Pencarian

Dracula 10

Dracula Karya Bram Stoker Bagian 10


Aku yakin sekali bahwa aku benar. Kesimpulanku yang baru sudah siap. Sekarang
akan kukumpulkan rombongan kami, dan akan kubacakan catatanku. Mereka bisa
mempertimbangkannya. Kamk-harus cermat sekali, karena setiap menit sangat
berharga. CATATAN HARIAN MINA HARKER (dimasukkan ke dalam buku hariannya)
Dasar penelitian. Persoalan Count Dracula adalah, kembali ke tempat asalnya.?(a) Ia harus dibawa kembali oleh seseorang. Itu, jelas, karena sekiranya ia
mampu pergi sendiri, ia bisa pergi sebagai manusia, atau serigala, atau
kelelawar, atau dengan cara lain. Jelas bahwa ia takut ketahuan atau takut
adanya halangan bila sedang dalam keadaan tak berdaya yaitu terkurung
?di dalam peti kayunya antara saat fajar dan matahari terbenam.
(b) Dengan cara bagaimana ia harus dibawa" Dalam hal ini ada beberapa
kemungkinan. Melalui jalan darat biasa, dengan kereta api, atau lewat sungai"
(1). Lewat jalan darat biasa. Banyak sekali kesulitannya, terutama waktu
meninggalkan kota. (x) Banyak orang, dan orang suka ingin tahu, lalu menyelidiki. Suatu petunjuk,
dugaan, atau keraguan mengenai apa isi peti itu akan menghancurkannya.
(y) Ada pula, atau mungkin ada, pemeriksa-pemeriksa bea cukai atau pemeriksa-
pemeriksa lain yang harus dilewati.
(z) Orang-orang yang ingin menangkapnya mungkin mengejarnya. Itulah yang paling
ditakutinya. Untuk mencegah agar tidak dikhianati, ia sudah membebaskan sebanyak
mungkin korbannya -juga aku!
?(2) Dengan kereta apu Tak ada orang yang menjaga peti itu. Ada kemungkinan
ditinggalkan di kereta api, dan bila ditinggalkan akan berbahaya sekali, dengan
adanya musuh-musuh yang terus mengikuti. Ia memang bisa lolos pada malam hari,
tapi akan jadi apa dia bila tertinggal di suatu tempat asing, tak punya tempat
melarikan diri" Ia tak ingin itu terjadi, dan dia tak mau menyerempet bahaya.
(3) Lewat sungai. Inilah cara paling aman, ditinjau dari satu segi. Tapi di sisi
lain paling besar bahayanya. Di air ia tak berdaya, kecuali pada
305 304 \tialam hari, dan pada saat itu pun ia hanya bisa memanggil kabut dan badai,
atau salju dan serigala-serigalanya. Tapi jika kapalnya karam, air yang terus
mengalir akan menelannya, dan jelas ia akan kalah. Ia bisa meluncurkan kapal itu
ke darat, tapi bila daratan itu tak ramah ia takkan bebas bergerak, dan keadaan
itu akan sangat sulit. Dari laporan yang sudah dikumpulkan, kita tahu bahwa ia memilih lewat sungai,
jadi yang harus kita lakukan adalah mencari kepastian di sungai mana.
Yang penting-adalah benar-benar mengetahui apa 'yang telah dilakukannya, supaya
kita tahu apa yang akan dikerjakannya setelah itu.
Pertama-tama. Kita harus membedakan antara apa yang dilakukannya di London, ?sebagai bagian dari rencana geraknya secara umum, bila ia terdesak pada saat-
saat tertentu dan harus mengatur langkah sebaik-baiknya.
Kedua. Kita harus melihat, sejauh yang bisa kita duga dari kenyataan-kenyataan
?yang sudah kita ketahui apa yang telah dilakukannya di sini.
Mengenai hal yang pertama, jelas bahwa ia berniat datang ke Galatz, dan
mengirimkan surat ke Varna untuk menipu kita, karena takut kalau-kalau kita
mempelajari dengan cara apa ia keluar dari Inggris. Jadi tujuannya yang paling
mendesak adalah meloloskan diri. Bukti mengenai hal itu adalah surat berisi
instruksi-instruksinya yang dikirimkan kepada Immanuel Hildesheim agar mengambil
dan membawa pergi peti itu sebelum mata-306
hari terbit. Ada pula instruksi kepaaa Petrof Skinsky. Hal itu hanya bisa kita
duga, tapi pasti ada surat berisi pesan, karena Skinsy mendatangi Hildesheim.
Sebegitu jauh kita akui bahwa rencana-rencananya berhasil. Kapal Czarina
Catherine telah berlayar dengan kecepatan luar biasa demikian cepatnya hingga
?menimbulkan kecurigaan nakhoda Donelson. Tapi kepercayaannya pada takhayul dan
kecerdikannya malah menguntungkan Count. Kapalnya melaju dengan angin buritan,
melanggar kabut kabut dan segala-galanya, hingga tiba di Galatz, padahal
nakhodanya tak bisa melihat arah. Telah terbukti bahwa langkah-langkah Count
telah direncanakan dengan baik. Hildesheim mengambil peti itu, dan
menyerahkannya pada Skinsky. Skinsky mengambilnya, dan sampai di situ kita pun
kehilangan jejak. Kita hanya tahu bahwa peti itu berada di suatu tempat, dan
berpindah terus. Pemeriksaan-pemeriksaan bea cukai dan yang lain-lain bisa
dihindari. Sekarang kita sampai pada persoalan mengenai apa yang telah dilakukan Count
setelah ia tiba di Galatz.
Peti itu diserahkan pada Skinsky setelah matahari terbit. Saat matahari terbit,
Count muncul dalam bentuknya sendiri. Sekarang pertanyaannya mengapa Skinsky
yang dipilih untuk membantunya dalam pekerjaannya" Dalam catatan harian suamiku,
ditulis bahwa Skinsky adalah orang yang berurusan dengan orang-orang Slowak yang
ber - 307 dagang di sungai sampai ke pelabuhan. Pernyataan Skinsky bahwa pembunuhan itu
pasti perbuatan seorang Slowak, menunjukkan rasa tak suka orang pada umumnya
terhadap golongan itu. Count ingin ditinggalkan sendiri.
Dugaanku adalah, bahwa di London, Count memutuskan untuk kembali ke purinya
lewat laut, yang merupakan cara paling aman dan paling tak diketahui orang. Dari
puri ia dibawa oleh orang-orang Szgany, dan mereka mungkin menyerahkan barang
mereka kepada orang-orang Slowak yang membawa peti-peti itu ke-Varna, dan dari
sana diangkut dengan kapal ke London. Dengan demikian Count bisa tahu siapa-
siapa yang bisa memberikan pelayanan pengangkutan. Waktu peti-peti itu tiba di
darat setelah matahari terbit atau matahari terbenam, ia keluar dari petinya. Ia
menemui Skinsky dan memerintahkannya untuk melakukan hal-hal sehubungan dengan
pengangkutan peti-peti itu ke suatu sungai. Setelah itu dilakukannya, ia tahu
bahwa semuanya sudah siap. Ia pun menghapus semua jejaknya dengan cara membunuh
agennya itu. Aku sudah mempelajari peta, dan kudapati bahwa sungai yang mungkin dilayari oleh
orang-orang Slowak itu adalah Sungai Pruth atau Sungai Sereth. Dalam catatan
yang sudah ditik, kubaca bahwa waktu aku dalam keadaan tersihir, aku mendengar
sapi melenguh dan debur air yang sama tingginya dengan telingaku, mengalir
berputar-putar, ditambah suara kayu berderak-derak. Kalau begitu, Count yang
berada di dalam petinya berada di sebuah
308 perahu terbuka yang dikayuh dengan dayung atau kayu panjang, karena tebing
sungainya dekat dan perahu berlayar melawan arus. Suara-suara seperti itu takkan
ada bila orang berlayar mengikuti arus.
CATATAN HARIAN MINA HARKER (lanjutan)
Setelah aku selesai membaca, Jonathan memeluk dan menciumku. Yang lain-lain
menyalamiku bergantian, dan Profesor Van Helsing berkata,
"Sekali lagi Madam Mina menjadi guru kita. Matanya bisa melihat apa yang tak
dapat kita lihat. Sekarang kita bisa melacak lagi, dan kali ini kita pasti
berhasil. Musuh kita sedang berada dalam keadaan paling tak berdaya. Dan bila
kita bisa menyerangnya pada siang hari, lewat sungai, selesailah tugas kita. Dia
memang sudah menang pada langkah awalnya, tapi dia tak bisa terburu-buru, karena
dia tak mau meninggalkan petinya, takut kalau ka au orang-orang yang membawanya
merasa curiga. Bila mereka curiga, mereka akan melemparkannya ke sungai, dan dia
akan mati di sana. Dia tahu itu, sebab itu dia tak mau itu terjadi. Nah, teman-
temanku seperjuangan, di sini dan sekaranglah kita harus merencanakan apa yang
harus kita lakukan sendiri-sendiri maupun bersama-sama."
"Saya akan mengusahakan sebuah kapal api untuk menyusulnya," kata Lord
Godalming. "Dan saya mengusahakan kuda-kuda untuk menyusulnya lewat darat, kalau-kalau dia
mendarat," kata Mr. Morris.
"Bagus!" kata Profesor. "Dua-duanya bagus. Tapi tak ada yang boleh pergi seorang
diri. Harus ada cukup kekuatan untuk melawannya. Orang Slowak itu kuat dan
bengis, dan dia membawa senjata mengerikan pula." Yang mendengar tersenyum,
karena mereka pun boleh dikatakan membawa banyak senjata. Kata Mr. Morris,
"Saya membawa beberapa pucuk senapan yang sangat mudah digunakan di tengah-
tengah orang banyak, soalnya mungkin kita harus menghadapi kawanan serigala.
Kita tentu ingat bahwa Count memiliki alat-alat pencegah lain. Dia punya
penuntun penuntun lain yang tak bisa didengar atau dimengerti dengan baik oleh
Mrs. Harker. Kita harus siap dalam segala hal." Kata Dr. Seward,
"Kurasa sebaiknya aku ikut kau, Quincey. Kita sudah biasa berburu bersama-sama.
Dan kalau kita berdua punya senjata lengkap, kita bisa menandingi apa pun yang
mungkin menghadang. Kau juga tak boleh sendiri, Art Mungkin kau perlu melawan
orang-orang Slowak, dan bila kau sampai tertikam karena kurasa orang-orang itu?tidak membawa senjata api hancurlah rencana kita. Kali ini tak boleh ada salah
?langkah. Kita tak akan berhenti sebelum kepala Count terpisah dari tubuhnya, dan
sebelum kita yakin bahwa dia takkan bisa menitis ke tubuh lain." Sambil
berbicara, ia menatap Jonathan, dan Jonathan memandang padaku. Kulihat kekasihku
itu amat bimbang. Ia tentu ingin sekali bersamaku, tapi
310 langkah terakhir ini mungkin akan merupakan serangan yang memusnahkan si... si
vampir itu (Mengapa aku ragu-ragu menuliskan nama itu"), Jonathan diam saja, dan
selama ia diam, Profesor Van Helsing berkata,
"Saudara Jonathan, ini adalah kesempatan yang baik bagimu. Ada dua alasan.
Pertama-tama karena kau masih muda dan pemberani, dan kau bisa berjuang. Dan
seluruh energi kita mungkin dibutuhkan sampai titik terakhir. Lagi pula inilah
kesempatanmu untuk menghancurkan dia yang telah mendatangkan bencana bagimu dan
bagi orang yang kaucintai. Jangan mencemaskan Madam Mina. Kalau boleh, aku
sendiri yang akan menjaganya. Aku sudah tua, kakiku tak sekuat dulu lagi, dan
aku tak bisa menunggang kuda lama-lama, yang diperlukan untuk mengejar, dan aku
tidak pula kuat untuk berjuang dengan senjata mematikan. Tapi aku bisa
memberikan jasaku dalam hal lain, dan aku bisa berjuang dengan cara yang lain.
