Pencarian

Siapa Ayahku 1

Siapa Ayahku Karya Azizah Attamimi Bagian 1


Siapa Ayahku..." Azizah Attamimi download dan baca online di http://cerita-silat.mywapblog.com
SIAPA AYAH KU..." (azizah attamimi) 1 Ini kisahnya.. PART 1 Pagi itu ia duduk bersama ayah, ibu tiri, dan kakak tirinya bersama di
meja makan. "ayah hari ini aku berniat menjenguk temanku Rena di rumah sakit, boleh
kan ayah?" kata Ruiana meminta izin
"tentu saja boleh, apa yang harus ayah lakukan nak?" jawab ayah kembali
bertanya "aku hanya perlu izin ayah" jawab Ruiana
"Ru," kalau kamu mau aku bisa menemani kamu" tawar Alhen saudara tiri
Ruiana "terimakasih kakak, aku tidak ingin merepotkan kakak, apalagi pagi ini
kakak harus kuliah kan.." tolak Ruiana
"iya sih.. tapi kapanpun kamu butuh aku siap antarkan kamu koq.." tawar
Alhen lagi. "kamu gak usah sungkan "sungkan ya Ru.. Alhen sekarang sudah jadi
saudara kamu, jadi kamu butuh apapun tinggal bilang sama dia yah.." tambah Bu
Rahma ibu tiri Ruiana "terimakasih Ma.." sahutku
Ayah berangkat kerja, Alhen kuliah, dan tinggallah Ruiana bersama Ibu
tirinya di rumah. Bu Rahma melihat pintu kamar Ruiana terbuka dan menyapanya "Ru, kamu
jadi menjenguk kawan mu?"
"iya ma ini aku sedang bersiap" sahut Ruiana
"owh.. naik apa?" Tanya Bu Rahma
"seperti biasa Ma naik sepedaku" jawab Ruiana sopan
"ya sudah hati hati ya" oh ya.. kapan pulang?" urus Bu Rahma
Ruiana terdiam dan berbisik di dalam hatinya.." kapanpun aku akan pulang
apa pedulimu" "Ru?" panggil Bu Rahma
"ah iya" sepertinya sore ma, soalnya aku harus menyelesaikan urusan
sekolah dengan teman "temanku dulu ma.." jawab Ruiana
"oh ya sudah.. hati "hati ya.." pesan Bu Rahma
"iya ma makasih.." sahut Ruiana
Diambilnya sepeda kesayangan Ruiana dari garasi rumah, dan ia pun
mengayuh sepedanya. ~//~ Jam menunjukkan pukul 07.15, ini sudah telat untuk seorang pekerja
yang harus berangkat ke tempat kerja.
Rifat seorang dokter muda, hari ini dia harus terlambat ke rumah sakit
karena kesibukannya yang membuat dia harus tidur menjelang subhuh.
2 "Rifaaaaattttt?"?" ayo bangun ini sudah jam tujuh lewat?"" teriak Bu
Reema (ibunda Dr Rifaat) membangunkan Dr Rifat.
Membuka matanya perlahan dan terkejut melihat jam waker di nakasnya,
Rifat pun segera berlari menuju kamar mandi. Dalam 15 menit ia pun siap
berangkat kerja. "Rifaat sarapan dulu nak?" panggil Bu Reema melihat Rifat yang langsung
berlari menuju mobil "gak usah maa.. Rif sarapan di rumah sakit saja.. ini sudah telat.." sahut
Riifat teriak. Rifat yang terburu "buru itu membunyikan klakson mobilnya sangat
cepat. Di kejauha tampak Ruiana sedang mengayuh sepedanya harus kehilangan
kendali karena terkejut bunyi klakson mobil Dr rifaat itu.
"Aduh".." Ruiana terjatuh
Melihat Seseorang terjatuh di belakangnya Rifat langsung menginjakkan
rem dan keluar dari mobil menemui Ruiana yang terjatuh itu. Dia piker Ruiana
terjatuh karena tertabrak mobilnya.
"maaf" maaf" saya terlalu terburu buru sampai menabrak anda?" kata
Rifat panic "gak papa.. anda tidak menabrak saya pak" tadi saya Cuma hilang kendali
ketika ada bunyi klakson yang mengagekan saya.." jelas Ruiana meringankan
"wah itu pasti klakson mobil saya.. saya minta maaf ya.." sesal Rifat
"iya nggak papa koq pak" bapak bisa kembali lagi saja" usir Ruiana halus
"tapi anda " tidak apa "apa" Terluka atau keseleo atau?"" perduli cemas
Rifat "bapak tenanng saja saya gak papa kalaupun saya terluka saya tidak akan
memberatkan anda" " jawab Ruiana
"baiklah kalau begitu, tapi anda yakin tidak apa "apa?" Tanya Rifat
meyakinkan "iya" saya yakin pak" hmmm" saya yakin dokter yang baik tidak akan
membiarkan pasiennya menuggu untuk diperiksa",
sebaiknya anda segera melanjutkan perjalanan anda" yakin Ruiana
"Dokter" Darimana anda tahu saya seorang dokter?" Tanya Rifat heran
"ah" saya hanya menebak saja" cara bicara bapak seperti seorang
dokter buat saya" elak Ruiana
Mendengar ucapan itu Rifat pun tertawa kecil. "ah " mungkin iya?"
sahutnya "dan sekarang anda akan tetap berada disini?" sindir Ruiana
"ok " saya akan pergi sekarang?" kata Rifat sambil membantu Ruiana
dan sepedanya berdiri "trimakasih" kata Ruiana
"sama sama" sahut Rifat yang kembali ke mobilnya
~//~ 3 Tak seperti biasanya Rifat yang biasanya konsentrasi dengan
pekerjaannya, kali ini dia lebih sering melamun memikirkan pertemuannya dengan
seorang gadis cantik yang dia tidak ketahui namanya.
"aku harap kita akan bertemu lagi dalam waktu yang singkat" harap Rifat
dalam lamunannya Rifat tak menyadari seorang perawat mengetuk ruang kerjanya hingga
berdiri di hadapannya. "dokter" Dokter?"" " panggil perawat mengagetkan
"hah.. iya" kamu koq bisa ada disini?" Tanya Rifat terkejut menekan
nadanya "saya masuk sendiri dokter.. habisnya dokter gak jawab waktu saya
ketuk pintu?" jawab perawat ketakutan
"oh" ya sudah ada apa?" Tanya Rifat mengalihkan pembicaraan
"sekarang waktunya memeriksa pasien atas nama Nn Rena di kamar 403
yang menderita penyakit liver" jelas perawat
"baik kita kesana sekarang"
Rifat dan perawatnya kembali bertugas. Entah tuhan mendengar do"a nya
atau tidak, yang pasti ketika Rifat hendak memasuki lift dia melihat Ruiana,
gadis yang tadi pagi dia temui dijalan. Rifat terkejut senang dan benar "benar tak
menyangka akan bertemu dia lagi.
"hey?" sapa Rifat
"pak dokter.." sahut Ruiana
"kamu yang tadi pagi itu kan?"" Tanya Rifat tersenyum meyakinkan
"he"em?"" angguk Ruiana tersenyum manis
"ah". Kamu kenapa kesini" Ada yang lecet luka atau?" panic Rifat
"ah.. gak papa pak dokter saya hanya mamu menjenguk teman saya yang
sakit" ini saya bawa oleh- oleh untuk dia" jawab Ruiana santai
"ah ya?"" sahutnya malu
Lift benrhenti dan terbuka, segera Ruiana keluar dan berpamitan. "mari
pak dokter, suster" saya duluan.."
"iya mari?" sahut perawat
Rifat hanya tersenyum dan menggosok "gosok rambutnya.
"dokter kenapa?" Tanya perawat
"ah saya dak papa" jawab Rifat meyakinkan
~//~ "tok" tok" tok?" Ruianan mengetuk pintu kamar inap Rena kawannya
Terdengar suara dari dalam, "iya sebentar"
"assalamaualaikum" salam Ruiana pada bu Rose ibunda Rena yang
membukakan pintu "waalaikum salam nak Rui" mari masuk.." sahut Bu Rose senang
Ruiana memasuki kamar dan menemui Rena yang terbaring di tempat
tidur. "Rena gimana keadaan mu sekarang" Ini aku bawakan oleh "oleh tapi maaf
cuma sedikit ya?" sapa Ruiana sambil memberikan oleh "olehnya.
4 "wah Ru" kamu koq repot banget sih sampai bawa oleh "oleh segala" kata
Rena basa "basi "Cuma dikit aja koq" maaf yah aku gak bisa bawa banyak.." sahut Ruiana
"aduh tante udah terimakasih sekali kamu udah jengukin Rena kesini."
Tambah Bu Rose Asik berbincang, seorang dokter datang bersama perawatnya hendak
memeriksa Rena. Dan itu dokter Rifat lagi.
"permisi ibu.. saya mau lihat kondisi Rena dulu ya.." sapa Dr Rifat
"iya silahkan Dokter" sahut Bu Rose
Ruiana mengindar dari pandangan Dr Rifat, Dr Rifat pun tak sadar bahwa
di sekitarnya ada Ruiana lagi.
Selesai memeriksa Dr Rifat segera keluar bersama perawatnya. Dan
pandangan Ruiana terus mengikutinya.
"hey" ngapain ngeliat sampaek segitunya?" sindir Rena
"ah nggak koq gak papa" elak Ruiana
"naksir ya?"?" Naksir juga gak papa koq single tuh" gurau Rena
Ruiana hanya tersenyum malu dan menunduk. "bisa aja kamu, siapa dia?"
Tanya Ruiana "tuh kan" pipimu merah tuh?" ledek Rena menggoda Ruiana
"masa sih?" takut Ruiana
"hehehehe".. becanda ah" tuh dokter namanya Rifat spesialis dalam,
masih muda n masih sinlge loh.. " jelas Rena
"eh koq jadi ngomongin orang sih..?" kata Bu Rose
"nih tante Rena duluan yang mulai padahal kan aku cuma liatin bentar
aja" sahut Ruiana "aha" tapi beneran deh napa sih koq jadi perhatian gitu sama dia gak
seperti sama cowok lainnya kamu?" Tanya Rena heran
"ini udah ketiga kalinya aku kettemu dia sejak tadi pagi" jawab Ruiana
malu "jodoh?" sambung Bu Rose
"ada "ada aja ah tante ini.." sahut Ruiana pelan dan tersenyum
~//~ Setelah mengunjungi Rena ia tak langsung pulang kembali kerumahnya.
Pada jam makan siang Ia melabuhkan perjalanannya di sebuah Restoran dekat
rumah sakit. Ruiana duduk sendiri sambil menikmati segarnya Jus jeruk di
depannya. Sealng beberapa menit. Ruiana dikejutkan dengan kedatangan dr Rifat
ke mejanya. "hey.." sapa dr Rifat
"ha.. pak doketer.." kaget Ruiana
"maaf aku bikin kamu kaget, boleh aku duduk disini?" izin Rifat
"ah silahkan saja pak dokter" sahut Ruiana
5 "terimakasih, oh ya jujur aku gak nyangka sama sekali kalau kita akan
ketemu lagi" kata dr Rifat basa "basi
"ya aku juga" sahutku
"aku piker ini sudah yang ke 3kalinya kita ketemu"
"ke 4 kalinya bagi aku"
"4?" "ya, ketiga ketika pak dokter memeriksa teman saya Rena kamar 403"
"kamu ada disana?"
"ya.. aku menghindar dari pandangan pak dokter"
"kenapa" Ada yang salah?"
"sebenarnya aku hanya tak ingin mengganggu perkerjaan pak dokter"
"kenapa aku harus merasa terganggu dengan adanya kamu" Aku piker
fine fine sajalah, seperti aku bertemu dengan yang lainnya"
"maaf tapi aku tak yakin soal itu.."
"kamu itu" bikin aku penasaran saja.."
"penasaran atau chemistry?"
"aha.. apapun itu" "
"pak dokter mau makan siang?"
