Tarian Cinta 4
Tarian Cinta Karya Sayed Kashua Bagian 4
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Dia tidak tahan lagi cara mereka memandangnya. Seolah-olah, karena dia
seorang Arab dan bekerja di bar, dia pasti seorang pelacur. Jika ada yang
mengatakan sesuatu, dia akan memberi mereka pelajaran. Atap bisa
sampai bergetar setiap kali ia berteriak. Hal terakhir yang dia butuhkan
adalah rumor yang salah sampai pada orang-orang di Nejaidat. Bahkan di
jalanan di Kota Tua, jika ada yang mengatakan sesuatu ketika dia melintas,
dia akan menghampiri mereka dan menghempas mereka dengan
umpatannya. Shadia membawa-bawa pisau ke mana pun dia pergi; dia mencurinya
ketika dia duduk di kelas satu. Jika ada masalah, dia menyembunyikan
pisaunya di lengan bajunya. Pisau yang dia miliki adalah pisau lipat
otomatis, tidak seperti Ledermanku dengan alat pemotong berpaku, dengan obeng,
dan sendok. Shadia menertawakanku ketika aku bercerita padanya tentang
pisauku. Dia berkata, dia dapat menulis cerita yang bagus tentang hal-hal
ini-tentang si sinting Ashkenazi yang masuk ke dalam dunia kejahatan.
Ada seseorang yang bernama Husni di kelasnya. Dia pernah sekali
merampok bank. Dia tidak percaya dia bisa melakukannya. Dia bahkan
tidak mampu mencuri penghapus. Seseorang menembaknya ketika dia
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
keluar dengan membawa uang, beberapa bajingan yang membawa pistol.
Orang Yahudi. Mereka tidak berbuat apa pun padanya, bahkan tidak
menahannya. Ini adalah giliran kerja terakhirnya. Dia tidak bisa terus begini. Ini adalah
malam Purim dan tempat itu demikian mengenaskan. Tak ada seorang pun
yang berpenampilan bagus. Para pelanggan tetap masuk, melihat
sekeliling, dan pergi. Aku dapat memahami mereka. Aku tidak akan
pernah mendatangi tempat dansa di mana para penarinya begitu jelek.
Shadia dan aku tidak berdansa seperti mereka dan kami tidak terlihat
seperti mereka. Kami berdua datang membayangkan suatu hal tertentu. Ini
adalah malam Purim dan kami mencium akan timbulnya masalah. Untuk
pertama kalinya, aku berjalan berkeliling dengan benda di dalam sakuku
yang bisa dibuka menjadi pisau.
"Pemilik kafe sebaiknya membayar tukang pukul untuk mengeluarkan
mereka dari sini," katanya, dan aku mengangguk. "Aku tidak akan kembali
ke sini. Dan aku tidak keberatan kalau nanti aku harus bayar untuk
minum. Bagaimana denganmu" Apa kamu masih ingin di sini?"
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Aku melihat bar, pada noda bekas bir, lemon, serbuk lupine di asbak. Kami
tidak mengosongkan asbak hari ini. Kami tidak ingin siapa pun tinggal. Di
hadapanku ada seorang laki-laki yang memakai setelan jas di bar itu. Dia pasti
berumur lebih dari lima puluh tahun. Kadang dia berkata pada kami bahwa dia seorang
pengacara, kadang dia bercerita pada kami bahwa dia belajar kedokteran
di Frankfurt. Dia memesan segelas anggur putih lagi, dan ketika dia akan
meminumnya, terlihat kerutan dalam pada wajahnya yang kasar. Seperti
retak pada tanah gurun setelah gempa. Sekarang dia meletakkan gelasnya
dan menuliskan nomor telepon untuk gadis yang ada di sebelahnya. Gadis
itu orang asing, sukarelawan di salah satu organisasi hak asasi manusia.
Dia pendek dan gemuk, mencari pria sepanjang waktu, dan tidak pilihpilih.
Aku sama sekali tidak tampak seperti mereka. Jika aku menyiratkan apa
yang disiratkan orang-orang Arab ini, aku dalam masalah besar. Tetapi itu
benar-benar mustahil. Orang-orang tidak takut kepadaku, dan mereka
tidak terganggu olehku. Atau mungkin mereka terganggu, tetapi mereka
berusaha untuk menyembunyikannya. Aku bertaruh ada banyak gadis
yang memiliki pemikiran yang salah, seolah-olah aku suka mengejar-ngejar
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
mereka, dan aku pasti sama menjijikkannya dengan mereka. Aku tidak bisa
percaya. Setiap kami bertemu, Shadia dan aku berusaha meneruskan hubungan
kami. Dia terus menceritakan padaku tentang kesepian dan kesedihannya.
Tetapi, meskipun sedih dan kesepian, dia selalu membuatku tertawa. Dia
adalah satu dari beberapa orang yang dapat membuatku tertawa terbahakbahak,
tidak hanya tersenyum sopan. Karena kesepiannya, dia membeli
seekor burung dan mengurungnya di sangkar di tengah rumahnya. Ada
dua ranting di dalam sangkarnya, dan burung itu melompat
dari satu ranting ke ranting lain seharian. Itu membuat Shadia terhibur,
tetapi dia masih berpikir dia mungkin akan melepaskan burung itu
sebelum mati bosan. Ketika perang pecah, dia berencana melanggar daerah terlarang di
Ramallah dan mencapai Yerusalem. Dia membongkar apartemennya,
memberikan perabotnya pada tetangganya serta televisi, pemutar video,
dan mesin cucinya pada teman-temannya. Katanya, dia dapat
memasukkan semua yang dia punya ke dalam dua tas. Praktis, dan akan
mudah baginya untuk mengangkutnya dan pergi lagi, kali berikutnya.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Sekarang dia akan menghilang lagi. Jika dia berhenti bekerja di bar, aku
mungkin tidak akan melihatnya dalam waktu dekat. Tiap kali dia pergi, dia
pergi untuk waktu yang lama, dan selalu kembali dengan cerita seperti,
"Aku membuat film tentang suku Nejaidat di Yordania," atau "Aku telah
menulis naskah untuk film Austria." Mereka selalu melecehkannya. Mereka
tidak membayar, mereka juga tidak menayangkan apa yang telah
dikerjakannya. Sesuatu yang buruk selalu terjadi padanya pada akhirnya,
dan kemudian dia akan lari menjauh.
Aku sangat cemburu dengannya sekarang, dengan burungnya dan dua
tasnya. Dia adalah gadis yang cantik, dan ada banyak orang yang datang
ke bar hanya karenanya. Berkulit hitam dengan rambut keriting dan wajah
sangat halus. Orang-orang Arab mengeluhkan tagihan mereka di bar. Dia
menyerah pada mereka, mengiyakan apa pun supaya mereka lekas pergi.
Ini adalah giliran kerja terakhirnya, dan dia tidak tahan lagi melihat
mereka. Dokter sekaligus pengacara yang mengenakan jas adalah satusatunya orang
yang masih ada di bar. Dia pun telah mulai beranjak,
menggerayangi saku jasnya untuk mencari
dompetnya. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Aku iri pada Shadia dan dia iri padaku: aku memiliki istri dan seorang
anak, aku tahu di mana rumahku, dan aku kembali ke sana setiap malam.
Tidak seperti dia. Setiap kali dia mencari rumah, dia harus membuka atlas.
Kami adalah petani yang bodoh, fellaheen bodoh yang tidak akan pindah
dari tanah kami. Dia tak bisa jadi sepertiku.
Bagian Lima Jalan Menuju Tira Tanggal Kelahiran Ayahku bekerja di balai kota. Dia bertugas mengeluarkan KTP, paspor, akta
kelahiran, akta nikah, dan surat kematian. Dia punya kantor kecil di lantai
dasar, dengan jendela kecil dan tirai penutup jendela yang tidak dapat
diturunkan. Selama empat belas tahun hingga sekarang, ayahku telah
mengeluarkan KTP bagi orang-orang Tira. Pada masa lalu, mereka harus
pergi ke Kementerian Dalam Negeri di Netanya untuk memperbaharui KTP
atau untuk mengurus paspor, tetapi sekarang mereka dapat mengurusnya
di desa mereka sendiri. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Ayah bekerja dari pukul delapan hingga pukul empat setiap hari. Semua
pegawai di balai kota memiliki reputasi rentan korupsi. Orang-orang
berkata mereka hanya duduk ongkang-ongkang kaki dan tidak melakukan
apa pun. Mereka diangkat jadi pegawai karena memiliki hubungan dengan
walikota. Ayahku membenci dirinya sendiri karena menerima pekerjaan itu,
tetapi Nenek dan Ibu memaksanya. Mereka menginginkan dia bekerja di
desa, tidak jauh, sehingga dia akan selalu ada di dekat mereka dan mereka
dapat selalu menemukannya. Demi pekerjaan itu, Ayah kehilangan segala
kepercayaannya. Empat belas tahun sebelumnya, dia mendukung seorang
kolaborator yang mencalonkan diri menjadi walikota, dan imbalan yang
dia terima adalah dia diizinkan bekerja sebagai pegawai negeri. Orangorang
mengatakan ayahku pasti juga seorang kolaborator. Bagaimana bisa
dia bekerja di Kementerian Dalam Negeri setelah mendekam di penjara
Israel karena telah mengganggu keamanan"
Orang-orang di Tira membenci ayahku. Mungkin Nenek benar; mungkin
mereka benar-benar iri padanya. Ayahku tidak memiliki teman, kecuali
Bassem, yang bekerja di rumah pengepakan dengannya. Bassem tidak lagi
dapat bangun dari tempat tidurnya. Pekerjaannya memetik buah selama
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
bertahun-tahun telah membuat punggungnya sakit. Sesekali, dia menjalani
operasi lagi, dan ayah akan menjenguknya di rumah sakit. Kadang dia
membawa papan catur bersamanya, dan Bassem akan bermain dengannya
di tempat tidur. Aku tidak pernah ingat ayahku berteman dengan orang-orang yang
dianggap sebagai orang-orang berpen-didikan-dokter, pengacara, guru,
atau insinyur. Kadang aku mendapat kesan bahwa dia malu, bahwa dia
merasa rendah, dengan pekerjaannya di belakang tirai jendela yang rusak.
Ayah tidak pernah begitu kecil hati. Dia hampir tidak meninggalkan
rumah lagi. Segera setelah dia kembali dari pekerjaannya, dia pergi ke
kamar tidurnya dan menyalakan radio di meja samping tempat tidur.
Kadang-kadang dia duduk di ruang tamu untuk menonton berita, tetapi
kadang-kadang dia hanya berbaring di kasurnya hingga pagi berikutnya.
Pekerjaannya di kantor tidak begitu banyak. Kadang, minggu demi minggu
berlalu dan tak seorang pun di Tira membutuhkan layanan ayahku dan
Kementerian Dalam Negeri. Kadang dia begitu bosan hingga dia akan
memperbaharui seluruh KTP dan paspor kami, dia bilang kartu-kartu itu
tidak berlaku lagi. Untuk apa membawa-bawa KTP lama padahal dia bisa
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
mengurus kartu yang baru dalam dua hari, dengan tanda tangan Menteri
Dalam Negeri yang baru"
Ayahku memperbaharui KTP-nya sendiri setiap minggu. Kadang dia
mempertimbangkan mengubah namanya. Menarik juga bisa melakukan
hal ini. Dia mengubah informasi: warga negara Israel, suku Arab, menikah,
ayah dari empat anak. Tanggal lahir 0/0/47, karena Nenek tidak ingat
persis kapan Ayah lahir. Ketika orang-orang Yahudi datang dan Nenek
pergi untuk mendaftarkan anaknya itu pada mereka, dia tidak
memberinya tanggal yang tepat. Yang dia ingat hanyalah bahwa dia lahir
pada musim buah pir. Kata Nenek, waktu itu sedang perang, jadi tak
seorang pun peduli akan tanggal kelahiran.
Segalanya berubah ketika bibiku Camilla dari kamp pengungsi Nur Shams
di Tul-Karm menjelang ajal dan Ayah menjenguknya di rumah sakit di
Nablus. Anak tertuanya, Ibrahim, dibebaskan dari penjara ketika orangorang
Palestina memasuki Tepi Barat, dan sebagai tanda penghargaan atas
apa yang telah dia lakukan demi negara, mereka memberinya pekerjaan di
Kementerian Dalam Negeri di Tulkarm. Jelas, gajinya tidak tinggi seperti
gaji ayahku, tetapi setidaknya dia punya status. Di rumah sakit, dia
berjalan ke sana-kemari dengan membawa pistol, dan para dokter
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
memperlakukannya dengan hormat. Berkat dia, mereka mengizinkan
bibiku meninggal dunia di kamar rumah sakit yang mewah, dengan sekat
di antara tempat tidur. Aku tinggal di rumahnya ketika masih kecil. Pada malam hari, ada
kembang api besar yang menerangi rumah-rumah, dan bibi Camilla
menjelaskan bahwa itu adalah kembang api tentara. Waktu itu aku
berpikir bahwa kamp itu terlihat sangat indah, dengan air yang mengalir
melewati perkebunan kecil di tengah jalan, dan sama sekali tidak ada pasir.
Anak-anak lebih suka menggunakan istilah
dalam bahasa Inggris ice cream daripada bahasa Ibrani giida, dan ketika
mereka bermain sepak bola, mereka menyebut handsball, bukan yad.
Bahkan ketika itu aku tahu bahwa Ibrahim adalah seorang pahlawan
meskipun sebenarnya aku belum pernah melihatnya.
Setelah bibiku meninggal, Ibrahim mengajak ayahku mengunjungi
Kementerian Dalam Negeri Palestina di Tulkarm. Mereka mencari di korankoran
lama, sampai ke zaman mandat Inggris, ketika tiba-tiba ayahku
melihat namanya dengan tanggal lahir yang tepat: 14 Mei 1948. Ayahku
senang karena merasa setahun lebih muda. Dia mengadakan perayaan
besar dengan semua bibiku, bahkan Bassem bangun dari kasurnya.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Kemudian ayahku mulai melacak tanggal lahir bibi-bibiku dan semua
sanak saudara kami yang lahir sebelum perang, dan semuanya mulai
merayakan hari lahir mereka. Bibi Fahten, yang ketika itu berumur tujuh
puluh tahun, bahkan mendatangkan hiburan di pestanya. Dia berkata,
beginilah cara dia menghimpun tahun-tahun yang tidak bisa dia rayakan.
Rumor tersebar ke seluruh desa, dan akhirnya orang-orang mulai
mengatakan bahwa Ayah ternyata bukan seorang kolaborator karena
bagaimana mungkin orang-orang Palestina mengizinkan dia memeriksa
dokumen-dokumen rahasia" Orang pertama yang meminta ayahku untuk
menemukan tanggal lahirnya adalah walikota, dan ayahku tidak hanya
menggali tanggal lahirnya, tetapi juga memberinya akta kelahiran.
Walikota pertama kali merayakan ulang tahunnya di lapangan sepak bola,
dalam pidatonya dia berterima kasih pada ayahku atas bantuannya.
Setelah itu, ayahku jarang tidur. Orang-orang yang
tidak bisa menemuinya di tempat kerjanya akan datang ke rumah kami
untuk meminta bantuan. Mereka tahu ayahku mengerjakan hal tersebut
sekadar untuk membantu, dan hal itu tidak ada hubungannya dengan
pekerjaannya dengan Kementerian Dalam Negeri Israel, jadi mereka mulai
memberikan hadiah sebagai imbalannya. Domba, jam tangan, daging
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
mentah, enam pak Coca Cola, bungkusan beras dan gula. Beberapa di
antara mereka menawarkan uang, tetapi ayahku tidak mau menerimanya.
Dia berkata bahwa uang yang dia terima hanyalah yang dia gunakan
untuk menutup biaya materai yang harus dia beli di Tulkarm, dan dia
selalu memberi mereka kuitansi yang ditandatangani oleh yang berwajib di
Palestina. Ibrahim tidak menemui kesulitan dalam membuat materai dan
kuitansi resmi dengan cetakan yang sama yang biasa dia gunakan untuk
mencetak poster-poster untuk protes. Ayah memercayakan semua uang
pada Ibrahim dan tidak pernah menyentuhnya. Dia berkata Ibrahim
pantas menerimanya, dia perlu membangun rumah sekarang, dan
menemukan istri yang baik untuk dirinya. Anak yang malang, dua puluh
tahun dia habiskan di penjara, dan sekarang dia bahkan tidak memiliki
ibu. Berita tentang kemampuan Ayah menyebar dari Tira ke desa-desa sekitar
dan kemudian sampai ke Galilee. Orang-orang datang dengan mobil
mewah, dengan membawa uang dan hadiah, dan meminta akta kelahiran
mereka. Ayahku menjadi terkenal. Dan hal itu tidak mengganggunya.
Kebalikannya, pencarian yang dia lakukan membuatnya sangat senang.
Orang-orang mulai bersumpah mereka telah melihat ayahku makan
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
malam dengan Arafat. Setiap orang di Tira tahu bahwa Arafat meminta
ayahku untuk memperkuat kolaborator walikota. Dan
seluruh urusan Kementerian Dalam Negeri Israel bukan apa-apa dibanding
dengan siasat orang-orang Palestina yang pandai. Koran-koran mulai
Tarian Cinta Karya Sayed Kashua di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
menyanjungnya, berterima kasih padanya dan menghormatinya sebagai
"pahlawan Palestina yang terkenal," "anak syahid pemberani," dan "pria
yang telah memerdekakan tanah air dan menjalankan keadilan." Ayahku
tidak menanggapi ungkapan penghargaan mereka. Dia tidak berkata apa
pun. Pagi hari dia bekerja di balai kota, sore hari dia pergi ke Tulkarm, dan
hampir setiap malam dia menjadi tamu kehormatan pada pesta ulang
tahun seseorang yang pertama.
Hari Orangtua Orangtua ada di sini, kata istriku, membangunkanku dari tidur Jumat
siangku. Aku lupa mereka mau datang. Ibuku telah menelepon kemarin
dan berkata pada istriku mereka akan datang untuk menengok kami. Dia
merasa kehilangan sesuatu, dan dia harus menemui cucu perempuannya.
Mereka ada di ruang tamu sekarang. Ibuku menggendong cucu
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
perempuannya, membuat suara-suara dan mengharapkan respons dari
bayi itu, yang membagi perhatiannya antara Ibu, serenceng kunci di tangan
Ayah, dan kakakku, yang bersiul-siul. Pandangan curiganya berubah
menjadi gerutu, dan tak lama kemu-dian dia menangis. Ibu berkata itu
salah kami, kami tidak cukup sering berkunjung sehingga bayi kami tidak
mengenal kakek dan neneknya sendiri.
Istriku mendudukkan bayinya di kedua bahunya dan mencoba
menenangkannya untuk persiapan giliran berikutnya bersama neneknya.
Kata istriku, ibuku tidak tahu apa-apa tentang bayi, dia tidak
menunjukkan kehangatan sedikit pun pada bayi, dan pasti gara-gara
dialah aku menjadi sekacau sekarang ini.
Aku bersalaman dengan orangtuaku. Kadang kami bertukar cium. Aku
tidak menyukainya. Rasanya sangat aneh, sangat janggal, begitu dibuatbuat.
Khususnya ketika aku mencium ayahku. Aku tidak pernah
membiarkan bibirku menyentuh pipinya, aku hanya menolehkan kepalaku
ke arah bibirnya, yang sedikit saja menyentuh pipiku.
"Bisa-bisanya kamu masih tidur!" damprat ayahku.
"Aku bekerja sampai larut malam."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Di restoran?" tanyanya. Dia tahu tempatku bekerja adalah sebuah bar,
tetapi ayahku selalu berusaha membangun citra baik tentangku.
"Di chamara, tempat minum murahan," aku membetulkannya.
Ada kantung-kantung sampah besar di ruang tamu dan tumpukan tinggi
piring-piring kotor di bak cuci piring. Biasanya istriku membersihkannya
sebelum para tamu datang, tetapi kemarin dia di rumah sendiri bersama
bayinya dan tidak sempat melakukannya. Bagaimanapun dia sudah
berusaha merapikan ruang tamu: membersihkan kertas-kertas, sapu
tangan, kulit pisang, dan kulit kacang yang sudah menumpuk di meja
sepanjang minggu. Istriku membenci tempat yang kotor, tetapi dia tidak
tahan berada dekat-dekat denganku. Ini semua karena aku. Aku tidak
pernah membantunya dengan pekerjaan rumah tangga sehari-hari atau
dengan bayinya. Kata istriku aku primitif, dan aku setuju.
Orangtuaku bertanya bagaimana kabar kami, bagaimana keadaan di
tempat kerja, bagaimana kabar bayinya, apakah dia tidur semalaman atau
masih terbangun setiap jam. Kata ibuku bayi kami agak kurus, tapi kata
Ayah bayi kami masih tetap sangat gendut. Dia menyalakan rokok, dan aku
juga mengambil sebatang rokok. Lagi-lagi dia berkata dia tidak percaya aku
sudah mulai merokok. Aku sudah merokok selama delapan tahun, dan dia
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
masih tidak bisa memercayainya. Dia berceloteh tentang betapa bahayanya
merokok itu, bagaimana dia menderita karena rokok, dan bagaimana dia
membenci dirinya sendiri karena tidak mampu berhenti merokok. Lain
denganku, katanya, aku baru saja mulai dan aku masih bisa membuang
kebiasaan ini. "Berapa banyak kamu merokok?" dia bertanya, kemudian
menjawab pertanyaannya sendiri, "Dua atau tiga batang sehari?"
Orangtuaku jarang mengunjungi kami. Sebelum bayi kami lahir, mereka
tidak pernah mengunjungi kami. Biasanya mereka tinggal selama lima
belas menit lalu pergi. Sudah dua bulan sejak Idul Fitri, saat kunjungan
terakhir kami ke Tira, dan kali ini Ibu meminta Ayah untuk tinggal lebih
lama saat berkunjung karena dia merindukan bayi kami. Sepanjang
minggu dia memohon kepadanya untuk tinggal paling tidak selama satu
jam. Ayahku setuju, tetapi dengan satu syarat: dia ingin Fatma, seorang
temannya saat tinggal di Yerusalem, ikut. Pada perjalanan ke Yerusalem,
dia meneleponnya dan mengundangnya ke rumah kami di Beit Safafa,
semacam tempat pertemuan resmi. Ibuku setuju, asalkan dia diperbolehkan
untuk menghabiskan sebanyak-banyaknya waktu bersama cucu
perempuannya. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Ibuku membenci Fatma. Dia bahkan tidak akan membiarkan seorang pun
menyebut namanya. Sesekali, Kakek dan Ayah atau salah satu dari bibibibiku
menyebut nama itu, dan hal itu selalu membuat ibuku marah. Dia
berkata, Fatma adalah pelacur tak tahu malu. Aku belum pernah bertemu
Fatma. Yang kutahu dia mengacaukan kehidupan Ayah. Nenek berkata
padaku dia pernah menemukan satu tas penuh surat-surat Fatma yang
ditujukan kepada Ayah-dan dia membakar semua surat itu.
Telepon berdering, dan sebelum aku menjawab, Ayah berkata, "Itu pasti
Fatma. Beri tahu dia bagaimana caranya agar sampai ke sini."
Terdengar suara parau wanita tua menyebut namaku
dan bilang suaraku mirip suara ayahku. Fatma berkata, dia sedang berada
di "coiffeur," penata rambut, dan dari pilihan katanya terlihat jelas dia
termasuk golongan orang kota yang banyak menggunakan kata-kata
Eropa. Dia berasal dari Ras el-Amud, tetapi penata rambutnya berada di
Talpiyot, di Ha-Uman Street. Dia tidak ingin diberi tahu ancar-ancar yang
rinci, hanya ingin tahu nama pemilik rumah sewa kami. Salah satu pekerja
di tempat penata rambutnya berasal dari Beit Safafa, dan dia akan
menunjukkan padanya jalan menuju ke sana.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Istriku menarikku ke samping dan berkata kami tidak punya apa-apa di
rumah. Jika hanya kedua orangtuaku tidak begitu bermasalah, tetapi
sekarang juga ada seorang tamu. Dia berkata aku tidak boleh pergi ke toko
karena aku belum membasuh mukaku atau menyikat gigiku, dan mataku
bengkak. Dia akan pergi ke toko bersama kakakku. Dia juga akan
membantu membawakan belanjaannya. Kakakku adalah laki-laki yang
baik. Tidak pernah mengecewakan orang.
