When World Is Yours 2
2060 When The World Is Yours Section 2 Karya Yuli Pritania Bagian 2
Karena itu Hye Na merasa sangat kesal saat dirinya ditinggalkan sendirian di tengah-tengah para
bocah ingusan yg dalam jangka waktu dekat akan merengek mencari orang tua mereka.
Dia sudah menghabiskan es krim nya dan berniat ingin mengambil gelas berisi cola di atas meja di
seberangnya, tapi cukup tahu diri bahwa meja itu terlalu tinggi untuk dijangkaunya. Tapi
kerongkongannya sudah kering dan dia malas mencari orang tuanya yg entah terdampar dimana di
antara semua kerumunan ini.
Hye Na mendekati meja itu. Ada seorang anak laki-laki yg lebih tinggi darinya juga berdiri disana.
Sepertinya lebih tua sekitar 2 atau 3 tahun. Dan yg jelas, cukup tinggi untuk dimintai pertolongan.
" Chogiyo..... bisakaj kau membantuku mengambilkan cola" Mejanya terlalu tinggi, " ujar Hye Na
sopan. Anak laki-laki itu menoleh, memperlihatkan seluruh wajahnya. Mata Hye Na sedikit melebar melihat
bahwa anak laki-laki itu mungkin saja adalah anak laki-laki tertampan yg pernah dilihatnya.
Penampilan anak itu tampak berkelas dalam balutan jas dari desainer terkenal. Pasti orang tuanya
kaya srkali. Tatapan Hye Na terpaku pada mata anak laki-laki itu. Tampak begitu gelap dan dingin. Mungkin
sombong adalah kesan pertama yg akan didapat semua orang saat menatap mata anak itu. Dan
wajahnya, tampak tidak ranah. Sepertinya dia sudah salah memilih orang untuk dimintai tolong.
" Kau menyuruhku" " tanya anak itu tidak percaya. Ekspresi nya seolah-olaj menunjukkan bahwa Hye
Na telah berbuat sesuatu yg salah dengan meminta tolong padanya.
" Anio. Bukan menyuruh. Aku hanya meminta tolong karena tidak ada orang lain di sekitar sini. "
" Itu sama saja. .memangnta kau tidak tahu siapa aku dampai berani-beraninya meminta tolong
padaku" " Hye na dengan refleks mengepalkan tangannya, menahan diri untuk tidak meninju wajah di
depannya itu. Sombong sekali bocah ini!
" Aku rasa aku tidak perlu tahu siapa kau hanya agar kau mau menolongku mengambilkan gelas
diatas meja itu untukku, " geram Hye Na sambil menggertakkan giginya dengan marah.
" Ada apa ini" Kyunnie" "
Seorang anak perempuan lain menyela mereka. Hye Na menebak umur anak itu baru 12 atau 13
tahun. Tidak lebih. Dia sudah belajar cara mengira-ngira umur seseorang dari buku yg dibacanya.
" Apa lagi yg kau lakukan" Kau bersikap kasar lagi" " ulang anak perempuan itu. Sepertinya dia
adalah kakak dari anak sombong itu. Mata mereka mirip. Tapi jelas anak perempuan ini jauh lebih
ramah. Anak laki-laki yg sepertinya bernama kyu itu tidak menjawab sama sekali dan malah memadang
tampang angkuhnya, membuat anak perempuan itu menyerah dan memalingkan tatapannya pada
Hye na. " Ah Ra imnida. Kau boleh memanggilku onnie. Kau anak Seuk Gil Ajjushi, kan" Aku melihatmu
bersama nya tadi. Aku, dan bocah menyebalkan ini, anak dari teman ayahmu. pemilik rumah ini.
Orang tua kamilah yg mengadakan pesta. "
" Ah, ye onnie. Bangapseumnida, " ucap hye na sambil membungkuk sopan
" Jadi... beritahu aku, apa yg dilakukan Kyuhyun padamu" "
Jadi namanya Kyuhyun"
Wajahnya seperti jelmaan setan menyebalkan, batin Hye Na dalam hati.
" Aku meminta tolong padanya untuk mengambilkan gelas cola di atas meja karena aku tidak bisa
meraihnya, tapi dia malah bertanya apakah aku tidak tahi siapa dia sampai berani-beraninya
meminta tolong padanya seperti itu."
" Aish, Kyunnie, hentikan sikap dingin dan sombongmu itu, " bentak Ah ra sambil menjewer telinga
adiknya itu. " Nuna, berhenti memperlakukanku seperti anak berumur lima tahun! Aku sudah 9 tahun! " seru
Kyuhyun. Dia sedikit meringis, tapi tangannya dengan mudah mengeyahkan tangan kamarnya itu
dari telinganya. Ah Ra mengambil gelas berisi cola itu dari atas meja dan memberikannya pada Hye Na.
" Ini. kalau kau butuh sesuatu lagi, jangan pernah meminta tolong padanya, " ujar Ah Ra mewantiwanti. "Aku pergi dulu. "
Hye Na mengangguk menatap punggung Ah Ra yg berlalu dengan anggun, seanggun yg bisa
dilakukan anak umur 13 tahun.
"Dasar pendek! "
Hye Na berbalik saat mendengar suara penuh ejekan itu. Bocah menyebalkan itu benar-benar
menguji kesabarannya. Dia mencengkram gelas colanya, menarik nafas dalam-dalam, dan memilih mengabaikan setan kecil
itu. Oke, sepanjang sisa pesta, dia akan berusaha mencari tempat sejauh mungkin dari makhluk di
depannya ini. *** " Kenapa aku harus menemaninya" " protes Kyuhyun. Dari nada bicaranya jelas bahwa dia tidak mau
mengerjakan perintah ayahnya dengan sukarela.
" Karena Ajjushi tidak mungkin membawa Hye Na kemana-mana di antara orang dewasa seperti ini.
Jadi karena kalian sebaya, lebih baik kalian bersama-sama saja. " Ganti Seuk Gil yg berusaha
membujuk Kyuhyun agar anak itu mau bermain bersama Hye Na, sementara para orang tua
membicarakan bisnis. Kyuhyun menghela nafasnya. Dia ingib sekali menolak, karena jelas saja kalau dia berada di dekat
anak perempuan yg terlihat menyebalkan itu dia akan emosi tingkat tinggi dan pada ujungnya
mereka akan bertengkar. Gadis kecil itu memperlihatkan dengan jelas ketidaksukaannya pada
Kyuhyun, jadi untuk apa dia harus bersikap baik dengan menemani anak itu" Tapi masalahnya, jika
Seuk Gil yg meminta, dia tidak bisa menolak. Dia dekat dan sangat menyukai 'paman'nya itu dan ini
adalah kali pertama dia bisa melakukan sesuatu untuk pria itu.
