Name Of Rose 10
The Name Of The Rose Karya Umberto Eco Bagian 10
para Rasul Palsu itu dan begitulah kau menjawabku sekarang, mungkin tanpa
menyadarinya, karena dari bibirmu akan muncul lagi kata kata bahwa kau pernah
dilatih untuk memperdayai inkuisitor. Dan karenanya kau mau menuduh dirimu
sendiri dengan kata-katamu sendiri, dan aku bisa terjebak andaikan aku tidak
punya pengalaman lama sebagai inkuisitor .... Tapi, sekarang pertanyaan yang
sebenarnya, orang jahat! Apa kau pernah mendengar tentang Gherardo Segarelli
dari Parma?" "Saya sudah mendengar orang membicarakan dia," kata Kepala Gudang itu, mulai
pucat, jika orang masih bisa menyebutkan rona pada wajah yang rusak itu.
"Apa kau pernah mendengar tentang Fra Dolcino dari Novara?"
"Saya sudah mendengar orang membicarakannya."
"Apa kau sudah menemuinya secara pribadi dan bercakapcakap dengannya?"
Kepala Gudang itu tetap diam selama beberapa saat, seakan mau mempertimbangkan
seberapa banyak seharusnya ia menceritakan sebagian dari kebenaran itu. Lalu ia
mengambil keputusan dan berkata, dalam suara lirih, "Saya sudah bertemu dan
bicara dengannya." "Lebih keras!" teriak Bernard. "Biarkan sepatah kata kebenaran akhirnya
terdengar lepas dari bibirmu! Kapan kau bicara dengannya?"
"Tuanku," kata Kepala Gudang itu. "Saya adalah seorang rahib dalam suatu biara
dekat Novara tatkala orangorang Dolcino berkumpul di bagianbagian itu, dan
mereka bahkan lewat di depan biara saya, dan mulamula tak ada yang tahu jelas
siapa mereka itu "Kau bohong! Bagaimana mungkin seorang Fransiskan dari Varagine berada dalam
suatu biara di dalam wilayah Novara" Kau tidak berada di dalam suatu biara, kau
sudah jadi anggota gerombolan Fraticelli yang berkeliaran di seputar tanah-tanah
itu dan hidup dari mengemis, dan kemudian kau bergabung dengan orang Dolcinian!"
"Bagaimana Anda bisa menyimpulkan itu, Tuan?" tanya Kepala Gudang itu dengan
gemetar. "Aku akan mengatakan kepadamu bagaimana aku bisa, nyatanya harus, menyimpulkan
itu," kata Bernard dan memerintahkan agar Salvatore dibawa masuk.
Melihat orang malang itu, yang sudah tentu semalaman diinterogasi sendiri, tidak
di depan umum dan secara lebih kejam dari yang ini, membuatku jatuh kasihan.
Wajah Salvatore, seperti sudah kuceritakan, biasanya mengerikan, tetapi pagi ini
tampak lebih jahat dari sebelumnya. Dan meskipun tidak menunjukkan tanda
paksaan, cara tubuhnya yang dirantai itu berjalan, kedua kaki lemas, hampir
tidak bisa jalan, caranya ia diseret oleh para pemanah bagaikan seekor kera
diikat dengan tali, dengan jelas menunjukkan bagaimana penyidikan itu
berlangsung dengan amat keji.
"Bernard telah menyiksanya gumamku kepada William.
"Sama sekali tidak," jawab William. "Seorang inkuisitor tidak pernah menyiksa.
Keadaan tubuh terdakwa selalu dipercayakan kepada pasukan sekuler."
"Tetapi itu sama saja!" kataku.
"Sedikit pun tidak. Ini bukan hal yang sama bagi inkuisitor, yang tangannya
tetap bersih, atau bagi terdakwa, yang, ketika inkuisitor tiba, tibatiba merasa
didukung oleh inkuisitor itu, penderitaannya serasa berkurang, dan dengan begitu
ia membuka hatinya."
Aku memandang guruku. "Anda bergurau," kataku keheranan.
"Apa kira-kira itu bisa dibuat gurauan?" jawab William.
Sekarang Bernard menanyai Salvatore, dan penaku tidak bisa mentranskrip
katakatanya yang campur-campur itu andaikan mungkin, lebih Babelis lagi, karena
ia menjawab, dengan patah semangat, sampai menjadi seperti seekor babun,
sehingga semua orang sulit sekali memahaminya. Dengan dituntun oleh Bernard, yang
mengajukan pertanyaan dengan cara sedemikian rupa sehingga ia hanya bisa
menjawab ya atau tidak, Salvatore tidak mampu berbohong. Dan apa yang dikatakan
Salvatore bisa dengan mudah dibayangkan oleh pembaca. Ia menceritakan, atau
menegaskan bahwa ia sudah menceritakan tadi malam, sebagian dari kisah yang
sudah kusambung-sambung jadi satu: petualangannya sebagai seorang Fraticello,
Shepherd, dan Rasul Palsu; dan bagaimana selama masa Fra Dolcino ia bertemu
Remigio di antara kaum Dolcinian dan melarikan diri bersama, setelah pertempuran
di Monte Rebello, mencari perlindungan setelah melalui berbagai jalan naik turun
di Biara Casale. Selanjutnya, ia menambahkan bahwa Dolcino yang heresiak itu,
beberapa saat sebelum kalah dan ditangkap, telah memercayakan beberapa surat
tertentu kepada Remigio, untuk dibawa ke mana atau kepada siapa yang ia tidak
tahu. Dan Remigio selalu membawa-bawa surat itu ke mana saja, tidak pernah
berani menyerahkannya, dan ketika sampai di biara ini, karena takut menyimpannya
sendiri tetapi tidak mau membuangnya, memercayakan surat itu kepada pustakawan,
ya, kepada Maleakhi, yang lalu menyembunyikannya di suatu tempat dalam ceruk-
ceruk Aedificium. Sementara Salvatore berbicara, Kepala Gudang itu memandangnya dengan kebencian,
dan pada suatu saat tertentu ia tidak bisa menahan diri untuk tidak berteriak.
"Ular, kera cabul, aku ini ayahmu,
temanmu, perisaimu, dan beginilah caranya kau membalas budi."
Salvatore memandang pelindungnya, sekarang ia butuh perlindungan, dan menjawab
dengan susah payah, "Tuan Remigio, selama aku bisa, aku orangmu. Dan kau
kuanggap dilectissimod. Tetapi kau tahu keluarga kepala polisi itu. Qui non
habet caballum vadat cum pedes...."
"Orang edan!" teriak Remigio lagi kepadanya. "Apa kau berharap untuk
menyelamatkan dirimu sendiri" Kau, juga, akan mati sebagai orang bidah, tahu"
Katakan bahwa kau bicara karena disiksa; katakan bahwa kau mereka-reka semua
cerita itu." "Apa saja yang kuketahui, Tuan, apa sebutan semua heresias itu .... Patarini,
gazzesi, leoniste, arnaldiste, speroniste, circoncisi ... aku bukan homo
literatus. Aku bersalah tanpa malicia, dan Signor Bernardo Magnificentissimo
tahu itu, dan aku berharap akan indulgencia-nya dalam nomine patre et filio et
spiritis Sanctis ...."
Maksudnya, ia berterus terang kepada Bernard dengan harapan diberi pengampunan
dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus ....
"Kami akan bermurah hati sejauh diizinkan oleh jabatan kami," kata inkuisitor
itu, "dan dengan kebajikan hati kebapaan kami akan mempertimbangkan kemauan baik
yang dengan itu kau telah membuka jiwamu. Sekarang pergilah, pergi dan berdoalah
lebih jauh di dalam bilikmu, dan percayalah
4 Vang terkasih psnerj.?5 Vang tidak punya kuda hendaklah jalan kaki pener".
?pada belas kasih Tuhan. Sekarang kita harus mengajukan suatu pertanyaan yang
isinya amat berbeda. Jadi, waktu itu, Remigio, kau membawa beberapa surat dari Dolcino, dan
kauberikan itu kepada saudaramu rahib yang bertanggung jawab untuk perpustakaan
...." "Itu tidak betul, tidak betul!" jerit Kepala Gudang tersebut, seakan pembelaan
diri semacam itu masih efektif. Dan, dengan betul, Bernard menyelanya, "Tetapi
kau bukan orangnya yang harus menegaskan ini: melainkan Maleakhi dari
Hildesheim." Ia menyuruh pustakawan itu dipanggil, tetapi Maleakhi tidak berada di tengah
hadirin. Aku tahu bahwa kalau tidak di perpustakaan, ia berada di dekat klinik,
mencari Benno dan buku itu. Mereka pergi untuk menjemputnya, dan waktu muncul,
ia tampak bingung sambil berusaha tidak memandang wajah siapa-siapa, William
menggumam kecewa, "Dan sekarang Benno bebas berbuat sesukanya." Tetapi William
salah karena aku melihat wajah Benno mengintip di atas bahu para rahib lainnya
yang berkumpul di sekitar pintu aula itu, untuk mengikuti interogasi tersebut.
Aku menunjukkan Benno kepada William. Kami berpendapat bahwa keingintahuan Benno
tentang apa yang akan terjadi justru lebih kuat daripada keingintahuannya
sendiri tentang buku itu. Kelak kami jadi tahu bahwa, waktu itu, ia sudah
memutuskan untuk melakukan suatu tawarmenawar sendiri yang tercela.
Maleakhi muncul di depan para hakim, matanya tidak pernah menatap mata Kepala
Gudang itu. "Maleakhi," kata Bernard, "pagi tadi, setelah tadi malam Salvatore mengakui, aku
menanyaimu apakah kau sudah menerima suatu surat dari terdakwa yang hadir di
sini ...." "Maleakhi!" jerit Kepala Gudang itu. "Kau bersumpah tidak akan pernah
mencelakaiku!" Maleakhi beringsut sedikit ke arah terdakwa, waktu itu ia membelakanginya, dan
berkata dalam suara lirih, yang hampir tak bisa kudengar, "Aku tidak bersumpah
palsu. Jika bisa mencelakaimu, sudah dari dulu kulakukan. Surat itu disampaikan
kepada Tuanku Bernard tadi pagi, sebelum kau membunuh Severinus
"Tetapi kau tahu, kau pasti tahu. Aku tidak membunuh Severinus! Kau tahu karena
kau berada di sana sebelum aku datang!"
"Aku?" tanya Maleakhi. "Aku masuk ke sana setelah mereka menemukan kau."
"Andaikan benar begitu, biar saja," Bernard menyela, "apa yang kaucari dalam
laboratorium Severinus, Remigio?"
Kepala Gudang itu menoleh ke arah William dengan mata menatap, lalu memandang
Maleakhi, kemudian ke arah Bernard lagi. "Tetapi pagi tadi saya ... saya mendengar
Bruder William yang hadir di sini menyuruh Severinus menjaga naskah tertentu ...
dan sejak tadi malam, karena Salvatore ditangkap, saya sudah khawatir surat
itu-" "Jadi, kau tahu sesuatu tentang surat itu!" teriak Bernard penuh kemenangan.
Pada saat itu Kepala Gudang tersebut terperangkap. Ia terjepit di antara dua kebutuhan:
membersihkan dirinya sendiri dari tuduhan bidah, dan menghapuskan kecurigaan
pembunuhan. Ia tentu sudah memutuskan untuk menghadapi tuduhan kedua secara
naluriah, karena sekarang ia bertindak ngawur, dan tanpa pertimbangan.
"Saya akan membicarakan tentang surat itu kelak .... Saya akan menjelaskan ... saya
akan menceritakan bagaimana surat itu sampai ke tangan saya .... Tetapi izinkan
saya menceritakan apa yang telah terjadi pagi tadi. Saya pikir surat itu akan
dibicarakan ketika saya melihat Salvatore jatuh ke tangan Tuanku Bernard: selama
bertahuntahun ingatan akan surat itu telah mendera hati saya .... Lalu ketika
mendengar William dan Severinus membicarakan tentang suatu naskah ... saya tidak
bisa mengatakan ... diliputi ketakutan. Saya pikir Maleakhi sudah membuang surat
itu dan memberikannya kepada Severinus ... saya ingin menghancurkannya dan
karenanya saya mencari Severinus ... Pintu sudah terbuka dan Severinus sudah
meninggal, saya mulai mencari surat itu di antara barangbarang Severinus .... Saya
hanya takut ...." William berbisik di telingaku, "Orang tolol malang, karena takut kepada satu
bahaya, ia sudah tercebur sampai tenggelam ke dalam bahaya lain ii
"Kita simpulkan saja bahwa kau sudah menceritakan hampir seluruh kukatakan,
hampir kebenaran itu," sela Bernard. "Kau mengira Severinus memegang surat itu dan kau
mencarinya di dalam laboratorium itu. Dan mengapa kau mengira Severinus
memegangnya" Mengapa kau lebih dulu membunuh saudarasaudaramu yang lain" Apa mungkin kau
mengira selama ini surat tersebut sudah berpindah banyak tangan" Apa mungkin
biara ini sudah terbiasa mengumpulkan relikui dari para bidah yang dibakar?"
Aku melihat Abbas itu kaget. Tidak ada yang lebih busuk daripada suatu tuduhan
mengumpulkan relikui orangorang bidah, dan Bernard amat pintar dalam mencampur
aduk pembunuhan dengan kebidahan, dan segala sesuatu dengan kehidupan biara itu.
Renunganku terputus oleh Kepala Gudang itu yang berteriak bahwa ia tidak ada
hubungannya sama sekali dengan kejahatan kejahatan lain. Dengan sendirinya
Bernard menenangkan dia: ini, untuk saat itu, itu bukan masalah yang sedang
mereka diskusikan, Remigio diinterogasi untuk suatu kejahatan kebidahan, dan ia
tidak usah berusaha (dan di sini suara Bernard jadi ketus) untuk menyingkirkan
perhatian dari masa lalunya yang bidah dengan bicara tentang Severinus atau
berusaha melemparkan kecurigaan kepada Maleakhi. Karena itu ia seharusnya
kembali kepada surat tadi.
"Maleakhi dari Hildesheim," katanya, sambil menoleh kepada saksi. "Kau berada di
sini bukan sebagai terdakwa. Pagi tadi kau menjawab pertanyaan dan permintaanku
tanpa berusaha menyembunyikan apa saja. Sekarang kau akan
mengulangi di sini apa yang telah kaukatakan kepadaku pagi tadi, dan seharusnya
tidak ada yang kautakutkan."
"Saya akan mengulangi apa yang sudah kukatakan tadi pagi," kata Maleakhi. "Tidak
lama setelah tiba di tempat ini, Remigio mulai ditugaskan mengurus dapur dan
kami sering bertemu karena alasanalasan yang berkaitan dengan tugas kami sebagai
pustakawan, saya bertugas menutup seluruh Aedificium pada malam hari, dan
karenanya, juga dapur. Saya tidak punya alasan untuk menyangkal bahwa kami jadi
bersahabat, juga tidak punya alasan untuk menaruh kecurigaan atas orang ini. Ia
menceritakan bahwa ia punya beberapa dokumen yang sifatnya rahasia, yang
dipercayakan kepadanya lewat pengakuan dosa, yang tidak boleh jatuh ke tangan
profan dan yang tidak berani ia simpan sendiri. Karena saya mengurus satusatunya
bagian di biara ini yang terlarang bagi semua lainnya, ia minta agar saya
menyimpan kertaskertas itu, jauh dari tatapan curiga siapa saja, dan saya
sepakat, tidak pernah menduga bahwa dokumen itu bersifat bidah, bahkan saya
simpan begitu saja tanpa pernah membacanya ... saya menyimpannya dalam ruang
rahasia yang paling sulit dimasuki di perpustakaan, dan setelah itu saya
melupakan masalah ini, sampai pagi tadi, waktu tuan inkuisitor menyebutkan surat
itu kepada saya, dan saya lalu mengambilnya dan menyerahkan kepadanya ...."
Abbas itu, sambil mengerenyitkan kening, angkat bicara. "Mengapa kau tidak
memberi tahu aku tentang kesepakatan antara kau dan pengurus gudang"
Perpustakaan itu tidak dimaksudkan untuk menyimpan barang pribadi rahib!" Abbas
itu lalu menjelaskan bahwa biara tersebut tidak punya hubungan dengan urusan
tersebut. "Tuanku," jawab Maleakhi, bingung, "menurut saya itu benda yang amat penting.
Saya berdosa tanpa maksud jahat."
"Tentu saja, tentu saja," kata Bernard dengan ramah, "kami semua yakin
pustakawan itu bertindak dengan kemauan baik, dan ini terbukti dari kejujurannya
berkolaborasi dengan pengadilan ini.
Sebagai saudara, aku mohon Tuanku tidak menghukumnya untuk kelalaiannya di masa
lalu ini. Kami memercayai Maleakhi. Dan sekarang kami hanya minta dia untuk
menegaskan, di bawah sumpah, bahwa surat yang sekarang akan kutunjukkan
kepadanya adalah surat yang ia berikan kepadaku tadi pagi dan adalah surat yang
dipercayakan oleh Remigio dari Varagine kepadanya bertahuntahun lalu, setelah ia
tiba di biara ini." Ia memperagakan dua lembar perkamen di antara kertaskertas
yang tergeletak di atas meja itu. Maleakhi memandang perkamen itu dan berkata
dengan suara tegas, "Saya bersumpah atas nama Tuhan Bapa Yang Mahakuasa, atas
nama Perawan tersuci, dan semua santo bahwa begitulah adanya dan begitulah
tadi." "Ini sudah cukup bagiku," kata Bernard. "Kau boleh pergi, Maleakhi dari
Hildesheim." Persis sebelum Maleakhi mencapai pintu, dengan kepala menunduk, terdengar suara
dari kerumunan yang ingin tahu di samping aula itu, "Kau menyembunyikan suratnya
dan ia menunjukkan kepadamu pantat para novis di dapur!" Terdengar tawa dari
beberapa tempat, dan Maleakhi bergegas keluar, sambil mendorong orangorang di
samping kanan dan kirinya. Aku berani bersumpah bahwa itu suara Aymaro, tetapi
katakata itu diteriakkan dengan nada sumbang. Abbas itu, wajahnya memerah,
berteriak menyuruh diam dan mengancam akan memberi hukuman mengerikan kepada
semua, sambil memerintahkan para rahib untuk keluar dari aula. Bernard tersenyum
licik; Kardinal Bertrand, di satu sisi ruangan itu, memiringkan kepalanya ke
telinga Jean d'Anneaux dan mengatakan sesuatu kepadanya. Jean bereaksi dengan
menutup mulutnya dengan tangan dan mengajukan kepalanya seakan mau batuk. Kata
William kepadaku, "Pengurus gudang itu bukan hanya berbuat dosa duniawi untuk
tujuannya sendiri; ia juga bertindak sebagai mucikari.
Tetapi Bernard tidak peduli tentang itu, kecuali bahwa itu mempermalukan Abo,
mediator kekaisaran tersebut
Ia terhenti oleh suara Bernard, yang sekarang langsung bicara kepadanya. "Sudah
tentu aku akan tertarik juga untuk mendengar dari Anda, Bruder William, naskah
apa yang Anda bicarakan tadi pagi dengan Severinus, waktu pengurus gudang tidak
sengaja mendengarnya dan salah paham."
William balas menatap Bernard. "Terus terang ia tidak salah memahamiku. Kami
membicarakan tentang satu salinan dari risalah tentang canine hydrophobia karya
Ayyub al-Ruhawi, suatu buku amat sangat terpelajar yang reputasinya tentu sudah
Anda ketahui, dan yang tentunya sering amat bermanfaat bagi Anda. Hydrophobia,
kata Ayyub, mungkin bisa dikenali berdasarkan dua puluh lima pertanda jelas ...."
Bernard, yang termasuk dalam ordo Dominikan, tongkat Tuhan, anjing Allah, tidak
menganggap itu saat yang tepat untuk memulai perdebatan baru. "Jadi, masalahnya
tidak ada hubungannya dengan kasus yang sedang didiskusikan," katanya
cepatcepat. Dan pengadilan itu dilanjutkan.
"Kita kembali kepadamu, Bruder Remigio, Minorit, jauh lebih berbahaya daripada
seekor anjing hydrophobik. Andaikan selama beberapa hari terakhir ini Bruder
William sudah memberi lebih banyak perhatian kepada air liur orang bidah
daripada air liur anjing, mungkin ia juga sudah menemukan seekor ular beludak
apa yang bersarang dalam biara ini. Kita kembali saja kepada surat ini. Sekarang
The Name Of The Rose Karya Umberto Eco di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
kita tahu pasti bahwa surat itu ada di tanganmu dan bahwa kau bersusah payah
untuk menyembunyikannya seakan itu benda beracun, dan bahwa kau sebenarnya
membunuh" dengan suatu sikap ia menunjukkan sebelumnya suatu upaya
menyangkal-"dan tentang pembunuhan itu kita akan bicarakan kelak ... bahwa kau
membunuh, menurutku, agar aku tidak bakal mendapatkan surat
itu. Jadi, kau mengenali surat ini sebagai milikmu?"
Kepala Gudang itu tidak menjawab, tetapi diamnya cukup mengesankan.
Maka Bernard mendesak, "Dan apa isi surat ini" Ini adalah dua halaman tulisan
tangan Dolcino si bidah, beberapa hari sebelum ia ditangkap. Ia memercayakannya
kepada seorang pengikut yang akan membawanya kepada orangorang lain dari
sektenya yang masih tersebar di seluruh Italia. Aku bisa membacakan segala
sesuatu yang dikatakan dalam surat ini, bahwa Dolcino, karena mencemaskan akhir
hidupnya, memercayakan suatu pesan harapan ia mengatakan kepada saudaranya
sesama pengikut Setan! Ia menghibur mereka, dan meskipun tanggal-tanggal yang ia
cantumkan di sini tidak cocok dengan tanggal-tanggal dari suratnya yang
terdahulu, ketika pada 1305 ia berjanji bahwa semua rohaniwan akan habis binasa
di tangan Kaisar Frederick, toh, ia menyatakan, pembinasaan ini tidak lama lagi
akan terjadi. Sekali lagi bidah itu berbohong, karena dua puluh tahun lebih
sudah lewat sejak hari itu dan tak satu pun ramalan jahatnya terpenuhi. Tetapi
yang harus kita bicarakan bukan ramalan lucu dari para peramal, tetapi justru
kenyataan bahwa Remigio adalah pengikutnya. Apa kau masih bisa menyangkal, rahib
bidah dan tak terampuni, bahwa kau punya hubungan dan pernah tinggal bersama
sekte Rasul Palsu?" Saat itu Kepala Gudang tersebut tidak bisa menyangkal lagi.
"Tuanku," katanya, "mulut saya penuh dengan kesalahan paling buruk. Waktu saya
mendengar tentang khotbah Dolcino, karena saya sudah dirayu oleh para Biarawan
Hidup Dina, saya memercayai katakatanya dan saya bergabung dengan gerombolannya.
Ya, betul, saya hidup bersama mereka dalam wilayah Brescia dan Bergamo, saya
hidup bersama mereka di Como dan di Valsesia, bersama mereka pula saya mencari
perlindungan di Gunung Bald dan dalam Lembah Rassa, dan akhirnya di Gunung
Rebello. Tetapi saya tidak pernah ikut ambil bagian dalam perbuatan jahat apa
saja, dan waktu mereka mulai merampok dan melakukan kekerasan, hati saya masih
mempertahankan semangat kelemahlembutan yang merupakan sifat putra-putra
Fransiskus Assisi, dan di Gunung Rebello itulah saya mengatakan kepada Dolcino
bahwa saya merasa tidak mampu lagi berpartisipasi dalam pertempuran mereka, dan
ia mengizinkan saya pergi, karena, katanya, ia tidak ingin ada pengecut
bersamanya, dan ia hanya meminta saya membawa surat itu ke Bologna ...."
"Kepada siapa?" tanya Kardinal Bertrand.
"Kepada beberapa anggota sektenya, yang namanya saya yakin bisa mengingat-
ingatnya, dan kalau sudah ingat, akan saya sebutkan kepada Anda, Tuanku,"
Remigio buruburu menegaskan. Dan ia menyebutkan nama beberapa orang yang agaknya
Kardinal Bertrand kenal, karena ia tersenyum dan tampak puas, sambil saling
mengangguk tanda sepakat dengan Bernard.
"Bagus sekali," kata Bernard, dan ia mencatat nama-nama tersebut.
Lalu bertanya kepada Remigio, "Dan mengapa kau sekarang menyerahkan teman-
temanmu kepada kami?"
"Mereka bukan teman saya, Tuanku, dan buktinya saya tidak menyampaikan surat
itu. Memang, saya bertindak lebih jauh, dan saya akan mengatakannya sekarang
setelah berusaha melupakannya selama bertahuntahun: dengan tujuan dapat
meninggalkan tempat itu tanpa tertangkap oleh pasukan Uskup Vercelli, yang
tengah menunggu kami di dataran, saya berhasil menghubungi beberapa anak buah
Uskup itu, dan sebagai balasan bisa pergi dengan aman, saya menceritakan kepada
mereka jalanjalan yang bagus untuk menyerang benteng Dolcino, sehingga
keberhasilan pasukan gereja itu sebagian disebabkan oleh kolaborasi saya ii
"Amat menarik. Ini menceritakan kepada kami bahwa kau bukan sekadar seorang
bidah, tetapi juga seorang pengecut dan pengkhianat.
Ini tidak memperbaiki situasimu. Persis seperti hari ini kau berusaha
menyelamatkan dirimu sendiri dengan menuduh Maleakhi, yang sudah berbuat baik
kepadamu, maka, waktu itu, untuk menyelamatkan dirimu sendiri kau menyerahkan
kawan-kawanmu dalam dosa kepada pasukan hukum. Tetapi kau cuma mengkhianati
tubuhtubuh mereka, sama sekali bukan ajaran mereka, dan kau menyimpan surat itu
sebagai relikui, sementara
berharap suatu hari akan punya keberanian, dan peluang tanpa mengambil risiko,
untuk menyampaikan surat itu, untuk mendapatkan lagi kebaikan dari kelompok
Rasul Palsu." "Tidak, Tuanku, tidak," kata Kepala Gudang itu, peluhnya bercucuran, tangannya
gemetaran. "Tidak, saya berani sumpah bahwa
"Sumpah!" kata Bernard. "Itu satu lagi bukti akal bulusmu! Kau ingin bersumpah
karena kau tahu bahwa aku tahu bagaimana para bidah Waldesia siap bermuka dua,
dan bahkan menderita kematian, daripada bersumpah! Dan jika dikuasai ketakutan,
mereka pura-pura bersumpah dan menggumamkan sumpah palsu! Tetapi aku sadar betul
kau tidak termasuk sekte Saudara Dina dari Lyons, kau musang kejam, dan kau mau
berusaha meyakinkan aku bahwa kau bukan seperti yang sebenarnya dirimu, sehingga
aku tidak akan mengatakan bahwa kau adalah kau sendiri! Kau bersumpah, ya kan"
Kau bersumpah, dengan harapan akan diampuni, tetapi kutegaskan ini: satu sumpah
saja tidak cukup bagiku! Aku bisa menuntut satu, dua, tiga, seratus, sebanyak
yang kumau. Aku tahu betul bahwa kalian orang Rasul Palsu memberikan dispensasi
kepada mereka yang lebih suka mengucapkan sumpah palsu daripada mengkhianati
sekte. Dan karenanya setiap sumpah justru lebih membuktikan kesalahanmu!"
"Tetapi, lalu apa yang harus saya lakukan?" teriak Kepala Gudang itu sambil
berlutut. "Jangan berlutut seperti seorang Beghard! Kau
tidak perlu melakukan apa-apa. Dalam hal ini hanya aku yang tahu apa yang harus
kaulakukan," kata Bernard dengan senyum mengerikan. "Kau hanya harus mengaku
dosa. Dan kau akan celaka dan terkutuk jika kau mengaku dosa, dan celaka dan
terkutuk jika tidak mengaku dosa, karena kau akan dihukum sebagai seorang yang
bersumpah palsu. Maka mengakulah, kalau begitu, andaikan hanya untuk
mempersingkat interogasi yang paling menyedihkan ini, yang membuat jiwa dan rasa
kelembutan dan kasih sayang kami tertekan!"
"Tetapi saya harus mengaku apa?"
"Dua urutan dosa: Bahwa kau dulu ikut dalam sekte Dolcino, bahwa kau mengikuti
pandangan bidahnya serta tindakan dan sikapnya menentang kewibawaan para uskup
dan pejabat kota, bahwa tanpa terampuni kau tetap melanjutkan kebohongan dan
ilusi tersebut, meskipun si bidah sudah mati dan sektenya sudah bubar, biarpun
tidak sepenuhnya dihancurkan dan dimusnahkan. Dan bahwa, karena jiwamu yang
paling dalam telah dirusak oleh praktik-praktik yang dipelajari di kalangan
sekte jahat, kau bersalah karena menimbulkan kekacauan melawan Tuhan dan orang
melakukannya dalam biara ini, untuk alasan yang belum kuketahui secara jelas
tetapi yang justru tidak perlu sepenuhnya dijelaskan, setelah dengan gamblang
ditunjukkan (seperti yang sedang kita lakukan sekarang ini) bahwa kebidahan dari
mereka yang mendengarkan khotbah dan berkhotbah tentang kemiskinan, melawan
ajaran Paus dan bullabullanya, hanya bisa
menghasilkan tindakan kriminal. Inilah yang harus dipelajari orang beriman, dan
ini akan cukup buatku. Mengakulah."
Apa yang diinginkan Bernard sudah jelas. Bernard tidak minat sedikit pun untuk
mengetahui siapa yang sudah membunuh rahibrahib lainnya, hanya ingin menunjukkan
bahwa Remigio sedikit banyak ikut ambil bagian dalam gagasan yang diajukan oleh
para teolog Kaisar. Dan begitu ia telah menunjukkan hubungan antara gagasan-
gagasan itu, yang juga merupakan gagasan rapat umum Perugia, dan gagasan kaum
Fraticelli dan Dolcinian. Di samping itu, telah terbukti bahwa ada orang dalam
biara itu yang menganut semua kebidahan tersebut dan selama ini menjadi
pengarang dari banyak kejahatan, maka dengan sendirinya ia sudah memberi pukulan
yang benarbenar mematikan kepada para musuhnya. Aku memandang William dan
melihat bahwa ia sudah paham tetapi tidak bisa berbuat apa-apa, meskipun ia
sudah meramalkan itu semua. Aku memandang Abbas dan melihat wajahnya murung; ia
mulai menyadari, dengan terlambat, bahwa dia, juga, telah ditarik masuk jebakan,
dan bahwa otoritasnya sendiri sebagai mediator mulai runtuh, sekarang ia akan
tampak seperti pemilik suatu tempat yang dipilih sebagai pertemuan semua
kejahatan abad itu. Akan halnya si Kepala Gudang, sekarang ini ia tidak tahu
lagi kejahatan apa yang seharusnya masih ia coba untuk menyatakan dirinya tidak
bersalah. Tetapi pada saat itu ia mungkin tidak mampu
melakukan perhitungan apa saja: jeritan yang keluar dari tenggorokannya adalah
jeritan jiwanya, dan di dalamnya dan dengan itu ia membebaskan tahuntahun
penyesalan yang panjang dan dirahasiakan. Atau, lebih tepatnya, setelah
menjalani suatu hidup dalam ketidakpastian, antusiasme, dan kekecewaan,
kepengecutan dan pengkhianatan, dihadapkan kepada kehancurannya yang tak bisa
dielakkan, ia memutuskan untuk mengakui iman dari masa mudanya, tidak lagi
bertanya kepada dirinya sendiri apa itu betul atau salah, tetapi seakan mau
membuktikan kepada dirinya sendiri bahwa ia mampu punya suatu iman.
