Bourne Supremacy 1
The Bourne Supremacy Karya Robert Ludlum Bagian 1
This document was generated by Trial version of ABC Amber Text Converter program
ROBERT LUDLUM THE BOURNE SUPREMACY Sanksi Pelanggaran Pasal 44: Undang-undang Noraor 7 Tahun 1987 Ten tang
Pcrubahan atas Undang-undang Nomor 6 Tahun 1982 Tentang Hak Cipta
1. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau memperbanyak suatu
ciptaan atau memberi izin untuk itu, dipidana dengan pidana penjara paling lama
7 (tujuti) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 100.000.000,- (seratus juta
rupiah) 2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan. mengedarkan, atau menjual
kepada umum suatu ciptaan atau barang basil pelanggaran Hak Cipta sebagaimana
dimaksud dalam ayat IX dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun
dan/atau denda paling banyak Rp 50.000.000, (lima puluh juta rupiah).?ROBERT LUDLUM
SUPREMASI BOURNE GM Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta, 2005
THE BOURNE SUPREMACY by Robert Ludlum Copyright O 1986 by Robert Ludlum Published in agreement with
the author, c/o BAROR INTERNATIONAL, INC.. Armonk, New York, USA All rights
reserved Untuk Shannon Paige Ludlum
SUPREMASI BOURNE Alih bahasa: B Sandra Tantfwidjaja GM 402 04.026 Sampul
dikcrjakan olch Marcel A.W. Hak Cipta terjemahan Indonesia
Selamat datang, sayangku Selamat menikmati kehidupan
PT Gramcdia Pustaka Utama Jl. Palmerah Barat 33-37, Jakarta 10270 Ditcrbitkan
pertama kali olch Pencrbit PT Gramcdia Pustaka Utama, anggota IK API. Jakarta,
September 2004 Cctakan kedua: April 2005
Pcrpustakaan Nasional: Ratalog Daiam Terbitan (KDT)
LUDLUM, Robert Supremasi Bourne/ Robert Ludlum; alih bahasa, B. Scndra Tanuwrdjaja Jakarta:
?Gramcdia Pustaka Utama, 2004
608 him; 23 cm Judul Asfic The Bourne Supremacy ISBN 97) - 22 0996 - 4
t. Judul H Tanuwidjaja, B. Scndra?1
KOWLOON. Perpanjangan terakhir daratan Cina yang penuh sesak, yang sama sekali
bukan bagian dari kawasan utara kecuali dalam roh tapi roh yang berakar dalam
?hingga ke gua-gua terdalam jiwa manusia tanpa memedulikan batas-batas politik
yang kasar dan tidak relevan. Tanah dan airnya merupakan satu kesatuan, dan
kehendak rohlah yang menentukan bagaimana manusia memanfaatkan tanah dan
air sekali lagi tanpa memedulikan abstraksi-abstraksi seperti kebebasan atau
?kurungan yang bisa dibobol. Yang menjadi keprihatinan hanyalah perut kosong,
termasuk perut wanita dan perut anak-anak. Bertahan hidup. Tidak ada yang lain
lagi. Sisanya hanyalah kotoran yang harus ditebarkan di tanah yang tidak subur.
J&l Saat itu senja hari, dan di Kowloon maupun di seluruh Pelabuhan Victoria di
pulau Hong Kong, selimut yang tidak terlihat perlahan-lahan meliputi kekacauan
siang hari di wilayah itu. Jeritan Aiya! para pedagang jalanan diredakan oleh
keremangan, dan negosiasi-negosiasi tenang di daerah yang lebih tinggi, di dalam
struktur kaca dan baja yang agung dan menandai garis langit koloni itu, diakhiri
dengan anggukan dan kedikan bahu dan senyum singkat tanda persetujuan tak
bersuara. Malam telah tiba, dinyatakan matahari jingga menyilaukan yang
menerobos dinding awan tebal yang tidak rata dan terpecah-pecah di langit
barat berkas-berkas tajam energi tanpa kompromi akan segera terbenam di balik
?horizon, tidak bersedia membiarkan bagian dunia ini melupakan cahayanya.
Tidak lama lagi kegelapan akan menyebar di langit, tapi tidak di bawahnya. Di
bawah, cahaya ciptaan manusia akan menerangi bumi dengan benderang di bagian
?bumi ini, tempat tanah dan air merupakan jalur gelisah bagi akses dan konflik.
Dan dengan datangnya karnaval malam yang meriah dan tanpa akhir, permainan-
permainan lain akan dimulai, permainan-permainan yang seharusnya ditmggajkan
umat manusia seiring cahaya pertama Penciptaan. Tapi pada waktu itu belura ada
7 kehidupan manusia -jadi siapa yang mencatatnya" Siapa yang tahu" Siapa yang
?peduli" Maut bukanlah komoditas.
Sebuah perahu motor kecil, mesinnya yang kuat tersembunyi oleh eksteriornya yang
kusam, melesat melintasi Selat Lamma, menyusuri garis pantai menuju pelabuhan.
Bagi pengamat biasa, perahu itu hanyalah salah satu xiao wanju, warisan untuk
putra pertama nelayan miskin yang pernah mendapat sedikit kekayaan permainan
?mahyong semalaman, ganja dari Segitiga. penyelundupan perhiasan dari
Macao siapa yang peduii" Dengan baling-baling cepat putranya bisa menebarkan
?jaring atau mengirim barang lebih efisien daripada menggunakan kapal layar junk
atau sampan mesin yang malas. Bahkan penjaga perbatasan Cina dan patroli laut di
lepas pantai Shenzen Wan tidak menembaki pelanggar seremeh itu; mereka tidak
penting, dan siapa yang tahu keluarga-keluarga mana di luar Wilayah Baru di
Daratan yang mungkin diuntungkan" Bisa jadi keluarga mereka sendiri. Daun-daun
manis dari perbukitan masih mampu mengisi perut bahkan mungkin mengisi perut
?mereka sendiri. Siapa yang peduii" Biarkan mereka datang. Biarkan mereka pergi.
Perahu kecil dengan kanvas Bimini yang menyelimuti kedua sisi kokpit depan itu
mengurangi kecepatan dan dengan hati-hati meliuk-liuk menerobos kapal-kapal
Jtthk dan sampan-sampan dalam perjalanan kembali ke tempat tambatan mereka yang
penuh sesak di Aberdeen. Satu demi satu orang-orang kapal meneriakkan makian
pada periyusup itu, marah karena mesin dan gelombang yang ditimbulkannya. Lalu
anehnya mereka langsung membisu saat penyusup kasar itu melintas; sesuatu di
bawah naungan kanvas menenangkan semburan kemarahan mereka.
Perahu itu melesat memasuki lorong pelabuhan, jalur air gelap yang kini diapit
lampu-lampu terang pulau Hong Kong di sebelah kanan dan Kowloon di sebelah krri.
Tiga menit kemudian motor luarnya mereda hingga kekuatan minimal sementara
lunasnya perlahan-lahan mendului dua barkas kotor yang ditambatkan di gudang,
lalu menyelinap memasuki ruang kosong di sisi barat Tsim Sha Tsui, pelabuhan
Kowloon yang penuh sesak dan sangat memahami nilai dolar. Gerombolan pedagang
yang riuh rendah, menyiapkan jebakan wisatawan malam di dermaga, tidak
memperhatikan; perahu itu hanya jigi yang baru pulang dari menangkap ikan. Siapa
yang peduii" Lalu, seperti orang-orang kapal di selat tadi, kios-kios di pelabuhan yang
paling dekat dengan penyusup tak berarti itu mulai tenang. Suara-suara penuh
semangat terdiam di antara teriakan perintah dan perintah balasan, ketika mata
mereka tertarik pada sosok yang sedang menaiki tangga hitam berfumuran minyak
menuju dermaga. Pria itu orang suci. Sosoknya yang berkerudung terbungkus jubah putih panjang
yang mempertegas tubuhnya yang ramping dan jangkung sangat jangkung bagi orang?Zhongguo ren, mungkin hampir 180
sentimeter. Tapi wajahnya hampir tak terlihat, karena pakaiannya kebesaran dan
angin selalu menempelkan kain putih itu ke wajahnya yang gelap, hanya
memperlihatkan putih matanya mata yang fanatik dan bertekad
?bulat. Ini bukan pendeta biasa, semua orang bisa melihatnya. Ia heshang, orang
pilihan yang diseleksi para tenia yang sangat bijak dan mampu memahami
pengetahuan spiritual biarawan muda yang ditakdirkan untuk hal-hal yang lebih
tinggi. Dan tak ada ruginya kalau pendeta semacam itu jangkung dan ramping dan
pandangannya berapi-api. Orang-orang suci seperti itu menarik perhatian kepada
diri mereka sendiri, kepada kepribadian mereka mata mereka diikuti sumbangan
? ?yang dermawan, yang ditimbulkan rasa takut atau kekaguman; sebagian besar karena
rasa takut. Mungkin heshang ini berasal dari salah satu sekte mistis yang
berkeliaran di perbukitan dan hutan-huan Guangze, atau dari persaudaraan
religius di pegunungan Qing Gaoyuan yang terpencil kata orang, keturunan dari
?kelompok di Himalaya yang jauh mereka selalu mencolok dan biasanya ditakuti,
?karena hanya sedikit yang memahami ajaran mereka yang tertutup. Ajaran yang
dilandasi kelembutan, tapi dengan sentuhan halus penderitaan tak terjabarkan
seandainya ajaran mereka tidak dipatuhi. Ada banyak penderitaan di tanah dan di
air siapa yang membutuhkan lebih banyak penderitaan" Jadi berilah pada roh,
?pada pandangan yang berapi-api. Mungkin pemberian itu akan dicatat. Entah di
mana. Sosok berjubah putih itu berjalan perlahan-lahan melewati kerumunan di dermaga
yang terbelah memberi jalan, melewati dermaga Star Ferry yang penuh sesak, dan
menghilang ke dalam kekacauan yang meningkat di Tsim Sha Tsui. Momen itu
berlalu, kios-kios kembali histeris.
Pendeta tersebut berjalan ke timur di Salisbury Road hingga tiba di Peninsula
Hotel, yang keanggunannya semakin kalah oleh sekelilingnya. Lalu ia berbelok ke
utara memasuki Nathan Road, ke ujung Golden Mile yang gemerlap, salah satu jalan
di antara sekian banyak jalan tempat para pedagang berteriak-teriak menarik
perhatian. Penduduk asli maupun wisatawan memperhatikan orang suci itu saat ia
melintas di depan toko-toko dan lorong-lorong yang ramai dan penuh sesak dengan
barang dagangan, diskotek tiga lantai, dan kafe tari telanjang, dengan papan-
papan iklan amatiran raksasa menjanjikan pesoha Oriental di atas kios-kios yang
menawarkan dim sum. Ia berjalan selama hampir sepuluh menit melewati kamaval
yang meriah itu, sesekali membalas lirikan dengan sedikit anggukan kepala, dan
dua kali menggeleng sambil melontarkan perintah pada Zhongguo ren pendek kekar,
yang sesekali mengikutinya, lalu menduluinya dengan langkah-langkah cepat bagai
penari, berpaling menatap mata tajam itu untuk menunggu tanda.
Tanda itu terlihat dua anggukan tiba-tiba saat pendeta itu berbelok dan
? ?memasuki pintu berhias manik-manik sebuah kabaret yang ramai.
9 Zhongguo ren itu menunggu di luar, tangannya tanpa kentara terselip di. balik
tuniknya yang longgar, matanya berkeliaran cepat menjelajabi jalan itu,
keramaian yang tidak bisa dipahaminya. Ini gila Konyol! Tapi ia tudi; ia akan
melindungi orang suci itu dengan nyawanya sendiri, kendati logikanya tak bisa
mencerna. Di dalam kabaret asap tebal tercabik-cabik cahaya warna-warni yang menyambar-
nyambar, sebagian besar berputar-putar dan mengarah ke panggung tempat grup
musik rock melolong-lolong memekakkan telinga, campuran kacau-balau antara punk
dan Timur Jauh. Celana panjang hitam mengilap yang ketat dan tak nyaman tampak
bergetar di kaki di bawah jaket kulit hitam yang menutupi kemeja sutra putih
kotor yang tidak dikancing hingga pinggang, kepala dicukur pada garis kening,
wajah mengerikan, dirias tebal untuk mempertegas karakter Oriental yang pasif.
Dan seakan-akan untuk menegaskan konflik antara Timur dan Barat, musik yang
melengking itu secara mengejutkan sesekali berhenti, digantikan melodi Cina
sederhana dari satu instrumen, sementara sosok-sosok itu tetap kaku di bawah
bombardir lampu sorot yang berputar-putar.
Pendeta itu berdiri tak bergerak sejenak, mengamati ruangan luas yang penuh
sesak. Sejumlah pelanggan dalam berbagai tingkat kemabukan menengadah
memandangnya dari meja-meja. Beberapa menggulirkan koin ke arahnya sebelum
berpaling, beberapa bangkit dari kursi, meletakkan dolar Hong Kong di samping
minuman mereka, dan menuju * pintu. Heshang itu memang berpengaruh, tapi bukan
pengaruh yang diinginkan pria gendut bertuksedo yang mendekatinya.
"Ada yang bisa kubantu, Pendeta?" tanya manajer kabaret itu. Pendeta tersebut
membungkuk ke depan dan berbicara di telinga pria itu, membisikkan sebuah nama.
Mata si manajer membelalak, lalu ia membungkuk "dan memberi isyarat ke meja
kecil dekat dinding. Pendeta itu balas mengangguk tanda terima kasih dan
melangkah di belakang pria itu ke kursinya sementara pelanggan-pelanggan di meja
sebelah menatapnya serbasalah.
Si manajer membungkuk dan berbicara dengan rasa hormat palsu. "Anda mau minum,
Pendeta?" "Susu kambing, kalau kebetulan ada. Kalau tidak, air biasa sudah lebih dari
cukup. Dan terima kasih."
"Kunjungan Anda merupakan kehormatan bagi tempat ini," kata pria bertuksedo itu
sambil membungkuk dan berlalu, mencoba mengenali dialek lambat dan lembut yang
tak dikenalinya. Tidak penting. Pendeta jangkung berjubah putih ini punya urusan
dengan laoban,. dan itu yang penting. Ia telah menggunakan nama laoban, nama
yang jarang diucapkan di Golden Mile, dan pada malam ini taipan berkuasa itu ada
di sini di ruangan yang tidak akan diakui keberadaannya secara terang-terangan?oleh sang manajer. Tapi bukan hak sang manajer untuk memberitahu laoban bahwa
pendeta itu sudah tiba; pria berjubah itu telah menegas-kannya. Semua serba
diam-diam malam ini, ia bersikeras. Kalau taipan agung itu ingin menemuinya,
seseorang akan keluar mencarinya. Terserah; begitulah cara laoban yang penuh
rahasia, salah satu taipan paling, kaya dan paling terkenal di Hong Kong.
"Kirim pesuruh dapur mencari susu kambing," kata si manajer dengan kasar kepada
kepala pelayan. "Dan beritahu agar ia bergegas. Hidup anaknya yang busuk
tergantung pada tugas ini."
Orang suci itu duduk diam di meja, matanya yang fanatik sekarang lebih lembut,
mengamati aktivitas yang tolol, tampaknya tidak menghakimi maupun menerima,
sekadar perhatian seorang ayah yang mengawasi anak-anak yang sedang melakukan
perintahnya. Tiba-tiba dari cahaya yang berputar-putar timbul gangguan. Beberapa meja jauhnya
korek dinyalakan dan dengan cepat dipadamkan. Lalu korek yang lain, dan akhirnya
korek ketiga, yang terakhir ini diacungkan di bawah sebatang rokok hitam
panjang. Serangkaian kilasan cahaya cepat itu menarik perhatian sang pendeta.
Dengan lambat ia memalingkan kepalanya yang bertudung ke arah api dan pria Cina
tak bercukur yang duduk sendiri, berpakaian kasar, dan tengah mengisap rokok.
Pandangan mereka bertemu; * anggukan orang suci itu hampir-hampir tak terlihat,
boleh dikata bukan gerakan sama sekali, dan di terima dengan gerakan yang sama
tak kentaranya ketika korek apinya padam.
Beberapa detik kemudian meja perokok berpakaian kasar itu tiba-tiba terbakar.
Api menyambar dari permukaan, menyebar dengan cepat ke. benda-benda dari kertas
di permukaan meja serbet, daftar menu, keranjang dim sum; awal dari bencana ?potensial. Orang Cina kumal itu menjerit dan, diiringi suara ribut, membalik
meja sementara para pelayan berlari-lari sambil menjerit-jerit, mendekati sumber
kebakaran. Para pelanggan dari segala sisi berlompatan dari kursi mereka
sementara api di lantai ranting-ranting berkobar kebiruan yang berdenyut-
?denyut tanpa bisa dijelaskan menyebar ke kaki-kaki yang menginjak-injaknya
?dengan penuh semangat. Kekacauan semakin hebat ketika orang-orang dengan cepat
menampari nyala api kecil-kecil itu dengan taplak meja dan celemek. Manajer dan
kepala pelayannya mondar-mandir tak terkendali, berteriak bahwa semuanya sudah
terkendali; bahaya sudah berlalu. Band rock menyanyi lebih keras lagi, berusaha
mengembalikan orang-orang ke sekitamya dan menjauhi kawasan tempat kepanikan
mulai mereda. Tiba-tiba, ada gangguan yang lebih hebat, ledakan yang lebih kejam. Dua pelayan
berpapasan dengan Zhongguo ren berpakaian lusuh yang koreknya telah memicu
keributan. Orang itu membalas dengan ayunan tangan Wing Chun tangan kanan
?menghantam tulang bahu dan tenggorokan-7-sementara kaki menyentak ke atas
menghantam perut. 11 melontarkan kedua shi-ji itu terguling-guling ke para pelanggan di sekitamya.
Bentrokan fisik itu menambah kepanikan dan kekacauan. Manajer bertubuh gendut
itu meraung. ikut campur, dan ia juga terlontar, tertegun akibat tendangan telak
ke tulang rusuk. Zhongguo ren tak bercukur tersebut kemudian meraih kursi dan
melemparkannya ke sosok-sosok yang menjerit-jerit di dekat tempat si manajer
jatuh, sementara tiga pelayan lain bergegas terjun ke dalam keributan untuk
membela Zongguan mereka. Para pria dan wanita yang baru beberapa detik yang lalu
hanya menjerit-jerit sekarang mulai - melambai-lambaikan lengan ke sekitamya,
menghantam siapa saja dan semua orang yang ada di dekat mereka. Kelompok musik
rock bermain . habis-habisan, nada-nada kepanikan yang sesuai dengan adegan.
Huru-hara telah terjadi, dan pria pendek kekar itu melirik ke seberang ruangan,
ke meja tunggal di dekat dinding. Pendeta itu telah menghilang.
Zhongguo ren yang tak bercukur itu meraih kursi kedua dan menghantamkannya ke
meja di dekatnya, menghancurkan kursi kayu itu dan mengayun-ayunkan patahan
kakinya ke keramaian. Tinggal beberapa saat lagi, tapi saat-saat itu berarti
segalanya. Si pendeta melewati pintu di dinding dekat pintu masuk kabaret. Ia bergegas
menutupnya, menyesuaikan mata dalam keremangan lorong yang panjang dan sempit
Lengan kanannya kaku di balik lipatan jubah putihnya, lengan kirinya melintang
diagonal di pinggangnya, juga di balik jubah putihnya. Di koridor, tidak lebih
dari delapan meter jauhnya, seorang pria yang terkejut melompat dari dinding,
tangan kanannya menghilang ke balik jaket untuk mencabut revolver berkaliber
besar dari sarung bahu yang tak terlihat. Orang suci itu mengangguk perlahan-
lahan, pasif berulang-ulang, sambil bergerak maju dengan langkah-langkah anggun
seperti prosesi relights.
"Amita-fo, Amita-fo," katanya pelan, berulang-ulang sementara ia mendekati pria
itu'. "Segalanya damai, semua damai, roh menghendaki begitu."
"Jou matyeh?" Penjaga itu berdiri di samping pintu; ia menyurukkan senjatanya
dan melanjutkan kata-katanya dalam bahasa Kanton kasar khas penduduk kawasan
The Bourne Supremacy Karya Robert Ludlum di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
utara. "Ksa tersesat, Pendeta" Apa yang kaulakukan di sini" Pergi! Tempatmu
bukan di sini!" "Amita-fo, Amita-fo..."
"Pergi! SekarangV Penjaga to tidak punya kesempatan. Dengan sigap si pendeta mencabut sebilah
pisau bermata ganda setipis silet dari lipatan kain di pinggangnya. Ia mengiris
pergelangan tangan pria itu, hampir memutus tangan yang menggenggam senjata,
lalu mengayunkan pisau dengan telak ke leher
12 pria tersebut; udara dan darah menyembur saat kepala si penjaga tersentak ke
belakang diikuti semburan merah manyala; ia jatuh ke lantai, menjadi
mayat. Tanpa ragu-ragu, pendeta-pembunuh itu menyelipkan pisau yang telah berlumuran
darah ke balik jubahnya, dan dari balik sisi kanan jubahnya ia mencabut senapan
mesin Uzi berangka tipis, magasin melengkungnya berisi amunisi lebih daripada
yang akan dibutuhkannya. Ia mengangkat kaki dan menendang pintu dengan kekuatan
kucing gunung, berlari ke dalam untuk menemukan apa yang ia ketahui akan
ditemukannya. Lima pria Zhongguo ren duduk mengelilingi meja dengan poci-poci teh dan gelas-? ?geias pendek berisi arak di dekat masing-masing; tak ada dokumen tertulis yang
terlihat, tak ada catatan atau memorandum, hanya telinga dan mata yang waspada.
Dan ketika setiap pasang mata menengadah terkejut, wajah-wajah mereka mengerut
panik. Dua negosiator berpakaian bagus menyelipkan tangan ke balik jas setelan
mereka sambil berdiri dari kursi; seorang pria merunduk di bawah meja sementara
dua Iainnya melompat bangkit sambil menjerit dan berlari sia-sia ke dinding yang
tertutup sutra, berbalik dengan pubis asa, mencari pengampunan tapi tahu tidak
akan mendapat apa-apa. Hujan peluru mencabik-cabik Zhongguo ren itu. Darah
menyembur dari luka-luka fatal saat tengkorak tertembus, mata tertusuk, mulut
tercabik, menghamburkan cairan merah dalam jeritan bisu kematian. Dinding,
lantai, dan meja berpelitur mengilap menjijikkan oleh bukti kematian yang
berlumuran darah. Di mana-mana. Sudah selesai.
Pembunuh itu mengamati basil kerjanya. Puas, ia berlutut di samping genangan
darah luas yang tidak mengalir ke mana-mana dan menggerakkan jari telunjuknya di
sana. Lalu ia mencabut kain hitam persegi dari lengan baju kirinya dan
menebarkannya di atas hasil pekerjaannya. Ia berdiri dan bergegas meninggalkan
ruangan, membuka kancing jubah putihnya sambil berlari menyusuri lorong yang
remang-remang jubah itu telah terbuka pada saat ia tiba di pintu kabaret. ia
mencabut pisau setajam silet dari pakaiannya dan menjejalkannya ke sarung di
sabuknya. Lalu, sambil memegang lipatan kain menjadi satu, kerudung tetap di
tempat, senjata yang mematikan tersandang kuat di sjsinya, ia menarik pintu dan
berjalan masuk, memasuki perkelahian yang ribut dan tak menunjukkan tanda-tanda
mereda. Tapi kenapa situasi itu harus berbeda" Belum tiga puluh detik berlalu
dan anak buahnya terlatih dengan feajk.
"Foairdil" Teriakan itu be rasa I dari pria kekar tidak bercukur dari Kanton
beberapa meter jauhnya, tengah membalikkan meja lain dan menyalakaa korek,
menjatuhkannya ke lantai. Tolisi akan da tang sebentar lagi! Bartender baru
menelepon, aku melihatnya
Pendeta-pembunuh itu-merenggut jubah dari tubuhnya dan tudung dari kepalanya.
Dalam cahaya berputar-putar wajahnya tampak mengerikan
13 seperti kelompok musik rock tadi. Riasan tebal mempertegas matanya, garis-garis
putih menandai bentuk setiap matanya, dan wajahnya cokelat tidak alami.
"Berjalanlah di depanku!" perintahnya pada orang Cina itu. la menjatuhkan kostum
dan Uzi-nya ke lantai di samping pintu sambil melepas sarung tangan bed ah tipis
ia menjejalkan sarung tangan itu ke dalam celana panjang flanelnya.
Bukan keputusan mudah bagi sebuah kabaret di Golden Mile untuk memanggil polisi.
Ada denda sangat besar untuk manajemen yang buruk, peringatan keras karena
membahayakan wisatawan. Polisi tahu risiko ini dan bereaksi dengan cepat kalau
risiko itu diambil. Pembunuhnya berlari di belakang si petani dari Kanton yang
bergabung dengan kerumunan panik di pintu masuk, yang menjerit-jerit berusaha
keluar. Pria berpakaian kasar itu seperti kerbau tubuh-tubuh di depannya
berjatuhan akibat pukulan-pukulannya. Pengawal dan pembunuh menerobos pintu,
menuju jalan, tempat kerumunan lain telah berkumpul sambil menjeritkan
peitanyaan, makian. dan kutukan bagi tempat itu. Mereka menerobos kerumunan yang
penasaran dan orang Cina pendek kekar yang selama ini menunggu di luar
menggabungkan diri. Ia meraih lengan pendeta itu dan menariknya ke lorong paling
sempit, mengeluarkan handuk dari balik tuniknya. Yang satu lembut dan kering,
yang lain terbungkus dalam plastik handuk itu hangat, basah, dan wangi.?Pembunuh tersebut mencengkeram handuk basah dan mulai menggosok-gosokkannya ke
wajah, menyeka sekitar matanya dan bagian lehernya yang terbuka. Ia membalik
handuk itu dan mengulangi proses dengan tekanan lebih keras, menggosok kening
dan batas rambutnya hingga kulitnya yang putih terlihat jelas. Ia kemudian
mengeringkan diri dengan handuk kedua, merapikan rambutnya yang hitam, dan
meluruskan dasi yang menjuntai di depan kemeja krem, di balik blazer biru
tuanya. "Jau!" katanya pada kedua pendampingnya. Mereka berlari dan menghilang
ke dalam keramaian. Dan orang bule berpakaian bagus pun melangkah ke jalan yang menyajikan
kenikmatan Oriental. Di dalam kabaret, si manajer tengah memaki-maki bartender karena memanggil jmg
cha; dendanya akan dipotong dari gajinya! Karena kerusuhan itu entah mengapa
telah reda, menyisakan para pelanggan yang kebingungan. Kepala pelayan dan para
pramusaji berusaha menenangkan majikan mereka, menepuk-nepuk bahu dan
membersihkan bekas-bekas perkelahian, sambil merapikan meja dan mengeluarkan
kursi-kursi baru serta membagi-bagikan arak gratis. Kelompok musik rock
memainkan lagu-lagu favorit, dan malam itu pulih secepat kerusakannya. Kalau
beruntung, pikir si manajer bertuksedo, semoga polisi menerima
14 penjelasan bahwa seorang bartender bodoh telah mengira seorang pemabuk
akan membuat keributan yang lebih serius.
Tiba-tiba semua pikiran tentang denda dan teguran resmi tersapu pergi sewaktu
pandangannya tertarik pada gundukan kain putih di lantai di seberang ruangan di
?depan pintu ke kantor dalam. Kain putih, putih bersih pendeta" Pintu! Laoban!
?Konferensi! Dengan napas tersengal-sengal, wajah basah kuyup oleh keringat,
manajer gendut itu melesat di antara meja-meja menghampiri kain yang dibuang
itu. Ia berlutut, matanya membelalak, napasnya tertahan saat melihat laras hitam
senjata aneh yang menonjol dari balik lipatan putih. Dan yang membuatnya
tercekik ngeri adalah bintik-bintik mungil dan garis-garis tipis darah yang
belum kering mengotori pakaian itu.
"Go hai matyeh?" Pertanyaan itu diajukan orang bertuksedo kedua, tapi tanpa
status yang dinyatakan oleh sabuk lebar di pinggang ia adik dan asisten pertama
?sang manajer. "Astaga!" makinya pelan sementara kakaknya mengambil pistol aneh
itu dari balik kain. "Ikut!" perintah si manajer, berdiri dan berjalan menuju pintu.
"Polisi!" kata adiknya memprotes. "Salah satu dari kita hams berbicara pada
mereka, menenangkan mereka, berusaha sebaik-baiknya."
"Ada kemungkinan tidak ada apa pun yang bisa kita lakukan kecuali menyerahkan
kepala kita! Cepat" Di dalam koridor remang-remang terdapat buktinya. Penjaga yang tewas tergeletak
dalam genangan darahnya sendiri, senjata tergenggam di tangan yang hampir putus
dari pergelangan. Di dalam ruang konferensi, buktinya lengkap. Lima mayat
bergelimang darah; satu mayat, yang mengejutkan, menjadi fokus kengerian si
manajer. Ia mendekati mayat tersebut dan memandang tengkoraknya yang berlubang.
Dengan saputangan ia mengusap darah dan menatap wajah itu.
"Mati kita," bisiknya. "Kowloon mati. Hong Kong mati. Semuanya mati."
"Apa?" "Orang ini Wakil Perdana Menteri Republik Rakyat Cina, penerus
sang Ketua." "Di sini! Lihatr Asisten pertama sekaligus adik si manajer menghampiri mayat
laoban. Di samping mayat yang tereincang dan berlumuran darah itu terdapat
sehelai syal hitam. Syal itu terbentang rata, kain dengan ukir-ukiran putih yang
dinodai bercak-bercak merah. Adik si manajer meraihnya dan tersentak membaca
tulisan dalam lingkaran darah di bawahnya: JASON BOURNE.
Si manajer melesat menyeberangi ruangan. "Astaga!" serunya, seluruh tubuhnya
gemetar. "Ia kembali. Pembunuh bayaran itu sudah kembali ke Asia! Jason Bourne!
Ia sudah kembali!" 15 f 2 Mai MATAHARI terbenam di balik Pegunungan Sangre de Cristo di Colorado tcngah saat
helikopter Cobra itu meraung-raung keluar dari balik cahaya yang terang
benderang siluet raksasa yang bergetar dan menukik ke tepi jajaran pepohonan. ? ?Landasan betonnya terletak tiga puluh meter dari rumah persegi besar dari kayu
dan kaca tebal. Selain generator dan parabola komunikasi yang dikamuflase, tidak
ada bangunan lain yang terlihat Pepohonan tinggi membentuk dinding tebal,
menutupi rumah itu dari orang luar. Para pilot pesawat bermanuver canggih ini
direkrut dari korps perwira senior kompleks Cheyenne di Colorado Springs. Tak
satu pun berpangkat lebih rendah daripada kolonel penuh dan masing-masing telah
mendapat izin keamanan dari National Security Council di Washington. Mereka
tidak pernah membicarakan perjalanan-perjalanan mereka ke tempat peristirahatan
di gunung; tujuannya selalu tak jelas dalam rencana penerbangan. Tujuan
diberitahukan melalui radio saat helikopter telah mengudara. Lokasinya tidak
tercantum dalam peta umum mana pun dan komunikasinya tak tertangkap pehgawasan
kawan maupun lawan. Keamanannya total harus begitu. Inilah tempat bagi para
pakar strategi yang pekerjaannya begitu peka dan sering kali melibatkan
implikasi global yang begitu rumit hingga para perencananya tidak boleh terlihat
bersama-sama di luar gedung pemerintahan atau di dalam gedung-gedung itu
sendiri, dan tidak pernah berada di dalam kantor-kantor berdampingan yang
diketahui memiliki pintu penghubung. Ada banyak mata yang mencari-cari di mana-
mana kawan maupun lawan yang tahu tentang pekerjaan orang-orang ini, dan kalau
? ?mereka terlihat bersama-sama, alarm akan meraung-raung. Lawan sangat tekun dan
kawan mati-matian menjaga benteng intelijen mereka sendiri.
