Sang Godfather 8
The God Father Sang Godfather Karya Mario Puzo Bagian 8
harus kita lakukan dengan hidup kita, yang menyatakan perang yang harus kita jalani, dan memaksa
kita melindungi apa yang menjadi milik mereka. Siapa yang mengatakan kita harus mematuhi hukum yang
mereka buat untuk kepentingan mereka dan menyengsarakan kita" Jadi siapa mereka, mencampuri
kita mengurus kepentingan kita sendiri" Sonna cosa nostra," kata Don Corleone, "ini urusan
kita sendiri. Kita akan mengurus dunia kita untuk diri kita sendiri karena itu dunia kita, cosa nostra.
Jadi kita harus bersatu padu untuk menjaga diri terhadap orang luar yang ingin campur tangan. Kalau
tidak, mereka akan mencocok hidung kita seperti mereka mencocok hidung berjuta-juta orang Napoli
dan orang Italia lain di negara ini. "Karena alasan inilah aku melepaskan pembalasan dendam untuk anakku yang sudah
mati, demi kebaikan bersama. Aku bersumpah sekarang bahwa selama aku bertanggung jawab atas
tindakan keluargaku, tidak akan ada jari yang diangkat untuk mencelakakan siapa pun di
sini tanpa penyebab yang adil dan provokasi yang maksimal. Aku bersedia mengorbankan kepentingan
komersialku demi kebaikan bersama. Inilah janjiku, inilah kehormatanku, banyak di antara kalian
yang mengetahui aku tidak pernah mengingkari janji dan mengkhianati kehormatanku.
"Tapi aku memiliki kepentingan pribadi. Putra bungsuku terpaksa melarikan diri,
karena dituduh membunuh Sollozzo dan kapten polisi. Sekarang aku harus menyusun rencana agar ia
bisa pulang dengan selamat, dan dibebaskan dari semua tuduhan palsu itu. Itu urusanku dan
aku akan menyusun rencana tersebut. Mungkin aku harus menemukan siapa pelaku sesungguhnya, atau
mungkin aku harus meyakinkan pihak berwajib bahwa putraku tidak bersalah, mungkin saksi dan
informan harus mengakui kebohongan mereka. Tapi sekali lagi kukatakan ini merupakan urusanku
sendiri dan aku yakin akan bisa membawa pulang putraku.
'Tapi kukatakan ini. Aku orang yang memercayai takhayul, kekurangan yang
menggelikan tapi harus kuakui di sini. Dan begitulah, kalau ada kesialan yang menimpa putra bungsuku,
kalau ada polisi yang kebetulan menembaknya, kalau ia gantung diri dalam sel tahanannya, kalau ada
saksi baru yang tampil untuk menyatakan kesalahannya, takhayul yang kupercayai akan menyebabkan aku
merasa kejadian itu merupakan akibat pikiran jahat yang masih dirasakan terhadapku oleh
seseorang di sini. Kulanjutkan. Seandainya putraku disambar petir, aku akan menyalahkan seseorang
di sini Kalau pesawatnya jatuh ke laut atau kapal yang ditumpanginya tenggelam ditelan ombak
lautan, seandainya ia terserang demam yang mematikan, kalau mobil yang dikendarainya tertabrak
kereta api, kepercayaanku pada takhayul begitu dalam sehingga aku akan menyalahkan pikiran
jahat orang-orang yang ada di sini. Saudara-saudara sekalian, pikiran jahat itu, kesialan-kesialan
itu, tidak bisa kumaafkan. Tapi lepas dari semua itu, aku bersumpah demi jiwa cucu-cucuku tidak
akan merusak perdamaian yang sudah kita sepakati. Bagaimanapun, bukankah kita lebih baik
daripada pezzonovanti yang membunuh jutaan orang hingga tak terhitung jumlahnya dalam hidup kita?"
Sesudah mengatakan semua ini Don Corleone beranjak dari kursinya dan melangkah
ke tempat duduk Tattaglia. Don Phillip Tattaglia berdiri untuk menyambutnya dan kedua pria
tersebut berpelukan, saling mencium pipi. Semua don lain dalam ruangan bertepuk tangan dan berdiri
untuk berjabatan serta memberikan selamat kepada Don Corleone dan Don Tattaglia untuk
persahabatan mereka yang baru. Mungkin persahabatan mereka bukanlah yang paling hangat di dunia, mereka
tidak akan saling mengucapkan selamat atau mengirim hadiah Natal, tapi setidaknya mereka tidak
akan saling membunuh. Itu sudah merupakan persahabatan yang cukup baik di dunia ini, sudah
memenuhi apa yang dibutuhkan. Karena putranya Freddie berada di bawah perlindungan Keluarga Molinari di Pantai
Barat, Don Corleone bercakap-cakap dengan don San Francisco itu sesudah pertemuan berakhir,
untuk berterima kasih padanya. Molinari berbicara cukup banyak sehingga Don Corleone dapat
menarik kesimpulan bahwa Freddie kerasan di sana, cukup bahagia dan disayangi kaum wanita.
Tampaknya ia juga memiliki keahlian mengelola hotel. Don Corleone menggeleng takjub, sebagaimana
yang dilakukan banyak ayah kalau diberitahu mengenai bakat yang tidak pernah diimpikannya ada
dalam diri anaknya. Bukankah benar bahwa musibah yang terburuk mendatangkan imbalan yang
tidak terduga" Mereka berdua sependapat itu benar. Sementara itu Corleone menyatakan dengan
jelas kepada don San Francisco bahwa ia sangat berutang budi atas jasa yang diberikannya dengan
melindungi Freddie. Ia memberitahu akan menggunakan pengaruhnya agar telegram hasil pacuan kuda
selalu bisa diterima anak buahnya, tidak peduli apa pun perubahan dalam struktur kekuasaan di tahun-
tahun mendatang. Itu merupakan jaminan yang sangat penting karena perebutan fasilitas itu
merupakan luka terbuka yang timbul karena kenyataan bahwa orang-orang Chicago turut campur dalam hal
itu. Tapi Don Corleone bukan tanpa pengaruh bahkan di wilayah biadab itu, dan janjinya
merupakan hadiah emas. Sesudah sore barulah Don Corleone, Tom Hagen, dan sopir sekaligus pengawal, yang
kebetulan adalah Rocco Lampone, tiba di kompleks Long Beach. Sewaktu mereka masuk ke rumah, Don
berkata pada Hagen, "Sopir kita, orang yang bernama Lampone itu, sebaiknya kauawasi. Ia orang
yang layak mendapat lebih baik, menurutku." Hagen keheranan mendengar komentar itu. Lampone
tidak mengucapkan sepatah kata pun sepanjang hari, bahkan tidak pernah melirik kedua
orang yang duduk di kursi belakang. Ia membukakan pintu bagi Don, mobil sudah berada di depan
bank sewaktu mereka keluar, melakukan segala sesuatu dengan benar, tapi tidak lebih daripada yang
bisa dilakukan sopir terlatih mana pun. Jelas sekali mata Don telah melihat apa yang tidak bisa
dilihatnya sendiri. Don mengizinkan Hagen pulang dan memerintahkannya kembali ke rumah sesudah makan
malam. Tapi ia tak perlu buru-buru dan harus beristirahat dulu karena mereka akan
melewatkan malam yang panjang dengan berbicara. Ia juga meminta Hagen memberitahu Clemenza dan Tessio
agar datang. Mereka harus datang pukul sepuluh malam, jangan sebelumnya. Hagen harus
memberikan pengarahan kepada Clemenza dan Tessio mengenai apa yang terjadi dalam pertemuan sore tadi.
Pada pukul sepuluh malam Don menunggu kedatangan ketiga orang itu di kantornya,
di ruangan sudut rumah dengan perpustakaan hukum dan telepon khusus. Ada baki berisi botol-botol
wiski, es, dan air soda. Don menyampaikan instruksinya.
"Kita mencapai perdamaian tadi sore," katanya. "Aku memberikan janji dan
kehormatanku, dan itu mestinya sudah cukup bagi kalian. Tapi teman-teman kita tidak terlalu bisa dipercaya, jadi kita
harus tetap waspada. Kita tidak menginginkan kejutan-kejutan kecil lagi." Lalu Don berpaling pada
Hagen. "Kau sudah membebaskan sandera Bocchicchio
itu?" Hagen mengangguk. "Kutelepon Clemenza begitu tiba di rumah."
Corleone berpaling kepada Clemenza yang gendut. Caporegime itu mengangguk.
"Mereka sudah kubebaskan. Katakan, Godfather, mungkinkah orang Sisilia bisa sebodoh yang pura-
pura dilakukan Keluarga Bocchicchio?"
Don Corleone tersenyum tipis. "Mereka cukup pandai untuk memiliki kehidupan yang
baik. Kenapa orang perlu lebih pandai dari itu" Bukan Keluarga Bocchicchio yang menyebabkan
kesulitan di dunia ini. Tapi memang benat, mereka tidak memiliki otak Sisilia."
Mereka semua dalam suasana santai, perang telah berakhir. Don Corleone sendiri
yang mencampur minuman dan memberi masing-masing orang segelas. Don menghirup minumannya
perlahan-lahan dan menyulut cerutu. "Aku tak ingin ada tindakan apa pun untuk menyelidiki apa yang terjadi pada
Sonny, itu sudah terjadi dan harus dilupakan. Kuminta kerja sama dengan keluarga-keluarga lain, bahkan
seandainya mereka menjadi agak serakah dan kita tidak mendapat bagian yang seharusnya dari semua
kegiatan. Aku ingin tak ada yang merusak perdamaian biarpun ada yang memprovokasi, sampai kita dapat
menemukan cara untuk membawa Michael pulang. Dan aku mau hal itu menjadi prioritas pertama
dalam pikiran kalian. Ingat ini, saat ia pulang, ia harus pulang dengan keamanan mutlak. Yang
kumaksud bukan gangguan Keluarga Tattaglia atau Keluarga Barzini. Yang mengganggu pikiranku
adalah polisi. 44" Tentu saja kita bisa menyingkirkan bukti sungguhan yang memberatkan dirinya;
pelayan restoran itu tidak akan memberikan kesaksian, demikian juga orang yang melihat atau pengawal
atau siapa pun. Yang paling tidak perlu kita khawatirkan adalah bukti sungguhan, karena kita
mengetahuinya. Yang harus kita khawatirkan adalah kalau polisi menjebak kita dengan bukti palsu
karena informan mereka memastikan bahwa Michael Corleone adalah orang yang membunuh kapten mereka.
Baiklah. Kita harus menuntut Lima Keluarga melakukan apa saja dalam kekuasaan mereka untuk
mengoreksi keyakinan kepolisian ini. Semua informan mereka yang bekerja sama dengan polisi
harus mengarang cerita baru. Kurasa setelah pidatoku sore tadi, mereka akan mengerti bahwa
mereka berkepentingan juga melakukan itu. Tapi itu saja tidak cukup. Kita harus melakukan sesuatu yang
istimewa sehingga Michael tidak perlu meresahkan hal itu lagi. Kalau tidak, tak ada gunanya ia
kembali ke negara ini. Jadi marilah kita semua memikirkan masalah ini. Inilah persoalan yang paling
penting. "Nah, setiap orang boleh melakukan satu kebodohan dalam hidupnya. Aku juga punya
kebodohan. Aku ingin semua tanah di sekeliling kompleks dibeli, rumah-rumah juga. Aku tidak
ingin ada orang yang bisa melihat halamanku dari jendelanya, dari tempat sejauh satu mil sekalipun.
Aku mau ada pagar mengelilingi kompleks dan aku ingin kompleks terlindungi total sepanjang waktu.
Aku ingin ada gerbang di pagar itu. Singkatnya, sekarang aku mau hidup dalam benteng. Aku
ingin memberitahu kalian sekarang bahwa aku tidak akan pergi bekerja ke kota lagi. Aku akan
setengah pensiun. Aku merasakan dorongan untuk bekerja di kebun, membuat anggur saat buahnya dipanen.
Aku ingin hidup di dalam rumahku. Satu-satunya saat aku meninggalkan rumah adalah sewaktu
berlibur atau menemui orang untuk bisnis yang sangat penting, dan pada waktu itu aku ingin diambil
langkah-langkah penjagaan. Jangan salah menerima kata-kataku. Aku tidak mempersiapkan apa pun.
Aku hanya bersikap bijaksana. Aku selamanya bijaksana, aku sama sekali tidak menyukai
kecerobohan dalam hidup. Wanita dan anak-anak boleh ceroboh, tapi pria sama sekali tidak boleh.
Santai saja dalam melaksanakan segala hal ini, jangan mengadakan persiapan dengan panik sehingga
menakutkan teman-teman kita. Ini bisa dilakukan dengan cara yang tampak wajar.
"Mulai sekarang aku akan menyerahkan lebih banyak urusan ke kalian masing-
masing. Aku ingin regime Santino dibubarkan dan anak buahnya ditempatkan dalam regime kalian. Itu
akan meyakinkan teman-teman kita dan menunjukkan aku benar-benar menginginkan perdamaian. Tom,
kuminta kau mengumpulkan orang untuk pergi ke Las Vegas dan memberi aku laporan penuh
mengenai apa yang terjadi di sana. Ceritakan padaku tentang Fredo, apa sebenarnya yang terjadi di
sana. Kudengar aku tidak akan bisa mengenali anakku lagi. Tampaknya ia sekarang suka bersenang-
senang dengan gadis muda melebihi yang seharusnya dilakukan pria dewasa. Well, ia selalu terlalu
serius sewaktu masih kecil dan tidak pernah cocok untuk bisnis Keluarga. Tapi kita selidiki apa yang
benar-benar bisa kita lakukan di sana." Hagen berkata pelan, "Boleh kita kirim menantumu" Lagi pula, Carlo asli dari
Nevada, ia mengenal semua jalan di sana."
Don Corleone menggeleng. "Tidak, istriku akan kesepian di sini tanpa seorang pun
anaknya. Aku ingin
The God Father Sang Godfather Karya Mario Puzo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Constanzia dan suaminya pindah ke salah satu rumah di kompleks.
Aku ingin Carlo diberi pekerjaan yang penuh tanggung jawab, mungkin selama ini
aku terlalu keras padanya, dan..." Don Corleone meringis, "aku kekurangan anak laki-laki. Keluarkan
ia dari perjudian dan tempatkan ia dalam serikat buruh agar bisa melakukan pekerjaan administrasi
dan banyak omong. Ia pandai bicara." Ada sedikit nada jengkel dalam suara Don.
Hagen mengangguk. "Oke, aku dan Clemenza akan meneliti semua orang dan
mengumpulkan mereka jadi kelompok untuk tugas Las Vegas. Kau ingin Freddie kupanggil pulang beberapa
hari?" Don menggeleng. Ia berkata tegas, "Untuk apa" Istriku masih mampu memasak untuk
kami. Biar saja ia tetap di sana" Ketiga pria itu gelisah di tempat duduk. Mereka baru menyadari
Freddie begitu tidak disukai ayahnya dan mereka mencurigai sikap itu karena alasan yang tidak mereka
ketahui Don Corleone menghela napas. "Aku berharap bisa menanam paprika hijau dan tomat
yang bagus di kebunku tahun ini, lebih daripada yang bisa kami makan. Aku akan
menghadiahkannya pada kalian.
Aku ingin sedikit ketenangan, sedikit kedamaian dan ketentraman di usia tuaku.
Well, hanya itu. Minumlah lagi kalau kalian mau."
Itu isyarat pengusiran. Mereka semua berdiri. Hagen menyertai Clemenza dan
Tessio ke mobil dan mengatur pertemuan dengan mereka untuk menjajaki perincian operasional yang akan
dilakukan agar sesuai keinginan Don. Lalu ia kembali ke rumah tempat ia tahu Don Corleone
tengah menunggunya. Don sudah menanggalkan jas dan membuka dasi serta berbaring di sofa. Wajahnya
yang keras sekarang tampak mengendur menjadi kerut-kerut kelelahan. Ia melambai untuk
menyuruh Hagen duduk di kursi dan berkata, "Well, Consigliori, adakah undakanku
yang tidak kausetujui hati ini?" Hagen tidak segera menjawab. "Tidak," katanya. "Tapi aku menganggapnya tidak
konsisten, atau tidak sesuai dengan sifatmu. Kau mengatakan tidak ingin menyelidiki bagaimana Santino
dibunuh dan tidak menginginkan pembalasan. Aku tidak percaya. Kau memberikan janji perdamaian,
jadi kau akan mempertahankan perdamaian, tapi aku tidak percaya kau rela memberikan kemenangan
yang agaknya mereka peroleh hari ini kepada musuhmu. Kau membuat teka-teki besar yang tidak
bisa kupecahkan, jadi bagaimana aku bisa menyetujui atau menolaknya?"
Ekspresi puas terpancar di wajah Don. "Well, kau mengenalku lebih baik daripada
semua orang lainnya. Walau kau bukan orang Sisilia, aku sudah menjadikan dirimu orang
Sisilia. Semua yang kaukatakan itu benar, tapi ada sebuah pemecahan dan kau akan memahaminya sebelum
semuanya selesai. Kau sependapat bahwa setiap orang harus memercayai kata-kataku dan aku
akan menepati janjiku. Tapi, Tom, yang paling penting adalah kita harus mengusahakan
kepulangan Michael secepat
mungkin. Jadikan itu prioritas utama dalam pikiran dan pekerjaanmu. Jelajahi
semua lorong hukum, aku tidak peduli berapa banyak uang yang akan kaukeluarkan. Semua harus aman
saat ia pulang nanti. Hubungi pengacara pidana terbaik. Akan kuberi kau nama hakim-hakim yang akan
berdiskusi denganmu secara pribadi. Sebelum itu kita harus menjaga diri dari semua
pengkhianatan." Hagen berkata, "Seperti dirimu, aku tidak terlalu mengkhawatirkan bukti-bukti
sebenarnya dibandingkan bukti-bukti yang akan mereka ciptakan. Juga beberapa teman polisi
itu bisa membunuh Michael sesudah ia ditangkap. Mereka bisa
membunuhnya di dalam sel tahanan atau memerintahkan salah seorang narapidana
melakukannya. Menurut pandanganku, kita bahkan tak boleh membiarkan ia sampai ditahan atau
didakwa." Don Corleone mendesah. "Aku tahu, aku tahu. Itu masalahnya. Tapi kita tidak
boleh mengulur waktu terlalu lama. Ada masalah di Sisilia. Orang-orang muda di sana tidak lagi
mendengar perkataan orang
tua dan banyak pria yang dideportasi dari Amerika melampaui kemampuan para don
kuno menanganinya. Michael bisa terjebak di antara pihak-pihak yang bertentangan. Aku
sudah mengambil langkah jaga-jaga terhadap hal itu dan kamuflasenya masih cukup baik, tapi
kamuflase tidak bisa bertahan selamanya. Itu salah satu alasanku mengadakan perdamaian. Barzini
memiliki teman-teman di Sisilia dan mereka sudah mulai mengendus-endus jejak Michael. Itu memberimu
salah satu jawaban teka-tekimu. Aku harus mengadakan perdamaian untuk memastikan
keselamatan putraku. Tidak ada lagi yang bisa kulakukan."
Hagen tidak membuang waktu bertanya pada Don bagaimana ia bisa mendapatkan
informasi itu. Ia bahkan tidak merasa heran, dan memang benar bahwa penjelasan itu memecahkan
sebagian tekatekinya. "Kalau kelak aku bertemu orang-orang Tattaglia untuk
memastikan rinciannya, haruskah aku
mendesak agar semua perantara narkotika ini bersih" Hakim-hakim akan agak tidak
enak memberikan hukuman ringan pada orang yang memiliki catatan kejahatan."
Don Corleone mengangkat bahu. "Mereka seharusnya cukup cerdas untuk memikirkan
hal itu sendiri. Singgung saja, tapi jangan mendesak. Kita akan berusaha sebaik-baiknya, tapi
kalau mereka menggunakan kriminal dan ia tertangkap, kita tidak akan mengambil tindakan apa
pun. Kita hanya akan mengatakan tak ada yang bisa kita lakukan. Tapi Barzini tahu itu
tanpa perlu diberitahu. Perhatikan bagaimana ia tidak pernah melibatkan diri dalam masalah ini. Orang
mungkin mengira ia tak peduli. Ia orang yang tidak pernah terjebak di pihak yang kalah."
Hagen terkejut. "Maksudmu selama ini ia di belakang Sollozzo dan Tattaglia?"
Don Corleone menghela napas. "Tattaglia banci. Ia tidak akan bisa mengalahkan
Santino. Itu sebabnya aku tidak perlu mengetahui apa yang terjadi. Sudah cukup kalau aku mengetahui
Barzini turut campur dalam masalah itu." Hagen merenungkan masalah itu. Don memberinya petunjuk, tapi ada bagian sangat
penting yang dilewatkannya. Hagen mengetahui apa itu, tapi ia mengerti bahwa tidak pada
tempatnya kalau ia bertanya. Ia mengucapkan selamat malam dan berbalik pergi. Tapi Don yang menutup
pembicaraan. "Ingat, gunakan seluruh kepandaianmu untuk merencanakan kepulangan Michael,"
kata Don. "Dan satu hal lagi. Aturlah dengan orang telepon supaya setiap bulan aku mendapat
laporan mengenai semua hubungan telepon, yang dikirim dan diterima, oleh Clemenza dan Tessio. Aku
sama sekali tidak mencurigai mereka. Aku berani bersumpah mereka tidak akan mengkhianati
diriku. Tapi tidak ada ruginya mengetahui setiap hal kecil yang mungkin akan membantu kita sebelum
terjadi apa-apa." Hagen mengangguk dan keluar. Ia bertanya-tanya dalam hati apakah Don juga
mengawasi dirinya dengan satu atau lain cara, lalu merasa malu dengan kecurigaannya. Tapi sekarang
ia yakin bahwa dalam pikirannya yang tidak kentara dan rumit, Godfather memulai rencana jangka
panjang yang menyebabkan kejadian hari ini tidak lebih daripada kemunduran taktis. Dan ada
fakta kelam yang tidak disebut - sebut siapa pun, yang ia sendiri pun tidak berani menanyakannya, yang diabaikan
Don Corleone. Semua menunjuk pada suatu hari di masa depan ketika perhitungan dilakukan.
Bab 21 Tapi hampir setahun kemudian barulah Don Corleone bisa mengatur agar Michael
diselundupkan kembali ke Amerika Serikat. Selama itu seluruh Keluarga memeras otak untuk
menyusun rencana yang sesuai. Bahkan Carlo pun didengar pendapatnya sekarang, sesudah ia tinggal
di dalam kompleks bersama Connie. (Dalam waktu itu mereka mendapat anak kedua, laki-laki.) Tapi
tidak satu pun dari semua rencana itu yang mendapat persetujuan Don.
Akhirnya Keluarga Bocchicchio, karena nasib sial, yang memecahkan masalah itu.
Ada seorang Bocchicchio, sepupu muda yang berusia tidak lebih dari 25 tahun, bernama Felix,
yang lahir di Amerika dan memiliki otak yang lebih cerdas daripada siapa pun dalam keluarga
itu. Ia menolak ikut serta dalam bisnis Keluarga mengangkut sampah dan menikah dengan gadis manis
Amerika keturunan Inggris untuk lebih memperlebar jurang dengan keluarganya. Ia bersekolah di
malam hari untuk menjadi ahli hukum, dan bekerja di siang hari sebagai juru tulis di kantor pos.
Selama waktu itu ia mendapat tiga anak, tapi istrinya ibu rumah tangga yang bijaksana sehingga
mereka bisa hidup dari gajinya sampai ia mendapat gelar sarjana hukum.
Well, seperti anak muda pada umumnya, Felix Bocchicchio berpikir bahwa setelah
berjuang untuk menyelesaikan pendidikan dan menguasai bidangnya, otomatis ia akan mendapat
imbalan dan bisa hidup lebih layak. Tapi ternyata tidak begitu kenyataannya. Dengan sikap yang
tetap tinggi hati, ia menolak semua bantuan keluarganya. Tapi temannya sesama ahli hukum, pemuda yang
memiliki koneksi baik dan karier yang berkembang di biro hukum besar, membujuk Felix agar
membantunya. Masalahnya sangat rumit, tampak sah, dan ada hubungannya dengan penipuan
kepailitan. Masalah seperti itu kemungkinan ketahuannya sejuta banding satu. Felix Bocchicchio
mengambil risiko. Karena penipuan itu menggunakan ilmu hukum yang dipelajarinya di universitas,
tampaknya tidak bercela, dan dengan cara yang aneh bahkan tidak seperti tindak kejahatan.
Untuk menyingkat kisah tolol ini, ternyata penipuan itu terungkap. Ahli hukum
teman Felix tidak mau menolongnya dengan cara apa pun, bahkan tidak sudi menerima teleponnya. Kedua
pelaku utama dalam penipuan ini, para pengusaha paro baya yang cerdik, menimpakan kesalahan
pada Felix yang dianggap bodoh sehingga rencana mereka gagal. Mereka mengaku bersalah dan
bekerja sama dengan pemerintah, menyebut Felix Bocchicchio sebagai pemimpin penipuan dan menyatakan
ia menggunakan kekerasan untuk mengendalikan bisnisnya serta memaksa mereka bekerja
sama dengannya dalam rencana busuknya. Kesaksian pun diberikan, menghubungkan Felix
dengan para paman dan sepupu dalam Keluarga Bocchicchio yang memiliki catatan kejahatan
untuk pemerasan, dan bukti ini sangat memberatkan. Kedua pengusaha itu bebas dengan penangguhan
hukuman. Felix Bocchicchio dijatuhi hukuman satu hingga lima tahun penjara dan menjalani tiga
tahun di antaranya. Keluarganya tidak meminta bantuan salah satu Keluarga atau Don Corleone karena
Felix tidak bersedia meminta bantuan mereka dan karena itu harus diberi pelajaran:
pengampunan hanya berasal
dari Keluarga, bahwa Keluarga lebih setia dan lebih bisa dipercaya daripada
masyarakat. Begitulah, Felix Bocchicchio baru dibebaskan dari penjara setelah mendekam
selama tiga tahun. Ia pulang ke rumah, mencium istri dan anak-anaknya, dan hidup tenang selama
setahun. Lalu ia menunjukkan bahwa bagaimanapun ia salah satu anggota Keluarga Bocchicchio. Tanpa
berusaha menyembunyikan perasaan bersalahnya, ia membeli senjata, sepucuk pistol, dan
menembak mati temannya yang ahli hukum itu. Lalu ia mencari kedua pengusaha itu dan dengan
tenang menembak kepala mereka sewaktu mereka keluar dari restoran sesudah makan siang. Ia
membiarkan mayat mereka tergeletak di jalan dan masuk ke restoran, memesan secangkir kopi yang
diminumnya sambil menunggu kedatangan polisi untuk menangkapnya.
Pengadilannya cepat dan keputusan dijatuhkan tanpa kenal ampun. Seorang anggota
dunia kejahatan dengan darah dingin membunuh saksi pemerintah yang menjebloskannya ke penjara
untuk menjalani hukuman yang layak diterimanya. Itu merupakan penghinaan terang-terangan kepada
masyarakat dan kali ini publik, pers, struktur masyarakat, bahkan para humanitarian yang
berhati lembut bersatu dalam keinginan melihat Felix Bocchicchio dijatuhi hukuman mati di kursi
listrik. Gubernur negara bagian tidak mau memberinya pengampunan, sebagaimana petugas penitipan hewan
tidak bersedia mengampuni anjing giladan itulah ungkapan yang digunakan salah satu pembantu
politik Gubernur yang paling dekat. Keluarga Bocchicchio tentu saja bersedia mengeluarkan uang
sebanyak apa pun yang diperlukan untuk meng-459
ajukan permohonan banding kepada pengadilan yang lebih tinggi. Sekarang mereka
bangga akan dirinya, tapi keputusan sudah diambil. Setelah melewati segala kerumitan hukum,
yang makan waktu,
The God Father Sang Godfather Karya Mario Puzo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Felix Bocchicchio akan dijatuhi hukuman mati di kursi listrik
Hagen-lah yang membawa kasus itu kepada Don atas permintaan salah seorang
anggota Keluarga Bocchicchio yang berharap bisa diambil tindakan bagi pemuda itu. Don Corleone
dengan tegas menolak. Ia bukan tukang sulap. Orang selalu memintanya melakukan hal yang
mustahil. Tapi keesokan harinya Don memanggil Hagen ke kantor dan memerintahkan Hagen
menjelaskan perkara itu hingga rincian yang sekecil-kecilnya. Sesudah Hagen selesai bercerita, Don
Corleone memerintahkannya memanggil kepala Keluarga Bocchicchio ke kompleks untuk
mengadakan pertemuan. Yang terjadi selanjutnya sederhana tapi jenius. Don Corleone memberikan jaminan
kepada kepala Keluarga Bocchicchio bahwa istri dan anak-anak Felix Bocchicchio akan mendapat
tunjangan yang cukup besar. Uang itu akan segera diserahkan kepada Keluarga Bocchicchio.
Sebagai gantinya, Felix harus mengakui bahwa ia yang membunuh Sollozzo dan Kapten Polisi McCluskey.
Banyak rincian yang harus dibereskan. Felix Bocchicchio harus mengaku dengan
meyakinkan, artinya ia harus mengetahui sebagian dari rincian yang sesungguhnya, yang akan
diakuinya. Begitu juga ia
harus mengaitkan si kapten polisi dengan narkotika. Lalu pelayan di Luna
Restaurant harus dibujuk untuk mengenali Felix Bocchicchio sebagai si pembunuh. Ini membutuhkan sedikit
keberanian, sebab rinciannya berubah drastisFelix Bocchicchio jauh lebih pendek dan lebih gemuk.
