Konspirasi Hari Kiamat 2
Konspirasi Hari Kiamat The Doomsday Conspiracy Karya Sidney Sheldon Bagian 2
Pengunjung keempat baru saja datang. Ia disambut oleh Brigadir Jenderal Paxton, perwira yang mengepalai bidang keamanan. "Selamat datang di kandang kami"
"Saya sudah lama ingin ke sini."
"Anda tidak akan kecewa. Silakan lewat sini."
Di luar pintu ruang tertutup itu ada sebuah rak yang memuat empat busana steril berwarna putih
"Mohon ini dikenakan," kata jenderal itu.
"Tentu." Janus mengenakan pakaian itu. Hanya wajahnya saja yang kelihatan melalui masker kaca. Ia mengenakan sandal besar putih menyelimuti sepatunya, dan sang Jenderal mengantarkan dia ke pintu masuk ruang tertutup itu. Marinir yang bertugas melangkah ke samping, dan sang Jenderal membuka pintu. "Di dalam sini."
Janus memasuki ruangan dan melihat berkeliling. Di tengah ruang itu nampak sebuah pesawat ruang angkasa. Di atas meja autopsi yang putih terbujur dua tubuh makhluk asing. Seorang dokter patologi sedang melakukan autopsi terhadap salah satunya.
Jenderal Paxton mengarahkan perhatian si pengunjung kepada pesawat ruang angkasa itu.
"Kami percaya bahwa pesawat ini adalah pesawat penyelidik," Jenderal Paxton menjelaskan. "Kami yakin bahwa dia bisa berkomunikasi secara langsung"dengan pesawat induknya."
Kedua laki-laki itu mendekat untuk mengamati pesawat itu. Garis tengahnya sekitar tiga puluh lima kaki. Interiornya dibentuk seperti sebuah mutiara, dengan langit-langit yang bisa mengembang, da.n berisi tiga sofa yang mirip dengan kursi yang bisa dibaringkan. Dinding-dindingnya dilapis dengan panel-panel yang dipasangi disk-disk metal yang bergetar.
"Banyak yang belum dapat kami pecahkan saat ini," Jenderal Paxton mengakui. "Tapi apa yang telah kami temukan sangat menakjubkan." Ia lalu
menunjuk kepada serangkaian peralatan dalam panel-panel kecil. "Ada sistem optik pandangan-luas, juga sesuatu yang mirip dengan sistem life-scan, suatu sistem komunikasi yang memiliki kemampuan sintesa suara, dan sebuah sistem navigasi yang, terus terang saja, membuat kami bingung. Kami berpendapat bahwa sistem itu bekerja dengan semacam pulsa elektromagnetik."
"Apa ada senjata di dalamnya?" tanya Janus.
Jenderal Paxton membentangkan tangannya tanda menyerah. "Kami tidak yakin. Banyak alat berat di sini yang sedikit pun belum kami pahami."
"Sumber energinya apa?"
"Dugaan kami yang paling kuat adalah dia memanfaatkan hidrogen monoatomik dalam siklus yang ketat sehingga limbahnya, yaitu air, bisa secara berkesinambungan didaur ulang menjadi hidrogen untuk menghasilkan energi lagi. Dengan menggunakan energi yang tak putus ini, dia bisa terbang bebas di ruang angkasa menjelajahi planet-planet. Bisa memakan waktu bertahun-tahun sebelum semua misteri ini terpecahkan. Dan masih ada satu lagi yang membingungkan. Tubuh-tubuh kedua makhluk asing ini terikat pada sofa mereka. Tapi bekas lekukan yang terdapat pada sofa ketiga menunjukkan bahwa tadinya ada yang duduk di sita."
"Maksud Anda," tanya Janus perlahan, "bahwa ada satu yang mungkin hilang?" "Begitulah nampaknya."
Janus berdiri di situ sesaat dengan mengerutkan
dahinya. "Mari kita lihat pelanggar-pelanggar batas itu."
Kedua lelaki tersebut menghampiri meja-meja tempat kedua makhluk asing itu terbujur. Janus berdiri di situ menatap sosok-sosok ganjil itu. Sungguh sulit diterima akal bahwa jasad-jasad yang begitu asing bagi umat manusia bisa mengejawantah dalam bentuk makhluk yang berindera peka seperti itu. Dahi makhluk itu ternyata lebih lebar daripada yang diduganya. Makhluk itu-sama sekali gundul, tanpa kelopak mata, dan tanpa alis. Matanya seperti bola pingpong.
Dokter yang sedang melakukan autopsi mendongak ketika kedua orang itu menghampiri. "Benar-benar menakjubkan," katanya. "Satu tangan-telah dipotong dari salah satu makhluk asing ini. Tidak ada tanda-tanda adanya darah, tapi nadinya nampak terisi dengan cairan hijau, yang sebagian besar sudah menguap."
"Cairan hijau?" tanya Janus.
"Ya." Dokter itu ragu-ragu. "Kami berpendapat bahwa makhluk-makhluk ini adalah suatu bentuk kehidupan sayur-mayur."
"Sayur-mayur yang dapat berpikir" Anda serius?"
"Coba lihat ini." Dokter itu mengambil sebuah bejana dan memercikkan air ke lengan makhluk yang sudah tak bertangan itu. Untuk sesaat tidak terjadi apa-apa. Lalu, tiba-tiba, .di ujung lengan itu suatu zat hijau mengalir keluar dan dengan perlahan mulai membentuk tangan.
Kedua orang itu ternganga, kaget. "Astaga! Makhluk ini sebenarnya sudah rriati atau belum?"
"Itu pertanyaan yang menarik. Kedua sosok ini tidak hidup, ditinjau dari segi manusia, tapi mereka juga tidak memenuhi definisi kita tentang kata "mati". Istilah saya adalah bahwa mereka itu dormant?tidak aktif."
Janus masih saja menatap ke tangan yang baru terbentuk itu..
"Banyak tanaman yang menunjukkan berbagai bentuk inteligensi."
"Inteligensi?" "Oh, ya. Ada tanaman yang menyamarkan dirinya, melindungi dirinya. Saat ini, kami sedang melakukan eksperimen yang menakjubkan mengenai kehidupan tanaman."
Janus berkata, "Saya ingin melihat eksperimen itu."
"Tentu. Saya akan mengatur itu dengan senang hati"
Laboratorium rumah kaca yang sangat besar itu terletak dalam suatu kompleks gedung-gedung pemerintah tiga puluh mil dari Washington, D.C. Tergantung di dindingnya sebuah tulisan yang berbunyi:
Pohon maple dan pohon fern masih suci, Akan tetapi, kalau nanti mereka terbangun, Mereka pun akan memaki dan mengutuk. -Ralph Waldo Emerson Nature, 1836
Profesor Rachman, yang mengepalai kompleks itu, adalah seorang pria kecil yang serius, yang penuh dengan gairah akan profesinya. "Adalah Charles Darwin yang pertama-tama melihat bahwa tanaman mempunyai kemampuan berpikir. Luther Burbank melanjutkan dengan melakukan komunikasi dengan tanaman."
"Anda sungguh-sungguh percaya bahwa itu mungkin?"
"Kami tahu itu bisa. George Washington Carver menyatukan dirinya dengan tanaman, dan tanaman memberinya ratusan produk baru. Kata Carver, "Kalau saya menyentuh sekuntum bunga, saya menyentuh Ketakterbatasan. Bunga-bunga sudah ada lama sebelum ada manusia di bumi ini, dan bunga-bunga itu akan terus ada berjuta-juta tahun setelah itu. Melalui bunga, saya berbicara dengan Ketakterba tasa n".?"
Janus memandang berkeliling ke rumah kaca mahaluas tempat mereka sedang berdiri. Rumah kaca itu dipenuhi oleh tanaman-tanaman dan bunga-bunga eksotik yang membuat rona-rona pelangi dalam ruangan itu. Semerbak aroma-aroma berbaur memenuhi ruangan.
"Semua yang ada di dalam ruangan ini hidup," kata Profesor Rachman. "Tanaman-tanaman ini bisa merasakan cinta, benci, kesakitan, gairah" seperti hewan. Sir Jagadis Chandra Bose membuktikan bahwa mereka bereaksi terhadap suatu nada suara."
"Bagaimana hal seperti itu bisa dibuktikan?" tanya Janus.
"Dengan senang hati saya akan mendemonstrasikannya." Rachman berjalan menghampiri sebuah meja yang penuh dengan tanaman. Di samping meja itu terdapat sebuah mesin poligraf. Rachman mengangkat salah satu elektrodanya dan menempelkannya ke sebuah tanaman. Jarum yang terpasang di skala poligraf itu tidak bergerak. "Coba lihat," katanya.
Ia mendekatkan tubuhnya ke tanaman itu dan berbisik, "Kukira kau sangat cantik. Kau yang paling cantik dari semua tanaman lain di sini"."
Janus menyaksikan jarum itu bergerak dengan sangat perlahan.
Tiba-tiba, Profesor Rachman berteriak ke tanaman itu, "Kau jelek! Kau akan mati! Kau dengar aku" Kau akan mati!"
Jarum itu mulai bergetar, lalu bergerak dengan tajam ke atas.
"Ya, Tuhan," kata Janus. "Aku tak percaya ini."
"Apa yang Anda lihat," kata Rachman, "sama dengan seorang manusia yang sedang berteriak. Majalah-majalah nasional sudah pernah memuat artikel-artikel mengenai eksperimen ini. Salah satu yang paling menarik adalah eksperimen buta yang dilakukan oleh enam siswa. Salah satu dari mereka, tanpa setahu yang lain, dipilih untuk berjalan masuk ke dalam sebuah, ruang di mana ada dua tanaman yang salah satunya dihubungkan dengan kabel ke poligraf. Dia lalu merusak total
106 tanaman satunya. Kemudian, satu per satu, siswa-siswa itu dikirim masuk ke ruangan melewati tanaman-tanaman itu. Ketika siswa-siswa yang tidak bersalah lewat di situ, poligraf itu tidak bergerak. Tapi pada saat siswa yang bersalah itu muncul, jarum pada poligraf langsung terlompat ke atas."
"Benar-benar luar biasa."
"Tapi benar. Kami juga tahu bahwa tanaman bereaksi terhadap berbagai jenis musik." "Berbagai jenis?"
"Ya. Eksperimen pernah dilakukan di Temple Buell College di Denver di mana bunga-bunga yang sehat ditaruh dalam tiga kotak kaca. Musik rock keras dialirkan ke kotak pertama, musik sita r India Timur yang lembut dialirkan ke kotak kedua, dan kotak yang ketiga tidak dialiri musik. Seorang kru kamera CBS merekam eksperimen itu dengan menggunakan fotografi rentang-waktu. Setelah dua minggu, bunga-bunga yang diekspos ke musik rock itu mati, kelompok yang tidak diberi musik tumbuh normal, dan bunga-bunga yang mendengarkan musik sitar mekar dengan indah, dengan bunga dan kuncup-kuncupnya menggapai ke arah sumber suara itu. Walter Cronkite memutar film itu dalam salah satu tayangan beritanya. Kalau Anda ingin mengeceknya, waktunya adalah 26 Oktober 1970."
"Maksud Anda tanaman itu punya inteligensi?"
"Mereka bernapas, makan, dan berbiak. Mereka bisa merasa sakit, dan mereka bisa memanfaatkan
107 alat-alat pertahanan diri terhadap musuh-musuh mereka. Misalnya, zat terpin dipakai oleh beberapa jenis tanaman untuk meracuni tanah di sekitar mereka supaya para pesaing mereka mundur. Beberapa jenis lain memproduksi alkaloida supaya rasanya tidak enak bila dijilat oleh serangga. Kami telah membuktikan bahwa tanaman saling berkomunikasi dengan feromon."
"Ya. Saya sudah mendengar mengenai itu," kata Janus.
"Beberapa jenis tanaman adalah pemakan daging. Venus si Penjebak Lalat, misalnya. Beberapa jenis anggrek tertentu kelihatan dan mempunyai bau seperti lebah betina, supaya bisa memancing lebah jantan. Ada juga yang menyerupai bentuk kumbang betina untuk menarik perhatian sang jantan supaya mau singgah dan mengambil serbuk sarinya. Satu jenis anggrek memiliki aroma seperti daging busuk untuk memikat lalat pemakan bangkai di sekitar situ supaya datang kepadanya." Janus menyimak setiap kata. "Si Wanita Merah Jambu Pemikat mempunyai bibir atas yang berengsel, yang segera menutup apabila seekor lebah mendarat, dan menjebaknya. Satu-satunya jalan keluar adalah sebuah lorong sempit yang tembus ke belakang, dan sementara sang lebah berjuang untuk mencari jalan kebebas-an^dia memungut sejumlah serbuk sari. Ada lima rmu tanaman bunga yang tumbuh di kawasan ti-BS dan setop jenis mempunyai ciri-ciri yang ? ^ ada keraguan mengenai hal ini.
108 Sudah berulang kali dibuktikan bahwa tanaman hidup memiliki inteligensi."
Janus saat itu berpikir, Dan makhluk asing yang hilang ini masih berkeliaran di suatu tempat.
Bab Sebelas Hari Ketiga Bern, Swiss Rabu, 17 Oktober
Bern adalah salah satu kota favorit Robert Kota yang anggun, penuh dengan monumen-monumen cantik dan bangunan-bangunan tua terbuat dari batu yang berasal dari abad kedelapan belas. Bern adalah ibu kota Swiss dan salah satu kota yang termakmur di negeri itu, dan Robert bertanya dalam bati apakah trem-trem bercat hijau di jalan itu ada hubungannya dengan warna hijau uang. Ia mendapati bahwa warga Bern bersikap lebih santai daripada warga kota-kota Swiss lainnya. Mereka bergerak dengan lebih lambat, berbicara lebih pelan, dan secara umum lebih tenang. Ia pernah beberapa kali bertugas di Swiss bekerja sama dengan Dinas Rahasia Swiss, menjalankan kegiatannya dari markas besar mereka di Waisenhausplatz-Sebenarnya ia mempunyai teman-teman di sana yang akan bisa bermanfaat, tapi instruksi yan"
diberikan kepadanya sangat jelas. Membingungkan, tapi jelas.
Robert perlu menelepon lima belas kali untuk menemukan bengkel yang menderek mobil si fotografer. Bengkel itu kecil dan terletak di Fribourgs-trasse, dan montirnya, Fritz Mandel, adalah juga pemiliknya. Mandel nampaknya berumur hampir lima puluh, dengan wajah kurus berlubang-lubang bekas jerawat, tubuh kerempeng, dan perut yang luar biasa besarnya karena bir. Ia sedang bekerja di bawah dalam lubang tempat pelumas ketika Robert tiba di situ.
"Selamat siang," Robert berseru.
Mandel menengadah. "Guten Tag. Apa yang bisa saya bantu?"
"Saya ingin bertanya tentang mobil yang Anda derek hari Minggu yang lalu."
"Sebentar, saya selesaikan ini dulu."
Sepuluh menit kemudian, Mandel memanjat ke luar lubang itu dan membersihkan tangannya yang berminyak dengan sebuah lap kotor.
"Andalah yang menelepon pagi tadi. Apakah ada keluhan mengenai pekerjaan derek itu?" tanya Mandel. "Saya tidak bertanggung jawab untuk?"
"Tidak," Robert meyakinkannya. "Sama sekali tidak. Saya sedang melakukan survai, dan saya ingin bertanya tentang pengemudi mobil itu."
"Mari kita ke kantor."
Kedua orang itu berjalan menuju ke sebuah kantor kecil, dan Mandel membuka sebuah lemari arsip. "Hari Minggu lalu, Anda bilang tadi?"
"Benar." Mandel mengeluarkan sebuah kartu. "Ja. Itu mobil si Arschficker yang memotret kami di depan UFO."
Robert merasa tiba-tiba telapak tangannya jadi basah. "Anda melihat UFO?"
"Ja. Saya hampir brachte aus."
"Bisakah Anda menggambarkannya?"
Mandel bergidik. "Ia" ia sepertinya hidup sekail"
"Maaf?" "Maksud saya" di sekitarnya nampak semacam sinar?yang terus berubah warna. Biru" lalu hijau" saya tidak tahu. Sulit digambarkan. Dan di dalamnya ada makhluk-makhluk kecil. Bukan manusia, tapi?" Bicaranya terhenti.
"Berapa jumlahnya?"
"Dua." "Apakah mereka hidup?"
"Menurut saya sudah mati." Ia mengusap alisnya. "Saya senang Anda mempercayai saya. Saya mencoba menceritakannya kepada teman-teman, tapi mereka malahan menertawai saya. Bahkan istri saya bilang bahwa saya pasti mabuk. Tapi saya tahu apa yang saya lihat."
"Tentang mobil yang Anda derek itu"," kata Robert
"Ja. Renault mereknya. Olinya bocor dan ada /ager-nya yang hangus. Ongkos dereknya seratus dua puluh lima franc. Dua kali lipat kalau hari Minggu."
"Pengemudinya membayar dengan cek atau kartu kredit?"
"Saya tidak menerima cek, dan saya juga tidak menerima kartu kredit Ia membayar tunai." "Franc Swiss?" "Pound." "Anda yakin?"
"Ya. Saya ingat waktu itu saya harus mengecek nilai tukarnya."
"Mr. Mandel, apa Anda kebetulan mempunyai catatan mengenai pelat nomor mobil itu?"
"Tentu saja," kata Mandel. Ia memandang kartu itu. "Itu mobil sewaan. Avis. Dia menyewanya di Jenewa."
"Bisa saya minta nomor pelatnya?"
"Tentu, mengapa tidak?" Ia menuliskan nomor pelat itu pada secarik kertas dan memberikannya kepada Robert. "Sebenarnya semua ini dalam rangka apa" UFO itukah?"
"Tidak," kata Robert, dalam nada suara setulus mungkin. Ia mengeluarkan dompetnya dan mencabut kartu identitasnya. "Saya dari IAC, International Auto Club. Perusahaan saya sedang melakukan survai mengenai mobil-mobil penderek."
"Oh." Robert berjalan keluar dari bengkel itu dan berpikir dengan cemas, Nampaknya memang UFO sialan itu benar ada beserta dua makhluk asing yang sudah mati. Kalau begitu mengapa Jenderal Hilliard berdusta padanya, sedang ia tahu Robert pasti akan tahu bahwa yang jatuh itu piring terbang"
Jawabannya hanya ada satu, dan Robe
tiba merasa tubuhnya dingin karena ngeri.
Bab Dua belas Pesawat induk yang sangat besar itu melayang tanpa suara menembus ruang angkasa yang gelap, bagaikan tidak bergerak, meluncur dalam kecepatan dua puluh dua ribu mil per jam, dan dengan rapi menyusuri orbit bumi. Keenam makhluk asing di dalamnya sedang mempelajari layar optik Iuas-pandang tiga dimensi yang mencakup satu dinding penuh pesawat ruang angkasa itu. Pada monitor nampak bola bumi berputar sementara mereka mengamati gambar-gambar holografik dari apa yang ada di bawah, dan sebuah spektrograf elektronik menganalisis komponen-komponen kimia dari gambar-gambar yang timbul. Atmosfer di atas lahan-lahan yang diliputnya tercemar berat Pabrik-pabrik besar mengotori udara dengan gas-gas beracun, hitam dan tebal, sementara limbah yang tak terurai dibuang di ceruk-ceruk lahan dan ke dalam laut
Makhluk-makhluk asing itu melihat ke bawah ke samudera luas, yang dulunya murni dan biru, kini hitam kena minyak dan coklat karena kotoran.
Karang Great Barrier Reef sudah berubah jadi putih karena pudar, dan miliaran ikan mati. Di hutan-hutan penadah hujan Amazon sebuah kawah yang luas menganga gersang. Peralatan di pesawat itu menunjukkan bahwa temperatur bumi telah naik sejak eksplorasi terakhir yang mereka lakukan tiga tahun sebelumnya. Mereka juga melihat ada peperangan di sana-sini di planet di bawah itu, yang menaburkan racun-racun baru ke dalam atmosfer.
Makhluk-makhluk asing itu berkomunikasi lewat telepati mental.
Makhluk-makhluk bumi itu belum juga berubah. Sayang sekali Mereka tidak pernah mau belajar.
Kita akan mengajari mereka. -Sudahkah Anda berhasil menghubungi yang lain-lain"
Ya. Pasti terjadi sesuatu. Tidak ada jawaban. Anda harus terus mencoba. Kita harus menemukan pesawat itu.
Di bumi, ribuan kaki di bawah orbit pesawat ruang angkasa itu, Robert sedang menelepon lewat saluran khusus ke Jenderal Hilliard. Ia hampir seketika itu juga sudah berada di telepon.
"Selamat siang, Letnan. Ada yang perlu Anda laporkan?"
Ya. Aku ingin melaporkan bahwa kau adalah seorang pembohong sialan. "Mengenai balon
cuaca itu, Jenderal" rupanya itu ternyata sebuah UFO." Ia menunggu.
"Ya, saya tahu itu. Saya tidak bisa memberitahukannya kepada Anda sebelumnya karena alasan-alasan penting yang menyangkut keamanan."
Omong kosong birokratik. Kemudian hening sejenak.
Jenderal Hilliard berkata, "Saya akan memberitahukan sesuatu yang sifatnya sangat rahasia, Letnan. Pemerintah kita pernah kontak dengan makhluk-makhluk ruang angkasa tiga tahun yang lalu. Mereka mendarat di salah satu pangkalan udara NATO kita. Waktu itu kita bisa berkomunikasi dengan mereka."
Robert merasakan jantungnya berdebar lebih keras. "Apa" apa yang mereka katakan?"
"Bahwa mereka bermaksud menghancurkan kita."
Ia merasakan guncangan di sekujur tubuhnya. "Menghancurkan kita?"
"Benar. Mereka menyatakan akan kembali untuk menaklukkan planet ini dan menjadikan kita budak mereka, dan bahwa kita tak akan bisa berbuat apa-apa untuk mencegah hal itu. Memang sekarang belum. Tapi kita sedang mencari jalan untuk membendung mereka. Karena itulah penting sekali bahwa kita tidak membuat khalayak panik supaya kita bisa memanfaatkan waktu sebaik-baiknya. Saya kira Anda bisa memahami sekarang mengapa sedemikian pentingnya para saksi mata itu diperingatkan untuk tidak menyiarkan apa yang sudah
mereka libat Kalau berita tentang Ident-ident itu? demikian kita sebut mereka?bocor, maka akan terjadi musibah berskala dunia."
"Menurut Anda apa tidak lebih baik mempersiapkan publik dan?"*
"Letnan, di tahun 1938, seorang aktor muda bernama Orson Welles menyiarkan sebuah sandiwara radio berjudul War of the Worlds mengenai makhluk-makhluk asing yang melakukan invasi ke bumi. Dalam beberapa menit saja timbul kepanikan di kota-kota besar di seluruh Amerika. Sekelompok penduduk yang panik mencoba melarikan diri dari penyerbu-penyerbu fiktif itu. Saluran-saluran telepon penuh sesak, jalan-jalan raya macet total. Banyak orang tewas. Terjadi kekacauan total. Tidak, kita dulu yang harus siap menghadapi makhluk-makhluk asing itu sebelum semuanya ini diumumkan. Kami ingin Anda menemukan saksi-saksi mata itu demi keamanan mereka sendiri, sehingga kita bisa mengendalikan semuanya ini dengan baik."
Robert mulai berkeringat. "Ya. Saya" saya mengerti."
"Bagus. Saya kira Anda telah berhasil berbicara dengan salah satu saksi mata?" "Saya telah menemukan dua dari mereka." "Nama-nama mereka?"
"Hans Beckerman?dia adalah pengemudi bus turis itu. Dia tinggal di Kappel"." "Dan yang kedua?"
"Fritz Mandel. Dia memiliki bengkel mobil di
Bern. Dia adalah montir yang menderek mobil milik saksi ketiga." "Nama saksi ini?"
"Saya belum berhasil mendapatkannya. Saya sedang mengupayakan itu. Apakah Anda menghendaki saya berbicara dengan mereka tentang perlunya tidak membicarakan masalah UFO ini dengan orang lain?"
"Tidak perlu. Tugas Anda hanyalah menemukan para saksi itu saja. Setelah itu kita akan meminta pemerintah mereka masing-masing yang menanganinya. Apa Anda sudah tahu semuanya ada berapa saksi mata?"
"Ya. Tujuh penumpang ditambah pengemudinya, montir itu, dan seorang pengendara mobil yang kebetulan lewat"
"Anda harus menemukan mereka semua. Kesepuluh saksi mata yang melihat jatuhnya pesawat itu. Cukup jelas?"
"Ya, Jenderal."
Robert meletakkan gagang telepon, pikirannya kalut Ternyata UFO benar ada. Makhluk-makhluk asing itu adalah musuh. Ini benar-benar mengerikan.
Tiba-tiba, perasaan tidak enak yang sudah lama terkandung dalam diri Robert sekarang kembali dengan lebih kuat. Jenderal Hilliard telah memberinya tugas ini, tapi mereka tidak memberitahukan semua informasi kepadanya. Fakta apa lagi yang disembunyikan darinya"
Perusahaan persewaan mobil Avis terletak di
Rue de Lausanne 44 di pusat kota Jenewa. Robert dengan bergegas masuk ke dalam kantornya dan menghampiri wanita yang berada di balik meja tulis. "Bisa saya bantu?"
Robert membanting potongan kertas yang bertuliskan nomor pelat mobil Renault itu. "Anda menyewakan mobil ini minggu lalu. Saya menginginkan nama orang yang menyewanya." Suaranya terdengar marah.
Petugas itu menarik tubuhnya ke belakang. "Maaf, kami tidak diperbolehkan untuk memberikan informasi itu."
"Well, kalau begitu akan repot," Robert menukas, "karena saya akan menuntut perusahaan Anda untuk membayar ganti rugi yang besar jumlahnya."
"Saya tidak paham. Ada masalah apa?"
"Akan saya katakan masalahnya apa, Nona. Hari Minggu lalu mobil ini menabrak mobil saya di jalan raya dan menyebabkan kerusakan yang sangat parah. Saya berhasil mencatat nomor pelatnya, tapi orangnya melarikan mobilnya tanpa berhasil saya kejar."
"Begitu." Petugas itu mengamati Robert sebentar. "Permisi sebentar." Ia menghilang ke dalam sebuah ruang di bagian belakang. Beberapa menit kemudian ia muncul kembali dengan membawa sebuah map. "Menurut catatan kami, memang ada masalah dengan mesin mobil itu, tapi tidak ada laporan tentang adanya kecelakaan."
"Well, saya melaporkannya sekarang. Dan saya
minta perusahaan Anda bertanggung jawab untuk ini. Anda harus membayar biaya reparasi mobil saya. Porsche keluaran terbaru dan Anda akan membayar sangat mahal"."
"Saya minta maaf, Tuan, tapi karena kecelakaan itu tidak dilaporkan, kami tidak bisa memikul tanggung jawab."
"Begini," kata Robert dalam nada suara yang lebih tenang, "saya hanya ingin fair. Saya tidak ingin minta perusahaan Anda bertanggung jawab. Yang saya inginkan cuma supaya orang itu membayar kerusakan yang dibuatnya terhadap mobil saya. Ini kasus tabrak lari. Saya bahkan bisa melibatkan polisi dalam urusan ini. Kalau Anda mau memberikan nama dan alamat orang itu, saya akan bisa berbicara langsung dengannya, dan kami akan bisa menyelesaikannya sendiri di antara kami dan tidak perlu melibatkan perusahaan Anda. Apa ini tidak cukup fair?"
Petugas itu terdiam, mencoba membuat keputusan. "Ya. Kami jauh lebih menyukai cara itu." Ia melihat ke map yang di tangannya itu. "Nama orang yang menyewa mobil itu adalah Leslie Mothershed."
"Dan alamatnya?"
"Grove Road Dua Tiga Belas A, Whitcchapcl, London, East Three." Ia mendongakkan kepalanya. "Anda pasti bahwa perusahaan kami tidak akas dilibatkan dalam gugatan hukum apa pun?"
"Saya berjanji," Robert meyakinkannya. "Ini urusan pribadi di antara Leslie Mothershed dan saya."
Letkol Bellamy langsung berada dalam pesawat Swiss berikutnya dengan, tujuan London.
Ia duduk seorang diri dalam gelap, memusatkan daya konsentrasinya, memeriksa dengan cermat setiap tahapan dari rencana itu, memastikan bahwa tidak ada lubang-lubang kelemahan, bahwa tidak ada yang akan bisa meleset. Permenungannya diganggu oleh dering telepon yang lembut
"Janus di sini.* "Janus. Jenderal Milliard.*
"Lanjutkan." "Letkol Bellamy telah menemukan dua saksi mata yang pertama." "Bagus sekali. Harap segera ditangani." "Ya, sir."
"Di mana letkol ku sekarang?"
"Dalam perjalanan menuju London. Tak lama lagi yang nomor tiga akan bisa dipastikan."
"Saya akan memberitahu komisi mengenai hasil yang sudah dicapai. Harap saya terus dihubungi-Kondisi operasi ini harus tetap Nova Red "
"Saya mengerti, sir. Saya mengusulkan?"
Telepon itu diputus. PESAN KILAT ULTRA TOP SECRET nsa KEPADA WAKIL DIREKTUR BUNDESANWALTSCHAPT PRIBADI
KOPI SATU DARI (SATU) KOPI PERIHAL : OPERASI HARI KIAMAT 1. HANS BECKERMAN?KAPPEL 2. FRITZ MANDEL?BERN PESAN DITUTUP
Bab Tiga Belas Tengah malam di sebuah rumah pertanian kecil lima belas mil dari Uetendorf, keluarga Lagenfeld diganggu oleh serangkaian peristiwa aneh. Anak yang tertua terbangun karena cahaya kuning yang menyilaukan menembus jendela kamar tidurnya. Ketika ia bangkit untuk menyelidikinya, cahaya itu lenyap.
