Pencarian

Malaikat Keadilan 1

Malaikat Keadilan Rage Of Angels Karya Sidney Sheldon Bagian 1


Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Karya : Shidney Sheldon Scan djvu : Manise-dimhader
Convert & Edit : Sumahan & Dewikz
Ebook oleh : Dewi KZ http://kangzusi.com/ atau http://dewi.0fees.net/
1 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
RAGE OF ANGELS by Sidney Sheldon Copyright ? 1980 by Sidney Sheldon
Al Rights reserved including the rights of reproduction in whole or in part in any form
MALAIKAT KEADILAN Alihbahasa: Ny. Suwarni A.S
GM 85.106 Hak cipta terjemahan Indonesia PT Gramedia, Jakarta Hak cipta dilindungi oleh undang-undang Sampul digambar kembali oleh Floren
Diterbitkan pertama kali oleh Penerbit PT Gramedia, Jakarta. Juli 1985 Anggota IKAPI
Dilarang mengutip, menerjemahkan, memfotokopi atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari Penerbit
Dicetak oleh Percetakan PT Gramedia Jakarta
Buku ini dipersembahkan untuk Mary tercinta Keajaiban Dunia yang Kedelapan
2 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
1 New York: 4 September 1969
Para pemburu telah mengepung, siap untuk membunuh.
Dua ribu tahun yang lalu di Roma, kontes itu tentu
diselenggarakan di Circus Neronis atau Colosseum di mana
singa-singa yang rakus mendekati korbannya di sebuah arena
darah dan pasir, dengan penuh napsu untuk merobek-
robeknya. Tetapi kini adalah abad kedua puluh, dan
pertunjukan itu diadakan di Gedung Pengadilan Kriminal di
pusat kota Manhattan, ruang sidang nomor enam belas.
Petugasnya bukan Suetonius, melainkan seorang juru tulis
steno pengadilan, yang mencatat peristiwa itu untuk
simpanan, dan ada pula beberapa belas orang wartawan serta
pengunjung-pengunjung yang tertarik oleh berita-berita pokok
dalam surat-surat kabar mengenai sidang pembunuhan itu.
Sejak pukul tujuh pagi mereka semua sudah antri di luar
gedung pengadilan untuk mendapatkan tempat duduk.
Yang menjadi mangsa, Michael Moretti, duduk di kursi
terdakwa. Dia seorang laki-laki yang tenang dan tampan, yang
berumur tiga puluhan. Dia tinggi dan langsing, wajahnya
lancip dan tampak kasar serta jantan. Rambutnya berwarna
hitam dan bergaya baru, dagunya menarik serta berlesung
pipit, sedang matanya dalam dan berwarna hitam seperti buah
zaitun. Dia mengenakan setelan berwarna abu-abu yang
berpotongan bagus, kemeja biru muda dengan dasi biru tua,
dan sepatunya yang dibuat khusus, bersemir mengkilat.
Michael Moretti duduk diam, hanya matanya saja yang selalu
memandang ke sekeliling ruang sidang.
Yang menjadi singa penyerangnya adalah Robert Di Silva,
jaksa negeri yang kejam untuk wilayah New York, yang
mewakili rakyat. Bila Michael Moretti memancarkan
ketenangan, maka Robert Di Silva memancarkan gerak penuh
3 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dinamika; dia menjalani hidupnya seolah-olah dia telah
terlambat lima menit untuk suatu janji. Dia bergerak terus-
menerus, seolah-olah sedang bertinju dengan lawan-lawan
yang tak tampak. Jaksa itu bertubuh pendek dan gemuk,
sedang rambutnya yang mulai beruban dipotong pendek tanpa
mengikuti zaman. Pada waktu mudanya, Di Silva adalah
seorang petinju, pada hidung dan wajahnya tampak bekas-
bekas lukanya. Seseorang pernah terbunuh olehnya di arena
tinju, namun dia tak pernah merasa menyesal. Dalam tahun-
tahun berikutnya pun dia masih harus belajar merasa kasihan
pada orang. Robert Di Silva adalah seorang laki-laki yang sangat
berambisi, dia telah berjuang untuk menaikkan dirinya ke
kedudukannya yang sekarang tanpa bantuan uang atau
koneksi. Dalam masa peningkatan dirinya, dia telah berhasil
berbuat seolah-olah dia adalah abdi masyarakat; padahal pada
dasarnya dia adalah seorang pejuang comberan, seseorang
yang tak bisa memaafkan, apalagi melupakan.
Dalam keadaan biasa, Jaksa Di Silva tidak akan berada
dalam ruang sidang hari ini. Dia punya banyak staf, dan salah
seorang di antara para asistennya yang senior tentu sanggup
menjadi penuntut dalam perkara itu. Tetapi sejak semula Di
Silva sudah tahu bahwa dia sendirilah yang harus menangani
perkara Moretti itu. Michael Moretti merupakan bahan berita di halaman depan
surat-surat kabar. Dia adalah menantu Antonio Granel i, capo
di capi, pemimpin dari salah satu keluarga-keluarga mafia
yang terbesar di kawasan sebelah timur. Antonio Granel i
sudah tua dan orang-orang di jalanan sudah membisikkan
bahwa Michael Moretti sedang dipupuk untuk menggantikan
mertuanya. Michael telah terlibat dalam belasan kejahatan,
mulai dari melukai sampai membunuh orang, tetapi tak
seorang jaksa pun pernah bisa membuktikan sesuatu. Terlalu
banyak lapisan pelindung yang cermat antara Michael dan
4 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
para pelaksana perintahnya. Di Silva sendiri telah
menghabiskan tiga tahun yang melelahkan dalam mencoba
mendapatkan bukti kejahatan Michael. Kemudian Di Silva tiba-
tiba beruntung. Camil o Stela, salah seorang soldati (anak buah) Michael,
tertangkap basah dalam suatu pembunuhan sehubungan
dengan suatu perampokan. Dengan jaminan tidak akan
dihukum mati, Stela mau membuka mulut. Pengakuannya itu
bagaikan musik yang mahaindah yang pernah didengar Di
Silva, nyanyian yang akan membuat keluarga mafia yang
terkuat di kawasan timur itu bertekuk lutut, yang akan
menyeret Michael Moretti ke kursi listrik, serta mengangkat
Robert Di Silva ke kedudukan gubernur di Albany. Para
gubernur New York lainnya telah berhasil mencapai
kedudukan di Gedung Putih, seperti: Martin Van Buren, Grover
Cleveland, Teddy Roosevelt, dan Franklin Roosevelt. Di Silva
ingin menyusul. Saatnya tepat benar. Pemilihan calon gubernur akan
dilaksanakan tahun depan.
Di Silva telah didatangi seorang bos politik yang paling
berkuasa dalam negeri. "Dengan semua berita yang akan
disiarkan tentang dirimu dalam hubungan perkara ini, akan
besarlah harapanmu untuk dicalonkan dan kemudian dipilih
menjadi gubernur, Bobby. Kalahkan Moretti dalam sidang itu
dan kau akan menjadi calon kami."
Robert Di Silva tak mau untung-untungan. Dia menyiapkan
perkara itu secermat-cermatnya. Para pembantunya
dikerahkan untuk mencari bukti-bukti, mengumpulkan semua
yang tercecer, menutup semua jalan ke luar yang mungkin
ditelusuri oleh pembela Michael. Setiap lubang untuk jalan ke
luar telah ditutup satu demi satu.
Memilih anggota-anggota juri pun telah memakan waktu
dua minggu, dan jaksa itu telah bersikeras untuk memilih
enam 'ban cadangan' "anggota-anggota juri pengganti" untuk
5 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menjaga-jaga kalau-kalau ada pembatalan perkara. Sudah
menjadi rahasia umum bahwa dalam perkara yang melibatkan
tokoh-tokoh penting mafia, sering terjadi ada anggota juri
yang menghilang atau mengalami kecelakaan yang
mematikan, yang tak terbukti. Di Silva sudah berusaha supaya
para anggota juri diamankan sejak semula, setiap malam
dikunci di suatu tempat yang tak bisa dimasuki siapa pun juga.
Camil o Stela adalah kunci dalam perkara melawan Michael
Moretti itu, dan saksi utama Di Silva itu mendapat
perlindungan ketat. Jaksa itu ingat benar akan suatu contoh
yaitu Abe 'Kid Twist' Reles, saksi di pihak pemerintah, yang
'jatuh' dari jendela lantai keenam di Half Moon Hotel di Coney
Island, sementara dia dikawal oleh setengah lusin polisi. Di
Silva telah memilih sendiri para pengawal bagi Camil o Stela,
dan sebelum sidang Camil o dipindah-pindahkan setiap malam
secara rahasia ke tempat-tempat rahasia. Kini sementara
sidang sedang berlangsung, Stela ditempatkan dalam sebuah
sel yang terpencil, dikawal oleh empat orang petugas
bersenjata. Tak seorang pun diizinkan mendekatinya karena
kesediaan Stela untuk memberikan kesaksian hanyalah karena
kepercayaannya, bahwa Jaksa Di Silva sanggup melindunginya
dari pembalasan dendam Michael Moretti.
Pagi itu adalah hari kelima dari sidang tersebut.
Pagi itu adalah hari sidang yang pertama bagi Jennifer
Parker. Dia duduk di meja penuntut umum bersama lima
orang muda lainnya yang menjadi asisten jaksa, yang telah
disumpah bersama-sama dia tadi pagi.
Jennifer Parker adalah seorang gadis langsing berambut
hitam yang berumur dua puluh empat tahun. Kulitnya putih,
wajahnya hidup dan tampak cerdas, sedang matanya hijau
dan awas. Wajahnya cukup menarik meskipun tak bisa
dikatakan cantik, wajah yang mencerminkan rasa harga diri,
keberanian dan kehalusan perasaan, dan wajah itu tak mudah
dilupakan. Dia duduk tegak lurus, seolah berjaga-jaga untuk
6 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
membela dirinya terhadap hantu-hantu masa lampau yang tak
tampak. *** Hari itu berawal sial bagi Jennifer Parker. Upacara
penyumpahan di kantor Kejaksaan Negeri sudah ditetapkan
pukul delapan pagi. Jennifer telah menyiapkan pakaiannya
malam sebelumnya dan dia telah mengunci alarm jamnya
pada pukul enam supaya dia sempat mencuci rambutnya.
Alarm jam tak berbunyi. Pukul setengah delapan Jennifer
baru terbangun dan dia panik. Kaus kakinya robek waktu tumit
sepatunya patah, dan dia terpaksa ganti pakaian lagi. Waktu
pintu apartemennya yang kecil itu dibanting, barulah dia ingat
bahwa kuncinya tertinggal di dalam. Dia sudah merencanakan
untuk pergi ke Gedung Pengadilan Kriminal naik bus, tetapi
sekarang tak bisa lagi, dan dia lalu berlari mencari taksi yang
sebenarnya tak terjangkau kemampuannya, dan mendapatkan
taksi yang sopirnya sepanjang perjalanan menerangkan
mengapa dunia akan kiamat.
Ketika akhirnya Jennifer tiba dengan terengah-engah di
Gedung Pengadilan Kriminal di Leonard Street 155, dia
terlambat lima belas menit.
Dua puluh lima orang ahli hukum telah berkumpul di kantor
Kejaksaan Negeri, kebanyakan di antaranya baru saja tamat
fakultas hukum, masih muda dan bersemangat serta
berdebar-debar karena baru pertama kalinya akan bekerja
untuk jaksa negeri dari wilayah New York.
Kantor itu anggun, berdinding lapis, dan dihias dengan
selera tinggi dan tenang. Ada sebuah meja kerja besar yang di
depannya ada tiga buah kursi, dan di belakangnya terdapat
sebuah kursi kulit yang nyaman, sebuah meja rapat dengan
dua belas buah kursi di sekelilingnya, serta lemari-lemari
dinding yang dipenuhi buku undang-undang.
7 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Di dinding tergantung foto-foto J. Edgar Hoover, John
Lindsay, Richard Nixon, dan Jack Dempsey, yang semuanya
berbingkai dan dibubuhi tanda tangan masing-masing.
Waktu Jennifer bergegas memasuki kantor itu sambil
meminta maaf berulang kali, Di Silva sedang mengucapkan
pidatonya. Dia menghentikan pidatonya itu, mengalihkan
perhatiannya pada Jennifer dan berkata, "Kausangka
pertemuan apa ini... pesta minum-minum teh barangkali?"
"Maaf sebesar-besarnya, saya..."
"Saya tak peduli maafmu itu. Jangan pernah terlambat
lagi!" Orang-orang yang lain memandang Jennifer dengan
menyembunyikan rasa kasihan mereka.
Di Silva berpaling pada kumpulan ahli-ahli hukum tadi lagi
dan membentak, "Saya tahu mengapa Anda sekalian berada di
sini. Anda sekalian akan tetap di sini sampai kalian berhasil
menjiplak otak saya dan mempelajari beberapa rahasia ruang
sidang, lalu bila kalian merasa sudah siap, kalian akan pergi
dan menjadi pengacara kriminal yang hebat. Tetapi mungkin
ada salah seorang di antara kalian "barangkali" yang akan
cukup pandai untuk menggantikan saya kelak." Di Silva
mengangguk memberi isyarat pada asistennya. "Ambil sumpah
mereka." Mereka mengucapkan sumpah dengan suara tertekan.
Setelah selesai, Di Silva berkata, "Baiklah. Kalian sudah
menjadi petugas-petugas pengadilan yang telah disumpah,
semoga Tuhan memberkati kita. Kantor ini tempat semua
kegiatan dilaksanakan, tapi jangan terlalu banyak berharap.
Kalian akan harus membenamkan diri kalian dalam riset yang
sah, dan naskah-naskah dokumen.... surat-surat panggilan ke
pengadilan, surat-surat perintah penggeledahan.... semua
yang hebat-hebat yang telah kalian pelajari di fakultas hukum
8 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dulu. Selama satu-dua tahun ini kalian tidak akan menangani
perkara." Di Silva berhenti untuk menyalakan sebatang cerutu
pendek yang sudah bekas diisap. "Sebentar lagi saya akan
menjadi penuntut umum dalam suatu perkara. Mungkin ada di
antara kalian yang sudah membaca tentang hal itu." Suaranya
bernada ejekan. "Saya bisa memakai enam orang di antara
kalian untuk saya suruh-suruh."
Jennifer yang pertama-tama mengangkat tangannya. Di
Silva ragu sebentar, lalu menunjuknya bersama lima orang
yang lain. "Pergilah ke Ruang Sidang Enam Belas."
Waktu mereka meninggalkan kamar itu, mereka diberi
kartu tanda pengenal. Jennifer tidak berkecil hati karena sikap
jaksa tadi. Dia memang harus keras, pikirnya. Pekerjaannya
pun keras. Dia sedang bekerja untuk jaksa itu sekarang. Dia


Malaikat Keadilan Rage Of Angels Karya Sidney Sheldon di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

adalah anggota staf jaksa negeri dari wilayah New York!