Istriku menyerahkan bayi kami kepada ibuku, dan bayi kami mulai
menangis. Ibuku membelainya, mengayun-ayun bayinya, berjalan bolakbalik dari bak
cuci piring ke kantung-kantung sampah di ruang tamu,
yang jaraknya tiga langkah, mencoba untuk menenangkannya. Tidak ada
gunanya. Ayahku menyalakan rokok lagi, dan aku juga menyalakan satu.
Aku biasanya tak merokok ketika ada bayiku, tetapi karena ayah juga
merokok, maka tidak ada bedanya toh. Dia merokok ketika aku masih kecil
dan aku baik-baik saja. Semua saudara laki-lakiku juga tumbuh dengan
baik. Aku membuka pintu. Fatma masuk, mengenakan gaun hitam panjang. Dia
kira-kira setinggi aku, setinggi ayahku.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Dia mengenakan syal merah di bahunya. Rambut dicat dan dikeringkan
dengan blowdrier. Usianya lima puluh tahun, mungkin lebih. Aku tidak
mencoba untuk memutuskan apakah dia lebih cantik dari ibuku. Mereka
berbeda. Dia terlihat seperti wanita kelas atas yang diwawancarai di televisi
Yordania atau Mesir. Aku tidak melihat keriput di wajahnya, tetapi aku
masih bisa mengetahui usianya dari daerah sekitar mulut dan mata.
Kelopak matanya berat. Dia berkedip lambat seolah-olah kesulitan
mengangkatnya. Dia menjabat tanganku dan tersenyum. Dia bertanya apakah aku
mengenalinya dan berkata dia pernah melihatku ketika aku masih sangat
kecil. Ayahku berkata, yang dilihatnya kala itu bukan aku, melainkan
kakakku. Ibuku melepaskan satu lengannya dari bayi dan menjabat tangan
Fatma, memerhatikannya. Fatma lebih langsing darinya. Fatma bertanya
bagaimana kabarnya, tersenyum dan membelai bayiku yang tangisnya
semakin menjadi-jadi. Fatma bertanya, "Kenapa kau, bayi kecil" Kenapa?"
Katanya, anak perempuanku cantik.
Ayah duduk di bangku, dengan sebatang rokok. "Kamu belum berubah,"
kata Ayah padanya. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Fatma menjabat tangan ayah, duduk, dan berkata bila tidak diberi tahu ia
tidak akan mengenali ayahku. Rambut Ayah telah berubah putih dan berat
badannya telah banyak bertambah.
Ayah berkata, "Aku tidak bertambah gemuk," dan menarik masuk
perutnya saat dia mengisap rokoknya. Dia pergi ke kamar mandi untuk
mencari sebuah cermin, lalu kembali dan berkata, "Aku tidak bertambah
gemuk," dan melihat ibuku untuk minta penegasan.
Istriku dan kakakku kembali, membawa dua buah tas.
Istriku tampak kecewa. Dia ingin kembali sebelum Fatma tiba, dan
sekarang tamunya akan mengetahui kami berbelanja khusus untuknya.
Sebotol Coke menonjol di tas, dan Fatma berkata, "Mengapa harus repotrepot" Aku
tidak menginginkan apa pun. Aku tidak minum Coke." Dia
menjabat tangan kakakku, katanya dia setampan ayahku dulu.
Istriku membawa beberapa gelas dan menuangkan Coke untuk para tamu.
Dia menyusun beberapa pisang, jeruk, dan apel di sebuah piring. Dia
menuangkan kacang dari sebuah tas kertas cokelat dan menyajikannya.
Dia mengeluarkan tisu kemasan ekonomis dan meletakkannya di nampan
di dekat Fatma. "Bayimu manis sekali. Dia mirip denganmu," kata Fatma,
dan istriku bersikeras itu tidak benar.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Semua kursi sekarang sudah ditempati. Ayah dan Fatma menggunakan
dua kursi, sedangkan kakakku dan istriku menggunakan dua kursi
lainnya. Ibuku tetap berdiri dengan menggendong bayi, lalu akhirnya ia
menarik sebuah kursi dan duduk berhadapan dengan Ayah dan Fatma,
yang mencoba untuk tidak saling bertatapan. "Sejak kapan kalian saling
mengenal?" tanyaku, dan mengepulkan asap. Semua orang mengawasiku,
seolah-olah aku baru saja mengajukan sebuah pertanyaan yang tabu. Di
keluarga kami, orang-orang tidak berbicara terbuka. Kami sudah ahli
menyembunyikan detail hal-hal yang tidak enak.
"Sejak kapan, ya?" ulang Fatma. "Dengar, akan kuceritakan." Ayahku masih
asyik dengan perutnya, menariknya dan mengelus kemejanya dengan
tangannya, seolah-olah mencoba untuk meratakannya. "Dulu ketika masih
muda aku adalah seorang guru," kata Fatma. "Aku mengajar di sebuah sekolah di
lingkungan Et-Tur, dan setelah perang di tahun
enam puluh tujuh, mereka mengajak semua guru mengunjungi universitas.
Di sanalah aku bertemu ayahmu."
"Lalu apa" Bagaimana kalian bisa jadi akrab?" tanyaku lagi, dan ibuku
menyela berkata, Fatma tidak akan memilih pada pemilihan umum
berikutnya. Ayahku berkata, menurutnya orang Arab seharusnya memilih.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Namun, bagaimanapun, Fatma tidak memiliki hak pilih karena dia bukan
warga negara. Tetapi, meskipun dia seorang warga negara, dia tidak akan
ambil bagian dalam pemilihan untuk Knesset Israel. Fatma masih tetap
langsing, masih melajang, tinggal bersama saudara laki-lakinya dan
keluarganya. Semuanya berkecimpung dalam bisnis pariwisata. Mereka
memiliki banyak uang, banyak bus. Minggu ini, mereka membeli sebuah
rumah besar untuk salah satu kemenakan laki-laki mereka. Fatma suka
membeli baju di luar negeri, khususnya di London. Dia punya banyak
uang. Dia adalah wakil kepala sekolah di sebuah sekolah di Et-Tur. Gajinya
tujuh ribu dan dia tidak membutuhkan uang itu. Sampai sekarang dia
sudah mengajar selama tiga puluh dua tahun, dua tahun lebih lama
daripada ibuku. "Bagaimana persisnya kalian bertemu?" aku bertanya lagi, mencoba
menggunakan kesempatan untuk mencari tahu tentang Fatma dan suratsuratnya.
"Aku adalah laki-laki tertampan di universitas," kata Ayah sambil
memaksakan seulas senyuman, tetapi Ibu mengerutkan dahi. Ayah berkata,
dia dan Fatma ingin menikah. Fatma memotong perkataan Ayah dan
berkata untung saja mereka tidak menikah. "Lihat berapa beratmu
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
bertambah," katanya, mencoba menjadi teman keluarga kami. "Kenapa
kamu membiarkannya jadi seperti itu?"
tanyanya pada Ibu, dan Ibu tidak mengatakan apa pun. Dia merasa tidak
diinginkan dan akhirnya hanya mengangkat bahu saja.
Ayah berkata, mereka tidak jadi menikah karena Ayah terjerat. Mula-mula
dia menghabiskan lima tahun di penjara, lalu menjadi tahanan rumah, dan
dia tidak pernah meninggalkan desanya. Ibu menyela cerita Ayah dan
berkata keras-keras bahwa dia masih harus memasak. Begitulah, dia tidak
ingin tinggal bersama bayi kami lebih lama lagi. Dia menyesal dia
menyetujui syarat yang diajukan Ayah. Dia ingin kembali ke rumah. Lagi
pula, bayi kami semakin mengantuk. Semua orang menyadari sudah
waktunya untuk pergi. Fatma berkata ini hari Jumat, toko-toko tutup lebih
awal, dan dia masih harus membelikan sebuah hadiah ulang tahun untuk
kemenakan perempuannya. Bayi kami sudah tertidur. Aku akan merokok lagi lalu aku akan kembali
tidur. Aku juga ada tugas di bar malam ini. Aku bertanya pada istriku
apakah dia melihat geretanku, dan dia berkata gara-gara aku kami terlihat
seperti pengemis. Tidak cukup rumah kami kotor karena aku sangat malas
dan primitif, bahkan tidak terlintas di pikiranku untuk membasuh muka
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
dan mengganti baju. Dia tidak tahu di mana geretanku, tetapi dia
menganggap Fatma cantik dan tahu cara mengurus diri. "Apa yang
sebenarnya terjadi antara dia dan ayahmu?" tanyanya, dan aku menyahut
bahwa Ayah telah mencuri geretanku.
Tidak Ada Bir di Arab Saudi
Keadaanku, benar-benar membuatku
jengkel. Aku ingin menjadi orang Arab lulusan universitas yang bekerj a
sebagai petugas pemungut sampah sehingga aku bisa mencaci-maki
negara. Tetapi, aku tidak pernah menyelesaikan kuliah, dan sebenarnya
pekerjaanku tidak seburuk itu. Aku sesungguhnya tidak menderita di
tempat kerja. Aku ingin menjadi seorang pencuci piring di restoran, salat di
masjid, menjadi miskin. Aku ingin saluran pembuangan kotoran meluap
dari toilet sampai ke dapur, aku ingin ada seekor keledai diikat di pohon
ara, anak-anak kecil bertelanjang kaki berteriak-teriak sepanjang waktu,
dan istriku memakai kerudung.
Semua orang telah berpaling kembali pada agama, kecuali ayahku. Setiap
Ramadan, nenekku melancarkan pemberontakan terhadap orang-orang
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
kafir. Dia berusaha memaksa ayahku berpuasa, dan setiap kali Ayah
bersumpah akan berpuasa, tetapi dia tidak pernah melakukannya. Ketika
kami masih kecil, Nenek akan menghitung rokok yang ada di kotak rokok
Ayah untuk melihat apakah dia merokok selama puasa. Ketika Ayah tidak
berpuasa, Nenek melakukan mogok makan sebagai bentuk protes, menolak
makan sahur. Setiap Ramadan, dia mencoba lagi, tetapi Ayah tidak pernah
mau menurut. Nenek berkata, ketika Ayah masih kecil dia berwudu dan
salat dan pergi ke masjid setiap hari Jumat. Ia jadi sesat karena ibuku.
Laki-laki selalu mengikuti "contoh" istri mereka. Ibuku ingin tampak
cantik, dia takut jika dia memakai kerudung dia akan terlihat tua. Dia
tidak mengerti bahwa keyakinan pada Tuhan membuat wajah wanita
makin cantik dan halus.
Tarian Cinta Karya Sayed Kashua di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Aku banyak berpikir tentang Tuhan akhir-akhir ini. Sebenarnya bagiku
mudah untuk menjadi orang beriman, tidak seperti bagi orang-orang
Yahudi. Yang harus kita lakukan untuk menjadi orang beriman hanyalah
berwudu dan salat. Kita dapat tetap tinggal di rumah yang sama dan kita
tidak harus berpisah dari keluarga. Pada keluarga muslim, seorang imam
dan seorang pelacur dapat tinggal bersama di satu rumah.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Aku tidak lagi ingat bagaimana cara salat. Aku dulu biasa pergi ke masjid,
tetapi itu sudah lama sekali. Guru agama kami akan memberi nilai
sempurna kepada semua murid yang pergi ke masjid. Aku pergi ke masjid
untuk salat sampai akhirnya aku kehilangan sepatuku. Aku mencari di
tumpukan sepatu selama berjam-jam, tetapi sepatuku tidak ada. Aku mulai
menangis dan menunggu semua orang mengambil sepatu mereka.
Akhirnya satu-satunya yang tertinggal adalah sepasang sandal jepit jelek.
Aku tidak ingin memakai sandal itu, jadi aku berjalan pulang ke rumah
tanpa alas kaki. Adel telah berpaling ke agama. Perestroika memengaruhi dirinya. Dia
berhenti menjadi komunis dan perlahan-lahan belajar agama. Dia menetap
di Yerusalem setelah menyelesaikan studinya. Mulanya dia punya pacar
seorang gadis Rusia, tetapi ketika Gorbachev mengambil alih, dia
meninggalkan pacarnya. Katanya seorang gadis Yahudi akan selalu
menjadi Yahudi. Dia merenungkan hal itu dan
menemukan bahwa, jika perang pecah, dia tidak ingin menyelamatkan
pacarnya. Akhirnya, dia menikahi seorang gadis Kristen karena katanya
jika seseorang mengajak orang lain masuk Islam dirinya dijanjikan tempat
di surga. Adel memilih orang yang sangat sulit, seorang gadis Kristen dari
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Nazareth, yang memakai salib terbesar di universitas. Namanya Susie, tidak
kurang. Orangtuanya menolak menyetujui rencana anaknya menikahi
fellah muslim, jadi Adel dan Susie menunggu sampai ayah Susie meninggal
karena serangan j antung, lalu mereka menikah.
Adel hidup senang. Dia seorang pengacara. Dia memiliki sebuah mobil
baru dan tiga anak. Istriku merasa cocok dengan istrinya, jadi kami
kembali berteman. Dia tidak minum-minum lagi dan tidak pernah
meninggalkan salat. Setiap kali kami bertemu, dia berkata betapa indahnya
Islam itu. Katanya hanya salat yang dapat membantuku mengatasi
masalah-masalahku, dan dia berdoa agar Tuhan menuntunku agar
beriman. Adel tahu aku suka minum, dia tahu aku tidak berpuasa, namun
dia dan istrinya mengundang kami makan sahur sebelum puasa
setidaknya dua kali setiap Ramadan. Susie masuk Islam. Dia berkata dia
menjadi yakin bahwa Islam adalah agama yang benar dan Muhammad
adalah Nabi yang sejati. Dia salat, berpuasa pada bulan Ramadan, dan hari
raya yang dirayakannya hanyalah hari raya umat muslim. Dia tidak bisa
percaya dia pernah menyanyi di sebuah paduan suara gereja.
Sejak Adel berubah menjadi saleh, dia berbicara dengan cara yang berbeda
dan berpakaian berbeda. Dia menjadi lebih tenang. Dia selalu
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
mengucapkan alhamdu-lillah. Aku iri padanya. Dia mendukung
pergerakan Islam dan motonya adalah "Islam jawabannya." Adel percaya
pada akhirnya Imam Mahdi akan datang, seperti yang dijanjikan Islam,
dan menyatukan seluruh umat muslim. Lalu imperium muslim akan
menjadi imperium terkuat di dunia, seperti pada masa pemerintahan Umar
ibn Khaththab. Adel berkata, semakin banyak orang Palestina yang
dibunuh orang Israel, maka semakin dekatlah kedatangan Imam Mahdi.
Semakin buruk situasinya, semakin besar pula kesempatan penebusan.
Adel berkata, orang Yahudi dan orang Amerika memiliki teknologi maju,
tetapi menurut Alquran perang yang menentukan akan dilakukan dengan
pedang dan tangan kosong. Syekh mereka berkata di dalam masjid bahwa
Tuhan akan memberikan musim dingin yang parah pada orang kafir yang
akan membekukan semua pesawat dan senjata mereka. Itulah sebabnya,
Adel membelikan anak-anaknya pedang plastik. Dia memerintahkan
mereka untuk belajar menggunakan pedang itu mulai sekarang. Dia tidak
lagi membawa anaknya ke dokter dan memberi mereka obat, karena dia
berkata sebentar lagi tidak akan ada antibiotik dan anak-anak harus
belajar bagaimana mengatasi sendiri penyakit.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Ketika perang pecah, syekh sufi Adel berkata kepada jemaahnya bahwa dia
akan bertemu dengan Imam Mahdi di Masjid Al Aqsa. Adel yakin saat itu
adalah hari akhir. "Imam Mahdi pasti sudah ada di Mekah sekarang,"
katanya, "sebentar lagi dia akan membebaskan Yerusalem dan
mengalahkan orang Yahudi dan orang Amerika." Dia ingin menjadi salah
satu prajurit Imam Mahdi dan mengikutinya dari Mekah, seperti yang
disebutkan di dalam Alquran. Karena, siapa pun yang mengikuti Imam
Mahdi akan mendapatkan tempat di surga. Kata Adel, aku harus ikut
dengannya. Dia punya uang, dan dia akan membayar
ongkosku. Dia tidak ingin pergi sendirian. Dia lebih suka berbagi kamar di
Mekah dengan seorang teman, bukan dengan orang asing, seorang muslim
yang mungkin tidak mengetahui bahasa Arab karena mungkin dia berasal
dari Afghanistan. Adel mendaftarkan kami berdua untuk pergi haji.
Tidak ada bir di Arab Saudi, bahkan bir gandum sekalipun. Para wanita
tertutup tubuhnya dari kepala sampai jari kaki dalam pakaian hitam
dengan jaring di lubang mata mereka. Wanita diperbolehkan membiarkan
wajah serta tangan dan kaki mereka tidak tertutup, tetapi mereka percaya
jika mereka melakukan tindakan pencegahan dan menutupi semuanya,
hukuman mereka pada Hari Pembalasan akan dikurangi. Adel selalu salat.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Bahkan setelah perjalanan dua puluh empat jam dengan bus yang penuh
sesak, dia tidak mengambil jeda untuk istirahat, tetapi segera mengunjungi
makam Nabi di Madinah. Katanya, waktu yang kami miliki hanya dua
minggu, jadi dia harus salat sebanyak-banyaknya.
Ada satu tempat yang hanya bisa diraih dengan melangkah setapak demi
setapak ke depan selama berjam-jam dalam kerumunan yang penuh sesak,
tetapi upayamu akan jadi sepadan, karena ganjaran untuk satu salat di
sana setara dengan ganjaran satu juta salat. Tempat itu adalah tempat Nabi
Muhammad biasa duduk serta salat dan membaca Alquran. Dan siapa pun
yang berhasil menjangkaunya berkata rasanya seperti tempat yang maha
mulia, surga yang sesungguhnya.
Surga dibagi menjadi beberapa bagian, dan bahkan bagian terendah sudah
cukup menakjubkan: sebuah tempat yang menghijau dengan sungaisungai madu dan
jeram minuman yang sangat lezat. Setiap harapan akan terkabul dalam
sekejap. Pikirkanlah buah pir dan segera sebuah pohon pir akan muncul di
hadapanmu, dan cabangnya akan melengkung dengan sendirinya dan
menyajikan buahnya langsung ke mulutmu. Orang-orang di surga duduk
di padang rumput sepanjang hari, seperti di sebuah taman. Jika kau
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
berpikir tentang wanita, mereka muncul. Atau kau bisa memikirkan
tentang makanan dan wanita pada saat yang bersamaan.
Sulit memastikan apakah wanita yang kamu dapatkan akan mirip dengan
wanita Arab Saudi. Mungkin tidak. Wanita di surga mungil dan muda, dan
mereka berpakaian serba putih. Mereka tidak telanjang, karena tidak ada
tempat untuk melepas pakaian. Semua orang duduk di padang rumput
dan mengamati. Di surga tidak ada rumah, tidak juga tenda, karena akan
merusak lingkungan. Kita bisa memikirkan walkman sebanyak yang kita
inginkan, tetapi kita tidak akan mendapatkannya. Tidak ada mobil dan
pesawat di sana. Kata Adel, ini adalah kesempatan terakhirku untuk kembali ke Islam. Dia
mengajakku ke makam Nabi. Ketika aku berkata tidak ada apa pun di
dalamnya dan yang kulihat hanyalah sebuah permadani hijau bertuliskan
ayat-ayat Alquran, dia mulai menangis, dan dia berteriak kepadaku. Dia
menangis selama dua hari, tetapi pada akhirnya dia memutuskan untuk
membiarkan aku. Dia mulai salat sendiri, dan itulah yang terjadi.
Menurutnya, aku ditakdirkan sesat, dan aku pasti akan terbakar di neraka.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Neraka juga dibagi menjadi beberapa bagian, tetapi bahkan bagian
tertinggi di sana tidak ada enaknya. Kita mati, dan dibangkitkan kembali
jutaan kali dalam sehari,
dan untuk memastikan kita menderita, mereka membakar kita dalam api
yang sangat panas, yang panasnya bahkan tidak dapat kita bayangkan.
Aku akan terbakar, aku akan meleleh, lalu aku akan dibangkitkan lagi dan
aku akan dibakar lagi dan meleleh lagi. Ada makhluk bertubuh raksasa di
sana yang tidak pernah tersenyum. Mereka hanya berdiri di atas kita dan
membakar kulit kita dengan setrika cap, seperti yang mereka lakukan pada
hewan. Siapa pun yang masuk ke neraka tidak punya kesempatan untuk
keluar. Pada Hari Pembalasan seluruh planet akan meledak dan awan tebal akan
menghancurkan semua makhluk hidup. Lalu kita semua akan pindah ke
suatu tempat. Semua orang akan berdiri berbaris di seutas benang yang
lebih tipis dari sehelai rambut. Semua orang dari setiap zaman dalam
sejarah, siapa pun yang pernah hidup di bumi. Akan ada pemburu dari
zaman prasejarah yang berdampingan dengan dokter dari rumah sakit
Hadassah. Amal baik setiap orang akan ditimbang dan sebuah amal bisa
menentukan nasib kita apakah kita akan masuk surga atau dibakar di
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
dalam api abadi. Pada Hari Pembalasan, tak seorang pun yang mengenali
siapa pun, bahkan orangtua atau teman. Semua orang sibuk dengan
penghitungannya sendiri. Ayahmu akan datang dan berkata, "Tolong, aku
sudah baik padamu. Yang kubutuhkan hanyalah satu lagi amal baik untuk
bisa masuk surga." Dan, kau akan menolak karena siapa tahu" Mungkin
kau butuh satu amal baik itu untuk menyelamatkan dirimu sendiri. Semua
yang pernah kau lakukan tampak di depanmu, sejak saat kau lahir sampai
kau meninggal. Malaikat di bahu kananmu akan melaporkan semua amal
burukmu dan malaikat di bahu kirimu akan melaporkan amal baikmu.
Atau sebaliknya" Aku mencoba percaya kepada Tuhan, menjadi bagian dari lingkaran besar
orang-orang yang secara terus-menerus mengelilingi batu hitam. Aku
mencoba menjadi bagian lautan manusia yang bergerak maju menuju
masjid. Aku ingat bagaimana aku salat ketika aku masih kecil. Aku
mencoba mengingat semua yang mereka ajarkan pada kami di sekolah
dasar. Ada saat-saat ketika aku takut berada di kamar sendirian, dan aku
mulai menangis. Adel jarang kembali dari masjid, dan aku tidak bisa
berhenti memikirkan istri dan bayiku. Pada malam hari, ketika jalan tidak
terlalu padat, aku akan memakai topi putihku dan keluar untuk membeli
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
beberapa hadiah untuk keluargaku. Trotoar dipenuhi wanita dan anakanak kecil.
Tanpa melepas sepatu atau pakaian, mereka berbaring di sana
di atas kertas karton. Adel menempatkan kami di salah satu hotel paling
bagus di Mekah, sangat dekat dengan Ka'bah, dan dari jendela kamar kami
yang berpenyejuk ruangan, aku dapat melihat batu hitam dan orang-orang
yang saling dorong dan berkerumun untuk mendekat dan menciumnya.
Adel berhasil melakukannya. Dia berperawakan besar. Otot bahunya
terkilir, tetapi dia berhasil mencium batu hitam itu. "Bau harum wangiwangian
dari surga," katanya, sebelum dia tertidur.
Dua minggu pun berlalu. Bus yang membawa kami kembali tidak
tertahankan. Semua orang membeli selimut wol di Arab Saudi, karena
selimut itu bagus dan tidak mahal. Pemandu Yordania yang memegang
paspor semua orang Israel dan menghitung kami setiap malam
mengingatkan kami untuk tidak membeli lebih dari dua selimut per orang,
tetapi beberapa wanita membeli sepuluh selimut. Adel dan aku adalah yang
termuda di dalam bus, dan akhirnya harus ber-diri selama perjalanan pulang. Kami hampir tidak
pernah berbicara selama perjalanan. Ada satu saat ketika Adel ingin keluar
tepat di tengah gurun pasir untuk lari dari pemandu Yordania dan kembali
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
ke Mekah. Dia yakin Imam Mahdi telah datang dan takut tidak dapat
menjumpainya. "Mungkin dia sudah ada di Yerusalem," katanya ketika
kami sampai di Yordania, tetapi prajurit Israel di perbatasan dan pegawai
yang menegur kami dengan kesopanan yang berlebihan meyakinkan Adel
bahwa Imam Mahdi belum datang.