"ah tolong jangan panggil aku pak, aku masih muda dan aku belum
menikah ya?" "maaf, dokter Rifat.."
"oh please just call me Rifat without my title okay.."
"well how if I call u brother?"
"ya" boleh lah, kamu tahu nama aku dari mana?"
"aku Tanya sama Rena"
"hmmm.. kalau gitu gak adil kalau Cuma kamu yang tahu nama ku"
"Ru" "Ru?" Dan mereka berdua telah asik berbincang.
~//~ "bagaimana keadaan Rena Ru?" Tanya ayah pada Ruiana ketika makan
malam bersama "keadaannya sudah membaik ayah.. sepertinya di akan segera pulang"
jawab Ruiana "sukurlah kalau begitu" tambah ayah
"Ru, ,kamu kenapa sih koq gak nerusin kuliah aja" Tanya Alhen perduli
"aa..ku?"" bingung kak" jawabku ragu
"bingung kenapa" Kamu kan pinter tinggal milih aja universitas yang kamu
inginkan" Tanya Alhen lagi
"justru itu aku merasa bingung jurusan mana yang harus aku pilih kak"
jawab Ruiana pelan "ayah akan mendukung kamu memilih jurusan apapun asalkan bukan Boga"
jelas ayah 6 "tapi yah?"?" pinta Ruiana
"ayah harap ini yang terakhir kalinya ayah membahas ini sama kamu"
tegas ayah Rui hanya diam dan menunduk, ayahnya meninggalkan meja makan dan ibu
tirinya mengerjar nya. "kenapa harus Boga Ru?" Tanya Alhen
"maaf kak " itu keinginan Bunda ku" jawab Ruiana dan langsung pergi
kekamarnya Direbahkannya badan diatas tempat tidur, Ruiana pun teringat pada
ibundanya. "bunda" kenapa ayah begitu marah ketika aku ingin bersekolah
menjadi seorang juru masak?"" Kenapa bunda" sekarang ayah berubah, semua
yang dijanjikannya dulu adalah omong kosong tidak satupun janji ayah padaku
yang ditepati" Ya ALLAH" kenapa ayah menjadi begini?" Apa ini karena ibu
tiriku yang mempengeruhi ayah?"?"" tangisnya dalam hati.
Ruiana terlelap dalam tidur dan ia bermimpi. Dalam mimpinya ia bertemu
dengan ibunda tersayang. "anakku" jangan pernah berhenti berusaha untuk meyakinkan pada
ayahmu bahwa apa yang kamu lakukan adalah baik. Bunda yakin suatu saat nanti
pasti hati ayah yang keras akan luluh pada sebuah kenyataan. Dan jangan pernah
perdulikan Rahma ibu tiri mu, karena dia merencanakan sebuah keburukan dibalik
ayah dan kamu sayang?" nasihat Bunda dalam mimpi
Ruiana terbangun, segeralah ia melihat jam di Hpnya.. jam menunjukkan
pukul 02.00 malam. Ruiana tidak bisa kembali melanjutkan tidurnya saat itu, ia
pun bangun berjalan ke balkon kamarnya dan melihat taburan bintang di langit.
"aku harap aku punya jalan untuk mewujudkan cita "citaku sebagai seorang juru
boga yang handal?" do"anya dalam hati.
~//~

Siapa Ayahku Karya Azizah Attamimi di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Pagi yang cerah, seprti biasa Ruiana tidak pernah stay di rumah
menemani ibu tirinya itu. Kayuh kayuh dan kayuh" Ruiana mengayuh sepedanya
hingga sampailah dia di sebuah gedung tempat dimana para pemula belajar
tentang boga. Tanpa ragu "ragu ia masuk dan mencari tahu tentang sekolah itu.
"biayanya berapa mbak?" Tanya Ruiana pada salah satu resepsionis
"untuk uang masuk seluruhnya minimal Rp 2.500.000 per paket belajar,
dan untuk setiap level pembelajaran masing "masing 1 jt untuk basic 1,5 jt
medium dan 2 jt untuk yang super.. yang super ini sampai benar benar ahli
maksudnya, jadi kalau mbk benar " bernar berminat hingga ahli, mbak
membutuhkan biaya kurang lebih 5 juta lengkap dengan administrasi lainnya."
Jelas resepsionis itu "trimakasih mbk saya piker "pikir dulu" " kata Ruiana berat
"ya silahkan" sahut resepsionis
Dengan berat hati ia keluar dari gedung itu.
7 "dari mana aku akan dapat uang 5 juta dalam sebulan?" piikir Ruiana
dalam hatinya sedih. Tanpa berfikir dua kali Ruiana menemui ayahnya di kantor, ia
berusaha meminta uang sejumlah 5 juta saja.
"buat apa uang sebanyak itu?" tanay Ayah tensi
"buat " Biaya kursus?" jawab Ruiana takut
"masak lagi"! Ayah tidak punya uang untuk membiayai kursusmu itu, ayah
p[eringatkan kamu ya" jangan pernah berharap sampai kapanpun ayah akan
menyetujui pilihan mu yang konyol itu?" marah ayah
"baik ayah Ru minta maaf.." sahut Ruiana menunduk
"sekarang apa lagi" Ayah piker sudah tidak ada hal lagi yang perlu
dibicarakan" usir ayah
"ya" aku pulang ayah"." Sahut Ruiana sedih. Tanpa kata "kata lagi Rui
langsung keluar dari ruangan ayahnya dan pergi dari situ.
Sementara itu?" "benneran kemarin aku ketemu sama cewek cantiiiiikkk banget?" cerita
Rifat pada kawannya di telpon
"tok tok tok?" seorang perawat mengetuk pintu
"masuk?"" sahut Rifat. "eh udah dulu ya.. ntar gue hubungin lagi" pamit
Rifat pada kawannya "permisi dokter" sebentar lagi oprasi ibu Mane akan dilaksanakan, dr
Fan ingin bertemu anda sekarang di ruang pertemuan" kabar perawat
"ya sebentarlagi saya kesana terimaksih" sahut Rifat
Perawatpun keluar kembali pada tugasnya. Dan Rifat segera menemui dr
Fan di ruangan. "permisi , maaf saya terlambat?" kata Rifat memasuki ruangan
"ya silahkan" sahut salah satu dokter
"ada apa" Sepertinya ini tidak baik?" Tanya Rifat
"ini soal penyakit ibu Mane, kita harus berhati hati" karena kondisinya
sangat rawan untuk kritis setelah oprasi" jelas dr Fan
"tadi pagi saya lihat catatan kesehatanya masih stabil" heran Rifat
"ya" tapi tepat pukul 12 siang tadi dr Ren mendapat pangggilan
emergency dari keluarganya, kondisinya menurun drastic." Jelas dr Fadil
"dan sekarang satu satunya jalan adalah memberikan surat pernyataan
pada keluarga, atas resiko oprasi yang akan kita laksanakan ini sangat beresiko
tinggi." Tambah dr Fan
"atau kita kembalikan pada pihak keluarga" piker Rifat takut
"ya" tegas dr Ren
"lalu?" Tanya dr fadil
"kita laksanakan oprasinya sekarang" tegas Rifat
"baik, kalau kita bisa melewati ini maka ini adalah rumah sakit terbaik se
Indonesia" setuju dr fan
Tanpa banyak bicara lagi, para dokter "dokter itu segera melakukan
oprasi pada pasiennya itu. Awalnya oprasi itu berjalan lancer namun takdir
8 berkata lain ketika pasien mengalami kejang dan membuat pembuluh darah pecah.
Dan itu tidak terselamatkan lagi. Hanya dalam waktu 4 jam rumah sakit berduka.
Dan semua dokter menyesal.
"ini adalah oprasi ku yang pertama kalinya mengalami kegagalan" kata
Rifat dalam hatinya. Berjalan munyusuri gelapnya malam menyesali sebuah
kesalahan. Tak disengaja, Ruiana yang sendang menaiki sepedanya dan belum
kembali kerumahnya melihat Rifat yang sedang berjalan sendirian. "dr Rifat?"
panggilan Ruiana meyakinkan
Mendengar panggilan itu, rifat berbalik, "Ru?" sahutnya
"iya.. malem malem koq jalan sendiri?" Tanya Ruiana
"kamu sendiri" ini sudah terlalu malam untuk seorang perempuan keluar
rumah" jawab Rifat bertanya kembali
"hmm" aku hanya ingin menikmati malam yang biasanya tidak pernah aku
dapatkan di rumah?" jawab Ruiana santai
"kenapa bisa?" Tanya Rifat heran
"aku merasa menjadi seorang tamu yang gak penting dirumah ku sendiri"
jawab Ruiana "yah setidaknya kamu tidak menghilangkan nyawa orang lain" sahut Rifat
tersenyum lesu "maksudnya?" bingung Ruiana
"ini pertama kalinya oprasi yang aku tangani gagal. Pasien itu meninggal
setelah mengalami kejang dan pembuluh darahnya pecah" jelas Rifat
"bagaimana keluarga yang ditinggalkan?" Tanya Ruiana perduli
"mereka shok berat, memang oprasi ini beresiko tinggi. Tapi aku merasa
sangat bersalah karena aku yang memutuskan untuk melakukan oprasi itu, dan
sekarang dia meninggal itu karena kesalahan fatalku." Sesal Rifat
"maaf kak.. bukannya aku sok tahu, tapi aku piker ini bukan suatu
kesalahan. Ini takdir, semua orang harus meninggal berbagai macam caranya. Aku
yakin kakak sudah melakukan yang terbaik semaksimal mungkin untuk
menyelamatkan pasien kakak, tapi kita hanya manusia yang berusaha dan akhirnya
yang menentukan adalah ALLAh SWT, dan aku yakin kakak mengerti soal itu.
