Pencarian

Kamar Gas 10

Kamar Gas The Chamber Karya John Grisham Bagian 10


Ada pertanyaan?" Nugent mengamati ruangan itu dan cukup puas dengan diri sendiri, la sudah
meliput semuanya, J Tak ada pertanyaan. "Baiklah. Kita akan bertemu j lagi
besok pagi pukul sembilan." Ia membubarkan mereka dan ruangan itu kosong
dengan cepat. Garner Goodman menemui Professor John Bryan Glass ketika ra sedang
meninggalkan kantor dan hendak pergi memberi kuliah. Kelas itu terlupakan
saat keduanya berdiri di gang dan saling memuji,
Glass sudah membaca semua buku Goodman, dan Goodman sudah membaca
sebagian besar artikel terbaru Glass yang mengutuk hukuman mati. Percakapan
itu dengan cepat beralih ke kekacauan kasus Cayhall, dan secara spesifik pada
kebutuhan mendesak Goodman akan beberapa mahasiswa hukum yang dapat
dipercaya dan bisa membantu melaksanakan proyek riset selama akhir pekan.
Glass menawarkan bantuannya, dan mereka berdua setuju makan siang
bersama beberapa jam lagi, guna menuntaskan persoalan tersebut
www.ac-zzz.tk Tiga blok dari Mississippi College School of Law, Goodman menemukan
kantor Southern Capital Defense Group yang kecil dan berjejalan. Organisasi ini
adalah lembaga swasta federal dengan kantor-kantor sempit, berjejalan di
setiap negara bagian yang masih memberlakukan hukuman mati. Direkturnya
seorang pengacara muda kulit hitam lulusan Yale bernama Hez Kerry, yang
telah meninggalkan kekayaan biro-biro hukum besar dan mengabdikan hidupnya
untuk menghapuskan hukuman mati. Goodman sudah pernah menemuinya
dalam dua konferensi. Meskipun kelompok yang disebut Kerry's Group ini tidak
langsung mewakili setiap narapidana di death row, kelompok ini punya
tanggung jawab memantau setiap kasus. Hez berusia 31 tahun dan menua
dengan cepat Ubannya adalah bukti tekanan dari 47 orang yang menghadapi
hukuman mati. Pada dinding di meja kerja sekretaris di serambi
ada kalender kecil, dan melintang di atasnya seorang telah menuliskan katakata
BIRTHDAY^ ON DEATH ROW. Setiap orang mendapat sebuah kartu, tidak
lebih. Anggaran belanjanya ketat, dai, kartu-kartu itu biasanya dibeli dengan
uang kembalian yang dikumpulkan di kantor.
Kelompok itu punya dua pengacara yang bekerja di bawah supervisi Kerry,
dan cuma punya satu sekretaris tetap. Beberapa mahasiswa dari sekolah hukum
bekerja cuma-cuma beberapa jam seminggu.
Satu jam lebih Goodman bicara dengan Hez Kerry. Mereka merencanakan
gerakan untuk Selasa mendatang. Kerry sendiri akan bersiaga di kantor panitera
Mahkamah Agung Mississippi. Goodman akan tinggal di kantor Gubernur. John
Bryan Glass akan diminta tinggal di kantor satelit Pengadilan Fifth Circuit di
gedung pengadilan federal Jackson. Salah satu mantan associate Goodman yang
sekarang bekerja di Washington sudah setuju menunggu di kantor panitera
Mahkamah Agung AS. Adam akan ditinggalkan sendiri di The Row dengan klien
dan mengoordinasikan telepon-telepon pada saat terakhir. ?jj
Kerry setuju berperan serta dalam proyek analisis pasar yang dilakukan
Goodman selama akhir pekan.
www.ac-zzz.tk Pukul 11.00, Goodman kembali ke kantor Gubernur di gedung kapitol. dan
menyerahkan permohonan tertulis kepada Larramore untuk tidang pertimbangan pemberian pengampunan. Gubernur
tak ada di kantor, sangat sibuk hari-hari ini, dan ia, Larramore, akan
menemuinya tepat setelah makan siang. Goodman meninggalkan nomor
teleponnya di Millsaps-Buie House dan mengatakan akan
menelepon secara berkala.
Ia kemudian menuju kantornya yang baru, sekarang dilengkapi dengan
mebel terbaik yang disewa selama dua bulan, tunai tentunya. Menurut tanda
yang tertulis di bawah tempat duduk, kursi-kursi lipat itu sisa dari sebuah
balai pertemuan gereja. Meja-mejanya yang reyot juga sudah pernah dipakai untuk
makan seadanya dan resepsi pernikahan.
Goodman mengamati sarangnya yang disusun dengan tergesa-gesa. Ia
duduk, dan dengan telepon genggam baru ia menelepon sekretarisnya di
Chicago, kantor Adam di Memphis, istrinya di rumah,
dan saluran hotline Gubernur.
Pokul 16.00 hari Kamis, Mahkamah Agung Mississippi masih belum menolak
klaim berdasarkan dalih inkompetensi mental Sam. Sudah tiga puluh jam
berlalu sejak Adam mengajukannya. Ia membuat kesal diri sendiri dengan
menelepon panitera. Ia bosan menjelaskan sesuatu yang sudah jelas ia butuh
jawaban. Tak ada secercah pun tanda optimisme bahwa pengadilan itu benarbenar
mempertimbangkan kebenaran klaim tersebut. Menurut Adam, pengadilan sedang berlambat-lambat dan menunda langkahnya ke pengadilan
federal. Pada saat ini, ia merasa keringanan di mahkamah agu" negara bagian adalah
sesuatu yang mustahil. | Ia pun tidak optimis di pengadilan federal. M4 I kamah
Agung AS belum lagi memutuskan per. I mohonannya untuk mempertimbangkan
dalih bah- i wa pemakaian kamar gas tidak konstitusional, 1 Pengadilan Fifth
Circuit berlama-lama dengan da- | lih nasihat hukum yang tidak efektif.
Tak ada perkembangan pada hari Kamis. Peng. I adilan-pengadilan itu cuma
duduk-duduk, seolah-olah ini dalih perkara biasa yang diajukan dan www.ac-zzz.tk dipertimbangkan dan dicatat, lalu diteruskan dan ditunda selama bertahuntahun.
Ia menginginkan tindakan, lebih disukai pemberian penundaan pada
tingkat tertentu, atau bila bukan penundaan, suatn argumentasi lisan atau
pemeriksaan tentang kesahihan dalih itu, atau bahkan penolakan, sehingga ia
bisa bergerak ke pengadilan berikutnya.
Ia mondar-mandir mengelilingi meja di kantornya dan menunggu telepon. Ia
sudah lelah mondar-mandir dan muak dengan telepon. Kertas-kertas sisa
puluhan makalah berserakan dalam kantor itu. Mejanya diselimuti tumpukan
kertas yang porak-poranda. Pesan-pesan telepon berwarna merah jambu dan
kuning tertempel di sepanjang salah satu rak buku.
Adam mendadak benci tempat itu. la butuh udara segar. Ia mengatakan
pada Darlene akan pergi jalan-jalan, lalu meninggalkan gedung. Saat itu hampir
pukul 17.00, masih terang dan sangat
hangat, la berjalan ke Hotel Peabody di Jalan Union dan minum di sudut
lobi, dekat piano. Itu minuman keras pertama sejak hari Rabu di New Orleans,
dan meskipun menikmatinya, ia khawatir dengan Lee. Ia mencarinya di tengah
kerumunan .peserta suatu pertemuan yang bergerombol di sekitar meja
registrasi. Ia melihat meja-meja di lobi itu terisi dengan orang-orang
berpakaian bagus, berharap entah dengan alasan apa Lee akan muncul. Di
manakah kau akan bersembunyi bila kau berumur Hma puluh dan melarikan diri
dari kehidupan" Seorang laki-laki dengan buntut kuda dan sepatu lars hiking berhenti dan
menatap, lalu berjalan menghampiri. "Permisi. Apakah Anda Adam Hall,
pengacara Sam Cayhall?"
Adam mengangguk. Laki-laki itu tersenyum, jelas senang mengenali Adam, dan berjalan ke
mejanya. "Saya Kirk Kleckner dari New York Times:' Ia meletakkan sehelai kartu
nama di depan Adam. "Saya berada di sini untuk meliput eksekusi Cayhall.
Sebenarnya saya baru saja tiba. Boleh saya duduk?"
Adam melambaikan tangan ke kursi kosong di seberang meja bundar kecil
itu. Kleckner duduk. "Beruntung menemukan Anda di sini," katanya penuh
www.ac-zzz.tk senyum.* Ia berusia sekitar awal empat puluhan, dengan raut bagaikan
wartawan kawakan yang sudah melompat-lompat ke segala penjuru dunia -
jenggot lebat, vest katun tanpa lengan di
atas kemeja denim, dan celana jeans. "Saya ^ j ngenal Anda dari foto-foto
yang saya pelajar, ^ I lam penerbangan ke sini."
"Senang berjumpa dengan Anda," kata Ad^ t datar.
"Bisakah kita bicara?" "Tentang apa?"
"Oh, tentang banyak hal. Saya mengerti klien J Anda tidak akan memberikan
wawancara." "Itu benar."
"Bagaimana dengan Anda?"
"Sama. Kita bisa bercakap-cakap, tapi tak ada yang boleh dimuat"
"Itu membuat urusan jadi sulit."
"Terus terang saya tak peduli. Saya tak peduli betapa sulitnya pekerjaan
Anda." "Cukup fair." Seorang pelayan muda yang luwes dengan rok pendek mampir
cukup lama untuk menerima pesanan. Kopi hitam. "Kapan terakhir kali Anda
menemui kakek Anda?"
"Selasa." "Kapan Anda akan menemuinya lagi?" "Besok."
"Bagaimana keadaannya?" "Dia masih hidup. Tekanan makin berat, tapi
sampai sejauh ini dia menerimanya.dengan baik." "Bagaimana dengan Anda?"
"Senang sekali."
"Serius. Apakah Anda sampai kurang tidur" Anda tahu, hal-hal macam
itulah." -Saya lelah. Yeah, saya kurang tidur, saya lembur berjam-jam, berlarian
bolak-balik ke penjara. Masalah ini sudah mendekati batas akhir, jadi beberapa
hari berikut ini akan sangat sibuk."
"Saya meliput eksekusi Bundy di Florida. Macam sirkus saja. Beberapa hari
pengacaranya tidak tidur." * "Memang sulit bersantai." "Apakah Anda akan
melakukannya lagi" Saya tahu ini bukan bidang khusus Anda, tapi apakah Anda
mempertimbangkan menangani kasus hukuman mati lain?"
www.ac-zzz.tk "Hanya bila saya menemukan sanak lain di death row. Mengapa Anda
meliput hal seperti ini?"
"Sudah bertahun-tahun saya menulis tentang hukuman mati. Memesona.
Saya ingin mewawancarai Mr. Cayhall."
Adam menggelengkan kepala dan menghabiskan minuman. "Tidak. Tidak
mungkin. Dia takkan bicara pada siapa pun." a
Maukah Anda membantu saya menanyainya?" "Tidak."
Kopi tiba. Kleckner mengaduknya dengan sendok. Adam melihat ke orang
banyak. "Kemarin saya mewawancarai Benjamin Keyes di Washington," kata
Kleckner. "Dia mengatakan tidak terkejut kalau Anda sekarang mengatakan dia
melakukan kekeliruan dalam sidang. Katanya dia su-dah memperkirakan hal itu
akan muncul." Saat ini Adam tak peduli tentang Benjamin
Keyes atau pendapatnya. "Itu langkah baku. ^
harus pergi. Senang berjumpa dengan Anda."
"Tapi saya ingin bicara tentang..." "Dengar. Anda beruntung berpapasan
dengan saya." kata Adam sambil cepat berdiri.
"Cuma beberapa hai lagi," kata Kleckner ketika Adam berjalan pergi. *
Adam meninggalkan Peabody dan berjalan-jalan ke Front Street dekat
sungai, sepanjang jalan melewati kelompok-kelompok orang muda berpakaian
rapi yang sangat mirip dirinya, semuanya bergegas pulang. Ia ui pada mereka:
apa pun bidang pekerjaan atau karier mereka, apa pun tekanan yang mereka
alami saat ini. mereka tidak memikul beban seberat dirinya.
la makan sandwich di sebuah deli, dan padi pakui 19.00 sudah kembali ke
kantor. Kelinci itu dijebak di hutan Parch man oleh dua penjaga, yang
menamakannya Sam. Kelinci cokelat berekor bulat, terbesar di antara yang
berhasil ditangkap. Tiga lainnya sudah dimakan.
Kamis larut malam, Sam si kelinci dan para pengurusnya, bersama Kolonel
Nugent dan regu eksekusi, memasuki Maximum Security Unit dengan von dan
pickup penjara. Mereka melaju pet-lahan-lahan melewati bagian depan dan
www.ac-zzz.tk mengitari lapangan bermain di ujung barat. Mereka parkir A samping bangunan
persegi dari bata merah yang menempel di sudut barat daya MSU.
Dua pintu baja putih tanpa jendela menuju bagian dalam bangunan persegi
itu. Satu menghadap ke selatan, menuju sebuah mangan sempit, dua kali
empat setengah meter, tempat para saksi duduk selama eksekusi berlangsung.
Mereka menghadap ke deretan tirai hitam, yang bila dibuka akan memperlihatkan bagian belakang kamar gas itu sendiri, cuma beberapa senti
dari situ. "? Pintu lainnya menuju Kamar Gas, sebuah mangan berukuran empat setengah
kali tiga setengah meter dengan lantai beton bercat. Kamar Gas ber-bentuk
segi delapan berdiri di tengah, berkilat cerah karena lapisan enamel perak baru
dan baunya pun seperti itu. Seminggu sebelumnya Nugent sudah menginspeksinya dan memerintahkan pengecatan. Tempat yang disebut ruang
ke matian itu tak bernoda setitik pun dan bersih. Tirai hitam di jendela di
belakang kamar gas itu terbuka.
Sam si kelinci ditinggalkan dalam pickup sementara seorang penjaga
bertubuh kecil, dengan tinggi dan bobot seukuran Sam Cayhall, digiring dua
rekannya yang lebjh besar menuju Kamar Gas. Nugent melangkah tegap dan
menginspeksi bagaikan Jenderal Patton - menunjuk, mengangguk, dan mengernyit. Penjaga bertubuh kecil itu didorong lebih dulu ke dalam Kamar
Gas, lalu diikuti dua penjaga yang memutarnya dan membawanya ke kursi
kayu. Tanpa sepatah kata atau senyum, tanpa tawa atau gurauan, mereka
mengikat pergelangannya lebih dulu dengan pengikat
kulit ke lengan kursi. Laku lututnya, lalu ^ langan kaki. Kemudian salah satu
penjaga angkat kepalanya satu atau dua senti dan roe|3 gangnya, sementara
yang lain mengikatkan pe" ikat kepala dari kulit.
Dua penjaga itu melangkah dengan hati-hati luar dari Kamar Gas. Nugent
menunjuk ke sah anggota lain dari regu itu, yang melangkah maju seolah-olah
ingin mengucapkan sesuatu kepada sj terhukum.
