Pencarian

Belahan Jiwa 1

Belahan Jiwa Karya K Y Bagian 1


Belahan Jiwa Bab 1 Perjodohan
Hari ini adalah hari paling bersejarah dalam hidupku.
Pertama, hari ini adalah hari pelulusanku dari SMA.
Kedua, hari ini adalah harilamaranku.
Hah" Iya. Aku lulus, dengan nilai terbaik nomer dua seangkatan. Aku seorang gadis, hampir 19 tahun,
periang, pintar, humoris dan selalupositive thinking!
Positive thinking"Iya. Selalu berpandangan positif. Buktinya, biarpun aku hanya juara umum
kedua, tapi aku selalu berpikir angka dua lebih banyak daripada angka satu".
Aku lebih senang menyatakan bahwa gelas itu setengah penuh, daripada gelas itusetengah
kosong! Aku pulang ke rumah siang ini dengan hati ringan, ditemani motor bebek merah tahun 80an
ku tersayang. Ketika temanku bertanya kenapa aku masih mau naik motor kuno seperti itu" Apa tidak
malu" Aku jawab, sebuah benda semakin kuno, semakin berharga nilainya. Positive thinking.
Gerbang sekolah yang selama 3 tahun selalu kulihat, semakin lama semakin
mengecil".jauh"dan menghilang".Selamat tinggal sekolah tercinta".jangan bertemu lagi"..
Di rumah semua orang terlihat sibuk bersih-bersih, adik cowokku membersihkan seluruh
jendela dan barang-barang di ruang tamu. Adikku satu lagi yang cewek sibuk membersihkan
foto-foto kami yang tergantung di dinding.
Aku kucel rambut adik cewekku sambil lalu, dan sebelum dia sempat menarik balas
rambutku, aku sudah berlari ke arah Mama yang sedang di dapur, membuat beberapa
kudapan. Dengan sigap aku bantu mama menyelesaikan membuat kue suguhan untuk tamu.
Nanti sore jam 5, calon besan akan datang ke rumah.Untuk melamarku"..
Bulan lalu seorang wanita setengah tua " dengan dandanan medok ala nyonya parlente,
menemui mama di rumah. Dia menjadi Mak Comblang alias MC untuk keluarga Johnny
Setiawan, seorang pengusaha garment menengah di kota ini.
Setelah 10 menit berbasa-basi, MC itu " akhirnya" - mengatakan niat nyamenjodohkan aku
dengan anak laki-laki keluarga Johny Setiawan!
Aku yang ikut duduk bersama mama hanya mampu membelalakkan mata terkejut!
"Maaf Bu Dewi, memang anaknya bapak Johny itu belum menikah?" tanya Mama ragu"ada
sekilas ingatan tentang keluarga kaya itu.
"Iya Bu Siswoyo, keluarga terpandang lhooo, anaknya hanya seorang, laki-laki, tampan lagi!
Perjaka ting-ting! Pokoknya jangan khawatir, kehidupan anak Bu Sis akan terjamin! Lihat
sendiri kan rumahnya mentereng, tingkat 3! Mobil banyak, usaha mapan, ahli waris tunggal
pula! Hmm kalau saya masih single mah Buuu, udah saya embat duluan deh!"
Kwak!Aku menelan ludah"busyet dah!
MC mulai mempromosikan dagangannya " maksudnya anak laki-laki keluarga Setiawan itu.
Mama tampak mengerutkan dahi, sedangkan aku masih membelalakkan mata tidak percaya,
di jaman yang -bisa download lagu gratis sampe budeg- masih ada perjodohan semacam ini!
"Ini, ini fotonya saya bawa Bu Sis. Namanya Benny, Benny Setiawan, tampan kan?"
Mama mengambil foto yang disodorkan ibu itu dan menjulurkan kepadaku "speechless".
Seorang cowok, badan lumayan proporsional, wajah mulus, senyumnya terlihat tulus,
termasuk bernilai 8 lah"jadi 9 kalau mengingat dia adalah ahli waris tunggal keluarga
kaya".. "Berapa usia Benny sekarang Bu Dewi?" tanya mama lagi.
MC terlihat membetulkan posisi duduknya, mengedepankan badan atasnya sedekat mungkin
ke arah mama. "33 tahun Bu Sis?" bisiknya perlahan.
Kyaaaaa!!Aku berteriak kaget, mengambil nafas panjang " hembuskan " tarik nafas panjang "
hembuskan" 33 tahun?" Selisih 14 tahun dari aku" om-om?" Aku mau dijodohkan dengan seorang Om-Om?"" OMOM ?""
Aku lihat lagi foto si om Benny itu.
"Foto ini foto tahun berapa Tante?" tanyaku ke MC itu.
"Hush! Nggak sopan tanya begitu!" sela mama. Aku nyengir dan diam mendadak.
Si MC menjawab, "Bulan lalu, foto ini foto Benny Setiawan bulan lalu."
"Katanya orangnya bagus, kok nggak laku-laku?" tanyaku penasaran.
Plak! Mama memukul jidatku seketika.
"Ahhh nggak apa-apa Bu Sis, namanya anak muda, rasa ingin tahunya pasti besar?" si MC
tersenyum disimpul-simpulin.
"Benny ini terlalu serius mengikuti jejak papa-nya, mengelola usaha garment keluarga
mereka. Jadinya dia lupa waktu. Orang tuanya menghubungi saya untuk mencarikan jodoh
buat anaknya. Dan saya kan punyadatabaseanak perawan di kota ini, dari segibibit-bebetbobot, anak Bu Sis yang paling ber -koalisi".."
"Berkualitas 'kali Tan?" Aku mengoreksi kata kata dia.
Plak! Tepukan Mama mendarat lagi di jidatku. MC terlihat cuek saja.
"Begini Bu Dewi, saya akan rundingkan dulu masalah ini dengan Liana anak saya ini. Dia kan
masih 19 tahun, nanti saya telpon Bu Dewi ya"."
Si MC tersenyum, agak lemas, karena dia mengharapkan jawaban positif saat itu juga,
karena menurut hitungan matematika dia, positif = uang.
"Bu Sis jangan khawatir lho Bu, keluarga Setiawan itu sangat baik, keluarga baik-baik juga,
mereka sudah menyediakan satu rumah lagi untuk hadiah kepada besan"." MC mengeluarkan
kartu As nya. Aku membelalakkan mata. Pengen tanya sebesar apa hadiah rumah itu. Belum juga satu kata
keluar dari mulut, mama sudah mendelikkan matanya, melarang aku mengeluarkan suara.
MC itu pulang setelah meninggalkan 6 nomer telepon yang bisa dihubungi! 6! Enam!!Kayak
telemarketing?" Mama menatapku, mengajakku duduk disisinya. Tangannya merengkuh kepalaku dengan
penuh kasih sayang. "Ma?" aku memeluk badan kurus Mama. Sejak Papa meninggal 10 tahun yang lalu, mama
menjadisingle fighterbagi ke tiga anaknya. Aku " Liana Siswoyo " anak tertua, adikku Rudy
masih 1 SMA dan Mega masih 2 SMP.
Mama insist agar aku menyelesaikan sekolah SMA ku, biarpun nantinya tidak bisa ke bangku
kuliah, paling tidak aku bisa dapat pekerjaan yang lebih layak dan gaji yang lumayan besar.
Aku tidak pernah membantah mama, apa yang dicita-citakan mama untuk anak-anaknya
masuk akal"dan mama sudah mengucurkan keringat darah untuk membiayai sekolah ketiga
anaknya selama ini. Wajah kuyuh mama dan kulit kering keriputnya membuat hatiku pedih. Mama tampak jauh
lebih tua dari umur aslinya.
Apakah ini jawaban doa-doaku setiap hari"
Aku ingin meringankan beban mama, melihat kedua adikku sekolah setinggi-tingginya,
melihat mereka sukses, melihat mereka bertiga tertawa bahagia!
"Ma"Liana sayang mama"banget"." Aku ciumi pipi mama yang tipis. Setiap hari bangun
tengah malam, membuat nasi uduk dan kue-kue untuk dijual di depan rumah kontrakan kami,
mulai dari subuh hingga tengah hari, sendirian, tanpa bantuan siapapun"
Otakku mengatakan, mungkin ini adalah kesempatan mengangkat derajat keluarga".Bukan
berniat untuk menguasai harta calon suamiku yang kaya, tetapi paling tidak aku memiliki
akses untuk mendapatkan kesempatan yang lebih besar apabila aku mau berusaha sendiri.
Hatiku mengatakan, apakah aku akan mencintai om-om itu"
Positive thinking ku mengatakan dari kutipan buku seseorang:witing tresno jalaran saka
resleting menga, artinya cinta bermula karena resleting terbuka"Hell!
Setelah 2 jam perdebatan, sepiring pisang goreng dan tiga gelas teh manis, mama mengalah,
membiarkanku untuk bertemu om-om itu satu kali.
Setelah pertemuan itu, baru aku akan menentukan apakah aku mau dijodohkan atau tidak.
Mama segera memberi kabar ke tante MCkoalisitadi"
Deal! Tiga hari kemudian pertemuan itu diatur di rumahku.
MC datang ke rumah lebih awal untuk menyaksikan hasil perjodohannya.
Aku berusaha tenang. Tapi debar jantungku membuat tanganku berkeringat dingin.
Beberapa kali Mama menepis tanganku yang mengenggam erat rok katunku yang terbaik,
warna hijaunya mulai memudar.
"Jangan dilecekin gitu Lia".kelihatan kusut! Bentar lagi tamunya datang"." Mama
mengingatkan aku untuk kesekian kalinya. Mata mama selalu mampir ke arah rambut hitam
legamku yang terurai panjang sampai punggung, memastikannya masih rapi, meneliti wajah
putih mulusku tidak terdapat noda, memastikan lipstik pink tipisku masih terpoles rata di
bibirku yang tipis. Sepatu ber tumit tidak begitu tinggi berwarna coklat tua mempelihatkan
kaki ku yang putih bersih.
Suara mobil berhenti di luar rumah. Sebuah Alphard hitam berhenti dengan gagahnya.
Mama bergegas membuka pintu pagar besi yang setengah reyot untuk mereka.
Tampak si sopir mobil itu tergopoh-gopoh membuka pintu tengah mobil.
Seorang bapak-bapak berusia 60an memakai baju batik coklat turun.Bokapnya pasti.
Berikutnya seorang ibu-ibu berusia -sebelas duabelas- turun,nyokapnya pasti.
Seorang cowok berusia 20 an memakai kemeja putih lengan pendek dan celana denim biru
muda turun.Siapa?" Aku celingak-celinguk menunggu om-om yang mau dijodohkan itu.Wah"jangan-jangan dia
batal kemari".pikirku bingung.
Mama menyongsong mereka ke halaman. Aku menyusul di belakang mama. Mama langsung
berjabat tangan dan menarik lenganku untuk bersalaman.
Cowok berdenim biru muda itu memperkenalkan dirinya, "Benny Setiawan?" dan senyum
tulusnya keluar dari bibirnya yang kemerahan. Wangi tubuhnya mengingatkanku aroma
green tea yang segar".
O h my GOD!! Aku mengangah lebar dan baru menutup mulutku ketika mama mencubit pahaku diam-diam.
Orangnya lebih cakep daripada fotonya!
Ketika kami berjabatan tangan, mata kami bertemu"dunia seakan berhenti berputar, lagu
L-O-V-E nya Nat King Cole terlantun merdu di otakku!
Baru aku mengerti yang dinamakanfalling in love at the first sight!
Benny terlihat jauh lebih muda dari usianya". Aku memberi dia senyuman paling indah, dan
Benny yang tidak mau melepaskan tanganku juga tersenyum manis, sinar matanya penuh
kelembutan". Mama menatap kami berdua dengan pandangan merestui".
Calon mertua menatap kami berdua dengan senyuman".
MC menatap kami berdua dengan mata bergambar tanda dollar ".
Pertemuan hari itu sukses! Kedua belah pihak, maksudnya aku dan Benny saling menyetujui
perjodohan ini. Urusan tanggal pernikahan dan bla-bla-bla akan dibicarakan pada waktu
acara lamaran. Ohh"Benny ini kah belahan jiwaku yang kucari selama ini"
### Acara lamaran berjalan lancar. Panitia abadi perhelatan ini, si MC, bertepuk tangan
gembira! Pernikahan ditentukan sebulan setelah acara lamaran ini.
Semua biaya ditanggung oleh keluarga calon mempelai pria.Forsure"Nantinya aku hanya
perlu membawa beberapa barang kecantikan pribadiku dan beberapa potong baju yang
masih dalam kondisi bagus".itu yang dibisikkan MC kepadaku.
Selama menunggu hari H, kedua calon mempelai dilarang saling bertemu, alias dipingit.
Katanya agar aku terlihatmanglingin!
Ritual bolak-balik salon harus aku jalani selama sebulan penungguan itu. Ritus-ritus
mempelai wanita tidak lupa aku ikuti sampai selesai, kata mama biar legit!Legit?"
Pesta pernikahan anak tunggal pengusaha terkenal di kota ini diselenggarakan pada malam
hari, secara mewah untuk ukuran kota kami. Pandangan iri dari para gadis seantero isi kota
mengarah kepadaku semua malam itu. Pandangan MC yang pasti hadir juga menyelidiki para
gadis yang menjadi sumber uangnya"
Resepsi berlangsung selama 3 jam, di sebuah ballroom mewah Hotel berbintang 5. Bunga
warna biru tua, biru muda, dan putih bertaburan royal dalam ruangan. Hidangan melimpah
ruah tidak ada habis-habisnya.
Tamu undangan yang berjumlah seribu orang lebih membuat pesta terlihat meriah!
Mama memakai kebaya warna biru navy, sama seperti yang dipakai oleh mama Benny. Kedua
adikku pun memakai baju senada.
Sepanjang acara kami banyak berdiri daripada duduk, membuat kaki ku serasa kram.
Benny " hm! " suamiku, terlihat gagah dan ganteng dalam balutan Tuxedo hitamnya, dan gaun
pengantin putihku yang panjang buntutnya saja 2 meter, membuatku menjadi Cinderella
dadakan hari itu. Tangan kami tidak pernah lepas saling menggenggam".
Aku selalu tersipu kalau Benny meremas tanganku. Benny suamiku adalah laki-laki pertama
yang memegang tanganku dengan mesra begini, jari-jemari nya terjalin diantara jariku"lakilaki pertama yang membuatku jatuh cinta"laki-laki pertama yang membuatku menjawab Yes
I do sebelum kalimat Will You Marry Me terlontar dari mulutnya"
Kamar pengantin kami dihias elegan, warna putih, biru dan perak mendominasi. Ranjangnya
berukuran King, dengan sprei putih bermotif salur seperti tanaman merambat berwarna
biru muda dengan aksen warna perak di sekeliling sprei. Perabotan tampak baru, berwarna
abu tua dengan lis biru. Meja rias yang berbentuk elips dengan motif bunga biru yang
merambat dan beberapa kristal kebiruan menempel menambah keanggunan kamar pengantin
kami. Sebuah vas bunga ada di pojok ruangan, sangat cantik dengan bunga Lily putih dan bunga
berwarna kebiruan semacam bungaforget"me"not, rimbun disekelilingnya.
Semua ini membuat dadaku bergetar,pernikahan yang sempurna! Apa lagi yang kuharapkan?"
Aku duduk di depan cermin hias dengan wajah merona merah.Aku satu kamar dengan
seorang cowok!!Kyaaaaa!! Benny membuka setelan tuxedonya, melangkah menuju lemari baju yang berwarna senada
dan memiliki 5 pintu, lalu berganti dengan piyama tidur. Dia mendekatiku, membantuku
membuka slayer pengantin di kepalaku, membuka resleting panjang yang ada di belakang
gaunku".. Aku tersipu malu" Ketika gaunku melorot jatuh di kakiku, aku setengah telanajng, hanya memakai bra dan
cd".Benny menatapku dengan seribu macam artinya. Lima detik!
"Kesini Liana?" Benny menarik tanganku ke depan lemari baju. Dia buka lebar-lebar
pintunya, sederet baju baru untukku sudah siap sedia tergantung rapi berderet di dalam
lemari yang mengeluarkan aroma wangi. Dari baju tidur hingga gaun sederhana untuk pesta.
Waow! Aku merasa takjub dengan persiapan Benny".
Benny menarik baju piyamaku dari lemari lalu menyodorkan agar aku memakainya.
Benny mulai naik ke ranjang, menepuk-nepuk sisi kosong disebelahnya, mengajakku
mengikutinya. Aku menghampiri Benny, menaiki ranjangnya perlahan, membaringkan tubuhku disebelahnya.
Benny mencium keningku, memelukku erat dan memejamkan matanya"
Aku terdiam, jantungku berdetak kencang".
Semenit kemudian dengkurannya terdengar".Benny tertidur! Mungkin dia kecapean.Positive thinking.
Aku bengong, kata orang-orang, malam pertama adalah malam penuh kenangan, malam yang
ditunggu-tunggu setiap pasangan pengantin. Kok kenyataannya begini"
Aku mengkerut dalam dekapannya, mataku masih jalang melotot kesana-kesini, masih
mencerna apa yang terjadi hari ini.
Aku pulas tertidur setelah jam dinding di kamar berbunyi tiga kali"..
Bab 2: Takdir Aku terbangun melirik jam di dinding, jam 10!Alamak jang!Kalau mama tahu aku bangun
sesiang ini, mama pasti nyipratin air ke mukaku.