Kebosanan di fakultas hukum selama bertahun-tahun yang tak
berkesudahan, sudah berakhir. Para profesornya sering
membuat seolah-olah hukum itu abstrak dan kuno, tetapi
Jennifer selalu berhasil melihat titik terang tanah yang
dijanjikan di balik itu: hukum yang nyata, yang berhubungan
dengan manusia dan segala kebodohannya. Waktu tamat,
Jennifer berhasil lulus sebagai nomor dua, dan namanya
tercantum dalam majalah Law Review. Dia lulus ujian akhir
tanpa perlu mengulang, sedang sepertiga dari peserta yang
bersamaan dengan dia telah gagal. Dia merasa bisa
memahami Di Silva, dan dia yakin bisa menangani tugas apa
pun yang diberikan Di Silva padanya.
Jennifer telah mempelajari pekerjaan itu di rumah. Dia tahu
bahwa Kejaksaan Negeri membawahi empat biro "pengadilan,
perkara banding, pemerasan, dan penipuan" dan dia ingin
tahu akan ditugaskan di biro mana. Ada lebih dari dua ratus
orang asisten jaksa negeri di New York City dan lima orang
9 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
jaksa negeri, seorang di setiap wilayah. Tetapi wilayah yang
terpenting tentulah Manhattan: wilayah Robert Di Silva.
Kini Jennifer duduk di ruang sidang, di meja penuntut
umum, memperhatikan Robert Di Silva bekerja, seorang
penuntut yang hebat dan tak kenal belas kasihan.
Jennifer menoleh ke tempat terdakwa duduk, Michael
Moretti. Berdasarkan segala sesuatu yang telah dibacanya
tentang diri laki-laki itu sekalipun, Jennifer tetap tak dapat
meyakinkan dirinya bahwa Michael Moretti adalah seorang
pembunuh. Dia kelihatan seperti seorang bintang film muda
yang memerankan adegan dalam ruang sidang, pikir Jennifer.
Dia duduk tanpa bergerak, hanya mata hitamnya yang dalam
itu saja yang memancarkan kekacauan batin yang sedang
dirasakannya. Mata itu berputar tanpa berhenti, meneliti
setiap sudut ruangan itu, seolah-olah mencoba
memperhitungkan jalan untuk melarikan diri. Namun jalan itu
tak ada. Di Silva sudah mengatur semuanya.
Camil o Stela duduk di mimbar saksi. Jika diumpamakan
binatang maka Camil o Stela itu adalah seekor cerpelai.
Wajahnya sempit dan lancip, bibirnya tipis, dan giginya yang
kuning menonjol ke depan. Matanya bergerak terus dan
memandang dengan mencuri-curi, dan sebelum dia membuka
mulutnya, kita sudah tak percaya padanya. Robert Di Silva
menyadari kekurangan-kekurangan saksinya itu, tetapi itu tak
dipedulikannya. Yang penting baginya adalah apa yang akan
dikatakan Stela. Yang akan diceritakannya itu adalah hal-hal
yang mengerikan, yang tak pernah diceritakan orang
sebelumnya, dan cerita-ceritanya itu mengandung kebenaran.
Jaksa berjalan ke arah tempat saksi di mana Camil o Stela
baru saja diambil sumpahnya.
"Tuan Stela, saya ingin agar para juri menyadari bahwa
Anda adalah seorang saksi yang enggan datang dan bahwa
untuk membujuk agar Anda mau memberikan kesaksian,
negara telah bersedia mengizinkan Anda untuk memohon agar
10 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dikenakan tuduhan yang lebih ringan, yaitu membunuh tanpa
direncanakan, dan bukan pembunuhan sebagaimana yang
dituduhkan atas diri Anda. Benarkah itu"'"
"Benar, Pak." Tangan kanannya tampak menegang.
"Tuan Stela, kenalkah Anda pada terdakwa, Michael
Moretti?" "Kenal, Pak." Dia tak mau memandang ke meja terdakwa,
di mana Michael Moretti duduk.
"Bagaimana sifat hubungan kalian?"
"Saya bekerja untuk Mike."
"Sudah berapa lama Anda bekerja untuk Michael Moretti?"
"Kira-kira sepuluh tahun."' Suaranya hampir tak terdengar.
"Harap berbicara lebih nyaring."
"Kira-kira sepuluh tahun." Kini lehernya yang kelihatan
tegang. "Dapatkah dikatakan bahwa hubungan Anda dekat dengan
Terdakwa?" "Keberatan!" Thomas Colfax bangkit melompat. Pembela
Michael Moretti itu adalah seorang pria jangkung, berambut
putih keperakan, berumur lima puluhan. Dia adalah pembela
tetap dari sindikat, dan salah seorang pengacara kriminal yang
paling pandai di negeri itu. "Jaksa mencoba menyesatkan
Saksi." Hakim Lawrence Waldman berkata, "Keberatan di terima."
"Akan saya ubah pertanyaan saya. Dalam bentuk apa Anda
bekerja untuk Tuan Moretti?"
"Saya ini boleh disebut semacam tukang mengurus
kekacauan." "Harap lebih ditegaskan."
11 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
'Yah. Bila timbul suatu masalah .... seseorang menyeleweng
umpamanya .... Mike menyuruh saya memberesi orang itu."
"Bagaimana Anda melakukannya?"
"Anda tentu tahu .... dengan otot."
"Dapatkah Anda memberikan contoh pada para anggota
juri?" Thomas Colfax bangkit. "Keberatan, Yang Mulia. Itu cara
bertanya yang tak masuk akal."
"Ditolak, Saksi boleh menjawab."
"Begini, Mike seorang lintah darat, bukan" Nah, beberapa
tahun yang lalu, Jimmy Serrano terlambat membayat, maka
Mike mengirim saya untuk memberi pelajaran pada Jimmy."
"Bagaimana bentuk pelajaran itu?"
"Kakinya saya patahkan. Soalnya...." Stela menjelasakan
dengan bersungguh-sungguh, "bila kita biarkan satu orang
berbuat begitu, maka yang lain juga akan mencoba."
Dari sudut matanya, Robert Di Silva dapat melihat reaksi
terkejut pada wajah para anggota juri.
"Kecuali menjadi lintah darat, apakah Michael Moretti juga
terlibat dalam usaha-usaha lain?"
"Ya. Apa saja."
"Saya minta Anda yang menyebutkannya, Tuan Stela."
"Baik. Umpamanya, di pelabuhan, Mike punya pengaruh
besar dalam serikat buruhnya. Demikian pula dalam industri
pakaian jadi. Mike juga aktif dalam perjudian, musik gramofon
dengan bayaran, pengumpulan sampah, penyediaan bahan
pakaian, dan sebagainya."
12 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tuan Stela, Michael Moretti diadili karena pembunuhan
atas diri Eddie dan Albert Ramos. Kenalkah Anda pada
mereka?" "Tentu." "Apakah Anda berada di tempat pembunuhan itu?"
"Ada." Seluruh tubuhnya tampak tegang.
"Siapa yang melakukan pembunuhannya sebenarnya?"
"Mike." Matanya sesaat tertuju ke mata Michael Moretti,
tetapi dia cepat-cepat mengalihkan pandangannya.
"Michael Moretti?"
"Benar." "Menurut kata Terdakwa pada Anda, mengapa dia ingin
membunuh dua bersaudara Ramos itu?"
"Eddie dan Albert menangani buku untuk...."
"Apakah itu kegiatan taruhan" Taruhan yang tak sah?"
"Ya. Mike mendapati mereka mengambil untung sendiri. Dia
harus memberi pelajaran pada mereka karena mereka adalah
anak buahnya. Pikirnya..."
"Keberatan!" "Diterima. Harap Saksi tetap pada jalur fakta saja."
"Kenyataannya, Mike menyuruh saya mengundang kedua
saudara itu...." "Eddie dan Albert Ramos?"
"Ya. Ke sebuah pesta kecil di The Pelican. Itu sebuah
rumah minum pribadi di pantai." Lengannya mulai tegang lagi,
dan Stela yang tiba-tiba menyadari hal itu, menekan lengan
itu dengan tangannya yang sebelah lagi.
13 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Jennifer Parker menoleh pada Michael Moretti. Laki-laki itu
sedang merenung dengan pasif, wajah dan tubuhnya tak
bergerak. "Apa yang terjadi kemudian, Tuan Stela?"
"Saya menjemput Eddie dan Albert dan mengantarnya
dengan mobil sampai ke tempat parkir. Mike menunggu di
situ. Begitu kedua saudara itu keluar dari mobil, saya
menyingkir dan Mike mulai menembak."
"Adakah Anda melihat Ramos bersaudara itu jatuh?"
"Ada, Pak." "Dan mereka tewas?"
"Mereka menguburkan kedua saudara itu, jadi mungkin
mereka sudah meninggal."
Terdengar desah gelisah di ruang sidang itu. Di Silva
menunggu sampai mereka diam.
"Tuan Stela, sadarkah Anda bahwa kesaksian yang Anda
berikan dalam ruang sidang ini menuding diri Anda sendiri?"
"Ya, Pak." "Dan bahwa Anda berkata-kata di bawah sumpah, dan
bahwa hidup seseorang menjadi taruhannya?"
"Ya, Pak." "Anda telah menyaksikan Terdakwa Michael Moretti,
dengan darah dingin menembak sampai mati dua orang
karena mereka tidak memberinya uang?"
"Keberatan! Dia menyesatkan Saksi."
"Diterima." Jaksa Di Silva melihat ke wajah para anggota juri dan apa
yang dilihatnya memberinya keyakinan bahwa dia telah
memenangkan perkara itu. Dia berpaling pada Camil o Stela.
14 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tuan Stela. Saya maklum bahwa Anda harus
mengumpulkan seluruh keberanian Anda untuk datang ke
ruang sidang ini dan memberikan kesaksian. Atas nama rakyat
negara ini, saya ingin menyampaikan terima kasih pada Anda."
Di Silva berpaling pada Thomas Colfax. "Saya serahkan
saksi untuk Anda tanyai."
Thomas Colfax bangkit dengan anggun. "Terima kasih,
Tuan Di Silva." Dia menengok sebentar ke jam pada dinding, lalu berpaling
ke meja hakim. "Yang Mulia. Sekarang sudah hampir tengah
hari. Bila diperkenankan, saya ingin agar tanya-jawab saya
nanti tak terganggu. Bolehkah saya mohon agar sidang
beristirahat untuk makan siang sekarang dan saya bisa
melakukan tanya-jawab saya nanti petang?"
"Baiklah." Hakim Lawrence Waldman memukulkan palunya
di meja. "Sidang ini ditunda sampai jam dua siang."
Semua orang dalam ruang sidang itu bangkit waktu hakim
berdiri dan berjalan melalui pintu samping ke kamarnya. Para
anggota juri mulai berjalan beriringan ke luar ruangan. Empat
orang petugas bersenjata mengelilingi Camil o Stela dan
menggiringnya melalui sebuah pintu di dekat pintu depan
ruang sidang, yang menuju ke ruang saksi.
Di Silva langsung dikelilingi oleh para wartawan.
"Maukah Anda memberi pernyataan pada kami?"
"Sampai sebegitu jauh, bagaimana jalan perkaranya
menurut Anda, Pak Jaksa?"
"Bagaimana Anda akan melindungi Stela setelah
persidangan ini usai?"
Biasanya Robert Di Silva tak mau membiarkan gangguan
semacam itu dalam ruang sidang, tetapi sekarang hal itu
memang diperlukannya, sehubungan dengan ambisinya di
15 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bidang politik. Supaya pers tetap berada di pihaknya, maka dia
pun bersopan-sopan pada mereka.
Jennifer Parker duduk saja, memperhatikan jaksa melayani
para wartawan. "Apakah Anda akan bisa mendapatkan keputusan hakim?"
"Saya bukan peramal." Jennifer mendengar Di Silva
menyahut dengan rendah hati. "Untuk itulah adanya para
anggota juri, Saudara-saudara. Para anggota juri-lah yang
harus memutuskan apakah Tuan Moretti bersalah atau tidak."
Jennifer memperhatikan Michael Moretti bangkit. Dia
kelihatan tenang-tenang dan santai. Kekanak-kanakan, kata
itulah yang hinggap di pikiran Jennifer. Sulit baginya untuk
mempercayai bahwa laki-laki itu bersalah telah melakukan
semua hal yang mengerikan, yang dituduhkan padanya. Bila
aku yang harus memilih orang yang bersalah, pikir Jennifer,
aku akan memilih Stela si Tegang itu.
Para wartawan sudah menjauh dan Di Silva sedang
berunding dengan stafnya. Besar sekali keinginan Jennifer
untuk mendengarkan apa yang sedang mereka
perbincangkan. Jennifer memperhatikan seseorang mengatakan sesuatu
pada Di Silva, memisahkan diri dari kelompok yang
mengelilingi jaksa itu, lalu berjalan bergegas ke arah Jennifer.
Dia membawa sebuah amplop besar dari kertas manila. "Nona
Parker?" Jennifer mengangkat mukanya keheranan. "Ya."
"Bapak Kepala minta agar Anda menyampaikan ini pada
Stela. Katakan padanya untuk mengingat-ingat kembali
tentang tanggal ini. Colfax akan mencoba mengacaukan
kesaksiannya petang ini dan Bapak Kepala ingin meyakinkan
diri agar Stela jangan sampai terlanjur kata."
16 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Amplop itu diserahkannya pada Jennifer dan Jennifer
memandang ke arah Di Silva. Dia ingat namaku, pikir Jennifer.
Suatu pertanda yang baik.
"Sebaiknya segera pergi. Pak Jaksa merasa bahwa Stela tak
bisa cepat mempelajarinya."
"Baik, Pak." Jennifer cepat-cepat berdiri.
Dia berjalan menuju pintu yang dilihatnya dilalui oleh Stela.
Seorang petugas bersenjata menghalang-halanginya.


Malaikat Keadilan Rage Of Angels Karya Sidney Sheldon di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Bisa saya membantu Nona?"
"Saya dari kantor Kejaksaan Negeri," kata Jennifer dengan tegas. Dikeluarkan tanda pengenalnya lalu diperlihatkannya.
"Saya harus menyerahkan sebuah amplop untuk Tuan Stela
dari Tuan Di Silva."
Pengawal itu memeriksa kartu tanda pengenal dengan
teliti, lalu membuka pintu, dan Jennifer masuk ke kamar saksi.
Kamar itu kecil dan tak nyaman; di sana terdapat sebuah
bangku yang buruk, sebuah sofa tua, dan kursi-kursi kayu.
Stela duduk di salah sebuah kursi itu, tangannya menegang
dengan hebatnya. Ada empat orang petugas bersenjata dalam
kamar itu. Waktu Jennifer memasuki kamar itu, salah seorang
pengawal itu berkata, "Hei! Tak seorang pun boleh masuk
kemari." Pengawal yang di luar berseru, "Tak apa-apa, Al. Dia dari
kantor Kejaksaan Negeri."