"Sampai di sini, Lucas Mann akan membacakan 1 keputusan hukuman mati
kepada Mr. Cayhall" I Nugent menjelaskan bagaikan sutradara film arna- I tir.
www.ac-zzz.tk "Kemudian saya akan menanyakan apakah dia j punya pesan terakhir." Ia


Kamar Gas The Chamber Karya John Grisham di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menunjuk lagi; penjaga f yang ditunjuk menutup pintu tebal ke kamar gas r itu
dan menyegelnya. "Buka," Nugent menyalak, dan pintu itu terbuka. Si penjaga bertubuh kecil
dibebaskan. "Ambil kelincinya," perintah Nugent Salah satu I pengurus mengambil Sam si
kelinci dari pickup. Ia i duduk dalam sangkar kawat, tak tahu-menahu akan
bahaya. Sangkar itu diserahkan kepada dua penjaga yang baru saja
meninggalkan Kamar Gas. Mereka dengan hati-hati meletakkannya di kursi
kayu, lalu melaksanakan tugas mereka mengikat manusia imajiner, Pergelangan
tangan, lutut per-gelangan kaki, kepala, dan kelinci itu pun siap t digas. Dua
penjaga itu meninggalkan Kamar Gas. Pintu ditutup dan disegel. Nugent
memberi isyarat kepada algojo, yang meletakkan kaleng berisi asam sulfat ke
dalam slang yang menjulur sampai
Ice bagian bawah Kamar Gas. Ia menarik tuas, terdengar suara berdetak,
dan asam sulfat itu sampai ke mangkuk di bawah kursi.
Nugent melangkah ke salah satu jendela dan mengawasi dengan penuh
perhatian. Anggota lain dalam regu itu berbuat sama. Sudut-sudut jendela itu
sudah diolesi vaselin untuk mencegah kebocoran.
Gas beracun itu dilepas perlahan-lahan. Kabut asap tipis terlihat
membubung dari bawah kursi, naik ke atas. Pada mulanya sang kelinci tidak
bereaksi terhadap uap yang merembes ke dalam sel kecilnya, tapi gas itu
menyerangnya cukup cepat. Ia menegang kaku, lalu melompat beberapa kali,
menumbuk dinding sangkarnya beberapa kali, lalu kejang-kejang hebat,
melompat dan meregang dan menggeliat liar. Kurang dari saru menit ia diam
tak bergerak. Nugent tersenyum sambil melirik ke jam tangannya. "Bereskan," perintahnya, dan lubang ventilasi di atas Kamar Gas dibuka untuk melepaskan
gas. www.ac-zzz.tk Pintu dari Kamar Gas ke luar dibuka, dan hampir semua anggota regu
eksekusi itu berjalan.ke luar, mencari udara segar atau merokok. Sedikitnya
butuh lima belas menit lagi sebelum Kamar Gas bisa dibuka dan kelinci itu
disingkirkan. Kemudian mereka hams menyemprot dan membersihkannya.
Nugent masih berada di dalam, mengawasi segalanya. Jadi, mereka merokok dan te
tawa-fawa sedikit. Tak lebih delapan belas meter dari sana, u. dela-jendela di atas gang Tier A
terbuka. Sam bjs mendengar suara mereka. Saat itu sudah le^" pukul 22.00 dan
lampu-lampu sudah padam, tanj dalam setiap sel di sepanjang tier itu dua
tang^ terjulur di antara jeruji, ketika empat belas orang mendengarkan dalam
kesunyian gelap. Narapidana penghuni death row hidup dalam sel berukuran dua kali tiga
meter selama 23 jam se- j hari. Ia mendengar segalanya - suara berdetak aneh
dari sepasang sepatu lars baru di gang; nada j suara atau aksen yang belum
biasa terdengar; de- J ngung mesin pemangkas rumput di kejauhan. Dan I sudah
tentu ia bisa mendengar suara pinta ke j Kamar Gas dibuka dan ditutup. Ia bisa
mendengar suara tawa puas dan pongah dari regu eksekusi.
Sam bertelekan pada lengan, memandangi jen- j dela di atas gang. Di luar
sana, mereka sedang berlatih membunuhnya.
EMPAT PULUH Di antara tepi barat Highway 49 dan halaman depan gedung administrasi
Parchman, terbentang sepetak tanah berumput halus selebar 45 meter. Tanah
itu menarik perhatian, sebab dulu di situ ada jalur rel kereta api. Di situlah
tempat pemrotes hukuman mati berkumpul dan memantau setiap eksekusi.
Mereka selalu datang, biasanya kelompok-kelompok kecil orang-orang penuh
komitmen yang duduk di kursi lipat dan mengacungkan plakat-plakat buatan
sendiri. Mereka menyalakan lilin di waktu malam dan menyanyikan lagu-lagu
pujian pada jam-jam terakhir. Mereka menyanyi, memanjatkan doa, dan
menangis ketika kematian diumumkan.
Suatu kejutan baru terjadi pada jam-jam sebelum eksekusi Teddy Doyle
Meeks, seorang pemerkosa dan pembunuh anak-anak. Protes yang tenang dan
www.ac-zzz.tk nyaris khusyuk itu dikacaukan gerombolan mahasiswa yang susah diatur dan
mendadak muncul tanpa peringatan serta bersuka ria menuntut darah. Mereka
minum bir dan memainkan muN
kaitan ada di sini?" tanya ^ mencoba menyelamatkan Sam t
N** ' "Kami takkan pergi akhir." Kami akan nya kau tidak akan berhasil melakukannya
Anggota Kran yang masih muda dengan merah dan batara? keringat di
kening men^" ahh pimpinan. *^'*n "ah dekat /agi ^ Adam. Tidak. Dia/ah alasan
mengapa fcamj i sini. Aku belum lahir ketika Sam membunuh y hudi- Y ahudr
itu. /adi kau tak bisa mempersaJaJij^ aha. Kami ada di sini untuk memprotes
eksekusi nya. Dia diadili karena a/asan politis."
"Dia takkan berada di "ini kaJau bukan ^ gars Kian. Mana topeng ka/un"
Kupikir hj" selalu menyembunyikan wajah."
Kelompok itu fterenyak dan bergerak-gerak sah, tah tahu pasti apa yang
mesti dilakukan "!& jutnya. Bagaimanapun juga, pemuda ini cucu Sag Cay ha/f.
jdofej dan juara mereka. Ia pengacau yang sedang berusaha menyelamatkan
simbol paling berharga "Mengapa katai tidak pergi saja7" tanya Adat "Sam tidak menghendaki kalian
di %ha." "Mengapa km tidak enyah ke neraka?" 10 laki-laki mudm itu mencemooh.
'Muh* besar Pergilah sap, oke7 .Sam jauh fe-bfh berharga bagi kalian dalam
keadaan mati d* pada hidup, biarkan dia meninggal dengan tenang lalu kalian akan punya
martir yang hebat." Dan bagaimana kalau Sam minta kalian pergi" Apa kalian mau pergi'.'"
www.ac-zzz.tk Tidak." kalanya mencemooh lagi. lalu melirik pada yang lainnya. Semua
tampaknya setuju untuk tidak menyingkir. "Kami merencanakan akan membuat
keributan besar." "Bagus. Foto kalian terpampang di surat kabar. Itulah maksud semua ini,
kan" Badut sirkus dongan pakaian lucu selalu menarik perhatian."
Terdengar pintu-pintu mobil dibanting di belakang Adam. dan ketika
menoleh, ia melihat kru televisi bergegas keluar dari van yang diparkir dekat
Saab-nya. "Wah, wah," katanya pada kelompok itu, "Senyum, teman-teman. Inilah
peristiwa besar yang kalian tunggu."
"Enyahlah ke neraka," laki-laki itu membentak marah. Adam berbalik
memunggungi mereka dan berjalan ke mobilnya. Seorang reporter bergegas ke
arahnya, dibuntuti seorang juru kamera.
"Apakah Anda Adam Hall?" ia bertanya terengah engah. "Pengacara Cayhall?"
"Ya," kata Adam tanpa berhenti. "Bisakah kita bicara sebentar?" Tidak Tapi
bocah-bocah itu ingin sekali bicara/' katanya, menunjuk ke belakang.
Wartawati itu mengikuti di sebelahnya, sementara juru kamera sibuk dengan
peralatannya. Adam membuka
94U pintu mobil, lalu membantingnya sambil men? kunci kontak.
Louise, penjaga gerbang, mengangsurkan se kartu bernomor untuk
diletakkan pada dashb, lalu melambaikan tangan, mempersilakannya^
1 Packer melakukan penggeledahan wajib di d pintu depan The Row. "Apa di
dalam saiuf I tanyanya, menunjuk kotak pendingin kecil
I dibawa Adam dengan tangan kiri. ", "Eskimo Pie, Sersan. Mau satu?" "Coba kulihat." Adam
mengangsurkan pendingin I itu kepada Packer, yang membuka tutupnya cukup |
lama untuk menghitung setengah lusin Eskimo masih beku di bawah selapis es.
Ia mengangsurkan kembali pendingin itu kepada Adam dan menunjuk ke
pintu kantor depan, beberapa meter dari sana. "Mulai sekarang kalian bertemu
di sini," ia menjelaskan. Mereka melangkah ke dalam ruangan.
www.ac-zzz.tk "Kenapa?" tanya Adam sambil memandang se- I keliling ruangan. Di sana ada
sebuah meja besi ] dengan telepon, tiga kursi, dan dua lemah arsip dalam
keadaan terkunci. "Memang begini cara kami melaksanakannya. Kami meringankan peraturan
begitu hari besar itu makin dekat Sam harus menerima tamunya di sin'- *?ga tak
ada pembatasan waktu." i
"Sungguh manis." Adam meletakkan tas di meja
dan mengangkat telepon. Packer berlalu untuk menjemput Sam. Wanita
baik hati di kantor panitera Jackson memberitahu Adam bahwa baru beberapa
menit yang lalu Mahkamah Agung menolak petisi kliennya yang memohon
keringanan hukuman dengan alasan mentalnya tidak kompeten. Adam
mengucapkan terima kasih kepadanya, mengatakan sudah menduga, dan
seharusnya ini bisa dilakukan sehari sebelumnya. Lalu dimintanya si sekretaris
mem-/flx copy keputusan pengadilan ke kantornya di Memphis, juga ke kantor
Lucas Mann di Parchman. la menelepon Darlene di Memphis dan memerintahkannya mem-/euc-kan petisi baru itu ke pengadilan distrik federal,
serta copy-nya ke Peng- " adilan Fifth Circuit dan ke kantor Mr. Olander yang
sibuk di Mahkamah Agung Washington, la -menelepon Mr. Olander untuk
mengabarkan petisi itu akan datang, dan diberitahu bahwa Mahkamah Agung
bara saja menolak meninjau klaim Adam bahwa kamar gas tidak konstitusional.
Sam memasuki kantor depan tanpa borgol ketika Adam masih bicara di
telepon. Mereka ber-I jabat tangan dengan cepat, lalu Sam duduk. Bukannya
mengambil rokok, ia membuka kotak pendingin dan mengambil sebatang
Eskimo Pie. la memakannya perlahan-lahan sambil mendengarkan Adam
berbicara dengan Olander. "Mahkamah Agung AS baru saja menolak permohonan penhv jauan ulang," Adam berbisik pada Sam (W tangan menutupi kop telepon.
Sam tersenyum aneh dan mengamati beber^ amplop yang dibawanya.
"Mahkamah Agung Mississippi juga menolak? Adam menjelaskan kepada
kliennya sementara L memencet beberapa nomor lagi. "Tapi itu mernato sudah
diduga. Sekarang kita sedang mengajukan, nya ke pengadilan federal." Ia
www.ac-zzz.tk menelepon ke Pen?. adilan Fifth Circuit untuk memeriksa status klaim, nya
tentang bantuan hukum yang tidak efektif Panitera di New Orleans
memberitahu bahwa be-lum ada tindakan apa pun yang diambil pagi itu. Adam
meletakkan gagang telepon dan duduk di tepi meja.
"Pengadilan Fifth Circuit masih memendam klaim bantuan hukum yang tidak
efektif itu," ia melapor kepada kliennya yang tahu tentang hukum dan prosedur
serta menyerapnya bagaikan ahli hukum terpelajar. "Dari segala segi, pagi ini
tidak begitu baik." "Stasiun televisi Jackson pagi ini mengatakan aku telah minta Gubernur
mengadakan sidang pertimbangan pemberian pengampunan," kata Sam di selasela
gigitan. "Tentu saja ini tidak benar. Aku tidak menyetujuinya." " Tenang,
Sam. Itu langkah rutin." "Rutin apa! Tadinya kupikir kita punya kesepakatan.
Mereka bahkan menayangkan McAllister di TV, bicara betapa pedih perasaannya
dalam ambil keputusan tentang pemberian pengam-itu. Aku sudah memperingatkanmu." McAllister tidak penting, Sam. Permohonan itu coma
formantas. Kita tidak harus terlibat."
Sam menggelengkan kepala dengan kesal. Adam memperhatikannya dengan
cermat, la tidak benar-benar marah, tidak pula benar-benar peduli dengan apa
yang telah dilalaikan Adam. la sudah menyerah, nyaris kalah. Sedikit omelan
itu muncul secara wajar. Seminggu sebelumnya ia tentu sudah mencaci maki.
"Tadi malam mereka berlatih, kau tahu. Mereka menggarap kamar gas itu,
membunuh tikus atau entah apa, segalanya bekerja sempurna, dan sekarang
semua orang tegang menunggu eksekusiku. Bisakah kaupercaya" Mereka
mengadakan geladi resik dengan pakaian lengkap untukku. Bangsat-bangsat
ito." . "Aku ikut sedih, Sam."
"Tahukah kau seperti apakah bau gas sianida?" "Tidak."
"Kayu manis. Baunya tercium di udara kemarin malam. Idiot-idiot itu tidak
mau repot-repot menutup jendela di tier kami, dan aku mengendusnya."
Adam tidak tahu ini benar atau tidak. Ia tahu bahwa kamar gas itu dibiarkan
terbuka ventilasinya selama beberapa menit sesudah eksekusi, dan gas itu
www.ac-zzz.tk lepas ke udara. Tentu saja gas itu tak bisa merembes ke tier. Mungkin Sam
mendengar cerita tentang gas itu dari para penjaga. Mungkin itu
cuma bagian dari dongeng di sana. Ia dud^ 't pinggir meja, mengayunayunkan kaki,
menjJ I orang tua dengan lengan kurus dan rambut ^ f minyak yang tampak
menyedihkan itu. Sungg^ j suatu dosa mengerikan membunuh makhluk ^ 1
seperti Sam Cayhall. Kejahatannya terjadi satu ge. nerasi yang lalu. Ia sudah
menderita dan matj I berkali-kali dalam selnya yang bemkuran dua j tiga
meter. Bagaimana negara bisa mendapatkan !
faedah dengan membunuhnya sekarang" Ada banyak hal dalam pikiran
Adam, tak satu '" pun di antaranya bisa menjadi usaha terakhir.
"Aku menyesal, Sam," katanya lagi, penuh iba,
"Tapi kita perlu bicara tentang beberapa hal." "Apakah orang-orang Klan itu
ada di luar pagi iai" Televisi menayangkan gambar mereka di sini
kemarin." "Ya Kuhitung ada tujuh beberapa menit yang lalu. Berseragam lengkap, tapi
tanpa topeng." "Aku dulu pernah memakai pakaian seperti itu, kau tahu," katanya, sangat
mirip veteran perang yang membual kepada anak-anak kecil. .
"Aku tahu, Sam: Dan karena memakainya kau sekarang duduk di death row
ini dengan pengacaramu, menghitung jam sebelum mereka mengikatmu dalam
Kamar Gas. Kau seharusnya benci pada orang-orang tolol di luar sana."
"Aku tidak membenci mereka. Tapi mereka tak punya hak berada di sini.
Mereka telah meninggalkanku. Dogan mengirimku ke sini, dan ketikS/li
1Cl\ saksi memberatkanku, dia adalah Imperial Wizaid Mississippi. Mereka tidak
memberiku sepeser pun untuk biaya pembelaan. Mereka melupakanku.?"Apa yang
kauharapkan dari segerombolan penjahat" Kesetiaan?"


