Eldest 13
Eldest Serial The Inheritance Cycle 2 Karya Christopher Paolini Bagian 13
itu, menjatuhkannya ke lahan kosong di mana
anak-anak panah itu tidak akan melukai siapa pun.
Tapi ia melewatkan satu anak panah, yang
ditembakkan beberapa detik sesudah serangan
pertama. Eragon mencondongkan tubuh sejauh
mungkin ke kiri dan, lebih cepat daripada manusia
normal mana pun menyambar anak panah itu dari
udara sementara Saphira terbang melewatinya. Hanya
seratus kaki di atas permukaan tanah, Saphira
mengembangkan sayap untuk memperlambat turunnya
sebelum mendarat dengan kaki belakang terlebih dulu
dan berlari sebelum berhenti di sela tenda-tenda kaum
Varden. "Werg," gerutu Orik, sambil melepaskan tali
yang mengikat kakinya. "Aku lebih suka melawan
selusin Kull daripada jatuh seperti tadi." Ia
membiarkan dirinya tergantung di satu sisi pelana,
lalu melompat ke kaki depan Saphira di bawahnya dan,
dari sana, ke tanah. Bahkan sementara Eragon turun,
puluhan pejuang dengan ekspresi tertegun
mengerumuni Saphira. Dari tengah mereka muncul pria
tinggi besar bagai beruang yang dikenali Eragon:
Fredric, kepala persenjataan kaum Varden dari
Farthen Dur, masih mengenakan baju pelindung dari
kulit sapi yang masih berbulu. "Ayo, dasar pemalas
bodoh!" raung Fredric. "Jangan hanya ternganga di
sini; kembali ke pos kalian atau kuhukum kalian
dengan tambahan tugas jaga!" Mendengar perintahnya,
orang-orang mulai bubar sambil menggerutu dan
melirik ke belakang. Lalu Fredric mendekat dan,
Eragon bisa melihat, ia terkejut melihat perubahan
penampilan Eragon. Pria berjanggut itu berusaha
sebaik-baiknya menutupi reaksinya dengan menyentuh
alis dan berkata, "Selamat datang, Shadeslayer. Kau
tiba tepat pada waktunya... Aku tidak bisa mengatakan
betapa malunya diriku karena kau diserang.
Kehormatan setiap orang di sini sudah dinodai
kesalahan ini. Apakah kalian bertiga terluka?"
"Tidak." Kelegaan memancar di wajah Fredric. "Well,
itu patut disyukuri. Aku sudah menarik orang-orang
yang bertanggung jawab dari tugasnya. Mereka
masing-masing akan dicambuk dan diturunkan
pangkatnya... Apakah hukuman itu memuaskanmu,
Penunggang?" "Aku mau menemui mereka," kata
Eragon. Perasaan was-was tiba-tiba memancar dari
Fredric; jelas sekali Ia takut Eragon ingin membalas
para penjaga dengan cara yang menakutkan dan tidak
Pendekar Gila . Kumbang Hitam Dari Neraka m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
wajar. Tapi Fredric tidak menyuarakan
keprihatinannya, hanya berkata, "Silakan ikuti aku,
kalau begitu, Sir." Ia mengajak mereka menyeberangi
perkemahan ke tenda komando bergaris-garis tempat
sekitar dua puluh orang yang tampak serbasalah
meletakkan senjata dan baju besi mereka di bawah
pengawasan selusin penjaga. Melihat Eragon dan
Saphira, para tahanan itu turun dan bertumpu pada
satu lutut dan dalam posisi begitu, menunduk
memandang ke tanah "Hail, Shadeslayer!" seru
mereka. Eragon tidak mengatakan apa-apa, melainkan
berjalan sepanjang jajaran orang itu sambil
mempelajari pikiran mereka, sepatu botnya melesak ke
dalam tanah kering diiringi bunyi derak mengerikan.
Akhirnya ia berkata, "Kalian seharusnya bangga,
bereak Bidadari Pendekar Naga Sakti
si begitu cepat menghadapi kemunculan kami. Kalau
Galbatorix menyerang, tepat seperti itulah yang harus
kalian lakukan, sekalipun aku ragu anak-anak panah
akan lebih efektif terhadap dirinya daripada Saphira
dan aku." Para prajurit itu menatapnya dengan
pandangan tidak percaya, wajah mereka yang
menengadah tampak kemerahan. "Aku hanya meminta,
di masa depan, luangkan waktu sejenak untuk
mengenali sasaran kalian sebelum memanah. Lain kali
aku mungkin terlalu sibuk untuk menghentikan anak
panah kalian. Mengerti?" "Ya, Shadeslayer!" teriak
mereka. Eragon berhenti di depan orang kedua dari
ujung barisan, mengulurkan anak panah yang
disambarnya dari punggung Saphira. "Aku yakin ini
milikmu, Harwin." Dengan ekspresi keheranan, Harwin
menerima anak panah itu dari Eragon. "Memang benar!
Ada lingkaran putih yang selalu kucatkan di anak-anak
panahku agar bisa menemukannya lagi nanti. Terima
kasih, Shadeslayer." Eragon mengangguk lalu berkata
pada Fredric agar bisa didengar semua orang, "Mereka
ini orang-orang yang baik dan tulus, dan aku tidak
ingin kesialan menimpa mereka karena kejadian ini."
"Akan kupastikan sendiri," kata Fredric, dan
tersenyum. "Sekarang, bisa kau antar kami menemui
Lady Nasuada?" "Ya, Sir." Saat meninggalkan para
prajurit itu, Eragon tahu kebaikannya menimbulkan
kesetiaan abadi mereka, dan berita tentang
kebaikannya akan menyebar ke seluruh kaum Varden.
Jalan yang diambil Fredric di sela-sela tenda
menyebabkan Eragon menemui lebih banyak benak
daripada yang pernah disentuhnya sebelum ini.
Pendekar Gila . Kumbang Hitam Dari Neraka m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Ratusan pikiran, bayangan, dan sensasi mendesak
kesadarannya. Sekalipun berusaha menjaga jarak, mau
tidak mau ia menyerap rincian acak kehidupan
orang-orang. Beberapa didapatinya sangat
mengejutkan, beberapa tidak berarti, lainnya
menyentuh atau, sebaliknya, menjijikkan, dan banyak
yang memalukan. Beberapa orang memandang dunia
dengan begitu berbeda hingga pikiran mereka terasa
mencolok baginya hanya karena perbedaan itu. Mudah
sekali memandang orang-orang ini hanya sebagai
benda-benda yang bisa dimanipulasi sesuka hati
olehku dan beberapa orang lainnya. Tapi mereka
masing-masing memiliki harapan dan impian, potensi
untuk apa yang mungkin akan mereka raih dan
kenangan dari apa yang telah mereka selesaikan. Dan
mereka semua merasakan penderitaan. Beberapa
pikiran yang disentuhnya menyadari kontaknya dan
menjauh, menyembunyikan kehidupan mereka di balik
pertahanan yang bervariasi kekuatannya. Mulanya
Eragon prihatin--mengira ia menemukan banyak musuh
yang berhasil menyusup ke kaum Varden--tapi lalu
menyadari dari pandangan sekilas bahwa mereka
anggota Du Vrangr Gata. Saphira berkata, Mereka
pasti ketakutan setengah mati, mengira akan diserang
penyihir aneh. Aku tidak bisa meyakinkan sebaliknya
selama mereka menghalangiku seperti ini. Kau harus
menemui mereka secara langsung, dan secepatnya,
sebelum mereka memutuskan bersatu dan menyerang.
Aye, sekalipun kurasa mereka bukan ancaman bagi
kita... Du Vrangr Gata--nama itu sendiri sudah
menunjukkan ketidaktahuan mereka. Seharusnya,
dalam bahasa kuno, namanya Du Gata Vrangr.
Perjalanan mereka berakhir dekat bagian belakang
kaum Varden, di paviliun merah besar dengan
beberapa panji berbordir perisai hitam berkibar-kibar
dan dua pedang paralel yang miring di bawahnya.
Fredr Fredric membuka tirai tenda, lalu Eragon dan
Orik masuk. Di belakang mereka, Saphira memasukkan
kepala melalui pintu dan memandang dari balik bahu
mereka. Meja lebar memenuhi bagian tengah tenda
berperabot itu. Nasuada berdiri di salah satu
ujungnya, bertumpu pada tangan mempelajari
sekumpulan peta dan gulungan. Perut Eragon terasa
kejang sewaktu melihat Arya di hadapan Nasuada.
Kedua wanita itu bersenjata siap tempur seperti para
prianya. Nasuada memalingkan wajahnya yang
berbentuk almond ke arahnya. "Eragon?" bisiknya.
Eragon tidak siap menyadari betapa senangnya ia
bertemu Nasuada. Sambil tersenyum lebar, ia memutar
tangan di depan perut membentuk tanda bakti elf dan
Pendekar Gila . Kumbang Hitam Dari Neraka m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
membungkuk memberi hormat. "Siap melayani Anda."
"Eragon!" Kali ini Nasuada terdengar gembira dan
lega. Arya juga tampak senan
Bidadari Pendekar Naga Sakti
Pendekar Gila . Dendam Bidadari Bercadar m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Pendekar Gila . Dendam Bidadari Bercadar m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Eldest (The Inheritance Cycle 2) Bidadari Pendekar Naga Sakti
g. "Bagaimana kau bisa menerima pesan kami secepat
ini?" "Aku tidak menerimanya; aku tahu tentang
pasukan Galbatorix sewaktu men-scry dan
meninggalkan Ellesmera hari itu juga." Ia tersenyum
lagi pada Nasuada. "Senang rasanya kembali ke kaum
Varden." Sementara ia berbicara, Nasuada
mengamatinya dengan ekspresi keheranan. "Apa yang
terjadi padamu, Eragon?" Arya pasti belum
memberitahunya, kata Saphira. Jadi Eragon
menceritakan selengkapnya apa yang dialami Saphira
dan dirinya sejak mereka meninggalkan Nasuada di
Farthen Dur dulu. Sebagian besar dari yang
diberitahukannya, ia merasa Nasuada telah
mengetahuinya, entah dari para kurcaci atau Arya,
tapi gadis itu membiarkan Eragon berbicara tanpa
menyela. Eragon harus berhati-hati ketika bercerita
mengenai latihannya. Ia telah berjanji untuk tidak
mengungkap keberadaan Oromis tanpa izin, dan
sebagian besar pelajarannya tidak untuk diberitahukan
pada orang luar, tapi ia berusaha sebaik-baiknya
memberi gambaran yang baik pada Nasuada mengenai
keahlian dirinya dan risiko yang menyertainya.
Tentang Agaeti Blodhren, ia hanya mengatakan,
"...dan selama perayaan itu, naga-naga mengubah
diriku menjadi seperti yang kau lihat, memberi
kemampuan fisik elf dan menyembuhkan punggungku."
"Bekas lukamu sudah hilang, kalau begitu?" tanya
Nasuada. Eragon mengangguk. Beberapa kalimat lagi
untuk mengakhiri ceritanya, menyinggung singkat
alasan mereka meninggalkan Du Weldenvarden, lalu
menceritakan secara ringkas perjalanan mereka sejak
itu. Nasuada menggeleng. "Benar-benar kisah yang
hebat. Begitu banyak yang kau dan Saphira alami
sejak meninggalkan Farthen Dur." "Kau juga." Eragon
memberi isyarat ke tenda. "Apa yang kau capai ini
mengagumkan. Pasti usaha yang sangat berat,
membawa kaum Varden ke Surda... Apakah Dewan
Tetua merepotkanmu?" "Sedikit, tapi tidak ada yang
tidak biasa. Mereka tampaknya menerima
kepemimpinanku." Jala baja Nasuada berdentingan,
lalu ia duduk di kursi besar bersandaran tinggi, dan
berpaling memandang Orik yang belum bicara sedikit
pun. Ia menyambut kurcaci itu dan menanyakan
apakah ada yang ingin ditambahkannya pada cerita
Eragon. Orik mengangkat bahu dan menyampaikan
beberapa anekdot dari pengalaman mereka selama di
Ellesmera, sekalipun Eragon curiga kurcaci itu
merahasiakan pengamatannya yang sebenarnya bagi
rajanya. Sesudah Orik selesai, Nasuada berkata,
Pendekar Gila . Dendam Bidadari Bercadar m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
"Aku gembira mengetahui kita bisa mengatasi
pembantaian ini, kita akan mendapat bantuan para elf.
Apa ada di antara kalian yang kebetulan melihat
prajurit Hrothgar dalam penerbangan dari Aberon"
Kami mengandalkan bantuan tenaga mereka." Tidak,
jawab Saphira melalui Eragon. Tapi, kalau dipikir
lagi, cuaca gelap dan aku lebih sering di atas atau di
antara awan. Aku bisa saja tidak melihat perkemahan
dalam kondisi seperti itu. Pokoknya, aku ragu kami
bersimpang jalan, karena aku terbang langsung dari
Aberon, dan rasanya lebih mungkin kalau para kurcaci
itu memilih rute yang berbeda--mungkin mengikuti
jalan yang sudah ada--bukannya berbaris menerobos
hutan. "Bagaimana," tanya Eragon, "situasi di sini?"
Nasuada mendesah lalu menceritakan bagaimana ia
dan Orrin mengetahui tentang pasukan Galbatorix dan
langkah-langkah darurat yang mereka terapkan sejak
itu untuk tiba di Burning Plains sebelum para prajurit
Raja. Ia mengakhirinya dengan berkata, "Kekaisaran
tiba tiga hari berselang. Sejak itu, kami sudah
tukar-menukar dua pesan. Pertama mereka meminta
kita menyerah, yang kita tolak, dan sekarang kita
menunggu jawaban mereka." "Berapa jumlah mereka?"
kata Orik. "Tampak sangat banyak dari punggung
Saphira." "Aye. Kami memperkirakan Galbatorix
mengerahkan hingga seratus ribu prajurit." Eragon
tidak mampu menahan diri. "Seratus ribu! Dari mana
asal mereka" Rasanya mustahil ia bisa menemukan
lebih dari beberapa orang yang bersedia
melayaninya." "Mereka dimobilisasi. Kita hanya bisa
berharap orang-orang yang dipaksa meninggalkan
rumahnya tidak bersemangat bertempur. Kalau kita
bisa menakut-nakuti mereka secukupnya, mereka
mungkin melarikan diri meninggalkan pasukannya.
Jumlah kita lebih banyak daripada di Farthen D
Bidadari Pendekar Naga Sakti
ur, karena Raja Orrin menggabungkan kekuatan
dengan kita dan kita mendapat banjir sukarelawan
sejak menyebarnya berita tentang dirimu, Eragon,
walau kita tetap jauh lebih lemah daripada
Kekaisaran." Lalu Saphira bertanya, dan Eragon
terpaksa mengulangi pertanyaan yang menakutkan itu:
Menurutmu seberapa besar kemungkinan kita menang"
"Itu," kata Nasuada, menekankan ucapannya, "sangat
tergantung pada dirimu dan Eragon, dan jumlah
Eldest Serial The Inheritance Cycle 2 Karya Christopher Paolini di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
penyihir yang disebar dalam pasukan mereka. Kalau
kalian bisa menemukan dan menghancurkan para
penyihir ini, musuh kita tidak akan terlindungi dan
Pendekar Gila . Dendam Bidadari Bercadar m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
kalian bisa membantai mereka sesuka hati.
Kemenangan telak, menurutku, tidak mungkin diraih
pada saat ini, tapi kita mungkin bisa menahan mereka
hingga persediaan mereka menipis atau hingga
Islanzadi bisa datang membantu kita. Itu... kalau
Galbatorix tidak terjun sendiri ke dalam pertempuran.
Kalau itu yang terjadi, aku khawatir mundur
merupakan satu-satunya pilihan kita." Tepat pada
saat itu, Eragon merasakan benak yang aneh
mendekat, yang tahu dirinya mengawasi tapi tidak
menjauh dari kontaknya. Benak yang terasa dingin dan
keras, mengira-ngira. Mewaspadai bahaya, Eragon
mengalihkan tatapan ke bagian belakang paviliun, di
mana ia melihat gadis berambut hitam yang sama
seperti yang dilihatnya sewaktu men-scry Nasuada
dari Ellesmera. Gadis itu menatapnya dengan matanya
yang ungu, lalu berkata, "Selamat datang,
Shadeslayer. Selamat datang, Saphira." Eragon
menggigil mendengar suaranya, suara orang dewasa.
Ia membasahi bibirnya yang kering dan bertanya,
"Siapa kau?" Tanpa menjawab, gadis itu mengibaskan
poninya yang merigilap dan menampakkan tanda putih
keperakan di dahinya, tepat seperti gedwey ignasia
Eragon. Eragon langsung tahu siapa yang
dihadapinya. Tidak ada yang bergerak sewaktu
Eragon mendekati gadis itu, ditemani Saphira, yang
menjulurkan leher semakin jauh ke dalam paviliun.
Dengan bertumpu pada salah satu lututnya, Eragon
meraih tangan kanan gadis itu; kulit gadis itu panas
seperti demam. Si gadis tidak melawan, hanya
membiarkan tangannya terkulai dalam cengkeraman
Eragon. Dalam bahasa kuno--juga dengan benaknya,
agar gadis itu mengerti--Eragon berkata, "Maafkan
aku. Kau bisa memaafkan perbuatanku padamu?"
Pandangan gadis itu melunak, dan ia mencondongkan
tubuh ke depan dan mencium alis Eragon.
"Kumaafkan," bisiknya, untuk pertama kali terdengar
sesuai usianya. "Bagaimana tidak" Kau dan Saphira
menciptakan diriku, dan aku tahu kalian tidak
bermaksud jahat. Kumaafkan kalian, tapi akan
kubiarkan pengetahuan ini menyiksa nuranimu: Kau
menghukumku untuk menyadari semua penderitaan di
sekitarku. Bahkan sekarang mantramu memaksaku
bergegas membantu orang yang tidak sampai tiga
tenda dari sini baru saja memotong tangannya,
membantu pembawa bendera muda yang jari telunjuk
kirinya patah karena jari-jari roda kereta, dan
membantu puluhan lainnya yang sudah atau akan
terluka. Berat sekali bagiku untuk melawan dorongan
itu, dan lebih berat lagi kalau aku secara sadar
Pendekar Gila . Dendam Bidadari Bercadar m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
menimbulkan penderitaan orang lain, sebagaimana
yang kulakukan dengan mengatakan ini... Aku bahkan
tidak bisa tidur di malam hari karena kuatnya
dorongan hatiku. Itu Warisanmu, O Penunggang."
Akhirnya suaranya kembali terdengar pahit dan
mengejek. Saphira menyela ke antara mereka dan,
dengan moncongnya, menyentuh bagian tengah tanda
di dahi gadis itu. Damai, Changeling. Terlalu banyak
kemarahan dalam hatimu. "Kau tidak perlu hidup
seperti ini selamanya," kata Eragon. Para elf
mengajariku cara membatalkan mantra, dan aku yakin
bisa membebaskanmu dari kutukan ini. Tidak mudah
tapi bisa dilakukan." Sejenak gadis itu tampak
kehilangan kendali dirinya yang kuat. Entakan napas
pelan terdengar dari bibirnya, tanganya gemetar
dalam cengkeraman Eragon, dan matanya kemilau
akibat lapisan tipis air mata. Lalu sama cepatnya, ia
menyembunyikan emosinya yang sebenarnya di balik
topeng kesinisan. "Well, kita lihat saja nanti. Yang
penting, jangan coba melakukannya sebelum
pertempuran ini." "Aku bisa menyelamatkanmu dari
penderitaan hebat." "Tidak ada gunanya menguras
tenagamu di saat keselamatan
Bidadari Pendekar Naga Sakti
kami mungkin bergantung pada bakatmu. Aku tidak
menipu diri; kau lebih penting daripada diriku."
Seringai licik melintas di wajahnya. Lagi pula, kalau
kausingkirkan mantramu sekarang, aku tidak akan bisa
membantu anggota Varden mana pun jika mereka
terancam. Kau tidak ingin Nasuada tewas karena itu,
bukan?" "Ya," Eragon mengakui. Ia diam cukup lama,
mempertimbangkan masalahnya, lalu berkata,
"Baiklah, aku akan menunggu. Tapi aku bersumpah
padamu: Kalau kita memenangkan pertempuran ini,
akan kuperbaiki kesalahan ini." Gadis itu
memiringkan kepala ke satu sisi. "Akan kupegang
janjimu, Penunggang." Sambil beranjak dari kursi,
Nasuada berkata, "Elva yang menyelamatkanku dari
pembunuh bayaran di Aberon." "Benarkah" Kalau
begitu, aku berutang budi padamu... Elva... karena
sudah melindungi majikanku." "Ayo," kata Nasuada.
"Aku harus memperkenalkan kalian bertiga pada Orrin
dan para bangsawannya. Kau pernah bertemu Raja,
Orik?" Kurcaci itu menggeleng. "Aku belum pernah ke
barat sejauh ini." Saat mereka meninggalkan
paviliun--Nasuada memimpin jalan, dengan Elva di
sampingnya--Eragon berusaha menempatkan diri
begitu rupa agar bisa berbicara dengan Arya, tapi
Pendekar Gila . Dendam Bidadari Bercadar m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
sewaktu ia mendekati elf itu, Arya bergegas
mempercepat langkah hingga menjajari Nasuada. Arya
bahkan tidak memandang dirinya sewaktu berjalan,
tindakan yang lebih menyiksa Eragon daripada luka
fisik yang pernah dideritanya. Elva melirik ke
belakang ke arahnya, dan Eragon tahu gadis itu
menyadari perasaan tertekannya. Tidak lama
kemudian mereka tiba di paviliun besar lain, yang ini
putih dan kuning--walau sulit menentukan warna
tepatnya mengingat warna oranye yang menyirami
segala sesuatu di Burning Plains. Begitu mereka
diizinkan masuk, Eragon tertegun mendapati tenda itu
penuh sesak dengan berbagai gelas ukur, alembic,
botol labu bercorong, dan berbagai instrumen filsafat
alami lain yang berbentuk aneh. Siapa yang mau
bersusah payah membawa semua ini ke medan perang"
Pikirnya penasaran, bingung. "Eragon, kata Nasuada,
"perkenalkan, Orrin, putra Larkin dan raja Surda."
Dari antara berbagai kaca yang simpang siur itu
muncul pria yang agak jangkung, tampan, dengan
rambut sebahu yang dijepit mahkota emas di
kepalanya. Benaknya, seperti benak Nasuada,
terlindung di balik dinding besi; jelas sekali ia
mendapat latihan intensif dalam keahlian ini. Orrin
tampaknya cukup menyenangkan bagi Eragon, dari
diskusi mereka, meski agak "hijau" dan belum teruji
dalam hal memimpin orang-orang berperang dan
dengan pikiran yang lebih daripada sekadar agak
aneh. Secara keseluruhan, Eragon lebih memercayai
kepemimpinan Nasuada. Sesudah menjawab puluhan
pertanyaan dari Orrin tentang semasa ia tinggal di
antara para elf, Eragon tersenyum dan mengangguk
sopan saat para bangsawan berbaris satu demi satu,
masing-masing berkeras menjabat tangannya,
memberitahukan betapa tersanjungnya mereka bertemu
Penunggang, dan mengundangnya ke istana
masing-masing. Eragon dengan patuh menghapalkan
nama dan gelar mereka--ia tahu itulah yang
diharapkan Oromis--dan berusaha sebaik-baiknya
mempertahatikan penampilan tenangnya, sekalipun
perasaannya makin lama makin frustrasi. Kita akan
menghadapi salah satu pasukan terbesar dalam
sejarah, tapi kita sekarang malah terperangkap dalam
basa-basi. Sabar, Saphira menasihati. Sudah tidak
banyak lagi. Lagi pula, pandanglah begini: kalau kita
menang, mereka berhutang makan malam gratis
setahun penuh pada kita, dengan semua janji mereka.
Eragon menahan tawa. Kupikir mereka pasti kecewa
kalau tahu seberapa besar porsi makanmu. Belum lagi
kalau kau mampu meng habiskan bir dan anggur
Pendekar Gila . Dendam Bidadari Bercadar m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
segudang bawah tanah mereka dalam semalam. Aku
tidak akan pernah melakukan itu, dengus Saphira, lalu
mengalah. Mungkin dalam dua malam. Sewaktu
akhirnya mereka bebas dari paviliun Orrin, Eragon
bertanya pada Nasuada, "Apa yang harus kulakukan
sekarang" Bagaimana caraku melayanimu?" Nasuada
memandangnya dengan ekspresi penasaran.
"Menurutmu bagaimana cara terbaikmu melayaniku,
Eragon" Kau lebih tahu kemampuanmu sendiri
daripada aku." Bahkan Arya sekarang mengawasinya,
menunggu jawabanny Bidadari Pendekar Naga Sakti
a. Eragon menengadah memandang langit yang merah
sambil mempertimbangkan pertanyaan Nasuada. "Aku
akan mengambil alih kepemimpinan Du Vrangr Gata,
seperti yang pemah mereka minta, dan mengorganisir
mereka di bawahku agar bisa kupimpin ke dalam
pertempuran. Bekerja bersama akan memberi kita
kesempatan terbaik untuk mematahkan para penyihir
Galbatorix." "Tampaknya gagasan yang sangat
bagus." Ada tempat, tanya Saphira, Eragon bisa
meninggalkan tas-tasnya" Aku tidak ingin membawa
tas-tas dan pelana ini lebih lama daripada yang
seharusnya. Sewaktu Eragon mengulangi
pertanyaannya, Nasuada berkata, "Tentu saja. Kau
boleh meninggalkannya di paviliunku, dan akan kuatur
agar didirikan tenda untukmu, Eragon, tempat kau
bisa menyimpan tasmu secara permanen. Tapi
kusarankan kaukenakan dulu baju besimu sebelum
meletakkan tas. Kau mungkin membutuhkannya
sebentar lagi... Itu mengingatkanku: kami membawa
baju besimu, Saphira. Akan kuminta anak buahku
membongkarnya dan membawanya padamu."
"Bagaimana denganku, Lady?" tanya Orik. "Ada
beberapa knurlan dari Durgrimst Ingeitum yang
menyumbangkan keahlian mereka untuk membangun
pertahanan darat kami. Kau boleh memimpin mereka
kalau mau." Orik tampak senang akan bertemu
sesama kurcaci, terutama kurcaci dari klannya
sendiri. Ia, memukulkan tinju ke dada dan berkata,
"Kupikir akan kulakukan. Kalau Anda mengizinkan, aku
akan segera melaksanakannya." Tanpa berpaling, ia
melintasi perkemahan, menuju utara, ke tempat
pembangunan pertahanan. Setelah kembali ke
paviliun bersama keempat orang yang tersisa,
Nasuada berkata pada Eragon. "Laporkan padaku
begitu kau sudah membereskan masalah dengan Du
Vrangr Gata." Lalu ia mengesampingkan tirai penutup
Pendekar Gila . Dendam Bidadari Bercadar m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
paviliun dan menghilang bersama Elva melalui celah
yang gelap itu. Saat Arya hendak masuk, Eragon
mengulurkan tangan padanya dan dalam bahasa kuno
berkata, "Tunggu." Elf itu berhenti sejenak dan
memandangnya, tanpa menunjukkan apa-apa. Eragon
membalas tatapannya tanpa gentar, menatap dalam ke
mata elf itu, yang memantulkan cahaya aneh di sekitar
mereka. "Arya, aku tidak akan meminta maaf untuk
perasaanku padamu. Tapi aku ingin kau tahu aku
menyesali tindakanku selama Perayaan Sumpah Darah.
Aku tidak bisa mengendalikan diri malam itu; kalau
tidak, aku takkan seterus terang itu padamu." "Dan
kau tidak akan mengulanginya?" Eragon menahan
tawa hambar. "Tidak ada gunanya kalau kuulangi,
bukan?" Sewaktu Arya tetap membisu, Eragon berkata,
"Tidak penting. Aku tak ingin mengganggumu, bahkan
kalau kau--" Ia menahan akhir perkataannya sebelum
mengucapkan komentar yang akan disesalinya.
Ekspresi Arya melunak. "Aku tidak berusaha
menyakitimu, Eragon. Kau harus memahami itu." "Aku
mengerti," kata Eragon, tapi tidak meyakinkan.
Kebisuan yang kikuk timbul di antara mereka. "Aku
yakin penerbanganmu baik?" "Cukup baik." "Kau
tidak menemui kesulitan di padang pasir?" "Apakah
seharusnya begitu?" "Tidak. Aku hanya penasaran."
Lalu, dengan suara yang lebih lembut, Arya bertanya,
"Bagaimana keadaanmu, Eragon" "Bagaimana
keadaanmu sejak perayaan" Kudengar apa yang
kaukatakan pada Nasuada, tapi kau tidak menyinggung
apa pun kecuali punggungmu." "Aku..." Eragon
mencoba berbohong--tidak ingin Arya tahu betapa ia
merindukan elf itu--tapi bahasa kuno menghentikan
kata-kata di mulutnya dan membisukannya. Akhirnya ia
menggunakan teknik para elf: menceritakan hanya
sebagian dari kebenarannya untuk menimbulkan kesan
yang bertentangan dengan seluruh kebenarannya. "Aku
lebih baik daripada sebelumnya," katanya, artinya,
dalam benaknya, kondisi punggungnya. Sekalipun
begitu, Arya tampak tidak yakin. Tapi ia tak mendesak
lebih jauh, dan berkata, "Aku senang." Suara Nasuada
terdengar dari dalam paviliun, dan Arya melirik ke
sana sebelum memandang Eragon lagi. "Aku
diperlukan di tempat lain, Eragon... Kita berdua
diperlukan di tempat lain. Pertempuran akan terjadi."
Setelah mengangkat pintu kanyas, Arya setengah
melangkah memasuki tenda yang remang-remang itu,
Eldest Serial The Inheritance Cycle 2 Karya Christopher Paolini di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
lalu ragu-ragu dan menambahkan, "Hati-hati, Eragon
Shadeslayer." Lalu ia menghilang. Kekecewaan
memaku Eragon di tempa Bidadari Pendekar Naga Sakti
Pendekar Gila . Dendam Bidadari Bercadar m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
tnya. Ia telah melakukan apa yang ingin dilakukannya,
tapi tampaknya tidak ada yang berubah antara dirinya
dan Arya. Ia mengepalkan tangan dan membungkukkan
bahu, memelototi tanah tanpa benar-benar melihatnya,
hatinya bergolak karena frustrasi. Ia terkejut sewaktu
Saphira menyentuh bahunya dengan hidung. Ayo,
makhluk kecil, kata Saphira lembut. Kau tidak bisa
tinggal di sini selamanya, dan pelana ini mulai gatal.