Jennifer menyerahkan amplop tadi pada Stela. "Tuan Di
Silva minta agar Anda mengingat-ingat kembali tentang
kejadian pada tanggal-tanggal ini."
Stela berkedip memandang Jennifer, lalu tegang lagi.
17 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
2 Sedang Jennifer berjalan ke luar dari Gedung Pengadilan Kriminal untuk makan siang, dia melewati pintu ruang sidang yang kini kosong. Dia tak dapat menahan keinginannya untuk masuk ke ruang itu sebentar.
Di kedua belah sisi di bagian belakang ruang masing-masing terdapat lima belas barisan bangku tempat penonton.
Menghadap meja hakim terdapat dua buah meja panjang, yang di sebelah kiri bertanda terdakwa dan yang di sebelah kanan bertanda pembela.
Ruang anggota juri berisi dua barisan yang masing-masing terdiri dari delapan buah kursi. Ini adalah sebuah ruang sidang biasa, pikir Jennifer, sederhana .... bahkan buruk .... tapi inilah jantung kebebasan. Ruangan ini seperti juga semua ruang sidang lainnya menunjukkan perbedaan antara dunia berbudaya dan kebiadaban. Hak untuk diadili oleh suatu badan, juri demi kedudukan seseorang merupakan inti dari setiap bangsa yang bebas. Jennifer terpikir akan semua negara di dunia, yang tidak mempunyai ruangan kecil seperti ini, negeri-negeri di mana warga negaranya diambil begitu saja di tengah malam ketika mereka sedang tidur, untuk kemudian disiksa dan dibunuh oleh musuh-musuh yang tak dikenal dengan alasan yang tak diketahui pula, seperti Iran, Uganda, Argentina, Peru, Brasilia, Rumania, Rusia, Cekoslowakia... daftarnya panjang sekali.
Bila pengadilan-pengadilan Amerika tidak lagi diberi kekuasaan, pikir Jennifer, bila para warga negara tidak lagi diberi hak untuk diadili oleh badan juri, maka Amerika akan tidak lagi merupakan bangsa yang merdeka. Kini dia sendiri merupakan bagian dari sistem peradilan itu, dan sedang berdiri di situ, Jennifer merasa dirinya dipenuhi oleh rasa bangga. Dia akan melakukan apa saja demi menghormatinya, untuk membantu melestarikannya. Lama dia berdiri di situ, sebelum dia berbalik dan pergi.
18 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dari ujung ruangan terdengar dengung suara dari kejauhan
yang makin lama makin nyaring, dan akhirnya menjadi hiruk-
pikuk. Lonceng-lonceng alarm mulai berbunyi. Jennifer
mendengar langkah-langkah kaki orang berlarian di lorong dan
melihat polisi-polisi dengan pistol siap tembak, berlarian ke
arah pintu masuk depan gedung pengadilan. Sesaat Jennifer
menyangka bahwa Michael Moretti mungkin telah melarikan
diri, bahwa laki-laki itu telah berhasil menerobos barisan
pengawalnya. Dia bergegas ke luar, ke lorong. Di situ keadaan
kacau-balau. Orang-orang berlarian tak menentu, memekikkan
perintah-perintah mengatasi bunyi lonceng yang
berdentangan. Di pintu-pintu ke luar telah ditempatkan
pengawal-pengawal yang memegang pistol antihuru-hara.
Para wartawan yang sedang menelepon menyampaikan
laporan mereka, bergegas ke luar, ke lorong untuk mencari
tahu apa yang sedang terjadi. Di ujung lorong tampak oleh
Jennifer Jaksa Di Silva sedang mengeluarkan perintah-perintah
dengan kacau pada enam orang polisi, wajahnya pucat-pasi.
Aduh, bisa-bisa dia mengalami serangan jantung, pikir
Jennifer. Jennifer menyelinap di antara orang-orang banyak, berjalan
ke arah jaksa itu, sambil berpikir kalau-kalau dia akan bisa
memberikan bantuan. Waktu dia sudah dekat, salah seorang
petugas yang tadi mengawal Camil o Stela, mengangkat
mukanya dan melihat Jennifer. Diangkatnya tangannya lalu
menunjuk Jennifer, dan lima detik kemudian Jennifer Parker
ditangkap dengan kasar dan tangannya diborgol.
Ada empat orang dalam kamar kerja Hakim Laurence
Waldman: Hakim Lawrence Waldman, Jaksa Robert Di Silva.
Thomas Colfax, dan Jennifer sendiri.
"Anda berhak untuk meminta kehadiran seorang pembela
sebelum Anda mengeluarkan suatu pernyataan," Hakim
Lawrence Waldman memberi tahu Jennifer, "dan Anda punya
hak untuk menutup mulut. Bila Anda...."
19 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Saya tidak membutuhkan seorang pembela, Yang Mulia!
Saya bisa menjelaskan apa yang telah terjadi."
Robert Di Silva mendekatinya demikian dekat hingga
Jennifer dapat melihat uratnya berdenyut dii pelipisnya. "Siapa yang membayarmu untuk menyampaikan bungkusan itu pada
Camil o Stela?" "Membayar saya" Tak seorang pun membayar saya!" Suara
Jennifer bergetar karena marahnya.
Di Silva mengambil sebuah amplop besar dari kertas manila
yang sudah dikenal Jennifer, dari meja Hakim Waldman. "Tak
seorang pun membayarmu" Jadi kamu berjalan begitu saja ke
tempat saksi saya dan menyampaikan ini?"
Diguncangnya amplop itu dan bangkai seekor burung
kenari kuning jatuh ke meja. Lehernya telah dipatahkan.
Jennifer terbelalak memandanginya, dia merasa ngeri.
"Saya .... salah seorang anak buah Bapak.... memberikannya
pada saya...." "Anak buah saya yang mana?"
"Saya.... saya tak tahu."
"Tapi kau tahu bahwa dia adalah salah seorang anak buah
saya?" Suaranya mengandung nada tak percaya.
"Ya. Saya melihatnya bercakap-cakap dengan Anda, lalu dia
berjalan ke arah saya dan menyerahkan amplop itu dengan
mengatakan bahwa Andalah yang menyuruh saya memberikan
amplop itu pada Tuan Stela. Dia.... dia bahkan tahu nama
saya." "Tentu dia tahu. Berapa mereka membayarmu?"
Ini semua mimpi buruk, pikir Jennifer. Setiap saat aku akan
terbangun dan hari sudah pukul enam pagi, dan aku akan
berpakaian lalu pergi untuk disumpah oleh staf jaksa.
20 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Berapa?" Demikian hebatnya kemarahan jaksa itu hingga
Jennifer merasa perlu berdiri.
"Apakah Anda menuduh saya....?"
"Menuduhmu!" Robert Di Silva menggenggamkan tinjunya
erat-erat. "Dengar, saya belum lagi mulai dengan kau. Bila kau keluar dari penjara kelak, kau akan sudah terlalu tua untuk
membelanjakan uang itu."
"Tidak ada urusan uang." Jennifer menantangnya dengan
tatapan tajam. Thomas Colfax duduk saja bersandar, diam-diam
mendengarkan percakapan itu. Kini dia menyela dan berkata,
"Maafkan saya, Yang Mulia, tapi saya rasa dengan begini kita
tidak akan berkesudahan."
"Saya sependapat," sahut Hakim Waldman. Dia berpaling
pada Jaksa. "Bagaimana ini, Bobby" Masih maukah Stela
ditanyai?" "Ditanyai" Dia sudah tak berguna lagi sekarang! Dia
ketakutan setengah mati. Dia tak mau lagi dihadapkan di
sidang." Dengan halus Thomas Colfax berkata, "Bila saya tak bisa
menanyai saksi utama dari penuntut umum, Yang Mulia, maka
saya akan mohon pembatalan perkara."
Semua yang ada di kamar itu tahu apa artinya itu: Michael
Moretti akan keluar dari ruang sidang sebagai orang bebas.
Hakim Waldman memandang ke arah jaksa. "Sudahkah
kaukatakan pada saksi itu bahwa dia bisa dihukum karena
melawan pengadilan?"
"Sudah. Tapi Stela lebih takut pada mereka daripada pada
kita." Dia berpaling untuk melemparkan pandangan bengis pada
Jennifer. 21 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Menurut dia, kita tak akan bisa lagi melindunginya."
"Kalau begitu pengadilan ini tak punya pilihan lain, dan harus memenuhi permintaan pembela dan menyatakan pembatalan pengadilan," kata Hakim Waldman lambat-lambat.
Robert Di Silva berdiri saja, mendengarkan perkaranya dihapuskan. Tanpa Stela, tak ada yang dapat dituntutnya.
Michael Moretti kini tak terjangkau lagi olehnya, tetapi tidak demikian dengan Jennifer Parker. Dia akan membuat gadis itu dihukum atas apa yang telah dilakukannya terhadapi dirinya.
Hakim Waldman berkata, "Saya akan memerintahkan untuk membebaskan Terdakwa dan membubarkan badan juri."
Thomas Colfax berkata, "Terima kasih, Yang Mulia." Tak ada tanda-tanda rasa kemenangan terbayang di wajahnya.
"Bila tak ada apa-apa lagi..." Hakim Waldman mulai berkata lagi.
"Masih ada sesuatu!" Robert Di Silva berpaling pada Jennifer Parker. "Saya minta supaya wanita itu ditahan atas tuduhan menghancurkan keadilan, atas tuduhan menyuap saksi dalam suatu perkara besari atas tuduhan berkomplot, atas tuduhan..." Dia jadi kacau karena amarahnya.
Dalam kemarahannya, Jennifer masih bisa bersuara. "Anda tak bisa membuktikan satu pun dari tuduhan-tuduhan itu karena tuduhan itu memang tak benar. Sa... saya mungkin bersalah karena saya bodoh, tapi hanya itulah kesalahan saya.
Tak seorang pun menyuap saya untuk berbuat sesuatu. Saya sangka saya harus menyampaikan bungkusan itu untuk Anda sendiri."
Hakim Waldman melihat pada Jennifer dan berkata, "Apa pun alasan perbuatan Anda, akibatnya luar biasa buruknya.
Saya akan minta agar Bagian Banding mengadakan penyelidikan dan bila badan itu berpendapat bahwa 22
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
keadaannya menghendaki, kami akan mulai menjalankan
perkara terhadap Anda."
Jennifer tiba-tiba merasa pusing. "Yang Mulia, saya...."
"Cukup sekian dulu, Nona Parker."
Jennifer masih berdiri saja sejenak, menatap wajah-wajah
mereka yang penuh kebencian. Tak ada lagi yang bisa
dikatakannya. Burung kenari kuning di atas meja itu telah mengatakan
segala-galanya. 3 Jennifer Parker menjadi bahan berita utama di surat-surat
kabar sore. Kisah tentang dirinya yang menyampaikan seekor
burung kenari yang sudah mati pada saksi utama dari jaksa,
tersiar ke mana-mana. Semua saluran tv menyiarkan gambar
Jennifer yang sedang meninggalkan kamar kerja Hakim
Waldman, dengan menerobos kepungan para wartawan dan
orang banyak. Jennifer merasa tak bisa percaya betapa luas tersebarnya
berita mengerikan tentang dirinya. Mereka menghantamnya
terus dari segala pihak: reporter tv, reporter radio, dan para
wartawan. Ingin benar rasanya dia melarikan diri dari mereka,
namun rasa harga dirinya mencegah.
"Siapa yang memberikan burung kenari kuning itu pada
Anda, Nona Parker?" "Pernahkah Anda bertemu dengan Michael Moretti
sebelumnya?" "Tahukah Anda bahwa Di Silva telah merencanakan akan
memanfaatkan perkara itu untuk mendapatkan jabatan
gubernur?" 23 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kata jaksa itu, dia akan meminta agar hak Anda sebagai pengacara dicabut. Apakah Anda akan melawan hal itu?"
Semua pertanyaan itu dijawab Jennifer dengan kata-kata
'No comment' yang diucapkannya dengan rahang terkatup.
Pada siaran berita tv CBS malam itu, dia dicap 'Parker yang Salah Langkah', gadis yang telah sesat. Penyiar tv ABC
menamakannya 'si Burung Kenari Kuning'. Pada siaran tv NBC, seorang penyiar olahraga menyamakannya dengan Roy Riegels, si pemain bola yang telah menggiring bola ke garis gol kesebelasannya sendiri.
Di Tony's Place, restoran milik Michael Moretti, orang sedang mengadakan perayaan. Dua belas orang sedang makan-minum dan beriang-ria.
Michael Moretti duduk seorang diri di bar bersepi-sepi sambil menonton Jennifer di tv. Diangkat gelasnya ke arah Jennifer, lalu minum.
Para ahli hukum di mana-mana membahas perkara Jennifer itu. Sebagian berpendapat bahwa dia telah disuap oleh mafia, dan sebagian lain mengatakan bahwa dia telah menjadi korban yang tak bersalah. Tetapi di pihak mana pun mereka berada, mereka berpendapat mengenai satu hal: karir Jennifer Parker yang singkat sebagai ahli hukum, berakhirlah sudah.
Karirnya itu hanya bertahan empat jam, tak kurang tak lebih.
Jennifer lahir di Kelso, Washington, sebuah kota penghasil kayu yang didirikan dalam tahun seribu delapan ratus empat puluh tujuh, oleh seorang perintis dari Skotlandia yang rindu akan kampung halamannya dan yang lalu menamakan kota itu sama dengan kota tempat asalnya.
Ayah Jennifer adalah seorang ahli hukum, mula-mula khusus untuk suatu perusahaan kayu terbesar di kota itu, kemudian untuk para buruh di pabrik-pabrik penggergajian.
24 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kenangan Jennifer tentang masa pertumbuhannya sejak kecil,
penuh dengan kesenangan. Negara Washington merupakan
tempat seperti dalam buku-buku cerita bagi anak kecil, karena
penuh dengan gunung-gunung yang puncaknya tertutup salju
serta taman-taman nasional. Di sana terdapat hiburan-hiburan
berupa ski air dan mendayung, dan setelah dia besar, mendaki
gunung sampai ke puncak yang bersalju serta bedarmawisata
ke tempat-tempat yang namanya indah-indah: Okanapecosh
dan Nisqual y, ada danau yang bernama Lake Cle Elum dan Air
Terjun Chenuis, ada Horse Heaven serta Lembah Yakima.
Jennifer belajar mendaki Gunung Rainier dan main ski di
Timberline dengan ayahnya. Ayahnya selalu menyediakan
waktu baginya. Sedang ibunya yang cantik tetapi selalu resah, selalu sibuk
entah dengan apa dan jarang berada di rumah. Jennifer
memuja ayahnya. Abner Parker berdarah campuran Inggris,
Irlandia, dan Skotlandia. Tinggi badannya lumayan, berambut
hitam, dan matanya hijau kebiruan. Dia seorang yang penuh
rasa belas kasihan dengan rasa keadilan yang berakar berurat.