Tapi Don Corleone akan membereskan semua itu. Alasan lainnya adalah bahwa si terhukum orang
yang memercayai pendidikan tinggi dan lulusan universitas, ia juga menginginkan
anak-anaknya kuliah. Jadi uang yang harus dibayar Don mencakup biaya kuliah anak-anaknya.
Lalu Keluarga Bocchicchio harus diyakinkan bahwa tidak ada harapan lagi bagi Felix untuk
mendapatkan pengampunan atas pembunuhan yang memang benar-benar dilakukannya. Pengakuan yang
baru tentu saja akan menentukan nasib Felix yang sudah jelas.
Segala sesuatunya diatur, uang dibayarkan, dan kontak yang sesuai dilakukan
dengan si terhukum agar ia bisa diberi instruksi dan nasihat. Akhirnya rencana dilaksanakan dan
pengakuannya menjadi berita
utama koran-koran. Semua sukses besar. Tapi Don Corleone, tetap berhati-hati
seperti biasa, menunggu hingga Felix Bocchicchio benar-benar sudah menjalani hukuman mati empat
bulan kemudian sebelum akhirnya mengatakan Michael Corleone boleh pulang.
Lucy Mancini, setahun sesudah kematian Sonny, masih sangat merindukannya,
meratapi Sonny lebih sedih daripada kekasih mana pun dalam kisah cinta. Dan mimpinya bukan mimpi
sambil lalu anak sekolahan, kerinduannya bukan kerinduan istri yang berbakti. Ia tidak merasa
kehilangan "teman hidup", atau merindukan Sonny sebagai tokoh pelindung. Ia tidak memiliki kenang-
kenangan berupa hadiah yang sentimental, atau pemujaan kekanak-kanakan terhadap senyumannya,
kilau geli di mata Sonny sewaktu Lucy membisikkan rayuan atau lelucon.
Tidak. Ia merasa kehilangan Sonny untuk alasan yang lebih penting, bahwa Sonny
satu-satunya pria di dunia yang mampu membuat tubuhnya merasakan kenikmatan cinta. Dan, dalam usianya
yang masih muda dan polos, ia tetap yakin Sonny satu-satunya pria yang mungkin bisa
melakukan hal itu. Sekarang, setahun kemudian, Lucy Mancini tengah berjemur di udara Nevada yang
lembap. Di kakinya, seorang pemuda yang ramping dan berambut pirang tengah mempermainkan
jemari kaki Lucy. Mereka berada di tepi kolam renang pada Minggu sore, dan walaupun banyak
orang di sekeliling mereka, tangan pemuda itu merayap naik ke pahanya yang telanjang.
"Oh, Jules, berhenti," kata Lucy. "Kukira dokter sedikitnya tidak sekonyol pria-
pria lain." Jules tersenyum kepadanya. "Aku dokter Las Vegas." Ia menggelitik sisi dalam
paha Lucy dan takjub betapa hal-hal kecil seperti itu sangat merangsang Lucy. Itu tampak pada wajah
wanita itu walaupun ia berusaha menyembunyikannya. Ia benar-benar gadis yang primitif, sangat polos.
Lalu mengapa aku belum juga berhasil menembusnya" pikir Jules. Ia harus mengetahui jawabannya dan
tak memedulikan omong kosong tentang cinta hilang yang tidak akan tergantikan. Yang
ada di bawah tangannya adalah jaringan hidup, dan jaringan hidup memerlukan jaringan hidup
lain. Dr. Jules Segal memutuskan akan melakukan tindakan besar malam ini di apartemen yang
ditinggalinya Ia ingin membuat Lucy datang kepadanya tanpa tipu muslihat apa pun. Tapi kalau memang
tipu muslihat diperlukan, ia pria yang mahir dalam hal itu. Semua demi kepentingan ilmu
pengetahuan, tentu saja. Dan di samping itu, gadis malang ini memang sangat memerlukannya.
"Jules, berhenti, tolong berhenti," kata Lucy. Suaranya bergetar.
Jules seketika menurut. "Oke, Sayang," katanya. Ia membaringkan kepala pada
pangkuan Lucy dan menggunakan paha yang empuk sebagai bantal, lalu tidur. Ia senang ketika Lucy
menggeliat, memancarkan panas dari perut bagian bawahnya dan ketika Lucy menyentuh kepalanya
untuk mengelus rambutnya, Jules menangkap tangannya, pura-pura bermain-main tapi
sesungguhnya merasakan denyut nadinya. Denyut nadinya sangat cepat. Ia akan menaklukkan
Lucy malam ini dan mengungkap misteri, apa pun itu. Dengan penuh keyakinan, Dr.
Jules Segal terlelap. Lucy mengawasi orang-orang di sekeliling kolam renang. Ia tidak pernah
membayangkan hidupnya akan berubah sedemikian rupa dalam waktu kurang dari dua tahun. Ia tidak pernah
menyesali "ketololan" yang dilakukannya pada pesta perkawinan Connie Corleone. Itu
peristiwa paling indah yang pernah dialaminya dan ia mengulanginya berkali-kali dalam mimpi. Dan ia
mengingatnya lagi berulang kali bulan-bulan berikutnya.
Sonny mengunjunginya seminggu sekali, kadang-kadang lebih, tidak pernah kurang.
Hari-hari sebelum Lucy bertemu lagi dengan Sonny, tubuhnya tersiksa. Nafsu yang mereka
rasakan terhadap satu sama lain adalah jenis yang paling dasar, tidak diencerkan puisi atau
bentuk intelektualisme apa
pun. Ini cinta dalam sifatnya yang paling kasar, cinta ragawi, cinta jaringan
tubuh dengan jaringan tubuh lain. Kalau Sonny menelepon untuk mengatakan ia akan datang, Lucy menyediakan minuman
keras juga makanan yang cukup banyak di apartemennya untuk makan malam dan makan pagi,
karena biasanya Sonny baru pergi pagi berikutnya. Sonny ingin menikmatinya sampai puas
sebagaimana Lucy juga ingin menikmati Sonny sampai puas. Sonny mempunyai kunci sendiri dan ketika ia
datang, di pintu Lucy langsung berlari ke rengkuhan lengannya yang kokoh. Mereka berdua begitu
langsung dan brutal, primitif. Selama ciuman pertama mereka saling membukakan pakaian dan
Sonny mengangkatnya ke udara, Lucy membelitkan kedua kakinya pada paha Sonny yang
kekar. Mereka bercinta sambil berdiri di apartemen seakan harus mengulangi permainan cinta
mereka yang pertama, lalu Sonny menggendongnya ke kamar tidur. Mereka berbaring di ranjang dan
bercinta lagi. Mereka hidup bersama di apartemen selama enam belas jam, telanjang bulat. Lucy memasak
untuk Sonny, sangat banyak. Terkadang Sonny menerima telepon bisnis di sana, tapi Lucy tidak
pernah mendengarkan pembicaraannya. Ia terlalu sibuk bermain-main dengan tubuh Sonny,
membelainya, menciumnya, mengulumnya. Kadang kalau Sonny berdiri untuk mengambil minuman,
Lucy tidak bisa menahan diri untuk mengulurkan tangan menyentuh tubuhnya yang telanjang,
memegangnya, bercinta dengannya seakan bagian-bagian khusus tubuhnya itu mainan, mainan yang dibuat
khusus, rumit namun polos, yang mengandung keasyikan-keasyikan yang sudah dikenalnya tapi
tetap mengejutkan. Mula-mula Lucy malu pada kelakuannya yang berlebihan, tapi segera melihat bahwa
tindakannya menyenangkan kekasihnya, bahwa kepasrahan seksual total dirinya pada tubuh Sonny
menyebabkan pria itu tersanjung. Dalam semua ini terdapat kepolosan hewani. Mereka bahagia
bersama-sama. Sewaktu ayah Sonny dihujani tembakan di jalan, Lucy memahami untuk pertama
kalinya bahwa kekasihnya mungkin terancam bahaya. Sendirian dalam apartemennya, ia tidak
menangis, ia meraung sekeras-kerasnya, raungan binatang. Sewaktu Sonny tidak datang menemuinya selama
hampir tiga minggu, ia bergantung pada obat tidur, minuman keras, dan penderitaannya
sendiri. Sakit yang dirasakannya adalah sakit fisik, seluruh tubuhnya terasa nyeri. Waktu akhirnya
Sonny datang, nyaris sepanjang waktu ia memegangi tubuh pria tersebut. Sesudah itu Sonny datang
minimal seminggu sekali hingga ia terbunuh.
Lucy mengetahui kematiannya dari berita di koran dan malam itu juga ia minum pil
tidur dengan dosis berlebihan. Entah mengapa, bukannya membunuh, pil-pil itu menyebabkan ia
kesakitan setengah mati hingga terhuyung-huyung ke
Jorong apartemen dan roboh di depan pintu lift, di mana ia ditemukan dan dibawa
ke rumah sakit. Hubungannya dengan Sonny tidak diketahui umum sehingga kasusnya hanya
diberitakan sepanjang beberapa inci di tabloid.
Sewaktu ia dirawat di rumah sakit itulah Tom Hagen menjenguk dan menghiburnya.
Tom Hagen juga yang mengusahakan pekerjaan baginya di Las Vegas, di hotel yang dikelola adik
Sonny, Freddie. Tom Hagen juga mengatakan ia akan menerima tunjangan dari keluarga Corleone, bahwa
Sonny telah mengatur bagiannya. Tom Hagen menanyakan apakah ia hamil, seakan itulah alasan
ia overdosis, dan ia menjawab tidak. Tom bertanya apakah Sonny akan menemuinya pada malam yang
sial itu atau meneleponnya untuk memberitahu akan datang, dan Lucy menjawab tidak, Sonny tidak
menelepon. Bahwa Lucy selalu berada di rumah menunggu Sonny setelah selesai bekerja. Dan
Lucy berkata jujur pada Hagen. "Ia satu-satunya pria yang bisa kucintai," katanya. "Aku tidak bisa
mencintai pria lain."
Ia melihat Tom Hagen tersenyum tipis tapi juga tampak terkejut. "Menurutmu itu
tidak bisa dipercaya?" tanya Lucy. "Bukankah ia yang mengajakmu ke rumahnya sewaktu kau
masih kanakkanak?" "Ia orang yang berbeda," kata Hagen. "Ia tumbuh menjadi orang yang berbeda."
"Bagiku tidak," kata Lucy. "Mungkin begitu bagi semua orang lain, tapi bagiku
tidak." Ia masih terlalu lemah untuk menjelaskan bagaimana Sonny selalu bersikap lembut padanya.
Sonny tidak pernah marah padanya, bahkan tidak pernah jengkel atau gelisah.
Hagen membereskan segala sesuatu menyangkut kepindahan Lucy ke Las Vegas.
Apartemen sewaan sudah menunggu. Hagen sendiri yang mengantarnya ke bandara dan membuatnya
berjanji kalau Lucy merasa kesepian atau ada yang tidak beres, ia harus menelepon Hagen dan Hagen
akan berusaha menolongnya sebisa mungkin.
Sebelum naik ke pesawat, Lucy bertanya pada Hagen dengan ragu-ragu, "Apakah ayah
Sonny mengetahui tindakanmu?"
Hagen tersenyum. "Aku bertindak atas namanya selain diriku sendiri. Ia orang
yang kuno dalam halhal seperti ini dan tidak akan melakukan apa pun yang
merugikan istri sah putranya. Tapi ia merasa
kau hanyalah gadis muda dan Sonny seharusnya lebih bijak. Dan perbuatanmu
meminum pil itu menyebabkan semua orang panik." Hagen tidak menjelaskan betapa sulit bagi orang
seperti Don untuk percaya ada orang yang mencoba bunuh diri.
Sekarang, sesudah hampir delapan belas bulan berada di Las Vegas, Lucy heran
mendapati dirinya nyaris bahagia. Beberapa malam ia memimpikan Sonny dan berbaring dengan mata
terbuka lebar sebelum fajar, melanjutkan mimpi dengan belaiannya sendiri hingga ia terlelap
kembali. Sejak kejadian itu ia belum berhubungan dengan pria lain. Tapi kehidupan Las Vegas
cocok baginya. Ia berenang di kolam renang hotel, berlayar di Danau Mead, dan bermobil di gurun
pada hari libur. Lucy menjadi lebih kurus dan dengan begitu bentuk tubuhnya jadi lebih bagus. Ia masih
montok, tapi lebih dengan gaya Amerika daripada gaya Italia lama. Ia bekerja di bagian humas hotel
sebagai resepsionis dan tidak memiliki hubungan apa pun dengan Freddie, sekalipun kalau bertemu
mereka selalu bercakap-cakap sebentar. Lucy terkejut melihat perubahan pada diri Freddie.
Freddie menjadi penakluk wanita, berpakaian rapi, dan tampaknya memiliki bakat alam untuk
The God Father Sang Godfather Karya Mario Puzo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
mengelola resor perjudian. Ia mengendalikan bagian hotel, yang biasanya
tidak dilakukan pemilik kasino. Karena musim panas yang panjang dan sangat
panas, dan mungkin karena kehidupan seksualnya yang lebih aktif, Freddie juga jadi lebih kurus dan
gaya pakaian Hollywood yang dikenakannya menyebabkan ia tampak hampir flamboyan dengan kesan
berbahaya. Sesudah enam bulan berlalu, Tom Hagen datang untuk melihat keadaan Lucy. Selama
itu Lucy menerima cek enam ratus dolar sebulan, sedap bulan, sebagai tambahan gajinya.
Hagen menjelaskan bahwa uang itu harus dikesankan berasal dari suatu tempat dan memintanya
menandatangani surat pelimpahan wewenang hukum agar Hagen bisa menyalurkan uang dengan cara yang
seharusnya. Ia juga mengatakan pada Lucy bahwa untuk formalitas ia akan terdaftar sebagai
pemilik lima "poin" di
hotel tempatnya bekerja. Ia harus menjalani semua formalitas hukum yang dituntut
undang-undang Nevada, tapi segalanya akan dibereskan baginya dan kesulitannya akan ditekan
hingga sekecil mungkin. Namun Lucy tidak boleh menceritakan pengaturan itu pada siapa pun tanpa
persetujuan Hagen. Ia akan dilindungi secara hukum dalam segala hal dan pengiriman uang
setiap bulannya akan dipastikan-Kalau pihak berwenang atau lembaga penegak hukum menanyainya, Lucy
harus meminta mereka menghubungi pengacaranya dan ia tidak akan diganggu lagi.
Lucy setuju. Ia memahami apa yang terjadi tapi tidak keberatan terhadap cara ia
dimanfaatkan. Rasanya itu imbalan yang masuk akal. Tapi saat Hagen memintanya membuka mata
lebar-lebar mengawasi hotel, mengawasi Freddie dan bos Freddie, orang yang memiliki dan
mengoperasikan hotel ini sebagai pemegang saham utama, ia berkata pada Hagen, "Oh, Tom, kau
tidak ingin aku memata-matai Freddie, bukan?" Hagen tersenyum. "Ayahnya mengkhawatirkan Freddie.
468 Ia berhubungan erat dengan Moe Greene dan kami hanya ingin memastikan ia tidak
mendapat kesulitan apa pun." Hagen tidak bersusah payah menjelaskan kepada Lucy bahwa Don
mendukung pembangunan hotel di gurun Las Vegas bukan hanya untuk membangun perlindungan
bagi putranya, tapi juga untuk mendapatkan pijakan menuju operasi yang lebih besar.
Tidak lama sesudah pembicaraan ini, Dr. Jules Segal datang untuk bekerja sebagai
dokter hotel. Ia sangat kurus, sangat tampan dan memesona, serta tampak masih terlalu muda untuk
menjadi dokter, setidaknya menurut Lucy. Lucy bertemu dengannya waktu di atas pergelangan
tangannya tumbuh benjolan. Ia gelisah karenanya selama beberapa hari, lalu pada suatu pagi
mengunjungi ruang praktik
dokter hotel. Dua gadis pengiring penyanyi ada di ruang tunggu, asyik bergosip.
Mereka memiliki kecantikan dan rambut pirang yang selalu menyebabkan Lucy iri. Mereka benar-
benar secantik bidadari. Tapi salah seorang gadis berkata, "Aku bersumpah kalau diberi obat
lagi aku akan berhenti berdansa." Sewaktu Dr. Segal membuka pintu kamar praktik untuk meminta salah seorang gadis
panggung masuk, Lucy tergoda pergi, dan pasti akan pergi kalau tidak ada hal lain yang
lebih pribadi dan lebih serius. Dr. Segal mengenakan celana panjang dan kemeja terbuka. Kacamata
berbingkai tanduk membantu menaikkan nilainya dan sikapnya tenang terkendali, tapi kesan yang
diberikannya tidak formal. Dan seperti orang-orang yang pada dasarnya kuno, Lucy tidak percaya
pengobatan dan ketidakresmian bisa dipadukan.
Sewaktu akhirnya Lucy masuk ke ruang praktik, ada sesuatu yang meyakinkan dalam
sikap Dr. Segal sehingga semua kecurigaannya lenyap. Dr. Segal nyaris tidak berbicara tapi ia
tidak tergesa-gesa, semua dilakukannya dengan hati-
469 hati. Lucy bertanya mengenai benjolan pada tangannya dan dengan sabar Dr. Segal
menjelaskan benjolan itu hanya pertumbuhan jaringan biasa yang tidak ganas dan tidak perlu
dikhawatirkan. Dr. Segal mengambil buku kedokteran yang tebal dan berkata, "Ulurkan tanganmu."
Lucy memenuhi perintah itu. Dr. Segal tersenyum kepadanya untuk pertama kali.
"Aku tidak keberatan tidak dapat uang operasi," katanya. "Aku akan memukulnya dengan buku
ini dan benjolan itu akan hilang. Mungkin benjolan itu bisa tumbuh lagi tapi kalau kusingkirkan
dengan pembedahan, kau akan kehilangan uang serta harus memakai perban dan segala macam. Oke?"
Lucy tersenyum padanya. Entah kenapa Lucy percaya penuh padanya. "Oke," katanya.
Detik berikutnya ia menjerit sewaktu Dr. Segal memuloilkan buku kedokteran yang berat
itu ke tangannya. Benjolannya jadi rata, nyaris. "Sakit sekali, ya?" tanya Dokter.
"Tidak," jawab Lucy. Ia mengawasi dokter yang tengah mengisi kartu riwayat
pengobatannya itu. "Sudah?" Dr. Segal mengangguk, tidak memerhatikannya lagi. Lucy pergi.
Seminggu kemudian Dr. Segal melihat Lucy di kedai kopi dan duduk di sampingnya
dekat meja panjang. "Bagaimana tanganmu?" tanyanya.
Lucy tersenyum padanya. "Baik," katanya. "Kau memang tidak biasa, tapi sangat
andal." Dr. Segal tersenyum padanya. "Kau tidak mengetahui betapa tidak biasanya aku.
Dan aku tidak mengetahui sekaya apa dirimu. Majalah Sun Vegas baru saja menerbitkan daftar
pemilik poin hotel dan Lucy Mancini menguasai sepuluh poin. Seharusnya aku bertambah kaya karena
benjolan kecil itu." 470 Lucy tidak menjawab, tiba-tiba teringat pada peringatan Tom Hagen. Dr. Segal
tersenyum lagi. "Jangan khawatir, aku tahu yang sebenarnya, kau hanya salah satu boneka. Vegas
penuh dengan boneka. Bagaimana kalau kau menonton salah satu pertunjukan denganku malam ini
dan kutraktir kau makan malam" Aku bahkan akan membelikan keping rolet untukmu."
Lucy agak ragu-ragu. Dr. Segal mendesaknya. Akhirnya Lucy berkata, "Aku ingin
datang tapi aku khawatir kau akan kecewa pada saat malam berakhir. Aku bukan gadis bebas seperti
sebagian besar gadis di Vegas sini."
"Itu sebabnya aku mengajakmu," kata Jules gembira. "Aku ingin istirahat malam
ini." Lucy tersenyum padanya dan berkata agak sedih, "Sejelas itu?" Jules menggeleng
dan Lucy berkata, "Oke, kalau begitu kita makan malam, tapi aku akan membeli keping rolet
sendiri." Mereka pergi makan malam di restoran yang menyajikan pertunjukan dan Jules
membuat Lucy tertawa terus dengan memberitahukan istilah medis untuk berbagai jenis paha dan
payudara; tapi tidak dengan nada mengejek, semua dengan selera humor yang baik. Sesudah itu mereka
bermain rolet bersama dan menang lebih dari dua ratus dolar. Lalu mereka bermobil ke Boulder
Dam di bawah sinar bulan dan Dr. Segal berusaha mengajaknya bercinta. Tapi sewaktu Lucy menolak
sesudah beberapa ciuman, Dr. Segal mengetahui Lucy bersungguh-sungguh dan menghentikan usahanya.
Sekali la gi ia menerima kekalahan dengan lapang dada. "Sudah kukatakan aku tidak mau," tegur
Lucy dengan nada agak bersalah. "Kau pasti merasa sangat terhina kalau aku tidak berusaha," kata Jules. Dan Lucy
tertawa karena itu memang benar. 471 Beberapa bulan berikutnya mereka bersahabat akrab. Hubungan mereka bukan
berdasarkan cinta karena mereka tidak pernah bercinta, Lucy tidak pernah memberinya peluang. Lucy
mengetahui Jules bingung dengan penolakannya tapi tidak sakit hati seperti pria pada umumnya dan
itu membuat Lucy semakin memercayai dirinya. Lucy mengetahui di balik penampilan luarnya sebagai
dokter ia pria yang suka bersenang-senang dan pantang mundur. Setiap akhir pekan Jules
mengendarai mobil sport MG miliknya di balap mobil California. Kalau libur panjang, ia pergi ke
pedalaman Meksiko, daerah
yang benar-benar masih liar, katanya kepada Lucy, tempat orang asing dibunuh
hanya untuk mendapatkan sepatunya dan kehidupan di sana seprimitif seribu tahun yang lalu.
Secara tidak sengaja Lucy mengetahui Jules dulu dokter bedah dan memiliki hubungan dengan rumah sakit
terkenal di New York. Semua ini semakin membingungkan Lucy soal mengapa Jules menerima pekerjaan di
hotel ini. Sewaktu ia menanyakannya, Jules menjawab, "Ceritakan rahasiamu padaku, akan
kuceritakan rahasiaku." Wajah Lucy memerah dan ia tidak melanjutkan masalah itu. Jules juga tidak
mengejarnya dan hubungan mereka berlanjut, hubungan persahabatan yang hangat dan disukai Lucy
lebih daripada yang disadarinya. Sekarang, sewaktu duduk di tepi kolam renang dengan kepala Jules yang berambut
pirang di pangkuannya, Lucy merasakan kasih sayang yang besar pada pria itu. Pangkal paha
terasa sakit dan tanpa sadar jemarinya mengelus-elus leher Jules. Tampaknya Jules tidur dan tidak
sadar, sementara Lucy bergairah hanya karena menyentuh pria itu. Tiba-tiba Jules mengangkat
kepala dari pangkuan Lucy dan berdiri. Ia memegang tangan Lucy dan membimbingnya melewati lapangan rumput ke jalan setapak
dari semen. Lucy mengikutinya dengan patuh bahkan sewaktu Jules membimbingnya ke salah satu
pondok yang merupakan tempat tinggal pribadinya. Setelah mereka berada di dalam, Jules
membuat minuman dalam gelas-gelas besar untuk mereka berdua. Sesudah merasakan sinar matahari
yang tetik dan pikirannya sendiri yang dipenuhi gairah, minuman itu naik ke kepala Lucy dan
menyebabkan ia pusing. Lalu Jules memeluknya, dan tubuh mereka yang telanjang, hanya mengenakan
pakaian renang minim, saling menekan. Lucy menggumam, "Jangan," tapi tidak ada ketegasan dalam
suaranya dan Jules tidak memedulikannya. Dengan cepat Jules menanggalkan bagian atas pakaian
renang Lucy sehingga bisa membelai payudara Lucy yang besar, menciuminya, lalu membuka
celana renang Lucy. Sambil melakukannya, Jules tidak berhenti menciumi tubuh, perut, dan bagian
dalam pahanya. Jules menegakkan tubuh, melepas celana renangnya sendiri, dan memeluk Lucy, lalu,
sambil berpelukan dalam keadaan telanjang, mereka berbaring di tempat tidur dan Lucy bisa
merasakan Jules memasukinya, dan itu sudah cukup baginya. Hanya dengan sedikit sentuhan, ia
mencapai klimaks, dan beberapa detik kemudian Lucy bisa mengetahui dari gerakan tubuh Jules bahwa pria
itu keheranan. Lucy sangat malu, seperti sebelum mengenal Sonny. Tapi Jules mendorong tubuhnya
ke tepi ranjang, mengatur kakinya, dan Lucy membiarkan ia mengendalikan tubuh dan tangan serta
kakinya, lalu memasuki Lucy sekali lagi sambil menciuminya. Kali ini Lucy bisa merasakannya,
tapi yang lebih penting lagi ia mengetahui ada yang dirasakan Jules dan pria itu mencapai
klimaks. Sesudah Jules berguling dari tubuhnya, Lucy bergelung di sudut ranjang dan mulai
menangis. Ia begitu malu. Lalu ia 472 473 heran mendengar Jules tertawa dan berkata, "Kau gadis Italia yang malang, jadi
itu sebabnya kau menolakku selama berbulan-bulan ini" Dasar bodoh." Ia mengatakan "dasar bodoh"
dengan keramahan penuh kasih sayang sehingga Lucy berbalik menghadapinya. Jules memeluk
tubuhnya yang telanjang, merapatkannya ke tubuhnya sendiri, dan berkata, "Kau gadis abad
pertengahan, kau benarbenar gadis dari abad pertengahan." Tapi suaranya
menenangkan sementara Lucy terus menangis.
Jules menyulut sebatang rokok dan menyelipkannya ke mulut Lucy sehingga Lucy
tercekik asap dan berhenti menangis. "Sekarang dengarkan aku," kata Jules. "Kalau kau dibesarkan
secara modern dengan kebudayaan keluarga abad kedua puluh, masalahmu pasti bisa dipecahkan
bertahun-tahun yang lalu. Sekarang akan kukatakan apa masalahmu: masalahmu bukan tampang buruk,
kulit yang jelek, atau mata sipit yang tidak bisa diatasi dengan operasi plastik. Masalahmu
seperti kutil atau benjolan
pada dagu, atau telinga yang salah bentuk. Jangan dipikirkan bahwa kau punya
kotak besar yang tidak disukai pria mana pun karena tidak cukup menyentuh kejantanannya. Masalah yang
The God Father Sang Godfather Karya Mario Puzo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
kaumiliki ini adalah kelainan bentuk pada pelvis yang disebut para ahli bedah sebagai
pelemahan dasar pelvis. Hal
tersebut biasanya terjadi setelah melahirkan anak tapi mungkin juga karena
struktur tulang. Itu merupakan kondisi biasa dan banyak wanita hidup sengsara karenanya padahal
operasi sederhana bisa memperbaikinya. Beberapa wanita bahkan sampai bunuh diri. Tapi aku tidak pernah
mengira kau punya kondisi itu karena tubuhmu demikian indah. Kupikir karena kondisi
psikologis, sebab aku tahu
riwayatmu, kau menceritakannya padaku begitu sering, kau dan Sonny. Tapi
baiklah, kau akan kuperiksa secara menyeluruh dan aku
474 bisa mengatakan dengan tepat berapa banyak pekerjaan yang harus dilakukan.
Sekarang pergilah mandi." Lucy masuk kamar mandi dan menggunakan pancuran. Dengan sabar dan sambil
menghadapi protes Lucy, Jules menyuruhnya berbaring di tempat tidur, dengan kaki mengangkang.
Jules memiliki satu tas doktet lagi di apartemennya dan tas itu terbuka. Ia juga punya meja kaca di
sisi tempat tidur yang berisi beberapa peralatan kedokteran lain. Sekarang Jules serius sekali,
memeriksanya, memasukkan jari, dan menggerakkannya ke sana kemari. Lucy mulai merasa terhina ketika Jules
mencium pusarnya dan berkata, hampir seperti tak sadar, "Untuk pertama kalinya aku menikmati
pekerjaanku." Kemudian ia membalik tubuh Lucy dan memasukkan satu jari ke rektumnya, meraba
sekelilingnya, tapi tangannya yang satu lagi membelai leher Lucy dengan penuh kasih sayang.
Setelah selesai, Jules menelentangkan tubuh Lucy kembali, mencium bibirnya dengan lembut, dan berkata,
"Sayang, aku akan membentukmu jadi baru di bawah sana, kemudian aku akan mencobanya sendiri.
Yang pertama akan merupakan pengujian medis, aku akan menuliskannya di kertas kerja untuk
jurnal kedokteran resmi." Jules melakukan semuanya dengan kasih sayang dan gembira. Begitu jelas bahwa ia
menyayangi Lucy, sehingga Lucy bisa mengatasi rasa malu. Ia bahkan menurunkan sebuah buku
kedokteran dari rak buku untuk memperlihatkan kasus seperti yang dialaminya dan prosedur medis
untuk memperbaikinya. Lucy ternyata cukup tertarik.
"Tindakan ini untuk kesehatan juga," kata Jules. "Kalau kondisimu tidak
diperbaiki, kau akan mendapat banyak masalah di kemudian hari. Struktur itu makin lama akan makin
lemah kalau tidak diperbaiki dengan operasi. Sayang sekali orang-orang kuno menyebabkan banyak
dokter keliru tidak bisa membuat diagnosis yang benar dan memperbaiki kondisinya, dan banyak
wanita tidak mau terang-terangan mengemukakan keluhan tentang hal itu." "Jangan bicarakan, tolong berhentilah
membicarakannya," kata Lucy. Jules bisa melihat Lucy masih sangat malu karena rahasianya, malu karena
"cacatnya yang buruk".