"Ya, betul," teriaknya. "Saya dulu hidup bersama Dolcino, dan saya ikut serta
dalam kejahatannya, kusir Dolcino; mungkin waktu itu saya gila, saya kacau
antara cinta Tuhan Kita Yesus Kristus dengan kebutuhan akan kebebasan dan dengan
kebencian terhadap para uskup. Betul bahwa saya telah berdosa, tetapi saya tidak
bersalah dalam segala sesuatu yang telah terjadi dalam biara ini, saya
bersumpah!" "Untuk saat ini kita sudah mendapatkan sesuatu," kata Bernard, "karena kau sudah
mengaku telah menjalankan kebidahan orang Dolcinian, Margaret tukang sihir itu,
dan teman-temannya. Apa kau mengakui tinggal bersama mereka di dekat Trivero,
waktu mereka menggantung banyak orang Kristen yang beriman, termasuk seorang
anak berumur sepuluh tahun yang tidak tahu apa-apa" Dan waktu mereka menggantung
lelaki lain di depan istri dan
orangtua mereka karena tidak mau tunduk kepada tingkah laku anjinganjing itu"
Karena, waktu itu, dibutakan oleh kemarahan dan keangkuhanmu, kau mengira tak
ada yang bisa diselamatkan kecuali menjadi anggota komunitasmu" Omong!"
"Ya, saya memercayai hal-hal itu dan melakukan hal-hal tersebut!"
"Dan kau hadir ketika mereka menangkap beberapa pengikut uskup dan membiarkan
beberapa dari mereka mati kelaparan di penjara, dan mereka memotong lengan
mereka dan tangan seorang perempuan yang sedang hamil, lalu membiarkan perempuan
itu melahirkan seorang bayi yang langsung mati, sebelum dibaptis" Dan kau
bersama mereka waktu mereka membakar dan menghancurkan desa-desa Mosso, Trivero,
Cossila, dan Clecchia sampai rata dengan tanah, dan banyak tempat tinggal di
kawasan Crepacorio, dan banyak rumah di Mortiliano dan Quorino, dan mereka
membakar gereja di Trivero setelah merusak patungpatung suci, menghancurkan
batubatu nisan dari altar, mematahkan satu lengan dari patung Sang Perawan,
merampok piala dan sibori dan bukubuku, merusak puncak menara, membuat lonceng-
lonceng berceceran, merampas semua milik bersama dan milik para biarawan?"
"Ya, ya, saya ada di sana, dan waktu itu tak seorang pun dari kami yang sadar
akan apa yang kami lakukan, kami ingin mencanangkan momen hukuman, kami adalah
barisan-depan Kaisar yang dikirim oleh surga dan Paus suci, kami harus
mempercepat turunnya malaikat Philadelphia, ketika semua orang akan menerima
karunia Roh Suci dan gereja akan diperbarui, dan setelah penghancuran semua yang
jahat, hanya yang sempurna yang akan memerintah!"
Kepala Gudang itu seakan kesurupan dan langsung mendapat pencerahan, kolam
penampungan kesunyian dan simulasi itu sekarang seolah pecah, masa lalunya mulai
kembali, tidak hanya dalam katakata tetapi juga dalam bayangan-bayangan, dan ia
mulai merasakan lagi emosi-emosi yang suatu ketika sudah membuatnya gembira.
"Jadi," Bernard melanjutkan, "kau mengaku bahwa kau telah menghormati Gherardo
Segarelli sebagai martir, bahwa kau telah menyangkal semua kekuasaan kepada
Gereja Roma dan menyatakan bahwa, baik Paus maupun pihak berwenang siapa saja,
bisa menakdirkan untukmu suatu kehidupan yang berbeda daripada kehidupan yang di
jalani orang-orangmu, bahwa tak seorang pun berhak mengekskomuninasi kamu, bahwa
sejak masa Santo Sylvester semua prelat gereja menjadi pendusta dan penggoda
kecuali Petrus dari Morrone, bahwa orang awam tidak diharuskan memberi derma
kepada biarawan yang tidak mempraktikkan suatu kondisi dan kemiskinan absolut
seperti yang dipraktikkan oleh rasul-rasul pertama, bahwa karena itu derma harus
dibayarkan hanya kepada sektemu saja, yang merupakan satusatunya kelompok rasul
dan pengemis Kristus, bahwa berdoa kepada Tuhan di kandang atau dalam suatu
gereja yang sudah disucikan itu sama saja; kau juga mengakui bahwa kalian memasuki desa-desa dan
membujuk orang untuk berseru 'Penitenziagite1, bahwa dengan licik kalian
menyanyikan 'Salve Regina1 untuk menarik orang banyak, dan kalian berlagak
sebagai orangorang yang menyesal, yang mulai berusaha menjalani suatu kehidupan
sempurna di depan mata semua orang dan kemudian menganggap diri sendiri berhak
memberi setiap izin kawin dan setiap kenikmatan karena kalian tidak percaya
dalam sakramen pernikahan atau dalam sakramen lainnya, dan, sementara menetapkan
diri sendiri lebih murni daripada siapa saja lainnya, kalian memuaskan diri
sendiri dengan setiap kecabulan dan setiap pelanggaran terhadap tubuh kalian dan
tubuh orangorang lainnya" Omong!"
"Ya, ya, saya mengakui kepercayaan benar yang waktu itu saya percayai dengan
seluruh jiwa saya. Saya mengaku bahwa kami melepas jubah kami sebagai pertanda
penolakan, bahwa kami menolak semua milik pribadi kami, sementara kalian, ras
anjing, tidak bakal pernah menolak apa saja; dan sejak saat itu selanjutnya,
kami tidak pernah menerima uang dari siapa saja atau membawa apa saja kecuali
tubuh kami, dan kami hidup dari belas kasihan dan kami tidak menyisakan apa-apa
untuk esok hari, dan kalau mereka menerima kami dan menata meja buat kami, kami
makan dan pergi, sambil meninggalkan apa saja yang masih ada di meja
"Dan kalian membakar dan merampok untuk
merebut milik orang Kristen yang baik!"
"Dan kami membakar dan merampok karena kami telah mencanangkan kemiskinan
sebagai hukum universal, dan kami punya hak untuk mendermakan kekayaan orang
lain yang tidak halal, dan kami ingin menghancurkan inti kerangka kerja
keserakahan yang telah meluas dari paroki ke paroki, tetapi kami tidak pernah
merampok dengan tujuan memiliki; kami membunuh untuk menghukum, untuk memurnikan
yang tidak murni lewat darah. Mungkin kami didorong oleh suatu hasrat terlalu
kuat untuk keadilan: seseorang bisa juga berdosa karena terlalu mencintai Tuhan,
melalui terlalu banyaknya kesempurnaan.
Kami adalah kongregasi spiritual yang benar, dikirim oleh Tuhan dan ditakdirkan
untuk kemuliaan harihari akhir; kami akan mendapat anugerah di surga, dengan
mempercepat kehancuran kalian. Hanya kami yang menjadi rasul-rasul Kristus,
semua lainnya sudah mengkhianatinya, dan Gherardo Segarelli selama itu menjadi
sebuah tanaman suci, planta Dei pullulans dalam radice fidei; e Regula kami
langsung datang dari Tuhan. Kami juga harus membunuh orang yang tak bersalah,
agar lebih cepat membunuh kalian semua. Kami menginginkan dunia yang lebih baik,
kedamaian dan keindahan dan kebahagiaan bagi semua, kami ingin membunuh perang
yang ditimbulkan oleh keserakahan kalian, karena kalian menentang kami tatkala,
untuk mendirikan keadilan dan kebahagiaan, kami harus
6 Tanaman Tuhan bertunas dalam akar iman penerj?mengucurkan sedikit darah .... Terus terang ...
nyatanya itu tidak terlalu berhasil, percepatan itu,
dan hanya dapat mengubah air-air dari Carnasco
menjadi merah di Stavello hari itu, juga ada darah
kami sendiri, kami tidak menghindarkan diri kami
sendiri, darah kami dan darah kalian, banyak dari
itu, sekaligus, saatsaat ramalan Dolcino sudah
dekat, kami harus mempercepat jalannya kejadian ii
Seluruh tubuhnya gemetaran, ia menyeka kedua tangannya pada jubahnya seakan mau
membersihkan tangannya dari darah yang tengah ia ingat. "Si rakus itu sudah suci
lagi," kata William kepadaku.
"Tetapi apa ini kesucian?" tanyaku, ngeri.
"Tentu masih ada kesucian macam lain lagi," kata William, "tetapi, apa pun juga,
itu selalu membuatku takut."
"Dalam hal kesucian, apa yang paling Anda takuti?" tanyaku.
"Ketergesaan." "Cukup, cukup," Bernard berkata lagi sekarang. "Kita mengusahakan pengakuan dosa
darimu, bukan suatu imbauan untuk membantai.
Baiklah, kau bukan saja pernah menjadi seorang bidah: kau tetap bidah. Kau bukan
saja pernah membunuh: kau sudah membunuh lagi.
Sekarang ceritakan kepada kami bagaimana kau membunuh saudarasaudaramu dalam
biara ini, dan mengapa."
Kepala Gudang itu tidak gemetaran lagi,
memandang sekeliling seakan baru saja sadar dari mimpi. "Tidak," katanya, "saya
tidak melakukan apa-apa dengan kejahatan di biara ini. Saya sudah mengakui
segala sesuatu yang sudah saya lakukan: jangan memaksa saya mengakui apa yang
belum saya lakukan ...."
"Tetapi apa lagi yang tidak mungkin sudah kaulakukan" Apa kau sekarang
mengatakan bahwa kau tidak bersalah" O, domba, O, contoh kelembutan! Kalian
sudah mendengarnya: ia pernah mencelupkan tangannya ke dalam darah dan sekarang
ia tidak bersalah! Mungkin kita salah, Remigio dari Varagine adalah suatu
paragon kebajikan, seorang putra gereja yang loyal, seorang musuh dari musuh-
The Name Of The Rose Karya Umberto Eco di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
musuh Kristus, ia selalu menghormati aturan yang oleh tangan gereja sudah
diupayakan dengan keras untuk diberlakukan di desa-desa dan kotakota,
perdagangan yang damai, toko-toko perajin, harta kekayaan gereja-gereja. Ia
tidak bersalah, ia tidak melakukan kejahatan apa-apa. Mari, aku akan memelukmu,
Bruder Remigio, sehingga aku bisa menghiburmu untuk tuduhan yang dilemparkan
orangorang jahat kepadamu!" Dan ketika Remigio memandang Bernard dengan mata
berlinang-linang, seakan tibatiba saja mulai percaya akhirnya diampuni, Bernard
bersikap keras lagi dan memanggil kapten pasukan pemanah dengan nada memerintah:
"Aku tidak ingin mengubah langkah-langkah gereja yang selalu dikritik kalau
dijalankan oleh pasukan sekuler. Tetapi perasaan pribadiku justru dikuasai dan
diarahkan oleh hukum. Mintalah kepada Abbas untuk menyediakan suatu tempat untuk memasang
peralatan penyiksaan. Tetapi jangan langsung dimulai. Selama tiga hari biarkan
dia tetap disekap dalam suatu bilik, ikat kaki dan tangannya dengan rantai besi.
Lalu tunjukkan peralatan penyiksaan itu kepadanya. Hanya diperlihatkan. Dan
kemudian pada hari keempat, mulailah. Keadilan tidak diilhami oleh ketergesaan,
seperti pendapat para Rasul Palsu itu, dan keadilan Tuhan sudah dibagikan selama
berabadabad. Mulailah pelanpelan, dan tahap demi tahap. Dan, yang terpenting,
ingat lagi apa yang sudah dikatakannya dan sekali lagi; hindari pemotongan tubuh
dan risiko mati. Salah satu keuntungannya, prosedur ini secara persis membantu penjahat itu
mengerti bahwa kematian harus dinikmati dan diharapkan, tetapi jangan sebelum
pengakuannya lengkap, dan secara sukarela, dan memurnikan."
Para pemanah membungkuk untuk mengangkat Kepala Gudang itu, tetapi kaki orang
itu tidak bergeming dari tanah dan melawan, sambil menunjukkan bahwa ia ingin
bicara. Setelah diizinkan, ia bicara, tetapi katakata itu hampir tidak bisa
keluar dari mulutnya, dan pidatonya seperti gumaman seorang pemabuk, dan ada
sesuatu yang cabul tentang itu. Baru sedikit demi sedikit ia mendapatkan kembali
semacam kekuatan besar yang telah mewarnai pengakuan dosanya beberapa saat lalu.
"Tidak, tidak Tuanku. Jangan, jangan siksaan. Saya seorang pengecut.
Saya berkhianat waktu itu, saya telah menyangkal imanku yang dulu selama sebelas
tahun di biara ini, sementara mengumpulkan derma dari petani dan pemetik anggur,
mengurus kandang kuda dan kandang babi agar bisa berkembang-biak dan memperkaya
Abbas; dengan senang hati saya berkolaborasi dalam pengelolaan bangunan dari
Antikristus ini. Dan saya kaya, saya sudah melupakan masa-masa pemberontakanku,
saya bergelimang dalam kenikmatan citarasa dan dalam lainnya juga. Saya
pengecut. Hari ini saya menjual mantan saudara-saudaraku dari Bologna, lalu saya
menjual Dolcino. Dan sebagai seorang pengecut, yang menyamar sebagai salah
seorang pejuang perang salib, saya menyaksikan penangkapan Dolcino dan Margaret,
ketika pada hari Sabtu Suci mereka ditangkap dalam Kastil Bugello. Saya
berkelana di sekitar Vercelli selama tiga bulan sampai surat Paus Clement datang
dengan putusan hukuman mati. Dan saya melihat Margaret diirisiris di depan mata
Dolcino, dan menjerit-jerit, dikeluarkan isi perutnya, tubuh malang yang pada
suatu malam, juga sudah kusentuh .... Dan setelah tubuhnya yang hancur itu
dibakar, mereka menyiksa Dolcino dan mengiris hidungnya dan testikelnya dengan
penjepit membara, dan tidak benar apa yang mereka katakan setelah itu, bahwa dia
tidak mengeluh sedikit pun. Dolcino orang yang jangkung dan kuat, ia punya
janggut setan luar biasa dan rambut merah yang bergelombang sampai tulang
bahunya, ia tampan dan kuat waktu memimpin
kami, dengan topi bertepi lebar dihiasi bunga plum, dengan pedang digantung di
atas jubahnya. Dolcino membuat kaum lelaki takut dan perempuan menjerit karena
nikmat .... Namun, waktu mereka menyiksanya, ia, juga, menjerit, kesakitan, seperti seorang
perempuan, seperti seekor anak sapi, semua lukanya mengucurkan darah sewaktu
mereka membawanya dari satu sudut ke sudut lain, dan mereka terus melukainya
pelanpelan, untuk menunjukkan seberapa lama seorang pengikut Setan bisa hidup,
dan ia ingin mati, ia memohon mereka untuk mengakhiri hidupnya, tetapi
kematiannya terlalu lama, setelah ia sampai ke pembakaran dan hanya berbentuk
onggokan daging berdarah. Saya mengikutinya dan saya mengucapkan selamat kepada
diriku sendiri karena lepas dari pengadilan itu, saya bangga akan kepintaranku,
dan bahwa Salvatore busuk itu bersamaku, dan ia bilang kepadaku: Kita sangat
bijaksana, Bruder Remigio, karena bertindak sebagai orang yang nalar, tidak ada
yang lebih menjijikkan daripada siksaan!
Saya sudah bersumpah palsu demi seribu agama hari itu. Dan selama bertahuntahun,
lama sekali, saya sudah mengatakan kepada diri sendiri betapa hina diriku, dan
betapa saya bahagia jadi orang hina, dan toh saya selalu berharap bisa
menunjukkan kepada diri sendiri bahwa saya bukan pengecut semacam itu. Hari ini
Anda telah memberiku kekuatan itu, Tuan Bernard; bagiku Anda bersikap bagaikan
para kaisar berhala terhadap para
martir yang paling pengecut. Anda telah memberiku keberanian untuk mengaku apa
yang kupercaya dalam jiwaku, karena tubuhku lepas jauh dari itu.
Tetapi jangan menuntut keberanian terlalu banyak dari diriku, lebih daripada
yang bisa diderita oleh kerangka hidup ini.
Jangan, jangan disiksa. Saya akan mengatakan apa saja yang Anda inginkan. Lebih
baik bunuh langsung: mati dicekik sebelum dibakar. Jangan siksaan, seperti
terhadap Dolcino. Jangan. Anda menginginkan suatu mayat, dan untuk
mendapatkannya Anda butuh saya untuk menerima kesalahan demi mayat-mayat lain.
Bagaimanapun juga, saya akan segera menjadi mayat. Dan dengan begitu saya akan
memberikan apa yang Anda inginkan. Saya membunuh Adelmo dari Otranto karena
benci akan kemudaannya dan kepintarannya mengejek monster-monster seperti
diriku, tua, gemuk, pendek, dan bodoh.
Saya membunuh Venantius dari Salvemec karena ia terlalu terpelajar dan membaca
bukubuku yang tidak kupahami. Saya membunuh Berengar dari Arundel karena benci
kepada perpustakaannya, saya, yang belajar teologi dengan memukul para biarawan
yang terlalu gemuk. Saya membunuh Severinus dari Sankt Wendel ... mengapa" Karena
ia mengumpulkan tanaman obat, sedangkan saya, waktu tinggal di Gunung Rebello,
makan rumput dan tanaman apa saja tanpa ingin tahu khasiatnya. Terus terang,
saya juga bisa membunuh yang lainlainnya, termasuk Abbas kami: entah ia
memihak Paus atau kekaisaran, ia tetap musuhku, dan saya selalu membencinya,
bahkan waktu ia menghidupi saya karena saya menghidupinya. Apa ini sudah cukup
buat Anda" Ah, tidak, Anda juga ingin tahu caraku membunuh semua orang itu ....
Mengapa, saya membunuh mereka ... sebentar ... dengan mengundang kekuatan surga,
dengan bantuan seribu legiun yang kukuasai berkat seni yang diajarkan Salvatore
kepadaku. Membunuh seseorang tidak perlu memukul: biarkan Setan yang melakukan
bagimu, jika kau tahu caranya memerintah Setan."
Ia melontarkan kerlingan licik kepada orangorang yang menatapnya, sambil
tertawa. Tetapi sekarang ia tertawa seperti orang gila, bahkan jika, seperti
yang ditunjukkan William kepadaku setelah itu, orang gila ini cukup pintar untuk
menyeret Salvatore bersamanya, untuk membalas dendam atas pengkhianatannya.
"Dan bagaimana kau bisa memerintah Setan?" desak Bernard sambil menerima ocehan
ini sebagai pengakuan yang sah.
"Anda tahu sendiri; adalah hal yang mustahil untuk bertahuntahun tinggal bersama
mereka yang kerasukan setan dan tidak mengikuti kebiasaan mereka! Anda tahu
sendiri, tukang daging para rasul! Ambil saja seekor kucing hitam bukankah
begitu" yang tidak punya bulu putih sehelai pun (Anda tahu ini), dan ikat
keempat kakinya, dan kemudian tengah malam, bawa kucing itu ke suatu perempatan
jalan dan kau berteriak dengan suara
keras: Oh, Lucifer Agung, Kaisar Neraka, aku memanggilmu dan kuminta kau
merasuki tubuh musuhku karena aku sekarang sudah menawan kucing ini, dan jika
kau mau membawa musuhku kepada kematian, maka tengah malam besok, di tempat yang
sama, aku akan mempersembahkan kucing ini sebagai kurban, dan kau akan melakukan
apa yang kuperintahkan kepadamu demi kekuatan sihir yang sekarang kupraktikkan
menurut buku rahasia Santo Cyprianus, demi nama semua kapten dari legiun-legiun
agung neraka, Adramelch, Alastor, dan Azazel, kepada siapa sekarang aku berdoa,
dengan semua saudara mereka ...." Bibirnya gemetar, matanya seakan melotot dari
lubangnya, dan ia mulai berdoa atau, tepatnya, seakan sedang berdoa litani,
tetapi permohonannya ditujukan kepada semua pimpinan legiun neraka, "Abigor,
pecca pro nobis ... Amon, miserere nobis ... Samael, libera nos a bono ... Belial
eleison ... Focalor, in corruptionem meam intende ... Haborym, damnamus dominum ...
Zaebos, anum meum aperies ... Leonard, asperge me spermate tuo et inquinabor
"Stop, stop!" setiap orang dalam aula itu berteriak, sambil membuat tanda salib.
"Ya, Tuhan, kasihanilah kami semua."
Kepala Gudang itu sekarang diam. Setelah mengucapkan nama-nama semua iblis ini,
wajahnya 7 Abigor, berdosalah bagi kami ... Amon, doakanlah kami ... Samael, selamatkan kami
dari kebaikan ... Belial kasihanilah ... Focalor, perhatikan kehancuranku ... Haborym,
kami menghujat Tuhan ... Zaebos, hendaklah Engkau membuka duburku ... Leonard,
cemari aku dengan spermamu penerj.
menunduk, air liur putih meleleh dari mulutnya yang menceng dan deretan gigi
yang dikatupkan. Kedua tangannya, meskipun disiksa oleh rantainya, membuka dan
menutup dengan kejang, kakinya menendang-nendang begitu saja. Karena melihatku
tercekam oleh suatu getaran horor, William menaruh tangannya pada kepalaku dan
menjepitku hampir pada tengkuk, menekannya, sehingga aku tenang lagi. "Kau
lihat?" katanya kepadaku.
"Di bawah siksaan atau ancaman siksaan, seseorang tidak hanya mengatakan apa
yang telah ia lakukan tetapi apa yang seharusnya ingin ia lakukan bahkan jika ia
tidak memahaminya. Sekarang Remigio menginginkan kematian dengan seluruh
jiwanya." Para pemanah membawa Kepala Gudang itu keluar, masih kejangkejang.
Bernard mengumpulkan kertas-kertasnya. Lalu ia memandang hadirin dengan tajam,
tak bergerak, tetapi amat sangat berang.
"Interogasi selesai. Terdakwa, bersalah oleh pengakuan dosanya sendiri, akan
dibawa ke Avignon, tempat akan diadakan pengadilan terakhir, sebagai suatu
pengamanan cermat dari kebenaran dan keadilan, dan setelah pengadilan itu ia
baru akan dibakar. Ia sudah bukan lagi rahibmu, Abo, juga tidak lagi jadi
tanggunganku, yang hanya alat kebenaran yang bersahaja. Pemenuhan keadilan akan
terjadi di tempat lain; para gembala sudah melakukan kewajiban mereka, sekarang
para anjing harus memisahkan biribiri yang terinfeksi dari
kawanan itu dan memurnikannya dengan api. Episode buruk yang telah menyaksikan
lelaki ini melakukan kejahatan yang sedemikian keji telah berakhir. Sekarang
semoga biara ini hidup dalam damai. Tetapi dunia" di sini ia meninggikan
suaranya dan katakatanya ditujukan kepada para duta" dunia masih belum menemukan
kedamaian. Dunia dihancurkan oleh kebidahan, yang menemukan perlindungan bahkan
dalam aula-aula istana kerajaan! Kuharap Saudara-saudaraku ingat ini: suatu
cingulum diabolis. mengikat pengikut sekte jahat Dolcino kepada para pemimpin
rapat umum Perugia. Kita tidak boleh lupa: di mata Tuhan kegilaan orang malang
yang baru saja kita serahkan kepada keadilan itu, tidak beda dari kegilaan para
pemimpin yang berpesta-pora di meja orang Jerman dari Bavaria yang
diekskomunikasi. Sumber dari kejahatan orang bidah muncul dari banyak
pengkhotbah, bahkan terhormat, yang masih belum dihukum. Hasrat keras dan
Kalvari sederhana adalah suatu tanah dari dia yang telah dipanggil oleh Tuhan,
seperti diriku yang pendosa ini, untuk mengenali ciri ular bidah di mana pun ia
mungkin bersarang. Tetapi dalam menjalankan tugas suci ini, kita jadi tahu bahwa
dia yang terangterangan mempraktikkan kebidahan itu bukan satusatunya macam
orang bidah. Pendukung kebidahan dapat dibedakan oleh lima indikator. Pertama, ada orangorang
yang diamdiam mengunjungi orang bidah yang tengah
8 Tali atau sabuk setan penerj?dipenjara; kedua, mereka yang meratapi penangkapan mereka dan sudah menjadi
sahabat mereka (ini, nyatanya, agaknya orang yang telah menghabiskan banyak
waktu dengan seorang bidah tidak mungkin tetap tidak tahu akan kegiatan orang
bidah itu); ketiga, mereka yang menyatakan orangorang bidah selama ini dikutuk
secara tidak adil, bahkan kalau kesalahan mereka telah terbukti; empat, mereka
yang tampak tidak setuju dan mengkritik mereka yang menyiksa orang bidah dan
sukses berkhotbah melawan mereka, dan tanda ini bisa ditemukan dari mata,
hidung, ekspresi yang berusaha mereka sembunyikan, sementara menunjukkan
kebencian terhadap mereka yang karena siapa mereka merasakan kepedihan dan cinta
kepada mereka yang kemalangannya membuat mereka begitu sedih; tanda kelima,
akhirnya, adalah fakta bahwa mereka mengumpulkan tulangtulang hangus dari orang
bidah yang dibakar dan menganggap benda itu patut dimuliakan .... Tetapi aku juga
memberi nilai besar kepada tanda keenam, dan aku menganggap para pengarang buku
yang di dalamnya (bahkan jika mereka tidak terangterangan menentang kekolotan)
para bidah telah menemukan alasan berdasarkan silogisme yang bisa dipakai untuk
membenarkan cara jahat mereka, sebagai nyata-nyata teman para bidah."
Saat bicara, ia menatap Ubertino. Seluruh duta Prancis secara persis memahami
maksud Bernard. Sekarang ini pertemuan itu sudah gagal, dan tak seorang pun akan
berani mengulangi diskusi pagi
itu, karena tahu bahwa setiap kata akan dipandang menurut kejadiankejadian
terakhir yang membawa bencana ini.
Jika Bernard telah dikirim oleh Paus untuk mencegah rekonsiliasi antara kedua
kelompok itu, ia telah berhasil. []
Vespers Dalam cerita ini Ubertino melarikan diri, Benno mulai mempelajari hukum, dan
William melakukan refleksi atas berbagai jenis hasrat yang terjadi hari itu.
s~j" ementara para rahib pelanpelan keluar dari ygj ruang pertemuan itu, Michael
mendekati William, dan kemudian Ubertino bergabung dengan keduanya. Bersama-sama
kami keluar ke tempat terbuka untuk bercakapcakap dalam kloster, dan berjalan di
tengah kabut yang tidak menunjukkan pertanda akan menipis. Memang, bayangan-
bayangan yang ada justru membuat kabut seakan lebih tebal.
"Kukira tidak perlu mengomentari apa yang telah terjadi," kata William. "Bernard
telah mengalahkan kita. Jangan tanyai aku apakah Dolcinian sinting itu
benarbenar bersalah atas semua kejahatan tersebut. Sejauh yang bisa kukatakan,
ia tidak, sama sekali tidak. Terus terang saja, kita jadi kembali ke tempat kita
mulai. Yohanes menginginkan kau datang sendirian ke Avignon, Michael, dan
pertemuan ini tidak memberimu jaminan yang tengah kita upayakan. Sebaliknya, ini
memberimu suatu gagasan tentang bagaimana setiap perkataanmu, di atas sana, bisa diputar
balik. Karena itu, kita harus menyimpulkan, menurutku, bahwa kau tidak usah pergi."
Michael menggelengkan kepalanya. "Sebaliknya, aku akan pergi.
Aku tidak menginginkan suatu skisma. Kau, William, bicara dengan amat jelas hari
ini, dan kau mengatakan apa yang kauinginkan.
Yah, itu bukan yang kuinginkan, dan aku menyadari bahwa keputusan rapat umum
Perugia selama ini telah dipakai oleh para teolog kekaisaran di luar maksud
kita. Aku ingin ordo Fransiskan diterima oleh Paus dengan citacita
kemiskinannya. Dan Paus harus paham bahwa kalau tidak menegaskan citacita
kemiskinannya, ordo itu tidak mungkin mengembalikan cabang-cabangnya yang bidah.
Aku akan pergi ke Avignon, dan jika perlu akan bersikap pasrah kepada Yohanes,
aku akan mengompromikan segala sesuatu kecuali prinsip kemiskinan itu."
Ubertino angkat bicara. "Kau tahu bahwa kau membahayakan hidupmu?"
"Biar saja," jawab Michael. "Itu lebih baik daripada membahayakan jiwaku."
Ia memang dengan serius membahayakan hidupnya, dan jika Yohanes betul (karena
aku masih belum percaya), Michael juga kehilangan jiwanya. Seperti sekarang
diketahui semua orang, Michael pergi kepada Paus seminggu setelah
kejadiankejadian yang akan kuceritakan ini. Ia mengulur
waktu selama empat bulan untuk melawan Michael, sampai pada bulan April tahun
berikutnya, Yohanes mengeluarkan suatu konsistori yang di dalamnya ia menyebut
Michael seorang gila, pengacau, bebal, penggerak kebidahan yang keji, seekor
ular yang dipelihara dalam dada gereja sendiri. Dan orang mungkin berpikir
bahwa, menurut caranya memandang segala hal, Yohanes betul, karena selama empat
bulan itu Michael sudah menjadi teman dari kawan guruku, William yang lain, yang
dari Ockham itu, dan telah mengikuti ide-idenya lebih ekstrem, tetapi tidak
terlalu berbeda dari ide yang dipakai bersama oleh guruku bersama Marsilius dan
telah diuraikan secara terperinci pagi itu. Hidup orangorang yang tidak sepakat
tersebut jadi berbahaya di Avignon, dan pada akhir bulan Mei, Michael, William
dari Ockham, Bonagratia dari Bergamo, Fransiskus dari Ascoli, dan Henri dari
Talheim melarikan diri, dikejar oleh anak buah Paus ke Nice, lalu Toulon,
Marseilles, dan Aigues-Mortes, di mana mereka ditemui oleh Kardinal Pierre dari
Arrablay, yang berusaha membujuk mereka untuk kembali, tetapi tidak berhasil
mengatasi penolakan mereka, kebencian mereka kepada Paus, ketakutan mereka. Pada
bulan Juni mereka sampai ke Pisa, di mana mereka diterima dengan gembira oleh
pasukan kekaisaran, dan pada bulan-bulan berikutnya Michael harus mengumumkan
bahwa ia mencela Yohanes. Waktu itu sudah terlalu terlambat, Keberuntungan
Kaisar mulai surut; dari Avignon, Yohanes mulai merencanakan untuk mengangkat
seorang jenderal superior baru untuk kaum Minorit, dan akhirnya ia mencapai kemenangan.
