Godfather Terakhir 3
Godfather Terakhir The Last Don Karya Mario Puzo Bagian 3
tak sabar. Sebab ia mesti mengambil langkah selanjutnya.
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir BUKU III Claudia De Lena Athena Aquitane Bab 4 CLAUDIA DE LENA mengendarai mobilnya dari apartemennya di Pacific
Palisades menuju rumah Athena di Malibu, sambil berpikir-pikir, apa yang akan
dikatakannya untuk membujuk Athena agar mau kembali syuting untuk
Messalina. Film itu bukan hanya penting bagi pihak studio, tapi juga bagi dirinya sendiri.
Messalina adalah film pertama yang skenarionya merupakan hasil karyanya
sendiri. Selama ini skenario-skenario yang ditulisnya merupakan adaptasi dari
novel, penulisan ulang, atau pembedahan atas skenario-skenario lain, atau hasil
kerja sama. Selain itu, ia merupakan coproducer untuk Messalina; ini memberinya kekuasaan
yang sebelumnya tidak pernah ia rasakan. Plus sejumlah keuntung-an dari
pemasukan. Ia akan mendapatkan uang banyak. Setelah itu, ia bisa mengambil
langkah selanjutnya, menjadi produser merangkap penulis. Mungkin 'a satu-
satunya orang di sebelah barat Mississippi tidak berminat menjadi sutradara;
untuk menjadi SlJtradara, orang mesti bersikap kejam dalam hubungan
antarpersonal, dan ia tidak bisa mentoleransi hal itu.
Persahabatan Claudia dengan Athena benar-benar murni, bukan hubungan
profesional antara sesama rekan sekerja dalam industri perfilman. Athena, yang
cerdas, tahu betul arti film itu bagi Claudia. Tapi Claudia merasa heran,
mengapa Athena begitu takut pada Boz Skannet, padahal sebelumnya ia tak
pernah takut pada siapa pun atau apa pun.
Claudia sudah bertekad, ia harus tahu mengapa Athena begitu ketakutan, agar
ia bisa menolong. Yang jelas, ia harus menyelamatkan Athena agar tidak
menghancurkan kariernya. Sebab siapa lagi yang lebih tahu tentang intrik-intrik
dan jebakan-jebakan dalam bisnis perfilman, kalau bukan dirinya"
Claudia De Lena pernah memimpikan hidup sebagai pengarang di New York. Ia
tidak berkecil hati ketika pada usia dua puluh satu tahun, novel pertamanya
ditolak oleh dua puluh penerbit. Ia memutuskan pindah ke Los Angeles untuk
mencoba menjadi penulis skenario.
Karena sifatnya yang periang dan bakatnya yang besar, dengan cepat ia
mempunyai banyak teman di Los Angeles. Ia mendaftar ikut kursus menulis ske-
nario di UCLA dan bertemu dengan seorang pemuda yang ayahnya adalah dokter
bedah plastik terkemuka. Ia dan pemuda itu menjalin hubungan; si pemuda
terpikat oleh tubuh dan kecerdasannya, dan menaikkan statusnya dari teman di
ranjang menjadi "teman serius". Ia mengajak Claudia makan malam idi
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir rumahnya, untuk diperkenalkan pada keluarganya. Ayahnya, si dokter bedah
plastik, terpesona oleh Claudia. Sesudah makan malam, si dokter memegang
|wajah Claudia dengan kedua tangannya.
"Sangat tidak adil, gadis secerdas kau tidak diberikan kecantikan yang
semestinya," katanya. "Jangan tersinggung, ketidakberuntungan seperti ini
sudah biasa. Dan ini berkaitan dengan bidangku. Aku bisa memperbaiki wajahmu,
kalau kau mau." I Claudia tidak tersinggung, tapi ia marah. "Buat apa aku ingin
berwajah cantik" Apa gunanya bagiku?" katanya sambil tersenyum. "Aku toh
cukup cantik di mata anak Anda."
"Banyak sekali manfaatnya," sahut sang dokter. "Begitu aku selesai mengoperasi
wajahmu, kau tidak akan mau lagi dengan putraku. Kau gadis yang manis dan
cerdas, tapi wajah cantik merupakan faktor yang sangat menentukan. Apa kau
mau diabaikan sepanjang hidupmu, sementara laki-laki mengerumuni wanita-
wanita cantik yang kecerdasannya tidak sampai sepersepuluh kecerdasanmu"
Kau tidak diperhatikan karena hidungmu terlalu besar dan dagumu seperti dagu
anggota Mafia." Sambil berkata demikian, ia menepuk-nepuk pipi Claudia dan
berkata lembut, "Tidak akan sulit. Mata dan mulutmu sudah indah. Dan tubuhmu
juga tidak kalah dengan bintang film."
Claudia menarik diri darinya. Ia tahu penampilan-nya mirip ayahnya; ucapan sang
dokter tentang dagunya yang seperti anggota Mafia sangat mengena.
"Tidak masalah," katanya. "Aku toh tidak punya Uang untuk membayar Anda."
"Satu hal lagi," kata si dokter. "Aku tahu seluk-beluk bisnis perfilman. Aku
telah memperpanjang karier banyak aktor dan aktris. Nanti, saat kau harus
menawarkan sebuah film di studio, wajahmu akan memainkan peran penting.
Mungkin kedengarannya tidak adil bagimu. Aku tahu kau berbakat, tapi yang
ingin kaumasuki adalah dunia perfilman. Anggap saja ini semata-mata tindakan
profesional, tidak ada hubungannya dengan pria-wanita. Meski sebenarnya
begitulah kenyataannya." Ia melihat Claudia masih tetap ragu-ragu. "Aku
bersedia tidak dibayar," katanya. "Kulakukan untukmu dan untuk putraku, meski
aku tahu bahwa setelah wajahmu cantik, putraku akan kehilangan kau."
Sejak dulu Claudia tahu dirinya tidak cantik; sekarang ia teringat kembali saat
ayahnya lebih memilih Cross daripada dirinya. Kalau ia cantik, apakah nasibnya
akan berbeda" Untuk pertama kalinya ia memperhatikan wajah dokter itu.
Dokter itu tampan, matanya lembut, seolah-olah ia memahami apa yang
dirasakan Claudia. Akhirnya Claudia tertawa. "Baiklah," katanya. "Ubah aku
menjadi Cinderella."
Tidak banyak perubahan yang dibuat. Sang dokter hanya merampingkan hidung
Claudia, membulatkan dagunya, dan menipiskan kulitnya. Setelah selesai, Claudia
menjadi wanita berpenampilan angkuh dengan hidung sempurna; kehadirannya
terasa mendominasi; memang tidak sangat cantik, tapi justru lebih memikat.
Dan hasil yang menyusul sungguh luar biasa. Meski masih muda, Claudia berhasil
mendapatkan panggilan untuk wawancara pribadi dengan Melo Stuart, yan?
kemudian menjadi agennya. Ia memberikan pekerjaan penulisan ulang atas
beberapa skenario yang tidak rlalu penting dan mengundang Claudia ke pesta-
sta, untuk bertemu dengan para produser, sutradara, n bintang-bintang.
Mereka semua terpesona olehnya, ma tahun berikutnya, meski masih muda usia,
laudia sudah menjadi penulis skenario Kelas A untuk film-film. Penampilan baru
itu juga banyak membawa fcajaiban dalam kehidupan pribadinya. Sang dokter
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir Ijrnyata benar. Putranya tak sanggup bersaing dengan pria-pria lain yang
tertarik pada Claudia. RClaudia mencintai dunia perfilman. Ia senang bekerja
dengan para penulis lain, berdebat dengan para produser, membujuk sutradara,
tentang bagaimana menghemat uang lewat penulisan dengan cara tertentu, dan
bagaimana membuat sebuah skenario pada tingkat artistik tertinggi. Ia
terpesona oleh para aktor dan aktris; mereka menuruti kata-katanya, dan ia
berusaha agar dialog-dialog mereka terdengar lebih baik dan lebih menyentuh.
Ia menyukai tempat pengambilan film yang bagi kebanyakan orang terasa
membosankan; ia menikmati persahabatan dengan para kru film yang tidak
pernah pilih-pilih dalam menjalin hubungan cinta. Ia terpukau dengan seluruh
proses pembuatan sebuah film, memperhatikan kesuksesan atau kegagalannya.
Ia percaya bahwa film adalah bentuk seni yang hebat, dan kalau diminta menulis
ulang sebuah skenario, ia membayangkan dirinya sebagai seorang penyembuh,
dan perubahan yang dibuatnya bukan semata-mata agar dirinya mendapatkan
pujian. Pada usia dua puluh lima tahun, ia sudah memiliki reputasi yang luar
biasa dan telah Menjalin persahabatan dengan banyak bintang, salah satunya yang
terdekat adalah Athena Aquitane.
Yang lebih mengherankan adalah semangat seksualnya yang menggebu-gebu.
Baginya, tidur dengan laki-laki yang disukainya merupakan sesuatu yan? wajar,
seperti menjalin persahabatan. Ia tidak pernah melakukannya untuk menarik
keuntungan; ia terlalu berbakat untuk itu; kadang-kadang ia bergurau bahwa
bintang-bintang mau tidur dengannya agar ia mau menuliskan skenario untuk
mereka. Pengalaman seksualnya yang pertama adalah dengan sang dokter bedah plastik
sendiri, yang ternyata lebih memikat dan ahli daripada putranya. Mungkin
karena terpukau oleh hasil karyanya sendiri, ia menawarkan untuk membelikan
apartemen bagi Claudia dan mengirimkannya uang mingguan, bukan sekadar
untuk seks, tapi juga untuk kehadirannya. Claudia menolak secara baik-baik dan
berkata, "Dulu katamu aku tidak usah bayar."
"Kau sudah membayarku," kata sang dokter. "Aku hanya berharap kita bisa
bertemu sesekali." "Tentu saja," kata Claudia.
Ia merasa sangat luar biasa bahwa ia bisa bercinta dengan begitu banyak pria
dari berbagai usia, jenis, dan penampilan. Dan ia menikmati semuanya. Ia seperti
orang yang ingin mencoba berbagai makanan aneh. Ia berperan sebagai guru
bagi para aktor dan penulis skenario yang masih hijau, tapi sebenarnya ia tidak
menyukai peran itu. Ia ingin belajar, dan ia mendapati bahwa pria-pria yang
lebih tua ternyata jauh lebih menarik.
Suatu hari, ia menghabiskan satu malam bersama Eli Marrion yang terkenal. Ia
menikmatinya, meski malam itu tidak terlalu berhasil.
Mereka bertemu di sebuah pesta yang diselenggara-an LoddStone Studios.
Marrion tergelitik olehnya arena ia tidak takut pada Prfa itu, malah berani
mengeluarkan pernyataan yang tajam dan bernada engecilkan produksi top
terbaru dari LoddStone. elain itu, Marrion juga sudah mendengar penolakan-ia
terhadap pendekatan asniara Bobby Bantz yang ! ucapkan dengan cerdik, hingga
tidak meninggalkan rasaan sakit hati.
Selama beberapa tahun terakhir ini, Eli Marrion Jadah tidak pernah
berhubungan seks lagi, sebab ia hampir-hampir impoten. Ketika Claudia
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir menerima undangannya untuk ikut pulang ke bungalo milik LoddStone di Beverly
Hills, ia menganggap itu karena ia orang yang berkuasa. Ia tak menyangka bahwa
Claudia ingin mengenalnya secara seksual. Bagaimana rasanya tidur dengan pria
yang begitu berkuasa dan sudah begitu tua" Sebenarnya kalau hanya alasan itu
tidaklah cukuP- Claudia menganggap Marrion laki-laki yang menilik, meski sudah
tua. Wajahnya yang seperti gorila bisa tampak tampan kalau ia tersenyum; dan
ia tersenyum ketika mengatakan pada Claudia bahwa semua orang memanggilnya
Eli, termasuk cucu-cucunya, kecerdasan dan pesonanya yang alami membuat
Claudia penasaran, sebab ia sudah mendengar bahwa Marrion adalah orang yang
tidak kenal belas kasihan. Pasti akan menarik menghabiskan malam bersamanya.
Di kamar tidur bungalo Beverly Hills Hotel itu, cWudia mendapati bahwa
Marrion ternyata pemalu. Claudia tidak mau berpura-pura. Ia membantu Marrion melepaskan pakaian, dan
sementara Marrion melipat pakaiannya dan meletakkannya di kursi Claudia
melepaskan busananya, lalu memeluk Marrion dan naik ke tempat tidur,
berbaring di bawah selimut Marrion mencoba bercanda, "Ketika Raja Sulaiman
sedang menjelang ajal, mereka mengirimkan gadis-gadis untuk menghangatkan
tubuhnya." "Kalau begitu, aku tidak akan banyak bermanfaat bagimu," sahut Claudia. Ia
mencium dan membelai Mariron. Bibir Marrion terasa hangat dan menyenangkan.
Kulitnya kering dan licin, tapi tidak menjijikkan. Claudia agak terperanjat
melihat postur tubuhnya yang kecil setelah ia melepaskan pakaian dan sepatu-
nya. Sesaat ia menimbang-nimbang, betapa besar perbedaan yang bisa dibuat
oleh setelan senilai tiga ribu dolar bagi seorang pria yang berkuasa. Tapi sosok
Marrion yang kecil dengan kepala berukuran besar itu juga menimbulkan rasa
sayang. Ia sama sekali tidak muak. Setelah sepuluh menit bercumbu (Marrion
yang hebat ini menciumnya dengan kepolosan seorang anak kecil), mereka sama-
sama menyadari bahwa Marrion memang sudah impoten. Ini terakhir kali aku
mengajak wanita ke tempat tidur, pikir Marrion. Ia mendesah dan melepaskan
ketegangan di pelukan Claudia.
"Oke, Eli," kata Claudia. "Sekarang aku akan mengatakan secara mendetail
padamu, mengapa filmmu itu kuanggap payah dari sudut keuangan dan artistik."
Sambil masih membelai Marrion, Claudia memaparkan analisisnya yang tajam
tentang skenario, sutradara, dan para bintang yang terlibat dalam film
tersebut. "Film itu bukan hanya jelek," kata Claudia, "tapi juga tidak layak
ditonton. Jalan ceritanya tidak joasuk akal. Sutradara jelek itu membuat film
ala kadarnya dan para pemainnya juga bermain asal-asalan, karena mereka tahu
film itu jelek." Marrion mendengarkan sambil tersenyum ramah. Ia merasa sangat nyaman. Ia
menyadari bahwa bagian terpenting dalam hidupnya sudah selesai, habis oleh
kematian yang semakin dekat. Kenyataan bahwa ia takkan pernah lagi bercinta
dengan wanita, atau sekadar mencobanya, sungguh berat rasanya. Ia tahu
Claudia takkan membuka rahasia tentang malam ini, tapi kalaupun ya, apa
bedanya" Ia tetap orang yang berkuasa. Ia masih bisa mengubah nasib ribuan
orang, selama ia masih hidup. Dan sekarang ia merasa tertarik dengan analisis
Claudia atas filmnya. "Kau tidak mengerti," katanya pada Claudia. "Aku bisa membuat film, tapi tak
Godfather Terakhir The Last Don Karya Mario Puzo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
bisa menjalankan prosesnya. Tapi kau benar. Aku tidak akan memakai sutradara
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir itu lagi. Bintangnya tidak kehilangan uang. Akulah yang rugi. Tapi bintangnya
juga harus disalahkan. Yang penting bagiku, apakah sebuah film bisa
menghasilkan uang. Kalau film itu ternyata juga punya nilai seni, itu kebetulan
yang menguntungkan."
Sambil berbicara, Marrion turun dari tempat tidur dan mulai berpakaian.
Claudia tak suka kalau pria mulai mengenakan pakaian, sebab mereka jadi jauh
lebih sulit diajak bicara. Baginya, Marrion jelas lebih menyenangkan saat tidak
berpakaian. Mungkin kedengarannya aneh, tapi kakinya yang kurus, tubuhnya
yang kecil, dan kepalanya yang besar, menimbulkan rasa sayang dan iba di hati
Claudia. Anehnya, penisnya
lebih besar daripada kebanyakan laki-laki yang keadaannya sama. Claudia
memutuskan untuk bertanya pada dokternya tentang hal ini. Apakah penis jadi
lebih besar kalau sudah tidak berfungsi lagi"
Ia memperhatikan betapa meletihkan tampaknya bagi Marrion untuk
mengancingkan kemeja dan merapikan mansetnya. Ia melompat turun dari
tempat tidur untuk membantunya.
Marrion memperhatikan ketelanj angan Claudia. Tubuh Claudia lebih indah
daripada tubuh beberapa bintang yang pernah tidur bersamanya, tapi ia tidak
lagi merasakan api di dalam dirinya, dan sel-sel tubuhnya tidak bereaksi melihat
kecantikan Claudia. Tapi Marrion tidak terlalu merasa sedih atau menyesal.
Claudia membantunya mengenakan celana panjang, mengancingkan kemejanya,
dan merapikan mansetnya. Lalu ia meluruskan dasi Marrion yang berwarna
maroon dan menyisir rambutnya yang kelabu dengan jemarinya. Marrion
mengenakan jasnya; sekarang ia' sudah kembali menjadi sosok yang berkuasa.
Claudia menciumnya dan berkata, "Aku senang bersamamu."
Marrion memandanginya, seolah-olah ia seorang musuh. Lalu ia menyunggingkan
senyumnya yang terkenal, yang bisa menghapuskan kesan jelek di wajahnya. Ia
percaya bahwa gadis ini benar-benar polos dan mempunyai hati yang baik; itu
karena ia masih muda. Sayang sekali, dunia tempat ia berkecimpung kelak akan
mengubahnya. "Yah, setidaknya aku bisa mengajakmu makan," kata Marrion. Ia mengangkat
telepon untuk menghubungi pelayanan kamar.
Claudia memang lapar. Ia menghabiskan semangkuk sup, bebek dan sayur-mayur,
dan semangkuk besar es krim stroberi. Marrion makan sangat sedikit, tapi
sanggup menghabiskan sebotol anggur. Mereka bicara tentang film dan buku-
buku. Claudia terkejut karena ternyata pengetahuan Marrion tentang buku jauh
lebih banyak daripada dirinya.
"Aku sebenarnya ingin menjadi penulis," kata Marrion. 'Aku senang menulis, dan
sangat senang membaca. Tapi kau tahu sendiri, aku jarang bisa menyukai penulis
secara pribadi, meski aku menyukai buku-buku karangannya. Misalnya Ernest
Vail. Buku-bukunya indah, tapi dalam kehidupan nyata, dia sangat menyebalkan.
Bagaimana bisa begitu?"
"Sebab pengarang tidak sama dengan buku mereka," kata Claudia. "Buku mereka
merupakan hasil saringan unsur terbaik dalam diri mereka. Mereka seperti
tumpukan bebatuan yang mesti dipecahkan untuk mengambil intan di dalamnya."
"Kau kenal dengan Ernest Vail?" tanya Marrion. Ia mengatakan itu tanpa nada
menyindir, dan Claudia menghargainya. Marrion pasti tahu hubungan cintanya
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir dengan Vail. "Aku suka karyanya, tapi tidak suka pada orangnya. Dan dia
menaruh dendam pada studioku, untuk alasan yang sinting."
Claudia menepuk-nepuk tangan Marrion; sikap akrab ini dimungkinkan, karena ia
sudah melihat Marrion dalam keadaan telanjang. "Semua orang berbakat pasti
punya dendam terhadap studiomu," katanya. "Tapi sifatnya tidak pribadi. Lagi
pula, kau juga tidak bisa dikatakan manis dalam hubungan bisnis. Mungkin aku
satu-satunya penulis di kota ini yang benar-benar menyukaimu." Mereka sama-
sama tertawa. Sebelum berpisah, Marrion berkata pada Claudia "Kalau kau ada masalah,
telepon saja aku." ]nj merupakan isyarat bahwa ia tidak ingin melanjutkan
hubungan pribadi mereka. Claudia mengerti. "Aku tidak akan pernah memanfaatkan tawaranmu itu,"
katanya. "Dan kalau kau ada masalah dengan skenario, kau bisa meneleponku.
Aku akan memberikan konsultasi gratis, tapi kau harus membayar kalau ingin
memintaku menulis." Ini menyiratkan bahwa Marrion akan menjadi pihak yang
lebih membutuhkan Claudia daripada sebaliknya. Tentu saja ini tidak benar, tapi
setidaknya Marrion jadi tahu bahwa Claudia percaya penuh akan bakatnya.
Mereka berpisah baik-baik, sebagai sahabat.
Di Pacific Coast Highway, lalu lintas beringsut lamban. Claudia menoleh ke kiri,
memandangi lautan yang berkilauan. Heran, sedikit sekali orang di pantai.
Betapa berbeda dari Long Island yang pernah didatanginya beberapa tahun
yang lalu. Di atasnya, beberapa pesawat terbang layang terbang di atas kabel-
kabel listrik, menuju pantai. Di sebelah kanannya ia melihat segerombolan orang
mengelilingi sebuah mobil penyiar dan kamera-kamera besar. Ada yang sedang
membuat film. Ia sangat mencintai Pacific Coast Highway. Tapi Ernest Vail
sangat membencinya. Katanya naik mobil di jalan bebas hambatan itu rasanya
seperti naik feri ke neraka. ..
Claudia De Lena pertama kali bertemu dengan ygjl ketika ia diminta menulis
skenario dari novel bestseller Vail. Sejak dulu Claudia menyukai karya-karyanya.
Kalimat-kalimatnya begitu lancar, mengalir seperti nada-nada musik. Vail
memahami kehidupan dan tragedi-tragedi tokohnya. Kemampuan imajinasinya
memikat Claudia, seperti dongeng-dongeng yang disukainya semasa kecil. Maka
ia sangat senang akan bertemu dengan Vail. Tapi ternyata sosok Ernest Vail
yang sesungguhnya sama sekali berbeda dari yang diharapkannya.
Ketika itu Vail berusia lima puluhan. Penampilannya tidak seindah buku-bukunya.
Ia bertubuh pendek gemuk dan kepalanya mulai botak, namun ia sama sekali
tidak berusaha menutupinya. Ia mungkin memahami dan mencintai tokoh-tokoh
di buku-bukunya, tapi ia sama sekali tidak tahu sopan-santun dalam kehidupan
sehari-hari. Mungkin itu salah satu pesonanya, kepolosannya yang seperti kanak-
kanak. Setelah mengenalnya lebih dekat, barulah Claudia mendapati bahwa di
balik kepolosan itu tersembunyi kecerdasan yang menyenangkan. Vail bisa
sangat cerdik seperti anak kecil, dan ia punya keangkuhan yang juga kekanak-
kanakan. Ernest Vail merupakan orang yang paling bahagia di dunia pada saat sarapan
bersama di Polo Lounge itu. Novel-novelnya menghasilkan reputasi mantap
baginya, juga uang banyak, tapi itu tidak penting. Kemudian buku terbarunya
memecahkan rekor sebagai bestseller dan difilmkan oleh LoddStone Studios.
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir Vail telah membuat skenarionya, dan mendapat pujian dari Bobby Bantz serta
Skippy Deere. Claudia sangat
terperanjat ketika Vail ternyata menelan bulat-bulat pujian itu, seperti bintang
yang masih hijau;. Apa dia tidak tahu mengapa Claudia datang menemuinya"
Yang menjengkelkan Claudia, sehari sebelumnya Bantz dan Deere mengatakan
bahwa skenario buatan Vail adalah "sampah". Bukan bermaksud kejam atau me-
rendahkan. Naskah yang disebut "sampah" hanya berarti bahwa naskah itu tak
dapat digunakan. Claudia tidak kecewa melihat penampilan Vail yang sederhana. Bukankah ia
sendiri tidak cantik sebelum dioperasi plastik" Ia bahkan agak terpesona
dengan kepercayaan dan antusiasme Vail.
Bantz berkata, "Ernest, kami meminta Claudia membantumu. Dia yang terbaik
dalam urusan skenario, dan dia akan membuat bukumu menjadi film yang bagus.
Aku sudah bisa mencium kesuksesan. Dan ingat... kau mendapat sepuluh persen
keuntungan bersih." Vail termakan umpan itu. Orang malang ini sama sekali tidak tahu bahwa sepuluh
persen dari keuntungan bersih adalah nol.
Vail tampaknya benar-benar senang akan dibantu. "Tentu, aku bisa belajar
darinya. Menulis skenario jauh lebih menarik daripada menulis buku, tapi bidang
ini masih baru bagiku."
Skippy Deere berkata menenangkan, "Ernest, kau punya bakat alami. Kau bisa
mendapat banyak pekerjaan di sini. Dan film ini akan membuatmu kaya, apalagi
kalau menjadi box office dan memenangkan Academy Award."
Claudia mengamati ketiga pria itu. Dua penipu dan satu orang tolol. Bukan hal
aneh di Hollywood- Tapi bukankah ia sendiri dulu tidak begitu pandai" Bukankah Skippy Deere
berhasil memerasnya habis-habisan" Tapi mau tak mau ia mengagumi Skippy
yang kelihatannya benar-benar tulus.
Claudia tahu proyek itu dalam kesulitan besar. Benny Sly yang hebat itu ikut
terlibat dan Sly mengubah tokoh utama Vail yang cerdas menjadi semacam
sosok gabungan antara James Bond-Sherlock Holmes-Casanova. Cerita Vail akan
habis tak bersisa, tinggal kerangkanya belaka.
Karena merasa kasihan, Claudia setuju makan malam bersama Vail malam itu,
untuk merencanakan kerja sama mereka dalam menulis skenario. Salah satu
syarat kerja sama yang baik adalah dengan menghindari keterlibatan hubungan
romantis dengan rekan kerja. Maka Claudia berusaha tampil tidak menarik
selagi bekerja. Hubungan cinta bisa merusak konsentrasinya menulis skenario.
Tapi ia terheran-heran karena kerja sama mereka selama dua bulan akhirnya
berkembang menjadi persahabatan abadi. Ketika sama-sama dipecat dari
proyek itu pada hari yang sama, mereka berdua pergi ke Vegas. Sejak dulu
Claudia senang berjudi, -begitu pula Vail. Di Vegas, Claudia memperkenalkannya
pada kakaknya, Cross, dan sama sekali tak menyangka bahwa mereka ternyata
cocok satu sama 'ain, padahal tampaknya tidak ada alasan apa pun untuk
persahabatan mereka. Vail adalah seorang intelektual yang tidak tertarik pada
olahraga ataupun golf, sementara Cross tidak pernah suka membaca. Claudia
menanyakan hal ini pada Vail. "Dia pendengar yang baik, sedangkan aku senang
bicara," kata Vail. Claudia merasa penjelasan ini tidak memuaskan.
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir Maka ia bertanya pada Cross. Meski Cross adalah kakaknya sendiri, ia tetap
merupakan misteri. Cross memikirkan pertanyaan itu, dan akhirnya berkata,
"Sebab dia tidak perlu diawasi. Dia tidak menginginkan apa-apa." Claudia merasa
pendapat Cross tepat sekali, dan ini sangat mengejutkan. Ernest Vail memang
bukan orang yang menyimpan maksud-maksud tersembunyi.
Hubungan Claudia dengan Ernest Vail berbeda dari yang lain. Meski merupakan
novelis terkemuka, Vail tidak mempunyai kekuasaan di Hollywood. Selain itu, ia
tidak berbakat untuk beramah-tamah; sebaliknya, ia sering menimbulkan
antipati. Artikel-artikelnya di majalah banyak membahas masalah nasional yang
sensitif dan selalu tidak taktis, tapi ironisnya hal ini membangkitkan kemarahan
kedua belah pihak. Ia mencemooh proses demokrasi di Amerika; ia menulis
tentang feminisme, menyatakan bahwa wanita akan selalu diremehkan oleh pria,
sampai mereka bisa setara secara fisik, dan ia menasihati kaum feminis^ untuk
membentuk kelompok-kelompok latihan bersifat kemiliteran. Mengenai masalah
rasial, ia menulis ' esai tentang bahasa; menurut pendapatnya, orang kulit
hitam seharusnya menyebut diri mereka "kulit berwarna" saja, sebab kata
"hitam" banyak digunakan untuk hal-hal berkonotasi negatif - misalnya kambing
hitam, dunia hitam, dan sebagainya.
Tapi kemudian ia membangkitkan amarah kedua belah pihak ketika ia
mengatakan bahwa semua bangsa di Mediteranea bisa digolongkan bangsa kulit
berwarna, termasuk bangsa Italia, Spanyol, Yunani, dan lain-lainnya.
Ketika menulis tentang kelas dalam masyarakat, ia menyatakan bahwa kaum
yang beruang pasti kejam dan defensif, dan kaum miskin terpaksa menjadi
kriminal karena mereka harus melawan hukum yang dibuat oleh golongan kaya
yang ingin melindungi uang mereka. Ia menulis bahwa segala program
kesejahteraan semata-mata adalah sogokan bagi kaum miskin agar mereka tidak
mengobarkan revolusi. Tentang agama, ia menulis bahwa agama harus dituliskan
seperti resep obat. Sialnya, orang-orang tak pernah tahu apakah ia hanya bercanda atau serius.
Sifat eksentriknya tak pernah muncul dalam novel-novelnya, jadi sifatnya tidak
bisa dikenal melalui karyanya.
Tapi Claudia bisa menjalin hubungan dekat dengannya ketika mereka bekerja
bersama menggarap skenario untuk novel bestseller-nya. Vail murid yang baik
dan sangat menghormati Claudia; sebaliknya Claudia menghargai humor-humor
Vail yang sinis, dan sikap seriusnya mengenai kondisi-kondisi di masyarakat.