Di halaman, Tozzi, anjing gembala Jerman mereka, mulai menyalak dengan galak, membangunkan Pak Tua Lagenfeld. Dengan enggan petani itu turun dari tempat tidurnya untuk menenangkan anjingnya, dan ketika ia melangkah keluar ia mendengar bunyi biri-biri yang ketakutan membentur-bentur kandang mencoba lari. Ketika Lagenfeld melewati bak, yang tadinya penuh sampai ke bi birnya oleh air hujan yang turun belum lama ini, ia melihat bahwa bak itu kering sama sekali.
Tozzi datang berlari ke sisinya, merengek-rengek
Lagenfeld mengusap-usap kepala binatang itu. "T?" dakana-an" Nat -r;_i?i,
* Fd ap^NaK. Iidak apa-apa."
an tepat di saat itu, semua lampu di rumah |IU
i, Ketika petani itu kembali ke rumah dan menelepon perusahaan listrik, teleponnya juga mati.
Seandainya lampu-lampu itu sebentar saja bertahan, petani itu mungkin akan melihat seorang wanita cantik tapi aneh berjalan keluar dari halaman lumbungnya dan menuju tanah lapang di luar.
Bab Empat Belas Bundesanwaltschaft?jenewa Jam 13.00
Menteri Negara yang duduk di bagian dalam markas besar Dinas Rahasia Swiss menyaksikan Wakil Direktur membaca pesan sampai tuntas. Ia memasukkan pesan itu ke dalam sebuah folder yang bertuliskan "Top Secret", meletakkan folder itu ke dalam laci meja tulis, dan mengunci laci itu.
"Hans Beckerman und Fritz Mandel."
"Ja." "Tidak ada masalah, Herr Menteri. Itu akan diurus." ?GuL" "Warn?" "Safari. Segera."
Keesokan paginya dalam perjalanan ke kantor, tukak lambung Hans Beckerman mengganggunya. Mestinya waktu itu aku minta si wartawan membayar benda yang kutemukan di tanah itu. Majalah-majalah ini kaya. Barangkali aku akan memperoleh beberapa ratus mark lagi Jadi aku bisa pergi ke dokter ahli dan minta dia mengobati tukak lambungku ini.
la sedang melewati Danau Turler ketika di depannya, di tepi jalan raya, dilihatnya seorang wanita melambaikan tangannya, mencari tumpangan. Beckerman mengurangi laju mobilnya untuk bisa mengamati dengan lebih jelas. Ia masih muda dan menarik. Hans menghentikan mobilnya ke pinggir jalan. Wanita itu menghampiri mobilnya.
"Guten Tag," kata Beckerman. "Bisa saya bantu Anda?" Wanita itu semakin dekat semakin cantik.
"Danke." Logatnya logat Swiss. "Saya bertengkar dengan pacar saya, dan ia menurunkan saya di sini di tengah jalan."
"Ck, ck. Payah benar."
"Keberatankah Anda memberi saya tumpangan sampai Zurich?"
"Sama sekali tidak. Mari masuk, mari masuk."
Si pencari tumpangan itu membuka pintu mobil dan duduk di sebelahnya. "Anda sangat baik hati," katanya. "Namaku Karen."
"Hans." Ia menjalankan mobilnya.
"Aku tidak tahu harus berbuat apa seandainya kau tadi tidak datang, Hans."
"Oh, aku yakin orang lain akan mau memberi tumpangan kepada seorang wanita cantik seperti kftv/
Wanita itu bergerak mendekatinya. "Tapi aku
berani bertaruh dia tidak akan lebih ganteng dari-padamu."
Hans memandangnya. "Ja?"
"Menurutku kau sangat tampan."
Ia tersenyum. "Mestinya kaukatakan itu kepada istriku."
"Oh, kau sudah menikah." Ia nampak kecewa. "Mengapa semua pria yang baik selalu sudah menikah" Kau juga nampak sangat pintar."
Semakin tegak Hans duduk.
"Terus terang saja, aku menyesal mengapa aku menjalin hubungan dengan pacarku itu.* Ia bergerak-gerak di tempat duduknya dan roknya tersingkap tinggi ke pahanya. Hans berusaha untuk tidak melihat "Aku suka kepada pria yang lebih tua, lebih dewasa, Hans. Aku kira mereka lebih seksi daripada pria-pria muda." Ia merapatkan dirinya ke tubuh Hans. "Apa kau suka seks, Hans?"
Hans melancarkan tenggorokannya. "Aku?" Well, begini" aku seorang pria"."
"Aku tahu itu," kata wanita itu. Ia mengusap paba Hans. "Bisa kukatakan sesuatu kepadamu" Pertengkaran dengan pacarku itu membuatku sangat bergairah. Kau menghendaki aku main cinta denganmu?"
Hans tidak percaya ia bisa semujur itu. Wanita itu cantik, dan dari apa yang disaksikannya, bentuk tubuhnya bagus sekali. Hans menelan ludah. "Aku mau, tapi aku sedang berangkat kerja dan?"
"Hanya diperlukan waktu beberapa menit saja." Ia tersenyum. "Ada jalan masuk di depan sana
yang menuju ke hutan. Bagaimana kalau kita berhenti di sana?"
Hans merasa gairahnya meluap-luap. Sicher. Tunggu sampai kubilang kepada teman-teman di kantor tentang ini! Mereka takkan percaya.
"Tentu. Mengapa tidak?" Hans menyimpangkan mobilnya dari jalan raya dan mengambil jalan kecil berdebu menuju ke sekelompok semak belukar yang terlindung dari pandangan mata para pengendara mobil yang lewat.
Wanita itu mengusapkan tangannya pada paha Hans. "Mein Gott, kakimu kokoh sekali."
"Aku pelari waktu masih muda," Beckerman menyombongkan dirinya.
"Coba celananya dilepas saja." Ia melepaskan ikat pinggang Hans dan membantunya menurunkan celananya. Kini nampak jelas bahwa Hans sudah benar-benar "terbakar".
Beckerman mengerang dan memejamkan matanya. Jari-jari yang lembut itu mengusap-usap. Tiba-tiba Hans merasa jarum menusuk pahanya dengan keras, dan matanya terbelalak. nWie?""
Tubuhnya kaku seketika, dan matanya melotot keluar. Tenggorokannya tersumbat dan ia tidak bisa bernapas. Wanita itu menyaksikan Hans" terkulai di atas setir. Ia turun dari mobil dan mendorong tubuh Hans masuk ke jok belakang, lalu ia duduk di belakang setir dan mengemudikan mobil itu kembali melalui jalan berdebu masuk ke jalan g raya. Di pinggiran sebuah jalan gunung yang curam, ia menunggu .sampai jalanan sepi, lalu membuka pintu mobil, menginjak gasnya, dan pada
saat mobil itu bergerak maju, ia melompat keluar. Ia berdiri di sana menyaksikan mobil itu terjungkir dari tebing curam. Lima menit kemudian, sebuah limousine hitam berhenti di dekatnya.
"Irgendwekhe Problem?" . "Keins"
Fritz Mandel sedang berada di kantornya, bersiap-siap menutup bengkelnya, ketika dua pria menghampirinya.
"Maaf," katanya, "saya sudah akan tutup. Saya tidak dapat.."
Salah seorang dari pria-pria itu memotong bicaranya. "Mobil kami mogok di jalan raya. Ka-putt! Kami perlu mobil penderek.*
"Istri saya sudah menunggu. Malam ini kami akan ada tamu. Saya bisa memberikan nama bengkel lain?"
"Kami bersedia membayar dua ratus dolar. Kami sangat terburu-buru." "Dua ratus dolar?"
"Ya. Dan mobil kami agak parah keadaannya. Kami ingin Anda memperbaikinya. Barangkali akan kami tambah lagi dengan dua ratus, atau tiga ratus."
Mandel mulai berminat *Ja?"
Ada masalah" Tidak. "Mobilnya Rolls-Royce," salah seorang pria itu berkata. "Coba kami libat Anda punya peralatan apa saja." Mereka berjalan menuju tempat reparasi dan berdiri di pinggir lubang tempat mengganti oli. "Cukup bagus peralatannya."
"Ya, Tuan;" kata Mandel dengan bangga. "Yang terbaik."
Orang tak dikenal itu mengeluarkan dompetnya. "Ini. Saya bisa memberikan uang mukanya." Ia mencabut beberapa lembar uang kertas dan memberikannya kepada Mandel. Pada saat ia melakukan itu, dompet itu lepas dari tangannya dan jatuh ke dalam lubang pengganti oli. "Verfluchtf"
"Jangan kuatir," kata Mandel. "Saya akan mengambilnya."
Ia menuruni lubang. Ketika ia sedang melakukan itu, salah seorang pria itu menghampiri tombol pengatur yang mengoperasikan lift hidrolik dan menekannya. Lift itu mulai bergerak turun.
Mandel mendongak ke atas. "Hati-hati! Apa yang Anda lakukan?"
Ia segera menyingkir ke samping. Saat jari-jarinya menyentuh pinggiran lubang, pria yang satu lagi menjejakkan kakinya ke tangan Mandel, berusaha meremukkannya, dan Mandel jatuh kembali ke dalam lubang, menjerit. Lift hidrolik yang berat itu terus turun tanpa ampun menimpanya.
"Keluarkan aku dari sini!" ia berseru. "HilfeP
Lift itu mulai menyentuh pundaknya dan terus menekannya ke bawah sampai ke lantai semen. Beberapa menit kemudian, setelah jeritan-jeritan
memilukan itu berhenti, seorang dari pria-prja itu menekan tombol yang mengangkat lift Temannya lalu turun ke dalam lubang dan mengambil kera. bali -dompetnya, berhati-hati untuk tidak membuat pakaiannya kotor kena darah. Kedua pria itu |a]u kembali ke mobil mereka dan meluncur pergi di gelap malam yang sepi.
PESAN KILAT ULTRA TOP SECRET ESPIONAGE ABTEILUNG KEPADA WAKIL DIREKTUR NSA PRIBADI KOPI SATU DARI (SATU) KOPI PERIHAL : OPERASI HARI KIAMAT 1. HANS BECKERMAN?DIAKHIRI 2. FRITZ MANDEL?DIAKHIRI PESAN DITUTUP
Ottawa, Kanada Jam 24.00 ^jjfr. Janus sedang berbicara di depan kelompok dua belas orang.
"Operasi berjalan cukup memuaskan. Dua dan saksi-saksi mata itu telah diamankan. Letkol Bellamy sedang mengikuti jejak yang ketiga."
apa sudah ada hasil dengan SDI" si italia impulsif temperamental
"Belum ada, tapi kami yakin bahwa teknologi Star Wars akan bisa dimanfaatkan dan berfungsi dalam waktu dekat."
"Kita harus melakukan apa saja yang mungkin untuk mempercepatnya. Jika masalahnya adalah keuangan?" Si Saudi. Misterius. Tertutup.
"Bukan. Hanya perlu sedikit pengujian lagi saja-"
"Kapan uji coba berikutnya akan dilaksanakan?" Si Australia. Ramah. Cerdik.
"Dalam waktu seminggu. Kita akan bertemu lagi di sini empat puluh delapan jam lagi"
Bab Lima Belas Hari Keempat?London Kamis, 18 Oktober
Tokoh idola Leslie Mothershed adalah Robin Leach. Ia adalah penonton fanatik program Lifestyles of the Rich and Famous yang dengan saksama mengamati cara berjalan, berbicara, dan berpakaian tamu-tamu Robin Leach, karena ia yakin bahwa suatu hari kelak ia akan muncul di program itu. Sejak masih kanak-kanak, ia sudah merasa bahwa ia ditakdirkan untuk menjadi, orang?yang kaya dan terkenal.
"Kau sangat istimewa," begitu sering diucapkan ibunya. "Putraku akan dikenal di seluruh dunia."
Anak kecil itu berangkat tidur dengan kalimat tadi mengiang-ngiang di telinganya sampai akhirnya ia benar-benar mempercayainya. Pada waktu Mothershed sudah lebih dewasa, ia mulai menyadari bahwa ia punya satu masalah: Ia tidak tahu bagaimana persisnya ia akan bisa menjadi kaya dan terkenal. Untuk beberapa saat lamanya, ia
mereka-reka kemungkinan menjadi bintang film, tapi ia sangat pemalu. Untuk sesaat ia berangan-angan menjadi bintang sepakbola, tapi perawakannya kurang atletis. Ia berpikir apakah bisa menjadi ilmuwan masyhur, atau pengacara hebat, yang dibayar super mahal. Tapi sayang angka-angkanya di sekolah cuma biasa-biasa saja, dan ia drop out dari sekolah sebelum mendekati kemasyhuran. Pendeknya nasib baik tidak memihak padanya. Secara jasmani ia kurang menarik?kurus, dengan warna kulit yang pucat dan nampak sakit-sakitan; dan perawakannya pendek, tepatnya lima kaki lima setengah inci. Mothershed tidak pernah lupa menyebutkan yang setengah inci itu. Ia menghibur diri dengan kenyataan bahwa banyak orang terkenal yang berperawakan pendek: Dudley Moore, Dustin Hoffman, Peter Falk".
Satu-satunya profesi yang benar-benar menarik minat Leslie Mothershed adalah fotografi. Memotret benar-benar sangat gampang. Siapa saja bisa melakukannya. Tinggal memencet tombol saja. Ibunya membelikannya sebuah kamera pada hari ulang tahunnya yang keenam dan memberikan pujian yang berlebih-lebihan terhadap foto-foto hasil, pemotretan putranya. Pada waktu ia berusia belasan tahun, Mothershed merasa yakin bahwa ia seorang fotografer cemerlang. Ia meyakinkan dirinya sendiri bahwa dalam segala hal tidak kalah dengan Ansel Adams, Richard Avedon, atau Margaret Bourke-White. Dengan pinjaman dari ibunya,
Konspirasi Hari Kiamat The Doomsday Conspiracy Karya Sidney Sheldon di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Leslie Mothershed membuka usaha fotografi miliknya sendiri di liatnya di Whitechapel.
"Mulailah kecik" kata ibunya, "tapi berpikirlah besar," dan itulah yang dilakukan oleh Leslie Mothershed. Ia mulai sangat kecil dan berpikir sangat besar, tapi sayangnya,, ia tidak mempunyai bakat di bidang fotografi Ia memotret pawai, binatang, bunga, dan dengan penuh percaya diri mengirimkan foto-fotonya itu ke surat kabar dan majalah, dan foto-foto itu selalu dikembalikan. Mothershed menghibur diri dengan mengingat-ingat para jenius yang ditolak sebelum kemampuan mereka diakui, Ia menganggap dirinya sebagai martir paham phi-listmisme.
Kemudian, tanpa dinyana, peluang emasnya muncul. Saudara sepupu ibunya, yang bekerja di sebuah usaha penerbitan HarperCollins, memberikan sebuah informasi kepada Mothershed bahwa mereka merencanakan untuk membuat sebuah buku promosi tentang Swiss.
"Mereka belum memilih fotografernya, Leslie, jadi kalau kau sekarang pergi ke Swiss dan membawa kembali foto-foto yang bagus, order buku itu akan kaudapatkan."
Leslie Mothershed bergegas mengemasi kamera-kameranya dan berangkat ke Swiss. Ia tahu?ia teramat tahu?bahwa inilah peluang yang sudah lama ditunggu-tunggunya. Akhirnya, orang-orang goblok itu akan mengakui bakatnya. Ia menyewa sebuah mobil di Jenewa dan berkeliling ke seluruh negeri itu memotret rumah-rumah khas Swiss, air
terjun, dan puncak-puncak gunung yang bersalju. Ia memotret matahari terbit dan matahari terbenam dan para petani yang sedang bekerja di ladang. Lalu, di tengah semuanya itu, nasib datang dan mengubah kehidupannya. Ia sedang dalam perjalanan menuju Bern ketika mobilnya mogok. Ia membawa mobilnya ke pinggir jalan raya dengan penuh amarah. Kenapa aku" Mothershed mengeluh. Mengapa hal-hal seperti ini selalu terjadi pada diriku" Ia duduk di situ dengan kesal, memikirkan tentang waktu berharga yang hilang dan betapa mahalnya ongkos menderek mobilnya. Lima belas kilometer di belakangnya adalah desa.bernama Thun. Aku akan mencari mobil derek di sana, pikir Mothershed. Pasti tidak akan terlalu mahal.
Ia menghentikan sebuah truk bensin yang lewat di situ. "Saya memerlukan truk penderek," Mothershed menjelaskan. "Bisakah Anda singgah ke sebuah bengkel di Thun dan minta mereka datang dan menjemput saya?"
Pengemudi truk itu menggelengkan kepala. "Sekarang hari Minggu, mister. Bengkel terdekat yang buka ada di Bern."
"Bern" Berarti lima puluh. kilometer dari sini. Akan sangat mahal itu."
Pengemudi truk itu menyeringai. "Ja. Memang hari Minggu kesempatan bagi mereka menaikkan harga." Ia sudah akan menjalankan kendaraannya.
"Tunggu." Sangat berat ia mengucapkannya. "Saya" saya akan mengambil truk penderek dari Bern itu."
"Gut. Saya akan minta mereka mengirim orang ke sini."
Leslie Mothershed duduk memaki-maki di da lam mobilnya yang ngadat itu. Ya, ini pas benar buatku, pikirnya dengan kesal. Ia sudah menge luarkan banyak uang untuk membeli film, dan sekarang ia harus keluar uang lagi untuk membayar seorang pemeras yang akan mendereknya ke sebuah bengkel. Setelah menunggu hampir .dua jam penuh truk penderek itu baru datang. Pada saat montir mulai mengikatkan kabel dari truknya ke mobil itu, tiba-tiba nampak kilatan cahaya dari seberang jalan raya, yang diikuti oleh sebuah ledakan keras, dan Mothershed menengadah untuk menyaksikan sesuatu yang nampaknya seperti sebuah benda terang jatuh dari langit. Satu-satunya kendaraan lain di jalan raya itu adalah sebuah bus turis yang dihentikan di belakang mobilnya. Para penumpang bus itu bergegas menuju tempat jatuhnya benda tadi. Mothershed ragu, antara menuruti rasa ingin tahunya atau melanjutkan perjalanannya. Ia berbalik dan mengikuti para penumpang bus itu ke seberang jalan. Ketika tiba di tempat kejadian, ia berdiri di situ terpana. Holy God, pikirnya. Sungguh mustahil. Ia sedang menyaksikan sebuah piring terbang. Leslie Mothershed pernah mendengar tentang piring terbang dan telah membaca tentang itu, tapi tidak pernah percaya bahwa mereka benar ada. Ia menatapnya, tercengang melihat pemandangan yang ganjil itu. Kulit luar piring terbang tersebut terkoyak, dan ia bisa melihat dua
sosok-di dalamnya, kecil tapi kepalanya besar, mata tertanam dalam, tidak ada telinga dan hampir-hampir tak berdagu, dan mereka na
mpak seperti mengenakan sejenis pakaian metalik berwarna perak.
Kelompok dari bus turis itu berdiri di sekelilingnya, menatap dengan diam dan ngeri. Pria di sebelahnya jatuh pingsan. Seorang pria yang lain berbalik pergi dan muntah-muntah. Seorang pastor yang sudah tua menggenggam rosarionya dan menggumamkan sesuatu dengan tersendat-sendat.
"Ya, Tuhan," kata seseorang. "Itu piring terbang!"
Dan saat itulah Mothershed baru sadar. Sebuah mukjizat telah jatuh ke pangkuannya. Ia?Leslie Mothershed?berada di tempat kejadian dengan kameranya untuk memotret kisah terbesar abad ini! Tak ada majalah atau surat kabar di dunia ini yang akan menolak foto-foto yang sebentar akan diambilnya ini. Buku promosi tentang Swiss" Hampir ia tertawa mengingat betapa menggelikannya gagasan itu. Sebentar lagi ia akan membuat dunia tercengang. Semua program berita televisi akan memohon-mohon kepadanya, tapi ia akan muncul di program Robin Leach dulu. Ia akan menjual foto-fotonya kepada London Times, Sun, Mail, Mirror?kepada semua koran Inggris, dan kepada koran-koran dan majalah-majalah asing? Le Figaro dan Paris Match, Oggi dan Der Tag. Time dan USA Today. Semua media massa akan memohon untuk diberi foto-fotonya. Jepang dan
Amerika Selatan dan Rusia dan Cina dan?tidak
ada batasnya. Hati Mothershed dipenuhi dengan kegembiraan yang meluap-luap. Aku tidak akan memberikan kak istimewa kepada pihak mana pun. Setiap pihak harus membayar secara terpisah. Aku akan mulai dengan seratus ribu pound per foto, mungkin dua ratus ribu. Dan aku akan menjual-" nya berulang-ulang. Bagaikan kesurupan ia mulai menghitung-hitung uang yang akan diterimanya itu.
Leslie Mothershed begitu sibuk menghitung kekayaannya sehingga ia hampir saja lupa untuk memotret. "Ya, ampun! Permisi," katanya, tidak kepada siapa-siapa, lalu lari secepat kilat kembali ke seberang jalan untuk mengambil peralatan memotretnya.
Montir sudah selesai mengangkat moncong mobil yang mogok itu, siap untuk mendereknya pergi dari situ.
"Apa yang terjadi di sana?" tanyanya.
Mothershed sibuk menyambar peralatan memotretnya. "Ayo ikut dan lihatlah sendiri."
Kedua orang itu lari menyeberangi jalan raya menuju tempat yang ditumbuhi pepohonan itu, dan Mothershed menerobos masuk di antara kerumunan turis.
"Maaf," katanya. "Maaf."
Ia mengatur fokus kameranya dan mulai memotret UFO itu bersama penumpang-penumpangnya yang ganjil. Ia memotret dalam hitam-putih dan dalam warna. Setiap kali tirai penutup lensa berbunyi klik, Mothershed menghitung, Satu juta pound., sejuta pound lagu., sejuta pound lagi.
Pastor itu membuat tanda salib pada dirinya sendiri dan berkata, "Ini adalah wajah Setan."
Setan, omong kosong, pikir Mothershed dengan kegembiraan yang meluap-luap. Ini adalah wajah uang. Ini akan merupakan foto-foto pertama yang membuktikan bahwa piring terbang memang benar ada. Dan kemudian, tiba-tiba, sebuah gagasan yang menakutkan terlintas di benaknya. Bagaimana kalau majalah-majalah ini mengira bahwa foto-foto ini palsu" Sebelum ini sudah banyak foto piring terbang palsu. Kegembiraannya lenyap seketika. Bagaimana kalau mereka tidak percaya padaku" Dan pada saat itulah Leslie Mothershed memperoleh inspirasinya yang kedua.
Ada sembilan saksi mata yang berada di sekitarnya. Tanpa mereka sadari, mereka bisa memberikan keautentikan pada penemuannya ini.
Mothershed membalikkan badan untuk berhadapan dengan kelompok ini. "Nyonya-nyonya dan Tuan-tuan," ia berseru. "Kalau Anda semua ingin difoto di sini, harap berdiri berjajar dan dengan senang hati saya akan mengirimkan hasilnya kepada Anda masing-masing, gratis."
Terdengar gemuruh seman tanda setuju. Beberapa saat kemudian para penumpang bus turis itu, kecuali si pastor, sudah berdiri di samping reruntuhan UFO.
" Pastor itu enggan. "Saya tidak bisa," katanya. "Itu roh jahat!"
Mothershed memerlukan pastor itu. Ia akan merupakan saksi mata yang paling meyakinkan dari semuanya.
"Justru itulah," kata Mothershed membujuk. "Tidakkah Anda lihat" Ini-akan merupakan kesaksian Anda mengenai eksistensi roh jahat"
Dan pastor itu akhirnya terbujuk juga.
"Harap menyebar sedikit" demikian instruksi Mothershed, "jadi kita bisa melihat piring terbangnya."
Para saksi mata itu mengubah posisi mereka.
"Cukup. Bagus sekali. Bagus. Awaaas, ya."
Ia memotret sebanyak lebih dari setengah lusin foto dan mengeluarkan sebuah pensil dan secarik kertas.
"Mohon dituliskan nama dan alamat Anda, akan saya atur supaya Anda masing-masing memperoleh satu foto nanti."
Padahal ia tidak pernah bermaksud mengirimkan foto sama sekali. Ia hanya memerlukan saksi-saksi itu sebagai penunjang. Nah, sekarang koran-koran dan majalah-majalah itu tak bisa berkilah lagi!
Kemudian, tiba-tiba, ia melihat bahwa beberapa orang dari kelompok itu memiliki kamera. Ia tidak akan membolehkan orang lain mengambil foto! Hanya foto-foto dengan tanda "Photograph by Leslie Mothershed" yang boleh ada.
"Maaf/ katanya kepada kelompok itu. "Siapa di antara Anda yang mempunyai kamera, mari berikan kepada saya. Saya akan memotret Anda
sehingga Anda akan mempunyai foto yang diambil dengan kamera Anda sendiri."
Kamera-kamera itu segera diberikan kepada Leslie Mothershed. Pada waktu ia berlutut untuk mengambil foto yang pertama, tak seorang pun melihat bahwa Mothershed membuka bilik tempat film dengan ibu jarinya dan membiarkannya renggang sedikit Nah, sedikit sinar matahari akan membuat foto-foto ini tidak jadi Maaf, kawan, tapi hanya kaum profesional saja yang boleh memotret momentum historis ini.
Sepuluh menit kemudian, Mothershed telah mencatat semua nama dan alamat mereka. Ia lalu memandang sekali lagi ke piring terbang itu dan berpikir dengan penuh sukacita, Ibu ternyata benar. Aku"akan menjadi kaya dan terkenal.
Ia tidak sabar ingin segera kembali ke Inggris untuk mencuci foto-fotonya yang amat berharga itu.
"Apa yang terjadi sebenarnya?"
Kantor-kantor polisi di Uetendorf kewalahan melayani telepon yang masuk sepanjang petang.
"Ada orang yang menyelinap masuk di sekitar rumah saya"."
"Ada cahaya-cahaya aneh di luar sana"."
"Ternak piaraan saya gelisah terus. Pasti ada serigala di sekitar sini"."
"Ada orang yang mengeringkan bak air saya"."
Dan laporan telepon yang paling sulit dijelaskan adalah: "Pak Kepala, sebaiknya Anda segera mengirimkan banyak truk penderek ke jalan rav utama. Ini benar-benar mimpi buruk. Lalu 1 inta macet total." "Apa" Mengapa?"
"Tidak ada yang tabu. Mesin-mesin mobil mendadak mati semuanya."
Itu merupakan malam yang. tak akan pernah bisa mereka lupakan.
Bab Enam Belas Berapa lama misi ini akan berlangsung" Robert bertanya dalam hati, sementara ia mengikatkan sabuk pengaman di kursi kelas satu penerbangan Swissair. Pada saat pesawat itu meluncur di landasan pacu, dengan mesin-mesin Rolls-Roycc-nya rakus menelan udara malam, Robert bersantai dan memejamkan matanya. Apa benar baru lewat beberapa tahun sejak aku ikut dalam penerbangan yang sama ini bersama Susan ke London" Tidak Rasanya seperti sudah berabad-abad yang lalu.
Pesawat itu menyentuh landasan di Heathrow pada jam 18.29 pelang, tepat sesuai jadwalnya. Robert berjalan keluar dari kompleks yang rumit ltu dan mengambil taksi menuju pusat kota yang membentang tak beraturan. Ia melewati ratusan monumen yang .dikenalnya dengan baik, dan ia j>tsa mendengar suara Susan yang dengan riang memberikan komentar-komentar terhadap itu. Di masa yang penuh kebahagiaan itu, tidak menjadi H mereka berada di mana. Sudah cukup asal
mereka berada bersama-sama. Mereka selalu membawa serta kebahagiaan mereka, rasa saling menyukai yang amat khusus. Perkawinan mereka seharusnya bisa berakhir dengan "happy end". Hampir.
Masalah yang timbul di antara mereka bermula dari sesuatu yang amat biasa, yaitu telepon lintas samudera dari Admiral Whittaker ketika Robert dan Susan sedang bertamasya di Thailand. Saat itu enam bulan sudah berlalu sejak Robert dibebastugaskan dari Angkatan Laut, dan selama itu ia belum berbicara lagi dengan sang Admiral. Telepon itu, yang masuk ke Hotel Oriental di Bangkok, merupakan sebuah kejutan.
"Robert" Admiral Whittaker."
"Admiral! Senang sekali mendengar suara Anda."
"Tidak mudah juga melacakmu. Kau sedang sibuk apa sekarang ini?"
"Tidak banyak. Santai-santai saja. Menikmati bulan madu yang panjang."
"Susan bagaimana" Benar Susan, kan?"
"Ya. Dia baik-baik saja, terima kasih."
"Berapa cepat kau bisa kembali ke Washington?"
"Maaf?" "Memang ini belum diumumkan, tapi aku baru saja diberi jabatan baru, Robert. Mereka mengangkatku menjadi wakil direktur Badan Intelijen Angkatan Laut Distrik Ke-17. Aku ingin kau iku^ denganku."
Robert agak terkejut. "Intelijen Angkatan Laut" Admiral, saya tidak tahu apa-apa tentang?"
"Kau bisa mempelajarinya. Kau akan melakukan sesuatu yang penting buat.negerimu, Robert. Maukah kau datang dan membicarakannya denganku?"
"Well?" "Baik. Aku menunggu kedatanganmu di kantorku hari Senin jam sembilan pagi. Sampaikan salamku buat Susan."
Robert mengulangi pembicaraan itu kepada Susan.
"Intelijen Angkatan Laut" Kedengarannya begitu menarik."
"Mungkin," kata Robert ragu. "Aku benar-benar buta tentang bidang itu."
"Kau harus mencari tahu."
Ia mengamati Susan untuk beberapa saat "Kau ingin aku menerimanya, kan?"