" Hye Na juga suka bermain game, sama sepertimu. Iya kan, sayang" Apa kau membawa PSP-mu"
Kalian bisa bermain bersama, " ujar Seuk Gil sambil mengusap rambut anak semata wayangnya.
Kyuhyun menoleh dan mendapati bahwa gadis itu menatapnya dengan raut wajah dingin sebelum
mengangguk pelan. " Nah, kalau begitu tunggu apalagi" Kalian pergi bermain saja sekarang. "
" Ayo ikut aku ke atas. PSP-ku ada di kamar, " ujar Kyuhyun sambil melangkah duluan meninggalkan
Hye Na, membuat gadis kecil itu terpaksa berlari-lari kecil untuk menjajari langkahnya yg besar.
" Berapa umurmu" " tanya Kyuhyun basa-basi. Sebenarnya dia tidak syka berbicara dengan orang
asing, tapi apa boleh buat. Gadis ini anak 'paman' kesayangannya
" 6 tahun " jawab gadis itu singkat.
Kyuhyun menggumam pelan dan membuka pintu kamarnya, membawa gadis itu masuk ke sebuah
ruangan besar yg terdiri dari ruang tidur, ruang ganti pakaian, perpustakaan kecil, dan ruang belajat.
Ada balkon besar yg tersambung dengan ruang tidur, menghadap pemandangan taman bunga luad
kesayangan ibunya. Kyuhyun melihat gadis itu sedikit terkesima, tapi berhasil menguasai ekspresi nya dengan baik.
Sesaat dia merasa gadis itu bersikap begitu dewasa, pembawaannya tidak seperti anak berumur 6
tahun, walaupun penampilannya memperlihatkan umurnya yg seharusnya. Dan.... itu membuatnya
sedikit terkesan. Kyuhyun berjalan masuk ke ruang belajarnya, sedangkan Hye Na mengikutinya dari belakang.
Kyuhyun mengambil PSP-nya yg tergeletak di atas meja dan menyadari bahwa Hye Na tak
mengikutinya lagi. Di berbalik dan mendapati gadis itu sedang mengamati sebuah robot yg berdiri
diam di sudut ruangan. " Namanya Pocka " ujar Kyuhyun sambil berjalan mendekati gadis itu. " Sentuh saja, dia akan
bergerak. " Hye Na mendongak menatap Kyuhyun dan dengan ragu-ragu menjulurkan tangannya untuk
menyentuh robot itu. " Annyeonghaseyo. Pocka imnida. Bangaweoyo. Ireumi mwoeyo" ( Salam kenal, namaku Pocka.
Senang bertemu denganmu. Namamu siapa" ) " ucap robot itu dengan suara kekanak-kanakan
sambil mengulurkan tangannya ke arah Hye Na, membuat gadis itu menatap benda itu kagum.
" Dia akan selalu begitu pada orang yg belum dikenalnya" jelas Kyuhyun
" Hye Na imnida" jawab Hye Na sambil tersenyum, balas mengulurkan tangannya untuk menjabat
tangan robot tersebut. " Hye Na nuna. Senang bertemu denganmu"
" Nuna" " ulang Hye Na bingung.
" Umurnya baru dua tahun. Makanya dia memanggilmu nuna. "
" Dia bisa apa saja" " tanya Hye Na dengan ketertarikan yg jelas terlihat di wajahnya.
" Biasanya dia hanya menemaniku bermain game. Dia bisa melakukan beberapa hal kalau
kuprogram. " " Kau program" "
" Dia robot ciptaanku. "
Hye Na menegakkan tubuhnya, menatap Kyuhyun tak percaya.
" Teraerah kau percaya atau tidak, tapi dia memang ciptaanku. Aku sedang membuat rancangan
untuk menciptakan sebuah android yg sangat mirip dengan manusia dan mungkin appa bisa
memproduksinya. " " Android mirip manusia" "
" Mmm. Kalau kau mau tahu, aku ini sudah kelas 1 SMP walaupun umurku baru 9 tahun. Aku loncat
kelas berkali-Kali. "
Hye na merengut dan mengerucytkan bibirnya.
" Kau sedang pamer padaku, ya" "
" Menurutmu" " ujar Kyuhyun sinis. Dia berjalan ke ruang tidur dan membuka pintu Balkan.
" Sampai jumpa, nuna" seru Pocka saat Hye Na bergegas menyusul anak itu.
" Ne, " ujar Hye Na sambil melambau sekilas. Gadis itu melangkah keluar dan mendapati balkon yg
cukup luas untuk bersantai. Ada kursi kayu panjang dan kursi malas disana, dibawah sinar matahari
yg menusuk pada siang hari. Pemandangan yg diperlihatkan sangat memukau. Taman bunga yg
diterangi lampu-lampu taman yg sangat terang sehingga semuanya terlihat jelas, sama seperti di
siang hari. " Kau benar-benar sangat dimanjakan, ya" " kata Hye na dengan sedikit nada mengejek yg tidak
berusaha disembunyikannya.
" Membuat banyak anak-anak berusaha mendwkatiku dengan cara menjilat " sahut Kyuhyun dengan
wajah dingin tanpa ekspresinya.
Hye Na menoleh ke arah laki-laki itu, menatapnya seperti sedang menimbang-nimbang sesuatu.
" Aku bahkan tidak persist mendekatimu. " ujar hye Na tenang, membuat Kyuhyun dengan refleks
tertawa kecil. " Tidak usah kau katakan aku juga sudah tahu"
Gadis itu terdiam, sedikit terpaku dengan raut wajah laki-laki Itu saat tertawa. Wajah yg datar dan
dingin itu terlihat begitu ramah ketika sudut-sudut mulutnya terangkat membentuk senyum dan
kekehan yg keluar dari mulutnya terdengar sedikit berat, khas anak laki-laki yg sudah mulai beranjak
dewasa. Pendapat awal gadis itu benar. Anak itu menang laki-laki tertampan yg pernah dilihatnya.
