Godfather Terakhir 4
Godfather Terakhir The Last Don Karya Mario Puzo Bagian 4
Tapi, Kevin, kau tentu tahu, Athena harus sangat hati-hati memilih peran
berikutnya, setelah membuat terobosan terdahulu itu. Kami akan baca dulu ske-
narionya, nanti kami akan menghubungimu lagi."
"Boleh saja," kata Kevin, lalu memberikan salinan skenario tersebut pada
mereka masing-masing. "Aku tahu kau pasti menyukainya."
Melo mengajak Athena ke sebuah restoran Thai kecil di Melrose. Mereka
memesan makanan dan membahas skenario itu.
"Lebih baik aku bunuh diri saja," kata Athena. "Apa Kevin terbelakang?"
"Rupanya kau masih belum mengerti juga bisnis perfilman," kata Melo. "Kevin
cerdas. Hanya saja dia melakukan sesuatu yang tidak sesuai untuknya. Banyak
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir kasus yang lebih parah." "Di mana" Kapan?" tanya Athena. "Aku tidak bisa buka
rahasia begitu saja," kata Melo. "Sebagai bintang besar, kau bisa saja menolak,
tapi kau belum cukup top untuk mencari musuh yang sebenarnya tidak perlu."
"Eli Marrion tidak akan mendukung anaknya untuk hal satu ini," kata Athena.
"Dia pasti tahu bahwa skenario itu kacau-balau."
"Memang," sahut Melo. "Dia bahkan pernah mengatakan secara bergurau bahwa
putranya ahli membuat film-film komersil yang tidak laku, dan putrinya
membuat film-film serius yang tidak menghasilkan uang. Tapi Eli harus membuat
anak-anaknya bahagia. Sedangkan kita tidak. Kita bisa menolak terlibat dalam
film ini. Tapi akan berekor panjang. LoddStone memegang hak cipta atas sebuah
novel besar dengan peran yang sangat pas.untukmu. Kalau kau menolak
Kevin, peran itu mungkin tidak akan diberikan padamu."
Athena angkat bahu. "Kali ini aku akan menunggu saja."
"Kenapa tidak menerima kedua-duanya saja" Ajukan syarat bahwa kau ingin
syuting untuk novel bagus itu lebih dulu. Lalu kita cari jalan agar tidak usah
ikut dalam film Kevin." "Cara begitu tidak akan menghasilkan musuh?" tanya Athena sambil tersenyum.
"Film yang pertama itu akan menjadi hit besar, jadi tidak apa-apa. Pada saat
itu, kau sudah aman mencari musuh."
"Kau yakin aku bisa lolos dari film Kevin nanti?" tanya Athena.
"Kalau kau tidak lolos, kau boleh memecatku," kata Melo. Ia sudah mengadakan
kesepakatan dengan Eli Marrion yang tidak sampai hati menolak langsung
keinginan putranya, dan ia memilih cara ini untuk keluar dari kesulitan
tersebut. Ia ingin membuat Melo dan Athena tampil sebagai pihak yang jahat. Dan Melo
tidak keberatan. Sebagian dari pekerjaan agen bintang adalah menjadi orang
jahat dalam skenario. Cara ini ternyata berhasil. Bagian pertama, syuting untuk novel yang bagus itu,
mengangkat Athena ke jajaran bintang kelas atas. Tapi sialnya konsekuensi
selanjutnya membuat ia memutuskan untuk menghindar dari laki-laki.
Selama masa praproduksi pura-pura atas film Kevin yang sebenarnya takkan
pernah dibuat itu, sudah dapat diramalkan bahwa ia akan jatuh cinta pada
Athena. Untuk ukuran seorang produser, Kevin Marrion termasuk pemuda yang masih
lugu, dan ia mengejar Athena dengan ketulusan serta semangat yang sungguh-
sungguh. Pesonanya yang paling utama adalah antusiasmenya serta kesadaran
sosialnya. Suatu malam, karena merasa sangat bersalah telah mengingkari janji
bermain dalam film Kevin, Athena mengajak pemuda itu ke tempat tidur.
Ternyata cukup menyenangkan, dan Kevin bersikeras mengajaknya menikah.
Sementara itu, Athena dan Melo telah membujuk Claudia De Lena untuk menulis
ulang skenario tersebut. Claudia menuliskannya menjadi skenario jenaka dan
Kevin memecatnya. Ia sangat marah, hingga sikapnya menjengkelkan.
Bagi Athena, affair mereka tidak menimbulkan masalah, karena sesuai dengan
jadwal kerjanya. Dan antusiasme Kevin bisa dipuaskannya di tempat tidur.
Selain itu, Kevin tidak menuntut agar mereka membuat perjanjian
prapernikahan; Athena merasa tersanjung, sebab bukankah suatu hari nanti
Kevin akan mewarisi LoddStone Studios"
Tapi suatu malam, sesudah mendengarkan ocehan panjang-lebar Kevin tentang
film yang akan mereka buat bersama, mendadak Athena berpikir: Kalau aku
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir mesti mendengarkan omongan orang ini satu menit saja lagi, aku bisa mati.
Maka, karena sudah tidak tahan lagi, ia pun memantapkan diri. Ia tahu, ia pasti
akan merasa bersalah, jadi biarlah. Saat itu juga ia mengatakan pada Kevin
bahwa ia bukan hanya tidak mau menikah dengan Kevin, tapi juga tidak akan sudi
tidur bersamanya lagi dan tidak akan main dalam filmnya.
Kevin terperanjat. "Kita sudah membuat kontrak," katanya. "Dan kita akan
melaksanakannya. Kau mengkhianatiku habis-habisan."
"Memang," sahut Athena. "Kau bicara saja dengan Melo." Ia merasa muak pada
dirinya sendiri. Tentu saja ucapan Kevin benar, tapi ia merasa tergelitik, sebab
Kevin ternyata lebih cemas tentang filmnya daripada cintanya untuk Athena.
Setelah affair inilah Athena kehilangan minat pada laki-laki, tapi kariernya
dalam film telah mantap. Ia menghindar dari kaum pria. Banyak hal lain yang
lebih penting untuk dilakukan - hal-hal yang tidak melibatkan urusan cinta
dengan laki-laki. Athena- Aquitane dan Claudia De Lena bisa bersahabat karib semata-mata
karena sifat Claudia yang selalu mengejar persahabatan dengan wanita-wanita
yang disukainya. Ia pertama kali bertemu Athena ketika sedang menulis ulang
skenario untuk salah satu film awal Athena. Waktu itu Athena belum menjadi
bintang besar. Athena bersikeras membantunya menggarap skenario tersebut. Biasanya penulis
skenario menjadi waswas kalau mengalami hal ini, tapi ternyata Athena berotak
cerdas dan bantuannya sangat berarti. Instingnya tentang karakter tokoh dan
alur cerita selalu bagus dan hampir selalu tidak mementingkan diri sendiri. Ia
cukup cerdas untuk menyadari bahwa semakin kuat karakter tokoh-tokoh di
sekitarnya, semakin berat pula tugasnya untuk menonjolkan perannya sendiri.
Mereka sering bekerja di rumah Athena di Malibu, dan di sinilah keduanya
menemukan banyak persamaan dalam diri mereka. Mereka sama-sama atlet yang
tangguh: perenang yang kuat, pegolf amatir hebat, dan sangat cakap di lapangan
tenis. Mereka bermain ganda dan sering mengalahkan ganda pria di lapangan
tenis Malibu Beach. Setelah syuting selesai, persahabatan mereka terus
berlanjut. Claudia menceritakan segala sesuatu tentang dirinya pada Athena, tapi Athena
hanya membukakan sedikit tentang dirinya. Claudia menyadari hal ini, tapi tidak
merasa keberatan. Claudia menceritakan hubungan asmaranya dengan Steve
Stallings. Athena tertawa senang mendengarnya, lalu mereka membandingkan
pengalaman. Mereka sependapat bahwa Steve memang hebat di ranjang, dan
sangat berbakat. Ia aktor yang hebat dan benar-benar manis.
"Dia boleh dikatakan secantik dirimu," kata Claudia. Ia tidak segan-segan
mengagumi keindahan dalam diri orang lain.
Athena pura-pura tidak mendengar; begitulah kebiasaannya, kalau ada yang
menyebut-nyebut tentang kecantikannya.
"Tapi apa kemampuan aktingnya lebih hebat daripada aku?" tanya Athena
menggoda. "Oh, tidak, kau lebih hebat," sahut Claudia. Lalu, untuk memancing Athena agar
lebih membuka diri, ia menambahkan, "Tapi dia jauh lebih bahagia daripada
kau." "O ya?" kata Athena. "Mungkin saja. Tapi suatu hari nanti dia akan jauh lebih
tidak bahagia daripada aku."
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir "Yeah," kata Claudia. "Kokain dan alkohol akan menghancurkannya. Dia tidak
akan beranjak tua dengan bahagia. Tapi dia cerdas; mungkin dia bisa
beradaptasi." "Aku tidak akan pernah mau menjadi seperti dia nanti," kata Athena. "Tidak
akan pernah." "Kau pujaanku," kata Claudia. "Tapi kau tidak akan bisa mengalahkan proses
penuaan. Aku tahu kau tidak suka minum atau memakai obat, juga tidak banyak
berhura-hura, tapi kau akan makan hati dengan rahasia-rahasiamu."
Athena tertawa. "Justru rahasia-rahasia itulah yang akan menyelamatkanku,"
katanya. "Rahasiaku begitu biasa, sehingga tak ada gunanya diceritakan. Kami,
para bintang film, perlu tampil misterius."
Setiap Sabtu pagi, kalau sedang tidak bekerja, mereka berbelanja bersama di
Rodeo Drive. Ciaudia selalu terkagum-kagum dengan kemampuan Athena
menyamar, sehingga tak ada yang bisa mengenalinya, baik para penggemarnya
maupun para pegawai toko. Ia mengenakan rambut palsu hitam dan pakaian
longgar untuk menyamarkan bentuk tubuhnya. Ia mengubah riasan wajahnya
sehingga rahangnya tampak lebih tebal, bibirnya lebih penuh, tapi yang paling
menarik adalah ia bisa mengubah bagian-bagian wajahnya. Ia juga mengenakan
lensa kontak, sehingga matanya yang hijau cerah berubah menjadi cokelat
lembut. Suaranya dibuat beraksen Selatan yang lambat.
Kalau membeli sesuatu, Athena membebankannya pada kartu Claudia, lalu
menggantinya dengan cek saat makan siang. Senang sekali bisa bersantai di
restoran sebagai orang biasa. Seperti kata Claudia, takkan ada yang mengenali
penulis skenario. Dua kali sebulan, Claudia menghabiskan akhir minggu di rumah Athena di Malibu,
berenang dan bermain tenis. Claudia telah mengizinkan Athena membaca
kerangka kedua Messalina, dan Athena meminta diberi peran utama. Seolah-
olah dirinya bukan seorang bintang top dan Claudia-lah yang seharusnya
meminta-minta padanya. Maka, ketika tiba di Malibu, Claudia merasa cukup optimis untuk membujuk
Athena agar mau kembali syuting. Sebab dengan pemogokan itu, Athena bukan
hanya akan menghancurkan kariernya sendiri, tapi juga karier Claudia.
Tapi rasa percaya diri Claudia agak goyah begitu melihat ketatnya penjagaan di
sekitar rumah Athena, di luar para pengawal yang biasa berjaga di gerbang-
gerbang Malibu Colony. Dua petugas berseragam dari Pacific Ocean Security Company berjaga di
gerbang rumah. Dua penjaga tambahan berpatroli di kebun yang luas di dalam.
Sambil berjalan mengikuti pelayan bertubuh kecil berkebangsaan Amerika
Selatan, yang akan mengantarnya ke Ruang Samudra, Claudia melihat dua
penjaga lagi di pantai di luar. Semua penjaga itu membawa pentungan dan pistol.
Athena menyambut Claudia dengan pelukan erat. "Aku akan sangat rindu
padamu," katanya. "Seminggu lagi aku pergi."
"Kenapa kau bertindak gila-gilaan begini?" tanya Claudia. "Kau membiarkan saja
laki-laki brengsek itu menghancurkan seluruh hidupmu. Dan hidupku juga. Tak
kusangka kau sepengecut ini. Dengar malam ini aku akan menginap di sini. Besok
kita akan minta izin membawa senjata, lalu kita mulai berlatih menggunakannya.
Dalam beberapa hari saja kita akan menjadi penembak jitu."
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir Athena tertawa dan kembali memeluk Claudia. "Darah Mafia-mu mulai keluar
rupanya," katanya. Claudia memang pernah menceritakan padanya tentang
Keluarga Clericuzio dan ayahnya.
Mereka membuat minuman, lalu duduk di kursi empuk yang menghadap ke lautan;
rasanya seperti memandangi lukisan air yang biru kehijauan.
"Kau tidak akan bisa membuatku mengubah ke-putusan, dan aku bukan
pengecut," kata Athena. "Akan kuceritakan padamu rahasia yang begitu ingin
kauketahui tentang diriku. Kau bisa menyampaikannya pada pihak studio.
Mungkin sesudahnya kalian akan mengerti."
Maka ia pun menceritakan pada Claudia seluruh kisah perkawinannya. Tentang
kesadisan dan kekejaman Boz Skannet, penghinaan terang-terangan olehnya,
serta keputusan Athena untuk melarikan diri.
Dengan otak pengarangnya yang tajam, Claudia merasa ada yang belum lengkap
dalam cerita Athena; ada beberapa unsur penting yang sengaja ia lewatkan.
"Apa yang terjadi dengan bayimu?" tanya Claudia.
Athena langsung memasang wajah aktrisnya. "Untuk saat ini, aku tidak bisa
bercerita lebih banyak. Bahkan cerita bahwa aku punya anak itu harus
kaurahasiakan. Bagian itu tak boleh kauceritakan lagi pada pihak studio. Aku
mempercayaimu." Claudia tahu ia takkan dapat memaksa Athena.
"Tapi kenapa kau berhenti syuting?" tanyanya. "Kau akan dilindungi. Setelah
syuting selesai, kau bisa menghilang."
"Tidak," kata Athena. "Pihak studio hanya akan melindungiku selama syuting
masih berlangsung. Dan itu tidak ada artinya. Aku kenal betul Boz. Tak ada yang
bisa menghentikannya. Kalaupun aku tetap syuting, aku takkan pernah bisa
menyelesaikan film itu."
Saat itu seorang laki-laki bercelana renang berjalan dari air, menuju rumah.
Kedua penjaga di sana menahannya. Salah satunya membunyikan peluit dan
kedua penjaga di kebun datang berlari-lari. Melihat ada empat orang yang
Godfather Terakhir The Last Don Karya Mario Puzo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
menghadangnya, laki-laki itu tampaknya mundur sedikit.
Athena bangkit berdiri dengan sangat terkejut. "Itu Boz," katanya pelan pada
Claudia. "Dia sengaja berbuat begini untuk menakut-nakutiku. Ini belum aksi
yang sebenarnya." Ia keluar ke teras dan melongok ke arah kelima laki-laki itu.
Claudia mengikutinya. Boz Skannet menengadah ke arah mereka sambil menyipitkan mata, wajahnya
yang kecokelatan tertimpa sinar matahari. Tubuhnya yang terbungkus celana
renang tampak kokoh. Ia tersenyum dan berkata, "Hei, Athena, bagaimana kalau kau mengundangku
naik untuk minum?" Athena tersenyum cerah. "Sebenarnya aku ingin, tapi sayang aku tidak punya
racun. Kau telah melanggar perintah pengadilan - aku bisa memintamu
dipenjara." "Ah, tidak akan," kata Boz. "Kita terlalu dekat. Kita banyak menyimpan rahasia
bersama-sama." Meski tersenyum, wajahnya tampak jahat.
Claudia teringat orang-orang yang menghadiri pesta-pesta Keluarga Clericuzio
di Quogue. Salah satu penjaga berkata, "Dia berenang mengitari pagar dari pantai untuk
umum. Dia pasti memarkir mobilnya di sana. Kami bisa meminta dia ditangkap."
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir "Tidak," kata Athena. "Bawa dia ke mobilnya. Dan katakan pada Agency kalian,
aku minta empat penjaga tambahan di sekitar rumahku."
Boz masih menengadah; tubuhnya tampak seperti patung raksasa yang ditanam
di pasir. "Sampai jumpa, Athena," katanya. Lalu para penjaga itu menggiringnya
pergi. "Dia menakutkan," kata Claudia. "Mungkin kau benar. Kita mesti menembakkan
meriam untuk menghentikannya."
"Aku akan meneleponmu sebelum cabut" kata Athena, dengan gaya aktrisnya.
"Kita bisa makan malam bersama untuk terakhir kali."
Claudia nyaris menangis. Boz benar-benar membuatnya takut, mengingatkannya
akan ayahnya. "Aku akan terbang ke Vegas, menemui kakakku Cross. Dia pandai
dan kenal banyak orang. Aku yakin dia bisa menolong. Jadi, jangan ke mana-mana
sampai aku kembali."
"Buat apa dia menolong?" kata Athena. "Dan bagaimaha caranya" Apa dia
tergabung dalam Mafia?"
"Tentu saja tidak," sahut Claudia tersinggung. "Dia akan menolong karena dia
menyayangiku." Ia mengatakan ini dengan nada bangga. "Dan aku satu-satunya
orang yang disayanginya, selain ayahku."
Athena menatapnya sambil mengerutkan dahi. "Kedengarannya kakakmu
mencurigakan. Kau boleh dikatakan sangat polos untuk ukuran perempuan yang
berkecimpung di dunia perfilman. Omong-omong, kenapa kau tidur dengan begitu
banyak laki-laki" Kau bukan aktris, dan kurasa kau juga bukan perempuan
gampangan." "Itu sudah bukan rahasia lagi," kata Claudia. "Kenapa laki-laki juga meniduri
begitu banyak wnaita?" Lalu ia memeluk Athena. "Aku akan terbang ke Vegas,"
katanya. "Jangan ke mana-mana, sampai aku kembali."
Malam itu Athena duduk di teras sambil memandangi lautan yang tampak kelam
di bawah langit tak berbulan. Ia memikirkan semua rencananya dan mengingat-
ingat Claudia dengan penuh sayang. Lucu. sekali, Claudia tidak bisa melihat diri
kakaknya yang sesungguhnya; tapi begitulah akibat yang ditimbulkan oleh cinta.
Sore itu Claudia bertemu dengan Skippy Deere dan menceritakan kisah Athena
padanya. Sesudahnya, mereka duduk diam sejenak. Lalu Deere berkata, "Ada
beberapa hal yang tidak dia ceritakan. Aku pergi menemui Boz Skannet untuk
menyuapnya agar tidak mengganggu lagi. Dia menolak. Dan dia mengancamku,
kalau kita mencoba macam-macam, dia akan membocorkan berita yang katanya
bisa menghancurkan kita. Katanya Athena menelantarkan anak mereka."
Claudia sangat marah mendengarnya. "Itu tidak benar," katanya. "Siapa pun
yang mengenal Athena pasti tahu dia tak mungkin berbuat hal seperti itu."
"Tentu," kata Deere. "Tapi kita belum mengenal Athena ketika dia berumur dua
puluh tahun." "Sialan kau," kata Claudia. "Aku akan terbang ke Vegas untuk menemui kakakku
Cross. Dia lebih cerdas dan lebih berani daripada kalian semua. Dia akan
membereskan masalah ini."
"Aku ragu dia bisa menakut-nakuti Boz Skannet," kata Deere. "Kami sudah
mencoba sebisanya." Tapi sekarang ia melihat peluang lain.
Ia tahu beberapa hal tentang Cross. Cross sedang berusaha masuk ke dalam
bisnis perfilman. Ia pernah menanamkan modal dalam enam film Deere dan
merugi. Jadi, Cross tidak terlalu pintar sebenarnya. Ada desas-desus bahwa
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir Cross punya "koneksi", bahwa ia punya pengaruh dalam Mafia. Tapi semua orang
mengaku punya hubungan dengan Mafia, pikir Deere. Itu tidak berarti mereka
berbahaya. Ia ragu Cross bisa membantu mereka dalam masalah dengan Boz
Skannet. Tapi seorang produser mesti selalu memasang telinga dan
berpandangan jauh. Selain itu, ia selalu bisa mendesak Cross untuk menanam
modal lagi dalam film lain. Sangat bermanfaat kalau mempunyai partner-partner
kecil yang tidak punya wewenang untuk mengatur pembuatan film dan pem-
biayaannya. Skippy Deere diam sejenak, lalu berkata pada Claudia, "Aku ikut denganmu."
Claudia De Lena menyukai Skippy Deere, meski
Skippy pernah menipunya hingga ia kehilangan uang setengah juta dolar. Ia
menyukai Deere karena berbagai kekurangannya dan keanekaragaman kelicikan-
riya, dan karena Skippy adalah teman yang menyenangkan. Semua itu merupakan
sifat-sifat yang patut dikagumi dalam seorang produser.
Bertahun-tahun yang lalu, mereka menggarap sebuah film bersama-sama dan
menjadi teman karib. Bahkan pada waktu itu pun Deere sudah menjadi salah
satu produser paling sukses dan unik di Hollywood. Suatu kali, di lokasi
syuting, seorang aktor pemeran utama membual bahwa ia telah meniduri istri Deere.
Deere mendengarkan dari langkan tempatnya berada, tiga tingkat di atas aktor
itu. Ia lalu melompat dan mendarat di kepala sang aktor, hingga tulang bahu si
aktor patah; lalu Deere menghantam hidungnya dengan telak, memakai tinju
kanannya. Claudia teringat hal lain. Mereka berdua pernah berjalan bersama di Rodeo
Drive dan Claudia melihat sebuah blus di jendela. Di mata Claudia, blus itu
sangat indah; warnanya putih, dengan garis-garis hijau yang amat halus; begitu
cantik, hingga rasanya seperti lukisan Monet. Di toko itu, orang harus membuat
janji lebih dulu sebelum bisa masuk untuk berbelanja; seolah-olah pemiliknya
adalah seorang dokter terkenal. Tapi tidak masalah. Skippy Deere adalah
kenalan pribadi pemilik toko itu, seperti halnya ia juga kenal dengan para
pimpinan studio, pimpinan perusahaan besar, dan penguasa berbagai negara di
dunia Barat. Setelah masuk ke dalam toko, si pegawai mengatakan harga blus itu lima ratus
dolar. Claudia terenyak kaget sambil memegangi dadanya. "Lima ratus dolar untuk sehelai blus?"
tanyanya. "Jangan membuatku tertawa."
Giliran si pegawai yang terenyak mendengar kelancangan Claudia. "Blus ini
dibuat dari bahan paling halus," katanya, "buatan tangan. .. Dan garis-garis
hijaunya tak bisa disamai oleh bahan lain mana pun di seluruh dunia. Harganya
sangat pantas." Deere tersenyum. "Jangan beli, Claudia," katanya. "Kau tahu berapa ongkos
mencucinya" Sedikitnya tiga puluh dolar. Setiap kali kau mengenakannya, kau
harus keluar tiga puluh dolar. Dan kau harus menjaganya dengan sangat hati-
hati. Tidak boleh kena remah makanan, dan jelas kau tidak akan bisa merokok.
Kalau sampai berlubang... wuuss, habislah lima ratus dolarmu."
Claudia tersenyum pada pegawai toko itu. "Kalau aku membeli blus itu, apa aku
mendapat hadiah gratis?" katanya. Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir Si pegawai yang berpakaian indah nyaris meneteskan air mata. "Saya minta
Anda keluar," katanya.
Mereka pun keluar. "Sejak kapan pegawai toko boleh mengusir pembeli?" tanya Claudia sambil
tertawa. "Ini Rodeo Drive," kata Skippy. "Kau sudah beruntung bisa masuk ke sana tadi."
Keesokan harinya, ketika Claudia tiba di studio, di mejanya ada sebuah kotak
hadiah. Di dalamnya ada selusin blus yang diinginkannya dan catatan kecil dari
Skippy Deere: "Jangan dipakai selain untuk acara penyerahan Oscar."
Tahulah Claudia bahwa si pegawai toko dan
Skippy Deere sudah berkomplot untuk mempermainkannya. Belakangan ia
melihat bahan bergaris hijau yang sama itu dikenakan oleh seorang wanita dan
juga dipakai untuk bandana tenis seharga seratus dolar.
Film yang digarapnya bersama Deere pun merupakan film Tomm-action murahan
yang tak mungkin dinominasikan untuk Academy Award. Tapi Claudia merasa
tersentuh. Lalu tibalah saat film garapan mereka mencapai hasil seratus juta dolar bruto
dan Claudia mengira dirinya akan kaya. Skippy Deere mengundangnya makan
malam untuk merayakan hal itu. Skippy sangat gembira. "Ini hari
keberuntunganku," katanya. "Film itu melampaui seratus juta. Aku dapat kencan
hebat dengan sekretaris Bobby Bantz, dan mantan istriku tewas dalam
kecelakaan mobil semalam."
Saat itu ada dua produser lain bersama mereka dan keduanya tercekat
mendengar ucapan Deere. Claudia mengira Deere hanya bercanda, tapi kemudian
Deere berkata pada kedua produser itu, "Kulihat mata kalian jadi hijau karena
iri. Sekarang aku bisa menghemat lima ratus ribu dolar setahun yang biasanya
kubayarkan untuk tunjangan perceraian. Kedua anakku mewarisi tanah mantan
istriku - itu imbalan perceraian, yang diperolehnya dariku - jadi aku tak perlu
membiayai mereka lagi."
Sekonyong-konyong Claudia merasa tidak nyaman dan Deere berkata padanya,
"Aku cuma bersikap jujur. Itulah yang diinginkan setiap orang, tapi mereka
tidak berani mengatakannya terus terang."
Skippy Deere telah berhasil meraih sukses dalam bisnis perfilman. Sebagai
anak seorang tukang kayu ia suka membantu ayahnya membangun rumah-rumah
para bintang film di Hollywood. Dalam salah satu proyeknya itulah ia menjadi
kekasih seorang aktris setengah baya - hal seperti ini hanya mungkin terjadi di
Hollywood - dan aktris itu mencarikannya pekerjaan magang di perusahaan
agennya; ini sebenarnya langkah awal untuk menyingkirkan Skippy.
Skippy bekerja keras, belajar mengendalikan sifatnya yang lekas naik darah.
Terutama ia belajar untuk memanjakan orang-orang berbakat; memohon-mohon
pada sutradara-sutradara baru yang sedang top, bintang-bintang muda yang
ketus, menjadi teman baik dan mentor para penulis picisan. Selain itu, ia
menertawakan kelakuannya sendiri.
Tapi Deere terutama sangat menguasai satu faktor penting dalam bisnis
tersebut. Ia mempelajari seni bernegosiasi, yang disederhanakannya menjadi
"Mintalah semuanya". Ia jadi suka membaca, mengembangkan insting untuk
novel-novel yang bisa menjadi film bagus. Ia punya mata yang tajam untuk
melihat siapa-siapa yang berbakat akting. Ia meneliti detail-detail produksi dan
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir berbagai cara mencuri uang dari anggaran film. Ia menjadi produser sukses
yang bisa memasukkan lima puluh persen skenario dan tujuh puluh persen
anggaran ke dalam film. Kegemarannya membaca banyak menolong, juga kemampuannya menulis skenario.
Memang bukan menulis sejak awal, tapi ia cekatan dalam menyilangkan adegan
dan merevisi dialog; ia bahkan bisa menciptakan adegan-adegan kecil yang
kadang-kadang tampil sangat bagus dalam film, meski sebenarnya tidak
diperlukan untuk mendukung isi cerita. Tang paling dibanggakannya, dan yang
membantu film-filmya mencapai sukses finansial, adalah kemahirannya membuat
akhir cerita yang bagus, yang hampir selalu berupa kemenangan tokoh baik
melawan tokoh jahat - kalau itu tidak sesuai, ia memberikan kekalahan yang
manis. Karya masterpiece-nya adalah ketika membuat ending untuk film tentang
kehancuran akibat ledakan bom di New York; semua tokohnya akhirnya menjadi
manusia yang lebih baik, mencintai sesamanya, termasuk orang yang meledakkan
bom tersebut. Ia harus menyewa lima penulis, ekstra untuk menggarap
skenarionya. Tapi semua itu tidak akan banyak berarti baginya sebagai produser kalau ia
bukan orang yang licin dalam hal keuangan. Ia bisa mengumpulkan investasi
entah dari mana. Orang-orang kaya menyukai perusahaannya, dan wanita-wanita
cantik senang bergelayut di lengannya. Para bintang dan sutradara menyukai
sifatnya yang jujur dan blak-blakan dalam menikmati hal-hal menyenangkan
dalam hidup ini. Ia bisa membujuk studio-studio untuk memberikan uang
pengembangan, dan ia belajar bahwa dengan memberikan sogokan besar, ia bisa
Godfather Terakhir The Last Don Karya Mario Puzo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
memperoleh lampu hijau dari pimpinan-pimpinan studio tertentu. Daftar
penerima kartu dan hadiah Natal-nya selalu sangat panjang - untuk para bintang,
kritikus di koran dan majalah, bahkan untuk orang-orang berpengaruh di
kepolisian. Ia menyebut mereka semua sahabat tersayang, dan kalau mereka
sudah tidak berguna lagi baginya, ia mencoret nama mereka dari daftar
hadiahnya, tapi tidak dari daftar kartu.
Salah satu kunci untuk menjadi produser adalah harus memiliki materi, bisa
berupa novel yang tidak dikenal dan tidak sukses di pasaran, tapi bisa di-.
tunjukkan ke pihak studio. Deere membeli hak cipta novel-novel semacam itu
dengan option lima tahun senilai lima ratus dolar per tahun. Atau ia akan
meminta option sebuah skenario dan bekerja sama dengan penulisnya untuk
menggarapnya menjadi materi yang sesuai untuk dijual ke studio. Pekerjaan ini
benar-benar menyebalkan, apalagi para penulis itu begitu rapuh. "Rapuh" adalah
istilah favoritnya untuk orang-orang yangT menurut pendapatnya, tolol. Istilah
ini terutama berguna untuk bintang-bintang wanita.