Susan melingkarkan kedua lengannya di leher Robert. "Aku ingin kau melakukan apa saja yang ingin kaulakukan. Kukira kau sudah siap untuk kembali bekerja. Aku melihat beberapa minggu terakhir ini betapa kau sudah mulai gelisah."
"Kukira kau mencoba menyingkirkan aku," Robert menggoda. "Bulan madunya sudah berakhir."
Susan menempelkan bibirnya ke bibir Robert "Tidak akan. Sudahkah kukatakan padamu betapa aku tergila-gila padamu, pelaut" Ayo kubuktikan sekarang"."
Merenungkan hal itu kemudian?terlambat? Robert sadar bahwa itu merupakan awal mula berakhirnya perkawinan mereka. Tawaran itu kedengaran sangat menarik saat itu, dan ia kembali
ke Washington untuk menjumpai Admiral Whittaker.
"Pekerjaan ini memerlukan otak, keberanian, dan inisiatif, Robert Kau memiliki ketiga-tiganya. Negeri kita telah menjadi sasaran bagi sejumlah diktator negara kecil yang bisa membiayai kelompok teroris atau membangun pabrik senjata kimia. Beberapa negara seperti ini sedang berupaya membuat bom atom supaya mereka bisa memaksakan kemauannya. Tugasku adalah membangun jaringan intelijen untuk mencari tahu dengan tepat apa yang sedang mereka lakukan dan berusaha mencegah mereka. Aku ingin kau membantuku."
Akhirnya, Robert menerima pekerjaan di Intelijen Angkatan Laut itu, dan secara tidak diduga, ia ternyata menyukainya dan mempunyai bakat di bidang itu. Susan menemukan sebuah apartemen cantik di Rosslyn, Virginia, tidak jauh dari tempat kerja Robert, dan ia menyibukkan diri mendekorasinya. Robert dikirim ke Farm, pusat pelatihan GIA untuk para agen Dinas Rahasia.
Terletak di sebuah kompleks yang dijaga ketat di daerah pedesaan Virginia, Farm menempati daerah seluas dua puluh mil persegi, sebagian besar dikelilingi pepohonan pinus yang tinggi, dengan bangunan-bangunan utamanya terletak di lahan seluas sepuluh ekar yang jauhnya dua mil dari gerbang depan. Jalan-jalan setapak nampak bercabang-cabang menembus pepohonan, dengan portal-portal berbarikade yang ditandai "Dilarang Ma-suk1*- Di landasan udaranya yang kecil, pesawat-pesawat tak beridentitas datang dan pergi beberapa kali dalam sehari. Farm dibangun dengan penampilan tersamar, dengan pohon-pohon berdaun rindang, rusa-rusa yang berlarian di halamannya, dan bangunan-bangunan kecil yang bertebaran di sekitar kawasan yang luas itu bagaikan rumah-rumah biasa. Tapi di dalam kompleks itu keadaannya sangat berbeda.
Robert tadinya menyangka akan menjalani pelatihan bersama-sama dengan personil Angkatan Laut yang lain, tapi ia heran, ternyata para siswanya merupakan campuran dari calon-calon agen CIA, marinir, personil Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara. Setiap siswa diberi nomor dan ditempatkan di sebuah ruang mirip asrama di salah satu bangunan bata bertingkat dua yang nampak sangat Spartan. Di Mess Perwira Bujangan tempat Robert ditempatkan, setiap orang diberi kamar sendiri, dan berbagi kamar mandi dengan seorang rekan. Aula terletak di seberang kompleks Mess Perwira Bujangan itu.
Pada hari Robert tiba, ia diantarkan ke sebuah auditorium bersama dengan tiga puluh pendatang baru yang lain. Seorang kolonel berkulit hitam yang jangkung dan tegap dari Angkatan Udara berbicara kepada kelompok itu. Ia berusia sekitar pertengahan lima puluhan, dan memberikan kesan seseorang yang berpikir cepat dan bersikap dingin. Ia berbicara dengan jelas dan singkat tanpa ada kata yang terbuang.
"Saya Kolonel Frank Johnson. Saya ingin mengucapkan selamat datang. Selama Anda tinggal di sini Anda banya akan menggunakan nama kecil Anda. Mulai saat ini, kehidupan Anda merupakan buku yang tertutup. Anda semua telah disumpah untuk memegang rahasia. Saya minta Anda memegang sumpah itu dengan sangat, sangat sungguh-sungguh. Anda tidak akan pernah diizinkan untuk membicarakan pekerjaan Anda dengan siapa pun? istri Anda, keluarga Anda, teman-teman Anda. Anda telah dipilih untuk datang ke sini karena Anda memiliki kualifikasi khusus. Kerja keras sedang menunggu Anda supaya Anda bisa mengembangkan kualifikasi khusus itu, dan belum tentu semua akan mampu melakukannya. Anda akan dilibatkan dalam hal-hal yang belum pernah Anda dengar sebelumnya. Saya tidak mampu menggambarkan betapa pentingnya tugas yang akan Anda emban jika Anda telah selesai di sini. Sudah menjadi mode sekarang ini di kalangan liberal tertentu untuk menyerang dinas-dinas rahasia kita, apakah itu CIA, Angkatan Darat, Angkatan Laut, atau Angkatan Udara, tapi saya bisa meyakinkan Anda, Saudara-saudara, bahwa tanpa orang-orang yang berdedikasi tinggi seperti Anda semua, negeri ini akan berada dalam kesulitan besar. Akan menjadi tugas Anda untuk mencegah bal itu. Mereka yang lulus nanti akan menjadi perwira-perwira kasus. Jelasnya, perwira kasus artinya mata-mata. Ia akan bekerja secara terselubung. "Selama Anda berada di sini, Anda akan memperoleh pelatihan yang terbaik di dunia. Anda akan dilatih mengenai pengawasan dan kontra pengawasan. Anda akan mengikuti kursus-kursus komunikasi radio, penggunaan sandi, persenjataan, dan membaca peta.
"Anda akan mengikuti pelajaran hubungan antarmanusia. Anda akan diajari tentang bagaimana membangun hubungan baik, bagaimana membangkitkan motivasi pada diri seseorang, bagaimana membuat target Anda merasa nyaman."
Semua orang di kelas itu menyimak dengan saksama.
"Anda akan belajar bagaimana menemukan dan merekrut seorang agen. Anda akan dilatih untuk memastikan bahwa tempat-tempat pertemuan sudah aman.
"Anda akan belajar apa artinya dead drops, bagaimana caranya berkomunikasi secara terselubung dengan kontak-kontak Anda. Kalau Anda berhasil dalam pelatihan ini, Anda akan melaksanakan tugas-tugas Anda tanpa diketahui dan dideteksi orang."
Robert dapat merasakan semangat tinggi yang memenuhi ruangan itu.
"Ada di antara Anda nanti yang bekerja di bawah perlindungan pemerintah. Itu bisa diplomatik atau militer. Ada juga yang akan bekerja secara terselubung tapi tidak melalui jalur pemerintah?sebagai pengusaha, arkeolog, atau novelis ?profesi apa saja yang akan bisa menjadi -sarana bagi Anda untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan dan tipe-tipe manusia yang memiliki informasi yang Anda cari. Dan sekarang saya akan mengembalikan Anda kepada para instruktur Anda. Semoga sukses."
Robert mendapati bahwa pelatihan itu sangat menarik. Para instrukturnya adalah orang-orang yang sudah bekerja di lapangan dan merupakan profesional-profesional berpengalaman. Robert menyerap informasi teknisnya dengan mudah. Selain pelajaran-pelajaran yang sudah disebutkan Kolonel Johnson, ada pelajaran tambahan bahasa dan pelajaran mengenai sandi-sandi rahasia.
Kolonel Johnson adalah seorang yang misterius bagi Robert Desas-desus yang beredar adalah bahwa ia mempunyai koneksi kuat dengan Gedung Putih dan terlibat dalam kegiatan terselubung tingkat tinggi. Sering ia menghilang dari Farm selama berhari-hari dan tiba-tiba muncul kembali.
Seorang agen bernama Ron sedang memimpin sebuah kelas.
"Ada enam fase dalam proses sebuah operasi rahasia. Yang pertama adalah spotting?pengenalan. Kalau Anda sudah tahu informasi"apa yang Anda perlukan, tantangan Anda yang pertama adalah mengidentifikasi dan menemukan orang-orang yang mempunyai jalur ke informasi itu. Fase yang kedua adalah assessment?penerobosan. Setelah si target bisa dikenali, Anda harus memutuskan apakah dia benar mempunyai informasi yang Anda butuhkan, dan apakah kiranya mungkin merekrutnya. Apa motivasinya" Apakah dia cukup puas dengan pekerjaannya" Apakah dia menaruh dendam* terhadap bosnya" Apakah .dia mempunyai masalah keuangan" Kalau si target ini bisa diterobos dan ada motivasi yang bisa dieksploitasi, Anda sudah bisa beranjak ke fase tiga.
"Fase tiga adalah development?pengembangan. Anda membina hubungan dengan si target. Anda berusaha untuk sebanyak mungkin bertemu dia seakan tak sengaja, dan membangun hubungan baik. Fase selanjutnya adalah recruitment Kalau menurut Anda dia sudah siap, Anda mulai menggarap dia secara psikologis. Anda menggunakan senjata psikologis apa saja yang Anda punyai?balas dendam terhadap bosnya, uang, rangsangan untuk memperoleh uang. Kalau, seorang perwira kasus melakukan tugasnya dengan baik, si target biasanya akan mengatakan "ya".
"Sejauh ini bagus. Kini Anda punya mata-mata yang bekerja untuk Anda. Langkah berikutnya adalah menangani dia. Anda harus melindungi bukan saja diri Anda sendiri tapi juga dia. Anda harus mengadakan pertemuan-pertemuan rahasia dengannya dan melatihnya untuk menggunakan mikrofilm dan, bila perlu, radio terselubung. Anda harus mengajarkan kepadanya bagaimana mendeteksi kalau diawasi, dan harus menjawab apa jika diinterogasi, dan lain-lain.
"Fase yang terakhir adalah disconnecting?
pemutusan. Setelah beberapa waktu, mungkin saja agen Anda itu akan dipindahkan ke suatu pekerjaan tain sehingga tidak lagi berada di jalur informasi itu, atau barangkali kita tidak membutuhkan informasi yang bisa diberikannya itu. Apa pun masalahnya, hubungan itu harus diakhiri, tapi penting sekali untuk mengakhirinya sedemikian rupa sehingga si agen tidak merasa bahwa dia telah ditunggangi dan karena itu ingin menuntut balas"."
Ternyata Kolonel Johnson benar. Tidak semua calon berhasil menyelesaikan pelatihan itu. Ada saja wajah-wajah yang sudah dikenal yang lalu menghilang Lenyap begitu saja. Tak ada yang tahu mengapa. Tak ada yang bertanya.
Pada suatu hari, ketika sekelompok siswa sedang bersiap-siap untuk berangkat ke Richmond untuk melakukan latihan pengawasan, instruktur Robert mengatakan, "Kita akan mencoba apa Anda sudah bisa, Robert Saya akan mengirim seseorang untuk membuntuti Anda. Anda harus bisa menye-satkannya. Bisa Anda lakukan itu?"
"Ya, sir." "Semoga berhasil."
Robert menumpang bus yang menuju Richmond dan mulai menyusuri jalan-jalan di kota itu. Dalam waktu lima menit ia sudah bisa menemukan para pelacaknya. Ada dua orang. Satu berjalan kaki dan
yang satu lagi mengendarai mobil. Robert berusaha menghindar masuk ke restoran-restoran dan toko-toko dan cepat-cepat keluar lewat pintu belakangnya, tapi ia tidak berhasil mengecoh mereka. Mereka terlalu terlatih. Akhirnya, waktu hampir habis untuk kembali ke Farm, dan Robert masih saja belum bisa lolos dari mereka. Mereka membuntutinya terlalu dekat Robert masuk ke sebuah department store, dan kedua orang itu mengambil posisi sedemikian rupa sehingga mereka bisa meliput jalan-jalan masuk dan keluarnya. Robert mengambil eskalator naik ke bagian pakaian pria. Tiga puluh menit kemudian ketika ia turun lagi, ia mengenakan setelan yang berbeda?lengkap dengan mantel dan topi?, berceloteh dengan seorang wanita, sambil menggendong bayi. Ia berjalan melewati para pengejarnya tanpa dikenali.
Hari itu cuma dia yang berhasil lolos dari peng; awasan.
Istilah-istilah khusus yang dipakai di Farm merupakan bahasa tersendiri.
"Anda barangkali tidak akan memakai semua istilah ini," kata instruktur itu di depan kelasnya, "tapi sebaiknya Anda tahu. Ada dua jenis agen: agent of influence?agen pembawa pengaruh dan agent provocateur?agen provokasi. Agen pembawa pengaruh berusaha mengubah opini di dalam negara tempat dia beroperasi. Agen provokasi mencoba membuat masalah dan menciptakan kekacauan. Biographic leverage?pijakan biografis
adalah sandi CIA yang artinya pemerasan. Ada
lagi black-bag job, yang meliputi suap sampai pekerjaan maling. Watergate merupakan contoh black-bag job."
Ia memandang berkeliling untuk meyakinkan bahwa kelas memperhatikan. Mereka semuanya terpana.
"Dari waktu ke waktu Anda mungkin membutuhkan seorang cobbler?yaitu seorang yang ahli dalam memalsu paspor."
Robert bertanya dalam hati apakah ia akan pernah perlu memakai jasa seorang cobbler.
"Ungkapan to demote maximally?menurunkan dengan maksimal adalah ungkapan yang kurang enak. Itu artinya membersihkan dengan cara membunuh. Begitu juga istilah terminate?mengakhiri. Firm?perusahaan?adalah julukan yang kita berikan untuk Dinas Rahasia Inggris. Kalau Anda diminta untuk mensterilkan sebuah kantor, Anda bukannya mencari rayap di sana, tapi Anda akan mencari alat-alat penyadap."
Ungkapan-ungkapan yang misterius itu memikat perhatian Robert.
"Ladies adalah eufemisme untuk wanita yang dikirim untuk menggoda lawan. Legend artinya biografi seorang mata-mata yang dipalsukan untuk memberikan penyamaran baginya. Going private artinya berhenti dari dinas."
Instruktur itu menatap ke seluruh kelas, "Ada di antara Anda yang tahu apa artinya lion tamer? penjinak singa?"
Ia menunggu jawaban. Diam.
"Kalau seorang agen dipecat, bisa jadi dia kecewa dan mungkin mengancam akan mengungkapkan apa yang diketahuinya. Muscleman atau lion tamer dipanggil untuk melunakkannya. Saya yakin tidak ada di antara Anda yang akan pernah perlu berhadapan dengannya."
Itu membuat semua siswa tertawa dengan tegang.
"Kemudian, ada istilah measles?campak. Kalau seorang target meninggal karena measles, itu artinya dia dibunuh dengan begitu efisien sehingga kematiannya nampak seperti kecelakaan atau karena sebab-sebab alami. Satu cara untuk menghasilkan measles ini adalah dengan menggunakan Tabun; yaitu suatu cairan tak berwarna atau berwarna kecoklatan yang menyebabkan kelumpuhan saraf apabila diserap melalui kulit Apabila seseorang menawarkan kepada Anda sebuah music box, itu artinya mereka menawarkan wireless transmitter. Operator transmiter itu disebut "musisi*. Kelak, ada di antara Anda yang akan beroperasi "telanjang". Jangan terus langsung mencopot pakaian Anda; itu artinya cuma bahwa Anda sendirian dan tidak ada yang membantu.
"Ada satu bal lagi yang perlu saya bicarakan hari ini. Kebetulan. Dalam pekerjaan kita ini, tidak ada binatang dengan nama seperti itu. Biasanya itu mengisyaratkan bahaya. Kalau Anda terus-terusan berjumpa dengan orang yang sama, atau Anda berulang kali memergoki mobil yang sama pada
saat Anda sedang menjalankan aksi, lindungi diri Anda. Anda barangkali berada dalam kesulitan.
"Saya kira cukup untuk hari ini, Saudara-saudara. Akan kita lanjutkan pelajaran kita, besok."
Dari waktu ke waktu, Kolonel Johnson memanggil Robert ke kantornya untuk "ngobrol", begitu istilah yang digunakannya. Percakapannya nampak seolah santai, tapi Robert menyadari bahwa ada penyelidikan terselubung yang sedang dijalankan.
"Saya mendengar bahwa Anda sudah menikah dan sangat berbahagia, Robert" "Benar."
Mereka melanjutkan berbicara setengah jam berikutnya mengenai perkawinan, kesetiaan, dan saling percaya.
Di saat lain: "Admiral Whittaker menganggap Anda sebagai putra, Robert Anda tahu itu?"
"Ya." Kenangan pahit tentang kematian Edward adalah sesuatu yang tak kunjung hilang dari ingatan Robert.
Mereka berbicara tentang loyalitas, kewajiban, dan kematian.
"Anda pernah menghadapi kematian lebih dari satu kali, Robert. Apakah Anda takut mati?"
"Tidak." Tapi mati untuk alasan yang benar, pikir Robert. Bukan mati konyol.
Pertemuan-pertemuan itu membuat Robert frustrasi karena mereka bagaikan cermin tipuan. Kolonel Johnson bisa melihatnya dengan jelas, tapi
kolonel itu tetap saja tidak nampak, suato misteri yang tak kunjung terungkap.
Pelatihan itu lamanya enam belas minggu, dan selama waktu itu, tak ada di antara para siswa yang diizinkan untuk berkomunikasi dengan dunia luar. Robert benar-benar sangat rindu kepada Susan. Itu merupakan kurun waktu berpisah yang paling lama bagi mereka. Ketika empat bulan itu berakhir, Kolonel Johnson memanggil Robert ke dalam kantornya.
"Ini berarti selamat tinggal. Anda telah melakukan tugas Anda dengan sangat baik, Letnan. Saya kira Anda akan menjalani masa depan yang sangat menarik."
"Terima kasih, sir. Saya harap begitu." "Semoga berhasil."
Kolonel Johnson menyaksikan Robert berlalu dari tempat itu. Selama lima menit ia duduk di situ tanpa bergerak, kemudian menetapkan niatnya. Ia berjalan menuju pintu dan menguncinya. Lalu diambilnya telepon dan diputarnya sebuah nomor.
Susan sudah menunggunya. Ia membuka pintu apartemen mereka, mengenakan daster tipis yang sama sekali tidak mampu menutupi liku-liku tubuhnya. Ia terbang ke dalam pelukan Robert dan memeluknya erat-erat "Hai, pelaut. Mau bersenang-senang?"
"Aku sedang bersenang-senang saat ini," kata Robert dengan riang, "hanya dengan memelukmu saja."
"Ya Tuhan, aku rindu sekali kepadamu!" Susa mundur dan berkata dengan garang, "Kalau terjad apa-apa atas dirimu, kukira aku akan mati."
Tak akan pernah terjadi apa-apa atas diriku."
"Janji?" "Janji." Susan mengamatinya sebentar, kualir. "Kau nampak lelah sekali."
"Pelatihan ini sungguh intensif," Robert mengakui Pernyataannya itu kurang dari kenyataannya. Dengan semua teks dan manual yang harus dipelajari, selain pelajaran-pelajaran praktis yang langsung dipraktekkan, tak ada satu pun dari para calon itu yang bisa tidur lebih dari beberapa jam saja setiap malamnya. Sedikit yang memprotes hal itu karena satu alasan yang jelas: Mereka sadar bahwa apa yang mereka pelajari itu dapat menyelamatkan nyawa mereka satu hari kelak.
"Aku tahu persis yang kauperlukan," Susan memutuskan.
Robert menyeringai. "Aku akan bilang." la menggapai Susan.
"Tunggu. Beri aku lima menit Tanggalkan pakaianmu."
Ia menyaksikan Susan berlalu dan berpikir, Kok bisa seorang laki-laki beruntung seperti ini" Ia mulai menanggalkan pakaiannya.
Susan kembali beberapa menit kemudian. Ia berkata pelan, "Umm. Aku mau kau telanjang."
Terngiang di telinganya suara instrukturnya yang berkata, "Ada di antara Anda nanti yang
akan beroperasi "telanjang". Itu artinya Anda sendirian dan tidak ada yang membantu." Aku akan dibawa ke mana ini" Susan akan kubawa ke mana"
Susan menuntunnya ke kamar mandi. Baknya sudah diisi dengan air hangat yang wangi, dan ruangan itu gelap hanya diterangi empat lilin yang berkelip-kelip di wastafel.
"Selamat datang di rumah kembali, darling." Ia menanggalkan dasternya dan melangkah masuk ke dalam bak mandi. Robert mengikutinya.
"Susan?" "Jangan bicara. Menyandarlah padaku."
Robert merasakan tangan Susan mengusap-usap punggung dan pundaknya dengan lembut, dan ia merasakan lekuk-lekuk tubuh Susan yang halus menyentuh tubuhnya, dan ia lupa betapa lelahnya ia. Mereka bercinta di air hangat itu, dan setelah mereka mengeringkan tubuh, Susan berkata, "Cukup sekian pembukaannya. Ayo sekarang kita serius."
Mereka bercinta lagi, dan kemudian, ketika Robert jatuh tertidur sambil memeluk Susan, ia ber-jikir, Akan begini terus. Untuk selamanya.
Bab Tujuh Belas Hari Senin pagi berikutnya, Robert melapor untuk I hari pertamanya berdinas di Badan Intelijen Ang-I katan Laut Distrik Ke-17 di Pentagon.
Admiral Whittaker berkata dengan hangat, "Se-I lamat datang kembali, Robert. Rupanya kau telah I membuat kesan yang sangat mendalam terhadap I Kolonel Johnson."
Robert tersenyum. "Dia sendui sangat menge-I sankan."
Saat minum kopi bersama, sang Admiral bertanya, "Kau sudah siap bekerja?" "Sangat ingin."
"Bagus. Ada sedikit masalah di Rhodesia?"
Bekerja di Badan Intelijen Angkatan Laut ternyata lebih menyenangkan daripada yang dibayangkan Robert. Setiap penugasan sifatnya berbeda, dan Robert diberi tugas yang berkategori sangat sensitif. Ia membawa masuk seorang pembelot yang telah mengungkapkan operasi penyelun- : dupan obat terlarang Noriega di Panama, mem-i
buka tabir seorang agen yang bekerja untuk Marcos di Kedutaan Amerika di Manila, dan membantu memasang suatu pos penyadapan informasi di Maroko. Ia dikirim untuk bertugas di Amerika Selatan dan Hindia Timur. Satu-satunya yang merisaukannya adalah perpisahan-perpisahan yang lama dengan Susan. Ia benar-benar tidak suka harus berada jauh dari Susan, dan ia sangat merindukan Susan. Ia memang bisa mengalihkan kerinduan ini kepada "pekerjaan yang sangat disukainya, tapi Susan tidak bisa. Beban pekerjaan Robert semakin berat Ia semakin lama semakin jarang berada di rumah, dan waktu itulah masalahnya dengan Susan menjadi bertambah gawat
Setiap kali Robert pulang, ia dan Susan langsung melepas kerinduan masing-masing dan bercinta dengan penuh gairah. Tapi saat-saat seperti itu semakin lama semakin jarang terjadi. Susan merasa bahwa sering kali panggilan tugas lebih cepat daripada maksud Robert untuk cuti pulang ke rumah.
Yang lebih parah lagi, Robert tidak boleh membicarakan tentang pekerjaannya dengannya. Susan sama sekali tidak tahu ke mana ia pergi atau apa yang sedang dilakukannya. Ia hanya tahu bahwa apa pun yang dikerjakan Robert pasti sesuatu yang berbahaya, dan ia selalu ketakutan bahwa pada suatu saat Robert akan berangkat dan tidak pernah kembali,. Ia tidak berani menanyakan apa-apa kepada Robert. Ia merasa seperti orang asing, yang sama sekali berada di luar bagian penting hidup
Robert Hidup mereka. Aku tidak bisa terus-terusan hidup seperti ini, Susan memutuskan.
Ketika Robert pulang setelah misi empat minggunya di Amerika Tengah, Susan berkata, "Robert, kukira kita harus bicara."
"Ada masalah apa?" tanya Robert Ia sudah tahu masalahnya apa.
"Aku takut Hubungan kita semakin lama semakin renggang, dan aku tidak mau kehilangan kau. Aku tidak akan tahan itu."
"Susan?" "Sebentar. Biar aku selesaikan. Kau tahu berapa banyak waktu yang kita habiskan bersama selama empat bulan terakhir ini" Kurang dari dua minggu. Setiap kali kau pulang, aku merasa kau ini tamu dan bukan suamiku."
Robert memeluk Susan dan mendekapnya erat-erat "Kau tahu betapa aku sangat mencintaimu."
Susan menyandarkan kepalanya di pundak Robert "Aku mohon jangan sampai terjadi apa-apa di antara kita."
"Pasti tidak," ia berjanji. "Aku akan berbicara dengan Admiral Whittaker." "Kapao?" "Segera."
"Admiral bersedia menjumpai Anda, Letnan."
"Terima kasih." ? Admiral Whittaker duduk di belakang meja tulisnya sedang menandatangani surat-surat. Ia mendongakkan kepalanya ketika Robert masuk dan tersenyum.
"Selamat datang, Robert, dan kuucapkan selamat Pekerjaanmu di El Salvador sangat memuaskan."
"Terima kasih, sir."
"Silakan duduk. Boleh kutawarkan kopi?"
"Tidak, terima kasih, Admiral."
"Kau ingin berbicara denganku" Sekretarisku mengatakan bahwa ada yang penting. Apa yang bisa kubantu?"
Terasa sulit memulainya. "Well, sir, ini masalah pribadi. Saya baru menikah kurang dari dua tahun, dan?"
"Kau telah membuat pilihan yang istimewa, Robert Susan seorang wanita yang baik."
"Ya, saya setuju. Masalahnya adalah bahwa saya selalu tak ada di rumah, dan dia kurang senang dengan itu." Ia menambahkan dengan cepat, "Dan dia mempunyai hak untuk merasa begitu. Itu sesuatu yang tidak normal."
Admiral Whittaker menyandar ke kursinya dan berkata dengan tepekur, "Memang yang kaulakukan ini bukan sesuatu yang normal. Kadang-kadang orang memang harus mau berkorban."
"Saya tahu," kata Robert bersikeras, "tapi saya tidak bersedia mengorbankan perkawinan saya. Itu terlalu berat buat saya."
Sang Admiral mengamati dia sambil berpikir keras. "Begitu. Jadi apa yang akan kauajukan?"
"Saya berharap Anda" berkenan mencarikan
tugas-tugas yang tidak terlalu banyak menjauhkan saya dari rumah. Ini suatu operasi yang sangat besar, pasti ada ratusan tugas yang bisa saya kerjakan tanpa berada jauh dari rumah."
"Dekat dengan rumah."
"Ya." Sang Admiral berkata pelan, "Kau tentu berhak memperolehnya. Aku tidak melihat alasan mengapa itu tidak bisa diatur."
Robert tersenyum dengan lega. "Anda sangat baik hati, Admiral. Saya sangat menghargainya."
"Ya, kurasa itu pasti bisa diatur. Katakan kepada Susan bahwa aku bilang masalahnya bisa diatasi."
Robert bangkit dengan wajah berseri-seri. "Saya tidak tahu bagaimana saya harus berterima kasih kepada Anda."
Admiral Whittaker melambaikan tangannya tanda berpisah. "Kau adalah tenaga yang terlalu bernilai buatku sehingga tak boleh ada apa-apa yang terjadi atas dirimu. Nah, sekarang pulanglah kepada pengantinmu."
Ketika Robert menyampaikan kabar baik itu kepada Susan, ia sangat girang. Ia melingkarkan kedua tangannya ke leher Robert. "Oh, darling, itu sungguh menyenangkan."
"Aku akan minta kepadanya untuk memberiku cuti beberapa minggu supaya kita bisa bepergian ke suatu tempat. Itu akan menjadi bulan madu kita yang kedua."
"Aku sudah lupa bulan madu itu seperti apa," Susan bergumam. "Coba perlihatkan padaku." Robert melakukan yang diminta.
Admiral Whittaker memanggil Robert keesokan harinya. "Aku hanya ingin kau tahu bahwa aku sedang melakukan sejumlah persiapan mengenai masalah yang kita bicarakan kemarin."
"Terima kasih, Admiral." Tiba waktunya kini untuk menyampaikan permintaan cuti itu. "Sir?"
Admiral Whittaker berkata, "Sesuatu baru saja terjadi, Robert." Sang Admiral mulai berjalan mondar-mandir. Pada saat ia berbicara, suaranya terdengar sangat kuatir. "Aku baru saja diberi tahu bahwa CIA telah kebobolan. Rupanya selama ini informasi top secret telah dibocorkan secara terus-menerus. Yang mereka ketahui tentang mata-mata ini hanyalah bahwa nama sandinya Fox. Saat ini ia berada di Argentina. Mereka membutuhkan seseorang di luar badan itu untuk menangani operasi ini. Direktur CIA meminta kau. Mereka ingin kau melacak orang itu dan membawanya pulang. Kukatakan kepada mereka bahwa keputusannya terserah kau. Maukah kau melakukan tugas itu?"
Robert ragu. "Sepertinya saya harus menolaknya, sir."
"Aku menghormati kep utusan mu itu, Robert Selama ini kau terus-terusan bepergian dan belum pernah menolak suatu tugas. Aku tahu itu cukup menyulitkan kehidupan rumah tanggamu."
"Sebenarnya saya mau menerima tugas ini, sir. Cuma saja?"
"Kau tak usah menyebutkannya, Robert. Pen-dapatku mengenai pekerjaan dan dedikasimu akan tetap tidak berubah. Aku hanya ingin"minta satu hal saja darimu."
"Apa itu, Admiral?"