" Jadi.... kau tidak punya teman" " tanya Hye Na hati-hati seraya mendudukkan tubuhnya di atas
kursi kayu panjang, tepat di samping laki-laki itu.
" Aku kira kita kesini untuk bertanding game " elak Kyuhyun. Tangannya memutar-mutar PSP dalam
genggamannya. Hye Na mengedikkan bahunya.
" Terserah padamu. "
*** Kyuhyun menarik napas berat dan meletakkan PSP-nya ke atas meja. Dia tidak tahu kenapa, tapi dia
bersedia menceritakan rahasia pribadinya pada gadis kecil yg awalnya tidak disukainya ini. Tapi
bukankah kau memang akan merasa nyaman saat bercerita pada orang asing yg tidak kau kenal
sehingga dia tidak mengenalmu" Setidaknya menurutnya begitu.
" Kau tahu, menjadi anak laki-laki terkaya di Korea sama sekali tidak enak. Semua orang tahi bahwa
aku akan menjadi pewaris tunggal perusahaan ayahku saat aku sudah besar nanti.
Aku disekolahkan di sekolah terbaik dan bergaul dengan anak-anak keluarga terpandang. Semua
orang tua berusaha menyuruh anak mereka untyk berteman denganku. Mungkin mereka berpikir
bahwa jika sang anak dekat denganku, ayahku akan tahu dan berminat berbisnis dengan mereka.
Semua orang selalu berkata bagwa aku terlalu cepat dewasa dan jalan pikiranku sama sekali tidak
menunjukkan isi otak anak berumur 9 tahun. Mereka benar dalam beberapa hal."
" Aku tahu jalan pikiran orang dewasa dan berpikir sama seperti mereka. Tapi aku juga anak kecil yg
ingin memiliki teman bermain yg memang ingin bertemam denganku dan tidak menggunjingkanku di
belakang. Dan satu-satunya temam terbaik yg kukenal hanya Eunhyuk hyung, sepupuku. Tapi dia
lebih tua dan kami tidak satu sekolah. Jadi tetap saja pada intinya aku tidak punya teman."
" Saat itu aku merasa begitu marah dan membenci teman-temanku. Jadi saat pulang sekola, saat
para orang tus menjemput anaknya, sedangkan aku dijemput supirku, aku membuat keributan.
Salah satu ayah temanku mendatangiku dan berkata bahwa dia mengenal ayahku. Dia memberikan
kartu namanya padaku dan menyuruhku memberikan kartu nama itu pada ayahku. Aku sangat ingat
kata-katanya waktu itu 'Sang Hyun teman baikmu, kan" Aku menyuruh anakku berteman denganmu agar kau punya teman
disini. Jadi katakan pada ayahmu bahwa aku berharap kami bisa berteman seperti pertemananmu
dengan anakku' " Kyuhyun tersenyum getir sebelum melanjutkan ceritanya.
" Tentu saja dia berpikir bahwa dia sedang berbicara dengan anak kecil yg tidak akan mengerti
maksud terselubung dari ucapannya itu. Pria tua itu salah besar. Aku dengan kesal langsung
menyobek kartu namanya tepat di depan matanya sendiri dan membuangnya ke tanah.
Lalu berteriak padanya bahwa aku tidak butuh teman seperti anaknya yg cengeng dan suka
menggunjingkanku dengan teman-teman yg lain, mengatakan bahwa aku sombong karena tidak
mau mengajaknya ke rumahku untuk bermain. Bahwa anaknya itu suka mencuri barang-barang ku
yg mahal lalu memamerkannya pada anak-anak yg lain. Semua orang di lapangan parkir
mendengarnya dan aku senang saat memikirkan betapaalunya pria tua dan anaknya yg penjilat itu.
Besoknya anak itu tidak masuk sekolah. Kudengar mereka pindah ke Jepang. "
" Aku heran kau tidak melemparkan kartu nama itu ke wajahnya. Apa kau tidak pernah menonton
film" " komentar Hye Na dengan raut wajah polosnya.
Kyuhyun tertawa keras, terpesona dengan cara gadis itu merespon ceritanya dan bahwa jalan pikiran
mereka berada pada frekuensi yg sama.
" Tentu saja aku berpikir untuk melakukan nya, " ujar Kyuhyun setelah tawanya mereda.
" Tapi pria itu jauh lebih tus dariku dan aku diajari sopan santun bagaimana cara bersikap kepada
orang tus. Kalau aku melakukannya, pasti orang tuaku akan dicap buruk karena tidak bisa
mengajariku dengan baik. "
" Tapi pada akhirnya kau juga meneriakinya dan membuka aib anaknya. Itu sama saja. "
" Beda. Aku membicarakan fakta."
" Ya ya, bela saja dirimu terus Tuan Muda Cho." Hye Na mengatakannya drngan senyum lebar di
wajahnya. " Jadi..... sejak saat Itu kau selalu bersikap sinia pada semua orang asing" "
Kyuhyun menimbang-nimbang sesaat sebelum menjawab.
" Tidak juga. Dari dulu aku juga begini. Nuna gatal sekali ingin menjitak kepalaku karena terkadang
aku tidak bisa menjaga ucapan sinisku di saat-saat tertentu. "
" Lalu... kau menciptakan Pocka sebagai teman bermain terbaikmu yg tidak akan menggunjingkanmu
di belakang dan tidak punya orang tua yg akan menyuruhnya mendekatimu agar bisa berbisnis
dengan ayahmu" "
" Yah, kira-kira begitu."
" Untuk umur 9 tahun.... kau jenius sekali."
" Umurku 7 tahun saat menciptakannya" potong Kyuhyun.
" Dasar tukang pamer! "
" Kau juga bisa pamer kalau kau mau. Tapi memangnya apa yg bisa dilakukan gadis kecil pendek dan
ingusan sepertimu" "
" Yak, berhenti mengataiku pendek! " bentak Hye Na tak terima.
" Tapi kau memang pendek, " ujar Kyuhyun tak mau kalah.
" Asal kau tahu saja, aku ini trainee di KIA. Direktur KIA sendiri yg mengajariku secara pribadi. Aku
bisa menembak tepat sasaran dan diperbolehkan mengakses arsip-araip KIA. Bahkan Soo Hwan
Ajjushi juga suka meminta pendapatku tentang suatu kasus karena menurutnya aku sudah membaca
arsip-arsip lama KIA jauh lebih banyak daripada sebagian besar agen disana."