Benny sudah tidak ada di sampingku.
Aku cepat-cepat ke kamar mandi yang ada di kamar. Selesai berdandan aku keluar kamar,
celingukan kanan kiri. Aku benar-benar merasa asing.
Aroma makanan akhirnya menuntunku dengan sukses ke arah dapur!
"Pagi Ma"." aku menyapa pada mama mertuaku yang kulihat sedang memotong sayuran.
"Pagi Pa?" sambungku lagi ketika kulihat papa mertuaku menyesap minumannya, duduk di
kursi meja makan. "Sudah bangun kamu Liana?" mama mertuaku"mamer"tersenyum dan langsung mencuci
tangannya. "Bisa tidur semalam kamu Liana?" tanya Pamer, papa mertua.
"Bisa Pa"." aku menunduk. Perasaan asing menyergap, aku selalu bangun di hari yang baru
dikelilingi oleh orang-orang yang sudah aku kenal seumur hidupku. Sekarang tiba-tiba aku
dikelilingi oleh orang "asing".
"Benny tadinya nggak akan ke kantor hari ini Lia, tadi dia ditelpon orang kantor, ada
masalah yang Benny harus selesaikan segera?" pamer menjelaskan keabsenan anaknya di
hari bulan madunya sendiri.
"Nggak apa apa, Pa. Itu bagian dari tanggung jawab Benny"." Aku tersenyum memaklumi.
"Liana, ayo sini ikut Mama bentar." mamer menyeret tanganku ke ruang keluarga yang
besar. Memaksaku duduk di sebelahnya.
Wajahnya tampak berseri-seri. Dari dalam saku bajunya dia keluarkan sepotong kain atau
sesuatu yang terlihat seperti sapu tangan.
"Bu Dewi benar, kamu benar-benar masih perawan Liana, mama senang! Jaman sekarang
susah ngatur anak gadis! Susah nyuruh mereka menjaga keperawanannya"!" mamer berkata
dengan nada berbisik, matanya juga melihat ke kanan ke kiri, seakan memastikan tidak ada
orang yang mendengar percakapan kami.
Aku bengong, tidak mengerti apa yang dibicarakan mamer-ku ini.
Hanya bisa tersenyum kecil.
"Ini, di saputangan ini ada bercak darah keperawanan kamu, Benny memberikan ini ke mama
tadi pagi sebelum berangkat kerja?" jelas mamerku lagi.
What"! Mamaku tidak pernah cerita sebelumnya bahwa ada mertua yang memerlukan pembuktian
tentang keperawanan menantunya"
Aku tersenyum bego. Aku harus menanyakan hal ini pada Benny"suatu hari nanti"
Hari pertamaku sebagai istri Benny Setiawan, aku harus ikut mamer ke butik langganannya,


Belahan Jiwa Karya K Y di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dia membelikanku 5 set baju baru (lagi), 3 tas resmi, 2 tas santai, 5 pasang sepatu dan 2
pasang sandal! Ho ho ho ho"..
Aku seperti putri dalam dongeng-dongeng, menikah dengan pangeran tampan, yang
mencintai sepenuh hati, yang kaya raya, danit will be happily ever after!
Mamer-ku orangnya benar-benar baik, walaupun dia tipe suka mengatur, semuanya,termasuk
perkawinanku. ### Malam hari jam 6 sore Benny sudah pulang kerja. Wajahnya terlihat letih namun dia
memaksakan diri tersenyum dan mencium kedua pipiku.
"Maafkan aku Liana, tadi pagi kamu terlihat tidur nyenyak, aku nggak tega ngebangunin
kamu?" jemarinya membelai pipiku lembut, jempol kirinya dibalut perban bergambar tokoh
kartun" "Nggak apa-apa Ben?" aku menjawab tulus.
Aku memutuskan memanggil namanya saja, biar cepat akrab, tentu saja juga sesuai
persetujuannya kemarin. "Aku jadi kangen sama kamu Liana..." Benny mengusap rahangku, memelukku penuh arti".Aku
tersipu, menikmati belaian sayangnya"
Dengan cekatan aku simpan tas kerjanya dan menyiapkan baju ganti. Pelajaran yang selalu
didengungkan Mama: suami pulang kerja, ambil tas kerjanya, siapkan baju dan peralatan
mandi lainnya, bantu buka sepatu dan bajunya, siapin air minumnya, siapin makanannya!
Jangan lupa, wajah harus tersenyum! Jangan cemberut!
Sip! Itu sih perkara gampang! Benny tersenyum melihat aku mondar-mandir di kamar, meletakkan ini, mengambil itu"..
Tangannya menangkap tanganku, ditariknya badanku rapat di badannya. Biarpun baru pulang
kerja, badannya tidak bau keringat, wangi green tea masih tersisa di tubuhnya. Biarpun
usianya 33 tahun, badannya masih tergolong ramping".tidak banyak lemak terlihat di
tubuhnya. Benny mendekatkan wajahnya, bibirnya hangat menyentuh bibirku. Aku mengejang tibatiba".diam saja..menunggu".
Wajahku panas, waktu tangannya membelai wajahku, menatapku lembut, lalu memelukku
erat sekali! Aku balas memeluknya erat...menempelkan sisi wajahku ke dadanya, menciumi
aroma tubuhnya, menyimpannya dalam otakku.Aroma suamiku".kata ini terdengar seksi
ditelingaku" Terlintas keinginan untuk bertanya tentang saputangan yang ditunjukkan mamer pagi ini,
tapi aku pikir lain kali saja dibahasnya.
Benny melepaskan pelukannya, mencium kepalaku sekilas, lalu ke kamar mandi.
Aku setengah berbaring di ranjang, membaca buku tentang tempat-tempat wisata di dunia.
Buku lecek yang selama 3 tahun ini selalu aku buka disaat senggang, menikmati keindahan
ciptaan yang Maha Kuasa di setiap foto-foto yang terpampang di sana. Grand Canyon, pantai
Dominika, Bunaken, Great wall".Aku tersenyum sendiri membayangkan bisa mengunjungi
semua tempat fantastik di seluruh benua!
Tidak kusadarai Benny sudah menyelesaikan mandinya dan berdiri di belakangku,
memperhatikanku asyik dengan buku bacaanku.
Benny tiba-tiba menjatuhkan badannya, lalu menindih badanku dari belakang! Dia menciumi
leher belakang dan bahuku.
Aku membeku merasakan hangat badannya yang menempel".dan aroma bodysoap nya super
segar". "Kamu suka baca Liana?" suaranya pas di telingaku. Lengan kirinya menumpuh berat
badannya sendiri sedangkan lengan kanannya mengelus jemari tangan kananku.
"Iya"aku suka baca tentang tempat-tempat wisata di seluruh dunia Ben, rasanya asyik kali
ya, kalo bisa melihat langsung tempat indah seperti itu?" jawabku tidak melepaskan
pandanganku dari gambar. "Suatu hari kamu pasti bisa kesana Liana?" Benny seakan " akan menghiburku.
"Kamu biasa main internet?" tanya Benny lagi. Aku mengangguk.
"Di warnet, kadang-kadang doang. Nggak sebulan sekali juga"..kalau pas ada tugas sekolah
yang mengharuskan kita buka internet."
Benny menggerak-gerakkan badannya ke badan belakangku. Aku bingung. Lihat gambar
pemandangan jadi tidak fokus lagi.
"Sebenarnya aku sudah merencanakan bulan madu kita ke Venice, Liana, cuma pekerjaan di
pabrik saatpeak seasonrame begini nggak bisa ditinggalkan"..nggak apa-apa kan?" Benny
masih mendekatkan bibirnya ke telingaku.
"Nggak apa-apa lah, bisa lain kali. Cari uang itu penting, nggak ada uang yah percuma nggak
bisa jalan jalan juga." aku menjawab"terkontaminasi pikiran Mama.Positive thinking.
Benny mencium pipiku dari belakang, lalu mengajakku makan malam. Aku tersenyum
menerima uluran tangannya.
Setelah makan malam, kami ngobrol dengan Pamer-Mamer sambil nonton tivi, lalu
tidur".Aahhhh indahnya hidupku!
### Pagi"pagi aku bangun, melihat ke samping " suamiku, masih tidur nyenyak. Kakinya selalu
ditumpangkan di atas kakiku dan tangannya selalu merengkuh kepalaku dalam
pelukannya.Aku merasa nyaman"dan aku mencintai laki-laki ini sepenuh hatiku"
Aku pindahkan kakinya perlahan dari kakiku, dan meloloskan diri dari lengannya nyaris tanpa
membuat suara apapun. Cepat-cepat aku mandi " pelajaran lainnya dari mama, bangun tidur langsung mandi! Jadi
suami akan melihat kita dalam kondisi wangi dan cantik " lalu menyiapkan baju kantor, kaos
kaki, sepatu dan tas kerjanya, rapi tertata di atas kasur.
Benny tampak menggeliat terbangun ketika aku sudah selesai menyiapkan semuanya.
Dia membuka matanya, dan tersenyum. Aku mendekat, duduk disisinya, menikmati aroma
seorang suami yang baru bangun tidur".Aku selusupkan kepalaku ke leher dalamnya,
merasakan kehangatannya. Benny menarikku memasuki selimut hangatnya, menciumi wajahku, tangannya melingkari
kepala dan punggungku, mengusap penuh sayang.
"Aku seorang pria yang sangat beruntung memiliki istri seperti kamu Liana?" ujarnya di
telingaku. Aku merasa bangga.
Aku keluar dari selimut hangatnya dan duduk di pinggir kasur, menunggu Benny selesai
mandi, lalu membantunya mengenakan baju dan kaos kaki.
Setelah siap, kami berdua sarapan. Mamer dan Pamer bergabung bersama kami pagi itu.
Pamer sudah jarang ke kantor, pekerjaan sudah dialihkan seratus persen ke Benny.
Mamer memiliki kegiatan tersendiri, selain rutinitas memasak, belanja dan ke salon, senam
taichi bersama Pamer dan ikut grup arisan di lingkungan rumah ataupun arisan marga.
Benny mencium keningku dan memberiku pelukan erat sebelum dia berangkat ke kantor. Hal
ini sudah menjadi rutinitas yang menyenangkan bagiku.
Hari ini aku ikut Mamer ke swalayan, berbelanja kebuthan untuk beberapa hari. Sepanjang
hari aku membantunya masak.
Mamer mengajariku masak masakan kesukaan Benny. Ayam Kungpao, tumis kerang dara dan
perkedel Jagung adalah makanan favorit Benny.
Minuman kesukaannya selain air putih dingin, adalah es teh manis dan milkshake coklat.
Aku mencatat semua nya dalam otakku. Resep-resep mamer aku tulis di buku agendaku.
Kata mamaku, seorang istri juga harus bisa menyenangkan perut suaminya!
Malam harinya Benny pulang kerja membawakanku kejutan! Dia membelikanku sebuah pad
yang terbaru! Dengan bangga dia memperlihatkan cara memakai pad itu yang ternyata
sambungan internetnya juga sudah di-setting, mantabs!
Dengan adanya Pad ini, buku tuaku mulai tergeser. Pad ini telah menggantikan posisinya
untuk memanjakan mataku dengan pemandangan-pemandangan indah di seluruh dunia! Tidak
ada batasan lagi! Aku berterima kasih pada suamiku, memberinya ciuman di pipi. Benny tersenyum, membelai
mataku, hidungku, pipiku"rahangku dan memberiku ciuman lembut dibibirku"aku mulai
merasakan nyaman setiap kali bibirnya menempel di bibirku"..
### Masih ingat si MC, alias Mak Comblang" Ternyata dia tidak asal ngomong pada saat
berkunjung ke rumahku pertama kali.
Tadi mamer memanggil dan tiba-tiba memberiku sebuah anak kunci. Aku bingung, kunci
apa?" Ternyata kunci sebuah rumah baru di kompleks perumahan yang baru dibangun di sisi lain
kota ini. Ukurannya jauh lebih besar dari rumah kontrakan Mama, hadiah untuk Mamaku!
Aku melirik surat tanah dan surat rumah yang sedang dibuka, luas tanahnya saja 144 meter
persegi! Aku tersenyum lebar ketika mengajak Benny ke rumah mama, pada malam harinya. Sudah 1
bulan tidak melihat mama, rasanya kangen banget, hari-hariku disibukkan dengan kegiatan
Mertua-Menantu, ke salon, dapur, butik, salon, dapur, butik".
Sepanjang perjalanan, wajahku terlihat sumringah, bahagia".Disetiap kesempatan, Benny
selalu berusaha menyentuh wajahku".
"Mama! Mama!" aku berteriak memanggil mamaku begitu mobil Jazz Benny berhenti dan
pintu mobil terbuka. Mama tampak tergopoh-gopoh menyongsongku ke halaman depan.
Dia menciumi seluruh wajahku, memelukku erat. Aku peluk badan kurusnya, tak kuasa air
mataku menetes" Mama tersenyum hangat, ada genangan air di matanya yang sengaja dia kerjab-kerjabkan
agar tidak terjatuh".
"Mama"." Benny menghampiri mama, mencium pipi mama dan memberikan pelukan ringan.
"Ayo kalian cepat masuk ke rumah. Adik kalian nggak di rumah, masih main ke teman
mereka." Mama menggiring kami berdua.
Benny mengenggam tanganku dan menarikku duduk di sebelah dia.
Mama tersenyum melihat perlakuan Benny yang romantis.
"Ma, mama Lia nitip kunci ini buat Mama." aku menyerahkan anak kunci dan sebuah amplop
coklat berisi surat hak milik atas nama diriku, yang dari tadi aku pegang.
Mama mengkerutkan dahinya. Tidak mau menerima barang yang kusodorkan.
"Kunci apa Li?"
"Kunci rumah baru Mama! Dari mamanya Benny, jadi mama nggak perlu mikirin soal
kontrakan rumah lagi"." jelasku bersemangat.
Wajah mama tiba-tiba menegang".dipejamkan matanya dan menarik nafas panjang"aku
menelan ludah"sangat mengerti kalau mama sudah begitu, artinya dia sedang dalam keadaan
emosi yang dalam".Tidak terasa aku menggenggam tangan Benny lebih erat.
"Benny, tolong kasi tahu mama kamu ya, dengan tidak mengurangi rasa hormat mama, mama
terpaksa menolak pemberian mama kamu".mama nggak mau ada anggapan miring tentang
Liana, suatu hari nanti, kalau dia menikah dengan kamu hanya untuk ditukar dengan sebuah
rumah, kasarnya, seolah-olah mama menjual Liana hanya demi sebuah rumah"." mama
menjelaskan alasannya dengan tenang.
Benny terhenyak kaget, memandang mata mama tidak berkedip selama beberapa saat. Dia
tidak pernah menyangka akan mendapatkan penolakan seperti ini.
Benny mengangguk, sangat mengerti tentang harga diri yang sedang dijunjung tinggi
orangtua istrinya ini. Benny merasa salut dalam hati.
"Saya mengerti maksud mama".saya akan bicara ke mama nanti, ya ma"tolong jangan
tersinggung?" jelas Benny.
Mama tersenyum menunjukkankelegowoanhatinya.
Ketika kedua adikku datang, mereka direcokin oleh Benny dengan beberapa barang yang
sengaja Benny belikan untuk mereka.
Aku segera ke kamar mama, ingin mengobrol berdua"
Aku hempaskan tubuhku ke kasur yang sejak papa meninggal, selalu menjadi tempat tidurku,
disamping mama". Aku membalikkan tubuhku, kuciumi bau kasur yang sangat kurindukan.
Kasur dari bahan kapuk, bukan jenis springbed. Lebih adem dibuat tidur di kamar yang tidak
memakai AC. Aku gerakkan tangan dan kakiku seperti gerakan berenang, merasakan lembutnya sprei tua
yang mama pakai. Mama duduk disampingku, mengelus jariku yang memakai cincin kawin bermata berlian
tunggal yang berkilau indah.
Entah apa yang ada di benaknya, namun senyum nya selalu terkembang untukku.
"Kamu dapet menstruasi bulan ini Li?" tanya mama tiba-tiba.
"Hah" iya, emang kenapa Ma?" aku balik bertanya, bingung dengan maksud mama.
"Semoga kamu cepat hamil Liana"." desah mama, mirip berupa doa.
Aku diam. Otakku cepat mencerna kemana kira-kira arah pembicaraan ini melaju.
"Benny sering berhubungan badan dengan kamu?" mama bertanya hati-hati.
Aku menunduk. Mempertimbangkan sesuatu.
"Iya, Ma"." aku pasang muka penuh rasa malu.
Mama tersenyum arif. Bab 3: Membeli Kucing Dalam Karung
Bulan depan adalah ulang tahun pernikahan kami yang pertama. Berarti sudah satu tahun
rumah tangga aku dan Benny berjalan.
Hubunganku dengan Benny semakin akrab, tidak ada yang kami sembunyikan diam-diam.
Kami berusaha terbuka " berkomunikasi " berinteraksi " setiap kali bertemu.
Aku punya teori indikator sendiri untuk melihat apakah suatu hubungan sudah dibilang
dekat atau belum antar sepasang cowok-cewek yang sedang berhubungan, yaitu ngentut! Iya
ngentut, dengan huruf U, bukan huruf vokal yang lain.