Pintu-pintu Cobra itu terbuka. Tangga baja tersentak turun ke tanah ketika
seorang pria yang kebingungan turun di bawah siraman cahaya lampu sorot. Ia
dikawal mayor jenderal berseragam. Pria sipil itu ramping, paro baya, dengan
tinggi sedang, dan mengenakan setelan bergaris-garis,
kemeja putih, dan dasi motif paisley. Bahkan di bawah embusan keras putaran
baling-baling yang berkurang kecepatannya, rambut pria itu tetap rapi, seakan-
akan kerapian rambut sangat penting baginya dan tidak boleh diperlakukan
seenaknya. Ia mengikuti perwira tadi dan bersama-sama mereka berjalan menyusuri
jalan setapak dari be ton ke pintu samping rumah. Pintu itu terbuka saat
keduanya mendekat. Tapi hanya orang sipil itu yang masuk; si jenderal
mengangguk, memberi penghormatan tak resmi yang biasa dilakukan prajurit veteran
pada nonmiliter dan yang setara pangkatnya.
"Senang bertemu dengan Anda, Mr. McAllister," kata jenderal itu. "Orang lain
yang akan mengantar Anda pulang.
"Anda tidak masuk?" tanya orang sipil.itu.
"Aku belum pernah masuk," jawab perwira tersebut sambil tersenyum. "Aku hanya
memastikan ini benar-benar Anda, dan mengantar Anda dari Titik B ke Titik C."
"Kedengarannya seperti penyia-nyiaan pangkat. General.".
"Mungkin tidak," kata perwira itu tanpa mengomentari lebih jauh. 'Tapi aku punya
tugas-tugas lain. Selamat tinggal."
McAllister melangkah ke dalam, memasuki koridor panjang berpanel, pengawalnya
sekarang pria bersuara kasar dengan wajah menyenangkan dan pakaian rapi,
sikapnya seperti layaknya petugas Provos secara fisik gesit dan kompeten, dan ?anonim di tengah keramaian.
"Penerbangan Anda meriyenangkan,' Sir?" tanya pria yang lebih muda itu.
"Adakah yang menikmati terbang dengan salah satu benda itu?" Penjaga itu
tertawa. "Lewat sini, Sir."
Mereka menyusuri koridor, melewati beberapa pintu di kedua dinding, hingga tiba
di ujung koridor dengan pintu ganda yang lebih besar dan dua lampu merah di
sudut kiri dan kanan atas. Keduanya kamera pada jaringan yang berbeda. Edward
McAllister tidak pernah melihat alat seperti itu lagi sejak meninggalkan Hong
Kong dua tahun yang lalu, dan itu pun hanya karena ia sempat ditugaskan di Dinas
Intelijen Inggris MI6, Cabang Khusus, untuk konsultasi. Baginya Inggris tampak
paranoid dalam hal keamanan. Ia tidak pernah memahami orang-orang itu, terutama
sesudah mereka memberikan penghargaan kepadanya karena melakukan pekerjaan kecil
bagi mereka dalam kasus yang seharusnya bisa mereka selesaikan sendiri sejak
awal. Penjaga itu mengetuk pintu; terdengar ceklikan lembut dan ia membuka panel
pintu kanan. "Tamu Anda yang satu lagi, Sir," kata pria bersuara serak itu.
"Terima kasih banyak" jawab seseorang.
McAllister yang tertegun seketika mengenali suara itu dari puluhan siaran radio
dan televisi selama bertahun-tahun, tekanan kata yang dipelajari di sekolah
persiapan mahal dan beberapa universitas bergengsi.
17 dengan karier pascasarjana di Kepulauan Inggris. Tapi tidak ada waktu untuk
menyesuaikan diri. Pria be rambut kelabu, berpakaian tanpa cacat, dan wajah
panjang keriput yang menyatakan usianya yang lebih dan tujuh puluh tahun itu
sudah berdiri dari balik meja besar dan berjalan gesit menyeberangi ruangan,
tangannya terulur. "Mr. Undersecretary, .baik sekali Anda man datang. Izinkan
aku memperkenalkan diri. Aku Raymond Havilland."
"Aku tahu siapa Anda, Mr. Ambassador. Sungguh suatu kehormatan, Sir."
"Duta besar tanpa portofolio, McAllister, yang berarti hanya ada sedikit
privilese yang tersisa. Tapi masih ada pekerjaan."
"Aku tidak bisa membayangkan presiden Amerika mana pun selama dua puluh tahun
terakhir ini bisa bertahan tanpa Anda."
"Beberapa dengan susah payah, Mr. Undersecretary, tapi dengan pengalaman Anda di
Kementerian Luar Negeri, kuduga Anda lebih tahu daripada aku." Diplomat itu
berpaling. "Perkenalkan, ini John Reilly. Jack salah satu staf pintar dari
National Security Council seharusnya lata tidak boleh tahu tentang dia. Ia tidak
begitu menakutkan, bukan?"
"Kuharap tidak," sahut McAllister, menyeberangi ruangan untuk menjabat tangan
Reilly yang berdiri dari salah satu kursi kulit yang menghadap meja. "Senang
berjumpa dengan Anda, Mr. Reilly."
"Mr. Undersecretary," kata pria gendut dengan rambut merah yang sesuai dengan
keningnya yang berbintik-bintik. Mata di balik kacamata berbingkai baja itu
tidak memancarkan keramahan; mata itu tajam dan dingin.
"Mr. Reilly ada di sini," lanjut Havilland sambil melangkah ke belakang meja dan
menunjuk kursi kosong di sebelah kanan untuk McAllister, "untuk memastikan aku
tidak keluar dari jalur. Sebagaimana yang kupahami, itu berarti ada hal-hal yang
bisa kukatakan, ada yang tidak, dan ada hal-hal yang hanya boleh dikatakan oleh
dia sendiri." Sang duta besar duduk. "Kalau kata-kataku membingungkan Anda, Mr.
Undersecretary, aku khawatir hanya itu yang bisa kutawarkan pada Anda pada saat
ini." "Segala sesuatu yang terjadi selama lima jam terakhir, sejak aku diperintahkan
pergi ke Andrews Air Force Base, memang sangat membingungkan, Ambassador
Havilland. Aku tidak tahu kenapa aku dibawa kemari."
"Kalau begitu izinkan aku menceritakannya secara umum," kata diplomat itu,
sambil melirik Reilly dan mencondongkan tubuh ke depan. "Anda berada pada posisi
yang memungkinkan Anda memberikan pelayanan yang luar biasa bagi negara
Anda dan bagi kepentingan-kepentingan yang melebihi kepentingan negara ?ini melebihi apa pun yang mungkin pemah Anda pertimbangkan selama karier Anda
?yang panjang dan terkenal."
McAllister mengamati wajah Ambassador yang kaku, tidak yakin barus
menjawab apa. "Karierku di Kementerian Luar Negeri memuaskan dan, aku yakin,
profesional, tapi tidak bisa disebut terkenal dalam kerangka yang paling luas.
Sejujurnya, kesempatan tidak pemah datang kepadaku."
"Kesempatan datang kepada Anda saat ini," sela Havilland. "Dan secara unik Anda
memenuhi syarat untuk melaksanakannya."
"Dengan cara apa" Kenapa?"
"Timur Jauh," kata diplomat itu dengan penekanan aneh dalam suaranya, seakan-
akan jawaban itu sendiri berupa pertanyaan. "Anda telah mengabdi di Kementerian
Luar Negeri selama lebih dari dua puluh tahun sejak mendapat gelar doktor dalam
bidang Studi Timur Jauh di Harvard. Anda telah mengabdi dengan baik pada
pemerintah Anda selama bertahun-tahun dengan penugasan luar negeri di Asia, dan
sejak kepulangan Anda dari pos terakhir, penilaian Anda terbukti sangat berharga
dalam menyusun kebijakan di bagian dunia yang bermasalah itu. Anda dianggap
analis yang cemerlang."
"Kuhargai apa yang Anda katakan, tapi ada banyak orang lain di Asia. Banyak
orang lain yang memperoleh peringkat sama atau lebih tinggi daripada diriku."
"Hanya kebetulan peristiwa dan penugasan, Mr. Undersecretary. Jujur saja, Anda
bekerja dengan baik."
"Tapi apa yang membedakanku dari yang lain" Kenapa aku lebih memenuhi syarat
untuk kesempatan ini dibandingkan mereka?"
The Bourne Supremacy Karya Robert Ludlum di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Karena tak seorang pun sebanding dengan Anda sebagai pakar di bidang masalah-
masalah internal Republik Rakyat Cina aku percaya Anda memainkan peran yang ?menentukan dalam konferensi dagang antara Washington dan Peking. Juga, tak
seorang pun pemah menghabiskan tujuh tahun di Hong Kong." Raymond Havilland diam
sejenak, lalu menambahkan, "Yang terakhir, tak ada orang lain di pos Asia kita
yang pemah ditugaskan kepada, dan diterima oleh, M16, Cabang Khusus, pemerintah
Inggris di wilayah itu."
"Aku mengerti," kata McAllister, menyadari kualifikasi terakhir yang menurutnya
paling tidak penting namun ternyata memiliki arti penting tersendiri bagi
diplomat itu. "Pekerjaanku di bidang intelijen biasa-biasa saja, Mr. Ambassador.
Cabang Khusus menerimaku lebih didasarkan pada disinformasi itu sendiri kupikir
?itu istilah yang benar daripada bakat unikku. Orang-orang itu mempercayai
?serangkaian fakta yang salah dan jumlah akhimya tidak sesuai. Tidak perlu waktu
lama untuk menemukan 'angka yang tepat'; seingatku, itulah istilah mereka."
"Mereka mempercayai Anda, McAllister. Mereka masih mempercayai Anda."
"Kuanggap kepercayaan itu bagian yang tak terpisahkan dari kesempatan ini, apa
pun itu?" "Sangat tak terpisahkan. Kepercayaan itu vital.
19 "Kalau begitu. boleh aku tahu apa sebenamya kesempatan itu?" "Boleh." Havilland
berpaling memandang orang ketiga, orang dari National Security Council. "Kalau
Anda tidak keberatan," tambahnya.
"Giliranku," kata Reilly dengan nada senang. Ia menggeser badannya yang tebal di
kursi dan menatap McAllister, matanya masih keras tapi tidak lagi dingin seperti
sebelumnya, seakan-akan ia meminta pengertian. "Pada saat ini suara-suara kita
direkam itu hak konstitusional Anda untuk tahu tapi hak itu berlaku timbal
? ?balik. Anda hams bersumpah untuk merahasiakan sepenuhnya informasi yang akan
diberitahukan pada Anda di sini, bukan saja demi kepentingan keamanan nasional
tapi lebih jauh lagi demi kepentingan lebih besar kondisi dunia yang spesifik.
Aku tahu yang kukatakan barusan seperti memicu rasa ingin tahu Anda, tapi
tujuanku bukan begitu. Kami benar-benar serius. Anda menyetujui syarat itu" Anda
bisa diadili dalam sidang tertutup berdasarkan undang-undang kerahasiaan
keamanan nasional kalau melanggar sumpah ini."
"Bagaimana aku bisa menyetujui syarat seperti itu kalau aku sama sekali tidak
tahu informasi apa yang ingin Anda sampaikan?"
"Karena aku bisa memberi Anda garis besamya dan garis besar tersebut sudah cukup
bagi Anda untuk menjawab ya atau tidak. Kalau tidak, Anda akan diantar keluar
dari tempat ini dan diterbangkan kembali ke Washington. Tak akan ada yang
dirugikan." "Lanjutkan."
"Baiklah." Reilly berbicara dengan tenang. "Anda akan membicarakan kejadian-
kejadian tertentu yang berlangsung di masa lalu bukan sejarah lama, tapi juga
?bukan kejadian aktual. Kejadian-kejadian. itu sendiri disangkal dikubur, lebih
?tepatnya. Apakah istilah itu familier, Mr. Undersecretary?"
"Aku dari Kementerian Luar Negeri. Kami mengubur masa lalu kalau tidak ada
gunanya masa lalu itu diungkap. Situasi berubah;. penilaian yang dilakukan
dengan mat baik kemarin sering kali menjadi masalah keesokan harinya. Kita tidak
bisa mengendalikan perabahan-perubahan ini, sama seperti Soviet atau Cina,"
"Bagus sekali cafa Anda mengutarakannya!" timpal Havilland.
Tidak persis begitu," Reilly memprotes sambil mengangkat tangannya ke arah
Ambassador. "Mr. Undersecretary jelas diplomat berpengalaman. la tidak
mengatakan ya dan ia tidak mengatakan tidak." Orang dari NSC itu sekali lagi
memandang McAllister; mata di balik kacamata berbingkai bajanya kembali tajam
dan dingin. "Apa jawaban Anda, Mr. Undersecretary" Anda ingin ikut, atau Anda
ingin pergi?" "Sebagian diriku ingin berdiri dan pergi secepat mungkin," kata McAllister,
memandang kedua pria itu bergantian. "Bagian yang lain mengatakan, 'Tetap di
sini.*" Ia diam sejenak, tataparmya terpaku pada
Reilly, dan menambahkan, "Entah Anda berniat begitu atau tidak, rasa
ingin tahuku sudah terusik."
"Harga yang hams dibayar sangat mahal untuk keingintahuan itu," jawab si orang
Irlandia. "Lebih dari itu." Menteri muda urusan luar negeri itu berbicara dengan lembut.
"Aku profesional, dan kalau aku orang yang kalian inginkan, aku benar-benar
tidak punya pilihan lain, bukan?"
"Sayangnya aku harus mendengar Anda mengatakannya," kata Reilly. "Anda ingin aku
mengulangnya?" 'Tidak perlu." McAllister mengerutkan kening sambil berpikir, lalu berkata,
"Saya, Edward Newington McAllister, memahami sepenuhnya bahwa apa pun yang
dikatakan dalam konferensi ini " Ia diam sejenak dan memandang Reilly. ?"Kuanggap Anda akan mengisi detail-detailnya, seperti waktu, lokasi, dan siapa
saja yang hadir?" "Tanggal, tempat, jam, dan menit entri serta identifikasi- semua sudah
?dilakukan dan dicatat."
'Terima kasih. Aku meminta duplikataya sebelum pergi nanti."
'Tentu saja." Tanpa meninggikan suara, Reilly menatap lurus ke depan dan dengan
tenang mengeluarkan perintah. "Harap dicatat. Siapkan duplikat rekaman ini untuk
subjek pada saat kepergiannya. Juga peralatan baginya untuk memverifikasi isi
rekaman di tempat ini. Saya akan menandatangani duplikataya.'.. Lanjutkan, Mr.
McAllister." 'Terima kasih... Sehubungan dengan apa pun yang dikatakan dalam konferensi ini,
saya menerima syarat untuk merahasiakannya. Saya tidak akan membicarakan dengan
siapa pun aspek apa pun diskusi ini, kecuali mendapat instruksi secara pribadi
dari Ambassador Havilland. Lebih jauh lagi, saya mengerti bahwa saya bisa
dituntut dalam sidang tertutup kalau melanggar persetujuan ini. Tapi, kalau
sidang seperti itu dilaksanakan, saya berhak mengkonfrontasi para pendakwa,
bukan affidavit atau deposisi mereka. Saya menambahkan hal ini karena tidak bisa
membayangkan situasi di mana saya akan, atau bisa, melanggar sumpah yang baru
saja saya ucapkan." "Ada situasi-siruasi seperti yang Anda maksudkan, Anda tahu," kata Reilly dengan
lembut. "Dalam kamusku tidak ada."
"Penyiksaan fisik ekstrem, bahan kimia, ditipu pria atau wanita yang jauh lebih
berpengalaman daripada Anda. Selalu ada jalan, Mr.
Undersecretary." "Kuulangi. Seandainya aku dituntut dan kejadian seperti itu pemah menimpa ?orang-orang lain aku punya hak menghadapi semua pendakwaku."
?"Itu sudah cukup baik bagi kami." Sekali lagi Reilly memandang lurus ke depan
dan berbicara. "Akhiri rekaman ini dan cabut penyadapnya.
Konfirmasi." 21 "Konfirmasi," kata suara menakutkan dari pengeras suara di suatu tempat di atas
kepala. "Anda sekarang... out"
"Lanjutkan, Mr. Ambassador," kata pria be rambut merah itu. "Aku akan menyela
hanya kalau dirasa perlu."
"Aku yakin begitu, Jack." Havilland berpaling pada McAllister. "Kutarik kembali
pernyataanku sebelumnya; ia memang menakutkan. Sesudah mengabdi selama empat
puluh tahun lebih, aku diperintah orang sok pin tar berambut merah yang
seharusnya tahu kapan hams menutup mulut"
Ketiga pria itu tersenyum; diplomat tua ini tahu kapan dan bagaimana cara
mengurangi ketegangan. Reilly menggeleng dan dengan riang mem-ben tangkan
lengannya. "Aku tidak akan pemah berbuat begitu, Sir. Yang jelas. kuharap tidak
semencolok itu." "Bagaimana, McAllister" Mari membelot ke Moskow dan mengatakan dia yang mere
lout Orang-orang Rusia mungkin akan memberi kita dacha dan ia langsung dikirim
ke Leavenworth." "Anda yang mendapat dacha, Mr. Ambassador. Aku akan berbagi apartemen dengan dua
belas orang Siberia. Tidak, terima kasih, Sir. Ia tidak mengganggu."
"Bagvs sekali. Aku terkejut tak satu pun orang sok sibuk di Oval Office itu
pernah membujuk Anda menjadi staf mereka, atau sedikitnya mengirim Anda ke PBB."
"Mereka tidak tahu aku ada."
"Situasi itu akan berubah," kata Havilland, tiba-tiba serius. Ia diam sejenak,
menatap sang menteri muda, lalu merendahkan suaranya. "Anda pemah mendengar nama
Jason Bourne?" "Bagaimana mungkin orang yang pemah ditugaskan di Asia tidak pemah mendengar
nama itu?" jawab McAllister. 'Tiga puluh lima sampai empat puluh pembunuhan,
pembunuh bayaran yang berhasil lolos dari setiap jebakan yang dipasang baginya.
Pembunuh patologis yang hanya punya satu moral itas, yaitu harga pembunuhan.
Kata orang, ia dari Amerika masih warga Amerika; entahlah, ia menghilang dari
?pandangan dan katanya ia pastor yang membelot atau importir yang telah mencuri
?jutaan atau desertir dari Legiun Asing Prancis, dan hanya Tuhan yang tahu ada
berapa cerita selain itu. Yang memang kuketahui adalah ia tidak pernah
tertangkap, dan kegagalan kita menangkapnya merupakan beban bagi diplomasi kita
di seluruh wilayah Timur Jauh." "Apakah ada pola di antara para korbannya?"
"Tidak ada. Korbannya acak, dari segala lapisan. Dua -bankir di sini, tiga atase
di sana berarti CIA; menteri luar negeri di Delhi, industrialis dari Singapura,
?dan puluhan terlalu banyak politisi, orang-orang yang umumnya baik. Mobil
? ?mereka dibom di jalan, apartemen mereka diledakkan. Lalu ada suami-suami, istri-
istri, dan kekasih-kekasih yang tidak setia, dengan berbagai bujukan dan
berbagai skandal; ia menawarkan solusi final bagi ego yang terluka. Tak ada yang
tidak akan dibunuhnya, tidak ada metode yang terlalu brutal atau rendah baginya...
Tidak, tidak ada pola, hanya uang. Penawar tertinggi. Ia monster masih begitu,
?kalau ia masih hidup."
Sekali lagi Havilland mencondongkan tubuh ke depan, pandangannya terpaku pada
menteri muda itu. "Kata Anda, ia menghilang dari pandangan. Begitu saja" Anda
tidak pemah mendengar apa pun, isu atau gosip . dari kedutaan atau konsulat kita
di Asia?" "Ada pembicaraan, ya, tapi tak ada yang bisa dikonfirmasi. Cerita yang paling
sering kudengar berasal dari kepolisian Macao, tempat terakhir yang diketahui
dikunjungi Bourne. Kata mereka, ia tidak mati, atau pensiun, tapi pergi ke Eropa
mencari klien-klien yang lebih kaya. Kalau memang benar, mungkin cerita itu
hanya setengah dari kebenaran yang ada. Polisi juga mengklaim para informan
memberitahu mereka ada beberapa kontrak Bourne yang gagal, bahwa pada satu
kesempatan ia membunuh orang yang salah, tokoh terkenal dunia bawah tanah
Malaysia, dan dalam cerita lain, dikatakan ia memerkosa istri kliennya. Mungkin
jaring-jaring semakin rapat baginya mungkin juga tidak."?"Apa maksud Anda?"
"Sebagian besar dari kami mempercayai paro pertama cerita itu, tapi tidak yang
kedua. Bourne tidak akan membunuh orang yang salah, terutama sekaliber itu; ia
tidak melakukan kesalahan seperti itu. Dan kalau ia memerkosa istri
kliennya yang sangat meragukan ia pasti melakukannya karena kebencian atau
? ?balas dendam. Ia akan mengikat si suami untuk menonton, lalu membunuh mereka
berdua. Tidak, sebagian besar dari kami mempercayai kisah pertama. Ia pergi ke
Eropa, dengan mangsa yang lebih besar untuk diburu dan dibunuh."
?"Versi itu memang ditujukan bagi Anda," kata Havilland sambil bersandar di
kursinya. "Maaf?" "Satu-satunya orang yang pemah dibunuh Jason Bourne di Asia pasca Vietnam adalah
perantara yang marah dan berusaha membunuhnya."
Tertegun, McAllister menatap diplomat itu. "Aku tidak mengerti."
"Jason Bourne yang baru saja Anda gambarkan tidak pemah ada. Ia hanya mitos."
"Anda tidak mungkin serius."
'Tidak pemah lebih serius lagi. Sekarang adalah saat-saat yang kacau di Timur
Jauh. Jaringan obat bius yang beroperasi dari Segitiga Emas sedang terlibat
perang yang kacau dan tak dipublikasikan. Konsul, wakil konsul. polisi,
politisi, geng kriminal, patroli perbatasan tatanan sosial
?tertinggi dan terendah semua terpengaruh. Uang dalam jumlah yang tak
?terbayangkan merupakan sumber daya bagi korupsi. Kapan pun dan di mana pun
terjadi pembunuhan yang mendapat cukup publikasi tak peduii situasi atau siapa
?yang dituduh Bourne ada di lokasi dan mengakui pembunuhan itu."
?"Memang dia pembunuhnya," McAllister yang kebingungan berkeras. "Ada tanda,
tarida-tanda. Semua orang tahu!"
"Semua orang menganggap begitu, Mr. Undersecretary. Telepon palsu ke polisi,
sepotong kain dikirim melalui pos, syal hitam ditemukan di sesemakan sehari
kemudian. Semua merupakan bagian dari strategi." , "Strategi" Apa maksud Anda?"
"Jason Bourne Jason Bourne yang asli adalah pembunuh yang sudah divonis.
? ?pelarian yang hidupnya berakhir dengan sebutir peluru di kepala, di tempat
bernama Tarn Quart, pada bulan-bulan terakhir perang Vietaam. Eksekusi di hutan.
Orang itu pengkhianat. Mayataya dibiarkan membusuk di sana ia menghilang begitu
?saja. Beberapa tahun kemudian, orang yang mengeksekusinya mengambil alih
identitasnya untuk salah satu proyek kita, proyek yang hampir berhasil,
seharusnya berhasil, tapi keluar jalur." "Keluar jalur bagaimana?"
"Lepas kendali. Orang itu orang yang sangat berani, yang menyamar untuk kita, ?yang menggunakan nama Jason Bourne selama tiga tahun terluka, dan luka-luka
?itu mengakibatkan amnesia. Ia kehilangan ingatan; ia tidak tahu siapa dirinya
atau siapa seharusnya dirinya."
"Ya Tuhan..." "Ia terjepit dilema. Dengan bantuan. seorang dokter alkoholik di sebuah pulau di
Mediterania, ia mencoba melacak hidupnya, identitasnya, dan di sini, aku
khawatir, ia gagal. la gagal, tapi wanita yang menjadi temannya tidak gagal;
wanita itu sekarang menjadi istrinya. Naluri wanita itu akurat; ia tahu orang
ini bukan pembunuh. Dengan sengaja ia memaksa pria ini memeriksa kata-katanya,
kemampuannya, akhirnya memaksanya mengadakan kontak yang rnembawanya kembali
kepada kita. Tapi kita, dengan perangkat intelijen paling canggih di dunia,
tidak mendengarkan karakteristik manusia. Kita memasarig perangkap untuk
membunuhnya " ?"Aku harus menyela, Mr. Ambassador," kata Reilly.
"Kenapa?" tanya Havilland. "Kita yang melakukannya dan kita tidak direkam."
"Seorang individu yang mengambil keputusan itu, bukan pemerintah Amerika
Serikat. Itu harus jelas, Sir,"
"Baik I ah," diplomat itu menyetujui, sambil menganggukkan kepala. "Namanya
Conklin, tapi itu tidak relevan, Jack. Personel pemerintah turut setta. Kejadian
seperti itu pemah terjadi."
"Personel pemerintah juga berperan penting dalam menyelamatkan
nyawanya." "Agak terlambat," gumam Havilland.
"Tapi kenapa?" tanya McAllister, sekarang mencondongkan tubuh ke depan,
terpesona cerita yang sangat aneh itu. "Ia salah seorang dari kita.
Kenapa ada yang ingin membunuhnya?"
"Amnesia yang dideritanya dianggap sesuatu yang lain. Secara keliru ia dianggap
membelot, bahwa ia telah membunuh tiga pengendalinya sendiri, dan menghilang
dengan membawa sejumlah besar uang dana pemerintah dengan nilai total lebih
?dari hma juta dolar."
"Lima juta...7" Dengan tertegun, menteri muda urusan luar negeri itu perlahan-
lahan bersandar kembali ke kursinya. "Dana sebanyak itu tersedia baginya secara
pribadf!" "Ya," kata sang duta besar. "Uang itu juga bagian dari strategi, bagian dari
proyek." "Kuanggap di sinilah aku perlu tutup mulut. Tentang proyek itu,
maksudku." 'Tenting sekali," jawab Reilly. "Bukan karena proyek itu terlepas dari apa yang
?telah terjadi, kami tidak meminta maaf untuk operasi itu tapi karena orang
?yang kami rekrut menjadi Jason Bourne dan dari mana
asalnya." "Ini membingungkan." "Akan menjadi jelas." 'Troyek itu, please."
Reilly memandang Raymond Havilland; diplomat tersebut mengangguk dan berbicara.
"Kita menciptakan seorang pembunuh untuk memancing keluar dan menjebak pembunuh
bayaran paling mematikan di Eropa."
"Carlos?" "Anda sigap, Mr. Undersecretary."
"Memangnya siapa lagi" Di Asia, Bourne selalu dibanding-bandingkan
dengan Jackal." "Perbandingan itu memang diadakan," kata .Havilland. "Sering kali dibesar-
besarkan dan disebarkan oleh para pakar strategi proyek, kelompok yang dikenal
dengan nama Treadstone Seventy-one. Nama itu diambil dari rumah persembunyian di
Seventy-first Street di New York, tempat latihan Jason Bourne yang dibangkitkan
kembali. Tempat itu merupakan pos komando dan seharusnya Anda mengenal nama
itu."- "Aku mengerti," kata McAllister hati-hati. "Kalau begitu perbandingan Itu, yang
membesar seiring reputasi Bourne, berfungsi sebagai tan tangan untuk Carlos.
Saat itulah Bourne pindah ke Eropa untuk menantang Jackal secara langsung. ?Untuk memaksanya keluar dan menghadapi penantangnya."
"Sangat sigap, Mr. Undersecretary. Ringkasnya, itulah strateginya.**
"Strategi yang luar biasa. Cemerlang, bahkan, dan tidak perlu pakar untuk
memahaminya. Tuhan tahu aku bukan pakar di bidang itu." "Anda mungkin akan
menjadi salah satunya " "Dan kata Anda, orang yang menjadi Bourne ini, pembunuh
?mistis ini, tiga tahun memainkan peran itu, lalu terluka "
The Bourne Supremacy Karya Robert Ludlum di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
?'Tertembak," sela Havilland. "Sebagian jaringan otaknya hancur." "Dan ia
kehilangan memorf!" "TotaL" "Ya Tuhan!"
"Sekalipun begitu, terlepas dari segala sesuatu yang dialaminya, dan dengan
bantuan wanita itu kebetulan, wanita itu ekonom yang bekerja pada pemerintah
?Kanada ia hampir saja berhasil membongkar semua ini. Cerita yang luar biasa,
?bukan?" "Sangat luar biasa. Tapi orang macam apa yang mau berbuat begitu, mampu berbuat
begitu?" John Reilly si rambut merah batuk pelan; Ambassador meliriknya singkat. "Kita
sekarang tiba di titik nol," kata pengawas tersebut, sekali lagi menggeser
tubuhnya yang besar untuk memandang McAllister. "Kalau masih ada keraguan, aku
masih bisa mengizinkan Anda pergi"
"Aku mencoba tidak mengulangi kata-kataku sendiri. Anda memiliki rekamannya."
"Terserah." "Kurasa itu cara lain yang digunakan orang-orang seperti Anda untuk mengatakan
kemungkinan tidak akan ada sidang," "Aku tidak pernah bilang begitu."
McAllister menelan ludah, pandangannya bertemu dengan tatapan tenang orang NSC
itu. Ia berpaling pada Havilland. "Silakan lanjutkan, Mr. Ambassador. Siapa
orang ini" Dari mana sebenarnya ia berasal?"
"Namanya David Webb. Sekarang ini ia menjadi dosen mata kuliah Studi Oriental di
universitas kecil di Maine dan menikah dengan wanita Kanada yang benar-benar
telah memandunya keluar dari labirin. Tanpa wanita ini, ia pasti sudah tewas
terbunuh tapi tanpa dirinya, wanita itu pasti sudah menjadi mayat di Zurich.'.'
?"Luar biasa," kata McAllister, hampir-hampir tak terdengar. "Intinya, wanita ini
adalah istri keduanya. Pernikahan pertamanya berakhir tragis akibat pembantaian
membabi buta di sanalah awal cerita ini bagi kita. Beberapa tahun yang lalu,
? Webb adalah petugas dinas luar negeri yang ditugaskan di Phnom Penh, pakar Timur
Jauh yang cemerlang, fasih dalam beberapa bahasa Oriental, dan menikah dengan
gadis dari Thailand yang ditemuinya di kuliah pascasarjana. Mereka tinggal di
rumah di tepi sungai dan memiliki dua anak. Kehidupan ideal bagi orang seperti
itu. Kehidupan yang menggabungkan keahlian yang dibutuhkan Washington di kawasan
itu dengan kesempatan untuk hidup dalam
museumnya sendiri. Lalu perang Vietnam meningkat dan suatu pagi sebuah jet
tempur tersesat tidak ada yang tahu pasti dari pi hak mana, tapi tidak ada yang?memberitahukan hal ini pada Webb menukik pada ketinggian rendah dan menghujani
?istri dan anak-anaknya dengan peluru sewaktu mereka sedang bermain-main di air.