Salah satu hubungannya yang berjalan mulus, juga yang paling menyenangkan,
adalah dengan Claudia De Lena. Ia benar-benar menyukai gadis itu dan ingin
mengajarinya seluk-beluk dunia perfilman. Selama tiga bulan mereka menggarap
skenario bersama-sama, makan malam bersama, dan main golf bersama (Deere
terheran-heran ketika Claudia mengalahkannya). Mereka juga pergi ke pacuan di
Santa Anita; berenang di kolam renang Skippy Deere, sementara para
sekretarisnya mencatat ucapannya dalam pakaian renang. Claudia bahkan pernah
mengajak Deere ke Vegas untuk berakhir pekan di Xanadu dan memper-
kenalkannya pada kakaknya, Cross. Kadang-kadang mereka tidur bersama; sudah
wajar. Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir Film mereka sukses besar, dan Claudia menganggap ia akan mendapat banyak
uang dari keuntungan akhir yang diperoleh. Ia berhak atas persentase tertentu
dari bagian persentase Skippy Deere, dan ia tahu bahwa Deere selalu
digolongkan upstream, istilah Deere untuk persentase bruto. Tapi Claudia tidak
tahu bahwa Deere mempunyai dua persentase; satu atas hasil bruto dan satu
atas hasil netto. Dan berdasarkan kesepakatan, Claudia akan mendapat bagian
dari persentase netto Skippy Deere. Berarti, meski film itu menghasilkan lebih
dari seratus juta dolar, hasil nettonya tidak ada. Prosedur akunting pihak
studio, persentase bruto Deere, dan biaya pembuatan film dengan mudah
menelan semua keuntungan bersih.
Claudia menuntut dan Skippy Deere membayar sedikit untuk mempertahankan
persahabatan mereka. Ketika Claudia memarahinya, Deere berkata, "Ini tidak
ada hubungannya dengan kita secara pribadi; ini urusan antara pengacara kita."
Skippy Deere sering kali berkata, "Dulu aku masih manusiawi, lalu aku menikah."
Waktu itu ia benar-benar jatuh cinta. Alasannya, karena ia masih muda dan ia
tahu betul bahwa wanita itu adalah aktris berbakat. Dalam hal ini ia benar, tapi
istrinya, Christi, tidak mempunyai pesona yang bisa membuatnya menjadi
bintang di layar perak. Prestasi maksimumnya adalah menjadi bintang utama
ketiga. Tapi Deere benar-benar mencintainya. Ketika sudah mempunyai nama dalam
dunia perfilman, ia berusaha sedapat mungkin menjadikan Christi seorang
bintang. Ia meminta dukungan dari para produser lain, para sutradara, dan
pimpinan studio, untuk memberikan peran-peran besar bagi Christi. Beberapa
kali ia berhasil mengangkat istrinya ke posisi bintang utama kedua. Tapi semakin
bertambah usia, semakin sedikit istrinya bekerja. Mereka mempunyai dua anak,
dan Christi makin merasa tidak bahagia, hingga waktu kerja Deere banyak
tersita olehnya.' Seperti halnya semua produser yang sukses, Skippy Deere sangat sibuk. Ia
harus bepergian ke seluruh penjuru dunia untuk memantau film-filmnya, meng-
urus keuangan, dan mengembangkan berbagai proyek. Karena dikelilingi begitu
banyak wanita cantik yang memikat, dan karena butuh teman, ia sering kali
terlibat hubungan asmara. Ini dinikmatinya dengan penuh semangat, tapi ia
tetap mencintai istrinya.
Suatu hari, seorang gadis dari bagian Pengembangan menyodorkan skenario yang
katanya sangat cocok untuk Christi; peran bintang itu bisa dipastikan sesuai
dengan bakatnya. Ceritanya tentang seorang wanita yang membunuh suaminya
dan mencintai seorang penyair muda, kemudian ia terpaksa melarikan diri untuk
menghindari kesedihan anak-anaknya dan kecurigaan ipar-iparnya. Di akhir
cerita, ia bertobat. Benar-benar omong kosong dan picisan, tapi bisa dijual.
Skippy Deere menghadapi dua masalah: ia harus meyakinkan salah satu studio
agar mau memfilmkan novel itu, lalu mendesak mereka untuk memasang Christi
sebagai bintang utamanya.
Ia menghubungi semua koneksinya. Ia mengerahkan seluruh kemampuan
keuangannya. Ia membujuk seorang aktor top untuk memerankan bagian yang
sangat penting, dan berhasil mendapatkan Dita Tommey sebagai sutradara.
Segalanya berjalan dengan lancar. Christi membawakan perannya dengan
sempurna, Deere memproduksi film itu dengan baik; maksudnya, sembilan puluh
persen anggaran benar-benar masuk ke film.
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir Selama masa itu, Deere selalu setia pada istrinya, kecuali pada suatu malam,
ketika ia berada di London untuk membereskan masalah distribusi. Itu pun
karena gadis Inggris yang membuatnya terpikat itu begitu kurus, hingga ia
tergelitik. Susah payahnya membawa hasil. Film itu meraih sukses komersial, ia berhasil
meraup keuntungan lebih besar daripada biasanya, dan Christi memenangkan
Academy Award sebagai aktris terbaik.
Mestinya semuanya berakhir sampai di situ: Happy Ending. Tapi setelah itu,
istrinya menjadi pongah, sebab sekarang ia merasa dirinya hebat. Skenario
berdatangan kepadanya, diantar oleh kurir, menawarkan peran-peran sebagai
wanita cantik yang memikat di layar lebar. Deere menasihati agar ia mencari
peran yang lebih cocok untuknya, sebab film berikutnya akan sangat besar
pengaruhnya. Ia tak pernah memikirkan apakah sang istri setia kepadanya; ia
bahkan mengizinkan istrinya bersenang-senang di lokasi syuting. Tapi beberapa
bulan setelah menerima Oscar - Christi disalami oleh seisi kota, diundang ke
pesta-pesta mewah, muncul di kolom-kolom showbiz, didekati oleh para aktor
muda yang berusaha mendapatkan peran - istrinya mengalami puber kedua.
Tanpa sungkan ia muncul dan berkencan dengan aktor-aktor yang lima belas
tahun lebih muda darinya. Para wartawan gosip mencatat hal ini, dan kaum
feminis mendukungnya. Skippy Deere tampaknya menerima kenyataan ini dengan tenang. Ia mengerti.
Bagaimanapun, ia sendiri banyak berkencan dengan gadis-gadis muda. Jadi,
kenapa istrinya tidak boleh menikmati kesenangan yang sama" Tapi, sekali lagi,
untuk apa ia terus bersusah payah mengembangkan karier Christi" Apalagi
setelah perempuan itu terang-terangan memintakan peran bagi salah satu
pacarnya yang muda. Skippy berhenti mencarikan skenario untuknya, tidak lagi
mempromosikannya di depan para produser, sutradara, dan pimpinan studio. Dan
mereka, sebagai orang-orang yang lebih berumur, berpihak pada Skippy dan
tidak lagi memberi perhatian khusus pada Christi.
Christi masih membintangi dua film lagi sebagai peran utama; keduanya jatuh di
pasaran, karena ia salah memilih peran. Berarti habislah kesempatannya untuk
memantapkan posisinya. Dalam tiga tahun, ia kembali hanya menjadi aktris kelas
tiga. Pada saat itu ia jatuh cinta pada seorang pemuda yang bercita-cita menjadi
sutradara, bahkan sangat mirip suaminya, hanya saja si pemuda membutuhkan
modal. Maka Christi menuntut cerai dari Skippy dan mendapatkan uang
perceraian dalam jumlah besar, serta tunjangan perceraian sebesar lima ratus
ribu dolar setahun. Para pengacaranya tidak tahu tentang semua aset Skippy di
Eropa, jadi Christi dan Skippy bercerai baik-baik. Sekarang, tujuh tahun
kemudian, Christi tewas dalam kecelakaan mobil. Meski sampai saat itu namanya
masih tercantum dalam daftar penerima kartu Skippy, ia juga sudah dimasukkan
dalam daftar "Hidup Terlalu Singkat", yang berarti Skippy tidak akan mau
membalas telepon-teleponnya.
Maka, rasa sayang Claudia De Lena pada Skippy
Deere termasuk aneh. Karena Skippy berani mengekspos dirinya yang
sebenarnya pada orang lain, berani menjalani hidup yang terang-terangan
mementingkan diri sendiri, dan sanggup menatap matamu sambil menyebutmu
sahabatnya, tak pe.duli walau kau tahu ia takkan pernah menunjukkan
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir persahabatan sejati. Ia orang yang benar-benar menikmati sikap hipokritnya.
Selain itu, Deere sangat mahir membujuk. Dialah satu-satunya orang yang
sanggup beradu otak dengan Cross. Claudia yakin akan hal itu. Maka mereka
berangkat ke Vegas dengan penerbangan berikutnya.
BUKU III Claudia De Lena Athena Aquitane Bab 4 CLAUDIA DE LENA mengendarai mobilnya dari apartemennya di Pacific
Palisades menuju rumah Athena di Malibu, sambil berpikir-pikir, apa yang akan
dikatakannya untuk membujuk Athena agar mau kembali syuting untuk
Messalina. Film itu bukan hanya penting bagi pihak studio, tapi juga bagi dirinya sendiri.
Messalina adalah film pertama yang skenarionya merupakan hasil karyanya
sendiri. Selama ini skenario-skenario yang ditulisnya merupakan adaptasi dari
novel, penulisan ulang, atau pembedahan atas skenario-skenario lain, atau hasil
kerja sama. Selain itu, ia merupakan coproducer untuk Messalina; ini memberinya kekuasaan
yang sebelumnya tidak pernah ia rasakan. Plus sejumlah keuntung-an dari
pemasukan. Ia akan mendapatkan uang banyak. Setelah itu, ia bisa mengambil
langkah selanjutnya, menjadi produser merangkap penulis. Mungkin 'a satu-
satunya orang di sebelah barat Mississippi tidak berminat menjadi sutradara;
untuk menjadi SlJtradara, orang mesti bersikap kejam dalam hubungan
antarpersonal, dan ia tidak bisa mentoleransi hal itu.
Persahabatan Claudia dengan Athena benar-benar murni, bukan hubungan
profesional antara sesama rekan sekerja dalam industri perfilman. Athena, yang
cerdas, tahu betul arti film itu bagi Claudia. Tapi Claudia merasa heran,
mengapa Athena begitu takut pada Boz Skannet, padahal sebelumnya ia tak
pernah takut pada siapa pun atau apa pun.
Claudia sudah bertekad, ia harus tahu mengapa Athena begitu ketakutan, agar
ia bisa menolong. Yang jelas, ia harus menyelamatkan Athena agar tidak
menghancurkan kariernya. Sebab siapa lagi yang lebih tahu tentang intrik-intrik
dan jebakan-jebakan dalam bisnis perfilman, kalau bukan dirinya"
Claudia De Lena pernah memimpikan hidup sebagai pengarang di New York. Ia
tidak berkecil hati ketika pada usia dua puluh satu tahun, novel pertamanya
ditolak oleh dua puluh penerbit. Ia memutuskan pindah ke Los Angeles untuk
mencoba menjadi penulis skenario.
Karena sifatnya yang periang dan bakatnya yang besar, dengan cepat ia
mempunyai banyak teman di Los Angeles. Ia mendaftar ikut kursus menulis ske-
nario di UCLA dan bertemu dengan seorang pemuda yang ayahnya adalah dokter
bedah plastik terkemuka. Ia dan pemuda itu menjalin hubungan; si pemuda
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir terpikat oleh tubuh dan kecerdasannya, dan menaikkan statusnya dari teman di
ranjang menjadi "teman serius". Ia mengajak Claudia makan malam idi
rumahnya, untuk diperkenalkan pada keluarganya. Ayahnya, si dokter bedah
plastik, terpesona oleh Claudia. Sesudah makan malam, si dokter memegang
|wajah Claudia dengan kedua tangannya.
"Sangat tidak adil, gadis secerdas kau tidak diberikan kecantikan yang
semestinya," katanya. "Jangan tersinggung, ketidakberuntungan seperti ini
sudah biasa. Dan ini berkaitan dengan bidangku. Aku bisa memperbaiki wajahmu,
kalau kau mau." I Claudia tidak tersinggung, tapi ia marah. "Buat apa aku ingin
berwajah cantik" Apa gunanya bagiku?" katanya sambil tersenyum. "Aku toh
cukup cantik di mata anak Anda."
"Banyak sekali manfaatnya," sahut sang dokter. "Begitu aku selesai mengoperasi
wajahmu, kau tidak akan mau lagi dengan putraku. Kau gadis yang manis dan
cerdas, tapi wajah cantik merupakan faktor yang sangat menentukan. Apa kau
mau diabaikan sepanjang hidupmu, sementara laki-laki mengerumuni wanita-
wanita cantik yang kecerdasannya tidak sampai sepersepuluh kecerdasanmu"
Kau tidak diperhatikan karena hidungmu terlalu besar dan dagumu seperti dagu
anggota Mafia." Sambil berkata demikian, ia menepuk-nepuk pipi Claudia dan
berkata lembut, "Tidak akan sulit. Mata dan mulutmu sudah indah. Dan tubuhmu
juga tidak kalah dengan bintang film."
Claudia menarik diri darinya. Ia tahu penampilan-nya mirip ayahnya; ucapan sang
dokter tentang dagunya yang seperti anggota Mafia sangat mengena.
"Tidak masalah," katanya. "Aku toh tidak punya Uang untuk membayar Anda."
"Satu hal lagi," kata si dokter. "Aku tahu seluk-beluk bisnis perfilman. Aku
Godfather Terakhir The Last Don Karya Mario Puzo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
telah memperpanjang karier banyak aktor dan aktris. Nanti, saat kau harus
menawarkan sebuah film di studio, wajahmu akan memainkan peran penting.
Mungkin kedengarannya tidak adil bagimu. Aku tahu kau berbakat, tapi yang
ingin kaumasuki adalah dunia perfilman. Anggap saja ini semata-mata tindakan
profesional, tidak ada hubungannya dengan pria-wanita. Meski sebenarnya
begitulah kenyataannya." Ia melihat Claudia masih tetap ragu-ragu. "Aku
bersedia tidak dibayar," katanya. "Kulakukan untukmu dan untuk putraku, meski
aku tahu bahwa setelah wajahmu cantik, putraku akan kehilangan kau."
Sejak dulu Claudia tahu dirinya tidak cantik; sekarang ia teringat kembali saat
ayahnya lebih memilih Cross daripada dirinya. Kalau ia cantik, apakah nasibnya
akan berbeda" Untuk pertama kalinya ia memperhatikan wajah dokter itu.
Dokter itu tampan, matanya lembut, seolah-olah ia memahami apa yang
dirasakan Claudia. Akhirnya Claudia tertawa. "Baiklah," katanya. "Ubah aku
menjadi Cinderella."
Tidak banyak perubahan yang dibuat. Sang dokter hanya merampingkan hidung
Claudia, membulatkan dagunya, dan menipiskan kulitnya. Setelah selesai, Claudia
menjadi wanita berpenampilan angkuh dengan hidung sempurna; kehadirannya
terasa mendominasi; memang tidak sangat cantik, tapi justru lebih memikat.
Dan hasil yang menyusul sungguh luar biasa. Meski masih muda, Claudia berhasil
mendapatkan panggilan untuk wawancara pribadi dengan Melo Stuart, yan?
kemudian menjadi agennya. Ia memberikan pekerjaan penulisan ulang atas
beberapa skenario yang tidak rlalu penting dan mengundang Claudia ke pesta-
sta, untuk bertemu dengan para produser, sutradara, n bintang-bintang.
Mereka semua terpesona olehnya, ma tahun berikutnya, meski masih muda usia,
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir laudia sudah menjadi penulis skenario Kelas A untuk film-film. Penampilan baru
itu juga banyak membawa fcajaiban dalam kehidupan pribadinya. Sang dokter
Ijrnyata benar. Putranya tak sanggup bersaing dengan pria-pria lain yang
tertarik pada Claudia. RClaudia mencintai dunia perfilman. Ia senang bekerja
dengan para penulis lain, berdebat dengan para produser, membujuk sutradara,
tentang bagaimana menghemat uang lewat penulisan dengan cara tertentu, dan
bagaimana membuat sebuah skenario pada tingkat artistik tertinggi. Ia
terpesona oleh para aktor dan aktris; mereka menuruti kata-katanya, dan ia
berusaha agar dialog-dialog mereka terdengar lebih baik dan lebih menyentuh.
Ia menyukai tempat pengambilan film yang bagi kebanyakan orang terasa
membosankan; ia menikmati persahabatan dengan para kru film yang tidak
pernah pilih-pilih dalam menjalin hubungan cinta. Ia terpukau dengan seluruh
proses pembuatan sebuah film, memperhatikan kesuksesan atau kegagalannya.
Ia percaya bahwa film adalah bentuk seni yang hebat, dan kalau diminta menulis
ulang sebuah skenario, ia membayangkan dirinya sebagai seorang penyembuh,
dan perubahan yang dibuatnya bukan semata-mata agar dirinya mendapatkan
pujian. Pada usia dua puluh lima tahun, ia sudah memiliki reputasi yang luar
biasa dan telah Menjalin persahabatan dengan banyak bintang, salah satunya yang
terdekat adalah Athena Aquitane.
Yang lebih mengherankan adalah semangat seksualnya yang menggebu-gebu.
Baginya, tidur dengan laki-laki yang disukainya merupakan sesuatu yan? wajar,
seperti menjalin persahabatan. Ia tidak pernah melakukannya untuk menarik
keuntungan; ia terlalu berbakat untuk itu; kadang-kadang ia bergurau bahwa
bintang-bintang mau tidur dengannya agar ia mau menuliskan skenario untuk
mereka. Pengalaman seksualnya yang pertama adalah dengan sang dokter bedah plastik
sendiri, yang ternyata lebih memikat dan ahli daripada putranya. Mungkin
karena terpukau oleh hasil karyanya sendiri, ia menawarkan untuk membelikan
apartemen bagi Claudia dan mengirimkannya uang mingguan, bukan sekadar
untuk seks, tapi juga untuk kehadirannya. Claudia menolak secara baik-baik dan
berkata, "Dulu katamu aku tidak usah bayar."
"Kau sudah membayarku," kata sang dokter. "Aku hanya berharap kita bisa
bertemu sesekali." "Tentu saja," kata Claudia.
Ia merasa sangat luar biasa bahwa ia bisa bercinta dengan begitu banyak pria
dari berbagai usia, jenis, dan penampilan. Dan ia menikmati semuanya. Ia seperti
orang yang ingin mencoba berbagai makanan aneh. Ia berperan sebagai guru
bagi para aktor dan penulis skenario yang masih hijau, tapi sebenarnya ia tidak
menyukai peran itu. Ia ingin belajar, dan ia mendapati bahwa pria-pria yang
lebih tua ternyata jauh lebih menarik.
Suatu hari, ia menghabiskan satu malam bersama Eli Marrion yang terkenal. Ia
menikmatinya, meski malam itu tidak terlalu berhasil.
Mereka bertemu di sebuah pesta yang diselenggara-an LoddStone Studios.
Marrion tergelitik olehnya arena ia tidak takut pada Prfa itu, malah berani
mengeluarkan pernyataan yang tajam dan bernada engecilkan produksi top
terbaru dari LoddStone. elain itu, Marrion juga sudah mendengar penolakan-ia
terhadap pendekatan asniara Bobby Bantz yang ! ucapkan dengan cerdik, hingga
tidak meninggalkan rasaan sakit hati.
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir Selama beberapa tahun terakhir ini, Eli Marrion Jadah tidak pernah
berhubungan seks lagi, sebab ia hampir-hampir impoten. Ketika Claudia
menerima undangannya untuk ikut pulang ke bungalo milik LoddStone di Beverly
Hills, ia menganggap itu karena ia orang yang berkuasa. Ia tak menyangka bahwa
Claudia ingin mengenalnya secara seksual. Bagaimana rasanya tidur dengan pria
yang begitu berkuasa dan sudah begitu tua" Sebenarnya kalau hanya alasan itu
tidaklah cukuP- Claudia menganggap Marrion laki-laki yang menilik, meski sudah
tua. Wajahnya yang seperti gorila bisa tampak tampan kalau ia tersenyum; dan
ia tersenyum ketika mengatakan pada Claudia bahwa semua orang memanggilnya
Eli, termasuk cucu-cucunya, kecerdasan dan pesonanya yang alami membuat
Claudia penasaran, sebab ia sudah mendengar bahwa Marrion adalah orang yang
tidak kenal belas kasihan. Pasti akan menarik menghabiskan malam bersamanya.
Di kamar tidur bungalo Beverly Hills Hotel itu, cWudia mendapati bahwa
Marrion ternyata pemalu. Claudia tidak mau berpura-pura. Ia membantu Marrion melepaskan pakaian, dan
sementara Marrion melipat pakaiannya dan meletakkannya di kursi Claudia
melepaskan busananya, lalu memeluk Marrion dan naik ke tempat tidur,
berbaring di bawah selimut Marrion mencoba bercanda, "Ketika Raja Sulaiman
sedang menjelang ajal, mereka mengirimkan gadis-gadis untuk menghangatkan
tubuhnya." "Kalau begitu, aku tidak akan banyak bermanfaat bagimu," sahut Claudia. Ia
mencium dan membelai Mariron. Bibir Marrion terasa hangat dan menyenangkan.
Kulitnya kering dan licin, tapi tidak menjijikkan. Claudia agak terperanjat
melihat postur tubuhnya yang kecil setelah ia melepaskan pakaian dan sepatu-
nya. Sesaat ia menimbang-nimbang, betapa besar perbedaan yang bisa dibuat
oleh setelan senilai tiga ribu dolar bagi seorang pria yang berkuasa. Tapi sosok
Marrion yang kecil dengan kepala berukuran besar itu juga menimbulkan rasa
sayang. Ia sama sekali tidak muak. Setelah sepuluh menit bercumbu (Marrion
yang hebat ini menciumnya dengan kepolosan seorang anak kecil), mereka sama-
sama menyadari bahwa Marrion memang sudah impoten. Ini terakhir kali aku
mengajak wanita ke tempat tidur, pikir Marrion. Ia mendesah dan melepaskan
ketegangan di pelukan Claudia.
"Oke, Eli," kata Claudia. "Sekarang aku akan mengatakan secara mendetail
padamu, mengapa filmmu itu kuanggap payah dari sudut keuangan dan artistik."
Sambil masih membelai Marrion, Claudia memaparkan analisisnya yang tajam
tentang skenario, sutradara, dan para bintang yang terlibat dalam film
tersebut. "Film itu bukan hanya jelek," kata Claudia, "tapi juga tidak layak
ditonton. Jalan ceritanya tidak joasuk akal. Sutradara jelek itu membuat film
ala kadarnya dan para pemainnya juga bermain asal-asalan, karena mereka tahu
film itu jelek." Marrion mendengarkan sambil tersenyum ramah. Ia merasa sangat nyaman. Ia
menyadari bahwa bagian terpenting dalam hidupnya sudah selesai, habis oleh
kematian yang semakin dekat. Kenyataan bahwa ia takkan pernah lagi bercinta
dengan wanita, atau sekadar mencobanya, sungguh berat rasanya. Ia tahu
Claudia takkan membuka rahasia tentang malam ini, tapi kalaupun ya, apa
bedanya" Ia tetap orang yang berkuasa. Ia masih bisa mengubah nasib ribuan
orang, selama ia masih hidup. Dan sekarang ia merasa tertarik dengan analisis
Claudia atas filmnya. Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir "Kau tidak mengerti," katanya pada Claudia. "Aku bisa membuat film, tapi tak
bisa menjalankan prosesnya. Tapi kau benar. Aku tidak akan memakai sutradara
itu lagi. Bintangnya tidak kehilangan uang. Akulah yang rugi. Tapi bintangnya
juga harus disalahkan. Yang penting bagiku, apakah sebuah film bisa
menghasilkan uang. Kalau film itu ternyata juga punya nilai seni, itu kebetulan
yang menguntungkan."
Sambil berbicara, Marrion turun dari tempat tidur dan mulai berpakaian.
Claudia tak suka kalau pria mulai mengenakan pakaian, sebab mereka jadi jauh
lebih sulit diajak bicara. Baginya, Marrion jelas lebih menyenangkan saat tidak
berpakaian. Mungkin kedengarannya aneh, tapi kakinya yang kurus, tubuhnya
yang kecil, dan kepalanya yang besar, menimbulkan rasa sayang dan iba di hati
Claudia. Anehnya, penisnya
lebih besar daripada kebanyakan laki-laki yang keadaannya sama. Claudia
memutuskan untuk bertanya pada dokternya tentang hal ini. Apakah penis jadi
lebih besar kalau sudah tidak berfungsi lagi"
Ia memperhatikan betapa meletihkan tampaknya bagi Marrion untuk
mengancingkan kemeja dan merapikan mansetnya. Ia melompat turun dari
tempat tidur untuk membantunya.
Marrion memperhatikan ketelanj angan Claudia. Tubuh Claudia lebih indah
daripada tubuh beberapa bintang yang pernah tidur bersamanya, tapi ia tidak
lagi merasakan api di dalam dirinya, dan sel-sel tubuhnya tidak bereaksi melihat
kecantikan Claudia. Tapi Marrion tidak terlalu merasa sedih atau menyesal.
Claudia membantunya mengenakan celana panjang, mengancingkan kemejanya,
dan merapikan mansetnya. Lalu ia meluruskan dasi Marrion yang berwarna
maroon dan menyisir rambutnya yang kelabu dengan jemarinya. Marrion
mengenakan jasnya; sekarang ia' sudah kembali menjadi sosok yang berkuasa.
Claudia menciumnya dan berkata, "Aku senang bersamamu."
Marrion memandanginya, seolah-olah ia seorang musuh. Lalu ia menyunggingkan
senyumnya yang terkenal, yang bisa menghapuskan kesan jelek di wajahnya. Ia
percaya bahwa gadis ini benar-benar polos dan mempunyai hati yang baik; itu
karena ia masih muda. Sayang sekali, dunia tempat ia berkecimpung kelak akan
mengubahnya. "Yah, setidaknya aku bisa mengajakmu makan," kata Marrion. Ia mengangkat
telepon untuk menghubungi pelayanan kamar.
Claudia memang lapar. Ia menghabiskan semangkuk sup, bebek dan sayur-mayur,
dan semangkuk besar es krim stroberi. Marrion makan sangat sedikit, tapi
sanggup menghabiskan sebotol anggur. Mereka bicara tentang film dan buku-
buku. Claudia terkejut karena ternyata pengetahuan Marrion tentang buku jauh
lebih banyak daripada dirinya.
"Aku sebenarnya ingin menjadi penulis," kata Marrion. 'Aku senang menulis, dan
sangat senang membaca. Tapi kau tahu sendiri, aku jarang bisa menyukai penulis
secara pribadi, meski aku menyukai buku-buku karangannya. Misalnya Ernest
Vail. Buku-bukunya indah, tapi dalam kehidupan nyata, dia sangat menyebalkan.
Bagaimana bisa begitu?"
"Sebab pengarang tidak sama dengan buku mereka," kata Claudia. "Buku mereka
merupakan hasil saringan unsur terbaik dalam diri mereka. Mereka seperti
tumpukan bebatuan yang mesti dipecahkan untuk mengambil intan di dalamnya."
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir "Kau kenal dengan Ernest Vail?" tanya Marrion. Ia mengatakan itu tanpa nada
menyindir, dan Claudia menghargainya. Marrion pasti tahu hubungan cintanya
dengan Vail. "Aku suka karyanya, tapi tidak suka pada orangnya. Dan dia
menaruh dendam pada studioku, untuk alasan yang sinting."
Claudia menepuk-nepuk tangan Marrion; sikap akrab ini dimungkinkan, karena ia
sudah melihat Marrion dalam keadaan telanjang. "Semua orang berbakat pasti
punya dendam terhadap studiomu," katanya. "Tapi sifatnya tidak pribadi. Lagi
pula, kau juga tidak bisa dikatakan manis dalam hubungan bisnis. Mungkin aku
satu-satunya penulis di kota ini yang benar-benar menyukaimu." Mereka sama-
sama tertawa. Sebelum berpisah, Marrion berkata pada Claudia "Kalau kau ada masalah,
telepon saja aku." ]nj merupakan isyarat bahwa ia tidak ingin melanjutkan
hubungan pribadi mereka. Claudia mengerti. "Aku tidak akan pernah memanfaatkan tawaranmu itu,"
katanya. "Dan kalau kau ada masalah dengan skenario, kau bisa meneleponku.
Aku akan memberikan konsultasi gratis, tapi kau harus membayar kalau ingin
memintaku menulis." Ini menyiratkan bahwa Marrion akan menjadi pihak yang
lebih membutuhkan Claudia daripada sebaliknya. Tentu saja ini tidak benar, tapi
Godfather Terakhir The Last Don Karya Mario Puzo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
setidaknya Marrion jadi tahu bahwa Claudia percaya penuh akan bakatnya.
Mereka berpisah baik-baik, sebagai sahabat.
Di Pacific Coast Highway, lalu lintas beringsut lamban. Claudia menoleh ke kiri,
memandangi lautan yang berkilauan. Heran, sedikit sekali orang di pantai.
Betapa berbeda dari Long Island yang pernah didatanginya beberapa tahun
yang lalu. Di atasnya, beberapa pesawat terbang layang terbang di atas kabel-
kabel listrik, menuju pantai. Di sebelah kanannya ia melihat segerombolan orang
mengelilingi sebuah mobil penyiar dan kamera-kamera besar. Ada yang sedang
membuat film. Ia sangat mencintai Pacific Coast Highway. Tapi Ernest Vail
sangat membencinya. Katanya naik mobil di jalan bebas hambatan itu rasanya
seperti naik feri ke neraka. ..
Claudia De Lena pertama kali bertemu dengan ygjl ketika ia diminta menulis
skenario dari novel bestseller Vail. Sejak dulu Claudia menyukai karya-karyanya.
Kalimat-kalimatnya begitu lancar, mengalir seperti nada-nada musik. Vail
memahami kehidupan dan tragedi-tragedi tokohnya. Kemampuan imajinasinya
memikat Claudia, seperti dongeng-dongeng yang disukainya semasa kecil. Maka
ia sangat senang akan bertemu dengan Vail. Tapi ternyata sosok Ernest Vail
yang sesungguhnya sama sekali berbeda dari yang diharapkannya.
Ketika itu Vail berusia lima puluhan. Penampilannya tidak seindah buku-bukunya.