"Wakil Direktur CIA minta bertemu denganmu, apa pun yang kauputuskan. Sebagai penghormatan. Kau tidak keberatan, kan?"
"Tentu saja tidak, sir."
Hari berikutnya Robert mengendarai mobilnya ke Langley untuk bertemu dengan sang Wakil Direktur.
"Silakan duduk, Letnan," kata wakil direktur itu setelah Robert memasuki kantor besar yang terletak di sudut "Saya mendengar banyak tentang" Anda. Semuanya yang baik-baik, tentu,"
"Terima kasih, sir."
Wakil direktur itu berusia sekitar awal enam puluhan, sangat kurus dengan rambut putih yang nampak rapi dan kumis kaku yang bergerak-gerak ke atas ke bawah kalau ia mengisap pipanya. Setelah lulus dari Yale ia lalu bergabung dengan OSS selama Perang Dunia II dan kemudian pindah ke CIA ketika badan itu dibentuk setelah perang usai. Kariernya menanjak dengan mantap sampai ke jabatannya yang sekarang ini di salah satu badan intelijen yang paling besar dan paling berkuasa di dunia.
"Saya ingin Anda tahu, Letnan, bahwa saya menghormati keputusan Anda."
Bellamy mengangguk kepada sang Wakil Direktur.
"Tapi, ada satu hal, yang saya kira harus saya beri tahukan kepada Anda." "Apa itu, sir?"
"Presiden secara pribadi terlibat dalam operasi membuka kedok Fox." "Saya tidak tahu itu, sir."
"Beliau?dan saya juga?menganggap ini sebagai salah satu operasi paling penting yang ditangani badan ini sejak didirikan. Saya tahu bagaimana situasi rumah tangga Anda, dan saya yakin Presiden akan bisa mengerti juga. Dia pria yang sangat mementingkan kehidupan keluarga. Tapi ketidaksediaan Anda menerima penugasan ini mungkin bisa menyebabkan?apa ya istilahnya" kesan yang kurang baik terhadap ONI dan Admiral Whittaker."
"Admiral tidak ada sangkut-pautnya dengan keputusan saya, sir," kata Robert
"Saya mengerti itu, Letnan, tapi apakah Presiden akan bisa mengerti?"
Bulan madu itu rupanya harus ditunda, pikir Robert
Ketika Robert memberitakan hal itu kepada Susan, ia berkata dengan lembut, "Ini adalah penugasanku yang terakhir. Setelah ini aku akan berada
di roman begitu banyak sehingga kau akan bosan melihatku nanti.
Susan tersenyum kepadanya. "Tak akan ada waktu sebanyak itu di dunia ini. Kita akan terus bersama untuk selamanya."
Perburuan terhadap Fox ternyata merupakan pengalaman paling palit buat Robert Ia menemukan jejak Fox di Argentina tapi terlambat satu hari antuk menangkap mangsanya itu. Jejaknya membawa Robert ke Tokyo, Cina, dan kemudian Malaysia. Siapa pan si Fox ini, ia meninggalkan cukup petunjuk untuk melacak di mana tadinya ia berada tapi tidak pernah di mana ia sekarang berada.
Hari-km menjadi minggu, dan minggu-minggu menjadi bulan, dan Robert selalu setapak berada di belakaag si Fox. Ia menelepon Susan hampir setiap hari. Pada mulanya yang dikatakannya adalah, "Aku akan palang beberapa hari lagi, darling." Lalu, "Aku mungkin akan sudah di rumah minggu depan." Dan kemudian, akhirnya, "Aku tidak yakin kapan aku bisa kembali." Akhirnya Robert menyerah, la telah mengikuti jejak Fox ini selama dua setengah bulan tanpa hasil.
Ketika ia kembali ke Susan, Susan nampak berubah. Agak kbib dingin.
"Maafkan aka, dariiag," Robert minta maaf. "Aku benar-benar tidak menyangka akan begitu lama jadinya. Tadinya Ha?"
"Mereka tidak akan pernah mau melepaskan dirimu, kan, Robert?"
"Apa" Tentu saja mereka mau."
Susan menggelengkan kepalanya. "Aku kira tidak akan. Aku telah bekerja di Washington Memorial Hospital."
Robert terperangah. "Kau apa?"
"Aku akan menjadi perawat lagi. Aku tidak bisa cuma duduk seharian menunggumu pulang kepadaku, dengan terus bertanya-tanya kau ada di mana dan apa yang sedang kaulakukan, bertanya-tanya apakah kau sudah mati atau masih hidup."
"Susan, aku?" "Tidak apa-apa, kekasihku. Setidak-tidaknya aku akan melakukan sesuatu yang berguna di saat-saat kau tidak di rumah. Itu akan membuat penantianku menjadi lebih menyenangkan."
Dan Robert tidak bisa membantah itu.
Ia melaporkan kegagalannya kepada Admiral Whittaker. Admiral itu bersikap penuh pengertian.
"Salahku menyetujui memakai dirimu untuk tugas ini. Mulai saat ini, kita akan membiarkan CIA menangani sendiri masalah-masalah mereka. Maafkan aku, Robert"
Robert menceritakan kepadanya tentang Susan yang sudah melamar pekerjaan sebagai perawat
"Mungkin itu suatu gagasan yang baik," kata admiral itu sambil tepekur. "Itu akan meringankan beban perkawinanmu. Kalau kau melakukan tugas-tugas di luar negeri kadang-kadang, aku yakin tidak akan terlalu banyak menimbulkan masalah."
Konspirasi Hari Kiamat The Doomsday Conspiracy Karya Sidney Sheldon di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Kadang-kadang"-nya Itu ternyata berarti hampir
terus-menerus. Itulah awal mula dari perkawinan mereka.
Susan bekerja di Washington Memorial Hospital sebagai perawat di ruang operasi, dan setiap Robert berada di rumah, ia mencoba mencari waktu untuk bisa menemaninya, tapi semakin lama ia semakin terlibat dengan pekerjaannya.
"Aku benar-benar senang, darling. Aku merasa aku melakukan sesuatu yang berguna."
Ia menceritakan tentang pasien-pasiennya kepada Robert, dan Robert teringat betapa dulu ia. begitu serius merawatnya, betapa Susan telah menguatkannya sampai kesehatannya pulih kembali, hidup kembali. Robert ikut senang bahwa Susan kini melakukan pekerjaan penting yang disukainya, tapi kenyataannya adalah, mereka semakin lama semakin jarang bertemu. Kerenggangan emosional di antara mereka semakin lama semakin parah. Ada kekakuan dalam hubungan mereka yang tadinya tidak pernah ada. Mereka bagaikan dua orang asing yang mati-matian mencoba untuk menemukan-pokok pembicaraan.
Ketika Robert kembali ke Washington setelah menyelesaikan penugasan enam minggu di Turki, ia membawa Susan makan malam di Sans Souci.
Susan berkata, "Kami mendapat seorang pasien baru di ramah sakit. Dia korban kecelakaan pesawat terbang, dan para dokter berpendapat bahwa dia tidak akan bisa bertahan, tapi aku akan meng
upayakan agar dia bertahan." Mata Susan berbinar-binar.
Dulu dia juga begitu terhadapku, pikir Robert Dan ia ingin tahu apakah Susan menyandarkan
dirinya ke tempat tidur pasien baru itu dan berkata, "Cepatlah sembuh. Aku menunggumu." Ia
mencoba menepiskan gagasan itu.
"Dia sangat baik, Robert. Semua perawat tergila-gila kepadanya."
Semua perawat" tanyanya dalam hati.
Di sudut benaknya mulai ada secercah keraguan yang menggelitik, tapi ia berhasil melupakannya.
Mereka memesan hidangan makan malam.
Hari Sabtu berikutnya, Robert berangkat ke Portugal, dan ketika ia kembali tiga minggu kemudian, Susan menyambutnya dengan riang.
"Monte sudah mulai bisa berjalan hari ini!" Ciumannya kepada Robert tidak terasa sungguh-sungguh.
"Monte?" "Monte Blanks. Itulah namanya. Dia akan sehat kembali. Para dokter tidak percaya, tapi kami tidak mau menyerah."
Kami. "Ceritakan tentang dia kepadaku."
"Dia benar-benar menyenangkan. Dia selalu memberi kami hadiah. Dia sangat kaya. Dia biasa mengemudikan sendiri pesawatnya, dan saat itu dia mengalami kecelakaan hebat, dan?"
"Hadiah-hadiah apa?" -
"Oh, hadiah-hadiah kecil?coklat, bunga-bunga,
buku-buku, dan piringan hitam. Dia pernah mencoba memberi kami semua arloji-arloji mahal tapi tentu saja kami menolaknya." "Tentu saja."
"Dia punya yacht, kuda-kuda untuk bermain polo?"
Sejak hari itu Robert menyebutnya Moneybags. Susan selalu berbicara tentang dia setiap kali ia pulang dari rumah sakit "Dia benar-benar orang baik, Robert" Baik berarti berbahaya.
"Dan dia begitu memperhatikan orang lain. Kau tahu apa yang dilakukannya hari ini" Dia mengatur supaya makan siang dikirim dari Jockey Club untuk semua perawat di seluruh lantai kami."
Orang ini sungguh menyebalkan. Lucunya, Robert mendapati dirinya sendiri menjadi marah. "Apakah pasienmu yang hebat ini sudah menikah?"
"Tidak, darling. Kenapa?" "Aku cuma ingin tahu."
Susan tertawa. "Ya Tuhan, kau tidak cemburu,
kan?" "Terhadap seorang tua yang baru saja belajar berjalan" Tentu saja tidak." Jelas aku cemburu. Tapi ia tidak mau membuat Susan senang dengan mengatakan begitu.
Kalau Robert berada di rumah, Susan mencoba untuk tidak membicarakan pasiennya itu, tapi kalau ia tidak membicarakannya, Robert-lah yang memulai.
"Bagaimana kabarnya si tua Moneybags?"
"Namanya bukan Moneybags," Susan memprotes. "Namanya Monte Banks."
"Terserahlah." Sayang sekali si brengsek itu tidak mati dalam kecelakaan pesawat.
Besoknya adalah hari ulang tahun Susan.
"Aku punya usul," kata Robert dengan bersemangat, "kita akan merayakannya. Kita akan ke luar rumah dan mencari tempat yang enak untuk makan malam dan?"
"Aku harus bekerja di rumah sakit sampai jam delapan."
"Baiklah. Aku akan ke sana menjemputmu."
"Oke. Monte sangat ingin bertemu kau. Kuceritakan padanya semua tentang dirimu."
"Aku juga ingin bertemu dengan orang tua itu," kata Robert meyakinkan dia.
Ketika Robert tiba di rumah sakit, resepsionisnya berkata, "Selamat petang, Letnan. Susan sedang bekerja di bangsal ortopedi di lantai tiga. Dia menunggu Anda." Ia mengangkat gagang telepon.
Ketika Robert turun dari lift, nampak Susan sedang menunggunya, mengenakan seragam putih bersihnya, dan Robert merasa jantungnya berdebar keras. Ia, oh, benar-benar cantik. "Halo, Cantik"
Susan tersenyum, sikapnya nampak sedikit kaku. "Halo, Robert Aku sudah akan bebas tugas beberapa menit lagi. Mari masuk. Akan kukenalkan
kau kepada Monte." Sudah tak sabar aku.
Susan membawanya ke sebuah ruang pribadi yang luas yang penuh dengan buku-buku, bunga-bungaan, dan keranjang-keranjang buah, dan berkata, "Monte, ini suamiku, Robert"
Robert berdiri di situ menatap ke laki-laki yang berada di tempat tidur. Ia nampak tiga atau empat tahun lebih tua dari dirinya dan wajahnya mirip-mirip Paul Newman. Robert langsung tidak suka kepadanya.
"Saya sangat senang berjumpa dengan Anda, Letnan. Susan telah menceritakan semuanya mengenai diri Anda."
Itukah yang mereka bicarakan kalau Susan berada di samping tempat tidurnya di tengah malam"
"Susan sangat bangga akan Anda."
Bagus, buddy, puji-puji aku terus.
Susan sedang memandang ke Robert, ingin suaminya berlaku sopan. Ia mencoba.
"Saya mendengar Anda sudah akan bisa keluar dari sini segera."
"Ya, itu terutama karena bantuan istri Anda. Ia seorang pembuat keajaiban."
"Ayolah, pelaut. Apa kaukira aku akan mau membiarkan perawat lain mendapatkan tubuh yang hebat ini?" "Ya, memang itulah keahliannya." Robert tidak mampu menyembunyikan kepahitan dalam nada suaranya.
Makan malam ulang tahun itu ternyata malah f menjadi bencana. Yang ingin dibicarakan Susan hanyalah pasiennya itu.
176 I "Apakah dia mengingatkanmu pada seseorang,
darling?" "Boris Karloff."
"Mengapa kau harus bersikap begitu kasar ke-
? padanya?" Robert berkata dengan dingin, "Kurasa aku sudah bersikap sangat sopan. Kebetulan aku kurang suka padanya."
Susan menatapnya. "Kenal pun kau belum dengannya. Apa yang tidak kausukai mengenai dirinya?"
Aku tidak suka caranya memandang dirimu. Aku tidak suka caramu memandangnya. Aku tidak suka melihat betapa perkawinan kita sedang menuju ke jurang. Ya Tuhan, aku tidak mau kehilangan dirimu. "Maaf. Kurasa aku cuma capek saja."
Mereka menyelesaikan makan malam mereka dengan saling berdiam diri.
Keesokan paginya, saat Robert bersiap-siap untuk berangkat ke kantor, Susan berkata, "Robert, ada sesuatu yang ingin kubicarakan"."
Dan itu membuat perutnya nyeri bagaikan ditusuk dengan pisau. Ia tidak tahan menyaksikan Susan mengungkapkan apa yang sedang terjadi dalam kata-kata.
"Susan?" "Kau tahu aku mencintaimu. Aku akan selalu mencintaimu. Kau laki-laki yang paling kusayangi,
yang paling kukagumi yang pernah kukenal." "Aku mohon?"
Tidak, biarkan aku lanjutkan dulu. Ini sangat berat buatku. Dalam tahun terakhir ini, kita hanya berada bersama beberapa menit saja. Perkawinan kita sebenarnya sudah tidak ada. Kau dan aku sudah semakin saling menjauh." Setiap kata merupakan tusukan pisau bagi Robert. "Kau benar," kata Robert dengan putus asa. "Aku akan berubah. Aku akan berhenti dari badan itu. Sekarang. Hari ini. Kita akan pergi ke suatu tempat dan?"
Susan menggelengkan kepala. "Tidak, Robert. Kita sama-sama tabu bahwa itu tidak akan bisa terjadi. Kau senang melakukan apa yang sedang kaulakukan sekarang. Kalau kau berhenti hanya karena aku, kau akan selalu menyesali itu. Ini j bukan salah siapa-siapa. Ini memang" harus ter-j jadi. Aku ingin minta cerai."
Seakan dunia runtuh menimpa dirinya. Tiba-tiba ia merasa perutnya mual.
"Kau tidak bersungguh-sungguh, Susan. Kita akan mencari jalan untuk?"
"Sudah terlambat Aku sudah berpikir tentang ini cukup lama. Selama kau tidak ada dan aku duduk di rumah sendirian dan menunggumu kembali, aku memikirkan ini. Selama ini kita sebenarnya menjalani hidup yang terpisah. Aku butuh j lebih dari itu. Aku butuh sesuatu yang tak bisa kauberikan lagi."
Ia berdiri di situ, bergulat mengendalikan emosinya. "Apa ini" apa ini ada hubungannya dengan Moneybags?"
178 fSusan tertegun sejenak. "Monte telak memintaku untuk menikah dengannya." Robert merasa isi perutnya seperti diputarbalikkan. "Dan kau mau?" "Ya."
Itu merupakan mimpi buruk yang membuatnya
gila. Tidak mungkin kit bisa terjadi, pikirnya. Tidak mungkin. Air mata berlinang di pipinya.
Susan memeluknya dan mendekapnya erat-erat "Tak akan pernah lagi aku mempunyai perasaan terhadap seorang pria seperti yang kurasakan terhadapmu. Aku mencintaimu dengan sepenuh jiwa-ragaku. Aku akan selalu mencintaimu. Kau akan menjadi temanku yang paling kusayangi." Ia lalu menarik dirinya dan menatap ke mala Robert dalam-dalam. "Tapi itu saja belum cukup. Kau mengerti?"
Ia cuma mengerti bahwa Susan sedang mencabik-cabik dirinya. "Kita bisa mencoba lagi. Kita
akan mulai dari awal dan?"
"Maafkan aku, Robert" Suaranya tersangkut di tenggorokan. "Maafkan aku, tapi semuanya sudah
berakhir." Susan terbang ke Reno untuk mengurus perceraiannya, dan Letkol Robert Bellamy mabuk selama dua minggu penuh.
Kebiasaan lama sulit hilangnya. Robert menelepon seorang temannya di FBI. Al Traynor muncul lebih dari setengah lusin kali dalam perjalanan hidup Robert, dan Robert mempercayainya.
"Tray, aki perlu bantuan."
"Bantuan" Kau perlu psikiater. Gila, bagaimana bisa kaubiarkan Susan pergi dari sisimu?"
Berita itu barangkali sudah tersebar di seluruh kota.
"Ceritanya panjang dan menyakitkan."
"Aku sungguh ikut sedih, Robert Dia seorang wanita yang amat baik. Aku" sudahlah. Apa yang bisa kubantu?"
"Aku ingin kau melakukan pengecekan komputer atas diri seseorang."
"Baik. Berikan namanya."
"Monte Banks. Ini cuma pemeriksaan rutin saja-"
"Baik. Apa yang ingin kauketahui?"
"Mungkin dia bahkan tidak ada di arsipmu, fray, tapi kalau seandainya ada?apakah dia pernah ditilang karena salah parkir, berlaku kejam terhadap anjingnya, menerobos lampu merah di perempatan" Hal-hal seperti itu."
"Baik." "Dan aku juga ingin tahu dari mana dia memperoleh uangnya. Aku ingin tabu riwayat hidup nya."
"Jadi, semua hal rutin itu, kan?" "Dan Tray, ini cuma antara kita saja. Pribadi. Oke?"
"Noproblem. Besok kutelepon kau." "Terima kasih. Aku utang satu kali makan siang." "Makan malam," "Beres."
Robert meletakkan gagang telepon dan berpikir, Aku ini seperti orang yang hampir tenggelam dan menggapai-gapai mencari pegangan. Apa yang kuharapkan, bahwa dia itu Jack the Ripper dan Susan
akan berlari-lari kembali ke dalam pelukanku"
Esoknya pagi-pagi sekali, Dustin Thornton memanggil Robert menghadap. "Anda sedang mengerjakan apa sekarang, Letnan?"
Dia tahu persis apa yang sedang kukerjakan, pikir Robert. "Saya sedang menyelesaikan laporan mengenai diplomat Singapura itu, dan?"
"Nampaknya itu tidak cukup membuat seluruh waktu Anda terpakai."
"Maaf?" "Seandainya Anda lupa, Letnan, Badan Intelijen Angkatan Laut tidak mempunyai wewenang untuk menyelidiki warga Amerika."
Robert menatapnya, tak mengerti. "Apa yang
Anda?" "Saya baru saja diberi tahu oleh FBI bahwa Anda mencoba memperoleh informasi yang santa sekali di luar wewenang badan ini."
Robert merasa darahnya bergejolak karena marah. Bajingan Traynor itu telan mengkhianatinya. Cuma sebegitu arti persahabatan. "Itu masalah pribadi," kata Robert "Saya?"
"Komputer-komputer FBI itu tidak dipasang untuk kepentingan Anda, juga bukan untuk membantu Anda mengganggu warga sipil. Jelas?" "Sangat jelas."
"Hanya itu saja." Robert bergegas kembali ke kantornya. Jari-jari nya gemetar ketika ia memutar nomor 202-324 3000. Sebuah suara menyahut, "FBI."
"Al Traynor." "Harap tunggu sebentar."
Semenit kemudian, suara seorang pria terdenga di saluran telepon. "Halo. Bisa saya bantu?"
"Ya. Saya ingin bicara dengan Al Traynor."
"Maaf, Agen Traynor sudah tidak bekerja di kantor ini."
Robert sangat terkejut "Apa?"
"Agen Traynor sudah dipindahkan."
"Dipindahkan?" "Ya." "Ke mana?" "Boise. Tapi sementara ini dia belum akan bisa bertugas di sana. Bisa jadi cukup lama." "Apa maksud Anda?"
"Dia mengalami kecelakaan tabrak lari tadi malam ketika sedang jogging di Rock Creek Park. Sulit dipercaya ya" Si penabrak pasti sedang mabuk berat Dia menaikkan mobilnya ke atas jalur jogging itu. Tubuh Traynor terlempar lebih dari empat puluh kaki. Mungkin dia tidak akan bisa bertahan hidup."
Robert meletakkan gagang telepon. Pikirannya kacau. Gila, apa yang sedang terjadi" Monte Banks, si mata biru "all-American boy* itu sedang dilindungi. Dari apa" Oleh siapa" Ya, Tuhan, pikir Robert, Susan akan dibawa ke mana"
Robert mengunjunginya sore itu.
Susan tinggal di apartemennya yang baru, se-! buah bangunan duplex yang molek di M Street Robert bertanya-tanya apakah Moneybags yang membelinya. Sudah berminggu-minggu ia tidak bertemu dengan Susan, dan saat melihatnya jantung Robert berdebar keras.
"Maafkan aku mengganggu, Susan. Aku tahu aku sudah berjanji untuk tidak melakukannya."
"Kau bilang tadi bahwa masalahnya penting." .
"Memang." Setelah ia berada di sini sekarang, ia tidak tahu harus mulai dari mana. Susan, aku datang ke sini untuk menyelamatkan dirimu" Susan pasti akan menertawakannya.
"Apa yang terjadi?"
"Ini tentang Monte."
Susan mengerutkan dahinya. "Ada apa tentang
dia?" Sekarang sampai ke bagian yang sulit Bagaimana ia bisa memberitahu Susan tentang sesuatu yang ia sendiri tidak tahu" Yang diketahuinya hanyalah bahwa ada sesuatu yang sangat tidak beres. Nama Monte Banks benar ada di komputer FBI, dengan sebuah keterangan: Tidak"ada informasi yang boleh diungkapkan tanpa persetujuan resmi. Dan pelacakan itu telah dilemparkan balik ke ONI. Mengapa"
"Kukira dia itu" dia tidak seperti yang nampak
di luar." "Aku tidak mengerti."
"Susan" dari mana dia memperoleh uangnya?" Susan nampak heran mendengar pertanyaan itu. "Monte mempunyai bisnis ekspor-impor yang sangat sukses." Penyamaran paling tua di dunia. h seharusnya datang dengan alasan yang lebih jelas dan bukan cuma menyatakan sebuah teori yang setengah matang begitu. Ia merasa seperti orang tolol. Susan menunggu tanggapannya, dan ia tidak bisa mengatakan apa-apa. "Mengapa kau menanyakan itu?" "Aku" aku cuma ingin yakin bahwa dia orang yang tepat untukmu/ kata Robert dengan lesu.
"Oh, Robert" Suaranya mengandung nada kecewa.
. "Kukira seharusnya aku tidak datang tadi" Memang seharusnya begitu, buddy. "Maafkan aku."
Susan menghampirinya dan merangkulnya. "Aku mengerti/ katanya pelan.
Tapi sebenarnya ia tidak mengerti. Ia tidak mengerti bahwa suatu penyelidikan biasa atas diri Monte Banks telah membentur tembok batu, dan dilemparkan kembali ke Badan Intelijen Angkatan Laut, dan bahwa orang yang mencoba mencari informasi itu telah dipindahkan ke suatu tempat terpencil.
Ada jalan lain untuk memperoleh informasi, dan Robert menempuhnya dengan sangat hati-hati. Ia menelepon seorang teman yang bekerja di majalah Forbes.
"Robert! Long time no see. Apa yang bisa aku
hantu?" Robert menyatakan maksudnya.
"Monte Banks" Kebetulan sekali kau menyebut namanya. Kami berpendapat bahwa dia seharusnya berada di daftar Empat Ratus Orang Terkaya Forbes, tapi kami tidak bisa memperoleh data-data yang terinci mengenai dia. Kau punya data buat kami?"
Hasil nol besar. Robert pergi ke perpustakaan umum dan mencari nama Monte Banks di buku Who"s Who. Ternyata ia tidak ada di situ.
Ia membalik-balik arsip mikrofilm dan memeriksa edisi-edisi lama Washington Post sekitar saat-saat Monte Banks mengalami kecelakaan pesawat. Ada sedikit berita mengenai kecelakaan itu, yang menyebutkan Banks sebagai seorang pengusaha.
Di situ ia nampak seperti pengusaha yang bersih. Barangkali aku yang keliru, pikir Robert. Mungkin Monte Banks bukan kriminal Pemerintah kita pasti tidak akan melindunginya kalau dia mata-mata, seorang penjahat, atau terlibat dalam perdagangan obat terlarang". Kenyataannya adalah bahwa aku masih mencoba untuk mempertahankan Susan.
Menjadi bujangan lagi berarti menjalani hidup yang sepi, hidup yang kosong, sibuk di siang hari dan tak bisa tidur di malam hari. Senng kali n
tiba-tiba diserang rasa putus asa yang hebat, yang membuatnya menangis. Ia menangisi dirinya sendiri dan menangisi Susan dan menangisi semua yang diambil dari mereka. Kehadiran Susan terasa di mana-mana. Apartemen itu penuh dengan kenangan akan dia. Robert bagaikan dikutuk dengan kenangan yang terus menghantui, dan setiap ruang menyiksanya dengan kenangan akan suara Susan, derai tawanya, kehangatan perangainya. Ia teringat akan bukit-bukit dan lembah-lembah yang lembut dari tubuh Susan saat ia berbaring telanjang di tempat tidur menunggunya, dan itu membuat hatinya semakin pedih tak tertahankan.
Teman-temannya merasa kuatir akan keadaannya.
"Kau tidak boleh sendirian, Robert" Dan bersama-sama mereka lalu meneriakkan, "Kami akan carikan seorang gadis untukmu!"
Gadis-gadis itu jangkung dan cantik, mungil dan seksi. Mereka itu model dan sekretaris dan staf perusahaan iklan dan janda dan pengacara. Tapi mereka bukan Susan. Robert merasa tak seorang pun cocok dengannya, dan mencoba berbasa-basi dengan orang-orang tak dikenal yang sama sekali tak menarik baginya malah membuatnya makin kesepian. Robert tidak mempunyai hasrat untuk bercinta dengan yang* mana pun dari mereka. Ia ingin menyendiri Ia ingin memutar film kehidupannya kembali ke permulaan, menulis ulang skenarionya. Setelah berada di luar semuanya itu, I begitu mudah rasanya melihat kekeliruan-I
kekeliruannya, melihat bagaimana seharusnya adegan dengan Admiral Whittaker dulu itu dimainkan.
CIA telah disusupi skseorang bernama Fox. Wakil Direktur memintamu untuk melacaknya.
Tidak, Admiral. Maaf. Saya akan pergi dengan istri saya untuk berbulan madu kedua.
Ia ingin, mengedit ulang hidupnya, untuk mengakhirinya dengan happy end. Terlambat Kehidupan tidak memberikan peluang kedua. Ia sendirian sekarang.
Ia belanja sendiri, memasak makanannya sendiri, dan pergi ke laundromat dekat situ sekali seminggu kalau ia sedang berada di rumah.
Itu adalah masa-masa yang sunyi dan sengsara dalam kehidupan Robert. Tapi itu masih belum yang terburuk. Seorang desainer cantik yang dijumpainya di Washington meneleponnya berulang-ulang mengundangnya makan malam. Pada mulanya Robert merasa enggan, tapi akhirnya ajakan itu diterimanya. Gadis itu menyiapkan makan malam lezat dengan lilin-lilin yang dinyalakan di atas meja khusus untuk mereka berdua.
"Kau seorang tukang masak yang sangat ahli" kata Robert.
"Aku sangat ahli dalam segala hal." Dan tak ada keraguan mengenai arti dari ucapannya itu. Ia bergerak mendekati Robert "Biarkan aku membuktikannya kepadamu." Ia meletakkan tangannya di paha Robert dan memainkan lidahnya pada bibir Robert.
Sudah lama sekali, pikir Robert. Barangkali!", lalu lama.
Mereka pergi ke tempat tidur, dan betapa syoknya Robert mendapati bahwa itu ternyata bencana baginya. Untuk pertama kali dalam hidupnya, Robert impoten. Ia merasa terbina.
"Jangan kuatir, darling," kata gadis itu. "Pasti beres."
Ternyata ia keliru. Robert pulang ke rumahnya dengan perasaan malu, lumpuh. Ia tahu bahwa, entah bagaimana, ia merasa bahwa bercinta dengan wanita lain merupakan pengkhianatan terhadap Susan. Benarkah aku sudah jadi setolol itu"
Ia mencoba lagi untuk bercinta beberapa raing-gu kemudian dengan seorang sekretaris cantik dari ONI. Gadis itu sangat bergairah dan liar di tempat tidur, membelai seluruh tubuh Robert dan melakukan apa saja untuk membangkitkan hasratnya. Tapi percuma, la hanya menginginkan Susan. Setelah itu, ia berhenti mencoba. Ia pernah berpikir akan berkonsultasi dengan dokter, tapi ia terlalu malu. la tahu jawaban dari masalahnya, dan itu tak ada hubungannya dengan nasihat medis, la lalu mencurahkan segenap energinya ke dalam pekerjaannya.
Susan meneleponnya paling sedikit satu kali seminggu. "Jangan lupa mengambil kemeja-kemeja-mu di tempat pencucian," ia selalu mengingatkah. Atau, "Kukirim seorang pembantu untuk membersihkan apartemen. Pasti sudah berantakan."