Mayat mereka tercincang. Mereka mengambang ke tepi sungai sementara Webb
berusaha meraih mereka; ia memeluk mereka, berteriak-teriak tanpa daya ke
pesawat yang menghilang di atasnya."
"Mengerikan sekali," bisik McAllister.
"Sejak saat itu, Webb berubah. Ia menjadi orang yang sama sekali berbeda, yang
tidak pemah diimpikannya akan mampu dilakohinya. Ia menjadi pejuang gerilya yang
dikenal dengan nama Delta."
"Delta?" kata McAllister. "Gerilya..." Aku tidak mengerti."
'Tidak mungkin Anda mengerti." Havilland berpaling memandang Reilly, lalu
kembali memandang McAllister. "Sebagaimana yang dijelaskan Jack sesaat yang
lalu, kita sekarang berada di titik nol. Webb pergi ke Saigon dalam keadaan
dikuasai amarah, dan, ironisnya, melalui usaha seorang petugas CIA bemama
Conklin, yang bertahun-tahun kemudian mencoba membunuhnya, ia bergabung dengan
kelompok operasi rahasia yang disebut Medusa. Tidak ada nama yang digunakan
orang-orang di Medusa, hanya huruf-huruf dari alfabet Yunani Webb menjadi Delta
?One." "Medusa" Aku tidak pemah mendengamya."
'Titik nol," kata Reilly. "Arsip Medusa masih dikategorikan rahasia, tapi kami
diizinkan mengungkapkan sedikit di antaranya dalam kesempatan ini. Unit-unit
Medusa merupakan kumpulan orang dari berbagai negara, yang mengenal wilayah
Vietnam, utara dan selatah. Sejujurnya, sebagian besar di antara mereka
penjahat penyelundup narkotika, emas, senjata api, perhiasan, segala macam
?barang selundupan. Juga pembunuh tervonis, pelarian yang dihukum mati secara in
absentia... dan yang bisnisnya disita sekali lagi oleh kedua belah pihak. Mereka
?mengandalkan kita Paman Tua untuk membereskan semua masalah mereka kalau
? ?mereka menyusup ke wilayah-wilayah musuh, membunuh tersangka komplotan Viet Cong
dan kepala desa yang dianggap cenderung berpihak pada Charlie, dan kalau bisa
membantu tawanan perang melarikan diri. Mereka regu pembunuh pasukan maut,
?kalau Anda mau dan itu sudah cukup menjelaskan kondisi mereka, tapi tentu saja
?kita tidak akan pernah mengatakannya. Kesalahan dilakukan, jutaan dicuri, dan
kebanyak personel itu-tidak akan diizinkan memasuki ketentaraan beradab mana
pun, Webb termasuk di antaranya."
"Dengan latar belakangnya, kredibilitas akademisnya, ia dengan sukarel menjadi
bagian dari kelompok seperti itu?"
"Ia memiliki motif yang luar biasa besar," kata Havilland. "Yang ia tahu,
pesawat di Phnom Penh itu milik Vietnam Utara."
"Ada yang mengatakan ia gila," lanjut Reilly. "Lainnya menyebutnya aJili taktis
yang luar biasa, gerilyawan terhebat yang memahami cara berpikir Oriental dan
memimpin regu paling agresif dalam Medusa, ditakuti Komando Saigon maupun musuh.
Ia tidak bisa dikendalikan; satu-satunya aturan yang diikuti hanyalah aturannya
sendiri. Tampaknya ia mengadakan perburuan pribadi, melacak orang yang
menerbangkan pesawat itu dan yang telah menghancurkan kehidupannya. Perang itu
menjadi perangnya, kemurkaannya; semakin buas pertempuran, semakin memuaskan
baginya atau mungkin lebih dekat dengan keinginannya untuk mati."
? "Keinginan untuk...?" McAllister membiarkan kata-katanya mengambang.
'Teori yang paling menonjol saat itu," sela Ambassador. "Perang berakhir," kata
Reilly, "dengan malapetaka yang sama besar bagi Webb atau Delta namanya bagi ? ?kita semua. Mungkin lebih buruk lagi; tidak ada yang tersisa baginya. Tidak ada
lagi tujuan, tidak ada apa pun untuk diserang, untuk dibunuh. Hingga kita
mendekatinya dan memberinya alas an untuk melanjutkan kehidupan. Atau mungkin
alasan untuk melanjutkan usahanya untuk mati." Ifi&'Z
"Dengan menjadi Bourne dan memburu Carlos the Jackal," McAllister
menyelesaikannya. "Ya," petugas intelijen itu menyetujui. Kesunyian timbul sejenak. "Kita
membutuhkannya lagi," kata Havilland. Kata-kata yang diucapkan dengan pelan itu
terdengar seperti hantaman kapak pada kayu keras. ,
"Carlos muncul kembali?" ' Diplomat itu menggeleng. "Bukan Eropa. Kita
memerlukannya kembali di Asia dan kita tidak boleh menyia-nyiakan waktu lagi."
"Orang lain" Sasaran lain?". McAllister menelan ludah tanpa sadar. "Anda sudah
berbicara dengannya?"
"Kita tidak bisa mendekatinya. Tidak secara langsung." "Kenapa tidak?"
"Ia tidak akan membiarkan kita melewati pintu. Ia tidak mempercayai apa pun atau
siapa pun dari Washington, dan sulit menyalahkannya. Selama. berhari-hari,
berminggu-minggu, ia meminta tolong dan kita tidak mendengarkan. Bahkan, kita
berusaha membunuhnya."
"Sekali lagi aku harus memprotes,". sela Reilly. "Bukan kita. Tapi individu yang
beroperasi berdasarkan informasi yang salah. Dan pemerintah sekarang ini
menghabiskan lebih dari empat ratus ribu dolar setahun untuk program
perlindungan Webb." "Yang diejeknya. Ia percaya program itu tidak lebih daripada perangkap cadangan
untuk Carlos seandainya Jackal mengetahui keberadaannya. Ia percaya kita tidak
peduii padanya dan aku tidak yakin ia keliru. Ia pernah melihat Carlos dan
Carlos tidak tahu Webb masih belum bisa
mengingat wajahnya. Jackal memiliki semua alasan untuk memburu
Webb. Dan kalau Jackal memburunya, kita punya kesempatan kedua."
"Kemungkinan Carlos menemukan Webb begitu tipis hingga boleh dikatakan nol.
Catalan tentang Treadstone dikubur dan kalaupun tidak, catatan itu tidak berisi
informasi terbaru mengenai keberadaan Webb sekarang ataupun pekerjaannya."
"Ayolah, Mr. Reilly," kata Havilland agak jengkel. "Hanya latar belakang dan
kualifikasinya. Seberapa sulit" Jelas-jelas dia akademisi."
"Aku tidak menentang pendapat Anda, Mr. Ambassador," jawab Reilly yang agak
melunak. "Aku hanya ingin segala sesuatunya jelas. Jujur saja, Webb harus
ditangani dengan sangat hati-hati. Ia sudah mendapatkan kembali sebagian besar
memorinya, namun belum semuanya. Tapi ia mengingat cukup banyak tentang Medusa
untuk dianggap sebagai ancaman bagi kepentingan negara."
"Dengan cara bagaimana?" tanya McAllister. "Mungkin itu bukan yang terbaik dan
mungkin bftkan yang terburuk, tapi pada dasarhya itu adalah strategi militer
dalam masa perang." "Strategi yang tidak mendapat izin, tidak dicatat, dan tidak diakut
keberadaannya.. Tidak ada keterlibatan resmi."
"Bagaimana bisa begitu" Strategi itu didanai, dan kalau ada dana yang
dikeluarkan "??"Jangan bicara soal peraturan padaku," sela petugas intelijen gendut tersebut.
"Kita tidak direkam, tapi aku memiliki rekaman Anda,"
"Apa itu jawaban Anda?"
"Tidak, inilah jawabanku: tidak ada batas waktu dalam hai kejahatan perang dan
pembunuhan, Mr. Undersecretary, dan pembunuhan serta kejahatan dengan kekerasan
lainnya dilakukan terhadap pasukan kita sendiri, juga pasukan Sekutu. Pada
intinya, kejahatan-kejahatan itu dilakukan para pembunuh dan pencurr dalam
proses mencuri, menjarah, memerkosa, dan membunuh. Sebagian besar di antara
mereka adalah penjahat patologis. Sekalipun Medusa efektif dalam banyak hal,
strategi itu merupakan kesalahan tragis, lahir dari amarah dan frustrasi dalam
situasi yang tidak mungkin menang. Apa kebaikan yang bisa diperoleh dengan
membuka semua luka lama" Selain klaim yang memberatkan kita, kita akan
dikucilkan dari sebagian besar dunia beradab."
"Seperti yang kusebutkan tadi," kata McAllister, pelan dan enggan. "Di
Kementerian Luar Negeri, kami tidak percaya soal membuka luka lama." Ia
berpaling kepada sang diplomat. "Aku mulai paham. Anda ingin aku jnenghubungi
David Webb ini dan membujuknya kembali ke Asia. Untuk proyek lain, sasaran
lain sekalipun aku belum pernah menggunakan kata itu. dalam konteks ini sebelum
?malam ini. Dan kuanggap karena ada kesamaan yang mencolok di awal karier kami
?28 m kami sama-sama 'orang Asia'. Kami dianggap memiliki pemahaman dalam hal-hal yang
menyangkut Timur Jauh, dan menurut Anda, ia mau mendengarkanku." "Pada intinya,
ya." "Sekalipun begitu, Anda mengatakan ia tidak mau berhubungan dengan kitay Dalam
hal ini aku tidak mengerti. Bagaimana aku bisa melakukannya?"
"Kita akan melakukannya bersama-sama. Sebagaimana ia pemah membuat aturan bagi
dirinya sendiri, kita akan membuat aturan-aturan itu sekarang. Itu penting
sekali." "Karena orang yang ingin Anda bunuh?"
"'Dinetralisir' sudah cukup-Tindakan itu harus dilakukan."
"Dan Webb bisa melakukannya?"
"Bukan Webb. Jason Bourne. Kita mengirimnya seorang diri selama tiga tahun dalam
tekanan luar biasa tiba-tiba membrinya dirampas darinya dan ia diburu seperti
?binatang. Sekalipun demikian ia masih memiliki kemampuan untuk menyusup. dan
membunuh. Aku berbicara Ictus tcrang."
"Aku bisa memahaminya. Karena kita tidak direkam dan berdasarkan kemungkinan
?kita masih direkam " menteri' muda itu melirik dengan pandangan tak setuju pada
?Reilly, yang menggelertg dan mengangkat balm, "apakah aku diizinkan mengetahui
sasarannya?" "Boleh, dan kuminta Anda mengingat-ingat nama ini, Mr. Undersecretary, fa
menteri luar negeri Cina, Sheng Chou Yang."
McAllister memerah. karena marah. "Aku tidak perlu mengingat-ingatnya, dan
kupikir Anda tahu. Ia perangkat dalam kelompok perekonomian RRC dan kami
ditugaskan dalam konferensi dagang di Peking pada akhir tahun tujuh puluhan. Aku
berusaha memahaminya, menganalisisnya. Sheng adalah kolegaku dari pihak Cina dan
tidak kurang dari itu fakta yang aku curiga sudah Anda ketahui juga."?"Oh?" Duta besar berambut kelabu' itu mengangkat alisnya yang hitam, dan
mengelak dari teguran itu. "Apa pendapat Anda tentang dirinya" Apa yang Anda
pelajari tentang dirinya?"
"Ia dianggap sangat cerdas, sangat ambisius tapi peningkatannya dalam hierarki
?Peking juga menyatakan hal itu pada kita. Ia ditemukan pencari bakat yang
dikirim Komite Sentral beberapa tahun yang lalu di Universitas Fudan di
Shanghai. Awalnya karena ia menguasai bahasa Inggris dengan baik dan memiliki
pemahaman yang solid, bahkan luas, atas perekonomian Barat." "Apa lagi?"
Via dianggap materi yang menjanjikan. dan sesudah indoktrinasi mendalam, dikirim
ke London School of Economics untuk meraih gelar master. Berhasil." "Maksud
Anda?" "Sheng pengikut Mantis sejati dalam kaitannya dengan sistem pemerintahan
terpusat, tapi ia memiliki rasa hormat yang sehat terhadap keuntungan yang
bersifat kapitalis."
"Aku mengerti," kata Havilland. "Kalau begitu ia menerima kegagalan sistem
Soviet?" "Ia percaya kegagalan itu karena kesukaan orang-orang Rusia pada korupsi dan
kompromi tanpa otak di kalangan pejabat tinggi, serta alkohol di kalangan bawah.
Satu keberhasilannya adalah menyingkirkan penyalahgunaan seperti itu di pusat-
pusat industri." "Kedengarannya seperti lulusan pelatihan IBM, bukan?"
"Ia bertanggung jawab atas banyak kebijakan dagang RRC yang baru. Ia menyebabkan
Cina menghasilkan banyak uang." Sekali lagi sang menteri muda mencondongkan
tubuh ke depan, pandangannya tajam, ekspresinya bingung tertegun, mungkin lebih
?akurat. "Ya Tuhan, kenapa ada orang di pihak Barat yang menginginkan kematian
Sheng" Itu konyoll Ia sekutu perekonomian kita, faktor stabilisator politik di
negara terbesar di bumi yang secara ideologis bertentangan dengan kita! Melalui
dirinya dan orang-orang seperti dirinyalah kita berhasil mencapai kompromi.
Tanpa dirinya, apa pun arahnya, ada risiko bencana. Aku analis Cina profesional,
Mr. Ambassador, dan, kuulangi, yang Anda sarankan itu konyol. Orang dengan
prestasi seperti Anda seharusnya terlebih dulu menyadari hal itu dibanding
kami." Diplomat tua itu menatap penuduhnya dengan tajam, dan ia berbicara perlahan-
lahan, memilih kata-katanya dengan hati-hati. "Beberapa saat yang lalu kita
mencapai titik nol. Mantan petugas dinas luar negeri bernama David Webb menjadi
Jason Bourne untuk suatu tujuan. Sebaliknya. Sheng Chou Yang bukanlah orang yang
Anda kenal, bukan orang yang Anda pelajari sebagai kolega dari pihak lain. Ia
menjadi orang itu untuk sebuah tujuan."
"Apa maksud Anda?" balas McAllister dengan nada membela diri. "Segala sesuatu
yang kukatakan tentang dirinya ada dalam catatan beberapa catatan,
?resmi sebagian besar top secret dan eyes-only."
?"Eyes-only?" tanya mantan duta besar itu dengan lelah. "Ears-only, tongues-
only seperti harimau dengan ekor yang sibuk dikibas-kibaskan. Karena stempel
?resmi dicantumkan pada pengamatan tercatat yang dilakukan oleh orang-orang yang
tak tahu dari,mana asal catatan-catatan itu catatan-catatan tersebut ada di
?sana, dan itu sudah cukup. Tidak, Mr. Undersecretary, itu tidak cukup, tidak
pemah cukup." "Anda jelas memiliki informasi lain yang tidak kumiliki," kata orang Kementerian
Luar Negeri itu dengan dingin. "Kalau informasi itu memang informasi, bukan
disinformasi. Orang yang kujabarkan tadi orang yang pemah kukenal adalah Sheng
? ?Chou Yang." "Sama seperti David Webb yang kami jabarkan pada Anda sebagai
31 Jason Bourne... Tolong jangan marah. Aku tidak sedang bermain-main. Penting sekali
bagi Anda untuk memahami. Sheng bukanlah orang yang Anda kenal. Ia tidak pemah
menjadi orang yang Anda kenal."
"Kalau begitu siapa yang kukenal itu" Siapa orang yang hadir dalam konferensi-
konferensi itu?" la pengkhianat, Mr. Undersecretary. Sheng Chou Yang pengkhianat negaranya, dan
kalau pengkhianatannya terungkap yang pasti akan terjadi Peking akan ? ?menimpakan kesalahan pada Dunia Bebas. Konsekuensi dari kesalahan yang tak
terelakkan itu sungguh tak terbayangkan. Tapi, tidak ada keraguan sedikit pun
tentang tujuannya." "JSheng... pengkhianat" Aku tidak percaya! Ia dipuja-puja di Peking! Suatu hari
nanti ia akan menjadi ketua!"
"Kalau begitu Cina akan dipimpin Nasionalis fanatik dengan akar ideologi
berbasis di Taiwan."
"Anda gila Anda jelas sudah gila! Tunggu sebentar, kata Anda tadi, ia memiliki
?tujuan 'tidak ada keraguan sedikit pun tentang tujuannya', kata Anda tadi."
?"Ia dan anak buahnya bemiat mengambil alih Hong Kong. Ia sedang menyiapkan
serbuan kilat perekonomian, menempatkan seluruh perdagangan, seluruh institusi
finansial wilayah itu di bawah kendali komisi 'netral', lembaga pemeriksa yang
disetujui Peking yang berarti disetujui olehnya. Alat yang digunakannya adalah
?perjanjian Inggris yang akan berakhir pada tahun 1997, komisi itu seharusnya
merupakan awal yang logis untuk pengambilalihan dan pengendalian. Hal itu akan
terjadi ketika jalan sudah terbuka lebar bagi Sheng, sewaktu tak ada lagi yang
menghalangi jalannya. Sewaktu kata-katanya adalah satu-satunya yang
diperhitungkan dalam masalah perekonomian. Hal itu bisa terjadi dalam sebulan,
The Bourne Supremacy Karya Robert Ludlum di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
atau dua bulan. Atau minggu depan."
"Menurut Anda, Peking menyetujui hal ini?" McAllister memprotes. "Anda keliru!
Itu itu gila! Republik Rakyat Cina tidak akan pemah menyentuh Hong Kong secara
?substantia Negara itu menghasilkan enam puluh persen dari seluruh
perekonomiannya melalui Hong Kong. Perjanjian Cina menjamin status Zona Ekonomi
Bebas selama lima puluh tahun dan Sheng menandatanganinya, penandatangan paling
vital!" "Tapi Sheng bukanlah Sheng bukan seperti yang Anda kenal."
?"Lalu siapa dia?"
"Siapkan diri Anda, Mr. Undersecretary. Sheng Chou Yang adalah putra sulung
industrialis Shanghai yang meraup kekayaan di Cina lama yang korup, Kuomintang-
nya Chiang Kairshek. Sewaktu sudah jelas bahwa revolusi Mao akan berhasil,
keluarganya melarikan diri, seperti yang dilakukan banyak tuan tanah dan
panglima perang, bersama apa pun yang bisa mereka pindahkan. Pak tua itu
sekarang salah seorang taipan paling berkuasa di Hong Kong tapi yang mana, kami
?tidak tahu. Koloni akan menjadi mandatnya dan keluarganya, berkat seorang menteri di Peking,
putranya yang paling berharga. Itulah ironi tertinggi, pembalasan dendam
terakhir orang tua itu Hong Kong akan dikendalikan orang-orang yang telah
?mengkorupsi Cina Nasionalis. Selama bertahun-tahun mereka mengisap negara mereka
tanpa nurani, mengambil untung dari keringat orang-orang yang kelaparan dan
dicabut hak pilihnya, membuka jalan bagi revolusi Mao. Dan kalau itu kedengaran
seperti omong kosong Komunis, sayangnya sebagian besar di antaranya sangat
akurat. Sekarang sekelompok kecil fanatik, preman-preman ruang rapat yang
dipimpin seorang maniak, menginginkan kembali apa yang tak akan pemah diberikan
pengadilan intemasional pada mereka." Havilland diam sejenak, lalu melontarkan
sepatah kata. "Maniak!"
'Tapi kalau Anda tidak tahu siapa taipan ini, dari mana Anda tahu informasi itu
benar, bagian yang mana pun?" 'i*t.;
"Sumber-sumbernya dirahasiakan secara maksimum," sela Reilly, "tapi informasi
itu sudah dikonfirmasi. Cerita ini pertama kali diperoleh dari Taiwan. Informan
kita yang pertama anggota kabinet Nasionalis yang menganggap langkah ini sebagai
bencana yang hanya bisa menyebabkan banjir darah di seluruh Timur Jauh. Ia
memohon kita menghentikannya. Ia ditemukan tewas keesokan paginya, tiga butir
peluru di kepala, dan lehemya digorok di kalangan Cina, itu berarti pengkhianat?yang mati. Sejak itu lima orang lainnya sudah dibunuh, terbunuh dengan cara yang
sama. Informasi itu benar. Persekongkolan. ini hidup dan berjalan dan berasal
dari Hong Kong." "Itu gilaV "Lebih tepatnya," kata Havilland, "tidak akan pemah berhasil. Kalau bisa hanya
berdoa, kita mungkin bisa menutup mata, bahkan mengatakan semoga Tuhan
memberkati, tapi tidak. Rencana itu akan berantakan, seperti konspirasi Lin Biao
terhadap Mao Zedong berantakan pada tahun '72. Dan pada saat rencana itu'
berantakan, Peking akan menyalahkan uang Amerika dan Taiwan yang melibatkan
Inggris begitu juga kesepakatan diam-diam institusi-institusi keuangan
?terkemuka di dunia. Kemajuan ekonomi selama delapan tahun akan musnah begitu
saja karena sekelompok fanatik -ingin membalas dendam. Seperti kata Anda
sendiri, Mr. Undersecretary, Republik Rakyat Cina adalah negara ber-gejolak yang mudah curiga dan kalau?boleh kutambahkan pendapatku sendiri dari keberhasilan-keberhasilan yang Anda
jabarkan padaku pemerintah yang paranoid, terobsesi dengan pengkhianatan, baik
?dari dalam maupun dari luar. Cina percaya dunia bemiat < mengucilkannya secara
ekonomi, mencekiknya keluar dari pasar dunia, dan memaksanya bertekuk lutut
sementara Rusia tersenyum di seberang perbatasan utara Rusia akan menyerang
dengan cepat dan penuh kemurkaan, menghantam segala sesuatu, menyerap segala
sesuatu. Pasukannya akan menduduki
Kowloon, Pulau, dan seluruh Wilayah Baru. Investasi bernilai triliunan dolar
akan hilang. Tanpa keahlian koloni, perdagangan akan terhambat, berjuta-juta
tenaga kerja akan kacau kelaparan 'dan penyakit akan mengamuk. Timur Jauh akan
?membara, dan hasilnya bisa memicu perang yang tak ingin dibayangkan satu pun
dari kita." "Demi Tuhan," bisik McAllister. "Itu tidak boleh terjadi."
"Tidak, tidak boleh," diplomat itu menyetujui.
'Tapi kenapa Webb!" "Bukan Webb," kata Havilland memperbaiki. "Jason Bourne." "Baiklah! Kenapa
Bourne?" "Karena ada berita dari Kowloon bahwa ia sudah ada di sana."
"Apa?" "Padahal kita tahu ia tidak berada di sana." "Apa kata Anda tadi?"
Ta sudah menyerang. Ia sudah membunuh. Ia kembali ke Asia." "Webb?"
"Bukan, Bourne. St mitos." "Kata-kata Anda sama sekali tidak masuk akall" "Aku
bisa meyakinkan Anda bahwa ini sangat masuk akal bagi Sheng Chou Yang."
"Bagaimana caranya?" |pMf
"Ia membawa Jason Bourne kembali. Keahlian Jason Bourne sekali lagi disewa, dan,
seperti biasa, kliennya tidak bisa diungkap dalam kasus ini, klien yang paling
?tak terbayangkan. Jura bicara terkemuka Republik Rakyat Cina yang harus
menyingkirkan Oposisinya, baik di Hong Kong maupun di Peking. Selama enam bulan
terakhir suara-suara yang kuat di Kornite Sentral Peking anehnya membisu.
Menurut pengumuman resmi pemerintah, beberapa meninggal, dan mengingat usia, hal
itu bisa dipahami. Dua laitmya katanya tewas dalam kecelakaan satu karena
?pesawatnya jatuh, yang lain, dari sekian banyak kemungkinan, akibat perdarahan
otak sewaktu mendaki pegunungan Shaoguan kalaupun tidak benar, kebohongan itu
?setidaknya imajinatif. Lalu yang lainnya 'dipindahkan' istilah halus untuk
?dipecat dengan tidak hormat. Yang terakhir, dan yang paling luar biasa, Wakil
Perdana Menteri RRC dibunuh di Kowloon sewaktu tak seorang pun di Peking tahu
keberadaannya di sana. Mengerikan, lima orang dibantai di Tsim Sha Tsui dengan
si pembunuh meninggalkan kartu nama. Nama Jason Bourne diukir dengan darah di
lantai. Ego peniru yang menuntut pengakuan atas pembunuhan yang dilakukannya."
McAllister mengerjapkan mata dengan cepat, matanya menyambar-nyambar ke segala
arah. 'Ini semua sulit kucema," katanya tanpa daya. Lalu, kembali menjadi
profesional, ia menatap Havilland luras-lurus. "Apa ada kaitannya?" tanyanya.
Diplomat itu mengangguk. "Laporan-laporan intelijen kita spesifik. Semua orang
ini menentang kebijakan Sheng beberapa secara terang-terangan, yang lain dengan
?hati-hati. Wakil Perdana Menteri, anggota revolusi yang sudah tua dan anggota
veteran Long March-nya Mao, sangat vokal. la tidak tahan menghadapi Sheng.
Sekalipun begitu, apa yang dilakukannya secara diam-diam di Kowloon bersama para
bahkir" Peking tidak bisa menjawab, jadi demi menyelamatkan muka, mereka tidak
mengakui pembunuhan itu. Dengan dikremasi, Wakil Perdana Menteri menjadi tidak
ada." "Dan 'kartu nama' pembunuhnya nama yang ditulis dengan darah merupakan kaitan? ?kedua dengan Sheng," kata McAllister, suaranya sedikit gemetar, dengan gugup
memijat-mijat dahinya. "Kenapa ia berbuat begitu" Meninggalkan nama, maksudku!"
"Ia kembali ke bisnis ini dan pembunuhan itu spektakuler. Nah, Anda sudah mulai
memahami?" "Aku tidak yakin aku mengerti maksud Anda."
"Bagi kami, Bourne baru ini adalah rate langsung ke Sheng Chou Yang. Ia
perangkap kami. Peniru yang berperan sebagai sang mitos, tapi kalau sang mitos
asli melacak dan menyingkirkan penirunya, ia bisa menghubungi Sheng. Sederhana
sekali sebenarnya. Jason Bourne yang kita ciptakan akan menggantikan pembunuh
baru yang menggunakan namanya mi. Begitu berada di tempatnya, Jason Bourne kita
akan mengirim alarm mendesak ada kejadian drastis yang mengancam seluruh
?strategi Sheng dan Sheng harus bereaksi. Ia tidak mungkin tidak bereaksi,
?karena keamanannya harus mutlak, tangannya harus bersih. Ia akan terpaksa
menampakkan diri, kalaupun hanya untuk membunuh orang sewaannya, untuk
menyingkirkan kaitan apa pun. Pada saat itu, kita tidak akan gagal."
"Terbentuklah lingkaran," kata McAllister, suaranya tak lebih keras daripada
bisikan, saat ia menatap diplomat itu. "Dan dari segala yang Anda katakan
padaku, Webb tidak akan mendekatinya, apalagi melibatkan diri."
"Kalau begitu, kita harus memberikan alasan yang sangat kuat baginya," kata
Havilland lembut. "Dalam profesiku sejujurnya, selalu dalam profesiku kami
? ?mencari pola, pola yang akan memicu seseorang." Sambil mengerutkan kening,
dengan pandangan kosong dan menerawang, duta besar yang telah uzur itu bersandar
kembali ke kursinya; jelas ia tidak tenang dengan keputusannya sendiri.
"Terkadang pola-pola itu merupakan pemahaman yang buruk menjijikkan,
?sebenarnya tapi orang harus mempertimbangkan kebaikan yang lebih besar,
?keuntungan yang lebih besar. Bagi semua orang."
"Itu tidak menyatakan apa pun padaku."
"David Webb menjadi Jason Bourne untuk satu alasan alasan yang
?sama dengan yang membawanya masuk ke Medusa. Istrinya dirampas darinya; anak-
anaknya dan ibu anak-anaknya dibunuh." "Oh, Tuhan...*"
"Sekarang saatnya aku harus pergi," kata Reilly, sambil beranjak dari kursinya.
3 MARIE! Oh, Tuhan, Marie, kejadian itu terulangi Pintu banjir terbuka dan aku
tidak bisa menanganinya. Sudah kucoba, sayangku, kucoba sekuat tenaga tapi aku
terempas aku hanyut dan tenggelam! Aku tahu apa yang akan kaukatakan kalau aku
?mengatakannya padamu; itu sebabnya aku tidak akan menceritakannya padamu
sekalipun aku tahu kau akan melihatnya di mataku, mendengarnya dalam
suaraku entqh bagaimana, hanya dirimu yang tahu caranya. Kau akan mengatakan
?seharusnya aku pulang kepadamu, berbicara denganmu, bersamamu, dan kita bisa
mengatasinya bersama-sama. Bersama-sama! Ya Tuhan! Sebanyak apa yang bisa
kauhadapi" Setidak adil apa yang bisa kulakukan, seberapa lama kita bisa
menjalani kehidupan seperti ini" Aku begitu mencintaimu, dengan begitu banyak
cara, hingga ada kalanya aku terpaksa melakukannya sendiri. Kalau saja aku bisa
membebaskdnmu sejenak dari bahaya, membiarkanmu tenang sejenak tanpa merasa
waswas sementara kau merawatku. Tapi, kau tahu, kekasihku, aku bisa
melakukannya! Aku melakukannya malam ini dan aku baik-baik saja. Aku sudah
tenang sekarang, aku baik-baik saja. Dan sekarang aku akan pulang padamu lebih
baik daripada sebelumnya. Harus, karena tanpa dirimu tidak ada lagi yang
tersisa. Dengan wajah basah kuyup oleh keringat, pakaian larinya menempel ke tubuhnya,
David Webb berlari terengah-engah menyeberangi rerumputan dingin padang yang
gelap, melewati bangku-bangku, dan mendaki jalan setapak semen ke arah gedung
olahraga universitas. Matahari musim gugur sudah menghilang di balik gedung-
gedung baru kampus, cahaya-riya menerangi langit senja saat mengambang di atas
hutan Maine di kejauhan. Hawa dingin musim gugur menusuk; la menggigil. Bukan
ini yang diinginkan para dokternya.
Sekalipun begitu, ia sudah mengikuti saran rhedis; sekarang adalah salah satu
dari hari-hari itu. Para dokter pemerintah sudah memberitahunya saat-saat itu
akan muncul dan saat-saat seperti itu pasti muncul sewaktu bayang-bayang atau? ?potongan-potongan kenangan yang tiba-tiba
dan mengganggu menerobos ke dalam benaknya. Cara terbaik untuk menanganinya
adalah dengan berolahraga keras. Tabel EKG-nya menunjukkan jantung yang sehat,
paru-parunya baik, sekalipun ia cukup bodoh untuk merokok, dan karena tubuhnya
mampu menerima hukuman, itulah cara terbaik untuk membebaskan pikirannya. Yang
diperlukannya pada saat-saat seperti itu adalah ketenangan.
