Pencarian

Protokol Keempat 6

Protokol Keempat Karya Frederick Forsyth Bagian 6


51 Di beberapa daerah di Inggris mereka disebut "skinheads' atau "punks", tapi di
Glasgow mereka disebut mNedsm. Scmyonov tadinya bermaksud menyeberangi jalan,
tapi ia terlambat. Salah satu dari mereka berteriak kepadanya, dan mereka
berhamburan dari halte bis itu. Ia bisa berbicara bahasa Inggris sedikit, tapi
logat Glasgow mereka yang diseret seperti orang mabuk itu membuatnya tidak
paham. Mereka memblokir trotoar, sehingga ia terpaksa turun ke jalan. Salah satu
menangkap lengannya dan berteriak kepadanya. Apa yang dikatakan para berandal
itu persisnya begini, 'Wha' ha' ya got in ya wee sack, then "*
Tapi Semyonov tidak mengerti, jadi ia menggelengkan kepala dan mencoba melewati
rintangan mereka. Kemudian mereka menyerangnya dan ia roboh karena dihujani
pukulan-pukulan. Ketika ia sudah masuk ke selokan, tendangan mulai. Samar-samar
ia merasa tangan-tangan mengoyak kantong kanvasnya, sehingga ia menjepitnya ke
perutnya dengan kedua tangannya dan menggulingkan badannya, menerima tendangan
bertubi-tubi di sekitar kepala dan ginjalnya.
Devonshire Terrace berada di atas persimpangan jalan itu; itu adalah sederetan
bangunan apartemen kelas menengah bertingkat empat terbuat dari batu pasir abu-
abu. Di salah satu gedung itu, di lantai paling atas, Mrs. Sylvester yang tua,
janda, hidup sendiri, dan menderita encok kronis, tidak bisa tidur. Ia mendengar
teriakan-teriakan dari jalanan
52 di bawah sana dan ia berjingkat-jingkat dari tempat tidurnya ke jendela. Apa
yang dilihatnya menyebabkan dia terpincang-terpincang menyeberangi kamarnya
menuju telepon; ia lalu memutar nomor 999 dan minta bicara dengan polisi, la
memberitahu operator polisi ke mana mobil patroli harus dikirimkan tapi segera
menutup telepon begitu ditanya nama dan alamatnya. Warga masyarakat
terhormat dan semua yang tinggal di Devonshire sangat terhormat tidak suka ? ?terlibat
Dua polisi berpangkat constable, Alistair Craig dan Hugh McBain, berada dalam
mobil patroli mereka satu mil dari Great Western Road, di ujung jalan Hillhead,
ketika panggilan itu masuk lewat radio. Lalu lintas hampir-hampir kosong dan
mereka sampai di halte bis itu sembilan puluh detik kemudian. Ketika para Ncd
melihat cahaya lampu mobil patroli polisi dan mendengar raungan sirenenya,
mereka berhenti mencoba merampas kantong itu dan memilih kabur melintasi jalur
rumput yang memisahkan Hughcnden Road dan Great Western Road, sehingga mobil
patroli itu tidak dapat mengejar mereka. Pada saat Alistair Craig melompat dari
mobilnya, mereka sudah lenyap di kegelapan dan pengejaran pasti sia-sia saja.
Bagaimanapun juga, yang penting adalah si korban.
Craig membungkuk mengamati orang itu. Ia tidak sadarkan diri dan meringkuk dalam
posisi seperti bayi dalam kandungan. "Ambulans,
53 Hughie," seru Craig pada McBain, yang sudah siap berbicara lewat radio. Ambulans
dari Western Infirmary tiba enam menit kemudian. Sementara itu, kedua polisi
tersebut membiarkan saja orang yang tcrluka itu, sesuai prosedur, kecuali
menutupi tubuhnya dengan selimut.
Kru ambulans meletakkan tubuh yang lunglai itu ke brankar, mendorongnya dan
memasukkannya ke bagian belakang ambulans. Ketika kru ambulans menyelimuti
korban, Craig mengangkat kantong kanvas itu dan meletakkannya di bagian belakang
ambulans. "Kau ikut dengan dia, aku akan mengikuti," teriak McBain, jadi Craig
juga masuk ke dalam ambulans itu.
Mereka sampai di rumah sakit kurang dari lima menit kemudian. Kru ambulans
dengan cepat mendorong brankar itu melewati pintu-pintu ayun, menyusuri lorong,
membelok dua kali, dan masuk ke bagian belakang ruang korban kecelakaan. Karena
itu merupakan kasus darurat, mereka tidak perlu melalui kamar tunggu umum,
tempat kumpulan pemabuk dini hari merawat luka-luka dan guratan-guratan yang
didapat mereka karena kontak dengan benda-benda tajam.
Craig menunggu di pintu masuk sementara McBain memarkir mobil patroli itu.
Ketika partnernya bergabung dengannya, ia berkata, "Kauurus formulir
pendaftarannya, Hughie. Akan kucoba melihat apa ada nama dan alamatnya." McBain
menghela napas. Selalu ada formulir pendaftaran di mana-mana.
54 Craig mengambil kantong kanvas itu dan mengikuti brankar yang didorong menyusuri
lorong menuju Ruang Gawat Darurat. Divisi rumah sakit Western Infirmary ini
terdiri dari sebuah lorong dengan pintu-pintu ayun di ujung-ujungnya dan dua
belas ruang pemeriksaan yang bertirai, enam ruang di setiap sisi lorong
tengahnya. Sebelas di antaranya dipakai untuk melakukan pemeriksaan; yang kedua
belas adalah kantor juru rawat, dan terletak paling dekat dengan pintu masuk
belakang melalui mana brankar itu didorong masuk. Pintu di ujung lorong yang
satu lagi dipasangi cermin satu arah di bingkainya dan menuju ke kamar tunggu
umum tempat pasien-pasien yang luka diminta duduk dan menunggu giliran.
Meninggalkan McBain dengan setumpuk formulir pendaftaran yang harus diisi, Craig
berjalan melewati pintu bercermin tersebut untuk melihat pria yang tak sadarkan
diri itu di atas brankar, yang diparkir di ujung lain lorong. Juru rawat
menangani pria yang terluka itu seperti yang biasa dilakukannya ternyata ia ?masih hidup dan menyuruh bawahannya untuk meletakkan dia di atas meja periksa
?di salah satu ruang pemeriksaan itu sehingga brankarnya bisa dikembalikan ke
ambulans. Ruang yang dipilih adalah ruang yang berhadapan dengan kantor juru
rawat Dokter jaga rumah sakit malam itu, orang India bernama Mehta, dipanggil. Ia
menyuruh bawahannya menanggalkan pakaian pria yang terluka itu
55 sampai ke balas pinggang ia tidak melihat tanda-tanda adanya darah yang
?menembus celananya kemudian melakukan pemeriksaan yang lebih cermat sebelum ia
?menyuruh dilakukan pemeriksaan dengan sinar-X. Lalu ia pergi untuk menangani
kasus darurat lainnya karena kecelakaan mobil. Juru rawat menelepon bagian
sinar-X lapi ternyata sedang dipakai. Ia akan diberitahu kalau peralatan itu
sudah selesai dipakai. Ia meletakkan poci di atas kompor untuk membuat secangkir
teh. Alistair Craig, setelah diberitahu bahwa orang yang tak bernama itu masih
terbaring tidak sadar di seberang lorong, mengambil anorak milik pria itu,
berjalan menuju kantor juru rawat, dan meletakkan baik anorak maupun kantong itu
di meja juru rawat "Apa ada sisa teh buatku?" tanyanya dengan nada bercanda yang
sering dipakai oleh orang-orang malam yang menghabiskan jam-jam tugas mereka
untuk menjaga keamanan di kota-kota besar.
"Mungkin ada," jawab si juru rawat, "tapi aku tidak melihat atasan mengapa aku
harus memboroskannya untuk orang-orang seperti Anda."
Craig menyeringai. Ia meraba saku-saku anorak itu dan mengeluarkan sebuah buku
identitas pelaut. Buku itu memuat foto orang yang saat itu berada di ruang
pemeriksaan di seberang lorong dan ditulis dalam dua bahasa, Rusia dan Prancis.
?Keduanya tidak dipahaminya. Ia tidak bisa membaca huruf-huruf Cyrillic, lapi
nama orang ilu juga di - 56 tulis dalam huruf Latin, di bagian bahasa Prancisnya.
"Siapa pasien itu?" tanya si juru rawat, sambil membuat teh dua cangkir.
'Nampaknya dia seorang pelaut seorang Rusia," kala Craig, kualir. Seorang warga?Glasgow yang dijarah oleh gerombolan Ned adalah hal biasa; tapi seorang
asing Rusia lagi bisa menimbulkan masalah. Untuk mengetahui orang itu berasal
? ?dari kapal apa, Craig mengosongkan isi kantong kanvas itu. Isinya cuma sebuah
sweater tebal dirajut, dalam keadaan tergulung melingkari sebuah kaleng tembakau
bulat panjang yang tutupnya disekrup. Kaleng itu tidak berisi tembakau melainkan
segumpal kapas yang membungkus dua disk-lempeng bundar dari aluminium yang di
?tengahnya memuat satu disk logam lain berwarna abu-abu kusam bergaris tengah
lima sentimeter. Craig memeriksa ketiga lempeng logam itu tanpa minat,
meletakkannya kembali ke alas kapasnya, memasang kembali sekrup tutupnya, dan
meletakkannya di atas meja bersama dengan buku identitas itu. Yang lidak
diketahuinya adalah bahwa sang korban pengeroyokan telah sadar dan sedang
mengintip melalui tirai ke arah dia. Yang dike-tihuinya adalah, sudah saatnya ia
melaporkan pada divisinya bahwa ia baru saja menemukan seorang Rusia yang
terluka. "Bisa pakai teleponmu. Manis?" ia bertanya pada si juru rawat, dan menggapai
telepon. 57 "Jangan panggil aku Manis'," tukas si juru rawat, yang umurnya sedikit lebih
?tua dari Craig yang baru dua puluh empat tahun. "Tuhan, semakin lama semakin
muda mereka ini." Craig mulai memutar nomor telepon. Apa yang ada dalam benak Konstantin Semyonov
tak akan pernah diketahui. Pening dan kebingungan, mungkin menderita gegar otak
karena tendangan-tendangan di kepalanya, ia bisa melihat seragam hitam polisi
Inggris yang membelakangi dia di seberang lorong. Ia bisa melihat buku
identitasnya sendiri dan barang kiriman yang dipercayakan kepadanya untuk dibawa
ke Inggris dan diserahkan kepada seorang agen di danau tempat berekreasi naik
perahu, tergeletak di meja, dekat tangan polisi itu. Ia tadi menyaksikan
bagaimana si polisi memeriksa barang itu Semyonov sendiri tidak pernah berani
?membuka kaleng tembakau itu dan kini polisi itu sedang menelepon. Barangkali
?pelaut itu membayangkan interogasi tingkat tiga yang tak kunjung berakhir di
sebuah ruang bawah tanah yang berbau apak di bawah markas polisi Strathclyde....
Tahu-tahu Craig didorong ke samping dengan kasar, dan ia benar-benar
terperangah. Sebuah lengan menjulur melewatinya, menggapai kaleng itu, dan
merampasnya. Craig bereaksi dengan cepat, menjatuhkan telepon dan menangkap
lengan yang terjulur itu. 'What the helir teriaknya; lalu, mengira bahwa orang
itu sedang menderita halusinasi, ia meringkus orang itu dan mencoba menghentikan
58 ulahnya. Kaleng itu terlepas dari tangan si Rusia dan jatuh ke lantai. Sejenak
Semyonov menatap polusi Skotlandia itu, lalu menjadi panik dan lari. Sambil
berseru, "Hei, balik ke sini!" Craig lari kencang menyusur lorong mengejarnya.
Shortic Patterson seorang pemabuk. Seluruh hidupnya digunakannya untuk mencicipi
produk-produk Skotlandia, dan itu membuatnya tidak bekerja dan tidak bisa
dipekerjakan. Ia bukan seorang pemabuk semharangan; ia telah mengangkat hal
mabuk menjadi semacam bentuk seni. Kemarin ia baru saja mengambil tunjangan
kesejahteraannya dan pergi ke bar terdekat; saat tengah malam ia sudah lumpuh.
Dalam keadaan mabuk ia berbuat sesuatu yang tidak biasa pada sebuah tiang
listrik yang menolak ajakannya untuk minum bersama, jadi dia memukulinya.
Ia sudah menjalani pemeriksaan sinar X atas tangannya yang remuk dan sedang
berjalan balik ke biliknya ketika seorang lelaki dengan dada bertelanjang* dan
penuh luka serta wajah berdarah-darah berlari keluar dari ruang sebelah, dikejar
oleh seorang polisi. Shortic tahu kewajibannya terhadap sesama penderita. Ia
sama sekali tidak senang pada polisi, yang tidak mempunyai kegiatan yang lebih
baik daripada menciduknya dari tempat persembunyiannya yang nyaman di lorong-
lorong bawah tanah dan menyerahkannya kepada orang-orang yang memaksa dia untuk
mandi. Ia mem-59 biarkan pelarian itu lewat, lalu kakinya dijulurkan nya.
"Kau bangsat goblok!" teriak Craig saat dia jatuh. Ketika ia bangkit, ia sudah
ketinggalan sepuluh meter dari si Rusia.
Semyonov lari melewati pintu bercermin itu, masuk ke ruang tunggu umum, tidak
sempat melihat pintu sempit yang menuju ke luar yang ada di sebelah kirinya, dan
malahan berlari melewati pintu ganda yang besar yang berada di sebelah kanannya.
Ini membawanya kembali ke lorong tempat ia didorong liga puluh menit yang lalu
di atas brankar. Ia berbelok ke kanan lagi, mendapati sebuah brankar didorong ke
arahnya dikitari seorang dokter dan dua juru rawat yang memegangi botol-bolol ?plasma pasien korban kecelakaan Dr. Mehta. Brankar itu memblokir seluruh
?lorong; di belakangnya Semyonov mendengar bunyi sepalu bol yang berlari.
Di sebelah kirinya ada sebuah lobi berisi dua lift. Pintu salah satu lift itu
baru saja menutup, dan Semyonov berhasil menyusupkan diri melalui celahnya.
Ketika lift itu bergerak naik, ia mendengar suara polisi yang memukul-mukul
pintu yang sudah tertutup itu dengan sia-sia. Semyonov menyandarkan tubuhnya ke
belakang dan memejamkan matanya dengan perasaan tak berdaya.
Craig menemukan undakan dan berlari naik ke atas. Di seliap lantai ia mengamati
indikator di atas pintu lift. Lifl itu masih terus bergerak naik.
60 Di lantai terakhir, lantai sepuluh, ia merasa kepanasan, marah, dan terengah-
engah. Semyonov keluar di lantai sepuluh. Ia melongok ke balik sebuah pintu yang ada di
situ, tapi ternyata di dalamnya nampak deretan tempat tidur dengan pasien-pasien
yang sedang tidur. Masih ada satu pintu lagi, terbuka dan menuju sebuah undakan.
Ia berlari menaiki undakan itu, hanya untuk mendapati dirinya tiba di lorong
yang lain, dengan kamar-kamar mandi, dapur, dan gudang-gudang di kiri-kanannya.
Di ujung lorong terdapat pintu terakhir, dan di malam yang hangat dan lembap itu
pintu tersebut nampak terbuka, ke atap rata di puncak gedung.
Craig telah kehilangan jejak, tapi akhirnya ia terus juga berjalan melewati
pintu itu dan keluar ke udara malam. Sementara menyesuaikan matanya dengan
kegelapan, ia melihat sosok seorang pria di tembok pelindung sebelah utara. Rasa
jengkelnya mereda. Barangkali aku akan panik jika aku terbangun dan berada di
sebuah rumah sakit di Moskow, pikirnya, la mulai berjalan menghampiri sosok ^lu,
kedua tangannya dinaikkannya ke atas untuk menunjukkan bahwa ia tidak membawa
apa-apa. "Ayolah, Ivan, atau siapa pun nama Anda. Anda tidak apa-apa. Anda cuma mengalami
sualu guncangan kecil biasa. Mari kita sama-sama turun ke bawah."