Dia tidak menaruh perhatian pada uang, dia lebih tertarik
pada sesama manusia. Dia mau duduk berjam-jam dengan
Jennifer, menceritakan tentang perkara-perkara yang sedang
ditanganinya dan masalah-masalah orang-orang yang datang
ke kantornya yang kecil dan sederhana. Bertahun-tahun
kemudian barulah Jennifer menyadari bahwa ayahnya
berbicara dengan dia, karena tak ada kawan bicaranya,
tempatnya mencurahkan isi hatinya.
Sepulang dari sekolah, Jennifer selalu bergegas pergi ke
gedung pengadilan untuk melihat ayahnya bekerja. Bila tak
ada sidang, Jennifer berdiri saja di kantor ayahnya,
mendengarkan perkara-perkara ayahnya dan para kliennya.
Mereka tak pernah membicarakan tentang rencana dia akan
kuliah di fakultas hukum; hal itu dianggap dengan sendirinya.
25 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Waktu Jennifer berumur lima belas tahun, dia mulai bekerja
membantu ayahnya dalam musim-musim panas. Pada saat
gadis-gadis lain seusianya asyik kencan dengan anak laki-laki
atau pacaran, Jennifer sudah asyik dengan bermacam-macam
pengaduan dan surat-surat wasiat.
Anak laki-laki bukannya tak tertarik padanya, tetapi dia
jarang mau keluar. Bila ayahnya bertanya mengapa begitu, dia
menjawab, "Mereka terlalu muda, Papa." Dia yakin bahwa
pada suatu hari kelak dia akan menikah dengan seorang ahli
hukum seperti ayahnya. Pada hari ulang tahun Jennifer yang keenam belas, ibunya
meninggalkan kota mereka dengan putra tetangga mereka
yang berumur delapan belas tahun, dan hidup ayah Jennifer
padam perlahan-lahan. Tujuh tahun kemudian jantungnya
baru berhenti berdetak, tetapi dia boleh dikatakan sudah
meninggal pada saat dia mendengar tentang perbuatan
istrinya. Seluruh kota tahu hal itu dan merasa kasihan, dan hal
itu tentu memperburuk keadaan, karena Abner Parker adalah
pria yang mempunyai harga diri. Waktu itulah dia mulai
minum-minum. Jennifer melakukan segalanya untuk
menghibur ayahnya, namun sia-sia, dan keadaan pun tidak
seperti semula lagi. Tahun berikutnya, waktu tiba saatnya Jennifer harus
melanjutkan pelajarannya ke perguruan tinggi, dia bahkan
ingin tinggal di rumah saja, tetapi ayahnya tak mau
membiarkannya. "Kita akan menjadi patner dalam suatu perusahaan
pengacara, Jennie," kata ayahnya. "Cepat-cepatlah kau
mendapatkan gelar sarjana hukummu itu."


Malaikat Keadilan Rage Of Angels Karya Sidney Sheldon di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Setelah dia tamat, dia mendaftarkan diri di Universitas
Washington di Seattle pada fakultas hukum. Pada tingkat
pertama di fakultas, sementara teman-teman sekelasnya
bersusah payah mempelajari soal-soal yang berhubungan
dengan kontrak-kontrak, pengaduan-pengaduan, hak milik,
26 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
prosedur-prosedur umum, dan hukum kriminal, yang seolah-
olah merupakan rawa-rawa yang tak tertembusi oleh mereka,
Jennifer malah merasa seolah-olah berkecimpung dalam
bidangnya sendiri. Dia pindah ke asrama universitas dan
mendapatkan pekerjaan di perpustakaan hukum.
Jennifer amat menyukai Seattle. Pada hari-hari Minggu, dia
dan seorang mahasiswi Indian bernama Ammini Wil iams dan
seorang gadis besar dari Irlandia yang bernama Josephine
Col ins, pergi berdayung ke Green Lake di jantung kota, atau
menghadiri perlombaan Gold Cup di Danau Washington, dan
melihat hydroplanes yang beraneka warna lewat.
Ada perkumpujan-perkumpulan jazz yang besar di Seattle,
dan yang paling disukai Jennifer adalah Peter's Poop Deck, di
mana tak ada meja-meja biasa melainkan peti-peti bekas
minuman yang beralaskan potongan-potongan kayu.
Petang hari, Jennifer, Ammini, dan Josephine pergi ke
restoran Hasty Tasty, tempat mereka berkumpul, di mana
mereka bisa makan kentang goreng yang bukan main
enaknya. Ada dua orang pemuda yang mengejar-ngejar Jennifer:
seorang mahasiswa kedokteran yang muda dan menarik,
bernama Noah Larkin dan seorang mahasiswa hukum
bernama Ben Munro. Kadang-kadang Jennifer kencan juga
dengan mereka, tetapi! dia terlalu sibuk dan tak sempat
memikirkan percintaan secara serius.
Musim kadang-kadang kering, lalu basah dan berangin, dan
hari-hari agaknya hujan selalu. Jennifer mengenakan jaket
kasar yang berkotak-kotak berwarna hijau kebiruan yang bisa
menyerap air hujan dan matanya jadi berkilat dan tampak
seperti zamrud. Dia berjalan dalam hujan, tenggelam dalam
pikirannya sendiri, tanpa menyadari bahwa segala sesuatu
yang dilewatinya sebenarnya bisa menghapuskan
kenangannya. 27 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dalam musim semi, gadis-gadis itu tampak bermekaran
dalam pakaian mereka yang warnanya cerah. Ada enam buah
asrama pria berjajar di universitas itu, dan para mahasiswa
penghuninya biasanya berkumpul di halaman berumput dan
memperhatikan gadis-gadis yang lewat, tetapi pada diri
Jennifer ada sesuatu yang membuat diri mereka malu. Ada
sesuatu yang khusus pada diri gadis itu yang sulit mereka
pastikan, suatu perasaan bahwa Jennifer sudah mencapai
sesuatu yang masih harus mereka cari.
Setiap musim panas, Jennifer pulang mengunjungi
ayahnya. Orang tua itu telah banyak berubah. Dia tak pernah
mabuk lagi, tetapi tak pernah pula dia benar-benar sadar. Dia
telah menarik dirinya dalam sebuah benteng emosi, di mana
tak satu pun bisa menyentuhnya.
Ayahnya meninggal waktu Jennifer duduk di semester
terakhir di fakultas hukumnya. Orang-orang di kota itu ingat
akan orang tua itu, dan ada kira-kira seratus orang yang
menghadiri pemakamannya, yaitu orang-orang yang pernah
dibantunya dan diberinya nasihat, dan setelah bertahun-lahun
berlalu menjadi sahabat-sahabatnya. Jennifer berdukacita
seorang diri. Dia tidak saja kehilangan seorang ayah. Dia telah
kehilangan seorang guru dan penasehat.
Setelah pemakaman, Jennifer kembali ke Seattle untuk
menyelesaikan kuliahnya. Peninggalan ayahnya tak sampai
seribu dolar dan dia harus menentukan jalan hidupnya sendiri.
Dia yakin kalau dia tak bisa kembali ke Kelso dan membuka
praktek pengacara di sana, karena di sana dia akan selalu
dipandang sebagai gadis kecil yang ibunya telah pergi dengan
seorang pemuda berumur belasan, tahun.
Karena angka rata-ratanya tinggi. Jennifer diberi
kesempatan untuk diwawancarai oleh beberapa perusahaan
pengacara yang terkemuka di negaranya dan dia menerima
beberapa tawaran kerja. 28 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Warren Oakes, profesor yang mengajarnya hukum kriminal
berkata, "Itu benar-benar suatu kehormatan, Nona. Sulit sekali seorang wanita, diterima bekerja di sebuah perusahaan
pengacara yang baik-baik."
Kesulitan Jennifer adalah bahwa dia tak lagi punya rumah
tempatnya berakar. Dia tak tahu pasti di mana dia akan
tinggal. Tak lama sebelum tamat, masalah Jennifer terpecahkan.
Profesor Oakes menyuruh Jennifer menemuinya setelah
pelajaran usai. "Saya menerima surat dari kantor Kejaksaan Negeri di
Manhattan, yang meminta saya untuk menunjuk mahasiswa
didikan saya yang paling cerdas untuk dipekerjakan sebagai
stafnya. Bagaimana, tertarik?"
New York. "Ya, Pak." Jennifer begitu terpana hingga
jawaban itu tercetus begitu saja.
Dia terbang ke New York untuk menjalani ujian masuk, dan
kembali ke Kelso untuk menutup kantor pengacara ayahnya.
Kegiatan itu merupakan suatu pengalaman yang manis-manis
getir, dipenuhi kenangan masa lalu dan Jennifer merasa
seolah-olah dia telah tumbuh di kantor itu.
Dia mendapatkan pekerjaan sebagai asisten dalan
perpustakaan hukum universitas, untuk mengisi waktunya
sampai dia mendengar apakah dia lulus atau tidak dalam ujian
masuknya di New York. "Kantor itu adalah yang paling keras di negeri ini," kata Profesor Oakes mengingatkannya. Tetapi Jennifer sudah tahu.
Dia menerima pemberitahuan bahwa dia lulus, dan pada
hari itu juga dia menerima tawaran kerja dari kantor
Kejaksaan Negeri. Seminggu kemudian. Jennifer sudah berada dalam
perjalanannya ke timur. 29 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
*** Dia menemukan sebuah apartemen kecil melalui sebuah
iklan di surat kabar, di bilangan Third Avenue. Kamarnya
terletak di lantai empat yang bertangga curam, dan di
dalamnya terdapat sebuah perapian tiruan. Latihan turun-naik
ini akan baik bagiku, pikii Jennifer sendiri. Tak ada gunung
yang dapat didakinya di Manhattan itu, tak ada air terjun
tempatnya meluncur. Apartemen itu terdiri dari sebuah kamar
tamu kecil, di mana ada sebuah sofa yang bisa diubah menjadi
tempat tidur yang berbenjol-benjol dan sebuah kamar mandi
dengan sebuah jendela yang kacanya sudah dicat hitam oleh
seseorang, hingga seolah-olah tertutup. Perabotnya
kelihatannya seperti hasil pemberian dari balai keselamatan.
Ah, biarlah, aku tidak akan lama tinggal di tempat ini, pikir
Jennifer. Ini hanya untuk sementara, sampai aku bisa
membuktikan diri sebagai seorang ahli hukum.
Inilah impiannya. Kenyataannya, baru berada di New York
kurang dari tujuh puluh dua jam, dia telah dilempar dari staf
Kejaksaan Negeri dan sedang menghadapi kemungkinan
dibatalkan haknya sebagai pengacara.
Jennifer tak mau lagi membaca surat kabar dan majalah,
dan dia berhenti nonton tv, karena ke mana pun dia berpaling,
dia selalu melihat dirinya sendiri. Dia merasa bahwa orang-
orang menatapnya dijalan, didalam bus, dan di pasar. Dia
mulai bersembunyi dalam apartemennya yang sempit, dia tak
maui menjawab telepon dan tak mau membukakan pintu bila
ada orang yang menekan bel. Terlintas niatnya untuk
mengepak kopor-kopornya dan kembali ke Washington. Ingin
dia mendapatkan pekerjaan di bidang lain. Dia bahkan punya
niat untuk membunuh diri. Berjam-jam lamanya dia
mengarang surat untuk Jaksa Robert Di Silva. Setengah dari
surat itu menuduh dengan tajam bahwa laki-laki itu tak
berperasaan dan kurang pengertian. Sedang setengahnya lagi
30 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
merupakan permintaan maaf dengan rendah hati, diiringi
permohonan agar Di Silva mau memberinya kesempatan lagi.
Tak satu pun surat itu dikirimkannya.
Baru kali inilah selama hidupnya, Jennifer dilanda rasa
putus asa. Dia tak punya teman di New York, tak seorang pun
yang bisa diajaknya berbicara. Sepanjang hari dia mengunci
dirinya dalam apartemennya, dan malam hari barulah dia
menyelinap ke luar untuk berjalan-jalan di kota yang sunyi
sepi. Para pengganggu keamanan yang biasanya menguasai
malam hari, tak pernah mengganggunya. Mungkin mereka
melihat rasa kesepian dan keputusasaan mereka sendiri
terbayang di mata gadis itu.
Sementara berjalan, Jennifer berulang kali membayangkan
peristiwa di dalam ruang sidang, dengan akhir yang selalu
berubah. Seorang laki-laki memisahkan dirinya dari kumpulan orang
banyak di sekeliling Di Silva dan bergegas ke arahnya. Dia
membawa sebuah amplop dari kertas manila.
Nona Parker" Ya. Bapak Kepala meminta agar Anda menyampaikan ini pada
Stela. Jennifer memandangnya dengan dingin. Tolong kartu landa
pengenal Anda. Laki-laki itu menjadi panik lalu lari.
Seorang laki-laki memisahkan dirinya dari kumpulan mang
banyak di sekeliling Di Silva, lalu bergegas ke arahnya. laki-laki itu membawa sebuah amplop dari kertas manila.
Nona Parker" Ya. 31 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Bapak Kepala minta agar memberikan ini pada Stela.
Menyerahkannya amplop itu ke dalam tanga nnya.
Jennifer membuka amplop itu dan meliha t bangkai burung kenari di dalamnya. Anda saya tahan.
Seorang laki-laki memisahkan dirinya dar i kerumunan orang banyak di sekeliling Di Silva, dan bergegas ke arahnya. Ia membawa sebuah amplop dari kertas manil a. Laki-laki itu berjalan melewatinya ke arah seorang asiste n jaksa yang lain dan menyampaikan amplop itu padanya. Ba pak Kepala minta agar Anda menyampaikan ini pada Stela.
Dia bisa mengulangi menulis adegan itu sesering mungkin, namun tak satu pun yang berubah. Satu kesalahan bodoh telah menghancurkannya. Tetapi siapa yang mengatakan bahwa hidupnya sudah hancur" Pers" Di Silva" Dia tak mendengar berita barang sepatah pun mengenai pencabutan haknya sebagai ahli hukum, dan selama berita itu belum diterimanya, dia masih tetap seorang pengacara. Ada beberapa perusahaan pengacara yang telah menawari aku pekerjaan, pikir Jennifer.
Dengan harapan yang mulai timbul, Jennifer mengeluarkan daftar perusahaan-perusahaan yang pernah berbicara dengannya, lalu mulai menelepon beberapa di antaranya. Di antara orang-orang yan dimintainya untuk berbicara, tak seorang pun ada di tempat, dan tak satu pun kantor yang diteleponnya memberikan jawaban. Empat hari dia baru menyadari bahwa dia sudah dikucilkan dari jabatan itu.
Perhatian besar pada perkara itu sudah memudar tetapi semua orang masih ingat.