Setelah melangkah ke sampingnya, Eragon menarik
tali leher Saphira, sambil menggumam pelan sewaktu
tali itu tersangkut di gespernya. Ia nyaris berharap
kulit itu akan putus. Setelah menanggalkan tali-tali
lain, ia membiarkan pelana dan segala sesuatu yang
terikat ke sana berjatuhan ke tanah. Rasanya nyaman
bisa lepas dari itu, kata Saphira, sambil memutar
bahunya yang besar. Setelah mengeluarkan baju besi
dari kantong pelana, Eragon mengenakan pakaian
perang yang berwarna cerah itu, lalu mula ia
mengenakan jala baja menutupi tunik elf-nya lalu
mengikat pelindung kaki dan penguat lengan bawah. Ia
mengenakan topi kulit berbantalan, diikuti kerudung
jala baja lalu helm emas dan perak. Yang terakhir, ia
mengganti sarung tangan biasa yang dikenakannya
dengan sarung tangan berpunggung jala baja. Ia
menggantung Zar'roc di pinggul kiri pada sabuk Beloth
si Bijaksana. Di punggungnya, ia menyandang tabung
anak panah berbulu angsa pemberian Islanzadi. Ia
senang mendapati tabung itu juga bisa ditempati
busur pemberian sang ratu elf, bahkan dengan tali
busur terpasang. Sesudah meletakkan
barang-barangnya dan milik Orik dalam paviliun,
Eragon dan Saphira pergi bersama mencari Trianna,
pemimpin Du Vrangr Gata saat ini. Mereka baru
berjalan beberapa langkah sewaktu Eragon merasakan
ada benak di dekatnya yang dilindungi dari
pandangannya. Dengan anggapan itu salah seorang
penyihir kaum Varden, mereka berbelok ke sana. Dua
belas yard dari titik awal mereka, mereka tiba di
tenda hijau kecil yang di depannya tertambat seekor
keledai. Di sebelah kiri tenda, panci besi yang
menghitam tergantung dari kaki--tiga besi yang
diletakkan di atas salah satu api busuk yang berkobar
dari jauh di dalam tanah. Tali-tali terbentang di atas
panci itu, di mana tersampir tanaman nightshade,
hemlock, rhododendron, savin, kulit pohon yew, dan
puluhan jamur, seperti death cap dan spotted cort,
yang dikenali Eragon dari pelajaran Oromis tentang
racun. Dan berdiri di samping panci itu, memegang
Pendekar Gila . Dendam Bidadari Bercadar m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
dayung kayu panjang yang digunakannya untuk
mengaduk ramuan, adalah Angela si tukang obat.
Solembum duduk di kakinya. Kucing jadi-jadian itu
mengeong sedih, dan Angela menengadah dari
pekerjaannya, rambut keritingnya membentuk mendung
yang berkibar-kibar di sekitar wajahnya yang kemilau.
Ia mengerutkan kening, dan ekspresinya berubah
sangat menakutkan, karena diterangi dari bawah
dengan api hijau yang menjilat-jilat. "Jadi kau sudah
kembali, eh!" "Sudah," kata Eragon. "Apa hanya itu
yang bisa kaukatakan" Kau telah bertemu Elva" Kau
sudah melihat akibat perbuatanmu pada gadis malang
itu?" "Aye. " "Aye!" seru Angela. "Pandai sekali
bicaramu! Berada di Ellesmera selama ini dan dididik
para elf, dan kau hanya bisa menjawab aye"
Kuberitahu kau, orang tolol: siapa pun yang cukup
bodoh untuk melakukan apa yang kaulakukan layak--"
Eragon menangkupkan tangan di belakang
punggungnya dan menunggu sementara Angela
memberitahunya, dengan banyak istilah yang eksplisit,
terinci, dan sangat cerdas, seberapa bodoh tepatnya
dirinya; leluhur macam apa yang pasti dimilikinya
hingga menjadi orang sebodoh itu--ia bahkan bilang
mungkin salah satu kakeknya menikahi Urgal--dan
hukuman cukup mengerikan yang seharusnya
diterimanya untuk kebodohannya. Kalau orang lain
yang menghinanya seperti ini, Eragon pasti
menantangnya berduel, tapi ia mentolerir kemarahan
Angela karena tahu ia tak bisa menilai tingkah laku
wanita ini menggunakan standar yang sama seperti
pada orang lain, dan karena tahu kemarahan Angela
bisa dibenarkan; ia memang telah melakukan
kesalahan mengerikan. Sewaktu Angela akhirnya diam
sejenak untuk menarik napas, Eragon berkata, "Kau
benar, dan aku akan berusaha
Bidadari Pendekar Naga Sakti
mencabut mantra itu begitu pertempuran berakhir."
Angela mengedipkan mata tiga kali dengan cepat dan
mulutnya terbuka sejenak membentuk huruf "O" kecil
sebelum ia menutupnya. Sambil melotot curiga, ia
bertanya, "Kau mengatakan itu untuk menenangkanku,
kan?" "Aku tidak akan pernah berbuat begitu." "Dan
kau benar-benar berniat mencabut kutukanmu" Kupikir
hal-hal seperti itu tidak bisa dibatalkan." "Para elf
menemukan banyak penggunaan sihir." "Ah... Well,
kalau begitu beres, bukan?" Ia tersenyum lebar pada
Eragon lalu berjalan melewatinya untuk menepuk
rahang Saphira. "Senang bertemu lagi denganmu,
Pendekar Gila . Dendam Bidadari Bercadar m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Saphira. Kau sudah tumbuh." Senang juga bertemu
denganmu, Angela. Saat Angela kembali mengaduk
ramuannya, Eragon berkata, "Makianmu tadi
mengesankan juga." "Terima kasih. Aku menyusunnya
selama beberapa minggu. Sayang sekali kau tidak
sempat mendengar penutupnya; mengesankan. Aku
bisa menyelesaikannya kalau kau mau." "Tidak, tidak
apa-apa. Aku bisa membayangkannya seperti apa."
Setelah meliriknya dari sudut mata, Eragon lalu
berkata, "Kau tampaknya tidak terkejut melihat
perubahanku." Tukang obat itu mengangkat bahu.
"Aku memiliki sumber-sumberku. Itu peningkatan,
menurut pendapatku. Kau agak... oh, bagaimana
mengatakannya"... belum selesai tadinya." "Memang."
Eragon memberi isyarat ke tanaman-tanaman yang
digantungkan. "Untuk apa ini semua?" "Oh, itu hanya
proyek kecilku--percobaan, kalau kau mau
menyebutnya begitu." "Mmm." Setelah memeriksa pola
warna jamur kering yang tergantung di depannya,
Eragon bertanya, "Kau sudah tahu kodok ada atau
tidak?" "Sebenarnya, sudah! Rasanya semua kodok
ternyata katak, tapi tidak semua katak itu kodok. Jadi
dalam hal ini, kodok tidak benar-benar ada, yang
berarti selama ini pendapatku benar." Ia berhenti
berceloteh tiba-tiba, mencondongkan tubuh ke satu
sisi, meraih guci dari bangku di sampingnya dan
mengulurkannya ke Eragon. "Ini, silakan menikmati
tehnya." Eragon melirik tanaman-tanaman mematikan
di sekeliling mereka lalu memandang wajah Angela
sebelum menerima gucinya. Dengan suara pelan--agar
si tukang obat tidak mendengar-ia menggumamkan tiga
mantra untuk mendeteksi racun. Baru setelah yakin
teh itu tidak terkontaminasi ia berani meminumnya.
Tehnya sedap, sekalipun ia tidak bisa menebak
bahannya. Pada saat itu, Solembum mendekati
Saphira dan melengkungkan punggung lalu
menggosok-gosokkan diri ke kaki Saphira, tepat
seperti yang dilakukan kucing normal mana pun.
Sambil memutar leher, Saphira membungkuk dan
dengan ujung hidungnya mengusap tulang punggung
kucing siluman itu. Ia berkata, Aku bertemu seseorang
yang mengenalmu di Ellesmera. Solembum berhenti
menggosok dan memiringkan kepala. Begitukah" Ya.
Namanya Cakar Cepat dan Penari Mimpi, juga Maud.
Mata emas Solembum membelalak. Dengkur
menggemuruh di dadanya, dan ia lebih bersemangat
menggosok-gosokkan tubuh ke Saphira. "Nah," kata
Angela, "kuanggap kau sudah berbicara dengan
Nasuada, Arya, dan Raja Orrin." Eragon mengangguk.
"Dan apa pendapatmu mengenai Orrin tua tersayang?"
Pendekar Gila . Dendam Bidadari Bercadar m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Eragon memilih kata-katanya dengan hati-hati, karena
ia sadar mereka membicarakan raja. "Well... ia
tampaknya memiliki minat yang sangat banyak." "Ya,
ia sama sintingnya seperti orang bodoh yang mabuk di
Malam Tengah Musim Panas. Tapi semua orang begitu,
dengan satu atau lain cara." Geli dengan
keterusterangan Angela, Eragon berkata, "Ia pasti
sinting karena membawa begitu banyak kaca dari
Aberon." Angela mengangkat alis. "Apa ini
sekarang?" "Kau belum melihat ke dalam tendanya?"
"Tidak seperti beberapa orang," kata Angela sambil
mendengus, "aku tidak menjilat setiap bangsawan
yang kutemui." Jadi Eragon menjabarkan berbagai
instrumen yang dibawa Orrin ke Burning Plains.
Angela berhenti mengaduk selama Eragon berbicara
dan mendengarkan dengan penuh minat. Begitu Eragon
selesai, Angela bergegas-gegas di sekitar panci,
mengumpulkan berbagai tanaman dari tali--sering
menggunakan tang--dan berkata, "Kupikir sebaiknya
aku mengunjungi Orrin. Kalian berdua harus
menceritakan perjalanan kalian ke Ellesmera nanti...
Well, pergi, kalian berdua. Enyah!
Bidadari Pendekar Naga Sakti
" Eragon menggeleng saat wanita kecil pendek itu
mendorong dirinya dan Saphira menjauhi tenda, dan ia
masih memegang cangkir teh. Berbicara dengannya
selalu.... Berbeda" kata Saphira. Tepat sekali.
AWAN-AWAN PERANG Dari sana mereka membutuhkan
waktu hampir setengah jam untuk menemukan tenda
Trianna, yang tampaknya berfungsi sebagai markas
besar tidak resmi Du Vrangr Gata. Mereka sulit
menemukan tenda itu karena sedikit orang yang tahu
keberadaannya, dan bahkan lebih sedikit lagi yang
bisa memberitahukan letaknya karena tenda tersebut
tersembunyi di balik karang untuk menghindari
tatapan penyihir musuh dalam pasukan Galbatorix.
Sewaktu Eragon dan Saphira mendekati tenda hitam
itu, pintu masuknya didorong membuka dan Trianna
melangkah keluar, lengannya telanjang hingga siku
dan siap untuk menggunakan sihir. Di belakangnya
berkumpul sekelompok perapal mantra yang bertekad
bulat sekalipun tampak ketakutan, banyak di
antaranya pernah dilihat Eragon dalam pertempuran di
Farthen Dur, entah bertempur atau menyembuhkan
yang terluka. Eragon mengawasi ketika Trianna dan
yang lainnya terkejut, reaksi yang sekarang telah
diduganya, melihat perubahan penampilannya. Setelah
menurunkan lengan, Trianna berkata, "Shadeslayer,
Pendekar Gila . Dendam Bidadari Bercadar m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Saphira. Kalian seharusnya memberitahu kami lebih
awal bahwa sudah tiba. Kami sedang bersiap-siap
menghadapi dan melawan apa yang kami anggap
sebagai musuh yang perkasa." "Aku tidak bermaksud
menggusarkanmu," kata Eragon, "tapi kami harus
melapor pada Nasuada dan Raja Orrin begitu kami
mendarat." "Dan kenapa kau mengunjungi kami
sekarang" Kau tidak pernah mengunjungi kami
sebelumnya, kami yang lebih mendekati saudara
bagimu daripada anggota kaum Varden lain." "Aku
datang untuk mengambil alih kepemimpinan Du Vrangr
Gata." Kerumunan perapal mantra menggumam terkejut
mendengarnya, dan tubuh Trianna menegang. Eragon
merasa sejumlah penyihir meraba kesadarannya untuk
menentukan niatnya yang sebenarnya. Bukannya
menjaga diri--yang akan membutakannya terhadap
kemungkinan serangan--Eragon membalas dengan
menusuk benak calon-calon penyusup itu cukup keras
hingga mereka mundur ke balik perlindungannya
sendiri. Sementara ia melakukannya, Eragon puas
karena melihat dua pria dan seorang wanita
mengernyit dan mengalihkan tatapan mereka. "Atas
perintah siapa?" tanya Trianna. "Nasuada." "Ah,"
kata wanita penyihir itu sambil tersenyum penuh
kemenangan, "tapi Nasuada tidak memiliki wewenang
langsung atas kami. Kami membantu kaum Varden atas
kemauan kami sendiri." Penolakannya membingungkan
Eragon. "Aku yakin Nasuada terkejut kalau
mendengarnya, sesudah semua yang ia, dan ayahnya,
lakukan bagi Du Vrangr Gata. Mungkin ia akan
mendapat kesan kau tidak lagi menginginkan dukungan
dan perlindungan kaum Varden." Ia membiarkan
ancamannya mengambang sejenak. Magi pula, kalau
tidak salah ingat kau pernah bersedia memberikan
jabatan ini padaku. Kenapa sekarang tidak?" Trianna
mengangkat alis. "Kau dulu menolak tawaranku,
Shadeslayer... atau kau lupa?" Sekalipun tenang, ada
sedikit nada membela diri dalam suaranya, dan Eragon
curiga wanita ini tahu posisinya tidak bisa
dipertahankan. Dalam pandangan Eragon, Trianna
tampak lebih matang dibandingkan pertemuan terakhir
mereka dulu, dan ia harus mengingatkan diri akan
kekerasan yang pasti dialami wanita ini sejak itu:
berjalan menyeberangi Alagaesia ke Surda, memimpin
para penyihir Du Vrangr Gata, dan bersiap-siap
berperang. "Kami tidak bisa menerimanya waktu itu.
Waktunya tidak tepat." Dengan mengubah taktik
Eldest Serial The Inheritance Cycle 2 Karya Christopher Paolini di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
secara tiba-tiba, Trianna bertanya, "Kenapa Nasuada
percaya kau harus memimpin kami" Tentunya kau dan
Saphira lebih berguna di tempat lain." "Nasuada ingin
Pendekar Gila . Dendam Bidadari Bercadar m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
aku memimpin kalian, Du Vrangr Gata, dalam
pertempuran yang akan terjadi, dan aku patuh."
Eragon merasa lebih baik tidak mengatakan bahwa ini
gagasannya. Kerutan kelam di dahi Trianna
menyebabkan penampilan Wanita itu tampak buas. Ia
menunjuk kerumunan perapal mantra di belakangnya.
"Kami mengabdikan hidup kami untuk mempelajari seni
kami. Kau baru merapal mantra kurang dari dua tahun.
Apa yang membuatmu lebih memenuhi syara
Bidadari Pendekar Naga Sakti
t untuk tugas ini daripada salah satu dari kami"...
Tidak penting. Katakan: Apa strategimu" Bagaimana
rencanamu mempekerjakan kami?" "Rencanaku
sederhana," kata Eragon. "Kalian akan
menggabungkan pikiran dan mencari perapal mantra
musuh. Sesudah kalian temukan satu, akan
kutambahkan kekuatanku pada kalian, dan
bersama-sama kita bisa menghancurkan perlawanan
perapal mantra itu. Lalu kita bisa membantai pasukan
yang sebelumnya dilindungi ward." "Dan apa yang
akan kaulakukan sepanjang waktu yang tersisa?"
"Bertempur di samping Saphira." Sesudah kebisuan
yang kikuk, salah seorang pria di belakang Trianna
berkata, "Rencana yang bagus." Ia menyurut saat
Trianna melontarkan lirikan marah padanya.
Perlahan-lahan ia kembali memandang Eragon. "Sejak
si Kembar tewas, aku yang memimpin Du Vrangr Gata.
Di bawah bimbinganku, mereka menyediakan cara
untuk mendanai usaha perang kaum Varden,
menemukan Tangan Hitam--jaringan mata-mata
Galbatorix yang berusaha membunuh Nasuada--juga
melakukan puluhan layanan lain. Aku tidak membual
kalau kukatakan ini bukan prestasi yang kecil. Dan
aku yakin bisa terus menghasilkan seperti itu... Kalau
begitu, kenapa Nasuada ingin menyingkirkan diriku
sekarang" Perbuatanku yang mana yang tidak
menyenangkan dirinya?" Segalanya jadi jelas bagi
Eragon, pada saat itu. Ia terbiasa berkuasa dan tidak
ingin menyerahkannya. Tapi lebih dari itu, ia
menganggap penunjukanku sebagai penggantinya
sebagai kritikan terhadap kepemimpinannya. Kau
harus menyelesaikan perdebatan ini, dan dengan
cepat, kata Saphira. Kita kehabisan waktu. Eragon
memutar otak mencari cara menetapkan
kewenangannya di Du Vrangr Gata tanpa mengucilkan
Trianna lebih jauh. Akhirnya ia berkata, "Aku kemari
bukan untuk mencari masalah. Aku datang demi
meminta bantuan kalian." Ia berbicara pada seluruh
Pendekar Gila . Dendam Bidadari Bercadar m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
kelompok tapi hanya memandang wanita penyihir itu.
"Aku kuat, ya. Saphira dan aku mungkin bisa
mengalahkan berapa pun penyihir peliharaan
Galbatorix. Tapi kami tidak bisa melindungi semua
orang dalam kaum Varden. Kami tidak bisa berada di
mana-mana pada saat yang sama. Dan kalau para
penyihir tempur Kekaisaran menggabungkan kekuatan
melawan kita, bahkan kami pun akan sulit
menyelamatkan diri... Kami tidak bisa bertempur
sendirian. Kau ada benarnya, Trianna--kau berhasil
baik dengan Du Vrangr Gata, dan aku kemari bukan
untuk mengambil alih kewenanganmu. Hanya
saja--sebagai penyihir--aku harus bekerja sama
dengan Du Vrangr Gata, dan--sebagai
Penunggang--aku mungkin juga perlu memerintah
dirimu, perintah yang harus dipatuhi tanpa
pertanyaan. Rantai komando harus ditetapkan. Yaitu,
kau tetap menguasai sebagian besar otonomimu. Pada
banyak waktu aku akan terlalu sibuk untuk bisa
memerhatikan Du Vrangr Gata. Dan aku juga tidak
berniat mengabaikan nasihatmu, karena aku yakin kau
jauh lebih berpengalaman daripada diriku & Jadi
kutanya sekali lagi, apakah kau mau membantu kami,
demi kebaikan kaum Varden?" Trianna diam sejenak,
lalu membungkuk memberi hormat. "Tentu saja,
Shadeslayer--demi kebaikan kaum Varden. Merupakan
kehormatan kalau kau memimpin Du Vrangr Gata."
"Kalau begitu sebaiknya kita mulai." Selama
beberapa jam berikutnya, Eragon berbicara dengan
setiap penyihir yang berkumpul, sekalipun cukup
banyak yang tidak hadir, sibuk dengan satu tugas atau
lainnya untuk membantu kaum Varden. Ia berusaha
sebaik-baiknya mengenenali pengetahuan sihir
mereka. Ia jadi tahu bahwa mayoritas pria dan wanita
di Du Vrangr Gata mengetahui seni ini dari kerabat,
dan biasanya secara sangat diam-diam agar tidak
menarik perhatian mereka yang takut pada sihir--dan,
tentu saja, Galbatorix sendiri. Hanya beberapa yang
mendapat pelatihan dengan benar. Sebagai hasilnya,
sebagian besar perapal mantra itu hanya tahu sedikit
bahasa kuno--tidak satu pun mampu benar-benar
mengucapkannya dengan fasih--keyakinan mereka
akan sihir sering dikacaukan takhyul keagamaan, dan
mereka tidak tahu puluhan penggunaan gramarye.
Tidak heran si Kembar begitu ingin mengetahui
kosakata bahasa kunomu sewaktu mereka menguji
dirimu di Farthen Dur, kata Saphira. Dengan itu
mereka bisa menaklukkan Bidadari Pendekar Naga Sakti
Pendekar Gila . Dendam Bidadari Bercadar m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
para penyihir rendahan ini dengan mudah. Tapi hanya
ada mereka yang bisa kita ajak bekerja sama. Benar.
Kuharap sekarang kau bisa melihat bahwa pendapatku
benar mengenai Trianna. Ia meletakkan keinginannya
sendiri di depan kepentingan orang banyak. Kau
benar, Eragon menyetujui. Tapi aku tidak akan
menghukumnya karena itu. Trianna menghadapi dunia
dengan cara sebaik yang ia bisa, sama seperti kita
semua. Aku paham itu, meskipun tidak setuju, dan
pemahaman-seperti kata Oromis--menghasilkan
empati. Lebih dari sepertiga para perapal mantra itu
mengkhususkan diri sebagai tabib. Eragon
memerintahkan mereka pergi sesudah memberi mereka
empat mantra baru untuk dihapalkan, mantra yang
memungkinkan mereka menangani luka-luka yang lebih
banyak. Dengan para perapal mantra sisanya Eragon
bekerja menetapkan susunan komando--ia menunjuk
Trianna sebagai letnannya dan membiarkan wanita itu
memastikan perintahnya dilaksanakan--dan
menggabungkan kepribadian mereka yang berbeda
menjadi satu unit tempur yang kohesif. Ia mendapati
bahwa berusaha menyatukan para penyihir untuk
bekerja sama mirip dengan mengatur segerombolan
anjing untuk berbagi tulang berdaging. Bahwa mereka
jelas terpesona padanya juga tidak membantu, karena
ia tidak bisa menemukan cara menggunakan
pengaruhnya untuk menyatukan hubungan di antara
para penyihir yang bersaing itu. Agar lebih tahu
kefasihan mereka, Eragon meminta mereka merapal
sejumlah mantra. Saat ia melihat mereka bersusah
payah dengan mantra yang sekarang dianggapnya
mudah, Eragon menyadari seberapa jauh kekuatannya
sendiri telah meningkat. Kepada Saphira, ia berkata,
Dan kalau kuingat bagaimana aku dulu sulit
mengangkat kerikil ke udara. Dan kalau ingat, jawab
Saphira, betapa Galbatorix merniliki waktu lebih dari
seabad untuk mengasah bakatnya. Matahari
menggantung rendah di barat, memperkuat cahaya
oranye hingga perkemahan kaum Varden, Sungai Jiet
yang deras, dan seluruh Burning Plains bagai
berkobar, seperti pemandangan dari mimpi gila.
Matahari tidak lebih tinggi dari sehelai rambut di atas
kaki langit sewaktu kurir tiba di tenda. Ia
memberitahu Eragon bahwa Nasuada memerintahkan
dirinya menghadap sekarang juga. "Dan saya rasa
sebaiknya Anda bergegas, Shadeslayer, kalau Anda
tidak keberatan saya mengatakan begitu." Sesudah
mendapat janji dari Du Vrangr Gata bahwa mereka
akan siap dan bersedia saat ia meminta bantuan
mereka, Eragon lari di samping Saphira melewati
Pendekar Gila . Dendam Bidadari Bercadar m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
deretan tenda kelabu ke paviliun Nasuada. Keributan
keras di atas mereka menyebabkan Eragon
menengadah cukup lama dari tanah yang berbahaya
untuk melihat ke atas. Ia melihat sekawanan besar
burung yang terbang berputarputar di antara kedua
pasukan. Ia melihat elang, rajawali, dan falcon,
besama puluhan gagak yang serakah dan sepupunya
yang lebih besar, berparuh seperti pisau,
berpunggung biru, dan tak kenal kenyang, burung
bangkai. Setiap burung menjerit meminta darah untuk
membasahi tenggorokannya dan daging hangat yang
cukup untuk mengenyangkan perut serta memuaskan
rasa lapar mereka. Berdasarkan pengalaman dan
naluri, mereka tahu bahwa setiap ada pasukan yang
muncul di Alagaesia, mereka bisa berharap akan
makan bangkai seluas berekar-ekar. Awan-awan
perang mulai berkumpul, pikir Eragon. NAR
GARZHVOG Eragon memasuki paviliun, Saphira
menjejalkan kepala di belakangnya. Eragon disambut
desingan logam saat Jormundur dan setengah lusin
komandan Nasuada mencabut pedang mereka.
Orang-orang itu menurunkan senjata ketika Nasuada
berkata, "Kemarilah, Eragon." "Ada apa?" tanya
Eragon. "Pelacak kita melaporkan ada beberapa ratus
Kull mendekat dari timur laut." Eragon mengerutkan
kening. Ia tidak menduga akan menemui Urgal dalam
pertempuran ini, karena Durza tidak lagi
mengendalikan mereka dan begitu banyak Urgal yang
tewas di Farthen Dur. Tapi kalau mereka datang,
mereka datang. Ia merasa haus darah dan membiarkan
senyum buasnya merekah saat memikirkan akan
menghancurkan para Urgal itu dengan kekuatan
barunya. Sambil memegang tangkai Zar'roc, ia
berkata, "Dengan senang hati aku mau memusnahkan
mereka. Saphira dan aku bisa menanganinya sendi
Bidadari Pendekar Naga Sakti
ri, kalau kau mau." Nasuada mengamatinya dengan
hati-hati sambil berkata, "Kita tidak bisa berbuat
begitu, Eragon. Mereka mengibarkan bendera putih,
dan meminta bicara denganku." Eragon ternganga
memandangnya. "Jelas kau tidak berniat menemui
mereka?" "Aku akan menawarkan keramahan yang
sama pada musuh mana pun yang datang membawa
bendera damai." "Tapi mereka kasar. Monster! Bodoh
sekali membiarkan mereka masuk ke perkemahan....
Nasuada, aku pernah melihat bencana yang dilakuan
Urgal. Mereka menyukai rasa sakit dan penderitaan
serta tidak layak mendapat ampunan, sama seperti
Pendekar Gila . Dendam Bidadari Bercadar m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
anjing gila. Kau tidak perlu membuang-buang waktu
untuk apa yang jelas merupakan perangkap. Beri saja
perintah dan aku serta setiap pejuangmu lebih dari
bersedia untuk membunuh makhluk-makhluk busuk itu
demi dirimu." "Dalam hal ini," kata Jormundur, "aku
setuju dengan Eragon. Kalau kau tidak mau
mendengarkan kami, Nasuada, setidaknya dengarkan
dia." Mula-mula Nasuada berbicara pada Eragon
dengan gumaman pelan hingga yang lain tidak bisa
mendengar, "Latihanmu memang belum selesai kalau
kau sebuta ini." Lalu ia mengeraskan suara, dan
Eragon mendengar ketegasan yang sama seperti
ayahnya, "Kalian semua lupa bahwa aku bertempur di
Farthen Dar, sama seperti kalian, dan aku melihat
kebuasan para Urgal... Tapi aku juga melihat
orang-orang kita sendiri melakukan tindakan yang
sama menjijikkannya. Aku tidak akan melupakan apa
yang kita alami di bawah tangan Urgal, tapi aku juga
tidak akan tidak mengabaikan sekutu potensial di saat
jumlah kita kalah begitu banyak dibandingkan
Kekaisaran." "My Lady, terlalu berbahaya bagimu
untuk menemui Kull." "Terlalu berbahaya?" Nasuada
mengangkat alis. "Sementara aku dilindungi Eragon,
Saphira, Elva, dan semua pejuang di sekitarku"
Kurasa tidak." Eragon mengertakkan gigi karena
frustrasi. Bicaralah, Saphira, kau bisa meyakinkannya
untuk melupakan rencana tolol ini. Tidak, aku tidak
mau. Pikiranmu kabur dalam hal ini. Kau tidak bisa
menyetujui pendapatnya! seru Eragon, terperangah.
Kau ada di sana, di Yazuac bersamaku; kau tahu apa
yang dilakukan Urgal pada penduduk desa. Dan
bagaimana dengan sewaktu kita meninggalkan Teirm,
tertangkapnya diriku di Gil'ead, dan Farthen Dur"
Setiap kali kita menemui Urgal, mereka selalu
berusaha membunuh kita atau lebih buruk lagi. Mereka
tidak lebih daripada hewan buas. Elf juga
beranggapan begitu tentang naga selama Du Fyrn
Skulblaka. Atas desakan Nasuada, para pengawalnya
mengikat dinding depan dan samping paviliun, agar
semua bisa melihat dan rsemungkinkan Saphira
berjongkok rendah di samping Eragon. Lalu Nasuada
duduk di kursi bersandaran tingginya, dan Jormundur
serta para komandan lain mengatur diri dalam dua
baris paralel hingga siapa pun yang ingin berbicara
dengan Nasuada harus berjalan di antara mereka.
Eragon berdiri di sebelah kanan Nasuada, Elva di
sebelah kirinya. Kurang dari lima menit kemudian,
Eldest Serial The Inheritance Cycle 2 Karya Christopher Paolini di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
raungan kemarahan hebat meledak di tepi timur
perkemahan. Badai ejekan dan penghinaan terdengar
semakin lama semakin keras hingga akhirnya satu Kull
Pendekar Gila . Dendam Bidadari Bercadar m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
terlihat di depan mereka, berjalan mendekati Nasuada
sementara orang-orang kaum Varden menghujaninya
dengan ejekan. Urgal itu--atau ram, Eragon ingat
begitulah mereka disebut--mengangkat kepalanya
tinggi-tinggi dan memamerkan taring-taring kuningnya,
tapi tidak bereaksi terhadap pelecehan yang
diarahkan padanya. Ia spesimen yang luar biasa,
delapan setengah kaki tingginya, dengan wajah yang
kuat dan sombong-sekalipun mengerikan, tanduk tebal
yang melingkar penuh, dan tubuh berotot yang
fantastis dan menyebabkan ia tampak mampu
membunuh beruang dengan sekali pukul. Satu-satunya
pakaiannya hanyalah sehelai kain yang dililitkan di
pinggang, beberapa pelat besi kasar yang disatukan
dengan potongan-potongan jala baja, dan piringan
logam melengkung di sela kedua tanduknya untuk
melindungi puncak kepalanya. Rambutnya yang hitam
panjang tergerai. Eragon merasa bibirnya menegang
membentuk seringai kebencian; ia harus berusaha
keras agar tidak mencabut Zar'roc dan menyerang.