Craig sudah terbiasa dengan kegelapan seka -
61 rang. Ia bisa melihat wajah orang Rusia itu dengan cukup jelas karena diterangi
cahaya kota di bawah. Orang itu menyaksikan dia mendekat sampai Craig telah
berada kira-kira setengah meter lebih dari dia. Lalu ia melihat ke bawah,
menarik napas dalam-dalam, memejamkan matanya, dan melompat
Craig tidak percaya dengan apa yang dilihatnya sampai beberapa delik kemudian,
bahkan setelah ia mendengar bunyi keras tubuh yang menghantam tanah di tempat
parkir dua puluh meter di bawah sana.
"Oh, Christ* ia menarik napas, "aku dalam kesulitan." Dengan jari-jari gemetar
ia menggapai radionya dan menghubungi Divisi.
Seratus meter dari bengkel dan pompa bensin BP dan kira-kira satu kilometer dari
halte bis terletak danau tempat rekreasi berperahu, dinaungi bayangan Pond
Hotel. Dari trotoar serangkaian undakan batu menuju ke bawah ke jalan setapak
yang mengelilingi danau itu, dan dekat dengan ujung bawah undakan itu -terdapat
dua bangku kayu. Sosok yang diam yang mengenakan pakaian kulit pengendara sepeda motor itu
memeriksa arlojinya. Jam tiga. Rendczvous-nya dijadwalkan jam dua. Keterlambatan
maksimal adalah satu jam. Ada lagi rendezvous kedua, sebagai penunjang, di
tempat lain, dua puluh empat jam kemudian. Ia
62 akan berada di sana. Jika kontaknya tetap tidak muncul, maka ia terpaksa
menggunakan radionya lagi. Ia bangkit dan meninggalkan tempat itu.
Constable McBain tidak sempat mengikuti seluruh pengejaran itu. Selama itu dia
berada di mobilnya, mencari tahu jam berapa tepatnya pengeroyokan yang brutal
itu terjadi dan saat dilakukan permintaan bantuan melalui telepon. Ia baru tahu
tentang pengejaran itu untuk pertama kalinya saat "neighbor"-nya (istilah di
Glasgow untuk "partner") turun ke ruang tunggu dengan wajah pucat dan sangat
terguncang. "Alistair, sudahkah kauperoleh nama dan alamatnya?" ia bertanya.
"Ia adalah... ia adalah... seorang pelaut Rusia," kata Craig.
"Oh, gila, itu yang paling kita perlukan. Bagaimana mengejanya?"
"Hughie, ia baru saja... terjun dari puncak gedung."
McBain meletakkan penanya dan menatap dengan rasa tidak percaya pada neighbor-
nya. Kini tinggal kerumitannya. Setiap polisi tahu bahwa kalau masalah jadi
berat mereka harus melindungi diri dulu mereka mengikuti prosedur tepat seperti?digariskan, tidak ada taktik-taktik koboi, tidak ada akal-akalan. "Kau sudah
menghubungi Divisi?" ia bertanya.
"Ya, seseorang sedang menuju ke sini."
63 "Mari kita menemui dokternya," kata McBain.
Mereka menemukan Dr. Mehta, yang sudah terlihat capek karena bekerja habis-
habisan malam itu, menangani begitu banyak kasus yang masuk. Ia mengikuti mereka
ke tempat parkir, berada di sana tidak lebih dari dua menit, memeriksa tubuh
yang hancur itu, menyatakan bahwa orang itu sudah meninggal dan bukan lagi
urusannya, lalu kembali ke pekerjaannya. Dua orang petugas rumah sakit membawa
selimut untuk menutupi mayat itu, dan tiga puluh menit kemudian sebuah ambulans
mengangkut jenazah itu ke krematorium kota di Jocclyn Square dekat Salt Market.
Petugas-petugas lain akan menanggalkan sisa pakaian yang masih ada sepatu, kaus
?kaki, celana, celana dalam, ikat pinggang, dan arloji setiap barang akan
?dimasukkan ke dalam kantong dan diberi label untuk diambil oleh para petugas
penyelidik. Di dalam rumah sakit ada tambahan formulir-formulir baru yang harus
diisi formulir pendaftaran disimpan sebagai bukti, walaupun sekarang menjadi ?mubazir untuk keperluan praktis dan kedua polisi itu memasukkan ke dalam
?kantong serta memberi label sisa milik orang yang sudah mati itu. Dalam daftar
disebutkan: anorak, 1; pullover berleher tinggi, 1; kantong kanvas, 1: sweater
rajutan tebal (tergulung), 1; dan kaleng tembakau bundar, 1.


Protokol Keempat Karya Frederick Forsyth di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Sebelum mereka selesai, sekitar lima belas menit setelah telepon Craig, seorang
inspektur dan 64 seorang sersan, keduanya berpakaian seragam, tiba di situ dari Divisi. Mereka
dipinjami sebuah kantor tata usaha yang kosong dan mulai mencatat pernyataan-
pernyataan kedua constable itu. Sepuluh menit kemudian sang inspektur menyuruh
si sersan pergi ke mobil untuk menelepon kepala polisi setempat. Saat itu jam
empat pagi hari Kamis, 9 April, tapi di Moskow jam delapan.
Jenderal Yevgeni Karpov menunggu sampai mereka sudah lepas dari lalu lintas
utama di kawasan Moskow selatan dan berada di jalan raya ke Yasyenevo sebelum
mulai bicara dengan Gregoriev. Rupanya, sopir berumur tiga puluh tahun itu tahu
bahwa ia dengan sengaja diatur untuk bertemu dengan sang Jenderal dan ia ingin
menyenangkan hati jenderal itu.
"Apa kau senang mengemudi untuk kami?"
"Sangat senang. Tuan."
"Yah, kerja begini membuat kau bisa keluar-keluar, kukira. Lebih enak daripada
pekerjaan di belakang meja."
"Ya, Tuan." "Kudengar kau menyetir untuk temanku Kolonel Philby baru-baru ini."
Hening sebentar. Sialan, dia sudah diberitahu untuk tidak mengatakannya, pikir
Karpov. "Er... ya. Tuan."
"Dulu biasanya dia menyetir sendiri sebelum mendapat stroke."
65 "Begitulah yang dikatakannya kepada saya. Tuan."
Lebih baik dilanjutkan saja. "Ke mana saja kaubawa dia?"
Hening lebih lama. Karpov bisa melihat wajah sopir itu dari kaca spion, la
nampak kualir dan bimbang.
"Oh, cuma sekitar Moskow saja, Tuan."
"Di mana tepatnya di sekitar Moskow itu, Gregoriev?"
"Oh, tidak. Tuan. Cuma di sekitarnya saja."
"Coba berhenti dulu di pinggir, Gregoriev."
Mobil Chaika itu menyimpang keluar dari jalur tengah yang khusus, memotong lalu
lintas yang bergerak ke selatan, dan berhenti di pinggir jalan.
Karpov mencondongkan badan ke depan. "Kau tahu aku ini siapa, Gregoriev?"
"Ya, Tuan." "Dan kau lahu pangkatku di KGB?"
"Ya, Tuan. Letnan Jenderal."
"Kalau begitu jangan main main denganku, anak muda. Ke mana lepatnya kaubawa
dia?" Gregoriev menelan ludah. Karpov bisa melihat dia sedang bergumul dengan dirinya
sendiri. Pertanyaannya adalah: siapa yang telah menyuruhnya untuk diam jika
ditanya ke mana dia membawa Philby" Kalau Philby sendiri yang memerintahkan,
Karpov lebih tinggi pangkatnya. Tapi kalau ilu diperintahkan oleh seseorang yang
lebih tinggi... Pada kenyataannya. Mayor Pavlov-Iah yang mc-66
merinlahkan, dan ia telah membuat Gregoriev takut setengah mati. la memang cuma
seorang mayor, lapi bagi orang Rusia orang-orang dari Direktorat Utama Satu
tidak diketahui nilainya, sedangkan seorang mayor dari Pasukan Pengawal
Kremlin.... Toh, jenderal tetap jenderal.
"Kebanyakan ke serangkaian pertemuan, Kamerad Jenderal. Ada yang di apartemen di
pusat kota Moskow, tapi saya tidak pernah masuk ke dalam, jadi saya tidak tahu
tepatnya apartemen yang mana yang dimasukinya."
"Ada yang di pusat kota Moskow.... Dan lainnya?"
"Kebanyakan tidak. Tuan, selalu, saya kira di dacha di luar Zhukovka."?Kawasan Komite Sentral, pikir Karpov. Atau Soviet Tertinggi. "Tahukah kau dacha
siapa ilu?" "Tidak, Tuan. Sejujurnya. Ia cuma menunjukkan arah-arahnya. Lalu biasanya saya
menunggu di mobil." "Siapa-siapa lagi yang muncul di pertemuan-pertemuan ilu?"
"Pernah salu kali. Tuan, ketika dua mobil tiba bersamaan. Saya melihat seseorang
keluar dari mobil yang salu dan memasuki dacha itu...."
"Dan kau mengenali dia?"
"Ya, Tuan. Sebelum saya bergabung di pool mobil KGB, saya bekerja sebagai sopir
di Angkatan Darat. Di tahun 1985 saya menjadi sopir seorang kolonel dari GRU.
Kami ditugaskan di Kan - 67 dahar, di Afghanistan. Salu kali perwira ilu pernah duduk di kursi belakang
dengan kolonel majikan saya. Dia adalah Jenderal Marchenko."
Wah, wah, wah, pikir Karpov, teman lamaku Pyotr Marchenko, spesialis dalam
destabilisasi. "Ada yang lain-lain di pertemuan-pertemuan ilu?"
"Hanya salu mobil lagi. Tuan. Kami para sopir suka ngobrol sedikit, sambil
menunggu dan melewatkan waktu. Tapi dia memang brengsek. Yang bisa saya ketahui
hanya bahwa ia menyetir untuk seorang anggota dari Akademi Ilmu Pengetahuan.
Sejujurnya, Tuan, hanya itu yang saya ketahui."
Teruskan menyetir, Gregoriev."
Karpov menyandar ke belakang dan memandang pohon-pohon yang melaju lewat. Jadi,
ada empat orang, yang mengadakan pertemuan untuk mempersiapkan sesuatu untuk
sang Sekretaris Jenderal. Tuan rumahnya adalah seorang anggota Komite Sentral,
atau barangkali Soviet Tertinggi, dan ketiga orang lainnya adalah Philby,
Marchenko, dan seorang akademisi yang belum diketahui namanya.
Besok pagi, Jumat, para vlasti ini akan menyelesaikan pekerjaan rutin mereka
secepat mungkin kemudian berlibur di dacha-dacha mereka. Karpov tahu bahwa
Marchenko punya vila dekat Peredelkino, tidak jauh dari vilanya sendiri. Ia juga
tahu kelemahan Marchenko, dan ia mendesah. Sebaiknya ia membawa brandy banyak-
banyak. Akan berlangsung suatu perbincangan berat
68 Kepala Polisi Charlie Forbes mendengarkan semua keterangan Constable Craig dan
McBain dengan serius, dan sesekali mengajukan pertanyaan dengan nada lembut
Forbes tidak ragu bahwa mereka mengatakan yang sebenarnya, tapi ia sudah cukup
lama bertugas di kepolisian sehingga tahu bahwa kebenaran lidak selalu bisa
menyelamatkan seseorang. Ini sungguh merupakan suatu kasus yang tidak enak. Secara teknis, orang Rusia
itu sudah berada dalam perlindungan polisi, walaupun masih dalam perawatan di
rumah sakit. Tak ada orang lain di puncak gedung ilu selain Constable Craig.
Tidak ada alasan jelas mengapa orang ilu harus melompat Forbes bahkan lidak
peduli mengapa, dengan anggapan, seperti anggapan orang lain juga, bahwa orang
itu berada dalam keadaan sangat terguncang dan panik disebabkan oleh halusinasi
sementara. Yang ada di dalam benaknya saat itu hanyalah kemungkinan-kemungkinan
yang harus dihadapi polisi Strathclyde.
Ada kapal yang harus dilacak, kaptennya harus diwawancarai, identifikasi resmi
atas jena/ah itu, Konsul Soviet diberitahu, dan tentunya harus ada siaran pers;
pers sialan yang akan menyorot masalah itu dengan menggunakan unsur-unsur yang
mengarah ke kebrutalan polisi. Yang paling menjengkelkan adalah, kalau nanti
mereka mengajukan pertanyaan tajam, maka ia tidak akan bisa menjawab. Mengapa
orang tolol itu melompat"
69 Pada jam selengah lima tidak ada lagi yang bisa dilakukan di rumah sakit itu.
Roda penyelidikan akan menggelinding lagi nanti saat fajar merekah. Forbes
memerintahkan mereka kembali ke divisi mereka masing-masing di markas besar.
Pada jam enam kedua itu telah selesai dengan laporan mereka yang panjang dan
Charlie Forbes sedang berada di kantornya menyelesaikan masalah-masalah yang
menyangkut prosedur penyelidikan. Suatu pelacakan mungkin sia-sia ?saja dilakukan terhadap wanita yang menelepon ke nomor 999 itu. Pernyataan-
?pernyataan dicatat dari kedua petugas ambulans yang menjawab telepon McBain
melalui pusat kontrol telepon di Divisi. Setidak-tidaknya ada satu hal yang
pasti yaitu, pengeroyokan yang dilakukan para Ned terhadap orang itu.
Juru rawat di ruang gawat darurat telah menceritakan versinya; Dr. Mehta, yang
pekerjaannya terganggu, juga telah membual pernyataan; petugas di front desk
telah bersaksi melihat pria bertelanjang dada itu, dikejar Craig, lari melintasi
ruang tunggu. Setelah itu, selama pengejaran ke puncak gedung, tak seorang pun
melihat mereka. Forbes telah mengidentifikasi satu-satunya kapal Soviet di pelabuhan sebagai
kapal Akademik Komarov dan mengirimkan mobil polisi untuk meminta kaptennya
mengidentifikasi jenazah ilu; ia telah membangunkan Konsul Soviet, yang akan
datang ke kantornya pada jam sembilan dengan membawa protes, pasti. Ia lelah
?mempersiapkan 70 bawahannya sendiri, seorang chief constable, dan pejabat pengatur masalah
keuangan, yang kantornya, di Skotlandia, mencakup pula tugas-tugas pemeriksaan
jenazah. Barang-barang milik orang yang mati itu "productions* ^telah dimasukkan ke
? dalam kantong dan akan dibawa ke kantor polisi Partick (pengeroyokan itu terjadi
di Partick) untuk disimpan dan dikunci atas perintah pejabat pengatur keuangan
itu, yang telah berjanji untuk memberi wewenang pemeriksaan mayat pada jam
sepuluh pagi itu. Charlie Forbes merentangkan otot-ototnya dan menelepon kantin
untuk memesan kopi dan kue-kue.
Sementara Kepala Polisi Forbes di markas besar Strathclyde di Pitt Street
menyelesaikan administrasinya. Constable Craig dan McBain menandatangani laporan
mereka di Divisi dan pergi ke kantin untuk sarapan pagi. Keduanya merasa cemas
dan mereka menyatakan kecemasan mereka pada seorang sersan detektif tua dari
divisi pakaian preman yang duduk di meja mereka. Setelah selesai sarapan, mereka
minta izin dan diberi izin untuk pulang ke rumah dan tidur.
Sesuatu yang mereka katakan menyebabkan detektif itu pergi menelepon di telepon
umum di aula di luar kantin. Orang yang diganggunya saat itu wajahnya masih ?penuh dengan krim cukur adalah Inspektur Detektif Carmichacl, yang me -
?71 nyimak dengan cermat, menutup telepon itu, dan menyelesaikan bercukur sambil
merenung-renung. Carmichael berdinas di Cabang Khusus.
Pada jam setengah delapan, Carmichael menghubungi inspektur kepala dari divisi
berseragam yang akan menghadiri pemeriksaan mayat dan menanyakan apakah ia boleh
ikut hadir di sana. "Silakan," kata inspektur kepala itu. "Rumah mayat kota jam
sepuluh." Di rumah mayat yang sama, pada jam delapan, kapten kapal Akademik Komarov,
ditemani oleh pejabat politik yang selalu mengikutinya, menatap ke layar video
di mana wajah rusak petugas geladak Semyonov segera muncul. Ia mengangguk
perlahan dan menggumam dalam bahasa Rusia.