Ia bertubuh pendek gemuk dan kepalanya mulai botak, namun ia sama sekali
tidak berusaha menutupinya. Ia mungkin memahami dan mencintai tokoh-tokoh
di buku-bukunya, tapi ia sama sekali tidak tahu sopan-santun dalam kehidupan
sehari-hari. Mungkin itu salah satu pesonanya, kepolosannya yang seperti kanak-
kanak. Setelah mengenalnya lebih dekat, barulah Claudia mendapati bahwa di
balik kepolosan itu tersembunyi kecerdasan yang menyenangkan. Vail bisa
sangat cerdik seperti anak kecil, dan ia punya keangkuhan yang juga kekanak-
kanakan. Ernest Vail merupakan orang yang paling bahagia di dunia pada saat sarapan
bersama di Polo Lounge itu. Novel-novelnya menghasilkan reputasi mantap
baginya, juga uang banyak, tapi itu tidak penting. Kemudian buku terbarunya
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir memecahkan rekor sebagai bestseller dan difilmkan oleh LoddStone Studios.
Vail telah membuat skenarionya, dan mendapat pujian dari Bobby Bantz serta
Skippy Deere. Claudia sangat
terperanjat ketika Vail ternyata menelan bulat-bulat pujian itu, seperti bintang
yang masih hijau;. Apa dia tidak tahu mengapa Claudia datang menemuinya"
Yang menjengkelkan Claudia, sehari sebelumnya Bantz dan Deere mengatakan
bahwa skenario buatan Vail adalah "sampah". Bukan bermaksud kejam atau me-
rendahkan. Naskah yang disebut "sampah" hanya berarti bahwa naskah itu tak
dapat digunakan. Claudia tidak kecewa melihat penampilan Vail yang sederhana. Bukankah ia
sendiri tidak cantik sebelum dioperasi plastik" Ia bahkan agak terpesona
dengan kepercayaan dan antusiasme Vail.
Bantz berkata, "Ernest, kami meminta Claudia membantumu. Dia yang terbaik
dalam urusan skenario, dan dia akan membuat bukumu menjadi film yang bagus.
Aku sudah bisa mencium kesuksesan. Dan ingat... kau mendapat sepuluh persen
keuntungan bersih." Vail termakan umpan itu. Orang malang ini sama sekali tidak tahu bahwa sepuluh
persen dari keuntungan bersih adalah nol.
Vail tampaknya benar-benar senang akan dibantu. "Tentu, aku bisa belajar
darinya. Menulis skenario jauh lebih menarik daripada menulis buku, tapi bidang
ini masih baru bagiku."
Skippy Deere berkata menenangkan, "Ernest, kau punya bakat alami. Kau bisa
mendapat banyak pekerjaan di sini. Dan film ini akan membuatmu kaya, apalagi
kalau menjadi box office dan memenangkan Academy Award."
Claudia mengamati ketiga pria itu. Dua penipu dan satu orang tolol. Bukan hal
aneh di Hollywood- Tapi bukankah ia sendiri dulu tidak begitu pandai" Bukankah Skippy Deere
berhasil memerasnya habis-habisan" Tapi mau tak mau ia mengagumi Skippy
yang kelihatannya benar-benar tulus.
Claudia tahu proyek itu dalam kesulitan besar. Benny Sly yang hebat itu ikut
terlibat dan Sly mengubah tokoh utama Vail yang cerdas menjadi semacam
sosok gabungan antara James Bond-Sherlock Holmes-Casanova. Cerita Vail akan
habis tak bersisa, tinggal kerangkanya belaka.
Karena merasa kasihan, Claudia setuju makan malam bersama Vail malam itu,
untuk merencanakan kerja sama mereka dalam menulis skenario. Salah satu
syarat kerja sama yang baik adalah dengan menghindari keterlibatan hubungan
romantis dengan rekan kerja. Maka Claudia berusaha tampil tidak menarik
selagi bekerja. Hubungan cinta bisa merusak konsentrasinya menulis skenario.
Tapi ia terheran-heran karena kerja sama mereka selama dua bulan akhirnya
berkembang menjadi persahabatan abadi. Ketika sama-sama dipecat dari
proyek itu pada hari yang sama, mereka berdua pergi ke Vegas. Sejak dulu
Claudia senang berjudi, -begitu pula Vail. Di Vegas, Claudia memperkenalkannya
pada kakaknya, Cross, dan sama sekali tak menyangka bahwa mereka ternyata
cocok satu sama 'ain, padahal tampaknya tidak ada alasan apa pun untuk
persahabatan mereka. Vail adalah seorang intelektual yang tidak tertarik pada
olahraga ataupun golf, sementara Cross tidak pernah suka membaca. Claudia
menanyakan hal ini pada Vail. "Dia pendengar yang baik, sedangkan aku senang
bicara," kata Vail. Claudia merasa penjelasan ini tidak memuaskan.
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir Maka ia bertanya pada Cross. Meski Cross adalah kakaknya sendiri, ia tetap
merupakan misteri. Cross memikirkan pertanyaan itu, dan akhirnya berkata,
"Sebab dia tidak perlu diawasi. Dia tidak menginginkan apa-apa." Claudia merasa
pendapat Cross tepat sekali, dan ini sangat mengejutkan. Ernest Vail memang
bukan orang yang menyimpan maksud-maksud tersembunyi.
Hubungan Claudia dengan Ernest Vail berbeda dari yang lain. Meski merupakan
novelis terkemuka, Vail tidak mempunyai kekuasaan di Hollywood. Selain itu, ia
tidak berbakat untuk beramah-tamah; sebaliknya, ia sering menimbulkan
antipati. Artikel-artikelnya di majalah banyak membahas masalah nasional yang
sensitif dan selalu tidak taktis, tapi ironisnya hal ini membangkitkan kemarahan
kedua belah pihak. Ia mencemooh proses demokrasi di Amerika; ia menulis
tentang feminisme, menyatakan bahwa wanita akan selalu diremehkan oleh pria,
sampai mereka bisa setara secara fisik, dan ia menasihati kaum feminis^ untuk
membentuk kelompok-kelompok latihan bersifat kemiliteran. Mengenai masalah
rasial, ia menulis ' esai tentang bahasa; menurut pendapatnya, orang kulit
hitam seharusnya menyebut diri mereka "kulit berwarna" saja, sebab kata
"hitam" banyak digunakan untuk hal-hal berkonotasi negatif - misalnya kambing
hitam, dunia hitam, dan sebagainya.
Tapi kemudian ia membangkitkan amarah kedua belah pihak ketika ia
mengatakan bahwa semua bangsa di Mediteranea bisa digolongkan bangsa kulit
berwarna, termasuk bangsa Italia, Spanyol, Yunani, dan lain-lainnya.
Ketika menulis tentang kelas dalam masyarakat, ia menyatakan bahwa kaum
yang beruang pasti kejam dan defensif, dan kaum miskin terpaksa menjadi
kriminal karena mereka harus melawan hukum yang dibuat oleh golongan kaya
yang ingin melindungi uang mereka. Ia menulis bahwa segala program
kesejahteraan semata-mata adalah sogokan bagi kaum miskin agar mereka tidak
mengobarkan revolusi. Tentang agama, ia menulis bahwa agama harus dituliskan
seperti resep obat. Sialnya, orang-orang tak pernah tahu apakah ia hanya bercanda atau serius.
Sifat eksentriknya tak pernah muncul dalam novel-novelnya, jadi sifatnya tidak
bisa dikenal melalui karyanya.
Tapi Claudia bisa menjalin hubungan dekat dengannya ketika mereka bekerja
bersama menggarap skenario untuk novel bestseller-nya. Vail murid yang baik
dan sangat menghormati Claudia; sebaliknya Claudia menghargai humor-humor
Vail yang sinis, dan sikap seriusnya mengenai kondisi-kondisi di masyarakat.
Claudia terperangah dengan ketidakpeduliannya dalam hal uang, ketidaktahuannya yang tidak dibuat-buat tentang pengaruh kekuasaan di dunia
ini, terutama di Hollywood. Mereka jadi begitu akrab, sampai-sampai Claudia
meminta Vail membaca novelnya. Ia senang ketika keesokan harinya Vail datang
ke studio dengan membawa catatan-catatan tentang bagian yang sudah
dibacanya. Novel itu diterbitkan dnegan mengandalkan kesuksesan Claudia sebagai penulis
skenario dan atas campur tangan Melo Stuart, agennya. Novel itu mendapatkan
beberapa ulasan dengan pujian kecil, tapi ada pula yang bernada mengejek,
semata-mata karena ia seorang penulis skenario. Tapi Claudia tetap menyukai
bukunya. Memang buku itu tidak laris dan tidak ada yang berminat
mengangkatnya ke layar lebar, tapi setidaknya buku itu diterbitkan. Ia mem-
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir persembahkan satu untuk Vail: "Untuk novelis terbesar di Amerika." Tapi tak
ada gunanya. "Kau gadis yang sangat beruntung," kata Vail. "Kau seorang penulis skenario,
bukan novelis. Kau takkan pernah bisa menjadi novelis." Kemudian, tanpa maksud
jahat atau apa pun, ia membahas novel Claudia habis-habisan selama setengah
jam dan menunjukkan bahwa novel itu sama sekali tidak bermutu, tidak memiliki
struktur, kedalaman isi, kekuatan karakter tokoh, bahkan dialognya - yang
merupakan titik kuat Claudia - sangat buruk. Ulasan Vail sangat brutal, namun
begitu masuk akal, hingga Claudia mau tak mau mengakui kebenarannya.
Vail menutup pembahasannya dengan ucapan yang menurut pendapatnya
menyenangkan. "Buku ini sangat bagus untuk ukuran karya wanita berumur de-
lapan belas tahun," katanya. "Semua kekurangan yang kusebutkan tadi bisa
diperbaiki lewat pengalaman, setelah kau bertambah usia. Tapi ada satu hal
yang tak bisa kauubah lagi. Kau tidak berbakat menulis dalam bahasa yang enak
dibaca." Mendengar ini, Claudia merasa tersinggung. Dalam beberapa ulasan, gaya
penulisannya yang puitis justru dipuji. "Kau salah untuk hal yang satu itu,"
bantahnya. "Aku berusaha menulis dalam kalimat-kalimat sempurna. Dan hal
yang paling kukagumi dalam buku-bukumu adalah gaya puitisnya."
Untuk pertama kalinya Vail tersenyum. "Terima kasih," katanya. "Sebenarnya
aku tidak sengaja menulis dalam bahasa puitis. Gaya itu muncul dengan
sendirinya dari emosi tokoh-tokohnya. Sedangkan gaya puitismu dalam buku ini
dipaksakan, jadi sama sekali tidak murni."
Claudia menangis. "Memangnya kau ini siapal" katanya. "Kenapa komentarmu
begitu destruktif" Kenapa kau bisa begitu yakin?"
Vail tampaknya merasa geli. "Hei, kau bisa saja menulis buku-buku yang tidak
laku. Tapi untuk apa, padahal kau ini penulis skenario yang jenius" Mengenai
kenapa aku bisa begitu yakin, ini satu-satunya bidang yang kuketahui, dan aku
tahu pasti. Atau mungkin aku salah."
"Kau tidak salah, tapi kau manusia sadis," kata Claudia.
Vail menatapnya dengan letih. "Kau berbakat," katanya. "Telingamu tajam untuk
dialog film. Kau ahli dalam kerangka cerita. Kau benar-benar memahami film.
Kenapa memaksakan diri menjadi pandai besi, kalau kau lebih cocok menjadi
montir mobil" Kau orang film, bukan novelis."
Claudia menatapnya terheran-heran. "Kau tidak merasa rupanya, betapa
menghina ucapanmu itu."
"Aku tahu," kata Vail. "Tapi ini demi kebaikanmu sendiri."
"Rasanya aku tak percaya kau adalah pengarang yang kukenal," kata Claudia
dengan sengit. "Tak ada yang percaya kaulah yang menulis buku-buku itu."
Vail tertawa senang. "Memang benar," katanya. "Hebat, bukan?"
Selama minggu berikutnya, ia bersikap formal pada Claudia saat bersama-sama
menggarap skenario tersebut. Ia menganggap persahabatan mereka sudah
berakhir. Tapi akhirnya Claudia berkata padanya, "Ernest, jangan bersikap kaku
padaku. Aku memaafkanmu. Aku malah percaya apa yang kaukatakan itu benar.
Tapi kenapa kau begitu brutal" Semula kusangka kau sedang membuat taktik
khas laki-laki. Kau tahu kan, menghinaku, lalu mengajakku ke tempat tidur. Tapi
aku tahu kau terlalu bodoh untuk berbuat begitu. Aku hanya minta kau jangan
hanya mengatakan yang pahit-pahit. Berilah gula sedikit dalam kritikmu."
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir Vail angkat bahu. "Hanya satu hal yang penting bagiku," katanya. "Kalau aku
tidak jujur tentang hal tersebut, berarti aku sama sekali tak berarti. Aku
bersikap brutal pun karena aku sangat menyukaimu. Kau tidak menyadari,
betapa langka orang seperti kau ini."
Claudia berkata dengan tersenyum, "Karena bakatku, kecerdasanku, atau
kecantikanku?" Vail mengibaskan tangannya dengan tegas. "Tidak, tidak," katanya. "Tapi karena
Godfather Terakhir The Last Don Karya Mario Puzo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
kau orang yang diberkati dan sangat bahagia. Kau tidak akan pernah sedih
mengalami tragedi apa pun. Dan itu sangat langka."
Claudia memikirkannya. "Ada sedikit penghinaan dalam ucapanmu itu," katanya.
"Apakah itu berarti pada dasarnya aku orang yang bodoh?" Ia diam sejenak.
"Orang yang melankolis dianggap lebih sensitif."
"Benar," kata Vail. "Aku lebih melankolis, jadi itu berarti aku lebih sensitif
daripada kau?" Mereka sama-sama tertawa dan Claudia memeluknya.
"Terima kasih telah bersikap jujur padaku," katanya.
"Jangan terlalu sombong," kata Vail. "Seperti kata ibuku, 'Hidup ini seperti
sekotak granat tangan. Kita tidak pernah tahu, apa yang akan menghancurkan
kita.'" Sambil tertawa, Claudia berkata, "Astaga, apa kau selalu pesimis begitu" Kau
tidak akan pernah bisa menjadi penulis skenario. Sudah jelas dari ucapanmu
itu." "Tapi itu lebih jujur," kata Vail.
Sebelum kerja sama mereka selesai, Claudia sudah menyeret Vail ke tempat
tidur. Ia menyukai Vail dan ingin melihatnya dalam keadaan tanpa busana, agar
mereka bisa bicara dari hati ke hati.
Sebagai kekasih, Vail tidak terlalu hebat, tapi ia sangat antusias. Ia juga
lebih mempunyai rasa terima kasih daripada kebanyakan laki-laki. Terutama, Vail
senang berceloteh setelah bercinta; ketelanjangannya tidak mengurangi
kesukaannya memberi kuliah dan penilaian-penilaiannya yang blak-blakan. Dan
Claudia menyukai ketelanjangannya. Tanpa busana, ia jadi seperti seekor monyet
yang lincah dan nakal; tubuhnya berbulu, di dada dan punggung, dan ia juga
rakus seperti monyet, suka mencengkeram tubuh
telanjang Claudia seperti menyambar buah yang bergantung di pohon. Gairahnya
membuat heran Claudia. Ia menikmati komedi seks mereka dan senang karena
Vail terkenal di seluruh dunia* senang bahwa ia pernah melihat Vail di TV dan
menganggapnya agak angkuh dalam masalah sastra serta keadaan moral yang
menyedihkan di dunia; Vail tampak begitu berwibawa saat memegang pipa yang
jarang diisapnya, penampilannya seperti seorang profesor dalam jas wol dengan
alas siku dari kulit. Tapi ia jauh lebih menarik di tempat tidur daripada di TV,
sebab ia bukan orang yang pintar berakting.
Tak pernah ada pembicaraan tentang cinta di antara mereka, atau tentang
"hubungan serius". Claudia tidak membutuhkannya dan Vail hanya mengerti isti-
lah itu di buku. Mereka sama-sama menerima kenyataan bahwa Vail tiga puluh
tahun lebih tua dan sama sekali tidak kaya, meski terkenal. Mereka tidak
memiliki kesamaan, kecuali dalam bidang sastra; ini mungkin dasar yang paling
rapuh untuk mengikat diri dalam perkawinan; mereka sependapat dalam hal itu.
Tapi Claudia senang berdebat dengannya tentang film. Vail bersikeras bahwa
film tidak bisa disebut seni, melainkan sebuah kemunduran yang setingkat
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir dengan lukisan-lukisan primitif yang ditemukan di gua-gua. Film tidak mempunyai
bahasa, dan karena kemajuan manusia bergantung pada bahasa, berarti film
hanyalah suatu bentuk seni minor yang regresif.
Claudia berkata, "Kalau begitu, berarti lukisan juga bukan seni, juga Bach,
Beethoven, dan Michelangelo. Omonganmu ngawur." Kemudian ia menyadari
bahwa Vail hanya menggodanya; Vail se-g membuatnya kesal secara halus,
setelah ber-nta. Ketika dipecat dari proyek itu, mereka sudah menjadi kawan karib. Sebelum
kembali ke New "fork, Vail memberikan sebuah cincin kecil berhiaskan permata
dengan warna-warni berbeda pada Claudia, kelihatannya cincin itu tidak mahal,
tapi merupakan benda antik berharga yang dengan susah payah dicari Vail.
Claudia selalu mengenakannya dan menganggapnya jimat keberuntungan.
I Setelah Vail pergi, hubungan seksual mereka pun berakhir. Kelak, kalau Vail
kembali ke L.A., Claudia pasti sudah terlibat hubungan dengan orang lain. Vail
juga mengerti bahwa seks di antara mereka lebih merupakan bentuk
persahabatan daripada gairah, i Sebagai kenang-kenangan, Claudia memberikan
kuliah menyeluruh pada Vail tentang seluk-beluk dunia di Hollywood. Ia
menjelaskan bahwa skenario mereka akan ditulis ulang oleh Benny Sly, penulis
ulang legendaris yang pernah disebut-sebut akan dianugerahi Academy Award
untuk kategori penulisan ulang. Spesialisasi Benny Sly adalah mengubah cerita-
cerita yang tidak komersil menjadi film top seratus juta dolar. Ia jelas akan
mengubah buku Vail menjadi film yang pasti dibenci Vail, namun film itu akan
sangat laris. Vail angkat bahu. "Tidak masalah," katanya. "Aku akan mendapat sepuluh persen
dari keuntungan bersih, dan aku akan kaya."
Claudia menatapnya jengkel. "Keuntungan bersih?" serunya. "Kau tidak
mengerti, ya" Kau tidak akan
pernah mendapat satu sen pun, berapa banyak pun keuntungan yang diperoleh.
LoddStone sangat ahli dalam melenyapkan uang. Dengar, aku pernah dijanjikan
hal yang sama dalam lima film yang meraup uang berton-ton, tapi aku tak pernah
mendapat Sepeser pun. Kau juga akan mengalaminya."
Lagi-lagi Vail hanya angkat bahu. Tampaknya ia tidak peduli. Sikapnya ini
membuat tindakan-tindakannya pada tahun-tahun selanjutnya justru lebih mem-
bingungkan lagi. Affair berikutnya mengingatkan Claudia akan ucapan Vail bahwa hidup ini
seperti sekotak granat tangan. Untuk pertama kalinya, ia jatuh cinta pada laki-
laki yang sama sekali tidak cocok baginya, padahal ia gadis yang cerdas. Laki-
laki itu seorang sutradara muda yang jenius. Setelah itu, ia jatuh cinta lagi, kali
ini tanpa dapat menahan diri, pada laki-laki lain yang merupakan dambaan hampir
setiap wanita di dunia. Dan laki-laki ini juga tidak cocok untuk Claudia.
Mulanya ia merasa bangga karena dapat menarik perhatian pria-pria hebat
semacam itu, tapi perasaan ini dengan segera terkikis oleh cara mereka
memperlakukannya. Sutradara itu hanya beberapa tahun lebih tua dari Claudia, dan ia telah
menghasilkan tiga film non-konvensional yang bukan saja mendapat pujian, tapi
juga menghasilkan banyak uang. Semua studio ingin bekerja sama dengannya.
LoddStone Studios memberikan kontrak tiga film untuknya dan menugaskan
Claudia untuk menulis ulang skenario yang akan difilmkan.
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir Salah satu unsur kejeniusan sutradara itu adalah ia tahu betul apa yang
diinginkannya. Mulanya ia meremehkan Claudia, karena Claudia seorang wanita
dan penulis, tidak banyak berarti dalam struktur kekuasaan di Hollywood. Belum
lama bekerja sama, mereka sudah bertengkar.
Sang sutradara meminta Claudia menulis adegan yang menurut pendapat Claudia
tidak sesuai dengan struktur cejita. Claudia tahu bahwa adegan itu sangat
mencolok dan hanya akan menonjolkan si sutradara.
"Aku tidak bisa menulis adegan seperti itu," kata Claudia. "Tidak ada
manfaatnya untuk cerita. Hanya mementingkan action dan kamera."
"Karena itulah cocok dibuat film," sahut si sutradara dengan ketus. "Lakukan
saja seperti yang sudah kita diskusikan."
"Aku tidak mau membuang-buang waktumu dan waktuku sendiri," kata Claudia.
"Kau saja yang menulis, dengan kamera sialanmu itu."
Sang sutradara tidak mau bersusah payah untuk marah. "Kau dipecat," katanya.
"Keluar dari film." Ia menepukkan tangannya.
Tapi Skippy Deere dan Bobby Bantz memaksa mereka berdamai. Ini
dimungkinkan karena sang sutradara terkesan oleh sikap keras kepala Claudia.
Film itu ternyata sukses besar, dan Claudia terpaksa mengakui bahwa ini lebih
disebabkan oleh bakat sutradara itu sebagai pembuat film daripada bakatnya
sendiri sebagai penulis. Rupanya ia memang tidak mampu memahami visi sang
sutradara. Mereka tidur bersama nyaris secara kebetulan, tapi ternyata sutra-
dara itu mengecewakan. Ia menolak untuk telanjang, dan bercinta masih dengan
mengenakan kemejanya. Tapi Claudia masih memimpikan membuat film-film
besar bersamanya, menjadi tim sutradara-penulis terhebat sepanjang masa. Ia
bersedia sekadar menjadi partner pelengkap, melayani kejeniusan laki-laki itu
dengan bakatnya. Mereka akan menghasilkan karya besar bersama-sama dan
menjadi legenda. Affair mereka berlangsung satu bulan lamanya, sampai Claudia
menyelesaikan skenario "khususnya" untuk. Messalina dan menunjukkannya pada
sutradara itu. Laki-laki itu membacanya, lalu melemparkannya. "Omong kosong
feminis yang penuh pertunjukan paha dan dada," katanya. "Kau gadis yang
cerdas, tapi aku tidak mau buang-buang waktu membuat film semacam itu."
"Ini baru kerangka pertamanya," kata Claudia.
"Ya Tuhan, aku benci orang-orang yang suka memanfaatkan hubungan pribadi
untuk membuat film," katanya.
Pada saat itu juga Claudia merasa cintanya pada pria itu lenyap tak berbekas. Ia
sangat marah. "Aku tidak perlu tidur denganmu untuk membuat film." katanya.
"Memang tidak perlu," sahut si sutradara. "Kau berbakat dan kau punya reputasi
sebagai salah satu teman tidur paling hebat di dunia film."
Claudia benar-benar terperanjat. Ia sendiri tak pernah bergosip tentang
teman-teman kencannya. Dan ia benci mendengar nada bicara laki-laki itu,
seolah-olah perempuan tidak pantas melakukan apa yang dilakukan laki-laki.
Claudia berkata padanya, "Kau juga berbakat, tapi laki-laki yang bercinta
dengan mengenakan kemejanya punya reputasi lebih buruk lagi. Dan setidaknya
aku tidak perlu mencari teman tidur dengan menjanjikan tes peran pada orang
lain." Itulah akhir dari hubungan mereka. Sesudahnya, Claudia jadi teringat Dita
Tommey sebagai sutradara. Ia memutuskan bahwa hanya sesama wanitalah yang
bisa menghargai skenario yang dibuatnya.
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir Ah, persetan, pikirnya. Bajingan itu tidak pernah membuka pakaiannya
sepenuhnya dan dia tidak suka mengobrol setelah selesai tidur bersama. Dia
memang jenius dalam hal film, tapi bahasanya kasar. Dan untuk ukuran seorang
jenius, dia benar-benar tidak menarik, kecuali kalau sedang bicara tentang film.
Sekarang Claudia sudah mendekati belokan lebar Pacific Coast Highway. Lautan
itu memantulkan bentuk karang-karang di sebelah kanannya, bagaikan sebuah
cermin raksasa. Inilah tempat yang paling disukainya, keindahan alamnya selalu
membuatnya terpukau. Sepuluh menit lagi, ia akan tiba di Malibu Colony tempat
Athena tinggal. Claudia mencoba mengingat-ingat tujuan kedatangannya: untuk
menyelamatkan film, dan membujuk Athena untuk kembali syuting. Ia ingat
bahwa dulu beberapa kali mereka pernah mempunyai kekasih yang sama, dan ia
merasa bangga karena laki-laki yang pernah mencintai Athena Wsa mencintainya
juga. Matahari bersinar amat cerah, membuat gelombang Lautan Pasifik tampak
seperti permata-permata raksasa. Sekonyong-konyong Claudia menginjak rem.
Salah satu pesawat terbang layang itu meluncur di depan mobilnya;
pengemudinya seorang gadis dengan sebelah payudara tersembul keluar dari
blusnya; ia melambai pada Claudia, sementara pesawatnya melayang ke tepi
pantai. Mengapa mereka diperbolehkan berada di sini" Mengapa tidak ada polisi
yang muncul" Ia menggelengkan kepala dan menekan pedal gas. Lalu lintas mulai
sepi dan jalan bebas hambatan itu berkelok, sehingga ia tak bisa lagi melihat
laut; tapi setengah mil di depan, laut akan kembali tampak. Seperti cinta
sejati, pikir Claudia dengan gembira. Dalam hidupnya, cinta sejati selalu muncul
kembali. Suatu ketika ia benar-benar jatuh cinta, dan pengalaman itu membawa
kepedihan sekaligus pelajaran untuknya. Dan itu bukan sepenuhnya
kesalahannya, sebab pria yang dicintainya adalah Steve Stallings, bintang laris
dan pujaan wanita di seluruh dunia. Ia memiliki ketampanan maskulin yang
dahsyat, pesona memikat, dan semangat luar biasa yang dipicu oleh penggunaan
kokain secara terkendali. Ia juga berbakat besar sebagai aktor. Dan di atas
segalanya, ia adalah seorang Don Juan. Ia mengencani siapa saja dan di mana
saja - di lokasi syuting di Afrika, di kota kecil di daerah barat Amerika, di
Bombay, Singapura, Tokyo, London, Roma, Paris. Ia menebar cinta seperti orang
kaya memberi sedekah pada yang miskin. Tidak ada istilah hubungan serius
dengannya, seperti halnya pengemis tak akan diundang ke pesta si dermawan
yang kaya. Dan ia begitu terpesona pada
Claudia, sehingga hubungan mereka bisa bertahan sampai dua puluh tujuh hari.
Meski membawa kesenangan, masa dua puluh tujuh hari itu juga sangat
menyakitkan bagi Claudia. Steve Stallings adalah kekasih yang sangat memikat,
dengan bantuan kokain tentunya. Ia bahkan sangat senang telanjang, melebihi
Claudia. Ditambah kenyataan bahwa ia memiliki tubuh yang bagus. Sering kali
Claudia mendapatinya sedang berkaca mengagumi tubuhnya sendiri, seperti
wanita yang mematut-matut topinya di depan kaca.
Claudia tahu ia hanya kekasih yang tidak penting bagi Stallings. Kalau punya
janji kencan, Stallings selalu meneleponnya untuk memberitahukan ia akan
terlambat satu jam, tapi ia baru datang enam jam kemudian. Kadang-kadang ia
malah membatalkan kencan mereka. Claudia hanyalah cadangan untuk
menghabiskan malam. Dan kalau akan bercinta, ia bersikeras agar Claudia juga
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T
Godfather Terakhir The Last Don Karya Mario Puzo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
erak a h k ir menggunakan kokain; ini cukup menyenangkan, tapi Claudia merasa kokain itu
membuat benaknya kacau-balau, hingga ia tidak bisa bekerja selama beberapa
hari berikutnya, dan ia jadi tidak mempercayai apa-apa yang ditulisnya. Ia
menyadari bahwa ia mulai menjadi jenis perempuan yang paling dibencinya:
perempuan yang seluruh hidupnya bergantung pada keinginan seorang laki-laki.
Ia merasa terhina karena ia hanyalah pilihan ke-empat atau kelima bagi
Stallings, tapi ia tidak ^penuhnya menyalahkan pria itu. Ia menyalahkan dirinya
sendiri. Bagaimanapun, Steve Stallings dapat ttiemperoleh perempuan mana pun
di Amerika, karena ketenarannya, tapi ia memilih Claudia. Kelak Stallings akan
semakin tua dan tidak setampan saat ini; ketenarannya akan berkurang dan ia
akan menggunakan kokain lebih banyak lagi. Ia harus memanfaatkan masa-masa
jayanya sebaik mungkin. Claudia benar-benar jatuh einta dan merasa sangat
tidak bahagia. Maka, pada hari kedua puluh tujuh, ketika Stallings menelepon untuk
mengatakan ia akan terlambat satu jam, Claudia berkata, "Tak usah repot-
repot, Steve, aku mau pergi dari rumah geisha-mu."
Sejenak tidak terdengar jawaban, dan ketika Stallings berbicara, nadanya tidak
terdengar terkejut. "Kuharap kita masih bisa berteman," katanya. "Aku benar-
benar senang bersamamu."
"Tentu," sahut Claudia, lalu menutup telepon. Untuk pertama kalinya, ia tak mau
mempertahankan persahabatan pada akhir affair-nya kali ini. Yang paling ia
sesali adalah ketololannya. Sudah jelas bahwa sikap Stallings selama ini
merupakan siasatnya agar Claudia mundur, tapi Claudia terlalu lamban untuk
memahaminya. Ini sangat memalukan. Kenapa ia bisa begitu bodoh" Ia menangis,
tapi seminggu kemudian ia sudah kembali pulih. Sekarang ia bebas menggunakan
waktunya dan ia bisa bekerja kembali. Senang rasanya bisa menulis lagi dengan
kepala jernih dari pengaruh kokain dan cinta sejati.