Sekalipun begitu, ia mau tidak mau mengagumi
keberanian Urgal Bidadari Pendekar Naga Sakti
itu menghadapi sepasukan musuh seorang diri dan
tidak bersenjata. Yang mengejutkannya, ia mendapati
benak Kull ini terlindung dengan kuat. Sewaktu Urgal
itu berhenti di depan paviliun, tidak berani mendekat
lagi, Nasuada memerintahkan para pengawalnya agar
berteriak menenangkan kerumunan. Semua orang
memandang si Urgal, penasaran apa tindakannya
selanjutnya. Urgal itu mengangkat lengannya yang
besar ke langit, menarik napas, dan membuka rahang
lalu melolong kepada Nasuada. Dalam sekejap,
puluhan pedang terarah pada Kull itu, tapi ia tidak
memedulikannya dan terus melolong hingga
paru-parunya kosong. Lalu ia memandang Nasuada,
tidak mengacuhkan ratusan orang yang, jelas sekali,
ingin membunuhnya, dan menggeram dengan aksen
kental dan serak, "pengkhianatan macam apa ini, Lady
Nightstalker" Aku dijanjikan jalan yang aman. Apakah
manusia melanggar janji semudah itu?" Sambil
mencondongkan tubuh ke Nasuada, salah satu
komandan berkata, "Biarkan kami menghukumnya,
Mistress, karena kekurangajarannya. Begitu kami
sudah mengajarinya arti penghormatan, Anda bisa
mendengar pesannya, apa pun itu." Eragon ingin
tetap membisu, tapi ia tahu kewajibannya pada
Nasuada dan kaum Varden, jadi ia membungkuk dan
Pendekar Gila . Dendam Bidadari Bercadar m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
berbicara di telinga Nasuada, "Jangan tersinggung.
Beginilah cara mereka menyapa pemimpin perang
mereka. Jawaban yang benar seharusnya mengadu
kepala, tapi kurasa kau tidak ingin mencobanya."
"Apakah para elf yang mengajarkan ini padamu?"
gumam Nasuada, tanpa pernah mengalihkan pandangan
dari Kull yang menunggu. "Aye." "Apa lagi yang
mereka ajarkan tentang para Urgal?" "Sangat
banyak," kata Eragon, mengakui dengan enggan. Lalu
Nasuada berkata pada Kull itu, juga pada anak
buahnya, "Kaum Varden bukan pembohong seperti
Galbatorix dan Kekaisaran. Bicaralah; kau tidak perlu
takut bahaya selama kita bertemu dalam kondisi
gencatan senjata." Urgal itu mendengus dan
mengangkat dagunya yang kurus lebih tinggi,
memamerkan tenggorokannya; Eragon mengenali sikap
itu sebagai isyarat persahabatan. Menundukkan kepala
merupakan ancaman dalam ras mereka, karena itu
berarti ada Urgal yang berniat menumbukmu dengan
tanduknya. "Aku Nar Garzhvog dari suku Bolvek. Aku
berbicara mewakili rakyatku." Rasanya ia seperti
mengunyah setiap kata sebelum meludahkannya.
"Urgal lebih dibenci daripada ras lain mana pun. Elf,
kurcaci, manusia, semua memburu kami, membakar
kami, dan mengusir kami dari rumah." "Bukannya
tanpa alasan yang bagus," kata Nasuada. Garzhvog
mengangguk. "Bukannya tanpa alasan. Orang-orang
kami menyukai perang. Tapi seberapa sering kami
diserang hanya karena menurut kalian kami jelek,
seperti kami menganggap kalian jelek" Kami semakin
sejahtera sejak kejatuhan para Penunggang.
Suku-suku kami sekarang begitu besar sehingga tanah
gersang tempat kami hidup tidak lagi bisa memberi
kami makan." "Jadi kau bersekutu dengan
Galbatorix." ' "Aye, Lady Nightstalker. Ia menjanjikan
lahan yang bagus kalau kami membunuh
musuh-musuhnya. Tapi ia menipu kami. Dukun
berambut apinya, Durza, mengacaukan pikiran para
pemimpin perang kami dan memaksa suku-suku kami
bekerja sama, sementara itu bukan cara kami.
Sewaktu kami tahu hal ini di pegunungan berlubang
kurcaci, Herndall, pemimpin kami mengirim ibuku ke
Galbatorix untuk menanyakan kenapa ia menggunakan
kami dengan cara itu." Garzhvog menggeleng. "Ibuku
tidak kembali. Pejuang-pejuang terbaik kami tewas
demi Galbatorix, lalu ia meninggalkan kami seperti
pedang patah. Ia drajl dan berlidah ular, pengkhianat
tak bertanduk. Lady Nightstalker, kami lebih sedikit
sekarang, tapi kami akan bertempur bersamamu kalau
kauizinkan." "Apa imbalannya?" tanya Nasuada.
Pendekar Gila . Dendam Bidadari Bercadar m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
"Herndall-mu pasti menginginkan balasan." "Darah.
Darah Galbatorix. Dan kalau Kekaisaran runtuh, kami
meminta kau memberi kami tanah, tanah untuk
berkembang biak dan tumbuh, tanah untuk menghindari
lebih banyak pertempuran di masa depan." Eragon
menebak keputusan Nasuada dari ekspresinya, bahkan
sebelum gadis itu bicara. Dan tampaknya Jormundur
juga, karena ia mencondongkan tubuh ke Nasuada dan
berkata dengan suara pelan, "Nasuada, kau tidak bisa
b Bidadari Pendekar Naga Sakti
erbuat begini. lni bertentangan dengan alam." "Alam
tidak bisa membantu kita mengalahkan Kekaisaran.
Kita membutuhkan sekutu." "Orang-orang akan
melarikan diri sebelum bersedia bertempur bersama
Urgal." "Itu bisa diatasi. Eragon, apakah mereka
menepati janji?" "Hanya selama kita memiliki musuh
yang sama." Sambil mengangguk tegas, Nasuada
sekali lagi mengeTaskan suara. "Baiklah, Nar
Garzhvog. Kau dan para pejuangrnu boleh berkemah di
sisi timur pasukan kami, jauh dari pasukan utama, dan
kita akan mendiskusikan syarat-syarat persekutuan
kita." "Ahgrat ukmar," kata Kull itu, menepukkan tinju
ke alis. "Kau Herndall yang bijak, Lady Nightstalker."
"Kenapa kau memanggilku begitu?" "Herndall?"
"Bukan, Nightstalker." Garzhvog memperdengarkan
suara ruk-ruk di tenggorokannya, yang ditafsirkan
Eragon sebagai tawa. "Nightstalker adalah nama yang
kami berikan pada ayahmu karena caranya memburu
kami di dalam terowongan-terowongan gelap di bawah
pegunungan kurcaci dan karena warna kulitnya.
Sebagai anaknya, kau layak mendapat nama yang
sama." Dengan kata-kata itu, ia berbalik pada
tumitnya dan berjalan keluar perkemahan. Nasuada
berdiri dan berseru, "Siapa pun yang menyerang Urgal
akan dihukum sama seperti kalau ia menyerang
sesama manusia. Pastikan pengumuman ini
disampaikan ke setiap kompi." Belum lagi ia selesai,
Eragon menyadari Raja Orrin tergesa-gesa mendekat,
jubahnya berkibar di sekitarnya. Sewaktu sudah cukup
dekat, Raja Orrin berseru, "Nasuada! Benarkah kau
bertemu Urgal" Apa maksudmu, dan kenapa aku tidak
diberitahu lebih awal" Aku tidak--" Ia disela sewaktu
seorang penjaga muncul dari barisan tenda kelabu,
berteriak, "Orang berkuda mendekat dari Kekaisaran!"
Dalam sekejap, Raja Orrin melupakan kemarahannya
dan bergabung dengan Nasuada saat gadis itu
bergegas ke tepi pasukan, diikuti sedikitnya seratus
Pendekar Gila . Dendam Bidadari Bercadar m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
orang. Eragon tidak tinggal di tengah kerumunan,
melainkan naik ke punggung Saphira dan membiarkan
naga itu membawanya ke tujuan mereka. Sewaktu
Saphira berhenti di pagar, parit, dan deretan tiang
yang diruncingkan dan melindungi tepi depan kaum
Varden, Eragon melihat seorang prajurit memacu
kudanya mati-matian menyeberangi lahan kosong. Di
atasnya, burung-burung pemangsa menyapu rendah
untuk mencari tahu apakah hidangan pertama pesta
mereka telah tiba. Prajurit itu menghentikan kuda
hitamnya sekitar tiga puluh yard dari pertahanan,
menjaga jarak sejauh mungkin antara dirinya dan
kaum Varden. Ia berteriak, "Dengan menolak
persyaratan menyerah yang dermawan dari Raja
Galbatorix, kalian memilih kematian sebagai nasib
kalian. Kita tidak akan bernegosiasi lagi.
Persahabatan sudah berubah menjadi peperangan!
Kalau ada di antara kalian yang masih menghormati
Raja Galbatorix yang berkuasa dan tahu segalanya,
larilah! Tidak ada yang bisa berdiri di hadapan kami
begitu kami maju untuk membersihkan Alagaesia dari
setiap bajingan, pengkhianat, dan pemberontak. Dan
sekalipun menyakitkan tuan kami--karena ia tahu
sebagian besar dari pemberontakan ini dipicu para
pemimpin yang kecewa dan salah kaprah--kami akan
menghukum dengan halus wilayah yang dikenal
sebagai Surda dan mengembalikannya ke bawah
kepemimpinan Raja Galbatorix yang dermawan, ia
yang mengorbankan diri siang-malam demi kebaikan
rakyatnya. Jadi larilah, kataku, kalau tidak,
tanggunglah kehancuran kalian." Dengan kata-kata
itu, si prajurit membuka kantong kanvas dan
mengeluarkan kepala yang dipenggal. Ia melemparkan
kepala itu ke udara dan mengawasinya jatuh di antara
kaum Varden, lalu memutar kuda, menjejakkan taji di
tumit sepatunya, dan berderap kembali ke kerumunan
gelap pasukan Galbatorix. "Apa sebaiknya ia
kubunuh?" tanya Eragon. Nasuada menggeleng. "Kita
akan mendapat kesempatan itu tidak lama lagi. Aku
takkan melanggar kesucian utusan, bahkan seandainya
Kekaisaran sudah melanggarnya." "Terse-" Ia
menjerit terkejut dan mencengkeram leher Saphira
agar tidak jatuh saat naga itu berdiri di atas dinding,
menghunjamkan kaki-kaki depannya ke tepi parit. Ia
membuka rahang, meraung panjang dan dalam, mirip
yang dilakukan Garzhvog, hanya saja raungan ini
merupak Bidadari Pendekar Naga Sakti
Pendekar Gila . Dendam Bidadari Bercadar m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
an tantangan pada musuh-musuh mereka, peringatan
akan kemurkaan yang mereka timbulkan, dan
panggilan perang bagi siapa pun yang membenci
Galbatorix. Raungannya begitu menakutkan kuda si
prajurit hingga tersentak ke samping, terpeleset di
tanah yang panas, dan jatUh ke samping. Prajuritnya
terlempar dari kuda dan mendarat di lidah api yang
menyambar saat itu. Ia menjerit begitu mengerikan
hingga bulu kuduk Eragon meremang, lalu membisu
selamanya. Burung-burung mulai turun. Kaum Varden
menyoraki keberhasilan Saphira. Bahkan Nasuada
tersenyum kecil. Lalu ia bertepuk tangan dan berkata,
"Mereka akan menyerang saat subuh, menurutku.
Eragon, kumpulkan Du Vrangr Gata dan bersiaplah
beraksi. Aku akan memberimu perintah satu jam lagi."
Sambil meraih bahu Orrin, Nasuada membimbingnya
kembali ke tengah perkemahan, dan berkata, "Yang
Mulia, ada keputusan yang harus kita ambil. Aku
punya rencana tertentu, tapi untuk itu diperlukan...."
Biarkan mereka datang, kata Saphira. Ujung ekornya
tersentak seperti ujung ekor kucing yang tengah
mengintai kelinci. Mereka semua akan terbakar.
RAMUAN PENYIHIR Malam telah turun di Burning
Plains. Bagian atas asap kelabu menutupi bulan dan
bintang-bintang, menenggelamkan tanah ke kegelapan
yang hanya dibuyarkan pendar muram api dari dalam
tanah di sana-sini, dan ribuan suluh yang dinyalakan
setiap pasukan. Dari posisi Eragon di dekat bagian
depan kaum Varden, Kekaisaran tampak seperti sarang
rapat sebesar kota yang penuh cahaya oranye
berkedap-kedip. Saat Eragon mengeratkan potongan
terakhir baju besi Saphira di ekornya, ia memejamkan
mata untuk mempertahankan kontak yang lebih baik
dengan para penyihir dari Du Vrangr Gata. Ia harus
belajar menemukan mereka dalam waktu singkat;
keselamatannya tergantung pada kemampuannya
berkomunikasi dengan mereka dalam waktu singkat
dan tepat. Sebaliknya, para penyihir harus belajar
mengenali sentuhan benaknya agar tidak menghalangi
dirinya sewaktu ia membutuhkan bantuan mereka.
Eragon tersenyum dan berkata, "Halo, Orik." Ia
membuka mata dan melihat Orik memanjat gundukan
karang rendah tempat ia dan Saphira duduk. Kurcaci
itu, yang telah mengenakan baju besi, menyandang
busur tanduk Urgal di tangan kiri. Sambil berjongkok
di samping Eragon, Orik mengusap alis dan
menggeleng. "Dari mana kau tahu ini aku" Aku sudah
melindungi diri." Setiap kesadaran rasanya beda,
Eldest Serial The Inheritance Cycle 2 Karya Christopher Paolini di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Saphira menjelaskan. Sama seperti tldak ada dua
suara yang sama persis. "Ah." Eragon bertanya,
Pendekar Gila . Dendam Bidadari Bercadar m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
"Ada apa kau kemari?" Orik mengangkat bahu.
"Terlintas dalam pikiranku kau mungkin suka ditemani
di malam yang muram ini. Terutama karena Arya pasti
sibuk dan tidak ada Murtagh untuk menemanimu dalam
pertempuran ini." Dan aku berharap ia ada di sini,
pikir Eragon. Murtagh satu-satunya manusia yang
menyamai keahlian Eragon bermain pedang,
setidaknya sebelum Agaeti Blodhren. Berlatih-tanding
dengannya merupakan salah satu dari sedikit
kesenangan Eragon selama mereka bersama. Aku pasti
senang kalau bisa bertanding melawanmu lagi, sobat
lama. Teringat bagaimana Murtagh terbunuh--diseret
ke bawah tanah oleh Urgal di Farthen Dur--memaksa
Eragon menghadapi kebenaran yang suram: Tidak
peduli pejuang sehebat apa pun dirimu, sering
kebetulan semata yang menentukan siapa yang hidup
dan siapa yang mati dalam perang. Orik pasti
merasakan suasana hatinya, karena ia menepuk bahu
Eragon dan berkata, "Kau akan baik-baik saja.
Bayangkan saja perasaan para prajurit di luar sana,
tahu mereka harus menghadapi dirimu tidak lama
lagi!" Perasaan berterima kasih menyebabkan Eragon
tersenyum lagi. "Aku senang kau datang." Ujung
hidung Orik memerah, dan ia menunduk, memutarmutar
busur di antara kedua tangannya. "Ah, well,"
gerutunya, "Hrothgar tidak akan suka kalau aku
membiarkan terjadi apa-apa padamu. Lagi pula, kita
sekarang saudara angkat, eh?" Melalui Eragon,
Saphira bertanya, Bagaimana dengan para kurcaci
lain" Bukankah mereka berada di bawah perintahmu"
Mata Orik berkilau sejenak. "Wah, ya, memang begitu.
Dan mereka akan bergabung dengan kita tidak lama
lagi. Karena Eragon anggota Durgrimst Ingeitum,
sudah selayakn Bidadari Pendekar Naga Sakti
ya kalau kita melawan Kekaisaran bersama-sama.
Dengan begitu, kalian berdua tidak akan terlalu
rapuh; kalian bisa memusatkan Perhatian mencari
penyihir Galbatorix dan bukannya sibuk
mempertahankan diri dari serangan terus-menerus."
"Gagasan bagus. Terima kasih." Orik mendengus
menerima. Lalu Eragon bertanya, "Apa pendapatmu
mengenai Nasuada dan para Urgal?" "Ia mengambil
pilihan yang benar." "Kau setuju dengannya!"
"Memang. Aku sama tidak sukanya seperti dirimu, tapi
aku setuju." Kebisuan menyelimuti mereka sesudah
itu. Eragon duduk rnenyandar ke Saphira dan menatap
ke Kekaisaran, berusaha agar kegelisahan tidak
Pendekar Gila . Dendam Bidadari Bercadar m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
menguasai dirinya. Menit demi menit berlalu dengan
lambat. Baginya, masa penantian sebelum
pertempuran sangat menekan, seperti pertempurannya
sendiri. Ia meminyaki pelana Saphira, menggosok
karat dari jala bajanya, lalu kembali mengakrabkan
diri dengan pikiran Du Vrangr Gata, apa pun untuk
membunuh waktu. Lebih dari satu jam kemudian ia
berhenti saat merasakan dua makhluk mendekat dari
seberang lahan kosong. Angela" Solembum" Bingung
dan waspada, ia membangunkan Orik--yang
tertidur--dan memberitahukan pengamatannya.
Kurcaci itu mengerutkan kening dan mencabut kapak
perang dari sabuknya. "Aku baru bertemu si tukang
obat beberapa kali, tapi ia tampaknya bukan orang
yang akan mengkhianati kita. Ia sudah diterima di
kaum Varden selama berpuluhpuluh tahun." "Kita
tetap harus mencari tahu apa yang dilakukannya,"
kata Eragon. Bersama-sama mereka melintasi
perkemahan untuk menghadang keduanya saat mereka
mendekati pertahanan. Tidak lama kemudian tampak
Angela berlari-lari kecil ke tempat terang, diikuti
Solembum dekat kakinya. Penyihir itu mengenakan
jubah hitam panjang yang memungkinkan dirinya
membaur dengan sekitarnya. Dengan menunjukkan
kesigapan, kekuatan, dan keluwesan yang
mengejutkan, Angela memanjat jajaran hang runcing
yang dibangun para kurcaci, berayun dari satu hang
ke tiang yang lain, melompati parit-parit, dan
akhirnya berlari sipat-kuping menuruni permukaan
dinding pertahanan terakhir yang curam dan berhenti,
terengah-engah, di dekat Saphira. Setelah membuka
kerudung jubahnya, Angela tersenyum cerah. "Komite
penyambutan! Kalian baik sekali." Sementara ia
bicara, si kucing jadi-jadian gemetar, bulu-bulunya
berdiri tegak. Lalu sosoknya memudar seakan
dipandang dari balik air kotor, sekali lagi berubah
menjadi sosok bocah laki-laki telanjang berambut
berantakan. Angela memasukkan tangan ke dompet
kulit di sabuknya dan memberikan tunik dan bros pada
Solembum, bersama pisau hitam kecil temannya
bertarung. "Apa yang kaulakukan di luar sana?" tanya
Orik, menatap mereka curiga. "Oh, ini dan itu."
"Kurasa sebaiknya kauberitahu," kata Eragon.
Ekspresi Angela mengeras. "Begitukah" Apa kau tidak
memercayai Solembum dan aku?" Kucing jadi-jadian
itu memamerkan gigi-giginya yang tajam. "Tidak
juga," kata Eragon, sambil tersenyum kecil. "Bagus,"
kata Angela. Ia menepuk pipi Eragon. "Kau akan hidup
lebih lama. Kalau kau harus tahu, kalau begitu, aku
berusaha sebaik mungkin membantu mengalahkan
Pendekar Gila . Dendam Bidadari Bercadar m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Kekaisaran, hanya saja metodeku tidak termasuk
berteriak-teriak dan berlarian ke sana kemari
membawa pedang." "Apa tepatnya metodemu?" kata
Orik. Angela diam sejenak untuk menggulung jubah,
yang disimpannya di dalam kantong. "Aku lebih suka
tidak mengatakannya; aku ingin membuatnya jadi
kejutan. Kalian tidak perlu menunggu lama untuk tahu.
Akan dimulai beberapa jam lagi." Orik menarik-narik
janggut. "Apa yang akan mulai" Kalau kau tidak bisa
memberi kami jawaban yang terus terang, kami
terpaksa membawamu ke Nasuada. Mungkin ia bisa
meluruskan pikiranmu." "Tidak ada gunanya
menyeretku menemui Nasuada," kata Angela. "Ia
sudah memberiku izin untuk melintasi perbatasan." Itu
katamu," tantang Orik, lebih keras kepala lagi. "Dan
itu juga kataku," kata Nasuada, sambil mendekati
mereka dari belakang, seperti yang telah diketahui
Eragon. Ia juga merasa Nasuada ditemani empat Kull,
salah satunya Garzhvog. Sambil merengut, ia berbalik
menghadapi mereka tidak berusaha menyembunyikan
kemarahannya atas kehadiran para Urgal.
Bidadari Pendekar Naga Sakti
"My Lady," gumam Eragon. Orik tidak setenang itu;
ia melompat mundur sambil memaki keras, menyambar
kapak perang. Ia segera menyadari mereka tidak
sedang diserang dan menyapa Nasuada dengan
tegang. Tapi tangannya tidak pernah meninggalkan
tangkai senjata dan matanya tidak pernah beralih dari
para Urgal. Angela tampaknya tidak merasakan
ketegangan itu. Ia memberi Nasuada penghormatan
yang selayaknya, lalu berbicara pada para Urgal
dalam bahasa mereka, yang mereka jawab dengan
kegembiraan yang nyata. Nasuada menarik Eragon ke
samping agar mereka tidak terganggu. Di sana, ia
berkata, "Aku perlu kau mengesampingkan perasaanmu
sejenak dan menilai apa yang akan kuberitahukan
padamu dengan logika dan akal sehat. Kau bisa?"
Eragon mengangguk, dengan ekspresi kaku. "Bagus.
Aku akan berusaha sekuat tenaga untuk memastikan
kita tidak kalah besok. Tapi tidak penting seberapa
hebat kita bertempur, atau sebaik apa aku memimpin
kaum Varden, atau bahkan apakah kita bisa
menjatuhkan Kekaisaran kalau kau," ia menusuk dada
Eragon, "terbunuh. Kau mengerti?" Eragon kembali
mengangguk. "Tidak ada yang bisa kulakukan untuk
melindungimu jika Galbatorix muncul; kalau ia muncul,
kau akan menghadapinya seorang diri. Du Vrangr Gata
bukan ancaman baginya seperti juga bagimu, dan aku
Pendekar Gila . Dendam Bidadari Bercadar m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
tidak bisa membiarkan mereka dimusnahkan tanpa
alasan." "Aku sudah tahu sejak dulu," kata Eragon,
"bahwa akan menghadapi Galbatorix seorang diri
bersama Saphira." Senyum sedih menyentuh bibir
Nasuada. Ia tampak sangat lelah dalam cahaya api
suluh yang bergoyang-goyang. "Well, tidak ada alasan
untuk menciptakan masalah kalau tidak ada masalah.
Ada kemungkinan Galbatorix bahkan tidak berada di
sini." Tapi ia tampaknya tidak memercayai
kata-katanya sendiri. "Pokoknya, setidaknya aku bisa
mencegahmu tewas akibat tusukan pedang di perut.
Aku sudah mendengar niat para kurcaci, dan kupikir
aku bisa memperbaiki konsepnya. Kuminta Garzhvog
dan tiga rekannya menjadi pengawalmu, selama
mereka setuju--dan mereka harus setuju--membiarkan
dirimu memeriksa benak mereka untuk mencari
pengkhianatan." Eragon menegang. "Kau tidak bisa
mengharapkan aku bertempur bersama
monster-monster itu. Lagi pula, aku sudah menerima
tawaran para kurcaci untuk melindungi Saphira dan
aku. Mereka takkan bisa menerima kalau aku menolak
tawaran mereka karena Urgal." "Kalau begitu mereka
bisa melindungimu bersama-sama," tukas Nasuada. Ia
mengamati wajah Eragon cukup lama, mencari apa
yang tidak dapat dikatakan Eragon. "Oh, Eragon.
Kuharap kau bisa melihat ke balik kebencianmu. Apa
lagi yang akan kaulakukan dalam posisiku?" Ia
mendesah sewaktu Eragon tetap membisu. "Kalau ada
yang memiliki alasan untuk mendendam pada Urgal,
akulah orangnya. Mereka membunuh ayahku. Tapi aku
tidak bisa membiarkan hal itu mengacaukan tugasku
untuk memutuskan apa yang terbaik bagi kaum
Varden... Setidaknya tanyakan pendapat Saphira
sebelum kau menjawab ya atau tidak. Aku bisa
memerintahkanmu menerima perlindungan Urgal, tapi
aku lebih suka tidak memerintahmu." Kau bersikap
bodoh, kata Saphira tiba-tiba. Bodoh karena tidak
ingin Kull menjaga punggungku" Tidak, bodoh karena
menolak bantuan, tidak peduli dari mana asalnya,
dalam situasi kita yang sekarang. Pikirkanlah. Kau
tahu apa yang akan dilakukan Oromis, dan kau tahu
apa yang akan dikatakannya. Kau tidak memercayai
penilaiannya" Ia tidak mungkin benar mengenai
segala hal, kata Eragon. Itu bukan argumentasi...
Periksalah dirimu sendiri, Eragon, dan katakan apakah
aku bicara jujur. Kau tahu jalan yang benar. Aku akan
kecewa kalau kau tidak mampu memaksa dirimu
mengambilnya. Dorongan Saphira dan Nasuada hanya
menyebabkan Eragon semakin enggan menyetujui.
Sekalipun begitu, ia tahu ia tidak memiliki pilihan.
Pendekar Gila . Dendam Bidadari Bercadar m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
"Baiklah, kuizinkan mereka menjagaku, taPl hanya
kalau aku tidak menemukan apa pun yang
mencurigakan dalam pikiran mereka. Kau mau berjanji
bahwa, sesudah pertempuran ini, kau tidak akan
memaksaku bekerja sama dengan Urgal lagi?"
Nasuada menggeleng. "Aku tidak bisa berbuat begitu,
tidak kalau itu mungkin menyakiti kaum Varden." Ia
diam sejenak lalu berkata, "Oh, Era
Bidadari Pendekar Naga Sakti
Pendekar Gila . Duel Di Puncak Lawu m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Pendekar Gila . Duel Di Puncak Lawu m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Eldest (The Inheritance Cycle 2) Bidadari Pendekar Naga Sakti
gon?" "Ya, my Lady?" "Kalau aku tewas, aku
memilihmu sebagai penerusku. Kalau itu terjadi,
kusarankan kau mengandalkan nasihat Jormunduria
lebih berpengalaman daripada anggota Dewan Tetua
laindan kuharap kau menempatkan kesejahteraan
mereka yang ada di bawahmu di atas segala hal lain.
Apakah aku jelas, Eragon?" Pemberitahuan Nasuada
mengejutkan Eragon. Tidak ada yang lebih berarti
bagi Nasuada kecuali kaum Varde'n. Menawarkan hal
itu padanya merupakan tindakan memercayai terbesar
yang bisa dilakukan Nasuada. Keyakinan Nasuada
menggugah dan menyentuh hati Eragon; ia
membungkuk memberi hormat. "Aku akan berusaha
menjadi pemimpin yang baik seperti kau dan Ajihad.
Kau menghormatiku, Nasuada." "Ya, memang."
Setelah berbalik, Nasuada menggabungkan diri dengan
yang lain. Masih terguncang akibat pemberitahuan
Nasuada, dan mendapati kemarahannya berkurang
karena pemberitahuan itu, Eragon perlahan-lahan
berjalan kembali ke Saphira. Ia mengamati Garzhvog
dan Urgal-Urgal lain, berusaha memperkirakan
suasana hati mereka, tapi wajah mereka begitu
berbeda dari yang biasa ditemuinya hingga ia tidak
mampu menangkap apa pun kecuali emosi-emosi paling
luas. Ia juga tidak bisa menemukan empati dalam
dirinya bagi para Urgal. Baginya, mereka makhluk
buas yang akan membunuhnya secepat mungkin dan
tidak mampu mencintai, bersikap ramah, atau bahkan
memiliki kecerdasan yang sebenarnya. Pendeknya,
mereka makhluk yang lebih rendah. Jauh dalam
benaknya, Saphira berbisik, Aku yakin Galbatorix juga
berpikir begitu. Dan karena alasan yang bagus,
Eragon menggerutu, berniat mengejutkan Saphira.
Sambil menahan kebenciannya, ia berkata
keras-keras, "Nar Garzhvog, aku diberitahu kalian
Eldest Serial The Inheritance Cycle 2 Karya Christopher Paolini di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
berempat mengizinkan aku memasuki pikiran kalian."
"Benar, Firesword. Lady Nightstalker memberitahu
kami itu syaratnya. Kami merasa tersanjung mendapat
kesempatan bertempur di samping pejuang sehebat
dirimu, dan pejuang yang Sudah berbuat begitu
banyak bagi kami." "Apa maksudmu" Aku membunuh
puluhan saudaramu." Tanpa bisa ditahan, kutipan dari
salah satu gulungan dokumen Oromis melintas dalam
benak Eragon. Ia teringat pernah membaca bahwa
Urgal, baik jantan maupun betina, menentukan status
mereka di masyarakat melalui pertempuran, dan
praktik inilah, di atas semuanya, yang memicu begitu
banyak konflik antara Urgal dan ras-ras lain. Yang
berarti, ia sadar, jika mereka mengagumi tindakannya
Pendekar Gila . Duel Di Puncak Lawu m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
dalam pertempuran, mereka mungkin memandangnya
sejajar dengan salah satu pemimpin perang Urgal.
"Dengan membunuh Durza, kau membebaskan kami
dari kendalinya. Kami berutang budi padamu,
Firesword. Tidak satu pun dari kami yang akan
menantangmu, dan kalau kau mengunjungi aula kami,
kau dan si naga, Flametongue, akan disambut seperti
yang belum pernah dialami orang luar lain." Dari
semua jawaban yang diperkirakan Eragon, terima
kasih adalah yang terakhir, dan ia sangat tidak siap
menerima jawaban itu. Karena tidak mampu
memikirkan apa-apa lagi, ia berkata, "Aku tidak akan
lupa." Ia mengalihkan pandangan ke Urgal-Urgal lain,
lalu kembali memandang Garzhvog dan mata
kuningnya. "Kau siap?" "Aye, Penunggang." Saat
Eragon menjangkau kesadaran Garzhvog, ia teringat
bagaimana si Kembar menjarah benaknya sewaktu ia
memasuki Farthen Dur pertama kali. Kenangan itu
tersapu saat ia membenamkan diri dalam identitas si
Urgal. Sifat pencariannya sendiri--mencari niat jahat
yang mungkin tersembunyi di suatu tempat dalam masa
lalu Garzhvog--menyebabkan Eragon harus memeriksa
kenangan sepanjang bertahun-tahun. Tidak seperti si
Kembar, Eragon berusaha tak menyakiti, tapi ia tidak
terlalu lembut. Ia bisa merasakan Garzhvog
mengernyit tidak nyaman. Seperti kurcaci dan elf,
benak Urgal memiliki elemen yang berbeda dari benak
manusia. Strukturnya menekankan kekakuan dan
hirarki-hasil dari cara suku-suku Urgal mengorganisir
diri-tapi rasanya kasar, brutal, dan licik: benak hewan
liar. Sekalipun tidak berusaha mempelajari lebih
banyak mengenai Garzhvog sebagai individu, Eragon
mau tidak mau menyerap potongan-potongan
kehidupan Urgal itu. Garzhvog tidak melawan. Bahkan
ia tampak bersemangat membagikan pen
Bidadari Pendekar Naga Sakti
galamannya, untuk meyakinkan Eragon bahwa Urgal
bukanlah musuh bebuyutannya. Kami tidak bisa
sanggup kalau ada Penunggang lain yang bangkit dan
berusaha menghancurkan kami, kata Garzhvog. Lihat
baik-baik, O Firesword, dan lihatlah apakah kami
benar-benar monster seperti yang kaukatakan....