Claudia terperangah dengan ketidakpeduliannya dalam hal uang, ketidaktahuannya yang tidak dibuat-buat tentang pengaruh kekuasaan di dunia
ini, terutama di Hollywood. Mereka jadi begitu akrab, sampai-sampai Claudia
Godfather Terakhir The Last Don Karya Mario Puzo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
meminta Vail membaca novelnya. Ia senang ketika keesokan harinya Vail datang
ke studio dengan membawa catatan-catatan tentang bagian yang sudah
dibacanya. Novel itu diterbitkan dnegan mengandalkan kesuksesan Claudia sebagai penulis
skenario dan atas campur tangan Melo Stuart, agennya. Novel itu mendapatkan
beberapa ulasan dengan pujian kecil, tapi ada pula yang bernada mengejek,
semata-mata karena ia seorang penulis skenario. Tapi Claudia tetap menyukai
bukunya. Memang buku itu tidak laris dan tidak ada yang berminat
mengangkatnya ke layar lebar, tapi setidaknya buku itu diterbitkan. Ia mem-
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir persembahkan satu untuk Vail: "Untuk novelis terbesar di Amerika." Tapi tak
ada gunanya. "Kau gadis yang sangat beruntung," kata Vail. "Kau seorang penulis skenario,
bukan novelis. Kau takkan pernah bisa menjadi novelis." Kemudian, tanpa maksud
jahat atau apa pun, ia membahas novel Claudia habis-habisan selama setengah
jam dan menunjukkan bahwa novel itu sama sekali tidak bermutu, tidak memiliki
struktur, kedalaman isi, kekuatan karakter tokoh, bahkan dialognya - yang
merupakan titik kuat Claudia - sangat buruk. Ulasan Vail sangat brutal, namun
begitu masuk akal, hingga Claudia mau tak mau mengakui kebenarannya.
Vail menutup pembahasannya dengan ucapan yang menurut pendapatnya
menyenangkan. "Buku ini sangat bagus untuk ukuran karya wanita berumur de-
lapan belas tahun," katanya. "Semua kekurangan yang kusebutkan tadi bisa
diperbaiki lewat pengalaman, setelah kau bertambah usia. Tapi ada satu hal
yang tak bisa kauubah lagi. Kau tidak berbakat menulis dalam bahasa yang enak
dibaca." Mendengar ini, Claudia merasa tersinggung. Dalam beberapa ulasan, gaya
penulisannya yang puitis justru dipuji. "Kau salah untuk hal yang satu itu,"
bantahnya. "Aku berusaha menulis dalam kalimat-kalimat sempurna. Dan hal
yang paling kukagumi dalam buku-bukumu adalah gaya puitisnya."
Untuk pertama kalinya Vail tersenyum. "Terima kasih," katanya. "Sebenarnya
aku tidak sengaja menulis dalam bahasa puitis. Gaya itu muncul dengan
sendirinya dari emosi tokoh-tokohnya. Sedangkan gaya puitismu dalam buku ini
dipaksakan, jadi sama sekali tidak murni."
Claudia menangis. "Memangnya kau ini siapal" katanya. "Kenapa komentarmu
begitu destruktif" Kenapa kau bisa begitu yakin?"
Vail tampaknya merasa geli. "Hei, kau bisa saja menulis buku-buku yang tidak
laku. Tapi untuk apa, padahal kau ini penulis skenario yang jenius" Mengenai
kenapa aku bisa begitu yakin, ini satu-satunya bidang yang kuketahui, dan aku
tahu pasti. Atau mungkin aku salah."
"Kau tidak salah, tapi kau manusia sadis," kata Claudia.
Vail menatapnya dengan letih. "Kau berbakat," katanya. "Telingamu tajam untuk
dialog film. Kau ahli dalam kerangka cerita. Kau benar-benar memahami film.
Kenapa memaksakan diri menjadi pandai besi, kalau kau lebih cocok menjadi
montir mobil" Kau orang film, bukan novelis."
Claudia menatapnya terheran-heran. "Kau tidak merasa rupanya, betapa
menghina ucapanmu itu."
"Aku tahu," kata Vail. "Tapi ini demi kebaikanmu sendiri."
"Rasanya aku tak percaya kau adalah pengarang yang kukenal," kata Claudia
dengan sengit. "Tak ada yang percaya kaulah yang menulis buku-buku itu."
Vail tertawa senang. "Memang benar," katanya. "Hebat, bukan?"
Selama minggu berikutnya, ia bersikap formal pada Claudia saat bersama-sama
menggarap skenario tersebut. Ia menganggap persahabatan mereka sudah
berakhir. Tapi akhirnya Claudia berkata padanya, "Ernest, jangan bersikap kaku
padaku. Aku memaafkanmu. Aku malah percaya apa yang kaukatakan itu benar.
Tapi kenapa kau begitu brutal" Semula kusangka kau sedang membuat taktik
khas laki-laki. Kau tahu kan, menghinaku, lalu mengajakku ke tempat tidur. Tapi
aku tahu kau terlalu bodoh untuk berbuat begitu. Aku hanya minta kau jangan
hanya mengatakan yang pahit-pahit. Berilah gula sedikit dalam kritikmu."
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir Vail angkat bahu. "Hanya satu hal yang penting bagiku," katanya. "Kalau aku
tidak jujur tentang hal tersebut, berarti aku sama sekali tak berarti. Aku
bersikap brutal pun karena aku sangat menyukaimu. Kau tidak menyadari,
betapa langka orang seperti kau ini."
Claudia berkata dengan tersenyum, "Karena bakatku, kecerdasanku, atau
kecantikanku?" Vail mengibaskan tangannya dengan tegas. "Tidak, tidak," katanya. "Tapi karena
kau orang yang diberkati dan sangat bahagia. Kau tidak akan pernah sedih
mengalami tragedi apa pun. Dan itu sangat langka."
Claudia memikirkannya. "Ada sedikit penghinaan dalam ucapanmu itu," katanya.
"Apakah itu berarti pada dasarnya aku orang yang bodoh?" Ia diam sejenak.
"Orang yang melankolis dianggap lebih sensitif."
"Benar," kata Vail. "Aku lebih melankolis, jadi itu berarti aku lebih sensitif
daripada kau?" Mereka sama-sama tertawa dan Claudia memeluknya.
"Terima kasih telah bersikap jujur padaku," katanya.
"Jangan terlalu sombong," kata Vail. "Seperti kata ibuku, 'Hidup ini seperti
sekotak granat tangan. Kita tidak pernah tahu, apa yang akan menghancurkan
kita.'" Sambil tertawa, Claudia berkata, "Astaga, apa kau selalu pesimis begitu" Kau
tidak akan pernah bisa menjadi penulis skenario. Sudah jelas dari ucapanmu
itu." "Tapi itu lebih jujur," kata Vail.
Sebelum kerja sama mereka selesai, Claudia sudah menyeret Vail ke tempat
tidur. Ia menyukai Vail dan ingin melihatnya dalam keadaan tanpa busana, agar
mereka bisa bicara dari hati ke hati.
Sebagai kekasih, Vail tidak terlalu hebat, tapi ia sangat antusias. Ia juga
lebih mempunyai rasa terima kasih daripada kebanyakan laki-laki. Terutama, Vail
senang berceloteh setelah bercinta; ketelanjangannya tidak mengurangi
kesukaannya memberi kuliah dan penilaian-penilaiannya yang blak-blakan. Dan
Claudia menyukai ketelanjangannya. Tanpa busana, ia jadi seperti seekor monyet
yang lincah dan nakal; tubuhnya berbulu, di dada dan punggung, dan ia juga
rakus seperti monyet, suka mencengkeram tubuh
telanjang Claudia seperti menyambar buah yang bergantung di pohon. Gairahnya
membuat heran Claudia. Ia menikmati komedi seks mereka dan senang karena
Vail terkenal di seluruh dunia* senang bahwa ia pernah melihat Vail di TV dan
menganggapnya agak angkuh dalam masalah sastra serta keadaan moral yang
menyedihkan di dunia; Vail tampak begitu berwibawa saat memegang pipa yang
jarang diisapnya, penampilannya seperti seorang profesor dalam jas wol dengan
alas siku dari kulit. Tapi ia jauh lebih menarik di tempat tidur daripada di TV,
sebab ia bukan orang yang pintar berakting.
Tak pernah ada pembicaraan tentang cinta di antara mereka, atau tentang
"hubungan serius". Claudia tidak membutuhkannya dan Vail hanya mengerti isti-
lah itu di buku. Mereka sama-sama menerima kenyataan bahwa Vail tiga puluh
tahun lebih tua dan sama sekali tidak kaya, meski terkenal. Mereka tidak
memiliki kesamaan, kecuali dalam bidang sastra; ini mungkin dasar yang paling
rapuh untuk mengikat diri dalam perkawinan; mereka sependapat dalam hal itu.
Tapi Claudia senang berdebat dengannya tentang film. Vail bersikeras bahwa
film tidak bisa disebut seni, melainkan sebuah kemunduran yang setingkat
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir dengan lukisan-lukisan primitif yang ditemukan di gua-gua. Film tidak mempunyai
bahasa, dan karena kemajuan manusia bergantung pada bahasa, berarti film
hanyalah suatu bentuk seni minor yang regresif.
Claudia berkata, "Kalau begitu, berarti lukisan juga bukan seni, juga Bach,
Beethoven, dan Michelangelo. Omonganmu ngawur." Kemudian ia menyadari
bahwa Vail hanya menggodanya; Vail se-g membuatnya kesal secara halus,
setelah ber-nta. Ketika dipecat dari proyek itu, mereka sudah menjadi kawan karib. Sebelum
kembali ke New "fork, Vail memberikan sebuah cincin kecil berhiaskan permata
dengan warna-warni berbeda pada Claudia, kelihatannya cincin itu tidak mahal,
tapi merupakan benda antik berharga yang dengan susah payah dicari Vail.
Claudia selalu mengenakannya dan menganggapnya jimat keberuntungan.
I Setelah Vail pergi, hubungan seksual mereka pun berakhir. Kelak, kalau Vail
kembali ke L.A., Claudia pasti sudah terlibat hubungan dengan orang lain. Vail
juga mengerti bahwa seks di antara mereka lebih merupakan bentuk
persahabatan daripada gairah, i Sebagai kenang-kenangan, Claudia memberikan
kuliah menyeluruh pada Vail tentang seluk-beluk dunia di Hollywood. Ia
menjelaskan bahwa skenario mereka akan ditulis ulang oleh Benny Sly, penulis
ulang legendaris yang pernah disebut-sebut akan dianugerahi Academy Award
untuk kategori penulisan ulang. Spesialisasi Benny Sly adalah mengubah cerita-
cerita yang tidak komersil menjadi film top seratus juta dolar. Ia jelas akan
mengubah buku Vail menjadi film yang pasti dibenci Vail, namun film itu akan
sangat laris. Vail angkat bahu. "Tidak masalah," katanya. "Aku akan mendapat sepuluh persen
dari keuntungan bersih, dan aku akan kaya."
Claudia menatapnya jengkel. "Keuntungan bersih?" serunya. "Kau tidak
mengerti, ya" Kau tidak akan
pernah mendapat satu sen pun, berapa banyak pun keuntungan yang diperoleh.
LoddStone sangat ahli dalam melenyapkan uang. Dengar, aku pernah dijanjikan
hal yang sama dalam lima film yang meraup uang berton-ton, tapi aku tak pernah
mendapat Sepeser pun. Kau juga akan mengalaminya."
Lagi-lagi Vail hanya angkat bahu. Tampaknya ia tidak peduli. Sikapnya ini
membuat tindakan-tindakannya pada tahun-tahun selanjutnya justru lebih mem-
bingungkan lagi. Affair berikutnya mengingatkan Claudia akan ucapan Vail bahwa hidup ini
seperti sekotak granat tangan. Untuk pertama kalinya, ia jatuh cinta pada laki-
laki yang sama sekali tidak cocok baginya, padahal ia gadis yang cerdas. Laki-
laki itu seorang sutradara muda yang jenius. Setelah itu, ia jatuh cinta lagi, kali
ini tanpa dapat menahan diri, pada laki-laki lain yang merupakan dambaan hampir
setiap wanita di dunia. Dan laki-laki ini juga tidak cocok untuk Claudia.
Mulanya ia merasa bangga karena dapat menarik perhatian pria-pria hebat
semacam itu, tapi perasaan ini dengan segera terkikis oleh cara mereka
memperlakukannya. Sutradara itu hanya beberapa tahun lebih tua dari Claudia, dan ia telah
menghasilkan tiga film non-konvensional yang bukan saja mendapat pujian, tapi
juga menghasilkan banyak uang. Semua studio ingin bekerja sama dengannya.
LoddStone Studios memberikan kontrak tiga film untuknya dan menugaskan
Claudia untuk menulis ulang skenario yang akan difilmkan.
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir Salah satu unsur kejeniusan sutradara itu adalah ia tahu betul apa yang
diinginkannya. Mulanya ia meremehkan Claudia, karena Claudia seorang wanita
dan penulis, tidak banyak berarti dalam struktur kekuasaan di Hollywood. Belum
lama bekerja sama, mereka sudah bertengkar.
Sang sutradara meminta Claudia menulis adegan yang menurut pendapat Claudia
tidak sesuai dengan struktur cejita. Claudia tahu bahwa adegan itu sangat
mencolok dan hanya akan menonjolkan si sutradara.
"Aku tidak bisa menulis adegan seperti itu," kata Claudia. "Tidak ada
manfaatnya untuk cerita. Hanya mementingkan action dan kamera."
"Karena itulah cocok dibuat film," sahut si sutradara dengan ketus. "Lakukan
saja seperti yang sudah kita diskusikan."
"Aku tidak mau membuang-buang waktumu dan waktuku sendiri," kata Claudia.
"Kau saja yang menulis, dengan kamera sialanmu itu."
Sang sutradara tidak mau bersusah payah untuk marah. "Kau dipecat," katanya.
"Keluar dari film." Ia menepukkan tangannya.
Tapi Skippy Deere dan Bobby Bantz memaksa mereka berdamai. Ini
dimungkinkan karena sang sutradara terkesan oleh sikap keras kepala Claudia.
Film itu ternyata sukses besar, dan Claudia terpaksa mengakui bahwa ini lebih
disebabkan oleh bakat sutradara itu sebagai pembuat film daripada bakatnya
sendiri sebagai penulis. Rupanya ia memang tidak mampu memahami visi sang
sutradara. Mereka tidur bersama nyaris secara kebetulan, tapi ternyata sutra-
dara itu mengecewakan. Ia menolak untuk telanjang, dan bercinta masih dengan
mengenakan kemejanya. Tapi Claudia masih memimpikan membuat film-film
besar bersamanya, menjadi tim sutradara-penulis terhebat sepanjang masa. Ia
bersedia sekadar menjadi partner pelengkap, melayani kejeniusan laki-laki itu
dengan bakatnya. Mereka akan menghasilkan karya besar bersama-sama dan
menjadi legenda. Affair mereka berlangsung satu bulan lamanya, sampai Claudia
menyelesaikan skenario "khususnya" untuk. Messalina dan menunjukkannya pada
sutradara itu. Laki-laki itu membacanya, lalu melemparkannya. "Omong kosong
feminis yang penuh pertunjukan paha dan dada," katanya. "Kau gadis yang
Godfather Terakhir The Last Don Karya Mario Puzo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
cerdas, tapi aku tidak mau buang-buang waktu membuat film semacam itu."
"Ini baru kerangka pertamanya," kata Claudia.
"Ya Tuhan, aku benci orang-orang yang suka memanfaatkan hubungan pribadi
untuk membuat film," katanya.
Pada saat itu juga Claudia merasa cintanya pada pria itu lenyap tak berbekas. Ia
sangat marah. "Aku tidak perlu tidur denganmu untuk membuat film." katanya.
"Memang tidak perlu," sahut si sutradara. "Kau berbakat dan kau punya reputasi
sebagai salah satu teman tidur paling hebat di dunia film."
Claudia benar-benar terperanjat. Ia sendiri tak pernah bergosip tentang
teman-teman kencannya. Dan ia benci mendengar nada bicara laki-laki itu,
seolah-olah perempuan tidak pantas melakukan apa yang dilakukan laki-laki.
Claudia berkata padanya, "Kau juga berbakat, tapi laki-laki yang bercinta
dengan mengenakan kemejanya punya reputasi lebih buruk lagi. Dan setidaknya
aku tidak perlu mencari teman tidur dengan menjanjikan tes peran pada orang
lain." Itulah akhir dari hubungan mereka. Sesudahnya, Claudia jadi teringat Dita
Tommey sebagai sutradara. Ia memutuskan bahwa hanya sesama wanitalah yang
bisa menghargai skenario yang dibuatnya.
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir Ah, persetan, pikirnya. Bajingan itu tidak pernah membuka pakaiannya
sepenuhnya dan dia tidak suka mengobrol setelah selesai tidur bersama. Dia
memang jenius dalam hal film, tapi bahasanya kasar. Dan untuk ukuran seorang
jenius, dia benar-benar tidak menarik, kecuali kalau sedang bicara tentang film.
Sekarang Claudia sudah mendekati belokan lebar Pacific Coast Highway. Lautan
itu memantulkan bentuk karang-karang di sebelah kanannya, bagaikan sebuah
cermin raksasa. Inilah tempat yang paling disukainya, keindahan alamnya selalu
membuatnya terpukau. Sepuluh menit lagi, ia akan tiba di Malibu Colony tempat
Athena tinggal. Claudia mencoba mengingat-ingat tujuan kedatangannya: untuk
menyelamatkan film, dan membujuk Athena untuk kembali syuting. Ia ingat
bahwa dulu beberapa kali mereka pernah mempunyai kekasih yang sama, dan ia
merasa bangga karena laki-laki yang pernah mencintai Athena Wsa mencintainya
juga. Matahari bersinar amat cerah, membuat gelombang Lautan Pasifik tampak
seperti permata-permata raksasa. Sekonyong-konyong Claudia menginjak rem.
Salah satu pesawat terbang layang itu meluncur di depan mobilnya;
pengemudinya seorang gadis dengan sebelah payudara tersembul keluar dari
blusnya; ia melambai pada Claudia, sementara pesawatnya melayang ke tepi
pantai. Mengapa mereka diperbolehkan berada di sini" Mengapa tidak ada polisi
yang muncul" Ia menggelengkan kepala dan menekan pedal gas. Lalu lintas mulai
sepi dan jalan bebas hambatan itu berkelok, sehingga ia tak bisa lagi melihat
laut; tapi setengah mil di depan, laut akan kembali tampak. Seperti cinta
sejati, pikir Claudia dengan gembira. Dalam hidupnya, cinta sejati selalu muncul
kembali. Suatu ketika ia benar-benar jatuh cinta, dan pengalaman itu membawa
kepedihan sekaligus pelajaran untuknya. Dan itu bukan sepenuhnya
kesalahannya, sebab pria yang dicintainya adalah Steve Stallings, bintang laris
dan pujaan wanita di seluruh dunia. Ia memiliki ketampanan maskulin yang
dahsyat, pesona memikat, dan semangat luar biasa yang dipicu oleh penggunaan
kokain secara terkendali. Ia juga berbakat besar sebagai aktor. Dan di atas
segalanya, ia adalah seorang Don Juan. Ia mengencani siapa saja dan di mana
saja - di lokasi syuting di Afrika, di kota kecil di daerah barat Amerika, di
Bombay, Singapura, Tokyo, London, Roma, Paris. Ia menebar cinta seperti orang
kaya memberi sedekah pada yang miskin. Tidak ada istilah hubungan serius
dengannya, seperti halnya pengemis tak akan diundang ke pesta si dermawan
yang kaya. Dan ia begitu terpesona pada
Claudia, sehingga hubungan mereka bisa bertahan sampai dua puluh tujuh hari.
Meski membawa kesenangan, masa dua puluh tujuh hari itu juga sangat
menyakitkan bagi Claudia. Steve Stallings adalah kekasih yang sangat memikat,
dengan bantuan kokain tentunya. Ia bahkan sangat senang telanjang, melebihi
Claudia. Ditambah kenyataan bahwa ia memiliki tubuh yang bagus. Sering kali
Claudia mendapatinya sedang berkaca mengagumi tubuhnya sendiri, seperti
wanita yang mematut-matut topinya di depan kaca.
Claudia tahu ia hanya kekasih yang tidak penting bagi Stallings. Kalau punya
janji kencan, Stallings selalu meneleponnya untuk memberitahukan ia akan
terlambat satu jam, tapi ia baru datang enam jam kemudian. Kadang-kadang ia
malah membatalkan kencan mereka. Claudia hanyalah cadangan untuk
menghabiskan malam. Dan kalau akan bercinta, ia bersikeras agar Claudia juga
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir menggunakan kokain; ini cukup menyenangkan, tapi Claudia merasa kokain itu
membuat benaknya kacau-balau, hingga ia tidak bisa bekerja selama beberapa
hari berikutnya, dan ia jadi tidak mempercayai apa-apa yang ditulisnya. Ia
menyadari bahwa ia mulai menjadi jenis perempuan yang paling dibencinya:
perempuan yang seluruh hidupnya bergantung pada keinginan seorang laki-laki.
Ia merasa terhina karena ia hanyalah pilihan ke-empat atau kelima bagi
Stallings, tapi ia tidak ^penuhnya menyalahkan pria itu. Ia menyalahkan dirinya
sendiri. Bagaimanapun, Steve Stallings dapat ttiemperoleh perempuan mana pun
di Amerika, karena ketenarannya, tapi ia memilih Claudia. Kelak Stallings akan
semakin tua dan tidak setampan saat ini; ketenarannya akan berkurang dan ia
akan menggunakan kokain lebih banyak lagi. Ia harus memanfaatkan masa-masa
jayanya sebaik mungkin. Claudia benar-benar jatuh einta dan merasa sangat
tidak bahagia. Maka, pada hari kedua puluh tujuh, ketika Stallings menelepon untuk
mengatakan ia akan terlambat satu jam, Claudia berkata, "Tak usah repot-
repot, Steve, aku mau pergi dari rumah geisha-mu."
Sejenak tidak terdengar jawaban, dan ketika Stallings berbicara, nadanya tidak
terdengar terkejut. "Kuharap kita masih bisa berteman," katanya. "Aku benar-
benar senang bersamamu."
"Tentu," sahut Claudia, lalu menutup telepon. Untuk pertama kalinya, ia tak mau
mempertahankan persahabatan pada akhir affair-nya kali ini. Yang paling ia
sesali adalah ketololannya. Sudah jelas bahwa sikap Stallings selama ini
merupakan siasatnya agar Claudia mundur, tapi Claudia terlalu lamban untuk
memahaminya. Ini sangat memalukan. Kenapa ia bisa begitu bodoh" Ia menangis,
tapi seminggu kemudian ia sudah kembali pulih. Sekarang ia bebas menggunakan
waktunya dan ia bisa bekerja kembali. Senang rasanya bisa menulis lagi dengan
kepala jernih dari pengaruh kokain dan cinta sejati.
Setelah skenarionya ditolak oleh kekasihnya, sang sutradara jenius, Claudia
bekerja keras menulis ulang skenario tersebut selama enam bulan.
Skenario orisinal untuk Messalina itu dibuatnya sebagai propaganda yang tajam
atas feminisme. Tapi setelah lima tahun berkecimpung di dunia perfilman, ia
tahu bahwa pesan apa pun yang ingin disampaikan dalam film haruslah dibumbui
dengan unsur-unsur yang lebih mendasar, misalnya ketamakan, seks, pem-
bunuhan, dan keyakinan atas kemanusiaan. Ia pun harus menuliskan adegan-
adegan yang bagus, bukan hanya bagi bintang yang menjadi pilihan pertamanya,
Athena Aquitane, melainkan juga untuk sedikitnya tiga bintang wanita lain yang
perannya tidak begitu penting. Peran yang bagus untuk wanita sangat jarang,
maka skenario itu pasti akan menarik minat bintang-bintang besar. Selain itu,
yang juga sangat penting adalah tokoh antagonis pria yang harus tampan,
memikat, berani, dan cerdik. Untuk tokoh ini, ia menggali kenangannya akan
ayahnya. Mulanya Claudia ingin mendekati produser independen wanita yang punya
pengaruh, tapi sebagian besar pimpinan studio yang bisa memberikan lampu
hijau untuk sebuah film adalah laki-laki. Mungkin mereka akan menyukai
skenario yang dibuatnya, tapi mereka pasti akan khawatir kalau-kalau film itu
nanti dianggap mengandung propaganda karena produser dan sutradaranya
wanita. Mereka akan meminta setidaknya satu pria untuk ambil bagian dalam
pembuatannya. Claudia telah memutuskan untuk mengajukan Dita Tommey
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir sebagai sutradara. " Tommey pasti akan menerima tawarannya, sebab film itu
akan menjadi film berbiaya besar. Kalau sukses, film semacam itu akan
mengangkatnya ke kelas sutradara laris. Kalaupun gagal, reputasinya tetap akan
meningkat. Film berbiaya besar yang gagal
kadang-kadang lebih bergengsi bagi seorang sutradara daripada film murah
yang menghasilkan uang banyak.
Alasan lainnya adalah Dita Tommey sangat menyukai wanita, dan lewat film ini ia
bisa mendekati empat aktris cantik yang terkenal.
Claudia memilih Tommey karena mereka pernah bekerja sama dalam sebuah
film, beberapa tahun yang lalu, dan pengalaman itu menyenangkan. Tommey
orang yang sangat terus terang, sangat pintar, dan sangat berbakat. Selain itu,
ia bukan jenis sutradara "pembunuh penulis" yang suka merekrut teman-
temannya untuk menulis ulang dan berbagi pujian. Ia tak pernah minta namanya
disebut-sebut dalam penulisan naskah film, kecuali kalau ia memang ikut
menuliskannya, dan ia bukan jenis yang suka melakukan pelecehan seksual,
seperti halnya beberapa sutradara dan bintang. Tapi sebenarnya istilah
"pelecehan seksual" tidak tepat digunakan dalam bisnis perfilman, di mana
menjual daya tarik seks adalah bagian dari pekerjaan.
Claudia memastikan naskahnya dikirim kepada Skippy Deere pada hari Jumat,
sebab hanya pada hari itulah Skippy mau membaca skenario secara serius.
Claudia memilih Skippy karena ia adalah produser terbaik di kota, meski Skippy
sudah sering mengkhianatinya. Selain itu, Claudia tak bisa melupakan begitu
saja hubungan lama dengan seseorang-Dan usahanya berhasil. Skippy
meneleponnya pada pagi hari Minggu dan mengundangnya makan siang pada hari
itu juga. Claudia memasukkan komputernya ke mobil Mercedes-nya, lalu mengenakan
pakaian kerjanya: kemeja pria dari bahan denim, celana jeans lusuh, sepatu
santai, dan mengikat rambutnya dengan syal merah.
Ia memilih jalur Ocean Avenue di Santa Monica. Di Palisades Park yang
memisahkan Ocean Avenue dari Pacific Coast Highway, ia melihat para
tunawisma Santa Monica sedang berkumpul menanti makan siang mereka. Para
pekerja sosial membawakan makanan dan minuman untuk mereka setiap hari
Minggu, dan mereka makan di meja-meja dan kursi-kursi kayu di taman, di
tengah udara segar. Claudia selalu mengambil rute ini agar bisa melihat mereka,
untuk mengingatkan dirinya bahwa di dunia ini ada orang-orang lain yang tidak
mempunyai Mercedes dan kolam renang dan tidak bisa berbelanja di Rodeo
Drive. Dulu ia sering menjadi sukarelawan untuk menyajikan makanan di taman
itu, tapi sekarang ia hanya mengirimkan cek pada gereja. Terlalu menyakitkan
rasanya, berpindah-pindah dari satu dunia ke dunia lain; semangatnya untuk
maju menjadi tumpul. Tapi ia tak bisa menahan diri untuk tidak mengawasi
orang-orang berpakaian lusuh itu; hidup mereka sudah hancur lebur, namun
beberapa di antaranya tampak begitu penuh harga diri. Sungguh luar biasa, bisa
hidup tanpa harapan seperti itu. Dan semuanya hanya menyangkut masalah
uang - uang yang bisa ia peroleh begitu mudah dengan menulis skenario. Hasil
yang diperolehnya selama enam bulan jauh melebihi uang yang bisa diperoleh
orang-orang ini sepanjang hidup mereka.
Di mansion Skippy Deere di atas tebing Beverly Hills, ia diantar oleh seorang
pengurus rumah ke kolam renang yang dilengkapi meja-meja berpayung warna
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir biru-kuning cerah. Deere sedang duduk di sebuah kursi malas dari kulit. Di
sampingnya ada meja kecil dari pualam, dengan telepon dan tumpukan skenario
di atasnya. Skippy mengenakan kacamata baca berbingkai merah yang hanya
digunakannya di rumah. Di tangannya ada gelas tinggi berisi air Evian dingin.
Ia melompat bangkit dan memeluk Claudia. "Claudia," katanya, "ada bisnis yang
mesti cepat kita lakukan."
Claudia mencoba menilai nada suaranya. Biasanya ia bisa menebak reaksi orang
terhadap skenarionya melalui nada suara. Pujian yang diucapkan dengan hati-
hati berarti penolakan. Lalu nada gembira dan antusias saat menghujani dengan
pujian biasanya hampir selalu diikuti dengan tiga alasan mengapa skenario hasil
karyanya tak bisa dipakai - entah karena ada studio lain yang menggarap materi
yang sama, sulit mencari pemeran-pemeran yang tepat, atau tak ada studio yang
mau menggarap masalah yang dipaparkan di dalam skenario tersebut. Tapi suara
Deere mengandung nada seorang businessman yang menemukan sesuatu yang
bagus. Ia bicara tentang uang dan kontrol. Itu berarti "ya".
"Skenario ini bisa menjadi film yang sangat besar," katanya pada Claudia.
"Sangat sangat besar. Malah sebenarnya kita tak bisa membuatnya hanya
sebagai film kecil. Aku tahu karyamu. Kau gadis yang sangat pandai. Tapi aku
harus mencari studio yang berani menampilkan adegan seks seperti ini. Topik
feminisme bisa kujual pada aktris-aktris. Untuk mendapatkan bintang pria, kau
harus menghaluskan perannya sedikit, berikan porsi lebih banyak sebagai tokoh
baik. Kau juga pasti ingin menjadi associate producer untuk film ini, tapi
akulah
Godfather Terakhir The Last Don Karya Mario Puzo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
yang menjadi penentu kata akhir. Kau boleh buka suara, aku bersedia menerima
masukan." "Aku ingin diberi kebebasan memilih sutradara," kata Claudia.
"Kau, pihak studio, dan semua bintang itu," kata Deere sambil tertawa.
"Aku tidak akan menjual skenario ini, kecuali kalau sutradara pilihanku
disetujui," kata Claudia.
"Oke," kata Deere. "Mula-mula, bilang saja pada pihak studio bahwa kau ingin
menyutradarai sendiri film itu, lalu mundurlah. Mereka akan sangat lega dan
akan menyetujui pilihanmu." Ia diam sejenak. "Siapa yang kaupilih?"
"Dita Tommey," kata Claudia.
