Pencarian

Kamar Gas 1

Kamar Gas The Chamber Karya John Grisham Bagian 1


THE CHAMBER - John Grisham - Kamar Gas - Download dan baca secara online di
http://cerita-silat.mywapblog.com
THE CHAMBER John Grisham www.ac-zzz.tk Copyright O John Grisham 1994 All rights reserved
Alih bahasa Hidayat Saleh GM 402 94.137 Hak cipta terjemahan Indonesia
Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama Jl. Palmerah Barat 33-37, Jakarta 10270
Diterbitkan pertama kali oleh Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama,
anggota KAPI, Jakarta, Desember 1994
Cetakan ketiga: Januari 1995 Cetakan keempat: September 1997 Cetakan
kelima: Juni 2006 Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT)
GREHAM, John Kamar Gas/ oleh John Grisham; alih bahasa, Hidayat Saleh - Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama, 1994 992 him.; 18 cm
Judul asli: The Chamber ISBN 979-605-137-0
" 1. Fiksi Amerika L Judul D. Saleh, Hidayat
Dicetak oleh Percetakan PT Gramedia, Jakarta
Isi di luar tanggung jawab percetakan
UCAPAN TERIMA KASIH Dulu saya seorang pengacara, dan mewakili orang-orang yang dituduh
dengan segala macam tindak kejahatan. Syukurlah, saya tak pernah punya klien
yang dipidana karena pembunuhan berencana dan divonis mati. Saya tak
pernah terpaksa mengunjungi penjara untuk para terpidana mari, tak pernah
terpaksa melakukan hal-hal yang dilakukan para pengacara dalam kisah ini.
Karena saya tak menyukai riset, saya melakukan apa yang biasa saya
kerjakan sewaktu menulis sebuah novel. Saya menemui pengacara-pengacara
ahli, dan menjalin persahabatan dengan mereka. Saya telepon mereka kapan
www.ac-zzz.tk saja dan menggali pengetahuan mereka. Dan di sinilah saya berterima kasih
kepada mereka. Leonard Vincent adalah pengacara untuk Mississippi Department of
Correction selama bertahun-tahun, dan ia membuka kantornya bagi saya. Ia
membantu saya dalam persoalan hukum, memperlihatkan berkas-berkasnya,
membawa saya kepenjara bagi terpidana mati, mengantar saya berkeliling
menyaksikan lembaga pemasyarakatan negara yang luas dan, secara ringkas,
dikenal dengan nama Pare h man. Ia menceritakan berbagai kisah yang entah
bagaimana menyusup dalam kisah ini. Saya dan Leonard masih bergumul
dengan kerumitan moral tentang hukuman mati, dan saya rasa kami akan selalu
terus bergumul. Terima kasih juga kepada stafnya, serta kepada para penjaga
dan personel di Parchman.
Jim Craig adalah orang dengan kasih yang besar dan pengacara yang baik.
Sebagai direktur pelaksana di Mississippi Capital Defense Resource Center, ia
merupakan pembela resmi bagi sebagian besar terpidana mati. Dengan tangkas
ia menuntun saya menyusuri labirin perkara banding dan pertempuran habeas
corpus yang tak tertembus. Bila ada kekeliruan yang terlewatkan, itu adalah
kekeliruan saya, bukan, kekeliruannya.
Saya kuliari hukum bersama Tom Freeland dan Guy Gillespie, dan saya
berterima kasih kepada mereka untuk segala bantuan mereka. Marc Smirnoff
adalah sahabat saya dan bekerja sebagai editor The Oxford American, dan,
seperti biasa, meneliti naskah ini sebelum saya kirim ke New York.
Terima kasih juga untuk Robert Warren dan William Ballard atas bantuan
mereka. Dan, seperti biasa, ucapan terima kasih yang teristimewa untuk
sahabat saya yang paling baik, Renee, yang masih setia membaca setiap bab
dari balik pundak saya. Keputusan untuk mengebom kantor pengacara Yahudi radikal itu dicapai
dengan relatif mudah. Hanya tiga orang terlibat dalam prosesnya. Yang
pertama, seorang laki-laki berduit. Yang kedua, pelaksana lokal yang mengenal
daerahnya. Dan yang ketiga, seorang patriot dan fanatik muda dengan keahlian
dalam pemakaian bahan peledak dan keterampilan mencengangkan untuk
www.ac-zzz.tk menghilang tanpa jejak. Sesudah pengeboman, ia melarikan diri ke luar negeri
dan bersembunyi di Irlandia Utara selama enam tahun.
Nama pengacara itu Marvin Kramer, seorang Yahudi Mississippi generasi
keempat yang keluarganya jadi kaya raya sebagai pedagang di daerah Delta. Ia
tinggal di sebuah rumah kuno zaman sebelum Perang Saudara di Greenville,
sebuah kota di tepi sungai dengan komunitas Yahudi yang kecil tapi kuat,
sebuah tempat dengan sedikit sejarah keributan rasial. Ia menjalankan praktek
hukum, sebab berdagang membuatnya bosan. Sepertikebanyakan orang Yahudi
keturunan Jerman, keluarganya berasimilasi dengan baik dalam kebudayaan
Selatan, dan memandang diri mereka sebagai orang Selatan biasa yang
kebetulan berbeda agama. Gerakan anti-Semitisme jarang muncul ke
permukaan. Secara umum, mereka berbaur dengan masyarakat mapan dan
memedulikan urusan mereka sendiri.
Marvin berbeda. Ayahnya mengirimnya ke Brandeis di Utara pada akhir
dasawarsa lima puluhan. Ia melewatkan empat tahun di sana, lalu tiga tahun di
fakultas hukum Columbia. Ketika ia kembali ke Greenville pada tahun 1964
gerakan perjuangan hak sipil sedang mendapat sorotan utama di Mississippi.
Marvin melibatkan diri di dalamnya. Kurang dari sebulan sesudah membuka
kantor hukumnya yang kecil, ia ditahan bersama dua rekan kuliahnya di
Brandeis karena berusaha memperjuangkan hak orang kulit hitam sebagai
pemilih. Ayahnya gusar. Keluarganya malu, namun Marvin tak peduli. Ia
menerima ancaman pembunuhan pertama pada umur 25, dan mulai membawabawa senapan.
Ia membelikan sepucuk pistol untuk istrinya, seorang wanita
Memphis, dan memerintahkan pembantu mereka yang berkulit hitam untuk
membawa satu dalam dompet. Keluarga Kramer punya putra kembar berumur
dua tahun. Perkara gugatan hak sipil pertama diajukan pada tahun 1965 oleh kantor
hukum Marvin B. Kramer and Associates (saat itu belum ada associate) dengan
tuduhan bertumpuknya diskriminasi dalam praktek pemilihan umum
yang dilakukan petugas setempat. Gugatan itu menjadi berita utama di seluruh
negara bagian tersebut, dan Marvin membuat fotonya terpampang di surat
www.ac-zzz.tk kabar. Namanya pun jadi tercantum dalam daftar Ku Klux Klan, sebagai orang
Yahudi yang akan diancam. Inilah dia, seorang pengacara Yahudi radikal dengan
jenggot dan hati yang baik, dididik oleh orang-orang Yahudi di Utara, dan
sekarang berbaris bersama orang-orang negro, serta mewakili mereka di Delta
Mississippi. Itu tak bisa dibiarkan.
Sesudahnya, ada desas-desus bahwa Kramer memakai uangnya sendiri untuk
membayar jaminan pembebasan bagi para aktivis gerakan hak sipil dan
Freedom Riders. Ia mengajukan gugatan hukum menentang fasilitas-fasilitas
yang hanya boleh digunakan kaum kulit putih. Ia membayar pembangunan
kembali sebuah gereja kulit hitam yang dibom Klan. Ia bahkan terlihat
menyambut orang negro ke dalam rumahnya. Ia berpidato di hadapan
kelompok-kelompok Yahudi Utara dan mendesak mereka untuk melibatkan diri
dalam perjuangan tersebut. Ia menulis banyak surat ke surat kabar, namun
hanya sedikit yang dicetak. Kramer berbaris gagah berani, menuju kehancuran.
Kehadiran penjaga malam yang berpatroli santai di sekitar rumpun bunga
rumah keluarga Kramer telah mencegah serangan terhadap rumah tersebut.
Sudah dua tahun Marvin menggaji penjaga itu.
9Seorang mantan polisi dan bersenjata lengkap, dan keluarga Kramer
membiarkan seluruh Greenville tahu bahwa mereka dilindungi penembak ulung.
Tentu saja Klan tahu tentang penjaga itu, dan Klan I tahu diri untuk tidak
mengusiknya. Dengan demikian, diambil keputusan untuk mengebom kantor
Marvin Kramer, dan bukan rumahnya.
Perencanaan operasi itu hanya makan waktu sangat singkat. Ini terutama
karena orang yang terlibat di dalamnya sangat sedikit Laki-laki berduit itu,
tokoh panutan kaum redneck yang flamboyan bernama Jeremiah Dogan, saat
itu menjabat sebagai imperial wizard, pemimpin utama Ku Klux Klan di
Mississippi. Pendahulunya sudah diciduk dan dipenjara, dan Jerry Dogan asyik
mengatur pengeboman-pengeboman. Ia tidak tolol. Bahkan Ikelak FBI mengakui
Dogan sebagai teroris yang efektif, sebab ia mendelegasikan pekerjaan
kotornya pada kelompok-kelompok kecil beranggotakan pembunuh-pembunuh
otonom yang sepenuhnya tidak tergantung satu sama lain. FBI sudah ahli dalam
www.ac-zzz.tk menyusupkan informan ke tubuh Klan, dan Dogan tak mempercayai siapa pun,
kecuali keluarga dan sekelompok kecil pembantunya. Ia punya usaha jual-beli
mobil bekas terbesar di Meridian, Mississippi, dan mengeruk banyak uang dari
berbagai perdagangan gelap.
Anggota kedua dalam tim itu seorang anggota Klan bernama Sam Cayhall
dari Clanton, Ford County, Mississippi, tiga jam perjalanan sebelah utara
Meridian, dan satu jam perjalanan dari selatan Memphis. Cayhall sudah dikenal
FBI, tapi hubungannya dengan Dogan tidak diketahui. FBI menganggap ia tak
berbahaya, sebab ia tinggal di suatu daerah yang nyaris tanpa kegiatan Klan.
Beberapa salib pernah dibakar di Ford County baru-baru ini, tapi tak ada
pengeboman. FBI tahu ayah Cayhall anggota Klan, tapi secara keseluruhan
keluarga itu tampak pasif. Perekrutan Sam Cayhall oleh Dogan merupakan
langkah cemerlang. Pengeboman kantor Kramer dimulai dengan sebuah telepon pada malam 17
April 1967. Karena kecurigaannya yang beralasan kuat bahwa teleponnya
disadap, Jeremiah Dogan menunggu sampai tengah malam dan bermobil ke
sebuah telepon umum di stasiun pompa bensin di selatan Meridian. Ia juga
curiga dirinya dikuntit FBI, dan ia benar. Mereka mengawasinya, tapi tak tahu
ke mana telepon itu ditujukan.
Sam Cayhall mendengarkan diam-diam di ujung seberang, mengajukan satudua
pertanyaan, lalu memutuskan hubungan. Ia kembali ke ranjang dan tidak
menceritakan apa pun kepada istrinya Sang istri tahu diri untuk tidak bertanya.
Esok harinya ia meninggalkan rumah pagi-pagi dan mengendarai mobil
memasuki Clanton. Ia makan pagi di The Coffee Shop, lalu menelepon dari
telepon umum di dalam Gedung Pengadilan Ford County.
Dua hari kemudian, 20 April, Cayhall meninggalkan Clanton menjelang
malam dan bermobil. 11 selama dua jam menuju Cleveland, Mississippi, sebuah kota perguruan tinggi
di Delta, satu jam dari Greenville. Empat puluh menit ia menunggu di halaman
parkir sebuah pusat perbelanjaan yang sibuk, tapi tidak melihat tanda-tanda
www.ac-zzz.tk adanya mobil Pontiac hijau. Ia makan ayam goreng di sebuah kedai murahan.
lalu bermobil ke Greenville untuk mengamati kantor pengacara Marvin B.
Kramer and Associates. Dua minggu sebelumnya, Cayhall sudah menghabiskan
waktu dua hari di Greenville, dan mengenal kota itu dengan cukup baik. Ia
menemukan kantor Kramer, lalu melaju melewati rumahnya yang megah, lalu
sampai ke sinagoga itu lagi. Dogan mengatakan sinagoga itu mungkin akan jadi
sasaran berikut, tapi pertama mereka perlu menghajar pengacara Yahudi itu.
Pukul 23.00. Cayhall kembali ke Cleveland, dan Pontiac hijau itu diparkir bukan
di pusat perbelanjaan, tapi di pangkalan truk di Highway 61, sebuah lokasi
cadangan, la menemukan kunci kontak di bawah karpet lantai pengemudi, dan
mengendarai mobil itu melintasi ladang-ladang Delta yang subur. Ia berbelok ke
jalan kecil dan membuka bagasi. Di dalam kardus terbungkus koran, ia
menemukan lima belas batang dinamit, tiga tutup peledak, dan sebuah sumbu.
Ia mengemudikan mobil itu memasuki kota, dan menunggu di dalam kafetaria
yang buka sepanjang malam.
Tepat pukul 02.00, anggota ketiga dalam tim itu berjalan ke pangkalan truk
yang penuh sesak itu dan duduk di hadapan Sam Cayhall. Namanya Rollie
Wedge, seorang laki-laki muda tak lebih dari 22 tahun, tapi sudah menjadi
veteran andal dalam perang menghadapi perjuangan hak sipil. Ia mengaku
berasal dari Louisiana, sekarang tinggal di suatu tempat di pegunungan yang
tak bisa ditemukan siapa pun, dan meskipun tak pernah membual, ia pernah
beberapa kali mengatakan kepada Sam Cayhall bahwa ia siap mati terbunuh
dalam perjuangan mempertahankan supremasi kulit putih. Ayahnya anggota
Klan dan kontraktor penghancur bangunan. Darinya Rollie belajar bagaimana
menggunakan bahan peledak.
Sam tak banyak tahu tentang Rollie Wedge, dan tidak terlalu mempercayai
apa yang dikatakannya Ia tak pernah menanyai Dogan di mana ia menemukan
bocah itu. Mereka menghirup kopi dan bcjakap-cakap ringan selama setengah jam.
Cai.gkir Cayhall kadang-kadang gemetar karena gelisah, tapi cangkir Rollie
tenang dan mantap. Sekarang sudah beberapa kali mereka melakukan
www.ac-zzz.tk pekerjaan ini bersama-sama, dan Cayhall terkagum-kagum pada ketenangan
pemuda ini. Ia pernah melaporkan kepada Jeremiah Dogan bahwa bocah itu tak
pernah tegang, sekalipun saat mereka mendekati sasaran dan ia menangani
dinamit Mobil Wedge adalah mobil sewaan dari bandara Memphis. Ia mengambil tas
kecil dari jok belakang, mengunci pintunya, dan meninggalkannya
13I pangkalan truk tersebut. Pontiac hijau dengan Cayhall di belakang
kemudi meninggalkan Cleveland dan melaju ke selatan di Highway 61. Saat iw
hampir pukul 03.00, dan jalanan lengang. Beberapa mil sebelah selatan dusun
Shaw, Cayhall berbelok ke jalan batu yang gelap dan berhenti. Rollie
memerintahkannya tetap tinggal di mobil, sementara ia memeriksa bahan
peledak. Sam melakukan apa yang diperintahkan. Rollie membawa tas ke
bagasi tempat ia menginventarisasi dinamit, tatap peledak, dan sumbu. Ia
meninggalkan tasnya dalam bagasi, menutupnya, dan menyuruh Sam berangkat
ke Greenville. Mereka melewati kantor Kramer untuk pertama kalinya sekitar pukul 04.00.