Kalau seorang cewek di dekat cowoknya masih berusaha menahan kentutnya saat perutnya
kembung,beugah, penuh udara kotor, itu artinya hubungannya masih baru,masih jaim " jaga
image! Nah, kedekatan hubunganku dengan Benny sudah tidak ada batasan, kalau aku atau dia mau
ngentut, ya ngentut aja, tidak perlu menahan diri sampai muka kebiruan!
Benny yang kelihatannya agak pendiam, ternyata memiliki sense of humor yang tinggi juga.
Tanpa perlu kalimat yang panjang, kami mampu mentertawakan sesuatu bersama-sama.
Komunikasi kami memang di segala bidang".kecuali satu hal: hubungan ranjang".Setiap kali
aku mengarahkan pembicaraan kearah sana, Benny selalu berkelit dan membelokkan
pembicaraan kami. Sampai saat ini Benny hanya sekedar memeluk, meraba, mencium saja. Tidak pernah lebih.
Tapi kan sebuah pernikahan tidak melulu soal seks"Positive thinking.
Jadi?"" Damn sick!benar, aku masihreal virgin!
Setiap kali bertemu mama atau bertemu keluarga yang lain, pertanyaan pertama yang
terlontar dari mereka adalah: kamu sudah hamil belum"
Membuatkuillfeel?" Ketika mereka melanjutkan pertanyaan, kenapa"
Aku benar-benar bingung menjawabnya. Kalau Benny mendengar pertanyaan itu, dia akan
menjawab: belum dikasi sama yang Diatas.
Sudah. Titik. Hari Minggu ini aku memutuskan untuk membuka percakapan tentang hubungan seks kami
yang selalu jalan di tempat"Aku hanya merasa bahwa, hal ini akan menjadi masalah. Dan
masalah harus diselesaikan, harus dicarirootcausenya " akar permasalahannya, bukan
didiamkan saja atau dilupakan atau bersikap seakan akan tidak ada masalah.
Kami sedang bermalas-malasan di kamar. Aku meletakkan kepalaku di pangkuan Benny.
Benny terlihat serius browsing artikel fashion di Pad ku.
Lagu-lagu Keith Urban mengalun pelan dari pad yang dipegang Benny, menghibur pagi hariku,
membuat mood kufull chargedbagus.
"Ben".ngobrol yukkk.." aku menarik tangannya.
Benny meletakkan pad di meja kecil disampingnya dan tersenyum padaku. Tangannya
mengelus rambut panjangku yang terurai disepanjang pahanya.
"Ben".aku"ngg".boleh terus terang nggak?" aku ragu.
" Tentu saja boleh Li, kamu kan istriku"."
"Tentang kita"."
Benny terdiam, wajahnya membeku.
"Tentang rencana bulan depan, kananniversarykita"ng"eh, tapi nggak jadi dulu Ben, mmmm,
minggu depan aja ngerencanainnya, sekarang lagi mau santai?" aku merubah topik tiba-tiba
begitu kurasakan hatikumencelosmelihat wajah segarnya menjadi sedingin es batu.
Terbersit di otakku untuk membekali diri pengetahuan tentang hubungan suami istri,
tentang rumah tangga, tentang laki-laki".
### Minggu lalu perayaan hari jadi pernikahan kami yang pertama. Kami merayakannya berdua
saja. Benny mengajakku ke sebuah restauran di hotel besar, yang selama ini hanya ada
dalam angan-anganku. Benny memintaku memakai gaun ungu tua yang dia belikan. Gaun seksi yang memperlihatkan
punggung terbuka sampai ke tulang ekor!
Rambutku di gelung kecil sederhana dihiasi tiga butir kristal semburat ungu berbentuk
teratai. Sepatuhigh heelwarna serasi dengan gaun, membuat kakiku tampak seksi. Danclutchmungil
warna pink kalem menambah manis penampilanku.
Make up minimalis hasil kreasi salon langganan mampu mengeluarkan aura kecantikan
alamiku".Dan rasa bangga, malu, tersanjung, berhasil membuat semburat kemerahan alami
di pipiku. Benny menyelipkan tanganku di lengannya, menggandengku dengan dada membusung bangga.
Entah sudah berapa kali Benny memuji penampilanku malam itu. Benny sendiri memakai
setelan jas hitam sederhana, dengan dasi berwarna ungu senada dengan gaunku.
Meja untukcandle light dinnersudah disiapkan oleh pihak restauran, Benny sudah
membooking tempat ini sejak dua bulan yang lalu!
Hadiah dari dia membuatku terperangah, sebuah kalung mewah! Liontinnya
batuAmethysdengan semburat ungu di tengahnya, batu berbentukteardropdikelilingi
belasan berlian sebagai rantainya, diikat oleh emas putih!Ohh Ben"suamiku"
Lututku seakan tak bertulang karena kejutan yang tiada putusnya selama ini.
Aku tersanjung ketika beberapa mata di restauran itu menatapku iri saat Benny
mengalungkan kalung itu di leher putihku. Benny tampak tidak perduli bahwa kami berada di
sebuah restauran yang sedang penuh oleh pengunjung.


Belahan Jiwa Karya K Y di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Dan aku yakin para wanita akan menggerutu kepada pasangan masing-masing ketika pulang,
saat melihat Benny menciumku dengan mesra. Ciuman di bibir".di depan umum?"
Aku sering berpikir, adegan romantis di film-film hanya rekayasa belaka dan tidak mungkin
ada dalam kehidupan nyata. Ternyata"..Benny " suamiku " mematahkan semua teori
skeptisku itu. Benny adalah suami yanghampirsempurna!
Katahampiritu pasti aku hapus, kalau keromantisan itu berlanjut di kamar kami"
Positive thinking. Save the best for last.
### Untuk membenahi apapun yang menjadi kendala suamiku, aku harus menjadi motor
penggerak dan pemicu reformasi ini! Buang rasa malu! Buang rasa malas! Buang rasa gengsi!
Semangat! Suhu Gugel menjadi tempat aku berguru. Puluhan artikel aku baca, termasuk website
resminya Mak Erot, wuiihhh! aku pahami dalam-dalam, mencermati beberapa gambar,
mengambil pennggaris dan membayangkan tentang ukuran-ukuran dalam senti, dan beberapa
hal harus aku praktekkan terlebih dulu untuk menjamin ketepatannya"..
Setelah yakin aku sudah memiliki pengetahuan dasarnya, aku mulai menyusun rencana.
PERTAMA: APA MASALAHNYA"
AKU HARUS TAHU JAWABAN DARI BENNY, MENGAPA DIA TIDAK PERNAH
BERHUBUNGAN SEKS DENGAN AKU, ISTRINYA.
CARANYA: MENANYAKAN LANGSUNG KE BENNY DAN MEMANCING "KELAKILAKIAN" BENNY.
Sip. Hari ini aku harus mulai.
"Ben"." aku mengusap-ngusap lengannya dengan ujung jariku.
"Kenapa Li?" tangannya menarik kepalaku ke arah dadanya. Aku mengikuti perintah nonverbalnya.
Aku menengadah padanya. Memandang mata yg menyorot lembut.
"Jangan marah tapinya ya".." aku pura-pura merengut.
Benny menggeleng, menyentuhkan dagunya ke ubun-ubunku.
"Ben".kenapa?"ng"kita"ng"kita"mmmmm"..ng".nggak pernah gituan?" tanya ku pelan.
Benny terdiam. Lama. Lalu menarik nafas panjang, dan menghembuskannya perlahan".
Dia tegakkan duduknya. Menarik badanku untuk duduk di hadapannya.
Atmosfir diantara kami terasa padat, membuatku merasa sesak bahkan untuk bernafas"
Wajahnya seperti serdadu yang kalah perang"
Aku deg-degan, telapak tangan basah keringat walaupun dinginnya AC menguasai kamar
kami. "Apakah".apakah".karena perjodohan ini?" tanyaku pelan hampir berupa bisikan.
Benny merapikan rambutku, merapikan helai-demi helai rambut yang jatuh di pipiku.
Mengusap lagi pipi dan rahangku dengan punggung tangannya.
"Liana"kamu adalah hal terbaik yang pernah aku dapatkan dalam hidupku".Aku nggak
pernah sekalipun menyesali perjodohan ini.?" Benny memandang mataku dengan sendu.
Oh Ben".ada apakah"...aku membatin, bulu kudukku meremang sendiri. Matanya menyimpan
duka, kesedihan, luka, ketakutan".
"Apakah karena aku nggak cantik?" aku mengejar Benny, bagaimanapun aku sudah terlanjur
memulai ini, aku harus menyelesaikannya.
Benny mendekatkan wajahnya, mengecup semua bagian wajahku, mencium bibirku dengan
mesra".. "Hanya orang gila dan orang buta yang akan bilang kamu nggak cantik"kamu
cantik".seksi".aku jatuh cinta padamu saat pertama kali kita bertemu Liana".."
Benny mengerutkan dahinya, seakan memendam rasa sakit"
Aku memegang tangan Benny, aku letakkan di bahuku yang hanya mengenakan atasan
tanktop tanpa bra. Aku tuntun tangannya untuk menurunkan tali tanktop ku.
Benny menuruti kemauanku.
Kubiarkan tanktop ku meluncur turun, membuat payudaraku menyembul dengan menengadah
pongah kearahnya..".
Mata kami bertemu. Mata Benny tak berkedip. Ada rasa sakit di dalam sana"..
Aku mengarahkan tangannya ke dadaku, membiarkan telapak tangannya menyentuh kedua
payudaraku, menyentuh ujungnya?"
Benny menelan ludah. Kuraih tangan yang satu lagi, kuletakkan telunjuknya di mulutku, aku jilat ujung
jemarinya"lalu aku kulum jempolnya, aku hisap kencang dan membiarkan lidahku menggeliat
di seputar pangkal jempolnya"
Matanya masih terpaku dalam mataku"
Tangannya yang berada di dadaku mulai bergerak sendiri tanpa
tuntunanku".meremas".memutar".membelai"..
Dalam hati aku bersorak girang!
Aku lepas jarinya dari mulutku, aku arahkan ke perutku. Aku tuntun tangan dia mengitari
siluet perutku, pinggangku, dan pinggulku.
Lalu aku berdiri di hadapan Benny dengan dada telanjang polos".rasa malu merambat cepat
ke wajahku, tapi aku berusaha menahan diri dan melempar jauh-jauh harga diriku demi
suamiku" Matanya bergerak-gerak gelisah berusaha tidak melepaskan fokusnya dari wajahku.
Aku letakkan kedua jempol dia di ban celana pendekku, mendorong kedua jempolnya
membuat gerakan menyentak ke bawah hingga celanaku turun meringkuk di kakiku. Aku
sengaja tidak memakai apa-apa lagi di balik celanaku".
Aku berdiri telanjang tanpa sehelai benangpun di depan Benny!
Benny tiba-tiba memejamkan matanya, gelisah.
Aku menarik tangan dia untuk duduk di pinggir ranjang kami, lalu aku duduk di pangkuannya,
menghadap dia, membusungkan kedua payudaraku menekan dadanya"..menyalurkan hangat
tubuhku menembus selapis kain bajunya"
Benny membuka matanya".membisik lirih dengan bibir bergetar".matanya tampak
pasrah?"maafkan aku Liana, aku nggak bisa"."
Aku tersenyum, tidakmudengdengan arti kalimatnya.
Benny mengangkat badannya dan badanku bersamaan, berdiri berhadapan, dia membuka
seluruh bajunya sendiri perlahan"
Jantungku semakin cepat berpacu! Memandang ke arah matanya tanpa kedip!
Benny membalas memandang mataku dalam. Meraih tanganku dan meletakkannya di dadanya,
membiarkan tanganku bergerak, meraba, membelai seluruh tubuh telanjangnya yang aku
baru lihat sekarang. Aku semakin merapatkan badanku ke arahnya, membelai punggung belakangnya, pinggangnya,
pinggulnya"dan kedua bukit pantatnya".Aku gigit dadanya gemas, menghirup wangi maskulin
tubuhnya yang hangat"..aku mencintai pria ini"..
Benny masih menatapku, jakunnya naik turun"
Benny mengambil tangan kananku dan menuntun tanganku semakin kebawah, dan kebawah,
kemudian berhenti di...pangkal pahanya!
Oh my goodness!Aku menutup mataku. Wajahku terasa terbakar, panas".
Aku menelan ludah"..merasakan penis dia dalam genggamanku! aku merasakan sesuatu yang
bulat, empuk, kenyal, hangat, panjang, lembek".tunggu! LEMBEK?"" Mataku langsung
membuka dan melihat ke penis Benny.
Aku mengingat-ngingat ciri-ciri ereksi seorang pria yang aku baca di internet, harusnya
panjang, tegang dan keras, tidak bisa ditekuk dan harus sesuai gambar! (aku membayangkan
gambar BEFORE dan AFTER yang terpampang jelas di artikel itu)
Punya Benny sih BEFORE nya"Lho, kok masih BEFORE?""
Gantian aku yang menelan ludah sekarang, tapi aku berusaha tidak menunjukkan apapun di
wajahku, Poker Face. Aku mengerti sekarang"..
Aku memeluk suamiku yang sekarang seperti prajurit kalah telak di medan perang. Seperti
bunga yang kelupaan disiram seminggu. Seperti baju belum di setrika.
Kata Suhu Gugel, aku harus memeluknya kalau beraada dalam kondisi seperti ini,
memberitahu bahwa dengan kondisinya itu Nothing Gonna Change My Love for You.
Aku peluk Benny-ku, dia memelukku juga, menciumi rambutku.
Kami ke ranjang berdua, meringkuk telanjang bulat dalam selimut tanpa berbicara apa-apa,
tanpa melakukan apa apa".
Positive thinking ". Positive thinking " Positive thinking " Yang mana yang bisa di-positive thinking-kan"
Bab 4: Dokter Boyke Dadakan
Kenyataan bahwa diagnosanya adalah suamiku impoten, iya IMPOTEN, bukan important "
Disfungsi Ereksi nama kerennya - membuatku bingung. Di luar perkiraan. Diluar skenario.
Perlu beberapa hari bagiku untuk mencerna lagi kejadian ini. Suatu kerumitan bagi seorang
gadis tidak berpengalaman sepertiku.
"Ben"..kalau boleh tahu"..apakah kamu pernah ke dokter?" aku bertanya hati-hati, masalah
ini adalahkiamat kecilbagi seorang laki-laki, yang menjadikiamat besarbagi pasangan
wanitanya".. "Pernah, tapi nggak berhasil"semua obat juga pernah aku pakai".." Benny menjawab lemah.
"Aku sudah putus asa Liana"..maafkan aku".."
Aku memeluk Benny-ku erat, merasakan kerentanannya, kegalauannya"..
"Nggak ada yang perlu dimaafkan Ben. Aku mengerti, kita coba untuk mencari solusinya
nanti"." Aku menghibur matahariku yang redup".
"Mama Lia dan papa tahu masalah ini Ben?" tanyaku lagi.
"Nggak, aku terlalu pengecut untuk memberitahu mereka. Makanya aku memanipulasi darah
perawan kamu Liana, pakai darah dari jempol tangan yang aku tusuk pakai jarum?" Benny
menyingkap teka-teki kecil setahun yang lalu.
"Jangan khawatir Ben, kita pasti bisa melalui ini"." Aku tersenyum memberi semangat.
"Makasih Liana, aku sekarang merasa lega sudah berterus terang sama kamu"..Aku terlalu
takut kamu akan pergi dari sisiku karena ketidak mampuanku ini".." Benny memelukku.
"Maafkan aku sayang"." Benny berbisik di telingaku.
Kami berpelukan lama sekali, tapi otakku terus berputar. Setiap masalah pasti ada jalan
keluarnya.Positive thinking.
Jadi setiap kali aku punya waktu setelah bersosialisasi dengan mamer, aku cepat-cepat
masuk kamar, menjelajah dunia maya yang berisi informasi tidak terbatas. Ku ketik kata
kunci di jendela mbak gugel: impotensi pada pria
Buka artikel " baca " bikin catatan.
Buka artikel lain " baca " bikin catatan.
Buka artikel lainnya lagi " baca " bikin catatan.
Siap membuat rencana berikutnya.
Hmmmm". KEDUA: APA PENYEBABNYA"
AKU HARUS TAHU SEJAK KAPAN DIA MENYADARI MASALAH INI DAN MENCARI
TAHU PENYEBABNYA. CARANYA: MENANYAKAN LANGSUNG KE BENNY
Sip. Aku mulai merangkum daftar pertanyaan buat Benny.
### Aku menunggu Benny pulang dari kantor, siap-siap dengan beberapa pertanyaan.
Setelah melakukan ritual penyambutan seorang istri untuk suaminya yang baru pulang kerja,
aku mulai memijat bahunya. Benny tersenyum, memelukku.
"Aku bangga punya istri seperti kamu Liana".kamu sangat tahu bagaimana melayani suami?"
Aku balik memeluk Benny. "Kita coba mengatasi masalah kamu sama-sama ya Ben".aku juga nggak mau kamu tersiksa
terus?"" Benny hanya mengangguk. Aku lanjutkan memijat pundaknya, sesekali meremas-remas
rambutnya. "Sejak kapan kamu mulai merasa mister Pi kamu pingsan terus?" aku mulai memasukkan
pertanyaanku dalam percakapan kami.