Aku juga bersedia mati seperti kalian yang muda. Nah, sekarang akan kupaparkan
rencanaku. Begini, sementara Lord Godalming dan Jonathan pergi naik kapal motor
yang sangat laju itu di sungai, sementara John dan Quincey mengawal di tebing
sungai, di mana musuh mungkin mendarat, aku akan membawa Madam Mina ke jantung
negara musuh kita. Sementara musang licik itu terikat di dalam petinya,
terapung-apung di air di mana dia tak bisa lolos ke darat karena dia tak ?berani membuka tutup peti matinya, takut kalau-kalau orang-orang yang membawanya
311 memusnahkannya kami akan pergi mengikuti jejak yang pernah dilalui Jonathan
?dari Bistritz ke Borgo, dan mencari jalan ke Puri Dracula. Dalam keadaan
tersihir, Madam Mina pasti bisa membantu, dan kami pasti bisa menemukan jalan
kami. Tanpa itu, jalan itu pasti takkan bisa kami temukan lagi, setelah matahari
terbit untuk pertama kali, bila kami sudah mendekati tempat yang amat menentukan
itu. Banyak yang harus dikerjakan, dan masih banyak tempat lain yang harus
disucikan untuk membinasakan sarang ular berbisa itu." Tiba-tiba Jonathan
menyelanya dengan berapi-api,
"Profesor Van Helsing, apakah Anda bermaksud membawa Mina ke mulut setan yang
merupakan perangkap kematian itu" Padahal keadaannya amat menyedihkan, dan dia
ternoda oleh penyakit dari setan itu. Saya tak mengizinkan! Demi surga dan
neraka, jangan lakukan itu!" Ia seolah-olah tak mampu berkata-kata lagi beberapa
menit lamanya, lalu sambungnya,
"Tahukah Anda tempat apa itu" Pernahkah Anda melihat gua yang mengerikan dari
setan neraka itu, di mana sinar bulan pun seakan-akan hidup dalam bentuk-bentuk
mengerikan, dan setiap bintik debu yang berputar-putar di angin merupakan jabang
bayi monster yang siap melahap" Pernahkah Anda merasakan bibir vampir di leher
Anda?" Lalu ia menoleh padaku, dan sambil menatap dahiku dengan pandangan
berapi-api, dilemparkannya kedua lengannya ke atas, "Oh, Tuhanku, apa yang telah
kami lakukan, hingga 312 kami harus ditimpa kengerian ini?" Lalu ia terduduk di atas sofa dengan sikap
putus asa, karena sedihnya. Kemudian Profesor berbicara. Suaranya yang jelas dan
manis terasa bergetar di udara. Dan suara itu membuat kami tenang.
"Oh, saudaraku, justru karena ingin menyelamatkan Madam Mina dari tempat jahat
itulah maka aku akan pergi. Demi Tuhan, aku tidak akan membawanya ke sana bila
tidak dengan maksud yang baik itu. Ada suatu tugas tugas berat yang harus
? ?kukerjakan di sana. Tapi Madam Mina tak boleh melihatnya. Kita semua, kecuali
Jonathan, sudah melihat dengan mata kepala sendiri, apa yang harus dilakukan
sebelum tempat itu disuci-I3n. Ingatlah bahwa kita berada dalam keadaan yang
sulit. Bila Count lolos dari kita kali ini -padahal dia itu kuat, licik, dan
?cerdik mungkin dia akan memilih untuk tidur selama seabad, lalu wanita yang
?kita sayangi ini," diambilnya tanganku "akan mendatangi dan menemaninya, dan
? ?akan menjadi perempuan seperti yang pernah kaulihat itu, Jonathan. Kau telah
bercerita tentang bibir mereka yang mengerikan, kau telah mendengar tawa mereka
yang biadab saat mereka menangkap bungkusan yang bergerak-gerak, yang
digemparkan Count kepada mereka. Nah, kau bergidik, itu masuk akal. Maafkan aku
menyakitimu begini, tapi itu perlu. Sahabatku, aku bersedia mengorbankan
hidupku. Kalaupun ada yang harus pergi ke situ untuk menetap, akulah yang akan
pergi menemani mereka."
313 "Lakukanlah sekehendak Anda," kala Jonathan dengan terisak, hingga seluruh
tubuhnya terguncang. "Kita serahkan semuanya ke tangan Tuhan!"
Kemudian. Oh, alangkah senangnya aku melihat pria-pria pemberani itu bekerja. ?Kaum wanita tak bisa berbuat lain kecuali mencintai mereka, kalau mereka begitu
bersungguh-sungguh, begitu tulus, dan pemberani! Dan aku jadi mengakui pula
betapa besarnya pengaruh uang! Apa yang bisa dilakukan bila uang itu
dimanfaatkan dengan tepat, dan apa pula yang mungkin diakibatkannya bila
dimanfaatkan dengan salah. Aku merasa bersyukur sekali bahwa Lord Godalming
begitu kaya, dan bahwa ia dan Mr. Morris yang juga memiliki banyak uang, sama-
sama mau mengeluarkannya dengan bebas. Karena bila mereka tak mau, ekspedisi
kecil kami" ini takkan bisa dimulai, dan takkan bisa diperlengkapi secepat dan
sebaik ini. Kini kami sudah siap hanya dalam waktu satu jam. Belum sampai tiga
jam yang lalu sudah diatur tugas apa-apa yang harus kami lakukan, dan sekarang
Lord Godalming dan Jonathan sudah mendapatkan sebuah kapal api yang canggih,
yang siap berlayar setiap saat Dr. Seward dan Mr. Morris mengumpulkan setengah
lusin kuda yang bagus, dan sudah terlatih dengan" baik. Sedangkan kami memiliki
peta-peta dan bermacam-macam kebutuhan yang nanti diperlukan. Aku dan Profesor
Van Helsing akan berangkat ke Veresti naik kereta api yang berangkat jam 11.40.
Di tempat itu kami akan mencari kereta kuda untuk
314 pergi ke Celah Borgo. Kami membawa banyak uang tunai, karena kereta dan kuda-
kudanya harus kami beli. Kami akan menjalankannya sendiri, sebab tak ada seorang
pun yang bisa kami percayai dalam hal ini. Profesor tahu banyak bahasa sedikit-
sedikit dan itu sangat membantu. Kami semua punya senjata, bahkan aku pun punya
sebuah revolver. Jonathan tidak merasa tenang bila aku tidak dipersenjatai pula
seperti yang lain-lain. Tapi sayang! Aku tak bisa membawa satu macam senjata
yang dibawa oleh yang lain-lain, karena noda di dahiku tidak memungkinkannya.
Profesor Van Helsing yang baik menghiburku dengan mengatakan bahwa senjata yang
ada padaku sudah cukup untuk menghadapi serigala-serigala yang mungkin kami
temui. Cuaca makin lama makin dingin, salju sebentar turun sebentar berhenti,
seolah-olah memberikan peringatan.
Kemudian. Aku harus meneguhkan hati untuk mengucapkan selamat berpisah pada
?kekasihku. Mungkin kami takkan bertemu lagi. Teguhkan hatimu, Mina! Lihat,
Profesor memandangimu dengan tajam, pandangannya merupakan peringatan. Tak boleh
ada air mata sekarang. Air mata hanya boleh keluar bila Tuhan memberi kami
kebahagiaan. CATATAN HARIAN JONATHAN HARKER
30 Oktober, larut malam. Kutulis catatan ini di cahaya tungku kapal api. Lord
?Godalming sedang menyalakan api. Ia berpengalaman dalam
315 pekerjaan itu, karena selama bertahun-tahun ia memiliki sebuah kapal api yang
berlayar di Sungai Thames, dan sebuah lagi di Norfolk Broads. Dalam
mempertimbangkan rencana-rencana kami, akhirnya kami putuskan bahwa dugaan Mina-
Iah yang benar, yaitu bila Count memilih jalan air waktu ia melarikan diri ke
purinya, maka Sungai Sereth dan Sungai Bistritz-lah yang akan dipilihnya. Kami
perhitungkan bahwa tempat yang dipilihnya untuk menyeberangi negeri itu adalah
suatu tempat yang letaknya kira-kira pada empat puluh tujuh derajat lintang
utara, di antara sungai dan Pegunungan Carpathia. Kami tidak takut berlayar
dengan kecepatan tinggi pada malam hari, karena airnya dalam dan tebing-
tebingnya jauh terpisah, hingga berlayar dalam gelap pun cukup mudah. Lord
Godalming menyuruhku tidur sebentar, karena untuk sementara cukup seorang saja
yang jaga. Tapi aku tak bisa tidur. Mana mungkin aku tidur kalau kekasihku
sedang terancam bahaya yang begitu besar, dan ia sedang pergi ke tempat
mengerikan itu. Satu-satunya hal yang menghiburku adalah keyakinanku bahwa kami
berada di tangan Tuhan. Karena kepercayaan itu, kami jadi merasa lebih mudah
mati daripada hidup. Sebab itu, hilanglah semua kebimbangan. Mr. Morris dan Dr.
Seward sudah berangkat dengan kuda-kuda mereka. Mereka harus tetap berada di
tempat yang tepat di tebing, dalam jarak yang cukup jauh. Mereka harus berada di
tempat yang tinggi, supaya dari tempat itu mereka bisa melihat jauh ke
316 sungai. Dan mereka harus menghindari tikungan-tikungan. Pada tahap pertama


Dracula Karya Bram Stoker di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mereka membayar dua orang untuk menunggang dan menuntun kuda-kuda cadangan yang
berjumlah empat ekor, supaya tidak menarik perhatian orang. Tak lama kemudian
orang-orang itu disuruh pergi, dan selanjutnya mereka akan mengurus sendiri
kuda-kuda itu. Mung-% kin kelak kami harus menggabungkan kekuatan kami, dan
dengan demikian kuda-kuda itu bisa dimanfaatkan untuk kami semua. Salah satu
pelananya bisa diubah-ubah dan disesuaikan, "upaya nanti bisa ditunggangi Mina
dengan mudah bila diperlukan.
Kami sedang menjalani petualangan gila-gilaan. Kini kami sedang melaju terus
dalam kegelapan, sementara udara dingin dari sungai seolah naik " untuk
menyerang, disertai berbagai suara malam yang misterius di sekeliling kami. Kami
serasa hanyut ke tempat-tempat yang tidak kami kenal, ke dunia gelap yang penuh
dengan hal-hal menakutkan. Godalming menutup pintu tungku....
31 Oktober. Kami masih melaju terus. Hari sudah siang, dan Godalming sedang ?tidur. Aku sedang jaga. Pagi ini dinginnya menggigit. Meskipun memakai mantel
bulu binatang, kami masih membutuhkan panasnya tungku. Selama ini kami hanya
berpapasan dengan beberapa perahu terbuka, tapi tak satu pun di antaranya yang
memuat peti atau bungkusan besar atau apa pun yang berukuran seperti yang kami
cari. Orang-orang ketakutan se-317
tiap kali kami menyorotkan lampu ke kapal mereka, dan mereka berlutut, lalu
berdoa. 1 November, malam hari. Sepanjang hari tak ada berita. Kami belum menemukan
?yang kami cari. Kini kami memasuki Sungai Bistritz, dan bila dugaan kami keliru,
kesempatan kami hilang. Kami sudah memeriksa semua perahu, besar dan kecil.