"Itu benar dia," kata pejabat politik itu. "Kami ingin bertemu dengan konsul
kami." "Ia akan berada di Pitt Street pada jam sembilan," kata sersan yang berseragam
yang menemani mereka. Kedua orang Rusia itu nampak terguncang dan bagai orang
yang kalah. Pastilah sangat sedih kehilangan rekan sekapal yang akrab, pikir
sersan itu. Pada jam sembilan Konsul Soviet diantarkan ke dalam kantor di Pitt Street tempat
kerja Kepala Polisi Forbes. Ia berbahasa Inggris dengan fasih. Forbes menyilakan
dia duduk dan menceritakan peristiwa semalam. Sebelum dia selesai, konsul itu
menukas marah. "Ini keterlaluan," orang Rusia itu memulai.
72 "Saya harus segera menghubungi Kedutaan Rusia di London...."
Ada ketukan di pintu dan kapten kapal Akademik Komarov bersama pejabat
politiknya dipersilakan masuk. Sersan yang berseragam itu adalah pengawal
mereka, tapi ada satu orang lagi yang menyertai mereka. Ia mengangguk kepada
Forbes. "Pagi, sir. Anda berkeberatan kalau saya ikut duduk?"
"Silakan, Carmichael. Kurasa ini akan jadi masalah pelik."
Tapi tidak. Pejabat politik itu baru sepuluh detik berada dalam ruang itu ketika
ia menarik Konsul Soviet ke samping dan berbisik dengan marah di telinganya.
Konsul ilu meminta maaf dan kedua orang itu mengundurkan diri ke lorong di luar.
Tiga menit kemudian mereka kembali. Konsul ilu bersikap resmi dan sopan. Ia
harus, tentu saja, menghubungi kedutaannya terlebih dulu. Ia merasa pasti bahwa
polisi Strathclyde akan berupaya sekuat tenaga untuk menangkap berandal-berandal
itu. Apakah mungkin jenazah pelaut itu, bersama semua barang miliknya, diangkut
ke Leningrad dengan kapal Akademik Komarov, yang akan berlayar hari ilu"
Forbes bersikap sopan tapi keras. Penyelidikan polisi dan upaya unluk menangkap
para penyerang itu akan dilanjutkan. Selama ilu, jenazah harus tetap disimpan di
rumah mayat dan semua barang milik orang itu akan disimpan dalam tempat yang
73 terkunci di kantor polisi Partick. Konsul ilu mengangguk. Ia juga memahami arti
prosedur. Akhirnya orang-orang Rusia itu pergi.
Pada jam sepuluh, Carmichael memasuki ruang postmortem (pemeriksaan mayat),
tempat Profesor Harland sedang melakukan pembersihan. Perbincangan, seperti
biasa, berkisar sekitar masalah-masatah cuaca, permainan golf, nilai-nilai
kehidupan sehari-hari. Dua meter dari situ terbujur tubuh Semyonov, di atas
sebuah papan datar, dalam keadaan luka-luka dan terkoyak.
"Bolehkah saya melihatnya?" tanya Carmichael. Ahli patologi dari kepolisian ilu
mengangguk. Selama sepuluh menit Carmichael mengamati apa yang masih bisa diamati dari tubuh
Semyonov. Setelah meninggalkan rumah mayat, tepai pada saat profesor itu akan
mulai melakukan pembedahan, ia lalu pergi ke kantornya di Pitl Street dan
menelepon ke Edinburgh atau lebih tepatnya, ke Departemen Perumahan dan ?Kesehatan Skotlandia, yang dikenal sebagai Scottish Office, di Saint Andrew's
House. Di sana ia berbicara dengan seorang pensiunan asisten komisaris yang
berdinas di Scottish Office itu karena satu alasan: untuk bertindak sebagai
penghubung dengan Ml 5 di London.
Pada lengah hari telepon berdering di kantor C5(C) di Gordon. Bright yang
mengangkatnya, menyimak sebentar, dan mengacungkannya kepada
74 Preston. "Untuk kau. Mereka tidak mau berbicara dengan orang lain." "Siapa itu?"
"Scottish Office, Edinburgh."
Preston mengambil telepon itu. "John Preston.... Ya, selamat siang...." Ia
mendengarkan selama beberapa menit, alisnya berkerut Ia menuliskan nama
Carmichael pada secarik kertas. "Ya, saya kira sebaiknya saya ke sana. Bisakah
Anda sampaikan kepada Inspektur Carmichael bahwa saya akan naik pesawat yang jam
tiga, dan bisakah ia menjumpai saya di Glasgow Airport" Terima kasih."
"Glasgow?" lanya Bright "Apa yang sedang mereka tangani?"
"Oh, seorang pelaut Rusia yang melompal dari puncak sebuah gedung, dan yang
mungkin identitas aslinya berbeda dengan yang dibawa-bawa dia. Aku akan kembali
besok. Mungkin tidak ada apa-apa. Tapi toh perlu ke sana, supaya aku bisa keluar
sebentar dari kantor ini...."
14 Glasgow airport terletak dua belas kilometer di sebelah barat daya kota itu dan
dihubungkan oleh jalan raya M8. Pesawat yang ditumpangi Preston mendarat pada
jam setengah lima lewat sedikit, dan dengan hanya membawa satu tas tangan, ia
sudah berada di ruang utama bandara itu sepuluh menit kemudian. Ia menuju
Airport Information dan petugas memanggil "Mr. Carmichael". Inspektur detektif
dari Cabang Khusus itu muncul dan memperkenalkan diri. Lima menit kemudian,
mereka sudah berada di mobil sang Inspektur dan meluncur di jalan raya yang
menuju ke kota yang mulai gelap.
"Mari kita bicara sambil bermobil," Preston mengusulkan. "Mulailah dari awal dan
ceritakan apa yang lelah terjadi."
Carmichael bercerita dengan sangat ringkas dan tepat Ada banyak celah yang tak
bisa diisinya, tapi dia tadi punya waktu untuk membaca laporan kedua polisi itu,
terutama yang ditulis oleh Con -
76 stable Craig, sehingga ia bisa menguraikan sebagian besar dari laporan tersebut
Preston mendengarkan dengan berdiam diri.
"Apa yang membuat Anda menelepon Scottish Office dan meminta seseorang untuk
datang dari London?" akhirnya ia bertanya.
"Saya mungkin keliru, tapi ada kemungkinan bahwa orang itu bukan pelaut kapal
dagang," kata Carmichael.
"Harap lanjutkan."
"Ada sesuatu yang diucapkan Craig di kantin di Divisi pagi tadi," kala
Carmichael. "Saya sendiri lidak berada di sana, tapi ucapan itu didengar oleh
seseorang dari CID, yang lalu menelepon saya. Apa yang dikatakan Craig,
disetujui oleh McBain. Tapi keduanya tidak menyebutkan hal itu di dalam laporan
resmi mereka. Anda tahu, laporan harus berdasarkan fakta; dan ini hanyalah
perkiraan dari kedua polisi itu. Toh, kelihatannya ada manfaatnya untuk
diselidiki." "Saya mendengarkan."
"Kata mereka, ketika mereka menemukan pelaut itu, ia sedang meringkuk dalam
posisi seperti bayi dalam kandungan, kedua tangannya memeluk kantong kanvas,
yang ditekankannya ke perutnya. Ungkapan yang dipakai Craig adalah 'ia
melindungi barang itu seperti melindungi seorang bayi*."
Preston langsung melihat keganjilannya. Jika seseorang sedang ditendangi sampai


Protokol Keempat Karya Frederick Forsyth di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

setengah mati, nalurinya adalah meringkuk seperti sebuah bola.
77 seperti yang dilakukan Semyonov, lapi ia akan menggunakan tangannya untuk
melindungi kepala. Mengapa seseorang bersedia menerima tendangan-tendangan di
kepalanya yang tak terlindung hanya supaya ia bisa melindungi kantong kanvas
yang tidak berharga" "Selelah itu," Carmichael melanjutkan, "saya mulai merasa heran mengingat tempat
dan waktunya. Para pelaut di Pelabuhan Glasgow biasanya pergi ke Betty's Bar
atau Stable Bar. Orang ini berada enam kilometer jaujinya dari pelabuhan,
menyusuri jalan yang entah menuju ke mana, lama setelah toko-toko tutup, dan
tidak ada bar di sekitar situ. Apa sebenarnya yang akan dilakukannya di situ
pada jam begitu?" "Pertanyaan yang bagus," kata Preston. "Selanjutnya?"
"Pada jam sepuluh pagi ini saya pergi ke tempat postmortem. Tubuh itu cukup
terkoyak karena jatuh dari atas, tapi bagian depan wajahnya masih cukup baik
kecuali ada beberapa luka. Sebagian besar pukulan para Ned mengenai belakang
kepalanya dan badannya. Saya sering melihat wajah petugas dek kapal dagang
sebelumnya. Biasanya wajahnya kasar dimakan cuaca, karena angin, kecoklatan, dan
berkerut-kerut Orang ini wajahnya halus dan pucat wajah orang yang tidak ?terbiasa dengan kehidupan di atas geladak.
"Lalu, tangannya juga. Mestinya kccoklatan di bagian punggungnya, kasar di
bagian telapaknya. 78 Tangan-tangan itu nampak halus dan putih, sama sekali tidak seperti tangan
seorang pekerja geladak. Akhirnya, giginya. Saya menduga seorang petugas geladak
dari Leningrad pasti timbalan giginya dari amalgam (campuran logam) dan kalau
ada gigi palsu pasti dari baja, cara Rusia. Orang ini gigi-giginya ditambal
dengan emas dan ada dua yang dilapis dengan emas juga."
Preston mengangguk menyatikan setuju. Carmichael sangat jeli dan teliti. Mereka
sampai di tempat parkir hotel tempat Carmichael telah memesan kamar untuk
Preston, untuk malam itu.
"Ini yang terakhir. Kecil, tipi barangkali ada artinya," kata Carmichael.
"Sebelum postmortem dilakukan. Konsul Soviet datang mengunjungi kepala polisi
kami di Pill Street Dia hampir saja melancarkan protes ketika kapten kapal itu
liba didampingi pejabat politiknya. Saya bersama mereka juga. Pejabat politik
itu menarik konsul itu keluar dari ruangan dan mereka berbicara berbisik-bisik.
Ketika konsul itu kembali ke ruangan, sikapnya berubah menjadi sopan dan penuh
pengertian. Seakan pejabat politik itu telah mengatakan kepadanya, sesuatu
tentang orang yang mati itu. Saya memperoleh kesan bahwa mereka tidak ingin
menyebabkan timbulnya gelombang sampai mereka menghubungi kcdutian mereka di
London." "Apa Anda telah mengatakan kepada seseorang di cabang berseragam bahwa saya akan
datang?" tanya Preston.
79 "Belum," jawab Carmichael. "Apa Anda ingin saya melakukan itu?"
Preston menggelengkan kepala. "Tunggu saja sampai esok pagi. Akan kita putuskan
saat itu. Mungkin tidak ada apa-apanya."
"Ada lagi yang Anda perlukan?"
"Copy dari berbagai laporan ilu semuanya, kalau Anda bisa memperolehnya. Dan ?daftar barang-barang milik korban. Ngomong-ngomong, ilu semua ada di mana?"
"Disimpan dalam tempat terkunci di kantor polisi Partick. Saya akan mengupayakan
copy-copy itu dan mengirimkannya ke sini nanti"
Jenderal Karpov menelepon seorang teman di GRU dan mengarang cerita bahwa salah
satu kurirnya telah membawakan untuknya beberapa botol brandy Prancis dari
Paris. Ia sendiri tidak pernah minum brandy, tapi ia pernah berutang budi pada
Marchenko. Ia akan mengirimkan brandy itu ke dacha Marchenko di akhir pekan. Ia
hanya perlu tahu apakah ada orang di sana yang akan menerimanya. Apakah temannya
itu punya nomor vila Marchenko yang di Percdclkino" Teman GRU itu ternyata
punya. Ia memberikannya kepada Karpov dan tidak berpikir lagi tentang itu.
Di kebanyakan dacha milik para penguasa Soviet selalu ada seorang pengurus rumah
atau pelayan pria yang tinggal di situ selama bulan-bulan musim dingin, untuk
menjaga agar perapian tetap
80 menyala sehingga akhir pekan sang pemilik tidak dimulai dengan rasa dingin yang
menggigit tulang. Adalah pengurus rumah Marchenko yang menjawab telepon Karpov.
Ya, jenderal itu benar akan datang esoknya, hari Jumat; biasanya ia tiba di sana
sekitar jam enam petang. Karpov mengucapkan terima kasih dan menutup telepon. Ia
memutuskan akan menyuruh sopirnya pulang, menyetir sendiri, dan membuat kejutan
bagi jenderal GRU itu pada jam tujuh.
Preston tidak bisa memejamkan mala di tempat tidurnya, berpikir-pikir.
Carmichael telah membawakan semua laporan yang diambil dari rumah sakit Western
Infirmary dan dari Divisi. Seperti semua catatan polisi, laporan-laporan itu
ditulis dengan kaku dan resmi, sama sekali berbeda dengan cara orang bertutur
mengenai apa yang telah dilihat dan didengarnya. Semua fakta ada di sana,
tentunya, tapi kesan-kesannya tidak ada.
Apa yang tidak bisa diketahui oleh Preston, karena Craig tidak menyebutkannya
dan juru rawat itu tidak melihatnya, adalah bahwa sebelum berlari ke arah lorong
di antara ruang-ruang pemeriksaan itu, Semyonov telah merampas kaleng tembakau
bundar itu. Craig cuma menyalakan dengan singkat bahwa orang yang terluka itu
"menyerobot melewati saya".
Juga daftar barang milik itu productions tidak terlalu membantu. Disebutkan
? ?ada kaleng tem - 81 bakau bundar dan "isinya- yang bisa saja cuma dua ons tembakau shag.
?Preston mengutak-atik berbagai kemungkinan di benaknya. Pertama: Semyonov adalah
seorang agen ilegal yang disusupkan ke Inggris. Kesimpulan: Sangat kecil
kemungkinannya. Namanya ada pada daftar awak kapal dan akan kentara kalau dia
tidak ikut balik ke Leningrad bersama kapal itu.
Baiklah. Kedua: Ia dimaksudkan tiba di Glasgow dengan kapal itu, dan berangkat
lagi dengan kapal yang sama pada Kamis malam. Apa yang dilakukannya di malam
buta di pertengahan Great Western Road" Menyampaikan kiriman atau melakukan
rendezvous" Bagus. Atau malahan menjemput bingkisan yang akan dibawanya kembali
ke Leningrad" Lebih bagus lagi. Tapi setelah itu, habis sudah kemungkinan-
kemungkinan yang bisa digali Preston.
Seandainya Semyonov telah menyampaikan apa yang harus disampaikannya, mengapa ia
berusaha melindungi kantong kanvas itu seakan hidupnya tergantung pada itu"
Padahal barangkali kantong ilu sudah lak ada Isinya yang penting.
Seandainya ia datang untuk menjemput sesuatu, lapi belum sempat melakukannya,
maka logika yang sama bisa diterapkan. Kalau ia sudah menjemput sesuatu, mengapa
tak ada sesuatu yang nampak penting, seperti misalnya setumpuk kertas, yang bisa
ditemukan di tubuhnya"
Seandainya barang yang akan disampaikan atau
82 dijemputnya ilu bisa disembunyikan di tubuhnya, mengapa ia perlu membawa kantong
kanvas itu" Kalau ada sesuatu yang dijahitkan pada anorak-nya atau celananya
atau disembunyikan di tumit sepalunya, mengapa tidak dibiarkannya saja para Ned
itu mengambil kantong kanvasnya, yang memang mereka inginkan" Dengan begitu ia
akan terhindar dari pemukulan, dan bisa melakukan rendczvous-nya atau kembali ke
kapalnya (ke arah mana pun yang sedang ditujunya) dengan hanya sedikit terluka.