"Bagus. Pintar," sahut Deere. "Dia disukai oleh bintang-bintang wanita. Juga
pihak studio. Dia bekerja sesuai dengan budget yang tersedia, dan tidak meng-
gerogoti dana untuk film. Tapi kau dan aku mesti menentukan kasting sebelum
mengajukan namanya."
"Studio mana yang akan kaudekati?" tanya Claudia.
"LoddStone," kata Deere. "Mereka banyak memiliki kecocokan denganku, jadi
kita tidak perlu terlalu pusing berdebat tentang kasting dan sutradara. Claudia,
skenariomu ini sangat sempurna. Jenaka, mendebarkan, dengan sudut pandang
yang sangat bagus tentang feminisme di masa lalu; sekarang hal itu sedang
ramai diperdebatkan. Kau mengangkat reputasi Messalina dan wanita-wanita
lainnya. Aku akan bicara dengan Melo dan Molly Flanders tentang permintaanmu,
supaya dia bisa meneruskannya pada Business Affairs di LoddStone."
"Sialan kau," kata Claudia. "Rupanya kau sudah bicara dengan LoddStone?"
"Kemarin malam," sahut Skippy Deere sambil tersenyum lebar. "Skenario itu
kuperlihatkan pada mereka dan mereka memberikan lampu hijau, asalkan aku
bisa mengumpulkan orang-orang yang tepat. Dengar, Claudia, jangan pura-pura
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir padaku. Aku tahu Athena ada di tanganmu untuk film ini; itu sebabnya kau
begitu keras." Ia diam sejenak. "Itulah yang kukatakan pada LoddStone.
Sekarang kita mulai bekerja."
Demikianlah awal dari proyek besar itu. Claudia tak akan membiarkannya hancur
begitu saja sekarang. Sebentar lagi ia tiba di lampu merah. Di situ ia harus belok kiri ke sebuah
jalan kecil yang mengarah ke Colony. Baru sekarang ia merasa agak panik. Athena
sangat keras kepala - seperti umumnya bintang-bintang besar - dan tidak akan
mau mengubah keputusannya. Tapi kalau ia menolak, Claudia akan terbang ke
Vegas, meminta bantuan pada kakaknya, Cross. Cross belum pernah
mengecewakannya, baik saat mereka sama-sama tumbuh dewasa, saat Claudia
pergi untuk tinggal bersama ibunya, dan juga ketika ibu mereka meninggal.
Claudia teringat pesta-pesta besar yang diselenggarakan di mansion Clericuzio
di Long Island. Rasanya seperti dongeng dari buku cerita. Mansion yang
dikelilingi tembok-tembok tinggi. Ia dan Cross bermain di antara pohon-pohon
ara. Anak laki-laki membuat dua kelompok, berumur antara delapan sampai dua
belas tahun. Kelompok lawan dipimpin oleh Dante Clericuzio, cucu sang Don yang
selalu mengawasi di depan jendela lantai atas, seperti seekor naga.
Dante adalah anak yang agresif dan senang berkelahi dan selalu ingin menjadi
jenderal. Dialah satu-satunya anak yang berani menantang Cross berkelahi.
Pernah Dante menjatuhkan Claudia ke tanah, memukulinya agar menyerah. Lalu
Cross muncul. Dante dan Cross berkelahi. Claudia terkejut melihat betapa
tenangnya Cross menghadapi keganasan Dante. Dan Cross menang dengan
mudah. Itulah sebabnya Claudia tidak mengerti mengapa ibu mereka lebih memilih
dirinya. Mengapa ia tidak lebih menyayangi Cross" Bukankah Cross jauh lebih
berharga" Ia membuktikan keberaniannya dengan memilih ikut ayahnya. Tapi
Claudia tidak ragu sedikit pun bahwa sebenarnya Cross ingin tinggal bersama
ibu mereka dan dirinya. Bertahun-tahun setelah perceraian itu, keluarga mereka masih tetap menjalin
hubungan. Lewat pembicaraan dan sikap orang-orang di sekitar mereka, Claudia
mengetahui bahwa pada tingkat tertentu, Cross telah mencapai kemasyhuran
seperti ayahnya. Di antara dirinya dan Cross tetap terjalin rasa saling
menyayangi, meski sekarang mereka benar-benar berbeda. Cross adalah bagian
dari Keluarga Clericuzio, sedangkan Claudia tidak.
Dua tahun setelah Claudia pindah ke L.A. - ketika ?u umurnya dua puluh tiga
tahun - ibu mereka, Nalene, didiagnosis mengidap kanker. Cross, yang ketika itu
bekerja untuk Gronevelt di Xanadu setelah menunjukkan prestasinya bagi
Keluarga Clericuzio, datang untuk menghabiskan dua minggu terakhir itu
bersama mereka di Sacramento. Ia mempekerjakan perawat dua puluh empat
jam, juru masak, dan pengurus rumah. Untuk pertama kalinya sejak perceraian
itu, mereka bertiga tinggal bersama. Nalene melarang Pippi mengunjunginya.
Kanker itu mempengaruhi penglihatan Nalene, maka Claudia-lah yang membaca
untuknya dari majalah, surat kabar, dan buku-buku. Cross yang pergi
berbelanja. Kadang-kadang ia harus terbang ke Vegas untuk urusan Xanadu, tapi
malam harinya ia selalu pulang.
Di malam hari, Cross dan Claudia bergantian memegang tangan ibu mereka,
menghiburnya. Meski berada di bawah pengaruh obat-obatan berat, Nalene
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir terus-menerus meremas tangan mereka. Kadang-kadang ia mengalami halusinasi
dan mengira kedua anaknya masih kecil. Pada suatu malam, ia menangis dan
meminta maaf pada Cross atas perlakuannya. Cross memeluknya dan
meyakinkannya bahwa semuanya telah berlangsung dengan baik.
Pada malam-malam panjang itu, sementara ibu mereka tertidur, Cross dan
Claudia saling menceritakan tentang kehidupan masing-masing.
Cross menjelaskan bahwa ia telah menjual Agen Penagihan Uang milik ayahnya
dan telah meninggalkan Keluarga Clericuzio, meski lewat pengaruh merekalah ia
mendapatkan pekerjaannya yang sekarang di Xanadu Hotel. Ia menyinggung
tentang kekuasaannya dan mengatakan bahwa Claudia boleh datang ke hotel
kapan saja; kamar, makanan, dan minuman gratis. Claudia bertanya, bagaimana ia
bisa sekuasa itu. Dengan agak sombong Cross berkata, "Sebab akulah yang
mengatur semuanya." Claudia menganggap kebanggaan kakaknya menggelikan dan agak menyedihkan.
Tampaknya Claudia lebih terpengaruh oleh kemati-an ibu mereka daripada
Cross, tapi pengalaman itu telah menyatukan mereka kembali. Keduanya kembali
akrab, seperti ketika masih kecil. Claudia sering terbang ke Vegas dan bertemu
dengan Gronevelt. Ia melihat betapa dekatnya hubungan orang tua itu dengan
kakaknya. Selama tahun-tahun itu pula Claudia melihat bahwa Cross mempunyai
kekuasaan tertentu, yang tak pernah ia hubungkan dengan Keluarga Clericuzio.
Karena Claudia telah memutuskan hubungan dengan Keluarga Clericuzio dan tak
pernah lagi menghadiri acara-acara pemakaman, pernikahan, maupun
pembaptisan, ia tidak tahu bahwa Cross masih tetap menjadi bagian dari
struktur sosial Keluarga tersebut. Cross juga tak pernah bicara tentang hal itu.
Claudia jarang bertemu dengan ayahnya, sebab Pippi tidak punya minat
terhadapnya. Malam Tahun Baru adalah malam paling ramai di Vegas. Orang-orang dari
seluruh penjuru negeri tumpah ruah di sana, tapi Cross selalu menyediakan
sebuah suite untuk Claudia. Claudia tidak terlalu suka berjudi, tapi pada suatu
malam Tahun Baru ia sempat terbawa arus. Ia mengajak seorang aktor yang
ambisius bersamanya dan ingin membuat aktor itu terkesan. Ia lepas kendali
dan berutang lima puluh ribu dolar dalam bentuk surat utang. Cross mendatangi
kamarnya dengan membawa surat-surat itu. Ekspresi wajahnya tampak aneh,
dan saat ia berbicara, Claudia langsung menyadari bahwa ia tampak seperti
ayahnya. "Claudia," kata Cross, "kupikir kau lebih cerdas daripada aku. Apa maksudnya
ini?" Claudia merasa agak takut. Cross sudah sering menasihatinya agar memasang
taruhan kecil saja saat berjudi, jangan pernah menaikkan taruhan kalau sedang
kalah, juga jangan berjudi lebih lama dari dua atau tiga jam setiap hari, karena
lama waktu yang dihabiskan untuk berjudi merupakan jebakan terbesar. Dan
Claudia telah melanggar semua nasihatnya.
Ia berkata, "Cross, beri aku waktu sekitar dua minggu. Aku pasti
membayarnya." Ia terkejut melihat reaksi kakaknya. "Lebih baik aku membunuhmu daripada
membiarkanmu membayar utang ini." Lalu ia merobek kertas-kertas itu dan
memasukkannya ke saku. Katanya, "Kau kuundang kemari karena aku ingin
bertemu denganmu, bukan ingin mengambil uangmu. Ingat baik-baik, kau tak
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir mungkin menang. Tidak ada hubungannya dengan keberuntungan. Dua ditambah
dua sudah pasti empat."
"Oke, oke," kata Claudia.
"Aku tidak keberatan menghapuskan utangmu, tapi aku benci melihatmu begitu
tolol," kata Cross. Persoalan selesai sampai di situ, tapi Claudia jadi bertanya-tanya. Apakah
kekuasaan Cross sebesar itu" Apakah Gronevelt akan menyetujui tindakannya"
Akankah Gronevelt tahu tentang hal ini"
Masih ada beberapa peristiwa semacam itu, tapi yang paling menakutkan
menyangkut seorang wanita bernama Loretta Lang.
Loretta adalah penyanyi dan penari primadona di pertunjukan Xanadu Follies. Ia
bersemangat tinggi, sikapnya agak angkuh, namun lucu dan memikat, hingga
Claudia terpukau. Cross memperkenalkan mereka sesudah pertunjukan.
Loretta Lang ternyata sama memikatnya di luar panggung. Tapi Claudia melihat
bahwa Cross tidak terlalu terkesan padanya, malah tampaknya agak kesal
dengan kelincahan wanita itu.
Pada kunjungan selanjutnya, Claudia mengajak Melo Stuart untuk menghabiskan
malam di Vegas, menonton pertunjukan tersebut. Melo mau ikut sekadar untuk
menyenangkan hati Claudia, tanpa terlalu banyak berharap. Ia menonton sambil
menilai, lalu berkata pada Claudia, "Gadis ini hebat. Bukan soal menari atau
menyanyi, tapi dia itu komedian alami. Perempuan dengan bakat seperti itu
berarti tambang emas."
Saat bertemu Loretta di belakang panggung, Melo menampilkan wajah ramahnya
dan berkata, "Loretta, aku suka pertunjukanmu. Suka sekali. Kau mengerti" Kau
bisa datang ke L.A. minggu depan" Akan kuatur agar kau tampil di film, untuk
kuperlihatkan pada studio temanku. Tapi kau harus tanda tangan kontrak dulu
dengan keagenanku. Kau tahu kan, aku harus menanam uang banyak sebelum bisa
menghasilkan uang. Begitulah bisnis, tapi ingat, aku suka melihat
pertunjukanmu." Loretta memeluk Melo. Tidak ada kepura-puraan dalam sikapnya, pikir Claudia.
Mereka menetapkan tanggal, lalu ketiganya makan bersama untuk merayakan
kesepakatan itu. Sesudahnya, Melo kembali ke L.A. dengan penerbangan pagi-
pagi. Saat makan malam, Loretta mengatakan bahwa ia sudah menandatangani
kontrak dengan sebuah agen yang khusus menangani hiburan di kelab malam.
Kontrak itu berjangka waktu tiga tahun. Melo meyakinkan Loretta bahwa
masalah itu pasti bisa dibereskan.
Tapi ternyata tidak bisa. Agen Loretta bersikeras mengatur kariernya selama
tiga tahun berikutnya. Loretta menjadi panik, dan Claudia sangat terkejut
ketika gadis itu memintanya menghubungi Cross untuk mohon pertolongan.
"Memangnya apa yang bisa dilakukan Cross?" tanya Claudia.
"Dia punya pengaruh besar di kota ini," kata Loretta. "Dia pasti bisa mengatur
kesepakatan yang cocok untukku. Tolonglah." .
Ketika Claudia memaparkan masalah tersebut pada Cross di suite penthouse-nya
di atap hotel, Cross menatap adiknya dengan kesal dan menggelengkan kepala.
"Apa susahnya?" kata Claudia. "Aku cuma minta kau mengatakan sesuatu pada
mereka." Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir "Kau tolol," kata Cross. "Aku sudah sering melihat gadis seperti dia. Mereka
memanfaatkan teman seperti kau untuk mencapai puncak, setelah itu kau
dicampakkan." "Lalu kenapa?" tanya Claudia. "Dia benar-benar berbakat. Ini bisa mengubah
seluruh hidupnya." Lagi-lagi Cross menggelengkan kepala. "Jangan paksa aku melakukannya,"
katanya. "Kenapa tidak?" tanya Claudia. Ia sudah terbiasa memintakan pertolongan untuk
orang-orang lain. Itu bagian dari bisnis perfilman.
"Sebab begitu aku melibatkan diri, aku harus berhasil," kata Cross.
"Aku tidak mengharapkan kau akan berhasil. Aku cuma minta kau mengusahakan
sebisanya," kata Claudia. "Setidaknya, aku jadi bisa mengatakan pada Loretta
bahwa kita sudah mencoba."
Cross tertawa. "Kau benar-benar tolol," katanya. "Oke, suruh Loretta dan
agennya datang menemuiku besok. Pukul sepuluh tepat. Dan sebaiknya -kau juga
hadir."
Godfather Terakhir The Last Don Karya Mario Puzo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Pada pertemuan keesokan paginya, Claudia untuk pertama kalinya bertemu
dengan agen Loretta. Namanya Tolly Nevans; ia mengenakan pakaian santai gaya
Vegas, dimodifikasi untuk keseriusan pertemuan itu; jelasnya, ia mengenakan
blazer biru dengan kemeja putih tanpa kerah dan celana denim biru.
"Cross, senang sekali bertemu lagi denganmu," kata Tolly Nevans.
"Kita pernah bertemu?" tanya Cross. Ia tak pernah menangani detail-detail
bisnis pertunjukan Follies itu secara langsung.
"Dulu sekali," sahut Nevans dengan licin. "Ketika Loretta pertama kali tampil di
Xanadu." Claudia memperhatikan ada perbedaan antara agen-agen L.A. yang biasa
berurusan dengan bintang-bintang film besar dan Tolly Nevans yang hanya
mengurus dunia hiburan kelab malam yang jauh lebih kecil. Nevans agak gugup
dan secara fisik ia tidak terlalu membuat gentar. Ia tidak punya rasa percaya
diri yang tebal seperti Melo Stuart.
Loretta memberi ciuman ringan di pipi Cross, tapi tidak mengatakan apa-apa. Ia
malah tidak tampak lincah seperti biasa. Ia duduk di samping Claudia, yang bisa
merasakan ketegangan Loretta.
Cross mengenakan pakaian golf - celana dan T-shirt putih, serta sepatu putih
dan topi baseball biru. Ia menawarkan minuman, tapi semuanya menolak. Lalu ia
berkata pelan, "Mari kita selesaikan urusan ini. Loretta?"
Suara? Loretta gemetar ketika berbicara. "Tolly ingin tetap mendapatkan
persentase dari semua per-olehanku. Termasuk dari film. Tapi agen di L.A.
tentunya juga menginginkan persentase penuh kalau bisa mencarikan film
untukku. Aku tidak bisa membayar dua persentase sekaligus. Selain itu, Tolly
ingin mengatur semua kegiatanku. Agen di L.A. tidak mau menerima, begitu pula
aku." Nevans angkat bahu. "Kami sudah membuat kontrak. Kami ingin dia
menepatinya." Loretta berkata, "Tapi kalau begitu agen filmku takkan mau mengontrakku."
Cross berkata, "Menurutku kedengarannya mudah saja. Loretta, kau bisa
membayar untuk melepaskan diri dari kontrakmu."
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir "Loretta penari yang bagus," kata Nevans. "Dia menghasilkan banyak uang untuk
kami. Kami selalu mempromosikannya, kami percaya penuh akan bakatnya. Dan
kami telah menanamkan uang banyak. Tak mungkin kami melepaskannya saat dia
mulai membawa hasil."
"Loretta, bayar saja," kata Cross.
Loretta hampir menangis, "Aku tak bisa membayar dua persentase. Terlalu
kejam." Claudia mencoba menahan senyumnya, tapi Cross tidak. Nevans tampaknya sakit
hati. Akhirnya Cross berkata, "Claudia, ambil peralatan golfmu. Aku ingin kau main
bersamaku nanti. Kita bertemu di loket kasir begitu urusanku di sini selesai."
Claudia memang sudah bertanya-tanya, mengapa Cross mengenakan pakaian
seperti itu untuk pertemuan ini. Seolah-olah ia tidak menganggap serius. Claudia
merasa tersinggung, begitu pula Loretta. Tapi Tolly justru jadi lebih tenang.
Sejauh ini Tolly tidak mau mengalah sedikit pun. Maka Claudia berkata pada
Cross, "Aku di sini saja. Aku ingin melihat kau beraksi."
Cross tak pernah bisa marah pada adiknya. Ia tertawa dan Claudia balas
tersenyum padanya. Lalu Cross kembali menatap Nevans. "Kau tidak mau
mengalah rupanya. Kurasa kau benar. Bagaimana kalau kau mendapat persentase
dari penghasilannya di film selama setahun" Tapi kau harus melepaskan kontrol
atas dia. Kalau tidak, tidak akan berjalan."
Loretta menyela dengan marah, "Aku tidak terima."
Nevans berkata, "Aku juga tidak. Soal persentase itu okelah, tapi bagaimana
kalau kami punya tawaran besar untukmu sementara kau sedang terikat
membuat film" Kami akan kehilangan uang."
Cross mendesah dan berkata dengan mimik sedih, "Tolly, kuminta kau
melepaskan gadis ini dari kontraknya. Ini permohonan. Hotel kami sudah banyak
berbisnis denganmu. Penuhi permintaanku."
Untuk pertama kalinya Nevans tampak waswas. Ia berkata dengan nada nyaris
mengiba-iba, "Aku ingin memenuhi permintaanmu, Cross, tapi aku harus
berkonsultasi dulu dengan partner-partnerku di ke-agenan." Ia diam sejenak.
"Mungkin aku bisa mengatur pembayaran ganti rugi."
"Tidak," kata Cross. "Aku minta kemurahan hatimu. Tidak ada pembayaran. Dan
aku ingin jawabanmu sekarang juga, supaya aku bisa keluar main golf." Ia diam
sejenak. "Katakan saja, ya atau tidak."
Claudia terperanjat melihat perubahan mendadak ini. Sejauh yang dilihatnya,
Cross tidak mengancam atau mengintimidasi. Malah tampaknya ia sudah pasrah,
sudah kehilangan minat. Tapi Claudia melihat Nevans sangat terguncang.
Dan jawaban Nevans pun mengejutkan. "Itu tidak adil," katanya. Ia menatap
Loretta dengan tatapan mencela. Loretta menunduk.
Cross menarik topinya ke pinggir dengan gaya angkuh. "Itu cuma permintaan,"
katanya. "Kau boleh saja menolak. Terserah padamu."
"Tidak, tidak," kata Nevans. "Aku hanya tak menyangka bahwa ini begitu penting
bagimu, bahwa kalian ternyata teman baik."
Sekonyong-konyong Claudia melihat perubahan mencengangkan dalam sikap
kakaknya. Cross mencondongkan tubuh dan memeluk Tolly Nevans dengan akrab.
Wajahnya tampak hangat oleh senyuman. Tampan juga dia, pikir Claudia. Lalu
Cross berkata dengan nada penuh terima kasih, "Tolly, aku tak akan melupakan
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir ini. Kau kuberi kekuasaan penuh di Xanadu untuk menampilkan bakat baru mana
pun yang kauinginkan, setidaknya yang urutan ketiga. Aku juga akan
menyelenggarakan malam khusus bersama semua penarimu. Pada malam itu, kau
dan para partnermu akan makan malam bersamaku di hotel. Telepon aku kapan
saja, akan kutinggalkan pesan bahwa kau boleh masuk. Langsung. Oke?"
Claudia menyadari dua hal. Cross sengaja menunjukkan kekuasaannya, tapi ia
juga memberikan kompensasi bagi Nevans, sampai tahap tertentu, setelah
Nevans bertekuk lutut, bukan sebelumnya. Tolly Nevans akan menikmati malam
khususnya, akan bermandikan kekuasaan untuk satu malam itu.
Claudia juga menyadari bahwa Cross mengizinkan ia menonton pertunjukan
kekuasaan ini untuk memperlihatkan rasa sayangnya pada adiknya dan bahwa
cinta mempunyai kekuatan materi. Dan Claudia melihat wajah kakaknya yang
indah, yang selalu menimbulkan rasa iri di hatinya sejak kecil, bibirnya yang
sensual, hidungnya yang sempurna, matanya yang oval, semua itu mengeras
sesaat, seolah berubah menjadi sebuah patung pualam.
Claudia berbelok di Pacific Coast Highway dan melaju ke gerbang Malibu Colony.
Ia amat menyukai daerah itu - rumah-rumahnya terletak tepat di tepi pantai,
dengan samudra yang berkilau di depannya; jauh di air sana lagi-lagi ia melihat
bayangan pegunungan di belakangnya. Ia memarkir mobilnya di depan rumah
Athena. Boz Skannet berbaring di pantai sebelah selatan pagar batas Malibu Colony.
Pagar kawat sederhana itu terbentang sekitar sepuluh langkah dari tepi pantai.
Tapi itu sekadar untuk penghalang. Orang masih bisa berenang mengitarinya
kalau mau melangkah cukup jauh.
Boz sedang mencari kesempatan untuk melakukan penyerangan berikutnya
terhadap Athena. Hari ini tidak tepat, jadi ia pergi ke pantai, memakai celana
renang di balik ^T-shirt dan celana tenisnya. Di dalam tas pantainya -
sebenarnya tas tenis - ada tabung air keras yang dibungkus handuk-handuk.
Dari tempatnya berbaring, ia bisa memandang ke arah rumah Athena. Tampak
olehnya dua penjaga bersenjata di pantai. Kalau bagian belakang rumah dikawal,
bagian depannya pun pasti dikawal juga. Ia bisa saja menghabisi para penjaga
itu, tapi ia tidak mau dirinya tampak seperti orang gila yang menjagal sejumlah
orang. Hal itu bisa mengacaukan pembalasannya yang masuk akal terhadap
Athena. Boz Skannet melepaskan celana dan T-shirt-nya, lalu berbaring di hamparan
selimut, memandangi pasir dan Samudra Pasifik yang biru. Sinar matahari yang
hangat membuatnya mengantuk. Ia membayangkan Athena.
Dulu, di college, seorang profesor pernah mengutip esai Emerson, "Kecantikan
sudah merupakan alasan sendiri." Benarkah itu ditulis oleh Emerson, dan
benarkah kata "kecantikan" itu" Yang jelas, ia memikirkan Athena.
Sangat jarang bisa menemukan orang yang begitu cantik secara fisik dan begitu
terpuji dalam segi-segi lainnya. Lagi-lagi ia teringat Thena. Itulah
panggilannya semasa gadisnya. Dulu ia begitu mencintai gadis itu, dan serasa terbuai mimpi kebahagiaan karena
Athena pun mencintainya. Ia serasa tak percaya bahwa hidup bisa begitu manis.
Tapi kemudian sedikit demi sedikit semuanya dinodai oleh kebusukan.
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir Kenapa perempuan itu begitu berani tampil sempurna" Berani menuntut
menginginkan cinta" Berani membuat begitu banyak orang mencintainya" Tidak-
kah ia tahu betapa berbahayanya hal itu"
Dan Boz merasa heran akan dirinya sendiri. Kenapa cintanya berubah menjadi
rasa benci" Sebenarnya sederhana saja. Karena ia tahu, ia tak mungkin bisa
memiliki Athena sampai akhir hayat. Suatu saat nanti ia akan kehilangan
Athena. Suatu hari Athena akan tidur dengan laki-laki lain dan menghilang dari
surga Boz Skannet. Melupakannya selamanya.
Sinar matahari bergerak dari wajahnya dan ia membuka mata. Di atasnya
berdiri seorang pria berpakaian rapi dengan tubuh sangat besar, membawa kursi
lipat. Boz mengenalinya. Pria itu adalah Jim Losey, detektif yang
menginterogasinya setelah ia melemparkan air ke wajah Thena.
Boz menyipitkan mata ke arah Losey. "Kebetulan sekali, kita berdua berenang di
pantai yang sama. Mau apa kau sebenarnya?" katanya.
Losey membuka kursi lipatnya dan duduk di atasnya. "Kursi ini pemberian
mantan istriku. Banyak sekali peselancar yang kuinterogasi dan kutangkap,
sehingga dia memberikan kursi ini supaya aku bisa lebih nyaman." Losey menatap
Skannet dengan ramah. "Aku cuma ingin mengajukan beberapa pertanyaan.
Satu, apa yang kaulakukan dalam jarak begitu dekat dari rumah Miss Aquitane"
Kau melanggar perintah hakim untuk menjaga jarak."
"Aku berada di pantai umum. Ada pagar di antara kami, dan aku mengenakan
pakaian renang. Apa kelihatannya aku akan mengancamnya?" kata Skannet.
Losey tersenyum simpatik. "Hei," katanya, "kalau perempuan itu istriku, aku
juga akan merasa sulit menjauhinya. Bagaimana kalau aku melihat isi tas
pantaimu?" Boz meletakkan tas itu di bawah kepalanya. "Tidak," katanya, "kecuali kalau kau
membawa surat perintah penahanan."
Losey tersenyum ramah. "Jangan paksa aku untuk menangkapmu," katanya.
"Atau sampai aku terpaksa menghajarmu dan mengambil tas itu."
Boz jadi tergelitik mendengarnya. Ia bangkit berdiri, menyodorkan tasnya pada
Losey, tapi lalu menariknya kembali. "Coba ambil," katanya.
Jim Losey terperanjat. Dalam perkiraannya sendiri, tak ada yang lebih tangguh
daripada dirinya. Dalam situasi lain, ia pasti akan mengeluarkan tongkat atau
pistolnya dan menghajar orang ini sampai babak belur. Mungkin pasir yang
diinjaknya ini yang membuatnya ragu, atau mungkin juga sikap Skannet yang
sama sekali tanpa rasa takut.
Boz tersenyum padanya. "Kau harus menembakku," katanya. "Aku lebih kuat
daripada kau. Meski badanmu besar. Dan kalau kau menembakku, kau tidak akan
punya probable cause."
Losey mengagumi kecerdikan laki-laki ini. Kalau terpaksa berkelahi, hasilnya
mungkin meragukan. Dan memang tak ada alasan untuk mencabut senjata.
"Oke," katanya. Ia melipat kembali kursinya dan berjalan menjauh. Lalu ia
membalikkan tubuh lagi dan berkata dengan penuh kekaguman, "Kau memang
tangguh. Kau menang. Tapi jangan memberiku alasan untuk 'menembak. Aku
memang belum mengukur jarakmu dari rumah itu. Mungkin saja kau melanggar
batas yang ditetapkan hakim."
Boz tertawa. "Aku tidak akan mencari gara-gara, tak usah khawatir."
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir Ia mengawasi Jim Losey berjalan ke mobilnya dan meluncur pergi. Boz kemudian
memasukkan selimutnya ke dalam tas dan kembali ke mobilnya sendiri. Ia
meletakkan tas itu di dalam bagasi, mencabut kunci mobil dari rencengannya,
dan menyembunyikannya di bawah kursi depan. Setelah itu, ia kembali ke pantai
dan berenang mengitari pagar pembatas.
Bab 5 ATHENA AQUITANE meniti jalan menuju ketenaran melalui kerja keras yang
jarang dihargai oleh publik. Bertahun-tahun ia menempa dirinya: ikut kursus
akting, dansa dan gerak, pelajaran melatih suara, banyak membaca karya sastra
drama, dan berbagai hal lain yang penting untuk menguasai seni akting.
Dan tentu saja ia banyak melakukan peran kecil. Ia berkeliling ke agen-agen,
direktur kasting, produser dan sutradara yang suka merayu, dan para pimpinan
studio yang gemar melakukan pendekatan seksual secara terang-terangan.
Godfather Terakhir The Last Don Karya Mario Puzo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Pada tahun pertamanya, ia menghidupi diri dengan tampil di iklan-iklan, dan
menjadi model - mengenakan pakaian minim untuk memasarkan produk sebuah
perusahaan otomotif. Tapi itu hanya untuk tahun pertama. Setelah itu, bakat
aktingnya mulai menunjukkan hasil-Ia punya beberapa kekasih yang
menghujaninya dengan hadiah berupa perhiasan dan uang. Beberapa bahkan
mengajaknya menikah. Tapi affair-affair-nya selalu singkat dan berakhir
dengan baik-baik. Semua pengalaman itu tidak menyakitkan ataupun merendahkan di matanya,
tidak juga ketika seorang pembeli mobil Rolls-Royce mengira ia merupakan
bonus pembelian. Ia menolak orang itu dengan ber-i canda bahwa harganya sama
dengan harga mobil itu. , Ia senang pada laki-laki dan menikmati seks, tapi I
hanya sebagai hadiah dan penghargaan untuk usaha I yang lebih keras. Laki-laki
bukanlah bagian serius i dari dunianya.
Akting adalah dunianya. Pengetahuannya tentang * diri sendiri adalah hal serius,
begitu pula berbagai I bahaya di dunia. Tapi yang paling penting baginya I
adalah akting. Bukan peran-peran kecil dalam film I yang memberikan hasil pas-
pasan untuk membayar I pengeluaran, tapi peran-peran besar dalam drama--
drama besar yang diselenggarakan oleh kelompok-kelompok teater lokal, lalu
drama-drama di Mark Taper Forum yang akhirnya mendongkrak kariernya dan
memberinya peran-peran dalam film-film besar.