Pagi-pagi tadi sebuah perahu mengira kami adalah kapal pemerintah, dan
memperlakukan kami sebagaimana mestinya. Di situ kami melihat kesempatan untuk
melicinkan urusan kami. Jadi di Fundu, di batas Sungai Bistritz dan Sungai
Sereth, kami mendapatkan sebuah bendera Rumania yang kini kami kibarkan secara
mencolok. Selama ini muslihat itu berhasil. Setiap kali kami memeriksa perahu,
mereka selalu memperlakukan kami dengan hormat, dan t%k ada satu pun yang
berkeberatan terhadap apa yang kami lakukan atau kami tanyakan. Ada beberapa
orang Slowak yang memberitahu kami bahwa sebuah perahu besar baru saja melewati
mereka dengan kecepatan sangat tinggi, melebihi kecepatan wajar, karena memiliki
banyak anak buah kapal. Mereka berpapasan dengan perahu itu sebelum tiba di Fundu, jadi mereka tak bisa mengatakan apakah perahu itu membelok ke Sungai
Bistritz atau tefgts ke Sungai Sereth. Di Fundu, kami tidak mendengar tentang
perahu semacam itu, jadi pasti perahu itu lewat malam hari. Aku mengantuk,
mungkin gara-gara udara dingin ini, dan alam pun kadang-kadang harus
beristirahat Godalming berkeras menjalani
318 giliran jaga yang pertama. Mudah-mudahan Tuhan memberkatinya atas kebaikannya
padaku dan pada Mina. 2 November, pagi hari. Hari sudah benar-benar siang. Orang baik itu tak mau ?membangunkan aku. Katanya ia merasa berdosa untuk membangunkan, sebab aku sedang
tidur nyenyak dan melupakan
* semua kesulitanku. Aku merasa egois sekali, karena tidur begitu lama, dan
membiarkannya berjaga sepanjang malam. Tapi ia benar. Aku merasa segar sekali
pagi ini. Sambil duduk di sini dan melihatnya tidur, aku bisa mengerjakan
berbagai hal, baik mengurus mesin dan kemudi, maupun berjaga-jaga. Aku bisa
merasakan bahwa kekuatan dan energiku sudah kembali. Aku ingin tahu di mana Mina
dan j^/an Helsing berada sekarang. Mereka sudah harus tiba di Veresti kira-kira
tengah hari, pada hari Rabu. Mereka memerlukan waktu untuk mencari kereta dan
kuda-kuda. Jadi bila mereka melaju dengan cepat, sekarang mereka pasti sudah
berada di Celah Borgo. Semoga Tuhan menuntun dan menolong mereka! Aku takut
memikirkan apa yang mungkin terjadi. Alangkah senangnya bila kami bisa lebih
cepat! Tapi sayangnya tak bisa. Mesin-mesin sudah pekerja sebaik mungkin. Aku
ingin pula mengetahui bagaimana keadaan Dr. Seward dan Mr. Morris. Tak
terkirakan banyaknya parit-parit yang mengalir dari gunung-gunung ke sungai ini,
tapi tak ada diantara-nya yang terlalu besar, maka pada saat ini teman-temanku
yang berkuda itu takkan menghadapi ba-319
nyak halangan. Tapi keadaannya pasti mengerikan bila salju mencair pada musim
salju ini. Mudah-mudahan sebelum tiba di Strasta kami bisa bertemu dengan
mereka, sebab bila menjelang saat itu kami belum berhasil mengejar Count,
mungkin kami perlu merundingkan langkah-langkah apa lagi yang akan kami ambil.
CATATAN HARIAN DR. SEWARD *
2 November. Sudah tiga hari di jalan. Tak ada berita. Kalaupun ada, tak ada
?waktu untuk menuliskannya, karena setiap detik sangat berharga. Kami hanya
berhenti untuk mengistirahatkan kuda-kuda. Kami sendiri bisa menahan keletihan
dengan baik. Masa petualangan kami dulu, kini ternyata berguna. Kami harus maju
terus, kami takkan puas sebelum melihat kapal itu lagi. *
3 November. Di Fundu kami mendengar bahwa kapal itu telah berlayar terus ke
?Sungai Bistritz. Kalau saja udara tidak sedingin ini. Ada tanda-tanda salju akan
turun, dan bila salju turun dengan lebat, tamatlah kami. Dalam keadaan demikian,
kami harus memiliki sebuah kereta salju, supaya bisa terus. Begitu cara orang
Rusia bepergian, m 4 November. Hari ini kami dengar kapal itu tertahan karena mengalami kecelakaan
?waktu sedang mencoba memaksa jalan melawan arus deras. Kapal-kapal orang-orang
Slowak bisa maju terus 320 dengan bantuan seutas tali, karena mereka mengemudikannya berdasarkan
pengalaman. Ada di antaranya yang beberapa jam baru berhasil maju. Godalming
memang seorang pengemudi kapal amatir yang hebat Dialah yang berhasil
memperbaiki kapal lagi. Akhirnya mereka pun berhasil melewati arus deras itu
berkat bantuan orang-orang setempat, dan kami pun melanjutkan perjalanan
pengejaran kami. Kurasa perahu yang kami kejar pun mengalami nasib sama, dan
mengalami kecelakaan pula. Penduduk setempat mengatakan bahwa setelah tiba di
bagian yang airnya tenang, kapal itu sekali-sekali berhenti sebentar, setiap
kali mereka merasa bisa dilihat orang. Kami harus lebih cepat lagi, mungkin
bantuan kami diperlukan. CATATAN HARIAN MINA HARKER
31 Oktober. Kami tiba di Veresti tengah hari. Kata Profesor, pagi ini ia ?hampir-hampir tak berhasil menghipnotisku, dan bahwa kemudian aku hanya bisa
berkata, "Gelap dan sepi." Sekarang ia sedang pergi membeli kereta dan kuda-
kuda. Katanya, kelak ia akan mencoba membeli kuda-kuda tambahan, supaya kami
bisa mengganti kuda di tengah jalan. Kami harus menempuh jarak kira-kira seratus
tiga puluh kilometer. Daerahnya indah dan amat menarik. Kalau saja kami berada
dalam keadaan lain, betapa menyenangkannya melihat ini semua. Sekiranya aku dan
Jonathan melewati tempat ini berduaan saja, alangkah senangnya. Kami
321 akan berhenti di sana-sini, menemui penduduknya, dan mempelajari sesuatu tentang
hidup mereka. Kami akan mengisi pikiran dan kenangan kami dengan semua warna-
warni dan keindahan daerah yang masih perawan dan indah ini, serta orang-
orangnya yang aneh! Tapi... ah, sayang...!
Kemudian. Profesor Van Helsing sudah kembali. Ia sudah membeli kereta dan kuda-
?kudanya. Sekarang kami harus makan, dan akan berangkat satu jam lagi. Ibu
pemilik penginapan telah menyiapkan sekeranjang besar makanan untuk bekal, yang
rasanya cukup untuk satu regu prajurit. Profesor malah senang. Dibisikkannya
padaku bahwa mungkin baru seminggu lagi kami bisa mendapat makanan. Ia juga
sudah berbelanja, dan sudah mengirim pulang mantel dan selendang dari bulu
binatang yang bagus-bagus, juga bermacam-macam barang lain yang menghangatkan.
Kami di sini takkan mungkin kedinginan.
Kami akan segera berangkat. Aku tak berani memikirkan apa yang mungkin terjadi
atas diri kami. Kami benar-benar pasrah pada Tuhan. Hanya Dia yang tahu apa yang
terjadi, danaku berdoa padaNya dengan seluruh jiwaku yang sedih dan rendah,
semoga Dia mau menjaga suamiku tercinta, semoga apa pun yang terjadi, Jonathan
tahu bahwa aku lebih mencintai dan menghormatinya daripada yang bisa kukatakan,
dan semoga ingatanku yang terakhir dan terluhur adalah tentang dirinya.
322 Bab 27 CATATAN HARIAN MINA HARKER
1 November. Sepanjang hari kereta kami melaju terus dengan kecepatan tinggi.
?Agaknya kuda-kuda tahu bahwa mereka diperlakukan dengan baik, hingga mereka rela
lari dengan kecepatan tinggi. Kami sudah begitu banyak mengalami perubahan dan
sering pula menemukan hal-hal yang sama, dan kami pun menghibur diri untuk
menguatkan hati, dengan berharap perjalanan ini berlangsung mulus. Profesor Van
Helsing tampak murung. Dikatakannya pada para petani bahwa ia terburu-buru ingin
sampai ke Bistritz dan berani membayar mahal untuk mengganti kuda. Kami makan
sop panas, minum kopi atau teh, lalu berangkat lagi. Daerah itu sungguh indah,
penuh dengan beraneka ragam kecantikan, penduduknya pemberani, kuat, dan
sederhana, dan kelihatannya memiliki sifat-sifat yang baik, walaupun mereka amal
percaya pada takhayul. Kami berhenti di rumah yang pertama. Waktu wanita yang
membuka pintu melihat bekas di dahiku, ia langsung membuat tanda salib,
323 lalu mengulurkan dua jari ke arahku, untuk mengusir mata setan. Aku yakin,
mereka pasti membubuhkan lebih banyak bawang putih ke dalam makanan kami,
padahal aku tak suka bawang putih. Sejak peristiwa itu aku selalu ingat untuk
tidak membuka topi atau menanggalkan kerudungku, supaya orang-orang tidak lagi
menaruh curiga padaku. Perjalanan kami cepat sekali, dan karena tak ada
pengemudi yang menyebar gunjingan, maka kami terhindar dari skandal, tapi aku
yakin bahwa rasa takut akan mata setan masih tetap mengikuti kami sepanjang
jalan. Profesor kelihatannya tak kenal lelah. Sepanjang hari ia tak mau
beristirahat, sedangkan aku disuruhnya tidur terus. Pada saat matahari terbenam,
aku dihipnotisnya, dan katanya jawabanku masih saja seperti biasa, "Kegelapan,
air yang memukul-mukul, dan kayu yang berderak-derak." Jadi rupanya musuh kami
masih di sungai. Aku takut berpikir tentang Jonathan, tapi aku masih saja
khawatir memikirkan dirinya dan diriku sendiri. Kutuliskan ini saat kami berada
di rumah pertanian, menunggu kuda-kuda disiapkan. Profesor Van Helsing sedang
tidur. Kasihan dia. Ia nampak amat letih dan tua, dan ubannya makin banyak. Tapi
mulutnya keras dan kaku. Bahkan dalam tidurnya pun terbayang kebulatan tekadnya.
Bila kami sudah mulai berjalan nanti, aku akan menyuruhnya beristirahat, dan aku
yang akan memegang kendali. Akan kukatakan padanya bahwa kami masih harus
menempuh perjalanan selama berhari-hari, bahwa kami tak boleh patah semangat
di tengah jalan, dan bahwa seluruh kekuatannya sangat dibutuhkan.... Kami sudah
siap, sebentar lagi kami berangkat
2 November, pagi hari. Aku berhasil, dan sepanjang malam kami bergantian ?memegang kendali. Hari ini kami beruntung. Cuaca cerah, meski-
^ pun udara dingin. Udara terasa berat dan aneh. Kukatakan saja berat, karena
aku tak.tahu bagaimana mengatakannya dengan lebih tepat. Yang kumaksud adalah
bahwa udara menekan kami berdua. Dingin sekali rasanya. Untung kami memakai
pakaian hangat dari bulu binatang, hingga kami merasa nyaman. Sebelum matahari
terbit, Van Helsing menghipnotisku. Katanya aku menjawab, "Gelap, kayu berderak-
derak, dan air menderu- * deru." Rupanya sungai sedang naik. Aku berharap kekasihku tidak menghadapi
bahaya, lebih-lebih sekarang. Tapi Tuhan beserta kami.