Michael seharusnya lebih baik tidak memutuskan untuk pergi kepada Paus hari itu:
mestinya ia memimpin perlawanan kaum Minorit secara lebih dekat, tanpa menyia-
nyiakan waktu berbulan-bulan dalam kekuasaan musuhnya, yang mulai memperlemah
posisinya .... Tetapi kemahakuasaan suci mungkin sudah sedemikian rupa menetapkan
hal-hal juga sekarang aku tidak tahu siapa di antara mereka semua yang betul.
The Name Of The Rose Karya Umberto Eco di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Setelah sekian tahun lamanya, kegairahan justru mati, dan bersama dengan itu,
orang percaya, cahaya kebenaran juga mati. Siapa dari kami yang sekarang mampu
mengatakan mana yang betul, Hector atau Achilles, Agamemnon atau Priam, waktu
mereka bertarung memperebutkan seorang perempuan yang sekarang sudah berupa debu
dan abu" Tetapi aku mulai menyimpang secara melanko-lik. Aku justru harus menceritakan
tentang akhir dari percakapan sedih itu. Michael sudah mengambil keputusan dan
tidak mungkin meyakinkan dia untuk berhenti. Tetapi masalah lain muncul, dan
William blak-blakan menyatakan : Ubertino sendiri sudah tidak aman lagi.
Katakata Bernard sudah ditujukan kepadanya, kebencian Paus kini terasa tertuju kepadanya, kenyataan bahwa, sementara Michael masih
mewakili kekuasaan yang bisa digunakan untuk bernegosiasi, Ubertino sendiri juga
terlibat di situ .... "Yohanes ingin Michael diadili dan Ubertino
dibuang ke neraka. Jika kau kenal Bernard, sebelum hari esok berakhir, dalam gelapnya kabut,
Ubertino sudah tentu akan dibunuh. Dan jika ada orang yang menanyakan siapa yang
melakukan, biara ini dengan mudah menuding kejahatan lain, dan mereka akan
bilang bahwa itu dilakukan oleh setan-setan yang dipanggil oleh Remigio dan
kucing-kucing hitamnya, atau oleh seorang Dolcinian yang masih hidup dan masih
berkutat di dalam temboktembok ini ...." Ubertino cemas. "Jadi?" tanyanya.
"Jadi," kata William, "temui Abbas dan bicaralah dengannya.
Mintalah seekor tunggangan, sedikit bekal, dan sepucuk surat kepada suatu biara
yang jauh, di balik Pegunungan Alpen. Dan manfaatkan kegelapan dan kabut untuk
langsung meninggalkan tempat ini."
"Tetapi bukankah pasukan pemanah masih menjaga pintu pintu gerbang?"
"Biara ini punya jalan keluar lain, dan Abbas tahu itu. Ia tinggal menyuruh
seorang pelayan menunggumu di salah satu tikungan lebih rendah dengan seekor
kuda dan setelah menyelip lewat suatu jalan dalam temboktembok, kau hanya harus
melewati serangkaian hutan. Kau harus bertindak segera, sebelum Bernard sembuh
dari ekstase kemenangannya. Aku sendiri masih punya urusan. Aku punya dua misi:
satu telah gagal, paling sedikit yang lain harus berhasil. Aku ingin mendapatkan
sebuah buku dan seseorang. Jika semua berjalan baik, kau akan pergi dari sini
sebelum aku mencarimu lagi. Jadi, selamat berpisah." Ia merentangkan kedua lengannya. Karena
terharu, Ubertino memeluknya erat-erat. "Selamat berpisah, William. Kau orang
Inggris gila dan arogan, tetapi hatimu mulia. Apa kita akan bertemu lagi?"
"Kita akan bertemu lagi," William meyakinkannya. "Tuhan tentu menghendakinya."
Tuhan, bagaimanapun juga, tidak menghendakinya. Seperti sudah kukatakan,
Ubertino meninggal, dibunuh secara misterius, dua tahun kemudian. Hidup orang
tua yang rajin dan penuh semangat berdoa ini sungguh keras dan penuh
petualangan. Mungkin ia bukan seorang santo, tetapi kuharap Tuhan mengaruniai
ketetapannya yang tak mau menyerah seperti seorang santo. Makin tua aku dan
makin aku menyerahkan diri kepada kehendak Tuhan, makin sedikit aku menghargai
inteligensi yang ingin tahu dan mau melakukan keinginan itu; dan aku mengenali
iman sebagai satusatunya unsur keselamatan, yang bisa menunggu dengan sabar,
tanpa mengajukan terlalu banyak pertanyaan. Dan Ubertino sudah pasti amat
beriman dalam darah dan penderitaan dari Tuhan kita yang Tersalib.
Mungkin bahkan waktu itu aku sudah mulai memikirkan hal-hal tersebut, dan
mistikus tua itu menyadarinya, atau menduga bahwa suatu hari aku akan memikirkan
itu semua. Ia tersenyum manis kepadaku dan mendekapku, tidak kuatkuat seperti
yang biasa ia lakukan, yang kadangkadang mencengkeramku pada harihari
sebelumnya. Ia mendekapku seperti seorang kakek mendekap cucunya, dan dengan semangat yang
sama aku balas memeluknya. Lalu Ubertino pergi bersama Michael untuk menemui
Abbas. "Dan sekarang?" tanyaku kepada William.
"Dan sekarang, kembali kepada kejahatan-kejahatan kita."
"Guru," kataku, "hari ini banyak hal terjadi, hal-hal menyedihkan bagi
Kristianitas, dan misi kita telah gagal. Dan Anda kelihatan lebih tertarik untuk
menyelesaikan suatu misteri daripada konflik antara Paus dan Kaisar."
"Orang gila dan anak kecil selalu mengatakan yang benar. Mungkin saja, sebagai
penasihat kaisar, temanku Marsilius lebih baik daripada aku, tetapi sebagai
inkuisitor aku lebih baik. Bahkan lebih baik daripada Bernard Gui, Tuhan ampuni
aku. Karena Bernard berminat, bukan untuk menemukan yang bersalah, tetapi untuk
membakar terdakwa. Dan aku, sebaliknya, menemukan kegembiraan paling
menyenangkan kalau berhasil menguraikan suatu simpul yang rumit dan halus. Dan
ini tentu juga karena, pada suatu masa ketika sebagai filsuf aku meragukan dunia
punya satu urutan, aku senang kalau bisa menemukan, jika bukan suatu urutan,
paling sedikit serangkaian hubungan dalam wilayah-wilayah kecil dari masalah
dunia. Akhirnya, mungkin ada alasan lain: dalam kisah ini, boleh jadi taruhannya
lebih besar dan lebih penting daripada pertikaian antara Yohanes dan Louis ...."
"Tetapi ini kisah tentang pencuri dan balas
dendam di kalangan rahib yang kurang saleh!" seruku, kebingungan.
"Karena suatu buku terlarang, Adso. Suatu buku terlarang!" jawab William.
WAKTU itu para rahib mulai makan malam. Makan malam itu baru setengah
berlangsung ketika Michael dari Cesena masuk lalu duduk di samping kami dan
memberi tahu bahwa Ubertino sudah pergi. William menghela napas lega.
Setelah makan malam berakhir, kami menghindari Abbas, yang sedang bercakapcakap
dengan Bernard, dan melihat Benno, yang menyapa kami dengan senyum setengah-
setengah waktu berusaha mencapai pintu. William menahannya dan memaksanya
mengikuti kami ke suatu sudut di dapur.
"Benno," William menanyainya, "mana buku itu?"
"Buku apa?" "Benno, kau dan aku bukan orang tolol. Yang kumaksud adalah buku yang kami buru
seharian ini dalam laboratorium Severinus, yang tidak kukenali. Tetapi kau
mengenalinya dengan amat baik dan kembali ke sana untuk mengambilnya ...."
"Apa yang membuat kau mengira aku mengambil buku itu?"
"Kukira memang begitu, dan kau juga berpikir begitu. Mana buku itu?"
"Aku tidak bisa memberi tahu."
"Benno, jika kau tidak mau memberi tahu, aku akan lapor kepada Abbas."
"Aku tidak bisa memberi tahu atas perintah Abbas,"
kata Benno, dengan raut muka licik. "Hari ini, setelah kita bercakapcakap, ada
sesuatu kejadian yang harus kauketahui. Setelah Berengar meninggal, tidak ada
lagi asisten pustakawan. Petang ini Maleakhi mengusulkan aku untuk posisi
tersebut. Baru setengah jam yang lalu Abbas setuju. Dan besok pagi, kuharap, aku
akan dilantik ke dalam rahasia perpustakaan itu. Benar, aku memang mengambil
buku itu pagi tadi, dan kusembunyikan di bawah dipan di bilikku, bahkan tanpa
memeriksanya, karena aku tahu bahwa Maleakhi mematamataiku.
Akhirnya, Maleakhi mengusulkan jabatan yang sudah kuceritakan tadi. Dan sesudah
itu aku melakukan apa yang harus dilakukan seorang asisten pustakawan: aku
menyerahkan buku itu kepadanya."
Aku tidak tahan untuk tidak omong, dan dengan keras.
"Tetapi, Benno, kemarin, dan pada hari sebelum kau ... kau bilang kau terbakar
oleh keinginan untuk tahu, dan kau tidak ingin perpustakaan menyimpan misteri
lagi, dan kau bilang seorang terpelajar harus tahu ...."
Benno terdiam, tersipu; tetapi William menghentikan katakataku, "Adso, beberapa
jam yang lalu Benno bergabung dengan pihak lain. Sekarang dia penjaga semua
rahasia yang dulu ingin ia ketahui, dan sementara menjaga ia akan punya waktu
sebanyak mungkin untuk mempelajari rahasiarahasia tersebut."
"Tetapi yang lainlainnya?" tanyaku. "Waktu itu
Benno juga bicara atas nama semua orang terpelajar!"
"Itu sebelum," kata William. Dan ia menarikku pergi, sambil meninggalkan Benno
menjadi korban kebingungan.
"Benno," kata William kemudian kepadaku, "adalah korban berahi dahsyat, yang
bukan berahi Berengar atau Kepala Gudang itu.
Seperti halnya banyak kaum terpelajar, ia punya berahi untuk pengetahuan.
Pengetahuan demi pengetahuan itu sendiri. Karena kekurangan sebagian pengetahuan
ini, ia ingin merenggutnya.
Sekarang ia berhasil. Maleakhi mengenal lelaki ini: ia menggunakan caranya yang
terbaik untuk mendapatkan kembali buku itu dan membungkam bibir Benno. Kau tentu
akan menanyakan kepadaku apa baiknya menguasai segudang pengetahuan semacam itu
jika seseorang telah sepakat untuk tidak membiarkan setiap orang mendapatkannya.
Tetapi inilah persisnya mengapa aku bicara tentang berahi. Rasa haus Roger Bacon
untuk pengetahuan bukan berahi: ia ingin menggunakan ilmu pengetahuannya untuk
membuat rakyat Tuhan lebih bahagia, dan karenanya ia tidak mencari pengetahuan
untuk dirinya sendiri. Berahi Benno hanya sekadar keingintahuan yang tak
terpuaskan, keangkuhan intelektual, cara lain bagi seorang rahib untuk mengubah
dan menyembuhkan berahi jasmaninya, atau semangat yang membuat orang lain
menjadi seorang ksatria iman atau kebidahan. Berahi tidak hanya terdapat dalam
daging. Bernard Gui seorang yang penuh berahi; tetapi adalah suatu berahi rusak akan keadilan
yang bisa disamakan dengan berahi akan kekuasaan. Paus Roma kita yang suci dan
sudah lengser itu punya berahi akan kekayaan. Dan sebagai orang muda, Kepala
Gudang itu punya suatu berahi untuk memberi kesaksian dan mengubah dan menjalani
hukuman, dan kemudian suatu berahi untuk mati. Dan berahi Benno adalah untuk
buku. Seperti semua berahi, termasuk berahi Onan, yang mencecerkan benihnya ke
atas tanah, namun mandul dan tidak ada hubungannya dengan cinta, bahkan dengan
cinta jasmani "Aku tahu," gumamku, meskipun pada diriku sendiri. William pura-pura tidak
mendengar. Sambil melanjutkan observasinya, ia berkata, "Cinta sejati
menginginkan yang baik bagi yang dicintai."
"Mungkinkah Benno menginginkan yang baik dari buku bukunya (dan sekarang
bukubuku itu juga miliknya) dan mengira kebaikan bukubuku itu terletak dalam
keadaannya yang tersimpan di tempat yang tak terjangkau tangan?"
"Kebaikan sebuah buku terletak pada keadaannya yang bisa dibaca.
Sebuah buku terdiri atas pertanda yang bicara tentang pertanda lain, yang pada
gilirannya bicara tentang banyak hal.
Tanpa mata untuk membacanya, sebuah buku berisi pertanda yang tidak menghasilkan
konsep, karenanya bisu. Perpustakaan ini mungkin ditakdirkan untuk melindungi
bukubuku yang disimpannya,
tetapi sekarang tetap hidup untuk mengubur bukubuku itu. Ini sebabnya
perpustakaan itu telah menjadi sebuah bak cuci ketidakadilan. Kepala Gudang itu
bilang bahwa ia dikhianati.
Begitu pula Benno. Ia telah dikhianati. Oh, hari ini amat buruk, Adso terkasih!
Penuh darah dan keruntuhan. Aku sudah muak hari ini. Mari kita mengikuti
komplina, lalu tidur."
Waktu keluar dari dapur, kami berpapasan dengan Aymaro. Ia menanyakan apakah
rumor yang tersebar sekeliling itu betul, bahwa Maleakhi mengusulkan Benno
menjadi asistennya. Kami hanya bisa mengiyakan.
"Maleakhi kita sudah melakukan banyak hal bagus hari ini," kata Aymaro, dengan
seringai puas dan gemar seperti biasanya.
"Jika keadilan ada, Setan akan datang dan mengambilnya malam ini juga." []
Komplina Dalam cerita ini semua mendengar khotbah tentang kedatangan Antikristus, dan
Adso menemukan kekuatan dari nama-nama yang layak.
espers dilantunkan secara ragu-ragu sementara interogasi Kepala Gudang itu masih
berlangsung, karena beberapa novis yang ingin tahu, lari dari pengawasan gurunya
untuk mengintip apa yang sedang terjadi dalam aula pertemuan lewat celah dan
jendela. Sekarang seluruh komunitas itu akan mendoakan jiwa baik Severinus. Setiap orang
berharap Abbas akan bicara, dan ingin tahu apa yang akan ia katakan. Tetapi
sebagai gantinya, setelah homili ritual dari Santo Gregorius, refrain, dan tiga
mazmur yang telah ditetapkan, Abbas memang naik ke atas mimbar, tetapi hanya
untuk mengatakan bahwa ia tidak akan bicara apa-apa malam ini.
Begitu banyak musibah telah menimpa biara ini, katanya, sehingga bahkan bapa
spiritual sekalipun terdorong untuk berkhotbah dengan nada jengkel dan menegur.
Setiap orang, tanpa kecuali, sekarang harus melakukan pemeriksaan batin secara
kuat. Tetapi karena diperlukan seseorang untuk bicara, ia menyatakan bahwa
teguran itu harus diucapkan oleh yang tertua di antara mereka, yang sekarang
sudah mendekati kematian, bruder yang paling sedikit terlibat dalam semua hasrat
jasmani yang telah merangsang begitu banyak kejahatan. Menurut usianya, Alinardo
dari Grottaferrata seharusnya bicara, tetapi semua tahu kondisi kesehatan bruder
yang mulia itu lemah. Langsung setelah Alinardo, dalam urutan yang ditetapkan
oleh jalannya waktu yang tak bisa dielakkan, adalah Jorge. Dan sekarang Abbas
memintanya berkhotbah. Kami mendengar gumam dari bagian meja tempat Aymaro dan orangorang Italia lain
biasa duduk. Aku menduga Abbas telah meminta Jorge berkhotbah tanpa
membicarakannya dulu dengan Alinardo.
Guruku menunjukkan kepadaku, dengan bisikbisik, bahwa keputusan Abbas untuk
tidak bicara itu bijaksana, karena apa saja yang mungkin akan ia katakan akan
dinilai oleh Bernard dan orangorang Avignon yang hadir. Jorge tua, sebaliknya,
akan membatasi dirinya kepada ramalan mistiknya yang biasa, dan orangorang
Avignon tidak akan menganggap katakatanya penting. "Tetapi aku, ya," kata
William, "karena aku tidak percaya bahwa Jorge sepakat, dan mungkin diminta,
untuk bicara tanpa suatu tujuan yang tepat."
Jorge memanjat naik ke mimbar, dengan bantuan seseorang. Wajahnya diterangi oleh
tripod itu, satusatunya api yang menerangi jalan-tengah
gereja. Cahaya api itu memperkuat kegelapan yang melingkari matanya, yang tampak
seperti dua lubang hitam.
"Saudara-saudaraku paling tercinta," ia mulai, "dan semua tamu kami, yang paling
kami kasihi. Jika kalian mau mendengarkan orang tua malang ini .... Keempat
kematian yang telah menimpa biara kami tanpa menyebutkan dosa-dosa, yang sudah
amat lama dan yang baru, dari yang paling hina di antara orang hidup bukan,
seperti kalian ketahui, disebabkan oleh alam, yang, karena ritmenya bandel,
menetapkan hari kita di dunia, dari ayunan sampai kuburan. Tidak diragukan lagi
bahwa kalian semua percaya bahwa, meskipun selama ini dicekam kesedihan,
kejadiankejadian menyedihkan ini belum melibatkan jiwa kita, karena semua dari
kalian, yang selamat, tidak bersalah, dan kalau yang satu ini sudah dihukum,
sementara kalian akan, tentunya, tetap meratapi kepergian mereka yang sudah
meninggal, kalian tidak akan perlu membersihkan diri dari setiap tuduhan di
depan pengadilan Tuhan. Begitu yang kalian percayai. Orangorang gila!" teriaknya dengan suara aneh.
"Kalian semua gila dan congkak. Dia yang telah membunuh akan menanggung beban
dosanya di hadapan Tuhan, tetapi hanya karena ia pasrah dijadikan sarana
keputusan Tuhan. Persis seperti perlu adanya seseorang untuk mengkhianati Yesus
karena misteri penebusan harus dipenuhi, toh Allah memberi sanksi kutukan dan
makian kepada dia yang mengkhianatiNya. Jadi, seseorang telah berdosa pada
harihari ini, menyebabkan kematian dan kehancuran, tetapi aku mengatakan kepada
kalian bahwa kehancuran ini, meski tidak diinginkan, paling sedikit diizinkan
oleh Tuhan demi mengurangi keangkuhan kita!"
Ia diam, dan menatap kosong ke arah orang banyak yang diam itu seakan matanya
bisa menangkap emosi orangorang itu, seakan nyata dengan telinganya ia menikmati
keheningan dan ketakutan besar itu.
"Dalam komunitas ini," ia melanjutkan, "ular kesombongan sudah cukup lama
bergelung. Tetapi kesombongan apa" Kesombongan akan kekuasaan, dalam sebuah
biara yang terisolasi dari dunia" Tidak, tentu saja bukan. Kesombongan akan
kekayaan" Saudara saudaraku, sebelum dunia yang dikenal menggemakan perdebatan
panjang tentang kemiskinan dan kepemilikan, sejak zaman pendiri kita, kita,
bahkan ketika kita punya segala sesuatu, belum pernah punya apa-apa.
Satusatunya kekayaan kita yang benar adalah observasi dari Regula, doa dan
kerja. Tetapi dari kerja kita, kerja dari ordo kita, dan khususnya kerja dari
biara ini, sebagian memang, pada dasarnya adalah studi, dan pelestarian ilmu
pengetahuan. Pelestarian, kataku, bukan pencarian, karena properti ilmu
pengetahuan, sebagai suatu hal suci, sudah lengkap dan sudah ditentukan sejak
awal, dalam kesempurnaan Nubuat Tuhan yang mengungkapkan diri kepada dirinya
sendiri. Pelestarian, kataku, dan bukan pencarian, karena ini adalah suatu
properti ilmu pengetahuan, sebagai suatu hal
manusiawi, yang sudah ditetapkan dan dilengkapi selama berabadabad, dari khotbah
para nabi sampai interpretasi para bapa gereja. Tidak ada kemajuan, tidak ada
revolusi selama berabadabad, dalam sejarah ilmu pengetahuan, paling-paling ada
suatu rekapitulasi yang berkesinambungan dan sublim. Sejarah manusia berlangsung
dengan suatu gerakan yang tidak bisa dihentikan, dari penciptaan sampai
penebusan, menuju kembalinya kemenangan Kristus, yang akan tampak duduk di atas
mega untuk mengadili orang yang hidup dan yang mati; tetapi manusia dan
pengetahuan suci tidak mengikuti jalan ini: kuat bagai benteng tak terhancurkan,
pengetahuan ini membuat kita, kalau rendah hati dan waspada mendengarkan
suaranya, bisa mengikuti, menduga jalan ini, tetapi tidak tersentuh oleh jalan
ini. Aku adalah Dia yang Aliahmu, kata Allah orang Yahudi itu, Aku adalah jalan,
kebenaran dan kehidupan, kata Tuhan kita. Jadi kalian tahu sudah: pengetahuan
bukan apa-apa kecuali komentar mengagumkan atas kedua kebenaran ini. Segala
The Name Of The Rose Karya Umberto Eco di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
sesuatu lainnya yang selama ini telah dikatakan, diungkapkan oleh para nabi,
oleh para Evangelis, oleh para bapa dan para doktor, untuk lebih memperjelas
kedua ungkapan tersebut. Dan kadangkadang juga ada komentar menentang dari
penyembah berhala, yang tidak tahu tentang itu, dan katakata mereka telah
dimasukkan ke dalam tradisi Kristen. Tetapi di luar itu tidak ada lagi yang
dikatakan lebih jauh. Yang ada hanyalah melanjutkan meditasi, untuk
membuatnya mengilat, melestarikan.
Dulu, ini adalah dan seharusnya menjadi tugas biara kita dengan perpustakaannya
yang luar biasa ini tidak ada lainnya. Ada kisah bahwa suatu hari seorang
kalifah Timur membakar perpustakaan dari suatu kota yang bangga, hebat, dan
terkenal, dan bahwa, sementara ribuan buku mulai terbakar, ia mengatakan bahwa
bukubuku itu akan dan harus lenyap: entah karena mengulangi apa yang sudah
dikatakan Al-Quran, dan karenanya tak berguna, atau bertentangan dengan buku
suci penyembah berhala, dan karenanya berbahaya. Para doktor gereja, dan kita
bersama mereka, tidak berpikir dengan cara ini. Segala sesuatu yang melibatkan
komentar dan klarifikasi Kitab Injil, harus dilestarikan, karena ini mendorong
kemuliaan tulisan-tulisan suci; apa yang bertentangan tidak boleh dihancurkan,
karena hanya jika dilestarikan maka pada gilirannya itu dapat dipertentangkan
oleh mereka yang bisa berbuat begitu dan memang ditugasi, dalam cara dan waktu
yang dipilih Tuhan. Karena itu tanggung jawab ordo kita selama berabad abad, dan tugas biara kita
sekarang ini: bangga akan kebenaran yang kita nyatakan, rendah hati dan tekun
melestarikan katakata yang kejam terhadap kebenaran, tanpa membiarkan diri kita
dikotori olehnya. Nah, Saudara-saudaraku, apa dosa dari kesombongan yang bisa menggoda seorang
rahib terpelajar" Yang menganggap tugasnya bukan melestarikan, tetapi mencari
suatu informasi yang belum memberikan kepada umat manusia, seakan kata yang terakhir belum menggema
lagi dalam katakata malaikat terakhir yang bicara dalam Injil bab terakhir: 'Aku
bersaksi kepada setiap orang yang mendengar perkataan-perkataan Nubuat dari
Kitab ini. Jika seorang menambahkan sesuatu kepada perkataan-perkataan ini, maka
Allah akan menambahkan kepadanya malapetaka-malapetaka yang tertulis di dalam
Kitab ini. Dan jikalau seorang mengurangkan sesuatu dari perkataan-perkataan
dari kitab nubuat ini, maka Allah akan mengambil bagiannya dari pohon kehidupan
dan dari kota kudus seperti yang tertulis di dalam kitab ini.' Nah apa bagi
kalian, Saudara-saudaraku yang malang, katakata tersebut tidak seakanakan
membayangkan apa yang telah terjadi belum lama ini di dalam temboktembok ini,
padahal apa yang telah terjadi di dalam temboktembok ini hanya membayangkan
perubahanperubahan yang sama karena itu merundung abad yang di dalamnya kita
hidup, teguh dalam kata dan dalam perbuatan, seperti perubahan yang terjadi di
kotakota maupun kastil-kastil, dalam universitas membanggakan dan gereja
katedral, yang dengan penuh semangat berusaha menemukan ketentuan tambahan baru
kepada katakata kebenaran itu, sementara merusak makna dari kebenaran yang sudah
kaya dalam semua aliran, dan hanya menimbulkan pembelaan diri tanpa takut dan
bukan tambahan tolol" Inilah kesombongan yang menetap dan masih akan menetap di
dalam temboktembok ini: dan aku
akan mengatakan kepada dia yang telah bekerja keras dan yang bekerja untuk
membongkar meterai dari bukubuku yang bukan miliknya untuk melihat, bahwa inilah
kesombongan yang ingin dihukum dan terus dihukum oleh Tuhan jika tidak dikurangi
dan tidak merendahkan dirinya sendiri, karena Tuhan tidak sulit menemukan, tetap
dan selalu, berkat kelemahan kita, alat balas dendam-Nya."
"Kau dengar itu, Adso?" gumam William kepadaku. "Orang tua itu tahu lebih banyak
daripada yang sedang ia katakan. Entah ia ikut campur atau tidak dalam masalah
ini, ia tahu, dan mau memperingatkan, bahwa jika beberapa rahib tertentu yang
ingin tahu terus melanggar perpustakaan itu, biara ini tidak akan damai lagi."
Setelah berhenti agak lama, sekarang Jorge bicara lagi.
"Tetapi siapa, akhirnya, simbol kesombongan itu sendiri, yang dari siapa yang
sombong adalah gambar dan utusan-utusan, yang me nyelesaikan pekerjaan dan
mempertahankan standar" Siapa yang sebenarnya telah bertindak dan mungkin akan
bertindak juga di dalam temboktembok ini, sehingga akan memperingatkan kita
bahwa waktunya sudah dekat dan menghibur kita, karena jika waktunya sudah dekat,
penderitaan itu sudah jelas tak tertahankan, tetapi tidak tanpa batas, karena
siklus besar alam semesta ini sudah hampir terpenuhi" Oh, apa kalian semua sudah
paham betul, dan takut mengucapkan namanya, karena ini juga nama kalian dan
kalian takut akan itu, tetapi
meskipun kalian takut, aku tidak, dan aku akan mengucapkan nama ini dengan suara
lantang sehingga isi perut kalian akan melintir ketakutan dan gigi kalian akan
bergemeretuk dan melukai lidah kalian, dan kengerian yang terbentuk dalam darah
kalian membuat tirai gelap turun ke atas mata kalian ....
Ia adalah binatang buas jahat, ia adalah Antikristus itu!"
Ia berhenti bicara lama sekali. Para pendengarnya seakan mati.
Satusatunya yang bergerak di seluruh gereja itu adalah nyala api dalam tripod,
tetapi bahkan bayangbayang yang dibentuknya seakan membeku. Bunyi, lirih,
satusatunya adalah napas Jorge yang tertahan, ketika ia menyeka peluh dari
keningnya. Lalu Jorge melanjutkan.
"Kalian mungkin ingin mengatakan kepadaku: Tidak, ia belum lagi datang; mana
tandatanda kedatangannya" Tolol yang bilang ini! Mengapa, mereka ada di hadapan
mata kita, hari demi hari, dalam amfiteater besar dunia dan dalam citra biara
yang lebih sempit, malapetaka yang sudah menunjukkan tanda .... Sejak dulu
dikatakan bahwa kalau momen itu sudah hampir tiba, seorang raja asing akan
bangkit di Barat, penguasa kecurangan amat besar, ateis, pembunuh orang, culas,
haus akan emas, terampil dalam muslihat, kejam, musuh dan penghukum orang
beriman, dan pada masanya ia tidak akan menganggap perak berharga tetapi hanya
akan menjunjung tinggi emas! Aku tahu
betul, kalian yang mendengarkan aku sekarang bergegas untuk membuat kalkulasi
untuk melihat apakah dia yang kukatakan itu menyerupai Paus atau Kaisar atau
Raja Prancis atau siapa saja yang kalian mau, sehingga kalian akan mampu
mengatakan: Dia adalah musuhku dan aku berada di pihak yang benar! Tetapi aku
tidak akan terlalu blak-blakan: aku tidak akan memilih salah seorang dari
kalian. Antikristus itu, kalau datang, merasuki semua dan untuk semua orang, dan
masingmasing adalah bagian dari dia. Ia akan berada dalam kelompok tentara
bayaran yang merampas kotakota dan pedesaan, ia akan berada dalam pertanda yang
tidak tampak sebelumnya di langit, di mana tibatiba pelangi akan muncul, api dan
sangkakala, sementara suarasuara mengerang akan terdengar dan laut akan
mendidih. Sudah dikatakan bahwa orang dan binatang akan menimbulkan monster-monster,
tetapi ini berarti bahwa hati akan mengandung kebencian dan ketidaktenangan.
Jangan memandang sekelilingmu untuk melihat sekilas binatang-binatang ilustrasi
yang amat kalian nikmati pada perkamen! Sudah dikatakan bahwa istri-istri masih
muda yang belum lama kawin akan melahirkan bayi-bayi yang sudah bisa bicara
dengan fasih, yang akan mewartakan bahwa saat itu sudah dekat dan akan minta
untuk dibunuh. Tetapi jangan memeriksa desa-desa di bawah kita, bayi-bayi
terlalu-bijaksana yang sudah dibunuh di dalam temboktembok ini sendiri! Dan
seperti bayi-bayi ramalan, penampilan mereka
seperti orang yang sudah tua, dan dalam ramalan mereka adalah anak-anak berkaki
empat, dan hantuhantu dan embrio-embrio yang akan meramal dalam rahim para ibu
sambil mengucapkan katakata ajaib. Dan semua sudah ditulis, kalian tahu itu,
kan" Sudah dituliskan bahwa banyak di kalangan mereka yang berpangkat, dan di
kalangan rakyat, gereja, akan menjadi pengacau; bahwa akan muncul para gembala
kejam, jahat, keji, serakah, suka mencari kenikmatan, suka merampas, suka
menikmati omong kosong, suka membual, sombong, keranjingan, arogan, tercebur
dalam percabulan, suka mencari kemenangan sia-sia, musuh Injil, siap menghindari
gerbang selat, untuk menyangkal dunia yang benar; dan mereka akan membenci
setiap cara berbakti, tidak akan menyesali dosa mereka, dan karenanya akan
menyebarkannya di kalangan semua orang yang tak beriman, kebencian antar-
rohaniwan, kekejaman, kekerasan hati, iri hati, ketidakacuhan, perampokan,
ketidaksabaran, berahi, kenikmatan jasmani, zina, dan semua kejahatan lainnya.
