkan hanya kepadanya dan di zamannya saja, dan tidak berlaku di
zaman sebelumnya karena ada Nabi Ibrahim di zaman itu, sedangkan Nabi Ibrahim lebih baik
dari Nabi Musa. Begitu juga pemilihan ini tidak berlaku pada zaman setelahnya karena ada
Nabi Muhammad bin Abdilah saw dan ia lebih baik dari mereka berdua.
Kami ingin menghindari perdebatan ini, bukan karena kami percaya bahwa semua nabi sama.
Memang Allah SWT memberitahu kita bahwa Dia mengutamakan sebagian nabi atau sebagian
yang lain dan mengangkat derajat sebagian mereka atau sebagian yang lain, tetapi
pengutamaan ini adalah hal yang tidak boleh kita sentuh. Hendaklah kita beriman kepada
seluruh nabi dan kita harus menunjukkan penghormatan kita kepada mereka semua. Adalah
bukan hal yang sopan jika kita mencoba membanding-bandingkan di antara para nabi. Yang
utama adalah, hendaklah kita meyakini dan mengimani mereka semua. Akhirnya, selesailah
perjumpaan Musa dengan Tuhannya. Kemudian Nabi Musa kembali kepada kaumnya dalam
1 19. Si Rase Hitam Chin Yung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
keadaan marah dan jengkel. Di alam wujud tidak ada seorang manusia yang memiliki
kelembutan dan kerelaan hati yang begitu besar seperti Nabi Musa, tetapi ia diberitahu oleh
Tuhannya bahwa kaumnya telah menyingpang dari jalannya. Oleh karena itu, ia kembali dalam
keadaan marah dan jengkel kepada mereka. Allah SWT berfirman:
"Mengapa kamu datang lebih cepat daripada kaummu, hai Musa" Berkata Musa: 'Itulah mereka
sedang menyusuli aku dan aku bersegera kepada-Mu, ya Tuhanku, agar supaya Engkau ridha
(kepadaku). Allah berfirman: 'Maka sesungguhnya, Kami telah menguji kaummu sesudah kamu
tinggalkan, dan mereka telah disesatkan oleh Samiri. Kemudian Musa kembali kepada
kaumnya dengan marah dan bersedih hati. " (QS. Thaha: 83-86)
Musa turun dari gunung dan membawa papan Taurat. Rasa-rasanya hatinya mendidih dan
jengkel. Kita dapat membayangkan bagaimana emosi yang membakar Nabi Musa saat ia
mengayunkan langkahnya menuju kaumnya. Betapa tidak, belum lama Nabi Musa
meninggalkan kaumnya dan menemui Tuhannya, mereka mendapatkan fitnah melalui Samiri.
Fitnah ini adalah, bahwa Bani Israil - ketika keluar dari Mesir - membawa banyak dari harta
perhiasan orang-orang Mesir dan emas-emas mereka. Mereka mengambilnya untuk mereka
manfaatkan dalam pesta perayaan mereka. Kemudian mereka selamat karena mukjizat
pembelahaan lautan di mana lautan menenggelamkan Fir'aun dan tentaranya sehingga harta
mereka yang berupa emas dimiliki oleh Bani Israil.
Harun mengetahui bahwa emas tersebut bukan milik mereka lalu Harun memintanya dari
mereka dan menimbunnya di tanah. Bani Israil tidak memerlukannya karena saat ini mereka
sedang tersesat. Mereka berjalan di tengah-tengah gurun sehingga tidak bermanfaat bagi
mereka emas-emas itu. Harun, saudara kandung Musa, menggali tanah dan meletakkan emasemas
itu lalu menimbunkan di atasnya tanah. Samiri melihat apa yang dilakukan oleh Harun.
Setelah itu, dia mengeluarkannya dan membuat sebuah patung sapi yang menyerupai sapi Ibis
sesembahan orang-orang Mesir. Samiri adalah seorang pemahat yang mahir. Dia mampu
membuat anak sapi yang menarik di mana ketika dia meletakkannya di arah angin maka akan
masuk darinya udara dari celah bagian belakangnya lalu keluar dari hidungnya. Samiri
membuat suara yang menyerupai suara sapi yang sebenamya.
Konon, rahasia kehebatan sapi ini adalah karena Samiri telah mengambil segenggam tanah
yang dilalui Jibril ketika ia turun ke bumi dalam peristiwa mukjizat pembelahan laut. Yakni
Samiri melihat sesuatu yang tidak dilihat oleh kaum Nabi Musa. Kemudian dia mengambil
segenggam tanah dari bekas yang dilalui seorang utusan (Jibril) dan meletakkannya bersama
emas. Samiri membuat darinya anak sapi. Jibril as tidak berjalan di atas sesuatu kecuali
sesuatu itu menjadi hidup. Ketika Samiri menambahkan tanah itu ke emas lalu membuat
darinya anak sapi maka anak sapi itu dapat bersuara seperti anak sapi yang sebenarnya.
Demikianlah kisah Samiri. Kita mengetahui sekarang bahwa jika tanah ditambahkan ke emas
dan melebur maka tanah itu akan terpisah dari emas dan akan meninggalkan bekas (lubang) di
tempat terpisahnya itu. Diduga kuat bahwa Samiri menggunakan tanah itu seperti tanah yang
lain dalam usaha untuk mengeringkan bagian dalam dari anak sapi di mana patung itu berubah
menjadi patung yang mempunyai suara.