Preston menggali beberapa kemungkinan lagi dalam benaknya. Semyonov datang
sebagai kurir untuk sebuah rendezvous tatap muka dengan seorang agen ilegal
Soviet yang sudah menetap di Inggris. Untuk menyampaikan pesan lisan" Tidak
mungkin; ada berbagai cara yang lebih baik untuk menyampaikan informasi dengan
kode rahasia. Untuk menerima laporan lisan" Sama juga. Untuk bertukar kedudukan
dengan seorang ilegal yang menetap, untuk menggantikan tempatnya" Tidak, foto
yang ada di buku pelautnya itu jelas-jelas memang Semyonov. Seandainya dia
memang dimaksudkan untuk bertukar posisi dengan seorang ilegal, Moskow pasti
lelah memberi dia buku duplikat dengan foto yang cocok, supaya orang yang
digantikannya itu bisa keluar dengan kapal Akademik Komarov sebagai petugas
geladak Semyonov. Buku yang kedua itu pasti akan ditemukan di tubuhnya. Kecuali
jika dijahilkan di 83 pinggiran... pinggiran apa" Pinggiran jasnya" Kalau begitu, .mengapa dia menahan
pukulan untuk melindungi kantong kanvas itu" Apakah buku tersebut disembunyikan
di alas kantong kanvas" Itu lebih mungkin.
Semua kemungkinan nampaknya kembali lagi ke kantong kanvas itu. Saat tengah
malam hampir tiba, Preston menelepon Carmichael di rumahnya.
"Bisakah Anda menjemput saya jam delapan esok pagi?" ia bertanya. "Saya
bermaksud pergi ke Partick dan melihat barang-barang milik korban."
??? Saat makan pagi hari Jumat itu, Yevgeni Karpov bertanya pada istrinya, Ludmilla,
"Bisakah kaubawa anak-anak keluar ke dacha dengan Volga sore ini?"
"Tentu. Kau akan menyusul langsung setelah pulang dari kerja?"
Ia mengangguk, setengah melamun. "Aku akan terlambat Aku harus menjumpai
seseorang dari GRU."
Ludmilla Karpov diam-diam mengeluh. Ia tahu, Karpov memelihara seorang
sekretaris montok di sebuah apartemen kecil di Distrik Arbat Ia tahu, sebab
istri-istri suka bergunjing, dan dalam masyarakat yang begitu terkotak-kotak
seperti masyarakatnya, kebanyakan temannya adalah istri para
84 pejabat yang berpangkat sejajar. Ia juga tahu bahwa suaminya tidak tahu ia tahu.
Ia berumur lima puluh tahun dan mereka sudah menikah selama dua puluh delapan
tahun. Perkawinan mereka cukup baik, mengingat pangkat yang dicapai Karpov, dan
ia adalah seorang istri yang baik. Seperti wanita-wanita lain yang menikah
dengan pejabat FCD (Direktorat Utama Satu), ia tidak ingat lagi berapa banyak
malam yang dilewatkannya dengan menunggu kepulangan suaminya, sementara suaminya
sedang berada di ruang rahasia kedutaan di negeri asing. Ia selalu menahan diri
menghadapi kebosanan-kebosanan yang terus-menerus dirasakannya saat menghadiri
pesta-pesta cocktail diplomatik yang tak terhitung banyaknya. Ludmilla tidak
bisa berbahasa asing, sementara suaminya dengan luwes dan ramah berjalan
berkeliling, fasih berbahasa Inggris, Prancis, dan Jerman, dan melaksanakan
pekerjaannya dalam penyamaran tugasnya di kedutaan.
Ia tidak bisa menghitung lagi minggu-minggu yang dilewatkannya seorang diri,
ketika anak-anak masih kecil dan Karpov masih seorang perwira junior, rumah
mereka hanyalah sebuah apartemen yang kecil dan sempit tanpa pembantu, sementara
Karpov sedang dalam perjalanan, atau menunaikan tugas, atau sedang berdiri di
bawah bayang-bayang Tembok Berlin menantikan seorang kurir yang akan pulang ke
Timur. Ia telah mengenal kepanikan dan ketakutan yang
85 dirasakan oleh orang yang bahkan tidak bersalah, yaitu kata u; di sebuah pos di?negara asing salah seorang rekan Karpov menyeberang ke Barat, dan orang-orang
?KR (kontra-intelijen) menanyai dia selama berjam-jam tentang apa yang mungkin
telah dikatakan orang itu atau istrinya kepadanya. Saat itu ia memandang dengan
rasa kasihan pada istri si pembelot, seorang wanita yang dikenalnya dengan baik
tapi yang sekarang ia tak berani mendekatinya, yang dikawal keluar menuju
pesawat Aeroflot yang menunggunya. Memang ini risiko pekerjaan, demikian kata
Karpov setiap kali ia menghiburnya.
Itu sudah lama lewat Sekarang Zhenia-nya sudah menjadi jenderal; apartemen di
Moskow itu sejuk dan luas; ia telah membual dacha mereka menjadi cantik dalam
cara yang disukai suaminya, dengan kayu cemara dan permadani, nyaman tapi
bersuasana pedesaan. Dua anak laki-laki merupakan kebanggaan mereka; keduanya
sudah di universitas, satu akan menjadi dokter, dan satunya lagi akan menjadi
ahli fisika. Tidak akan ada lagi apartemen-apartemen kedutaan yang mengerikan,
dan liga tahun lagi Karpov akan pensiun dengan diberi penghargaan dan dana
pensiun yang banyak. Jadi, kalau ia sedikit bersenang-senang satu malam setiap
minggunya, ia tidak berbeda dengan kebanyakan rekan seumurnya. Mungkin itu lebih
baik daripada kalau suaminya menjadi seorang pemabuk konyol, seperti beberapa
rekannya, atau 86 seorang mayor yang dikirim ke salah satu republik di Asia yang terkutuk, untuk
mengakhiri kariernya di sana. Toh, ia tetap mengeluh di dalam hati.
Kantor polisi Partick bukanlah bangunan yang paling memikat di kota Glasgow yang
cantik, tapi Carmichael dan Preston tidak sedang melakukan wisata untuk
mengagumi arsitektur kota. Mereka lebih tertarik pada productions dari peristiwa
pengeroyokan/bunuh diri di malam sebelumnya, yang lelah ditangani oleh kantor
polisi setempat Sersan yang bertugas di meja penerima tamu mengalihkan tugasnya
pada seorang constable dan ia mengantarkan mereka ke belakang, di mana ia lalu
membuka kunci sebuah pintu ruangan yang penuh dengan filing cabinet Tanpa
menunjukkan keheranan, ia menerima kartu Carmichael dan percaya akan
penjelasannya bahwa ia dan rekannya harus memeriksa productions itu untuk
melengkapi laporan mereka, bahwa orang yang mati ilu adalah pelaut asing dan
sebagainya. Sersan itu tahu tentang laporan-laporan; ia menghabiskan separo
hidupnya dengan menyusun laporan-laporan. Tapi ia meninggalkan ruangan itu
sementara mereka membuka kantong-kantong dan memeriksa isinya.
Preston memulai dengan sepatu, memeriksa kemungkinan tumit palsu, sol yang bisa
dicopot, atau rongga di ujung sepatu, di bagian jari-jari. Tidak ada apa-apa.
Kaus kaki diperiksa dengan lebih cepat, begitu juga celana dalam. Arloji
itu bagian ? 87 belakangnya dicopotnya tapi itu hanya arloji biasa. Pemeriksaan celana panjang ?makan waktu lebih lama; ia meraba semua kelim dan jahitan pinggir, mencari-cari
jahitan baru atau sesuatu yang tebal yang bukan disebabkan oleh lipatan ganda
bahan tekstilnya. Tidak ada apa-apa.
Sweater berleher tinggi yang dipakai orang itu gampang diperiksa; tidak ada
kelim dan tidak ada kertas yang disembunyikan atau benjolan keras, la
menghabiskan waktu lebih banyak ketika memeriksa anorak, tapi tetap saja tidak
ada hasilnya. Ketika sampai pada kantong kanvas, ia bertambah yakin bahwa kalau
Kamerad Semyonov yang misterius memang membawa sesuatu, maka jawabannya terletak
di sini. Ia mulai dengan sweater tergulung yang tadinya ada di dalam kantong kanvas,
lebih untuk menyingkirkan berbagai kemungkinan dan bukan untuk maksud lain.
Ternyata bersih. Lalu ia mulai menggarap kantong kanvas itu sendiri. Selengah
jam kemudian berubah ia puas dan yakin bahwa alasnya hanyalah sebuah lempeng
kanvas yang dijahit ganda, sisi-sisinya dari kanvas tunggal, dan lubang-lubang
logam di bagian alasnya bukanlah transmiter mini dan tali penutupnya bukan
antene rahasia. Jadi tinggal kaleng tembakau ilu. Kaleng itu buatan Rusia, sebuah kaleng biasa
yang tutupnya bersekrup dan masih menyebarkan aroma tembakau yang tajam. Kapas
itu benar kapas, lalu ting -
88 gal tiga disk atau lempeng logam itu: yang dua mengkilap, seperti aluminium,
ringan sekali; yang satu kusam dan berat, seperti timah. Ia duduk menatap
ketiganya sebentar setelah diletakkan di atas meja; Carmichael memandangnya, dan
sersan ilu memandang ke lantai.
Yang membingungkan bukannya karena lempeng-lempeng itu merupakan sesuatu; yang
membingungkan adalah bahwa lempeng-lempeng ilu tidak menyerupai apa pun.
Lempeng-lempeng aluminium ilu tadinya berada di atas dan di bawahnya terletak
lempeng yang berat itu; yang berat garis tengahnya lima sentimeter, dan yang
ringan tujuh setengah sentimeter. Ia berusaha membayangkan apa fungsi yang
mungkin dipunyai oleh lempeng-lempeng ilu, dalam komunikasi radio, dalam
menerapkan kode atau memecahkan kode, dalam fotografi. Dan jawabannya
adalah tidak ada. Ilu cuma lempeng logam biasa. Toh, ia masih saja yakin sekali
?bahwa orang itu memilih mati daripada membiarkan lempeng itu jatuh ke tangan
para Ned yang barangkali hanya akan membuangnya ke selokan atau membiarkan
? ?dirinya tertangkap dan diinterogasi tentang lempeng ilu.
Presion bangkit dan mengusulkan makan siang. Sersan itu, yang merasa ia telah
membuang waktu sia-sia pagi ilu, mengembalikan barang-barang ilu ke kantong-
kantongnya semula dan menguncinya di dalam filing cabinet Lalu ia mengantarkan
mereka keluar. 89 Selama makan siang di Pond Hotel Preslon telah mengusulkan agar mereka naik
?mobil melewati tempat terjadinya pengeroyokan ia minta diri untuk menelepon.
?"Barangkali agak lama," katanya kepada Carmichael. "Minumlah brandy Sassenach
s." Carmichael menyeringai. "Akan saya lakukan, dan saya akan membuat toast untuk
Bannock-burn." Tanpa terlihat dari dalam ruang makan itu, Preston meninggalkan hotel dan
berjalan menuju bengis.' "d"." pompa bensin BP, dia membeli keperluan-keperluan
kecil di toko yang bersebelahan dengannya. Ia lalu berjalan balik ke hotel dan
menelepon ke London, la memberikan kepada asistennya. Bright, nomor telepon
kantor polisi Partick dan mengatakan kepadanya dengan tepat jam berapa ia ingin


Protokol Keempat Karya Frederick Forsyth di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

ditelepon balik. Setengah jam kemudian, Preston dan Carmichael sudah kembali ke kantor polisi
lagi, sersan itu sambil mengomel mengantarkan mereka sekali lagi ke ruangan
tempat barang-barang milik korban disimpan. Preslon duduk di belakang meja yang
menghadap ke telepon dinding di seberang ruangan. Di depannya, di atas meja, ia
meletakkan pakaian-pakaian dari kantong-kantong ilu dan membentuknya seperti
barikade. Pada jam tiga telepon berdering; pusat kontrolnya menunjukkan telepon
ilu datang dari London. Sersan itu yang mengangkatnya.
90 "Untul* Anda, sir. London bicara," katanya pada Preslon.
"Bisakah Anda menjawabnya?" Preslon meminta Carmichael. "Coba lihai apakah ilu
penting." Carmichael bangkit dan melintasi ruangan ke tempat sersan itu masih memegangi
telepon. Untuk sesaat kedua pria Skotlandia itu menghadap ke dinding.
Sepuluh menit kemudian Preston sudah selesai dengan semua yang ingin
dilakukannya. Carmichael mengantarkannya ke bandara.
"Saya akan mengirimkan laporan, tentu saja," kata Preston. "Tapi saya tidak
mengerti mengapa orang Rusia itu begitu cemas. Berapa lama barang-barang milik
korban akan dikunci di Partick?"
"Oh, masih berminggu minggu lagi. Konsul Soviet telah diberitahu tentang ilu.
Pencarian gerombolan Ned itu masih terus dilakukan, tapi akan makan waktu lama.
Mungkin kami akan menangkap salah satu dari mereka dengan tuduhan lain supaya ia
mau 'menyanyi'. Tapi saya meragukan itu."
Preston melakukan check in untuk pesawatnya, la diminta naik dengan segera.
"Anda tahu, konyolnya adalah," kata Carmichael saat ia mengantarkan Preslon,
"seandainya si Rusia itu bersikap tenang-tenang saja, kami pasti sudah
mengantarkan dia kembali ke kapalnya dengan
91 permintaan maaf kami dia dan mainannya yang kecil-kecil itu."?Saat pesawat *naik ke angkasa, Preston pergi ke toilet untuk bisa berada
sendiri, dan ia mengamati ketiga lempeng yang telah dibungkusnya dalam
saputangannya. Masih saja lempeng-lempeng itu belum berarti apa-apa baginya.
Ketiga benda kecil yang diperolehnya dari toko bengkel di sebelah pompa bensin
dan yang ditukarnya dengan "mainan kecil" Rusia ilu akan bertahan untuk
sementara waktu. Sementara itu ada seseorang yang akan dimintanya memeriksa
lempeng-lempeng logam itu. Orang itu bekerja di luar kota London, dan Bright
seharusnya sudah meminta dia untuk menunggu di petang hari Jumat itu sampai
Preston tiba. Karpov tiba di dacha Jenderal Marchenko saat hari sudah gelap, pada jam tujuh
lebih sedikit Pintu dibukakan oleh ajudan sang Jenderal, yang mengantarkan dia
ke ruang duduk. Marchenko sudah berdiri dan nampak terkejut dan senang melihat
temannya dari dinas intelijen yang lain yang lebih besar. "Yevgeni Scrgcivitch,"
ia berseru. "Apa yang membawamu ke gubukku yang jelek ini?"
Karpov membawa tas belanjaan di tangannya, la mengacungkannya dan melongok ke
dalamnya. "Salah satu anak buahku baru saja kembali dari Turki, lewat Armenia,"
katanya. "Anak pintar, ia
92 tak pernah pulang dengan tangan kosong. Karena tak ada yang bisa dibeli di
Anatolia, ia singgah di Erevan dan memasukkan ini ke dalam kopernya." la
mengeluarkan satu dari empat botol yang ada di dalam tas itu, yang terbaik dari
semua brandy Armenia. Mata Marchenko berbinar. "AkJitamarr ia berseru. "Hidup FCD! Selalu terbaik
untuk FCD." "Nah," Karpov melanjutkan dengan santai, "aku tadi sedang dalam perjalanan
menuju vilaku, dan aku berpikir: Siapa yang sekiranya mau minum segelas Akhtamar
untuk merayakan ini" Dan muncullah jawabannya: Pyolr Marchenko sahabatku. Jadi
kubelokkan mobilku. Apa sebaiknya kita coba cicipi"
Marchenko tertawa berderai-derai. "Sasha! Minta gelas!" ia berseru.
*??Preston mendarat pada jam lima kurang sedikit, mengambil mobilnya dari titipan
mobil jangka pendek, lalu menuju jalan raya M4. Dia tidak berbelok ke timur ke
arah London, tapi mengambil jalur barat yang menuju Berkshire. Tiga puluh menit
kemudian ia sampai ke tujuannya, sebuah lembaga yang terletak di pinggiran desa
Aldcrmaston. Dikenal sebagai "Aldcrmaslon", Lembaga Riset Senjata Atom (Atomic Weapons
Research Estab- > ' ?93 lishmcni) yang sering menjadi bulan-bulanan para pengunjuk rasa pro-perdamaian
ini sebenarnya merupakan suatu lembaga mulli-disiplin. Pekerja-pekerjanya memang
merancang dan membuat senjata-senjata nuklir, tapi lembaga ini juga mempunyai
peneliti-peneliti kimia, fisika, peledak konvensional, teknik, matematika murni
dan terapan, radiobiologi, kedokteran, standar kesehatan dan keamanan, dan
elektronika. Di samping ilu, ia memiliki departemen metalurgi yang sangat baik.