Jennifer terus-menerus menelepon mencari tempat bekerja, dengan rasa putus asa yang berubah menjadi kemarahan, yang menjadi frustrasi dan kembali lagi menjadi putus asa. Dia berpikir bagaimana dia harus menjalani sisa hidupnya, dan setiap kali pikirannya kembali pada satu hal; hanya ada satu hal yang benar-benar diingininya, yaitu membuka usaha
32 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pengacara. Dia seorang ahli hukum, dan demi Tuhan, selama
tidak dilarang, dia akan menemukan jalan untuk
mempraktekkan profesinya itu.
Dia mulai berkeliling ke kantor-kantor pengacara di
Manhattan. Dimasukinya kantor-kantor itu tanpa memberi
tahu sebelumnya, disebutkannya namanya pada petugas
penerima tamu dan minta bertemu dengan kepala bagian
kepegawaian. Kadang-kadan dia mendapatkan kesempatan
untuk diwawancarai tetapi setiap kali Jennifer merasa bahwa
mereka melakukannya sekedar dorongan rasa ingin tahu. Di
adalah manusia yang sudah bercacat dan orang itu ingin
melihat bagaimana rupanya sebenarnya. Sering kali dia hanya
diberi tahu bahwa di situ tak ada lowongan.
Setelah enam minggu berlalu, uang Jennifer sudah menipis.
Dia seharusnya pindah ke apartemen yang lebih murah, tetapi
tempat yang lebih murah itu tak ada. Dia mulai tak sarapan,
dan makan siang serta makan malam di sebuah warung
makan di sudut jalan, di mana makanannya tak enak tetapi
harganya murah. Dia menemukan warung-warung makan, di
mana dengan uang sedikit dia bisa makan kenyang, bisa
makan slada sekenyang-kenyangnya dan minum bir sepuas-
puasnya. Jennifer tak suka bir, tetapi minuman itu
mengenyangkan. Setelah Jennifer mendatangi perusahaan pengacara yang
besar-besar dengan sia-sia, dia mengeluarkan daftar
perusahaan-perusahaan pengacara yang lebih kecil dan mulai
lagi menelepon, namun berita tentang namanya yang sudah
buruk telah mendahuluinya sampai pada mereka. Dia
menerima lamaran dari beberapa orang pria yang merasa
tertarik padanya, namun tawaran pekerjaan tak satu pun. Dia
mulai merasa putus asa. Baiklah, pikirnya menantang, bila tak
seorang pun mau menerima diriku bekerja, aku akan
membuka kantor pengacara sendiri. Kesulitannya adalah
bahwa untuk itu diperlukan uang sekurang-kurangnya sepuluh
33 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ribu dolar. Dia akan membutuhkan uang untuk menyewa
tempat, telepon, seorang sekretaris, buku undang-undang,
sebuah meja tulis dengan kursi-kursinya, alat-alat tulis...
padahal untuk membeli perangko pun dia tak mampu.
Jennifer menghitung-hitung gajinya dari Kejaksaan Negeri,
tetapi itu tentulah sudah hilang. Dia tak terlalu mengharapkan
uang pesangon. Dia bukannya dipecat; dia seakan-akan telah
dipenggal. Tidak, tak ada jalan baginya untuk membuka
kantornya sendiri, betapapun kecilnya. Jalan keluarnya adalah,
mencari seseorang yang mau bersama-sama menggunakan
sebuah kantor. Jennifer membeli koran New York Times dan mulai mencari
iklan berjudul 'yang memerlukan'.
Di kaki halaman dia baru menemukan sebuah iklan yang
berbunyi: Dicari seorang profesional yang mau menggunakan
suatu tempat bersama dua orang profesional lain, atas dasar
sewa. Iklan itu dirobeknya, lalu dengan naik kereta api bawah
tanah dia pergi ke alamat yang tercantum pada iklan itu.
Didapatinya sebuah gedung tua yang tak terpelihara di
suatu bagian dari Broadway. Kantor itu terdapat di lantai
sepuluh dan di pintunya terpasangi papan nama kecil
bertulisan: KENNETH BAILEY Detektif ulung (huruf i dan huruf u pada tulisan itu sudah tak terbaca)
Di bawahnya tertulis: Agen Koleksi Rockefel er (di sini, huruf o dan huruf e yang sudah terhapus)


Malaikat Keadilan Rage Of Angels Karya Sidney Sheldon di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

34 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Jennifer menarik napas panjang, membuka pintunya, lalu masuk. Dia berdiri di tengah-tengah sebuah kantor kecil yang tak berjendela. Dalam kamar sempit itu terdapat tiga buah meja yang tak beralas dan tiga buah kursi, dua di antara meja dan kursi itu sudah ditempati orang.
Pada salah satu meja itu duduk seorang laki-laki setengah baya yang botak dan berpakaian kumal. Dia sedang meneliti beberapa lembar kertas. Pada dinding di seberangnya, di meja yang sebuah lagi duduk seorang pria yang berumur tiga puluhan. Rambutnya berwarna merah bata dan matanya biru cerah. Kulitnya pucat dan berbintik-bintik hitam. Dia mengenakan celana jeans yang ketat, berbaju kaus dan bersepatu kanvas tanpa kaus kaki. Dia sedang berbicara di telepon.
"Jangan kuatir, Nyonya Desser, dua orang petugas saya yang paling hebat sedang menangani masalah anda. Dalam waktu singkat ini kita akan mendapatkan berita tentang suami Nyonya. Sayangnya, saya harus minta uang tambahan untuk ongkos.... Jangan-jangan kirimkan melalui pos. Pos sekarang tak beres. Petang ini saya akan berada di daerah tempat Anda tinggal. Saya akan mampir untuk mengambilnya."
Gagang telepon diletakkannya, diangkatnya mukanya dan dia melihat Jennifer.
Dia bangkit dengan tersenyum, lalu mengulurkan tangan yang kuat dan kekar. "Saya Kenneth Bailey. Apa yang dapat saya lakukan untuk Anda pagi ini?"
Jennifer sekali melihat ke sekeliling ruang itu dan berkata ragu-ragu, "Saya.... saya datang sehubungan dengan iklan Anda."
'Oh." Mata biru laki-laki itu tampak keheranan.
Laki-laki yang botak menatap Jennifer.
35 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kenneth Bailey berkata, "Ini Otto Wenzel. Dialah Agen
Koleksi Rockefel er itu."
Jennifer mengangguk. "Halo." lalu mengembalikan
perhatiannya pada Kenneth Bailey. "Sedang Anda adalah
detektif ulung itu?"
"Benar. Apa urusan Anda?"
"Urusan....?" Setelah sadar dia melanjutkan, "Saya seorang
ahli hukum." Kenneth Bailey melihat padanya dengan pandang
menyelidik dan kurang percaya. "Dan Anda ingin berkantor di
sini?" Sekali lagi Jennifer memandang seputar kantor yang suram
itu dan membayangkan dirinya duduk di meja kosong di
antara kedua laki-laki itu.
"Barangkali sebaiknya saya cari yang lain saja," katanya.
"Saya belum tahu...."
"Sewanya hanya sembilan puluh dolar sebulan."
"Dengan harga sembilan puluh dolar saya bisa membeli
gedung ini," sahut Jennifer. Dia berbalik dan akan pergi.
"Hei, tunggu dulu."
Jennifer berhenti. Kenneth Bailey menggosok-gosok dagunya yang pucat.
"Untuk Anda akan saya turunkan menjadi enam puluh. Bila
usaha Anda maju kita bisa berbicara tentang kenaikan."
Itu murah sekali. Jennifer tahu bahwa dia tidak akan
pernah mendapatkan tempat seperti itu di mana pun juga
dengan harga sekian. Sebaliknya dia tidak akan bisa menarik
klien di tempat yang seburuk itu. Ada satu hal lagi yang harus
dipertimbangkannya! Dia tak punya uang enam puluh dolar.
"Baiklah, saya setuju," kata Jennifer.
36 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Anda tidak akan menyesal," Kenneth Bailey berjanji.
"Kapan Anda akan membawa pindah barang-barang Anda
kemari?" "Sudah ada di sini semuanya."
Kenneth Bailey sendiri yang menuliskan papan nama di
pintu: JENNIFER PARKER Penasihat Hukum Jennifer membaca papan nama itu dengan perasaan
campur aduk. Dalam keadaan tertekan bagaimanapun juga,
tak pernah dia membayangkan namanya tertulis di bawah
nama seorang detektif swasta dan seorang pengumpul mata
uang. Namun melihat papan nama yang agak miring itu, mau
tak mau timbul juga rasa bangganya. Dia adalah seorang
penasihat hukum. Papan nama di pintu itu buktinya.
Setelah kini mendapatkan ruang kantor, Jennifer tinggal
menunggu datangnya para klien.
Jennifer kini bahkan sudah tak mampu lagi makan di
warung yang termurah itu. Untuk sarapan dia hanya
memanaskan roti dan kopi di atas piring yang dipanaskannya
di atas radiator dalam kamar mandinya yang kecil. Dia tak
makan siang dan dia makan malam di warung yang menjual
sosis besar-besar, roti dan slada, serta kentang.
Setiap pagi pukul sembilan tepat dia sudah berada di meja
kantornya, tetapi tak ada yang harus dikerjakannya kecuali
mendengarkan Ken Bailey dan Otto Wenzel berbicara di
telepon. Agaknya pekerjaan Ken Bailey yang utama adalah
menemukan kembali para suami atau anak-anak yang lari, dan
mula-mula Jennifer yakin bahwa dia adalah seorang penipu
yang mengobral janji dan memungut bayaran banyak. Tetapi
37 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dalam waktu singkat, Jennifer menyadari bahwa Ken Bailey
bekerja keras dan sering kali berhasil. Dia cerdas dan pandai.
Otto Wenzel merupakan teka-teki. Teleponnya sering
berdering. Telepon itu diangkatnya, dia menggumamkan
beberapa patah kata di telepon itu, menuliskan sesuatu pada
secarik kertas, lalu menghilang beberapa jam.
"Si Oscar itu mengusahakan pengembalian," Ken Bailey
menjelaskan pada Jennifer pada suatu hari.
"Pengembalian bagaimana?"
"Yah, perusahaan-perusahaan koleksi memintanya untuk
menemukan kembali mobil-mobil, pesawat-pesawat tv, mesin
cuci.... apa saja." Dia memandang Jennifer dengan rasa ingin tahu. "Apakah
Anda sudah ada klien?"
"Ada beberapa hal yang harus saya urus," kata Jennifer
mengelak. Ken mengangguk. "Jangan sampai putus asa. Semua orang
pernah berbuat salah."
Jennifer merasa wajahnya panas. Jelas Ken tahu tentang
dirinya. Ken Bailey sedang membuka bungkusan besar yang
ternyata berisi roti berisi daging panggang. "Maukah Anda
makan sedikit?" Roti itu kelihatan enak sekali. "Tidak, terima kasih," kata Jennifer dengan tegas. "Saya tak pernah makan siang."
"Baiklah." Jennifer memandangi Ken menggigit roti yang kelihatan
berlemak itu. Ken melihat air mukanya dan berkata,
"Sungguh-sungguhkah Anda....?"
"Tidak, terima kasih. Sa.... saya ada janji."
38 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ken Bailey memperhatikan Jennifer berjalan ke luar kantor
dan wajahnya jadi serius. Dia biasa membanggakan dirinya
atas kemampuannya membaca wajah orang, tetapi Jennifer
Parker benar-benar teka-teki baginya. Berdasarkan berita-
berita tv dan surat-surat kabar, dia selama ini yakin bahwa
seseorang telah membayar gadis itu untuk menggagalkan
perkara melawan Michael Moretti. Setelah bertemu dengan
Jennifer sendiri, Ken jadi kurang yakin. Dia pernah menikah
dan telah mengalami kegagalan dan dia lalu menilai rendah
pada kaum wanita. Tetapi ada sesuatu yang meyakinkan
dirinya bahwa yang seorang ini, istimewa. Dia cantik, cerdas,
dan punya harga diri. Ya Tuhan! pikirnya sendiri. Jangan tolol!
Dibebani satu pembunuhan saja sudah cukup.
Emma Lazarus adalah seorang penyair goblok yang
sentimental, pikir Jennifer. "Berilah tubuhmu yang letih, yang malang, dan yang terhimpit itu kesempatan untuk menghirup
udara segar.... Kirimkanlah mereka yang tunawisma, yang
terlempar oleh badai, kepadaku" Memang setiap orang yang
membual keset kaki di New York akan bisa bangkrut setiap
saat. Di New York tak ada yang peduli apakah kita hidup atau
mati. Jangan mengasihani dirimu sendiri, pikir Jennifer sendiri.
Tetapi hal itu sulit sekali. Simpanannya sudah tinggal
delapan belas dolar, sewa apartemennya sudah kedaluwarsa,
sedang sewa tempat di kantornya dua hari lagi harus
dibayarnya. Uangnya tak cukup lagi untuk tinggal di New York
lebih lama, dan uang itu tak cukup pula untuk berangkat.
Jennifer mencari di halaman kuning buku telepon, Dia
menelepon kantor-kantor pengacara menurut abjad, untuk
melamar pekerjaan. Dia menelepon di tempat-tempat telepon
umum, karena dia malu kalau-kalau pembicaraannya
terdengar oleh Ken Bailey dan Otto Wenzel. Hasilnya selalu
sama. Tak seorang pun berminat untuk menerimanya bekerja.
Dia harus kembali ke Kelso, dan bekerja sebagai seorang
pembantu atau sekretaris salah seorang Sahabat ayahnya.
39 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Betapa akan benci ayahnya pada gagasan itu! Itu akan
merupakan pukulan yang getir, tapi dia tak ada pilihan lain.
Dia akan kembali membawa kegagalan. Masalah yang
langsung harus dihadapinya kini adalah biaya perjalanan. Dia
mencari-cari dalam surat kabar petang New York Post dan
menemukan sebuah iklan yang mencari seseorang yang mau
patungan membayar ongkos perjalanan ke Seattle. Di situ
dicantumkan pula nomor teleponnya dan Jennifer memutar
nomor itu. Tak ada jawaban. Dia memutuskan untuk mencoba
lagi esok paginya. Esok harinya Jennifer pergi ke kantornya untuk terakhir
kali. Otto Wenzel sedang keluar, tetapi Ken Bailey ada,
sebagaimana biasa sedang menelepon. Dia mengenakan blue
jeans dan sweater dari bahan kashmir yang lehernya
berbentuk V. Dia sedang berkata, "Aku sudah menemukan istrimu.
Masalahnya, Sahabat, dia tak mau pulang.... Aku tahu wanita
memang tak bisa diperhitungkan.... Oke.... akan kukatakan di
mana dia berada dan kau boleh mencoba membujuknya untuk
kembali." Lalu disebutkannya alamat sebuah hotel di tengah-
tengah kota. "Terima kasih kembali." Diletakkannya kembali gagang telepon, lalu berputar dan menghadapi Jennifer. "Anda
kesiangan hari ini."
"Tuan Bailey, saya.... saya terpaksa pergi. Uang sewa
tempat ini akan saya bayar segera setelah saya mampu."
Ken Bailey bersandar di kursinya dan memperhatikannya.