Kasih sayang akan lenyap, dan kerendahan hati, cinta kedamaian, kemiskinan,
kasih sayang, manfaat air mata .... Ayolah, apa kalian tidak mengenali diri kalian
sendiri, kalian semua yang hadir di sini, rahibrahib biara ini dan tamu-tamu
terhormat dari dunia luar?"
Selama Jorge berhenti bicara terdengar suara gemeresik.
Kardinal Bertrand gelisah di atas bangkunya. Bagaimanapun juga, pikirku, Jorge
seorang pengkhotbah yang hebat, dan waktu melecut saudara-saudaranya, ia juga
tidak lupa melecut para tamu. Aku mau memberikan apa saja asalkan bisa
mengetahui apa yang tengah dipikirkan Bernard saat itu, atau apa yang dipikirkan
orangorang Avignon yang gemuk itu.
"Dan akan terjadi pada titik ini, tepatnya ini," suara Jorge menggelegar, "bahwa
Antikristus akan mengajak hantu terhujatnya, kera, karena ia ingin menjadi Tuhan
kita. Pada saatsaat itu (maksudnya semua ini), semua kerajaan akan tersapu
habis, akan terjadi kelaparan dan kemiskinan, dan panen gagal, dan musim dingin
amat sangat keras. Dan anak-anak dari masa itu (yakni, se karang) tidak ada
siapa-siapa lagi yang mengasuh dan menyimpan makanan dalam gudang mereka, dan
mereka akan dipermalukan dalam pasar jual beli. Teberkatilah, karena itu, mereka
yang sudah tidak hidup lagi, atau yang, masih hidup, bisa bertahan hidup!
Maka akan datang putra kejahatan kekal, musuh yang membual dan sombong, sambil
memperagakan banyak virus untuk mengelabui seluruh bumi dan mengalahkan
keadilan. Syria akan jatuh dan meratapi putra-putranya, Cicilia akan mengangkat
kepalanya sampai dia yang bakal mengadili muncul. Putri Babylon akan bangkit
dari takhta kemegahannya untuk minum dari cawan kepedihan. Cappa-docia, Lycia,
dan Lycaunia akan tunduk karena seluruh kumpulan orang akan dimusnahkan karena
hancurnya ketidakadilan. Kemah-kemah orang
Barbar dan kereta-kereta perang akan muncul di semua sisi untuk menguasai tanah-
tanah. Di Armenia, di Pontus, dan di Bithynia, para pemuda akan mati oleh
pedang, gadis-gadis akan dijadikan tawanan, putra dan putri sekandung akan
melakukan perkawinan. Pisidia, yang membual dalam kemuliaannya, akan bertekuk lutut, pedang itu akan
menembus ke tengah Phoenicia, Judea akan mengenakan baju berkabung dan bersiap-
siap untuk hari kejahatan kekal yang ditimbulkan oleh ketidakmurniannya. Di
setiap sisi akan muncul kebencian dan penghancuran, Antikristus itu akan
mengalahkan dunia Barat dan akan menghancurkan rute-rute perdagangan; ia akan
membawa pedang dan api menyala-nyala, dan api itu akan membakar dengan nyala
begitu kuat: kekuatannya akan berupa penghujatan, tangannya berupa
pengkhianatan, tangan kanan akan membawa kehancuran, tangan kanan pembawa
kegelapan. Ini semua adalah ciri-ciri yang akan menandainya: kepalanya akan
berupa api membara, mata kanannya akan semerah darah, mata kirinya hijau seperti
mata kucing dengan dua pupil, dan alisnya putih, bibir bawahnya membengkak,
tumitnya lemah, kakinya besar, ibu jarinya meremukkan dan menyiksa!"
"Itu seakan potret dirinya," bisik William sambil terkekehkekeh.
Itu suatu komentar yang amat keji, tetapi aku berterima kasih kepadanya, karena
rambutku sudah mulai berdiri. Aku hampir tidak bisa menahan tawa,
kedua pipiku menggembung ketika bibirku yang mengatup menyemburkan tawa. Suatu
bunyi yang, dalam kesunyian setelah katakata orang tua itu, terdengar jelas,
tetapi untungnya setiap orang mengira ada orang batuk, atau menangis, atau
gemetar, dan mereka semua betul.
"Inilah saatnya," Jorge sekarang mulai bicara lagi, "ketika segala sesuatu akan
jatuh ke dalam keadaan tanpa hukum, anak laki-laki akan memukul ayahnya, istri
akan bersekongkol melawan suami, suami akan menuntut istri, majikan akan tidak
berperikemanusiaan terhadap pelayan dan pelayan akan menentang majikan, orang
tua tidak lagi dihormati, orang muda akan menuntut untuk memerintah, pekerjaan
jadi seakan kebiasaan yang tak berguna bagi semua, di manamana akan muncul
nyanyian yang menyanjung kebebasan, keburukan, perilaku jangak yang merdeka.
Dan setelah itu, gelombang besar pemerkosaan, perzinaan, sumpah palsu, dosa
melawan alam akan menyusul, dan penyakit, dan tenung, dan mantra, dan bendabenda
terbang akan tampak di langit, nabinabi palsu akan muncul di tengah orang
Kristen yang baik, rasul palsu, koruptor, penipu, tukang sihir, pemerkosa,
lintah darat, orang yang bersumpah palsu, pemalsu; gembala akan berubah menjadi
serigala, pendeta akan berbohong, rahib akan menginginkan bendabenda duniawi,
orang miskin tidak buruburu membantu tuan tanah mereka, yang berkuasa tidak
berbelas kasihan, yang adil akan menjadi saksi ketidakadilan. Semua
kota akan terguncang oleh gempa, akan ada wabah di setiap negeri, angin puyuh
akan membongkar bumi, ladang-ladang akan tercemar, laut akan mengeluarkan cairan
hitam, keajaiban aneh dan baru akan menggantikan bulan, bintangbintang tidak
lagi mengambil jalannya, bintangbintang lain tak dikenal akan mengaluri langit,
akan ada salju di musim panas, dan di musim dingin panasnya bukan main. Dan
saatsaat akhir itu akan tiba, akhir zaman .... Pada hari pertama, akan muncul
suara keras dan kuat di langit pada jam tiga, mega ungu akan maju dari utara,
guruh dan halilintar akan mengikutinya, dan hujan darah akan turun ke bumi. Pada
hari kedua, bumi akan dibongkar dari kedudukannya dan asap tanur besar akan
menembus masuk gerbanggerbang di langit. Pada hari ketiga jurang-jurang bumi
akan runtuh dari empat penjuru kosmos. Puncak-puncak langit akan terbuka, udara
akan dipenuhi oleh pilar-pilar asap dan akan terasa bau belerang sampai jam
kesepuluh. Pada hari keempat, pagi-pagi benar, jurang akan meleleh dan
mengeluarkan ledakan, dan gedung-gedung akan runtuh. Pada pada jam keenam hari
kelima, kekuatan-kekuatan cahaya dan roda matahari akan dihancurkan, dan akan
terjadi kegelapan di seluruh bumi sampai malam, dan bintangbintang dan bulan
akan berhenti beredar. Pada pada jam keempat hari keenam, langit akan retak dari
timur ke barat dan para malaikat akan bisa memandang ke bumi lewat celah-celah
di surga dan semua yang ada di bumi dapat melihat para malaikat memandang ke
bawah dari surga. Lalu semua orang akan bersembunyi di gununggunung untuk menghindari
tatapan para malaikat yang adil itu. Pada hari ketujuh, Kristus akan tiba dalam
cahaya Bapanya. Dan kemudian akan dilaksanakan pengadilan bagi orang baik dan
mereka akan bangkit bersama jiwa dan tubuh suci abadi. Tetapi ini bukan tujuan
meditasi kalian malam ini, Saudara-saudaraku yang sombong!
Bukan para pendosa yang akan melihat subuh hari kedelapan, ketika suatu suara
lembut dan manis akan muncul dari arah timur, di tengah surga, dan bahwa akan
tampak malaikat yang menguasai semua malaikat suci lainnya, dan semua malaikat
akan maju bersamanya, duduk di atas kereta mega, penuh dengan kegembiraan,
melesat di udara, untuk membebaskan mereka yang telah percaya, dan bersama
mereka, semua akan bersukaria karena penghancuran dunia ini tentunya sudah
selesai! Tetapi ini tidak untuk membuat kita dengan sombong bersukaria malam
ini! Kita justru akan merenungkan katakata yang akan diucapkan Tuhan untuk
mengusir mereka yang belum mendapat penebusan: Menyingkir dari aku, kalian
terkutuk, ke dalam api abadi yang telah disiapkan bagimu oleh Iblis dan para
pengikutnya! Kalian sendiri sudah mendapatkannya, dan sekarang nikmatilah! Pergi
kalian dari aku, turunlah ke dalam kegelapan abadi dan ke dalam api yang tak
bisa mati! Aku menciptakan kalian dan kalian jadi pengikut yang lain! Kalian
menjadi pelayan tuan yang lain, pergilah dan tinggallah bersamanya dalam
kegelapan, dengan dia, ular beludak yang tak pernah beristirahat, di tengah
gemeretak gigi! Kuberi kalian telinga untuk mendengar Injil dan kalian
mendengarkan katakata penyembah berhala! Aku membentuk mulut bagi kalian untuk
memuliakan Tuhan dan kalian menggunakannya untuk mengucapkan kebohongan para
penyair dan tekateki iblis! Kuberi kalian mata untuk melihat cahaya dalilku, dan
kalian menggunakannya untuk mengintip ke dalam kegelapan! Aku seorang hakim umat
manusia, tetapi hakim yang adil. Kepada masingmasing aku akan memberikan apa
yang pantas diterimanya. Aku akan berbelas kasihan kepada kalian, tetapi aku
tidak menemukan minyak dalam guci kalian. Aku akan terdorong untuk menaruh belas
kasihan, tetapi lampu kalian tidak bersih. Pergi dariku .... Begitu Tuhan akan
berkata. Dan mereka ... dan mungkin kita semua ... akan turun ke dalam siksaan
abadi. Dalam nama Bapa, Putra, dan Roh Kudus."
"Amin," semua menjawab, dengan satu suara.
SAMBIL berbaris, tanpa menggumam, para rahib keluar menuju bilik mereka. Karena
merasa tidak ingin saling bercakapcakap. Para rahib Minorit dan utusan Paus
menghilang, karena ingin sekali menyendiri dan mengaso. Hatiku terasa berat.
"Tidur, Adso," kata William kepadaku, sambil menaiki anak tangga di penginapan.
"Ini bukan malam untuk keluyuran. Bernard Gui mungkin punya gagasan untuk
mencanangkan akhir dunia dengan
mulai dari mayat kita. Besok pagi kita harus berusaha hadir pada matina, karena
segera setelah itu Michael dan rahib Minorit lainnya akan berangkat."
"Apa Bernard juga berangkat, dengan para tawanannya?" tanyaku lirih.
"Sudah tentu tidak ada lagi yang harus ia kerjakan di sini.
Mestinya ia ingin menggiring Michael ke Avignon, tetapi dengan cara sedemikian
rupa agar kedatangan Michael bersamaan waktu dengan pengadilan Kepala Gudang
itu, seorang Minorit, bidah, dan pembunuh. Api pembakaran Kepala Gudang itu akan
menerangi, bagaikan sebuah obor perdamaian, pertemuan pertama Michael dengan
Paus." "Dan apa yang akan terjadi dengan Salvatore dan ... gadis itu?"
"Salvatore akan pergi bersama Kepala Gudang, karena ia harus bersaksi dalam
pengadilan itu. Mungkin Bernard akan menyelamatkan hidupnya sebagai imbalan. Ia
The Name Of The Rose Karya Umberto Eco di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
mungkin membiarkan Salvatore melarikan diri dan kemudian menyuruh orang
membunuhnya, atau betulbetul membiarkannya pergi, karena seseorang seperti
Bernard tidak berminat kepada seseorang seperti Salvatore. Siapa tahu" Bisa jadi
Salvatore akan berakhir sebagai bandit penggorok leher di suatu hutan di
Languedoc ...." "Dan gadis itu?"
"Sudah kubilang: ia akan dibakar hidup-hidup. Tetapi ia akan dibakar sebelumnya,
di tengah jalan, untuk meningkatkan iman suatu Desa Kataris di tepi
pantai. Aku sudah mendengar kabar bahwa Bernard akan menemui koleganya, Jacques
Fournier (ingat nama itu: karena ia mau membakar orang Albigensia, tetapi punya
ambisi lebih besar), dan seorang tukang sihir cantik yang akan dilemparkan ke
dalam api tentu akan meningkatkan martabat dan ketenaran kedua orang itu ...."
"Tetapi apa tidak bisa dilakukan sesuatu untuk menyelamatkan mereka?" seruku.
"Apa Abbas tidak bisa campur tangan?"
"Untuk siapa" Untuk Kepala Gudang itu, seorang kriminal yang mengaku" Untuk
seseorang yang berengsek seperti Salvatore" Atau kau maksud gadis itu?"
"Bagaimana kalau, ya?" aku memberanikan diri berkata. "Bagaimanapun juga, dari
ketiganya, gadis itu yang benarbenar tidak bersalah: Anda tahu dia bukan
penyihir "Dan apa kau percaya bahwa Abbas itu, setelah apa yang sudah terjadi, mau ambil
risiko kehilangan martabatnya yang tinggal kecil itu untuk seorang penyihir?"
"Tetapi ia mau bertanggung jawab atas larinya Ubertino?"
"Ubertino adalah salah seorang rahibnya dan belum dituduh apaapa.
Di samping itu, kau ini ngomong apa, sih" Ubertino seseorang yang penting;
Bernard hanya bisa memukulnya dari belakang."
"Jadi, Kepala Gudang itu betul: penduduk biasa selalu dihukum untuk semua,
bahkan bagi mereka yang bicara atas nama mereka, bahkan bagi orang seperti Ubertino dan Michael,
yang dengan kata kata penebusan dosa telah mendorong orang biasa untuk
memberontak!" Aku merasa begitu putus asa sehingga tidak mempertimbangkan bahwa
gadis itu justru bukan seorang Fraticello, dirayu oleh visi mistik Ubertino,
tetapi seorang petani, akan dihukum untuk sesuatu yang tidak ada hubungannya
dengan dirinya." "Begitulah," jawab William sedih. "Dan jika kau mau mencari sekilas keadilan,
akan kuceritakan kepadamu bahwa suatu hari anjinganjing besar itu, Paus dan
Kaisar, dengan tujuan berdamai, akan mengabaikan mayat anjinganjing lebih kecil
yang saling menggigit demi melayani mereka. Dan Michael atau Ubertino akan
diperlakukan seperti gadismu diperlakukan hari ini."
Sekarang aku tahu bahwa William sedang meramal atau, tepatnya, membenarkan,
menyimpulkan dasar dari prinsip filsafat alam. Tetapi saat itu ramalan dan
silogismenya tidak menghibur-ku sedikit pun. Hal satusatunya yang pasti adalah
bahwa gadis itu akan dibakar. Dan aku merasa bersalah, karena di atas pembakaran
itu, seakan ia juga akan menghilangkan dosa yang telah kulakukan bersamanya.
Dengan amat malu aku menangis dan lari ke bilikku, sepanjang malam aku
menggigiti dipanku dan mengerang tak berdaya, karena aku bahkan tidak diizinkan
seperti yang mereka lakukan dalam romansa ksatria yang kubaca bersama teman-
temanku di Melk untuk meratap dan menyebut-nyebut nama kekasih.
Itu satusatunya cinta duniawi hidupku, dan aku tidak bisa, waktu itu atau
selamanya setelah itu, menyebut nama kekasihku itu. []
Hari Keenam Martina Dalam cerita ini "para penguasa sederunt", dan Maleakhi jatuh ke lantai.
ami turun untuk ikut matina. Bagian terakhir malam itu, pada hakikatnya bagian
pertama hari baru yang hampir merekah, masih berkabut.
Waktu menyeberang kloster, kelembapan meresapi tulang-tulangku, terasa ngilu
setelah tidur tidak nyenyak. Meskipun gereja itu dingin, aku berlutut di bawah
relung-relung itu sambil mendesah lega, terlindung oleh unsur elemen itu,
dinyamankan oleh kehangatan tubuh lainnya, dan oleh doa.
Lantunan mazmur baru saja dimulai ketika William menunjuk ke deretan di depan
kami: ada tempat kosong di antara Jorge dan Pacificus dari Tivoli. Itu adalah
tempat Maleakhi, yang selalu duduk di sebelah orang buta tersebut. Bukan cuma
kami yang memperhatikan ketidakhadiran orang itu. Di satu pihak aku melihat
Abbas yang melirik dengan cemas, karena benarbenar menyadari, tentu saja,
bahwa kekosongan selalu membawa bentara menyedihkan.
Di lain pihak aku melihat bahwa Jorge tua itu luar biasa jengkel.
Wajahnya, yang biasanya amat sulit dipahami karena kedua matanya yang putih,
hampir sepenuhnya gelap; tetapi kedua tangannya gugup dan tidak mau diam.
Nyatanya, lebih dari sekali ia meraba tempat duduk di sebelahnya, seakan mau
melihat apa ada yang menempati.
Ia mengulangi gerakan itu berkali-kali, selang waktu yang teratur, seakan
berharap bahwa orang yang absen itu akan muncul kapan saja tetapi takut karena
tidak menemukannya. "Di mana ya, pustakawan itu?" bisikku kepada William.
"Maleakhi," jawab William, "sekarang ini satusatunya pemilik buku itu. Jika ia
tidak bersalah atas kejahatan-kejahatan itu, maka ia mungkin tidak tahu bahaya
yang dikandung buku itu ...."
Tidak ada lagi yang bisa dibicarakan. Kami hanya bisa menunggu. Dan kami
menunggu: William dan aku, Abbas, yang terus menatap tempat kosong tersebut, dan
Jorge, yang tidak pernah berhenti bertanya kepada kegelapan dengan kedua
tangannya. Waktu sampai pada akhir doa, Abbas itu mengingatkan para rahib dan novis akan
perlunya menyiapkan Misa Agung Natal; oleh karena itu, seperti kebiasaan, saat
sebelum lauda harus digunakan untuk melatih seluruh komunitas
menyanyikan beberapa lagu yang ditetapkan untuk kesempatan tersebut. Dengan
sendirinya kumpulan orang saleh itu latihan sebagai satu tubuh, dalam suatu
suara selaras tunggal; melalui suatu proses yang telah dikerjakan selama
bertahuntahun, mereka mengakui kesatuan mereka, menjadi sejiwa, dalam nyanyian
mereka. Abbas mengundang mereka menyanyikan "Sederunt";
Sederunt principes et adversus me loquebantur, iniqui persecuti sunt me. Adiuva me, Domine Deus meus, salvum me fac propter magnam misericordiam tuam, t
Aku bertanya dalam hati apakah Abbas itu tidak sengaja memilih gradual itu untuk
dinyanyikan pada malam khusus itu, jeritan kepada Tuhan yang menghakimi,
permohonan bantuan untuk melawan pangeran-pangeran jahat. Dan di sana, para duta
kaisar ikut hadir dalam acara doa itu, untuk diingatkan tentang betapa selama
berabadabad ordo kami telah didorong untuk menolak penghakiman dari mereka yang
berkuasa, berkat hubungan khususnya dengan Allah, Tuhan dalam hosti. Dan awal
lagu itu memang menciptakan suatu kesan adanya kekuatan besar.
Pada suku kata pertama, koor yang saleh dan
lambat mulai bernyanyi, lusinan dan lusinan suara, yang bunyi basnya memenuhi
bagian tengah gereja dan mengambang di atas kepala kami dan toh seakan bangkit
dari jantung bumi. Bunyi itu tidak terputus, karena suarasuara lain mulai
menjalin, di atas kalimat yang penuh makna dan berkesinambungan itu, serangkaian
vokalise dan melisma, ini menyambung terus mendominasi dan tidak berhenti untuk
seluruh waktu sehingga seorang pembicara perlu mengulang dua belas kali "Ave
Maria" dengan suara lambat dan berirama. Dan seakan dibebaskan dari setiap
ketakutan oleh keyakinan bahwa suku kata yang diperpanjang itu, alegori dari
jangka waktu keabadian, memberi kepada doa-doa tersebut, suarasuara lain (dan
khususnya suara para novis) di atas tempat lebih tinggi yang dasarnya sekuat-
batu, pilar-pilar, puncak-puncak pencairan dan nema bernada rendah itu. Dan
sementara hatiku bergolak oleh kemanisan vibrasi dari suatu nada klimaks atau
nada porektus, suatu torkulus atau suatu salikus, suarasuara itu seakan berkata
kepadaku bahwa jiwa (jiwa mereka yang tengah berdoa, dan jiwaku sendiri
sementara mendengarkan suarasuara itu), tidak mampu menanggung perasaan terlalu
gembira, terkoyak akibat suarasuara itu untuk mengungkapkan kegembiraan,
kesedihan, pujian, cinta, dalam suatu dorongan bunyi-bunyi indah. Sementara itu,
suarasuara chthonian yang amat tegas itu tidak berhenti, seakan kehadiran musuh
yang mengancam, dari mereka yang berkuasa yang
menghukum rakyat Tuhan, tetap tidak terselesaikan. Sebelum putaran keras
Neptunian dari satu nada tunggal seakan terkuasai, atau paling sedikit
diyakinkan dan dibuka, oleh Haleluya yang menggembirakan dari mereka yang
menentangnya, dan semua orang larut ke dalam suatu paduan nada sempurna dan
agung dan ke dalam suatu nema yang datar.
Begitu "sederunt" itu sudah dilantunkan dengan semacam kesulitan terusmenerus,
nada untuk "principes" meningkat dengan ketenangan yang membahagiakan dan agung.
Aku tidak lagi bertanya di dalam hati siapa orang kuat yang berbicara melawanku
(melawan kami): bayangan dari hantu mengancam yang duduk di atas takhta itu
telah memudar, telah menghilang.
Dan hantuhantu lainnya, aku juga percaya, saat itu makin larut, karena ketika
memandang tempat duduk Maleakhi lagi, setelah perhatianku terserap oleh nyanyian
tersebut, aku melihat sosok pustakawan itu berdoa di antara orangorang lainnya,
seakan dia sudah sedari tadi duduk di situ. Aku memandang William dan melihat
isyarat lega dalam matanya, kelegaan yang sama kulihat dalam mata Abbas di
kejauhan. Akan halnya Jorge, sekali lagi ia mengulurkan tangannya, dan menyentuh
tubuh orang yang duduk di sebelahnya, dan langsung menarik tangannya lagi.
Tetapi aku tidak tahu perasaan apa yang bergejolak dalam dirinya.
Sekarang koor dengan gembira menyanyikan "Adiuva me", yang bunyi "a"nya
melambung gembira di seluruh gereja, dan bahkan bunyi V'nya tidak terasa sedih seperti dalam kata
"sederunt", tetapi penuh dengan semangat suci. Para rahib dan novis itu
menyanyikan, menurut aturan yang diharuskan oleh lagu itu, sambil berdiri tegak,
dengan tenggorokan bebas, kepala memandang ke atas, bukunya hampir setinggi bahu
sehingga mereka dapat membaca tanpa harus menurunkan kepala dan dengan begitu
membuat napas bisa keluar dari dada tanpa harus dipaksa keras. Tetapi hari masih
malam, dan meskipun genderang kegembiraan menggelegar, hawa tidur menjebak
banyak penyanyi, yang, mungkin kehilangan kemampuan menyanyikan nada yang
panjang, sementara larut dalam gelombang lagu itu sendiri, berkali-kali
mengangguk, diseret oleh kantuk.
Lalu rahib yang bertugas membangunkan, bahkan dalam situasi itu, menyoroti
wajahwajah dengan sebuah lampu, satu per satu, agar tubuh dan jiwa mereka
terjaga kembali. Dan orang yang bertugas membangunkan itu justru yang pertama memperhatikan
Maleakhi bergoyang dalam suatu gaya yang aneh, seakan tibatiba tercebur kembali
ke dalam kabut tidur Cimmeria yang mungkin belum ia nikmati sepanjang malam.
Rahib itu menghampiri Maleakhi dengan lampu, menerangi wajahnya dan dengan
sendirinya mulai menarik perhatianku. Pustakawan itu tidak bereaksi. Rahib itu
menyentuhnya dan Maleakhi terjungkal ke depan dengan keras. Rahib yang bertugas
membangunkan itu nyaris menangkapnya sebelum jatuh.
Nyanyian melambat, suarasuara berhenti, terasa suasana bingung sesaat. William
sudah langsung melompat dari tempat duduknya dan bergegas ke tempat di mana
Pacificus dari Tivoli dan rahib yang bertugas membangunkan itu sekarang
membaringkan Maleakhi di atas lantai, tidak sadarkan diri.
Kami sampai ke tempat itu bersamaan dengan Abbas, dan dalam cahaya lampu kami
melihat wajah orang malang itu. Aku sudah menggambarkan raut muka Maleakhi,
tetapi malam itu, dalam cahaya lampu, wajah itu benarbenar menggambarkan
kematian: hidung lancip itu, mata cekung itu, pelipis melesak yang putih itu,
telinga berkerut dengan cuping ke arah luar, kulit wajahnya sekarang kaku,
kencang, dan kering, warna pipinya kekuningkuningan ditingkah bayangan gelap.
Kedua mata itu masih terbuka dan bibir yang pecah-pecah itu masih berusaha
mengeluarkan napas berat. Ia membuka mulutnya, dan ketika aku membungkuk di
belakang William, yang sudah membungkuk di atas Maleakhi, aku melihat lidah
kehitaman bergerakgerak di dalam ruang giginya. William, lengannya memeluk bahu
Maleakhi, membangunkannya, sambil menyeka selapis peluh yang membasahi kening
Maleakhi dengan tangannya yang lain. Maleakhi merasakan suatu sentuhan, suatu
kehadiran; ia menatap langsung ke depan, jelas tidak melihat, jelas tidak
mengenali siapa yang ada di hadapannya. Ia mengangkat tangannya yang gemetar,
mencengkeram dada William, sambil menarik wajah
William sampai wajah mereka hampir bersentuhan, lalu dengan suara lirih dan
serak ia mengucapkan beberapa kata, "Ia menangkapku ... sungguh .... Ada kekuatan
seribu kalajengking ...."
"Siapa yang mengatakan kepadamu?" tanya William kepadanya.
"Siapa?" Maleakhi berusaha bicara lagi. Tetapi ia terenggut oleh getaran kuat dan
kepalanya jatuh ke belakang. Wajahnya pasi, kehilangan semua rona kehidupan. Ia
sudah mati. William berdiri. Ia melihat Abbas di sampingnya, tetapi tidak berkata apa-apa.
Lalu, di belakang Abbas, ia melihat Bernard Gui.
"Tuanku Bernard," tanya William, "siapa yang membunuh orang ini, setelah dengan
pintar kau menemukan dan menangkap para pembunuh itu?"
"Jangan tanya aku," kata Bernard. "Aku belum pernah bilang aku telah ditugasi
menghakimi semua kriminal yang bebas berkeliaran dalam biara ini. Tentu saja aku
akan melakukannya dengan senang hati, jika mampu." Ia memandang William. "Tetapi
yang lainlainnya sekarang kuserahkan kepada kuatnya ... atau besarnya wewenang
Tuanku Abbas." Abbas itu jadi pucat dan tetap diam. Lalu Bernard pergi.
Pada saat itu aku mendengar semacam rengekan, suatu isak tertahan.
Jorge, di atas tempat berlutut bangkunya, ditopang oleh seorang rahib yang
tentunya telah menjelaskan apa yang telah terjadi.
"Ini tidak akan pernah berakhir ...," katanya dalam suara parau. "Ya, Tuhan,
ampuni kami semua!" William membungkuk di atas mayat itu beberapa saat. Ia meraih pergelangan tangan
mayat itu, menengadahkan telapak tangan itu ke arah lampu. Bantal tiga jari
pertama tangan kanan Maleakhi menghitam. []
Lauda Dalam cerita ini telak dipilih Kepala Gudang yang baru, tetapi pustakawan baru
tidak dipilih. s~f^rpa sekarang sudah saatnya lauda" Masih zj/jy terlalu pagi atau sudah
terlambat" Sejak saat itu selanjutnya aku kehilangan perasaan akan waktu.
Mungkin jam berjalan terus, mungkin agak lambat, mayat Maleakhi sudah diletakkan
di atas sebuah katafalkz di dalam gereja, sementara para rahib membentuk
setengah lingkaran mengelilinginya. Abbas mengeluarkan perintah untuk pemakaman
segera. Aku mendengar beliau memanggil Benno dan Nicholas dari Morimondo. Dalam
waktu kurang dari sehari, katanya, biara itu telah kehilangan Kepala Gudang dan
pustakawannya. "Kau," katanya kepada Nicholas, "akan mengambil alih tugas
Remigio. Kau tahu pekerjaan dari banyak orang, di biara sini. Tunjuk seseorang
untuk menggantikan pekerjaanmu di bengkel, dan sediakan kebutuhan langsung hari
ini di dapur, ruang makan.
2 Panggung tempat meletakkan peti mati pen?Kau diizinkan tidak ikut doa. Pergilah." Lalu kepada Benno beliau bilang, "Baru
kemarin malam kau ditunjuk menjadi asisten Maleakhi. Urus dibukanya skriptorium
dan pastikan tak ada orang naik ke perpustakaan sendirian." Dengan malu, Benno
menunjukkan bahwa ia belum dilantik ke dalam rahasia tempat itu. Abbas itu
menatapnya dengan galak. "Tak ada yang mengatakan bahwa kau akan dilantik. Kau
urus dulu agar pekerjaan terus berlangsung dan dipersembahkan sebagai suatu doa
bagi saudarasaudara kita yang telah meninggal ... dan bagi mereka yang mungkin
akan mati. Setiap rahib akan bekerja hanya dengan bukubuku yang sudah diberikan
kepadanya. Mereka yang menginginkan boleh memeriksa katalog. Hanya itu. Kau
diizinkan untuk tidak ikut vespers, karena saat itu kau harus mengunci
semuanya." "Tetapi bagaimana caranya aku bisa keluar?" tanya Benno.
"Pertanyaan bagus. Aku akan mengunci pintu-pintu sebelah luar setelah makan
malam. Pergilah." Benno keluar bersama mereka, sambil menghindari William, yang ingin bicara
kepadanya. Dalam koor, tinggal kelompok kecil: Alinardo, Pacificus dari Tivoli,
Aymaro dari Alessandria, dan Peter dari Sant'Albanno. Aymaro menyeringai.
"Marilah kita bersyukur kepada Allah," katanya. "Dengan meninggalnya si Jerman
itu, ada risiko mendapatkan seorang pustakawan baru yang lebih barbar."
"Menurutmu siapa yang akan ditunjuk untuk posisi itu?" tanya William.