Apapun itu niat kakak hanya ALLAH dan kakak yang tahu." Ujar Ruiana
menenangkan Rifat yang bersedih
"ya.. kamu benar tapi kau masih merasa menyesal Ru.." sahut Rifat
"ok lah kalau kakak merasa menyesal, tapi bukan berarti kakak harus
terkurung dalam rasa penyesalan itu. Justru rasa penyesalan itu jadikan
pelajaran hidup agar kakak lebih berhati "hati dalam melakukan sesuatu maupun
mangambil keputusan. Pastilah kakak tahu sesal itu pasti ada diakhir, kalau ada di
awal pastilah tidak ada orang yang melakukan kesalahan." Nasihat Ruiana
semangat 9 Mendengar kata "kata Ruiana yang begitu bijak Rifat sadar dan dia
merasakan sebuah perhatian yang lebih dari seorang wanita yang belum pernah
dia dapatkan sebelumnya. "makasih Ru, kamu udah bikin otakku berfikir normal lagi" kata Rifat
sambil memandangi Ruiana "sama sama kak?" jawab Ruiana mengalihkan wajahnya
"kalau aku boleh tau, sebenarnya kamu punya masalah apa" Sampai kamu
merasa asing dirumah sendiri?" Tanya Rifat perduli
"ini soal ayahkku, dan ibu tiriku" jawab Ruiana
"kenapa?" Tanya Rifat lagi
"aku hanya heran dengan pemikiran ayah.. sebelum menikah dengan ibu
baru, aya selalu berjanji untuk memprioritaskan kepentingan ku dari kepentingan
keluarga baru dan ayah berjanji untuk selalu mempertimbangkan apa yang
menjadi aspirasi ku. Tapi omong kosong semua gak terbukti satupun" jelas Ruiana
"apa mungkin ibu tirimu yang mempengaruhi ayahmu?" Tanya Rifat
"mungkin, ak upikir begitu. Karena hanya satu prinsipku, tak ada ibu tiri
yang baik. Seorang ibu tiri hanya menginginkan seorang suami bukan seorang ayah
dengan anaknya." Jawab Ruiana yang mulai meneteskan air matanya
"kamu punya saudara?" Tanya Rifat urus
"aku hanya sendiri, dan aku hanya punya 1 kakak tiri yang aku piker hanya
bermulut manis di depan ayahku." Jawab Ruiana
"lalu yang membuat masalah mu sekarang lebih rumit apa" Aku rasa kalau
gak ada hal yang serius kamu gak akan sampai merasa segininya" Tanya Rifat
"ayah tidak mau membiayai pendidikan ku, sekalipun itu hanya kursus
karena aku memilih untuk menjadi seorang juru masak. Dan tadi pagi ayah
mengusirku dari kantornya ketika aku berusaha meminta uang masuk sebesar 5
juta. Ayah bilang dia gak punya uang tapi kenapa dia mampu membiayai pendidikan
Alhen yang jauh lebih mahal dari 5 juta saja" itu yang membuat aku merasa
tersisihkan dari rumah ku sendiri.." cerita Ruiana menangis
"tenang Ru" semua ini pasti ada hikmahnya" aku piker kalau kamu mang
bersungguh 0sungguh menginginkan sekolah itu, aku bisa kasih uang yang kamu
butuhkan itu" tawar Rifat
"gak " jangan aku gak mau menerima uang secara cuma "Cuma, tanpa
usaha. Aku gak mau dan aku gak bisa" tolak Ruiana
"setidaknya aku bisa pinjamkan kamu uang itu, ketika kamu punya
penghasilan kamu boleh kembalikan uang itu" tawar Rifat lagi
"terimakasih kak tapi aku gak bisa janjikan apa "apa untuk membayarnya
nanti, satu "satunya jalan adalah mencari pekerjaan yang pantas" jelas Ruiana
"okay apapun itu, aku dukung kamu sepenuhnya. Aku yakin dimana ada
kemauan pasti ada jalan yang baik untuk masa depanmu?" support Rifat
"makasih kak" sahuut Ruiana
"satu hal lagi" tolong berhenti menangis, jujur aku gak kuat melihat
perempuan menagis" pinta Rifat
10 "eha" iya?" sahut Ruiana yang menggosok air matanya
"hmmmmmmmmmmmmm?"" malam ini kita bertemu lagi dengan kondisi
menyedihkan, tapi aku bersyukur karena sudah beberapa hari ini aku gak ketemu
sama kamu sedetikpun?" ujar Rifat tersenyum sesekali menatap Ruiana
"tak ada yang sepesial dari seorang ruiana, jika kamu mendekat berarti
kamu mendedekati masalah. Itu lah kenapa sampai saat ini aku selalu sendiri
tanpa kawan yang banyak" kata Ruiana santai
"oh ya" tapi aku gak merasa, justru aku merasa tenang, siapa yang bilang
begitu?" Tanya Rifat
"seseorang yang berada di akhir namaku" sahut Ruiana sedih
"maaf bukan maksudku" " sesal Rifat
"gak papa" mau tahu hal lain yang menyedihkan dari ini?" tawar Ruiana
"apalagi?" Tanya Rifat penasaran
"jam berapa sekarang?" Tanya Ruiana
"wah .. gak kerasa ini udah hamper jam 12 malem" kaget Rifat melihat
jam tangannya "dan tak ada seorang pun yang memperdulikan keberadaanku sekarang
walau ayahku sekalipun" Sahut Ruiana sedih
"hmm" aku gak tahu harus berkata apa lagi, tapi aku yakin ayahmu akan
menyesali semua perbuatannya, dia adalah orang yang merugi karena telah
menyia- nyiakan seorang anak seperti mu" kata Rifat
Tak terasa lama mereka berbincang sepanjang jalan, akhirnya sampai di
persimpangan jalan "aku rasa kita harus berpisah disini" kata Ruiana
"yah" kamu benar" aku harap perpisahan hanya untuk malam ini dan
besok kita akan bertemu kembali" sahut Rifat
Mereka berdua bersalaman dan berbalik menuju jalan pulang masing
masing. Sesampainya dirumah"
Dua orang penjaga rumah sedang menunggu Ruiana pulang, ayah dan itbu
tirinya. "dari mana kamu?" Tanya auah marah
"dari luar ayah" jawab Ruiana menunduk
"jam berapa sekarang?" urus ayah
"jam 12 ayah" jawab Ruiana
"masih inget pulang kamu?" bentak ayah
"maaf ayah?" sahut Ruiana ketakutan
"capat masuk! Ayah minta ini terakhir kalinya kamu pulang malam! Ingat
itu atau kamu ayah kurung dikamar!" ancam ayah
"iya ayah?" jawab Ruiana dan langsung masuk kamar
~//~ Keesokan harinya di meja makan"
"pa.. aku boleh gak minta liburan gak?" Tanya Alhen pada ayah manja
11 "tentu saja boleh, memangnya kmau mau liburan kemana?" Tanya ayah
"kalau boleh aku ingin ke bali?" jawab Alhen
"ke puncak lebih seru Al" sela bu Rahma
"ah mama" asikan ke bali"." Tak setuju Alhen
"sudah" nanti kita kunjungi keduanya ya" " ajak ayah
"benneran pa?" Tanya Alhen senang
"iya seminggu kita di bali dan seminggu kita ke puncak gimana?" jelas
Ayah "makasih pa?" sahut bu Rahma dan Alhen gembira
"kapan liburannya?" Tanya Ayah
"minggu depan" jawab Alhen
"ya sudah kita langsung berangkat minggu depan" positive ayah
"pastinya kamu juga ikut kan Ru?" Tanya Alhen
"maaf aku gak bisa bergabung sama kalian semua" jawab Ruiana
"kenapa" Ayolah Ru" masa kamu mau melewakan liburan keluarga sih..
kan seru.." ajak Alhen
"maaf kak aku dan teman teman mengadakan bimbingan belajar untuk
masuk universitas, dan aku ditunjuk sebagai pengajar utama" jelas Ruiana
"sudah kamu gak perlu maksakan Ru" terserah dia mau ikut atau tidak"
sela ayah "ya udah" moga sukses bimbelnya ya?" kata Alhen basa "basi
"terserah kalian mau pergi seberapa lama" kalau perlu gak usah kembali
lagi kesini, alhamdulillah ya ALLAH engkau akan jauhkan aku dengan mereka walau
hanya 2 minggu saja.." kata Ruiana dalm hatinya.
Selesai sarapan, Ruiana kembali berkeliling kota dengan sepeda
kesayangannya itu. Kali ini dia berniat untuk mencari pekerjaan agar dirinya bisa
mendapatkan uang 5 juta untuk biaya kursus. Di Koran Ruiana menemukan sebuah
lapangan kerja. Dicari cheff cooking assistant di sebuah restoran berbintang 3.
Rui yang sangat senang langsung mngunjungi tempat itu tanpa berpikir bahwa
dirinya hanyalah seorang lulusan SMA.
"anda sebegitu yakinnya ingin bekerja disini?" ejek manager restoran
ketika membaca cv Ruiana "ya" tegas Ruiana
"hmmmm" saya tidak yakin seorang lulusan SMA bisa melakukan
pekerjaan seorang Cheff" remeh Manager
"saya bersedia dilakukan test langsung pak, saya yakin dengan
kemampuan saya" tantang Ruiana
"hmm" bagus juga nyali kamu", saya terima jika kamu ingin di test lebih
dulu. Besok pagi pukul 8 tepat saya akan tunggu kedatangan anda di sini. Dan anda
akan di test" setuju manager
"baik apapun itu saya siap, trimakasih atas kesempatan yang anda
lakukan pak.." sahut Ruiana
12 Selesai menemui manager itu Ruiana tmapak senang. Ia memutuskan
untuk memberi tahu kawan baiknya Rena yang berada di rumah sakit.
Dibawakannya oleh "oleh jeruk dan apel. Mendengar cerita Ruiana, Rena dan
ibunyapun turut senang dan mendoakan agar Ruiana bisa sukses diterima.
Tidak sengaja, Ruiana menabrak seseorang di persimpangan dalam
gedung rumah sakit, setelah keluar dari kamar Rena. Dan itu dr Rifat.
"maaf?" kata Ruiana tak lihat
"gak papa?" sahut Rifat tak sadar
"pak dokter?" sapa Ruiana
"Ru" Ngapain kamu disini?" sahut Rifat
"cari pak dokter.." jawab Ruiana tersenyum senang
"aku?" Tanya Rifat menyakinkan
"he"em.." jawab Ruiana mengangguk
"wah aku jadi GR nih" tumben?" Tanya Rifat senang
Ruiana tersenyum, "pak dokter gak sibuk?" Tanya Ruiana
"kebetulan aja gak koq" gimana kalau kita ngobrol di caf? RS?" jawab
Rifat dan mengajak

Siapa Ayahku Karya Azizah Attamimi di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"okay?" setuju Ruiana
Mereka berdua duduk bersama di caf? rumah sakit.
"hari ini kayanya senneng banget ya" " kata Rifat memulai pembicaraan
"aku harap ini bisa jadi awal yang baik buat aku dan impianku selama ini."
Sahut Ruiana "amiiin?" kamu udah diterima kerja?" Tanya Rfat menebak
"belum kak, tapi tadi aku mengajukan lamaran ke sebuah restoran
bintang 3, dan karena aku masih belum punya pengalaman, aku di minta untuk
melakukan test dulu" cerita Ruiana
"kapan testnya?" Tanya Rfat perduli
"Besok jam 8 pagi kak?"" jawab Ruiaana
"semoga sukses ya Ru" aku ikut senang kalau kamu bisa mendapatkan apa
yang kamu inginkan selama itu baik buat kamu?"" sahut Rifat
"makasih ya kak" " kata Ruiana
"ayah sudah tahu soal ini?" Tanya Rifat
"gak ada seorang pun yang tahu kecuali aku, rena dan kakak. Dan aku gak
ingin ayah tahu soal ini. Aku hanya ingin dia tahu ketika aku telah sukses nanti"
jawab Ruiana "okelah" welll" besok sama siapa berangkatnya?" Tanya Rifat lagi
"seprti biasa kak" aku selalu sendiri"jawab Ruiana
"kalau ada yang antar kamu gimana?" Tanya Rifat senyum -senyum
"kalau kaka mau antar aku boleh koq?"" asal?" jawab Ruiana
"asal apa?" Tanya Rifat penasaran
"asal pas aku pulang kakak harus teraktir aku makan siang.. oke?" jawab
Ruiana tersenyum 13 "apapun itu.. aku terima, besok aku jemput jam setengah 8 gimana?"
Tanya Rifat "ok aku tunggu.. yah?" jawab Ruiana
~//~ Keesokan harinya" "halo.." sapa Ruiana dalam telpon
"hey.. aku sudah didepan rumah mu" kata Rifat yang berdiri didepan
mobilnya "ok.. tunggu bentar ya kak aku pamit dulu" jawab Ruiana
Tak berapa lama menunggu, terlihat Ruiana keluar dari rumahnya.
"Sudah siap hari ini?" Tanya Rifat yang menghidupkan mesin mobil
"siap tidak siap harus siap.." jawab Ruiana penuh semangat
Dalam 20 menit mereka akhirnya sampai ditempat.
"jangan lupa do"a, jangan nerveous, inget kamu gak usah ciut sama lawan
kamu, kamu harus yakin kamu pasti bisa, jangan hiraukan yang laing " ingat yah..
gak usah gugup" kata Rifat khawatir
"aku yang mau di uji koq kakak yang nerveous ya?"?"" kata Ruiana
tersenyum heran "ah.. maksudku " aku cuma ingin kamu berhasil itu aja" jawab Rifat gugup
"makasih ya kak" " sahut Ruiana tersenyum manis
"aaa"ku.. maksudku udahlah.. ini udah jam 8 kamu masuk aja?" " usir
Reihan gugup "iya iya" aku masuk dulu.." sahut Ruiana tertawa kecil
Ruiana memasuki ruangan, ia terkejut ketika melihat banyak orang yang
ternyata juga akan mengikuti tes yang sama dengan dirinya. Teringat kata "kata
Rifat, Ruiana yang sempat gugup sekarang kembali siap.