2 November, malam hari. Maju sepanjang hari. Makin jauh kami pergi, daerahnya
?makin ganas. Puncak-puncak besar dari Pegunungan Carpathia, yang di Veresti
nampak begitu jauh dari kami dan begitu rendah di cakrawala, kini serasa
mengepung $ dan menjulang di hadapan kami. Semangat kami sedang tinggi. Masing-
masing berusaha untuk saling membesarkan hati, sambil menghibur diri sendiri.
Kata Profesor Van Helsing, besok pagi-pagi benar kami akan tiba di Celah Borgo.
Di sini rumah-rumah sudah jarang, dan kata Profesor, kuda'kami yang
terakhir ini akan ikut dengan kami sampai akhir perjalanan, karena kami takkan
bisa menggantinya lagi. Ia membeli dua ekor lagi, menambah dua ekor yang baru
kami ganti. Jadi sekarang ada empat ekor kuda untuk persediaan. Untunglah kuda-
kuda itu sabar dan baik, dan mereka tidak menyusahkan kami. Kami tidak terganggu
oleh orang-orang lain di perjalanan, hingga aku pun bisa memegang kendali. Kami
akan masuk ke Celah setelah hari siang. Kami tak mau tiba di sana sebelum itu.
Jadi kami jalan perlahan-lahan saja, dan menyempatkan diri untuk beristirahat
bergantian. Oh, apakah yang akan terjadi atas diri kami besok" Kami sedang
menuju tempat di mana kekasihku dulu banyak menderita. Semoga Tuhan mau menuntun
kami di jalan yang benar, dan semoga Dia berkenan menjaga suamiku dan orang-
orang yang kami sayangi, yang semuanya berada dalam bahaya besar. Aku sendiri
pasti sudah tak ada harganya lagi di mata Nya Sayang! Aku tak bersih lagi di
mataNya, dan itu akan berlangsung terus, sampai Dia mengizinkan diriku tampil
lagi di hadapan Nya sebagai salah seorang yang tak pernah menimbulkan murka-Nya.
CATATAN ABRAHAM VAN HELSING
4 November. Ini kutujukan pada teman lamaku yang setia, John Seward, M.D., ?Purfleet, London. Bila aku tidak bprtemu lagi dengannya, surat ini mungkin bisa
menjelaskan segalanya. Sekarang pagi hari, dan aku menulis di dekat api yang kubiarkan menyala
sepanjang malam. 326 Madam Mina membantuku. Udara dingin, amat dingin, langit yang kelabu dan nampak
berat itu tertutup salju. Bila salju turun, itu akan berlangsung terus selama
musim dingin. Tanah sudah mengeras, siap untuk menyambutnya. Agaknya keadaan itu
berakibat buruk bagi Madam Mina. Sepanjang hari ini ia merasa kepalanya berat,
dan kelihatannya ia tidak seperti biasanya. Ia tidur terus-menerus! Sepanjang
hari tidak 'melakukan apa-apa, padahal ia selalu berjaga-jaga. Ia bahkan
kehilangan nafsu makan. Ia juga tidak menulis di dalam buku catatannya yang
kecil itu, padahal selama ini pada setiap perhentian ia selalu menulis dengan
setia. Serasa ada yang membisikkan padaku bahwa keadaan tidak begitu baik. Tapi
malam ini ia lebih segar. Tidurnya yang lama telah menyegarkannya dan memulihkan
kembali kesehatannya, dan saat ini ia tampak manis dan ceria seperti biasanya.
Saat matahari mulai terbenam, aku mencoba menghipnotisnya, tapi sayang tidak
berhasil. Kekuatan hipnotis itu makin hari makin berkurang, dan malam ini aku
gagal sama sekali. Yah, kehendak Tuhan jua yang terjadi apa pun itu, dan apa
?pun akibatnya! Karena sekarang Madam Mina tidak lagi menulis dengan huruf stenonya, itu, maka
akulah yang harus menuliskan semua kejadian yang kami alami, dengan caraku yang
canggung dan kuno ini, supaya kejadian setiap hari tidak berlalu tanpa dicatat
Kami tiba di Celah Borgo sesaat setelah mata
327 hari terbit kemarin pagi. Waktu melihat tanda-tanda fajar, aku bersiap-siap
untuk melakukan hipnotis. Kami hentikan kereta, dan kami turun supaya tak ada
gangguan. Kusiapkan alas dari bulu-bulu binatang, dan kuminta Madam Mina
berbaring di situ. Seperti biasa, ia menurut, tepi lebih lambat, dan tidur
hipnotisnya pun lebih singkat. Jawabannya sama saja dengan sebelumnya,
"Kegelapan dan air mengalir." Lalu ia bangun dalam keadaan berseri-seri dan
ceria. Kami melanjutkan perjalanan, dan segera tiba di Celah. Pada saat ini, ia
nampak berapi-api dan bergairah. Ia memperlihatkan kemampuannya menjadi penunjuk
jalan. Sambil menunjuk ke sebuah jalan, ia berkata, "Ini dia jalannya."
"Bagaimana Anda tahu?" tanyaku. "Tentu saja saya tahu," sahutnya, dan setelah
berhenti sebentar, berkata lagi, "Bukankah Jonathan sudah menjalaninya dan telah
menulis tentang perjalanan itu?"
Mula-mula itu kuanggap aneh, tapi segera kulihat bahwa hanya ada satu jalan
simpang seperti itu. Jalan itu tampaknya jarang dilalui, dan berbeda sekali
dengan jalan kereta dari Bukovina ke Bistritz yang lebih lebar dan lebih keras,
serta lebih banyak digunakan.
Maka kami menempuh jalan itu, meskipun kami menemukan beberapa jalan lain. Kami
tidak selalu yakin bahwa itu bisa disebut jalan, karena begitu tak terurus dan
telah ditimpa selapis tipis salju. Kuda-kuda tahu jalan, maka kulepaskan kendali
328 mereka, dan mereka berjalan dengan penuh kesabaran. Tak lama lagi kami akan
menemukan semua hal yang telah dicatat Jonathan dalam buku catatannya yang hebat
itu. Demikianlah kami melaju selama berjam-jam. Mula-mula kusuruh Madam Mina
tidur. Ia mencoba dan berhasil. Ia tidur terus hingga timbul rasa curigaku, dan
aku berusaha membangunkannya. Tapi ia tidur terus, dan aku tak bisa
membangunkannya, meskipun sudah kucoba. Aku tidak mencoba terlalu keras, karena
takut menyakitinya, sebab aku tahu bahwa ia sudah banyak menderita, dan tidur
memang sangat perlu baginya. Sekarang kurasa aku sendiri pun mengantuk, tapi
tiba-tiba aku merasa bersalah, seolah-olah aku sudah melakukan suatu kelahiran.
Aku terbangun dengan mendadak, tali kendali masih di tanganku, dan kuda-kuda
yang baik itu masih berlari terus. Aku menunduk, kulihat Madam Mina masih saja
tidur. Tak lama lagi matahari akan terbenam. Cahayanya bersinar di atas salju,
seperti limpahan kuningan yang luas, sehingga bayangan kami menjadi besar dan
panjang-panjang di gunung yang menjulang dengan curam. Kami menanjak, terus
menanjak, alam nampak begitu liarnya dan berbatu-batu, seolah-olah kami berada
di ujung dunia. Kubangunkan lagi Madam Mina. Kali ini ia bangun tanpa banyak kesulitan, lalu aku
mencoba menghipnotisnya supaya tidur. Tapi ia tidak tidur, dan aku seolah-olah
tak ada saja. Aku masih mencoba dan terus mencoba, hingga tiba-tiba kudapati
329 diriku dan dirinya berada dalam kegelapan. Aku melihat ke sekelilingku, dan
kulihat matahari sudah terbenam. Madam Mina tertawa, aku menoleh dan melihat
padanya. Kini ia sudah betul-betul bangun, dan nampak amat sehat. Tak pernah aku
melihatnya sesehat itu, sejak malam hari di Carfax dulu, ketika kami untuk


Dracula Karya Bram Stoker di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

pertama kalinya memasuki rumah Count. Aku jadi bingung dan khawatir melihatnya.
Tapi ia begitu ceria dan lemah lembut, dan sangat memperhatikan diriku, hingga
aku lupa akan rasa takutku. Kunyalakan api, karena kami membawa persediaan kayu,
dan ia menyiapkan makanan sementara aku melepas kuda-kuda dan membawa mereka ke
tempat terlindung untuk memberi makan. Waktu aku kembali ke tempat api, makanan
sudah siap. Waktu aku akan membantunya mengambil makanan, ia tersenyum dan
berkata bahwa ia sudah makan. Katanya ia tadi lapar sekali, jadi tak tahan
menunggu. Aku tak senang mendengarnya, dan aku curiga, tapi aku tak mau menakut-
nakutinya, jadi aku diam saja.
Ia membantuku, dan aku makan sendiri, lalu kami membungkus tubuh kami dengan
mantel bulu binatang, dan berbaring di dekat api. Kusuruh ia tidur, dan aku
menjaganya. Tapi kemudian aku lupa sama sekali akan tugasku menjaga, dan ketika
aku teringat bahwa aku sedang bertugas menjaga, kulihat ia berbaring tenang
dalam keadaan bangun, dan memandangiku dengan mata bersinar. Sekali-dua kali hal
semacam itu terjadi, dan aku jadi mengantuk sekali, lalu aku tidur sampai
menjelang 330 pagi. Waktu aku bangun, kucoba lagi menghipnotisnya, tapi sayang, meskipun ia
menutup matanya dengan patuh, ia tak bisa tidur. Matahari pun terbit dan naik
terus, dan sesudah terlambat barulah ia tertidur, demikian nyenyaknya hingga ia
tak mau bangun. Aku terpaksa mengangkatnya dan membaringkannya di kereta dalam
keadaan tidur, setelah aku memasang kendali pada kuda-kuda dan menyiapkan
semuanya. Madam Mina masih saja tidur, dan dalam tidurnya ia nampak lebih sehat
dan lebih segar daripada sebelumnya. Aku tak senang melihat ini. Aku takut,
takut sekali aku takut akan segala-galanya bahkan takut berpikir, tapi aku ? ?harus melanjutkan perjalananku. Taruhan dalam permainan kami adalah hidup dan
mati, atau lebih dari itu, dan kami tak boleh gentar.
5 November, pagi hari. Aku ingin cermat dalam segala-galanya, karena meskipun
?kita berdua sudah biasa melihat hal-hal aneh, mungkin kau akan mengira bahwa
aku, Van Helsing, sudah gila. Bahwa banyaknya hal-hal mengerikan dan lamanya
tekanan pada saraf-sarafku akhirnya telah mengubah akalku.
Kemarin kami jalan terus sepanjang hari, makin lama makin mendekati gunung-
gunung, terus ke daerah yang makin ganas dan makin gersang. Banyak sekali
jurang-jurang dalam dan air terjun, dan di situ alam seolah berpesta pora. Madam
Mina masih tidur terus. Aku sudah lapar, dan sudah pula makan, tapi masih saja
aku tak bisa membangunkan -
331 i f nya meski hanya untuk makan saja. Aku mulai takut bahwa kekuatan gaib tempat ?itu telah mempengaruhi dirinya, karena ia sudah cacat, gara-gara terpengaruh
oleh vampir itu. "Yah," kataku sendiri, "kalau dia tidur sepanjang hari, itu
berarti aku takkan bisa tidur pada malam hari." Kami melalui jalanan berbatu-
batu yang sudah tua dan tidak terawat Aku menundukkan kepala dan tidur. Lagi-
lagi aku ter-w bangun dengan rasa bersalah dan kesadaran akan berlalunya waktu.