Peter dari Sant'Albano tersenyum penuh tekateki. "Setelah segala sesuatu yang
telah terjadi selama beberapa hari ini, masalahnya bukan lagi pustakawan, tetapi
Darah Pendekar 1 Pendekar Mabuk 056 Pembantai Raksasa Tabir Air Sakti 3
para Rasul Palsu itu dan begitulah kau menjawabku sekarang, mungkin tanpa
menyadarinya, karena dari bibirmu akan muncul lagi kata kata bahwa kau pernah
dilatih untuk memperdayai inkuisitor. Dan karenanya kau mau menuduh dirimu
sendiri dengan kata-katamu sendiri, dan aku bisa terjebak andaikan aku tidak
punya pengalaman lama sebagai inkuisitor .... Tapi, sekarang pertanyaan yang
sebenarnya, orang jahat! Apa kau pernah mendengar tentang Gherardo Segarelli
dari Parma?" "Saya sudah mendengar orang membicarakan dia," kata Kepala Gudang itu, mulai
pucat, jika orang masih bisa menyebutkan rona pada wajah yang rusak itu.
"Apa kau pernah mendengar tentang Fra Dolcino dari Novara?"
"Saya sudah mendengar orang membicarakannya."
"Apa kau sudah menemuinya secara pribadi dan bercakapcakap dengannya?"
Kepala Gudang itu tetap diam selama beberapa saat, seakan mau mempertimbangkan
seberapa banyak seharusnya ia menceritakan sebagian dari kebenaran itu. Lalu ia
mengambil keputusan dan berkata, dalam suara lirih, "Saya sudah bertemu dan
bicara dengannya." "Lebih keras!" teriak Bernard. "Biarkan sepatah kata kebenaran akhirnya
terdengar lepas dari bibirmu! Kapan kau bicara dengannya?"
"Tuanku," kata Kepala Gudang itu. "Saya adalah seorang rahib dalam suatu biara
dekat Novara tatkala orangorang Dolcino berkumpul di bagianbagian itu, dan
mereka bahkan lewat di depan biara saya, dan mulamula tak ada yang tahu jelas
siapa mereka itu "Kau bohong! Bagaimana mungkin seorang Fransiskan dari Varagine berada dalam
suatu biara di dalam wilayah Novara" Kau tidak berada di dalam suatu biara, kau
sudah jadi anggota gerombolan Fraticelli yang berkeliaran di seputar tanah-tanah
itu dan hidup dari mengemis, dan kemudian kau bergabung dengan orang Dolcinian!"
"Bagaimana Anda bisa menyimpulkan itu, Tuan?" tanya Kepala Gudang itu dengan
gemetar. "Aku akan mengatakan kepadamu bagaimana aku bisa, nyatanya harus, menyimpulkan
itu," kata Bernard dan memerintahkan agar Salvatore dibawa masuk.
Melihat orang malang itu, yang sudah tentu semalaman diinterogasi sendiri, tidak
di depan umum dan secara lebih kejam dari yang ini, membuatku jatuh kasihan.
Wajah Salvatore, seperti sudah kuceritakan, biasanya mengerikan, tetapi pagi ini
tampak lebih jahat dari sebelumnya. Dan meskipun tidak menunjukkan tanda
paksaan, cara tubuhnya yang dirantai itu berjalan, kedua kaki lemas, hampir
tidak bisa jalan, caranya ia diseret oleh para pemanah bagaikan seekor kera
diikat dengan tali, dengan jelas menunjukkan bagaimana penyidikan itu
berlangsung dengan amat keji.
"Bernard telah menyiksanya gumamku kepada William.
"Sama sekali tidak," jawab William. "Seorang inkuisitor tidak pernah menyiksa.
Keadaan tubuh terdakwa selalu dipercayakan kepada pasukan sekuler."
"Tetapi itu sama saja!" kataku.
"Sedikit pun tidak. Ini bukan hal yang sama bagi inkuisitor, yang tangannya
tetap bersih, atau bagi terdakwa, yang, ketika inkuisitor tiba, tibatiba merasa
didukung oleh inkuisitor itu, penderitaannya serasa berkurang, dan dengan begitu
ia membuka hatinya."
Aku memandang guruku. "Anda bergurau," kataku keheranan.
"Apa kira-kira itu bisa dibuat gurauan?" jawab William.
Sekarang Bernard menanyai Salvatore, dan penaku tidak bisa mentranskrip
katakatanya yang campur-campur itu andaikan mungkin, lebih Babelis lagi, karena
ia menjawab, dengan patah semangat, sampai menjadi seperti seekor babun,
sehingga semua orang sulit sekali memahaminya. Dengan dituntun oleh Bernard, yang
mengajukan pertanyaan dengan cara sedemikian rupa sehingga ia hanya bisa
menjawab ya atau tidak, Salvatore tidak mampu berbohong. Dan apa yang dikatakan
Salvatore bisa dengan mudah dibayangkan oleh pembaca. Ia menceritakan, atau
menegaskan bahwa ia sudah menceritakan tadi malam, sebagian dari kisah yang
sudah kusambung-sambung jadi satu: petualangannya sebagai seorang Fraticello,
Shepherd, dan Rasul Palsu; dan bagaimana selama masa Fra Dolcino ia bertemu
Remigio di antara kaum Dolcinian dan melarikan diri bersama, setelah pertempuran
di Monte Rebello, mencari perlindungan setelah melalui berbagai jalan naik turun
di Biara Casale. Selanjutnya, ia menambahkan bahwa Dolcino yang heresiak itu,
beberapa saat sebelum kalah dan ditangkap, telah memercayakan beberapa surat
tertentu kepada Remigio, untuk dibawa ke mana atau kepada siapa yang ia tidak
tahu. Dan Remigio selalu membawa-bawa surat itu ke mana saja, tidak pernah
berani menyerahkannya, dan ketika sampai di biara ini, karena takut menyimpannya
sendiri tetapi tidak mau membuangnya, memercayakan surat itu kepada pustakawan,
ya, kepada Maleakhi, yang lalu menyembunyikannya di suatu tempat dalam ceruk-
ceruk Aedificium. Sementara Salvatore berbicara, Kepala Gudang itu memandangnya dengan kebencian,
dan pada suatu saat tertentu ia tidak bisa menahan diri untuk tidak berteriak.
"Ular, kera cabul, aku ini ayahmu,
temanmu, perisaimu, dan beginilah caranya kau membalas budi."
Salvatore memandang pelindungnya, sekarang ia butuh perlindungan, dan menjawab
dengan susah payah, "Tuan Remigio, selama aku bisa, aku orangmu. Dan kau
kuanggap dilectissimod. Tetapi kau tahu keluarga kepala polisi itu. Qui non
habet caballum vadat cum pedes...."
"Orang edan!" teriak Remigio lagi kepadanya. "Apa kau berharap untuk
menyelamatkan dirimu sendiri" Kau, juga, akan mati sebagai orang bidah, tahu"
Katakan bahwa kau bicara karena disiksa; katakan bahwa kau mereka-reka semua
cerita itu." "Apa saja yang kuketahui, Tuan, apa sebutan semua heresias itu .... Patarini,
gazzesi, leoniste, arnaldiste, speroniste, circoncisi ... aku bukan homo
literatus. Aku bersalah tanpa malicia, dan Signor Bernardo Magnificentissimo
tahu itu, dan aku berharap akan indulgencia-nya dalam nomine patre et filio et
spiritis Sanctis ...."
Maksudnya, ia berterus terang kepada Bernard dengan harapan diberi pengampunan
dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus ....
"Kami akan bermurah hati sejauh diizinkan oleh jabatan kami," kata inkuisitor
itu, "dan dengan kebajikan hati kebapaan kami akan mempertimbangkan kemauan baik
yang dengan itu kau telah membuka jiwamu. Sekarang pergilah, pergi dan berdoalah
lebih jauh di dalam bilikmu, dan percayalah
4 Vang terkasih psnerj.?5 Vang tidak punya kuda hendaklah jalan kaki pener".
?pada belas kasih Tuhan. Sekarang kita harus mengajukan suatu pertanyaan yang
isinya amat berbeda. Jadi, waktu itu, Remigio, kau membawa beberapa surat dari Dolcino, dan
kauberikan itu kepada saudaramu rahib yang bertanggung jawab untuk perpustakaan
...." "Itu tidak betul, tidak betul!" jerit Kepala Gudang tersebut, seakan pembelaan
diri semacam itu masih efektif. Dan, dengan betul, Bernard menyelanya, "Tetapi
kau bukan orangnya yang harus menegaskan ini: melainkan Maleakhi dari
Hildesheim." Ia menyuruh pustakawan itu dipanggil, tetapi Maleakhi tidak berada di tengah
hadirin. Aku tahu bahwa kalau tidak di perpustakaan, ia berada di dekat klinik,
mencari Benno dan buku itu. Mereka pergi untuk menjemputnya, dan waktu muncul,
ia tampak bingung sambil berusaha tidak memandang wajah siapa-siapa, William
menggumam kecewa, "Dan sekarang Benno bebas berbuat sesukanya." Tetapi William
salah karena aku melihat wajah Benno mengintip di atas bahu para rahib lainnya
yang berkumpul di sekitar pintu aula itu, untuk mengikuti interogasi tersebut.
Aku menunjukkan Benno kepada William. Kami berpendapat bahwa keingintahuan Benno
tentang apa yang akan terjadi justru lebih kuat daripada keingintahuannya
sendiri tentang buku itu. Kelak kami jadi tahu bahwa, waktu itu, ia sudah
memutuskan untuk melakukan suatu tawarmenawar sendiri yang tercela.
Maleakhi muncul di depan para hakim, matanya tidak pernah menatap mata Kepala
Gudang itu. "Maleakhi," kata Bernard, "pagi tadi, setelah tadi malam Salvatore mengakui, aku
menanyaimu apakah kau sudah menerima suatu surat dari terdakwa yang hadir di
sini ...." "Maleakhi!" jerit Kepala Gudang itu. "Kau bersumpah tidak akan pernah
mencelakaiku!" Maleakhi beringsut sedikit ke arah terdakwa, waktu itu ia membelakanginya, dan
berkata dalam suara lirih, yang hampir tak bisa kudengar, "Aku tidak bersumpah
palsu. Jika bisa mencelakaimu, sudah dari dulu kulakukan. Surat itu disampaikan
kepada Tuanku Bernard tadi pagi, sebelum kau membunuh Severinus
"Tetapi kau tahu, kau pasti tahu. Aku tidak membunuh Severinus! Kau tahu karena
kau berada di sana sebelum aku datang!"
"Aku?" tanya Maleakhi. "Aku masuk ke sana setelah mereka menemukan kau."
"Andaikan benar begitu, biar saja," Bernard menyela, "apa yang kaucari dalam
laboratorium Severinus, Remigio?"
Kepala Gudang itu menoleh ke arah William dengan mata menatap, lalu memandang
Maleakhi, kemudian ke arah Bernard lagi. "Tetapi pagi tadi saya ... saya mendengar
Bruder William yang hadir di sini menyuruh Severinus menjaga naskah tertentu ...
dan sejak tadi malam, karena Salvatore ditangkap, saya sudah khawatir surat
itu-" "Jadi, kau tahu sesuatu tentang surat itu!" teriak Bernard penuh kemenangan.
Pada saat itu Kepala Gudang tersebut terperangkap. Ia terjepit di antara dua kebutuhan:
membersihkan dirinya sendiri dari tuduhan bidah, dan menghapuskan kecurigaan
pembunuhan. Ia tentu sudah memutuskan untuk menghadapi tuduhan kedua secara
naluriah, karena sekarang ia bertindak ngawur, dan tanpa pertimbangan.
"Saya akan membicarakan tentang surat itu kelak .... Saya akan menjelaskan ... saya
akan menceritakan bagaimana surat itu sampai ke tangan saya .... Tetapi izinkan
saya menceritakan apa yang telah terjadi pagi tadi. Saya pikir surat itu akan
dibicarakan ketika saya melihat Salvatore jatuh ke tangan Tuanku Bernard: selama
bertahuntahun ingatan akan surat itu telah mendera hati saya .... Lalu ketika
mendengar William dan Severinus membicarakan tentang suatu naskah ... saya tidak
bisa mengatakan ... diliputi ketakutan. Saya pikir Maleakhi sudah membuang surat
itu dan memberikannya kepada Severinus ... saya ingin menghancurkannya dan
karenanya saya mencari Severinus ... Pintu sudah terbuka dan Severinus sudah
meninggal, saya mulai mencari surat itu di antara barangbarang Severinus .... Saya
hanya takut ...." William berbisik di telingaku, "Orang tolol malang, karena takut kepada satu
bahaya, ia sudah tercebur sampai tenggelam ke dalam bahaya lain ii
"Kita simpulkan saja bahwa kau sudah menceritakan hampir seluruh kukatakan,
hampir kebenaran itu," sela Bernard. "Kau mengira Severinus memegang surat itu dan kau
mencarinya di dalam laboratorium itu. Dan mengapa kau mengira Severinus
memegangnya" Mengapa kau lebih dulu membunuh saudarasaudaramu yang lain" Apa mungkin kau
mengira selama ini surat tersebut sudah berpindah banyak tangan" Apa mungkin
biara ini sudah terbiasa mengumpulkan relikui dari para bidah yang dibakar?"
Aku melihat Abbas itu kaget. Tidak ada yang lebih busuk daripada suatu tuduhan
mengumpulkan relikui orangorang bidah, dan Bernard amat pintar dalam mencampur
aduk pembunuhan dengan kebidahan, dan segala sesuatu dengan kehidupan biara itu.
Renunganku terputus oleh Kepala Gudang itu yang berteriak bahwa ia tidak ada
hubungannya sama sekali dengan kejahatan kejahatan lain. Dengan sendirinya
Bernard menenangkan dia: ini, untuk saat itu, itu bukan masalah yang sedang
mereka diskusikan, Remigio diinterogasi untuk suatu kejahatan kebidahan, dan ia
tidak usah berusaha (dan di sini suara Bernard jadi ketus) untuk menyingkirkan
perhatian dari masa lalunya yang bidah dengan bicara tentang Severinus atau
berusaha melemparkan kecurigaan kepada Maleakhi. Karena itu ia seharusnya
kembali kepada surat tadi.
"Maleakhi dari Hildesheim," katanya, sambil menoleh kepada saksi. "Kau berada di
sini bukan sebagai terdakwa. Pagi tadi kau menjawab pertanyaan dan permintaanku
tanpa berusaha menyembunyikan apa saja. Sekarang kau akan
mengulangi di sini apa yang telah kaukatakan kepadaku pagi tadi, dan seharusnya
tidak ada yang kautakutkan."
"Saya akan mengulangi apa yang sudah kukatakan tadi pagi," kata Maleakhi. "Tidak
lama setelah tiba di tempat ini, Remigio mulai ditugaskan mengurus dapur dan
kami sering bertemu karena alasanalasan yang berkaitan dengan tugas kami sebagai
pustakawan, saya bertugas menutup seluruh Aedificium pada malam hari, dan
karenanya, juga dapur. Saya tidak punya alasan untuk menyangkal bahwa kami jadi
bersahabat, juga tidak punya alasan untuk menaruh kecurigaan atas orang ini. Ia
menceritakan bahwa ia punya beberapa dokumen yang sifatnya rahasia, yang
dipercayakan kepadanya lewat pengakuan dosa, yang tidak boleh jatuh ke tangan
profan dan yang tidak berani ia simpan sendiri. Karena saya mengurus satusatunya
bagian di biara ini yang terlarang bagi semua lainnya, ia minta agar saya
menyimpan kertaskertas itu, jauh dari tatapan curiga siapa saja, dan saya
sepakat, tidak pernah menduga bahwa dokumen itu bersifat bidah, bahkan saya
simpan begitu saja tanpa pernah membacanya ... saya menyimpannya dalam ruang
rahasia yang paling sulit dimasuki di perpustakaan, dan setelah itu saya
melupakan masalah ini, sampai pagi tadi, waktu tuan inkuisitor menyebutkan surat
itu kepada saya, dan saya lalu mengambilnya dan menyerahkan kepadanya ...."
Abbas itu, sambil mengerenyitkan kening, angkat bicara. "Mengapa kau tidak
memberi tahu aku tentang kesepakatan antara kau dan pengurus gudang"
Perpustakaan itu tidak dimaksudkan untuk menyimpan barang pribadi rahib!" Abbas
itu lalu menjelaskan bahwa biara tersebut tidak punya hubungan dengan urusan
tersebut. "Tuanku," jawab Maleakhi, bingung, "menurut saya itu benda yang amat penting.
Saya berdosa tanpa maksud jahat."
"Tentu saja, tentu saja," kata Bernard dengan ramah, "kami semua yakin
pustakawan itu bertindak dengan kemauan baik, dan ini terbukti dari kejujurannya
berkolaborasi dengan pengadilan ini.
Sebagai saudara, aku mohon Tuanku tidak menghukumnya untuk kelalaiannya di masa
lalu ini. Kami memercayai Maleakhi. Dan sekarang kami hanya minta dia untuk
menegaskan, di bawah sumpah, bahwa surat yang sekarang akan kutunjukkan
kepadanya adalah surat yang ia berikan kepadaku tadi pagi dan adalah surat yang
dipercayakan oleh Remigio dari Varagine kepadanya bertahuntahun lalu, setelah ia
tiba di biara ini." Ia memperagakan dua lembar perkamen di antara kertaskertas
yang tergeletak di atas meja itu. Maleakhi memandang perkamen itu dan berkata
dengan suara tegas, "Saya bersumpah atas nama Tuhan Bapa Yang Mahakuasa, atas
nama Perawan tersuci, dan semua santo bahwa begitulah adanya dan begitulah
tadi." "Ini sudah cukup bagiku," kata Bernard. "Kau boleh pergi, Maleakhi dari
Hildesheim." Persis sebelum Maleakhi mencapai pintu, dengan kepala menunduk, terdengar suara
dari kerumunan yang ingin tahu di samping aula itu, "Kau menyembunyikan suratnya
dan ia menunjukkan kepadamu pantat para novis di dapur!" Terdengar tawa dari
beberapa tempat, dan Maleakhi bergegas keluar, sambil mendorong orangorang di
samping kanan dan kirinya. Aku berani bersumpah bahwa itu suara Aymaro, tetapi
katakata itu diteriakkan dengan nada sumbang. Abbas itu, wajahnya memerah,
berteriak menyuruh diam dan mengancam akan memberi hukuman mengerikan kepada
semua, sambil memerintahkan para rahib untuk keluar dari aula. Bernard tersenyum
licik; Kardinal Bertrand, di satu sisi ruangan itu, memiringkan kepalanya ke
telinga Jean d'Anneaux dan mengatakan sesuatu kepadanya. Jean bereaksi dengan
menutup mulutnya dengan tangan dan mengajukan kepalanya seakan mau batuk. Kata
William kepadaku, "Pengurus gudang itu bukan hanya berbuat dosa duniawi untuk
tujuannya sendiri; ia juga bertindak sebagai mucikari.
Tetapi Bernard tidak peduli tentang itu, kecuali bahwa itu mempermalukan Abo,
mediator kekaisaran tersebut
Ia terhenti oleh suara Bernard, yang sekarang langsung bicara kepadanya. "Sudah
tentu aku akan tertarik juga untuk mendengar dari Anda, Bruder William, naskah
apa yang Anda bicarakan tadi pagi dengan Severinus, waktu pengurus gudang tidak
sengaja mendengarnya dan salah paham."
William balas menatap Bernard. "Terus terang ia tidak salah memahamiku. Kami
membicarakan tentang satu salinan dari risalah tentang canine hydrophobia karya
Ayyub al-Ruhawi, suatu buku amat sangat terpelajar yang reputasinya tentu sudah
Anda ketahui, dan yang tentunya sering amat bermanfaat bagi Anda. Hydrophobia,
kata Ayyub, mungkin bisa dikenali berdasarkan dua puluh lima pertanda jelas ...."
Bernard, yang termasuk dalam ordo Dominikan, tongkat Tuhan, anjing Allah, tidak
menganggap itu saat yang tepat untuk memulai perdebatan baru. "Jadi, masalahnya
tidak ada hubungannya dengan kasus yang sedang didiskusikan," katanya
cepatcepat. Dan pengadilan itu dilanjutkan.
"Kita kembali kepadamu, Bruder Remigio, Minorit, jauh lebih berbahaya daripada
seekor anjing hydrophobik. Andaikan selama beberapa hari terakhir ini Bruder
William sudah memberi lebih banyak perhatian kepada air liur orang bidah
daripada air liur anjing, mungkin ia juga sudah menemukan seekor ular beludak
apa yang bersarang dalam biara ini. Kita kembali saja kepada surat ini. Sekarang
The Name Of The Rose Karya Umberto Eco di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
kita tahu pasti bahwa surat itu ada di tanganmu dan bahwa kau bersusah payah
untuk menyembunyikannya seakan itu benda beracun, dan bahwa kau sebenarnya
membunuh" dengan suatu sikap ia menunjukkan sebelumnya suatu upaya
menyangkal-"dan tentang pembunuhan itu kita akan bicarakan kelak ... bahwa kau
membunuh, menurutku, agar aku tidak bakal mendapatkan surat
itu. Jadi, kau mengenali surat ini sebagai milikmu?"
Kepala Gudang itu tidak menjawab, tetapi diamnya cukup mengesankan.
Maka Bernard mendesak, "Dan apa isi surat ini" Ini adalah dua halaman tulisan
tangan Dolcino si bidah, beberapa hari sebelum ia ditangkap. Ia memercayakannya
kepada seorang pengikut yang akan membawanya kepada orangorang lain dari
sektenya yang masih tersebar di seluruh Italia. Aku bisa membacakan segala
sesuatu yang dikatakan dalam surat ini, bahwa Dolcino, karena mencemaskan akhir
hidupnya, memercayakan suatu pesan harapan ia mengatakan kepada saudaranya
sesama pengikut Setan! Ia menghibur mereka, dan meskipun tanggal-tanggal yang ia
cantumkan di sini tidak cocok dengan tanggal-tanggal dari suratnya yang
terdahulu, ketika pada 1305 ia berjanji bahwa semua rohaniwan akan habis binasa
di tangan Kaisar Frederick, toh, ia menyatakan, pembinasaan ini tidak lama lagi
akan terjadi. Sekali lagi bidah itu berbohong, karena dua puluh tahun lebih
sudah lewat sejak hari itu dan tak satu pun ramalan jahatnya terpenuhi. Tetapi
yang harus kita bicarakan bukan ramalan lucu dari para peramal, tetapi justru
kenyataan bahwa Remigio adalah pengikutnya. Apa kau masih bisa menyangkal, rahib
bidah dan tak terampuni, bahwa kau punya hubungan dan pernah tinggal bersama
sekte Rasul Palsu?" Saat itu Kepala Gudang tersebut tidak bisa menyangkal lagi.
"Tuanku," katanya, "mulut saya penuh dengan kesalahan paling buruk. Waktu saya
mendengar tentang khotbah Dolcino, karena saya sudah dirayu oleh para Biarawan
Hidup Dina, saya memercayai katakatanya dan saya bergabung dengan gerombolannya.
Ya, betul, saya hidup bersama mereka dalam wilayah Brescia dan Bergamo, saya
hidup bersama mereka di Como dan di Valsesia, bersama mereka pula saya mencari
perlindungan di Gunung Bald dan dalam Lembah Rassa, dan akhirnya di Gunung
Rebello. Tetapi saya tidak pernah ikut ambil bagian dalam perbuatan jahat apa
saja, dan waktu mereka mulai merampok dan melakukan kekerasan, hati saya masih
mempertahankan semangat kelemahlembutan yang merupakan sifat putra-putra
Fransiskus Assisi, dan di Gunung Rebello itulah saya mengatakan kepada Dolcino
bahwa saya merasa tidak mampu lagi berpartisipasi dalam pertempuran mereka, dan
ia mengizinkan saya pergi, karena, katanya, ia tidak ingin ada pengecut
bersamanya, dan ia hanya meminta saya membawa surat itu ke Bologna ...."
"Kepada siapa?" tanya Kardinal Bertrand.
"Kepada beberapa anggota sektenya, yang namanya saya yakin bisa mengingat-
ingatnya, dan kalau sudah ingat, akan saya sebutkan kepada Anda, Tuanku,"
Remigio buruburu menegaskan. Dan ia menyebutkan nama beberapa orang yang agaknya
Kardinal Bertrand kenal, karena ia tersenyum dan tampak puas, sambil saling
mengangguk tanda sepakat dengan Bernard.
"Bagus sekali," kata Bernard, dan ia mencatat nama-nama tersebut.
Lalu bertanya kepada Remigio, "Dan mengapa kau sekarang menyerahkan teman-
temanmu kepada kami?"
"Mereka bukan teman saya, Tuanku, dan buktinya saya tidak menyampaikan surat
itu. Memang, saya bertindak lebih jauh, dan saya akan mengatakannya sekarang
setelah berusaha melupakannya selama bertahuntahun: dengan tujuan dapat
meninggalkan tempat itu tanpa tertangkap oleh pasukan Uskup Vercelli, yang
tengah menunggu kami di dataran, saya berhasil menghubungi beberapa anak buah
Uskup itu, dan sebagai balasan bisa pergi dengan aman, saya menceritakan kepada
mereka jalanjalan yang bagus untuk menyerang benteng Dolcino, sehingga
keberhasilan pasukan gereja itu sebagian disebabkan oleh kolaborasi saya ii
"Amat menarik. Ini menceritakan kepada kami bahwa kau bukan sekadar seorang
bidah, tetapi juga seorang pengecut dan pengkhianat.
Ini tidak memperbaiki situasimu. Persis seperti hari ini kau berusaha
menyelamatkan dirimu sendiri dengan menuduh Maleakhi, yang sudah berbuat baik
kepadamu, maka, waktu itu, untuk menyelamatkan dirimu sendiri kau menyerahkan
kawan-kawanmu dalam dosa kepada pasukan hukum. Tetapi kau cuma mengkhianati
tubuhtubuh mereka, sama sekali bukan ajaran mereka, dan kau menyimpan surat itu
sebagai relikui, sementara
berharap suatu hari akan punya keberanian, dan peluang tanpa mengambil risiko,
untuk menyampaikan surat itu, untuk mendapatkan lagi kebaikan dari kelompok
Rasul Palsu." "Tidak, Tuanku, tidak," kata Kepala Gudang itu, peluhnya bercucuran, tangannya
gemetaran. "Tidak, saya berani sumpah bahwa
"Sumpah!" kata Bernard. "Itu satu lagi bukti akal bulusmu! Kau ingin bersumpah
karena kau tahu bahwa aku tahu bagaimana para bidah Waldesia siap bermuka dua,
dan bahkan menderita kematian, daripada bersumpah! Dan jika dikuasai ketakutan,
mereka pura-pura bersumpah dan menggumamkan sumpah palsu! Tetapi aku sadar betul
kau tidak termasuk sekte Saudara Dina dari Lyons, kau musang kejam, dan kau mau
berusaha meyakinkan aku bahwa kau bukan seperti yang sebenarnya dirimu, sehingga
aku tidak akan mengatakan bahwa kau adalah kau sendiri! Kau bersumpah, ya kan"
Kau bersumpah, dengan harapan akan diampuni, tetapi kutegaskan ini: satu sumpah
saja tidak cukup bagiku! Aku bisa menuntut satu, dua, tiga, seratus, sebanyak
yang kumau. Aku tahu betul bahwa kalian orang Rasul Palsu memberikan dispensasi
kepada mereka yang lebih suka mengucapkan sumpah palsu daripada mengkhianati
sekte. Dan karenanya setiap sumpah justru lebih membuktikan kesalahanmu!"
"Tetapi, lalu apa yang harus saya lakukan?" teriak Kepala Gudang itu sambil
berlutut. "Jangan berlutut seperti seorang Beghard! Kau
tidak perlu melakukan apa-apa. Dalam hal ini hanya aku yang tahu apa yang harus
kaulakukan," kata Bernard dengan senyum mengerikan. "Kau hanya harus mengaku
dosa. Dan kau akan celaka dan terkutuk jika kau mengaku dosa, dan celaka dan
terkutuk jika tidak mengaku dosa, karena kau akan dihukum sebagai seorang yang
bersumpah palsu. Maka mengakulah, kalau begitu, andaikan hanya untuk
mempersingkat interogasi yang paling menyedihkan ini, yang membuat jiwa dan rasa
kelembutan dan kasih sayang kami tertekan!"
"Tetapi saya harus mengaku apa?"
"Dua urutan dosa: Bahwa kau dulu ikut dalam sekte Dolcino, bahwa kau mengikuti
pandangan bidahnya serta tindakan dan sikapnya menentang kewibawaan para uskup
dan pejabat kota, bahwa tanpa terampuni kau tetap melanjutkan kebohongan dan
ilusi tersebut, meskipun si bidah sudah mati dan sektenya sudah bubar, biarpun
tidak sepenuhnya dihancurkan dan dimusnahkan. Dan bahwa, karena jiwamu yang
paling dalam telah dirusak oleh praktik-praktik yang dipelajari di kalangan
sekte jahat, kau bersalah karena menimbulkan kekacauan melawan Tuhan dan orang
melakukannya dalam biara ini, untuk alasan yang belum kuketahui secara jelas
tetapi yang justru tidak perlu sepenuhnya dijelaskan, setelah dengan gamblang
ditunjukkan (seperti yang sedang kita lakukan sekarang ini) bahwa kebidahan dari
mereka yang mendengarkan khotbah dan berkhotbah tentang kemiskinan, melawan
ajaran Paus dan bullabullanya, hanya bisa
menghasilkan tindakan kriminal. Inilah yang harus dipelajari orang beriman, dan
ini akan cukup buatku. Mengakulah."
Apa yang diinginkan Bernard sudah jelas. Bernard tidak minat sedikit pun untuk
mengetahui siapa yang sudah membunuh rahibrahib lainnya, hanya ingin menunjukkan
bahwa Remigio sedikit banyak ikut ambil bagian dalam gagasan yang diajukan oleh
para teolog Kaisar. Dan begitu ia telah menunjukkan hubungan antara gagasan-
gagasan itu, yang juga merupakan gagasan rapat umum Perugia, dan gagasan kaum
Fraticelli dan Dolcinian. Di samping itu, telah terbukti bahwa ada orang dalam
biara itu yang menganut semua kebidahan tersebut dan selama ini menjadi
pengarang dari banyak kejahatan, maka dengan sendirinya ia sudah memberi pukulan
yang benarbenar mematikan kepada para musuhnya. Aku memandang William dan
melihat bahwa ia sudah paham tetapi tidak bisa berbuat apa-apa, meskipun ia
sudah meramalkan itu semua. Aku memandang Abbas dan melihat wajahnya murung; ia
mulai menyadari, dengan terlambat, bahwa dia, juga, telah ditarik masuk jebakan,
dan bahwa otoritasnya sendiri sebagai mediator mulai runtuh, sekarang ia akan
tampak seperti pemilik suatu tempat yang dipilih sebagai pertemuan semua
kejahatan abad itu. Akan halnya si Kepala Gudang, sekarang ini ia tidak tahu
lagi kejahatan apa yang seharusnya masih ia coba untuk menyatakan dirinya tidak
bersalah. Tetapi pada saat itu ia mungkin tidak mampu
melakukan perhitungan apa saja: jeritan yang keluar dari tenggorokannya adalah
jeritan jiwanya, dan di dalamnya dan dengan itu ia membebaskan tahuntahun
penyesalan yang panjang dan dirahasiakan. Atau, lebih tepatnya, setelah
menjalani suatu hidup dalam ketidakpastian, antusiasme, dan kekecewaan,
kepengecutan dan pengkhianatan, dihadapkan kepada kehancurannya yang tak bisa
dielakkan, ia memutuskan untuk mengakui iman dari masa mudanya, tidak lagi
bertanya kepada dirinya sendiri apa itu betul atau salah, tetapi seakan mau
membuktikan kepada dirinya sendiri bahwa ia mampu punya suatu iman.