Uji memasak dimulai. "Dalam waktu 1 jam peserta harus menyelesaikan 3
macam menu makanan 1. pembuka 2. utama 3. penutup. Dan dimuali dari sekarang"
seru salah seorang panitia seleksi
1 jam kemudian" Setelah mengikuti ujian seleksi, Ruiana tinggal menunggu hasilnya yang
kana diumumkan pulul 11 siang nanti. Sementara menunggu Ruiana kembali ke
mobil bersama Rifat. "gimana?" sambut Rifat yang berdiri dibawah pohon dekat mobilnya
"aku gak tau kak" jawab Ruiana lesu
"koq gak tau gitu sih?" Tanya Rifat
"tadi pas masuk aku kaget melihat pendaftar banyak sekali, jadi ingat
pas waktu smp pendaftaran ke sma. Takut rasanya" jawab Ruiana
"kan tadi aku sudah bilang" gak usah takut kamu harus yakin sama
dirimu sendiri" semangat Rifat
"gak gitu juga kak" yang jadi pikiranku, apakah aku bisa menyaingi
kemampuan mereka yang lebih unggul dari aku dengan tingkat pendidikan mereka
itu?" ujar Ruiana lesu
14 "yah" kamu gak usah begitu, denger ya" dalam permainan menang kalah
udah biasa, dan dalam dunia kerja terima atau ditolak itu juga biasa" dan kamu
gak usah gentir soal itu.. aku yakin kamu bisa?" jelas Rifat menyemangati
Ruiana hanya bisa mnghela nafas panjang, dirinya benar "benar takut
terlewatkan dalam kesempatan ini. "aku gak tau lagi kak.." menyerah Ruiana
"hey" koq gitu sih" aku heran sama kamu kemarin kamu bilang sama aku
kalau kita manusia hanya berusaha dan akhirnya yang menentukan adalah ALLAh
SWT" masih ingat kan?"" kata Rifat meyakinkan
"iya" aku ingat" jawab Ruiana
"so?" Tanya Rifat
"okay" makasih ya kak?" jawab Ruiana
"aku harap bukan sekedar makasih ya?" tambah Rifat
"iya kakak?" sahut Ruiana tersenyum
Dua jam berlalu, segera Ruiana kembali keruangan untuk mellihat hasil
seleksi. Jantung berdebar kencang, Ruiana sangat menginginkan pekerjaan ini.
Satu demi satu para panitia memanggil peserta untuk diwawancarai.
"saya ingin bertanya kembali kepada anda, apakah yang membuat anda
ingin bekerja disini?" Tanya salah satu panitia yang duduk di depan Ruiana
"saya ingin menunjukkan bahwa seorang lulusan Sma pun bisa bekerja
dengan baik deengan keterbatasan kemampuan yang dimilikinya, hanya itu" jawab
Ruiana tegas "baiklah tanpa berfikir panjang lagi, kami putuskan untuk menerima
saudari Ruiana sebagai Cheff cooking assistant di restoran bintang 3 kami ini
selamat bergabung." Kata seorang panitia yang duduk di tengah
Ruiana sangat senang, segeralah ia bersalaman dan mengucapkan
terimakasih pada ketiga panitia.
"hey bagaimana hasilnya" Tanya Rifat antusias
Ruiana hanya menunduk dan berpura "pura sedih, ia ingin memberi
kejutan pada Rifat. "aku gak tau lagi harus gimana lagi" ini" sambil memberikan
sebuah amplop. "apa ini?" Tanya Rifat heran
"buka aja" "suruh Ruiana
Dibukanya amplop dan dibaca oleh Rifat. "tanggal masuk kerja?"" Ru"
kamu diterima?" Tanya Rifat terkejut bahagia
"iya kak?" jawab Ruiana mengangguk
Rifat begitu bahagianya hingga dirinya tidak sadar memeluk Ruiana yang
berdiri diahadapannya. "aaaa" selamat selamat"." Teriak Rifat senang
"kakak?" Ruiana kaget ketika tiba "tiba Rifat memeluknya. "makasih kak"
kata Ruiana tersenyum lega.
"maaf" aku terlalu senang" kata Rifat melepas pelukannya.
"iya.." jawab Ruiana tersenyum malu
"sepertinya hari ini dompet ku akan habis?" kata Rifat bergurau
"harus habis"." Sahut Ruiana tertawa kecil
15 Mereka berdua kembali kemobil dan pergi mencari makan siang.
~>6666999<~ PART 2 "halo" sapa Ruiana di telpon
"hallo cantik.." sahut Rifat
"makasih?"" kata Ruiana
"hehe" ngapain kamu sekarang?" Tanya Rifat
"aku" lagi di dapur abis cuci piring, kenapa?" jawab Ruiana yang sedang
sibuk di dapur "cantik "cantik koq cuci piring sih" Memangnya gak ada helper?" Tanya
Rifat heran "kalau bisa diselesaikan sendiri kenapa harus pakai helper" jawab Ruiana
"wah wah". Rajin banget nih?"puji Rifat
"biasa aja ah.." elak Ruiana
"selamat ya?" kata Rifat
"selamat buat apa?" Tanya Ruiana heran
"chieh" yang besok hari pertama kerja nih?" goda Rifat
"iya.. makasih ya kak", boleh aku minta satu hal?" Tanya Ruiana
"silahkan aja?" jawab Rifat
"aku minta pada kakak agar jangan sampai satupun keluargaku tahu soal
ini ya?" pinta Ruiana
"kamu tenang aja" mulutku jamin dikunci rapat-rapat okay" percaya
sama aku" janji Rifat
"iya aku percaya" makasih ya kak?" sahut Ruiana
"udah ah" kamu itu terlalu banyak bilang makasih sama aku" kalau kamu
anggap aku sebagai kakak mu.. aku harap makasih yang barusan makasih yang
terakhir.. selanjutnya gak usah pakai makasih lagi" okay?" jelas Rifat
"tapi".." sungkan Ruiana
"gak ada tapi "tapian okay?" tolak Rifat
"ok baik kakak ku yang cerewet?"" sahut Ruiana setuju
"cerewet?"?" Ya udah gak papa?" Ru" besok aku antar kamu kerja ya?"
tawar Rifat "jujur sebenrnya aku gak enak kalau hamper setiap aku punya urusan
selalu kakak antar aku" gak pernah absen, aku selalu bikin repot kakak" jawab
Ruiana sungkan "Ru" gak ada seorang kakak yang merasa direpotkan sama adiknya. Dan
aku gak pernah merasa direpotkan sama kamu?" aku gak perduli tetap besok
kakak jemput kamu jam 6. 00 pas ok" ujar Rifat
"aku kalah?" makasih ya kak.." sahut Ruiana
"lagi makasihnya?"?"" sindir Rifat
"iya maaf?" sahut Ruiana
16 Sedang asik "asiknya berbicara di dapur, terdengar suara Bu Rahma yang
berteriak memanggil Ruiana.
"Ru". Ru".. kesini sebentar" teriak Bu Rahma
"iya Ma?" sahut Ruiana. "kakak telponya aku tutup dulu ya" akku
dipanggil mama" pamit Ruiana pada Rifat di telpon. Segeralah telpon itu di tutup
dan menemui Bu Rahma di kamarnya.
"ada apa ma?" Tanya Ruiana
"tolong mama membereskan barang barang ini" barusan ayahmu
mengobrak abrik dan langsung pergi. Aneh "aneh saja ayahmu?" suruh bu Rahma
yang sedang membereskan kertas berserakan di lantai
"iya ma?" sahut Ruiana
Tanpa kata "kata lagi Ruiana langsung membereskan barang "barang yang
berserakan itu dan mengembalikan pada tempatnya. Terkejut, ketika sebuah
kotak yang belum pernah Ruiana lihat sebelumbya ditemukan di sela "sela
tumpukan barang. Diam "diam diambil dan dibawanya kekamar kotak itu oleh
Ruiana. Penasaran dengan isi kotak itu, dibuka segera oleh Ruiana di kamarnya.
Ditemukannya tumpukan kertas kertas penting. Sertifikat rumah yang di
tinggalinya ternyata milik ibunya. Tak hanya itu dia juga menemukan secarik
kertas yang berisi pesan ketika ibunya masih hidup.
Dear My little Ruiana Sayang " ketika kamu membaca surat ini mungkin
bunda saudah tidak ada di samping kamu lagi. Sejujurnya
bunda ingin menceritakan semua tentang keluarga kita,
apa daya" bunda terancam dan waktu itu kamu masih
terlalu muda untuk mengetahui semua. Beberapa hal yang
ingin bunda kasih tahu padamu tentang keluarga bunda
dan Amirr ayahmu saat ini, tentu kamu bertanya "tanya
mengapa keluarga bunda tak pernah bertemu dengan
mu" Kakek mu tepatnya ayah bunda meninggal karena
serangan jantung yang di sebabkan oleh amir. Itu kenapa
keluarga bunda sangat membenci ayahmu hingga saat ini.
Dan mereka tidak akan pernah memaafkan itu".
Rui sayang Maaf kan bunda karena bunda tidak bisa
menceritakan semua apa yang sudah terjadi sejak 16
tahun yang lalu" Salam sayang Bunda" 17 "ayah yang menyebabkan kematian kakek?" Pantas saja ayah selalu
bersikap panic ketika ditanya tentang segala urusan tentang bunda" kaget Ruiana
dalam hati. Air matanya pun jatuh dan ia menangis semalaman. Disimpannya kotak
itu di tempat yang paling aman di kamarnya.
Sementara itu.... "mama... mama... " teriak Vanisa, adik perempuan Rifat sambil berlari
menemui amamnya di dapur.
"apa Van...?" tanya Bu Reema
"ma... abang udah gila deh kayanya... " panic Vaneesa
"gila bagaimana maksud mu... Rifat kenapa van?" tanya Bu Reema yang
mulai panic "di senyum "senyum sendiri" jawab Vaneesa
"ah ada "ada saja kamu ini.." sahut Bu Reema
"ada apa ribut "ribut?" tanya Rifat yang baru muncul ke dapur
"kamu kenapa" Kata Vanni kamu senyum "senyum sendiri?" tanya Bu
Reema "siapa yang senyum sendiri" Paling juga vanni salah lihat kalee.... " jawab
Rifat mengelak "eh aku gak salah lihat... wong abang.. pegang pegang Hp pas loncat "
loncat senyum sendiri lagi..." jelas Vaneesa
"heh... kamu suka sama anak siapa?" Todong Bu Reema
"ah nggak koq ma.... " elak Rifat
"ngaku... kamu gak biasanya gitu... lagian udah kelihatan akhir "akhir ini
kamu memang aneh sikapnya.. udah.. ngaku aja.." desak Bu Reema
"bentar "bentar.. kaya nya aku tahu siapa pacar abng ma.." tebak
Vaneesa "sembarangan ... aku belum punya Ndut.." kata Rifat
"trus kalu gak punya, siapa itu "Ru?" sindir Vaneesa
"ya ampun.... Rifat .. Rifat.. anak siapa itu..?" urusa Bu Reema khawatir
"aduh mama... dia tiu Cuma temen aku.. ini lagi ndut.. tau dari mana
kamu?" sahut Rifat "halloo cantikkk.... " ledek Vaneesa bergaya menelpon
"heh.. kamu dnger aku nelfon ya... ?" tuduh Rifat malu
"kalau iya kenapa...?" sahut Vaneesa
"iiiiihhh... dasar tukang nguping kamu... " marah Rifat sambil menjewer
telinga Vaneesa "aaaduuuhh...duuh.. mama..." teriak Vaneesa kesakitan
18 "Rif Rif.. udah.. kasihan adik mu.. sini duduk mama mau kamu menjelskan
semua... siapa perempuan yang kamu sukai itu. Mama mau dengar." Suruh Bu
Reema Rifat pun menceritakan siapa sesosok Ruiana bagi diri dan hidupnya saat
ini. Hal ini membuat Vaneesa dan Bu Reema penasaran ingin mengenal Ruiana lebih
dekat. "dia itu sibuk mama..." kata Rifat
"mama gak mau tahu... kalau dia memang suka sama kamu dia akan
luangkan waktunya buat kamu titik.. mama mau ketemu dengan dia minggu ini
titik" perintah Bu Reema tanpa tawar
"mama dia kan gak tau kalau aku suka atau nggak sama dia.. lagian dia
Cuma anggap aku abang dia aja.. ga lebih.." jelas Rifat
"ye.... sok yakin abang nih... sebegai seorang perempuan, aku yakin yang
namanya Ruiana itu juga suka sama kakak.. percaya deh.." ujar Vaneesa
"sok yakin kamu.." elak Rifat
"ya yakinlah... aku sama dia kan sama "sama perempuan abang ku yang


Siapa Ayahku Karya Azizah Attamimi di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

jellekk..." sahut Vaneesa
"tau ah... pastinya besok aku punya janji sama dia..." kata Rifat tak
perduli ~//~ Keesokan harinya?" "makasih kakak udah antarkau sampai sini ya?" kata Ruiana yang telah
sampai di tempat kerjanya yang baru
"lagi "lagi terimakasih" seingatku kita udah bahas soal ini semalam.."
jawab Rifat "iya" iya" maaf kakak" oh ya" hari ini aku belum tahu kapan selesai
kerjanya.. jadi kaka gak usah jemput aku ya?" pinta Ruiana
"GR,.. sapa juga yang mau jemput kamu?" goda Rifat
Mendengar kata "kata Rifat Ruiana malu dan langsung menunduk. "koq
jadi Gr gini yah aku..?"?" bisik nya dalam hati
"eh gak gak koq" aku becanda" biar nanti kamu sms aku jam berapa
kamu pulang " nanti tunggu aku di sini ok" kata Rifat tersenyum
"iya" aku masuk dulu ya kak.." pamit Ruiana
Ruiana masuk dan memulai bekerja. Ia dikenalkan kepada seorang cheff
muda bernama Fikar yang menjadi atasannya.