Begitu banyak bayangan dan sensasi di antara mereka
hingga Eragon nyaris tersesat: masa kanak-kanak
Garzhvog bersama anggota keluarganya yang lain di
desa reyot yang dibangun jauh di jantung Spine;
ibunya menyisir rambutnya dengan sisir tanduk dan
menyanyikan lagu-lagu lembut; belajar berburu rusa
Pendekar Gila . Duel Di Puncak Lawu m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
dan mangsa lain dengan tangan kosong; tumbuh
semakin lama semakin besar hingga jelas darah lama
masih mengalir dalam pembuluh darahnya dan
tingginya mencapai lebih dari delapan kaki,
menjadikan ia Kull; lusinan tantangan yang dibuatnya,
diterimanya, dan dimenangkannya; menjelajah keluar
desa untuk mencari nama, agar bisa kawin, dan
perlahanlahan belajar membenci, tidak memercayai,
dan takut--ya, takut--pada dunia yang mengutuk
rasnya; bertempur di Farthen Dur; mendapati mereka
dimanipulasi Durza; dan menyadari satu-satunya
harapan mereka untuk mendapat kehidupan yang lebih
baik adalah mengesampingkan perbedaan lama,
bersahabat dengan kaum Varden, dan memastikan
Galbatorix dijatuhkan. Tidak ada bukti Garzhvog
berbohong. Eragon sulit memahami apa yang
dilihatnya. Setelah melepaskan diri dari benak
Garzhvog, ia memasuki benak ketiga Urgal yang lain.
Ingatan mereka mengkonfirmasi fakta-fakta yang
diberikan Garzhvog. Mereka tidak berusaha menutupi
fakta bahwa mereka telah membunuh manusia, tapi
tindakan itu dilakukan atas perintah Durza sewaktu
penyihir itu mengendalikan mereka, atau sewaktu
bertempur melawan manusia memperebutkan makanan
atau lahan. Kami melakukan apa yang harus kami
lakukan untuk mempertahankan keluarga kami, kata
mereka. Sesudah selesai, Eragon berdiri di hadapan
Garzhvog dan tahu garis keturunan Urgal semulia
garis keturunan pangeran mana pun. Ia tahu,
sekalipun tidak berpendidikan, Garzhvog komandan
yang cemerlang dan pemikir serta filsuf yang sehebat
Oromis sendiri. Ia jelas lebih cerdas daripada diriku,
Eragon mengakui pada Saphira. Sambil menunjukkan
tenggorokan Sebagai tanda menghormat, ia berkata,
"Nar Garzhvog", dan untuk pertama kali menyadari
asal-usul agung gelar nar, "Aku bangga bisa
berdampingan denganmu. Kau boleh memberitahu
Herndall bahwa selama para Urgal memegang janji dan
tidak berbalik melawan kaum Varden, aku tidak akan
menentang kalian." Eragon ragu ia akan pernah
menyukai Urgal, tapi kekakuan prasangkanya beberapa
menit yang lalu sekarang terasa sebagai kebodohan,
dan ia tidak bisa mempertahankannya dengan sepenuh
hati. Saphira menjilat lengan Eragon dengan lidahnya
yang kasar, menyebabkan jala baja Eragon berdenting.
Membutuhkan keberanian untuk mengakui kesalahan.
Hanya kalau kau takut tampak bodoh, dan aku pasti
tampak jauh lebih bodoh lagi kalau berkeras
mempertahankan kepercayaan yang salah. Wah,
makhluk kecil, kau berbicara dengan bijak. Biarpun
Pendekar Gila . Duel Di Puncak Lawu m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
diledek Saphira begitu, Eragon bisa merasakan
kebanggaan hangat naga itu atas apa yang telah
dicapainya. "Sekali lagi, kami berutang budi padamu,
Firesword," kata Garzhvog. Ia dan para Urgal lain
menekankan tinju di alis mereka yang menonjol.
Eragon bisa melihat Nasuada ingin tahu secara rinci
apa yang baru saja terjadi tapi gadis itu menahan
diri. "Bagus. Sekarang sesudah masalah ini selesai,
aku harus pergi. Eragon, kau akan mendapat isyaratku
dari Trianna kalau saatnya tiba." Dengan kata-kata
itu, Nasuada berlalu ke dalam kegelapan. Sementara
Eragon menyandar ke Saphira, Orik mendatanginya.
"Untung kami para kurcaci akan ada di sini, eh" Kami
akan mengawasi Kull seperti rajawali, pasti. Kami
tidak akan membiarkan mereka menyerangmu sewaktu
kau memunggungi mereka. Begitu mereka menyerang,
kami akan memotong kaki mereka." "Kupikir kau
setuju dengan Nasuada, menerima tawaran para
Urgal." "Tidak berarti aku memercayai mereka atau
ingin berada dl samping mereka, bukan?" Eragon
tersenyum dan tidak berusaha mendebat; mustahil
meyakinkan Orik bahwa Urg
Bidadari Pendekar Naga Sakti
al bukan pembunuh yang membabi buta sementara ia
sendiri menolak mempertimbangkan kemungkinan itu
hingga berbagi kenangan Urgal. Malam terasa berat
di sekitar mereka sementara mereka menunggu subuh.
Orik mengeluarkan batu pengasah dari saku dan
mengasah kapak melengkungnya. Begitu tiba, keenam
kurcaci lain juga berbuat begitu, dan deritan logam
beradu dengan batu memenuhi udara. Kull duduk
beradu punggung, melantunkan lagu-lagu kematian
dengan suara pelan. Eragon menghabiskan waktu
mendirikan ward di sekitar dirinya, Saphira, Nasuada,
Orik, bahkan Arya. Ia tahu berbahaya melindungi
begitu banyak orang, tapi ia tidak tahan memikirkan
seandainya mereka terluka. Sesudah selesai, ia
memindahkan kekuatan sebanyak yang berani
dipindahkannya ke berlian-berlian yang terpasang di
sabuk Beloth si Bijaksana. Eragon mengawasi dengan
penuh minat saat Angela mengenakan baju besi hijau
dan hitamnya, lalu, setelah mengeluarkan kotak kayu
berukir, merangkai tongkat berpedangnya dari dua
tangkai terpisah yang disambung di bagian tengah dan
dua pedang baja yang ditancapkan di kedua ujung
tongkat. Angela memutar-mutar senjata yang telah
selesai itu di atas kepala beberapa kali sebelum
tampak puas bahwa senjatanya akan mampu menahan
Pendekar Gila . Duel Di Puncak Lawu m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
kejutan pertempuran. Para kurcaci memandang Angela
dengan tatapan tidak suka, dan Eragon mendengar
salah satunya menggerutu, "...penghujatan kalau ada
siapa pun kecuali Durgrimst Quan menyandang
huthvir." Sesudah itu satu-satunya suara yang
terdengar hanyalah musik kacau para kurcaci
mengasah pedang mereka. Menjelang subuh,
jeritan-jeritan mulai terdengar. Eragon dan Saphira
yang terlebih dulu menyadarinya karena indra mereka
yang telah meningkat, tapi jeritan-jeritan kesakitan
itu dalam Waktu singkat cukup keras hingga didengar
yang lainnya. Sambil berdiri, Orik memandang ke
Kekaisaran, di mana keributan itu berasal. "Makhluk
apa yang mereka siksa hingga melolong seperti itu"
Suaranya membekukan sumsum dalam tuangku,
sungguh." "Sudah kukatakan kalian tidak perlu
menunggu terlalu lama " kata Angela. Keriangan tidak
lagi terpancar dari dirinya; ia tampak pucat, lesu, dan
wajahnya tampak kelabu, seperti sakit. Dari
posisinya di dekat Saphira, Eragon bertanya, "Kau
yang melakukannya?" "Aye. Kuracuni sayur, roti,
minuman mereka-apa pun yang bisa kudapat. Beberapa
akan mati sekarang, lainnya akan mati nanti saat
berbagai racun mulai berpengaruh. Para perwiranya
kuberi nightshade dan racun lain sejenis agar
berhalusinasi dalam pertempuran." Ia berusaha
tersenyum, tapi tidak begitu berhasil. "Kurasa itu
bukan cara bertempur yang terhormat, tapi aku lebih
suka berbuat begitu daripada terbunuh.
Membingungkan musuh kita dan semuanya." "Hanya
pengecut atau pencuri yang menggunakan racun!" seru
Orik. "Kemegahan apa yang bisa didapat dari
mengalahkan musuh yang sakit?" Suaranya semakin
lama semakin keras. Angela tertawa mengejek.
"Kemegahan" Kalau kau ingin kemegahan, ada ribuan
prajurit lain yang tidak kuracuni. Aku yakin kau akan
mendapatkan kemegahan pada akhir hari nanti." "Itu
sebabnya kau membutuhkan peralatan dalam tenda
Orrin?" tanya Eragon. Ia mendapati perbuatan Angela
menjijikkan tapi tidak mau sok tahu perbuatan itu baik
atau jahat. Perbuatan itu perlu. Angela meracuni para
prajurit berdasarkan alasan yang sama dengan
Nasuada menerima tawaran persahabatan kaum
Urgal--karena mungkin itulah satu-satunya harapan
untuk selamat. "Benar." Lolongan para prajurit
semakin banyak hingga Eragon ingin menutup telinga
dan memblokir suara itu. Suara tersebut menyebabkan
ia mengernyit dan bergerak-gerak gelisah, serta
membuat giginya menggemeretak. Tapi ia memaksa
diri mendengarkan. Ini konsekuensi melawan
Pendekar Gila . Duel Di Puncak Lawu m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Kekaisaran. Tidak memedulikannya bisa jadi
kesalahan. Jadi ia duduk dengan tangan mengepal dan
rahang terkatup menyakitkan sementara Burning
Plains menggemakan suara tak berwujud dari
orang-orang yang sekarat. BADAI MENGAMUK
Cahaya horisontal pertama subuh telah menerangi
tanah sewaktu Trianna berkata kepada Eragon, Sudah
waktunya. Gelombang energi menggusur kantuk
Eragon. Setelah melompat bangkit, ia menyeba
Bidadari Pendekar Naga Sakti
rkan berita itu pada semua orang di sekitarnya,
bahkan sambil naik ke pelana Saphira, mencabut
busur baru dari tabungnya. Kull dan para kurcaci
mengelilingi Saphira, dan bersama-sama mereka
bergegas ke pertahanan hingga tiba di celah yang
dibuka semalam. Kaum Varden mengalir keluar
melalui celah itu, sediam mungkin. Deret demi deret
pejuang berbaris keluar, baju besi dan senjata mereka
dililit kain agar tidak ada suara yang membuat
Kekaisaran siaga dengan kedatangan mereka. Saphira
menggabungkan diri ke dalam prosesi sewaktu
Nasuada muncul menunggang kuda abu-abu di tengah
pasukan, Arya dan Trianna di kedua sisinya. Mereka
berlima bertukar sapa dengan lirikan sekilas, tidak
lebih. Sepanjang malam, uap berbau menusuk
mengumpul rendah di permukaan tanah, dan sekarang
cahaya pagi yang suram menerangi tepi-tepi awan,
mengubahnya jadi merah kekuningan. Dengan cara
seperti itu, kaum Varden berhasil menyeberangi tiga
perempat lahan kosong sebelum terlihat para penjaga
Kekaisaran. Saat terompet-terompet tanda bahaya dari
tanduk berbunyi di depan mereka, Nasuada berteriak,
"Sekarang, Eragon! Beritahu Orrin untuk menyerang.
Ikuti aku, kaum Varden! Bertempurlah untuk merebut
kembali rumah kalian. Bertempurlah untuk menjaga
Eldest Serial The Inheritance Cycle 2 Karya Christopher Paolini di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
istri dan anak-anak kalian! Bertempurlah untuk
menjatuhkan Galbatorix! Serang dan mandikan pedang
kalian dengan darah musuh kita! Serbu!" Ia menjejak
kudanya agar maju, dan sambil melolong hebat,
orang-orang mengikuti, mengayun-ayunkan senjata di
atas kepala. Eragon menyampaikan perintah Nasuada
pada Barden, perapal mantra yang mendampingi Raja
Orrin. Sesaat kemudian, ia mendengar gemuruh ladam
kuda saat Orrin dan kavalerinya--bersama para Kull
yang tersisa, yang mampu berlari secepat
kuda--menghambur keluar dari timur. Mereka
menyerang sisi pasukan Kekaisaran, menjepit para
prajurit ke Sungai Jiet dan mengalihkan mereka cukup
Pendekar Gila . Duel Di Puncak Lawu m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
lama agar kaum Varden mampu menyeberangi jarak
yang tersisa di antara mereka tanpa perlawanan.
Kedua pasukan bertabrakan diiringi raungan yang
memekakkan telinga. Tombak beradu dengan tombak,
martil menghantam perisai, pedang mengenai helm,
dan di atas semua itu gagak-gagak kelaparan terbang
berputar-putar sambil berkaok serak, menggila karena
bau daging segar di bawah. Jantung Eragon bagai
melompat dalam dadanya. Sekarang aku harus
membunuh atau dibunuh. Hampir seketika ia
merasakan ward mengisap tenaganya saat menangkis
serangan pada Arya, Orik, Nasuada, dan Saphira.
Saphira menahan diri tidak memimpin pertempuran di
depan, karena dengan begitu mereka akan terlalu
terbuka bagi para penyihir Galbatorix di garis depan.
Setelah menghela napas panjang, Eragon mulai
mencari para penyihir itu dengan benaknya, sambil
terus memanah. Du Vrangr Gata menemukan perapal
mantra pertama musuh. Begitu diberitahu, Eragon
menjangkau wanita yang menemukan lawan itu, dan
dari sana ke musuh yang dihadapinya. Dengan
mengerahkan segenap kekuatan, Eragon
menghancurkan pertahanan penyihir itu, mengambil
alih kesadarannya--berusaha sebaik-baiknya untuk
tidak memedulikan kengerian orang itu--menentukan
pasukan mana yang dikawal orang tersebut, dan
membantainya dengan salah satu dari kedua belas
kata kematian. Tanpa berhenti, Eragon menemukan
benak setiap pralurit yang sekarang tak terlindungi
dan membunuh mereka juga. Kaum Varden bersorak
saat sekumpulan orang tiba-tiba terk Kemudahannya
membantai menyebabkan Eragon tertegun. para
prajurit tidak memiliki kesempatan melarikan diri atau
Tnelawan. Betapa berbedanya dengan di Farthen Dur,
pikirnya. Sekalipun terpesona pada keahliannya,
kematian-kematian itu memuakkannya. Tapi tidak ada
waktu untuk memikirkan hal itu. Setelah pulih dari
serangan awal kaum Varden, Kekaisaran mulai
mengoperasikan mesin-mesin perang: katapel yang
melontarkan peluru bulat keramik yang dipanggang
hingga keras, pengumpan raksasa yang dilengkapi
bergentong-gentong api cair, dan busur raksasa yang
menghujani para penyerang dengan anak panah
sepanjang enam kaki. Bola-bola keramik dan api
cairnya menimbulkan kerusakan hebat saat mendarat.
Salah satu bola meledak di tanah tidak sampai sep
Bidadari Pendekar Naga Sakti
uluh yard dari Saphira. Saat Eragon merunduk ke
Pendekar Gila . Duel Di Puncak Lawu m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
balik perisai, sepotong kepingan bergerigi melayang
berputar ke kepalanya, tapi dihentikan di udara oleh
salah satu ward-nya. Ia mengerjapkan mata karena
tiba-tiba kehilangan sebagian energi. Mesin-mesin itu
dalam waktu singkat menghambat kemajuan kaum
Varden, menuai bencana ke mana pun mereka
diarahkan. Mesin-mesin itu harus dihancurkan kalau
kami mau bertahan cukup lama untuk menguras tenaga
Kekaisaran, Eragon tersadar. Mudah sekali bagi
Saphira untuk membongkar mesin-mesin itu, tapi
Saphira tidak berani terbang di antara para prajurit
karena khawatir menghadapi serangan dengan sihir.
Setelah menerobos barisan kaum Varden, delapan
prajurit menghambur ke arah Saphira, menusuknya
dengan tombak. Sebelum Eragon sempat mencabut
Zar'roc, para kurcaci dan Kull menghabisi kedelapan
prajurit itu. "Pertempuran yang bagus!" raung
Garzhvog. "Pertempuran yang bagus!" kata Orik,
menyetujui sambil menyeringai buas. Eragon tidak
menggunakan mantra untuk mesin-mesin itu;
mesin-mesin tersebut pasti dilindungi dari mantra apa
pun. Kecuali... Setelah memperluas jangkauan
pikirannya, ia menemukan benak prajurit yang
mengoperasikan salah satu katapel. Sekalipun yakin
prajurit itu dilindungi penyihir, Eragon mampu
mendominasinya dan mengarahkan tindakannya dari
jauh. Ia membimbing orang itu menaiki senjatanya,
yang tengah diisi peluru, lalu memaksanya
menggunakan pedang untuk memutus tali terpuntir
yang menjadi sumber tenaga mesin. Talinya terlalu
tebal untuk bisa putus sebelum prajurit itu diseret
menjauh oleh rekan-rekannya, tapi kerusakan telah
terjadi. Diiringi derak keras, tali yang genting itu
putus sama sekali, menyebabkan lengan katapel
terayun ke belakang dan melukai sejumlah orang.
Sambil tersenyum muram, Eragon melanjutkan ke
katapel berikut dan, dalam waktu singkat,
melumpuhkan mesinmesin yang tersisa. Saat kembali
ke dirinya sendiri, Eragon menyadari puluhan Varden
yang berjatuhan di sekitar Saphira; salah seorang Du
Vrangr Gata telah dikuasai. Eragon merapal mantra
mematikan dan kembali menyusuri aliran sihir,
mencari orang yang merapal mantra mematikannya,
memercayakan keselamatan fisiknya pada Saphira dan
para pengawal. Selama lebih dari satu jam, Eragon
memburu para penyihir Galbatorix, tapi tidak terlalu
berhasil, karena mereka liat dan licin serta tidak
menyerangnya secara langsung. Sikap mereka
membingungkan Eragon hingga mendapat informasi
dari benak salah satu perapal mantra--beberapa saat
Pendekar Gila . Duel Di Puncak Lawu m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
sebelum orang itu membunuh diri--pikiran,
...diperintahkan tidak membunuh dirimu atau naga...
tidak membunuh dirimu atau naga. Itu menjawab
pertanyaanku, katanya pada Saphira, tapi kenapa
Galbatorix masih menginginkan kita hidup-hidup" Kita
sudah menunjukkan dengan jelas kita mendukung kaum
Varden. Sebelum Saphira sempat menjawab, Nasuada
muncul di depan mereka, wajahnya dipenuhi tanah dan
luka. Perisainya ringsek, darah mengalir turun di kaki
kirinya dari luka di paha. "Eragon," katanya
terengah-engah. "Aku membutuhkan kalian berdua
untuk bertempur, menampakkan diri dan menguatkan
orang-orang... menakut-nakuti para prajurit." Kondisi
Nasuada mengguncang Eragon. "Biar kusembuhkan
dirimu dulu," serunya, takut Nasuada pingsan.
Seharusnya kupasang lebih banyak ward di sekitarnya.
"Tidak! Aku bisa menunggu, tapi kita akan kalah,
kecuali kau menghambat para prajurit." Mata Nasuada
berkaca-kaca dan kosong, bagai lubang-lubang hampa
di wajahnya Kita membutuhkan... Penunggang." Ia
bergoyang-goyang di pelananya. Eragon memberi
hormat dengan Zar'roc. "Baiklah, my Lady." "Pergi,"
kata Nasuada, "dan semoga dewa apa pun yang ada
mengawasimu." Eragon terlalu tinggi di punggung
Saphira untuk menyerang musuh-musuh di bawahnya,
jadi ia turun dan menempatkan diri di dekat cakar
kanan Saphira. Kepada Orik dan Garshvog, ia berkata,
"Lindungi sisi kiri Saphira. Dan apa pun yang kalian
lakukan, jangan menghalangi kami." "Kau akan
dilindas, Firesword." "Tidak," kata Eragon, "tidak
akan. Sekarang ambil tempat kalian!" Saat mereka
mematuhinya, ia memegang kaki Saphira dan
memandang salah satu mat Bidadari Pendekar Naga Sakti
a birunya. Bagaimana kalau kita menari, sobat hatiku"
Mari, makhluk kecil. Lalu ia dan Saphira
menggabungkan identitas mereka hingga ke tingkat
yang jauh lebih tinggi daripada sebelumnya,
menyingkirkan semua perbedaan di antara mereka
untuk menjadi satu entitas tunggal. Mereka melolong,
melompat maju, dan membuka jalan ke garis depan.
Begitu tiba di sana, Eragon tidak tahu dari mulut
siapa memancar semburan api yang melalap selusin
prajurit, memanggang mereka dalam jala bajanya, atau
lengan siapa yang mengayunkan Zar'roc, membelah
helm seorang prajurit menjadi dua. Bau darah yang
seperti logam memenuhi udara, dan tirai asap
mengepul menutupi Burning Plains, menutupi dan
Pendekar Gila . Duel Di Puncak Lawu m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
menampilkan kerumunan, tumpukan, jajaran, dan
batalion tubuh yang beradu. Di atas kepala,
burung-burung bangkai menunggu santapan mereka
dan matahari menanjak menuju tengah hari. Dari
benak mereka yang ada di sekelilingnya, Eragon dan
Saphira melihat sekilas bagaimana penampilan
mereka. Saphira selalu yang terlebih dulu
diperhatikan: makhluk kelaparan raksasa dengan cakar
dan taring memerah, yang membantai siapa pun yang
ditemuinya dengan ayunan cakar, kibasan ekor, dan
semburan api yang melahap sepeleton prajurit.
Sisik-sisiknya yang cemerlang berkilau seperti
bintang dan nyaris membutakan musuh-musuhnya
dengan cahaya yang dipantulkannya. Kemudian mereka
melihat Eragon yang berlari di samping Saphira. Ia
bergerak lebih cepat daripada kemampuan para
prajurit bereaksi dan, dengan kekuatan yang melebihi
manusia, membelah perisai dengan satu pukulan,
melekukkan baju besi, dan mematahkan pedang
mereka yang melawannya. Anak-anak panah dan
tombak yang dilontarkan kepadanya berjatuhan ke
tanah sepuluh kaki jauhnya, dihalangi ward. Lebih
sulit bagi Eragon--juga bagi Saphira--untuk melawan
rasnya sendiri daripada sewaktu melawan para Urgal
di Farthen Dar. Setiap kali melihat ekspresi ketakutan
atau memandang ke benak seorang prajurit, ia
berpikir, Ini bisa saja diriku. Tapi ia dan Saphira
tidak bisa berbelas kasihan; kalau ada prajurit yang
berdiri di depan mereka, ia tewas. Tiga kali mereka
maju dan tiga kali Eragon dan Saphira membantai
setiap orang dalam jajaran pertama Kekaisaran
sebelum mundur kembali ke induk pasukan kaum
Varden agar tidak terkepung. Pada akhir serangan
ketiga, Eragon harus mengurangi atau menghapus
ward-ward tertentu di sekitar Arya, Orik, Nasuada,
Saphira, dan dirinya sendiri agar mantra-mantra itu
tidak menguras tenaganya terlalu cepat. Karena
sekalipun kekuatannya begitu besar, tuntutan
pertempuran tidak kalah besarnya. Siap" tanyanya
pada Saphira sesudah beristirahat sebentar. Saphira
meraung menyetujui. Awan anak panah mendesing ke
arah Eragon begitu ia terjun kembali ke dalam
pertempuran. Secepat elf, ia menghindari sebagian
besar di antaranya--karena sihirnya tidak lagi
melindungi dirinya dari serangan seperti
itu--menangkap dua belas di antaranya dengan
perisai, dan terhuyung saat salah satu anak panah
mengenai perutnya dan satu lagi di sisinya. Tidak
sebatang pun mampu menembus baju besinya, tapi
anak-anak panah itu mengempaskan napas dari
Pendekar Gila . Duel Di Puncak Lawu m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
paru-parunya dan menimbulkan memar sebesar apel.
Jangan berhenti! Kau pernah menghadapi sakit yang
lebih hebat dari ini, katanya dalam hati. Eragon
menyerbu kelompok yang terdiri atas delapan prajurit,
melesat dari satu prajurit ke prajurit lain, menangkis
tombak mereka dan menusukkan Zar'roc seperti
sambaran kilat yang mematikan. Tapi pertempuran
menumpulkan refleksnya, dan salah seorang prajurit
berhasil menghunjamkan tombak menembus baju besi
Eragon, mengiris otot trisepnya. Prajurit itu menyurut
saat Saphira meraung. Eragon memanfaatkan
kesempatan itu untuk membentengi diri dengan energi
yang tersimpan dalam batu mirah di tangkai Zar'roc
lalu membunuh ketiga prajurit yang tersisa. Dengan
mengayunkan ekor melewati Eragon, Saphira
menjatuhkan puluhan orang yang menghalangi jala'n
Eragon. Memanfaatkan kesempatan itu, Eragon
memandang lengannya yang berdenyut-denyut dan
berkata, "Waise heill." Ia juga menyembuhkan
memarnya, mengandalkan batu mirah Zar'roc, juga
berlian-berlian dalam sa Bidadari Pendekar Naga Sakti
buk Beloth si Bijaksana. Lalu mereka berdua
mendesak maju. Eragon dan Saphira memenuhi
Burning Plains dengan turnpukan menggunung musuh
mereka, tapi Kekaisaran tidak goyah atau mundur.
Untuk setiap orang yang mereka bunuh, orang lain
maju menggantikannya. Keputusasaan memenuhi
Eragon saat kawanan prajurit itu perlahan-lahan
memaksa kaum Varden mundur ke perkemahannya
sendiri. Ia melihat keputusasaannya juga tercermin di
wajah Nasuada, Arya, Raja Orrin, bahkan Angela
sewaktu ia berpapasan dengan mereka dalam
pertempuran. Biarpun sudah menjalani semua latihan
kita, kita masih tidak bisa menghentikan Kekaisaran,
pikir Eragon murka. Mereka terlalu banyak! Kita tidak
Eldest Serial The Inheritance Cycle 2 Karya Christopher Paolini di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
bisa menahan mereka selamanya. Dan Zar'roc serta
sabuknya sudah hampir kosong. Kau bisa mengambil
energi dari sekitarmu kalau terpaksa. Tidak, kecuali
aku membunuh penyihir Galbatorix yang lain dan
mengambilnya dari para prajurit. Kalau tidak, aku
hanya akan menyakiti kaum Varden lain, karena tidak
ada tanaman atau hewan yang bisa kugunakan untuk
mendukung kita di sini. Seiring berlalunya waktu,
Eragon semakin kaku dan kelelahan dan--karena tidak
lagi dilindungi sihir--mengalami luka-luka kecil yang
semakin banyak. Lengan kirinya terasa kebas akibat
puluhan serangan yang menghujani perisainya yang
Pendekar Gila . Duel Di Puncak Lawu m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
ringsek. Guratan di keningnya membutakan dirinya
dengan tetes-tetes keringat yang panas bercampur
darah. Ia merasa salah satu Jarinya mungkin patah.
Keadaan Saphira juga tidak lebih baik. Perisai para
prajurit merobek bagian dalam mulutnya, lusinan
pedang dan anak panah melukai sayapnya yang tidak
terlindung, dan sebatang harpun melubangi salah satu
pelat baju besinya, melukai bahunya. Eragon melihat
kedatangan tombaknya dan mencoba menangkisnya
dengan mantra tapi terlambat. Setiap kali Saphira
bergerak, ia menghamburkan ratusan tetes darah ke
tanah. Di samping mereka, tiga pejuang Orik dan dua
Kull telah tewas. Dan matahari mulai merayap ke
malam. Saat Eragon dan Saphira bersiap melakukan
serangan ketujuh dan terakhir mereka, terdengar
suara terompet dari timur, keras dan jelas, dan Raja
Orrin berteriak, "Para kurcaci datang! Para kurcaci
datang!" Kurcaci" Eragon mengerjapkan mata dan
memandang sekitarnya, kebingungan. Ia tidak melihat
apa-apa kecuali prajurit. Lalu semangat menyentak
dirinya saat ia memahami. Para kurcaci! Ia naik ke
punggung Saphira dan Saphira melompat ke udara,
membubung sebentar dengan sayap-sayapnya yang
tercabik saat mereka mengamati medan tempur.
Memang benar--sekumpulan besar prajurit berbaris
keluar dari timur ke Burning Plains. Dan mereka
dipimpin Raja Hrothgar, yang terbungkus jala baja
emas, helm beperhiasan menutupi kepalanya, dan
Volund, kapak perang kunonya, tercengkeram dalam
tinju besinya. Raja kurcaci itu mengangkat Volund
sebagai sapaan sewaktu melihat Eragon dan Saphira.
Eragon melolong sekuat tenaga dan membalas sapaan,
mengayun-ayunkan Zar'roc di udara. Semangat baru
menyebabkan ia melupakan luka-lukanya dan merasa
buas dan bertekad bulat lagi. Saphira menambahkan
suaranya sendiri, dan kaum Varden memandangnya
dengan penuh harap, sementara par, prajurit
Kekaisaran ragu-ragu karena ketakutan. "Apa yang
kau lihat?" seru Orik saat Saphira kembali mendarat.
"Apakah Hrothgar" Berapa banyak pejuang yang
dibawanya" Penuh semangat karena lega, Eragon
berdiri di pijakan kaki dan berteriak, "Kuatkan hati,
Raja Hrothgar ada di sini. tampaknya semua kurcaci
yang ada datang bersamanya! Kita akan
menghancurkan Kekaisaran!" Sesudah orang-orang
berhenti bersorak, ia menambahkan, "Sekarang ambil
pedang kalian dan ingatkan para pengecut ini kenapa
mereka harus takut pada kita. Serbu!" Tepat pada
saat Saphira melompat ke arah para prajurit, Eragon
mendengar jeritan kedua, kali ini dari barat: "Ada
Panji Akbar Matahari Terbenam 2 Goosebumps - Kulit Manusia Serigala Sayap Sayap Terkembang 6
itu, menjatuhkannya ke lahan kosong di mana
anak-anak panah itu tidak akan melukai siapa pun.