Bukan Impian Semusim 1 Tanah Semenanjung Karya Putu Praba Drana Perjodohan Busur Kumala 22
Pengunjung keempat baru saja datang. Ia disambut oleh Brigadir Jenderal Paxton, perwira yang mengepalai bidang keamanan. "Selamat datang di kandang kami"
"Saya sudah lama ingin ke sini."
"Anda tidak akan kecewa. Silakan lewat sini."
Di luar pintu ruang tertutup itu ada sebuah rak yang memuat empat busana steril berwarna putih
"Mohon ini dikenakan," kata jenderal itu.
"Tentu." Janus mengenakan pakaian itu. Hanya wajahnya saja yang kelihatan melalui masker kaca. Ia mengenakan sandal besar putih menyelimuti sepatunya, dan sang Jenderal mengantarkan dia ke pintu masuk ruang tertutup itu. Marinir yang bertugas melangkah ke samping, dan sang Jenderal membuka pintu. "Di dalam sini."
Janus memasuki ruangan dan melihat berkeliling. Di tengah ruang itu nampak sebuah pesawat ruang angkasa. Di atas meja autopsi yang putih terbujur dua tubuh makhluk asing. Seorang dokter patologi sedang melakukan autopsi terhadap salah satunya.
Jenderal Paxton mengarahkan perhatian si pengunjung kepada pesawat ruang angkasa itu.
"Kami percaya bahwa pesawat ini adalah pesawat penyelidik," Jenderal Paxton menjelaskan. "Kami yakin bahwa dia bisa berkomunikasi secara langsung"dengan pesawat induknya."
Kedua laki-laki itu mendekat untuk mengamati pesawat itu. Garis tengahnya sekitar tiga puluh lima kaki. Interiornya dibentuk seperti sebuah mutiara, dengan langit-langit yang bisa mengembang, da.n berisi tiga sofa yang mirip dengan kursi yang bisa dibaringkan. Dinding-dindingnya dilapis dengan panel-panel yang dipasangi disk-disk metal yang bergetar.
"Banyak yang belum dapat kami pecahkan saat ini," Jenderal Paxton mengakui. "Tapi apa yang telah kami temukan sangat menakjubkan." Ia lalu
menunjuk kepada serangkaian peralatan dalam panel-panel kecil. "Ada sistem optik pandangan-luas, juga sesuatu yang mirip dengan sistem life-scan, suatu sistem komunikasi yang memiliki kemampuan sintesa suara, dan sebuah sistem navigasi yang, terus terang saja, membuat kami bingung. Kami berpendapat bahwa sistem itu bekerja dengan semacam pulsa elektromagnetik."
"Apa ada senjata di dalamnya?" tanya Janus.
Jenderal Paxton membentangkan tangannya tanda menyerah. "Kami tidak yakin. Banyak alat berat di sini yang sedikit pun belum kami pahami."
"Sumber energinya apa?"
"Dugaan kami yang paling kuat adalah dia memanfaatkan hidrogen monoatomik dalam siklus yang ketat sehingga limbahnya, yaitu air, bisa secara berkesinambungan didaur ulang menjadi hidrogen untuk menghasilkan energi lagi. Dengan menggunakan energi yang tak putus ini, dia bisa terbang bebas di ruang angkasa menjelajahi planet-planet. Bisa memakan waktu bertahun-tahun sebelum semua misteri ini terpecahkan. Dan masih ada satu lagi yang membingungkan. Tubuh-tubuh kedua makhluk asing ini terikat pada sofa mereka. Tapi bekas lekukan yang terdapat pada sofa ketiga menunjukkan bahwa tadinya ada yang duduk di sita."
"Maksud Anda," tanya Janus perlahan, "bahwa ada satu yang mungkin hilang?" "Begitulah nampaknya."
Janus berdiri di situ sesaat dengan mengerutkan
dahinya. "Mari kita lihat pelanggar-pelanggar batas itu."
Kedua lelaki tersebut menghampiri meja-meja tempat kedua makhluk asing itu terbujur. Janus berdiri di situ menatap sosok-sosok ganjil itu. Sungguh sulit diterima akal bahwa jasad-jasad yang begitu asing bagi umat manusia bisa mengejawantah dalam bentuk makhluk yang berindera peka seperti itu. Dahi makhluk itu ternyata lebih lebar daripada yang diduganya. Makhluk itu-sama sekali gundul, tanpa kelopak mata, dan tanpa alis. Matanya seperti bola pingpong.
Dokter yang sedang melakukan autopsi mendongak ketika kedua orang itu menghampiri. "Benar-benar menakjubkan," katanya. "Satu tangan-telah dipotong dari salah satu makhluk asing ini. Tidak ada tanda-tanda adanya darah, tapi nadinya nampak terisi dengan cairan hijau, yang sebagian besar sudah menguap."
"Cairan hijau?" tanya Janus.
"Ya." Dokter itu ragu-ragu. "Kami berpendapat bahwa makhluk-makhluk ini adalah suatu bentuk kehidupan sayur-mayur."
"Sayur-mayur yang dapat berpikir" Anda serius?"
"Coba lihat ini." Dokter itu mengambil sebuah bejana dan memercikkan air ke lengan makhluk yang sudah tak bertangan itu. Untuk sesaat tidak terjadi apa-apa. Lalu, tiba-tiba, .di ujung lengan itu suatu zat hijau mengalir keluar dan dengan perlahan mulai membentuk tangan.
Kedua orang itu ternganga, kaget. "Astaga! Makhluk ini sebenarnya sudah rriati atau belum?"
"Itu pertanyaan yang menarik. Kedua sosok ini tidak hidup, ditinjau dari segi manusia, tapi mereka juga tidak memenuhi definisi kita tentang kata "mati". Istilah saya adalah bahwa mereka itu dormant?tidak aktif."
Janus masih saja menatap ke tangan yang baru terbentuk itu..
"Banyak tanaman yang menunjukkan berbagai bentuk inteligensi."
"Inteligensi?" "Oh, ya. Ada tanaman yang menyamarkan dirinya, melindungi dirinya. Saat ini, kami sedang melakukan eksperimen yang menakjubkan mengenai kehidupan tanaman."
Janus berkata, "Saya ingin melihat eksperimen itu."
"Tentu. Saya akan mengatur itu dengan senang hati"
Laboratorium rumah kaca yang sangat besar itu terletak dalam suatu kompleks gedung-gedung pemerintah tiga puluh mil dari Washington, D.C. Tergantung di dindingnya sebuah tulisan yang berbunyi:
Pohon maple dan pohon fern masih suci, Akan tetapi, kalau nanti mereka terbangun, Mereka pun akan memaki dan mengutuk. -Ralph Waldo Emerson Nature, 1836
Profesor Rachman, yang mengepalai kompleks itu, adalah seorang pria kecil yang serius, yang penuh dengan gairah akan profesinya. "Adalah Charles Darwin yang pertama-tama melihat bahwa tanaman mempunyai kemampuan berpikir. Luther Burbank melanjutkan dengan melakukan komunikasi dengan tanaman."
"Anda sungguh-sungguh percaya bahwa itu mungkin?"
"Kami tahu itu bisa. George Washington Carver menyatukan dirinya dengan tanaman, dan tanaman memberinya ratusan produk baru. Kata Carver, "Kalau saya menyentuh sekuntum bunga, saya menyentuh Ketakterbatasan. Bunga-bunga sudah ada lama sebelum ada manusia di bumi ini, dan bunga-bunga itu akan terus ada berjuta-juta tahun setelah itu. Melalui bunga, saya berbicara dengan Ketakterba tasa n".?"
Janus memandang berkeliling ke rumah kaca mahaluas tempat mereka sedang berdiri. Rumah kaca itu dipenuhi oleh tanaman-tanaman dan bunga-bunga eksotik yang membuat rona-rona pelangi dalam ruangan itu. Semerbak aroma-aroma berbaur memenuhi ruangan.
"Semua yang ada di dalam ruangan ini hidup," kata Profesor Rachman. "Tanaman-tanaman ini bisa merasakan cinta, benci, kesakitan, gairah" seperti hewan. Sir Jagadis Chandra Bose membuktikan bahwa mereka bereaksi terhadap suatu nada suara."
"Bagaimana hal seperti itu bisa dibuktikan?" tanya Janus.
"Dengan senang hati saya akan mendemonstrasikannya." Rachman berjalan menghampiri sebuah meja yang penuh dengan tanaman. Di samping meja itu terdapat sebuah mesin poligraf. Rachman mengangkat salah satu elektrodanya dan menempelkannya ke sebuah tanaman. Jarum yang terpasang di skala poligraf itu tidak bergerak. "Coba lihat," katanya.
Ia mendekatkan tubuhnya ke tanaman itu dan berbisik, "Kukira kau sangat cantik. Kau yang paling cantik dari semua tanaman lain di sini"."
Janus menyaksikan jarum itu bergerak dengan sangat perlahan.
Tiba-tiba, Profesor Rachman berteriak ke tanaman itu, "Kau jelek! Kau akan mati! Kau dengar aku" Kau akan mati!"
Jarum itu mulai bergetar, lalu bergerak dengan tajam ke atas.
"Ya, Tuhan," kata Janus. "Aku tak percaya ini."
"Apa yang Anda lihat," kata Rachman, "sama dengan seorang manusia yang sedang berteriak. Majalah-majalah nasional sudah pernah memuat artikel-artikel mengenai eksperimen ini. Salah satu yang paling menarik adalah eksperimen buta yang dilakukan oleh enam siswa. Salah satu dari mereka, tanpa setahu yang lain, dipilih untuk berjalan masuk ke dalam sebuah, ruang di mana ada dua tanaman yang salah satunya dihubungkan dengan kabel ke poligraf. Dia lalu merusak total
106 tanaman satunya. Kemudian, satu per satu, siswa-siswa itu dikirim masuk ke ruangan melewati tanaman-tanaman itu. Ketika siswa-siswa yang tidak bersalah lewat di situ, poligraf itu tidak bergerak. Tapi pada saat siswa yang bersalah itu muncul, jarum pada poligraf langsung terlompat ke atas."
"Benar-benar luar biasa."
"Tapi benar. Kami juga tahu bahwa tanaman bereaksi terhadap berbagai jenis musik." "Berbagai jenis?"
"Ya. Eksperimen pernah dilakukan di Temple Buell College di Denver di mana bunga-bunga yang sehat ditaruh dalam tiga kotak kaca. Musik rock keras dialirkan ke kotak pertama, musik sita r India Timur yang lembut dialirkan ke kotak kedua, dan kotak yang ketiga tidak dialiri musik. Seorang kru kamera CBS merekam eksperimen itu dengan menggunakan fotografi rentang-waktu. Setelah dua minggu, bunga-bunga yang diekspos ke musik rock itu mati, kelompok yang tidak diberi musik tumbuh normal, dan bunga-bunga yang mendengarkan musik sitar mekar dengan indah, dengan bunga dan kuncup-kuncupnya menggapai ke arah sumber suara itu. Walter Cronkite memutar film itu dalam salah satu tayangan beritanya. Kalau Anda ingin mengeceknya, waktunya adalah 26 Oktober 1970."
"Maksud Anda tanaman itu punya inteligensi?"
"Mereka bernapas, makan, dan berbiak. Mereka bisa merasa sakit, dan mereka bisa memanfaatkan
107 alat-alat pertahanan diri terhadap musuh-musuh mereka. Misalnya, zat terpin dipakai oleh beberapa jenis tanaman untuk meracuni tanah di sekitar mereka supaya para pesaing mereka mundur. Beberapa jenis lain memproduksi alkaloida supaya rasanya tidak enak bila dijilat oleh serangga. Kami telah membuktikan bahwa tanaman saling berkomunikasi dengan feromon."
"Ya. Saya sudah mendengar mengenai itu," kata Janus.
"Beberapa jenis tanaman adalah pemakan daging. Venus si Penjebak Lalat, misalnya. Beberapa jenis anggrek tertentu kelihatan dan mempunyai bau seperti lebah betina, supaya bisa memancing lebah jantan. Ada juga yang menyerupai bentuk kumbang betina untuk menarik perhatian sang jantan supaya mau singgah dan mengambil serbuk sarinya. Satu jenis anggrek memiliki aroma seperti daging busuk untuk memikat lalat pemakan bangkai di sekitar situ supaya datang kepadanya." Janus menyimak setiap kata. "Si Wanita Merah Jambu Pemikat mempunyai bibir atas yang berengsel, yang segera menutup apabila seekor lebah mendarat, dan menjebaknya. Satu-satunya jalan keluar adalah sebuah lorong sempit yang tembus ke belakang, dan sementara sang lebah berjuang untuk mencari jalan kebebas-an^dia memungut sejumlah serbuk sari. Ada lima rmu tanaman bunga yang tumbuh di kawasan ti-BS dan setop jenis mempunyai ciri-ciri yang ? ^ ada keraguan mengenai hal ini.
108 Sudah berulang kali dibuktikan bahwa tanaman hidup memiliki inteligensi."
Janus saat itu berpikir, Dan makhluk asing yang hilang ini masih berkeliaran di suatu tempat.
Bab Sebelas Hari Ketiga Bern, Swiss Rabu, 17 Oktober
Bern adalah salah satu kota favorit Robert Kota yang anggun, penuh dengan monumen-monumen cantik dan bangunan-bangunan tua terbuat dari batu yang berasal dari abad kedelapan belas. Bern adalah ibu kota Swiss dan salah satu kota yang termakmur di negeri itu, dan Robert bertanya dalam bati apakah trem-trem bercat hijau di jalan itu ada hubungannya dengan warna hijau uang. Ia mendapati bahwa warga Bern bersikap lebih santai daripada warga kota-kota Swiss lainnya. Mereka bergerak dengan lebih lambat, berbicara lebih pelan, dan secara umum lebih tenang. Ia pernah beberapa kali bertugas di Swiss bekerja sama dengan Dinas Rahasia Swiss, menjalankan kegiatannya dari markas besar mereka di Waisenhausplatz-Sebenarnya ia mempunyai teman-teman di sana yang akan bisa bermanfaat, tapi instruksi yan"
diberikan kepadanya sangat jelas. Membingungkan, tapi jelas.
Robert perlu menelepon lima belas kali untuk menemukan bengkel yang menderek mobil si fotografer. Bengkel itu kecil dan terletak di Fribourgs-trasse, dan montirnya, Fritz Mandel, adalah juga pemiliknya. Mandel nampaknya berumur hampir lima puluh, dengan wajah kurus berlubang-lubang bekas jerawat, tubuh kerempeng, dan perut yang luar biasa besarnya karena bir. Ia sedang bekerja di bawah dalam lubang tempat pelumas ketika Robert tiba di situ.
"Selamat siang," Robert berseru.
Mandel menengadah. "Guten Tag. Apa yang bisa saya bantu?"
"Saya ingin bertanya tentang mobil yang Anda derek hari Minggu yang lalu."
"Sebentar, saya selesaikan ini dulu."
Sepuluh menit kemudian, Mandel memanjat ke luar lubang itu dan membersihkan tangannya yang berminyak dengan sebuah lap kotor.
"Andalah yang menelepon pagi tadi. Apakah ada keluhan mengenai pekerjaan derek itu?" tanya Mandel. "Saya tidak bertanggung jawab untuk?"
"Tidak," Robert meyakinkannya. "Sama sekali tidak. Saya sedang melakukan survai, dan saya ingin bertanya tentang pengemudi mobil itu."
"Mari kita ke kantor."
Kedua orang itu berjalan menuju ke sebuah kantor kecil, dan Mandel membuka sebuah lemari arsip. "Hari Minggu lalu, Anda bilang tadi?"
"Benar." Mandel mengeluarkan sebuah kartu. "Ja. Itu mobil si Arschficker yang memotret kami di depan UFO."
Robert merasa tiba-tiba telapak tangannya jadi basah. "Anda melihat UFO?"
"Ja. Saya hampir brachte aus."
"Bisakah Anda menggambarkannya?"
Mandel bergidik. "Ia" ia sepertinya hidup sekail"
"Maaf?" "Maksud saya" di sekitarnya nampak semacam sinar?yang terus berubah warna. Biru" lalu hijau" saya tidak tahu. Sulit digambarkan. Dan di dalamnya ada makhluk-makhluk kecil. Bukan manusia, tapi?" Bicaranya terhenti.
"Berapa jumlahnya?"
"Dua." "Apakah mereka hidup?"
"Menurut saya sudah mati." Ia mengusap alisnya. "Saya senang Anda mempercayai saya. Saya mencoba menceritakannya kepada teman-teman, tapi mereka malahan menertawai saya. Bahkan istri saya bilang bahwa saya pasti mabuk. Tapi saya tahu apa yang saya lihat."
"Tentang mobil yang Anda derek itu"," kata Robert
"Ja. Renault mereknya. Olinya bocor dan ada /ager-nya yang hangus. Ongkos dereknya seratus dua puluh lima franc. Dua kali lipat kalau hari Minggu."
"Pengemudinya membayar dengan cek atau kartu kredit?"
"Saya tidak menerima cek, dan saya juga tidak menerima kartu kredit Ia membayar tunai." "Franc Swiss?" "Pound." "Anda yakin?"
"Ya. Saya ingat waktu itu saya harus mengecek nilai tukarnya."
"Mr. Mandel, apa Anda kebetulan mempunyai catatan mengenai pelat nomor mobil itu?"
"Tentu saja," kata Mandel. Ia memandang kartu itu. "Itu mobil sewaan. Avis. Dia menyewanya di Jenewa."
"Bisa saya minta nomor pelatnya?"
"Tentu, mengapa tidak?" Ia menuliskan nomor pelat itu pada secarik kertas dan memberikannya kepada Robert. "Sebenarnya semua ini dalam rangka apa" UFO itukah?"
"Tidak," kata Robert, dalam nada suara setulus mungkin. Ia mengeluarkan dompetnya dan mencabut kartu identitasnya. "Saya dari IAC, International Auto Club. Perusahaan saya sedang melakukan survai mengenai mobil-mobil penderek."
"Oh." Robert berjalan keluar dari bengkel itu dan berpikir dengan cemas, Nampaknya memang UFO sialan itu benar ada beserta dua makhluk asing yang sudah mati. Kalau begitu mengapa Jenderal Hilliard berdusta padanya, sedang ia tahu Robert pasti akan tahu bahwa yang jatuh itu piring terbang"
Jawabannya hanya ada satu, dan Robe
tiba merasa tubuhnya dingin karena ngeri.
Bab Dua belas Pesawat induk yang sangat besar itu melayang tanpa suara menembus ruang angkasa yang gelap, bagaikan tidak bergerak, meluncur dalam kecepatan dua puluh dua ribu mil per jam, dan dengan rapi menyusuri orbit bumi. Keenam makhluk asing di dalamnya sedang mempelajari layar optik Iuas-pandang tiga dimensi yang mencakup satu dinding penuh pesawat ruang angkasa itu. Pada monitor nampak bola bumi berputar sementara mereka mengamati gambar-gambar holografik dari apa yang ada di bawah, dan sebuah spektrograf elektronik menganalisis komponen-komponen kimia dari gambar-gambar yang timbul. Atmosfer di atas lahan-lahan yang diliputnya tercemar berat Pabrik-pabrik besar mengotori udara dengan gas-gas beracun, hitam dan tebal, sementara limbah yang tak terurai dibuang di ceruk-ceruk lahan dan ke dalam laut
Makhluk-makhluk asing itu melihat ke bawah ke samudera luas, yang dulunya murni dan biru, kini hitam kena minyak dan coklat karena kotoran.
Karang Great Barrier Reef sudah berubah jadi putih karena pudar, dan miliaran ikan mati. Di hutan-hutan penadah hujan Amazon sebuah kawah yang luas menganga gersang. Peralatan di pesawat itu menunjukkan bahwa temperatur bumi telah naik sejak eksplorasi terakhir yang mereka lakukan tiga tahun sebelumnya. Mereka juga melihat ada peperangan di sana-sini di planet di bawah itu, yang menaburkan racun-racun baru ke dalam atmosfer.
Makhluk-makhluk asing itu berkomunikasi lewat telepati mental.
Makhluk-makhluk bumi itu belum juga berubah. Sayang sekali Mereka tidak pernah mau belajar.
Kita akan mengajari mereka. -Sudahkah Anda berhasil menghubungi yang lain-lain"
Ya. Pasti terjadi sesuatu. Tidak ada jawaban. Anda harus terus mencoba. Kita harus menemukan pesawat itu.
Di bumi, ribuan kaki di bawah orbit pesawat ruang angkasa itu, Robert sedang menelepon lewat saluran khusus ke Jenderal Hilliard. Ia hampir seketika itu juga sudah berada di telepon.
"Selamat siang, Letnan. Ada yang perlu Anda laporkan?"
Ya. Aku ingin melaporkan bahwa kau adalah seorang pembohong sialan. "Mengenai balon
cuaca itu, Jenderal" rupanya itu ternyata sebuah UFO." Ia menunggu.
"Ya, saya tahu itu. Saya tidak bisa memberitahukannya kepada Anda sebelumnya karena alasan-alasan penting yang menyangkut keamanan."
Omong kosong birokratik. Kemudian hening sejenak.
Jenderal Hilliard berkata, "Saya akan memberitahukan sesuatu yang sifatnya sangat rahasia, Letnan. Pemerintah kita pernah kontak dengan makhluk-makhluk ruang angkasa tiga tahun yang lalu. Mereka mendarat di salah satu pangkalan udara NATO kita. Waktu itu kita bisa berkomunikasi dengan mereka."
Robert merasakan jantungnya berdebar lebih keras. "Apa" apa yang mereka katakan?"
"Bahwa mereka bermaksud menghancurkan kita."
Ia merasakan guncangan di sekujur tubuhnya. "Menghancurkan kita?"
"Benar. Mereka menyatakan akan kembali untuk menaklukkan planet ini dan menjadikan kita budak mereka, dan bahwa kita tak akan bisa berbuat apa-apa untuk mencegah hal itu. Memang sekarang belum. Tapi kita sedang mencari jalan untuk membendung mereka. Karena itulah penting sekali bahwa kita tidak membuat khalayak panik supaya kita bisa memanfaatkan waktu sebaik-baiknya. Saya kira Anda bisa memahami sekarang mengapa sedemikian pentingnya para saksi mata itu diperingatkan untuk tidak menyiarkan apa yang sudah
mereka libat Kalau berita tentang Ident-ident itu? demikian kita sebut mereka?bocor, maka akan terjadi musibah berskala dunia."
"Menurut Anda apa tidak lebih baik mempersiapkan publik dan?"*
"Letnan, di tahun 1938, seorang aktor muda bernama Orson Welles menyiarkan sebuah sandiwara radio berjudul War of the Worlds mengenai makhluk-makhluk asing yang melakukan invasi ke bumi. Dalam beberapa menit saja timbul kepanikan di kota-kota besar di seluruh Amerika. Sekelompok penduduk yang panik mencoba melarikan diri dari penyerbu-penyerbu fiktif itu. Saluran-saluran telepon penuh sesak, jalan-jalan raya macet total. Banyak orang tewas. Terjadi kekacauan total. Tidak, kita dulu yang harus siap menghadapi makhluk-makhluk asing itu sebelum semuanya ini diumumkan. Kami ingin Anda menemukan saksi-saksi mata itu demi keamanan mereka sendiri, sehingga kita bisa mengendalikan semuanya ini dengan baik."
Robert mulai berkeringat. "Ya. Saya" saya mengerti."
"Bagus. Saya kira Anda telah berhasil berbicara dengan salah satu saksi mata?" "Saya telah menemukan dua dari mereka." "Nama-nama mereka?"
"Hans Beckerman?dia adalah pengemudi bus turis itu. Dia tinggal di Kappel"." "Dan yang kedua?"
"Fritz Mandel. Dia memiliki bengkel mobil di
Bern. Dia adalah montir yang menderek mobil milik saksi ketiga." "Nama saksi ini?"
"Saya belum berhasil mendapatkannya. Saya sedang mengupayakan itu. Apakah Anda menghendaki saya berbicara dengan mereka tentang perlunya tidak membicarakan masalah UFO ini dengan orang lain?"
"Tidak perlu. Tugas Anda hanyalah menemukan para saksi itu saja. Setelah itu kita akan meminta pemerintah mereka masing-masing yang menanganinya. Apa Anda sudah tahu semuanya ada berapa saksi mata?"
"Ya. Tujuh penumpang ditambah pengemudinya, montir itu, dan seorang pengendara mobil yang kebetulan lewat"
"Anda harus menemukan mereka semua. Kesepuluh saksi mata yang melihat jatuhnya pesawat itu. Cukup jelas?"
"Ya, Jenderal."
Robert meletakkan gagang telepon, pikirannya kalut Ternyata UFO benar ada. Makhluk-makhluk asing itu adalah musuh. Ini benar-benar mengerikan.
Tiba-tiba, perasaan tidak enak yang sudah lama terkandung dalam diri Robert sekarang kembali dengan lebih kuat. Jenderal Hilliard telah memberinya tugas ini, tapi mereka tidak memberitahukan semua informasi kepadanya. Fakta apa lagi yang disembunyikan darinya"
Perusahaan persewaan mobil Avis terletak di
Rue de Lausanne 44 di pusat kota Jenewa. Robert dengan bergegas masuk ke dalam kantornya dan menghampiri wanita yang berada di balik meja tulis. "Bisa saya bantu?"
Robert membanting potongan kertas yang bertuliskan nomor pelat mobil Renault itu. "Anda menyewakan mobil ini minggu lalu. Saya menginginkan nama orang yang menyewanya." Suaranya terdengar marah.
Petugas itu menarik tubuhnya ke belakang. "Maaf, kami tidak diperbolehkan untuk memberikan informasi itu."
"Well, kalau begitu akan repot," Robert menukas, "karena saya akan menuntut perusahaan Anda untuk membayar ganti rugi yang besar jumlahnya."
"Saya tidak paham. Ada masalah apa?"
"Akan saya katakan masalahnya apa, Nona. Hari Minggu lalu mobil ini menabrak mobil saya di jalan raya dan menyebabkan kerusakan yang sangat parah. Saya berhasil mencatat nomor pelatnya, tapi orangnya melarikan mobilnya tanpa berhasil saya kejar."
"Begitu." Petugas itu mengamati Robert sebentar. "Permisi sebentar." Ia menghilang ke dalam sebuah ruang di bagian belakang. Beberapa menit kemudian ia muncul kembali dengan membawa sebuah map. "Menurut catatan kami, memang ada masalah dengan mesin mobil itu, tapi tidak ada laporan tentang adanya kecelakaan."
"Well, saya melaporkannya sekarang. Dan saya
minta perusahaan Anda bertanggung jawab untuk ini. Anda harus membayar biaya reparasi mobil saya. Porsche keluaran terbaru dan Anda akan membayar sangat mahal"."
"Saya minta maaf, Tuan, tapi karena kecelakaan itu tidak dilaporkan, kami tidak bisa memikul tanggung jawab."
"Begini," kata Robert dalam nada suara yang lebih tenang, "saya hanya ingin fair. Saya tidak ingin minta perusahaan Anda bertanggung jawab. Yang saya inginkan cuma supaya orang itu membayar kerusakan yang dibuatnya terhadap mobil saya. Ini kasus tabrak lari. Saya bahkan bisa melibatkan polisi dalam urusan ini. Kalau Anda mau memberikan nama dan alamat orang itu, saya akan bisa berbicara langsung dengannya, dan kami akan bisa menyelesaikannya sendiri di antara kami dan tidak perlu melibatkan perusahaan Anda. Apa ini tidak cukup fair?"
Petugas itu terdiam, mencoba membuat keputusan. "Ya. Kami jauh lebih menyukai cara itu." Ia melihat ke map yang di tangannya itu. "Nama orang yang menyewa mobil itu adalah Leslie Mothershed."
"Dan alamatnya?"
"Grove Road Dua Tiga Belas A, Whitcchapcl, London, East Three." Ia mendongakkan kepalanya. "Anda pasti bahwa perusahaan kami tidak akas dilibatkan dalam gugatan hukum apa pun?"
"Saya berjanji," Robert meyakinkannya. "Ini urusan pribadi di antara Leslie Mothershed dan saya."
Letkol Bellamy langsung berada dalam pesawat Swiss berikutnya dengan, tujuan London.
Ia duduk seorang diri dalam gelap, memusatkan daya konsentrasinya, memeriksa dengan cermat setiap tahapan dari rencana itu, memastikan bahwa tidak ada lubang-lubang kelemahan, bahwa tidak ada yang akan bisa meleset. Permenungannya diganggu oleh dering telepon yang lembut
"Janus di sini.* "Janus. Jenderal Milliard.*
"Lanjutkan." "Letkol Bellamy telah menemukan dua saksi mata yang pertama." "Bagus sekali. Harap segera ditangani." "Ya, sir."
"Di mana letkol ku sekarang?"
"Dalam perjalanan menuju London. Tak lama lagi yang nomor tiga akan bisa dipastikan."
"Saya akan memberitahu komisi mengenai hasil yang sudah dicapai. Harap saya terus dihubungi-Kondisi operasi ini harus tetap Nova Red "
"Saya mengerti, sir. Saya mengusulkan?"
Telepon itu diputus. PESAN KILAT ULTRA TOP SECRET nsa KEPADA WAKIL DIREKTUR BUNDESANWALTSCHAPT PRIBADI
KOPI SATU DARI (SATU) KOPI PERIHAL : OPERASI HARI KIAMAT 1. HANS BECKERMAN?KAPPEL 2. FRITZ MANDEL?BERN PESAN DITUTUP
Bab Tiga Belas Tengah malam di sebuah rumah pertanian kecil lima belas mil dari Uetendorf, keluarga Lagenfeld diganggu oleh serangkaian peristiwa aneh. Anak yang tertua terbangun karena cahaya kuning yang menyilaukan menembus jendela kamar tidurnya. Ketika ia bangkit untuk menyelidikinya, cahaya itu lenyap.