Walaupun menurut pikirannya yang berlatar belakang medis ini merupakan ke-
tolololan besar, ia cukup sensitif untuk memahami perasaan Lucy. Ia juga jadi kembali berusaha
membuat Lucy merasa lebih baik. "Oke, sekarang aku sudah tahu rahasiamu dan aku akan menceritakan rahasiaku,"
kata Jules. "Kau selalu menanyakan padaku apa yang kulakukan di kota kecil ini, padahal aku salah
satu ahli bedah paling muda dan cemerlang di Timur." Jules menyindir laporan beberapa surat
kabar mengenai dirinya. "Sebenarnya aku pendukung aborsi, yang sesungguhnya tidak terlalu
buruk, seperti separo profesi medis, tapi aku ketahuan. Aku punya teman, dokter bernama Kennedy. Kami
berpraktik bersama, ia benar-benar orang yang lurus, tapi ia mengatakan akan menolongku.
Aku tahu Tom Hagen telah mengatakan kepadanya kalau ia memerlukan pertolongan menyangkut apa saja,
Keluarga Corleone berutang budi padanya. Maka ia bicara dengan Hagen. Tahu-tahu tuduhan
terhadap diriku dicabut, tapi Asosiasi Medis dan pihak berwenang Timur memasukkan namaku ke
daftar hitam. Maka Keluarga Corleone memberiku pekerjaan ini di sini. Gadis-gadis panggung itu
selalu mengalami "kecelakaan" dan menggugurkan kandungan mereka merupakan pekerjaan paling mudah
di dunia kalau mereka segera datang padaku. Aku menguret mereka seperti kau membersihkan
penggorengan. Freddie Corleone benar-benar
momok bagi mereka. Menurut hitunganku saja, ia sudah menghamili lima belas gadis
selama aku di sini. Dengan serius aku mempertimbangkan untuk mengajaknya bicara tentang seks
seperti bapak dan anak. Terutama karena aku sudah tiga kali mengobati penyakit raja singanya dan
sekali untuk sipilis. Freddie benar-benar penunggang kuda tanpa pelana."
Jules berhenti bicara. Ia sengaja membocorkan rahasia itu, yang tidak pernah
dilakukannya, supaya Lucy tahu bahwa orang lain, termasuk seseorang yang dikenalnya dan agak
ditakutinya seperti Freddie
Corleone, juga punya rahasia yang memalukan.
"Anggaplah bagian itu sekeping plastik di dalam tubuhmu yang sudah kehilangan
kelenturannya," kata
Jules. "Dengan memotongnya sedikit, aku akan membuatnya lebih kencang, lebih
elastis." "Aku akan memikirkannya," kata Lucy, tapi ia yakin akan melakukannya, ia menaruh
kepercayaan penuh pada Jules. "Berapa biaya yang diperlukan?"
Jules mengerutkan kening. "Di sini aku tidak punya fasilitas untuk pembedahan
seperti itu dan aku bukan ahlinya. Tapi aku punya teman di Los Angeles yang paling jago di bidang
itu dan punya fasilitas di rumah sakit terbaik. Bahkan dialah yang mengencangkan semua bintang
film, setelah nyonya-nyonya itu mengetahui bahwa mengoperasi muka dan payudara mereka saja
bukan jawaban yang cukup untuk membuat pria mencintai mereka. Ia berutang budi padaku, jadi
ini tidak akan memerlukan biaya apa pun. Aku melakukan aborsi untuknya. Dengar, kalau ini tidak
melanggar etika, aku bisa menyebutkan padamu nama-nama ratu seks layar putih yang pernah
menjalani operasi." Lucy seketika tertarik "Ah, ayolah, katakan padaku," katanya. "Ayolah." Ini akan
menjadi bahan gosip yang menyenangkan dan salah satu kebaikan Jules adalah ia tidak pernah
mengejeknya karena suka bergosip. "Akan kuceritakan padamu kalau kau mau makan malam bersamaku dan tidur
denganku," kata Jules.
"Kita harus mengejar banyak ketertinggalan karena kebodohanmu."
Lucy merasakan kasih sayang yang sangat besar padanya karena begitu baik hati
dan ia bisa mengatakan, "Kau tidak harus tidur denganku, kau tahu kau tidak akan
menikmatinya karena kondisiku sekarang ini."
Jules tertawa terbahak-bahak. "Kau benar-benar bodoh. Apakah kau tidak pernah
mendengar cara lain untuk bercinta, yang jauh lebih kuno, jauh lebih beradab" Apakah kau benar-benar
sepolos itu?" "Oh,
itu," kata Lucy. "Oh, itu," Jules menirukannya. "Gadis baik-baik tidak melakukannya, dan pria
jantan tidak melakukannya. Bahkan pada tahun 1948. Nah, Sayang, aku bisa membawamu ke rumah
seorang wanita tua di Las Vegas sini, germo paling muda di rumah bordil paling populer
ketika daerah barat masih liar, tahun 1880, kurasa. Ia senang berbicara mengenai masa lalu. Kau tahu
apa yang diceritakannya padaku" Bahwa para jago tembak, para koboi yang mahir main pistol
dan jantan, selalu minta layanan 'Prancis' pada gadis-gadis, yaitu apa yang disebut fellatio dalam
istilah kedokteran, dan kau menyebutnya 'oh, itu'. Kau pernah berpikir untuk melakukan 'oh, itu' dengan
kekasihmu Sonny?" Untuk pertama kalinya Lucy benar-benar mengejutkan Jules. Ia memperlihatkan pada
Jules apa yang hanya bisa dianggap pria itu sebagai senyum Monalisa (pikiran ilmiahnya kontan
bertanya, mungkinkah ini pemecahan misteri yang
sudah berusia berabad-abad tersebut") dan berkata pelan, "Aku melakukan
segalanya dengan Sonny.".
Itu pertama kalinya ia mengakui sesuatu seperti itu pada orang lain.
Dua minggu kemudian Jules Segal berdiri di ruang operasi rumah sakit Los Angeles
dan mengamati sahabatnya Dr. Frederick Kellner melakukan operasi spesialnya. Sebelum Lucy
dibius, Jules membungkuk dan berbisik, "Aku sudah mengatakan padanya bahwa kau gadis
istimewaku, jadi ia akan membuat dinding yang benar-benar kencang." Tapi tablet yang tadi diminum
Lucy membuatnya lemas dan ia tidak tertawa atau tersenyum. Gurauan Jules itu tidak menghilangkan
kengeriannya terhadap operasi. Dr. Kellner membuat sayatan dengan penuh keyakinan, seperti pemain biliar jagoan
melakukan sodokan yang mudah. Teknik pembedahan untuk memperkuat dasar tulang panggul
membutuhkan tercapainya dua hal. Otot panggul musculofibriuos harus diperpendek agar
kekenduran bisa diatasi. Dan tentu saja mulut vagina, titik kelemahan dasar pelvis itu sendiri, harus
ditarik ke depan, ditempatkan di bawah lengkungan pubis sehingga terbebas dari tekanan langsung di
atasnya. Memperbaiki elastisitas tulang panggul disebut perineorrhaphy. Sedangkan
menjahit dinding vagina disebut colporrhaphy. <*9>if
Jules melihat Dr. Kellner sekarang bekerja dengan hati-hati, bahaya besar dalam
pemotongan adalah kemungkinan mengiris terlalu dalam dan mengenai rektum. Sebenarnya ini tidak
rumit, Jules sendiri sudah melihat semua hasil tes dan rontgen. Sebetulnya tidak ada yang bisa salah,
tapi dalam pembedahan kemungkinan salah selalu ada.
Kellner menangani otot diafragma, menggunakan forcep T untuk menahan bibir
vagina sehingga otot ani dan fasei yang membentuk dinding vagina terlihat jelas. Jari Kellner
479 yang terbungkus sarung tangan mendorong ke sampng jaringan penghubung yang
kendur. Mata Jules terus mengawasi dinding vagina untuk melihat munculnya urat-urat darah, yang
mengisyaratkan bahaya terlukanya rektum. Tapi Kellner sangat menguasai bidangnya. Ia membentuk
dinding baru semudah tukang kayu memaku balok-balok dua kali empat.
Kellner sekarang merapikan kelebihan dinding vagina dengan menjahitnya,
memastikan tidak terbentuk tonjolan yang mengganggu. Kellner mencoba memasukkan tiga jari ke
mulut yang sudah dipersempit itu, kemudian dua jari. Ia hanya berhasil memasukkan dua jari,
memasukkannya dalamdalam, dan sesaat ia memandang Jules, matanya yang biru di
atas masker operasi berkedip-kedip
seakan menanyakan apakah lubang sebesar itu sudah cukup sempit. Lalu ia kembali
sibuk menjahit. Semuanya pun selesai. Mereka mendorong ranjang Lucy ke ruang pemulihan dan Jules
berbicara dengan Dr. Kellner. Kellner tampak gembira, pertanda terbaik bahwa segala
sesuatunya berjalan lancar. "Sama sekali tidak rumit, my boy" katanya pada Jules. "Tidak ada yang
tumbuh di sana, kasus yang sangat sederhana. Ia memiliki otot tubuh yang sangat bagus dan sekarang
dalam kondisi puncak untuk kesenangan dan permainan. Aku iri padamu, my boy. Tentu saja kau harus
menunggu beberapa waktu, tapi sesudah itu kujamin kau akan menyukai hasil karyaku."
Jules tertawa. "Kau benar-benar Pygmalion, Dokter. Sungguh, kau hebat sekali."
Dr. Kellner mendengus. "Itu semua permainan anak-anak, seperti aborsi yang
kaulakukan. Kalau saja masyarakat mau bersikap realistis, orang-orang seperti kau dan aku, yang benar-
benar berbakat, bisa melakukan karya yang pen-
480 ting dan meninggalkan pekerjaan seperti ini untuk tukang jagal. Oh ya, aku akan
mengirim seorang gadis padamu minggu depan, gadis yang manis sekali, tampaknya gadis seperti itu
selalu mengalami 'kecelakaan'. Itu akan membuat kita impas untuk pekerjaan yang kulakukan hari
ini." Jules menjabat tangannya. "Terima kasih, Dokter. Datanglah ke tempatku kapan
saja dan akan kuusahakan kau mendapat seluruh fasilitas hotel."
Kellner tersenyum masam padanya. "Aku berjudi tiap hari, aku tidak memerlukan
roda rolet dan meja pokermu. Aku sudah terlalu sering berjudi dengan nasib. Kau hanya membuang-buang
waktu di sana, Jules. Dua tahun lagi di sana, maka kau boleh melupakan operasi serius.
Kemampuanmu akan menurun." Ia berbalik.
The God Father Sang Godfather Karya Mario Puzo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Jules mengetahui kata-kata itu tidak dimaksudkan sebagai teguran, hanya
peringatan. Sekalipun begitu, perasaannya tersinggung juga. Karena Lucy baru akan meninggalkan ruang
pemulihan dua belas jam lagi, ia pergi ke kota untuk mabuk-mabukan. Sebagian penyebabnya
adalah karena lega segala sesuatu soal Lucy berjalan lancar.
Keesokan paginya ketika mengunjungi Lucy di rumah sakit, Jules terkejut melihat
dua pria berada di sisi tempat tidur Lucy dan bunga memenuhi kamarnya. Lucy duduk menyandar ke
bantal, wajahnya berseri-seri. Jules heran karena Lucy sudah putus hubungan dengan keluarganya
dan melarangnya memberitahu mereka kecuali kalau ada yang tidak beres. Tentu saja Freddie
Corleone tahu ia masuk rumah sakit untuk operasi ringan. Itu perlu supaya mereka berdua bisa mendapat
liburan, dan Freddie telah mengatakan pada Jules bahwa semua tagihan Lucy akan dibayar sepenuhnya
oleh pihak hotel. 481 Lucy memperkenalkan mereka dan salah seorang di antara mereka langsung dikenali
Jules. Johnny Fontane yang terkenal. Yang satu lagi pria Italia berbadan tinggi besar dan
berotot bernama Nino Valenti. Mereka berdua berjabat tangan dengannya kemudian tidak memerhatikannya
lagi. Mereka bergurau dengan Lucy, membicarakan lingkungan lama di New York, orang-orang dan
peristiwa yang tidak ada hubungannya dengan Jules. Maka ia berkata pada Lucy, "Aku akan datang
lagi nanti, aku harus menemui Dr. Kellner dulu."
Tapi Johnny Fontane mengarahkan pesonanya padanya. "Hai, Kawan, kami sendiri
juga harus pergi, kautemani Lucy dulu. Jaga ia baik-baik, Dok." Jules menyadari suara parau Johnny
Fontane dan tibatiba teringat bahwa orang itu sudah lebih dari setahun tidak
lagi menyanyi di depan umum, dan bahwa
ia memperoleh Oscar untuk aktingnya. Mungkinkah suara orang itu berubah di usia
setua ini dan surat kabar merahasiakannya, setiap orang merahasiakannya" Jules menyukai gosip orang
dalam dan terus mendengarkan suara Fontane dengan cermat untuk mendiagnosis kesulitannya.
Mungkin hanya karena ketegangan biasa, atau terlalu banyak merokok dan minum minuman keras, atau
bahkan terlalu banyak main perempuan. Suaranya bergetar buruk, dan ia tidak bisa lagi disebut penyanyi
bersuara merdu. "Kedengarannya kau seperti terserang flu," kata Jules pada Johnny Fontane.
Fontane berkata sopan, "Hanya sedikit tegang, aku mencoba menyanyi semalam.
Kurasa aku hanya tidak bisa menerima kenyataan bahwa suaraku berubah, semakin tua, kau tahu." Ia
nyengir tak acuh pada Jules, g Jules berkata sambil lalu, "Kau tidak memeriksakannya ke dokter"
Mungkin itu bisa disembuhkan." Fontane sekarang tidak begitu memesona lagi. Ia lama menatap Jules dengan
dingin. "Itu yang pertama kali kulakukan dua tahun yang lalu. Spesialis-spesialis terbaik.
Dokterku sendiri, yang katanya paling top di California sini. Mereka menyuruhku banyak beristirahat.
Tidak ada yang tak beres, hanya aku sudah semakin tua. Suara orang berubah kalau ia semakin tua."
Fontane tidak mengacuhkannya lagi sesudah itu, menujukan perhatian pada Lucy,
memesonanya sebagaimana ia memesona semua wanita. Jules terus mendengarkan suaranya. Pasti
ada yang tumbuh di pita suaranya. Tapi kenapa dokter spesialis tidak menemukannya" Apa yang
tumbuh itu ganas dan tidak bisa dioperasi" Kalau begitu ada masalah lain.
Ia menyela Fontane dengan bertanya, "Kapan terakhir kali kau diperiksa dokter
spesialis?" Fontane tampak jengkel sekali tapi berusaha bersikap sopan demi Lucy. "Kira-kira
delapan belas bulan yang lalu," katanya.
"Apa doktermu sendiri juga sesekali memeriksa?" tanya Jules.
"Tentu saja," jawab Johnny jengkel. "Ia memberiku obat semprot kodein dan
memeriksaku. Ia mengatakan padaku itu hanya suara yang menua, karena minum, merokok, dan segala
sesuatu lainnya. Mungkin kau lebih tahu daripada dirinya?"
Jules bertanya, "Siapa namanya?"
Fontane berkata dengan nada agak bangga, "Tucker, Dr. James Tucker. Bagaimana
pendapatmu mengenai dirinya?" Nama itu tidak asing lagi, dihubungkan dengan bintang-bintang film, wanita, dan
sebuah pusat kesehatan yang mahal. "Pakaiannya selalu rapi," kata Jules sambil tersenyum. Fontane sekarang marah.
"Menurutmu kau dokter yang lebih baik daripada dia?"
Jules tertawa. "Apa kau penyanyi yang lebih baik daripada Carmen Lombardo?" Ia
terkejut waktu Nino Valenti tertawa, sampai membentur-benturkan kepala ke kursi. Leluconnya
tidak selucu itu. Lalu di antara suara tawa terbahak-bahak itu ia mencium bau bourbon dan mengetahui
bahwa sepagi ini pun Valenti, siapa pun dia, sudah setengah mabuk.
Fontane nyengir pada temannya. "Hei, kau seharusnya tertawa mendengar leluconku,
bukan lelucon dia." Sementara itu Lucy mengulurkan tangan kepada Jules dan menariknya ke
samping ranjang. "Ia tampak seperti gelandangan, tapi sebenarnya ia dokter bedah yang andal,"
Lucy memberitahu mereka. "Kalau ia mengatakan dirinya lebih baik daripada Dr. Tucker, ia lebih
baik daripada Dr. Tucker. Dengarkan kata-katanya, Johnny."
Perawat datang dan memberitahu mereka bahwa mereka harus pergi. Dokter akan
memeriksa Lucy dan memerlukan privasi. Jules geli melihat Lucy membuang muka sewaktu Johnny
Fontane dan Nino Valenti menciumnya sehingga mereka hanya mengenai pipi, bukan bibirnya, tapi
tampaknya mereka telah menduga hal itu. Lucy membiarkan Jules mencium bibirnya dan berbisik,
"Kembalilah nanti malam ya?" Jules mengangguk.
Di luar, sesudah mereka tiba di koridor, Valenti bertanya pada Jules, "Untuk apa
operasi itu" Apa kasusnya gawat?" Jules menggeleng. "Hanya sedikit kelainan pada organ kewanitaannya. Cuma operasi
rutin, percayalah. Aku lebih berkepentingan daripada kalian, aku berharap akan menikahi
gadis itu." Mereka memandangnya dengan tatapan menilai dan Jules bertanya, "Bagaimana kalian
bisa mengetahui ia masuk rumah sakit?"
"Freddie menelepon kami dan meminta kami mengunjunginya," kata Fontane. "Kami
semua dibesarkan dalam lingkungan yang sama. Lucy menjadi pengiring pengantin sewaktu
adik perempuan Freddie menikah." "Oh," kata Jules. Ia tidak memberitahu mereka bahwa ia tahu segalanya, mungkin
karena mereka begitu ingin melindungi Lucy dan hubungannya dengan Sonny.
Sementara mereka menyusuri koridor, Jules berkata pada Fontane, "Aku punya hak
istimewa sebagai dokter tamu di sini, bagaimana kalau kuperiksa tenggorokanmu?" Fontane
menggeleng. "Aku terburuburu." Nino Valenti berkata, "Tenggorokannya bernilai
sejuta dolar, ia tidak mengizinkan dokter
murah memeriksanya." Jules melihat Valenti tersenyum padanya, jelas sekali
Valenti berpihak padanya. Jules berkata riang, "Aku bukan-dokter murah. Aku dokter bedah muda dan ahli
diagnostik yang paling cemerlang di Pantai Timur sampai mereka menjatuhkanku karena perkara
aborsi." Sebagaimana yang sudah diduga Jules, ucapannya itu menyebabkan mereka
memandangnya dengan serius. Dengan mengakui kejahatannya, ia membuat pengakuannya tentang tingginya
kompetensinya lebih meyakinkan. Valenti yang pulih terlebih dulu. "Kalau Johnny tidak bisa
menggunakan keahlianmu, aku punya teman wanita yang perlu kauperiksa, sekalipun bukan
tenggorokannya." Fontane bertanya gelisah, "Berapa lama waktu yang kaubutuhkan?"
"Sepuluh menit," jawab Jules. Ia bohong, tapi ia memang
tidak keberatan membohongi orang. Bicara jujur dan pengobatan tidak seiring,
kecuali dalam keadaan darurat. Itu pun kadang-kadang.
"Oke," kata Fontane. Suaranya lebih kasar, lebih serak, karena ketakutan.
Jules merekrut seorang perawat dan meminjam ruang konsultasi. Ruangan itu tidak
memiliki semua perlengkapan yang diperlukan, tapi sudah mencukupi. Dalam waktu kurang dari
sepuluh menit ia mengetahui ada jaringan tumbuh pada pita suara Johnny Fontane, mudah. Tucker,
dokter bajingan tak kompeten dari Hollywood itu, seharusnya bisa menemukannya. Ya Tuhan, mungkin
orang itu bahkan tak memiliki izin praktik, atau kalau memang memilikinya, mungkin sudah dicabut.
Jules sekarang tidak memerhatikan kedua orang itu lagi. Ia mengangkat telepon dan minta
spesialis THT rumah sakit
agar datang menemuinya. Lalu ia berbalik dan berkata pada Nino Valenti, "Kurasa
kau akan menunggu lama, sebaiknya kau pergi saja."
Fontane memandangnya dengan tatapan tidak percaya. "Keparat, kaupikir kau bisa
menahanku di sini" Menurutmu kau bisa mengobrak-abrik tenggorokanku?"
Jules, dengan perasaan gembira yang melebihi dugaannya, berkata terus terang
padanya, "Kau boleh berbuat sesukamu," katanya. "Ada semacam jaringan tumbuh di pita suaramu, di
larynx. Kalau kau tinggal di sini beberapa jam lagi, kita bisa menentukan apakah jaringan itu
ganas atau tidak. Kita bisa
menentukan kau membutuhkan pembedahan atau perawatan. Aku bisa mengungkapkan
semuanya padamu. Aku bisa memberimu nama spesialis paling top di Amerika dan kau bisa
mendatangkannya malam ini dengan pesawat terbang, berkat uangmu, kalau kurasa perlu. Tapi kau
juga bisa meninggalkan tempat ini dan menemui temanmu si
AQ6. dokter gadungan itu atau berkeringat dingin sementara kau mempertimbangkan
menemui dokter lain, atau direferensikan kepada seseorang yang tidak andal. Jadi kalau jaringan
tumbuh itu ganas dan cukup besar, mereka akan memotong seluruh larynx dan kau bakal mati. Atau kau
akan gelisah selamanya. Tinggallah di sini bersamaku dan kita bisa membereskan masalah ini
dalam waktu beberapa jam. Ada acara lain yang lebih penting bagimu?"
Valenti berkata, "Kita tinggal di sini dulu saja, Johnny, persetan dengan yang
lain. Aku akan ke ujung koridor dan menelepon studio. Aku bahkan tidak akan mengatakan apa pun pada
mereka, hanya bahwa kita tertahan di sini, dan sesudah itu aku akan kembali kemari untuk
menemanimu." Ternyata sore itu menjadi malam yang panjang, tapi ada hasilnya. Diagnosis ahli
THT sangat kuat sejauh yang bisa dilihat Jules sesudah rontgen dan analisis sapuan. Ketika dalam
proses pemeriksaan, Johnny Fontane, mulurnya penuh iodin, muntah di atas gulungan perban yang
dijejalkan ke mulutnya, meminta pemeriksaan dihentikan. Nino Valenti memegang bahunya dan mendorongnya
kembali ke kursi. Setelah pemeriksaan selesai, Jules tersenyum pada Fontane dan berkata,
"Kutil." Fontane tidak mengerti. Jules mengatakannya lagi. "Hanya kutil. Kita bisa
memotongnya dengan mudah. Beberapa bulan lagi kau akan sembuh total."
Valenti berteriak tapi Fontane masih mengernyit. "Bagaimana kalau nanti aku
menyanyi lagi, bagaimana pengaruhnya pada suaraku?"
Jules mengangkat bahu. "Tidak ada jaminan. Tapi karena sekarang pun kau tidak
bisa menyanyi, apa bedanya?" Fontane memandangnya jengkel. "Nak, kau tidak mengetahui apa yang kaubicarakan.
Kau bersikap seakan-akan memberiku kabar baik, padahal yang kaukatakan padaku adalah aku mungkin tidak
bisa menyanyi lagi. Benarkah itu, mungkinkah aku tidak bisa menyanyi lagi?"
Akhirnya Jules jengkel. Ia melakukan operasi seperti layaknya dokter dan ia
senang melakukannya. Ia ingin menolong keparat ini tapi si keparat malah bersikap seakan ia melakukan
kejahatan. Jules berkata dingin, "Dengar, Mr. Fontane, aku dokter medis dan kau bisa memanggilku
Dokter, bukan Nak. Dan aku sudah memberimu kabar yang baik sekali. Waktu membawamu kemari, aku
yakin ada jaringan tumbuh yang ganas dalam larynx-m\i yang menyebabkan seluruh pita
suaramu harus dipotong. Atau jaringan tumbuh itu bisa membunuhmu. Aku sempat khawatir harus
memberitahumu bahwa kau akan mati. Dan aku senang sekali sewaktu bisa mengatakan 'kutil'.
Sebab nyanyianmu memberiku begitu banyak kesenangan, membantuku merayu gadis-gadis sewaktu aku
masih muda, dan kau benar-benar seniman. Tapi kau juga pria yang sangat manja. Apa karena
kau Johnny Fontane maka kau tidak bisa kena kanker" Atau tumor otak yang tidak bisa dioperasi" Atau
gangguan jantung"
The God Father Sang Godfather Karya Mario Puzo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Apa menurutmu kau tidak bisa mati" Well, hidup ini bukan hanya terdiri atas
musik yang merdu di telinga. Kalau kau ingin melihat masalah yang sesungguhnya, susuri rumah sakit
ini, kau pasti bakal menyanyikan lagu cinta mengenai kutil. Jadi hentikan semua omong kosong ini dan
laksanakan saja apa yang harus kaulakukan. Dokter sahabatmu yang hebat itu bisa mendapatkan ahli
bedah yang baik, tapi kalau ia mencoba memasukkanmu ke ruang operasi, kusarankan kau
melaporkannya pada polisi
karena melakukan percobaan pembunuhan."
Jules mulai melangkah ke luar ruangan sewaktu Valenti berkata, "Bagus, Dok, biar
tahu rasa dia." Jules berbalik dan berkata, "Kau selalu mabuk sebelum
tengah hari?" Valenti berkata, "Tentu," dan tersenyum padanya begitu riang sehingga Jules
berkata lebih lembut daripada yang diinginkannya, "kau harus tahu kau akan mati lima tahun lagi kalau
mempertahankan kebiasaanmu itu." Valenti menghampiri Jules dengan langkah-langkah seperti orang menari. Ia
memeluk Jules, napasnya berbau minuman keras. Ia tertawa sangat keras. "Lima tahun?" tanyanya sambil
terus tertawa. "Apakah akan selama itu?"
Sebulan sesudah operasi, Lucy Mancini duduk di tepi kolam renang hotel Vegas,
satu tangan memegang gelas koktail, dan tangan lainnya mengelus-elus kepala Jules di
pangkuannya. "Kau tidak harus membangkitkan keberanianmu," kata Jules dengan nada menggoda.
"Aku sudah menyiapkan sampanye yang menunggu kita di kamar."
"Kau yakin tidak apa-apa secepat ini?" tanya Lucy.
"Aku dokter," kata Jules. "Malam ini akan menjadi malam yang istimewa. Apa kau
menyadari bahwa aku akan menjadi dokter bedah pertama sepanjang sejarah kedokteran yang pertama
kali mencoba hasil operasi medisnya" Kau tahu, Sebelum dan Sesudah. Aku akan senang sekali
menulisnya untuk jurnal. Kita lihat, 'walau Sebelum sangat menyenangkan karena alasan psikologis
dan karena kelihaian sang dokter bedah-instruktur, koitus pascaoperasi sangat memuaskan
betul-betul hanya karena alasan neurologis'..."ia terdiam karena Lucy menjambak rambutnya begitu
kuat sehingga ia berteriak kesakitan. Lucy tersenyum padanya, "Kalau kau tidak puas malam ini, aku bisa mengatakan itu
salahmu," katanya. "Aku memberi garansi untuk karyaku. Aku yang merencanakan meskipun Dr. Kellner
yang melakukan pekerjaan kasarnya," kata Jules. "Sekarang mari kita beristirahat, kita
menghadapi malam panjang untuk melakukan riset."
Ketika mereka naik ke suitemereka sekarang hidup bersamaLucy mendapati ada
kejutan yang menunggunya} makan malam yang mewah, dan di samping gelas sampanye ada kotak
berisi cincin pertunangan dengan berlian yang sangat besar.
"Itu untuk menunjukkan padamu sebesar apa keyakinanku terhadap pekerjaanku,"
kata Jules. "Sekarang kita lihat apa kau layak mendapatkannya."
Jules sangat lemah lembut, begitu berhati-hati dengannya. Mula-mula Lucy agak
takut, tersentak menjauhi sentuhan Jules. Tapi setelah ia merasa tenang, tubuhnya merasakan
gairah yang belum pernah dirasakannya. Sesudah mereka melalui yang pertama, Jules berbisik, "Hasil
kerjaku bagus," dan Lucy membalas, "Oh, ya, benar; ya, benar." Dan mereka berdua tertawa bersama
sambil mulai bercinta lagi. Buku Enam Bab 23 Sesudah lima bulan diasingkan di Sisilia, Michael Codeone akhirnya memahami
sifat ayahnya dan takdirnya sendiri. Ia bisa memahami orang-orang seperti Luca Brasi, Caporegime
Clemenza yang tak kenal belas kasihan, kepasrahan dan penerimaan ibunya terhadap perannya sebagai
ibu. Sebab di Sisilia ia bisa melihat akan menjadi apa mereka seandainya memilih tidak
berjuang melawan nasib. Ia
memahami kenapa Don selalu mengatakan bahwa "Setiap orang hanya memiliki satu
takdir." Ia jadi memahami kebencian terhadap pihak berwenang dan pemerintah yang sah, kebencian
pada setiap orang yang melanggar omerta, hukum tutup mulut.
