Kamar Gas 9
Kamar Gas The Chamber Karya John Grisham Bagian 9
yang mengatakan hidup ini adil. Pergilah saja dan bawalah - 655
rahasia kecil kita ke kuburmu, dan tak seorang pun akan celaka, oke?"
"Di mana saja kau selama ini?" "Di mana-mana. Namaku sebenarnya bukan
Wedge, Sam, jadi tak perlu menebak. Namaku tak pernah Wedge. Bahkan
Dogan sekalipun tak tahu nama asliku. Aku dipanggil masuk tentara pada tahun
1966, dan aku tak ingin pergi ke Vietnam. Jadi, aku pergi ke Kanada dan
kembali ke bawah tanah. Sejak itu terus di sana. Aku tidak ada, Sam." "Kau
seharusnya duduk di sebelah sini." "Tidak, kau keliru. Aku tidak seharusnya
duduk I di sana, dan tidak pula kau. Kau tolol karena kembali ke Greenville.
FBI tak punya jejak. Mereka takkan pemah menangkap kita. Aku terlalu cerdik.
Dogan terlalu cerdik. Tapi kau kebetulan jadi mata j rantai yang lemah.
Kejadian itu pun sebenarnya akan jadi pengeboman terakhir, kau tahu, dengan
mayat-mayat dan semua itu. Sudah saatnya berhenti. Aku kabur dari negeri ini
dan takkan pemah kembali ke tempat menyedihkan ini. Kau seharusnya pulang
pada ayam dan sapimu. Siapa tahu apa yang bakal Dogan lakukan J Tapi alasan
kau duduk di sana, Sam, adalah karena kau tolol." "Dan kau tolol karena datang
ke sini hari ini." "Sama sekali tidak. Tak seorang pun akan mempercayaimu bila
kau mulai menjerit. Persetan, mereka semua akan berpikir kau gila. Tapi sama
saja, aku lebih suka menjaga segalanya tetap seperti ini.
Aku tak ingin kehebohan. Terima sajalah apa yang akan terjadi, Sam, dan
lakukan dengan tenang." . .
www.ac-zzz.tk Dengan hati-hati Sam menyalakan sebatang rokok lagi, lalu mengetukkan
abunya ke lantai. ' "Enyahlah, Wedge. Dan jangan pernah kembali." "Tentu. Aku
benci mengatakannya, Sam tapi aku berharap mereka mengegasmu."
Sam berdiri dan berjalan ke pintu di belakangnya. Seorang penjaga
membukanya dan membawanya pergi.
Mereka duduk di bagian belakang gedung bioskop itu, makan popcorn
bagaikan dua remaja. Rim itu adalah gagasan Adam. Lee menghabiskan tiga
hari dalam kamarnya, dengan virus itu, dan Sabtu pagi pesta minuman keras itu
selesai. Adam memilih sebuah restoran untuk makan malam, restoran dengan
makanan cepat dan tanpa alkohol dalam daftar menu. Lee melahap waffle
kemiri dengan whipped cream.
Film itu sebuah kisah western, secara politis benar dengan orang-orang
Indian sebagai orang baik dan para koboi sebagai bajingan. Semua wajah pucat
adalah jahat dan akhirnya terbunuh. Lee minum dua gelas besar Dr. Peppers.
Rambutnya bersih dan disisir ke belakang, di atas telinga. Matanya jernih dan
indah kembali. Wajahnya ditata dan luka minggu terakhir ini disembunyikan. Ia
secantik dulu dalam jeans dan kemeja katun button-down. Dan ia bebas
alkohol. 657 Tak banyak yang dikatakan tentang Kami lam, ketika Adam tidur di depan
pintu. Me^' telah setuju untuk membicarakannya kelak, suatu titik yang jauh di
masa depan ketika ia ^ menanganinya. Adam bisa menerima hal ini. u . sedang
berjalan meniti bentangan tali yang g0yJ * maju-mundur untuk terjun ke dalam
kegela^J dipsomania. Adam akan melindunginya dari penderitaan dan tekanan.
Ia akan membuat segalanya menyenangkan. Tak ada lagi pembicaraan tentang Sam dan
pembunuhan-pembunuhannya. Tak ada lagi pembicaraan tentang
Eddie. Tak ada lagi se- j jarah keluarga Cayhall.
Lee adalah bibinya, dan Adam sangat mencintainya. Lee rapuh dan sakit,
serta butuh suara yang ' kuat dan pundak yang lebar.
TIGA PULUH LIMA www.ac-zzz.tk Philup naifeh terbangun pada pagi hari Minggu dengan dada sakit luar biasa.
Ia cepat-cepat dibawa ke rumah sakit di Cleveland. Ia tinggal di sebuah rumah
modern di lahan Parchman, bersama istri berumur 41 tahun. Perjalanan dengan
ambulans butuh dua puluh menit, dan ia dalam keadaan stabil ketika memasuki
ruang gawat darurat dengan kereta dorong.
Istrinya menunggu dengan cemas di koridor, sementara para perawat
berlalu lalang. Ia sudah pemah menunggu di sana, tiga tahun sebelumnya,
ketika suaminya mengalami serangan jantung pertama. Seorang dokter
berwajah segar menerangkan bahwa serangan itu ringan, keadaan Naifeh cukup
stabil dan aman, dan ia bisa istirahat nyaman dengan bantuan obat. Ia akan
dipantau terus-menerus selama 24 jam mendatang, dan bila segalanya
berlangsung seperti yang diharapkan, ia bisa pulang kurang dari seminggu. Ia
sama sekali dilarang berada di dekat
pun yang berkaitan dengan eksekusi Cayhall. B4 kan telepon dari ranjangnya
pun tidak. Tidur jadi terasa sulit. Adam punya kebiasaan membaca satu atau dua jam
di ranjang, dan dan i pengalaman di sekolah hukum ia tahu bahwa jurnal S
hukum merupakan alat bantu tidur yang menakjub- S kan. Tapi sekarang
semakin banyak membaca, ia J jadi semakin khawatir. Pikirannya dibebani
peris- j tiwa-peristiwa dalam dua minggu terakhir - orang-orang yang ia temui,
hal-hal yang ia pelajari, tempat-tempat yang pemah ia kunjungi. Dan
pikirannya berpacu liar dengan apa yang akan terjadi, Sabtu malam tidurnya
gelisah, dan ia terbangun beberapa kali dalam waktu panjang. Ketika akhirnya
ia terbangun untuk terakhir kali, matahari sudah naik. Waktu itu hampir pukul
08.00. Lee menyebut-nyebut kemungkinan akan melakukan percobaan lain
dalam dapur. Dulu ia cukup pandai memasak sosis dan telur, katanya, dan
semua orang bisa menangani biskuit kalengan, tapi Adam tidak mencium bau
masakan apa pun ketika ia mengenakan jeans dan memakai T-shirt.
Dapur itu sunyi. Ia memanggil Lee sambil memeriksa poci kopi - separo
penuh. Pintu kamar tidur Lee terbuka dan lampunya padam. Ia cepat-cepat
www.ac-zzz.tk memeriksa setiap ruangan. Lee tak ada di teras, menghirup kopi atau membaca
koran. Rasa mual menerpanya dan jadi makin hebat setiap
melihat ruangan kosong. Ia berlari ke tempat pat-kir - tak ada tanda-tanda
mobil Lee. Dengan bertelanjang kaki ia melintasi aspal panas dan bertanya
kepada satpam, kapan Lee pergi. Satpam itu memeriksa clipboard dan
mengatakan sudah dua jam yang lalu. Dia tampak baik-baik saja, katanya.
Adam menemukan setumpuk berita dan iklan setebal tujuh setengah senti di
sofa ruang duduk - edisi Minggu Memphis Press. Surat kabar itu ditinggalkan
dalam tumpukan rapi dengan berita Metro di bagian atas. Wajah Lee
terpampang di bagian ini, fotonya diambil pada suatu pesta amal bertahuntahun
sebelumnya. Foto close-up Mr. dan Mrs. Phelps Booth, tersenyum cerah
untuk kamera. Lee tampak anggun dalam gaun hitam strapless. Phelps bergaya
dengan dasi hitam. Mereka tampak sebagai pasangan yang sangat bahagia.
Artikelnya adalah eksploitasi terbaru Todd Marks mengenai kehebohan kasus
Cayhall. Setiap laporan membuat berita itu jadi makin mirip tabloid. Awalnya
cukup .ramah, dengan ringkasan mingguan tentang peristiwa-peristiwa yang
bergolak di sekitar eksekusi itu. Terdengar juga suara-suara yang sama - "no
comment" McAllister, Roxburgh, Lucas Mann, dan Naifeh. Kemudian cerita itu
dengan cepat berubah jadi kejam, ketika dengan ceria memaparkan Lee
Cayhall Booth: tokoh sosial Memphis terkemuka, istri bankir Phelps Booth dari
keluarga Booth yang kaya dan ternama.
661 sukarelawati masyarakat, bibi Adam Hall, dan-. percaya atau tidak - putri
Sam Cayhall yang tenar! I
Cerita itu ditulis seolah-olah Lee sendiri bersalah atas kejahatan yang
mengerikan. Berita itu mengutip orang-orang yang mengaku teman, sudah
tentu tanpa menyebut nama, bahwa mereka merasa terguncang mengetahui
identitasnya yang sejati; juga menyinggung tentang keluarga Booth dan
uangnya, dan bertanya bagaimana seorang berdarah biru seperti Phelps bisa
menikah dengan anggota keluarga Cayhall. Disebutkan pula tentang putra
mereka, Walt, dan sekali mengutip sumber tanpa nama yang berspekulasi
www.ac-zzz.tk tentang penolakan- I nya kembali ke Memphis. Walt tak pernah menikah,
demikian cerita itu melaporkan dengan penuh semangat, dan tinggal di
Amsterdam. Dan kemudian, yang paling hebat, kisah itu mengutip sumber lain tanpa
nama dan bercerita tentang jamuan pengumpulan dana amal beberapa tahun
yang lalu. Waktu itu Lee dan Phelps Booth hadir dan duduk di sebuah meja
dekat Ruth Kramer. Sumber tersebut juga hadir pada jamuan itu, dan ingat
jelas tempat orang-orang ini duduk. Sumber itu seorang sahabat Ruth dan
kenalan Lee, dan sangat terkejut mengetahui Lee punya ayah macam itu.
Sebuah foto Ruth Kramer yang lebih kecil menyertai kisah itu. Ia masih
tampak menarik di usia awal lima puluhan.
Sesudah mengungkapkan Lee secara sensasional,
cerita itu berlanjut menguraikan argumentasi lisan hari Jumat di New
Orleans dan manuver terbaru pembelaan Cayhall.
Dilihat, secara keseluruhan, kisah itu adalah narasi buruk yang tak
menghasilkan apa pun, kecuali mendorong berita pembunuhan harian ke
halaman kedua. Adam melemparkan surat kabar itu ke lantai dan menghirup kopi. Tadi Lee
terbangun di hari Minggu yang hangat ini dalam keadaan bersih dan segar,
tanpa alkohol untuk pertama kali sejak berhari-hari ini, mungkin dengan
semangat lebih bagus. Ia duduk di sofa dengan kopi segar dan surat kabar, lalu
dalam beberapa menit pukulan berat ini kembali menghantamnya. Sekarang ia
pergi lagi. Di mana ia saat ini" Di mana tempat perlindungannya" Pasti ia
menjauh dari Phelps. Mungkin ia punya pacar entah di mana, yang akan
menerima dan menghiburnya, tapi itu meragukan. Adam berdoa semoga ia
tidak bermobil di jalanan tanpa tujuan, dengan botol di tangan.
Pasti terjadi kehebohan di rumah keluarga Booth pagi ini. Rahasia kecil
mereka terungkap, terpampang pada halaman depan surat kabar, untuk dilihat
dunia. Bagaimana mereka menanggulangi penghinaan ini" Bayangkan, seorang
Booth menikah dan menghasilkan keturunan dengan sampah putih macam itu,
www.ac-zzz.tk dan sekarang setiap orang tahu. Keluarga ini takkan pemah pulih. Madame
Booth sudah pasti sangat tertekan, dan mungkin
haru harus istirahat di ranjang. Bagus untuk mereka pikir Adam. la mandi dan
ganti pakaian, lalu menurunkan atap Saab. la tidak berharap akan melihat
Jaguar merah tua milik Lee di jalanan Memphis yang sepi. tapi toh ia
mengemudikan mobilnya berputar-putar, la mulai dari Front Street dekat
sungai, dan dengan Springsteen meraung keras dari speaker ia secara acak
menuju ke timur, melewati rumah sakit-rumah sakit di Union, melewati rumahrumah
indah di kota tengah, dan kembali ke proyek dekat Auburn House. Tentu
saja ia tak menemukan Lee, tapi perjalanan itu menyegarkan. Siang hari lalu
lintas memadat kembali, dan Adam pergi ke kantor.
Satu-satunya pengunjung Sam pada hari Minggu lagi-lagi tamu yang tak
terduga. Ia menggosok pergelangan tangan ketika borgol dilepas, dan duduk di
depan kisi-kisi, di seberang seorang laki-laki beruban dengan wajah gembira
dan senyum hangat. "Mr. Cayhall. nama saya Ralph Griffin. Saya pendeta di Parchman sini. Saya
masih baru, jadi kita belum pemah bertemu."
Sam mengangguk dan berkata, "Senang bertemu Anda"
"Terima kasih. Saya yakin Anda kenal pendahulu saya."
"Ah ya, Pendeta Rucker. Di mana dia sekarang?" "Pensiun,"
"Bagus. Saya tak pernah peduli dengannya Saya sangsi dia bisa sampai ke
surga." "Ya, saya sudah dengar dia tidak terlalu populer."
"Populer" Dia dibenci setiap orang di sini. Entah karena alasan apa, kami tak
mempercayainya. Entah mengapa. Bisa jadi karena dia mendukung hukuman
mati. Bisakah Anda bayangkan" Dia dipanggil Tuhan untuk menjadi pendeta
kami, tapi dia percaya kami harus mati. Katanya itu ada dalam Injil. Anda tahu,
satu mata ganti satu mata."
"Saya sudah pernah dengar itu."
"Saya yakin begitu. Pendeta macam apa Anda" Sekte apa?"
www.ac-zzz.tk "Saya ditahbiskan di gereja Baptis, tapi saya tidak tergabung dalam sekte
apa pun sekarang. Saya pikir Tuhan mungkin kesal dengan segala sektarianisme
ini." "Dia pun kesal dengan saya, Anda tahu." "Bagaimana bisa begitu?" "Anda
tentu kenal Randy Dupree, narapidana di sini. Dalam tier yang sama dengan
saya. Pemerkosaan dan pembunuhan."
"Ya. Saya sudah membaca berkasnya. Dulu dia pernah jadi pengkhotbah."
"Kami memanggilnya Preacher Boy, dan baru-baru ini dia mendapat
anugerah spiritual untuk menafsirkan mimpi. Dia juga menyanyi dan
memberikan penyembuhan. Dia mungkin akan bermain dengan ular seandainya
mereka mengizinkan. Anda tahu, memegang ular, seperti dalam Injil karang-Markus, pasal enam belas,
ayat delapan belas Omong-omong, dia baru saja menyelesaikan mim.
pi panjangnya ini, berlangsung sebulan lebih, se- ! macam miniseri, dan
akhirnya diilhamkan kepadanya bahwa saya benar akan dieksekusi, dan Tuhan
sedang menunggu membersihkan perbuatan saya."
"Bukan gagasan buruk, Anda tahu. Untuk bersiap membereskan segalanya."
"Mengapa tergesa-gesa" Saya punya sepuluh hari."
"Jadi, Anda percaya Tuhan?" v
"Ya. Apakah Anda percaya pada hukuman mati?" Tidak."
Sam mengamatinya sejenak, kemudian berkata, "Anda serius?"
"Pembunuhan adalah keliru, Mr. Cayhall. Seandainya Anda benar bersalah
atas kejahatan Anda, Anda salah telah membunuh. Tapi pemerintah juga salah
membunuh Anda." "Haleluya, Saudara."
"Saya tak pernah yakin Yesus menghendaki kita melakukan pembunuhan
sebagai hukuman. Dia tidak mengajarkan itu. Dia mengajarkan kasih dan
pengampunan," "Begitulah yang saya baca di Injil. Bagaimana Anda bisa mendapat pekerjaan
di sini?" "Saya punya saudara sepupu di senat negara bagian."
Sam tersenyum dan terkekeh mendengar jawab-
www.ac-zzz.tk an ini. "Anda takkan bertahan lama. Anda terlalu jujur."
Tidak. Sepupu saya Ketua Komite Pemasyarakatan dan cukup berpengaruh."
"Kalau begitu, sebaiknya Anda berdoa agar dia dipilih kembali."
"Saya melakukannya tiap pagi. Saya cuma ingin mampir dan. memperkenalkan diri. Saya ingin bicara dengan Anda selama beberapa hari
mendatang. Saya ingin berdoa dengan Anda kalau Anda mau. Saya belum
pemah menyaksikan eksekusi." "Saya pun belum." "Apa Anda takut?"
"Saya sudah tua, Pendeta. Beberapa bulan lagi umur saya tujuh puluh tahun,
kalau saya selamat. Kadang-kadang pikiran tentang kematian cukup menyenangkan. Meninggalkan tempat terkutuk ini akan menjadi suatu
pembebasan." "Tapi Anda masih bergumul." "Tentu, meskipun kadang kala saya
tak tahu mengapa. Rasanya seperti pergumulan panjang melawan kanker.
Kondisi kita berangsur-angsur merosot dan melemah. Kita mati sedikit setiap
hari, dan mencapai suatu titik di mana kematian akan disambut gembira. Tapi
tak seorang pun benar-benar ingin mati. Bahkan saya pun tidak."
"Saya sudah membaca tentang cucu Anda. Pasti sungguh menghangatkan
hati. Saya tahu Anda bangga dengannya."
Sam tersenyum dan memandang ke lantai.
"Omong-omong," sang Pendeta meneruskan, "saya akan berada di sini.
Apakah Anda ingin saya datang kembali besok?" "Boleh juga. Sekarang saya ingin
berpikir, oke?" "Baiklah. Anda tahu prosedur di sini, bukan" Selama beberapa
jam terakhir, Anda hanya diizinkan bersama dua orang. Pengacara dan
penasihat spiritual. Saya merasa mendapat kehormatan mendampingi Anda."
Kamar Gas The Chamber Karya John Grisham di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Terima kasih. Dan bisakah Anda mengatur waktu untuk bicara dengan Randy
Dupree" Bocah ku gila, dan dia benar-benar butuh pertolongan." "Saya akan
mampir ke tempatnya besok." Terima kasih."
Adam menyaksikan film sewaan sendirian, dengan telepon di dekatnya. Tak
ada kabar apa pun dari Lee. Pukul sepuluh ia menelepon dua kali ke Pantai
Barat Yang pertama kepada ibunya di Portland, la agak sedih, tapi senang
mendengar kabar dari Adam, katanya. Ia tidak bertanya tentang Sam, dan
Adam tidak mengatakan apa pun. Ia melaporkan bahwa ia bekerja keras, ia
www.ac-zzz.tk menyimpan harapan, dan kemungkinan besar ia akan kembali ke Chicago dalam
dua minggu. Ibunya sudah membaca beberapa berita di surat kabar dan
memikirkannya Lee baik-baik saja, kata Adam.
Telepon kedua untuk adik perempuannya, Carmen, di Berkeley. Suara
seorang laki-laki menjawab telepon di apartemennya, Kevin entah siapa,
kalau Adam mengingatnya dengan benar, pacar tetap selama beberapa
tahun sekarang. Carmen langsung ke telepon dan kedengaran bergairah
mendengar perkembangan di Mississippi. Ia pun mengikuti berita dengan
cermat, dan Adam memberikan nada optimis mengenai urusan itu. Adiknya
mengkhawatirkan dirinya di sana, di tengah orang-orang rasis dan anggotaanggota
Klan yang mengerikan itu. Adam menegaskan bahwa ia aman, suasana
sebenarnya cukup tenteram. Orang-orangnya baik dan ramah tak terduga. Ia
tinggal di apartemen Lee dan mereka baik-baik saja. Mengejutkan bagi Adam,
Carmen ingin tahu tentang Sam - bagaimana tampangnya, penampilannya,
sikapnya, kesediaannya bicara tentang Eddie. Ia bertanya apakah perlu terbang
ke situ dan menemui Sam sebelum tanggal 8 Agustus. Ini tak pernah terpikirkan
oleh Adam. Adam berkata akan memikirkannya dan akan bertanya pada Sam. Ia
tertidur di sofa, dengan televisi menyala. Pukul 03.30 Senin, ia terbangun oleh
dering telepon. Sebuah suara yang belum pemah ia dengar dengan ringkas
memperkenalkan diri sebagai Phelps Booth. "Kau pasti Adam," katanya. Adam
duduk dan menggosok mata. "Ya, benar." "Apa kau. sudah lihat Lee?" tanya
Phelps, tidak tenang maupun mendesak.
Adam melirik jam pada dinding di atas televisi. "Tidak. Ada apa?" "Ah dia
dalam kesulitan. Polisi meneleponku
sekitar satu jam yang lalu. Mereka menangkapnya karena mengemudi dalam
keadaan mabuk pukul 20.20 tadi malam, dan membawanya ke tahanan." "Oh,
tidak," kata Adam. "Ini bukan yang pertama. Dia ditangkap, sudah tentu
menolak tes alkohol, dan dimasukkan ke tahanan untuk pemabuk selama lima
jam. Dia menuliskan namaku pada registrasi, jadi polisi meneleponku. Aku
pergi ke tahanan, tapi dia sudah membayar uang jaminan dan keluar. Kupikir
dia i mungkin meneleponmu."
www.ac-zzz.tk Tidak. Dia tak ada di sini waktu aku bangun kemarin pagi, dan inilah
pertama kali kudengar tentang dia. Siapa yang mungkin dia hubungi?"
"Siapa tahu" Aku tak suka mulai menelepon teman-temannya dan
membangunkan mereka. Mungkin sebaiknya kita menunggu saja."
Adam merasa tak enak dengan keterlibatannya secara mendadak dalam
mengambil keputusan. Dua orang ini, bagaimanapun juga, sudah tiga puluh
tahan menikah, dan jelas mereka telah mengalami hal ini sebelumnya.
Bagaimana ia bisa tahu apa yang harus dilakukan" "Dia tidak pergi dengan mobil
dari tahanan, kan?" ia bertanya takut-takut, yakin akan jawabannya.
"Tentu saja tidak. Seseorang menjemputnya. Ini menimbulkan masalah lain.
Kita perlu mengambil mobilnya Mobil itu ada di halaman parkir di samping
tahanan. Aku sudah membayar biaya untuk menyeretnya."
m "Kau punya kuncinya?"
"Ya Bisakah kau membantuku mengambilnya?" Sekonyong-konyong Adam
teringat pada berita koran dengan foto Phelps dan Lee yang sedang tersenyum.
Ia pun teringat spekulasinya tentang reaksi keluarga Booth terhadap berita itu.
Ia yakin sebagian besar kesalahan tentu diarahkan padanya. Seandainya ia
tetap tinggal di Chicago, semua ini takkan terjadi. "Tentu. Katakan saja apa
yang..." "Tunggulah di gardu jaga. Aku akan ke sana dalam sepuluh menit."
Adam menggosok gigi dan mengikat tali sepatu Nike-nya, lalu menghabiskan
lima belas menit bercakap-cakap tentang ini-itu dengan Willis, penjaga di
gerbang. Sebuah Mercedes hitam, model terpanjang dalam sejarah, mendekat
dan berhenti. Adam mengucapkan selamat tinggal kepada Willis dan masuk ke
mobil itu. Mereka berjabat tangan, sopan santun yang perlu dilakukan. Phelps
memakai jogging suit putih dan topi regu bisbol Cubs. Ia mengemudi perlahanlahan
di jalan kosong itu. "Kurasa Lee sudah menceritakan sesuatu tentang
diriku," katanya tanpa nada prihatin atau penyesalan. "Beberapa hal," kata
Adam hati-hati. "Ah banyak yang bisa diceritakan, jadi aku takkan bertanya
masalah apa yang dia bahas." Gagasan yang sangat bagus, pikir Adam.
www.ac-zzz.tk "Mungkin sebaiknya kita bicara tentang bisboj
atau apa saja. Kurasa kau penggemar kelompok Cubs " "Sudah sejak dulu. Kau?"
"Tentu. Ini musim pertamaku di Chicago, ^ aku sudah ke Wr^gley puluhan
kali. Aku tinggi cukup dekat dengan lapangan itu."
"O ya" Aku pergi ke sana tiga atau empat kaj; setahun. Aku punya teman
yang punya tempat di luar base pertama. Sudah bertahun-tahun aku
melakukannya. Siapa pemain favoritmu?" "Sandberg, kurasa. Bagaimana
denganmu?" "Aku suka pemain-pemain lama. Ernie Banks dan Ron Santo. Mereka
adalah hari-hari kejayaan bisbol, ketika para pemain memiliki loyalitas dan kita
tahu siapa yang akan ada dalam tim tahun demi tahun. Sekarang kita tak
pernah tahu. Aku ; suka permainan itu, tapi keserakahan merusaknya." Adam
heran Phelps Booth mencerca keserakahan. "Mungkin, tapi para pemiliknya
menulis buku tentang keserakahan selama seratus tahun pertama sejarah
bisbol. Apa salahnya bila pemain meminta semua uang yang dapat mereka
peroleh?" "Siapa yang bernilai lima ribu dolar setahun?" "Tak seorang pun. Tapi
bila bintang musik rock menghasilkan lima puluh juta, apa salahnya pemain
bisbol mendapat bayaran beberapa juta" Ini hiburan. Para pemain adalah
permainan itu, bukan pemilik. Aku pergi ke Wrigley untuk menyaksikan pemain,
bukan karena Tribune kebetulan jadi pemilik yang sekarang,"
"Yeah, tapi lihatlah harga tiketnya. Lima belas (frlar untuk menonton
pertandingan." "Jumlah penonton meningkat. Para penggemar tampaknya tidak keberatan."
Mereka melewati pusat kota, lengang pada pu-Jcul 04.00, dan dalam
beberapa menit sudah sampai ke dekat tahanan. "Dengar, Adam, aku tidak tahu
berapa banyak yang sudah Lee ceritakan tentang masalah minumnya."
"Dia menceritakan padaku bahwa dia pecandu alkohol."
"Pasti. Ini penangkapan kedua karena mengemudi dalam keadaan mabuk.
Yang pertama duly bisa kuatur agar tidak muncul di surat kabar, tapi aku tidak
tahu dengan yang ini. Dia tiba-tiba jadi bahan pembicaraan di seluruh kota.
Syukurlah dia tidak mencelakakan siapa pun." Phelps menghentikan mobil di
www.ac-zzz.tk tepi jalan dekat halaman parkir berpagar. "Dia keluar-masuk program
pengobatan setengah lusin kali."
"Setengah lusin. Dia bilang pemah tiga kali menjalani pengobatan."
"Pecandu alkohol tak bisa dipercaya. Dalam lima belas tahun terakhir aku
tahu sedikitnya lima kali. Tempat favoritnya adalah sebuah pusat rehabilitasi
mewah bernama Spring Creek. Letaknya di tepi sungai, beberapa mil di sebelah
utara kota, sangat nyaman dan tenteram. Itu hanya untuk golongan kaya.
Mereka dibebaskan dari alkohol dan dimanja."Makanan enak, latihan, sauna,
kau tahu, 673 segala macam layanan. Begitu nyamannya temp* itu, sampai kupikir orangorang
ingin pergi ^ sana. Omong-omong, aku punya firasat dia akart muncul di
sana hari ini. Dia punya beberapa teman yang akan membantunya masuk ke
sana. Dia terkenal di tempat itu. Semacam rumah kedua baginya."
"Berapa lama dia akan tinggal di sana?"
"Bervariasi. Minimum seminggu. Dia pemah tinggal sampai sebulan. Biayanya
dua ribu dolar sehari, dan tentu saja mereka mengirimkan tagihannya padaku.
Tapi aku tidak keberatan. Aku akan bayar berapa saja untuk menolongnya."
"Apa yang harus kulakukan?"
"Pertama, kita coba menemukannya. Akan kuminta sekretarisku menelepon
beberapa jam lagi, dan kita akan melacaknya. Sampai titik ini tindakannya bisa
diramalkan. Aku yakin dia akan muncul di bangsal detox, mungkin di Spring
Creek. Aku akan bekerja keras beberapa jam lagi dan mengusahakan agar
urusan ini tidak masuk ke surat kabar. Takkan mudah, melihat dari apa yang
dicetak akhir-akhir ini."
"Maaf." "Begitu kita menemukannya, kau perlu pergi menemuinya. Bawalah bunga
dan permen. Aku tahu kau sibuk,' dan aku tahu apa yang akan terjadi dalam...
uh,./ "Sembilan hari,"
"Sembilan hari. Benar. Nah, cobalah menemui-
www.ac-zzz.tk Begitu urusan di Parchman selesai, kusarankan kau kembali ke Chicago dan
membiarkannya sendiri." "Membiarkannya sendiri?"
"Yeah. Kedengarannya kasar, tapi perlu. Ada berbagai alasan atas
masalahmasalahnya. Kuakui aku salah satunya, tapi banyak hal yang tidak
kauketahui. Keluarganya adalah alasan lain. Dia mencintaimu, tapi kau juga membawa
kembali berbagai mimpi buruk dan penderitaan. Jangan berpikir burak padaku
karena mengatakan ini. Aku tahu ini menyakitkan, tapi itulah yang
sebenarnya." Adam menatap pagar kawat di seberang trotoar di samping pintunya.
"Dia pemah bebas alkohol selama lima tahun," Phelps meneruskan. "Dan
kami mengira dia akan tetap demikian selamanya. Kemudian Sam dipidana dan
Eddie meninggal. Ketika kembali dari pemakaman, dia' depresi berat. Berkalikali
aku mengira dia takkan pernah bisa mengatasinya. Yang paling baik adalah
kalau kau menjauh." "Tapi aku mencintai Lee." "Dia pun mencintaimu. Tapi kau
harus mencintainya dari jauh. Kirimi dia surat dan kartu dari Chicago. Bunga
-antuk ulang tahunnya. Telepon sekali sebulan dan bicara tentang film dan
buku, tapi hindarilah urusan keluarga." "Siapa yang akan merawatnya?" "Dia
hampir lima puluh tahun, Adam, dan pada umumnya dia sangat mandiri. Sudah
bertahun-tanun dia jadi pecandu alkohol. Tak ada apa pU|| yang dapat kau atau
aku lakukan untuk menolong, nya. Dia tahu penyakitnya. Dia akan menghindari
alkohol bila ingin. Kau bukan pengaruh yang baik. Aku pun bukan. Maaf."
Adam menghela napas dalam dan meraih pegangan pintu. "Maaf, Phelps,
kalau aku telah mempermalukanmu dan keluargamu. Itu tidak ku-sengaja."