"Apa salahnya sedikit minuman dan rokok?" katanya dulu pada para dokternya,
menyatakan seleranya yang sebenarnya. "Jantung berdetak lebih cepat, tubuh tidak
menderita, dan benak jelas lebih lega."
"Minuman dan rokok merupakan depresan," jawab satu-satunya orang yang mau ia
dengarkan nasihatnya. "Stimulan buatan yang hanya menimbulkan depresi lebih jauh
dan meningkatkan kegelisahan. Lari, atau renang, atau bercinta dengan istrimu-
?atau dengan siapa pun. Jahgan menjadi orang bodoh dan kembali kemari dalam
keadaan yang lebih parah... Lupakan dirimu, pikirkan aku. Aku bekerja terlalu
keras demi kau, orang yang tak tahu berterima kasih. Pergi dari sini, Webb.
Jalani hidupmu yang bisa kauingat dari hidupmu dan nikmatilah. Kau mendapatkan
? ?kehidupan yang lebih baik daripada kebanyakan orang, dan jangan pemah lupa. atau
akan kubatalkan pesta bulanan kita di bar pilihan, dan kau boleh pergi ke
neraka. Dan lepas dari fakta bahwa neraka tidak ada apa-apanya bagimu, aku
merindukan pesta itu... Pergilah, David. Sudah waktunya kau pergi."
Morris Panov satu-satunya orang selain Marie yang mampu menjangkau dirinya.
Dalam satu hal memang ironis, karena awalnya Mo tidak termasuk salah satu dokter
pemerintah; psikiater itu tidak mencari maupun ditawari izin keamanan untuk
mendengar rincian rahasia latar belakang David Webb, tempat kebohongan bernama
Jason Bourne dikuburkan. Namun Panov memaksa dirinya masuk, mengancam akan
mengungkap aib kalau ia tidak diberi izin keamanan dan diberi hak bicara pada
terapi selanjutnya. Alasannya sederhana, karena sewaktu David nyaris mati di
tangan orang-orang yang menerima informasi keliru dan yakin dirinya harus mati,
informasi yang keliru itu secara tak sadar diberikan Panov dan bagaimana proses
itu terjadi membuatnya marah. Dalam kepanikan ia didekati seseorang yang tidak
menyerah melihat kepanikan, dan mendapat pertanyaan-pertanyaan "hipotetis"
mengenai kemungkinan agen yang mungkin gila, yang menyamar dalam situasi yang
berpotensi menimbulkan bencana. Jawaban-jawabannya hati-hati dan samar ia tidak
?bisa dan tidak akan mendiagnosis pasien yang belum pemah ditemuinya tapi, ya,
?kemungkinan itu ada dan bukannya tidak pemah terjadi, tapi, tentu saja,
diagnosis itu tidak boleh dianggap serius tanpa pemeriksaan fisik I dan mental.
Kata kuncinya adalah tidak', ia seharusnya tidak mengatakan apa-apa! katanya
kemudian. Karena di telinga para amatir, kata-katanya itu telah memastikan
perintah eksekusi atas Webb hukuman
?mati bagi "Jason Bourne" tindakan yang dibatalkan hanya pada saat terakhir
?berkat David sendiri, sementara sepasukan algojo masih berada di posisi mereka
yang tersembunyi. Bukan saja Morris Panov bergabung dengan kelompok di Walter Reed Hospital dan
kemudian di kompleks medis Virginia, tapi boleh dibilang ia yang memimpin
acara- acara Webb. Haram jadah itu menderita amnesia, kalian orang-orang tolol
?terkutuk! Ia sudah berusaha memberitahu kalian selama berminggu-minggu dalam
bahasa Inggris yang sangat mudah dipahami kurasa terlalu mudah bagi mentalitas
? kalian yang sudah terpolusi.
Mereka telah bekerja sama selama berbulan-bulan, sebagai pasien dan dokter dan ?akhirnya sebagai teman. Fakta bahwa Marie memuja Mo juga tidak ada ruginya demi
?Tuhan, Marie membutuhkan sekutu! Beban David merupakan beban sangat be rat yang
hams dipikul istrinya, sejak hari-hari pertama di Swiss sewaktu Marie mulai
memahami' penderitaan orang yang tadinya menyandera dirinya itu, hingga saat ia
menyatakan komitmen finalnya untuk membantu Webb melawan keinginan David
? ?tanpa pemah sekali pun mempercayai apa yang dipercayai Webb sendiri. Berulang-
ulang Marie memberitahu Webb bahwa Webb bukan pembunuh seperti dugaannya, bukan
pembunuh bayaran seperti cap yang diberikan orang padanya. Kepercayaan Marie
menjadi sauh dalam laut pribadi Webb yang mengamuk, cinta Marie menjadi inti
munculnya kewarasannya. Tanpa Marie, Webb hanya mayat terbuang yang tak memiliki
cinta, dan tanpa Mo Panov, ia tak lebih dari tanaman. Tapi karena kedua-orang
itu mendukungnya, Webb berhasil " menyibak awan tebal yang bergulung-gulung dan
kembali menemukan cahaya matahari.
Itu sebabnya ia memilih berlari selama satu jam di jalur lari yang sepi dan
dingin, bukannya pulang sesudah menjalani seminar sore. Seminar mingguannya
sering berjalan melampaui batas waktu. Jadi Marie tidak pemah merencanakan makan
malam, tahu bahwa mereka akan makan di luar, dengan kedua pengawal mereka yang
tidak mengganggu berada di dalam kegelapan, di suatu tempat di belakang
mereka seperti salah satu yang menyeberangi padang di belakangnya sekarang,
?hampir tak terlihat, dan yang satunya tak diragukan lagi berada di dalam gedung
olahraga. Sinting! Atau tidak"
Yang mendorongnya melakukan "olahraga keras" seperti istilah Panov itu adalah
bayangan yang muncul tiba-tiba dalam benaknya sewaktu ia menilai karya tulis
para mahasiswanya beberapa jam yang lalu di ruangannya. Bayangan seraut
wajah wajah yang dikenalnya, diingatnya, dan sangat dicintainya. Wajah bocah
?yang semakin lama semakin dewasa dalam layar mentalnya, lalu muncul dengan
ukuran penuh, mengenakan seragam, buram, tidak sempuma, tapi merupakan bagian
dirinya Saat air mata bisu bergulir menuruni pipinya ia tahu itu adalah wajah
kakaknya yang mati seperti kata mereka. tawanan perang yang diselamatkannya dari hutan-
hutan Tarn Quan bertahun-tahun yang lalu di antara ledakan-ledakan dan
pengkhianat bernama Jason Bourne yang telah dieksekusinya. Ia tidak mampu
mengatasi sepotong bayangan yang brutal itu; ia hampir-hampir tak berhasil
menyudahi seminarnya yang dipersingkat, mengajukan alasan pusing hebat Ia harus
meredakan tekanan, menerima atau menolak terungkapnya kenangan itu dengan
bantuan logika, yang menyuruhnya pergi ke gedung olahraga dan berlari menentang
angin, angin kuat apa pun. Ia tidak bisa membebani Marie setiap kali kejadian
seperti ini berlangsung; ia terlalu mencintai Marie. Kalau bisa, ia harus
mengatasinya sendiri. Itu kontraknya dengan dirinya sendiri.
Ia membuka pintu gedung olahraga yang berat, sekilas bertanya-tanya kenapa pintu
masuk gedung olahraga selalu berat seperti gerbang jeruji puri kuno. Ia masuk
dan berjalan menyeberangi lantai batu, melewati ambang pintu melengkung dan
menyusuri lorong berdinding putih hingga tiba di pintu ruang loker fakultas. Ia
bersyukur karena ruangan itu kosong; ia sedang tidak ingin berbasa-basi, dan
kalau terpaksa melakukannya, tidak ragu lagi ia akan tampak cemberut, kalau
bukan aneh. Ia juga tidak ingin menghadapi tatapan yang mungkin dipicu'
sikapnya. Ia sudah terlalu tegang; ia harus menarik diri secara bertahap,
The Bourne Supremacy Karya Robert Ludlum di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
perlahan-lahan, mula-mula sendiri, lalu bersama Marie. Astaga, kapan semua ini
akan berhenti" Berapa banyak lagi yang bisa dimintanya dari Marie" Tapi kalau
dipikir-pikir lagi, ia tidak pernah.memintanya Marie member! tanpa dirninta.
?Webb tiba di deretan loker. Lokemya sendiri berada di dekat ujung. Ia sedang
berjalan di sela-sela bangku kayu panjang dan lemari-lemari logam yang saling
terhubung sewaktu matanya tiba-tiba terpaku pada benda di depannya. Ia bergegas
maju; sehelai kertas pesan terlipat ditempelkan di lokemya. Ia menyambarnya "
dan membukanya: Istrimu menelepon. Ia ingin kau meneleponnya secepat mungkin.
Katanya mendesak. Ralph. Penjaga gimnasium itu seharusnya cukup pintar untuk keluar dan berteriak
memariggilku! pikir David marah sambil memutar nomor kombinasi dan membuka
lokemya. Sesudah mengaduk-aduk saku celana panjangnya mencari uang receh, ia
berlari ke telepon umum di dinding; ia memasukkan koin, terganggu karena
tangannya gemetar. Lalu ia tahu alasannya. Marie tidak pemah menggunakan kata
"mendesak". Marie menghindari kata-kata seperti itu.
"Halo?" "Ada apa?" "Sudah kuduga kau ada di sana, olahraga," kata istrinya. "Obat serbaguna Mo,
obat yang dijaminnya akan menyembuhkanmu, atau malah membuatmu kena serangan
jantung." "Ada apa?" "David, pulanglah. Ada orang yang harus kautemui di sini. Cepatlah, Sayang."
Undersecretary Edward McAllister melakukan perkenalannya sesedikit mungkin, tapi
memasukkan beberapa fakta tertentu agar Webb tahu ia bukan berasal dari jajaran
bawah di Kementerian. Di sisi lain, ia tidak . melebih-lebihkan posisi
pentingnya; ia birokrat yang kokoh, yakin keahlian apa pun yang dimilikinya
mampu mengatasi perubahan dalam pemerintahan.
"Kalau Anda mau, Mr. Webb, urusan kita bisa menunggu sampai Anda berganti
pakaian yang lebih nyaman."
David masih mengenakan celana pendek dan T-shirt bemoda keringat, setelah
menyambar pakaiannya dari loker dan berlari ke mobilnya dari gedung olahraga.
"Kurasa tidak," katanya. "Kurasa urusan Anda tidak bisa menunggu tidak di ?tempat asal Anda, Mr. McAllister."
"Duduklah, David." Marie St. Jacques Webb berjalan ke ruang duduk, membawa dua
helai handuk. "Anda juga, Mr. McAllister." Ia memberikan sehelai handuk pada
Webb sementara kedua pria itu duduk berhadapari di depan perapian yang tidak
menyala. Marie berdiri di belakang suaminya dan mulai mengeringkan leher dan
bahunya dengan handuk kedua, cahaya dari lampu meja mempertegas warna merah
rambutnya, wajahnya yang manis tersernbunyi dalam keremangan, matanya terarah
kepada orang Kementerian Luar Negeri tersebut. "Silakan, mulai lah," lanjutnya.
"Seperti yang telah kita setujui, aku mendapat izin dari pemerintah untuk
mendengar segala hal yang mungkin akan Anda katakan."
"Apa ada yang meragukanT" tanya David sambil melirik ke atas kepada istrinya,
lalu memandang tamunya, tanpa berusaha menyembunyikan sikap bermusuhan.
"Sama sekali tidak," jawab McAllister, tersenyum lemah namun talus. "Siapa pun
yang pemah membaca mengenai kontribusi istri Anda tak akan berani mengabaikan
dirinya. Sementara yang lain gagal, ia berhasil."
"Itu sudah cukup," Webb menyetujui. 'Tanpa harus mengatakan apa-apa, tentu
saja." "Hei, ayolah,. David, santai sedikit:"
"Maaf. Ia benar." Webb mencoba tersenyum; tidak berhasil. "Aku terburu-buru
menilai, dan seharusnya aku tidak begitu, bukan?"
"Menurutku, Anda berhak," kata sang menteri. "Aku tahu aku juga akan begitu,
kalau jadi Anda. Terlepas dari fakta bahwa latar belakang kita sangat mirip aku
?ditugaskan di Timur Jauh selama beberapa tahun tidak ada yang akan
?mempertimbangkanku untuk penugasan yang Anda jalani. Pengalaman Anda sangat jauh
melampauiku." Melampauiku juga. Jelas sekali." **7^< "Menurutku tidak begitu. Kegagalan itu ?bukan tanggung jawab Anda, Tuhan tahu."
"Sekarang Anda bersikap ramah. Jangan tersinggung, tapi terlalu ram ah dari
?posisi Anda membuatku gugup."
?"Kalau begitu sebaiknya kita bicarakan saja masalahnya, oke?" "Silakan."
"Dan kuharap Anda belum menilaiku terlalu keras. Aku bukan musuh Anda, Mr. Webb.
Aku ingin menjadi teman Anda. Aku bisa menekan tombol-tombol yang akan membantu
Anda, melindungi Anda."
"Dari apa?" "Dari sesuatu yang tak pemah diduga siapa pun." "Mari kita dengar."
"Tiga puluh menit dari sekarang pengamanan Anda akan dilipat-gandakan," kata
McAllister, pandangannya tertuju ke mata David. "Itu keputusanku, dan menjadi
empat kali lipat kalau menurutku perlu. Setiap kedatangan di kampus ini akan
diteliti, area ini akan diperiksa setiap jam. Para penjaga yang bergantian tugas
tidak akan lagi tersamar, hanya mengawasi dari jauh, mereka sekarang akan
kelihatan. Sangat mencolok, dan, kuharap, mengancam."
"Astaga!" Webb melompat bangkit dari kursi. "Carlos?"
"Menurut kami bukan," kata orang dari Kementerian Luar Negeri itu sambil
menggeleng. "Kita tidak bisa mengesampingkan Carlos, tapi dugaan itu terlalu
jauh, kemungkinannya terlalu kecil."
"Oh?" David mengangguk. 'Tasti begitu. Kalau Jackal pelakunya, anak buah kalian
akan membanjiri tempat ini dan tidak terlihat. Kalian akan membiarkan dia
memburuku, lalu menangkapnya, dan kalau aku terbunuh, itu harga yang bisa
diterima." "Bagiku tidak. Anda tidak perlu mempercayai kata-kataku, tapi aku serius."
"Terima kasih. Tapi apa yang kita bicarakan ini?" "Arsip Anda telah
ditembus maksudku, arsip Treadstone telah disusupi."
?"Disusupi" Diungkap tanpa izin?"
"Mula-mula tidak. Tadinya ada pengesahan, karena ada krisis dan dalam hal itu
?kami tidak punya pilihan. Lalu segalanya lepas kendali dan sekarang kami
khawatir. Atas diri Anda."'
"Tolong mundur lagi; Siapa yang mendapat arsip itu?"
"Seseorang di dalam, dengan posisi tinggi. Kredibilitas terbaik, tak seorang pun
bisa meragukannya." "Siapa orang itu?"
"Anggota Mi-Six Inggris yang beroperasi di Hong Kong, orang andalan CIA selama
bertahun-tahun. Ia terbang ke Washington, langsung
menemui penghubung utamanya di Agency, minta diberi segala informasi tentang
Jason Bourne. Ia mengklaim ada krisis di wilayahnya yang merupakan akibat
langsung dari proyek Treadstone itu. Ia juga menyatakan ada informasi peka yang
akan dipertukarkan antara intelijen Inggris dan Amerika term dipertukarkan dan
? ?menurutnya lebih baik permintaannya dipenuhL"
"Ia hams punya alasan yang sangat bagus."
"Memang." McAllister diam sejenak dengan gugup, mengerjap-ngerjapkan mata dan
menggosok-gosok kening dengan jari.
"Well?" "Jason Bourne telah kembali," kata McAllister dengan suara pelan. "Ia sudah
membunuh lagi. Di Kowloon."
Marie terkesiap; ia mencengkeram bahu kanan suaminya, matanya yang besar dan
cokelat memancarkan kemarahan, ketakutan. Ia menatap diam orang dari Kementerian
Luar Negeri itu. Webb tidak bergerak. Sebaliknya, ia mengamati McAllister dengan
penuh selidik, seperti orang yang mengamati ular kobra.
"Apa maksud Anda?" bisik David, lalu meninggikan suara. "Jason Bourne Jason ?Bourne yang itu tidak lagi ada. Ia tidak pernah ada!"
?"Anda tahu itu dan kami tahu, tapi di Asia legendanya masih hidup. Anda yang
menciptakannya, Mr. Webb dengan cemerlang, menurut penilaianku."
?"Aku tidak tertarik dengan penilaian Anda, Mr. McAllister," kata David sambil
menyingkirkan tangan istrinya dan bangkit dari kursi. "Apa yang sedang
dikerjakan agen Mi-Six ini" Berapa usianya" Bagaimana faktor stabilitasnya,
catatan prestasinya" Anda pasti melacaknya
terus-menerus." 'Tentu saja kami melacaknya dan tidak ada yang tak biasa. London mengkonfirmasi
catatan prestasinya yang menonjol, statusnya saat ini, juga informasi yang
dibawanya pada kami. Sebagai kepala pos MI6, ia dipanggil kepolisian Kowloon-
Hong Kong karena sifat peristiwa yang berpotensi meledak. Kementerian Luar
Negeri Inggris sendiri mendukungnya."
"Keliru!" teriak Webb sambil menggeleng, lalu merendahkan suaranya. "Ia sudah
berkhianat, Mr. McAllister! Ada yang menawarkan sejumlah uang padanya untuk
mendapatkan arsip itu. Ia menggunakan satu-satunya kebohongan yang pasti
berhasil dan kalian semua menelannya!"
"Aku khawatir itu bukan kebohongan sejauh yang diketahuinya. Ia mempercayai
?bukti itu, dan London juga mempercayainya. Seorang Jason Bourne telah kembali ke
Asia." "Dan bagaimana kalau kukatakan ini bukan pertama kalinya pusat kendali diumpani
kebohongan sehingga orang yang kelebihan beban
43 kerja. raenanggung risiko terlalu besar, dengan gaji terlalu rendah bisa
membelot! Selama bertahun-tahun, dengan bahaya yang harus dihadapi, dan tidak
ada hasilnya. Ia memutuskan untuk meraih satu kesempatan yang bisa memberinya
penghasilan sepanjang sisa hidupnya. Dalam hal ini, arsip itu!"
"Kalau itu yang terjadi, berarti tak ada gunanya bagi orang itu. Ia sudah
tewas." "Ia apa...?"
"Ia tewas ditembak dua malam yang lalu di Kowloon, di ruang kerjanya, satu jam
sesudah ia mendarat kembali di Hong Kong."
Terkutuk, bukan itu yang terjadil" jerit David, kebingungan. "Orang yang
membelot menyiapkan rencana cadangan. Ia membangun kasus yang memberatkannya
sebelum bertindak, memberitahu si pendukung kasus itu akan diterima orang-orang
yang tepat kalau ada kejadian buruk menimpa dirinya. Itu asuransinya, satu-
satunya asuransinya."
"Ia bersih," orang Kementerian Luar Negeri itu berkeras.
"Atau bodoh," kata Webb.
'Tidak ada yang menganggap begitu."
"Apa anggapan mereka?"
"Bahwa ia sedang memburu suatu perkembangan luar biasa, perkembangan yang bisa
meletus menjadi kekerasan dan meluas di kalangan bawah tanah Hong Kong dan
Macao. Kejahatan terbrganisir tiba-tiba saja menjadi tak terorganisir, tidak
seperti perang tong pada tahun dua puluhan dan tiga puluhan. Pembunuhan
meningkat. Geng-geng yang bermusuhan memicu kerusuhan; pelabuhan menjadi medan
perang; gudang-gudang, bahkan kapal-kapal kargo diledakkan untuk membalas
dendam, atau untuk menghabisi pesaing. Terkadang yang dibutuhkan hanya beberapa
kelompok yang berperang dan seorang Jason Bourne di latar belakang."?Tapi karena Jason Bourne tidak ada, itu menjadi tugas polisil Bukan MM"
"Mr. McAllister baru saja mengatakan orang itu dipanggil oleh kepolisian Hong
Kong," sela Marie, menatap McAllister dengan tajam. "Jelas sekali Mi-Six setuju
dengan keputusan itu. Kenapa begitu?"
"Itu arena yang salah!" David berkeras, napasnya pendek-pendek.
"Jason Bourne bukan ciptaan pihak kepolisian," kata Marie sambil melangkah ke
sisi suaminya. "Ia diciptakan intelijen AS melalui Kementerian Luar Negeri. Tapi
kuduga Mi-Six melibatkan diri untuk alasan yang lebih mendesak ketimbang sekadar
menemukan pembunuh yang berpura-pura menjadi Jason Bourne. Apakah aku benar, Mr.
McAllister?" "Anda benar, Mrs. Webb. Jauh lebih mendesak. Dalam diskusi-diskusi kami selama
dua hari terakhir, beberapa anggota seksi kami merasa Anda akan memahami' lebih
jelas daripada kami. Katakan saja itu
masalah perekonomian yang bisa memicu kekacauan politik serius, bukan saja di
Hong Kong tapi di seluruh dunia. Anda ekonom yang dipandang tinggi oleh
pemerintah Kanada. Anda memberikan nasihat pada para duta
besar dan delegasi Kanada di seluruh dunia."
"Bisakah kalian menjelaskannya pada orang yang sedang bersusah payah memahami?"
"Sekarang bukan waktu yang tepat untuk membiarkan terjadinya kekacauan di pasar
Hong Kong, Mr. Webb mungkin terutama pasar ilegalnya. Kekacauan yang disertai
?kekerasan menimbulkan kesan ketidakstabilan pemerintah, kalau bukan
ketidakstabilan yang lebih jauh lagi. Sekarang bukan waktu yang tepat untuk
memberikan amunisi tambahan pada kaum ekspansionis di Cina Merah lebih daripada
yang sudah mereka miliki."
'Tolong diulangi?" "Perjanjian tahun 1997," jawab -Marie dengan suara pelan. "Sewanya akan berakhir
kurang dari satu dekade lagi, yang menjadi alasan Perjanjian baru sedang
dinegosiasikan dengan Peking. Sekalipun begitu, semua orang gugup, segalanya
tidak pasti, dan. tidak ada yang lebih berkuasa. Kestabilan yang tenang sangat
diperlukan." David memandang istrinya, lalu kembali memandang McAllister. Ia mengangguk. "Aku
mengerti. Aku membaca koran dan majalah... tapi aku tidak banyak tahu tentang
masalah itu." "Minat suamiku tertuju pada bidang lain," Marie menjelaskan pada McAllister.
"Studi tentang manusia dan peradabannya."
"Baiklah," Webb menyetujui. "Lalu?"
"Aku tertarik pada uang dan pertukaran uang yang terus-menerus ekspansi, ?pasar, dan fluktuasinya stabilitas, atau tidak adanya stabilitas. Dan kalau
?Hong Kong tidak memiliki arti lain, tempat itu berarti uang. Itulah satu-satunya
komoditas Hong Kong; hanya sedikit alasan untuk keberadaannya. Industri akan
mati tanpa uang; tanpa penyesuaian, pompa-nya hanya akan-mengeluarkan udara."
"Dan kalau tidak ada stabilitas, yang ada hanya kekacauan," tambah McAllister.
"Itu alasan bagi para panglima perang tua di Cina. Republik Rakyat Cina akan
berderap masuk untuk mengatasi kekacauan, menekan mereka yang memicu keributan,
dan tak akan ada lagi yang tersisa kecuali raksasa kikuk yang runtuh bersama
seluruh koloni, term as uk Wilayah Bam. Mereka yang lebih berkepala dingin di
Beijing tidak diacuhkan demi elemen-elemen lebih agresif yang ingin
menyelamatkan muka melalui pengendalian militer. Bank-bank akan runtuh,
perdagangan di Timur Jauh akan stagnan. Kacau."
"RRC akan berbuat begitu?"
"Hong Kong, Kowloon, Macao dan semua wilayahnya merupakan bagian dari 'negara
besar di bawah langit' bahkan Perjanjiaa Cin*
?45 memperjelas hal itu. Semua adalah satu entitas, dan Oriental tidak akan
menolerir anak yang tidak patuh, Anda tahu itu."
"Anda bermaksud memberitahuku bahwa satu orang yang berpura-pura menjadi Jason
Bourne bisa melakukannya menimbulkan krisis seperti ini" Aku tidak percaya!"
?"Itu skenario yang ekstrem, tapi, ya, kejadian seperti itu bisa menjadi
kenyataan. Anda mengerti, mitos itu hidup bersamanya, itulah faktor hipnotisnya.
Pembunuhan berganda dibebankan pada dirinya, hanya untuk menjauhkan pembunuh-
pembunuh yang sebenarnya para sekongkol sayap kanan dan kiri yang fanatik
?menggunakan citra mematikan Bourne untuk keuntungan mereka sendiri. Kalau Anda
pikir lagi, begitulah cara mitos itu diciptakan, bukan" Setiap kali ada orang
penting di Cina Selatan yang tewas dibunuh, Anda, sebagai Jason Bourne,
memastikan pembunuhan itu atas nama Anda. Pada akhir masa dua tahun itu Anda
sudah terkenal, sekalipun faktanya Anda hanya membunuh satu orang, informan
mabuk di Macao yang mencoba mencekik Anda." "Aku tidak ingat," kata David.
Orang dari Kementerian Luar Negeri mengangguk bersimpati. "Ya, aku sudah diberi
tahu. Tapi tidakkah Anda mengerti" Kalau yang dibunuh dianggap tokoh-tokoh
politik berkuasa katakan saja gubemur koloni, atau negosiator RRC, atau yang
?setingkat itu, seluruh koloni akan membara." McAllister diam sejenak, menggeleng
kelelahan. "Tapi, ini kepentingan kami, bukan kepentingan Anda, dan aku bisa
memberitahu Anda bahwa kami sudah menugaskan orang-orang terbaik di kalangan
intelijen untuk menanganinya. Kepentingan Anda adalah drri Anda sendiri, Mr.
Webb. Dan sekarang ini, sebagai masalah hati nurani, itu menjadi masalahku. Anda
harus dilindungi." "Arsip itu," ujar Marie dingin, "seharusnya tidak pemah diberikan kepada siapa
pun." "Kami tidak punya pilihan. Kami bekerja sama erat dengan Inggris; kami harus
membuktikan Treadstone sudah berakhir, tamat. Bahwa suami Anda ribuan mil
jauhnya dari Hong Kong."
"Kalian memberitahu mereka di mana ia berada?" teriak istri Webb. "Berani-
beraninya kalian!" "Kami tidak punya pilihan," kata McAllister sekali lagi, dan sekali lagi
menggosok keningnya. "Kami harus bekerja sama sewaktu krisis ertentu muncul.
?Anda pasti bisa memahaminya."
"Yang tidak bisa kumengerti adalah kenapa pernah ada arsip mengenai amiku!" kata
Marie, murka. "Penyamarannya dalam, sangat dalaml" "Dana Kongres untuk operasi
intelijen menuntut arsip seperti itu. Itu dah hukumnya."
"Singkirkan!" kata David dengan marah. "Karena Anda begitu
mengenalku, Anda tahu dari mana asalku. Katakan, di mana semua
catatan tentang Medusa?"
. "Aku tidak bisa menjawabnya," jawab McAllister. "Anda bam saja menjawab," kata
Webb. "Dr. Panov memohon pada kalian untuk menghancurkan semua catatan Treadstone,"
Marie bersikeras. "Atau sedikitnya menggunakan nama-nama palsu, tapi kalian
bahkan tidak bersedia melakukannya. Orang-orang macam apa kalian ini?"
The Bourne Supremacy Karya Robert Ludlum di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Aku pasti akan menyetujui keduanyal" kata McAllister tiba-tiba dengan nada
keras dan mengejutkan. "Maafkan aku, Mrs. Webb, Maafkan aku. Ini semua terjadi
sebelum masaku... Seperti Anda, aku juga tersinggung. Anda mungkin benar, mungkin
seharusnya tidak pemah ada arsip. Ada cara-cara "?"Omong kosong," sela David, suaranya terdengar hampa. "Itu bagian dari strategi
lain, jebakan lain. Kalian menginginkan Carlos, dan kalian tidak peduii cara
mendapatkannya." "Aku peduii, Mr. Webb, dan Anda juga tidak perlu mempercayainya. Apa artinya
Jackal bagiku atau bagi Seksi Timur Jauh" Ia masalah Eropa."
?"Anda bermaksud mengatakan aku menghabiskan waktu tiga tahun memburu seseorang
yang tidak berarti apa-apa?"
"Tidak, tentu saja bukan begitu. Waktu berubah, perspektif berubah.
Terkadang semua begitu sia-sia." "Demi Tuhan!"
'Tenang, David," kata Marie, perhatiannya sejenak terpaku pada orang dari
Kementerian Luar Negeri itu, yang duduk dengan wajah pucat, kedua tangannya
mencengkeram lengan kursi. "Sebaiknya kita semua tenang." Lalu ia memaksa
suaminya membalas tatapannya. "Ada yang terjadi sore ini, bukan?"
"Akan kuceritakan nanti."
"Tentu saja." Marie memandang McAllister sementara David kembali ke kursinya,
wajahnya tampak berkerut dan kelelahan, tampak lebih tua dibandingkan beberapa
menit yang lalu. "Segala sesuatu yang Anda katakan pada kami ada tujuannya,
bukan?" kata Marie pada orang dari Kementerian Luar Negeri itu. "Ada sesuatu
yang Anda ingin kami ketahui, bukan?"
"Ya, dan itu tidak mudah bagiku. Tolong camkan bahwa baru-baru ini aku mendapat
penugasan, dengan izin penuh, untuk menangani dokumen rahasia Mr. Webb."
'Termasuk istri dan anak-anaknya di Kamboja?"
"Ya." "Kalau begitu, tolong katakan apa yang harus Anda katakan." McAllister sekali
lagi meluruskan jemarinya yang kurus. dan deng
gugup memijat-mijat keningnya. "Dari yang kami pelajari yang dikonfirrnasi
?London lima jam yang lalu ada kemungkinan suami Anda menjadi sasaran. Ada yang
?menginginkan ia dibunuh." '
'Tapi bukan Carlos, bukan Jackal," kata Webb, mencondongkan tubuh ke depan.
"Bukan. Sedikitnya kami tidak melihat kaitannya."
"Apa yang Anda lihat?" tanya Marie sambil duduk di lengan kursi David. "Apa yang
Anda pelajari?" "Petugas Mi-Six di Kowloon itu memiliki banyak' dokumen peka di ruangannya. yang
akan dihargai sangat mahal di Hong Kong. Tapi hanya arsip Treadstone arsip ?mengenai Jason Bourne yang diambil. Itu konfirmasi yang diberikan London pada
?kami. Seakan-akan ada isyarat yang dikirimkan: Ia orang yang kami inginkan,
hanya Jason Bourne."
Tapi kenapa?" jerit Marie, tangannya mencengkeram pergelangan David.
"Karena ada yang dibunuh," jawab Webb dengan suara pelan. "Dan ada orang lain
yang ingin membalas dendam."