Kudapati Madam Mina masih tidur, dan matahari sudah rendah. Semuanya sudah
berubah. Gunung-gunung sudah tertinggal jauh, dan kini kami berada di dekat
puncak sebuah bukit yang menjulang dan curam. Di puncaknya tampak sebuah puri,
seperti yang dilukiskan Jonathan dalam buku catatan hariannya. Aku merasa
gembira dan sekaligus takut, karena kini, entah demi kebaikan atau keburukan,
?akhir perjalanan kami sudah dekat
Kubangunkan Madam Mina, dan kucoba lagi menghipnotisnya, tapi sayang gagal lagi,
sampai terlambat. Lalu, sebelum kegelapan menyelubungi kami, kukeluarkan kuda-
kuda dan kubawa mereka ke tempat terlindung yang bisa kutemukan, lalu kuberi
makan. Matahari sudah terbenam, tapi langit masih memantulkan sinarnya ke salju.
Aku menyalakan api, dan kusuruh Madam Mina duduk-dengan nyaman di dekatnya,
beralaskan selimut-selimut Kini ia sudah benar-benar bangun, dan nampak sangat
mempesona. Kusiapkan makanan, tapi ia tetap tak mau makan. Katanya ia tidak
lapar. Aku tidak memaksanya, karena aku tahu ia
332 tak membutuhkan makanan. Tapi aku sendiri makan, karena aku menyadari bahwa aku
harus kuat untuk menghadapi setiap kemungkinan. Lalu, karena takut memikirkan
apa yang akan terjadi, dan demi kenyamanannya, kubuat sebuah lingkaran besar di
sekeliling tempatnya duduk, dan di atas lingkaran itu kutaburkan Hosti. Roti itu
kuhan-, curkan halus-halus menjadi remah, supaya semua bagian terlindung dengan
baik. Ia duduk terus tanpa bergerak, seperti orang yang sudah meninggal, dan
wajahnya makin lama makin pucat, hingga mengalahkan putihnya salju. Dan ia tidak
bicara sepatah pun. Tapi waktu aku mendekat, didekapnya aku kuat-kuat, tubuhnya
gemetar hebat. Setelah itu ia menjadi agak tenang. Kukatakan padanya,
"Apakah Anda tik ingin lebih dekat ke api?" Itu kukatakan untuk menguji apa yang
akan dilakukannya. Ia bangkit dengan patuh, tapi baru saja ia bergerak
selangkah, ia berhenti dan berdiri saja ketakutan. .
"Mengapa tidak berjalan terus?" tanyaku. Ia menggeleng, lalu kembali ke
tempatnya semula, dan duduk lagi. Kemudian, sambil memandangiku *dengan mata
nyalang, seperti orang yang baru terbangun dari tidur, ia berkata, "Tak bisa!"
lalu diam lagi. Aku senang, karena apa yang tak bisa dilakukannya, tak bisa pula
dilakukan oleh yang lain-lain yang kami takuti. Meskipun tubuhnya mungkin
terancam bahaya, jiwanya tetap aman!
333 Lalu kuda-kuda mulai meringkik, dan meronta-ronta. Aku mencoba menenangkan
mereka. Waktu merasakan tanganku di tubuh mereka, binatang-binatang itu
meringkik seperti merasa senang, menjilat-jilat tanganku, dan mereka tenang
sebentar. Sepanjang malam itu aku harus berulang kali mendekati mereka, sampai
pada saat yang paling dingin, saat keadaan alam paling mengerikan. Dan setiap
kali aku datang, mereka kembali tenang. Kini salju turun makin lebat, disertai
kabut yang amat dingin. Dalam gelap itu kulihat seberkas cahaya menembus salju.
Lalu serbuk-serbuk salju dan kabut itu berubah bentuk menjadi perempuan-
perempuan yang memakai jubah yang terseret di tanah. Sekelilingku sepi mencekam.
Hanya terdengar suara kuda meringkik dan mengerang, seolah dalam ketakutan yang
amat hebat. Aku mulai merasa takut-takut sekali. Tapi kemudian kusadari bahwa
aku berada di dalam lingkaran yang aman. Aku juga mulai menyadari bahwa angan-
angan itu timbul akibat kegelapan malam yang murung, dan kegelisahan yang harus
kulalui, serta rasa khawatir yang hebat. Agaknya kenangan tentang semua
pengalaman Jonathan yang mengerikan sedang mempermainkan diriku. Serpihan-
serpihan salju dan kabut mulai berputar-putar, hingga rasanya aku melihat
sekilas bayangan perempuan-perempuan yang ingin mencium Jonathan dulu. Kemudian
kuda-kuda kami meringkik, makin lama makin rendah, dan mengerang ketakutan
seperti orang kesakitan. Aku takut memikirkan Madam Mina, waktu sosok-sosok
mengerikan itu mendekat 334 dan mengitari kami. Aku menoleh padanya, tapi ia duduk dengan tenang dan
tersenyum padaku. Waktu aku akan keluar dari lingkaran, untuk menyalakan api
lagi, ditangkapnya aku dan ditahannya, dan ia berbisik dengan suara demikian
rendahnya, hingga terdengar seperti suara yang kita dengar dalam mimpi saja,
"Jangan! Jangan! Jangan pergi ke luar. Di sini Anda aman!" Aku berbalik padanya,
dan sambil menatap matanya, aku berkata,
"Bagaimana dengan Anda sendiri" Aku takut memikirkan Anda!" Mendengar itu, ia
tertawa suara tawanya rendah dan tak wajar, dan ia berkata,?"Takut memikirkan saya" Mengapa harus takut memikirkan saya" Saya sama sekali
tidak teran-*" cam oleh mereka." Sementara aku keheranan karena tak mengerti
maksud kata-katanya, bertiuplah angin sepoi-sepoi, dan api menyala lagi.
Terlihat olehku bekas merah di dahinya. Dan tahulah aku apa maksudnya.
Sosok kabut dan salju yang bergulung-gulung itu makin dekat, tapi selalu menjaga
jarak dari lingkaran suciku. Lalu mereka berubah bentuk bila Tuhan tidak
?mengubah akal sehatku, karena *" aku melihatnya dengan mata kepalaku sendiri. Di
depanku kini berdiri tiga orang perempuan, dalam keadaan hidup, sama benar
dengan yang telah dilihat Jonathan di kamar di puri itu, ketika mereka ingin
mencium lehernya. Aku kenal betul bentuk tubuh mereka yang bulat dan berayun
335 ayun, mata mereka yang keras dan berapi-api, gigi mereka yang putih, warna kulit
mereka yang merah segar, dan bibir yang tebal. Mereka tersenyum terus pada Madam
Mina, sementara suara tawa mereka memecah kesunyian malam. Mereka saling
mempertautkan lengan dan menunjuk-nunjuk ke arah Madam Mina, lalu dengan suara
manis melengking yang dilukiskan Jonathan dengan istilah "manis tapi tak enak
didengar", mereka berkata,
"Mari, saudaraku. Mari ikut kami. Mari! Mari!" Aku takut dan menoleh pada Madam
Mina. Hatiku melonjak. Aku senang melihat sinar ketakutan, penolakan, dan
kengerian yang terbayang di mata yang manis itu. Ini memberi harapan bagiku.
Puji Tuhan, ia belum merasa segolongan dengan mereka. Cepat-cepat kuambil Hosti,
dan kudekati mereka ke arah api. Mereka mundur, menjauhkan diri dariku, sambil
tertawa dengan tawa mereka yang mengerikan itu. Kutambahkan kayu pada api, tanpa
merasa tajcut pada mereka, karena aku tahu bahwa kami aman selama berada dalam
batas perlindungan kami. Mereka tak bisa mendekatiku selama aku memegang
senjataku, dan tak bisa pula mendekati Madam Mina selama ia tetap berada di
dalam lingkaran. Dan ia tak bisa meninggalkannya, sedangkan mereka tak bisa
masuk. Kuda-kuda kami berhenti mengerang, mereka terbaring di tanah tanpa
bergerak. Salju halus menimpa tubuh mereka, dan mereka jadi makin pucat Aku tahu
bahwa binatang-binatang malang itu tak perlu merasa takut lagi.
Begitulah keadaan kami, sampai warna fajar
336 yang merah menembus salju. Aku merasa murung dan takut sedih sekali dan ngeri,
tapi begitu sinar matahari yang indah mulai merayap naik di cakrawala, aku
merasa hidup kembali. Dengan munculnya sinar matahari yang pertama, sosok-sosok
mengerikan itu melebur ke dalam kabut dan salju yang berputar-putar. Pusaran
suram yang tembus gr, cahaya itu menjauh ke arah puri, lalu menghilang. Saat fajar mulai
menyingsing, aku berbalik pada Madam Mina dengan maksud untuk menghipnotisnya.
Tapi ia sedang terbaring nyenyak dalam tidur, dan aku tak berhasil
membangunkannya. Aku mencoba menghipnotisnya dalam tidurnya, tapi ia sama sekali
tidak bereaksi, sampai hari siang. Aku masih takut bergerak. Aku telah
menyalakan api dan melihat kuda-kudaku. Semuanya mati. Hari ini
-wbanyak yang harus kulakukan di sini, tapi aku menunggu sampai matahari tinggi.
Aku harus pergi ke beberapa tempat, dan sinar matahari akan menjamin keamananku,
meskipun salju dan kabut masih menyembunyikan sinar itu.
Aku akan sarapan untuk menguatkan tubuhku. Setelah itu, aku akan memulai
pekerjaanku yang mengerikan. Madam. Mina masih tidur. Puji Tuhan, tidurnya
tenang. b CATATAN HARIAN JONATHAN HARKER
4 November, malam hari. Kerusakan kapal kami sangat merugikan. Kalau saja itu ?tidak terjadi, sudah lama kami bisa mengejar perahu itu, dan Mina sudah akan
bebas sekarang. Aku takut memikirkan dia
337 yang berada jauh dari dunia luar, dan begitu dekat dengan tempat mengerikan itu.
Tapi kami punya kuda, dan kami tetap akan menyusulnya. Kubuat .catatan ini
sementara Godalming bersiap-siap. Kami membawa senjata-senjata kami. Orang
Szgany itu harus berhati-hati kalau ia memang ingin bertempur. Ah, kalau saja
Morris dan Seward ada bersama kami. Kami hanya bisa berharap! Semoga aku tak .
perlu lagi menulis, Selamat tinggal, Mina! Tuhan memberkati dan menolongmu.
CATATAN HARIAN DR. SEWARD
5 November. Waktu fajar, kami lihat sekelompok orang Szgany melewati kami
?dengan kecepatan tinggi*dengan gerobak barang mereka, menjauhi sungai. Mereka
berkelompok mengelilingi gerobak-itu untuk melindunginya, dan melaju dengan
terburu-buru seperti orang kemasukan setan. Salju turun sedikit, di udara terasa
sesuatu yang aneh dan mencekam. Itu mungkin hanya perasaan kami saja, tapi
tekanannya terasa aneh. Dari jauh kudengar lolong serigala. Salju menyebabkan
mereka turun dari gunung-gunung. Kami semua terancam bahaya dari segala jurusan.
Ada yang akan mati. Hanya Tuhan yang tahu siapa, di mana, mengapa, atay^ dengan
cara bagaimana kematian itu datang.
CATATAN PROF. VAN HELSING
5 November, petang hari. Akhirnya aku waras kembali. Puji Tuhan atas belas
?kasihan-Nya dalam 338 setiap kesempatan, meskipun kami sudah menghadapi cobaan berat Madam Mina yang
sedang tidur di dalam lingkaran suci kutinggalkan. Aku pergi ke puri. Palu
tukang besi yang kubawa dari Veresti akan berguna di sini. Meskipun semua pintu
puri terbuka, kutanggalkan semua engselnya yang berkarat, karena aku takut
kalau-kalau ada -orang yang berniat jahat, atau mungkin nasib buruk akan menutup
pintu-pintu itu kembali, sehingga setelah masuk aku tak bisa keluar lagi.