Jennifer merasa tak enak diawasi begitu.
"Bisakah begitu?" tanya Jennifer.
"Akan kembali ke Washington kah Anda?"
Jennifer mengangguk. Ken Bailey berkata, "Sebelum Anda berangkat,! bisakah
Anda membantu saya" Saya punya teman seorang pengacara
40 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
yang berulang kali mendesak saya untuk membantunya
menyampaikan beberapa surat panggilan pengadilan, padahal
saya tak punya waktu. Dia membayar dua belas setengah
dolar untuk setiap surat panggilan ditambah uang perjalanan
yang diperhitungkan setiap mil. Bisakah Anda membantu?"
Sejam kemudian, Jennifer sudah berada di kantor
pengacara Peabody and Peabody, yang lantainya beralas
bahan sejenis beledu. Dalam kantor seperti inilah dia
mengangan-angankan dirinya bekerja pada suatu hari kelak,
dengan patner kerja lengkap dan sebuah sofa yang bagus di
sudut. Dia diantar ke sebuah kamar kecil di bagian belakang,
di mana seorang sekretaris yang tampak lesu, memberikan
setumpuk surat-surat panggilan padanya.
"Nih. Jangan lupa mencatat berapa mil perjalanan Anda.
Anda punya mobil, kan?"
"Tidak. Saya tak punya."
"Yah, kalau naik kereta api bawah tanah, catat
bayarannya." "Baik." Sepanjang hari itu, Jennifer menyampaikan surat-surat
panggilan di daerah-daerah Bronx, Brooklyn, dan Queens
dalam hujan lebat. Pukul delapan malam itu dia telah berhasil
mengumpulkan lima puluh dolar. Dia kembali ke
apartemennya yang kecil, dalam keadaan letih dan
kedinginan. Tapi dia akhirnya berhasil mendapatkan uang,
upahnya sang pertama sejak dia datang ke New York. Dan
Sekretaris itu telah mengatakan padanya bahwa masih banyak
surat panggilan yang harus disampaikannya. Pekerjaannya
memang berat, menjalani seluruh bagian kota, dan juga
makan hati. Ada yang membanting pintu di depan hidungnya,
dia disumpah serapah orang, diancam, dan malah dua kali
dilamar. Mengingat harus menghadapi hari kerja seperti itu
lagi rasanya lemah semangatnya, namun, selama dia masih
41 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bisa tinggal di New York, masih ada harapan, betapa pun
samarnya. Jennifer membuka keran air panas lalu masuk ke dalamnya,
sambil perlahan-lahan membenamkan dirinya di dalam bak
mandi, dan merasakan nikmatnya air yang memukul-mukul
tubuhnya. Tak disadarinya betapa letihnya dia tadi. Setiap
ototnya terasa sakit. Dia memutuskan bahwa makan malam
yang enak akan bisa menghidupkan semangatnya kembali. Dia
akan bersenang-senang. Aku akan memanjakan diriku makan
di restoran yang sebenarnya, yang mejanya beralas dan ada
serbetnya, pikir jennifer. Mungkin mereka akan
memperdengarkan musik lembut dan aku akan minum anggur
putih dan.... Angan-angan Jennifer terputus oleh dering lonceng pintu.
Aneh rasanya bunyi itu. Sejak dia pindah ke tempat itu dua
bulan yang lalu, tak seorang pun pernah mengunjunginya. Itu
tentu ibu penyewa kamar yang kesal karena sewa kamarnya
yang belum dibayar. Jennifer berbaring saja diam-diam dalam
bak mandinya sambil berharap ibu itu akan pergi. Dia merasa
terlalu letih untuk bergerak.
Lonceng pintu berbunyi lagi. Dengan enggan Jennifer
mengangkat dirinya dari bak yang berair hangat itu. Dia
mengenakan kimono dari bahan terry dan berjalan ke arah
pintu. "Siapa?" Pada sisi lain pjntu terdengar suara laki-laki berkata, "Nona
Jennifer Parker?" "Ya." "Saya Adam Warner. Saya seorang ahli hukum."
Dengan perasaan heran, Jennifer memasang rantai pada
pintu lalu membuka pintu itu sebesar celah saja. Pria yang
berdiri di lorong rumah itu berumur tiga puluh lebih sedikit....
42 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dia jangkung, rambutnya pirang, dan berdada bidang, sedang
matanya yang terlindung oleh kaca mata yang berbingkai
tanduk, berwarna abu-abu kebiruan. Dia mengenakan setelan
yang dibuat khusus, yang harganya pasti mahal.
"Bolehkah saya masuk?" tanyanya.


Malaikat Keadilan Rage Of Angels Karya Sidney Sheldon di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Seorang penjahat tentu tidak mengenakan setelan yang
dibuat khusus, sepatu merek Gucci, dan dasi sutra. Dia juga
tentu tidak mempunyai tangan yang berjari panjang-panjang
dan halus yang kukunya terpelihara.
"Sebentar." Jennifer melepas rantainya lalu membuka pintu. Waktu
Adam Warner masuk, Jennifer memandang ke segenap bagian
apartemennya yang berkamar satu itu, seolah Adam Warner
lah yang sedang memandanginya, dan dia bergidik. Pria itu
kelihatannya orang berada.
"Apa yang dapat saya bantu, Tuan Warner?"
Sedang berbicara itu, Jennifer tiba-tiba sudah menduga
mengapa orang itu datang, dan dia merasa berdebar. Ini tentu
mengenai salah satu pekerjaan yang pernah dilamarnya! Dia
menyesal mengapa dia tadi tidak mengenakan kimono bagus
berwarna biru tua yang dibuat khusus, mengapa lambutnya
tadi tidak disisir rapi, mengapa....
Adam Warner berkata, "Saya seorang anggota dari panitia
pemelihara disiplin dari Persatuan Ahli Hukum New York, Nona
Parker. Jaksa Negeri Kobert Di Silva dan Hakim Lawrence
Waldman telah meminta Bagian Banding untuk memulai
proses pembatalan hak sebagai pengacara terhadap Anda."
4 43 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kantor-kantor pengacara milik Needham, Finch, dan Warner terletak di Wal Street 30, menempati seluruh lantai teratas dari bangunan itu. Dalam perusahaan itu ada seratus dua puluh lima orang ahli hukum. Kantor-kantor itu bergaya kuno dan dijalankan dengan tenang, sesuai dengan organisasi yang mewakili beberapa nama terbesar dalam industri itu.
Adam Warner dan Stewart Needham sedang minum teh pagi hari, yang merupakan kebiasaan mereka. Stewart Needham adalah seorang pria yang gagah dan apik, yang berumur hampir tujuh puluh tahun. Dia berjanggut gaya Vandyke, dan mengenakan setelan dari bahan triko serta memakai vest. Kelihatannya dia tergolong orang-orang dari zaman tua, tetapi beratus-ratus lawannya dengan menyesal harus mengatakan, berdasarkan pengalaman bertahun-tahun, bahwa pikiran Stewart Needham benar-benar tergolong generasi abad kedua puluh. Dia seorang terkemuka, namun namanya hanya dikenal dalam lingkungan yang sesuai dengan kedudukannya. Dia lebih suka berada di garis belakang dan menggunakan pengaruhnya yang besar untuk mempengaruhi hasil badan legislatif, tugas-tugas badan pemerintahan tinggi, dan politik nasional. Dia berasal dari daerah New England, dilahirkan serta dididik dengan cara tak banyak cakap.
Adam Warner menikah dengan keponakan Needham, Mary Beth, dan Needham menjadi pelindungnya. Ayah Adam adalah seorang senator yang dihormati. Adam sendiri adalah seorang ahli hukum yang cerdas. Ketika dia tamat dari Fakultas Hukum Universitas Harvard dengan predikat magna cum laude, dia telah menerima tawaran bekerja dari perusahaan-perusahaan pengacara yang punya nama di seluruh negeri. Dia memilih Needham, Finch, dan Pierce, dan tujuh tahun kemudian menjadi partner mereka. Adam adalah seorang yang menarik, dan kecerdasannya agaknya menambah tinggi penilaian orang tentang dirinya. Dia percaya akan dirinya dan itu merupakan tantangan bagi kaum wanita. Sejak lama Adam sudah punva cara untuk mencegah agar para klien wanita jangan sampai 44
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
terlalu tergila-gila padanya. Sudah empat belas tahun dia
menikah dengan Mary Beth dan dia tak mau ada main di luar
perkawinannya. "Mau teh lagi, Adam?" tanya Stewart Needham.
"Tidak, terima kasih." Adam Warner sebenarnya tak suka
teh. Namun setiap pagi selama delapan tahun, dia minum teh
karena dia tak mau menyakiti hati partnernya itu. Cara
menyedu teh itu adalah hasil pemikiran Needham sendiri dan
hasilnya sama sekali tak enak.
Ada dua hal vang akan disampaikan Needham, dan seperti
biasanya, dia mulai dengan berita yang menyenangkan.
"Kemarin malam aku menghadiri pertemuan dengan beberapa
orang teman," kata Needham. Yang dimaksud dengan
beberapa orang teman adalah orang-orang top yang
memegang peranan dalam menentukan siapa-siapa yang akan
menjadi penguasa di negara itu. "Mereka sedang
mempertimbangkan untuk meminta kau agar mencalonkan diri
sebagai Senator Amerika Serikat, Adam."
Adam merasa bangga. Mengetahui sifat Stewart Needham
yang cermat, Adam yakin bahwa percakapan dengan teman-
temannya itu bukanlah sekedar iseng saja, karena kalau
demikian halnya dia tentu tidak akan mengutarakannya
sekarang. "Pertanyaan yang penting sekarang tentulah, apakah kau
merasa tertarik atau tidak. Ha
l itu akan berarti membawa
banyak perubahan dalam hidupmu."
Adam Warner menyadari hal itu. Bila dia memenangkan
pemilihan itu, akan berarti bahwa dia harus pindah ke
Washington DC, menghentikan prakteknya sebagai pengacara,
dan memulai hidup yang benar-benar baru. Dia yakin bahwa
Mary Beth akan menyukai hal itu; Adam tak yakin akan dirinya
sendiri. Namun dia telah dididik untuk mau mengemban
45 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tanggung jawab. Dia juga harus mengakui sendiri bahwa
memiliki kekuasaan itu adalah menyenangkan.
"Aku merasa tertarik, Stewart."
Stewart Needham mengangguk dengan rasa puas. "Bagus.
Mereka tentu akan senang." Dia menuangkan lagi secangkir
teh yang tak enak itu dan sambil lalu mengemukakan soal
yang satu lagi yang sedang dipikirkannya. "Panitia pendisiplin persatuan ahli hukum meminta kau untuk menyelesaikan
suatu persoalan kecil, Adam. Paling-paling dalam satu atau
dua jam sudah bisa diselesaikan."
"Apa itu?" "Sehubungan dengan perkara Michael Moretti itu. Agaknya
ada seseorang yang telah berhasil mendatangi salah seorang
asisten Bobby Di Silva, dan menyuapnya."
"Ada kubaca tentang hal itu. Tentang burung kenari itu."
"Benar. Hakim Waldman dan Bobby ingin nama wanita itu
dihapuskan dari daftar nama jabatan kita yang terhormat ini.
Demikian pula aku. Itu menodai kita."
"Mereka menyuruh aku melakukan apa?"
"Lakukanlah penelitian secara cepat saja, buktikan bahwa
gadis Parker itu telah bertindak melanggar hukum atau
melanggar etika, kemudian usulkan pembatalan haknya
sebagai pengacara. Dia cukup diberi tahu saja, dan mereka
berdua akan menangani selanjutnya. Itu hanya pekerjaan
rutin, bukan?" Adam merasa heran. "Mengapa harus aku, Stewart" Kita
punya beberapa belas ahli hukum muda dalam perusahaan
kita ini. Mereka itu tentu bisa menangani hal itu."
"Pak Jaksa kita yang terhormat secara khusus meminta
kau. Dia ingin agar jangan sampai terjadi kesalahan. Kita pun
tahu," sambungnya dengan datar, "Bobby itu orang yang tak 46
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mudah memaafkan. Besar benar keinginannya untuk
menangkap wanita yang bernama Parker itu."
Adam Warner duduk terdiam, membayangkan tumpukan
tugas yang harus diselesaikannya.
"Siapa tahu kita kelak membutuhkan bantuan kejaksaan,
Adam. Yah, mau diapakan lagi. Hal itu sudah menjadi
keputusan." "Baiklah, Stewart," kata Adam lalu bangkit.
"Benar-benarkah kau tak ingin teh lagi?"
"Tidak, terima kasih. Tehnya enak, seperti biasa."
Sekembalinya ke kantor, Adam Warner memanggil salah
seorang asistennya, seorang gadis Negro yang masih muda,
bernama Lucinda. "Cindy, tolong carikan aku semua informasi tentang
seorang ahli hukum yang bernama Jennifer Parker."
Gadis itu tertawa kecil lalu berkata, "Si Burung Kenari
Kuning." Semua orang tahu tentang dia.
Senja hari itu Adam Warner mempelajari salinan dari
jalannya sidang dalam perkara Rakyat New York melawan
Michael Moretti. Robert Di Silva telan menyampaikannya
melalui seorang suruhan khusus. Sudah lewat tengah malam
Adam baru selesai. Mary Beth telah dimintanya untuk
menghadiri suatu pesta seorang diri, dan menyuruh orang
membelikan roti untuk makan malamnya. Setelah dia selesai
membaca salinan itu, tak ada lagi keraguan dalam pikirannya
bahwa Michael Moretti pasti akan diputuskan bersalah oleh
dewan juri, seandainya tidak dihalangi oleh nasib buruk dalam
bentuk Jennifer Parker. Di Silva telah menuntut perkara itu
tanpa salah sama sekali. 47 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Adam beralih pada salinan keterangan saksi yang telah
berlangsung di kamar kerja Hakim Waldman setelah peristiwa
itu. Di Silva: Anda tamat perguruan tinggi"
Parker: Ya, Pak. Di Silva: Dan tamat fakultas hukum"
Parker: Ya, Pak. Di Silva: Seseorang yang tak Anda kenal menyerahkan
sebuah bungkusan pada Anda, menyuruh Anda
menyampaikannya pada saksi utama dalam sebuah sidang
tentang pembunuhan, dan Anda mau saja melakukannya.
Bukankah itu sudah melewati batas kebodohan namanya"
Parker: Bukan begitu kejadiannya.
Di Silva: Tadi Anda berkata begitu.
Parker: Maksud saya, saya sangka dia bukan orang yang
tak dikenal. Saya sangka dia salah seorang staf Anda.
Di Silva: Mengapa Anda beranggapan begitu"
Parker: Sudah saya katakan. Saya melihat dia bercakap-
cakap dengan Anda, lalu dia mendatangi saya dengan
membawa amplop itu, dan dia menyebut nama saya, apalagi
dia berkata bahwa Anda yang menyuruh saya
menyampaikannya pada saksi. Semua itu terjadi begitu cepat,
hingga.... Di Silva: Saya rasa tidak terlalu cepat terjadinya. Saya rasa
orang masih sempat merencanakannya. Orang masih sempat
mengatur seseorang untuk membayar Anda supaya Anda mau
menyerahkannya. Parker: Itu tak benar. Saya....