Wittgenstein's Nephew (Kemenakan Wittgenstein)
Pada hari Kemerdekaan, istriku merasa tidak enak badan, dan aku
membawanya ke rumah sakit. Usaha penyamaran yang sudah berlangsung
bertahun-tahun hancur seketika. Para prajurit di pintu masuk desa
memintaku berhenti di samping jalan. Aku yang mereka hentikan" Orang
Arab termuda yang mahir melafalkan huruf p" Aku hampir tidak memiliki
aksen. Orang tidak bisa tahu aku orang Arab hanya dengan melihatku.
Aku memiliki cambang dan kacamata hitam bulat. Bahkan orang Arab
sendiri mengira aku orang Yahudi. Aku bahkan berbicara bahasa Ibrani
dengan pembantu rumah tangga. Pasti karena istriku, pikirku. Dia sedikit
terlihat seperti orang Arab. Kadang, ketika kami pergi ke pusat
perbelanjaan atau tempat semacam itu, aku berharap orang-orang akan
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
menganggap dia orang Maroko atau orang Irak, dan bahwa aku adalah
orang Yahudi barat yang menyukai wanita timur.
Prajurit Yahudi meminta surat-surat kami dan aku berkata padanya aku
dulu pernah memiliki pacar seorang Yahudi, aku belajar bersama orang
Yahudi, dan semua temanku adalah orang Yahudi. Aku tahu semua
ungkapan orang Yahudi, bahkan bahasa kasar yang sering digunakan para
tentara. Aku menutup mulutku, dan menyerahkan padanya STNK dan SIM-ku. Mobil-
mobil melewatiku, sebagian
berbendera dan sebagian lainnya tidak. Orang-orang di dalam mobil-mobil
itu tampaknya kasihan padaku, dan aku merasa begitu menggelikan
dengan cambang dan kacamata hitamku. Di radio, stasiun militer
memainkan musik Ibrani, dan aku merasa seperti idiot karena yakin aku
sudah melakukan semuanya untuk memastikan aku tidak tampak
mencurigakan. Aku cepat-cepat melewati hadangan jalan, mematikan radio, dan
menggumamkan beberapa kata umpatan kepada polisi, pada orang
Yahudi, pada Amerika Serikat, pada Tira, dan pada istriku. Aku
memutuskan seharusnya aku tidak membawa istriku keluar. Kasihan. Dia
pasti kesakitan, dan hal terakhir yang dibutuhkannya sekarang adalah aku
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
terus mengumpat. Aku akan bersikap baik. Aku bertanya bagaimana
keadaannya dan dia berkata semuanya baik-baik saja.
Hanya ada orang-orang Arab di ruang gawat darurat. Wanita yang tampak
lebih tua daripada umur mereka, dengan memakai syal di kepala dan
sandal jepit plastik, berjalan terseret-seret menyusuri gang.
Kadang mereka menggigit ujung syal mereka. Mereka tampak tersesat,
tidak tahu harus pergi ke mana. Mengapa mereka harus terlihat seperti itu"
Mengapa mereka bahkan harus keluar dari rumah mereka" Dan mengapa
sandal jepit plastik itu masih juga dijual"
Jangan sampai ada seorang pun yang mengira aku adalah salah satu dari
mereka atau aku seperti mereka. Jangan sampai mereka menyebut nama
istriku ketika tiba gilirannya atau mengumumkan namanya di pengeras
suara. Kadang, ketika hal itu terjadi, aku tidak segera bangkit dari tempat
duduk, seolah-olah itu bukanlah namaku,
atau seolah-olah itu mungkin namaku tetapi mereka salah tulis di meja
penerimaan tamu. Begitu salahnya hingga kedengaran seperti sebuah
nama dengan agama dan kewarganegaraan yang berbeda.
Tarian Cinta Karya Sayed Kashua di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Istriku tidak tahu apa-apa tentang hal-hal itu. Dia tidak berpikir dua kali,
yang membuatku terkejut dan jengkel. Dia bahkan bisa berbicara padaku
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
dalam bahasa Arab di sisi lift yang penuh sesak atau di pintu masuk pusat
perbelanjaan ketika kami sedang diperiksa melalui detektor logam. Dia
bermain-main dengan bayi kami dalam bahasa Arab di tempat umum. Aku
tidak mengerti mengapa dia bersikeras seperti itu. Bukankah bayi itu tidak
mengerti kata apa yang diucapkan, biar itu dalam bahasa Arab atau
bahasa Ibrani" Istriku masuk untuk diperiksa dan aku menunggu di tempat yang sejauhjauhnya, di
ujung bangku yang terjauh. Aku mengeluarkan sebuah buku
dalam bahasa Ibrani yang kusimpan untuk keadaan seperti sekarang ini,
dan mulai membaca. Bukunya berjudul Wittgenstein's Nephew
(Kemenakan Wittgenstein). Bukan buku sembara-ngan. Jika ada dokter
yang lewat, dia akan merasa terkesan. Dan aku tidak membuka bukunya di
halaman awal tetapi dekat halaman terakhir. Hal terakhir yang aku
butuhkan adalah mereka berpikir aku baru saja mulai membacanya
sekarang. Aku mengawasi buku itu, tidak hanya untuk menutupi
identitasku, tetapi juga untuk menghindari kontak mata dengan orang
lain. Aku sama sekali tidak ingin ada orang aneh yang mendatangiku,
seseorang yang pernah satu sekolah denganku, dengan kemeja berkancing
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
dan serenceng kunci, telepon seluler, dan rokok yang semuanya berada
dalam tangan yang sama. Lalu dia memutuskan dia mengenaliku dan menciumku. Aku
melihat ke bawah, dan dari waktu ke waktu aku
menyilangkan kakiku dan membalik-balik halaman buku.
"Permisi," seseorang menyapaku. Wanita itu masih muda, berkulit gelap,
dan gemuk. Di belakangnya ada dua orang wanita lain. Mereka semua
terlihat sama. Pasti kakak beradik. Gaun Muslim mereka menyembunyikan
beberapa kejelekan mereka. Wanita itu menekankan kata-katanya dengan
keras; "Dia akan melahirkan," katanya, dan aku tidak tahu ke mana harus
bersembunyi. Apa yang harus kukatakan pada mereka sekarang" Mungkin aku harus
menjawab dalam bahasa Ibrani. Kadang aku sengaja begitu. Orang Arab
menyapaku dalam bahasa Ibrani dan aku menjawab mereka dalam bahasa
Ibrani karena bagaimana aku tahu mereka orang Arab" Memang, kita bisa
membedakan, tetapi jika mereka tidak mengenaliku, mungkin aku bisa
berpura-pura tidak mengenal mereka juga. Tetapi, ketiga orang itu, aku
tidak bisa menghindar. Mereka adalah orang Arab dari kepala sampai
ujung kaki. Mungkin aku harus mengangkat bahu seolah-olah mengatakan
"aku tidak tahu apa pun." Karena aku sungguh tidak tahu apa yang mereka
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
inginkan dariku. Mengapa aku" Mengapa tidak orang yang berjas putih"
Apakah karena buku yang kubaca" Apakah mereka mengira aku adalah
dokter yang sedang istirahat"
Aku menurunkan suaraku dan berbisik pada mereka dalam bahasa Arab
supaya mereka berbicara kepada perawat, dan aku menunjuk pada kamar
perawat. "Ahhh," kata wanita yang termuda, dan berteriak dalam bahasa Ibrani.
"Dia akan melahirkan!"
Aku dapat merasakan wajahku terbakar dan aku mencoba untuk
menutupinya dengan bukuku. Ketika istriku keluar, aku akan
membunuhnya. Dialah satu-satunya alasan aku sampai berada dalam situasi ini.
Seolah aku memiliki kekuatan
untuk mengurusi hal ini sekarang. Ketika dia keluar aku akan
menampakkan raut muka yang akan membuatnya tak akan pernah berani
mengajakku ke rumah sakit lagi.
Jalan Menuju Tira Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Jalan Menuju Tira membentang di antara dua baris pohon cemara. Deretan
pohon-pohon itu berdekatan, dua baris yang rapat. Lalu, seketika pohonpohon
cemara itu menghilang, ladang-ladang dipisahkan oleh garis
mendatar lurus, dan di belakang pohon-pohon itu adalah deretan rumah
yang tidak beraturan, tidak rata dan membahayakan. Toko roti, restoran,
warung sayuran, bengkel, tempat penjualan suku cadang, tukang arloji.
Semuanya tampak murah, dan penuh sesak dan kosong.
Orang Yahudi yang berkendara melalui Tira pada perjalanan mereka
menuju Kokhav Yair tidak berhenti untuk berbelanja lagi. Ada perang yang
sedang berlangsung. Beberapa dari mereka ketakutan, dan beberapa
lainnya mengambil kembali milik mereka. Begitu banyak yang dibangun di
Tira yang disediakan untuk mereka, tetapi mereka justru melarikan dii.
Kami tidak lagi melihat mereka, bahkan tidak pada han Sabtu sekalipun.
Kami tidak melihat kaum wanita mereka menggunakan celana yang sangat
pendek atau gadis-gadis dengan kaus tank top. Selama bertahun-tahun
mereka membanjiri desa setiap hari Sabtu, sehingga kami sulit bergerak.
Hanya pemilik toko yang keluar dari rumah mereka pada akhir pekan.
Semua yang lain menjauhi jalan. Anak-anak yang lebih tua akan kembali ke
souk untuk melihat gadis-gadis Yahudi. Kadang aku sendiri juga turut
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
serta. Orang Yahudi sekarang sudah lenyap, begitu pula dengan teriakan
mereka, tas plastik mereka, perut gendut mereka, kunci
mereka, topi mereka, dan sandal mereka. Sekarang, akhirnya, tidak ada lagi
kemacetan lalu lintas. Kami tidak lagi membutuhkan mereka. Orang-orang di Tira sudah menjadi
cukup kaya. Mereka akan melalui perang ini dengan selamat, mereka tidak
akan kelaparan. Mereka menambah lantai rumah mereka lagi, dan lagi,
dan mereka membeli truk dan komputer untuk anak-anak mereka. Mereka
mengirim anak-anak mereka ke kursus-kursus ekstrakurikuler Yahudi.
Dan seorang tetangga bahkan membangun kolam renang di luar
rumahnya dan membelikan anak laki-lakinya yang masih kecil sebuah
Ferrari dengan atap terbuka. Ini semua berkat pendapatan pada hari Sabtu
dan pendapatan itu cukup bagi mereka untuk hidup seperti raja. Sekarang
hanya pecandu obat dan penjual obat bius Yahudi yang berani datang ke
Tira untuk berbelanja. Buku teks berbahasa Ibrani masih membicarakan desa kecil itu. Salah satu
pertanyaan yang ada di dalamnya berbunyi seperti ini: "Apa mata
pencaharian orang-orang di desamu?" Dan jawaban yang benar masih:
"Mereka adalah petani."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Orang-orang terus saja menikah dan punya anak. Istri kakakku-yang
bernama Sam dan namanya berasal dari nama rudal SAM-sedang
mengandung. Adikku, yang berusia dua tahun lebih muda dariku, sudah
membeli ubin untuk kamar mandinya. Jika semua berjalan sesuai rencana,
dia akan menyelesaikan rumahnya dan menikah dalam satu tahun ini.
Hanya ada satu rumah yang tersisa.
Orangtuaku membangun tiga rumah, walaupun ada empat orang anak,
karena anak yang keempat nantinya akan mendapatkan rumah orangtua
kami. Tetapi, mereka tahu, setidaknya salah satu dari kami tidak akan
kembali. Sekarang mereka khawatir anak termuda, yang enam tahun lebih muda
dariku, mungkin akan tinggal di Tel Aviv. Dia belajar di sana, tetapi dia
juga bekerja di sana sepanjang minggu, merawat pasien dengan penyakit
kronis di rumah sakit. Dia memisahkan diri dari kami di Tira. Dia
membiarkan rambutnya tumbuh panjang dan memakai anting. Pakaian
yang dipakainya berbeda dan dia mendengarkan musik yang berbeda.
Kadang kami berbincang di telepon. Kali terakhir kami bicara, kami
berjanji untuk bertemu di Tira. Terakhir dia berkata, dia akan menengok
bayi kami, tetapi dia tidak juga datang. Dia menelepon dan meminta kami
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
untuk memberi bayi kami ciuman hangat darinya, dan untuk meletakkan
pesawat penerima di telinganya agar dia mengenal suara pamannya.
Adikku ini dan aku sangat cocok. Kadang aku berpikir dia pasti
membenciku karena beberapa hal yang kulakukan padanya ketika aku
masih kecil. Aku berharap waktu itu aku masih cukup kecil. Ketika aku
menjadi sangat cemas tentang hal itu, aku meneleponnya dan memintanya
memaafkanku dan memberitahunya aku ingin tahu apakah dia
membenciku. Dia selalu berkata, dia mencintaiku lebih dari segalanya di
dunia ini. Aku enam tahun lebih tua, tetapi jika dia kembali ke desa lebih dulu dariku,
dia akan mendapatkan rumahku dan aku akan mendapat rumah
orangtuaku. Karena rumah itu tua, orangtuaku telah menambahkan
bagian tanah yang lebih besar, agar adil dan mencegah adanya masalah di
kemudian hari. Ayahku selalu berkata, "Semoga Tuhan membantu kalian
jika kalian berkelahi di antara kalian sendiri. Itulah hal terburuk yang bisa
terjadi." Orang-orang telah memperebutkan tanah selama lima puluh
tahun sampai sekarang ini: kakak melawan adik,
saudara sepupu melawan saudara sepupu. Beberapa dari mereka
kehilangan nyawa mereka dalam prosesnya, dan yang selamat masih akan
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
membalas dendam. Orang-orang terkaya saat ini adalah mereka yang
berhasil mengambil alih dua meter dari souk pada hari Sabtu.
Hampir semua orang membawa senjata belakangan ini. Ayahku pernah
pergi untuk memperbaiki saringan senapan, dan mereka menawarinya
untuk membeli sebuah shotgun seharga seribu shekel. Dia hampir saja
membelinya untuk perlindungan diri.
Anak laki-laki muda tetangga kami, Ayub, ditahan. Dalam ingatanku ia
adalah anak berusia tujuh tahun yang pemalu. Kata Ibu, dia telah menjadi
penjual senjata. Mereka mengirimkan polisi dari seluruh negeri ke Tira
minggu lalu. Mereka menutup jalan, mendobrak rumah, dan melepas ubin,
satu per satu. Orangtuaku tahu selama ini Ayub adalah seorang penjual
senjata. Mula-mula mereka mengira dia ditangkap karena dia dulunya
pegawai negeri. Dia memiliki sepucuk Uzi dan hampir setiap malam dia
menembakkan serentetan peluru. "Brrrrrr." Ibuku menirukannya.
"Otomatis." Ibuku tidak menyangka dia begitu bodoh, menyembunyikan
senapan di rumah, tetapi itulah yang dilakukannya. Mereka menemukan
banyak senapan. Ibu berdiri di dekat pagar dan melihat. Lima puluh pistol
mungkin. Polisi dan prajurit berada di sana sepanjang hari. Mereka
menyisir setiap sudut. Mereka juga memasuki tanah kami dengan
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
membawa anjing dan detektor logam, tetapi tidak menemukan apa pun.
Anjing-anjing mencium setiap bunga, karena mereka mencari obat bius.
Ibu berkata polisi bahkan menaiki atap rumah kakak dan adikku dan
menggeledah rumahku juga. "Kapan kalian akan selesai?" tanya ibuku.
"Kapan kamu akan kembali?"
Nelson Mandela Orangtuaku memiliki sofa-sofa merah
muda yang sangat besar di ruang tamu mereka. Aku menjatuhkan diri ke
salah satu sofa itu dan menyalakan rokok yang kuambil dari bungkus yang
ditinggalkan ayah di atas meja. Aku menggerakkan kepalaku maju mundur
seperti alat penyiram air, mencoba menghilangkan asap rokok. Rumah
kami jelek. Ada kabel listrik yang menonjol di dinding ruang tamu dan
sebuah bel yang tidak pernah berbunyi. Di sebelahnya ada sebuah jam
plastik berlapis emas yang diilhami bulu tengkuk seekor singa. Tergantung
di sebelah jam adalah kepala rusa, juga terbuat dari plastik. Dulu juga ada
dua bilah pedang, tetapi keduanya telah patah sejak lama sekali. Tiga
plakat kayu bertulisan Allah dengan huruf berwarna hitam tergantung
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
dengan kurang menarik di dinding di seberangku. Di dinding sebelah kii,
ada lukisan karya Ismail Shammout dengan tulisan Uda (Kembali), dan di
sebelahnya ada sebuah lukisan seorang ibu dan seorang bayi dan
gerombolan burung gagak yang terbang melayang di atas mereka.
Permadani terjelek di ruang tamu ditenun oleh ibuku. Permadani itu
bergambar dua wanita Jepang berpakaian kimono duduk di dekat danau
biru dengan angsa putih yang mengapung di danau. Dia membuat Gobelin
ketika dia belajar di seminar guru di Haifa. Dia selalu berkata, dia adalah
wanita pertama yang belajar di luar desa, dan sekarang dia adalah guru
wanita tertua di Tira. Ketika aku masih di universitas, aku mengundang Yossi untuk makan di rumah
orangtuaku. Yossi adalah teman Yahudi pertama
setelah sekolah asrama. Dia menandai sebuah periode baru di dalam
hidupku dan membuktikan aku tidak harus selalu berada bersama orang
Arab sepanjang hidupku. Setelah makan, dia bercanda tentang bagaimana
wastafel kami ada di ruang tamu walaupun dia lebih menyukai gagasan
menonton pertandingan sepak bola sambil bercukur. Waktu pertama kali
kami bertemu, Yossi berkata dia sulit mengatakan kata Arab, karena kata
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
itu terdengar seperti sebuah kata umpatan. Setelah itu, kami menjadi
teman baik. Sekarang ayahku berbaring di sofa besar, mengistirahatkan bagian atas
tubuhnya pada dua bantal. Dengan satu tangan, dia setengah menggaruk
dan setengah mengupil, dan tangan yang satunya memegang sebatang
rokok. Ibuku sedang mencuci sesuatu di dapur. Kakakku dan istrinya
masuk dan duduk. Dia sedang hamil, bulan kelima, dan mereka belum
tahu apakah bayi mereka laki-laki atau perempuan. Adikku yang dua
tahun lebih muda dariku sedang berbicara dengan tunangannya
menggunakan telepon selulernya. Itu adalah salah satu fitur spesial yang
bernama Lingkaran Keluarga. Mereka membeli dua telepon seluler dan
mereka bisa saling menelepon dengan gratis.
Waktunya siaran berita. Ayahku mengeraskan volume televisi,
memindahkan tangannya dari hidung, mematikan rokok, dan menyalakan
satu lagi. Ibu meletakkan semangkuk stroberi di atas meja dan duduk di
karpet di kaki Ayah. Tidak ada tempat lagi di sofa, karena Ayah
menggunakan seluruh sofa itu sendirian.
"Tidak ada pria di Hebron," kata ayahku. Dia selalu mengomentari apa saja
yang kami tonton di televisi,
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
menganalisanya dengan keras, untuk memastikan kami tidak ketinggalan
apa pun. Sebentar-sebentar ibuku berkomat-kamit mengucapkan Azza,
azza-Ya, ampun-dan kadang dia berkata mujrimin, kriminal. Ayahku
berkata, jika ada pria sejati di Hebron mereka akan melakukan aksi mereka
bersama dan mengusir para pendatang keluar dari sana. "Berapa banyak
yang dapat mereka bunuh" Biarkan mereka membunuh seratus ribu orang.
Pada akhirnya, mereka akan ada di luar sana. Lima orang gila menakuti
seluruh kota. Betapa lemah dan pengecutnya mereka itu!"
Sekarang tanggal 30 Maret, Hari Tanah, dan orang-orang keluar untuk
mengikuti protes publik melawan penggusuran tanah dan untuk
mengenang orang-orang yang terbunuh pada kerusuhan tahun 1976.
Istriku dan orangtuanya pergi mengunjungi desa mereka, Misskeh, yang
sekarang bernama Kfar Warburg. Mereka menyewa sebuah bus dan pergi
dalam satu rombongan. Mereka mengulanginya setiap Hari Tanah dan
setiap Hari Kemerdekaan, seperti tamasya tahunan. Pria, wanita, dan anakanak
berdandan, membawa makanan dan panggangan, daging dan
alkohol, dan pergi menuju desa mereka. Kita masih bisa melihat apa yang
tersisa dari masjid dan gedung sekolah. Para wanita mengumpulkan daun
anggur dan mencari hyssop-sejenis daun mint-di ladang, sedangkan para
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
pria bermain backgammon di rerun-tuhan masjid dan pria-pria yang lebih
Tarian Cinta Karya Sayed Kashua di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
muda minum bir dan mengisap rokok lintingan di sisa-sisa bangunan
sekolah. Ayahku berkata, dia tidak mengerti mengapa mereka bersusah-susah pergi
ke sana. Jika mereka sungguh mencintai desa mereka, sejak dulu mereka
seharusnya tidak melarikan diri. Para pengecut itu harus disalahkan
untuk semua yang terjadi. Lebih baik mati membela tanah tumpah
darahmu. Dan mengapa mereka menjual tanah yang mereka miliki di
sana" Ayahku menyebut penjualan tanah yang telah diambil alih kepada
pihak Yahudi sebagai tanah likuidasi. Siapa pun yang menjual tanah
berarti telah menyerah. "Laki-laki macam apa mereka?"
*** Pada malam harinya, aku bergabung dengan istriku dan putri kami di
rumah orangtuanya. Mereka sudah pulang dari piknik. Mobil kakakku
menghalangi mobilku dan ia menghampiriku untuk memberikan kuncinya
padaku. Aku senang mengemudikan mobilnya. Setidaknya radionya
berfungsi. Benar, perjalanannya hanya sebentar, tetapi mendengarkan
musik di Tira adalah salah satu kesempatan yang jarang. Aku harap
radionya menangkap siaran stasiun militer karena aku tidak biasa dengan
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
tombol-tombol ini. Aku menyalakannya dan mendengarkan. Kakakku
tidak tahu cara mengurus sebuah mobil. Dia tidak bisa mengemudi. Aku
berada di mobil bersamanya beberapa kali, dan pada akhirnya kami selalu
saja bertengkar. Aku tidak akur dengan kakakku.
Radio memainkan "Abu el-Halil". Aku tidak percaya aku mendengarkan
lagu itu. Bagaimana mungkin kasetnya bertahan begitu lama" Lagu itu
biasa kami dengarkan di mobil Ayah ketika kami pergi ke gunung untuk
memetik hyssop. Aku dulu hafal kata-kata dalam lagu itu dan ternyata
sampai sekarang aku masih ingat. Aku bernyanyi mengikuti lagu tersebut,
seolah-olah selama ini tidak pernah berhenti mendengarkannya. "Ya
Amina, ya abu el-Halil... bukalah Pintu Gerbang Nablus dan biarkan kami
masuk." Setelah lagu itu usai, diputarlah sebuah lagu lain yang dulu juga
kusukai tentang meletakkan aib di belakang kami dan mengembalikan
kehormatan kami dengan batu dan darah, tentang anak-anak yang tidak
memiliki rasa takut. Aku tertawa, sekarang, pada kualitas kaset dan
musiknya. Aku memelankan volume radio dan berkendara melewati Tira. Hari ini
Jumat, dan sudah malam, tetapi orang-orang masih berkerumun di jalan.
Banyak anak muda di dalam mobil mereka atau berjalan, dan aku
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
bertanya-tanya mau ke mana mereka semua pada malam Hari Tanah. Di
sana seharusnya ada pemogokan umum, tetapi toko-toko buka, bahkan
sebelum siang. Orang-orang tidak ingin kehilangan pendapatan. Di
samping itu, pemogokan akan membuat orang-orang Yahudi takut
melintas dalam perjalanan mereka ke Kokhav Yair. Mereka adalah
pelanggan yang baik. Di dinding di kamar lama istriku ada foto Nelson Mandela, yang diambil
dahulu kala, ketika dia masih dipenjarakan. Mandela kala itu masih muda
dan kuat, dengan jenggot hitam yang lebat. Di sebelahnya adalah gambar
sebuah palu arit dan bendera merah Soviet. Juga ada foto para model dan
ratu kecantikan serta penyanyi Mesir seperti Ihab Taufiq dan Amer Diab,
dan wanita berpakaian mandi dan gaun dari tahun delapan puluhan.