Pengalaman pahit Jonathan berguna bagiku dalam hal ini. Dengan mengingat catatan
hariannya, kutemukan jalan ke kapel tua, karena aku tahu di situlah tempat
tugasku. Udaranya menekan, rasanya ada semacam busa yang mengandung belerang,
yang membuatku agak pusing. Entah apa ^ang terdengar olehku, apakah itu hanya
suara menderu di telingaku saja, ataukah suara serigala melolong dari jauh" Lalu
aku teringat akan Madam Mina, dan aku jadi amat bimbang. Aku tercekam oleh dua
pilihan berat. Aku tak berani membawanya ke tempat ini, jadi kutinggalkan dia di dalam
lingkaran suci itu, su paya ia selamat dari vampir. Padahal di sana ada pula
ancaman dari serigala! Kuputuskan bahwa "igasku ada di sini. Mengenai serigala,
kami harus berserah pada kehendak Tuhan. Soalnya ini merupakan pilihan antara
kematian dan kebebasan di baliknya Itulah pilihanku untuknya. Sekiranya hanya
demi kepentinganku sendiri, pilihannya lebih mudah. Perut serigala itu akan
merupakan tempat 339 istirahat yang lebih baik daripada liang kubur vampir! Jadi aku memilih untuk
terus menjalankan pekerjaanku di sini.
Aku tahu bahwa sekurang-kurangnya ada tiga peti mati yang harus kucari peti-?peti mati yang dihuni. Jadi aku segera mulai mencari, -dan kutemukan satu di
antaranya. Perempuan itu terbaring dalam tidur vampirnya. Ia tampak begitu
hidup, dan kecantikannya mencolok. Aku jadi bergidik, karena aku menyadari bahwa
aku datang untuk membunuh. Sekarang aku mengerti mengapa pada zaman dahulu,
orang yang harus menjalankan tugas seperti itu, pada saat terakhir mula-mula tak
sampai hati, lalu sarafnya menjadi lemah. Dan ia menunda-nunda terus, hingga
lalu tersihir oleh kecantikan dan pesona makhluk yang mempermainkannya. Dan ia
pun lalu tetap tinggal di situ sampai matahari terbenam dan masa tidur vampir
itu pun berlalu. Lalu mata indah dari perempuan cantik itu terbuka dan
memancarkan cinta, dan bibirnya yang menggairahkan itu siap untuk dicium. Orang
itu pun menjadi lemah. Lalu bertambahlah satu lagi korban vampir, satu lagi
untuk menyebar bau busuk makhluk kegelapan yang tajam dan mengerikan itu!
Pesona itu memang ada, dan aku merasa ter-' pengaruh oleh makhluk itu, meskipun
ia hanya terbaring saja di peti, digerogoti masa dan dibebani debu yang sudah
berabad-abad, di tengah bau mengerikan yang biasanya terdapat di tempat
persembunyian Count. Ya, aku terpesona. Aku,
340 Van Helsing, dengan semua tujuan dan motifku Untuk membenci, aku tergoda untuk
menunda pe-' kerjaanku. Semua kemampuanku terasa dilumpuhkan dan jiwaku
dibekukan. Mungkin aku mulai terdesak oleh perasaan membutuhkan tidur yang
wajar, dan tekanan udara yang aneh ini terasa mengganggu. Aku pasti terlena,
terlena dengan mata terbuka, karena dikalahkan oleh pesona yang manis. Lalu
melalui udara yang sarat salju kudengar dari jauh suara tangisan halus, penuh
kesedihan dan mengibakan, hingga aku tersentak bangun, seolah-olah aku mendengar
dentang lonceng yang nyaring. Suara tangis itu adalah suara tangis Madam Mina.
Lalu kukuatkan lagi hatiku untuk menyelesaikan tugas mengerikan itu.
Kurenggutkan diriku dari ^cengkeraman pesona itu, dan aku mencari lagi. Kutemukan sebuah lagi peti mati,
yaitu peti mati salah satu di antara perempuan-perempuan itu, yang berambut
hitam. Aku tidak berhenti untuk melihatnya, seperti aku melihat saudarinya tadi,
karena aku takut akan terpesona lagi. Aku mencari lagi, dan akhirnya kutemukan
sebuah peti mati besar dan tinggi, seolah dibuat untuk seseorang yang paling
disayangi. Di situ terbaring perempuan
yang berambut pirang, seperti yang diceritakan oleh Jonathan, dan pernah pula
kulihat menjelma dari kabut. Ia cantik dan berseri-seri, begitu menggairahkan,
hingga naluri kelaki-lakianku yang menginginkan seorang wanita untuk dicintai
dan -dilindungi, membuat kepalaku serasa berputar-
putar karena emosiku. Tapi puji Tuhan, suara tangisan batin Madam Mina tersayang
tak berhenti di telingaku, dan sebelum pesona itu memikatku lagi, kukuatkan
hatiku untuk menjalankan tugas kejam itu. Kini sudah kutemukan semua peti mati
yang ada di dalam kapel tua itu. Dan karena kemarin malam hanya ada tiga makhluk
itu di sekeliling kami, tentu tak ada lagi makhluk yang lain. '*
Ada sebuah lagi peti mati yang besar, yang lebih anggun daripada yang lain-lain.
Di atas peti itu hanya tertulis satu kata:
DRACULA. Rupanya inilah tempat tinggal si Raja Vampir, makhluk yang menimbulkan begitu
banyak korban. Peti itu kosong, dan itu menegaskan kebenaran* yang sudah
kuketahui. Sebelum aku mengembalikan perempuan-perempuan itu ke kematian abadi


Dracula Karya Bram Stoker di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dengan usahaku yang mengerikan itu, kuletakkan Hosti ke dalam peti mati Dracula,
dan dengan demikian mengusirnya dari tempat itu untuk selama-lamanya.
Lalu kumulai pekerjaan mengerikan yang sangat kutakuti itu. Sekiranya hanya ada
satu, rasanya agak mudah. Tapi sekarang ada tiga! Aku harus m:r lakukan apa yang
telah kulakukan terhadap Miss Lucy yang manis. Kalau saat itu saja aku merasa
ngeri, apalagi sekarang, karena mereka asing dan telah hidup selama berabad-
abad, dan telah menjadi kuat dengan berlalunya masa. Kalau saja bisa,
342 mereka pasti berjuang untuk hidup mereka yang kotor itu....
Oh, John, ini benar-benar pekerjaan penyembelihan. Kalau saja aku tidak
diperkuat oleh kesadaran akan adanya seseorang yang terancam kematian, dan yang
hidupnya dibebani oleh rasa takut yang sangat hebat, aku tak mungkin bisa
melaksanakannya. Aku gemetar. Tapi puji Tuhan, sampai pekerjaan itu selesai,
sarafku tetap segar. Sekiranya tidak kulihat mula-mula sinar ketenangan yang
disusul oleh kebahagiaan di wajah mereka, sesaat sebelum penyelesaian terakhir
kukerjakan, sebagai bukti bahwa roh mereka sudah ku selamatkan, aku pasti tak
bisa melanjutkan pekerjaan penyembelihan itu. Serasa tak tahan aku mendengar
suara jeritan melengking saat kayu ber "ujung runcing itu terhunjam ke jantung
mereka, melihat tubuh yang meronta dan mulut yang ber buihkan darah itu Ingin
rasanya aku lari dan meninggalkan pekerjaanku. Tapi kini semuanya sudah
berakhir! Kini aku merasa iba dan ingin menangis melihat roh-roh malang itu,
yang tidur dalam kematian yang tenang sebentar, lalu sirna. Karena begitu
pisauku menanggalkan kepala mereka masing-masing, seluruh tubuh mereka melebur
dan hancur menjadi debu biasa, seolah-olah maut yang seharusnya datang berabad-
abad yang lalu, kini baru menampakkan dirinya dan berkata dengan nyaring, "Aku
datang!" Sebelum kutinggalkan puri itu, kuurus dulu semua jalan masuk sedemikian rupa,
sehingga Count 343 takkan pernah bisa masuk ke situ lagi, sebagai makhluk kegelapan.
Waktu aku kembali ke lingkaran tempat Madam Mina tidur, ia terbangun. Begitu
melihatku, ia berseru dengan amat sedih hingga rasanya aku tak tahan.
"Mari," katanya, "mari kita pergi dari tempat mengerikan ini! Mari kita pergi
menemui suami saya Saya tahu dia sedang dalam perjalanan mendatangi kita."
Ia nampak kurus dan amat pucat, juga lemah, tapi matanya tulus dan berseri-seri
penuh semangat Aku senang melihatnya pucat dan sakit, karena pikiranku masih
dipenuhi oleh pemandangan ngeri dari vampir yang tidur dalam keadaan segar, yang
baru saja kulihat Maka berangkatlah kami ke arah timur untuk t menemui teman-teman kami dan si ?vampir dengan penuh keyakinan dan harapan. Kata Madam Mina, ia tahu bahwa mereka
sedang dalam perjalanan ke arah kami.
CATATAN HARIAN MINA HARKER
6 November. Hari sudah senja waktu aku dan Profesor berangkat menuju ke timur.
?Aku tahu bahwa Jonathan datang dari arah sana. Kami tak bis * berjalan cepat
meskipun jalannya menurun dengan curam, karena kami harus membawa selimut-
selimut dan pakaian-pakaian yang tebal dan berat. Kami tidak berani sampai tak
punya penghangat dalam udara dingin dan .bersalju ini. Kami juga harus
344 membawa sebagian makanan persediaan kami, karena kami berada di tempat yang
benar-benar terpencil, dan sejauh jauh mata memandang, melalui salju yang masih
turun, sama sekali tak ada tanda-tanda pemukiman. Setelah menempuh kira-kira
satu mil, aku keletihan gara-gara beban berat itu, dan aku duduk untuk
beristirahat. Lalu kami menoleh ke belakang. Kami lihat dengan jelas garis-garis
Puri Dracula yang seolah-olah memotong langit karena kami berada jauh di bawah
bukit dari Pegunungan Carpathia. Kami lihat puri itu menjulang dengan anggunnya,
bertengger setinggi tiga ratus meter di atas puncak sebuah jurang terjal. Di
antara puri dengan gunung-gunung yang berdekatan di kiri-kanannya terdapat
jurang lebar. Tempat itu memberikan kesan kejam dan angker. Dari jauh kami
dengar lolong serigala. Binatang-binatang itu jauh, tapi meskipun hanya
terdengar lamat-lamat di tengah salju yang turun, suara mereka tetap terdengar
mengerikan. Melihat Profesor Van Helsing memandang berkeliling, tahulah aku
bahwa ia sedang mencoba mencari tempat yang tepat, di mana kami tidak terlalu
mudah diserang orang. Jalanan yang kasar itu, masih saja menurun. Kami dapat
melihatnya dari salju yang meluncur.
Tak lama kemudian Profesor memanggilku dengan isyarat, jadi aku bangkit dan
mendekatinya. Ia telah menemukan tempat yang bagus, sebuah lubang alam pada
sebongkah batu karang, yang jalan masuknya seperti pintu, karena diapit oleh dua
batu besar. Ditariknya aku masuk. "Lihat!"