Setelah skenarionya ditolak oleh kekasihnya, sang sutradara jenius, Claudia
bekerja keras menulis ulang skenario tersebut selama enam bulan.
Skenario orisinal untuk Messalina itu dibuatnya sebagai propaganda yang tajam
atas feminisme. Tapi setelah lima tahun berkecimpung di dunia perfilman, ia
tahu bahwa pesan apa pun yang ingin disampaikan dalam film haruslah dibumbui
dengan unsur-unsur yang lebih mendasar, misalnya ketamakan, seks, pem-
bunuhan, dan keyakinan atas kemanusiaan. Ia pun harus menuliskan adegan-
adegan yang bagus, bukan hanya bagi bintang yang menjadi pilihan pertamanya,
Athena Aquitane, melainkan juga untuk sedikitnya tiga bintang wanita lain yang
perannya tidak begitu penting. Peran yang bagus untuk wanita sangat jarang,
maka skenario itu pasti akan menarik minat bintang-bintang besar. Selain itu,
yang juga sangat penting adalah tokoh antagonis pria yang harus tampan,
memikat, berani, dan cerdik. Untuk tokoh ini, ia menggali kenangannya akan
ayahnya. Mulanya Claudia ingin mendekati produser independen wanita yang punya
pengaruh, tapi sebagian besar pimpinan studio yang bisa memberikan lampu
hijau untuk sebuah film adalah laki-laki. Mungkin mereka akan menyukai
skenario yang dibuatnya, tapi mereka pasti akan khawatir kalau-kalau film itu
nanti dianggap mengandung propaganda karena produser dan sutradaranya
wanita. Mereka akan meminta setidaknya satu pria untuk ambil bagian dalam
pembuatannya. Claudia telah memutuskan untuk mengajukan Dita Tommey
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir sebagai sutradara. " Tommey pasti akan menerima tawarannya, sebab film itu
akan menjadi film berbiaya besar. Kalau sukses, film semacam itu akan
mengangkatnya ke kelas sutradara laris. Kalaupun gagal, reputasinya tetap akan
meningkat. Film berbiaya besar yang gagal
kadang-kadang lebih bergengsi bagi seorang sutradara daripada film murah
yang menghasilkan uang banyak.
Alasan lainnya adalah Dita Tommey sangat menyukai wanita, dan lewat film ini ia
bisa mendekati empat aktris cantik yang terkenal.
Claudia memilih Tommey karena mereka pernah bekerja sama dalam sebuah
film, beberapa tahun yang lalu, dan pengalaman itu menyenangkan. Tommey
orang yang sangat terus terang, sangat pintar, dan sangat berbakat. Selain itu,
ia bukan jenis sutradara "pembunuh penulis" yang suka merekrut teman-
temannya untuk menulis ulang dan berbagi pujian. Ia tak pernah minta namanya
disebut-sebut dalam penulisan naskah film, kecuali kalau ia memang ikut
menuliskannya, dan ia bukan jenis yang suka melakukan pelecehan seksual,
seperti halnya beberapa sutradara dan bintang. Tapi sebenarnya istilah
"pelecehan seksual" tidak tepat digunakan dalam bisnis perfilman, di mana
menjual daya tarik seks adalah bagian dari pekerjaan.
Claudia memastikan naskahnya dikirim kepada Skippy Deere pada hari Jumat,
sebab hanya pada hari itulah Skippy mau membaca skenario secara serius.
Claudia memilih Skippy karena ia adalah produser terbaik di kota, meski Skippy
sudah sering mengkhianatinya. Selain itu, Claudia tak bisa melupakan begitu
saja hubungan lama dengan seseorang-Dan usahanya berhasil. Skippy
meneleponnya pada pagi hari Minggu dan mengundangnya makan siang pada hari
itu juga. Claudia memasukkan komputernya ke mobil Mercedes-nya, lalu mengenakan
pakaian kerjanya: kemeja pria dari bahan denim, celana jeans lusuh, sepatu
santai, dan mengikat rambutnya dengan syal merah.
Ia memilih jalur Ocean Avenue di Santa Monica. Di Palisades Park yang
memisahkan Ocean Avenue dari Pacific Coast Highway, ia melihat para
tunawisma Santa Monica sedang berkumpul menanti makan siang mereka. Para
pekerja sosial membawakan makanan dan minuman untuk mereka setiap hari
Minggu, dan mereka makan di meja-meja dan kursi-kursi kayu di taman, di
tengah udara segar. Claudia selalu mengambil rute ini agar bisa melihat mereka,
untuk mengingatkan dirinya bahwa di dunia ini ada orang-orang lain yang tidak
mempunyai Mercedes dan kolam renang dan tidak bisa berbelanja di Rodeo
Drive. Dulu ia sering menjadi sukarelawan untuk menyajikan makanan di taman
itu, tapi sekarang ia hanya mengirimkan cek pada gereja. Terlalu menyakitkan
rasanya, berpindah-pindah dari satu dunia ke dunia lain; semangatnya untuk
maju menjadi tumpul. Tapi ia tak bisa menahan diri untuk tidak mengawasi
orang-orang berpakaian lusuh itu; hidup mereka sudah hancur lebur, namun
beberapa di antaranya tampak begitu penuh harga diri. Sungguh luar biasa, bisa
hidup tanpa harapan seperti itu. Dan semuanya hanya menyangkut masalah
uang - uang yang bisa ia peroleh begitu mudah dengan menulis skenario. Hasil
yang diperolehnya selama enam bulan jauh melebihi uang yang bisa diperoleh
orang-orang ini sepanjang hidup mereka.
Di mansion Skippy Deere di atas tebing Beverly Hills, ia diantar oleh seorang
pengurus rumah ke kolam renang yang dilengkapi meja-meja berpayung warna
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir biru-kuning cerah. Deere sedang duduk di sebuah kursi malas dari kulit. Di
sampingnya ada meja kecil dari pualam, dengan telepon dan tumpukan skenario
di atasnya. Skippy mengenakan kacamata baca berbingkai merah yang hanya
digunakannya di rumah. Di tangannya ada gelas tinggi berisi air Evian dingin.
Ia melompat bangkit dan memeluk Claudia. "Claudia," katanya, "ada bisnis yang
mesti cepat kita lakukan."
Claudia mencoba menilai nada suaranya. Biasanya ia bisa menebak reaksi orang
terhadap skenarionya melalui nada suara. Pujian yang diucapkan dengan hati-
hati berarti penolakan. Lalu nada gembira dan antusias saat menghujani dengan
pujian biasanya hampir selalu diikuti dengan tiga alasan mengapa skenario hasil
karyanya tak bisa dipakai - entah karena ada studio lain yang menggarap materi
yang sama, sulit mencari pemeran-pemeran yang tepat, atau tak ada studio yang
mau menggarap masalah yang dipaparkan di dalam skenario tersebut. Tapi suara
Deere mengandung nada seorang businessman yang menemukan sesuatu yang
bagus. Ia bicara tentang uang dan kontrol. Itu berarti "ya".
"Skenario ini bisa menjadi film yang sangat besar," katanya pada Claudia.
"Sangat sangat besar. Malah sebenarnya kita tak bisa membuatnya hanya
sebagai film kecil. Aku tahu karyamu. Kau gadis yang sangat pandai. Tapi aku
harus mencari studio yang berani menampilkan adegan seks seperti ini. Topik
feminisme bisa kujual pada aktris-aktris. Untuk mendapatkan bintang pria, kau
harus menghaluskan perannya sedikit, berikan porsi lebih banyak sebagai tokoh
baik. Kau juga pasti ingin menjadi associate producer untuk film ini, tapi
akulah yang menjadi penentu kata akhir. Kau boleh buka suara, aku bersedia menerima
masukan." "Aku ingin diberi kebebasan memilih sutradara," kata Claudia.
"Kau, pihak studio, dan semua bintang itu," kata Deere sambil tertawa.
"Aku tidak akan menjual skenario ini, kecuali kalau sutradara pilihanku
disetujui," kata Claudia.
"Oke," kata Deere. "Mula-mula, bilang saja pada pihak studio bahwa kau ingin
menyutradarai sendiri film itu, lalu mundurlah. Mereka akan sangat lega dan
akan menyetujui pilihanmu." Ia diam sejenak. "Siapa yang kaupilih?"
"Dita Tommey," kata Claudia.
"Bagus. Pintar," sahut Deere. "Dia disukai oleh bintang-bintang wanita. Juga
pihak studio. Dia bekerja sesuai dengan budget yang tersedia, dan tidak meng-
gerogoti dana untuk film. Tapi kau dan aku mesti menentukan kasting sebelum
mengajukan namanya."
"Studio mana yang akan kaudekati?" tanya Claudia.
"LoddStone," kata Deere. "Mereka banyak memiliki kecocokan denganku, jadi
kita tidak perlu terlalu pusing berdebat tentang kasting dan sutradara. Claudia,
skenariomu ini sangat sempurna. Jenaka, mendebarkan, dengan sudut pandang
yang sangat bagus tentang feminisme di masa lalu; sekarang hal itu sedang
ramai diperdebatkan. Kau mengangkat reputasi Messalina dan wanita-wanita
lainnya. Aku akan bicara dengan Melo dan Molly Flanders tentang permintaanmu,
supaya dia bisa meneruskannya pada Business Affairs di LoddStone."
"Sialan kau," kata Claudia. "Rupanya kau sudah bicara dengan LoddStone?"
"Kemarin malam," sahut Skippy Deere sambil tersenyum lebar. "Skenario itu
kuperlihatkan pada mereka dan mereka memberikan lampu hijau, asalkan aku
bisa mengumpulkan orang-orang yang tepat. Dengar, Claudia, jangan pura-pura
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir padaku. Aku tahu Athena ada di tanganmu untuk film ini; itu sebabnya kau
begitu keras." Ia diam sejenak. "Itulah yang kukatakan pada LoddStone.
Sekarang kita mulai bekerja."
Demikianlah awal dari proyek besar itu. Claudia tak akan membiarkannya hancur
begitu saja sekarang. Sebentar lagi ia tiba di lampu merah. Di situ ia harus belok kiri ke sebuah
jalan kecil yang mengarah ke Colony. Baru sekarang ia merasa agak panik. Athena
sangat keras kepala - seperti umumnya bintang-bintang besar - dan tidak akan
mau mengubah keputusannya. Tapi kalau ia menolak, Claudia akan terbang ke
Vegas, meminta bantuan pada kakaknya, Cross. Cross belum pernah
mengecewakannya, baik saat mereka sama-sama tumbuh dewasa, saat Claudia
pergi untuk tinggal bersama ibunya, dan juga ketika ibu mereka meninggal.
Claudia teringat pesta-pesta besar yang diselenggarakan di mansion Clericuzio
di Long Island. Rasanya seperti dongeng dari buku cerita. Mansion yang
dikelilingi tembok-tembok tinggi. Ia dan Cross bermain di antara pohon-pohon
ara. Anak laki-laki membuat dua kelompok, berumur antara delapan sampai dua
belas tahun. Kelompok lawan dipimpin oleh Dante Clericuzio, cucu sang Don yang
selalu mengawasi di depan jendela lantai atas, seperti seekor naga.
Dante adalah anak yang agresif dan senang berkelahi dan selalu ingin menjadi
jenderal. Dialah satu-satunya anak yang berani menantang Cross berkelahi.
Pernah Dante menjatuhkan Claudia ke tanah, memukulinya agar menyerah. Lalu
Cross muncul. Dante dan Cross berkelahi. Claudia terkejut melihat betapa
tenangnya Cross menghadapi keganasan Dante. Dan Cross menang dengan
mudah. Itulah sebabnya Claudia tidak mengerti mengapa ibu mereka lebih memilih
dirinya. Mengapa ia tidak lebih menyayangi Cross" Bukankah Cross jauh lebih
berharga" Ia membuktikan keberaniannya dengan memilih ikut ayahnya. Tapi
Claudia tidak ragu sedikit pun bahwa sebenarnya Cross ingin tinggal bersama
ibu mereka dan dirinya. Bertahun-tahun setelah perceraian itu, keluarga mereka masih tetap menjalin
hubungan. Lewat pembicaraan dan sikap orang-orang di sekitar mereka, Claudia
mengetahui bahwa pada tingkat tertentu, Cross telah mencapai kemasyhuran
seperti ayahnya. Di antara dirinya dan Cross tetap terjalin rasa saling
menyayangi, meski sekarang mereka benar-benar berbeda. Cross adalah bagian
dari Keluarga Clericuzio, sedangkan Claudia tidak.
Dua tahun setelah Claudia pindah ke L.A. - ketika ?u umurnya dua puluh tiga
tahun - ibu mereka, Nalene, didiagnosis mengidap kanker. Cross, yang ketika itu
bekerja untuk Gronevelt di Xanadu setelah menunjukkan prestasinya bagi
Keluarga Clericuzio, datang untuk menghabiskan dua minggu terakhir itu
bersama mereka di Sacramento. Ia mempekerjakan perawat dua puluh empat
jam, juru masak, dan pengurus rumah. Untuk pertama kalinya sejak perceraian
itu, mereka bertiga tinggal bersama. Nalene melarang Pippi mengunjunginya.
Kanker itu mempengaruhi penglihatan Nalene, maka Claudia-lah yang membaca
untuknya dari majalah, surat kabar, dan buku-buku. Cross yang pergi
berbelanja. Kadang-kadang ia harus terbang ke Vegas untuk urusan Xanadu, tapi
malam harinya ia selalu pulang.
Di malam hari, Cross dan Claudia bergantian memegang tangan ibu mereka,
menghiburnya. Meski berada di bawah pengaruh obat-obatan berat, Nalene
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P
Godfather Terakhir The Last Don Karya Mario Puzo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir terus-menerus meremas tangan mereka. Kadang-kadang ia mengalami halusinasi
dan mengira kedua anaknya masih kecil. Pada suatu malam, ia menangis dan
meminta maaf pada Cross atas perlakuannya. Cross memeluknya dan
meyakinkannya bahwa semuanya telah berlangsung dengan baik.
Pada malam-malam panjang itu, sementara ibu mereka tertidur, Cross dan
Claudia saling menceritakan tentang kehidupan masing-masing.
Cross menjelaskan bahwa ia telah menjual Agen Penagihan Uang milik ayahnya
dan telah meninggalkan Keluarga Clericuzio, meski lewat pengaruh merekalah ia
mendapatkan pekerjaannya yang sekarang di Xanadu Hotel. Ia menyinggung
tentang kekuasaannya dan mengatakan bahwa Claudia boleh datang ke hotel
kapan saja; kamar, makanan, dan minuman gratis. Claudia bertanya, bagaimana ia
bisa sekuasa itu. Dengan agak sombong Cross berkata, "Sebab akulah yang
mengatur semuanya." Claudia menganggap kebanggaan kakaknya menggelikan dan agak menyedihkan.
Tampaknya Claudia lebih terpengaruh oleh kemati-an ibu mereka daripada
Cross, tapi pengalaman itu telah menyatukan mereka kembali. Keduanya kembali
akrab, seperti ketika masih kecil. Claudia sering terbang ke Vegas dan bertemu
dengan Gronevelt. Ia melihat betapa dekatnya hubungan orang tua itu dengan
kakaknya. Selama tahun-tahun itu pula Claudia melihat bahwa Cross mempunyai
kekuasaan tertentu, yang tak pernah ia hubungkan dengan Keluarga Clericuzio.
Karena Claudia telah memutuskan hubungan dengan Keluarga Clericuzio dan tak
pernah lagi menghadiri acara-acara pemakaman, pernikahan, maupun
pembaptisan, ia tidak tahu bahwa Cross masih tetap menjadi bagian dari
struktur sosial Keluarga tersebut. Cross juga tak pernah bicara tentang hal itu.
Claudia jarang bertemu dengan ayahnya, sebab Pippi tidak punya minat
terhadapnya. Malam Tahun Baru adalah malam paling ramai di Vegas. Orang-orang dari
seluruh penjuru negeri tumpah ruah di sana, tapi Cross selalu menyediakan
sebuah suite untuk Claudia. Claudia tidak terlalu suka berjudi, tapi pada suatu
malam Tahun Baru ia sempat terbawa arus. Ia mengajak seorang aktor yang
ambisius bersamanya dan ingin membuat aktor itu terkesan. Ia lepas kendali
dan berutang lima puluh ribu dolar dalam bentuk surat utang. Cross mendatangi
kamarnya dengan membawa surat-surat itu. Ekspresi wajahnya tampak aneh,
dan saat ia berbicara, Claudia langsung menyadari bahwa ia tampak seperti
ayahnya. "Claudia," kata Cross, "kupikir kau lebih cerdas daripada aku. Apa maksudnya
ini?" Claudia merasa agak takut. Cross sudah sering menasihatinya agar memasang
taruhan kecil saja saat berjudi, jangan pernah menaikkan taruhan kalau sedang
kalah, juga jangan berjudi lebih lama dari dua atau tiga jam setiap hari, karena
lama waktu yang dihabiskan untuk berjudi merupakan jebakan terbesar. Dan
Claudia telah melanggar semua nasihatnya.
Ia berkata, "Cross, beri aku waktu sekitar dua minggu. Aku pasti
membayarnya." Ia terkejut melihat reaksi kakaknya. "Lebih baik aku membunuhmu daripada
membiarkanmu membayar utang ini." Lalu ia merobek kertas-kertas itu dan
memasukkannya ke saku. Katanya, "Kau kuundang kemari karena aku ingin
bertemu denganmu, bukan ingin mengambil uangmu. Ingat baik-baik, kau tak
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir mungkin menang. Tidak ada hubungannya dengan keberuntungan. Dua ditambah
dua sudah pasti empat."
"Oke, oke," kata Claudia.
"Aku tidak keberatan menghapuskan utangmu, tapi aku benci melihatmu begitu
tolol," kata Cross. Persoalan selesai sampai di situ, tapi Claudia jadi bertanya-tanya. Apakah
kekuasaan Cross sebesar itu" Apakah Gronevelt akan menyetujui tindakannya"
Akankah Gronevelt tahu tentang hal ini"
Masih ada beberapa peristiwa semacam itu, tapi yang paling menakutkan
menyangkut seorang wanita bernama Loretta Lang.
Loretta adalah penyanyi dan penari primadona di pertunjukan Xanadu Follies. Ia
bersemangat tinggi, sikapnya agak angkuh, namun lucu dan memikat, hingga
Claudia terpukau. Cross memperkenalkan mereka sesudah pertunjukan.
Loretta Lang ternyata sama memikatnya di luar panggung. Tapi Claudia melihat
bahwa Cross tidak terlalu terkesan padanya, malah tampaknya agak kesal
dengan kelincahan wanita itu.
Pada kunjungan selanjutnya, Claudia mengajak Melo Stuart untuk menghabiskan
malam di Vegas, menonton pertunjukan tersebut. Melo mau ikut sekadar untuk
menyenangkan hati Claudia, tanpa terlalu banyak berharap. Ia menonton sambil
menilai, lalu berkata pada Claudia, "Gadis ini hebat. Bukan soal menari atau
menyanyi, tapi dia itu komedian alami. Perempuan dengan bakat seperti itu
berarti tambang emas."
Saat bertemu Loretta di belakang panggung, Melo menampilkan wajah ramahnya
dan berkata, "Loretta, aku suka pertunjukanmu. Suka sekali. Kau mengerti" Kau
bisa datang ke L.A. minggu depan" Akan kuatur agar kau tampil di film, untuk
kuperlihatkan pada studio temanku. Tapi kau harus tanda tangan kontrak dulu
dengan keagenanku. Kau tahu kan, aku harus menanam uang banyak sebelum bisa
menghasilkan uang. Begitulah bisnis, tapi ingat, aku suka melihat
pertunjukanmu." Loretta memeluk Melo. Tidak ada kepura-puraan dalam sikapnya, pikir Claudia.
Mereka menetapkan tanggal, lalu ketiganya makan bersama untuk merayakan
kesepakatan itu. Sesudahnya, Melo kembali ke L.A. dengan penerbangan pagi-
pagi. Saat makan malam, Loretta mengatakan bahwa ia sudah menandatangani
kontrak dengan sebuah agen yang khusus menangani hiburan di kelab malam.
Kontrak itu berjangka waktu tiga tahun. Melo meyakinkan Loretta bahwa
masalah itu pasti bisa dibereskan.
Tapi ternyata tidak bisa. Agen Loretta bersikeras mengatur kariernya selama
tiga tahun berikutnya. Loretta menjadi panik, dan Claudia sangat terkejut
ketika gadis itu memintanya menghubungi Cross untuk mohon pertolongan.
"Memangnya apa yang bisa dilakukan Cross?" tanya Claudia.
"Dia punya pengaruh besar di kota ini," kata Loretta. "Dia pasti bisa mengatur
kesepakatan yang cocok untukku. Tolonglah." .
Ketika Claudia memaparkan masalah tersebut pada Cross di suite penthouse-nya
di atap hotel, Cross menatap adiknya dengan kesal dan menggelengkan kepala.
"Apa susahnya?" kata Claudia. "Aku cuma minta kau mengatakan sesuatu pada
mereka." Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir "Kau tolol," kata Cross. "Aku sudah sering melihat gadis seperti dia. Mereka
memanfaatkan teman seperti kau untuk mencapai puncak, setelah itu kau
dicampakkan." "Lalu kenapa?" tanya Claudia. "Dia benar-benar berbakat. Ini bisa mengubah
seluruh hidupnya." Lagi-lagi Cross menggelengkan kepala. "Jangan paksa aku melakukannya,"
katanya. "Kenapa tidak?" tanya Claudia. Ia sudah terbiasa memintakan pertolongan untuk
orang-orang lain. Itu bagian dari bisnis perfilman.
"Sebab begitu aku melibatkan diri, aku harus berhasil," kata Cross.
"Aku tidak mengharapkan kau akan berhasil. Aku cuma minta kau mengusahakan
sebisanya," kata Claudia. "Setidaknya, aku jadi bisa mengatakan pada Loretta
bahwa kita sudah mencoba."
Cross tertawa. "Kau benar-benar tolol," katanya. "Oke, suruh Loretta dan
agennya datang menemuiku besok. Pukul sepuluh tepat. Dan sebaiknya -kau juga
hadir." Pada pertemuan keesokan paginya, Claudia untuk pertama kalinya bertemu
dengan agen Loretta. Namanya Tolly Nevans; ia mengenakan pakaian santai gaya
Vegas, dimodifikasi untuk keseriusan pertemuan itu; jelasnya, ia mengenakan
blazer biru dengan kemeja putih tanpa kerah dan celana denim biru.
"Cross, senang sekali bertemu lagi denganmu," kata Tolly Nevans.
"Kita pernah bertemu?" tanya Cross. Ia tak pernah menangani detail-detail
bisnis pertunjukan Follies itu secara langsung.
"Dulu sekali," sahut Nevans dengan licin. "Ketika Loretta pertama kali tampil di
Xanadu." Claudia memperhatikan ada perbedaan antara agen-agen L.A. yang biasa
berurusan dengan bintang-bintang film besar dan Tolly Nevans yang hanya
mengurus dunia hiburan kelab malam yang jauh lebih kecil. Nevans agak gugup
dan secara fisik ia tidak terlalu membuat gentar. Ia tidak punya rasa percaya
diri yang tebal seperti Melo Stuart.
Loretta memberi ciuman ringan di pipi Cross, tapi tidak mengatakan apa-apa. Ia
malah tidak tampak lincah seperti biasa. Ia duduk di samping Claudia, yang bisa
merasakan ketegangan Loretta.
Cross mengenakan pakaian golf - celana dan T-shirt putih, serta sepatu putih
dan topi baseball biru. Ia menawarkan minuman, tapi semuanya menolak. Lalu ia
berkata pelan, "Mari kita selesaikan urusan ini. Loretta?"
Suara? Loretta gemetar ketika berbicara. "Tolly ingin tetap mendapatkan
persentase dari semua per-olehanku. Termasuk dari film. Tapi agen di L.A.
tentunya juga menginginkan persentase penuh kalau bisa mencarikan film
untukku. Aku tidak bisa membayar dua persentase sekaligus. Selain itu, Tolly
ingin mengatur semua kegiatanku. Agen di L.A. tidak mau menerima, begitu pula
aku." Nevans angkat bahu. "Kami sudah membuat kontrak. Kami ingin dia
menepatinya." Loretta berkata, "Tapi kalau begitu agen filmku takkan mau mengontrakku."
Cross berkata, "Menurutku kedengarannya mudah saja. Loretta, kau bisa
membayar untuk melepaskan diri dari kontrakmu."
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir "Loretta penari yang bagus," kata Nevans. "Dia menghasilkan banyak uang untuk
kami. Kami selalu mempromosikannya, kami percaya penuh akan bakatnya. Dan
kami telah menanamkan uang banyak. Tak mungkin kami melepaskannya saat dia
mulai membawa hasil."
"Loretta, bayar saja," kata Cross.
Loretta hampir menangis, "Aku tak bisa membayar dua persentase. Terlalu
kejam." Claudia mencoba menahan senyumnya, tapi Cross tidak. Nevans tampaknya sakit
hati. Akhirnya Cross berkata, "Claudia, ambil peralatan golfmu. Aku ingin kau main
bersamaku nanti. Kita bertemu di loket kasir begitu urusanku di sini selesai."
Claudia memang sudah bertanya-tanya, mengapa Cross mengenakan pakaian
seperti itu untuk pertemuan ini. Seolah-olah ia tidak menganggap serius. Claudia
merasa tersinggung, begitu pula Loretta. Tapi Tolly justru jadi lebih tenang.
Sejauh ini Tolly tidak mau mengalah sedikit pun. Maka Claudia berkata pada
Cross, "Aku di sini saja. Aku ingin melihat kau beraksi."
Cross tak pernah bisa marah pada adiknya. Ia tertawa dan Claudia balas
tersenyum padanya. Lalu Cross kembali menatap Nevans. "Kau tidak mau
mengalah rupanya. Kurasa kau benar. Bagaimana kalau kau mendapat persentase
dari penghasilannya di film selama setahun" Tapi kau harus melepaskan kontrol
atas dia. Kalau tidak, tidak akan berjalan."
Loretta menyela dengan marah, "Aku tidak terima."
Nevans berkata, "Aku juga tidak. Soal persentase itu okelah, tapi bagaimana
kalau kami punya tawaran besar untukmu sementara kau sedang terikat
membuat film" Kami akan kehilangan uang."
Cross mendesah dan berkata dengan mimik sedih, "Tolly, kuminta kau
melepaskan gadis ini dari kontraknya. Ini permohonan. Hotel kami sudah banyak
berbisnis denganmu. Penuhi permintaanku."
Untuk pertama kalinya Nevans tampak waswas. Ia berkata dengan nada nyaris
mengiba-iba, "Aku ingin memenuhi permintaanmu, Cross, tapi aku harus
berkonsultasi dulu dengan partner-partnerku di ke-agenan." Ia diam sejenak.
"Mungkin aku bisa mengatur pembayaran ganti rugi."
"Tidak," kata Cross. "Aku minta kemurahan hatimu. Tidak ada pembayaran. Dan
aku ingin jawabanmu sekarang juga, supaya aku bisa keluar main golf." Ia diam
sejenak. "Katakan saja, ya atau tidak."
Claudia terperanjat melihat perubahan mendadak ini. Sejauh yang dilihatnya,
Cross tidak mengancam atau mengintimidasi. Malah tampaknya ia sudah pasrah,
sudah kehilangan minat. Tapi Claudia melihat Nevans sangat terguncang.
Dan jawaban Nevans pun mengejutkan. "Itu tidak adil," katanya. Ia menatap
Loretta dengan tatapan mencela. Loretta menunduk.
Cross menarik topinya ke pinggir dengan gaya angkuh. "Itu cuma permintaan,"
katanya. "Kau boleh saja menolak. Terserah padamu."
"Tidak, tidak," kata Nevans. "Aku hanya tak menyangka bahwa ini begitu penting
bagimu, bahwa kalian ternyata teman baik."
Sekonyong-konyong Claudia melihat perubahan mencengangkan dalam sikap
kakaknya. Cross mencondongkan tubuh dan memeluk Tolly Nevans dengan akrab.
Wajahnya tampak hangat oleh senyuman. Tampan juga dia, pikir Claudia. Lalu
Cross berkata dengan nada penuh terima kasih, "Tolly, aku tak akan melupakan
Ben99 ebooks collection
Godfather Terakhir The Last Don Karya Mario Puzo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir ini. Kau kuberi kekuasaan penuh di Xanadu untuk menampilkan bakat baru mana
pun yang kauinginkan, setidaknya yang urutan ketiga. Aku juga akan
menyelenggarakan malam khusus bersama semua penarimu. Pada malam itu, kau
dan para partnermu akan makan malam bersamaku di hotel. Telepon aku kapan
saja, akan kutinggalkan pesan bahwa kau boleh masuk. Langsung. Oke?"
Claudia menyadari dua hal. Cross sengaja menunjukkan kekuasaannya, tapi ia
juga memberikan kompensasi bagi Nevans, sampai tahap tertentu, setelah
Nevans bertekuk lutut, bukan sebelumnya. Tolly Nevans akan menikmati malam
khususnya, akan bermandikan kekuasaan untuk satu malam itu.
Claudia juga menyadari bahwa Cross mengizinkan ia menonton pertunjukan
kekuasaan ini untuk memperlihatkan rasa sayangnya pada adiknya dan bahwa
cinta mempunyai kekuatan materi. Dan Claudia melihat wajah kakaknya yang
indah, yang selalu menimbulkan rasa iri di hatinya sejak kecil, bibirnya yang
sensual, hidungnya yang sempurna, matanya yang oval, semua itu mengeras
sesaat, seolah berubah menjadi sebuah patung pualam.
Claudia berbelok di Pacific Coast Highway dan melaju ke gerbang Malibu Colony.
Ia amat menyukai daerah itu - rumah-rumahnya terletak tepat di tepi pantai,
dengan samudra yang berkilau di depannya; jauh di air sana lagi-lagi ia melihat
bayangan pegunungan di belakangnya. Ia memarkir mobilnya di depan rumah
Athena. Boz Skannet berbaring di pantai sebelah selatan pagar batas Malibu Colony.
Pagar kawat sederhana itu terbentang sekitar sepuluh langkah dari tepi pantai.