Tapi ia melewatkan satu anak panah, yang
ditembakkan beberapa detik sesudah serangan
pertama. Eragon mencondongkan tubuh sejauh
mungkin ke kiri dan, lebih cepat daripada manusia
normal mana pun menyambar anak panah itu dari
udara sementara Saphira terbang melewatinya. Hanya
seratus kaki di atas permukaan tanah, Saphira
mengembangkan sayap untuk memperlambat turunnya
sebelum mendarat dengan kaki belakang terlebih dulu
dan berlari sebelum berhenti di sela tenda-tenda kaum
Varden. "Werg," gerutu Orik, sambil melepaskan tali
yang mengikat kakinya. "Aku lebih suka melawan
selusin Kull daripada jatuh seperti tadi." Ia
membiarkan dirinya tergantung di satu sisi pelana,
lalu melompat ke kaki depan Saphira di bawahnya dan,
dari sana, ke tanah. Bahkan sementara Eragon turun,
puluhan pejuang dengan ekspresi tertegun
mengerumuni Saphira. Dari tengah mereka muncul pria
tinggi besar bagai beruang yang dikenali Eragon:
Fredric, kepala persenjataan kaum Varden dari
Farthen Dur, masih mengenakan baju pelindung dari
kulit sapi yang masih berbulu. "Ayo, dasar pemalas
bodoh!" raung Fredric. "Jangan hanya ternganga di
sini; kembali ke pos kalian atau kuhukum kalian
dengan tambahan tugas jaga!" Mendengar perintahnya,
orang-orang mulai bubar sambil menggerutu dan
melirik ke belakang. Lalu Fredric mendekat dan,
Eragon bisa melihat, ia terkejut melihat perubahan
penampilan Eragon. Pria berjanggut itu berusaha
sebaik-baiknya menutupi reaksinya dengan menyentuh
alis dan berkata, "Selamat datang, Shadeslayer. Kau
tiba tepat pada waktunya... Aku tidak bisa mengatakan
betapa malunya diriku karena kau diserang.
Kehormatan setiap orang di sini sudah dinodai
kesalahan ini. Apakah kalian bertiga terluka?"
"Tidak." Kelegaan memancar di wajah Fredric. "Well,
itu patut disyukuri. Aku sudah menarik orang-orang
yang bertanggung jawab dari tugasnya. Mereka
masing-masing akan dicambuk dan diturunkan
pangkatnya... Apakah hukuman itu memuaskanmu,
Penunggang?" "Aku mau menemui mereka," kata
Eragon. Perasaan was-was tiba-tiba memancar dari
Fredric; jelas sekali Ia takut Eragon ingin membalas
para penjaga dengan cara yang menakutkan dan tidak
Pendekar Gila . Kumbang Hitam Dari Neraka m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
wajar. Tapi Fredric tidak menyuarakan
keprihatinannya, hanya berkata, "Silakan ikuti aku,
kalau begitu, Sir." Ia mengajak mereka menyeberangi
perkemahan ke tenda komando bergaris-garis tempat
sekitar dua puluh orang yang tampak serbasalah
meletakkan senjata dan baju besi mereka di bawah
pengawasan selusin penjaga. Melihat Eragon dan
Saphira, para tahanan itu turun dan bertumpu pada
satu lutut dan dalam posisi begitu, menunduk
memandang ke tanah "Hail, Shadeslayer!" seru
mereka. Eragon tidak mengatakan apa-apa, melainkan
berjalan sepanjang jajaran orang itu sambil
mempelajari pikiran mereka, sepatu botnya melesak ke
dalam tanah kering diiringi bunyi derak mengerikan.
Akhirnya ia berkata, "Kalian seharusnya bangga,
bereak Bidadari Pendekar Naga Sakti
si begitu cepat menghadapi kemunculan kami. Kalau
Galbatorix menyerang, tepat seperti itulah yang harus
kalian lakukan, sekalipun aku ragu anak-anak panah
akan lebih efektif terhadap dirinya daripada Saphira
dan aku." Para prajurit itu menatapnya dengan
pandangan tidak percaya, wajah mereka yang
menengadah tampak kemerahan. "Aku hanya meminta,
di masa depan, luangkan waktu sejenak untuk
mengenali sasaran kalian sebelum memanah. Lain kali
aku mungkin terlalu sibuk untuk menghentikan anak
panah kalian. Mengerti?" "Ya, Shadeslayer!" teriak
mereka. Eragon berhenti di depan orang kedua dari
ujung barisan, mengulurkan anak panah yang
disambarnya dari punggung Saphira. "Aku yakin ini
milikmu, Harwin." Dengan ekspresi keheranan, Harwin
menerima anak panah itu dari Eragon. "Memang benar!
Ada lingkaran putih yang selalu kucatkan di anak-anak
panahku agar bisa menemukannya lagi nanti. Terima
kasih, Shadeslayer." Eragon mengangguk lalu berkata
pada Fredric agar bisa didengar semua orang, "Mereka
ini orang-orang yang baik dan tulus, dan aku tidak
ingin kesialan menimpa mereka karena kejadian ini."
"Akan kupastikan sendiri," kata Fredric, dan
tersenyum. "Sekarang, bisa kau antar kami menemui
Lady Nasuada?" "Ya, Sir." Saat meninggalkan para
prajurit itu, Eragon tahu kebaikannya menimbulkan
kesetiaan abadi mereka, dan berita tentang
kebaikannya akan menyebar ke seluruh kaum Varden.
Jalan yang diambil Fredric di sela-sela tenda
menyebabkan Eragon menemui lebih banyak benak
daripada yang pernah disentuhnya sebelum ini.
Pendekar Gila . Kumbang Hitam Dari Neraka m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Ratusan pikiran, bayangan, dan sensasi mendesak
kesadarannya. Sekalipun berusaha menjaga jarak, mau
tidak mau ia menyerap rincian acak kehidupan
orang-orang. Beberapa didapatinya sangat
mengejutkan, beberapa tidak berarti, lainnya
menyentuh atau, sebaliknya, menjijikkan, dan banyak
yang memalukan. Beberapa orang memandang dunia
dengan begitu berbeda hingga pikiran mereka terasa
mencolok baginya hanya karena perbedaan itu. Mudah
sekali memandang orang-orang ini hanya sebagai
benda-benda yang bisa dimanipulasi sesuka hati
olehku dan beberapa orang lainnya. Tapi mereka
masing-masing memiliki harapan dan impian, potensi
untuk apa yang mungkin akan mereka raih dan
kenangan dari apa yang telah mereka selesaikan. Dan
mereka semua merasakan penderitaan. Beberapa
pikiran yang disentuhnya menyadari kontaknya dan
menjauh, menyembunyikan kehidupan mereka di balik
pertahanan yang bervariasi kekuatannya. Mulanya
Eragon prihatin--mengira ia menemukan banyak musuh
yang berhasil menyusup ke kaum Varden--tapi lalu
menyadari dari pandangan sekilas bahwa mereka
anggota Du Vrangr Gata. Saphira berkata, Mereka
pasti ketakutan setengah mati, mengira akan diserang
penyihir aneh. Aku tidak bisa meyakinkan sebaliknya
selama mereka menghalangiku seperti ini. Kau harus
menemui mereka secara langsung, dan secepatnya,
sebelum mereka memutuskan bersatu dan menyerang.
Aye, sekalipun kurasa mereka bukan ancaman bagi
kita... Du Vrangr Gata--nama itu sendiri sudah
menunjukkan ketidaktahuan mereka. Seharusnya,
dalam bahasa kuno, namanya Du Gata Vrangr.
Perjalanan mereka berakhir dekat bagian belakang
kaum Varden, di paviliun merah besar dengan
beberapa panji berbordir perisai hitam berkibar-kibar
dan dua pedang paralel yang miring di bawahnya.
Fredr Fredric membuka tirai tenda, lalu Eragon dan
Orik masuk. Di belakang mereka, Saphira memasukkan
kepala melalui pintu dan memandang dari balik bahu
mereka. Meja lebar memenuhi bagian tengah tenda
berperabot itu. Nasuada berdiri di salah satu
ujungnya, bertumpu pada tangan mempelajari
sekumpulan peta dan gulungan. Perut Eragon terasa
kejang sewaktu melihat Arya di hadapan Nasuada.
Kedua wanita itu bersenjata siap tempur seperti para
prianya. Nasuada memalingkan wajahnya yang
berbentuk almond ke arahnya. "Eragon?" bisiknya.
Eragon tidak siap menyadari betapa senangnya ia
bertemu Nasuada. Sambil tersenyum lebar, ia memutar
tangan di depan perut membentuk tanda bakti elf dan
Pendekar Gila . Kumbang Hitam Dari Neraka m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
membungkuk memberi hormat. "Siap melayani Anda."
"Eragon!" Kali ini Nasuada terdengar gembira dan
lega. Arya juga tampak senan
Bidadari Pendekar Naga Sakti
Pendekar Gila . Dendam Bidadari Bercadar m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Pendekar Gila . Dendam Bidadari Bercadar m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Eldest (The Inheritance Cycle 2) Bidadari Pendekar Naga Sakti
g. "Bagaimana kau bisa menerima pesan kami secepat
ini?" "Aku tidak menerimanya; aku tahu tentang
pasukan Galbatorix sewaktu men-scry dan
meninggalkan Ellesmera hari itu juga." Ia tersenyum
lagi pada Nasuada. "Senang rasanya kembali ke kaum
Varden." Sementara ia berbicara, Nasuada
mengamatinya dengan ekspresi keheranan. "Apa yang
terjadi padamu, Eragon?" Arya pasti belum
memberitahunya, kata Saphira. Jadi Eragon
menceritakan selengkapnya apa yang dialami Saphira
dan dirinya sejak mereka meninggalkan Nasuada di
Farthen Dur dulu. Sebagian besar dari yang
diberitahukannya, ia merasa Nasuada telah
mengetahuinya, entah dari para kurcaci atau Arya,
tapi gadis itu membiarkan Eragon berbicara tanpa
menyela. Eragon harus berhati-hati ketika bercerita
mengenai latihannya. Ia telah berjanji untuk tidak
mengungkap keberadaan Oromis tanpa izin, dan
sebagian besar pelajarannya tidak untuk diberitahukan
pada orang luar, tapi ia berusaha sebaik-baiknya
memberi gambaran yang baik pada Nasuada mengenai
keahlian dirinya dan risiko yang menyertainya.
Tentang Agaeti Blodhren, ia hanya mengatakan,
"...dan selama perayaan itu, naga-naga mengubah
diriku menjadi seperti yang kau lihat, memberi
kemampuan fisik elf dan menyembuhkan punggungku."
"Bekas lukamu sudah hilang, kalau begitu?" tanya
Nasuada. Eragon mengangguk. Beberapa kalimat lagi
untuk mengakhiri ceritanya, menyinggung singkat
alasan mereka meninggalkan Du Weldenvarden, lalu
menceritakan secara ringkas perjalanan mereka sejak
itu. Nasuada menggeleng. "Benar-benar kisah yang
hebat. Begitu banyak yang kau dan Saphira alami
sejak meninggalkan Farthen Dur." "Kau juga." Eragon
memberi isyarat ke tenda. "Apa yang kau capai ini
mengagumkan. Pasti usaha yang sangat berat,
membawa kaum Varden ke Surda... Apakah Dewan
Tetua merepotkanmu?" "Sedikit, tapi tidak ada yang
tidak biasa. Mereka tampaknya menerima
kepemimpinanku." Jala baja Nasuada berdentingan,
lalu ia duduk di kursi besar bersandaran tinggi, dan
berpaling memandang Orik yang belum bicara sedikit
pun. Ia menyambut kurcaci itu dan menanyakan
apakah ada yang ingin ditambahkannya pada cerita
Eragon. Orik mengangkat bahu dan menyampaikan
beberapa anekdot dari pengalaman mereka selama di
Ellesmera, sekalipun Eragon curiga kurcaci itu
merahasiakan pengamatannya yang sebenarnya bagi
rajanya. Sesudah Orik selesai, Nasuada berkata,
Pendekar Gila . Dendam Bidadari Bercadar m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
"Aku gembira mengetahui kita bisa mengatasi
pembantaian ini, kita akan mendapat bantuan para elf.
Apa ada di antara kalian yang kebetulan melihat
prajurit Hrothgar dalam penerbangan dari Aberon"
Kami mengandalkan bantuan tenaga mereka." Tidak,
jawab Saphira melalui Eragon. Tapi, kalau dipikir
lagi, cuaca gelap dan aku lebih sering di atas atau di
antara awan. Aku bisa saja tidak melihat perkemahan
dalam kondisi seperti itu. Pokoknya, aku ragu kami
bersimpang jalan, karena aku terbang langsung dari
Aberon, dan rasanya lebih mungkin kalau para kurcaci
itu memilih rute yang berbeda--mungkin mengikuti
jalan yang sudah ada--bukannya berbaris menerobos
hutan. "Bagaimana," tanya Eragon, "situasi di sini?"
Nasuada mendesah lalu menceritakan bagaimana ia
dan Orrin mengetahui tentang pasukan Galbatorix dan
langkah-langkah darurat yang mereka terapkan sejak
itu untuk tiba di Burning Plains sebelum para prajurit
Raja. Ia mengakhirinya dengan berkata, "Kekaisaran
tiba tiga hari berselang. Sejak itu, kami sudah
tukar-menukar dua pesan. Pertama mereka meminta
kita menyerah, yang kita tolak, dan sekarang kita
menunggu jawaban mereka." "Berapa jumlah mereka?"
kata Orik. "Tampak sangat banyak dari punggung
Saphira." "Aye. Kami memperkirakan Galbatorix
mengerahkan hingga seratus ribu prajurit." Eragon
tidak mampu menahan diri. "Seratus ribu! Dari mana
asal mereka" Rasanya mustahil ia bisa menemukan
lebih dari beberapa orang yang bersedia
melayaninya." "Mereka dimobilisasi. Kita hanya bisa
berharap orang-orang yang dipaksa meninggalkan
rumahnya tidak bersemangat bertempur. Kalau kita
bisa menakut-nakuti mereka secukupnya, mereka
mungkin melarikan diri meninggalkan pasukannya.
Jumlah kita lebih banyak daripada di Farthen D
Bidadari Pendekar Naga Sakti
ur, karena Raja Orrin menggabungkan kekuatan
dengan kita dan kita mendapat banjir sukarelawan
sejak menyebarnya berita tentang dirimu, Eragon,
walau kita tetap jauh lebih lemah daripada
Kekaisaran." Lalu Saphira bertanya, dan Eragon
terpaksa mengulangi pertanyaan yang menakutkan itu:
Menurutmu seberapa besar kemungkinan kita menang"
"Itu," kata Nasuada, menekankan ucapannya, "sangat
tergantung pada dirimu dan Eragon, dan jumlah
Eldest Serial The Inheritance Cycle 2 Karya Christopher Paolini di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
penyihir yang disebar dalam pasukan mereka. Kalau
kalian bisa menemukan dan menghancurkan para
penyihir ini, musuh kita tidak akan terlindungi dan
Pendekar Gila . Dendam Bidadari Bercadar m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
kalian bisa membantai mereka sesuka hati.
Kemenangan telak, menurutku, tidak mungkin diraih
pada saat ini, tapi kita mungkin bisa menahan mereka
hingga persediaan mereka menipis atau hingga
Islanzadi bisa datang membantu kita. Itu... kalau
Galbatorix tidak terjun sendiri ke dalam pertempuran.
Kalau itu yang terjadi, aku khawatir mundur
merupakan satu-satunya pilihan kita." Tepat pada
saat itu, Eragon merasakan benak yang aneh
mendekat, yang tahu dirinya mengawasi tapi tidak
menjauh dari kontaknya. Benak yang terasa dingin dan
keras, mengira-ngira. Mewaspadai bahaya, Eragon
mengalihkan tatapan ke bagian belakang paviliun, di
mana ia melihat gadis berambut hitam yang sama
seperti yang dilihatnya sewaktu men-scry Nasuada
dari Ellesmera. Gadis itu menatapnya dengan matanya
yang ungu, lalu berkata, "Selamat datang,
Shadeslayer. Selamat datang, Saphira." Eragon
menggigil mendengar suaranya, suara orang dewasa.
Ia membasahi bibirnya yang kering dan bertanya,
"Siapa kau?" Tanpa menjawab, gadis itu mengibaskan
poninya yang merigilap dan menampakkan tanda putih
keperakan di dahinya, tepat seperti gedwey ignasia
Eragon. Eragon langsung tahu siapa yang
dihadapinya. Tidak ada yang bergerak sewaktu
Eragon mendekati gadis itu, ditemani Saphira, yang
menjulurkan leher semakin jauh ke dalam paviliun.
Dengan bertumpu pada salah satu lututnya, Eragon
meraih tangan kanan gadis itu; kulit gadis itu panas
seperti demam. Si gadis tidak melawan, hanya
membiarkan tangannya terkulai dalam cengkeraman
Eragon. Dalam bahasa kuno--juga dengan benaknya,
agar gadis itu mengerti--Eragon berkata, "Maafkan
aku. Kau bisa memaafkan perbuatanku padamu?"
Pandangan gadis itu melunak, dan ia mencondongkan
tubuh ke depan dan mencium alis Eragon.
"Kumaafkan," bisiknya, untuk pertama kali terdengar
sesuai usianya. "Bagaimana tidak" Kau dan Saphira
menciptakan diriku, dan aku tahu kalian tidak
bermaksud jahat. Kumaafkan kalian, tapi akan
kubiarkan pengetahuan ini menyiksa nuranimu: Kau
menghukumku untuk menyadari semua penderitaan di
sekitarku. Bahkan sekarang mantramu memaksaku
bergegas membantu orang yang tidak sampai tiga
tenda dari sini baru saja memotong tangannya,
membantu pembawa bendera muda yang jari telunjuk
kirinya patah karena jari-jari roda kereta, dan
membantu puluhan lainnya yang sudah atau akan
terluka. Berat sekali bagiku untuk melawan dorongan
itu, dan lebih berat lagi kalau aku secara sadar
Pendekar Gila . Dendam Bidadari Bercadar m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
menimbulkan penderitaan orang lain, sebagaimana
yang kulakukan dengan mengatakan ini... Aku bahkan
tidak bisa tidur di malam hari karena kuatnya
dorongan hatiku. Itu Warisanmu, O Penunggang."
Akhirnya suaranya kembali terdengar pahit dan
mengejek. Saphira menyela ke antara mereka dan,
dengan moncongnya, menyentuh bagian tengah tanda
di dahi gadis itu. Damai, Changeling. Terlalu banyak
kemarahan dalam hatimu. "Kau tidak perlu hidup
seperti ini selamanya," kata Eragon. Para elf
mengajariku cara membatalkan mantra, dan aku yakin
bisa membebaskanmu dari kutukan ini. Tidak mudah
tapi bisa dilakukan." Sejenak gadis itu tampak
kehilangan kendali dirinya yang kuat. Entakan napas
pelan terdengar dari bibirnya, tanganya gemetar
dalam cengkeraman Eragon, dan matanya kemilau
akibat lapisan tipis air mata. Lalu sama cepatnya, ia
menyembunyikan emosinya yang sebenarnya di balik
topeng kesinisan. "Well, kita lihat saja nanti. Yang
penting, jangan coba melakukannya sebelum
pertempuran ini." "Aku bisa menyelamatkanmu dari
penderitaan hebat." "Tidak ada gunanya menguras
tenagamu di saat keselamatan
Bidadari Pendekar Naga Sakti
kami mungkin bergantung pada bakatmu. Aku tidak
menipu diri; kau lebih penting daripada diriku."
Seringai licik melintas di wajahnya. Lagi pula, kalau
kausingkirkan mantramu sekarang, aku tidak akan bisa
membantu anggota Varden mana pun jika mereka
terancam. Kau tidak ingin Nasuada tewas karena itu,
bukan?" "Ya," Eragon mengakui. Ia diam cukup lama,
mempertimbangkan masalahnya, lalu berkata,
"Baiklah, aku akan menunggu. Tapi aku bersumpah
padamu: Kalau kita memenangkan pertempuran ini,
akan kuperbaiki kesalahan ini." Gadis itu
memiringkan kepala ke satu sisi. "Akan kupegang
janjimu, Penunggang." Sambil beranjak dari kursi,
Nasuada berkata, "Elva yang menyelamatkanku dari
pembunuh bayaran di Aberon." "Benarkah" Kalau
begitu, aku berutang budi padamu... Elva... karena
sudah melindungi majikanku." "Ayo," kata Nasuada.
"Aku harus memperkenalkan kalian bertiga pada Orrin
dan para bangsawannya. Kau pernah bertemu Raja,
Orik?" Kurcaci itu menggeleng. "Aku belum pernah ke
barat sejauh ini." Saat mereka meninggalkan
paviliun--Nasuada memimpin jalan, dengan Elva di
sampingnya--Eragon berusaha menempatkan diri
begitu rupa agar bisa berbicara dengan Arya, tapi
Pendekar Gila . Dendam Bidadari Bercadar m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
sewaktu ia mendekati elf itu, Arya bergegas
mempercepat langkah hingga menjajari Nasuada. Arya
bahkan tidak memandang dirinya sewaktu berjalan,
tindakan yang lebih menyiksa Eragon daripada luka
fisik yang pernah dideritanya. Elva melirik ke
belakang ke arahnya, dan Eragon tahu gadis itu
menyadari perasaan tertekannya. Tidak lama
kemudian mereka tiba di paviliun besar lain, yang ini
putih dan kuning--walau sulit menentukan warna
tepatnya mengingat warna oranye yang menyirami
segala sesuatu di Burning Plains. Begitu mereka
diizinkan masuk, Eragon tertegun mendapati tenda itu
penuh sesak dengan berbagai gelas ukur, alembic,
botol labu bercorong, dan berbagai instrumen filsafat
alami lain yang berbentuk aneh. Siapa yang mau
bersusah payah membawa semua ini ke medan perang"
Pikirnya penasaran, bingung. "Eragon, kata Nasuada,
"perkenalkan, Orrin, putra Larkin dan raja Surda."
Dari antara berbagai kaca yang simpang siur itu
muncul pria yang agak jangkung, tampan, dengan
rambut sebahu yang dijepit mahkota emas di
kepalanya. Benaknya, seperti benak Nasuada,
terlindung di balik dinding besi; jelas sekali ia
mendapat latihan intensif dalam keahlian ini. Orrin
tampaknya cukup menyenangkan bagi Eragon, dari
diskusi mereka, meski agak "hijau" dan belum teruji
dalam hal memimpin orang-orang berperang dan
dengan pikiran yang lebih daripada sekadar agak
aneh. Secara keseluruhan, Eragon lebih memercayai
kepemimpinan Nasuada. Sesudah menjawab puluhan
pertanyaan dari Orrin tentang semasa ia tinggal di
antara para elf, Eragon tersenyum dan mengangguk
sopan saat para bangsawan berbaris satu demi satu,
masing-masing berkeras menjabat tangannya,
memberitahukan betapa tersanjungnya mereka bertemu
Penunggang, dan mengundangnya ke istana
masing-masing. Eragon dengan patuh menghapalkan
nama dan gelar mereka--ia tahu itulah yang
diharapkan Oromis--dan berusaha sebaik-baiknya
mempertahatikan penampilan tenangnya, sekalipun
perasaannya makin lama makin frustrasi. Kita akan
menghadapi salah satu pasukan terbesar dalam
sejarah, tapi kita sekarang malah terperangkap dalam
basa-basi. Sabar, Saphira menasihati. Sudah tidak
banyak lagi. Lagi pula, pandanglah begini: kalau kita
menang, mereka berhutang makan malam gratis
setahun penuh pada kita, dengan semua janji mereka.
Eragon menahan tawa. Kupikir mereka pasti kecewa
kalau tahu seberapa besar porsi makanmu. Belum lagi
kalau kau mampu meng habiskan bir dan anggur
Pendekar Gila . Dendam Bidadari Bercadar m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
segudang bawah tanah mereka dalam semalam. Aku
tidak akan pernah melakukan itu, dengus Saphira, lalu
mengalah. Mungkin dalam dua malam. Sewaktu
akhirnya mereka bebas dari paviliun Orrin, Eragon
bertanya pada Nasuada, "Apa yang harus kulakukan
sekarang" Bagaimana caraku melayanimu?" Nasuada
memandangnya dengan ekspresi penasaran.
"Menurutmu bagaimana cara terbaikmu melayaniku,
Eragon" Kau lebih tahu kemampuanmu sendiri
daripada aku." Bahkan Arya sekarang mengawasinya,
menunggu jawabanny Bidadari Pendekar Naga Sakti
a. Eragon menengadah memandang langit yang merah
sambil mempertimbangkan pertanyaan Nasuada. "Aku
akan mengambil alih kepemimpinan Du Vrangr Gata,
seperti yang pemah mereka minta, dan mengorganisir
mereka di bawahku agar bisa kupimpin ke dalam
pertempuran. Bekerja bersama akan memberi kita
kesempatan terbaik untuk mematahkan para penyihir
Galbatorix." "Tampaknya gagasan yang sangat
bagus." Ada tempat, tanya Saphira, Eragon bisa
meninggalkan tas-tasnya" Aku tidak ingin membawa
tas-tas dan pelana ini lebih lama daripada yang
seharusnya. Sewaktu Eragon mengulangi
pertanyaannya, Nasuada berkata, "Tentu saja. Kau
boleh meninggalkannya di paviliunku, dan akan kuatur
agar didirikan tenda untukmu, Eragon, tempat kau
bisa menyimpan tasmu secara permanen. Tapi
kusarankan kaukenakan dulu baju besimu sebelum
meletakkan tas. Kau mungkin membutuhkannya
sebentar lagi... Itu mengingatkanku: kami membawa
baju besimu, Saphira. Akan kuminta anak buahku
membongkarnya dan membawanya padamu."
"Bagaimana denganku, Lady?" tanya Orik. "Ada
beberapa knurlan dari Durgrimst Ingeitum yang
menyumbangkan keahlian mereka untuk membangun
pertahanan darat kami. Kau boleh memimpin mereka
kalau mau." Orik tampak senang akan bertemu
sesama kurcaci, terutama kurcaci dari klannya
sendiri. Ia, memukulkan tinju ke dada dan berkata,
"Kupikir akan kulakukan. Kalau Anda mengizinkan, aku
akan segera melaksanakannya." Tanpa berpaling, ia
melintasi perkemahan, menuju utara, ke tempat
pembangunan pertahanan. Setelah kembali ke
paviliun bersama keempat orang yang tersisa,
Nasuada berkata pada Eragon. "Laporkan padaku
begitu kau sudah membereskan masalah dengan Du
Vrangr Gata." Lalu ia mengesampingkan tirai penutup
Pendekar Gila . Dendam Bidadari Bercadar m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
paviliun dan menghilang bersama Elva melalui celah
yang gelap itu. Saat Arya hendak masuk, Eragon
mengulurkan tangan padanya dan dalam bahasa kuno
berkata, "Tunggu." Elf itu berhenti sejenak dan
memandangnya, tanpa menunjukkan apa-apa. Eragon
membalas tatapannya tanpa gentar, menatap dalam ke
mata elf itu, yang memantulkan cahaya aneh di sekitar
mereka. "Arya, aku tidak akan meminta maaf untuk
perasaanku padamu. Tapi aku ingin kau tahu aku
menyesali tindakanku selama Perayaan Sumpah Darah.
Aku tidak bisa mengendalikan diri malam itu; kalau
tidak, aku takkan seterus terang itu padamu." "Dan
kau tidak akan mengulanginya?" Eragon menahan
tawa hambar. "Tidak ada gunanya kalau kuulangi,
bukan?" Sewaktu Arya tetap membisu, Eragon berkata,
"Tidak penting. Aku tak ingin mengganggumu, bahkan
kalau kau--" Ia menahan akhir perkataannya sebelum
mengucapkan komentar yang akan disesalinya.
Ekspresi Arya melunak. "Aku tidak berusaha
menyakitimu, Eragon. Kau harus memahami itu." "Aku
mengerti," kata Eragon, tapi tidak meyakinkan.
Kebisuan yang kikuk timbul di antara mereka. "Aku
yakin penerbanganmu baik?" "Cukup baik." "Kau
tidak menemui kesulitan di padang pasir?" "Apakah
seharusnya begitu?" "Tidak. Aku hanya penasaran."
Lalu, dengan suara yang lebih lembut, Arya bertanya,
"Bagaimana keadaanmu, Eragon" "Bagaimana
keadaanmu sejak perayaan" Kudengar apa yang
kaukatakan pada Nasuada, tapi kau tidak menyinggung
apa pun kecuali punggungmu." "Aku..." Eragon
mencoba berbohong--tidak ingin Arya tahu betapa ia
merindukan elf itu--tapi bahasa kuno menghentikan
kata-kata di mulutnya dan membisukannya. Akhirnya ia
menggunakan teknik para elf: menceritakan hanya
sebagian dari kebenarannya untuk menimbulkan kesan
yang bertentangan dengan seluruh kebenarannya. "Aku
lebih baik daripada sebelumnya," katanya, artinya,
dalam benaknya, kondisi punggungnya. Sekalipun
begitu, Arya tampak tidak yakin. Tapi ia tak mendesak
lebih jauh, dan berkata, "Aku senang." Suara Nasuada
terdengar dari dalam paviliun, dan Arya melirik ke
sana sebelum memandang Eragon lagi. "Aku
diperlukan di tempat lain, Eragon... Kita berdua
diperlukan di tempat lain. Pertempuran akan terjadi."
Setelah mengangkat pintu kanyas, Arya setengah
melangkah memasuki tenda yang remang-remang itu,
Eldest Serial The Inheritance Cycle 2 Karya Christopher Paolini di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
lalu ragu-ragu dan menambahkan, "Hati-hati, Eragon
Shadeslayer." Lalu ia menghilang. Kekecewaan
memaku Eragon di tempa Bidadari Pendekar Naga Sakti
Pendekar Gila . Dendam Bidadari Bercadar m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
tnya. Ia telah melakukan apa yang ingin dilakukannya,
tapi tampaknya tidak ada yang berubah antara dirinya
dan Arya. Ia mengepalkan tangan dan membungkukkan
bahu, memelototi tanah tanpa benar-benar melihatnya,
hatinya bergolak karena frustrasi. Ia terkejut sewaktu
Saphira menyentuh bahunya dengan hidung. Ayo,
makhluk kecil, kata Saphira lembut. Kau tidak bisa
tinggal di sini selamanya, dan pelana ini mulai gatal.