Phelps tersenyum dan meletakkan satu tangan di pundak Adam. "Percaya
atau tidak, keluargaku dari berbagai segi lebih disfungsional dari keluargamu.
Kami pernah mengalami yang lebih burak." j "Sungguh sulit dipercaya." "Itu
benar." Phelps mengangsurkan sebuah gantungan kunci dan menuding ke
sebuah bangunan kecil di dalam pagar. "Melaporlah ke sana, dan mereka akan
menunjukkan mobilnya padamu."
www.ac-zzz.tk Adam membuka pintu dan keluar. Ia menyaksikan Mercedes itu meluncur
pergi dan menghilang. Sewaktu berjalan melintasi gerbang, Adam tak dapat
menepis perasaan yang tak mungkin salah bahwa Phelps Booth sebenarnya
masih mencintai istrinya TIGA PULUH ENAM Kolonel purnawirawan george nugent nyaris tak terusik oleh kabar serangan
jantung Naifeh. Senin pagi keadaan laki-laki tua itu cukup baik, beristirahat
dengan nyaman dan lepas dari bahaya, dan peduli amat... ia toh beberapa
bulan lagi pensiun. Naifeh orang baik, tapi sudah melewati masa aktifnya dan
bertahan cuma. untuk memastikan pensiunnya. Nugent mempertimbangkan
akan mengajukan diri. menduduki posisi kepala bila ia bisa menjaga politiknya
dalam jalur yang benar. Tapi sekarang ia didesak dengan urusan yang lebih kritis. Eksekusi Cayhall
tinggal sembilan hari lagi; sebenarnya hanya delapan hari, sebab eksekusi itu
dijadwalkan berlangsung satu menit se-lewat tengah malam hari Rabu* minggu
depan, yang berarti Rabu dihitung sebagai satu hari lagi, meskipun baru satu
menit yang terpakai. Selasa minggu depan sebenarnya hari terakhir.
Di meja kerjanya ada buku catatan berlapis kulit mengilat dengan tulisan
Mississippi Protocol tercetak secara profesional di bagian depan. Ini ^ 1
rupakan karya agungnya, hasil kerja keras tak ^ 1 nal lelah selama dua minggu. Mulanya ia ter^. I ngang
melihat panduan, tuntunan, dan cfcecifij, r kacau-balau yang dilontarkan
Naifeh untuk 4 f sekusi-eksekusi terdahulu. Suatu keajaiban bahwj mereka
benar-benar mampu mengegas orang. Na- 1 mun sekarang ada rencana, sebuah
blueprint ter-1 perinci dan tersusun cermat yang menurutnya telah I
mencantumkan segalanya. Tebalnya lima senti fe. 1 bih, panjangnnya 180
halaman, dan tentu saja namanya bertebaran di segala bagian.
Lucas Mann memasuki kantornya pukul 08.15, Senin pagi. "Kau terlambat,"
bentak Nugent, orang yang bertanggung jawab atas segalanya sekarang. Mann
cuma pengacara biasa. Nugent kepala tim eksekusi. Mann puas dengan
www.ac-zzz.tk pekerjaannya. Nugent punya cita-cita, yang dalam 24 jam terakhir men-j dapat
dorongan luar biasa. "Jadi, kenapa?" kata Mann sambil berdiri di samping kursi yang menghadap
ke meja kerja. Nugent memakai pakaian standarnya, celana hijau zaitun tanpa
kerut sedikit pun dan kemeja hijau zaitun yang terkanji keras dengan kaus abuabu
di bawahnya Sepatu larsnya mengilat dengan gosokan semir. Ia melangkah
tegap ke belakang meja kerja. Mann membencinya.
"Kita punya delapan hari," kata Nugent, seolah-olah hanya dialah yang tahu
tentang hal ini. 678 ?Kupikir sembilan," kata Mann. Kedua laki-laki
itu masih berdiri. "Rabu depan tidak masuk hitungan. Kita punya
sisa delapan hari kerja" "Terserahlah."
Nugent duduk dengan kaku di kursinya. "Ada dua hal. Pertama, ini buku
pegangan yang sudah kususun untuk eksekusi. Suatu protokol. Dari A sampai Z.
Tersusun lengkap, diurutkan menurut indeks. Aku ingin kau memeriksa
peraturan yang tercantum di sini dan memastikan semuanya masih bedaku."
Mann menatap binder hitam, tapi tak menyentuhnya.
"Dan kedua, aku ingin laporan harian tentang status semua dalih pembelaan
yang diajukan. Setahuku tak ada rintangan hukum apa pun sampai pagi ini." "Itu
benar, Sir," jawab Mann. "Aku ingin laporan tertulis tiap pagi, tentang keadaan
terakhir." "Kalau begitu, sewa saja pengacara. Kau bukan bosku, dan terkutuklah aku
kalau aku harus menulis makalah sebagai temanmu minum kopi pagi. Aku akan
mengabarimu kalau ada sesuatu yang terjadi, tapi aku takkan menyodorkan
laporan tertulis kepadamu."
Ah masalah menjengkelkan dalam kehidupan sipil. Nugent merindukan
disiplin dalam dunia mi679
www.ac-zzz.tk Pengacara-pengacara terkutuk. "Baiklaj, h kau memeriksa protokol ini?" n
membukanya dan membalik beberapa ha. /aman. "Kau tabu. kita berhasil
melaksanakan em. pat eksekusi tanpa semua ini."
Teras terang, kuanggap hal itu sangat mence-ngangkan."
Terus terang, aku tidak. Aku sedih mengatakan bahwa kami jadi cukup
efisien." "Dengar, Lucas, aku tidak menikmati ini,* km Nugent muram. "Phillip
memintaku melakukannya. Kuharap akan ada penundaan. Aku sungguh ber- \
harap demikian. Tapi bila tidak, kita harus siap. | Aku ingin ini berjalan
lancar." Mann menerima kebohongan terang-terangan ini dan memungut manual itu.
Nugent harus menyaksikan suatu eksekusi, dan ia sedang menghitung jam,
bukan hari. b tak sathar ingin melihat Sn diikat di kursi, menghirup gas.
Lucas mengangguk dan meninggalkan kantor Di gang. ia melewati Bill
Monday, algojo negara bagian itu. Tak diragukan lagi. Bill sedang menuju
kantor Nugent untuk suatu percakapan pendek pembangkit semangat
Adam tiba di The Twig tak lama sebelum pukul 15.00. Hari itu dimulai
dengan kepanikan karena Lee mengemudi dalam keadaan mabuk dan tidak
membaik
Kamar Gas The Chamber Karya John Grisham di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
la menghirup kopi di meja kerja, berkutat dengan sakit kepala, dan mencoba
melakukan riset. Dalam sepuluh menit
Darlcne membawa fax dari New Orleans dan dari pengadilan distnk. Ia kalah dua kali. Pengadilan Fifth
Circuit meneguhkan ke-putusan pengadilan federal atas klaim yang diajukan
Sam bahwa kamar gas tidak konstitusional karena sudah usang dan kejam, dan
pengadilan distrik menolak klaim bahwa Benjamin Keye " bekerja tidak efektif
dalam sidang. Sakit kepala mendadak terlupakan. Dalam satu jam. Death Clerk
- Mr. Richard Olander - menelepon dan Washington, menanyakan rencana
Adam untuk pengajuan dalih selanjutnya. Ia pun ingin tahu, apakah ada hal lain
yang dirancang pembela, la mengatakan pada Adam bahwa tinggal delapan hari
www.ac-zzz.tk kerja lagi yang tersisa, seolah-olah Adam hams diingatkan. Tiga puluh menit
setelah telepon dari Olander. seorang panitera dari Pengadilan Fifth Circuit
yang menangani hukuman mati menelepon dan bertanya pada Adam, kapan ia
merencanakan mengajukan banding atas keputusan pengadilan distrik.
Kepada dua panitera dari dua pengadilan itu, Adam menjelaskan ia akan
menyempurnakan dalihnya secepat mungkin, dan ia berusaha mengajukannya
pada penghujung hari ini. Ketika memikirkannya, rasanya mengerikan
menjalankan praktek hukum dengan penonton macam ini. Pada proses sekarang
ini, beberapa pengadilan dan hakim sedang mengawasi apa yang akan ia
kerjakan selanjutnya. Ada panitera yang menelepon dan menamakan apa yang sedang
ia rencanakan. Ala nya jelas dan mengguncangkan hati. Mereka peduli apakah Adam bisa
mengajukan alasan ajaji j yang bisa mencegah eksekusi atau tidak. Mere^ cuma
peduli dengan logistik. Para panitera y^ menangani kasus hukuman mati telah
diinstruU 1 kan oleh atasan mereka untuk memantau hari-hari E yang makin
menyusut, sehingga pengadilan dapat mengambil keputusan dengan cepat -
biasanya rne- i nolak permohonan si terpidana. Hakim-hakim igj t tak suka
membaca makalah hukum pada pukul i 03.00. Mereka ingin copy segala
permohonan detik terakhir ada di meja mereka, lama sebelum per- f mohonan
itu tiba secara resmi. Phelps meneleponnya di kantor, tepat sebelum tengah hari, dengan kabar
Lee belum ditemukan. Ia sudah memeriksa setiap fasilitas detox dan
rehabilitasi dalam radius seratus mil, dan tak satu pun menerima pasien
bernama Lee Booth. Ia masih mencari, tapi saat ini sangat sibuk dengan
berbagai rapat dan segala macam urusan.
Sam tiba di perpustakaan penjara tiga puluh menit kemudian. Ia tampak
muram. Ia sudah mendengar berita buruk itu pada tengah hari, dari televisi
Jackson yang meneruskan hitungan mundurnya. Tinggal sembilan hari lagi. Ia
duduk di depan meja dan menatap kosong pada Adam. "Mana Eskimo Pie-nya?"
tanyanya sedih, seperti bocah kecil yang menginginkan permen.
Adam meraih ke bawah meja dan mengeluarkan
www.ac-zzz.tk 682 kotak pendingin styrofoam kecil, la meletakkannya
di meja dan membukanya. "Mereka hampir saja menyita ini di gerbang
depan. Lalu penjaga memeriksa dalamnya dan mengancam akan membuangnya. Jadi, nikmatilah."
Sam mengambil satu, mengamatinya dalam satu detik yang panjang, lalu
dengan hati-hati mengupas pembungkusnya. Ia menjilat lapisan cokelatnya,
lalu menggigit dengan satu gigitan besar, la mengunyahnya perlahan-lahan
dengan mata terpejam. Beberapa menit kemudian. Eskimo Pie pertama lenyap, dan Sam mulai
dengan yang kedua. "Bukan hari yang baik," katanya, menjilati tepinya.
Adam menggeser sejumlah dokumen kepadanya. "Ini kedua keputusan itu.
Pendek, to the point, dan tegas menentang kita. Kau tak punya banyak teman
di pengadilan-pengadilan ini, Sam."
"Aku tahu. Tapi setidaknya sisanya di dunia ini mencintaiku. Aku tak ingin
membaca sampah itu. Apa yang kita lakukan selanjutnya"*
"Kita akan membuktikan bahwa kau terlalu gila untuk dieksekusi, karena
usiamu yang sudah lanjut, kau sama sekali tak memahami hakikat hukumanmu."
Takkan berhasil." e? "Kau suka gagasan itu Sabtu kemarin. Ada apa?" "Itu
takkan berhasil." "Mengapa tidak?"
"Sebab aku tidak gila. Aku tahu benar mengapa aku dieksekusi. Kau sudah
melakukan yang ter683 baik - memimpikan teori-teori aneh, lalu mei^ pakar-pakar sinting untuk
membuktikan teori k. Ja menggigit sepotong besar es krim dan menjjw bibir.
"Kau ingin aku menyerah?" kata Adam keras, Sam mengamati kuku jarinya
yang kuning "Mungkin," katanya sambil menjilat cepat satu jari.
Adam bergeser, ke tempat duduk di sampingnya ] berbeda dengan posisi
biasanya sebagai pengacara di seberang meja, dan mengamatinya dengan cer- I
www.ac-zzz.tk mat "Ada apa, Sam?" "Entahlah. Selama ini aku berpikir." ?. "Aku mendengarkan." "Ketika aku masih sangat muda, sahabat baikku 1 tewas dalam kecelakaan
mobil. Umurnya 26 tahun, punya istri, bayi, rumah baru, hidup terbentang di
-hadapannya. Sekonyong-konyong dia tewas. Aku sudah 43 tahun hidup lebih
lama darinya. Kakakku yang tertua meninggal ketika berumur 56 tahun. Aku
sudah tiga belas tahun hidup lebih lama darinya Aku sudah tua, Adam. Sangat
tua. Aku letih. Aku rasanya ingin menyerah." "Ayolah, Sam."
"Lihatlah keuntungannya. Kau tidak akan tertekan lagi. Kau takkan dipaksa
menghabiskan minggu depan berlarian seperti orang gila dan mengajukan
berbagai klaim tak berguna. Kau takkan merasa gagal bila urusan selesai. Aku
takkan menghabiskan hari-hari terakhirku untuk berdoa memohon mukjizat,
tapi sebaliknya aku akan bet684
siap. Kita bisa memakai lebih banyak waktu untuk berkumpul. Banyak orang
akan senang - keluarga Kramer, McAllister, Roxburgh, delapan puluh persen
rakyat Amerika yang mendukung hukuman mati. Itu akan menjadi momen
kejayaan lagi bagi hukum dan ketertiban. Aku bisa pergi dengan lebih
bermartabat, tidak seperti orang putus asa yang takut mati. Sungguh menarik."
"Ada apa denganmu, Sam" Sabtu kemarin kau masih siap bertempur."
"Aku lelah bertempur. Aku sudah tua. Hidupku sudah panjang. Dan apa yang
terjadi bila kau berhasil menyelamatkanku" Apa yang kudapatkan" Aku takkan
pergi ke mana. pun, Adam. Kau akan kembali ke Chicago dan mengubur diri
dalam kariermu. Aku yakin kau akan datang bila kau bisa. Kita akan bertulis
surat dan mengirim kartu. Tapi aku harus hidup di The Row. Kau tidak. Kau
tidak tahu apa-apa."
"Kita takkan menyerah, Sam. Kita masih punya peluang."
"Itu bukan keputusanmu." Ia menghabiskan Eskimo Pie kedua dan menyeka
mulut dengan lengan kemeja. "Aku tidak suka kau seperti ini, Sam. Aku suka
www.ac-zzz.tk ketika kau marah, geram, dan melawan."
"Aku capek, oke?"
"Kau tak bisa membiarkan mereka membunuhmu. Kau harus bertempur
sampai titik darah terakhir, Sam."
685 "Kenapa?" "Sebab ini keliru. Secara moral, negara Icelk kalau membunuhmu. Itulah
sebabnya kita tak bk menyerah.* "Tapi bagaimanapun kita akan kalah."
"Mungkin. Mungkin tidak. Tapi kau sudah hampir sepuluh tahun bertarung.
Mengapa menyerah setelah tinggal seminggu?"
"Sebab mi sudah berakhir, Adam. Urusan ini akhirnya berjalan menurut
jalurnya." "Mungkin, tapi kita tak bisa menyerah. Jangan putus asa. Aku ada
kemajuan. Aku membuat ba- i dut-badut itu sibuk berlarian."
Sam melontarkan senyum lembut dan tatapan sebagai orang tua.
Adam beringsut lebih dekat dan meletakkan telapak tangan pada lengan
Sam. "Aku sudah memikirkan beberapa strategi baru," katanya sungguhsungguh.
"Bahkan sebenarnya besok seorang ahli akan datang memeriksamu."
Sam memandangnya. "Ahli macam apa?". g "Psikiater." "Psikiater?" "Yeah. Dari
Chicago." "Aku sudah bicara dengan psikiater. Tidak bagas."
"Orang ini lain. Dia bekerja untuk kita dan dia ' akan mengatakan kau
sudah kehilangan kemampuan mentalmu."
"Kau mengasumsikan aku punya kemampuan
mental ketika aku sampai di sini dulu."
"Ya, kita berasumsi demikian. Psikiater ini akan memeriksamu besok, lalu
dia cepat-cepat menyiapkan laporan bahwa kau sudah pikun, gila, dan idiot,
dan entah apa lagi yang akan dia katakan." "Bagaimana kau tahu dia akan
mengatakan ini?" "Sebab kita membayarnya untuk mengatakan ini." "Siapa yang
membayarnya?" "Kravitz & Bane, orang-orang Yahudi-Amerika penuh dedikasi di
Chicago yang kaubenci itu, tapi yang pemah jungkir balik mempertahankan
www.ac-zzz.tk nyawamu. Ini sebenarnya gagasan Goodman." "Pasti pakar yang hebat." "Pada
titik ini, kita tak bisa terlalu pilih-pilih. Dia pemah dipakai dalam berbagai
kasus oleh beberapa pengacara lain dalam firma, dan dia akan mengatakan apa
pun yang kita kehendaki. Berting-kahlah ganjil ketika kau bicara dengannya"
"Itu tentu tidak sulit."
"Ceritakan padanya segala kisah horor tentang tempat ini. Buatlah
kedengaran kurang ajar dan
menyedihkan." "Tak ada masalah."
"Katakan padanya keadaanmu makin mundur selama bertahun-tahun ini,
dan betapa hal ini sangat berat bagi orang seusiamu. Kau narapidana tertua di
sini, Sam, jadi katakan padanya bagaimana penjara ini mempengaruhimu.
Buatlah meyakinkan. Dia akan menyusun laporan yang me
mesona, dan aku akan /ari ke pengadilan dengannya."
"Itu takkan berhasil." . "Itu patut dicoba."
"Mahkamah Agung mengizinkan Texas mengeksekusi seorang bocah terbelakang." "Ini bukan Texas, Sam. Setiap kasus selalu berbeda. Bekerjalah bersama
kami dalam hal ini, oke?" "Kami" Siapakah kami?" "Aku dan Goodman. Katamu
kau tidak lagi j membencinya, jadi kupikir aku akan membiarkannya terlibat.
Serius, aku butuh bantuan. Terlalu j banyak pekerjaan untuk ditangani
sendirian." Sam mendorong kursi menjauh dari meja, dan J berdiri. Ia meregangkan
tangan dan kaki, dan mulai mondar-mandir di sepanjang meja, menghitung
langkah sambil berjalan. "Aku akan mengajukan petisi ke Mahkamah I Agung untuk memeriksa
keputusan pengadilan di I bawahnya besok pagi," kata Adam seraya melihat f
checklist di buku tulisnya. "Mereka mungkin tidak setuju memeriksanya, tapi
pokoknya aku akan melakukannya. Aku juga akan menyelesaikan dalih
ketidakefektifan ke Pengadilan Fifth Circuit. Psi- i kiater akan ke sini besok
siang. Aku akan meng-ajukan, klaim tentang inkompetensi mental Rabu ? pagi."
www.ac-zzz.tk "Aku lebih suka pergi dengan tenang, Adam." "Lupakanlah, Sam. Kita takkan
menyerah. Aku < bicara dengan Carmen tadi malam, dan dia ingin datang menengokmu."
Sam duduk di tepi meja, dan memandang lantai. Matanya menyipit dan
sedih. Ia menyedot dan mengepulkan asap ke kaki. "Mengapa dia ingin datang?"
"Aku tidak tanya sebabnya, atau menyarankannya. Dia yang mengajukan
gagasan. Kukatakan padanya aku akan bertanya padamu."
"Aku tak pemah berjumpa dengannya."
"Aku tahu. Dia cucu perempuanmu satu-satunya, Sam, dan dia ingin datang."
"Aku tak ingin dia melihatku seperti ini," kata Sam, mengibaskan tangan ke
pakaian terusan merahnya.
"Dia takkan keberatan."
Sam merogoh ke dalam kotak pendingin dan mengambil satu Eskimo Pie
lagi. "Kau mau?" tanyanya.
"Tidak. Bagaimana dengan Carmen?" "Kupikirkan dulu. Apakah Lee masih
ingin menengok?" "Uh, tentu. Sudah dua hari aku tidak bicara dengannya, tapi aku yakin dia
ingin." "Kupikir kau tinggal bersamanya."
"Memang. Dia pergi ke luar kota."
"Coba kupikir-pikir. Saat ini aku tak menginginkannya. Sudah hampir sepuluh
tahun aku tak pemah bertemu Lee, dan aku tak ingin dia mengingatku seperti
ini. Katakan padanya aku sedang
689 mempertimbangkan hal itu, tapi saat ini kurasa aku tak menginginkannya."
"Akan kukatakan padanya," Adam berjanji, tak pasti apakah ia akan bertemu
dengan Lee dalam waktu dekat. Kalau benar Lee pergi mencari pengobatan,
tak disangsikan lagi ia pasti akan dikurung beberapa minggu.
"Aku akan senang bila ini berakhir, Adam. Aku sungguh muak dengan semua
ini." Ia menggigit sepotong besar es krim.
"Aku mengerti, tapi mari kita sisihkan itu sebentar."
www.ac-zzz.tk "Kenapa?" , "Kenapa" Sudah jelas. Aku tak ingin menghabiskan seluruh karier hukumku
dibebani pikiran. bahwa aku kalah dalam kasus pertamaku."
"Bukan alasan buruk"
"Bagus. Jadi, kita tidak menyerah?"
"Kurasa tidak. Bawalah psikiater itu. Aku akan bertingkah segila mungkin."
"Begitu lebih baik."
Lucas Mann sedang menunggu Adam di gerbang depan penjara. Saat itu
hampir pukul 17.00, hawa masih panas dan udara masih lengas. "Ada waktu
sebentar?" ia bertanya melalui jendela mobil Adam. "Ya. Ada apa?"
"Parkirlah di sana. Kita duduk di bawah pohon." Mereka berjalan ke sebuah
meja piknik di samping Bangsal Pengunjung, di bawah pohon ek
raksasa dengan pandangan ke jalan raya yang tak jauh dari sana. "Ada
beberapa hal," kata Mann. "Bagaimana keadaan Sam" Apakah dia baik-baik
saja"'' "Sebaik yang bisa diharapkan. Kenapa?"
"Cuma prihatin, itu saja. Menurut hitungan terakhir, kita mendapat lima
belas permintaan untuk wawancara. Keadaan memanas, pers sedang dalam
perjalanan ke sini."
"Sam takkan bicara."
"Beberapa orang ingin bicara denganmu."
"Aku pun takkan bicara."
"Baiklah. Kami ada satu formulir yang harus ditandatangani Sam. Formulir
itu memberikan wewenang " untuk menyuruh wartawan-wartawan itu
menyingkir. Apakah kau sudah dengar tentang Naifenf
"Aku membacanya di koran pagi ini."
"Dia akan sembuh, tapi tak bisa memimpin eksekusi. Ada orang gila bernama
George Nugent, asisten kepala penjara, yang akan mengkoordinasi-kan
Kamar Gas The Chamber Karya John Grisham di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
segalanya. Dia seorang komandan. Purnawirawan militer dan lain-lain, benarbenar
jenis jagoan." www.ac-zzz.tk "Itu sama sekali tak ada bedanya bagiku. Dia tak bisa melaksanakan
keputusan hukuman mati itu, kecuali pengadilan mengizinkannya."
"Benar. Aku cuma ingin kau tahu siapa dia."
"Aku tak sabar lagi ingin bertemu dengannya."
"Satu hal lagi. Aku punya teman, sahabat lama
dari sekolah hukum yang sekarang bekerja ? tor administrasi Gubernur. Pagi
,", dja "Wn([ Sepeninya Gubernur banyak prihatin deng^ sekusi Sam. Menurut
temanku, yang tak dira t lagi disuruh Gubernur untuk membujukku bic
denganmu, mereka ingin mengadakan pemeriW untuk mempertimbangkan
pengampunan, lebih disukai dalam beberapa hari ini." "Apakah kau dekat
dengan Gubernur?" "Tidak. Aku muak dengan gubernur." "Aku juga. Begitu pula
klienku." "Itulah sebabnya te manku dipakai untuk menelepon dan membujukku. Menurut pengakuan. Gubernur sangat bimbang apakah Sam
memang harus dieksekusi."
"Kau mempercayainya?" "Meragukan. Reputasi Gubernur sebenarnya dibuat
dengan mengorbankan Sam Cayhall. dan aku yakin dia sedang menyusun
rencana menghadapi media selama delapan hari mendatang. Tapi apa ruginya?"
"Ini bukan gagasan buruk " "Aku sepenuhnya setuju. Tapi klienku sudah
memberikan perintah tegas untuk tidak meminta sidang pemeriksaan macam
itu." Mann mengangkat pundak, seakan-akan benar-benar tak peduli apa yang
dilakukan Sam. "Kalau begrtu, terserah pada Sam. Apa dia punya surat wasiat?"
"Ya" "Bagaimana cara penguburannya?" -Aku sedang menggarapnya. Dia ingin
dikuburl^djClanten." .
Mereka mulai berjalan kc arah gerbang. "Jenazah akan dikirim ke rumah
jenazah di Indianola. tidak jauh dari sini. Di sana fenuah itu diserahkan pada
keluarga. Semua kunjungan habis empat jam sebelum eksekusi yang
dijadwalkan. Mulai taat itu, Sam hanya boleh ditemani dua orang -
pengacaranya dan penasihat spiritualnya Dia juga perlu memilih dua saksinya,
www.ac-zzz.tk kalau mau " "Aku akan bicara dengannya." "Kami butuh daftar tamu yang dia
setujui antan sekarang sampai saat itu. Biasanya itu sanak saudara dan
sahabat-sahabat dekat." "Daftar itu pasti sangat pendek.* "Aku tahu."
693 TIGA PULUH TUJUH Setiap penghuni The Row tahu prosedur tersebut, meskipun prosedur itu tak
pernah dituliskan. Para veteran, termasuk Sam, telah menyaksikan empat
eksekusi selama delapan tahun terakhir, dan pada masing-masing eksekusi,
prosedur itu diikuti variasi kecil. Penghuni-penghuni lama berbicara dan
berbisik-bisik di antara mereka, dan biasanya dengan cepat menyebarkan
keadaan saat-saat terakhir kepada orang-orang baru, yang kebanyakan tiba di
The Row dengan pertanyaan-pertanyaan bisu tentang bagaimana hal itu
dilaksanakan. Para penjaga juga suka membicarakannya.
Santapan terakhir dimakan dalam sebuah ruangan sempit dekat bagian
depan The Row, mangan yang hanya disebut sebagai kantor depan, dilengkapi
dengan sebuah meja, beberapa kursi, telepon, dan AC. Dalam mangan inilah si
terhukum menerima tamu terakhir. Ia duduk dan mendengarkan, sementara
pengacaranya mencoba menjelaskan mengapa urusan tidak berkembang seperti
yang diren694 canakan. Ruangan itu kosong dan jendela-jendelanya terkunci. Kunjungan
untuk melakukan hubungan suami-istri juga dilakukan di sini, apabila si
narapidana sanggup melakukannya. Para penjaga dan adnunistrator hilir-mudik
di gang di luar. Ruangan itu tidak dirancang untuk melewatkan jam-jam terakhir, tapi
ketika pada tahun 1982 Teddy Doyle Meeks menjadi orang pertama yang akan
dieksekusi setelah bertahun-tahun, mangan macam itu mendadak dibutuhkan
untuk segala macam keperluan. Suatu ketika mangan itu milik seorang letnan,
kemudian seorang manajer kasus. Ruangan itu tak punya nama lain kecuali
kantor depan. Telepon di meja itu yang terakhir kali dipakai pengacara si
terpidana ketika menerima keputusan terakhir bahwa takkan ada lagi
www.ac-zzz.tk penundaan, takkan ada lagi pengajuan banding. Kemudian ia berjalan kembali
ke Tier A, ke ujung terjauh, tempat kliennya menunggu dalam Sel Observasi.
Sel Observasi itu tak lebih dari sel biasa di Tier A, cuma delapan pintu dari
sel Sam. Ukurannya dua kali tiga meter, dengan sebuah dipan, sebuah
wastafel, dan toilet, tepat seperti milik Sam, tepat seperti sel-sel yang lain.
Itu sel terakhir di tier tersebut, dan yang paling dekat ke Ruang Isolasi yang
terletak di samping Kamar Gas. Sehari sebelum eksekusi, narapidana itu untuk
terakhir kali dibawa dari selnya dan dimasukkan ke Sel Observasi. Barangbarang
pribadinya juga dipindahkan,
695 dan itu biasanya terlaksana dengan cepat. Di sana I ia menunggu. Biasanya
ia menyaksikan drama pri- ] nadinya di televisi, ketika stasiun televisi lokal I
memantau usaha banding terakhirnya. Pengacaranya menunggu bersamanya,
duduk di ranjang tipis, dalam sel gelap, menonton laporan berita. Si peng- '
acara berlari bolak-balik ke kantor depan. Seorang pendeta atau penasihat
spiritual juga diperkenankan berada dalam sel.
The Row akan gelap dan sunyi, berbau ke-matian. Beberapa narapidana
akan berdiri di depan televisi mereka. Lainnya berpegangan tangan melalui
jeruji dan berdoa. Lainnya lagi berbaring di ranjang dan berpikir kapan giliran
mereka tiba. ; Jendela-jendela luar di atas gang semuanya ditutup dan
digerendel. The Row dikunci. Tapi ada suara-suara di antara tier, dan ada
cahaya dari luar. Bagi orang-orang yang berjam-jam duduk dalam sel sempit,
melihat dan mendengar segalanya, kesibukan kegiatan aneh itu terasa
meruntuhkan saraf. Pukul 23.00, kepala penjara dan regunya memasuki Tier A dan berhenti di
Sel Observasi. Saat ini habislah sudah harapan akan penundaan pada menit
terakhir. Si terhukum akan duduk di ranjang, berpegangan tangan dengan
pengacara dan pendetanya. Kepala penjara mengumumkan sudah saatnya pergi
ke Ruang Isolasi. Pintu sel berdetak dan terbuka, lalu narapidana itu melangkah
ke dalam gang. Akan ada teriakan mendukung dan menghibur dari narapidana
lain, banyak di antan www.ac-zzz.tk "Tereka bercucuran air mata. Ruang Isolasi tak lebih dari enam meter dari
Sel Observasi. Si terhukum berjalan di tengah dua deret penjaga bersenjata
dan bertubuh kekar, penjaga paling besar
yang bisa ditemukan kepala penjara. Tak pemah ada perlawanan. Takkan
ada gunanya. Kepala penjara memimpin si terhukum ke dalam sebuah mangan sempit,
tiga kali tiga meter, tanpa apa pun di dalamnya kecuali ranjang lipat. Si
terhukum duduk di ranjang dengan pengacara di sampingnya. Pada titik ini,
kepala penjara, karena alasan yang tidak jelas, merasa perlu melewatkan
beberapa saat bersama si terpidana, seolah-olah ia - sang kepala penjara -
merupakan orang terakhir yang ingin diajak bercakap-cakap oleh si terhukum.
Kepala penjara akhirnya berlalu. Ruangan itu.akan sunyi, kecuali sekali-sekali
ada ketukan atau pukulan dari mangan sebelah. Doa biasanya selesai
dipanjatkan pada titik ini. Cuma beberapa menit lagi yang tersisa.