"baik, kaluan berdua adalah assistant saya yang baru. Lakukan apa yang
saya perintahkan. Dan perlu kalian berdua ketahui, saya paling tidak suka
pekerjaan yang sembarangan, kotor dan lelet. Gunakan masker jika kalian merasa
tidak fit. Perhatikan semua yang ada di sekitar mud an pelajarilah!" jelas Fikar
pimpinan Ruiana "baik pak" sahut Ruiana dan rekanya Mair
"mulai bekerja!" perintah Fikar
19 Awal yang baik di hari pertama Ruiana bekerja. Dia bisa mengikuti semua
yang di perintahkan oleh atasan nya dengan sangat baik.
Jam 12 saatnya semua pekerja, menikmati makan siang..
"siapa namamu?" tanya Fikar kaku yang tiba "tiba menghampiri Ruiana
"saya pak?" tanya Ruiana memestikan
"ya siapa lagi, saya berbicara dengan kamu sekarang" jawab Fikar
"Ruiana" jawab Ruiana takut
"kamu terlihat paling muda dari yang lainnya, berapa umurmu?" tanya
Fikar lagi "18 pak" jawab Ruiana tegas
"baik... selamat makan" sahut Fikar kaku dan langsung pergi menuju kursi
makannya. "dasar orang yang aneh.... beda sama kak Rifat..." pikir Ruiana dalam
hatinya Jam 17.00 saatnya pulang Rifat sudah stay di depan menuggu Ruiana keluar dari Restoran.
"udah lama nunggunya?" kejut Ruiana dari arah belakang Rifat
"eh... gak koq baru aja.... pulang sekarang?" sahut Rifat
"iya.." jawab Ruiana
Mereka pulang kerumah, sesampainya dirumah...
"dari mana saja kamu setiap hari selalu pulang malam?" tanya Ayah
marah Mendengar suara ayahnya yang memasuki kamarnya Ruiana terkejut.
"ayah... aaakkkuu..." jawab Ruiana yang berbalik mengadap ayahnya
"dari mana kamu?" tanya ayah lagi
"aku dari sekolaah ayah.." jawab Ruiana gagap
"gak mungkin sampai jam segini, jawab pertanyaan ayah jujur!" bentak
ayah "aku jujur sama ayah.." elak Ruiana takut
Menatap curiga, "baik... besok pagi "pagi sekali ayah, mama dan Alhen
akan berangkat ke bali" kata Ayah mereda
"iya ayah... " sahut Ruiana
"ayah minta besok kamu ikut mengantarkan juga" pinta ayah
"iya ayah... pasti aku akan mengantarkan..." jawab Ruiana " kalau perlu
sampai mati sekalian" kata Ruiana melanjutkan dalam hatinya
"ya sudah... " ayah pergi
Segera Ruiana menutup dan mengunci pintu kamarnya rapat "rapat.
Dibukanya kembali kotak yang ditemukan kemarain. Ia berusaha mencari petunjuk
petunjuk yang lain yang mungkin bisa digunakanya untuk menemui keluarga
ibundanya. Beruntung Ruiana menemukan sebuah alamat lengkap yang beratas
namaakan Ibu Shida. "ibu Shida" Ini seperti nama ibunya bunda, dulu bunda
pernah cerita" pikir Ruiana dalam hatinya.
~//~ 20 "selamat pagi pak dokter..." sapa Ruiana di telpon
"Ru" Pagi juga ru.." sahut Rifat yang baru bangun dari tidur paginya
"baru bangun tidur ya?"?" tanya Ruiana
"iya.." jawab Ruiana
"kakak... cepet bangun napa... inikan udah jam 7 telat tau..." kata Ruiana
"aduh... iya... aku mandi dulu ya.. nanti aku telpon lagi..." kaget Rifat
ketika melihat jam wakernya
"tut..tut,,,tut.." telpon mati
"yah... dimatiin beneran, dasar kakak tukang kesiangan" oceh Ruiana
sendiri Telpon mati, Ruiana kembali bekerja lagi di dapur restoran.
"ini jam kerja, bukan waktunya untuk bertelpon mengerti kamu" marah
Fikar yang tiba tiba muncul dari arah belakang Ruiana
"maaf pak... tapi ini masih belum tepat pukul tujuh pagi masih kurang 4
menit lagi" sahut Ruiana pelan dan santai
"apa bedanya ha" Sekarang kamu sudah berada didapur dimana kamu
harus bekerja" bentak Fikar
"beda... jam kerjaku adalah pukul 7 tepat dan sekarang masih pukul
06.56 waktu indonesia bagian barat" tegas Ruiana yang mulai marah
"heh... kamu itu pegawai baru disini, berani sekali kamu membantah
saya!" marah Fikar "maaf jika saya harus membantah anda, dan saya tahu kalau saya ini
pegawai baru. Tapi bukan berarti adnda berhak memarahi pegawai anda
sembarangan. Satu hal lagi saya bekerja disini berdasarkan atas kemampuan saya.
Bukan karena bantuan anda" jelas Ruiana yang marah
Suasana menegang, semua pegawai berkumpul menyaksikan perdebatan
itu. "hey hey hey... apa apaan ini kenapa kalian berdua bertengkar?" tanya
kepala Cheff yang datang untuk menghalangi pertengkaran
"maaf pak... " sahut Ruiana
"hah... kalau sudah datang pemimpinya kamu baru bilang minta maaf?"
sindir Fikar yang emosi "Fikar cukup, apa "apaan sih kamu ini?" marah pak kepala cheff
"paman dia ini pegawai baru yang kurang ajar... bukannya bekerja tapi
malah ashik bertelpon deenngan kekasihnya" jelas Fikar yang masih emosi
"hanya itu" Kamu ini bikin malu saja... kalian berdua ikut saya kekantor
sekarang dan semuanya bubar... bubar....!" perintah pak kepala cheff marah.
Dibawalah keduanya pergi untuk didamaikan.
"Fikar... paman harap ini yang terakhir kalinya kamu membuat masalah
dengan pegawai baru, ingat itu...!" nasihat kepala cheff
"iya paman.." sahut Fikar terpaksa
21 "jangan over kamu sebagai pegawai lama disini, perlu kamu ingat
kemampuanmu tidak jauh beda dengan Ru.. sekarang paman minta kamu minta
maaf sama Ruiana sekarang juga" suruh kepala Cheff
"hah" Apa kau minta maaf sama dia" Gak gak mau..." tolak Fikar
"minta maaf sekarang!" bentak kepala cheff
"tidak! Aku yang minta maaf duluan" Gak akan pernah... bukan aku yang
salah! titik" bantah Fikar
"dasar keras kepala kamu! Minta maaf sekarang atau posisimu
diturunkan!" ancam kepala cheff
"apa"!" kaget Fikar
"kamu mau atau tidak utuk berdamai aku gak perduli. Pastinya kalau kamu
hanya terpaksa, lebih baik gak usah sama sekali." Jelas Ruiana tegas
Fikar yang sedang emosi tinggi langsung saja keluar dari ruangan.
"maafkan kelakuan fikar Ru" kata kepala cheff
"bukan seharusnya anda yang meminta maaf pak kepala... ini bukan salah
anda... apapun itu,, saya tidak akan pernah mempermasalahkan hal ini. Saya anggap
hal ini tidak pernah terjadi" sahut Ruiana bijak
Sementara itu... Dengan keadaan yang emosi tinggi Fikar masih memaksakan dirinya untuk
memasak menu pesanan tamu, dan ini membuat ia kelebihan menambahkan bubuk
merica kedalam masakan. Sialnya pemesan makanan itu marah "marah karena
makakannya terlalu pedas.
"tamu mau bertemu dengan juru masak yang membuat makanan barusan"
teriak seorang pelayan yang berlari ketakutan memasuki dapur
"ada apa ini?" tanya Fikar
"gini barusan tamu yang pesan chicken stick marah marah.... dan dia ingin
bertemu dengan juru masaknya" jelas pelayan
"kamu tenang ini urusan ku" kata Fikar rbertanggung jawab. Segeralah
Fikar menemui tamu pelanggan di luar. "maaf pak ada yang bisa saya bantu?"
tanya Fikar pelan "heh kamu yang memasak pesanan saya ya?" tanya tamu marah marah
"maaf pak.. saya yang memasak" jawab Fikar mulai ketakutan
"kalau tidak tahu masak gak usah sok jadi cheff disini! Saya tidak mau
tahuu saya ingin pesanan saya sekarang juga" bentak tamu
Melihat tamu yang sedang marah marah pada Fikar, Ruiana tak tega.
Ruiana mendatangi tamu itu dan meminta maaf.
"saya maaf pak.. ini kelalaian saya sebagai pegawai baru disini. Yang
membuat masakannya adalah saya.. dan saya akan segera membuatkan anda
masakan yang baru" kata Ruiana merendah
"saya tidak mau tahu, saya ingin makanan itu cepat sekarang!" bentak
tamu "baik pak segera" sahut Ruiana
Ruiana dan Fikar kembali ke dapur. Fikar merasa malu pada Ruiana.
22 "RU..." panggil Fikar
"apa.?"?" Jawab Ruiana sibuk
"makasih ya.." tambah Fikar
"hah... apa" Udah sekarang bukan waktunya santai.. kita harus bikinin
masakan yang baru buat tamu kita yang tadi" kata Ruiana yang sibuk memasak
kembali. Akhirnya dalam sekejap masalah dapat diatasi dengan tenang.
"Ru.." panggil shanti rekan Ruiana ketika jam makan siang
"iya mbak..?" sahut Ruiana
"eh duduk sini" ajak santi
"ada apa sih mbak?" tanya Ruiana heran
"tau gak sih..?" tanya Santi
"tau apa mbak?" penasaran Ruiana
"kamu itu pegawai baru pertama yang berani membantah pak Fikar lho.."
jawab Santi "maksudnya?" tanya Ruiana pura "pura begok
"nih ya kau kasih tahu... belum pernah ada seorang pun pegawai yang
berani ngelawan dia loh.. dan tadi kamu ngelawan dia" cerita santi
"aku gak ngelawan dia koq mbak... ngapain juga aku ngelawan lagian apa
yang harus dilawan?"" sahut Ruiana
"yah Rui... tahugak sih kamu pas expresi mukanya dia pas abis dipanggil
sama paman kepala" Huh.... merah banget... gengsinya gitu keluar nampak di wajah
dia yang sok jadi pemimpin itu..." ujar Santi gereget
"iya iya... udah ah mbak gak baik ngomongin orang... kita makan siang dulu
aja yah..." stop Ruiana
"yah Rui..." sahut Santi
Jam pulang... Ruiana menghampiri sepedanya di parkiran, kali ini Rifat tidak
menjemputnya. Ketika hendak menaiki sepedanya itu, Fikar mendatanginya.