Barang paling baru di dalam kamar yang dimiliki istriku bersama kelima
saudara perempuannya itu adalah foto Brandon dari film seri Beverly Hills
90210. Dia menggantungnya di sana ketika dia masih di SMA. Semua
saudara perempuannya sudah menikah sekarang dan kamar dengan
dinding yang terkelupas itu adalah tempat kami tinggal setiap kali kami
berkunjung ke Tira, yang sebenarnya jarang kami lakukan.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Ibu mertuaku telah mengatur tempat tidur di salah satu sudut, di bawah
foto Ofra Haza dan seorang model terkenal. Sejak kami menikah, dua tahun
lalu, kami selalu disambut oleh kain seprai yang sama dan bantal tebal
yang sama, keras bagaikan batu, juga selimut wol kasar yang sama yang
memaksa kami tidur dengan pakaian lengkap bahkan pada malam
tergerah pada musim panas sekalipun. Di Tira hawanya sangat panas.
Dahulu, orang-orang akan tidur di atap ketika musim panas, tetapi mereka
terlalu takut sekarang. Mereka merasa tidak aman lagi. Orang-orang
sebaiknya tidak meninggalkan pintu depan dalam keadaan tak terkunci.
Desa dipenuhi para pencuri, penjahat, dan pemerkosa, apalagi sekarang
mereka telah membawa masuk segala macam kolaborator-dan juga senjata
mereka. Kamar lama istriku selalu menimbulkan perasaan ini padaku: Tiba-tiba
aku merasa sangat tertarik padanya, seolah-olah kami baru saja bertemu.
Dia selalu memakai jubah pudar milik ibunya dan aku tidak bisa menolak.
Kami selalu bercinta di kamarnya dan terus berpegangan tangan dalam
tidur kami. Di dalam kamarnya, hatiku penuh dengan cinta. Dia selalu
cantik di mataku, cantik seperti sebelumnya, ketika kami pertama kali
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
bertemu. Kata istriku, saat-saat di Tira adalah saat-saat terbaik yang kami
lalui bersama. Dalam waktu dekat, orangtuanya akan merenovasi rumah ini dan
menghancurkan kamar ini. Rumah ini sudah kurang terawat sejak dulu.
Sebelum pertama kali kami pergi ke sana, istriku menangis. Aku akan
melamarnya pada orangtuanya, dan dia malu untuk menunjukkan tempat
tinggalnya. Dia terus berharap kami tidak sampai
harus menggunakan kamar mandi yang merupakan bagian paling
menyedihkan dalam rumah itu.
Ayahnya memasang sepuluh paku baja di dinding di atas bak cuci piring
untuk menggantung spons, dan menulis nama setiap anggota keluarga di
setiap spons. Bukan spons yang kita beli di toko, melainkan loofah, jenis
yang kita buat sendiri. Tujuh paku sudah tidak ada sponsnya lagi.
Potongan loofah yang masih tersisa punya orangtuanya dan adik lakilakinya yang
paling kecil. Dia dua tahun lebih muda daripada kami. Dia
sudah belajar keras di salah satu universitas selama beberapa tahun
belakangan ini, belajar ekonomi, dan kemungkinan dia akan segera lulus.
Dia memiliki kamar sendiri di bawah rumah. Dulunya ruang itu adalah
ruang penyimpanan minyak dan buah zaitun, dan ada sebuah oven juga di
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
dalamnya. Lalu, ketika dia bertambah dewasa, mereka menempatkan
sebuah tempat tidur di sana dan dia pindah ke kamar itu. Dia menutupi
tembok yang kosong dengan syal merah tim sepakbola Hapo'el, dan poster
Chicago Bulls, Michael Jackson, Fairuz, dan Lenin, juga poster-poster Hari
Tanah, salah satunya bergambar seorang laki-laki duduk di bawah pohon
zaitun memegang cucu laki-lakinya yang berambut pirang yang
mengenakan kaffiyeh, dan bertuliskan KAMI TETAP TINGGAL.
Mereka membangun kamar untuknya di lantai atas sekarang dan
orangtuanya akan bisa kembali menggunakan ruang penyimpanan
mereka. Mereka tidak butuh lebih dari itu, kata ibu mertuaku, dan sudah
waktunya satu-satunya anak laki-laki mereka memiliki rumah sendiri.
Dengan begitu dia akan bisa bertunangan, menikah, dan punya anak.
Adikku Adikku telah mengikat nasibnya pada sebuah dunia yang berbeda. Dia
keluar dari desa, sepertiku, tetapi dia tidak berbaur dengan Yahudi. Dia
tidak memiliki teman, baik di desa maupun di Tel Aviv. Adikku hampir
tidak pernah berbicara. Dia selalu seperti itu. Dia dapat menghabiskan
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
waktu seharian tanpa mengucapkan satu patah kata pun. Gurunya di desa
mengira dia tidak paham pelajaran di kelas, karena dia tidak pernah ikut
ambil bagian, dan tidak pernah mengangkat tangannya di kelas untuk
menjawab. Kadang, setelah pertemuan orangtua guru, ayahku akan
berteriak padanya, "Apa kamu banci" Mengapa kamu begitu pemalu?"
Adikku hanya mendengarkannya dan tidak menjawab. Nilainya selalu
bagus, jadi mereka membiarkannya.
Adikku tidak suka pada orang-orang, khususnya orang asing. Ketika ada
seseorang yang mengetuk pintu, dia langsung masuk ke kamarnya,
walaupun hanya dia yang ada di rumah. Dan jika kebetulan dia pulang
dari sekolah dan mendengar ada orang asing berbicara di dalam rumah,
dia akan selalu menunggu di luar di bawah pohon sampai tamu itu pergi.
Pokoknya dia tidak ingin bertatapan muka dengan orang-orang. Dia bisa
menghabiskan berjam-jam dalam guyuran hujan atau terik matahari
hanya untuk menghindari itu.
Adikku tidak pernah menjawab telepon. Begitulah adanya. Orangtuaku
akhirnya menyerah dan berhenti menyu-ruh-nyuruhnya. Ketika telepon
berdering, dia pergi ke Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
kamarnya. Dia berdiam di sana sambil mendengarkan musiknya, yang
bukan musik Yahudi dan juga bukan musik Arab.
Karena beberapa alasan, orangtuaku mengira adikku menyayangiku.
Mereka berpikir kami berdua adalah jenis orang yang aneh dan berbeda,
jadi terkadang ketika aku ada di rumah mereka memintaku untuk
mencoba berbicara dengannya, menanyakan kabarnya. "Tanyakan
padanya bagaimana kuliahnya," kata ibuku, sesekali. "Tanyakan padanya
bagaimana keadaan di universitas, apakah dia punya teman, apakah dia
butuh uang, apakah dia bisa menyesuaikan diri dengan makanan dan
teman seka-marnya." Ketika kami menanyakan sesuatu padanya, dia bisa
saja hanya mengangguk, dan sulit mengetahui apa yang sebenarnya dia
pikirkan. Tetapi, dia selalu mengirim transkrip nilainya pada orangtuaku,
agar mereka tidak khawatir, agar mereka tahu dia baik-baik saja.
Adikku adalah seorang seniman. Dia menggambar potret dan still life. Dia
tidak menunjukkan hasil lukisannya pada siapa pun. Kadang, ketika aku
berada di rumah, aku memeriksa lacinya, buku catatannya, dan melihat
lukisannya yang dibuatnya dengan diam-diam. Dia ingin belajar seni,
tetapi orangtua kami berkata ilmu seni tidak praktis, seseorang harus
memiliki pekerjaan terlebih dahulu, sebuah pro fesi. Seni itu adalah hobi;
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
tidak ada yang bisa kita lakukan dengannya. Adikku tidak mendebat.
Orangtuaku memeriksa nilainya, memutuskan dia sepertinya cocok
menekuni ilmu keperawatan, dan mengirimnya ke sekolah keperawatan.
Setelah itu dia jarang sekali pulang ke rumah. Di siang hari dia sekolah dan
pada malam harinya dia bekerja. Pada hari Idul Adha, dia mengambil cuti
satu hari dan pulang ke desa untuk menemui anak perempuanku. Sudah sembilan bulan
sejak dia lahir, dan adikku belum pernah melihatnya. Adikku tersenyum
pada anakku dan mencoba untuk mengangkatnya, tetapi dia tidak tahu
cara melakukannya. Dia mencoba untuk bermain dengan anakku tetapi
akhirnya dia menyerah karena dia tahu dia tidak akan berhasil. Dia tidak
ingin bermain dengan anakku di depan semua orang. Itu bukan gayanya.
Dia menatap anakku, dan akhirnya membawanya ke kamarnya. Aku tidak
tahu apa yang mereka lakukan di dalam sana. Mungkin memasang
earphone ke telinga anakku. Namun, ketika dia membawa anakku keluar,
anakku tersenyum. Hanya adikku dan aku yang suka bermain sepak bola. Aku pernah
menjegalnya dan akibatnya satu gigi depannya patah. Setelah itu, dia tidak
mau keluar rumah. Dia tidak ingin siapa pun melihat giginya yang patah.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Dia tidak mau lagi pergi ke sekolah, dia ingin meninggalkan sekolah saja,
katanya pada Ayah dan Ibu. Dia bahkan tidak mau pergi ke dokter gigi.
Selama hampir satu tahun penuh, dia berdiam di rumah dan tidak bertemu
satu orang luar pun. Giginya jugalah yang membuatnya berhenti berbicara
karena dia tidak ingin membuka mulutnya.
Dan sejak dia menjauhkan diri dari orang-orang, dia juga menjauhi tukang
cukur. Sudah sepuluh tahun begitu, dan rambut hitamnya yang berombak
hampir menyentuh bokongnya. Dia menyisirnya dan mengikatnya dengan
tali karet. Orangtuaku sudah menyerah. Mereka tidak mencoba
menyuruhnya memangkas rambutnya lagi, tetapi akulah satu-satunya
orang yang bilang padanya rambutnya terlihat bagus, karena memang
terlihat bagus. Dia suka melihat rambutnya di cermin dan memainkannya.
Dia melepas kemejanya dan mengamati tubuhnya yang kurus,
tinggi dan berotot, kemudian dicobanya menutupinya dengan rambutnya
yang gondrong. Giginya masih patah. Itulah alasan dia berhenti tertawa,
walaupun kadang dia tersenyum dengan mulut tertutup. Jika dia
meluruskan bibirnya, kita bisa tahu dia sedang tersenyum.
Kadang aku membelikannya CD baru. Aku membelikannya sebuah alat
pemutar CD portabel sebelum dia kuliah, karena aku tahu dia tidak akan
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
bisa menjalani kuliah tanpa musiknya. Dia meluruskan bibirnya dan
terlihat sangat bahagia. Adik laki-lakiku harus kembali bekerja sekarang, sebelum para tamu
berdatangan, sebelum siapa pun datang berkunjung. Dia berada di dalam
kamarnya, mengemasi tasnya, dan aku masuk bersama bayiku. "Dia
manis," katanya, dan aku melihat giginya yang patah, yang sudah berubah
menjadi kuning sekarang. Sudah lama sejak terakhir kali aku melihatnya.
Entah mengapa, aku mengira giginya tidak lagi patah bahwa dia telah
tumbuh dewasa, bahwa dia telah merapi kannya tetapi dia tidak pernah
pergi ke dokter gigi. Dia mencoba menyembunyikan giginya yang patah
dengan tangannya, berpura-pura bermain dengan rambutnya, atau
menggaruk ujung hidungnya, mengepalkan tangannya dan berbicara
melalui kepalan tangannya itu. Kepalan tangannya dapat membuat gema.
"Bagaimana kabarmu?" tanyaku.
"Aku baik-baik saja."
"Bagaimana sekolah?"
"Baik-baik saja."
"Bagaimana pekerjaan?"
"Baik-baik saja."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Apa kamu masih melukis?" tanyaku.
Dia mengangguk. "Aku melukis di tempat kerja," katanya.
Adikku bekerja di sebuah rumah sakit di Petah Tikwa, di bagian penyakit
dalam. Katanya dia sungguh menyukai pekerjaannya, dan pekerjaannyalah
yang membuatnya bisa menjalani kehidupan dan sekolahnya. Adikku tidak
malu lagi untuk menunjukkan giginya padaku. Dia tahu aku tidak melihat
ke arah giginya. Dia tahu aku mendengarkannya, dan aku sungguh ingin
mendengar apa yang dikatakannya.
Dia memiliki pekerjaan yang bagus. Dia menghabiskan sepanjang malam
di sebuah sofa rangkap bagaikan sebuah ranjang, jenis yang kita temukan
di rumah-rumah orang kaya, mendengarkan musik dan melukis. Dia
duduk di sofa yang nyaman yang mengarah ke tiga ranj ang di ruang
terakhir di Pengobatan Penyakit Dalam B. Pekerjaannya adalah menunggu
mereka mati. Mereka tidak berbicara, tidak bergerak, dan terhubung
dengan alat penunjang kehidupan. Kadang ada dada yang terangkat,
tetapi itulah gerakan satu-satunya. Biasanya mereka mati dalam waktu
sehari atau dua hari setelah tiba di ruang yang dijaga adikku. Tetapi,
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
pernah ada seseorang yang berada di ranjang selama dua bulan sebelum
akhirnya dia meninggal. Kata adikku, kita bisa tahu saat mereka mati. Mereka gemetar. Dia
mengguncangkan tubuhnya, untuk menunjukkan padaku bagaimana
orang-orang mati. Ketika ada seseorang yang mati, dia memanggil seorang
dokter, dan setelah dokter menandatangani surat-surat, dia melepaskan
Tarian Cinta Karya Sayed Kashua di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
mesin dan meletakkan label nama di bagian dada dan kepala orang itu.
Itulah yang dilakukan adikku. Kadang para perawat tidur dan memintanya
untuk tidak membangunkan mereka jika ada seseorang yang meninggal,
dan dia menunggui orang yang meninggal itu sampai pagi. Di setiap jadwal
kerja hampir selalu ada seseorang yang mati. Di satu malam, ketiga orang
di ruang jaganya mati, dan dia menjadi sangat tertekan karena jadwalnya
berakhir terlalu dini dan dia tidak tahu harus berbuat apa.
Adikku hanya melukis mereka ketika sudah mati. Dia mematikan mesin
yang berkedip-kedip dan menulis semuanya sebelum memberi tahu dokter
dan perawat. Orang-orang di ranjang itu sudah tua, dengan luka baring
yang parah. Katanya, ruangannya bau, tetapi dia sudah terbiasa. Perawat
seharusnya memandikan mereka setiap hari, tetapi adikku berkata lebih
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
bermartabat jika kita sama sekali tidak memandikan mereka. Dia melihat
perawat laki-laki menggunakan kaki mereka untuk membalikkan pasien
ketika mereka sedang dimandikan. Kadang, dia melukis perawat laki-laki.
Mereka menjijikkan, katanya, khususnya orang-orang Arab. Adikku tidak
berbicara pada mereka, bahkan tidak menyapa. Tanggung jawabnya
hanyalah pada pasien. Adikku memiliki sebuah lukisan di portofolio tentang seorang wanita yang
meninggal hari sebelumnya, tetapi dia tidak akan mengizinkanku melihat
lukisan ini. Katanya ini adalah lukisan yang bagus, lukisan yang dia sukai.
Dia menyebutnya Sang Wanita Kaya karena semua giginya adalah gigi
palsu. Mesir Perang sudah menjadi bagian dari kebiasaan sehari-hari kami, dan aku
mencoba tidur dengan memikirkan permainan perang. Aku melihat diriku
memegang komando seluruh divisi, memerintahkan semua orang dalam
posisi penyerangan dan memberi tahu mereka untuk tidak bergerak tanpa
aba-aba dariku. Pada pagi hari aku bangun dan menyadari aku lagi-lagi
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
kalah dalam perang. Aku telah tertembak, dan seluruh divisiku telah mati.
Perang ada bersamaku di mana pun, bahkan dalam tidurku. Kadang aku
meloncat di tengah malam dan memeriksa siapa yang menembak ke arah
tempat tidurku dan siapa yang menembak ke arah bayi kami. Kadang
telepon berdering dan aku butuh beberapa saat untuk menyadari itu
bukan suara tembakan. Kadang aku memikirkan untuk pindah agama, tapi kadang aku berpikir
aku harus meledakkan diriku atau menabrak beberapa praj urit Israel di
persimpangan Raanana. Aku jadi lebih sering kembali ke Tira untuk
mencari jawaban, mencoba mencari tahu apa yang telah dilakukan orangorang lain
yang seperti diriku, orang-orang dengan KTP biru, mencoba
melihat masih adakah harapan yang tersisa. Aku mulai menerima
undangan ke pernikahan kerabat, mengunjungi ibu-ibu yang baru
melahirkan dan melakukan kunjungan belasungkawa. Aku harus kembali.
Ibu berkata, mereka dapat mengangkut setiap desa ke truk yang berbeda,
dan kami mungkin akan dibawa dari Beit Safafa menuju Yordania. Orangorang di
Tira akan dibawa ke Lebanon. Ibu berkata, kami harus memastikan seluruh keluarga
kami berada di truk yang sama.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Ibu berkata hal terburuk yang dapat terjadi adalah dibawa ke Mesir. Mesir
adalah yang terburuk. Mereka baru saja kembali dari Mesir minggu lalu.
Perjalanan itu membuat mereka berdua depresi, khususnya ayahku, yang
kehilangan kepercayaan pada dunia Arab. Dia berkata mereka terlalu sibuk
menangani kelaparan dan tidak punya energi untuk mengurusi Zionisme,
panArabisme, dan perang. Akhirnya dia tersadar bahwa Nasser sudah
meninggal dan tidak akan ada orang lain lagi yang seperti Nasser.
Ayahku berhenti selama dua jam di perbatasan, di Taba. Ibu
memberitahuku dengan berbisik karena Ayah tidak mau
membicarakannya, dan ibu tidak ingin Ayah mendengar perkataannya
dari kamar tidur. Ibu berkata, para prajurit di perbatasan menemukan
namanya di komputer dan meneriakinya dengan cara yang paling
menjijikkan. Ibu gemetar, berusaha keras untuk menahan air matanya.
Mereka memerintahkan Ayah untuk duduk di samping. Anak-anak
berteriak padanya, "Tutup mulutmu!" dan membawanya ke ruangan lain.
Ibu berkata, Ayah tidak akan terlalu peduli seandainya saja tidak ada
orang-orang yang melihat dan merasa kasihan padanya. Mereka tidak
mengerti dia bernilai lebih dari seribu kali mereka. Ibu berkata ayahku
lebih pintar dan bernilai lebih dari apa pun di dunia.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Sejak perjalanan ke Mesir itu, ayahku tidak ingin berjuang lagi. Dia terus
mengikuti berita dunia, tetapi dia tidak lagi memberikan jawaban atau
pemecahan atau memberi komentar. Dia tidak lagi peduli akan revolusi
atau kesetaraan atau tanah atau sebuah negara yang bebas.
Ayahku sudah menyerah. Dia berkata, rakyat Palestina harus menyerah
juga, dan jika dia adalah seorang pemimpin Palestina, dia akan
memerintahkan mereka menghancurkan Masjid Al Aqsa. Pertama, mereka
akan meledakkannya dengan dinamit, lalu mereka akan mengerahkan
buldoser untuk membersihkan semua sisa-sisa Islam dan Arabisme.
Ayahku berkata itu akan menjadi pembalasan dendam rakyat Palestina
atas kebungkaman Islam dan dunia Arab atas penderitaan mereka. Dan
jika rakyat Saudi, rakyat Iran, rakyat Suriah, rakyat Mesir, dan dua puluh
dua negara Arab-seperti yang dikatakan kaum Zionis-menginginkan
Masjid Al Aqsa dan Al Quds, biarkan mereka datang dan melindungi
sendiri. Ayahku berkata sudah cukup baginya, dia depresi; semua orang
lebih baik menyerah seperti kami, seperti orang Arab-Israel.
Ayahku berkata, keadaan terbaik akan dirasakan saudara sepupu kami di
Tulkarm, Ramallah, Nablus, dan Bakat el-Hatab yang menerima KTP biru
yang sama dengan yang kami miliki. Biarkan mereka menjadi warga kelas
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
ketujuh di negara bagian Zionis. Dia berkata, itu lebih baik daripada
menjadi warga kelas ketiga di negara bagian Arab. Ayahku membenci
orang Arab. Dia berkata, lebih baik menjadi budak musuhmu daripada
menjadi budak seorang pemimpin dari orang-orangmu sendiri.
Nadia (dinamai seperti pesenam Rumania, Nadia Co-maneci), istri kakakku
Sam, telah melahirkan cucu laki-laki pertama dalam keluarga kami.
Ayahku tidak ingin bayi itu dinamai dengan namanya. Katanya, itu akan
memberi pertanda buruk dan bayi itu tidak mirip dengannya sama sekali.
Kakakku sedang mencari sebuah nama yang penuh
arti. Mereka ingin memanggilnya Beisan (sekarang dikenal sebagai Beith
Shean). Atau Izzuddin, seperti Brigade Izzuddin Al Qassarn. Atau Che
Guevara, Nelson Mandela, Castro, Nasser, dan Sabra. Mereka ingin
memberinya nama Wathan (tanah air), yang sebenarnya ingin Ayah
gunakan untuk namaku. Mereka terpikir untuk memberinya nama Ard
(tanah) dan Iyaar (Mei), karena kakakku Sam lahir pada tanggal 1 Mei, May
Day, hari festival musim semi yang juga hari buruh internasional, dan Ibu
telah menerima sebuah bingkisan dari rumah bersalin.
Akhirnya mereka memilih nama yang disarankan adikku Mahmoud dan
memberi nama bayi itu Danny. Mahmoud berkata, nama itu akan
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
menyelamatkan anak tersebut dari banyak masalah. Mungkin dia akan
ditertawakan di Tira, tetapi dia akan mendapatkan lebih banyak
kemudahan di universitas, di tempat kerja, di bus, dan di Tel Aviv. Danny
lebih baik. Sejak, orangtua istriku mulai merenovasi rumah agar siap dipakai untuk
pernikahan anak laki-laki mereka, istriku, aku, dan bayi kami tidur di
matras di kamar Nenek. Dia sulit melihat atau mendengar, tetapi dia masih
bangun setiap subuh setiap hari untuk salat dengan duduk. Aku selalu
membuka mataku ketika Nenek bangun. Istriku dan bayi kami masih
tertidur. Aku melihat Nenek merangkak ke toilet dan pancuran. Aku
dengar ia muntah. Aku lekas-lekas bangun dan berlari ke arahnya. Dia
duduk di lantai, mencoba mengangkat kepalanya setinggi kloset, tetapi
tidak berhasil. Dia muntah dan mengenai dirinya sendiri. "Kenapa,
Nenek?" aku bertanya.
"Tidurlah kembali, habibi. Bukan apa-apa. Setiap hari juga begini."
Aku memeluknya dan mencium kepalanya, mencoba tidak menangis. Dia
menyembunyikan matanya di belakang syal putihnya dan berkata bukan
kematian yang membuatnya menangis. Sama sekali bukan itu. Dia sudah
lelah dan dia tidak ingin lagi menjadi beban bagi Ibu dan Ayah. Katanya,
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
satu-satunya alasan dia menangis adalah dulu dia mengira dia akan
dikubur di tanah airnya sendiri. "Apa kamu ingat di mana kunci lemari
itu?" Dan kami berdua menangis bersama.
Tentang pengarang Sayed Kashua adalah warga negara Israel keturunan Arab. Ia menerbitkan
novel pertamanya ini, Tarian Cinta (dalam bahasa aslinya berjudul 'Arvim
okdim, 2004), pada usia 26 tahun. Novel yang diangkat dari kisah nyata
Kashua sendiri ini menjadi buku laris di Israel dan telah diterjemahkan ke
beragam bahasa, antara lain bahasa Indonesia, Italia, Jerman, Prancis,
Belanda, Polandia, Spanyol, dan Inggris. Novel ini juga telah difilmkan oleh
Ruggero Gabbai, sutradara Italia terkemuka.