Baginya, hidup yang sesungguhnya adalah peran-peran yang dibawakannya. Ia
merasa lebih hidup saat memerankan karakter berbagai tokoh, membawakannya
dalam kehidupan sehari-hari. Affair-affair cintanya hanya sekadar hiburan
baginya, seperti halnya bermain golf dan tenis, atau makan malam bersama
teman-teman; seperti mimpi.
Kehidupan yang sesungguhnya ada di teater yang bagaikan bangunan katedral:
mengenakan rias wajah, menambahkan satu warna lagi pada kostumnya, wa-
jahnya yang mengguratkan berbagai emosi dari baris-baris dialog yang
berkelebat di kepalanya, dan kemudian, saat menatap para penontonnya yang
penuh Sesak, ia pun mengiba-iba demi nasibnya; ia menangis,
jatuh cinta, berseru marah, memohon pengampunan atas dosa-dosanya, dan
kadang-kadang meluap oleh kegembiraan karena telah menemukan kebahagiaan.
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir Ia haus akan ketenaran dan kesuksesan, untuk menghapuskan masa lalunya,
melenyapkan kenangan-kenangannya tentang Boz Skannet, tentang anak mereka,
tentang bencana akibat kecantikannya; anugerah dari peri pelindung yang culas.
Seperti umumnya seniman, ia ingin dunia mencintainya. Ia tahu dirinya cantik -
bagaimana tidak, kalau seluruh dunia selalu mengatakan demikian - tapi ia juga
sadar akan kecerdasannya. Maka sejak awal ia percaya penuh akan dirinya. Yang
mulanya tak bisa ia percayai adalah ciri-ciri seorang jenius sejati yang ada
dalam dirinya: energi yang besar dan kemampuan berkonsentrasi. Serta rasa
ingin tahu. Cinta sejati Athena adalah dunia akting dan musik. Agar bisa berkonsentrasi
pada dua hal itu, ia menggunakan energinya untuk menjadi ahli dalam berbagai
bidang lainnya. Ia belajar memperbaiki mobil, menjadi ahli masak, dan mahir
dalam berbagai olahraga. Ia mempelajari seni bercinta dari buku-buku dan ke-
hidupan sebenarnya, sebab ia tahu hal ini amat penting dalam profesi yang telah
dipilihnya. Tapi ia punya satu kelemahan. Ia tak sampai hati menyakiti orang lain, dan
karena hal ini tak mungkin dihindari dalam hidup, ia jadi merasa tidak bahagia.
Tapi ia berhasil membuat keputusan-keputusan yang keras, untuk memajukan
posisinya di dunia. Ia menggunakan kekuasaannya sebagai bintang laris; kadang-
kadang ia menunjukkan sikap dingin yang begitu mencolok, seperti
kecantikannya. Banyak pria berkuasa yang memintanya tampil dalam fdm
mereka, atau mengajaknya tidur bersama. Ia bisa mempengaruhi, atau bahkan
menuntut, pemilihan sutradara dan bintang pendamping. Ia bisa melakukan
kesalahan-kesalahan kecil tanpa dihukum, menyimpang dari kebiasaan,
menentang hampir segala hukum moral, tapi siapa yang tahu, seperti apa Athena
yang sebenarnya" Ia sama misteriusnya seperti semua bintang laris lainnya.
Kehidupan pribadinya tak bisa dipisahkan dari peran-perannya di layar lebar.
Dan ia menjadi pujaan dunia. Tapi itu tidak cukup. Ia tahu akan sisi buruk
dirinya. Ada satu orang yang tidak mencintainya, dan itu menyebabkan ia men-
derita. Sudah umum bahwa seorang aktris akan merasa putus asa jika ada satu
saja ulasan negatif tentang dirinya, meski yang seratus lainnya adalah ulasan
yang positif. Setelah lima tahun di Los Angeles, barulah Athena memperoleh peran utama
yang pertama di film, yang memberikan kesuksesan besar baginya.
Seperti halnya aktor-aktor top lain, Steve Stallings punya kekuasaan penuh
untuk menentukan peran utama wanita dalam setiap filmnya. Ia melihat Athena
dalam pertunjukan drama di Mark Taper Forum dan langsung mengetahui
bakatnya. Tapi yang terutama, ia terpesona oleh kecantikan gadis itu, jadi ia
memilih Athena untuk mendampinginya dalam film berikutnya.
Athena merasa sangat heran dan senang. Ia tahu, mi kesempatan besar
untuknya, meski semula ia tidak tahu mengapa dirinya yang dipilih. Melo Stuart-
lah yang memberitahunya. Waktu itu mereka berada di kantor Melo yang didekorasi sangat indah dengan
pernak-pernik Oriental, karpet-karpet berbenang emas, dan perabotan berat
yang tampak nyaman, semuanya disinari cahaya buatan, karena seluruh tirai
ditutup untuk mencegah masuknya matahari. Melo lebih suka minum teh Inggris
di kantornya daripada makan siang di luar. Sambil berbicara, ia makan sandwich
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir yang dipotong kecil-kecil. Ia makan di luar hanya dengan klien-kliennya yang
sangat terkenal. "Kau pantas mendapat kesempatan ini," katanya pada Athena. "Kau aktris hebat,
tapi kau baru beberapa tahun berada di kota ini. Meskipun cerdas, kau boleh
dikatakan masih hijau. Jadi, jangan tersinggung dengan ucapanku ini. Begini
masalahnya." Ia diam sejenak. "Biasanya aku tidak pernah menjelaskan hal
begini, sebab biasanya tidak perlu."
"Tapi aku kan masih hijau sekali," kata Athena sambil tersenyum.
"Sebenarnya tidak persis begitu," kata Melo. "Tapi kau sangat terfokus pada
aktingmu, sehingga kadang-kadang kau seperti tidak sadar akan keruwetan
hubungan dalam industri perfilman ini."
Athena merasa geli. "Nah, coba ceritakan, kenapa aku sampai mendapatkan
peran itu." Melo berkata, "Agen Stallings menghubungiku. Katanya Stallings melihatmu
dalam drama Taper dan terkagum-kagum dengan aktingmu. Dia ingin kau tampil
bersamanya di film. Lalu produsernya meneleponku untuk bernegosiasi, dan kami
membuat kesepakatan. Bayaran langsung, dua ratus ribu dolar, tanpa tambahan
apa-apa, tidak ada ikatan untuk main film lain. Tawaran yang sangat bagus
untukmu." "Terima kasih," kata Athena.
"Mestinya aku tidak perlu lagi mengatakan ini," kata Melo, "tapi Steven punya
kebiasaan jatuh cinta pada bintang-bintang pendampingnya. Perasaannya tulus,
tapi dia kekasih yang sangat menggebu."
Athena menyela ucapannya, "Melo, tak usah diteruskan."
"Rasanya harus," kata Melo.
Ia menatap Athena dengan sayang. Ia, yang biasanya sangat kebal, ternyata
dulu jatuh cinta juga pada Athena. Tapi karena Athena tak pernah bersikap
mengundang, Melo mengerti dan tidak mengungkapkan perasaannya.
Bagaimanapun, Athena adalah investasi berharga yang kelak bisa menghasilkan
jutaan dolar baginya. "Maksudmu, aku harus langsung menyergapnya begitu kami tinggal berdua?"
tanya Athena tak acuh. "Apa bakat besarku saja tidak cukup?"
"Jelas tidak," sahut Melo. "Aktris besar tetap aktris besar, apa pun situasinya.
Tapi kau tahu, bagaimana seorang aktris bisa menjadi bintang besar dalam film"
Mereka harus mendapatkan peran besar pada saat yang tepat. Dan peran besar
ini memang diperuntukkan bagimu. Kau tidak boleh sampai melepaskannya. Apa
susahnya jatuh cinta pada Steven Stallings" Jutaan wanita di seluruh dunia
mencintainya. Kenapa kau tidak" Mestinya kau senang."
"Aku senang," sahut Athena dengan tenang. "Tapi bagaimana kalau aku benar-
benar benci padanya?"
Melo memasukkan sepotong sandwich lagi ke fiiulutnya. "Kenapa mesti
membencinya" Dia benar-benar baik, sumpah. Tapi setidaknya cobalah ber-
manis-manis padanya sampai kau sudah cukup banyak tampil di film itu dan tidak
bisa didepak lagi." "Kalau aktingku sangat bagus, kenapa mereka mesti mendepakku?" tanya
Athena. Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir Melo mendesah. "Sejujurnya, Steven tidak akan mau menunggu selama itu. Kalau
dalam tiga hari kau tidak jatuh cinta padanya, kau akan dikeluarkan dari film
itu." "Itu namanya pelecehan seksual," kata Athena sambil tertawa.
"Tidak ada yang namanya pelecehan seksual dalam bisnis perfilman," kata Melo.
"Begitu masuk ke dalamnya, berarti kau sudah siap menjual dirimu, dengan satu
dan lain cara." "Maksudku, bagian yang mengharuskan aku jatuh cinta padanya," kata Atena.
"Apa seks saja tidak cukup untuk Steven?"
"Dia bisa mendapatkan seks sebanyak yang diinginkannya," kata Melo. "Tapi
kalau dia jatuh cinta padamu, dia berharap akan balas dicintai. Sampai syuting
selesai." Melo mendesah. "Setelah itu, episode cinta kalian akan usai, sebab
kalian akan terlalu disibukkan oleh pekerjaan." Ia diam sejenak. "Ini tidak akan
merendahkan harga dirimu," katanya. "Bintang seperti Steven akan
menunjukkan minat padamu. Objek yang diminati, yaitu kau, akan menunjukkan
reaksi menerima atau menolak. Pada hari pertama, Steven akan mengirimimu
bunga. Hari kedua, setelah geladi resik, dia akan mengundangmu makan malam
untuk sama-sama mempelajari skenario. Tidak ada paksaan dalam hal ini. Tapi
kalau kau tidak pergi, tentu saja kau akan dikeluarkan dari film. Dengan
pembayaran .penuh, bisa kuusahakan aintukmu."
"Melo, apa kaupikir aku tidak cukup hebat untuk mendapatkan peran itu tanpa
perlu menjual tubuhku?" tanya Athena, pura-pura mencemooh.
"Tentu saja kau hebat," sahut Melo. "Kau masih muda, baru dua puluh lima
tahun. Kau bisa menunggu selama tiga, empat, atau bahkan lima tahun lagi. Aku
percaya penuh akan bakatmu. Tapi cobalah kesempatan ini. Semua orang
menyukai Steven." Ramalan Melo Stuart ternyata tepat. Athena menerima kiriman bunga pada hari
pertama. Pada hari kedua, mereka melakukan geladi resik bersama seluruh kru.
Film itu adalah komedi dramatis di mana tawa akhirnya menjadi tangis - ini sulit
sekali. Athena terkesan dengan kemahiran Stallings. Ia membaca dialognya
dengan gaya monoton yang santai, namun kalimat-kalimatnya tetap terdengar
hidup, dan dari sekian banyak variasi pengucapan, ia selalu memilih yang paling
tepat. Mereka melatih tiap adegan berulang kali, dengan cara berbeda-beda;
saling memberikan respons dan sahut-menyahut, seperti gerakan para penari.
Akhirnya Stallings berkata, "Bagus, bagus," dan tersenyum pada Athena dengan
sikap hormat yang seratus persen profesional.
Setelah latihan selesai, barulah Steven mengeluarkan pesonanya.
"Kurasa film ini akan bagus karena ada kau," katanya.-"Bagaimana kalau malam
ini kita bertemu dan mempraktekkan beberapa adegan dalam skenario ini?" Ia
diam sejenak, lalu berkata sambil menunjukkan senyum kekanakan yang sangat
memikat, "Kerja sama kita benar-benar bagus."
"Terima kasih," kata Athena. "Kapan dan di mana?"
Steven langsung memasang wajah terkejut. "Oh, tidak," katanya. "Kau yang
memilih." Pada saat itu pula Athena memutuskan untuk menerima perannya dan
memainkannya sebagai seorang profesional sejati. Stallings adalah sang
superstar, sedangkan ia pendatang baru. Semua pilihan berada di tangan
Stallings dan merupakan tugas Athena untuk memilih apa yang diinginkan
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir Stallings. Terngiang di telinganya ucapan Melo, "Kau boleh tunggu selama tiga,
empat, atau lima tahun lagi." Ia tak mau menunggu selama itu.
"Kau mau datang ke tempatku?" tanya Athena. "Aku akan membuat hidangan
sederhana, agar kita bisa bekerja sambil makan." Ia diam sebentar, lalu
melanjutkan, "Pukul tujuh bagaimana?"
Sebagai seorang perfeksionis, Athena mempersiapkan segalanya dengan cermat,
secara fisik dan mental. Makan malam harus ringan saja, agar tidak mem-
pengaruhi kerja mereka ataupun hubungan seksual mereka. Ia jarang menyentuh
minuman keras, tapi untuk acara ini ia membeli sebotol anggur putih. Makanan
yang dihidangkannya harus menunjukkan keahliannya memasak, tapi juga harus
bisa disiapkan sambil bekerja.
Sekarang tentang pakaian. Ia mengerti bahwa kencan intim ini diharapkan
terjadi secara kebetulan, tanpa direncanakan. Tapi pakaiannya juga tidak boleh
Godfather Terakhir The Last Don Karya Mario Puzo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
sampai dianggap sebagai tanda penolakan. Sebagai aktor, Stallings akan mereka-
reka setiap sinyal yang diberikannya. "
Maka Athena mengenakan celana jeans pudar yang menonjolkan pinggulnya,
tanpa ikat pinggang. Di atasnya, ia mengenakan blus sutra putih berjumbai-
jumbai, tanpa belahan rendah, namun membuat payudaranya tampak lebih putih
di baliknya. Ia juga mengenakan subang jepit bundar kecil berwarna hijau, yang
sesuai dengan warna matanya. Tapi ia kurang puas, sebab penampilannya masih
tampak kaku. membuat orang ragu-ragu. Lalu ia mendapat gagasan cemerlang. Ia
mencat kukunya dnegan kuteks merah manyala dan menyambut Stallings dengan
kaki telanjang. Steven Stallings tiba dengan membawa sebotol anggur merah yang bagus; tidak
super, tapi sangat bagus. Ia juga tampil resmi, mengenakan celana korduroi
longgar berwarna cokelat, kemeja denim biru, dan sepatu kets putih; rambut
hitamnya disisir asal-asalan. Ia mengepit bundel skenario dengan kertas-kertas
catatan berwarna kuning mengintip di "sela-selanya. Satu-satunya yang tidak
cocok adalah samar-samar tubuhnya menguarkan aroma cologne.
Mereka makan di meja dapur. Ia memuji masakan Athena - memang sudah
seharusnya. Sambil makan, mereka membuka-buka lembaran skenario, mem-
bandingkan catatan, mengubah dialog agar terdengar lebih lancar.
Sesudah makan, mereka pindah ke ruang duduk dan memainkan adegan-adegan
tertentu yang mereka anggap sulit. Selama itu, mereka sangat menyadari
keberadaan masing-masing, dan ini mempengaruhi unjuk kerja mereka.
Athena melihat bahwa Steven Stallings membawakan perannya dengan
sempurna. Ia seorang profesional dan sikapnya penuh hormat. Hanya dari sorot
matanya ia menunjukkan kekagumannya yang tulus atas kecantikan Athena,
penghargaannya akan bakat Athena sebagai aktris, dan penguasaannya atas
materi yang sedang dibahas. Akhirnya ia bertanya apakah Athena terlalu lelah
untuk memainkan adegan cinta yang sangat penting dalam skenario tersebut.
Pada saat itu, makan malam yang mereka santap tadi sudah dicerna dengan
sempurna, dan mereka juga telah menjadi teman baik, seperfi tokoh dalam
skenario. Maka mereka pun mempraktekkan adegan cinta itu. Steven mencium
bibir Athena dengan lembut, tanpa meraba-raba. Setelah ciuman pertama yang
manis itu, ia menatap dalam-dalam dengan tulus ke mata Athena, dan dengan
suara serak penuh perasaan ia berkata, "Aku ingin melakukannya sejak pertama
melihatmu." Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir Athena membalas tatapannya. Lalu ia menunduk, dengan lembut menarik kepala
Stallings dan memberinya ciuman ringan. Ini sinyal penting. Mereka berdua
sama-sama terkejut ketika Stallings menanggapi dengan gairah yang tulus. Ini
berarti aku lebih pintar berakting, pikir Athena. Tapi Stallings juga cukup
cakap. Saat melepaskan pakaian Athena, tangannya membelai dan meraba, dan
Athena memberi respons. Ternyata tidak terlalu sulit, pikir Athena saat
mereka pindah ke kamar tidur. Selain itu, Steven begitu tampan, wajahnya yang
klasik dan diwarnai oleh gairah menunjukkan intensitas yang tak mungkin ditiru
di film; malah dalam film ekspresj mi berkesan mesum. Adegan cinta StaUings
fiim jauh lebih berkesan spiritual.
Sekarang Athena membawakan pera^ sebagai wanita yang diliputi gairah
membara. Akting mereka saling bersambut dan akhirnya menuang menjadi
klimaks bersamaan. Sesudahnya, me*eka berbaring kelelahan dan bertanya-
tanya, bagaimana tampaknya adegan itu dalam film; keduanya merru^^ bahwa
tampilan mereka tidak cukup bagus- t^ak; mengungkapkan si tokoh dengan
semesti^y^ atau men dukung cerita dengan semestinya. Adegan itu kuran<*
menampilkan kelembutan cinta sejati atau bahkan nafsu yang sesungguhnya.
Mesti ada pengambilan ulang.
Steven Stallings jatuh cinta, tapi itu suclah sering terjadi. Athena, meski
merasa bahwa tindakannya bisa dikategorikan pemerkosaan profesional, merasa
senang karena semuanya berjalan d^ngan -pj^k ada pemaksaan, kecuali masalah
keinginan bisa dikatakan bahwa belajar untuk menekan keinginan hati, pada saat
yang tepat, sering kaij perlu untuk bisa bertahan hidup.
Steven merasa senang, sebab sekarang semua berjalan sesuai dengan
keinginannya_ Ia mempunyaj rekan kerja yang baik, hubungan T^eTeka
menyenang. kan, dan ia tidak perlu susah-sus^h mencari partner seks. Selain
itu, jarang sekali ia bekerja bersama wanita yang begitu berbakat dan cantik
seperti Athena, yang juga hebat di tempat tidur. Dan yang jelas, wanita ini pun
tergila-gila padanya, meski nanti ini bisa menjadi masalah.
Kejadian selanjutnya semakin memperkokoh cinta mereka. Keduanya sama-sama
melompat dari tempat tidur dan berkata, "Kita kembali kerja." Mereka
mengambil skenario masing-masing dan menyempurnakan pengucapan dialog
mereka dalam keadaan telanjang.
Tapi ada satu hal yang menurut Athena menggelikan, yaitu ketika Steven
mengenakan celana pendeknya. Warnanya merah muda cerah, dirancang khusus
untuk menonjolkan pantatnya yang bagus, yang membuat para penggemar
wanitanya tergila-gila. Hal aneh lainnya adalah ketika ia dengan bangga
mengatakan bahwa tadi ia menggunakan kondom yang dibuat khusus untuknya,
diproduksi oleh perusahaan tempat ia menanam saham. Sama sekali tidak terasa
bahwa tadi ia memakai kondom. Katanya kondom itu seratus persen anti bocor.
Ia bertanya pada Athena, nama apa yang paling cocok untuk memasarkan
kondom itu: Excalibur atau King Arthur. Ia suka nama King Arthur. Athena
berpikir sejenak. Lalu ia berkata dengan mimik serius, "Mungkin namanya harus yang lebih
mengena?" "Kau benar," kata Stevens. "Biaya produksinya begitu mahal, sampai-sampai
kami harus menjualnya pada laki-laki dan perempuan sekaligus. Label pe-
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir masarannya adalah 'Kondom Para Bintang'. Bagaimana kalau dijadikan merk"
Kondom Bintang." Film dan affair mereka sama-sama meraih sukses besar. Athena telah berhasil
mendaki anak tangga pertama menuju ketenaran. Setiap film yang dibintanginya
selama lima tahun berikutnya semakin mengokohkan sukses tersebut.
Affair mereka, seperti kebanyakan affair antara bintang, juga berjalan dengan
baik, tapi hanya berumur pendek. Cinta antara Steven dan Athena ditunjang
oleh skenario mereka, tapi cinta mereka juga menyimpan segi humor dan sikap
menjaga jarak yang ditimbulkan oleh ketenaran Stallings dan ambisi Athena.
Keduanya sama-sama tidak bisa lebih mencintai pasangannya, dan ini akhirnya
mematikan api cinta mereka. Selain itu, juga ada masalah jarak. Athena pergi
syuting di India, sementara Steven di Itali. Memang mereka saling menelepon,
mengirimkan kartu Natal dan hadiah-hadiah, bahkan terbang ke Hawaii untuk
liburan akhir minggu. Bekerja bersama dalam film rasanya seperti menjadi
Ksatria Meja Bundar. Mencari ketenaran dan kekayaan rasanya seperti mencari
jarum di jerami; mesti dilakukan sendiri.
Ada spekulasi bahwa mereka akan menikah. Sebenarnya hal ini tak mungkin
terjadi. Athena menikmati affair tersebut, tapi selalu melihat segi komiknya.
Meski sebagai aktris profesional ia sengaja tampil lebih tergila-gila daripada
Steven, sulit baginya untuk menahan tawa. Steven begitu tulus, begitu
sempurna sebagai kekasih yang bergairah dan sensitif, hingga Athena merasa
seperti berada dalam salah satu adegan filmnya.
Ketampanan pria itu bisa dinikmati, tapi tidak selalu bisa dikagumi. Ia
mengkonsumsi obat-obatan dan minuman keras secara amat terkendali, hingga
tak mungkin memberikan komentar atasnya. Ia menggunakan kokain seperti
obat resep, dan alkohol membuatnya lebih memikat. Bahkan kesuksesan tidak
membuatnya keras kepala atau mudah terpengaruh suasana hati.
Maka, sungguh mengejutkan ketika Steven mengajak menikah. Athena menolak
dengan baik-baik. Ia tahu bahwa Steven suka mengencani siapa saja di lokasi
film, di Hollywood, bahkan di klinik rehabilitasi tempat ia dirawat ketika lepas
kendali dalam menggunakan obat-obatan. Ia bukan laki-laki yang diinginkan
Athena untuk menjadi bagian semipermanen dari hidupnya.
Steven menerima penolakannya dengan lapang dada. Ajakan itu merupakan
kelemahan sesaat, yang timbul karena terlalu banyak menggunakan kokain. Ia
hampir-hampir merasa lega.
Selama lima tahun berikutnya, Athena meroket ke puncak ketenaran, sementara
bintang Steven mulai memudar. Ia masih tetap menjadi idola para peng-
gemarnya, terutama kaum wanita, tapi ia tidak beruntung atau tidak pintar
dalam memilih peran-perannya. Obat-obatan dan alkohol membuatnya semakin
ceroboh dalam bekerja. Melalui Melo Stuart, Steven meminta Athena
memberikan peran utama pria untuknya dalam Messalina. Sekarang keadaan
sudah ber-balik. Athena-lah yang kini berkuasa menentukan bintang
pendampingnya, dan ia memberikan peran itu pada Steven, karena merasa
berutang budi dan karena Steven sangat cocok memainkan peran itu; bedanya,
Steven tidak perlu tidur dengan Athena untuk mendapatkannya.
Selama lima tahun terakhir ini, Athena terlibat beberapa affair singkat. Salah
satunya dengan seorang produser muda, Kevin Marrion, anak laki-laki satu-
satunya Eli Marrion. Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir Kevin Marrion masih sebaya dengan Athena, tapi sudah merupakan veteran
dalam bisnis perfilman. Ia memproduksi film besar pertamanya pada usia dua
puluh satu tahun dan film itu menjadi hit. Ia jadi yakin bahwa dirinya seorang
jenius, tapi kemudian tiga film yang dihasilkannya anjlok di pasaran. Sekarang
hanya ayahnya yang masih memberikan kepercayaan padanya.
Kevin Marrion sangat tampan, sebab istri pertama Eli Marrion adalah salah satu
wanita tercantik di dunia film. Sayangnya, wajahnya tidak tampak bagus di
depan kamera, jadi ia gagal dalam semua tes pengambilan gambar. Untuk
menjadi artis serius, masa depan yang ada* hanyalah sebagai produser.
Athena bertemu dengannya ketika Kevin memintanya membintangi film barunya.
Athena mendengarkan pembicaraannya dengan terheran-heran sekaligus ngeri.
Cara bicara Kevin sangat polos, seperti umumnya orang yang berpikiran sangat
serius. "Ini skenario paling bagus yang pernah kubaca," kata Kevin. "Sejujurnya
terpaksa kukatakan bahwa aku ikut membantu menulis ulang. Athena, kau satu-
satunya aktris yang pantas mendapatkan peran ini. Aku bisa saja memakai aktris
lain, tapi kaulah yang kuinginkan." Ia menatap Athena lekat-lekat, untuk
menunjukkan kesungguhannya.
Athena tergelitik dengan kegigihan Kevin menyodorkan skenario itu padanya.
Ceritanya adalah tak mungkin memberikan komentar atasnya. Ia meng gunakan
kokain seperti obat resep, dan alkohol membuatnya lebih memikat. Bahkan
kesuksesan tidak membuatnya keras kepala atau mudah terpengaruh suasana
hati. Maka, sungguh mengejutkan ketika Steven mengajak menikah. Athena menolak
dengan baik-baik. Ia tahu bahwa Steven suka mengencani siapa saja di lokasi
film, di Hollywood, bahkan di klinik rehabilitasi tempat ia dirawat ketika lepas
kendali dalam menggunakan obat-obatan. Ia bukan laki-laki yang diinginkan
Athena untuk menjadi bagian semipermanen dari hidupnya.
Steven menerima penolakannya dengan lapang dada. Ajakan itu merupakan
kelemahan sesaat, yang timbul karena terlalu banyak menggunakan kokain. Ia
hampir-hampir merasa lega.
Selama lima tahun berikutnya, Athena meroket ke puncak ketenaran, sementara
bintang Steven mulai memudar. Ia masih tetap menjadi idola para peng-
gemarnya, terutama kaum wanita, tapi ia tidak beruntung atau tidak pintar
dalam memilih peran-perannya. Obat-obatan dan alkohol membuatnya semakin
ceroboh dalam bekerja. Melalui Melo Stuart, Steven meminta Athena
memberikan peran utama pria untuknya dalam Messalina. Sekarang keadaan
sudah ber-balik. Athena-lah yang kini berkuasa menentukan bintang
pendampingnya, dan ia memberikan pera itu pada Steven, karena merasa
berutang budi dan karena Steven sangat cocok memainkan peran i < bedanya,
Steven tidak perlu tidur dengan Athena untuk mendapatkannya.
Selama lima tahun terakhir ini, Athena terlibat beberapa affair singkat. Salah
satunya dengan seorang produser muda, Kevin Marrion, anak laki-laki satu-
satunya Eli Marrion. Kevin Marrion masih sebaya dengan Athena, tapi sudah merupakan veteran
dalam bisnis perfilman. Ia memproduksi film besar pertamanya pada usia dua
puluh satu tahun dan film itu menjadi hit. Ia jadi yakin bahwa dirinya seorang
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir jenius, tapi kemudian tiga film yang dihasilkannya anjlok di pasaran. Sekarang
hanya ayahnya yang masih memberikan kepercayaan padanya.
Kevin Marrion sangat tampan, sebab istri pertama Eli Marrion adalah salah satu
wanita tercantik di dunia film. Sayangnya, wajahnya tidak tampak bagus di
depan kamera, jadi ia gagal dalam semua tes pengambilan gambar. Untuk
menjadi artis serius, masa depan yang ada' hanyalah sebagai produser.
Athena bertemu dengannya ketika Kevin memintanya membintangi film barunya.
Athena mendengarkan pembicaraannya dengan terheran-heran sekaligus ngeri.
Cara bicara Kevin sangat polos, seperti umumnya orang yang berpikiran sangat
Godfather Terakhir The Last Don Karya Mario Puzo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
serius. 'Ini skenario paling bagus yang pernah kubaca," kata Kevin. "Sejujurnya
terpaksa kukatakan bahwa aku ikut membantu menulis ulang. Athena, kau satu-
satunya aktris yang pantas mendapatkan peran ini. Aku bisa saja memakai aktris
lain, tapi kaulah yang ku'nginkan." Ia menatap Athena lekat-lekat, untuk
tunjukkan kesungguhannya.
Athena tergelitik dengan kegigihan Kevin menyodorkan skenario itu padanya.
Ceritanya adalah tentang seorang wanita tunawisma yang tinggal di jalanan, yang menemukan arti
hidupnya setelah menemukan seorang bayi yang dibuang di tempat sampah.
Setelah itu, ia menjadi pemimpin kaum tunawisma di Amerika. Setengah dari
film itu terdiri atas adegan si wanita mendorong kereta belanja berisi seluruh
harta miliknya. Setelah berhasil mengatasi kecanduan alkohol, obat-obatan,
kelaparan, usaha perkosaan, dan pemerintah yang berusaha mengambil anaknya,
ia mencalonkan diri menjadi presiden Amerika Serikat lewat usaha sendiri. Tapi
ia gagal - inilah kelebihan skenario tersebut.
Athena benar-benar merasa ngeri. Ia diminta menjadi seorang perempuan
tunawisma yang putus asa, dengan latar belakang suram, dalam pakaian-pakaian
tua" Secara visual, ini sudah bencana. Unsur sentimentalnya murahan, dan
tingkat kecerdasan susunan dramatisnya benar-benar nol besar. Singkatnya,
skenario itu benar-benar sampah.
Kevin berkata, "Kalau kau mau main dalam film ini, aku akan mati dengan
bahagia." Athena berpikir: Aku yang sinting atau orang ini yang gila" Tapi ia produser
yang punya kekuasaan. Tawarannya jelas tulus dan apa yang diinginkannya jelas
akan terlaksana. Athena menatap Melo Stuart dengan putus asa, dan Melo balas
tersenyum padanya, membesarkan hati. Tapi Athena tak sanggup berbicara.
"Bagus, gagasan bagus," kata Melo. "Klasik, tentang kebangkitan dan
keruntuhan. Keruntuhan dan kebangkitan. Unsur paling penting dalam drama.