Jalan itu lengang dan gelap, dan Rollie mengucapkan sesuatu yang intinya
mengatakan ini akan menjadi pekerjaan mereka yang paling mudah.
"Sayang kita tak bisa meledakkan rumahnya," Rollie berkata pelan ketika
mereka melewati ramah Kramer.
"Yeah, sayang sakali," jawab Sam gugup. "Tapi dia punya penjaga, kau
tahu." "Yeah, aku tahu. Tapi penjaga itu mudah ditangani."
"Yeah, kurasa begitu. Tapi ada anak-anak di sana, kau tahu."
"Bunuh saja mereka selagi masih kecil," kata Rollie. "Bangsat Yahudi kecil
akan tumbuh jadi bangsat Yahudi besar."
Cayhall memarkir mobil di lorong di belakang kantor Kramer. Ia mematikan
mesin; lalu kedua laki-laki itu membuka bagasi tanpa suara, mengambil kardus
dan tas, dan menyelinap sepanjang pagar hijau, menuju pintu belakang. Sam
Cayhall mencongkel pintu belakang kantor itu dengan linggis kecil, dalam
beberapa detik mereka sudah berada di dalam. Dua minggu sebelumnya, Sam
www.ac-zzz.tk pernah muncul menemui resepsionis di situ, pura-pura menanyakan alamat,
lalu minta izin untuk memakai kamar kecil. Di lorong utama, antara kamar
kecil dan ruangan yang tampak seperti kantor Kramer, ada lemari sempit penuh
dengan tumpukan berkas lama dan sampah urusan hukum lainnya.
"Tinggallah di samping pintu dan awasi lorong itu," Wedge berbisik tenang.
Sam berbuat tepat seperti yang diperintahkan. Ia lebih suka menjalankan tugas
sebagai penjaga dan mengelak ikut menangani bahan peledak.
Rollie cepat-cepat meletakkan kardus di lantai dalam lemari itu, dan
memasang kabel-kabel dinamit. Pekerjaan itu harus dilakukan dengan hatihati, dan
jantung Sam berdebar cepat tiap kali ia menunggu. Punggungnya
selalu menghadap ke arah peledak tersebut, berjaga-jaga kalau-kalau ada yang
tidak beres. Mereka berada di dalam kantor itu tak lebih dari lima menit. Kemudian
mereka kembali ke lorong tadi dan berjalan santai ke Pontiac hijau itu. Mereka
tak terkalahkan. Semua begitu mudah.
15Mereka pernah mengebom sebuah kantor real estate di Jackson, sebab
sang pengusaha telah men--' k jual sebuah rumah kepada pasangan kulit hitam,
' ?Pengusaha real estate itu berdarah Yahudi. Mereka ' pernah mengebom
kantor penerbit surat kabar kecil, sebab sang editor pernah mengungkapkan
sesuatu yang netral tentang gagasan pemisahan menurut warna kulit. Mereka
pernah meruntuhkan sinagoga Jackson, sinagoga terbesar di negara bagian itu.
Mereka mengemudikan mobil menembus lorong, dalam kegelapan. Saat
Pontiac hijau tersebut memasuki jalan kecil, lampu depannya menyala.
Pada setiap pengeboman terdahulu, Wedge memakai sumbu lima belas


Kamar Gas The Chamber Karya John Grisham di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menit, yang dinyalakan begitu saja dengan korek api, sangat mirip petasan.
Dan sebagai bagian dari pekerjaan tersebut, tim pengebom itu menikmati
perjalanan dengan jendela terbuka di perbatasan kota, tepat ketika ledakan
mencabik-cabik sasaran. Mereka telah mendengarkan dan merasakan setiap
ledakan terdahulu, pada jarak yang aman, saat mereka meloloskan diri dengan
santai. www.ac-zzz.tk Tapi malam ini lain. Sam salah berbelok di suatu tempat, dan mendadak
mereka harus berhenti di persimpangan kereta api, menatap lampu yang
berkedip-kedip saat serangkaian kereta barang berdetak-detak lewat di depan
mereka. Rangkaian gerbongnya cukup panjang. Lebih dari satu kali Sam
memeriksa jam tangannya. Rollie tidak mengucapkan apa-apa. Kereta api itu lewat,
.dan Sam lagi-lagi salah belok.
Mereka berada dekat sungai, dengan sebuah jembatan di kejauhan, dan rumahrumah
kumuh berjajar di kiri-kanan jalan. Sam memeriksa jam tangannya lagi.
Lima menit lagi bumi akan bergetar, dan ia lebih suka meluncur dalam
kegelapan jalan raya bebas hambatan yang sepi saat itu terjadi. Satu kali Rollie
memainkan tangan dengan resah, seolah-olah kesal dengan sopirnya, tapi tak
mengucapkan apa pun. Satu tikungan lagi, satu jalan baru lagi. Greenville bukan kota besar, dan
kalau terus berbelok, Sam memperhitungkan ia bisa kembali ke jalan yang
sudah dikenalnya. Kekeliruan berikutnya terbukti menjadi kekeliruan terakhir.
Sam menginjak rem begitu menyadari telah keliru berbelok masuk ke jalan satu
arah. Ketika ia menginjak rem, mesin mobilnya mati. Ia mengentakkan
persneling ke posisi netral dan memutar kunci kontak. Mesin berputar
sempurna, tapi tak mau menyala. Kemudian tercium bau bensin.
"Sialan!" kata Sam dengan gigi dikertakkan. "Sialan!"
Rollie duduk rendah di kursinya, menatap ke luar jendela.
"Sialan! Mesinnya kebanjiran bensin!" Ia kembali memutar kunci. Hasilnya
sama. "Jangan sampai akinya habis," kata Rollie perlahan-lahan, tenang.
Sam nyaris panik. Meskipun tersesat, ia cukup
17yakin mereka tak jauh dari pusat kota. Ia meng- ~ hela napas dalam dan
mengamati jalan. Ia melirik jam tangan. Tak terlihat ada mobil lain. Semuanya
sunyi. Ini saat yang sempurna untuk ledakan bom. Ia bisa melihat sumbu
terbakar di lantai kayu. Ia bisa merasakan tanah bergetar. Ia bisa mendengar
kayu dan batu fondasi bergemeretak, juga bata dan kaca. Sialan, pikir Sam
sambil mencoba mene- I nangkan diri. Bisa-bisa mereka terkena pecahan kaca.
www.ac-zzz.tk "Mestinya Dogan menyediakan mobil yang lebih baik," ia bergumam sendiri.
Rollie tidak bereaksi, matanya memandang sesuatu di luar jendela.
Sedikitnya lima belas menit sudah berlalu sejak mereka meninggalkan
kantor Kramer, dan sudah' saatnya ledakan itu terjadi. Sam menyeka butiran .
keringat dari kening, dan sekali lagi memutar kunci kontak. Untunglah
mesinnya menyala. Ia ter-1 senyum lebar pada Rollie, yang kelihatannya sama
sekali tak peduli. Ia memundurkan mobil beberapa meter, lalu memacunya
pergi. Jalan pertama ini tampak sudah dikenalnya, dan dua blok kemudian
mereka sudah berada di Main Street. "Sumbu macam apa yang kaupakai?" Sam
akhirnya bertanya saat mereka berbelok ke Highway 82, tak lebih sepuluh blok
dari kantor Kramer. Rollie mengangkat pundak, seakan-akan menyatakan itu urusannya dan Sam
tak semestinya bertanya. Mereka mengurangi kecepatan ketika melewati mobil
polisi yang sedang parkir, lalu meningkatkan kecepatan di pinggir kota. Dalam
beberapa menit, Greenville
sudah di belakang mereka.
"Sumbu apa yang kaupakai?" Sam bertanya lagi.
Suaranya mengandung nada kesal.
"Aku mencoba sesuatu yang baru," Rollie menjawab tanpa menoleh.
"Apa?" "Kau takkan mengerti," kata Rollie. Sam jadi
tersinggung. "Alat pengatur waktu?" ia bertanya sesudah lewat beberapa kilometer.
"Semacam itulah."
Mereka bermobil ke Cleveland tanpa bicara sama sekali. Selama beberapa
mil, ketika lampu-lampu di Greenville perlahan-lahan menghilang di balik tanah
datar, Sam setengah berharap akan menyaksikan bola api atau mendengar
gemuruh di kejauhan. Tapi tak ada apa pun yang terjadi. Wedge bahkan
tertidur sebentar. Kafetaria pangkalan truk itu penuh ketika mereka tiba. Seperti biasa, Rollie
meninggalkan tempat duduk dan menutup pintu penumpang. "Sampai ketemu
www.ac-zzz.tk lagi," katanya dengan senyum tersungging melalui jendela terbuka, lalu ia
berjalan menuju mobil sewaannya. Sam mengawasinya berlenggang pergi, dan
sekali lagi takjub atas ketenangan Rollie Wedge.
Sekarang sudah setengah enam lewat beberapa menit, dan secercah cahaya
Jingga menembus ke-gelapan di timur. Sam mengemudikan Pontiac hijau itu di
Highway 61, dan melaju ke selatan.
Malapetaka mengerikan dalam pengeboman Kramer sebenarnya dimulai
sekitar saat Rollie Wedge dyakin mereka tak jauh dari pusat kota. Ia meng- ~
hela napas dalam dan mengamati jalan. Ia melirik jam tangan. Tak terlihat ada
mobil lain. Semuanya sunyi. Ini saat yang sempurna untuk ledakan bom. Ia bisa
melihat sumbu terbakar di lantai kayu. Ia bisa merasakan tanah bergetar. Ia
bisa mendengar kayu dan batu fondasi bergemeretak, juga bata dan kaca.
Sialan, pikir Sam sambil mencoba mene- I nangkan diri. Bisa-bisa mereka
terkena pecahan kaca. "Mestinya Dogan menyediakan mobil yang lebih baik," ia bergumam sendiri.
Rollie tidak bereaksi, matanya memandang sesuatu di luar jendela.
Sedikitnya lima belas menit sudah berlalu sejak mereka meninggalkan
kantor Kramer, dan sudah' saatnya ledakan itu terjadi. Sam menyeka butiran .
keringat dari kening, dan sekali lagi memutar kunci kontak. Untunglah
mesinnya menyala. Ia ter-1 senyum lebar pada Rollie, yang kelihatannya sama
sekali tak peduli. Ia memundurkan mobil beberapa meter, lalu memacunya
pergi. Jalan pertama ini tampak sudah dikenalnya, dan dua blok kemudian
mereka sudah berada di Main Street. "Sumbu macam apa yang kaupakai?" Sam
akhirnya bertanya saat mereka berbelok ke Highway 82, tak lebih sepuluh blok
dari kantor Kramer. Rollie mengangkat pundak, seakan-akan menyatakan itu urusannya dan Sam
tak semestinya bertanya. Mereka mengurangi kecepatan ketika melewati mobil
polisi yang sedang parkir, lalu meningkatkan kecepatan di pinggir kota. Dalam
beberapa menit, Greenville
sudah di belakang mereka.
"Sumbu apa yang kaupakai?" Sam bertanya lagi.
www.ac-zzz.tk Suaranya mengandung nada kesal.
"Aku mencoba sesuatu yang baru," Rollie menjawab tanpa menoleh.
"Apa?" "Kau takkan mengerti," kata Rollie. Sam jadi
tersinggung. "Alat pengatur waktu?" ia bertanya sesudah lewat beberapa kilometer.
"Semacam itulah."
Mereka bermobil ke Cleveland tanpa bicara sama sekali. Selama beberapa
mil, ketika lampu-lampu di Greenville perlahan-lahan menghilang di balik tanah
datar, Sam setengah berharap akan menyaksikan bola api atau mendengar
gemuruh di kejauhan. Tapi tak ada apa pun yang terjadi. Wedge bahkan
tertidur sebentar. Kafetaria pangkalan truk itu penuh ketika mereka tiba. Seperti biasa, Rollie
meninggalkan tempat duduk dan menutup pintu penumpang. "Sampai ketemu
lagi," katanya dengan senyum tersungging melalui jendela terbuka, lalu ia
berjalan menuju mobil sewaannya. Sam mengawasinya berlenggang pergi, dan
sekali lagi takjub atas ketenangan Rollie Wedge.
Sekarang sudah setengah enam lewat beberapa menit, dan secercah cahaya
Jingga menembus ke-an Sam Cayhall berpisah di Cleveland. Kengerian itu
dimulai dengan beker di atas meja kecil tak jauh dari bantal Ruth Kramer.
Ketika beker itu berdering pada pukul 05.30, seperti biasa, Ruth langsung tahu
bahwa ia sangat sakit. Ia merasa agak demam, pelipisnya nyeri luar biasa, dan
ia agak mual. Marvin membantunya ke kamar mandi tak jauh dari ranjang, dan
selama setengah jam ia berada di dalamnya Satu bulan ini ada virus flu ganas
yang menyebar di Greenville, dan sekarang menyerang rumah keluarga Kramer.
Pembantu rumah tangga membangunkan si kembar. Josh dan John, sekarang
umur lima tahun, pada pukul 06.30, dan cepat-cepat memandikan, mengganti
pakaian, dan memberi mereka makan. Marvin menganggap sebaiknya membawa
mereka ke sekolah seperti sudah direncanakan serta menjauhkan mereka dari
rumah dan, mudah-mudahan, dari virus itu. Ia menelepon dokter temannya
untuk minta resep, dan meninggalkan dua puluh dolar kepada pembantu untuk
www.ac-zzz.tk membeli obat di apotek satu jam lagi. Ia berpamitan kepada Ruth yang sedang
berbaring di lantai kamar mandi dengan bantal di bawah kepala dan sebungkus
es pada wajah, lalu meninggalkan rumah bersama anak-anak.
Tidak seluruh praktek hukumnya diabdikan untuk mengurus perkara hak-hak
sipil..Perkara macam itu tidak cukup banyak untuk lahan hidup di Mississippi
pada tahun 1967. Ia menangani beberapa kasus pidana dan perkara perdata
umum lainnya: perceraian, sengketa tanah, kebangkrutan, real estate. Dan
meskipun ayahnya nywis tidak bicara dengannya, dan seluruh keluarga Kramer
nyaris tak pernah menyebut namanya, Marvin menghabiskan sepertiga
waktunya di kantor untuk menangani bisnis keluarganya. Pagi ini ia dijadwalkan
hadir di pengadilan pada pukul 09.00 untuk memperdebatkan sebuah mosi
dalam gugatan yang melibatkan real estate pamannya.
Si kembar sangat menyukai kantornya. Mereka baru akan bersekolah pukul
08.00, jadi Marvin bisa bekerja sedikit sebelum mengantar anak-anak dan
kemudian menghadiri sidang pengadilan. Hal ini terjadi mungkin sekali sebulan.
Kenyataannya hampir tak pernah sehari pun lewat tanpa salah satu dari si
kembar merengek kepada Marvin agar membawa mereka ke kantornya dulu,
baru kemudian ke sekolah.