Bangau Sakti 27 Pendekar Rajawali Sakti 68 Geger Putri Istana Pendekar Wanita Penyebar Bunga 14
Tapi, Kevin, kau tentu tahu, Athena harus sangat hati-hati memilih peran
berikutnya, setelah membuat terobosan terdahulu itu. Kami akan baca dulu ske-
narionya, nanti kami akan menghubungimu lagi."
"Boleh saja," kata Kevin, lalu memberikan salinan skenario tersebut pada
mereka masing-masing. "Aku tahu kau pasti menyukainya."
Melo mengajak Athena ke sebuah restoran Thai kecil di Melrose. Mereka
memesan makanan dan membahas skenario itu.
"Lebih baik aku bunuh diri saja," kata Athena. "Apa Kevin terbelakang?"
"Rupanya kau masih belum mengerti juga bisnis perfilman," kata Melo. "Kevin
cerdas. Hanya saja dia melakukan sesuatu yang tidak sesuai untuknya. Banyak
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir kasus yang lebih parah." "Di mana" Kapan?" tanya Athena. "Aku tidak bisa buka
rahasia begitu saja," kata Melo. "Sebagai bintang besar, kau bisa saja menolak,
tapi kau belum cukup top untuk mencari musuh yang sebenarnya tidak perlu."
"Eli Marrion tidak akan mendukung anaknya untuk hal satu ini," kata Athena.
"Dia pasti tahu bahwa skenario itu kacau-balau."
"Memang," sahut Melo. "Dia bahkan pernah mengatakan secara bergurau bahwa
putranya ahli membuat film-film komersil yang tidak laku, dan putrinya
membuat film-film serius yang tidak menghasilkan uang. Tapi Eli harus membuat
anak-anaknya bahagia. Sedangkan kita tidak. Kita bisa menolak terlibat dalam
film ini. Tapi akan berekor panjang. LoddStone memegang hak cipta atas sebuah
novel besar dengan peran yang sangat pas.untukmu. Kalau kau menolak
Kevin, peran itu mungkin tidak akan diberikan padamu."
Athena angkat bahu. "Kali ini aku akan menunggu saja."
"Kenapa tidak menerima kedua-duanya saja" Ajukan syarat bahwa kau ingin
syuting untuk novel bagus itu lebih dulu. Lalu kita cari jalan agar tidak usah
ikut dalam film Kevin." "Cara begitu tidak akan menghasilkan musuh?" tanya Athena sambil tersenyum.
"Film yang pertama itu akan menjadi hit besar, jadi tidak apa-apa. Pada saat
itu, kau sudah aman mencari musuh."
"Kau yakin aku bisa lolos dari film Kevin nanti?" tanya Athena.
"Kalau kau tidak lolos, kau boleh memecatku," kata Melo. Ia sudah mengadakan
kesepakatan dengan Eli Marrion yang tidak sampai hati menolak langsung
keinginan putranya, dan ia memilih cara ini untuk keluar dari kesulitan
tersebut. Ia ingin membuat Melo dan Athena tampil sebagai pihak yang jahat. Dan Melo
tidak keberatan. Sebagian dari pekerjaan agen bintang adalah menjadi orang
jahat dalam skenario. Cara ini ternyata berhasil. Bagian pertama, syuting untuk novel yang bagus itu,
mengangkat Athena ke jajaran bintang kelas atas. Tapi sialnya konsekuensi
selanjutnya membuat ia memutuskan untuk menghindar dari laki-laki.
Selama masa praproduksi pura-pura atas film Kevin yang sebenarnya takkan
pernah dibuat itu, sudah dapat diramalkan bahwa ia akan jatuh cinta pada
Athena. Untuk ukuran seorang produser, Kevin Marrion termasuk pemuda yang masih
lugu, dan ia mengejar Athena dengan ketulusan serta semangat yang sungguh-
sungguh. Pesonanya yang paling utama adalah antusiasmenya serta kesadaran
sosialnya. Suatu malam, karena merasa sangat bersalah telah mengingkari janji
bermain dalam film Kevin, Athena mengajak pemuda itu ke tempat tidur.
Ternyata cukup menyenangkan, dan Kevin bersikeras mengajaknya menikah.
Sementara itu, Athena dan Melo telah membujuk Claudia De Lena untuk menulis
ulang skenario tersebut. Claudia menuliskannya menjadi skenario jenaka dan
Kevin memecatnya. Ia sangat marah, hingga sikapnya menjengkelkan.
Bagi Athena, affair mereka tidak menimbulkan masalah, karena sesuai dengan
jadwal kerjanya. Dan antusiasme Kevin bisa dipuaskannya di tempat tidur.
Selain itu, Kevin tidak menuntut agar mereka membuat perjanjian
prapernikahan; Athena merasa tersanjung, sebab bukankah suatu hari nanti
Kevin akan mewarisi LoddStone Studios"
Tapi suatu malam, sesudah mendengarkan ocehan panjang-lebar Kevin tentang
film yang akan mereka buat bersama, mendadak Athena berpikir: Kalau aku
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir mesti mendengarkan omongan orang ini satu menit saja lagi, aku bisa mati.
Maka, karena sudah tidak tahan lagi, ia pun memantapkan diri. Ia tahu, ia pasti
akan merasa bersalah, jadi biarlah. Saat itu juga ia mengatakan pada Kevin
bahwa ia bukan hanya tidak mau menikah dengan Kevin, tapi juga tidak akan sudi
tidur bersamanya lagi dan tidak akan main dalam filmnya.
Kevin terperanjat. "Kita sudah membuat kontrak," katanya. "Dan kita akan
melaksanakannya. Kau mengkhianatiku habis-habisan."
"Memang," sahut Athena. "Kau bicara saja dengan Melo." Ia merasa muak pada
dirinya sendiri. Tentu saja ucapan Kevin benar, tapi ia merasa tergelitik, sebab
Kevin ternyata lebih cemas tentang filmnya daripada cintanya untuk Athena.
Setelah affair inilah Athena kehilangan minat pada laki-laki, tapi kariernya
dalam film telah mantap. Ia menghindar dari kaum pria. Banyak hal lain yang
lebih penting untuk dilakukan - hal-hal yang tidak melibatkan urusan cinta
dengan laki-laki. Athena- Aquitane dan Claudia De Lena bisa bersahabat karib semata-mata
karena sifat Claudia yang selalu mengejar persahabatan dengan wanita-wanita
yang disukainya. Ia pertama kali bertemu Athena ketika sedang menulis ulang
skenario untuk salah satu film awal Athena. Waktu itu Athena belum menjadi
bintang besar. Athena bersikeras membantunya menggarap skenario tersebut. Biasanya penulis
skenario menjadi waswas kalau mengalami hal ini, tapi ternyata Athena berotak
cerdas dan bantuannya sangat berarti. Instingnya tentang karakter tokoh dan
alur cerita selalu bagus dan hampir selalu tidak mementingkan diri sendiri. Ia
cukup cerdas untuk menyadari bahwa semakin kuat karakter tokoh-tokoh di
sekitarnya, semakin berat pula tugasnya untuk menonjolkan perannya sendiri.
Mereka sering bekerja di rumah Athena di Malibu, dan di sinilah keduanya
menemukan banyak persamaan dalam diri mereka. Mereka sama-sama atlet yang
tangguh: perenang yang kuat, pegolf amatir hebat, dan sangat cakap di lapangan
tenis. Mereka bermain ganda dan sering mengalahkan ganda pria di lapangan
tenis Malibu Beach. Setelah syuting selesai, persahabatan mereka terus
berlanjut. Claudia menceritakan segala sesuatu tentang dirinya pada Athena, tapi Athena
hanya membukakan sedikit tentang dirinya. Claudia menyadari hal ini, tapi tidak
merasa keberatan. Claudia menceritakan hubungan asmaranya dengan Steve
Stallings. Athena tertawa senang mendengarnya, lalu mereka membandingkan
pengalaman. Mereka sependapat bahwa Steve memang hebat di ranjang, dan
sangat berbakat. Ia aktor yang hebat dan benar-benar manis.
"Dia boleh dikatakan secantik dirimu," kata Claudia. Ia tidak segan-segan
mengagumi keindahan dalam diri orang lain.
Athena pura-pura tidak mendengar; begitulah kebiasaannya, kalau ada yang
menyebut-nyebut tentang kecantikannya.
"Tapi apa kemampuan aktingnya lebih hebat daripada aku?" tanya Athena
menggoda. "Oh, tidak, kau lebih hebat," sahut Claudia. Lalu, untuk memancing Athena agar
lebih membuka diri, ia menambahkan, "Tapi dia jauh lebih bahagia daripada
kau." "O ya?" kata Athena. "Mungkin saja. Tapi suatu hari nanti dia akan jauh lebih
tidak bahagia daripada aku."
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir "Yeah," kata Claudia. "Kokain dan alkohol akan menghancurkannya. Dia tidak
akan beranjak tua dengan bahagia. Tapi dia cerdas; mungkin dia bisa
beradaptasi." "Aku tidak akan pernah mau menjadi seperti dia nanti," kata Athena. "Tidak
akan pernah." "Kau pujaanku," kata Claudia. "Tapi kau tidak akan bisa mengalahkan proses
penuaan. Aku tahu kau tidak suka minum atau memakai obat, juga tidak banyak
berhura-hura, tapi kau akan makan hati dengan rahasia-rahasiamu."
Athena tertawa. "Justru rahasia-rahasia itulah yang akan menyelamatkanku,"
katanya. "Rahasiaku begitu biasa, sehingga tak ada gunanya diceritakan. Kami,
para bintang film, perlu tampil misterius."
Setiap Sabtu pagi, kalau sedang tidak bekerja, mereka berbelanja bersama di
Rodeo Drive. Ciaudia selalu terkagum-kagum dengan kemampuan Athena
menyamar, sehingga tak ada yang bisa mengenalinya, baik para penggemarnya
maupun para pegawai toko. Ia mengenakan rambut palsu hitam dan pakaian
longgar untuk menyamarkan bentuk tubuhnya. Ia mengubah riasan wajahnya
sehingga rahangnya tampak lebih tebal, bibirnya lebih penuh, tapi yang paling
menarik adalah ia bisa mengubah bagian-bagian wajahnya. Ia juga mengenakan
lensa kontak, sehingga matanya yang hijau cerah berubah menjadi cokelat
lembut. Suaranya dibuat beraksen Selatan yang lambat.
Kalau membeli sesuatu, Athena membebankannya pada kartu Claudia, lalu
menggantinya dengan cek saat makan siang. Senang sekali bisa bersantai di
restoran sebagai orang biasa. Seperti kata Claudia, takkan ada yang mengenali
penulis skenario. Dua kali sebulan, Claudia menghabiskan akhir minggu di rumah Athena di Malibu,
berenang dan bermain tenis. Claudia telah mengizinkan Athena membaca
kerangka kedua Messalina, dan Athena meminta diberi peran utama. Seolah-
olah dirinya bukan seorang bintang top dan Claudia-lah yang seharusnya
meminta-minta padanya. Maka, ketika tiba di Malibu, Claudia merasa cukup optimis untuk membujuk
Athena agar mau kembali syuting. Sebab dengan pemogokan itu, Athena bukan
hanya akan menghancurkan kariernya sendiri, tapi juga karier Claudia.
Tapi rasa percaya diri Claudia agak goyah begitu melihat ketatnya penjagaan di
sekitar rumah Athena, di luar para pengawal yang biasa berjaga di gerbang-
gerbang Malibu Colony. Dua petugas berseragam dari Pacific Ocean Security Company berjaga di
gerbang rumah. Dua penjaga tambahan berpatroli di kebun yang luas di dalam.
Sambil berjalan mengikuti pelayan bertubuh kecil berkebangsaan Amerika
Selatan, yang akan mengantarnya ke Ruang Samudra, Claudia melihat dua
penjaga lagi di pantai di luar. Semua penjaga itu membawa pentungan dan pistol.
Athena menyambut Claudia dengan pelukan erat. "Aku akan sangat rindu
padamu," katanya. "Seminggu lagi aku pergi."
"Kenapa kau bertindak gila-gilaan begini?" tanya Claudia. "Kau membiarkan saja
laki-laki brengsek itu menghancurkan seluruh hidupmu. Dan hidupku juga. Tak
kusangka kau sepengecut ini. Dengar malam ini aku akan menginap di sini. Besok
kita akan minta izin membawa senjata, lalu kita mulai berlatih menggunakannya.
Dalam beberapa hari saja kita akan menjadi penembak jitu."
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir Athena tertawa dan kembali memeluk Claudia. "Darah Mafia-mu mulai keluar
rupanya," katanya. Claudia memang pernah menceritakan padanya tentang
Keluarga Clericuzio dan ayahnya.
Mereka membuat minuman, lalu duduk di kursi empuk yang menghadap ke lautan;
rasanya seperti memandangi lukisan air yang biru kehijauan.
"Kau tidak akan bisa membuatku mengubah ke-putusan, dan aku bukan
pengecut," kata Athena. "Akan kuceritakan padamu rahasia yang begitu ingin
kauketahui tentang diriku. Kau bisa menyampaikannya pada pihak studio.
Mungkin sesudahnya kalian akan mengerti."
Maka ia pun menceritakan pada Claudia seluruh kisah perkawinannya. Tentang
kesadisan dan kekejaman Boz Skannet, penghinaan terang-terangan olehnya,
serta keputusan Athena untuk melarikan diri.
Dengan otak pengarangnya yang tajam, Claudia merasa ada yang belum lengkap
dalam cerita Athena; ada beberapa unsur penting yang sengaja ia lewatkan.
"Apa yang terjadi dengan bayimu?" tanya Claudia.
Athena langsung memasang wajah aktrisnya. "Untuk saat ini, aku tidak bisa
bercerita lebih banyak. Bahkan cerita bahwa aku punya anak itu harus
kaurahasiakan. Bagian itu tak boleh kauceritakan lagi pada pihak studio. Aku
mempercayaimu." Claudia tahu ia takkan dapat memaksa Athena.
"Tapi kenapa kau berhenti syuting?" tanyanya. "Kau akan dilindungi. Setelah
syuting selesai, kau bisa menghilang."
"Tidak," kata Athena. "Pihak studio hanya akan melindungiku selama syuting
masih berlangsung. Dan itu tidak ada artinya. Aku kenal betul Boz. Tak ada yang
bisa menghentikannya. Kalaupun aku tetap syuting, aku takkan pernah bisa
menyelesaikan film itu."
Saat itu seorang laki-laki bercelana renang berjalan dari air, menuju rumah.
Kedua penjaga di sana menahannya. Salah satunya membunyikan peluit dan
kedua penjaga di kebun datang berlari-lari. Melihat ada empat orang yang
Godfather Terakhir The Last Don Karya Mario Puzo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
menghadangnya, laki-laki itu tampaknya mundur sedikit.
Athena bangkit berdiri dengan sangat terkejut. "Itu Boz," katanya pelan pada
Claudia. "Dia sengaja berbuat begini untuk menakut-nakutiku. Ini belum aksi
yang sebenarnya." Ia keluar ke teras dan melongok ke arah kelima laki-laki itu.
Claudia mengikutinya. Boz Skannet menengadah ke arah mereka sambil menyipitkan mata, wajahnya
yang kecokelatan tertimpa sinar matahari. Tubuhnya yang terbungkus celana
renang tampak kokoh. Ia tersenyum dan berkata, "Hei, Athena, bagaimana kalau kau mengundangku
naik untuk minum?" Athena tersenyum cerah. "Sebenarnya aku ingin, tapi sayang aku tidak punya
racun. Kau telah melanggar perintah pengadilan - aku bisa memintamu
dipenjara." "Ah, tidak akan," kata Boz. "Kita terlalu dekat. Kita banyak menyimpan rahasia
bersama-sama." Meski tersenyum, wajahnya tampak jahat.
Claudia teringat orang-orang yang menghadiri pesta-pesta Keluarga Clericuzio
di Quogue. Salah satu penjaga berkata, "Dia berenang mengitari pagar dari pantai untuk
umum. Dia pasti memarkir mobilnya di sana. Kami bisa meminta dia ditangkap."
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir "Tidak," kata Athena. "Bawa dia ke mobilnya. Dan katakan pada Agency kalian,
aku minta empat penjaga tambahan di sekitar rumahku."
Boz masih menengadah; tubuhnya tampak seperti patung raksasa yang ditanam
di pasir. "Sampai jumpa, Athena," katanya. Lalu para penjaga itu menggiringnya
pergi. "Dia menakutkan," kata Claudia. "Mungkin kau benar. Kita mesti menembakkan
meriam untuk menghentikannya."
"Aku akan meneleponmu sebelum cabut" kata Athena, dengan gaya aktrisnya.
"Kita bisa makan malam bersama untuk terakhir kali."
Claudia nyaris menangis. Boz benar-benar membuatnya takut, mengingatkannya
akan ayahnya. "Aku akan terbang ke Vegas, menemui kakakku Cross. Dia pandai
dan kenal banyak orang. Aku yakin dia bisa menolong. Jadi, jangan ke mana-mana
sampai aku kembali."
"Buat apa dia menolong?" kata Athena. "Dan bagaimaha caranya" Apa dia
tergabung dalam Mafia?"
"Tentu saja tidak," sahut Claudia tersinggung. "Dia akan menolong karena dia
menyayangiku." Ia mengatakan ini dengan nada bangga. "Dan aku satu-satunya
orang yang disayanginya, selain ayahku."
Athena menatapnya sambil mengerutkan dahi. "Kedengarannya kakakmu
mencurigakan. Kau boleh dikatakan sangat polos untuk ukuran perempuan yang
berkecimpung di dunia perfilman. Omong-omong, kenapa kau tidur dengan begitu
banyak laki-laki" Kau bukan aktris, dan kurasa kau juga bukan perempuan
gampangan." "Itu sudah bukan rahasia lagi," kata Claudia. "Kenapa laki-laki juga meniduri
begitu banyak wnaita?" Lalu ia memeluk Athena. "Aku akan terbang ke Vegas,"
katanya. "Jangan ke mana-mana, sampai aku kembali."
Malam itu Athena duduk di teras sambil memandangi lautan yang tampak kelam
di bawah langit tak berbulan. Ia memikirkan semua rencananya dan mengingat-
ingat Claudia dengan penuh sayang. Lucu. sekali, Claudia tidak bisa melihat diri
kakaknya yang sesungguhnya; tapi begitulah akibat yang ditimbulkan oleh cinta.
Sore itu Claudia bertemu dengan Skippy Deere dan menceritakan kisah Athena
padanya. Sesudahnya, mereka duduk diam sejenak. Lalu Deere berkata, "Ada
beberapa hal yang tidak dia ceritakan. Aku pergi menemui Boz Skannet untuk
menyuapnya agar tidak mengganggu lagi. Dia menolak. Dan dia mengancamku,
kalau kita mencoba macam-macam, dia akan membocorkan berita yang katanya
bisa menghancurkan kita. Katanya Athena menelantarkan anak mereka."
Claudia sangat marah mendengarnya. "Itu tidak benar," katanya. "Siapa pun
yang mengenal Athena pasti tahu dia tak mungkin berbuat hal seperti itu."
"Tentu," kata Deere. "Tapi kita belum mengenal Athena ketika dia berumur dua
puluh tahun." "Sialan kau," kata Claudia. "Aku akan terbang ke Vegas untuk menemui kakakku
Cross. Dia lebih cerdas dan lebih berani daripada kalian semua. Dia akan
membereskan masalah ini."
"Aku ragu dia bisa menakut-nakuti Boz Skannet," kata Deere. "Kami sudah
mencoba sebisanya." Tapi sekarang ia melihat peluang lain.
Ia tahu beberapa hal tentang Cross. Cross sedang berusaha masuk ke dalam
bisnis perfilman. Ia pernah menanamkan modal dalam enam film Deere dan
merugi. Jadi, Cross tidak terlalu pintar sebenarnya. Ada desas-desus bahwa
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir Cross punya "koneksi", bahwa ia punya pengaruh dalam Mafia. Tapi semua orang
mengaku punya hubungan dengan Mafia, pikir Deere. Itu tidak berarti mereka
berbahaya. Ia ragu Cross bisa membantu mereka dalam masalah dengan Boz
Skannet. Tapi seorang produser mesti selalu memasang telinga dan
berpandangan jauh. Selain itu, ia selalu bisa mendesak Cross untuk menanam
modal lagi dalam film lain. Sangat bermanfaat kalau mempunyai partner-partner
kecil yang tidak punya wewenang untuk mengatur pembuatan film dan pem-
biayaannya. Skippy Deere diam sejenak, lalu berkata pada Claudia, "Aku ikut denganmu."
Claudia De Lena menyukai Skippy Deere, meski
Skippy pernah menipunya hingga ia kehilangan uang setengah juta dolar. Ia
menyukai Deere karena berbagai kekurangannya dan keanekaragaman kelicikan-
riya, dan karena Skippy adalah teman yang menyenangkan. Semua itu merupakan
sifat-sifat yang patut dikagumi dalam seorang produser.
Bertahun-tahun yang lalu, mereka menggarap sebuah film bersama-sama dan
menjadi teman karib. Bahkan pada waktu itu pun Deere sudah menjadi salah
satu produser paling sukses dan unik di Hollywood. Suatu kali, di lokasi
syuting, seorang aktor pemeran utama membual bahwa ia telah meniduri istri Deere.
Deere mendengarkan dari langkan tempatnya berada, tiga tingkat di atas aktor
itu. Ia lalu melompat dan mendarat di kepala sang aktor, hingga tulang bahu si
aktor patah; lalu Deere menghantam hidungnya dengan telak, memakai tinju
kanannya. Claudia teringat hal lain. Mereka berdua pernah berjalan bersama di Rodeo
Drive dan Claudia melihat sebuah blus di jendela. Di mata Claudia, blus itu
sangat indah; warnanya putih, dengan garis-garis hijau yang amat halus; begitu
cantik, hingga rasanya seperti lukisan Monet. Di toko itu, orang harus membuat
janji lebih dulu sebelum bisa masuk untuk berbelanja; seolah-olah pemiliknya
adalah seorang dokter terkenal. Tapi tidak masalah. Skippy Deere adalah
kenalan pribadi pemilik toko itu, seperti halnya ia juga kenal dengan para
pimpinan studio, pimpinan perusahaan besar, dan penguasa berbagai negara di
dunia Barat. Setelah masuk ke dalam toko, si pegawai mengatakan harga blus itu lima ratus
dolar. Claudia terenyak kaget sambil memegangi dadanya. "Lima ratus dolar untuk sehelai blus?"
tanyanya. "Jangan membuatku tertawa."
Giliran si pegawai yang terenyak mendengar kelancangan Claudia. "Blus ini
dibuat dari bahan paling halus," katanya, "buatan tangan. .. Dan garis-garis
hijaunya tak bisa disamai oleh bahan lain mana pun di seluruh dunia. Harganya
sangat pantas." Deere tersenyum. "Jangan beli, Claudia," katanya. "Kau tahu berapa ongkos
mencucinya" Sedikitnya tiga puluh dolar. Setiap kali kau mengenakannya, kau
harus keluar tiga puluh dolar. Dan kau harus menjaganya dengan sangat hati-
hati. Tidak boleh kena remah makanan, dan jelas kau tidak akan bisa merokok.
Kalau sampai berlubang... wuuss, habislah lima ratus dolarmu."
Claudia tersenyum pada pegawai toko itu. "Kalau aku membeli blus itu, apa aku
mendapat hadiah gratis?" katanya. Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir Si pegawai yang berpakaian indah nyaris meneteskan air mata. "Saya minta
Anda keluar," katanya.
Mereka pun keluar. "Sejak kapan pegawai toko boleh mengusir pembeli?" tanya Claudia sambil
tertawa. "Ini Rodeo Drive," kata Skippy. "Kau sudah beruntung bisa masuk ke sana tadi."
Keesokan harinya, ketika Claudia tiba di studio, di mejanya ada sebuah kotak
hadiah. Di dalamnya ada selusin blus yang diinginkannya dan catatan kecil dari
Skippy Deere: "Jangan dipakai selain untuk acara penyerahan Oscar."
Tahulah Claudia bahwa si pegawai toko dan
Skippy Deere sudah berkomplot untuk mempermainkannya. Belakangan ia
melihat bahan bergaris hijau yang sama itu dikenakan oleh seorang wanita dan
juga dipakai untuk bandana tenis seharga seratus dolar.
Film yang digarapnya bersama Deere pun merupakan film Tomm-action murahan
yang tak mungkin dinominasikan untuk Academy Award. Tapi Claudia merasa
tersentuh. Lalu tibalah saat film garapan mereka mencapai hasil seratus juta dolar bruto
dan Claudia mengira dirinya akan kaya. Skippy Deere mengundangnya makan
malam untuk merayakan hal itu. Skippy sangat gembira. "Ini hari
keberuntunganku," katanya. "Film itu melampaui seratus juta. Aku dapat kencan
hebat dengan sekretaris Bobby Bantz, dan mantan istriku tewas dalam
kecelakaan mobil semalam."
Saat itu ada dua produser lain bersama mereka dan keduanya tercekat
mendengar ucapan Deere. Claudia mengira Deere hanya bercanda, tapi kemudian
Deere berkata pada kedua produser itu, "Kulihat mata kalian jadi hijau karena
iri. Sekarang aku bisa menghemat lima ratus ribu dolar setahun yang biasanya
kubayarkan untuk tunjangan perceraian. Kedua anakku mewarisi tanah mantan
istriku - itu imbalan perceraian, yang diperolehnya dariku - jadi aku tak perlu
membiayai mereka lagi."
Sekonyong-konyong Claudia merasa tidak nyaman dan Deere berkata padanya,
"Aku cuma bersikap jujur. Itulah yang diinginkan setiap orang, tapi mereka
tidak berani mengatakannya terus terang."
Skippy Deere telah berhasil meraih sukses dalam bisnis perfilman. Sebagai
anak seorang tukang kayu ia suka membantu ayahnya membangun rumah-rumah
para bintang film di Hollywood. Dalam salah satu proyeknya itulah ia menjadi
kekasih seorang aktris setengah baya - hal seperti ini hanya mungkin terjadi di
Hollywood - dan aktris itu mencarikannya pekerjaan magang di perusahaan
agennya; ini sebenarnya langkah awal untuk menyingkirkan Skippy.
Skippy bekerja keras, belajar mengendalikan sifatnya yang lekas naik darah.
Terutama ia belajar untuk memanjakan orang-orang berbakat; memohon-mohon
pada sutradara-sutradara baru yang sedang top, bintang-bintang muda yang
ketus, menjadi teman baik dan mentor para penulis picisan. Selain itu, ia
menertawakan kelakuannya sendiri.
Tapi Deere terutama sangat menguasai satu faktor penting dalam bisnis
tersebut. Ia mempelajari seni bernegosiasi, yang disederhanakannya menjadi
"Mintalah semuanya". Ia jadi suka membaca, mengembangkan insting untuk
novel-novel yang bisa menjadi film bagus. Ia punya mata yang tajam untuk
melihat siapa-siapa yang berbakat akting. Ia meneliti detail-detail produksi dan
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir berbagai cara mencuri uang dari anggaran film. Ia menjadi produser sukses
yang bisa memasukkan lima puluh persen skenario dan tujuh puluh persen
anggaran ke dalam film. Kegemarannya membaca banyak menolong, juga kemampuannya menulis skenario.
Memang bukan menulis sejak awal, tapi ia cekatan dalam menyilangkan adegan
dan merevisi dialog; ia bahkan bisa menciptakan adegan-adegan kecil yang
kadang-kadang tampil sangat bagus dalam film, meski sebenarnya tidak
diperlukan untuk mendukung isi cerita. Tang paling dibanggakannya, dan yang
membantu film-filmya mencapai sukses finansial, adalah kemahirannya membuat
akhir cerita yang bagus, yang hampir selalu berupa kemenangan tokoh baik
melawan tokoh jahat - kalau itu tidak sesuai, ia memberikan kekalahan yang
manis. Karya masterpiece-nya adalah ketika membuat ending untuk film tentang
kehancuran akibat ledakan bom di New York; semua tokohnya akhirnya menjadi
manusia yang lebih baik, mencintai sesamanya, termasuk orang yang meledakkan
bom tersebut. Ia harus menyewa lima penulis, ekstra untuk menggarap
skenarionya. Tapi semua itu tidak akan banyak berarti baginya sebagai produser kalau ia
bukan orang yang licin dalam hal keuangan. Ia bisa mengumpulkan investasi
entah dari mana. Orang-orang kaya menyukai perusahaannya, dan wanita-wanita
cantik senang bergelayut di lengannya. Para bintang dan sutradara menyukai
sifatnya yang jujur dan blak-blakan dalam menikmati hal-hal menyenangkan
dalam hidup ini. Ia bisa membujuk studio-studio untuk memberikan uang
pengembangan, dan ia belajar bahwa dengan memberikan sogokan besar, ia bisa
Godfather Terakhir The Last Don Karya Mario Puzo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
memperoleh lampu hijau dari pimpinan-pimpinan studio tertentu. Daftar
penerima kartu dan hadiah Natal-nya selalu sangat panjang - untuk para bintang,
kritikus di koran dan majalah, bahkan untuk orang-orang berpengaruh di
kepolisian. Ia menyebut mereka semua sahabat tersayang, dan kalau mereka
sudah tidak berguna lagi baginya, ia mencoret nama mereka dari daftar
hadiahnya, tapi tidak dari daftar kartu.
Salah satu kunci untuk menjadi produser adalah harus memiliki materi, bisa
berupa novel yang tidak dikenal dan tidak sukses di pasaran, tapi bisa di-.
tunjukkan ke pihak studio. Deere membeli hak cipta novel-novel semacam itu
dengan option lima tahun senilai lima ratus dolar per tahun. Atau ia akan
meminta option sebuah skenario dan bekerja sama dengan penulisnya untuk
menggarapnya menjadi materi yang sesuai untuk dijual ke studio. Pekerjaan ini
benar-benar menyebalkan, apalagi para penulis itu begitu rapuh. "Rapuh" adalah
istilah favoritnya untuk orang-orang yangT menurut pendapatnya, tolol. Istilah
ini terutama berguna untuk bintang-bintang wanita.