48 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Di Silva: Apa yang tak benar" Bahwa Anda tak tahu Anda
menyerahkan amplop itu"
Parker: Saya tak tahu apa isinya.
Di Silva: Jadi benarlah bahwa seseorang telah membayar
Anda. Parker: Saya tidak akan membiarkan Anda
memutarbalikkan kata-kata saya. Tak ada seorang pun
membayar saya. Di Silva: Jadi Anda hanya menolong secara sukarela"
Parker: Saya sangka saya menjalankan perintah Anda.
Di Silva: Kata Anda orang itu menyebut nama Anda.
Parker: Ya. Di Silva: Bagaimana dia tahu nama Anda"
Parker: Saya tak tahu. DiSilva: Ah, ayolah. Anda tentu tahu. Mungkin dia menerka
saja dan ternyata benar. Mungkin dia hanya melihat ke
sekeliling ruang sidang itu dan berkata, 'Itu ada orang yang
kelihatannya bernama Jennifer Parker.' Begitukah menurut
Anda" Parker: Sudah saya katakan, saya tak tahu.
Di Silva: Sudah berapa lama Anda pacaran dengan Michael
Moretti" Parker: Tuan Di Silva, kita telah membicarakan soal itu tadi.
Sudah lima jam Anda menanyai saya. Saya letih. Tak ada lagi
yang bisa saya tambahkan. Bolehkah saya pergi"
Di Silva: Kalau Anda beranjak dari kursi itu. Anda akan saya
suruh kurung. Anda sedang dalam kesulitan besar, Nona
Parker. Hanya ada satu jalan ke luarnya. Jangan berbohong
lagi dan mulailah berkata benar.
49 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Parker: Saya sudah mengatakan yang benar. Sudah saya
ceritakan semua yang saya tahu.
Di Silva: Kecuali nama orang yang telah menyampaikan
amplop itu pada Anda. Saya ingin tahu namanya dan saya
ingin tahu berapa dia membayar Anda.
Masih ada tiga puluh halaman salinan lagi. Segalanya telah
dilakukan oleh Robert Di Silva, hanya memukul saja yang tidak
dilakukannya. Namun Jennifer tetap bertahan pada ceritanya.
Adam menutup salinan itu dan menggosok-gosok matanya
dengan lesu. Hari sudah pukul dua subuh.
Esoknya dia akan menyerahkan kembali perkara Jennifer
Parker itu. Adam Warner merasa heran karena ternyata perkara
Jennifer Parker itu tak bisa diserahkannya kembali dengan
mudah. Karena Adam biasa bekerja dengan metode, maka dia
menyelidiki latar belakang kehidupan Jennifer Parker lebih
dahulu. Sejauh itu, kesimpulan yang dapat ditariknya adalah
bahwa gadis itu tak pernah tersangkut dalam kejahatan, dan
tak pernah ada hubungan dengan Michael Moretti.
Ada sesuatu dalam perkara itu yang mengusik hati Adam.
Pembelaan diri Jennifer Parker terlalu rapuh. Bila dia memang
bekerja untuk Moretti, maka laki-laki itu tentu akan melindungi
Jennifer dengan segala alasan yang masuk akal. Sedang
kenyataannya, kesaksian Jennifer jelas sekali polosnya hingga
terdengar ada kebenarannya.
Tengah hari, Adam menerima telepon dari jaksa, "Apa
kabar, Adam?" "Baik, Robert."
"Kudengar kau yang menjadi algojo dalam perkara Jennifer
Parker itu." 50 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Adam Warner merinding mendengar ungkapan itu. "Aku bersedia mengadakan penyelidikan, itu memang benar."
"Aku akan berusaha menyingkirkannya untuk jangka waktu panjang."
Adam terkejut mendengar nada kebencian dalam suara jaksa itu. "Tenang, Robert. Haknya belum lagi dicabut."
Di Silva tertawa kecil. "Itu kuserahkan padamu, Sahabat."
Dia mengubah nada bicaranya. "Aku mendengar berita burung, bahwa kau akan pindah ke Washington dalam waktu singkat. Aku ingin kau tahu bahwa kau bisa mengharapkan dukungan sepenuhnya dariku."
Memang sudah sepantasnya, pikir Adam Warner, jaksa itu sudah berpengalaman banyak. Dia tahu betul tempat-tempat mencari informasi, dan dia tahu mencari keuntungan yang sebanyak-banyaknya dari informasi-informasi itu.
"Terima kasih, Robert. Terima kasih banyak."
"Sama-sama, Adam. Aku menunggu berita lagi darimu."
Maksudnya tentu berita tentang Jennifer Parker. Usaha balas jasa yang dimaksud oleh Stewart Needham, dengan gadis itu sebagai barang taruhannya. Adam Warner mengingat kembali kata-kata Robert Di Silva: Aku akan berusaha menyingkirkannya untuk jangka waktu yang panjang. Sejak membaca dokumen tanya-jawabnya, Adam sudah
beranggapan bahwa tak ada bukti nyata untuk menuntut Jennifer Parker. Di Silva tidak akan bisa menangkap gadis itu, kecuali kalau gadis itu sendiri yang mengaku, atau ada seseorang yang tampil dengan informasi yang membuktikan bahwa dia berkomplot dengan kejahatan. Di Silva
mengharapkan Adam membantunya untuk membalaskan dendamnya.
Kata-kata yang dingin dan keras yang tercantum dalam
dokumen itu sudah jelas sekali, namun Adam ingin sekali
51 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mendengar nada suara Jennifer Parker waktu dia membantah
tuduhan atas dirinya. Banyak soal-soal mendesak yang menuntut perhatian
Adam, perkara-perkara penting vang melibatkan klien-klien
besar. Sebenarnya mudah saja untuk mengambil jalan pendek
dan melaksanakan keinginan Stewart Needham, Hakim
Lawrence Waldman, dan Robert Di Silva, tetapi naluri Adam
Warner membuatnya bimbang. Diambilnya lagi surat-surat
mengenai Jennifer Parker itu. Dituliskannya beberapa catatan
pendek, lalu dia menelepon interlokal.
Adam telah dibebani tanggung jawab, dan dia, berniat
melaksanakannya dengan sebaik-baiknya sebatas
kemampuannya. Dia tahu benar betapa lama dan sulitnya
orang harus belajar dan kerja keras yang dituntut dari
seseorang untuk menjadi ahli hukum supaya lulus ujian


Malaikat Keadilan Rage Of Angels Karya Sidney Sheldon di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

keahlian. Itu merupakan hadiah yang makan waktu bertahun-
tahun untuk memperolehnya, dan dia tak ingin merampasnya
begitu saja dari orang, bila dia tak yakin bahwa itu memang
berdasarkan hukum. Esok paginya Adam Warner sudah berada dalam pesawat,
pergi ke Seattle, Washington. Dia mengadakan pertemuan
dengan para profesor hukum yang mengajar Jennifer Parker,
dengan pemimpin perusahaan pengacara di mana Jennifer
magang selama dua musim panas, dan dengan beberapa
bekas teman sekelas Jennifer.
Stewart Needham menelepon Adam di Seattle. "Apa yang
kaulakukan di situ, Adam" Di sini bertumpuk perkara
menunggumu. Perkara Parker itu sebenarnya bisa diselesaikan
sekejap mata saja." "Beberapa pertanyaan telah timbul," kata Adam berhati-
hati. "Satu atau dua hari lagilah aku kembali, Stewart."
Mereka diam sebentar. "Baiklah. Tapi tak usahlah kita
membuang lebih banyak waktu daripada seperlunya."
52 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Waktu Adam Warner meninggalkan Seattle, dia merasa
hahwa dia telah mengenal Jennifer Parker hampir sebaik gadis
itu mengenal dirinya sendiri. Dalam pikirannya telah terbentuk
suatu gambaran tentang gadis itu, suatu potret diri mentalnya,
dengan bagian-bagian yang diisi oleh para profesor yang telah
mengajarnya hukum, ibu kos-nya, anggota-anggota
perusahaan pengacara tempatnya magang, serta teman-
teman sekelasnya. Gambaran yang diperoleh Adam sama
sekali tak ada persamaannya dengan gambaran yang
diberikan oleh Robert Di Silva. Hanya bila Jennifer Parker itu
seorang aktris yang paling sempurna di dunia inilah, dia baru
mungkin terlibat dalam komplotan yang membebaskan
seseorang seperti Michael Moretti.
Kini, dua minggu setelah dia bercakap-cakap dengan
Stewart Needham pagi hari itu, Adam Warner berhadapan
dengan gadis yang masa lalunya telah di jelajahinya. Adam
telah melihat foto-foto Jennifer di surat-surat kabar, tetapi dia
dicengangkan oleh pesona diri gadis itu. Meski hanya
mengenakan kimono tua tanpa make-up. dan rambutnya yang
berwarna coklat tua itu basah karena baru habis mandi, gadis
itu tetap mempesona. "Saya ditugaskan untuk meneliti peran Anda dalam perkara
Michael Moretti dulu itu. Nona Parker," kata Adam.
"Itu lagi!" Jennifer merasa amarahnya timbul dalam dirinya.
Perasaan itu mulai bagai percikan api yang lalu menjadi nyala
yang meluap dalam dirinya. Rupanya mereka masih terus
mengejarnya! Mereka rupanya ingin menyuruhnya
menanggung akibatnya sepanjang sisa hidupnya. Tetapi dia
sudah muak! Jennifer berkata dengan suara gemetar, "Tak ada yang
dapat saya katakan pada Anda! Pulanglah dan laporkanlah
pada mereka apa saja yang Anda mau. Saya memang telah
berbuat bodoh, tapi sepanjang pengetahuan saya, tak ada
undang-undang yang mempermasalahkan kebodohan. Jaksa
53 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
itu menuduh seseorang telah membayar saya." Diangkat
tangannya dengan sikap mencemooh. "Bila saya punya uang,
menurut Anda. akan maukah saya tinggal di tempat seperti
ini?" Lehernya rasa tersekat. "Sa... saya tak peduli apa yang Anda lakukan. Saya hanya ingin tak diganggu lagi. Nah,
silakan pergi!" Jennifer berbalik, lalu lari ke kamar mandi, sambil
membanting pintunya. Dia berdiri bersandar pada meja tempat mencuci muka,
sambil menarik napas panjang dan menyeka air matanya. Dia
tahu bahwa tindakannya tadi bodoh. Itu kebodohan yang
kedua kalinya, pikirnya lesu. Seharusnya dia menghadapi
Adam Warner tadi dengan cara yang lain. Dia seharusnya
mencoba memberikan penjelasan tadi, bukan menyerangnya.
Mungkin dengan demikian dia tidak akan jadi ditindak. Tetapi
dia tahu bahwa itu hanya prasangka saja. Tindakan mengirim
seseorang untuk menanyainya adalah suatu teka-teki. Pada
langkah berikutnya, akan datang seseorang yang akan
menunjukkan bukti, dan tindakan hukumnya pun dilakukanlah.
Maka akan diadakan sidang yang terdiri dari tiga orang ahli
hukum, yang akan membacakan tuduhannya pada suatu
Badan Pendisiplin, yang kemudian akan melapor pula pada
Badan Staf Gubernur. Keputusan yang akan diusulkan sudah
ditentukan lebih dulu: pembatalan hak sebagai pengacara. Dia
akan dilarang menjalankan praktek sebagai pengacara di
negara bagian New York. Ada satu hal yang menyenangkan
dalam hal ini, pikir Jennifer getir. Namaku akan dicantumkan
dalam Buku Guinness Book of Records, sebagai orang yang
punya karir di bidang hukum yang terpendek dalam sejarah.
Dia masuk ke dalam bak mandi lagi lalu duduk bersandar,
membiarkan air yang masih hangat meresapi tubuhnya, sambil
melemaskan syaraf syarafnya yang tegang. Pada saat itu dia
merasa terlalu letih untuk mengacuhkan apa yang terjadi atas
dirinya. Ditutup matanya dan dibiarkannya pikirannya
54 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
melayang. Dia setengah tertidur dan baru terbangun oleh air
yang sudah terasa dingin. Dia tak tahu berapa lama dia
terbaring dalam bak itu. Dengan enggan dia melangkah ke
luar sambil mengeringkan tubuhnya. Dia tak merasa lapar lagi.
Peristiwa dengan Adam Warner tadi telah mematahkan
seleranya. Jennifer menyisir rambutnya dan membubuhkan krim di
wajahnya, lalu memutuskan untuk pergi tidur tanpa makan.
Esok paginya dia akan menelepon sehubungan dengan
perjalanan dengan bayaran patungan ke Seattle itu.
Dibukanya pintu kamar mandinya dan masuk ke ruang tamu.
Adam Warner masih duduk di sebuah kursi, sambil
membalik-balik sebuah majalah. Dia mengangkat mukanya
waktu Jennifer memasuki ruang itu, dengan hanya berkain
handuk. "Maaf," kata Adam. "Saya...."
Jennifer berteriak kecil kengerian membayangkan dirinya,
lalu berlari ke kamar mandi, di mana dia mengenakan
kimononya lagi. Waktu dia keluar untuk menemui Adam lagi,
dia marah sekali. "Tanya-jawabnya sudah selesai. Anda tadi sudah saya
minta untuk pergi." Adam meletakkan majalah dan duduk dengan tenang.
"Nona Parker, apakah menurut Anda hal ini tak bisa kita bahas
dengan tenang sebentar?"
"Tidak!" Semua kemarahan yang terpendam meluap lagi
dalam diri Jennifer. "Tak ada lagi yang dapat saya katakan
pada Anda maupun pada panitia pendisiplin terkutuk itu. Saya
bosan diperlakukan seperti... seolah-olah saya ini penjahat!'"
"Adakah saya mengatakan bahwa Anda seorang penjahat?"
tanya Adam tenang-tenang.
"Anda.... bukankah untuk itu Anda berada di sini?"
55 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Sudah saya katakan untuk apa saya kemari. Saya
ditugaskan untuk menyelidiki dan memberikan usul untuk
membenarkan atau menggagalkan rencana pembatalan hak
Anda. Saya ingin mendengar kejadiannya dari pihak Anda."
' Oh begitu. Lalu harus saya bayar berapa Anda, supaya
tanpa mendapat keterangan dari saya Anda mau pergi?"
Wajah Adam menjadi tegang. "Maaf, Nona Parker." Adam
bangkit lalu berjalan ke arah pintu.
"Tunggu sebentar!"
Adam berbalik. "Maafkan saya." kata Jennifer. "Saya... semua orang
rasanya seperti memusuhi saya. Maafkan saya."
"Permintaan maaf Anda saya terima."
Jennifer tiba-tiba menyadari betapa tipisnya kimononya.