Mereka tiba di kantor sekitar pukul 07.30, dan begitu berada di dalam si
kembar langsung menghampiri meja kerja sekretaris dan setumpuk kertas
ketik, semuanya menunggu dipotong, di-copy, di-stapler, dan dilipat jadi
amplop. Kantor itu me21rupakan bangunan yang simpang siur, dibangun bertahap
dengan tambahan di sana-sini. Pintu depannya terbuka ke sebuah serambi sempit
tempat meja resepsionis diletakkan nyaris di bawah tangga. Empat kursi bagi
para klien yang sedang menunggu berderet dekat dinding. Majalah bertebaran
di bawah kursi-kursi. Di sebelah kiri dan kanan serambi itu ada kantor-kantor
kecil untuk para pengacara* - Marvin sekarang punya tiga associate yang bekerja
untuknya. Sebuah lorong membujur lurus dari serambi, melintasi bagian tengah
lantai bawah, sehingga dari pintu depan bagian belakang bangunan itu bisa
terlihat sejauh sekitar 24 meter. Kantor Marvin adalah ruangan terbesar di
www.ac-zzz.tk lantai bawah, dan terletak pada pintu terakhir di sebelah kiri, di samping
lemari yang penuh sesak. Tepat di seberang lemari di gang itu adalah kantor
sekretaris Marvin. Namanya Helen, seorang wanita menawan yang selama
delapan belas bulan diimpi-impikan oleh Marvin.
Di lantai dua adalah kantor-kantor yang berjejalan milik satu pengacara lain
dan dua sekretaris. Lantai tiga tanpa pemanas atau AC, dan dipakai untuk
gudang. Biasanya ia tiba di kantor antara pukul 07.30 sampai pukul 08.00, sebab ia
suka satu jam tenang sebelum orang-orang lain tiba dan telepon mulai
berdering. Seperti biasa, ia orang pertama yang tiba pada hari Jumat, 21 April.
Ia membuka kunci pintu depan, menyalakan lampu, dan berhenti di
serambi. Dikuliahinya si kembar agar tidak memorak-porandakan meja Helen,
tapi mereka sudah kabur ke gang dan tak mendengarkan sepatah kata pun.
Josh sudah memegang gunting dan John memegang stapler saat Marvin
mengulurkan kepala untuk pertama kali dan memperingatkan mereka. Ia
tersenyum sendiri, lalu beranjak ke kantornya dan langsung tenggelam dalam
riset. Sekitar pukul 07.45, seperti diingatnya kelak di rumah sakit, Marvin naik
tangga ke lantai tiga untuk mencari berkas lama yang, saat itu ia duga, relevan
dengan kasus yang sedang dipersiapkannya. Sambil naik tangga, ia bergumam
sendiri. Ketika ledakan itu terjadi, berkas tua itu menyelamatkan nyawanya.
Anak-anak sedang tertawa di suatu tempat di gang.
Ledakan itu meletup ke atas dan mendatar dengan kecepatan beberapa ribu
kaki per detik. Lima belas batang dinamit di tengah bangunan berangka kayu
akan meremukkannya jadi puing dan kepingan-kepingan kecil dalam hitungan
detik. Perlu satu menit penuh sebelum potongan-potongan kayu runcing dan
puing lainnya kembali ke bumi. Tanah serasa berguncang bagaikan gempa kecil,
dan seperti diuraikan para saksi, kepingan-kepingan kaca terpercik di pusat
kota Greenville selama beberapa waktu yang serasa berabad-abad.
Josh dan John Kramer berada tak lebih dari empat setengah meter dari
episentrum ledakan ter- www.ac-zzz.tk 23sebut. Untunglah mereka tak pernah tahu apa yang menimpa diri mereka.
Mereka .tidak menderita. Tubuh mereka yang hancur ditemukan petugas
pemadam kebakaran setempat di bawah timbunan puing setinggi dua setengah
meter. Marvin Kramer pertama terlempar menghantam langit-langit lantai tiga,
lalu tak sadarkan diri, terjatuh bersama puing-puing atap ke dalam kawah yang
mengepulkan asap di tengah bangunan. Dalam tiga jam, dua kakinya
diamputasi sebatas lutut.
Ledakan itu terjadi tepat pukul 07.46, dan dari satu segi ini merupakan
keberuntungan. Helen, sekretaris Marvin, sedang meninggalkan kantor pos
empat blok dari sana dan merasakan ledakan itu. Sepuluh menit lagi ia sudah
akan berada di dalam, membuat kopi. David Lukland, seorang associate muda
dalam firma hukum itu, tinggal tiga blok dari sana, dan baru saja mengunci
pintu apar-k temennya ketika mendengar dan merasakan le-I dakan tersebut.
Sepuluh menit lagi ia sudah akan v memilah-milah surat di kantornya di lantai
dua. Kebakaran kecil terjadi di gedung perkantoran sebelah, dan meskipun
cepat-cepat dipadamkan, hal itu banyak menambah ketegangan. Asap
bergulung-gulung tebal beberapa saat, hingga orang-orang berlarian hilirmudik.
Ada dua pejalan kaki yang terluka. Sebatang kayu ukuran sepuluh kali lima
sentimeter sepanjang satu meter mendarat di trotoar sembilan puluh meter
dari sana, melenting sekali, lalu menimpa
Mrs. Mildred Talton tepat di wajahnya ketika ia melangkah keluar dari mobil
dan memandang ke arah ledakan itu. Ia menderita luka koyak yang
mengerikan dan hidung patah, namun akan sembuh pada saatnya.
Luka pada korban kedua sangat kecil tapi penting. Seorang asing bernama
Sam Cayhall sedang berjalan perlahan-lahan ke arah kantor Kramer ketika tanah bergetar begitu
keras, sehingga ia kehilangan keseimbangan dan tersandung pada trotoar.
Ketika berusaha berdiri,, ia terhantam oleh kaca yang beterbangan, satu kali di
kuduk dan satu kali di pipi kiri. Ia merunduk di belakang sebatang pohon ketika
www.ac-zzz.tk puing dan reruntuhan menghujani sekelilingnya. Ia ternganga menyaksikan
kehancuran di hadapannya, lalu berlari pergi.
Darah menetes-netes dari pipi dan menggenang di kemejanya. Ia
terperanjat dan kelak tak ingat banyak tentang ini. Dengan Pontiac hijau yang
sama, ia bergegas pergi dari pusat kota, dan kemungkinan besar akan berhasil
keluar dari Greenville untuk kedua kalinya dengan selamat, seandainya ia
berpikir dan menaruh perhatian. Dua polisi dalam mobil patroli sedang melaju
ke daerah bisnis untuk menanggapi panggilan atas pengeboman itu ketika
mereka berpapasan dengan Pontiac hijau yang, entah karena apa, tak mau
menepi untuk membiarkan mereka lewat. Mobil patroli itu membunyikan
sirene, lampunya berkeredapan, klaksonnya berdengung, dan polisi-polisi itu
mengumpat, 25tanj Pontiac hijau itu tetap diam di jalurnya, tak mau menyisih. Polisi itu
berhenti, berian ke sana, mengentakkan pintu sampai terbuka,

Kamar Gas The Chamber Karya John Grisham di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dan menemukan seorang laki-laki berlumuran darah. Borgol dipasang pada
pergelangan tangan Sam. Ia polisi, dan dibawa ke penjara. Pontiac itu ditahan.
Bom yang menewaskan anak kembar Kramer adalah jenis yang paling kasar.
Lima belas batang dinamit diikat erat satu sama lain dengan selotip. Tapi tak
ada sumbu. Sebagai gantinya, Rollie Wedge memakai detonator, sebuah timer,
dan sebuah beker pegas murahan. Ia mencabut jarum menit dari beker itu dan
mengebor sebuah lubang kecil di antara angka tujuh dan delapan. Ke dalam
lubang kecil itu ia menyisipkan jarum besi yang bila disentuh putaran jarum
jam akan menyambung sirkuit dan memicu bom tersebut. Rollie menginginkan
waktu lebih banyak dari yang bisa disediakan sumbu ukuran lima belas menit.
Di samping itu, ia menganggap dirinya pakar dan ingin bereksperimen dengan
alat-alat baru. Barangkali jarum jam itu sedikit bengkok. Barangkali piringan permukaan
jam itu tidak sepenuhnya datar. Barangkali Rollie dalam antusiasmenya telah
memutarnya terlalu kencang, atau kurang kencang. Barangkali jarum pemicu
www.ac-zzz.tk itu tidak sama rata dengan piringan jam. Bagaimanapun Juga, ini percobaan
pertama Rollie dengan sebuah
timer. Atau barangkali alat pengatur waktu itu
bekerja tepat seperti yang direncanakan.
Namun apa pun alasan atau dalihnya, kegiatan pengeboman Jeremiah Dogan
dan Ku Klux Klan sekarang telah menumpahkan darah orang Yahudi di
Mississippi. Dan, karena segala alasan praktis, kegiatan itu pun usai.DUA
Begitu tubuh-tubuh itu diangkat, polisi Greenville menyegel daerah sekitar
reruntuhan dan menjauhkan orang banyak. Dalam beberapa jam, barangbarang bukti
diserahkan kepada tim FBI dari Jackson, dan sebelum hari gelap
satu unit pembongkar memindahkan puing-puing itu. Puluhan agen FBI dengan
serius memulai tugas membosankan, yaitu memungut setiap kepingan kecil,
memeriksanya, memperlihatkannya kepada orang lain, lalu me-ngemasinya
untuk dicocokkan satu sama lain esok harinya. Sebuah gudang kapas kosong di
tepi kota disewa dan dijadikan tempat penyimpanan puing kantor Kramer.
Pada waktunya, FBI akan mengonfirmasikan apa yang sudah diduga dari
semula. Dinamit, sebuah timer, dan sejumlah kabel. Cuma sebuah bom
sederhana yang dikaitkan satu sama lain oleh seorang amatir yang cukup
beruntung tidak ikut terbunuh.
Marvin Kramer cepat-cepat diterbangkan ke rumah sakit yang lebih bagus di
Memphis, dan selama tiga hari dimasukkan
dalam daftar pasien kritis tapi stabil. Ruth Kramer dirumahsakitkan karena
shock, pertama di Greenville, kemudian dipindahkan dengan ambulans ke
rumah sakit yang sama di Memphis. Mereka berbagi satu kamar, Mr. dan Mrs.
Kramer, dan juga berbagi obat penenang dalam jumlah besar. Para dokter dan
sanak saudara yang tak terhitung jumlahnya bergadang menjagai. Ruth
dilahirkan dan dibesarkan di Memphis, jadi ada banyak teman yang
menjagainya. Setelah debu di sekitar kantor Marvin mengendap, para tetangga, beberapa
di antaranya penjaga toko dan kerani kantor lain, menyapu serpih-an kaca dari
trotoar dan saling berbisik ketika menyaksikan polisi dan regu penolong mulai
www.ac-zzz.tk menggali. Desas-desus kuat melanda pusat kota Greenville, mengatakan
seorang tersangka sudah ditahan. Sore itu juga kelompok-kelompok penonton
sudah tahu bahwa nama orang itu Sam Cayhall, dari Clanton, Mississippi, ia
anggota Klan, dan entah bagaimana terluka dalam serangan itu. Satu laporan
berita menyajikan gambar-gambar mengerikan dari pengeboman lain yang
dilakukan Cayhall dengan segala macam luka mengerikan dan mayat-mayat
yang porak-poranda, namun semuanya hanya melibatkan Negro-negro miskin
Laporan berita lain menceritakan kecemerlangan polisi Greenville dalam
melacak orang gila ini hanya beberapa detik setelah ledakan. Pada siaran
29berita tengah hari, stasiun TV Greenville menegaskan apa yang sudah
diketahui, bahwa dua anak kecil itu tewas, ayah mereka luka parah, dan Sam
Cayhall sudah ditahan. Sam Cayhall akan dibebaskan beberapa saat lagi, dengan uang jaminan tiga
puluh dolar. Saat dibawa ke kantor polisi, ia tersadar dan minta maaf dengan
sopan kepada polisi karena tidak menepi seperti yang mereka harapkan. Ia
dituduh melakukan pelanggaran yang amat sepele, dan dikirim ke mang
penahanan sementara untuk diproses lebih lanjut dan dibebaskan. Dua petugas
yang menahannya bergegas berlalu untuk memeriksa ledakan tersebut.
Seorang petugas pemelihara gedung yang bertugas ganda sebagai petugas
kesehatan penjara menghampiri Sam dengan peralatan PPPK yang tidak terurus
dan membasuh darah kering dari wajahnya. Perdarahannya sudah berhenti.
Sam mengulangi bahwa ia terlibat dalam suatu perkelahian di bar. Malam yang
keras. Petugas kesehatan berlalu, dan sejam kemudian seorang sipir muncul di
jendela geser ruang tahanan dengan surat-surat lain. Tuduhannya adalah tidak
memberi jalan kepada kendaraan emergency, denda maksimumnya tiga puluh
dolar, dan bila bisa membayar tunai jumlah tersebut, Sam bebas pergi begitu
urusan administrasi selesai- dan mobilnya dilepas. Sam mondar-mandir gelisah
sekeliling ruangan, melirik jam tangan, mengelus pelan luka di pipinya.
Ia akan dipaksa menghilang. Ada catatan atas penahanan ini, dan tak lama
lagi orang-orang udik ini akan menghubungkan namanya dengan pengeboman
itu, dan kemudian... nah, ia harus kabur. Ia akan meninggalkan Mississippi,
www.ac-zzz.tk mungkin bergabung dengan Rollie Wedge dan berangkat ke Brazil atau tempat
lain. Dogan akan memberi mereka uang. Ia akan menelepon Dogan begitu
meninggalkan Greenville. Mobilnya masih terparkir di pangkalan truk di
Cleveland. Ia akan tukar kendaraan di sana, lalu berangkat ke Memphis, dan
naik bus Greyhound. Itulah yang akan dilakukannya. Sungguh tolol ia, kembali ke tempat
kejadian. Tapi, pikirnya, kalau ia tetap tenang, badut-badut ini akan
melepaskannya. Setengah jam berlalu sebelum sang sipir tiba dengan satu formulir lain. Sam
menyerahkan tiga puluh dolar kontan dan menerima kuitansi. Ia mengikuti lakilaki
itu melewati lorong sempit, menuju meja depan penjara. Di sana ia diberi
surat panggilan untuk muncul di Pengadilan Negeri Greenville dalam dua
minggu. "Mana mobilnya?" ia bertanya sambil melipat surat panggilan.
"Mereka sedang mengambilnya Tunggu saja di sini."
Sam memeriksa jam tangan dan menunggu selama lima belas menit. Melalui
jendela kecil pada sebuah pintu besi ia melihat mobil datang dan pergi di
halaman parkir di depan penjara. Dua
31pemabuk diseret ke meja oleh seorang polisi bertubuh kekar. Sam
bergerak-gerak resah dan menunggu.
Tiba-tiba dari belakangnya terdengar sebuah suara baru memanggilnya
perlahan-lahan, "Mr. Cayhall." Ia menoleh dan berhadapan dengan seorang lakilaki
pendek dalam jas lusuh. Sebuah lencana dilambaikan di bawah hidung Sam.
"Saya Detektif Ivy, Kepolisian Greenville. Perlu mengajukan beberapa
pertanyaan pada Anda." Ivy melambai ke arah sederet pintu kayu di sepanjang
lorong, dan Sam mengikuti dengan patuh.