Bertahun-tahun sebelumnya, salah satu ilmuwan yang bermukim di Aldermaston
memberikan ceramah pada sekelompok pejabat dinas intelijen di Ulster mengenai
jenis-jenis logam yang digemari oleh para pembuat bom IRA dalam menciptakan
peralatan mereka. Preston saat ilu hadir sebagai pendengar dan masih ingal nama
ilmuwan tersebut Dr. Dafydd Wynne-Evans sedang menunggunya di mulut lorong. Preston
memperkenalkan diri dan mengingatkan Dr. Wynne-Evans tentang ceramahnya
bertahun-tahun yang lalu.
"Well, well, luar biasa daya ingat Anda," kata ilmuwan itu dengan aksen Welsh
yang berirama naik-turun. "Baiklah, Mr. Preston, apa yang bisa saya bantu?"
Preston meraba-raba sakunya, mengeluarkan saputangannya, dan mengulurkannya
untuk menunjukkan ketiga lempeng bundar yang terbungkus di dalamnya. "Ini
diambil dari seseorang di Glas -
94 gow," katanya. "Saya sungguh tidak tahu ini apa. Saya ingin tahu ini apa dan apa
fungsinya." Doktor itu mengamatinya dengan cermat "Dipakai untuk maksud jahat, begitu pikir
Anda?" "Boleh jadi." "Sulit dipastikan tanpa dites terlebih dulu," kata ahli metalurgi ilu. "Begini,
saya ada acara makan malam nanti dan pesta pernikahan putri saya besok. Apa bisa
tesnya saya lakukan hari Senin dan menghubungi Anda setelah itu?"
"Senin tak jadi masalah," kata Preston. "Sebenarnya, saya akan cuti beberapa
hari. Saya akan berada di rumah. Bolehkah saya beri Anda nomor telepon yang di
Kensington?" Dr. Wynne-Evans bergegas ke lantai atas, mengunci lempeng-lempeng logam bundar
itu di lemari besinya untuk malam ilu, mengucapkan salam kepada Preslon, dan
bergegas pergi untuk menghadiri acara makan malamnya. Preston mengendarai
mobilnya menuju London. Sementara Preston berada di jalan, slasiun radio penerima di Menwith Hill di
Yorkshire menangkap squirt sebuah bunyi lengking tunggal dari sebuah transmiter?rahasia. Menwith-lah yang menangkapnya terlebih dahulu, tapi Brawdy di Wales dan
Cbicksands di Bedfordshire juga menangkap bunyi itu dan komputernya mencatat
nada-nada silangnya. Sumbernya ternyata di daerah bukit-bukit di sebelah utara
Sheffield. 95 Ketika pojisi Sheffield tiba di sana, titik lokasi itu ternyata terletak di tepi
jalan yang sepi, antara Bamsley dan PontcfracL Tidak ada orang di sana.
Tak lama kemudian, petang itu juga, salah satu petugas jaga di GCHQ Cheltenham
melapor di kantor petugas kepala.
"Orangnya sama," kata petugas itu. "Ia pasti naik mobil dan punya peralatan
canggih. Ia hanya mengudara selama lima delik, dan nampaknya sandinya tak
teruraikan. Pertama Distrik Derbyshire Peak, sekarang bukit-bukit Yorkshire.
Kelihaiannya dia beroperasi di kawasan Midlands utara."
"Terus ikuti dia," kata sang kepala. "Sudah berpuluh tahun kita tidak melihat
transmiter pasif tiba-tiba jadi aktif. Aku ingin tahu apa sebenarnya yang
disampaikannya." Apa yang telah disampaikan Mayor Valcri Petrofsky, yang ditransmisikan oleh
operatornya setelah dia lama pergi, adalah: Kurir Dua tidak pernah muncul. Ben
kahar secepatnya kapan pengganti tiba.
Botol pertama brandy Akhtamar nampak berdiri di meja dalam keadaan kosong, dan
yang kedua juga sudah mulai digarap. Marchenko merah wajahnya, tapi ia bisa
menenggak dua botol dalam sehari jika suasana hatinya sedang bagus, jadi dia
masih bisa mengendalikan diri.
Karpov, walaupun dia jarang minum untuk kenikmatan, dan lebih jarang lagi minum
sendirian. 96 telah menyesuaikan perutnya selama bertahun-tahun berdinas di kalangan
diplomatik. Ia tetap bisa berpikir jernih walaupun banyak minum. Kecuali itu,
tadi dia telah memaksakan makan seperempat kilogram mentega putih sebelum
meninggalkan Yasyenevo, dan meskipun rasanya tadi ia hampir tercekik, lemak
mentega itu kini melindungi perutnya dan menyerap efek-efek yang ditimbulkan
minuman beralkohol. "Apa yang kaukerjakan akhir-akhir ini, Petya?" ia bertanya, dengan sengaja
menggunakan sebutan dengan singkatan nama yang kedengaran lebih akrab.
Mata Marchenko menyipit. "Mengapa kau bertanya?"
"Ayolah, Petya, kita kan sudah berteman lama sekali. Ingat waktu kuselamatkan
kau di Afghanistan liga tahun yang lalu" Kau berutang budi padaku. Apa yang
sedang terjadi sebenarnya?"
Marchenko ingat itu. Ia mengangguk dengan muram. Pada tahun 1984 ia mengepalai
sualu operasi besar-besaran GRU melawan para pemberontak muslim dekat Khyber
Pass. Ada salu pemimpin gerilya yang menonjol yang melancarkan serangan-serangan
ke Afghanistan, dengan menggunakan kamp-kamp pengungsi di Pakistan sebagai
basisnya. Marchenko saat itu dengan nekat mengirimkan sepasukan penggempur
melewati perbatasan untuk menangkap dia. Pasukan ini mengalami musibah. Orang-
orang Afghanistan pro-97 Soviet itu telah diketahui penyamarannya oleh kaum Pathan dan dibunuh dengan
cara mengerikan. Satu-satunya orang Rusia yang berada bersama mereka untung
sekali masih hidup; kaum Pathan itu lalu menyerahkan dia ke tangan para pejabat
Pakistan di Distrik Perbatasan Barat Laut karena mengharapkan bisa ditukar
dengan senjata. Marchenko saat itu berada dalam posisi yang amat berbahaya. Ia meminta
pertolongan pada Karpov, yang saat itu menjabat kepala Direktorat Ilegal, dan
Karpov mengirimkan salah satu agen Pakistan-nya yang terbaik di Islamabad untuk
melakukan tugas yang sangat berbahaya, yaitu menyeberangkan orang Rusia itu
kembali melewati perbatasan. Kalau tidak, bisa saja terjadi insiden
internasional yang menghancurkan karier Marchenko, dan ia mungkia akan berada
dalam daftar pejabat Soviet yang kariernya runtuh di negeri neraka itu.
"Ya, baiklah, aku tahu aku berutang padamu, Zhcnia, lapi jangan tanya apa yang
kukerjakan beberapa minggu terkhir ini. Tugas khusus, sangat khusus. Top
secret tahu apa maksudku?" Ia mengetuk sisi hidungnya dengan telunjuknya yang ?mirip sosis dan mengangguk dengan muram.
Karpov mencondongkan tubuhnya ke depan dan mengisi kembali gelas jenderal GRU
itu dengan brandy dari botol ketiga. "Tentu saja aku tahu, maafkan pertanyaanku
tadi," katanya dengan man -
98 tap. "Aku tak akan menyebut-nyebut itu lagi. Tak akan menyebut-nyebut operasi
itu lagi." Marchenko menggerak-gerakkan jarinya lidak setuju. Matanya merah. Ia
mengingatkan Karpov akan seekor babi hutan yang terluka di semak-semak, otaknya
kabur karena alkohol, bukan karena rasa sakit atau kehilangan darah lapi toh
?tetap saja ia masih berbahaya. "Bukan operasi... tidak ada operasi... dibatalkan.
Disumpah untuk lutup mulut... kami semua. Sangat tinggi di '-s... lebih tinggi
daripada yang bisa kaubayangkan. Jangan menyebut-nyebut itu lagi, ya?"
"Mimpi pun aku tak berani," kata Karpov, sambil mengisi gelas-gelas itu lagi. Ia
memanfaatkan keadaan mabuk Marchenko dengan menuangkan lebih banyak brandy ke
gelas Marchenko daripada ke gelasnya sendiri, tapi ia toh merasa sudah mulai
sulit memfokuskan gerakannya.
Dua jam kemudian, botol Akhtamar terakhir sudah terminum sepertiganya. Marchenko
sudah loyo, dagunya menempel di dada. Karpov mengangkat gelasnya mengajak toast
untuk yang ke-sekian kalinya. "Ini untuk melupakan segalanya."
"Melupakan?" Marchenko menggelengkan kepala tidak mengerti. "Aku lidak apa-apa.
Bisa minum dengan kalian berandal-berandal FCD di bawah meja, kapan Saja. Tidak
perlu dilupakan...."
"Bukan begitu," Karpov meluruskan. "Melupakan rencana itu. Kan itu yang harus
kita lupakan?" 99 "Aurora" Benar, lupakan ilu. Meskipun gagasan bagus sebenarnya."
Mereka minum lagi. Karpov mengisi gelas lagi. "Terkutuklah mereka semua," ia
memancing. "Terkutuklah Philby... dan para akademisi itu."
Marchenko mengangguk setuju, brandy yang tumpah dari mulutnya meneles-netes dari
gelambir di dagunya. "Krilov" Si brengsek. Lupakan mereka semua."
Jam menunjukkan tengah malam ketika Karpov berjalan terhuyung-huyung ke
mobilnya, la menyandar pada sebatang pohon, menusukkan dua jarinya ke
tenggorokannya, dan memuntahkan apa yang bisa dimuntahkannya ke atas salju.
Menghirup udara malam yang beku cukup melegakan dadanya, tapi menyetir mobil ke
dacha-nya sama saja dengan bunuh diri. Tapi toh ia berhasil mencapai dacha-nya
dengan bumper penyok dan dua guratan besar di body mobilnya. Ludmilla yang belum
tidur, mengenakan housecoat, dan ia mengantarkan suaminya ke tempat tidur, amat
cemas karena mengira bahwa Karpov menyetir sendiri dari Moskow dalam keadaan
seperti itu. Di pagi hari Sabtu, John Preston naik mobil ke Tonbridgc untuk menjemput
putranya. Tommy. Seperti biasanya, kalau ayahnya menjemputnya dari sekolah, anak
itu berbicara dengan penuh semangat, tentang semester yang baru lewat, apa yang
akan terjadi pada semester berikutnya,
100 rencana-rencana selama liburan yang baru saja mulai, pujian-pujian terhadap para
sahabatnya dan sifat-sifat baik mereka, dan keluhan-keluhan mengenai orang-orang
yang tidak disukainya. Bagi Preslon, perjalanan balik ke London merupakan suatu kebahagiaan, la
menyebutkan berbagai rencananya selama satu minggu yang akan mereka lewati
bersama dan merasa gembira karena Tommy rupanya menyetujuinya. Wajah anak itu
hanya sekali berubah muram ketika teringat bahwa ia akan diantarkan kembali,
seminggu kemudian, ke apartemen Mayfair yang cantik dan sangat mewah di mana
Julia tinggal dengan kekasihnya, seorang pengusaha pakaian jadi. Laki-laki itu
cukup tua untuk menjadi kakek Tommy, dan Preston menduga bahwa kalau hubungan
mereka terganggu, maka itu akan menyebabkan suasana menjadi rusak.
"Dad," kata Tommy saat mereka meluncur melewati Vauxhall Bridge, "mengapa aku
lak bisa tinggal dengan Daddy seterusnya?"
Preslon menghela napas. Tidak mudah menjelaskan perpecahan dalam pernikahan,
atau harga yang harus dibayar untuk itu, kepada seorang anak berumur dua belas
tahun. "Karena," kalanya dengan hati-hati, mmummy-mu dan Archie belum benar-
benar menikah. Kalau aku memaksakan perceraian resmi, Mummy bisa saja menuntut
dan memperoleh allowance tunjangan dariku yang disebut maintenance. Ini tidak ? ?bisa kutanggung karena
101 gajiku kecil. Paling lidak, lidak akan cukup unluk memenuhi kebuluhanku sendiri,
biaya sekolahmu, dan mummy-mu. Tidak akan cukup untuk semua itu. Dan jika aku
tidak mampu membayar allowance itu, pengadilan bisa saja memutuskan bahwa paling
baik kau harus tinggal dengan mummy-mu. Kalau begitu maka kita lidak akan bisa
bertemu sesering yang kita lakukan sekarang ini."
"Aku tidak tahu bahwa masalahnya ternyata uang," kala anak itu dengan sedih.
"Pada akhirnya, kebanyakan masalah akan sampai ke uang. Menyedihkan, tapi benar.
Bertahun-tahun yang lalu, seandainya aku bisa menunjang suatu kehidupan yang
lebih layak unluk kila bertiga. Mummy dan aku mungkin tidak sampai harus
berpisah. Saat itu aku cuma seorang perwira Angkatan Darat, dan bahkan selelah
aku lepas dari Angkatan Darat dan bekerja di Kemcnlerian Dalam Negeri, gajiku
masih saja tidak cukup."
"Sebenarnya apa saja yang Daddy lakukan di Kementerian Dalam Negeri?" tanya anak
itu. la sedang berusaha mengalihkan pembicaraan tentang orangtuanya yang
berpisah, seperti biasanya anak-anak ingin melupakan sesuatu yang menyakitkan
perasaan mereka. "Oh, aku ini semacam pegawai kecil di pemerintahan," kata Preston.
mCosht pasti sangat membosankan, ya?"
102 "Ya," Preslon mengakui, "kukira memang begitu."
Tengah hari Ycvgeni Karpov bangun, dengan kepala sangat berat yang hanya bisa
sedikit ditolong dengan setengah lusin aspirin. Setelah makan siang ia merasa
lebih enakan dan memutuskan untuk pergi berjalan-jalan.
Ada sesuatu yang menggelitik di sudut benaknya sebuah kenangan, setengah ?rekoleksi, bahwa ia pernah mendengar nama Krilov suatu saat belum lama berselang


Protokol Keempat Karya Frederick Forsyth di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

ini. Ini terus mengganggunya. Salah satu buku referensi di dacha itu, yang
dianggap khusus dalam daftar, memberikan keterangan tentang Krilov, Vladimir
Ilich: ahli sejarah, guru besar di Universitas Moskow, anggota seumur hidup
Partai, anggola Akademi Ilmu Pengetahuan, anggola Soviet Tertinggi, dan
sebagainya, dan sebagainya. Semua itu ia sudah tahu; tapi masih ada sesuatu yang
lain. Ia melangkah menembus salju, kepalanya tertunduk, merenung dalam-dalam.
Anak-anak pergi main ski, memanfaatkan lapisan salju bagus yang terakhir sebelum
datangnya cuaca panas yang akan merusak semua itu. Ludmilla Karpova berjalan di
belakang, mengikuti suaminya. Ia tahu suasana hati suaminya dan lidak mau
mengganggu. Tadi malam dia kaget sekali melihat kondisi suaminya, tapi kemudian
merasa lega. Ia tahu suaminya hampir tidak pernah minum dan belum pernah
?seberat itu yang ?103 membuktikan bahwa ia tidak mengunjungi pacarnya. Mungkin ia benar-benar
melewatkan waktu dengan seorang rekan dari GRU, salah satu dari yang bisa
disebut tetangga. Apa pun yang terjadi kemarin, ada sesuatu yang sedang memenuhi
pikirannya, tapi yang jelas bukan perempuan yang di Arbat itu.