"Ya, betul," teriaknya. "Saya dulu hidup bersama Dolcino, dan saya ikut serta
dalam kejahatannya, kusir Dolcino; mungkin waktu itu saya gila, saya kacau
antara cinta Tuhan Kita Yesus Kristus dengan kebutuhan akan kebebasan dan dengan
kebencian terhadap para uskup. Betul bahwa saya telah berdosa, tetapi saya tidak
bersalah dalam segala sesuatu yang telah terjadi dalam biara ini, saya
bersumpah!" "Untuk saat ini kita sudah mendapatkan sesuatu," kata Bernard, "karena kau sudah
mengaku telah menjalankan kebidahan orang Dolcinian, Margaret tukang sihir itu,
dan teman-temannya. Apa kau mengakui tinggal bersama mereka di dekat Trivero,
waktu mereka menggantung banyak orang Kristen yang beriman, termasuk seorang
anak berumur sepuluh tahun yang tidak tahu apa-apa" Dan waktu mereka menggantung
lelaki lain di depan istri dan
orangtua mereka karena tidak mau tunduk kepada tingkah laku anjinganjing itu"
Karena, waktu itu, dibutakan oleh kemarahan dan keangkuhanmu, kau mengira tak
ada yang bisa diselamatkan kecuali menjadi anggota komunitasmu" Omong!"
"Ya, saya memercayai hal-hal itu dan melakukan hal-hal tersebut!"
"Dan kau hadir ketika mereka menangkap beberapa pengikut uskup dan membiarkan
beberapa dari mereka mati kelaparan di penjara, dan mereka memotong lengan
mereka dan tangan seorang perempuan yang sedang hamil, lalu membiarkan perempuan
itu melahirkan seorang bayi yang langsung mati, sebelum dibaptis" Dan kau
bersama mereka waktu mereka membakar dan menghancurkan desa-desa Mosso, Trivero,
Cossila, dan Clecchia sampai rata dengan tanah, dan banyak tempat tinggal di
kawasan Crepacorio, dan banyak rumah di Mortiliano dan Quorino, dan mereka
membakar gereja di Trivero setelah merusak patungpatung suci, menghancurkan
batubatu nisan dari altar, mematahkan satu lengan dari patung Sang Perawan,
merampok piala dan sibori dan bukubuku, merusak puncak menara, membuat lonceng-
lonceng berceceran, merampas semua milik bersama dan milik para biarawan?"
"Ya, ya, saya ada di sana, dan waktu itu tak seorang pun dari kami yang sadar
akan apa yang kami lakukan, kami ingin mencanangkan momen hukuman, kami adalah
barisan-depan Kaisar yang dikirim oleh surga dan Paus suci, kami harus
mempercepat turunnya malaikat Philadelphia, ketika semua orang akan menerima
karunia Roh Suci dan gereja akan diperbarui, dan setelah penghancuran semua yang
jahat, hanya yang sempurna yang akan memerintah!"
Kepala Gudang itu seakan kesurupan dan langsung mendapat pencerahan, kolam
penampungan kesunyian dan simulasi itu sekarang seolah pecah, masa lalunya mulai
kembali, tidak hanya dalam katakata tetapi juga dalam bayangan-bayangan, dan ia
mulai merasakan lagi emosi-emosi yang suatu ketika sudah membuatnya gembira.
"Jadi," Bernard melanjutkan, "kau mengaku bahwa kau telah menghormati Gherardo
Segarelli sebagai martir, bahwa kau telah menyangkal semua kekuasaan kepada
Gereja Roma dan menyatakan bahwa, baik Paus maupun pihak berwenang siapa saja,
bisa menakdirkan untukmu suatu kehidupan yang berbeda daripada kehidupan yang di
jalani orang-orangmu, bahwa tak seorang pun berhak mengekskomuninasi kamu, bahwa
sejak masa Santo Sylvester semua prelat gereja menjadi pendusta dan penggoda
kecuali Petrus dari Morrone, bahwa orang awam tidak diharuskan memberi derma
kepada biarawan yang tidak mempraktikkan suatu kondisi dan kemiskinan absolut
seperti yang dipraktikkan oleh rasul-rasul pertama, bahwa karena itu derma harus
dibayarkan hanya kepada sektemu saja, yang merupakan satusatunya kelompok rasul
dan pengemis Kristus, bahwa berdoa kepada Tuhan di kandang atau dalam suatu
gereja yang sudah disucikan itu sama saja; kau juga mengakui bahwa kalian memasuki desa-desa dan
membujuk orang untuk berseru 'Penitenziagite1, bahwa dengan licik kalian
menyanyikan 'Salve Regina1 untuk menarik orang banyak, dan kalian berlagak
sebagai orangorang yang menyesal, yang mulai berusaha menjalani suatu kehidupan
sempurna di depan mata semua orang dan kemudian menganggap diri sendiri berhak
memberi setiap izin kawin dan setiap kenikmatan karena kalian tidak percaya
dalam sakramen pernikahan atau dalam sakramen lainnya, dan, sementara menetapkan
diri sendiri lebih murni daripada siapa saja lainnya, kalian memuaskan diri
sendiri dengan setiap kecabulan dan setiap pelanggaran terhadap tubuh kalian dan
tubuh orangorang lainnya" Omong!"
"Ya, ya, saya mengakui kepercayaan benar yang waktu itu saya percayai dengan
seluruh jiwa saya. Saya mengaku bahwa kami melepas jubah kami sebagai pertanda
penolakan, bahwa kami menolak semua milik pribadi kami, sementara kalian, ras
anjing, tidak bakal pernah menolak apa saja; dan sejak saat itu selanjutnya,
kami tidak pernah menerima uang dari siapa saja atau membawa apa saja kecuali
tubuh kami, dan kami hidup dari belas kasihan dan kami tidak menyisakan apa-apa
untuk esok hari, dan kalau mereka menerima kami dan menata meja buat kami, kami
makan dan pergi, sambil meninggalkan apa saja yang masih ada di meja
"Dan kalian membakar dan merampok untuk
merebut milik orang Kristen yang baik!"
"Dan kami membakar dan merampok karena kami telah mencanangkan kemiskinan
sebagai hukum universal, dan kami punya hak untuk mendermakan kekayaan orang
lain yang tidak halal, dan kami ingin menghancurkan inti kerangka kerja
keserakahan yang telah meluas dari paroki ke paroki, tetapi kami tidak pernah
merampok dengan tujuan memiliki; kami membunuh untuk menghukum, untuk memurnikan
yang tidak murni lewat darah. Mungkin kami didorong oleh suatu hasrat terlalu
kuat untuk keadilan: seseorang bisa juga berdosa karena terlalu mencintai Tuhan,
melalui terlalu banyaknya kesempurnaan.
Kami adalah kongregasi spiritual yang benar, dikirim oleh Tuhan dan ditakdirkan
untuk kemuliaan harihari akhir; kami akan mendapat anugerah di surga, dengan
mempercepat kehancuran kalian. Hanya kami yang menjadi rasul-rasul Kristus,
semua lainnya sudah mengkhianatinya, dan Gherardo Segarelli selama itu menjadi
sebuah tanaman suci, planta Dei pullulans dalam radice fidei; e Regula kami
langsung datang dari Tuhan. Kami juga harus membunuh orang yang tak bersalah,
agar lebih cepat membunuh kalian semua. Kami menginginkan dunia yang lebih baik,
kedamaian dan keindahan dan kebahagiaan bagi semua, kami ingin membunuh perang
yang ditimbulkan oleh keserakahan kalian, karena kalian menentang kami tatkala,
untuk mendirikan keadilan dan kebahagiaan, kami harus
6 Tanaman Tuhan bertunas dalam akar iman penerj?mengucurkan sedikit darah .... Terus terang ...
nyatanya itu tidak terlalu berhasil, percepatan itu,
dan hanya dapat mengubah air-air dari Carnasco
menjadi merah di Stavello hari itu, juga ada darah
kami sendiri, kami tidak menghindarkan diri kami
sendiri, darah kami dan darah kalian, banyak dari
itu, sekaligus, saatsaat ramalan Dolcino sudah
dekat, kami harus mempercepat jalannya kejadian ii
Seluruh tubuhnya gemetaran, ia menyeka kedua tangannya pada jubahnya seakan mau
membersihkan tangannya dari darah yang tengah ia ingat. "Si rakus itu sudah suci
lagi," kata William kepadaku.
"Tetapi apa ini kesucian?" tanyaku, ngeri.
"Tentu masih ada kesucian macam lain lagi," kata William, "tetapi, apa pun juga,
itu selalu membuatku takut."
"Dalam hal kesucian, apa yang paling Anda takuti?" tanyaku.
"Ketergesaan." "Cukup, cukup," Bernard berkata lagi sekarang. "Kita mengusahakan pengakuan dosa
darimu, bukan suatu imbauan untuk membantai.
Baiklah, kau bukan saja pernah menjadi seorang bidah: kau tetap bidah. Kau bukan
saja pernah membunuh: kau sudah membunuh lagi.
Sekarang ceritakan kepada kami bagaimana kau membunuh saudarasaudaramu dalam
biara ini, dan mengapa."
Kepala Gudang itu tidak gemetaran lagi,
memandang sekeliling seakan baru saja sadar dari mimpi. "Tidak," katanya, "saya
tidak melakukan apa-apa dengan kejahatan di biara ini. Saya sudah mengakui
segala sesuatu yang sudah saya lakukan: jangan memaksa saya mengakui apa yang
belum saya lakukan ...."
"Tetapi apa lagi yang tidak mungkin sudah kaulakukan" Apa kau sekarang
mengatakan bahwa kau tidak bersalah" O, domba, O, contoh kelembutan! Kalian
sudah mendengarnya: ia pernah mencelupkan tangannya ke dalam darah dan sekarang
ia tidak bersalah! Mungkin kita salah, Remigio dari Varagine adalah suatu
paragon kebajikan, seorang putra gereja yang loyal, seorang musuh dari musuh-
The Name Of The Rose Karya Umberto Eco di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
musuh Kristus, ia selalu menghormati aturan yang oleh tangan gereja sudah
diupayakan dengan keras untuk diberlakukan di desa-desa dan kotakota,
perdagangan yang damai, toko-toko perajin, harta kekayaan gereja-gereja. Ia
tidak bersalah, ia tidak melakukan kejahatan apa-apa. Mari, aku akan memelukmu,
Bruder Remigio, sehingga aku bisa menghiburmu untuk tuduhan yang dilemparkan
orangorang jahat kepadamu!" Dan ketika Remigio memandang Bernard dengan mata
berlinang-linang, seakan tibatiba saja mulai percaya akhirnya diampuni, Bernard
bersikap keras lagi dan memanggil kapten pasukan pemanah dengan nada memerintah:
"Aku tidak ingin mengubah langkah-langkah gereja yang selalu dikritik kalau
dijalankan oleh pasukan sekuler. Tetapi perasaan pribadiku justru dikuasai dan
diarahkan oleh hukum. Mintalah kepada Abbas untuk menyediakan suatu tempat untuk memasang
peralatan penyiksaan. Tetapi jangan langsung dimulai. Selama tiga hari biarkan
dia tetap disekap dalam suatu bilik, ikat kaki dan tangannya dengan rantai besi.
Lalu tunjukkan peralatan penyiksaan itu kepadanya. Hanya diperlihatkan. Dan
kemudian pada hari keempat, mulailah. Keadilan tidak diilhami oleh ketergesaan,
seperti pendapat para Rasul Palsu itu, dan keadilan Tuhan sudah dibagikan selama
berabadabad. Mulailah pelanpelan, dan tahap demi tahap. Dan, yang terpenting,
ingat lagi apa yang sudah dikatakannya dan sekali lagi; hindari pemotongan tubuh
dan risiko mati. Salah satu keuntungannya, prosedur ini secara persis membantu penjahat itu
mengerti bahwa kematian harus dinikmati dan diharapkan, tetapi jangan sebelum
pengakuannya lengkap, dan secara sukarela, dan memurnikan."
Para pemanah membungkuk untuk mengangkat Kepala Gudang itu, tetapi kaki orang
itu tidak bergeming dari tanah dan melawan, sambil menunjukkan bahwa ia ingin
bicara. Setelah diizinkan, ia bicara, tetapi katakata itu hampir tidak bisa
keluar dari mulutnya, dan pidatonya seperti gumaman seorang pemabuk, dan ada
sesuatu yang cabul tentang itu. Baru sedikit demi sedikit ia mendapatkan kembali
semacam kekuatan besar yang telah mewarnai pengakuan dosanya beberapa saat lalu.
"Tidak, tidak Tuanku. Jangan, jangan siksaan. Saya seorang pengecut.
Saya berkhianat waktu itu, saya telah menyangkal imanku yang dulu selama sebelas
tahun di biara ini, sementara mengumpulkan derma dari petani dan pemetik anggur,
mengurus kandang kuda dan kandang babi agar bisa berkembang-biak dan memperkaya
Abbas; dengan senang hati saya berkolaborasi dalam pengelolaan bangunan dari
Antikristus ini. Dan saya kaya, saya sudah melupakan masa-masa pemberontakanku,
saya bergelimang dalam kenikmatan citarasa dan dalam lainnya juga. Saya
pengecut. Hari ini saya menjual mantan saudara-saudaraku dari Bologna, lalu saya
menjual Dolcino. Dan sebagai seorang pengecut, yang menyamar sebagai salah
seorang pejuang perang salib, saya menyaksikan penangkapan Dolcino dan Margaret,
ketika pada hari Sabtu Suci mereka ditangkap dalam Kastil Bugello. Saya
berkelana di sekitar Vercelli selama tiga bulan sampai surat Paus Clement datang
dengan putusan hukuman mati. Dan saya melihat Margaret diirisiris di depan mata
Dolcino, dan menjerit-jerit, dikeluarkan isi perutnya, tubuh malang yang pada
suatu malam, juga sudah kusentuh .... Dan setelah tubuhnya yang hancur itu
dibakar, mereka menyiksa Dolcino dan mengiris hidungnya dan testikelnya dengan
penjepit membara, dan tidak benar apa yang mereka katakan setelah itu, bahwa dia
tidak mengeluh sedikit pun. Dolcino orang yang jangkung dan kuat, ia punya
janggut setan luar biasa dan rambut merah yang bergelombang sampai tulang
bahunya, ia tampan dan kuat waktu memimpin
kami, dengan topi bertepi lebar dihiasi bunga plum, dengan pedang digantung di
atas jubahnya. Dolcino membuat kaum lelaki takut dan perempuan menjerit karena
nikmat .... Namun, waktu mereka menyiksanya, ia, juga, menjerit, kesakitan, seperti seorang
perempuan, seperti seekor anak sapi, semua lukanya mengucurkan darah sewaktu
mereka membawanya dari satu sudut ke sudut lain, dan mereka terus melukainya
pelanpelan, untuk menunjukkan seberapa lama seorang pengikut Setan bisa hidup,
dan ia ingin mati, ia memohon mereka untuk mengakhiri hidupnya, tetapi
kematiannya terlalu lama, setelah ia sampai ke pembakaran dan hanya berbentuk
onggokan daging berdarah. Saya mengikutinya dan saya mengucapkan selamat kepada
diriku sendiri karena lepas dari pengadilan itu, saya bangga akan kepintaranku,
dan bahwa Salvatore busuk itu bersamaku, dan ia bilang kepadaku: Kita sangat
bijaksana, Bruder Remigio, karena bertindak sebagai orang yang nalar, tidak ada
yang lebih menjijikkan daripada siksaan!
Saya sudah bersumpah palsu demi seribu agama hari itu. Dan selama bertahuntahun,
lama sekali, saya sudah mengatakan kepada diri sendiri betapa hina diriku, dan
betapa saya bahagia jadi orang hina, dan toh saya selalu berharap bisa
menunjukkan kepada diri sendiri bahwa saya bukan pengecut semacam itu. Hari ini
Anda telah memberiku kekuatan itu, Tuan Bernard; bagiku Anda bersikap bagaikan
para kaisar berhala terhadap para
martir yang paling pengecut. Anda telah memberiku keberanian untuk mengaku apa
yang kupercaya dalam jiwaku, karena tubuhku lepas jauh dari itu.
Tetapi jangan menuntut keberanian terlalu banyak dari diriku, lebih daripada
yang bisa diderita oleh kerangka hidup ini.
Jangan, jangan disiksa. Saya akan mengatakan apa saja yang Anda inginkan. Lebih
baik bunuh langsung: mati dicekik sebelum dibakar. Jangan siksaan, seperti
terhadap Dolcino. Jangan. Anda menginginkan suatu mayat, dan untuk
mendapatkannya Anda butuh saya untuk menerima kesalahan demi mayat-mayat lain.
Bagaimanapun juga, saya akan segera menjadi mayat. Dan dengan begitu saya akan
memberikan apa yang Anda inginkan. Saya membunuh Adelmo dari Otranto karena
benci akan kemudaannya dan kepintarannya mengejek monster-monster seperti
diriku, tua, gemuk, pendek, dan bodoh.
Saya membunuh Venantius dari Salvemec karena ia terlalu terpelajar dan membaca
bukubuku yang tidak kupahami. Saya membunuh Berengar dari Arundel karena benci
kepada perpustakaannya, saya, yang belajar teologi dengan memukul para biarawan
yang terlalu gemuk. Saya membunuh Severinus dari Sankt Wendel ... mengapa" Karena
ia mengumpulkan tanaman obat, sedangkan saya, waktu tinggal di Gunung Rebello,
makan rumput dan tanaman apa saja tanpa ingin tahu khasiatnya. Terus terang,
saya juga bisa membunuh yang lainlainnya, termasuk Abbas kami: entah ia
memihak Paus atau kekaisaran, ia tetap musuhku, dan saya selalu membencinya,
bahkan waktu ia menghidupi saya karena saya menghidupinya. Apa ini sudah cukup
buat Anda" Ah, tidak, Anda juga ingin tahu caraku membunuh semua orang itu ....
Mengapa, saya membunuh mereka ... sebentar ... dengan mengundang kekuatan surga,
dengan bantuan seribu legiun yang kukuasai berkat seni yang diajarkan Salvatore
kepadaku. Membunuh seseorang tidak perlu memukul: biarkan Setan yang melakukan
bagimu, jika kau tahu caranya memerintah Setan."
Ia melontarkan kerlingan licik kepada orangorang yang menatapnya, sambil
tertawa. Tetapi sekarang ia tertawa seperti orang gila, bahkan jika, seperti
yang ditunjukkan William kepadaku setelah itu, orang gila ini cukup pintar untuk
menyeret Salvatore bersamanya, untuk membalas dendam atas pengkhianatannya.
"Dan bagaimana kau bisa memerintah Setan?" desak Bernard sambil menerima ocehan
ini sebagai pengakuan yang sah.
"Anda tahu sendiri; adalah hal yang mustahil untuk bertahuntahun tinggal bersama
mereka yang kerasukan setan dan tidak mengikuti kebiasaan mereka! Anda tahu
sendiri, tukang daging para rasul! Ambil saja seekor kucing hitam bukankah
begitu" yang tidak punya bulu putih sehelai pun (Anda tahu ini), dan ikat
keempat kakinya, dan kemudian tengah malam, bawa kucing itu ke suatu perempatan
jalan dan kau berteriak dengan suara
keras: Oh, Lucifer Agung, Kaisar Neraka, aku memanggilmu dan kuminta kau
merasuki tubuh musuhku karena aku sekarang sudah menawan kucing ini, dan jika
kau mau membawa musuhku kepada kematian, maka tengah malam besok, di tempat yang
sama, aku akan mempersembahkan kucing ini sebagai kurban, dan kau akan melakukan
apa yang kuperintahkan kepadamu demi kekuatan sihir yang sekarang kupraktikkan
menurut buku rahasia Santo Cyprianus, demi nama semua kapten dari legiun-legiun
agung neraka, Adramelch, Alastor, dan Azazel, kepada siapa sekarang aku berdoa,
dengan semua saudara mereka ...." Bibirnya gemetar, matanya seakan melotot dari
lubangnya, dan ia mulai berdoa atau, tepatnya, seakan sedang berdoa litani,
tetapi permohonannya ditujukan kepada semua pimpinan legiun neraka, "Abigor,
pecca pro nobis ... Amon, miserere nobis ... Samael, libera nos a bono ... Belial
eleison ... Focalor, in corruptionem meam intende ... Haborym, damnamus dominum ...
Zaebos, anum meum aperies ... Leonard, asperge me spermate tuo et inquinabor
"Stop, stop!" setiap orang dalam aula itu berteriak, sambil membuat tanda salib.
"Ya, Tuhan, kasihanilah kami semua."
Kepala Gudang itu sekarang diam. Setelah mengucapkan nama-nama semua iblis ini,
wajahnya 7 Abigor, berdosalah bagi kami ... Amon, doakanlah kami ... Samael, selamatkan kami
dari kebaikan ... Belial kasihanilah ... Focalor, perhatikan kehancuranku ... Haborym,
kami menghujat Tuhan ... Zaebos, hendaklah Engkau membuka duburku ... Leonard,
cemari aku dengan spermamu penerj.
menunduk, air liur putih meleleh dari mulutnya yang menceng dan deretan gigi
yang dikatupkan. Kedua tangannya, meskipun disiksa oleh rantainya, membuka dan
menutup dengan kejang, kakinya menendang-nendang begitu saja. Karena melihatku
tercekam oleh suatu getaran horor, William menaruh tangannya pada kepalaku dan
menjepitku hampir pada tengkuk, menekannya, sehingga aku tenang lagi. "Kau
lihat?" katanya kepadaku.
"Di bawah siksaan atau ancaman siksaan, seseorang tidak hanya mengatakan apa
yang telah ia lakukan tetapi apa yang seharusnya ingin ia lakukan bahkan jika ia
tidak memahaminya. Sekarang Remigio menginginkan kematian dengan seluruh
jiwanya." Para pemanah membawa Kepala Gudang itu keluar, masih kejangkejang.
Bernard mengumpulkan kertas-kertasnya. Lalu ia memandang hadirin dengan tajam,
tak bergerak, tetapi amat sangat berang.
"Interogasi selesai. Terdakwa, bersalah oleh pengakuan dosanya sendiri, akan
dibawa ke Avignon, tempat akan diadakan pengadilan terakhir, sebagai suatu
pengamanan cermat dari kebenaran dan keadilan, dan setelah pengadilan itu ia
baru akan dibakar. Ia sudah bukan lagi rahibmu, Abo, juga tidak lagi jadi
tanggunganku, yang hanya alat kebenaran yang bersahaja. Pemenuhan keadilan akan
terjadi di tempat lain; para gembala sudah melakukan kewajiban mereka, sekarang
para anjing harus memisahkan biribiri yang terinfeksi dari
kawanan itu dan memurnikannya dengan api. Episode buruk yang telah menyaksikan
lelaki ini melakukan kejahatan yang sedemikian keji telah berakhir. Sekarang
semoga biara ini hidup dalam damai. Tetapi dunia" di sini ia meninggikan
suaranya dan katakatanya ditujukan kepada para duta" dunia masih belum menemukan
kedamaian. Dunia dihancurkan oleh kebidahan, yang menemukan perlindungan bahkan
dalam aula-aula istana kerajaan! Kuharap Saudara-saudaraku ingat ini: suatu
cingulum diabolis. mengikat pengikut sekte jahat Dolcino kepada para pemimpin
rapat umum Perugia. Kita tidak boleh lupa: di mata Tuhan kegilaan orang malang
yang baru saja kita serahkan kepada keadilan itu, tidak beda dari kegilaan para
pemimpin yang berpesta-pora di meja orang Jerman dari Bavaria yang
diekskomunikasi. Sumber dari kejahatan orang bidah muncul dari banyak
pengkhotbah, bahkan terhormat, yang masih belum dihukum. Hasrat keras dan
Kalvari sederhana adalah suatu tanah dari dia yang telah dipanggil oleh Tuhan,
seperti diriku yang pendosa ini, untuk mengenali ciri ular bidah di mana pun ia
mungkin bersarang. Tetapi dalam menjalankan tugas suci ini, kita jadi tahu bahwa
dia yang terangterangan mempraktikkan kebidahan itu bukan satusatunya macam
orang bidah. Pendukung kebidahan dapat dibedakan oleh lima indikator. Pertama, ada orangorang
yang diamdiam mengunjungi orang bidah yang tengah
8 Tali atau sabuk setan penerj?dipenjara; kedua, mereka yang meratapi penangkapan mereka dan sudah menjadi
sahabat mereka (ini, nyatanya, agaknya orang yang telah menghabiskan banyak
waktu dengan seorang bidah tidak mungkin tetap tidak tahu akan kegiatan orang
bidah itu); ketiga, mereka yang menyatakan orangorang bidah selama ini dikutuk
secara tidak adil, bahkan kalau kesalahan mereka telah terbukti; empat, mereka
yang tampak tidak setuju dan mengkritik mereka yang menyiksa orang bidah dan
sukses berkhotbah melawan mereka, dan tanda ini bisa ditemukan dari mata,
hidung, ekspresi yang berusaha mereka sembunyikan, sementara menunjukkan
kebencian terhadap mereka yang karena siapa mereka merasakan kepedihan dan cinta
kepada mereka yang kemalangannya membuat mereka begitu sedih; tanda kelima,
akhirnya, adalah fakta bahwa mereka mengumpulkan tulangtulang hangus dari orang
bidah yang dibakar dan menganggap benda itu patut dimuliakan .... Tetapi aku juga
memberi nilai besar kepada tanda keenam, dan aku menganggap para pengarang buku
yang di dalamnya (bahkan jika mereka tidak terangterangan menentang kekolotan)
para bidah telah menemukan alasan berdasarkan silogisme yang bisa dipakai untuk
membenarkan cara jahat mereka, sebagai nyata-nyata teman para bidah."
Saat bicara, ia menatap Ubertino. Seluruh duta Prancis secara persis memahami
maksud Bernard. Sekarang ini pertemuan itu sudah gagal, dan tak seorang pun akan
berani mengulangi diskusi pagi
itu, karena tahu bahwa setiap kata akan dipandang menurut kejadiankejadian
terakhir yang membawa bencana ini.
Jika Bernard telah dikirim oleh Paus untuk mencegah rekonsiliasi antara kedua
kelompok itu, ia telah berhasil. []
Vespers Dalam cerita ini Ubertino melarikan diri, Benno mulai mempelajari hukum, dan
William melakukan refleksi atas berbagai jenis hasrat yang terjadi hari itu.
s~j" ementara para rahib pelanpelan keluar dari ygj ruang pertemuan itu, Michael
mendekati William, dan kemudian Ubertino bergabung dengan keduanya. Bersama-sama
kami keluar ke tempat terbuka untuk bercakapcakap dalam kloster, dan berjalan di
tengah kabut yang tidak menunjukkan pertanda akan menipis. Memang, bayangan-
bayangan yang ada justru membuat kabut seakan lebih tebal.
"Kukira tidak perlu mengomentari apa yang telah terjadi," kata William. "Bernard
telah mengalahkan kita. Jangan tanyai aku apakah Dolcinian sinting itu
benarbenar bersalah atas semua kejahatan tersebut. Sejauh yang bisa kukatakan,
ia tidak, sama sekali tidak. Terus terang saja, kita jadi kembali ke tempat kita
mulai. Yohanes menginginkan kau datang sendirian ke Avignon, Michael, dan
pertemuan ini tidak memberimu jaminan yang tengah kita upayakan. Sebaliknya, ini
memberimu suatu gagasan tentang bagaimana setiap perkataanmu, di atas sana, bisa diputar
balik. Karena itu, kita harus menyimpulkan, menurutku, bahwa kau tidak usah pergi."
Michael menggelengkan kepalanya. "Sebaliknya, aku akan pergi.
Aku tidak menginginkan suatu skisma. Kau, William, bicara dengan amat jelas hari
ini, dan kau mengatakan apa yang kauinginkan.
Yah, itu bukan yang kuinginkan, dan aku menyadari bahwa keputusan rapat umum
Perugia selama ini telah dipakai oleh para teolog kekaisaran di luar maksud
kita. Aku ingin ordo Fransiskan diterima oleh Paus dengan citacita
kemiskinannya. Dan Paus harus paham bahwa kalau tidak menegaskan citacita
kemiskinannya, ordo itu tidak mungkin mengembalikan cabang-cabangnya yang bidah.
Aku akan pergi ke Avignon, dan jika perlu akan bersikap pasrah kepada Yohanes,
aku akan mengompromikan segala sesuatu kecuali prinsip kemiskinan itu."
Ubertino angkat bicara. "Kau tahu bahwa kau membahayakan hidupmu?"
"Biar saja," jawab Michael. "Itu lebih baik daripada membahayakan jiwaku."
Ia memang dengan serius membahayakan hidupnya, dan jika Yohanes betul (karena
aku masih belum percaya), Michael juga kehilangan jiwanya. Seperti sekarang
diketahui semua orang, Michael pergi kepada Paus seminggu setelah
kejadiankejadian yang akan kuceritakan ini. Ia mengulur
waktu selama empat bulan untuk melawan Michael, sampai pada bulan April tahun
berikutnya, Yohanes mengeluarkan suatu konsistori yang di dalamnya ia menyebut
Michael seorang gila, pengacau, bebal, penggerak kebidahan yang keji, seekor
ular yang dipelihara dalam dada gereja sendiri. Dan orang mungkin berpikir
bahwa, menurut caranya memandang segala hal, Yohanes betul, karena selama empat
bulan itu Michael sudah menjadi teman dari kawan guruku, William yang lain, yang
dari Ockham itu, dan telah mengikuti ide-idenya lebih ekstrem, tetapi tidak
terlalu berbeda dari ide yang dipakai bersama oleh guruku bersama Marsilius dan
telah diuraikan secara terperinci pagi itu. Hidup orangorang yang tidak sepakat
tersebut jadi berbahaya di Avignon, dan pada akhir bulan Mei, Michael, William
dari Ockham, Bonagratia dari Bergamo, Fransiskus dari Ascoli, dan Henri dari
Talheim melarikan diri, dikejar oleh anak buah Paus ke Nice, lalu Toulon,
Marseilles, dan Aigues-Mortes, di mana mereka ditemui oleh Kardinal Pierre dari
Arrablay, yang berusaha membujuk mereka untuk kembali, tetapi tidak berhasil
mengatasi penolakan mereka, kebencian mereka kepada Paus, ketakutan mereka. Pada
bulan Juni mereka sampai ke Pisa, di mana mereka diterima dengan gembira oleh
pasukan kekaisaran, dan pada bulan-bulan berikutnya Michael harus mengumumkan
bahwa ia mencela Yohanes. Waktu itu sudah terlalu terlambat, Keberuntungan
Kaisar mulai surut; dari Avignon, Yohanes mulai merencanakan untuk mengangkat
seorang jenderal superior baru untuk kaum Minorit, dan akhirnya ia mencapai kemenangan.