Tiga Dara Pendekar Siauw Lim 5 Pendekar Mabuk 09 Pusaka Tombak Maut Pantai Hantu 2
tak sabar. Sebab ia mesti mengambil langkah selanjutnya.
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir BUKU III Claudia De Lena Athena Aquitane Bab 4 CLAUDIA DE LENA mengendarai mobilnya dari apartemennya di Pacific
Palisades menuju rumah Athena di Malibu, sambil berpikir-pikir, apa yang akan
dikatakannya untuk membujuk Athena agar mau kembali syuting untuk
Messalina. Film itu bukan hanya penting bagi pihak studio, tapi juga bagi dirinya sendiri.
Messalina adalah film pertama yang skenarionya merupakan hasil karyanya
sendiri. Selama ini skenario-skenario yang ditulisnya merupakan adaptasi dari
novel, penulisan ulang, atau pembedahan atas skenario-skenario lain, atau hasil
kerja sama. Selain itu, ia merupakan coproducer untuk Messalina; ini memberinya kekuasaan
yang sebelumnya tidak pernah ia rasakan. Plus sejumlah keuntung-an dari
pemasukan. Ia akan mendapatkan uang banyak. Setelah itu, ia bisa mengambil
langkah selanjutnya, menjadi produser merangkap penulis. Mungkin 'a satu-
satunya orang di sebelah barat Mississippi tidak berminat menjadi sutradara;
untuk menjadi SlJtradara, orang mesti bersikap kejam dalam hubungan
antarpersonal, dan ia tidak bisa mentoleransi hal itu.
Persahabatan Claudia dengan Athena benar-benar murni, bukan hubungan
profesional antara sesama rekan sekerja dalam industri perfilman. Athena, yang
cerdas, tahu betul arti film itu bagi Claudia. Tapi Claudia merasa heran,
mengapa Athena begitu takut pada Boz Skannet, padahal sebelumnya ia tak
pernah takut pada siapa pun atau apa pun.
Claudia sudah bertekad, ia harus tahu mengapa Athena begitu ketakutan, agar
ia bisa menolong. Yang jelas, ia harus menyelamatkan Athena agar tidak
menghancurkan kariernya. Sebab siapa lagi yang lebih tahu tentang intrik-intrik
dan jebakan-jebakan dalam bisnis perfilman, kalau bukan dirinya"
Claudia De Lena pernah memimpikan hidup sebagai pengarang di New York. Ia
tidak berkecil hati ketika pada usia dua puluh satu tahun, novel pertamanya
ditolak oleh dua puluh penerbit. Ia memutuskan pindah ke Los Angeles untuk
mencoba menjadi penulis skenario.
Karena sifatnya yang periang dan bakatnya yang besar, dengan cepat ia
mempunyai banyak teman di Los Angeles. Ia mendaftar ikut kursus menulis ske-
nario di UCLA dan bertemu dengan seorang pemuda yang ayahnya adalah dokter
bedah plastik terkemuka. Ia dan pemuda itu menjalin hubungan; si pemuda
terpikat oleh tubuh dan kecerdasannya, dan menaikkan statusnya dari teman di
ranjang menjadi "teman serius". Ia mengajak Claudia makan malam idi
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir rumahnya, untuk diperkenalkan pada keluarganya. Ayahnya, si dokter bedah
plastik, terpesona oleh Claudia. Sesudah makan malam, si dokter memegang
|wajah Claudia dengan kedua tangannya.
"Sangat tidak adil, gadis secerdas kau tidak diberikan kecantikan yang
semestinya," katanya. "Jangan tersinggung, ketidakberuntungan seperti ini
sudah biasa. Dan ini berkaitan dengan bidangku. Aku bisa memperbaiki wajahmu,
kalau kau mau." I Claudia tidak tersinggung, tapi ia marah. "Buat apa aku ingin
berwajah cantik" Apa gunanya bagiku?" katanya sambil tersenyum. "Aku toh
cukup cantik di mata anak Anda."
"Banyak sekali manfaatnya," sahut sang dokter. "Begitu aku selesai mengoperasi
wajahmu, kau tidak akan mau lagi dengan putraku. Kau gadis yang manis dan
cerdas, tapi wajah cantik merupakan faktor yang sangat menentukan. Apa kau
mau diabaikan sepanjang hidupmu, sementara laki-laki mengerumuni wanita-
wanita cantik yang kecerdasannya tidak sampai sepersepuluh kecerdasanmu"
Kau tidak diperhatikan karena hidungmu terlalu besar dan dagumu seperti dagu
anggota Mafia." Sambil berkata demikian, ia menepuk-nepuk pipi Claudia dan
berkata lembut, "Tidak akan sulit. Mata dan mulutmu sudah indah. Dan tubuhmu
juga tidak kalah dengan bintang film."
Claudia menarik diri darinya. Ia tahu penampilan-nya mirip ayahnya; ucapan sang
dokter tentang dagunya yang seperti anggota Mafia sangat mengena.
"Tidak masalah," katanya. "Aku toh tidak punya Uang untuk membayar Anda."
"Satu hal lagi," kata si dokter. "Aku tahu seluk-beluk bisnis perfilman. Aku
telah memperpanjang karier banyak aktor dan aktris. Nanti, saat kau harus
menawarkan sebuah film di studio, wajahmu akan memainkan peran penting.
Mungkin kedengarannya tidak adil bagimu. Aku tahu kau berbakat, tapi yang
ingin kaumasuki adalah dunia perfilman. Anggap saja ini semata-mata tindakan
profesional, tidak ada hubungannya dengan pria-wanita. Meski sebenarnya
begitulah kenyataannya." Ia melihat Claudia masih tetap ragu-ragu. "Aku
bersedia tidak dibayar," katanya. "Kulakukan untukmu dan untuk putraku, meski
aku tahu bahwa setelah wajahmu cantik, putraku akan kehilangan kau."
Sejak dulu Claudia tahu dirinya tidak cantik; sekarang ia teringat kembali saat
ayahnya lebih memilih Cross daripada dirinya. Kalau ia cantik, apakah nasibnya
akan berbeda" Untuk pertama kalinya ia memperhatikan wajah dokter itu.
Dokter itu tampan, matanya lembut, seolah-olah ia memahami apa yang
dirasakan Claudia. Akhirnya Claudia tertawa. "Baiklah," katanya. "Ubah aku
menjadi Cinderella."
Tidak banyak perubahan yang dibuat. Sang dokter hanya merampingkan hidung
Claudia, membulatkan dagunya, dan menipiskan kulitnya. Setelah selesai, Claudia
menjadi wanita berpenampilan angkuh dengan hidung sempurna; kehadirannya
terasa mendominasi; memang tidak sangat cantik, tapi justru lebih memikat.
Dan hasil yang menyusul sungguh luar biasa. Meski masih muda, Claudia berhasil
mendapatkan panggilan untuk wawancara pribadi dengan Melo Stuart, yan?
kemudian menjadi agennya. Ia memberikan pekerjaan penulisan ulang atas
beberapa skenario yang tidak rlalu penting dan mengundang Claudia ke pesta-
sta, untuk bertemu dengan para produser, sutradara, n bintang-bintang.
Mereka semua terpesona olehnya, ma tahun berikutnya, meski masih muda usia,
laudia sudah menjadi penulis skenario Kelas A untuk film-film. Penampilan baru
itu juga banyak membawa fcajaiban dalam kehidupan pribadinya. Sang dokter
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir Ijrnyata benar. Putranya tak sanggup bersaing dengan pria-pria lain yang
tertarik pada Claudia. RClaudia mencintai dunia perfilman. Ia senang bekerja
dengan para penulis lain, berdebat dengan para produser, membujuk sutradara,
tentang bagaimana menghemat uang lewat penulisan dengan cara tertentu, dan
bagaimana membuat sebuah skenario pada tingkat artistik tertinggi. Ia
terpesona oleh para aktor dan aktris; mereka menuruti kata-katanya, dan ia
berusaha agar dialog-dialog mereka terdengar lebih baik dan lebih menyentuh.
Ia menyukai tempat pengambilan film yang bagi kebanyakan orang terasa
membosankan; ia menikmati persahabatan dengan para kru film yang tidak
pernah pilih-pilih dalam menjalin hubungan cinta. Ia terpukau dengan seluruh
proses pembuatan sebuah film, memperhatikan kesuksesan atau kegagalannya.
Ia percaya bahwa film adalah bentuk seni yang hebat, dan kalau diminta menulis
ulang sebuah skenario, ia membayangkan dirinya sebagai seorang penyembuh,
dan perubahan yang dibuatnya bukan semata-mata agar dirinya mendapatkan
pujian. Pada usia dua puluh lima tahun, ia sudah memiliki reputasi yang luar
biasa dan telah Menjalin persahabatan dengan banyak bintang, salah satunya yang
terdekat adalah Athena Aquitane.
Yang lebih mengherankan adalah semangat seksualnya yang menggebu-gebu.
Baginya, tidur dengan laki-laki yang disukainya merupakan sesuatu yan? wajar,
seperti menjalin persahabatan. Ia tidak pernah melakukannya untuk menarik
keuntungan; ia terlalu berbakat untuk itu; kadang-kadang ia bergurau bahwa
bintang-bintang mau tidur dengannya agar ia mau menuliskan skenario untuk
mereka. Pengalaman seksualnya yang pertama adalah dengan sang dokter bedah plastik
sendiri, yang ternyata lebih memikat dan ahli daripada putranya. Mungkin
karena terpukau oleh hasil karyanya sendiri, ia menawarkan untuk membelikan
apartemen bagi Claudia dan mengirimkannya uang mingguan, bukan sekadar
untuk seks, tapi juga untuk kehadirannya. Claudia menolak secara baik-baik dan
berkata, "Dulu katamu aku tidak usah bayar."
"Kau sudah membayarku," kata sang dokter. "Aku hanya berharap kita bisa
bertemu sesekali." "Tentu saja," kata Claudia.
Ia merasa sangat luar biasa bahwa ia bisa bercinta dengan begitu banyak pria
dari berbagai usia, jenis, dan penampilan. Dan ia menikmati semuanya. Ia seperti
orang yang ingin mencoba berbagai makanan aneh. Ia berperan sebagai guru
bagi para aktor dan penulis skenario yang masih hijau, tapi sebenarnya ia tidak
menyukai peran itu. Ia ingin belajar, dan ia mendapati bahwa pria-pria yang
lebih tua ternyata jauh lebih menarik.
Suatu hari, ia menghabiskan satu malam bersama Eli Marrion yang terkenal. Ia
menikmatinya, meski malam itu tidak terlalu berhasil.
Mereka bertemu di sebuah pesta yang diselenggara-an LoddStone Studios.
Marrion tergelitik olehnya arena ia tidak takut pada Prfa itu, malah berani
mengeluarkan pernyataan yang tajam dan bernada engecilkan produksi top
terbaru dari LoddStone. elain itu, Marrion juga sudah mendengar penolakan-ia
terhadap pendekatan asniara Bobby Bantz yang ! ucapkan dengan cerdik, hingga
tidak meninggalkan rasaan sakit hati.
Selama beberapa tahun terakhir ini, Eli Marrion Jadah tidak pernah
berhubungan seks lagi, sebab ia hampir-hampir impoten. Ketika Claudia
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir menerima undangannya untuk ikut pulang ke bungalo milik LoddStone di Beverly
Hills, ia menganggap itu karena ia orang yang berkuasa. Ia tak menyangka bahwa
Claudia ingin mengenalnya secara seksual. Bagaimana rasanya tidur dengan pria
yang begitu berkuasa dan sudah begitu tua" Sebenarnya kalau hanya alasan itu
tidaklah cukuP- Claudia menganggap Marrion laki-laki yang menilik, meski sudah
tua. Wajahnya yang seperti gorila bisa tampak tampan kalau ia tersenyum; dan
ia tersenyum ketika mengatakan pada Claudia bahwa semua orang memanggilnya
Eli, termasuk cucu-cucunya, kecerdasan dan pesonanya yang alami membuat
Claudia penasaran, sebab ia sudah mendengar bahwa Marrion adalah orang yang
tidak kenal belas kasihan. Pasti akan menarik menghabiskan malam bersamanya.
Di kamar tidur bungalo Beverly Hills Hotel itu, cWudia mendapati bahwa
Marrion ternyata pemalu. Claudia tidak mau berpura-pura. Ia membantu Marrion melepaskan pakaian, dan
sementara Marrion melipat pakaiannya dan meletakkannya di kursi Claudia
melepaskan busananya, lalu memeluk Marrion dan naik ke tempat tidur,
berbaring di bawah selimut Marrion mencoba bercanda, "Ketika Raja Sulaiman
sedang menjelang ajal, mereka mengirimkan gadis-gadis untuk menghangatkan
tubuhnya." "Kalau begitu, aku tidak akan banyak bermanfaat bagimu," sahut Claudia. Ia
mencium dan membelai Mariron. Bibir Marrion terasa hangat dan menyenangkan.
Kulitnya kering dan licin, tapi tidak menjijikkan. Claudia agak terperanjat
melihat postur tubuhnya yang kecil setelah ia melepaskan pakaian dan sepatu-
nya. Sesaat ia menimbang-nimbang, betapa besar perbedaan yang bisa dibuat
oleh setelan senilai tiga ribu dolar bagi seorang pria yang berkuasa. Tapi sosok
Marrion yang kecil dengan kepala berukuran besar itu juga menimbulkan rasa
sayang. Ia sama sekali tidak muak. Setelah sepuluh menit bercumbu (Marrion
yang hebat ini menciumnya dengan kepolosan seorang anak kecil), mereka sama-
sama menyadari bahwa Marrion memang sudah impoten. Ini terakhir kali aku
mengajak wanita ke tempat tidur, pikir Marrion. Ia mendesah dan melepaskan
ketegangan di pelukan Claudia.
"Oke, Eli," kata Claudia. "Sekarang aku akan mengatakan secara mendetail
padamu, mengapa filmmu itu kuanggap payah dari sudut keuangan dan artistik."
Sambil masih membelai Marrion, Claudia memaparkan analisisnya yang tajam
tentang skenario, sutradara, dan para bintang yang terlibat dalam film
tersebut. "Film itu bukan hanya jelek," kata Claudia, "tapi juga tidak layak
ditonton. Jalan ceritanya tidak joasuk akal. Sutradara jelek itu membuat film
ala kadarnya dan para pemainnya juga bermain asal-asalan, karena mereka tahu
film itu jelek." Marrion mendengarkan sambil tersenyum ramah. Ia merasa sangat nyaman. Ia
menyadari bahwa bagian terpenting dalam hidupnya sudah selesai, habis oleh
kematian yang semakin dekat. Kenyataan bahwa ia takkan pernah lagi bercinta
dengan wanita, atau sekadar mencobanya, sungguh berat rasanya. Ia tahu
Claudia takkan membuka rahasia tentang malam ini, tapi kalaupun ya, apa
bedanya" Ia tetap orang yang berkuasa. Ia masih bisa mengubah nasib ribuan
orang, selama ia masih hidup. Dan sekarang ia merasa tertarik dengan analisis
Claudia atas filmnya. "Kau tidak mengerti," katanya pada Claudia. "Aku bisa membuat film, tapi tak
Godfather Terakhir The Last Don Karya Mario Puzo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
bisa menjalankan prosesnya. Tapi kau benar. Aku tidak akan memakai sutradara
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir itu lagi. Bintangnya tidak kehilangan uang. Akulah yang rugi. Tapi bintangnya
juga harus disalahkan. Yang penting bagiku, apakah sebuah film bisa
menghasilkan uang. Kalau film itu ternyata juga punya nilai seni, itu kebetulan
yang menguntungkan."
Sambil berbicara, Marrion turun dari tempat tidur dan mulai berpakaian.
Claudia tak suka kalau pria mulai mengenakan pakaian, sebab mereka jadi jauh
lebih sulit diajak bicara. Baginya, Marrion jelas lebih menyenangkan saat tidak
berpakaian. Mungkin kedengarannya aneh, tapi kakinya yang kurus, tubuhnya
yang kecil, dan kepalanya yang besar, menimbulkan rasa sayang dan iba di hati
Claudia. Anehnya, penisnya
lebih besar daripada kebanyakan laki-laki yang keadaannya sama. Claudia
memutuskan untuk bertanya pada dokternya tentang hal ini. Apakah penis jadi
lebih besar kalau sudah tidak berfungsi lagi"
Ia memperhatikan betapa meletihkan tampaknya bagi Marrion untuk
mengancingkan kemeja dan merapikan mansetnya. Ia melompat turun dari
tempat tidur untuk membantunya.
Marrion memperhatikan ketelanj angan Claudia. Tubuh Claudia lebih indah
daripada tubuh beberapa bintang yang pernah tidur bersamanya, tapi ia tidak
lagi merasakan api di dalam dirinya, dan sel-sel tubuhnya tidak bereaksi melihat
kecantikan Claudia. Tapi Marrion tidak terlalu merasa sedih atau menyesal.
Claudia membantunya mengenakan celana panjang, mengancingkan kemejanya,
dan merapikan mansetnya. Lalu ia meluruskan dasi Marrion yang berwarna
maroon dan menyisir rambutnya yang kelabu dengan jemarinya. Marrion
mengenakan jasnya; sekarang ia' sudah kembali menjadi sosok yang berkuasa.
Claudia menciumnya dan berkata, "Aku senang bersamamu."
Marrion memandanginya, seolah-olah ia seorang musuh. Lalu ia menyunggingkan
senyumnya yang terkenal, yang bisa menghapuskan kesan jelek di wajahnya. Ia
percaya bahwa gadis ini benar-benar polos dan mempunyai hati yang baik; itu
karena ia masih muda. Sayang sekali, dunia tempat ia berkecimpung kelak akan
mengubahnya. "Yah, setidaknya aku bisa mengajakmu makan," kata Marrion. Ia mengangkat
telepon untuk menghubungi pelayanan kamar.
Claudia memang lapar. Ia menghabiskan semangkuk sup, bebek dan sayur-mayur,
dan semangkuk besar es krim stroberi. Marrion makan sangat sedikit, tapi
sanggup menghabiskan sebotol anggur. Mereka bicara tentang film dan buku-
buku. Claudia terkejut karena ternyata pengetahuan Marrion tentang buku jauh
lebih banyak daripada dirinya.
"Aku sebenarnya ingin menjadi penulis," kata Marrion. 'Aku senang menulis, dan
sangat senang membaca. Tapi kau tahu sendiri, aku jarang bisa menyukai penulis
secara pribadi, meski aku menyukai buku-buku karangannya. Misalnya Ernest
Vail. Buku-bukunya indah, tapi dalam kehidupan nyata, dia sangat menyebalkan.
Bagaimana bisa begitu?"
"Sebab pengarang tidak sama dengan buku mereka," kata Claudia. "Buku mereka
merupakan hasil saringan unsur terbaik dalam diri mereka. Mereka seperti
tumpukan bebatuan yang mesti dipecahkan untuk mengambil intan di dalamnya."
"Kau kenal dengan Ernest Vail?" tanya Marrion. Ia mengatakan itu tanpa nada
menyindir, dan Claudia menghargainya. Marrion pasti tahu hubungan cintanya
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir dengan Vail. "Aku suka karyanya, tapi tidak suka pada orangnya. Dan dia
menaruh dendam pada studioku, untuk alasan yang sinting."
Claudia menepuk-nepuk tangan Marrion; sikap akrab ini dimungkinkan, karena ia
sudah melihat Marrion dalam keadaan telanjang. "Semua orang berbakat pasti
punya dendam terhadap studiomu," katanya. "Tapi sifatnya tidak pribadi. Lagi
pula, kau juga tidak bisa dikatakan manis dalam hubungan bisnis. Mungkin aku
satu-satunya penulis di kota ini yang benar-benar menyukaimu." Mereka sama-
sama tertawa. Sebelum berpisah, Marrion berkata pada Claudia "Kalau kau ada masalah,
telepon saja aku." ]nj merupakan isyarat bahwa ia tidak ingin melanjutkan
hubungan pribadi mereka. Claudia mengerti. "Aku tidak akan pernah memanfaatkan tawaranmu itu,"
katanya. "Dan kalau kau ada masalah dengan skenario, kau bisa meneleponku.
Aku akan memberikan konsultasi gratis, tapi kau harus membayar kalau ingin
memintaku menulis." Ini menyiratkan bahwa Marrion akan menjadi pihak yang
lebih membutuhkan Claudia daripada sebaliknya. Tentu saja ini tidak benar, tapi
setidaknya Marrion jadi tahu bahwa Claudia percaya penuh akan bakatnya.
Mereka berpisah baik-baik, sebagai sahabat.
Di Pacific Coast Highway, lalu lintas beringsut lamban. Claudia menoleh ke kiri,
memandangi lautan yang berkilauan. Heran, sedikit sekali orang di pantai.
Betapa berbeda dari Long Island yang pernah didatanginya beberapa tahun
yang lalu. Di atasnya, beberapa pesawat terbang layang terbang di atas kabel-
kabel listrik, menuju pantai. Di sebelah kanannya ia melihat segerombolan orang
mengelilingi sebuah mobil penyiar dan kamera-kamera besar. Ada yang sedang
membuat film. Ia sangat mencintai Pacific Coast Highway. Tapi Ernest Vail
sangat membencinya. Katanya naik mobil di jalan bebas hambatan itu rasanya
seperti naik feri ke neraka. ..
Claudia De Lena pertama kali bertemu dengan ygjl ketika ia diminta menulis
skenario dari novel bestseller Vail. Sejak dulu Claudia menyukai karya-karyanya.
Kalimat-kalimatnya begitu lancar, mengalir seperti nada-nada musik. Vail
memahami kehidupan dan tragedi-tragedi tokohnya. Kemampuan imajinasinya
memikat Claudia, seperti dongeng-dongeng yang disukainya semasa kecil. Maka
ia sangat senang akan bertemu dengan Vail. Tapi ternyata sosok Ernest Vail
yang sesungguhnya sama sekali berbeda dari yang diharapkannya.
Ketika itu Vail berusia lima puluhan. Penampilannya tidak seindah buku-bukunya.
Ia bertubuh pendek gemuk dan kepalanya mulai botak, namun ia sama sekali
tidak berusaha menutupinya. Ia mungkin memahami dan mencintai tokoh-tokoh
di buku-bukunya, tapi ia sama sekali tidak tahu sopan-santun dalam kehidupan
sehari-hari. Mungkin itu salah satu pesonanya, kepolosannya yang seperti kanak-
kanak. Setelah mengenalnya lebih dekat, barulah Claudia mendapati bahwa di
balik kepolosan itu tersembunyi kecerdasan yang menyenangkan. Vail bisa
sangat cerdik seperti anak kecil, dan ia punya keangkuhan yang juga kekanak-
kanakan. Ernest Vail merupakan orang yang paling bahagia di dunia pada saat sarapan
bersama di Polo Lounge itu. Novel-novelnya menghasilkan reputasi mantap
baginya, juga uang banyak, tapi itu tidak penting. Kemudian buku terbarunya
memecahkan rekor sebagai bestseller dan difilmkan oleh LoddStone Studios.
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir Vail telah membuat skenarionya, dan mendapat pujian dari Bobby Bantz serta
Skippy Deere. Claudia sangat
terperanjat ketika Vail ternyata menelan bulat-bulat pujian itu, seperti bintang
yang masih hijau;. Apa dia tidak tahu mengapa Claudia datang menemuinya"
Yang menjengkelkan Claudia, sehari sebelumnya Bantz dan Deere mengatakan
bahwa skenario buatan Vail adalah "sampah". Bukan bermaksud kejam atau me-
rendahkan. Naskah yang disebut "sampah" hanya berarti bahwa naskah itu tak
dapat digunakan. Claudia tidak kecewa melihat penampilan Vail yang sederhana. Bukankah ia
sendiri tidak cantik sebelum dioperasi plastik" Ia bahkan agak terpesona
dengan kepercayaan dan antusiasme Vail.
Bantz berkata, "Ernest, kami meminta Claudia membantumu. Dia yang terbaik
dalam urusan skenario, dan dia akan membuat bukumu menjadi film yang bagus.
Aku sudah bisa mencium kesuksesan. Dan ingat... kau mendapat sepuluh persen
keuntungan bersih." Vail termakan umpan itu. Orang malang ini sama sekali tidak tahu bahwa sepuluh
persen dari keuntungan bersih adalah nol.
Vail tampaknya benar-benar senang akan dibantu. "Tentu, aku bisa belajar
darinya. Menulis skenario jauh lebih menarik daripada menulis buku, tapi bidang
ini masih baru bagiku."
Skippy Deere berkata menenangkan, "Ernest, kau punya bakat alami. Kau bisa
mendapat banyak pekerjaan di sini. Dan film ini akan membuatmu kaya, apalagi
kalau menjadi box office dan memenangkan Academy Award."
Claudia mengamati ketiga pria itu. Dua penipu dan satu orang tolol. Bukan hal
aneh di Hollywood- Tapi bukankah ia sendiri dulu tidak begitu pandai" Bukankah Skippy Deere
berhasil memerasnya habis-habisan" Tapi mau tak mau ia mengagumi Skippy
yang kelihatannya benar-benar tulus.
Claudia tahu proyek itu dalam kesulitan besar. Benny Sly yang hebat itu ikut
terlibat dan Sly mengubah tokoh utama Vail yang cerdas menjadi semacam
sosok gabungan antara James Bond-Sherlock Holmes-Casanova. Cerita Vail akan
habis tak bersisa, tinggal kerangkanya belaka.
Karena merasa kasihan, Claudia setuju makan malam bersama Vail malam itu,
untuk merencanakan kerja sama mereka dalam menulis skenario. Salah satu
syarat kerja sama yang baik adalah dengan menghindari keterlibatan hubungan
romantis dengan rekan kerja. Maka Claudia berusaha tampil tidak menarik
selagi bekerja. Hubungan cinta bisa merusak konsentrasinya menulis skenario.
Tapi ia terheran-heran karena kerja sama mereka selama dua bulan akhirnya
berkembang menjadi persahabatan abadi. Ketika sama-sama dipecat dari
proyek itu pada hari yang sama, mereka berdua pergi ke Vegas. Sejak dulu
Claudia senang berjudi, -begitu pula Vail. Di Vegas, Claudia memperkenalkannya
pada kakaknya, Cross, dan sama sekali tak menyangka bahwa mereka ternyata
cocok satu sama 'ain, padahal tampaknya tidak ada alasan apa pun untuk
persahabatan mereka. Vail adalah seorang intelektual yang tidak tertarik pada
olahraga ataupun golf, sementara Cross tidak pernah suka membaca. Claudia
menanyakan hal ini pada Vail. "Dia pendengar yang baik, sedangkan aku senang
bicara," kata Vail. Claudia merasa penjelasan ini tidak memuaskan.
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir Maka ia bertanya pada Cross. Meski Cross adalah kakaknya sendiri, ia tetap
merupakan misteri. Cross memikirkan pertanyaan itu, dan akhirnya berkata,
"Sebab dia tidak perlu diawasi. Dia tidak menginginkan apa-apa." Claudia merasa
pendapat Cross tepat sekali, dan ini sangat mengejutkan. Ernest Vail memang
bukan orang yang menyimpan maksud-maksud tersembunyi.
Hubungan Claudia dengan Ernest Vail berbeda dari yang lain. Meski merupakan
novelis terkemuka, Vail tidak mempunyai kekuasaan di Hollywood. Selain itu, ia
tidak berbakat untuk beramah-tamah; sebaliknya, ia sering menimbulkan
antipati. Artikel-artikelnya di majalah banyak membahas masalah nasional yang
sensitif dan selalu tidak taktis, tapi ironisnya hal ini membangkitkan kemarahan
kedua belah pihak. Ia mencemooh proses demokrasi di Amerika; ia menulis
tentang feminisme, menyatakan bahwa wanita akan selalu diremehkan oleh pria,
sampai mereka bisa setara secara fisik, dan ia menasihati kaum feminis^ untuk
membentuk kelompok-kelompok latihan bersifat kemiliteran. Mengenai masalah
rasial, ia menulis ' esai tentang bahasa; menurut pendapatnya, orang kulit
hitam seharusnya menyebut diri mereka "kulit berwarna" saja, sebab kata
"hitam" banyak digunakan untuk hal-hal berkonotasi negatif - misalnya kambing
hitam, dunia hitam, dan sebagainya.
Tapi kemudian ia membangkitkan amarah kedua belah pihak ketika ia
mengatakan bahwa semua bangsa di Mediteranea bisa digolongkan bangsa kulit
berwarna, termasuk bangsa Italia, Spanyol, Yunani, dan lain-lainnya.
Ketika menulis tentang kelas dalam masyarakat, ia menyatakan bahwa kaum
yang beruang pasti kejam dan defensif, dan kaum miskin terpaksa menjadi
kriminal karena mereka harus melawan hukum yang dibuat oleh golongan kaya
yang ingin melindungi uang mereka. Ia menulis bahwa segala program
kesejahteraan semata-mata adalah sogokan bagi kaum miskin agar mereka tidak
mengobarkan revolusi. Tentang agama, ia menulis bahwa agama harus dituliskan
seperti resep obat. Sialnya, orang-orang tak pernah tahu apakah ia hanya bercanda atau serius.
Sifat eksentriknya tak pernah muncul dalam novel-novelnya, jadi sifatnya tidak
bisa dikenal melalui karyanya.
Tapi Claudia bisa menjalin hubungan dekat dengannya ketika mereka bekerja
bersama menggarap skenario untuk novel bestseller-nya. Vail murid yang baik
dan sangat menghormati Claudia; sebaliknya Claudia menghargai humor-humor
Vail yang sinis, dan sikap seriusnya mengenai kondisi-kondisi di masyarakat.