"Sejak puber, kelas 1 es em pe. Teman aku yang lain heboh menceritakan mister Pi mereka
yang selalu tegak berdiri setiap kali melihat cewekbohayatau gambar porno"tapi aku nggak
pernah merasa mister Pi ku seperti yang mereka ceritakan".Di leher Li, tekan lebih keras,
kaku banget rasanya"."
Benny bercerita sambil memberikan instruksi pijatan.
Aku memindahkan tanganku ke lehernya.
"Tapi kamu merasa terangsang gak Ben?" aku tekan saraf utama Benny di leher, aku urut
sampai ke pangkal kepalanya. Benny terlihat menikmatinya.
"Iya sedikit, nggak sedahsyat waktu lihat kamu telanjang waktu itu Li"aku sangat bernafsu
waktu itu, tapi entah kenapa mister Pi " ku tidur dengan nyenyak"."
Aku tersenyum di belakang Benny, kuciumi leher belakangnya dengan gemas. Benny menoleh,
mengejar bibirku" Aku pura-pura menghindar, tapi langsung mengulum bibirnya yang berasa semanis buah
lengkeng".. Aku lanjutkan memijat lehernya, sambil mengingat-ingat apa saja yang aku harus tanyakan.
Tentang rokok, hmmm, suamiku bukan perokok.
"Kamu pernah cek gula darah kamu Ben?"
"Pernah, normal," jawab Benny.
Bukan diabetes. "Kalo keluarga kamu ada bakat penyakit berat seperti kolestrol atau ginjal, sakit jantung,
Parkinson, hipertensi, stroke, kanker de el el gitu, Ben?"
"Kamu tuh kayak agen asuransi aja nanyanya. Papa Hipertensi, tapi sekarang dah normal.
Mama ada sedikit kolestrol. Kalau aku, hmmm"panu stadium 4, Li!"
Aku gigit bahu Benny mendengar dia menggodaku.
Aku tarik kepalanya hingga terlentang di pangkuanku. Aku mulai memijat, me-relaksasi
wajah mulusnya seperti yang selalu dilakukan karyawan salon langganan mamer.
Benny memejamkan matanya, menikmati setiap pijatan jariku di seluruh wajahnya.
"Kamu pernah di operasi ga" Prostat kek, atau di kandung kemih, di usus besar atau di
pembuluh darah utama?"
"Nggak pernah."
Kata salah satu artikel, kegagalan ereksi penis karena pembuluh darah yang ke arah penis
tidak lancar. Salah satu hal yang bisa melancarkan pembuluh darah adalah olahraga. Benny
selalu main bulutangkis tiap Selasa malam dan berenang tiap Jumat malam.Seharusnya
lancar dong".pikirku.
Aku menarik-narik rambut di kepalanya secara tidak beraturan. Pengalaman pribadi
mengatakan, hal ini akan membuat kepala terasa lebih 'ringan'.
Benny terlihat sangat rileks".
Pijatanku berpindah ke tangannya. Jarinya aku tarik satu persatu hingga mengeluarkan
bunyi di sendi-sendinya. "Lagi banyak kerjaan di kantor ya Ben?"
"Hmmm." Benny mengangguk.
"Stress ya Ben?"
Benny menggeleng, "Nggak juga"udah terbiasa?" jawabnya singkat.
Aku yang mulai stress"..
Aku tercenung, sebenarnya mengharapkan ada salah satu pertanyaanku yang akhirnya
mengarah ke penyebab impotensinya, kalau semua baik-baik saja, apa dong penyebabnya"
Kerasukan?" Tidak pernah aku dengar sebuah penis kerasukan setan yang doyan tidur"..
Aku mengingat-ingat lagi, hal yang mungkin menyebabkan impotensi ini, hmmm, alkohol dan
ganja"..tapi aku yakin Benny tidak pernah mengkonsumsi barang ini, tidak ada indikasi
sedikitpun suamiku seorang pecandu.
Ok, satu pembuktian lagi!
Aku mengambil bantal dan menyelipkannya di bawah kepala Benny, menggantikan pahaku.
Aku meringsuk, mendekati pangkal pahanya. Benny terkejut ketika aku tiba-tba menarik
lepas celana pendeknya. "Ssst"diam"..lagi pengen ngobrol sama mister Pi " Aku berkata serius. "Pejamkan mata
kamu Ben, bayangkan sesuatu yang erotis"..nikmati Ben"."
Aku membuka baju atasanku.
Aku menunduk, bibirku menghampiri mister Pi nya yang terkulai lemah. Aku sentuhkan
kedua bukitku di pahanya. Pinggulnya bergerak, memberi reaksi.
Mulutku mulai meraih batangnya, aku kulum dengan sejuta perasaan?".kalau loyo aja
membuat aku merasa ada yang berputar-putar dalam perutku,apalagi kalau sudah tegak
perkasa ya" Aku hisap seluruh batangnya, aku elus bagian dalamnya dengan ujung lidahku. Hore! Ada
sedikit reaksi"batangnya mulai terbangun, seperti balon yang mulai diisi udara pakai
sedotan, pelan".pelan"pelan"
Sebagai panduan, otakku mengingat-ingat jenis indeks ereksi: loyo sepertipeuyeumsingkong
bandung kematengan, agak keras seperti pisang mateng, lebih keras seperti
sosisbockwurst, lalu keras banget seperti timun Jepang"..
Mister Pi Benny sekarang ada di indeks".agak keras seperti pisang mateng"eh bukan"loh..
loh" loh" kok jadi loyo seperti tape singkong?" Aku merasakan batang Benny perlahan tapi
pasti pingsan dengan sukses lagi dalam mulutku"..
Setelah beberapa saat tidak ada perubahan lagi di penisnya, aku kecup kedua bolanya yang
menggantung pasrah. Benny masih memejamkan matanya, telapak tangannya mengepal kencang sampai terlihat
buku-buku jarinya memutih!
Aku menaiki badannya, mencium lehernya, memeluknya erat".
"Bersambung ya sayang"." bisikku mencoba mencairkan es yang meliputi wajahnya.
Butuh satu tes lagi. Besok pagi harus aku kerjakan.
Kupakaikan selimut untuk kami berdua, masing-masing terdiam, terpaku"..
### Pagi subuh ini sengaja aku nyalakan weker setengah jam lebih awal dari jam biasa aku
bangun. Setelah mandi, dandan, aku baca artikel lagi.


Belahan Jiwa Karya K Y di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

?"?"". Yak! Aku mendekati Benny yang masih tidur telentang dengan dengan pulas"..perlahan aku duduk
didekat pahanya. Dengan sangat perlahan aku tarik karet celana piyamanya"..aku harus
melihat mister Pi nya bangun atau tidak.
Kata Suhu Gugel, mister Pi laki-laki normal akan bangun tegak menantang langit, bukan
karena keinginannya untuk buang air kecil sebenarnya, tetapi berhubungan dengan lancarnya
peredaran darah ke arah mister Pi selama tidur yang pulas.
Aku tahan karet celana piyamanya dengan tangan kiri, sekarang tinggal menarik karet
celana dalamnya saja. Aku berusaha tidak menyentuh kulit perut ataupun rambut pubis dia.
Berhasil! Aku sudah mengangkat cd nya!
Aku menunduk, mengintip?"ternyata?".mister Pi nya?". tidur sama pulas nya seperti
Benny! Aku kembalikan posisi celananya ke semula. Lalu berpikir keras.
Ok. Kesimpulannya: impoten yang di derita Benny sudah absolute! Artikel mengatakan, DE
yang berlangsung lebih dari 6 bulan, itu sudah pertanda bahaya, Benny 20
tahun"..armagedon!! Sekarang aku harus mengumpulkan informasi apa saja yang bisa dilakukan untuk
menghentikan gencatan 'senjata' yang tidak perlu ini.
Beberapa kali aku mengajak Benny ke dokter lagi atau mencoba minum obat atau ramuan,
tapi Benny selalu menolak.
Harus memakai cara lain! ### Setiap pagi di depan kompleks perumahan rumah Benny ada penjual sayur keliling. Mamer
kadang menyuruhku untuk berbelanja ke Mpok Saidah " si pedagang sayur keliling itu.
Seperti pagi ini aku semangat sekali memilih beberapa sayuran bersama dengan 3 orang ibuibu yang lain.
Aku tersenyum kecil sembari menyapa mereka semua.
Khas ibu-ibu, belanja 1 macem aja perlu waktu 30 menit. 1 menit buat ngambil belanjaan dan
bayar, 29 menit sisanya buat ngegosip.
Satu percakapan membuatku tertawa geli dalam hati:
Mpok A: "Ngomong-ngomong khinatan anak lu minggu kemaren kok kagak jadi sih pok?"
Mpok B: "Iye, kagak jadi. Padahal gue udeh siapin kambing dua, tenda ame korsi udeh
numplek di rumah. Baju baru buat si otong dah gue siapin!"
Mpok C: "Nah, pan udeh siap, emang ade ape?"
Mpok B: "Si mantri kagak mau nyunatin anak aye!"
Mpok A: " Eee"..Belagu amat tuh mantri yak!"
Mpok C: "Emang dia kagak kasi lu alesan?"
Mpok B: "udeh sih".si Mantri udeh siap-siap ngegunting burung si otong waktu itu. Trus
tiba-tiba dia keluar kamar, teriak ame aye:mpookkk anak elu tuh kegendutan!!! Apanye
nyang mau digunting?"" Dipegang aje suseh!!!"
Mpok A+C: (muka ke abu-abuan nahan ketawa)
Aku ingin ngakak, tapi mengingat harus jaga perasaan tuh mpok, aku pasang muka dingin,
walaupun perut rasanya kayak di obok-obok kegelian"..jagung sayur yang imut seakan-akan
burung mungilnya si otong di mataku"..
Mataku menjelajah ke segala penjuru gerobak sayur. Begitu melihat terong, aku teringat
Mama di rumah yang masakan balado terongnya uennaaakk banget! Aku akan minta mbak Ina
masakin, biar Benny juga nyobain nanti malam.
Lalu aku ambil cabe besar dan bumbu-bumbu pelengkapnya, dan beberapa lauk sebagai
teman. Tiba-tiba aku dengar 'kata kunci' dari percakapan para ibu itu lagi, yang sangat
tidak asing di telingaku. Loyo! salah satu dari mereka mengatakan "loyo". Diam-diam aku
mendekat ke arah mereka, aku pasang kuping seperti mulut ikan sapu-sapu nempel dikaca
akuarium" "Bener mpok".kasihan pan si Wati itu"."
"Kebanyakan makan terong"."
Mereka tertawa mesum. Terong?" "Tapi bener pok, kebanyakan makan terong tuh bikin lemes senjata suami kite lhooooo."
What"!"! Pelan-pelan dan terorganisir rapi, aku letakkan kembali semua terong-terong ungu yang
cantik dalam pelukanku".goodbyeterong"..demi keamanan bersama?"
"makanya aye sering masakleunca, wuih"..tancep gas terus"."
Mereka terkikik bersama. Aku lirik ibu itu memperlihatkan sayuran yang dia pegang.
Aku pura-pura mencari sesuatu di dekat dia". yes! Masih ada seplastik. Sip. Menu hari ini
adalah leunca. Aku pernah beli di warung nasi dekat rumah, dulu.
"Hei, tumben belanja nih"." Sebuah suara tepat disampingku.
Aku menoleh. Seorang wanita muda, lebih muda dari kelompok ibu-ibu rumpi dekatku.
Aku tersenyum. "Aku Liana, C-18 depan itu." aku memperkenalkan diri.
"Aku Rista, C-11." wanita itu juga memperkenalkan diri.
Merasa seumuran, percakapan kami 'nyambung'. Akhirnya aku ada teman di sini.
Aku merasa sudah kenal lama dengan yang namanya Rista ini, orangnya 'nyambung' kalo
ngobrol. Suaminya adalah kepala cabang sebuah bank swasta nasional.
Mereka punya bayi kembar cewek.
Setelah ngobrol pendek dan saling tukar nomer telpon, aku cepat pulang ke rumah.
Oh dewa leunca".tunjukkan kekuatanmu".!!
Aku memberi beberapa instruksi ke mbak Ina untuk mengolah dan menyisakan seporsi untuk
Benny nanti malam. Somehow, mbak Ina nyengir memegang sayur leunca itu"aku bengong, segitu kuatkah
pesona leunca" Walaupun informasi ini bersumber dari pihak yang kurang bisa dipertanggung jawabkan,
namun semua usaha dan cara harus ditempuh!
### Program sehat bersama leuncagatot" gagal total!
Benny marah " marah karena setiap hari selalu ada si hijau sayur leunca di meja"hampir
sebulan".terakhir kali dia walk out dari meja makan, karena mau muntah!
"Kamu lagi ngidam Liana?" mamer bertanya begitu melihat di atas meja ada leunca " lagi.
Aku hanya nyengir "Nggak Ma, cuma lagi pengen."
"Liana, kapan kalian merencanakan punya anak" Kalian sengaja KB?"
Aku tertunduk, agak bingung untuk menjawab.
"Nggak ma, nggak pakai kb-kb an."
"Iya, baguslah. Kamu kan tahu Benny sudah mau 35 tahun sekarang, jangan terlalu telat
hamilnya"." mamer menguliahiku.
Aku mengangguk perlahan. Bagaimanapun, kehormatan suami harus aku junjung tinggi".itu
pelajaran mamaku. Aib suami adalah aibku juga"
Bab 5: Suami ke 2 Sore ini aku baru pulang ngerumpi dari rumah Rista, tidak ada rencana lain yang harus
dikerjakan. Jadi aku lanjutkan dengan penyelesaian masalah DE " Disfungsi Ereksi suamiku.
Aku coret kata dokter dan obat dari daftar. Benny sudah kapok ke dokter dan minum obat.
Berarti tinggal satu hal lagi yang bisa dicoba.
Aku intip lagi plastik yang aku bawa dari rumah Rista, aku nyengir sendirian. Ini pertama
kalinya aku membawa barang seperti ini.
Aku tunggu kedatangan Benny sambil nonton tivi bareng mamer dan pamer.
Ketika Benny pulang, aku cepat-cepat menyelesaikan tugasku untuk melayani keperluan
Benny, lalu menemaninya makan malam.
Selesai makan, aku kasi kode ke Benny agar kami bisa cepat masuk kamar.
"Ma, Pa, Benny istirahat dulu, capek banget..." Benny memasang wajah kecapek-an. Aku ikut
pamit. Di dalam kamar, Benny menarik badanku, menciumi bibirku dalam. Aku terhanyut,
melingkarkan lenganku di lehernya....
"Ada apa sayang?" Benny menanyakan alasan aku mengajaknya ke kamar.
"Aku tadi ke rumah teman, Rista namanya, di blok C sini juga sih rumahnya...aku pinjem
kaset cd ini?" Jreng! Aku keluarin kaset cd BF, be-ef, blue film, kaset film porno! dari plastik. Benny terbelalak!
"Ngapain?" Benny bertanya bengong.
"Ngapain" Ya nonton lah..." Aku cepat-cepat memasang kaset cd itu ke playernya.
"Kamu sering nonton bokep ginian?" tanya Benny meng-interogasi aku.
"Nggak pernah. Ini yang pertama kali" jawabku jujur.
Ini adalah langkah terakhir usahaku untuk bisa membangunkan "the sleeping beauty" nya.
Aku naik ke ranjang, mengikuti Benny, bersandar ke dadanya dan kuletakkan kakiku
diantara kakinya. Di layar tv terlihat seorang bule cewek sedang mengolesi lotion disepanjang kakinya, sampai
ke ujung pangkal paha nya. Dan dia hanya memakai sejenis jubah kain tipis transparan,
tampak tubuhnya bugil tanpa mengenakan apa-apa lagi. Kakinya diangkat dan kamera meng closed up daerah pangkalnya yang mulus tidak berbulu.
Aku melirik Benny, dia tampak serius menatap tv. Pupil matanya membesar. Aku lihat
pangkal paha Benny, tidak ikut membesar...
Lalu datanglah seorang bule cowok memakai setelan jas kantor. Tiba-tiba mendekap tubuh
cewek itu dari belakang dan langsung mencumbu cewek itu. Mencium dan menjilat leher
belakang cewek bule itu. Dengan gerakan tiba-tiba, bule cewek itu membalikkan badan
hingga, dadanya menempel rapat di dada cowok itu.
Si cowok langsung membuka jubah transparan si cewek. Menghisap dan meremas dadanya
yang berukuran extra. Mata visualku mulai mengirim sinyal ke otakku, otakku mengirim sinyal ke perutku...ada rasa
hangat berputar-putar liar di perutku. Aku menelan ludah, memandang tidak berkedip.
Benny juga tidak melepaskan pandangan nya dari layar tv, beberapa kali dia mengusap
leherku dengan jarinya...membuat putaran di perutku tadi turun seketika ke bawah
pangkalku! Scene berganti, tiba-tiba si cowok sudah telanjang total, si cewek telanjang juga sudah
terlihat terbaring di atas meja.
Si cowok membelai-belai payudara si cewek dan mengulum putingnya lagi.
Si cewek terlihat juga meraih batang si cowok dan mengelusnya.
Aku menelan ludah lagi. Ini benar-benar diluar perkiraannku. Aku kira dengan membuat
Benny menonton BF, dia akan terangsang berat dan mister Pi akan langsung tegak
perkasa...tetapi ternyata ada masalah baru...aku juga jadi terangsang!
Dan aku belum tahu bagaimana cara meng-antisipasi maupun cara mengatasinya....