"Ru.." panggil Fikar
"pak Fikar?" sahut Ruiana
"bisa kita bicara sebentar?" tanya Fikar
"ada apa?" tanya Ruiana kembali
"hmmmmmmmm.... sebelumnya kau minta maaf atas kejadian tadi pagi"
jawab Fikar "lalu?" tanya Ruiana santai
"terimakasih kamu membela aku tadi pas tamu itu marah "marah" tambah
Fikar lagi "lalu" tanya Ruiana lagi
"lalu terserah kamu.." jawab Fikar lesu
"ok... pertama aku tidak pernah mempermasalahkan hal tadi pagi, kedua
aku gak membela kamu, aku hanya melakukan apa yang harus aku lakukakn sebagai
pekerja di sini" jelas Ruiana. Dan langung pergi
23 "tapi Ru... tunggu sebentar.." panggil Fikar
"apa lagi?" tanya Ruiana terhenti
"aku.. ... hati hati dijalan" pesan Fikar
"terimakasih.. kau juga.." sahut Ruiana dan ia kembali berjalan. "oh iya
satu lagi..." kata Ruiana yang tiba "tiba berhenti karena teringat sesuatu
"apa?" tanya Fikar
"aku heran kenapa semua pegawai benci dan takut sama kamu" kata
Ruiana yang berjalan mundur
"maksud kamu?" kaget Fikar
"sadarkah kamu kalau selama ini banyak pegawai yang gak suka atas
semua sikap kamu yang sok jadi pemimpin and keras kepala itu?" tanya Ruiana
sindir "aku?" heran Fikar
"ya..." tegas Ruiana. "apapun itu bukan urusanku... akupulang dulu" pamit
Ruiana. ~//~ "tok ...tok..tok..."terdengar seseorang mengetuk pintu rumah
"iya sebentar" teriak Ruiana yang sedang sendiri di rumahnya. "malam "
malam gini siapa ya?"?" heran Ruiana bicara sendiri. Ia pun membuka pintu itu.
Dan terkejut ketika serangkaian bunga mawar merah berada dihadapanya.
"selamat malam nona cantik..." sapa Rifat yang berada dibalik bunga "
bunga itu "kakak... bikin aku kaget aja.." kata Ruiana
"ya.. maaaf... inih buat kamu" sahut Rifat memberikan bunga
"maksih ya kakak... aku suka banget..." kata Ruiana senang
"iya sama "sama..., oh iya pada kemana koq sepi?" tanya Rifat
"liburan selama 2 minggu" jawab Ruiana
"kamu koq gak ikut?" tanya Rifat heran
"gak usah ditanya pasti kakak udah tau koq jawabannya... lagian kalau aku
ikut kakak gak ketemu sama aku dong 2 minggu.. " jawab Ruiana tertawa kecil
"iya juga sih..., emang kamu gak takut sendirian di rumah?" tanya Rifat
"apa yang harus ditakutkan" Rumah sendiri koq.... lagian aku bersyukur
ditinggalin begini jadi gak ada setan "setan rasanya" jawab Ruiana
"segitunya kamu.." keget Rifat
"hehe... eh.. masuk dulu kak... " kata Ruiana mempersilahkan masuk
"iya makasih.." sahut Rifat
"mau aku bikinin teh kopi atau?" tawar Ruiana
"gak usah repot "repot.. aku kesini mau ketemu kamu bukan teh kopi
atau yang lainnya" tolak Rifat
"hmmm.... ya udah... oh iya.. kakak udah makan malam belum?" tanya
Ruiana "aku baru aja selesai makan.." jawab Rifat
"owh... so?"" Tumben kakak kesini gak bilang bilang dulu?" tanya Ruiana
24 "memangnya gak boleh" Aku ingin ketemu aja kan udah beberapa hari ini
kita gak ketemu.." jawab Rifat
"baru juga 3 hari... oh iya... aku lagi bikin bikin di dapur.. kita kedapur aja
yuk kak.." ajak Ruiana
"wah bikin apa nih... aku mau dong.." penasaran Rifat sambil berjalan


Siapa Ayahku Karya Azizah Attamimi di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menuju dapur bersama Ruiana.
"coba coba aja.. aku bikin resep baru... ntar kakak jadi juri deh.." sahut
Ruiana Tak sengaja sambil berjalan Rifat melihat sebuah foto seorang ibu dan
anak kecil dari di dekat vas bunga yang berada diatas bufet yang berada di ruang
keluarga. "Ru.. foto siapa itu lucu banget..?" tanya Rifat
"hehe... itu foto ku sama bunda pas umurku 3 tahun" jawab Ruiana
tersenyum "ih.. pipimu tembem ya... kalau dilihat "lihat wajahmu sekarang mirip
banget sama ibumu... ayahmu mana?" tanya Rifat
"ayah gak pernah berfoto bersama aku dan bunda... tapi itu foto
ayahku.." tunjuk Ruiana
"gak ada mirip "miripnya sama kamu... kamu nya cantik ayahmu jellek...
hehe becanda.. tapi benneran deh.. gak mirirp jangan "jangan kamu bukan anak
kandungnya ya... " gurau Rifat
"yeee...... tapi aku juga ngerasa gitu sih kami berdua gak ada sedikitpun
kemiripan justru aku ngerasa asing dengan statusnya sebagai ayahku.." jawab
Ruiana heran "udah ah.. aku Cuma bercanda koq nanggepnya serius.." tambah Rifat
"gak koq kak.. aku serius beberapa hari kemarin aku nemuin kotak yang
isinya barang "barang bunda dulu. Pas aku buka aku nemuin surat.. bentar aku
ambilin suratnya" ujar Ruiana yang mengambil kotak di kamarnya. "ini kak"
memberikan kotak pada Rifat
Dibaca surat "surat itu. Rifat yang tidak tahu apa "apa mulai menaruh
curiga. "maaf Ru.. aku pikir ada yang salah dengan status kamu" kata Rifat yang
heran "maksud kakak?" bingung Ruiana
"aku saranin kamu untuk cari semua barang "barang bunda mu yang masih
ada, trus kamu lihatin satu "satu aku pikir akan ada petunjuk kalau perlu juga
barang barang ayahmu, yang mungkin masih ada kaitannya dengan masa lalu" saran
Rifat "gak hanya itu.. aku juga menemukan sebuah alamat atas nama ibu Shidha
di jogjakarta," kata Ruiana
"siapa dia?" tanya Rifat
"aku lupa... tapi seingatku dulu bunda pernah bilang sepertinya itu nama
ibunya bunda, nenekku..." jawab Ruiana
"boleh aku lihat alamatnya?" tanya Rifat
25 "bentar aku ambil dulu... sambil nuggu silahkan diminum dulu kopinya
kak.." persilahkan Ruiana
"iya.." sahut Rifat
Meninggalkan Rifat sendiri di dapur Ruiana mengambil potongan kertas
yang berisi alamat di kamarnya.
"ini kak" diberikan kertas itu oleh Ruiana
"kamu gak berniat ngunjungi alamat ini?" tanya Rifat
"aku pikir aku harus kesana untuk cari tahu tentang keluarga bunda
dengan ayah" jawab Ruiana
"kalau kamu kesana aku akan antar kamu sampai kamu nemuin semua"
tawar Rifat "terimakasih kak.. aku terlalu banyak ngerepotin kakak.." kata Ruiana tak
enak "udah.. gak usah terimakasih.. kamu itu udah terlalu banyak bilang
terimakasih sama aku... kamu itu sendiri, dan aku akan bantu kamu semampuku
sampai kapan pun dan kamu gak perlu sungkan... yah..." kata Rifat sambil
memegang tangan Ruiana yang duduk di hadapanya
"maaf ya kak.. selama ini kakak udah banyak sekali membantu aku... dan
aku gak bisa balas semua itu.. aaa ku... aku.. gak...." kata Ruiana terpotong
"udah udah... aku gak mau deenger apapun dari kamu, dan aku gak akan
menagih semua hutang budi kamu... ini semua memang sudah seharusnya aku
lakukan sebagai seseorang yang dekat sama kamu.. aku tahu kamu gak punya siapa
"siapa lagi." Ujar Rifat menenangkan
Ruiana merasa sangat senang karena dia tidak sendiri lagi, "aku
beruntung bisa kenal dan dekat dengan kakak.." kata Ruiana tersenyum
"udah.... ah... mana masakanmu yang mau aku cobain...?" tanya Rifat
mengalihkan pembicaraan "oh iya jadi lupa... sebentar aku siapkan dulu" jawab Ruiana
~//~ "Selamat pagi semua.........." sapa Fikar pada semua pekerja di restoran
"selamat pagi pak fikar...." sahut pegawai bersama sama
"kesambet setan apa dia" Tumben banget gak biasanya" bisik satu
pegawai yang berdiri dekat Ruiana
"memangnya kenapa mbak?" tanya Ruiana
"orang kaya dia mana pernah menyapa pegawai, boro boro nyapa ngomong
baik baik aja gak pernah" jawab pegawai sinis
"selamat pagi Ru?" sapa Fikar yang mendekat pada Ruiana
"pagi" Sahut Ruiana heran
"sedang apa kamu?" tanya Fikar perduli
"tumben tanya "tanya?" tanya Ruiana heran
"apa salahnya" Mungkin aku bisa bantu gitu" jawab Fikar santai
"aku sedang mengiris bawang" jawab Ruiana
"sini aku yang potong" tawar Fikar yang menganti posisi Ruiana
26 "tapii..." heran Ruiana
"udah aku aja yang potong..." jawab Fikar yang langsung memotong
bawang bombay dengan cepat. Sambil mengiris bawang sambil ia memandangi
Ruiana. Saking senangnya memandangi Ruiana yang bekerja disebelahnya. Ia tak
sadar jika tangannya teriris pisau bawang. "aw............." teriaknya kesakitan.
"Fikar..." kaget Ruiana yang segera memegang jari telunjuk Fikar dan
menekan darahnya untuk mencegah infeksi
"aw...aw.. uh.." rintih Fikar kesakitan
"sebentar aku ambil plester di tasku dulu..." kata Ruiana yang segera
pergi ke ruang ganti mengambil plester
Fikar mengikuti Ruiana. "plesternya ada?" tanya Fikar
"ya sebentar..." jawab Ruiana. Langsung dipasangkan plester itu di jari
Fikar yang terluka "makasih ya Ru... aku gak nyangka kamu sepeduli ini sama aku.." kata
Fikar GR "biasa aja.. kalaupun pegawai lain yang terluka pasti aku akan lakukan hal
yang sama" jawab Ruiana santai. Ruiana langsung meninggalkan Fikar sendiri
"tunggu Ru.." stop Fikar
"apalagi?" sahut Ruiana terhenti
"besok kan libur... kalau aku ajakin kamu keluar kamu mau gak?" tanya
Fikar "gak..." jawab Ruiana ketus, dan langsung pergi.
Tak terasa sudah jam makan siang...
"hai Rui... " sapa Fikar yang tiba "tiba datang dan duduk di hadapan
Ruiana yang sedang makan siang
"hai..." sahut Ruiaana santai
"selamat makan.." santun Fikar
"iya... kamu juga.." sahut Ruiana. Merasa ada yang ganjil Ruiana bertanya,
"kamu itu kenapa" Sikap kamu itu berubah 180 derajat. Kesambet setan apa?"