Di samping Ruang Isolasi terletak Kamar Gas itu sendiri. Ukurannya kuranglebih
empat setengah kali tiga setengah meter, dengan kamar gas di
tengahnya. Algojo akan sibuk bekerja, sementara si terhukum berdoa
sendirian. Kepala penjara, pengacara penjara, dokter, dan sejumlah penjaga
bersiap-siap. Ada dua telepon di dinding untuk izin menit terakhir. Di sebelah
kiri ada mangan sempit tempat algojo mencampur larutannya. Di belakang
Kamar Gas ada tiga jendela, 45 kali 75
697 senti, dan sementara itu ditutup dengan tirai hitam " Di sisi lain
jendelajendela itu terletak mang saksi
Dua puluh menit menjelang tengah malam, dokter memasuki Ruang Isolasi
dan menempelkan stetoskop ke dada terhukum. Ia kemudian berlalu, dan
kepala penjara masuk untuk membawa si terhukum melihat Kamar Gas.
Kamar Gas itu selalu penuh orang, semuanya bersemangat membantu,
semuanya akan menyaksikan seseorang menemui ajal. Mereka akan memasukkannya ke dalam Kamar Gas, mengikatnya, menutup pintu, dan
membunuhnya. www.ac-zzz.tk Prosedur itu cukup sederhana, bervariasi sedikit, disesuaikan dengan kasus
individual. Sebagai contoh, Buster Moac sudah duduk di kursi dengan separo
pengikat terpasang ketika telepon berdering di Kamar Gas. Ia kembali ke Ruang
Isolasi dan menunggu selama enam jam yang menyiksa, sampai mereka kembali
menjemputnya. Jumbo Parris adalah yang paling cerdik di antara empat orang
itu. Sebagai pemakai obat bius kawakan sebelum tiba di The Row, ia mulai
minta Valium kepada psikiater beberapa hari sebelum eksekusi. Ia memilih
menghabiskan beberapa jam terakhirnya seorang diri, tanpa pengacara atau
pendeta, dan ketika mereka datang menjemputnya dari Sel Observasi, ia dalam
keadaan teler. Jelaslah ia memakai Valium yang dikumpulkannya, dan harus
diseret ke Ruang Isolasi, tempat ia tidur dalam damai, Ia
kemudian diseret ke Kamar Gas dan diberi dosis terakhir.
Prosedur itu berperikemanusiaan dan dipikirkan
dengan cermat. Si terhukum tetap dalam selnya, di samping rekanrekannya, sampai
saat terakhir. Di Louisiana, mereka dikeluarkan dari The Row
dan ditempatkan dalam bangunan kecil yang dikenal sebagai Death House.
Mereka melewatkan tiga hari terakhir di sana, di bawah pengawasan terusmenerus.
Di Virginia, mereka dipindahkan ke kota lain.
Sam cuma'berjarak delapan pintu dari Sel Observasi, sekitar empat belas
meter. Kemudian enam meter lagi ke Ruang Isolasi, lalu empat meter lagi ke
Kamar Gas. Dari suatu titik di tengah ranjangnya, ia sudah berkali-kali
menghitung kira-kira berjarak 25,5 meter dari Kamar Gas.
Dan ia menghitung lagi Selasa pagi, ketika ia dengan hati-hati membuat
tanda X pada kalender. Delapan hari. Pagi itu gelap dan panas. Ia tidur
putussambung dan melewatkan sebagian besar malam itu duduk di depan kipas
angin. Sarapan dan kopi masih sejam lagi dari sekarang. Ini akan jadi hari
ke3.449 di The Row, dan jumlah total itu tidak termasuk waktu yang dilewatkan
dalam penjara county di Greenville selama dua sidang pertamanya. Cuma
delapan hari lagi. Seprainya basah oleh keringat. Sewaktu berbaring di ranjang dan menatap
langit-langit untuk kesejuta kalinya, ia memikirkan kematian. Kemati-
www.ac-zzz.tk an ini sendiri takkan terlalu mengerikan. Karen, alasan yang jelas, tak
seorang pun tahu deriga]) tepat efek gas tersebut. Mungkin mereka akan
memberinya dosis ekstra, sehingga ia mati Jama sebelum tubuhnya mengejang.
Mungkin tarikan n* pas pertama akan membuatnya tak sadarkan diri,
Bagaimanapun juga, ia berharap itu takkan berlangsung lama. Ia telah
menyaksikan istrinya mengerut layu dan menderita luar biasa karena kau-ker.
Ia telah menyaksikan sanak saudara menjadi j tua dan hidup seperti invalid. Ini
pasti cara yang I lebih baik untuk menemui ajal. "Sam," J.B. Gullit berbisik,
"kau sudah bangun?" Sam berjalan ke pintunya dan bersandar pada j jeruji. Ia
bisa melihat tangan dan lengan Gullit j "Yeah, aku bangun. Rasanya tak bisa
tidur." Ia r menyalakan rokok pertama hari itu.
"Aku pun tidak. Katakan padaku itu takkan I terjadi, Sam." "Itu takkan
terjadi." sot9 "Kau serius?" "Yeah, aku serius. Pengacaraku akan melon- j tarkan sesuatu yang berat. Dia
mungkin akan menuntunku keluar dari sini satu-dua minggu lagi." "Kalau begitu,
kenapa kau tak bisa tidur?" "Aku merasa begitu resah dengan pikiran akan I
keluar dari sini." "Apa kau sudah bicara dengannya tentang ka- I susku?"
"belum, banyak yang dia pikirkan. Begitu M I
keluar, kami akan menggarap kasusmu. Tenang ' sajalah. Cobalah tidur."
Tangan dan lengan Gullit perlahan-lahan lenyap dari pandangan, lalu
ranjangnya berkeriut. Sam menggelengkan kepala atas kebodohan bocah itu. Ia
menghabiskan rokok dan melemparnya ke gang, suatu pelanggaran yang bisa
membuatnya menerima laporan pelanggaran. Tapi ia tak peduli.,
Dengan hati-hati ia mengambil mesin tik dari rak. Ada beberapa hal yang
hendak ia katakan dan ada beberapa surat yang harus ia tulis. Ada beberapa
orang di luar sana yang ingin dihubunginya.
George Nugent memasuki- Maximum Security Unit bagaikan seorang
jenderal berbintang lima. Ia menatap tajam rambut dan sepatu lars tak
tersemir seorang penjaga kulit putih dengan pandangan mencela. "Cukur
www.ac-zzz.tk rambutmu," geramnya, "atau kau akan kucatat dalam laporan. Dan semir
sepatu lars itu." "Ya, Sir," kata orang itu, nyaris memberi hormat.
Nugent menggerakkan kepala dan mengangguk pada Packer yang memimpin
di depan, -melewati bagian tengah The Row, menuju Tier A. "Nomor enam,"
kata Packer sewaktu-pintu terbuka.
"Tetap di sini," Nugent menginstruksikan. Sol sepatunya berdetak ketika ia
melangkah tegap di far itu, menatap dengan pandangan menghina ke dalam
masing-masing sel. Ia berhenti di sel Sam
dan mengintip ke dalam. Sam bertelanjang dada hanya memakai celana
pendek, kulitnya yang tipjs dan kisut berkilauan keringat sementara ia
mengetik. Ia memandang orang asing yang menatapnya melalui jeruji, lalu
kembali ke pekerjaannya. "Sam, namaku George Nugent." Sam mengetuk
beberapa tombol. Nama itu tak dikenalnya, namun Sam memperkirakan ia
bekerja entah di mana di atas hierarki, sebab ia punya wewenang masuk ke
tier. "Apa yang kauinginkan?" Sam bertanya tanpa melihat. "Ah, aku ingin
menemuimu." Terima kasih, sekarang enyahlah." Gullit di sebelah kanan dan
Henshaw di kiri mendadak bersandar pada jeruji, cuma beberapa meter dari
Nugent Mereka terkekeh mendengar jawaban Sam.
Nugent menatap mereka tajam dan berdeham., "Aku asisten Kepala
Penjara. Phillip Naifeh telah menyerahkan tanggung jawab eksekusimu padaku.
Ada beberapa hal yang perlu kita bicarakan."
Sam memusatkan pikiran pada suratnya, dan mengumpat ketika ia
mengetuk tombol yang keliru, Nugent menunggu. "Bisakah aku mendapatkan
beberapa menit dari waktumu yang berharga, Sam?"
"Lebih baik panggil dia Mr. Cayhall," tambah Henshaw membantu. "Dia
beberapa tahun lebih tua dari mu, dan itu sangat berarti baginya."
"Dari mana kau mendapat sepatu lars itu?" tanya Gullit, menatap ke kaki
Nugent. "Kalian mundur," kata Nugent tegas. "Aku perlu bicara dengan Sam."
www.ac-zzz.tk "Mr. Cayhall sedang sibuk sekarang," kata Henshaw. "Mungkin kau harus
kembali nanti. Dengan senang hati aku akan menjadwalkan janji pertemuan
untukmu." "Apakah kau semacam bangsat militer?" tanya Gullit.
Nugent berdiri kaku dan melirik ke kanan dan ke kiri. "Aku perintahkan
kalian berdua mundur, oke" Aku perlu bicara dengan Sam."
"Kami tidak menerima perintah," kata Henshaw.
"Dan apa yang akan kaulakukan?" tanya Henshaw. "Melempar kami ke dalam
pengasingan" Memberi kami makan umbi dan buah liar" Merantai kami ke
dinding" Mengapa tidak kauteruskan saja dan membunuh kami?"
Kamar Gas The Chamber Karya John Grisham di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Sam meletakkan mesin tiknya di ranjang dan melangkah ke jeruji. Ia
menyedot rokoknya dalam-dalam dan mengembuskan asap melalui jeruji ke
arah Nugent. "Apa yang kauinginkan?" tanyanya.
"Aku butuh beberapa hal darimu."
"Misalnya?" "Apa kau punya surat wasiat?"
"Itu sama sekali bukan urusanmu. Surat wasiat adalah dokumen pribadi yang
hanya boleh dilihat apabila sudah disahkan hakim, dan surat itu hanya disahkan
setelah orangnya mati. Begitulah hukum"Sungguh goblok!" Henshaw tertawa
terbahak- | bahak. - "Aku tak percaya ini," Gullit menambahkan. "Dari mana Naifeh menemukan
idiot ini?" ia bertanya.
"Ada lainnya?" tanya Sam. Wajah Nugent berubah warna. "Kami perlu tahu
apa yang harus dilakukan pada barang-barangmu.'' "Itu tertulis dalam surat
wasiatku, oke?" "Kuharap kau takkan menyulitkan, Sam." "Panggil dia Mr.
Cayhall," kata Henshaw lagi. "Sulit?" tanya Sam. "Mengapa aku akan
menyulitkan" Aku berniat membantu negara sepenuhnya dalam melaksanakan
pekerjaannya membunuhku. Aku patriot yang baik. Aku akan memberikan suara
dan membayar pajak seandainya bisa. Aku bangga jadi orang Amerika, orang
Amerika-Irian-dia, dan saat ini aku masih sangat mencintai negaraku yang
www.ac-zzz.tk berharga, meskipun dia berencana mengegasku. Aku tahanan teladan, George.
Tak ada masalah dariku."
Packer sepenuhnya menikmati ini, sementara menunggu di ujung tier.
Nugent berdiri tegak. "Aku perlu daftar orang yang kauinginkan untuk menyaksikan eksekusi,"
katanya. "Kau diperbolehkan memilih dua."
"Aku belum lagi menyerah, George. Mari kita tunggu beberapa hari lagi."
"Baiklah. Aku juga perlu daftar tamumu selama beberapa hari mendatang."
?Nah. sore ini aku akan dikunjungi dokter dari Chicago, kau tahu. Dia
psikiater. Dia akan bicara denganku dan melihat betapa gila diriku, lalu
pengacaraku akan berlari ke pengadilan dan mengatakan bahwa kau, George,
tak bisa mengeksekusi aku, sebab aku gila. Dia akan menyediakan waktu untuk
memeriksamu, kalau kau mau. Tak* kan makan banyak waktu."
Henshaw dan Gullit tertawa terpingkal-pingkal, dan dalam beberapa detik
sebagian besar narapidana lainnya ikut berteriak-teriak dan tertawa [ keras.
Nugent mundur selangkah dan memandang tier itu dari ujung ke ujung dengan
marah. "Diam!" perintahnya, tapi suara tawa itu makin meningkat. Sam terus
menyedot dan mengepulkan asap melalui jeruji. Suara siulan dan ejekan bisa
didengar di tengah keributan itu,
"Aku akan kembali," Nugent berseru marah pada Sam.
I "Dia akan kembali'." Henshaw berteriak, dan keributan itu jadi makin
keras. Sang komandan menghambur pergi, berjalan cepat ke ujung gang, dan
teriakan-teriakan "Heil Hitler" berkumandang dalam tier itu.
Sejenak Sam tersenyum ke jeruji sementara ke-bisingan mereda, lalu
kembali ke posisinya di tepi ranjang, la menggigit sepotong roti kering,
menghirup seteguk kopi dingin, lalu kembali mengetik.
Bermobil di siang hari menuju Parchman bukan
sesuatu yang menyenangkan. Garner Goodman duduk di jok depan,
sementara Adam mengemudi. Mereka membahas strategi dan mencari gagasan
tentang dalih pembelaan dan prosedur terakhir, Goodman merencanakan
kembali ke Memphis selama akhir pekan, dan berada di sini selama tiga hari
www.ac-zzz.tk terakhir. Sang psikiater adalah Df. Swinn, laki-laki yang dingin, tanpa senyum,
dalam setelan hitam. Rambutnya berantakan, acak-acakan, matanya tersembunyi di balik kacamata tebal, dan ia I sama sekali tak bisa melakukan
pembicaraan kecil. Kehadirannya di jok belakang menimbulkan pe- ! rasaan tak
enak. Ia tak mengucapkan sepatah kata f pun sejak dari Memphis sampai ke
Parchman. Pemeriksaan yang diatur Adam dan Lucas Mann f berlangsung di rumah sakit
penjara, sebuah fasi- j litas yang luar biasa modem. Swinn dengan sangat !
jelas memberitahu Adam bahwa baik Adam mau- [ pon Goodman tak bisa ikut
hadir saat ia mengevaluasi Sam. Ini sama sekali bukan masalah bagi I Adam dan
Goodman. Sebuah van penjara menjem- | put mereka di gerbang depan, dan
membawa Dr. . Swinn ke rumah sakit jauh di dalam tanah per-tanian.
Goodman sudah beberapa tahun tak pernah bertemu Lucas Mann. Mereka
berjabat tangan bagai- j kan sahabat lama, dan langsung tenggelam dalam
kisah-kisah perang berkaitan dengan eksekusi. Per- \ cakapan itu tidak
menyinggung-nyinggung Sam, dan Adam sangat berterima kasih.
Mereka berjalan dari kantor Mann melintasi halaman parkir, menuju sebuah
bangunan kecil di belakang kompleks administrasi. Bangunan itu adalah
restoran, dirancang sesuai dengan bentuk tavern di daerah sekitar itu. Tempat
yang disebut The Place itu menyajikan makanan biasa untuk pekerja kantor dan
pegawai penjara. Tak ada alkohol. Tempat itu terletak di tanah negara.
Mereka minum es teh dan bicara tentang masa depan hukuman mati.
Goodman dan Mann setuju bahwa eksekusi kelak akan dianggap lebih umum.
Mahkamah Agung terus makin condong ke kanan, dan lelah oleh berbagai kasasi
yang tak ada habisnya. Sama juga dengan pengadilan federal di tingkat yang
lebih bawah. Plus, juri Amerika jadi makin reflektif dengan penolakan
masyarakat atas tindak kejahatan dengan kekerasan. Simpati terhadap
terpidana mati jauh berkurang, dan keinginan menghukum bangsat-bangsat itu
makin besar. Uang pemerintah federal makin sedikit dibelanjakan untuk
mendanai kelompok-kelompok yang menentang hukuman mati, serta makin
sedikit pengacara dan biro hukum yang bersedia mengambil komitmen
www.ac-zzz.tk menangani kasus pro bono besar. Populasi death row berkembang lebih cepat
daripada jumlah pengacara yang bersedia menangani kasus hukuman mati.
Adam agak bosan dengan percakapan itu. Ia sudah membaca dan
mendengarnya beratus kali. Ia mohon diri dan menemukan sebuah telepon
umum di sudut Phelps tak ada di tempat, kata sekretaris muda, tapi ia
meninggalkan pesa^^8 I Adam: Tak ada kabar dari Lee. j^, ^ hadir di
pengadilan dua minggu lagi; mungkin^ itu ia akan muncul. Saat
Darlene mengetik laporan Dr. Swinn, sementara Adam dan Gamer Goodman
menggarap petisi u tuk diajukan bersama laporan tersebut. Laporan itu
panjangnya dua puluh halaman dalam konsep kasar, dan kedengaran seperti
musik ringan. Swirm merupakan senjata sewaan, pelacur yang akan menjual
pendapatnya kepada penawar tertinggi, dan Adam tak menyukai orang macam
itu. Ia berkeliaran menjelajahi negeri ini sebagai saksi profesional, mampu
mengatakan ini hari ini. dan itu esok harinya, tergantung siapa yang punya
kantong paling tebal. Namun saat ini ia pelacur mereka, dan ia cukup bagus.
Sam menderita kepikunan taraf lanjut. Kemampuan mentalnya telah terkikis
sampai ke suatu titik di mana ia tidak tahu dan tidak memahami hakikat
hukumannya. Ia tidak memiliki kompetensi yang diperlukan untuk menjalani
eksekusi; karena itu, eksekusi tak akan memberikan manfaat apa pun.
Argumentasi ini tidak sepenuhnya unik, dan pengadilan pun tidak sepenuhnya
menerima. Namun, seperti yang dikatakan Adam tiap hari, apa ruginya"
Goodman tampaknya cukup optimis, terutama karena usia
a? eksekusi terhadap hisa^ng^aVla;muh tahun lebiho^8 V tetra?*** rj-M
^2300. pir P^123 TIGA PULUH DELAPAN Rabu pagi Gamer Goodman tidak kembali Chicago, namun sebaliknya
terbang ke Jackson, Mississippi. Penerbangan itu berlangsung tiga puluj menit,
hampir tak cukup untuk menikmati secangft kopi dan croissant yang belum lagi
melunak j. menyewa mobil di bandara dan mengemudikannya langsung ke
www.ac-zzz.tk gedung DPR negara bagian. Dewan sedang tidak bersidang, dan banyak tempat
luang untuk parkir. Seperti banyak gedung pengadil? county yang dibangun
kembali setelah Perang Saudara, gedung itu dengan angkuh menghadap it
selatan. Ia berhenti untuk mengagumi monumen perang untuk para wanita
Selatan, namun menghabiskan lebih banyak waktu untuk mengaman magnolia
Jepang di dasar tangga depan.
Empat tahun sebelumnya, pada hari-hari dan jam-jam menjelang eksekusi
Maynard ToJe, Goodman pernah dua kali menempuh perjalanan yan$ sama.
Saat itu gubernurnya berbeda, kliennya fer-beda. dan kejahatannya berbeda.
Tole membumi* beberapa orang dalam suatu pesta kejahatan selama dua hari. dan cukup
sulit membangkitkan simpati untuknya. Ia berharap Sam Cayhall berbeda. Ia
laki-laki tua yang mungkin akan mati juga dalam lima tahun mendatang. Bagi
banyak warga Mississippi, kejahatannya merupakan sejarah kuno. Dan
seterusnya, dan seterusnya.
Sepagian Goodman melatih apa yang akan dibicarakannya. Ia memasuki
gedung kapitol dan sekali lagi mengagumi keindahannya. Gedung ini merupakan
versi lebih kecil dari U.S. Capitol di Washington, dan tak ada yang dihemat
untuk membangunnya. Gedung itu dibangun pada tahun 1910 dengan tenaga
kerja dari penjara. Negara bagian memakai uang hasil gugatan terhadap
jawatan kereta api untuk membangun monumen ini.
Ia memasuki kantor Gubernur di lantai dua dan menyerahkan kartu nama
kepada seorang resepsionis cantik. Gubernur tak ada di tempat pagi ini,
katanya, dan apakah ia punya janji" Tidak, Goodman menerangkan dengan
sopan, tapi urusan ini sangat penting, dan apakah mungkin dia menemui Mr.
Andy Larramore, kepala penasihat hukum gubernur.
Ia menunggu sementara resepsionis menelepon beberapa kali, dan setengah
jam kemudian Mr. Larramore muncul. Mereka saling memperkenalkan diri dan
menghilang ke dalam gang sempit yang membentang di tengah berbagai kantor
kecil. Petak kerja Larramore penuh sesak dan acak-acakan sangat menyerupai
orangnya sendiri. Ia ber-
www.ac-zzz.tk rubuh kecil dengan bungkuk yang kentara rw,
pinggang dan sama sekali tanpa leber. DagyJ yang panjang menempel ke
dada, dan bila ia b? bicara, mata, hidung, dan mulurnya merapati satu.
Pemandangan yang mengerikan. Goodman tak bisa mengatakan apakah ia
berumur tiga puluj, atau lima puhih tahun. Ia pasti orang jenius.
"Gubernur sedang bicara pada pertemuan agen asuransi pagi ini," kata
Larramore sambil rre-megang jadwal, seolah-olah benda itu permata berharga.
"Kemudian dia akan mengunjungi sekolah negeri di pusat kota."
"Saya akan menunggu," kata Goodman. "Urusan ' ini sangat penting, dan saya
tidak keberatan menunggu."
Larramore menyisihkan sehelai kertas ke samping dan melipat tangan di
atas meja. "Bagaimana dengan anak muda itu, cucu Sam?"
"Oh, dia masih penasihat hukum utama Saya r direktur bagian pro bono di
Kravitz & Bane, jadi saya di sini untuk membantunya."
"Kami memantau masalah ini dengan sangat cermat," kata Larramore,
wajahnya berkerut hebat di tengah, lalu mengendur di ujung setiap kalimat
"Tampaknya urusan ini akan gawat."
"Selalu demikian," kata Goodman. "Sejauh mana Gubernur serius mempertimbangkan sidang pemberian pengampunan?"
"Saya yakin dia serius mempertimbangkan si-1 dang ini. Namun pemberian
pengampunan urusannya sama sekali berbeda. Hukumnya sangat luas, dan saya yakin
Anda sudah tahu. Dia bisa mengubah hukuman mati dan langsung melepaskan si terpidana.
Dia bisa mengubahnya jadi kurungan
seumur hidup, atau lebih ringan dari itu." ?
Goodman mengangguk. "Bisakah saya menemuinya?"
"Dia dijadwalkan kembali ke sini pukul sebelas. Nanti saya akan bicara
dengannya. Dia mungkin akan makan siang di meja kerja, jadi mungkin ada
waktu senggang sekitar pukul satu. Bisakah Anda
ke sini?" www.ac-zzz.tk "Ya. Urusan ini harus disimpan rapat. Klien kami sangat menentang
pertemuan ini." "Apakah dia menentang gagasan pemberian pengampunan?"
"Kami punya sisa waktu tujuh hari, Mr. Larramore. Kami tidak menentang
apa pun." Mr. Larramore mengerutkan hidung dan memperlihatkan gigi atas, lalu
kembali mengambil jadwal. "Datanglah ke sini pukul satu. Akan saya lihat apa
yang bisa saya kerjakan."
"Terima kasih." Mereka bercakap-cakap tanpa arah selama lima menit, lalu
Larramore disergap serangkaian telepon mendesak. Goodman mohon diri dan
meninggalkan gedung kapitol. Ia berhenti lagi di depan bunga-bunga magnolia
Jepang dan melepaskan jas. Saat itu pukul 09.30, kemejanya sudah basah di
ketiak dan lengket di punggung. Ia berjalan ke selatan, ke arah Capitol Straw,.
empat blok dari sana dan dianggap sebagai jajan utama kota Jackson. Di
tengah gedung-gedung dan lalu lintas pusat kota, istana Gubernur berdiri me,
gah di lahan yang terpangkas rapi dan menghadap gedung kapitol. Rumah itu
merupakan bangunan kuno yang luas, dikelilingi gerbang-gerbang dan pagar.
Sekelompok kecil penentang hukuman mati berkumpul di trotoar pada malam
Tole dieksekusi dan berteriak-teriak pada Gubernur. Jelas ia tidak mendengar
mereka. Goodman berdiri di trotoar dan teringat akan istana itu. Ia dan Peter
Wiesen-berg pernah berjalan tergesa-gesa melewati sebuah gerbang di sebelah
kiri jalan masuk utama dengan permohonan terakhir mereka, cuma beberapa
jam f sebelum Tole digas. Saat itu Gubernur sedang makan malam dengan
orang-orang penting, dan agak kesal dengan interupsi mereka. Ia menolak
permohonan terakhir mereka yang meminta pengampunan, lalu dengan sikap
sopan gaya Selatan, mengundang mereka untuk tinggal makan malam.
Dengan sopan mereka menolak. Goodman menjelaskan Kepada Yang Mulia
bahwa mereka harus bergegas kembali ke Parchman untuk menemani klien
mereka saat ia menjemput ajal. "Hati-hati," { kata Gubernur pada mereka, lalu
kembali ke jamuan makan malamnya.
www.ac-zzz.tk Dalam hati Goodman bertanya-tanya, berapa banyak pemrotes yang akan
berdiri di tempat ini beberapa hari lagi, menyanyi dan berdoa dan membakar
lilin, melambai-lambaikan poster dan
berteriak-teriak pada McAllister untuk mengampuni Sam. Mungkin tidak
begitu banyak. Di tengah distrik bisnis di kota Jackson jarang terjadi kekurangan ruang
kantor, dan Goodman tidak banyak menemui kesulitan mendapatkan apa yang
ia inginkan. Sebuah tanda mengarahkan perhatiannya pada tempat kosong di
lantai tiga sebuah bangunan bobrok. Ia mencari informasi di bagian depan
kantor keuangan di lantai dasar, dan satu jam kemudian pemilik gedung itu
tiba dan menunjukkan tempat yang tersedia. Tempat itu merupakan suite dua
ruangan yang kumal, dengan karpet usang dan lubang-lubang pada dindingnya
Goodman berjalan ke satu-satunya jendela dan memandang ke bagian depan
gedung kapitol tiga blok dan sana. "Sempurna," katanya
"Harganya tiga ratus sebulan, plus listrik. Kamar kecil ada di ujung gang.
Minimum enam bulan."
Aku cuma membutuhkannya untuk dua bulan," kata Goodman, merogoh ke
dalam saku dan mencabut segepok uang tunai yang terlipat rapi.
Si pemilik memandang uang itu dan bertanya, "Bisnis macam apa yang
kaukerjakan?" "Analisis pemasaran." ' "Dari mana asalmu?"
"Detroit. Kami mempertimbangkan mendirikan cabang di negara bagian ini,
dan kami butuh tempat {"j Untuk mulai. Tapi cuma untuk dua bulan. Semua
kontan. Tak ada catatan apa pun. Kami
akan keluar sebelum kau tahu. Takkan menim bulkan kegaduhan."
Si pemilik mengambil uang kontan itu dan me. nyerahkan dua anak kunci
kepada Goodman, satu untuk kantor, yang lainnya untuk pintu masuk dan
Kamar Gas The Chamber Karya John Grisham di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Congress Street Mereka berjabat tangan dan perjanjian itu ditutup.
Goodman meninggalkan tempat kumuh itu dan kembali ke mobilnya di
gedung kapitol. Sepanjang jalan ia terkekeh memikirkan rencana yang akan ia t
f lakukan. Gagasan itu ditelurkan Adam, satu lagi i tembakan jarak jauh dalam
www.ac-zzz.tk serangkaian upaya tan- I pa harapan untuk menyelamatkan Sam. Tak ada f yang
ilegal dalam hal ini. Biayanya sedikit, dan siapa peduli dengan uang beberapa
dolar pada titik | M" Lagi pula, bukankah ia Mr. Pro Bono di firma ini, sumber
kebanggaan dan kebajikan di antara rekan-rekannya. Tak seorang pun akan
mempertanyakan pengeluarannya untuk sewa kantor dan beberapa telepon,
bahkan Daniel Rosen pun tidak.
Setelah tiga minggu menjadi pengacara death row, Adam malai merindukan
suasana kantornya di Chicago, kalau memang ia masih ptinya kantor di sana.
Sebelum pukul 10.00 hari Rabu, ia sudah menyelesaikan klaim untuk meminta
keringanan vonis, la sudah empat kali bicara dengan berbagai panitera
pengadilan, lalu dengan seorang administrator pengadilan. Ia dua kali bicara
dengan Richard Olander mengenai hasil pertimbangan terhadap klaim menentang
kamar gas, dan dengan seorang panitera pengurus
kasus hukuman mati di Pengadilan Fifth Circuit, New Orleans, mengenai klaim
ketidakefektifan bantuan hukum.
Klaim yang menyatakan Sam tidak memiliki kompetensi mental untuk
dieksekusi sekarang sudah dikirim dengan fax ke Jackson, sedangkan aslinya
menyusul dengan Federal Express, dan Adam terpaksa memohon dengan sopan
kepada administrator pengadilan untuk mempercepat segalanya. Bergegaslah
dan tolaklah, katanya, meskipun bukan dengan kata-kata seperti itu.
Seandainya ada penundaan eksekusi, hal itu kemungkinan besar akan
dikeluarkan hakim federal.
Setiap klaim baru membawa secercah harapan baru, dan seperti yang
dipelajari Adam dengan cepat, hal itu juga membawa potensi kekalahan lain.
Sebuah klaim harus melewati empat halangan sebelum disisihkan - Mahkamah
Agung Mississqj- , pi, pengadilan distrik federal, Pengadilan Fifth Cir- $ cuit,
dan Mahkamah Agung AS. Jadi, peluang Untuk berhasil cukup kecil, temtama
pada tahap 'ini. Berbagai kemungkinan dalam .perkara Sam sudah ditangani
secara cermat oleh Wallace Tyner dan Garner Goodman bertahun-tahun yang
lalu. Adam sekarang mengajukan remah-remah sisanya.
www.ac-zzz.tk Panitera di Pengadilan Fifth Circuit menyangsikan pengadilan akan mau
merepotkan diri mendengarkan argumentasi lisan lagi, terutama karena tampak
jelas Adam akan mengajukan klaim baru
setiap hari. Panel tiga hakim di sana munglcig hanya mempertimbangkan
makalahnya. Telepon berantai akan dipakai bila hakim-hakim itu inght
mendengarkan suaranya. Richard Olander menelepon lagi untuk menyatakan Mahkamah Agung sudah
menerima petisi Adam yang meminta peninjauan keputusan pengadilan di
bawahnya, atau permintaan untuk menyidangkan kasus itu, dan petisi itu sudah
dibahas. Tidak, menurutnya Mahkamah takkan mau repot mendengarkan
argumentasi lisan. Tahap ini sudah terlalu lanjut. Ia juga memberitahu Adam
bahwa ia sudah menerima melalui fax, copy klaim terbaru tentang
keterbatasan mental, dan ia akan memantau perjalanannya di pengadilan
lokal. Menarik, kata- J nya. Ia bertanya lagi, klaim baru apa yang terpikir I
-oleh Adam, tapi Adam tidak mengatakannya.