Michael seharusnya lebih baik tidak memutuskan untuk pergi kepada Paus hari itu:
mestinya ia memimpin perlawanan kaum Minorit secara lebih dekat, tanpa menyia-
nyiakan waktu berbulan-bulan dalam kekuasaan musuhnya, yang mulai memperlemah
posisinya .... Tetapi kemahakuasaan suci mungkin sudah sedemikian rupa menetapkan
hal-hal juga sekarang aku tidak tahu siapa di antara mereka semua yang betul.
The Name Of The Rose Karya Umberto Eco di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Setelah sekian tahun lamanya, kegairahan justru mati, dan bersama dengan itu,
orang percaya, cahaya kebenaran juga mati. Siapa dari kami yang sekarang mampu
mengatakan mana yang betul, Hector atau Achilles, Agamemnon atau Priam, waktu
mereka bertarung memperebutkan seorang perempuan yang sekarang sudah berupa debu
dan abu" Tetapi aku mulai menyimpang secara melanko-lik. Aku justru harus menceritakan
tentang akhir dari percakapan sedih itu. Michael sudah mengambil keputusan dan
tidak mungkin meyakinkan dia untuk berhenti. Tetapi masalah lain muncul, dan
William blak-blakan menyatakan : Ubertino sendiri sudah tidak aman lagi.
Katakata Bernard sudah ditujukan kepadanya, kebencian Paus kini terasa tertuju kepadanya, kenyataan bahwa, sementara Michael masih
mewakili kekuasaan yang bisa digunakan untuk bernegosiasi, Ubertino sendiri juga
terlibat di situ .... "Yohanes ingin Michael diadili dan Ubertino
dibuang ke neraka. Jika kau kenal Bernard, sebelum hari esok berakhir, dalam gelapnya kabut,
Ubertino sudah tentu akan dibunuh. Dan jika ada orang yang menanyakan siapa yang
melakukan, biara ini dengan mudah menuding kejahatan lain, dan mereka akan
bilang bahwa itu dilakukan oleh setan-setan yang dipanggil oleh Remigio dan
kucing-kucing hitamnya, atau oleh seorang Dolcinian yang masih hidup dan masih
berkutat di dalam temboktembok ini ...." Ubertino cemas. "Jadi?" tanyanya.
"Jadi," kata William, "temui Abbas dan bicaralah dengannya.
Mintalah seekor tunggangan, sedikit bekal, dan sepucuk surat kepada suatu biara
yang jauh, di balik Pegunungan Alpen. Dan manfaatkan kegelapan dan kabut untuk
langsung meninggalkan tempat ini."
"Tetapi bukankah pasukan pemanah masih menjaga pintu pintu gerbang?"
"Biara ini punya jalan keluar lain, dan Abbas tahu itu. Ia tinggal menyuruh
seorang pelayan menunggumu di salah satu tikungan lebih rendah dengan seekor
kuda dan setelah menyelip lewat suatu jalan dalam temboktembok, kau hanya harus
melewati serangkaian hutan. Kau harus bertindak segera, sebelum Bernard sembuh
dari ekstase kemenangannya. Aku sendiri masih punya urusan. Aku punya dua misi:
satu telah gagal, paling sedikit yang lain harus berhasil. Aku ingin mendapatkan
sebuah buku dan seseorang. Jika semua berjalan baik, kau akan pergi dari sini
sebelum aku mencarimu lagi. Jadi, selamat berpisah." Ia merentangkan kedua lengannya. Karena
terharu, Ubertino memeluknya erat-erat. "Selamat berpisah, William. Kau orang
Inggris gila dan arogan, tetapi hatimu mulia. Apa kita akan bertemu lagi?"
"Kita akan bertemu lagi," William meyakinkannya. "Tuhan tentu menghendakinya."
Tuhan, bagaimanapun juga, tidak menghendakinya. Seperti sudah kukatakan,
Ubertino meninggal, dibunuh secara misterius, dua tahun kemudian. Hidup orang
tua yang rajin dan penuh semangat berdoa ini sungguh keras dan penuh
petualangan. Mungkin ia bukan seorang santo, tetapi kuharap Tuhan mengaruniai
ketetapannya yang tak mau menyerah seperti seorang santo. Makin tua aku dan
makin aku menyerahkan diri kepada kehendak Tuhan, makin sedikit aku menghargai
inteligensi yang ingin tahu dan mau melakukan keinginan itu; dan aku mengenali
iman sebagai satusatunya unsur keselamatan, yang bisa menunggu dengan sabar,
tanpa mengajukan terlalu banyak pertanyaan. Dan Ubertino sudah pasti amat
beriman dalam darah dan penderitaan dari Tuhan kita yang Tersalib.
Mungkin bahkan waktu itu aku sudah mulai memikirkan hal-hal tersebut, dan
mistikus tua itu menyadarinya, atau menduga bahwa suatu hari aku akan memikirkan
itu semua. Ia tersenyum manis kepadaku dan mendekapku, tidak kuatkuat seperti
yang biasa ia lakukan, yang kadangkadang mencengkeramku pada harihari
sebelumnya. Ia mendekapku seperti seorang kakek mendekap cucunya, dan dengan semangat yang
sama aku balas memeluknya. Lalu Ubertino pergi bersama Michael untuk menemui
Abbas. "Dan sekarang?" tanyaku kepada William.
"Dan sekarang, kembali kepada kejahatan-kejahatan kita."
"Guru," kataku, "hari ini banyak hal terjadi, hal-hal menyedihkan bagi
Kristianitas, dan misi kita telah gagal. Dan Anda kelihatan lebih tertarik untuk
menyelesaikan suatu misteri daripada konflik antara Paus dan Kaisar."
"Orang gila dan anak kecil selalu mengatakan yang benar. Mungkin saja, sebagai
penasihat kaisar, temanku Marsilius lebih baik daripada aku, tetapi sebagai
inkuisitor aku lebih baik. Bahkan lebih baik daripada Bernard Gui, Tuhan ampuni
aku. Karena Bernard berminat, bukan untuk menemukan yang bersalah, tetapi untuk
membakar terdakwa. Dan aku, sebaliknya, menemukan kegembiraan paling
menyenangkan kalau berhasil menguraikan suatu simpul yang rumit dan halus. Dan
ini tentu juga karena, pada suatu masa ketika sebagai filsuf aku meragukan dunia
punya satu urutan, aku senang kalau bisa menemukan, jika bukan suatu urutan,
paling sedikit serangkaian hubungan dalam wilayah-wilayah kecil dari masalah
dunia. Akhirnya, mungkin ada alasan lain: dalam kisah ini, boleh jadi taruhannya
lebih besar dan lebih penting daripada pertikaian antara Yohanes dan Louis ...."
"Tetapi ini kisah tentang pencuri dan balas
dendam di kalangan rahib yang kurang saleh!" seruku, kebingungan.
"Karena suatu buku terlarang, Adso. Suatu buku terlarang!" jawab William.
WAKTU itu para rahib mulai makan malam. Makan malam itu baru setengah
berlangsung ketika Michael dari Cesena masuk lalu duduk di samping kami dan
memberi tahu bahwa Ubertino sudah pergi. William menghela napas lega.
Setelah makan malam berakhir, kami menghindari Abbas, yang sedang bercakapcakap
dengan Bernard, dan melihat Benno, yang menyapa kami dengan senyum setengah-
setengah waktu berusaha mencapai pintu. William menahannya dan memaksanya
mengikuti kami ke suatu sudut di dapur.
"Benno," William menanyainya, "mana buku itu?"
"Buku apa?" "Benno, kau dan aku bukan orang tolol. Yang kumaksud adalah buku yang kami buru
seharian ini dalam laboratorium Severinus, yang tidak kukenali. Tetapi kau
mengenalinya dengan amat baik dan kembali ke sana untuk mengambilnya ...."
"Apa yang membuat kau mengira aku mengambil buku itu?"
"Kukira memang begitu, dan kau juga berpikir begitu. Mana buku itu?"
"Aku tidak bisa memberi tahu."
"Benno, jika kau tidak mau memberi tahu, aku akan lapor kepada Abbas."
"Aku tidak bisa memberi tahu atas perintah Abbas,"
kata Benno, dengan raut muka licik. "Hari ini, setelah kita bercakapcakap, ada
sesuatu kejadian yang harus kauketahui. Setelah Berengar meninggal, tidak ada
lagi asisten pustakawan. Petang ini Maleakhi mengusulkan aku untuk posisi
tersebut. Baru setengah jam yang lalu Abbas setuju. Dan besok pagi, kuharap, aku
akan dilantik ke dalam rahasia perpustakaan itu. Benar, aku memang mengambil
buku itu pagi tadi, dan kusembunyikan di bawah dipan di bilikku, bahkan tanpa
memeriksanya, karena aku tahu bahwa Maleakhi mematamataiku.
Akhirnya, Maleakhi mengusulkan jabatan yang sudah kuceritakan tadi. Dan sesudah
itu aku melakukan apa yang harus dilakukan seorang asisten pustakawan: aku
menyerahkan buku itu kepadanya."
Aku tidak tahan untuk tidak omong, dan dengan keras.
"Tetapi, Benno, kemarin, dan pada hari sebelum kau ... kau bilang kau terbakar
oleh keinginan untuk tahu, dan kau tidak ingin perpustakaan menyimpan misteri
lagi, dan kau bilang seorang terpelajar harus tahu ...."
Benno terdiam, tersipu; tetapi William menghentikan katakataku, "Adso, beberapa
jam yang lalu Benno bergabung dengan pihak lain. Sekarang dia penjaga semua
rahasia yang dulu ingin ia ketahui, dan sementara menjaga ia akan punya waktu
sebanyak mungkin untuk mempelajari rahasiarahasia tersebut."
"Tetapi yang lainlainnya?" tanyaku. "Waktu itu
Benno juga bicara atas nama semua orang terpelajar!"
"Itu sebelum," kata William. Dan ia menarikku pergi, sambil meninggalkan Benno
menjadi korban kebingungan.
"Benno," kata William kemudian kepadaku, "adalah korban berahi dahsyat, yang
bukan berahi Berengar atau Kepala Gudang itu.
Seperti halnya banyak kaum terpelajar, ia punya berahi untuk pengetahuan.
Pengetahuan demi pengetahuan itu sendiri. Karena kekurangan sebagian pengetahuan
ini, ia ingin merenggutnya.
Sekarang ia berhasil. Maleakhi mengenal lelaki ini: ia menggunakan caranya yang
terbaik untuk mendapatkan kembali buku itu dan membungkam bibir Benno. Kau tentu
akan menanyakan kepadaku apa baiknya menguasai segudang pengetahuan semacam itu
jika seseorang telah sepakat untuk tidak membiarkan setiap orang mendapatkannya.
Tetapi inilah persisnya mengapa aku bicara tentang berahi. Rasa haus Roger Bacon
untuk pengetahuan bukan berahi: ia ingin menggunakan ilmu pengetahuannya untuk
membuat rakyat Tuhan lebih bahagia, dan karenanya ia tidak mencari pengetahuan
untuk dirinya sendiri. Berahi Benno hanya sekadar keingintahuan yang tak
terpuaskan, keangkuhan intelektual, cara lain bagi seorang rahib untuk mengubah
dan menyembuhkan berahi jasmaninya, atau semangat yang membuat orang lain
menjadi seorang ksatria iman atau kebidahan. Berahi tidak hanya terdapat dalam
daging. Bernard Gui seorang yang penuh berahi; tetapi adalah suatu berahi rusak akan keadilan
yang bisa disamakan dengan berahi akan kekuasaan. Paus Roma kita yang suci dan
sudah lengser itu punya berahi akan kekayaan. Dan sebagai orang muda, Kepala
Gudang itu punya suatu berahi untuk memberi kesaksian dan mengubah dan menjalani
hukuman, dan kemudian suatu berahi untuk mati. Dan berahi Benno adalah untuk
buku. Seperti semua berahi, termasuk berahi Onan, yang mencecerkan benihnya ke
atas tanah, namun mandul dan tidak ada hubungannya dengan cinta, bahkan dengan
cinta jasmani "Aku tahu," gumamku, meskipun pada diriku sendiri. William pura-pura tidak
mendengar. Sambil melanjutkan observasinya, ia berkata, "Cinta sejati
menginginkan yang baik bagi yang dicintai."
"Mungkinkah Benno menginginkan yang baik dari buku bukunya (dan sekarang
bukubuku itu juga miliknya) dan mengira kebaikan bukubuku itu terletak dalam
keadaannya yang tersimpan di tempat yang tak terjangkau tangan?"
"Kebaikan sebuah buku terletak pada keadaannya yang bisa dibaca.
Sebuah buku terdiri atas pertanda yang bicara tentang pertanda lain, yang pada
gilirannya bicara tentang banyak hal.
Tanpa mata untuk membacanya, sebuah buku berisi pertanda yang tidak menghasilkan
konsep, karenanya bisu. Perpustakaan ini mungkin ditakdirkan untuk melindungi
bukubuku yang disimpannya,
tetapi sekarang tetap hidup untuk mengubur bukubuku itu. Ini sebabnya
perpustakaan itu telah menjadi sebuah bak cuci ketidakadilan. Kepala Gudang itu
bilang bahwa ia dikhianati.
Begitu pula Benno. Ia telah dikhianati. Oh, hari ini amat buruk, Adso terkasih!
Penuh darah dan keruntuhan. Aku sudah muak hari ini. Mari kita mengikuti
komplina, lalu tidur."
Waktu keluar dari dapur, kami berpapasan dengan Aymaro. Ia menanyakan apakah
rumor yang tersebar sekeliling itu betul, bahwa Maleakhi mengusulkan Benno
menjadi asistennya. Kami hanya bisa mengiyakan.
"Maleakhi kita sudah melakukan banyak hal bagus hari ini," kata Aymaro, dengan
seringai puas dan gemar seperti biasanya.
"Jika keadilan ada, Setan akan datang dan mengambilnya malam ini juga." []
Komplina Dalam cerita ini semua mendengar khotbah tentang kedatangan Antikristus, dan
Adso menemukan kekuatan dari nama-nama yang layak.
espers dilantunkan secara ragu-ragu sementara interogasi Kepala Gudang itu masih
berlangsung, karena beberapa novis yang ingin tahu, lari dari pengawasan gurunya
untuk mengintip apa yang sedang terjadi dalam aula pertemuan lewat celah dan
jendela. Sekarang seluruh komunitas itu akan mendoakan jiwa baik Severinus. Setiap orang
berharap Abbas akan bicara, dan ingin tahu apa yang akan ia katakan. Tetapi
sebagai gantinya, setelah homili ritual dari Santo Gregorius, refrain, dan tiga
mazmur yang telah ditetapkan, Abbas memang naik ke atas mimbar, tetapi hanya
untuk mengatakan bahwa ia tidak akan bicara apa-apa malam ini.
Begitu banyak musibah telah menimpa biara ini, katanya, sehingga bahkan bapa
spiritual sekalipun terdorong untuk berkhotbah dengan nada jengkel dan menegur.
Setiap orang, tanpa kecuali, sekarang harus melakukan pemeriksaan batin secara
kuat. Tetapi karena diperlukan seseorang untuk bicara, ia menyatakan bahwa
teguran itu harus diucapkan oleh yang tertua di antara mereka, yang sekarang
sudah mendekati kematian, bruder yang paling sedikit terlibat dalam semua hasrat
jasmani yang telah merangsang begitu banyak kejahatan. Menurut usianya, Alinardo
dari Grottaferrata seharusnya bicara, tetapi semua tahu kondisi kesehatan bruder
yang mulia itu lemah. Langsung setelah Alinardo, dalam urutan yang ditetapkan
oleh jalannya waktu yang tak bisa dielakkan, adalah Jorge. Dan sekarang Abbas
memintanya berkhotbah. Kami mendengar gumam dari bagian meja tempat Aymaro dan orangorang Italia lain
biasa duduk. Aku menduga Abbas telah meminta Jorge berkhotbah tanpa
membicarakannya dulu dengan Alinardo.
Guruku menunjukkan kepadaku, dengan bisikbisik, bahwa keputusan Abbas untuk
tidak bicara itu bijaksana, karena apa saja yang mungkin akan ia katakan akan
dinilai oleh Bernard dan orangorang Avignon yang hadir. Jorge tua, sebaliknya,
akan membatasi dirinya kepada ramalan mistiknya yang biasa, dan orangorang
Avignon tidak akan menganggap katakatanya penting. "Tetapi aku, ya," kata
William, "karena aku tidak percaya bahwa Jorge sepakat, dan mungkin diminta,
untuk bicara tanpa suatu tujuan yang tepat."
Jorge memanjat naik ke mimbar, dengan bantuan seseorang. Wajahnya diterangi oleh
tripod itu, satusatunya api yang menerangi jalan-tengah
gereja. Cahaya api itu memperkuat kegelapan yang melingkari matanya, yang tampak
seperti dua lubang hitam.
"Saudara-saudaraku paling tercinta," ia mulai, "dan semua tamu kami, yang paling
kami kasihi. Jika kalian mau mendengarkan orang tua malang ini .... Keempat
kematian yang telah menimpa biara kami tanpa menyebutkan dosa-dosa, yang sudah
amat lama dan yang baru, dari yang paling hina di antara orang hidup bukan,
seperti kalian ketahui, disebabkan oleh alam, yang, karena ritmenya bandel,
menetapkan hari kita di dunia, dari ayunan sampai kuburan. Tidak diragukan lagi
bahwa kalian semua percaya bahwa, meskipun selama ini dicekam kesedihan,
kejadiankejadian menyedihkan ini belum melibatkan jiwa kita, karena semua dari
kalian, yang selamat, tidak bersalah, dan kalau yang satu ini sudah dihukum,
sementara kalian akan, tentunya, tetap meratapi kepergian mereka yang sudah
meninggal, kalian tidak akan perlu membersihkan diri dari setiap tuduhan di
depan pengadilan Tuhan. Begitu yang kalian percayai. Orangorang gila!" teriaknya dengan suara aneh.
"Kalian semua gila dan congkak. Dia yang telah membunuh akan menanggung beban
dosanya di hadapan Tuhan, tetapi hanya karena ia pasrah dijadikan sarana
keputusan Tuhan. Persis seperti perlu adanya seseorang untuk mengkhianati Yesus
karena misteri penebusan harus dipenuhi, toh Allah memberi sanksi kutukan dan
makian kepada dia yang mengkhianatiNya. Jadi, seseorang telah berdosa pada
harihari ini, menyebabkan kematian dan kehancuran, tetapi aku mengatakan kepada
kalian bahwa kehancuran ini, meski tidak diinginkan, paling sedikit diizinkan
oleh Tuhan demi mengurangi keangkuhan kita!"
Ia diam, dan menatap kosong ke arah orang banyak yang diam itu seakan matanya
bisa menangkap emosi orangorang itu, seakan nyata dengan telinganya ia menikmati
keheningan dan ketakutan besar itu.
"Dalam komunitas ini," ia melanjutkan, "ular kesombongan sudah cukup lama
bergelung. Tetapi kesombongan apa" Kesombongan akan kekuasaan, dalam sebuah
biara yang terisolasi dari dunia" Tidak, tentu saja bukan. Kesombongan akan
kekayaan" Saudara saudaraku, sebelum dunia yang dikenal menggemakan perdebatan
panjang tentang kemiskinan dan kepemilikan, sejak zaman pendiri kita, kita,
bahkan ketika kita punya segala sesuatu, belum pernah punya apa-apa.
Satusatunya kekayaan kita yang benar adalah observasi dari Regula, doa dan
kerja. Tetapi dari kerja kita, kerja dari ordo kita, dan khususnya kerja dari
biara ini, sebagian memang, pada dasarnya adalah studi, dan pelestarian ilmu
pengetahuan. Pelestarian, kataku, bukan pencarian, karena properti ilmu
pengetahuan, sebagai suatu hal suci, sudah lengkap dan sudah ditentukan sejak
awal, dalam kesempurnaan Nubuat Tuhan yang mengungkapkan diri kepada dirinya
sendiri. Pelestarian, kataku, dan bukan pencarian, karena ini adalah suatu
properti ilmu pengetahuan, sebagai suatu hal
manusiawi, yang sudah ditetapkan dan dilengkapi selama berabadabad, dari khotbah
para nabi sampai interpretasi para bapa gereja. Tidak ada kemajuan, tidak ada
revolusi selama berabadabad, dalam sejarah ilmu pengetahuan, paling-paling ada
suatu rekapitulasi yang berkesinambungan dan sublim. Sejarah manusia berlangsung
dengan suatu gerakan yang tidak bisa dihentikan, dari penciptaan sampai
penebusan, menuju kembalinya kemenangan Kristus, yang akan tampak duduk di atas
mega untuk mengadili orang yang hidup dan yang mati; tetapi manusia dan
pengetahuan suci tidak mengikuti jalan ini: kuat bagai benteng tak terhancurkan,
pengetahuan ini membuat kita, kalau rendah hati dan waspada mendengarkan
suaranya, bisa mengikuti, menduga jalan ini, tetapi tidak tersentuh oleh jalan
ini. Aku adalah Dia yang Aliahmu, kata Allah orang Yahudi itu, Aku adalah jalan,
kebenaran dan kehidupan, kata Tuhan kita. Jadi kalian tahu sudah: pengetahuan
bukan apa-apa kecuali komentar mengagumkan atas kedua kebenaran ini. Segala
The Name Of The Rose Karya Umberto Eco di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
sesuatu lainnya yang selama ini telah dikatakan, diungkapkan oleh para nabi,
oleh para Evangelis, oleh para bapa dan para doktor, untuk lebih memperjelas
kedua ungkapan tersebut. Dan kadangkadang juga ada komentar menentang dari
penyembah berhala, yang tidak tahu tentang itu, dan katakata mereka telah
dimasukkan ke dalam tradisi Kristen. Tetapi di luar itu tidak ada lagi yang
dikatakan lebih jauh. Yang ada hanyalah melanjutkan meditasi, untuk
membuatnya mengilat, melestarikan.
Dulu, ini adalah dan seharusnya menjadi tugas biara kita dengan perpustakaannya
yang luar biasa ini tidak ada lainnya. Ada kisah bahwa suatu hari seorang
kalifah Timur membakar perpustakaan dari suatu kota yang bangga, hebat, dan
terkenal, dan bahwa, sementara ribuan buku mulai terbakar, ia mengatakan bahwa
bukubuku itu akan dan harus lenyap: entah karena mengulangi apa yang sudah
dikatakan Al-Quran, dan karenanya tak berguna, atau bertentangan dengan buku
suci penyembah berhala, dan karenanya berbahaya. Para doktor gereja, dan kita
bersama mereka, tidak berpikir dengan cara ini. Segala sesuatu yang melibatkan
komentar dan klarifikasi Kitab Injil, harus dilestarikan, karena ini mendorong
kemuliaan tulisan-tulisan suci; apa yang bertentangan tidak boleh dihancurkan,
karena hanya jika dilestarikan maka pada gilirannya itu dapat dipertentangkan
oleh mereka yang bisa berbuat begitu dan memang ditugasi, dalam cara dan waktu
yang dipilih Tuhan. Karena itu tanggung jawab ordo kita selama berabad abad, dan tugas biara kita
sekarang ini: bangga akan kebenaran yang kita nyatakan, rendah hati dan tekun
melestarikan katakata yang kejam terhadap kebenaran, tanpa membiarkan diri kita
dikotori olehnya. Nah, Saudara-saudaraku, apa dosa dari kesombongan yang bisa menggoda seorang
rahib terpelajar" Yang menganggap tugasnya bukan melestarikan, tetapi mencari
suatu informasi yang belum memberikan kepada umat manusia, seakan kata yang terakhir belum menggema
lagi dalam katakata malaikat terakhir yang bicara dalam Injil bab terakhir: 'Aku
bersaksi kepada setiap orang yang mendengar perkataan-perkataan Nubuat dari
Kitab ini. Jika seorang menambahkan sesuatu kepada perkataan-perkataan ini, maka
Allah akan menambahkan kepadanya malapetaka-malapetaka yang tertulis di dalam
Kitab ini. Dan jikalau seorang mengurangkan sesuatu dari perkataan-perkataan
dari kitab nubuat ini, maka Allah akan mengambil bagiannya dari pohon kehidupan
dan dari kota kudus seperti yang tertulis di dalam kitab ini.' Nah apa bagi
kalian, Saudara-saudaraku yang malang, katakata tersebut tidak seakanakan
membayangkan apa yang telah terjadi belum lama ini di dalam temboktembok ini,
padahal apa yang telah terjadi di dalam temboktembok ini hanya membayangkan
perubahanperubahan yang sama karena itu merundung abad yang di dalamnya kita
hidup, teguh dalam kata dan dalam perbuatan, seperti perubahan yang terjadi di
kotakota maupun kastil-kastil, dalam universitas membanggakan dan gereja
katedral, yang dengan penuh semangat berusaha menemukan ketentuan tambahan baru
kepada katakata kebenaran itu, sementara merusak makna dari kebenaran yang sudah
kaya dalam semua aliran, dan hanya menimbulkan pembelaan diri tanpa takut dan
bukan tambahan tolol" Inilah kesombongan yang menetap dan masih akan menetap di
dalam temboktembok ini: dan aku
akan mengatakan kepada dia yang telah bekerja keras dan yang bekerja untuk
membongkar meterai dari bukubuku yang bukan miliknya untuk melihat, bahwa inilah
kesombongan yang ingin dihukum dan terus dihukum oleh Tuhan jika tidak dikurangi
dan tidak merendahkan dirinya sendiri, karena Tuhan tidak sulit menemukan, tetap
dan selalu, berkat kelemahan kita, alat balas dendam-Nya."
"Kau dengar itu, Adso?" gumam William kepadaku. "Orang tua itu tahu lebih banyak
daripada yang sedang ia katakan. Entah ia ikut campur atau tidak dalam masalah
ini, ia tahu, dan mau memperingatkan, bahwa jika beberapa rahib tertentu yang
ingin tahu terus melanggar perpustakaan itu, biara ini tidak akan damai lagi."
Setelah berhenti agak lama, sekarang Jorge bicara lagi.
"Tetapi siapa, akhirnya, simbol kesombongan itu sendiri, yang dari siapa yang
sombong adalah gambar dan utusan-utusan, yang me nyelesaikan pekerjaan dan
mempertahankan standar" Siapa yang sebenarnya telah bertindak dan mungkin akan
bertindak juga di dalam temboktembok ini, sehingga akan memperingatkan kita
bahwa waktunya sudah dekat dan menghibur kita, karena jika waktunya sudah dekat,
penderitaan itu sudah jelas tak tertahankan, tetapi tidak tanpa batas, karena
siklus besar alam semesta ini sudah hampir terpenuhi" Oh, apa kalian semua sudah
paham betul, dan takut mengucapkan namanya, karena ini juga nama kalian dan
kalian takut akan itu, tetapi
meskipun kalian takut, aku tidak, dan aku akan mengucapkan nama ini dengan suara
lantang sehingga isi perut kalian akan melintir ketakutan dan gigi kalian akan
bergemeretuk dan melukai lidah kalian, dan kengerian yang terbentuk dalam darah
kalian membuat tirai gelap turun ke atas mata kalian ....
Ia adalah binatang buas jahat, ia adalah Antikristus itu!"
Ia berhenti bicara lama sekali. Para pendengarnya seakan mati.
Satusatunya yang bergerak di seluruh gereja itu adalah nyala api dalam tripod,
tetapi bahkan bayangbayang yang dibentuknya seakan membeku. Bunyi, lirih,
satusatunya adalah napas Jorge yang tertahan, ketika ia menyeka peluh dari
keningnya. Lalu Jorge melanjutkan.
"Kalian mungkin ingin mengatakan kepadaku: Tidak, ia belum lagi datang; mana
tandatanda kedatangannya" Tolol yang bilang ini! Mengapa, mereka ada di hadapan
mata kita, hari demi hari, dalam amfiteater besar dunia dan dalam citra biara
yang lebih sempit, malapetaka yang sudah menunjukkan tanda .... Sejak dulu
dikatakan bahwa kalau momen itu sudah hampir tiba, seorang raja asing akan
bangkit di Barat, penguasa kecurangan amat besar, ateis, pembunuh orang, culas,
haus akan emas, terampil dalam muslihat, kejam, musuh dan penghukum orang
beriman, dan pada masanya ia tidak akan menganggap perak berharga tetapi hanya
akan menjunjung tinggi emas! Aku tahu
betul, kalian yang mendengarkan aku sekarang bergegas untuk membuat kalkulasi
untuk melihat apakah dia yang kukatakan itu menyerupai Paus atau Kaisar atau
Raja Prancis atau siapa saja yang kalian mau, sehingga kalian akan mampu
mengatakan: Dia adalah musuhku dan aku berada di pihak yang benar! Tetapi aku
tidak akan terlalu blak-blakan: aku tidak akan memilih salah seorang dari
kalian. Antikristus itu, kalau datang, merasuki semua dan untuk semua orang, dan
masingmasing adalah bagian dari dia. Ia akan berada dalam kelompok tentara
bayaran yang merampas kotakota dan pedesaan, ia akan berada dalam pertanda yang
tidak tampak sebelumnya di langit, di mana tibatiba pelangi akan muncul, api dan
sangkakala, sementara suarasuara mengerang akan terdengar dan laut akan
mendidih. Sudah dikatakan bahwa orang dan binatang akan menimbulkan monster-monster,
tetapi ini berarti bahwa hati akan mengandung kebencian dan ketidaktenangan.
Jangan memandang sekelilingmu untuk melihat sekilas binatang-binatang ilustrasi
yang amat kalian nikmati pada perkamen! Sudah dikatakan bahwa istri-istri masih
muda yang belum lama kawin akan melahirkan bayi-bayi yang sudah bisa bicara
dengan fasih, yang akan mewartakan bahwa saat itu sudah dekat dan akan minta
untuk dibunuh. Tetapi jangan memeriksa desa-desa di bawah kita, bayi-bayi
terlalu-bijaksana yang sudah dibunuh di dalam temboktembok ini sendiri! Dan
seperti bayi-bayi ramalan, penampilan mereka
seperti orang yang sudah tua, dan dalam ramalan mereka adalah anak-anak berkaki
empat, dan hantuhantu dan embrio-embrio yang akan meramal dalam rahim para ibu
sambil mengucapkan katakata ajaib. Dan semua sudah ditulis, kalian tahu itu,
kan" Sudah dituliskan bahwa banyak di kalangan mereka yang berpangkat, dan di
kalangan rakyat, gereja, akan menjadi pengacau; bahwa akan muncul para gembala
kejam, jahat, keji, serakah, suka mencari kenikmatan, suka merampas, suka
menikmati omong kosong, suka membual, sombong, keranjingan, arogan, tercebur
dalam percabulan, suka mencari kemenangan sia-sia, musuh Injil, siap menghindari
gerbang selat, untuk menyangkal dunia yang benar; dan mereka akan membenci
setiap cara berbakti, tidak akan menyesali dosa mereka, dan karenanya akan
menyebarkannya di kalangan semua orang yang tak beriman, kebencian antar-
rohaniwan, kekejaman, kekerasan hati, iri hati, ketidakacuhan, perampokan,
ketidaksabaran, berahi, kenikmatan jasmani, zina, dan semua kejahatan lainnya.