Gelenyar yang berputar di perut semakin kuat, mengirim sinyal lebih cepat ke pangkal
pahaku, yang membuat bagian itu berdenyut-denyut, mengeluarkan cairan yang membuatku
merasa lembab dan basah...
Aku menggigit bibirku. Kedua kaki si cewek di letakkannya di bahu si cowok dan dibuka lebar-lebar, daerah
sensitive cewek itu terlihat hingga ke liang-liang nya! Si cowok langsung menjilati bagian itu
dan menghisap- hisap klitoris si cewek. Cewek itu mendesah-desah dalam kenikmatan dan
menjerit keras ketika dia mendapatkan orgasmenya....
Aku dengarkan detak jantung Benny semakin kencang, seirama dengan detak jantungku.
Tangannya yang semula di leherku, tiba-tiba sudah ada dibalik bajuku, meremas-remas
kedua payudaraku. "Ben..." aku memanggil namanya serak dan gelisah. Tanganku bolak-balik mengelus
rahangnya, lehernya, dadanya...
Dan kakiku makin merapat ke kakinya, mendekatkan pahaku ke pahanya! Bergerak-gerak liar
tidak ber-irama. Aku menengadah dan suamiku memberiku ciuman bibir yang sangat dalam. Kami berdua
sudah terhanyut dalam rangsangan...
Ciumannya sangat panas, lebih dari biasanya! Lidah nya tidak berhenti mencari dan mencari
di rongga mulutku. Sesekali menghisap bibirku dan menggigit perlahan. Aku leleh dalam
pelukannya. Kami berdua sudah tidak memperdulikan lagi film itu....
Benny melepas semua bajuku dan baju dalamku, dia juga membuka semua bajunya hingga
polos. Benny membaringkan tubuhku, mencium bibirku lagi, menyelipkan lidahnya sejauh yang dia
bisa. Aku membelitkan lidahku di lidahnya, mengecap mulutnya yang menjadi milikku?"
Ciuman kali ini terasa beda, setiap gerakan lidahnya dalam mulutku membuat otakku
menuntut sesuatu yang lebih!
Mulutnya turun ke dadaku, lalu menjilat putingku bergantian dengan lidahnya yang
kasar...aku menjerit perlahan ketika Benny menghisap putingku kencang! Pangkalku sudah
memberontak, terasa denyutan di dalam bibir yang bengkak dan basah....tangan kanannya
turun membelai semua bagian punggungku, pinggangku, perutku, dan pinggulku!
Seluruh permukaan tubuhku meremang, mendapatkan rangsangan pertama kali yang sangat
intens! dan akhirnya tangannya berhenti di pangkal pahaku!
Aku membuka kakiku lebar-lebar, aku merasa menginginkan sesuatu " merasakan ada
dorongan " yang sangat keras " yang membuatku lupa diri - aku menggerakkan pinggulku liar,
mencari-cari jarinya. Instingku melakukan tugasnya - mengarahkan pinggulku seperti
seharusnya, walaupun ini yang pertama kali kulakukan...
Benny membelai rambut pubisku, membelah dan mengusap semua bagian labiaku, mencolek
ujung lubangku, dan membasahi semua permukaan sensitive-ku...
Aku mengerang setiap kali jarinya menyentuh klitorisku yang terasa sangat peka...
Mulutnya masih menstimulasi kedua payudaraku.
Terkadang aku mengangkat pinggulku tinggi-tinggi, ada yang ingin kuraih, tapi aku tidak
tahu apa itu. Jari Benny berhenti pas di klitorisku, bergerak memutar perlahan, pinggulku mengikuti
iramanya....lalu dengan pasti putaran jarinya semakin cepat , lalu mempertahankan ritmenya
disana...aku merasakan semakin menanjak-menanjak-menanjak-dan...
"Ben!!!" aku menjerit, menyorongkan pinggulku ke atas dan membenamkan mulutnya ke
payudaraku. Aku terdiam mengatur nafasku yang tersenggal-senggal?"Benny tersenyum melihatku.
Matanya berbinar, sangat terbaca di roman wajahnya bahwa dia mendapat suatu
"pencerahan" "Kamu cantik dan seksi sekali Liana...aku mencintaimu..." Benny membaringkan tubuhnya
disebelahku, memeluk erat tubuhku yang berkeringat, menciumi wajahku berkali-kali.
Aku tersenyum, pengalaman klimaks ku yang pertama....seakan akan membuka segel
kenikmatan yang selama ini tertutup rapat.
Aku tidak pernah mengira, sensasinya sangat luar biasa indah rasanya!!
Dan aku merasa menjadi rakus untuk mendapatkannya lagi, lagi dan lagi"
Aku melirik ke pangkal Benny, masih tergantung lesu...
Apakah aku masih memerlukan mister Pi lagi kalau ternyata suamiku bisa memuaskanku
dengan cara lain" "Ben"kamu mau...?" Aku ragu bertanya dalam dekapannya.
Benny tersenyum lagi. "Nggak Liana, aku sudah sangat puas melihat kamu mendapatkan hal itu...aku memang
sempat terangsang, tapi itu ku tetap nggak bisa bangun...maafkan aku sayang?"
"Oh Ben....aku mencintaimu?" aku peluk dia dengan penuh perasaan. Kami tertidur
berpelukan , tidak memperdulikan lagi tv yang masih menyala....
Terapi untuk Benny gagal "positive thinking"tapi berhasil buatku.
### Minggu-minggu berikutnya, aku seakan-akan kecanduan O besar itu...dan Benny selalu
memberiku kepuasan, entah dengan mulutnya ataupun dengan tangannya, tanpa perlu nonton
apa-apa lagi! Benny sudah sangat memahami tubuhku, bagian mana yang bisa membuatku naik dengan
cepat, bagian mana yang justru akan merusak mood- ku.
Benny pulang lebih awal dari bisasanya hari itu. Wajahnya terlihat riang saat memasuki
kamar kami. Di tangannya ada sebuah kotak.
Aku sedang mengetik artikel tentang tempat wisata " selama setahun ini aku menjadi
reporter freelance tabloid Wisata. Honornya lumayan, bisa aku kirim ke mama buat uang
sekolah adik-adikku. Tanpa mengganti bajunya, dia menghampiriku. Memberiku kecupan di bibir dan pelukan yang
erat seperti biasanya. Aku memasang wajah bingung.
"Aku punya sesuatu buat kamu sayang?" Benny berkata sambil menyodorkan kotak itu
kepadaku. "Apaan ini Ben?" aku terima pemberian dia. Jangan-jangan perhiasan lagi, pikirku. Setelah
kalung bermata Amethys ungu dulu, Benny masih sering membelikanku perhiasan mewah.
Terakhir dia belikan aku jam tangan yang harganya cukup untuk membayar rumah kontrakan
mama selama 2 tahun?"
"Bukalah...aku beli online..."
Aku buka hati-hati dus panjang itu.
Dan isinya adalah benda transparan warna pink, panjang"mmmm...mengingatkanku"
"Apaan nih Ben" Kayaknya aku pernah lihat deh?"
Benny tersenyum-senyum melihatku.
Aku pegang barang itu, meneliti setiap sisinya. Pas aku melihat bagian ujungnya, aku baru
ngeh! Itu adalah penis tiruan!
Aku melongo ke arah Benny.
"Dildo?" tanyaku langsung ke Benny.
"Iya sayang...itu Dildo...pasti kamu suka..."
Aku memegang mister Pink dengan dua tangan, memperhatikan lagi detailnya, belum
terbayang bagaimana cara pakai dan rasanya...
"Aku tunjukkan cara pakainya suatu hari nanti sayang...." ujar Benny lagi, wajahnya berseri
tampak puas seperti anak kecil yang baru mendapatkan mainan baru.
Sebuah Dildo! Aku merasa mendapatSuami yang kedua"Selamat datang sayang"
Bab 6: Menapak Pondasi Rapuh.


Belahan Jiwa Karya K Y di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Aku klik tombol 'send'. Artikel ke 6 bulan ini yang kukirim ke tabloid Wisata. Aku
tersenyum. Redaksi tabloid puas dengan artikel-artikel yang yang aku kirimkan. Mereka
menawarkan kontrak kerja padaku, tapi aku tidak mau terikat, Aku lebih suka freelance,
tidak terikat dengan tempat dan waktu.
Hari ini jadwal aku dan Benny ke rumah Mama. Benny janji akan pulang lebih awal. Siang ini
dia akan langsung menjemputku di rumah.
Benny menepati janjinya, kami berdua berangkat ke rumah mama. Aku peluk erat tasku yang
berisi amplop tebal berisi uang - untuk mama.
Tahun ini Rudy adik cowokku akan kuliah sedangkan Mega akan naik kelas 2 SMA.
Aku yakin mama akan menerima uang pemberiannku, karena ini adalah murni hasil jerih
payahku menulis artikel. Aku kumpulkan selama ini, tidak pernah aku pakai serupiah pun!
Kebutuhan pribadiku sudah dicukupi " lebih dari cukup malah " oleh Benny.
Mama masih sama seperti tiga tahun lalu, saat aku dilamar Benny".Aku peluk dengan rasa
kangen"biarpun satu kota, aku menahan diri untuk tidak terlalu sering ke rumah mama.
Seperti wejangan mama, menikah dengan seseorang, berarti menikah dengan keluarga
besarnya"Jadi aku sering mempererat persaudaraan dengan mamer, pamer ataupun
keluarga dari pihak mereka berdua.
Benny sedang membantu Rudy untuk mencari perguruan tinggi, memakai laptop yang Benny
berikan ke Rudy sebagai hadiah ulang tahun, tahun lalu.
Seperti biasa aku ngintil ke kamar mama untuk ngobrol tentang segala hal.
Dan mama melontarkan pertanyaan pertamanya seperti biasa.
"Kamu sudah hamil Liana?" mama mengelus rambutku.
Aku menggelengkan kepala. Selama ini tidak ada seorangpun yang tahu mengenai masalah
Benny. "Ada masalah kah Liana?"
Aku menggeleng. Mama menarik nafas panjang dan memeluk tubuhku erat. Aku ingin
menangis di dadanya, tapi aku tahan, mengeraskan hatiku. Untuk apa menambah berat
pikiran mama yang selama ini sudah terkuras habis oleh beban hidupnya"
Tapi aku yakin mama sudah melihat mata terdalamku, rasa kecewa, sedih, takut membayangi
setiap pandangan mataku. "Setiap rumah tangga pasti memiliki masalah Liana. Kamu sekarang sudah 23 tahun, sudah
cukup dewasa untuk menentukan langkah hidup rumah tangga kamu?"
Aku menggigit bibirku kencang, menahan tangis.
"Apakah ada masalah dengan mertua kamu?"
Aku menggeleng, jujur, kesewotan mamerku yang paling tajam hanya pada saat dia
menanyakan mengapa aku tidak hamil juga. Selain masalah itu, ocehannya adalah suara radio
rusak di telingaku" "Kamu memakai KB apa Liana?" Mama memancingku.
"Nggak pakai, Ma, Benny juga nggak mau"." jawabku.
"Liana baik-baik saja, Ma, jangan khawatir"..sedikit salah paham pasti akan cepat selesai."
aku meyakinkan mama dan memberikan dia senyum lebar.
Mama mencium pipiku. Mama melanjutkan dengan cerita mengenai adik-adikku yang kadang
membuatku tertawa geli. Oh mama".. ### Sore ini aku disidang " lagi " oleh mamerku. Pamer sedang pergi. Entah kenapa akhir-akhir
ini mamer selalu mencecarku dengan pertanyaan-pertanyaan seputarH-A-M-I-L, betapa dia
sudah merasa sudah tua, sudah ingin menimang cucu, sudah waktunya ada penerus nama
marga pamer " Setiawan.
"Liana, ini sudah 3 tahun! 3 tahun Liana! Kok kamu nggak hamil-hamil?" mamer mulai
mencecar. "Iya Ma?" Aku hanya menunduk pasrah, seperti anak kucing meringkuk tak berdaya di
depan seekor srigala hutan"..
"Semua nutrisi dan makanan sehat disini sudah kamu makan. Apalagi yang kamu butuhkan?"
Sperma, jawabku dalam hati.
"Fasilitas disini juga sudah membuat kamu nyaman. Apalagi yang kamu mau?"
Penis beneran, jawabku lagi dalam hati.
"Pokoknya kamu harus usahakan hamil tahun ini Liana!"
Dan cucu mama akan berwarna pink transparan, bisa bergetar pula,sahut otakku yang mulai
panas. "Harus ada penerus keluarga Setiawan, Liana. Benny adalah anak laki-laki satu-satunya
disini. Kalau kamu mandul"."
"Mama!" belum selesai mama menyelesaikan kalimatnya, tiba-tiba terdengar teriakan Benny
yang baru pulang. Mukanya semerah kepiting rebus. Benny menarik tanganku ke sisinya, seolah hendak
melindungi aku dari serangan monster.
"Jangan sekali-kali mama memarahi Liana seperti itu!"
Mamerku terlihat hampir meledak juga. Aku sudah hampir menangis, tidak tahan dengan
ketegangan seperti ini. "Benny, istri kamu mandul, bagaimana mama nggak marah-marah?"" cetus mamer.
"Atas dasar apa mama bilang Liana mandul?"" Benny berteriak tidak kalah kencangnya.
"Atas dasar apa kata kamu" Huh, 3 tahun menikah belum hamil juga, dulu mama bulan
pertama pernikahan sudah bisa hamil kamu!"
"Setiap orang kan berbeda ma"." Benny menurunkan intonasi suaranya, merasakan aku yang
mulai gemetar menangis. "Mama harus memastikan ada anak yang bisa melanjutkan nama marga Setiawan. Kalau Liana
nggak mampu, mama akan carikan istri baru buat kamu! Yang nggak mandul!"
"Mama!!! Hentikan!!" Benny terpancing lagi.
Benny menatapku. "Liana, kamu masuk ke kamar sekarang sayang".aku harus menyelesaikan ini." Benny berkata
pelan kepadaku. Aku menunduk, berjalan cepat ke kamar dengan sesegukan.
Entah apa yang Benny bicarakan dengan mamanya. Sejam kemudian, Benny masuk kamar.
Membuka bajunya gontai, terduduk di ranjang kami dengan lemas. Menangis.
Aku menghampiri suamiku. Aku peluk dia dari belakang. Aku ciumi ujung
kepalanya".Emosinya mereda. Baru sekali ini aku melihat Benny menangis.
Tanpa banyak bertanya, aku ambil baju kotornya, lalu kusiapkan peralatan mandi dia seperti
biasanya. Benny berdiri, menatap mataku sendu"
"Aku mencintai kamu Liana"sampai kapanpun"dan aku akan memastikan nggak akan ada yang
namanya istri lain selain kamu"..kamu sudah sempurna bagiku Liana"." bibirnya melumat
bibirku lembut. Aku hanya tersenyum getir, kejadian tadi masih membuatku shock.
### Setelah pertengkaran besar hari itu, sikap mamer sudah mulai berubah manis lagi. Dia
sudah tidak pernah menyinggung tentang hamil lagi.
Aku justru merasa sangat penasaran dengan kondisi ini.Perubahan sikap mamerku terlalu
drastis. Ketika kukejar Benny, dia hanya menjawab bahwa dia sudah mengaku tentang ketidak
mampuan dia untuk ereksi, alias impoten.
Dan mamanya " hanya menangis tidak percaya. Tidak ada pilihan lain selain menerima kondisi
anaknya, menerima kenyataan bahwa bukan menantunya yang mandul, bahwa kelangsungan
marga suaminya ada di ujung tanduk!
### Bom waktu berikutnya meledak beberapa minggu setelah kejadian itu.
Benny dan aku dipanggil mamer dan pamer.
"Ada apa Ma?" Benny bertanya sambil menggenggam erat tanganku.
"Mama sudah menceritakan masalah kalian ke Papa. Dan kami sudah berpikir keras beberapa
waktu ini - bagaimana menyelesaikan masalah kalian berdua.." mamer membuka forum.
"Masalah utamanya adalah Benny nggak bisa menghasilkan keturunan"." mamer
menggantung kalimatnya. Semua terdiam. "Sedangkan hal ini sangat perlu untuk kelanjutan marga Setiawan dan penerus usaha
keluarga." mamer melanjutkan.
"Sudahlah Ma"ini sudah ditakdirkan oleh Yang Di Atas, kita terima saja kondisi ini"." Benny
terlihat resah. Perasaan dia mengatakan sesuatu yang gawat akan terjadi setelah ini.
"Ooo nggak bisa Ben, semua masalah ada jalan keluarnya. Sekarang nggak mungkin kamu
mencari istri lagi?"
Benny mempererat genggamannya.
"Toh hasilnya akan sama saja, nggak akan ada bayi. Apa yang harus dilakukan?" Mamer
seperti seorang narator killer"
"Kami bisa angkat anak dari panti asuhan, Ma?" Benny menjawab. Aku meremas tangannya,
menyetujui ide dadakannya ini.
"Ooo nggak boleh Ben".penerus Setiawan harus dari bibit-bebet-bobot yang jelas!"
Oh my God! "Mama udah cek dan konsul dengan rumah sakit bersalin, cara paling pas hanya dengan
Inseminasi buatan"."
Aku dan Benny saling berpandangan. Masuk akal. Aku pernah baca artikelnya, Inseminasi
buatan berarti bantuan reproduksi dimana sperma disuntikkan dengan kateter ke dalam
vagina atau rahim pada saat calon ibu mengalami ovulasi.