Panitera Hakim Slaterry, Breck Jefferson, si pe- j murung abadi, menelepon
untuk memberitahu Adam bahwa Pak Hakim sudah menerima lewat fax, copy
klaim terbaru yang diajukan ke Mah- | kamah Agung Mississippi, dan terus
terang Pak Hakim tidak begitu memikirkannya, tapi akan mempertimbangkannya dengan sungguh-sungguh begitu klaim itu tiba di
pengadilan mereka. Adam merasa agak puas mengetahui ia berhasil membuat empat pengadilan
yang berbeda melompat-lompat pada saat yang sama.
Pukul 11.00, Morris Henry, Dr. Death yang terkenal dari kantor Jaksa Agung,
menelepon un- J tuk memberitahu Adam bahwa mereka sudah menerima klaim terbaru dari
banding gangplank, dan Mr. Roxburgh sendiri sudah menugaskan selusin
pengacara menggarap jawabannya. Henry cukup menyenangkan di telepon,
tapi telepon itu benar-benar menyampaikan maksudnya - kami punya banyak
pengacara, Adam. www.ac-zzz.tk Dokumen-dokumen diproduksi dalam hitungan kilo sekarang, dan meja rapat
kecil itu tertutup dengan tumpukan-tumpukan rapi dokumen tersebut. Darlene
terus-menerus keluar-masuk kantor itu - membuat copy, menyampaikan pesan
telepon, mengambil kopi, membaca dan mengoreksi makalah dan petisi. Ia
pernah dilatih dalam bidang obligasi pemerintah yang melelahkan, maka
dokumen-dokumen terperinci dan panjang itu tidak menggentarkannya. Lebih
dari sekali ia mengaku bahwa ini merupakan selingan menarik dari tugas
normalnya yang membosankan. "Apa yang lebih menarik daripada eksekusi yang
mengintai begini dekat?" tanya Adam.
Bahkan mempelajari Baker Cooley peraturan juga menyisihkan perbankan federal waktu terbaru dari dan kesibukannya muncul untuk menjenguk. Phelps menelepon sekitar pukul 11.00 untuk menanyakan apakah Adam mau
menemuinya untuk makan siang. Adam tak ingin bertemu, dan menolak dengan
alasan ketatnya deadline dan ha-kim-hakim yang lekas marah. Tak seorang pun
mendengar kabar dari Lee. Phelps mengatakan sebelum ini ia sudah pernah
menghilang, tapi tai pernah lebih dari dua hari. Ia
khawatir dan mera. pertimbangkan akan menyewa detektif swasta, k akan
terus memberi kabar. "Ada reporter ke sini untuk menemui mu," kata Darlene sambil mengangsurkan sehelai kartu nama yang menyatakan kehadiran Anne L. Piazza,
koresponden Newsweek. Ia reporter ketiga yang menghubungi kantor ini hari
Rabu. "Katakan padanya aku tidak bisa," kata Adam tanpa penyesalan, "Sudah
kukatakan, tapi kupikir karena ini Newsweek, kau mungkin ingin tahu."
"Aku tak peduli siapa dia. Katakan padanya klien kita juga tak ingin bicara."
Ia berlalu dengan tergesa-gesa ketika telepon berdering. Dari Goodman,
melapor dari Jackson j akan menemui Gubernur pukul 13.00 nanti. Adam j
menginformasikan kesibukan dan telepon terbaru.
Darlene membawakan deli sandwich pada pukul j 12.30. Adam melahapnya
dengan cepat, lalu tidur j di kursi, sementara komputernya memuntahkan satu
brief lagi. www.ac-zzz.tk Goodman membalik-balik majalah otomotif semen- j tara menunggu
sendirian di ruang tamu di samping I kantor Gubernur. Sekretaris cantik yang
sama merapikan kuku di sela-sela telepon di switchboard- . nya. Pukul 13.00
tiba dan lewat tanpa komentar. Demikian juga pukul 13.30. Pukul 14.00, sang
resepsionis yang sekarang berkuku kuning Jingga
720 cerah minta maaf. Tidak apa-apa, kata Goodman dengan senyum hangat.
Keindahan karier pro bono adalah pekerjaan yang tidak diukur dengan waktu.
Sukses berarti membantu orang, tak peduli berapa jam yang ditagihkan.
Pukul 14.15, seorang wanita muda yang tangkas dalam setelan gelap muncul
entah dari mana dan berjalan menghampiri Goodman. "Mr. Goodman, saya
Mona Stark, kepala staf Gubernur. Gubernur akan menemui Anda sekarang." Ia
tersenyum sopan, Goodman mengikutinya melewati pintu berdaun ganda dan
masuk ke mangan panjang dan resmi dengan meja kerja di salah satu ujung dan
meja rapat jauh di ujung lainnya.
McAllister sedang berdiri di depan jendela dengan jas dilepas, dasi
dikendurkan, dan lengan kemeja tergulung. Penampilannya seperti layaknya
abdi masyarakat yang penuh dedikasi dan kelebihan beban kerja. "Halo, Mr.
Goodman," katanya dengan tangan terulur dan gigi berkilat cemerlang.
"Gubernur, terima kasih," kata Goodman. Ia tidak membawa tas kerja,
tanpa aksesori yang biasa dibawa pengacara. Ia kelihatan seperti kebetulan
lewat di jalan serta memutuskan mampir dan menemui Gubernur.
"Anda sudah bertemu dengan Mr. Larramore dan Miss Stark," kata Mc
Allister, melambaikan tangan pada kedua orang itu.
"Ya. Kami sudah bertemu. Terima kasih atas kesediaan Anda menemui saya
dengan pemberitahuan sesingkat ini." Goodman mencoba meria? dingi senyum
Gubernur yang cemerlang, tapi jj. sia. Saat ini sikapnya sangat merendah dan kagu?,
berada daiam kantor besar ini.
"Mari duduk di sini," kata Gubernur, melanj. baikan tangan ke meja rapat
dan memimpin dj depan. Mereka berempat duduk di sisi terpisah pada meja
www.ac-zzz.tk itu. Larramore dan Mona mencabut pena dan siaga membuat catatan serius.
Goodman tidak memegang apa-apa, kecuali meletakkan fa- j ngan di depannya.
"Setahu saya ada banyak pengajuan dalih hukum I dalam beberapa hari
terakhir ini," kata McAllister.
"Ya, Sir. Sekadar ingin tahu, apakah Anda per-nah mengalami yang seperu'
ini sebelumnya?" tanya Goodman. "Belum. Syukurlah."
"Nah, ini tidak luar biasa. Saya yakin kami akan terus mengajukan petisi
sampai detik terakhir."
"Boleh saya tanya sesuatu, Mr. Goodman?" Gubernur berkata tulus.
"Tentu." "Saya tahu Anda telah menangani kasus macam ini. Bagaimana perkiraan
Anda pada titik inil Se- ; besar apa peluangnya?"
"Anda tak pernah tahu. Sam sedikit berbeda j dari kebanyakan narapidana di
death row, sebab j dia punya pengacara-pengacara yang bagus - pe- I nasihat
hukum yang bagus dalam sidang, lalu upa- | ya banding yang sempurna."
722 "Oleh Anda, saya kira."
Goodman tersenyum, McAllister tersenyum, lalu Mona juga melontarkan
senyum lebar. Larramore tetap membungkuk di atas buku tulis, wajahnya
bersungut dalam konsentrasi hebat.
"Benar. Jadi, klaim Sam yang utama sudah diputuskan. Yang Anda saksikan
sekarang adalah langkah-langkah tanpa harapan, tapi kerap kali berhasil. Bisa
saya katakan peluangnya fifty-fifty hari ini, tujuh hari menjelang eksekusi."
Mona cepat-cepat mencatat ini di kertas, seolah-olah komentar tersebut
mengandung nilai hukum yang sangat penting. Sejauh ini Larramore mencatat
setiap patah kata. McAllister merenungkannya beberapa detik. "Saya agak bingung, Mr.
Goodman. Klien Anda tidak tahu kita bertemu. Dia menentang gagasan
diadakannya sidang untuk mempertimbangkan pengampunan. Anda menginginkan pertemuan ini tidak disiarkan. Jadi, mengapa kita ada di sini?"
www.ac-zzz.tk "Masalah berubah, Gubernur. Sekali lagi, saya sudah pernah ke sini berkalikali
sebelum ini. Saya sudah pernah menyaksikan orang menghitung-hitung hari
terakhirnya. Itu menimbulkan pengaruh aneh dalam pikiran. Orang berubah.
Sebagai pengacara, saya harus meliput setiap pokok persoalan, setiap sudut."
"Apakah Anda minta diadakan sidang pemeriksaan?"
"Ya, Sir. Sidang tertutup."
723 "Kapan?" "Bagaimana kalau hari Jumat?"
"Dua hari lagi," kata McAllister sambil ^ nerawang ke sebuah jendela.
Larramore herder)^ melonggarkan tenggorokan dan bertanya, "s^ macam apa
yang kira-kira akan Anda ajukan?"
"Pertanyaan bagus. Seandainya saya punvj nama, saya akan memberikannya
pada Anda sg. karang, tapi saya tidak punya. Presentasi katnj akan ringkas."
"Siapa yang akan memberikan kesaksian di pj. j hak negara bagian?"
McAllister bertanya pada Lar- f ramore, giginya berkilat ketika ia berpikir.
Goodman berpaling. "Saya yakin keluarga korban tentu ingin mengatakan sesuatu. Tindak
kejahatannya biasanya j dibahas. Mungkin perlu seseorang dari penjara un- i
tuk menerangkan narapidana macam apa dia se- f lama ini. Sidang ini cukup
fleksibel." "Saya lebih tahu tentang tindak pidana itu dari- f pada siapa pun," kata
McAllister, nyaris pada diri [ sendiri.
"Ini situasi yang aneh," Goodman mengakui. : "Saya sudah pernah terlibat
dalam sidang pemberian pengampunan, dan jaksa penuntut biasanya menjadi
saksi pertama yang bersaksi memberatkan terdakwa Dalam kasus ini, Andalah
jaksa penuntutnya" "Mengapa Anda menginginkan sidang ini tertutup?"
"Sejak dulu menambahkan. Gubernur adalah penganjur sidang, terbuka," Mona www.ac-zzz.tk "Ini sungguh yang terbaik unjuk semua pihak," kata Goodman, mirip profesor
yang pandai. "Tidak begitu menekan bagi Anda, Gubernur, sebab ini tidak
dipaparkan dan Anda takkan menerima banyak nasihat yang datang tanpa
diminta. Kami, tentu saja, ingin sidang ini tertutup." "Mengapa?" tanya
McAllister. "Ah, terus terang, Sir, kami tak ingin masyarakat melihat Ruth
Kramer bicara tentang anak-anaknya" Goodman mengawasi mereka saat ia
melontarkan komentar ini. Alasan sebenarnya adalah masalah lain. Adam yakin
satu-satunya cara membujuk Sam agar mau menerima sidang pertimbangan
pemberian pengampunan adalah dengan menjanjikan hal itu takkan jadi
tontonan umum. Apabila sidang itu tertutup, barangkali Adam bisa meyakinkan
Sam bahwa McAllister bisa dicegah memanfaatkan hal ini untuk popularitas
sendiri. Goodman kenal berpuluh-puluh orang di seluruh penjuru negeri ini, yang
dengan senang hati akan datang ke Jackson dengan pemberitahuan mendadak
untuk bersaksi di pihak Sam. Ia sudah mendengar orang-orang ini mengajukan
Kamar Gas The Chamber Karya John Grisham di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
argumentasi detik terakhir yang persuasif menentang hukuman mati. Biarawati,
pastor, pendeta, psikolog, pekerja sosial, penulis, dosen, dan beberapa mantan
narapidana di death row. Dr. Swinn akan memberikan kesaksian tentang betapa
menyedihkan keadaan Sam .akhir-akhir ini, dan ia ^ bekerja dengan baik untuk
meyakinkan Gubetw bahwa negara hendak membunuh orang yang j" valid.
Di kebanyakan negara bagian lain, narapioV berhak mendapatkan sidang
terakhir memper% bangkan pengampunan, biasanya di depan guber-nur. Tapi di
Mississippi sidang itu merupakan kebijaksanaan. "Saya rasa itu masuk akal,"
kata Gubernur. "Saat ini sudah cukup banyak perhatian," kata Goodman, tahu
bahwa McAllister sudah gatal dengan angan-angan kehebohan media yang akan
muncul. "Tak ada manfaatnya bagi siapa pun bila I sidang ini diadakan secara
terbuka." - Mona, si pendukung gigih sidang terbuka, me- I ngemyit makin keras
dan menulis sesuatu dengan huruf besar. McAllister tenggelam pikiran.
"Tak peduli apakah sidang ini terbuka atau ter- I tutup," katanya, "tak ada
alasan kuat untuk sidang j macam ini, kecuali Anda dan klien Anda punya j
www.ac-zzz.tk sesuatu yang baru untuk ditambahkan. Saya tahu kasus ini, Mr. Goodman. Saya
mencium bau asapnya. Saya melihat mayat-mayat itu. Saya tak bisa mengubah
pikiran, kecuali ada sesuatu yang baru." j 'Seperti?"
"Seperti ada sebuah nama. Anda beri saya nama asisten Sam, dan saya akan
setuju mengadakan sidang. Tanpa janji untuk memberikan pengampunan, Anda
mengerti, cuma sidang pertimbangan
biasa. Kalau tidak, ini hanya buang waktu percuma."
"Apakah Anda yakin ada orang yang membantu?" tanya Goodman. "Kami
selalu curiga. Bagaimana menurut Anda?" "Mengapa itu penting?"
"Itu penting, sebab sayalah yang menentukan keputusan terakhir, Mr.
Goodman. Sesudah berbagai pengadilan selesai dengannya dan jam berdetak
terus Selasa malam nanti, sayalah satu-satunya orang di dunia yang bisa
menghentikannya Bila Sam memang layak menerima hukuman mati, tak ada
masalah bagi saya untuk duduk-duduk sementara eksekusi berlangsung. Tapi
bila dia tidak layak, eksekusi itu harus dihentikan. Saya masih muda. Saya tak
mau dihantui hal ini sepanjang sisa hidup saya. Saya ingin mengambil keputusan
yang tepat." Tapi kalau Anda percaya akan adanya pelaku pembantu, dan jelas Anda
memang percaya mengapa tidak menghentikannya saja?"
"Sebab saya ingin pasti. Anda sudah bertahun-tahun jadi pengacaranya.
Apakah menurut Anda dia punya asisten?"
"Ya. Saya menduga ada dua orang. Saya tak tahu siapa pemimpin dan siapa
pengikutnya, tapi Sam mendapat bantuan."
McAllister membungkuk lebih dekat pada Goodman dan menatap matanya.
"Mr. Goodman, bila Sam bersedia mengatakan yang sebenarnya
pada saya, saya akan mengadakan sidang tertt%, i dan saya akan
mempertimbangkan pengampun^ I
Saya tidak menjanjikan apa pun, Anda mengerti 1 hanya sidang itu. Bila
tidak demikian, tak ada y I baru untuk ditambahkan dalam cerita ini."
Mona dan Larramore menulis lebih cepat dari. t pada notuiis pengadilan.
"Sam mengatakan dia menceritakan yang sebenarnya."
www.ac-zzz.tk "Kalau begitu, lupakan saja sidang ini. Saya sibuk."
Goodman mengembuskan napas dengan kesal, tapi tetap menyunggingkan
senyum. "Baiklah, kita akan bicara lagi dengannya. Bisakah kita bertemu lagi di
sini besok?" Gubernur memandang Mona, yang memeriksa kalender saku dan mulai
menggelengkan kepala, seolah-olah esok hari penuh sesak dengan pidato,
penampilan, dan pertemuan. "Jadwal Anda penuh," katanya dengan nada
memerintah. "Bagaimana dengan makan siang?"
"Tidak. Tidak bisa. Anda akan bicara di pertemuan NRA."
"Mengapa anda tidak menelepon saya?" Larramore menawarkan.
"Gagasan bagus," kata Gubernur, kini berdiri dan mengancingkan lengan
kemeja. Goodman berdiri dan berjabat tangan dengan mereka bertiga. "Saya akan
menelepon bila ada perkembangan baru. Tapi bagaimanapun, kami memohon sidang pertimbangan secepat mungkin."
"Permohonan ini ditolak, kecuali Sam bicara," Kata Gubernur.
Tolong ajukan permohonan ini secara tertulis, Sir, kalau Anda tidak
keberatan," kata Larramore. * "Tentu."
Mereka mengantar Goodman ke pintu. Setelah ia meninggalkan kantor
tersebut, McAllister duduk di kursi resminya di belakang meja kerja. Ia kembali
membuka kancing lengan kemeja. Larramore mohon diri dan pergi ke ruang
sempit di ujung gang. Miss Stark mengamati sebuah printout sementara Gubernur mengawasi
deretan tombol yang berkedip-kedip di teleponnya. "Berapa banyak di antara
telepon masuk ini tentang Sam Cayhall?" ia bertanya. Mona menyusuri sebuah
kolom pada printout dengan jari.
"Kemarin Anda menerima 21 telepon tentang eksekusi Cayhall. Empat belas
mendukung agar dia digas. Lima mengatakan agar mengampuninya.
Dua tidak memberikan pendapat tegas." "Itu peningkatan."
www.ac-zzz.tk "Yeah, tapi surat kabar memuat artikel tentang upaya hukum terakhir Sam.
Di situ disebutkan kemungkinan diadakannya sidang pertimbangan pemberian
pengampunan." n "Bagaimana dengan pol dengar pendapat" "Tak ada perubahan. Sembilan
puluh persen warga kulit putih di negara bagian ini mendukun hukuman mati, dan sekitar
separo warga kulit tam mendukung. Secara keseluruhan, jumlahnya sekitar 84
persen." "Berapa dukungan untukku?" "Enam puluh dua. Tapi bila Anda
mengampuni Sam, saya yakin angka itu akan merosot jadi satu digit"
"Jadi, kau menentang gagasan itu." "Sama sekali tak ada yang bisa didapat,
dan banyak yang harus dikorbankan. Lupakanlah pol I dan angka Bila Anda
memberikan pengampunan j pada salah satu penjahat di sana, lima puluh lainj nya
akan mengirimkan pengacara, nenek, dan pendetanya ke sini, memohon
pengampunan yang ! sama. Banyak yang harus Anda pikirkan. Gagasan ini
tolol." "Kau benar. Mana rencana medianya?" "Akan siap satu jam lagi." "Aku perin
melihatnya." "Nagel sedang memolesnya. Saya pikir Anda tetap hams
mengabulkan permohonan untuk sidang pertimbangan pengampunan itu. Tapi
adakanlah hari Senin. Umumkan besok. Biarkan memanas dulu selama akhir
pekan." "Sidang itu seharusnya tidak tertutup." "Benari Kita ingin Ruth Kramer
menangis di f depan kamera"
"Sidang ini keputusanko. Sam dengan pengacaranya tak bisa mendiktekan
persyaratannya. Kalau mereka menghendakinya mereka harus melakukannya dengan
caraku." "Benar. Tapi harap diingat, Anda menginginkannya juga. Liputannya luar
biasa besar." Goodman menandatangani sewa tiga telepon genggam untuk pemakaian tiga
bulan. Ia memakai kartu kredit Kravitz & Bane dan dengan cekatan menepiskan
rentetan pertanyaan salesman muda yang cerewet itu. Ia pergi ke perpustakaan
umum di State Street dan menemukan meja referensi yang penuh dengan buku
telepon. Dengan menilai tebalnya ia memilih buku telepon dari kota-kota yang
www.ac-zzz.tk agak besar di Mississippi, tempat-tempat seperti Laurel, Hattiesburg, Tupelo,
Vicksburg, Biloxi, dan Meridian. Kemudian ia memilih yang lebih tipis - Tunica,
Calhoun City, Bude, Long Beach, West Point. Di meja informasi ia menukarkan
uang kertas dengan pecahan 25 sen, dan menghabiskan dua jam untuk mengcopy
halaman-halaman buku telepon.
Dengan gembira ia mengerjakan tugas. Tak seorang pun akan percaya
bahwa laki-laki kecil berpakaian rapi dengan rambut acak-acakan dan dasi
kupu-kupu itu sebenarnya partner pada biro hukum besar di Chicago dengan
sekretaris dan paralegal yang akan datang begitu mendengar panggilan dan
isyarat darinya. Tak seorang pun akan percaya ia punya penghasilan 400.000
dolar lebih setahun. Dan ia sama sekali tak peduli. E. Gamer Goodman
menyukai pekerjaannya. Ia sedang berusak sebaik mungkin menyelamatkan satu nyawa Jagj
agar tidak dibunuh secara legal.
Ia meninggalkan perpustakaan dan mengemudi, kan mobil beberapa blok ke
Mississippi College School of Law. Seorang profesor di sana, John Bryan Glass,
adalah dosen yang mengajar hukum dan hukum acara pidana, dan juga mulai
menerbjf. kan artikel ilmiah menentang hukuman mati. Goodman ingin
menemuinya untuk melihat barangkali sang Profesor punya beberapa mahasiswa pandai yang tertarik pada suatu proyek riset.
Sang Profesor sudah pulang, tapi dijadwalkan akan mengajar pukul 09.00
hari Kamis nanti. Goodman memeriksa perpustakaan sekolah hukum itu, lalu
meninggalkannya. Ia mengemudi beberapa blok ke Old State Capitol Building,
sekadar n?- j lewatkan waktu, dan berlama-lama melihat-lihat 1 tempat itu.
Acara itu berlangsung tiga puluh menit, separonya dilewatkan di Civil Rights
Exhibit di j lantai dasar. Ia menanyakan hotel pada penjaga j toko cendera
mata yang menyarankan Millsaps-Buie House, sekitar satu mil di jalan itu. Ia
menemukan rumah besar gaya Victoria lepat sepan' I yang dikatakan penjaga
toko itu, dan mengambil ruangan kosong terakhir. Rumah itu direstorasi dengan
indah, perabotan dan ornamennya kuno. Petugas menyiapkan wiski dan air, dan
ia membawanya ke kamar www.ac-zzz.tk TIGA PULUH SEMBILAN Auburn house buka pukul 08.00. Seorang satpam berseragam jelek yang lesu
dan tak bersemangat membuka gerbang di depan jalan masuk, dan Adam
adalah orang pertama yang memasuki halaman parkir. Ia menunggu di dalam
mobil selama sepuluh menit, sampai satu mobil lain parkir di dekatnya. Ia
mengenali wanita itu sebagai konselor yang dijumpainya di kantor Lee dua
minggu sebelumnya. Ia menghentikannya di trotoar ketika wanita itu akan
memasuki pintu samping. "Permisi," katanya, "Kita sudah pernah bertemu. Saya
Adam Hall. Kemenakan Lee. Maaf, tapi saya tidak ingat nama Anda."
Wanita itu menjinjing tas kerja usang di satu tangan dan kantong cokelat
berisi makan siang di tangan lain. Ia tersenyum dan berkata, "Joyce Cobb. Saya
ingat. Di mana Lee?"
"Entahlah. Saya tadi berharap Anda tahu sesuatu. Anda belum mendengar
kabar darinya?" "Tidak. Sejak Selasa."
"Selasa" Sejak Sabtu saya belum bicara den? nya. Apakah Anda bicara
dengannya hari Sel kemarin?"
"Dia menelepon ke sini, tapi saya tidak ojc^ dengannya. Hari itulah mereka
memuat berita $ nangkapannya karena mengemudi dalam Jceadaj? mabuk."
- "Di mana dia waktu itu?" "Dia tak mengatakannya. Dia minta bicara dengan
administrator, katanya dia akan keluar sebentar, harus mencari
pertolongan, hal-hal macam itu. /ah. Tak pernah mengatakan dia ada di mana
atau kapan akan kembali." "Bagaimana dengan pasien-pasiennya?" "Kami
menangani mereka. Ini selalu jadi per- f gulatan, Anda tahu. Tapi kami bisa
mengatasinya." I "Lee takkan melupakan gadis-gadis ini. Menurut Anda, adakah kemungkinan
dia bicara dengan me-reka minggu ini?"
"Dengar, Adam, kebanyakan gadis-gadis ini ti- j dak punya telepon, oke" Dan
Lee pasti takkan melibatkan diri dalam proyek-proyek ini. Kati i mengurus
gadis-gadisnya, dan saya tahu mereka tidak bicara dengannya."
Adam mundur setapak dan memandang ke gerbang. "Saya tahu. Saya harus
menemukannya. Saya sungguh khawatir."
www.ac-zzz.tk "Dia akan baik-baik saja. Dia sudah pemati melakukan hal yang sama, dan
segalanya beres." Joyce mendadak terburu-buru hendak ke dalam.
"Kalau saya dengar sesuatu, Anda akan saya beri' jrabar."
Terima kasih. Saya tinggal di apartemennya." "Saya tahu."
Adam mengucapkan terima kasih kepadanya, dan berlalu. Pukul 09.00 ia
berada di kantor, terkubur dalam kertas.
Kolonel Nugent duduk di ujung sebuah meja panjang dalam ruangan yang
penuh penjaga dan staf. Meja itu terletak di atas platform pendek, sekitar tiga
puluh senti di atas yang lain,' dan pada dinding di- belakangnya ada sebuah
papan tulis besar. Sebuah podium portabel berdiri di satu sudut Kursi-kursi di
sisi kanan meja itu kosong, sehingga para penjaga dan staf yang duduk di kursi
lipat bisa melihat wajah orang-orang penting di sebelah kiri Nugent Morris
Henry dari kantor Jaksa Agung ada di sana, makalah-makalah tebal berjajar di'
hadapannya. Lucas Mann duduk di ujung, menulis catatan. Dua asisten kepala
duduk di samping Henry. Seorang pesuruh dari kantor gubernur duduk di
samping Lucas. Nugent melirik jam tangan, lalu memulai pidato pendeknya. Ia mengacu
pada catatan dan mengarahkan komentarnya pada penjaga dan staf. "Sampai
pagi ini, tanggal 2 Agustus, segala penangguhan eksekusi sudah dicabut oleh
berbagai pengadilan, dan tak ada yang akan inengheiirikan eksekusi. Kita
anggap eksekusi ini akan berlangsung
seperti yang direncanakan, satu menit lewat tengah malam Rabu depan.
Kita punya enam hari penuh untuk bersiap, dan saya bertekad hal ini terlaksana
dengan lancar, tanpa gangguan.
"Narapidana ini sedikitnya punya tiga petisi dan dalih yang sedang digarap di
berbagai pengadilan, dan, tentu saja, tak mungkin meramalkan apa yang
mungkin terjadi. Kita terus berhubungan dengan kantor Jaksa Agung. Bahkan
Mr. Morris Henry ada di sini bersama kita hari ini. 'Menurut pendapatnya, -dan
sesuai dengan pendapat Mr. Lucas Mann, eksekusi ini kemungkinan besar akan
terlaksana Penundaan bisa diberikan sedap saat, tapi tampaknya meragukan.
Bagaimanapun juga kita h-arus siap. Narapidana ini diperkirakan akan
www.ac-zzz.tk memohon sidang mempertimbangkan pengampunan, tapi, terus terang, hal ini
diperkirakan takkan berhasil. Mulai sekarang sampai Rabu depan, kita akan
terus dalam keadaan siaga."
Kata-kata Nugent kuat dan jelas. Ia menguasai pentas tengah, dan jelas
menikmati setiap saat. Ia melirik catatan dan meneruskan, "Kamar gas itu
sendiri sedang dipersiapkan. Kamar gas itu sudah tua, dan dua tahun tak
pernah dipakai, jadi kita sangat hati-hati dengannya. Seorang wakil dari pabrik
pembuatnya tiba pagi ini; dia akan melakukan tes hari ini dan malam ini. Kita
akan melakukan geladi resik lengkap selama akhir pekan, mungkin minggu
malam, dengan asumsi tak ada penundaan lagi. Saya sudah mengumpulkan
daftar sukarela736 wan anggota regu eksekusi, dan saya akan menetapkannya siang ini.
"Saat ini kita dibanjiri permintaan dari media untuk segala macam hal.
Mereka ingin mewawancarai Mr. Cayhall, pengacaranya, pengacara kita. Kepala
Penjara, penjaga, narapidana lain di The Row, algojo, setiap orang. Mereka
ingin menyaksikan eksekusi. Mereka ingin foto selnya dan kamar gas itu. Khas
kekonyolan media massa. Tapi kita harus menghadapinya. Tidak boleh ada
kontak apa pun dengan anggota pers, kecuali saya lebih dulu menyetujuinya.
Itu berlaku bagi setiap karyawan lembaga. Tak ada perkecualian. Kebanyakan
reporter ini tidak berasal dari sini, dan mereka hiruk-pikuk membuat kita
tampak seperti segerombolan redneck bodoh. Jadi, jangan bicara dengan
mereka. Tak ada perkecualian. Saya akan memberikan pernyataan yang sesuai
bila saya anggap perlu. Berhati-hatilah dengan orang-orang ini. Mereka
Kamar Gas The Chamber Karya John Grisham di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
pemakan bangkai. "Kita juga memperkirakan akan ada masalah dari luar. Sekitar sepuluh menit
yang lalu, kelompok pertama Ku Klux Klan tiba di gerbang depan. Mereka
diarahkan ke tempat biasanya antara jalan raya dan gedung administrasi,
tempat semua protes berlangsung. Kita juga mendengar ada kelompokkelompok lain
semacam itu akan ke sini sebentar lagi, dan tampaknya mereka
www.ac-zzz.tk merencanakan protes sampai urusan ini selesai. Kita akan mengawasi mereka
dengan ketat. Mereka punya hak melakukan ini, asalkan tanpa kekerasan. Meskipun
^ tidak di sini pada empat
eksekusi terakhir, say, sudah diberitahu bahwa kelompok-kelompok pen dukung
hukuman mati biasanya juga muncul ^ menimbulkan keributan. Kita
merencanakan m?, misahkan dua kelompok tersebut, karena alasan yang sudah
jelas." Nugent tak bisa duduk lebih lama lagi dan j berdiri kaku di ujung meja.
Semua mata tertuju I padanya, la mengamati catatan sejenak.
"Eksekusi kali ini akan berbeda, karena ke- 1 tenaran Mr. Cayhall. Ini akan
menarik banyak j perhatian, banyak media, banyak orang gila. Kita I harus
selalu bertindak profesional, dan saya takkan menolerir pelanggaran apa pun
terhadap peraturan, j Mr. Cayhall dan keluarganya berhak menerima I
perlakuan hormat selama hari-hari terakhir ini. Tak I ada komentar melecehkan
tentang kamar gas atau eksekusi tersebut. Saya tidak akan membiarkannya, I
Bukit Pemakan Manusia 7 Pendekar Rajawali Sakti 101 Rahasia Dara Iblis Tembang Tantangan 19
yang mengatakan hidup ini adil. Pergilah saja dan bawalah - 655
rahasia kecil kita ke kuburmu, dan tak seorang pun akan celaka, oke?"