Dengan mengenakan pakaian usang dan topi, Michael dipindah dari kapal yang
merapat di Palermo ke pedalaman Pulau Sisilia, ke jantung provinsi yang dikuasai Mafia, di mana
capomafioso setempat sangat berutang budi pada ayahnya karena suatu kebaikan di masa lalu. Di
provinsi itulah kota Corleone berada, yang namanya dipakai Don sewaktu beremigrasi ke Amerika
bertahun-tahun yang lalu. Tapi di sana sudah tidak ada lagi kerabat Don yang masih hidup. Kaum
wanitanya sudah meninggal karena usia tua. Semua
pria tewas akibat vendetta atau beremigrasi juga, ke Amerika atau Brasilia, atau
ke provinsi lain di Italia daratan. Ia baru mengetahui belakangan bahwa kota yang dilanda kemiskinan
ini memiliki angka pembunuhan tertinggi di dunia.
Michael ditempatkan sebagai tamu di rumah paman bujangan sang capomafioso. Paman
ini, yang umurnya sudah tujuh puluhan, juga dokter wilayah itu. Sang capomafioso adalah
pria berumur hampir enam puluh tahun bernama Don Tommasino dan ia beroperasi sebagai gabbellotto
untuk estate sangat luas milik salah satu keluarga paling terhormat di Sisilia. Gabbellotto, semacam
mandor untuk mengawasi tanah milik orang kaya, juga memastikan agar orang miskin tidak
berusaha merebut tanah yang tidak digarap, tidak berusaha mengganggu tanah itu dengan cara apa pun,
dengan melakukan perburuan gelap di sana atau menanaminya untuk kepentingan sendiri. Singkatnya,
gabbellotto adalah mafioso yang menerima sejumlah uang untuk melindungi tanah milik orang kaya
supaya tidak direbut orang miskin, baik secara legal maupun ilegal. Kalau ada petani miskin mencoba
menggunakan hukum yang mengizinkannya membeli tanah yang tidak digarap, gabbellotto menakut-
nakutinya dengan ancaman penganiayaan atau kematian. Urusannya hanya sesederhana itu.
Don Tommasino juga mengontrol hak penguasaan air di wilayah itu dan memveto
pembangunan bendungan di tempat tersebut oleh pemerintah Roma. Bendungan seperti itu akan
membuyarkan bisnis menguntungkan menjual air dari sumur-sumur artesis yang dikontrolnya, membuat
air jadi terlalu murah, merusak seluruh perekonomian air yang penting, yang dibangun dengan susah
payah selama beratus-ratus tahun. Sekalipun begitu, Don Tommasino kepala Maha yang kuno dan
tidak mau terlibat dalam peredaran narkotika atau pelacuran. Dalam hal ini Don Tommasino berselisih dengan para
kepala Mafia generasi baru yang bermunculan di kota-kota besar seperti Palermo, orang-orang baru yang
dipengaruhi gangster Amerika yang dideportasi ke Italia, yang tidak mengharamkan hal-hal
tersebut. Kepala Mafia ini pria yang sangat gemuk, "pria berperut", dalam pengertian
sebenarnya maupun sekadar ungkapan yang artinya orang yang bisa menimbulkan ketakutan pada diri
orang lain. Dalam perlindungannya, Michael tidak perlu takut pada apa pun, tapi masih dianggap
perlu merahasiakan namanya sebagai pelarian. Karena itu gerak-gerik Michael dibatasi hanya dalam
lingkungan estate yang dikelilingi dinding milik Dr. Taza, paman Don.
Dr. Taza jangkung untuk ukuran orang Sisilia, tingginya nyaris enam kaki, dengan
pipi kemerahan dan rambut seputih salju. Walaupun sudah berusia tujuh puluhan, setiap minggu ia
pergi ke Palermo untuk mengunjungi pelacur-pelacur muda kota itu, makin muda makin baik. Kegemaran Dr.
Taza lainnya adalah membaca. Ia membaca segala hal dan membicarakan apa yang dibacanya dengan
temantemannya yang sekota dengannya, dengan pasiennya para petani yang buta
huruf, dengan penggembala, dan itu menyebabkan ia dianggap tolol. Apa perlunya buku bagi
mereka" Setiap sore Dr. Taza, Don Tommasino, dan Michael duduk-duduk di taman luas penuh
patung marmer yang di pulau itu seperti tumbuh dari tanah dengan cara yang sama ajaibnya
seperti anggur-anggur hitam yang memabukkan. Dr. Taza senang sekali menceritakan kisah Mafia dan aksi
mereka selama berabad-abad, dan pada diri Michael Corleone ia mendapati pendengar yang
terpesona. Ada saat-saat ketika Don Tommasino pun terhanyut oleh lembapnya udara, anggur yang memabukkan,
keindahan dan kenyamanan taman yang sunyi, sehingga ia menceritakan kisah-kisah
pengalamannya sendiri. Sang dokter merupakan legenda, dan Don realitanya.
Di taman antik itu, Michael Corleone mengetahui asal-usul ayahnya. Bahwa kata
"Mafia" aslinya
berarti tempat pengungsian. Kemudian kata itu menjadi nama organisasi rahasia
yang muncul untuk berjuang melawan penguasa yang menghancurkan negeri ini dan penduduknya selama
berabad-abad. Sisilia adalah tanah yang ditindas lebih kejam daripada negara mana pun dalam
sejarah. Para penjajah menyiksa orang kaya maupun miskin. Para tuan tanah dan penguasa Gereja Katolik
berkuasa mudak atas penggembala dan petani. Polisi menjadi alat kekuasaan mereka dan dengan
begitu disamakan dengan mereka. Karena itu, disebut polisi merupakan penghinaan paling buruk yang
bisa dilontarkan orang Sisilia terhadap sesamanya.
Menghadapi kebiadaban kekuasaan mudak ini, rakyat yang menderita belajar untuk
tidak menunjukkan kemarahan dan kebencian karena takut dihancurkan. Mereka belajar
untuk tidak menjadikan diri mereka lemah dengan mengucapkan ancaman apa pun, karena memberi
peringatan seperti itu memastikan pembalasan yang cepat. Mereka belajar bahwa masyarakat
adalah musuh mereka dan dengan begitu kalau ingin mencari keadilan, mereka pergi ke dunia
bawah tanah pemberontak, Mafia. Dan Mafia memastikan kekuasaannya dengan menciptakan hukum
tutup mulut, omerta. Di pedalaman Sisilia, orang asing yang menanyakan arah menuju kota
terdekat tidak akan mendapat jawaban. Dan kejahatan terbesar yang bisa dilakukan anggota Mafia
adalah memberitahu polisi nama orang yang menembak atau melukai dirinya. Omerta menjadi agama
rakyat banyak. Wanita yang suaminya dibunuh tidak akan memberitahu polisi nama pembunuh
suaminya, bahkan juga pembunuh anaknya, pemerkosa putrinya.
Keadilan tidak pernah datang dari penguasa, dan dengan begitu rakyat selalu
menemui Mafia yang bagai Robin Hood. Hingga batas tertentu Mafia masih menjalankan peran ini. Orang
menemui capomafioso setempat untuk meminta bantuan dalam setiap keadaan darurat. Ia
pekerja sosial mereka, kapten distrik mereka yang selalu siap dengan keranjang makanan atau pekerjaan,
pelindung mereka. Tapi apa yang tidak ditambahkan Dr. Taza, apa yang diketahui Michael sendiri
pada bulan-bulan berikutnya, adalah Mafia di Sisilia telah menjadi kaki-tangan ilegal orang kaya,
bahkan polisi rahasia bagi struktur hukum maupun politik. Mafia telah menjadi struktur kapitalis yang
bobrok, antikomunis, antiliberal, memungut pajak sendiri atas setiap bentuk bisnis, tidak peduli
sekecil apa pun. Michael Corleone memahami untuk pertama kalinya kenapa orang-orang seperti
ayahnya lebih suka menjadi pencuri dan pembunuh daripada menjadi anggota masyarakat yang legal.
Kemiskinan, ketakutan, dan kemerosotan terlalu buruk untuk bisa diterima orang yang memiliki
semangat. Dan di Amerika, beberapa orang Sisilia yang beremigrasi beranggapan di sana ada
penguasa yang sama kejamnya. Dr. Taza mengajak Michael ke Palermo dalam kunjungan mingguannya ke rumah
bordil, tapi Michael menolak. Pelariannya ke Sisilia membuatnya tidak bisa mendapatkan perawatan
medis yang seharusnya untuk merawat rahangnya yang patah dan sekarang ia membawa kenang-
kenangan dari Kapten McCluskey di sisi kiri wajahnya. Tulang-belulangnya tersambung kembali
tidak seperti seharusnya dan menyebabkan wajahnya miring, membuatnya tampak cacat kalau
dipandang dari sisi itu. Michael selama ini selalu menyom-bongkan wajahnya yang tampan dan cacatnya
ini menyebabkan ia sangat gundah. Rasa nyeri yang datang dan pergi sama sekali tidak
dipikirkannya. Dr. Taza memberinya pil penghilang rasa sakit. Dr. Taza menawarkan merawat wajahnya
tapi Michael menolak. Ia sudah cukup lama di sana untuk mengetahui bahwa Dr. Taza adalah
The God Father Sang Godfather Karya Mario Puzo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
dokter yang paling buruk di Sisilia. Dr. Taza membaca segala hal kecuali literatur kedokteran, yang
diakuinya sendiri tidak bisa dipahaminya. Ia lulus ujian sekolah kedokteran berkat jasa kepala
Mafia paling berpengaruh di Sisilia, yang berkunjung ke Palermo khusus untuk berbicara dengan para dosen
Taza mengenai nilai-nilai yang harus mereka berikan padanya. Ini juga memperlihatkan betapa
Mafia di Sisilia merupakan kanker bagi masyarakat yang ditempatinya. Kepandaian tidak ada
artinya. Bakat tidak ada artinya. Kerja tidak ada artinya. Profesimu sekadar merupakan hadiah dari
Godfather Mafia. Michael memiliki banyak waktu untuk memikirkan segala sesuatu. Siang hari ia
berjalan-jalan di pedesaan, selalu ditemani dua penggembala yang bekerja di estate Don Tommasino.
Penggembala di pulau itu sering direkrut sebagai pembunuh bayaran Mafia dan melakukan pekerjaan
tersebut sematamata agar mendapat uang untuk bertahan hidup. Michael memikirkan
organisasi ayahnya. Kalau terus
makmur, organisasi itu akan tumbuh menjadi apa yang ada di pulau ini, kanker
yang akan merusak seluruh negara. Sisilia sudah menjadi pulau hantu, kaum prianya beremigrasi ke
negara lain untuk bisa mencari nafkah, atau hanya untuk melarikan diri dari pembunuhan karena menikmati
kebebasan politik dan ekonominya sendiri.
Dalam acara jalan-jalan yang berlangsung lama ini, hal yang paling menarik di
mata Michael adalah keindahan luar biasa daerah ini; ia melalui kebun-kebun jeruk yang membentuk gua
dalam dan teduh dengan air memancur keluar dari moncong ular batu yang diukir pada zaman sebelum
Kristus lahir. Rumah-rumah dibangun seperti vila Romawi kuno, dengan pintu gerbang marmer besar
dan ruanganruangan yang luas, dan kini menjadi puing-puing atau dihuni domba-
domba yang tersesat. Di kaki
langit, bukit-bukit telanjang memantulkan cahaya seperti tulang-tulang putih
yang dagingnya sudah habis dipatuki burung dan menumpuk tinggi. Kebun dan ladang, dengan warna hijau
kemilau, menghiasi pemandangan gurun seperti kalung zamrud gemerlapan. Dan terkadang ia
berjalan-jalan begitu jauh sehingga tiba di kota Corleone, penduduknya yang delapan ribu jiwa
tinggal di rumahrumah yang memenuhi lereng gunung terdekat, dalam pondok-pondok
reyot yang dibuat dari batubatu cadas hitam yang digali dari gunung. Tahun lalu
terjadi lebih dari enam puluh pembunuhan di
Corleone dan rasanya kematian masih menghantui kota. Lebih jauh lagi, tampak
hutan Ficuzza menyela pemandangan dataran rendah yang subur tapi membosankan itu.
Kedua penggembala pengawalnya selalu membawa lupara kalau mengikuti Michael
berjalan-jalan. Senapan tabur Sisilia yang mematikan itu merupakan senjata yang paling disukai
kalangan Mafia. Bahkan kepala polisi yang dikirim Mussolini untuk membersihkan Mafia dari
Sisilia, sebagai langkah pertamanya, memerintahkan meruntuhkan semua dinding batu di Sisilia menjadi
tidak lebih dari satu meter tingginya; hal itu dilakukan agar pembunuh bersenjata lupara tidak bisa
menggunakan dinding batu sebagai tempat persembunyian untuk menyerang. Ini tidak terlalu berhasil
dan menteri kepolisian memecahkan masalah dengan menangkapi setiap orang yang dicurigai sebagai mafioso
dan mengirim mereka ke koloni-koloni kerja paksa.
499 Sesudah Pulau Sisilia dibebaskan tentara Sekutu" pejabat pemerintah militer
Amerika yakin bahwa setiap orang yang dipenjarakan rezim Fasis adalah orang demokrat dan banyak di
antara mafiosi ini yang diangkat menjadi kepala desa atau penerjemah bagi pemerintah militer. Nasib
baik ini memungkinkan Mafia bangkit kembali dan menjadi lebih kuat daripada sebelumnya.
Acara jalan-jalan yang lama, sebotol anggur keras di malam hari dengan seporsi
besar pasta dan daging, membuat Michael bisa tidur. Ada buku-buku dalam bahasa Italia di
perpustakaan Dr. Taza, dan sekalipun Michael berbicara dengan bahasa Italia sehari-hari dan belajar
bahasa itu di perguruan tinggi, membaca buku-buku tersebut membutuhkan banyak waktu dan usaha. Bicaranya
menjadi nyaris tanpa aksen, dan walaupun ia tidak bisa dibilang mirip penduduk asli
distrik ini, orang akan mengira ia orang Italia asing dari ujung utara Italia yang berbatasan dengan
Swiss dan Jerman. Cacat pada sisi kiri wajahnya menyebabkan Michael tampak lebih mirip lagi dengan
penduduk setempat. Itu merupakan cacat yang umum di Sisilia karena kurangnya fasilitas
kesehatan. Luka kecil yang tidak bisa dipulihkan hanya karena tidak adanya uang. Banyak anak kecil,
pria dewasa, menyandang cacat yang di Amerika bisa dipulihkan dengan operasi kecil atau
perawatan medis yang maju. Michael sering memikirkan Kay, memikirkan senyumnya, tubuhnya, dan hatinya
selalu terusik karena meninggalkan kekasihnya begitu saja tanpa separah kata perpisahan. Anehnya,
nuraninya tidak pernah terganggu oleh dua orang yang dibunuhnya; Sollozzo berusaha membunuh ayahnya,
sedangkan Kapten McCluskey membuatnya cacat seumur hidup.
Dr. Taza selalu merecokinya mengenai operasi yang perlu
dilakukan untuk memulihkan wajahnya yang cacat, terutama waktu Michael minta
obat penghilang rasa sakit, rasa sakitnya
makin parah seiring berlalunya waktu, dan makin lama makin sering. Taza
menjelaskan ada saraf wajah di bawah mata yang melebar ke seluruh jaringan saraf. Memang itulah titik
yang paling disukai penyiksa Mafia, yang mencarinya di pipi korbannya dengan pemecah es berujung
seruncing jarum. Saraf di wajah Michael terluka atau mungkin ada serpihan tulang yang menusuknya.
Pembedahan ringan di rumah sakit Palermo akan menghilangkan rasa sakitnya selamanya.
Michael menolak. Sewaktu dokter itu menanyakan sebabnya, Michael tersenyum dan
menjawab, "Ini kenang-kenangan dari rumah." Dan ia benar-benar tidak keberatan dengan rasa sakit itu, yang lebih daripada
sekadar nyeri, kepalanya terasa berdenyut-denyut, seperti mesin yang tersendat-sendat karena kurang oli.
Sesudah hampir tujuh bulan Michael menjalani kehidupan daerah pedalaman yang
santai, barulah ia benar-benar bosan. Pada waktu itu Don Tommasino sangat sibuk dan jarang terlihat
di vila. Ia menghadapi masalah dari "Mafia baru" yang timbul di Palermo, orang-orang muda
yang menimbun kekayaan dari pembangunan pascaperang yang booming di kota itu. Dengan kekayaan
tersebut mereka berusaha menggeser kedudukan kepala Mafia lama di daerah pedalaman, yang dengan
kebencian mereka juluki Pete Kumis. Don Tommasino sibuk mempertahankan wilayahnya. Dan
karena itu ia tidak pernah lagi menemani Michael dan Michael harus puas dengan cerita Dr.
Taza, yang mulai diulang. Pada suatu pagi Michael memutuskan berjalan-jalan jauh ke pegunungan di seberang
kota Corleone. Tentu saja ia ditemani dua penggembala pengawalnya. Ini bukan perlindungan yang
sesungguhnya dari musuh-musuh Keluarga Corleone. Tindakan ini diambil hanya karena terlalu
berbahaya bagi siapa pun yang bukan penduduk asli untuk berkeliaran seorang diri. Bahkan penduduk
asli tidak berani berkeliaran seorang diri. Daerah itu dipenuhi bandit, anggota-anggota Mafia yang
saling bertempur, dan permusuhan itu membahayakan orang lain. Mungkin juga ia bisa keliru dianggap
pencuri pagliaio. Pagliaio adalah gubuk beratap rumbia yang didirikan di ladang-ladang untuk
tempat peralatan pertanian dan tempat berteduh bagi pekerja tani sehingga mereka tidak harus
membawa peralatannya jauh-jauh dari rumahnya di desa. Di Sisilia, petani tidak tinggal di tanah yang
mereka kerjakan. Itu terlalu berbahaya dan setiap tanah yang bisa ditanami, kalau itu miliknya
sendiri, terlalu berharga.
Jadi petani tinggal di desanya dan pada saat matahari terbit memulai perjalanan
untuk bekerja di ladang yang jauh dengan berjalan kaki. Buruh tani yang datang ke pagliaio dan
mendapati peralatan pertaniannya dicuri orang benar-benar sakit hati. Hari itu rotinya dirampas dari
mulutnya. Sesudah upaya hukum terbukti tidak ada gunanya, Mafia mengambil alih kepentingan petani
di bawah perlindungannya ini dan memecahkan masalah dengan cara yang khas. Mafia memburu
dan membantai semua pencuri pagliaio. Terkadang tidak terelakkan bahwa orang yang
tidak bersalah jadi korbannya. Mungkin saja Michael kebetulan mengembara melewati pagliaio yang baru
saja dirampok dan dituduh sebagai pelakunya kecuali ada orang lain yang menjamin ia tidak
bersalah. Jadi pada suatu pagi yang cerah ia mulai berjalan melintasi ladang-ladang
diikuti dua penggembalanya
yang setia. Seorang di antara mereka adalah pemuda yang sangat sederhana,
502 nyaris bodoh, pendiam seperti mayat, dengan wajah tanpa ekspresi seperti orang
Indian. Tubuhnya kecil dan kurus seperti umumnya orang Sisilia sebelum menginjak usia paro baya.
Namanya Calo. Penggembala yang satu lagi lebih ramah, lebih muda, dan cukup berpengalaman. Ia
sudah cukup banyak melihat dunia, terutama samudranya, sebab ia pernah menjadi kelasi
Angkatan Laut Italia selama perang dan sempat ditato sebelum kapalnya tenggelam dan ia ditangkap
tentara Inggris. Tato itu membuatnya terkenal di desa. Orang Sisilia jarang membiarkan dirinya ditato,
mereka tidak memiliki kesempatan maupun kecenderungan untuk berbuat itu. (Si penggembala,
Fabrizzio, melakukannya terutama untuk menutupi tanda lahir bercak kemerahan pada
perutnya.) Tapi gerobakgerobak pasar Mafia dipenuhi lukisan berwarna-warni di
bagian sampingnya, lukisan primitif indah
yang dibuat dengan penuh kasih sayang. Bagaimanapun, Fabrizzio, sesudah kembali
ke kampung halaman, tidak terlalu membanggakan tato di dadanya, walau tato itu
memperlihatkan adegan yang
sesuai dengan "kehormatan" Sisilia, suami menikam pria dan wanita telanjang yang
berpelukan di perutnya yang berbulu. Fabrizzio bisa bergurau dengan Michael dan bertanya-tanya
tentang Amerika, sebab tentu saja mustahil untuk terus merahasiakan kebangsaan Michael yang
sesungguhnya pada mereka. Sekalipun begitu, mereka tidak benar-benar mengetahui siapa dirinya,
hanya tahu ia bersembunyi dan tidak boleh dibicarakan. Fabrizzio terkadang membawa keju segar
untuk Michael, keju yang masih mengeluarkan keringat susu yang membentuknya.
Mereka berjalan di sepanjang jalan desa yang berdebu, melewati keledai-keledai
yang menarik gerobak berlukisan warna-warni. Negeri ini penuh bunga merah jambu, perkebunan
jeruk, rumpun pohon kenari dan zaitun, yang semuanya berbunga. Ini salah satu kejutan baginya.
Michael menduga akan melihat tanah gersang karena kemiskinan Sisilia yang legendaris. Namun ia
ternyata mendapati tanah yang subur makmur, dengan permadani bunga dan udara yang penuh aroma bunga
jeruk. Pemandangan yang begitu indah sehingga ia heran bagaimana para penghuninya bisa
tega meninggalkan kampung halaman. Seberapa kejam orang terhadap sesamanya bisa
diukur dari eksodus besar-besaran dari tempat yang tampak seperti Taman Firdaus ini.
Ia merencanakan berjalan ke desa pantai Mazara, lalu naik bus kembali ke
Corleone sorenya, dan membuat tubuhnya cukup kelelahan agar bisa tidur nyenyak. Kedua gembala itu
menyandang ransel berisi roti dan keju yang bisa mereka makan di perjalanan. Mereka membawa lupara
terang-terangan seakan tengah berburu. Pagi itu sangat indah. Michael merasa seperti ketika masih kanak-kanak, sewaktu
bepergian pagi-pagi sekali untuk main bola. Saat itu setiap hari tampak seperti baru dicuci, baru
dilukis. Dan begitulah keadaannya sekarang, Sisilia dilapisi hamparan bunga yang indah, aroma bunga
jeruk dan lemon yang begitu tajam hingga dengan cedera wajah yang menekan indra penciumannya pun ia
masih bisa menghirupnya. Luka di sisi kiri wajahnya sudah sembuh total, tapi tulangnya tersambung kembali
kurang sempurna dan tekanan pada sinusnya menyebabkan mata kirinya terasa sakit. Itu juga
menyebabkan hidungnya terus-menerus mengeluarkan ingus. Ia membersihkan hidung dengan saputangan dan
sering juga membuang ingus ke tanah seperti penduduk desa setempat. Itu kebiasaan yang
menyebabkan ia jijik waktu masih kecil, saat melihat orang Italia yang sudah tua,
yang menganggap saputangan banci, membuang ingus ke selokan di tepi jalan.
Wajahnya juga terasa "berat". Dr. Taza mengatakan kepadanya itu disebabkan
tekanan di sinusnya
The God Father Sang Godfather Karya Mario Puzo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
akibat luka yang sembuh kurang sempurna. Dr. Taza menyebutnya retakan kulit
telur pada zygoma; kalau ditangani sebelum tulangnya tersambung, dengan mudah bisa disembuhkan
melalui prosedur pembedahan ringan menggunakan alat sederhana seperti sendok untuk mendorong
tulang ke bentuk yang seharusnya. Tapi sekarang, kata dokter tersebut, sekarang ia harus
memeriksakan diri ke rumah
sakit Palermo dan menjalani prosedur besar yang disebut pembedahan maxillo-facial dan tulangnya
harus dipatahkan lagi. Itu sudah cukup bagi Michael. Ia menolak. Tapi lebih
daripada rasa sakit, lebih
daripada hidung yang selalu berair, ia terganggu oleh rasa berat di wajahnya.
Ia tidak pernah tiba di pantai hari itu. Sesudah berjalan sejauh lima belas mil,
ia dan penggembala pengawalnya berhenti di perkebunan jeruk yang hijau, teduh, dan dialiri anak
sungai, untuk makan siang dan minum anggur bekal mereka. Fabrizzio berceloteh akan ke Amerika suatu
hari nanti. Sesudah makan dan minum mereka beristirahat di keteduhan dan Fabrizzio membuka
kemejanya, lalu menggunakan otot perutnya untuk menghidupkan tatonya. Pasangan telanjang di
dadanya tampak menggeliat dan tikaman belati sang suami bergetar di tubuh mereka. Atraksi
tersebut menghibur mereka semua. Saat hal ini berlangsunglah Michael mengalami apa yang disebut
orang Sisilia sebagai "sambaran petir".
Di seberang kebun jeruk terbentang ladang hijau milik seorang tuan tanah. Pada
jalan di ujung rumpun-rumpun jeruk ada vila yang begitu bergaya Romawi sehingga tampak
seperti digali dari reruntuhan Pompeii. Bangunan itu merupakan istana kecil
dengan serambi marmer besar dan pilar-pilar Yunani. Dari balik pilar-pilar itu muncul serombongan
gadis desa ditemani dua wanita dewasa berpakaian hitam-hitam. Mereka datang dari desa dan tampaknya baru
saja menyelesaikan tugas membersihkan vila sang tuan tanah, atau kalau tidak,
mempersiapkannya untuk kedatangan musim dingin. Sekarang mereka pergi ke padang untuk memetik bunga
yang akan digunakan sebagai penghias ruangan. Mereka mengumpulkan bunga sulla berwarna
ungu, mencampurnya dengan bunga jeruk dan lemon. Gadis-gadis itu, tidak melihat ketiga
pemuda yang tengah beristirahat di bawah rumpun jeruk, semakin dekat.
Mereka mengenakan rok bermotif bunga-bunga dari kain murah yang melekat pada
tubuh mereka. Usia mereka baru belasan tahun tapi sudah memiliki tubuh wanita dewasa yang
cepat matang karena terpanggang sinar matahari. Tiga atau empat gadis mulai mengejar salah seorang
di antara mereka, mengejarnya ke arah rumpun jeruk. Gadis yang dikejar memegang setangkai buah
anggur ungu di tangan kiri dan tangan kanannya memetik anggur yang menjuntai berkelompok dan
melemparkannya ke arah para pengejarnya. Ia memiliki rambut hitam keunguan seperti warna kulit
anggur dan tubuhnya tampak sangat montok.
Sewaktu hampir tiba di rumpun jeruk ia berhenti, terkejut, matanya menangkap
warna asing kemeja yang dikenakan para pemuda. Ia berhenti dan berdiri berjinjit seperti rusa yang
siap lari. Sekarang ia sangat dekat, cukup dekat sehingga para pemuda bisa melihat setiap inci
wajahnya. Gadis itu serba ovalmatanya berbentuk oval, begitu pula tulang pipinya, alisnya.
Kulitnya berwarna krem tua dan matanya yang besar berwarna ungu tua atau cokelat
tapi tampak gelap karena dilindungi bulu mata yang tebal dan panjang di wajahnya
yang cantik. Bibirnya tebal tapi tidak berlebihan, manis tapi tidak lemah dan berwarna merah
tua karena cairan buah anggur. Ia begitu cantik sehingga Fabrizzio bergurau dengan bergumam, "Demi
Tuhan, ambillah jiwaku, aku mati", tapi kata-katanya terlontar agak terlalu parau. Seakan
mendengarnya, gadis itu menjejakkan telapak kakinya dan memutar tubuh memunggungi mereka, lalu berlari
kembali ke arah para pengejar. Ia bergerak seperti hewan liar di balik rok bermotif bunganya
yang ketat; begitu primitif dan penuh nafsu yang polos. Sesudah kembali bersama teman-temannya, ia
berbalik dan wajahnya tampak seperti cekungan gelap dengan latar belakang padang yang penuh
bunga berwarna cemerlang. Ia mengulurkan tangan yang penuh buah anggur, menunjuk ke arah rumpun
jeruk. Gadisgadis itu lari sambil tertawa, tapi ibu-ibu berpakaian hitam yang
mendampingi memarahi mereka.
Sedangkan Michael Corleone, tanpa disadarinya sudah berdiri, jantungnya
berdebar-debar, ia merasa
agak pusing. Darahnya menderu ke seluruh tubuhnya, melalui semua anggota badan
sampai ke ujung kaki. Semua wewangian di pulau itu datang kepadanya melalui angin, bunga jeruk,
bunga lemon, buah anggur, dan semua bunga lain. Rasanya arwahnya melompat keluar dari tubuhnya.
Kemudian ia mendengar kedua penggembalanya tertawa.
"Kau tersambar petir, eh?" kata Fabrizzio, sambil menepuk bahunya. Bahkan Calo
menjadi ramah, menepuk-nepuk lengannya dan berkata, "Tenang, Bung, tenang," tapi dengan penuh
kasih sayang. Seakan Michael habis tertabrak mobil. Fabrizzio memberikan botol anggur dan
Michael meneguknya berlama-lama. Minuman menjernihkan pikirannya.
"Sialan, apa maksud kalian, pencinta domba?" katanya.