"koq gitu sih tanyanya?"" Apa salahnya aku berubah kalau perubahan itu
lebih baik" jawab Fikar santai
"lebih baik" Yang adah super aneh tau! Kamu gak ngerasa sekarang kamu
itu jadi bahan omongan seluruh pegawai." Kata Ruiana yang mulai merasa bosan
"apa salahku berubah" Harusnya mereka senag dengan perubahan ku
yang bisa lebih baik pada semua orang... iya kan?" jawab Fikar santai
"heh.. kalau seseorang bisa berubah okelah.. perlahan tapi pasti tapi
kalau kamu" Dalam waktu Cuma 3 hari bisa berubah sebegitu drastisnya. Dan itu
bikin orang mikir.. nih orang apa maunya berubah, bahkan kamu disangka munafik,
ada udang dibalik batu lah.... mikir dong. Jujur aku ngerasa gak nyaman dengan
sikap kamu yang seprti ini rasa "rasanya terlalu berlebihan" jelas Ruiana dan
langsung pergi meninggalkan Fikar sendiri.
Ruiana kembali kedapur untuk melanjutkan tugasnya.
"maaf Ru.. bolah saya berbicara sebentar?" ganggu kepala Cheff
27 "tentu pak.." sahut Ruiana
Mereka berdua pergi keluar dapur menuju taman.
"ada apa pak seprtinya serius sekali?" tanya Ruiana heran
"maaf sebelumnya jika saya harus menggangu kamu bekerja.. sebenarnya
saya hanya ingin bertanya tentang Fikar" jawab Kepala Cheff
"ada apa dengan fikar memangnya pak?" tanya Ruiana heran
"justru itu... dia adalah keponakan saya yang tinggal serumah dengan
saya... akhir "akhir ini dia sering melamun, sikapnya berubah dan setelah saya
pikir "pikir perubahannya sejak kamu bekerja disini" cerita Kepala Cheff
"lalu maksud anda?" tanya Ruiana terkejut
"beberapa kali saya melihat Fikar sedang berbincang dengan kamu....
hanya satu hal yang ingin saya tanyakan dari semua ini.. apa yang selamaini kalian
perbincangkan sehingga membuat Fikar berubah menjadi seperti sekarang ini?"
tanya kepala Cheff serius
"saya hanya berbicara seperlunya dan itu pun sekitar pekerjaan, tidak
ada yang lain pak.." jawab Ruiana terheran "heran
"ya.. maaf saja.. saya sangat mengkhawatirkan sikap dia, sejak kedua
orang tuanya meninggal dia menjadi seorang yang sangat kaku.. dan sekarang dia
bisa berubah ini membuat saya sangat kaget dan khawatir.. trimakasih atas
luangan waktu kamu.. silahkan kembali bekerja" kata kepala Cheff
~//~ ~>6666999<~ PART 3 Jam pulang kerja... Ruiana melihat sebuah mobil sedan berwarna hitam, seperti mobil Rifat.
Dihampirinya mobil itu. Ternyata benar keluarlah Rifat dari mobilnya itu.
"kakak... " sapa Ruiana
"hey.. gak bawa sepeda?" tanya Rifat
"sepedaku lagi di bengkel tadi pagi ban nya kempes jadi di tambal dulu"
jawab Ruiana "kalau gitu aku antar ya... " ajak Rifat
"gratis kan?"?" gurau Ruiana
"bayaar...!" sahut Rifat
Meraka pun masuk dan melaju pergi.
"gimana hari ini?" tanya Rifat perduli
"melelahkan... aneh "aneh... " jawab Ruiana
"aneh gimana?" tanya Rifat
"tamunya aneh.. pegawai yang lain juga aneh.. macem "macem gitu
sikapnya" jawab Ruiana tertawa kecil
"owh..... RU... besok kamu sibuk gak?" tanya Rifat
"besok hari minggu kan, aku gak sibuk... palingan sibuk masak buat
makan sendiri dirumah, kenapa kak?" tanya Ruiana
28 "sebenernya kau gak enak mau bilang sama kamu... tapi..." jawab Rifat
bingung "apapun itu.. bilang aja... gak usah pakai gak enak segala..." kata Ruiana
"kalau aku bilang, orang tuaku mau ketemu kamu gimana?" tanya Rifat
pelan Mendengar pertanyaan itu Ruiana sangat kaget tak percaya. "hah"
Ketemu sama aku" Bisa aja kakak bercanda ah.." jawab Ruiana
"aku serius gak bercanda Rui..." tambah Rifat mulai gelisah
"ngapain mau ketemu aku?" tanya Ruiana yang deg degan
"yaaa.. sekedar ingin tahu aja.. aku seperti apa" jawab Rifat singkat
"memangnya kakak bilang apa aja sama mereka tentang aku?" tanya
Ruiana nerveous "aku bilang semuanya" jawab Rifat singkat
"iya bilang gimana.. contohnya gitu.." urus Ruiana
"aku bilang kamu baik... cantik... pinter... rajin.... tegas... semangat... suka
membantu... periang....." jawab Rifat terputus
"udah stop.. kaka tuh terlalu berlebihan ceritnya... "
"memang gitu koq kenyataannya.., aku kan berbicara sesuai apa yang aku
rasakan apa yang aku lihat.. itu aja..."
"gak aku gak mau.." tolalk Ruiana
"koq gak mau sih... plizzz ya..." mohon Rifat
"lha nasib ku gimana" Aku kan malu... secara aku gak..." kata Ruiana
terhenti "kalau kamu gak datang meraka akan pikir kamu itu tidak baik, tidak
memperdulikan undangan orang... tidak menghargai orang lain tidak sopan..." lebih
Rifat "kalau aku datang?" tanya Ruiana takut
"mereka akan percaya kalau kamu itu memang pacar aku.." jawab Rifat
kecil sambil tersenyum "senyum
"apa?" kaget Ruiana
"ah.. maksudku... maksudku... " kata Rifat bingung mengelak
"ini gak bener... jangan "jangan abng bilang kalau aku ini pacarnya kakak
ya..?" curiga Ruiana
"gak gak.. gak koq.. sumpah deh... justru mereka yang pikir sendiri
terutama adikku tuh.. gara "gara dia sering dengrin kita telponan.." jelas Rifat
"waduh... kakak..kakak... pengen aku ucbit rasanya.." kata Ruiana gereget
"cubit aja.." sahut Rifat memberi izin.
"beneran?" tanya Ruiana meyakinkan
"asal kamu jadi datang aja besok makan malam... cubit sepuasnya gak
papa deh.." jawab Rifat
"percuma... ah.. udah udah... anterin aku pulang aja....diem gak usah
ngomong sama aku" ngambek Ruiana
"idih... ngambek ya... natr ilang cantikya.." Goda Rifat
29 "udah.. stir aja mobilnya.. dilihat di depan tuh jalannya.." sahut Ruiana
~//~ "pagii yang indah... tanpa godaan "godaan setan disekitarku..." kata
Ruiana pada dirinya sendiri ketika bangun dari tidurnya.
Setelah berbenah diri, Ruiana memasak sarapannya sendiri. Setelah itu
ia teringat untuk mencari tahu tentang ayahnya. Ia mengobrak "abrik kamar
ayahnya setelah lumayan lama mencari, Ruiana memandangi sebuah lukisan yang
berada di dinding menhadap ke tempat tidur. Saking begitu lamanya memandangi
dirinya lupa bahwa tujuannya untuk mencari petunjuk. Akhirnya di turunkan
lukisan itu ternyata terdapat sebuah brankas didinding di balik lukisan.
Sial barankas itu terkunci, tak tahu bagai mana harus membukanya. Tak
berfikir panjang Ruiana yang panik segera menghubungi Rifat. Dan Rifat segera
datang membantu. "kira "kira 6 angka apa yang di anggap penting oleh ayahmu?" tanya Rifat
"aku gak tahu.. aku pikir ini bukan milik ayah.." jawab Ruiana
"kalau bukan milik ayah mu siapa lagi?" tanya Rifat heran
"menurut sertifikat rumah yang aku temuin rumah ini milik bunda, dan
aku rasa ini brankas bunda" jawab Ruiana
"untuk apa Bunda mu membuat brakas rahasia seperti ini?" heran Rifat
"bunda itu penuh dengan rahasia kak... tapi rahasia itu seperti teka -teki
yang sebenarnya bisa di pecahkan dengan mudah... asalkan ayah gak tahu soal ini,
aku msih bisa tenang. Semoga saja aku bisa menemukan kuncinya sebelum minggu
dedepan" kata Ruiana yeng sedang berfikir
"coba kamu ingat -ingat apa yang biasanya bunda ucapkan sama kamu,
mungkin diantara ucapan ucapan itu mengandung unsur angka..."saran Rifat
"iya.. tapi apa ya?"?"" Ruiana mencoba mnegingat
"kamu jangan terlalu terburu "buru dulu sekarang... nanti kalau kamu
tenang baru kamu pikirkan itu ya... kalau sekarang yang ada kamu tambah pusing.."
nasihat Rifat "iya kak... makasih ya..." sahut Ruiana lesu
"eh makasih lagi......... udah lupa?" sindir Rifat tersenyum
"iya maaf..." sahut Ruiana
"ya udah kamu istirahat dulu sekarang yaa......." suruh Rifat
"aku lagi gak bisa istirahat kakak... " bantah Ruiana
"koq bisa?" tanya Rifat
"aku lagi mikirin acara nanti soreeee..." jawab Ruiana sambil memegang


Siapa Ayahku Karya Azizah Attamimi di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kepalanya "haahahahah... udah tenang aja... cuma ketemu ortu ku aja koq.., mereka
cuma ingin tahu aja siapa sih teman perempuan anaknya itu. atau jangan jangan
kamu mikirnya lebih yaaa?"?" Sindir Rifat
"hah...?"" lebih" Lebih gimana maksudnya?" tanya Ruiana
"ya... kamu mikirnya kaya yang mau ketemu camer gitu..." jawab Rifat
sambil tertawa.. 30 "yeeee... sembarangan aja.." elak Ruiana
"buktinya kamu segitu repotnya mikirin acara nanti, iya kan...?"" kalau
kamu gak mikir macem "macem kamu gak kira sampai segininya tauuu..." jelas
Rifat "sok tau ah.. " sahut Ruiana mengelak
"heh... aku ini dokter sepesialis dalam... so aku tahu apa yang ada di
dalam hati kamu dan pikiranmu..." desak Rifat menggoda
"ah tambah ngaco aja kakak nih... udah ah.. " kata Ruiana mendorong
Rifat "ya udah... aku pulang dulu ya... jangan lupa dandan yang cantik ya
sayang..." goda Rifat mencolek dagu Ruiana
"ah apa "apaan sih.. dah pulang sana...!" usir Ruiana yang tampak semakin
nerveous. Reihan pun pulang, Ruiana kembali beristirahat di kamarnya. "ya ALLAH...
apa yang terjadi pada diri Ru ini?" Ru sangat senang jika R bisa bersama "sama
dengan kak Rifat. Ru senang jika kak Rif selalu ada dikala Ru membutuhkan
seseorang, Ru ingin kak Rif tercipta hanya untuk Ru. Ru sayang sama kak Rif ya
ALLAH... semoga kak Rif juga merasakan hal yang sama dengan Ru...." kata Ruiana
dalam hatinya ketika merebahkan badannya di tempat tidur.
~//~ Terkejut melihat jam menunjukkan pukul 4 sore, Ruiana yang terbangun
dari tidurnya segera berbenah diri dan bersiap untuk bertamu ke rumah Rifat.
Selang beberapa lama terdengar Rifat sudah datang dan membunyikan kalakson
mobilnya menjemput Ruiana. Ruiana pun berangkat.
Sesampainya di rumah Rifat, Ruiana di sambut dengan hangat oleh ibu
dan adik Rifat. "assalamualaikum" salam Ruiana memasuki rumah Rifat
"waalaikum salam.." sahut Bu Reema dan Vaneesa
"wah tamunya sudah datang.. masi masuk dulu...." kata Bu Reema
mempersilahkan "terimakasih tante.." sahut Ruiana lembut
Ruiana, Rifat, bu Reema dan Vaneesa duduk di ruang tamu bersama.
Disugukan kepada Ruiana secangkir teh hangat oleh pembantu mereka.