Kasih sayang akan lenyap, dan kerendahan hati, cinta kedamaian, kemiskinan,
kasih sayang, manfaat air mata .... Ayolah, apa kalian tidak mengenali diri kalian
sendiri, kalian semua yang hadir di sini, rahibrahib biara ini dan tamu-tamu
terhormat dari dunia luar?"
Selama Jorge berhenti bicara terdengar suara gemeresik.
Kardinal Bertrand gelisah di atas bangkunya. Bagaimanapun juga, pikirku, Jorge
seorang pengkhotbah yang hebat, dan waktu melecut saudara-saudaranya, ia juga
tidak lupa melecut para tamu. Aku mau memberikan apa saja asalkan bisa
mengetahui apa yang tengah dipikirkan Bernard saat itu, atau apa yang dipikirkan
orangorang Avignon yang gemuk itu.
"Dan akan terjadi pada titik ini, tepatnya ini," suara Jorge menggelegar, "bahwa
Antikristus akan mengajak hantu terhujatnya, kera, karena ia ingin menjadi Tuhan
kita. Pada saatsaat itu (maksudnya semua ini), semua kerajaan akan tersapu
habis, akan terjadi kelaparan dan kemiskinan, dan panen gagal, dan musim dingin
amat sangat keras. Dan anak-anak dari masa itu (yakni, se karang) tidak ada
siapa-siapa lagi yang mengasuh dan menyimpan makanan dalam gudang mereka, dan
mereka akan dipermalukan dalam pasar jual beli. Teberkatilah, karena itu, mereka
yang sudah tidak hidup lagi, atau yang, masih hidup, bisa bertahan hidup!
Maka akan datang putra kejahatan kekal, musuh yang membual dan sombong, sambil
memperagakan banyak virus untuk mengelabui seluruh bumi dan mengalahkan
keadilan. Syria akan jatuh dan meratapi putra-putranya, Cicilia akan mengangkat
kepalanya sampai dia yang bakal mengadili muncul. Putri Babylon akan bangkit
dari takhta kemegahannya untuk minum dari cawan kepedihan. Cappa-docia, Lycia,
dan Lycaunia akan tunduk karena seluruh kumpulan orang akan dimusnahkan karena
hancurnya ketidakadilan. Kemah-kemah orang
Barbar dan kereta-kereta perang akan muncul di semua sisi untuk menguasai tanah-
tanah. Di Armenia, di Pontus, dan di Bithynia, para pemuda akan mati oleh
pedang, gadis-gadis akan dijadikan tawanan, putra dan putri sekandung akan
melakukan perkawinan. Pisidia, yang membual dalam kemuliaannya, akan bertekuk lutut, pedang itu akan
menembus ke tengah Phoenicia, Judea akan mengenakan baju berkabung dan bersiap-
siap untuk hari kejahatan kekal yang ditimbulkan oleh ketidakmurniannya. Di
setiap sisi akan muncul kebencian dan penghancuran, Antikristus itu akan
mengalahkan dunia Barat dan akan menghancurkan rute-rute perdagangan; ia akan
membawa pedang dan api menyala-nyala, dan api itu akan membakar dengan nyala
begitu kuat: kekuatannya akan berupa penghujatan, tangannya berupa
pengkhianatan, tangan kanan akan membawa kehancuran, tangan kanan pembawa
kegelapan. Ini semua adalah ciri-ciri yang akan menandainya: kepalanya akan
berupa api membara, mata kanannya akan semerah darah, mata kirinya hijau seperti
mata kucing dengan dua pupil, dan alisnya putih, bibir bawahnya membengkak,
tumitnya lemah, kakinya besar, ibu jarinya meremukkan dan menyiksa!"
"Itu seakan potret dirinya," bisik William sambil terkekehkekeh.
Itu suatu komentar yang amat keji, tetapi aku berterima kasih kepadanya, karena
rambutku sudah mulai berdiri. Aku hampir tidak bisa menahan tawa,
kedua pipiku menggembung ketika bibirku yang mengatup menyemburkan tawa. Suatu
bunyi yang, dalam kesunyian setelah katakata orang tua itu, terdengar jelas,
tetapi untungnya setiap orang mengira ada orang batuk, atau menangis, atau
gemetar, dan mereka semua betul.
"Inilah saatnya," Jorge sekarang mulai bicara lagi, "ketika segala sesuatu akan
jatuh ke dalam keadaan tanpa hukum, anak laki-laki akan memukul ayahnya, istri
akan bersekongkol melawan suami, suami akan menuntut istri, majikan akan tidak
berperikemanusiaan terhadap pelayan dan pelayan akan menentang majikan, orang
tua tidak lagi dihormati, orang muda akan menuntut untuk memerintah, pekerjaan
jadi seakan kebiasaan yang tak berguna bagi semua, di manamana akan muncul
nyanyian yang menyanjung kebebasan, keburukan, perilaku jangak yang merdeka.
Dan setelah itu, gelombang besar pemerkosaan, perzinaan, sumpah palsu, dosa
melawan alam akan menyusul, dan penyakit, dan tenung, dan mantra, dan bendabenda
terbang akan tampak di langit, nabinabi palsu akan muncul di tengah orang
Kristen yang baik, rasul palsu, koruptor, penipu, tukang sihir, pemerkosa,
lintah darat, orang yang bersumpah palsu, pemalsu; gembala akan berubah menjadi
serigala, pendeta akan berbohong, rahib akan menginginkan bendabenda duniawi,
orang miskin tidak buruburu membantu tuan tanah mereka, yang berkuasa tidak
berbelas kasihan, yang adil akan menjadi saksi ketidakadilan. Semua
kota akan terguncang oleh gempa, akan ada wabah di setiap negeri, angin puyuh
akan membongkar bumi, ladang-ladang akan tercemar, laut akan mengeluarkan cairan
hitam, keajaiban aneh dan baru akan menggantikan bulan, bintangbintang tidak
lagi mengambil jalannya, bintangbintang lain tak dikenal akan mengaluri langit,
akan ada salju di musim panas, dan di musim dingin panasnya bukan main. Dan
saatsaat akhir itu akan tiba, akhir zaman .... Pada hari pertama, akan muncul
suara keras dan kuat di langit pada jam tiga, mega ungu akan maju dari utara,
guruh dan halilintar akan mengikutinya, dan hujan darah akan turun ke bumi. Pada
hari kedua, bumi akan dibongkar dari kedudukannya dan asap tanur besar akan
menembus masuk gerbanggerbang di langit. Pada hari ketiga jurang-jurang bumi
akan runtuh dari empat penjuru kosmos. Puncak-puncak langit akan terbuka, udara
akan dipenuhi oleh pilar-pilar asap dan akan terasa bau belerang sampai jam
kesepuluh. Pada hari keempat, pagi-pagi benar, jurang akan meleleh dan
mengeluarkan ledakan, dan gedung-gedung akan runtuh. Pada pada jam keenam hari
kelima, kekuatan-kekuatan cahaya dan roda matahari akan dihancurkan, dan akan
terjadi kegelapan di seluruh bumi sampai malam, dan bintangbintang dan bulan
akan berhenti beredar. Pada pada jam keempat hari keenam, langit akan retak dari
timur ke barat dan para malaikat akan bisa memandang ke bumi lewat celah-celah
di surga dan semua yang ada di bumi dapat melihat para malaikat memandang ke
bawah dari surga. Lalu semua orang akan bersembunyi di gununggunung untuk menghindari
tatapan para malaikat yang adil itu. Pada hari ketujuh, Kristus akan tiba dalam
cahaya Bapanya. Dan kemudian akan dilaksanakan pengadilan bagi orang baik dan
mereka akan bangkit bersama jiwa dan tubuh suci abadi. Tetapi ini bukan tujuan
meditasi kalian malam ini, Saudara-saudaraku yang sombong!
Bukan para pendosa yang akan melihat subuh hari kedelapan, ketika suatu suara
lembut dan manis akan muncul dari arah timur, di tengah surga, dan bahwa akan
tampak malaikat yang menguasai semua malaikat suci lainnya, dan semua malaikat
akan maju bersamanya, duduk di atas kereta mega, penuh dengan kegembiraan,
melesat di udara, untuk membebaskan mereka yang telah percaya, dan bersama
mereka, semua akan bersukaria karena penghancuran dunia ini tentunya sudah
selesai! Tetapi ini tidak untuk membuat kita dengan sombong bersukaria malam
ini! Kita justru akan merenungkan katakata yang akan diucapkan Tuhan untuk
mengusir mereka yang belum mendapat penebusan: Menyingkir dari aku, kalian
terkutuk, ke dalam api abadi yang telah disiapkan bagimu oleh Iblis dan para
pengikutnya! Kalian sendiri sudah mendapatkannya, dan sekarang nikmatilah! Pergi
kalian dari aku, turunlah ke dalam kegelapan abadi dan ke dalam api yang tak
bisa mati! Aku menciptakan kalian dan kalian jadi pengikut yang lain! Kalian
menjadi pelayan tuan yang lain, pergilah dan tinggallah bersamanya dalam
kegelapan, dengan dia, ular beludak yang tak pernah beristirahat, di tengah
gemeretak gigi! Kuberi kalian telinga untuk mendengar Injil dan kalian
mendengarkan katakata penyembah berhala! Aku membentuk mulut bagi kalian untuk
memuliakan Tuhan dan kalian menggunakannya untuk mengucapkan kebohongan para
penyair dan tekateki iblis! Kuberi kalian mata untuk melihat cahaya dalilku, dan
kalian menggunakannya untuk mengintip ke dalam kegelapan! Aku seorang hakim umat
manusia, tetapi hakim yang adil. Kepada masingmasing aku akan memberikan apa
yang pantas diterimanya. Aku akan berbelas kasihan kepada kalian, tetapi aku
tidak menemukan minyak dalam guci kalian. Aku akan terdorong untuk menaruh belas
kasihan, tetapi lampu kalian tidak bersih. Pergi dariku .... Begitu Tuhan akan
berkata. Dan mereka ... dan mungkin kita semua ... akan turun ke dalam siksaan
abadi. Dalam nama Bapa, Putra, dan Roh Kudus."
"Amin," semua menjawab, dengan satu suara.
SAMBIL berbaris, tanpa menggumam, para rahib keluar menuju bilik mereka. Karena
merasa tidak ingin saling bercakapcakap. Para rahib Minorit dan utusan Paus
menghilang, karena ingin sekali menyendiri dan mengaso. Hatiku terasa berat.
"Tidur, Adso," kata William kepadaku, sambil menaiki anak tangga di penginapan.
"Ini bukan malam untuk keluyuran. Bernard Gui mungkin punya gagasan untuk
mencanangkan akhir dunia dengan
mulai dari mayat kita. Besok pagi kita harus berusaha hadir pada matina, karena
segera setelah itu Michael dan rahib Minorit lainnya akan berangkat."
"Apa Bernard juga berangkat, dengan para tawanannya?" tanyaku lirih.
"Sudah tentu tidak ada lagi yang harus ia kerjakan di sini.
Mestinya ia ingin menggiring Michael ke Avignon, tetapi dengan cara sedemikian
rupa agar kedatangan Michael bersamaan waktu dengan pengadilan Kepala Gudang
itu, seorang Minorit, bidah, dan pembunuh. Api pembakaran Kepala Gudang itu akan
menerangi, bagaikan sebuah obor perdamaian, pertemuan pertama Michael dengan
Paus." "Dan apa yang akan terjadi dengan Salvatore dan ... gadis itu?"
"Salvatore akan pergi bersama Kepala Gudang, karena ia harus bersaksi dalam
pengadilan itu. Mungkin Bernard akan menyelamatkan hidupnya sebagai imbalan. Ia
The Name Of The Rose Karya Umberto Eco di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
mungkin membiarkan Salvatore melarikan diri dan kemudian menyuruh orang
membunuhnya, atau betulbetul membiarkannya pergi, karena seseorang seperti
Bernard tidak berminat kepada seseorang seperti Salvatore. Siapa tahu" Bisa jadi
Salvatore akan berakhir sebagai bandit penggorok leher di suatu hutan di
Languedoc ...." "Dan gadis itu?"
"Sudah kubilang: ia akan dibakar hidup-hidup. Tetapi ia akan dibakar sebelumnya,
di tengah jalan, untuk meningkatkan iman suatu Desa Kataris di tepi
pantai. Aku sudah mendengar kabar bahwa Bernard akan menemui koleganya, Jacques
Fournier (ingat nama itu: karena ia mau membakar orang Albigensia, tetapi punya
ambisi lebih besar), dan seorang tukang sihir cantik yang akan dilemparkan ke
dalam api tentu akan meningkatkan martabat dan ketenaran kedua orang itu ...."
"Tetapi apa tidak bisa dilakukan sesuatu untuk menyelamatkan mereka?" seruku.
"Apa Abbas tidak bisa campur tangan?"
"Untuk siapa" Untuk Kepala Gudang itu, seorang kriminal yang mengaku" Untuk
seseorang yang berengsek seperti Salvatore" Atau kau maksud gadis itu?"
"Bagaimana kalau, ya?" aku memberanikan diri berkata. "Bagaimanapun juga, dari
ketiganya, gadis itu yang benarbenar tidak bersalah: Anda tahu dia bukan
penyihir "Dan apa kau percaya bahwa Abbas itu, setelah apa yang sudah terjadi, mau ambil
risiko kehilangan martabatnya yang tinggal kecil itu untuk seorang penyihir?"
"Tetapi ia mau bertanggung jawab atas larinya Ubertino?"
"Ubertino adalah salah seorang rahibnya dan belum dituduh apaapa.
Di samping itu, kau ini ngomong apa, sih" Ubertino seseorang yang penting;
Bernard hanya bisa memukulnya dari belakang."
"Jadi, Kepala Gudang itu betul: penduduk biasa selalu dihukum untuk semua,
bahkan bagi mereka yang bicara atas nama mereka, bahkan bagi orang seperti Ubertino dan Michael,
yang dengan kata kata penebusan dosa telah mendorong orang biasa untuk
memberontak!" Aku merasa begitu putus asa sehingga tidak mempertimbangkan bahwa
gadis itu justru bukan seorang Fraticello, dirayu oleh visi mistik Ubertino,
tetapi seorang petani, akan dihukum untuk sesuatu yang tidak ada hubungannya
dengan dirinya." "Begitulah," jawab William sedih. "Dan jika kau mau mencari sekilas keadilan,
akan kuceritakan kepadamu bahwa suatu hari anjinganjing besar itu, Paus dan
Kaisar, dengan tujuan berdamai, akan mengabaikan mayat anjinganjing lebih kecil
yang saling menggigit demi melayani mereka. Dan Michael atau Ubertino akan
diperlakukan seperti gadismu diperlakukan hari ini."
Sekarang aku tahu bahwa William sedang meramal atau, tepatnya, membenarkan,
menyimpulkan dasar dari prinsip filsafat alam. Tetapi saat itu ramalan dan
silogismenya tidak menghibur-ku sedikit pun. Hal satusatunya yang pasti adalah
bahwa gadis itu akan dibakar. Dan aku merasa bersalah, karena di atas pembakaran
itu, seakan ia juga akan menghilangkan dosa yang telah kulakukan bersamanya.
Dengan amat malu aku menangis dan lari ke bilikku, sepanjang malam aku
menggigiti dipanku dan mengerang tak berdaya, karena aku bahkan tidak diizinkan
seperti yang mereka lakukan dalam romansa ksatria yang kubaca bersama teman-
temanku di Melk untuk meratap dan menyebut-nyebut nama kekasih.
Itu satusatunya cinta duniawi hidupku, dan aku tidak bisa, waktu itu atau
selamanya setelah itu, menyebut nama kekasihku itu. []
Hari Keenam Martina Dalam cerita ini "para penguasa sederunt", dan Maleakhi jatuh ke lantai.
ami turun untuk ikut matina. Bagian terakhir malam itu, pada hakikatnya bagian
pertama hari baru yang hampir merekah, masih berkabut.
Waktu menyeberang kloster, kelembapan meresapi tulang-tulangku, terasa ngilu
setelah tidur tidak nyenyak. Meskipun gereja itu dingin, aku berlutut di bawah
relung-relung itu sambil mendesah lega, terlindung oleh unsur elemen itu,
dinyamankan oleh kehangatan tubuh lainnya, dan oleh doa.
Lantunan mazmur baru saja dimulai ketika William menunjuk ke deretan di depan
kami: ada tempat kosong di antara Jorge dan Pacificus dari Tivoli. Itu adalah
tempat Maleakhi, yang selalu duduk di sebelah orang buta tersebut. Bukan cuma
kami yang memperhatikan ketidakhadiran orang itu. Di satu pihak aku melihat
Abbas yang melirik dengan cemas, karena benarbenar menyadari, tentu saja,
bahwa kekosongan selalu membawa bentara menyedihkan.
Di lain pihak aku melihat bahwa Jorge tua itu luar biasa jengkel.
Wajahnya, yang biasanya amat sulit dipahami karena kedua matanya yang putih,
hampir sepenuhnya gelap; tetapi kedua tangannya gugup dan tidak mau diam.
Nyatanya, lebih dari sekali ia meraba tempat duduk di sebelahnya, seakan mau
melihat apa ada yang menempati.
Ia mengulangi gerakan itu berkali-kali, selang waktu yang teratur, seakan
berharap bahwa orang yang absen itu akan muncul kapan saja tetapi takut karena
tidak menemukannya. "Di mana ya, pustakawan itu?" bisikku kepada William.
"Maleakhi," jawab William, "sekarang ini satusatunya pemilik buku itu. Jika ia
tidak bersalah atas kejahatan-kejahatan itu, maka ia mungkin tidak tahu bahaya
yang dikandung buku itu ...."
Tidak ada lagi yang bisa dibicarakan. Kami hanya bisa menunggu. Dan kami
menunggu: William dan aku, Abbas, yang terus menatap tempat kosong tersebut, dan
Jorge, yang tidak pernah berhenti bertanya kepada kegelapan dengan kedua
tangannya. Waktu sampai pada akhir doa, Abbas itu mengingatkan para rahib dan novis akan
perlunya menyiapkan Misa Agung Natal; oleh karena itu, seperti kebiasaan, saat
sebelum lauda harus digunakan untuk melatih seluruh komunitas
menyanyikan beberapa lagu yang ditetapkan untuk kesempatan tersebut. Dengan
sendirinya kumpulan orang saleh itu latihan sebagai satu tubuh, dalam suatu
suara selaras tunggal; melalui suatu proses yang telah dikerjakan selama
bertahuntahun, mereka mengakui kesatuan mereka, menjadi sejiwa, dalam nyanyian
mereka. Abbas mengundang mereka menyanyikan "Sederunt";
Sederunt principes et adversus me loquebantur, iniqui persecuti sunt me. Adiuva me, Domine Deus meus, salvum me fac propter magnam misericordiam tuam, t
Aku bertanya dalam hati apakah Abbas itu tidak sengaja memilih gradual itu untuk
dinyanyikan pada malam khusus itu, jeritan kepada Tuhan yang menghakimi,
permohonan bantuan untuk melawan pangeran-pangeran jahat. Dan di sana, para duta
kaisar ikut hadir dalam acara doa itu, untuk diingatkan tentang betapa selama
berabadabad ordo kami telah didorong untuk menolak penghakiman dari mereka yang
berkuasa, berkat hubungan khususnya dengan Allah, Tuhan dalam hosti. Dan awal
lagu itu memang menciptakan suatu kesan adanya kekuatan besar.
Pada suku kata pertama, koor yang saleh dan
lambat mulai bernyanyi, lusinan dan lusinan suara, yang bunyi basnya memenuhi
bagian tengah gereja dan mengambang di atas kepala kami dan toh seakan bangkit
dari jantung bumi. Bunyi itu tidak terputus, karena suarasuara lain mulai
menjalin, di atas kalimat yang penuh makna dan berkesinambungan itu, serangkaian
vokalise dan melisma, ini menyambung terus mendominasi dan tidak berhenti untuk
seluruh waktu sehingga seorang pembicara perlu mengulang dua belas kali "Ave
Maria" dengan suara lambat dan berirama. Dan seakan dibebaskan dari setiap
ketakutan oleh keyakinan bahwa suku kata yang diperpanjang itu, alegori dari
jangka waktu keabadian, memberi kepada doa-doa tersebut, suarasuara lain (dan
khususnya suara para novis) di atas tempat lebih tinggi yang dasarnya sekuat-
batu, pilar-pilar, puncak-puncak pencairan dan nema bernada rendah itu. Dan
sementara hatiku bergolak oleh kemanisan vibrasi dari suatu nada klimaks atau
nada porektus, suatu torkulus atau suatu salikus, suarasuara itu seakan berkata
kepadaku bahwa jiwa (jiwa mereka yang tengah berdoa, dan jiwaku sendiri
sementara mendengarkan suarasuara itu), tidak mampu menanggung perasaan terlalu
gembira, terkoyak akibat suarasuara itu untuk mengungkapkan kegembiraan,
kesedihan, pujian, cinta, dalam suatu dorongan bunyi-bunyi indah. Sementara itu,
suarasuara chthonian yang amat tegas itu tidak berhenti, seakan kehadiran musuh
yang mengancam, dari mereka yang berkuasa yang
menghukum rakyat Tuhan, tetap tidak terselesaikan. Sebelum putaran keras
Neptunian dari satu nada tunggal seakan terkuasai, atau paling sedikit
diyakinkan dan dibuka, oleh Haleluya yang menggembirakan dari mereka yang
menentangnya, dan semua orang larut ke dalam suatu paduan nada sempurna dan
agung dan ke dalam suatu nema yang datar.
Begitu "sederunt" itu sudah dilantunkan dengan semacam kesulitan terusmenerus,
nada untuk "principes" meningkat dengan ketenangan yang membahagiakan dan agung.
Aku tidak lagi bertanya di dalam hati siapa orang kuat yang berbicara melawanku
(melawan kami): bayangan dari hantu mengancam yang duduk di atas takhta itu
telah memudar, telah menghilang.
Dan hantuhantu lainnya, aku juga percaya, saat itu makin larut, karena ketika
memandang tempat duduk Maleakhi lagi, setelah perhatianku terserap oleh nyanyian
tersebut, aku melihat sosok pustakawan itu berdoa di antara orangorang lainnya,
seakan dia sudah sedari tadi duduk di situ. Aku memandang William dan melihat
isyarat lega dalam matanya, kelegaan yang sama kulihat dalam mata Abbas di
kejauhan. Akan halnya Jorge, sekali lagi ia mengulurkan tangannya, dan menyentuh
tubuh orang yang duduk di sebelahnya, dan langsung menarik tangannya lagi.
Tetapi aku tidak tahu perasaan apa yang bergejolak dalam dirinya.
Sekarang koor dengan gembira menyanyikan "Adiuva me", yang bunyi "a"nya
melambung gembira di seluruh gereja, dan bahkan bunyi V'nya tidak terasa sedih seperti dalam kata
"sederunt", tetapi penuh dengan semangat suci. Para rahib dan novis itu
menyanyikan, menurut aturan yang diharuskan oleh lagu itu, sambil berdiri tegak,
dengan tenggorokan bebas, kepala memandang ke atas, bukunya hampir setinggi bahu
sehingga mereka dapat membaca tanpa harus menurunkan kepala dan dengan begitu
membuat napas bisa keluar dari dada tanpa harus dipaksa keras. Tetapi hari masih
malam, dan meskipun genderang kegembiraan menggelegar, hawa tidur menjebak
banyak penyanyi, yang, mungkin kehilangan kemampuan menyanyikan nada yang
panjang, sementara larut dalam gelombang lagu itu sendiri, berkali-kali
mengangguk, diseret oleh kantuk.
Lalu rahib yang bertugas membangunkan, bahkan dalam situasi itu, menyoroti
wajahwajah dengan sebuah lampu, satu per satu, agar tubuh dan jiwa mereka
terjaga kembali. Dan orang yang bertugas membangunkan itu justru yang pertama memperhatikan
Maleakhi bergoyang dalam suatu gaya yang aneh, seakan tibatiba tercebur kembali
ke dalam kabut tidur Cimmeria yang mungkin belum ia nikmati sepanjang malam.
Rahib itu menghampiri Maleakhi dengan lampu, menerangi wajahnya dan dengan
sendirinya mulai menarik perhatianku. Pustakawan itu tidak bereaksi. Rahib itu
menyentuhnya dan Maleakhi terjungkal ke depan dengan keras. Rahib yang bertugas
membangunkan itu nyaris menangkapnya sebelum jatuh.
Nyanyian melambat, suarasuara berhenti, terasa suasana bingung sesaat. William
sudah langsung melompat dari tempat duduknya dan bergegas ke tempat di mana
Pacificus dari Tivoli dan rahib yang bertugas membangunkan itu sekarang
membaringkan Maleakhi di atas lantai, tidak sadarkan diri.
Kami sampai ke tempat itu bersamaan dengan Abbas, dan dalam cahaya lampu kami
melihat wajah orang malang itu. Aku sudah menggambarkan raut muka Maleakhi,
tetapi malam itu, dalam cahaya lampu, wajah itu benarbenar menggambarkan
kematian: hidung lancip itu, mata cekung itu, pelipis melesak yang putih itu,
telinga berkerut dengan cuping ke arah luar, kulit wajahnya sekarang kaku,
kencang, dan kering, warna pipinya kekuningkuningan ditingkah bayangan gelap.
Kedua mata itu masih terbuka dan bibir yang pecah-pecah itu masih berusaha
mengeluarkan napas berat. Ia membuka mulutnya, dan ketika aku membungkuk di
belakang William, yang sudah membungkuk di atas Maleakhi, aku melihat lidah
kehitaman bergerakgerak di dalam ruang giginya. William, lengannya memeluk bahu
Maleakhi, membangunkannya, sambil menyeka selapis peluh yang membasahi kening
Maleakhi dengan tangannya yang lain. Maleakhi merasakan suatu sentuhan, suatu
kehadiran; ia menatap langsung ke depan, jelas tidak melihat, jelas tidak
mengenali siapa yang ada di hadapannya. Ia mengangkat tangannya yang gemetar,
mencengkeram dada William, sambil menarik wajah
William sampai wajah mereka hampir bersentuhan, lalu dengan suara lirih dan
serak ia mengucapkan beberapa kata, "Ia menangkapku ... sungguh .... Ada kekuatan
seribu kalajengking ...."
"Siapa yang mengatakan kepadamu?" tanya William kepadanya.
"Siapa?" Maleakhi berusaha bicara lagi. Tetapi ia terenggut oleh getaran kuat dan
kepalanya jatuh ke belakang. Wajahnya pasi, kehilangan semua rona kehidupan. Ia
sudah mati. William berdiri. Ia melihat Abbas di sampingnya, tetapi tidak berkata apa-apa.
Lalu, di belakang Abbas, ia melihat Bernard Gui.
"Tuanku Bernard," tanya William, "siapa yang membunuh orang ini, setelah dengan
pintar kau menemukan dan menangkap para pembunuh itu?"
"Jangan tanya aku," kata Bernard. "Aku belum pernah bilang aku telah ditugasi
menghakimi semua kriminal yang bebas berkeliaran dalam biara ini. Tentu saja aku
akan melakukannya dengan senang hati, jika mampu." Ia memandang William. "Tetapi
yang lainlainnya sekarang kuserahkan kepada kuatnya ... atau besarnya wewenang
Tuanku Abbas." Abbas itu jadi pucat dan tetap diam. Lalu Bernard pergi.
Pada saat itu aku mendengar semacam rengekan, suatu isak tertahan.
Jorge, di atas tempat berlutut bangkunya, ditopang oleh seorang rahib yang
tentunya telah menjelaskan apa yang telah terjadi.
"Ini tidak akan pernah berakhir ...," katanya dalam suara parau. "Ya, Tuhan,
ampuni kami semua!" William membungkuk di atas mayat itu beberapa saat. Ia meraih pergelangan tangan
mayat itu, menengadahkan telapak tangan itu ke arah lampu. Bantal tiga jari
pertama tangan kanan Maleakhi menghitam. []
Lauda Dalam cerita ini telak dipilih Kepala Gudang yang baru, tetapi pustakawan baru
tidak dipilih. s~f^rpa sekarang sudah saatnya lauda" Masih zj/jy terlalu pagi atau sudah
terlambat" Sejak saat itu selanjutnya aku kehilangan perasaan akan waktu.
Mungkin jam berjalan terus, mungkin agak lambat, mayat Maleakhi sudah diletakkan
di atas sebuah katafalkz di dalam gereja, sementara para rahib membentuk
setengah lingkaran mengelilinginya. Abbas mengeluarkan perintah untuk pemakaman
segera. Aku mendengar beliau memanggil Benno dan Nicholas dari Morimondo. Dalam
waktu kurang dari sehari, katanya, biara itu telah kehilangan Kepala Gudang dan
pustakawannya. "Kau," katanya kepada Nicholas, "akan mengambil alih tugas
Remigio. Kau tahu pekerjaan dari banyak orang, di biara sini. Tunjuk seseorang
untuk menggantikan pekerjaanmu di bengkel, dan sediakan kebutuhan langsung hari
ini di dapur, ruang makan.
2 Panggung tempat meletakkan peti mati pen?Kau diizinkan tidak ikut doa. Pergilah." Lalu kepada Benno beliau bilang, "Baru
kemarin malam kau ditunjuk menjadi asisten Maleakhi. Urus dibukanya skriptorium
dan pastikan tak ada orang naik ke perpustakaan sendirian." Dengan malu, Benno
menunjukkan bahwa ia belum dilantik ke dalam rahasia tempat itu. Abbas itu
menatapnya dengan galak. "Tak ada yang mengatakan bahwa kau akan dilantik. Kau
urus dulu agar pekerjaan terus berlangsung dan dipersembahkan sebagai suatu doa
bagi saudarasaudara kita yang telah meninggal ... dan bagi mereka yang mungkin
akan mati. Setiap rahib akan bekerja hanya dengan bukubuku yang sudah diberikan
kepadanya. Mereka yang menginginkan boleh memeriksa katalog. Hanya itu. Kau
diizinkan untuk tidak ikut vespers, karena saat itu kau harus mengunci
semuanya." "Tetapi bagaimana caranya aku bisa keluar?" tanya Benno.
"Pertanyaan bagus. Aku akan mengunci pintu-pintu sebelah luar setelah makan
malam. Pergilah." Benno keluar bersama mereka, sambil menghindari William, yang ingin bicara
kepadanya. Dalam koor, tinggal kelompok kecil: Alinardo, Pacificus dari Tivoli,
Aymaro dari Alessandria, dan Peter dari Sant'Albanno. Aymaro menyeringai.
"Marilah kita bersyukur kepada Allah," katanya. "Dengan meninggalnya si Jerman
itu, ada risiko mendapatkan seorang pustakawan baru yang lebih barbar."
"Menurutmu siapa yang akan ditunjuk untuk posisi itu?" tanya William.
Peter dari Sant'Albano tersenyum penuh tekateki. "Setelah segala sesuatu yang
telah terjadi selama beberapa hari ini, masalahnya bukan lagi pustakawan, tetapi
Darah Pendekar 1 Pendekar Mabuk 056 Pembantai Raksasa Tabir Air Sakti 3