Srigala Perak 1 Pedang Bayangan Dan Panji Sakti Huan Jian Ling Qi Seri Thiansan Karya Liang Ie Shen Pedang Naga Kemala 3
This document was generated by Trial version of ABC Amber Text Converter program
ROBERT LUDLUM THE BOURNE SUPREMACY Sanksi Pelanggaran Pasal 44: Undang-undang Noraor 7 Tahun 1987 Ten tang
Pcrubahan atas Undang-undang Nomor 6 Tahun 1982 Tentang Hak Cipta
1. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau memperbanyak suatu
ciptaan atau memberi izin untuk itu, dipidana dengan pidana penjara paling lama
7 (tujuti) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 100.000.000,- (seratus juta
rupiah) 2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan. mengedarkan, atau menjual
kepada umum suatu ciptaan atau barang basil pelanggaran Hak Cipta sebagaimana
dimaksud dalam ayat IX dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun
dan/atau denda paling banyak Rp 50.000.000, (lima puluh juta rupiah).?ROBERT LUDLUM
SUPREMASI BOURNE GM Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta, 2005
THE BOURNE SUPREMACY by Robert Ludlum Copyright O 1986 by Robert Ludlum Published in agreement with
the author, c/o BAROR INTERNATIONAL, INC.. Armonk, New York, USA All rights
reserved Untuk Shannon Paige Ludlum
SUPREMASI BOURNE Alih bahasa: B Sandra Tantfwidjaja GM 402 04.026 Sampul
dikcrjakan olch Marcel A.W. Hak Cipta terjemahan Indonesia
Selamat datang, sayangku Selamat menikmati kehidupan
PT Gramcdia Pustaka Utama Jl. Palmerah Barat 33-37, Jakarta 10270 Ditcrbitkan
pertama kali olch Pencrbit PT Gramcdia Pustaka Utama, anggota IK API. Jakarta,
September 2004 Cctakan kedua: April 2005
Pcrpustakaan Nasional: Ratalog Daiam Terbitan (KDT)
LUDLUM, Robert Supremasi Bourne/ Robert Ludlum; alih bahasa, B. Scndra Tanuwrdjaja Jakarta:
?Gramcdia Pustaka Utama, 2004
608 him; 23 cm Judul Asfic The Bourne Supremacy ISBN 97) - 22 0996 - 4
t. Judul H Tanuwidjaja, B. Scndra?1
KOWLOON. Perpanjangan terakhir daratan Cina yang penuh sesak, yang sama sekali
bukan bagian dari kawasan utara kecuali dalam roh tapi roh yang berakar dalam
?hingga ke gua-gua terdalam jiwa manusia tanpa memedulikan batas-batas politik
yang kasar dan tidak relevan. Tanah dan airnya merupakan satu kesatuan, dan
kehendak rohlah yang menentukan bagaimana manusia memanfaatkan tanah dan
air sekali lagi tanpa memedulikan abstraksi-abstraksi seperti kebebasan atau
?kurungan yang bisa dibobol. Yang menjadi keprihatinan hanyalah perut kosong,
termasuk perut wanita dan perut anak-anak. Bertahan hidup. Tidak ada yang lain
lagi. Sisanya hanyalah kotoran yang harus ditebarkan di tanah yang tidak subur.
J&l Saat itu senja hari, dan di Kowloon maupun di seluruh Pelabuhan Victoria di
pulau Hong Kong, selimut yang tidak terlihat perlahan-lahan meliputi kekacauan
siang hari di wilayah itu. Jeritan Aiya! para pedagang jalanan diredakan oleh
keremangan, dan negosiasi-negosiasi tenang di daerah yang lebih tinggi, di dalam
struktur kaca dan baja yang agung dan menandai garis langit koloni itu, diakhiri
dengan anggukan dan kedikan bahu dan senyum singkat tanda persetujuan tak
bersuara. Malam telah tiba, dinyatakan matahari jingga menyilaukan yang
menerobos dinding awan tebal yang tidak rata dan terpecah-pecah di langit
barat berkas-berkas tajam energi tanpa kompromi akan segera terbenam di balik
?horizon, tidak bersedia membiarkan bagian dunia ini melupakan cahayanya.
Tidak lama lagi kegelapan akan menyebar di langit, tapi tidak di bawahnya. Di
bawah, cahaya ciptaan manusia akan menerangi bumi dengan benderang di bagian
?bumi ini, tempat tanah dan air merupakan jalur gelisah bagi akses dan konflik.
Dan dengan datangnya karnaval malam yang meriah dan tanpa akhir, permainan-
permainan lain akan dimulai, permainan-permainan yang seharusnya ditmggajkan
umat manusia seiring cahaya pertama Penciptaan. Tapi pada waktu itu belura ada
7 kehidupan manusia -jadi siapa yang mencatatnya" Siapa yang tahu" Siapa yang
?peduli" Maut bukanlah komoditas.
Sebuah perahu motor kecil, mesinnya yang kuat tersembunyi oleh eksteriornya yang
kusam, melesat melintasi Selat Lamma, menyusuri garis pantai menuju pelabuhan.
Bagi pengamat biasa, perahu itu hanyalah salah satu xiao wanju, warisan untuk
putra pertama nelayan miskin yang pernah mendapat sedikit kekayaan permainan
?mahyong semalaman, ganja dari Segitiga. penyelundupan perhiasan dari
Macao siapa yang peduii" Dengan baling-baling cepat putranya bisa menebarkan
?jaring atau mengirim barang lebih efisien daripada menggunakan kapal layar junk
atau sampan mesin yang malas. Bahkan penjaga perbatasan Cina dan patroli laut di
lepas pantai Shenzen Wan tidak menembaki pelanggar seremeh itu; mereka tidak
penting, dan siapa yang tahu keluarga-keluarga mana di luar Wilayah Baru di
Daratan yang mungkin diuntungkan" Bisa jadi keluarga mereka sendiri. Daun-daun
manis dari perbukitan masih mampu mengisi perut bahkan mungkin mengisi perut
?mereka sendiri. Siapa yang peduii" Biarkan mereka datang. Biarkan mereka pergi.
Perahu kecil dengan kanvas Bimini yang menyelimuti kedua sisi kokpit depan itu
mengurangi kecepatan dan dengan hati-hati meliuk-liuk menerobos kapal-kapal
Jtthk dan sampan-sampan dalam perjalanan kembali ke tempat tambatan mereka yang
penuh sesak di Aberdeen. Satu demi satu orang-orang kapal meneriakkan makian
pada periyusup itu, marah karena mesin dan gelombang yang ditimbulkannya. Lalu
anehnya mereka langsung membisu saat penyusup kasar itu melintas; sesuatu di
bawah naungan kanvas menenangkan semburan kemarahan mereka.
Perahu itu melesat memasuki lorong pelabuhan, jalur air gelap yang kini diapit
lampu-lampu terang pulau Hong Kong di sebelah kanan dan Kowloon di sebelah krri.
Tiga menit kemudian motor luarnya mereda hingga kekuatan minimal sementara
lunasnya perlahan-lahan mendului dua barkas kotor yang ditambatkan di gudang,
lalu menyelinap memasuki ruang kosong di sisi barat Tsim Sha Tsui, pelabuhan
Kowloon yang penuh sesak dan sangat memahami nilai dolar. Gerombolan pedagang
yang riuh rendah, menyiapkan jebakan wisatawan malam di dermaga, tidak
memperhatikan; perahu itu hanya jigi yang baru pulang dari menangkap ikan. Siapa
yang peduii" Lalu, seperti orang-orang kapal di selat tadi, kios-kios di pelabuhan yang
paling dekat dengan penyusup tak berarti itu mulai tenang. Suara-suara penuh
semangat terdiam di antara teriakan perintah dan perintah balasan, ketika mata
mereka tertarik pada sosok yang sedang menaiki tangga hitam berfumuran minyak
menuju dermaga. Pria itu orang suci. Sosoknya yang berkerudung terbungkus jubah putih panjang
yang mempertegas tubuhnya yang ramping dan jangkung sangat jangkung bagi orang?Zhongguo ren, mungkin hampir 180
sentimeter. Tapi wajahnya hampir tak terlihat, karena pakaiannya kebesaran dan
angin selalu menempelkan kain putih itu ke wajahnya yang gelap, hanya
memperlihatkan putih matanya mata yang fanatik dan bertekad
?bulat. Ini bukan pendeta biasa, semua orang bisa melihatnya. Ia heshang, orang
pilihan yang diseleksi para tenia yang sangat bijak dan mampu memahami
pengetahuan spiritual biarawan muda yang ditakdirkan untuk hal-hal yang lebih
tinggi. Dan tak ada ruginya kalau pendeta semacam itu jangkung dan ramping dan
pandangannya berapi-api. Orang-orang suci seperti itu menarik perhatian kepada
diri mereka sendiri, kepada kepribadian mereka mata mereka diikuti sumbangan
? ?yang dermawan, yang ditimbulkan rasa takut atau kekaguman; sebagian besar karena
rasa takut. Mungkin heshang ini berasal dari salah satu sekte mistis yang
berkeliaran di perbukitan dan hutan-huan Guangze, atau dari persaudaraan
religius di pegunungan Qing Gaoyuan yang terpencil kata orang, keturunan dari
?kelompok di Himalaya yang jauh mereka selalu mencolok dan biasanya ditakuti,
?karena hanya sedikit yang memahami ajaran mereka yang tertutup. Ajaran yang
dilandasi kelembutan, tapi dengan sentuhan halus penderitaan tak terjabarkan
seandainya ajaran mereka tidak dipatuhi. Ada banyak penderitaan di tanah dan di
air siapa yang membutuhkan lebih banyak penderitaan" Jadi berilah pada roh,
?pada pandangan yang berapi-api. Mungkin pemberian itu akan dicatat. Entah di
mana. Sosok berjubah putih itu berjalan perlahan-lahan melewati kerumunan di dermaga
yang terbelah memberi jalan, melewati dermaga Star Ferry yang penuh sesak, dan
menghilang ke dalam kekacauan yang meningkat di Tsim Sha Tsui. Momen itu
berlalu, kios-kios kembali histeris.
Pendeta tersebut berjalan ke timur di Salisbury Road hingga tiba di Peninsula
Hotel, yang keanggunannya semakin kalah oleh sekelilingnya. Lalu ia berbelok ke
utara memasuki Nathan Road, ke ujung Golden Mile yang gemerlap, salah satu jalan
di antara sekian banyak jalan tempat para pedagang berteriak-teriak menarik
perhatian. Penduduk asli maupun wisatawan memperhatikan orang suci itu saat ia
melintas di depan toko-toko dan lorong-lorong yang ramai dan penuh sesak dengan
barang dagangan, diskotek tiga lantai, dan kafe tari telanjang, dengan papan-
papan iklan amatiran raksasa menjanjikan pesoha Oriental di atas kios-kios yang
menawarkan dim sum. Ia berjalan selama hampir sepuluh menit melewati kamaval
yang meriah itu, sesekali membalas lirikan dengan sedikit anggukan kepala, dan
dua kali menggeleng sambil melontarkan perintah pada Zhongguo ren pendek kekar,
yang sesekali mengikutinya, lalu menduluinya dengan langkah-langkah cepat bagai
penari, berpaling menatap mata tajam itu untuk menunggu tanda.
Tanda itu terlihat dua anggukan tiba-tiba saat pendeta itu berbelok dan
? ?memasuki pintu berhias manik-manik sebuah kabaret yang ramai.
9 Zhongguo ren itu menunggu di luar, tangannya tanpa kentara terselip di. balik
tuniknya yang longgar, matanya berkeliaran cepat menjelajabi jalan itu,
keramaian yang tidak bisa dipahaminya. Ini gila Konyol! Tapi ia tudi; ia akan
melindungi orang suci itu dengan nyawanya sendiri, kendati logikanya tak bisa
mencerna. Di dalam kabaret asap tebal tercabik-cabik cahaya warna-warni yang menyambar-
nyambar, sebagian besar berputar-putar dan mengarah ke panggung tempat grup
musik rock melolong-lolong memekakkan telinga, campuran kacau-balau antara punk
dan Timur Jauh. Celana panjang hitam mengilap yang ketat dan tak nyaman tampak
bergetar di kaki di bawah jaket kulit hitam yang menutupi kemeja sutra putih
kotor yang tidak dikancing hingga pinggang, kepala dicukur pada garis kening,
wajah mengerikan, dirias tebal untuk mempertegas karakter Oriental yang pasif.
Dan seakan-akan untuk menegaskan konflik antara Timur dan Barat, musik yang
melengking itu secara mengejutkan sesekali berhenti, digantikan melodi Cina
sederhana dari satu instrumen, sementara sosok-sosok itu tetap kaku di bawah
bombardir lampu sorot yang berputar-putar.
Pendeta itu berdiri tak bergerak sejenak, mengamati ruangan luas yang penuh
sesak. Sejumlah pelanggan dalam berbagai tingkat kemabukan menengadah
memandangnya dari meja-meja. Beberapa menggulirkan koin ke arahnya sebelum
berpaling, beberapa bangkit dari kursi, meletakkan dolar Hong Kong di samping
minuman mereka, dan menuju * pintu. Heshang itu memang berpengaruh, tapi bukan
pengaruh yang diinginkan pria gendut bertuksedo yang mendekatinya.
"Ada yang bisa kubantu, Pendeta?" tanya manajer kabaret itu. Pendeta tersebut
membungkuk ke depan dan berbicara di telinga pria itu, membisikkan sebuah nama.
Mata si manajer membelalak, lalu ia membungkuk "dan memberi isyarat ke meja
kecil dekat dinding. Pendeta itu balas mengangguk tanda terima kasih dan
melangkah di belakang pria itu ke kursinya sementara pelanggan-pelanggan di meja
sebelah menatapnya serbasalah.
Si manajer membungkuk dan berbicara dengan rasa hormat palsu. "Anda mau minum,
Pendeta?" "Susu kambing, kalau kebetulan ada. Kalau tidak, air biasa sudah lebih dari
cukup. Dan terima kasih."
"Kunjungan Anda merupakan kehormatan bagi tempat ini," kata pria bertuksedo itu
sambil membungkuk dan berlalu, mencoba mengenali dialek lambat dan lembut yang
tak dikenalinya. Tidak penting. Pendeta jangkung berjubah putih ini punya urusan
dengan laoban,. dan itu yang penting. Ia telah menggunakan nama laoban, nama
yang jarang diucapkan di Golden Mile, dan pada malam ini taipan berkuasa itu ada
di sini di ruangan yang tidak akan diakui keberadaannya secara terang-terangan?oleh sang manajer. Tapi bukan hak sang manajer untuk memberitahu laoban bahwa
pendeta itu sudah tiba; pria berjubah itu telah menegas-kannya. Semua serba
diam-diam malam ini, ia bersikeras. Kalau taipan agung itu ingin menemuinya,
seseorang akan keluar mencarinya. Terserah; begitulah cara laoban yang penuh
rahasia, salah satu taipan paling, kaya dan paling terkenal di Hong Kong.
"Kirim pesuruh dapur mencari susu kambing," kata si manajer dengan kasar kepada
kepala pelayan. "Dan beritahu agar ia bergegas. Hidup anaknya yang busuk
tergantung pada tugas ini."
Orang suci itu duduk diam di meja, matanya yang fanatik sekarang lebih lembut,
mengamati aktivitas yang tolol, tampaknya tidak menghakimi maupun menerima,
sekadar perhatian seorang ayah yang mengawasi anak-anak yang sedang melakukan
perintahnya. Tiba-tiba dari cahaya yang berputar-putar timbul gangguan. Beberapa meja jauhnya
korek dinyalakan dan dengan cepat dipadamkan. Lalu korek yang lain, dan akhirnya
korek ketiga, yang terakhir ini diacungkan di bawah sebatang rokok hitam
panjang. Serangkaian kilasan cahaya cepat itu menarik perhatian sang pendeta.
Dengan lambat ia memalingkan kepalanya yang bertudung ke arah api dan pria Cina
tak bercukur yang duduk sendiri, berpakaian kasar, dan tengah mengisap rokok.
Pandangan mereka bertemu; * anggukan orang suci itu hampir-hampir tak terlihat,
boleh dikata bukan gerakan sama sekali, dan di terima dengan gerakan yang sama
tak kentaranya ketika korek apinya padam.
Beberapa detik kemudian meja perokok berpakaian kasar itu tiba-tiba terbakar.
Api menyambar dari permukaan, menyebar dengan cepat ke. benda-benda dari kertas
di permukaan meja serbet, daftar menu, keranjang dim sum; awal dari bencana ?potensial. Orang Cina kumal itu menjerit dan, diiringi suara ribut, membalik
meja sementara para pelayan berlari-lari sambil menjerit-jerit, mendekati sumber
kebakaran. Para pelanggan dari segala sisi berlompatan dari kursi mereka
sementara api di lantai ranting-ranting berkobar kebiruan yang berdenyut-
?denyut tanpa bisa dijelaskan menyebar ke kaki-kaki yang menginjak-injaknya
?dengan penuh semangat. Kekacauan semakin hebat ketika orang-orang dengan cepat
menampari nyala api kecil-kecil itu dengan taplak meja dan celemek. Manajer dan
kepala pelayannya mondar-mandir tak terkendali, berteriak bahwa semuanya sudah
terkendali; bahaya sudah berlalu. Band rock menyanyi lebih keras lagi, berusaha
mengembalikan orang-orang ke sekitamya dan menjauhi kawasan tempat kepanikan
mulai mereda. Tiba-tiba, ada gangguan yang lebih hebat, ledakan yang lebih kejam. Dua pelayan
berpapasan dengan Zhongguo ren berpakaian lusuh yang koreknya telah memicu
keributan. Orang itu membalas dengan ayunan tangan Wing Chun tangan kanan
?menghantam tulang bahu dan tenggorokan-7-sementara kaki menyentak ke atas
menghantam perut. 11 melontarkan kedua shi-ji itu terguling-guling ke para pelanggan di sekitamya.
Bentrokan fisik itu menambah kepanikan dan kekacauan. Manajer bertubuh gendut
itu meraung. ikut campur, dan ia juga terlontar, tertegun akibat tendangan telak
ke tulang rusuk. Zhongguo ren tak bercukur tersebut kemudian meraih kursi dan
melemparkannya ke sosok-sosok yang menjerit-jerit di dekat tempat si manajer
jatuh, sementara tiga pelayan lain bergegas terjun ke dalam keributan untuk
membela Zongguan mereka. Para pria dan wanita yang baru beberapa detik yang lalu
hanya menjerit-jerit sekarang mulai - melambai-lambaikan lengan ke sekitamya,
menghantam siapa saja dan semua orang yang ada di dekat mereka. Kelompok musik
rock bermain . habis-habisan, nada-nada kepanikan yang sesuai dengan adegan.
Huru-hara telah terjadi, dan pria pendek kekar itu melirik ke seberang ruangan,
ke meja tunggal di dekat dinding. Pendeta itu telah menghilang.
Zhongguo ren yang tak bercukur itu meraih kursi kedua dan menghantamkannya ke
meja di dekatnya, menghancurkan kursi kayu itu dan mengayun-ayunkan patahan
kakinya ke keramaian. Tinggal beberapa saat lagi, tapi saat-saat itu berarti
segalanya. Si pendeta melewati pintu di dinding dekat pintu masuk kabaret. Ia bergegas
menutupnya, menyesuaikan mata dalam keremangan lorong yang panjang dan sempit
Lengan kanannya kaku di balik lipatan jubah putihnya, lengan kirinya melintang
diagonal di pinggangnya, juga di balik jubah putihnya. Di koridor, tidak lebih
dari delapan meter jauhnya, seorang pria yang terkejut melompat dari dinding,
tangan kanannya menghilang ke balik jaket untuk mencabut revolver berkaliber
besar dari sarung bahu yang tak terlihat. Orang suci itu mengangguk perlahan-
lahan, pasif berulang-ulang, sambil bergerak maju dengan langkah-langkah anggun
seperti prosesi relights.
"Amita-fo, Amita-fo," katanya pelan, berulang-ulang sementara ia mendekati pria
itu'. "Segalanya damai, semua damai, roh menghendaki begitu."
"Jou matyeh?" Penjaga itu berdiri di samping pintu; ia menyurukkan senjatanya
dan melanjutkan kata-katanya dalam bahasa Kanton kasar khas penduduk kawasan
The Bourne Supremacy Karya Robert Ludlum di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
utara. "Ksa tersesat, Pendeta" Apa yang kaulakukan di sini" Pergi! Tempatmu
bukan di sini!" "Amita-fo, Amita-fo..."
"Pergi! SekarangV Penjaga to tidak punya kesempatan. Dengan sigap si pendeta mencabut sebilah
pisau bermata ganda setipis silet dari lipatan kain di pinggangnya. Ia mengiris
pergelangan tangan pria itu, hampir memutus tangan yang menggenggam senjata,
lalu mengayunkan pisau dengan telak ke leher
12 pria tersebut; udara dan darah menyembur saat kepala si penjaga tersentak ke
belakang diikuti semburan merah manyala; ia jatuh ke lantai, menjadi
mayat. Tanpa ragu-ragu, pendeta-pembunuh itu menyelipkan pisau yang telah berlumuran
darah ke balik jubahnya, dan dari balik sisi kanan jubahnya ia mencabut senapan
mesin Uzi berangka tipis, magasin melengkungnya berisi amunisi lebih daripada
yang akan dibutuhkannya. Ia mengangkat kaki dan menendang pintu dengan kekuatan
kucing gunung, berlari ke dalam untuk menemukan apa yang ia ketahui akan
ditemukannya. Lima pria Zhongguo ren duduk mengelilingi meja dengan poci-poci teh dan gelas-? ?geias pendek berisi arak di dekat masing-masing; tak ada dokumen tertulis yang
terlihat, tak ada catatan atau memorandum, hanya telinga dan mata yang waspada.
Dan ketika setiap pasang mata menengadah terkejut, wajah-wajah mereka mengerut
panik. Dua negosiator berpakaian bagus menyelipkan tangan ke balik jas setelan
mereka sambil berdiri dari kursi; seorang pria merunduk di bawah meja sementara
dua Iainnya melompat bangkit sambil menjerit dan berlari sia-sia ke dinding yang
tertutup sutra, berbalik dengan pubis asa, mencari pengampunan tapi tahu tidak
akan mendapat apa-apa. Hujan peluru mencabik-cabik Zhongguo ren itu. Darah
menyembur dari luka-luka fatal saat tengkorak tertembus, mata tertusuk, mulut
tercabik, menghamburkan cairan merah dalam jeritan bisu kematian. Dinding,
lantai, dan meja berpelitur mengilap menjijikkan oleh bukti kematian yang
berlumuran darah. Di mana-mana. Sudah selesai.
Pembunuh itu mengamati basil kerjanya. Puas, ia berlutut di samping genangan
darah luas yang tidak mengalir ke mana-mana dan menggerakkan jari telunjuknya di
sana. Lalu ia mencabut kain hitam persegi dari lengan baju kirinya dan
menebarkannya di atas hasil pekerjaannya. Ia berdiri dan bergegas meninggalkan
ruangan, membuka kancing jubah putihnya sambil berlari menyusuri lorong yang
remang-remang jubah itu telah terbuka pada saat ia tiba di pintu kabaret. ia
mencabut pisau setajam silet dari pakaiannya dan menjejalkannya ke sarung di
sabuknya. Lalu, sambil memegang lipatan kain menjadi satu, kerudung tetap di
tempat, senjata yang mematikan tersandang kuat di sjsinya, ia menarik pintu dan
berjalan masuk, memasuki perkelahian yang ribut dan tak menunjukkan tanda-tanda
mereda. Tapi kenapa situasi itu harus berbeda" Belum tiga puluh detik berlalu
dan anak buahnya terlatih dengan feajk.
"Foairdil" Teriakan itu be rasa I dari pria kekar tidak bercukur dari Kanton
beberapa meter jauhnya, tengah membalikkan meja lain dan menyalakaa korek,
menjatuhkannya ke lantai. Tolisi akan da tang sebentar lagi! Bartender baru
menelepon, aku melihatnya
Pendeta-pembunuh itu-merenggut jubah dari tubuhnya dan tudung dari kepalanya.
Dalam cahaya berputar-putar wajahnya tampak mengerikan
13 seperti kelompok musik rock tadi. Riasan tebal mempertegas matanya, garis-garis
putih menandai bentuk setiap matanya, dan wajahnya cokelat tidak alami.
"Berjalanlah di depanku!" perintahnya pada orang Cina itu. la menjatuhkan kostum
dan Uzi-nya ke lantai di samping pintu sambil melepas sarung tangan bed ah tipis
ia menjejalkan sarung tangan itu ke dalam celana panjang flanelnya.
Bukan keputusan mudah bagi sebuah kabaret di Golden Mile untuk memanggil polisi.
Ada denda sangat besar untuk manajemen yang buruk, peringatan keras karena
membahayakan wisatawan. Polisi tahu risiko ini dan bereaksi dengan cepat kalau
risiko itu diambil. Pembunuhnya berlari di belakang si petani dari Kanton yang
bergabung dengan kerumunan panik di pintu masuk, yang menjerit-jerit berusaha
keluar. Pria berpakaian kasar itu seperti kerbau tubuh-tubuh di depannya
berjatuhan akibat pukulan-pukulannya. Pengawal dan pembunuh menerobos pintu,
menuju jalan, tempat kerumunan lain telah berkumpul sambil menjeritkan
peitanyaan, makian. dan kutukan bagi tempat itu. Mereka menerobos kerumunan yang
penasaran dan orang Cina pendek kekar yang selama ini menunggu di luar
menggabungkan diri. Ia meraih lengan pendeta itu dan menariknya ke lorong paling
sempit, mengeluarkan handuk dari balik tuniknya. Yang satu lembut dan kering,
yang lain terbungkus dalam plastik handuk itu hangat, basah, dan wangi.?Pembunuh tersebut mencengkeram handuk basah dan mulai menggosok-gosokkannya ke
wajah, menyeka sekitar matanya dan bagian lehernya yang terbuka. Ia membalik
handuk itu dan mengulangi proses dengan tekanan lebih keras, menggosok kening
dan batas rambutnya hingga kulitnya yang putih terlihat jelas. Ia kemudian
mengeringkan diri dengan handuk kedua, merapikan rambutnya yang hitam, dan
meluruskan dasi yang menjuntai di depan kemeja krem, di balik blazer biru
tuanya. "Jau!" katanya pada kedua pendampingnya. Mereka berlari dan menghilang
ke dalam keramaian. Dan orang bule berpakaian bagus pun melangkah ke jalan yang menyajikan
kenikmatan Oriental. Di dalam kabaret, si manajer tengah memaki-maki bartender karena memanggil jmg
cha; dendanya akan dipotong dari gajinya! Karena kerusuhan itu entah mengapa
telah reda, menyisakan para pelanggan yang kebingungan. Kepala pelayan dan para
pramusaji berusaha menenangkan majikan mereka, menepuk-nepuk bahu dan
membersihkan bekas-bekas perkelahian, sambil merapikan meja dan mengeluarkan
kursi-kursi baru serta membagi-bagikan arak gratis. Kelompok musik rock
memainkan lagu-lagu favorit, dan malam itu pulih secepat kerusakannya. Kalau
beruntung, pikir si manajer bertuksedo, semoga polisi menerima
14 penjelasan bahwa seorang bartender bodoh telah mengira seorang pemabuk
akan membuat keributan yang lebih serius.
Tiba-tiba semua pikiran tentang denda dan teguran resmi tersapu pergi sewaktu
pandangannya tertarik pada gundukan kain putih di lantai di seberang ruangan di
?depan pintu ke kantor dalam. Kain putih, putih bersih pendeta" Pintu! Laoban!
?Konferensi! Dengan napas tersengal-sengal, wajah basah kuyup oleh keringat,
manajer gendut itu melesat di antara meja-meja menghampiri kain yang dibuang
itu. Ia berlutut, matanya membelalak, napasnya tertahan saat melihat laras hitam
senjata aneh yang menonjol dari balik lipatan putih. Dan yang membuatnya
tercekik ngeri adalah bintik-bintik mungil dan garis-garis tipis darah yang
belum kering mengotori pakaian itu.
"Go hai matyeh?" Pertanyaan itu diajukan orang bertuksedo kedua, tapi tanpa
status yang dinyatakan oleh sabuk lebar di pinggang ia adik dan asisten pertama
?sang manajer. "Astaga!" makinya pelan sementara kakaknya mengambil pistol aneh
itu dari balik kain. "Ikut!" perintah si manajer, berdiri dan berjalan menuju pintu.
"Polisi!" kata adiknya memprotes. "Salah satu dari kita hams berbicara pada
mereka, menenangkan mereka, berusaha sebaik-baiknya."
"Ada kemungkinan tidak ada apa pun yang bisa kita lakukan kecuali menyerahkan
kepala kita! Cepat" Di dalam koridor remang-remang terdapat buktinya. Penjaga yang tewas tergeletak
dalam genangan darahnya sendiri, senjata tergenggam di tangan yang hampir putus
dari pergelangan. Di dalam ruang konferensi, buktinya lengkap. Lima mayat
bergelimang darah; satu mayat, yang mengejutkan, menjadi fokus kengerian si
manajer. Ia mendekati mayat tersebut dan memandang tengkoraknya yang berlubang.
Dengan saputangan ia mengusap darah dan menatap wajah itu.
"Mati kita," bisiknya. "Kowloon mati. Hong Kong mati. Semuanya mati."
"Apa?" "Orang ini Wakil Perdana Menteri Republik Rakyat Cina, penerus
sang Ketua." "Di sini! Lihatr Asisten pertama sekaligus adik si manajer menghampiri mayat
laoban. Di samping mayat yang tereincang dan berlumuran darah itu terdapat
sehelai syal hitam. Syal itu terbentang rata, kain dengan ukir-ukiran putih yang
dinodai bercak-bercak merah. Adik si manajer meraihnya dan tersentak membaca
tulisan dalam lingkaran darah di bawahnya: JASON BOURNE.
Si manajer melesat menyeberangi ruangan. "Astaga!" serunya, seluruh tubuhnya
gemetar. "Ia kembali. Pembunuh bayaran itu sudah kembali ke Asia! Jason Bourne!
Ia sudah kembali!" 15 f 2 Mai MATAHARI terbenam di balik Pegunungan Sangre de Cristo di Colorado tcngah saat
helikopter Cobra itu meraung-raung keluar dari balik cahaya yang terang
benderang siluet raksasa yang bergetar dan menukik ke tepi jajaran pepohonan. ? ?Landasan betonnya terletak tiga puluh meter dari rumah persegi besar dari kayu
dan kaca tebal. Selain generator dan parabola komunikasi yang dikamuflase, tidak
ada bangunan lain yang terlihat Pepohonan tinggi membentuk dinding tebal,
menutupi rumah itu dari orang luar. Para pilot pesawat bermanuver canggih ini
direkrut dari korps perwira senior kompleks Cheyenne di Colorado Springs. Tak
satu pun berpangkat lebih rendah daripada kolonel penuh dan masing-masing telah
mendapat izin keamanan dari National Security Council di Washington. Mereka
tidak pernah membicarakan perjalanan-perjalanan mereka ke tempat peristirahatan
di gunung; tujuannya selalu tak jelas dalam rencana penerbangan. Tujuan
diberitahukan melalui radio saat helikopter telah mengudara. Lokasinya tidak
tercantum dalam peta umum mana pun dan komunikasinya tak tertangkap pehgawasan
kawan maupun lawan. Keamanannya total harus begitu. Inilah tempat bagi para
pakar strategi yang pekerjaannya begitu peka dan sering kali melibatkan
implikasi global yang begitu rumit hingga para perencananya tidak boleh terlihat
bersama-sama di luar gedung pemerintahan atau di dalam gedung-gedung itu
sendiri, dan tidak pernah berada di dalam kantor-kantor berdampingan yang
diketahui memiliki pintu penghubung. Ada banyak mata yang mencari-cari di mana-
mana kawan maupun lawan yang tahu tentang pekerjaan orang-orang ini, dan kalau
? ?mereka terlihat bersama-sama, alarm akan meraung-raung. Lawan sangat tekun dan
kawan mati-matian menjaga benteng intelijen mereka sendiri.