Pada jam tiga lebih sedikit, entah bagaimana ia mengutak-atik dalam benaknya,
jawabannya muncul begitu saja. la menghentikan langkahnya beberapa meter di
depan istrinya dan berkata, "Sialan! Tentu saja," dan semangatnya langsung
pulih. Sambil tersenyum lebar, ia menggandeng istrinya, dan mereka berjalan
balik ke dacha. Jenderal Karpov tahu bahwa ia akan melakukan sedikit riset di kantornya keesokan
harinya, dan bahwa ia akan mengunjungi Profesor Krilov di apartemen Moskow-nya
pada hari Senin petang. r* W TDilarang xneng-komersil-kaa atau
kesialan menimpa anda selamanya
104 15 telepon di pagi hari Senin itu menahan John Preston persis ketika dia sudah akan
pergi dengan putranya. "Mr. Preston" Dafydd Wynne-Evans di sini."
Untuk sejenak nama itu tidak memberikan arti apa-apa; lalu Preston teringat akan
permintaannya di pelang hari Jumat yang lalu.
"Saya telah memeriksa lempeng logam kecil punya Anda itu. Sangat menarik. Apa
Anda bisa datang ke sini dan berbincang-bincang sedikit?"
"Well, sebenarnya, saya sedang cuti beberapa hari," kata Preslon. "Bagaimana
kalau akhir pekan ini saja?"
Hening sejenak di ujung sana, di Aldermaston. "Saya kira sebaiknya sebelum itu,
kalau Anda bisa menyisihkan waktu."
"Er... oh... well, bisakah Anda jelaskan garis besarnya saja melalui telepon?"
"Jauh lebih baik kalau kita membicarakannya empat mata," kata Dr. Wynne-Evans.
105 Preston berpikir sebentar. Ia berniat akan membawa Tommy ke Windsor Safari Park
seharian. Tapi taman itu juga terletak di Berkshire. "Apa bisa saya datang sore
ini katakanlah, sekitar jam lima?" ia bertanya. "Jam lima" Setuju," kata ? ?ilmuwan itu. "Sebutkan nama saya pada penerima tamu. Saya akan minta Anda
diantarkan ke atas."
Profesor Krilov tinggal di lantai teratas sebuah bangunan apartemen di
Komsomolski Prospek! yang memiliki sudut pandang yang jelas ke arah Sungai
Moskva dan yang dekat dengan universitas yang terletak di tepi sungai sebelah
selatan. Jenderal Karpov menekan bel pintu pada jam enam lebih sedikit, dan
pintu dibukakan oleh sang akademisi sendiri. Ia mengamati tamunya, tetapi gagal
mengenali siapa dia. "Kamerad Profesor Krilov?"
"Ya." "Nama saya Yevgeni Karpov. Apa kita bisa berbincang-bincang sebentar?"
Ia memperlihatkan kartu identitasnya. Profesor Krilov mengamatinya, menyadari
pangkat Karpov dan menyadari kenyataan bahwa tamunya datang dari Direktorat
Utama Satu KGB. Lalu kartu itu dikembalikannya dan memberi isyarat pada Karpov
agar masuk. Ia mendahului masuk ke ruang duduk yang diperlengkapi dengan baik,
menerima mantel tamunya, dan menyilakan dia duduk.
106 "Apa yang membuat saya memperoleh kehormatan ini?" ia bertanya setelah duduk
berhadapan dengan Karpov. Ia sendiri adalah orang yang cukup terkemuka dalam
bidangnya, dan sama sekali lidak merasa rendah diri berhadapan dengan seorang
jenderal KGB. Karpov menyadari bahwa profesor ini memang berbeda. Erita Philby bisa dikecoh
sehingga mengungkapkan keberadaan sopir itu; Gregoriev bisa ditakut-takuti
dengan pangkatnya yang penuh kekuasaan; Marchenko adalah teman lama dan seorang
peminum berat Tapi Krilov berkedudukan tinggi dalam Partai, Soviet Tertinggi,
Akademi Ilmu Pengetahuan, dan jajaran penguasa negeri. Karpov memutuskan unluk
tidak membuang-buang waktu, tapi memainkan kartunya dengan cepat dan tanpa
ampun. Itulah jalan satu-satunya.
"Profesor Krilov, demi kepentingan negara, saya ingin Anda memberitahukan kepada
saya tentang sesuatu. Saya ingin Anda memberitahukan kepada saya tentang Rencana
Aurora." Krilov duduk di situ seakan ia baru saja ditampar. Kemudian wajahnya memerah
karena marah. "Jenderal Karpov, Anda telah bertindak berlebihan," ia membentak.
"Saya tidak mengerti apa yang Anda bicarakan."
"Saya yakin Anda tahu," kata Karpov dengan tenang, "dan saya kira Anda sebaiknya
mengatakan kepada saya rencana itu menyangkut apa."
Sebagai jawaban, Krilov mengangkat tangannya
107 dengan sikap memberi perinlah. "Harap tunjukkan kewenangan Anda."
"Kewenangan saya adalah pangkat saya dan pengabdian saya," kata Karpov.
"Kalau Anda lidak membawa surai kewenangan ydng ditandatangani oleh Kamerad
Sekretaris Jenderal, berarti Anda sama sekali tidak mempunyai kewenangan," kata
Krilov dengan dingin. Ia bangkit dan menghampiri telepon. "Malahan, saya pikir
sudah waktunya rangkaian pertanyaan Anda itu dilaporkan kepada seseorang yang
jauh lebih tinggi pangkatnya daripada Anda sendiri."
la mengangkat telepon itu dan sudah akan memutar nomornya.
"Itu bukan gagasan yang baik," kala Karpov. "Tahukah Anda bahwa salah satu rekan
konsultan Anda, Philby, pensiunan kolonel KGB, hilang?"
Krilov tidak jadi memutar nomor. "Apa maksud Anda, hilang?" ia bertanya.
Secercah keraguan mulai menggoyahkan sikapnya yang tadinya sangat tegar.
"Silakan duduk dan harap dengarkan saya sampai selesai," kata Karpov. Akademisi
itu mematuhinya. Di ruangan lain apartemen itu, sebuah pintu nampak membuka.
Dari dalamnya terdengar bunyi musik jazz Barai, yang segera reda saat pintu
ditutup kembali. "Maksud saya hilang," Karpov melanjutkan, "hilang dari apartemennya, sopirnya
dikeluarkan, 108 istrinya tidak tahu dia di mana atau kapan dia kembali kalau dia kembali."?Itu adalah suatu taruhan suatu taruhan yang sangat berbahaya. Tapi sorot mata
?profesor ilu mulai menampakkan kekuatiran. Lalu dia mencoba menenangkan diri.
"Tidak ada alasan bagi saya unluk memperbincangkan urusan negara dengan Anda,
Kamerad Jenderal. Saya kira saya harus meminta Anda unluk pergi."
"Tidak semudah itu," kata Karpov. "Katakan, Profesor, Anda mempunyai putra.
Leonid, bukan?" Dialihkannya pokok pembicaraan dengan tiba-tiba benar-benar membuat sang
Profesor terperangah. "Ya," ia mengakui. "Benar, jadi kenapa?"
"Izinkan saya menjelaskan," kala Karpov.
Di bagian lain benua Eropa, John Preslon dan putranya sedang berada dalam mobil,
keluar dari Windsor Safari Park di penghujung hari musim semi yang hangat.
"Aku harus mampir dulu ke satu tempat sebelum kita pulang," kata Preslon. "Tidak
jauh dan tidak akan lama. Pernahkah kau ke Aldcrmaslon?"
Mata anak ilu terbuka lebar. "Pabrik bom itu?" ia bertanya.
"Sebenarnya bukan pabrik bom," Preslon meluruskan, "tapi sebuah lembaga riset"
"Belum pernah, belum pernah. Kita akan ke sana" Apakah kita akan diizinkan
masuk?" "Well, aku akan diizinkan. Kau harus menunggu
109 di mobil. Tapi tidak akan lama." Ia berbelok ke arah utara untuk memotong masuk
ke jalan raya M4. "Putra Anda pulang sembilan minggu yang lalu dari kunjungan ke Canada, di mana
dia bertindak sebagai salah satu penerjemah untuk sebuah delegasi perdagangan,"
Karpov memulai dengan perlahan.
Krilov mengangguk. "Jadi?"
"Ketika dia berada di sana, anak buah saya dari bagian kontra-intelijen
mengamati bahwa seorang anak muda yang menarik menghabiskan banyak
waktu terlalu banyak waktu, begitulah ia dinilai dengan mencoba membual ? ?percakapan dengan para anggota delegasi kita, terularna para anggota
muda sekretaris, penerjemah, dan sebagainya. Anak muda ini kemudian difoto dan
?akhirnya diidentifikasi sebagai seorang agen penjebak warga Amerika, bukan
?Canada, dan hampir pasti bekerja untuk CIA. Akibatnya, ia lalu diawasi dan
ternyata telah melakukan rendezvous dengan putra Anda, Leonid, di sebuah kamar
hotel. Bukan maksud saya untuk membesar-besarkan, pasangan itu ternyata terlibat
dalam suatu affair yang singkat tapi sangat bergairah."
Wajah Profesor Krilov menunjukkan kemarahan yang sangat. Dia sampai sulit
mengeluarkan kata-kata. "Beraninya Anda. Beraninya Anda secara tidak sah datang
kemari untuk melakukan 110 pemerasan terhadap saya, anggota Akademi Ilmu Pengetahuan dan Soviet Tertinggi.
Partai akan mendengar tentang ini. Anda tahu aturannya: hanya Partai sendiri
yang bisa mendisiplinkan Partai. Anda memang benar seorang jenderal KGB, tapi
Anda telah jauh melampaui wewenang Anda, Jenderal Karpov."
Yevgeni Karpov duduk di situ seakan ia takut, menatap meja, sementara profesor
itu terus berbicara. "Jadi, putra saya meniduri seorang gadis asing ketika berada di Canada. Bahwa
gadis itu ternyata warga Amerika adalah satu hal yang sama sekali tidak
disadarinya. Ia kurang hati-hati, barangkali, tapi tidak lebih dari itu. Apakah
ia lalu diperalat oleh gadis CIA itu?"
"Tidak," Karpov mengakui.
"Apakah ia membocorkan rahasia negara?"
"Tidak." "Kalau begitu Anda lidak punya apa-apa, Kamerad Jenderal, kecuali kasus anak
muda yang kurang hati-hati. Ia akan ditegur dengan kuras. Tapi akan ada teguran
yang lebih keras terhadap anak buah Anda dari bagian kontra-intelijen. Mereka
seharusnya memperingatkan dia terlebih dahulu. Mengenai kisah ranjang itu, kita
sebenarnya tidak sebegitu anti kesenangan duniawi di Uni Soviet seperti yang
Anda kira. Pemuda-pemuda yang sehat jasmaninya senantiasa mencoba meniduri
gadis-gadis sejak manusia tercipla...."
111 Karpov membuka las kantornya dan mengeluarkan sebuah foto besar, salah salu dari
tumpukan yang ada di dalam lasnya, lalu meletakkannya di atas meja. Profesor
Krilov menatap foto ilu, dan kata-katanya terpotong. Wajahnya langsung berubah
menjadi merah yang kemudian menyurut sampai wajahnya yang nampak tua itu ?berubah menjadi kelabu di bawah cahaya lampu. Ia berkali-kali menggelengkan
kepalanya. "Saya menyesal," kata Karpov dengan sangat lembut, "sungguh menyesal. Pengawasan
tersebut dilakukan atas pemuda Amerika ilu, bukan alas putra Anda. Tidak
dimaksudkan unluk sampai kepada hal seperti ini."
"Saya lidak percaya ini," kau profesor itu dengan parau.
"Saya juga punya anak laki-laki," gumam Karpov. "Saya kira saya bisa mengerti,
atau mencoba untuk mengerti, bagaimana perasaan Anda."
Akademisi itu menarik napas dalam-dalam, bangkit, menggumam, "Maafkan saya," dan
meninggalkan ruangan. Karpov menghela napas dan mengembalikan foto itu ke dalam
tasnya. Dari ujung lorong sebelah sana ia mendengar bunyi musik jazz lagi saat
pintu terbuka, lalu tiba-tiba musik ilu berhenti, disusul suara-suara dua
?suara, dalam nada amat marah. Yang satu adalah teriakan seorang ayah, yang satu
lagi suara tinggi seorang anak muda. Pertengkaran itu berakhir dengan bunyi
sebuah tamparan. Beberapa detik kemudian,
112 Profesor Krilov masuk kembali ke ruang ilu. Ia duduk di situ, sinar matanya
muram, bahunya turun. "Apa yang akan Anda lakukan?" ia berbisik.
Karpov menghela napas. "Tugas saya jelas. Seperti kata Anda tadi, hanya Partai
yang berhak mendisiplinkan Partai. Saya mempunyai wewenang untuk menyerahkan
laporan dan foto-foto ini kepada Komite Sentral. Anda tahu hukumnya. Anda tahu
apa tindakan mereka terhadap 'golden boys'. Biasanya lima tahun tanpa remisi,
dan 'pengendalian ketat*. Saya kualir bahwa kabar akan tersiar di seluruh kamp
itu. Setelah itu, anak muda itu akan menjadi bagaimana harus saya istilahkan"
? ?milik semua orang. Seorang pemuda yang berasal dari keluarga elit akan sulit
sekali bertahan dalam kondisi seperti itu."
"Tapi...," sela profesor itu.
"Tapi saya bisa memutuskan bahwa ada kemungkinan CIA akan melanjutkan hal ini.
Saya mempunyai wewenang untuk itu. Saya bisa mengupayakan supaya pihak Amerika
menjadi tidak sabar dan mengirimkan agennya ke Uni Soviet untuk mengadakan
hubungan lagi dengan Leonid. Saya mempunyai wewenang untuk mengupayakan agar
penjebakan putra Anda diubah menjadi suatu operasi untuk menjebak seorang agen
CIA. Sementara menunggu, saya bisa menyimpan file ini di dalam lemari besi saya,
dan masa menunggu itu bisa sangat lama. Saya mempunyai wewenang itu; dari segi
operasi, ya, saya mempunyai wewenang itu."
113 "Dan imbalannya?" "Saya kira Anda sudah tahu itu." "Apa yang ingin Anda ketahui
tentang Rencana Aurora?"
"Mulai saja dari awalnya."
Preslon memasuki gerbang utama di Aldcrmaston, menemukan lowongan di tempat
parkir tamu, dan keluar dari mobilnya.
"Sorry, Tommy, terpaksa kau sampai di sini dulu. Tunggu aku di sini. Kuharap aku
tidak akan lama." Ia berjalan dalam keremangan senja, menuju pintu-pintu ayun dan melapor pada dua
petugas di meja penerima tamu. Mereka memeriksa kartu identitasnya dan menelepon
Dr. Wynne-Evans, yang membenarkan janji kunjungan tersebut. Letaknya liga lantai
dari situ. Preston dipersilakan masuk dan diisyaratkan untuk duduk di kursi yang
menghadap ke meja tulis Wynne-Evans.
Sang ilmuwan memandang dia melalui kacamatanya. "Boleh saya bertanya di mana
Anda peroleh benda-benda kecil ini?" ia bertanya, menunjuk ke lempeng logam
berat yang mirip timah yang kini diletakkan dalam sebuah bejana gelas yang
tersegel. "Ilu diambil dari seseorang di Glasgow di pagi buta hari Kamis yang lalu.
Bagaimana mengenai kedua lempeng yang lain?"
"Oh, itu cuma aluminium biasa. Tidak ada yang
114 aneh. Cuma dipakai untuk melindungi yang satu ini. Yang salu ini yang menarik
minat saya." "Anda tahu itu apa?" tanya Preston.
Dr. Wynne-Evans nampak heran mendengar keluguan pertanyaan itu. "Tentu saja saya
tahu ini apa," katanya. "Memang sudah menjadi tugas saya untuk tahu. Ini lempeng
logam polonium mumi."
Preston mengernyit Ia belum pernah mendengar nama logam seperti itu.
"Ya, semuanya bermula di awal Januari dengan sebuah memorandum yang ditulis
Philby untuk Sekretaris Jenderal, yang melaporkan bahwa dalam Partai Buruh
Inggris ada sayap Ekstrem Kiri yang telah tumbuh begitu kuat sehingga mempunyai
kemampuan untuk mengambil alih seluruh kendali mesin partai jika dikehendaki.
Pendapat itu sama dengan pendapat saya."
"Dan pendapat saya juga," gumam Karpov.