345 katanya, "di sini Anda akan terlindung, dan bila serigala-serigala itu datang,
saya bisa menghadangnya satu demi satu." Dibawanya masuk bulu-bulu binatang
kami, lalu dibuatkannya aku sebuah sarang yang nyaman. Kemudian dikeluarkannya
sedikit makanan persediaan, dan dipaksanya aku makan. Tapi aku tak bisa
menelannya. Baru mencobanya saja aku sudah ingin muntah, dan meskipun aku ingin
sekali menyenangkan hatinya, usahaku tetap gagal. Ia nampak amat sedih, tapi ia
tidak memarahiku. Dikeluarkannya teropongnya, lalu ia berdiri di puncak batu
karang, dan mulai melihat ke sekelilingnya, meneliti cakrawala. Tiba-tiba ia
berseru, "Lihat! Madam Mina, lihat! Lihat!" Aku melompat bangkit, dan berdiri di
sampingnya, di atas batu karang itu. Diberikannya teropong padaku, lalu ia
menunjuk. Kini salju turun lebih lebat dan berjatuhan dengan deras, karena angin
kencang mulai bertiup. Tapi kadang-kadang salju itu berhenti sebentar, dan aku
bisa melihat ke sekelilingku, ke tempat yang jauh. Dari ketinggian tempat kami
berada, aku bisa melihat jauh sekali. Dan di sana, di balik salju yang
terhampar, kulihat sungai seperti pita hitam yang mengalir berkelok-kelok dan
berlekuk-lekuk. Dan tak jauh dari kami sebenarnya malah dekat sekali, hingga ?aku tak mengerti mengapa kami tidak melihatnya tadi tampak sekelompok orang
?berkuda mendekat dengan cepatnya. Di tengah-tengah mereka ada sebuah gerobak
barang yang panjang, yang melaju
346 teroleng-oleng, seperti ekor kuda yang dikibas-kibaskan, terutama di bagian
jalan yang tidak rata. Melihat pakaiannya, kurasa mereka itu buruh tani atau
gipsi, atau semacam itulah.
Di atas gerobak itu ada sebuah peti besar berbentuk segi empat. Hatiku serasa
terlonjak melihatnya, karena aku merasa akhir perjuangan kami kini sudah dekat.
Malam hampir tiba, dan aku tahu betul bahwa pada saat matahari terbenam, benda
yang terkurung di dalam peti itu akan mendapatkan kebebasannya, dan bisa
meloloskan diri dari pengejaran yang bagaimanapun juga, dalam bentuk apa pun
juga. Dengan ketakutan aku berpaling pada Profesor. Bukan main takutnya aku,
waktu kulihat ia tak ada di situ. Sesaat kemudian kulihat ia di bawahku. Di
sekeliling batu karang itu digambarnya sebuah lingkaran, seperti tempat kami
berlindung kemarin malam. Setelah selesai mengerjakannya, ia berdiri di
sampingku lagi, dan berkata,
"Setidaknya di sini Anda aman darinya!" Diambilnya teropong, dan setelah
sekelompok salju berhenti jatuh, ia mempelajari seluruh daerah di bawah kami.
"Lihat!" katanya, "cepat sekali mereka mendekat. Mereka melecut terus kuda-
kudanya, dan kuda-kuda itu berlari amat cepat" Ia diam sebentar, lalu berkata
dengan suara hampa, "Mereka mengejar saat matahari terbenam. Mungkin kita terlambat. Tapi biarlah.
Kehendak Tuhan jua yang akan terjadi!" Salju turun lagi dengan derasnya,
menutupi pandangan kami. Tapi
salju itu segera berlalu, dan sekali lagi Profesor menggerakkan teropongnya ke
padang luas itu. Tiba-tiba ia berseru,
"Lihat! Lihat! Lihat! Lihat, dua orang penunggang kuda menyusul dengan laju,
dari arah selatan. Itu pasti Quincey dan John. Ini, lihatlah, lihat, sebelum
salju menutupi pandangan lagi!" Kuambil teropong yang diulurkannya, dan aku me
lihat. Kedua orang itu mungkin Dr. Seward dai Mr. Morris. Pokoknya aku tahu
betul bahwa Jonathan tak ada di antara mereka. Tapi aku juga yakin bahwa
Jonathan tak jauh dari situ. Waktu aku berbalik, kulihat dari arah utara dua
orang lagi melarikan kuda mereka dengan kecepatan tinggi sekali. Salah seorang
di antaranya kukenali sebagai Jonathan, dan dengan sendirinya aku tahu bahwa
yang seorang lagi adalah Lord Godalming. Mereka * juga sedang mengejar rombongan
yang membawa gerobak itu. Waktu kukatakan hal itu pada Profesor, ia berteriak
kegirangan, seperti anak sekolah. Dan setelah melihat lagi dengan teliti, sampai
salju yang jatuh menghalangi pandangan lagi, diletakkannya senapan Winchester-
nya pada batu besar di jalan masuk tempat kami berlindung, siap untuk digunakan.
"Mereka sedang mengepung," katanya. "Bila saatnya tiba, mungkin kita akan v
dikelilingi oleh kaum gipsi." Kukeluarkan revolverku, dan kusiapkan, karena
sementara kami berbicara, suara lolong serigala terdengar makin nyaring dan
makin dekat. Waktu salju berhenti turun sebentar, kami melihat lagi. Aneh
rasanya melihat 348 salju turun dengan serpihan-serpihan yang begitu rapat di dekat kami, padahal di
tempat yang jauh, matahari bersinar makin terang, tergelincir menurun ke arah
puncak-puncak gunung yang jauh. Sambil menyapu kaca teropong itu, kulihat di ,
sana-sini bintik-bintik yang bergerak sendiri-sendiri, berdua-dua, atau bertiga
tiga, bahkan dalam jumlah yang lebih besar. Serigala-serigala sedang mencari "mangsa.
Setiap detik penantian terasa bagai berabad-abad. Angin berembus kencang, meniup
salju dengan keras hingga tersapu ke arah kami dalam bentuk pusaran pusaran
Sekali-sekali kami bahkan tak bisa melihat sampai sejauh sedepa di depan kami,
tapi saat berikutnya, bila angin yang berbunyi hampa melewati kami, angin itu
membersih * kan ruang udara di sekeliling kami, hingga kami bisa melihat lebih jauh.
Akhir-akhir ini kami sudah begitu terbiasa menunggu saat matahari terbenam,
hingga kami tahu bahwa tak lama lagi saat itu akan tiba. Rasanya sulit untuk
percaya bahwa menurut arloji kami, belum sampai satu jam kami menunggu di tempat
perlindungan berbatu karang ini. Tapi dalam waktu sesingkat itu sudah terjadi
berbagai hal. Kini angin bertiup lebih kencang dan
* lebih teratur dari utara. Angin itu meniup kabut kabut salju dari tempat kami,
dan salju pun hanya sekali-sekali turun dengan lebat Kini kami bisa membedakan
dengan jelas orang-orang dari masing-masing pihak, antara yang dikejar dan si
pengejar. Anehnya yang dikejar seperti tak me -
349 nyadannya, atau setidaknya mereka kelihatannya tak peduli sedang dikejar. Tapi
dengan makin rendahnya matahari di puncak-puncak gunung, mereka melipatgandakan
kecepatan mereka. Makin lama mereka makin mendekat. Aku dan Profesor meringkuk di balik batu
karang dan menyiapkan senjata-senjata kami. Kulihat dengan jelas tekadnya untuk
menahan mereka agar tak bisa lewat Tak seorang pun tahu bahwa kami ada di situ.
Tiba-tiba terdengar dua suara berseru, "Berhenti!" Salah satu di antaranya
adalah suara Jonathan ku yang terdengar melengking. Sedang yang satu lagi suara
Mr. Morris yang tenang dan bernada memerintah. Mungkin orang-orang gipsi itu
tidak mengerti bahasa tersebut, tapi nadanya sudah jelas, diucapkan dalam bahasa
apa pun perintah itu. Dengan sendirinya mereka menghentikan kuda-kuda mereka,
dan pada saat itu Lord Godalming dan Jonathan melesat, mendekat di satu sisi,
sedangkan Dr. Seward dan Mr. Morns mendekati dari sisi lain. Pemimpin kaum gipsi
itu adalah seorang pria berpenampilan hebat Ia duduk bagaikan dewa di atas
kudanya. Para pengepung disuruhnya menyingkir, dan dengan suara keras
diperintahkannya anak buahnya untuk maju terus. "Mereka pun melecut kuda-kuda
mereka, dan binatang-binatang itu melesat maju. Tapi keempat pria itu mengangkat
senapan Winchester mereka, dan dengan tegas memerintahkan supaya mereka
berhenti. Pada saat yang sama, aku dan Van Helsing pun bangkit dari
350 balik batu karang, dan mengarahkan senjata kami kepada mereka. Melihat bahwa
mereka terkepung, orang itu menarik kekangnya dan berhenti. Si pemimpin menoleh
pada mereka dan mengatakan sesuatu Mendengar perintah itu, semua orang gipsi itu
mengeluarkan senjata apa saja yang ada pada mereka, pisau atau pistol, lalu
bersiap-siap untuk menyerang. Kedua belah pihak sudah sama-sama siap.
Pemimpin orang gipsi menggerakkan tali kekangnya dengan cepat, dan dipacunya
kudanya ke depan. Sambil menunjuk ke matahari yang kini sudah dekat sekali pada
puncak bukit serta pada puri, ia mengatakan sesuatu yang tidak kumengerti.
Sebagai jawaban, keempat pria pemberani itu melompat turun dari kuda mereka dan
berlari ke arah gerobak. Seharusnya aku merasa takut sekali melihat Jonathan
berada dalam bahaya yang begitu besar. Tapi agaknya semangat pertempuran itu
telah menulari diriku, hingga aku tak mengenal rasa takut lagi. Ketakutan itu
telah berubah menjadi hasrat besar yang meluap untuk melakukan sesuatu. Melihat
gerakan cepat dari pihak kami, pemimpin gipsi itu memberikan perintah. Anak
buahnya langsung mengelilingi gerobak dengan cara yang kacau balau, saling
menyikut dan mendorong, karena ingin melaksanakan perintah itu.
Di tengah-tengah semuanya itu kulihat Jonathan mendesak terus, makin mendekati
gerobak itu di satu sisi, dengan Quincey di sisi yang lain. Jelas kelihatan
bahwa mereka bertekad untuk menye -
351 Iesaikan tugas mereka sebelum matahari terbenam. Agaknya tak ada yang bisa
menghentikan atau menghalang-halangi mereka. Mereka sama sekali tidak
memperhatikan senjata yang diarahkan pada mereka, baik pisau orang-orang gipsi
yang berkilat di hadapan mereka, maupun lolong serigala-serigala di belakang
mereka. Semangat Jonathan yang berapi-api, dan tekadnya yang kuat untuk 9
mencapai tujuannya, agaknya telah melemahkan semangat musuh-musuh yang
dihadapinya. Mereka menyingkir dengan sendirinya dan membiarkannya lewat. Sesaat
kemudian ia melompat ke arah gerobak, dan dengan kekuatan yang kelihatannya tak
masuk akal, diangkatnya peti besar itu, lalu digulingkannya ke tanah, lewat roda
gerobak. Sementara itu Mr. Morris harus berusaha keras menerobos pertahanan di
sisinya, yang terdiri atas selingkaran orang Szgany. Sementara aku memandangi
Jonathan dengan menahan napas, dengan ekor mataku kulihat Mr. Morris susah payah
memaksa maju, dan kulihat pisau orang-orang gipsi itu berkilat saat ditikamkan
padanya. Ia tetap mencoba menerobos, melawan dengan pisau bowie-nya. Mula-mula
kusangka ia lolos pula dengan selamat, tapi waktu ia melompat ke samping
Jonathan yang kini sudah turun dari gerobak, ku- lihat ia mencengkeram sisi
tubuhnya dengan tangan kiri, dan tampak darah keluar melalui celah-celah
jarinya. Tapi ia tidak mempedulikan hal itu. Waktu Jonathan menyerang salah satu
sisi peti dengan seluruh tenaganya, dalam usahanya untuk
352 membuka tutupnya dengan pisau Kukri nya, ia menyerang sisi yang lain dengan
bersemangat, dengan pisaunya. Berkat usaha kedua orang itu, tutup peti mulai
terbuka. Paku pakunya terangkat dengan berderit, dan akhirnya terlemparlah tutup
itu. Sementara itu, orang-orang gipsi yang melihat a bahwa mereka. ditodong dengan
senapan-senapan Winchester oleh Lord Godalming dan Dr. Seward, menyerah dan
tidak bertahan lebih lama. Matahari mulai turun ke balik gunung, dan bayang-
bayang orang-orang itu tampak panjang di salju. Kulihat Count terbaring di dalam
peti, di atas tanah. Tanah yang berguguran dari gerobak bertaburan di atas
tubuhnya. Ia pucat pasi, seolah-olah terbuat dari lilin, matanya yang merah
memancarkan dendam ^*yang mengerikan, seperti yang sudah biasa kulihat Sementara
aku menatap, mata itu melihat matahari yang sedang meluncur turun, dan pandangan
kebenciannya berubah menjadi pandangan kemenangan.