Kamar Gas The Chamber Karya John Grisham di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Aku setia." www.ac-zzz.tk "Dan lihat akibatnya, Sam. Kau seharusnya mengadukan Klan dan minta
mereka enyah, menyingkir dari eksekusimu." :'$$m
Sam memainkan amplop-amplopnya, lalu meletakkannya dengan hati-hati
pada sebuah kursi. "Kusuruh mereka menyingkir," kata Adam.
"Kapan?" "Baru beberapa menit yang lalu. Aku bertengkar dengan mereka. Mereka
sama sekali tak peduli denganmu, Sam; mereka memanfaatkan eksekusi ini,
sebab kau akan menjadi martir yang hebat, orang yan^ bisa dipakai untuk
berpawai dan dibicarakan selama bertahun-tahun yang akan datang. Mereka
akan meneriakkan namamu bila membakar salib, dan mereka akan berziarah ke
makammu. Mereka ingin kau mad, Sam. Itu cara humas yang hebat."
"Kau langsung menghadapi mereka?" Sam bertanya dengan sedikit nada geli
dan bangga. "Yeah. Bukan urusan besar. Bagaimana dengan Carmen" Kalau boleh datang
dia perlu mengatur perjalanannya."
Sam mengisap rokoknya sambil berpikir. "Aku mau menemuinya, tapi kau
harus memperingatkannya tentang penampilanku. Aku tak ingin a-kejut." * ^
"Kau kelihatan hebat, Sam."
"Wah. teruna kasih. Bagaimana dengan Lee>
'Bagaimana dengan dia?"
"Bagaimana keadaannya" Kami punya koran 4 sini. Aku melihatnya di koran
Memphis kemarin, lalu membaca tentang penangkapan^ karena mengemudi
dalam keadaan mabuk hari Se lasa. Dia tidak dipenjara, kan?"
"Tidak. Dia ada di klinik rehabilitasi," ^ Adam seolah-olah tahu tepat di
mana Lee. "Apa dia bisa datang berkunjung?"
"Apa kau menginginkannya?"
"Kurasa begitu. Mungkin hari Senin. Kita tunggu saja."
www.ac-zzz.tk "Tak ada masalah," kata Adam sambil berpikir bagaimana ia bisa
menemukan Lee. "Aku akan bicara dengannya akhir pekan ini."
Sam mengangsurkan salah satu amplop tak tertutup kepada Adam. "Berikan
ini pada orang-orang di luar. Ini daftar pengunjung yang kusetujui mulai
sekarang sampat nanti. Bukalah."
Adam melihat daftar itu. Di situ ada empat nama Adam, Lee. Carmen, dan
Donnie Cayhall "Tidak begitu panjang."
"Aku punya banyak sanak saudara, tapi aku tak ingin mereka ke sini.
Sembilan setengah tahun mereka tak pernah mengunjungiku, maka terkutuklah
aku kalau mereka datang ke sini pada menit
terakhir untuk mengucapkan selamat tinggal. Mereka bisa menyimpannya
untuk penguburan." "Akn menerima segala macam permintaan dari reporter dan wartawan untuk
mengadakan wawancara."
"Lupakan saja."
"Itulah yang kukatakan pada mereka. Tapi ada permintaan yang mungkin
menarik minatmu. Ada orang bernama Wendall Sherman, pengarang yang cukup
punya reputasi dan sudah menerbitkan empat atau lima buku serta
memenangkan beberapa penghargaan. Aku belum pernah membaca karyanya,
tapi dia menghubungiku. Dia sah. Aku bicara melalui telepon dengannya
kemarin. Dia ingin duduk bersamamu dan merekam kisahmu. Rasanya " dia
sangat jujur, dan katanya rekaman itu bisa makan waktu berjam-jam. Dia akan
terbang ke Memphis hari ini, kalau kau bilang ya." "Mengapa dia ingin merekam
aku?" - "Dia ingin menulis buku tentang dirimu," "Novel roman?"
"Aku meragukannya. Dia bersedia membayar 50.000 dolar di muka, dengan
persentase royaltinya kelak."
"Hebat. Aku mendapat 50.000 dolar beberapa hari sebelum mati. Apa yang
akan kulakukan dengan uang itu?"
"Aku cuma menyampaikan tawaran." "Katakan padanya untuk pergi ke
neraka. Aku tidak tertarik."
"Baiklah." www.ac-zzz.tk "Aku ingin kau menyusun konsep p^., bahwa aku menyerahkan semua hak
atas hidupku padamu, dan sesudah aku pergi kau (J^ berbuat apa saja
dengannya." ^ "Bukan gagasan buruk merekamnya." "Maksudmu..."
"Bicaralah dengan mesin kecil dan pita ^ I Aku bisa membawakannya
untukmu. Duduklah "Betapa membosankan." Sam menghabiskan & kirno Pie dan melemparkan
gagangnya ke dalam tempat sampah.
"Tergantung bagaimana kau melihatnya. Semi} rasanya sangat menegangkan
sekarang." "Yeah, km benar. Hidup yang cukup man- j bosankan, tapi akhirnya sangat
sensasional." 'l "Kurasa bisa jadi bestseller." "Aku akan memikirkannya." Sam
mendadak melompat berdiri, meninggalku l sepatu mandi karet di bawah kursi.
Ia berjalan f dengan langkah lebar menyeberangi ruangan, mengukur dan
merokok sambil berjalan. "Tiga tela* kali enam belas setengah," gumamnya
pada diri sendiri, lalu mengukur lagi.
Adam menulis catatan pada buku tulis dan men- i coba mengabaikan sosok
merah yang mondar-mandir di antara dinding. Sam akhirnya berhenti dan
bersandar pada lemari arsip. "Aku ingin kau membantuku," katanya, menatap
dinding di seberani ruangan itu. Suaranya jauh lebih rendah. Ia bernapas perlahan-lahan. "Aku
mendengarkan," kata Adam. Sam maju selangkah ke kursi dan memungut
satu amplop. Ia menyerahkannya pada Adam dan jcembalj ke posisinya,
bersandar pada lemari arsip. Amplop itu terbalik, sehingga Adam tak dapat
melibat tulisan di atasnya. "Aku ingin kau mengirimkannya," kata Sam. "Kepada
siapa?" "Quince Lincoln."
Adam meletakkannya di meja di sisinya dan mengamati Sam dengan cermat.
Tapi Sam sedang berkelana di dunia lain. Matanya yang keriput menatap kosong
pada sesuatu di dinding seberangnya. "Seminggu aku menulisnya," katanya,
suaranya nyaris parau, "tapi sudah empat puluh tahun aku memikirkannya."
"Apa isi surat itu?" Adam bertanya perlahan-lahan.
www.ac-zzz.tk "Permintaan maaf. Sudah bertahun-tahun aku memikul perasaan bersalah,
Adam. Joe Lincoln orang yang baik, ayah yang baik. Aku kehilangan akal sehat
dan membunuhnya tanpa alasan. Dan sebelum menembaknya, aku tahu aku
bisa lolos dari hukuman. Aku tak bisa lepas dari perasaan bersalah. Sangat
bersalah. Tak ada yang bisa kulakukan sekarang, kecuali mengatakan aku
menyesal." "Aku yakin itu sangat berarti bagi keluarga Lincoln."
"Mungkin. Dalam surat itu aku mohon pengatn, pun an mereka, yang
kupercaya merupakan cara orang Kristen bertindak. Aku ingin mati, dengan
keyakinan aku telah mencoba menyatakan penyesalanku."
"Tahu di mana aku mungkin akan menemukan, nya?"
"Itulah bagian yang sulit. Dari sanak keluarga, aku mendengar keluarga
Lincoln masih ada di Ford County. Ruby, jandanya, mungkin masih hidup. Aku
khawatir kau harus pergi ke Clanton dan bertanya-tanya di sana. Di sana
sheriff-nya orang Afrika, jadi kau akan mulai dengannya. Barangkali dia kenal
semua orang Afrika di county itu." "Dan kalau aku menemukan Quince?"
"Katakan padanya siapa dirimu. Berikan surat Ku padanya Katakan padanya aku
mati dengan setumpuk perasaan bersalah. Bisakah kau melakukannya?"
"Dengan senang hati. Tapi aku tak pasti kapan , bisa melakukannya"
"Tunggulah sampai aku mati. Kau akan punya J banyak waktu begitu urusan
ini selesai." Sam sekali lagi berjalan ke kursi, dan kali ini ia mengambil dua amplop. Ia
menyerahkannya pada Adam, dan mulai mondar-mandir perlahan-lahan, majomundur
melintasi ruangan. Nama Ruth Kramer terketik pada salah satu amplop,
tanpa alamat, dan Elliot Kramer pada yang satunya. "Itu untuk keluarga
Kramer. Serahkanlah pada mereka, tapi tunggu sampai selesai eksekusi."
"Mengapa menunggu?"
"Sebab motifku mumi. Aku tak ingin mereka f mengira aku melakukan hal ini
untuk menimbul-I kan simpati di saat kematianku."
Adam meletakkan surat untuk keluarga Kramer j
di samping surat untuk Quince Lincoln - tiga surat, tiga mayat. Berapa surat lagi yang akan dibuat Sam
www.ac-zzz.tk selama akhir pekan" Berapa korban lagi yang ada di luar sana" "Kau yakin akan
mati, kan, Sam?" Ia berhenti di samping pintu dan merenungkan hal ini sejenak.
"Kita tak punya peluang. Aku sedang bersiap." "Kita masih punya kesempatan."
"Benar. Tapi aku bersiap, kalau-kalau ini terjadi. Aku telah menyakiti banyak
orang, Adam, dan aku tak pernah berusaha memikirkannya. Namun bila kau
punya janji dengan maut, kau memikirkan kerusakan yang telah kauperbuat."
Adam memungut tiga amplop itu dan memandangnya. "Apakah ada yang
lain?" Sam menyeringai dan memandang ke lantai. "Cuma itu saja, untuk
sekarang." Surat kabar Jackson pada pagi hari Jumat memuat berita halaman depan
tentang permohonan Sam Cayhall untuk suatu sidang pengampunan. Berita itu
termasuk foto rapi Gubernur David McAllister, foto Sam yang buruk, dan
komentar panjang untuk kepentingan sendiri oleh Mona Stark, kepala staf
Gubernur - semuanya mengatakan Gubernur dang bergumul mengambil
keputusan. Karena ia benar-benar pengabdi rakyat, hamba seluruh warga Mississippi,
McAllister memasan? sistem telepon hotline yang mahal tak lama setek ia
terpilih. Nomor toll free itu tertempel di seloM penjuru negara bagian, dan
para pemilihnya term. menerus dihujani iklan layanan masyarakat untuk
memakai People's Hotline tersebut. Teleponlajj Gubernur. Dia memperhatikan
pendapat Anda. Demokrasi dalam bentuknya yang terbaik. Para operator selalu
siaga. Dan karena ambisinya lebih besar daripada keuletannya, McAllister dan
stafnya memantau fe- i lepon-telepon itu setiap hari. Ia pengikut, bukan I
pemimpin. Ia menghabiskan banyak uang untuk I mengadakan pol dengar
pendapat, dan terbukti se- j cara diam-diam mahir menemukan masalah-ma- f
salah yang mengusik masyarakat, lalu melompat ke depan memimpin parade.
Goodman dan Adam mencurigai bal ini. Mc- j Ailister tampak terlalu
terobsesi dengan panggilan untuk melontarkan inisiatif baru. Orang itu
www.ac-zzz.tk penghitung suara pemilik yang tak kenal malu, jadi mereka memutuskan akan
memberikan sesuatu un- . tuk dihitung.
Goodman membaca berita itu pagi-pagi sambil menikmati kopi dan buahbuahan, dan
pukul 07,30 j bicara melalui telepon dengan Profesor John Bryan
Glass dan Hez Kerry. Pukul 08.00, tiga mahasiswa
I Glass sudah minum kopi dari cangkir kertas di kantor sementara yang
kumuh. Analisis pasar itu akan dimulai.
Goodman menjelaskan cara kerja dan perlunya r menjaga kerahasiaan.
Mereka tidak melanggar hukum, ia meyakinkan mereka, cuma memanipulasi I
opini publik. Telepon-telepon genggam itu terletak f di meja, bersama
halaman-halaman buku telepon yang di-copy Goodman pada hari Rabu.
Mahasis-1 wa-mahasiswa itu sedikit khawatir, tapi toh, bergairah untuk mulai.
Mereka akan dibayar dengan baik. Goodman mendemonstrasikan tekniknya
dengan melakukan telepon pertama. Ia memutar nomornya.
"People's Hotline," jawab sebuah suara yang menyenangkan.
Ya. Saya menelepon mengenai berita koran pagi ini, tentang Sam Cayhall,"
kata Goodman perlahan-lahan, menirukan aksen yang diseret-seret. Ia
mengucapkannya dengan enggan. Mahasiswa-mahasiswa itu sangat geli.
"Dan nama Anda?"
"Ya. Saya Ned Lancaster, dari Biloxi, Mississippi," balas Goodman sambil
membaca dari daftar telepon. "Dan saya memilih untuk Gubernur. Dia orang
yang baik," ia membumbui dengan baik.
"Dan bagaimana perasaan Anda tentang Sam Cayhall?"
"Saya pikir tidak seharusnya dia dieksekusi. Dia orang tua yang sudah banyak
menderita, dan saya 769 ingin Gubernur memberikan pengampunan, g,^ kan dia mari dengan tenang
di Parch man sana." "Oke. Akan saya pastikan Gubernur tahu |e /epon Anda." "Terima kasih."
Goodman menekan satu tombol pada teleporj dan membungkuk di hadapan
penontonnya. "Gam-mng sekati Man kita mulai."
www.ac-zzz.tk Mahasiswa kulit putih itu memilih satu nomor telepon Percakapan itu
berlangsung seperu ini, j "Halo. in; Lester Crosby dari Bude. Mississippi Saya
menelepon mengenai eksekusi Sam Cavhif Ya, Ma'am. Nomor saya" 553-9084
Ya, beat. I Bude. Mississippi, di Franklin County. Benar Nah, nenurut saya tidak
seharusnya Sam Cayrufl dikinm ke kamar gas. Saya tidak setuju. Sm I pikir
Gubernur harus turun tangan dan menghentikannya. Ya. Ma'am, benar Terima
kasih." fa ter- j senyum kepada Goodman yang sedang memencet
Wanita kulit putih itu mahasiswi setengah bm la berasal dan kota kecil di
daerah pedesaan negara bagian itu dan aksennya memang sengau. "Halo, ini
kantor Gubernur" Bagus. Sayi me-berkenaan dengan berita Cayhall di kotm hari
ini. Susan Barnes. Decatur. Mississippi. Benar Nak, d?a sudah tua dan mungkin
akan mati juga membunuhnya beberapa sekarang" tahun Ampuni lagi. dia. Apa Apa" manfaatnya U saya bagi mgin negara Gubernur menghentikannya Saya berikan suara untuk Gubernur, dan menurut saya dia orang baik. Ya. Terima
kasih juga." Mahasiswa kulit hitam itu berusia akhir dua puluhan. Ia memberitahu
operator hotline bahwa ia warga kulit hitam Mississippi, sangat menentang
gagasan yang diperjuangkan Sam Cayhall dan Ku Klux Klan, tapi bagaimanapun
juga menentang eksekusi ini. "Pemerintah tak berhak menentukan hidup-mati
orang," katanya. Dalam keadaan apa pun ia tidak mendukung hukuman mati.