Claudia terperangah dengan ketidakpeduliannya dalam hal uang, ketidaktahuannya yang tidak dibuat-buat tentang pengaruh kekuasaan di dunia
ini, terutama di Hollywood. Mereka jadi begitu akrab, sampai-sampai Claudia
Godfather Terakhir The Last Don Karya Mario Puzo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
meminta Vail membaca novelnya. Ia senang ketika keesokan harinya Vail datang
ke studio dengan membawa catatan-catatan tentang bagian yang sudah
dibacanya. Novel itu diterbitkan dnegan mengandalkan kesuksesan Claudia sebagai penulis
skenario dan atas campur tangan Melo Stuart, agennya. Novel itu mendapatkan
beberapa ulasan dengan pujian kecil, tapi ada pula yang bernada mengejek,
semata-mata karena ia seorang penulis skenario. Tapi Claudia tetap menyukai
bukunya. Memang buku itu tidak laris dan tidak ada yang berminat
mengangkatnya ke layar lebar, tapi setidaknya buku itu diterbitkan. Ia mem-
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir persembahkan satu untuk Vail: "Untuk novelis terbesar di Amerika." Tapi tak
ada gunanya. "Kau gadis yang sangat beruntung," kata Vail. "Kau seorang penulis skenario,
bukan novelis. Kau takkan pernah bisa menjadi novelis." Kemudian, tanpa maksud
jahat atau apa pun, ia membahas novel Claudia habis-habisan selama setengah
jam dan menunjukkan bahwa novel itu sama sekali tidak bermutu, tidak memiliki
struktur, kedalaman isi, kekuatan karakter tokoh, bahkan dialognya - yang
merupakan titik kuat Claudia - sangat buruk. Ulasan Vail sangat brutal, namun
begitu masuk akal, hingga Claudia mau tak mau mengakui kebenarannya.
Vail menutup pembahasannya dengan ucapan yang menurut pendapatnya
menyenangkan. "Buku ini sangat bagus untuk ukuran karya wanita berumur de-
lapan belas tahun," katanya. "Semua kekurangan yang kusebutkan tadi bisa
diperbaiki lewat pengalaman, setelah kau bertambah usia. Tapi ada satu hal
yang tak bisa kauubah lagi. Kau tidak berbakat menulis dalam bahasa yang enak
dibaca." Mendengar ini, Claudia merasa tersinggung. Dalam beberapa ulasan, gaya
penulisannya yang puitis justru dipuji. "Kau salah untuk hal yang satu itu,"
bantahnya. "Aku berusaha menulis dalam kalimat-kalimat sempurna. Dan hal
yang paling kukagumi dalam buku-bukumu adalah gaya puitisnya."
Untuk pertama kalinya Vail tersenyum. "Terima kasih," katanya. "Sebenarnya
aku tidak sengaja menulis dalam bahasa puitis. Gaya itu muncul dengan
sendirinya dari emosi tokoh-tokohnya. Sedangkan gaya puitismu dalam buku ini
dipaksakan, jadi sama sekali tidak murni."
Claudia menangis. "Memangnya kau ini siapal" katanya. "Kenapa komentarmu
begitu destruktif" Kenapa kau bisa begitu yakin?"
Vail tampaknya merasa geli. "Hei, kau bisa saja menulis buku-buku yang tidak
laku. Tapi untuk apa, padahal kau ini penulis skenario yang jenius" Mengenai
kenapa aku bisa begitu yakin, ini satu-satunya bidang yang kuketahui, dan aku
tahu pasti. Atau mungkin aku salah."
"Kau tidak salah, tapi kau manusia sadis," kata Claudia.
Vail menatapnya dengan letih. "Kau berbakat," katanya. "Telingamu tajam untuk
dialog film. Kau ahli dalam kerangka cerita. Kau benar-benar memahami film.
Kenapa memaksakan diri menjadi pandai besi, kalau kau lebih cocok menjadi
montir mobil" Kau orang film, bukan novelis."
Claudia menatapnya terheran-heran. "Kau tidak merasa rupanya, betapa
menghina ucapanmu itu."
"Aku tahu," kata Vail. "Tapi ini demi kebaikanmu sendiri."
"Rasanya aku tak percaya kau adalah pengarang yang kukenal," kata Claudia
dengan sengit. "Tak ada yang percaya kaulah yang menulis buku-buku itu."
Vail tertawa senang. "Memang benar," katanya. "Hebat, bukan?"
Selama minggu berikutnya, ia bersikap formal pada Claudia saat bersama-sama
menggarap skenario tersebut. Ia menganggap persahabatan mereka sudah
berakhir. Tapi akhirnya Claudia berkata padanya, "Ernest, jangan bersikap kaku
padaku. Aku memaafkanmu. Aku malah percaya apa yang kaukatakan itu benar.
Tapi kenapa kau begitu brutal" Semula kusangka kau sedang membuat taktik
khas laki-laki. Kau tahu kan, menghinaku, lalu mengajakku ke tempat tidur. Tapi
aku tahu kau terlalu bodoh untuk berbuat begitu. Aku hanya minta kau jangan
hanya mengatakan yang pahit-pahit. Berilah gula sedikit dalam kritikmu."
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir Vail angkat bahu. "Hanya satu hal yang penting bagiku," katanya. "Kalau aku
tidak jujur tentang hal tersebut, berarti aku sama sekali tak berarti. Aku
bersikap brutal pun karena aku sangat menyukaimu. Kau tidak menyadari,
betapa langka orang seperti kau ini."
Claudia berkata dengan tersenyum, "Karena bakatku, kecerdasanku, atau
kecantikanku?" Vail mengibaskan tangannya dengan tegas. "Tidak, tidak," katanya. "Tapi karena
kau orang yang diberkati dan sangat bahagia. Kau tidak akan pernah sedih
mengalami tragedi apa pun. Dan itu sangat langka."
Claudia memikirkannya. "Ada sedikit penghinaan dalam ucapanmu itu," katanya.
"Apakah itu berarti pada dasarnya aku orang yang bodoh?" Ia diam sejenak.
"Orang yang melankolis dianggap lebih sensitif."
"Benar," kata Vail. "Aku lebih melankolis, jadi itu berarti aku lebih sensitif
daripada kau?" Mereka sama-sama tertawa dan Claudia memeluknya.
"Terima kasih telah bersikap jujur padaku," katanya.
"Jangan terlalu sombong," kata Vail. "Seperti kata ibuku, 'Hidup ini seperti
sekotak granat tangan. Kita tidak pernah tahu, apa yang akan menghancurkan
kita.'" Sambil tertawa, Claudia berkata, "Astaga, apa kau selalu pesimis begitu" Kau
tidak akan pernah bisa menjadi penulis skenario. Sudah jelas dari ucapanmu
itu." "Tapi itu lebih jujur," kata Vail.
Sebelum kerja sama mereka selesai, Claudia sudah menyeret Vail ke tempat
tidur. Ia menyukai Vail dan ingin melihatnya dalam keadaan tanpa busana, agar
mereka bisa bicara dari hati ke hati.
Sebagai kekasih, Vail tidak terlalu hebat, tapi ia sangat antusias. Ia juga
lebih mempunyai rasa terima kasih daripada kebanyakan laki-laki. Terutama, Vail
senang berceloteh setelah bercinta; ketelanjangannya tidak mengurangi
kesukaannya memberi kuliah dan penilaian-penilaiannya yang blak-blakan. Dan
Claudia menyukai ketelanjangannya. Tanpa busana, ia jadi seperti seekor monyet
yang lincah dan nakal; tubuhnya berbulu, di dada dan punggung, dan ia juga
rakus seperti monyet, suka mencengkeram tubuh
telanjang Claudia seperti menyambar buah yang bergantung di pohon. Gairahnya
membuat heran Claudia. Ia menikmati komedi seks mereka dan senang karena
Vail terkenal di seluruh dunia* senang bahwa ia pernah melihat Vail di TV dan
menganggapnya agak angkuh dalam masalah sastra serta keadaan moral yang
menyedihkan di dunia; Vail tampak begitu berwibawa saat memegang pipa yang
jarang diisapnya, penampilannya seperti seorang profesor dalam jas wol dengan
alas siku dari kulit. Tapi ia jauh lebih menarik di tempat tidur daripada di TV,
sebab ia bukan orang yang pintar berakting.
Tak pernah ada pembicaraan tentang cinta di antara mereka, atau tentang
"hubungan serius". Claudia tidak membutuhkannya dan Vail hanya mengerti isti-
lah itu di buku. Mereka sama-sama menerima kenyataan bahwa Vail tiga puluh
tahun lebih tua dan sama sekali tidak kaya, meski terkenal. Mereka tidak
memiliki kesamaan, kecuali dalam bidang sastra; ini mungkin dasar yang paling
rapuh untuk mengikat diri dalam perkawinan; mereka sependapat dalam hal itu.
Tapi Claudia senang berdebat dengannya tentang film. Vail bersikeras bahwa
film tidak bisa disebut seni, melainkan sebuah kemunduran yang setingkat
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir dengan lukisan-lukisan primitif yang ditemukan di gua-gua. Film tidak mempunyai
bahasa, dan karena kemajuan manusia bergantung pada bahasa, berarti film
hanyalah suatu bentuk seni minor yang regresif.
Claudia berkata, "Kalau begitu, berarti lukisan juga bukan seni, juga Bach,
Beethoven, dan Michelangelo. Omonganmu ngawur." Kemudian ia menyadari
bahwa Vail hanya menggodanya; Vail se-g membuatnya kesal secara halus,
setelah ber-nta. Ketika dipecat dari proyek itu, mereka sudah menjadi kawan karib. Sebelum
kembali ke New "fork, Vail memberikan sebuah cincin kecil berhiaskan permata
dengan warna-warni berbeda pada Claudia, kelihatannya cincin itu tidak mahal,
tapi merupakan benda antik berharga yang dengan susah payah dicari Vail.
Claudia selalu mengenakannya dan menganggapnya jimat keberuntungan.
I Setelah Vail pergi, hubungan seksual mereka pun berakhir. Kelak, kalau Vail
kembali ke L.A., Claudia pasti sudah terlibat hubungan dengan orang lain. Vail
juga mengerti bahwa seks di antara mereka lebih merupakan bentuk
persahabatan daripada gairah, i Sebagai kenang-kenangan, Claudia memberikan
kuliah menyeluruh pada Vail tentang seluk-beluk dunia di Hollywood. Ia
menjelaskan bahwa skenario mereka akan ditulis ulang oleh Benny Sly, penulis
ulang legendaris yang pernah disebut-sebut akan dianugerahi Academy Award
untuk kategori penulisan ulang. Spesialisasi Benny Sly adalah mengubah cerita-
cerita yang tidak komersil menjadi film top seratus juta dolar. Ia jelas akan
mengubah buku Vail menjadi film yang pasti dibenci Vail, namun film itu akan
sangat laris. Vail angkat bahu. "Tidak masalah," katanya. "Aku akan mendapat sepuluh persen
dari keuntungan bersih, dan aku akan kaya."
Claudia menatapnya jengkel. "Keuntungan bersih?" serunya. "Kau tidak
mengerti, ya" Kau tidak akan
pernah mendapat satu sen pun, berapa banyak pun keuntungan yang diperoleh.
LoddStone sangat ahli dalam melenyapkan uang. Dengar, aku pernah dijanjikan
hal yang sama dalam lima film yang meraup uang berton-ton, tapi aku tak pernah
mendapat Sepeser pun. Kau juga akan mengalaminya."
Lagi-lagi Vail hanya angkat bahu. Tampaknya ia tidak peduli. Sikapnya ini
membuat tindakan-tindakannya pada tahun-tahun selanjutnya justru lebih mem-
bingungkan lagi. Affair berikutnya mengingatkan Claudia akan ucapan Vail bahwa hidup ini
seperti sekotak granat tangan. Untuk pertama kalinya, ia jatuh cinta pada laki-
laki yang sama sekali tidak cocok baginya, padahal ia gadis yang cerdas. Laki-
laki itu seorang sutradara muda yang jenius. Setelah itu, ia jatuh cinta lagi, kali
ini tanpa dapat menahan diri, pada laki-laki lain yang merupakan dambaan hampir
setiap wanita di dunia. Dan laki-laki ini juga tidak cocok untuk Claudia.
Mulanya ia merasa bangga karena dapat menarik perhatian pria-pria hebat
semacam itu, tapi perasaan ini dengan segera terkikis oleh cara mereka
memperlakukannya. Sutradara itu hanya beberapa tahun lebih tua dari Claudia, dan ia telah
menghasilkan tiga film non-konvensional yang bukan saja mendapat pujian, tapi
juga menghasilkan banyak uang. Semua studio ingin bekerja sama dengannya.
LoddStone Studios memberikan kontrak tiga film untuknya dan menugaskan
Claudia untuk menulis ulang skenario yang akan difilmkan.
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir Salah satu unsur kejeniusan sutradara itu adalah ia tahu betul apa yang
diinginkannya. Mulanya ia meremehkan Claudia, karena Claudia seorang wanita
dan penulis, tidak banyak berarti dalam struktur kekuasaan di Hollywood. Belum
lama bekerja sama, mereka sudah bertengkar.
Sang sutradara meminta Claudia menulis adegan yang menurut pendapat Claudia
tidak sesuai dengan struktur cejita. Claudia tahu bahwa adegan itu sangat
mencolok dan hanya akan menonjolkan si sutradara.
"Aku tidak bisa menulis adegan seperti itu," kata Claudia. "Tidak ada
manfaatnya untuk cerita. Hanya mementingkan action dan kamera."
"Karena itulah cocok dibuat film," sahut si sutradara dengan ketus. "Lakukan
saja seperti yang sudah kita diskusikan."
"Aku tidak mau membuang-buang waktumu dan waktuku sendiri," kata Claudia.
"Kau saja yang menulis, dengan kamera sialanmu itu."
Sang sutradara tidak mau bersusah payah untuk marah. "Kau dipecat," katanya.
"Keluar dari film." Ia menepukkan tangannya.
Tapi Skippy Deere dan Bobby Bantz memaksa mereka berdamai. Ini
dimungkinkan karena sang sutradara terkesan oleh sikap keras kepala Claudia.
Film itu ternyata sukses besar, dan Claudia terpaksa mengakui bahwa ini lebih
disebabkan oleh bakat sutradara itu sebagai pembuat film daripada bakatnya
sendiri sebagai penulis. Rupanya ia memang tidak mampu memahami visi sang
sutradara. Mereka tidur bersama nyaris secara kebetulan, tapi ternyata sutra-
dara itu mengecewakan. Ia menolak untuk telanjang, dan bercinta masih dengan
mengenakan kemejanya. Tapi Claudia masih memimpikan membuat film-film
besar bersamanya, menjadi tim sutradara-penulis terhebat sepanjang masa. Ia
bersedia sekadar menjadi partner pelengkap, melayani kejeniusan laki-laki itu
dengan bakatnya. Mereka akan menghasilkan karya besar bersama-sama dan
menjadi legenda. Affair mereka berlangsung satu bulan lamanya, sampai Claudia
menyelesaikan skenario "khususnya" untuk. Messalina dan menunjukkannya pada
sutradara itu. Laki-laki itu membacanya, lalu melemparkannya. "Omong kosong
feminis yang penuh pertunjukan paha dan dada," katanya. "Kau gadis yang
Godfather Terakhir The Last Don Karya Mario Puzo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
cerdas, tapi aku tidak mau buang-buang waktu membuat film semacam itu."
"Ini baru kerangka pertamanya," kata Claudia.
"Ya Tuhan, aku benci orang-orang yang suka memanfaatkan hubungan pribadi
untuk membuat film," katanya.
Pada saat itu juga Claudia merasa cintanya pada pria itu lenyap tak berbekas. Ia
sangat marah. "Aku tidak perlu tidur denganmu untuk membuat film." katanya.
"Memang tidak perlu," sahut si sutradara. "Kau berbakat dan kau punya reputasi
sebagai salah satu teman tidur paling hebat di dunia film."
Claudia benar-benar terperanjat. Ia sendiri tak pernah bergosip tentang
teman-teman kencannya. Dan ia benci mendengar nada bicara laki-laki itu,
seolah-olah perempuan tidak pantas melakukan apa yang dilakukan laki-laki.
Claudia berkata padanya, "Kau juga berbakat, tapi laki-laki yang bercinta
dengan mengenakan kemejanya punya reputasi lebih buruk lagi. Dan setidaknya
aku tidak perlu mencari teman tidur dengan menjanjikan tes peran pada orang
lain." Itulah akhir dari hubungan mereka. Sesudahnya, Claudia jadi teringat Dita
Tommey sebagai sutradara. Ia memutuskan bahwa hanya sesama wanitalah yang
bisa menghargai skenario yang dibuatnya.
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir Ah, persetan, pikirnya. Bajingan itu tidak pernah membuka pakaiannya
sepenuhnya dan dia tidak suka mengobrol setelah selesai tidur bersama. Dia
memang jenius dalam hal film, tapi bahasanya kasar. Dan untuk ukuran seorang
jenius, dia benar-benar tidak menarik, kecuali kalau sedang bicara tentang film.
Sekarang Claudia sudah mendekati belokan lebar Pacific Coast Highway. Lautan
itu memantulkan bentuk karang-karang di sebelah kanannya, bagaikan sebuah
cermin raksasa. Inilah tempat yang paling disukainya, keindahan alamnya selalu
membuatnya terpukau. Sepuluh menit lagi, ia akan tiba di Malibu Colony tempat
Athena tinggal. Claudia mencoba mengingat-ingat tujuan kedatangannya: untuk
menyelamatkan film, dan membujuk Athena untuk kembali syuting. Ia ingat
bahwa dulu beberapa kali mereka pernah mempunyai kekasih yang sama, dan ia
merasa bangga karena laki-laki yang pernah mencintai Athena Wsa mencintainya
juga. Matahari bersinar amat cerah, membuat gelombang Lautan Pasifik tampak
seperti permata-permata raksasa. Sekonyong-konyong Claudia menginjak rem.
Salah satu pesawat terbang layang itu meluncur di depan mobilnya;
pengemudinya seorang gadis dengan sebelah payudara tersembul keluar dari
blusnya; ia melambai pada Claudia, sementara pesawatnya melayang ke tepi
pantai. Mengapa mereka diperbolehkan berada di sini" Mengapa tidak ada polisi
yang muncul" Ia menggelengkan kepala dan menekan pedal gas. Lalu lintas mulai
sepi dan jalan bebas hambatan itu berkelok, sehingga ia tak bisa lagi melihat
laut; tapi setengah mil di depan, laut akan kembali tampak. Seperti cinta
sejati, pikir Claudia dengan gembira. Dalam hidupnya, cinta sejati selalu muncul
kembali. Suatu ketika ia benar-benar jatuh cinta, dan pengalaman itu membawa
kepedihan sekaligus pelajaran untuknya. Dan itu bukan sepenuhnya
kesalahannya, sebab pria yang dicintainya adalah Steve Stallings, bintang laris
dan pujaan wanita di seluruh dunia. Ia memiliki ketampanan maskulin yang
dahsyat, pesona memikat, dan semangat luar biasa yang dipicu oleh penggunaan
kokain secara terkendali. Ia juga berbakat besar sebagai aktor. Dan di atas
segalanya, ia adalah seorang Don Juan. Ia mengencani siapa saja dan di mana
saja - di lokasi syuting di Afrika, di kota kecil di daerah barat Amerika, di
Bombay, Singapura, Tokyo, London, Roma, Paris. Ia menebar cinta seperti orang
kaya memberi sedekah pada yang miskin. Tidak ada istilah hubungan serius
dengannya, seperti halnya pengemis tak akan diundang ke pesta si dermawan
yang kaya. Dan ia begitu terpesona pada
Claudia, sehingga hubungan mereka bisa bertahan sampai dua puluh tujuh hari.
Meski membawa kesenangan, masa dua puluh tujuh hari itu juga sangat
menyakitkan bagi Claudia. Steve Stallings adalah kekasih yang sangat memikat,
dengan bantuan kokain tentunya. Ia bahkan sangat senang telanjang, melebihi
Claudia. Ditambah kenyataan bahwa ia memiliki tubuh yang bagus. Sering kali
Claudia mendapatinya sedang berkaca mengagumi tubuhnya sendiri, seperti
wanita yang mematut-matut topinya di depan kaca.
Claudia tahu ia hanya kekasih yang tidak penting bagi Stallings. Kalau punya
janji kencan, Stallings selalu meneleponnya untuk memberitahukan ia akan
terlambat satu jam, tapi ia baru datang enam jam kemudian. Kadang-kadang ia
malah membatalkan kencan mereka. Claudia hanyalah cadangan untuk
menghabiskan malam. Dan kalau akan bercinta, ia bersikeras agar Claudia juga
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir menggunakan kokain; ini cukup menyenangkan, tapi Claudia merasa kokain itu
membuat benaknya kacau-balau, hingga ia tidak bisa bekerja selama beberapa
hari berikutnya, dan ia jadi tidak mempercayai apa-apa yang ditulisnya. Ia
menyadari bahwa ia mulai menjadi jenis perempuan yang paling dibencinya:
perempuan yang seluruh hidupnya bergantung pada keinginan seorang laki-laki.
Ia merasa terhina karena ia hanyalah pilihan ke-empat atau kelima bagi
Stallings, tapi ia tidak ^penuhnya menyalahkan pria itu. Ia menyalahkan dirinya
sendiri. Bagaimanapun, Steve Stallings dapat ttiemperoleh perempuan mana pun
di Amerika, karena ketenarannya, tapi ia memilih Claudia. Kelak Stallings akan
semakin tua dan tidak setampan saat ini; ketenarannya akan berkurang dan ia
akan menggunakan kokain lebih banyak lagi. Ia harus memanfaatkan masa-masa
jayanya sebaik mungkin. Claudia benar-benar jatuh einta dan merasa sangat
tidak bahagia. Maka, pada hari kedua puluh tujuh, ketika Stallings menelepon untuk
mengatakan ia akan terlambat satu jam, Claudia berkata, "Tak usah repot-
repot, Steve, aku mau pergi dari rumah geisha-mu."
Sejenak tidak terdengar jawaban, dan ketika Stallings berbicara, nadanya tidak
terdengar terkejut. "Kuharap kita masih bisa berteman," katanya. "Aku benar-
benar senang bersamamu."
"Tentu," sahut Claudia, lalu menutup telepon. Untuk pertama kalinya, ia tak mau
mempertahankan persahabatan pada akhir affair-nya kali ini. Yang paling ia
sesali adalah ketololannya. Sudah jelas bahwa sikap Stallings selama ini
merupakan siasatnya agar Claudia mundur, tapi Claudia terlalu lamban untuk
memahaminya. Ini sangat memalukan. Kenapa ia bisa begitu bodoh" Ia menangis,
tapi seminggu kemudian ia sudah kembali pulih. Sekarang ia bebas menggunakan
waktunya dan ia bisa bekerja kembali. Senang rasanya bisa menulis lagi dengan
kepala jernih dari pengaruh kokain dan cinta sejati.
Setelah skenarionya ditolak oleh kekasihnya, sang sutradara jenius, Claudia
bekerja keras menulis ulang skenario tersebut selama enam bulan.
Skenario orisinal untuk Messalina itu dibuatnya sebagai propaganda yang tajam
atas feminisme. Tapi setelah lima tahun berkecimpung di dunia perfilman, ia
tahu bahwa pesan apa pun yang ingin disampaikan dalam film haruslah dibumbui
dengan unsur-unsur yang lebih mendasar, misalnya ketamakan, seks, pem-
bunuhan, dan keyakinan atas kemanusiaan. Ia pun harus menuliskan adegan-
adegan yang bagus, bukan hanya bagi bintang yang menjadi pilihan pertamanya,
Athena Aquitane, melainkan juga untuk sedikitnya tiga bintang wanita lain yang
perannya tidak begitu penting. Peran yang bagus untuk wanita sangat jarang,
maka skenario itu pasti akan menarik minat bintang-bintang besar. Selain itu,
yang juga sangat penting adalah tokoh antagonis pria yang harus tampan,
memikat, berani, dan cerdik. Untuk tokoh ini, ia menggali kenangannya akan
ayahnya. Mulanya Claudia ingin mendekati produser independen wanita yang punya
pengaruh, tapi sebagian besar pimpinan studio yang bisa memberikan lampu
hijau untuk sebuah film adalah laki-laki. Mungkin mereka akan menyukai
skenario yang dibuatnya, tapi mereka pasti akan khawatir kalau-kalau film itu
nanti dianggap mengandung propaganda karena produser dan sutradaranya
wanita. Mereka akan meminta setidaknya satu pria untuk ambil bagian dalam
pembuatannya. Claudia telah memutuskan untuk mengajukan Dita Tommey
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir sebagai sutradara. " Tommey pasti akan menerima tawarannya, sebab film itu
akan menjadi film berbiaya besar. Kalau sukses, film semacam itu akan
mengangkatnya ke kelas sutradara laris. Kalaupun gagal, reputasinya tetap akan
meningkat. Film berbiaya besar yang gagal
kadang-kadang lebih bergengsi bagi seorang sutradara daripada film murah
yang menghasilkan uang banyak.
Alasan lainnya adalah Dita Tommey sangat menyukai wanita, dan lewat film ini ia
bisa mendekati empat aktris cantik yang terkenal.
Claudia memilih Tommey karena mereka pernah bekerja sama dalam sebuah
film, beberapa tahun yang lalu, dan pengalaman itu menyenangkan. Tommey
orang yang sangat terus terang, sangat pintar, dan sangat berbakat. Selain itu,
ia bukan jenis sutradara "pembunuh penulis" yang suka merekrut teman-
temannya untuk menulis ulang dan berbagi pujian. Ia tak pernah minta namanya
disebut-sebut dalam penulisan naskah film, kecuali kalau ia memang ikut
menuliskannya, dan ia bukan jenis yang suka melakukan pelecehan seksual,
seperti halnya beberapa sutradara dan bintang. Tapi sebenarnya istilah
"pelecehan seksual" tidak tepat digunakan dalam bisnis perfilman, di mana
menjual daya tarik seks adalah bagian dari pekerjaan.
Claudia memastikan naskahnya dikirim kepada Skippy Deere pada hari Jumat,
sebab hanya pada hari itulah Skippy mau membaca skenario secara serius.
Claudia memilih Skippy karena ia adalah produser terbaik di kota, meski Skippy
sudah sering mengkhianatinya. Selain itu, Claudia tak bisa melupakan begitu
saja hubungan lama dengan seseorang-Dan usahanya berhasil. Skippy
meneleponnya pada pagi hari Minggu dan mengundangnya makan siang pada hari
itu juga. Claudia memasukkan komputernya ke mobil Mercedes-nya, lalu mengenakan
pakaian kerjanya: kemeja pria dari bahan denim, celana jeans lusuh, sepatu
santai, dan mengikat rambutnya dengan syal merah.
Ia memilih jalur Ocean Avenue di Santa Monica. Di Palisades Park yang
memisahkan Ocean Avenue dari Pacific Coast Highway, ia melihat para
tunawisma Santa Monica sedang berkumpul menanti makan siang mereka. Para
pekerja sosial membawakan makanan dan minuman untuk mereka setiap hari
Minggu, dan mereka makan di meja-meja dan kursi-kursi kayu di taman, di
tengah udara segar. Claudia selalu mengambil rute ini agar bisa melihat mereka,
untuk mengingatkan dirinya bahwa di dunia ini ada orang-orang lain yang tidak
mempunyai Mercedes dan kolam renang dan tidak bisa berbelanja di Rodeo
Drive. Dulu ia sering menjadi sukarelawan untuk menyajikan makanan di taman
itu, tapi sekarang ia hanya mengirimkan cek pada gereja. Terlalu menyakitkan
rasanya, berpindah-pindah dari satu dunia ke dunia lain; semangatnya untuk
maju menjadi tumpul. Tapi ia tak bisa menahan diri untuk tidak mengawasi
orang-orang berpakaian lusuh itu; hidup mereka sudah hancur lebur, namun
beberapa di antaranya tampak begitu penuh harga diri. Sungguh luar biasa, bisa
hidup tanpa harapan seperti itu. Dan semuanya hanya menyangkut masalah
uang - uang yang bisa ia peroleh begitu mudah dengan menulis skenario. Hasil
yang diperolehnya selama enam bulan jauh melebihi uang yang bisa diperoleh
orang-orang ini sepanjang hidup mereka.
Di mansion Skippy Deere di atas tebing Beverly Hills, ia diantar oleh seorang
pengurus rumah ke kolam renang yang dilengkapi meja-meja berpayung warna
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir biru-kuning cerah. Deere sedang duduk di sebuah kursi malas dari kulit. Di
sampingnya ada meja kecil dari pualam, dengan telepon dan tumpukan skenario
di atasnya. Skippy mengenakan kacamata baca berbingkai merah yang hanya
digunakannya di rumah. Di tangannya ada gelas tinggi berisi air Evian dingin.
Ia melompat bangkit dan memeluk Claudia. "Claudia," katanya, "ada bisnis yang
mesti cepat kita lakukan."
Claudia mencoba menilai nada suaranya. Biasanya ia bisa menebak reaksi orang
terhadap skenarionya melalui nada suara. Pujian yang diucapkan dengan hati-
hati berarti penolakan. Lalu nada gembira dan antusias saat menghujani dengan
pujian biasanya hampir selalu diikuti dengan tiga alasan mengapa skenario hasil
karyanya tak bisa dipakai - entah karena ada studio lain yang menggarap materi
yang sama, sulit mencari pemeran-pemeran yang tepat, atau tak ada studio yang
mau menggarap masalah yang dipaparkan di dalam skenario tersebut. Tapi suara
Deere mengandung nada seorang businessman yang menemukan sesuatu yang
bagus. Ia bicara tentang uang dan kontrol. Itu berarti "ya".
"Skenario ini bisa menjadi film yang sangat besar," katanya pada Claudia.
"Sangat sangat besar. Malah sebenarnya kita tak bisa membuatnya hanya
sebagai film kecil. Aku tahu karyamu. Kau gadis yang sangat pandai. Tapi aku
harus mencari studio yang berani menampilkan adegan seks seperti ini. Topik
feminisme bisa kujual pada aktris-aktris. Untuk mendapatkan bintang pria, kau
harus menghaluskan perannya sedikit, berikan porsi lebih banyak sebagai tokoh
baik. Kau juga pasti ingin menjadi associate producer untuk film ini, tapi
akulah
Godfather Terakhir The Last Don Karya Mario Puzo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
yang menjadi penentu kata akhir. Kau boleh buka suara, aku bersedia menerima
masukan." "Aku ingin diberi kebebasan memilih sutradara," kata Claudia.
"Kau, pihak studio, dan semua bintang itu," kata Deere sambil tertawa.
"Aku tidak akan menjual skenario ini, kecuali kalau sutradara pilihanku
disetujui," kata Claudia.
"Oke," kata Deere. "Mula-mula, bilang saja pada pihak studio bahwa kau ingin
menyutradarai sendiri film itu, lalu mundurlah. Mereka akan sangat lega dan
akan menyetujui pilihanmu." Ia diam sejenak. "Siapa yang kaupilih?"
"Dita Tommey," kata Claudia.