Edit & Convert: inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia Pedang Langit Dan Golok Naga 22 Pendekar Rajawali Sakti 91 Ratu Intan Kumala Ratu Peri Selat Sunda 2
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Dia tidak tahan lagi cara mereka memandangnya. Seolah-olah, karena dia
seorang Arab dan bekerja di bar, dia pasti seorang pelacur. Jika ada yang
mengatakan sesuatu, dia akan memberi mereka pelajaran. Atap bisa
sampai bergetar setiap kali ia berteriak. Hal terakhir yang dia butuhkan
adalah rumor yang salah sampai pada orang-orang di Nejaidat. Bahkan di
jalanan di Kota Tua, jika ada yang mengatakan sesuatu ketika dia melintas,
dia akan menghampiri mereka dan menghempas mereka dengan
umpatannya. Shadia membawa-bawa pisau ke mana pun dia pergi; dia mencurinya
ketika dia duduk di kelas satu. Jika ada masalah, dia menyembunyikan
pisaunya di lengan bajunya. Pisau yang dia miliki adalah pisau lipat
otomatis, tidak seperti Ledermanku dengan alat pemotong berpaku, dengan obeng,
dan sendok. Shadia menertawakanku ketika aku bercerita padanya tentang
pisauku. Dia berkata, dia dapat menulis cerita yang bagus tentang hal-hal
ini-tentang si sinting Ashkenazi yang masuk ke dalam dunia kejahatan.
Ada seseorang yang bernama Husni di kelasnya. Dia pernah sekali
merampok bank. Dia tidak percaya dia bisa melakukannya. Dia bahkan
tidak mampu mencuri penghapus. Seseorang menembaknya ketika dia
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
keluar dengan membawa uang, beberapa bajingan yang membawa pistol.
Orang Yahudi. Mereka tidak berbuat apa pun padanya, bahkan tidak
menahannya. Ini adalah giliran kerja terakhirnya. Dia tidak bisa terus begini. Ini adalah
malam Purim dan tempat itu demikian mengenaskan. Tak ada seorang pun
yang berpenampilan bagus. Para pelanggan tetap masuk, melihat
sekeliling, dan pergi. Aku dapat memahami mereka. Aku tidak akan
pernah mendatangi tempat dansa di mana para penarinya begitu jelek.
Shadia dan aku tidak berdansa seperti mereka dan kami tidak terlihat
seperti mereka. Kami berdua datang membayangkan suatu hal tertentu. Ini
adalah malam Purim dan kami mencium akan timbulnya masalah. Untuk
pertama kalinya, aku berjalan berkeliling dengan benda di dalam sakuku
yang bisa dibuka menjadi pisau.
"Pemilik kafe sebaiknya membayar tukang pukul untuk mengeluarkan
mereka dari sini," katanya, dan aku mengangguk. "Aku tidak akan kembali
ke sini. Dan aku tidak keberatan kalau nanti aku harus bayar untuk
minum. Bagaimana denganmu" Apa kamu masih ingin di sini?"
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Aku melihat bar, pada noda bekas bir, lemon, serbuk lupine di asbak. Kami
tidak mengosongkan asbak hari ini. Kami tidak ingin siapa pun tinggal. Di
hadapanku ada seorang laki-laki yang memakai setelan jas di bar itu. Dia pasti
berumur lebih dari lima puluh tahun. Kadang dia berkata pada kami bahwa dia seorang
pengacara, kadang dia bercerita pada kami bahwa dia belajar kedokteran
di Frankfurt. Dia memesan segelas anggur putih lagi, dan ketika dia akan
meminumnya, terlihat kerutan dalam pada wajahnya yang kasar. Seperti
retak pada tanah gurun setelah gempa. Sekarang dia meletakkan gelasnya
dan menuliskan nomor telepon untuk gadis yang ada di sebelahnya. Gadis
itu orang asing, sukarelawan di salah satu organisasi hak asasi manusia.
Dia pendek dan gemuk, mencari pria sepanjang waktu, dan tidak pilihpilih.
Aku sama sekali tidak tampak seperti mereka. Jika aku menyiratkan apa
yang disiratkan orang-orang Arab ini, aku dalam masalah besar. Tetapi itu
benar-benar mustahil. Orang-orang tidak takut kepadaku, dan mereka
tidak terganggu olehku. Atau mungkin mereka terganggu, tetapi mereka
berusaha untuk menyembunyikannya. Aku bertaruh ada banyak gadis
yang memiliki pemikiran yang salah, seolah-olah aku suka mengejar-ngejar
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
mereka, dan aku pasti sama menjijikkannya dengan mereka. Aku tidak bisa
percaya. Setiap kami bertemu, Shadia dan aku berusaha meneruskan hubungan
kami. Dia terus menceritakan padaku tentang kesepian dan kesedihannya.
Tetapi, meskipun sedih dan kesepian, dia selalu membuatku tertawa. Dia
adalah satu dari beberapa orang yang dapat membuatku tertawa terbahakbahak,
tidak hanya tersenyum sopan. Karena kesepiannya, dia membeli
seekor burung dan mengurungnya di sangkar di tengah rumahnya. Ada
dua ranting di dalam sangkarnya, dan burung itu melompat
dari satu ranting ke ranting lain seharian. Itu membuat Shadia terhibur,
tetapi dia masih berpikir dia mungkin akan melepaskan burung itu
sebelum mati bosan. Ketika perang pecah, dia berencana melanggar daerah terlarang di
Ramallah dan mencapai Yerusalem. Dia membongkar apartemennya,
memberikan perabotnya pada tetangganya serta televisi, pemutar video,
dan mesin cucinya pada teman-temannya. Katanya, dia dapat
memasukkan semua yang dia punya ke dalam dua tas. Praktis, dan akan
mudah baginya untuk mengangkutnya dan pergi lagi, kali berikutnya.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Sekarang dia akan menghilang lagi. Jika dia berhenti bekerja di bar, aku
mungkin tidak akan melihatnya dalam waktu dekat. Tiap kali dia pergi, dia
pergi untuk waktu yang lama, dan selalu kembali dengan cerita seperti,
"Aku membuat film tentang suku Nejaidat di Yordania," atau "Aku telah
menulis naskah untuk film Austria." Mereka selalu melecehkannya. Mereka
tidak membayar, mereka juga tidak menayangkan apa yang telah
dikerjakannya. Sesuatu yang buruk selalu terjadi padanya pada akhirnya,
dan kemudian dia akan lari menjauh.
Aku sangat cemburu dengannya sekarang, dengan burungnya dan dua
tasnya. Dia adalah gadis yang cantik, dan ada banyak orang yang datang
ke bar hanya karenanya. Berkulit hitam dengan rambut keriting dan wajah
sangat halus. Orang-orang Arab mengeluhkan tagihan mereka di bar. Dia
menyerah pada mereka, mengiyakan apa pun supaya mereka lekas pergi.
Ini adalah giliran kerja terakhirnya, dan dia tidak tahan lagi melihat
mereka. Dokter sekaligus pengacara yang mengenakan jas adalah satusatunya orang
yang masih ada di bar. Dia pun telah mulai beranjak,
menggerayangi saku jasnya untuk mencari
dompetnya. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Aku iri pada Shadia dan dia iri padaku: aku memiliki istri dan seorang
anak, aku tahu di mana rumahku, dan aku kembali ke sana setiap malam.
Tidak seperti dia. Setiap kali dia mencari rumah, dia harus membuka atlas.
Kami adalah petani yang bodoh, fellaheen bodoh yang tidak akan pindah
dari tanah kami. Dia tak bisa jadi sepertiku.
Bagian Lima Jalan Menuju Tira Tanggal Kelahiran Ayahku bekerja di balai kota. Dia bertugas mengeluarkan KTP, paspor, akta
kelahiran, akta nikah, dan surat kematian. Dia punya kantor kecil di lantai
dasar, dengan jendela kecil dan tirai penutup jendela yang tidak dapat
diturunkan. Selama empat belas tahun hingga sekarang, ayahku telah
mengeluarkan KTP bagi orang-orang Tira. Pada masa lalu, mereka harus
pergi ke Kementerian Dalam Negeri di Netanya untuk memperbaharui KTP
atau untuk mengurus paspor, tetapi sekarang mereka dapat mengurusnya
di desa mereka sendiri. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Ayah bekerja dari pukul delapan hingga pukul empat setiap hari. Semua
pegawai di balai kota memiliki reputasi rentan korupsi. Orang-orang
berkata mereka hanya duduk ongkang-ongkang kaki dan tidak melakukan
apa pun. Mereka diangkat jadi pegawai karena memiliki hubungan dengan
walikota. Ayahku membenci dirinya sendiri karena menerima pekerjaan itu,
tetapi Nenek dan Ibu memaksanya. Mereka menginginkan dia bekerja di
desa, tidak jauh, sehingga dia akan selalu ada di dekat mereka dan mereka
dapat selalu menemukannya. Demi pekerjaan itu, Ayah kehilangan segala
kepercayaannya. Empat belas tahun sebelumnya, dia mendukung seorang
kolaborator yang mencalonkan diri menjadi walikota, dan imbalan yang
dia terima adalah dia diizinkan bekerja sebagai pegawai negeri. Orangorang
mengatakan ayahku pasti juga seorang kolaborator. Bagaimana bisa
dia bekerja di Kementerian Dalam Negeri setelah mendekam di penjara
Israel karena telah mengganggu keamanan"
Orang-orang di Tira membenci ayahku. Mungkin Nenek benar; mungkin
mereka benar-benar iri padanya. Ayahku tidak memiliki teman, kecuali
Bassem, yang bekerja di rumah pengepakan dengannya. Bassem tidak lagi
dapat bangun dari tempat tidurnya. Pekerjaannya memetik buah selama
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
bertahun-tahun telah membuat punggungnya sakit. Sesekali, dia menjalani
operasi lagi, dan ayah akan menjenguknya di rumah sakit. Kadang dia
membawa papan catur bersamanya, dan Bassem akan bermain dengannya
di tempat tidur. Aku tidak pernah ingat ayahku berteman dengan orang-orang yang
dianggap sebagai orang-orang berpen-didikan-dokter, pengacara, guru,
atau insinyur. Kadang aku mendapat kesan bahwa dia malu, bahwa dia
merasa rendah, dengan pekerjaannya di belakang tirai jendela yang rusak.
Ayah tidak pernah begitu kecil hati. Dia hampir tidak meninggalkan
rumah lagi. Segera setelah dia kembali dari pekerjaannya, dia pergi ke
kamar tidurnya dan menyalakan radio di meja samping tempat tidur.
Kadang-kadang dia duduk di ruang tamu untuk menonton berita, tetapi
kadang-kadang dia hanya berbaring di kasurnya hingga pagi berikutnya.
Pekerjaannya di kantor tidak begitu banyak. Kadang, minggu demi minggu
berlalu dan tak seorang pun di Tira membutuhkan layanan ayahku dan
Kementerian Dalam Negeri. Kadang dia begitu bosan hingga dia akan
memperbaharui seluruh KTP dan paspor kami, dia bilang kartu-kartu itu
tidak berlaku lagi. Untuk apa membawa-bawa KTP lama padahal dia bisa
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
mengurus kartu yang baru dalam dua hari, dengan tanda tangan Menteri
Dalam Negeri yang baru"
Ayahku memperbaharui KTP-nya sendiri setiap minggu. Kadang dia
mempertimbangkan mengubah namanya. Menarik juga bisa melakukan
hal ini. Dia mengubah informasi: warga negara Israel, suku Arab, menikah,
ayah dari empat anak. Tanggal lahir 0/0/47, karena Nenek tidak ingat
persis kapan Ayah lahir. Ketika orang-orang Yahudi datang dan Nenek
pergi untuk mendaftarkan anaknya itu pada mereka, dia tidak
memberinya tanggal yang tepat. Yang dia ingat hanyalah bahwa dia lahir
pada musim buah pir. Kata Nenek, waktu itu sedang perang, jadi tak
seorang pun peduli akan tanggal kelahiran.
Segalanya berubah ketika bibiku Camilla dari kamp pengungsi Nur Shams
di Tul-Karm menjelang ajal dan Ayah menjenguknya di rumah sakit di
Nablus. Anak tertuanya, Ibrahim, dibebaskan dari penjara ketika orangorang
Palestina memasuki Tepi Barat, dan sebagai tanda penghargaan atas
apa yang telah dia lakukan demi negara, mereka memberinya pekerjaan di
Kementerian Dalam Negeri di Tulkarm. Jelas, gajinya tidak tinggi seperti
gaji ayahku, tetapi setidaknya dia punya status. Di rumah sakit, dia
berjalan ke sana-kemari dengan membawa pistol, dan para dokter
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
memperlakukannya dengan hormat. Berkat dia, mereka mengizinkan
bibiku meninggal dunia di kamar rumah sakit yang mewah, dengan sekat
di antara tempat tidur. Aku tinggal di rumahnya ketika masih kecil. Pada malam hari, ada
kembang api besar yang menerangi rumah-rumah, dan bibi Camilla
menjelaskan bahwa itu adalah kembang api tentara. Waktu itu aku
berpikir bahwa kamp itu terlihat sangat indah, dengan air yang mengalir
melewati perkebunan kecil di tengah jalan, dan sama sekali tidak ada pasir.
Anak-anak lebih suka menggunakan istilah
dalam bahasa Inggris ice cream daripada bahasa Ibrani giida, dan ketika
mereka bermain sepak bola, mereka menyebut handsball, bukan yad.
Bahkan ketika itu aku tahu bahwa Ibrahim adalah seorang pahlawan
meskipun sebenarnya aku belum pernah melihatnya.
Setelah bibiku meninggal, Ibrahim mengajak ayahku mengunjungi
Kementerian Dalam Negeri Palestina di Tulkarm. Mereka mencari di korankoran
lama, sampai ke zaman mandat Inggris, ketika tiba-tiba ayahku
melihat namanya dengan tanggal lahir yang tepat: 14 Mei 1948. Ayahku
senang karena merasa setahun lebih muda. Dia mengadakan perayaan
besar dengan semua bibiku, bahkan Bassem bangun dari kasurnya.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Kemudian ayahku mulai melacak tanggal lahir bibi-bibiku dan semua
sanak saudara kami yang lahir sebelum perang, dan semuanya mulai
merayakan hari lahir mereka. Bibi Fahten, yang ketika itu berumur tujuh
puluh tahun, bahkan mendatangkan hiburan di pestanya. Dia berkata,
beginilah cara dia menghimpun tahun-tahun yang tidak bisa dia rayakan.
Rumor tersebar ke seluruh desa, dan akhirnya orang-orang mulai
mengatakan bahwa Ayah ternyata bukan seorang kolaborator karena
bagaimana mungkin orang-orang Palestina mengizinkan dia memeriksa
dokumen-dokumen rahasia" Orang pertama yang meminta ayahku untuk
menemukan tanggal lahirnya adalah walikota, dan ayahku tidak hanya
menggali tanggal lahirnya, tetapi juga memberinya akta kelahiran.
Walikota pertama kali merayakan ulang tahunnya di lapangan sepak bola,
dalam pidatonya dia berterima kasih pada ayahku atas bantuannya.
Setelah itu, ayahku jarang tidur. Orang-orang yang
tidak bisa menemuinya di tempat kerjanya akan datang ke rumah kami
untuk meminta bantuan. Mereka tahu ayahku mengerjakan hal tersebut
sekadar untuk membantu, dan hal itu tidak ada hubungannya dengan
pekerjaannya dengan Kementerian Dalam Negeri Israel, jadi mereka mulai
memberikan hadiah sebagai imbalannya. Domba, jam tangan, daging
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
mentah, enam pak Coca Cola, bungkusan beras dan gula. Beberapa di
antara mereka menawarkan uang, tetapi ayahku tidak mau menerimanya.
Dia berkata bahwa uang yang dia terima hanyalah yang dia gunakan
untuk menutup biaya materai yang harus dia beli di Tulkarm, dan dia
selalu memberi mereka kuitansi yang ditandatangani oleh yang berwajib di
Palestina. Ibrahim tidak menemui kesulitan dalam membuat materai dan
kuitansi resmi dengan cetakan yang sama yang biasa dia gunakan untuk
mencetak poster-poster untuk protes. Ayah memercayakan semua uang
pada Ibrahim dan tidak pernah menyentuhnya. Dia berkata Ibrahim
pantas menerimanya, dia perlu membangun rumah sekarang, dan
menemukan istri yang baik untuk dirinya. Anak yang malang, dua puluh
tahun dia habiskan di penjara, dan sekarang dia bahkan tidak memiliki
ibu. Berita tentang kemampuan Ayah menyebar dari Tira ke desa-desa sekitar
dan kemudian sampai ke Galilee. Orang-orang datang dengan mobil
mewah, dengan membawa uang dan hadiah, dan meminta akta kelahiran
mereka. Ayahku menjadi terkenal. Dan hal itu tidak mengganggunya.
Kebalikannya, pencarian yang dia lakukan membuatnya sangat senang.
Orang-orang mulai bersumpah mereka telah melihat ayahku makan
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
malam dengan Arafat. Setiap orang di Tira tahu bahwa Arafat meminta
ayahku untuk memperkuat kolaborator walikota. Dan
seluruh urusan Kementerian Dalam Negeri Israel bukan apa-apa dibanding
dengan siasat orang-orang Palestina yang pandai. Koran-koran mulai
Tarian Cinta Karya Sayed Kashua di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
menyanjungnya, berterima kasih padanya dan menghormatinya sebagai
"pahlawan Palestina yang terkenal," "anak syahid pemberani," dan "pria
yang telah memerdekakan tanah air dan menjalankan keadilan." Ayahku
tidak menanggapi ungkapan penghargaan mereka. Dia tidak berkata apa
pun. Pagi hari dia bekerja di balai kota, sore hari dia pergi ke Tulkarm, dan
hampir setiap malam dia menjadi tamu kehormatan pada pesta ulang
tahun seseorang yang pertama.
Hari Orangtua Orangtua ada di sini, kata istriku, membangunkanku dari tidur Jumat
siangku. Aku lupa mereka mau datang. Ibuku telah menelepon kemarin
dan berkata pada istriku mereka akan datang untuk menengok kami. Dia
merasa kehilangan sesuatu, dan dia harus menemui cucu perempuannya.
Mereka ada di ruang tamu sekarang. Ibuku menggendong cucu
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
perempuannya, membuat suara-suara dan mengharapkan respons dari
bayi itu, yang membagi perhatiannya antara Ibu, serenceng kunci di tangan
Ayah, dan kakakku, yang bersiul-siul. Pandangan curiganya berubah
menjadi gerutu, dan tak lama kemu-dian dia menangis. Ibu berkata itu
salah kami, kami tidak cukup sering berkunjung sehingga bayi kami tidak
mengenal kakek dan neneknya sendiri.
Istriku mendudukkan bayinya di kedua bahunya dan mencoba
menenangkannya untuk persiapan giliran berikutnya bersama neneknya.
Kata istriku, ibuku tidak tahu apa-apa tentang bayi, dia tidak
menunjukkan kehangatan sedikit pun pada bayi, dan pasti gara-gara
dialah aku menjadi sekacau sekarang ini.
Aku bersalaman dengan orangtuaku. Kadang kami bertukar cium. Aku
tidak menyukainya. Rasanya sangat aneh, sangat janggal, begitu dibuatbuat.
Khususnya ketika aku mencium ayahku. Aku tidak pernah
membiarkan bibirku menyentuh pipinya, aku hanya menolehkan kepalaku
ke arah bibirnya, yang sedikit saja menyentuh pipiku.
"Bisa-bisanya kamu masih tidur!" damprat ayahku.
"Aku bekerja sampai larut malam."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Di restoran?" tanyanya. Dia tahu tempatku bekerja adalah sebuah bar,
tetapi ayahku selalu berusaha membangun citra baik tentangku.
"Di chamara, tempat minum murahan," aku membetulkannya.
Ada kantung-kantung sampah besar di ruang tamu dan tumpukan tinggi
piring-piring kotor di bak cuci piring. Biasanya istriku membersihkannya
sebelum para tamu datang, tetapi kemarin dia di rumah sendiri bersama
bayinya dan tidak sempat melakukannya. Bagaimanapun dia sudah
berusaha merapikan ruang tamu: membersihkan kertas-kertas, sapu
tangan, kulit pisang, dan kulit kacang yang sudah menumpuk di meja
sepanjang minggu. Istriku membenci tempat yang kotor, tetapi dia tidak
tahan berada dekat-dekat denganku. Ini semua karena aku. Aku tidak
pernah membantunya dengan pekerjaan rumah tangga sehari-hari atau
dengan bayinya. Kata istriku aku primitif, dan aku setuju.
Orangtuaku bertanya bagaimana kabar kami, bagaimana keadaan di
tempat kerja, bagaimana kabar bayinya, apakah dia tidur semalaman atau
masih terbangun setiap jam. Kata ibuku bayi kami agak kurus, tapi kata
Ayah bayi kami masih tetap sangat gendut. Dia menyalakan rokok, dan aku
juga mengambil sebatang rokok. Lagi-lagi dia berkata dia tidak percaya aku
sudah mulai merokok. Aku sudah merokok selama delapan tahun, dan dia
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
masih tidak bisa memercayainya. Dia berceloteh tentang betapa bahayanya
merokok itu, bagaimana dia menderita karena rokok, dan bagaimana dia
membenci dirinya sendiri karena tidak mampu berhenti merokok. Lain
denganku, katanya, aku baru saja mulai dan aku masih bisa membuang
kebiasaan ini. "Berapa banyak kamu merokok?" dia bertanya, kemudian
menjawab pertanyaannya sendiri, "Dua atau tiga batang sehari?"
Orangtuaku jarang mengunjungi kami. Sebelum bayi kami lahir, mereka
tidak pernah mengunjungi kami. Biasanya mereka tinggal selama lima
belas menit lalu pergi. Sudah dua bulan sejak Idul Fitri, saat kunjungan
terakhir kami ke Tira, dan kali ini Ibu meminta Ayah untuk tinggal lebih
lama saat berkunjung karena dia merindukan bayi kami. Sepanjang
minggu dia memohon kepadanya untuk tinggal paling tidak selama satu
jam. Ayahku setuju, tetapi dengan satu syarat: dia ingin Fatma, seorang
temannya saat tinggal di Yerusalem, ikut. Pada perjalanan ke Yerusalem,
dia meneleponnya dan mengundangnya ke rumah kami di Beit Safafa,
semacam tempat pertemuan resmi. Ibuku setuju, asalkan dia diperbolehkan
untuk menghabiskan sebanyak-banyaknya waktu bersama cucu
perempuannya. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Ibuku membenci Fatma. Dia bahkan tidak akan membiarkan seorang pun
menyebut namanya. Sesekali, Kakek dan Ayah atau salah satu dari bibibibiku
menyebut nama itu, dan hal itu selalu membuat ibuku marah. Dia
berkata, Fatma adalah pelacur tak tahu malu. Aku belum pernah bertemu
Fatma. Yang kutahu dia mengacaukan kehidupan Ayah. Nenek berkata
padaku dia pernah menemukan satu tas penuh surat-surat Fatma yang
ditujukan kepada Ayah-dan dia membakar semua surat itu.
Telepon berdering, dan sebelum aku menjawab, Ayah berkata, "Itu pasti
Fatma. Beri tahu dia bagaimana caranya agar sampai ke sini."
Terdengar suara parau wanita tua menyebut namaku
dan bilang suaraku mirip suara ayahku. Fatma berkata, dia sedang berada
di "coiffeur," penata rambut, dan dari pilihan katanya terlihat jelas dia
termasuk golongan orang kota yang banyak menggunakan kata-kata
Eropa. Dia berasal dari Ras el-Amud, tetapi penata rambutnya berada di
Talpiyot, di Ha-Uman Street. Dia tidak ingin diberi tahu ancar-ancar yang
rinci, hanya ingin tahu nama pemilik rumah sewa kami. Salah satu pekerja
di tempat penata rambutnya berasal dari Beit Safafa, dan dia akan
menunjukkan padanya jalan menuju ke sana.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Istriku menarikku ke samping dan berkata kami tidak punya apa-apa di
rumah. Jika hanya kedua orangtuaku tidak begitu bermasalah, tetapi
sekarang juga ada seorang tamu. Dia berkata aku tidak boleh pergi ke toko
karena aku belum membasuh mukaku atau menyikat gigiku, dan mataku
bengkak. Dia akan pergi ke toko bersama kakakku. Dia juga akan
membantu membawakan belanjaannya. Kakakku adalah laki-laki yang
baik. Tidak pernah mengecewakan orang.