Di halaman, Tozzi, anjing gembala Jerman mereka, mulai menyalak dengan galak, membangunkan Pak Tua Lagenfeld. Dengan enggan petani itu turun dari tempat tidurnya untuk menenangkan anjingnya, dan ketika ia melangkah keluar ia mendengar bunyi biri-biri yang ketakutan membentur-bentur kandang mencoba lari. Ketika Lagenfeld melewati bak, yang tadinya penuh sampai ke bi birnya oleh air hujan yang turun belum lama ini, ia melihat bahwa bak itu kering sama sekali.
Tozzi datang berlari ke sisinya, merengek-rengek
Lagenfeld mengusap-usap kepala binatang itu. "T?" dakana-an" Nat -r;_i?i,
* Fd ap^NaK. Iidak apa-apa."
an tepat di saat itu, semua lampu di rumah |IU
i, Ketika petani itu kembali ke rumah dan menelepon perusahaan listrik, teleponnya juga mati.
Seandainya lampu-lampu itu sebentar saja bertahan, petani itu mungkin akan melihat seorang wanita cantik tapi aneh berjalan keluar dari halaman lumbungnya dan menuju tanah lapang di luar.
Bab Empat Belas Bundesanwaltschaft?jenewa Jam 13.00
Menteri Negara yang duduk di bagian dalam markas besar Dinas Rahasia Swiss menyaksikan Wakil Direktur membaca pesan sampai tuntas. Ia memasukkan pesan itu ke dalam sebuah folder yang bertuliskan "Top Secret", meletakkan folder itu ke dalam laci meja tulis, dan mengunci laci itu.
"Hans Beckerman und Fritz Mandel."
"Ja." "Tidak ada masalah, Herr Menteri. Itu akan diurus." ?GuL" "Warn?" "Safari. Segera."
Keesokan paginya dalam perjalanan ke kantor, tukak lambung Hans Beckerman mengganggunya. Mestinya waktu itu aku minta si wartawan membayar benda yang kutemukan di tanah itu. Majalah-majalah ini kaya. Barangkali aku akan memperoleh beberapa ratus mark lagi Jadi aku bisa pergi ke dokter ahli dan minta dia mengobati tukak lambungku ini.
la sedang melewati Danau Turler ketika di depannya, di tepi jalan raya, dilihatnya seorang wanita melambaikan tangannya, mencari tumpangan. Beckerman mengurangi laju mobilnya untuk bisa mengamati dengan lebih jelas. Ia masih muda dan menarik. Hans menghentikan mobilnya ke pinggir jalan. Wanita itu menghampiri mobilnya.
"Guten Tag," kata Beckerman. "Bisa saya bantu Anda?" Wanita itu semakin dekat semakin cantik.
"Danke." Logatnya logat Swiss. "Saya bertengkar dengan pacar saya, dan ia menurunkan saya di sini di tengah jalan."
"Ck, ck. Payah benar."
"Keberatankah Anda memberi saya tumpangan sampai Zurich?"
"Sama sekali tidak. Mari masuk, mari masuk."
Si pencari tumpangan itu membuka pintu mobil dan duduk di sebelahnya. "Anda sangat baik hati," katanya. "Namaku Karen."
"Hans." Ia menjalankan mobilnya.
"Aku tidak tahu harus berbuat apa seandainya kau tadi tidak datang, Hans."
"Oh, aku yakin orang lain akan mau memberi tumpangan kepada seorang wanita cantik seperti kftv/
Wanita itu bergerak mendekatinya. "Tapi aku
berani bertaruh dia tidak akan lebih ganteng dari-padamu."
Hans memandangnya. "Ja?"
"Menurutku kau sangat tampan."
Ia tersenyum. "Mestinya kaukatakan itu kepada istriku."
"Oh, kau sudah menikah." Ia nampak kecewa. "Mengapa semua pria yang baik selalu sudah menikah" Kau juga nampak sangat pintar."
Semakin tegak Hans duduk.
"Terus terang saja, aku menyesal mengapa aku menjalin hubungan dengan pacarku itu.* Ia bergerak-gerak di tempat duduknya dan roknya tersingkap tinggi ke pahanya. Hans berusaha untuk tidak melihat "Aku suka kepada pria yang lebih tua, lebih dewasa, Hans. Aku kira mereka lebih seksi daripada pria-pria muda." Ia merapatkan dirinya ke tubuh Hans. "Apa kau suka seks, Hans?"
Hans melancarkan tenggorokannya. "Aku?" Well, begini" aku seorang pria"."
"Aku tahu itu," kata wanita itu. Ia mengusap paba Hans. "Bisa kukatakan sesuatu kepadamu" Pertengkaran dengan pacarku itu membuatku sangat bergairah. Kau menghendaki aku main cinta denganmu?"
Hans tidak percaya ia bisa semujur itu. Wanita itu cantik, dan dari apa yang disaksikannya, bentuk tubuhnya bagus sekali. Hans menelan ludah. "Aku mau, tapi aku sedang berangkat kerja dan?"
"Hanya diperlukan waktu beberapa menit saja." Ia tersenyum. "Ada jalan masuk di depan sana
yang menuju ke hutan. Bagaimana kalau kita berhenti di sana?"
Hans merasa gairahnya meluap-luap. Sicher. Tunggu sampai kubilang kepada teman-teman di kantor tentang ini! Mereka takkan percaya.
"Tentu. Mengapa tidak?" Hans menyimpangkan mobilnya dari jalan raya dan mengambil jalan kecil berdebu menuju ke sekelompok semak belukar yang terlindung dari pandangan mata para pengendara mobil yang lewat.
Wanita itu mengusapkan tangannya pada paha Hans. "Mein Gott, kakimu kokoh sekali."
"Aku pelari waktu masih muda," Beckerman menyombongkan dirinya.
"Coba celananya dilepas saja." Ia melepaskan ikat pinggang Hans dan membantunya menurunkan celananya. Kini nampak jelas bahwa Hans sudah benar-benar "terbakar".
Beckerman mengerang dan memejamkan matanya. Jari-jari yang lembut itu mengusap-usap. Tiba-tiba Hans merasa jarum menusuk pahanya dengan keras, dan matanya terbelalak. nWie?""
Tubuhnya kaku seketika, dan matanya melotot keluar. Tenggorokannya tersumbat dan ia tidak bisa bernapas. Wanita itu menyaksikan Hans" terkulai di atas setir. Ia turun dari mobil dan mendorong tubuh Hans masuk ke jok belakang, lalu ia duduk di belakang setir dan mengemudikan mobil itu kembali melalui jalan berdebu masuk ke jalan g raya. Di pinggiran sebuah jalan gunung yang curam, ia menunggu .sampai jalanan sepi, lalu membuka pintu mobil, menginjak gasnya, dan pada
saat mobil itu bergerak maju, ia melompat keluar. Ia berdiri di sana menyaksikan mobil itu terjungkir dari tebing curam. Lima menit kemudian, sebuah limousine hitam berhenti di dekatnya.
"Irgendwekhe Problem?" . "Keins"
Fritz Mandel sedang berada di kantornya, bersiap-siap menutup bengkelnya, ketika dua pria menghampirinya.
"Maaf," katanya, "saya sudah akan tutup. Saya tidak dapat.."
Salah seorang dari pria-pria itu memotong bicaranya. "Mobil kami mogok di jalan raya. Ka-putt! Kami perlu mobil penderek.*
"Istri saya sudah menunggu. Malam ini kami akan ada tamu. Saya bisa memberikan nama bengkel lain?"
"Kami bersedia membayar dua ratus dolar. Kami sangat terburu-buru." "Dua ratus dolar?"
"Ya. Dan mobil kami agak parah keadaannya. Kami ingin Anda memperbaikinya. Barangkali akan kami tambah lagi dengan dua ratus, atau tiga ratus."
Mandel mulai berminat *Ja?"
Ada masalah" Tidak. "Mobilnya Rolls-Royce," salah seorang pria itu berkata. "Coba kami libat Anda punya peralatan apa saja." Mereka berjalan menuju tempat reparasi dan berdiri di pinggir lubang tempat mengganti oli. "Cukup bagus peralatannya."
"Ya, Tuan;" kata Mandel dengan bangga. "Yang terbaik."
Orang tak dikenal itu mengeluarkan dompetnya. "Ini. Saya bisa memberikan uang mukanya." Ia mencabut beberapa lembar uang kertas dan memberikannya kepada Mandel. Pada saat ia melakukan itu, dompet itu lepas dari tangannya dan jatuh ke dalam lubang pengganti oli. "Verfluchtf"
"Jangan kuatir," kata Mandel. "Saya akan mengambilnya."
Ia menuruni lubang. Ketika ia sedang melakukan itu, salah seorang pria itu menghampiri tombol pengatur yang mengoperasikan lift hidrolik dan menekannya. Lift itu mulai bergerak turun.
Mandel mendongak ke atas. "Hati-hati! Apa yang Anda lakukan?"
Ia segera menyingkir ke samping. Saat jari-jarinya menyentuh pinggiran lubang, pria yang satu lagi menjejakkan kakinya ke tangan Mandel, berusaha meremukkannya, dan Mandel jatuh kembali ke dalam lubang, menjerit. Lift hidrolik yang berat itu terus turun tanpa ampun menimpanya.
"Keluarkan aku dari sini!" ia berseru. "HilfeP
Lift itu mulai menyentuh pundaknya dan terus menekannya ke bawah sampai ke lantai semen. Beberapa menit kemudian, setelah jeritan-jeritan
memilukan itu berhenti, seorang dari pria-prja itu menekan tombol yang mengangkat lift Temannya lalu turun ke dalam lubang dan mengambil kera. bali -dompetnya, berhati-hati untuk tidak membuat pakaiannya kotor kena darah. Kedua pria itu |a]u kembali ke mobil mereka dan meluncur pergi di gelap malam yang sepi.
PESAN KILAT ULTRA TOP SECRET ESPIONAGE ABTEILUNG KEPADA WAKIL DIREKTUR NSA PRIBADI KOPI SATU DARI (SATU) KOPI PERIHAL : OPERASI HARI KIAMAT 1. HANS BECKERMAN?DIAKHIRI 2. FRITZ MANDEL?DIAKHIRI PESAN DITUTUP
Ottawa, Kanada Jam 24.00 ^jjfr. Janus sedang berbicara di depan kelompok dua belas orang.
"Operasi berjalan cukup memuaskan. Dua dan saksi-saksi mata itu telah diamankan. Letkol Bellamy sedang mengikuti jejak yang ketiga."
apa sudah ada hasil dengan SDI" si italia impulsif temperamental
"Belum ada, tapi kami yakin bahwa teknologi Star Wars akan bisa dimanfaatkan dan berfungsi dalam waktu dekat."
"Kita harus melakukan apa saja yang mungkin untuk mempercepatnya. Jika masalahnya adalah keuangan?" Si Saudi. Misterius. Tertutup.
"Bukan. Hanya perlu sedikit pengujian lagi saja-"
"Kapan uji coba berikutnya akan dilaksanakan?" Si Australia. Ramah. Cerdik.
"Dalam waktu seminggu. Kita akan bertemu lagi di sini empat puluh delapan jam lagi"
Bab Lima Belas Hari Keempat?London Kamis, 18 Oktober
Tokoh idola Leslie Mothershed adalah Robin Leach. Ia adalah penonton fanatik program Lifestyles of the Rich and Famous yang dengan saksama mengamati cara berjalan, berbicara, dan berpakaian tamu-tamu Robin Leach, karena ia yakin bahwa suatu hari kelak ia akan muncul di program itu. Sejak masih kanak-kanak, ia sudah merasa bahwa ia ditakdirkan untuk menjadi, orang?yang kaya dan terkenal.
"Kau sangat istimewa," begitu sering diucapkan ibunya. "Putraku akan dikenal di seluruh dunia."
Anak kecil itu berangkat tidur dengan kalimat tadi mengiang-ngiang di telinganya sampai akhirnya ia benar-benar mempercayainya. Pada waktu Mothershed sudah lebih dewasa, ia mulai menyadari bahwa ia punya satu masalah: Ia tidak tahu bagaimana persisnya ia akan bisa menjadi kaya dan terkenal. Untuk beberapa saat lamanya, ia
mereka-reka kemungkinan menjadi bintang film, tapi ia sangat pemalu. Untuk sesaat ia berangan-angan menjadi bintang sepakbola, tapi perawakannya kurang atletis. Ia berpikir apakah bisa menjadi ilmuwan masyhur, atau pengacara hebat, yang dibayar super mahal. Tapi sayang angka-angkanya di sekolah cuma biasa-biasa saja, dan ia drop out dari sekolah sebelum mendekati kemasyhuran. Pendeknya nasib baik tidak memihak padanya. Secara jasmani ia kurang menarik?kurus, dengan warna kulit yang pucat dan nampak sakit-sakitan; dan perawakannya pendek, tepatnya lima kaki lima setengah inci. Mothershed tidak pernah lupa menyebutkan yang setengah inci itu. Ia menghibur diri dengan kenyataan bahwa banyak orang terkenal yang berperawakan pendek: Dudley Moore, Dustin Hoffman, Peter Falk".
Satu-satunya profesi yang benar-benar menarik minat Leslie Mothershed adalah fotografi. Memotret benar-benar sangat gampang. Siapa saja bisa melakukannya. Tinggal memencet tombol saja. Ibunya membelikannya sebuah kamera pada hari ulang tahunnya yang keenam dan memberikan pujian yang berlebih-lebihan terhadap foto-foto hasil, pemotretan putranya. Pada waktu ia berusia belasan tahun, Mothershed merasa yakin bahwa ia seorang fotografer cemerlang. Ia meyakinkan dirinya sendiri bahwa dalam segala hal tidak kalah dengan Ansel Adams, Richard Avedon, atau Margaret Bourke-White. Dengan pinjaman dari ibunya,
Konspirasi Hari Kiamat The Doomsday Conspiracy Karya Sidney Sheldon di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Leslie Mothershed membuka usaha fotografi miliknya sendiri di liatnya di Whitechapel.
"Mulailah kecik" kata ibunya, "tapi berpikirlah besar," dan itulah yang dilakukan oleh Leslie Mothershed. Ia mulai sangat kecil dan berpikir sangat besar, tapi sayangnya,, ia tidak mempunyai bakat di bidang fotografi Ia memotret pawai, binatang, bunga, dan dengan penuh percaya diri mengirimkan foto-fotonya itu ke surat kabar dan majalah, dan foto-foto itu selalu dikembalikan. Mothershed menghibur diri dengan mengingat-ingat para jenius yang ditolak sebelum kemampuan mereka diakui, Ia menganggap dirinya sebagai martir paham phi-listmisme.
Kemudian, tanpa dinyana, peluang emasnya muncul. Saudara sepupu ibunya, yang bekerja di sebuah usaha penerbitan HarperCollins, memberikan sebuah informasi kepada Mothershed bahwa mereka merencanakan untuk membuat sebuah buku promosi tentang Swiss.
"Mereka belum memilih fotografernya, Leslie, jadi kalau kau sekarang pergi ke Swiss dan membawa kembali foto-foto yang bagus, order buku itu akan kaudapatkan."
Leslie Mothershed bergegas mengemasi kamera-kameranya dan berangkat ke Swiss. Ia tahu?ia teramat tahu?bahwa inilah peluang yang sudah lama ditunggu-tunggunya. Akhirnya, orang-orang goblok itu akan mengakui bakatnya. Ia menyewa sebuah mobil di Jenewa dan berkeliling ke seluruh negeri itu memotret rumah-rumah khas Swiss, air
terjun, dan puncak-puncak gunung yang bersalju. Ia memotret matahari terbit dan matahari terbenam dan para petani yang sedang bekerja di ladang. Lalu, di tengah semuanya itu, nasib datang dan mengubah kehidupannya. Ia sedang dalam perjalanan menuju Bern ketika mobilnya mogok. Ia membawa mobilnya ke pinggir jalan raya dengan penuh amarah. Kenapa aku" Mothershed mengeluh. Mengapa hal-hal seperti ini selalu terjadi pada diriku" Ia duduk di situ dengan kesal, memikirkan tentang waktu berharga yang hilang dan betapa mahalnya ongkos menderek mobilnya. Lima belas kilometer di belakangnya adalah desa.bernama Thun. Aku akan mencari mobil derek di sana, pikir Mothershed. Pasti tidak akan terlalu mahal.
Ia menghentikan sebuah truk bensin yang lewat di situ. "Saya memerlukan truk penderek," Mothershed menjelaskan. "Bisakah Anda singgah ke sebuah bengkel di Thun dan minta mereka datang dan menjemput saya?"
Pengemudi truk itu menggelengkan kepala. "Sekarang hari Minggu, mister. Bengkel terdekat yang buka ada di Bern."
"Bern" Berarti lima puluh. kilometer dari sini. Akan sangat mahal itu."
Pengemudi truk itu menyeringai. "Ja. Memang hari Minggu kesempatan bagi mereka menaikkan harga." Ia sudah akan menjalankan kendaraannya.
"Tunggu." Sangat berat ia mengucapkannya. "Saya" saya akan mengambil truk penderek dari Bern itu."
"Gut. Saya akan minta mereka mengirim orang ke sini."
Leslie Mothershed duduk memaki-maki di da lam mobilnya yang ngadat itu. Ya, ini pas benar buatku, pikirnya dengan kesal. Ia sudah menge luarkan banyak uang untuk membeli film, dan sekarang ia harus keluar uang lagi untuk membayar seorang pemeras yang akan mendereknya ke sebuah bengkel. Setelah menunggu hampir .dua jam penuh truk penderek itu baru datang. Pada saat montir mulai mengikatkan kabel dari truknya ke mobil itu, tiba-tiba nampak kilatan cahaya dari seberang jalan raya, yang diikuti oleh sebuah ledakan keras, dan Mothershed menengadah untuk menyaksikan sesuatu yang nampaknya seperti sebuah benda terang jatuh dari langit. Satu-satunya kendaraan lain di jalan raya itu adalah sebuah bus turis yang dihentikan di belakang mobilnya. Para penumpang bus itu bergegas menuju tempat jatuhnya benda tadi. Mothershed ragu, antara menuruti rasa ingin tahunya atau melanjutkan perjalanannya. Ia berbalik dan mengikuti para penumpang bus itu ke seberang jalan. Ketika tiba di tempat kejadian, ia berdiri di situ terpana. Holy God, pikirnya. Sungguh mustahil. Ia sedang menyaksikan sebuah piring terbang. Leslie Mothershed pernah mendengar tentang piring terbang dan telah membaca tentang itu, tapi tidak pernah percaya bahwa mereka benar ada. Ia menatapnya, tercengang melihat pemandangan yang ganjil itu. Kulit luar piring terbang tersebut terkoyak, dan ia bisa melihat dua
sosok-di dalamnya, kecil tapi kepalanya besar, mata tertanam dalam, tidak ada telinga dan hampir-hampir tak berdagu, dan mereka na
mpak seperti mengenakan sejenis pakaian metalik berwarna perak.
Kelompok dari bus turis itu berdiri di sekelilingnya, menatap dengan diam dan ngeri. Pria di sebelahnya jatuh pingsan. Seorang pria yang lain berbalik pergi dan muntah-muntah. Seorang pastor yang sudah tua menggenggam rosarionya dan menggumamkan sesuatu dengan tersendat-sendat.
"Ya, Tuhan," kata seseorang. "Itu piring terbang!"
Dan saat itulah Mothershed baru sadar. Sebuah mukjizat telah jatuh ke pangkuannya. Ia?Leslie Mothershed?berada di tempat kejadian dengan kameranya untuk memotret kisah terbesar abad ini! Tak ada majalah atau surat kabar di dunia ini yang akan menolak foto-foto yang sebentar akan diambilnya ini. Buku promosi tentang Swiss" Hampir ia tertawa mengingat betapa menggelikannya gagasan itu. Sebentar lagi ia akan membuat dunia tercengang. Semua program berita televisi akan memohon-mohon kepadanya, tapi ia akan muncul di program Robin Leach dulu. Ia akan menjual foto-fotonya kepada London Times, Sun, Mail, Mirror?kepada semua koran Inggris, dan kepada koran-koran dan majalah-majalah asing? Le Figaro dan Paris Match, Oggi dan Der Tag. Time dan USA Today. Semua media massa akan memohon untuk diberi foto-fotonya. Jepang dan
Amerika Selatan dan Rusia dan Cina dan?tidak
ada batasnya. Hati Mothershed dipenuhi dengan kegembiraan yang meluap-luap. Aku tidak akan memberikan kak istimewa kepada pihak mana pun. Setiap pihak harus membayar secara terpisah. Aku akan mulai dengan seratus ribu pound per foto, mungkin dua ratus ribu. Dan aku akan menjual-" nya berulang-ulang. Bagaikan kesurupan ia mulai menghitung-hitung uang yang akan diterimanya itu.
Leslie Mothershed begitu sibuk menghitung kekayaannya sehingga ia hampir saja lupa untuk memotret. "Ya, ampun! Permisi," katanya, tidak kepada siapa-siapa, lalu lari secepat kilat kembali ke seberang jalan untuk mengambil peralatan memotretnya.
Montir sudah selesai mengangkat moncong mobil yang mogok itu, siap untuk mendereknya pergi dari situ.
"Apa yang terjadi di sana?" tanyanya.
Mothershed sibuk menyambar peralatan memotretnya. "Ayo ikut dan lihatlah sendiri."
Kedua orang itu lari menyeberangi jalan raya menuju tempat yang ditumbuhi pepohonan itu, dan Mothershed menerobos masuk di antara kerumunan turis.
"Maaf," katanya. "Maaf."
Ia mengatur fokus kameranya dan mulai memotret UFO itu bersama penumpang-penumpangnya yang ganjil. Ia memotret dalam hitam-putih dan dalam warna. Setiap kali tirai penutup lensa berbunyi klik, Mothershed menghitung, Satu juta pound., sejuta pound lagu., sejuta pound lagi.
Pastor itu membuat tanda salib pada dirinya sendiri dan berkata, "Ini adalah wajah Setan."
Setan, omong kosong, pikir Mothershed dengan kegembiraan yang meluap-luap. Ini adalah wajah uang. Ini akan merupakan foto-foto pertama yang membuktikan bahwa piring terbang memang benar ada. Dan kemudian, tiba-tiba, sebuah gagasan yang menakutkan terlintas di benaknya. Bagaimana kalau majalah-majalah ini mengira bahwa foto-foto ini palsu" Sebelum ini sudah banyak foto piring terbang palsu. Kegembiraannya lenyap seketika. Bagaimana kalau mereka tidak percaya padaku" Dan pada saat itulah Leslie Mothershed memperoleh inspirasinya yang kedua.
Ada sembilan saksi mata yang berada di sekitarnya. Tanpa mereka sadari, mereka bisa memberikan keautentikan pada penemuannya ini.
Mothershed membalikkan badan untuk berhadapan dengan kelompok ini. "Nyonya-nyonya dan Tuan-tuan," ia berseru. "Kalau Anda semua ingin difoto di sini, harap berdiri berjajar dan dengan senang hati saya akan mengirimkan hasilnya kepada Anda masing-masing, gratis."
Terdengar gemuruh seman tanda setuju. Beberapa saat kemudian para penumpang bus turis itu, kecuali si pastor, sudah berdiri di samping reruntuhan UFO.
" Pastor itu enggan. "Saya tidak bisa," katanya. "Itu roh jahat!"
Mothershed memerlukan pastor itu. Ia akan merupakan saksi mata yang paling meyakinkan dari semuanya.
"Justru itulah," kata Mothershed membujuk. "Tidakkah Anda lihat" Ini-akan merupakan kesaksian Anda mengenai eksistensi roh jahat"
Dan pastor itu akhirnya terbujuk juga.
"Harap menyebar sedikit" demikian instruksi Mothershed, "jadi kita bisa melihat piring terbangnya."
Para saksi mata itu mengubah posisi mereka.
"Cukup. Bagus sekali. Bagus. Awaaas, ya."
Ia memotret sebanyak lebih dari setengah lusin foto dan mengeluarkan sebuah pensil dan secarik kertas.
"Mohon dituliskan nama dan alamat Anda, akan saya atur supaya Anda masing-masing memperoleh satu foto nanti."
Padahal ia tidak pernah bermaksud mengirimkan foto sama sekali. Ia hanya memerlukan saksi-saksi itu sebagai penunjang. Nah, sekarang koran-koran dan majalah-majalah itu tak bisa berkilah lagi!
Kemudian, tiba-tiba, ia melihat bahwa beberapa orang dari kelompok itu memiliki kamera. Ia tidak akan membolehkan orang lain mengambil foto! Hanya foto-foto dengan tanda "Photograph by Leslie Mothershed" yang boleh ada.
"Maaf/ katanya kepada kelompok itu. "Siapa di antara Anda yang mempunyai kamera, mari berikan kepada saya. Saya akan memotret Anda
sehingga Anda akan mempunyai foto yang diambil dengan kamera Anda sendiri."
Kamera-kamera itu segera diberikan kepada Leslie Mothershed. Pada waktu ia berlutut untuk mengambil foto yang pertama, tak seorang pun melihat bahwa Mothershed membuka bilik tempat film dengan ibu jarinya dan membiarkannya renggang sedikit Nah, sedikit sinar matahari akan membuat foto-foto ini tidak jadi Maaf, kawan, tapi hanya kaum profesional saja yang boleh memotret momentum historis ini.
Sepuluh menit kemudian, Mothershed telah mencatat semua nama dan alamat mereka. Ia lalu memandang sekali lagi ke piring terbang itu dan berpikir dengan penuh sukacita, Ibu ternyata benar. Aku"akan menjadi kaya dan terkenal.
Ia tidak sabar ingin segera kembali ke Inggris untuk mencuci foto-fotonya yang amat berharga itu.
"Apa yang terjadi sebenarnya?"
Kantor-kantor polisi di Uetendorf kewalahan melayani telepon yang masuk sepanjang petang.
"Ada orang yang menyelinap masuk di sekitar rumah saya"."
"Ada cahaya-cahaya aneh di luar sana"."
"Ternak piaraan saya gelisah terus. Pasti ada serigala di sekitar sini"."
"Ada orang yang mengeringkan bak air saya"."
Dan laporan telepon yang paling sulit dijelaskan adalah: "Pak Kepala, sebaiknya Anda segera mengirimkan banyak truk penderek ke jalan rav utama. Ini benar-benar mimpi buruk. Lalu 1 inta macet total." "Apa" Mengapa?"
"Tidak ada yang tabu. Mesin-mesin mobil mendadak mati semuanya."
Itu merupakan malam yang. tak akan pernah bisa mereka lupakan.
Bab Enam Belas Berapa lama misi ini akan berlangsung" Robert bertanya dalam hati, sementara ia mengikatkan sabuk pengaman di kursi kelas satu penerbangan Swissair. Pada saat pesawat itu meluncur di landasan pacu, dengan mesin-mesin Rolls-Roycc-nya rakus menelan udara malam, Robert bersantai dan memejamkan matanya. Apa benar baru lewat beberapa tahun sejak aku ikut dalam penerbangan yang sama ini bersama Susan ke London" Tidak Rasanya seperti sudah berabad-abad yang lalu.
Pesawat itu menyentuh landasan di Heathrow pada jam 18.29 pelang, tepat sesuai jadwalnya. Robert berjalan keluar dari kompleks yang rumit ltu dan mengambil taksi menuju pusat kota yang membentang tak beraturan. Ia melewati ratusan monumen yang .dikenalnya dengan baik, dan ia j>tsa mendengar suara Susan yang dengan riang memberikan komentar-komentar terhadap itu. Di masa yang penuh kebahagiaan itu, tidak menjadi H mereka berada di mana. Sudah cukup asal
mereka berada bersama-sama. Mereka selalu membawa serta kebahagiaan mereka, rasa saling menyukai yang amat khusus. Perkawinan mereka seharusnya bisa berakhir dengan "happy end". Hampir.
Masalah yang timbul di antara mereka bermula dari sesuatu yang amat biasa, yaitu telepon lintas samudera dari Admiral Whittaker ketika Robert dan Susan sedang bertamasya di Thailand. Saat itu enam bulan sudah berlalu sejak Robert dibebastugaskan dari Angkatan Laut, dan selama itu ia belum berbicara lagi dengan sang Admiral. Telepon itu, yang masuk ke Hotel Oriental di Bangkok, merupakan sebuah kejutan.
"Robert" Admiral Whittaker."
"Admiral! Senang sekali mendengar suara Anda."
"Tidak mudah juga melacakmu. Kau sedang sibuk apa sekarang ini?"
"Tidak banyak. Santai-santai saja. Menikmati bulan madu yang panjang."
"Susan bagaimana" Benar Susan, kan?"
"Ya. Dia baik-baik saja, terima kasih."
"Berapa cepat kau bisa kembali ke Washington?"
"Maaf?" "Memang ini belum diumumkan, tapi aku baru saja diberi jabatan baru, Robert. Mereka mengangkatku menjadi wakil direktur Badan Intelijen Angkatan Laut Distrik Ke-17. Aku ingin kau iku^ denganku."
Robert agak terkejut. "Intelijen Angkatan Laut" Admiral, saya tidak tahu apa-apa tentang?"
"Kau bisa mempelajarinya. Kau akan melakukan sesuatu yang penting buat.negerimu, Robert. Maukah kau datang dan membicarakannya denganku?"
"Well?" "Baik. Aku menunggu kedatanganmu di kantorku hari Senin jam sembilan pagi. Sampaikan salamku buat Susan."
Robert mengulangi pembicaraan itu kepada Susan.
"Intelijen Angkatan Laut" Kedengarannya begitu menarik."
"Mungkin," kata Robert ragu. "Aku benar-benar buta tentang bidang itu."
"Kau harus mencari tahu."
Ia mengamati Susan untuk beberapa saat "Kau ingin aku menerimanya, kan?"