Setelah melangkah ke sampingnya, Eragon menarik
tali leher Saphira, sambil menggumam pelan sewaktu
tali itu tersangkut di gespernya. Ia nyaris berharap
kulit itu akan putus. Setelah menanggalkan tali-tali
lain, ia membiarkan pelana dan segala sesuatu yang
terikat ke sana berjatuhan ke tanah. Rasanya nyaman
bisa lepas dari itu, kata Saphira, sambil memutar
bahunya yang besar. Setelah mengeluarkan baju besi
dari kantong pelana, Eragon mengenakan pakaian
perang yang berwarna cerah itu, lalu mula ia
mengenakan jala baja menutupi tunik elf-nya lalu
mengikat pelindung kaki dan penguat lengan bawah. Ia
mengenakan topi kulit berbantalan, diikuti kerudung
jala baja lalu helm emas dan perak. Yang terakhir, ia
mengganti sarung tangan biasa yang dikenakannya
dengan sarung tangan berpunggung jala baja. Ia
menggantung Zar'roc di pinggul kiri pada sabuk Beloth
si Bijaksana. Di punggungnya, ia menyandang tabung
anak panah berbulu angsa pemberian Islanzadi. Ia
senang mendapati tabung itu juga bisa ditempati
busur pemberian sang ratu elf, bahkan dengan tali
busur terpasang. Sesudah meletakkan
barang-barangnya dan milik Orik dalam paviliun,
Eragon dan Saphira pergi bersama mencari Trianna,
pemimpin Du Vrangr Gata saat ini. Mereka baru
berjalan beberapa langkah sewaktu Eragon merasakan
ada benak di dekatnya yang dilindungi dari
pandangannya. Dengan anggapan itu salah seorang
penyihir kaum Varden, mereka berbelok ke sana. Dua
belas yard dari titik awal mereka, mereka tiba di
tenda hijau kecil yang di depannya tertambat seekor
keledai. Di sebelah kiri tenda, panci besi yang
menghitam tergantung dari kaki--tiga besi yang
diletakkan di atas salah satu api busuk yang berkobar
dari jauh di dalam tanah. Tali-tali terbentang di atas
panci itu, di mana tersampir tanaman nightshade,
hemlock, rhododendron, savin, kulit pohon yew, dan
puluhan jamur, seperti death cap dan spotted cort,
yang dikenali Eragon dari pelajaran Oromis tentang
racun. Dan berdiri di samping panci itu, memegang
Pendekar Gila . Dendam Bidadari Bercadar m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
dayung kayu panjang yang digunakannya untuk
mengaduk ramuan, adalah Angela si tukang obat.
Solembum duduk di kakinya. Kucing jadi-jadian itu
mengeong sedih, dan Angela menengadah dari
pekerjaannya, rambut keritingnya membentuk mendung
yang berkibar-kibar di sekitar wajahnya yang kemilau.
Ia mengerutkan kening, dan ekspresinya berubah
sangat menakutkan, karena diterangi dari bawah
dengan api hijau yang menjilat-jilat. "Jadi kau sudah
kembali, eh!" "Sudah," kata Eragon. "Apa hanya itu
yang bisa kaukatakan" Kau telah bertemu Elva" Kau
sudah melihat akibat perbuatanmu pada gadis malang
itu?" "Aye. " "Aye!" seru Angela. "Pandai sekali
bicaramu! Berada di Ellesmera selama ini dan dididik
para elf, dan kau hanya bisa menjawab aye"
Kuberitahu kau, orang tolol: siapa pun yang cukup
bodoh untuk melakukan apa yang kaulakukan layak--"
Eragon menangkupkan tangan di belakang
punggungnya dan menunggu sementara Angela
memberitahunya, dengan banyak istilah yang eksplisit,
terinci, dan sangat cerdas, seberapa bodoh tepatnya
dirinya; leluhur macam apa yang pasti dimilikinya
hingga menjadi orang sebodoh itu--ia bahkan bilang
mungkin salah satu kakeknya menikahi Urgal--dan
hukuman cukup mengerikan yang seharusnya
diterimanya untuk kebodohannya. Kalau orang lain
yang menghinanya seperti ini, Eragon pasti
menantangnya berduel, tapi ia mentolerir kemarahan
Angela karena tahu ia tak bisa menilai tingkah laku
wanita ini menggunakan standar yang sama seperti
pada orang lain, dan karena tahu kemarahan Angela
bisa dibenarkan; ia memang telah melakukan
kesalahan mengerikan. Sewaktu Angela akhirnya diam
sejenak untuk menarik napas, Eragon berkata, "Kau
benar, dan aku akan berusaha
Bidadari Pendekar Naga Sakti
mencabut mantra itu begitu pertempuran berakhir."
Angela mengedipkan mata tiga kali dengan cepat dan
mulutnya terbuka sejenak membentuk huruf "O" kecil
sebelum ia menutupnya. Sambil melotot curiga, ia
bertanya, "Kau mengatakan itu untuk menenangkanku,
kan?" "Aku tidak akan pernah berbuat begitu." "Dan
kau benar-benar berniat mencabut kutukanmu" Kupikir
hal-hal seperti itu tidak bisa dibatalkan." "Para elf
menemukan banyak penggunaan sihir." "Ah... Well,
kalau begitu beres, bukan?" Ia tersenyum lebar pada
Eragon lalu berjalan melewatinya untuk menepuk
rahang Saphira. "Senang bertemu lagi denganmu,
Pendekar Gila . Dendam Bidadari Bercadar m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Saphira. Kau sudah tumbuh." Senang juga bertemu
denganmu, Angela. Saat Angela kembali mengaduk
ramuannya, Eragon berkata, "Makianmu tadi
mengesankan juga." "Terima kasih. Aku menyusunnya
selama beberapa minggu. Sayang sekali kau tidak
sempat mendengar penutupnya; mengesankan. Aku
bisa menyelesaikannya kalau kau mau." "Tidak, tidak
apa-apa. Aku bisa membayangkannya seperti apa."
Setelah meliriknya dari sudut mata, Eragon lalu
berkata, "Kau tampaknya tidak terkejut melihat
perubahanku." Tukang obat itu mengangkat bahu.
"Aku memiliki sumber-sumberku. Itu peningkatan,
menurut pendapatku. Kau agak... oh, bagaimana
mengatakannya"... belum selesai tadinya." "Memang."
Eragon memberi isyarat ke tanaman-tanaman yang
digantungkan. "Untuk apa ini semua?" "Oh, itu hanya
proyek kecilku--percobaan, kalau kau mau
menyebutnya begitu." "Mmm." Setelah memeriksa pola
warna jamur kering yang tergantung di depannya,
Eragon bertanya, "Kau sudah tahu kodok ada atau
tidak?" "Sebenarnya, sudah! Rasanya semua kodok
ternyata katak, tapi tidak semua katak itu kodok. Jadi
dalam hal ini, kodok tidak benar-benar ada, yang
berarti selama ini pendapatku benar." Ia berhenti
berceloteh tiba-tiba, mencondongkan tubuh ke satu
sisi, meraih guci dari bangku di sampingnya dan
mengulurkannya ke Eragon. "Ini, silakan menikmati
tehnya." Eragon melirik tanaman-tanaman mematikan
di sekeliling mereka lalu memandang wajah Angela
sebelum menerima gucinya. Dengan suara pelan--agar
si tukang obat tidak mendengar-ia menggumamkan tiga
mantra untuk mendeteksi racun. Baru setelah yakin
teh itu tidak terkontaminasi ia berani meminumnya.
Tehnya sedap, sekalipun ia tidak bisa menebak
bahannya. Pada saat itu, Solembum mendekati
Saphira dan melengkungkan punggung lalu
menggosok-gosokkan diri ke kaki Saphira, tepat
seperti yang dilakukan kucing normal mana pun.
Sambil memutar leher, Saphira membungkuk dan
dengan ujung hidungnya mengusap tulang punggung
kucing siluman itu. Ia berkata, Aku bertemu seseorang
yang mengenalmu di Ellesmera. Solembum berhenti
menggosok dan memiringkan kepala. Begitukah" Ya.
Namanya Cakar Cepat dan Penari Mimpi, juga Maud.
Mata emas Solembum membelalak. Dengkur
menggemuruh di dadanya, dan ia lebih bersemangat
menggosok-gosokkan tubuh ke Saphira. "Nah," kata
Angela, "kuanggap kau sudah berbicara dengan
Nasuada, Arya, dan Raja Orrin." Eragon mengangguk.
"Dan apa pendapatmu mengenai Orrin tua tersayang?"
Pendekar Gila . Dendam Bidadari Bercadar m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Eragon memilih kata-katanya dengan hati-hati, karena
ia sadar mereka membicarakan raja. "Well... ia
tampaknya memiliki minat yang sangat banyak." "Ya,
ia sama sintingnya seperti orang bodoh yang mabuk di
Malam Tengah Musim Panas. Tapi semua orang begitu,
dengan satu atau lain cara." Geli dengan
keterusterangan Angela, Eragon berkata, "Ia pasti
sinting karena membawa begitu banyak kaca dari
Aberon." Angela mengangkat alis. "Apa ini
sekarang?" "Kau belum melihat ke dalam tendanya?"
"Tidak seperti beberapa orang," kata Angela sambil
mendengus, "aku tidak menjilat setiap bangsawan
yang kutemui." Jadi Eragon menjabarkan berbagai
instrumen yang dibawa Orrin ke Burning Plains.
Angela berhenti mengaduk selama Eragon berbicara
dan mendengarkan dengan penuh minat. Begitu Eragon
selesai, Angela bergegas-gegas di sekitar panci,
mengumpulkan berbagai tanaman dari tali--sering
menggunakan tang--dan berkata, "Kupikir sebaiknya
aku mengunjungi Orrin. Kalian berdua harus
menceritakan perjalanan kalian ke Ellesmera nanti...
Well, pergi, kalian berdua. Enyah!
Bidadari Pendekar Naga Sakti
" Eragon menggeleng saat wanita kecil pendek itu
mendorong dirinya dan Saphira menjauhi tenda, dan ia
masih memegang cangkir teh. Berbicara dengannya
selalu.... Berbeda" kata Saphira. Tepat sekali.
AWAN-AWAN PERANG Dari sana mereka membutuhkan
waktu hampir setengah jam untuk menemukan tenda
Trianna, yang tampaknya berfungsi sebagai markas
besar tidak resmi Du Vrangr Gata. Mereka sulit
menemukan tenda itu karena sedikit orang yang tahu
keberadaannya, dan bahkan lebih sedikit lagi yang
bisa memberitahukan letaknya karena tenda tersebut
tersembunyi di balik karang untuk menghindari
tatapan penyihir musuh dalam pasukan Galbatorix.
Sewaktu Eragon dan Saphira mendekati tenda hitam
itu, pintu masuknya didorong membuka dan Trianna
melangkah keluar, lengannya telanjang hingga siku
dan siap untuk menggunakan sihir. Di belakangnya
berkumpul sekelompok perapal mantra yang bertekad
bulat sekalipun tampak ketakutan, banyak di
antaranya pernah dilihat Eragon dalam pertempuran di
Farthen Dur, entah bertempur atau menyembuhkan
yang terluka. Eragon mengawasi ketika Trianna dan
yang lainnya terkejut, reaksi yang sekarang telah
diduganya, melihat perubahan penampilannya. Setelah
menurunkan lengan, Trianna berkata, "Shadeslayer,
Pendekar Gila . Dendam Bidadari Bercadar m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Saphira. Kalian seharusnya memberitahu kami lebih
awal bahwa sudah tiba. Kami sedang bersiap-siap
menghadapi dan melawan apa yang kami anggap
sebagai musuh yang perkasa." "Aku tidak bermaksud
menggusarkanmu," kata Eragon, "tapi kami harus
melapor pada Nasuada dan Raja Orrin begitu kami
mendarat." "Dan kenapa kau mengunjungi kami
sekarang" Kau tidak pernah mengunjungi kami
sebelumnya, kami yang lebih mendekati saudara
bagimu daripada anggota kaum Varden lain." "Aku
datang untuk mengambil alih kepemimpinan Du Vrangr
Gata." Kerumunan perapal mantra menggumam terkejut
mendengarnya, dan tubuh Trianna menegang. Eragon
merasa sejumlah penyihir meraba kesadarannya untuk
menentukan niatnya yang sebenarnya. Bukannya
menjaga diri--yang akan membutakannya terhadap
kemungkinan serangan--Eragon membalas dengan
menusuk benak calon-calon penyusup itu cukup keras
hingga mereka mundur ke balik perlindungannya
sendiri. Sementara ia melakukannya, Eragon puas
karena melihat dua pria dan seorang wanita
mengernyit dan mengalihkan tatapan mereka. "Atas
perintah siapa?" tanya Trianna. "Nasuada." "Ah,"
kata wanita penyihir itu sambil tersenyum penuh
kemenangan, "tapi Nasuada tidak memiliki wewenang
langsung atas kami. Kami membantu kaum Varden atas
kemauan kami sendiri." Penolakannya membingungkan
Eragon. "Aku yakin Nasuada terkejut kalau
mendengarnya, sesudah semua yang ia, dan ayahnya,
lakukan bagi Du Vrangr Gata. Mungkin ia akan
mendapat kesan kau tidak lagi menginginkan dukungan
dan perlindungan kaum Varden." Ia membiarkan
ancamannya mengambang sejenak. Magi pula, kalau
tidak salah ingat kau pernah bersedia memberikan
jabatan ini padaku. Kenapa sekarang tidak?" Trianna
mengangkat alis. "Kau dulu menolak tawaranku,
Shadeslayer... atau kau lupa?" Sekalipun tenang, ada
sedikit nada membela diri dalam suaranya, dan Eragon
curiga wanita ini tahu posisinya tidak bisa
dipertahankan. Dalam pandangan Eragon, Trianna
tampak lebih matang dibandingkan pertemuan terakhir
mereka dulu, dan ia harus mengingatkan diri akan
kekerasan yang pasti dialami wanita ini sejak itu:
berjalan menyeberangi Alagaesia ke Surda, memimpin
para penyihir Du Vrangr Gata, dan bersiap-siap
berperang. "Kami tidak bisa menerimanya waktu itu.
Waktunya tidak tepat." Dengan mengubah taktik
Eldest Serial The Inheritance Cycle 2 Karya Christopher Paolini di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
secara tiba-tiba, Trianna bertanya, "Kenapa Nasuada
percaya kau harus memimpin kami" Tentunya kau dan
Saphira lebih berguna di tempat lain." "Nasuada ingin
Pendekar Gila . Dendam Bidadari Bercadar m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
aku memimpin kalian, Du Vrangr Gata, dalam
pertempuran yang akan terjadi, dan aku patuh."
Eragon merasa lebih baik tidak mengatakan bahwa ini
gagasannya. Kerutan kelam di dahi Trianna
menyebabkan penampilan Wanita itu tampak buas. Ia
menunjuk kerumunan perapal mantra di belakangnya.
"Kami mengabdikan hidup kami untuk mempelajari seni
kami. Kau baru merapal mantra kurang dari dua tahun.
Apa yang membuatmu lebih memenuhi syara
Bidadari Pendekar Naga Sakti
t untuk tugas ini daripada salah satu dari kami"...
Tidak penting. Katakan: Apa strategimu" Bagaimana
rencanamu mempekerjakan kami?" "Rencanaku
sederhana," kata Eragon. "Kalian akan
menggabungkan pikiran dan mencari perapal mantra
musuh. Sesudah kalian temukan satu, akan
kutambahkan kekuatanku pada kalian, dan
bersama-sama kita bisa menghancurkan perlawanan
perapal mantra itu. Lalu kita bisa membantai pasukan
yang sebelumnya dilindungi ward." "Dan apa yang
akan kaulakukan sepanjang waktu yang tersisa?"
"Bertempur di samping Saphira." Sesudah kebisuan
yang kikuk, salah seorang pria di belakang Trianna
berkata, "Rencana yang bagus." Ia menyurut saat
Trianna melontarkan lirikan marah padanya.
Perlahan-lahan ia kembali memandang Eragon. "Sejak
si Kembar tewas, aku yang memimpin Du Vrangr Gata.
Di bawah bimbinganku, mereka menyediakan cara
untuk mendanai usaha perang kaum Varden,
menemukan Tangan Hitam--jaringan mata-mata
Galbatorix yang berusaha membunuh Nasuada--juga
melakukan puluhan layanan lain. Aku tidak membual
kalau kukatakan ini bukan prestasi yang kecil. Dan
aku yakin bisa terus menghasilkan seperti itu... Kalau
begitu, kenapa Nasuada ingin menyingkirkan diriku
sekarang" Perbuatanku yang mana yang tidak
menyenangkan dirinya?" Segalanya jadi jelas bagi
Eragon, pada saat itu. Ia terbiasa berkuasa dan tidak
ingin menyerahkannya. Tapi lebih dari itu, ia
menganggap penunjukanku sebagai penggantinya
sebagai kritikan terhadap kepemimpinannya. Kau
harus menyelesaikan perdebatan ini, dan dengan
cepat, kata Saphira. Kita kehabisan waktu. Eragon
memutar otak mencari cara menetapkan
kewenangannya di Du Vrangr Gata tanpa mengucilkan
Trianna lebih jauh. Akhirnya ia berkata, "Aku kemari
bukan untuk mencari masalah. Aku datang demi
meminta bantuan kalian." Ia berbicara pada seluruh
Pendekar Gila . Dendam Bidadari Bercadar m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
kelompok tapi hanya memandang wanita penyihir itu.
"Aku kuat, ya. Saphira dan aku mungkin bisa
mengalahkan berapa pun penyihir peliharaan
Galbatorix. Tapi kami tidak bisa melindungi semua
orang dalam kaum Varden. Kami tidak bisa berada di
mana-mana pada saat yang sama. Dan kalau para
penyihir tempur Kekaisaran menggabungkan kekuatan
melawan kita, bahkan kami pun akan sulit
menyelamatkan diri... Kami tidak bisa bertempur
sendirian. Kau ada benarnya, Trianna--kau berhasil
baik dengan Du Vrangr Gata, dan aku kemari bukan
untuk mengambil alih kewenanganmu. Hanya
saja--sebagai penyihir--aku harus bekerja sama
dengan Du Vrangr Gata, dan--sebagai
Penunggang--aku mungkin juga perlu memerintah
dirimu, perintah yang harus dipatuhi tanpa
pertanyaan. Rantai komando harus ditetapkan. Yaitu,
kau tetap menguasai sebagian besar otonomimu. Pada
banyak waktu aku akan terlalu sibuk untuk bisa
memerhatikan Du Vrangr Gata. Dan aku juga tidak
berniat mengabaikan nasihatmu, karena aku yakin kau
jauh lebih berpengalaman daripada diriku & Jadi
kutanya sekali lagi, apakah kau mau membantu kami,
demi kebaikan kaum Varden?" Trianna diam sejenak,
lalu membungkuk memberi hormat. "Tentu saja,
Shadeslayer--demi kebaikan kaum Varden. Merupakan
kehormatan kalau kau memimpin Du Vrangr Gata."
"Kalau begitu sebaiknya kita mulai." Selama
beberapa jam berikutnya, Eragon berbicara dengan
setiap penyihir yang berkumpul, sekalipun cukup
banyak yang tidak hadir, sibuk dengan satu tugas atau
lainnya untuk membantu kaum Varden. Ia berusaha
sebaik-baiknya mengenenali pengetahuan sihir
mereka. Ia jadi tahu bahwa mayoritas pria dan wanita
di Du Vrangr Gata mengetahui seni ini dari kerabat,
dan biasanya secara sangat diam-diam agar tidak
menarik perhatian mereka yang takut pada sihir--dan,
tentu saja, Galbatorix sendiri. Hanya beberapa yang
mendapat pelatihan dengan benar. Sebagai hasilnya,
sebagian besar perapal mantra itu hanya tahu sedikit
bahasa kuno--tidak satu pun mampu benar-benar
mengucapkannya dengan fasih--keyakinan mereka
akan sihir sering dikacaukan takhyul keagamaan, dan
mereka tidak tahu puluhan penggunaan gramarye.
Tidak heran si Kembar begitu ingin mengetahui
kosakata bahasa kunomu sewaktu mereka menguji
dirimu di Farthen Dur, kata Saphira. Dengan itu
mereka bisa menaklukkan Bidadari Pendekar Naga Sakti
Pendekar Gila . Dendam Bidadari Bercadar m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
para penyihir rendahan ini dengan mudah. Tapi hanya
ada mereka yang bisa kita ajak bekerja sama. Benar.
Kuharap sekarang kau bisa melihat bahwa pendapatku
benar mengenai Trianna. Ia meletakkan keinginannya
sendiri di depan kepentingan orang banyak. Kau
benar, Eragon menyetujui. Tapi aku tidak akan
menghukumnya karena itu. Trianna menghadapi dunia
dengan cara sebaik yang ia bisa, sama seperti kita
semua. Aku paham itu, meskipun tidak setuju, dan
pemahaman-seperti kata Oromis--menghasilkan
empati. Lebih dari sepertiga para perapal mantra itu
mengkhususkan diri sebagai tabib. Eragon
memerintahkan mereka pergi sesudah memberi mereka
empat mantra baru untuk dihapalkan, mantra yang
memungkinkan mereka menangani luka-luka yang lebih
banyak. Dengan para perapal mantra sisanya Eragon
bekerja menetapkan susunan komando--ia menunjuk
Trianna sebagai letnannya dan membiarkan wanita itu
memastikan perintahnya dilaksanakan--dan
menggabungkan kepribadian mereka yang berbeda
menjadi satu unit tempur yang kohesif. Ia mendapati
bahwa berusaha menyatukan para penyihir untuk
bekerja sama mirip dengan mengatur segerombolan
anjing untuk berbagi tulang berdaging. Bahwa mereka
jelas terpesona padanya juga tidak membantu, karena
ia tidak bisa menemukan cara menggunakan
pengaruhnya untuk menyatukan hubungan di antara
para penyihir yang bersaing itu. Agar lebih tahu
kefasihan mereka, Eragon meminta mereka merapal
sejumlah mantra. Saat ia melihat mereka bersusah
payah dengan mantra yang sekarang dianggapnya
mudah, Eragon menyadari seberapa jauh kekuatannya
sendiri telah meningkat. Kepada Saphira, ia berkata,
Dan kalau kuingat bagaimana aku dulu sulit
mengangkat kerikil ke udara. Dan kalau ingat, jawab
Saphira, betapa Galbatorix merniliki waktu lebih dari
seabad untuk mengasah bakatnya. Matahari
menggantung rendah di barat, memperkuat cahaya
oranye hingga perkemahan kaum Varden, Sungai Jiet
yang deras, dan seluruh Burning Plains bagai
berkobar, seperti pemandangan dari mimpi gila.
Matahari tidak lebih tinggi dari sehelai rambut di atas
kaki langit sewaktu kurir tiba di tenda. Ia
memberitahu Eragon bahwa Nasuada memerintahkan
dirinya menghadap sekarang juga. "Dan saya rasa
sebaiknya Anda bergegas, Shadeslayer, kalau Anda
tidak keberatan saya mengatakan begitu." Sesudah
mendapat janji dari Du Vrangr Gata bahwa mereka
akan siap dan bersedia saat ia meminta bantuan
mereka, Eragon lari di samping Saphira melewati
Pendekar Gila . Dendam Bidadari Bercadar m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
deretan tenda kelabu ke paviliun Nasuada. Keributan
keras di atas mereka menyebabkan Eragon
menengadah cukup lama dari tanah yang berbahaya
untuk melihat ke atas. Ia melihat sekawanan besar
burung yang terbang berputarputar di antara kedua
pasukan. Ia melihat elang, rajawali, dan falcon,
besama puluhan gagak yang serakah dan sepupunya
yang lebih besar, berparuh seperti pisau,
berpunggung biru, dan tak kenal kenyang, burung
bangkai. Setiap burung menjerit meminta darah untuk
membasahi tenggorokannya dan daging hangat yang
cukup untuk mengenyangkan perut serta memuaskan
rasa lapar mereka. Berdasarkan pengalaman dan
naluri, mereka tahu bahwa setiap ada pasukan yang
muncul di Alagaesia, mereka bisa berharap akan
makan bangkai seluas berekar-ekar. Awan-awan
perang mulai berkumpul, pikir Eragon. NAR
GARZHVOG Eragon memasuki paviliun, Saphira
menjejalkan kepala di belakangnya. Eragon disambut
desingan logam saat Jormundur dan setengah lusin
komandan Nasuada mencabut pedang mereka.
Orang-orang itu menurunkan senjata ketika Nasuada
berkata, "Kemarilah, Eragon." "Ada apa?" tanya
Eragon. "Pelacak kita melaporkan ada beberapa ratus
Kull mendekat dari timur laut." Eragon mengerutkan
kening. Ia tidak menduga akan menemui Urgal dalam
pertempuran ini, karena Durza tidak lagi
mengendalikan mereka dan begitu banyak Urgal yang
tewas di Farthen Dur. Tapi kalau mereka datang,
mereka datang. Ia merasa haus darah dan membiarkan
senyum buasnya merekah saat memikirkan akan
menghancurkan para Urgal itu dengan kekuatan
barunya. Sambil memegang tangkai Zar'roc, ia
berkata, "Dengan senang hati aku mau memusnahkan
mereka. Saphira dan aku bisa menanganinya sendi
Bidadari Pendekar Naga Sakti
ri, kalau kau mau." Nasuada mengamatinya dengan
hati-hati sambil berkata, "Kita tidak bisa berbuat
begitu, Eragon. Mereka mengibarkan bendera putih,
dan meminta bicara denganku." Eragon ternganga
memandangnya. "Jelas kau tidak berniat menemui
mereka?" "Aku akan menawarkan keramahan yang
sama pada musuh mana pun yang datang membawa
bendera damai." "Tapi mereka kasar. Monster! Bodoh
sekali membiarkan mereka masuk ke perkemahan....
Nasuada, aku pernah melihat bencana yang dilakuan
Urgal. Mereka menyukai rasa sakit dan penderitaan
serta tidak layak mendapat ampunan, sama seperti
Pendekar Gila . Dendam Bidadari Bercadar m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
anjing gila. Kau tidak perlu membuang-buang waktu
untuk apa yang jelas merupakan perangkap. Beri saja
perintah dan aku serta setiap pejuangmu lebih dari
bersedia untuk membunuh makhluk-makhluk busuk itu
demi dirimu." "Dalam hal ini," kata Jormundur, "aku
setuju dengan Eragon. Kalau kau tidak mau
mendengarkan kami, Nasuada, setidaknya dengarkan
dia." Mula-mula Nasuada berbicara pada Eragon
dengan gumaman pelan hingga yang lain tidak bisa
mendengar, "Latihanmu memang belum selesai kalau
kau sebuta ini." Lalu ia mengeraskan suara, dan
Eragon mendengar ketegasan yang sama seperti
ayahnya, "Kalian semua lupa bahwa aku bertempur di
Farthen Dar, sama seperti kalian, dan aku melihat
kebuasan para Urgal... Tapi aku juga melihat
orang-orang kita sendiri melakukan tindakan yang
sama menjijikkannya. Aku tidak akan melupakan apa
yang kita alami di bawah tangan Urgal, tapi aku juga
tidak akan tidak mengabaikan sekutu potensial di saat
jumlah kita kalah begitu banyak dibandingkan
Kekaisaran." "My Lady, terlalu berbahaya bagimu
untuk menemui Kull." "Terlalu berbahaya?" Nasuada
mengangkat alis. "Sementara aku dilindungi Eragon,
Saphira, Elva, dan semua pejuang di sekitarku"
Kurasa tidak." Eragon mengertakkan gigi karena
frustrasi. Bicaralah, Saphira, kau bisa meyakinkannya
untuk melupakan rencana tolol ini. Tidak, aku tidak
mau. Pikiranmu kabur dalam hal ini. Kau tidak bisa
menyetujui pendapatnya! seru Eragon, terperangah.
Kau ada di sana, di Yazuac bersamaku; kau tahu apa
yang dilakukan Urgal pada penduduk desa. Dan
bagaimana dengan sewaktu kita meninggalkan Teirm,
tertangkapnya diriku di Gil'ead, dan Farthen Dur"
Setiap kali kita menemui Urgal, mereka selalu
berusaha membunuh kita atau lebih buruk lagi. Mereka
tidak lebih daripada hewan buas. Elf juga
beranggapan begitu tentang naga selama Du Fyrn
Skulblaka. Atas desakan Nasuada, para pengawalnya
mengikat dinding depan dan samping paviliun, agar
semua bisa melihat dan rsemungkinkan Saphira
berjongkok rendah di samping Eragon. Lalu Nasuada
duduk di kursi bersandaran tingginya, dan Jormundur
serta para komandan lain mengatur diri dalam dua
baris paralel hingga siapa pun yang ingin berbicara
dengan Nasuada harus berjalan di antara mereka.
Eragon berdiri di sebelah kanan Nasuada, Elva di
sebelah kirinya. Kurang dari lima menit kemudian,
Eldest Serial The Inheritance Cycle 2 Karya Christopher Paolini di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
raungan kemarahan hebat meledak di tepi timur
perkemahan. Badai ejekan dan penghinaan terdengar
semakin lama semakin keras hingga akhirnya satu Kull
Pendekar Gila . Dendam Bidadari Bercadar m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
terlihat di depan mereka, berjalan mendekati Nasuada
sementara orang-orang kaum Varden menghujaninya
dengan ejekan. Urgal itu--atau ram, Eragon ingat
begitulah mereka disebut--mengangkat kepalanya
tinggi-tinggi dan memamerkan taring-taring kuningnya,
tapi tidak bereaksi terhadap pelecehan yang
diarahkan padanya. Ia spesimen yang luar biasa,
delapan setengah kaki tingginya, dengan wajah yang
kuat dan sombong-sekalipun mengerikan, tanduk tebal
yang melingkar penuh, dan tubuh berotot yang
fantastis dan menyebabkan ia tampak mampu
membunuh beruang dengan sekali pukul. Satu-satunya
pakaiannya hanyalah sehelai kain yang dililitkan di
pinggang, beberapa pelat besi kasar yang disatukan
dengan potongan-potongan jala baja, dan piringan
logam melengkung di sela kedua tanduknya untuk
melindungi puncak kepalanya. Rambutnya yang hitam
panjang tergerai. Eragon merasa bibirnya menegang
membentuk seringai kebencian; ia harus berusaha
keras agar tidak mencabut Zar'roc dan menyerang.