Kedua penggembala tertawa. Calo, mukanya yang jujur memancarkan kesungguhan,
berkata, "Kau tidak bisa menyembunyikan akibat sambaran petir. Kalau petir menyambarmu, semua
Godfather Terakhir 12 Raja Petir 13 Rahasia Tonggak Sangga Buana Bloon Cari Jodoh 28
harus kita lakukan dengan hidup kita, yang menyatakan perang yang harus kita jalani, dan memaksa
kita melindungi apa yang menjadi milik mereka. Siapa yang mengatakan kita harus mematuhi hukum yang
mereka buat untuk kepentingan mereka dan menyengsarakan kita" Jadi siapa mereka, mencampuri
kita mengurus kepentingan kita sendiri" Sonna cosa nostra," kata Don Corleone, "ini urusan
kita sendiri. Kita akan mengurus dunia kita untuk diri kita sendiri karena itu dunia kita, cosa nostra.
Jadi kita harus bersatu padu untuk menjaga diri terhadap orang luar yang ingin campur tangan. Kalau
tidak, mereka akan mencocok hidung kita seperti mereka mencocok hidung berjuta-juta orang Napoli
dan orang Italia lain di negara ini. "Karena alasan inilah aku melepaskan pembalasan dendam untuk anakku yang sudah
mati, demi kebaikan bersama. Aku bersumpah sekarang bahwa selama aku bertanggung jawab atas
tindakan keluargaku, tidak akan ada jari yang diangkat untuk mencelakakan siapa pun di
sini tanpa penyebab yang adil dan provokasi yang maksimal. Aku bersedia mengorbankan kepentingan
komersialku demi kebaikan bersama. Inilah janjiku, inilah kehormatanku, banyak di antara kalian
yang mengetahui aku tidak pernah mengingkari janji dan mengkhianati kehormatanku.
"Tapi aku memiliki kepentingan pribadi. Putra bungsuku terpaksa melarikan diri,
karena dituduh membunuh Sollozzo dan kapten polisi. Sekarang aku harus menyusun rencana agar ia
bisa pulang dengan selamat, dan dibebaskan dari semua tuduhan palsu itu. Itu urusanku dan
aku akan menyusun rencana tersebut. Mungkin aku harus menemukan siapa pelaku sesungguhnya, atau
mungkin aku harus meyakinkan pihak berwajib bahwa putraku tidak bersalah, mungkin saksi dan
informan harus mengakui kebohongan mereka. Tapi sekali lagi kukatakan ini merupakan urusanku
sendiri dan aku yakin akan bisa membawa pulang putraku.
'Tapi kukatakan ini. Aku orang yang memercayai takhayul, kekurangan yang
menggelikan tapi harus kuakui di sini. Dan begitulah, kalau ada kesialan yang menimpa putra bungsuku,
kalau ada polisi yang kebetulan menembaknya, kalau ia gantung diri dalam sel tahanannya, kalau ada
saksi baru yang tampil untuk menyatakan kesalahannya, takhayul yang kupercayai akan menyebabkan aku
merasa kejadian itu merupakan akibat pikiran jahat yang masih dirasakan terhadapku oleh
seseorang di sini. Kulanjutkan. Seandainya putraku disambar petir, aku akan menyalahkan seseorang
di sini Kalau pesawatnya jatuh ke laut atau kapal yang ditumpanginya tenggelam ditelan ombak
lautan, seandainya ia terserang demam yang mematikan, kalau mobil yang dikendarainya tertabrak
kereta api, kepercayaanku pada takhayul begitu dalam sehingga aku akan menyalahkan pikiran
jahat orang-orang yang ada di sini. Saudara-saudara sekalian, pikiran jahat itu, kesialan-kesialan
itu, tidak bisa kumaafkan. Tapi lepas dari semua itu, aku bersumpah demi jiwa cucu-cucuku tidak
akan merusak perdamaian yang sudah kita sepakati. Bagaimanapun, bukankah kita lebih baik
daripada pezzonovanti yang membunuh jutaan orang hingga tak terhitung jumlahnya dalam hidup kita?"
Sesudah mengatakan semua ini Don Corleone beranjak dari kursinya dan melangkah
ke tempat duduk Tattaglia. Don Phillip Tattaglia berdiri untuk menyambutnya dan kedua pria
tersebut berpelukan, saling mencium pipi. Semua don lain dalam ruangan bertepuk tangan dan berdiri
untuk berjabatan serta memberikan selamat kepada Don Corleone dan Don Tattaglia untuk
persahabatan mereka yang baru. Mungkin persahabatan mereka bukanlah yang paling hangat di dunia, mereka
tidak akan saling mengucapkan selamat atau mengirim hadiah Natal, tapi setidaknya mereka tidak
akan saling membunuh. Itu sudah merupakan persahabatan yang cukup baik di dunia ini, sudah
memenuhi apa yang dibutuhkan. Karena putranya Freddie berada di bawah perlindungan Keluarga Molinari di Pantai
Barat, Don Corleone bercakap-cakap dengan don San Francisco itu sesudah pertemuan berakhir,
untuk berterima kasih padanya. Molinari berbicara cukup banyak sehingga Don Corleone dapat
menarik kesimpulan bahwa Freddie kerasan di sana, cukup bahagia dan disayangi kaum wanita.
Tampaknya ia juga memiliki keahlian mengelola hotel. Don Corleone menggeleng takjub, sebagaimana
yang dilakukan banyak ayah kalau diberitahu mengenai bakat yang tidak pernah diimpikannya ada
dalam diri anaknya. Bukankah benar bahwa musibah yang terburuk mendatangkan imbalan yang
tidak terduga" Mereka berdua sependapat itu benar. Sementara itu Corleone menyatakan dengan
jelas kepada don San Francisco bahwa ia sangat berutang budi atas jasa yang diberikannya dengan
melindungi Freddie. Ia memberitahu akan menggunakan pengaruhnya agar telegram hasil pacuan kuda
selalu bisa diterima anak buahnya, tidak peduli apa pun perubahan dalam struktur kekuasaan di tahun-
tahun mendatang. Itu merupakan jaminan yang sangat penting karena perebutan fasilitas itu
merupakan luka terbuka yang timbul karena kenyataan bahwa orang-orang Chicago turut campur dalam hal
itu. Tapi Don Corleone bukan tanpa pengaruh bahkan di wilayah biadab itu, dan janjinya
merupakan hadiah emas. Sesudah sore barulah Don Corleone, Tom Hagen, dan sopir sekaligus pengawal, yang
kebetulan adalah Rocco Lampone, tiba di kompleks Long Beach. Sewaktu mereka masuk ke rumah, Don
berkata pada Hagen, "Sopir kita, orang yang bernama Lampone itu, sebaiknya kauawasi. Ia orang
yang layak mendapat lebih baik, menurutku." Hagen keheranan mendengar komentar itu. Lampone
tidak mengucapkan sepatah kata pun sepanjang hari, bahkan tidak pernah melirik kedua
orang yang duduk di kursi belakang. Ia membukakan pintu bagi Don, mobil sudah berada di depan
bank sewaktu mereka keluar, melakukan segala sesuatu dengan benar, tapi tidak lebih daripada yang
bisa dilakukan sopir terlatih mana pun. Jelas sekali mata Don telah melihat apa yang tidak bisa
dilihatnya sendiri. Don mengizinkan Hagen pulang dan memerintahkannya kembali ke rumah sesudah makan
malam. Tapi ia tak perlu buru-buru dan harus beristirahat dulu karena mereka akan
melewatkan malam yang panjang dengan berbicara. Ia juga meminta Hagen memberitahu Clemenza dan Tessio
agar datang. Mereka harus datang pukul sepuluh malam, jangan sebelumnya. Hagen harus
memberikan pengarahan kepada Clemenza dan Tessio mengenai apa yang terjadi dalam pertemuan sore tadi.
Pada pukul sepuluh malam Don menunggu kedatangan ketiga orang itu di kantornya,
di ruangan sudut rumah dengan perpustakaan hukum dan telepon khusus. Ada baki berisi botol-botol
wiski, es, dan air soda. Don menyampaikan instruksinya.
"Kita mencapai perdamaian tadi sore," katanya. "Aku memberikan janji dan
kehormatanku, dan itu mestinya sudah cukup bagi kalian. Tapi teman-teman kita tidak terlalu bisa dipercaya, jadi kita
harus tetap waspada. Kita tidak menginginkan kejutan-kejutan kecil lagi." Lalu Don berpaling pada
Hagen. "Kau sudah membebaskan sandera Bocchicchio
itu?" Hagen mengangguk. "Kutelepon Clemenza begitu tiba di rumah."
Corleone berpaling kepada Clemenza yang gendut. Caporegime itu mengangguk.
"Mereka sudah kubebaskan. Katakan, Godfather, mungkinkah orang Sisilia bisa sebodoh yang pura-
pura dilakukan Keluarga Bocchicchio?"
Don Corleone tersenyum tipis. "Mereka cukup pandai untuk memiliki kehidupan yang
baik. Kenapa orang perlu lebih pandai dari itu" Bukan Keluarga Bocchicchio yang menyebabkan
kesulitan di dunia ini. Tapi memang benat, mereka tidak memiliki otak Sisilia."
Mereka semua dalam suasana santai, perang telah berakhir. Don Corleone sendiri
yang mencampur minuman dan memberi masing-masing orang segelas. Don menghirup minumannya
perlahan-lahan dan menyulut cerutu. "Aku tak ingin ada tindakan apa pun untuk menyelidiki apa yang terjadi pada
Sonny, itu sudah terjadi dan harus dilupakan. Kuminta kerja sama dengan keluarga-keluarga lain, bahkan
seandainya mereka menjadi agak serakah dan kita tidak mendapat bagian yang seharusnya dari semua
kegiatan. Aku ingin tak ada yang merusak perdamaian biarpun ada yang memprovokasi, sampai kita dapat
menemukan cara untuk membawa Michael pulang. Dan aku mau hal itu menjadi prioritas pertama
dalam pikiran kalian. Ingat ini, saat ia pulang, ia harus pulang dengan keamanan mutlak. Yang
kumaksud bukan gangguan Keluarga Tattaglia atau Keluarga Barzini. Yang mengganggu pikiranku
adalah polisi. 44" Tentu saja kita bisa menyingkirkan bukti sungguhan yang memberatkan dirinya;
pelayan restoran itu tidak akan memberikan kesaksian, demikian juga orang yang melihat atau pengawal
atau siapa pun. Yang paling tidak perlu kita khawatirkan adalah bukti sungguhan, karena kita
mengetahuinya. Yang harus kita khawatirkan adalah kalau polisi menjebak kita dengan bukti palsu
karena informan mereka memastikan bahwa Michael Corleone adalah orang yang membunuh kapten mereka.
Baiklah. Kita harus menuntut Lima Keluarga melakukan apa saja dalam kekuasaan mereka untuk
mengoreksi keyakinan kepolisian ini. Semua informan mereka yang bekerja sama dengan polisi
harus mengarang cerita baru. Kurasa setelah pidatoku sore tadi, mereka akan mengerti bahwa
mereka berkepentingan juga melakukan itu. Tapi itu saja tidak cukup. Kita harus melakukan sesuatu yang
istimewa sehingga Michael tidak perlu meresahkan hal itu lagi. Kalau tidak, tak ada gunanya ia
kembali ke negara ini. Jadi marilah kita semua memikirkan masalah ini. Inilah persoalan yang paling
penting. "Nah, setiap orang boleh melakukan satu kebodohan dalam hidupnya. Aku juga punya
kebodohan. Aku ingin semua tanah di sekeliling kompleks dibeli, rumah-rumah juga. Aku tidak
ingin ada orang yang bisa melihat halamanku dari jendelanya, dari tempat sejauh satu mil sekalipun.
Aku mau ada pagar mengelilingi kompleks dan aku ingin kompleks terlindungi total sepanjang waktu.
Aku ingin ada gerbang di pagar itu. Singkatnya, sekarang aku mau hidup dalam benteng. Aku
ingin memberitahu kalian sekarang bahwa aku tidak akan pergi bekerja ke kota lagi. Aku akan
setengah pensiun. Aku merasakan dorongan untuk bekerja di kebun, membuat anggur saat buahnya dipanen.
Aku ingin hidup di dalam rumahku. Satu-satunya saat aku meninggalkan rumah adalah sewaktu
berlibur atau menemui orang untuk bisnis yang sangat penting, dan pada waktu itu aku ingin diambil
langkah-langkah penjagaan. Jangan salah menerima kata-kataku. Aku tidak mempersiapkan apa pun.
Aku hanya bersikap bijaksana. Aku selamanya bijaksana, aku sama sekali tidak menyukai
kecerobohan dalam hidup. Wanita dan anak-anak boleh ceroboh, tapi pria sama sekali tidak boleh.
Santai saja dalam melaksanakan segala hal ini, jangan mengadakan persiapan dengan panik sehingga
menakutkan teman-teman kita. Ini bisa dilakukan dengan cara yang tampak wajar.
"Mulai sekarang aku akan menyerahkan lebih banyak urusan ke kalian masing-
masing. Aku ingin regime Santino dibubarkan dan anak buahnya ditempatkan dalam regime kalian. Itu
akan meyakinkan teman-teman kita dan menunjukkan aku benar-benar menginginkan perdamaian. Tom,
kuminta kau mengumpulkan orang untuk pergi ke Las Vegas dan memberi aku laporan penuh
mengenai apa yang terjadi di sana. Ceritakan padaku tentang Fredo, apa sebenarnya yang terjadi di
sana. Kudengar aku tidak akan bisa mengenali anakku lagi. Tampaknya ia sekarang suka bersenang-
senang dengan gadis muda melebihi yang seharusnya dilakukan pria dewasa. Well, ia selalu terlalu
serius sewaktu masih kecil dan tidak pernah cocok untuk bisnis Keluarga. Tapi kita selidiki apa yang
benar-benar bisa kita lakukan di sana." Hagen berkata pelan, "Boleh kita kirim menantumu" Lagi pula, Carlo asli dari
Nevada, ia mengenal semua jalan di sana."
Don Corleone menggeleng. "Tidak, istriku akan kesepian di sini tanpa seorang pun
anaknya. Aku ingin
The God Father Sang Godfather Karya Mario Puzo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Constanzia dan suaminya pindah ke salah satu rumah di kompleks.
Aku ingin Carlo diberi pekerjaan yang penuh tanggung jawab, mungkin selama ini
aku terlalu keras padanya, dan..." Don Corleone meringis, "aku kekurangan anak laki-laki. Keluarkan
ia dari perjudian dan tempatkan ia dalam serikat buruh agar bisa melakukan pekerjaan administrasi
dan banyak omong. Ia pandai bicara." Ada sedikit nada jengkel dalam suara Don.
Hagen mengangguk. "Oke, aku dan Clemenza akan meneliti semua orang dan
mengumpulkan mereka jadi kelompok untuk tugas Las Vegas. Kau ingin Freddie kupanggil pulang beberapa
hari?" Don menggeleng. Ia berkata tegas, "Untuk apa" Istriku masih mampu memasak untuk
kami. Biar saja ia tetap di sana" Ketiga pria itu gelisah di tempat duduk. Mereka baru menyadari
Freddie begitu tidak disukai ayahnya dan mereka mencurigai sikap itu karena alasan yang tidak mereka
ketahui Don Corleone menghela napas. "Aku berharap bisa menanam paprika hijau dan tomat
yang bagus di kebunku tahun ini, lebih daripada yang bisa kami makan. Aku akan
menghadiahkannya pada kalian.
Aku ingin sedikit ketenangan, sedikit kedamaian dan ketentraman di usia tuaku.
Well, hanya itu. Minumlah lagi kalau kalian mau."
Itu isyarat pengusiran. Mereka semua berdiri. Hagen menyertai Clemenza dan
Tessio ke mobil dan mengatur pertemuan dengan mereka untuk menjajaki perincian operasional yang akan
dilakukan agar sesuai keinginan Don. Lalu ia kembali ke rumah tempat ia tahu Don Corleone
tengah menunggunya. Don sudah menanggalkan jas dan membuka dasi serta berbaring di sofa. Wajahnya
yang keras sekarang tampak mengendur menjadi kerut-kerut kelelahan. Ia melambai untuk
menyuruh Hagen duduk di kursi dan berkata, "Well, Consigliori, adakah undakanku
yang tidak kausetujui hati ini?" Hagen tidak segera menjawab. "Tidak," katanya. "Tapi aku menganggapnya tidak
konsisten, atau tidak sesuai dengan sifatmu. Kau mengatakan tidak ingin menyelidiki bagaimana Santino
dibunuh dan tidak menginginkan pembalasan. Aku tidak percaya. Kau memberikan janji perdamaian,
jadi kau akan mempertahankan perdamaian, tapi aku tidak percaya kau rela memberikan kemenangan
yang agaknya mereka peroleh hari ini kepada musuhmu. Kau membuat teka-teki besar yang tidak
bisa kupecahkan, jadi bagaimana aku bisa menyetujui atau menolaknya?"
Ekspresi puas terpancar di wajah Don. "Well, kau mengenalku lebih baik daripada
semua orang lainnya. Walau kau bukan orang Sisilia, aku sudah menjadikan dirimu orang
Sisilia. Semua yang kaukatakan itu benar, tapi ada sebuah pemecahan dan kau akan memahaminya sebelum
semuanya selesai. Kau sependapat bahwa setiap orang harus memercayai kata-kataku dan aku
akan menepati janjiku. Tapi, Tom, yang paling penting adalah kita harus mengusahakan
kepulangan Michael secepat
mungkin. Jadikan itu prioritas utama dalam pikiran dan pekerjaanmu. Jelajahi
semua lorong hukum, aku tidak peduli berapa banyak uang yang akan kaukeluarkan. Semua harus aman
saat ia pulang nanti. Hubungi pengacara pidana terbaik. Akan kuberi kau nama hakim-hakim yang akan
berdiskusi denganmu secara pribadi. Sebelum itu kita harus menjaga diri dari semua
pengkhianatan." Hagen berkata, "Seperti dirimu, aku tidak terlalu mengkhawatirkan bukti-bukti
sebenarnya dibandingkan bukti-bukti yang akan mereka ciptakan. Juga beberapa teman polisi
itu bisa membunuh Michael sesudah ia ditangkap. Mereka bisa
membunuhnya di dalam sel tahanan atau memerintahkan salah seorang narapidana
melakukannya. Menurut pandanganku, kita bahkan tak boleh membiarkan ia sampai ditahan atau
didakwa." Don Corleone mendesah. "Aku tahu, aku tahu. Itu masalahnya. Tapi kita tidak
boleh mengulur waktu terlalu lama. Ada masalah di Sisilia. Orang-orang muda di sana tidak lagi
mendengar perkataan orang
tua dan banyak pria yang dideportasi dari Amerika melampaui kemampuan para don
kuno menanganinya. Michael bisa terjebak di antara pihak-pihak yang bertentangan. Aku
sudah mengambil langkah jaga-jaga terhadap hal itu dan kamuflasenya masih cukup baik, tapi
kamuflase tidak bisa bertahan selamanya. Itu salah satu alasanku mengadakan perdamaian. Barzini
memiliki teman-teman di Sisilia dan mereka sudah mulai mengendus-endus jejak Michael. Itu memberimu
salah satu jawaban teka-tekimu. Aku harus mengadakan perdamaian untuk memastikan
keselamatan putraku. Tidak ada lagi yang bisa kulakukan."
Hagen tidak membuang waktu bertanya pada Don bagaimana ia bisa mendapatkan
informasi itu. Ia bahkan tidak merasa heran, dan memang benar bahwa penjelasan itu memecahkan
sebagian tekatekinya. "Kalau kelak aku bertemu orang-orang Tattaglia untuk
memastikan rinciannya, haruskah aku
mendesak agar semua perantara narkotika ini bersih" Hakim-hakim akan agak tidak
enak memberikan hukuman ringan pada orang yang memiliki catatan kejahatan."
Don Corleone mengangkat bahu. "Mereka seharusnya cukup cerdas untuk memikirkan
hal itu sendiri. Singgung saja, tapi jangan mendesak. Kita akan berusaha sebaik-baiknya, tapi
kalau mereka menggunakan kriminal dan ia tertangkap, kita tidak akan mengambil tindakan apa
pun. Kita hanya akan mengatakan tak ada yang bisa kita lakukan. Tapi Barzini tahu itu
tanpa perlu diberitahu. Perhatikan bagaimana ia tidak pernah melibatkan diri dalam masalah ini. Orang
mungkin mengira ia tak peduli. Ia orang yang tidak pernah terjebak di pihak yang kalah."
Hagen terkejut. "Maksudmu selama ini ia di belakang Sollozzo dan Tattaglia?"
Don Corleone menghela napas. "Tattaglia banci. Ia tidak akan bisa mengalahkan
Santino. Itu sebabnya aku tidak perlu mengetahui apa yang terjadi. Sudah cukup kalau aku mengetahui
Barzini turut campur dalam masalah itu." Hagen merenungkan masalah itu. Don memberinya petunjuk, tapi ada bagian sangat
penting yang dilewatkannya. Hagen mengetahui apa itu, tapi ia mengerti bahwa tidak pada
tempatnya kalau ia bertanya. Ia mengucapkan selamat malam dan berbalik pergi. Tapi Don yang menutup
pembicaraan. "Ingat, gunakan seluruh kepandaianmu untuk merencanakan kepulangan Michael,"
kata Don. "Dan satu hal lagi. Aturlah dengan orang telepon supaya setiap bulan aku mendapat
laporan mengenai semua hubungan telepon, yang dikirim dan diterima, oleh Clemenza dan Tessio. Aku
sama sekali tidak mencurigai mereka. Aku berani bersumpah mereka tidak akan mengkhianati
diriku. Tapi tidak ada ruginya mengetahui setiap hal kecil yang mungkin akan membantu kita sebelum
terjadi apa-apa." Hagen mengangguk dan keluar. Ia bertanya-tanya dalam hati apakah Don juga
mengawasi dirinya dengan satu atau lain cara, lalu merasa malu dengan kecurigaannya. Tapi sekarang
ia yakin bahwa dalam pikirannya yang tidak kentara dan rumit, Godfather memulai rencana jangka
panjang yang menyebabkan kejadian hari ini tidak lebih daripada kemunduran taktis. Dan ada
fakta kelam yang tidak disebut - sebut siapa pun, yang ia sendiri pun tidak berani menanyakannya, yang diabaikan
Don Corleone. Semua menunjuk pada suatu hari di masa depan ketika perhitungan dilakukan.
Bab 21 Tapi hampir setahun kemudian barulah Don Corleone bisa mengatur agar Michael
diselundupkan kembali ke Amerika Serikat. Selama itu seluruh Keluarga memeras otak untuk
menyusun rencana yang sesuai. Bahkan Carlo pun didengar pendapatnya sekarang, sesudah ia tinggal
di dalam kompleks bersama Connie. (Dalam waktu itu mereka mendapat anak kedua, laki-laki.) Tapi
tidak satu pun dari semua rencana itu yang mendapat persetujuan Don.
Akhirnya Keluarga Bocchicchio, karena nasib sial, yang memecahkan masalah itu.
Ada seorang Bocchicchio, sepupu muda yang berusia tidak lebih dari 25 tahun, bernama Felix,
yang lahir di Amerika dan memiliki otak yang lebih cerdas daripada siapa pun dalam keluarga
itu. Ia menolak ikut serta dalam bisnis Keluarga mengangkut sampah dan menikah dengan gadis manis
Amerika keturunan Inggris untuk lebih memperlebar jurang dengan keluarganya. Ia bersekolah di
malam hari untuk menjadi ahli hukum, dan bekerja di siang hari sebagai juru tulis di kantor pos.
Selama waktu itu ia mendapat tiga anak, tapi istrinya ibu rumah tangga yang bijaksana sehingga
mereka bisa hidup dari gajinya sampai ia mendapat gelar sarjana hukum.
Well, seperti anak muda pada umumnya, Felix Bocchicchio berpikir bahwa setelah
berjuang untuk menyelesaikan pendidikan dan menguasai bidangnya, otomatis ia akan mendapat
imbalan dan bisa hidup lebih layak. Tapi ternyata tidak begitu kenyataannya. Dengan sikap yang
tetap tinggi hati, ia menolak semua bantuan keluarganya. Tapi temannya sesama ahli hukum, pemuda yang
memiliki koneksi baik dan karier yang berkembang di biro hukum besar, membujuk Felix agar
membantunya. Masalahnya sangat rumit, tampak sah, dan ada hubungannya dengan penipuan
kepailitan. Masalah seperti itu kemungkinan ketahuannya sejuta banding satu. Felix Bocchicchio
mengambil risiko. Karena penipuan itu menggunakan ilmu hukum yang dipelajarinya di universitas,
tampaknya tidak bercela, dan dengan cara yang aneh bahkan tidak seperti tindak kejahatan.
Untuk menyingkat kisah tolol ini, ternyata penipuan itu terungkap. Ahli hukum
teman Felix tidak mau menolongnya dengan cara apa pun, bahkan tidak sudi menerima teleponnya. Kedua
pelaku utama dalam penipuan ini, para pengusaha paro baya yang cerdik, menimpakan kesalahan
pada Felix yang dianggap bodoh sehingga rencana mereka gagal. Mereka mengaku bersalah dan
bekerja sama dengan pemerintah, menyebut Felix Bocchicchio sebagai pemimpin penipuan dan menyatakan
ia menggunakan kekerasan untuk mengendalikan bisnisnya serta memaksa mereka bekerja
sama dengannya dalam rencana busuknya. Kesaksian pun diberikan, menghubungkan Felix
dengan para paman dan sepupu dalam Keluarga Bocchicchio yang memiliki catatan kejahatan
untuk pemerasan, dan bukti ini sangat memberatkan. Kedua pengusaha itu bebas dengan penangguhan
hukuman. Felix Bocchicchio dijatuhi hukuman satu hingga lima tahun penjara dan menjalani tiga
tahun di antaranya. Keluarganya tidak meminta bantuan salah satu Keluarga atau Don Corleone karena
Felix tidak bersedia meminta bantuan mereka dan karena itu harus diberi pelajaran:
pengampunan hanya berasal
dari Keluarga, bahwa Keluarga lebih setia dan lebih bisa dipercaya daripada
masyarakat. Begitulah, Felix Bocchicchio baru dibebaskan dari penjara setelah mendekam
selama tiga tahun. Ia pulang ke rumah, mencium istri dan anak-anaknya, dan hidup tenang selama
setahun. Lalu ia menunjukkan bahwa bagaimanapun ia salah satu anggota Keluarga Bocchicchio. Tanpa
berusaha menyembunyikan perasaan bersalahnya, ia membeli senjata, sepucuk pistol, dan
menembak mati temannya yang ahli hukum itu. Lalu ia mencari kedua pengusaha itu dan dengan
tenang menembak kepala mereka sewaktu mereka keluar dari restoran sesudah makan siang. Ia
membiarkan mayat mereka tergeletak di jalan dan masuk ke restoran, memesan secangkir kopi yang
diminumnya sambil menunggu kedatangan polisi untuk menangkapnya.
Pengadilannya cepat dan keputusan dijatuhkan tanpa kenal ampun. Seorang anggota
dunia kejahatan dengan darah dingin membunuh saksi pemerintah yang menjebloskannya ke penjara
untuk menjalani hukuman yang layak diterimanya. Itu merupakan penghinaan terang-terangan kepada
masyarakat dan kali ini publik, pers, struktur masyarakat, bahkan para humanitarian yang
berhati lembut bersatu dalam keinginan melihat Felix Bocchicchio dijatuhi hukuman mati di kursi
listrik. Gubernur negara bagian tidak mau memberinya pengampunan, sebagaimana petugas penitipan hewan
tidak bersedia mengampuni anjing giladan itulah ungkapan yang digunakan salah satu pembantu
politik Gubernur yang paling dekat. Keluarga Bocchicchio tentu saja bersedia mengeluarkan uang
sebanyak apa pun yang diperlukan untuk meng-459
ajukan permohonan banding kepada pengadilan yang lebih tinggi. Sekarang mereka
bangga akan dirinya, tapi keputusan sudah diambil. Setelah melewati segala kerumitan hukum,
yang makan waktu,
The God Father Sang Godfather Karya Mario Puzo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Felix Bocchicchio akan dijatuhi hukuman mati di kursi listrik
Hagen-lah yang membawa kasus itu kepada Don atas permintaan salah seorang
anggota Keluarga Bocchicchio yang berharap bisa diambil tindakan bagi pemuda itu. Don Corleone
dengan tegas menolak. Ia bukan tukang sulap. Orang selalu memintanya melakukan hal yang
mustahil. Tapi keesokan harinya Don memanggil Hagen ke kantor dan memerintahkan Hagen
menjelaskan perkara itu hingga rincian yang sekecil-kecilnya. Sesudah Hagen selesai bercerita, Don
Corleone memerintahkannya memanggil kepala Keluarga Bocchicchio ke kompleks untuk
mengadakan pertemuan. Yang terjadi selanjutnya sederhana tapi jenius. Don Corleone memberikan jaminan
kepada kepala Keluarga Bocchicchio bahwa istri dan anak-anak Felix Bocchicchio akan mendapat
tunjangan yang cukup besar. Uang itu akan segera diserahkan kepada Keluarga Bocchicchio.
Sebagai gantinya, Felix harus mengakui bahwa ia yang membunuh Sollozzo dan Kapten Polisi McCluskey.
Banyak rincian yang harus dibereskan. Felix Bocchicchio harus mengaku dengan
meyakinkan, artinya ia harus mengetahui sebagian dari rincian yang sesungguhnya, yang akan
diakuinya. Begitu juga ia
harus mengaitkan si kapten polisi dengan narkotika. Lalu pelayan di Luna
Restaurant harus dibujuk untuk mengenali Felix Bocchicchio sebagai si pembunuh. Ini membutuhkan sedikit
keberanian, sebab rinciannya berubah drastisFelix Bocchicchio jauh lebih pendek dan lebih gemuk.