Kyuhyun menatap gadis itu kagum, setengah tidak percaya bahwa gadis pendek bertampang polos di
depannta itu sebegitu hebatnya di umurnya yg baru 6 tahun.
" Ayahku tidak pernah mengizinkanku masuk ke gedung KIA. Dia hanya membawaku ke ACC setelah
aku menciptakan Pocka dan berpikir bahwa aku tertarik dengan robot. "
" Kau tertarik dengan KNI" "
" Aku tertarik mempelajari beberapa hal. Menembak, menjinakkan bom, hal-Hal keren seperti itu.
Tapi aku lebih tertarik melanjutkan bisnis ayah. Hanya saja, sepertinya aku memang harus
mempelajari banyak tekhnik melindungi diri karena untyk menjadi pebisnis hebat seperti ayah
berarti aku akan mengorbankan diriku ke tangan para penjahat. Ayahku bahkan membutuhkan
ayahmu untuk melindunginya dari kemungkinan pembunuhan. "
Hye Na mengangguk setuju. Dia tahu bahwa ada banyak percobaab pembunuhan yg direncanakan
oleh saingan bisnis ayah Kyuhyun dan tugas ayahnyalah untuk menggagalkan itu semua.
" Kau mau minum" " tawar Kyuhyun tiba-tiba. Dia menunjuk ke arah kuliah kecil di dekat mereka.
" Apa ada kopi" " tanya Hye Na antusias. Dirumah ibunya selalu mengawasinya sehingga gadis kecil
itu tidak bisa mencicipi kopi kesukaannya. Tapi diam-diam ayahnya selalu menyisakan kopinya dan
memberikannya pada anak gadis semata wayangnya.
" Kau suka kopi" Kafein itu kan berbahaya, Na-ya "
" Na-ya" "
Kyuhyun terdiam salah tingkah saat menyadari bahwa dia menyingkat nama gadis itu begitu saja
tanpa sadar. " Lebih bagus, kan" " gumamnya pelan.
" Tapi... itu kedengarannya seperti kita sudah sangat dekat. Padahal kan tadinya aku tidak
menyukaimu." Ujar Hye Na dengan tampang cemberut.
" Tadinya" Jadi sekarang kau menyukaiku" " goda Kyuhyun, lagi-lagi tanpa berpikir. Padahal biasanya
dia tidak pernah tertarik pada gadis manapun , apalagi sampai menggoda.
Hye Na mengusap tengkuknya pelan.
" Kau.... lumayan. Tidak terlalu buruk seperti yg kupikirkan. Kalau kau mau.... kita bisa berteman.
Anggap saja aku teman pertamamu. Hmmm" "
Kali ini tanpa mempertimbangkannya sedikitpun, Kyuhyun langsung menganggukjan kepalanya.
Tangannya terjulur membuka kulkas kecil tadi dan mengeluarkan sekaleng kopi dari dalamnya,
mengulurkannya pada Hye Na setelah dia melepaskan penyakit kaleng itu.
" Na-ya kedengarannya bagus" gumas Hye Na sambil meneguk kopi dinginnya. " Tapi itu berarti aku
juga harus punya nama panggilan untukmu."
" Yang pasti kau harus memanggilku oppa. Kau lebih kecil 3 tahun dariku."
" Oppa" Aku belum pernah memanggil siapapun dengan sebutan oppa. Baiklah. Hyun oppa" "
" Hyun" "
2060 When The World Is Yours Section 2 Karya Yuli Pritania di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
" Ne. Hyun terdengar seperti nama anak laki-laki yg baik dan manis. Saat aku pertama kali
mendengar namamu, aku pikir nama itu cocok sekali dengan perilakumu. Cho Kyuhyun. Terdengar
seperti nama setan dan kebetulan kau juga mirip setan. Jadi imejmu harus diperbaiki sedikit."
" Yak yak, Han Hye Na, apa yg barusan kau katakan, hah" " protes Kyuhyun kesal.
" Sudahlah, tidak perlu protes. Itu kan memang kenyataan" tandas Hye na santai. Dia meminum
kopinya dalam satu tegukan cepat dan mengulurkan kaleng itu ke arah Kyuhyun yg balas
menatapnya dengan pandangan tak mengerti.
" Kau tidak terlalu suka kopi" Mulai sekarang kau harus mencoba menyukainya. Anggap saja sebagai
awal pertemanan kita. Eo?"
Kyuhyun menatap kaleng berisi kopi itu dengan ragu. Dia belum pernah.....
" Kau belum pernah meminum bekas orang lain" Dasar Tuan Muda Manja," ejek Hye Na
menyuarakan isi pikiran Kyuhyun.
" Tahu tidak " Selalu ada kali pertama untuk segala hal. Kau juga harus mencoba segala hal yg tidak
kau sukai sebelum memutuskan menyukainya atau tidak. Appaku bilang begitu."
Kyuhyun mengambil kaleng minuman itu dan meneguknya pelan. Dia hanya pernah sekali mencoba
minuman itu dan tidak terlalu menyukai rasa pahitnya, tapi saat dan melihat mata cokelat gadis itu
yg menatapnya dengan penuh harap dan senyum manis kekanakannya, Kyuhyun berpikir bahwa rasa
kopi ini sama sekali tidak buruk. Dan dia menyukainya.
" Kau mau bertanding game denganku?" Tawar Hye Na
" Bukannya dari awal tujuan kita memang untuk bertanding?"
*** Kyuhyun menoleh saat merasakan sesuatu tiba-tiba membebani bahunya. Dia sedang asyik
memainkan game di PSP-nya dan baru menyadari bahwa Hye Na sudah jatuh tertidur di sampingnya.
Dia melihat jam tangannya sekilas. Sudah jam 11 malam. Pantas saja.
Kyuhyun meletakkan PSP-nya ke atas meja, dengan hati-hati memegangi kepala Hye Na agar tidak
terkulai jatuh dan membaringkannya ke atas pahanya secara perlahan agar gadis itu tidak
terbangun. Kyuhyun menarik nafas pelan sambil menatap wajah polos gadis yg sedang tertidur di pangkuannya
itu. Hela nafas gadis itu terdengar teratur saat bahunya bergerak naik turun membantu paruparunya memompa udara. Angin malam kota Seoul terasa sedikit dingin, tapi Kyuhyun tidak bisa
bergerak sedikitpun untuk mengambil selimut ke dalam walaupun dia sangat ingin melakukannya.