"Di mana saja kau selama ini?" "Di mana-mana. Namaku sebenarnya bukan
Wedge, Sam, jadi tak perlu menebak. Namaku tak pernah Wedge. Bahkan
Dogan sekalipun tak tahu nama asliku. Aku dipanggil masuk tentara pada tahun
1966, dan aku tak ingin pergi ke Vietnam. Jadi, aku pergi ke Kanada dan
kembali ke bawah tanah. Sejak itu terus di sana. Aku tidak ada, Sam." "Kau
seharusnya duduk di sebelah sini." "Tidak, kau keliru. Aku tidak seharusnya
duduk I di sana, dan tidak pula kau. Kau tolol karena kembali ke Greenville.
FBI tak punya jejak. Mereka takkan pemah menangkap kita. Aku terlalu cerdik.
Dogan terlalu cerdik. Tapi kau kebetulan jadi mata j rantai yang lemah.
Kejadian itu pun sebenarnya akan jadi pengeboman terakhir, kau tahu, dengan
mayat-mayat dan semua itu. Sudah saatnya berhenti. Aku kabur dari negeri ini
dan takkan pemah kembali ke tempat menyedihkan ini. Kau seharusnya pulang
pada ayam dan sapimu. Siapa tahu apa yang bakal Dogan lakukan J Tapi alasan
kau duduk di sana, Sam, adalah karena kau tolol." "Dan kau tolol karena datang
ke sini hari ini." "Sama sekali tidak. Tak seorang pun akan mempercayaimu bila
kau mulai menjerit. Persetan, mereka semua akan berpikir kau gila. Tapi sama
saja, aku lebih suka menjaga segalanya tetap seperti ini.
Aku tak ingin kehebohan. Terima sajalah apa yang akan terjadi, Sam, dan
lakukan dengan tenang." . .
www.ac-zzz.tk Dengan hati-hati Sam menyalakan sebatang rokok lagi, lalu mengetukkan
abunya ke lantai. ' "Enyahlah, Wedge. Dan jangan pernah kembali." "Tentu. Aku
benci mengatakannya, Sam tapi aku berharap mereka mengegasmu."
Sam berdiri dan berjalan ke pintu di belakangnya. Seorang penjaga
membukanya dan membawanya pergi.
Mereka duduk di bagian belakang gedung bioskop itu, makan popcorn
bagaikan dua remaja. Rim itu adalah gagasan Adam. Lee menghabiskan tiga
hari dalam kamarnya, dengan virus itu, dan Sabtu pagi pesta minuman keras itu
selesai. Adam memilih sebuah restoran untuk makan malam, restoran dengan
makanan cepat dan tanpa alkohol dalam daftar menu. Lee melahap waffle
kemiri dengan whipped cream.
Film itu sebuah kisah western, secara politis benar dengan orang-orang
Indian sebagai orang baik dan para koboi sebagai bajingan. Semua wajah pucat
adalah jahat dan akhirnya terbunuh. Lee minum dua gelas besar Dr. Peppers.
Rambutnya bersih dan disisir ke belakang, di atas telinga. Matanya jernih dan
indah kembali. Wajahnya ditata dan luka minggu terakhir ini disembunyikan. Ia
secantik dulu dalam jeans dan kemeja katun button-down. Dan ia bebas
alkohol. 657 Tak banyak yang dikatakan tentang Kami lam, ketika Adam tidur di depan
pintu. Me^' telah setuju untuk membicarakannya kelak, suatu titik yang jauh di
masa depan ketika ia ^ menanganinya. Adam bisa menerima hal ini. u . sedang
berjalan meniti bentangan tali yang g0yJ * maju-mundur untuk terjun ke dalam
kegela^J dipsomania. Adam akan melindunginya dari penderitaan dan tekanan.
Ia akan membuat segalanya menyenangkan. Tak ada lagi pembicaraan tentang Sam dan
pembunuhan-pembunuhannya. Tak ada lagi pembicaraan tentang
Eddie. Tak ada lagi se- j jarah keluarga Cayhall.
Lee adalah bibinya, dan Adam sangat mencintainya. Lee rapuh dan sakit,
serta butuh suara yang ' kuat dan pundak yang lebar.
TIGA PULUH LIMA www.ac-zzz.tk Philup naifeh terbangun pada pagi hari Minggu dengan dada sakit luar biasa.
Ia cepat-cepat dibawa ke rumah sakit di Cleveland. Ia tinggal di sebuah rumah
modern di lahan Parchman, bersama istri berumur 41 tahun. Perjalanan dengan
ambulans butuh dua puluh menit, dan ia dalam keadaan stabil ketika memasuki
ruang gawat darurat dengan kereta dorong.
Istrinya menunggu dengan cemas di koridor, sementara para perawat
berlalu lalang. Ia sudah pemah menunggu di sana, tiga tahun sebelumnya,
ketika suaminya mengalami serangan jantung pertama. Seorang dokter
berwajah segar menerangkan bahwa serangan itu ringan, keadaan Naifeh cukup
stabil dan aman, dan ia bisa istirahat nyaman dengan bantuan obat. Ia akan
dipantau terus-menerus selama 24 jam mendatang, dan bila segalanya
berlangsung seperti yang diharapkan, ia bisa pulang kurang dari seminggu. Ia
sama sekali dilarang berada di dekat
pun yang berkaitan dengan eksekusi Cayhall. B4 kan telepon dari ranjangnya
pun tidak. Tidur jadi terasa sulit. Adam punya kebiasaan membaca satu atau dua jam
di ranjang, dan dan i pengalaman di sekolah hukum ia tahu bahwa jurnal S
hukum merupakan alat bantu tidur yang menakjub- S kan. Tapi sekarang
semakin banyak membaca, ia J jadi semakin khawatir. Pikirannya dibebani
peris- j tiwa-peristiwa dalam dua minggu terakhir - orang-orang yang ia temui,
hal-hal yang ia pelajari, tempat-tempat yang pemah ia kunjungi. Dan
pikirannya berpacu liar dengan apa yang akan terjadi, Sabtu malam tidurnya
gelisah, dan ia terbangun beberapa kali dalam waktu panjang. Ketika akhirnya
ia terbangun untuk terakhir kali, matahari sudah naik. Waktu itu hampir pukul
08.00. Lee menyebut-nyebut kemungkinan akan melakukan percobaan lain
dalam dapur. Dulu ia cukup pandai memasak sosis dan telur, katanya, dan
semua orang bisa menangani biskuit kalengan, tapi Adam tidak mencium bau
masakan apa pun ketika ia mengenakan jeans dan memakai T-shirt.
Dapur itu sunyi. Ia memanggil Lee sambil memeriksa poci kopi - separo
penuh. Pintu kamar tidur Lee terbuka dan lampunya padam. Ia cepat-cepat
www.ac-zzz.tk memeriksa setiap ruangan. Lee tak ada di teras, menghirup kopi atau membaca
koran. Rasa mual menerpanya dan jadi makin hebat setiap
melihat ruangan kosong. Ia berlari ke tempat pat-kir - tak ada tanda-tanda
mobil Lee. Dengan bertelanjang kaki ia melintasi aspal panas dan bertanya
kepada satpam, kapan Lee pergi. Satpam itu memeriksa clipboard dan
mengatakan sudah dua jam yang lalu. Dia tampak baik-baik saja, katanya.
Adam menemukan setumpuk berita dan iklan setebal tujuh setengah senti di
sofa ruang duduk - edisi Minggu Memphis Press. Surat kabar itu ditinggalkan
dalam tumpukan rapi dengan berita Metro di bagian atas. Wajah Lee
terpampang di bagian ini, fotonya diambil pada suatu pesta amal bertahuntahun
sebelumnya. Foto close-up Mr. dan Mrs. Phelps Booth, tersenyum cerah
untuk kamera. Lee tampak anggun dalam gaun hitam strapless. Phelps bergaya
dengan dasi hitam. Mereka tampak sebagai pasangan yang sangat bahagia.
Artikelnya adalah eksploitasi terbaru Todd Marks mengenai kehebohan kasus
Cayhall. Setiap laporan membuat berita itu jadi makin mirip tabloid. Awalnya
cukup .ramah, dengan ringkasan mingguan tentang peristiwa-peristiwa yang
bergolak di sekitar eksekusi itu. Terdengar juga suara-suara yang sama - "no
comment" McAllister, Roxburgh, Lucas Mann, dan Naifeh. Kemudian cerita itu
dengan cepat berubah jadi kejam, ketika dengan ceria memaparkan Lee
Cayhall Booth: tokoh sosial Memphis terkemuka, istri bankir Phelps Booth dari
keluarga Booth yang kaya dan ternama.
661 sukarelawati masyarakat, bibi Adam Hall, dan-. percaya atau tidak - putri
Sam Cayhall yang tenar! I
Cerita itu ditulis seolah-olah Lee sendiri bersalah atas kejahatan yang
mengerikan. Berita itu mengutip orang-orang yang mengaku teman, sudah
tentu tanpa menyebut nama, bahwa mereka merasa terguncang mengetahui
identitasnya yang sejati; juga menyinggung tentang keluarga Booth dan
uangnya, dan bertanya bagaimana seorang berdarah biru seperti Phelps bisa
menikah dengan anggota keluarga Cayhall. Disebutkan pula tentang putra
mereka, Walt, dan sekali mengutip sumber tanpa nama yang berspekulasi
www.ac-zzz.tk tentang penolakan- I nya kembali ke Memphis. Walt tak pernah menikah,
demikian cerita itu melaporkan dengan penuh semangat, dan tinggal di
Amsterdam. Dan kemudian, yang paling hebat, kisah itu mengutip sumber lain tanpa
nama dan bercerita tentang jamuan pengumpulan dana amal beberapa tahun
yang lalu. Waktu itu Lee dan Phelps Booth hadir dan duduk di sebuah meja
dekat Ruth Kramer. Sumber tersebut juga hadir pada jamuan itu, dan ingat
jelas tempat orang-orang ini duduk. Sumber itu seorang sahabat Ruth dan
kenalan Lee, dan sangat terkejut mengetahui Lee punya ayah macam itu.
Sebuah foto Ruth Kramer yang lebih kecil menyertai kisah itu. Ia masih
tampak menarik di usia awal lima puluhan.
Sesudah mengungkapkan Lee secara sensasional,
cerita itu berlanjut menguraikan argumentasi lisan hari Jumat di New
Orleans dan manuver terbaru pembelaan Cayhall.
Dilihat, secara keseluruhan, kisah itu adalah narasi buruk yang tak
menghasilkan apa pun, kecuali mendorong berita pembunuhan harian ke
halaman kedua. Adam melemparkan surat kabar itu ke lantai dan menghirup kopi. Tadi Lee
terbangun di hari Minggu yang hangat ini dalam keadaan bersih dan segar,
tanpa alkohol untuk pertama kali sejak berhari-hari ini, mungkin dengan
semangat lebih bagus. Ia duduk di sofa dengan kopi segar dan surat kabar, lalu
dalam beberapa menit pukulan berat ini kembali menghantamnya. Sekarang ia
pergi lagi. Di mana ia saat ini" Di mana tempat perlindungannya" Pasti ia
menjauh dari Phelps. Mungkin ia punya pacar entah di mana, yang akan
menerima dan menghiburnya, tapi itu meragukan. Adam berdoa semoga ia
tidak bermobil di jalanan tanpa tujuan, dengan botol di tangan.
Pasti terjadi kehebohan di rumah keluarga Booth pagi ini. Rahasia kecil
mereka terungkap, terpampang pada halaman depan surat kabar, untuk dilihat
dunia. Bagaimana mereka menanggulangi penghinaan ini" Bayangkan, seorang
Booth menikah dan menghasilkan keturunan dengan sampah putih macam itu,
www.ac-zzz.tk dan sekarang setiap orang tahu. Keluarga ini takkan pemah pulih. Madame
Booth sudah pasti sangat tertekan, dan mungkin
haru harus istirahat di ranjang. Bagus untuk mereka pikir Adam. la mandi dan
ganti pakaian, lalu menurunkan atap Saab. la tidak berharap akan melihat
Jaguar merah tua milik Lee di jalanan Memphis yang sepi. tapi toh ia
mengemudikan mobilnya berputar-putar, la mulai dari Front Street dekat
sungai, dan dengan Springsteen meraung keras dari speaker ia secara acak
menuju ke timur, melewati rumah sakit-rumah sakit di Union, melewati rumahrumah
indah di kota tengah, dan kembali ke proyek dekat Auburn House. Tentu
saja ia tak menemukan Lee, tapi perjalanan itu menyegarkan. Siang hari lalu
lintas memadat kembali, dan Adam pergi ke kantor.
Satu-satunya pengunjung Sam pada hari Minggu lagi-lagi tamu yang tak
terduga. Ia menggosok pergelangan tangan ketika borgol dilepas, dan duduk di
depan kisi-kisi, di seberang seorang laki-laki beruban dengan wajah gembira
dan senyum hangat. "Mr. Cayhall. nama saya Ralph Griffin. Saya pendeta di Parchman sini. Saya
masih baru, jadi kita belum pemah bertemu."
Sam mengangguk dan berkata, "Senang bertemu Anda"
"Terima kasih. Saya yakin Anda kenal pendahulu saya."
"Ah ya, Pendeta Rucker. Di mana dia sekarang?" "Pensiun,"
"Bagus. Saya tak pernah peduli dengannya Saya sangsi dia bisa sampai ke
surga." "Ya, saya sudah dengar dia tidak terlalu populer."
"Populer" Dia dibenci setiap orang di sini. Entah karena alasan apa, kami tak
mempercayainya. Entah mengapa. Bisa jadi karena dia mendukung hukuman
mati. Bisakah Anda bayangkan" Dia dipanggil Tuhan untuk menjadi pendeta
kami, tapi dia percaya kami harus mati. Katanya itu ada dalam Injil. Anda tahu,
satu mata ganti satu mata."
"Saya sudah pernah dengar itu."
"Saya yakin begitu. Pendeta macam apa Anda" Sekte apa?"
www.ac-zzz.tk "Saya ditahbiskan di gereja Baptis, tapi saya tidak tergabung dalam sekte
apa pun sekarang. Saya pikir Tuhan mungkin kesal dengan segala sektarianisme
ini." "Dia pun kesal dengan saya, Anda tahu." "Bagaimana bisa begitu?" "Anda
tentu kenal Randy Dupree, narapidana di sini. Dalam tier yang sama dengan
saya. Pemerkosaan dan pembunuhan."
"Ya. Saya sudah membaca berkasnya. Dulu dia pernah jadi pengkhotbah."
"Kami memanggilnya Preacher Boy, dan baru-baru ini dia mendapat
anugerah spiritual untuk menafsirkan mimpi. Dia juga menyanyi dan
memberikan penyembuhan. Dia mungkin akan bermain dengan ular seandainya
mereka mengizinkan. Anda tahu, memegang ular, seperti dalam Injil karang-Markus, pasal enam belas,
ayat delapan belas Omong-omong, dia baru saja menyelesaikan mim.
pi panjangnya ini, berlangsung sebulan lebih, se- ! macam miniseri, dan
akhirnya diilhamkan kepadanya bahwa saya benar akan dieksekusi, dan Tuhan
sedang menunggu membersihkan perbuatan saya."
"Bukan gagasan buruk, Anda tahu. Untuk bersiap membereskan segalanya."
"Mengapa tergesa-gesa" Saya punya sepuluh hari."
"Jadi, Anda percaya Tuhan?" v
"Ya. Apakah Anda percaya pada hukuman mati?" Tidak."
Sam mengamatinya sejenak, kemudian berkata, "Anda serius?"
"Pembunuhan adalah keliru, Mr. Cayhall. Seandainya Anda benar bersalah
atas kejahatan Anda, Anda salah telah membunuh. Tapi pemerintah juga salah
membunuh Anda." "Haleluya, Saudara."
"Saya tak pernah yakin Yesus menghendaki kita melakukan pembunuhan
sebagai hukuman. Dia tidak mengajarkan itu. Dia mengajarkan kasih dan
pengampunan," "Begitulah yang saya baca di Injil. Bagaimana Anda bisa mendapat pekerjaan
di sini?" "Saya punya saudara sepupu di senat negara bagian."
Sam tersenyum dan terkekeh mendengar jawab-
www.ac-zzz.tk an ini. "Anda takkan bertahan lama. Anda terlalu jujur."
Tidak. Sepupu saya Ketua Komite Pemasyarakatan dan cukup berpengaruh."
"Kalau begitu, sebaiknya Anda berdoa agar dia dipilih kembali."
"Saya melakukannya tiap pagi. Saya cuma ingin mampir dan. memperkenalkan diri. Saya ingin bicara dengan Anda selama beberapa hari
mendatang. Saya ingin berdoa dengan Anda kalau Anda mau. Saya belum
pemah menyaksikan eksekusi." "Saya pun belum." "Apa Anda takut?"
"Saya sudah tua, Pendeta. Beberapa bulan lagi umur saya tujuh puluh tahun,
kalau saya selamat. Kadang-kadang pikiran tentang kematian cukup menyenangkan. Meninggalkan tempat terkutuk ini akan menjadi suatu
pembebasan." "Tapi Anda masih bergumul." "Tentu, meskipun kadang kala saya
tak tahu mengapa. Rasanya seperti pergumulan panjang melawan kanker.
Kondisi kita berangsur-angsur merosot dan melemah. Kita mati sedikit setiap
hari, dan mencapai suatu titik di mana kematian akan disambut gembira. Tapi
tak seorang pun benar-benar ingin mati. Bahkan saya pun tidak."
"Saya sudah membaca tentang cucu Anda. Pasti sungguh menghangatkan
hati. Saya tahu Anda bangga dengannya."
Sam tersenyum dan memandang ke lantai.
"Omong-omong," sang Pendeta meneruskan, "saya akan berada di sini.
Apakah Anda ingin saya datang kembali besok?" "Boleh juga. Sekarang saya ingin
berpikir, oke?" "Baiklah. Anda tahu prosedur di sini, bukan" Selama beberapa
jam terakhir, Anda hanya diizinkan bersama dua orang. Pengacara dan
penasihat spiritual. Saya merasa mendapat kehormatan mendampingi Anda."
Kamar Gas The Chamber Karya John Grisham di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Terima kasih. Dan bisakah Anda mengatur waktu untuk bicara dengan Randy
Dupree" Bocah ku gila, dan dia benar-benar butuh pertolongan." "Saya akan
mampir ke tempatnya besok." Terima kasih."
Adam menyaksikan film sewaan sendirian, dengan telepon di dekatnya. Tak
ada kabar apa pun dari Lee. Pukul sepuluh ia menelepon dua kali ke Pantai
Barat Yang pertama kepada ibunya di Portland, la agak sedih, tapi senang
mendengar kabar dari Adam, katanya. Ia tidak bertanya tentang Sam, dan
Adam tidak mengatakan apa pun. Ia melaporkan bahwa ia bekerja keras, ia
www.ac-zzz.tk menyimpan harapan, dan kemungkinan besar ia akan kembali ke Chicago dalam
dua minggu. Ibunya sudah membaca beberapa berita di surat kabar dan
memikirkannya Lee baik-baik saja, kata Adam.
Telepon kedua untuk adik perempuannya, Carmen, di Berkeley. Suara
seorang laki-laki menjawab telepon di apartemennya, Kevin entah siapa,
kalau Adam mengingatnya dengan benar, pacar tetap selama beberapa
tahun sekarang. Carmen langsung ke telepon dan kedengaran bergairah
mendengar perkembangan di Mississippi. Ia pun mengikuti berita dengan
cermat, dan Adam memberikan nada optimis mengenai urusan itu. Adiknya
mengkhawatirkan dirinya di sana, di tengah orang-orang rasis dan anggotaanggota
Klan yang mengerikan itu. Adam menegaskan bahwa ia aman, suasana
sebenarnya cukup tenteram. Orang-orangnya baik dan ramah tak terduga. Ia
tinggal di apartemen Lee dan mereka baik-baik saja. Mengejutkan bagi Adam,
Carmen ingin tahu tentang Sam - bagaimana tampangnya, penampilannya,
sikapnya, kesediaannya bicara tentang Eddie. Ia bertanya apakah perlu terbang
ke situ dan menemui Sam sebelum tanggal 8 Agustus. Ini tak pernah terpikirkan
oleh Adam. Adam berkata akan memikirkannya dan akan bertanya pada Sam. Ia
tertidur di sofa, dengan televisi menyala. Pukul 03.30 Senin, ia terbangun oleh
dering telepon. Sebuah suara yang belum pemah ia dengar dengan ringkas
memperkenalkan diri sebagai Phelps Booth. "Kau pasti Adam," katanya. Adam
duduk dan menggosok mata. "Ya, benar." "Apa kau. sudah lihat Lee?" tanya
Phelps, tidak tenang maupun mendesak.
Adam melirik jam pada dinding di atas televisi. "Tidak. Ada apa?" "Ah dia
dalam kesulitan. Polisi meneleponku
sekitar satu jam yang lalu. Mereka menangkapnya karena mengemudi dalam
keadaan mabuk pukul 20.20 tadi malam, dan membawanya ke tahanan." "Oh,
tidak," kata Adam. "Ini bukan yang pertama. Dia ditangkap, sudah tentu
menolak tes alkohol, dan dimasukkan ke tahanan untuk pemabuk selama lima
jam. Dia menuliskan namaku pada registrasi, jadi polisi meneleponku. Aku
pergi ke tahanan, tapi dia sudah membayar uang jaminan dan keluar. Kupikir
dia i mungkin meneleponmu."
www.ac-zzz.tk Tidak. Dia tak ada di sini waktu aku bangun kemarin pagi, dan inilah
pertama kali kudengar tentang dia. Siapa yang mungkin dia hubungi?"
"Siapa tahu" Aku tak suka mulai menelepon teman-temannya dan
membangunkan mereka. Mungkin sebaiknya kita menunggu saja."
Adam merasa tak enak dengan keterlibatannya secara mendadak dalam
mengambil keputusan. Dua orang ini, bagaimanapun juga, sudah tiga puluh
tahan menikah, dan jelas mereka telah mengalami hal ini sebelumnya.
Bagaimana ia bisa tahu apa yang harus dilakukan" "Dia tidak pergi dengan mobil
dari tahanan, kan?" ia bertanya takut-takut, yakin akan jawabannya.
"Tentu saja tidak. Seseorang menjemputnya. Ini menimbulkan masalah lain.
Kita perlu mengambil mobilnya Mobil itu ada di halaman parkir di samping
tahanan. Aku sudah membayar biaya untuk menyeretnya."
m "Kau punya kuncinya?"
"Ya Bisakah kau membantuku mengambilnya?" Sekonyong-konyong Adam
teringat pada berita koran dengan foto Phelps dan Lee yang sedang tersenyum.
Ia pun teringat spekulasinya tentang reaksi keluarga Booth terhadap berita itu.
Ia yakin sebagian besar kesalahan tentu diarahkan padanya. Seandainya ia
tetap tinggal di Chicago, semua ini takkan terjadi. "Tentu. Katakan saja apa
yang..." "Tunggulah di gardu jaga. Aku akan ke sana dalam sepuluh menit."
Adam menggosok gigi dan mengikat tali sepatu Nike-nya, lalu menghabiskan
lima belas menit bercakap-cakap tentang ini-itu dengan Willis, penjaga di
gerbang. Sebuah Mercedes hitam, model terpanjang dalam sejarah, mendekat
dan berhenti. Adam mengucapkan selamat tinggal kepada Willis dan masuk ke
mobil itu. Mereka berjabat tangan, sopan santun yang perlu dilakukan. Phelps
memakai jogging suit putih dan topi regu bisbol Cubs. Ia mengemudi perlahanlahan
di jalan kosong itu. "Kurasa Lee sudah menceritakan sesuatu tentang
diriku," katanya tanpa nada prihatin atau penyesalan. "Beberapa hal," kata
Adam hati-hati. "Ah banyak yang bisa diceritakan, jadi aku takkan bertanya
masalah apa yang dia bahas." Gagasan yang sangat bagus, pikir Adam.
www.ac-zzz.tk "Mungkin sebaiknya kita bicara tentang bisboj
atau apa saja. Kurasa kau penggemar kelompok Cubs " "Sudah sejak dulu. Kau?"
"Tentu. Ini musim pertamaku di Chicago, ^ aku sudah ke Wr^gley puluhan
kali. Aku tinggi cukup dekat dengan lapangan itu."
"O ya" Aku pergi ke sana tiga atau empat kaj; setahun. Aku punya teman
yang punya tempat di luar base pertama. Sudah bertahun-tahun aku
melakukannya. Siapa pemain favoritmu?" "Sandberg, kurasa. Bagaimana
denganmu?" "Aku suka pemain-pemain lama. Ernie Banks dan Ron Santo. Mereka
adalah hari-hari kejayaan bisbol, ketika para pemain memiliki loyalitas dan kita
tahu siapa yang akan ada dalam tim tahun demi tahun. Sekarang kita tak
pernah tahu. Aku ; suka permainan itu, tapi keserakahan merusaknya." Adam
heran Phelps Booth mencerca keserakahan. "Mungkin, tapi para pemiliknya
menulis buku tentang keserakahan selama seratus tahun pertama sejarah
bisbol. Apa salahnya bila pemain meminta semua uang yang dapat mereka
peroleh?" "Siapa yang bernilai lima ribu dolar setahun?" "Tak seorang pun. Tapi
bila bintang musik rock menghasilkan lima puluh juta, apa salahnya pemain
bisbol mendapat bayaran beberapa juta" Ini hiburan. Para pemain adalah
permainan itu, bukan pemilik. Aku pergi ke Wrigley untuk menyaksikan pemain,
bukan karena Tribune kebetulan jadi pemilik yang sekarang,"
"Yeah, tapi lihatlah harga tiketnya. Lima belas (frlar untuk menonton
pertandingan." "Jumlah penonton meningkat. Para penggemar tampaknya tidak keberatan."
Mereka melewati pusat kota, lengang pada pu-Jcul 04.00, dan dalam
beberapa menit sudah sampai ke dekat tahanan. "Dengar, Adam, aku tidak tahu
berapa banyak yang sudah Lee ceritakan tentang masalah minumnya."
"Dia menceritakan padaku bahwa dia pecandu alkohol."
"Pasti. Ini penangkapan kedua karena mengemudi dalam keadaan mabuk.
Yang pertama duly bisa kuatur agar tidak muncul di surat kabar, tapi aku tidak
tahu dengan yang ini. Dia tiba-tiba jadi bahan pembicaraan di seluruh kota.
Syukurlah dia tidak mencelakakan siapa pun." Phelps menghentikan mobil di
www.ac-zzz.tk tepi jalan dekat halaman parkir berpagar. "Dia keluar-masuk program
pengobatan setengah lusin kali."
"Setengah lusin. Dia bilang pemah tiga kali menjalani pengobatan."
"Pecandu alkohol tak bisa dipercaya. Dalam lima belas tahun terakhir aku
tahu sedikitnya lima kali. Tempat favoritnya adalah sebuah pusat rehabilitasi
mewah bernama Spring Creek. Letaknya di tepi sungai, beberapa mil di sebelah
utara kota, sangat nyaman dan tenteram. Itu hanya untuk golongan kaya.
Mereka dibebaskan dari alkohol dan dimanja."Makanan enak, latihan, sauna,
kau tahu, 673 segala macam layanan. Begitu nyamannya temp* itu, sampai kupikir orangorang
ingin pergi ^ sana. Omong-omong, aku punya firasat dia akart muncul di
sana hari ini. Dia punya beberapa teman yang akan membantunya masuk ke
sana. Dia terkenal di tempat itu. Semacam rumah kedua baginya."
"Berapa lama dia akan tinggal di sana?"
"Bervariasi. Minimum seminggu. Dia pemah tinggal sampai sebulan. Biayanya
dua ribu dolar sehari, dan tentu saja mereka mengirimkan tagihannya padaku.
Tapi aku tidak keberatan. Aku akan bayar berapa saja untuk menolongnya."
"Apa yang harus kulakukan?"
"Pertama, kita coba menemukannya. Akan kuminta sekretarisku menelepon
beberapa jam lagi, dan kita akan melacaknya. Sampai titik ini tindakannya bisa
diramalkan. Aku yakin dia akan muncul di bangsal detox, mungkin di Spring
Creek. Aku akan bekerja keras beberapa jam lagi dan mengusahakan agar
urusan ini tidak masuk ke surat kabar. Takkan mudah, melihat dari apa yang
dicetak akhir-akhir ini."
"Maaf." "Begitu kita menemukannya, kau perlu pergi menemuinya. Bawalah bunga
dan permen. Aku tahu kau sibuk,' dan aku tahu apa yang akan terjadi dalam...
uh,./ "Sembilan hari,"
"Sembilan hari. Benar. Nah, cobalah menemui-
www.ac-zzz.tk Begitu urusan di Parchman selesai, kusarankan kau kembali ke Chicago dan
membiarkannya sendiri." "Membiarkannya sendiri?"
"Yeah. Kedengarannya kasar, tapi perlu. Ada berbagai alasan atas
masalahmasalahnya. Kuakui aku salah satunya, tapi banyak hal yang tidak
kauketahui. Keluarganya adalah alasan lain. Dia mencintaimu, tapi kau juga membawa
kembali berbagai mimpi buruk dan penderitaan. Jangan berpikir burak padaku
karena mengatakan ini. Aku tahu ini menyakitkan, tapi itulah yang
sebenarnya." Adam menatap pagar kawat di seberang trotoar di samping pintunya.
"Dia pemah bebas alkohol selama lima tahun," Phelps meneruskan. "Dan
kami mengira dia akan tetap demikian selamanya. Kemudian Sam dipidana dan
Eddie meninggal. Ketika kembali dari pemakaman, dia' depresi berat. Berkalikali
aku mengira dia takkan pernah bisa mengatasinya. Yang paling baik adalah
kalau kau menjauh." "Tapi aku mencintai Lee." "Dia pun mencintaimu. Tapi kau
harus mencintainya dari jauh. Kirimi dia surat dan kartu dari Chicago. Bunga
-antuk ulang tahunnya. Telepon sekali sebulan dan bicara tentang film dan
buku, tapi hindarilah urusan keluarga." "Siapa yang akan merawatnya?" "Dia
hampir lima puluh tahun, Adam, dan pada umumnya dia sangat mandiri. Sudah
bertahun-tanun dia jadi pecandu alkohol. Tak ada apa pU|| yang dapat kau atau
aku lakukan untuk menolong, nya. Dia tahu penyakitnya. Dia akan menghindari
alkohol bila ingin. Kau bukan pengaruh yang baik. Aku pun bukan. Maaf."
Adam menghela napas dalam dan meraih pegangan pintu. "Maaf, Phelps,
kalau aku telah mempermalukanmu dan keluargamu. Itu tidak ku-sengaja."