Mulai saat pertama duduk di depan meja kotor, menghadap Detektif Ivy,
Sam bicara cuma sedikit Ivy berumur awal empat puluhan, tapi sudah beruban
dan berkeriput di sekitar mata. Ia menyalakan sebatang Camel tanpa filter,
menawarkan sebatang pada Sam, lalu menanyakan bagaimana wajahnya sampai
terluka. Sam memain-mainkan rokok itu, tapi tidak menyalakannya. Sudah
bertahun-tahun yang lalu ia berhenti merokok, dan meskipun merasakan
www.ac-zzz.tk dorongan kuat untuk mulai mengepul-ngepulkan asap pada saat kritis ini ia
cuma mengeruk-ngetukkannya pelan pada meja. Tanpa memandang Ivy, ia
mengatakan mungkin ia terlibat dalam suatu perkelahian.
Ivy seperti mendengus dengan senyum kecil, seolah-olah ia sudah menduga
jawaban macam ini dan Sam tahu ia sedang menghadapi seorang pn>
fesional. Sekarang ia takut, tangannya mulai gemetar. Ivy tentu saja
memperhatikan semua ini. Di manakah perkelahian itu" Dengan siapa kau
berkelahi" Kapan perkelahian itu terjadi" Mengapa kau berkelahi di Greenville
sini, sedangkan kau tinggal tiga jam dari sini" Dari mana kau mendapatkan
mobil itu" Sam tidak mengatakan apa-apa. Ivy menghujaninya dengan pertanyaan;
semuanya tak bisa dijawab Sam, sebab kebohongan akan berlanjut dengan
kebohongan lain, dan Ivy akan menjeratnya dalam beberapa detik.
"Aku ingin bicara dengan seorang penasihat hukum," akhirnya Sam berkata.
"Itu bagus, Sam. Kupikir memang itulah yang harus kaulakukan." Ivy
menyalakan sebatang Camel lagi dan mengembuskan asap tebal ke langitlangit.
"Ada ledakan bom pagi ini, Sam. Apa kau tahu itu?" Ivy bertanya, suaranya
naik sedikit dengan nada mengejek. "Tidak."
"Tragis. Kantor seorang pengacara lokal bernama Kramer diledakkan sampai
berkeping-keping. Terjadi sekitar dua jam yang lalu. Mungkin pekerjaan
orangorang Ku KIux Klan, kau tahu. Kami tidak punya Ku Klux Klan di sekitar
sini, tapi Mr. Kramer orang Yahudi. Coba kuterka... kau tidak tahu apa-apa tentang hal
ini^bukan?" "Benar." 33"Menyedihkan sekali. Sam. Kau tahu, Mr. Kramer punya dua putra yang
masih kecil, Josh dan John, dan sudah nasib mereka berada di kantor bersama
ayahnya ketika bom itu meledak."
Sam menghela napas dalam dan memandang Ivy. Ceritakan sisanya padaku,
matanya berkata. www.ac-zzz.tk "Dan dua bocah kecil ini, kembar, umur lima tahun, sangat lucu. meledak
berkeping-keping, Sam. Tewas tuntas, Sam."
Sam menundukkan kepala perlahan-lahan, sampai dagunya berjarak satu
senti dari dada. Ia terpukul. Pembunuhan, dua orang. Pengacara, pengadilan,
hakim, juri, penjara, segalanya menerpa sekaligus dan ia memejamkan mata.
"Ayah mereka mungkin beruntung. Dia ada di rumah sakit sekarang, sedang
menjalani operasi. Anak-anaknya ada di kamar jenazah. Sungguh suatu tragedi,
Sam. Tidakkah mestinya kau tahu sesuatu tentang bom itu, Sam?"
Tidak. Aku ingin menemui pengacara."
Tentu." Ivy berdiri perlahan-lahan dan meninggalkan ruangan.
Kepingan kaca pada wajah Sam dikeluarkan dokter dan dikirim ke
laboratorium FBI. Laporannya tidak mengandung kejutan - kaca yang sama
dengan jendela depan kantor itu. Pontiac hijau to dengan cepat dilacak sampai
pada Jeremiah Dogan di Meridian. Sebuah sumbu lima belas menit ditemukan
dalam bagasi. Seorang pengirim barang
maju ke depan dan menerangkan kepada polisi bahwa ia melihat mobil itu
dekat kantor Mr. Kramer -sekitar pukul 04.00.
FBI memastikan pers langsung mengetahui Mr. Sam Cayhall sebagai anggota
lama Ku Klux Klan, dan menjadi tersangka utama dalam beberapa pengeboman
lain. Mereka merasa kasus ini sudah terungkap, dan mereka menghujani
Kepolisian Greenville dengan pujian. J. Edgar Hoover sendiri mengeluarkan
pernyataan. Dua hari sesudah pengeboman tersebut, si kembar Kramer dibaringkan
untuk beristirahat selamanya di sebuah makam kecil. Saat itu ada 146 orang
Yahudi tinggal di Greenville, dan kecuali Marvin Kramer dan enam orang lain,
setiap orang menghadiri upacara pemakaman. Dan jumlah mereka dikalahkan
dua banding satu oleh para wartawan dan fotografer dari berbagai penjuru
negeri. Esok paginya Sam melihat foto-foto dan membaca berita tersebut dalam sel
kecilnya. Sang asisten sipir, Larry Jack Polk, adalah orang polos yang sekarang
www.ac-zzz.tk sudah jadi temannya, sebab seperti yang dibisikkannya kepada Sam sebelumnya, ia punya saudara sepupu yang jadi anggota Klan dan ia selalu ingin
bergabung, tapi istrinya tak setuju. Ia membawakan Sam kopi segar dan surat
kabar tiap pagi. Larry Jack sudah menyatakan kekagumannya atas keterampilan
Sam melakukan pengeboman. Selain beberapa patah kata biasa yang diperlukan untuk
memanipulasi Larry Jack, Sam boleh dibilang tidak mengucapkan
apa-apa. Sehari sesudah pengeboman itu ia dijatuhi tuduhan melakukan dua
pembunuhan terencana, maka skenario kamar gas memenuhi pikirannya. Ia
menolak mengucapkan sepatah kata pun kepada Ivy dan polisi lain; begitu pula
kepada FBI. Para wartawan pun bertanya, tapi tak pernah berhasil melewati
Larry Jack. Sam menelepon istrinya dan menyuruhnya tetap tinggal di Clanton
dengan pintu terkunci. Ia duduk seorang diri dalam sel dan mulai menulis buku
harian. Kalau ingin menemukan dan mengaitkan Rollie Wedge dengan pengeboman
itu, polisi harus mencarinya. Sam Cayhall pernah mengangkat sumpah sebagai
anggota klan, dan baginya sumpah itu suci. Ia takkan pemah mengadukan
anggota Klan lain. Ia benar-benar berharap Jeremiah Dogan punya perasaan
yang sama mengenai sumpahnya, j
Dua hari sesudah pengeboman, seorang pengacara licik dengan tata rambut
riap-riap bernama Clovis Brazelton muncul pertama kali di Greenville. Ia
anggota rahasia Klan, dan sudah terkenal di Jackson suka mewakili segala
macam bajingan. Ia ingin ikut pemilihan sebagai gubernur. Katanya ia
berpendirian melestarikan ras putih, FBI adalah iblis, orang kulit hitam harus
dilindungi tapi tidak bercampur dengan orang kulit putih, dan lain-lain. Ia
dikirim Jeremiah Dogan untuk membela Sam Cayhall, dan yang lebih penting
lagi, untuk nXmastikan Cayhall tetap tutup mulut. FBI mengawasi Dogan dengan
cermat gara-gara Pontiac hijau itu, dan ia takut didakwa sekongkol.
Bersekongkol, Clovis menerangkan kepada klien barunya sejak awal, sama
bersalahnya seperti orang yang sesungguhnya menarik pelatuk. Sam www.ac-zzz.tk mendengarkan, tapi tak banyak bicara. Ia sudah mendengar tentang Brazelton,
dan juga tidak mempercayainya.
"Dengar, Sam," kata Clovis, seakan-akan menerangkan persoalan kepada
bocah kelas satu, "aku tahu siapa yang memasang bom itu. Dogan
menceritakannya padaku. Kalau hitunganku benar, ada empat orang - aku, kau,j
Dogan, dan Wedge. -Ute-karang, pada titik ini, Dogan hampir pasti bahwa
Wedge takkan pernah ditemukan. Mereka belum bicara, tapi bocah itu
cemerlang dan mungkin sudah berada di negara lain saat ini. Namun polisi akan
sulit menangkapnya, kecuali mereka bisa membuktikan kalian bekerja sama
untuk meledakkan kantor si Yahudi itu. Dan satu-satunya cara membuktikan hal
ini adalah bila kau mengatakannya pada mereka."
"Jadi, aku yang harus berkorban?" tanya Sam.
"Tidak. Kau bungkam saja tentang Dogan. Sangkal segalanya. Kita akan
mengarang cerita tentang mobil itu. Biar aku yang mengurusnya. Akan
kuusahakan agar sidangnya dipindahkan ke county lain, mungkin di daerah
perbukitan atau tempat lain yang tidak ada orang Yahudi. Kita cari
37juri yang seluruhnya kulit putih, dan akan kutahan mereka agar tidak
mendapatkan keputusan bulat, sehingga kita berdua jadi pahlawan. Biar aku
saja yang menanganinya."
"Kaupikir aku takkan dipidana?" "Tidak. Dengar, Sam, pegang kata-kataku.
Kita akan dapatkan dewan juri yang penuh dengan patriot, orang-orang macam
dirimu, Sam. Semuanya kulit putih. Semuanya khawatir anak-anak mereka akan
dipaksa pergi ke sekolah bersama anak-anak Negro. Orang-orang baik, Sam.
Kita pilih dua belas di antara mereka, dudukkan mereka di boks juri, dan
jelaskan pada mereka bagaimana Yahudi busuk ini mengobar-ngobarkan omong
kosong tentang gerakan hak sipil. Percayalah padaku, Sam, ini akan mudah."
Bersama dengan itu, Clovis membungkuk di atas meja yang goyah, meremas


Kamar Gas The Chamber Karya John Grisham di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

lengan Sam, dan berkata, "Percayalah padaku, Sam. Aku sudah pernah
melakukannya." Siang itu Sam diborgol, dikelilingi polisi kota Greenville, dan
digiring ke mobil patroli yang sedang menunggu. Antara penjara dan mobil itu ia dipotret
www.ac-zzz.tk oleh sepasukan kecil fotografer. Satu kelompok lain orang-orang yang pantang
mundur ini sedang menunggu di gedung pengadilan ketika Sam tiba bersama
iring-iringannya. Ia menghadap hakim kota itu bersama pengacara barunya, Clovis Brazelton,
yang menerima saja sidang pemeriksaan pendahuluan dilewatkan dan
melakukan beberapa manuver hukum rutin
lain tanpa banyak suara. Dua puluh menit setelah
meninggalkan penjara, ia kembali lagi. Clovis berjanji akan kembali
beberapa hari lagi untuk mulai merancang strategi, kemudian ia keluar dan
tampil anggun di depan kamera untuk para wartawan.
Butuh waktu satu bulan penuh sebelum kegemparan media surut di
Greenville. Sam Cayhall dan Jeremiah Dogan didakwa melakukan pembunuhan
berencana pada tanggal 5 Mei 1967. Jaksa penuntut setempat mengumumkan
keras akan mengusahakan hukuman mati. Nama Rollie Wedge tak pernah
disebut-sebut. Polisi dan FBI tidak mengetahui keberadaannya.
Clovis, yang sekarang mewakili kedua terdakwa, berdebat dengan sukses
untuk mendapatkan pemindahan tempat sidang, dan pada tanggal 4 September
1967, sidang dimulai di Nettles County, dua ratus mil dari Greenville.
Pengadilan itu berubah jadi sirkus. Klan mendirikan pangkalan di halaman
depan gedung pengadilan dan menampilkan pawai riuh rendah hampir setiap
saat. Mereka mengirim anggota-anggota Klan dari berbagai negara bagian lain,
bahkan punya daftar pembicara tamu. Sam Cayhall dan Jeremiah Dogan
digunakan sebagai simbol supremasi kaum kulit putih, dan nama mereka
diteriakkan ribuan kali oleh penyanjung mereka yang berkerudung.
Pers mengawasi dan menunggu. Ruang sidang dipenuhi wartawan dan
reporter, yang kurang ber39untung terpaksa menunggu di bawah naungan pepohonan
di halaman depan. Mereka mengawasi orang-orang Klan dan mendengarkan pidato-pidato,
dan makin banyak mereka menyaksikan dan memotret, makin panjanglah
pidato-pidato tersebut. www.ac-zzz.tk Di dalam ruang sidang, segalanya berjalan mulus bagi Cayhall dan Dogan.
Brazelton menunjukkan kepiawaiannya dan menempatkan dua belas patriot -
menurut istilahnya - duduk sebagai juri, lalu mulai mengorek lubang yang cukup
penting dalam dakwaan. Yang
paling penting, bukti-buktinya merupakan bukti tak langsung - tak seorang
pun benar-benar melihat Sam Cayhall menanam bom tersebut. Clovis
mengkhotbahkan hal ini dengan keras dalam pernyataan pembukaannya. Ia
menegaskan bahwa Cayhall memang bekerja untuk Dogan yang mengirimnya ke
Greenville untuk suatu urusan, dan kebetulan saja berada di dekat kantor
Kramer pada saat yang paling tak menguntungkan. Clovis nyaris menangis
ketika memikirkan dua anak kecil yang tak ternilai itu.
Sumbu dinamit di dalam bagasi itu mungkin ditinggalkan di sana oleh
pemilik sebelumnya, Mr. Carson lenkins, seorang kontraktor penguruk tanah
dari Meridian. Mr. Carson Jenkins memberikan kesaksian bahwa ia selalu
memakai dinamit dalam pekerjaannya, dan jelas ia meninggalkan sumbu itu
dalam bagasi ketika menjual mobil tersebut kepada Dogan. Mr. Carson Jenkins
guru sekolah minggu, seorang laki-laki kecil yang pendiam, pekerja keras,
dan sepenuhnya dapat dipercaya. Ia pun anggota Ku Klux Klan, namun FBI
tidak mengetahuinya. Clovis
menyusun kesaksian ini tanpa cacat.
Fakta bahwa mobil Cayhall ditinggalkan di pangkalan truk di Cleveland tak
pernah ditemukan polisi atau FBI. Ketika pertama kali menelepon dari penjara,
ia sudah memerintahkan istrinya untuk membawa putranya, Eddie Cayhall, dan
segera pergi ke Cleveland mengambil mobil itu. Ini sepotong keberuntungan
yang penting bagi pembelaan. ,
Tetapi dalih paling kuat yang dikemukakan Clovis Brazelton adalah fakta
bahwa tak seorang pun bisa membuktikan kliennya bersekongkol untuk
melakukan sesuatu, dan bagaimana bisa kalian, juri Nettles County, mengirim
dua laki-laki ini menuju kematian"
Sesudah empat hari bersidang, Dewan Juri mengundurkan diri untuk
berunding menentukan keputusan. Clovis menjamin keputusan bebas untuk
www.ac-zzz.tk kliennya. Jaksa nyaris yakin akan mendapatkan keputusan bebas. Orang-orang
Klan mencium bau kemenangan dan meningkatkan tempo di halaman depan.
Ternyata tak ada pembebasan dan tak ada pidana. Dengan hebat dua
anggota juri dengan berani menghunjamkan kaki dan mendesak untuk
menjatuhkan pidana.' Sesudah berunding selama satu setengah hari, Dewan Juri
melapor kepada Hakim bahwa mereka menghadapi jalan buntu. Sidang
dinyatakan batal dan Sam Cayhall untuk
41pertama kalinya pulang ke rumah setelah lima bulan.