Jadi sebagai gantinya dia melepaskan jas yg dipakainya dan membentangkannya menutupi tubuh
bagian atas gadis kecil itu.
Hanya dalam waktu kurang dari satu jam, gadis itu sudah banyak mengajarkannya hal-hal yg belum
pernah dilakukannya sebelumnya. Berbicara dengan orang asing, tertawa dengan lepas untuk
pertama kalinya di depan orang asing, berbagi satu kaleng minuman yg sama dengan orang asinh,
menceritakan perasaannya pada orang asing itu, memutuskan menjadikan orang asing ity sahabat
pertama nya bertukar nama panggilan yg aneh, dan sekarang orang asing itu tidur dengan
nyamannya di atas pangkuannya.
Dia tidak pernah benar-benar menginginkan sesuatu, karena semua yg dibutuhkannya akan selalu
tersedia di depannya begitu saja jika dia menginginkannya.
Tapi sekarang. ... dia sangat ingin mengenal gadis kecil dalam pangkuannya ini lebih jauh. Gadis yg
terlihat begitu dewasa dan lebih pintar daripada anak-anak sebayanya. Gadis yg dengan enteng
berkata padanya bahwa dia harus melakukan segala sesuatu sesuai keinginannya tanpa perlu
mendengarkan pendapat orang lain. Bahwa selalu ada kali pertama untuk segala hal.
Dan gadis itu benar. Memang selaku ada kali pertama untuk segala hal, termasik saat dia untuk
pertama kalinya benar-benar menginginkan sesuatu. Dia ingin bertemu dengan gadis itu lagi, tidak
peduli kapan, dan saat itu terjadi dia yakin bahwa dia akan lebih dari siap untuk mengenal gadis itu
lebih jauh, bertemu dengannya lagi dan lagi. Ini bukan jenis perasaan yg dipahami oleh anak
seusianya, tapi dia tahu pasti apa yg diinginkannya. Dan kali ini dia akan mendapatkannya tanpa
bantuan orang lain. Dengan usaha dan caranya sendiri.
*** " Hyun oppa, ireona! "
Kyuhyun merasa tubuhnya diguncang-guncang seseorang dan dia mendengar nama....... Hyun oppa"
Kyuhyun mengusap wajahnya dan membuka matanya sedikit. Dia merasa bingung selama beberapa
detik karena kesadarannya yg masih belum terkumpul penuh, tapi akhirnya dia mengenali siapa
gadis kecil yg sedang berusaha membangunkannya itu.
" Na-ya" Wae" " tanyanya dengan suara serak. Dia membenamkan wajahnya di dalam bantal,
berusaha melanjutkan tidurnya yg terganggu tadi.
" Yak, oppa, aku mau pulang ke Amerika sebentar lagi. Ayo bangun! "
Mendengar kalimat itu Kyuhyun langsung tersentak kaget dan dengan refleks duduk diatas tempat
tidurnya. Ada rasa pusing yg sedikit menyerang disebabkan oleh gerakannya yg begitu tiba-tiba itu
tapi diw mengabaikannya begitu saja.
" Kau" Pulang" "
" Ne. 2 jam lagi pesawatku berangkat. Aku mau pamit. Ibumu bilang kau baru bangun jam 10 di hari
libur, tapi aku tidak bisa menunggu selama itu. Pesawat kami berangkat jam 9 , jadi maaf kalau aku
mengganggu tidurmu. "
Hye Na tersenyum manis dan memiringkan wajahnya, menatap Kyuhyun dengan bingung.
" Kata Ah Ra onnie kau paling tidak suka jika tidurmu diganggu, tapi kau kelihatannya tidak marah
Aku mengganggu tidurmu" "
Kyuhyun baru tersadar akan kebiasaannya saat gadis itu mengucapkannya. Dan dia jadi merasa
bingung sendiri. " Gwaenchana, " jawabnya akhirnya.
" Ya sudah, aku hanya mau mengatakan Itu. Kau bisa melanjutjan tidurmu, " ujar Hye Na sambil
bangkit dari atas tempat tidur Kyuhyun.
" Chakkaman! " cegah Kyuhyun sambil memegangi pergelangan tangan gadis itu, menghalangi
langkahnya. " Ne" " " Bukannya. ..... biasanya saat berpisah.... harus meninggalkan sesuatu" " tanya Kyuhyun salah
tingkah. Dia tidak akan heran jika wajahnya berubah jadi memerah saat ini.
Hye Na membelalakkan matanya, tapi kemudian tertawa geli.
" Oppa, kau pasti terlalu banyak menonton film romantis. "
" Ani. Nuna selalu memaksaku menemaninya menonton sambil merengek-rengek, jadi aku terpaksa
memenuhi permintaannya, " gumam Kyuhyun tak jelas.
Hye Na tersenyum dan menjatuhkan tubuhnya lagi ke atas tempat tidur.
" Barang kenangan" Menurutmu kita akan bertemu lagi saat dewasa lalu saling memperlihatkan
barang pemberian masing-masing..... dan jatuh cinta satu sama lain" "
Hye Na terkekeh membayangkan hal menggelijan itu. " Itu hanya ada dalam kisah cinta zaman dulu,
oppa. " " Aku setuju dengan dual hal pertama, tapi tidak dengan yg terakhir. "
" Apanya" Bagian jatuh cintanya" Cih, saat kita bertemu lagi aku pasti sudah memiliki kekasih yg
tampan dan kaya lalu aku akan menikah dengannya."
" Memangnya aku tidak tampan dan kaya" "
" Kau itu menyebalkan. Aku tidak mau punya suami sepertimu."
" Aku menyebalkan" " ulang Kyuhyun tak terima
" Aish, oppa sekarang bukan waktunya untuk berdebat. Cepat beritahu aku benda apa yg harus
kuberikan padamu. Aku harus segera berangkat. "
Kyuhyun mendengus sebelum akhirnya mengalah dan mulai berpikir.
" Bagaimana kalau PSP-mu saja" Itu barang kesayanganmu, kan" "
" PSP" Tapi itu hadiah dari Soo Hwan Ajjushi saat ulang tahunku yg kelima.c"
" Aku juga akan memberikan PSP-ku. Eotte" "
Hye Na tampak berpikir sesaat, kemudian membuka tas ransel kecil di punggungnya mengeluarkan
PSP kesayangannya dan memberikannya pada Kyuhyun.