Phelps tersenyum dan meletakkan satu tangan di pundak Adam. "Percaya
atau tidak, keluargaku dari berbagai segi lebih disfungsional dari keluargamu.
Kami pernah mengalami yang lebih burak." j "Sungguh sulit dipercaya." "Itu
benar." Phelps mengangsurkan sebuah gantungan kunci dan menuding ke
sebuah bangunan kecil di dalam pagar. "Melaporlah ke sana, dan mereka akan
menunjukkan mobilnya padamu."
www.ac-zzz.tk Adam membuka pintu dan keluar. Ia menyaksikan Mercedes itu meluncur
pergi dan menghilang. Sewaktu berjalan melintasi gerbang, Adam tak dapat
menepis perasaan yang tak mungkin salah bahwa Phelps Booth sebenarnya
masih mencintai istrinya TIGA PULUH ENAM Kolonel purnawirawan george nugent nyaris tak terusik oleh kabar serangan
jantung Naifeh. Senin pagi keadaan laki-laki tua itu cukup baik, beristirahat
dengan nyaman dan lepas dari bahaya, dan peduli amat... ia toh beberapa
bulan lagi pensiun. Naifeh orang baik, tapi sudah melewati masa aktifnya dan
bertahan cuma. untuk memastikan pensiunnya. Nugent mempertimbangkan
akan mengajukan diri. menduduki posisi kepala bila ia bisa menjaga politiknya
dalam jalur yang benar. Tapi sekarang ia didesak dengan urusan yang lebih kritis. Eksekusi Cayhall
tinggal sembilan hari lagi; sebenarnya hanya delapan hari, sebab eksekusi itu
dijadwalkan berlangsung satu menit se-lewat tengah malam hari Rabu* minggu
depan, yang berarti Rabu dihitung sebagai satu hari lagi, meskipun baru satu
menit yang terpakai. Selasa minggu depan sebenarnya hari terakhir.
Di meja kerjanya ada buku catatan berlapis kulit mengilat dengan tulisan
Mississippi Protocol tercetak secara profesional di bagian depan. Ini ^ 1
rupakan karya agungnya, hasil kerja keras tak ^ 1 nal lelah selama dua minggu. Mulanya ia ter^. I ngang
melihat panduan, tuntunan, dan cfcecifij, r kacau-balau yang dilontarkan
Naifeh untuk 4 f sekusi-eksekusi terdahulu. Suatu keajaiban bahwj mereka
benar-benar mampu mengegas orang. Na- 1 mun sekarang ada rencana, sebuah
blueprint ter-1 perinci dan tersusun cermat yang menurutnya telah I
mencantumkan segalanya. Tebalnya lima senti fe. 1 bih, panjangnnya 180
halaman, dan tentu saja namanya bertebaran di segala bagian.
Lucas Mann memasuki kantornya pukul 08.15, Senin pagi. "Kau terlambat,"
bentak Nugent, orang yang bertanggung jawab atas segalanya sekarang. Mann
cuma pengacara biasa. Nugent kepala tim eksekusi. Mann puas dengan
www.ac-zzz.tk pekerjaannya. Nugent punya cita-cita, yang dalam 24 jam terakhir men-j dapat
dorongan luar biasa. "Jadi, kenapa?" kata Mann sambil berdiri di samping kursi yang menghadap
ke meja kerja. Nugent memakai pakaian standarnya, celana hijau zaitun tanpa
kerut sedikit pun dan kemeja hijau zaitun yang terkanji keras dengan kaus abuabu
di bawahnya Sepatu larsnya mengilat dengan gosokan semir. Ia melangkah
tegap ke belakang meja kerja. Mann membencinya.
"Kita punya delapan hari," kata Nugent, seolah-olah hanya dialah yang tahu
tentang hal ini. 678 ?Kupikir sembilan," kata Mann. Kedua laki-laki
itu masih berdiri. "Rabu depan tidak masuk hitungan. Kita punya
sisa delapan hari kerja" "Terserahlah."
Nugent duduk dengan kaku di kursinya. "Ada dua hal. Pertama, ini buku
pegangan yang sudah kususun untuk eksekusi. Suatu protokol. Dari A sampai Z.
Tersusun lengkap, diurutkan menurut indeks. Aku ingin kau memeriksa
peraturan yang tercantum di sini dan memastikan semuanya masih bedaku."
Mann menatap binder hitam, tapi tak menyentuhnya.
"Dan kedua, aku ingin laporan harian tentang status semua dalih pembelaan
yang diajukan. Setahuku tak ada rintangan hukum apa pun sampai pagi ini." "Itu
benar, Sir," jawab Mann. "Aku ingin laporan tertulis tiap pagi, tentang keadaan
terakhir." "Kalau begitu, sewa saja pengacara. Kau bukan bosku, dan terkutuklah aku
kalau aku harus menulis makalah sebagai temanmu minum kopi pagi. Aku akan
mengabarimu kalau ada sesuatu yang terjadi, tapi aku takkan menyodorkan
laporan tertulis kepadamu."
Ah masalah menjengkelkan dalam kehidupan sipil. Nugent merindukan
disiplin dalam dunia mi679
www.ac-zzz.tk Pengacara-pengacara terkutuk. "Baiklaj, h kau memeriksa protokol ini?" n
membukanya dan membalik beberapa ha. /aman. "Kau tabu. kita berhasil
melaksanakan em. pat eksekusi tanpa semua ini."
Teras terang, kuanggap hal itu sangat mence-ngangkan."
Terus terang, aku tidak. Aku sedih mengatakan bahwa kami jadi cukup
efisien." "Dengar, Lucas, aku tidak menikmati ini,* km Nugent muram. "Phillip
memintaku melakukannya. Kuharap akan ada penundaan. Aku sungguh ber- \
harap demikian. Tapi bila tidak, kita harus siap. | Aku ingin ini berjalan
lancar." Mann menerima kebohongan terang-terangan ini dan memungut manual itu.
Nugent harus menyaksikan suatu eksekusi, dan ia sedang menghitung jam,
bukan hari. b tak sathar ingin melihat Sn diikat di kursi, menghirup gas.
Lucas mengangguk dan meninggalkan kantor Di gang. ia melewati Bill
Monday, algojo negara bagian itu. Tak diragukan lagi. Bill sedang menuju
kantor Nugent untuk suatu percakapan pendek pembangkit semangat
Adam tiba di The Twig tak lama sebelum pukul 15.00. Hari itu dimulai
dengan kepanikan karena Lee mengemudi dalam keadaan mabuk dan tidak
membaik
Kamar Gas The Chamber Karya John Grisham di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
la menghirup kopi di meja kerja, berkutat dengan sakit kepala, dan mencoba
melakukan riset. Dalam sepuluh menit
Darlcne membawa fax dari New Orleans dan dari pengadilan distnk. Ia kalah dua kali. Pengadilan Fifth
Circuit meneguhkan ke-putusan pengadilan federal atas klaim yang diajukan
Sam bahwa kamar gas tidak konstitusional karena sudah usang dan kejam, dan
pengadilan distrik menolak klaim bahwa Benjamin Keye " bekerja tidak efektif
dalam sidang. Sakit kepala mendadak terlupakan. Dalam satu jam. Death Clerk
- Mr. Richard Olander - menelepon dan Washington, menanyakan rencana
Adam untuk pengajuan dalih selanjutnya. Ia pun ingin tahu, apakah ada hal lain
yang dirancang pembela, la mengatakan pada Adam bahwa tinggal delapan hari
www.ac-zzz.tk kerja lagi yang tersisa, seolah-olah Adam hams diingatkan. Tiga puluh menit
setelah telepon dari Olander. seorang panitera dari Pengadilan Fifth Circuit
yang menangani hukuman mati menelepon dan bertanya pada Adam, kapan ia
merencanakan mengajukan banding atas keputusan pengadilan distrik.
Kepada dua panitera dari dua pengadilan itu, Adam menjelaskan ia akan
menyempurnakan dalihnya secepat mungkin, dan ia berusaha mengajukannya
pada penghujung hari ini. Ketika memikirkannya, rasanya mengerikan
menjalankan praktek hukum dengan penonton macam ini. Pada proses sekarang
ini, beberapa pengadilan dan hakim sedang mengawasi apa yang akan ia
kerjakan selanjutnya. Ada panitera yang menelepon dan menamakan apa yang sedang
ia rencanakan. Ala nya jelas dan mengguncangkan hati. Mereka peduli apakah Adam bisa
mengajukan alasan ajaji j yang bisa mencegah eksekusi atau tidak. Mere^ cuma
peduli dengan logistik. Para panitera y^ menangani kasus hukuman mati telah
diinstruU 1 kan oleh atasan mereka untuk memantau hari-hari E yang makin
menyusut, sehingga pengadilan dapat mengambil keputusan dengan cepat -
biasanya rne- i nolak permohonan si terpidana. Hakim-hakim igj t tak suka
membaca makalah hukum pada pukul i 03.00. Mereka ingin copy segala
permohonan detik terakhir ada di meja mereka, lama sebelum per- f mohonan
itu tiba secara resmi. Phelps meneleponnya di kantor, tepat sebelum tengah hari, dengan kabar
Lee belum ditemukan. Ia sudah memeriksa setiap fasilitas detox dan
rehabilitasi dalam radius seratus mil, dan tak satu pun menerima pasien
bernama Lee Booth. Ia masih mencari, tapi saat ini sangat sibuk dengan
berbagai rapat dan segala macam urusan.
Sam tiba di perpustakaan penjara tiga puluh menit kemudian. Ia tampak
muram. Ia sudah mendengar berita buruk itu pada tengah hari, dari televisi
Jackson yang meneruskan hitungan mundurnya. Tinggal sembilan hari lagi. Ia
duduk di depan meja dan menatap kosong pada Adam. "Mana Eskimo Pie-nya?"
tanyanya sedih, seperti bocah kecil yang menginginkan permen.
Adam meraih ke bawah meja dan mengeluarkan
www.ac-zzz.tk 682 kotak pendingin styrofoam kecil, la meletakkannya
di meja dan membukanya. "Mereka hampir saja menyita ini di gerbang
depan. Lalu penjaga memeriksa dalamnya dan mengancam akan membuangnya. Jadi, nikmatilah."
Sam mengambil satu, mengamatinya dalam satu detik yang panjang, lalu
dengan hati-hati mengupas pembungkusnya. Ia menjilat lapisan cokelatnya,
lalu menggigit dengan satu gigitan besar, la mengunyahnya perlahan-lahan
dengan mata terpejam. Beberapa menit kemudian. Eskimo Pie pertama lenyap, dan Sam mulai
dengan yang kedua. "Bukan hari yang baik," katanya, menjilati tepinya.
Adam menggeser sejumlah dokumen kepadanya. "Ini kedua keputusan itu.
Pendek, to the point, dan tegas menentang kita. Kau tak punya banyak teman
di pengadilan-pengadilan ini, Sam."
"Aku tahu. Tapi setidaknya sisanya di dunia ini mencintaiku. Aku tak ingin
membaca sampah itu. Apa yang kita lakukan selanjutnya"*
"Kita akan membuktikan bahwa kau terlalu gila untuk dieksekusi, karena
usiamu yang sudah lanjut, kau sama sekali tak memahami hakikat hukumanmu."
Takkan berhasil." e? "Kau suka gagasan itu Sabtu kemarin. Ada apa?" "Itu
takkan berhasil." "Mengapa tidak?"
"Sebab aku tidak gila. Aku tahu benar mengapa aku dieksekusi. Kau sudah
melakukan yang ter683 baik - memimpikan teori-teori aneh, lalu mei^ pakar-pakar sinting untuk
membuktikan teori k. Ja menggigit sepotong besar es krim dan menjjw bibir.
"Kau ingin aku menyerah?" kata Adam keras, Sam mengamati kuku jarinya
yang kuning "Mungkin," katanya sambil menjilat cepat satu jari.
Adam bergeser, ke tempat duduk di sampingnya ] berbeda dengan posisi
biasanya sebagai pengacara di seberang meja, dan mengamatinya dengan cer- I
www.ac-zzz.tk mat "Ada apa, Sam?" "Entahlah. Selama ini aku berpikir." ?. "Aku mendengarkan." "Ketika aku masih sangat muda, sahabat baikku 1 tewas dalam kecelakaan
mobil. Umurnya 26 tahun, punya istri, bayi, rumah baru, hidup terbentang di
-hadapannya. Sekonyong-konyong dia tewas. Aku sudah 43 tahun hidup lebih
lama darinya. Kakakku yang tertua meninggal ketika berumur 56 tahun. Aku
sudah tiga belas tahun hidup lebih lama darinya Aku sudah tua, Adam. Sangat
tua. Aku letih. Aku rasanya ingin menyerah." "Ayolah, Sam."
"Lihatlah keuntungannya. Kau tidak akan tertekan lagi. Kau takkan dipaksa
menghabiskan minggu depan berlarian seperti orang gila dan mengajukan
berbagai klaim tak berguna. Kau takkan merasa gagal bila urusan selesai. Aku
takkan menghabiskan hari-hari terakhirku untuk berdoa memohon mukjizat,
tapi sebaliknya aku akan bet684
siap. Kita bisa memakai lebih banyak waktu untuk berkumpul. Banyak orang
akan senang - keluarga Kramer, McAllister, Roxburgh, delapan puluh persen
rakyat Amerika yang mendukung hukuman mati. Itu akan menjadi momen
kejayaan lagi bagi hukum dan ketertiban. Aku bisa pergi dengan lebih
bermartabat, tidak seperti orang putus asa yang takut mati. Sungguh menarik."
"Ada apa denganmu, Sam" Sabtu kemarin kau masih siap bertempur."
"Aku lelah bertempur. Aku sudah tua. Hidupku sudah panjang. Dan apa yang
terjadi bila kau berhasil menyelamatkanku" Apa yang kudapatkan" Aku takkan
pergi ke mana. pun, Adam. Kau akan kembali ke Chicago dan mengubur diri
dalam kariermu. Aku yakin kau akan datang bila kau bisa. Kita akan bertulis
surat dan mengirim kartu. Tapi aku harus hidup di The Row. Kau tidak. Kau
tidak tahu apa-apa."
"Kita takkan menyerah, Sam. Kita masih punya peluang."
"Itu bukan keputusanmu." Ia menghabiskan Eskimo Pie kedua dan menyeka
mulut dengan lengan kemeja. "Aku tidak suka kau seperti ini, Sam. Aku suka
www.ac-zzz.tk ketika kau marah, geram, dan melawan."
"Aku capek, oke?"
"Kau tak bisa membiarkan mereka membunuhmu. Kau harus bertempur
sampai titik darah terakhir, Sam."
685 "Kenapa?" "Sebab ini keliru. Secara moral, negara Icelk kalau membunuhmu. Itulah
sebabnya kita tak bk menyerah.* "Tapi bagaimanapun kita akan kalah."
"Mungkin. Mungkin tidak. Tapi kau sudah hampir sepuluh tahun bertarung.
Mengapa menyerah setelah tinggal seminggu?"
"Sebab mi sudah berakhir, Adam. Urusan ini akhirnya berjalan menurut
jalurnya." "Mungkin, tapi kita tak bisa menyerah. Jangan putus asa. Aku ada
kemajuan. Aku membuat ba- i dut-badut itu sibuk berlarian."
Sam melontarkan senyum lembut dan tatapan sebagai orang tua.
Adam beringsut lebih dekat dan meletakkan telapak tangan pada lengan
Sam. "Aku sudah memikirkan beberapa strategi baru," katanya sungguhsungguh.
"Bahkan sebenarnya besok seorang ahli akan datang memeriksamu."
Sam memandangnya. "Ahli macam apa?". g "Psikiater." "Psikiater?" "Yeah. Dari
Chicago." "Aku sudah bicara dengan psikiater. Tidak bagas."
"Orang ini lain. Dia bekerja untuk kita dan dia ' akan mengatakan kau
sudah kehilangan kemampuan mentalmu."
"Kau mengasumsikan aku punya kemampuan
mental ketika aku sampai di sini dulu."
"Ya, kita berasumsi demikian. Psikiater ini akan memeriksamu besok, lalu
dia cepat-cepat menyiapkan laporan bahwa kau sudah pikun, gila, dan idiot,
dan entah apa lagi yang akan dia katakan." "Bagaimana kau tahu dia akan
mengatakan ini?" "Sebab kita membayarnya untuk mengatakan ini." "Siapa yang
membayarnya?" "Kravitz & Bane, orang-orang Yahudi-Amerika penuh dedikasi di
Chicago yang kaubenci itu, tapi yang pemah jungkir balik mempertahankan
www.ac-zzz.tk nyawamu. Ini sebenarnya gagasan Goodman." "Pasti pakar yang hebat." "Pada
titik ini, kita tak bisa terlalu pilih-pilih. Dia pemah dipakai dalam berbagai
kasus oleh beberapa pengacara lain dalam firma, dan dia akan mengatakan apa
pun yang kita kehendaki. Berting-kahlah ganjil ketika kau bicara dengannya"
"Itu tentu tidak sulit."
"Ceritakan padanya segala kisah horor tentang tempat ini. Buatlah
kedengaran kurang ajar dan
menyedihkan." "Tak ada masalah."
"Katakan padanya keadaanmu makin mundur selama bertahun-tahun ini,
dan betapa hal ini sangat berat bagi orang seusiamu. Kau narapidana tertua di
sini, Sam, jadi katakan padanya bagaimana penjara ini mempengaruhimu.
Buatlah meyakinkan. Dia akan menyusun laporan yang me
mesona, dan aku akan /ari ke pengadilan dengannya."
"Itu takkan berhasil." . "Itu patut dicoba."
"Mahkamah Agung mengizinkan Texas mengeksekusi seorang bocah terbelakang." "Ini bukan Texas, Sam. Setiap kasus selalu berbeda. Bekerjalah bersama
kami dalam hal ini, oke?" "Kami" Siapakah kami?" "Aku dan Goodman. Katamu
kau tidak lagi j membencinya, jadi kupikir aku akan membiarkannya terlibat.
Serius, aku butuh bantuan. Terlalu j banyak pekerjaan untuk ditangani
sendirian." Sam mendorong kursi menjauh dari meja, dan J berdiri. Ia meregangkan
tangan dan kaki, dan mulai mondar-mandir di sepanjang meja, menghitung
langkah sambil berjalan. "Aku akan mengajukan petisi ke Mahkamah I Agung untuk memeriksa
keputusan pengadilan di I bawahnya besok pagi," kata Adam seraya melihat f
checklist di buku tulisnya. "Mereka mungkin tidak setuju memeriksanya, tapi
pokoknya aku akan melakukannya. Aku juga akan menyelesaikan dalih
ketidakefektifan ke Pengadilan Fifth Circuit. Psi- i kiater akan ke sini besok
siang. Aku akan meng-ajukan, klaim tentang inkompetensi mental Rabu ? pagi."
www.ac-zzz.tk "Aku lebih suka pergi dengan tenang, Adam." "Lupakanlah, Sam. Kita takkan
menyerah. Aku < bicara dengan Carmen tadi malam, dan dia ingin datang menengokmu."
Sam duduk di tepi meja, dan memandang lantai. Matanya menyipit dan
sedih. Ia menyedot dan mengepulkan asap ke kaki. "Mengapa dia ingin datang?"
"Aku tidak tanya sebabnya, atau menyarankannya. Dia yang mengajukan
gagasan. Kukatakan padanya aku akan bertanya padamu."
"Aku tak pemah berjumpa dengannya."
"Aku tahu. Dia cucu perempuanmu satu-satunya, Sam, dan dia ingin datang."
"Aku tak ingin dia melihatku seperti ini," kata Sam, mengibaskan tangan ke
pakaian terusan merahnya.
"Dia takkan keberatan."
Sam merogoh ke dalam kotak pendingin dan mengambil satu Eskimo Pie
lagi. "Kau mau?" tanyanya.
"Tidak. Bagaimana dengan Carmen?" "Kupikirkan dulu. Apakah Lee masih
ingin menengok?" "Uh, tentu. Sudah dua hari aku tidak bicara dengannya, tapi aku yakin dia
ingin." "Kupikir kau tinggal bersamanya."
"Memang. Dia pergi ke luar kota."
"Coba kupikir-pikir. Saat ini aku tak menginginkannya. Sudah hampir sepuluh
tahun aku tak pemah bertemu Lee, dan aku tak ingin dia mengingatku seperti
ini. Katakan padanya aku sedang
689 mempertimbangkan hal itu, tapi saat ini kurasa aku tak menginginkannya."
"Akan kukatakan padanya," Adam berjanji, tak pasti apakah ia akan bertemu
dengan Lee dalam waktu dekat. Kalau benar Lee pergi mencari pengobatan,
tak disangsikan lagi ia pasti akan dikurung beberapa minggu.
"Aku akan senang bila ini berakhir, Adam. Aku sungguh muak dengan semua
ini." Ia menggigit sepotong besar es krim.
"Aku mengerti, tapi mari kita sisihkan itu sebentar."
www.ac-zzz.tk "Kenapa?" , "Kenapa" Sudah jelas. Aku tak ingin menghabiskan seluruh karier hukumku
dibebani pikiran. bahwa aku kalah dalam kasus pertamaku."
"Bukan alasan buruk"
"Bagus. Jadi, kita tidak menyerah?"
"Kurasa tidak. Bawalah psikiater itu. Aku akan bertingkah segila mungkin."
"Begitu lebih baik."
Lucas Mann sedang menunggu Adam di gerbang depan penjara. Saat itu
hampir pukul 17.00, hawa masih panas dan udara masih lengas. "Ada waktu
sebentar?" ia bertanya melalui jendela mobil Adam. "Ya. Ada apa?"
"Parkirlah di sana. Kita duduk di bawah pohon." Mereka berjalan ke sebuah
meja piknik di samping Bangsal Pengunjung, di bawah pohon ek
raksasa dengan pandangan ke jalan raya yang tak jauh dari sana. "Ada
beberapa hal," kata Mann. "Bagaimana keadaan Sam" Apakah dia baik-baik
saja"'' "Sebaik yang bisa diharapkan. Kenapa?"
"Cuma prihatin, itu saja. Menurut hitungan terakhir, kita mendapat lima
belas permintaan untuk wawancara. Keadaan memanas, pers sedang dalam
perjalanan ke sini."
"Sam takkan bicara."
"Beberapa orang ingin bicara denganmu."
"Aku pun takkan bicara."
"Baiklah. Kami ada satu formulir yang harus ditandatangani Sam. Formulir
itu memberikan wewenang " untuk menyuruh wartawan-wartawan itu
menyingkir. Apakah kau sudah dengar tentang Naifenf
"Aku membacanya di koran pagi ini."
"Dia akan sembuh, tapi tak bisa memimpin eksekusi. Ada orang gila bernama
George Nugent, asisten kepala penjara, yang akan mengkoordinasi-kan
Kamar Gas The Chamber Karya John Grisham di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
segalanya. Dia seorang komandan. Purnawirawan militer dan lain-lain, benarbenar
jenis jagoan." www.ac-zzz.tk "Itu sama sekali tak ada bedanya bagiku. Dia tak bisa melaksanakan
keputusan hukuman mati itu, kecuali pengadilan mengizinkannya."
"Benar. Aku cuma ingin kau tahu siapa dia."
"Aku tak sabar lagi ingin bertemu dengannya."
"Satu hal lagi. Aku punya teman, sahabat lama
dari sekolah hukum yang sekarang bekerja ? tor administrasi Gubernur. Pagi
,", dja "Wn([ Sepeninya Gubernur banyak prihatin deng^ sekusi Sam. Menurut
temanku, yang tak dira t lagi disuruh Gubernur untuk membujukku bic
denganmu, mereka ingin mengadakan pemeriW untuk mempertimbangkan
pengampunan, lebih disukai dalam beberapa hari ini." "Apakah kau dekat
dengan Gubernur?" "Tidak. Aku muak dengan gubernur." "Aku juga. Begitu pula
klienku." "Itulah sebabnya te manku dipakai untuk menelepon dan membujukku. Menurut pengakuan. Gubernur sangat bimbang apakah Sam
memang harus dieksekusi."
"Kau mempercayainya?" "Meragukan. Reputasi Gubernur sebenarnya dibuat
dengan mengorbankan Sam Cayhall. dan aku yakin dia sedang menyusun
rencana menghadapi media selama delapan hari mendatang. Tapi apa ruginya?"
"Ini bukan gagasan buruk " "Aku sepenuhnya setuju. Tapi klienku sudah
memberikan perintah tegas untuk tidak meminta sidang pemeriksaan macam
itu." Mann mengangkat pundak, seakan-akan benar-benar tak peduli apa yang
dilakukan Sam. "Kalau begrtu, terserah pada Sam. Apa dia punya surat wasiat?"
"Ya" "Bagaimana cara penguburannya?" -Aku sedang menggarapnya. Dia ingin
dikuburl^djClanten." .
Mereka mulai berjalan kc arah gerbang. "Jenazah akan dikirim ke rumah
jenazah di Indianola. tidak jauh dari sini. Di sana fenuah itu diserahkan pada
keluarga. Semua kunjungan habis empat jam sebelum eksekusi yang
dijadwalkan. Mulai taat itu, Sam hanya boleh ditemani dua orang -
pengacaranya dan penasihat spiritualnya Dia juga perlu memilih dua saksinya,
www.ac-zzz.tk kalau mau " "Aku akan bicara dengannya." "Kami butuh daftar tamu yang dia
setujui antan sekarang sampai saat itu. Biasanya itu sanak saudara dan
sahabat-sahabat dekat." "Daftar itu pasti sangat pendek.* "Aku tahu."
693 TIGA PULUH TUJUH Setiap penghuni The Row tahu prosedur tersebut, meskipun prosedur itu tak
pernah dituliskan. Para veteran, termasuk Sam, telah menyaksikan empat
eksekusi selama delapan tahun terakhir, dan pada masing-masing eksekusi,
prosedur itu diikuti variasi kecil. Penghuni-penghuni lama berbicara dan
berbisik-bisik di antara mereka, dan biasanya dengan cepat menyebarkan
keadaan saat-saat terakhir kepada orang-orang baru, yang kebanyakan tiba di
The Row dengan pertanyaan-pertanyaan bisu tentang bagaimana hal itu
dilaksanakan. Para penjaga juga suka membicarakannya.
Santapan terakhir dimakan dalam sebuah ruangan sempit dekat bagian
depan The Row, mangan yang hanya disebut sebagai kantor depan, dilengkapi
dengan sebuah meja, beberapa kursi, telepon, dan AC. Dalam mangan inilah si
terhukum menerima tamu terakhir. Ia duduk dan mendengarkan, sementara
pengacaranya mencoba menjelaskan mengapa urusan tidak berkembang seperti
yang diren694 canakan. Ruangan itu kosong dan jendela-jendelanya terkunci. Kunjungan
untuk melakukan hubungan suami-istri juga dilakukan di sini, apabila si
narapidana sanggup melakukannya. Para penjaga dan adnunistrator hilir-mudik
di gang di luar. Ruangan itu tidak dirancang untuk melewatkan jam-jam terakhir, tapi
ketika pada tahun 1982 Teddy Doyle Meeks menjadi orang pertama yang akan
dieksekusi setelah bertahun-tahun, mangan macam itu mendadak dibutuhkan
untuk segala macam keperluan. Suatu ketika mangan itu milik seorang letnan,
kemudian seorang manajer kasus. Ruangan itu tak punya nama lain kecuali
kantor depan. Telepon di meja itu yang terakhir kali dipakai pengacara si
terpidana ketika menerima keputusan terakhir bahwa takkan ada lagi
www.ac-zzz.tk penundaan, takkan ada lagi pengajuan banding. Kemudian ia berjalan kembali
ke Tier A, ke ujung terjauh, tempat kliennya menunggu dalam Sel Observasi.
Sel Observasi itu tak lebih dari sel biasa di Tier A, cuma delapan pintu dari
sel Sam. Ukurannya dua kali tiga meter, dengan sebuah dipan, sebuah
wastafel, dan toilet, tepat seperti milik Sam, tepat seperti sel-sel yang lain.
Itu sel terakhir di tier tersebut, dan yang paling dekat ke Ruang Isolasi yang
terletak di samping Kamar Gas. Sehari sebelum eksekusi, narapidana itu untuk
terakhir kali dibawa dari selnya dan dimasukkan ke Sel Observasi. Barangbarang
pribadinya juga dipindahkan,
695 dan itu biasanya terlaksana dengan cepat. Di sana I ia menunggu. Biasanya
ia menyaksikan drama pri- ] nadinya di televisi, ketika stasiun televisi lokal I
memantau usaha banding terakhirnya. Pengacaranya menunggu bersamanya,
duduk di ranjang tipis, dalam sel gelap, menonton laporan berita. Si peng- '
acara berlari bolak-balik ke kantor depan. Seorang pendeta atau penasihat
spiritual juga diperkenankan berada dalam sel.
The Row akan gelap dan sunyi, berbau ke-matian. Beberapa narapidana
akan berdiri di depan televisi mereka. Lainnya berpegangan tangan melalui
jeruji dan berdoa. Lainnya lagi berbaring di ranjang dan berpikir kapan giliran
mereka tiba. ; Jendela-jendela luar di atas gang semuanya ditutup dan
digerendel. The Row dikunci. Tapi ada suara-suara di antara tier, dan ada
cahaya dari luar. Bagi orang-orang yang berjam-jam duduk dalam sel sempit,
melihat dan mendengar segalanya, kesibukan kegiatan aneh itu terasa
meruntuhkan saraf. Pukul 23.00, kepala penjara dan regunya memasuki Tier A dan berhenti di
Sel Observasi. Saat ini habislah sudah harapan akan penundaan pada menit
terakhir. Si terhukum akan duduk di ranjang, berpegangan tangan dengan
pengacara dan pendetanya. Kepala penjara mengumumkan sudah saatnya pergi
ke Ruang Isolasi. Pintu sel berdetak dan terbuka, lalu narapidana itu melangkah
ke dalam gang. Akan ada teriakan mendukung dan menghibur dari narapidana
lain, banyak di antan www.ac-zzz.tk "Tereka bercucuran air mata. Ruang Isolasi tak lebih dari enam meter dari
Sel Observasi. Si terhukum berjalan di tengah dua deret penjaga bersenjata
dan bertubuh kekar, penjaga paling besar
yang bisa ditemukan kepala penjara. Tak pemah ada perlawanan. Takkan
ada gunanya. Kepala penjara memimpin si terhukum ke dalam sebuah mangan sempit,
tiga kali tiga meter, tanpa apa pun di dalamnya kecuali ranjang lipat. Si
terhukum duduk di ranjang dengan pengacara di sampingnya. Pada titik ini,
kepala penjara, karena alasan yang tidak jelas, merasa perlu melewatkan
beberapa saat bersama si terpidana, seolah-olah ia - sang kepala penjara -
merupakan orang terakhir yang ingin diajak bercakap-cakap oleh si terhukum.
Kepala penjara akhirnya berlalu. Ruangan itu.akan sunyi, kecuali sekali-sekali
ada ketukan atau pukulan dari mangan sebelah. Doa biasanya selesai
dipanjatkan pada titik ini. Cuma beberapa menit lagi yang tersisa.