Istriku menyerahkan bayi kami kepada ibuku, dan bayi kami mulai
menangis. Ibuku membelainya, mengayun-ayun bayinya, berjalan bolakbalik dari bak
cuci piring ke kantung-kantung sampah di ruang tamu,
yang jaraknya tiga langkah, mencoba untuk menenangkannya. Tidak ada
gunanya. Ayahku menyalakan rokok lagi, dan aku juga menyalakan satu.
Aku biasanya tak merokok ketika ada bayiku, tetapi karena ayah juga
merokok, maka tidak ada bedanya toh. Dia merokok ketika aku masih kecil
dan aku baik-baik saja. Semua saudara laki-lakiku juga tumbuh dengan
baik. Aku membuka pintu. Fatma masuk, mengenakan gaun hitam panjang. Dia
kira-kira setinggi aku, setinggi ayahku.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Dia mengenakan syal merah di bahunya. Rambut dicat dan dikeringkan
dengan blowdrier. Usianya lima puluh tahun, mungkin lebih. Aku tidak
mencoba untuk memutuskan apakah dia lebih cantik dari ibuku. Mereka
berbeda. Dia terlihat seperti wanita kelas atas yang diwawancarai di televisi
Yordania atau Mesir. Aku tidak melihat keriput di wajahnya, tetapi aku
masih bisa mengetahui usianya dari daerah sekitar mulut dan mata.
Kelopak matanya berat. Dia berkedip lambat seolah-olah kesulitan
mengangkatnya. Dia menjabat tanganku dan tersenyum. Dia bertanya apakah aku
mengenalinya dan berkata dia pernah melihatku ketika aku masih sangat
kecil. Ayahku berkata, yang dilihatnya kala itu bukan aku, melainkan
kakakku. Ibuku melepaskan satu lengannya dari bayi dan menjabat tangan
Fatma, memerhatikannya. Fatma lebih langsing darinya. Fatma bertanya
bagaimana kabarnya, tersenyum dan membelai bayiku yang tangisnya
semakin menjadi-jadi. Fatma bertanya, "Kenapa kau, bayi kecil" Kenapa?"
Katanya, anak perempuanku cantik.
Ayah duduk di bangku, dengan sebatang rokok. "Kamu belum berubah,"
kata Ayah padanya. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Fatma menjabat tangan ayah, duduk, dan berkata bila tidak diberi tahu ia
tidak akan mengenali ayahku. Rambut Ayah telah berubah putih dan berat
badannya telah banyak bertambah.
Ayah berkata, "Aku tidak bertambah gemuk," dan menarik masuk
perutnya saat dia mengisap rokoknya. Dia pergi ke kamar mandi untuk
mencari sebuah cermin, lalu kembali dan berkata, "Aku tidak bertambah
gemuk," dan melihat ibuku untuk minta penegasan.
Istriku dan kakakku kembali, membawa dua buah tas.
Istriku tampak kecewa. Dia ingin kembali sebelum Fatma tiba, dan
sekarang tamunya akan mengetahui kami berbelanja khusus untuknya.
Sebotol Coke menonjol di tas, dan Fatma berkata, "Mengapa harus repotrepot" Aku
tidak menginginkan apa pun. Aku tidak minum Coke." Dia
menjabat tangan kakakku, katanya dia setampan ayahku dulu.
Istriku membawa beberapa gelas dan menuangkan Coke untuk para tamu.
Dia menyusun beberapa pisang, jeruk, dan apel di sebuah piring. Dia
menuangkan kacang dari sebuah tas kertas cokelat dan menyajikannya.
Dia mengeluarkan tisu kemasan ekonomis dan meletakkannya di nampan
di dekat Fatma. "Bayimu manis sekali. Dia mirip denganmu," kata Fatma,
dan istriku bersikeras itu tidak benar.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Semua kursi sekarang sudah ditempati. Ayah dan Fatma menggunakan
dua kursi, sedangkan kakakku dan istriku menggunakan dua kursi
lainnya. Ibuku tetap berdiri dengan menggendong bayi, lalu akhirnya ia
menarik sebuah kursi dan duduk berhadapan dengan Ayah dan Fatma,
yang mencoba untuk tidak saling bertatapan. "Sejak kapan kalian saling
mengenal?" tanyaku, dan mengepulkan asap. Semua orang mengawasiku,
seolah-olah aku baru saja mengajukan sebuah pertanyaan yang tabu. Di
keluarga kami, orang-orang tidak berbicara terbuka. Kami sudah ahli
menyembunyikan detail hal-hal yang tidak enak.
"Sejak kapan, ya?" ulang Fatma. "Dengar, akan kuceritakan." Ayahku masih
asyik dengan perutnya, menariknya dan mengelus kemejanya dengan
tangannya, seolah-olah mencoba untuk meratakannya. "Dulu ketika masih
muda aku adalah seorang guru," kata Fatma. "Aku mengajar di sebuah sekolah di
lingkungan Et-Tur, dan setelah perang di tahun
enam puluh tujuh, mereka mengajak semua guru mengunjungi universitas.
Di sanalah aku bertemu ayahmu."
"Lalu apa" Bagaimana kalian bisa jadi akrab?" tanyaku lagi, dan ibuku
menyela berkata, Fatma tidak akan memilih pada pemilihan umum
berikutnya. Ayahku berkata, menurutnya orang Arab seharusnya memilih.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Namun, bagaimanapun, Fatma tidak memiliki hak pilih karena dia bukan
warga negara. Tetapi, meskipun dia seorang warga negara, dia tidak akan
ambil bagian dalam pemilihan untuk Knesset Israel. Fatma masih tetap
langsing, masih melajang, tinggal bersama saudara laki-lakinya dan
keluarganya. Semuanya berkecimpung dalam bisnis pariwisata. Mereka
memiliki banyak uang, banyak bus. Minggu ini, mereka membeli sebuah
rumah besar untuk salah satu kemenakan laki-laki mereka. Fatma suka
membeli baju di luar negeri, khususnya di London. Dia punya banyak
uang. Dia adalah wakil kepala sekolah di sebuah sekolah di Et-Tur. Gajinya
tujuh ribu dan dia tidak membutuhkan uang itu. Sampai sekarang dia
sudah mengajar selama tiga puluh dua tahun, dua tahun lebih lama
daripada ibuku. "Bagaimana persisnya kalian bertemu?" aku bertanya lagi, mencoba
menggunakan kesempatan untuk mencari tahu tentang Fatma dan suratsuratnya.
"Aku adalah laki-laki tertampan di universitas," kata Ayah sambil
memaksakan seulas senyuman, tetapi Ibu mengerutkan dahi. Ayah berkata,
dia dan Fatma ingin menikah. Fatma memotong perkataan Ayah dan
berkata untung saja mereka tidak menikah. "Lihat berapa beratmu
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
bertambah," katanya, mencoba menjadi teman keluarga kami. "Kenapa
kamu membiarkannya jadi seperti itu?"
tanyanya pada Ibu, dan Ibu tidak mengatakan apa pun. Dia merasa tidak
diinginkan dan akhirnya hanya mengangkat bahu saja.
Ayah berkata, mereka tidak jadi menikah karena Ayah terjerat. Mula-mula
dia menghabiskan lima tahun di penjara, lalu menjadi tahanan rumah, dan
dia tidak pernah meninggalkan desanya. Ibu menyela cerita Ayah dan
berkata keras-keras bahwa dia masih harus memasak. Begitulah, dia tidak
ingin tinggal bersama bayi kami lebih lama lagi. Dia menyesal dia
menyetujui syarat yang diajukan Ayah. Dia ingin kembali ke rumah. Lagi
pula, bayi kami semakin mengantuk. Semua orang menyadari sudah
waktunya untuk pergi. Fatma berkata ini hari Jumat, toko-toko tutup lebih
awal, dan dia masih harus membelikan sebuah hadiah ulang tahun untuk
kemenakan perempuannya. Bayi kami sudah tertidur. Aku akan merokok lagi lalu aku akan kembali
tidur. Aku juga ada tugas di bar malam ini. Aku bertanya pada istriku
apakah dia melihat geretanku, dan dia berkata gara-gara aku kami terlihat
seperti pengemis. Tidak cukup rumah kami kotor karena aku sangat malas
dan primitif, bahkan tidak terlintas di pikiranku untuk membasuh muka
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
dan mengganti baju. Dia tidak tahu di mana geretanku, tetapi dia
menganggap Fatma cantik dan tahu cara mengurus diri. "Apa yang
sebenarnya terjadi antara dia dan ayahmu?" tanyanya, dan aku menyahut
bahwa Ayah telah mencuri geretanku.
Tidak Ada Bir di Arab Saudi
Keadaanku, benar-benar membuatku
jengkel. Aku ingin menjadi orang Arab lulusan universitas yang bekerj a
sebagai petugas pemungut sampah sehingga aku bisa mencaci-maki
negara. Tetapi, aku tidak pernah menyelesaikan kuliah, dan sebenarnya
pekerjaanku tidak seburuk itu. Aku sesungguhnya tidak menderita di
tempat kerja. Aku ingin menjadi seorang pencuci piring di restoran, salat di
masjid, menjadi miskin. Aku ingin saluran pembuangan kotoran meluap
dari toilet sampai ke dapur, aku ingin ada seekor keledai diikat di pohon
ara, anak-anak kecil bertelanjang kaki berteriak-teriak sepanjang waktu,
dan istriku memakai kerudung.
Semua orang telah berpaling kembali pada agama, kecuali ayahku. Setiap
Ramadan, nenekku melancarkan pemberontakan terhadap orang-orang
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
kafir. Dia berusaha memaksa ayahku berpuasa, dan setiap kali Ayah
bersumpah akan berpuasa, tetapi dia tidak pernah melakukannya. Ketika
kami masih kecil, Nenek akan menghitung rokok yang ada di kotak rokok
Ayah untuk melihat apakah dia merokok selama puasa. Ketika Ayah tidak
berpuasa, Nenek melakukan mogok makan sebagai bentuk protes, menolak
makan sahur. Setiap Ramadan, dia mencoba lagi, tetapi Ayah tidak pernah
mau menurut. Nenek berkata, ketika Ayah masih kecil dia berwudu dan
salat dan pergi ke masjid setiap hari Jumat. Ia jadi sesat karena ibuku.
Laki-laki selalu mengikuti "contoh" istri mereka. Ibuku ingin tampak
cantik, dia takut jika dia memakai kerudung dia akan terlihat tua. Dia
tidak mengerti bahwa keyakinan pada Tuhan membuat wajah wanita
makin cantik dan halus.
Tarian Cinta Karya Sayed Kashua di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Aku banyak berpikir tentang Tuhan akhir-akhir ini. Sebenarnya bagiku
mudah untuk menjadi orang beriman, tidak seperti bagi orang-orang
Yahudi. Yang harus kita lakukan untuk menjadi orang beriman hanyalah
berwudu dan salat. Kita dapat tetap tinggal di rumah yang sama dan kita
tidak harus berpisah dari keluarga. Pada keluarga muslim, seorang imam
dan seorang pelacur dapat tinggal bersama di satu rumah.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Aku tidak lagi ingat bagaimana cara salat. Aku dulu biasa pergi ke masjid,
tetapi itu sudah lama sekali. Guru agama kami akan memberi nilai
sempurna kepada semua murid yang pergi ke masjid. Aku pergi ke masjid
untuk salat sampai akhirnya aku kehilangan sepatuku. Aku mencari di
tumpukan sepatu selama berjam-jam, tetapi sepatuku tidak ada. Aku mulai
menangis dan menunggu semua orang mengambil sepatu mereka.
Akhirnya satu-satunya yang tertinggal adalah sepasang sandal jepit jelek.
Aku tidak ingin memakai sandal itu, jadi aku berjalan pulang ke rumah
tanpa alas kaki. Adel telah berpaling ke agama. Perestroika memengaruhi dirinya. Dia
berhenti menjadi komunis dan perlahan-lahan belajar agama. Dia menetap
di Yerusalem setelah menyelesaikan studinya. Mulanya dia punya pacar
seorang gadis Rusia, tetapi ketika Gorbachev mengambil alih, dia
meninggalkan pacarnya. Katanya seorang gadis Yahudi akan selalu
menjadi Yahudi. Dia merenungkan hal itu dan
menemukan bahwa, jika perang pecah, dia tidak ingin menyelamatkan
pacarnya. Akhirnya, dia menikahi seorang gadis Kristen karena katanya
jika seseorang mengajak orang lain masuk Islam dirinya dijanjikan tempat
di surga. Adel memilih orang yang sangat sulit, seorang gadis Kristen dari
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Nazareth, yang memakai salib terbesar di universitas. Namanya Susie, tidak
kurang. Orangtuanya menolak menyetujui rencana anaknya menikahi
fellah muslim, jadi Adel dan Susie menunggu sampai ayah Susie meninggal
karena serangan j antung, lalu mereka menikah.
Adel hidup senang. Dia seorang pengacara. Dia memiliki sebuah mobil
baru dan tiga anak. Istriku merasa cocok dengan istrinya, jadi kami
kembali berteman. Dia tidak minum-minum lagi dan tidak pernah
meninggalkan salat. Setiap kali kami bertemu, dia berkata betapa indahnya
Islam itu. Katanya hanya salat yang dapat membantuku mengatasi
masalah-masalahku, dan dia berdoa agar Tuhan menuntunku agar
beriman. Adel tahu aku suka minum, dia tahu aku tidak berpuasa, namun
dia dan istrinya mengundang kami makan sahur sebelum puasa
setidaknya dua kali setiap Ramadan. Susie masuk Islam. Dia berkata dia
menjadi yakin bahwa Islam adalah agama yang benar dan Muhammad
adalah Nabi yang sejati. Dia salat, berpuasa pada bulan Ramadan, dan hari
raya yang dirayakannya hanyalah hari raya umat muslim. Dia tidak bisa
percaya dia pernah menyanyi di sebuah paduan suara gereja.
Sejak Adel berubah menjadi saleh, dia berbicara dengan cara yang berbeda
dan berpakaian berbeda. Dia menjadi lebih tenang. Dia selalu
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
mengucapkan alhamdu-lillah. Aku iri padanya. Dia mendukung
pergerakan Islam dan motonya adalah "Islam jawabannya." Adel percaya
pada akhirnya Imam Mahdi akan datang, seperti yang dijanjikan Islam,
dan menyatukan seluruh umat muslim. Lalu imperium muslim akan
menjadi imperium terkuat di dunia, seperti pada masa pemerintahan Umar
ibn Khaththab. Adel berkata, semakin banyak orang Palestina yang
dibunuh orang Israel, maka semakin dekatlah kedatangan Imam Mahdi.
Semakin buruk situasinya, semakin besar pula kesempatan penebusan.
Adel berkata, orang Yahudi dan orang Amerika memiliki teknologi maju,
tetapi menurut Alquran perang yang menentukan akan dilakukan dengan
pedang dan tangan kosong. Syekh mereka berkata di dalam masjid bahwa
Tuhan akan memberikan musim dingin yang parah pada orang kafir yang
akan membekukan semua pesawat dan senjata mereka. Itulah sebabnya,
Adel membelikan anak-anaknya pedang plastik. Dia memerintahkan
mereka untuk belajar menggunakan pedang itu mulai sekarang. Dia tidak
lagi membawa anaknya ke dokter dan memberi mereka obat, karena dia
berkata sebentar lagi tidak akan ada antibiotik dan anak-anak harus
belajar bagaimana mengatasi sendiri penyakit.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Ketika perang pecah, syekh sufi Adel berkata kepada jemaahnya bahwa dia
akan bertemu dengan Imam Mahdi di Masjid Al Aqsa. Adel yakin saat itu
adalah hari akhir. "Imam Mahdi pasti sudah ada di Mekah sekarang,"
katanya, "sebentar lagi dia akan membebaskan Yerusalem dan
mengalahkan orang Yahudi dan orang Amerika." Dia ingin menjadi salah
satu prajurit Imam Mahdi dan mengikutinya dari Mekah, seperti yang
disebutkan di dalam Alquran. Karena, siapa pun yang mengikuti Imam
Mahdi akan mendapatkan tempat di surga. Kata Adel, aku harus ikut
dengannya. Dia punya uang, dan dia akan membayar
ongkosku. Dia tidak ingin pergi sendirian. Dia lebih suka berbagi kamar di
Mekah dengan seorang teman, bukan dengan orang asing, seorang muslim
yang mungkin tidak mengetahui bahasa Arab karena mungkin dia berasal
dari Afghanistan. Adel mendaftarkan kami berdua untuk pergi haji.
Tidak ada bir di Arab Saudi, bahkan bir gandum sekalipun. Para wanita
tertutup tubuhnya dari kepala sampai jari kaki dalam pakaian hitam
dengan jaring di lubang mata mereka. Wanita diperbolehkan membiarkan
wajah serta tangan dan kaki mereka tidak tertutup, tetapi mereka percaya
jika mereka melakukan tindakan pencegahan dan menutupi semuanya,
hukuman mereka pada Hari Pembalasan akan dikurangi. Adel selalu salat.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Bahkan setelah perjalanan dua puluh empat jam dengan bus yang penuh
sesak, dia tidak mengambil jeda untuk istirahat, tetapi segera mengunjungi
makam Nabi di Madinah. Katanya, waktu yang kami miliki hanya dua
minggu, jadi dia harus salat sebanyak-banyaknya.
Ada satu tempat yang hanya bisa diraih dengan melangkah setapak demi
setapak ke depan selama berjam-jam dalam kerumunan yang penuh sesak,
tetapi upayamu akan jadi sepadan, karena ganjaran untuk satu salat di
sana setara dengan ganjaran satu juta salat. Tempat itu adalah tempat Nabi
Muhammad biasa duduk serta salat dan membaca Alquran. Dan siapa pun
yang berhasil menjangkaunya berkata rasanya seperti tempat yang maha
mulia, surga yang sesungguhnya.
Surga dibagi menjadi beberapa bagian, dan bahkan bagian terendah sudah
cukup menakjubkan: sebuah tempat yang menghijau dengan sungaisungai madu dan
jeram minuman yang sangat lezat. Setiap harapan akan terkabul dalam
sekejap. Pikirkanlah buah pir dan segera sebuah pohon pir akan muncul di
hadapanmu, dan cabangnya akan melengkung dengan sendirinya dan
menyajikan buahnya langsung ke mulutmu. Orang-orang di surga duduk
di padang rumput sepanjang hari, seperti di sebuah taman. Jika kau
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
berpikir tentang wanita, mereka muncul. Atau kau bisa memikirkan
tentang makanan dan wanita pada saat yang bersamaan.
Sulit memastikan apakah wanita yang kamu dapatkan akan mirip dengan
wanita Arab Saudi. Mungkin tidak. Wanita di surga mungil dan muda, dan
mereka berpakaian serba putih. Mereka tidak telanjang, karena tidak ada
tempat untuk melepas pakaian. Semua orang duduk di padang rumput
dan mengamati. Di surga tidak ada rumah, tidak juga tenda, karena akan
merusak lingkungan. Kita bisa memikirkan walkman sebanyak yang kita
inginkan, tetapi kita tidak akan mendapatkannya. Tidak ada mobil dan
pesawat di sana. Kata Adel, ini adalah kesempatan terakhirku untuk kembali ke Islam. Dia
mengajakku ke makam Nabi. Ketika aku berkata tidak ada apa pun di
dalamnya dan yang kulihat hanyalah sebuah permadani hijau bertuliskan
ayat-ayat Alquran, dia mulai menangis, dan dia berteriak kepadaku. Dia
menangis selama dua hari, tetapi pada akhirnya dia memutuskan untuk
membiarkan aku. Dia mulai salat sendiri, dan itulah yang terjadi.
Menurutnya, aku ditakdirkan sesat, dan aku pasti akan terbakar di neraka.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Neraka juga dibagi menjadi beberapa bagian, tetapi bahkan bagian
tertinggi di sana tidak ada enaknya. Kita mati, dan dibangkitkan kembali
jutaan kali dalam sehari,
dan untuk memastikan kita menderita, mereka membakar kita dalam api
yang sangat panas, yang panasnya bahkan tidak dapat kita bayangkan.
Aku akan terbakar, aku akan meleleh, lalu aku akan dibangkitkan lagi dan
aku akan dibakar lagi dan meleleh lagi. Ada makhluk bertubuh raksasa di
sana yang tidak pernah tersenyum. Mereka hanya berdiri di atas kita dan
membakar kulit kita dengan setrika cap, seperti yang mereka lakukan pada
hewan. Siapa pun yang masuk ke neraka tidak punya kesempatan untuk
keluar. Pada Hari Pembalasan seluruh planet akan meledak dan awan tebal akan
menghancurkan semua makhluk hidup. Lalu kita semua akan pindah ke
suatu tempat. Semua orang akan berdiri berbaris di seutas benang yang
lebih tipis dari sehelai rambut. Semua orang dari setiap zaman dalam
sejarah, siapa pun yang pernah hidup di bumi. Akan ada pemburu dari
zaman prasejarah yang berdampingan dengan dokter dari rumah sakit
Hadassah. Amal baik setiap orang akan ditimbang dan sebuah amal bisa
menentukan nasib kita apakah kita akan masuk surga atau dibakar di
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
dalam api abadi. Pada Hari Pembalasan, tak seorang pun yang mengenali
siapa pun, bahkan orangtua atau teman. Semua orang sibuk dengan
penghitungannya sendiri. Ayahmu akan datang dan berkata, "Tolong, aku
sudah baik padamu. Yang kubutuhkan hanyalah satu lagi amal baik untuk
bisa masuk surga." Dan, kau akan menolak karena siapa tahu" Mungkin
kau butuh satu amal baik itu untuk menyelamatkan dirimu sendiri. Semua
yang pernah kau lakukan tampak di depanmu, sejak saat kau lahir sampai
kau meninggal. Malaikat di bahu kananmu akan melaporkan semua amal
burukmu dan malaikat di bahu kirimu akan melaporkan amal baikmu.
Atau sebaliknya" Aku mencoba percaya kepada Tuhan, menjadi bagian dari lingkaran besar
orang-orang yang secara terus-menerus mengelilingi batu hitam. Aku
mencoba menjadi bagian lautan manusia yang bergerak maju menuju
masjid. Aku ingat bagaimana aku salat ketika aku masih kecil. Aku
mencoba mengingat semua yang mereka ajarkan pada kami di sekolah
dasar. Ada saat-saat ketika aku takut berada di kamar sendirian, dan aku
mulai menangis. Adel jarang kembali dari masjid, dan aku tidak bisa
berhenti memikirkan istri dan bayiku. Pada malam hari, ketika jalan tidak
terlalu padat, aku akan memakai topi putihku dan keluar untuk membeli
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
beberapa hadiah untuk keluargaku. Trotoar dipenuhi wanita dan anakanak kecil.
Tanpa melepas sepatu atau pakaian, mereka berbaring di sana
di atas kertas karton. Adel menempatkan kami di salah satu hotel paling
bagus di Mekah, sangat dekat dengan Ka'bah, dan dari jendela kamar kami
yang berpenyejuk ruangan, aku dapat melihat batu hitam dan orang-orang
yang saling dorong dan berkerumun untuk mendekat dan menciumnya.
Adel berhasil melakukannya. Dia berperawakan besar. Otot bahunya
terkilir, tetapi dia berhasil mencium batu hitam itu. "Bau harum wangiwangian
dari surga," katanya, sebelum dia tertidur.
Dua minggu pun berlalu. Bus yang membawa kami kembali tidak
tertahankan. Semua orang membeli selimut wol di Arab Saudi, karena
selimut itu bagus dan tidak mahal. Pemandu Yordania yang memegang
paspor semua orang Israel dan menghitung kami setiap malam
mengingatkan kami untuk tidak membeli lebih dari dua selimut per orang,
tetapi beberapa wanita membeli sepuluh selimut. Adel dan aku adalah yang
termuda di dalam bus, dan akhirnya harus ber-diri selama perjalanan pulang. Kami hampir tidak
pernah berbicara selama perjalanan. Ada satu saat ketika Adel ingin keluar
tepat di tengah gurun pasir untuk lari dari pemandu Yordania dan kembali
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
ke Mekah. Dia yakin Imam Mahdi telah datang dan takut tidak dapat
menjumpainya. "Mungkin dia sudah ada di Yerusalem," katanya ketika
kami sampai di Yordania, tetapi prajurit Israel di perbatasan dan pegawai
yang menegur kami dengan kesopanan yang berlebihan meyakinkan Adel
bahwa Imam Mahdi belum datang.