Tapi Don Corleone akan membereskan semua itu. Alasan lainnya adalah bahwa si terhukum orang
yang memercayai pendidikan tinggi dan lulusan universitas, ia juga menginginkan
anak-anaknya kuliah. Jadi uang yang harus dibayar Don mencakup biaya kuliah anak-anaknya.
Lalu Keluarga Bocchicchio harus diyakinkan bahwa tidak ada harapan lagi bagi Felix untuk
mendapatkan pengampunan atas pembunuhan yang memang benar-benar dilakukannya. Pengakuan yang
baru tentu saja akan menentukan nasib Felix yang sudah jelas.
Segala sesuatunya diatur, uang dibayarkan, dan kontak yang sesuai dilakukan
dengan si terhukum agar ia bisa diberi instruksi dan nasihat. Akhirnya rencana dilaksanakan dan
pengakuannya menjadi berita
utama koran-koran. Semua sukses besar. Tapi Don Corleone, tetap berhati-hati
seperti biasa, menunggu hingga Felix Bocchicchio benar-benar sudah menjalani hukuman mati empat
bulan kemudian sebelum akhirnya mengatakan Michael Corleone boleh pulang.
Lucy Mancini, setahun sesudah kematian Sonny, masih sangat merindukannya,
meratapi Sonny lebih sedih daripada kekasih mana pun dalam kisah cinta. Dan mimpinya bukan mimpi
sambil lalu anak sekolahan, kerinduannya bukan kerinduan istri yang berbakti. Ia tidak merasa
kehilangan "teman hidup", atau merindukan Sonny sebagai tokoh pelindung. Ia tidak memiliki kenang-
kenangan berupa hadiah yang sentimental, atau pemujaan kekanak-kanakan terhadap senyumannya,
kilau geli di mata Sonny sewaktu Lucy membisikkan rayuan atau lelucon.
Tidak. Ia merasa kehilangan Sonny untuk alasan yang lebih penting, bahwa Sonny
satu-satunya pria di dunia yang mampu membuat tubuhnya merasakan kenikmatan cinta. Dan, dalam usianya
yang masih muda dan polos, ia tetap yakin Sonny satu-satunya pria yang mungkin bisa
melakukan hal itu. Sekarang, setahun kemudian, Lucy Mancini tengah berjemur di udara Nevada yang
lembap. Di kakinya, seorang pemuda yang ramping dan berambut pirang tengah mempermainkan
jemari kaki Lucy. Mereka berada di tepi kolam renang pada Minggu sore, dan walaupun banyak
orang di sekeliling mereka, tangan pemuda itu merayap naik ke pahanya yang telanjang.
"Oh, Jules, berhenti," kata Lucy. "Kukira dokter sedikitnya tidak sekonyol pria-
pria lain." Jules tersenyum kepadanya. "Aku dokter Las Vegas." Ia menggelitik sisi dalam
paha Lucy dan takjub betapa hal-hal kecil seperti itu sangat merangsang Lucy. Itu tampak pada wajah
wanita itu walaupun ia berusaha menyembunyikannya. Ia benar-benar gadis yang primitif, sangat polos.
Lalu mengapa aku belum juga berhasil menembusnya" pikir Jules. Ia harus mengetahui jawabannya dan
tak memedulikan omong kosong tentang cinta hilang yang tidak akan tergantikan. Yang
ada di bawah tangannya adalah jaringan hidup, dan jaringan hidup memerlukan jaringan hidup
lain. Dr. Jules Segal memutuskan akan melakukan tindakan besar malam ini di apartemen yang
ditinggalinya Ia ingin membuat Lucy datang kepadanya tanpa tipu muslihat apa pun. Tapi kalau memang
tipu muslihat diperlukan, ia pria yang mahir dalam hal itu. Semua demi kepentingan ilmu
pengetahuan, tentu saja. Dan di samping itu, gadis malang ini memang sangat memerlukannya.
"Jules, berhenti, tolong berhenti," kata Lucy. Suaranya bergetar.
Jules seketika menurut. "Oke, Sayang," katanya. Ia membaringkan kepala pada
pangkuan Lucy dan menggunakan paha yang empuk sebagai bantal, lalu tidur. Ia senang ketika Lucy
menggeliat, memancarkan panas dari perut bagian bawahnya dan ketika Lucy menyentuh kepalanya
untuk mengelus rambutnya, Jules menangkap tangannya, pura-pura bermain-main tapi
sesungguhnya merasakan denyut nadinya. Denyut nadinya sangat cepat. Ia akan menaklukkan
Lucy malam ini dan mengungkap misteri, apa pun itu. Dengan penuh keyakinan, Dr.
Jules Segal terlelap. Lucy mengawasi orang-orang di sekeliling kolam renang. Ia tidak pernah
membayangkan hidupnya akan berubah sedemikian rupa dalam waktu kurang dari dua tahun. Ia tidak pernah
menyesali "ketololan" yang dilakukannya pada pesta perkawinan Connie Corleone. Itu
peristiwa paling indah yang pernah dialaminya dan ia mengulanginya berkali-kali dalam mimpi. Dan ia
mengingatnya lagi berulang kali bulan-bulan berikutnya.
Sonny mengunjunginya seminggu sekali, kadang-kadang lebih, tidak pernah kurang.
Hari-hari sebelum Lucy bertemu lagi dengan Sonny, tubuhnya tersiksa. Nafsu yang mereka
rasakan terhadap satu sama lain adalah jenis yang paling dasar, tidak diencerkan puisi atau
bentuk intelektualisme apa
pun. Ini cinta dalam sifatnya yang paling kasar, cinta ragawi, cinta jaringan
tubuh dengan jaringan tubuh lain. Kalau Sonny menelepon untuk mengatakan ia akan datang, Lucy menyediakan minuman
keras juga makanan yang cukup banyak di apartemennya untuk makan malam dan makan pagi,
karena biasanya Sonny baru pergi pagi berikutnya. Sonny ingin menikmatinya sampai puas
sebagaimana Lucy juga ingin menikmati Sonny sampai puas. Sonny mempunyai kunci sendiri dan ketika ia
datang, di pintu Lucy langsung berlari ke rengkuhan lengannya yang kokoh. Mereka berdua begitu
langsung dan brutal, primitif. Selama ciuman pertama mereka saling membukakan pakaian dan
Sonny mengangkatnya ke udara, Lucy membelitkan kedua kakinya pada paha Sonny yang
kekar. Mereka bercinta sambil berdiri di apartemen seakan harus mengulangi permainan cinta
mereka yang pertama, lalu Sonny menggendongnya ke kamar tidur. Mereka berbaring di ranjang dan
bercinta lagi. Mereka hidup bersama di apartemen selama enam belas jam, telanjang bulat. Lucy memasak
untuk Sonny, sangat banyak. Terkadang Sonny menerima telepon bisnis di sana, tapi Lucy tidak
pernah mendengarkan pembicaraannya. Ia terlalu sibuk bermain-main dengan tubuh Sonny,
membelainya, menciumnya, mengulumnya. Kadang kalau Sonny berdiri untuk mengambil minuman,
Lucy tidak bisa menahan diri untuk mengulurkan tangan menyentuh tubuhnya yang telanjang,
memegangnya, bercinta dengannya seakan bagian-bagian khusus tubuhnya itu mainan, mainan yang dibuat
khusus, rumit namun polos, yang mengandung keasyikan-keasyikan yang sudah dikenalnya tapi
tetap mengejutkan. Mula-mula Lucy malu pada kelakuannya yang berlebihan, tapi segera melihat bahwa
tindakannya menyenangkan kekasihnya, bahwa kepasrahan seksual total dirinya pada tubuh Sonny
menyebabkan pria itu tersanjung. Dalam semua ini terdapat kepolosan hewani. Mereka bahagia
bersama-sama. Sewaktu ayah Sonny dihujani tembakan di jalan, Lucy memahami untuk pertama
kalinya bahwa kekasihnya mungkin terancam bahaya. Sendirian dalam apartemennya, ia tidak
menangis, ia meraung sekeras-kerasnya, raungan binatang. Sewaktu Sonny tidak datang menemuinya selama
hampir tiga minggu, ia bergantung pada obat tidur, minuman keras, dan penderitaannya
sendiri. Sakit yang dirasakannya adalah sakit fisik, seluruh tubuhnya terasa nyeri. Waktu akhirnya
Sonny datang, nyaris sepanjang waktu ia memegangi tubuh pria tersebut. Sesudah itu Sonny datang
minimal seminggu sekali hingga ia terbunuh.
Lucy mengetahui kematiannya dari berita di koran dan malam itu juga ia minum pil
tidur dengan dosis berlebihan. Entah mengapa, bukannya membunuh, pil-pil itu menyebabkan ia
kesakitan setengah mati hingga terhuyung-huyung ke
Jorong apartemen dan roboh di depan pintu lift, di mana ia ditemukan dan dibawa
ke rumah sakit. Hubungannya dengan Sonny tidak diketahui umum sehingga kasusnya hanya
diberitakan sepanjang beberapa inci di tabloid.
Sewaktu ia dirawat di rumah sakit itulah Tom Hagen menjenguk dan menghiburnya.
Tom Hagen juga yang mengusahakan pekerjaan baginya di Las Vegas, di hotel yang dikelola adik
Sonny, Freddie. Tom Hagen juga mengatakan ia akan menerima tunjangan dari keluarga Corleone, bahwa
Sonny telah mengatur bagiannya. Tom Hagen menanyakan apakah ia hamil, seakan itulah alasan
ia overdosis, dan ia menjawab tidak. Tom bertanya apakah Sonny akan menemuinya pada malam yang
sial itu atau meneleponnya untuk memberitahu akan datang, dan Lucy menjawab tidak, Sonny tidak
menelepon. Bahwa Lucy selalu berada di rumah menunggu Sonny setelah selesai bekerja. Dan
Lucy berkata jujur pada Hagen. "Ia satu-satunya pria yang bisa kucintai," katanya. "Aku tidak bisa
mencintai pria lain."
Ia melihat Tom Hagen tersenyum tipis tapi juga tampak terkejut. "Menurutmu itu
tidak bisa dipercaya?" tanya Lucy. "Bukankah ia yang mengajakmu ke rumahnya sewaktu kau
masih kanakkanak?" "Ia orang yang berbeda," kata Hagen. "Ia tumbuh menjadi orang yang berbeda."
"Bagiku tidak," kata Lucy. "Mungkin begitu bagi semua orang lain, tapi bagiku
tidak." Ia masih terlalu lemah untuk menjelaskan bagaimana Sonny selalu bersikap lembut padanya.
Sonny tidak pernah marah padanya, bahkan tidak pernah jengkel atau gelisah.
Hagen membereskan segala sesuatu menyangkut kepindahan Lucy ke Las Vegas.
Apartemen sewaan sudah menunggu. Hagen sendiri yang mengantarnya ke bandara dan membuatnya
berjanji kalau Lucy merasa kesepian atau ada yang tidak beres, ia harus menelepon Hagen dan Hagen
akan berusaha menolongnya sebisa mungkin.
Sebelum naik ke pesawat, Lucy bertanya pada Hagen dengan ragu-ragu, "Apakah ayah
Sonny mengetahui tindakanmu?"
Hagen tersenyum. "Aku bertindak atas namanya selain diriku sendiri. Ia orang
yang kuno dalam halhal seperti ini dan tidak akan melakukan apa pun yang
merugikan istri sah putranya. Tapi ia merasa
kau hanyalah gadis muda dan Sonny seharusnya lebih bijak. Dan perbuatanmu
meminum pil itu menyebabkan semua orang panik." Hagen tidak menjelaskan betapa sulit bagi orang
seperti Don untuk percaya ada orang yang mencoba bunuh diri.
Sekarang, sesudah hampir delapan belas bulan berada di Las Vegas, Lucy heran
mendapati dirinya nyaris bahagia. Beberapa malam ia memimpikan Sonny dan berbaring dengan mata
terbuka lebar sebelum fajar, melanjutkan mimpi dengan belaiannya sendiri hingga ia terlelap
kembali. Sejak kejadian itu ia belum berhubungan dengan pria lain. Tapi kehidupan Las Vegas
cocok baginya. Ia berenang di kolam renang hotel, berlayar di Danau Mead, dan bermobil di gurun
pada hari libur. Lucy menjadi lebih kurus dan dengan begitu bentuk tubuhnya jadi lebih bagus. Ia masih
montok, tapi lebih dengan gaya Amerika daripada gaya Italia lama. Ia bekerja di bagian humas hotel
sebagai resepsionis dan tidak memiliki hubungan apa pun dengan Freddie, sekalipun kalau bertemu
mereka selalu bercakap-cakap sebentar. Lucy terkejut melihat perubahan pada diri Freddie.
Freddie menjadi penakluk wanita, berpakaian rapi, dan tampaknya memiliki bakat alam untuk
The God Father Sang Godfather Karya Mario Puzo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
mengelola resor perjudian. Ia mengendalikan bagian hotel, yang biasanya
tidak dilakukan pemilik kasino. Karena musim panas yang panjang dan sangat
panas, dan mungkin karena kehidupan seksualnya yang lebih aktif, Freddie juga jadi lebih kurus dan
gaya pakaian Hollywood yang dikenakannya menyebabkan ia tampak hampir flamboyan dengan kesan
berbahaya. Sesudah enam bulan berlalu, Tom Hagen datang untuk melihat keadaan Lucy. Selama
itu Lucy menerima cek enam ratus dolar sebulan, sedap bulan, sebagai tambahan gajinya.
Hagen menjelaskan bahwa uang itu harus dikesankan berasal dari suatu tempat dan memintanya
menandatangani surat pelimpahan wewenang hukum agar Hagen bisa menyalurkan uang dengan cara yang
seharusnya. Ia juga mengatakan pada Lucy bahwa untuk formalitas ia akan terdaftar sebagai
pemilik lima "poin" di
hotel tempatnya bekerja. Ia harus menjalani semua formalitas hukum yang dituntut
undang-undang Nevada, tapi segalanya akan dibereskan baginya dan kesulitannya akan ditekan
hingga sekecil mungkin. Namun Lucy tidak boleh menceritakan pengaturan itu pada siapa pun tanpa
persetujuan Hagen. Ia akan dilindungi secara hukum dalam segala hal dan pengiriman uang
setiap bulannya akan dipastikan-Kalau pihak berwenang atau lembaga penegak hukum menanyainya, Lucy
harus meminta mereka menghubungi pengacaranya dan ia tidak akan diganggu lagi.
Lucy setuju. Ia memahami apa yang terjadi tapi tidak keberatan terhadap cara ia
dimanfaatkan. Rasanya itu imbalan yang masuk akal. Tapi saat Hagen memintanya membuka mata
lebar-lebar mengawasi hotel, mengawasi Freddie dan bos Freddie, orang yang memiliki dan
mengoperasikan hotel ini sebagai pemegang saham utama, ia berkata pada Hagen, "Oh, Tom, kau
tidak ingin aku memata-matai Freddie, bukan?" Hagen tersenyum. "Ayahnya mengkhawatirkan Freddie.
468 Ia berhubungan erat dengan Moe Greene dan kami hanya ingin memastikan ia tidak
mendapat kesulitan apa pun." Hagen tidak bersusah payah menjelaskan kepada Lucy bahwa Don
mendukung pembangunan hotel di gurun Las Vegas bukan hanya untuk membangun perlindungan
bagi putranya, tapi juga untuk mendapatkan pijakan menuju operasi yang lebih besar.
Tidak lama sesudah pembicaraan ini, Dr. Jules Segal datang untuk bekerja sebagai
dokter hotel. Ia sangat kurus, sangat tampan dan memesona, serta tampak masih terlalu muda untuk
menjadi dokter, setidaknya menurut Lucy. Lucy bertemu dengannya waktu di atas pergelangan
tangannya tumbuh benjolan. Ia gelisah karenanya selama beberapa hari, lalu pada suatu pagi
mengunjungi ruang praktik
dokter hotel. Dua gadis pengiring penyanyi ada di ruang tunggu, asyik bergosip.
Mereka memiliki kecantikan dan rambut pirang yang selalu menyebabkan Lucy iri. Mereka benar-
benar secantik bidadari. Tapi salah seorang gadis berkata, "Aku bersumpah kalau diberi obat
lagi aku akan berhenti berdansa." Sewaktu Dr. Segal membuka pintu kamar praktik untuk meminta salah seorang gadis
panggung masuk, Lucy tergoda pergi, dan pasti akan pergi kalau tidak ada hal lain yang
lebih pribadi dan lebih serius. Dr. Segal mengenakan celana panjang dan kemeja terbuka. Kacamata
berbingkai tanduk membantu menaikkan nilainya dan sikapnya tenang terkendali, tapi kesan yang
diberikannya tidak formal. Dan seperti orang-orang yang pada dasarnya kuno, Lucy tidak percaya
pengobatan dan ketidakresmian bisa dipadukan.
Sewaktu akhirnya Lucy masuk ke ruang praktik, ada sesuatu yang meyakinkan dalam
sikap Dr. Segal sehingga semua kecurigaannya lenyap. Dr. Segal nyaris tidak berbicara tapi ia
tidak tergesa-gesa, semua dilakukannya dengan hati-
469 hati. Lucy bertanya mengenai benjolan pada tangannya dan dengan sabar Dr. Segal
menjelaskan benjolan itu hanya pertumbuhan jaringan biasa yang tidak ganas dan tidak perlu
dikhawatirkan. Dr. Segal mengambil buku kedokteran yang tebal dan berkata, "Ulurkan tanganmu."
Lucy memenuhi perintah itu. Dr. Segal tersenyum kepadanya untuk pertama kali.
"Aku tidak keberatan tidak dapat uang operasi," katanya. "Aku akan memukulnya dengan buku
ini dan benjolan itu akan hilang. Mungkin benjolan itu bisa tumbuh lagi tapi kalau kusingkirkan
dengan pembedahan, kau akan kehilangan uang serta harus memakai perban dan segala macam. Oke?"
Lucy tersenyum padanya. Entah kenapa Lucy percaya penuh padanya. "Oke," katanya.
Detik berikutnya ia menjerit sewaktu Dr. Segal memuloilkan buku kedokteran yang berat
itu ke tangannya. Benjolannya jadi rata, nyaris. "Sakit sekali, ya?" tanya Dokter.
"Tidak," jawab Lucy. Ia mengawasi dokter yang tengah mengisi kartu riwayat
pengobatannya itu. "Sudah?" Dr. Segal mengangguk, tidak memerhatikannya lagi. Lucy pergi.
Seminggu kemudian Dr. Segal melihat Lucy di kedai kopi dan duduk di sampingnya
dekat meja panjang. "Bagaimana tanganmu?" tanyanya.
Lucy tersenyum padanya. "Baik," katanya. "Kau memang tidak biasa, tapi sangat
andal." Dr. Segal tersenyum padanya. "Kau tidak mengetahui betapa tidak biasanya aku.
Dan aku tidak mengetahui sekaya apa dirimu. Majalah Sun Vegas baru saja menerbitkan daftar
pemilik poin hotel dan Lucy Mancini menguasai sepuluh poin. Seharusnya aku bertambah kaya karena
benjolan kecil itu." 470 Lucy tidak menjawab, tiba-tiba teringat pada peringatan Tom Hagen. Dr. Segal
tersenyum lagi. "Jangan khawatir, aku tahu yang sebenarnya, kau hanya salah satu boneka. Vegas
penuh dengan boneka. Bagaimana kalau kau menonton salah satu pertunjukan denganku malam ini
dan kutraktir kau makan malam" Aku bahkan akan membelikan keping rolet untukmu."
Lucy agak ragu-ragu. Dr. Segal mendesaknya. Akhirnya Lucy berkata, "Aku ingin
datang tapi aku khawatir kau akan kecewa pada saat malam berakhir. Aku bukan gadis bebas seperti
sebagian besar gadis di Vegas sini."
"Itu sebabnya aku mengajakmu," kata Jules gembira. "Aku ingin istirahat malam
ini." Lucy tersenyum padanya dan berkata agak sedih, "Sejelas itu?" Jules menggeleng
dan Lucy berkata, "Oke, kalau begitu kita makan malam, tapi aku akan membeli keping rolet
sendiri." Mereka pergi makan malam di restoran yang menyajikan pertunjukan dan Jules
membuat Lucy tertawa terus dengan memberitahukan istilah medis untuk berbagai jenis paha dan
payudara; tapi tidak dengan nada mengejek, semua dengan selera humor yang baik. Sesudah itu mereka
bermain rolet bersama dan menang lebih dari dua ratus dolar. Lalu mereka bermobil ke Boulder
Dam di bawah sinar bulan dan Dr. Segal berusaha mengajaknya bercinta. Tapi sewaktu Lucy menolak
sesudah beberapa ciuman, Dr. Segal mengetahui Lucy bersungguh-sungguh dan menghentikan usahanya.
Sekali la gi ia menerima kekalahan dengan lapang dada. "Sudah kukatakan aku tidak mau," tegur
Lucy dengan nada agak bersalah. "Kau pasti merasa sangat terhina kalau aku tidak berusaha," kata Jules. Dan Lucy
tertawa karena itu memang benar. 471 Beberapa bulan berikutnya mereka bersahabat akrab. Hubungan mereka bukan
berdasarkan cinta karena mereka tidak pernah bercinta, Lucy tidak pernah memberinya peluang. Lucy
mengetahui Jules bingung dengan penolakannya tapi tidak sakit hati seperti pria pada umumnya dan
itu membuat Lucy semakin memercayai dirinya. Lucy mengetahui di balik penampilan luarnya sebagai
dokter ia pria yang suka bersenang-senang dan pantang mundur. Setiap akhir pekan Jules
mengendarai mobil sport MG miliknya di balap mobil California. Kalau libur panjang, ia pergi ke
pedalaman Meksiko, daerah
yang benar-benar masih liar, katanya kepada Lucy, tempat orang asing dibunuh
hanya untuk mendapatkan sepatunya dan kehidupan di sana seprimitif seribu tahun yang lalu.
Secara tidak sengaja Lucy mengetahui Jules dulu dokter bedah dan memiliki hubungan dengan rumah sakit
terkenal di New York. Semua ini semakin membingungkan Lucy soal mengapa Jules menerima pekerjaan di
hotel ini. Sewaktu ia menanyakannya, Jules menjawab, "Ceritakan rahasiamu padaku, akan
kuceritakan rahasiaku." Wajah Lucy memerah dan ia tidak melanjutkan masalah itu. Jules juga tidak
mengejarnya dan hubungan mereka berlanjut, hubungan persahabatan yang hangat dan disukai Lucy
lebih daripada yang disadarinya. Sekarang, sewaktu duduk di tepi kolam renang dengan kepala Jules yang berambut
pirang di pangkuannya, Lucy merasakan kasih sayang yang besar pada pria itu. Pangkal paha
terasa sakit dan tanpa sadar jemarinya mengelus-elus leher Jules. Tampaknya Jules tidur dan tidak
sadar, sementara Lucy bergairah hanya karena menyentuh pria itu. Tiba-tiba Jules mengangkat
kepala dari pangkuan Lucy dan berdiri. Ia memegang tangan Lucy dan membimbingnya melewati lapangan rumput ke jalan setapak
dari semen. Lucy mengikutinya dengan patuh bahkan sewaktu Jules membimbingnya ke salah satu
pondok yang merupakan tempat tinggal pribadinya. Setelah mereka berada di dalam, Jules
membuat minuman dalam gelas-gelas besar untuk mereka berdua. Sesudah merasakan sinar matahari
yang tetik dan pikirannya sendiri yang dipenuhi gairah, minuman itu naik ke kepala Lucy dan
menyebabkan ia pusing. Lalu Jules memeluknya, dan tubuh mereka yang telanjang, hanya mengenakan
pakaian renang minim, saling menekan. Lucy menggumam, "Jangan," tapi tidak ada ketegasan dalam
suaranya dan Jules tidak memedulikannya. Dengan cepat Jules menanggalkan bagian atas pakaian
renang Lucy sehingga bisa membelai payudara Lucy yang besar, menciuminya, lalu membuka
celana renang Lucy. Sambil melakukannya, Jules tidak berhenti menciumi tubuh, perut, dan bagian
dalam pahanya. Jules menegakkan tubuh, melepas celana renangnya sendiri, dan memeluk Lucy, lalu,
sambil berpelukan dalam keadaan telanjang, mereka berbaring di tempat tidur dan Lucy bisa
merasakan Jules memasukinya, dan itu sudah cukup baginya. Hanya dengan sedikit sentuhan, ia
mencapai klimaks, dan beberapa detik kemudian Lucy bisa mengetahui dari gerakan tubuh Jules bahwa pria
itu keheranan. Lucy sangat malu, seperti sebelum mengenal Sonny. Tapi Jules mendorong tubuhnya
ke tepi ranjang, mengatur kakinya, dan Lucy membiarkan ia mengendalikan tubuh dan tangan serta
kakinya, lalu memasuki Lucy sekali lagi sambil menciuminya. Kali ini Lucy bisa merasakannya,
tapi yang lebih penting lagi ia mengetahui ada yang dirasakan Jules dan pria itu mencapai
klimaks. Sesudah Jules berguling dari tubuhnya, Lucy bergelung di sudut ranjang dan mulai
menangis. Ia begitu malu. Lalu ia 472 473 heran mendengar Jules tertawa dan berkata, "Kau gadis Italia yang malang, jadi
itu sebabnya kau menolakku selama berbulan-bulan ini" Dasar bodoh." Ia mengatakan "dasar bodoh"
dengan keramahan penuh kasih sayang sehingga Lucy berbalik menghadapinya. Jules memeluk
tubuhnya yang telanjang, merapatkannya ke tubuhnya sendiri, dan berkata, "Kau gadis abad
pertengahan, kau benarbenar gadis dari abad pertengahan." Tapi suaranya
menenangkan sementara Lucy terus menangis.
Jules menyulut sebatang rokok dan menyelipkannya ke mulut Lucy sehingga Lucy
tercekik asap dan berhenti menangis. "Sekarang dengarkan aku," kata Jules. "Kalau kau dibesarkan
secara modern dengan kebudayaan keluarga abad kedua puluh, masalahmu pasti bisa dipecahkan
bertahun-tahun yang lalu. Sekarang akan kukatakan apa masalahmu: masalahmu bukan tampang buruk,
kulit yang jelek, atau mata sipit yang tidak bisa diatasi dengan operasi plastik. Masalahmu
seperti kutil atau benjolan
pada dagu, atau telinga yang salah bentuk. Jangan dipikirkan bahwa kau punya
kotak besar yang tidak disukai pria mana pun karena tidak cukup menyentuh kejantanannya. Masalah yang
The God Father Sang Godfather Karya Mario Puzo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
kaumiliki ini adalah kelainan bentuk pada pelvis yang disebut para ahli bedah sebagai
pelemahan dasar pelvis. Hal
tersebut biasanya terjadi setelah melahirkan anak tapi mungkin juga karena
struktur tulang. Itu merupakan kondisi biasa dan banyak wanita hidup sengsara karenanya padahal
operasi sederhana bisa memperbaikinya. Beberapa wanita bahkan sampai bunuh diri. Tapi aku tidak pernah
mengira kau punya kondisi itu karena tubuhmu demikian indah. Kupikir karena kondisi
psikologis, sebab aku tahu
riwayatmu, kau menceritakannya padaku begitu sering, kau dan Sonny. Tapi
baiklah, kau akan kuperiksa secara menyeluruh dan aku
474 bisa mengatakan dengan tepat berapa banyak pekerjaan yang harus dilakukan.
Sekarang pergilah mandi." Lucy masuk kamar mandi dan menggunakan pancuran. Dengan sabar dan sambil
menghadapi protes Lucy, Jules menyuruhnya berbaring di tempat tidur, dengan kaki mengangkang.
Jules memiliki satu tas doktet lagi di apartemennya dan tas itu terbuka. Ia juga punya meja kaca di
sisi tempat tidur yang berisi beberapa peralatan kedokteran lain. Sekarang Jules serius sekali,
memeriksanya, memasukkan jari, dan menggerakkannya ke sana kemari. Lucy mulai merasa terhina ketika Jules
mencium pusarnya dan berkata, hampir seperti tak sadar, "Untuk pertama kalinya aku menikmati
pekerjaanku." Kemudian ia membalik tubuh Lucy dan memasukkan satu jari ke rektumnya, meraba
sekelilingnya, tapi tangannya yang satu lagi membelai leher Lucy dengan penuh kasih sayang.
Setelah selesai, Jules menelentangkan tubuh Lucy kembali, mencium bibirnya dengan lembut, dan berkata,
"Sayang, aku akan membentukmu jadi baru di bawah sana, kemudian aku akan mencobanya sendiri.
Yang pertama akan merupakan pengujian medis, aku akan menuliskannya di kertas kerja untuk
jurnal kedokteran resmi." Jules melakukan semuanya dengan kasih sayang dan gembira. Begitu jelas bahwa ia
menyayangi Lucy, sehingga Lucy bisa mengatasi rasa malu. Ia bahkan menurunkan sebuah buku
kedokteran dari rak buku untuk memperlihatkan kasus seperti yang dialaminya dan prosedur medis
untuk memperbaikinya. Lucy ternyata cukup tertarik.
"Tindakan ini untuk kesehatan juga," kata Jules. "Kalau kondisimu tidak
diperbaiki, kau akan mendapat banyak masalah di kemudian hari. Struktur itu makin lama akan makin
lemah kalau tidak diperbaiki dengan operasi. Sayang sekali orang-orang kuno menyebabkan banyak
dokter keliru tidak bisa membuat diagnosis yang benar dan memperbaiki kondisinya, dan banyak
wanita tidak mau terang-terangan mengemukakan keluhan tentang hal itu." "Jangan bicarakan, tolong berhentilah
membicarakannya," kata Lucy. Jules bisa melihat Lucy masih sangat malu karena rahasianya, malu karena
"cacatnya yang buruk".