Sekalipun begitu, ia mau tidak mau mengagumi
keberanian Urgal Bidadari Pendekar Naga Sakti
itu menghadapi sepasukan musuh seorang diri dan
tidak bersenjata. Yang mengejutkannya, ia mendapati
benak Kull ini terlindung dengan kuat. Sewaktu Urgal
itu berhenti di depan paviliun, tidak berani mendekat
lagi, Nasuada memerintahkan para pengawalnya agar
berteriak menenangkan kerumunan. Semua orang
memandang si Urgal, penasaran apa tindakannya
selanjutnya. Urgal itu mengangkat lengannya yang
besar ke langit, menarik napas, dan membuka rahang
lalu melolong kepada Nasuada. Dalam sekejap,
puluhan pedang terarah pada Kull itu, tapi ia tidak
memedulikannya dan terus melolong hingga
paru-parunya kosong. Lalu ia memandang Nasuada,
tidak mengacuhkan ratusan orang yang, jelas sekali,
ingin membunuhnya, dan menggeram dengan aksen
kental dan serak, "pengkhianatan macam apa ini, Lady
Nightstalker" Aku dijanjikan jalan yang aman. Apakah
manusia melanggar janji semudah itu?" Sambil
mencondongkan tubuh ke Nasuada, salah satu
komandan berkata, "Biarkan kami menghukumnya,
Mistress, karena kekurangajarannya. Begitu kami
sudah mengajarinya arti penghormatan, Anda bisa
mendengar pesannya, apa pun itu." Eragon ingin
tetap membisu, tapi ia tahu kewajibannya pada
Nasuada dan kaum Varden, jadi ia membungkuk dan
Pendekar Gila . Dendam Bidadari Bercadar m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
berbicara di telinga Nasuada, "Jangan tersinggung.
Beginilah cara mereka menyapa pemimpin perang
mereka. Jawaban yang benar seharusnya mengadu
kepala, tapi kurasa kau tidak ingin mencobanya."
"Apakah para elf yang mengajarkan ini padamu?"
gumam Nasuada, tanpa pernah mengalihkan pandangan
dari Kull yang menunggu. "Aye." "Apa lagi yang
mereka ajarkan tentang para Urgal?" "Sangat
banyak," kata Eragon, mengakui dengan enggan. Lalu
Nasuada berkata pada Kull itu, juga pada anak
buahnya, "Kaum Varden bukan pembohong seperti
Galbatorix dan Kekaisaran. Bicaralah; kau tidak perlu
takut bahaya selama kita bertemu dalam kondisi
gencatan senjata." Urgal itu mendengus dan
mengangkat dagunya yang kurus lebih tinggi,
memamerkan tenggorokannya; Eragon mengenali sikap
itu sebagai isyarat persahabatan. Menundukkan kepala
merupakan ancaman dalam ras mereka, karena itu
berarti ada Urgal yang berniat menumbukmu dengan
tanduknya. "Aku Nar Garzhvog dari suku Bolvek. Aku
berbicara mewakili rakyatku." Rasanya ia seperti
mengunyah setiap kata sebelum meludahkannya.
"Urgal lebih dibenci daripada ras lain mana pun. Elf,
kurcaci, manusia, semua memburu kami, membakar
kami, dan mengusir kami dari rumah." "Bukannya
tanpa alasan yang bagus," kata Nasuada. Garzhvog
mengangguk. "Bukannya tanpa alasan. Orang-orang
kami menyukai perang. Tapi seberapa sering kami
diserang hanya karena menurut kalian kami jelek,
seperti kami menganggap kalian jelek" Kami semakin
sejahtera sejak kejatuhan para Penunggang.
Suku-suku kami sekarang begitu besar sehingga tanah
gersang tempat kami hidup tidak lagi bisa memberi
kami makan." "Jadi kau bersekutu dengan
Galbatorix." ' "Aye, Lady Nightstalker. Ia menjanjikan
lahan yang bagus kalau kami membunuh
musuh-musuhnya. Tapi ia menipu kami. Dukun
berambut apinya, Durza, mengacaukan pikiran para
pemimpin perang kami dan memaksa suku-suku kami
bekerja sama, sementara itu bukan cara kami.
Sewaktu kami tahu hal ini di pegunungan berlubang
kurcaci, Herndall, pemimpin kami mengirim ibuku ke
Galbatorix untuk menanyakan kenapa ia menggunakan
kami dengan cara itu." Garzhvog menggeleng. "Ibuku
tidak kembali. Pejuang-pejuang terbaik kami tewas
demi Galbatorix, lalu ia meninggalkan kami seperti
pedang patah. Ia drajl dan berlidah ular, pengkhianat
tak bertanduk. Lady Nightstalker, kami lebih sedikit
sekarang, tapi kami akan bertempur bersamamu kalau
kauizinkan." "Apa imbalannya?" tanya Nasuada.
Pendekar Gila . Dendam Bidadari Bercadar m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
"Herndall-mu pasti menginginkan balasan." "Darah.
Darah Galbatorix. Dan kalau Kekaisaran runtuh, kami
meminta kau memberi kami tanah, tanah untuk
berkembang biak dan tumbuh, tanah untuk menghindari
lebih banyak pertempuran di masa depan." Eragon
menebak keputusan Nasuada dari ekspresinya, bahkan
sebelum gadis itu bicara. Dan tampaknya Jormundur
juga, karena ia mencondongkan tubuh ke Nasuada dan
berkata dengan suara pelan, "Nasuada, kau tidak bisa
b Bidadari Pendekar Naga Sakti
erbuat begini. lni bertentangan dengan alam." "Alam
tidak bisa membantu kita mengalahkan Kekaisaran.
Kita membutuhkan sekutu." "Orang-orang akan
melarikan diri sebelum bersedia bertempur bersama
Urgal." "Itu bisa diatasi. Eragon, apakah mereka
menepati janji?" "Hanya selama kita memiliki musuh
yang sama." Sambil mengangguk tegas, Nasuada
sekali lagi mengeTaskan suara. "Baiklah, Nar
Garzhvog. Kau dan para pejuangrnu boleh berkemah di
sisi timur pasukan kami, jauh dari pasukan utama, dan
kita akan mendiskusikan syarat-syarat persekutuan
kita." "Ahgrat ukmar," kata Kull itu, menepukkan tinju
ke alis. "Kau Herndall yang bijak, Lady Nightstalker."
"Kenapa kau memanggilku begitu?" "Herndall?"
"Bukan, Nightstalker." Garzhvog memperdengarkan
suara ruk-ruk di tenggorokannya, yang ditafsirkan
Eragon sebagai tawa. "Nightstalker adalah nama yang
kami berikan pada ayahmu karena caranya memburu
kami di dalam terowongan-terowongan gelap di bawah
pegunungan kurcaci dan karena warna kulitnya.
Sebagai anaknya, kau layak mendapat nama yang
sama." Dengan kata-kata itu, ia berbalik pada
tumitnya dan berjalan keluar perkemahan. Nasuada
berdiri dan berseru, "Siapa pun yang menyerang Urgal
akan dihukum sama seperti kalau ia menyerang
sesama manusia. Pastikan pengumuman ini
disampaikan ke setiap kompi." Belum lagi ia selesai,
Eragon menyadari Raja Orrin tergesa-gesa mendekat,
jubahnya berkibar di sekitarnya. Sewaktu sudah cukup
dekat, Raja Orrin berseru, "Nasuada! Benarkah kau
bertemu Urgal" Apa maksudmu, dan kenapa aku tidak
diberitahu lebih awal" Aku tidak--" Ia disela sewaktu
seorang penjaga muncul dari barisan tenda kelabu,
berteriak, "Orang berkuda mendekat dari Kekaisaran!"
Dalam sekejap, Raja Orrin melupakan kemarahannya
dan bergabung dengan Nasuada saat gadis itu
bergegas ke tepi pasukan, diikuti sedikitnya seratus
Pendekar Gila . Dendam Bidadari Bercadar m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
orang. Eragon tidak tinggal di tengah kerumunan,
melainkan naik ke punggung Saphira dan membiarkan
naga itu membawanya ke tujuan mereka. Sewaktu
Saphira berhenti di pagar, parit, dan deretan tiang
yang diruncingkan dan melindungi tepi depan kaum
Varden, Eragon melihat seorang prajurit memacu
kudanya mati-matian menyeberangi lahan kosong. Di
atasnya, burung-burung pemangsa menyapu rendah
untuk mencari tahu apakah hidangan pertama pesta
mereka telah tiba. Prajurit itu menghentikan kuda
hitamnya sekitar tiga puluh yard dari pertahanan,
menjaga jarak sejauh mungkin antara dirinya dan
kaum Varden. Ia berteriak, "Dengan menolak
persyaratan menyerah yang dermawan dari Raja
Galbatorix, kalian memilih kematian sebagai nasib
kalian. Kita tidak akan bernegosiasi lagi.
Persahabatan sudah berubah menjadi peperangan!
Kalau ada di antara kalian yang masih menghormati
Raja Galbatorix yang berkuasa dan tahu segalanya,
larilah! Tidak ada yang bisa berdiri di hadapan kami
begitu kami maju untuk membersihkan Alagaesia dari
setiap bajingan, pengkhianat, dan pemberontak. Dan
sekalipun menyakitkan tuan kami--karena ia tahu
sebagian besar dari pemberontakan ini dipicu para
pemimpin yang kecewa dan salah kaprah--kami akan
menghukum dengan halus wilayah yang dikenal
sebagai Surda dan mengembalikannya ke bawah
kepemimpinan Raja Galbatorix yang dermawan, ia
yang mengorbankan diri siang-malam demi kebaikan
rakyatnya. Jadi larilah, kataku, kalau tidak,
tanggunglah kehancuran kalian." Dengan kata-kata
itu, si prajurit membuka kantong kanvas dan
mengeluarkan kepala yang dipenggal. Ia melemparkan
kepala itu ke udara dan mengawasinya jatuh di antara
kaum Varden, lalu memutar kuda, menjejakkan taji di
tumit sepatunya, dan berderap kembali ke kerumunan
gelap pasukan Galbatorix. "Apa sebaiknya ia
kubunuh?" tanya Eragon. Nasuada menggeleng. "Kita
akan mendapat kesempatan itu tidak lama lagi. Aku
takkan melanggar kesucian utusan, bahkan seandainya
Kekaisaran sudah melanggarnya." "Terse-" Ia
menjerit terkejut dan mencengkeram leher Saphira
agar tidak jatuh saat naga itu berdiri di atas dinding,
menghunjamkan kaki-kaki depannya ke tepi parit. Ia
membuka rahang, meraung panjang dan dalam, mirip
yang dilakukan Garzhvog, hanya saja raungan ini
merupak Bidadari Pendekar Naga Sakti
Pendekar Gila . Dendam Bidadari Bercadar m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
an tantangan pada musuh-musuh mereka, peringatan
akan kemurkaan yang mereka timbulkan, dan
panggilan perang bagi siapa pun yang membenci
Galbatorix. Raungannya begitu menakutkan kuda si
prajurit hingga tersentak ke samping, terpeleset di
tanah yang panas, dan jatUh ke samping. Prajuritnya
terlempar dari kuda dan mendarat di lidah api yang
menyambar saat itu. Ia menjerit begitu mengerikan
hingga bulu kuduk Eragon meremang, lalu membisu
selamanya. Burung-burung mulai turun. Kaum Varden
menyoraki keberhasilan Saphira. Bahkan Nasuada
tersenyum kecil. Lalu ia bertepuk tangan dan berkata,
"Mereka akan menyerang saat subuh, menurutku.
Eragon, kumpulkan Du Vrangr Gata dan bersiaplah
beraksi. Aku akan memberimu perintah satu jam lagi."
Sambil meraih bahu Orrin, Nasuada membimbingnya
kembali ke tengah perkemahan, dan berkata, "Yang
Mulia, ada keputusan yang harus kita ambil. Aku
punya rencana tertentu, tapi untuk itu diperlukan...."
Biarkan mereka datang, kata Saphira. Ujung ekornya
tersentak seperti ujung ekor kucing yang tengah
mengintai kelinci. Mereka semua akan terbakar.
RAMUAN PENYIHIR Malam telah turun di Burning
Plains. Bagian atas asap kelabu menutupi bulan dan
bintang-bintang, menenggelamkan tanah ke kegelapan
yang hanya dibuyarkan pendar muram api dari dalam
tanah di sana-sini, dan ribuan suluh yang dinyalakan
setiap pasukan. Dari posisi Eragon di dekat bagian
depan kaum Varden, Kekaisaran tampak seperti sarang
rapat sebesar kota yang penuh cahaya oranye
berkedap-kedip. Saat Eragon mengeratkan potongan
terakhir baju besi Saphira di ekornya, ia memejamkan
mata untuk mempertahankan kontak yang lebih baik
dengan para penyihir dari Du Vrangr Gata. Ia harus
belajar menemukan mereka dalam waktu singkat;
keselamatannya tergantung pada kemampuannya
berkomunikasi dengan mereka dalam waktu singkat
dan tepat. Sebaliknya, para penyihir harus belajar
mengenali sentuhan benaknya agar tidak menghalangi
dirinya sewaktu ia membutuhkan bantuan mereka.
Eragon tersenyum dan berkata, "Halo, Orik." Ia
membuka mata dan melihat Orik memanjat gundukan
karang rendah tempat ia dan Saphira duduk. Kurcaci
itu, yang telah mengenakan baju besi, menyandang
busur tanduk Urgal di tangan kiri. Sambil berjongkok
di samping Eragon, Orik mengusap alis dan
menggeleng. "Dari mana kau tahu ini aku" Aku sudah
melindungi diri." Setiap kesadaran rasanya beda,
Eldest Serial The Inheritance Cycle 2 Karya Christopher Paolini di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Saphira menjelaskan. Sama seperti tldak ada dua
suara yang sama persis. "Ah." Eragon bertanya,
Pendekar Gila . Dendam Bidadari Bercadar m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
"Ada apa kau kemari?" Orik mengangkat bahu.
"Terlintas dalam pikiranku kau mungkin suka ditemani
di malam yang muram ini. Terutama karena Arya pasti
sibuk dan tidak ada Murtagh untuk menemanimu dalam
pertempuran ini." Dan aku berharap ia ada di sini,
pikir Eragon. Murtagh satu-satunya manusia yang
menyamai keahlian Eragon bermain pedang,
setidaknya sebelum Agaeti Blodhren. Berlatih-tanding
dengannya merupakan salah satu dari sedikit
kesenangan Eragon selama mereka bersama. Aku pasti
senang kalau bisa bertanding melawanmu lagi, sobat
lama. Teringat bagaimana Murtagh terbunuh--diseret
ke bawah tanah oleh Urgal di Farthen Dur--memaksa
Eragon menghadapi kebenaran yang suram: Tidak
peduli pejuang sehebat apa pun dirimu, sering
kebetulan semata yang menentukan siapa yang hidup
dan siapa yang mati dalam perang. Orik pasti
merasakan suasana hatinya, karena ia menepuk bahu
Eragon dan berkata, "Kau akan baik-baik saja.
Bayangkan saja perasaan para prajurit di luar sana,
tahu mereka harus menghadapi dirimu tidak lama
lagi!" Perasaan berterima kasih menyebabkan Eragon
tersenyum lagi. "Aku senang kau datang." Ujung
hidung Orik memerah, dan ia menunduk, memutarmutar
busur di antara kedua tangannya. "Ah, well,"
gerutunya, "Hrothgar tidak akan suka kalau aku
membiarkan terjadi apa-apa padamu. Lagi pula, kita
sekarang saudara angkat, eh?" Melalui Eragon,
Saphira bertanya, Bagaimana dengan para kurcaci
lain" Bukankah mereka berada di bawah perintahmu"
Mata Orik berkilau sejenak. "Wah, ya, memang begitu.
Dan mereka akan bergabung dengan kita tidak lama
lagi. Karena Eragon anggota Durgrimst Ingeitum,
sudah selayakn Bidadari Pendekar Naga Sakti
ya kalau kita melawan Kekaisaran bersama-sama.
Dengan begitu, kalian berdua tidak akan terlalu
rapuh; kalian bisa memusatkan Perhatian mencari
penyihir Galbatorix dan bukannya sibuk
mempertahankan diri dari serangan terus-menerus."
"Gagasan bagus. Terima kasih." Orik mendengus
menerima. Lalu Eragon bertanya, "Apa pendapatmu
mengenai Nasuada dan para Urgal?" "Ia mengambil
pilihan yang benar." "Kau setuju dengannya!"
"Memang. Aku sama tidak sukanya seperti dirimu, tapi
aku setuju." Kebisuan menyelimuti mereka sesudah
itu. Eragon duduk rnenyandar ke Saphira dan menatap
ke Kekaisaran, berusaha agar kegelisahan tidak
Pendekar Gila . Dendam Bidadari Bercadar m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
menguasai dirinya. Menit demi menit berlalu dengan
lambat. Baginya, masa penantian sebelum
pertempuran sangat menekan, seperti pertempurannya
sendiri. Ia meminyaki pelana Saphira, menggosok
karat dari jala bajanya, lalu kembali mengakrabkan
diri dengan pikiran Du Vrangr Gata, apa pun untuk
membunuh waktu. Lebih dari satu jam kemudian ia
berhenti saat merasakan dua makhluk mendekat dari
seberang lahan kosong. Angela" Solembum" Bingung
dan waspada, ia membangunkan Orik--yang
tertidur--dan memberitahukan pengamatannya.
Kurcaci itu mengerutkan kening dan mencabut kapak
perang dari sabuknya. "Aku baru bertemu si tukang
obat beberapa kali, tapi ia tampaknya bukan orang
yang akan mengkhianati kita. Ia sudah diterima di
kaum Varden selama berpuluhpuluh tahun." "Kita
tetap harus mencari tahu apa yang dilakukannya,"
kata Eragon. Bersama-sama mereka melintasi
perkemahan untuk menghadang keduanya saat mereka
mendekati pertahanan. Tidak lama kemudian tampak
Angela berlari-lari kecil ke tempat terang, diikuti
Solembum dekat kakinya. Penyihir itu mengenakan
jubah hitam panjang yang memungkinkan dirinya
membaur dengan sekitarnya. Dengan menunjukkan
kesigapan, kekuatan, dan keluwesan yang
mengejutkan, Angela memanjat jajaran hang runcing
yang dibangun para kurcaci, berayun dari satu hang
ke tiang yang lain, melompati parit-parit, dan
akhirnya berlari sipat-kuping menuruni permukaan
dinding pertahanan terakhir yang curam dan berhenti,
terengah-engah, di dekat Saphira. Setelah membuka
kerudung jubahnya, Angela tersenyum cerah. "Komite
penyambutan! Kalian baik sekali." Sementara ia
bicara, si kucing jadi-jadian gemetar, bulu-bulunya
berdiri tegak. Lalu sosoknya memudar seakan
dipandang dari balik air kotor, sekali lagi berubah
menjadi sosok bocah laki-laki telanjang berambut
berantakan. Angela memasukkan tangan ke dompet
kulit di sabuknya dan memberikan tunik dan bros pada
Solembum, bersama pisau hitam kecil temannya
bertarung. "Apa yang kaulakukan di luar sana?" tanya
Orik, menatap mereka curiga. "Oh, ini dan itu."
"Kurasa sebaiknya kauberitahu," kata Eragon.
Ekspresi Angela mengeras. "Begitukah" Apa kau tidak
memercayai Solembum dan aku?" Kucing jadi-jadian
itu memamerkan gigi-giginya yang tajam. "Tidak
juga," kata Eragon, sambil tersenyum kecil. "Bagus,"
kata Angela. Ia menepuk pipi Eragon. "Kau akan hidup
lebih lama. Kalau kau harus tahu, kalau begitu, aku
berusaha sebaik mungkin membantu mengalahkan
Pendekar Gila . Dendam Bidadari Bercadar m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Kekaisaran, hanya saja metodeku tidak termasuk
berteriak-teriak dan berlarian ke sana kemari
membawa pedang." "Apa tepatnya metodemu?" kata
Orik. Angela diam sejenak untuk menggulung jubah,
yang disimpannya di dalam kantong. "Aku lebih suka
tidak mengatakannya; aku ingin membuatnya jadi
kejutan. Kalian tidak perlu menunggu lama untuk tahu.
Akan dimulai beberapa jam lagi." Orik menarik-narik
janggut. "Apa yang akan mulai" Kalau kau tidak bisa
memberi kami jawaban yang terus terang, kami
terpaksa membawamu ke Nasuada. Mungkin ia bisa
meluruskan pikiranmu." "Tidak ada gunanya
menyeretku menemui Nasuada," kata Angela. "Ia
sudah memberiku izin untuk melintasi perbatasan." Itu
katamu," tantang Orik, lebih keras kepala lagi. "Dan
itu juga kataku," kata Nasuada, sambil mendekati
mereka dari belakang, seperti yang telah diketahui
Eragon. Ia juga merasa Nasuada ditemani empat Kull,
salah satunya Garzhvog. Sambil merengut, ia berbalik
menghadapi mereka tidak berusaha menyembunyikan
kemarahannya atas kehadiran para Urgal.
Bidadari Pendekar Naga Sakti
"My Lady," gumam Eragon. Orik tidak setenang itu;
ia melompat mundur sambil memaki keras, menyambar
kapak perang. Ia segera menyadari mereka tidak
sedang diserang dan menyapa Nasuada dengan
tegang. Tapi tangannya tidak pernah meninggalkan
tangkai senjata dan matanya tidak pernah beralih dari
para Urgal. Angela tampaknya tidak merasakan
ketegangan itu. Ia memberi Nasuada penghormatan
yang selayaknya, lalu berbicara pada para Urgal
dalam bahasa mereka, yang mereka jawab dengan
kegembiraan yang nyata. Nasuada menarik Eragon ke
samping agar mereka tidak terganggu. Di sana, ia
berkata, "Aku perlu kau mengesampingkan perasaanmu
sejenak dan menilai apa yang akan kuberitahukan
padamu dengan logika dan akal sehat. Kau bisa?"
Eragon mengangguk, dengan ekspresi kaku. "Bagus.
Aku akan berusaha sekuat tenaga untuk memastikan
kita tidak kalah besok. Tapi tidak penting seberapa
hebat kita bertempur, atau sebaik apa aku memimpin
kaum Varden, atau bahkan apakah kita bisa
menjatuhkan Kekaisaran kalau kau," ia menusuk dada
Eragon, "terbunuh. Kau mengerti?" Eragon kembali
mengangguk. "Tidak ada yang bisa kulakukan untuk
melindungimu jika Galbatorix muncul; kalau ia muncul,
kau akan menghadapinya seorang diri. Du Vrangr Gata
bukan ancaman baginya seperti juga bagimu, dan aku
Pendekar Gila . Dendam Bidadari Bercadar m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
tidak bisa membiarkan mereka dimusnahkan tanpa
alasan." "Aku sudah tahu sejak dulu," kata Eragon,
"bahwa akan menghadapi Galbatorix seorang diri
bersama Saphira." Senyum sedih menyentuh bibir
Nasuada. Ia tampak sangat lelah dalam cahaya api
suluh yang bergoyang-goyang. "Well, tidak ada alasan
untuk menciptakan masalah kalau tidak ada masalah.
Ada kemungkinan Galbatorix bahkan tidak berada di
sini." Tapi ia tampaknya tidak memercayai
kata-katanya sendiri. "Pokoknya, setidaknya aku bisa
mencegahmu tewas akibat tusukan pedang di perut.
Aku sudah mendengar niat para kurcaci, dan kupikir
aku bisa memperbaiki konsepnya. Kuminta Garzhvog
dan tiga rekannya menjadi pengawalmu, selama
mereka setuju--dan mereka harus setuju--membiarkan
dirimu memeriksa benak mereka untuk mencari
pengkhianatan." Eragon menegang. "Kau tidak bisa
mengharapkan aku bertempur bersama
monster-monster itu. Lagi pula, aku sudah menerima
tawaran para kurcaci untuk melindungi Saphira dan
aku. Mereka takkan bisa menerima kalau aku menolak
tawaran mereka karena Urgal." "Kalau begitu mereka
bisa melindungimu bersama-sama," tukas Nasuada. Ia
mengamati wajah Eragon cukup lama, mencari apa
yang tidak dapat dikatakan Eragon. "Oh, Eragon.
Kuharap kau bisa melihat ke balik kebencianmu. Apa
lagi yang akan kaulakukan dalam posisiku?" Ia
mendesah sewaktu Eragon tetap membisu. "Kalau ada
yang memiliki alasan untuk mendendam pada Urgal,
akulah orangnya. Mereka membunuh ayahku. Tapi aku
tidak bisa membiarkan hal itu mengacaukan tugasku
untuk memutuskan apa yang terbaik bagi kaum
Varden... Setidaknya tanyakan pendapat Saphira
sebelum kau menjawab ya atau tidak. Aku bisa
memerintahkanmu menerima perlindungan Urgal, tapi
aku lebih suka tidak memerintahmu." Kau bersikap
bodoh, kata Saphira tiba-tiba. Bodoh karena tidak
ingin Kull menjaga punggungku" Tidak, bodoh karena
menolak bantuan, tidak peduli dari mana asalnya,
dalam situasi kita yang sekarang. Pikirkanlah. Kau
tahu apa yang akan dilakukan Oromis, dan kau tahu
apa yang akan dikatakannya. Kau tidak memercayai
penilaiannya" Ia tidak mungkin benar mengenai
segala hal, kata Eragon. Itu bukan argumentasi...
Periksalah dirimu sendiri, Eragon, dan katakan apakah
aku bicara jujur. Kau tahu jalan yang benar. Aku akan
kecewa kalau kau tidak mampu memaksa dirimu
mengambilnya. Dorongan Saphira dan Nasuada hanya
menyebabkan Eragon semakin enggan menyetujui.
Sekalipun begitu, ia tahu ia tidak memiliki pilihan.
Pendekar Gila . Dendam Bidadari Bercadar m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
"Baiklah, kuizinkan mereka menjagaku, taPl hanya
kalau aku tidak menemukan apa pun yang
mencurigakan dalam pikiran mereka. Kau mau berjanji
bahwa, sesudah pertempuran ini, kau tidak akan
memaksaku bekerja sama dengan Urgal lagi?"
Nasuada menggeleng. "Aku tidak bisa berbuat begitu,
tidak kalau itu mungkin menyakiti kaum Varden." Ia
diam sejenak lalu berkata, "Oh, Era
Bidadari Pendekar Naga Sakti
Pendekar Gila . Duel Di Puncak Lawu m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Pendekar Gila . Duel Di Puncak Lawu m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Eldest (The Inheritance Cycle 2) Bidadari Pendekar Naga Sakti
gon?" "Ya, my Lady?" "Kalau aku tewas, aku
memilihmu sebagai penerusku. Kalau itu terjadi,
kusarankan kau mengandalkan nasihat Jormunduria
lebih berpengalaman daripada anggota Dewan Tetua
laindan kuharap kau menempatkan kesejahteraan
mereka yang ada di bawahmu di atas segala hal lain.
Apakah aku jelas, Eragon?" Pemberitahuan Nasuada
mengejutkan Eragon. Tidak ada yang lebih berarti
bagi Nasuada kecuali kaum Varde'n. Menawarkan hal
itu padanya merupakan tindakan memercayai terbesar
yang bisa dilakukan Nasuada. Keyakinan Nasuada
menggugah dan menyentuh hati Eragon; ia
membungkuk memberi hormat. "Aku akan berusaha
menjadi pemimpin yang baik seperti kau dan Ajihad.
Kau menghormatiku, Nasuada." "Ya, memang."
Setelah berbalik, Nasuada menggabungkan diri dengan
yang lain. Masih terguncang akibat pemberitahuan
Nasuada, dan mendapati kemarahannya berkurang
karena pemberitahuan itu, Eragon perlahan-lahan
berjalan kembali ke Saphira. Ia mengamati Garzhvog
dan Urgal-Urgal lain, berusaha memperkirakan
suasana hati mereka, tapi wajah mereka begitu
berbeda dari yang biasa ditemuinya hingga ia tidak
mampu menangkap apa pun kecuali emosi-emosi paling
luas. Ia juga tidak bisa menemukan empati dalam
dirinya bagi para Urgal. Baginya, mereka makhluk
buas yang akan membunuhnya secepat mungkin dan
tidak mampu mencintai, bersikap ramah, atau bahkan
memiliki kecerdasan yang sebenarnya. Pendeknya,
mereka makhluk yang lebih rendah. Jauh dalam
benaknya, Saphira berbisik, Aku yakin Galbatorix juga
berpikir begitu. Dan karena alasan yang bagus,
Eragon menggerutu, berniat mengejutkan Saphira.
Sambil menahan kebenciannya, ia berkata
keras-keras, "Nar Garzhvog, aku diberitahu kalian
Eldest Serial The Inheritance Cycle 2 Karya Christopher Paolini di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
berempat mengizinkan aku memasuki pikiran kalian."
"Benar, Firesword. Lady Nightstalker memberitahu
kami itu syaratnya. Kami merasa tersanjung mendapat
kesempatan bertempur di samping pejuang sehebat
dirimu, dan pejuang yang Sudah berbuat begitu
banyak bagi kami." "Apa maksudmu" Aku membunuh
puluhan saudaramu." Tanpa bisa ditahan, kutipan dari
salah satu gulungan dokumen Oromis melintas dalam
benak Eragon. Ia teringat pernah membaca bahwa
Urgal, baik jantan maupun betina, menentukan status
mereka di masyarakat melalui pertempuran, dan
praktik inilah, di atas semuanya, yang memicu begitu
banyak konflik antara Urgal dan ras-ras lain. Yang
berarti, ia sadar, jika mereka mengagumi tindakannya
Pendekar Gila . Duel Di Puncak Lawu m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
dalam pertempuran, mereka mungkin memandangnya
sejajar dengan salah satu pemimpin perang Urgal.
"Dengan membunuh Durza, kau membebaskan kami
dari kendalinya. Kami berutang budi padamu,
Firesword. Tidak satu pun dari kami yang akan
menantangmu, dan kalau kau mengunjungi aula kami,
kau dan si naga, Flametongue, akan disambut seperti
yang belum pernah dialami orang luar lain." Dari
semua jawaban yang diperkirakan Eragon, terima
kasih adalah yang terakhir, dan ia sangat tidak siap
menerima jawaban itu. Karena tidak mampu
memikirkan apa-apa lagi, ia berkata, "Aku tidak akan
lupa." Ia mengalihkan pandangan ke Urgal-Urgal lain,
lalu kembali memandang Garzhvog dan mata
kuningnya. "Kau siap?" "Aye, Penunggang." Saat
Eragon menjangkau kesadaran Garzhvog, ia teringat
bagaimana si Kembar menjarah benaknya sewaktu ia
memasuki Farthen Dur pertama kali. Kenangan itu
tersapu saat ia membenamkan diri dalam identitas si
Urgal. Sifat pencariannya sendiri--mencari niat jahat
yang mungkin tersembunyi di suatu tempat dalam masa
lalu Garzhvog--menyebabkan Eragon harus memeriksa
kenangan sepanjang bertahun-tahun. Tidak seperti si
Kembar, Eragon berusaha tak menyakiti, tapi ia tidak
terlalu lembut. Ia bisa merasakan Garzhvog
mengernyit tidak nyaman. Seperti kurcaci dan elf,
benak Urgal memiliki elemen yang berbeda dari benak
manusia. Strukturnya menekankan kekakuan dan
hirarki-hasil dari cara suku-suku Urgal mengorganisir
diri-tapi rasanya kasar, brutal, dan licik: benak hewan
liar. Sekalipun tidak berusaha mempelajari lebih
banyak mengenai Garzhvog sebagai individu, Eragon
mau tidak mau menyerap potongan-potongan
kehidupan Urgal itu. Garzhvog tidak melawan. Bahkan
ia tampak bersemangat membagikan pen
Bidadari Pendekar Naga Sakti
galamannya, untuk meyakinkan Eragon bahwa Urgal
bukanlah musuh bebuyutannya. Kami tidak bisa
sanggup kalau ada Penunggang lain yang bangkit dan
berusaha menghancurkan kami, kata Garzhvog. Lihat
baik-baik, O Firesword, dan lihatlah apakah kami
benar-benar monster seperti yang kaukatakan....