Demikianlah hal itu berlangsung. Telepon membanjir dari segala penjuru
negara bagian itu, susul-menyusul, masing-masing dari orang yang berlainan
dengan alasan berlainan untuk menghend-kan eksekusi tersebut. Mahasiswamahasiswi
itu jsdi kreatif, mencoba segala macam aksen dan alasan-alasan
baru. Sekali-sekali telepon mereka terantuk sinyal sibuk, dan rasanya
menggelikan mengetahui mereka telah memadati hotline tersebut. Karena
aksennya yang tegas, Goodman mengambil peran sebagai orang luar, semacam
abo-lisionis hukuman mati yang berdatangan dari segala penjuru negeri dengan
berbagai nama alias dan tempat asal yang sangat bervariasi.
www.ac-zzz.tk Goodman pernah mengkhawatirkan McAllister cukup paranoid untuk
melacak telepon-telepon ke hotline-nya, tapi ia memutuskan operator-operator
itu akan terlalu sibuk. Dan mereka memang sibuk. Di sisi lain kota itu John Bryan Glass
membatalkan kuliah dan mengunci piatu ke kantornya, la bergembira
menelepon berulang-ulang dengan berbagai rtia^
nama. Tak jauh darinya, Hez Kerry dan salah SJ pengacara stafnya juga


Kamar Gas The Chamber Karya John Grisham di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

membombardir hotktk dengan pesan yang sama.
Adam bergegas ke Memphis. DarJene ada di kan. tornya, sia-sia berusaha
mengatur gunungan dokumen, fa menunjuk ke satu tumpukan yang pj. img
dekat ke komputer. "Keputusan menolak pe- i ninjauan ulang ada di atas, lalu
keputusan dan* I Mahkamah Agung Mississippi. Di sampingnya I adalah petisi
habeas corpus yang akan diajukan k pengadilan distrik federal. Aku sudah
mengirimkan semuanya dengan fox."
Adam melepas jas dan melemparkannya ke kursi. Ia melihat sederet pesan
telepon pada kertas merah jambu yang ditempel pada rak baku "Siapa orangorang
ini?" "Reporter, penulis, pembual, beberapa adalah pengacara lain yang
menawarkan bantuan. Satu dari Garner Goodman di Jackson. Katanya analisis
pasar itu berjalan baik, jangan menelepon. Apakah analisis pasar itu?"
"Jangan tanya. Tidak ada kabar dari fifth Gt- t cwttT Tidak."
Adam menghela napas dalam dan duduk di . kursi.
"Makan siang?" tanya Darlene.
"Sandwich saja, kalau kau tidak keberatan. Bisakah kau bekerja besok dan
hari Minggu?" "Tentu.". "Aku butuh kau tinggal di sini selama akhir pekan, di samping telepon dan
fax. Maaf." "Aku tidak keberatan. Akan kuambilkan sandwich."
www.ac-zzz.tk Ia berlalu, menutup pintu di belakangnya. Adam menelepon kondominium
Lee. Tak ada jawaban. Ia menelepon Auburn House, tapi tak seorang pun
mendengar kabar darinya. Ia menelepon Phelps Booth yang sedang rapat
direksi. Ia menelepon Carmen di Berkeley dan menyuruhnya bersiap terbang ke
Memphis hari Minggu. Ia melihat pesan-pesan telepon itu dan memutuskan tak satu pun patut
dibalas. Pukul 13.00, Mona Stark bicara dengan orang-orang pers yang berkeliaran di
sekitar kantor Gubernur di gedung kapitol. Ia mengatakan bahwa setelah
mempertimbangkan banyak hal. Gubernur memutuskan mengadakan sidang
mempertimbangkan pengampunan pada hari Senin pukul 10.00. Dalam
kesempatan itu, Gubernur akan mendengarkan berbagai persoalan dan dalih,
serta mengambil keputusan yang adil. Ia menjelaskan bahwa menimbang hidup
atau mati merupakan tanggung jawab yang luar biasa berat, namun David
McAllister akan melakukan apa yang adil dan benar.
EMPAT PULUH SATU Packer pergi ke sel pada pukul 05.30 hari Sabtu dan tak peduli dengan
borgol. Sam sedang roe. nunggu dan mereka diam-diam meninggalkan Tier A.
Mereka berjalan melewati dapur tempat para narapidana sedang menggoreng
telur dan bacon, I Sam belum pernah melihat dapur, dan ia berjalan
perlahanlahan, menghitung langkah, memeriksa 1 ukurannya. Packer membuka sebuah
pintu dan memberi tanda pada Sam agar bergegas dan mengikuti. Mereka
melangkah ke luar, dalam kegelapan. Sam berhenti dan memandang mangan
bata persegi di sebelah kanan, bangunan kecil tempat Kamar Gas. Packer
menarik sikunya dan mereka berjalan bersama ke ujung timur The Row, tempat
satu penjaga lain sedang mengawasi dan menunggu. Penjaga itu mengangsurkan secangkir besar kopi kepada Sam, lalu membawanya melewati
gerbang, ke dalam halaman rekreasi yang mirip tempat bermain di ujung barat
The Row. Tempat Ha dipagari dan dipasangi kawat duri,
dengan ring bola basket dan dua bangku. Packet
mengatakan akan kembali satu jam lagi, dan berlalu bersama si penjaga.
www.ac-zzz.tk Sam berdiri lama di tempatnya, menghirup kopi panas dan menyerap
pemandangan di sana. Sel pertamanya terletak di Tier D, di sayap timur, dan ia
sudah berkali-kali ke sini. la tahu ukurannya dengan tepat - lima belas setengah
kali sebelas meter, la melihat penjaga di menara yang sedang duduk di bawah
lampu dan mengawasinya. Di balik pagar dan melalui bagian atas deretan
tanaman kapas, ia bisa melihat lampu gedung-gedung lain. Ia berjalan
perlahan-lahan ke sebuah bangku dan duduk.
Sungguh baik orang-orang ini, mengabulkan perrmntaannya untuk terakhir
kalinya menyaksikan matahari terbit. Sudah sembilan setengah tahun ia tak
pernah melihatnya. Pada mulanya Nugent bilang tidak, lalu Packer turun
tangan dan menjelaskan pada sang Kolonel bahwa itu tidak apa-apa, tak ada
risiko keamanan apa pun, dan peduli amat, orang ini akan mati empat hari lagi.
Packer akan bertanggung jawab.
Sam melihat langit timur, tempat secercah cahaya Jingga mengintip melalui
awan yang bertebaran. Pada hari-hari pertamanya di The Row, ketika
pengajuan bandingnya masih segar dan belum diputuskan, ia menghabiskan
waktu berjam-jam mengingat kesibukan membosankan dari kehidupan seharihari, hal-
hal kecil seperti mandi air
n an gat tiap hari, kehadiran anjingnya, madu pada biskuitnya. Saat itu ia
benar-benar pg bahwa suatu hari ia akan bisa kembali f,e % bajing dan burung
puyuh, memancing ifc^ \ dan bream, duduk-duduk di teras dan meny^"*1 matahari terbit, minum kopi
di kota, dan menp darai pickup tuanya ke mana saja ia mau.
' nya dalam angan-angan awal di The Row arj^ terbang ke California dan mencari cucucucuoy.
Ia tak pernah terbang. Namun impian akan kebebasan telah lama rm terhapus kehidupan monoton
yang membosanka?' dalam sel, dan terbunuh pendapat kasar banyak hakim.
Matahari terbit ini akan jadi yang terakhir bagi- i nya. la benar-benar
percaya itu. Terlalu banyak j orang menginginkannya mati. Kamar gas- tidak
c?, j kup sering dipakai. Sudah saatnya melaksanakan J satu eksekusi, terkutuk,
dan ia orang berikutnya f dalam antrean.
www.ac-zzz.tk Langit makin terang dan awan menipis. Meski- I pun ia terpaksa
menyaksikan fenomena alam yang luar biasa ini melalui pagar kawat, hal itu
tetap memuaskan. Tinggal beberapa hari lagi dan pagar-pagar itu akan lenyap.
Jeruji besi, kawat duri, dan I sel penjara akan ditinggalkan untuk orang lain.
Dua wartawan merokok dan minum kopi dari me- : sin sambil menunggu di
samping pintu masak i gedung kapitol pada pagi hari Sabtu. Ada kabar
ang bocor bahwa Gubernur akan melewatkan satu hari yang panjang di
kantornya, berkutat dengan masalah Cayhall.
Pukul 07.30, mobil Lincoln hitamnya menggelinding sampai berhenti di
dekat gedung, dan ia cepat-cepat keluar. Dua pengawal pribadi berpakaian rapi
mengawalnya ke pintu masuk, bersama Mona Stark beberapa langkah di
belakang. "Gubernur, apakah Anda merencanakan menghadiri eksekusi?" reporter
pertama bertanya terburu-buru. McAllister tersenyum dan mengangkat tangan,
seolah-olah ingin berhenti dan bercakap-cakap tapi urusan terlalu kritis untuk
itu. Kemudian ia melihat sebuah kamera tergantung pada leher reporter
satunya. "Saya belum lagi memutuskan," jawabnya, berhenti cuma sedetik.
"Apakah Ruth Kramer akan memberikan kesaksian dalam sidang pertimbangan pemberian pengampunan hari Senin nanti?"
Kamera diangkat dan siap. "Saya tak bisa mengatakannya sekarang,"
jawabnya, tersenyum ke lensa. "Maaf, sobat, saya tidak bisa bicara sekarang."
la memasuki gedung dan naik lift ke kantornya di lantai dua. Pengawalpengawal
itu mengambil posisi di serambi, di belakang surat kabar pagi.
Pengacara Larramore sedang menunggu dengan laporan terakhir. Ia
menerangkan kepada Gubernur dan Miss Stark bahwa tak ada perubahan dalam
berbagai petisi dan dalih Cayhall sejak pgy 17.00 kemarin. Tak ada apa pun
yang terjadj malam itu. Menurutnya, petisi-petisi itu jadi lebjjj mendesak, dan
pengadilan akan menolaknya Hit cepat. Ia sudah bicara dengan Morris Henry dj
kantor Jaksa Agung, dan menurut penilaian ahli Dr. Death, sekarang peluang
eksekusi itu bakal terlaksana adalah delapan puluh persen.
www.ac-zzz.tk "Bagaimana dengan sidang pemberian pengampunan hari Senin" Apakah ada
kabar dari peng- J acara Cayhall"1* tanya McAllister.
"Tidak. Saya sudah minta Garner Goodman un- | tuk mampir pukul sembilan
pagi ini. Saya pikir f kita akan membicarakan hal ini dengannya. Saya I akan
berada di kantor kalau Anda membutuhkan j saya"
Larramore minta diri. Miss Stark melaksanakan ritual pagi, membaca cepat
harian-harian dari seluruh negara bagian dan meletakkannya di meja j rapat.
Dari sembilan surat kabar yang ia pantau, f delapan memuat berita kasus
Cayhall di halaman ' depan. Pengumuman akan diadakannya sidang pertimbangan pengampunan menjadi sorotan khusus Sabtu pagi. Tiga dari
koran-koran itu memuat foto AP tentang orang-orang kian yang terpanggang di I
bawah matahari bulan Agustus yang ganas di Juar Parchman.
McAllister melepas jas, menggulung lengan kemeja, dan mulai melihat
koran-koran itu. "Ambil : angkanya," katanya tingkat.
Mona meninggalkan kantor, dan kembali kurang dari satu menit. Ia
membawa printout komputer yang jelas membawa kabar mengerikan. "Aku
mendengarkan," katanya. "Telepon-telepon itu berhenti sekitar pukul sembilan
semalam, yang terakhir pukul 21.07. Jumlah keseluruhan hari itu adalah 486,
dan sedikitnya sembilan puluh persen menyatakan tantangan keras terhadap
eksekusi tersebut." "Sembilan puluh persen." McAllister tercengang, tak percaya. Namun ia tak
lagi terguncang. Siang kemarin, para operator hotline melaporkan telepon
masuk dalam jumlah yang luar biasa, dan pukul 13.00 Mona menganalisis
printout. Mereka menghabiskan banyak waktu kemarin siang untuk memandangi
angka-angka itu, merenungkan langkah selanjurnya. Ia hanya tidur sedikit
"Siapakah orang-orang ini?" katanya sambil menatap ke luar jendela.
"Pemilih Anda. Telepon-telepon ini datang dari seluruh penjuru negara
bagian. Nama-nama dan nomor-nomornya kelihatannya benar." "Bagaimana
catatan terdahulu?" "Entahlah. Rasanya kita menerima sekitar seratus telepon
sehari, ketika DPR memutuskan kenaikan gaji bagi anggotanya Tapi tidak
seperti ini." ' "Sembilan puluh persen," gumamnya lagi. "Dan masih ada lagi. Ada
www.ac-zzz.tk banyak telepon masuk ke berbagai nomor di kantor ini. Sekretaris saya
menerima sekitar selusin."
Tfn\ semuanya menenun?: eksekusi Saya ^ bicara dengan beberapa orang
kita, dan "*mt^ mendapat telepon macam itu. Dan Roxburgh ^ nelepon saya di
rumah tadi malam, mengata-kantornya diserbu dengan telepon yang mentm^
eksekusi tersebut ' "Bagus Aku ingin dia berkeringat juga."
"Apakah kita akan menutup hotlineT
"Berapa operator yang bekerja pada han Sj^ dan Minggu?"
"Hanya satu." "Tidak. Biarkan terbuka han ini. Coba km apa yang terjadi han ini dan
besok." la beo*!* ^ jendela lain dan mengendurkan dasi Kapan pen$. hitungan
pol muistT kan kepala. "Sembilan puluh persen lebih.* ralat Mona. Ruang pertempuran itu dipenuhi
kotak piuo dan Satu nampan berisi donat hangat dan wderrt cast; ?a" kertas tinggi berisi
kopi ??"karang menungg? para analis itu. dua di antaranya baru saja tiba
teropong, mengamati gedung
kapital tiga blok dari sana. dan memberikan per-h.ni.m khusus pada jendela
kantor Gubernar. Saat bosan kemarin, ia pergi ke pusat pertokoan, mencari toko buku. la
menemukan teropong l,u * jendela sebuah toko kulit, dan sepanjang uang ia
bersenang-senang mengintip Gubernur sedang berpikir di jendelanya, tak
disangsikan lagi tentu bertanya-tanya dari mana telepon-telepon terkutuk itu
berasal Mahasiswa-mahasiswa . itu melahap donat dan surat kabar. Terjadi suatu
diskusi pendek tapi serius mengenai kekurangan procedural dalam undangundang
pembelaan setelah vonis dijatuhkan Anggota ketiga dalam shift mi,
www.ac-zzz.tk seorang mahasiswa tahun pertama dari Nov Orleans, tiba pukul 08.00, dan
telepon itu dimulai. Segera jelas bahwa hntlint itu tidak seefisien "hari sebelumnya Sulit
menghubungi operator. Tak ada masalah. Mereka memakai nomor-nomor lain
telepon di istana Gubernur, kantor-kantor re-ponsJ kecil yang ia dinkan di
tengah-tengah penggemar di seluruh penjuru negara bagian sehingga ia.
sebagai orang biasa, bisa berada dekat dengan rakyat Rakyat menelepon.
Goodman meninggalkan kantor dan berjalan menyusuri Congress Street,
menuju gedung kapital, la mendengar suara kmdsptaktr sedang dicoba, dan
kemudian melihat orang orang Ku Khu Klan. Mereka sedang mengatur diri,
sedikitnya 781 satu lusin berpakaian parade lengkap, di sekelii
"'S monumen wanita. Konfederasi di dasar pan menuju gedung kapitol.
Goodman berjalan dj samping mereka, bahkan mengucapkan halo pada salah
satunya, sehingga bila kembali ke Q]j. cago, ia bisa mengatakan dirinya pernah
bicara dengan orang Ku Klux Klan asli.