Sidang ulang diadakan enam bulan kemudian di Wilson County, daerah
pedesaan lain empat jam dari Greenville dan terletak seratus mil dari tempat
sidang pertama. Ada keluhan-keluhan bahwa dalam sidang pertama, Klan telah
melakukan tekanan kepada para calon juri, maka sang Hakim, karena alasanalasan
yang tak pernah dijelaskan, memindahkan tempat sidang ke suatu
daerah yang penuh dengan orang-orang Ku Klux Klan dan pendukung mereka.
Sekali lagi Dewan Juri sepenuhnya terdiri atas orang-orang kulit putih, dan
sudah tentu bu-' kan Yahudi. Clovis menceritakan kisah yang sama dengan
tekanan-tekanan yang sama. Mr. Carson i Jenkins menceritakan kebohongan
yang sama. f Strategi tuntutan diubah sedikit, tapi sia-sia. Jaksa Penuntut
mencabut tuduhan pembunuhan berencana dan mendesakkan pidana karena
pembunuhan saja. Tak ada hukuman mati, dan kalau dikehendaki, Dewan Juri
bisa menetapkan Cayhall dan Dogan bersalah melakukan pembunuhan tak
disengaja. Tuduhan ini jauh lebih ringan, tapi yang penting ada keputusan
bersalah. Ada sesuatu yang baru dalam sidang kedua ini. Marvin Kramer duduk di kursi
roda di deretan depan dan menatap tajam kepada para juri selama tiga hari.
Ruth mencoba menyaksikan sidang pertama, tapi hams pulang ke Greenville
dan di? rumahksakitkan kembali karena masalah emosional. Sejak pengeboman itu,
Marvin keluar-masuk kamar bedah, dan para dokter tidak mengizinkannya
menyaksikan pertunjukan di Nettles County.
www.ac-zzz.tk Kebanyakan para juri tidak tahan memandangnya. Mereka menghindarkan
pandangan ke arah penonton dan mencurahkan perhatian besar kepada para
saksi. Tapi seorang wanita muda, Sharon Culpepper, ibu dari dua anak kembar,
tak bisa menahan diri. Ia melirik Marvin berulang-ulang dan beberapa kali mata
mereka bertemu. Dengan matanya Marvin memohon keadilan.
Sharon Culpepper adalah satu-satunya di antara dua belas juri yang sejak
semula memberikan suara untuk menjatuhkan pidana. Selama dua hari ia
dianiaya secara verbal dan dikuliahi rekan-rekannya. Mereka mengejeknya dan
membuatnya menangis, namun ia bertahan teguh.
Sidang kedua berakhir tanpa keputusan bulat dari juri, dengan suara sebelas
lawan satu. Hakim mengumumkan pembatalan sidang dan mengirim pulang
setiap orang. Marvin Kramer kembali ke Greenville, lalu ke Memphis untuk
dioperasi lagi. Clovis Brazelton membiarkan pers menyorotnya. Jaksa Penuntut
tidak menjanjikan sidang baru. Sam Cayhall diam-diam kembali ke Clanton dan
bersumpah tak mau berurusan lagi dengan Jeremiah Dogan. Sang Imperial
Wizard sendiri kembali dengan penuh kemenangan ke Meridian. Di sana ia
membual kepada orang-orangnya bahwapertempuran membela supremasi kulit
putih ban, Jaja dumUd, kebaikan telah mengalahkan kejahatan dan seterusnya,
dan seterusnya. Nama RoUk Wedge hanya disebut satu kali. Saat istirahat makan siang pada
sidang kedua, Dogan berbisik kepada Cayhall bahwa ada pesan dari bocah itu.
Pembawa pesannya orang tak d*4 kenal yang bicara dengan istri Dogan di gang
di luar ruang sidang. Pesannya cukup jelas dan sederhana. Wedge ada di dekat
situ, di dalam hutan mengawasi sidang, dan apabila Dogan atau Cayhall
menyebut namanya, rumah dan keluarga mereka akan dibom sampai ke neraka.
Ruth dan Marvin Kramer bercerai pada tahun 1970-. Marvin dimasukkan ke
sebuah rumah sakit jiwa akhir tahun itu, dan bunuh diri pada tahun 1971. Ruth
kembali ke Memphis dan tinggal bersama orangtuanya. Meskipun tertimpa
masalah, mereka mendesak keras agar diadakan sidang ketiga. Kenyataannya
masyarakat Yahudi di Greenville sangat geram dan vokal ketika jelas bahwa
www.ac-zzz.tk sang Jaksa Penuntut bosan menderita kekalahan dan kehilangan antusiasme
untuk menuntut Cayhall dan Dogan.
Marvin dikuburkan di samping kedua anaknya. Sebuah taman baru dibangun
untuk mengenang Josh dan John Kramer, dan diadakan pemberian beasiswa
untuk menghormati mereka. Dengan lewatnya waktu, tragedi kematian mereka
mulai memudar. Tahun-tahun berlalu, dan Greenville makin sedikit membicarakan pengeboman tersebut-"
Meskipun ada tekanan dari FBI, sidang ketiga l'dak terlaksana. Tak ada
bukti-bukti bani. Hakimtak diragukan lagi akan memindahkan tempat si-"f
dang. Tuntutan tampaknya sia-sia, namun FBI tidak menyerah.
Karena Cayhall tak bersedia dan Wedge tidak muncul, kegiatan pengeboman
Dogan jadi terhambat. Ia masih memakai jubah dan memberikan pidato, dan
mulai membayangkan dirinya sebagai kekuatan politik besar. Para jurnalis dari
wilayah Utara tertarik dengan kecemburuan rasialnya yang terang-terangan,
dan ia selalu bersedia memakai kerudungnya dan memberikan wawancara
kasar. Selama beberapa waktu ia jadi sedikit terkenal, dan ia sangat
menikmatinya. Namun pada akhir dasawarsa tujuh puluhan, Jeremiah Dogan hanya seorang
bajingan berjubah dalam organisasi yang merosot pesat. Orang-orang kulit
hitam memberikan suara dalam pemilu. Sekolah-sekolah negeri dibaurkan.
Tembok penghalang rasial dihancurkan hakim-hakim federal di seluruh wilayah
Selatan. Hak-hak sipil telah berlaku di Mississippi, dan Ku Klux Klan secara
menyedihkan terbukti tak pantas menahan orang-orang Negro tetap di tempat
mereka. Dogan tak mampu menarik lalat sekali pun untuk menghadiri
pembakaran salib. Pada tahun 1979, dua peristiwa penting terjadi dalam kasus pengeboman
Kramer yang masih terbuka tapi tidak aktif. Yang pertama adalah dipilihnya
David McAllister sebagai jaksa penuntut di Greenville. Pada umur 27 tahun ia
menjadi jaksa termuda dalam sejarah negara bagian itu. Semasa remaja ia pernah berdiri
di tengah kerumunan orang banyak, menyaksikan FBI memunguti kepingan-
www.ac-zzz.tk kepingan puing reruntuhan kantor Marvin Kramer. Tak lama sesudah terpilih, ia
bersumpah akan menyeret para teroris itu ke pengadilan.
Peristiwa kedua adalah dituntutnya Jeremiah Dogan karena menghindari
pajak pendapatan. Setelah bertahun-tahun berkelit dengan sukses dari FBI,
Dogan jadi sembrono dan melakukan kekeliruan terhadap IRS. Penyelidikannya
berlangsung delapan bulan dan menghasilkan surat dakwaan sepanjang tiga
puluh halaman. Menurut dakwaan itu, Dogan tidak melaporkan penghasilan
sebanyak seratus ribu dolar antara tahun 1974 sampai 1978. Dakwaan itu
menyebutkan 86 pelanggaran yang diancam dengan hukuman penjara
maksimum 28 tahun. Dogan jelas bersalah, dan pengacaranya (bukan Clovis Brazelton) langsung
mulai menyelidiki kemungkinan melakukan plea bargain, tawar-menawar masa
hukuman. FBI masuk. Sesudah perundingan panas dan penuh kegusaran dengan Dogan dan
pengacaranya, Pemerintah menawarkan kesepakatan dengan syarat Dogan akan
memberikan kesaksian terhadap Sam Cayhall dalam kasus Kramer, dan sebagai
imbalan ia tak perlu masuk penjara karena menghindari pajak. Nol hari di balik
jeruji. Masa percobaan dan denda berat, tapi tidak masuk penjara. Sudah
sepuluh 47tahun lebih Dogan tak pernah bicara dengan Cayhall. Dogan tidak lagi
aktif dalam Klan. Ada banyak alasan untuk mempertimbangkan kesepakatan
ini, dan alasan terpenting adalah apakah ia akan tetap jadi orang bebas atau
akan mendekam selama satu atau dua dasawarsa di dalam penjara.
Untuk melecutnya, IRS menyita segala asetnya dan merencanakan lelang
kecil. Dan untuk membantunya mencapai keputusan, David McAllister 3
meyakinkan grand jury di Greenville untuk sekali lagi menjatuhkan dakwaan
kepadanya dan sobatnya Cayhall atas pengeboman Kramer.
Dogan runtuh dan menerkam kesepakatan itu.
Sesudah dua belas tahun hidup tenang di Ford County, Sam Cayhall ternyata
dijatuhi dakwaan, ditahan, dan akan menghadapi sidang pengadilan serta
kemungkinan masuk ke kamar gas. Ia terpaksa menggadaikan ramah dan tanah
www.ac-zzz.tk pertanian kecilnya untuk menyewa pengacara. Clovis Brazelton sudah pergi
memburu perkara-perkara yang lebih besar, dan Dogan bukan lagi sekutunya.
Banyak yang telah berubah di Mississippi setelah dua sidang pertama. Orangorang
kulit hitam dalam jumlah besar tercatat sebagai pemilih dalam pemilu,
dan pemilih-pemilih baru ini memilih petugas-petugas kulit hitam. Dewan jari
yang semuanya kulit putih sudah langka. Negara bagian itu punya dua hakim
kulit hitam, dua sheriff kulit hitam, dan pengacara-pengacara kulit hitam yang
berkeliaran bersama rekan kulit putih mereka di
lorong-lorong gedung pengadilan. Secara resmi, pemisahan menurut warna
kulit sudah berakhir, dan banyak warga kulit putih Mississippi mulai
bertanyatanya untuk apa segala kericuhan dahulu itu. Mengapa ada begitu banyak
penentangan terhadap hak-hak yang asasi bagi semua orang" Meskipun masih
jauh dari ideal, Mississippi tahun 1980 sangat jauh berbeda dari Mississippi
1967. Dan Sam Cayhall memahami hal ini.
Ia menyewa seorang pengacara terampil dari Memphis, bernama Benjamin
Key es. Taktik pertama mereka adalah berusaha mencabut. gugatan, dengan
alasan tidak adil mengadilinya lagi sesudah penundaan demikian lama. Alasan
ini terbukti persuasif, dan untuk menyelesaikan persoalan ini, Mahkamah Agung
Mississippi perlu mengambil keputusan. Dengan suara enam lawan tiga,
Mahkamah memutuskan sidang pengadilan itu bisa diteruskan.
Dan berjalanlah sidang itu. Sidang Sam Cayhall yang ketiga dan terakhir itu
dimulai pada bulan Februari 1981, di dalam gedung pengadilan kecil yang
dingin di Lakehead County, sebuah county perbukitan di sudut timur laut
negara bagian itu. Banyak yang bisa diceritakan tentang sidang itu. Di sana ada
seorang jaksa muda, David McAllister, yang tampil cemerlang tapi punya
kebiasaan menjengkelkan menghabiskan seluruh waktu luangnya dengan pers.
Ia tampan, pandai AObicara, dan penyabar, serta sangat jelas tertihat^ sidang ini punya suatu
maksud. Mr. McAllister punya ambisi politik dengan skala raksasa.
www.ac-zzz.tk Ada dewan juri beranggotakan delapan Orang kulit putih dan empat kulit
hitam. Ada sampel kaca, sumbu, laporan-laporan FBI, dan semua foto dan
barang bukti lain dari dua sidang pertama.
Dan kemudian ada kesaksian dari Jeremiah Dogan, yang tampil di tempat
saksi dalam pakaian kerja denim. Dengan roman bersahaja ia menjelaskan
secara serius kepada Juri bagaimana ia bersekongkol dengan Sam Cayhall yang
duduk di sana untuk mengebom kantor Mr. Kramer. Sam menatapnya berapi-api
dan menyerap setiap patah kata, tapi Dogan memalingkan wajah. Pengacara
Sam mencacinya setengah hari penuh dan memaksanya mengaku telah
membuat kesepakatan dengan Pemerintah. Namun kerusakan sudah terjadi.
Tak ada gunanya mengangkat masalah Rollie Wedge dalam pembelaan Sam
Cayhall. Melakukan hal itu berarti mengakui Sam benar-benar berada di
Greenville dengan bom tersebut. Sam akan dipaksa mengakui menjadi
pembantu pelaku kejahatan, dan di bawah undang-undang ia pun sama
bersalahnya seperti orang yang memasang dinamit itu. Dan untuk menyajikan
skenario ini, Sam akan terpaksa memberikan kesaksian, sesuatu yang tak
dikehendakinya maupun pengacaranya. Sam tak akan sanggup menghadapi
pemeriksaan silang yang berat, sebab ia akan terpaksa menceritakan


Kamar Gas The Chamber Karya John Grisham di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kebohongan demi kebohongan.
Dan pada titik ini tak seorang pun akan percaya pada dongeng mendadak
tentang adanya teroris baru yang misterius dan tak pernah disebut-sebut
sebelumnya, yang datang dan pergi tanpa terlihat. Sam tahu, mengungkapkan
Rollie Wedge adalah tindakan sia-sia, jadi ia tak pernah menyebut nama lakilaki
itu kepada pengacaranya sendiri.
Pada penutupan sidang tersebut, David McAllister berdiri di hadapan Dewan
Juri dalam ruang sidang yang penuh sesak dan menyajikan argumentasi pe:
nutupnya. Ia bicara tentang dirinya sebagai pemuda di Greenville yang memiliki
sahabat-sahabat Yahudi. Ia tak tahu mereka berbeda. Ia kenal beberapa
anggota keluarga Kramer, orang-orang baik yang bekerja keras dan banyak
menyumbang pada kota itu. Ia juga bermain dengan anak-anak kecil kulit
www.ac-zzz.tk hitam, dan tahu mereka adalah sahabat-sahabat yang sangat baik. Ia tak
pernah mengerti mengapa mereka pergi ke sekolah yang tidak sama dengannya.
Ia menceritakan kisah mencekam ketika merasakan bumi berguncang pada pagi
hari tanggal 21 April 1967, dan berlari ke arah pusat kota yang penuh asap
melayang-layang ke atas. Selama tiga jam ia berdiri di belakang barikade polisi
dan menunggu. Ia melihat regu pemadam kebakaran hilir-mudik ketika mereka
menemukan Marvin Kramer. Ia melihat mereka berkerumun dih reruntuhan
ketika menemukan anak-anak ^Air mata menitik ke pipinya ketika tubuh-"J f,
kecil to dibungkus seprai putih lalu per. ,^-lahan dibawa ke ambulans
Penampilan McAllister sangat bagus. Setelah ia selesai, ruang sidang itu
sunyi senyap. Beberapa anggota juri menyeka mata mereka.