Susan melingkarkan kedua lengannya di leher Robert. "Aku ingin kau melakukan apa saja yang ingin kaulakukan. Kukira kau sudah siap untuk kembali bekerja. Aku melihat beberapa minggu terakhir ini betapa kau sudah mulai gelisah."
"Kukira kau mencoba menyingkirkan aku," Robert menggoda. "Bulan madunya sudah berakhir."
Susan menempelkan bibirnya ke bibir Robert "Tidak akan. Sudahkah kukatakan padamu betapa aku tergila-gila padamu, pelaut" Ayo kubuktikan sekarang"."
Merenungkan hal itu kemudian?terlambat? Robert sadar bahwa itu merupakan awal mula berakhirnya perkawinan mereka. Tawaran itu kedengaran sangat menarik saat itu, dan ia kembali
ke Washington untuk menjumpai Admiral Whittaker.
"Pekerjaan ini memerlukan otak, keberanian, dan inisiatif, Robert Kau memiliki ketiga-tiganya. Negeri kita telah menjadi sasaran bagi sejumlah diktator negara kecil yang bisa membiayai kelompok teroris atau membangun pabrik senjata kimia. Beberapa negara seperti ini sedang berupaya membuat bom atom supaya mereka bisa memaksakan kemauannya. Tugasku adalah membangun jaringan intelijen untuk mencari tahu dengan tepat apa yang sedang mereka lakukan dan berusaha mencegah mereka. Aku ingin kau membantuku."
Akhirnya, Robert menerima pekerjaan di Intelijen Angkatan Laut itu, dan secara tidak diduga, ia ternyata menyukainya dan mempunyai bakat di bidang itu. Susan menemukan sebuah apartemen cantik di Rosslyn, Virginia, tidak jauh dari tempat kerja Robert, dan ia menyibukkan diri mendekorasinya. Robert dikirim ke Farm, pusat pelatihan GIA untuk para agen Dinas Rahasia.
Terletak di sebuah kompleks yang dijaga ketat di daerah pedesaan Virginia, Farm menempati daerah seluas dua puluh mil persegi, sebagian besar dikelilingi pepohonan pinus yang tinggi, dengan bangunan-bangunan utamanya terletak di lahan seluas sepuluh ekar yang jauhnya dua mil dari gerbang depan. Jalan-jalan setapak nampak bercabang-cabang menembus pepohonan, dengan portal-portal berbarikade yang ditandai "Dilarang Ma-suk1*- Di landasan udaranya yang kecil, pesawat-pesawat tak beridentitas datang dan pergi beberapa kali dalam sehari. Farm dibangun dengan penampilan tersamar, dengan pohon-pohon berdaun rindang, rusa-rusa yang berlarian di halamannya, dan bangunan-bangunan kecil yang bertebaran di sekitar kawasan yang luas itu bagaikan rumah-rumah biasa. Tapi di dalam kompleks itu keadaannya sangat berbeda.
Robert tadinya menyangka akan menjalani pelatihan bersama-sama dengan personil Angkatan Laut yang lain, tapi ia heran, ternyata para siswanya merupakan campuran dari calon-calon agen CIA, marinir, personil Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara. Setiap siswa diberi nomor dan ditempatkan di sebuah ruang mirip asrama di salah satu bangunan bata bertingkat dua yang nampak sangat Spartan. Di Mess Perwira Bujangan tempat Robert ditempatkan, setiap orang diberi kamar sendiri, dan berbagi kamar mandi dengan seorang rekan. Aula terletak di seberang kompleks Mess Perwira Bujangan itu.
Pada hari Robert tiba, ia diantarkan ke sebuah auditorium bersama dengan tiga puluh pendatang baru yang lain. Seorang kolonel berkulit hitam yang jangkung dan tegap dari Angkatan Udara berbicara kepada kelompok itu. Ia berusia sekitar pertengahan lima puluhan, dan memberikan kesan seseorang yang berpikir cepat dan bersikap dingin. Ia berbicara dengan jelas dan singkat tanpa ada kata yang terbuang.
"Saya Kolonel Frank Johnson. Saya ingin mengucapkan selamat datang. Selama Anda tinggal di sini Anda banya akan menggunakan nama kecil Anda. Mulai saat ini, kehidupan Anda merupakan buku yang tertutup. Anda semua telah disumpah untuk memegang rahasia. Saya minta Anda memegang sumpah itu dengan sangat, sangat sungguh-sungguh. Anda tidak akan pernah diizinkan untuk membicarakan pekerjaan Anda dengan siapa pun? istri Anda, keluarga Anda, teman-teman Anda. Anda telah dipilih untuk datang ke sini karena Anda memiliki kualifikasi khusus. Kerja keras sedang menunggu Anda supaya Anda bisa mengembangkan kualifikasi khusus itu, dan belum tentu semua akan mampu melakukannya. Anda akan dilibatkan dalam hal-hal yang belum pernah Anda dengar sebelumnya. Saya tidak mampu menggambarkan betapa pentingnya tugas yang akan Anda emban jika Anda telah selesai di sini. Sudah menjadi mode sekarang ini di kalangan liberal tertentu untuk menyerang dinas-dinas rahasia kita, apakah itu CIA, Angkatan Darat, Angkatan Laut, atau Angkatan Udara, tapi saya bisa meyakinkan Anda, Saudara-saudara, bahwa tanpa orang-orang yang berdedikasi tinggi seperti Anda semua, negeri ini akan berada dalam kesulitan besar. Akan menjadi tugas Anda untuk mencegah bal itu. Mereka yang lulus nanti akan menjadi perwira-perwira kasus. Jelasnya, perwira kasus artinya mata-mata. Ia akan bekerja secara terselubung. "Selama Anda berada di sini, Anda akan memperoleh pelatihan yang terbaik di dunia. Anda akan dilatih mengenai pengawasan dan kontra pengawasan. Anda akan mengikuti kursus-kursus komunikasi radio, penggunaan sandi, persenjataan, dan membaca peta.
"Anda akan mengikuti pelajaran hubungan antarmanusia. Anda akan diajari tentang bagaimana membangun hubungan baik, bagaimana membangkitkan motivasi pada diri seseorang, bagaimana membuat target Anda merasa nyaman."
Semua orang di kelas itu menyimak dengan saksama.
"Anda akan belajar bagaimana menemukan dan merekrut seorang agen. Anda akan dilatih untuk memastikan bahwa tempat-tempat pertemuan sudah aman.
"Anda akan belajar apa artinya dead drops, bagaimana caranya berkomunikasi secara terselubung dengan kontak-kontak Anda. Kalau Anda berhasil dalam pelatihan ini, Anda akan melaksanakan tugas-tugas Anda tanpa diketahui dan dideteksi orang."
Robert dapat merasakan semangat tinggi yang memenuhi ruangan itu.
"Ada di antara Anda nanti yang bekerja di bawah perlindungan pemerintah. Itu bisa diplomatik atau militer. Ada juga yang akan bekerja secara terselubung tapi tidak melalui jalur pemerintah?sebagai pengusaha, arkeolog, atau novelis ?profesi apa saja yang akan bisa menjadi -sarana bagi Anda untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan dan tipe-tipe manusia yang memiliki informasi yang Anda cari. Dan sekarang saya akan mengembalikan Anda kepada para instruktur Anda. Semoga sukses."
Robert mendapati bahwa pelatihan itu sangat menarik. Para instrukturnya adalah orang-orang yang sudah bekerja di lapangan dan merupakan profesional-profesional berpengalaman. Robert menyerap informasi teknisnya dengan mudah. Selain pelajaran-pelajaran yang sudah disebutkan Kolonel Johnson, ada pelajaran tambahan bahasa dan pelajaran mengenai sandi-sandi rahasia.
Kolonel Johnson adalah seorang yang misterius bagi Robert Desas-desus yang beredar adalah bahwa ia mempunyai koneksi kuat dengan Gedung Putih dan terlibat dalam kegiatan terselubung tingkat tinggi. Sering ia menghilang dari Farm selama berhari-hari dan tiba-tiba muncul kembali.
Seorang agen bernama Ron sedang memimpin sebuah kelas.
"Ada enam fase dalam proses sebuah operasi rahasia. Yang pertama adalah spotting?pengenalan. Kalau Anda sudah tahu informasi"apa yang Anda perlukan, tantangan Anda yang pertama adalah mengidentifikasi dan menemukan orang-orang yang mempunyai jalur ke informasi itu. Fase yang kedua adalah assessment?penerobosan. Setelah si target bisa dikenali, Anda harus memutuskan apakah dia benar mempunyai informasi yang Anda butuhkan, dan apakah kiranya mungkin merekrutnya. Apa motivasinya" Apakah dia cukup puas dengan pekerjaannya" Apakah dia menaruh dendam* terhadap bosnya" Apakah .dia mempunyai masalah keuangan" Kalau si target ini bisa diterobos dan ada motivasi yang bisa dieksploitasi, Anda sudah bisa beranjak ke fase tiga.
"Fase tiga adalah development?pengembangan. Anda membina hubungan dengan si target. Anda berusaha untuk sebanyak mungkin bertemu dia seakan tak sengaja, dan membangun hubungan baik. Fase selanjutnya adalah recruitment Kalau menurut Anda dia sudah siap, Anda mulai menggarap dia secara psikologis. Anda menggunakan senjata psikologis apa saja yang Anda punyai?balas dendam terhadap bosnya, uang, rangsangan untuk memperoleh uang. Kalau, seorang perwira kasus melakukan tugasnya dengan baik, si target biasanya akan mengatakan "ya".
"Sejauh ini bagus. Kini Anda punya mata-mata yang bekerja untuk Anda. Langkah berikutnya adalah menangani dia. Anda harus melindungi bukan saja diri Anda sendiri tapi juga dia. Anda harus mengadakan pertemuan-pertemuan rahasia dengannya dan melatihnya untuk menggunakan mikrofilm dan, bila perlu, radio terselubung. Anda harus mengajarkan kepadanya bagaimana mendeteksi kalau diawasi, dan harus menjawab apa jika diinterogasi, dan lain-lain.
"Fase yang terakhir adalah disconnecting?
pemutusan. Setelah beberapa waktu, mungkin saja agen Anda itu akan dipindahkan ke suatu pekerjaan tain sehingga tidak lagi berada di jalur informasi itu, atau barangkali kita tidak membutuhkan informasi yang bisa diberikannya itu. Apa pun masalahnya, hubungan itu harus diakhiri, tapi penting sekali untuk mengakhirinya sedemikian rupa sehingga si agen tidak merasa bahwa dia telah ditunggangi dan karena itu ingin menuntut balas"."
Ternyata Kolonel Johnson benar. Tidak semua calon berhasil menyelesaikan pelatihan itu. Ada saja wajah-wajah yang sudah dikenal yang lalu menghilang Lenyap begitu saja. Tak ada yang tahu mengapa. Tak ada yang bertanya.
Pada suatu hari, ketika sekelompok siswa sedang bersiap-siap untuk berangkat ke Richmond untuk melakukan latihan pengawasan, instruktur Robert mengatakan, "Kita akan mencoba apa Anda sudah bisa, Robert Saya akan mengirim seseorang untuk membuntuti Anda. Anda harus bisa menye-satkannya. Bisa Anda lakukan itu?"
"Ya, sir." "Semoga berhasil."
Robert menumpang bus yang menuju Richmond dan mulai menyusuri jalan-jalan di kota itu. Dalam waktu lima menit ia sudah bisa menemukan para pelacaknya. Ada dua orang. Satu berjalan kaki dan
yang satu lagi mengendarai mobil. Robert berusaha menghindar masuk ke restoran-restoran dan toko-toko dan cepat-cepat keluar lewat pintu belakangnya, tapi ia tidak berhasil mengecoh mereka. Mereka terlalu terlatih. Akhirnya, waktu hampir habis untuk kembali ke Farm, dan Robert masih saja belum bisa lolos dari mereka. Mereka membuntutinya terlalu dekat Robert masuk ke sebuah department store, dan kedua orang itu mengambil posisi sedemikian rupa sehingga mereka bisa meliput jalan-jalan masuk dan keluarnya. Robert mengambil eskalator naik ke bagian pakaian pria. Tiga puluh menit kemudian ketika ia turun lagi, ia mengenakan setelan yang berbeda?lengkap dengan mantel dan topi?, berceloteh dengan seorang wanita, sambil menggendong bayi. Ia berjalan melewati para pengejarnya tanpa dikenali.
Hari itu cuma dia yang berhasil lolos dari peng; awasan.
Istilah-istilah khusus yang dipakai di Farm merupakan bahasa tersendiri.
"Anda barangkali tidak akan memakai semua istilah ini," kata instruktur itu di depan kelasnya, "tapi sebaiknya Anda tahu. Ada dua jenis agen: agent of influence?agen pembawa pengaruh dan agent provocateur?agen provokasi. Agen pembawa pengaruh berusaha mengubah opini di dalam negara tempat dia beroperasi. Agen provokasi mencoba membuat masalah dan menciptakan kekacauan. Biographic leverage?pijakan biografis
adalah sandi CIA yang artinya pemerasan. Ada
lagi black-bag job, yang meliputi suap sampai pekerjaan maling. Watergate merupakan contoh black-bag job."
Ia memandang berkeliling untuk meyakinkan bahwa kelas memperhatikan. Mereka semuanya terpana.
"Dari waktu ke waktu Anda mungkin membutuhkan seorang cobbler?yaitu seorang yang ahli dalam memalsu paspor."
Robert bertanya dalam hati apakah ia akan pernah perlu memakai jasa seorang cobbler.
"Ungkapan to demote maximally?menurunkan dengan maksimal adalah ungkapan yang kurang enak. Itu artinya membersihkan dengan cara membunuh. Begitu juga istilah terminate?mengakhiri. Firm?perusahaan?adalah julukan yang kita berikan untuk Dinas Rahasia Inggris. Kalau Anda diminta untuk mensterilkan sebuah kantor, Anda bukannya mencari rayap di sana, tapi Anda akan mencari alat-alat penyadap."
Ungkapan-ungkapan yang misterius itu memikat perhatian Robert.
"Ladies adalah eufemisme untuk wanita yang dikirim untuk menggoda lawan. Legend artinya biografi seorang mata-mata yang dipalsukan untuk memberikan penyamaran baginya. Going private artinya berhenti dari dinas."
Instruktur itu menatap ke seluruh kelas, "Ada di antara Anda yang tahu apa artinya lion tamer? penjinak singa?"
Ia menunggu jawaban. Diam.
"Kalau seorang agen dipecat, bisa jadi dia kecewa dan mungkin mengancam akan mengungkapkan apa yang diketahuinya. Muscleman atau lion tamer dipanggil untuk melunakkannya. Saya yakin tidak ada di antara Anda yang akan pernah perlu berhadapan dengannya."
Itu membuat semua siswa tertawa dengan tegang.
"Kemudian, ada istilah measles?campak. Kalau seorang target meninggal karena measles, itu artinya dia dibunuh dengan begitu efisien sehingga kematiannya nampak seperti kecelakaan atau karena sebab-sebab alami. Satu cara untuk menghasilkan measles ini adalah dengan menggunakan Tabun; yaitu suatu cairan tak berwarna atau berwarna kecoklatan yang menyebabkan kelumpuhan saraf apabila diserap melalui kulit Apabila seseorang menawarkan kepada Anda sebuah music box, itu artinya mereka menawarkan wireless transmitter. Operator transmiter itu disebut "musisi*. Kelak, ada di antara Anda yang akan beroperasi "telanjang". Jangan terus langsung mencopot pakaian Anda; itu artinya cuma bahwa Anda sendirian dan tidak ada yang membantu.
"Ada satu bal lagi yang perlu saya bicarakan hari ini. Kebetulan. Dalam pekerjaan kita ini, tidak ada binatang dengan nama seperti itu. Biasanya itu mengisyaratkan bahaya. Kalau Anda terus-terusan berjumpa dengan orang yang sama, atau Anda berulang kali memergoki mobil yang sama pada
saat Anda sedang menjalankan aksi, lindungi diri Anda. Anda barangkali berada dalam kesulitan.
"Saya kira cukup untuk hari ini, Saudara-saudara. Akan kita lanjutkan pelajaran kita, besok."
Dari waktu ke waktu, Kolonel Johnson memanggil Robert ke kantornya untuk "ngobrol", begitu istilah yang digunakannya. Percakapannya nampak seolah santai, tapi Robert menyadari bahwa ada penyelidikan terselubung yang sedang dijalankan.
"Saya mendengar bahwa Anda sudah menikah dan sangat berbahagia, Robert" "Benar."
Mereka melanjutkan berbicara setengah jam berikutnya mengenai perkawinan, kesetiaan, dan saling percaya.
Di saat lain: "Admiral Whittaker menganggap Anda sebagai putra, Robert Anda tahu itu?"
"Ya." Kenangan pahit tentang kematian Edward adalah sesuatu yang tak kunjung hilang dari ingatan Robert.
Mereka berbicara tentang loyalitas, kewajiban, dan kematian.
"Anda pernah menghadapi kematian lebih dari satu kali, Robert. Apakah Anda takut mati?"
"Tidak." Tapi mati untuk alasan yang benar, pikir Robert. Bukan mati konyol.
Pertemuan-pertemuan itu membuat Robert frustrasi karena mereka bagaikan cermin tipuan. Kolonel Johnson bisa melihatnya dengan jelas, tapi
kolonel itu tetap saja tidak nampak, suato misteri yang tak kunjung terungkap.
Pelatihan itu lamanya enam belas minggu, dan selama waktu itu, tak ada di antara para siswa yang diizinkan untuk berkomunikasi dengan dunia luar. Robert benar-benar sangat rindu kepada Susan. Itu merupakan kurun waktu berpisah yang paling lama bagi mereka. Ketika empat bulan itu berakhir, Kolonel Johnson memanggil Robert ke dalam kantornya.
"Ini berarti selamat tinggal. Anda telah melakukan tugas Anda dengan sangat baik, Letnan. Saya kira Anda akan menjalani masa depan yang sangat menarik."
"Terima kasih, sir. Saya harap begitu." "Semoga berhasil."
Kolonel Johnson menyaksikan Robert berlalu dari tempat itu. Selama lima menit ia duduk di situ tanpa bergerak, kemudian menetapkan niatnya. Ia berjalan menuju pintu dan menguncinya. Lalu diambilnya telepon dan diputarnya sebuah nomor.
Susan sudah menunggunya. Ia membuka pintu apartemen mereka, mengenakan daster tipis yang sama sekali tidak mampu menutupi liku-liku tubuhnya. Ia terbang ke dalam pelukan Robert dan memeluknya erat-erat "Hai, pelaut. Mau bersenang-senang?"
"Aku sedang bersenang-senang saat ini," kata Robert dengan riang, "hanya dengan memelukmu saja."
"Ya Tuhan, aku rindu sekali kepadamu!" Susa mundur dan berkata dengan garang, "Kalau terjad apa-apa atas dirimu, kukira aku akan mati."
Tak akan pernah terjadi apa-apa atas diriku."
"Janji?" "Janji." Susan mengamatinya sebentar, kualir. "Kau nampak lelah sekali."
"Pelatihan ini sungguh intensif," Robert mengakui Pernyataannya itu kurang dari kenyataannya. Dengan semua teks dan manual yang harus dipelajari, selain pelajaran-pelajaran praktis yang langsung dipraktekkan, tak ada satu pun dari para calon itu yang bisa tidur lebih dari beberapa jam saja setiap malamnya. Sedikit yang memprotes hal itu karena satu alasan yang jelas: Mereka sadar bahwa apa yang mereka pelajari itu dapat menyelamatkan nyawa mereka satu hari kelak.
"Aku tahu persis yang kauperlukan," Susan memutuskan.
Robert menyeringai. "Aku akan bilang." la menggapai Susan.
"Tunggu. Beri aku lima menit Tanggalkan pakaianmu."
Ia menyaksikan Susan berlalu dan berpikir, Kok bisa seorang laki-laki beruntung seperti ini" Ia mulai menanggalkan pakaiannya.
Susan kembali beberapa menit kemudian. Ia berkata pelan, "Umm. Aku mau kau telanjang."
Terngiang di telinganya suara instrukturnya yang berkata, "Ada di antara Anda nanti yang
akan beroperasi "telanjang". Itu artinya Anda sendirian dan tidak ada yang membantu." Aku akan dibawa ke mana ini" Susan akan kubawa ke mana"
Susan menuntunnya ke kamar mandi. Baknya sudah diisi dengan air hangat yang wangi, dan ruangan itu gelap hanya diterangi empat lilin yang berkelip-kelip di wastafel.
"Selamat datang di rumah kembali, darling." Ia menanggalkan dasternya dan melangkah masuk ke dalam bak mandi. Robert mengikutinya.
"Susan?" "Jangan bicara. Menyandarlah padaku."
Robert merasakan tangan Susan mengusap-usap punggung dan pundaknya dengan lembut, dan ia merasakan lekuk-lekuk tubuh Susan yang halus menyentuh tubuhnya, dan ia lupa betapa lelahnya ia. Mereka bercinta di air hangat itu, dan setelah mereka mengeringkan tubuh, Susan berkata, "Cukup sekian pembukaannya. Ayo sekarang kita serius."
Mereka bercinta lagi, dan kemudian, ketika Robert jatuh tertidur sambil memeluk Susan, ia ber-jikir, Akan begini terus. Untuk selamanya.
Bab Tujuh Belas Hari Senin pagi berikutnya, Robert melapor untuk I hari pertamanya berdinas di Badan Intelijen Ang-I katan Laut Distrik Ke-17 di Pentagon.
Admiral Whittaker berkata dengan hangat, "Se-I lamat datang kembali, Robert. Rupanya kau telah I membuat kesan yang sangat mendalam terhadap I Kolonel Johnson."
Robert tersenyum. "Dia sendui sangat menge-I sankan."
Saat minum kopi bersama, sang Admiral bertanya, "Kau sudah siap bekerja?" "Sangat ingin."
"Bagus. Ada sedikit masalah di Rhodesia?"
Bekerja di Badan Intelijen Angkatan Laut ternyata lebih menyenangkan daripada yang dibayangkan Robert. Setiap penugasan sifatnya berbeda, dan Robert diberi tugas yang berkategori sangat sensitif. Ia membawa masuk seorang pembelot yang telah mengungkapkan operasi penyelun- : dupan obat terlarang Noriega di Panama, mem-i
buka tabir seorang agen yang bekerja untuk Marcos di Kedutaan Amerika di Manila, dan membantu memasang suatu pos penyadapan informasi di Maroko. Ia dikirim untuk bertugas di Amerika Selatan dan Hindia Timur. Satu-satunya yang merisaukannya adalah perpisahan-perpisahan yang lama dengan Susan. Ia benar-benar tidak suka harus berada jauh dari Susan, dan ia sangat merindukan Susan. Ia memang bisa mengalihkan kerinduan ini kepada "pekerjaan yang sangat disukainya, tapi Susan tidak bisa. Beban pekerjaan Robert semakin berat Ia semakin lama semakin jarang berada di rumah, dan waktu itulah masalahnya dengan Susan menjadi bertambah gawat
Setiap kali Robert pulang, ia dan Susan langsung melepas kerinduan masing-masing dan bercinta dengan penuh gairah. Tapi saat-saat seperti itu semakin lama semakin jarang terjadi. Susan merasa bahwa sering kali panggilan tugas lebih cepat daripada maksud Robert untuk cuti pulang ke rumah.
Yang lebih parah lagi, Robert tidak boleh membicarakan tentang pekerjaannya dengannya. Susan sama sekali tidak tahu ke mana ia pergi atau apa yang sedang dilakukannya. Ia hanya tahu bahwa apa pun yang dikerjakan Robert pasti sesuatu yang berbahaya, dan ia selalu ketakutan bahwa pada suatu saat Robert akan berangkat dan tidak pernah kembali,. Ia tidak berani menanyakan apa-apa kepada Robert. Ia merasa seperti orang asing, yang sama sekali berada di luar bagian penting hidup
Robert Hidup mereka. Aku tidak bisa terus-terusan hidup seperti ini, Susan memutuskan.
Ketika Robert pulang setelah misi empat minggunya di Amerika Tengah, Susan berkata, "Robert, kukira kita harus bicara."
"Ada masalah apa?" tanya Robert Ia sudah tahu masalahnya apa.
"Aku takut Hubungan kita semakin lama semakin renggang, dan aku tidak mau kehilangan kau. Aku tidak akan tahan itu."
"Susan?" "Sebentar. Biar aku selesaikan. Kau tahu berapa banyak waktu yang kita habiskan bersama selama empat bulan terakhir ini" Kurang dari dua minggu. Setiap kali kau pulang, aku merasa kau ini tamu dan bukan suamiku."
Robert memeluk Susan dan mendekapnya erat-erat "Kau tahu betapa aku sangat mencintaimu."
Susan menyandarkan kepalanya di pundak Robert "Aku mohon jangan sampai terjadi apa-apa di antara kita."
"Pasti tidak," ia berjanji. "Aku akan berbicara dengan Admiral Whittaker." "Kapao?" "Segera."
"Admiral bersedia menjumpai Anda, Letnan."
"Terima kasih." ? Admiral Whittaker duduk di belakang meja tulisnya sedang menandatangani surat-surat. Ia mendongakkan kepalanya ketika Robert masuk dan tersenyum.
"Selamat datang, Robert, dan kuucapkan selamat Pekerjaanmu di El Salvador sangat memuaskan."
"Terima kasih, sir."
"Silakan duduk. Boleh kutawarkan kopi?"
"Tidak, terima kasih, Admiral."
"Kau ingin berbicara denganku" Sekretarisku mengatakan bahwa ada yang penting. Apa yang bisa kubantu?"
Terasa sulit memulainya. "Well, sir, ini masalah pribadi. Saya baru menikah kurang dari dua tahun, dan?"
"Kau telah membuat pilihan yang istimewa, Robert Susan seorang wanita yang baik."
"Ya, saya setuju. Masalahnya adalah bahwa saya selalu tak ada di rumah, dan dia kurang senang dengan itu." Ia menambahkan dengan cepat, "Dan dia mempunyai hak untuk merasa begitu. Itu sesuatu yang tidak normal."
Admiral Whittaker menyandar ke kursinya dan berkata dengan tepekur, "Memang yang kaulakukan ini bukan sesuatu yang normal. Kadang-kadang orang memang harus mau berkorban."
"Saya tahu," kata Robert bersikeras, "tapi saya tidak bersedia mengorbankan perkawinan saya. Itu terlalu berat buat saya."
Sang Admiral mengamati dia sambil berpikir keras. "Begitu. Jadi apa yang akan kauajukan?"
"Saya berharap Anda" berkenan mencarikan
tugas-tugas yang tidak terlalu banyak menjauhkan saya dari rumah. Ini suatu operasi yang sangat besar, pasti ada ratusan tugas yang bisa saya kerjakan tanpa berada jauh dari rumah."
"Dekat dengan rumah."
"Ya." Sang Admiral berkata pelan, "Kau tentu berhak memperolehnya. Aku tidak melihat alasan mengapa itu tidak bisa diatur."
Robert tersenyum dengan lega. "Anda sangat baik hati, Admiral. Saya sangat menghargainya."
"Ya, kurasa itu pasti bisa diatur. Katakan kepada Susan bahwa aku bilang masalahnya bisa diatasi."
Robert bangkit dengan wajah berseri-seri. "Saya tidak tahu bagaimana saya harus berterima kasih kepada Anda."
Admiral Whittaker melambaikan tangannya tanda berpisah. "Kau adalah tenaga yang terlalu bernilai buatku sehingga tak boleh ada apa-apa yang terjadi atas dirimu. Nah, sekarang pulanglah kepada pengantinmu."
Ketika Robert menyampaikan kabar baik itu kepada Susan, ia sangat girang. Ia melingkarkan kedua tangannya ke leher Robert. "Oh, darling, itu sungguh menyenangkan."
"Aku akan minta kepadanya untuk memberiku cuti beberapa minggu supaya kita bisa bepergian ke suatu tempat. Itu akan menjadi bulan madu kita yang kedua."
"Aku sudah lupa bulan madu itu seperti apa," Susan bergumam. "Coba perlihatkan padaku." Robert melakukan yang diminta.
Admiral Whittaker memanggil Robert keesokan harinya. "Aku hanya ingin kau tahu bahwa aku sedang melakukan sejumlah persiapan mengenai masalah yang kita bicarakan kemarin."
"Terima kasih, Admiral." Tiba waktunya kini untuk menyampaikan permintaan cuti itu. "Sir?"
Admiral Whittaker berkata, "Sesuatu baru saja terjadi, Robert." Sang Admiral mulai berjalan mondar-mandir. Pada saat ia berbicara, suaranya terdengar sangat kuatir. "Aku baru saja diberi tahu bahwa CIA telah kebobolan. Rupanya selama ini informasi top secret telah dibocorkan secara terus-menerus. Yang mereka ketahui tentang mata-mata ini hanyalah bahwa nama sandinya Fox. Saat ini ia berada di Argentina. Mereka membutuhkan seseorang di luar badan itu untuk menangani operasi ini. Direktur CIA meminta kau. Mereka ingin kau melacak orang itu dan membawanya pulang. Kukatakan kepada mereka bahwa keputusannya terserah kau. Maukah kau melakukan tugas itu?"
Robert ragu. "Sepertinya saya harus menolaknya, sir."
"Aku menghormati kep utusan mu itu, Robert Selama ini kau terus-terusan bepergian dan belum pernah menolak suatu tugas. Aku tahu itu cukup menyulitkan kehidupan rumah tanggamu."
"Sebenarnya saya mau menerima tugas ini, sir. Cuma saja?"
"Kau tak usah menyebutkannya, Robert. Pen-dapatku mengenai pekerjaan dan dedikasimu akan tetap tidak berubah. Aku hanya ingin"minta satu hal saja darimu."
"Apa itu, Admiral?"
"Wakil Direktur CIA minta bertemu denganmu, apa pun yang kauputuskan. Sebagai penghormatan. Kau tidak keberatan, kan?"