Begitu banyak bayangan dan sensasi di antara mereka
hingga Eragon nyaris tersesat: masa kanak-kanak
Garzhvog bersama anggota keluarganya yang lain di
desa reyot yang dibangun jauh di jantung Spine;
ibunya menyisir rambutnya dengan sisir tanduk dan
menyanyikan lagu-lagu lembut; belajar berburu rusa
Pendekar Gila . Duel Di Puncak Lawu m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
dan mangsa lain dengan tangan kosong; tumbuh
semakin lama semakin besar hingga jelas darah lama
masih mengalir dalam pembuluh darahnya dan
tingginya mencapai lebih dari delapan kaki,
menjadikan ia Kull; lusinan tantangan yang dibuatnya,
diterimanya, dan dimenangkannya; menjelajah keluar
desa untuk mencari nama, agar bisa kawin, dan
perlahanlahan belajar membenci, tidak memercayai,
dan takut--ya, takut--pada dunia yang mengutuk
rasnya; bertempur di Farthen Dur; mendapati mereka
dimanipulasi Durza; dan menyadari satu-satunya
harapan mereka untuk mendapat kehidupan yang lebih
baik adalah mengesampingkan perbedaan lama,
bersahabat dengan kaum Varden, dan memastikan
Galbatorix dijatuhkan. Tidak ada bukti Garzhvog
berbohong. Eragon sulit memahami apa yang
dilihatnya. Setelah melepaskan diri dari benak
Garzhvog, ia memasuki benak ketiga Urgal yang lain.
Ingatan mereka mengkonfirmasi fakta-fakta yang
diberikan Garzhvog. Mereka tidak berusaha menutupi
fakta bahwa mereka telah membunuh manusia, tapi
tindakan itu dilakukan atas perintah Durza sewaktu
penyihir itu mengendalikan mereka, atau sewaktu
bertempur melawan manusia memperebutkan makanan
atau lahan. Kami melakukan apa yang harus kami
lakukan untuk mempertahankan keluarga kami, kata
mereka. Sesudah selesai, Eragon berdiri di hadapan
Garzhvog dan tahu garis keturunan Urgal semulia
garis keturunan pangeran mana pun. Ia tahu,
sekalipun tidak berpendidikan, Garzhvog komandan
yang cemerlang dan pemikir serta filsuf yang sehebat
Oromis sendiri. Ia jelas lebih cerdas daripada diriku,
Eragon mengakui pada Saphira. Sambil menunjukkan
tenggorokan Sebagai tanda menghormat, ia berkata,
"Nar Garzhvog", dan untuk pertama kali menyadari
asal-usul agung gelar nar, "Aku bangga bisa
berdampingan denganmu. Kau boleh memberitahu
Herndall bahwa selama para Urgal memegang janji dan
tidak berbalik melawan kaum Varden, aku tidak akan
menentang kalian." Eragon ragu ia akan pernah
menyukai Urgal, tapi kekakuan prasangkanya beberapa
menit yang lalu sekarang terasa sebagai kebodohan,
dan ia tidak bisa mempertahankannya dengan sepenuh
hati. Saphira menjilat lengan Eragon dengan lidahnya
yang kasar, menyebabkan jala baja Eragon berdenting.
Membutuhkan keberanian untuk mengakui kesalahan.
Hanya kalau kau takut tampak bodoh, dan aku pasti
tampak jauh lebih bodoh lagi kalau berkeras
mempertahankan kepercayaan yang salah. Wah,
makhluk kecil, kau berbicara dengan bijak. Biarpun
Pendekar Gila . Duel Di Puncak Lawu m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
diledek Saphira begitu, Eragon bisa merasakan
kebanggaan hangat naga itu atas apa yang telah
dicapainya. "Sekali lagi, kami berutang budi padamu,
Firesword," kata Garzhvog. Ia dan para Urgal lain
menekankan tinju di alis mereka yang menonjol.
Eragon bisa melihat Nasuada ingin tahu secara rinci
apa yang baru saja terjadi tapi gadis itu menahan
diri. "Bagus. Sekarang sesudah masalah ini selesai,
aku harus pergi. Eragon, kau akan mendapat isyaratku
dari Trianna kalau saatnya tiba." Dengan kata-kata
itu, Nasuada berlalu ke dalam kegelapan. Sementara
Eragon menyandar ke Saphira, Orik mendatanginya.
"Untung kami para kurcaci akan ada di sini, eh" Kami
akan mengawasi Kull seperti rajawali, pasti. Kami
tidak akan membiarkan mereka menyerangmu sewaktu
kau memunggungi mereka. Begitu mereka menyerang,
kami akan memotong kaki mereka." "Kupikir kau
setuju dengan Nasuada, menerima tawaran para
Urgal." "Tidak berarti aku memercayai mereka atau
ingin berada dl samping mereka, bukan?" Eragon
tersenyum dan tidak berusaha mendebat; mustahil
meyakinkan Orik bahwa Urg
Bidadari Pendekar Naga Sakti
al bukan pembunuh yang membabi buta sementara ia
sendiri menolak mempertimbangkan kemungkinan itu
hingga berbagi kenangan Urgal. Malam terasa berat
di sekitar mereka sementara mereka menunggu subuh.
Orik mengeluarkan batu pengasah dari saku dan
mengasah kapak melengkungnya. Begitu tiba, keenam
kurcaci lain juga berbuat begitu, dan deritan logam
beradu dengan batu memenuhi udara. Kull duduk
beradu punggung, melantunkan lagu-lagu kematian
dengan suara pelan. Eragon menghabiskan waktu
mendirikan ward di sekitar dirinya, Saphira, Nasuada,
Orik, bahkan Arya. Ia tahu berbahaya melindungi
begitu banyak orang, tapi ia tidak tahan memikirkan
seandainya mereka terluka. Sesudah selesai, ia
memindahkan kekuatan sebanyak yang berani
dipindahkannya ke berlian-berlian yang terpasang di
sabuk Beloth si Bijaksana. Eragon mengawasi dengan
penuh minat saat Angela mengenakan baju besi hijau
dan hitamnya, lalu, setelah mengeluarkan kotak kayu
berukir, merangkai tongkat berpedangnya dari dua
tangkai terpisah yang disambung di bagian tengah dan
dua pedang baja yang ditancapkan di kedua ujung
tongkat. Angela memutar-mutar senjata yang telah
selesai itu di atas kepala beberapa kali sebelum
tampak puas bahwa senjatanya akan mampu menahan
Pendekar Gila . Duel Di Puncak Lawu m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
kejutan pertempuran. Para kurcaci memandang Angela
dengan tatapan tidak suka, dan Eragon mendengar
salah satunya menggerutu, "...penghujatan kalau ada
siapa pun kecuali Durgrimst Quan menyandang
huthvir." Sesudah itu satu-satunya suara yang
terdengar hanyalah musik kacau para kurcaci
mengasah pedang mereka. Menjelang subuh,
jeritan-jeritan mulai terdengar. Eragon dan Saphira
yang terlebih dulu menyadarinya karena indra mereka
yang telah meningkat, tapi jeritan-jeritan kesakitan
itu dalam Waktu singkat cukup keras hingga didengar
yang lainnya. Sambil berdiri, Orik memandang ke
Kekaisaran, di mana keributan itu berasal. "Makhluk
apa yang mereka siksa hingga melolong seperti itu"
Suaranya membekukan sumsum dalam tuangku,
sungguh." "Sudah kukatakan kalian tidak perlu
menunggu terlalu lama " kata Angela. Keriangan tidak
lagi terpancar dari dirinya; ia tampak pucat, lesu, dan
wajahnya tampak kelabu, seperti sakit. Dari
posisinya di dekat Saphira, Eragon bertanya, "Kau
yang melakukannya?" "Aye. Kuracuni sayur, roti,
minuman mereka-apa pun yang bisa kudapat. Beberapa
akan mati sekarang, lainnya akan mati nanti saat
berbagai racun mulai berpengaruh. Para perwiranya
kuberi nightshade dan racun lain sejenis agar
berhalusinasi dalam pertempuran." Ia berusaha
tersenyum, tapi tidak begitu berhasil. "Kurasa itu
bukan cara bertempur yang terhormat, tapi aku lebih
suka berbuat begitu daripada terbunuh.
Membingungkan musuh kita dan semuanya." "Hanya
pengecut atau pencuri yang menggunakan racun!" seru
Orik. "Kemegahan apa yang bisa didapat dari
mengalahkan musuh yang sakit?" Suaranya semakin
lama semakin keras. Angela tertawa mengejek.
"Kemegahan" Kalau kau ingin kemegahan, ada ribuan
prajurit lain yang tidak kuracuni. Aku yakin kau akan
mendapatkan kemegahan pada akhir hari nanti." "Itu
sebabnya kau membutuhkan peralatan dalam tenda
Orrin?" tanya Eragon. Ia mendapati perbuatan Angela
menjijikkan tapi tidak mau sok tahu perbuatan itu baik
atau jahat. Perbuatan itu perlu. Angela meracuni para
prajurit berdasarkan alasan yang sama dengan
Nasuada menerima tawaran persahabatan kaum
Urgal--karena mungkin itulah satu-satunya harapan
untuk selamat. "Benar." Lolongan para prajurit
semakin banyak hingga Eragon ingin menutup telinga
dan memblokir suara itu. Suara tersebut menyebabkan
ia mengernyit dan bergerak-gerak gelisah, serta
membuat giginya menggemeretak. Tapi ia memaksa
diri mendengarkan. Ini konsekuensi melawan
Pendekar Gila . Duel Di Puncak Lawu m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Kekaisaran. Tidak memedulikannya bisa jadi
kesalahan. Jadi ia duduk dengan tangan mengepal dan
rahang terkatup menyakitkan sementara Burning
Plains menggemakan suara tak berwujud dari
orang-orang yang sekarat. BADAI MENGAMUK
Cahaya horisontal pertama subuh telah menerangi
tanah sewaktu Trianna berkata kepada Eragon, Sudah
waktunya. Gelombang energi menggusur kantuk
Eragon. Setelah melompat bangkit, ia menyeba
Bidadari Pendekar Naga Sakti
rkan berita itu pada semua orang di sekitarnya,
bahkan sambil naik ke pelana Saphira, mencabut
busur baru dari tabungnya. Kull dan para kurcaci
mengelilingi Saphira, dan bersama-sama mereka
bergegas ke pertahanan hingga tiba di celah yang
dibuka semalam. Kaum Varden mengalir keluar
melalui celah itu, sediam mungkin. Deret demi deret
pejuang berbaris keluar, baju besi dan senjata mereka
dililit kain agar tidak ada suara yang membuat
Kekaisaran siaga dengan kedatangan mereka. Saphira
menggabungkan diri ke dalam prosesi sewaktu
Nasuada muncul menunggang kuda abu-abu di tengah
pasukan, Arya dan Trianna di kedua sisinya. Mereka
berlima bertukar sapa dengan lirikan sekilas, tidak
lebih. Sepanjang malam, uap berbau menusuk
mengumpul rendah di permukaan tanah, dan sekarang
cahaya pagi yang suram menerangi tepi-tepi awan,
mengubahnya jadi merah kekuningan. Dengan cara
seperti itu, kaum Varden berhasil menyeberangi tiga
perempat lahan kosong sebelum terlihat para penjaga
Kekaisaran. Saat terompet-terompet tanda bahaya dari
tanduk berbunyi di depan mereka, Nasuada berteriak,
"Sekarang, Eragon! Beritahu Orrin untuk menyerang.
Ikuti aku, kaum Varden! Bertempurlah untuk merebut
kembali rumah kalian. Bertempurlah untuk menjaga
Eldest Serial The Inheritance Cycle 2 Karya Christopher Paolini di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
istri dan anak-anak kalian! Bertempurlah untuk
menjatuhkan Galbatorix! Serang dan mandikan pedang
kalian dengan darah musuh kita! Serbu!" Ia menjejak
kudanya agar maju, dan sambil melolong hebat,
orang-orang mengikuti, mengayun-ayunkan senjata di
atas kepala. Eragon menyampaikan perintah Nasuada
pada Barden, perapal mantra yang mendampingi Raja
Orrin. Sesaat kemudian, ia mendengar gemuruh ladam
kuda saat Orrin dan kavalerinya--bersama para Kull
yang tersisa, yang mampu berlari secepat
kuda--menghambur keluar dari timur. Mereka
menyerang sisi pasukan Kekaisaran, menjepit para
prajurit ke Sungai Jiet dan mengalihkan mereka cukup
Pendekar Gila . Duel Di Puncak Lawu m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
lama agar kaum Varden mampu menyeberangi jarak
yang tersisa di antara mereka tanpa perlawanan.
Kedua pasukan bertabrakan diiringi raungan yang
memekakkan telinga. Tombak beradu dengan tombak,
martil menghantam perisai, pedang mengenai helm,
dan di atas semua itu gagak-gagak kelaparan terbang
berputar-putar sambil berkaok serak, menggila karena
bau daging segar di bawah. Jantung Eragon bagai
melompat dalam dadanya. Sekarang aku harus
membunuh atau dibunuh. Hampir seketika ia
merasakan ward mengisap tenaganya saat menangkis
serangan pada Arya, Orik, Nasuada, dan Saphira.
Saphira menahan diri tidak memimpin pertempuran di
depan, karena dengan begitu mereka akan terlalu
terbuka bagi para penyihir Galbatorix di garis depan.
Setelah menghela napas panjang, Eragon mulai
mencari para penyihir itu dengan benaknya, sambil
terus memanah. Du Vrangr Gata menemukan perapal
mantra pertama musuh. Begitu diberitahu, Eragon
menjangkau wanita yang menemukan lawan itu, dan
dari sana ke musuh yang dihadapinya. Dengan
mengerahkan segenap kekuatan, Eragon
menghancurkan pertahanan penyihir itu, mengambil
alih kesadarannya--berusaha sebaik-baiknya untuk
tidak memedulikan kengerian orang itu--menentukan
pasukan mana yang dikawal orang tersebut, dan
membantainya dengan salah satu dari kedua belas
kata kematian. Tanpa berhenti, Eragon menemukan
benak setiap pralurit yang sekarang tak terlindungi
dan membunuh mereka juga. Kaum Varden bersorak
saat sekumpulan orang tiba-tiba terk Kemudahannya
membantai menyebabkan Eragon tertegun. para
prajurit tidak memiliki kesempatan melarikan diri atau
Tnelawan. Betapa berbedanya dengan di Farthen Dur,
pikirnya. Sekalipun terpesona pada keahliannya,
kematian-kematian itu memuakkannya. Tapi tidak ada
waktu untuk memikirkan hal itu. Setelah pulih dari
serangan awal kaum Varden, Kekaisaran mulai
mengoperasikan mesin-mesin perang: katapel yang
melontarkan peluru bulat keramik yang dipanggang
hingga keras, pengumpan raksasa yang dilengkapi
bergentong-gentong api cair, dan busur raksasa yang
menghujani para penyerang dengan anak panah
sepanjang enam kaki. Bola-bola keramik dan api
cairnya menimbulkan kerusakan hebat saat mendarat.
Salah satu bola meledak di tanah tidak sampai sep
Bidadari Pendekar Naga Sakti
uluh yard dari Saphira. Saat Eragon merunduk ke
Pendekar Gila . Duel Di Puncak Lawu m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
balik perisai, sepotong kepingan bergerigi melayang
berputar ke kepalanya, tapi dihentikan di udara oleh
salah satu ward-nya. Ia mengerjapkan mata karena
tiba-tiba kehilangan sebagian energi. Mesin-mesin itu
dalam waktu singkat menghambat kemajuan kaum
Varden, menuai bencana ke mana pun mereka
diarahkan. Mesin-mesin itu harus dihancurkan kalau
kami mau bertahan cukup lama untuk menguras tenaga
Kekaisaran, Eragon tersadar. Mudah sekali bagi
Saphira untuk membongkar mesin-mesin itu, tapi
Saphira tidak berani terbang di antara para prajurit
karena khawatir menghadapi serangan dengan sihir.
Setelah menerobos barisan kaum Varden, delapan
prajurit menghambur ke arah Saphira, menusuknya
dengan tombak. Sebelum Eragon sempat mencabut
Zar'roc, para kurcaci dan Kull menghabisi kedelapan
prajurit itu. "Pertempuran yang bagus!" raung
Garzhvog. "Pertempuran yang bagus!" kata Orik,
menyetujui sambil menyeringai buas. Eragon tidak
menggunakan mantra untuk mesin-mesin itu;
mesin-mesin tersebut pasti dilindungi dari mantra apa
pun. Kecuali... Setelah memperluas jangkauan
pikirannya, ia menemukan benak prajurit yang
mengoperasikan salah satu katapel. Sekalipun yakin
prajurit itu dilindungi penyihir, Eragon mampu
mendominasinya dan mengarahkan tindakannya dari
jauh. Ia membimbing orang itu menaiki senjatanya,
yang tengah diisi peluru, lalu memaksanya
menggunakan pedang untuk memutus tali terpuntir
yang menjadi sumber tenaga mesin. Talinya terlalu
tebal untuk bisa putus sebelum prajurit itu diseret
menjauh oleh rekan-rekannya, tapi kerusakan telah
terjadi. Diiringi derak keras, tali yang genting itu
putus sama sekali, menyebabkan lengan katapel
terayun ke belakang dan melukai sejumlah orang.
Sambil tersenyum muram, Eragon melanjutkan ke
katapel berikut dan, dalam waktu singkat,
melumpuhkan mesinmesin yang tersisa. Saat kembali
ke dirinya sendiri, Eragon menyadari puluhan Varden
yang berjatuhan di sekitar Saphira; salah seorang Du
Vrangr Gata telah dikuasai. Eragon merapal mantra
mematikan dan kembali menyusuri aliran sihir,
mencari orang yang merapal mantra mematikannya,
memercayakan keselamatan fisiknya pada Saphira dan
para pengawal. Selama lebih dari satu jam, Eragon
memburu para penyihir Galbatorix, tapi tidak terlalu
berhasil, karena mereka liat dan licin serta tidak
menyerangnya secara langsung. Sikap mereka
membingungkan Eragon hingga mendapat informasi
dari benak salah satu perapal mantra--beberapa saat
Pendekar Gila . Duel Di Puncak Lawu m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
sebelum orang itu membunuh diri--pikiran,
...diperintahkan tidak membunuh dirimu atau naga...
tidak membunuh dirimu atau naga. Itu menjawab
pertanyaanku, katanya pada Saphira, tapi kenapa
Galbatorix masih menginginkan kita hidup-hidup" Kita
sudah menunjukkan dengan jelas kita mendukung kaum
Varden. Sebelum Saphira sempat menjawab, Nasuada
muncul di depan mereka, wajahnya dipenuhi tanah dan
luka. Perisainya ringsek, darah mengalir turun di kaki
kirinya dari luka di paha. "Eragon," katanya
terengah-engah. "Aku membutuhkan kalian berdua
untuk bertempur, menampakkan diri dan menguatkan
orang-orang... menakut-nakuti para prajurit." Kondisi
Nasuada mengguncang Eragon. "Biar kusembuhkan
dirimu dulu," serunya, takut Nasuada pingsan.
Seharusnya kupasang lebih banyak ward di sekitarnya.
"Tidak! Aku bisa menunggu, tapi kita akan kalah,
kecuali kau menghambat para prajurit." Mata Nasuada
berkaca-kaca dan kosong, bagai lubang-lubang hampa
di wajahnya Kita membutuhkan... Penunggang." Ia
bergoyang-goyang di pelananya. Eragon memberi
hormat dengan Zar'roc. "Baiklah, my Lady." "Pergi,"
kata Nasuada, "dan semoga dewa apa pun yang ada
mengawasimu." Eragon terlalu tinggi di punggung
Saphira untuk menyerang musuh-musuh di bawahnya,
jadi ia turun dan menempatkan diri di dekat cakar
kanan Saphira. Kepada Orik dan Garshvog, ia berkata,
"Lindungi sisi kiri Saphira. Dan apa pun yang kalian
lakukan, jangan menghalangi kami." "Kau akan
dilindas, Firesword." "Tidak," kata Eragon, "tidak
akan. Sekarang ambil tempat kalian!" Saat mereka
mematuhinya, ia memegang kaki Saphira dan
memandang salah satu mat Bidadari Pendekar Naga Sakti
a birunya. Bagaimana kalau kita menari, sobat hatiku"
Mari, makhluk kecil. Lalu ia dan Saphira
menggabungkan identitas mereka hingga ke tingkat
yang jauh lebih tinggi daripada sebelumnya,
menyingkirkan semua perbedaan di antara mereka
untuk menjadi satu entitas tunggal. Mereka melolong,
melompat maju, dan membuka jalan ke garis depan.
Begitu tiba di sana, Eragon tidak tahu dari mulut
siapa memancar semburan api yang melalap selusin
prajurit, memanggang mereka dalam jala bajanya, atau
lengan siapa yang mengayunkan Zar'roc, membelah
helm seorang prajurit menjadi dua. Bau darah yang
seperti logam memenuhi udara, dan tirai asap
mengepul menutupi Burning Plains, menutupi dan
Pendekar Gila . Duel Di Puncak Lawu m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
menampilkan kerumunan, tumpukan, jajaran, dan
batalion tubuh yang beradu. Di atas kepala,
burung-burung bangkai menunggu santapan mereka
dan matahari menanjak menuju tengah hari. Dari
benak mereka yang ada di sekelilingnya, Eragon dan
Saphira melihat sekilas bagaimana penampilan
mereka. Saphira selalu yang terlebih dulu
diperhatikan: makhluk kelaparan raksasa dengan cakar
dan taring memerah, yang membantai siapa pun yang
ditemuinya dengan ayunan cakar, kibasan ekor, dan
semburan api yang melahap sepeleton prajurit.
Sisik-sisiknya yang cemerlang berkilau seperti
bintang dan nyaris membutakan musuh-musuhnya
dengan cahaya yang dipantulkannya. Kemudian mereka
melihat Eragon yang berlari di samping Saphira. Ia
bergerak lebih cepat daripada kemampuan para
prajurit bereaksi dan, dengan kekuatan yang melebihi
manusia, membelah perisai dengan satu pukulan,
melekukkan baju besi, dan mematahkan pedang
mereka yang melawannya. Anak-anak panah dan
tombak yang dilontarkan kepadanya berjatuhan ke
tanah sepuluh kaki jauhnya, dihalangi ward. Lebih
sulit bagi Eragon--juga bagi Saphira--untuk melawan
rasnya sendiri daripada sewaktu melawan para Urgal
di Farthen Dar. Setiap kali melihat ekspresi ketakutan
atau memandang ke benak seorang prajurit, ia
berpikir, Ini bisa saja diriku. Tapi ia dan Saphira
tidak bisa berbelas kasihan; kalau ada prajurit yang
berdiri di depan mereka, ia tewas. Tiga kali mereka
maju dan tiga kali Eragon dan Saphira membantai
setiap orang dalam jajaran pertama Kekaisaran
sebelum mundur kembali ke induk pasukan kaum
Varden agar tidak terkepung. Pada akhir serangan
ketiga, Eragon harus mengurangi atau menghapus
ward-ward tertentu di sekitar Arya, Orik, Nasuada,
Saphira, dan dirinya sendiri agar mantra-mantra itu
tidak menguras tenaganya terlalu cepat. Karena
sekalipun kekuatannya begitu besar, tuntutan
pertempuran tidak kalah besarnya. Siap" tanyanya
pada Saphira sesudah beristirahat sebentar. Saphira
meraung menyetujui. Awan anak panah mendesing ke
arah Eragon begitu ia terjun kembali ke dalam
pertempuran. Secepat elf, ia menghindari sebagian
besar di antaranya--karena sihirnya tidak lagi
melindungi dirinya dari serangan seperti
itu--menangkap dua belas di antaranya dengan
perisai, dan terhuyung saat salah satu anak panah
mengenai perutnya dan satu lagi di sisinya. Tidak
sebatang pun mampu menembus baju besinya, tapi
anak-anak panah itu mengempaskan napas dari
Pendekar Gila . Duel Di Puncak Lawu m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
paru-parunya dan menimbulkan memar sebesar apel.
Jangan berhenti! Kau pernah menghadapi sakit yang
lebih hebat dari ini, katanya dalam hati. Eragon
menyerbu kelompok yang terdiri atas delapan prajurit,
melesat dari satu prajurit ke prajurit lain, menangkis
tombak mereka dan menusukkan Zar'roc seperti
sambaran kilat yang mematikan. Tapi pertempuran
menumpulkan refleksnya, dan salah seorang prajurit
berhasil menghunjamkan tombak menembus baju besi
Eragon, mengiris otot trisepnya. Prajurit itu menyurut
saat Saphira meraung. Eragon memanfaatkan
kesempatan itu untuk membentengi diri dengan energi
yang tersimpan dalam batu mirah di tangkai Zar'roc
lalu membunuh ketiga prajurit yang tersisa. Dengan
mengayunkan ekor melewati Eragon, Saphira
menjatuhkan puluhan orang yang menghalangi jala'n
Eragon. Memanfaatkan kesempatan itu, Eragon
memandang lengannya yang berdenyut-denyut dan
berkata, "Waise heill." Ia juga menyembuhkan
memarnya, mengandalkan batu mirah Zar'roc, juga
berlian-berlian dalam sa Bidadari Pendekar Naga Sakti
buk Beloth si Bijaksana. Lalu mereka berdua
mendesak maju. Eragon dan Saphira memenuhi
Burning Plains dengan turnpukan menggunung musuh
mereka, tapi Kekaisaran tidak goyah atau mundur.
Untuk setiap orang yang mereka bunuh, orang lain
maju menggantikannya. Keputusasaan memenuhi
Eragon saat kawanan prajurit itu perlahan-lahan
memaksa kaum Varden mundur ke perkemahannya
sendiri. Ia melihat keputusasaannya juga tercermin di
wajah Nasuada, Arya, Raja Orrin, bahkan Angela
sewaktu ia berpapasan dengan mereka dalam
pertempuran. Biarpun sudah menjalani semua latihan
kita, kita masih tidak bisa menghentikan Kekaisaran,
pikir Eragon murka. Mereka terlalu banyak! Kita tidak
Eldest Serial The Inheritance Cycle 2 Karya Christopher Paolini di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
bisa menahan mereka selamanya. Dan Zar'roc serta
sabuknya sudah hampir kosong. Kau bisa mengambil
energi dari sekitarmu kalau terpaksa. Tidak, kecuali
aku membunuh penyihir Galbatorix yang lain dan
mengambilnya dari para prajurit. Kalau tidak, aku
hanya akan menyakiti kaum Varden lain, karena tidak
ada tanaman atau hewan yang bisa kugunakan untuk
mendukung kita di sini. Seiring berlalunya waktu,
Eragon semakin kaku dan kelelahan dan--karena tidak
lagi dilindungi sihir--mengalami luka-luka kecil yang
semakin banyak. Lengan kirinya terasa kebas akibat
puluhan serangan yang menghujani perisainya yang
Pendekar Gila . Duel Di Puncak Lawu m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
ringsek. Guratan di keningnya membutakan dirinya
dengan tetes-tetes keringat yang panas bercampur
darah. Ia merasa salah satu Jarinya mungkin patah.
Keadaan Saphira juga tidak lebih baik. Perisai para
prajurit merobek bagian dalam mulutnya, lusinan
pedang dan anak panah melukai sayapnya yang tidak
terlindung, dan sebatang harpun melubangi salah satu
pelat baju besinya, melukai bahunya. Eragon melihat
kedatangan tombaknya dan mencoba menangkisnya
dengan mantra tapi terlambat. Setiap kali Saphira
bergerak, ia menghamburkan ratusan tetes darah ke
tanah. Di samping mereka, tiga pejuang Orik dan dua
Kull telah tewas. Dan matahari mulai merayap ke
malam. Saat Eragon dan Saphira bersiap melakukan
serangan ketujuh dan terakhir mereka, terdengar
suara terompet dari timur, keras dan jelas, dan Raja
Orrin berteriak, "Para kurcaci datang! Para kurcaci
datang!" Kurcaci" Eragon mengerjapkan mata dan
memandang sekitarnya, kebingungan. Ia tidak melihat
apa-apa kecuali prajurit. Lalu semangat menyentak
dirinya saat ia memahami. Para kurcaci! Ia naik ke
punggung Saphira dan Saphira melompat ke udara,
membubung sebentar dengan sayap-sayapnya yang
tercabik saat mereka mengamati medan tempur.
Memang benar--sekumpulan besar prajurit berbaris
keluar dari timur ke Burning Plains. Dan mereka
dipimpin Raja Hrothgar, yang terbungkus jala baja
emas, helm beperhiasan menutupi kepalanya, dan
Volund, kapak perang kunonya, tercengkeram dalam
tinju besinya. Raja kurcaci itu mengangkat Volund
sebagai sapaan sewaktu melihat Eragon dan Saphira.
Eragon melolong sekuat tenaga dan membalas sapaan,
mengayun-ayunkan Zar'roc di udara. Semangat baru
menyebabkan ia melupakan luka-lukanya dan merasa
buas dan bertekad bulat lagi. Saphira menambahkan
suaranya sendiri, dan kaum Varden memandangnya
dengan penuh harap, sementara par, prajurit
Kekaisaran ragu-ragu karena ketakutan. "Apa yang
kau lihat?" seru Orik saat Saphira kembali mendarat.
"Apakah Hrothgar" Berapa banyak pejuang yang
dibawanya" Penuh semangat karena lega, Eragon
berdiri di pijakan kaki dan berteriak, "Kuatkan hati,
Raja Hrothgar ada di sini. tampaknya semua kurcaci
yang ada datang bersamanya! Kita akan
menghancurkan Kekaisaran!" Sesudah orang-orang
berhenti bersorak, ia menambahkan, "Sekarang ambil
pedang kalian dan ingatkan para pengecut ini kenapa
mereka harus takut pada kita. Serbu!" Tepat pada
saat Saphira melompat ke arah para prajurit, Eragon
mendengar jeritan kedua, kali ini dari barat: "Ada
Panji Akbar Matahari Terbenam 2 Goosebumps - Kulit Manusia Serigala Sayap Sayap Terkembang 6