Salah satu hubungannya yang berjalan mulus, juga yang paling menyenangkan,
adalah dengan Claudia De Lena. Ia benar-benar menyukai gadis itu dan ingin
mengajarinya seluk-beluk dunia perfilman. Selama tiga bulan mereka menggarap
skenario bersama-sama, makan malam bersama, dan main golf bersama (Deere
terheran-heran ketika Claudia mengalahkannya). Mereka juga pergi ke pacuan di
Santa Anita; berenang di kolam renang Skippy Deere, sementara para
sekretarisnya mencatat ucapannya dalam pakaian renang. Claudia bahkan pernah
mengajak Deere ke Vegas untuk berakhir pekan di Xanadu dan memper-
kenalkannya pada kakaknya, Cross. Kadang-kadang mereka tidur bersama; sudah
wajar. Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir Film mereka sukses besar, dan Claudia menganggap ia akan mendapat banyak
uang dari keuntungan akhir yang diperoleh. Ia berhak atas persentase tertentu
dari bagian persentase Skippy Deere, dan ia tahu bahwa Deere selalu
digolongkan upstream, istilah Deere untuk persentase bruto. Tapi Claudia tidak
tahu bahwa Deere mempunyai dua persentase; satu atas hasil bruto dan satu
atas hasil netto. Dan berdasarkan kesepakatan, Claudia akan mendapat bagian
dari persentase netto Skippy Deere. Berarti, meski film itu menghasilkan lebih
dari seratus juta dolar, hasil nettonya tidak ada. Prosedur akunting pihak
studio, persentase bruto Deere, dan biaya pembuatan film dengan mudah
menelan semua keuntungan bersih.
Claudia menuntut dan Skippy Deere membayar sedikit untuk mempertahankan
persahabatan mereka. Ketika Claudia memarahinya, Deere berkata, "Ini tidak
ada hubungannya dengan kita secara pribadi; ini urusan antara pengacara kita."
Skippy Deere sering kali berkata, "Dulu aku masih manusiawi, lalu aku menikah."
Waktu itu ia benar-benar jatuh cinta. Alasannya, karena ia masih muda dan ia
tahu betul bahwa wanita itu adalah aktris berbakat. Dalam hal ini ia benar, tapi
istrinya, Christi, tidak mempunyai pesona yang bisa membuatnya menjadi
bintang di layar perak. Prestasi maksimumnya adalah menjadi bintang utama
ketiga. Tapi Deere benar-benar mencintainya. Ketika sudah mempunyai nama dalam
dunia perfilman, ia berusaha sedapat mungkin menjadikan Christi seorang
bintang. Ia meminta dukungan dari para produser lain, para sutradara, dan
pimpinan studio, untuk memberikan peran-peran besar bagi Christi. Beberapa
kali ia berhasil mengangkat istrinya ke posisi bintang utama kedua. Tapi semakin
bertambah usia, semakin sedikit istrinya bekerja. Mereka mempunyai dua anak,
dan Christi makin merasa tidak bahagia, hingga waktu kerja Deere banyak
tersita olehnya.' Seperti halnya semua produser yang sukses, Skippy Deere sangat sibuk. Ia
harus bepergian ke seluruh penjuru dunia untuk memantau film-filmnya, meng-
urus keuangan, dan mengembangkan berbagai proyek. Karena dikelilingi begitu
banyak wanita cantik yang memikat, dan karena butuh teman, ia sering kali
terlibat hubungan asmara. Ini dinikmatinya dengan penuh semangat, tapi ia
tetap mencintai istrinya.
Suatu hari, seorang gadis dari bagian Pengembangan menyodorkan skenario yang
katanya sangat cocok untuk Christi; peran bintang itu bisa dipastikan sesuai
dengan bakatnya. Ceritanya tentang seorang wanita yang membunuh suaminya
dan mencintai seorang penyair muda, kemudian ia terpaksa melarikan diri untuk
menghindari kesedihan anak-anaknya dan kecurigaan ipar-iparnya. Di akhir
cerita, ia bertobat. Benar-benar omong kosong dan picisan, tapi bisa dijual.
Skippy Deere menghadapi dua masalah: ia harus meyakinkan salah satu studio
agar mau memfilmkan novel itu, lalu mendesak mereka untuk memasang Christi
sebagai bintang utamanya.
Ia menghubungi semua koneksinya. Ia mengerahkan seluruh kemampuan
keuangannya. Ia membujuk seorang aktor top untuk memerankan bagian yang
sangat penting, dan berhasil mendapatkan Dita Tommey sebagai sutradara.
Segalanya berjalan dengan lancar. Christi membawakan perannya dengan
sempurna, Deere memproduksi film itu dengan baik; maksudnya, sembilan puluh
persen anggaran benar-benar masuk ke film.
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir Selama masa itu, Deere selalu setia pada istrinya, kecuali pada suatu malam,
ketika ia berada di London untuk membereskan masalah distribusi. Itu pun
karena gadis Inggris yang membuatnya terpikat itu begitu kurus, hingga ia
tergelitik. Susah payahnya membawa hasil. Film itu meraih sukses komersial, ia berhasil
meraup keuntungan lebih besar daripada biasanya, dan Christi memenangkan
Academy Award sebagai aktris terbaik.
Mestinya semuanya berakhir sampai di situ: Happy Ending. Tapi setelah itu,
istrinya menjadi pongah, sebab sekarang ia merasa dirinya hebat. Skenario
berdatangan kepadanya, diantar oleh kurir, menawarkan peran-peran sebagai
wanita cantik yang memikat di layar lebar. Deere menasihati agar ia mencari
peran yang lebih cocok untuknya, sebab film berikutnya akan sangat besar
pengaruhnya. Ia tak pernah memikirkan apakah sang istri setia kepadanya; ia
bahkan mengizinkan istrinya bersenang-senang di lokasi syuting. Tapi beberapa
bulan setelah menerima Oscar - Christi disalami oleh seisi kota, diundang ke
pesta-pesta mewah, muncul di kolom-kolom showbiz, didekati oleh para aktor
muda yang berusaha mendapatkan peran - istrinya mengalami puber kedua.
Tanpa sungkan ia muncul dan berkencan dengan aktor-aktor yang lima belas
tahun lebih muda darinya. Para wartawan gosip mencatat hal ini, dan kaum
feminis mendukungnya. Skippy Deere tampaknya menerima kenyataan ini dengan tenang. Ia mengerti.
Bagaimanapun, ia sendiri banyak berkencan dengan gadis-gadis muda. Jadi,
kenapa istrinya tidak boleh menikmati kesenangan yang sama" Tapi, sekali lagi,
untuk apa ia terus bersusah payah mengembangkan karier Christi" Apalagi
setelah perempuan itu terang-terangan memintakan peran bagi salah satu
pacarnya yang muda. Skippy berhenti mencarikan skenario untuknya, tidak lagi
mempromosikannya di depan para produser, sutradara, dan pimpinan studio. Dan
mereka, sebagai orang-orang yang lebih berumur, berpihak pada Skippy dan
tidak lagi memberi perhatian khusus pada Christi.
Christi masih membintangi dua film lagi sebagai peran utama; keduanya jatuh di
pasaran, karena ia salah memilih peran. Berarti habislah kesempatannya untuk
memantapkan posisinya. Dalam tiga tahun, ia kembali hanya menjadi aktris kelas
tiga. Pada saat itu ia jatuh cinta pada seorang pemuda yang bercita-cita menjadi
sutradara, bahkan sangat mirip suaminya, hanya saja si pemuda membutuhkan
modal. Maka Christi menuntut cerai dari Skippy dan mendapatkan uang
perceraian dalam jumlah besar, serta tunjangan perceraian sebesar lima ratus
ribu dolar setahun. Para pengacaranya tidak tahu tentang semua aset Skippy di
Eropa, jadi Christi dan Skippy bercerai baik-baik. Sekarang, tujuh tahun
kemudian, Christi tewas dalam kecelakaan mobil. Meski sampai saat itu namanya
masih tercantum dalam daftar penerima kartu Skippy, ia juga sudah dimasukkan
dalam daftar "Hidup Terlalu Singkat", yang berarti Skippy tidak akan mau
membalas telepon-teleponnya.
Maka, rasa sayang Claudia De Lena pada Skippy
Deere termasuk aneh. Karena Skippy berani mengekspos dirinya yang
sebenarnya pada orang lain, berani menjalani hidup yang terang-terangan
mementingkan diri sendiri, dan sanggup menatap matamu sambil menyebutmu
sahabatnya, tak pe.duli walau kau tahu ia takkan pernah menunjukkan
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir persahabatan sejati. Ia orang yang benar-benar menikmati sikap hipokritnya.
Selain itu, Deere sangat mahir membujuk. Dialah satu-satunya orang yang
sanggup beradu otak dengan Cross. Claudia yakin akan hal itu. Maka mereka
berangkat ke Vegas dengan penerbangan berikutnya.
BUKU III Claudia De Lena Athena Aquitane Bab 4 CLAUDIA DE LENA mengendarai mobilnya dari apartemennya di Pacific
Palisades menuju rumah Athena di Malibu, sambil berpikir-pikir, apa yang akan
dikatakannya untuk membujuk Athena agar mau kembali syuting untuk
Messalina. Film itu bukan hanya penting bagi pihak studio, tapi juga bagi dirinya sendiri.
Messalina adalah film pertama yang skenarionya merupakan hasil karyanya
sendiri. Selama ini skenario-skenario yang ditulisnya merupakan adaptasi dari
novel, penulisan ulang, atau pembedahan atas skenario-skenario lain, atau hasil
kerja sama. Selain itu, ia merupakan coproducer untuk Messalina; ini memberinya kekuasaan
yang sebelumnya tidak pernah ia rasakan. Plus sejumlah keuntung-an dari
pemasukan. Ia akan mendapatkan uang banyak. Setelah itu, ia bisa mengambil
langkah selanjutnya, menjadi produser merangkap penulis. Mungkin 'a satu-
satunya orang di sebelah barat Mississippi tidak berminat menjadi sutradara;
untuk menjadi SlJtradara, orang mesti bersikap kejam dalam hubungan
antarpersonal, dan ia tidak bisa mentoleransi hal itu.
Persahabatan Claudia dengan Athena benar-benar murni, bukan hubungan
profesional antara sesama rekan sekerja dalam industri perfilman. Athena, yang
cerdas, tahu betul arti film itu bagi Claudia. Tapi Claudia merasa heran,
mengapa Athena begitu takut pada Boz Skannet, padahal sebelumnya ia tak
pernah takut pada siapa pun atau apa pun.
Claudia sudah bertekad, ia harus tahu mengapa Athena begitu ketakutan, agar
ia bisa menolong. Yang jelas, ia harus menyelamatkan Athena agar tidak
menghancurkan kariernya. Sebab siapa lagi yang lebih tahu tentang intrik-intrik
dan jebakan-jebakan dalam bisnis perfilman, kalau bukan dirinya"
Claudia De Lena pernah memimpikan hidup sebagai pengarang di New York. Ia
tidak berkecil hati ketika pada usia dua puluh satu tahun, novel pertamanya
ditolak oleh dua puluh penerbit. Ia memutuskan pindah ke Los Angeles untuk
mencoba menjadi penulis skenario.
Karena sifatnya yang periang dan bakatnya yang besar, dengan cepat ia
mempunyai banyak teman di Los Angeles. Ia mendaftar ikut kursus menulis ske-
nario di UCLA dan bertemu dengan seorang pemuda yang ayahnya adalah dokter
bedah plastik terkemuka. Ia dan pemuda itu menjalin hubungan; si pemuda
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir terpikat oleh tubuh dan kecerdasannya, dan menaikkan statusnya dari teman di
ranjang menjadi "teman serius". Ia mengajak Claudia makan malam idi
rumahnya, untuk diperkenalkan pada keluarganya. Ayahnya, si dokter bedah
plastik, terpesona oleh Claudia. Sesudah makan malam, si dokter memegang
|wajah Claudia dengan kedua tangannya.
"Sangat tidak adil, gadis secerdas kau tidak diberikan kecantikan yang
semestinya," katanya. "Jangan tersinggung, ketidakberuntungan seperti ini
sudah biasa. Dan ini berkaitan dengan bidangku. Aku bisa memperbaiki wajahmu,
kalau kau mau." I Claudia tidak tersinggung, tapi ia marah. "Buat apa aku ingin
berwajah cantik" Apa gunanya bagiku?" katanya sambil tersenyum. "Aku toh
cukup cantik di mata anak Anda."
"Banyak sekali manfaatnya," sahut sang dokter. "Begitu aku selesai mengoperasi
wajahmu, kau tidak akan mau lagi dengan putraku. Kau gadis yang manis dan
cerdas, tapi wajah cantik merupakan faktor yang sangat menentukan. Apa kau
mau diabaikan sepanjang hidupmu, sementara laki-laki mengerumuni wanita-
wanita cantik yang kecerdasannya tidak sampai sepersepuluh kecerdasanmu"
Kau tidak diperhatikan karena hidungmu terlalu besar dan dagumu seperti dagu
anggota Mafia." Sambil berkata demikian, ia menepuk-nepuk pipi Claudia dan
berkata lembut, "Tidak akan sulit. Mata dan mulutmu sudah indah. Dan tubuhmu
juga tidak kalah dengan bintang film."
Claudia menarik diri darinya. Ia tahu penampilan-nya mirip ayahnya; ucapan sang
dokter tentang dagunya yang seperti anggota Mafia sangat mengena.
"Tidak masalah," katanya. "Aku toh tidak punya Uang untuk membayar Anda."
"Satu hal lagi," kata si dokter. "Aku tahu seluk-beluk bisnis perfilman. Aku
Godfather Terakhir The Last Don Karya Mario Puzo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
telah memperpanjang karier banyak aktor dan aktris. Nanti, saat kau harus
menawarkan sebuah film di studio, wajahmu akan memainkan peran penting.
Mungkin kedengarannya tidak adil bagimu. Aku tahu kau berbakat, tapi yang
ingin kaumasuki adalah dunia perfilman. Anggap saja ini semata-mata tindakan
profesional, tidak ada hubungannya dengan pria-wanita. Meski sebenarnya
begitulah kenyataannya." Ia melihat Claudia masih tetap ragu-ragu. "Aku
bersedia tidak dibayar," katanya. "Kulakukan untukmu dan untuk putraku, meski
aku tahu bahwa setelah wajahmu cantik, putraku akan kehilangan kau."
Sejak dulu Claudia tahu dirinya tidak cantik; sekarang ia teringat kembali saat
ayahnya lebih memilih Cross daripada dirinya. Kalau ia cantik, apakah nasibnya
akan berbeda" Untuk pertama kalinya ia memperhatikan wajah dokter itu.
Dokter itu tampan, matanya lembut, seolah-olah ia memahami apa yang
dirasakan Claudia. Akhirnya Claudia tertawa. "Baiklah," katanya. "Ubah aku
menjadi Cinderella."
Tidak banyak perubahan yang dibuat. Sang dokter hanya merampingkan hidung
Claudia, membulatkan dagunya, dan menipiskan kulitnya. Setelah selesai, Claudia
menjadi wanita berpenampilan angkuh dengan hidung sempurna; kehadirannya
terasa mendominasi; memang tidak sangat cantik, tapi justru lebih memikat.
Dan hasil yang menyusul sungguh luar biasa. Meski masih muda, Claudia berhasil
mendapatkan panggilan untuk wawancara pribadi dengan Melo Stuart, yan?
kemudian menjadi agennya. Ia memberikan pekerjaan penulisan ulang atas
beberapa skenario yang tidak rlalu penting dan mengundang Claudia ke pesta-
sta, untuk bertemu dengan para produser, sutradara, n bintang-bintang.
Mereka semua terpesona olehnya, ma tahun berikutnya, meski masih muda usia,
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir laudia sudah menjadi penulis skenario Kelas A untuk film-film. Penampilan baru
itu juga banyak membawa fcajaiban dalam kehidupan pribadinya. Sang dokter
Ijrnyata benar. Putranya tak sanggup bersaing dengan pria-pria lain yang
tertarik pada Claudia. RClaudia mencintai dunia perfilman. Ia senang bekerja
dengan para penulis lain, berdebat dengan para produser, membujuk sutradara,
tentang bagaimana menghemat uang lewat penulisan dengan cara tertentu, dan
bagaimana membuat sebuah skenario pada tingkat artistik tertinggi. Ia
terpesona oleh para aktor dan aktris; mereka menuruti kata-katanya, dan ia
berusaha agar dialog-dialog mereka terdengar lebih baik dan lebih menyentuh.
Ia menyukai tempat pengambilan film yang bagi kebanyakan orang terasa
membosankan; ia menikmati persahabatan dengan para kru film yang tidak
pernah pilih-pilih dalam menjalin hubungan cinta. Ia terpukau dengan seluruh
proses pembuatan sebuah film, memperhatikan kesuksesan atau kegagalannya.
Ia percaya bahwa film adalah bentuk seni yang hebat, dan kalau diminta menulis
ulang sebuah skenario, ia membayangkan dirinya sebagai seorang penyembuh,
dan perubahan yang dibuatnya bukan semata-mata agar dirinya mendapatkan
pujian. Pada usia dua puluh lima tahun, ia sudah memiliki reputasi yang luar
biasa dan telah Menjalin persahabatan dengan banyak bintang, salah satunya yang
terdekat adalah Athena Aquitane.
Yang lebih mengherankan adalah semangat seksualnya yang menggebu-gebu.
Baginya, tidur dengan laki-laki yang disukainya merupakan sesuatu yan? wajar,
seperti menjalin persahabatan. Ia tidak pernah melakukannya untuk menarik
keuntungan; ia terlalu berbakat untuk itu; kadang-kadang ia bergurau bahwa
bintang-bintang mau tidur dengannya agar ia mau menuliskan skenario untuk
mereka. Pengalaman seksualnya yang pertama adalah dengan sang dokter bedah plastik
sendiri, yang ternyata lebih memikat dan ahli daripada putranya. Mungkin
karena terpukau oleh hasil karyanya sendiri, ia menawarkan untuk membelikan
apartemen bagi Claudia dan mengirimkannya uang mingguan, bukan sekadar
untuk seks, tapi juga untuk kehadirannya. Claudia menolak secara baik-baik dan
berkata, "Dulu katamu aku tidak usah bayar."
"Kau sudah membayarku," kata sang dokter. "Aku hanya berharap kita bisa
bertemu sesekali." "Tentu saja," kata Claudia.
Ia merasa sangat luar biasa bahwa ia bisa bercinta dengan begitu banyak pria
dari berbagai usia, jenis, dan penampilan. Dan ia menikmati semuanya. Ia seperti
orang yang ingin mencoba berbagai makanan aneh. Ia berperan sebagai guru
bagi para aktor dan penulis skenario yang masih hijau, tapi sebenarnya ia tidak
menyukai peran itu. Ia ingin belajar, dan ia mendapati bahwa pria-pria yang
lebih tua ternyata jauh lebih menarik.
Suatu hari, ia menghabiskan satu malam bersama Eli Marrion yang terkenal. Ia
menikmatinya, meski malam itu tidak terlalu berhasil.
Mereka bertemu di sebuah pesta yang diselenggara-an LoddStone Studios.
Marrion tergelitik olehnya arena ia tidak takut pada Prfa itu, malah berani
mengeluarkan pernyataan yang tajam dan bernada engecilkan produksi top
terbaru dari LoddStone. elain itu, Marrion juga sudah mendengar penolakan-ia
terhadap pendekatan asniara Bobby Bantz yang ! ucapkan dengan cerdik, hingga
tidak meninggalkan rasaan sakit hati.
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir Selama beberapa tahun terakhir ini, Eli Marrion Jadah tidak pernah
berhubungan seks lagi, sebab ia hampir-hampir impoten. Ketika Claudia
menerima undangannya untuk ikut pulang ke bungalo milik LoddStone di Beverly
Hills, ia menganggap itu karena ia orang yang berkuasa. Ia tak menyangka bahwa
Claudia ingin mengenalnya secara seksual. Bagaimana rasanya tidur dengan pria
yang begitu berkuasa dan sudah begitu tua" Sebenarnya kalau hanya alasan itu
tidaklah cukuP- Claudia menganggap Marrion laki-laki yang menilik, meski sudah
tua. Wajahnya yang seperti gorila bisa tampak tampan kalau ia tersenyum; dan
ia tersenyum ketika mengatakan pada Claudia bahwa semua orang memanggilnya
Eli, termasuk cucu-cucunya, kecerdasan dan pesonanya yang alami membuat
Claudia penasaran, sebab ia sudah mendengar bahwa Marrion adalah orang yang
tidak kenal belas kasihan. Pasti akan menarik menghabiskan malam bersamanya.
Di kamar tidur bungalo Beverly Hills Hotel itu, cWudia mendapati bahwa
Marrion ternyata pemalu. Claudia tidak mau berpura-pura. Ia membantu Marrion melepaskan pakaian, dan
sementara Marrion melipat pakaiannya dan meletakkannya di kursi Claudia
melepaskan busananya, lalu memeluk Marrion dan naik ke tempat tidur,
berbaring di bawah selimut Marrion mencoba bercanda, "Ketika Raja Sulaiman
sedang menjelang ajal, mereka mengirimkan gadis-gadis untuk menghangatkan
tubuhnya." "Kalau begitu, aku tidak akan banyak bermanfaat bagimu," sahut Claudia. Ia
mencium dan membelai Mariron. Bibir Marrion terasa hangat dan menyenangkan.
Kulitnya kering dan licin, tapi tidak menjijikkan. Claudia agak terperanjat
melihat postur tubuhnya yang kecil setelah ia melepaskan pakaian dan sepatu-
nya. Sesaat ia menimbang-nimbang, betapa besar perbedaan yang bisa dibuat
oleh setelan senilai tiga ribu dolar bagi seorang pria yang berkuasa. Tapi sosok
Marrion yang kecil dengan kepala berukuran besar itu juga menimbulkan rasa
sayang. Ia sama sekali tidak muak. Setelah sepuluh menit bercumbu (Marrion
yang hebat ini menciumnya dengan kepolosan seorang anak kecil), mereka sama-
sama menyadari bahwa Marrion memang sudah impoten. Ini terakhir kali aku
mengajak wanita ke tempat tidur, pikir Marrion. Ia mendesah dan melepaskan
ketegangan di pelukan Claudia.
"Oke, Eli," kata Claudia. "Sekarang aku akan mengatakan secara mendetail
padamu, mengapa filmmu itu kuanggap payah dari sudut keuangan dan artistik."
Sambil masih membelai Marrion, Claudia memaparkan analisisnya yang tajam
tentang skenario, sutradara, dan para bintang yang terlibat dalam film
tersebut. "Film itu bukan hanya jelek," kata Claudia, "tapi juga tidak layak
ditonton. Jalan ceritanya tidak joasuk akal. Sutradara jelek itu membuat film
ala kadarnya dan para pemainnya juga bermain asal-asalan, karena mereka tahu
film itu jelek." Marrion mendengarkan sambil tersenyum ramah. Ia merasa sangat nyaman. Ia
menyadari bahwa bagian terpenting dalam hidupnya sudah selesai, habis oleh
kematian yang semakin dekat. Kenyataan bahwa ia takkan pernah lagi bercinta
dengan wanita, atau sekadar mencobanya, sungguh berat rasanya. Ia tahu
Claudia takkan membuka rahasia tentang malam ini, tapi kalaupun ya, apa
bedanya" Ia tetap orang yang berkuasa. Ia masih bisa mengubah nasib ribuan
orang, selama ia masih hidup. Dan sekarang ia merasa tertarik dengan analisis
Claudia atas filmnya. Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir "Kau tidak mengerti," katanya pada Claudia. "Aku bisa membuat film, tapi tak
bisa menjalankan prosesnya. Tapi kau benar. Aku tidak akan memakai sutradara
itu lagi. Bintangnya tidak kehilangan uang. Akulah yang rugi. Tapi bintangnya
juga harus disalahkan. Yang penting bagiku, apakah sebuah film bisa
menghasilkan uang. Kalau film itu ternyata juga punya nilai seni, itu kebetulan
yang menguntungkan."
Sambil berbicara, Marrion turun dari tempat tidur dan mulai berpakaian.
Claudia tak suka kalau pria mulai mengenakan pakaian, sebab mereka jadi jauh
lebih sulit diajak bicara. Baginya, Marrion jelas lebih menyenangkan saat tidak
berpakaian. Mungkin kedengarannya aneh, tapi kakinya yang kurus, tubuhnya
yang kecil, dan kepalanya yang besar, menimbulkan rasa sayang dan iba di hati
Claudia. Anehnya, penisnya
lebih besar daripada kebanyakan laki-laki yang keadaannya sama. Claudia
memutuskan untuk bertanya pada dokternya tentang hal ini. Apakah penis jadi
lebih besar kalau sudah tidak berfungsi lagi"
Ia memperhatikan betapa meletihkan tampaknya bagi Marrion untuk
mengancingkan kemeja dan merapikan mansetnya. Ia melompat turun dari
tempat tidur untuk membantunya.
Marrion memperhatikan ketelanj angan Claudia. Tubuh Claudia lebih indah
daripada tubuh beberapa bintang yang pernah tidur bersamanya, tapi ia tidak
lagi merasakan api di dalam dirinya, dan sel-sel tubuhnya tidak bereaksi melihat
kecantikan Claudia. Tapi Marrion tidak terlalu merasa sedih atau menyesal.
Claudia membantunya mengenakan celana panjang, mengancingkan kemejanya,
dan merapikan mansetnya. Lalu ia meluruskan dasi Marrion yang berwarna
maroon dan menyisir rambutnya yang kelabu dengan jemarinya. Marrion
mengenakan jasnya; sekarang ia' sudah kembali menjadi sosok yang berkuasa.
Claudia menciumnya dan berkata, "Aku senang bersamamu."
Marrion memandanginya, seolah-olah ia seorang musuh. Lalu ia menyunggingkan
senyumnya yang terkenal, yang bisa menghapuskan kesan jelek di wajahnya. Ia
percaya bahwa gadis ini benar-benar polos dan mempunyai hati yang baik; itu
karena ia masih muda. Sayang sekali, dunia tempat ia berkecimpung kelak akan
mengubahnya. "Yah, setidaknya aku bisa mengajakmu makan," kata Marrion. Ia mengangkat
telepon untuk menghubungi pelayanan kamar.
Claudia memang lapar. Ia menghabiskan semangkuk sup, bebek dan sayur-mayur,
dan semangkuk besar es krim stroberi. Marrion makan sangat sedikit, tapi
sanggup menghabiskan sebotol anggur. Mereka bicara tentang film dan buku-
buku. Claudia terkejut karena ternyata pengetahuan Marrion tentang buku jauh
lebih banyak daripada dirinya.
"Aku sebenarnya ingin menjadi penulis," kata Marrion. 'Aku senang menulis, dan
sangat senang membaca. Tapi kau tahu sendiri, aku jarang bisa menyukai penulis
secara pribadi, meski aku menyukai buku-buku karangannya. Misalnya Ernest
Vail. Buku-bukunya indah, tapi dalam kehidupan nyata, dia sangat menyebalkan.
Bagaimana bisa begitu?"
"Sebab pengarang tidak sama dengan buku mereka," kata Claudia. "Buku mereka
merupakan hasil saringan unsur terbaik dalam diri mereka. Mereka seperti
tumpukan bebatuan yang mesti dipecahkan untuk mengambil intan di dalamnya."
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir "Kau kenal dengan Ernest Vail?" tanya Marrion. Ia mengatakan itu tanpa nada
menyindir, dan Claudia menghargainya. Marrion pasti tahu hubungan cintanya
dengan Vail. "Aku suka karyanya, tapi tidak suka pada orangnya. Dan dia
menaruh dendam pada studioku, untuk alasan yang sinting."
Claudia menepuk-nepuk tangan Marrion; sikap akrab ini dimungkinkan, karena ia
sudah melihat Marrion dalam keadaan telanjang. "Semua orang berbakat pasti
punya dendam terhadap studiomu," katanya. "Tapi sifatnya tidak pribadi. Lagi
pula, kau juga tidak bisa dikatakan manis dalam hubungan bisnis. Mungkin aku
satu-satunya penulis di kota ini yang benar-benar menyukaimu." Mereka sama-
sama tertawa. Sebelum berpisah, Marrion berkata pada Claudia "Kalau kau ada masalah,
telepon saja aku." ]nj merupakan isyarat bahwa ia tidak ingin melanjutkan
hubungan pribadi mereka. Claudia mengerti. "Aku tidak akan pernah memanfaatkan tawaranmu itu,"
katanya. "Dan kalau kau ada masalah dengan skenario, kau bisa meneleponku.
Aku akan memberikan konsultasi gratis, tapi kau harus membayar kalau ingin
memintaku menulis." Ini menyiratkan bahwa Marrion akan menjadi pihak yang
lebih membutuhkan Claudia daripada sebaliknya. Tentu saja ini tidak benar, tapi
Godfather Terakhir The Last Don Karya Mario Puzo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
setidaknya Marrion jadi tahu bahwa Claudia percaya penuh akan bakatnya.
Mereka berpisah baik-baik, sebagai sahabat.
Di Pacific Coast Highway, lalu lintas beringsut lamban. Claudia menoleh ke kiri,
memandangi lautan yang berkilauan. Heran, sedikit sekali orang di pantai.
Betapa berbeda dari Long Island yang pernah didatanginya beberapa tahun
yang lalu. Di atasnya, beberapa pesawat terbang layang terbang di atas kabel-
kabel listrik, menuju pantai. Di sebelah kanannya ia melihat segerombolan orang
mengelilingi sebuah mobil penyiar dan kamera-kamera besar. Ada yang sedang
membuat film. Ia sangat mencintai Pacific Coast Highway. Tapi Ernest Vail
sangat membencinya. Katanya naik mobil di jalan bebas hambatan itu rasanya
seperti naik feri ke neraka. ..
Claudia De Lena pertama kali bertemu dengan ygjl ketika ia diminta menulis
skenario dari novel bestseller Vail. Sejak dulu Claudia menyukai karya-karyanya.
Kalimat-kalimatnya begitu lancar, mengalir seperti nada-nada musik. Vail
memahami kehidupan dan tragedi-tragedi tokohnya. Kemampuan imajinasinya
memikat Claudia, seperti dongeng-dongeng yang disukainya semasa kecil. Maka
ia sangat senang akan bertemu dengan Vail. Tapi ternyata sosok Ernest Vail
yang sesungguhnya sama sekali berbeda dari yang diharapkannya.
Ketika itu Vail berusia lima puluhan. Penampilannya tidak seindah buku-bukunya.