"Berarti spermanya dari bank sperma dong Ma?" Benny terlihat tertarik.
"Siapa yang ngomongin bank sperma" Sperma orang nggak jelas gitu! Mau miara calon
srigala di rumah ini?" mamer menjawab sinis.
"Lalu".." Benny bertanya bingung.
"Melalui inseminasi buatan itu, Liana akan mendapatkan sperma dari papa kamu!" mamer
menutup narasinya dengan nada puas!
JEGGER!!! Aku seperti dihantam petir! Aku terbelalak kaget!
Wajahku pucat! Hal itu membuatku seperti menyerahkan diri untuk diperkosa! Walaupun
tidak berhubungan bada n secara langsung, tapi memikirkan sperma orang lain " sperma ayah
dari suamiku " ada di dalam rahimku - membuatku bergidik!
"SAYA TIDAK MAU!" aku berteriak dan lari ke dalam kamar! Benny menyusulku.
Berhari-hari setelahnya, aku merasa berada dalam neraka. Sikap mama yang berbalik lagi
memusuhi dan bersikap dingin, membuatku terkucil, kesepian, stress.
Benny sering terlihat lesu dan lusuh begitu tiba di rumah.
Sudah tidak ada keinginan apa-apa lagi diantara kami berdua".
Bab 7: Membuka Simpul Pelampiasanku atas semua rasa kesepian, kesedihan, kekesalan, kulampiaskan dengan
menulis. Setiap kali menulis artikel tentang tempat wisata, jiwaku terasa terbang ke tempat
itu, memandang secara langsung keindahannya, keeksotisannya, semilir anginnya...sementara
ragaku akan mengetik dengan lancar melalui jari-jariku di keyboard"
Sudah lima bulan berlalu sejak 'pemerkosaan' atas diriku. Aku menjadi malas berbicara,
malas untuk melakukan apa-apa. Aku berubah. Aku bukanlah Liana yang positive thinking
lagi. Dalam kasusku ini, tidak ada sedikit celahpun yang kuanggap sebagai ke-positif "an,
kecuali kalau aku mau harga diriku hilang total.
Aku merasa tidak betah lagi. Rumah terasa seperti neraka! Hatiku gelisah. Otakku berputar
terus, apa yang harus kulakukan" Apa?"
Sudah tidak ada canda tawa diantara aku dan Benny. Tekanan kepada Benny, terutama
kepadaku dari mamer benar-benar besar, membuatku terhimpit, sesak, susah bernafas!
Aku sering terbangun tengah malam, gelisah dan ketakutan karena mimpi buruk, dimana aku
seperti dikejar-kejar orang banyak, disiksa, namun tidak ada satu orang pun yang menolong!
Berminggu-minggu aku merasa 'tersesat',lost somewhere...hidupku seperti Zombie...
Namun akal sehatku mengingatkan bahwa aku tidak boleh dan tidak bisa seperti ini terus.
Aku ingin menghirup udara bebas, aku ingin berlari di padang rumput yang luas, aku ingin
tertawa lagi, aku ingin bahagia lagi, aku ingin menjadi gadis positive thinking seperti dulu
lagi" Benny sekarang mesra lagi seperti biasanya, tapi aku mulai merasa dingin...bukan hanya
karena masalah sperma siapa, tapi jari dan mister Pink sudah tidak menarik lagi bagiku, aku
sudah kebal, aku ingin yangalamimilik suamiku. Memakai dildo atau jari membuatku seakan
aku 'swalayan', tidak memilikisparing partneryang nyata...
Aku masih ingat bagaimana keperawananku direnggut oleh 'suami keduaku' itu, mister Pink...
Benny membawa pulang kaset BF, dia getol beli kaset gituan setelah tahu aku bisa
menikmati dan langsung terangsang.
Waktu itu, kaset mungkin baru main 10 menit, tapi aku sudah merasakan libido tinggi
menyerangku. Aku mengesek-gesekkan kakiku ke kakinya, itu seakan-akan menjadi isyarat
bahwa aku mulai 'naik'. Benny menciumiku, bibir hangat dan basahnya menyapu bersih leherku. Kedua tangannya
melepaskan semua bajuku hingga polos...Aku memejamkan mata, menggerakkan kedua
pahaku, merasakan sensasi basah diantaranya...
Benny membuka bajunya, lalu bermain dengan kedua payudaraku...permukaan lidahnya yang
kasar memberi sensasi kenikmatan luar biasa! Syaraf-syaraf seks ku langsung bereaksi
cepat ke arah pangkal! Aku melenguh dan menjambak rambut Benny.
"Ben"hisap...dua-duanya..." Aku meracau. Benny langsung menghisap putingku yang keras!
Kenikmatan yang dihasilkan bergitu berlipat...Pangkalku sudah tidak sabar menunggu
sentuhan suamiku... "Oh Ben"gigit Ben!"
Benny menggigit - menghisap " menggigit lagi. Aku lingkarkan tungkaiku ke pinggangnya...aku
tarik ke bawah, menyentuhkan bagiannya pas di bagianku...
Benny menurunkan badannya, dengan dua lengannya dia membuka lebar pahaku.
"Oh Liana...kamu indah sekali..." Benny menyingkap rambut pubis hitamku, membuka lebar
hingga intiku terlihat jelas!
Lidah nya mulai bermain aktif, menyodok-nyodok dan menjilat di bagian yang tiada berhenti
mengeluarkan cairan! Ketika ujung lidahnya menyentuk klitorisku, aku langsung 'naik' lebih cepat. Aku merasa
akan mendapatkan klimaksku sebentar lagi.
Benny yang sudah bisa membaca bahasa tubuhku menghentikan kegiatan lidahnya di daerah
paling sensitif itu. Aku menggeram! Nafsuku sudah berada di puncak!
Benny merogoh laci meja kecil dekat dia, mengeluarkan mister Pink yang baru dibelinya.
Aku masih menggeliat-geliat dikuasai nafsu yang membara.
"Aku akan masukkan penis ini sayang...kamu bertahan ya...kalau sakit kamu tinggal bilang
untuk berhenti?" Aku hanya mengangguk-angguk gelisah, tanganku sudah meremas-remas sprei sampai kusut!
Aku merasakan sesuatu menyentuh mulut liangku. Benny menekan lagi hingga seperempat
masuk lalu berhenti. Aku merasakan sensasi yang jauh berbeda!
"Terus Ben"terus..." aku meracau lagi.
Benny menekan lagi sampai setengah, menembus sesuatu di dalam sana!
Benny berhenti, dia meraih tissue dan mengelap bagian luar liangku.
"Darah perawan kamu keluar sayang...sakit?"
Aku menggelengkan kepala.
Perlahan Benny memasukkan lagi batang itu hingga mentok...dan aku menggeram oleh sensasi
rasa 'penuh' yang menyenangkan!
Jari Benny mengusap intiku sementara batang penis itu masih menancap diam.
Aku menggelinjang, merasakan ada dua tempat yang terasa nikmat menggelitik!
Setelah Benny melihat cairan pelumas keluar dari lubangku lagi, dia mulai menarik pelan
batang itu, memasukkannya, mengeluarkannya lagi, berkali-kali.
Aku kelonjotan mendapat dorongan seperti itu! Tiba-tiba aku rasakan ada yang bergetar di
dalam diriku, Benny menyalakan vibratornya!
Aku benar-benar melengking penuh kenikmatan, apalagi dildo itu memiliki 'tanduk' yang
secara berirama menyentuh gundukan diantara labiaku.
"Benny!!" Aku melengkungkan badanku ke atas, menyorongkan pinggulku tinggi-tinggi, lalu
terhempas keras di kasur"
Aku mendapatkan klimaks yang terbaik!
Benny mengeluarkan mister Pink dari dalamku. Sedetik menunjukkan padaku betapa bagian
batangnya basah kuyub bercampur dengan bercak darahku.
Benny memelukku erat, menciumi wajahku"Wajahnya memperlihatkan rasa puas dan
bahagia. Setelah aku tenang, Benny membantuku ke kamar mandi membersihkan semua noda yang
tertinggal... Aku tersenyum getir mengingat pengalaman pertama itu...keperawanan yang aku jaga
seumur hidup direnggut oleh sebuah dildo...
Sekarang semua terasa hambar. Rasa cinta yang besar dalam hatiku perlahan tertutup rasa
galau, rasa ingin terlepas dari kungkungan tekanan...Aku sudah tidak merasa sebagai istri
Benny lagi. Aku sudah tidak kuat. Aku menyerah...
### Hari ini aku berniat mengutarakan perasaanku, keputusan finalku. Tapi Benny pulang kantor
dengan kejutan lagi, dia memberiku hadiah mobil!
Mobil Eropa 4 kursi yang nyaman berwarna putih.
Rencana untuk membicarakan keputusanku terlupakan begitu saja...
"Kalau kamu sudah lancar, kapanpun kamu mau menengok Mama, kamu bisa pergi sendiri atau
pergi duluan dan aku bisa nyusul belakangan." jelas Benny.
Aku tersenyum lebar mendengarnya.
Butuh 2 bulan bagiku untuk lancar menyetir.
Seperti anak kecil yang baru bisa naik sepeda, keman-mana aku selalu bawa mobil. Bahkan
ke rumah Rista pun aku pernah naik mobil!
Saat ini aku sedang di jalan raya, mengantar Rista dan kedua bayinya ke Bandara, suaminya
dapat tugas menjalankan cabang baru di pulau Dewata.
Suaminya sudah berangkat terlebih dahulu seminggu lalu, merapikan tempat tinggal mereka,
baru kemudian istri dan anaknya menyusul.


Belahan Jiwa Karya K Y di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Aku memeluk Rista erat sebelum dia masuk ke ruang check in bandara...mataku merah
karena menangis, berat berpisah dengan sahabat yang selama dua tahun ini selalu menjadi
tempat curhat" Rista membersihkan hidung dan matanya.
"Masih ada email dan messenger Li, kamu hubungi aku seperti biasa..."
Aku mengangguk, melambaikan tanganku lemas...
### Perpisahan dengan Rista menambah kekosongan baru dalam hidupku. Otak dan hatiku mulai
gelisah lagi, ingin memberontak lagi, ingin kebebasan lagi!
Hubunganku dengan Benny masih jalan ditempat. Mamerku makin tidak memperdulikan aku.
Aku merasa bagaikan burung nuri yang terpasung dalam sangkar emas...
Kosong"hampa...rasa sesak seperti dalam kurungan sudah menjadi momok bagiku.
Aku bangun setiap pagi, seperti robot, tanpa perasaan.
Sudah berbulan-bulan aku selalu mengelak kalau Benny mau memberiku kepuasan.
Dan Benny tidak berani untuk menekanku.
Hambar. Hari ini aku melakukan kegiatan seperti biasanya, aku menunggu suamiku pulang kantor di
kamar, aku sudah lama malas menonton tv bareng pamer dan mamer di ruang tengah.
Benny masuk kamar dengan wajah ceria, seperti tidak pernah terjadi apa-apa, dia
memelukku, mencium pipiku, bibirku. Hatiku perih.
"Ben..." Aku memanggil Benny, mengajaknya duduk di tengah kasur di hadapanku.
Aku mengepalkan tanganku kencang, tekadku sudah bulat!
"Ben"aku mau bicara." aku menunduk.
Benny menengadahkan wajahku, roman ceria wajahnya menghilang begitu melihat mataku...
"Liana"ada apa sayang?" Benny menggenggam kedua tanganku yang dingin dan gemetar.
Aku menarik nafas panjang. Menunduk lagi, tidak sanggup melihat wajah Benny.
"Aku ingin berpisah Ben!" aku berkata cepat dan tegas.
Benny terkejut, diam, mencoba mencerna apa yang barusan didengarnya.
"Berpisah..." Maksudmu?" Benny bertanya pelan, genggamannya makin erat " menyakitiku.
"Ceraikan aku Ben..." aku menjawab pendek, menatap mata Benny lurus-lurus.
"Liana...kamu...aku...aku nggak mungkin menceraikan kamu Liana!" Benny tergagap, tidak
menyangka aku akan berkata seperti itu. Wajahnya pucat pasi seperti mayat, matanya
terbelalak kaget, tangannya makin kuat menggenggam tanganku.
"Maafkan aku Ben"aku nggak kuat lagi"aku nggak tahan...tekanan papa-mama, kondisi kamu,
membuat aku terjepit Ben! Aku nggak mau jadi penghalang kebahagian papa-mama Ben,
kamu harus mencari wanita lain yang bisa menjadi ibu buat penerus keluarga ini. Nggak adil
rasanya aku tetap bertahan disini, hanya diam menyaksikan papa-mama dan kamu tersiksa..."
"Liana"aku nggak mau pisah sama kamu sayang. Aku cinta kamu dengan seluruh hidupku.
Tolong Liana. Aku nggak akan sanggup tanpa kamu. Liana, apa yang mau kamu lakukan Liana"
Asal kamu nggak pergi dari sisiku...Liana..." Benny mulai terisak-isak, menangis...
Oh Ben...jangan menangis...jangan mempersulit situasi ini, marahlah! Agar aku bisa keluar
dari rumah ini dengan perasaan lebih enteng...marahlah Ben! Maki-maki lah diriku dengan
segenap emosimu! Aku mulai tergugu, air mata yang sedari tadi aku tahan, mengalir tidak terbendung lagi
menyaksikan orang yang aku sangat cintai, menangis di depanku.
"Ben...aku nggak mau begini terus...aku ingin bebas...jiwaku merasa terkekang disini Ben?"
aku berkata diantara isak tangisku.
"Liana, lakukan apapun yang kamu mau, apapun, asal kamu tetap disini." Benny terdiam dalam
isakannya. "Kalau kamu ingin bersama pria lain yang normal Liana, lakukanlah sayang"aku
nggak akan marah, aku nggak akan melarang apapun yang kamu lakukan...asal kamu tetap
disini disisiku Liana..." Benny sudah mengenyahkan semua ego, nafsu, dan harga dirinya.
"Benny...maafkan aku"aku tidak bisa"besok aku akan pulang ke rumahku...aku akan tanda
tangani segera surat perceraian yang kamu kirimkan nanti..." Aku bersikeras.
Benny semakin terisak, matanya memerah, wajahnya sudah benar-benar terlihat putus asa.
"Adakah sesuatu yang bisa aku lakukan agar kamu tetap disisiku Liana...tolong aku Liana..."
Aku menggigit bibirku, menggelengkan kepalaku.
Benny melepaskan genggamannya, kedua tangannya mengepal dan meninju kepala kasur
hingga pecah!! Aku terhentak kaget! Ketika tangannya berdarah, aku cepat mengambil kotak obat.
Benny tidak memperdulikan darah dari tangannya yang berceceran di kasur. Nafasnya
tersenggal-senggal oleh tangisnya.
Aku bersihkan dan membalut luka di tangannya dengan air mata yang juga tidak bisa aku
hentikan" Oh Tuhan...apakah keputusanku sudah tepat"
Bahu Benny yang biasanya tegak kini merosot turun, lunglai...
"Liana"aku mencintaimu?" Benny berkata lagi dengan penuh perasaan, terdengar begitu
pedih" Aku menggelengkan kepalaku, lebih mengeraskan hatiku lagi...
Lama kami hanya berdiam"Benny tampak termenung...sesekali diusapnya air mata dan ingus
yang membasahi wajahnya"aku hampir menyerah mengalah...
Tiba"tiba Benny merengkuh wajahku di kedua tangannya yang baru kuperban, tidak nampak
sedikitpun kernyitan sakit karena luka itu di wajahnya.
Perlahan Benny mendekatkan bibirnya ke bibirku.
"Biarkan aku menciummu, memelukmu malam ini Liana...biarkan aku merasakan saat terakhir
melihatmu disisiku...kebahagiaanmu adalah kebahagiaanku Liana"aku nggak akan pernah
menceraikan kamu...kamu boleh pergi kemanapun juga, bersama siapa pun juga"tapi aku
nggak akan pernah menceraikan kamu, satu-satunya cinta di hatiku...saat kamu lelah dan
bosan diluar sana Liana, kembali lah"pulanglah kepadaku...jadikan aku sandaran hidupmu
Liana..." Benny mengulum bibirku dengan hangat, menciumku penuh perasaan...menggenggam erat
tanganku, menciumi satu persatu jemariku...airmatanya seperti rintik hujan di tanganku...
Hati kami berdua berdarah, oleh keadaan"
Kejadian ini membuatku merasa letih. Ketika aku membaringkan tubuhku, Benny berbaring
juga disisiku, memelukku erat, mengikat kakiku dengan belitan kakinya. Wajahnya dia
benamkan didalam leherku"dengan segukan tangisnya yang terdengar seperti rintihan dari
hati yang terluka dalam"
Jangan berakhir"aku tak ingin berakhir"
Satu jam saja kuingin diam berdua"
Mengenang yang pernah ada...
Jangan berakhir karena esok takkan lagi
Satu jam saja...hingga kurasa bahagia
Mengakhiri segalanya... Tapi kini tak mungkin lagi..
Katamu semua sudah tak berarti
.....................................