"wah... kamu terlihat muda sekali ya nak... berapa umurmu?" tanya Bu
Reema "umur saya 18 tahun tante.." jawab Ruiana santun
"wah kita selisih 2 tahun, aku lebih tua dari kamu.." tambah Vaneesa
"iya.. aku harus panggil kakak" jawab Ruiana tersenyum
"ah gak usah Ru... umur nya aja yang tua .. kelakuannya kaya anak umur 10
tahun..." sambung Rifat
"enak aja 10 tahun..... sembarangan abang aja tuh.. sok muda padahal
sudah Udzhur" sahut Vaneesa
31 "eh... kurang ajar kamu sama abang.... awas ya... " kata Rifat yang hendak
menhanpiri Vaneesa "eee.ee.e.e.e.e. udah udah... maki jadi aja kalian ini.." halang Bu Reema
"eh.. malutuh sama Cewek mu.." mulai Vaneesa
"udah vanii... maaf ya Ru.. mereka berdua selalu kucing "kucingan badan
aja gede.. otaknya sama aja.." kata Bu Reema
"gak papa koq tante.. justru aku seneng deengernya.. seru.. di rumah aku
gak pernah seperti ini.." sahut Ruiana tersenyum
"memangnya keluarga kamu bagaimana?" tanya bu Reema
"ibu ku sudah meninggal 2 tahuun lalu, beberapa bulan setelah bunda
meninggal ayah menikah lagi... dan aku punya ibu tiri dan satu orang saudara tiri,
tapi aku merasa gak punya saudara lagi..." jawab Ruiana
"owh maaf ya.. kalau boleh tahu... kenapa ibumu meninggal?" tanya Bu
Reema perduli "penyakit jantung... waktu itu pas aku pulang sekolah ibu tergeletak di
lantai, ayahku pergi entah kemana, langsung aku bawa bunda ke rumah sakit, 1
malam di sana ibu sudah tiada" cerita Ruiana yang mulai meneteskan air matanya
Tak tega melihat Ruiana menangis,
Rifat merasa bersalah atas
pertanyaan mamanya itu. "maama.. udah.. maaf Ru"
"maaf Ya Ru... tante tidak bermaksud membuat kamu sedih" sesal Bu
Reema "gak ... gak papa tante... akunya aja yang cengeng" sahut Ruiana yang
mengusap air matanya "hmmmmm dari pada kita bermewek mewek.. gimana kalau kamu bantuin
aku sama mama siapin makan malam..?"" ajak Vaneesa mengalihkan pembicaraan
"yaayaya... kebetulan tamu kita ini seorang cheff restoran bintang 3
lho..." kata Rifat berlebihan
"biasa aja Cuma asistan..." jawab Ruiana merendah
"ya udah.. sapa tahu aja kita bisa siapin makan ala bintang 3.." setuju Bu
Reema Ruiana, Bu Reema, dan Vaneesa menuju dapur.. dan Rifat pergi keluar
rumah menemui kawannya. "kita masak apa?" tanya Vaneesa
"mama gak tau.. " jawab Bu Reema
"hmmm.. kalau boleh tahuu tante punya bahan apa aja?"" tanya Ruiana
"daging, wortel, kentang... nih lihat sendiri di kulkas.." jawab Bu Reema
"hmmm....... kalau boleh usul.. gimana kalau bikin beef stick saus asam
manis?" tawar Ruiana
"aku setuju.. udah lama kita gak makan Stik kan ma?" setuju Vannesa
"ya udah.. mama juga setuju..." setuju Bu Reema
"mari memasak...!!!!!!" seru mereka bertiga bersama
32 Layakya sebuah keluarga yang sangat kompak, Ruiana yang baru mengenal
keluarga Rifat sangatlah dekat. Begitu mudahnya Ruiana bergaul dan mempelajari
kebersamaan. Sedang asyik "asyiknya memasak, terdengar ayah Rifat datang dan
memanggil Bu Reema. "maaf ya kak.. aku ajarin motong nya biar rapih.." santun Ruiana
"owh iyaa.. gak papa.. maklum baru sekali ini aku masuk dapur lho.." sahut
Vaneesa "ini gini... harus lurus... mmmmmmmm...........mau aku ajarin bikin garnis
bunga gak kak?" tawar Ruiana
"mama..." panggil dr Adil suami Bu Reema
"sebentar ya.. mama pergi dulu.." pamit Bu Reema segera menemui
suaminya yang baru datang
"oh iya.. apa tadi?" tanya Vaneesa lupa
"bikin garnis" jawab Ruiana
"oh iya.. ajarin aku.. susah gak?" tanya Vaneesa
"gak koq.. gampang.. nih aku pake bengkoang aja ya.." jawab Ruiana sambil
mengukir bengkoang ditangannya
"oh iya RU.. aku boleh tanya gak?" tanya Vaneesa
"boleh koq.. silahkan aja..
" jawab Ruiana "hmm... kamu suka gak sih sama abang ku?" tanya Vaneesa
"koq tanay itu sih kak?" kaget Ruiana
"abang ku paling begok urusan cewek... dia memang pinter sih... tapi
urusan cewek pasti apes deh.. " cerita Vaneesa
"emnag segitunya" Aku piikir dia normal seperti yang lain" sahut Ruiana
"dia itu sering patah hati... mankanya sampai sekrang dia belum punya
cewek dan beruntung kamu jadi yang pertama" kata Vaneesa yang tak mulai "mulai
megukir "maaf... tapi aku bukan pacarnya kak Rif, aku kesini sebagai seorang
kawan baiknya saja" jelas Ruiana
"kenapa" Memangnya kamu gak suka sama abangku" Atau dia gak seprti
kriteria pilihanmu?" tanya Vaneesa
"enggak enggak... kalau aku gak suka sama dia ngapain aku mau dia ajak
kesini walaupun sebagai seorang teman sekalipun" jawab Ruiana
"Bang rif gak pernah bilang sama kamu?"" tanya Vaneesa
"bilang apa?" tanya Ruiana balik
"yaaa bilang aku cnta padamu lah.. apa lah... ngegombal gitu..." jawab
Vaneesa "gak tuh... dia itu sangat menghargai aku sebagai seorang perempuan
yang tidak punya siapa "siapa lagi, dia gak pernah sedikitpun membuat aku marah
atau pun merasa Ill feel sama dia" ujar ruiana yang hampir selesai megukir
"hmmm... dasar cowok lelet... ntar aku marahin dia" oceh Vaneesa
33 "mau dimarahin kenapa" Udah terserah dia kalau dia memang suka ya
silahkan kalau gak ngapain dipaksa ya gak sih....?"" kata Ruiana
"ye.... dia itu udah nyata "nyata gila sama kamu.. tiap hari kerjaannya
senyum "senyum sendiri.. " sahut Vaneesa
"masa sih?" tanya Ruiana tak percaya
"beeneran..." jawab Vaneesa
"hmmmm.......... wellll tara.... udah jadi garnisnya..." seru Ruiana
menunjukkan hasil ukirannya
"yah... punyaku belum sama sekali Ru.." sahut Vaneesa
"iya.. abisnya kakak.. keasikan ngobrol soal kak Rif sih... ya udah lanjutin
masak nya yuk..." ajak Ruiana tertawa kecil
Selesai memasak Ruiana dan Bu Reema menyiapkan di meja makan.
Seluruh keluarga berkumpul bersama. Tek disangka ternyata yah Rifat adalah
dokter yang menangani ibunda Ruiana ketika dirumah sakit. Ruiana dan keluarga
Rifat pun semakin akrab. "wah.. enak sekali stik ini" puji dr Adil
"ini spesial Ruiana yang masak pa.." kata Bu Reema memberi tahu
"wah wah.... beruntung kamu Rif.... bisa punya pacar pandai memasak..."
kata dr Adil "maaf pak dokter... tapi.. " kata Ruiana takut yang berusaha menjelaskan
siapa dirinya "eh jangan panggil saya dengan sebutan dokter lah.. in ikan di rumah...
biar lebih akrab panggil om saja... " kata dr Adill akrab
"iya...om " sahut Ruiana yang serba salah
"nah gitu.. kan lebih enak didengarnya... oh iya.. sudah berapa lama kalian
berdua berhubungan?" tanya dr adil
Rifat dan Ruiana saling memandang. Rifat yang merasa tak enak pada
Ruiana mencoba menjelaskan status mereka. "begini semua... biar aku jelasin papa,
mama, dan kamu Vanii sebenarnya.. aku dan Ru gak ada hubungan apa "apa. Aku
bawa dia kesini cukup hanya mengenalkan pada lakian semua bahwa aku punya
seorang teman perempuan yang sangat baik dan itu Ruiana. Hanya itu... tolong
kalian semua jangan berfikir yang aneh "aneh..." Jelas Rifat
"kamu itu pintar sekali menutupi ya... apa salahnya diakui Ruiana, dia itu
baik.. Rif sudah berapa kali papa bilang sama kamu jangan pernah menyakiti hati
perempuan... naah kalau seperti ini kamu gak mengakui itu namanya menyakiti.."
ujar dr Adill dengan pikirnnya sendiri
"maaf om.. kak Rifat benar... kamu berdua gak ada hubungan apa "apa...
kau hanya menganggab kak Rifat sebagai abang ku.. itu saja." Tambah Ruiana
mencoba menjelaskan "kalau kalian berdua memang tidak ada hubungan apa "apa kenapa gak di
coba aja, Vani yakin kalian berdua saling suka" sahut Vaneesa
"ya.. papa setuju kenapa gak dicoba saja.." dukung dr Adil
34 "memanggnya baju di coba... sudah kalian berdua gak perlu ikut ikut...
yang punya urusan ya Rui sama Rifat.. terserah mereka lah..." bela Bu Reema
"aku setuju sama mama...." sahut Rifat penuh semangat.
Ruiana mulai gelisah. Rifat merasa malu atas semua ucapan dan pemikiran
keluarganya terhadap Ruiana.
~//~ Dan akhirnya makan malam selesai. Ruiana pun pulang bersama Rifat,
awalnya Rifat akan membawa mobil, namun Ruiana menginginkan untuk jalan kaki
saja. "kan lebih enak kalu naik mobil?" tanya Rifat
"gak ah... lebih seru jalan kaki" sahut Ruiana senang
"kenapa?" tanya Rifat heran
"lebih Romantis..." jawab Ruiana singkat
"romantis?" tanya Rifat meyakinkan
"iya... apalagi pas ada hujan turun........ dinginnnnn seru lagi..." jelas Ruiana
yang terlihat sangat riang
"oh ya... ngomong "ngomong maaf ya soal keluaga ku tadi yang sok tahu.."
kata Rifat malu "udah gak papa... santai aja... justru aku senang.... mereka semua
menyembut aku dengan hangat sekali... aku belum pernah merasakan kehangatan
keluarga seperti keluarga abang... " jawab Ruiana tesenyum
"abang" Ganti nih ceritanya?" tanya Rifat heran
"iya... kan lebih akrab abang.. seperti vaneesa yang memanggil
saudaranya dengan sebutan abang.." jawab Ruiana
"jadi kamu Cuma anggap aku sebagai seorang abang?" tanya Rifat
memancing "ya... kenapa nggak" Aku gak punya siapa "siapa lagi selain abang yang
selalu ada disaat aku butuhkan seseorang disamping ku.." jawab Ruiana terhenti
mnghadap Rifat "kalau aku minta lebih dari itu?" tanya Rifat lagi
"hmmmmmm............... let me think.....!!!!!!!" sahut Ruiana yang langsung
berlari berputar seperti anak kecil yang sangat bahagia...
"Ruu... Hey.. " teriak Rifat memanggil Ruiana yang berlari semakin jauh.
Cukup jauh berlari Ruiana mehenti di sebuah lapangan besar.
"hey.. ngapain kamu duduk di situ?" tanya Rifat yang lelah berlari
"udah sini aja... mumpung bintangnya lagi banyak.... baguuuusssss
banget.." jawab Ruiana yang menatap langit
Bayangan Maut 1 Pendekar Rajawali Sakti 50 Gerhana Kembang Kedaton Mimi Elektrik 1
^