Dua reporter yang sudah menunggu Gubernur sekarang berada di tangga
depan, menyaksikan pemandangan di bawah. Satu kru televisi lokal riba ketika
Goodman memasuki gedung. Gubernur terlalu sibuk untuk menemuinya, Mona Stark menjelaskan dengan
prihatin, tapi Mr. i Larramore bisa memberi waktu beberapa menit, Ia tampak
amat letih, dan ini membuat Goodman sangat senang. Ia mengikutinya ke
kantor Lar- j ramore. Mereka menemukan sang pengacara se- | dang bicara di
telepon. Goodman berharap in salah satu teleponnya Ia duduk dengan patuk
Mona menutup pintu dan meninggalkan mereka,
"Selamat pagi," kata Larramore setelah selesai bicara.
Goodman mengangguk sopan dan berkata, "Terima kasih atas sidang itu.
Kami tidak berharap Gubernur akan mengabulkannya, mengingat apa yang
dikatakannya hari Rabu kemarin."
www.ac-zzz.tk "Dia mengalami banyak tekanan. Kami semua. Apakah klien Anda bersedia
bicara tentang asistennya?"
Tidak. Tak ada perubahan."
Larramore menyisir rambutnya yang lengket dengan jari dan menggelengkan
kepala dengan kesal. "Kalau begitu, apa gunanya diadakan sidang pertimbangan
pengampunan" Gubernur takkan mengubah keputusan ini, Mr, Goodman."
"Kami sedang membujuk Sam, oke" Kami sedang bicara dengannya. Mari kita
teruskan dengan sidang itu hari Senin. Mungkin Sam akan berubah pikiran."
Telepon berdering dan Larramore mengangkatnya dengan marah. "Bukan, ini
bukan kantor Gubernur. Siapa ini?" Ia menuliskan satu nama dan nomor
telepon. "Ini

Kamar Gas The Chamber Karya John Grisham di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

bagian hukum gubernuran." Ia memejamkan mata dan menggelengkan kepala. "Ya, ya, saya yakin Anda memberikan suara untuk
Gubernur." Ia mendengarkan lebih jauh. "Terima kasih, Mr. Hurt. Akan saya
sampaikan pada Gubernur bahwa Anda menelepon. Ya, terima kasih."
Ia mengembalikan gagang telepon ke tempatnya. "Jadi, Mr. Gilbert Hurt
dari Dumas, Mississippi, tidak setuju dengan eksekusi itu," katanya, menatap ke
telepon. "Telepon di sini jadi gila."
"Banyak telepon masuk, ya?" tanya Goodman, bersimpati. "Anda takkan
percaya" "Setuju atau tidak?"
"Bisa saya katakan fifty-fifty," kata Larramore. Ia kembali mengangkat
telepon dan menekan nomor Mr. Gilbert Hurt dari Dumas, Mississippi. Tak
seorang pun menjawab. "Aneh," katanya sam7r3
bil meletakkan kembali gagang telepon "0 bara saja menelepon, meninggalkan nom 81,11 ! benar, sekarang tak ada jawaban." Vang
"Mungkin baru saja keluar. Coba iagi
! Goodman berharap ia tak punya
waktu UnLnanti1 coba lagi nanti. Selama satu jam pertama arrr pasar kemarin,
Goodman melakukan sedikit ubahan teknik. Ia menginstruksikan para n Pet"
ponnya untuk lebih dulu memeriksa nomor tel6 6 tersebut, memastikan tak ada
jawaban, hi 00^ mencegah orang-orang yang suka ingin tahu ma ! cam
Larramore atau mungkin operator hotliiu yang usil menelepon kembali dan
www.ac-zzz.tk menemukan orang sebenarnya. Besar kemungkinan orang ter-sebut sangat
mendukung hukuman mati. hi memang memperlambat pekerjaan, tapi
Goodman merasa lebih aman.
"Saya sedang menyusun rancangan sidang itu, berjaga-jaga kalau benar akan
dilaksanakan," kata. Larramore. "Kita mungkin akan melaksanakannya di House
Ways and Means Committee Room, di ujung gang ini." "Apakah ini sidang
tertutup?" "Tidak. Apakah itu jadi masalah?" "Kami punya sisa empat hari, Mr.
Larramore. Segalanya jadi masalah. Tapi Gubernur berhak menentukan sidang
ini. Kami. hanya bersyukur dia mengadakannya."
"Saya punya nomor Anda. Tetaplah berhubungan."
784 a takkan meninggalkan Jackson sampai Mereka berjabat tangan cepat dan
Goodman me-iinggaJkan kantor. Ia duduk di tangga depan se-IgBH setengah
jam, menyaksikan orang-orang Klan gengatur diri dan menarik perhatian orangorang
'ahli. n? 785 EMPAT PULUH DUA Meskipun di waktu muda pernah memakai jubah putih dan kerudung
runcing. Donnie Cayhall menjaga jarak dengan deretan orang Klan yang
berpatroli di lapangan rumput dekat gerbang depan Pare h man. Keamanan
dijaga ketat, dengan penjaga-penjaga bersenjata mengawasi para pemrotes. Di
samping payung besar tempat orang-orang Klan berkumpul ada sekelompok
skinhead dengan kemeja cokelat. Mereka memegang spanduk menuntut
pembebasan Sam Cayhall. Donnie -melihat pemandangan itu sebentar, lalu mengikuti petunjuk
seorang penjaga dan parkir di tepi jalan raya. Namanya diperiksa di gardu jaga,
dan beberapa menit kemudian sebuah van penjara datang menjemputnya.
Kakaknya sudah sembilan setengah tahun di Parchman. dan Donnie mencoba
mengunjungi sedikitnya sekait setahun. Namun kunjungan terakhir adalah dua
www.ac-zzz.tk tahun yang lalu, ia malu mengakui Donnie Cayhall berumur 61 tahun, termuda
di 786 antara enin-n k ikuti ajaran Li,dara C**hM- Semuanya meng-?"?" L
dJ"an mereka dan bergabung dengan Klan pada usia belasan tahun. Keputusan itu sederhana,
tanpa banyak pemikiran-keputusan yang diharapkan seluruh keluarga. Kelak ia
b*> gabung dalam ketentaraan, berperang di Korea, dan keliling dunia. Dalam
proses tersebut, ia kehilangan minat memakai jubah dan membakari salib. Ia
meninggalkan Mississippi pada tahun 1961 dan bekerja pada perusahaan mebel
di North Carolina Ia sekarang tinggal dekat Durham.
Sedap bulan sepanjang sembilan setengah tahun, ia mengirimi Sam satu
kardus rokok dan sedikit uang. Ia menulis beberapa surat, tapi baik ia maupun
Sam tidak berminat dalam surat-menyurat. Tak banyak orang di Durham yang
tahu bahwa ia punya kakak di death row.
Ia digeledah di pintu depan, dan ditunjuki jalan ke kantor depan. Sam
dibawa beberapa menit kemudian, dan mereka dibiarkan sendiri. Donnie
memeluknya lama-lama. Ketika saling melepaskan pelukan, mata mereka
berdua berkaca-kaca. Tinggi dan perawakan mereka mirip, meskipun Sam
kelihaian dua puluh tahun lebih tua. Ia duduk di pinggir meja dan Donnie
mengambil kursi di dekatnya.
Mereka berdua menyalakan rokok dan menerawang ke awang-awang. "Ada
kabar baik?" Donnie akhirnya bertanya,
yakin akan jawabannya. Tidak. Sama sekali tidak ada. Berbagai adilan menolak segalanya. Mereka
akan melalu kannya, Donnie." Mereka akan membunuhku. 1^
reka akan menggiringku ke kamar gas dan me. 1 ngegasku seperti binatang."
Wajah Donnie menunduk. "Aku ikut sedih, Sam."
"Aku juga, tapi persetan, aku akan senang bila semuanya selesai."
"Jangan berkata begitu."
www.ac-zzz.tk "Aku sungguh-sungguh. Aku muak hidup dalam sangkar. Aku sudah tua dan
saatku sudah tiba." Tapi kau tak layak dibunuh, Sam."
Itulah bagian terberat, kau tahu. Bukan karena aku akan mati, persetan,
kita semua akan mati, Aku cuma tak tahan memikirkan bangsat-bangsat ini
bersenang-senang membunuhku. Mereka akan menang. Dan hadiah mereka
adalah mengikatku dan menyaksikan aku tersedak. Gila."
Tak bisakah pengacaramu melakukan sesuatu?"
"Dia mencoba segalanya, tapi tampaknya tak ada harapan. Aku ingin kau
menemuinya." "Aku melihat fotonya di surat kabar. Dia tidak mirip golongan kita."
"Dia beruntung. Tampangnya lebih mirip ibunya."
"Bocah yang cerdas?"
Sam tersenyum. "Yeah, dia hebat. Dia benar benar bersedih atas hal ini."
"Apakah dia akan ke sini hari ini?" "Mungkin. Aku belum dengar kabar darinys
pia tinggal bersama Lee di Memphis," kata Sam dengan bangga. Karena
dirinya, putri dan cucunya jadi dekat, bahkan tinggal bersama dengan rukun.
"Aku bicara dengan Albert pagi ini," kata Donnie. "Katanya dia terlalu sakit
untuk datang menjenguk."
"Bagus. Aku tak menginginkannya di sini. Aku juga tidak menginginkan anakanak
dan cucu-cucunya." "Dia ingin datang, tapi tak bisa." "Suruh dia datang saat penguburan."
"Sudahlah, Sam."
"Dengar, tak seorang pun akan menangisiku saat aku mati. Aku tak ingin
belas kasihan palsu sebelum itu.
"Aku perlu sesuatu darimu, Donnie, dan itu butuh sedikit uang." "Tentu. Apa
saja." Sam menarik pinggang pakaian terusan merahnya "Kaulihat benda sialan ini"
Mereka menyebutnya si merah, dan aku sudah memakainya setiap hari selama
hampir sepuluh tahun. Inilah yang diharapkan Negara Bagian Mississippi untuk
www.ac-zzz.tk kupakai saat mereka membunuhku. Tapi, kau tahu, aku punya hak memakai
apa pun yang kuinginkan. Aku ingin mati dengan pakaian yang layak."
Donnie mendadak terbawa emosi, la mencoba bicara, tapi tak ada kata-kata
yang keluar. Matanya basah dan bibirnya gemetar. Ia mengangguk dan berhasil
mengatakan, "Tentu, Sam."
"Kau tahu celana kerja yang dinaroav Dickies" Bertahun-tahun aku
memakainya, Sep^l celana khaki."
~- Donnie masih mengangguk-angguk.
"Celana seperti itu akan menyenangkan, deng^ kemeja putih, bukan
pullover, tapi kemeja b?, kancing. Kemeja small, celana small, pinggang
ukuran 32. Sepasang kaus kaki putih, dan sepatu murah an. Persetan, aku cuma
akan memakainya sekali, kan" Pergilah ke Wal-Mart atau entah ke ! mana. Kau
mungkin bisa mendapatkan semuanya dengan harga kurang dari tiga puluh
dolar. Kas tidak keberatan?"
Donnie menyeka mata dan mencoba tersenyum, ; Tidak, Sam."
"Aku akan jadi pesolek, kan?"
"Di mana kau akan dikuburkan?"
"Clanton, di samping Anna. Aku yakin itu akan mengusik istirahatnya yang
damai. Adam akan mengurasnya"
"Apa lagi yang bisa kulakukan?"
Tidak ada. Cukup kalau kau membawakan pakaian untuk ganti."
. "Aku akan mengerjakannya hari ini."
"Kaulah satu-satunya orang di dunia yang peduli padaku selama bertahuntahun ini,
tahukah kau" Bibi Barb menulisiku surat selama bertahun-tahun
sebelum meninggal, tapi suratnya selalu kaku dan kering, dan kurasa dia
melakukannya supaya bisa bercerita pada tetangga."
"Siapa i?1 Bibi Barb?"
"Ibu Hubert Cain. Aku bahkan tidak yakin dia "asih sanak kita. Aku hampir
tak mengenalnya sampai tiba di sini, lalu dia mulai mengirim surat-surat yang
menyebalkan itu. Perasaannya terkoyak-koyak oleh fakta bahwa salah satu
anggota keluarganya dikirim ke Parchman." "Semoga dia beristirahat dengan
www.ac-zzz.tk damai." Sam terkekeh dan teringat pada cerita lama semasa kecil. Ia
menceritakannya dengan antusias, dan beberapa menit kemudian dua
bersaudara itu tertawa keras. Donnie teringat pada kisah lain, dan demikianlah
pertemuan itu berlangsung selama satu jam.
Saat Adam tiba Sabtu sore, Donnie sudah berjam-jam berlalu. Ia dibawa ke
kantor depan. Di situ ia menggelar beberapa surat kabar di meja. Sam dibawa
masuk, borgolnya dilepaskan, dan pintu ditutup di belakang mereka. Ia
membawa beberapa amplop lagi, yang langsung dilihat Adam. "Ada tugas lagi
untukku?" tanyanya curiga. . "Yeah, tapi ini bisa menunggu sampai segalanya
selesai." "Untuk siapa?"
"Satu untuk keluarga Pinder yang kubom di Vicksburg. Satu untuk sinagoga
Yahudi yang kubom di Jackson. Satu untuk agen real estate Yahudi itu, juga di
Jackson. Mungkin ada lainnya. Tak perlu tergesa-gesa, aku tahu kau sedang
sibuk sekarang. Tapi setelah aku pergi, aku akan fe, terima kasih kalau kau
melaksanakannya." "Apa isi surat-surat ini?"
"Menurutmu apa?"
"Entahlah. Kurasa kau mengatakan menyesal."
"Bocah pintar. Aku minta maaf atas perbuatan. I ku, bertobat atas dosadosaku,
dan meminta me- I reka memaafkanku."
"Mengapa kau melakukan ini?"
Sam berhenti dan bersandar pada lemari arsip, 1 "Sebab aku duduk dalam
sangkar sempit sepanjang I hari. Sebab aku punya mesin tik dan banyak kertas.
Aku bosan setengah mati, oke" Jadi, mungkin aku ingin menulis. Karena aku
punya had nurani, tidak begitu besar, tapi ada, dan makin dekat ajal, makin
bersalah saja perasaanku tentang semua yang telah kulakukan."
"Maaf. Surat-surat itu akan kukirim." Adam melingkari sesuatu pada
checklist. "Kita masih punya dua dalih. Pengadilan Fifth Circuit masih
berlamalama dengan klaim ketidakefektifan bantuan hukum. Aku mengharapkan akan
www.ac-zzz.tk muncul sesuatu sekarang, tapi sudah dua hari tak ada gerakan. Pengadilan
distrik masih memproses klaim inkompeten-si mental."
"Percuma, Adam."
"Mungkin, tapi aku takkan menyerah. Akan kuajukan selusin petisi lagi kalau
perlu." "Aku takkan menandatangani apa-apa lagi. Kau
tak bisa mengajukannya kalau aku tidak menan-(jatanganinya." "Bisa. Ada
banyak cara.' "Kalau begitu, kau dipecat." "Kau tak bisa memecatku, Sam. Aku
cucumu." "Kita punya perjanjian yang mengatakan aku bisa memecatmu kapan
saja aku mau. Perjanjian itu tertulis hitam di atas putih."
"Itu dokumen yang tidak kompeten, dikonsep oleh ahli hukum penghuni
penjara yang baik, tapi toh tidak kompeten secara fatal."
Sam menyedot dan mengepulkan asap rokok dan mulai berjalan lagi di
deretan tegel. Setengah .tasin kali ia lewat di depan Adam, pengacaranya kini,
besok, dan sepanjang sisa hidupnya, la tahu tak bisa memecatnya.
"Akan diadakan sidang pertimbangan pemberian pengampunan pada hari
Senin," kata Adam, melihat buku tulis, dan menunggu ledakan. Namun Sam
menerimanya dengan baik, kakinya tak pernah berhenti melewatkan satu
langkah pun. "Apa tujuan sidang itu?" "Memohon pengampunan." "Kepada siapa?"