Entah berapa lama aku jatuh tertidur...ketika terbangun jam dinding sudah menunjukkan
waktu pagi, aku masih dalam posisi meringkuk dan Benny juga masih di belakangku, masih
memelukku. Ketika aku menoleh ke wajahnya, aku tahu Benny belum tidur sama sekali"
"Kamu nggak tidur Ben?" pertanyaan ini reflek terucap melihat betapa kuyu matanya.
"Aku nggak mau kehilangan sedetikpun melihat kamu Liana...dan aku belum merasa puas
juga...jangan pergi Liana..." Benny berbisik lemah masih berusaha merubah keputusanku.
Aku menarik nafas panjang, membuang sebersit rasa kasihan dan penyesalan yang datang
sekilas. Dengan mengeraskan hati, aku melepaskan diri dari Benny, melangkah ke kamar
mandi. Benny terlihat tercenung, duduk diam mematung di pinggir kasur.
"Mandilah dulu Ben, setelah kamu berangkat ke kantor, aku akan pulang ke rumah naik
taksi..." "Aku nggak akan ke kantor hari ini Liana...Aku akan mengantar kamu ke rumah mama..."
Aku diam, hatiku tergores lagi.Oh Benny...aku masih mencintaimu...
Aku ambil koper yang dulu aku pakai ketika masuk ke rumah ini. Aku pilih baju baju yang
sekiranya aku bisa pakai sehari-hari. Semua baju pesta dan sepatunya aku tinggalkan di
lemari. Semua perhiasan pemberian Benny aku letakkan di meja rias dalam kotak beludru merah.
Aku hanya akan membawa cincin pernikahan yang ada di jariku. Aku tidak mengenakan
perhiasan apapun ketika datang kesini dulu"
Benny keluar kamar mandi, dan air matanya mengalir lagi begitu melihat aku sudah siap
dengan koperku. "Aku mau ke mama dan papa dulu Ben, aku mau pamitan..."
Benny tidak menjawab. Aku keluar kamar, menarik nafas panjang...dan mencari orang tua Benny.
"Apa"!?" pamer-ku berteriak kaget setelah aku menjelaskan bahwa aku meminta perceraian
dari anaknya. Mamerku terlihat agak kaget tetapi wajahnya terlihat normal lagi dengan
cepat. "Semua hal bisa dibicarakan Liana...tidak adakah jalan lain selain bercerai?" pamer mencoba
mempertahankan aku. "Sudahlah Pi, maunya dia berpisah gitu kok. Nggak usah dihalang-halangi, mungkin ini jalan
yang terbaik bagi kita semua." mamer memotong percakapan kami dengan bibir tersungging
senyum tipis. Aku menyusut air mata dan ingusku dengan punggung tanganku.
"Maafkan kesalahan Liana selama ini Pa, Ma. Terima kasih sudah memberi kesempatan Liana
untuk berbahagia mendampingi Benny. Sekarang Liana akan langsung pulang."
Aku membungkukkan badan sedikit, menghormati mereka untuk terakhir kalinya sebagai
menantu. Aku kembali ke kamar, Benny masih tercenung duduk memandang koperku.
Ketika kutarik koperku, Benny tersentak kaget, mengambil alih untuk membawa bawaanku.
Tidak ada satu patah kata pun terucap ketika kami keluar dari rumah yang sudah lima tahun
ini aku tempati" Bab 8: Membuka Jendela Benny mengendarai mobilnya dengan kecepatan sangat rendah. Sebentar-sebentar dia
melihat ke arahku, menyentuh wajah piasku, menggenggam tanganku...
Tidak ada seorang pun dari kami berucap kata. Otakku kosong. Mataku hanya menatap ke
arah depan, sayu. Kau jaga slalu hatimu, saat jauh dariku
Tunggu aku kembali Kumencintaimu slalu, menyayangimu sampai
Akhir menutup mata" Ketika sampai di rumah, Mama memandang aku dan Benny bergantian tidak percaya ketika
aku utarakan kami akan berpisah baik-baik.
"Kalian sudah berpikir masak-masak" Kalian benar-benar tidak saling mencintai lagi?""
mama bertanya heran, terkejut dengan keputusan yang aku ambil, karena aku tidak pernah
bercerita tentang masalah rumah tanggaku dengan Benny selama ini.
"Saya mencintai Liana dengan sepenuh hati saya, Ma...kalau Liana meminta perpisahan ini,
saya akan mengikuti kemauan Liana asalkan dia merasa bahagia?"
Aku tidak tahan lagi melihat Benny...dengan terisak aku lari ke kamar mama.
Ketika kudengar suara mobil Benny berlalu pergi, ada sepotong hati yang patah dalam
diriku...yang meninggalkan luka bernanah...
Mama mendekatiku, mengelus-elus rambutku".
"Benny secara jujur menceritakan masalah kalian tadi ke mama Li"ini hidup
kamu".pikirkanlah lagi apakah memang jalan ini yang kamu ingin tempuh"hati nggak bisa
bohong Li"renungkanlah...lakukan apa yang membuatmu bahagia?"
Aku memeluk mama erat. Raungan tangisku makin kencang, emosi yang kutahan-tahan selama ini, meledak liar!
Mama tidak mengeluarkan sekecap kata pun lagi, menghiburku dengan senyumannya, dengan
usapan hangatnya, dengan keringkihan dadanya menahan kepalaku yang terisak lemah.
Aku tertidur dalam pelukan mama"
### Aku terbangun, memutar mataku ke seluruh ruangan, menyadarkan diriku sendiri bahwa aku
sudah tidak di rumah Benny lagi.
Ada sekelumit rasa, yang mengharapkan ini semua hanyalah mimpi...yang mengharapkan
kesedihan dan kepedihan ini adalah fana".
Aku melirik koperku, wajah Benny terbayang lagi.
Aku menggeleng-gelengkan kepalaku mencoba melupakan Benny dan kenangan lima tahun
bersamanya. Kenangan yang sulit aku lupakan.
Aku buka lemari baju mama, ingin merapikan isi lemarinya agar aku bisa menyimpan bajubajuku disana.
Ketika aku buka koperku, kotak beludru merah terjatuh dekat kakiku".
Aku terperanjat, mengambil kotak itu dan membukanya. Ada secarik kertas kecil tulisan
tangan Benny. LIANA, TOLONG HORMATI AKU UNTUK TERAKHIR KALINYA, SEMUA PERHIASAN
INI ADALAH MILIKMU SEPENUHNYA. AKU NGGAK PUNYA MAKSUD APA-APA.
AKU AKAN KIRIM MOBIL DAN SURAT RUMAH YANG ATAS NAMA KAMU.
SEMUA ITU BUKAN MILIKKU, TAPI SUDAH MENJADI MILIKMU SEJAK LAMA.
LIANA, KAMU TAHU KEMANA HARUS MENCARI AKU KALAU KAMU MEMBUTUHKAN
AKU. AKU MENCINTAI KAMU. SELAMANYA. BENNY.
Aku mendekap erat surat Benny itu, aku lipat rapi dan kusimpan kembali ke dalam kotak
perhiasan.Benny...andai cerita akhir kita tidak seperti ini...
Benny pasti memasukkan kotak itu ke dalam koperku ketika aku pamitan ke orang
tuanya,pikiranku menerawang.
Aku berusaha tidak menangis lagi. Setelah membereskan bajuku ke lemari, aku keluar
kamar, menghampiri mama yang sedang mengerjakan rutinitasnya. Aku langsung membantu
mama tanpa banyak bicara.
### Sebulan aku seperti kehilangan jiwaku, Benny dengan rutin selalu mengirim pesan singkat ke
handphone ku. Tetapi aku tidak mau memberi Benny harapan palsu, aku tidak pernah
membalas pesannya ataupun menjawab panggilan telponnya. Aku benar-benar memastikan
kami putus hubungan, ini akan lebih baik bagi kami berdua.
Namun ketika pesannya sudah tidak pernah kuterima lagi, hatiku merasa sakit juga...
Terakhir kali aku menelepon dia adalah ketika dia mengirimkan mobil dan surat rumah
seperti yang dia pernah janjikan untukku, aku hanya mengucapkan terima kasih.
Hari ini akal sehatku bekerja dengan baik. Aku buka lagi pad ku yang sudah lama
terbelangkalai. Ada 1 email dari Pak Imam, pemimpin redaksi tabloid Wisata.
Isi pesannya membuat aku merasa meraih lagi keping-keping hidupku yang hancur luluh
lantak. Dia menawari ku kontrak kerja lagi di tabloid Wisata!
Tanpa pikir panjang, aku membalas email dia dan menerima tawarannya sebagai staff
redaksi. Gajinya juga lumayan bagiku, bisa menghidupi kami sekeluarga.
Semangatku mulai terkumpul lagi, gairah hidupku mengalir perlahan namun pasti. Sosok
positive thinkingku mulai keluar.
Walaupun aku hanya lulusan SMA, tapi aku punya bakat alam untuk menulis, dan punya
kemampuan bahasa Inggris yang lumayan!
Mama tersenyum lega melihat aku bersenandung lagu riang seperti kebiasaanku sewaktu
belum menikah. Aku ceritakan dengan antusias ke mama tentang pekerjaan baruku sebagai
reporter. Mama memelukku lagi, menciumi wajahku seperti aku baru saja pulang dari perjalanan yang
panjang! "Lakukan apapun yang menurut kamu adalah yang terbaik Liana. Mama sangat bahagia kamu
sudah bisa bangkit lagi. Masa lalu adalah pelajaran agar kamu lebih kuat lagi menjalani
kehidupan ini." Aku mengangguk pada mama dengan perasaan senang.
Hal pertama yang aku lakukan setelah mendapatkan lagi kepositifanku adalah, meyakinkan
mama untuk pindah ke rumah yang Benny sudah serahkan kepadaku.
Tidak mudah, namun dengan dalih jarak kantor tempatku bekerja nanti lebih dekat ke
rumah baru, mama tidak bisa menolak lagi.
Aku melarang mama berjualan lagi, aku mengambil alih tugasnya sebagai kepala keluarga,
termasuk membiayai kuliah kedua adikku. Sudah saatnya mama menikmati masa tuanya.
### Kantor tabloid Wisata berada di lantai 7 suatu gedung di Casablanca. Dengan memakai
setelan blazer abu-abu, rambut dikuncir satu, lipstick warna nude, aku masuk ke ruangan
resepsionis. Memperkenalkan diriku dan menjelaskan bahwa ini hari pertamaku kerja disini.
"Ooo".mbak Liana ya" Pak Imam sudah menunggu mbak".mari masuk"nama saya Retno
mbak"." Aku menjabat tangannya.
Memasuki ruang staff di balik pintu seperti memasuki planet lain, benar-benar asing bagiku.
Ruang staff disekat kecil per meja. Suara printer dan mesin fax terdengar mendesis
bersahut-sahutan.Teriakan suara wanita di telepon mengharmonisasikan irama bising yang
ada. Suara pintu dibanting tidak mempengaruhi mereka. Bunyi dengungan kencang tiba-tiba
terdengar, office boy menyalakan vacuum cleaner di sudut ruangan, tampak memaju
mundurkan mesin itu dia atas karpet yang berwarna abu-abu".Suara tertawa cekikikan dari
2 orang cewek yang sedang mengaduk cangkir di tangan mereka menggambarkan suasana
yang hangat. Seorang laki-laki meniup-niup mi kuah yang ada di depannya, sementara matanya memandang
ke selembar kertas di tangan kirinya"
"Kesini mbak"ini ruangan pak Imam." Retno menunjuk ke salah satu ruangan dan mengetuk
pintunya. "Masuk!" terdengar sahutan dari dalam. Retno langsung membuka pintu dan kami berdua
masuk. Imam Wahyudi, pemimpin redaksi, laki-laki separuh baya dengan uban yang terlihat disanasini, mengenakan kaos polo dan celana denim, bangkit berdiri dan menjabat tanganku.
"Well well well Liana, akhirnya kamu disini".setelah"hmmm...tiga tahun ya saya menunggu?"
sebuah seyuman bijak terhias di wajahnya yang penuh keriput.


Belahan Jiwa Karya K Y di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Aku tersipu malu, menerima jabat tangannya.
"Manusia bisa berubah, Pak Imam, kesadaran biasanya hadir belakangan?" jawabku
merendah. Pak Imam tertawa. "Retno, apa meja yang saya instruksikan sudah disiapkan semuanya" Letakkan di dekat Bimo
saja"saya akan bawa Liana berkeliling ke semua staff."
Retno mengangguk dan mengundurkan dirinya.
Pak Imam memulai office tournya.
Dimulai dengan seorang wanita berpenampilan rapi dengan kacamata minusnya, Ellen,
sekretaris Redaksi. Aku menjabat tangannya dan membalas senyumannya.
Lalu Pak Imam menunjuk ruangan luas di depan ruangannya.
"Mereka semua staff redaksi, dibawah kepemimpinan saya. Empat meja berderet dekat
jendela adalah redaktur pelaksana, dimana kamu akan berhubungan langsung dengannya,
namanya Bimo. Disebelahnya bagian riset, lalu bagian artistik, dan bagian pracetak yang di
pojok sendiri disana."
Aku melayangkan pandangan mengikuti penjelasan Pak Imam.
"Masing-masing memiliki staff tersendiri."
Satu per satu dia memperkenalkanku sebagai staff baru di bagian resporter ke semua
orang tanpa terkecuali. "Dilantai 8 atas, khusus untuk bagian usaha, jadi kalau kamu perlu berhubungan dengan
bagian keuangan, pemasaran, sirkulasi ataupun personalia, kamu cari disana."
Aku mengangguk mengerti. Kami berputar lagi sampai ke meja kepala divisiku, redaktur pelaksana yang bernama Bimo.
"Bimo, ini Liana, dia lah pembuat artikel-artikel lepas yang membuat readers kita
ketagihan..." Aku tertunduk malu mendengar sanjungannya.
Bimo, Bimo Setyadi nama lengkapnya, seorang pria jangkung, berkulit sawo matang, rambut
ikal agak panjang, terbilang masih muda, 30 atau 31 tahun. Bajunya T-shirt putih dengan
tulisan hitam, celana panjangnya berbahan denim biru tua. Semua karyawan disini berbusana
kasual, Pak Imam membebaskan ekspresi semua bawahannya asalkan masih dalam tahap
wajar dan sopan. "Selamat datang Liana." Bimo berdiri menjabat tanganku. Senyumnya manis memperlihatkan
gigi gingsul di taringnya.
"Baiklah, selamat bekerja Liana. Bimo, Liana duduk disini, tempat kita sudah terlalu sesak."
Pak Imam menutup office tournya dan kembali ke ruangannya.
"Baik Pak." Bimo mengiyakan.
"Ternyata Liana si penulis misterius itu masih muda ya. Saya pikir sudah separuh baya,
artikel yang kamu tulis selalu berbobot, tetapi sangat menyenangkan untuk dibaca." Bimo
mengucapkan kalimatnya tanpa ekspresi apa apa di wajahnya, tapi gerakan tangannya gesit,
mencari dan memasang sambungan listrik kabel komputer dan telepon di meja yang
disediakan untukku. "Apakah kamu sudah sanggup mulai langsung bekerja" O ya Liana, semua orang disini
memanggil nama saya, Bimo, nggak usah pakai pak"pak an."
Aku mengiyakan dan langsung duduk menghadap komputer di meja. Posisi mejaku
sebenarnya agak aneh, dua meter di depan mejaku ada pintu salah satu ruangan yang
terlihat kosong dan tidak ada keterangan nama ruangan di daun pintunya.
Sedikit menata ini itu di atas meja aku mulai berkonsentrasi dengan tugas pertama yang
diserahkan Bimo. Aku menyalakan pad ku, membuka internet untuk mengambil beberapa informasi pendukung.
Tak lama aku sudah tenggelam dalam pekerjaanku.
### Bimo ternyata berotak encer, tidak salah kalau dalam usia yang relative muda, dia sudah
menduduki posisi redaktur pelaksana di sini.
Ide-idenya cemerlang, dan mampu mengkoordinir perjalanan naskah dari para redaktur atau
reporternya ke bagian layout hingga ke bagian percetakan, sekaligus menilai ataupun
mengedit beberapa naskah dengan baik.
Hubungan dengan para staffnya juga terjalin dengan bagus.
Bimo menguasai bahasa Inggris juga, sangat mendukung apabila dia tiba-tiba harus keluar
negeri untuk meliput berita, yang sering terjadi kalau sudah tidak ada reporter yang
memiliki waktu untuk mengerjakannya.
Orangnya efisien, berbicara lugas, tegas, langsung tepat sasaran "straight to the point.
Mata gelapnya yang tajam sudah banyak berbicara apabila dia ingin mengatakan ya atau
tidak, setuju atau tidak, suka atau tidak.
Setiap kali Bimo melintas di depan mejaku, aku mencium bau rokok bercampur aroma
maskulin parfum kopi di badannya.
Bibir hitamnya sudah menyatakan kesenangannya merokok, tidak heran dalam satu hari dia
bisa bolak-balik ke tangga darurat hanya untuk merokok.
Menurut Ellen pada salah satu makan siang kami, Bimo terkenal sebagai High Quality
Jomblo di gedung ini. "Kamu sebenarnya sudah menikah belum sih Na?" Ellen bertanya penasaran.
"Sudah, tapi divorced." jawabku singkat. Aku elus jari manisku yang kosong, ada lekukan
tipis bekas cincin kawin dari Benny. Aku memutuskan tidak memakai cincin itu lagi, yang
hanya membuat hatiku terluka.