" Kau harus menjaganya baik-baik, eo" Kalau sampai rusak aku tidak akan pernah memaafkanmu! "
Kyuhyun mengambil PSP-nya yg tergeletak di atas meja kecil di samping tempat tidurnya,
menyerahkannya pada gadis itu.
" Kau juga harus melakukan hal yg sama pada PSP-ku. "
Hye Na mengangguk dan memasukkan PSP itu ke dalam tasnya.
" Sudah, kan" Aku pergi dulu. Annyeonghi gaseyo! "
Gadis itu melambaikan tangannya dan berlari keluar dari kamar, tanpa menoleh ke belakang sama
sekali. Kyuhyun tersenyum lemah, membiarkan tatapannya tetap tertuju ke arah pintu kamarnya yg sudah
tertutup menyembunyikan sosok gadis kecil yg baru dikenalnya kurang dari 24 jam, tapi berhasil
mengubah beberapa hal dalam hidupnya dengan begitu mudah.
" Annyeong..... Na-ya.......... "
FLASHBACK END *** Lima Hye Na memegangi kepalanya yg terasa sedikit berdenyut-denyut. Ingatan masa kecilnya itu
menbanjiri pikirannya tanpa ampun, seolah karena telah tertahan begitu lama, kenangan itu datang
menyerbu seperti air bah.
Dia tidak tahu kenapa dia bisa melupakan kenangan itu selama ini. Sepertinya dia terlalu membenci
pria itu sampai-sampai tidak mau menyisakan sedikit tempat pun di sudut otaknya untuk didiami
oleh ingatan 14 tahun yg lalu itu.
Dia ingat kejadian 2 minggu setelah pertemuan mereka. Ayahnya baru pulang ke Amerika setelah
menjalankan tugasnya sebagai agen di Korea. Tugas apa lagi kalau bukan melindungi ayah Kyuhyun.
Saat itulah kebencian awal pada pria itu memuncak seperti virus kanker yg tidak bisa disembuhkan.
Ayahnya membawa PSP kesayangannya yg telah retak di beberapa bagian dan benar-benar mustahil
untuk bisa dimainkan lagi.
" Ini punyamu, kan" Kau pasti meninggalkan nya di Korea waktu itu. Tapi kenapa kau tidak bilang
pada appa. " Appa kan bisa mencarikannya untukmu. "
" Darimana appa mendapatkannya" "
" Ada ancaman bom di kediaman keluarga Cho. Kami terpaksa menggeledah semua tempat. Appa
menemukannya di tempat sampah di lantai dua dekat kamar Kyuhyun. Appa pikir karena kau sangat
menyayangi PSP-mu itu kau pasti ingin melihatnya. "
Dia ingat dengan jelas bahwa kemudian dia menangis semalaman. Bukan karena itu adalah benda yg
paling disayanginya, pemberian dari orang yg sangat dihormatinya, orang yg telah mengajarkannya
segala hal yg mengagumkan, orang pertama yg mempercayai anak kecil sepertinya, tapi karena dia
merasa lebih sakit hati dengan kenyataan bahwa benda yg seharusnya dijaga baik-baik oleh orang yg
dianggapnya sahabat nya itu malah berakhir di tempat sampah. Rusaj tidak berbentuk.
Dia sudah menganggap Kyuhyun adalah sahabat yg dapat dipercayainya, bahwa namja itu bukan
orang yg menyebalkan seperti yg dipikinya sebelumnya, tapi ternyata semua dugaannya salah besat.
Namja itu sama sekali tidak pantas menjadi sahabatnya. Dan saat itu dia masih gadis kecil berumur 6
tahun, gadis kecil yg langsung mengambil keputusan untuk membenci pria itu seumur hidupnya,
berjanji tidak akan kembali ke Korea dan bertemu pria itu, dan menghapus semua kenangan tentang
pria itu dari ingatannya. Dan buktinya dia memang tidak ingat sama sekali sampai detik di saat
Kyuhyun menyebutkan namanya. Satu-satunya nama pangilan yg hanya pria itu yg tahu, karena
memang hanya pria itu yg pernah memanggilnya seperti itu.
Hye Na menghembuskan nafasnya dan mendongak, menatap pemandangan perbukitan dan
kumpulan pohon pinus di sekelilingnya. Jika berada di sisi yg tepat, dari tempat ini bahkan bisa
terlihat pemandangan seluruh kota dari kejauhan. Area pemakaman itu sepi, walaupun beberapa
puluh menit yg lalu sempat ribut karena kedatangan para polisi dan agen KNI yg melakukan
pemeriksaan terhadap mobilnya. Entah bagaimana Kyuhyun bisa menyelamatkan Hye Na dari
kewajiban diinterogasi dan menyuruh gadis itu masuk ke areal pemakaman pribadi yg hanya boleh
dimasuki oleh anggota keluarga. Gadis itu memang suka menginterogasi orang, tapi tidak pernah
suka jika dirinya lah yg harus dijadikan sasaran interogasi.
Hye Na mendesah keras. Pria itu menyelamatkan nya. Lagi. Hal ini benar-benar memalukan
mengingat bahwa dirinyalah yg seharusnya melindungi pria itu. Cukup mengherankan bahwa
Kyuhyun selalu datang tepat waktu untuk menyelamatkannya, seolah ada alarm tersembunyi di
kepala pria itu, yg akan berbunyi saat Hye Na berada dalam kesulitan. Dan dia jadi penasaran sendiri,
hal apa di dunia ini yg tidak bisa dilakukan seorang Cho Kyuhyun dengan baik" Sepertinya nyaris
mustahil menemukan hal yg bisa membuat pria itu tidak terlihat mempesona. Dia selalu melakukan
segala sesuatunya dengan sempurna, tanpa kesalahan sedikit pun.
Hye Na sudah melakukan penghormatan di depan makam ayahnya tadi dan memilih duduk di atas
kursi kayu panjang di bawah sebuah pohon yg langsung menghadap ke arah pemandangan pantai di
bawah. Angin musim gugur yg berhembus cukup kencang membuat udara terasa asin, bau khas laut.
Bahkan debur ombak yg menghantam karang terdengar sangat jelas dari sini.