Pintu-pintu Cobra itu terbuka. Tangga baja tersentak turun ke tanah ketika
seorang pria yang kebingungan turun di bawah siraman cahaya lampu sorot. Ia
dikawal mayor jenderal berseragam. Pria sipil itu ramping, paro baya, dengan
tinggi sedang, dan mengenakan setelan bergaris-garis,
kemeja putih, dan dasi motif paisley. Bahkan di bawah embusan keras putaran
baling-baling yang berkurang kecepatannya, rambut pria itu tetap rapi, seakan-
akan kerapian rambut sangat penting baginya dan tidak boleh diperlakukan
seenaknya. Ia mengikuti perwira tadi dan bersama-sama mereka berjalan menyusuri
jalan setapak dari be ton ke pintu samping rumah. Pintu itu terbuka saat
keduanya mendekat. Tapi hanya orang sipil itu yang masuk; si jenderal
mengangguk, memberi penghormatan tak resmi yang biasa dilakukan prajurit veteran
pada nonmiliter dan yang setara pangkatnya.
"Senang bertemu dengan Anda, Mr. McAllister," kata jenderal itu. "Orang lain
yang akan mengantar Anda pulang.
"Anda tidak masuk?" tanya orang sipil.itu.
"Aku belum pernah masuk," jawab perwira tersebut sambil tersenyum. "Aku hanya
memastikan ini benar-benar Anda, dan mengantar Anda dari Titik B ke Titik C."
"Kedengarannya seperti penyia-nyiaan pangkat. General.".
"Mungkin tidak," kata perwira itu tanpa mengomentari lebih jauh. 'Tapi aku punya
tugas-tugas lain. Selamat tinggal."
McAllister melangkah ke dalam, memasuki koridor panjang berpanel, pengawalnya
sekarang pria bersuara kasar dengan wajah menyenangkan dan pakaian rapi,
sikapnya seperti layaknya petugas Provos secara fisik gesit dan kompeten, dan ?anonim di tengah keramaian.
"Penerbangan Anda meriyenangkan,' Sir?" tanya pria yang lebih muda itu.
"Adakah yang menikmati terbang dengan salah satu benda itu?" Penjaga itu
tertawa. "Lewat sini, Sir."
Mereka menyusuri koridor, melewati beberapa pintu di kedua dinding, hingga tiba
di ujung koridor dengan pintu ganda yang lebih besar dan dua lampu merah di
sudut kiri dan kanan atas. Keduanya kamera pada jaringan yang berbeda. Edward
McAllister tidak pernah melihat alat seperti itu lagi sejak meninggalkan Hong
Kong dua tahun yang lalu, dan itu pun hanya karena ia sempat ditugaskan di Dinas
Intelijen Inggris MI6, Cabang Khusus, untuk konsultasi. Baginya Inggris tampak
paranoid dalam hal keamanan. Ia tidak pernah memahami orang-orang itu, terutama
sesudah mereka memberikan penghargaan kepadanya karena melakukan pekerjaan kecil
bagi mereka dalam kasus yang seharusnya bisa mereka selesaikan sendiri sejak
awal. Penjaga itu mengetuk pintu; terdengar ceklikan lembut dan ia membuka panel
pintu kanan. "Tamu Anda yang satu lagi, Sir," kata pria bersuara serak itu.
"Terima kasih banyak" jawab seseorang.
McAllister yang tertegun seketika mengenali suara itu dari puluhan siaran radio
dan televisi selama bertahun-tahun, tekanan kata yang dipelajari di sekolah
persiapan mahal dan beberapa universitas bergengsi.
17 dengan karier pascasarjana di Kepulauan Inggris. Tapi tidak ada waktu untuk
menyesuaikan diri. Pria be rambut kelabu, berpakaian tanpa cacat, dan wajah
panjang keriput yang menyatakan usianya yang lebih dan tujuh puluh tahun itu
sudah berdiri dari balik meja besar dan berjalan gesit menyeberangi ruangan,
tangannya terulur. "Mr. Undersecretary, .baik sekali Anda man datang. Izinkan
aku memperkenalkan diri. Aku Raymond Havilland."
"Aku tahu siapa Anda, Mr. Ambassador. Sungguh suatu kehormatan, Sir."
"Duta besar tanpa portofolio, McAllister, yang berarti hanya ada sedikit
privilese yang tersisa. Tapi masih ada pekerjaan."
"Aku tidak bisa membayangkan presiden Amerika mana pun selama dua puluh tahun
terakhir ini bisa bertahan tanpa Anda."
"Beberapa dengan susah payah, Mr. Undersecretary, tapi dengan pengalaman Anda di
Kementerian Luar Negeri, kuduga Anda lebih tahu daripada aku." Diplomat itu
berpaling. "Perkenalkan, ini John Reilly. Jack salah satu staf pintar dari
National Security Council seharusnya lata tidak boleh tahu tentang dia. Ia tidak
begitu menakutkan, bukan?"
"Kuharap tidak," sahut McAllister, menyeberangi ruangan untuk menjabat tangan
Reilly yang berdiri dari salah satu kursi kulit yang menghadap meja. "Senang
berjumpa dengan Anda, Mr. Reilly."
"Mr. Undersecretary," kata pria gendut dengan rambut merah yang sesuai dengan
keningnya yang berbintik-bintik. Mata di balik kacamata berbingkai baja itu
tidak memancarkan keramahan; mata itu tajam dan dingin.
"Mr. Reilly ada di sini," lanjut Havilland sambil melangkah ke belakang meja dan
menunjuk kursi kosong di sebelah kanan untuk McAllister, "untuk memastikan aku
tidak keluar dari jalur. Sebagaimana yang kupahami, itu berarti ada hal-hal yang
bisa kukatakan, ada yang tidak, dan ada hal-hal yang hanya boleh dikatakan oleh
dia sendiri." Sang duta besar duduk. "Kalau kata-kataku membingungkan Anda, Mr.
Undersecretary, aku khawatir hanya itu yang bisa kutawarkan pada Anda pada saat
ini." "Segala sesuatu yang terjadi selama lima jam terakhir, sejak aku diperintahkan
pergi ke Andrews Air Force Base, memang sangat membingungkan, Ambassador
Havilland. Aku tidak tahu kenapa aku dibawa kemari."
"Kalau begitu izinkan aku menceritakannya secara umum," kata diplomat itu,
sambil melirik Reilly dan mencondongkan tubuh ke depan. "Anda berada pada posisi
yang memungkinkan Anda memberikan pelayanan yang luar biasa bagi negara
Anda dan bagi kepentingan-kepentingan yang melebihi kepentingan negara ?ini melebihi apa pun yang mungkin pemah Anda pertimbangkan selama karier Anda
?yang panjang dan terkenal."
McAllister mengamati wajah Ambassador yang kaku, tidak yakin barus
menjawab apa. "Karierku di Kementerian Luar Negeri memuaskan dan, aku yakin,
profesional, tapi tidak bisa disebut terkenal dalam kerangka yang paling luas.
Sejujurnya, kesempatan tidak pemah datang kepadaku."
"Kesempatan datang kepada Anda saat ini," sela Havilland. "Dan secara unik Anda
memenuhi syarat untuk melaksanakannya."
"Dengan cara apa" Kenapa?"
"Timur Jauh," kata diplomat itu dengan penekanan aneh dalam suaranya, seakan-
akan jawaban itu sendiri berupa pertanyaan. "Anda telah mengabdi di Kementerian
Luar Negeri selama lebih dari dua puluh tahun sejak mendapat gelar doktor dalam
bidang Studi Timur Jauh di Harvard. Anda telah mengabdi dengan baik pada
pemerintah Anda selama bertahun-tahun dengan penugasan luar negeri di Asia, dan
sejak kepulangan Anda dari pos terakhir, penilaian Anda terbukti sangat berharga
dalam menyusun kebijakan di bagian dunia yang bermasalah itu. Anda dianggap
analis yang cemerlang."
"Kuhargai apa yang Anda katakan, tapi ada banyak orang lain di Asia. Banyak
orang lain yang memperoleh peringkat sama atau lebih tinggi daripada diriku."
"Hanya kebetulan peristiwa dan penugasan, Mr. Undersecretary. Jujur saja, Anda
bekerja dengan baik."
"Tapi apa yang membedakanku dari yang lain" Kenapa aku lebih memenuhi syarat
untuk kesempatan ini dibandingkan mereka?"
The Bourne Supremacy Karya Robert Ludlum di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Karena tak seorang pun sebanding dengan Anda sebagai pakar di bidang masalah-
masalah internal Republik Rakyat Cina aku percaya Anda memainkan peran yang ?menentukan dalam konferensi dagang antara Washington dan Peking. Juga, tak
seorang pun pemah menghabiskan tujuh tahun di Hong Kong." Raymond Havilland diam
sejenak, lalu menambahkan, "Yang terakhir, tak ada orang lain di pos Asia kita
yang pemah ditugaskan kepada, dan diterima oleh, M16, Cabang Khusus, pemerintah
Inggris di wilayah itu."
"Aku mengerti," kata McAllister, menyadari kualifikasi terakhir yang menurutnya
paling tidak penting namun ternyata memiliki arti penting tersendiri bagi
diplomat itu. "Pekerjaanku di bidang intelijen biasa-biasa saja, Mr. Ambassador.
Cabang Khusus menerimaku lebih didasarkan pada disinformasi itu sendiri kupikir
?itu istilah yang benar daripada bakat unikku. Orang-orang itu mempercayai
?serangkaian fakta yang salah dan jumlah akhimya tidak sesuai. Tidak perlu waktu
lama untuk menemukan 'angka yang tepat'; seingatku, itulah istilah mereka."
"Mereka mempercayai Anda, McAllister. Mereka masih mempercayai Anda."
"Kuanggap kepercayaan itu bagian yang tak terpisahkan dari kesempatan ini, apa
pun itu?" "Sangat tak terpisahkan. Kepercayaan itu vital.
19 "Kalau begitu. boleh aku tahu apa sebenamya kesempatan itu?" "Boleh." Havilland
berpaling memandang orang ketiga, orang dari National Security Council. "Kalau
Anda tidak keberatan," tambahnya.
"Giliranku," kata Reilly dengan nada senang. Ia menggeser badannya yang tebal di
kursi dan menatap McAllister, matanya masih keras tapi tidak lagi dingin seperti
sebelumnya, seakan-akan ia meminta pengertian. "Pada saat ini suara-suara kita
direkam itu hak konstitusional Anda untuk tahu tapi hak itu berlaku timbal
? ?balik. Anda hams bersumpah untuk merahasiakan sepenuhnya informasi yang akan
diberitahukan pada Anda di sini, bukan saja demi kepentingan keamanan nasional
tapi lebih jauh lagi demi kepentingan lebih besar kondisi dunia yang spesifik.
Aku tahu yang kukatakan barusan seperti memicu rasa ingin tahu Anda, tapi
tujuanku bukan begitu. Kami benar-benar serius. Anda menyetujui syarat itu" Anda
bisa diadili dalam sidang tertutup berdasarkan undang-undang kerahasiaan
keamanan nasional kalau melanggar sumpah ini."
"Bagaimana aku bisa menyetujui syarat seperti itu kalau aku sama sekali tidak
tahu informasi apa yang ingin Anda sampaikan?"
"Karena aku bisa memberi Anda garis besamya dan garis besar tersebut sudah cukup
bagi Anda untuk menjawab ya atau tidak. Kalau tidak, Anda akan diantar keluar
dari tempat ini dan diterbangkan kembali ke Washington. Tak akan ada yang
dirugikan." "Lanjutkan."
"Baiklah." Reilly berbicara dengan tenang. "Anda akan membicarakan kejadian-
kejadian tertentu yang berlangsung di masa lalu bukan sejarah lama, tapi juga
?bukan kejadian aktual. Kejadian-kejadian. itu sendiri disangkal dikubur, lebih
?tepatnya. Apakah istilah itu familier, Mr. Undersecretary?"
"Aku dari Kementerian Luar Negeri. Kami mengubur masa lalu kalau tidak ada
gunanya masa lalu itu diungkap. Situasi berubah;. penilaian yang dilakukan
dengan mat baik kemarin sering kali menjadi masalah keesokan harinya. Kita tidak
bisa mengendalikan perabahan-perubahan ini, sama seperti Soviet atau Cina,"
"Bagus sekali cafa Anda mengutarakannya!" timpal Havilland.
Tidak persis begitu," Reilly memprotes sambil mengangkat tangannya ke arah
Ambassador. "Mr. Undersecretary jelas diplomat berpengalaman. la tidak
mengatakan ya dan ia tidak mengatakan tidak." Orang dari NSC itu sekali lagi
memandang McAllister; mata di balik kacamata berbingkai bajanya kembali tajam
dan dingin. "Apa jawaban Anda, Mr. Undersecretary" Anda ingin ikut, atau Anda
ingin pergi?" "Sebagian diriku ingin berdiri dan pergi secepat mungkin," kata McAllister,
memandang kedua pria itu bergantian. "Bagian yang lain mengatakan, 'Tetap di
sini.*" Ia diam sejenak, tataparmya terpaku pada
Reilly, dan menambahkan, "Entah Anda berniat begitu atau tidak, rasa
ingin tahuku sudah terusik."
"Harga yang hams dibayar sangat mahal untuk keingintahuan itu," jawab si orang
Irlandia. "Lebih dari itu." Menteri muda urusan luar negeri itu berbicara dengan lembut.
"Aku profesional, dan kalau aku orang yang kalian inginkan, aku benar-benar
tidak punya pilihan lain, bukan?"
"Sayangnya aku harus mendengar Anda mengatakannya," kata Reilly. "Anda ingin aku
mengulangnya?" 'Tidak perlu." McAllister mengerutkan kening sambil berpikir, lalu berkata,
"Saya, Edward Newington McAllister, memahami sepenuhnya bahwa apa pun yang
dikatakan dalam konferensi ini " Ia diam sejenak dan memandang Reilly. ?"Kuanggap Anda akan mengisi detail-detailnya, seperti waktu, lokasi, dan siapa
saja yang hadir?" "Tanggal, tempat, jam, dan menit entri serta identifikasi- semua sudah
?dilakukan dan dicatat."
'Terima kasih. Aku meminta duplikataya sebelum pergi nanti."
'Tentu saja." Tanpa meninggikan suara, Reilly menatap lurus ke depan dan dengan
tenang mengeluarkan perintah. "Harap dicatat. Siapkan duplikat rekaman ini untuk
subjek pada saat kepergiannya. Juga peralatan baginya untuk memverifikasi isi
rekaman di tempat ini. Saya akan menandatangani duplikataya.'.. Lanjutkan, Mr.
McAllister." 'Terima kasih... Sehubungan dengan apa pun yang dikatakan dalam konferensi ini,
saya menerima syarat untuk merahasiakannya. Saya tidak akan membicarakan dengan
siapa pun aspek apa pun diskusi ini, kecuali mendapat instruksi secara pribadi
dari Ambassador Havilland. Lebih jauh lagi, saya mengerti bahwa saya bisa
dituntut dalam sidang tertutup kalau melanggar persetujuan ini. Tapi, kalau
sidang seperti itu dilaksanakan, saya berhak mengkonfrontasi para pendakwa,
bukan affidavit atau deposisi mereka. Saya menambahkan hal ini karena tidak bisa
membayangkan situasi di mana saya akan, atau bisa, melanggar sumpah yang baru
saja saya ucapkan." "Ada situasi-siruasi seperti yang Anda maksudkan, Anda tahu," kata Reilly dengan
lembut. "Dalam kamusku tidak ada."
"Penyiksaan fisik ekstrem, bahan kimia, ditipu pria atau wanita yang jauh lebih
berpengalaman daripada Anda. Selalu ada jalan, Mr.
Undersecretary." "Kuulangi. Seandainya aku dituntut dan kejadian seperti itu pemah menimpa ?orang-orang lain aku punya hak menghadapi semua pendakwaku."
?"Itu sudah cukup baik bagi kami." Sekali lagi Reilly memandang lurus ke depan
dan berbicara. "Akhiri rekaman ini dan cabut penyadapnya.
Konfirmasi." 21 "Konfirmasi," kata suara menakutkan dari pengeras suara di suatu tempat di atas
kepala. "Anda sekarang... out"
"Lanjutkan, Mr. Ambassador," kata pria be rambut merah itu. "Aku akan menyela
hanya kalau dirasa perlu."
"Aku yakin begitu, Jack." Havilland berpaling pada McAllister. "Kutarik kembali
pernyataanku sebelumnya; ia memang menakutkan. Sesudah mengabdi selama empat
puluh tahun lebih, aku diperintah orang sok pin tar berambut merah yang
seharusnya tahu kapan hams menutup mulut"
Ketiga pria itu tersenyum; diplomat tua ini tahu kapan dan bagaimana cara
mengurangi ketegangan. Reilly menggeleng dan dengan riang mem-ben tangkan
lengannya. "Aku tidak akan pemah berbuat begitu, Sir. Yang jelas. kuharap tidak
semencolok itu." "Bagaimana, McAllister" Mari membelot ke Moskow dan mengatakan dia yang mere
lout Orang-orang Rusia mungkin akan memberi kita dacha dan ia langsung dikirim
ke Leavenworth." "Anda yang mendapat dacha, Mr. Ambassador. Aku akan berbagi apartemen dengan dua
belas orang Siberia. Tidak, terima kasih, Sir. Ia tidak mengganggu."
"Bagvs sekali. Aku terkejut tak satu pun orang sok sibuk di Oval Office itu
pernah membujuk Anda menjadi staf mereka, atau sedikitnya mengirim Anda ke PBB."
"Mereka tidak tahu aku ada."
"Situasi itu akan berubah," kata Havilland, tiba-tiba serius. Ia diam sejenak,
menatap sang menteri muda, lalu merendahkan suaranya. "Anda pemah mendengar nama
Jason Bourne?" "Bagaimana mungkin orang yang pemah ditugaskan di Asia tidak pemah mendengar
nama itu?" jawab McAllister. 'Tiga puluh lima sampai empat puluh pembunuhan,
pembunuh bayaran yang berhasil lolos dari setiap jebakan yang dipasang baginya.
Pembunuh patologis yang hanya punya satu moral itas, yaitu harga pembunuhan.
Kata orang, ia dari Amerika masih warga Amerika; entahlah, ia menghilang dari
?pandangan dan katanya ia pastor yang membelot atau importir yang telah mencuri
?jutaan atau desertir dari Legiun Asing Prancis, dan hanya Tuhan yang tahu ada
berapa cerita selain itu. Yang memang kuketahui adalah ia tidak pernah
tertangkap, dan kegagalan kita menangkapnya merupakan beban bagi diplomasi kita
di seluruh wilayah Timur Jauh." "Apakah ada pola di antara para korbannya?"
"Tidak ada. Korbannya acak, dari segala lapisan. Dua -bankir di sini, tiga atase
di sana berarti CIA; menteri luar negeri di Delhi, industrialis dari Singapura,
?dan puluhan terlalu banyak politisi, orang-orang yang umumnya baik. Mobil
? ?mereka dibom di jalan, apartemen mereka diledakkan. Lalu ada suami-suami, istri-
istri, dan kekasih-kekasih yang tidak setia, dengan berbagai bujukan dan
berbagai skandal; ia menawarkan solusi final bagi ego yang terluka. Tak ada yang
tidak akan dibunuhnya, tidak ada metode yang terlalu brutal atau rendah baginya...
Tidak, tidak ada pola, hanya uang. Penawar tertinggi. Ia monster masih begitu,
?kalau ia masih hidup."
Sekali lagi Havilland mencondongkan tubuh ke depan, pandangannya terpaku pada
menteri muda itu. "Kata Anda, ia menghilang dari pandangan. Begitu saja" Anda
tidak pemah mendengar apa pun, isu atau gosip . dari kedutaan atau konsulat kita
di Asia?" "Ada pembicaraan, ya, tapi tak ada yang bisa dikonfirmasi. Cerita yang paling
sering kudengar berasal dari kepolisian Macao, tempat terakhir yang diketahui
dikunjungi Bourne. Kata mereka, ia tidak mati, atau pensiun, tapi pergi ke Eropa
mencari klien-klien yang lebih kaya. Kalau memang benar, mungkin cerita itu
hanya setengah dari kebenaran yang ada. Polisi juga mengklaim para informan
memberitahu mereka ada beberapa kontrak Bourne yang gagal, bahwa pada satu
kesempatan ia membunuh orang yang salah, tokoh terkenal dunia bawah tanah
Malaysia, dan dalam cerita lain, dikatakan ia memerkosa istri kliennya. Mungkin
jaring-jaring semakin rapat baginya mungkin juga tidak."?"Apa maksud Anda?"
"Sebagian besar dari kami mempercayai paro pertama cerita itu, tapi tidak yang
kedua. Bourne tidak akan membunuh orang yang salah, terutama sekaliber itu; ia
tidak melakukan kesalahan seperti itu. Dan kalau ia memerkosa istri
kliennya yang sangat meragukan ia pasti melakukannya karena kebencian atau
? ?balas dendam. Ia akan mengikat si suami untuk menonton, lalu membunuh mereka
berdua. Tidak, sebagian besar dari kami mempercayai kisah pertama. Ia pergi ke
Eropa, dengan mangsa yang lebih besar untuk diburu dan dibunuh."
?"Versi itu memang ditujukan bagi Anda," kata Havilland sambil bersandar di
kursinya. "Maaf?" "Satu-satunya orang yang pemah dibunuh Jason Bourne di Asia pasca Vietnam adalah
perantara yang marah dan berusaha membunuhnya."
Tertegun, McAllister menatap diplomat itu. "Aku tidak mengerti."
"Jason Bourne yang baru saja Anda gambarkan tidak pemah ada. Ia hanya mitos."
"Anda tidak mungkin serius."
'Tidak pemah lebih serius lagi. Sekarang adalah saat-saat yang kacau di Timur
Jauh. Jaringan obat bius yang beroperasi dari Segitiga Emas sedang terlibat
perang yang kacau dan tak dipublikasikan. Konsul, wakil konsul. polisi,
politisi, geng kriminal, patroli perbatasan tatanan sosial
?tertinggi dan terendah semua terpengaruh. Uang dalam jumlah yang tak
?terbayangkan merupakan sumber daya bagi korupsi. Kapan pun dan di mana pun
terjadi pembunuhan yang mendapat cukup publikasi tak peduii situasi atau siapa
?yang dituduh Bourne ada di lokasi dan mengakui pembunuhan itu."
?"Memang dia pembunuhnya," McAllister yang kebingungan berkeras. "Ada tanda,
tarida-tanda. Semua orang tahu!"
"Semua orang menganggap begitu, Mr. Undersecretary. Telepon palsu ke polisi,
sepotong kain dikirim melalui pos, syal hitam ditemukan di sesemakan sehari
kemudian. Semua merupakan bagian dari strategi." , "Strategi" Apa maksud Anda?"
"Jason Bourne Jason Bourne yang asli adalah pembunuh yang sudah divonis.
? ?pelarian yang hidupnya berakhir dengan sebutir peluru di kepala, di tempat
bernama Tarn Quart, pada bulan-bulan terakhir perang Vietaam. Eksekusi di hutan.
Orang itu pengkhianat. Mayataya dibiarkan membusuk di sana ia menghilang begitu
?saja. Beberapa tahun kemudian, orang yang mengeksekusinya mengambil alih
identitasnya untuk salah satu proyek kita, proyek yang hampir berhasil,
seharusnya berhasil, tapi keluar jalur." "Keluar jalur bagaimana?"
"Lepas kendali. Orang itu orang yang sangat berani, yang menyamar untuk kita, ?yang menggunakan nama Jason Bourne selama tiga tahun terluka, dan luka-luka
?itu mengakibatkan amnesia. Ia kehilangan ingatan; ia tidak tahu siapa dirinya
atau siapa seharusnya dirinya."
"Ya Tuhan..." "Ia terjepit dilema. Dengan bantuan. seorang dokter alkoholik di sebuah pulau di
Mediterania, ia mencoba melacak hidupnya, identitasnya, dan di sini, aku
khawatir, ia gagal. la gagal, tapi wanita yang menjadi temannya tidak gagal;
wanita itu sekarang menjadi istrinya. Naluri wanita itu akurat; ia tahu orang
ini bukan pembunuh. Dengan sengaja ia memaksa pria ini memeriksa kata-katanya,
kemampuannya, akhirnya memaksanya mengadakan kontak yang rnembawanya kembali
kepada kita. Tapi kita, dengan perangkat intelijen paling canggih di dunia,
tidak mendengarkan karakteristik manusia. Kita memasarig perangkap untuk
membunuhnya " ?"Aku harus menyela, Mr. Ambassador," kata Reilly.
"Kenapa?" tanya Havilland. "Kita yang melakukannya dan kita tidak direkam."
"Seorang individu yang mengambil keputusan itu, bukan pemerintah Amerika
Serikat. Itu harus jelas, Sir,"
"Baik I ah," diplomat itu menyetujui, sambil menganggukkan kepala. "Namanya
Conklin, tapi itu tidak relevan, Jack. Personel pemerintah turut setta. Kejadian
seperti itu pemah terjadi."
"Personel pemerintah juga berperan penting dalam menyelamatkan
nyawanya." "Agak terlambat," gumam Havilland.
"Tapi kenapa?" tanya McAllister, sekarang mencondongkan tubuh ke depan,
terpesona cerita yang sangat aneh itu. "Ia salah seorang dari kita.
Kenapa ada yang ingin membunuhnya?"
"Amnesia yang dideritanya dianggap sesuatu yang lain. Secara keliru ia dianggap
membelot, bahwa ia telah membunuh tiga pengendalinya sendiri, dan menghilang
dengan membawa sejumlah besar uang dana pemerintah dengan nilai total lebih
?dari hma juta dolar."
"Lima juta...7" Dengan tertegun, menteri muda urusan luar negeri itu perlahan-
lahan bersandar kembali ke kursinya. "Dana sebanyak itu tersedia baginya secara
pribadf!" "Ya," kata sang duta besar. "Uang itu juga bagian dari strategi, bagian dari
proyek." "Kuanggap di sinilah aku perlu tutup mulut. Tentang proyek itu,
maksudku." 'Tenting sekali," jawab Reilly. "Bukan karena proyek itu terlepas dari apa yang
?telah terjadi, kami tidak meminta maaf untuk operasi itu tapi karena orang
?yang kami rekrut menjadi Jason Bourne dan dari mana
asalnya." "Ini membingungkan." "Akan menjadi jelas." 'Troyek itu, please."
Reilly memandang Raymond Havilland; diplomat tersebut mengangguk dan berbicara.
"Kita menciptakan seorang pembunuh untuk memancing keluar dan menjebak pembunuh
bayaran paling mematikan di Eropa."
"Carlos?" "Anda sigap, Mr. Undersecretary."
"Memangnya siapa lagi" Di Asia, Bourne selalu dibanding-bandingkan
dengan Jackal." "Perbandingan itu memang diadakan," kata .Havilland. "Sering kali dibesar-
besarkan dan disebarkan oleh para pakar strategi proyek, kelompok yang dikenal
dengan nama Treadstone Seventy-one. Nama itu diambil dari rumah persembunyian di
Seventy-first Street di New York, tempat latihan Jason Bourne yang dibangkitkan
kembali. Tempat itu merupakan pos komando dan seharusnya Anda mengenal nama
itu."- "Aku mengerti," kata McAllister hati-hati. "Kalau begitu perbandingan Itu, yang
membesar seiring reputasi Bourne, berfungsi sebagai tan tangan untuk Carlos.
Saat itulah Bourne pindah ke Eropa untuk menantang Jackal secara langsung. ?Untuk memaksanya keluar dan menghadapi penantangnya."
"Sangat sigap, Mr. Undersecretary. Ringkasnya, itulah strateginya.**
"Strategi yang luar biasa. Cemerlang, bahkan, dan tidak perlu pakar untuk
memahaminya. Tuhan tahu aku bukan pakar di bidang itu." "Anda mungkin akan
menjadi salah satunya " "Dan kata Anda, orang yang menjadi Bourne ini, pembunuh
?mistis ini, tiga tahun memainkan peran itu, lalu terluka "
The Bourne Supremacy Karya Robert Ludlum di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
?'Tertembak," sela Havilland. "Sebagian jaringan otaknya hancur." "Dan ia
kehilangan memorf!" "TotaL" "Ya Tuhan!"
"Sekalipun begitu, terlepas dari segala sesuatu yang dialaminya, dan dengan
bantuan wanita itu kebetulan, wanita itu ekonom yang bekerja pada pemerintah
?Kanada ia hampir saja berhasil membongkar semua ini. Cerita yang luar biasa,
?bukan?" "Sangat luar biasa. Tapi orang macam apa yang mau berbuat begitu, mampu berbuat
begitu?" John Reilly si rambut merah batuk pelan; Ambassador meliriknya singkat. "Kita
sekarang tiba di titik nol," kata pengawas tersebut, sekali lagi menggeser
tubuhnya yang besar untuk memandang McAllister. "Kalau masih ada keraguan, aku
masih bisa mengizinkan Anda pergi"
"Aku mencoba tidak mengulangi kata-kataku sendiri. Anda memiliki rekamannya."
"Terserah." "Kurasa itu cara lain yang digunakan orang-orang seperti Anda untuk mengatakan
kemungkinan tidak akan ada sidang," "Aku tidak pernah bilang begitu."
McAllister menelan ludah, pandangannya bertemu dengan tatapan tenang orang NSC
itu. Ia berpaling pada Havilland. "Silakan lanjutkan, Mr. Ambassador. Siapa
orang ini" Dari mana sebenarnya ia berasal?"
"Namanya David Webb. Sekarang ini ia menjadi dosen mata kuliah Studi Oriental di
universitas kecil di Maine dan menikah dengan wanita Kanada yang benar-benar
telah memandunya keluar dari labirin. Tanpa wanita ini, ia pasti sudah tewas
terbunuh tapi tanpa dirinya, wanita itu pasti sudah menjadi mayat di Zurich.'.'
?"Luar biasa," kata McAllister, hampir-hampir tak terdengar. "Intinya, wanita ini
adalah istri keduanya. Pernikahan pertamanya berakhir tragis akibat pembantaian
membabi buta di sanalah awal cerita ini bagi kita. Beberapa tahun yang lalu,
? Webb adalah petugas dinas luar negeri yang ditugaskan di Phnom Penh, pakar Timur
Jauh yang cemerlang, fasih dalam beberapa bahasa Oriental, dan menikah dengan
gadis dari Thailand yang ditemuinya di kuliah pascasarjana. Mereka tinggal di
rumah di tepi sungai dan memiliki dua anak. Kehidupan ideal bagi orang seperti
itu. Kehidupan yang menggabungkan keahlian yang dibutuhkan Washington di kawasan
itu dengan kesempatan untuk hidup dalam
museumnya sendiri. Lalu perang Vietnam meningkat dan suatu pagi sebuah jet
tempur tersesat tidak ada yang tahu pasti dari pi hak mana, tapi tidak ada yang?memberitahukan hal ini pada Webb menukik pada ketinggian rendah dan menghujani
?istri dan anak-anaknya dengan peluru sewaktu mereka sedang bermain-main di air.