"Philby melangkah lebih jauh. Ia berpendapat bahwa di dalam kubu sayap Ekstrem
Kiri itu ada satu kelompok, satu grup'inti, yang terdiri dari kaum marxis-
Ieninis fanatik yang memang bermaksud melakukan hal itu tapi tidak sebelum ?pemilihan umum Inggris berikutnya, lapi setelah itu, yaitu di saat awal
kemenangan Partai Buruh dalam pemilihan. Singkatnya, menunggu kemenangan dalam
pemilihan yang menaikkan Mr. Neil Kinnock ke pucuk pimpinan dan kemudian
menggulingkan dia dari kepemimpinan partai. Yang akan menggantikan dia adalah
115 perdana menteri marxis-leninis Inggris yang pertama dalam sejarah, yang akan
menerapkan serangkaian kebijakan yang sepenuhnya sejalan dengan kepentingan
pertahanan dan kebijakan luar negeri Soviet, terutama di bidang perlucutan
senjata nuklir unilateral dan pengusiran semua kekuatan Amerika."
"Masuk akal," komentar Karpov, mengangguk. "Jadi, sebuah komisi beranggotakan
empat orang dipanggil untuk memberikan usulan mengenai bagaimana kemenangan
dalam pemilihan itu bisa dicapai dengan cara yang terbaik?"
Krilov mendongak, keheranan. "Ya. Di situ ada Philby, Jenderal Marchenko, saya
sendiri, dan Dr. Rogov."
"Grandmaster catur itu?"


Protokol Keempat Karya Frederick Forsyth di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Dan ahli fisika juga," tambah Krilov. "Apa yang kami hasilkan adalah Rencana
Aurora, yang seharusnya akan merupakan operasi destabilisasi besar-besaran
terhadap pemilihan umum di Inggris dengan cara menggiring jutaan pemilih ke arah
prinsip unilateralism^ total."
"Anda mengatakan... seharusnya?"
"Ya. Rencana itu pada dasarnya merupakan gagasan Rogov. Ia mendukungnya dengan
kuat Marchenko setuju tapi dengan beberapa catatan. Philby yah, tak ada yang ?tahu bagaimana pikiran Philby yang sebenarnya. Ia cuma terus mengangguk dan
tersenyum, menunggu ke arah mana angin bertiup."
116 "Begitulah Philby," Karpov setuju. "Lalu kalian mengajukan rencana itu?"
"Ya. Pada tanggal dua belas MareL Saya menentang rencana ilu. Sekretaris
Jenderal setuju dengan saya. Ia mengecamnya habis-habisan, memerintahkan untuk
menghancurkan semua catatan dan file, dan menyuruh kami berempat bersumpah unluk
lidak menyebut-nyebut lagi masalah itu dalam
kondisi apa pun." "Tolong jelaskan, mengapa Anda menentangnya?"
"Saya berpendapat itu terlalu nekat dan berbahaya. Kecuali itu, akan merupakan
pelanggaran total terhadap Protokol Keempat. Kalau protokol itu dilanggar, hanya
Tuhan yang tahu bagaimana nasib dunia ini."
"Protokol Keempat?".
"Ya. Dari Perjanjian Nir-Pengembangbiakan Nuklir (Nuclear Nonproliferation
Treaty). Anda ingat itu, tentu."
"Banyak hal lain yang harus saya ingat," kata Karpov dengan lembut. "Tolong
ingatkan saya." "Saya belum pernah mendengar tentang polonium," kata Preslon.
"Tidak, well, barangkali Anda memang seharusnya tidak mendengar tentang itu,"
kata Wynne-Evans. "Maksud saya, Anda tidak akan menjumpainya dalam rangka tugas
Anda. Logam itu sangat jarang dipakai."
"Dan apa saja kegunaannya. Doktor?"
117 "Well, logam itu sesekali hanya sesekali saja, ingat itu dipakai dalam
? ?pengobatan. Apakah orang Anda yang di Glasgow itu sedang dalam perjalanan
menghadiri suatu konferensi medis atau pameran medis?"
"Tidak," kata Preslon dengan tegas, "ia sama sekali lidak sedang dalam
perjalanan ke konferensi medis."
"Well, kalau begitu hilang sudah sepuluh persen kemungkinan pemakaian logam itu
untuk maksud medis sebelum Anda membebaskannya dari bebannya itu. Karena dia
?tidak sedang bermaksud menghadiri konferensi medis, saya kuatir, kini tinggallah
kemungkinan yang sembilan puluh persen itu. Selain kedua fungsi tersebut,
polonium tidak mempunyai fungsi lain di planet ini."
"Dan fungsi yang satu itu?"
"Well, sebuah lempeng bundar polonium dalam ukuran begini tidak bisa berfungsi
apa-apa jika dipakai sendirian. Tapi kalau ia ditempatkan dengan cara
juxtaposisi rapal dengan lempeng logam lain yang disebut lithium, maka gabungan
keduanya akan membentuk semacam inisiator,"
"Semacam apa?" "Inisiator." "Dan demi Tuhan, apa artinya itu?"
"Pada tanggal salu Juli 1968," kata Profesor Krilov, "Perjanjian Nir-
Pengembangbiakan Nuklir ditandatangani oleh tiga (saat itu) kekuatan nuklir
118 dunia, Amerika Serikat, Britania Raya, dan Uni Soviet.
"Dalam perjanjian itu, ketiga bangsa yang menandatanganinya berjanji kepada diri
sendiri untuk tidak mengalihkan teknologi atau bahan-bahan yang memungkinkan
pengembangan senjata nuklir kepada negara mana pun yang pada saat itu belum
memiliki teknologi seperti itu atau bahan-bahan untuk itu. Anda masih ingat
itu?" "Ya," kau Karpov, "sampai sebegitu saya ingat"
"Well, upacara penandatanganannya di Washington, London, dan Moskow memperoleh
publisius besar-besaran di seluruh dunia. Tapi pe-nandaunganan selanjutnya aus
empat protokol rahasia dari perjanjian itu sama sekali luput dari publisitas.
"Masing-masing protokol tersebut dibuat untuk mencegah berkembangnya bahaya yang
mungkin terjadi di masa depan, yang pada saat itu memang tidak mungkin terjadi
secara teknis, Upi yang waktu itu diperkirakan^-satu saat kelak bisa menjadi ?mungkin secara teknis.
"Dengan berjalannya waktu, ketiga protokol yang pertama mulai dilupakan, baik
karena bahaya yang dikuatirkan itu tcrnyaU tidak mungkin bisa terjadi aUu karena
penangkalnya selalu bisa ditemukan secepat bahaya itu menjadi kenyataan. Tapi
pada awal Uhun 1980-an, Protokol Keempat, yaitu yang sifatnya paling rahasia di
antara keem - 119 patnya, telah menjadi mimpi buruk yang terus menghantui."
"Apa, tepatnya, yang diuraikan oleh Protokol Keempat itu?" tanya Karpov.
Krilov menghela napas. "Kami bergantung pada Dr. Rogov mengenai hal yang satu
ini. Seperti Anda tahu, ia seorang ahli fisika nuklir; itu adalah cabang ilmu
pengetahuan yang digelutinya. Protokol Keempat berjaga-jaga terhadap kemungkinan
kemajuan teknologi dalam pembuatan bom nuklir, terutama di bidang miniaturisasi
dan simplifikasi. Ternyata memang inilah yang terjadi. Di satu segi, senjata
nuklir telah menjadi semakin kuat tak terbatas, tapi lebih rumit pembuatannya
dan lebih besar ukurannya. Tapi cabang lain dari ilmu itu telah berkembang ke
arah yang berlawanan. Bom atom yang biasa, yang dulu memerlukan pesawat pembom
besar untuk mengangkutnya ke Jepang di tahun 1945, sekarang bisa dibuat cukup
kecil untuk bisa dimasukkan dalam sebuah koper dan cukup mudah untuk dipasang
dari selusin komponen yang sudah lebih dahulu dicetak, dibuat beralur, dan
disesuaikan bentuknya, seperti perangkat mainan konstruksi anak-anak."
"Dan itukah yang dilarang oleh Protokol Keempat?"
Krilov menggelengkan kepala. "Lebih dari itu. Ia melarang semua negara penanda
tangan perjanjian tersebut untuk memasukkan, ke dalam wilayah negara mana pun,
suatu alat yang sudah tergabung
120 atau masih terpisah-pisah dengan diam-diam, untuk keperluan peledakan, katakan,
di sebuah rumah atau flat sewaan di tengah kota."
"Tak akan ada peringatan cinp.it menit sebelumnya," Karpov tepekur, "tak akan
ada deteksi radar dari rudal yang akan menyerang, tidak ada serangan tangkisan,
tidak ada identifikasi atas si pelaku. Tiba-tiba saja terjadi ledakan berukuran
megaton dari sebuah kamar yang disewakan di sebuah base-menL"
Profesor itu mengangguk. "Benar. Itulah sebabnya saya menyebutnya mimpi buruk
yang terus menghantui. Masyarakat terbuka di Barat akan lebih mudah terkena itu,
tapi tak ada di antara kita yang kebal terhadap penyelundupan komponen-komponen
seperti itu. Kalau Protokol Keempat ini dilanggar, maka semua jajaran roket dan
peralatan elektronik penangkal serangan, serta hampir semua kompleks industri
militer itu, akan menjadi mubazir."
"Dan itulah yang dikandung dalam Rencana Aurora."
Krilov mengangguk lagi. Ia nampaknya memilih untuk bungkam.
"Tapi karena," Karpov mengejar terus, "semua itu dihentikan dan dilarang,
seluruh rencana itu telah menjadi apa yang dalam dinas ini disebut sebagai
,dipeti-cskan" Krilov rupanya paham akan arti istilah itu. "Benar. Rencana itu sekarang sudah
dipeti-eskan." 121 "Tapi ceritakan apa yang tadinya akan dilakukan/ Karpov mendesak.
"Rencananya adalah menyusupkan seorang agen rahasia Soviet kelas satu ke Inggris
yang akan bertindak sebagai petugas pelaksana Aurora. Kepadanya dengan memakai ?berbagai kurir akan diselundupkan sepuluh atau sejumlah komponen sebuah bom
?atom kecil berkekuatan kira-kira satu setengah kiloton."
"Begitu kecilnya" Bom Hiroshima ilu sepuluh kiloton."
"Bom itu lidak dimaksudkan untuk membuat kerusakan besar. Itu nanti malahan akan
membubarkan pemilihan umum. Bom itu dimaksudkan untuk menciptakan sebuah insiden
nuklir dan membuat panik sepuluh persen suara pemilih dari 'massa mengambang*
supaya mendukung perlucutan senjata nuklir unilateral dan memberikan suara
mereka dalam pemilihan umum itu kepada satu-satunya partai yang mendukung
unilatcralismc, yaitu Partai Buruh."
"Maafkan saya," kata Karpov. "Harap lanjutkan."
"Bom itu akan diledakkan enam hari sebelum pemilihan umum," kata sang Profesor.
"Lokasi peledakan sangat penting. Vang dipilih adalah pangkalan Angkatan Udara
Amerika Serikat di Bentwaters di Suffolk. Rupanya, pesawat-pesawat tempur F-5
ditempatkan di sana dan pesawat-pesawat itu membawa bom-bom nuklir taktis
berukuran kecil yang 122 akan digunakan melawan divisi-divisi tank kita apabila kita melakukan invasi ke
Eropa Barat." Karpov mengangguk. Dia tahu tentang Bentwaters, dan informasi itu memang benar.
"Petugas pelaksana itu," Profesor Krilov melanjutkan, "akan diperintahkan
mengangkut bom yang sudah dirakit itu dengan mobil ke tepi pagar kawat yang
membatasi pangkalan tersebut, ke satu titik yang sudah ditentukan, di pagi buta.
Kelihatannya kompleks pangkalan itu terletak di jantung Rendlcsham Forest. Ia
akan mclcdakkanJ>om tersebut beberapa saat sebelum subuh.
"Karena kecilnya bom itu, kerusakan akan terbatas di kawasan pangkalan udara itu
saja, yakni seluruh kompleks akan lenyap total, bersama seluruh kawasan
Rendleham Forest, tiga kampung, satu desa, pantainya, dan sebuah cagar alam
untuk burung. Karena pangkalan itu letaknya bersebelahan dengan Pantai Suffolk,
maka debu radioaktif yang terlontar ke atas akan ditiup oleh angin barat, keluar
ke arah Laut Utara.. Pada saat awan debu itu mencapai pantai Negeri Belanda,
sembilan puluh lima persen darinya sudah akan pudar pengaruhnya atau jatuh ke
laut. Tujuannya bukan untuk menimbulkan bencana ekologi, tapi untuk menciptakan
ketakutan dan gelombang kebencian terhadap Amerika."
"Mereka bisa saja tidak mempercayainya," kata Karpov. "Banyak hal bisa saja
meleset dari ren - 123 carta. Petugas pelaksana itu bisa saja ditangkap hidup-hidup."
Profesor Krilov menggelengkan kepala. "Rogov lelah memikirkan semua itu. Ia
telah merancangnya dengan cermat seperti dalam permainan catur. Petugas
pelaksana yang bersangkutan akan diberitahu, bahwa setelah menekan tombolnya dia
punya waktu dua jam sesuai tuner nya untuk lari dengan mobil sejauh yang bisa
dicapainya. Padahal liniernya sesungguhnya merupakan satu unit yang disegel,
yang telah dirancang untuk langsung meledak."
Petrofsky yang malang, pikir Karpov. "Dan bagaimana aspek kredibilitasnya?" ia
bertanya. "Di petang hari yang sama dengan hari peledakan ilu," kata Krilov, "seseorang,
yang rupanya adalah agen rahasia Soviet, akan terbang ke Prana dan mengadakan
sebuah konferensi pers internasional. Orang itu bernama Dr. Nahum Wisser, ahli
fisika nuklir Israel. Kelihatannya dia bekerja buat kila."
Jenderal Karpov berusaha untuk tidak menunjukkan ekspresi apa-apa. "Luar biasa,"
katanya. Ia mengetahui data-data di file Dr. Wisser. Ilmuwan itu dulu punya
putra yang sangat disayanginya. Anak muda itu adalah perwira muda Angkatan Darat
Israel, dan ditugaskan di pos Beirut pada tahun 1982. Ketika gerilyawan
Phalangis menghancurkan kamp-kamp pengungsi Palestina di Sabra dan Shatila,
Letnan Wisser yang masih 124 muda mencoba campur tangan. Sebutir peluru menewaskannya. Bukti-bukti yang
direkayasa dengan cermat kemudian ditunjukkan kepada sang ayah yang berkabung
ilu yang saat itu telah menjadi tokoh oposisi yang fanatik melawan Partai ?Likud bahwa ternyata yang menewaskan putranya adalah sebutir peluru Israel.
?Dalam kepahitan dan kemurkaan, Dr. Wisser kemudian makin condong ke kiri dan
akhirnya setuju untuk bekerja bagi kepentingan Rusia.
"Begitulah," Krilov melanjutkan, "Dr. Wisser akan menyatakan kepada dunia bahwa
ia telah bertahun-tahun bekerja sama dengan pihak Amerika dalam rangka
?pertukaran ahli-ahli dalam pengembangan kepala nuklir ultra kecil. Ini rupanya
?memang benar. Ia akan melanjutkan dengan menyatakan bahwa ia telah berulang kali
memperingatkan pihak Amerika, bahwa kepala nuklir ultra kecil tidak cukup aman
untuk diizinkan dipasang. Pihak Amerika memang sudah tidak sabar untuk memasang
kepala-kepala nuklir baru itu, karena ukurannya yang kecil memungkinkan
diangkutnya kepala-kepala nuklir tersebut ke dalam pesawat sehingga ini akan
menambah daya tempur pesawal-pcsawat F-5 mereka.
"Diperhitungkan bahwa pernyataan-pernyataan ini, yang akan dibuat pada hari
berikutnya setelah terjadinya peledakan, yaitu hari kelima sebelum hari
pemilihan umum, akan mampu mengubah gelombang anli Amerika di Inggris menjadi
badai 125 hebat yang bahkan kaum Konservatif pun tidak akan mampu menghentikannya."
Karpov mengangguk. "Ya, saya percaya itu benar bisa terjadi. Masih ada lagi
gagasan dari benak Dr. Rogov yang cemerlang?"