Hye Na menyandarkan kepalanya ke batang pohon. Wajahnya sedikit mendongak ke atas, menerima
langsung pancaran sinar matahari yg tidak terlalu menusuk, bahkan cuaca saat ini bisa dikatakan
sangat sejuk. Dia membiarkan matanya menutup selama beberapa saat, sampai akhirnya dia
merasakan sesuatu yg dingin menyentuh pipinya, membuat nya dengan refleks membuka mata dan
menegakkan tubuhnya. " Kopi" " tawar Kyuhyun sambil menyodorkan kaleng berisi kopi dingin yg tadi ditempelkan ke pipi
Hye Ns. Pria itu membuka penutup kaleng sebelum menyerahkannya pada Hye Na dan beranjak
untuk mengambil tempat di samping gadis itu.
" Kau suka tempat ini" Aku sering kesini saat sedang bosqn dengan kegiatan di kantor. Appa sendiri
yg langsung memilih tempat ini sebagai tempat pemakaman ayahmu. Kadang-kadang kami kesini
bersama untuk ziarah."
Hye Na menyeruput kopi itu pelan, merasakan cairan pahiy itu turun melewati kerongkongannya.
Dia melettakkan kaleng minuman itu ke pangkuannya dengan telapak tangan yg mengelilingi
permukaan kaleng ity, merasakan teksturnya yg dingin.
" Kau tidak menjaga PSP-ku dengan baik" ujar gadis itu dengan suara pelan, tapi masih dapat
ditangkap dengan baik oleh Kyuhyun.
Pria itu menoleh, menatap Hye Na lekat-lekat.
" Kau ingat" " tanyanya dengan suara tercekat. Ada perasaan bahagia yg terpancar dengan sangat
jelas dari matanya, membuat Hye Na untuk sesaat terpaku tidak dapat menemukan konsentrasinya
yg mendadak buyar. " Aku ingat bahwa kau membuang PSP-ku ke dalam tempat sampah"
Kyuhyun mengerutkan keningnya tidak mengerti.
" Ayahku mengembalikan PSP-ku yg sudah rusak dan berkata bahwa dia menemukannya di tempat
sampah di dekat kamarmu. Karena itu aku memutuskan untuk membencimu dan tidak mau
mengingat tentangmu lagi."
" Tae Hwa yg membuangnya" ujar Kyuhyun. Suaranya sedikit bergetar saat berbicara.
" Cho Tae Hwa, orang yg sudah tidak kuanggap sebagai pamanku lagi. Orang yg sangat ingin kuhabisi
dengan tanganku sendiri. Dia yg membuangnya."
" Mwo" " " Dia bukan paman yg kusukai. Dia tidak pernah suka melihatku dimanjakam oleh ayah. Dibelikan
semua barang keluaran terbaru yg sangat mahal "
" Aku menyimpan PSP-mu baik-baik, menganggapnya sebagai barang milikku yg paling berharga. Aku
tahu kadang-kadang Tae Hwa suka masuk ke kamarku, mulai menceramahiku tentang betqpa
borosnya ayahku dalam membelanjakan uangnya untuk membelikanku barang-barang terbaik. Dia
suka mengambil barang-barang milikku dan membawanya pulang untuk diberikan kepada anaknya,
karena itu aku sengaja menyimpan PSP-mu di dalam laci meja di dekat tempat tidurku. Tapi saat itu
aku lalai. Setelah memainkannya aku lupa meletakkannya ke tempat semula. Aku baru sadar PSP-mu
hilang keesokan harinya. Aku benar-benar ketakutan dan mencarinya ke semua sudut kamarku. Saat
aku mengadu kepada ayah, Tae Hwa dengan santainya berkata bahwa dia sudah membuang PSP itu
ke tempat sampah. Dia beralasan bahwa aku seharusnya belajar untuk mendapatkan nilai yg bagus,
bukannya bermain game terus-terusan. Saat Itu aku nyaris menghajarnya kalau ayahku tidak cepat
menghalangiku. Mulai hari itu dia menjadi orang yg paling kubenci di atas dunia ini."
" Aku sudah mencari PSP itu ke tempat-tempat sampah di rumahku, tapi tidak menemukannya.
Mungkin ayahmu lebih dulu menemukannya dan mengembalikannya padamu." Kyuhyun
menghembuskan nafas berat. " Mianhae, Na-ya."
Untuk sesaat yg terasa lama Hye Na tertegun. Ada aura kebencian yg kuat saat Kyuhyun bercerita
tentang pamannya itu. Membenci pamannya hanya karena masalah sepele seperti itu.
" Kau membencinya karena itu" "
" Kau melupakanku gara-gara dia. Itu alasan terbesarku membencinya. Dan sekarang.....aku
menghadapi kenyataan bahwa dia yg telah merencanakan pembunuhan terhadap ayahku dan
ayahmu dan mungkin saja dia juga yg telah memasang bom di mobilmu. Aku sangat ingin
membunuhnya, kau tahu" "
" Kyu.... " Kyuhyun tersenyum singkat dan menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi.
" Kau sepertinya tidak akan memanggilku Hyun oppa, kan" "
Hye Na melongo sebelum akhirnya mendengus.
" Menggelikan! "
Gadis itu menghabiskan kopinya dalam satu tegukan dan melempar kalengnya ke dalam tempat
sampah di dekat kursi tempat mereka duduk. Dia mengambil tasnya dan menyampirkannya ke bahu
kemudian bangkit berdiri.
" Ayo pulang " ajaknya.
" Seingatku kau meninggalkan pekerjaan pentingmu, kan" Bagaimana mungkin kau bisa
meninggalkan Presiden Korea dan para Duta Besar begitu saja hanya untuk menyelamatkanku" "
" Mereka tidak lebih penting darimu " ucap Kyuhyun singkat.
" Kau berada dalam prioritas utamaku. Seharusnya kau sudah tahu itu, kan" Aku akan
mendahulukanmu di atas apapun."
Hye Na merasakan keringat dingin mendadak mengaliri tengkuknya, pertanda bahwa dia mulai salah
tingkah. Astaga, kapan pria ini akan berhenti membuatnya terpesona"
" A.... ayo pulang. Aku harus segera kembali ke kantor." Katanya gugup.
Dia baru saja akan melangkah saat merasakan cekalan Kyuhun di tangan kirinya. Dia berbalik dan
tanpa sadar menatap langsung mata pria itu. Mata yg sedang menatapnya dengan intens, seolah dia
adalah sesuatu yg dangat berharga untuk dilihat. Seolah dia adalah objek paling menarik yg pernah
ditatap oleh pria itu. Seolah.... tidak ada kegiatan lain yg lebih menyenangkan selain menatapnya.