Mayat mereka tercincang. Mereka mengambang ke tepi sungai sementara Webb
berusaha meraih mereka; ia memeluk mereka, berteriak-teriak tanpa daya ke
pesawat yang menghilang di atasnya."
"Mengerikan sekali," bisik McAllister.
"Sejak saat itu, Webb berubah. Ia menjadi orang yang sama sekali berbeda, yang
tidak pemah diimpikannya akan mampu dilakohinya. Ia menjadi pejuang gerilya yang
dikenal dengan nama Delta."
"Delta?" kata McAllister. "Gerilya..." Aku tidak mengerti."
'Tidak mungkin Anda mengerti." Havilland berpaling memandang Reilly, lalu
kembali memandang McAllister. "Sebagaimana yang dijelaskan Jack sesaat yang
lalu, kita sekarang berada di titik nol. Webb pergi ke Saigon dalam keadaan
dikuasai amarah, dan, ironisnya, melalui usaha seorang petugas CIA bemama
Conklin, yang bertahun-tahun kemudian mencoba membunuhnya, ia bergabung dengan
kelompok operasi rahasia yang disebut Medusa. Tidak ada nama yang digunakan
orang-orang di Medusa, hanya huruf-huruf dari alfabet Yunani Webb menjadi Delta
?One." "Medusa" Aku tidak pemah mendengamya."
'Titik nol," kata Reilly. "Arsip Medusa masih dikategorikan rahasia, tapi kami
diizinkan mengungkapkan sedikit di antaranya dalam kesempatan ini. Unit-unit
Medusa merupakan kumpulan orang dari berbagai negara, yang mengenal wilayah
Vietnam, utara dan selatah. Sejujurnya, sebagian besar di antara mereka
penjahat penyelundup narkotika, emas, senjata api, perhiasan, segala macam
?barang selundupan. Juga pembunuh tervonis, pelarian yang dihukum mati secara in
absentia... dan yang bisnisnya disita sekali lagi oleh kedua belah pihak. Mereka
?mengandalkan kita Paman Tua untuk membereskan semua masalah mereka kalau
? ?mereka menyusup ke wilayah-wilayah musuh, membunuh tersangka komplotan Viet Cong
dan kepala desa yang dianggap cenderung berpihak pada Charlie, dan kalau bisa
membantu tawanan perang melarikan diri. Mereka regu pembunuh pasukan maut,
?kalau Anda mau dan itu sudah cukup menjelaskan kondisi mereka, tapi tentu saja
?kita tidak akan pernah mengatakannya. Kesalahan dilakukan, jutaan dicuri, dan
kebanyak personel itu-tidak akan diizinkan memasuki ketentaraan beradab mana
pun, Webb termasuk di antaranya."
"Dengan latar belakangnya, kredibilitas akademisnya, ia dengan sukarel menjadi
bagian dari kelompok seperti itu?"
"Ia memiliki motif yang luar biasa besar," kata Havilland. "Yang ia tahu,
pesawat di Phnom Penh itu milik Vietnam Utara."
"Ada yang mengatakan ia gila," lanjut Reilly. "Lainnya menyebutnya aJili taktis
yang luar biasa, gerilyawan terhebat yang memahami cara berpikir Oriental dan
memimpin regu paling agresif dalam Medusa, ditakuti Komando Saigon maupun musuh.
Ia tidak bisa dikendalikan; satu-satunya aturan yang diikuti hanyalah aturannya
sendiri. Tampaknya ia mengadakan perburuan pribadi, melacak orang yang
menerbangkan pesawat itu dan yang telah menghancurkan kehidupannya. Perang itu
menjadi perangnya, kemurkaannya; semakin buas pertempuran, semakin memuaskan
baginya atau mungkin lebih dekat dengan keinginannya untuk mati."
? "Keinginan untuk...?" McAllister membiarkan kata-katanya mengambang.
'Teori yang paling menonjol saat itu," sela Ambassador. "Perang berakhir," kata
Reilly, "dengan malapetaka yang sama besar bagi Webb atau Delta namanya bagi ? ?kita semua. Mungkin lebih buruk lagi; tidak ada yang tersisa baginya. Tidak ada
lagi tujuan, tidak ada apa pun untuk diserang, untuk dibunuh. Hingga kita
mendekatinya dan memberinya alas an untuk melanjutkan kehidupan. Atau mungkin
alasan untuk melanjutkan usahanya untuk mati." Ifi&'Z
"Dengan menjadi Bourne dan memburu Carlos the Jackal," McAllister
menyelesaikannya. "Ya," petugas intelijen itu menyetujui. Kesunyian timbul sejenak. "Kita
membutuhkannya lagi," kata Havilland. Kata-kata yang diucapkan dengan pelan itu
terdengar seperti hantaman kapak pada kayu keras. ,
"Carlos muncul kembali?" ' Diplomat itu menggeleng. "Bukan Eropa. Kita
memerlukannya kembali di Asia dan kita tidak boleh menyia-nyiakan waktu lagi."
"Orang lain" Sasaran lain?". McAllister menelan ludah tanpa sadar. "Anda sudah
berbicara dengannya?"
"Kita tidak bisa mendekatinya. Tidak secara langsung." "Kenapa tidak?"
"Ia tidak akan membiarkan kita melewati pintu. Ia tidak mempercayai apa pun atau
siapa pun dari Washington, dan sulit menyalahkannya. Selama. berhari-hari,
berminggu-minggu, ia meminta tolong dan kita tidak mendengarkan. Bahkan, kita
berusaha membunuhnya."
"Sekali lagi aku harus memprotes,". sela Reilly. "Bukan kita. Tapi individu yang
beroperasi berdasarkan informasi yang salah. Dan pemerintah sekarang ini
menghabiskan lebih dari empat ratus ribu dolar setahun untuk program
perlindungan Webb." "Yang diejeknya. Ia percaya program itu tidak lebih daripada perangkap cadangan
untuk Carlos seandainya Jackal mengetahui keberadaannya. Ia percaya kita tidak
peduii padanya dan aku tidak yakin ia keliru. Ia pernah melihat Carlos dan
Carlos tidak tahu Webb masih belum bisa
mengingat wajahnya. Jackal memiliki semua alasan untuk memburu
Webb. Dan kalau Jackal memburunya, kita punya kesempatan kedua."
"Kemungkinan Carlos menemukan Webb begitu tipis hingga boleh dikatakan nol.
Catalan tentang Treadstone dikubur dan kalaupun tidak, catatan itu tidak berisi
informasi terbaru mengenai keberadaan Webb sekarang ataupun pekerjaannya."
"Ayolah, Mr. Reilly," kata Havilland agak jengkel. "Hanya latar belakang dan
kualifikasinya. Seberapa sulit" Jelas-jelas dia akademisi."
"Aku tidak menentang pendapat Anda, Mr. Ambassador," jawab Reilly yang agak
melunak. "Aku hanya ingin segala sesuatunya jelas. Jujur saja, Webb harus
ditangani dengan sangat hati-hati. Ia sudah mendapatkan kembali sebagian besar
memorinya, namun belum semuanya. Tapi ia mengingat cukup banyak tentang Medusa
untuk dianggap sebagai ancaman bagi kepentingan negara."
"Dengan cara bagaimana?" tanya McAllister. "Mungkin itu bukan yang terbaik dan
mungkin bftkan yang terburuk, tapi pada dasarhya itu adalah strategi militer
dalam masa perang." "Strategi yang tidak mendapat izin, tidak dicatat, dan tidak diakut
keberadaannya.. Tidak ada keterlibatan resmi."
"Bagaimana bisa begitu" Strategi itu didanai, dan kalau ada dana yang
dikeluarkan "??"Jangan bicara soal peraturan padaku," sela petugas intelijen gendut tersebut.
"Kita tidak direkam, tapi aku memiliki rekaman Anda,"
"Apa itu jawaban Anda?"
"Tidak, inilah jawabanku: tidak ada batas waktu dalam hai kejahatan perang dan
pembunuhan, Mr. Undersecretary, dan pembunuhan serta kejahatan dengan kekerasan
lainnya dilakukan terhadap pasukan kita sendiri, juga pasukan Sekutu. Pada
intinya, kejahatan-kejahatan itu dilakukan para pembunuh dan pencurr dalam
proses mencuri, menjarah, memerkosa, dan membunuh. Sebagian besar di antara
mereka adalah penjahat patologis. Sekalipun Medusa efektif dalam banyak hal,
strategi itu merupakan kesalahan tragis, lahir dari amarah dan frustrasi dalam
situasi yang tidak mungkin menang. Apa kebaikan yang bisa diperoleh dengan
membuka semua luka lama" Selain klaim yang memberatkan kita, kita akan
dikucilkan dari sebagian besar dunia beradab."
"Seperti yang kusebutkan tadi," kata McAllister, pelan dan enggan. "Di
Kementerian Luar Negeri, kami tidak percaya soal membuka luka lama." Ia
berpaling kepada sang diplomat. "Aku mulai paham. Anda ingin aku jnenghubungi
David Webb ini dan membujuknya kembali ke Asia. Untuk proyek lain, sasaran
lain sekalipun aku belum pernah menggunakan kata itu. dalam konteks ini sebelum
?malam ini. Dan kuanggap karena ada kesamaan yang mencolok di awal karier kami
?28 m kami sama-sama 'orang Asia'. Kami dianggap memiliki pemahaman dalam hal-hal yang
menyangkut Timur Jauh, dan menurut Anda, ia mau mendengarkanku." "Pada intinya,
ya." "Sekalipun begitu, Anda mengatakan ia tidak mau berhubungan dengan kitay Dalam
hal ini aku tidak mengerti. Bagaimana aku bisa melakukannya?"
"Kita akan melakukannya bersama-sama. Sebagaimana ia pemah membuat aturan bagi
dirinya sendiri, kita akan membuat aturan-aturan itu sekarang. Itu penting
sekali." "Karena orang yang ingin Anda bunuh?"
"'Dinetralisir' sudah cukup-Tindakan itu harus dilakukan."
"Dan Webb bisa melakukannya?"
"Bukan Webb. Jason Bourne. Kita mengirimnya seorang diri selama tiga tahun dalam
tekanan luar biasa tiba-tiba membrinya dirampas darinya dan ia diburu seperti
?binatang. Sekalipun demikian ia masih memiliki kemampuan untuk menyusup. dan
membunuh. Aku berbicara Ictus tcrang."
"Aku bisa memahaminya. Karena kita tidak direkam dan berdasarkan kemungkinan
?kita masih direkam " menteri' muda itu melirik dengan pandangan tak setuju pada
?Reilly, yang menggelertg dan mengangkat balm, "apakah aku diizinkan mengetahui
sasarannya?" "Boleh, dan kuminta Anda mengingat-ingat nama ini, Mr. Undersecretary, fa
menteri luar negeri Cina, Sheng Chou Yang."
McAllister memerah. karena marah. "Aku tidak perlu mengingat-ingatnya, dan
kupikir Anda tahu. Ia perangkat dalam kelompok perekonomian RRC dan kami
ditugaskan dalam konferensi dagang di Peking pada akhir tahun tujuh puluhan. Aku
berusaha memahaminya, menganalisisnya. Sheng adalah kolegaku dari pihak Cina dan
tidak kurang dari itu fakta yang aku curiga sudah Anda ketahui juga."?"Oh?" Duta besar berambut kelabu' itu mengangkat alisnya yang hitam, dan
mengelak dari teguran itu. "Apa pendapat Anda tentang dirinya" Apa yang Anda
pelajari tentang dirinya?"
"Ia dianggap sangat cerdas, sangat ambisius tapi peningkatannya dalam hierarki
?Peking juga menyatakan hal itu pada kita. Ia ditemukan pencari bakat yang
dikirim Komite Sentral beberapa tahun yang lalu di Universitas Fudan di
Shanghai. Awalnya karena ia menguasai bahasa Inggris dengan baik dan memiliki
pemahaman yang solid, bahkan luas, atas perekonomian Barat." "Apa lagi?"
Via dianggap materi yang menjanjikan. dan sesudah indoktrinasi mendalam, dikirim
ke London School of Economics untuk meraih gelar master. Berhasil." "Maksud
Anda?" "Sheng pengikut Mantis sejati dalam kaitannya dengan sistem pemerintahan
terpusat, tapi ia memiliki rasa hormat yang sehat terhadap keuntungan yang
bersifat kapitalis."
"Aku mengerti," kata Havilland. "Kalau begitu ia menerima kegagalan sistem
Soviet?" "Ia percaya kegagalan itu karena kesukaan orang-orang Rusia pada korupsi dan
kompromi tanpa otak di kalangan pejabat tinggi, serta alkohol di kalangan bawah.
Satu keberhasilannya adalah menyingkirkan penyalahgunaan seperti itu di pusat-
pusat industri." "Kedengarannya seperti lulusan pelatihan IBM, bukan?"
"Ia bertanggung jawab atas banyak kebijakan dagang RRC yang baru. Ia menyebabkan
Cina menghasilkan banyak uang." Sekali lagi sang menteri muda mencondongkan
tubuh ke depan, pandangannya tajam, ekspresinya bingung tertegun, mungkin lebih
?akurat. "Ya Tuhan, kenapa ada orang di pihak Barat yang menginginkan kematian
Sheng" Itu konyoll Ia sekutu perekonomian kita, faktor stabilisator politik di
negara terbesar di bumi yang secara ideologis bertentangan dengan kita! Melalui
dirinya dan orang-orang seperti dirinyalah kita berhasil mencapai kompromi.
Tanpa dirinya, apa pun arahnya, ada risiko bencana. Aku analis Cina profesional,
Mr. Ambassador, dan, kuulangi, yang Anda sarankan itu konyol. Orang dengan
prestasi seperti Anda seharusnya terlebih dulu menyadari hal itu dibanding
kami." Diplomat tua itu menatap penuduhnya dengan tajam, dan ia berbicara perlahan-
lahan, memilih kata-katanya dengan hati-hati. "Beberapa saat yang lalu kita
mencapai titik nol. Mantan petugas dinas luar negeri bernama David Webb menjadi
Jason Bourne untuk suatu tujuan. Sebaliknya. Sheng Chou Yang bukanlah orang yang
Anda kenal, bukan orang yang Anda pelajari sebagai kolega dari pihak lain. Ia
menjadi orang itu untuk sebuah tujuan."
"Apa maksud Anda?" balas McAllister dengan nada membela diri. "Segala sesuatu
yang kukatakan tentang dirinya ada dalam catatan beberapa catatan,
?resmi sebagian besar top secret dan eyes-only."
?"Eyes-only?" tanya mantan duta besar itu dengan lelah. "Ears-only, tongues-
only seperti harimau dengan ekor yang sibuk dikibas-kibaskan. Karena stempel
?resmi dicantumkan pada pengamatan tercatat yang dilakukan oleh orang-orang yang
tak tahu dari,mana asal catatan-catatan itu catatan-catatan tersebut ada di
?sana, dan itu sudah cukup. Tidak, Mr. Undersecretary, itu tidak cukup, tidak
pemah cukup." "Anda jelas memiliki informasi lain yang tidak kumiliki," kata orang Kementerian
Luar Negeri itu dengan dingin. "Kalau informasi itu memang informasi, bukan
disinformasi. Orang yang kujabarkan tadi orang yang pemah kukenal adalah Sheng
? ?Chou Yang." "Sama seperti David Webb yang kami jabarkan pada Anda sebagai
31 Jason Bourne... Tolong jangan marah. Aku tidak sedang bermain-main. Penting sekali
bagi Anda untuk memahami. Sheng bukanlah orang yang Anda kenal. Ia tidak pemah
menjadi orang yang Anda kenal."
"Kalau begitu siapa yang kukenal itu" Siapa orang yang hadir dalam konferensi-
konferensi itu?" la pengkhianat, Mr. Undersecretary. Sheng Chou Yang pengkhianat negaranya, dan
kalau pengkhianatannya terungkap yang pasti akan terjadi Peking akan ? ?menimpakan kesalahan pada Dunia Bebas. Konsekuensi dari kesalahan yang tak
terelakkan itu sungguh tak terbayangkan. Tapi, tidak ada keraguan sedikit pun
tentang tujuannya." "JSheng... pengkhianat" Aku tidak percaya! Ia dipuja-puja di Peking! Suatu hari
nanti ia akan menjadi ketua!"
"Kalau begitu Cina akan dipimpin Nasionalis fanatik dengan akar ideologi
berbasis di Taiwan."
"Anda gila Anda jelas sudah gila! Tunggu sebentar, kata Anda tadi, ia memiliki
?tujuan 'tidak ada keraguan sedikit pun tentang tujuannya', kata Anda tadi."
?"Ia dan anak buahnya bemiat mengambil alih Hong Kong. Ia sedang menyiapkan
serbuan kilat perekonomian, menempatkan seluruh perdagangan, seluruh institusi
finansial wilayah itu di bawah kendali komisi 'netral', lembaga pemeriksa yang
disetujui Peking yang berarti disetujui olehnya. Alat yang digunakannya adalah
?perjanjian Inggris yang akan berakhir pada tahun 1997, komisi itu seharusnya
merupakan awal yang logis untuk pengambilalihan dan pengendalian. Hal itu akan
terjadi ketika jalan sudah terbuka lebar bagi Sheng, sewaktu tak ada lagi yang
menghalangi jalannya. Sewaktu kata-katanya adalah satu-satunya yang
diperhitungkan dalam masalah perekonomian. Hal itu bisa terjadi dalam sebulan,
The Bourne Supremacy Karya Robert Ludlum di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
atau dua bulan. Atau minggu depan."
"Menurut Anda, Peking menyetujui hal ini?" McAllister memprotes. "Anda keliru!
Itu itu gila! Republik Rakyat Cina tidak akan pemah menyentuh Hong Kong secara
?substantia Negara itu menghasilkan enam puluh persen dari seluruh
perekonomiannya melalui Hong Kong. Perjanjian Cina menjamin status Zona Ekonomi
Bebas selama lima puluh tahun dan Sheng menandatanganinya, penandatangan paling
vital!" "Tapi Sheng bukanlah Sheng bukan seperti yang Anda kenal."
?"Lalu siapa dia?"
"Siapkan diri Anda, Mr. Undersecretary. Sheng Chou Yang adalah putra sulung
industrialis Shanghai yang meraup kekayaan di Cina lama yang korup, Kuomintang-
nya Chiang Kairshek. Sewaktu sudah jelas bahwa revolusi Mao akan berhasil,
keluarganya melarikan diri, seperti yang dilakukan banyak tuan tanah dan
panglima perang, bersama apa pun yang bisa mereka pindahkan. Pak tua itu
sekarang salah seorang taipan paling berkuasa di Hong Kong tapi yang mana, kami
?tidak tahu. Koloni akan menjadi mandatnya dan keluarganya, berkat seorang menteri di Peking,
putranya yang paling berharga. Itulah ironi tertinggi, pembalasan dendam
terakhir orang tua itu Hong Kong akan dikendalikan orang-orang yang telah
?mengkorupsi Cina Nasionalis. Selama bertahun-tahun mereka mengisap negara mereka
tanpa nurani, mengambil untung dari keringat orang-orang yang kelaparan dan
dicabut hak pilihnya, membuka jalan bagi revolusi Mao. Dan kalau itu kedengaran
seperti omong kosong Komunis, sayangnya sebagian besar di antaranya sangat
akurat. Sekarang sekelompok kecil fanatik, preman-preman ruang rapat yang
dipimpin seorang maniak, menginginkan kembali apa yang tak akan pemah diberikan
pengadilan intemasional pada mereka." Havilland diam sejenak, lalu melontarkan
sepatah kata. "Maniak!"
'Tapi kalau Anda tidak tahu siapa taipan ini, dari mana Anda tahu informasi itu
benar, bagian yang mana pun?" 'i*t.;
"Sumber-sumbernya dirahasiakan secara maksimum," sela Reilly, "tapi informasi
itu sudah dikonfirmasi. Cerita ini pertama kali diperoleh dari Taiwan. Informan
kita yang pertama anggota kabinet Nasionalis yang menganggap langkah ini sebagai
bencana yang hanya bisa menyebabkan banjir darah di seluruh Timur Jauh. Ia
memohon kita menghentikannya. Ia ditemukan tewas keesokan paginya, tiga butir
peluru di kepala, dan lehemya digorok di kalangan Cina, itu berarti pengkhianat?yang mati. Sejak itu lima orang lainnya sudah dibunuh, terbunuh dengan cara yang
sama. Informasi itu benar. Persekongkolan. ini hidup dan berjalan dan berasal
dari Hong Kong." "Itu gilaV "Lebih tepatnya," kata Havilland, "tidak akan pemah berhasil. Kalau bisa hanya
berdoa, kita mungkin bisa menutup mata, bahkan mengatakan semoga Tuhan
memberkati, tapi tidak. Rencana itu akan berantakan, seperti konspirasi Lin Biao
terhadap Mao Zedong berantakan pada tahun '72. Dan pada saat rencana itu'
berantakan, Peking akan menyalahkan uang Amerika dan Taiwan yang melibatkan
Inggris begitu juga kesepakatan diam-diam institusi-institusi keuangan
?terkemuka di dunia. Kemajuan ekonomi selama delapan tahun akan musnah begitu
saja karena sekelompok fanatik -ingin membalas dendam. Seperti kata Anda
sendiri, Mr. Undersecretary, Republik Rakyat Cina adalah negara ber-gejolak yang mudah curiga dan kalau?boleh kutambahkan pendapatku sendiri dari keberhasilan-keberhasilan yang Anda
jabarkan padaku pemerintah yang paranoid, terobsesi dengan pengkhianatan, baik
?dari dalam maupun dari luar. Cina percaya dunia bemiat < mengucilkannya secara
ekonomi, mencekiknya keluar dari pasar dunia, dan memaksanya bertekuk lutut
sementara Rusia tersenyum di seberang perbatasan utara Rusia akan menyerang
dengan cepat dan penuh kemurkaan, menghantam segala sesuatu, menyerap segala
sesuatu. Pasukannya akan menduduki
Kowloon, Pulau, dan seluruh Wilayah Baru. Investasi bernilai triliunan dolar
akan hilang. Tanpa keahlian koloni, perdagangan akan terhambat, berjuta-juta
tenaga kerja akan kacau kelaparan 'dan penyakit akan mengamuk. Timur Jauh akan
?membara, dan hasilnya bisa memicu perang yang tak ingin dibayangkan satu pun
dari kita." "Demi Tuhan," bisik McAllister. "Itu tidak boleh terjadi."
"Tidak, tidak boleh," diplomat itu menyetujui.
'Tapi kenapa Webb!" "Bukan Webb," kata Havilland memperbaiki. "Jason Bourne." "Baiklah! Kenapa
Bourne?" "Karena ada berita dari Kowloon bahwa ia sudah ada di sana."
"Apa?" "Padahal kita tahu ia tidak berada di sana." "Apa kata Anda tadi?"
Ta sudah menyerang. Ia sudah membunuh. Ia kembali ke Asia." "Webb?"
"Bukan, Bourne. St mitos." "Kata-kata Anda sama sekali tidak masuk akall" "Aku
bisa meyakinkan Anda bahwa ini sangat masuk akal bagi Sheng Chou Yang."
"Bagaimana caranya?" |pMf
"Ia membawa Jason Bourne kembali. Keahlian Jason Bourne sekali lagi disewa, dan,
seperti biasa, kliennya tidak bisa diungkap dalam kasus ini, klien yang paling
?tak terbayangkan. Jura bicara terkemuka Republik Rakyat Cina yang harus
menyingkirkan Oposisinya, baik di Hong Kong maupun di Peking. Selama enam bulan
terakhir suara-suara yang kuat di Kornite Sentral Peking anehnya membisu.
Menurut pengumuman resmi pemerintah, beberapa meninggal, dan mengingat usia, hal
itu bisa dipahami. Dua laitmya katanya tewas dalam kecelakaan satu karena
?pesawatnya jatuh, yang lain, dari sekian banyak kemungkinan, akibat perdarahan
otak sewaktu mendaki pegunungan Shaoguan kalaupun tidak benar, kebohongan itu
?setidaknya imajinatif. Lalu yang lainnya 'dipindahkan' istilah halus untuk
?dipecat dengan tidak hormat. Yang terakhir, dan yang paling luar biasa, Wakil
Perdana Menteri RRC dibunuh di Kowloon sewaktu tak seorang pun di Peking tahu
keberadaannya di sana. Mengerikan, lima orang dibantai di Tsim Sha Tsui dengan
si pembunuh meninggalkan kartu nama. Nama Jason Bourne diukir dengan darah di
lantai. Ego peniru yang menuntut pengakuan atas pembunuhan yang dilakukannya."
McAllister mengerjapkan mata dengan cepat, matanya menyambar-nyambar ke segala
arah. 'Ini semua sulit kucema," katanya tanpa daya. Lalu, kembali menjadi
profesional, ia menatap Havilland luras-lurus. "Apa ada kaitannya?" tanyanya.
Diplomat itu mengangguk. "Laporan-laporan intelijen kita spesifik. Semua orang
ini menentang kebijakan Sheng beberapa secara terang-terangan, yang lain dengan
?hati-hati. Wakil Perdana Menteri, anggota revolusi yang sudah tua dan anggota
veteran Long March-nya Mao, sangat vokal. la tidak tahan menghadapi Sheng.
Sekalipun begitu, apa yang dilakukannya secara diam-diam di Kowloon bersama para
bahkir" Peking tidak bisa menjawab, jadi demi menyelamatkan muka, mereka tidak
mengakui pembunuhan itu. Dengan dikremasi, Wakil Perdana Menteri menjadi tidak
ada." "Dan 'kartu nama' pembunuhnya nama yang ditulis dengan darah merupakan kaitan? ?kedua dengan Sheng," kata McAllister, suaranya sedikit gemetar, dengan gugup
memijat-mijat dahinya. "Kenapa ia berbuat begitu" Meninggalkan nama, maksudku!"
"Ia kembali ke bisnis ini dan pembunuhan itu spektakuler. Nah, Anda sudah mulai
memahami?" "Aku tidak yakin aku mengerti maksud Anda."
"Bagi kami, Bourne baru ini adalah rate langsung ke Sheng Chou Yang. Ia
perangkap kami. Peniru yang berperan sebagai sang mitos, tapi kalau sang mitos
asli melacak dan menyingkirkan penirunya, ia bisa menghubungi Sheng. Sederhana
sekali sebenarnya. Jason Bourne yang kita ciptakan akan menggantikan pembunuh
baru yang menggunakan namanya mi. Begitu berada di tempatnya, Jason Bourne kita
akan mengirim alarm mendesak ada kejadian drastis yang mengancam seluruh
?strategi Sheng dan Sheng harus bereaksi. Ia tidak mungkin tidak bereaksi,
?karena keamanannya harus mutlak, tangannya harus bersih. Ia akan terpaksa
menampakkan diri, kalaupun hanya untuk membunuh orang sewaannya, untuk
menyingkirkan kaitan apa pun. Pada saat itu, kita tidak akan gagal."
"Terbentuklah lingkaran," kata McAllister, suaranya tak lebih keras daripada
bisikan, saat ia menatap diplomat itu. "Dan dari segala yang Anda katakan
padaku, Webb tidak akan mendekatinya, apalagi melibatkan diri."
"Kalau begitu, kita harus memberikan alasan yang sangat kuat baginya," kata
Havilland lembut. "Dalam profesiku sejujurnya, selalu dalam profesiku kami
? ?mencari pola, pola yang akan memicu seseorang." Sambil mengerutkan kening,
dengan pandangan kosong dan menerawang, duta besar yang telah uzur itu bersandar
kembali ke kursinya; jelas ia tidak tenang dengan keputusannya sendiri.
"Terkadang pola-pola itu merupakan pemahaman yang buruk menjijikkan,
?sebenarnya tapi orang harus mempertimbangkan kebaikan yang lebih besar,
?keuntungan yang lebih besar. Bagi semua orang."
"Itu tidak menyatakan apa pun padaku."
"David Webb menjadi Jason Bourne untuk satu alasan alasan yang
?sama dengan yang membawanya masuk ke Medusa. Istrinya dirampas darinya; anak-
anaknya dan ibu anak-anaknya dibunuh." "Oh, Tuhan...*"
"Sekarang saatnya aku harus pergi," kata Reilly, sambil beranjak dari kursinya.
3 MARIE! Oh, Tuhan, Marie, kejadian itu terulangi Pintu banjir terbuka dan aku
tidak bisa menanganinya. Sudah kucoba, sayangku, kucoba sekuat tenaga tapi aku
terempas aku hanyut dan tenggelam! Aku tahu apa yang akan kaukatakan kalau aku
?mengatakannya padamu; itu sebabnya aku tidak akan menceritakannya padamu
sekalipun aku tahu kau akan melihatnya di mataku, mendengarnya dalam
suaraku entqh bagaimana, hanya dirimu yang tahu caranya. Kau akan mengatakan
?seharusnya aku pulang kepadamu, berbicara denganmu, bersamamu, dan kita bisa
mengatasinya bersama-sama. Bersama-sama! Ya Tuhan! Sebanyak apa yang bisa
kauhadapi" Setidak adil apa yang bisa kulakukan, seberapa lama kita bisa
menjalani kehidupan seperti ini" Aku begitu mencintaimu, dengan begitu banyak
cara, hingga ada kalanya aku terpaksa melakukannya sendiri. Kalau saja aku bisa
membebaskdnmu sejenak dari bahaya, membiarkanmu tenang sejenak tanpa merasa
waswas sementara kau merawatku. Tapi, kau tahu, kekasihku, aku bisa
melakukannya! Aku melakukannya malam ini dan aku baik-baik saja. Aku sudah
tenang sekarang, aku baik-baik saja. Dan sekarang aku akan pulang padamu lebih
baik daripada sebelumnya. Harus, karena tanpa dirimu tidak ada lagi yang
tersisa. Dengan wajah basah kuyup oleh keringat, pakaian larinya menempel ke tubuhnya,
David Webb berlari terengah-engah menyeberangi rerumputan dingin padang yang
gelap, melewati bangku-bangku, dan mendaki jalan setapak semen ke arah gedung
olahraga universitas. Matahari musim gugur sudah menghilang di balik gedung-
gedung baru kampus, cahaya-riya menerangi langit senja saat mengambang di atas
hutan Maine di kejauhan. Hawa dingin musim gugur menusuk; la menggigil. Bukan
ini yang diinginkan para dokternya.
Sekalipun begitu, ia sudah mengikuti saran rhedis; sekarang adalah salah satu
dari hari-hari itu. Para dokter pemerintah sudah memberitahunya saat-saat itu
akan muncul dan saat-saat seperti itu pasti muncul sewaktu bayang-bayang atau? ?potongan-potongan kenangan yang tiba-tiba
dan mengganggu menerobos ke dalam benaknya. Cara terbaik untuk menanganinya
adalah dengan berolahraga keras. Tabel EKG-nya menunjukkan jantung yang sehat,
paru-parunya baik, sekalipun ia cukup bodoh untuk merokok, dan karena tubuhnya
mampu menerima hukuman, itulah cara terbaik untuk membebaskan pikirannya. Yang
diperlukannya pada saat-saat seperti itu adalah ketenangan.