Ia bertubuh pendek gemuk dan kepalanya mulai botak, namun ia sama sekali
tidak berusaha menutupinya. Ia mungkin memahami dan mencintai tokoh-tokoh
di buku-bukunya, tapi ia sama sekali tidak tahu sopan-santun dalam kehidupan
sehari-hari. Mungkin itu salah satu pesonanya, kepolosannya yang seperti kanak-
kanak. Setelah mengenalnya lebih dekat, barulah Claudia mendapati bahwa di
balik kepolosan itu tersembunyi kecerdasan yang menyenangkan. Vail bisa
sangat cerdik seperti anak kecil, dan ia punya keangkuhan yang juga kekanak-
kanakan. Ernest Vail merupakan orang yang paling bahagia di dunia pada saat sarapan
bersama di Polo Lounge itu. Novel-novelnya menghasilkan reputasi mantap
baginya, juga uang banyak, tapi itu tidak penting. Kemudian buku terbarunya
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir memecahkan rekor sebagai bestseller dan difilmkan oleh LoddStone Studios.
Vail telah membuat skenarionya, dan mendapat pujian dari Bobby Bantz serta
Skippy Deere. Claudia sangat
terperanjat ketika Vail ternyata menelan bulat-bulat pujian itu, seperti bintang
yang masih hijau;. Apa dia tidak tahu mengapa Claudia datang menemuinya"
Yang menjengkelkan Claudia, sehari sebelumnya Bantz dan Deere mengatakan
bahwa skenario buatan Vail adalah "sampah". Bukan bermaksud kejam atau me-
rendahkan. Naskah yang disebut "sampah" hanya berarti bahwa naskah itu tak
dapat digunakan. Claudia tidak kecewa melihat penampilan Vail yang sederhana. Bukankah ia
sendiri tidak cantik sebelum dioperasi plastik" Ia bahkan agak terpesona
dengan kepercayaan dan antusiasme Vail.
Bantz berkata, "Ernest, kami meminta Claudia membantumu. Dia yang terbaik
dalam urusan skenario, dan dia akan membuat bukumu menjadi film yang bagus.
Aku sudah bisa mencium kesuksesan. Dan ingat... kau mendapat sepuluh persen
keuntungan bersih." Vail termakan umpan itu. Orang malang ini sama sekali tidak tahu bahwa sepuluh
persen dari keuntungan bersih adalah nol.
Vail tampaknya benar-benar senang akan dibantu. "Tentu, aku bisa belajar
darinya. Menulis skenario jauh lebih menarik daripada menulis buku, tapi bidang
ini masih baru bagiku."
Skippy Deere berkata menenangkan, "Ernest, kau punya bakat alami. Kau bisa
mendapat banyak pekerjaan di sini. Dan film ini akan membuatmu kaya, apalagi
kalau menjadi box office dan memenangkan Academy Award."
Claudia mengamati ketiga pria itu. Dua penipu dan satu orang tolol. Bukan hal
aneh di Hollywood- Tapi bukankah ia sendiri dulu tidak begitu pandai" Bukankah Skippy Deere
berhasil memerasnya habis-habisan" Tapi mau tak mau ia mengagumi Skippy
yang kelihatannya benar-benar tulus.
Claudia tahu proyek itu dalam kesulitan besar. Benny Sly yang hebat itu ikut
terlibat dan Sly mengubah tokoh utama Vail yang cerdas menjadi semacam
sosok gabungan antara James Bond-Sherlock Holmes-Casanova. Cerita Vail akan
habis tak bersisa, tinggal kerangkanya belaka.
Karena merasa kasihan, Claudia setuju makan malam bersama Vail malam itu,
untuk merencanakan kerja sama mereka dalam menulis skenario. Salah satu
syarat kerja sama yang baik adalah dengan menghindari keterlibatan hubungan
romantis dengan rekan kerja. Maka Claudia berusaha tampil tidak menarik
selagi bekerja. Hubungan cinta bisa merusak konsentrasinya menulis skenario.
Tapi ia terheran-heran karena kerja sama mereka selama dua bulan akhirnya
berkembang menjadi persahabatan abadi. Ketika sama-sama dipecat dari
proyek itu pada hari yang sama, mereka berdua pergi ke Vegas. Sejak dulu
Claudia senang berjudi, -begitu pula Vail. Di Vegas, Claudia memperkenalkannya
pada kakaknya, Cross, dan sama sekali tak menyangka bahwa mereka ternyata
cocok satu sama 'ain, padahal tampaknya tidak ada alasan apa pun untuk
persahabatan mereka. Vail adalah seorang intelektual yang tidak tertarik pada
olahraga ataupun golf, sementara Cross tidak pernah suka membaca. Claudia
menanyakan hal ini pada Vail. "Dia pendengar yang baik, sedangkan aku senang
bicara," kata Vail. Claudia merasa penjelasan ini tidak memuaskan.
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir Maka ia bertanya pada Cross. Meski Cross adalah kakaknya sendiri, ia tetap
merupakan misteri. Cross memikirkan pertanyaan itu, dan akhirnya berkata,
"Sebab dia tidak perlu diawasi. Dia tidak menginginkan apa-apa." Claudia merasa
pendapat Cross tepat sekali, dan ini sangat mengejutkan. Ernest Vail memang
bukan orang yang menyimpan maksud-maksud tersembunyi.
Hubungan Claudia dengan Ernest Vail berbeda dari yang lain. Meski merupakan
novelis terkemuka, Vail tidak mempunyai kekuasaan di Hollywood. Selain itu, ia
tidak berbakat untuk beramah-tamah; sebaliknya, ia sering menimbulkan
antipati. Artikel-artikelnya di majalah banyak membahas masalah nasional yang
sensitif dan selalu tidak taktis, tapi ironisnya hal ini membangkitkan kemarahan
kedua belah pihak. Ia mencemooh proses demokrasi di Amerika; ia menulis
tentang feminisme, menyatakan bahwa wanita akan selalu diremehkan oleh pria,
sampai mereka bisa setara secara fisik, dan ia menasihati kaum feminis^ untuk
membentuk kelompok-kelompok latihan bersifat kemiliteran. Mengenai masalah
rasial, ia menulis ' esai tentang bahasa; menurut pendapatnya, orang kulit
hitam seharusnya menyebut diri mereka "kulit berwarna" saja, sebab kata
"hitam" banyak digunakan untuk hal-hal berkonotasi negatif - misalnya kambing
hitam, dunia hitam, dan sebagainya.
Tapi kemudian ia membangkitkan amarah kedua belah pihak ketika ia
mengatakan bahwa semua bangsa di Mediteranea bisa digolongkan bangsa kulit
berwarna, termasuk bangsa Italia, Spanyol, Yunani, dan lain-lainnya.
Ketika menulis tentang kelas dalam masyarakat, ia menyatakan bahwa kaum
yang beruang pasti kejam dan defensif, dan kaum miskin terpaksa menjadi
kriminal karena mereka harus melawan hukum yang dibuat oleh golongan kaya
yang ingin melindungi uang mereka. Ia menulis bahwa segala program
kesejahteraan semata-mata adalah sogokan bagi kaum miskin agar mereka tidak
mengobarkan revolusi. Tentang agama, ia menulis bahwa agama harus dituliskan
seperti resep obat. Sialnya, orang-orang tak pernah tahu apakah ia hanya bercanda atau serius.
Sifat eksentriknya tak pernah muncul dalam novel-novelnya, jadi sifatnya tidak
bisa dikenal melalui karyanya.
Tapi Claudia bisa menjalin hubungan dekat dengannya ketika mereka bekerja
bersama menggarap skenario untuk novel bestseller-nya. Vail murid yang baik
dan sangat menghormati Claudia; sebaliknya Claudia menghargai humor-humor
Vail yang sinis, dan sikap seriusnya mengenai kondisi-kondisi di masyarakat.
Claudia terperangah dengan ketidakpeduliannya dalam hal uang, ketidaktahuannya yang tidak dibuat-buat tentang pengaruh kekuasaan di dunia
ini, terutama di Hollywood. Mereka jadi begitu akrab, sampai-sampai Claudia
meminta Vail membaca novelnya. Ia senang ketika keesokan harinya Vail datang
ke studio dengan membawa catatan-catatan tentang bagian yang sudah
dibacanya. Novel itu diterbitkan dnegan mengandalkan kesuksesan Claudia sebagai penulis
skenario dan atas campur tangan Melo Stuart, agennya. Novel itu mendapatkan
beberapa ulasan dengan pujian kecil, tapi ada pula yang bernada mengejek,
semata-mata karena ia seorang penulis skenario. Tapi Claudia tetap menyukai
bukunya. Memang buku itu tidak laris dan tidak ada yang berminat
mengangkatnya ke layar lebar, tapi setidaknya buku itu diterbitkan. Ia mem-
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir persembahkan satu untuk Vail: "Untuk novelis terbesar di Amerika." Tapi tak
ada gunanya. "Kau gadis yang sangat beruntung," kata Vail. "Kau seorang penulis skenario,
bukan novelis. Kau takkan pernah bisa menjadi novelis." Kemudian, tanpa maksud
jahat atau apa pun, ia membahas novel Claudia habis-habisan selama setengah
jam dan menunjukkan bahwa novel itu sama sekali tidak bermutu, tidak memiliki
struktur, kedalaman isi, kekuatan karakter tokoh, bahkan dialognya - yang
merupakan titik kuat Claudia - sangat buruk. Ulasan Vail sangat brutal, namun
begitu masuk akal, hingga Claudia mau tak mau mengakui kebenarannya.
Vail menutup pembahasannya dengan ucapan yang menurut pendapatnya
menyenangkan. "Buku ini sangat bagus untuk ukuran karya wanita berumur de-
lapan belas tahun," katanya. "Semua kekurangan yang kusebutkan tadi bisa
diperbaiki lewat pengalaman, setelah kau bertambah usia. Tapi ada satu hal
yang tak bisa kauubah lagi. Kau tidak berbakat menulis dalam bahasa yang enak
dibaca." Mendengar ini, Claudia merasa tersinggung. Dalam beberapa ulasan, gaya
penulisannya yang puitis justru dipuji. "Kau salah untuk hal yang satu itu,"
bantahnya. "Aku berusaha menulis dalam kalimat-kalimat sempurna. Dan hal
yang paling kukagumi dalam buku-bukumu adalah gaya puitisnya."
Untuk pertama kalinya Vail tersenyum. "Terima kasih," katanya. "Sebenarnya
aku tidak sengaja menulis dalam bahasa puitis. Gaya itu muncul dengan
sendirinya dari emosi tokoh-tokohnya. Sedangkan gaya puitismu dalam buku ini
dipaksakan, jadi sama sekali tidak murni."
Claudia menangis. "Memangnya kau ini siapal" katanya. "Kenapa komentarmu
begitu destruktif" Kenapa kau bisa begitu yakin?"
Vail tampaknya merasa geli. "Hei, kau bisa saja menulis buku-buku yang tidak
laku. Tapi untuk apa, padahal kau ini penulis skenario yang jenius" Mengenai
kenapa aku bisa begitu yakin, ini satu-satunya bidang yang kuketahui, dan aku
tahu pasti. Atau mungkin aku salah."
"Kau tidak salah, tapi kau manusia sadis," kata Claudia.
Vail menatapnya dengan letih. "Kau berbakat," katanya. "Telingamu tajam untuk
dialog film. Kau ahli dalam kerangka cerita. Kau benar-benar memahami film.
Kenapa memaksakan diri menjadi pandai besi, kalau kau lebih cocok menjadi
montir mobil" Kau orang film, bukan novelis."
Claudia menatapnya terheran-heran. "Kau tidak merasa rupanya, betapa
menghina ucapanmu itu."
"Aku tahu," kata Vail. "Tapi ini demi kebaikanmu sendiri."
"Rasanya aku tak percaya kau adalah pengarang yang kukenal," kata Claudia
dengan sengit. "Tak ada yang percaya kaulah yang menulis buku-buku itu."
Vail tertawa senang. "Memang benar," katanya. "Hebat, bukan?"
Selama minggu berikutnya, ia bersikap formal pada Claudia saat bersama-sama
menggarap skenario tersebut. Ia menganggap persahabatan mereka sudah
berakhir. Tapi akhirnya Claudia berkata padanya, "Ernest, jangan bersikap kaku
padaku. Aku memaafkanmu. Aku malah percaya apa yang kaukatakan itu benar.
Tapi kenapa kau begitu brutal" Semula kusangka kau sedang membuat taktik
khas laki-laki. Kau tahu kan, menghinaku, lalu mengajakku ke tempat tidur. Tapi
aku tahu kau terlalu bodoh untuk berbuat begitu. Aku hanya minta kau jangan
hanya mengatakan yang pahit-pahit. Berilah gula sedikit dalam kritikmu."
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir Vail angkat bahu. "Hanya satu hal yang penting bagiku," katanya. "Kalau aku
tidak jujur tentang hal tersebut, berarti aku sama sekali tak berarti. Aku
bersikap brutal pun karena aku sangat menyukaimu. Kau tidak menyadari,
betapa langka orang seperti kau ini."
Claudia berkata dengan tersenyum, "Karena bakatku, kecerdasanku, atau
kecantikanku?" Vail mengibaskan tangannya dengan tegas. "Tidak, tidak," katanya. "Tapi karena
Godfather Terakhir The Last Don Karya Mario Puzo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
kau orang yang diberkati dan sangat bahagia. Kau tidak akan pernah sedih
mengalami tragedi apa pun. Dan itu sangat langka."
Claudia memikirkannya. "Ada sedikit penghinaan dalam ucapanmu itu," katanya.
"Apakah itu berarti pada dasarnya aku orang yang bodoh?" Ia diam sejenak.
"Orang yang melankolis dianggap lebih sensitif."
"Benar," kata Vail. "Aku lebih melankolis, jadi itu berarti aku lebih sensitif
daripada kau?" Mereka sama-sama tertawa dan Claudia memeluknya.
"Terima kasih telah bersikap jujur padaku," katanya.
"Jangan terlalu sombong," kata Vail. "Seperti kata ibuku, 'Hidup ini seperti
sekotak granat tangan. Kita tidak pernah tahu, apa yang akan menghancurkan
kita.'" Sambil tertawa, Claudia berkata, "Astaga, apa kau selalu pesimis begitu" Kau
tidak akan pernah bisa menjadi penulis skenario. Sudah jelas dari ucapanmu
itu." "Tapi itu lebih jujur," kata Vail.
Sebelum kerja sama mereka selesai, Claudia sudah menyeret Vail ke tempat
tidur. Ia menyukai Vail dan ingin melihatnya dalam keadaan tanpa busana, agar
mereka bisa bicara dari hati ke hati.
Sebagai kekasih, Vail tidak terlalu hebat, tapi ia sangat antusias. Ia juga
lebih mempunyai rasa terima kasih daripada kebanyakan laki-laki. Terutama, Vail
senang berceloteh setelah bercinta; ketelanjangannya tidak mengurangi
kesukaannya memberi kuliah dan penilaian-penilaiannya yang blak-blakan. Dan
Claudia menyukai ketelanjangannya. Tanpa busana, ia jadi seperti seekor monyet
yang lincah dan nakal; tubuhnya berbulu, di dada dan punggung, dan ia juga
rakus seperti monyet, suka mencengkeram tubuh
telanjang Claudia seperti menyambar buah yang bergantung di pohon. Gairahnya
membuat heran Claudia. Ia menikmati komedi seks mereka dan senang karena
Vail terkenal di seluruh dunia* senang bahwa ia pernah melihat Vail di TV dan
menganggapnya agak angkuh dalam masalah sastra serta keadaan moral yang
menyedihkan di dunia; Vail tampak begitu berwibawa saat memegang pipa yang
jarang diisapnya, penampilannya seperti seorang profesor dalam jas wol dengan
alas siku dari kulit. Tapi ia jauh lebih menarik di tempat tidur daripada di TV,
sebab ia bukan orang yang pintar berakting.
Tak pernah ada pembicaraan tentang cinta di antara mereka, atau tentang
"hubungan serius". Claudia tidak membutuhkannya dan Vail hanya mengerti isti-
lah itu di buku. Mereka sama-sama menerima kenyataan bahwa Vail tiga puluh
tahun lebih tua dan sama sekali tidak kaya, meski terkenal. Mereka tidak
memiliki kesamaan, kecuali dalam bidang sastra; ini mungkin dasar yang paling
rapuh untuk mengikat diri dalam perkawinan; mereka sependapat dalam hal itu.
Tapi Claudia senang berdebat dengannya tentang film. Vail bersikeras bahwa
film tidak bisa disebut seni, melainkan sebuah kemunduran yang setingkat
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir dengan lukisan-lukisan primitif yang ditemukan di gua-gua. Film tidak mempunyai
bahasa, dan karena kemajuan manusia bergantung pada bahasa, berarti film
hanyalah suatu bentuk seni minor yang regresif.
Claudia berkata, "Kalau begitu, berarti lukisan juga bukan seni, juga Bach,
Beethoven, dan Michelangelo. Omonganmu ngawur." Kemudian ia menyadari
bahwa Vail hanya menggodanya; Vail se-g membuatnya kesal secara halus,
setelah ber-nta. Ketika dipecat dari proyek itu, mereka sudah menjadi kawan karib. Sebelum
kembali ke New "fork, Vail memberikan sebuah cincin kecil berhiaskan permata
dengan warna-warni berbeda pada Claudia, kelihatannya cincin itu tidak mahal,
tapi merupakan benda antik berharga yang dengan susah payah dicari Vail.
Claudia selalu mengenakannya dan menganggapnya jimat keberuntungan.
I Setelah Vail pergi, hubungan seksual mereka pun berakhir. Kelak, kalau Vail
kembali ke L.A., Claudia pasti sudah terlibat hubungan dengan orang lain. Vail
juga mengerti bahwa seks di antara mereka lebih merupakan bentuk
persahabatan daripada gairah, i Sebagai kenang-kenangan, Claudia memberikan
kuliah menyeluruh pada Vail tentang seluk-beluk dunia di Hollywood. Ia
menjelaskan bahwa skenario mereka akan ditulis ulang oleh Benny Sly, penulis
ulang legendaris yang pernah disebut-sebut akan dianugerahi Academy Award
untuk kategori penulisan ulang. Spesialisasi Benny Sly adalah mengubah cerita-
cerita yang tidak komersil menjadi film top seratus juta dolar. Ia jelas akan
mengubah buku Vail menjadi film yang pasti dibenci Vail, namun film itu akan
sangat laris. Vail angkat bahu. "Tidak masalah," katanya. "Aku akan mendapat sepuluh persen
dari keuntungan bersih, dan aku akan kaya."
Claudia menatapnya jengkel. "Keuntungan bersih?" serunya. "Kau tidak
mengerti, ya" Kau tidak akan
pernah mendapat satu sen pun, berapa banyak pun keuntungan yang diperoleh.
LoddStone sangat ahli dalam melenyapkan uang. Dengar, aku pernah dijanjikan
hal yang sama dalam lima film yang meraup uang berton-ton, tapi aku tak pernah
mendapat Sepeser pun. Kau juga akan mengalaminya."
Lagi-lagi Vail hanya angkat bahu. Tampaknya ia tidak peduli. Sikapnya ini
membuat tindakan-tindakannya pada tahun-tahun selanjutnya justru lebih mem-
bingungkan lagi. Affair berikutnya mengingatkan Claudia akan ucapan Vail bahwa hidup ini
seperti sekotak granat tangan. Untuk pertama kalinya, ia jatuh cinta pada laki-
laki yang sama sekali tidak cocok baginya, padahal ia gadis yang cerdas. Laki-
laki itu seorang sutradara muda yang jenius. Setelah itu, ia jatuh cinta lagi, kali
ini tanpa dapat menahan diri, pada laki-laki lain yang merupakan dambaan hampir
setiap wanita di dunia. Dan laki-laki ini juga tidak cocok untuk Claudia.
Mulanya ia merasa bangga karena dapat menarik perhatian pria-pria hebat
semacam itu, tapi perasaan ini dengan segera terkikis oleh cara mereka
memperlakukannya. Sutradara itu hanya beberapa tahun lebih tua dari Claudia, dan ia telah
menghasilkan tiga film non-konvensional yang bukan saja mendapat pujian, tapi
juga menghasilkan banyak uang. Semua studio ingin bekerja sama dengannya.
LoddStone Studios memberikan kontrak tiga film untuknya dan menugaskan
Claudia untuk menulis ulang skenario yang akan difilmkan.
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir Salah satu unsur kejeniusan sutradara itu adalah ia tahu betul apa yang
diinginkannya. Mulanya ia meremehkan Claudia, karena Claudia seorang wanita
dan penulis, tidak banyak berarti dalam struktur kekuasaan di Hollywood. Belum
lama bekerja sama, mereka sudah bertengkar.
Sang sutradara meminta Claudia menulis adegan yang menurut pendapat Claudia
tidak sesuai dengan struktur cejita. Claudia tahu bahwa adegan itu sangat
mencolok dan hanya akan menonjolkan si sutradara.
"Aku tidak bisa menulis adegan seperti itu," kata Claudia. "Tidak ada
manfaatnya untuk cerita. Hanya mementingkan action dan kamera."
"Karena itulah cocok dibuat film," sahut si sutradara dengan ketus. "Lakukan
saja seperti yang sudah kita diskusikan."
"Aku tidak mau membuang-buang waktumu dan waktuku sendiri," kata Claudia.
"Kau saja yang menulis, dengan kamera sialanmu itu."
Sang sutradara tidak mau bersusah payah untuk marah. "Kau dipecat," katanya.
"Keluar dari film." Ia menepukkan tangannya.
Tapi Skippy Deere dan Bobby Bantz memaksa mereka berdamai. Ini
dimungkinkan karena sang sutradara terkesan oleh sikap keras kepala Claudia.
Film itu ternyata sukses besar, dan Claudia terpaksa mengakui bahwa ini lebih
disebabkan oleh bakat sutradara itu sebagai pembuat film daripada bakatnya
sendiri sebagai penulis. Rupanya ia memang tidak mampu memahami visi sang
sutradara. Mereka tidur bersama nyaris secara kebetulan, tapi ternyata sutra-
dara itu mengecewakan. Ia menolak untuk telanjang, dan bercinta masih dengan
mengenakan kemejanya. Tapi Claudia masih memimpikan membuat film-film
besar bersamanya, menjadi tim sutradara-penulis terhebat sepanjang masa. Ia
bersedia sekadar menjadi partner pelengkap, melayani kejeniusan laki-laki itu
dengan bakatnya. Mereka akan menghasilkan karya besar bersama-sama dan
menjadi legenda. Affair mereka berlangsung satu bulan lamanya, sampai Claudia
menyelesaikan skenario "khususnya" untuk. Messalina dan menunjukkannya pada
sutradara itu. Laki-laki itu membacanya, lalu melemparkannya. "Omong kosong
feminis yang penuh pertunjukan paha dan dada," katanya. "Kau gadis yang
cerdas, tapi aku tidak mau buang-buang waktu membuat film semacam itu."
"Ini baru kerangka pertamanya," kata Claudia.
"Ya Tuhan, aku benci orang-orang yang suka memanfaatkan hubungan pribadi
untuk membuat film," katanya.
Pada saat itu juga Claudia merasa cintanya pada pria itu lenyap tak berbekas. Ia
sangat marah. "Aku tidak perlu tidur denganmu untuk membuat film." katanya.
"Memang tidak perlu," sahut si sutradara. "Kau berbakat dan kau punya reputasi
sebagai salah satu teman tidur paling hebat di dunia film."
Claudia benar-benar terperanjat. Ia sendiri tak pernah bergosip tentang
teman-teman kencannya. Dan ia benci mendengar nada bicara laki-laki itu,
seolah-olah perempuan tidak pantas melakukan apa yang dilakukan laki-laki.
Claudia berkata padanya, "Kau juga berbakat, tapi laki-laki yang bercinta
dengan mengenakan kemejanya punya reputasi lebih buruk lagi. Dan setidaknya
aku tidak perlu mencari teman tidur dengan menjanjikan tes peran pada orang
lain." Itulah akhir dari hubungan mereka. Sesudahnya, Claudia jadi teringat Dita
Tommey sebagai sutradara. Ia memutuskan bahwa hanya sesama wanitalah yang
bisa menghargai skenario yang dibuatnya.
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir Ah, persetan, pikirnya. Bajingan itu tidak pernah membuka pakaiannya
sepenuhnya dan dia tidak suka mengobrol setelah selesai tidur bersama. Dia
memang jenius dalam hal film, tapi bahasanya kasar. Dan untuk ukuran seorang
jenius, dia benar-benar tidak menarik, kecuali kalau sedang bicara tentang film.
Sekarang Claudia sudah mendekati belokan lebar Pacific Coast Highway. Lautan
itu memantulkan bentuk karang-karang di sebelah kanannya, bagaikan sebuah
cermin raksasa. Inilah tempat yang paling disukainya, keindahan alamnya selalu
membuatnya terpukau. Sepuluh menit lagi, ia akan tiba di Malibu Colony tempat
Athena tinggal. Claudia mencoba mengingat-ingat tujuan kedatangannya: untuk
menyelamatkan film, dan membujuk Athena untuk kembali syuting. Ia ingat
bahwa dulu beberapa kali mereka pernah mempunyai kekasih yang sama, dan ia
merasa bangga karena laki-laki yang pernah mencintai Athena Wsa mencintainya
juga. Matahari bersinar amat cerah, membuat gelombang Lautan Pasifik tampak
seperti permata-permata raksasa. Sekonyong-konyong Claudia menginjak rem.
Salah satu pesawat terbang layang itu meluncur di depan mobilnya;
pengemudinya seorang gadis dengan sebelah payudara tersembul keluar dari
blusnya; ia melambai pada Claudia, sementara pesawatnya melayang ke tepi
pantai. Mengapa mereka diperbolehkan berada di sini" Mengapa tidak ada polisi
yang muncul" Ia menggelengkan kepala dan menekan pedal gas. Lalu lintas mulai
sepi dan jalan bebas hambatan itu berkelok, sehingga ia tak bisa lagi melihat
laut; tapi setengah mil di depan, laut akan kembali tampak. Seperti cinta
sejati, pikir Claudia dengan gembira. Dalam hidupnya, cinta sejati selalu muncul
kembali. Suatu ketika ia benar-benar jatuh cinta, dan pengalaman itu membawa
kepedihan sekaligus pelajaran untuknya. Dan itu bukan sepenuhnya
kesalahannya, sebab pria yang dicintainya adalah Steve Stallings, bintang laris
dan pujaan wanita di seluruh dunia. Ia memiliki ketampanan maskulin yang
dahsyat, pesona memikat, dan semangat luar biasa yang dipicu oleh penggunaan
kokain secara terkendali. Ia juga berbakat besar sebagai aktor. Dan di atas
segalanya, ia adalah seorang Don Juan. Ia mengencani siapa saja dan di mana
saja - di lokasi syuting di Afrika, di kota kecil di daerah barat Amerika, di
Bombay, Singapura, Tokyo, London, Roma, Paris. Ia menebar cinta seperti orang
kaya memberi sedekah pada yang miskin. Tidak ada istilah hubungan serius
dengannya, seperti halnya pengemis tak akan diundang ke pesta si dermawan
yang kaya. Dan ia begitu terpesona pada
Claudia, sehingga hubungan mereka bisa bertahan sampai dua puluh tujuh hari.
Meski membawa kesenangan, masa dua puluh tujuh hari itu juga sangat
menyakitkan bagi Claudia. Steve Stallings adalah kekasih yang sangat memikat,
dengan bantuan kokain tentunya. Ia bahkan sangat senang telanjang, melebihi
Claudia. Ditambah kenyataan bahwa ia memiliki tubuh yang bagus. Sering kali
Claudia mendapatinya sedang berkaca mengagumi tubuhnya sendiri, seperti
wanita yang mematut-matut topinya di depan kaca.
Claudia tahu ia hanya kekasih yang tidak penting bagi Stallings. Kalau punya
janji kencan, Stallings selalu meneleponnya untuk memberitahukan ia akan
terlambat satu jam, tapi ia baru datang enam jam kemudian. Kadang-kadang ia
malah membatalkan kencan mereka. Claudia hanyalah cadangan untuk
menghabiskan malam. Dan kalau akan bercinta, ia bersikeras agar Claudia juga
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T
Godfather Terakhir The Last Don Karya Mario Puzo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
erak a h k ir menggunakan kokain; ini cukup menyenangkan, tapi Claudia merasa kokain itu
membuat benaknya kacau-balau, hingga ia tidak bisa bekerja selama beberapa
hari berikutnya, dan ia jadi tidak mempercayai apa-apa yang ditulisnya. Ia
menyadari bahwa ia mulai menjadi jenis perempuan yang paling dibencinya:
perempuan yang seluruh hidupnya bergantung pada keinginan seorang laki-laki.
Ia merasa terhina karena ia hanyalah pilihan ke-empat atau kelima bagi
Stallings, tapi ia tidak ^penuhnya menyalahkan pria itu. Ia menyalahkan dirinya
sendiri. Bagaimanapun, Steve Stallings dapat ttiemperoleh perempuan mana pun
di Amerika, karena ketenarannya, tapi ia memilih Claudia. Kelak Stallings akan
semakin tua dan tidak setampan saat ini; ketenarannya akan berkurang dan ia
akan menggunakan kokain lebih banyak lagi. Ia harus memanfaatkan masa-masa
jayanya sebaik mungkin. Claudia benar-benar jatuh einta dan merasa sangat
tidak bahagia. Maka, pada hari kedua puluh tujuh, ketika Stallings menelepon untuk
mengatakan ia akan terlambat satu jam, Claudia berkata, "Tak usah repot-
repot, Steve, aku mau pergi dari rumah geisha-mu."
Sejenak tidak terdengar jawaban, dan ketika Stallings berbicara, nadanya tidak
terdengar terkejut. "Kuharap kita masih bisa berteman," katanya. "Aku benar-
benar senang bersamamu."
"Tentu," sahut Claudia, lalu menutup telepon. Untuk pertama kalinya, ia tak mau
mempertahankan persahabatan pada akhir affair-nya kali ini. Yang paling ia
sesali adalah ketololannya. Sudah jelas bahwa sikap Stallings selama ini
merupakan siasatnya agar Claudia mundur, tapi Claudia terlalu lamban untuk
memahaminya. Ini sangat memalukan. Kenapa ia bisa begitu bodoh" Ia menangis,
tapi seminggu kemudian ia sudah kembali pulih. Sekarang ia bebas menggunakan
waktunya dan ia bisa bekerja kembali. Senang rasanya bisa menulis lagi dengan
kepala jernih dari pengaruh kokain dan cinta sejati.