Walaupun menurut pikirannya yang berlatar belakang medis ini merupakan ke-
tolololan besar, ia cukup sensitif untuk memahami perasaan Lucy. Ia juga jadi kembali berusaha
membuat Lucy merasa lebih baik. "Oke, sekarang aku sudah tahu rahasiamu dan aku akan menceritakan rahasiaku,"
kata Jules. "Kau selalu menanyakan padaku apa yang kulakukan di kota kecil ini, padahal aku salah
satu ahli bedah paling muda dan cemerlang di Timur." Jules menyindir laporan beberapa surat
kabar mengenai dirinya. "Sebenarnya aku pendukung aborsi, yang sesungguhnya tidak terlalu
buruk, seperti separo profesi medis, tapi aku ketahuan. Aku punya teman, dokter bernama Kennedy. Kami
berpraktik bersama, ia benar-benar orang yang lurus, tapi ia mengatakan akan menolongku.
Aku tahu Tom Hagen telah mengatakan kepadanya kalau ia memerlukan pertolongan menyangkut apa saja,
Keluarga Corleone berutang budi padanya. Maka ia bicara dengan Hagen. Tahu-tahu tuduhan
terhadap diriku dicabut, tapi Asosiasi Medis dan pihak berwenang Timur memasukkan namaku ke
daftar hitam. Maka Keluarga Corleone memberiku pekerjaan ini di sini. Gadis-gadis panggung itu
selalu mengalami "kecelakaan" dan menggugurkan kandungan mereka merupakan pekerjaan paling mudah
di dunia kalau mereka segera datang padaku. Aku menguret mereka seperti kau membersihkan
penggorengan. Freddie Corleone benar-benar
momok bagi mereka. Menurut hitunganku saja, ia sudah menghamili lima belas gadis
selama aku di sini. Dengan serius aku mempertimbangkan untuk mengajaknya bicara tentang seks
seperti bapak dan anak. Terutama karena aku sudah tiga kali mengobati penyakit raja singanya dan
sekali untuk sipilis. Freddie benar-benar penunggang kuda tanpa pelana."
Jules berhenti bicara. Ia sengaja membocorkan rahasia itu, yang tidak pernah
dilakukannya, supaya Lucy tahu bahwa orang lain, termasuk seseorang yang dikenalnya dan agak
ditakutinya seperti Freddie
Corleone, juga punya rahasia yang memalukan.
"Anggaplah bagian itu sekeping plastik di dalam tubuhmu yang sudah kehilangan
kelenturannya," kata
Jules. "Dengan memotongnya sedikit, aku akan membuatnya lebih kencang, lebih
elastis." "Aku akan memikirkannya," kata Lucy, tapi ia yakin akan melakukannya, ia menaruh
kepercayaan penuh pada Jules. "Berapa biaya yang diperlukan?"
Jules mengerutkan kening. "Di sini aku tidak punya fasilitas untuk pembedahan
seperti itu dan aku bukan ahlinya. Tapi aku punya teman di Los Angeles yang paling jago di bidang
itu dan punya fasilitas di rumah sakit terbaik. Bahkan dialah yang mengencangkan semua bintang
film, setelah nyonya-nyonya itu mengetahui bahwa mengoperasi muka dan payudara mereka saja
bukan jawaban yang cukup untuk membuat pria mencintai mereka. Ia berutang budi padaku, jadi
ini tidak akan memerlukan biaya apa pun. Aku melakukan aborsi untuknya. Dengar, kalau ini tidak
melanggar etika, aku bisa menyebutkan padamu nama-nama ratu seks layar putih yang pernah
menjalani operasi." Lucy seketika tertarik "Ah, ayolah, katakan padaku," katanya. "Ayolah." Ini akan
menjadi bahan gosip yang menyenangkan dan salah satu kebaikan Jules adalah ia tidak pernah
mengejeknya karena suka bergosip. "Akan kuceritakan padamu kalau kau mau makan malam bersamaku dan tidur
denganku," kata Jules.
"Kita harus mengejar banyak ketertinggalan karena kebodohanmu."
Lucy merasakan kasih sayang yang sangat besar padanya karena begitu baik hati
dan ia bisa mengatakan, "Kau tidak harus tidur denganku, kau tahu kau tidak akan
menikmatinya karena kondisiku sekarang ini."
Jules tertawa terbahak-bahak. "Kau benar-benar bodoh. Apakah kau tidak pernah
mendengar cara lain untuk bercinta, yang jauh lebih kuno, jauh lebih beradab" Apakah kau benar-benar
sepolos itu?" "Oh,
itu," kata Lucy. "Oh, itu," Jules menirukannya. "Gadis baik-baik tidak melakukannya, dan pria
jantan tidak melakukannya. Bahkan pada tahun 1948. Nah, Sayang, aku bisa membawamu ke rumah
seorang wanita tua di Las Vegas sini, germo paling muda di rumah bordil paling populer
ketika daerah barat masih liar, tahun 1880, kurasa. Ia senang berbicara mengenai masa lalu. Kau tahu
apa yang diceritakannya padaku" Bahwa para jago tembak, para koboi yang mahir main pistol
dan jantan, selalu minta layanan 'Prancis' pada gadis-gadis, yaitu apa yang disebut fellatio dalam
istilah kedokteran, dan kau menyebutnya 'oh, itu'. Kau pernah berpikir untuk melakukan 'oh, itu' dengan
kekasihmu Sonny?" Untuk pertama kalinya Lucy benar-benar mengejutkan Jules. Ia memperlihatkan pada
Jules apa yang hanya bisa dianggap pria itu sebagai senyum Monalisa (pikiran ilmiahnya kontan
bertanya, mungkinkah ini pemecahan misteri yang
sudah berusia berabad-abad tersebut") dan berkata pelan, "Aku melakukan
segalanya dengan Sonny.".
Itu pertama kalinya ia mengakui sesuatu seperti itu pada orang lain.
Dua minggu kemudian Jules Segal berdiri di ruang operasi rumah sakit Los Angeles
dan mengamati sahabatnya Dr. Frederick Kellner melakukan operasi spesialnya. Sebelum Lucy
dibius, Jules membungkuk dan berbisik, "Aku sudah mengatakan padanya bahwa kau gadis
istimewaku, jadi ia akan membuat dinding yang benar-benar kencang." Tapi tablet yang tadi diminum
Lucy membuatnya lemas dan ia tidak tertawa atau tersenyum. Gurauan Jules itu tidak menghilangkan
kengeriannya terhadap operasi. Dr. Kellner membuat sayatan dengan penuh keyakinan, seperti pemain biliar jagoan
melakukan sodokan yang mudah. Teknik pembedahan untuk memperkuat dasar tulang panggul
membutuhkan tercapainya dua hal. Otot panggul musculofibriuos harus diperpendek agar
kekenduran bisa diatasi. Dan tentu saja mulut vagina, titik kelemahan dasar pelvis itu sendiri, harus
ditarik ke depan, ditempatkan di bawah lengkungan pubis sehingga terbebas dari tekanan langsung di
atasnya. Memperbaiki elastisitas tulang panggul disebut perineorrhaphy. Sedangkan
menjahit dinding vagina disebut colporrhaphy. <*9>if
Jules melihat Dr. Kellner sekarang bekerja dengan hati-hati, bahaya besar dalam
pemotongan adalah kemungkinan mengiris terlalu dalam dan mengenai rektum. Sebenarnya ini tidak
rumit, Jules sendiri sudah melihat semua hasil tes dan rontgen. Sebetulnya tidak ada yang bisa salah,
tapi dalam pembedahan kemungkinan salah selalu ada.
Kellner menangani otot diafragma, menggunakan forcep T untuk menahan bibir
vagina sehingga otot ani dan fasei yang membentuk dinding vagina terlihat jelas. Jari Kellner
479 yang terbungkus sarung tangan mendorong ke sampng jaringan penghubung yang
kendur. Mata Jules terus mengawasi dinding vagina untuk melihat munculnya urat-urat darah, yang
mengisyaratkan bahaya terlukanya rektum. Tapi Kellner sangat menguasai bidangnya. Ia membentuk
dinding baru semudah tukang kayu memaku balok-balok dua kali empat.
Kellner sekarang merapikan kelebihan dinding vagina dengan menjahitnya,
memastikan tidak terbentuk tonjolan yang mengganggu. Kellner mencoba memasukkan tiga jari ke
mulut yang sudah dipersempit itu, kemudian dua jari. Ia hanya berhasil memasukkan dua jari,
memasukkannya dalamdalam, dan sesaat ia memandang Jules, matanya yang biru di
atas masker operasi berkedip-kedip
seakan menanyakan apakah lubang sebesar itu sudah cukup sempit. Lalu ia kembali
sibuk menjahit. Semuanya pun selesai. Mereka mendorong ranjang Lucy ke ruang pemulihan dan Jules
berbicara dengan Dr. Kellner. Kellner tampak gembira, pertanda terbaik bahwa segala
sesuatunya berjalan lancar. "Sama sekali tidak rumit, my boy" katanya pada Jules. "Tidak ada yang
tumbuh di sana, kasus yang sangat sederhana. Ia memiliki otot tubuh yang sangat bagus dan sekarang
dalam kondisi puncak untuk kesenangan dan permainan. Aku iri padamu, my boy. Tentu saja kau harus
menunggu beberapa waktu, tapi sesudah itu kujamin kau akan menyukai hasil karyaku."
Jules tertawa. "Kau benar-benar Pygmalion, Dokter. Sungguh, kau hebat sekali."
Dr. Kellner mendengus. "Itu semua permainan anak-anak, seperti aborsi yang
kaulakukan. Kalau saja masyarakat mau bersikap realistis, orang-orang seperti kau dan aku, yang benar-
benar berbakat, bisa melakukan karya yang pen-
480 ting dan meninggalkan pekerjaan seperti ini untuk tukang jagal. Oh ya, aku akan
mengirim seorang gadis padamu minggu depan, gadis yang manis sekali, tampaknya gadis seperti itu
selalu mengalami 'kecelakaan'. Itu akan membuat kita impas untuk pekerjaan yang kulakukan hari
ini." Jules menjabat tangannya. "Terima kasih, Dokter. Datanglah ke tempatku kapan
saja dan akan kuusahakan kau mendapat seluruh fasilitas hotel."
Kellner tersenyum masam padanya. "Aku berjudi tiap hari, aku tidak memerlukan
roda rolet dan meja pokermu. Aku sudah terlalu sering berjudi dengan nasib. Kau hanya membuang-buang
waktu di sana, Jules. Dua tahun lagi di sana, maka kau boleh melupakan operasi serius.
Kemampuanmu akan menurun." Ia berbalik.
The God Father Sang Godfather Karya Mario Puzo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Jules mengetahui kata-kata itu tidak dimaksudkan sebagai teguran, hanya
peringatan. Sekalipun begitu, perasaannya tersinggung juga. Karena Lucy baru akan meninggalkan ruang
pemulihan dua belas jam lagi, ia pergi ke kota untuk mabuk-mabukan. Sebagian penyebabnya
adalah karena lega segala sesuatu soal Lucy berjalan lancar.
Keesokan paginya ketika mengunjungi Lucy di rumah sakit, Jules terkejut melihat
dua pria berada di sisi tempat tidur Lucy dan bunga memenuhi kamarnya. Lucy duduk menyandar ke
bantal, wajahnya berseri-seri. Jules heran karena Lucy sudah putus hubungan dengan keluarganya
dan melarangnya memberitahu mereka kecuali kalau ada yang tidak beres. Tentu saja Freddie
Corleone tahu ia masuk rumah sakit untuk operasi ringan. Itu perlu supaya mereka berdua bisa mendapat
liburan, dan Freddie telah mengatakan pada Jules bahwa semua tagihan Lucy akan dibayar sepenuhnya
oleh pihak hotel. 481 Lucy memperkenalkan mereka dan salah seorang di antara mereka langsung dikenali
Jules. Johnny Fontane yang terkenal. Yang satu lagi pria Italia berbadan tinggi besar dan
berotot bernama Nino Valenti. Mereka berdua berjabat tangan dengannya kemudian tidak memerhatikannya
lagi. Mereka bergurau dengan Lucy, membicarakan lingkungan lama di New York, orang-orang dan
peristiwa yang tidak ada hubungannya dengan Jules. Maka ia berkata pada Lucy, "Aku akan datang
lagi nanti, aku harus menemui Dr. Kellner dulu."
Tapi Johnny Fontane mengarahkan pesonanya padanya. "Hai, Kawan, kami sendiri
juga harus pergi, kautemani Lucy dulu. Jaga ia baik-baik, Dok." Jules menyadari suara parau Johnny
Fontane dan tibatiba teringat bahwa orang itu sudah lebih dari setahun tidak
lagi menyanyi di depan umum, dan bahwa
ia memperoleh Oscar untuk aktingnya. Mungkinkah suara orang itu berubah di usia
setua ini dan surat kabar merahasiakannya, setiap orang merahasiakannya" Jules menyukai gosip orang
dalam dan terus mendengarkan suara Fontane dengan cermat untuk mendiagnosis kesulitannya.
Mungkin hanya karena ketegangan biasa, atau terlalu banyak merokok dan minum minuman keras, atau
bahkan terlalu banyak main perempuan. Suaranya bergetar buruk, dan ia tidak bisa lagi disebut penyanyi
bersuara merdu. "Kedengarannya kau seperti terserang flu," kata Jules pada Johnny Fontane.
Fontane berkata sopan, "Hanya sedikit tegang, aku mencoba menyanyi semalam.
Kurasa aku hanya tidak bisa menerima kenyataan bahwa suaraku berubah, semakin tua, kau tahu." Ia
nyengir tak acuh pada Jules, g Jules berkata sambil lalu, "Kau tidak memeriksakannya ke dokter"
Mungkin itu bisa disembuhkan." Fontane sekarang tidak begitu memesona lagi. Ia lama menatap Jules dengan
dingin. "Itu yang pertama kali kulakukan dua tahun yang lalu. Spesialis-spesialis terbaik.
Dokterku sendiri, yang katanya paling top di California sini. Mereka menyuruhku banyak beristirahat.
Tidak ada yang tak beres, hanya aku sudah semakin tua. Suara orang berubah kalau ia semakin tua."
Fontane tidak mengacuhkannya lagi sesudah itu, menujukan perhatian pada Lucy,
memesonanya sebagaimana ia memesona semua wanita. Jules terus mendengarkan suaranya. Pasti
ada yang tumbuh di pita suaranya. Tapi kenapa dokter spesialis tidak menemukannya" Apa yang
tumbuh itu ganas dan tidak bisa dioperasi" Kalau begitu ada masalah lain.
Ia menyela Fontane dengan bertanya, "Kapan terakhir kali kau diperiksa dokter
spesialis?" Fontane tampak jengkel sekali tapi berusaha bersikap sopan demi Lucy. "Kira-kira
delapan belas bulan yang lalu," katanya.
"Apa doktermu sendiri juga sesekali memeriksa?" tanya Jules.
"Tentu saja," jawab Johnny jengkel. "Ia memberiku obat semprot kodein dan
memeriksaku. Ia mengatakan padaku itu hanya suara yang menua, karena minum, merokok, dan segala
sesuatu lainnya. Mungkin kau lebih tahu daripada dirinya?"
Jules bertanya, "Siapa namanya?"
Fontane berkata dengan nada agak bangga, "Tucker, Dr. James Tucker. Bagaimana
pendapatmu mengenai dirinya?" Nama itu tidak asing lagi, dihubungkan dengan bintang-bintang film, wanita, dan
sebuah pusat kesehatan yang mahal. "Pakaiannya selalu rapi," kata Jules sambil tersenyum. Fontane sekarang marah.
"Menurutmu kau dokter yang lebih baik daripada dia?"
Jules tertawa. "Apa kau penyanyi yang lebih baik daripada Carmen Lombardo?" Ia
terkejut waktu Nino Valenti tertawa, sampai membentur-benturkan kepala ke kursi. Leluconnya
tidak selucu itu. Lalu di antara suara tawa terbahak-bahak itu ia mencium bau bourbon dan mengetahui
bahwa sepagi ini pun Valenti, siapa pun dia, sudah setengah mabuk.
Fontane nyengir pada temannya. "Hei, kau seharusnya tertawa mendengar leluconku,
bukan lelucon dia." Sementara itu Lucy mengulurkan tangan kepada Jules dan menariknya ke
samping ranjang. "Ia tampak seperti gelandangan, tapi sebenarnya ia dokter bedah yang andal,"
Lucy memberitahu mereka. "Kalau ia mengatakan dirinya lebih baik daripada Dr. Tucker, ia lebih
baik daripada Dr. Tucker. Dengarkan kata-katanya, Johnny."
Perawat datang dan memberitahu mereka bahwa mereka harus pergi. Dokter akan
memeriksa Lucy dan memerlukan privasi. Jules geli melihat Lucy membuang muka sewaktu Johnny
Fontane dan Nino Valenti menciumnya sehingga mereka hanya mengenai pipi, bukan bibirnya, tapi
tampaknya mereka telah menduga hal itu. Lucy membiarkan Jules mencium bibirnya dan berbisik,
"Kembalilah nanti malam ya?" Jules mengangguk.
Di luar, sesudah mereka tiba di koridor, Valenti bertanya pada Jules, "Untuk apa
operasi itu" Apa kasusnya gawat?" Jules menggeleng. "Hanya sedikit kelainan pada organ kewanitaannya. Cuma operasi
rutin, percayalah. Aku lebih berkepentingan daripada kalian, aku berharap akan menikahi
gadis itu." Mereka memandangnya dengan tatapan menilai dan Jules bertanya, "Bagaimana kalian
bisa mengetahui ia masuk rumah sakit?"
"Freddie menelepon kami dan meminta kami mengunjunginya," kata Fontane. "Kami
semua dibesarkan dalam lingkungan yang sama. Lucy menjadi pengiring pengantin sewaktu
adik perempuan Freddie menikah." "Oh," kata Jules. Ia tidak memberitahu mereka bahwa ia tahu segalanya, mungkin
karena mereka begitu ingin melindungi Lucy dan hubungannya dengan Sonny.
Sementara mereka menyusuri koridor, Jules berkata pada Fontane, "Aku punya hak
istimewa sebagai dokter tamu di sini, bagaimana kalau kuperiksa tenggorokanmu?" Fontane
menggeleng. "Aku terburuburu." Nino Valenti berkata, "Tenggorokannya bernilai
sejuta dolar, ia tidak mengizinkan dokter
murah memeriksanya." Jules melihat Valenti tersenyum padanya, jelas sekali
Valenti berpihak padanya. Jules berkata riang, "Aku bukan-dokter murah. Aku dokter bedah muda dan ahli
diagnostik yang paling cemerlang di Pantai Timur sampai mereka menjatuhkanku karena perkara
aborsi." Sebagaimana yang sudah diduga Jules, ucapannya itu menyebabkan mereka
memandangnya dengan serius. Dengan mengakui kejahatannya, ia membuat pengakuannya tentang tingginya
kompetensinya lebih meyakinkan. Valenti yang pulih terlebih dulu. "Kalau Johnny tidak bisa
menggunakan keahlianmu, aku punya teman wanita yang perlu kauperiksa, sekalipun bukan
tenggorokannya." Fontane bertanya gelisah, "Berapa lama waktu yang kaubutuhkan?"
"Sepuluh menit," jawab Jules. Ia bohong, tapi ia memang
tidak keberatan membohongi orang. Bicara jujur dan pengobatan tidak seiring,
kecuali dalam keadaan darurat. Itu pun kadang-kadang.
"Oke," kata Fontane. Suaranya lebih kasar, lebih serak, karena ketakutan.
Jules merekrut seorang perawat dan meminjam ruang konsultasi. Ruangan itu tidak
memiliki semua perlengkapan yang diperlukan, tapi sudah mencukupi. Dalam waktu kurang dari
sepuluh menit ia mengetahui ada jaringan tumbuh pada pita suara Johnny Fontane, mudah. Tucker,
dokter bajingan tak kompeten dari Hollywood itu, seharusnya bisa menemukannya. Ya Tuhan, mungkin
orang itu bahkan tak memiliki izin praktik, atau kalau memang memilikinya, mungkin sudah dicabut.
Jules sekarang tidak memerhatikan kedua orang itu lagi. Ia mengangkat telepon dan minta
spesialis THT rumah sakit
agar datang menemuinya. Lalu ia berbalik dan berkata pada Nino Valenti, "Kurasa
kau akan menunggu lama, sebaiknya kau pergi saja."
Fontane memandangnya dengan tatapan tidak percaya. "Keparat, kaupikir kau bisa
menahanku di sini" Menurutmu kau bisa mengobrak-abrik tenggorokanku?"
Jules, dengan perasaan gembira yang melebihi dugaannya, berkata terus terang
padanya, "Kau boleh berbuat sesukamu," katanya. "Ada semacam jaringan tumbuh di pita suaramu, di
larynx. Kalau kau tinggal di sini beberapa jam lagi, kita bisa menentukan apakah jaringan itu
ganas atau tidak. Kita bisa
menentukan kau membutuhkan pembedahan atau perawatan. Aku bisa mengungkapkan
semuanya padamu. Aku bisa memberimu nama spesialis paling top di Amerika dan kau bisa
mendatangkannya malam ini dengan pesawat terbang, berkat uangmu, kalau kurasa perlu. Tapi kau
juga bisa meninggalkan tempat ini dan menemui temanmu si
AQ6. dokter gadungan itu atau berkeringat dingin sementara kau mempertimbangkan
menemui dokter lain, atau direferensikan kepada seseorang yang tidak andal. Jadi kalau jaringan
tumbuh itu ganas dan cukup besar, mereka akan memotong seluruh larynx dan kau bakal mati. Atau kau
akan gelisah selamanya. Tinggallah di sini bersamaku dan kita bisa membereskan masalah ini
dalam waktu beberapa jam. Ada acara lain yang lebih penting bagimu?"
Valenti berkata, "Kita tinggal di sini dulu saja, Johnny, persetan dengan yang
lain. Aku akan ke ujung koridor dan menelepon studio. Aku bahkan tidak akan mengatakan apa pun pada
mereka, hanya bahwa kita tertahan di sini, dan sesudah itu aku akan kembali kemari untuk
menemanimu." Ternyata sore itu menjadi malam yang panjang, tapi ada hasilnya. Diagnosis ahli
THT sangat kuat sejauh yang bisa dilihat Jules sesudah rontgen dan analisis sapuan. Ketika dalam
proses pemeriksaan, Johnny Fontane, mulurnya penuh iodin, muntah di atas gulungan perban yang
dijejalkan ke mulutnya, meminta pemeriksaan dihentikan. Nino Valenti memegang bahunya dan mendorongnya
kembali ke kursi. Setelah pemeriksaan selesai, Jules tersenyum pada Fontane dan berkata,
"Kutil." Fontane tidak mengerti. Jules mengatakannya lagi. "Hanya kutil. Kita bisa
memotongnya dengan mudah. Beberapa bulan lagi kau akan sembuh total."
Valenti berteriak tapi Fontane masih mengernyit. "Bagaimana kalau nanti aku
menyanyi lagi, bagaimana pengaruhnya pada suaraku?"
Jules mengangkat bahu. "Tidak ada jaminan. Tapi karena sekarang pun kau tidak
bisa menyanyi, apa bedanya?" Fontane memandangnya jengkel. "Nak, kau tidak mengetahui apa yang kaubicarakan.
Kau bersikap seakan-akan memberiku kabar baik, padahal yang kaukatakan padaku adalah aku mungkin tidak
bisa menyanyi lagi. Benarkah itu, mungkinkah aku tidak bisa menyanyi lagi?"
Akhirnya Jules jengkel. Ia melakukan operasi seperti layaknya dokter dan ia
senang melakukannya. Ia ingin menolong keparat ini tapi si keparat malah bersikap seakan ia melakukan
kejahatan. Jules berkata dingin, "Dengar, Mr. Fontane, aku dokter medis dan kau bisa memanggilku
Dokter, bukan Nak. Dan aku sudah memberimu kabar yang baik sekali. Waktu membawamu kemari, aku
yakin ada jaringan tumbuh yang ganas dalam larynx-m\i yang menyebabkan seluruh pita
suaramu harus dipotong. Atau jaringan tumbuh itu bisa membunuhmu. Aku sempat khawatir harus
memberitahumu bahwa kau akan mati. Dan aku senang sekali sewaktu bisa mengatakan 'kutil'.
Sebab nyanyianmu memberiku begitu banyak kesenangan, membantuku merayu gadis-gadis sewaktu aku
masih muda, dan kau benar-benar seniman. Tapi kau juga pria yang sangat manja. Apa karena
kau Johnny Fontane maka kau tidak bisa kena kanker" Atau tumor otak yang tidak bisa dioperasi" Atau
gangguan jantung"
The God Father Sang Godfather Karya Mario Puzo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Apa menurutmu kau tidak bisa mati" Well, hidup ini bukan hanya terdiri atas
musik yang merdu di telinga. Kalau kau ingin melihat masalah yang sesungguhnya, susuri rumah sakit
ini, kau pasti bakal menyanyikan lagu cinta mengenai kutil. Jadi hentikan semua omong kosong ini dan
laksanakan saja apa yang harus kaulakukan. Dokter sahabatmu yang hebat itu bisa mendapatkan ahli
bedah yang baik, tapi kalau ia mencoba memasukkanmu ke ruang operasi, kusarankan kau
melaporkannya pada polisi
karena melakukan percobaan pembunuhan."
Jules mulai melangkah ke luar ruangan sewaktu Valenti berkata, "Bagus, Dok, biar
tahu rasa dia." Jules berbalik dan berkata, "Kau selalu mabuk sebelum
tengah hari?" Valenti berkata, "Tentu," dan tersenyum padanya begitu riang sehingga Jules
berkata lebih lembut daripada yang diinginkannya, "kau harus tahu kau akan mati lima tahun lagi kalau
mempertahankan kebiasaanmu itu." Valenti menghampiri Jules dengan langkah-langkah seperti orang menari. Ia
memeluk Jules, napasnya berbau minuman keras. Ia tertawa sangat keras. "Lima tahun?" tanyanya sambil
terus tertawa. "Apakah akan selama itu?"
Sebulan sesudah operasi, Lucy Mancini duduk di tepi kolam renang hotel Vegas,
satu tangan memegang gelas koktail, dan tangan lainnya mengelus-elus kepala Jules di
pangkuannya. "Kau tidak harus membangkitkan keberanianmu," kata Jules dengan nada menggoda.
"Aku sudah menyiapkan sampanye yang menunggu kita di kamar."
"Kau yakin tidak apa-apa secepat ini?" tanya Lucy.
"Aku dokter," kata Jules. "Malam ini akan menjadi malam yang istimewa. Apa kau
menyadari bahwa aku akan menjadi dokter bedah pertama sepanjang sejarah kedokteran yang pertama
kali mencoba hasil operasi medisnya" Kau tahu, Sebelum dan Sesudah. Aku akan senang sekali
menulisnya untuk jurnal. Kita lihat, 'walau Sebelum sangat menyenangkan karena alasan psikologis
dan karena kelihaian sang dokter bedah-instruktur, koitus pascaoperasi sangat memuaskan
betul-betul hanya karena alasan neurologis'..."ia terdiam karena Lucy menjambak rambutnya begitu
kuat sehingga ia berteriak kesakitan. Lucy tersenyum padanya, "Kalau kau tidak puas malam ini, aku bisa mengatakan itu
salahmu," katanya. "Aku memberi garansi untuk karyaku. Aku yang merencanakan meskipun Dr. Kellner
yang melakukan pekerjaan kasarnya," kata Jules. "Sekarang mari kita beristirahat, kita
menghadapi malam panjang untuk melakukan riset."
Ketika mereka naik ke suitemereka sekarang hidup bersamaLucy mendapati ada
kejutan yang menunggunya} makan malam yang mewah, dan di samping gelas sampanye ada kotak
berisi cincin pertunangan dengan berlian yang sangat besar.
"Itu untuk menunjukkan padamu sebesar apa keyakinanku terhadap pekerjaanku,"
kata Jules. "Sekarang kita lihat apa kau layak mendapatkannya."
Jules sangat lemah lembut, begitu berhati-hati dengannya. Mula-mula Lucy agak
takut, tersentak menjauhi sentuhan Jules. Tapi setelah ia merasa tenang, tubuhnya merasakan
gairah yang belum pernah dirasakannya. Sesudah mereka melalui yang pertama, Jules berbisik, "Hasil
kerjaku bagus," dan Lucy membalas, "Oh, ya, benar; ya, benar." Dan mereka berdua tertawa bersama
sambil mulai bercinta lagi. Buku Enam Bab 23 Sesudah lima bulan diasingkan di Sisilia, Michael Codeone akhirnya memahami
sifat ayahnya dan takdirnya sendiri. Ia bisa memahami orang-orang seperti Luca Brasi, Caporegime
Clemenza yang tak kenal belas kasihan, kepasrahan dan penerimaan ibunya terhadap perannya sebagai
ibu. Sebab di Sisilia ia bisa melihat akan menjadi apa mereka seandainya memilih tidak
berjuang melawan nasib. Ia
memahami kenapa Don selalu mengatakan bahwa "Setiap orang hanya memiliki satu
takdir." Ia jadi memahami kebencian terhadap pihak berwenang dan pemerintah yang sah, kebencian
pada setiap orang yang melanggar omerta, hukum tutup mulut.