"Apa salahnya sedikit minuman dan rokok?" katanya dulu pada para dokternya,
menyatakan seleranya yang sebenarnya. "Jantung berdetak lebih cepat, tubuh tidak
menderita, dan benak jelas lebih lega."
"Minuman dan rokok merupakan depresan," jawab satu-satunya orang yang mau ia
dengarkan nasihatnya. "Stimulan buatan yang hanya menimbulkan depresi lebih jauh
dan meningkatkan kegelisahan. Lari, atau renang, atau bercinta dengan istrimu-
?atau dengan siapa pun. Jahgan menjadi orang bodoh dan kembali kemari dalam
keadaan yang lebih parah... Lupakan dirimu, pikirkan aku. Aku bekerja terlalu
keras demi kau, orang yang tak tahu berterima kasih. Pergi dari sini, Webb.
Jalani hidupmu yang bisa kauingat dari hidupmu dan nikmatilah. Kau mendapatkan
? ?kehidupan yang lebih baik daripada kebanyakan orang, dan jangan pemah lupa. atau
akan kubatalkan pesta bulanan kita di bar pilihan, dan kau boleh pergi ke
neraka. Dan lepas dari fakta bahwa neraka tidak ada apa-apanya bagimu, aku
merindukan pesta itu... Pergilah, David. Sudah waktunya kau pergi."
Morris Panov satu-satunya orang selain Marie yang mampu menjangkau dirinya.
Dalam satu hal memang ironis, karena awalnya Mo tidak termasuk salah satu dokter
pemerintah; psikiater itu tidak mencari maupun ditawari izin keamanan untuk
mendengar rincian rahasia latar belakang David Webb, tempat kebohongan bernama
Jason Bourne dikuburkan. Namun Panov memaksa dirinya masuk, mengancam akan
mengungkap aib kalau ia tidak diberi izin keamanan dan diberi hak bicara pada
terapi selanjutnya. Alasannya sederhana, karena sewaktu David nyaris mati di
tangan orang-orang yang menerima informasi keliru dan yakin dirinya harus mati,
informasi yang keliru itu secara tak sadar diberikan Panov dan bagaimana proses
itu terjadi membuatnya marah. Dalam kepanikan ia didekati seseorang yang tidak
menyerah melihat kepanikan, dan mendapat pertanyaan-pertanyaan "hipotetis"
mengenai kemungkinan agen yang mungkin gila, yang menyamar dalam situasi yang
berpotensi menimbulkan bencana. Jawaban-jawabannya hati-hati dan samar ia tidak
?bisa dan tidak akan mendiagnosis pasien yang belum pemah ditemuinya tapi, ya,
?kemungkinan itu ada dan bukannya tidak pemah terjadi, tapi, tentu saja,
diagnosis itu tidak boleh dianggap serius tanpa pemeriksaan fisik I dan mental.
Kata kuncinya adalah tidak', ia seharusnya tidak mengatakan apa-apa! katanya
kemudian. Karena di telinga para amatir, kata-katanya itu telah memastikan
perintah eksekusi atas Webb hukuman
?mati bagi "Jason Bourne" tindakan yang dibatalkan hanya pada saat terakhir
?berkat David sendiri, sementara sepasukan algojo masih berada di posisi mereka
yang tersembunyi. Bukan saja Morris Panov bergabung dengan kelompok di Walter Reed Hospital dan
kemudian di kompleks medis Virginia, tapi boleh dibilang ia yang memimpin
acara- acara Webb. Haram jadah itu menderita amnesia, kalian orang-orang tolol
?terkutuk! Ia sudah berusaha memberitahu kalian selama berminggu-minggu dalam
bahasa Inggris yang sangat mudah dipahami kurasa terlalu mudah bagi mentalitas
? kalian yang sudah terpolusi.
Mereka telah bekerja sama selama berbulan-bulan, sebagai pasien dan dokter dan ?akhirnya sebagai teman. Fakta bahwa Marie memuja Mo juga tidak ada ruginya demi
?Tuhan, Marie membutuhkan sekutu! Beban David merupakan beban sangat be rat yang
hams dipikul istrinya, sejak hari-hari pertama di Swiss sewaktu Marie mulai
memahami' penderitaan orang yang tadinya menyandera dirinya itu, hingga saat ia
menyatakan komitmen finalnya untuk membantu Webb melawan keinginan David
? ?tanpa pemah sekali pun mempercayai apa yang dipercayai Webb sendiri. Berulang-
ulang Marie memberitahu Webb bahwa Webb bukan pembunuh seperti dugaannya, bukan
pembunuh bayaran seperti cap yang diberikan orang padanya. Kepercayaan Marie
menjadi sauh dalam laut pribadi Webb yang mengamuk, cinta Marie menjadi inti
munculnya kewarasannya. Tanpa Marie, Webb hanya mayat terbuang yang tak memiliki
cinta, dan tanpa Mo Panov, ia tak lebih dari tanaman. Tapi karena kedua-orang
itu mendukungnya, Webb berhasil " menyibak awan tebal yang bergulung-gulung dan
kembali menemukan cahaya matahari.
Itu sebabnya ia memilih berlari selama satu jam di jalur lari yang sepi dan
dingin, bukannya pulang sesudah menjalani seminar sore. Seminar mingguannya
sering berjalan melampaui batas waktu. Jadi Marie tidak pemah merencanakan makan
malam, tahu bahwa mereka akan makan di luar, dengan kedua pengawal mereka yang
tidak mengganggu berada di dalam kegelapan, di suatu tempat di belakang
mereka seperti salah satu yang menyeberangi padang di belakangnya sekarang,
?hampir tak terlihat, dan yang satunya tak diragukan lagi berada di dalam gedung
olahraga. Sinting! Atau tidak"
Yang mendorongnya melakukan "olahraga keras" seperti istilah Panov itu adalah
bayangan yang muncul tiba-tiba dalam benaknya sewaktu ia menilai karya tulis
para mahasiswanya beberapa jam yang lalu di ruangannya. Bayangan seraut
wajah wajah yang dikenalnya, diingatnya, dan sangat dicintainya. Wajah bocah
?yang semakin lama semakin dewasa dalam layar mentalnya, lalu muncul dengan
ukuran penuh, mengenakan seragam, buram, tidak sempuma, tapi merupakan bagian
dirinya Saat air mata bisu bergulir menuruni pipinya ia tahu itu adalah wajah
kakaknya yang mati seperti kata mereka. tawanan perang yang diselamatkannya dari hutan-
hutan Tarn Quan bertahun-tahun yang lalu di antara ledakan-ledakan dan
pengkhianat bernama Jason Bourne yang telah dieksekusinya. Ia tidak mampu
mengatasi sepotong bayangan yang brutal itu; ia hampir-hampir tak berhasil
menyudahi seminarnya yang dipersingkat, mengajukan alasan pusing hebat Ia harus
meredakan tekanan, menerima atau menolak terungkapnya kenangan itu dengan
bantuan logika, yang menyuruhnya pergi ke gedung olahraga dan berlari menentang
angin, angin kuat apa pun. Ia tidak bisa membebani Marie setiap kali kejadian
seperti ini berlangsung; ia terlalu mencintai Marie. Kalau bisa, ia harus
mengatasinya sendiri. Itu kontraknya dengan dirinya sendiri.
Ia membuka pintu gedung olahraga yang berat, sekilas bertanya-tanya kenapa pintu
masuk gedung olahraga selalu berat seperti gerbang jeruji puri kuno. Ia masuk
dan berjalan menyeberangi lantai batu, melewati ambang pintu melengkung dan
menyusuri lorong berdinding putih hingga tiba di pintu ruang loker fakultas. Ia
bersyukur karena ruangan itu kosong; ia sedang tidak ingin berbasa-basi, dan
kalau terpaksa melakukannya, tidak ragu lagi ia akan tampak cemberut, kalau
bukan aneh. Ia juga tidak ingin menghadapi tatapan yang mungkin dipicu'
sikapnya. Ia sudah terlalu tegang; ia harus menarik diri secara bertahap,
The Bourne Supremacy Karya Robert Ludlum di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
perlahan-lahan, mula-mula sendiri, lalu bersama Marie. Astaga, kapan semua ini
akan berhenti" Berapa banyak lagi yang bisa dimintanya dari Marie" Tapi kalau
dipikir-pikir lagi, ia tidak pernah.memintanya Marie member! tanpa dirninta.
?Webb tiba di deretan loker. Lokemya sendiri berada di dekat ujung. Ia sedang
berjalan di sela-sela bangku kayu panjang dan lemari-lemari logam yang saling
terhubung sewaktu matanya tiba-tiba terpaku pada benda di depannya. Ia bergegas
maju; sehelai kertas pesan terlipat ditempelkan di lokemya. Ia menyambarnya "
dan membukanya: Istrimu menelepon. Ia ingin kau meneleponnya secepat mungkin.
Katanya mendesak. Ralph. Penjaga gimnasium itu seharusnya cukup pintar untuk keluar dan berteriak
memariggilku! pikir David marah sambil memutar nomor kombinasi dan membuka
lokemya. Sesudah mengaduk-aduk saku celana panjangnya mencari uang receh, ia
berlari ke telepon umum di dinding; ia memasukkan koin, terganggu karena
tangannya gemetar. Lalu ia tahu alasannya. Marie tidak pemah menggunakan kata
"mendesak". Marie menghindari kata-kata seperti itu.
"Halo?" "Ada apa?" "Sudah kuduga kau ada di sana, olahraga," kata istrinya. "Obat serbaguna Mo,
obat yang dijaminnya akan menyembuhkanmu, atau malah membuatmu kena serangan
jantung." "Ada apa?" "David, pulanglah. Ada orang yang harus kautemui di sini. Cepatlah, Sayang."
Undersecretary Edward McAllister melakukan perkenalannya sesedikit mungkin, tapi
memasukkan beberapa fakta tertentu agar Webb tahu ia bukan berasal dari jajaran
bawah di Kementerian. Di sisi lain, ia tidak . melebih-lebihkan posisi
pentingnya; ia birokrat yang kokoh, yakin keahlian apa pun yang dimilikinya
mampu mengatasi perubahan dalam pemerintahan.
"Kalau Anda mau, Mr. Webb, urusan kita bisa menunggu sampai Anda berganti
pakaian yang lebih nyaman."
David masih mengenakan celana pendek dan T-shirt bemoda keringat, setelah
menyambar pakaiannya dari loker dan berlari ke mobilnya dari gedung olahraga.
"Kurasa tidak," katanya. "Kurasa urusan Anda tidak bisa menunggu tidak di ?tempat asal Anda, Mr. McAllister."
"Duduklah, David." Marie St. Jacques Webb berjalan ke ruang duduk, membawa dua
helai handuk. "Anda juga, Mr. McAllister." Ia memberikan sehelai handuk pada
Webb sementara kedua pria itu duduk berhadapari di depan perapian yang tidak
menyala. Marie berdiri di belakang suaminya dan mulai mengeringkan leher dan
bahunya dengan handuk kedua, cahaya dari lampu meja mempertegas warna merah
rambutnya, wajahnya yang manis tersernbunyi dalam keremangan, matanya terarah
kepada orang Kementerian Luar Negeri tersebut. "Silakan, mulai lah," lanjutnya.
"Seperti yang telah kita setujui, aku mendapat izin dari pemerintah untuk
mendengar segala hal yang mungkin akan Anda katakan."
"Apa ada yang meragukanT" tanya David sambil melirik ke atas kepada istrinya,
lalu memandang tamunya, tanpa berusaha menyembunyikan sikap bermusuhan.
"Sama sekali tidak," jawab McAllister, tersenyum lemah namun talus. "Siapa pun
yang pemah membaca mengenai kontribusi istri Anda tak akan berani mengabaikan
dirinya. Sementara yang lain gagal, ia berhasil."
"Itu sudah cukup," Webb menyetujui. 'Tanpa harus mengatakan apa-apa, tentu
saja." "Hei, ayolah,. David, santai sedikit:"
"Maaf. Ia benar." Webb mencoba tersenyum; tidak berhasil. "Aku terburu-buru
menilai, dan seharusnya aku tidak begitu, bukan?"
"Menurutku, Anda berhak," kata sang menteri. "Aku tahu aku juga akan begitu,
kalau jadi Anda. Terlepas dari fakta bahwa latar belakang kita sangat mirip aku
?ditugaskan di Timur Jauh selama beberapa tahun tidak ada yang akan
?mempertimbangkanku untuk penugasan yang Anda jalani. Pengalaman Anda sangat jauh
melampauiku." Melampauiku juga. Jelas sekali." **7^< "Menurutku tidak begitu. Kegagalan itu ?bukan tanggung jawab Anda, Tuhan tahu."
"Sekarang Anda bersikap ramah. Jangan tersinggung, tapi terlalu ram ah dari
?posisi Anda membuatku gugup."
?"Kalau begitu sebaiknya kita bicarakan saja masalahnya, oke?" "Silakan."
"Dan kuharap Anda belum menilaiku terlalu keras. Aku bukan musuh Anda, Mr. Webb.
Aku ingin menjadi teman Anda. Aku bisa menekan tombol-tombol yang akan membantu
Anda, melindungi Anda."
"Dari apa?" "Dari sesuatu yang tak pemah diduga siapa pun." "Mari kita dengar."
"Tiga puluh menit dari sekarang pengamanan Anda akan dilipat-gandakan," kata
McAllister, pandangannya tertuju ke mata David. "Itu keputusanku, dan menjadi
empat kali lipat kalau menurutku perlu. Setiap kedatangan di kampus ini akan
diteliti, area ini akan diperiksa setiap jam. Para penjaga yang bergantian tugas
tidak akan lagi tersamar, hanya mengawasi dari jauh, mereka sekarang akan
kelihatan. Sangat mencolok, dan, kuharap, mengancam."
"Astaga!" Webb melompat bangkit dari kursi. "Carlos?"
"Menurut kami bukan," kata orang dari Kementerian Luar Negeri itu sambil
menggeleng. "Kita tidak bisa mengesampingkan Carlos, tapi dugaan itu terlalu
jauh, kemungkinannya terlalu kecil."
"Oh?" David mengangguk. 'Tasti begitu. Kalau Jackal pelakunya, anak buah kalian
akan membanjiri tempat ini dan tidak terlihat. Kalian akan membiarkan dia
memburuku, lalu menangkapnya, dan kalau aku terbunuh, itu harga yang bisa
diterima." "Bagiku tidak. Anda tidak perlu mempercayai kata-kataku, tapi aku serius."
"Terima kasih. Tapi apa yang kita bicarakan ini?" "Arsip Anda telah
ditembus maksudku, arsip Treadstone telah disusupi."
?"Disusupi" Diungkap tanpa izin?"
"Mula-mula tidak. Tadinya ada pengesahan, karena ada krisis dan dalam hal itu
?kami tidak punya pilihan. Lalu segalanya lepas kendali dan sekarang kami
khawatir. Atas diri Anda."'
"Tolong mundur lagi; Siapa yang mendapat arsip itu?"
"Seseorang di dalam, dengan posisi tinggi. Kredibilitas terbaik, tak seorang pun
bisa meragukannya." "Siapa orang itu?"
"Anggota Mi-Six Inggris yang beroperasi di Hong Kong, orang andalan CIA selama
bertahun-tahun. Ia terbang ke Washington, langsung
menemui penghubung utamanya di Agency, minta diberi segala informasi tentang
Jason Bourne. Ia mengklaim ada krisis di wilayahnya yang merupakan akibat
langsung dari proyek Treadstone itu. Ia juga menyatakan ada informasi peka yang
akan dipertukarkan antara intelijen Inggris dan Amerika term dipertukarkan dan
? ?menurutnya lebih baik permintaannya dipenuhL"
"Ia hams punya alasan yang sangat bagus."
"Memang." McAllister diam sejenak dengan gugup, mengerjap-ngerjapkan mata dan
menggosok-gosok kening dengan jari.
"Well?" "Jason Bourne telah kembali," kata McAllister dengan suara pelan. "Ia sudah
membunuh lagi. Di Kowloon."
Marie terkesiap; ia mencengkeram bahu kanan suaminya, matanya yang besar dan
cokelat memancarkan kemarahan, ketakutan. Ia menatap diam orang dari Kementerian
Luar Negeri itu. Webb tidak bergerak. Sebaliknya, ia mengamati McAllister dengan
penuh selidik, seperti orang yang mengamati ular kobra.
"Apa maksud Anda?" bisik David, lalu meninggikan suara. "Jason Bourne Jason ?Bourne yang itu tidak lagi ada. Ia tidak pernah ada!"
?"Anda tahu itu dan kami tahu, tapi di Asia legendanya masih hidup. Anda yang
menciptakannya, Mr. Webb dengan cemerlang, menurut penilaianku."
?"Aku tidak tertarik dengan penilaian Anda, Mr. McAllister," kata David sambil
menyingkirkan tangan istrinya dan bangkit dari kursi. "Apa yang sedang
dikerjakan agen Mi-Six ini" Berapa usianya" Bagaimana faktor stabilitasnya,
catatan prestasinya" Anda pasti melacaknya
terus-menerus." 'Tentu saja kami melacaknya dan tidak ada yang tak biasa. London mengkonfirmasi
catatan prestasinya yang menonjol, statusnya saat ini, juga informasi yang
dibawanya pada kami. Sebagai kepala pos MI6, ia dipanggil kepolisian Kowloon-
Hong Kong karena sifat peristiwa yang berpotensi meledak. Kementerian Luar
Negeri Inggris sendiri mendukungnya."
"Keliru!" teriak Webb sambil menggeleng, lalu merendahkan suaranya. "Ia sudah
berkhianat, Mr. McAllister! Ada yang menawarkan sejumlah uang padanya untuk
mendapatkan arsip itu. Ia menggunakan satu-satunya kebohongan yang pasti
berhasil dan kalian semua menelannya!"
"Aku khawatir itu bukan kebohongan sejauh yang diketahuinya. Ia mempercayai
?bukti itu, dan London juga mempercayainya. Seorang Jason Bourne telah kembali ke
Asia." "Dan bagaimana kalau kukatakan ini bukan pertama kalinya pusat kendali diumpani
kebohongan sehingga orang yang kelebihan beban
43 kerja. raenanggung risiko terlalu besar, dengan gaji terlalu rendah bisa
membelot! Selama bertahun-tahun, dengan bahaya yang harus dihadapi, dan tidak
ada hasilnya. Ia memutuskan untuk meraih satu kesempatan yang bisa memberinya
penghasilan sepanjang sisa hidupnya. Dalam hal ini, arsip itu!"
"Kalau itu yang terjadi, berarti tak ada gunanya bagi orang itu. Ia sudah
tewas." "Ia apa...?"
"Ia tewas ditembak dua malam yang lalu di Kowloon, di ruang kerjanya, satu jam
sesudah ia mendarat kembali di Hong Kong."
Terkutuk, bukan itu yang terjadil" jerit David, kebingungan. "Orang yang
membelot menyiapkan rencana cadangan. Ia membangun kasus yang memberatkannya
sebelum bertindak, memberitahu si pendukung kasus itu akan diterima orang-orang
yang tepat kalau ada kejadian buruk menimpa dirinya. Itu asuransinya, satu-
satunya asuransinya."
"Ia bersih," orang Kementerian Luar Negeri itu berkeras.
"Atau bodoh," kata Webb.
'Tidak ada yang menganggap begitu."
"Apa anggapan mereka?"
"Bahwa ia sedang memburu suatu perkembangan luar biasa, perkembangan yang bisa
meletus menjadi kekerasan dan meluas di kalangan bawah tanah Hong Kong dan
Macao. Kejahatan terbrganisir tiba-tiba saja menjadi tak terorganisir, tidak
seperti perang tong pada tahun dua puluhan dan tiga puluhan. Pembunuhan
meningkat. Geng-geng yang bermusuhan memicu kerusuhan; pelabuhan menjadi medan
perang; gudang-gudang, bahkan kapal-kapal kargo diledakkan untuk membalas
dendam, atau untuk menghabisi pesaing. Terkadang yang dibutuhkan hanya beberapa
kelompok yang berperang dan seorang Jason Bourne di latar belakang."?Tapi karena Jason Bourne tidak ada, itu menjadi tugas polisil Bukan MM"
"Mr. McAllister baru saja mengatakan orang itu dipanggil oleh kepolisian Hong
Kong," sela Marie, menatap McAllister dengan tajam. "Jelas sekali Mi-Six setuju
dengan keputusan itu. Kenapa begitu?"
"Itu arena yang salah!" David berkeras, napasnya pendek-pendek.
"Jason Bourne bukan ciptaan pihak kepolisian," kata Marie sambil melangkah ke
sisi suaminya. "Ia diciptakan intelijen AS melalui Kementerian Luar Negeri. Tapi
kuduga Mi-Six melibatkan diri untuk alasan yang lebih mendesak ketimbang sekadar
menemukan pembunuh yang berpura-pura menjadi Jason Bourne. Apakah aku benar, Mr.
McAllister?" "Anda benar, Mrs. Webb. Jauh lebih mendesak. Dalam diskusi-diskusi kami selama
dua hari terakhir, beberapa anggota seksi kami merasa Anda akan memahami' lebih
jelas daripada kami. Katakan saja itu
masalah perekonomian yang bisa memicu kekacauan politik serius, bukan saja di
Hong Kong tapi di seluruh dunia. Anda ekonom yang dipandang tinggi oleh
pemerintah Kanada. Anda memberikan nasihat pada para duta
besar dan delegasi Kanada di seluruh dunia."
"Bisakah kalian menjelaskannya pada orang yang sedang bersusah payah memahami?"
"Sekarang bukan waktu yang tepat untuk membiarkan terjadinya kekacauan di pasar
Hong Kong, Mr. Webb mungkin terutama pasar ilegalnya. Kekacauan yang disertai
?kekerasan menimbulkan kesan ketidakstabilan pemerintah, kalau bukan
ketidakstabilan yang lebih jauh lagi. Sekarang bukan waktu yang tepat untuk
memberikan amunisi tambahan pada kaum ekspansionis di Cina Merah lebih daripada
yang sudah mereka miliki."
'Tolong diulangi?" "Perjanjian tahun 1997," jawab -Marie dengan suara pelan. "Sewanya akan berakhir
kurang dari satu dekade lagi, yang menjadi alasan Perjanjian baru sedang
dinegosiasikan dengan Peking. Sekalipun begitu, semua orang gugup, segalanya
tidak pasti, dan. tidak ada yang lebih berkuasa. Kestabilan yang tenang sangat
diperlukan." David memandang istrinya, lalu kembali memandang McAllister. Ia mengangguk. "Aku
mengerti. Aku membaca koran dan majalah... tapi aku tidak banyak tahu tentang
masalah itu." "Minat suamiku tertuju pada bidang lain," Marie menjelaskan pada McAllister.
"Studi tentang manusia dan peradabannya."
"Baiklah," Webb menyetujui. "Lalu?"
"Aku tertarik pada uang dan pertukaran uang yang terus-menerus ekspansi, ?pasar, dan fluktuasinya stabilitas, atau tidak adanya stabilitas. Dan kalau
?Hong Kong tidak memiliki arti lain, tempat itu berarti uang. Itulah satu-satunya
komoditas Hong Kong; hanya sedikit alasan untuk keberadaannya. Industri akan
mati tanpa uang; tanpa penyesuaian, pompa-nya hanya akan-mengeluarkan udara."
"Dan kalau tidak ada stabilitas, yang ada hanya kekacauan," tambah McAllister.
"Itu alasan bagi para panglima perang tua di Cina. Republik Rakyat Cina akan
berderap masuk untuk mengatasi kekacauan, menekan mereka yang memicu keributan,
dan tak akan ada lagi yang tersisa kecuali raksasa kikuk yang runtuh bersama
seluruh koloni, term as uk Wilayah Bam. Mereka yang lebih berkepala dingin di
Beijing tidak diacuhkan demi elemen-elemen lebih agresif yang ingin
menyelamatkan muka melalui pengendalian militer. Bank-bank akan runtuh,
perdagangan di Timur Jauh akan stagnan. Kacau."
"RRC akan berbuat begitu?"
"Hong Kong, Kowloon, Macao dan semua wilayahnya merupakan bagian dari 'negara
besar di bawah langit' bahkan Perjanjiaa Cin*
?45 memperjelas hal itu. Semua adalah satu entitas, dan Oriental tidak akan
menolerir anak yang tidak patuh, Anda tahu itu."
"Anda bermaksud memberitahuku bahwa satu orang yang berpura-pura menjadi Jason
Bourne bisa melakukannya menimbulkan krisis seperti ini" Aku tidak percaya!"
?"Itu skenario yang ekstrem, tapi, ya, kejadian seperti itu bisa menjadi
kenyataan. Anda mengerti, mitos itu hidup bersamanya, itulah faktor hipnotisnya.
Pembunuhan berganda dibebankan pada dirinya, hanya untuk menjauhkan pembunuh-
pembunuh yang sebenarnya para sekongkol sayap kanan dan kiri yang fanatik
?menggunakan citra mematikan Bourne untuk keuntungan mereka sendiri. Kalau Anda
pikir lagi, begitulah cara mitos itu diciptakan, bukan" Setiap kali ada orang
penting di Cina Selatan yang tewas dibunuh, Anda, sebagai Jason Bourne,
memastikan pembunuhan itu atas nama Anda. Pada akhir masa dua tahun itu Anda
sudah terkenal, sekalipun faktanya Anda hanya membunuh satu orang, informan
mabuk di Macao yang mencoba mencekik Anda." "Aku tidak ingat," kata David.
Orang dari Kementerian Luar Negeri mengangguk bersimpati. "Ya, aku sudah diberi
tahu. Tapi tidakkah Anda mengerti" Kalau yang dibunuh dianggap tokoh-tokoh
politik berkuasa katakan saja gubemur koloni, atau negosiator RRC, atau yang
?setingkat itu, seluruh koloni akan membara." McAllister diam sejenak, menggeleng
kelelahan. "Tapi, ini kepentingan kami, bukan kepentingan Anda, dan aku bisa
memberitahu Anda bahwa kami sudah menugaskan orang-orang terbaik di kalangan
intelijen untuk menanganinya. Kepentingan Anda adalah drri Anda sendiri, Mr.
Webb. Dan sekarang ini, sebagai masalah hati nurani, itu menjadi masalahku. Anda
harus dilindungi." "Arsip itu," ujar Marie dingin, "seharusnya tidak pemah diberikan kepada siapa
pun." "Kami tidak punya pilihan. Kami bekerja sama erat dengan Inggris; kami harus
membuktikan Treadstone sudah berakhir, tamat. Bahwa suami Anda ribuan mil
jauhnya dari Hong Kong."
"Kalian memberitahu mereka di mana ia berada?" teriak istri Webb. "Berani-
beraninya kalian!" "Kami tidak punya pilihan," kata McAllister sekali lagi, dan sekali lagi
menggosok keningnya. "Kami harus bekerja sama sewaktu krisis ertentu muncul.
?Anda pasti bisa memahaminya."
"Yang tidak bisa kumengerti adalah kenapa pernah ada arsip mengenai amiku!" kata
Marie, murka. "Penyamarannya dalam, sangat dalaml" "Dana Kongres untuk operasi
intelijen menuntut arsip seperti itu. Itu dah hukumnya."
"Singkirkan!" kata David dengan marah. "Karena Anda begitu
mengenalku, Anda tahu dari mana asalku. Katakan, di mana semua
catatan tentang Medusa?"
. "Aku tidak bisa menjawabnya," jawab McAllister. "Anda bam saja menjawab," kata
Webb. "Dr. Panov memohon pada kalian untuk menghancurkan semua catatan Treadstone,"
Marie bersikeras. "Atau sedikitnya menggunakan nama-nama palsu, tapi kalian
bahkan tidak bersedia melakukannya. Orang-orang macam apa kalian ini?"
The Bourne Supremacy Karya Robert Ludlum di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Aku pasti akan menyetujui keduanyal" kata McAllister tiba-tiba dengan nada
keras dan mengejutkan. "Maafkan aku, Mrs. Webb, Maafkan aku. Ini semua terjadi
sebelum masaku... Seperti Anda, aku juga tersinggung. Anda mungkin benar, mungkin
seharusnya tidak pemah ada arsip. Ada cara-cara "?"Omong kosong," sela David, suaranya terdengar hampa. "Itu bagian dari strategi
lain, jebakan lain. Kalian menginginkan Carlos, dan kalian tidak peduii cara
mendapatkannya." "Aku peduii, Mr. Webb, dan Anda juga tidak perlu mempercayainya. Apa artinya
Jackal bagiku atau bagi Seksi Timur Jauh" Ia masalah Eropa."
?"Anda bermaksud mengatakan aku menghabiskan waktu tiga tahun memburu seseorang
yang tidak berarti apa-apa?"
"Tidak, tentu saja bukan begitu. Waktu berubah, perspektif berubah.
Terkadang semua begitu sia-sia." "Demi Tuhan!"
'Tenang, David," kata Marie, perhatiannya sejenak terpaku pada orang dari
Kementerian Luar Negeri itu, yang duduk dengan wajah pucat, kedua tangannya
mencengkeram lengan kursi. "Sebaiknya kita semua tenang." Lalu ia memaksa
suaminya membalas tatapannya. "Ada yang terjadi sore ini, bukan?"
"Akan kuceritakan nanti."
"Tentu saja." Marie memandang McAllister sementara David kembali ke kursinya,
wajahnya tampak berkerut dan kelelahan, tampak lebih tua dibandingkan beberapa
menit yang lalu. "Segala sesuatu yang Anda katakan pada kami ada tujuannya,
bukan?" kata Marie pada orang dari Kementerian Luar Negeri itu. "Ada sesuatu
yang Anda ingin kami ketahui, bukan?"
"Ya, dan itu tidak mudah bagiku. Tolong camkan bahwa baru-baru ini aku mendapat
penugasan, dengan izin penuh, untuk menangani dokumen rahasia Mr. Webb."
'Termasuk istri dan anak-anaknya di Kamboja?"
"Ya." "Kalau begitu, tolong katakan apa yang harus Anda katakan." McAllister sekali
lagi meluruskan jemarinya yang kurus. dan deng
gugup memijat-mijat keningnya. "Dari yang kami pelajari yang dikonfirrnasi
?London lima jam yang lalu ada kemungkinan suami Anda menjadi sasaran. Ada yang
?menginginkan ia dibunuh." '
'Tapi bukan Carlos, bukan Jackal," kata Webb, mencondongkan tubuh ke depan.
"Bukan. Sedikitnya kami tidak melihat kaitannya."
"Apa yang Anda lihat?" tanya Marie sambil duduk di lengan kursi David. "Apa yang
Anda pelajari?" "Petugas Mi-Six di Kowloon itu memiliki banyak' dokumen peka di ruangannya. yang
akan dihargai sangat mahal di Hong Kong. Tapi hanya arsip Treadstone arsip ?mengenai Jason Bourne yang diambil. Itu konfirmasi yang diberikan London pada
?kami. Seakan-akan ada isyarat yang dikirimkan: Ia orang yang kami inginkan,
hanya Jason Bourne."
Tapi kenapa?" jerit Marie, tangannya mencengkeram pergelangan David.
"Karena ada yang dibunuh," jawab Webb dengan suara pelan. "Dan ada orang lain
yang ingin membalas dendam."
Srigala Perak 1 Pedang Bayangan Dan Panji Sakti Huan Jian Ling Qi Seri Thiansan Karya Liang Ie Shen Pedang Naga Kemala 3