"Bila Anda ingin menanyai saya, izinkan sayva mengganti
pakaian saya dulu, baru kita bisa bercakap-cakap."
"Baiklah. Anda sudah makan malam?"
Jennifer ragu sebentar. "Saya...."
"Saya tahu ada sebuah restoran Prancis kecil yang rasanya
tepat sekali untuk dijadikan tempat mengajukan pertanyaan-
pertanyaan.'' Restoran itu kecil, tenang, dan menarik, terletak di 66th
Street di daerah East Side.
"Tidak terlalu banyak orang tahu tentang tempat ini," kata Adam Warner setelah mereka duduk. "Ini milik suatu
pasangan muda Prancis yang dulu bekerja di Les Pyrenees.
Makanannya istimewa."
Jennifer harus membenarkan kata-kata Adam itu. Tetapi
dia tak bisa menikmati apa-apa. Seharian itu dia tak makan,
tetapi dia demikian gugupnya hingga dia tak sanggup
56 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
memaksakan makanan barang sedikit pun ke dalam
tenggorokannya. Dia mencoba untuk santai, tetapi tak
berhasil. Bagaimanapun usahanya untuk berpura-pura, pria
tampan yang duduk di hadapannya itu adalah musuhnya.
Jennifer harus mengakui bahwa laki-laki itu benar-benar
tampan. Dia menyenangkan dan menarik, dan dalam keadaan
lain, Jennifer pasti akan sangat senang malam itu: tetapi
sekarang ini bukan keadaan lain. Seluruh masa depannya ada
dalam tangan orang asing ini. Satu atau dua jam lagi akan
ditentukan arah mana sisa hidupnya akan tertuju.
Dalam usahanya untuk membuat gadis itu santai Adam
telah meninggalkan kegiatannya sendiri. Dia baru saja kembali
dari perjalanan ke Jepang, dimana dia telah bertemu dengan
pejabat-pejabat tinggi pemerintahan. Orang telah menyiapkan
suatu pesta malam khusus untuk menghormatinya.
"Pernahkah Anda makan semut yang di tutul coklat?" tanya
Adam. "Belum." Adam tertawa kecil. "Makanan itu lebih enak daripada
jengkerik yang ditutupi coklat."
Adam bercerita tentang perjalanan perburuan ke Alaska
yang dilakukannya setahun yang lalu, dimana dia diserang
beruang. Dia berbicara tentang macam-macam, kecuali
tentang maksud pertemuan mereka di situ.
Jennifer telah menguatkan hatinya untuk menghadapi saat
Adam akan mulai menanyainya, nanun ketika akhirnya Adam
mulai bahan pembicaraan itu, seluruh tubuhnya jadi kaku.
Adam telah menghabiskan makanan penutupnya dan
berkata dengan tenang. "Saya akan mengajukan beberapa
pertanyaan, dan saya tak mau Anda sampai merasa risau.
Oke?" 57 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Jennifer tiba-tiba merasa kerongkongannya tersumbat. Dia tak yakin apakah dia masih bisa berbicara. Dia hanya mengangguk.
"Saya ingin Anda menceritakan apa adanya tentang apa yang terjadi di ruang sidang hari itu. Semua yang Anda ingat, segalanya yang Anda rasakan. Tenang-tenang saja."
Jennifer menarik napas dalam-dalam dengan gemetar dan berkata, "Baiklah."
Dengan terbata-bata, Jennifer mulai menceritakan peristiwa dalam ruang sidang waktu itu. Makin lama bicaranya makin cepat dan makin dihayatinya lagi semuanya. Adam duduk saja tenang-tenang sambil mendengarkan, memperhatikan Jennifer tanpa berkata apa-apa.
Setelah Jennifer selesai, Adam berkata, "Laki-laki yang memberikan amplop itu pada Anda" apakah dia ada di kantor Jaksa pagi harinya waktu Anda disumpah?"
"Hal itu sudah juga saya coba mengingat-ingatnya. Tapi saya benar-benar tak ingat. Banyak sekali orang di kantor itu hari itu dan tak seorang pun diantara mereka saya kenal."
"Pernahkah Anda melihat laki-laki itu sebelumnya di tempat lain?"
Jennifer menggeleng tak berdaya. "Saya tak ingat. Saya rasa tak pernah."
"Kala Anda, Anda melihatnya bercakap-cakap sebentar dengan Jaksa, tak lama sebelum dia mendatangi Anda untuk memberikan amplop itu, adakah Anda melihat Jaksa memberikan amplop itu kepadanya?".
"Saya... tidak."
58 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
'"Apakah Anda benar-benar melihat laki-laki itu bercakap-
cakap dengan Jaksa, atau apakah dia hanya berada dalam
kelompok orang banyak sekelilingnya saja?"
Jennifer menutup matanya sebentar, mencoba mengingat-
ingat kembali saat itu. "Maaf. Semuanya begitu
membingungkan. Saya... saya tak tahu."
"Tahukah Anda bagaimana dia sampai bisa tahu nama
Anda?" "Tidak." "Atau mengapa dia memilih Anda?"
"Itu mudah saja. Mungkin dia langsung bisa melihat orang
yang bodoh." Jennifer menggeleng. "Tidak. Maaf. Tuan
Warner, saya tak tahu."
"Orang menganggap soal itu penting sekali." kata Adam.
"Jaksa Di Silva sudah lama mengejar-ngejar Michael Moretti.
Sebelum Anda terlibat, dia punya harapan besar untuk
memenangkan perkara ini. Jaksa tak senang terhadap Anda".
"Saya pun merasa tak senang terhadap diri saya sendiri."
Jennifer tak dapat mempersalahkan Adam Warner
mengenai apa yang harus dilakukannya. Dia hanya sekedar
menjalankan tugasnya. Mereka berusaha keras untuk
menekannya dan mereka berhasil. Itu bukan tanggung jawab
Adam Warner; dia hanya merupakan alat mereka.
Jennifer tiba-tiba ingin sekali menyendiri. Dia tak ingin
siapa pun melihat kesedihannya.
"Maafkan saya," katanya. "Sa... saya kurang sehat. Saya ingin pulang."
Adam memandanginya sebentar. "Apakah Anda akan
merasa lebih baik bila saya katakan bahwa saya akan
mengusulkan agar rencana pembatalan atas hak Anda
dihapuskan?" 59 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Beberapa detik lamanya barulah Jennifer bisa meresapi kata-kata Adam itu. Jennifer menatapnya tanpa bisa berkata apa-apa, dia hanya memperhatikan wajah Adam, menatap mata yang ahu-abu kebiruan di balik kaca mata berbingkai tanduk itu. "Apakah Anda bersungguh-sungguh?"
"Menjadi pengacara itu penting sekali bagi Anda, bukan?"
tanya Adam. Jennifer terkenang akan ayahnya dengan kantornya yang kecil dan nyaman, akan percakapan yang biasa mereka lakukan, dan masa kuliahnya di fakultas hukum yang bertahun-tahun lamanya. juga harapan-harapan dan impian-impian mereka.
Kita akan menjadi partner. Cepat-cepat kaudapatkan gelar sarjana hukummu.
"Ya," bisik Jennifer.
"Bila Anda bisa mengatasi awal yang sulit ini, saya rasa Anda akan menjadi pengacara yang baik."
Jennifer tersemum dengan rasa terima kasih. "Terima kasih. Akan saya coba."
Kata-kata yang terakhir itu diulanginya lagi dalam
angannya. Aku akan memcoba Biarlah dia harus berbagi tempat di sebuah kantor kecil dan pengap, dengan seorang detektif swasta yang tak berarti dan seorang yang
menemukan kembali mobil-mobil yang hilang. Bagaimanapun juga, itu adalah sebuah kantor pengacara. Dia adalah anggota suatu profesi yang sah, dan dia akan diizinkan untuk membuka praktek pengacara. Hatinya penuh dengan rasa gembira. Dia memandang Adam yang duduk di seberangnya dan dia merasa bahwa dia akan merasa berterima kasih pada laki-laki ini untuk selama-lamanya.
Pelayan telah mulai membereskan piring-piring dari meja.
Jennifer mencoba berbicara, tetapi yang keluar hanya suara 60
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
yang merupakan campuran antara tawa dan isak, "Tuan
Warner...." "Setelah kita menjalani bersama begitu banyak, saya rasa


Malaikat Keadilan Rage Of Angels Karya Sidney Sheldon di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sepantasnya kalau saya dipanggil Adam saja."
"Adam...." "Ya?" "Saya harap ini tidak akan merusak hubungan kita, tapi...."
kata Jennifer, "saya lapar sekali!"
5 Beberapa minggu berikutnya berlalu dengan cepat. Jennifer
sibuk sekali, dari pagi-pagi sekali sampai larut malam,
menyampaikan panggilan-panggilan "yaitu perintah
pengadilan supaya seseorang hadir dalam suatu sidang untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan" dan panggilan-panggilan
pengadilan untuk hadir sebagai saksi. Jennifer tahu bahwa
kemungkinannya untuk mempunyai sebuah perusahaan
pengacara yang besar, tak ada, karena setelah keributan yang
besar itu di mana dia terlibat, tak seorang pun bermimpi untuk
meminta pembelaannya. Dia harus mencari jalan untuk
mencari nama, dia harus mulai dari awal.
Sementara itu, di meja kerjanya bertumpuk-tumpuk surat
panggilan dari Peabody and Peabody yang harus
disampaikannya. Meskipun tidak praktek sebagai pengacara,
dia berpenghasilan dua belas setengah dolar ditambah dengan
ongkos-ongkos lain. Sekali-sekali bila Jennifer harus bekerja sampai malam, Ken
Bailey mengajaknya makan malam bersama. Dari luar, laki-laki
itu kelihatan seperti sinis, tetapi Jennifer merasa bahwa itu
hanyalah kedok. Dia merasa bahwa laki-laki itu kesepian. Ken
61 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Bailey tamat dari Brown University. Dia cerdas dan banyak
membaca buku-buku yang baik. Jennifer tak mengerti
mengapa dia merasa puas menghabiskan hidupnya bekerja
dalam kantor yang pengap itu, dan hanya mencoba
mencarikan suami-suami atau istri-istri orang yang hilang.
Keadaannya seolah-olah dia telah menyerah pada
kegagalannya dan tak berani mencoba untuk mencapai
sukses. Pada suatu kali waktu Jennifer menyinggung soal
perkawinan Ken Bailey, dia dibentak. "Itu bukan urusanmu,"
dan Jennifer tak pernah menyebut-nyebutnya lagi.
Otto Wenzel lain sekali. Pria kecil yang pendek dan gendut
itu, hidup perkawinannya bahagia sekali. Dia menganggap
Jennifer sebagai anaknya, dan dia sering membawakan
Jennifer sup serta kue-kue buatan istrinya. Sayangnya, istrinya
sama sekali tak pandai memasak, tetapi Jennifer memaksa
dirinya untuk memakan apa saja yang dibawakan Otto
Wenzel, karena dia tak mau menyakiti hati pria itu. Pada suatu
malam Sabtu, Jennifer diundang makan ke rumah Wenzel.
Nyonya Wenzel telah memasak kol isi, yang merupakan
keistimewaannya. Ternyata kolnya terlalu matang, daging di
dalamnya keras dan nasinya setengah masak. Lauk itu
terendam dalam cairan lemak ayam. Jennifer menyendoknya
dengan gagah, menyuapnya sedikit-sedikit, dan mengais-ngais
makanan dalam piringnya supaya kelihatan seolah-olah dia
sedang makan. "Bagaimana rasanya?" tanya Nyonya Wenzel berseri-seri
"Ini... ini merupakan salah satu makanan kegemaran saya."
Sejak saat itu, Jennifer diundang makan ke rumah keluarga
Wenzel setiap malam sabtu, dan Nyonya Wenzel selalu
memasak makanan kegemaran Jennifer itu.
Pada suatu hari, pagi-pagi sekali, Jennifer menerima
telepon dari sekretaris pribadi Tuan Peabody Jr.
62 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tuan Peabody ingin bertemu dengan Anda jam sebelas
pagi ini. Harap datang tepat pada waktunya.''
"Baik, Nyonya."
Pada waktu-waktu yang lalu, Jennifer hanya berurusan
dengan sekretaris-sekretaris dan petugas-petugas lain saja
dari kantor Peabody. Perusahaan itu besar dan punya nama
baik, perusahaan yang menjadi impian para ahli hukum muda,
supaya diajak ikut serta menjadi anggotanya. Dalam
perjalanan untuk memenuhi janji itu, Jennifer mulai berangan-
angan. Bila Tuan Peabody sendiri yang ingin bertemu
dengannya, tentu itu berarti mengenai sesuatu yang penting.
Mungkin dia telah melihat harapan baik dan ingin
menawarinya pekerjaan sebagai seorang pengacara dalam
perusahaannya, akan memberinya kesempatan untuk
memperlihatkan kemampuannya. Dia akan membuat kejutan
pada mereka semua. Pada suatu hari kelak, nama itu bahkan
mungkin berubah menjadi Peabody, Peabody and Parker.
Jennifer menghabiskan waktu yang tiga puluh menit di
lorong gedung di luar kantor itu, dan pukul sebelas tepat dia
masuk ke ruang penerimaan tamu. Dia tak mau kelihatan
terlalu bersemangat. Dia disuruh menunggu dua jam lagi
sebelumnya, akhirnya dipersilakan masuk ke kamar kerja Tuan
Peabody Jr. Pria itu jangkung dan kurus, mengenakan setelan
dengan vest dan sepatu yang dibuat khusus baginya di
London. Dia tidak mempersilakan Jennifer duduk. "Nona Potter..."
katanya, suaranya melengking, tak enak didengar.
"Parker." Tuan Peabody mengambil sehelai kertas dari meja
kerjanya. "Ini ada panggilan untuk menjadi saksi. Harap Anda
menyampaikannya." Pada saat itu tahulah Jennifer bahwa dia tidak akan
menjadi anggota perusahaan itu.
63 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tuan Peabody Jr. memberikan surat panggilan itu pada
Jennifer dan berkata, "Anda akan dibayar lima ratus dolar."
Jennifer yakin bahwa dia salah dengar. "Apakah kata Anda
lima ratus dolar?" "Benar. Tapi itu tentulah bila Anda berhasil.'"
"Ada kesulitan rupanya?" terka Jennifer.
"Yah, begitulah," Tuan Peabody Jr. mengakui. Sudah lebih
dari setahun kami mencoba memanggil orang ini. Namanya
Wil iam Carlisle. Dia tinggal di tanah miliknya di Long Island
dan dia tak pernah meninggalkan rumahnya. Terus terang
saja, sudah dua belas orang mencoba untuk memanggilnya.
Dia mempunyai seorang petugas penjaga pintu yang
merangkap menjadi pengawal yang selalu mengusiri siapa
Pedang Dewa Naga Sastra 3 Gadis Cilik Di Jendela Karya Tetsuko Kuroyanagi Sumpah Palapa 18
^