Tapi pada saat itu tampak kilatan pisau besar Jonathan. Aku terpekik melihat
pisau itu mengoyak leher Count, sementara pada saat yang sama, pisau Mr. Morris
menusuk jantungnya. * Kelihatannya seperti suatu mukjizat, tapi di hadapan mata
kami yang sedang menahan napas, seluruh tubuh makhluk itu hancur menjadi debu,
dan hilang dari penglihatan kami.
Selama hidupku aku akan merasa senang, karena pada saat terakhir itu, aku masih
sempat 353 melihat kedamaian di wajahnya. Tak kusangka bajrwa wajah itu bisa memancarkan
kedamaian seperti itu. Kini Puri Dracula tampak dengan jelas, berlatar belakang langit merah, setiap
batu dari lekuk-lekuk pertahanannya yang sudah rusak tergambar jelas dalam
cahaya matahari yang sedang terbenam.
Orang-orang gipsi yang menganggap kami se-a bagai penyebab lenyapnya orang mati
itu dengan cara yang begitu aneh, kini berbaiik tanpa sepatah kata pun, dan
melarikan kuda-kuda mereka. Yang tidak berkuda melompat ke atas gerobak barang
dan berteriak pada kusirnya agar tidak meninggalkan mereka. Serigala-serigala
yang telah melarikan diri ke jarak yang aman, mengikuti jejak mereka. Tinggallah
kami di tempat itu. Mr. Morris yang terjatuh ke tanah, bertopang"' pada sikunya. Tangannya masih
menekan sisi tubuhnya, dan darah masih terus keluar melalui jemarinya. Kini
lingkaran suci sudah tidak merupakan penghalang lagi bagiku, dan aku pun berlari
mendekatinya. Kedua orang dokter itu menyusulku. Jonathan berlutut di belakang
Mr. Morris yang terluka, dan Mr. Morris menyandarkan kepalanya ke pundak
Jonathan. Sambil mendesah, diambilnya tanganku dengan bersusah payah, dan
digenggam-* nya dengan tangannya yang tidak berlumuran darah. Ia pasti melihat


Dracula Karya Bram Stoker di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

rasa tersiksa yang terbayang di wajahku, sebab ia tersenyum dan berkata,
"Aku senang bisa membantu! Oh, Tuhan!" serunya tiba-tiba, dan sambil bersusah
payah untuk 354 duduk, ia menunjuk, "Ya, aku rela mati untuk itu! Lihat! Lihat!"
Kini matahari berada tepat di puncak gunung, cahayanya yang merah menimpa
wajahku, hingga bermandikan cahaya merah muda. Teman-temanku yang lain mengikuti
arah jari Mr. Morris yang menunjuk, lalu mereka serentak menjatuhkan diri,
berlutut, dan berseru dengan khidmat, "Amin." Ke-%nudian orang yang sedang
menjelang ajal itu berkata lagi,
"Puji Tuhan, semua usaha kita tidak sia-sia! Lihat! Daninya tak bernoda lagi,
dan kini sama putihnya dengan salju! Kutukannya sudah berlalu!"
Dan ia pun meninggal dengan tersenyum. Me ninggal sebagai seorang pria sejati.
Kami yang ditinggalkannya amat berduka.
355 Catatan Tambahan Tujuh tahun yang lalu, kami semua menjalani derita itu. Tapi kami rela
menanggungnya demi kebahagiaan yang kami peroleh kemudian. Aku dan Mina mendapat
kebahagiaan tambahan, karena kelahiran anak laki-laki kami bertepatan dengan
hari kematian Quincey Morris. Aku tahu, ibunya diam-diam berkeyakinan bahwa
semangat keberanian sahabat kami itu menitis sedikit pada anak * kami. Namanya
yang panjang mengaitkan nama semua anggota kelompok kami, tapi kami menyebutnya
Quincey. Dalam musim panas tahun ini, kami bepergian ke Transylvania. Dan kami datangi
lagi tanah tua yang bagi kami tetap penuh dengan kenangan nyata itu. Rasanya tak
mungkin bahwa semua yang telah kami lihat dengan mata kami sendiri dan kami
dengar dengan telinga kami sendiri, adalah^ kebenaran-kebenaran yang nyata.
Semua bekas kejadian itu sudah terhapus. Puri Dracula masih berdiri seperti
sediakala, menjulang tinggi di tengah kesunyian.
Sekembalinya dari sana, kami bercerita tentang
356 masa lalu yang kini bisa kami kenang kembali tanpa rasa putus asa. Baik
Godalming maupun Seward sudah menikah dan berbahagia. Kukeluarkan lagi kertas-
kertas dari tempat penyimpanannya, di mana semuanya disimpan sejak kami kembali
dulu. Sambil membaca, kami menyadari bahwa kami harus menghadapi kenyataan,
bahwa di antara semua bahan yang merupakan laporan kami, boleh dikatakan tak ada
satu pun dokumen yang autentik. Semuanya hanya merupakan kumpulan kertas yang
diketik, kecuali buku-buku catatanku sendiri, buku Mina, buku catatan Seward,
dan catatan Van Helsing. Sulit rasanya mengharapkan orang mau menerima kertas-
kertas itu sebagai bukti, karena semuanya kedengaran seperti kisah khayalan
saja. Van Helsing yang menyimpulkan hal itu dengan berkata, sambil memangku anak
kami, "Kita tidak memerlukan bukti-bukti, kita tidak mengharapkan siapa-siapa untuk
mempercayai kita! Kelak anak ini akan tahu bahwa ibunya adalah seorang wanita
pemberani dan tulus. Sekarang pun dia sudah merasakan betapa manisnya dia dan
betapa penuh kasih sayang padanya. Kelak dia akan mengerti mengapa begitu banyak
pria mencintai ibunya, hingga mereka berani berkorban demi dia."
Jonathan Harker. Penutup Agaknya Bram Stoker ditakdirkan untuk selalu berada di bawah bayangan kebesaran
dua pribadi, yang seorang manusia biasa yaitu aktor Henry Irving ^dan yang ? ?seorang lagi hasil imajinasinya sendiri yaitu Count Dracula. Sebagai manajer
?Irving, ia mendapat kesempatan untuk berhubungan dengan beberapa orang terkemuka
pada zamannya, antara lain Walt Whitman, seniman Whisder, Mark Twain, novelis
George Eliot, dan empat orang presiden Amerika. Tapi, seperti halnya nasib baik
Stoker meningkat bersamaan dengan nasib baik Irving, maka kejatuhan Irving
merupakan kejatuhannya pula.
Pada tahun 1898, setahun setelah Dracula diterbitkan, suatu kebakaran di
bangunan gudangi Teater Lyceum memusnahkan sejumlah besar per-' lengkapan teater
itu. Dua tahun kemudian, karena kesehatannya menurun, Sir Henry (yang kebetulan
adalah aktor pertama yang mendapat gelar ke-bangsawanan) terpaksa mengubah
status Teater Lyceum-nya menjadi sebuah sindikat Dua tahun
358 kemudian, teater itu tutup, dan lima tahun sesudahnya aktor itu meninggal.
Setelah Irving meninggal, Stoker, yang juga sakit (mungkin sakit sifilis), dan
yang nafkahnya hanya tergantung pada kegiatan menulisnya saja, menghasilkan
beberapa buah buku, antara lain The Man (1905), Personal Reminiscences of Henry
Irving " (1906), Lady Alhlyne (1908), The Lady of the Shroud (1909), Famous Impostors
(1910), dan The Lair of the White Worm (1911), tapi terbitnya Dracula pada tahun
1897 tetap dianggap sebagai titik puncak karier kepengarangan Stoker. Novelnya
yang berjudul The Jewel of Seven Stars (1903), yang mengilhami film Blood from
the Mummy's Tomb (1971) dan The Awakening (1980), secara umum
^ dianggap sebagai buku yang paling banyak persamaannya dengan keajaiban
Dracula, namun tak bisa menyamai aslinya.
Kalau saja Bram Stoker masih hidup untuk melihat perkembangan hasil ciptaannya
yang terkenal, ia pasti bisa menjadi orang kaya. Selain royalti dari buku itu,
yang pasti bisa sangat menunjang hidupnya, uang simpanan Stoker pasti akan
sangat membengkak berkat penghasilan yang diperoleh * dan film-film yang dibuat
berdasarkan bukunya itu, seperti Dracula's Daughter (1936), Son of Dracula
(1943), Horror of Dracula (1958), dan Nosferatu (1922), yang dibuat ulang pada
tahun 1979, di samping royalti-royalti dari mainan-mainan, cerita-cerita kartun,
buku-buku komik, tiruan-359
tiruan, dan banyak lagi yang lain. Ia pasti menjadi orang kaya, tapi saya tak
yakin ia akan bahagia. Saya ingin tahu, bagaimana perasaannya bila ia, seperti halnya salah seorang
tokoh ceritanya, tiba-tiba hidup kembali dan mendapati bahwa reputasinya sendiri
boleh dikatakan tertutup sama sekali oleh reputasi hasil ciptaannya" Sebab nama
Dracula sudah dikenal di seluruh dunia, sedangkan nama Bram Stoker paling-paling
hanya membuat orang mengerutkan kening sambil menggaruk kepala dan bertanya,
"Siapa?" Bram Stoker sama sekali tak sempat menjadi masyhur, hingga keponakan laki
lakinya yang seorang penulis biografi, Daniel Farson, menyebutnya "salah seorang
pengarang buku termasyhur yang paling tak dikenal".
Tapi saya rasa ia akan lebih sakit hati bila melihat hasil karyanya diolah tanpa
ampun menjadi film ejekan seperti Dracula's Dog. Bagaimana perasaannya bila ia
melihat Count Dracula, tokoh kreasinya yang begitu termasyhur dan begitu
ditakuti pada zamannya, diubah menjadi seekor kelinci vampir yang diberi nama
Bunniculal Dan bagaimana pula perasaannya bila ia masuk ke sebuah toko swalayan
dan melihat karikatur Dracula, lambang kejahatan ciptaannya itu, tergambar pada
sebuah kotak makanan kecil yang diberi nama' Count Chocula*
Ah... uang memang bukan segala-galanya!
Scanned book sbook ini hanya untuk koleksi pribadi. DILARANG MENGKOMERSILKAN
"tau hidup anda mengalami ketidakbahaagiaan dan ketidakberuntungan
Memanah Burung Rajawali 27 Pendekar Slebor 35 Istana Durjana Tujuh Mata Dewa 2
^