Setelah itu, Samiri keluar menemui Bani Israil dengan membawa apa yang dibuatnya. Mereka
bertanya kepadanya: "Apa ini, hai Samiri?" Ia menjawab: "Ini adalah tuhan kalian dan tuhan
Musa." Mereka berkata: "Bukankah Musa sedang menemui Tuhannya?" Samiri menjawab:
"Musa telah lupa ia pergi untuk menemui tuhannya di sana, padahal sebenarnya tuhannya ada
di sini." Akhirnya, Bani Israil menyembah anak sapi ini.
Barangkali pembaca akan merasa heran terhadap fitnah ini. Bagaimana akal kaum itu dapat
tunduk sampai pada keadaan seperti ini" Bukankah mereka telah menyaksikan mukjizat yang
besar" Bagaimana mereka dengan mudah menyembah berhala" Kebingungan tersebut segera
hilang ketika kita lihat keadaan kejiwaan kaum yang menyembah anak sapi itu. Mereka telah
2 19. Si Rase Hitam Chin Yung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
terdidik di Mesir pada saat mereka menyembah berhala dan sangat mengkultuskan anak sapi
Ibis. Mereka terdidik di bawah kehinaan dan perbudakan sehingga jiwa mereka menjadi ternoda
dan fitrah mereka menjadi tercemar. Mereka menyaksikan mukjizat-mukjizat dari Allah SWT
tetapi mukjizat itu berbenturan dengan jiwa-jiwa yang putus asa. Mukjizat ini tidak mampu
memuaskan mereka untuk mempercayai kebenaran. Mereka masih saja dihinggapi keinginan
untuk menyembah berhala. Mereka adalah para penyembah berhala seperti tokoh-tokoh Mesir
yang dahulu. Oleh karena itu, mereka menyembah anak sapi. Sikap mereka ini tidak terlalu
mengagetkan kita. Sebab, setelah mereka menyaksikan mukjizat pembelahan lautan, mereka
melihat suatu kaum yang menyembah berhala, lalu mereka minta kepada Nabi Musa agar
menjadikan tuhan bagi mereka seperti kaum yang menyembah berhala itu.
Jadi, masalahnya adalah masalah klasik. Pada hakikatnya, hasrat untuk menyembah berhala
berarti menyembah berhala itu sendiri. Apa yang dilakukan Samiri adalah, ia memanfaatkan
kerinduan kaum untuk menyembah berhala. Kemudian Samiri memilih agar anak sapi yang
diciptakannya berbentuk emas karena ia mengetahui bahwa umumnya Bani Israil lemah
(mudah terpedaya) pada emas. Akhirnya, fitnah yang ditimbulkan oleh Samiri tersebar di sana
sini. Harun sangat terpukul ketika mengetahui Bani Israil menyembah anak sapi dari emas.
Mereka terbagi menjadi dua kelompok: minoritas dari mereka beriman dan mengetahui bahwa
ini adalah tipu daya dan kebohongan semata, sedangkan mayoritas mereka mengingkari Harun
dan tetap melampiaskan kerinduan mereka untuk menyembah berhala. Harun berdiri di
tengah-tengah kaumnya dan mulai menasihati mereka. Ia berkata kepada mereka:
"Sesungguhnya kalian tertipu dengannya. Ini adalah fitnah (godaan). Samiri telah
memanfaatkan kebodohan kalian dengan menciptakan anak sapi itu. Lembu itu bukan tuhan


Kisah Para Nabiallah di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kalian dan bukan juga tuhan Musa:
"Sesungguhnya Tuhanmu ialah (Tuhan) Yang Maha Pemurah, maka ikutilah ahu dan taatilah
perintahku." (QS. Thaha: 90)
Para penyembah anak sapi menolak nasihat Harun. Kelompok orang-orang yang bodoh itu
tidak mau lagi menerima nasihat. Harun kembali memperingatkan mereka dan menceritakan
kembali kepada mereka bagaimana mukjizat-mukjizat Allah SWT dapat menyelamatkan
mereka, dan bagaimana Allah SWT memuliakan dan menjaga mereka. Tetapi mereka menutup
telinga dan menolak segala nasihatnya. Mereka justru melemahkan posisi Harun dan nyaris
saja membunuhnya. Adalah jelas bahwa Harun lebih lemah daripada Musa, sehingga para
kaum tidak takut lagi. Harun khawatir jika ia menggunakan kekuatan dan menghancurkan
berhala-berhala yang mereka sembah, maka akan terjadi fitnah di tengah-tengah kaum dan
akan tercipta perang saudara. Akhirnya, Harun memilih untuk menunda hal itu sampai
kedatangan Musa. Harun mengetahui bahwa Musa seorang yang kuat yang mampu mengatasi
fitnah ini tanpa harus menumpahkan darah. Sementara itu, Bani Israil terus menari di sekitar
anak sapi. Samiri - mudah-mudahan Allah SWT melaknatnya - adalah penyebab fitnah ini, dan
Angrek Tengah Malam 5 Dewa Arak 38 Neraka Untuk Sang Pendekar Bende Mataram 31
^