Wittgenstein's Nephew (Kemenakan Wittgenstein)
Pada hari Kemerdekaan, istriku merasa tidak enak badan, dan aku
membawanya ke rumah sakit. Usaha penyamaran yang sudah berlangsung
bertahun-tahun hancur seketika. Para prajurit di pintu masuk desa
memintaku berhenti di samping jalan. Aku yang mereka hentikan" Orang
Arab termuda yang mahir melafalkan huruf p" Aku hampir tidak memiliki
aksen. Orang tidak bisa tahu aku orang Arab hanya dengan melihatku.
Aku memiliki cambang dan kacamata hitam bulat. Bahkan orang Arab
sendiri mengira aku orang Yahudi. Aku bahkan berbicara bahasa Ibrani
dengan pembantu rumah tangga. Pasti karena istriku, pikirku. Dia sedikit
terlihat seperti orang Arab. Kadang, ketika kami pergi ke pusat
perbelanjaan atau tempat semacam itu, aku berharap orang-orang akan
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
menganggap dia orang Maroko atau orang Irak, dan bahwa aku adalah
orang Yahudi barat yang menyukai wanita timur.
Prajurit Yahudi meminta surat-surat kami dan aku berkata padanya aku
dulu pernah memiliki pacar seorang Yahudi, aku belajar bersama orang
Yahudi, dan semua temanku adalah orang Yahudi. Aku tahu semua
ungkapan orang Yahudi, bahkan bahasa kasar yang sering digunakan para
tentara. Aku menutup mulutku, dan menyerahkan padanya STNK dan SIM-ku. Mobil-
mobil melewatiku, sebagian
berbendera dan sebagian lainnya tidak. Orang-orang di dalam mobil-mobil
itu tampaknya kasihan padaku, dan aku merasa begitu menggelikan
dengan cambang dan kacamata hitamku. Di radio, stasiun militer
memainkan musik Ibrani, dan aku merasa seperti idiot karena yakin aku
sudah melakukan semuanya untuk memastikan aku tidak tampak
mencurigakan. Aku cepat-cepat melewati hadangan jalan, mematikan radio, dan
menggumamkan beberapa kata umpatan kepada polisi, pada orang
Yahudi, pada Amerika Serikat, pada Tira, dan pada istriku. Aku
memutuskan seharusnya aku tidak membawa istriku keluar. Kasihan. Dia
pasti kesakitan, dan hal terakhir yang dibutuhkannya sekarang adalah aku
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
terus mengumpat. Aku akan bersikap baik. Aku bertanya bagaimana
keadaannya dan dia berkata semuanya baik-baik saja.
Hanya ada orang-orang Arab di ruang gawat darurat. Wanita yang tampak
lebih tua daripada umur mereka, dengan memakai syal di kepala dan
sandal jepit plastik, berjalan terseret-seret menyusuri gang.
Kadang mereka menggigit ujung syal mereka. Mereka tampak tersesat,
tidak tahu harus pergi ke mana. Mengapa mereka harus terlihat seperti itu"
Mengapa mereka bahkan harus keluar dari rumah mereka" Dan mengapa
sandal jepit plastik itu masih juga dijual"
Jangan sampai ada seorang pun yang mengira aku adalah salah satu dari
mereka atau aku seperti mereka. Jangan sampai mereka menyebut nama
istriku ketika tiba gilirannya atau mengumumkan namanya di pengeras
suara. Kadang, ketika hal itu terjadi, aku tidak segera bangkit dari tempat
duduk, seolah-olah itu bukanlah namaku,
atau seolah-olah itu mungkin namaku tetapi mereka salah tulis di meja
penerimaan tamu. Begitu salahnya hingga kedengaran seperti sebuah
nama dengan agama dan kewarganegaraan yang berbeda.
Tarian Cinta Karya Sayed Kashua di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Istriku tidak tahu apa-apa tentang hal-hal itu. Dia tidak berpikir dua kali,
yang membuatku terkejut dan jengkel. Dia bahkan bisa berbicara padaku
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
dalam bahasa Arab di sisi lift yang penuh sesak atau di pintu masuk pusat
perbelanjaan ketika kami sedang diperiksa melalui detektor logam. Dia
bermain-main dengan bayi kami dalam bahasa Arab di tempat umum. Aku
tidak mengerti mengapa dia bersikeras seperti itu. Bukankah bayi itu tidak
mengerti kata apa yang diucapkan, biar itu dalam bahasa Arab atau
bahasa Ibrani" Istriku masuk untuk diperiksa dan aku menunggu di tempat yang sejauhjauhnya, di
ujung bangku yang terjauh. Aku mengeluarkan sebuah buku
dalam bahasa Ibrani yang kusimpan untuk keadaan seperti sekarang ini,
dan mulai membaca. Bukunya berjudul Wittgenstein's Nephew
(Kemenakan Wittgenstein). Bukan buku sembara-ngan. Jika ada dokter
yang lewat, dia akan merasa terkesan. Dan aku tidak membuka bukunya di
halaman awal tetapi dekat halaman terakhir. Hal terakhir yang aku
butuhkan adalah mereka berpikir aku baru saja mulai membacanya
sekarang. Aku mengawasi buku itu, tidak hanya untuk menutupi
identitasku, tetapi juga untuk menghindari kontak mata dengan orang
lain. Aku sama sekali tidak ingin ada orang aneh yang mendatangiku,
seseorang yang pernah satu sekolah denganku, dengan kemeja berkancing
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
dan serenceng kunci, telepon seluler, dan rokok yang semuanya berada
dalam tangan yang sama. Lalu dia memutuskan dia mengenaliku dan menciumku. Aku
melihat ke bawah, dan dari waktu ke waktu aku
menyilangkan kakiku dan membalik-balik halaman buku.
"Permisi," seseorang menyapaku. Wanita itu masih muda, berkulit gelap,
dan gemuk. Di belakangnya ada dua orang wanita lain. Mereka semua
terlihat sama. Pasti kakak beradik. Gaun Muslim mereka menyembunyikan
beberapa kejelekan mereka. Wanita itu menekankan kata-katanya dengan
keras; "Dia akan melahirkan," katanya, dan aku tidak tahu ke mana harus
bersembunyi. Apa yang harus kukatakan pada mereka sekarang" Mungkin aku harus
menjawab dalam bahasa Ibrani. Kadang aku sengaja begitu. Orang Arab
menyapaku dalam bahasa Ibrani dan aku menjawab mereka dalam bahasa
Ibrani karena bagaimana aku tahu mereka orang Arab" Memang, kita bisa
membedakan, tetapi jika mereka tidak mengenaliku, mungkin aku bisa
berpura-pura tidak mengenal mereka juga. Tetapi, ketiga orang itu, aku
tidak bisa menghindar. Mereka adalah orang Arab dari kepala sampai
ujung kaki. Mungkin aku harus mengangkat bahu seolah-olah mengatakan
"aku tidak tahu apa pun." Karena aku sungguh tidak tahu apa yang mereka
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
inginkan dariku. Mengapa aku" Mengapa tidak orang yang berjas putih"
Apakah karena buku yang kubaca" Apakah mereka mengira aku adalah
dokter yang sedang istirahat"
Aku menurunkan suaraku dan berbisik pada mereka dalam bahasa Arab
supaya mereka berbicara kepada perawat, dan aku menunjuk pada kamar
perawat. "Ahhh," kata wanita yang termuda, dan berteriak dalam bahasa Ibrani.
"Dia akan melahirkan!"
Aku dapat merasakan wajahku terbakar dan aku mencoba untuk
menutupinya dengan bukuku. Ketika istriku keluar, aku akan
membunuhnya. Dialah satu-satunya alasan aku sampai berada dalam situasi ini.
Seolah aku memiliki kekuatan
untuk mengurusi hal ini sekarang. Ketika dia keluar aku akan
menampakkan raut muka yang akan membuatnya tak akan pernah berani
mengajakku ke rumah sakit lagi.
Jalan Menuju Tira Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Jalan Menuju Tira membentang di antara dua baris pohon cemara. Deretan
pohon-pohon itu berdekatan, dua baris yang rapat. Lalu, seketika pohonpohon
cemara itu menghilang, ladang-ladang dipisahkan oleh garis
mendatar lurus, dan di belakang pohon-pohon itu adalah deretan rumah
yang tidak beraturan, tidak rata dan membahayakan. Toko roti, restoran,
warung sayuran, bengkel, tempat penjualan suku cadang, tukang arloji.
Semuanya tampak murah, dan penuh sesak dan kosong.
Orang Yahudi yang berkendara melalui Tira pada perjalanan mereka
menuju Kokhav Yair tidak berhenti untuk berbelanja lagi. Ada perang yang
sedang berlangsung. Beberapa dari mereka ketakutan, dan beberapa
lainnya mengambil kembali milik mereka. Begitu banyak yang dibangun di
Tira yang disediakan untuk mereka, tetapi mereka justru melarikan dii.
Kami tidak lagi melihat mereka, bahkan tidak pada han Sabtu sekalipun.
Kami tidak melihat kaum wanita mereka menggunakan celana yang sangat
pendek atau gadis-gadis dengan kaus tank top. Selama bertahun-tahun
mereka membanjiri desa setiap hari Sabtu, sehingga kami sulit bergerak.
Hanya pemilik toko yang keluar dari rumah mereka pada akhir pekan.
Semua yang lain menjauhi jalan. Anak-anak yang lebih tua akan kembali ke
souk untuk melihat gadis-gadis Yahudi. Kadang aku sendiri juga turut
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
serta. Orang Yahudi sekarang sudah lenyap, begitu pula dengan teriakan
mereka, tas plastik mereka, perut gendut mereka, kunci
mereka, topi mereka, dan sandal mereka. Sekarang, akhirnya, tidak ada lagi
kemacetan lalu lintas. Kami tidak lagi membutuhkan mereka. Orang-orang di Tira sudah menjadi
cukup kaya. Mereka akan melalui perang ini dengan selamat, mereka tidak
akan kelaparan. Mereka menambah lantai rumah mereka lagi, dan lagi,
dan mereka membeli truk dan komputer untuk anak-anak mereka. Mereka
mengirim anak-anak mereka ke kursus-kursus ekstrakurikuler Yahudi.
Dan seorang tetangga bahkan membangun kolam renang di luar
rumahnya dan membelikan anak laki-lakinya yang masih kecil sebuah
Ferrari dengan atap terbuka. Ini semua berkat pendapatan pada hari Sabtu
dan pendapatan itu cukup bagi mereka untuk hidup seperti raja. Sekarang
hanya pecandu obat dan penjual obat bius Yahudi yang berani datang ke
Tira untuk berbelanja. Buku teks berbahasa Ibrani masih membicarakan desa kecil itu. Salah satu
pertanyaan yang ada di dalamnya berbunyi seperti ini: "Apa mata
pencaharian orang-orang di desamu?" Dan jawaban yang benar masih:
"Mereka adalah petani."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Orang-orang terus saja menikah dan punya anak. Istri kakakku-yang
bernama Sam dan namanya berasal dari nama rudal SAM-sedang
mengandung. Adikku, yang berusia dua tahun lebih muda dariku, sudah
membeli ubin untuk kamar mandinya. Jika semua berjalan sesuai rencana,
dia akan menyelesaikan rumahnya dan menikah dalam satu tahun ini.
Hanya ada satu rumah yang tersisa.
Orangtuaku membangun tiga rumah, walaupun ada empat orang anak,
karena anak yang keempat nantinya akan mendapatkan rumah orangtua
kami. Tetapi, mereka tahu, setidaknya salah satu dari kami tidak akan
kembali. Sekarang mereka khawatir anak termuda, yang enam tahun lebih muda
dariku, mungkin akan tinggal di Tel Aviv. Dia belajar di sana, tetapi dia
juga bekerja di sana sepanjang minggu, merawat pasien dengan penyakit
kronis di rumah sakit. Dia memisahkan diri dari kami di Tira. Dia
membiarkan rambutnya tumbuh panjang dan memakai anting. Pakaian
yang dipakainya berbeda dan dia mendengarkan musik yang berbeda.
Kadang kami berbincang di telepon. Kali terakhir kami bicara, kami
berjanji untuk bertemu di Tira. Terakhir dia berkata, dia akan menengok
bayi kami, tetapi dia tidak juga datang. Dia menelepon dan meminta kami
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
untuk memberi bayi kami ciuman hangat darinya, dan untuk meletakkan
pesawat penerima di telinganya agar dia mengenal suara pamannya.
Adikku ini dan aku sangat cocok. Kadang aku berpikir dia pasti
membenciku karena beberapa hal yang kulakukan padanya ketika aku
masih kecil. Aku berharap waktu itu aku masih cukup kecil. Ketika aku
menjadi sangat cemas tentang hal itu, aku meneleponnya dan memintanya
memaafkanku dan memberitahunya aku ingin tahu apakah dia
membenciku. Dia selalu berkata, dia mencintaiku lebih dari segalanya di
dunia ini. Aku enam tahun lebih tua, tetapi jika dia kembali ke desa lebih dulu dariku,
dia akan mendapatkan rumahku dan aku akan mendapat rumah
orangtuaku. Karena rumah itu tua, orangtuaku telah menambahkan
bagian tanah yang lebih besar, agar adil dan mencegah adanya masalah di
kemudian hari. Ayahku selalu berkata, "Semoga Tuhan membantu kalian
jika kalian berkelahi di antara kalian sendiri. Itulah hal terburuk yang bisa
terjadi." Orang-orang telah memperebutkan tanah selama lima puluh
tahun sampai sekarang ini: kakak melawan adik,
saudara sepupu melawan saudara sepupu. Beberapa dari mereka
kehilangan nyawa mereka dalam prosesnya, dan yang selamat masih akan
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
membalas dendam. Orang-orang terkaya saat ini adalah mereka yang
berhasil mengambil alih dua meter dari souk pada hari Sabtu.
Hampir semua orang membawa senjata belakangan ini. Ayahku pernah
pergi untuk memperbaiki saringan senapan, dan mereka menawarinya
untuk membeli sebuah shotgun seharga seribu shekel. Dia hampir saja
membelinya untuk perlindungan diri.
Anak laki-laki muda tetangga kami, Ayub, ditahan. Dalam ingatanku ia
adalah anak berusia tujuh tahun yang pemalu. Kata Ibu, dia telah menjadi
penjual senjata. Mereka mengirimkan polisi dari seluruh negeri ke Tira
minggu lalu. Mereka menutup jalan, mendobrak rumah, dan melepas ubin,
satu per satu. Orangtuaku tahu selama ini Ayub adalah seorang penjual
senjata. Mula-mula mereka mengira dia ditangkap karena dia dulunya
pegawai negeri. Dia memiliki sepucuk Uzi dan hampir setiap malam dia
menembakkan serentetan peluru. "Brrrrrr." Ibuku menirukannya.
"Otomatis." Ibuku tidak menyangka dia begitu bodoh, menyembunyikan
senapan di rumah, tetapi itulah yang dilakukannya. Mereka menemukan
banyak senapan. Ibu berdiri di dekat pagar dan melihat. Lima puluh pistol
mungkin. Polisi dan prajurit berada di sana sepanjang hari. Mereka
menyisir setiap sudut. Mereka juga memasuki tanah kami dengan
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
membawa anjing dan detektor logam, tetapi tidak menemukan apa pun.
Anjing-anjing mencium setiap bunga, karena mereka mencari obat bius.
Ibu berkata polisi bahkan menaiki atap rumah kakak dan adikku dan
menggeledah rumahku juga. "Kapan kalian akan selesai?" tanya ibuku.
"Kapan kamu akan kembali?"
Nelson Mandela Orangtuaku memiliki sofa-sofa merah
muda yang sangat besar di ruang tamu mereka. Aku menjatuhkan diri ke
salah satu sofa itu dan menyalakan rokok yang kuambil dari bungkus yang
ditinggalkan ayah di atas meja. Aku menggerakkan kepalaku maju mundur
seperti alat penyiram air, mencoba menghilangkan asap rokok. Rumah
kami jelek. Ada kabel listrik yang menonjol di dinding ruang tamu dan
sebuah bel yang tidak pernah berbunyi. Di sebelahnya ada sebuah jam
plastik berlapis emas yang diilhami bulu tengkuk seekor singa. Tergantung
di sebelah jam adalah kepala rusa, juga terbuat dari plastik. Dulu juga ada
dua bilah pedang, tetapi keduanya telah patah sejak lama sekali. Tiga
plakat kayu bertulisan Allah dengan huruf berwarna hitam tergantung
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
dengan kurang menarik di dinding di seberangku. Di dinding sebelah kii,
ada lukisan karya Ismail Shammout dengan tulisan Uda (Kembali), dan di
sebelahnya ada sebuah lukisan seorang ibu dan seorang bayi dan
gerombolan burung gagak yang terbang melayang di atas mereka.
Permadani terjelek di ruang tamu ditenun oleh ibuku. Permadani itu
bergambar dua wanita Jepang berpakaian kimono duduk di dekat danau
biru dengan angsa putih yang mengapung di danau. Dia membuat Gobelin
ketika dia belajar di seminar guru di Haifa. Dia selalu berkata, dia adalah
wanita pertama yang belajar di luar desa, dan sekarang dia adalah guru
wanita tertua di Tira. Ketika aku masih di universitas, aku mengundang Yossi untuk makan di rumah
orangtuaku. Yossi adalah teman Yahudi pertama
setelah sekolah asrama. Dia menandai sebuah periode baru di dalam
hidupku dan membuktikan aku tidak harus selalu berada bersama orang
Arab sepanjang hidupku. Setelah makan, dia bercanda tentang bagaimana
wastafel kami ada di ruang tamu walaupun dia lebih menyukai gagasan
menonton pertandingan sepak bola sambil bercukur. Waktu pertama kali
kami bertemu, Yossi berkata dia sulit mengatakan kata Arab, karena kata
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
itu terdengar seperti sebuah kata umpatan. Setelah itu, kami menjadi
teman baik. Sekarang ayahku berbaring di sofa besar, mengistirahatkan bagian atas
tubuhnya pada dua bantal. Dengan satu tangan, dia setengah menggaruk
dan setengah mengupil, dan tangan yang satunya memegang sebatang
rokok. Ibuku sedang mencuci sesuatu di dapur. Kakakku dan istrinya
masuk dan duduk. Dia sedang hamil, bulan kelima, dan mereka belum
tahu apakah bayi mereka laki-laki atau perempuan. Adikku yang dua
tahun lebih muda dariku sedang berbicara dengan tunangannya
menggunakan telepon selulernya. Itu adalah salah satu fitur spesial yang
bernama Lingkaran Keluarga. Mereka membeli dua telepon seluler dan
mereka bisa saling menelepon dengan gratis.
Waktunya siaran berita. Ayahku mengeraskan volume televisi,
memindahkan tangannya dari hidung, mematikan rokok, dan menyalakan
satu lagi. Ibu meletakkan semangkuk stroberi di atas meja dan duduk di
karpet di kaki Ayah. Tidak ada tempat lagi di sofa, karena Ayah
menggunakan seluruh sofa itu sendirian.
"Tidak ada pria di Hebron," kata ayahku. Dia selalu mengomentari apa saja
yang kami tonton di televisi,
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
menganalisanya dengan keras, untuk memastikan kami tidak ketinggalan
apa pun. Sebentar-sebentar ibuku berkomat-kamit mengucapkan Azza,
azza-Ya, ampun-dan kadang dia berkata mujrimin, kriminal. Ayahku
berkata, jika ada pria sejati di Hebron mereka akan melakukan aksi mereka
bersama dan mengusir para pendatang keluar dari sana. "Berapa banyak
yang dapat mereka bunuh" Biarkan mereka membunuh seratus ribu orang.
Pada akhirnya, mereka akan ada di luar sana. Lima orang gila menakuti
seluruh kota. Betapa lemah dan pengecutnya mereka itu!"
Sekarang tanggal 30 Maret, Hari Tanah, dan orang-orang keluar untuk
mengikuti protes publik melawan penggusuran tanah dan untuk
mengenang orang-orang yang terbunuh pada kerusuhan tahun 1976.
Istriku dan orangtuanya pergi mengunjungi desa mereka, Misskeh, yang
sekarang bernama Kfar Warburg. Mereka menyewa sebuah bus dan pergi
dalam satu rombongan. Mereka mengulanginya setiap Hari Tanah dan
setiap Hari Kemerdekaan, seperti tamasya tahunan. Pria, wanita, dan anakanak
berdandan, membawa makanan dan panggangan, daging dan
alkohol, dan pergi menuju desa mereka. Kita masih bisa melihat apa yang
tersisa dari masjid dan gedung sekolah. Para wanita mengumpulkan daun
anggur dan mencari hyssop-sejenis daun mint-di ladang, sedangkan para
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
pria bermain backgammon di rerun-tuhan masjid dan pria-pria yang lebih
Tarian Cinta Karya Sayed Kashua di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
muda minum bir dan mengisap rokok lintingan di sisa-sisa bangunan
sekolah. Ayahku berkata, dia tidak mengerti mengapa mereka bersusah-susah pergi
ke sana. Jika mereka sungguh mencintai desa mereka, sejak dulu mereka
seharusnya tidak melarikan diri. Para pengecut itu harus disalahkan
untuk semua yang terjadi. Lebih baik mati membela tanah tumpah
darahmu. Dan mengapa mereka menjual tanah yang mereka miliki di
sana" Ayahku menyebut penjualan tanah yang telah diambil alih kepada
pihak Yahudi sebagai tanah likuidasi. Siapa pun yang menjual tanah
berarti telah menyerah. "Laki-laki macam apa mereka?"
*** Pada malam harinya, aku bergabung dengan istriku dan putri kami di
rumah orangtuanya. Mereka sudah pulang dari piknik. Mobil kakakku
menghalangi mobilku dan ia menghampiriku untuk memberikan kuncinya
padaku. Aku senang mengemudikan mobilnya. Setidaknya radionya
berfungsi. Benar, perjalanannya hanya sebentar, tetapi mendengarkan
musik di Tira adalah salah satu kesempatan yang jarang. Aku harap
radionya menangkap siaran stasiun militer karena aku tidak biasa dengan
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
tombol-tombol ini. Aku menyalakannya dan mendengarkan. Kakakku
tidak tahu cara mengurus sebuah mobil. Dia tidak bisa mengemudi. Aku
berada di mobil bersamanya beberapa kali, dan pada akhirnya kami selalu
saja bertengkar. Aku tidak akur dengan kakakku.
Radio memainkan "Abu el-Halil". Aku tidak percaya aku mendengarkan
lagu itu. Bagaimana mungkin kasetnya bertahan begitu lama" Lagu itu
biasa kami dengarkan di mobil Ayah ketika kami pergi ke gunung untuk
memetik hyssop. Aku dulu hafal kata-kata dalam lagu itu dan ternyata
sampai sekarang aku masih ingat. Aku bernyanyi mengikuti lagu tersebut,
seolah-olah selama ini tidak pernah berhenti mendengarkannya. "Ya
Amina, ya abu el-Halil... bukalah Pintu Gerbang Nablus dan biarkan kami
masuk." Setelah lagu itu usai, diputarlah sebuah lagu lain yang dulu juga
kusukai tentang meletakkan aib di belakang kami dan mengembalikan
kehormatan kami dengan batu dan darah, tentang anak-anak yang tidak
memiliki rasa takut. Aku tertawa, sekarang, pada kualitas kaset dan
musiknya. Aku memelankan volume radio dan berkendara melewati Tira. Hari ini
Jumat, dan sudah malam, tetapi orang-orang masih berkerumun di jalan.
Banyak anak muda di dalam mobil mereka atau berjalan, dan aku
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
bertanya-tanya mau ke mana mereka semua pada malam Hari Tanah. Di
sana seharusnya ada pemogokan umum, tetapi toko-toko buka, bahkan
sebelum siang. Orang-orang tidak ingin kehilangan pendapatan. Di
samping itu, pemogokan akan membuat orang-orang Yahudi takut
melintas dalam perjalanan mereka ke Kokhav Yair. Mereka adalah
pelanggan yang baik. Di dinding di kamar lama istriku ada foto Nelson Mandela, yang diambil
dahulu kala, ketika dia masih dipenjarakan. Mandela kala itu masih muda
dan kuat, dengan jenggot hitam yang lebat. Di sebelahnya adalah gambar
sebuah palu arit dan bendera merah Soviet. Juga ada foto para model dan
ratu kecantikan serta penyanyi Mesir seperti Ihab Taufiq dan Amer Diab,
dan wanita berpakaian mandi dan gaun dari tahun delapan puluhan.