Dengan mengenakan pakaian usang dan topi, Michael dipindah dari kapal yang
merapat di Palermo ke pedalaman Pulau Sisilia, ke jantung provinsi yang dikuasai Mafia, di mana
capomafioso setempat sangat berutang budi pada ayahnya karena suatu kebaikan di masa lalu. Di
provinsi itulah kota Corleone berada, yang namanya dipakai Don sewaktu beremigrasi ke Amerika
bertahun-tahun yang lalu. Tapi di sana sudah tidak ada lagi kerabat Don yang masih hidup. Kaum
wanitanya sudah meninggal karena usia tua. Semua
pria tewas akibat vendetta atau beremigrasi juga, ke Amerika atau Brasilia, atau
ke provinsi lain di Italia daratan. Ia baru mengetahui belakangan bahwa kota yang dilanda kemiskinan
ini memiliki angka pembunuhan tertinggi di dunia.
Michael ditempatkan sebagai tamu di rumah paman bujangan sang capomafioso. Paman
ini, yang umurnya sudah tujuh puluhan, juga dokter wilayah itu. Sang capomafioso adalah
pria berumur hampir enam puluh tahun bernama Don Tommasino dan ia beroperasi sebagai gabbellotto
untuk estate sangat luas milik salah satu keluarga paling terhormat di Sisilia. Gabbellotto, semacam
mandor untuk mengawasi tanah milik orang kaya, juga memastikan agar orang miskin tidak
berusaha merebut tanah yang tidak digarap, tidak berusaha mengganggu tanah itu dengan cara apa pun,
dengan melakukan perburuan gelap di sana atau menanaminya untuk kepentingan sendiri. Singkatnya,
gabbellotto adalah mafioso yang menerima sejumlah uang untuk melindungi tanah milik orang kaya
supaya tidak direbut orang miskin, baik secara legal maupun ilegal. Kalau ada petani miskin mencoba
menggunakan hukum yang mengizinkannya membeli tanah yang tidak digarap, gabbellotto menakut-
nakutinya dengan ancaman penganiayaan atau kematian. Urusannya hanya sesederhana itu.
Don Tommasino juga mengontrol hak penguasaan air di wilayah itu dan memveto
pembangunan bendungan di tempat tersebut oleh pemerintah Roma. Bendungan seperti itu akan
membuyarkan bisnis menguntungkan menjual air dari sumur-sumur artesis yang dikontrolnya, membuat
air jadi terlalu murah, merusak seluruh perekonomian air yang penting, yang dibangun dengan susah
payah selama beratus-ratus tahun. Sekalipun begitu, Don Tommasino kepala Maha yang kuno dan
tidak mau terlibat dalam peredaran narkotika atau pelacuran. Dalam hal ini Don Tommasino berselisih dengan para
kepala Mafia generasi baru yang bermunculan di kota-kota besar seperti Palermo, orang-orang baru yang
dipengaruhi gangster Amerika yang dideportasi ke Italia, yang tidak mengharamkan hal-hal
tersebut. Kepala Mafia ini pria yang sangat gemuk, "pria berperut", dalam pengertian
sebenarnya maupun sekadar ungkapan yang artinya orang yang bisa menimbulkan ketakutan pada diri
orang lain. Dalam perlindungannya, Michael tidak perlu takut pada apa pun, tapi masih dianggap
perlu merahasiakan namanya sebagai pelarian. Karena itu gerak-gerik Michael dibatasi hanya dalam
lingkungan estate yang dikelilingi dinding milik Dr. Taza, paman Don.
Dr. Taza jangkung untuk ukuran orang Sisilia, tingginya nyaris enam kaki, dengan
pipi kemerahan dan rambut seputih salju. Walaupun sudah berusia tujuh puluhan, setiap minggu ia
pergi ke Palermo untuk mengunjungi pelacur-pelacur muda kota itu, makin muda makin baik. Kegemaran Dr.
Taza lainnya adalah membaca. Ia membaca segala hal dan membicarakan apa yang dibacanya dengan
temantemannya yang sekota dengannya, dengan pasiennya para petani yang buta
huruf, dengan penggembala, dan itu menyebabkan ia dianggap tolol. Apa perlunya buku bagi
mereka" Setiap sore Dr. Taza, Don Tommasino, dan Michael duduk-duduk di taman luas penuh
patung marmer yang di pulau itu seperti tumbuh dari tanah dengan cara yang sama ajaibnya
seperti anggur-anggur hitam yang memabukkan. Dr. Taza senang sekali menceritakan kisah Mafia dan aksi
mereka selama berabad-abad, dan pada diri Michael Corleone ia mendapati pendengar yang
terpesona. Ada saat-saat ketika Don Tommasino pun terhanyut oleh lembapnya udara, anggur yang memabukkan,
keindahan dan kenyamanan taman yang sunyi, sehingga ia menceritakan kisah-kisah
pengalamannya sendiri. Sang dokter merupakan legenda, dan Don realitanya.
Di taman antik itu, Michael Corleone mengetahui asal-usul ayahnya. Bahwa kata
"Mafia" aslinya
berarti tempat pengungsian. Kemudian kata itu menjadi nama organisasi rahasia
yang muncul untuk berjuang melawan penguasa yang menghancurkan negeri ini dan penduduknya selama
berabad-abad. Sisilia adalah tanah yang ditindas lebih kejam daripada negara mana pun dalam
sejarah. Para penjajah menyiksa orang kaya maupun miskin. Para tuan tanah dan penguasa Gereja Katolik
berkuasa mudak atas penggembala dan petani. Polisi menjadi alat kekuasaan mereka dan dengan
begitu disamakan dengan mereka. Karena itu, disebut polisi merupakan penghinaan paling buruk yang
bisa dilontarkan orang Sisilia terhadap sesamanya.
Menghadapi kebiadaban kekuasaan mudak ini, rakyat yang menderita belajar untuk
tidak menunjukkan kemarahan dan kebencian karena takut dihancurkan. Mereka belajar
untuk tidak menjadikan diri mereka lemah dengan mengucapkan ancaman apa pun, karena memberi
peringatan seperti itu memastikan pembalasan yang cepat. Mereka belajar bahwa masyarakat
adalah musuh mereka dan dengan begitu kalau ingin mencari keadilan, mereka pergi ke dunia
bawah tanah pemberontak, Mafia. Dan Mafia memastikan kekuasaannya dengan menciptakan hukum
tutup mulut, omerta. Di pedalaman Sisilia, orang asing yang menanyakan arah menuju kota
terdekat tidak akan mendapat jawaban. Dan kejahatan terbesar yang bisa dilakukan anggota Mafia
adalah memberitahu polisi nama orang yang menembak atau melukai dirinya. Omerta menjadi agama
rakyat banyak. Wanita yang suaminya dibunuh tidak akan memberitahu polisi nama pembunuh
suaminya, bahkan juga pembunuh anaknya, pemerkosa putrinya.
Keadilan tidak pernah datang dari penguasa, dan dengan begitu rakyat selalu
menemui Mafia yang bagai Robin Hood. Hingga batas tertentu Mafia masih menjalankan peran ini. Orang
menemui capomafioso setempat untuk meminta bantuan dalam setiap keadaan darurat. Ia
pekerja sosial mereka, kapten distrik mereka yang selalu siap dengan keranjang makanan atau pekerjaan,
pelindung mereka. Tapi apa yang tidak ditambahkan Dr. Taza, apa yang diketahui Michael sendiri
pada bulan-bulan berikutnya, adalah Mafia di Sisilia telah menjadi kaki-tangan ilegal orang kaya,
bahkan polisi rahasia bagi struktur hukum maupun politik. Mafia telah menjadi struktur kapitalis yang
bobrok, antikomunis, antiliberal, memungut pajak sendiri atas setiap bentuk bisnis, tidak peduli
sekecil apa pun. Michael Corleone memahami untuk pertama kalinya kenapa orang-orang seperti
ayahnya lebih suka menjadi pencuri dan pembunuh daripada menjadi anggota masyarakat yang legal.
Kemiskinan, ketakutan, dan kemerosotan terlalu buruk untuk bisa diterima orang yang memiliki
semangat. Dan di Amerika, beberapa orang Sisilia yang beremigrasi beranggapan di sana ada
penguasa yang sama kejamnya. Dr. Taza mengajak Michael ke Palermo dalam kunjungan mingguannya ke rumah
bordil, tapi Michael menolak. Pelariannya ke Sisilia membuatnya tidak bisa mendapatkan perawatan
medis yang seharusnya untuk merawat rahangnya yang patah dan sekarang ia membawa kenang-
kenangan dari Kapten McCluskey di sisi kiri wajahnya. Tulang-belulangnya tersambung kembali
tidak seperti seharusnya dan menyebabkan wajahnya miring, membuatnya tampak cacat kalau
dipandang dari sisi itu. Michael selama ini selalu menyom-bongkan wajahnya yang tampan dan cacatnya
ini menyebabkan ia sangat gundah. Rasa nyeri yang datang dan pergi sama sekali tidak
dipikirkannya. Dr. Taza memberinya pil penghilang rasa sakit. Dr. Taza menawarkan merawat wajahnya
tapi Michael menolak. Ia sudah cukup lama di sana untuk mengetahui bahwa Dr. Taza adalah
The God Father Sang Godfather Karya Mario Puzo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
dokter yang paling buruk di Sisilia. Dr. Taza membaca segala hal kecuali literatur kedokteran, yang
diakuinya sendiri tidak bisa dipahaminya. Ia lulus ujian sekolah kedokteran berkat jasa kepala
Mafia paling berpengaruh di Sisilia, yang berkunjung ke Palermo khusus untuk berbicara dengan para dosen
Taza mengenai nilai-nilai yang harus mereka berikan padanya. Ini juga memperlihatkan betapa
Mafia di Sisilia merupakan kanker bagi masyarakat yang ditempatinya. Kepandaian tidak ada
artinya. Bakat tidak ada artinya. Kerja tidak ada artinya. Profesimu sekadar merupakan hadiah dari
Godfather Mafia. Michael memiliki banyak waktu untuk memikirkan segala sesuatu. Siang hari ia
berjalan-jalan di pedesaan, selalu ditemani dua penggembala yang bekerja di estate Don Tommasino.
Penggembala di pulau itu sering direkrut sebagai pembunuh bayaran Mafia dan melakukan pekerjaan
tersebut sematamata agar mendapat uang untuk bertahan hidup. Michael memikirkan
organisasi ayahnya. Kalau terus
makmur, organisasi itu akan tumbuh menjadi apa yang ada di pulau ini, kanker
yang akan merusak seluruh negara. Sisilia sudah menjadi pulau hantu, kaum prianya beremigrasi ke
negara lain untuk bisa mencari nafkah, atau hanya untuk melarikan diri dari pembunuhan karena menikmati
kebebasan politik dan ekonominya sendiri.
Dalam acara jalan-jalan yang berlangsung lama ini, hal yang paling menarik di
mata Michael adalah keindahan luar biasa daerah ini; ia melalui kebun-kebun jeruk yang membentuk gua
dalam dan teduh dengan air memancur keluar dari moncong ular batu yang diukir pada zaman sebelum
Kristus lahir. Rumah-rumah dibangun seperti vila Romawi kuno, dengan pintu gerbang marmer besar
dan ruanganruangan yang luas, dan kini menjadi puing-puing atau dihuni domba-
domba yang tersesat. Di kaki
langit, bukit-bukit telanjang memantulkan cahaya seperti tulang-tulang putih
yang dagingnya sudah habis dipatuki burung dan menumpuk tinggi. Kebun dan ladang, dengan warna hijau
kemilau, menghiasi pemandangan gurun seperti kalung zamrud gemerlapan. Dan terkadang ia
berjalan-jalan begitu jauh sehingga tiba di kota Corleone, penduduknya yang delapan ribu jiwa
tinggal di rumahrumah yang memenuhi lereng gunung terdekat, dalam pondok-pondok
reyot yang dibuat dari batubatu cadas hitam yang digali dari gunung. Tahun lalu
terjadi lebih dari enam puluh pembunuhan di
Corleone dan rasanya kematian masih menghantui kota. Lebih jauh lagi, tampak
hutan Ficuzza menyela pemandangan dataran rendah yang subur tapi membosankan itu.
Kedua penggembala pengawalnya selalu membawa lupara kalau mengikuti Michael
berjalan-jalan. Senapan tabur Sisilia yang mematikan itu merupakan senjata yang paling disukai
kalangan Mafia. Bahkan kepala polisi yang dikirim Mussolini untuk membersihkan Mafia dari
Sisilia, sebagai langkah pertamanya, memerintahkan meruntuhkan semua dinding batu di Sisilia menjadi
tidak lebih dari satu meter tingginya; hal itu dilakukan agar pembunuh bersenjata lupara tidak bisa
menggunakan dinding batu sebagai tempat persembunyian untuk menyerang. Ini tidak terlalu berhasil
dan menteri kepolisian memecahkan masalah dengan menangkapi setiap orang yang dicurigai sebagai mafioso
dan mengirim mereka ke koloni-koloni kerja paksa.
499 Sesudah Pulau Sisilia dibebaskan tentara Sekutu" pejabat pemerintah militer
Amerika yakin bahwa setiap orang yang dipenjarakan rezim Fasis adalah orang demokrat dan banyak di
antara mafiosi ini yang diangkat menjadi kepala desa atau penerjemah bagi pemerintah militer. Nasib
baik ini memungkinkan Mafia bangkit kembali dan menjadi lebih kuat daripada sebelumnya.
Acara jalan-jalan yang lama, sebotol anggur keras di malam hari dengan seporsi
besar pasta dan daging, membuat Michael bisa tidur. Ada buku-buku dalam bahasa Italia di
perpustakaan Dr. Taza, dan sekalipun Michael berbicara dengan bahasa Italia sehari-hari dan belajar
bahasa itu di perguruan tinggi, membaca buku-buku tersebut membutuhkan banyak waktu dan usaha. Bicaranya
menjadi nyaris tanpa aksen, dan walaupun ia tidak bisa dibilang mirip penduduk asli
distrik ini, orang akan mengira ia orang Italia asing dari ujung utara Italia yang berbatasan dengan
Swiss dan Jerman. Cacat pada sisi kiri wajahnya menyebabkan Michael tampak lebih mirip lagi dengan
penduduk setempat. Itu merupakan cacat yang umum di Sisilia karena kurangnya fasilitas
kesehatan. Luka kecil yang tidak bisa dipulihkan hanya karena tidak adanya uang. Banyak anak kecil,
pria dewasa, menyandang cacat yang di Amerika bisa dipulihkan dengan operasi kecil atau
perawatan medis yang maju. Michael sering memikirkan Kay, memikirkan senyumnya, tubuhnya, dan hatinya
selalu terusik karena meninggalkan kekasihnya begitu saja tanpa separah kata perpisahan. Anehnya,
nuraninya tidak pernah terganggu oleh dua orang yang dibunuhnya; Sollozzo berusaha membunuh ayahnya,
sedangkan Kapten McCluskey membuatnya cacat seumur hidup.
Dr. Taza selalu merecokinya mengenai operasi yang perlu
dilakukan untuk memulihkan wajahnya yang cacat, terutama waktu Michael minta
obat penghilang rasa sakit, rasa sakitnya
makin parah seiring berlalunya waktu, dan makin lama makin sering. Taza
menjelaskan ada saraf wajah di bawah mata yang melebar ke seluruh jaringan saraf. Memang itulah titik
yang paling disukai penyiksa Mafia, yang mencarinya di pipi korbannya dengan pemecah es berujung
seruncing jarum. Saraf di wajah Michael terluka atau mungkin ada serpihan tulang yang menusuknya.
Pembedahan ringan di rumah sakit Palermo akan menghilangkan rasa sakitnya selamanya.
Michael menolak. Sewaktu dokter itu menanyakan sebabnya, Michael tersenyum dan
menjawab, "Ini kenang-kenangan dari rumah." Dan ia benar-benar tidak keberatan dengan rasa sakit itu, yang lebih daripada
sekadar nyeri, kepalanya terasa berdenyut-denyut, seperti mesin yang tersendat-sendat karena kurang oli.
Sesudah hampir tujuh bulan Michael menjalani kehidupan daerah pedalaman yang
santai, barulah ia benar-benar bosan. Pada waktu itu Don Tommasino sangat sibuk dan jarang terlihat
di vila. Ia menghadapi masalah dari "Mafia baru" yang timbul di Palermo, orang-orang muda
yang menimbun kekayaan dari pembangunan pascaperang yang booming di kota itu. Dengan kekayaan
tersebut mereka berusaha menggeser kedudukan kepala Mafia lama di daerah pedalaman, yang dengan
kebencian mereka juluki Pete Kumis. Don Tommasino sibuk mempertahankan wilayahnya. Dan
karena itu ia tidak pernah lagi menemani Michael dan Michael harus puas dengan cerita Dr.
Taza, yang mulai diulang. Pada suatu pagi Michael memutuskan berjalan-jalan jauh ke pegunungan di seberang
kota Corleone. Tentu saja ia ditemani dua penggembala pengawalnya. Ini bukan perlindungan yang
sesungguhnya dari musuh-musuh Keluarga Corleone. Tindakan ini diambil hanya karena terlalu
berbahaya bagi siapa pun yang bukan penduduk asli untuk berkeliaran seorang diri. Bahkan penduduk
asli tidak berani berkeliaran seorang diri. Daerah itu dipenuhi bandit, anggota-anggota Mafia yang
saling bertempur, dan permusuhan itu membahayakan orang lain. Mungkin juga ia bisa keliru dianggap
pencuri pagliaio. Pagliaio adalah gubuk beratap rumbia yang didirikan di ladang-ladang untuk
tempat peralatan pertanian dan tempat berteduh bagi pekerja tani sehingga mereka tidak harus
membawa peralatannya jauh-jauh dari rumahnya di desa. Di Sisilia, petani tidak tinggal di tanah yang
mereka kerjakan. Itu terlalu berbahaya dan setiap tanah yang bisa ditanami, kalau itu miliknya
sendiri, terlalu berharga.
Jadi petani tinggal di desanya dan pada saat matahari terbit memulai perjalanan
untuk bekerja di ladang yang jauh dengan berjalan kaki. Buruh tani yang datang ke pagliaio dan
mendapati peralatan pertaniannya dicuri orang benar-benar sakit hati. Hari itu rotinya dirampas dari
mulutnya. Sesudah upaya hukum terbukti tidak ada gunanya, Mafia mengambil alih kepentingan petani
di bawah perlindungannya ini dan memecahkan masalah dengan cara yang khas. Mafia memburu
dan membantai semua pencuri pagliaio. Terkadang tidak terelakkan bahwa orang yang
tidak bersalah jadi korbannya. Mungkin saja Michael kebetulan mengembara melewati pagliaio yang baru
saja dirampok dan dituduh sebagai pelakunya kecuali ada orang lain yang menjamin ia tidak
bersalah. Jadi pada suatu pagi yang cerah ia mulai berjalan melintasi ladang-ladang
diikuti dua penggembalanya
yang setia. Seorang di antara mereka adalah pemuda yang sangat sederhana,
502 nyaris bodoh, pendiam seperti mayat, dengan wajah tanpa ekspresi seperti orang
Indian. Tubuhnya kecil dan kurus seperti umumnya orang Sisilia sebelum menginjak usia paro baya.
Namanya Calo. Penggembala yang satu lagi lebih ramah, lebih muda, dan cukup berpengalaman. Ia
sudah cukup banyak melihat dunia, terutama samudranya, sebab ia pernah menjadi kelasi
Angkatan Laut Italia selama perang dan sempat ditato sebelum kapalnya tenggelam dan ia ditangkap
tentara Inggris. Tato itu membuatnya terkenal di desa. Orang Sisilia jarang membiarkan dirinya ditato,
mereka tidak memiliki kesempatan maupun kecenderungan untuk berbuat itu. (Si penggembala,
Fabrizzio, melakukannya terutama untuk menutupi tanda lahir bercak kemerahan pada
perutnya.) Tapi gerobakgerobak pasar Mafia dipenuhi lukisan berwarna-warni di
bagian sampingnya, lukisan primitif indah
yang dibuat dengan penuh kasih sayang. Bagaimanapun, Fabrizzio, sesudah kembali
ke kampung halaman, tidak terlalu membanggakan tato di dadanya, walau tato itu
memperlihatkan adegan yang
sesuai dengan "kehormatan" Sisilia, suami menikam pria dan wanita telanjang yang
berpelukan di perutnya yang berbulu. Fabrizzio bisa bergurau dengan Michael dan bertanya-tanya
tentang Amerika, sebab tentu saja mustahil untuk terus merahasiakan kebangsaan Michael yang
sesungguhnya pada mereka. Sekalipun begitu, mereka tidak benar-benar mengetahui siapa dirinya,
hanya tahu ia bersembunyi dan tidak boleh dibicarakan. Fabrizzio terkadang membawa keju segar
untuk Michael, keju yang masih mengeluarkan keringat susu yang membentuknya.
Mereka berjalan di sepanjang jalan desa yang berdebu, melewati keledai-keledai
yang menarik gerobak berlukisan warna-warni. Negeri ini penuh bunga merah jambu, perkebunan
jeruk, rumpun pohon kenari dan zaitun, yang semuanya berbunga. Ini salah satu kejutan baginya.
Michael menduga akan melihat tanah gersang karena kemiskinan Sisilia yang legendaris. Namun ia
ternyata mendapati tanah yang subur makmur, dengan permadani bunga dan udara yang penuh aroma bunga
jeruk. Pemandangan yang begitu indah sehingga ia heran bagaimana para penghuninya bisa
tega meninggalkan kampung halaman. Seberapa kejam orang terhadap sesamanya bisa
diukur dari eksodus besar-besaran dari tempat yang tampak seperti Taman Firdaus ini.
Ia merencanakan berjalan ke desa pantai Mazara, lalu naik bus kembali ke
Corleone sorenya, dan membuat tubuhnya cukup kelelahan agar bisa tidur nyenyak. Kedua gembala itu
menyandang ransel berisi roti dan keju yang bisa mereka makan di perjalanan. Mereka membawa lupara
terang-terangan seakan tengah berburu. Pagi itu sangat indah. Michael merasa seperti ketika masih kanak-kanak, sewaktu
bepergian pagi-pagi sekali untuk main bola. Saat itu setiap hari tampak seperti baru dicuci, baru
dilukis. Dan begitulah keadaannya sekarang, Sisilia dilapisi hamparan bunga yang indah, aroma bunga
jeruk dan lemon yang begitu tajam hingga dengan cedera wajah yang menekan indra penciumannya pun ia
masih bisa menghirupnya. Luka di sisi kiri wajahnya sudah sembuh total, tapi tulangnya tersambung kembali
kurang sempurna dan tekanan pada sinusnya menyebabkan mata kirinya terasa sakit. Itu juga
menyebabkan hidungnya terus-menerus mengeluarkan ingus. Ia membersihkan hidung dengan saputangan dan
sering juga membuang ingus ke tanah seperti penduduk desa setempat. Itu kebiasaan yang
menyebabkan ia jijik waktu masih kecil, saat melihat orang Italia yang sudah tua,
yang menganggap saputangan banci, membuang ingus ke selokan di tepi jalan.
Wajahnya juga terasa "berat". Dr. Taza mengatakan kepadanya itu disebabkan
tekanan di sinusnya
The God Father Sang Godfather Karya Mario Puzo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
akibat luka yang sembuh kurang sempurna. Dr. Taza menyebutnya retakan kulit
telur pada zygoma; kalau ditangani sebelum tulangnya tersambung, dengan mudah bisa disembuhkan
melalui prosedur pembedahan ringan menggunakan alat sederhana seperti sendok untuk mendorong
tulang ke bentuk yang seharusnya. Tapi sekarang, kata dokter tersebut, sekarang ia harus
memeriksakan diri ke rumah
sakit Palermo dan menjalani prosedur besar yang disebut pembedahan maxillo-facial dan tulangnya
harus dipatahkan lagi. Itu sudah cukup bagi Michael. Ia menolak. Tapi lebih
daripada rasa sakit, lebih
daripada hidung yang selalu berair, ia terganggu oleh rasa berat di wajahnya.
Ia tidak pernah tiba di pantai hari itu. Sesudah berjalan sejauh lima belas mil,
ia dan penggembala pengawalnya berhenti di perkebunan jeruk yang hijau, teduh, dan dialiri anak
sungai, untuk makan siang dan minum anggur bekal mereka. Fabrizzio berceloteh akan ke Amerika suatu
hari nanti. Sesudah makan dan minum mereka beristirahat di keteduhan dan Fabrizzio membuka
kemejanya, lalu menggunakan otot perutnya untuk menghidupkan tatonya. Pasangan telanjang di
dadanya tampak menggeliat dan tikaman belati sang suami bergetar di tubuh mereka. Atraksi
tersebut menghibur mereka semua. Saat hal ini berlangsunglah Michael mengalami apa yang disebut
orang Sisilia sebagai "sambaran petir".
Di seberang kebun jeruk terbentang ladang hijau milik seorang tuan tanah. Pada
jalan di ujung rumpun-rumpun jeruk ada vila yang begitu bergaya Romawi sehingga tampak
seperti digali dari reruntuhan Pompeii. Bangunan itu merupakan istana kecil
dengan serambi marmer besar dan pilar-pilar Yunani. Dari balik pilar-pilar itu muncul serombongan
gadis desa ditemani dua wanita dewasa berpakaian hitam-hitam. Mereka datang dari desa dan tampaknya baru
saja menyelesaikan tugas membersihkan vila sang tuan tanah, atau kalau tidak,
mempersiapkannya untuk kedatangan musim dingin. Sekarang mereka pergi ke padang untuk memetik bunga
yang akan digunakan sebagai penghias ruangan. Mereka mengumpulkan bunga sulla berwarna
ungu, mencampurnya dengan bunga jeruk dan lemon. Gadis-gadis itu, tidak melihat ketiga
pemuda yang tengah beristirahat di bawah rumpun jeruk, semakin dekat.
Mereka mengenakan rok bermotif bunga-bunga dari kain murah yang melekat pada
tubuh mereka. Usia mereka baru belasan tahun tapi sudah memiliki tubuh wanita dewasa yang
cepat matang karena terpanggang sinar matahari. Tiga atau empat gadis mulai mengejar salah seorang
di antara mereka, mengejarnya ke arah rumpun jeruk. Gadis yang dikejar memegang setangkai buah
anggur ungu di tangan kiri dan tangan kanannya memetik anggur yang menjuntai berkelompok dan
melemparkannya ke arah para pengejarnya. Ia memiliki rambut hitam keunguan seperti warna kulit
anggur dan tubuhnya tampak sangat montok.
Sewaktu hampir tiba di rumpun jeruk ia berhenti, terkejut, matanya menangkap
warna asing kemeja yang dikenakan para pemuda. Ia berhenti dan berdiri berjinjit seperti rusa yang
siap lari. Sekarang ia sangat dekat, cukup dekat sehingga para pemuda bisa melihat setiap inci
wajahnya. Gadis itu serba ovalmatanya berbentuk oval, begitu pula tulang pipinya, alisnya.
Kulitnya berwarna krem tua dan matanya yang besar berwarna ungu tua atau cokelat
tapi tampak gelap karena dilindungi bulu mata yang tebal dan panjang di wajahnya
yang cantik. Bibirnya tebal tapi tidak berlebihan, manis tapi tidak lemah dan berwarna merah
tua karena cairan buah anggur. Ia begitu cantik sehingga Fabrizzio bergurau dengan bergumam, "Demi
Tuhan, ambillah jiwaku, aku mati", tapi kata-katanya terlontar agak terlalu parau. Seakan
mendengarnya, gadis itu menjejakkan telapak kakinya dan memutar tubuh memunggungi mereka, lalu berlari
kembali ke arah para pengejar. Ia bergerak seperti hewan liar di balik rok bermotif bunganya
yang ketat; begitu primitif dan penuh nafsu yang polos. Sesudah kembali bersama teman-temannya, ia
berbalik dan wajahnya tampak seperti cekungan gelap dengan latar belakang padang yang penuh
bunga berwarna cemerlang. Ia mengulurkan tangan yang penuh buah anggur, menunjuk ke arah rumpun
jeruk. Gadisgadis itu lari sambil tertawa, tapi ibu-ibu berpakaian hitam yang
mendampingi memarahi mereka.
Sedangkan Michael Corleone, tanpa disadarinya sudah berdiri, jantungnya
berdebar-debar, ia merasa
agak pusing. Darahnya menderu ke seluruh tubuhnya, melalui semua anggota badan
sampai ke ujung kaki. Semua wewangian di pulau itu datang kepadanya melalui angin, bunga jeruk,
bunga lemon, buah anggur, dan semua bunga lain. Rasanya arwahnya melompat keluar dari tubuhnya.
Kemudian ia mendengar kedua penggembalanya tertawa.
"Kau tersambar petir, eh?" kata Fabrizzio, sambil menepuk bahunya. Bahkan Calo
menjadi ramah, menepuk-nepuk lengannya dan berkata, "Tenang, Bung, tenang," tapi dengan penuh
kasih sayang. Seakan Michael habis tertabrak mobil. Fabrizzio memberikan botol anggur dan
Michael meneguknya berlama-lama. Minuman menjernihkan pikirannya.
"Sialan, apa maksud kalian, pencinta domba?" katanya.
Kedua penggembala tertawa. Calo, mukanya yang jujur memancarkan kesungguhan,
berkata, "Kau tidak bisa menyembunyikan akibat sambaran petir. Kalau petir menyambarmu, semua
Godfather Terakhir 12 Raja Petir 13 Rahasia Tonggak Sangga Buana Bloon Cari Jodoh 28