Pada tanggal 12 Februari 1981, Sam Cayhall diputuskan bersalah melakukan
dua pembunuhan terencana dan satu percobaan pembunuhan. Dua hari
kemudian, dewan juri yang sama dalam sidang itu kembali dengan vonis
hukuman mati. . Ia dibawa ke penjara negara di Parchman, untuk mulai
menunggu janji pertemuannya dengan kamar gas. Pada tanggal 19 Februari
1981, untuk pertama kalinya ia menginjakkan kaki di penjara penantian
hukuman mati. Biro hukum kravitz & bane memiliki hampir tiga ratus pengacara yang
bekerja bersama dengan damai di bawah satu atap di Chicago. Tepatnya ada
286 orang, meskipun sulit bagi siapa pun untuk mencatat angkanya, sebab
setiap saat ada. satu-dua lusin yang meninggalkannya karena berbagai macam
alasan, dan selalu ada dua atau tiga lusin anggota baru yang segar dan
mengilat, dilatih dan dipoles serta begitu gatal bertempur. Dan meskipun
besar, Kravitz & Bane gagal melakukan permainan ekspansi secepat lainnya,
dan gagal menelan biro hukum yang lebih lemah di kota-kota lain, terlalu
lamban merampas klien dari pesaingnya, dan dengan demikian terpaksa hanya
menjadi biro hukum terbesar nomor tiga di Chicago. Mereka punya kantor di
enam kota, namun sungguh memalukan ?agi partner-partner yang lebih muda
karena tidak ada alamat London di kepala suratnya.
www.ac-zzz.tk Kendati sudah agak melunak, Kravitz & Bane masm dikenal sebagai biro
hukum yang ganasdalam mengurus perkara peradilan. Mereka punya departemen-departemen yang lebih jinak untuk urusan real estate, pajak, dan
antitrust, tapi uangnya dihasilkan dari membela perkara. Bila biro hukum itu
merekrut orang, mereka mencari mahasiswa tahun ketiga yang paling
cemerlang dengan nilai tertinggi dalam sidang simulasi dan debat. Mereka
menginginkan laki-laki muda (perempuan sebagai pajangan di sana-sini) yang
bisa langsung dilatih gaya pukul dan serang yang sudah disempurnakan
bertahun-tahun yang lalu oleh para pembela perkara pidana di Kravitz & Bane.
Ada satu unit yang nyaman tapi kecil untuk menguras korban kecelakaan,
bisnis bagus dari mana mereka mengambil lima puluh persen dan memberikan
sisanya kepada klien mereka. Ada satu bagian yang cukup besar untuk
menangani kejahatan kerah putih, tapi terdakwa kerah putih itu butuh
penghasilan cukup besar juga untuk bisa memakai Kravitz & Bane. Kemudian
ada dua bagian yang paling besar, satu untuk perkara sengketa dagang dan satu
untuk perkara asuransi. Dengan perkecualian pada pengaduan kepada pihak
yang berwajib, dan dalam persentasenya bagian itu nyaris tidak berarti, uang
biro hukum itu diperoleh dari tagihan per jam. Dua ratus dolar per jam untuk
perkara asuransi; lebih besar lagi bila para kliennya bisa membayar. Tiga ratus
dolar untuk pembelaan kasus pidana. Empat ratus dolar untuk bank besar.
Bahkan lima ratus dolar per jam untuk
perusahaan kaya raya dengan pengacara sendiri
yang malas dan tertidur-tidur di dalam kendaraan.
Kravitz & Bane mencetak uang tiap jam dan membangun sebuah dinasti di
Chicago. Kantor-kantor mereka bergaya, tapi tidak mewah. Mereka menempati
lantai-lantai teratas gedung tertinggi nomor tiga di pusat kota.
Seperti kebanyakan biro hukum besar, mereka memperoleh uang begitu
banyak, sehingga merasa wajib membentuk satu bagian pro bono kecil untuk
memenuhi tanggung jawab moral kepada masyarakat. Mereka cukup bangga
mempunyai partner full-time untuk bagian pro bono ini, seorang eksentrik yang
baik hati bernama E. Gamer Goodman, yang memiliki kantor luas dengan dua
www.ac-zzz.tk sekretaris di lantai 61. Ia dibantu seorang paralegal yang juga bekerja untuk
partner litigasi. Brosur biro hukum itu, yang dicetak timbul dengan tinta emas,
menonjolkan fakta bahwa pengacara-pengacaranya didorong untuk mendapatkan proyek-proyek pro bono. Brosur itu menyatakan bahwa tahun
lalu, 1989, para pengacara Kravitz & Bane menyumbangkan 60.000 jam dari
waktu mereka yang berharga kepada klien-klien yang tak mampu membayar.
Anak-anak telantar, terpidana mati, pendatang asing ilegal, pecandu obat bius,
dan sudah tentu biro hukum itu sangat prihatin dengan nasib burak para tuna
wisma. Brosur itu bahkan mencantumkan foto dua pengacara muda, tanpa jas,
dengan lengan kemeja tergulung, dasi diken55aurkan di sekitar leher, keringat di
ketiak, mata penuh belas kasih
sewaktu mereka melakukan pekerjaan kasar di tengah sekelompok anak
golongan minoritas di tempat yang tampak seperti tempat pembuangan sampah
kota. Pengacara menyelamatkan masyarakat.
Adam Hall membawa satu brosur itu dalam berkas tipisnya ketika berjalan
perlahan-lahan di gang lantai 61, menuju kantor E. Garner Goodman. Ia
mengangguk dan bicara dengan seorang pengacara muda lain yang belum
pernah dijumpainya sebelumnya. Pada pesta Natal biro hukum itu, tanda
pengenal dibagikan di depan pintu. Beberapa partner nyaris tidak kenal satu
sama lain. Sejumlah associate cuma bertemu sekali-dua kali setahun. Ia
membuka pintu dan memasuki sebuah mangan sempit. Seorang sekretaris
berhenti mengetik dan nyaris tersenyum. Ia minta bertemu dengan Mr.
Goodman, dan sang sekretaris mengangguk sopan pada sederet kursi tempat ia
harus menunggu. Ia lima menit terlalu pagi untuk janji pertemuan pukul 10.00,
seolah-olah hal itu penting. Ini bagian pro bono. Lupakan jam. Lupakan
tagihan. Lupakan bonus prestasi. Bertentangan dengan seluruh bagian lain dari
biro hukum itu, Goodman tidak memasang jam pada dinding-dindingnya.
Adam membalik-balik berkasnya. Ia tertawa kecil melihat brosur itu. Ia
membaca lagi resumenya - college di Pepperdine, sekolah hukum di Michigan,
editor buletin hukum, artikel tentang
www.ac-zzz.tk hukuman yang kejam dan luar biasa, komentar-komentar tentang kasus
hukuman mati terakhir. Resume ini agak pendek, tapi bagaimanapun juga ia
baru 26 tahun. Ia sudah bekerja di Kravitz & Bane selama sembilan bulan
sekarang. Ia membaca dan membuat catatan dari amar keputusan Mahkamah Agung
Amerika Serikat yang panjang-lebar tentang eksekusi di California. Ia melirik
jam tangan dan membaca lebih lanjut. Sekretaris itu akhirnya menawarkan
kopi, yang ditolaknya dengan sopan.
Kantor E. Gamer Goodman kacau-balau dan mencengangkan. Kantor itu
luas, tapi penuh sesak dengan rak-rak buku yang melengkung pada setiap
dinding; tumpukan berkas berdebu menutupi lantai. Tumpukan-tumpukan kecil
kertas segala macam ukuran menutupi meja di tengah kantor tersebut. Surat
penolakan, sampah, dan surat-surat hilang menutupi permadani di bawah meja
kerja itu. Kalau tirai kayunya tidak tertutup, jendela besarnya bisa
menampilkan pemandangan Danau Michigan yang indah, tapi jelas Mr.
Goodman tak pernah menghabiskan waktu di depan jendelanya.
Ia seorang laki-laki tua dengan jenggot kelabu yang rapi dan rambut kelabu
lebat. Kemeja putihnya dikanji kaku. Sebuah dasi kupu sutra, ciri khasnya,
diikatkan tepat di bawah dagu. Adam memasuki ruangan dan dengan hati-hati
berkelok-kelok di antara tumpukan kertas. Goodman tidak
57berdiri, tapi mengangsurkan tangan dengan' salam dingin.
Adam mengangsurkan berkas itu kepada Goodman dan duduk di satusatunya kursi
kosong. Ia menunggu dengan gelisah sementara berkas itu diteliti.
Goodman membelai jenggotnya pelan, dasinya dipegang-pegang sembarangan.
"Mengapa kau ingin melakukan pekerjaan pro bonoT Goodman bergumam
sesudah keheningan yang panjang. Ia tak mengangkat muka dari berkas itu.
Musik gitar klasik mengalun lembut dari speaker di ceruk langit-langit.
Adam bergeser tidak nyaman. "Uh, ada beberapa alasan."
"Coba kuterka. Kau ingin mengabdi demi kemanusiaan, memberikan bakti
kepada masyarakat-\ mu, atau mungkin kau merasa bersalah menghabiskan
begitu banyak waktu di tempat pemeras keringat yang menagih berdasarkan
www.ac-zzz.tk kerja per jam, sehingga kau ingin membersihkan jiwamu, mengotori tanganmu,
melakukan pekerjaan jujur, dan membantu orang lain." -Mata Goodman yang
biru memandang Adam tajam dari atas kacamata baca berbingkai hitam yang
bertengger di ujung hidungnya yang mancung. "Salah satu di antara tadi?"
"Bukan." Goodman melanjutkan memeriksa berkas itu. "Jadi selama ini kau
ditugaskan di bawah Emmitt Wycoff?" Ia membaca sepucuk surat dari Wycoff,
partner pembimbing Adam. "Ya, Sir." "Dia pengacara bagus. Aku tidak begitu memperhatikannya, tapi dia punya
otak kriminal yang hebat, kau tahu" Salah satu di antara tiga bocah kerah putih
kita yang paling top. Tapi orangnya agak kasar, bukan begitu menurutmu?" "Dia
baik." "Berapa lama kau bekerja padanya?" "Sejak saya mulai. Sembilan bulan yang
lalu." "Kau sudah sembilan bulan di sini?" "Ya, Sir."
"Bagaimana pendapatmu tentang firma ini?" Goodman menutup berkas dan
menatap Adam. Perlahan-lahan ia menanggalkan kacamata bacanya dan
memasukkan satu batangnya ke dalam mulut. "Sejauh ini, saya menyukainya.
Menantang." "Tentu saja. Mengapa kau memilih Kravitz & Bane" Maksudku,
dengan catatan prestasimu kau sebenarnya bisa pergi ke mana saja. Mengapa
ke sini?" "Perkara pidana. Itulah yang saya inginkan, dan biro hukum ini punya
reputasi." "Berapa banyak penawaran yang kaudapatkan" Ayolah, aku cuma ingin
tahu." "Beberapa."
"Dan dari mana tawaran itu?" "Terutama dari D.C.. Satu dari Denver. Saya
tidak berwawancara dengan biro hukum dari New
York." "Berapa besar gaji yang kami tawarkan kepadamu?"
www.ac-zzz.tk Adam bergeser lagi. Goodman, bagaimanapun juga, adalah seorang partner.
Sudah tentu ia tahu berapa yang dibayarkan biro hukum itu kepada associate
baru. "Enam puluh lebih. Berapa yang dibayarkan kepada Anda?"
Ini membuat laki-laki tua itu geli, dan untuk pertama kalinya ia tersenyum.
"Mereka membayarku 400.000 dolar setahun untuk membagikan waktu mereka,
sehingga mereka bisa menepuk pundak sendiri dan berkhotbah tentang
pengacara dan tanggung jawab sosial. Empat ratus ribu, bisa kau-percaya?"
Adam sudah mendengar kabar angin. "Anda tidak mengeluh, bukan?"
"Tidak. Aku pengacara paling beruntung di kota ini, Mr. Hall. Aku mendapat
setumpuk uang untuk melakukan pekerjaan yang kusukai, dan aku tidak
mencatat waktu kerja, juga tidak khawatir mengajukan tagihan. Ini impian
pengacara. Itulah sebabnya aku masih bekerja enam puluh jam seminggu. Aku
sudah hampir tujuh puluh, kau tahu."
Menurut legenda di seputar biro hukum itu, Goodman selagi muda pernah
jatuh di bawah tekanan dan nyaris bunuh diri dengan minuman keras dan pil. Ia
menghentikan kebiasaan minum selama setahun ketika istrinya membawa anakanaknya
dan meninggalkannya, kemudian ia meyakinkan para partner bahwa
dirinya cukup berharga untuk dipertahankan. Ia cuma butuh sebuah kantor tempat
kehidupan tidak berputar sekitar jam.
"Pekerjaan apa yang kaulakukan untuk Emmitt
Wycoff?" tanya Goodman.
"Banyak penelitian. Saat ini dia membela segerombolan kontraktor, dan itu
menghabiskan sebagian besar waktu saya. Saya memperdebatkan sebuah mosi
di pengadilan minggu lalu." Adam mengucapkan ini dengan nada bangga. Orang
baru biasanya dirantai di meja kerja mereka selama dua belas bulan pertama.
"Mosi benar-benar?" tanya Goodman, tercengang.
"Ya, Sir." "Dalam ruang sidang asli?" "Ya, Sir."
"Di hadapan hakim asli?" "Benar."
"Siapa yang menang?"
www.ac-zzz.tk "Hakim memutuskan sidang pengadilan dijalankan, tapi nyaris dibatalkan.
Saya benar-benar meringkusnya." Goodman tersenyum mendengar ini, tapi
permainan itu dengan cepat berakhir. Ia membuka berkas itu kembali.
"Wycoff mengirimkan surat rekomendasi yang cukup kuat. Ini agak
menyimpang dari wataknya."
"Dia mengenali bakat," kata Adam sambil tersenyum.
"Kuasumsikan permintaan ini sangat penting, Mr. Hall. Sebenarnya apa yang
ada dalam pikiranmu?"
61Adam berhenti tersenyum dan berdeham melonggarkan tenggorokan. Ia
mendadak gelisah, dan memutuskan berganti menyilangkan kaki. "Ini... ehm...
ini kasus pidana matt."
"Kasus pidana mati?" Goodman mengulangi.
"Ya, Sir." "Mengapa?" "Saya menentang hukuman mati."
"Bukankah kita semua begitu, Mr. Hall" Aku pernah menulis buku-buku
tentang hal ini. Aku pernah menangani dua lusin kasus terkutuk macam ini.
Mengapa kau ingin terlibat?"
"Saya sudah baca buku-buku Anda. Saya cuma ingin membantu."
Goodman kembali menutup berkas itu dan bersandar pada meja kerja. Dua
lembar kertas merosot dan melayang-layang ke lantai. "Kau terlain muda dan
terlalu hijau." "Anda mungkin akan terkejut."
"Dengar, Mr. Hall, pekerjaan ini tidak sama dengan memberi nasihat pada
gelandangan di dapur sup. Ini urusan hidup dan mati. Ini pekerjaan bertekanan
tinggi, Nak. Bukan untuk bersenang-senang."
Adam mengangguk, tapi tak mengucapkan apa pun. Matanya terkunci pada
mata Goodman, dan ia bertahan tidak berkedip. Telepon berdering di suatu
tempat di kejauhan, namun mereka berdua tak menghiraukan.
62 www.ac-zzz.tk "Kasus tertentu, atau kau punya klien baru untuk Kravitz & Bane?" tanya
Goodman. "Kasus Cayhall," kata Adam perlahan-lahan.

Kamar Gas The Chamber Karya John Grisham di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Goodman menggelengkan kepala dan menarik-narik ujung dasinya.