"Gubernur." "Dan kaupikir Gubernur akan mempertimbangkan memberiku pengampunan?" "Apa ruginya?"
"Jawab pertanyaan itu, bocah sok pintar. Apakah kau, dengan segala
pendidikan, pengalaman, dari kecemerlangan yudisialmu, serius mengharap, lean gubernur ini
memberikan pengampunan paj, ku?" "Mungkin."
"Mungkin gombal. Kau tolol" 'Terima kasih, Sam."
"Kembali." Ia berhenti tepat di depan Adam dan menudingkan saru jarinya
yang bengkok pada Adam. "Sejak permulaan sudah kukatakan padamu bahwa
aku, sebagai klien, dan dengan demikian I berhak dipertimbangkan pendapatnya sama sekali I tak mau berhubungan dengan David McAllister. I Aku
takkan memohon pengampunan pada si go- j blok itu. Aku takkan minta
www.ac-zzz.tk keringanan. Aku tak I mau mengadakan kontak dengannya dalam ke- I adaan
apa pun. Itu kehendakku, dan aku sudah j menjelaskan hal ini dengan tegas
kepadamu, anak I muda, sejak hari pertama. Kau sebaliknya, sebagai I
pengacara, telah mengabaikan keinginanku dan se- ? enaknya bersenangsenang
melakukan apa yang J kauinginkan. Kau pengacara, tidak kurang tidak j
lebih. Aku, sebaliknya, adalah klien. Aku tak tahu I apa yang mereka ajarkan di
sekolah hukum cang- j gih itu, tapi akulah yang mengambil keputusan."
Sam berjalan ke kursi kosong dan memungut j satu amplop lain. Ia
mengangsurkannya pada I Adam dan berkata, "Ini surat untuk Gubernur, I
memintanya membatalkan sidang hari Senin. Kalau i kau menolak sidang itu
dibatalkan, aku akan mem- i buat copy mm ini dan menyebarkannya kepada


Kamar Gas The Chamber Karya John Grisham di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

pers. Aku akan mempermalukanmu dan Gamer Goodman, serta Gubernur.
Kau mengerti"'' "Cukup jelas."
Sam mengembalikan amplop itu ke kursi, lalu menyalakan sebatang rokok
lagi. Adam membuat satu lingkaran lagi pada daftarnya. "Carmen akan ke sini
hari Senin. Aku tidak pasti dengan Lee."
Sam bergeser ke kursi dan duduk. Ia tidak memandang Adam. "Apakah dia
masih di lembaga rehabilitasi?"
"Ya dan aku tidak pasti kapan dia keluar. Kau ingin dia datang berkunjung?"
"Coba kupikir dulu."
"Pikirkanlah cepat-cepat, oke?"
"Lucu, sungguh lucu. Saudaraku Donnie tadi datang. Dia adikku, kau tahu.
Dia ingin bertemu denganmu."
"Apakah dia pernah bergabung dengan Klan?" "Pertanyaan macam apa itu?"
"Ini pertanyaan ya atau tidak yang sederhana" "Ya. Dia pernah jadi anggota
Klan." "Kalau begitu, aku tak ingin bertemu, dengannya."
"Dia bukan orang jahat."
"Aku percaya kata-katamu."
"Dia adikku, Adam. Aku ingin kau menemui
adikku." www.ac-zzz.tk "Aku tidak mau bertemu dengan Cayhall-Cayhall baru, Sam, apalagi yang
suka mengenakan jubah dan kerudung."
795 "O ya" Padahal tiga minggu yang lalu kau "w tahu segalanya tentang
keluarga kita. Tenis ^ tanya ini-iru."
"Aku menyerah, oke" Sudah cukup aku o*? dengar."
"Oh, (api masih banyak yang lain." "Cukup, cukup, tak usah diceritakan
padaku." Sam menggerutu dan tersenyum puas sendiri, j Adam melihat
catatannya dan berkata, "Kau aku senang mengetahui orang-orang Klan di luar
sana I sekarang disusul kelompok Nazi, Arya, skinhead, I dan kelompok
pembenci lainnya. Mereka berbaris I di sepanjang jalan raya, melambailambaikan
pas- [ ler pada mobil-mobil yang lewat Poster-poster itu, I tentu
saja, menuntut kebebasan Sam Cayhall, pan- i lawan mereka. Sirkus biasa."
"Aku melihatnya di televisi." "Mereka juga berbaris di Jackson, di sekitar J
gedung kapitol." "Apa ini salahku?"
"Bukan. Ini eksekusimu. Kau jadi simbol se- { karang. Akan jadi martir." "Apa
yang harus kulakukan?" Tidak ada. Teruskan saja dan mati, dan mereJca semua
akan senang." "Apakah kau bukan bangsat hari ini?" "Maaf, Sam. Tekanan ini
mempengaruhiku." "Menyerah saja. Aku sudah melakukannya. Aku sangat
merekomendasikannya," "Lupakan saja. Aku telah membuat badut-badttt ?
itu lari jungkir balik, Sam. Aku belum lagi bertempur." ,
'Teah, kau sudah mengajukan tiga petisi, dan tujuh pengadilan semua
menolakmu. Nol banding tujuh- Aku benci melihat apa yang akan terjadi saat
kau benar-benar ganas." Sam mengucapkan ini dengan senyum licik, dan humor
itu mengenai sasaran. Adam tertawa, dan mereka berdua bernapas lebih lega.
"Aku punya gagasan hebat untuk mengajukan gugatan setelah kau pergi,"
katanya, pura-pura bergembira. "Sesudah aku pergi?"
Tentu. Kita gugat mereka mengakibatkan ke-matian yang tidak sah. Kita
tuding McAllister, Nugent,- Roxburgh, Negara Bagian Mississippi Kita seret
semua orang." www.ac-zzz.tk "Itu belum pernah dilakukan," kata Sam sambil membelai jenggot, seolaholah
berpikir keras. "Yeah, aku tahu. Semua itu kupikirkan sendiri. Kita mungkin takkan
memenangkan satu peser pun, tapi bayangkan keramaiannya. Aku akan
menganiaya bangsat-bangsat itu selama lima tahun mendatang."
"Kau mendapat izinku untuk mengajukannya. Gugat mereka!"
Senyum mereka perlahan-lahan lenyap dan humor tersebut menghilang.
Adam menemukan hal lain dalam cheeklist-nya. "Cuma beberapa hal lagi. Lucas
Mann memintaku menanyakan saksi-saksimu. Kau berhak menunjuk dua orang
untuk hadir dalam ruang saksi, kalau urusan berlanjut samp* sejauh itu."
"Donnie tak mau melakukannya. Aku takkan mengizinkanmu berada di sana.
Aku tak bisa membayangkan orang lain lagi yang ingin nte-nyaksifcannya."
"Baiklah. Bicara tentang mereka, aku sedikitnya menerima tiga puluh
permintaan untuk wawancara. Sebenarnya sedap surat kabar dan majalah
terkemuka ingin mendapatkan hak itu." Tidak/
"Baiklah. Ingat penulis yang kita bicarakan pada pertemuan terakhir -
Wendall Sherman" Orang yang ingin merekam kisahmu dan..." "Yeah, Untuk
50.000 dolar." "Sekarang tawarannya seratus ribu. Penerbitnya akan menyediakan uang itu. Dia ingin merekam I semuanya, menyaksikan eksekusi,
melakukan riset j ekstensif, lalu menulis buku tebal tentang ini." Tidak."
"Baiklah." "Aku tak ingin menghabiskan tiga hari berikat J ini bicara tentang hidupku.
Aku tak ingin ada orang asing mengendus-endus di Ford County. J Dan aku
sama sekali tidak butuh seratus ribu dolar ] pada titik kehidupanku yang
sekarang." "Baik. Kau dulu pernah bicara tentang pakaian. yang ingin kaupakai."
"Donnie sedang mengurusnya." "Oke. Selanjutnya. Seandainya rak ada penun/
dm< kau boleh ditemani dua orang pada jam-jam f
terakhir. Seperti biasa, penjara punya formulir yang harus kautandatangani untuk menentukan
orang-orang ini." "Orangnya selalu si pengacara dan pendeta, kan?" "Benar."
www.ac-zzz.tk "Kalau begitu, orangnya adalah kau dan Ralph Griffin, kurasa."
Adam mengisikan nama-nama itu pada sehelai formulir. "Siapakah Ralph
Griffin?" "Pendeta baru di sini. Dia menentang hukuman mati, bisakah kau percaya"
Pendahulunya berpendapat kami semua harus digas, dalam nama Yesus,
tentunya." Adam mengangsurkan formulir itu pada Sam. "Tanda tangani di sini."
Sam mencoretkan namanya dan mengangsurkan-nya kembali.
"Kau berhak melakukan hubungan suami-istri untuk terakhir kali."
Sam tertawa keras. "Sudahlah, Nak. Aku sudah tua."
"Itu tercantum dalam checklist, oke" Lucas Mann kemarin dulu membisiki
aku bahwa aku hams menyebutkan hal ini."
"Oke. Kau sudah menyebutkannya."
"Aku punya formulir lain di sini untuk barang-barang pribadimu. Siapa yang
akan menerimanya?" "Maksudmu hartaku?"
"Kurang-Iebih."
"Ini luar biasa sinting, Adam u rang kita melakukannya?" ' en8apa
"Aku pengacara, Sam. Kami dibav nangani detail. Ini cuma masalah
dok? *2 "Kau ingin barang-barangku?"
men" Adam memikirkan hal ini
sejenak ia menyakiti perasaan Sam, tapi juga tak V* ^ bayangkan apa yang akan
dUakukannya Y**" pakaian tua yang lusuh, buku-buku kusut t"8*" kecil, dan
sepatu mandi dari karet. "Tentu," kata^' "Kalau begitu, semuanya untukmu.
Ambil !L bakarlah." "Tanda tanganilah di sini," kata Adam, men. dorong formulir itu ke bawah
wajahnya. Sam menandatangani, lalu melompat berdiri dan mulai mondarmandir lagi.
"Aku benar-benar ingin bn menemui Donnie."
"Baiklah. Apa pun yang kau mau," kata Adam, menjejalkan buku catatan dan
formulir-formulir tadi ke dalam tas kerja. Perincian-perincian kecil itu
sekarang sudah lengkap. Tas itu terasa jauh lebih berat.
"Aku akan kembali besok pagi," katanya kepada Sam.
www.ac-zzz.tk "Bawa kabar baik untukku, oke?"
Kolonel Nugent berjalan pongah menyusuri tepi jalan raya, dengan selusin
penjaga penjara bersenjata di belakangnya. Ia menatap tajam orang-orang
Klan ta, yang pada hitungan terakhir bernur
dan ja cemberut pada orang-orang Nazi
260ian"' c0]celat, yang semuanya ada sepuluh ^"ja berhenti dan menatap
kelompok skinhead 0,81,8 bercampur di sebelah kelompok Nazi. Ia ya?"lan
angkuh mengelilingi tepian lapangan rumtemp1* protes itu berlangsung, berhenti
sejenak Suk bicara dengan dua
biarawati Katolik yang duduk di bawah payung besar, sejauh mungkin dari para
demonstran. Suhu saat itu nyaris men-capai 38 derajat Celcius, dan
biarawatibiarawati itu terpanggang di bawah naungan. Mereka meneguk air es,
posterposter mereka bersandar di lutut, menghadap ke jalan raya.
Para biarawati itu menanyakan siapa dirinya dan apa yang ia inginkan.
Dijelaskannya bahwa ia bertindak sebagai kepala penjara, dan hanya ingin
memastikan demonstrasi itu berlangsung tertib.
Mereka memintanya pergi. EMPAT PULUH TIGA Mungkin ku karena hari Minggu, atau mungkin gara-gara hujan, tapi Adam
minum kopi paginya dalam ketenteraman yang tak terduga. Hari masih gelap di
luar. dan tetesan lembut gerimis hangat musim panas di teras terasa menyihir,
(a berdiri di tengah pintu yang terbuka, mendengarkan tetesan hujan. Hari
masih terlalu pagi untuk lalu lintas di Riverside di bawah. Tak ada suara dari
perahu tambang di sungai. Semuanya hening dan damai.
Dan begitu banyak urusan yang harus dikerjakan hari ini. hari ketiga
sebelum eksekusi. Ia akan mulai di kantor, tempat petisi detik terakhir lainnya
harus disiapkan. Intinya begitu konyol, sampai Adam nyaris malu mengajukannya. Kemudian ia akan pergi ke Parchman dan duduk bersama Sam
untuk bercakap-cakap www.ac-zzz.tk Rasanya takkan ada gerakan apa pun dari pengadilan pada hari Minggu. Itu
mungkin karena para panitera pengurus hukuman mati dan staf mereka letalu
siaga ketika eksekusi sudah mendekat Nfr
m ?"i Jumat dan Sabtu berlalu tanpa keputusan Ta pun, dan ia siap
menghadapi ketidakaktifan yang sama hari ini. Menurut pendapatnya yang tak
terlatih dan belum teruji, besok keadaan akan jauh berbeda.
Besok tak akan ada apa-apa kecuali hiruk-pikuk. Dan hari Selasa, yang
tentunya dijadwalkan menjadi hari terakhir Sam sebagai makhluk bernapas,
akan jadi mimpi buruk penuh ketegangan.
Namun hari Minggu ini tenang luar biasa. Ia tertidur hampir tujuh jam, rekor
baru belakangan ini. Kepalanya jernih, denyut nadinya normal, dan napasnya
teratur. Pikirannya tenang dan tidak kusut.
Ia membalik-balik koran Minggu, memeriksa judul-judul berita, tapi tidak
membaca apa pun. Sedikitnya ada dua berita tentang eksekusi Cayhall, satu
dengan foto-foto lebih banyak tentang sirkus yang makin menghebat di luar
gerbang penjara. Hujan berhenti ketika matahari muncul, dan ia duduk di kursi
goyang basah selama satu jam, melihat-lihat majalah arsitektur milik Lee.
Sesudah beberapa jam menikmati ketenangan dan keheningan, Adam bosan dan
siap beraksi. Ada urusan yang belum tuntas dalam kamar tidur Lee, urusan yang ingin
dilupakan Adam tapi tak bisa. Sudah sepuluh hari sekarang, pertempuran tanpa
suara berkecamuk dalam jiwanya tentang buku dalam laci Lee. Lee dalam
keadaan mabuk ketika bercerita tentang foto pembunuh-sewenang-wenang itu.
tapi'itu bukan .gauan seorang pecandu alkohol. Adam tahu buku itu ada Ada buku
smgguhan dengan foto asli seorang laki-laki muda berkulit hitam tergantung pada tali dan di
bawah kakinya ada segerombolan orang kulit purih yang bangga, bergaya di
depan kamera, kebal terhadap tuntutan hukum. Secara mental ia sudah
menyusun foto itu, menambahkan wajah-wajah, menggambarkan pohon itu,
melukiskan talinya, menambahkan judui di bawahnya Namun adi beberapa bal
yang tidak diketahuinya dan tak dapat ia bayangkan. Apakah wajah orang man'
www.ac-zzz.tk ini bisa terlihat" Apakah ia memakai sepatu atau bertelanjang kaki" Apakah
Sam yang masih sangat muda bisa dikenali dengan mudah" Berapa banyak
wajah putih dalam foto itu" Dan berapa usia mereka" Apakah ada wanita"
Senapan" Darah" Lee mengatakan laki-laki itu dicambuk. Apakah cambuk ku ada
dalam foto" Sudah berhari-hari ia membayangkan foto itu, dan sudah tiba
saatnya melihat buku tersebut. Ia tak bisa menunggu sampai nanti. Lee
mungkin akan kembali segar bugar. Ia mungkin akan memindahkan buku itu,
menyembunyikannya lagi. la merencanakan akan menghabiskan dua atau tiga
malam mendatang di sini, tapi itu bisa berubah dengan satu hubungan telepon.