Di samping Ruang Isolasi terletak Kamar Gas itu sendiri. Ukurannya kuranglebih
empat setengah kali tiga setengah meter, dengan kamar gas di
tengahnya. Algojo akan sibuk bekerja, sementara si terhukum berdoa
sendirian. Kepala penjara, pengacara penjara, dokter, dan sejumlah penjaga
bersiap-siap. Ada dua telepon di dinding untuk izin menit terakhir. Di sebelah
kiri ada mangan sempit tempat algojo mencampur larutannya. Di belakang
Kamar Gas ada tiga jendela, 45 kali 75
697 senti, dan sementara itu ditutup dengan tirai hitam " Di sisi lain
jendelajendela itu terletak mang saksi
Dua puluh menit menjelang tengah malam, dokter memasuki Ruang Isolasi
dan menempelkan stetoskop ke dada terhukum. Ia kemudian berlalu, dan
kepala penjara masuk untuk membawa si terhukum melihat Kamar Gas.
Kamar Gas itu selalu penuh orang, semuanya bersemangat membantu,
semuanya akan menyaksikan seseorang menemui ajal. Mereka akan memasukkannya ke dalam Kamar Gas, mengikatnya, menutup pintu, dan
membunuhnya. www.ac-zzz.tk Prosedur itu cukup sederhana, bervariasi sedikit, disesuaikan dengan kasus
individual. Sebagai contoh, Buster Moac sudah duduk di kursi dengan separo
pengikat terpasang ketika telepon berdering di Kamar Gas. Ia kembali ke Ruang
Isolasi dan menunggu selama enam jam yang menyiksa, sampai mereka kembali
menjemputnya. Jumbo Parris adalah yang paling cerdik di antara empat orang
itu. Sebagai pemakai obat bius kawakan sebelum tiba di The Row, ia mulai
minta Valium kepada psikiater beberapa hari sebelum eksekusi. Ia memilih
menghabiskan beberapa jam terakhirnya seorang diri, tanpa pengacara atau
pendeta, dan ketika mereka datang menjemputnya dari Sel Observasi, ia dalam
keadaan teler. Jelaslah ia memakai Valium yang dikumpulkannya, dan harus
diseret ke Ruang Isolasi, tempat ia tidur dalam damai, Ia
kemudian diseret ke Kamar Gas dan diberi dosis terakhir.
Prosedur itu berperikemanusiaan dan dipikirkan
dengan cermat. Si terhukum tetap dalam selnya, di samping rekanrekannya, sampai
saat terakhir. Di Louisiana, mereka dikeluarkan dari The Row
dan ditempatkan dalam bangunan kecil yang dikenal sebagai Death House.
Mereka melewatkan tiga hari terakhir di sana, di bawah pengawasan terusmenerus.
Di Virginia, mereka dipindahkan ke kota lain.
Sam cuma'berjarak delapan pintu dari Sel Observasi, sekitar empat belas
meter. Kemudian enam meter lagi ke Ruang Isolasi, lalu empat meter lagi ke
Kamar Gas. Dari suatu titik di tengah ranjangnya, ia sudah berkali-kali
menghitung kira-kira berjarak 25,5 meter dari Kamar Gas.
Dan ia menghitung lagi Selasa pagi, ketika ia dengan hati-hati membuat
tanda X pada kalender. Delapan hari. Pagi itu gelap dan panas. Ia tidur
putussambung dan melewatkan sebagian besar malam itu duduk di depan kipas
angin. Sarapan dan kopi masih sejam lagi dari sekarang. Ini akan jadi hari
ke3.449 di The Row, dan jumlah total itu tidak termasuk waktu yang dilewatkan
dalam penjara county di Greenville selama dua sidang pertamanya. Cuma
delapan hari lagi. Seprainya basah oleh keringat. Sewaktu berbaring di ranjang dan menatap
langit-langit untuk kesejuta kalinya, ia memikirkan kematian. Kemati-
www.ac-zzz.tk an ini sendiri takkan terlalu mengerikan. Karen, alasan yang jelas, tak
seorang pun tahu deriga]) tepat efek gas tersebut. Mungkin mereka akan
memberinya dosis ekstra, sehingga ia mati Jama sebelum tubuhnya mengejang.
Mungkin tarikan n* pas pertama akan membuatnya tak sadarkan diri,
Bagaimanapun juga, ia berharap itu takkan berlangsung lama. Ia telah
menyaksikan istrinya mengerut layu dan menderita luar biasa karena kau-ker.
Ia telah menyaksikan sanak saudara menjadi j tua dan hidup seperti invalid. Ini
pasti cara yang I lebih baik untuk menemui ajal. "Sam," J.B. Gullit berbisik,
"kau sudah bangun?" Sam berjalan ke pintunya dan bersandar pada j jeruji. Ia
bisa melihat tangan dan lengan Gullit j "Yeah, aku bangun. Rasanya tak bisa
tidur." Ia r menyalakan rokok pertama hari itu.
"Aku pun tidak. Katakan padaku itu takkan I terjadi, Sam." "Itu takkan
terjadi." sot9 "Kau serius?" "Yeah, aku serius. Pengacaraku akan melon- j tarkan sesuatu yang berat. Dia
mungkin akan menuntunku keluar dari sini satu-dua minggu lagi." "Kalau begitu,
kenapa kau tak bisa tidur?" "Aku merasa begitu resah dengan pikiran akan I
keluar dari sini." "Apa kau sudah bicara dengannya tentang ka- I susku?"
"belum, banyak yang dia pikirkan. Begitu M I
keluar, kami akan menggarap kasusmu. Tenang ' sajalah. Cobalah tidur."
Tangan dan lengan Gullit perlahan-lahan lenyap dari pandangan, lalu
ranjangnya berkeriut. Sam menggelengkan kepala atas kebodohan bocah itu. Ia
menghabiskan rokok dan melemparnya ke gang, suatu pelanggaran yang bisa
membuatnya menerima laporan pelanggaran. Tapi ia tak peduli.,
Dengan hati-hati ia mengambil mesin tik dari rak. Ada beberapa hal yang
hendak ia katakan dan ada beberapa surat yang harus ia tulis. Ada beberapa
orang di luar sana yang ingin dihubunginya.
George Nugent memasuki- Maximum Security Unit bagaikan seorang
jenderal berbintang lima. Ia menatap tajam rambut dan sepatu lars tak
tersemir seorang penjaga kulit putih dengan pandangan mencela. "Cukur
www.ac-zzz.tk rambutmu," geramnya, "atau kau akan kucatat dalam laporan. Dan semir
sepatu lars itu." "Ya, Sir," kata orang itu, nyaris memberi hormat.
Nugent menggerakkan kepala dan mengangguk pada Packer yang memimpin
di depan, -melewati bagian tengah The Row, menuju Tier A. "Nomor enam,"
kata Packer sewaktu-pintu terbuka.
"Tetap di sini," Nugent menginstruksikan. Sol sepatunya berdetak ketika ia
melangkah tegap di far itu, menatap dengan pandangan menghina ke dalam
masing-masing sel. Ia berhenti di sel Sam
dan mengintip ke dalam. Sam bertelanjang dada hanya memakai celana
pendek, kulitnya yang tipjs dan kisut berkilauan keringat sementara ia
mengetik. Ia memandang orang asing yang menatapnya melalui jeruji, lalu
kembali ke pekerjaannya. "Sam, namaku George Nugent." Sam mengetuk
beberapa tombol. Nama itu tak dikenalnya, namun Sam memperkirakan ia
bekerja entah di mana di atas hierarki, sebab ia punya wewenang masuk ke
tier. "Apa yang kauinginkan?" Sam bertanya tanpa melihat. "Ah, aku ingin
menemuimu." Terima kasih, sekarang enyahlah." Gullit di sebelah kanan dan
Henshaw di kiri mendadak bersandar pada jeruji, cuma beberapa meter dari
Nugent Mereka terkekeh mendengar jawaban Sam.
Nugent menatap mereka tajam dan berdeham., "Aku asisten Kepala
Penjara. Phillip Naifeh telah menyerahkan tanggung jawab eksekusimu padaku.
Ada beberapa hal yang perlu kita bicarakan."
Sam memusatkan pikiran pada suratnya, dan mengumpat ketika ia
mengetuk tombol yang keliru, Nugent menunggu. "Bisakah aku mendapatkan
beberapa menit dari waktumu yang berharga, Sam?"
"Lebih baik panggil dia Mr. Cayhall," tambah Henshaw membantu. "Dia
beberapa tahun lebih tua dari mu, dan itu sangat berarti baginya."
"Dari mana kau mendapat sepatu lars itu?" tanya Gullit, menatap ke kaki
Nugent. "Kalian mundur," kata Nugent tegas. "Aku perlu bicara dengan Sam."
www.ac-zzz.tk "Mr. Cayhall sedang sibuk sekarang," kata Henshaw. "Mungkin kau harus
kembali nanti. Dengan senang hati aku akan menjadwalkan janji pertemuan
untukmu." "Apakah kau semacam bangsat militer?" tanya Gullit.
Nugent berdiri kaku dan melirik ke kanan dan ke kiri. "Aku perintahkan
kalian berdua mundur, oke" Aku perlu bicara dengan Sam."
"Kami tidak menerima perintah," kata Henshaw.
"Dan apa yang akan kaulakukan?" tanya Henshaw. "Melempar kami ke dalam
pengasingan" Memberi kami makan umbi dan buah liar" Merantai kami ke
dinding" Mengapa tidak kauteruskan saja dan membunuh kami?"
Kamar Gas The Chamber Karya John Grisham di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Sam meletakkan mesin tiknya di ranjang dan melangkah ke jeruji. Ia
menyedot rokoknya dalam-dalam dan mengembuskan asap melalui jeruji ke
arah Nugent. "Apa yang kauinginkan?" tanyanya.
"Aku butuh beberapa hal darimu."
"Misalnya?" "Apa kau punya surat wasiat?"
"Itu sama sekali bukan urusanmu. Surat wasiat adalah dokumen pribadi yang
hanya boleh dilihat apabila sudah disahkan hakim, dan surat itu hanya disahkan
setelah orangnya mati. Begitulah hukum"Sungguh goblok!" Henshaw tertawa
terbahak- | bahak. - "Aku tak percaya ini," Gullit menambahkan. "Dari mana Naifeh menemukan
idiot ini?" ia bertanya.
"Ada lainnya?" tanya Sam. Wajah Nugent berubah warna. "Kami perlu tahu
apa yang harus dilakukan pada barang-barangmu.'' "Itu tertulis dalam surat
wasiatku, oke?" "Kuharap kau takkan menyulitkan, Sam." "Panggil dia Mr.
Cayhall," kata Henshaw lagi. "Sulit?" tanya Sam. "Mengapa aku akan
menyulitkan" Aku berniat membantu negara sepenuhnya dalam melaksanakan
pekerjaannya membunuhku. Aku patriot yang baik. Aku akan memberikan suara
dan membayar pajak seandainya bisa. Aku bangga jadi orang Amerika, orang
Amerika-Irian-dia, dan saat ini aku masih sangat mencintai negaraku yang
www.ac-zzz.tk berharga, meskipun dia berencana mengegasku. Aku tahanan teladan, George.
Tak ada masalah dariku."
Packer sepenuhnya menikmati ini, sementara menunggu di ujung tier.
Nugent berdiri tegak. "Aku perlu daftar orang yang kauinginkan untuk menyaksikan eksekusi,"
katanya. "Kau diperbolehkan memilih dua."
"Aku belum lagi menyerah, George. Mari kita tunggu beberapa hari lagi."
"Baiklah. Aku juga perlu daftar tamumu selama beberapa hari mendatang."
?Nah. sore ini aku akan dikunjungi dokter dari Chicago, kau tahu. Dia
psikiater. Dia akan bicara denganku dan melihat betapa gila diriku, lalu
pengacaraku akan berlari ke pengadilan dan mengatakan bahwa kau, George,
tak bisa mengeksekusi aku, sebab aku gila. Dia akan menyediakan waktu untuk
memeriksamu, kalau kau mau. Tak* kan makan banyak waktu."
Henshaw dan Gullit tertawa terpingkal-pingkal, dan dalam beberapa detik
sebagian besar narapidana lainnya ikut berteriak-teriak dan tertawa [ keras.
Nugent mundur selangkah dan memandang tier itu dari ujung ke ujung dengan
marah. "Diam!" perintahnya, tapi suara tawa itu makin meningkat. Sam terus
menyedot dan mengepulkan asap melalui jeruji. Suara siulan dan ejekan bisa
didengar di tengah keributan itu,
"Aku akan kembali," Nugent berseru marah pada Sam.
I "Dia akan kembali'." Henshaw berteriak, dan keributan itu jadi makin
keras. Sang komandan menghambur pergi, berjalan cepat ke ujung gang, dan
teriakan-teriakan "Heil Hitler" berkumandang dalam tier itu.
Sejenak Sam tersenyum ke jeruji sementara ke-bisingan mereda, lalu
kembali ke posisinya di tepi ranjang, la menggigit sepotong roti kering,
menghirup seteguk kopi dingin, lalu kembali mengetik.
Bermobil di siang hari menuju Parchman bukan
sesuatu yang menyenangkan. Garner Goodman duduk di jok depan,
sementara Adam mengemudi. Mereka membahas strategi dan mencari gagasan
tentang dalih pembelaan dan prosedur terakhir, Goodman merencanakan
kembali ke Memphis selama akhir pekan, dan berada di sini selama tiga hari
www.ac-zzz.tk terakhir. Sang psikiater adalah Df. Swinn, laki-laki yang dingin, tanpa senyum,
dalam setelan hitam. Rambutnya berantakan, acak-acakan, matanya tersembunyi di balik kacamata tebal, dan ia I sama sekali tak bisa melakukan
pembicaraan kecil. Kehadirannya di jok belakang menimbulkan pe- ! rasaan tak
enak. Ia tak mengucapkan sepatah kata f pun sejak dari Memphis sampai ke
Parchman. Pemeriksaan yang diatur Adam dan Lucas Mann f berlangsung di rumah sakit
penjara, sebuah fasi- j litas yang luar biasa modem. Swinn dengan sangat !
jelas memberitahu Adam bahwa baik Adam mau- [ pon Goodman tak bisa ikut
hadir saat ia mengevaluasi Sam. Ini sama sekali bukan masalah bagi I Adam dan
Goodman. Sebuah van penjara menjem- | put mereka di gerbang depan, dan
membawa Dr. . Swinn ke rumah sakit jauh di dalam tanah per-tanian.
Goodman sudah beberapa tahun tak pernah bertemu Lucas Mann. Mereka
berjabat tangan bagai- j kan sahabat lama, dan langsung tenggelam dalam
kisah-kisah perang berkaitan dengan eksekusi. Per- \ cakapan itu tidak
menyinggung-nyinggung Sam, dan Adam sangat berterima kasih.
Mereka berjalan dari kantor Mann melintasi halaman parkir, menuju sebuah
bangunan kecil di belakang kompleks administrasi. Bangunan itu adalah
restoran, dirancang sesuai dengan bentuk tavern di daerah sekitar itu. Tempat
yang disebut The Place itu menyajikan makanan biasa untuk pekerja kantor dan
pegawai penjara. Tak ada alkohol. Tempat itu terletak di tanah negara.
Mereka minum es teh dan bicara tentang masa depan hukuman mati.
Goodman dan Mann setuju bahwa eksekusi kelak akan dianggap lebih umum.
Mahkamah Agung terus makin condong ke kanan, dan lelah oleh berbagai kasasi
yang tak ada habisnya. Sama juga dengan pengadilan federal di tingkat yang
lebih bawah. Plus, juri Amerika jadi makin reflektif dengan penolakan
masyarakat atas tindak kejahatan dengan kekerasan. Simpati terhadap
terpidana mati jauh berkurang, dan keinginan menghukum bangsat-bangsat itu
makin besar. Uang pemerintah federal makin sedikit dibelanjakan untuk
mendanai kelompok-kelompok yang menentang hukuman mati, serta makin
sedikit pengacara dan biro hukum yang bersedia mengambil komitmen
www.ac-zzz.tk menangani kasus pro bono besar. Populasi death row berkembang lebih cepat
daripada jumlah pengacara yang bersedia menangani kasus hukuman mati.
Adam agak bosan dengan percakapan itu. Ia sudah membaca dan
mendengarnya beratus kali. Ia mohon diri dan menemukan sebuah telepon
umum di sudut Phelps tak ada di tempat, kata sekretaris muda, tapi ia
meninggalkan pesa^^8 I Adam: Tak ada kabar dari Lee. j^, ^ hadir di
pengadilan dua minggu lagi; mungkin^ itu ia akan muncul. Saat
Darlene mengetik laporan Dr. Swinn, sementara Adam dan Gamer Goodman
menggarap petisi u tuk diajukan bersama laporan tersebut. Laporan itu
panjangnya dua puluh halaman dalam konsep kasar, dan kedengaran seperti
musik ringan. Swirm merupakan senjata sewaan, pelacur yang akan menjual
pendapatnya kepada penawar tertinggi, dan Adam tak menyukai orang macam
itu. Ia berkeliaran menjelajahi negeri ini sebagai saksi profesional, mampu
mengatakan ini hari ini. dan itu esok harinya, tergantung siapa yang punya
kantong paling tebal. Namun saat ini ia pelacur mereka, dan ia cukup bagus.
Sam menderita kepikunan taraf lanjut. Kemampuan mentalnya telah terkikis
sampai ke suatu titik di mana ia tidak tahu dan tidak memahami hakikat
hukumannya. Ia tidak memiliki kompetensi yang diperlukan untuk menjalani
eksekusi; karena itu, eksekusi tak akan memberikan manfaat apa pun.
Argumentasi ini tidak sepenuhnya unik, dan pengadilan pun tidak sepenuhnya
menerima. Namun, seperti yang dikatakan Adam tiap hari, apa ruginya"
Goodman tampaknya cukup optimis, terutama karena usia
a? eksekusi terhadap hisa^ng^aVla;muh tahun lebiho^8 V tetra?*** rj-M
^2300. pir P^123 TIGA PULUH DELAPAN Rabu pagi Gamer Goodman tidak kembali Chicago, namun sebaliknya
terbang ke Jackson, Mississippi. Penerbangan itu berlangsung tiga puluj menit,
hampir tak cukup untuk menikmati secangft kopi dan croissant yang belum lagi
melunak j. menyewa mobil di bandara dan mengemudikannya langsung ke
www.ac-zzz.tk gedung DPR negara bagian. Dewan sedang tidak bersidang, dan banyak tempat
luang untuk parkir. Seperti banyak gedung pengadil? county yang dibangun
kembali setelah Perang Saudara, gedung itu dengan angkuh menghadap it
selatan. Ia berhenti untuk mengagumi monumen perang untuk para wanita
Selatan, namun menghabiskan lebih banyak waktu untuk mengaman magnolia
Jepang di dasar tangga depan.
Empat tahun sebelumnya, pada hari-hari dan jam-jam menjelang eksekusi
Maynard ToJe, Goodman pernah dua kali menempuh perjalanan yan$ sama.
Saat itu gubernurnya berbeda, kliennya fer-beda. dan kejahatannya berbeda.
Tole membumi* beberapa orang dalam suatu pesta kejahatan selama dua hari. dan cukup
sulit membangkitkan simpati untuknya. Ia berharap Sam Cayhall berbeda. Ia
laki-laki tua yang mungkin akan mati juga dalam lima tahun mendatang. Bagi
banyak warga Mississippi, kejahatannya merupakan sejarah kuno. Dan
seterusnya, dan seterusnya.
Sepagian Goodman melatih apa yang akan dibicarakannya. Ia memasuki
gedung kapitol dan sekali lagi mengagumi keindahannya. Gedung ini merupakan
versi lebih kecil dari U.S. Capitol di Washington, dan tak ada yang dihemat
untuk membangunnya. Gedung itu dibangun pada tahun 1910 dengan tenaga
kerja dari penjara. Negara bagian memakai uang hasil gugatan terhadap
jawatan kereta api untuk membangun monumen ini.
Ia memasuki kantor Gubernur di lantai dua dan menyerahkan kartu nama
kepada seorang resepsionis cantik. Gubernur tak ada di tempat pagi ini,
katanya, dan apakah ia punya janji" Tidak, Goodman menerangkan dengan
sopan, tapi urusan ini sangat penting, dan apakah mungkin dia menemui Mr.
Andy Larramore, kepala penasihat hukum gubernur.
Ia menunggu sementara resepsionis menelepon beberapa kali, dan setengah
jam kemudian Mr. Larramore muncul. Mereka saling memperkenalkan diri dan
menghilang ke dalam gang sempit yang membentang di tengah berbagai kantor
kecil. Petak kerja Larramore penuh sesak dan acak-acakan sangat menyerupai
orangnya sendiri. Ia ber-
www.ac-zzz.tk rubuh kecil dengan bungkuk yang kentara rw,
pinggang dan sama sekali tanpa leber. DagyJ yang panjang menempel ke
dada, dan bila ia b? bicara, mata, hidung, dan mulurnya merapati satu.
Pemandangan yang mengerikan. Goodman tak bisa mengatakan apakah ia
berumur tiga puluj, atau lima puhih tahun. Ia pasti orang jenius.
"Gubernur sedang bicara pada pertemuan agen asuransi pagi ini," kata
Larramore sambil rre-megang jadwal, seolah-olah benda itu permata berharga.
"Kemudian dia akan mengunjungi sekolah negeri di pusat kota."
"Saya akan menunggu," kata Goodman. "Urusan ' ini sangat penting, dan saya
tidak keberatan menunggu."
Larramore menyisihkan sehelai kertas ke samping dan melipat tangan di
atas meja. "Bagaimana dengan anak muda itu, cucu Sam?"
"Oh, dia masih penasihat hukum utama Saya r direktur bagian pro bono di
Kravitz & Bane, jadi saya di sini untuk membantunya."
"Kami memantau masalah ini dengan sangat cermat," kata Larramore,
wajahnya berkerut hebat di tengah, lalu mengendur di ujung setiap kalimat
"Tampaknya urusan ini akan gawat."
"Selalu demikian," kata Goodman. "Sejauh mana Gubernur serius mempertimbangkan sidang pemberian pengampunan?"
"Saya yakin dia serius mempertimbangkan si-1 dang ini. Namun pemberian
pengampunan urusannya sama sekali berbeda. Hukumnya sangat luas, dan saya yakin
Anda sudah tahu. Dia bisa mengubah hukuman mati dan langsung melepaskan si terpidana.
Dia bisa mengubahnya jadi kurungan
seumur hidup, atau lebih ringan dari itu." ?
Goodman mengangguk. "Bisakah saya menemuinya?"
"Dia dijadwalkan kembali ke sini pukul sebelas. Nanti saya akan bicara
dengannya. Dia mungkin akan makan siang di meja kerja, jadi mungkin ada
waktu senggang sekitar pukul satu. Bisakah Anda
ke sini?" www.ac-zzz.tk "Ya. Urusan ini harus disimpan rapat. Klien kami sangat menentang
pertemuan ini." "Apakah dia menentang gagasan pemberian pengampunan?"
"Kami punya sisa waktu tujuh hari, Mr. Larramore. Kami tidak menentang
apa pun." Mr. Larramore mengerutkan hidung dan memperlihatkan gigi atas, lalu
kembali mengambil jadwal. "Datanglah ke sini pukul satu. Akan saya lihat apa
yang bisa saya kerjakan."
"Terima kasih." Mereka bercakap-cakap tanpa arah selama lima menit, lalu
Larramore disergap serangkaian telepon mendesak. Goodman mohon diri dan
meninggalkan gedung kapitol. Ia berhenti lagi di depan bunga-bunga magnolia
Jepang dan melepaskan jas. Saat itu pukul 09.30, kemejanya sudah basah di
ketiak dan lengket di punggung. Ia berjalan ke selatan, ke arah Capitol Straw,.
empat blok dari sana dan dianggap sebagai jajan utama kota Jackson. Di
tengah gedung-gedung dan lalu lintas pusat kota, istana Gubernur berdiri me,
gah di lahan yang terpangkas rapi dan menghadap gedung kapitol. Rumah itu
merupakan bangunan kuno yang luas, dikelilingi gerbang-gerbang dan pagar.
Sekelompok kecil penentang hukuman mati berkumpul di trotoar pada malam
Tole dieksekusi dan berteriak-teriak pada Gubernur. Jelas ia tidak mendengar
mereka. Goodman berdiri di trotoar dan teringat akan istana itu. Ia dan Peter
Wiesen-berg pernah berjalan tergesa-gesa melewati sebuah gerbang di sebelah
kiri jalan masuk utama dengan permohonan terakhir mereka, cuma beberapa
jam f sebelum Tole digas. Saat itu Gubernur sedang makan malam dengan
orang-orang penting, dan agak kesal dengan interupsi mereka. Ia menolak
permohonan terakhir mereka yang meminta pengampunan, lalu dengan sikap
sopan gaya Selatan, mengundang mereka untuk tinggal makan malam.
Dengan sopan mereka menolak. Goodman menjelaskan Kepada Yang Mulia
bahwa mereka harus bergegas kembali ke Parchman untuk menemani klien
mereka saat ia menjemput ajal. "Hati-hati," { kata Gubernur pada mereka, lalu
kembali ke jamuan makan malamnya.
www.ac-zzz.tk Dalam hati Goodman bertanya-tanya, berapa banyak pemrotes yang akan
berdiri di tempat ini beberapa hari lagi, menyanyi dan berdoa dan membakar
lilin, melambai-lambaikan poster dan
berteriak-teriak pada McAllister untuk mengampuni Sam. Mungkin tidak
begitu banyak. Di tengah distrik bisnis di kota Jackson jarang terjadi kekurangan ruang
kantor, dan Goodman tidak banyak menemui kesulitan mendapatkan apa yang
ia inginkan. Sebuah tanda mengarahkan perhatiannya pada tempat kosong di
lantai tiga sebuah bangunan bobrok. Ia mencari informasi di bagian depan
kantor keuangan di lantai dasar, dan satu jam kemudian pemilik gedung itu
tiba dan menunjukkan tempat yang tersedia. Tempat itu merupakan suite dua
ruangan yang kumal, dengan karpet usang dan lubang-lubang pada dindingnya
Goodman berjalan ke satu-satunya jendela dan memandang ke bagian depan
gedung kapitol tiga blok dan sana. "Sempurna," katanya
"Harganya tiga ratus sebulan, plus listrik. Kamar kecil ada di ujung gang.
Minimum enam bulan."
Aku cuma membutuhkannya untuk dua bulan," kata Goodman, merogoh ke
dalam saku dan mencabut segepok uang tunai yang terlipat rapi.
Si pemilik memandang uang itu dan bertanya, "Bisnis macam apa yang
kaukerjakan?" "Analisis pemasaran." ' "Dari mana asalmu?"
"Detroit. Kami mempertimbangkan mendirikan cabang di negara bagian ini,
dan kami butuh tempat {"j Untuk mulai. Tapi cuma untuk dua bulan. Semua
kontan. Tak ada catatan apa pun. Kami
akan keluar sebelum kau tahu. Takkan menim bulkan kegaduhan."
Si pemilik mengambil uang kontan itu dan me. nyerahkan dua anak kunci
kepada Goodman, satu untuk kantor, yang lainnya untuk pintu masuk dan
Kamar Gas The Chamber Karya John Grisham di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Congress Street Mereka berjabat tangan dan perjanjian itu ditutup.
Goodman meninggalkan tempat kumuh itu dan kembali ke mobilnya di
gedung kapitol. Sepanjang jalan ia terkekeh memikirkan rencana yang akan ia t
f lakukan. Gagasan itu ditelurkan Adam, satu lagi i tembakan jarak jauh dalam
www.ac-zzz.tk serangkaian upaya tan- I pa harapan untuk menyelamatkan Sam. Tak ada f yang
ilegal dalam hal ini. Biayanya sedikit, dan siapa peduli dengan uang beberapa
dolar pada titik | M" Lagi pula, bukankah ia Mr. Pro Bono di firma ini, sumber
kebanggaan dan kebajikan di antara rekan-rekannya. Tak seorang pun akan
mempertanyakan pengeluarannya untuk sewa kantor dan beberapa telepon,
bahkan Daniel Rosen pun tidak.
Setelah tiga minggu menjadi pengacara death row, Adam malai merindukan
suasana kantornya di Chicago, kalau memang ia masih ptinya kantor di sana.
Sebelum pukul 10.00 hari Rabu, ia sudah menyelesaikan klaim untuk meminta
keringanan vonis, la sudah empat kali bicara dengan berbagai panitera
pengadilan, lalu dengan seorang administrator pengadilan. Ia dua kali bicara
dengan Richard Olander mengenai hasil pertimbangan terhadap klaim menentang
kamar gas, dan dengan seorang panitera pengurus
kasus hukuman mati di Pengadilan Fifth Circuit, New Orleans, mengenai klaim
ketidakefektifan bantuan hukum.
Klaim yang menyatakan Sam tidak memiliki kompetensi mental untuk
dieksekusi sekarang sudah dikirim dengan fax ke Jackson, sedangkan aslinya
menyusul dengan Federal Express, dan Adam terpaksa memohon dengan sopan
kepada administrator pengadilan untuk mempercepat segalanya. Bergegaslah
dan tolaklah, katanya, meskipun bukan dengan kata-kata seperti itu.
Seandainya ada penundaan eksekusi, hal itu kemungkinan besar akan
dikeluarkan hakim federal.
Setiap klaim baru membawa secercah harapan baru, dan seperti yang
dipelajari Adam dengan cepat, hal itu juga membawa potensi kekalahan lain.
Sebuah klaim harus melewati empat halangan sebelum disisihkan - Mahkamah
Agung Mississqj- , pi, pengadilan distrik federal, Pengadilan Fifth Cir- $ cuit,
dan Mahkamah Agung AS. Jadi, peluang Untuk berhasil cukup kecil, temtama
pada tahap 'ini. Berbagai kemungkinan dalam .perkara Sam sudah ditangani
secara cermat oleh Wallace Tyner dan Garner Goodman bertahun-tahun yang
lalu. Adam sekarang mengajukan remah-remah sisanya.
www.ac-zzz.tk Panitera di Pengadilan Fifth Circuit menyangsikan pengadilan akan mau
merepotkan diri mendengarkan argumentasi lisan lagi, terutama karena tampak
jelas Adam akan mengajukan klaim baru
setiap hari. Panel tiga hakim di sana munglcig hanya mempertimbangkan
makalahnya. Telepon berantai akan dipakai bila hakim-hakim itu inght
mendengarkan suaranya. Richard Olander menelepon lagi untuk menyatakan Mahkamah Agung sudah
menerima petisi Adam yang meminta peninjauan keputusan pengadilan di
bawahnya, atau permintaan untuk menyidangkan kasus itu, dan petisi itu sudah
dibahas. Tidak, menurutnya Mahkamah takkan mau repot mendengarkan
argumentasi lisan. Tahap ini sudah terlalu lanjut. Ia juga memberitahu Adam
bahwa ia sudah menerima melalui fax, copy klaim terbaru tentang
keterbatasan mental, dan ia akan memantau perjalanannya di pengadilan
lokal. Menarik, kata- J nya. Ia bertanya lagi, klaim baru apa yang terpikir I
-oleh Adam, tapi Adam tidak mengatakannya.