"Sam Cayhall baru -saja memecat kita. Pengadilan Fifth Circuit minggu lalu
memutuskan dia memang punya hak untuk menghentikan kita sebagai
wakilnya." "Saya sudah membaca keputusannya. Saya tahu apa yang dikatakan
Pengadilan Fifth Circuit. Laki-laki itu butuh pengacara."
"Tidak. Dia akan mati tiga bulan lagi, dengan atau tanpa pengacara. Terus
terang, aku lega dia menyingkir dari hidupku." "Dia butuh pengacara," Adam
mengulangi. "Dia mewakili diri sendiri, dan terus terang, dia cukup bagus.
Mengetik sendiri mosi dan pleidoi-nya, menangani riset sendiri. Kudengar dia
menasihati beberapa rekannya di tahanan untuk terpidana mati, tapi cuma
kepada yang kulit putih." "Saya sudah mempelajari seluruh berkasnya." E.
Garner Goodman memutar kacamatanya perlahan-lahan dan merenungkan hal
ini. "Itu setengah ton kertas. Mengapa kau melakukannya?"
"Saya sangat tertarik pada kasus ini. Sudah bertahun-tahun saya mengamatinya, membaca semua yang ditulis tentang laki-laki ini. Anda tadi
bertanya mengapa saya memilih Kravitz & Bane. Nah, alasan sebenarnya adalah
saya ingin meng63garap kasus Cayhall, dan saya rasa biro hukum ini menanganinya
secara pro bono selama... delapan tahun sekarang. Betul?"
"Tujuh, tapi rasanya seperti dua puluh tahun. Mr. Cayhall tidak
menyenangkan untuk diajak berurusan."
"Bisa dimengerti, bukan" Maksud saya, dia sudah hampir sepuluh tahun
dikurung seorang diri."
"Jangan menguliahi aku tentang kehidupan penjara, Mr. Hall. Pernahkah kau
melihat bagian dalam penjara?"
'Tidak." "Nah, aku sudah. Aku sudah pernah mengunjungi penjara untuk terpidana
mati di enam negara bagian. Aku pernah diumpati Sam Cayhall ketika dia
www.ac-zzz.tk dirantai ke kursinya. Dia bukan orang yang menyenangkan. Dia seorang rasis
yang tak bisa lagi diperbaiki dan membenci hampir setiap orang, dan dia akan
membencimu bila kau bertemu dengannya." "Saya rasa tidak."
"Kau pengacara, Mr. Hall. Dia lebih membenci pengacara daripada orang
kulit hitam dan Yahudi. Sudah hampir sepuluh tahun dia menghadapi kematian, dan
dia yakin dirinya korban persekongkolan pengacara. Persetan, dia
mencoba memecat kita selama dua tahun. Biro hukum ini sudah menghamburkan waktu yang setara dengan tagihan senilai dua juta dolar lebih
dalam usaha mempertahankan hidupnya, dan dia lebih mengkhawatirkan
rbagaimana cara memecat kita. Entah sudah berapa kali dia menolak
bertemu dengan kami, sesudah
kami susah payah pergi ke Parchman. Dia gila, Mr. Hall. Carilah proyek lain.
Bagaimana dengan anak-anak teraniaya atau lainnya?"
"Tidak, terima kasih. Minat saya adalah kasus hukuman mati, dan saya agak
terobsesi dengan cerita tentang Sam Cayhall."
Dengan hati-hati Goodman mengembalikan kacamatanya ke ujung hidung,
lalu perlahan-lahan mengayunkan kaki ke sudut meja. Ia melipat tangan pada
kemeja terkanji itu. "Kalau boleh kutanya, mengapa kau terobsesi dengan Sam
Cayhall?" "Ah, kasus ini memesona, bukan" Ku Klux Klan, gerakan perjuangan hak
sipil, pengeboman, tempat penyiksaan. Latar belakangnya adalah periode yang
begitu kaya nuansa dalam sejarah Amerika."
Kipas angin berputar perlahan-lahan di langit-langit di atas. Sam menit
berlalu. Goodman menurunkan kaki ke lantai dan menyandarkan siku. "Mr. Hall, aku
menghargai minatmu pada bagian pro bono, dan kujamin ada banyak pekerjaan
yang bisa digarap. Tapi kau perlu mencari proyek lain. Ini bukan pertandingan
sidang simulasi." "Dan saya bukan mahasiswa hukum." "Sam Cayhall sudah
menghentikan jasa pelayanan kita secara efektif, Mr. Hall. Rupanya kau tidak
menyadari hal ini." www.ac-zzz.tk 65"Saya ingin mendapat kesempatan bertemu dengannya." "Untuk apa?"
"Saya rasa saya bisa meyakinkannya agar membiarkan saya mewakilinya."
"Oh, benarkah?"
Adam menghela napas dalam, lalu berdiri dan berjalan dengan tangkas di
antara tumpukan kertas, menuju jendela. Menghela napas dalam lagi.
Goodman mengawasi dan menunggu.
"Saya punya rahasia untuk Anda, Mr. Goodman. Tak ada orang lain yang tahu
selain Emmitt Wycoff, dan saya terpaksa bercerita padanya. Anda harus
merahasiakannya, oke?"
"Aku mendengarkan."
"Apakah Anda berjanji?"
"Ya, kau boleh pegang kata-kataku," kata Goodman sambil menggigit gagang
kacamata. Adam mengintip melalui sebuah celah pada tirai, melihat perahu layar di
atas Danau Michigan. Ia bicara pelan, "Saya punya hubungan keluarga dengan
Sam Cayhall." Goodman tak bergerak. "Begitu. Hubungan bagaimana?"
"Dia punya seorang putra, Eddie Cayhall. Eddie Cayhall meninggalkan
Mississippi dengan muka tercoreng setelah ayahnya ditahan karena pengeboman
tersebut. Dia kabur ke California, ganti nama, dan mencoba melupakan masa
lalunya. Namun dia tersiksa aib keluarganya. Dia bunuh diri
tak lama sesudah ayahnya dinyatakan bersalah
pada tahun 1981." Goodman duduk dengan tegang di tepi kursi.
"Eddie Cayhall adalah ayah saya."
Goodman bimbang sejenak.' "Sam Cayhall kakekmu?"
"Ya. Saya tak mengetahuinya sampai saya hampir tujuh belas tahun. Bibi
saya menceritakannya sesudah kami menguburkan ayah saya."
"Wah!" "Anda janji takkan cerita."
www.ac-zzz.tk "Tentu." Goodman memindahkan pantatnya ke tepi meja kerja dan
meletakkan kakinya di kursi. Ia menatap tirai. "Apakah Sam tahu..."
"Tidak. Saya dilahirkan di Ford County, Mississippi, di kota kecil bernama
Clanton, bukan Memphis. Saya selalu diberitahu saya lahir di Memphis. Nama
saya waktu itu Alan Cayhall, tapi saya baru mengetahui hal ini lama
sesudahnya. Saya umur tiga tahun ketika kami meninggalkan Mississippi, dan
orangtua saya tak pernah bicara tentang tempat itu. Ibu saya yakin tak pernah
ada kontak antara Eddie dan Sam sejak kami pergi sampai dia mengirimi Sam
surat ke penjara dan menceritakan putranya telah meninggal. Dia tidak
membalas." "Terkutuk, terkutuk, terkutuk," Goodman bergumam pada diri sendiri.
"Ada banyak hal dalam kisah ini, Mr. Goodman. Keluarga ini agak gila."
"Bukan salahmu."
67"Menurut ibu saya, ayah Sam anggota Klan yang aktif, ikut berperan serta
dalam pembunuhan tanpa pengadilan dan segala kegiatan macam itu. Jadi,
saya berasal dari bibit yang lemah."
"Ayahmu beda." "Ayah saya bunuh diri. Tak perlu saya uraikan perinciannya, tapi saya
menemukan jenazahnya, dan saya membereskannya sebelum ibu dan adik saya
pulang." "Dan waktu itu kau tujuh belas tahun?"
"Menjelang tujuh belas. Saat itu tahun 1981. Sembilan tahun yang lalu.
Sesudah bibi saya, adik Eddie, menceritakan peristiwa sebenarnya pada saya,
saya jadi terpesona dengan sejarah kotor Sam Cayhall. Saya menghabiskan
waktu berjam-jam di perpustakaan untuk menggali berita surat kabar dan
majalah lama; bahannya cukup banyak. Saya sudah membaca transkrip dari tiga
persidangan tersebut Saya sudah mempelajari amar bandingnya. Di sekolah
hukum saya mulai mengamati kerja biro hukum ini dalam mewakili Sam
Cayhall. Anda dan Wallace Tyner telah melakukan pekerjaan yang patut
dicontoh." "Aku senang kau setuju."
www.ac-zzz.tk "Saya sudah membaca ratusan buku dan ribuan artikel tentang Amandemen
Kedelapan dan perkara hukuman mati. Anda pernah menulis empat buku, saya
rasa. Dan sejumlah artikel. Saya tahu saya cuma pemula, tapi penelitian saya
tak tercela." 'J "Dan kaupikir Sam Cayhall akan mempercayaimu sebagai pengacaranya."
"Saya tidak tahu. Tapi dia kakek saya, suka
atau tidak, dan saya harus menemuinya."
"Tidak pernah ada kontak..."
"Tidak. Saya umur tiga tahun ketika kami pergi, dan saya pasti tidak ingat
padanya. Beribu kali saya pernah mulai menulis surat padanya, tapi itu tak
pernah terjadi. Saya tak dapat mengatakan apa sebabnya."
"Itu bisa dimengerti."
"Tak ada yang bisa dimengerti, Mr. Goodman. Saya tak mengerti bagaimana
atau mengapa saya berdiri di sini, dalam kantor ini, pada saat ini. Saya selalu
ingin jadi pilot, tapi saya kuliah hukum, sebab saya merasakan panggilan
samar-samar untuk membantu masyarakat. Seseorang membutuhkan saya, dan
saya pikir saya merasa seseorang itu kakek saya yang gila. Saya mendapat
empat tawaran kerja, dan saya memilih biro hukum ini, sebab biro ini punya'
nyali untuk mewakilinya secara cuma-cuma."
"Seharusnya kauceritakan hal ini dari semula, sebelum kami mempekerjakanmu." "Saya tahu. Tapi tak seorang pun menanyakan apakah kakek saya klien biro
hukum ini." "Seharusnya kau mengatakan sesuatu."
"Mereka takkan memecat saya, bukan?"
"Aku meragukannya. Di mana saja kau selama sembilan bulan terakhir?"
69"Di sini, bekerja sembilan puluh jam seminggu, tidur di meja kerja,
makan di perpustakaan, belajar mati-matian untuk mendapatkan lisensi
pengacara. Anda tahu, ujian keras untuk para pelonco yang kalian rancang
untuk kami." "Itu konyol, bukan'1"
www.ac-zzz.tk "Saya tangguh." Adam membuka celah pada tirai untuk melihat danau
dengan lebih baik. Goodman mengawasinya.
"Mengapa tidak Anda buka tirai ini?" tanya Adam. "Pemandangannya indah."
"Aku sudah pernah melihatnya."
"Saya bersedia membunuh untuk mendapatkan kantor dengan pemandangan
seperti ini. Bilik kerja saya yang sempit letaknya jauh dari jendela mana pun."
"Bekerjalah dengan keras, masukkan tagihan lebih banyak lagi, dan suatu
hari kelak ini akan jadi milikmu."
Tidak." "Kau akan meninggalkan kami. Mr. Hall?" j
"Mungkin, pada akhirnya nanti. Tapi itu rahasia lain, oke" Saya merencanakan bekerja keras satu-dua tahun, lalu pindah. Mungkin buka kantor
sendiri, tempat kehidupan tidak berputar menurut jam. Saya ingin melakukan
pekerjaan pelayanan masyarakat, Anda tahu, seperti yang Anda lakukan."
"Jadi, sesudah sembilan bulan, kau sudah siap mengecewakan Kravitz &
Bane?" Tidak Tapi saya bisa melihat hal itu akan
terjadi. Saya tak ingin menghabiskan karier saya
untuk mewakili bajingan-bajingan kaya dan perusahaan-perusahaan yang
tidak taat hukum." <
"Kalau begitu, kau pasti berada di tempat keliru."
Adam meninggalkan jendela dan berjalan ke tepi meja. Ia memandang ke
bawah pada Goodman. "Saya memang berada di tempat yang salah, dan saya
menginginkan transfer. Wycoff akan setuju mengirim saya ke kantor kecil kita
di Memphis untuk beberapa bulan mendatang, supaya saya bisa menggarap
kasus Cayhall. Semacam cuti, dengan bayaran penuh tentunya."
"Ada lagi?" "Itu cukup. Itu akan berhasil. Saya cuma pelonco baru rendahan, bisa
dihamburkan untuk apa saja di sini. Tak seorang pun akan kehilangan saya.
Persetan, banyak tukang gorok muda yang begitu bersemangat bekerja delapan
belas jam sehari dan mencatatkan tagihan dua puluh jam."
www.ac-zzz.tk Wajah Goodman mengendur dan sebuah senyum hangat muncul. Ia
menggelengkan kepala, seolah-olah hal ini mengesankannya. ."Kau sudah
merencanakan hal ini, bukan" Maksudku, kau memilih biro hukum ini karena
mereka mewakili Sam Cayhall, dan karena mereka punya kantor di Memphis."
Adam mengangguk tanpa senyum. "Segalanya berhasil. Saya tidak tahu
bagaimana atau kapan saat seperti ini akan tiba, tapi... ya, saya kurang71lebih
merencanakannya. Jangan tanya saya apa yang akan terjadi
selanjutnya." "Dia akan mati tiga bulan lagi, kalau tidak lebih cepat."
"Tapi saya harus melakukan sesuatu, Mr. Goodman. Kalau biro hukum ini
tidak memperkenankan saya menangani kasus ini, saya mungkin akan
mengundurkan diri dan mencobanya sendiri."
Goodman menggelengkan kepala dan melompat berdiri "Jangan lakukan hal
itu, Mr. Hall. Akan kita usahakan sesuatu. Aku harus mengajukan masalah ini
pada Daniel Rosen, partner pelaksana. Kurasa dia akan setuju."
"Dia punya reputasi mengerikan."
"Memang patut dia dapatkan. Tapi aku bisa bicara dengannya."
"Dia akan mengizinkan kalau Anda dan Wycoff memberikan rekomendasi,
bukan?" "Tentu. Apa kau lapar?" Goodman meraih jasnya.
"Sedikit." "Mari keluar makan sandwich."
Gerombolan orang banyak belum lagi tiba di kedai sudut itu untuk makan
siang. Sang partner dan sang pelonco memilih sebuah meja kecil di jendela
depan yang menghadap ke trotoar. Lalu lintas bergerak lamban dan ratusan
pejalan kaki hilir-mudik, cuma beberapa meter dari mereka. Pelayan menyajikan


Kamar Gas The Chamber Karya John Grisham di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sandwich Reuben yang berminyak untuk Goodman dan semangkuk
sup ayam untuk Adam. "Berapa banyak terpidana mati yang menghuni
penjara di Mississippi?" tanya Goodman.
"Empat puluh delapan, menurut hitungan bulan lalu. Dua puluh lima hitam,
dua puluh tiga putih. www.ac-zzz.tk Eksekusi terakhir terjadi dua tahun yang lalu - Willie Partis. Sam Cayhall
mungkin akan jadi yang berikut, kecuali ada keajaiban kecil."