Ia bisa saja terpaksa pergi ke Jackson atau tidur dalam mobilnya di Parchman.
Urusan-urusan i rutin- macam makan siang, makan malam, dan i tidur
sekonyong-konyong jadi tak dapat diramal- '
km bila klienmu cuma punya waktu kurang dari seminggu untuk hidup. Ini
saat yang tepat, dan ia memutuskan dirinya " sudah siap menghadapi
gerombolan pembunuh itu. Ia berjalan ke pintu depan dan memeriksa halaman
parkir, untuk memastikan Lee tidak memutuskan kembali. Ia mengunci pintu ke
kamar tidur Lee dan menarik laci paling atas. Laci itu penuh dengan pakaian
dalam, dan ia malu melakukan penggeledahan ink "
-Buku itu ada di laci ketiga, tergeletak di atas sweatshirt yang sudah pudar
warnanya Buku itu tebal dan dijilid dengan kain. hijau - Southern Negroes and
the Great Depression. Diterbitkan pada tahun 1947 oleh Toffler Press,
Pittsburgh. Adam mengambilnya dan duduk di tepi ranjang. Halamanhalamannya amat
bersih dan rapi, seolah-olah buku itu tak pernah disentuh
atau dibaca. Lagi pula siapa di daerah Deep South yang akan membaca buku
macam itu" Bila buku itu telah beberapa dasawarsa menjadi milik keluarga
Cayhall, Adam yakin buku itu tak pernah dibaca. Ia mengamati sampul dan
merenungkan keadaan macam apa yang menjadikan buku ini milik keluarga
Sam Cayhall. Buku itu berisi foto-foto yang terdiri atas tiga bagian. Yang pertama adalah
sejumlah foto rumah dan gubuk reyot tempat orang-orang kulit hitam . dipaksa
www.ac-zzz.tk tinggal di perkebunan. Ada foto-foto keluarga di teras depan dengan puluhan
anak, ada foto-foto wajib pekerja perkebunan yang ". bungkuk rendah di ladang
sedang memetik kapa? Bagian kedua ada di tengah buku, jumlah-ada dua puluh
halaman. Ada dua foto pSn^ nuhan, yang pertama berupa pemandangan pe^i
darah yang mengerikan dengan dua orang & Klux Klan berjubah dan
berkerudung memegang senapan dan bergaya di depan kamera. Seorang lakilaki kulit
hitam yang dianiaya berat tergantung dari rambang di belakang
mereka, matanya separo terbuka, wajahnya hancur lebur dan berdarah. Tulisan di
bawahnya menerangkan: Pembunuhan semena-mena KKK, Central
Mississippi, 1939. Seolah-olah ritual ini bisa diterangkan sekadar dengan
memberikan tempat dan waktu.
Adam ternganga ngeri melihat foto itu, kemudian membalik halaman,
melihat pemandangai pembunuhan kedua. Yang ini nyaris bukan apa-apa
dibandingkan dengan yang pertama. Tubuh tak bernyawa di ujung tali itu hanya
bisa dilihat dari dada ke bawah. Pakaiannya robek-robek, mungkin karena
cambuk, bila benar alat itu dipakai. Laki-laki hitam itu sangat kurus, celananya
yang kedodoran dieratkan di pinggang, la bertelanjang kaki. Tak ada darah
yang terlihat. Tali yang menopang tubuhnya bisa dilihat ter- I ikat pada dahan yang lebih
rendah di latar be- J lakang. Pohon itu besar, dengan dahan-dahan ke- J kar
dan batang besar. Satu kelompok yang gembira berkumpul cuma f
berapa senti dari kaki yang bergelantungan. f ^kijaki, wanita, dan anakanak


Kamar Gas The Chamber Karya John Grisham di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

membadut di depan kamera, beberapa orang bergaya menunjukkan
kemarahan dan kejantanan yang dilebih-lebihkan - alis berkerut dalam, mata
ganas, bibir bertaut rapat, seolah-olah mereka memiliki kekuasaan tak terbatas
untuk melindungi kaum wanita mereka dari agresi orang Negro; sebagian
lainnya tersenyum dan tampak seperti tertawa kecil, "terutama yang wanita,
dua di antaranya cukup cantik; satu bocah laki-laki memegang pistol dan
mengarahkannya ke kamera dengan lagak mengancam; seorang laki-laki muda
memegang botol minuman keras yang diarahkan ke kamera untuk menunjukkan
www.ac-zzz.tk labelnya Kebanyakan mereka tampak gembira dengan peristiwa ini. Adam
menghitung ada tujuh belas orang dalam kelompok tersebut, setiap orang
menatap ke kamera tanpa malu atau khawatir, .tanpa sedikit pun tanda telah
terjadi suatu kesalahan. Mereka sepenuhnya kebal dari tuntutan hukum.
Mereka baru saja membunuh manusia lain, dan jelas terlihat bahwa mereka
melakukannya tanpa perasaan takut akan konsekuensi.
Ini sebuah pesta. Terjadi di waktu malam, udara hangat, ada minuman
keras dan wanita cantik Tentu mereka membawa makanan dalam keranjang
dan akan menggelar tikar di tanah untuk menikmati piknik di sekeliling pohon
itu. Pembunuhan semena-mena di pedesaan Missu-. ^ 1936 demikian bunyi
tulisan di bawahnya. Sam ada di deretan depan, membunga
benekkan pada lutut di antara dua I adalah laki-laki muda yang mirip
dengan Sam, tapi mustahil mengatakannya dengan pasti.
ter. lain. Mereka bertiga bergaya hebat di depa?, mera. Umurnya lima belas
atau enam belas m. wajahnya yang kurus berusaha keras, kelfa^' mengancam -
bibir bertaut, alis merapat, dag angkat. Kepongahan seorang bocah laki-laki y^.
berusaha menyamai. bajingan-bajingan yang fe^ matang di sekelilingnya.
Ia bisa dikenali dengan mudah, sebab seseorang telah menorehkan garis
dengan tinta bini yang sudah pudar ke tepi foto itu, di mana-nama Sam Cayhall
tertulis dengan huruf besar. Garis itu me-lintasi tabuh dan wajah orang lain dan
berhenti pada telinga kiri Sam. Eddie. Ini pasti perbuat? Eddie. Lee
mengatakan Eddie menemukan buku ini di gudang di atas pata-para, dan Adam
bisa membayangkan ayahnya bersembunyi dalam kegelapan, menangisi foto
itu, mengidentifikasikan Sam dengan menudingkan panah yang menuduh ke
kepalanya. Lee juga mengatakan ayah Sam adalah pemimpin gerombolan kecil ini,
namun Adam tak dapat mengenalinya. Mungkin Eddie pun tak bisa www.ac-zzz.tk mengenalinya, sebab tak ada tanda-tanda apa pun. Di situ sedikitnya ada tujuh
laki-laki yang cukup tua untuk jadi ayah Sam. Berapa di antara orang-orang ini
bermarga Cayhall" Lee mengatakan saudara-saudara Sam juga terlibat, dan
barangkah merdu ja mengamati mata kakeknya yang jernih dan indah, lalu hatinya sakit. Sam
cuma seorang bocah, dilahirkan dan dibesarkan dalam sebuah ramah tangga di
mana kebencian terhadap orang jmlit hitam dan golongan lain merupakan jalan
hidup. Berapa banyak kesalahan yang bisa ditimpakan padanya" Lihatlah orangorang
di sekelilingnya, ayahnya, sanak saudara, teman-teman, dan tetangga,
semuanya mungkin orang-orang jujur, miskin, dan rajin yang terekam pada
akhir sualu upacara kejam yang merupakan hal lumrah dalam masyarakat
mereka. Sam tak punya pilihan. Inilah dunia satu-satunya yang ia ketahui.
Bagaimana Adam bisa mendamaikan masa lalu dengan masa kini" Bagaimana
ia bisa menuai orang-orang dan perbuatan mengerikan ini dengan adil bila
perbedaan nasib bisa membuatnya berada di tengah-tengah mereka, seandainya ia lahir empat puluh tahun lebih awal"
Sewaktu memandangi wajah-wajah mereka, suatu perasaan lega yang aneh
memeluknya. Meskipun Sam jelas peserta sukarela, ia cuma salah satu anggota
gerombolan itu, cuma bersalah sebagian. Jelas beberapa lelaki yang lebih tua
dengan wajah keras itulah yang melaksanakan pembunuhan, dan sisanya ikut
datang untuk menyaksikan. Melihat foto tersebut, mustahil membayangkan Sam
dan sobat-sobatnya yang lebih muda
telah melaksanakan kebrutalan ini. Sam
buat apa-apa untuk menghentikannya, jy mungkin ia tak berbuat apa pun
untuk mendoro nya. Pemandangan itu menimbulkan seratus penani an yang tak* terjawab. Siapa
fotografernya, ^ bagaimana ia bisa berada di sana dengan fcaiw nya" Siapakah
pemuda kulit hitam itu" Di ^ kah keluarganya, ibunya" Bagaimana mereka r^.
nangkapnya" Apakah sebelumnya ia dipenjara^ dan kemudian diserahkan
kepada gerombolan k oleh yang berwajib" Apa yang mereka kkukm dengan
mayatnya setelah ini selesai" Apakft orang yang mengaku sebagai korban
www.ac-zzz.tk pemerkosa? itu salah satu wanita muda yang tersenyum pada kamera" Apakah
ayahnya salah satu dari laki-laki itu" Saudara-saudaranya"
Seandainya Sam melakukan pembunuhan sewenang-wenang pada usia
semuda itu, apa yang bisa diharapkan darinya sebagai orang dewasa" Seberapa
seringkah orang-orang ini berkumpul dan berpesta seperti ini di pedesaan
Mississippi" Bagaimana dalam dunia ciptaan Tuhan ini Sm Cayhall bisa menjadi orang
lain selain dirinya" h tak pernah punya kesempatan.
Sam menunggu dengan sabar di kantor depan, menghirup kopi dari poci
yang lain. Kopi ini kental dan sedap, berbeda dengan godokan ampas yang
mereka sajikan setiap pagi kepada para nas- i
810 dana Packer memberikannya dalam cangkir Vet-0s besar. Sam duduk di
meja, dengan kaki di kursi.
Pintu terbuka dan Kolonel Nugent melangkah tegap ke dalam, dengan
Packer di belakang. Pintu ditutup. Sam menegak dan memberi hormat cepat.
"Selamat pagi, Sam," kata Nugent muram. "Bagaimana keadaanmu?" "Hebat.
Kau?" "Sibuk."
"Yeah, aku tahu ada banyak urusan dalam pikiranmu. Ini berat bagimu,
berusaha mengatur eksekusiku dan memastikannya berjalan benar-benar
lancar. Tugas berat. Aku angkat topi untukmu."
Nugent tak menghiraukan sindiran itu. "Perlu bicara denganmu tentang
beberapa hal. Pengacaramu sekarang mengatakan kau gila, dan aku cuma ingin
melihat sendiri keadaanmu." "Aku merasa seperti jutawan." "Nah, kau
kelihatannya sehat-sehat saja." "Wah, terima kasih. Kau pun kelihatan
sehatsehat. Sepatu lars yang bagus."
Lars tempur hitam itu berkilauan seperti biasa. Packer meliriknya dan
tersenyum lebar. "Ya," kata Nugent sambil duduk di kursi dan melihat sehelai kertas.
"Psikiater mengatakan kau tidak kooperatif."
www.ac-zzz.tk "Kuharap begitu. Sudah hampir sepuluh tahun aku di sini, dan dia akhirnya
membawa pantat " h* .ini untuk melihat bagaimana kebesamya Ke
811 i adaanku ketika satu kakiku sudah berada di kabur. Yang dia inginkan adalah
memberiku "J bius, sehingga aku melayang-layang saat to ' badut-badut membunuhku.
Membuat tugas to^ lebih mudah, kan?"
"Dia cuma berusaha membantu." "Kalau begitu, semoga Tuhan memberkatinya Katakan padanya aku menyesal. Itu takkan terjadi lagi. Cafaf
pelanggaranku dalam RVR. Masukkag laporan itu dalam berkasku." "Kita perlu
bicara tentang makanan terakhirmu; "Mengapa Packer ada di sini?" Nugent
melirik Packer, lalu memandang Sam, "Sebab begitulah prosedurnya."
"Dia ada di sini untuk melindungimu, kan" Kau takut padaku. Kau takut
ditinggalkan sendirian bersamaku dalam ruangan ini, kan, Nugent" Aku hampir
tujuh puluh tahun, lemah sekali, separo mati karena rokok, dan kau takut
padaku, seorang pembunuh." "Sama sekali tidak."
"Aku akan menendangi pantatmu ke seluruh penjuru ruangan ini, Nugent,
kalau aku mau." "Aku betul-betul takut. Dengar, Sam, mari kita selesaikan urusan ini. Apa
yang kauinginkan sebagai makanan terakhirmu?"
"Sekarang hari Minggu. Makanan terakhirku di- j jadwalkan untuk Selasa
malam. Mengapa kau me- j repotiku dengan urusan itu sekarang?"
"Kami harus menyusun rencana. Kau boleh
minta apa saja, dalam batas yang wajar." "Siapa yang akan memasaknya?"
"Akan disiapkan di dapur sini." "Oh, hebat! Oleh koki pintar yang selama
sembilan setengah tahun memberiku sampah. Sungguh menyebalkan!"
"Apa yang kauinginkan, Sam" Aku mencoba bersikap wajar."
www.ac-zzz.tk "Bagaimana kalau roti panggang dan wortel godok" Aku tak suka membebani
mereka dengan sesuatu yang baru."
"Baiklah, Sam. Bila kau sudah memutuskan, "katakanlah pada Packer di sini,
dan dia akan mem-beritahu dapur."
"Takkan ada makanan terakhir, Nugent Pengacaraku akan melontarkan
artileri berat besok. Kalian badut-badut takkan tahu apa yang menimpa diri
kalian." "Kuharap kau benar."
"Kau bangsat penipu. Kau tak sabar lagi ingin menggiringku ke sana dan
mengikatku. KaU tak tahan dengan angan-angan menanyaiku apakah ada pesan
terakhir, lalu mengangguk pada salah satu kacungmu untuk menutup pintu. Dan
ketika segalanya selesai, kau akan menghadapi pers dengan wajah sedih dan
mengumumkan bahwa 'Pada pukul 24.15, pagi ini, # Agustus, Sam Cayhall
dieksekusi dalam kamar gas di Parchman sini, sesuai dengan keputusan Circuit
Court Lakehead County, 813 Mississippi.' Itu akan jadi saat terhebat fagj^ Nugent. Jangan bohong
padaku.* Sang Kolonel tak pernah mengalihkan pandang, aa dari kertas. "Kami perlu
daftar saksimu." Temui pengacaraku." "Dan kami perlu tahu. apa yang harus
dilaku^ dengan barang-barangmu." Temui pengacaraku."
"Oke. Kami menerima banyak permintaan wawancara dari pers." "Temui
pengacaraku." Nugent melompat berdiri dan menghambur keluar dari kantor itu. Packer
memegang pintu, menunggu beberapa detik, lalu dengan tenang berkata,
"Duduklah dS tempat, Sam, ada orang lain lagi yang ingin menemuimu."
Sam tersenyum dan mengedipkan mata padi Packer. "Kalau begitu, tolong
ambilkan kopi lagi, Packer."
Packer mengambil cangkir, dan beberapa menit kemudian kembali
membawa kopi. la juga memberikan koran Minggu dari Jackson kepada Sam,
dan Sam sedang membaca segala macam berita tentang eksekusinya ketika
sang Pendeta, Ralph Griffin, mengetuk dan masuk.
www.ac-zzz.tk Sam meletakkan koran di meja dan mengamati sang Pendeta. Griffin
memakai sepatu sport putih, jeans pudar, dm kemeja hitam dengan keran
pendeta berwarna putih. "Pagi, Pak Pendeta," kala Sam sambi/ meneguk kopi.