"Bagus. Pintar," sahut Deere. "Dia disukai oleh bintang-bintang wanita. Juga
pihak studio. Dia bekerja sesuai dengan budget yang tersedia, dan tidak meng-
gerogoti dana untuk film. Tapi kau dan aku mesti menentukan kasting sebelum
mengajukan namanya."
"Studio mana yang akan kaudekati?" tanya Claudia.
"LoddStone," kata Deere. "Mereka banyak memiliki kecocokan denganku, jadi
kita tidak perlu terlalu pusing berdebat tentang kasting dan sutradara. Claudia,
skenariomu ini sangat sempurna. Jenaka, mendebarkan, dengan sudut pandang
yang sangat bagus tentang feminisme di masa lalu; sekarang hal itu sedang
ramai diperdebatkan. Kau mengangkat reputasi Messalina dan wanita-wanita
lainnya. Aku akan bicara dengan Melo dan Molly Flanders tentang permintaanmu,
supaya dia bisa meneruskannya pada Business Affairs di LoddStone."
"Sialan kau," kata Claudia. "Rupanya kau sudah bicara dengan LoddStone?"
"Kemarin malam," sahut Skippy Deere sambil tersenyum lebar. "Skenario itu
kuperlihatkan pada mereka dan mereka memberikan lampu hijau, asalkan aku
bisa mengumpulkan orang-orang yang tepat. Dengar, Claudia, jangan pura-pura
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir padaku. Aku tahu Athena ada di tanganmu untuk film ini; itu sebabnya kau
begitu keras." Ia diam sejenak. "Itulah yang kukatakan pada LoddStone.
Sekarang kita mulai bekerja."
Demikianlah awal dari proyek besar itu. Claudia tak akan membiarkannya hancur
begitu saja sekarang. Sebentar lagi ia tiba di lampu merah. Di situ ia harus belok kiri ke sebuah
jalan kecil yang mengarah ke Colony. Baru sekarang ia merasa agak panik. Athena
sangat keras kepala - seperti umumnya bintang-bintang besar - dan tidak akan
mau mengubah keputusannya. Tapi kalau ia menolak, Claudia akan terbang ke
Vegas, meminta bantuan pada kakaknya, Cross. Cross belum pernah
mengecewakannya, baik saat mereka sama-sama tumbuh dewasa, saat Claudia
pergi untuk tinggal bersama ibunya, dan juga ketika ibu mereka meninggal.
Claudia teringat pesta-pesta besar yang diselenggarakan di mansion Clericuzio
di Long Island. Rasanya seperti dongeng dari buku cerita. Mansion yang
dikelilingi tembok-tembok tinggi. Ia dan Cross bermain di antara pohon-pohon
ara. Anak laki-laki membuat dua kelompok, berumur antara delapan sampai dua
belas tahun. Kelompok lawan dipimpin oleh Dante Clericuzio, cucu sang Don yang
selalu mengawasi di depan jendela lantai atas, seperti seekor naga.
Dante adalah anak yang agresif dan senang berkelahi dan selalu ingin menjadi
jenderal. Dialah satu-satunya anak yang berani menantang Cross berkelahi.
Pernah Dante menjatuhkan Claudia ke tanah, memukulinya agar menyerah. Lalu
Cross muncul. Dante dan Cross berkelahi. Claudia terkejut melihat betapa
tenangnya Cross menghadapi keganasan Dante. Dan Cross menang dengan
mudah. Itulah sebabnya Claudia tidak mengerti mengapa ibu mereka lebih memilih
dirinya. Mengapa ia tidak lebih menyayangi Cross" Bukankah Cross jauh lebih
berharga" Ia membuktikan keberaniannya dengan memilih ikut ayahnya. Tapi
Claudia tidak ragu sedikit pun bahwa sebenarnya Cross ingin tinggal bersama
ibu mereka dan dirinya. Bertahun-tahun setelah perceraian itu, keluarga mereka masih tetap menjalin
hubungan. Lewat pembicaraan dan sikap orang-orang di sekitar mereka, Claudia
mengetahui bahwa pada tingkat tertentu, Cross telah mencapai kemasyhuran
seperti ayahnya. Di antara dirinya dan Cross tetap terjalin rasa saling
menyayangi, meski sekarang mereka benar-benar berbeda. Cross adalah bagian
dari Keluarga Clericuzio, sedangkan Claudia tidak.
Dua tahun setelah Claudia pindah ke L.A. - ketika ?u umurnya dua puluh tiga
tahun - ibu mereka, Nalene, didiagnosis mengidap kanker. Cross, yang ketika itu
bekerja untuk Gronevelt di Xanadu setelah menunjukkan prestasinya bagi
Keluarga Clericuzio, datang untuk menghabiskan dua minggu terakhir itu
bersama mereka di Sacramento. Ia mempekerjakan perawat dua puluh empat
jam, juru masak, dan pengurus rumah. Untuk pertama kalinya sejak perceraian
itu, mereka bertiga tinggal bersama. Nalene melarang Pippi mengunjunginya.
Kanker itu mempengaruhi penglihatan Nalene, maka Claudia-lah yang membaca
untuknya dari majalah, surat kabar, dan buku-buku. Cross yang pergi
berbelanja. Kadang-kadang ia harus terbang ke Vegas untuk urusan Xanadu, tapi
malam harinya ia selalu pulang.
Di malam hari, Cross dan Claudia bergantian memegang tangan ibu mereka,
menghiburnya. Meski berada di bawah pengaruh obat-obatan berat, Nalene
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir terus-menerus meremas tangan mereka. Kadang-kadang ia mengalami halusinasi
dan mengira kedua anaknya masih kecil. Pada suatu malam, ia menangis dan
meminta maaf pada Cross atas perlakuannya. Cross memeluknya dan
meyakinkannya bahwa semuanya telah berlangsung dengan baik.
Pada malam-malam panjang itu, sementara ibu mereka tertidur, Cross dan
Claudia saling menceritakan tentang kehidupan masing-masing.
Cross menjelaskan bahwa ia telah menjual Agen Penagihan Uang milik ayahnya
dan telah meninggalkan Keluarga Clericuzio, meski lewat pengaruh merekalah ia
mendapatkan pekerjaannya yang sekarang di Xanadu Hotel. Ia menyinggung
tentang kekuasaannya dan mengatakan bahwa Claudia boleh datang ke hotel
kapan saja; kamar, makanan, dan minuman gratis. Claudia bertanya, bagaimana ia
bisa sekuasa itu. Dengan agak sombong Cross berkata, "Sebab akulah yang
mengatur semuanya." Claudia menganggap kebanggaan kakaknya menggelikan dan agak menyedihkan.
Tampaknya Claudia lebih terpengaruh oleh kemati-an ibu mereka daripada
Cross, tapi pengalaman itu telah menyatukan mereka kembali. Keduanya kembali
akrab, seperti ketika masih kecil. Claudia sering terbang ke Vegas dan bertemu
dengan Gronevelt. Ia melihat betapa dekatnya hubungan orang tua itu dengan
kakaknya. Selama tahun-tahun itu pula Claudia melihat bahwa Cross mempunyai
kekuasaan tertentu, yang tak pernah ia hubungkan dengan Keluarga Clericuzio.
Karena Claudia telah memutuskan hubungan dengan Keluarga Clericuzio dan tak
pernah lagi menghadiri acara-acara pemakaman, pernikahan, maupun
pembaptisan, ia tidak tahu bahwa Cross masih tetap menjadi bagian dari
struktur sosial Keluarga tersebut. Cross juga tak pernah bicara tentang hal itu.
Claudia jarang bertemu dengan ayahnya, sebab Pippi tidak punya minat
terhadapnya. Malam Tahun Baru adalah malam paling ramai di Vegas. Orang-orang dari
seluruh penjuru negeri tumpah ruah di sana, tapi Cross selalu menyediakan
sebuah suite untuk Claudia. Claudia tidak terlalu suka berjudi, tapi pada suatu
malam Tahun Baru ia sempat terbawa arus. Ia mengajak seorang aktor yang
ambisius bersamanya dan ingin membuat aktor itu terkesan. Ia lepas kendali
dan berutang lima puluh ribu dolar dalam bentuk surat utang. Cross mendatangi
kamarnya dengan membawa surat-surat itu. Ekspresi wajahnya tampak aneh,
dan saat ia berbicara, Claudia langsung menyadari bahwa ia tampak seperti
ayahnya. "Claudia," kata Cross, "kupikir kau lebih cerdas daripada aku. Apa maksudnya
ini?" Claudia merasa agak takut. Cross sudah sering menasihatinya agar memasang
taruhan kecil saja saat berjudi, jangan pernah menaikkan taruhan kalau sedang
kalah, juga jangan berjudi lebih lama dari dua atau tiga jam setiap hari, karena
lama waktu yang dihabiskan untuk berjudi merupakan jebakan terbesar. Dan
Claudia telah melanggar semua nasihatnya.
Ia berkata, "Cross, beri aku waktu sekitar dua minggu. Aku pasti
membayarnya." Ia terkejut melihat reaksi kakaknya. "Lebih baik aku membunuhmu daripada
membiarkanmu membayar utang ini." Lalu ia merobek kertas-kertas itu dan
memasukkannya ke saku. Katanya, "Kau kuundang kemari karena aku ingin
bertemu denganmu, bukan ingin mengambil uangmu. Ingat baik-baik, kau tak
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir mungkin menang. Tidak ada hubungannya dengan keberuntungan. Dua ditambah
dua sudah pasti empat."
"Oke, oke," kata Claudia.
"Aku tidak keberatan menghapuskan utangmu, tapi aku benci melihatmu begitu
tolol," kata Cross. Persoalan selesai sampai di situ, tapi Claudia jadi bertanya-tanya. Apakah
kekuasaan Cross sebesar itu" Apakah Gronevelt akan menyetujui tindakannya"
Akankah Gronevelt tahu tentang hal ini"
Masih ada beberapa peristiwa semacam itu, tapi yang paling menakutkan
menyangkut seorang wanita bernama Loretta Lang.
Loretta adalah penyanyi dan penari primadona di pertunjukan Xanadu Follies. Ia
bersemangat tinggi, sikapnya agak angkuh, namun lucu dan memikat, hingga
Claudia terpukau. Cross memperkenalkan mereka sesudah pertunjukan.
Loretta Lang ternyata sama memikatnya di luar panggung. Tapi Claudia melihat
bahwa Cross tidak terlalu terkesan padanya, malah tampaknya agak kesal
dengan kelincahan wanita itu.
Pada kunjungan selanjutnya, Claudia mengajak Melo Stuart untuk menghabiskan
malam di Vegas, menonton pertunjukan tersebut. Melo mau ikut sekadar untuk
menyenangkan hati Claudia, tanpa terlalu banyak berharap. Ia menonton sambil
menilai, lalu berkata pada Claudia, "Gadis ini hebat. Bukan soal menari atau
menyanyi, tapi dia itu komedian alami. Perempuan dengan bakat seperti itu
berarti tambang emas."
Saat bertemu Loretta di belakang panggung, Melo menampilkan wajah ramahnya
dan berkata, "Loretta, aku suka pertunjukanmu. Suka sekali. Kau mengerti" Kau
bisa datang ke L.A. minggu depan" Akan kuatur agar kau tampil di film, untuk
kuperlihatkan pada studio temanku. Tapi kau harus tanda tangan kontrak dulu
dengan keagenanku. Kau tahu kan, aku harus menanam uang banyak sebelum bisa
menghasilkan uang. Begitulah bisnis, tapi ingat, aku suka melihat
pertunjukanmu." Loretta memeluk Melo. Tidak ada kepura-puraan dalam sikapnya, pikir Claudia.
Mereka menetapkan tanggal, lalu ketiganya makan bersama untuk merayakan
kesepakatan itu. Sesudahnya, Melo kembali ke L.A. dengan penerbangan pagi-
pagi. Saat makan malam, Loretta mengatakan bahwa ia sudah menandatangani
kontrak dengan sebuah agen yang khusus menangani hiburan di kelab malam.
Kontrak itu berjangka waktu tiga tahun. Melo meyakinkan Loretta bahwa
masalah itu pasti bisa dibereskan.
Tapi ternyata tidak bisa. Agen Loretta bersikeras mengatur kariernya selama
tiga tahun berikutnya. Loretta menjadi panik, dan Claudia sangat terkejut
ketika gadis itu memintanya menghubungi Cross untuk mohon pertolongan.
"Memangnya apa yang bisa dilakukan Cross?" tanya Claudia.
"Dia punya pengaruh besar di kota ini," kata Loretta. "Dia pasti bisa mengatur
kesepakatan yang cocok untukku. Tolonglah." .
Ketika Claudia memaparkan masalah tersebut pada Cross di suite penthouse-nya
di atap hotel, Cross menatap adiknya dengan kesal dan menggelengkan kepala.
"Apa susahnya?" kata Claudia. "Aku cuma minta kau mengatakan sesuatu pada
mereka." Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir "Kau tolol," kata Cross. "Aku sudah sering melihat gadis seperti dia. Mereka
memanfaatkan teman seperti kau untuk mencapai puncak, setelah itu kau
dicampakkan." "Lalu kenapa?" tanya Claudia. "Dia benar-benar berbakat. Ini bisa mengubah
seluruh hidupnya." Lagi-lagi Cross menggelengkan kepala. "Jangan paksa aku melakukannya,"
katanya. "Kenapa tidak?" tanya Claudia. Ia sudah terbiasa memintakan pertolongan untuk
orang-orang lain. Itu bagian dari bisnis perfilman.
"Sebab begitu aku melibatkan diri, aku harus berhasil," kata Cross.
"Aku tidak mengharapkan kau akan berhasil. Aku cuma minta kau mengusahakan
sebisanya," kata Claudia. "Setidaknya, aku jadi bisa mengatakan pada Loretta
bahwa kita sudah mencoba."
Cross tertawa. "Kau benar-benar tolol," katanya. "Oke, suruh Loretta dan
agennya datang menemuiku besok. Pukul sepuluh tepat. Dan sebaiknya -kau juga
hadir."
Godfather Terakhir The Last Don Karya Mario Puzo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Pada pertemuan keesokan paginya, Claudia untuk pertama kalinya bertemu
dengan agen Loretta. Namanya Tolly Nevans; ia mengenakan pakaian santai gaya
Vegas, dimodifikasi untuk keseriusan pertemuan itu; jelasnya, ia mengenakan
blazer biru dengan kemeja putih tanpa kerah dan celana denim biru.
"Cross, senang sekali bertemu lagi denganmu," kata Tolly Nevans.
"Kita pernah bertemu?" tanya Cross. Ia tak pernah menangani detail-detail
bisnis pertunjukan Follies itu secara langsung.
"Dulu sekali," sahut Nevans dengan licin. "Ketika Loretta pertama kali tampil di
Xanadu." Claudia memperhatikan ada perbedaan antara agen-agen L.A. yang biasa
berurusan dengan bintang-bintang film besar dan Tolly Nevans yang hanya
mengurus dunia hiburan kelab malam yang jauh lebih kecil. Nevans agak gugup
dan secara fisik ia tidak terlalu membuat gentar. Ia tidak punya rasa percaya
diri yang tebal seperti Melo Stuart.
Loretta memberi ciuman ringan di pipi Cross, tapi tidak mengatakan apa-apa. Ia
malah tidak tampak lincah seperti biasa. Ia duduk di samping Claudia, yang bisa
merasakan ketegangan Loretta.
Cross mengenakan pakaian golf - celana dan T-shirt putih, serta sepatu putih
dan topi baseball biru. Ia menawarkan minuman, tapi semuanya menolak. Lalu ia
berkata pelan, "Mari kita selesaikan urusan ini. Loretta?"
Suara? Loretta gemetar ketika berbicara. "Tolly ingin tetap mendapatkan
persentase dari semua per-olehanku. Termasuk dari film. Tapi agen di L.A.
tentunya juga menginginkan persentase penuh kalau bisa mencarikan film
untukku. Aku tidak bisa membayar dua persentase sekaligus. Selain itu, Tolly
ingin mengatur semua kegiatanku. Agen di L.A. tidak mau menerima, begitu pula
aku." Nevans angkat bahu. "Kami sudah membuat kontrak. Kami ingin dia
menepatinya." Loretta berkata, "Tapi kalau begitu agen filmku takkan mau mengontrakku."
Cross berkata, "Menurutku kedengarannya mudah saja. Loretta, kau bisa
membayar untuk melepaskan diri dari kontrakmu."
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir "Loretta penari yang bagus," kata Nevans. "Dia menghasilkan banyak uang untuk
kami. Kami selalu mempromosikannya, kami percaya penuh akan bakatnya. Dan
kami telah menanamkan uang banyak. Tak mungkin kami melepaskannya saat dia
mulai membawa hasil."
"Loretta, bayar saja," kata Cross.
Loretta hampir menangis, "Aku tak bisa membayar dua persentase. Terlalu
kejam." Claudia mencoba menahan senyumnya, tapi Cross tidak. Nevans tampaknya sakit
hati. Akhirnya Cross berkata, "Claudia, ambil peralatan golfmu. Aku ingin kau main
bersamaku nanti. Kita bertemu di loket kasir begitu urusanku di sini selesai."
Claudia memang sudah bertanya-tanya, mengapa Cross mengenakan pakaian
seperti itu untuk pertemuan ini. Seolah-olah ia tidak menganggap serius. Claudia
merasa tersinggung, begitu pula Loretta. Tapi Tolly justru jadi lebih tenang.
Sejauh ini Tolly tidak mau mengalah sedikit pun. Maka Claudia berkata pada
Cross, "Aku di sini saja. Aku ingin melihat kau beraksi."
Cross tak pernah bisa marah pada adiknya. Ia tertawa dan Claudia balas
tersenyum padanya. Lalu Cross kembali menatap Nevans. "Kau tidak mau
mengalah rupanya. Kurasa kau benar. Bagaimana kalau kau mendapat persentase
dari penghasilannya di film selama setahun" Tapi kau harus melepaskan kontrol
atas dia. Kalau tidak, tidak akan berjalan."
Loretta menyela dengan marah, "Aku tidak terima."
Nevans berkata, "Aku juga tidak. Soal persentase itu okelah, tapi bagaimana
kalau kami punya tawaran besar untukmu sementara kau sedang terikat
membuat film" Kami akan kehilangan uang."
Cross mendesah dan berkata dengan mimik sedih, "Tolly, kuminta kau
melepaskan gadis ini dari kontraknya. Ini permohonan. Hotel kami sudah banyak
berbisnis denganmu. Penuhi permintaanku."
Untuk pertama kalinya Nevans tampak waswas. Ia berkata dengan nada nyaris
mengiba-iba, "Aku ingin memenuhi permintaanmu, Cross, tapi aku harus
berkonsultasi dulu dengan partner-partnerku di ke-agenan." Ia diam sejenak.
"Mungkin aku bisa mengatur pembayaran ganti rugi."
"Tidak," kata Cross. "Aku minta kemurahan hatimu. Tidak ada pembayaran. Dan
aku ingin jawabanmu sekarang juga, supaya aku bisa keluar main golf." Ia diam
sejenak. "Katakan saja, ya atau tidak."
Claudia terperanjat melihat perubahan mendadak ini. Sejauh yang dilihatnya,
Cross tidak mengancam atau mengintimidasi. Malah tampaknya ia sudah pasrah,
sudah kehilangan minat. Tapi Claudia melihat Nevans sangat terguncang.
Dan jawaban Nevans pun mengejutkan. "Itu tidak adil," katanya. Ia menatap
Loretta dengan tatapan mencela. Loretta menunduk.
Cross menarik topinya ke pinggir dengan gaya angkuh. "Itu cuma permintaan,"
katanya. "Kau boleh saja menolak. Terserah padamu."
"Tidak, tidak," kata Nevans. "Aku hanya tak menyangka bahwa ini begitu penting
bagimu, bahwa kalian ternyata teman baik."
Sekonyong-konyong Claudia melihat perubahan mencengangkan dalam sikap
kakaknya. Cross mencondongkan tubuh dan memeluk Tolly Nevans dengan akrab.
Wajahnya tampak hangat oleh senyuman. Tampan juga dia, pikir Claudia. Lalu
Cross berkata dengan nada penuh terima kasih, "Tolly, aku tak akan melupakan
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir ini. Kau kuberi kekuasaan penuh di Xanadu untuk menampilkan bakat baru mana
pun yang kauinginkan, setidaknya yang urutan ketiga. Aku juga akan
menyelenggarakan malam khusus bersama semua penarimu. Pada malam itu, kau
dan para partnermu akan makan malam bersamaku di hotel. Telepon aku kapan
saja, akan kutinggalkan pesan bahwa kau boleh masuk. Langsung. Oke?"
Claudia menyadari dua hal. Cross sengaja menunjukkan kekuasaannya, tapi ia
juga memberikan kompensasi bagi Nevans, sampai tahap tertentu, setelah
Nevans bertekuk lutut, bukan sebelumnya. Tolly Nevans akan menikmati malam
khususnya, akan bermandikan kekuasaan untuk satu malam itu.
Claudia juga menyadari bahwa Cross mengizinkan ia menonton pertunjukan
kekuasaan ini untuk memperlihatkan rasa sayangnya pada adiknya dan bahwa
cinta mempunyai kekuatan materi. Dan Claudia melihat wajah kakaknya yang
indah, yang selalu menimbulkan rasa iri di hatinya sejak kecil, bibirnya yang
sensual, hidungnya yang sempurna, matanya yang oval, semua itu mengeras
sesaat, seolah berubah menjadi sebuah patung pualam.
Claudia berbelok di Pacific Coast Highway dan melaju ke gerbang Malibu Colony.
Ia amat menyukai daerah itu - rumah-rumahnya terletak tepat di tepi pantai,
dengan samudra yang berkilau di depannya; jauh di air sana lagi-lagi ia melihat
bayangan pegunungan di belakangnya. Ia memarkir mobilnya di depan rumah
Athena. Boz Skannet berbaring di pantai sebelah selatan pagar batas Malibu Colony.
Pagar kawat sederhana itu terbentang sekitar sepuluh langkah dari tepi pantai.
Tapi itu sekadar untuk penghalang. Orang masih bisa berenang mengitarinya
kalau mau melangkah cukup jauh.
Boz sedang mencari kesempatan untuk melakukan penyerangan berikutnya
terhadap Athena. Hari ini tidak tepat, jadi ia pergi ke pantai, memakai celana
renang di balik ^T-shirt dan celana tenisnya. Di dalam tas pantainya -
sebenarnya tas tenis - ada tabung air keras yang dibungkus handuk-handuk.
Dari tempatnya berbaring, ia bisa memandang ke arah rumah Athena. Tampak
olehnya dua penjaga bersenjata di pantai. Kalau bagian belakang rumah dikawal,
bagian depannya pun pasti dikawal juga. Ia bisa saja menghabisi para penjaga
itu, tapi ia tidak mau dirinya tampak seperti orang gila yang menjagal sejumlah
orang. Hal itu bisa mengacaukan pembalasannya yang masuk akal terhadap
Athena. Boz Skannet melepaskan celana dan T-shirt-nya, lalu berbaring di hamparan
selimut, memandangi pasir dan Samudra Pasifik yang biru. Sinar matahari yang
hangat membuatnya mengantuk. Ia membayangkan Athena.
Dulu, di college, seorang profesor pernah mengutip esai Emerson, "Kecantikan
sudah merupakan alasan sendiri." Benarkah itu ditulis oleh Emerson, dan
benarkah kata "kecantikan" itu" Yang jelas, ia memikirkan Athena.
Sangat jarang bisa menemukan orang yang begitu cantik secara fisik dan begitu
terpuji dalam segi-segi lainnya. Lagi-lagi ia teringat Thena. Itulah
panggilannya semasa gadisnya. Dulu ia begitu mencintai gadis itu, dan serasa terbuai mimpi kebahagiaan karena
Athena pun mencintainya. Ia serasa tak percaya bahwa hidup bisa begitu manis.
Tapi kemudian sedikit demi sedikit semuanya dinodai oleh kebusukan.
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir Kenapa perempuan itu begitu berani tampil sempurna" Berani menuntut
menginginkan cinta" Berani membuat begitu banyak orang mencintainya" Tidak-
kah ia tahu betapa berbahayanya hal itu"
Dan Boz merasa heran akan dirinya sendiri. Kenapa cintanya berubah menjadi
rasa benci" Sebenarnya sederhana saja. Karena ia tahu, ia tak mungkin bisa
memiliki Athena sampai akhir hayat. Suatu saat nanti ia akan kehilangan
Athena. Suatu hari Athena akan tidur dengan laki-laki lain dan menghilang dari
surga Boz Skannet. Melupakannya selamanya.
Sinar matahari bergerak dari wajahnya dan ia membuka mata. Di atasnya
berdiri seorang pria berpakaian rapi dengan tubuh sangat besar, membawa kursi
lipat. Boz mengenalinya. Pria itu adalah Jim Losey, detektif yang
menginterogasinya setelah ia melemparkan air ke wajah Thena.
Boz menyipitkan mata ke arah Losey. "Kebetulan sekali, kita berdua berenang di
pantai yang sama. Mau apa kau sebenarnya?" katanya.
Losey membuka kursi lipatnya dan duduk di atasnya. "Kursi ini pemberian
mantan istriku. Banyak sekali peselancar yang kuinterogasi dan kutangkap,
sehingga dia memberikan kursi ini supaya aku bisa lebih nyaman." Losey menatap
Skannet dengan ramah. "Aku cuma ingin mengajukan beberapa pertanyaan.
Satu, apa yang kaulakukan dalam jarak begitu dekat dari rumah Miss Aquitane"
Kau melanggar perintah hakim untuk menjaga jarak."
"Aku berada di pantai umum. Ada pagar di antara kami, dan aku mengenakan
pakaian renang. Apa kelihatannya aku akan mengancamnya?" kata Skannet.
Losey tersenyum simpatik. "Hei," katanya, "kalau perempuan itu istriku, aku
juga akan merasa sulit menjauhinya. Bagaimana kalau aku melihat isi tas
pantaimu?" Boz meletakkan tas itu di bawah kepalanya. "Tidak," katanya, "kecuali kalau kau
membawa surat perintah penahanan."
Losey tersenyum ramah. "Jangan paksa aku untuk menangkapmu," katanya.
"Atau sampai aku terpaksa menghajarmu dan mengambil tas itu."
Boz jadi tergelitik mendengarnya. Ia bangkit berdiri, menyodorkan tasnya pada
Losey, tapi lalu menariknya kembali. "Coba ambil," katanya.
Jim Losey terperanjat. Dalam perkiraannya sendiri, tak ada yang lebih tangguh
daripada dirinya. Dalam situasi lain, ia pasti akan mengeluarkan tongkat atau
pistolnya dan menghajar orang ini sampai babak belur. Mungkin pasir yang
diinjaknya ini yang membuatnya ragu, atau mungkin juga sikap Skannet yang
sama sekali tanpa rasa takut.
Boz tersenyum padanya. "Kau harus menembakku," katanya. "Aku lebih kuat
daripada kau. Meski badanmu besar. Dan kalau kau menembakku, kau tidak akan
punya probable cause."
Losey mengagumi kecerdikan laki-laki ini. Kalau terpaksa berkelahi, hasilnya
mungkin meragukan. Dan memang tak ada alasan untuk mencabut senjata.
"Oke," katanya. Ia melipat kembali kursinya dan berjalan menjauh. Lalu ia
membalikkan tubuh lagi dan berkata dengan penuh kekaguman, "Kau memang
tangguh. Kau menang. Tapi jangan memberiku alasan untuk 'menembak. Aku
memang belum mengukur jarakmu dari rumah itu. Mungkin saja kau melanggar
batas yang ditetapkan hakim."
Boz tertawa. "Aku tidak akan mencari gara-gara, tak usah khawatir."
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir Ia mengawasi Jim Losey berjalan ke mobilnya dan meluncur pergi. Boz kemudian
memasukkan selimutnya ke dalam tas dan kembali ke mobilnya sendiri. Ia
meletakkan tas itu di dalam bagasi, mencabut kunci mobil dari rencengannya,
dan menyembunyikannya di bawah kursi depan. Setelah itu, ia kembali ke pantai
dan berenang mengitari pagar pembatas.
Bab 5 ATHENA AQUITANE meniti jalan menuju ketenaran melalui kerja keras yang
jarang dihargai oleh publik. Bertahun-tahun ia menempa dirinya: ikut kursus
akting, dansa dan gerak, pelajaran melatih suara, banyak membaca karya sastra
drama, dan berbagai hal lain yang penting untuk menguasai seni akting.
Dan tentu saja ia banyak melakukan peran kecil. Ia berkeliling ke agen-agen,
direktur kasting, produser dan sutradara yang suka merayu, dan para pimpinan
studio yang gemar melakukan pendekatan seksual secara terang-terangan.
Godfather Terakhir The Last Don Karya Mario Puzo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Pada tahun pertamanya, ia menghidupi diri dengan tampil di iklan-iklan, dan
menjadi model - mengenakan pakaian minim untuk memasarkan produk sebuah
perusahaan otomotif. Tapi itu hanya untuk tahun pertama. Setelah itu, bakat
aktingnya mulai menunjukkan hasil-Ia punya beberapa kekasih yang
menghujaninya dengan hadiah berupa perhiasan dan uang. Beberapa bahkan
mengajaknya menikah. Tapi affair-affair-nya selalu singkat dan berakhir
dengan baik-baik. Semua pengalaman itu tidak menyakitkan ataupun merendahkan di matanya,
tidak juga ketika seorang pembeli mobil Rolls-Royce mengira ia merupakan
bonus pembelian. Ia menolak orang itu dengan ber-i canda bahwa harganya sama
dengan harga mobil itu. , Ia senang pada laki-laki dan menikmati seks, tapi I
hanya sebagai hadiah dan penghargaan untuk usaha I yang lebih keras. Laki-laki
bukanlah bagian serius i dari dunianya.
Akting adalah dunianya. Pengetahuannya tentang * diri sendiri adalah hal serius,
begitu pula berbagai I bahaya di dunia. Tapi yang paling penting baginya I
adalah akting. Bukan peran-peran kecil dalam film I yang memberikan hasil pas-
pasan untuk membayar I pengeluaran, tapi peran-peran besar dalam drama--
drama besar yang diselenggarakan oleh kelompok-kelompok teater lokal, lalu
drama-drama di Mark Taper Forum yang akhirnya mendongkrak kariernya dan
memberinya peran-peran dalam film-film besar.