"Masih banyak," kata Krilov muram. "Ia meramalkan bahwa pihak Amerika akan
bereaksi keras dan menyangkal dengan hebat. Jadi, pada hari keempat sebelum
pemilihan umum, Sekretaris Jenderal akan menyatakan kepada dunia bahwa kalau
pihak Amerika bermaksud memasuki periode kegilaan, itu adalah urusan mereka.
Tapi dia, pihaknya sendiri, dalam rangka melindungi rakyat Soviet, tidak
mempunyai pilihan lain daripada menyiapkan seluruh kekuatan bersenjata kita
dalam posisi siaga merah.
"Malam itu, salah satu teman kita, orang yang sangat dekat dengan Mr. Kinnock,
akan membujuk pimpinan Partai Buruh tersebut untuk terbang ke Moskow, untuk
bertemu secara pribadi dengan Sekretaris Jenderal dan mengupayakan perdamaian.
Seandainya dia ragu-ragu, duta besar kita akan mengundang dia ke kedutaan untuk
perbincangan dari hati ke hati mengenai krisis itu. Dengan kamera-kamera media
massa terarah padanya, dia pasti tidak akan menolak.
"Selanjutnya, dia akan diberi visa dalam waktu beberapa menit, dan diterbangkan
dengan Aeroflot keesokan harinya waktu subuh. Sekretaris Jenderal akan menerima
dia di hadapan kamera-kamera me -
126 dia massa dunia, dan beberapa jam kemudian mereka akan berpisah, keduanya akan
berwajah sangat serius."
"Karena, tak ragu lagi, dia akan diberitahu mengapa Soviet bersikap keras,"
Karpov menambahkan. "Tepat sekali. Tapi sementara dia masih berada di pesawat yang membawanya pulang
ke London malam harinya, Sekretaris Jenderal kita akan mengeluarkan sebuah
pernyataan kepada dunia, yang semata-mata dibuat karena adanya imbauan dari
pimpinan Partai Buruh Inggris, bahwa dia. Sekretaris Jenderal, akan
memerintahkan seluruh angkatan bersenjata Soviet untuk menurunkan kewaspadaan
sampai ke status siaga hijau. Dengan begitu, Mr. Kinnock akan mendarat di
bandara London sebagai seorang negarawan dunia kelas satu.
"Satu hari sebelum pemilihan umum, ia akan menyampaikan pidato yang bergema ke
seluruh negeri Inggris tentang issue penyelesaian masalah kegilaan nuklir yang
menyeluruh dan tuntas. Diperhitungkan dalam Rencana Aurora, bahwa peristiwa-
peristiwa yang terjadi dalam kurun waktu enam hari sebelum pemilihan itu akan
menghancurkan persekutuan tradisional Inggris-Amerika, mengucilkan Amerika
Serikat dari simpati Eropa, dan akan menggiring sepuluh persen sepuluh persen ?yang amat vital itu dari total suara pemilih Inggris, untuk memilih Partai
?Buruh supaya memegang pemerintahan. Setelah itu, kaum Ekstrem
127 Kiri akan mengambil alih semuanya. Begitulah, Jenderal, isi Rencana Aurora."
Karpov bangkit. "Anda sangat baik hati. Profesor. Dan sangat bijak. Tetaplah
berdiam diri, dan saya juga akan begitu. Seperti kata Anda tadi, sekarang itu
sudah dipeti-eskan. Dan file putra Anda akan berada di lemari besi saya untuk
waktu yang lama sekali. Selamat tinggal. Saya kira saya tidak akan mengganggu
Anda lagi." Ia menyandarkan dirinya ke senderan tempat duduk belakang, sementara Chaika itu
membawa dia menyusuri jalan Komsomolski Prospekt. Oh, ya, memang sangat
cemerlang, pikirnya, tapi apakah waktunya cukup"
Seperti sang Sekretaris Jenderal, Karpov juga tahu tentang pemilihan umum di
Inggris, yang dijadwalkan bulan Juni, yaitu sembilan minggu dari sekarang.
Informasi rahasia untuk Sekretaris Jenderal itu datangnya melalui anak
buahnya rezidentura yang beroperasi di Kedutaan Uni Soviet di London.? ?Ia merenungkan rencana itu berulang-ulang di benaknya, mencari-cari
kelemahannya. Bagus, pikirnya akhirnya, bagus sekali. Selama itu bisa berjalan
dengan baik.... Kalau tidak berhasil, akan merupakan bencana amat dahsyat.
*** "Sebuah inisiator, my dear man, adalah sejenis detonator bom," kata Dr. Wynne-
Evans. 128 "Oh," kata Preston. Ia merasa agak lemas. Sudah sering terjadi ledakan bom di
Inggris. Cukup buruk akibatnya, tapi hanya bersifat lokal. Ia sering melihat
sendiri di Irlandia. Dia pernah mendengar tentang detonator, pendorong, pemicu,
tapi inisiator belum pernah. Toh, nampaknya si Rusia, Semyonov, membawa sebuah
komponen untuk suatu kelompok teroris di suatu tempat di Skotlandia. Kelompok
yang mana" Tentara Tartan" Kaum anarkis" Atau sebuah unit pasukan aktif IRA" The


Protokol Keempat Karya Frederick Forsyth di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Russian connection ini agak aneh; ternyata perjalanannya ke Glasgow tidak sia-
sia. "Mmmm... inisiator polonium dan lithium ini apakah akan dipakai untuk meledakkan
?bom anti personel?" ia bertanya.
"Oh, ya, bisa dikatakan begitu," jawab orang Wales itu. "Sebuah inisiator
adalah sesuatu yang memicu sebuah bom nuklir."
?129 BAGIAN KETIGA 16 Brian harcourt-smith mendengarkan dengan serius, menyandar ke belakang, matanya
menatap ke langit-langit, jari-jarinya memainkan pena emas yang ramping. "Sudah
semua?" tanyanya saat Preston selesai dengan laporan lisannya. "Ya," kata
Preston. "Dr. Wynnc-Evans ini, apa dia bersedia menuangkan deduksinya itu dalam bentuk
tertulis?" "Sebenarnya bukan deduksi, Brian. Itu merupakan analisa ilmiah terhadap logam
itu, yang dihubungkan dengan fungsinya yang hanya dua itu. Dan, ya, ia setuju
menuangkannya dalam bentuk laporan tertulis. Itu akan kulampirkan ke laporanku
sendiri." "Dan bagaimana kesimpulanmu sendiri" Atau sebaiknya kusebut analisa ilmiah?"
Preston tidak menghiraukan ucapan yang bernada menyindir itu. "Menurut
pendapatku sudah jelas bahwa Semyonov datang ke Glasgow untuk meletakkan kaleng
tembakau beserta isinya itu di
133 suatu tempat dalam rangka antaran buta, atau menyampaikannya kepada seseorang
yang direncanakan untuk menjumpainya," katanya. "Yang mana pun dari kedua
kemungkinan itu, artinya ada seorang ilegal di sini, di wilayah kita ini. Kukira
kita bisa mencoba mencari dia."
"Gagasan bagus. Masalahnya, kita belum punya petunjuk untuk mulai dari mana.
Begini, John, aku mau berterus terang. Kau membuat aku, seperti sudah sering
kualami, berada dalam posisi yang sulit. Aku benar-benar tidak tahu bagaimana
aku bisa menangani persoalan ini lebih jauh kalau kau tidak bisa memberikan
kepadaku bukti yang sedikit lebih baik dari hanya satu lempeng logam langka yang
diambil dari seorang warga Rusia yang mati dengan menyedihkan."
"Lempeng logam itu sudah diidentifikasi sebagai separo dari sebuah inisiator bom
atom," Preston menjelaskan. "Itu bukan hanya sekadar logam biasa."
"Begini. Setengah dari sesuatu yang mungkin sebuah inisiator dari sesuatu yang
mungkin sebuah bom yang mungkin akan disampaikan kepada seorang ilegal Soviet ?yang mungkin bermukim di Inggris. Percayalah, John, kalau kau bisa mengajukan
laporan yang lebih terperinci aku akan, seperti selalu, mempertimbangkannya
dengan sangat serius."
"Dan kemudian melakukan NFA terhadapnya"1* Senyum Harcourt-Smith nampak kaku dan
ber - 134 bahaya. "Tidak selalu harus begitu. Semua laporan darimu akan diperlakukan
berdasarkan kegunaannya, seperti laporan-laporan yang lain. Sekarang kusarankan
kau mencari buat aku sedikitnya suatu bukti yang lebih jelas untuk menopang
? ?ke-yakinanmu tentang adanya persekongkolan jahat. Buatlah itu menjadi
prioritasmu berikutnya."
"Baik," kata Preston sambil bangkit. "Aku akan langsung mengupayakannya."
"Lakukan itu," kata Harcourt-Smith.
Setelah Preston pergi, Wakil Direktur Jenderal memeriksa daftar nomor telepon
khusus departemennya dan menelepon Kepala Bagian Personalia.
Keesokan harinya, Rabu, 15 April, sebuah penerbangan British Midland Airways
dari Paris mendarat di West Midlands Airport, Birmingham, sekitar tengah hari.
Di antara para penumpangnya terdapat seorang pria muda berpaspor Denmark.
Nama yang tercantum dalam paspor itu juga nama Denmark, dan seandainya ada orang
usil yang mengajaknya bicara dalam bahasa Denmark, ia akan bisa menanggapinya
dengan fasih. Pada kenyataannya ibunya memang orang Denmark yang memberinya
kemampuan dasar berbahasa Denmark, yang kini sudah disempurnakan melalui
sekolah-sekolah bahasa dan melalui kunjungan-kunjungan ke Denmark.
Tapi ayahnya adalah orang Jerman, dan pria
135 muda ini, yang lahir setelah Perang Dunia Kedua, berasal dari Erfurt, tempat dia
dibesarkan. Berarti ia adalah warga Jerman Timur. Ia juga seorang staf dinas
intelijen SSD Jerman Timur.
Ia tidak tahu seberapa pentingnya misinya ke Inggris itu, dan ia tidak ingin
mengetahuinya. Instruksi untuknya sederhana dan ia melaksanakannya secara
harfiah. Setelah lolos dari pabean dan imigrasi tanpa kesulitan, ia memanggil
sebuah taksi dan minta diantar ke Midland Hotel di New StreeL Selama perjalanan
dan selama prosedur check in, ia berhati-hati untuk tidak menggunakan lengan
kirinya, yang terbungkus dalam gips. Ia telah diperingatkan bahwa dalam situasi
yang bagaimanapun ia tidak boleh mencoba mengangkat kopernya dengan tangannya
yang "patah" itu.
Sesampainya di kamarnya, ia mengunci pintu dan mulai menggarap gips yang
membungkus lengannya itu dengan cutter baja yang disembunyikan di alas kotak
perkakas bercukurnya, dengan hati-hati mengiris gips itu di bagian lengan dalam,
mengikuti alur yang ditandai dengan lekukan-lekukan kecil.
Setelah irisan selesai dilakukan, ia membuka selongsong gips itu selebar satu
sentimeter lebih sedikit dan menarik keluar lengannya, pergelangan, dan
tangannya. Selongsong kosong itu lalu dimasukkannya ke dalam sebuah tas belanja
plastik yang dibawanya. Ia menghabiskan seluruh sore itu di dalam ka -
136 marnya supaya staf siang yang bertugas di bagian resepsion tidak akan melihat
dia tanpa selongsong gips itu di lengannya, lalu meninggalkan hotel itu setelah
malam tiba, yaitu saat giliran staf lain yang bertugas.
Kios koran di Stasiun New Street adalah tempat yang ditentukan sebagai tempat
rendezvous, dan pada jam yang ditentukan, seorang pria yang mengenakan pakaian
kulit hitam pengendara sepeda motor menghampiri dia. Mereka saling menggumamkan
identifikasi masing-masing beberapa detik kemudian tas belanja plastik itu ? ?diserahkan, dan sosok yang berpakaian kulit itu menghilang. Orang yang lalu-
lalang di situ tidak ada yang memperhatikan.
Dengan datangnya subuh, ketika staf malam hotel masih bertugas, orang Denmark
itu check out, naik kereta api pagi ke Manchester, dan terbang keluar dari
bandara di kota itu, di sana tak seorang pun pernah melihat dia, dengan atau tanpa gips di lengannya. Saat matahari terbenam, lewat
Hamburg, ia tiba kembali di Berlin, sebagai seorang Denmark ia harus melalui
pemeriksaan di Tembok Berlin di Tempat Pemeriksaan Charlie. Orang-orangnya
sendiri menjumpai dia di sisi tembok yang satu lagi, mendengarkan laporannya,
dan membawanya pergi. Kurir Tiga telah melaksanakan tugasnya.
John Preston sedang kurang senang hatinya dan merasa jengkel. Pekan yang sudah
direncanakan - 137 nya untuk mengambil cuti dan menghabiskan waktu bersama Tommy ternyata kacau.
Hari Selasa itu sudah terpakai sebagian untuk memberikan laporan lisan kepada
Harcourt-Smith, dan Tommy terpaksa menghabiskan seluruh hari itu dengan membaca
atau nonton TV. Preston bersikeras untuk melanjutkan rencana mereka pergi ke museum lilin Madame
Tussaud hari Rabu pagi, tapi sore harinya pergi ke kantornya untuk menyelesaikan
laporan tertulisnya. Surat dari Crichton dari Bagian Personalia ada di meja
tulisnya, la membacanya dengan setengah tidak percaya.
Surat itu ditulis, seperti selalu, dalam nada yang bersahabat. Katanya, catatan
menunjukkan bahwa Preston masih mempunyai hak untuk mengambil cuti selama empat
minggu; dia pasti tahu peraturan kantornya; menumpuk cuti tidak dapat dibenarkan
karena sebab yang jelas, yaitu perlunya menjaga supaya semua waktu cuti
dijalankan sesuai jadwal, dan seterusnya, dan seterusnya, dan seterusnya.
Singkatnya, dia diwajibkan untuk mengambil seluruh cutinya yang tertumpuk itu
dengan segera yaitu, mulai besok pagi.?"Orang-orang goblok/ ia memaki-maki Bagian Personalia dalam hati, "beberapa dari
mereka bahkan tidak sanggup mencapai kaleng bir mereka tanpa bantuan anjing
pelacak Labrador." la lalu menelepon Bagian Personalia dan bersikeras untuk berbicara dengan
Crichton sendiri. 138 "Tim, ini aku, John Preston. Begini, surat di mejaku ini apa maksudnya" Aku tak
mungkin cuti sekarang; aku sedang menangani kasus, pas di tengah-tengah kasus....
Ya, aku tahu memang sebaiknya tidak menumpuk cuti, tapi kasus ini juga penting,
sangat penting malahan."
Ia mendengarkan penjelasan sang birokrat tentang bagaimana sistem akan kacau
kalau para staf menumpuk terlalu banyak cuti lalu menyela. "Begini, Tim, begini
?saja. Kau coba telepon Brian Harcourt-Smith. Ia akan menjelaskan betapa
pentingnya kasus yang sedang kutangani ini. Aku akan ambil cuti di musim panas
nanti." "John," kata Tim Crichton dengan sabar, "justru surat itu dikirimkan atas
instruksi kilat dari Brian."
Preston menatap telepon itu selama beberapa saat. "Oh begitu," katanya akhirnya,
lalu meletakkan telepon. "Kau mau ke mana?" tanya Bright ketika ia berjalan ke pintu. #
"Aku perlu minum," kata Preston.
Saat itu sudah lewat waktu makan siang dan bar hampir kosong. Mereka yang makan
siangnya terlambat belum lagi digantikan oleh mereka yang ingin minum dini di
petang hari. Nampak satu pasangan yang datang dari Charles Street sedang
berasyik-masyuk di sebuah sudut, sehingga Preston memilih untuk duduk di bangku
bar saja. Ia ingin menyendiri. "Whisky," katanya, "gelas besar."
139 "Saya juga sama," sebuah suara terdengar di sampingnya. "Dan saya pesan duluan
tadi." Preston menoleh dan melihat Barry Banks dari K7.
"Halo, John," kata Banks, "tadi kulihat kau berjalan ke sini ketika aku lewat di
lobi. Aku cuma mau mengatakan aku punya sesuatu buat kau. The Master merasa
sangat berterima kasih."
Kembalinya Sang Pendekar Rajawali 42 Jaka Sembung 14 Kebangkitan Ilmu Ilmu Iblis Naga Pembunuh 16
^