/Apa kabar, Sam?" Griffin bertanya seraya menarik kursi sangat dekat ke
meja, lalu duduk. "Saat ini hati saya penuh dengan kebencian," kata Sam muram.
"Saya sedih mendengarnya. Kepada siapa kebencian itu ditujukan?"
"Kolonel Nugent. Tapi saya akan mengatasinya"
"Apakah Anda sudah berdoa, Sam?" "Tidak."
"Kenapa tidak?"
"Mengapa tergesa-gesa" Saya masih punya hari ini, besok, dan hari Selasa.
Saya rasa Anda dan saya akan berdoa banyak-banyak Selasa malam
"nanti," 'Kalau Anda menginginkannya. Itu terserah Anda. Saya akan berada di sini."
Saya ingin Anda bersama saya sampai saat terakhir, Pak Pendeta, kalau
Anda tidak keberatan. Anda dan pengacara saya. Kalian diizinkan duduk
bersama saya selama jam-jam terakhir." "Saya merasa mendapat kehormatan
besar." "Terima kasih."
"Tepatnya apa yang Anda ingin saya doakan,
Sam?" Sam meneguk kopinya lama-lama. "Ah, yang pertama, saya ingin tahu saat
saya meninggalkan dunia, segala perbuatan buruk yang saya lakukan sudah
diampuni." "Dosa-dosa Anda?"
815 "Benar." Tuhan mengharapkan kita mengaku dosa ^ pada-Nya dan meminta
pengampunan." "Semuanya" Sekaligus?" "Ya, yang bisa kita ingat." "Kalau begitu,
lebih baik kita mulai dari se-karang. Akan butuh waktu beberapa lama."
"Terserah Anda. Apa lagi yang ingin Anda doakan?"
www.ac-zzz.tk "Keluarga saya, seperti apa adanya. Ini akan berat bagi cucu saya, dan adik
saya, dan mungkin anak perempuan saya. Takkan banyak air mata yang bakal
dicucurkan untuk saya, Anda mengerti, namun saya ingin mereka mendapat
penghiburan, ' Dan saya ingin memanjatkan doa bagi teman-' j teman saya di
The Row sini. Ini akan berat bagi mereka" "Ada lainnya?"
"Yeah. Saya ingin memanjatkan doa yang tulus bagi keluarga Kramer,
terutama untuk Ruth." "Keluarga korban?" "Benar. Juga untuk keluarga Lincoln."
"Siapakah keluarga Lincoln?" "Kisahnya panjang. Korban lain." ? "Ini bagus, Sam.
Anda perlu mengeluarkan ini f dari dada Anda, untuk membersihkan jiwa."
"Perlu waktu bertahun-tahun untuk membersih- I kan jiwa saya, Pak
Pendeta." J "Ada korban lain?" I
Sam meletakkan cangkir di meja dan perlahan- i
f m menggosok-gosokkan kedua belah tangannya. Ia mengamati mata Ralph
Griffin -yang hangat dan penuh kepercayaan. "Bagaimana kalau ada
f korban lain?" tanyanya. "Orang mati?"
ISam mengangguk, sangat perlahan. "Orang-orang yang telah Anda bunuh?"
Sam terus mengangguk. Griffin menghela napas dalam dan merenungkan
masalah itu sejenak. "Ah, Sam, terus terang, saya tak ingin Anda mati tanpa
mengakui dosa-dosa ini dan meminta pengampunan dari Tuhan." J
Sam teras mengangguk. "Berapa banyak?" tanya Griffin. Sam bergeser menjauh dari meja dan
memakai sandal mandi. Ia perlahan-lahan menyalakan rokok dan mulai mondarmandir
di belakang kursi Griffin. Sang Pendeta berganti posisi agar bisa melihat
dan mendengar Sam. "Ada Joe Lincoln, tapi saya sudah menulis surat pada keluarganya dan
mengatakan menyesal." "Anda membunuhnya?"
"Ya. Dia orang Afrika Tinggal di tempat kami. Saya sangat menyesalinya.
Kejadiannya sekitar I950." www.ac-zzz.tk Sam berhenti dan bersandar pada lemari arsip. Ia bicara ke lantai, seolaholah
melamun. "Dan ada doa laki-laki kulit putih yang membunuh ayah saya


Kamar Gas The Chamber Karya John Grisham di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dalam suatu pemakaman, bertahun-tahun yang lalu. Mereka dipenjarakan
beberapa lama, dan ketika keluar, saya dan saudara-saudara saya me- ' nunggu
dengan sabar. Kami bunuh mereka berdua, tapi, terus terang, saya tak pernah terlara menyesal.
Mereka penjahat, dan mereka membunuh ayah kami."
"Membunuh selalu keliru, Sam. Anda sedang bergulat melawan pembunuhan
legal terhadap diri Anda sekarang."
"Saya tahu." "Apakah Anda dan saudara-saudara Anda ditangkap?"
'Tidak. Sheriff tua itu mencurigai kami', tapi tak bisa membuktikan apa-apa.
Kami terlalu hati-hati, Di samping itu, mereka benar-benar sampah masyarakat, dan tak seorang pun peduli." "Itu tidak membuat tindakan Anda
benar." "Saya tahu. Tapi saya menganggap mereka mendapatkan apa yang layak
mereka dapatkan, lalu saya dibuang ke tempat ini. Hidup jadi punya arti baru
bila tinggal di death row. Kita menyadari betapa berharganya hidup. Sekarang
saya menyesal telah membunuh bocah-bocah itu. Sungguh menyesal." "Ada
lainnya?" Sam berjalan melintasi ruangan, menghitung setiap langkah, dan kembali ke
lemari arsip. Sang Pendeta menunggu. Waktu tak berarti apa-apa sekarang.
"Ada dua pembunuhan tanpa pengadilan, bertahun-tahun yang lalu," kata Sam, tak
mampu memandang mata Griffin.
"Dua?". "Saya rasa dua. Mungkin tiga. Tidak... ya... ada tiga, tapi pada yang
pertama saya masih kanak-kanak, masih kecil, dan yang saya lakukan hanyalah
menyaksikan, Anda tahu, dari semak-semak. Itu pembunuhan oleh Klan, ayah
saya terlibat. Saya dan kakak saya Albert menyelinap ke dalam hutan dan
menyaksikannya. Jadi, itu tidak masuk hitungan, bukan?"
"Tidak." www.ac-zzz.tk Pundak Sam merosot pada dinding. Ia memejamkan mata dan menundukkan
'kepala. "Yang kedua dilakukan oleh satu gerombolan. Saya rasa saya sekitar
lima belas tahun, dan saya tepat berada di tengah-tengah kejadian itu. Seorang
gadis diperkosa laki-laki Afrika, setidaknya itulah yang dia katakan. Reputasi
perempuan itu menimbulkan banyak keraguan, dan dua tahun kemudian dia
punya bayi separo Afrika. Jadi, siapa tahu" Nah, dia menudingkan jari, kami
menangkap bocah itu, menyeretnya keluar, dan membunuhnya. Saya sama
bersalahnya seperti anggota lain dalam.kelompok itu."
"Tuhan akan mengampuni Anda, Sam."
"Anda pasti?" "Positif." "Berapa pembunuhan yang akan Dia ampuni?" "Semuanya. Bila Anda mohon
pengampunan dengan sepenuh hati, Dia akan mengh
batu tuhsnsa. Itu tertulis dalam Kitab SiT - ^
"Itu terlain tadah sebagai kenyataan "
"bagaimana dengan pembunuhan lainnya"?
Sam mulai menggelengkan kepala ke d ke belakang, matanya terpejam.
"Saya t" J* bicara tentang yang itu. Pak Pendeta" mengembuskan napas dengan
berat. "Anda tidak perlu bicara pada saya tentang haj itu. Sam. Tapi bicaralah
pada Tuhan." "Saya tak tahu apakah bisa bicara kepada *" seorang tentang hal itu."
"Tentu Anda bisa. Pejamkanlah mata Anda ?" malam, antara sekarang
sampai hari Selasa, saa Anda berada dalam sel. dan aknkanlah segala perbuatan
ini kepada Tuhan. Dia akan langsung memaafkan Anda"
"Rasanya tidak benar. Anda tahu. Saya membunuh orang, lalu dalam
hitungan beberapa menit Tuhan mengampuni saya Begitu saja Terlalu
gampang.' "Anda harus benar-benar menyesal."
"Oh, saya benar-benar menyesal. Sumpah.
www.ac-zzz.tk "Tahan melupakannya, Sam, tapi manusia tidak. Kita bertanggung jawab
pada Tuhan, tapi kita 0 tertanggung jawab terhadap hukum manusia. Tu ban
akan mengampuni Anda. namun Anda nanggung konsekuensi menurut apa yang
dlten tukan pemerintah "
"-getuklah pemerintah. Saya toh sudah siap
. Iliar dan sini" -pish, mari kita l';,s,lk;m bahw* Anda siap.
Sam berjalan ke meja dan duduk di sudutnya, di sumping Griffin. "Anda
tetaplah di sini. oke. Pak Pendeta" Saya butuh pertolongan. Ada berbagai hal
buruk terkubur dalam jiwa saya Akan butuh waktu beberapa lama untuk
mengeluarkannya" ' "Itu takkan suhu Sam, kalau Anda benar-benar
iiap" Sam menepuk lututnya. Teruslah datang, oke?"
EMPAT PULUH EMPAT Kantor depan itu penuh dengan asap biru ketib
Adam masuk. Sam sedang mengepul-ngepulkag rokok di meja, membaca
berita tentang dirinya, sendiri di koran Minggu. Tiga cangkir kopi kosong dan
pembungkus permen bertebaran di meja. ] "Kau sudah betah di sini, kan?" kata
Adam, mem- j perhatikan sampah itu.
"Yeah. Sudah seharian aku di sini."
"Banyak tamu?" "Aku takkan menyebut mereka tamu. Hari ini dimulai dengan kedatangan
Nugent, jadi itu cukup merusak segalanya. Pendeta mampir untuk memeriksa
apakah aku sudah berdoa. Kupikir perasaannya tertekan ketika berlalu.
Kemudian adikku Donnie mampir menjenguk sebentar. Aku benar-benar ingin
kau menemuinya. Katakan padaku kau membawa kabar baik."
Adam menggelengkan kepala dan duduk. "Tidak. Tak ada yang berubah
sejak kemarin ft adilan-pengadikn itu istirahat akhir pekan."
"Apa mereka sadar Sabtu dan Minggu juga masak hitungan" Juga jam itu
tidak berhenti berdetak antukku pada akhir pekan?"
"Itu bisa jadi kabar baik. Mereka bisa jadi sedang mempertimbangkan
dalihku yang cemerlang.* "Mungkin, tapi aku curiga para hakim itu ada di rumah
www.ac-zzz.tk mereka di tepi danau, minum bir dan memanggang daging. Tidak begitu
menurutmu?" "Yeah, kau mungkin benar. Ada berita apa di f koran?"
"Ulasan lama yang sama tentang diriku dan kejahatanku yang brutal, foto
orang-orang yang berdemonstrasi di luar sana, komentar dari McAllister. Tak
ada yang baru. Aku belum pernah menyaksikan kegemparan macam ini." M "Kau
adalah tokoh saat ini, Sam. Wendajl Sher-Y man dan penerbitnya sekarang
menawarkan 150.000, tapi batas waktunya pukul enam sore ini. Dia ada di
Memphis, duduk dengan tape recorder, gatal untuk datang ke.sini. Katanya dia
butuh sedikitnya dua hari penuh untuk merekam kisahmu."
"Hebat. Apa yang mesti kulakukan dengan uang itu?" *"Berikanlah kepada cucu-
cucumu tercinta." "Kau serius" Apa kau akan memakainya" Aku akan melakukannya kalau kau
mau memakainya." "Tidak. Aku hanya bercanda. Aku tak ingin uang itu, dan Carmen tidak
membutuhkannya. Aku tak dapat memakainya dengan hati nurani bersih."
"Bagus. Sebab antara sekarang dan Selas? tak ingin duduk dengan orang
asing dan bi^ tentang masa lalu. Aku tak peduli berapa. banv uang yang dia
miliki. Aku lebih suka tak ada tentang kehidupanku."
"Sudah kukatakan padanya untuk melupa^ urusan ini."
"Bocah hebat." Sam berdiri dan mulai berjalan mondar-mandir melintasi
ruangan. Adam mengarn. bil posisi di tepi meja dan membaca berita olah raga
di koran Memphis. "Aku akan senang bila semua ini selesai, Adam," kata Sara, masih berjalan,
bicara dengan tangannya. "Aku tak tahan menunggu seperti ini, Sumpah, aku
berharap eksekusi itu dilaksanakan malam ini." Ia mendadak gelisah dan kesal,
suaranya lebih keras. Adam meletakkan korannya. "Kita akan menang, Sam. Percayalah padaku."
"Menang apa.'" bentaknya marah. "Memenang-kan penangguhan hukuman
mati" Hebat! Keuntungan apa yang kita dapatkan" Enam bulan" Setahun"
Tahukah kau apa arti hal itu" Itu berarti suatu hari kelak kita harus melakukan
hal ini lagi: Aku harus menjalani seluruh ritual terkutuk ini lagi - menghitung
www.ac-zzz.tk hari, kurang tidur, merencanakan strategi terakhir, mendengarkan Nugent dan
orang-orang goblok lain, bicara dengan psikiater, berbisik pada pendeta,
pantatku ditepuk-tepuk dan digiring ke kurungan ini, sebab aku istimewa." Ia
berhenti ji depan Adam dan memandang tajam padanya. Wajahnya gusar, matanya
basah dan pahit "Aku muak dengan semua ini, Adam! Dengarkan aku! Ini lebih
burak daripada mati." "Kita tak bisa menyerah, Sam." "Kita" Siapakah kita"
Leherkulah yang jadi taruhan, bukan lehermu. Kalau aku mendapat penangguhan, kau akan kembali ke kantormu yang indah di Chicago dan
meneruskan hidupmu. Kau akan jadi pahlawan, sebab kau menyelamatkan
klienmu. Fotomu akan terpampang dalam Lawyer's Quarterly, atau entah
majalah apa yang kalian pea. Bintang muda cemerlang yang telah menaklukkan
banyak orang di Mississippi. Menyelamatkan kakeknya anggota Klan celaka.
Klienmu, se-f baliknya, akan digiring kembali ke sangkarnya yang sempit,
tempat dia kembali menghitung hari." Sam melemparkan puntung rokok ke
lantai dan meraih pundak Adam. "Lihatlah aku, Nak. Aku tak bisa mengalami ini
lagi. Aku ingin kau menghentikan segalanya. Batalkan. Teleponlah pengadilan
dan katakan pada mereka bahwa kita mencabut semua petisi dan dalih. Aku
sudah tua. Biarkan aku mati dengan bermartabat."
Tangannya gemetar. Napasnya memburu. Adam .mengamati matanya yang
biru cemerlang, dike- , lilingi kerut-merat gelap, dan melihat secercah air mata
meluncur di satu sudut jatuh perlahan-lahan ke pipi, lalu menghilang dalam
jenggotnya yang kelabu. Untuk pertama kali Adam bisa mejicjW. kakeknya. Aroma nikotin yang kuat
berca keringat kering menimbulkan bau yang
' nyenangkan. Tapi bau itu
tidak memuakkan, J"*' ti bau yang dipancarkan orang yang biasa makai banyak
Naga Pembunuh 10 Wiro Sableng 020 Hidung Belang Berkipas Sakti Pendekar Lembah Naga 25
^