Goodman mengunyah satu gigitan besar dengan cepat. Ia menyeka mulut
dengan lap kertas. "Keajaiban besar, kalau boleh kukatakan. Dari segi hukum,
tidak banyak hal lain yang bisa dilakukan."
"Ada berbagai macam mosi upaya terakhir."
"Mari kita tunda pembicaraan tentang strategi untuk nanti. Kurasa kau
belum pernah ke Parchman."
"Belum. Sejak tahu peristiwa sebenarnya, saya selalu tergoda kembali ke
Mississippi, tapi itu belum terjadi."
"Itu merupakan tanah pertanian luas di tengah Delta Mississippi, yang
ironisnya tidak jauh dari Greenville. Sekitar 17.000 ekar. Mungkin tempat
paling panas di dunia. Letaknya di Highway 49, mirip dusun kecil di barat.
Banyak bangunan dan rumah. Bagian depannya untuk administrasi, dan tempat
itu tidak ditutup pagar. Ada sekitar tiga puluh kamp yang berlainan bertebaran
di seluruh lahan ini, semuanya dipagari dan dijaga. Masing-masing kamp
sepenuhnya terpisah. Beberapa di
73antaranya terpisah beberapa mil. Kau melewati berbagai kamp, semuanya
dikelilingi pagar kawat dan kawat duri, semuanya dengan ratusan narapidana
berkeliaran, menganggur. Mereka memakai pakaian dengan warna berlainan,
tergantung klasifikasi mereka Tampaknya mereka semua pemuda kulit hitam,
berkeliaran, beberapa main bola basket, beberapa cuma duduk di teras-teras
bangunan. Ada satu-dua wajah putih. Kau lewat dalam mobilmu, seorang diri
dan sangat perlahan-lahan, menyusuri jalan tanah, melewati kamp-kamp dan
kawat duri, sampai kau tiba di bangunan kecil beratap datar yang tampaknya
tidak membahayakan. Bangunan dikelilingi pagar tinggi dengan para penjaga
mengawasi dari menara-menara. Fasilitas itu cukup modem. Punya nama resmi,
tapi semua orang menyebutnya The Row."
"Kedengarannya tempat itu menyenangkan."
"Tadinya kupikir tempat itu penjara bawah tanah. Kau tahu, gelap dan
dingin, dengan air me-netes-netes dari atas. Tapi penjara itu cuma bangunan
www.ac-zzz.tk kecil yang datar di tengah ladang kapas. Sebenarnya tempat itu tidak seburuk
penjara terpidana mati di negara bagian lain."
"Saya ingin melihat The Row."
"Kau belum siap melihatnya. Tempat itu mengerikan dan penuh dengan
orang-orang menjengkelkan yang menunggu ajal. Aku pertama kali melihatnya
ketika berumur enam puluh tahun, dan sesudahnya aku tak bisa tidur seminggu
penuh."? menghirup seteguk kopi. "Tak bisa kubayangkan bagaimana perasaanmu bila
kau pergi ke sana. The Row sudah cukup mengerikan bila kau mewakili
orang yang sama sekali tak kaukenal."
"Dia sama sekali tidak saya kenal."
"Bagaimana kau hendak menceritakan..."
"Entahlah, saya tidak tahu. Akan saya .pikirkan sesuatu. Saya yakin itu akan
terjadi." "Goodman menggelengkan kepala. "Ini aneh."
"Seluruh keluarga ini aneh."
"Sekarang aku ingat Sam punya dua anak, rasanya yang satu perempuan. Itu
sudah lama. Tyner yang kebanyakan menggarap pekerjaan ini, kau tahu."
"Anak perempuannya adalah bibi saya, Lee Cayhall Booth, tapi dia berusaha
melupakan nama gadisnya. Dia menikah dengan laki-laki Memphis kaya raya.
Suaminya memiliki satu atau dua bank, dan mereka tidak bercerita tentang
ayahnya kepada siapa pun."
"Di mana ibumu?"
"Portland. Dia menikah lagi beberapa tahun yang lalu, dan kami bicara kirakira
dua kali setahun. Istilah halusnya adalah penyimpangan fungsional."
"Bagaimana kau bisa membiayai kuliahmu di Pepperdine?"
"Asuransi jiwa. Ayah saya tak pernah kerasan bekerja di mana pun, tapi
cukup bijaksana untuk beli asuransi jiwa. Masa tunggunya sudah habis
bertahun-tahun sebelum dia bunuh diri."
75"Sam tak pernah bicara tentang keluarganya?"
www.ac-zzz.tk "Dan keluarganya tak pernah bicara tentang dia. Istrinya, nenek saya.
meninggal dunia beberapa tahun sebelum dia dipidana. Tentu saja saya tidak
tahu tentang hal ini. Sebagian penelitian asal-usul saya didapatkan dan ibu
saya. yang telah berhasil dengan baik melupakan masa lalu. Saya tidak tahu
bagaimana caranya dalam keluarga normal, Mr. Goodman, tapi keluarga saya
jarang berkumpul, dan bila dua atau lebih di antara kami kebetulan bertemu,
kami jarang membicarakan masa lain. Ada banyak rahasia gelap."
Goodman mengunggis sepotong kentang goreng dan mendengarkan dengan
penuh perhatian. "Kau menyebutkan punya adik perempuan."
"Ya, saya punya adik perempuan - Carmen. Dia umur 23 tahun, gadis yang
cerdas dan cantik, sedang kuliah di Berkeley. Dia dilahirkan di LA, jadi tidak
perlu ganti nama seperti kami. Kami masih berhubungan."
"Dia tahu?" "Ya, dia tahu. Bibi saya, Lee, menceritakannya pada saya lebih dulu, tepat
sesudah penguburan Ayah, lalu seperti biasa. Ibu meminta saya menceritakannya pada Carmen. Dia baru empat belas tahun saat itu. Dia tak
pernah kelihatan tertarik pada Sam Cayhall. Terus terang, seluruh keluarga
mengharapkannya berlalu begitu saja dengan tenang."
"Harapan mereka akan segera terlaksana."
"Tapi itu takkan terjadi dengan tenang, bukan,
Mr. Goodman?" "Tidak. Eksekusi macam itu tak pernah tenang. Selama beberapa saat yang
singkat tapi mengerikan, Sam Cayhall akan menjadi orang yang paling banyak
dibicarakan di negeri ini. Kita akan menyaksikan kembali potongan film sesudah
pengeboman itu, dan sidang pengadilan dengan Ku Klux Klan berpawai
sekeliling gedung pengadilan. Perdebatan panjang tentang hukuman mati akan
meletup. Pers akan turun membanjiri Parchman. Lalu mereka akan membunuhnya, dan dua hari kemudian semua itu akan dilupakan. Itu terjadi
tiap kali." Adam mengaduk supnya dan dengan hati-hati menyendok sepotong ayam. Ia
mengamatinya sejenak, lalu mengembalikannya ke dalam kaldu. Ia tidak lapar.
www.ac-zzz.tk Goodman menghabiskan kentang goreng lagi dan menyekakan lap pada sudut
mulutnya. "Mr. Hall, kurasa kau tidak tahu kau akan bisa meredam semua ini agar
berlangsung tenang."
"Saya pernah memikirkannya."
"Lupakanlah." "Ibu memohon agar saya tidak melakukannya. Adik saya tak mau
membicarakannya. Dan bibi saya di Memphis yakin sekali dengan kemungkinan
kecil bahwa kami semua akan dikenali sebagai keluarga Cayhall dan hancur
untuk selamanya." "Kemungkinan itu tidak kecil. Bila pers selesai denganmu, mereka akan
memajang foto hitam-putih dirimu di pangkuan kakekmu. Itu akan ter-cetak
bagus. Mr. Hall. Coba p.k.rkan. Cucu yang terlupakan menyerbu pad* detikdetik
terakhir, n*, lakukan upaya heroik untuk menyelamatkan kakek rua vans
malang, sementara jam terus berdetak." "Sepertinya saya menyukai hal itu."
"Sebenarnya tidak jelek. Hal itu akan menarik perhatian kepada biro hukum
kecil kita tercinta." "Dan akan menimbulkan persoalan lain yang tak
menyenangkan." "Kurasa tidak. Tak ada pengecut dalam Kravitz & Bane, Adam. Kami telah
bertahan hidup dan makmur di tengah dunia hukum Chicago yang keras dan
jungkir balik. Kita dikenal sebagai bajingan paling keji di kota ini. Kita punya
kulit paling tebal. Jangan khawatir dengan biro hukum ini."
"Jadi, Anda setuju dengan ini."
Goodman meletakkan lap di meja dan menghirup kopinya seteguk lagi. "Oh,
ini gagasan bagus, dengan asumsi kakekmu menyetujuinya. Kalau kau bisa
mendapatkannya, atau hams kukatakan mendapatkannya kembali, kita akan
kembali bekerja. Kau jadi orang terdepan. Kami bisa memasokmu dengan apa
yang kauperlukan dari sini. Aku akan selalu berada di belakangmu. Ini akafl
berhasil. Kemudian mereka akan membunuhnya dan kau takkan pernah
melupakan hal itu. Al? sudah menyaksikan tiga klienku tewas, Mr. H*l termasuk
satu di Mississippi. Kau takkan ^ jadi orang yang sama sesudahnya."
www.ac-zzz.tk Adam mengangguk dan tersenyum, memandang
para pejalan kaki di trotoar.
Goodman meneruskan, "Kami akan hadir-untuk memberikan dukungan
padamu saat mereka membunuhnya. Kau tak perlu menanggungnya seorang
diri." "Kasus ini bukannya tanpa harapan, bukan?"
"Nyaris. Kita bicarakan strateginya nanti. Pertama, aku akan rapat dengan
Daniel Rosen. Dia mungkin ingin berunding panjang denganmu. Kedua, kau
harus menemui Sam dan mengadakan reuni kecil. Itulah bagian terberat.
Ketiga, kalau dia setuju, kita mulai bekerja."
"Terima kasih."
"Jangan berterima kasih padaku, Adam. Aku sangsi kita akan berbicara baikbaik
sesudah hal ini selesai." "Bagaimanapun juga, terima kasih."
Rapat itu diatur cepat. E Garner Goodman yang pertama menelepon, dan
dalam satu jam para peserta yang diperlukan telah diundang. Dalam empat jam
mereka hadir di ruang rapat sempit yang jarang digunakan, di samping kantor
Daniel Rosen. Tempat ini benteng Rosen, dan Adam amat tak nyaman
karenanya. Menurut legenda, Daniel Rosen seorang monster, meskipun dua kali
serangan jantung sudah merontokkan beberapa dun dan sedikit melunakkannya. Selama tiga puluh tahun ia pengacara bengis, paling keji.
paling kejam, dan tak diragukan lagi salah satu petarung ruang sidang paling
efektif di Chicago Sebelum serangan jantung itu. ia terkenal karena jadwal
kerjanya yang brutal - sembilan puluh jam seminggu, pesta pekerjaan sampai
tengah malam dengan asisten dan paralegal menggali-gali dan mengambil
barang. Beberapa istri telah meninggalkannya. Tak kurang dari empat sekretans
pada saat yang sama bekerja mati-mati80
an untuk mengikuti iramanya. Dulu Daniel Rosen
www.ac-zzz.tk adalah jantung dan jiwa Kravitz & Bane, tapi sekarang tidak lagi. Dokternya
membatasi agar ia bekerja lima puluh jam seminggu di kantor, dan
melarangnya melakukan pekerjaan di ruang sidang.
Sekarang, Rosen berumur 65 tahun dan makin gemuk. Secara aklamasi ia
dipilih rekan-rekannya tercinta untuk merumput di padang yang lebih mudah,
mengurus manajemen kantor. Ia bertanggung jawab atas birokrasi bertele-tele
yang menggerakkan Kravitz & Bane. Itu suatu kehormatan, demikian partnerpartner
lain menjelaskan dengan lemah ketika mereka melimpahkan tanggung
jawab itu kepadanya. Sampai sejauh ini. kehormatan tersebut merupakan bencana. Setelah
tersisih dari medan tempur yang dicintai dan dibutuhkannya setengah mati,
Rosen mengelola manajemen biro hukum itu dengan cara yang amat mirip
dengan persiapan menghadapi perkara pengadilan yang mahal. Ia melakukan
pemeriksaan silang terhadap para sekretaris dan asisten untuk urusan-urusan
remeh. Ia berdebat dengan partner-partner lain dan mencaci mereka selama
berjam-jam mengenai masalah yang tidak jelas tentang kebijaksanaan biro
hukum tersebut. Karena terkurung dalam penjara kantornya, ia memanggil
associate-associate muda untuk datang mengunjunginya, lalu bertengkar
dengan mereka untuk mengukur ketangguhan mereka di bawah tekanan.
81Ia sengaja mengambil tempat duduk di seberang meja rapat kecil itu,*
tepat di depan Adam, dan memegang sebuah berkas tipis seolah-olah berkas itu
berisi rahasia mematikan. E. Gamer Goodman duduk dalam-dalam di kursi di
samping Adam, memutar-mutar dasi dan menggaruk-garuk jenggot. Ketika ia
menelepon Rosen untuk membicarakan permintaan Adam dan mengungkapkan
silsilah keturunan Adam, Rosen bereaksi dengan ketololan yang sudah bisa
diduga. Emmitt Wycoff berdiri di salah satu ujung ruangan dengan telepon seluler
seukuran kotak korek api tertempel di telinga. Ia hampir lima puluh tahun,
tampak jauh lebih tua, dan menjalani hidup setiap hari dalam kepanikan dan
telepon terus-menerus. www.ac-zzz.tk Dengan hati-hati Rosen membuka berkas di depan Adam dan mengambil
sebuah buku tulis kuning. "Mengapa kau tidak memberi tahu kami tentang
kakekmu ketika kami mewawancaraimu tahun lalu?" Ia memulai dengan suara
cepat dan tatapan ganas. . "Sebab kalian tidak menanyakan," jawab Adam. Goodman sudah membisiki
bahwa rapat itu mungkin akan keras, tapi ia dan Wycoff akan menang. "Jangan
berlagak,1' Rosen menggeram. "Sudahlah, Daniel," Goodman berkata dan
memutar mata ke arah Wycoff yang menggelengkan kepala dan memandang ke
langit-langit. , "Mr. -Hall, tidakkah kau seharusnya memberitahukan bahwa kau
punya hubungan keluarga dengan salah satu klien kami"
Tentunya kau setuju kami punya hak untuk mengetahui hal ini, bukan, Mr.
Hall?" Nada suaranya yang mengejek biasanya disimpannya untuk menanyai
saksi yang berbohong dan terperangkap.
"Kalian menanyai saya tentang berbagai hal lain," Adam menjawab, sangat
terkendali. "Ingat pemeriksaan kelakuan baik itu" Sidik jari" Bahkan pernah ada
pembicaraan untuk memakai poligraf."
"Ya, Mr. Hall, tapi kau tahu berbagai hal yang tidak kami ketahui. Dan
kakekmu klien biro hukum ini ketika kau melamar, dan sudah tentu kau
seharusnya memberi tahu kami." Suara Rosen berirama, bergerak naik-turun
dengan keahlian aktor hebat. Matanya tak pernah lepas dari Adam.
"Bukan kakek seperti umumnya," kata Adam pelan.
"Dia masih tetap kakekmu, dan kau tahu dia klien ketika kau melamar
Menembus Lorong Maut 2 Pedang Naga Hitam Lanjutan Dari Sepasang Naga Lembah Iblis Karya Kho Ping Hoo Tiga Maha Besar 19
^