Setelah skenarionya ditolak oleh kekasihnya, sang sutradara jenius, Claudia
bekerja keras menulis ulang skenario tersebut selama enam bulan.
Skenario orisinal untuk Messalina itu dibuatnya sebagai propaganda yang tajam
atas feminisme. Tapi setelah lima tahun berkecimpung di dunia perfilman, ia
tahu bahwa pesan apa pun yang ingin disampaikan dalam film haruslah dibumbui
dengan unsur-unsur yang lebih mendasar, misalnya ketamakan, seks, pem-
bunuhan, dan keyakinan atas kemanusiaan. Ia pun harus menuliskan adegan-
adegan yang bagus, bukan hanya bagi bintang yang menjadi pilihan pertamanya,
Athena Aquitane, melainkan juga untuk sedikitnya tiga bintang wanita lain yang
perannya tidak begitu penting. Peran yang bagus untuk wanita sangat jarang,
maka skenario itu pasti akan menarik minat bintang-bintang besar. Selain itu,
yang juga sangat penting adalah tokoh antagonis pria yang harus tampan,
memikat, berani, dan cerdik. Untuk tokoh ini, ia menggali kenangannya akan
ayahnya. Mulanya Claudia ingin mendekati produser independen wanita yang punya
pengaruh, tapi sebagian besar pimpinan studio yang bisa memberikan lampu
hijau untuk sebuah film adalah laki-laki. Mungkin mereka akan menyukai
skenario yang dibuatnya, tapi mereka pasti akan khawatir kalau-kalau film itu
nanti dianggap mengandung propaganda karena produser dan sutradaranya
wanita. Mereka akan meminta setidaknya satu pria untuk ambil bagian dalam
pembuatannya. Claudia telah memutuskan untuk mengajukan Dita Tommey
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir sebagai sutradara. " Tommey pasti akan menerima tawarannya, sebab film itu
akan menjadi film berbiaya besar. Kalau sukses, film semacam itu akan
mengangkatnya ke kelas sutradara laris. Kalaupun gagal, reputasinya tetap akan
meningkat. Film berbiaya besar yang gagal
kadang-kadang lebih bergengsi bagi seorang sutradara daripada film murah
yang menghasilkan uang banyak.
Alasan lainnya adalah Dita Tommey sangat menyukai wanita, dan lewat film ini ia
bisa mendekati empat aktris cantik yang terkenal.
Claudia memilih Tommey karena mereka pernah bekerja sama dalam sebuah
film, beberapa tahun yang lalu, dan pengalaman itu menyenangkan. Tommey
orang yang sangat terus terang, sangat pintar, dan sangat berbakat. Selain itu,
ia bukan jenis sutradara "pembunuh penulis" yang suka merekrut teman-
temannya untuk menulis ulang dan berbagi pujian. Ia tak pernah minta namanya
disebut-sebut dalam penulisan naskah film, kecuali kalau ia memang ikut
menuliskannya, dan ia bukan jenis yang suka melakukan pelecehan seksual,
seperti halnya beberapa sutradara dan bintang. Tapi sebenarnya istilah
"pelecehan seksual" tidak tepat digunakan dalam bisnis perfilman, di mana
menjual daya tarik seks adalah bagian dari pekerjaan.
Claudia memastikan naskahnya dikirim kepada Skippy Deere pada hari Jumat,
sebab hanya pada hari itulah Skippy mau membaca skenario secara serius.
Claudia memilih Skippy karena ia adalah produser terbaik di kota, meski Skippy
sudah sering mengkhianatinya. Selain itu, Claudia tak bisa melupakan begitu
saja hubungan lama dengan seseorang-Dan usahanya berhasil. Skippy
meneleponnya pada pagi hari Minggu dan mengundangnya makan siang pada hari
itu juga. Claudia memasukkan komputernya ke mobil Mercedes-nya, lalu mengenakan
pakaian kerjanya: kemeja pria dari bahan denim, celana jeans lusuh, sepatu
santai, dan mengikat rambutnya dengan syal merah.
Ia memilih jalur Ocean Avenue di Santa Monica. Di Palisades Park yang
memisahkan Ocean Avenue dari Pacific Coast Highway, ia melihat para
tunawisma Santa Monica sedang berkumpul menanti makan siang mereka. Para
pekerja sosial membawakan makanan dan minuman untuk mereka setiap hari
Minggu, dan mereka makan di meja-meja dan kursi-kursi kayu di taman, di
tengah udara segar. Claudia selalu mengambil rute ini agar bisa melihat mereka,
untuk mengingatkan dirinya bahwa di dunia ini ada orang-orang lain yang tidak
mempunyai Mercedes dan kolam renang dan tidak bisa berbelanja di Rodeo
Drive. Dulu ia sering menjadi sukarelawan untuk menyajikan makanan di taman
itu, tapi sekarang ia hanya mengirimkan cek pada gereja. Terlalu menyakitkan
rasanya, berpindah-pindah dari satu dunia ke dunia lain; semangatnya untuk
maju menjadi tumpul. Tapi ia tak bisa menahan diri untuk tidak mengawasi
orang-orang berpakaian lusuh itu; hidup mereka sudah hancur lebur, namun
beberapa di antaranya tampak begitu penuh harga diri. Sungguh luar biasa, bisa
hidup tanpa harapan seperti itu. Dan semuanya hanya menyangkut masalah
uang - uang yang bisa ia peroleh begitu mudah dengan menulis skenario. Hasil
yang diperolehnya selama enam bulan jauh melebihi uang yang bisa diperoleh
orang-orang ini sepanjang hidup mereka.
Di mansion Skippy Deere di atas tebing Beverly Hills, ia diantar oleh seorang
pengurus rumah ke kolam renang yang dilengkapi meja-meja berpayung warna
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir biru-kuning cerah. Deere sedang duduk di sebuah kursi malas dari kulit. Di
sampingnya ada meja kecil dari pualam, dengan telepon dan tumpukan skenario
di atasnya. Skippy mengenakan kacamata baca berbingkai merah yang hanya
digunakannya di rumah. Di tangannya ada gelas tinggi berisi air Evian dingin.
Ia melompat bangkit dan memeluk Claudia. "Claudia," katanya, "ada bisnis yang
mesti cepat kita lakukan."
Claudia mencoba menilai nada suaranya. Biasanya ia bisa menebak reaksi orang
terhadap skenarionya melalui nada suara. Pujian yang diucapkan dengan hati-
hati berarti penolakan. Lalu nada gembira dan antusias saat menghujani dengan
pujian biasanya hampir selalu diikuti dengan tiga alasan mengapa skenario hasil
karyanya tak bisa dipakai - entah karena ada studio lain yang menggarap materi
yang sama, sulit mencari pemeran-pemeran yang tepat, atau tak ada studio yang
mau menggarap masalah yang dipaparkan di dalam skenario tersebut. Tapi suara
Deere mengandung nada seorang businessman yang menemukan sesuatu yang
bagus. Ia bicara tentang uang dan kontrol. Itu berarti "ya".
"Skenario ini bisa menjadi film yang sangat besar," katanya pada Claudia.
"Sangat sangat besar. Malah sebenarnya kita tak bisa membuatnya hanya
sebagai film kecil. Aku tahu karyamu. Kau gadis yang sangat pandai. Tapi aku
harus mencari studio yang berani menampilkan adegan seks seperti ini. Topik
feminisme bisa kujual pada aktris-aktris. Untuk mendapatkan bintang pria, kau
harus menghaluskan perannya sedikit, berikan porsi lebih banyak sebagai tokoh
baik. Kau juga pasti ingin menjadi associate producer untuk film ini, tapi
akulah yang menjadi penentu kata akhir. Kau boleh buka suara, aku bersedia menerima
masukan." "Aku ingin diberi kebebasan memilih sutradara," kata Claudia.
"Kau, pihak studio, dan semua bintang itu," kata Deere sambil tertawa.
"Aku tidak akan menjual skenario ini, kecuali kalau sutradara pilihanku
disetujui," kata Claudia.
"Oke," kata Deere. "Mula-mula, bilang saja pada pihak studio bahwa kau ingin
menyutradarai sendiri film itu, lalu mundurlah. Mereka akan sangat lega dan
akan menyetujui pilihanmu." Ia diam sejenak. "Siapa yang kaupilih?"
"Dita Tommey," kata Claudia.
"Bagus. Pintar," sahut Deere. "Dia disukai oleh bintang-bintang wanita. Juga
pihak studio. Dia bekerja sesuai dengan budget yang tersedia, dan tidak meng-
gerogoti dana untuk film. Tapi kau dan aku mesti menentukan kasting sebelum
mengajukan namanya."
"Studio mana yang akan kaudekati?" tanya Claudia.
"LoddStone," kata Deere. "Mereka banyak memiliki kecocokan denganku, jadi
kita tidak perlu terlalu pusing berdebat tentang kasting dan sutradara. Claudia,
skenariomu ini sangat sempurna. Jenaka, mendebarkan, dengan sudut pandang
yang sangat bagus tentang feminisme di masa lalu; sekarang hal itu sedang
ramai diperdebatkan. Kau mengangkat reputasi Messalina dan wanita-wanita
lainnya. Aku akan bicara dengan Melo dan Molly Flanders tentang permintaanmu,
supaya dia bisa meneruskannya pada Business Affairs di LoddStone."
"Sialan kau," kata Claudia. "Rupanya kau sudah bicara dengan LoddStone?"
"Kemarin malam," sahut Skippy Deere sambil tersenyum lebar. "Skenario itu
kuperlihatkan pada mereka dan mereka memberikan lampu hijau, asalkan aku
bisa mengumpulkan orang-orang yang tepat. Dengar, Claudia, jangan pura-pura
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir padaku. Aku tahu Athena ada di tanganmu untuk film ini; itu sebabnya kau
begitu keras." Ia diam sejenak. "Itulah yang kukatakan pada LoddStone.
Sekarang kita mulai bekerja."
Demikianlah awal dari proyek besar itu. Claudia tak akan membiarkannya hancur
begitu saja sekarang. Sebentar lagi ia tiba di lampu merah. Di situ ia harus belok kiri ke sebuah
jalan kecil yang mengarah ke Colony. Baru sekarang ia merasa agak panik. Athena
sangat keras kepala - seperti umumnya bintang-bintang besar - dan tidak akan
mau mengubah keputusannya. Tapi kalau ia menolak, Claudia akan terbang ke
Vegas, meminta bantuan pada kakaknya, Cross. Cross belum pernah
mengecewakannya, baik saat mereka sama-sama tumbuh dewasa, saat Claudia
pergi untuk tinggal bersama ibunya, dan juga ketika ibu mereka meninggal.
Claudia teringat pesta-pesta besar yang diselenggarakan di mansion Clericuzio
di Long Island. Rasanya seperti dongeng dari buku cerita. Mansion yang
dikelilingi tembok-tembok tinggi. Ia dan Cross bermain di antara pohon-pohon
ara. Anak laki-laki membuat dua kelompok, berumur antara delapan sampai dua
belas tahun. Kelompok lawan dipimpin oleh Dante Clericuzio, cucu sang Don yang
selalu mengawasi di depan jendela lantai atas, seperti seekor naga.
Dante adalah anak yang agresif dan senang berkelahi dan selalu ingin menjadi
jenderal. Dialah satu-satunya anak yang berani menantang Cross berkelahi.
Pernah Dante menjatuhkan Claudia ke tanah, memukulinya agar menyerah. Lalu
Cross muncul. Dante dan Cross berkelahi. Claudia terkejut melihat betapa
tenangnya Cross menghadapi keganasan Dante. Dan Cross menang dengan
mudah. Itulah sebabnya Claudia tidak mengerti mengapa ibu mereka lebih memilih
dirinya. Mengapa ia tidak lebih menyayangi Cross" Bukankah Cross jauh lebih
berharga" Ia membuktikan keberaniannya dengan memilih ikut ayahnya. Tapi
Claudia tidak ragu sedikit pun bahwa sebenarnya Cross ingin tinggal bersama
ibu mereka dan dirinya. Bertahun-tahun setelah perceraian itu, keluarga mereka masih tetap menjalin
hubungan. Lewat pembicaraan dan sikap orang-orang di sekitar mereka, Claudia
mengetahui bahwa pada tingkat tertentu, Cross telah mencapai kemasyhuran
seperti ayahnya. Di antara dirinya dan Cross tetap terjalin rasa saling
menyayangi, meski sekarang mereka benar-benar berbeda. Cross adalah bagian
dari Keluarga Clericuzio, sedangkan Claudia tidak.
Dua tahun setelah Claudia pindah ke L.A. - ketika ?u umurnya dua puluh tiga
tahun - ibu mereka, Nalene, didiagnosis mengidap kanker. Cross, yang ketika itu
bekerja untuk Gronevelt di Xanadu setelah menunjukkan prestasinya bagi
Keluarga Clericuzio, datang untuk menghabiskan dua minggu terakhir itu
bersama mereka di Sacramento. Ia mempekerjakan perawat dua puluh empat
jam, juru masak, dan pengurus rumah. Untuk pertama kalinya sejak perceraian
itu, mereka bertiga tinggal bersama. Nalene melarang Pippi mengunjunginya.
Kanker itu mempengaruhi penglihatan Nalene, maka Claudia-lah yang membaca
untuknya dari majalah, surat kabar, dan buku-buku. Cross yang pergi
berbelanja. Kadang-kadang ia harus terbang ke Vegas untuk urusan Xanadu, tapi
malam harinya ia selalu pulang.
Di malam hari, Cross dan Claudia bergantian memegang tangan ibu mereka,
menghiburnya. Meski berada di bawah pengaruh obat-obatan berat, Nalene
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P
Godfather Terakhir The Last Don Karya Mario Puzo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir terus-menerus meremas tangan mereka. Kadang-kadang ia mengalami halusinasi
dan mengira kedua anaknya masih kecil. Pada suatu malam, ia menangis dan
meminta maaf pada Cross atas perlakuannya. Cross memeluknya dan
meyakinkannya bahwa semuanya telah berlangsung dengan baik.
Pada malam-malam panjang itu, sementara ibu mereka tertidur, Cross dan
Claudia saling menceritakan tentang kehidupan masing-masing.
Cross menjelaskan bahwa ia telah menjual Agen Penagihan Uang milik ayahnya
dan telah meninggalkan Keluarga Clericuzio, meski lewat pengaruh merekalah ia
mendapatkan pekerjaannya yang sekarang di Xanadu Hotel. Ia menyinggung
tentang kekuasaannya dan mengatakan bahwa Claudia boleh datang ke hotel
kapan saja; kamar, makanan, dan minuman gratis. Claudia bertanya, bagaimana ia
bisa sekuasa itu. Dengan agak sombong Cross berkata, "Sebab akulah yang
mengatur semuanya." Claudia menganggap kebanggaan kakaknya menggelikan dan agak menyedihkan.
Tampaknya Claudia lebih terpengaruh oleh kemati-an ibu mereka daripada
Cross, tapi pengalaman itu telah menyatukan mereka kembali. Keduanya kembali
akrab, seperti ketika masih kecil. Claudia sering terbang ke Vegas dan bertemu
dengan Gronevelt. Ia melihat betapa dekatnya hubungan orang tua itu dengan
kakaknya. Selama tahun-tahun itu pula Claudia melihat bahwa Cross mempunyai
kekuasaan tertentu, yang tak pernah ia hubungkan dengan Keluarga Clericuzio.
Karena Claudia telah memutuskan hubungan dengan Keluarga Clericuzio dan tak
pernah lagi menghadiri acara-acara pemakaman, pernikahan, maupun
pembaptisan, ia tidak tahu bahwa Cross masih tetap menjadi bagian dari
struktur sosial Keluarga tersebut. Cross juga tak pernah bicara tentang hal itu.
Claudia jarang bertemu dengan ayahnya, sebab Pippi tidak punya minat
terhadapnya. Malam Tahun Baru adalah malam paling ramai di Vegas. Orang-orang dari
seluruh penjuru negeri tumpah ruah di sana, tapi Cross selalu menyediakan
sebuah suite untuk Claudia. Claudia tidak terlalu suka berjudi, tapi pada suatu
malam Tahun Baru ia sempat terbawa arus. Ia mengajak seorang aktor yang
ambisius bersamanya dan ingin membuat aktor itu terkesan. Ia lepas kendali
dan berutang lima puluh ribu dolar dalam bentuk surat utang. Cross mendatangi
kamarnya dengan membawa surat-surat itu. Ekspresi wajahnya tampak aneh,
dan saat ia berbicara, Claudia langsung menyadari bahwa ia tampak seperti
ayahnya. "Claudia," kata Cross, "kupikir kau lebih cerdas daripada aku. Apa maksudnya
ini?" Claudia merasa agak takut. Cross sudah sering menasihatinya agar memasang
taruhan kecil saja saat berjudi, jangan pernah menaikkan taruhan kalau sedang
kalah, juga jangan berjudi lebih lama dari dua atau tiga jam setiap hari, karena
lama waktu yang dihabiskan untuk berjudi merupakan jebakan terbesar. Dan
Claudia telah melanggar semua nasihatnya.
Ia berkata, "Cross, beri aku waktu sekitar dua minggu. Aku pasti
membayarnya." Ia terkejut melihat reaksi kakaknya. "Lebih baik aku membunuhmu daripada
membiarkanmu membayar utang ini." Lalu ia merobek kertas-kertas itu dan
memasukkannya ke saku. Katanya, "Kau kuundang kemari karena aku ingin
bertemu denganmu, bukan ingin mengambil uangmu. Ingat baik-baik, kau tak
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir mungkin menang. Tidak ada hubungannya dengan keberuntungan. Dua ditambah
dua sudah pasti empat."
"Oke, oke," kata Claudia.
"Aku tidak keberatan menghapuskan utangmu, tapi aku benci melihatmu begitu
tolol," kata Cross. Persoalan selesai sampai di situ, tapi Claudia jadi bertanya-tanya. Apakah
kekuasaan Cross sebesar itu" Apakah Gronevelt akan menyetujui tindakannya"
Akankah Gronevelt tahu tentang hal ini"
Masih ada beberapa peristiwa semacam itu, tapi yang paling menakutkan
menyangkut seorang wanita bernama Loretta Lang.
Loretta adalah penyanyi dan penari primadona di pertunjukan Xanadu Follies. Ia
bersemangat tinggi, sikapnya agak angkuh, namun lucu dan memikat, hingga
Claudia terpukau. Cross memperkenalkan mereka sesudah pertunjukan.
Loretta Lang ternyata sama memikatnya di luar panggung. Tapi Claudia melihat
bahwa Cross tidak terlalu terkesan padanya, malah tampaknya agak kesal
dengan kelincahan wanita itu.
Pada kunjungan selanjutnya, Claudia mengajak Melo Stuart untuk menghabiskan
malam di Vegas, menonton pertunjukan tersebut. Melo mau ikut sekadar untuk
menyenangkan hati Claudia, tanpa terlalu banyak berharap. Ia menonton sambil
menilai, lalu berkata pada Claudia, "Gadis ini hebat. Bukan soal menari atau
menyanyi, tapi dia itu komedian alami. Perempuan dengan bakat seperti itu
berarti tambang emas."
Saat bertemu Loretta di belakang panggung, Melo menampilkan wajah ramahnya
dan berkata, "Loretta, aku suka pertunjukanmu. Suka sekali. Kau mengerti" Kau
bisa datang ke L.A. minggu depan" Akan kuatur agar kau tampil di film, untuk
kuperlihatkan pada studio temanku. Tapi kau harus tanda tangan kontrak dulu
dengan keagenanku. Kau tahu kan, aku harus menanam uang banyak sebelum bisa
menghasilkan uang. Begitulah bisnis, tapi ingat, aku suka melihat
pertunjukanmu." Loretta memeluk Melo. Tidak ada kepura-puraan dalam sikapnya, pikir Claudia.
Mereka menetapkan tanggal, lalu ketiganya makan bersama untuk merayakan
kesepakatan itu. Sesudahnya, Melo kembali ke L.A. dengan penerbangan pagi-
pagi. Saat makan malam, Loretta mengatakan bahwa ia sudah menandatangani
kontrak dengan sebuah agen yang khusus menangani hiburan di kelab malam.
Kontrak itu berjangka waktu tiga tahun. Melo meyakinkan Loretta bahwa
masalah itu pasti bisa dibereskan.
Tapi ternyata tidak bisa. Agen Loretta bersikeras mengatur kariernya selama
tiga tahun berikutnya. Loretta menjadi panik, dan Claudia sangat terkejut
ketika gadis itu memintanya menghubungi Cross untuk mohon pertolongan.
"Memangnya apa yang bisa dilakukan Cross?" tanya Claudia.
"Dia punya pengaruh besar di kota ini," kata Loretta. "Dia pasti bisa mengatur
kesepakatan yang cocok untukku. Tolonglah." .
Ketika Claudia memaparkan masalah tersebut pada Cross di suite penthouse-nya
di atap hotel, Cross menatap adiknya dengan kesal dan menggelengkan kepala.
"Apa susahnya?" kata Claudia. "Aku cuma minta kau mengatakan sesuatu pada
mereka." Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir "Kau tolol," kata Cross. "Aku sudah sering melihat gadis seperti dia. Mereka
memanfaatkan teman seperti kau untuk mencapai puncak, setelah itu kau
dicampakkan." "Lalu kenapa?" tanya Claudia. "Dia benar-benar berbakat. Ini bisa mengubah
seluruh hidupnya." Lagi-lagi Cross menggelengkan kepala. "Jangan paksa aku melakukannya,"
katanya. "Kenapa tidak?" tanya Claudia. Ia sudah terbiasa memintakan pertolongan untuk
orang-orang lain. Itu bagian dari bisnis perfilman.
"Sebab begitu aku melibatkan diri, aku harus berhasil," kata Cross.
"Aku tidak mengharapkan kau akan berhasil. Aku cuma minta kau mengusahakan
sebisanya," kata Claudia. "Setidaknya, aku jadi bisa mengatakan pada Loretta
bahwa kita sudah mencoba."
Cross tertawa. "Kau benar-benar tolol," katanya. "Oke, suruh Loretta dan
agennya datang menemuiku besok. Pukul sepuluh tepat. Dan sebaiknya -kau juga
hadir." Pada pertemuan keesokan paginya, Claudia untuk pertama kalinya bertemu
dengan agen Loretta. Namanya Tolly Nevans; ia mengenakan pakaian santai gaya
Vegas, dimodifikasi untuk keseriusan pertemuan itu; jelasnya, ia mengenakan
blazer biru dengan kemeja putih tanpa kerah dan celana denim biru.
"Cross, senang sekali bertemu lagi denganmu," kata Tolly Nevans.
"Kita pernah bertemu?" tanya Cross. Ia tak pernah menangani detail-detail
bisnis pertunjukan Follies itu secara langsung.
"Dulu sekali," sahut Nevans dengan licin. "Ketika Loretta pertama kali tampil di
Xanadu." Claudia memperhatikan ada perbedaan antara agen-agen L.A. yang biasa
berurusan dengan bintang-bintang film besar dan Tolly Nevans yang hanya
mengurus dunia hiburan kelab malam yang jauh lebih kecil. Nevans agak gugup
dan secara fisik ia tidak terlalu membuat gentar. Ia tidak punya rasa percaya
diri yang tebal seperti Melo Stuart.
Loretta memberi ciuman ringan di pipi Cross, tapi tidak mengatakan apa-apa. Ia
malah tidak tampak lincah seperti biasa. Ia duduk di samping Claudia, yang bisa
merasakan ketegangan Loretta.
Cross mengenakan pakaian golf - celana dan T-shirt putih, serta sepatu putih
dan topi baseball biru. Ia menawarkan minuman, tapi semuanya menolak. Lalu ia
berkata pelan, "Mari kita selesaikan urusan ini. Loretta?"
Suara? Loretta gemetar ketika berbicara. "Tolly ingin tetap mendapatkan
persentase dari semua per-olehanku. Termasuk dari film. Tapi agen di L.A.
tentunya juga menginginkan persentase penuh kalau bisa mencarikan film
untukku. Aku tidak bisa membayar dua persentase sekaligus. Selain itu, Tolly
ingin mengatur semua kegiatanku. Agen di L.A. tidak mau menerima, begitu pula
aku." Nevans angkat bahu. "Kami sudah membuat kontrak. Kami ingin dia
menepatinya." Loretta berkata, "Tapi kalau begitu agen filmku takkan mau mengontrakku."
Cross berkata, "Menurutku kedengarannya mudah saja. Loretta, kau bisa
membayar untuk melepaskan diri dari kontrakmu."
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir "Loretta penari yang bagus," kata Nevans. "Dia menghasilkan banyak uang untuk
kami. Kami selalu mempromosikannya, kami percaya penuh akan bakatnya. Dan
kami telah menanamkan uang banyak. Tak mungkin kami melepaskannya saat dia
mulai membawa hasil."
"Loretta, bayar saja," kata Cross.
Loretta hampir menangis, "Aku tak bisa membayar dua persentase. Terlalu
kejam." Claudia mencoba menahan senyumnya, tapi Cross tidak. Nevans tampaknya sakit
hati. Akhirnya Cross berkata, "Claudia, ambil peralatan golfmu. Aku ingin kau main
bersamaku nanti. Kita bertemu di loket kasir begitu urusanku di sini selesai."
Claudia memang sudah bertanya-tanya, mengapa Cross mengenakan pakaian
seperti itu untuk pertemuan ini. Seolah-olah ia tidak menganggap serius. Claudia
merasa tersinggung, begitu pula Loretta. Tapi Tolly justru jadi lebih tenang.
Sejauh ini Tolly tidak mau mengalah sedikit pun. Maka Claudia berkata pada
Cross, "Aku di sini saja. Aku ingin melihat kau beraksi."
Cross tak pernah bisa marah pada adiknya. Ia tertawa dan Claudia balas
tersenyum padanya. Lalu Cross kembali menatap Nevans. "Kau tidak mau
mengalah rupanya. Kurasa kau benar. Bagaimana kalau kau mendapat persentase
dari penghasilannya di film selama setahun" Tapi kau harus melepaskan kontrol
atas dia. Kalau tidak, tidak akan berjalan."
Loretta menyela dengan marah, "Aku tidak terima."
Nevans berkata, "Aku juga tidak. Soal persentase itu okelah, tapi bagaimana
kalau kami punya tawaran besar untukmu sementara kau sedang terikat
membuat film" Kami akan kehilangan uang."
Cross mendesah dan berkata dengan mimik sedih, "Tolly, kuminta kau
melepaskan gadis ini dari kontraknya. Ini permohonan. Hotel kami sudah banyak
berbisnis denganmu. Penuhi permintaanku."
Untuk pertama kalinya Nevans tampak waswas. Ia berkata dengan nada nyaris
mengiba-iba, "Aku ingin memenuhi permintaanmu, Cross, tapi aku harus
berkonsultasi dulu dengan partner-partnerku di ke-agenan." Ia diam sejenak.
"Mungkin aku bisa mengatur pembayaran ganti rugi."
"Tidak," kata Cross. "Aku minta kemurahan hatimu. Tidak ada pembayaran. Dan
aku ingin jawabanmu sekarang juga, supaya aku bisa keluar main golf." Ia diam
sejenak. "Katakan saja, ya atau tidak."
Claudia terperanjat melihat perubahan mendadak ini. Sejauh yang dilihatnya,
Cross tidak mengancam atau mengintimidasi. Malah tampaknya ia sudah pasrah,
sudah kehilangan minat. Tapi Claudia melihat Nevans sangat terguncang.
Dan jawaban Nevans pun mengejutkan. "Itu tidak adil," katanya. Ia menatap
Loretta dengan tatapan mencela. Loretta menunduk.
Cross menarik topinya ke pinggir dengan gaya angkuh. "Itu cuma permintaan,"
katanya. "Kau boleh saja menolak. Terserah padamu."
"Tidak, tidak," kata Nevans. "Aku hanya tak menyangka bahwa ini begitu penting
bagimu, bahwa kalian ternyata teman baik."
Sekonyong-konyong Claudia melihat perubahan mencengangkan dalam sikap
kakaknya. Cross mencondongkan tubuh dan memeluk Tolly Nevans dengan akrab.
Wajahnya tampak hangat oleh senyuman. Tampan juga dia, pikir Claudia. Lalu
Cross berkata dengan nada penuh terima kasih, "Tolly, aku tak akan melupakan
Ben99 ebooks collection
Godfather Terakhir The Last Don Karya Mario Puzo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir ini. Kau kuberi kekuasaan penuh di Xanadu untuk menampilkan bakat baru mana
pun yang kauinginkan, setidaknya yang urutan ketiga. Aku juga akan
menyelenggarakan malam khusus bersama semua penarimu. Pada malam itu, kau
dan para partnermu akan makan malam bersamaku di hotel. Telepon aku kapan
saja, akan kutinggalkan pesan bahwa kau boleh masuk. Langsung. Oke?"
Claudia menyadari dua hal. Cross sengaja menunjukkan kekuasaannya, tapi ia
juga memberikan kompensasi bagi Nevans, sampai tahap tertentu, setelah
Nevans bertekuk lutut, bukan sebelumnya. Tolly Nevans akan menikmati malam
khususnya, akan bermandikan kekuasaan untuk satu malam itu.
Claudia juga menyadari bahwa Cross mengizinkan ia menonton pertunjukan
kekuasaan ini untuk memperlihatkan rasa sayangnya pada adiknya dan bahwa
cinta mempunyai kekuatan materi. Dan Claudia melihat wajah kakaknya yang
indah, yang selalu menimbulkan rasa iri di hatinya sejak kecil, bibirnya yang
sensual, hidungnya yang sempurna, matanya yang oval, semua itu mengeras
sesaat, seolah berubah menjadi sebuah patung pualam.
Claudia berbelok di Pacific Coast Highway dan melaju ke gerbang Malibu Colony.
Ia amat menyukai daerah itu - rumah-rumahnya terletak tepat di tepi pantai,
dengan samudra yang berkilau di depannya; jauh di air sana lagi-lagi ia melihat
bayangan pegunungan di belakangnya. Ia memarkir mobilnya di depan rumah
Athena. Boz Skannet berbaring di pantai sebelah selatan pagar batas Malibu Colony.
Pagar kawat sederhana itu terbentang sekitar sepuluh langkah dari tepi pantai.
Bangau Sakti 27 Pendekar Rajawali Sakti 68 Geger Putri Istana Pendekar Wanita Penyebar Bunga 14