Barang paling baru di dalam kamar yang dimiliki istriku bersama kelima
saudara perempuannya itu adalah foto Brandon dari film seri Beverly Hills
90210. Dia menggantungnya di sana ketika dia masih di SMA. Semua
saudara perempuannya sudah menikah sekarang dan kamar dengan
dinding yang terkelupas itu adalah tempat kami tinggal setiap kali kami
berkunjung ke Tira, yang sebenarnya jarang kami lakukan.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Ibu mertuaku telah mengatur tempat tidur di salah satu sudut, di bawah
foto Ofra Haza dan seorang model terkenal. Sejak kami menikah, dua tahun
lalu, kami selalu disambut oleh kain seprai yang sama dan bantal tebal
yang sama, keras bagaikan batu, juga selimut wol kasar yang sama yang
memaksa kami tidur dengan pakaian lengkap bahkan pada malam
tergerah pada musim panas sekalipun. Di Tira hawanya sangat panas.
Dahulu, orang-orang akan tidur di atap ketika musim panas, tetapi mereka
terlalu takut sekarang. Mereka merasa tidak aman lagi. Orang-orang
sebaiknya tidak meninggalkan pintu depan dalam keadaan tak terkunci.
Desa dipenuhi para pencuri, penjahat, dan pemerkosa, apalagi sekarang
mereka telah membawa masuk segala macam kolaborator-dan juga senjata
mereka. Kamar lama istriku selalu menimbulkan perasaan ini padaku: Tiba-tiba
aku merasa sangat tertarik padanya, seolah-olah kami baru saja bertemu.
Dia selalu memakai jubah pudar milik ibunya dan aku tidak bisa menolak.
Kami selalu bercinta di kamarnya dan terus berpegangan tangan dalam
tidur kami. Di dalam kamarnya, hatiku penuh dengan cinta. Dia selalu
cantik di mataku, cantik seperti sebelumnya, ketika kami pertama kali
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
bertemu. Kata istriku, saat-saat di Tira adalah saat-saat terbaik yang kami
lalui bersama. Dalam waktu dekat, orangtuanya akan merenovasi rumah ini dan
menghancurkan kamar ini. Rumah ini sudah kurang terawat sejak dulu.
Sebelum pertama kali kami pergi ke sana, istriku menangis. Aku akan
melamarnya pada orangtuanya, dan dia malu untuk menunjukkan tempat
tinggalnya. Dia terus berharap kami tidak sampai
harus menggunakan kamar mandi yang merupakan bagian paling
menyedihkan dalam rumah itu.
Ayahnya memasang sepuluh paku baja di dinding di atas bak cuci piring
untuk menggantung spons, dan menulis nama setiap anggota keluarga di
setiap spons. Bukan spons yang kita beli di toko, melainkan loofah, jenis
yang kita buat sendiri. Tujuh paku sudah tidak ada sponsnya lagi.
Potongan loofah yang masih tersisa punya orangtuanya dan adik lakilakinya yang
paling kecil. Dia dua tahun lebih muda daripada kami. Dia
sudah belajar keras di salah satu universitas selama beberapa tahun
belakangan ini, belajar ekonomi, dan kemungkinan dia akan segera lulus.
Dia memiliki kamar sendiri di bawah rumah. Dulunya ruang itu adalah
ruang penyimpanan minyak dan buah zaitun, dan ada sebuah oven juga di
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
dalamnya. Lalu, ketika dia bertambah dewasa, mereka menempatkan
sebuah tempat tidur di sana dan dia pindah ke kamar itu. Dia menutupi
tembok yang kosong dengan syal merah tim sepakbola Hapo'el, dan poster
Chicago Bulls, Michael Jackson, Fairuz, dan Lenin, juga poster-poster Hari
Tanah, salah satunya bergambar seorang laki-laki duduk di bawah pohon
zaitun memegang cucu laki-lakinya yang berambut pirang yang
mengenakan kaffiyeh, dan bertuliskan KAMI TETAP TINGGAL.
Mereka membangun kamar untuknya di lantai atas sekarang dan
orangtuanya akan bisa kembali menggunakan ruang penyimpanan
mereka. Mereka tidak butuh lebih dari itu, kata ibu mertuaku, dan sudah
waktunya satu-satunya anak laki-laki mereka memiliki rumah sendiri.
Dengan begitu dia akan bisa bertunangan, menikah, dan punya anak.
Adikku Adikku telah mengikat nasibnya pada sebuah dunia yang berbeda. Dia
keluar dari desa, sepertiku, tetapi dia tidak berbaur dengan Yahudi. Dia
tidak memiliki teman, baik di desa maupun di Tel Aviv. Adikku hampir
tidak pernah berbicara. Dia selalu seperti itu. Dia dapat menghabiskan
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
waktu seharian tanpa mengucapkan satu patah kata pun. Gurunya di desa
mengira dia tidak paham pelajaran di kelas, karena dia tidak pernah ikut
ambil bagian, dan tidak pernah mengangkat tangannya di kelas untuk
menjawab. Kadang, setelah pertemuan orangtua guru, ayahku akan
berteriak padanya, "Apa kamu banci" Mengapa kamu begitu pemalu?"
Adikku hanya mendengarkannya dan tidak menjawab. Nilainya selalu
bagus, jadi mereka membiarkannya.
Adikku tidak suka pada orang-orang, khususnya orang asing. Ketika ada
seseorang yang mengetuk pintu, dia langsung masuk ke kamarnya,
walaupun hanya dia yang ada di rumah. Dan jika kebetulan dia pulang
dari sekolah dan mendengar ada orang asing berbicara di dalam rumah,
dia akan selalu menunggu di luar di bawah pohon sampai tamu itu pergi.
Pokoknya dia tidak ingin bertatapan muka dengan orang-orang. Dia bisa
menghabiskan berjam-jam dalam guyuran hujan atau terik matahari
hanya untuk menghindari itu.
Adikku tidak pernah menjawab telepon. Begitulah adanya. Orangtuaku
akhirnya menyerah dan berhenti menyu-ruh-nyuruhnya. Ketika telepon
berdering, dia pergi ke Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
kamarnya. Dia berdiam di sana sambil mendengarkan musiknya, yang
bukan musik Yahudi dan juga bukan musik Arab.
Karena beberapa alasan, orangtuaku mengira adikku menyayangiku.
Mereka berpikir kami berdua adalah jenis orang yang aneh dan berbeda,
jadi terkadang ketika aku ada di rumah mereka memintaku untuk
mencoba berbicara dengannya, menanyakan kabarnya. "Tanyakan
padanya bagaimana kuliahnya," kata ibuku, sesekali. "Tanyakan padanya
bagaimana keadaan di universitas, apakah dia punya teman, apakah dia
butuh uang, apakah dia bisa menyesuaikan diri dengan makanan dan
teman seka-marnya." Ketika kami menanyakan sesuatu padanya, dia bisa
saja hanya mengangguk, dan sulit mengetahui apa yang sebenarnya dia
pikirkan. Tetapi, dia selalu mengirim transkrip nilainya pada orangtuaku,
agar mereka tidak khawatir, agar mereka tahu dia baik-baik saja.
Adikku adalah seorang seniman. Dia menggambar potret dan still life. Dia
tidak menunjukkan hasil lukisannya pada siapa pun. Kadang, ketika aku
berada di rumah, aku memeriksa lacinya, buku catatannya, dan melihat
lukisannya yang dibuatnya dengan diam-diam. Dia ingin belajar seni,
tetapi orangtua kami berkata ilmu seni tidak praktis, seseorang harus
memiliki pekerjaan terlebih dahulu, sebuah pro fesi. Seni itu adalah hobi;
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
tidak ada yang bisa kita lakukan dengannya. Adikku tidak mendebat.
Orangtuaku memeriksa nilainya, memutuskan dia sepertinya cocok
menekuni ilmu keperawatan, dan mengirimnya ke sekolah keperawatan.
Setelah itu dia jarang sekali pulang ke rumah. Di siang hari dia sekolah dan
pada malam harinya dia bekerja. Pada hari Idul Adha, dia mengambil cuti
satu hari dan pulang ke desa untuk menemui anak perempuanku. Sudah sembilan bulan
sejak dia lahir, dan adikku belum pernah melihatnya. Adikku tersenyum
pada anakku dan mencoba untuk mengangkatnya, tetapi dia tidak tahu
cara melakukannya. Dia mencoba untuk bermain dengan anakku tetapi
akhirnya dia menyerah karena dia tahu dia tidak akan berhasil. Dia tidak
ingin bermain dengan anakku di depan semua orang. Itu bukan gayanya.
Dia menatap anakku, dan akhirnya membawanya ke kamarnya. Aku tidak
tahu apa yang mereka lakukan di dalam sana. Mungkin memasang
earphone ke telinga anakku. Namun, ketika dia membawa anakku keluar,
anakku tersenyum. Hanya adikku dan aku yang suka bermain sepak bola. Aku pernah
menjegalnya dan akibatnya satu gigi depannya patah. Setelah itu, dia tidak
mau keluar rumah. Dia tidak ingin siapa pun melihat giginya yang patah.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Dia tidak mau lagi pergi ke sekolah, dia ingin meninggalkan sekolah saja,
katanya pada Ayah dan Ibu. Dia bahkan tidak mau pergi ke dokter gigi.
Selama hampir satu tahun penuh, dia berdiam di rumah dan tidak bertemu
satu orang luar pun. Giginya jugalah yang membuatnya berhenti berbicara
karena dia tidak ingin membuka mulutnya.
Dan sejak dia menjauhkan diri dari orang-orang, dia juga menjauhi tukang
cukur. Sudah sepuluh tahun begitu, dan rambut hitamnya yang berombak
hampir menyentuh bokongnya. Dia menyisirnya dan mengikatnya dengan
tali karet. Orangtuaku sudah menyerah. Mereka tidak mencoba
menyuruhnya memangkas rambutnya lagi, tetapi akulah satu-satunya
orang yang bilang padanya rambutnya terlihat bagus, karena memang
terlihat bagus. Dia suka melihat rambutnya di cermin dan memainkannya.
Dia melepas kemejanya dan mengamati tubuhnya yang kurus,
tinggi dan berotot, kemudian dicobanya menutupinya dengan rambutnya
yang gondrong. Giginya masih patah. Itulah alasan dia berhenti tertawa,
walaupun kadang dia tersenyum dengan mulut tertutup. Jika dia
meluruskan bibirnya, kita bisa tahu dia sedang tersenyum.
Kadang aku membelikannya CD baru. Aku membelikannya sebuah alat
pemutar CD portabel sebelum dia kuliah, karena aku tahu dia tidak akan
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
bisa menjalani kuliah tanpa musiknya. Dia meluruskan bibirnya dan
terlihat sangat bahagia. Adik laki-lakiku harus kembali bekerja sekarang, sebelum para tamu
berdatangan, sebelum siapa pun datang berkunjung. Dia berada di dalam
kamarnya, mengemasi tasnya, dan aku masuk bersama bayiku. "Dia
manis," katanya, dan aku melihat giginya yang patah, yang sudah berubah
menjadi kuning sekarang. Sudah lama sejak terakhir kali aku melihatnya.
Entah mengapa, aku mengira giginya tidak lagi patah bahwa dia telah
tumbuh dewasa, bahwa dia telah merapi kannya tetapi dia tidak pernah
pergi ke dokter gigi. Dia mencoba menyembunyikan giginya yang patah
dengan tangannya, berpura-pura bermain dengan rambutnya, atau
menggaruk ujung hidungnya, mengepalkan tangannya dan berbicara
melalui kepalan tangannya itu. Kepalan tangannya dapat membuat gema.
"Bagaimana kabarmu?" tanyaku.
"Aku baik-baik saja."
"Bagaimana sekolah?"
"Baik-baik saja."
"Bagaimana pekerjaan?"
"Baik-baik saja."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Apa kamu masih melukis?" tanyaku.
Dia mengangguk. "Aku melukis di tempat kerja," katanya.
Adikku bekerja di sebuah rumah sakit di Petah Tikwa, di bagian penyakit
dalam. Katanya dia sungguh menyukai pekerjaannya, dan pekerjaannyalah
yang membuatnya bisa menjalani kehidupan dan sekolahnya. Adikku tidak
malu lagi untuk menunjukkan giginya padaku. Dia tahu aku tidak melihat
ke arah giginya. Dia tahu aku mendengarkannya, dan aku sungguh ingin
mendengar apa yang dikatakannya.
Dia memiliki pekerjaan yang bagus. Dia menghabiskan sepanjang malam
di sebuah sofa rangkap bagaikan sebuah ranjang, jenis yang kita temukan
di rumah-rumah orang kaya, mendengarkan musik dan melukis. Dia
duduk di sofa yang nyaman yang mengarah ke tiga ranj ang di ruang
terakhir di Pengobatan Penyakit Dalam B. Pekerjaannya adalah menunggu
mereka mati. Mereka tidak berbicara, tidak bergerak, dan terhubung
dengan alat penunjang kehidupan. Kadang ada dada yang terangkat,
tetapi itulah gerakan satu-satunya. Biasanya mereka mati dalam waktu
sehari atau dua hari setelah tiba di ruang yang dijaga adikku. Tetapi,
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
pernah ada seseorang yang berada di ranjang selama dua bulan sebelum
akhirnya dia meninggal. Kata adikku, kita bisa tahu saat mereka mati. Mereka gemetar. Dia
mengguncangkan tubuhnya, untuk menunjukkan padaku bagaimana
orang-orang mati. Ketika ada seseorang yang mati, dia memanggil seorang
dokter, dan setelah dokter menandatangani surat-surat, dia melepaskan
Tarian Cinta Karya Sayed Kashua di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
mesin dan meletakkan label nama di bagian dada dan kepala orang itu.
Itulah yang dilakukan adikku. Kadang para perawat tidur dan memintanya
untuk tidak membangunkan mereka jika ada seseorang yang meninggal,
dan dia menunggui orang yang meninggal itu sampai pagi. Di setiap jadwal
kerja hampir selalu ada seseorang yang mati. Di satu malam, ketiga orang
di ruang jaganya mati, dan dia menjadi sangat tertekan karena jadwalnya
berakhir terlalu dini dan dia tidak tahu harus berbuat apa.
Adikku hanya melukis mereka ketika sudah mati. Dia mematikan mesin
yang berkedip-kedip dan menulis semuanya sebelum memberi tahu dokter
dan perawat. Orang-orang di ranjang itu sudah tua, dengan luka baring
yang parah. Katanya, ruangannya bau, tetapi dia sudah terbiasa. Perawat
seharusnya memandikan mereka setiap hari, tetapi adikku berkata lebih
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
bermartabat jika kita sama sekali tidak memandikan mereka. Dia melihat
perawat laki-laki menggunakan kaki mereka untuk membalikkan pasien
ketika mereka sedang dimandikan. Kadang, dia melukis perawat laki-laki.
Mereka menjijikkan, katanya, khususnya orang-orang Arab. Adikku tidak
berbicara pada mereka, bahkan tidak menyapa. Tanggung jawabnya
hanyalah pada pasien. Adikku memiliki sebuah lukisan di portofolio tentang seorang wanita yang
meninggal hari sebelumnya, tetapi dia tidak akan mengizinkanku melihat
lukisan ini. Katanya ini adalah lukisan yang bagus, lukisan yang dia sukai.
Dia menyebutnya Sang Wanita Kaya karena semua giginya adalah gigi
palsu. Mesir Perang sudah menjadi bagian dari kebiasaan sehari-hari kami, dan aku
mencoba tidur dengan memikirkan permainan perang. Aku melihat diriku
memegang komando seluruh divisi, memerintahkan semua orang dalam
posisi penyerangan dan memberi tahu mereka untuk tidak bergerak tanpa
aba-aba dariku. Pada pagi hari aku bangun dan menyadari aku lagi-lagi
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
kalah dalam perang. Aku telah tertembak, dan seluruh divisiku telah mati.
Perang ada bersamaku di mana pun, bahkan dalam tidurku. Kadang aku
meloncat di tengah malam dan memeriksa siapa yang menembak ke arah
tempat tidurku dan siapa yang menembak ke arah bayi kami. Kadang
telepon berdering dan aku butuh beberapa saat untuk menyadari itu
bukan suara tembakan. Kadang aku memikirkan untuk pindah agama, tapi kadang aku berpikir
aku harus meledakkan diriku atau menabrak beberapa praj urit Israel di
persimpangan Raanana. Aku jadi lebih sering kembali ke Tira untuk
mencari jawaban, mencoba mencari tahu apa yang telah dilakukan orangorang lain
yang seperti diriku, orang-orang dengan KTP biru, mencoba
melihat masih adakah harapan yang tersisa. Aku mulai menerima
undangan ke pernikahan kerabat, mengunjungi ibu-ibu yang baru
melahirkan dan melakukan kunjungan belasungkawa. Aku harus kembali.
Ibu berkata, mereka dapat mengangkut setiap desa ke truk yang berbeda,
dan kami mungkin akan dibawa dari Beit Safafa menuju Yordania. Orangorang di
Tira akan dibawa ke Lebanon. Ibu berkata, kami harus memastikan seluruh keluarga
kami berada di truk yang sama.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Ibu berkata hal terburuk yang dapat terjadi adalah dibawa ke Mesir. Mesir
adalah yang terburuk. Mereka baru saja kembali dari Mesir minggu lalu.
Perjalanan itu membuat mereka berdua depresi, khususnya ayahku, yang
kehilangan kepercayaan pada dunia Arab. Dia berkata mereka terlalu sibuk
menangani kelaparan dan tidak punya energi untuk mengurusi Zionisme,
panArabisme, dan perang. Akhirnya dia tersadar bahwa Nasser sudah
meninggal dan tidak akan ada orang lain lagi yang seperti Nasser.
Ayahku berhenti selama dua jam di perbatasan, di Taba. Ibu
memberitahuku dengan berbisik karena Ayah tidak mau
membicarakannya, dan ibu tidak ingin Ayah mendengar perkataannya
dari kamar tidur. Ibu berkata, para prajurit di perbatasan menemukan
namanya di komputer dan meneriakinya dengan cara yang paling
menjijikkan. Ibu gemetar, berusaha keras untuk menahan air matanya.
Mereka memerintahkan Ayah untuk duduk di samping. Anak-anak
berteriak padanya, "Tutup mulutmu!" dan membawanya ke ruangan lain.
Ibu berkata, Ayah tidak akan terlalu peduli seandainya saja tidak ada
orang-orang yang melihat dan merasa kasihan padanya. Mereka tidak
mengerti dia bernilai lebih dari seribu kali mereka. Ibu berkata ayahku
lebih pintar dan bernilai lebih dari apa pun di dunia.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Sejak perjalanan ke Mesir itu, ayahku tidak ingin berjuang lagi. Dia terus
mengikuti berita dunia, tetapi dia tidak lagi memberikan jawaban atau
pemecahan atau memberi komentar. Dia tidak lagi peduli akan revolusi
atau kesetaraan atau tanah atau sebuah negara yang bebas.
Ayahku sudah menyerah. Dia berkata, rakyat Palestina harus menyerah
juga, dan jika dia adalah seorang pemimpin Palestina, dia akan
memerintahkan mereka menghancurkan Masjid Al Aqsa. Pertama, mereka
akan meledakkannya dengan dinamit, lalu mereka akan mengerahkan
buldoser untuk membersihkan semua sisa-sisa Islam dan Arabisme.
Ayahku berkata itu akan menjadi pembalasan dendam rakyat Palestina
atas kebungkaman Islam dan dunia Arab atas penderitaan mereka. Dan
jika rakyat Saudi, rakyat Iran, rakyat Suriah, rakyat Mesir, dan dua puluh
dua negara Arab-seperti yang dikatakan kaum Zionis-menginginkan
Masjid Al Aqsa dan Al Quds, biarkan mereka datang dan melindungi
sendiri. Ayahku berkata sudah cukup baginya, dia depresi; semua orang
lebih baik menyerah seperti kami, seperti orang Arab-Israel.
Ayahku berkata, keadaan terbaik akan dirasakan saudara sepupu kami di
Tulkarm, Ramallah, Nablus, dan Bakat el-Hatab yang menerima KTP biru
yang sama dengan yang kami miliki. Biarkan mereka menjadi warga kelas
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
ketujuh di negara bagian Zionis. Dia berkata, itu lebih baik daripada
menjadi warga kelas ketiga di negara bagian Arab. Ayahku membenci
orang Arab. Dia berkata, lebih baik menjadi budak musuhmu daripada
menjadi budak seorang pemimpin dari orang-orangmu sendiri.
Nadia (dinamai seperti pesenam Rumania, Nadia Co-maneci), istri kakakku
Sam, telah melahirkan cucu laki-laki pertama dalam keluarga kami.
Ayahku tidak ingin bayi itu dinamai dengan namanya. Katanya, itu akan
memberi pertanda buruk dan bayi itu tidak mirip dengannya sama sekali.
Kakakku sedang mencari sebuah nama yang penuh
arti. Mereka ingin memanggilnya Beisan (sekarang dikenal sebagai Beith
Shean). Atau Izzuddin, seperti Brigade Izzuddin Al Qassarn. Atau Che
Guevara, Nelson Mandela, Castro, Nasser, dan Sabra. Mereka ingin
memberinya nama Wathan (tanah air), yang sebenarnya ingin Ayah
gunakan untuk namaku. Mereka terpikir untuk memberinya nama Ard
(tanah) dan Iyaar (Mei), karena kakakku Sam lahir pada tanggal 1 Mei, May
Day, hari festival musim semi yang juga hari buruh internasional, dan Ibu
telah menerima sebuah bingkisan dari rumah bersalin.
Akhirnya mereka memilih nama yang disarankan adikku Mahmoud dan
memberi nama bayi itu Danny. Mahmoud berkata, nama itu akan
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
menyelamatkan anak tersebut dari banyak masalah. Mungkin dia akan
ditertawakan di Tira, tetapi dia akan mendapatkan lebih banyak
kemudahan di universitas, di tempat kerja, di bus, dan di Tel Aviv. Danny
lebih baik. Sejak, orangtua istriku mulai merenovasi rumah agar siap dipakai untuk
pernikahan anak laki-laki mereka, istriku, aku, dan bayi kami tidur di
matras di kamar Nenek. Dia sulit melihat atau mendengar, tetapi dia masih
bangun setiap subuh setiap hari untuk salat dengan duduk. Aku selalu
membuka mataku ketika Nenek bangun. Istriku dan bayi kami masih
tertidur. Aku melihat Nenek merangkak ke toilet dan pancuran. Aku
dengar ia muntah. Aku lekas-lekas bangun dan berlari ke arahnya. Dia
duduk di lantai, mencoba mengangkat kepalanya setinggi kloset, tetapi
tidak berhasil. Dia muntah dan mengenai dirinya sendiri. "Kenapa,
Nenek?" aku bertanya.
"Tidurlah kembali, habibi. Bukan apa-apa. Setiap hari juga begini."
Aku memeluknya dan mencium kepalanya, mencoba tidak menangis. Dia
menyembunyikan matanya di belakang syal putihnya dan berkata bukan
kematian yang membuatnya menangis. Sama sekali bukan itu. Dia sudah
lelah dan dia tidak ingin lagi menjadi beban bagi Ibu dan Ayah. Katanya,
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
satu-satunya alasan dia menangis adalah dulu dia mengira dia akan
dikubur di tanah airnya sendiri. "Apa kamu ingat di mana kunci lemari
itu?" Dan kami berdua menangis bersama.
Tentang pengarang Sayed Kashua adalah warga negara Israel keturunan Arab. Ia menerbitkan
novel pertamanya ini, Tarian Cinta (dalam bahasa aslinya berjudul 'Arvim
okdim, 2004), pada usia 26 tahun. Novel yang diangkat dari kisah nyata
Kashua sendiri ini menjadi buku laris di Israel dan telah diterjemahkan ke
beragam bahasa, antara lain bahasa Indonesia, Italia, Jerman, Prancis,
Belanda, Polandia, Spanyol, dan Inggris. Novel ini juga telah difilmkan oleh
Ruggero Gabbai, sutradara Italia terkemuka.
Edit & Convert: inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia Pedang Langit Dan Golok Naga 22 Pendekar Rajawali Sakti 91 Ratu Intan Kumala Ratu Peri Selat Sunda 2