Panitera Hakim Slaterry, Breck Jefferson, si pe- j murung abadi, menelepon
untuk memberitahu Adam bahwa Pak Hakim sudah menerima lewat fax, copy
klaim terbaru yang diajukan ke Mah- | kamah Agung Mississippi, dan terus
terang Pak Hakim tidak begitu memikirkannya, tapi akan mempertimbangkannya dengan sungguh-sungguh begitu klaim itu tiba di
pengadilan mereka. Adam merasa agak puas mengetahui ia berhasil membuat empat pengadilan
yang berbeda melompat-lompat pada saat yang sama.
Pukul 11.00, Morris Henry, Dr. Death yang terkenal dari kantor Jaksa Agung,
menelepon un- J tuk memberitahu Adam bahwa mereka sudah menerima klaim terbaru dari
banding gangplank, dan Mr. Roxburgh sendiri sudah menugaskan selusin
pengacara menggarap jawabannya. Henry cukup menyenangkan di telepon,
tapi telepon itu benar-benar menyampaikan maksudnya - kami punya banyak
pengacara, Adam. www.ac-zzz.tk Dokumen-dokumen diproduksi dalam hitungan kilo sekarang, dan meja rapat
kecil itu tertutup dengan tumpukan-tumpukan rapi dokumen tersebut. Darlene
terus-menerus keluar-masuk kantor itu - membuat copy, menyampaikan pesan
telepon, mengambil kopi, membaca dan mengoreksi makalah dan petisi. Ia
pernah dilatih dalam bidang obligasi pemerintah yang melelahkan, maka
dokumen-dokumen terperinci dan panjang itu tidak menggentarkannya. Lebih
dari sekali ia mengaku bahwa ini merupakan selingan menarik dari tugas
normalnya yang membosankan. "Apa yang lebih menarik daripada eksekusi yang
mengintai begini dekat?" tanya Adam.
Bahkan mempelajari Baker Cooley peraturan juga menyisihkan perbankan federal waktu terbaru dari dan kesibukannya muncul untuk menjenguk. Phelps menelepon sekitar pukul 11.00 untuk menanyakan apakah Adam mau
menemuinya untuk makan siang. Adam tak ingin bertemu, dan menolak dengan
alasan ketatnya deadline dan ha-kim-hakim yang lekas marah. Tak seorang pun
mendengar kabar dari Lee. Phelps mengatakan sebelum ini ia sudah pernah
menghilang, tapi tai pernah lebih dari dua hari. Ia
khawatir dan mera. pertimbangkan akan menyewa detektif swasta, k akan
terus memberi kabar. "Ada reporter ke sini untuk menemui mu," kata Darlene sambil mengangsurkan sehelai kartu nama yang menyatakan kehadiran Anne L. Piazza,
koresponden Newsweek. Ia reporter ketiga yang menghubungi kantor ini hari
Rabu. "Katakan padanya aku tidak bisa," kata Adam tanpa penyesalan, "Sudah
kukatakan, tapi kupikir karena ini Newsweek, kau mungkin ingin tahu."
"Aku tak peduli siapa dia. Katakan padanya klien kita juga tak ingin bicara."
Ia berlalu dengan tergesa-gesa ketika telepon berdering. Dari Goodman,
melapor dari Jackson j akan menemui Gubernur pukul 13.00 nanti. Adam j
menginformasikan kesibukan dan telepon terbaru.
Darlene membawakan deli sandwich pada pukul j 12.30. Adam melahapnya
dengan cepat, lalu tidur j di kursi, sementara komputernya memuntahkan satu
brief lagi. www.ac-zzz.tk Goodman membalik-balik majalah otomotif semen- j tara menunggu
sendirian di ruang tamu di samping I kantor Gubernur. Sekretaris cantik yang
sama merapikan kuku di sela-sela telepon di switchboard- . nya. Pukul 13.00
tiba dan lewat tanpa komentar. Demikian juga pukul 13.30. Pukul 14.00, sang
resepsionis yang sekarang berkuku kuning Jingga
720 cerah minta maaf. Tidak apa-apa, kata Goodman dengan senyum hangat.
Keindahan karier pro bono adalah pekerjaan yang tidak diukur dengan waktu.
Sukses berarti membantu orang, tak peduli berapa jam yang ditagihkan.
Pukul 14.15, seorang wanita muda yang tangkas dalam setelan gelap muncul
entah dari mana dan berjalan menghampiri Goodman. "Mr. Goodman, saya
Mona Stark, kepala staf Gubernur. Gubernur akan menemui Anda sekarang." Ia
tersenyum sopan, Goodman mengikutinya melewati pintu berdaun ganda dan
masuk ke mangan panjang dan resmi dengan meja kerja di salah satu ujung dan
meja rapat jauh di ujung lainnya.
McAllister sedang berdiri di depan jendela dengan jas dilepas, dasi
dikendurkan, dan lengan kemeja tergulung. Penampilannya seperti layaknya
abdi masyarakat yang penuh dedikasi dan kelebihan beban kerja. "Halo, Mr.
Goodman," katanya dengan tangan terulur dan gigi berkilat cemerlang.
"Gubernur, terima kasih," kata Goodman. Ia tidak membawa tas kerja,
tanpa aksesori yang biasa dibawa pengacara. Ia kelihatan seperti kebetulan
lewat di jalan serta memutuskan mampir dan menemui Gubernur.
"Anda sudah bertemu dengan Mr. Larramore dan Miss Stark," kata Mc
Allister, melambaikan tangan pada kedua orang itu.
"Ya. Kami sudah bertemu. Terima kasih atas kesediaan Anda menemui saya
dengan pemberitahuan sesingkat ini." Goodman mencoba meria? dingi senyum
Gubernur yang cemerlang, tapi jj. sia. Saat ini sikapnya sangat merendah dan kagu?,
berada daiam kantor besar ini.
"Mari duduk di sini," kata Gubernur, melanj. baikan tangan ke meja rapat
dan memimpin dj depan. Mereka berempat duduk di sisi terpisah pada meja
www.ac-zzz.tk itu. Larramore dan Mona mencabut pena dan siaga membuat catatan serius.
Goodman tidak memegang apa-apa, kecuali meletakkan fa- j ngan di depannya.
"Setahu saya ada banyak pengajuan dalih hukum I dalam beberapa hari
terakhir ini," kata McAllister.
"Ya, Sir. Sekadar ingin tahu, apakah Anda per-nah mengalami yang seperu'
ini sebelumnya?" tanya Goodman. "Belum. Syukurlah."
"Nah, ini tidak luar biasa. Saya yakin kami akan terus mengajukan petisi
sampai detik terakhir."
"Boleh saya tanya sesuatu, Mr. Goodman?" Gubernur berkata tulus.
"Tentu." "Saya tahu Anda telah menangani kasus macam ini. Bagaimana perkiraan
Anda pada titik inil Se- ; besar apa peluangnya?"
"Anda tak pernah tahu. Sam sedikit berbeda j dari kebanyakan narapidana di
death row, sebab j dia punya pengacara-pengacara yang bagus - pe- I nasihat
hukum yang bagus dalam sidang, lalu upa- | ya banding yang sempurna."
722 "Oleh Anda, saya kira."
Goodman tersenyum, McAllister tersenyum, lalu Mona juga melontarkan
senyum lebar. Larramore tetap membungkuk di atas buku tulis, wajahnya
bersungut dalam konsentrasi hebat.
"Benar. Jadi, klaim Sam yang utama sudah diputuskan. Yang Anda saksikan
sekarang adalah langkah-langkah tanpa harapan, tapi kerap kali berhasil. Bisa
saya katakan peluangnya fifty-fifty hari ini, tujuh hari menjelang eksekusi."
Mona cepat-cepat mencatat ini di kertas, seolah-olah komentar tersebut
mengandung nilai hukum yang sangat penting. Sejauh ini Larramore mencatat
setiap patah kata. McAllister merenungkannya beberapa detik. "Saya agak bingung, Mr.
Goodman. Klien Anda tidak tahu kita bertemu. Dia menentang gagasan
diadakannya sidang untuk mempertimbangkan pengampunan. Anda menginginkan pertemuan ini tidak disiarkan. Jadi, mengapa kita ada di sini?"
www.ac-zzz.tk "Masalah berubah, Gubernur. Sekali lagi, saya sudah pernah ke sini berkalikali
sebelum ini. Saya sudah pernah menyaksikan orang menghitung-hitung hari
terakhirnya. Itu menimbulkan pengaruh aneh dalam pikiran. Orang berubah.
Sebagai pengacara, saya harus meliput setiap pokok persoalan, setiap sudut."
"Apakah Anda minta diadakan sidang pemeriksaan?"
"Ya, Sir. Sidang tertutup."
723 "Kapan?" "Bagaimana kalau hari Jumat?"
"Dua hari lagi," kata McAllister sambil ^ nerawang ke sebuah jendela.
Larramore herder)^ melonggarkan tenggorokan dan bertanya, "s^ macam apa
yang kira-kira akan Anda ajukan?"
"Pertanyaan bagus. Seandainya saya punvj nama, saya akan memberikannya
pada Anda sg. karang, tapi saya tidak punya. Presentasi katnj akan ringkas."
"Siapa yang akan memberikan kesaksian di pj. j hak negara bagian?"
McAllister bertanya pada Lar- f ramore, giginya berkilat ketika ia berpikir.
Goodman berpaling. "Saya yakin keluarga korban tentu ingin mengatakan sesuatu. Tindak
kejahatannya biasanya j dibahas. Mungkin perlu seseorang dari penjara un- i
tuk menerangkan narapidana macam apa dia se- f lama ini. Sidang ini cukup
fleksibel." "Saya lebih tahu tentang tindak pidana itu dari- f pada siapa pun," kata
McAllister, nyaris pada diri [ sendiri.
"Ini situasi yang aneh," Goodman mengakui. : "Saya sudah pernah terlibat
dalam sidang pemberian pengampunan, dan jaksa penuntut biasanya menjadi
saksi pertama yang bersaksi memberatkan terdakwa Dalam kasus ini, Andalah
jaksa penuntutnya" "Mengapa Anda menginginkan sidang ini tertutup?"
"Sejak dulu menambahkan. Gubernur adalah penganjur sidang, terbuka," Mona www.ac-zzz.tk "Ini sungguh yang terbaik unjuk semua pihak," kata Goodman, mirip profesor
yang pandai. "Tidak begitu menekan bagi Anda, Gubernur, sebab ini tidak
dipaparkan dan Anda takkan menerima banyak nasihat yang datang tanpa
diminta. Kami, tentu saja, ingin sidang ini tertutup." "Mengapa?" tanya
McAllister. "Ah, terus terang, Sir, kami tak ingin masyarakat melihat Ruth
Kramer bicara tentang anak-anaknya" Goodman mengawasi mereka saat ia
melontarkan komentar ini. Alasan sebenarnya adalah masalah lain. Adam yakin
satu-satunya cara membujuk Sam agar mau menerima sidang pertimbangan
pemberian pengampunan adalah dengan menjanjikan hal itu takkan jadi
tontonan umum. Apabila sidang itu tertutup, barangkali Adam bisa meyakinkan
Sam bahwa McAllister bisa dicegah memanfaatkan hal ini untuk popularitas
sendiri. Goodman kenal berpuluh-puluh orang di seluruh penjuru negeri ini, yang
dengan senang hati akan datang ke Jackson dengan pemberitahuan mendadak
untuk bersaksi di pihak Sam. Ia sudah mendengar orang-orang ini mengajukan
Kamar Gas The Chamber Karya John Grisham di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
argumentasi detik terakhir yang persuasif menentang hukuman mati. Biarawati,
pastor, pendeta, psikolog, pekerja sosial, penulis, dosen, dan beberapa mantan
narapidana di death row. Dr. Swinn akan memberikan kesaksian tentang betapa
menyedihkan keadaan Sam .akhir-akhir ini, dan ia ^ bekerja dengan baik untuk
meyakinkan Gubetw bahwa negara hendak membunuh orang yang j" valid.
Di kebanyakan negara bagian lain, narapioV berhak mendapatkan sidang
terakhir memper% bangkan pengampunan, biasanya di depan guber-nur. Tapi di
Mississippi sidang itu merupakan kebijaksanaan. "Saya rasa itu masuk akal,"
kata Gubernur. "Saat ini sudah cukup banyak perhatian," kata Goodman, tahu
bahwa McAllister sudah gatal dengan angan-angan kehebohan media yang akan
muncul. "Tak ada manfaatnya bagi siapa pun bila I sidang ini diadakan secara
terbuka." - Mona, si pendukung gigih sidang terbuka, me- I ngemyit makin keras
dan menulis sesuatu dengan huruf besar. McAllister tenggelam pikiran.
"Tak peduli apakah sidang ini terbuka atau ter- I tutup," katanya, "tak ada
alasan kuat untuk sidang j macam ini, kecuali Anda dan klien Anda punya j
www.ac-zzz.tk sesuatu yang baru untuk ditambahkan. Saya tahu kasus ini, Mr. Goodman. Saya
mencium bau asapnya. Saya melihat mayat-mayat itu. Saya tak bisa mengubah
pikiran, kecuali ada sesuatu yang baru." j 'Seperti?"
"Seperti ada sebuah nama. Anda beri saya nama asisten Sam, dan saya akan
setuju mengadakan sidang. Tanpa janji untuk memberikan pengampunan, Anda
mengerti, cuma sidang pertimbangan
biasa. Kalau tidak, ini hanya buang waktu percuma."
"Apakah Anda yakin ada orang yang membantu?" tanya Goodman. "Kami
selalu curiga. Bagaimana menurut Anda?" "Mengapa itu penting?"
"Itu penting, sebab sayalah yang menentukan keputusan terakhir, Mr.
Goodman. Sesudah berbagai pengadilan selesai dengannya dan jam berdetak
terus Selasa malam nanti, sayalah satu-satunya orang di dunia yang bisa
menghentikannya Bila Sam memang layak menerima hukuman mati, tak ada
masalah bagi saya untuk duduk-duduk sementara eksekusi berlangsung. Tapi
bila dia tidak layak, eksekusi itu harus dihentikan. Saya masih muda. Saya tak
mau dihantui hal ini sepanjang sisa hidup saya. Saya ingin mengambil keputusan
yang tepat." Tapi kalau Anda percaya akan adanya pelaku pembantu, dan jelas Anda
memang percaya mengapa tidak menghentikannya saja?"
"Sebab saya ingin pasti. Anda sudah bertahun-tahun jadi pengacaranya.
Apakah menurut Anda dia punya asisten?"
"Ya. Saya menduga ada dua orang. Saya tak tahu siapa pemimpin dan siapa
pengikutnya, tapi Sam mendapat bantuan."
McAllister membungkuk lebih dekat pada Goodman dan menatap matanya.
"Mr. Goodman, bila Sam bersedia mengatakan yang sebenarnya
pada saya, saya akan mengadakan sidang tertt%, i dan saya akan
mempertimbangkan pengampun^ I
Saya tidak menjanjikan apa pun, Anda mengerti 1 hanya sidang itu. Bila
tidak demikian, tak ada y I baru untuk ditambahkan dalam cerita ini."
Mona dan Larramore menulis lebih cepat dari. t pada notuiis pengadilan.
"Sam mengatakan dia menceritakan yang sebenarnya."
www.ac-zzz.tk "Kalau begitu, lupakan saja sidang ini. Saya sibuk."
Goodman mengembuskan napas dengan kesal, tapi tetap menyunggingkan
senyum. "Baiklah, kita akan bicara lagi dengannya. Bisakah kita bertemu lagi di
sini besok?" Gubernur memandang Mona, yang memeriksa kalender saku dan mulai
menggelengkan kepala, seolah-olah esok hari penuh sesak dengan pidato,
penampilan, dan pertemuan. "Jadwal Anda penuh," katanya dengan nada
memerintah. "Bagaimana dengan makan siang?"
"Tidak. Tidak bisa. Anda akan bicara di pertemuan NRA."
"Mengapa anda tidak menelepon saya?" Larramore menawarkan.
"Gagasan bagus," kata Gubernur, kini berdiri dan mengancingkan lengan
kemeja. Goodman berdiri dan berjabat tangan dengan mereka bertiga. "Saya akan
menelepon bila ada perkembangan baru. Tapi bagaimanapun, kami memohon sidang pertimbangan secepat mungkin."
"Permohonan ini ditolak, kecuali Sam bicara," Kata Gubernur.
Tolong ajukan permohonan ini secara tertulis, Sir, kalau Anda tidak
keberatan," kata Larramore. * "Tentu."
Mereka mengantar Goodman ke pintu. Setelah ia meninggalkan kantor
tersebut, McAllister duduk di kursi resminya di belakang meja kerja. Ia kembali
membuka kancing lengan kemeja. Larramore mohon diri dan pergi ke ruang
sempit di ujung gang. Miss Stark mengamati sebuah printout sementara Gubernur mengawasi
deretan tombol yang berkedip-kedip di teleponnya. "Berapa banyak di antara
telepon masuk ini tentang Sam Cayhall?" ia bertanya. Mona menyusuri sebuah
kolom pada printout dengan jari.
"Kemarin Anda menerima 21 telepon tentang eksekusi Cayhall. Empat belas
mendukung agar dia digas. Lima mengatakan agar mengampuninya.
Dua tidak memberikan pendapat tegas." "Itu peningkatan."
www.ac-zzz.tk "Yeah, tapi surat kabar memuat artikel tentang upaya hukum terakhir Sam.
Di situ disebutkan kemungkinan diadakannya sidang pertimbangan pemberian
pengampunan." n "Bagaimana dengan pol dengar pendapat" "Tak ada perubahan. Sembilan
puluh persen warga kulit putih di negara bagian ini mendukun hukuman mati, dan sekitar
separo warga kulit tam mendukung. Secara keseluruhan, jumlahnya sekitar 84
persen." "Berapa dukungan untukku?" "Enam puluh dua. Tapi bila Anda
mengampuni Sam, saya yakin angka itu akan merosot jadi satu digit"
"Jadi, kau menentang gagasan itu." "Sama sekali tak ada yang bisa didapat,
dan banyak yang harus dikorbankan. Lupakanlah pol I dan angka Bila Anda
memberikan pengampunan j pada salah satu penjahat di sana, lima puluh lainj nya
akan mengirimkan pengacara, nenek, dan pendetanya ke sini, memohon
pengampunan yang ! sama. Banyak yang harus Anda pikirkan. Gagasan ini
tolol." "Kau benar. Mana rencana medianya?" "Akan siap satu jam lagi." "Aku perin
melihatnya." "Nagel sedang memolesnya. Saya pikir Anda tetap hams
mengabulkan permohonan untuk sidang pertimbangan pengampunan itu. Tapi
adakanlah hari Senin. Umumkan besok. Biarkan memanas dulu selama akhir
pekan." "Sidang itu seharusnya tidak tertutup." "Benari Kita ingin Ruth Kramer
menangis di f depan kamera"
"Sidang ini keputusanko. Sam dengan pengacaranya tak bisa mendiktekan
persyaratannya. Kalau mereka menghendakinya mereka harus melakukannya dengan
caraku." "Benar. Tapi harap diingat, Anda menginginkannya juga. Liputannya luar
biasa besar." Goodman menandatangani sewa tiga telepon genggam untuk pemakaian tiga
bulan. Ia memakai kartu kredit Kravitz & Bane dan dengan cekatan menepiskan
rentetan pertanyaan salesman muda yang cerewet itu. Ia pergi ke perpustakaan
umum di State Street dan menemukan meja referensi yang penuh dengan buku
telepon. Dengan menilai tebalnya ia memilih buku telepon dari kota-kota yang
www.ac-zzz.tk agak besar di Mississippi, tempat-tempat seperti Laurel, Hattiesburg, Tupelo,
Vicksburg, Biloxi, dan Meridian. Kemudian ia memilih yang lebih tipis - Tunica,
Calhoun City, Bude, Long Beach, West Point. Di meja informasi ia menukarkan
uang kertas dengan pecahan 25 sen, dan menghabiskan dua jam untuk mengcopy
halaman-halaman buku telepon.
Dengan gembira ia mengerjakan tugas. Tak seorang pun akan percaya
bahwa laki-laki kecil berpakaian rapi dengan rambut acak-acakan dan dasi
kupu-kupu itu sebenarnya partner pada biro hukum besar di Chicago dengan
sekretaris dan paralegal yang akan datang begitu mendengar panggilan dan
isyarat darinya. Tak seorang pun akan percaya ia punya penghasilan 400.000
dolar lebih setahun. Dan ia sama sekali tak peduli. E. Gamer Goodman
menyukai pekerjaannya. Ia sedang berusak sebaik mungkin menyelamatkan satu nyawa Jagj
agar tidak dibunuh secara legal.
Ia meninggalkan perpustakaan dan mengemudi, kan mobil beberapa blok ke
Mississippi College School of Law. Seorang profesor di sana, John Bryan Glass,
adalah dosen yang mengajar hukum dan hukum acara pidana, dan juga mulai
menerbjf. kan artikel ilmiah menentang hukuman mati. Goodman ingin
menemuinya untuk melihat barangkali sang Profesor punya beberapa mahasiswa pandai yang tertarik pada suatu proyek riset.
Sang Profesor sudah pulang, tapi dijadwalkan akan mengajar pukul 09.00
hari Kamis nanti. Goodman memeriksa perpustakaan sekolah hukum itu, lalu
meninggalkannya. Ia mengemudi beberapa blok ke Old State Capitol Building,
sekadar n?- j lewatkan waktu, dan berlama-lama melihat-lihat 1 tempat itu.
Acara itu berlangsung tiga puluh menit, separonya dilewatkan di Civil Rights
Exhibit di j lantai dasar. Ia menanyakan hotel pada penjaga j toko cendera
mata yang menyarankan Millsaps-Buie House, sekitar satu mil di jalan itu. Ia
menemukan rumah besar gaya Victoria lepat sepan' I yang dikatakan penjaga
toko itu, dan mengambil ruangan kosong terakhir. Rumah itu direstorasi dengan
indah, perabotan dan ornamennya kuno. Petugas menyiapkan wiski dan air, dan
ia membawanya ke kamar www.ac-zzz.tk TIGA PULUH SEMBILAN Auburn house buka pukul 08.00. Seorang satpam berseragam jelek yang lesu
dan tak bersemangat membuka gerbang di depan jalan masuk, dan Adam
adalah orang pertama yang memasuki halaman parkir. Ia menunggu di dalam
mobil selama sepuluh menit, sampai satu mobil lain parkir di dekatnya. Ia
mengenali wanita itu sebagai konselor yang dijumpainya di kantor Lee dua
minggu sebelumnya. Ia menghentikannya di trotoar ketika wanita itu akan
memasuki pintu samping. "Permisi," katanya, "Kita sudah pernah bertemu. Saya
Adam Hall. Kemenakan Lee. Maaf, tapi saya tidak ingat nama Anda."
Wanita itu menjinjing tas kerja usang di satu tangan dan kantong cokelat
berisi makan siang di tangan lain. Ia tersenyum dan berkata, "Joyce Cobb. Saya
ingat. Di mana Lee?"
"Entahlah. Saya tadi berharap Anda tahu sesuatu. Anda belum mendengar
kabar darinya?" "Tidak. Sejak Selasa."
"Selasa" Sejak Sabtu saya belum bicara den? nya. Apakah Anda bicara
dengannya hari Sel kemarin?"
"Dia menelepon ke sini, tapi saya tidak ojc^ dengannya. Hari itulah mereka
memuat berita $ nangkapannya karena mengemudi dalam Jceadaj? mabuk."
- "Di mana dia waktu itu?" "Dia tak mengatakannya. Dia minta bicara dengan
administrator, katanya dia akan keluar sebentar, harus mencari
pertolongan, hal-hal macam itu. /ah. Tak pernah mengatakan dia ada di mana
atau kapan akan kembali." "Bagaimana dengan pasien-pasiennya?" "Kami
menangani mereka. Ini selalu jadi per- f gulatan, Anda tahu. Tapi kami bisa
mengatasinya." I "Lee takkan melupakan gadis-gadis ini. Menurut Anda, adakah kemungkinan
dia bicara dengan me-reka minggu ini?"
"Dengar, Adam, kebanyakan gadis-gadis ini ti- j dak punya telepon, oke" Dan
Lee pasti takkan melibatkan diri dalam proyek-proyek ini. Kati i mengurus
gadis-gadisnya, dan saya tahu mereka tidak bicara dengannya."
Adam mundur setapak dan memandang ke gerbang. "Saya tahu. Saya harus
menemukannya. Saya sungguh khawatir."
www.ac-zzz.tk "Dia akan baik-baik saja. Dia sudah pemati melakukan hal yang sama, dan
segalanya beres." Joyce mendadak terburu-buru hendak ke dalam.
"Kalau saya dengar sesuatu, Anda akan saya beri' jrabar."
Terima kasih. Saya tinggal di apartemennya." "Saya tahu."
Adam mengucapkan terima kasih kepadanya, dan berlalu. Pukul 09.00 ia
berada di kantor, terkubur dalam kertas.
Kolonel Nugent duduk di ujung sebuah meja panjang dalam ruangan yang
penuh penjaga dan staf. Meja itu terletak di atas platform pendek, sekitar tiga
puluh senti di atas yang lain,' dan pada dinding di- belakangnya ada sebuah
papan tulis besar. Sebuah podium portabel berdiri di satu sudut Kursi-kursi di
sisi kanan meja itu kosong, sehingga para penjaga dan staf yang duduk di kursi
lipat bisa melihat wajah orang-orang penting di sebelah kiri Nugent Morris
Henry dari kantor Jaksa Agung ada di sana, makalah-makalah tebal berjajar di'
hadapannya. Lucas Mann duduk di ujung, menulis catatan. Dua asisten kepala
duduk di samping Henry. Seorang pesuruh dari kantor gubernur duduk di
samping Lucas. Nugent melirik jam tangan, lalu memulai pidato pendeknya. Ia mengacu
pada catatan dan mengarahkan komentarnya pada penjaga dan staf. "Sampai
pagi ini, tanggal 2 Agustus, segala penangguhan eksekusi sudah dicabut oleh
berbagai pengadilan, dan tak ada yang akan inengheiirikan eksekusi. Kita
anggap eksekusi ini akan berlangsung
seperti yang direncanakan, satu menit lewat tengah malam Rabu depan.
Kita punya enam hari penuh untuk bersiap, dan saya bertekad hal ini terlaksana
dengan lancar, tanpa gangguan.
"Narapidana ini sedikitnya punya tiga petisi dan dalih yang sedang digarap di
berbagai pengadilan, dan, tentu saja, tak mungkin meramalkan apa yang
mungkin terjadi. Kita terus berhubungan dengan kantor Jaksa Agung. Bahkan
Mr. Morris Henry ada di sini bersama kita hari ini. 'Menurut pendapatnya, -dan
sesuai dengan pendapat Mr. Lucas Mann, eksekusi ini kemungkinan besar akan
terlaksana Penundaan bisa diberikan sedap saat, tapi tampaknya meragukan.
Bagaimanapun juga kita h-arus siap. Narapidana ini diperkirakan akan
www.ac-zzz.tk memohon sidang mempertimbangkan pengampunan, tapi, terus terang, hal ini
diperkirakan takkan berhasil. Mulai sekarang sampai Rabu depan, kita akan
terus dalam keadaan siaga."
Kata-kata Nugent kuat dan jelas. Ia menguasai pentas tengah, dan jelas
menikmati setiap saat. Ia melirik catatan dan meneruskan, "Kamar gas itu
sendiri sedang dipersiapkan. Kamar gas itu sudah tua, dan dua tahun tak
pernah dipakai, jadi kita sangat hati-hati dengannya. Seorang wakil dari pabrik
pembuatnya tiba pagi ini; dia akan melakukan tes hari ini dan malam ini. Kita
akan melakukan geladi resik lengkap selama akhir pekan, mungkin minggu
malam, dengan asumsi tak ada penundaan lagi. Saya sudah mengumpulkan
daftar sukarela736 wan anggota regu eksekusi, dan saya akan menetapkannya siang ini.
"Saat ini kita dibanjiri permintaan dari media untuk segala macam hal.
Mereka ingin mewawancarai Mr. Cayhall, pengacaranya, pengacara kita. Kepala
Penjara, penjaga, narapidana lain di The Row, algojo, setiap orang. Mereka
ingin menyaksikan eksekusi. Mereka ingin foto selnya dan kamar gas itu. Khas
kekonyolan media massa. Tapi kita harus menghadapinya. Tidak boleh ada
kontak apa pun dengan anggota pers, kecuali saya lebih dulu menyetujuinya.
Itu berlaku bagi setiap karyawan lembaga. Tak ada perkecualian. Kebanyakan
reporter ini tidak berasal dari sini, dan mereka hiruk-pikuk membuat kita
tampak seperti segerombolan redneck bodoh. Jadi, jangan bicara dengan
mereka. Tak ada perkecualian. Saya akan memberikan pernyataan yang sesuai
bila saya anggap perlu. Berhati-hatilah dengan orang-orang ini. Mereka
Kamar Gas The Chamber Karya John Grisham di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
pemakan bangkai. "Kita juga memperkirakan akan ada masalah dari luar. Sekitar sepuluh menit
yang lalu, kelompok pertama Ku Klux Klan tiba di gerbang depan. Mereka
diarahkan ke tempat biasanya antara jalan raya dan gedung administrasi,
tempat semua protes berlangsung. Kita juga mendengar ada kelompokkelompok lain
semacam itu akan ke sini sebentar lagi, dan tampaknya mereka
www.ac-zzz.tk merencanakan protes sampai urusan ini selesai. Kita akan mengawasi mereka
dengan ketat. Mereka punya hak melakukan ini, asalkan tanpa kekerasan. Meskipun
^ tidak di sini pada empat
eksekusi terakhir, say, sudah diberitahu bahwa kelompok-kelompok pen dukung
hukuman mati biasanya juga muncul ^ menimbulkan keributan. Kita
merencanakan m?, misahkan dua kelompok tersebut, karena alasan yang sudah
jelas." Nugent tak bisa duduk lebih lama lagi dan j berdiri kaku di ujung meja.
Semua mata tertuju I padanya, la mengamati catatan sejenak.
"Eksekusi kali ini akan berbeda, karena ke- 1 tenaran Mr. Cayhall. Ini akan
menarik banyak j perhatian, banyak media, banyak orang gila. Kita I harus
selalu bertindak profesional, dan saya takkan menolerir pelanggaran apa pun
terhadap peraturan, j Mr. Cayhall dan keluarganya berhak menerima I
perlakuan hormat selama hari-hari terakhir ini. Tak I ada komentar melecehkan
tentang kamar gas atau eksekusi tersebut. Saya tidak akan membiarkannya, I
Bukit Pemakan Manusia 7 Pendekar Rajawali Sakti 101 Rahasia Dara Iblis Tembang Tantangan 19