"Tentu saja tidak, sir."
Hari berikutnya Robert mengendarai mobilnya ke Langley untuk bertemu dengan sang Wakil Direktur.
"Silakan duduk, Letnan," kata wakil direktur itu setelah Robert memasuki kantor besar yang terletak di sudut "Saya mendengar banyak tentang" Anda. Semuanya yang baik-baik, tentu,"
"Terima kasih, sir."
Wakil direktur itu berusia sekitar awal enam puluhan, sangat kurus dengan rambut putih yang nampak rapi dan kumis kaku yang bergerak-gerak ke atas ke bawah kalau ia mengisap pipanya. Setelah lulus dari Yale ia lalu bergabung dengan OSS selama Perang Dunia II dan kemudian pindah ke CIA ketika badan itu dibentuk setelah perang usai. Kariernya menanjak dengan mantap sampai ke jabatannya yang sekarang ini di salah satu badan intelijen yang paling besar dan paling berkuasa di dunia.
"Saya ingin Anda tahu, Letnan, bahwa saya menghormati keputusan Anda."
Bellamy mengangguk kepada sang Wakil Direktur.
"Tapi, ada satu hal, yang saya kira harus saya beri tahukan kepada Anda." "Apa itu, sir?"
"Presiden secara pribadi terlibat dalam operasi membuka kedok Fox." "Saya tidak tahu itu, sir."
"Beliau?dan saya juga?menganggap ini sebagai salah satu operasi paling penting yang ditangani badan ini sejak didirikan. Saya tahu bagaimana situasi rumah tangga Anda, dan saya yakin Presiden akan bisa mengerti juga. Dia pria yang sangat mementingkan kehidupan keluarga. Tapi ketidaksediaan Anda menerima penugasan ini mungkin bisa menyebabkan?apa ya istilahnya" kesan yang kurang baik terhadap ONI dan Admiral Whittaker."
"Admiral tidak ada sangkut-pautnya dengan keputusan saya, sir," kata Robert
"Saya mengerti itu, Letnan, tapi apakah Presiden akan bisa mengerti?"
Bulan madu itu rupanya harus ditunda, pikir Robert
Ketika Robert memberitakan hal itu kepada Susan, ia berkata dengan lembut, "Ini adalah penugasanku yang terakhir. Setelah ini aku akan berada
di roman begitu banyak sehingga kau akan bosan melihatku nanti.
Susan tersenyum kepadanya. "Tak akan ada waktu sebanyak itu di dunia ini. Kita akan terus bersama untuk selamanya."
Perburuan terhadap Fox ternyata merupakan pengalaman paling palit buat Robert Ia menemukan jejak Fox di Argentina tapi terlambat satu hari antuk menangkap mangsanya itu. Jejaknya membawa Robert ke Tokyo, Cina, dan kemudian Malaysia. Siapa pan si Fox ini, ia meninggalkan cukup petunjuk untuk melacak di mana tadinya ia berada tapi tidak pernah di mana ia sekarang berada.
Hari-km menjadi minggu, dan minggu-minggu menjadi bulan, dan Robert selalu setapak berada di belakaag si Fox. Ia menelepon Susan hampir setiap hari. Pada mulanya yang dikatakannya adalah, "Aku akan palang beberapa hari lagi, darling." Lalu, "Aku mungkin akan sudah di rumah minggu depan." Dan kemudian, akhirnya, "Aku tidak yakin kapan aku bisa kembali." Akhirnya Robert menyerah, la telah mengikuti jejak Fox ini selama dua setengah bulan tanpa hasil.
Ketika ia kembali ke Susan, Susan nampak berubah. Agak kbib dingin.
"Maafkan aka, dariiag," Robert minta maaf. "Aku benar-benar tidak menyangka akan begitu lama jadinya. Tadinya Ha?"
"Mereka tidak akan pernah mau melepaskan dirimu, kan, Robert?"
"Apa" Tentu saja mereka mau."
Susan menggelengkan kepalanya. "Aku kira tidak akan. Aku telah bekerja di Washington Memorial Hospital."
Robert terperangah. "Kau apa?"
"Aku akan menjadi perawat lagi. Aku tidak bisa cuma duduk seharian menunggumu pulang kepadaku, dengan terus bertanya-tanya kau ada di mana dan apa yang sedang kaulakukan, bertanya-tanya apakah kau sudah mati atau masih hidup."
"Susan, aku?" "Tidak apa-apa, kekasihku. Setidak-tidaknya aku akan melakukan sesuatu yang berguna di saat-saat kau tidak di rumah. Itu akan membuat penantianku menjadi lebih menyenangkan."
Dan Robert tidak bisa membantah itu.
Ia melaporkan kegagalannya kepada Admiral Whittaker. Admiral itu bersikap penuh pengertian.
"Salahku menyetujui memakai dirimu untuk tugas ini. Mulai saat ini, kita akan membiarkan CIA menangani sendiri masalah-masalah mereka. Maafkan aku, Robert"
Robert menceritakan kepadanya tentang Susan yang sudah melamar pekerjaan sebagai perawat
"Mungkin itu suatu gagasan yang baik," kata admiral itu sambil tepekur. "Itu akan meringankan beban perkawinanmu. Kalau kau melakukan tugas-tugas di luar negeri kadang-kadang, aku yakin tidak akan terlalu banyak menimbulkan masalah."
Konspirasi Hari Kiamat The Doomsday Conspiracy Karya Sidney Sheldon di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Kadang-kadang"-nya Itu ternyata berarti hampir
terus-menerus. Itulah awal mula dari perkawinan mereka.
Susan bekerja di Washington Memorial Hospital sebagai perawat di ruang operasi, dan setiap Robert berada di rumah, ia mencoba mencari waktu untuk bisa menemaninya, tapi semakin lama ia semakin terlibat dengan pekerjaannya.
"Aku benar-benar senang, darling. Aku merasa aku melakukan sesuatu yang berguna."
Ia menceritakan tentang pasien-pasiennya kepada Robert, dan Robert teringat betapa dulu ia. begitu serius merawatnya, betapa Susan telah menguatkannya sampai kesehatannya pulih kembali, hidup kembali. Robert ikut senang bahwa Susan kini melakukan pekerjaan penting yang disukainya, tapi kenyataannya adalah, mereka semakin lama semakin jarang bertemu. Kerenggangan emosional di antara mereka semakin lama semakin parah. Ada kekakuan dalam hubungan mereka yang tadinya tidak pernah ada. Mereka bagaikan dua orang asing yang mati-matian mencoba untuk menemukan-pokok pembicaraan.
Ketika Robert kembali ke Washington setelah menyelesaikan penugasan enam minggu di Turki, ia membawa Susan makan malam di Sans Souci.
Susan berkata, "Kami mendapat seorang pasien baru di ramah sakit. Dia korban kecelakaan pesawat terbang, dan para dokter berpendapat bahwa dia tidak akan bisa bertahan, tapi aku akan meng
upayakan agar dia bertahan." Mata Susan berbinar-binar.
Dulu dia juga begitu terhadapku, pikir Robert Dan ia ingin tahu apakah Susan menyandarkan
dirinya ke tempat tidur pasien baru itu dan berkata, "Cepatlah sembuh. Aku menunggumu." Ia
mencoba menepiskan gagasan itu.
"Dia sangat baik, Robert. Semua perawat tergila-gila kepadanya."
Semua perawat" tanyanya dalam hati.
Di sudut benaknya mulai ada secercah keraguan yang menggelitik, tapi ia berhasil melupakannya.
Mereka memesan hidangan makan malam.
Hari Sabtu berikutnya, Robert berangkat ke Portugal, dan ketika ia kembali tiga minggu kemudian, Susan menyambutnya dengan riang.
"Monte sudah mulai bisa berjalan hari ini!" Ciumannya kepada Robert tidak terasa sungguh-sungguh.
"Monte?" "Monte Blanks. Itulah namanya. Dia akan sehat kembali. Para dokter tidak percaya, tapi kami tidak mau menyerah."
Kami. "Ceritakan tentang dia kepadaku."
"Dia benar-benar menyenangkan. Dia selalu memberi kami hadiah. Dia sangat kaya. Dia biasa mengemudikan sendiri pesawatnya, dan saat itu dia mengalami kecelakaan hebat, dan?"
"Hadiah-hadiah apa?" -
"Oh, hadiah-hadiah kecil?coklat, bunga-bunga,
buku-buku, dan piringan hitam. Dia pernah mencoba memberi kami semua arloji-arloji mahal tapi tentu saja kami menolaknya." "Tentu saja."
"Dia punya yacht, kuda-kuda untuk bermain polo?"
Sejak hari itu Robert menyebutnya Moneybags. Susan selalu berbicara tentang dia setiap kali ia pulang dari rumah sakit "Dia benar-benar orang baik, Robert" Baik berarti berbahaya.
"Dan dia begitu memperhatikan orang lain. Kau tahu apa yang dilakukannya hari ini" Dia mengatur supaya makan siang dikirim dari Jockey Club untuk semua perawat di seluruh lantai kami."
Orang ini sungguh menyebalkan. Lucunya, Robert mendapati dirinya sendiri menjadi marah. "Apakah pasienmu yang hebat ini sudah menikah?"
"Tidak, darling. Kenapa?" "Aku cuma ingin tahu."
Susan tertawa. "Ya Tuhan, kau tidak cemburu,
kan?" "Terhadap seorang tua yang baru saja belajar berjalan" Tentu saja tidak." Jelas aku cemburu. Tapi ia tidak mau membuat Susan senang dengan mengatakan begitu.
Kalau Robert berada di rumah, Susan mencoba untuk tidak membicarakan pasiennya itu, tapi kalau ia tidak membicarakannya, Robert-lah yang memulai.
"Bagaimana kabarnya si tua Moneybags?"
"Namanya bukan Moneybags," Susan memprotes. "Namanya Monte Banks."
"Terserahlah." Sayang sekali si brengsek itu tidak mati dalam kecelakaan pesawat.
Besoknya adalah hari ulang tahun Susan.
"Aku punya usul," kata Robert dengan bersemangat, "kita akan merayakannya. Kita akan ke luar rumah dan mencari tempat yang enak untuk makan malam dan?"
"Aku harus bekerja di rumah sakit sampai jam delapan."
"Baiklah. Aku akan ke sana menjemputmu."
"Oke. Monte sangat ingin bertemu kau. Kuceritakan padanya semua tentang dirimu."
"Aku juga ingin bertemu dengan orang tua itu," kata Robert meyakinkan dia.
Ketika Robert tiba di rumah sakit, resepsionisnya berkata, "Selamat petang, Letnan. Susan sedang bekerja di bangsal ortopedi di lantai tiga. Dia menunggu Anda." Ia mengangkat gagang telepon.
Ketika Robert turun dari lift, nampak Susan sedang menunggunya, mengenakan seragam putih bersihnya, dan Robert merasa jantungnya berdebar keras. Ia, oh, benar-benar cantik. "Halo, Cantik"
Susan tersenyum, sikapnya nampak sedikit kaku. "Halo, Robert Aku sudah akan bebas tugas beberapa menit lagi. Mari masuk. Akan kukenalkan
kau kepada Monte." Sudah tak sabar aku.
Susan membawanya ke sebuah ruang pribadi yang luas yang penuh dengan buku-buku, bunga-bungaan, dan keranjang-keranjang buah, dan berkata, "Monte, ini suamiku, Robert"
Robert berdiri di situ menatap ke laki-laki yang berada di tempat tidur. Ia nampak tiga atau empat tahun lebih tua dari dirinya dan wajahnya mirip-mirip Paul Newman. Robert langsung tidak suka kepadanya.
"Saya sangat senang berjumpa dengan Anda, Letnan. Susan telah menceritakan semuanya mengenai diri Anda."
Itukah yang mereka bicarakan kalau Susan berada di samping tempat tidurnya di tengah malam"
"Susan sangat bangga akan Anda."
Bagus, buddy, puji-puji aku terus.
Susan sedang memandang ke Robert, ingin suaminya berlaku sopan. Ia mencoba.
"Saya mendengar Anda sudah akan bisa keluar dari sini segera."
"Ya, itu terutama karena bantuan istri Anda. Ia seorang pembuat keajaiban."
"Ayolah, pelaut. Apa kaukira aku akan mau membiarkan perawat lain mendapatkan tubuh yang hebat ini?" "Ya, memang itulah keahliannya." Robert tidak mampu menyembunyikan kepahitan dalam nada suaranya.
Makan malam ulang tahun itu ternyata malah f menjadi bencana. Yang ingin dibicarakan Susan hanyalah pasiennya itu.
176 I "Apakah dia mengingatkanmu pada seseorang,
darling?" "Boris Karloff."
"Mengapa kau harus bersikap begitu kasar ke-
? padanya?" Robert berkata dengan dingin, "Kurasa aku sudah bersikap sangat sopan. Kebetulan aku kurang suka padanya."
Susan menatapnya. "Kenal pun kau belum dengannya. Apa yang tidak kausukai mengenai dirinya?"
Aku tidak suka caranya memandang dirimu. Aku tidak suka caramu memandangnya. Aku tidak suka melihat betapa perkawinan kita sedang menuju ke jurang. Ya Tuhan, aku tidak mau kehilangan dirimu. "Maaf. Kurasa aku cuma capek saja."
Mereka menyelesaikan makan malam mereka dengan saling berdiam diri.
Keesokan paginya, saat Robert bersiap-siap untuk berangkat ke kantor, Susan berkata, "Robert, ada sesuatu yang ingin kubicarakan"."
Dan itu membuat perutnya nyeri bagaikan ditusuk dengan pisau. Ia tidak tahan menyaksikan Susan mengungkapkan apa yang sedang terjadi dalam kata-kata.
"Susan?" "Kau tahu aku mencintaimu. Aku akan selalu mencintaimu. Kau laki-laki yang paling kusayangi,
yang paling kukagumi yang pernah kukenal." "Aku mohon?"
Tidak, biarkan aku lanjutkan dulu. Ini sangat berat buatku. Dalam tahun terakhir ini, kita hanya berada bersama beberapa menit saja. Perkawinan kita sebenarnya sudah tidak ada. Kau dan aku sudah semakin saling menjauh." Setiap kata merupakan tusukan pisau bagi Robert. "Kau benar," kata Robert dengan putus asa. "Aku akan berubah. Aku akan berhenti dari badan itu. Sekarang. Hari ini. Kita akan pergi ke suatu tempat dan?"
Susan menggelengkan kepala. "Tidak, Robert. Kita sama-sama tabu bahwa itu tidak akan bisa terjadi. Kau senang melakukan apa yang sedang kaulakukan sekarang. Kalau kau berhenti hanya karena aku, kau akan selalu menyesali itu. Ini j bukan salah siapa-siapa. Ini memang" harus ter-j jadi. Aku ingin minta cerai."
Seakan dunia runtuh menimpa dirinya. Tiba-tiba ia merasa perutnya mual.
"Kau tidak bersungguh-sungguh, Susan. Kita akan mencari jalan untuk?"
"Sudah terlambat Aku sudah berpikir tentang ini cukup lama. Selama kau tidak ada dan aku duduk di rumah sendirian dan menunggumu kembali, aku memikirkan ini. Selama ini kita sebenarnya menjalani hidup yang terpisah. Aku butuh j lebih dari itu. Aku butuh sesuatu yang tak bisa kauberikan lagi."
Ia berdiri di situ, bergulat mengendalikan emosinya. "Apa ini" apa ini ada hubungannya dengan Moneybags?"
178 fSusan tertegun sejenak. "Monte telak memintaku untuk menikah dengannya." Robert merasa isi perutnya seperti diputarbalikkan. "Dan kau mau?" "Ya."
Itu merupakan mimpi buruk yang membuatnya
gila. Tidak mungkin kit bisa terjadi, pikirnya. Tidak mungkin. Air mata berlinang di pipinya.
Susan memeluknya dan mendekapnya erat-erat "Tak akan pernah lagi aku mempunyai perasaan terhadap seorang pria seperti yang kurasakan terhadapmu. Aku mencintaimu dengan sepenuh jiwa-ragaku. Aku akan selalu mencintaimu. Kau akan menjadi temanku yang paling kusayangi." Ia lalu menarik dirinya dan menatap ke mala Robert dalam-dalam. "Tapi itu saja belum cukup. Kau mengerti?"
Ia cuma mengerti bahwa Susan sedang mencabik-cabik dirinya. "Kita bisa mencoba lagi. Kita
akan mulai dari awal dan?"
"Maafkan aku, Robert" Suaranya tersangkut di tenggorokan. "Maafkan aku, tapi semuanya sudah
berakhir." Susan terbang ke Reno untuk mengurus perceraiannya, dan Letkol Robert Bellamy mabuk selama dua minggu penuh.
Kebiasaan lama sulit hilangnya. Robert menelepon seorang temannya di FBI. Al Traynor muncul lebih dari setengah lusin kali dalam perjalanan hidup Robert, dan Robert mempercayainya.
"Tray, aki perlu bantuan."
"Bantuan" Kau perlu psikiater. Gila, bagaimana bisa kaubiarkan Susan pergi dari sisimu?"
Berita itu barangkali sudah tersebar di seluruh kota.
"Ceritanya panjang dan menyakitkan."
"Aku sungguh ikut sedih, Robert Dia seorang wanita yang amat baik. Aku" sudahlah. Apa yang bisa kubantu?"
"Aku ingin kau melakukan pengecekan komputer atas diri seseorang."
"Baik. Berikan namanya."
"Monte Banks. Ini cuma pemeriksaan rutin saja-"
"Baik. Apa yang ingin kauketahui?"
"Mungkin dia bahkan tidak ada di arsipmu, fray, tapi kalau seandainya ada?apakah dia pernah ditilang karena salah parkir, berlaku kejam terhadap anjingnya, menerobos lampu merah di perempatan" Hal-hal seperti itu."
"Baik." "Dan aku juga ingin tahu dari mana dia memperoleh uangnya. Aku ingin tabu riwayat hidup nya."
"Jadi, semua hal rutin itu, kan?" "Dan Tray, ini cuma antara kita saja. Pribadi. Oke?"
"Noproblem. Besok kutelepon kau." "Terima kasih. Aku utang satu kali makan siang." "Makan malam," "Beres."
Robert meletakkan gagang telepon dan berpikir, Aku ini seperti orang yang hampir tenggelam dan menggapai-gapai mencari pegangan. Apa yang kuharapkan, bahwa dia itu Jack the Ripper dan Susan
akan berlari-lari kembali ke dalam pelukanku"
Esoknya pagi-pagi sekali, Dustin Thornton memanggil Robert menghadap. "Anda sedang mengerjakan apa sekarang, Letnan?"
Dia tahu persis apa yang sedang kukerjakan, pikir Robert. "Saya sedang menyelesaikan laporan mengenai diplomat Singapura itu, dan?"
"Nampaknya itu tidak cukup membuat seluruh waktu Anda terpakai."
"Maaf?" "Seandainya Anda lupa, Letnan, Badan Intelijen Angkatan Laut tidak mempunyai wewenang untuk menyelidiki warga Amerika."
Robert menatapnya, tak mengerti. "Apa yang
Anda?" "Saya baru saja diberi tahu oleh FBI bahwa Anda mencoba memperoleh informasi yang santa sekali di luar wewenang badan ini."
Robert merasa darahnya bergejolak karena marah. Bajingan Traynor itu telan mengkhianatinya. Cuma sebegitu arti persahabatan. "Itu masalah pribadi," kata Robert "Saya?"
"Komputer-komputer FBI itu tidak dipasang untuk kepentingan Anda, juga bukan untuk membantu Anda mengganggu warga sipil. Jelas?" "Sangat jelas."
"Hanya itu saja." Robert bergegas kembali ke kantornya. Jari-jari nya gemetar ketika ia memutar nomor 202-324 3000. Sebuah suara menyahut, "FBI."
"Al Traynor." "Harap tunggu sebentar."
Semenit kemudian, suara seorang pria terdenga di saluran telepon. "Halo. Bisa saya bantu?"
"Ya. Saya ingin bicara dengan Al Traynor."
"Maaf, Agen Traynor sudah tidak bekerja di kantor ini."
Robert sangat terkejut "Apa?"
"Agen Traynor sudah dipindahkan."
"Dipindahkan?" "Ya." "Ke mana?" "Boise. Tapi sementara ini dia belum akan bisa bertugas di sana. Bisa jadi cukup lama." "Apa maksud Anda?"
"Dia mengalami kecelakaan tabrak lari tadi malam ketika sedang jogging di Rock Creek Park. Sulit dipercaya ya" Si penabrak pasti sedang mabuk berat Dia menaikkan mobilnya ke atas jalur jogging itu. Tubuh Traynor terlempar lebih dari empat puluh kaki. Mungkin dia tidak akan bisa bertahan hidup."
Robert meletakkan gagang telepon. Pikirannya kacau. Gila, apa yang sedang terjadi" Monte Banks, si mata biru "all-American boy* itu sedang dilindungi. Dari apa" Oleh siapa" Ya, Tuhan, pikir Robert, Susan akan dibawa ke mana"
Robert mengunjunginya sore itu.
Susan tinggal di apartemennya yang baru, se-! buah bangunan duplex yang molek di M Street Robert bertanya-tanya apakah Moneybags yang membelinya. Sudah berminggu-minggu ia tidak bertemu dengan Susan, dan saat melihatnya jantung Robert berdebar keras.
"Maafkan aku mengganggu, Susan. Aku tahu aku sudah berjanji untuk tidak melakukannya."
"Kau bilang tadi bahwa masalahnya penting." .
"Memang." Setelah ia berada di sini sekarang, ia tidak tahu harus mulai dari mana. Susan, aku datang ke sini untuk menyelamatkan dirimu" Susan pasti akan menertawakannya.
"Apa yang terjadi?"
"Ini tentang Monte."
Susan mengerutkan dahinya. "Ada apa tentang
dia?" Sekarang sampai ke bagian yang sulit Bagaimana ia bisa memberitahu Susan tentang sesuatu yang ia sendiri tidak tahu" Yang diketahuinya hanyalah bahwa ada sesuatu yang sangat tidak beres. Nama Monte Banks benar ada di komputer FBI, dengan sebuah keterangan: Tidak"ada informasi yang boleh diungkapkan tanpa persetujuan resmi. Dan pelacakan itu telah dilemparkan balik ke ONI. Mengapa"
"Kukira dia itu" dia tidak seperti yang nampak
di luar." "Aku tidak mengerti."
"Susan" dari mana dia memperoleh uangnya?" Susan nampak heran mendengar pertanyaan itu. "Monte mempunyai bisnis ekspor-impor yang sangat sukses." Penyamaran paling tua di dunia. h seharusnya datang dengan alasan yang lebih jelas dan bukan cuma menyatakan sebuah teori yang setengah matang begitu. Ia merasa seperti orang tolol. Susan menunggu tanggapannya, dan ia tidak bisa mengatakan apa-apa. "Mengapa kau menanyakan itu?" "Aku" aku cuma ingin yakin bahwa dia orang yang tepat untukmu/ kata Robert dengan lesu.
"Oh, Robert" Suaranya mengandung nada kecewa.
. "Kukira seharusnya aku tidak datang tadi" Memang seharusnya begitu, buddy. "Maafkan aku."
Susan menghampirinya dan merangkulnya. "Aku mengerti/ katanya pelan.
Tapi sebenarnya ia tidak mengerti. Ia tidak mengerti bahwa suatu penyelidikan biasa atas diri Monte Banks telah membentur tembok batu, dan dilemparkan kembali ke Badan Intelijen Angkatan Laut, dan bahwa orang yang mencoba mencari informasi itu telah dipindahkan ke suatu tempat terpencil.
Ada jalan lain untuk memperoleh informasi, dan Robert menempuhnya dengan sangat hati-hati. Ia menelepon seorang teman yang bekerja di majalah Forbes.
"Robert! Long time no see. Apa yang bisa aku
hantu?" Robert menyatakan maksudnya.
"Monte Banks" Kebetulan sekali kau menyebut namanya. Kami berpendapat bahwa dia seharusnya berada di daftar Empat Ratus Orang Terkaya Forbes, tapi kami tidak bisa memperoleh data-data yang terinci mengenai dia. Kau punya data buat kami?"
Hasil nol besar. Robert pergi ke perpustakaan umum dan mencari nama Monte Banks di buku Who"s Who. Ternyata ia tidak ada di situ.
Ia membalik-balik arsip mikrofilm dan memeriksa edisi-edisi lama Washington Post sekitar saat-saat Monte Banks mengalami kecelakaan pesawat. Ada sedikit berita mengenai kecelakaan itu, yang menyebutkan Banks sebagai seorang pengusaha.
Di situ ia nampak seperti pengusaha yang bersih. Barangkali aku yang keliru, pikir Robert. Mungkin Monte Banks bukan kriminal Pemerintah kita pasti tidak akan melindunginya kalau dia mata-mata, seorang penjahat, atau terlibat dalam perdagangan obat terlarang". Kenyataannya adalah bahwa aku masih mencoba untuk mempertahankan Susan.
Menjadi bujangan lagi berarti menjalani hidup yang sepi, hidup yang kosong, sibuk di siang hari dan tak bisa tidur di malam hari. Senng kali n
tiba-tiba diserang rasa putus asa yang hebat, yang membuatnya menangis. Ia menangisi dirinya sendiri dan menangisi Susan dan menangisi semua yang diambil dari mereka. Kehadiran Susan terasa di mana-mana. Apartemen itu penuh dengan kenangan akan dia. Robert bagaikan dikutuk dengan kenangan yang terus menghantui, dan setiap ruang menyiksanya dengan kenangan akan suara Susan, derai tawanya, kehangatan perangainya. Ia teringat akan bukit-bukit dan lembah-lembah yang lembut dari tubuh Susan saat ia berbaring telanjang di tempat tidur menunggunya, dan itu membuat hatinya semakin pedih tak tertahankan.
Teman-temannya merasa kuatir akan keadaannya.
"Kau tidak boleh sendirian, Robert" Dan bersama-sama mereka lalu meneriakkan, "Kami akan carikan seorang gadis untukmu!"
Gadis-gadis itu jangkung dan cantik, mungil dan seksi. Mereka itu model dan sekretaris dan staf perusahaan iklan dan janda dan pengacara. Tapi mereka bukan Susan. Robert merasa tak seorang pun cocok dengannya, dan mencoba berbasa-basi dengan orang-orang tak dikenal yang sama sekali tak menarik baginya malah membuatnya makin kesepian. Robert tidak mempunyai hasrat untuk bercinta dengan yang* mana pun dari mereka. Ia ingin menyendiri Ia ingin memutar film kehidupannya kembali ke permulaan, menulis ulang skenarionya. Setelah berada di luar semuanya itu, I begitu mudah rasanya melihat kekeliruan-I
kekeliruannya, melihat bagaimana seharusnya adegan dengan Admiral Whittaker dulu itu dimainkan.
CIA telah disusupi skseorang bernama Fox. Wakil Direktur memintamu untuk melacaknya.
Tidak, Admiral. Maaf. Saya akan pergi dengan istri saya untuk berbulan madu kedua.
Ia ingin, mengedit ulang hidupnya, untuk mengakhirinya dengan happy end. Terlambat Kehidupan tidak memberikan peluang kedua. Ia sendirian sekarang.
Ia belanja sendiri, memasak makanannya sendiri, dan pergi ke laundromat dekat situ sekali seminggu kalau ia sedang berada di rumah.
Itu adalah masa-masa yang sunyi dan sengsara dalam kehidupan Robert. Tapi itu masih belum yang terburuk. Seorang desainer cantik yang dijumpainya di Washington meneleponnya berulang-ulang mengundangnya makan malam. Pada mulanya Robert merasa enggan, tapi akhirnya ajakan itu diterimanya. Gadis itu menyiapkan makan malam lezat dengan lilin-lilin yang dinyalakan di atas meja khusus untuk mereka berdua.
"Kau seorang tukang masak yang sangat ahli" kata Robert.
"Aku sangat ahli dalam segala hal." Dan tak ada keraguan mengenai arti dari ucapannya itu. Ia bergerak mendekati Robert "Biarkan aku membuktikannya kepadamu." Ia meletakkan tangannya di paha Robert dan memainkan lidahnya pada bibir Robert.
Sudah lama sekali, pikir Robert. Barangkali!", lalu lama.
Mereka pergi ke tempat tidur, dan betapa syoknya Robert mendapati bahwa itu ternyata bencana baginya. Untuk pertama kali dalam hidupnya, Robert impoten. Ia merasa terbina.
"Jangan kuatir, darling," kata gadis itu. "Pasti beres."
Ternyata ia keliru. Robert pulang ke rumahnya dengan perasaan malu, lumpuh. Ia tahu bahwa, entah bagaimana, ia merasa bahwa bercinta dengan wanita lain merupakan pengkhianatan terhadap Susan. Benarkah aku sudah jadi setolol itu"
Ia mencoba lagi untuk bercinta beberapa raing-gu kemudian dengan seorang sekretaris cantik dari ONI. Gadis itu sangat bergairah dan liar di tempat tidur, membelai seluruh tubuh Robert dan melakukan apa saja untuk membangkitkan hasratnya. Tapi percuma, la hanya menginginkan Susan. Setelah itu, ia berhenti mencoba. Ia pernah berpikir akan berkonsultasi dengan dokter, tapi ia terlalu malu. la tahu jawaban dari masalahnya, dan itu tak ada hubungannya dengan nasihat medis, la lalu mencurahkan segenap energinya ke dalam pekerjaannya.
Susan meneleponnya paling sedikit satu kali seminggu. "Jangan lupa mengambil kemeja-kemeja-mu di tempat pencucian," ia selalu mengingatkah. Atau, "Kukirim seorang pembantu untuk membersihkan apartemen. Pasti sudah berantakan."
Bukan Impian Semusim 1 Tanah Semenanjung Karya Putu Praba Drana Perjodohan Busur Kumala 22