Baginya, hidup yang sesungguhnya adalah peran-peran yang dibawakannya. Ia
merasa lebih hidup saat memerankan karakter berbagai tokoh, membawakannya
dalam kehidupan sehari-hari. Affair-affair cintanya hanya sekadar hiburan
baginya, seperti halnya bermain golf dan tenis, atau makan malam bersama
teman-teman; seperti mimpi.
Kehidupan yang sesungguhnya ada di teater yang bagaikan bangunan katedral:
mengenakan rias wajah, menambahkan satu warna lagi pada kostumnya, wa-
jahnya yang mengguratkan berbagai emosi dari baris-baris dialog yang
berkelebat di kepalanya, dan kemudian, saat menatap para penontonnya yang
penuh Sesak, ia pun mengiba-iba demi nasibnya; ia menangis,
jatuh cinta, berseru marah, memohon pengampunan atas dosa-dosanya, dan
kadang-kadang meluap oleh kegembiraan karena telah menemukan kebahagiaan.
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir Ia haus akan ketenaran dan kesuksesan, untuk menghapuskan masa lalunya,
melenyapkan kenangan-kenangannya tentang Boz Skannet, tentang anak mereka,
tentang bencana akibat kecantikannya; anugerah dari peri pelindung yang culas.
Seperti umumnya seniman, ia ingin dunia mencintainya. Ia tahu dirinya cantik -
bagaimana tidak, kalau seluruh dunia selalu mengatakan demikian - tapi ia juga
sadar akan kecerdasannya. Maka sejak awal ia percaya penuh akan dirinya. Yang
mulanya tak bisa ia percayai adalah ciri-ciri seorang jenius sejati yang ada
dalam dirinya: energi yang besar dan kemampuan berkonsentrasi. Serta rasa
ingin tahu. Cinta sejati Athena adalah dunia akting dan musik. Agar bisa berkonsentrasi
pada dua hal itu, ia menggunakan energinya untuk menjadi ahli dalam berbagai
bidang lainnya. Ia belajar memperbaiki mobil, menjadi ahli masak, dan mahir
dalam berbagai olahraga. Ia mempelajari seni bercinta dari buku-buku dan ke-
hidupan sebenarnya, sebab ia tahu hal ini amat penting dalam profesi yang telah
dipilihnya. Tapi ia punya satu kelemahan. Ia tak sampai hati menyakiti orang lain, dan
karena hal ini tak mungkin dihindari dalam hidup, ia jadi merasa tidak bahagia.
Tapi ia berhasil membuat keputusan-keputusan yang keras, untuk memajukan
posisinya di dunia. Ia menggunakan kekuasaannya sebagai bintang laris; kadang-
kadang ia menunjukkan sikap dingin yang begitu mencolok, seperti
kecantikannya. Banyak pria berkuasa yang memintanya tampil dalam fdm
mereka, atau mengajaknya tidur bersama. Ia bisa mempengaruhi, atau bahkan
menuntut, pemilihan sutradara dan bintang pendamping. Ia bisa melakukan
kesalahan-kesalahan kecil tanpa dihukum, menyimpang dari kebiasaan,
menentang hampir segala hukum moral, tapi siapa yang tahu, seperti apa Athena
yang sebenarnya" Ia sama misteriusnya seperti semua bintang laris lainnya.
Kehidupan pribadinya tak bisa dipisahkan dari peran-perannya di layar lebar.
Dan ia menjadi pujaan dunia. Tapi itu tidak cukup. Ia tahu akan sisi buruk
dirinya. Ada satu orang yang tidak mencintainya, dan itu menyebabkan ia men-
derita. Sudah umum bahwa seorang aktris akan merasa putus asa jika ada satu
saja ulasan negatif tentang dirinya, meski yang seratus lainnya adalah ulasan
yang positif. Setelah lima tahun di Los Angeles, barulah Athena memperoleh peran utama
yang pertama di film, yang memberikan kesuksesan besar baginya.
Seperti halnya aktor-aktor top lain, Steve Stallings punya kekuasaan penuh
untuk menentukan peran utama wanita dalam setiap filmnya. Ia melihat Athena
dalam pertunjukan drama di Mark Taper Forum dan langsung mengetahui
bakatnya. Tapi yang terutama, ia terpesona oleh kecantikan gadis itu, jadi ia
memilih Athena untuk mendampinginya dalam film berikutnya.
Athena merasa sangat heran dan senang. Ia tahu, mi kesempatan besar
untuknya, meski semula ia tidak tahu mengapa dirinya yang dipilih. Melo Stuart-
lah yang memberitahunya. Waktu itu mereka berada di kantor Melo yang didekorasi sangat indah dengan
pernak-pernik Oriental, karpet-karpet berbenang emas, dan perabotan berat
yang tampak nyaman, semuanya disinari cahaya buatan, karena seluruh tirai
ditutup untuk mencegah masuknya matahari. Melo lebih suka minum teh Inggris
di kantornya daripada makan siang di luar. Sambil berbicara, ia makan sandwich
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir yang dipotong kecil-kecil. Ia makan di luar hanya dengan klien-kliennya yang
sangat terkenal. "Kau pantas mendapat kesempatan ini," katanya pada Athena. "Kau aktris hebat,
tapi kau baru beberapa tahun berada di kota ini. Meskipun cerdas, kau boleh
dikatakan masih hijau. Jadi, jangan tersinggung dengan ucapanku ini. Begini
masalahnya." Ia diam sejenak. "Biasanya aku tidak pernah menjelaskan hal
begini, sebab biasanya tidak perlu."
"Tapi aku kan masih hijau sekali," kata Athena sambil tersenyum.
"Sebenarnya tidak persis begitu," kata Melo. "Tapi kau sangat terfokus pada
aktingmu, sehingga kadang-kadang kau seperti tidak sadar akan keruwetan
hubungan dalam industri perfilman ini."
Athena merasa geli. "Nah, coba ceritakan, kenapa aku sampai mendapatkan
peran itu." Melo berkata, "Agen Stallings menghubungiku. Katanya Stallings melihatmu
dalam drama Taper dan terkagum-kagum dengan aktingmu. Dia ingin kau tampil
bersamanya di film. Lalu produsernya meneleponku untuk bernegosiasi, dan kami
membuat kesepakatan. Bayaran langsung, dua ratus ribu dolar, tanpa tambahan
apa-apa, tidak ada ikatan untuk main film lain. Tawaran yang sangat bagus
untukmu." "Terima kasih," kata Athena.
"Mestinya aku tidak perlu lagi mengatakan ini," kata Melo, "tapi Steven punya
kebiasaan jatuh cinta pada bintang-bintang pendampingnya. Perasaannya tulus,
tapi dia kekasih yang sangat menggebu."
Athena menyela ucapannya, "Melo, tak usah diteruskan."
"Rasanya harus," kata Melo.
Ia menatap Athena dengan sayang. Ia, yang biasanya sangat kebal, ternyata
dulu jatuh cinta juga pada Athena. Tapi karena Athena tak pernah bersikap
mengundang, Melo mengerti dan tidak mengungkapkan perasaannya.
Bagaimanapun, Athena adalah investasi berharga yang kelak bisa menghasilkan
jutaan dolar baginya. "Maksudmu, aku harus langsung menyergapnya begitu kami tinggal berdua?"
tanya Athena tak acuh. "Apa bakat besarku saja tidak cukup?"
"Jelas tidak," sahut Melo. "Aktris besar tetap aktris besar, apa pun situasinya.
Tapi kau tahu, bagaimana seorang aktris bisa menjadi bintang besar dalam film"
Mereka harus mendapatkan peran besar pada saat yang tepat. Dan peran besar
ini memang diperuntukkan bagimu. Kau tidak boleh sampai melepaskannya. Apa
susahnya jatuh cinta pada Steven Stallings" Jutaan wanita di seluruh dunia
mencintainya. Kenapa kau tidak" Mestinya kau senang."
"Aku senang," sahut Athena dengan tenang. "Tapi bagaimana kalau aku benar-
benar benci padanya?"
Melo memasukkan sepotong sandwich lagi ke fiiulutnya. "Kenapa mesti
membencinya" Dia benar-benar baik, sumpah. Tapi setidaknya cobalah ber-
manis-manis padanya sampai kau sudah cukup banyak tampil di film itu dan tidak
bisa didepak lagi." "Kalau aktingku sangat bagus, kenapa mereka mesti mendepakku?" tanya
Athena. Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir Melo mendesah. "Sejujurnya, Steven tidak akan mau menunggu selama itu. Kalau
dalam tiga hari kau tidak jatuh cinta padanya, kau akan dikeluarkan dari film
itu." "Itu namanya pelecehan seksual," kata Athena sambil tertawa.
"Tidak ada yang namanya pelecehan seksual dalam bisnis perfilman," kata Melo.
"Begitu masuk ke dalamnya, berarti kau sudah siap menjual dirimu, dengan satu
dan lain cara." "Maksudku, bagian yang mengharuskan aku jatuh cinta padanya," kata Atena.
"Apa seks saja tidak cukup untuk Steven?"
"Dia bisa mendapatkan seks sebanyak yang diinginkannya," kata Melo. "Tapi
kalau dia jatuh cinta padamu, dia berharap akan balas dicintai. Sampai syuting
selesai." Melo mendesah. "Setelah itu, episode cinta kalian akan usai, sebab
kalian akan terlalu disibukkan oleh pekerjaan." Ia diam sejenak. "Ini tidak akan
merendahkan harga dirimu," katanya. "Bintang seperti Steven akan
menunjukkan minat padamu. Objek yang diminati, yaitu kau, akan menunjukkan
reaksi menerima atau menolak. Pada hari pertama, Steven akan mengirimimu
bunga. Hari kedua, setelah geladi resik, dia akan mengundangmu makan malam
untuk sama-sama mempelajari skenario. Tidak ada paksaan dalam hal ini. Tapi
kalau kau tidak pergi, tentu saja kau akan dikeluarkan dari film. Dengan
pembayaran .penuh, bisa kuusahakan aintukmu."
"Melo, apa kaupikir aku tidak cukup hebat untuk mendapatkan peran itu tanpa
perlu menjual tubuhku?" tanya Athena, pura-pura mencemooh.
"Tentu saja kau hebat," sahut Melo. "Kau masih muda, baru dua puluh lima
tahun. Kau bisa menunggu selama tiga, empat, atau bahkan lima tahun lagi. Aku
percaya penuh akan bakatmu. Tapi cobalah kesempatan ini. Semua orang
menyukai Steven." Ramalan Melo Stuart ternyata tepat. Athena menerima kiriman bunga pada hari
pertama. Pada hari kedua, mereka melakukan geladi resik bersama seluruh kru.
Film itu adalah komedi dramatis di mana tawa akhirnya menjadi tangis - ini sulit
sekali. Athena terkesan dengan kemahiran Stallings. Ia membaca dialognya
dengan gaya monoton yang santai, namun kalimat-kalimatnya tetap terdengar
hidup, dan dari sekian banyak variasi pengucapan, ia selalu memilih yang paling
tepat. Mereka melatih tiap adegan berulang kali, dengan cara berbeda-beda;
saling memberikan respons dan sahut-menyahut, seperti gerakan para penari.
Akhirnya Stallings berkata, "Bagus, bagus," dan tersenyum pada Athena dengan
sikap hormat yang seratus persen profesional.
Setelah latihan selesai, barulah Steven mengeluarkan pesonanya.
"Kurasa film ini akan bagus karena ada kau," katanya.-"Bagaimana kalau malam
ini kita bertemu dan mempraktekkan beberapa adegan dalam skenario ini?" Ia
diam sejenak, lalu berkata sambil menunjukkan senyum kekanakan yang sangat
memikat, "Kerja sama kita benar-benar bagus."
"Terima kasih," kata Athena. "Kapan dan di mana?"
Steven langsung memasang wajah terkejut. "Oh, tidak," katanya. "Kau yang
memilih." Pada saat itu pula Athena memutuskan untuk menerima perannya dan
memainkannya sebagai seorang profesional sejati. Stallings adalah sang
superstar, sedangkan ia pendatang baru. Semua pilihan berada di tangan
Stallings dan merupakan tugas Athena untuk memilih apa yang diinginkan
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir Stallings. Terngiang di telinganya ucapan Melo, "Kau boleh tunggu selama tiga,
empat, atau lima tahun lagi." Ia tak mau menunggu selama itu.
"Kau mau datang ke tempatku?" tanya Athena. "Aku akan membuat hidangan
sederhana, agar kita bisa bekerja sambil makan." Ia diam sebentar, lalu
melanjutkan, "Pukul tujuh bagaimana?"
Sebagai seorang perfeksionis, Athena mempersiapkan segalanya dengan cermat,
secara fisik dan mental. Makan malam harus ringan saja, agar tidak mem-
pengaruhi kerja mereka ataupun hubungan seksual mereka. Ia jarang menyentuh
minuman keras, tapi untuk acara ini ia membeli sebotol anggur putih. Makanan
yang dihidangkannya harus menunjukkan keahliannya memasak, tapi juga harus
bisa disiapkan sambil bekerja.
Sekarang tentang pakaian. Ia mengerti bahwa kencan intim ini diharapkan
terjadi secara kebetulan, tanpa direncanakan. Tapi pakaiannya juga tidak boleh
Godfather Terakhir The Last Don Karya Mario Puzo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
sampai dianggap sebagai tanda penolakan. Sebagai aktor, Stallings akan mereka-
reka setiap sinyal yang diberikannya. "
Maka Athena mengenakan celana jeans pudar yang menonjolkan pinggulnya,
tanpa ikat pinggang. Di atasnya, ia mengenakan blus sutra putih berjumbai-
jumbai, tanpa belahan rendah, namun membuat payudaranya tampak lebih putih
di baliknya. Ia juga mengenakan subang jepit bundar kecil berwarna hijau, yang
sesuai dengan warna matanya. Tapi ia kurang puas, sebab penampilannya masih
tampak kaku. membuat orang ragu-ragu. Lalu ia mendapat gagasan cemerlang. Ia
mencat kukunya dnegan kuteks merah manyala dan menyambut Stallings dengan
kaki telanjang. Steven Stallings tiba dengan membawa sebotol anggur merah yang bagus; tidak
super, tapi sangat bagus. Ia juga tampil resmi, mengenakan celana korduroi
longgar berwarna cokelat, kemeja denim biru, dan sepatu kets putih; rambut
hitamnya disisir asal-asalan. Ia mengepit bundel skenario dengan kertas-kertas
catatan berwarna kuning mengintip di "sela-selanya. Satu-satunya yang tidak
cocok adalah samar-samar tubuhnya menguarkan aroma cologne.
Mereka makan di meja dapur. Ia memuji masakan Athena - memang sudah
seharusnya. Sambil makan, mereka membuka-buka lembaran skenario, mem-
bandingkan catatan, mengubah dialog agar terdengar lebih lancar.
Sesudah makan, mereka pindah ke ruang duduk dan memainkan adegan-adegan
tertentu yang mereka anggap sulit. Selama itu, mereka sangat menyadari
keberadaan masing-masing, dan ini mempengaruhi unjuk kerja mereka.
Athena melihat bahwa Steven Stallings membawakan perannya dengan
sempurna. Ia seorang profesional dan sikapnya penuh hormat. Hanya dari sorot
matanya ia menunjukkan kekagumannya yang tulus atas kecantikan Athena,
penghargaannya akan bakat Athena sebagai aktris, dan penguasaannya atas
materi yang sedang dibahas. Akhirnya ia bertanya apakah Athena terlalu lelah
untuk memainkan adegan cinta yang sangat penting dalam skenario tersebut.
Pada saat itu, makan malam yang mereka santap tadi sudah dicerna dengan
sempurna, dan mereka juga telah menjadi teman baik, seperfi tokoh dalam
skenario. Maka mereka pun mempraktekkan adegan cinta itu. Steven mencium
bibir Athena dengan lembut, tanpa meraba-raba. Setelah ciuman pertama yang
manis itu, ia menatap dalam-dalam dengan tulus ke mata Athena, dan dengan
suara serak penuh perasaan ia berkata, "Aku ingin melakukannya sejak pertama
melihatmu." Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir Athena membalas tatapannya. Lalu ia menunduk, dengan lembut menarik kepala
Stallings dan memberinya ciuman ringan. Ini sinyal penting. Mereka berdua
sama-sama terkejut ketika Stallings menanggapi dengan gairah yang tulus. Ini
berarti aku lebih pintar berakting, pikir Athena. Tapi Stallings juga cukup
cakap. Saat melepaskan pakaian Athena, tangannya membelai dan meraba, dan
Athena memberi respons. Ternyata tidak terlalu sulit, pikir Athena saat
mereka pindah ke kamar tidur. Selain itu, Steven begitu tampan, wajahnya yang
klasik dan diwarnai oleh gairah menunjukkan intensitas yang tak mungkin ditiru
di film; malah dalam film ekspresj mi berkesan mesum. Adegan cinta StaUings
fiim jauh lebih berkesan spiritual.
Sekarang Athena membawakan pera^ sebagai wanita yang diliputi gairah
membara. Akting mereka saling bersambut dan akhirnya menuang menjadi
klimaks bersamaan. Sesudahnya, me*eka berbaring kelelahan dan bertanya-
tanya, bagaimana tampaknya adegan itu dalam film; keduanya merru^^ bahwa
tampilan mereka tidak cukup bagus- t^ak; mengungkapkan si tokoh dengan
semesti^y^ atau men dukung cerita dengan semestinya. Adegan itu kuran<*
menampilkan kelembutan cinta sejati atau bahkan nafsu yang sesungguhnya.
Mesti ada pengambilan ulang.
Steven Stallings jatuh cinta, tapi itu suclah sering terjadi. Athena, meski
merasa bahwa tindakannya bisa dikategorikan pemerkosaan profesional, merasa
senang karena semuanya berjalan d^ngan -pj^k ada pemaksaan, kecuali masalah
keinginan bisa dikatakan bahwa belajar untuk menekan keinginan hati, pada saat
yang tepat, sering kaij perlu untuk bisa bertahan hidup.
Steven merasa senang, sebab sekarang semua berjalan sesuai dengan
keinginannya_ Ia mempunyaj rekan kerja yang baik, hubungan T^eTeka
menyenang. kan, dan ia tidak perlu susah-sus^h mencari partner seks. Selain
itu, jarang sekali ia bekerja bersama wanita yang begitu berbakat dan cantik
seperti Athena, yang juga hebat di tempat tidur. Dan yang jelas, wanita ini pun
tergila-gila padanya, meski nanti ini bisa menjadi masalah.
Kejadian selanjutnya semakin memperkokoh cinta mereka. Keduanya sama-sama
melompat dari tempat tidur dan berkata, "Kita kembali kerja." Mereka
mengambil skenario masing-masing dan menyempurnakan pengucapan dialog
mereka dalam keadaan telanjang.
Tapi ada satu hal yang menurut Athena menggelikan, yaitu ketika Steven
mengenakan celana pendeknya. Warnanya merah muda cerah, dirancang khusus
untuk menonjolkan pantatnya yang bagus, yang membuat para penggemar
wanitanya tergila-gila. Hal aneh lainnya adalah ketika ia dengan bangga
mengatakan bahwa tadi ia menggunakan kondom yang dibuat khusus untuknya,
diproduksi oleh perusahaan tempat ia menanam saham. Sama sekali tidak terasa
bahwa tadi ia memakai kondom. Katanya kondom itu seratus persen anti bocor.
Ia bertanya pada Athena, nama apa yang paling cocok untuk memasarkan
kondom itu: Excalibur atau King Arthur. Ia suka nama King Arthur. Athena
berpikir sejenak. Lalu ia berkata dengan mimik serius, "Mungkin namanya harus yang lebih
mengena?" "Kau benar," kata Stevens. "Biaya produksinya begitu mahal, sampai-sampai
kami harus menjualnya pada laki-laki dan perempuan sekaligus. Label pe-
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir masarannya adalah 'Kondom Para Bintang'. Bagaimana kalau dijadikan merk"
Kondom Bintang." Film dan affair mereka sama-sama meraih sukses besar. Athena telah berhasil
mendaki anak tangga pertama menuju ketenaran. Setiap film yang dibintanginya
selama lima tahun berikutnya semakin mengokohkan sukses tersebut.
Affair mereka, seperti kebanyakan affair antara bintang, juga berjalan dengan
baik, tapi hanya berumur pendek. Cinta antara Steven dan Athena ditunjang
oleh skenario mereka, tapi cinta mereka juga menyimpan segi humor dan sikap
menjaga jarak yang ditimbulkan oleh ketenaran Stallings dan ambisi Athena.
Keduanya sama-sama tidak bisa lebih mencintai pasangannya, dan ini akhirnya
mematikan api cinta mereka. Selain itu, juga ada masalah jarak. Athena pergi
syuting di India, sementara Steven di Itali. Memang mereka saling menelepon,
mengirimkan kartu Natal dan hadiah-hadiah, bahkan terbang ke Hawaii untuk
liburan akhir minggu. Bekerja bersama dalam film rasanya seperti menjadi
Ksatria Meja Bundar. Mencari ketenaran dan kekayaan rasanya seperti mencari
jarum di jerami; mesti dilakukan sendiri.
Ada spekulasi bahwa mereka akan menikah. Sebenarnya hal ini tak mungkin
terjadi. Athena menikmati affair tersebut, tapi selalu melihat segi komiknya.
Meski sebagai aktris profesional ia sengaja tampil lebih tergila-gila daripada
Steven, sulit baginya untuk menahan tawa. Steven begitu tulus, begitu
sempurna sebagai kekasih yang bergairah dan sensitif, hingga Athena merasa
seperti berada dalam salah satu adegan filmnya.
Ketampanan pria itu bisa dinikmati, tapi tidak selalu bisa dikagumi. Ia
mengkonsumsi obat-obatan dan minuman keras secara amat terkendali, hingga
tak mungkin memberikan komentar atasnya. Ia menggunakan kokain seperti
obat resep, dan alkohol membuatnya lebih memikat. Bahkan kesuksesan tidak
membuatnya keras kepala atau mudah terpengaruh suasana hati.
Maka, sungguh mengejutkan ketika Steven mengajak menikah. Athena menolak
dengan baik-baik. Ia tahu bahwa Steven suka mengencani siapa saja di lokasi
film, di Hollywood, bahkan di klinik rehabilitasi tempat ia dirawat ketika lepas
kendali dalam menggunakan obat-obatan. Ia bukan laki-laki yang diinginkan
Athena untuk menjadi bagian semipermanen dari hidupnya.
Steven menerima penolakannya dengan lapang dada. Ajakan itu merupakan
kelemahan sesaat, yang timbul karena terlalu banyak menggunakan kokain. Ia
hampir-hampir merasa lega.
Selama lima tahun berikutnya, Athena meroket ke puncak ketenaran, sementara
bintang Steven mulai memudar. Ia masih tetap menjadi idola para peng-
gemarnya, terutama kaum wanita, tapi ia tidak beruntung atau tidak pintar
dalam memilih peran-perannya. Obat-obatan dan alkohol membuatnya semakin
ceroboh dalam bekerja. Melalui Melo Stuart, Steven meminta Athena
memberikan peran utama pria untuknya dalam Messalina. Sekarang keadaan
sudah ber-balik. Athena-lah yang kini berkuasa menentukan bintang
pendampingnya, dan ia memberikan peran itu pada Steven, karena merasa
berutang budi dan karena Steven sangat cocok memainkan peran itu; bedanya,
Steven tidak perlu tidur dengan Athena untuk mendapatkannya.
Selama lima tahun terakhir ini, Athena terlibat beberapa affair singkat. Salah
satunya dengan seorang produser muda, Kevin Marrion, anak laki-laki satu-
satunya Eli Marrion. Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir Kevin Marrion masih sebaya dengan Athena, tapi sudah merupakan veteran
dalam bisnis perfilman. Ia memproduksi film besar pertamanya pada usia dua
puluh satu tahun dan film itu menjadi hit. Ia jadi yakin bahwa dirinya seorang
jenius, tapi kemudian tiga film yang dihasilkannya anjlok di pasaran. Sekarang
hanya ayahnya yang masih memberikan kepercayaan padanya.
Kevin Marrion sangat tampan, sebab istri pertama Eli Marrion adalah salah satu
wanita tercantik di dunia film. Sayangnya, wajahnya tidak tampak bagus di
depan kamera, jadi ia gagal dalam semua tes pengambilan gambar. Untuk
menjadi artis serius, masa depan yang ada* hanyalah sebagai produser.
Athena bertemu dengannya ketika Kevin memintanya membintangi film barunya.
Athena mendengarkan pembicaraannya dengan terheran-heran sekaligus ngeri.
Cara bicara Kevin sangat polos, seperti umumnya orang yang berpikiran sangat
serius. "Ini skenario paling bagus yang pernah kubaca," kata Kevin. "Sejujurnya
terpaksa kukatakan bahwa aku ikut membantu menulis ulang. Athena, kau satu-
satunya aktris yang pantas mendapatkan peran ini. Aku bisa saja memakai aktris
lain, tapi kaulah yang kuinginkan." Ia menatap Athena lekat-lekat, untuk
menunjukkan kesungguhannya.
Athena tergelitik dengan kegigihan Kevin menyodorkan skenario itu padanya.
Ceritanya adalah tak mungkin memberikan komentar atasnya. Ia meng gunakan
kokain seperti obat resep, dan alkohol membuatnya lebih memikat. Bahkan
kesuksesan tidak membuatnya keras kepala atau mudah terpengaruh suasana
hati. Maka, sungguh mengejutkan ketika Steven mengajak menikah. Athena menolak
dengan baik-baik. Ia tahu bahwa Steven suka mengencani siapa saja di lokasi
film, di Hollywood, bahkan di klinik rehabilitasi tempat ia dirawat ketika lepas
kendali dalam menggunakan obat-obatan. Ia bukan laki-laki yang diinginkan
Athena untuk menjadi bagian semipermanen dari hidupnya.
Steven menerima penolakannya dengan lapang dada. Ajakan itu merupakan
kelemahan sesaat, yang timbul karena terlalu banyak menggunakan kokain. Ia
hampir-hampir merasa lega.
Selama lima tahun berikutnya, Athena meroket ke puncak ketenaran, sementara
bintang Steven mulai memudar. Ia masih tetap menjadi idola para peng-
gemarnya, terutama kaum wanita, tapi ia tidak beruntung atau tidak pintar
dalam memilih peran-perannya. Obat-obatan dan alkohol membuatnya semakin
ceroboh dalam bekerja. Melalui Melo Stuart, Steven meminta Athena
memberikan peran utama pria untuknya dalam Messalina. Sekarang keadaan
sudah ber-balik. Athena-lah yang kini berkuasa menentukan bintang
pendampingnya, dan ia memberikan pera itu pada Steven, karena merasa
berutang budi dan karena Steven sangat cocok memainkan peran i < bedanya,
Steven tidak perlu tidur dengan Athena untuk mendapatkannya.
Selama lima tahun terakhir ini, Athena terlibat beberapa affair singkat. Salah
satunya dengan seorang produser muda, Kevin Marrion, anak laki-laki satu-
satunya Eli Marrion. Kevin Marrion masih sebaya dengan Athena, tapi sudah merupakan veteran
dalam bisnis perfilman. Ia memproduksi film besar pertamanya pada usia dua
puluh satu tahun dan film itu menjadi hit. Ia jadi yakin bahwa dirinya seorang
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir jenius, tapi kemudian tiga film yang dihasilkannya anjlok di pasaran. Sekarang
hanya ayahnya yang masih memberikan kepercayaan padanya.
Kevin Marrion sangat tampan, sebab istri pertama Eli Marrion adalah salah satu
wanita tercantik di dunia film. Sayangnya, wajahnya tidak tampak bagus di
depan kamera, jadi ia gagal dalam semua tes pengambilan gambar. Untuk
menjadi artis serius, masa depan yang ada' hanyalah sebagai produser.
Athena bertemu dengannya ketika Kevin memintanya membintangi film barunya.
Athena mendengarkan pembicaraannya dengan terheran-heran sekaligus ngeri.
Cara bicara Kevin sangat polos, seperti umumnya orang yang berpikiran sangat
Godfather Terakhir The Last Don Karya Mario Puzo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
serius. 'Ini skenario paling bagus yang pernah kubaca," kata Kevin. "Sejujurnya
terpaksa kukatakan bahwa aku ikut membantu menulis ulang. Athena, kau satu-
satunya aktris yang pantas mendapatkan peran ini. Aku bisa saja memakai aktris
lain, tapi kaulah yang ku'nginkan." Ia menatap Athena lekat-lekat, untuk
tunjukkan kesungguhannya.
Athena tergelitik dengan kegigihan Kevin menyodorkan skenario itu padanya.
Ceritanya adalah tentang seorang wanita tunawisma yang tinggal di jalanan, yang menemukan arti
hidupnya setelah menemukan seorang bayi yang dibuang di tempat sampah.
Setelah itu, ia menjadi pemimpin kaum tunawisma di Amerika. Setengah dari
film itu terdiri atas adegan si wanita mendorong kereta belanja berisi seluruh
harta miliknya. Setelah berhasil mengatasi kecanduan alkohol, obat-obatan,
kelaparan, usaha perkosaan, dan pemerintah yang berusaha mengambil anaknya,
ia mencalonkan diri menjadi presiden Amerika Serikat lewat usaha sendiri. Tapi
ia gagal - inilah kelebihan skenario tersebut.
Athena benar-benar merasa ngeri. Ia diminta menjadi seorang perempuan
tunawisma yang putus asa, dengan latar belakang suram, dalam pakaian-pakaian
tua" Secara visual, ini sudah bencana. Unsur sentimentalnya murahan, dan
tingkat kecerdasan susunan dramatisnya benar-benar nol besar. Singkatnya,
skenario itu benar-benar sampah.
Kevin berkata, "Kalau kau mau main dalam film ini, aku akan mati dengan
bahagia." Athena berpikir: Aku yang sinting atau orang ini yang gila" Tapi ia produser
yang punya kekuasaan. Tawarannya jelas tulus dan apa yang diinginkannya jelas
akan terlaksana. Athena menatap Melo Stuart dengan putus asa, dan Melo balas
tersenyum padanya, membesarkan hati. Tapi Athena tak sanggup berbicara.
"Bagus, gagasan bagus," kata Melo. "Klasik, tentang kebangkitan dan
keruntuhan. Keruntuhan dan kebangkitan. Unsur paling penting dalam drama.
Tiga Dara Pendekar Siauw Lim 5 Pendekar Mabuk 09 Pusaka Tombak Maut Pantai Hantu 2