"Oh maaf ya Na, aku nggak bermaksud membuat kamu sedih." Ellen meminta maaf begitu
melihat mataku tiba-tiba terlihat sendu.
"Ah, nggak apa-apa Len. Masa lalu."
"Sekarang lagi jalan sama yang baru?"
"Nggak. Belum kepikiran kesana. Aku pengen konsen di kerjaan dulu."
Aku harus berhati-hati sekarang untuk menjalin hubungan lagi. Aku tidak mau terperosok
ke dalam lubang yang sama untuk ke dua kalinya!
Bab 9: Membuka Pintu Satu tahun berlalu cepat, aku sudah begitu menyatu dengan tempatku bekerja. Aku
menyukai lingkungannya yang bersahabat, teman yang baik, atasan yang perhatian dan tidak
otoriter. Aku sudah mulai bisa melupakan kepahitan yang pernah terjadi.
Pagi ini aku datang ke kantor dengan perasaan riang. Kemarin Bimo memberitahuku,
artikelku berperan serta meningkatkan oplah penjualan tabloid kami.
Aku melompat-lompat kegirangan di depan Bimo yang asyik merokok di tangga darurat.
Sesekali aku nongkrong di tempat itu, panggilannya TP,Tempat Pelampiasan.
Pertama aku bingung, pelampiasan" Ternyata maksudnya tangga darurat adalah tempat
strategis yang cukup tersembunyi untuk melakukan kegiatan terlarang atau aneh, misalnya
untuk merokok, pacaran, tiduran...
Aku sempat ngakak mendengar penjelasan Ellen waktu itu. Tapi memang demikian adanya. Di
mana lagi orang bisa tiduran" Di kantor" Sama aja bunuh diri!
Ngobrol sama Bimo sama seperti baca ensiklopedi. Pengetahuannya luassss! mau ngomongin
tentang tempat wisata dunia?" Bheuhhhh...ngeledek! Dia sudah pernah mengunjungi 30
negara! Mau ngomongin politik, oke!
Mau ngomongin hukum, oke! Mau ngomongin sastra" Haddeh"kecil! Mau ngomongin fashion
dan kecantikan" Hmm banyak tahu juga dia! Mau ngomongin masakan"...Nah! Bidang ini aja
dia yang Nol besar, kecuali cara masak air, nyeplok telor, dan masak mi instant...
Aku yang selama ini bagaikan katak dalam tempurung, mataku baru mulai terbuka akan dunia
luar. Menghadapi ribuan karakter manusia. Menghadapi ragam masalah. Menghadapi
kerasnya hidup di luar rumah Benny benar-benar membuatku melek!
Enam tahun yang lalu, aku adalah seorang gadis lugu, idealis tapi na?f.
Saat ini aku, Liana Siswoyo, 25 tahun, seorang gadis...well, ralat, seorang janda, yang sama
sekali berbeda. Hubunganku dengan Benny sudah sama sekali terputus, kalaupun beberapa kali Benny
mencoba menghubungiku, tapi aku tidak pernah sekalipun meladeninya. Aku masih meyakini
ini lebih baik bagi kami berdua agar benar-benar bisa melupakan masa lalu yang pahit.
Siang ini aku masih berkutat dengan editan naskah. Bukan tugasku, tapi Bimo memintaku
membantunya. Sebelum ini aku pernah membantu Bimo mengedit, dan dia puas dengan hasil
kerjaku. Sejak saat itu, setumpuk naskah sering mampir di mejaku...Bimo terlihat menahan senyum
kalau melihat aku pura-pura ngambek melihat delegasi dia yang sewenang-wenang.
Sekotak coklat, atau traktiran makan siang ataupun makan malam akan Bimo berikan setiap
kali aku selesai membantunya.
Kata dia itu bukanlah suatu sogokan, tapi hanya sekedaruang pelicin...hah!
Suara seorang laki-laki memecah konsentrasiku. Suaranya berasal dari gang belakangku.
Aku menoleh, suara yang penuh wibawa dan tegas...Dia sedang online di handphonenya.
Orang itu memakai setelan abu tua, jas simple satu kancing dan dasi warna abu muda
terlihat serasi. Usianya sekitar 30-an.
Rambutnya pendek rapi, ada sedikit jambang dan janggut. Tubuhnya jangkung, mungkin
sekitar 181 cm, badan proposional, ramping. Kulit wajahnya putih bersih dan hidung
bangirnya mengalahkan hidung dewa-dewa Yunani!
Mengingatkanku akan Joe Taslim.
Dia terus berbicara dan diam mendengarkan sambil berjalan lambat, ke arahku...siapa sih
orang ini"Mungkin tamu Pak Imam, aku berkata dalam hati.
Tiba-tiba orang itu masuk ke ruangan yang ada tepat di depanku!
Eh, mau ngapain dia"tanyaku dalam hati.
Dengan telinga masih menempel di hpnya, laki-laki itu membuka pintu lebar-lebar dan
langsung menghempaskan tubuhnya ke kursi di belakang meja. Ketika dia menengadah,
matanya bertatapan langsung dengan mataku. Aku seperti terhipnotis mata coklatnya. Aku
diam membeku tidak bisa mengalihkan mataku dari ikatan matanya, dan pikiranku masih
berkecamuk dengan rasa ingin tahu tentang tamu ini.
Laki-laki itu tetap berbicara dan pandangan matanya masih ke arahku.
Aku mulai jengah, dia menutup hpnya, tapi matanya masih menatapku tajam. Aku merasa
seperti sapi yang siap dibeli orang, diteliti dari ujung kepala sampai ujung kaki! Aku merasa
wajahku panas. Ketika pandangan mata laki-laki itu mulai turun ke bawah, aku cepat-cepat merapatkan
kedua kakiku, karena aku memakai rok hari itu.
Tapi bukankah mejaku tertutup depannya" Penasaran aku berdiri, ke depan mejaku, melihat
ke bawah dan ternyata memang ada penutup...jadi tidak mungkin dia bisa mengintip kakiku.
Aku tidak perduli laki-laki itu menatap makin tajam melihat tingkahku.
Apa boleh buat, pikirku lagi, daripadaaku nggak bisa konsen kerja...Aku melangkah cepat ke
arah ruangan itu, membungkukkan badanku sedikit ke dia, menggumamkan kata, maaf...lalu
aku tutup pintu ruangan itu.
Merasa lega, aku kembali ke mejaku. Bersiap melanjutkan kerjaku.
Tidak lama terdengar suara pintu ruangan itu dibuka. Laki-laki itu membuka pintu itu lagi
dan kembali menatapku seperti harimau yang menemukan kelinci! Bibir merahnya menipis
membentuk garis lurus. Tapi kelinci yang ini pemberani dan nggak mau dijajah!benakku berkata.
Dengan gemas aku menghampiri ruangan itu lagi, menggumamkan kalimat "maaf saya harus
menutup pintu ini." Aku tutup rapat lagi.
Belum sampai aku ke mejaku, pintu sudah dibuka lagi. Aku jadi jengkel. Hampir aku
berteriak ketika tiba-tiba Ellen berjalan cepat ke arah ruangan itu, membawa setumpuk
file. "File yang Bapak minta...saya diextension133 kalau Bapak perlu bantuan saya." Ellen berkata
sopan, tapi mengenal Ellen satu tahun membuatku sangat hafal dengan bahasa tubuhnya
yang "mengundang" laki-laki itu.
"Ya, terima kasih Ellen. DAN BIARKAN PINTU RUANG INI TERBUKA LEBAR!"
Ellen mengangguk, terkesima dengan tekanan suara dan nada laki-laki itu di kalimat
terakhir, setengah berteriak.
Ellen tidak tahu, tapi aku tahu dan merasa, kalimat itu ditujukan kepadaku!
Ellen membalikkan muka dan memasang ekpresi wajah yang mengatakan "OOHH BETAPA
GANTENGNYA ORANG INI"ANDAI AKU BISA MEMILIKINYA"
Aku membalas tatapan Ellen dengan pandangan "SIAPA SIH DIA?"
Ellen membuat gerakan mengelap keringat di dahinya, dan bibirnya dimonyongkan
membentuk suara "phiuhhh..."
Aku menjadi agak sebal dengan tamu ini. Aku cemberut, terakhir aku balas tatapan mata
laki-laki itu untuk menyatakan kalimat "BODO! BUKA AJA ENGSEL PINTUNYA
SEKALIAN!" Aku berusaha berkonsentrasi keras.
Tak lama Bimo mendekatiku dengan membawa naskah lagi, aku menghempaskan badanku ke
kursi" "Bimo...ya ampun...emang aku romusha?" Yang setumpuk ini aja belum kelar!"
"Siapa yang mau kasi kamu naskah lagi" Justru aku mau ambil sebagian, biar cepat selesai.
Tar pulang ke caf? dulu yuk?" Bimo mulai mengiming-imingi makan malam gratis. Aku
nyengir. "Bim, itu siapa sih" Di ruangan itu tuh?" aku berbisik sepelan mungkin dan menutupi
wajahku dengan selembar kertas.
Bimo reflek melihat ke arah ruangan yang aku tunjuk dengan ujung mataku.
Goblok! Aku mendesis, nggak perlu dilihat begitu kaleee! Sekalian aja samperin orang itu
bilangin aku pengen tahu siapa dia!
Ih, dasar cowok nggak sensi!
Bimo memasang wajah minta maaf mendengar aku mengoceh gemes.
Dia jadi ikut berbisik. "Namanya Giring Panji, Direktur pelaksana sekaligus pemilik saham terbesar perusahaan ini.
Alias atasan langsung Pak Imam, notabene atasan kita juga...Sebenarnya kantornya di atas,
lantai 8 tapi kalau lagi kesini, dia memakai ruangan ini"
OH MY GOD!!! Aku menepuk jidatku kencang!
"Mampus aku Bim, mampus aku! Kalau aku besok nggak masuk kantor Bim, artinya aku sudah
dipecat!" Bimo bingung melihat aku yang tiba-tiba panik sendiri.
"Cewek aneh..." Bimo berlalu setelah dia mengetuk jidatku dengan ujung telunjuknya.
Alhasil aku salah tingkah sepanjang sore harinya, berkali-kali tatapan matanya bertubrukan
dengan mataku. Laki-laki yang ternyata bernama Giring Panji ini akhirnya membuka pintu ruangannya lebarlebar sepanjang sore hingga dia keluar bergegas, berjalan cepat membelah atmosfer ,
meninggalkan aroma parfum seksi di hidungku.....
### Pak Imam memanggilku pagi-pagi, begitu aku tiba di kantor. Ini dia. Aku melangkah lunglai,
pasti " si Panji dari gua hantu " itu main kekuasaan buat memecatku.
Aku masuk ke ruangan Pak Imam dengan lesu.
"Kenapa kamu Liana" Lesu banget hari ini. Biasanya kayak petasan cabe, meledak-ledak..."
Aku duduk di kursi depan meja Pak Imam.
"Saya minta maaf pak, kemaren benar-benar saya nggak tahu kalau..."
"Kamu ngomongin apa Liana?" tiba-tiba Pak Imam memotong kalimatku.
"Saya memanggil kamu bukan untuk urusan apapun yang kamu lakukan kemaren. Tapi saya
menggantikan Bimo untuk memberi tahu kamu bahwa minggu depan kamustay abroad, di
Bangkok, Thailand, mungkin sekitar 6 bulanan."
Aku melongo, pertama, gembira karenait"s nothing to do with that Panji dari gua hantu,
kedua, tugas ke luar negeri"Waow!
"Sama siapa saja Pak?" tanyaku, jantungku mulai berpacu cepat, membayangkan aku akan
mengunjungi tempat-tempat yang selama ini hanya ada di khayalanku saja.
"Kamu sendirian Liana. Tapi kita punya koresponden fotografer disana, orang lokal, tapi bisa
bahasa Inggris. Mister Hieu, orang lama kita sebenarnya. Pihak manajemen menginginkan
liputan di beberapa tempat unik di Thailand tetapi harus memakai sudut pandang yang
berbeda. Jadi pembaca tidak akan bosan, mengingat sudah ratusan artikel mengangkat
tema tempat yang sama. Sanggup tidak?""
Aku mengangguk cepat-cepat.
"Sanggup banget Pak Imam." aku berkata tegas. Dengan dada membusung bangga dan
bahagia, aku keluar ruangan, tiba-tiba aku ingat belum berterimakasih.
"Terima kasih atas kesempatan ini Pak Imam?" seruku.
"Tidak usah berterimakasih ke saya Liana...semua ini diatur oleh Pak Giring sendiri...kemarin
beliau mengutarakan idenya setelah beliau membaca beberapa artikel kamu kemarin siang..."
Pak Imam menjelaskan. WHAT!"! ### Aku duduk di hadapan Bimo, di caf? langganan untuk makan malam. Caf? ini menyenangkan,
makanannya enak, suasananya enak, adasmoking area-nya yang selalu kami pakai. Hanya satu
yang membuatku sebal, pada saat ramai pengunjung seperti saat ini, lahan parkir penuh
total. Tadi Bimo terpaksa memarkir mobilnya di gedung seberang jalan.
Aku mengungkapkan rasa bahagiaku bisa ke Thailand dan dipercaya oleh perusahaan.
Suara hujan deras terdengar merdu di telingaku, efek euforia Thailand trip...
"Aku merasa tersanjung Bim." aku mengaduk-aduk es jeruk yang tinggal setengah.
Bimo menghembuskan asap rokoknya ke atas, dari sisiku terlihat wajah ganteng khas
melayunya seperti siluet hitam putih.
Ketika Bimo menengadahkan kepalanya, terlihat leher kekarnya dan jakun besarnya tampak
jelas...begitu menantang...Pangkal lehernya besar, bahunya kekar dan otot di bahunya
terlihat jelas dari kaos yang kancing depannya tidak tertutup.
Bimo melihat aku dengan mata setengah terpejam, menatapku beberapa saat tanpa
berkedip. "Hello...anybody there?" aku mengibas-ngibaskan tanganku, menyingkirkan asap yang
menghalangi pandanganku. Bimo tersenyum dan mematikan rokoknya.
"Dari tadi kek, kan kamu tahu yang lebih rentan untuk mendapatkan penyakit paru-paru
adalah perokok pasif kayak aku! Tiap hari ngisep asap rokok kamu?" aku ngedumel pada
Bimo. "Li, paspor kamu masih aktif kan?" tanya Bimo tidak memperdulikan omelanku. Ternyata dia
sedang memikirkan tentang perjalananku.
Aku mengangguk, waktu masa pingitan sebelum menikah dengan Benny, orang suruhan Benny


Belahan Jiwa Karya K Y di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mengurus pembuatan pasporku untuk bulan madu " yang batal, dan sebelumexpired, aku
sudah memperpanjangnya. Karena aku pikir kalau aku butuh cepat-cepat, bisa berabe kalau
harus mengurus paspor dulu.
"Besok ingetin Ellen, agar orang kita di Bangkok jemput kamu di bandara danconfirmuntuk
apartemen tempat kamu tinggal nantinya"
"Kamu jangan khawatir, cuaca, suasana, orang-orangnya, makanannya, mirip dengan
Indonesia. Mereka juga makan nasi seperti kita. Beberapa makanan malah mirip dengan
masakan di sini?" "Setiap kali pergi, kamu bawa paspor kamu, jangan ditinggalin di apartemen. Kalau terjadi
sesuatu, kamu ke kantor Polisi dan minta mereka antar kamu ke Kedubes Indonesia di sana.
Ngerti"!" Aku mengangguk. "Yang penting lagi, jaga kesehatan kamu Liana"Segala pengeluaran kamu selama di sana
akan ditanggung kantor, nggak perlu diirit-irit. Kamu kumpulin bukti pembayarannya, kalau
mereka nggak bisa kasi struknya, kamu tulis sendiri di kertas, nanti aku langsungapprove."
Bimo meraih rokoknya lagi, tapi begitu melihat wajahku, dia letakkan kembali rokoknya.
Sebagai pengalihan Bimo mengambil es jerukku dan menghabiskannya sekali teguk.
"Kalau ada sesuatu " apapun " kamu bisa telpon aku di sini Liana. Aku akan menyalakan hpku
24 jam selama kamu di sana."
Aku tersenyum mendengar arahan panjang lebarnya.
Bimo menghela nafasnya panjang, entah apa yang ada di pikirannya.
Aku melirik arlojiku. Jam sebelas malam!
"Pulang yuk Bim..."
"Masih hujan Liana?" Bimo menengok ke arah luar.
"Kita lari aja Bim, lagian nggak begitu deras kok...udah malam. Kasihan mama, suka nungguin
aku pulang..." Bimo mengangguk, menuju kasir dan keluar.
Di beranda caf?, Bimo tercenung memikirkan bagaimana bisa ke tempat parkir seberang
jalan dan memastikan aku tidak kebasahan. Tangannya mengambil selembar serbet tissue
yang tergeletak di meja terdepan.
"Hitungan ketiga Liana, kita lari, aku akan menutupi kepala kamu pakai tissue serbet ini"
Bimo menarik lenganku, melebarkan tissue itu dan meletakkannya di atas kepalaku.
"Aku antar kamu pulang langsung aja Liana, biarin mobil kamu di gedung kita. Di sana aman.
Ini sudah terlalu malam."
Perjodohan Busur Kumala 17 Pendekar Rajawali Sakti 121 Rahasia Patung Kencana Persekutuan Tusuk Kundai Kumala 3
^