" Aku berpikir banyak tadi, " ujar Kyuhyun dengan suara berat " Aku memang akan melakukan segala
hal yg aku bisa untuk mempertahankanmu, tapi saat bersamaku kau juga membahayakan
keselamatanmu sendiri, kan" "
" Tidak. Aku tidak akan melepaskanmu tentu saja. Anggap saja aku egois karena tidak mempedulikan
keselamatanmu. Tapi sejauh ini aku berhasil melindungimu, kan" "
" Aku berpikir tentang berapa banyak lagi waktu yg aku punya. Aku tidak bisa mengabaikan
kenyataan bahwa bisa saja aku lalai dan kehilanganmu sewaktu-waktu, jadi aku pikir sudah saatnya
aku mengatakannya padamu."
Kyuhyun mengganti cekalannya dengan genggaman tingan di tangan gadis itu, menyentuhnya
dengan begitu hati-hati seolah tangan gadis itu adalah barang antik yg hanya tersisa satu-satunya di
2060 When The World Is Yours Section 2 Karya Yuli Pritania di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
atas dunia ini. " Mungkin seharusnya aku mengatakannya sejak dulu, tapi.... aku tidak tahu kapan waktu yg tepat,
bagaimana cara mengucapkannya dengan benar. Aku takut dengan reaksi apa yg akan kau berikan,
bagaimana tanggapanmu saat aku mengatakannya."
" Kau tahu?" Suara Kyuhyun berubah serak, merefleksikan kegugupannya. Hye Na sendiri berdiri
membatu di tempatnya, merasakan hembusan angin laut yg terasa dingin, membuatnya nyaris
menggigil. Dia mendadak bisa menebak apa yg akan dikatakan pria itu selanjutnya dan merasa
bahwa dia belum siap mendengarnya. Bahwa dia tidak yakin bisa berdiri dengan benar jika pria itu
tidak terus memeganginya. Bahwa ekspresi wajahnya mungkin akan terlihat sangat bodoh dan dia
tidak akan heran jika pria itu bisa. Mendengar detak jantungnya yg begitu keras, detakan yg
membuat rongga dadanya terasa nyeri. Bahwa jika pria itu mengatakannya, dia tidak tahu reaksi
seperti apa yg harus diberikannya selain tampak memalukan dengan wajah yg memerah dan kaki yg
gemetaran. Hye Na merasakan tangannya diremas, tahu dengan jelas bahwa pria itu sendiri sangat gugup karena
genggaman tangannya tidak semantap biasanya, dan telapak tangan pria itu terasa basah karena
keringat. " Aku mencintaimu....... Na-ya....."
*** Kyuhyun's Home, Yeoju, South Korea
09.30 PM " Gamsahamnida, Ajjushi, " ujar Hye Na sambil membungkuk.
Kyuhyun menyuruh Ji Hwan menjemputnya ke kantor karena gadis itu harus lembur untuk membuat
laporan kejadian tadi siang kalau dia tidak mau diinterogasi secara langsung.
" Ne. Cheonmaneyo, "ucap Ji Hwan sambil tersenyum. Pria paruh baya itu memutar mobilnya ke
arah gerbang setelah melambai pamit.
Hye Na menaiki beberapa anak tangga yg menuju ke pintu masuk dan menggunakan kuncinya
sendiri untuk membuka pintu. Gadis itu kemudian memijit tengkuknya pelan kemudian
meregangkan tangannya. Dia menimbang-nimbang apakah sebaiknya dia mandi air hangat terlebih
dahulu atau langsung tidur. Tubuhnya benar-benar sudah lelah sekali. Belum lagi tekanan psikis yg
didapatkannya tadi siang, membuat kelelahannya meningkat menjadi berkali-kali lipat.
Dia membuka pintu kamarnya dan langsung membelalak kaget saat mendapati kamarnya telah
berubah seratus delapan puluh derajat. Semua barang-barangnya, dan bahkan tempat tidurnya
hilang, digantikan oleh rak-raj berisi ratusan buku, sofa santai, dan meja baca.
Dia memegangi kepalanya yg terasa pusing. Dia tidak mungkin salah masuk kamar, kan"
Gadis itu dengan cepat melangkah dan menyeberangi kamarnya dan membuka pintu yg
menyambungkan kamarnya dengan kamar Kyuhyun. Tapi tidak ada siapapun disana. Dan kamar pria
itu terlihat normal-normal saja.
Hye Na berlari keluar kamarnya, menuju ruang kerja pria itu yg terletak di ujung. Dia mendorong
pintu ruangan itu dengan kasar sampai menjeblak terbuka dan menghambur masuk.
" Yak, kenapa kamarku jadi kosong dan penuh dengan barang-barangmu" Kau kemanakan tempat
tidur dan barang-barangku" " teriak Hye Na kesal.
Kyuhyun mengalihkan wajah dari layar komputernya dan mendongak menatap gadis itu.
" Barang-barangmu ada di kamarku. Mulai malam ini kau tidur denganku, " jawab Kyuhyun santai,
kembali sibuk mengetik di keyboard komputernya.
" Bagaimana bisa kau mengambik keputusan tanpa menanyakan pendapatku dulu" "
" Bukankah kau lebih suka tidur di kamarku" Selama aku pergi kau juga tidur disana kan" " tanya
Kyuhyun dengan senyum yg bermain di sudut bibirnya.
" Bagaimana kau tahu" " tanya Hye Na sengit. Wajahnya sudah memerah, malu karena pria itu tahu
rahasia kecilnya. Rahasia kecil yg benar-benar membuatnya tidak tahu dimana harus
menyembunyikan wajahnya. Kyuhyun tersenyum dan menekan tombol merah di sudut meja kerjanya. Dinding di bagian kanan
mereka mendadak bergerak membuka ke atas, menampakkan puluhan layar di baliknya.
Layar-layar itu masing-masingnya memperlihatkan setiap ruangan di rumah itu, dengan
pemandangan yg sangat jelas ke setiap sudutnya, membuat Hye Ns menghadapi ketakutan
terbesarnya. " Apa saja yg sudah kau lihat, hah" " tanyanya dengan suara tercekat. Dia berusaha menelan
ludahnya dengan susah payah
Kyuhyun terkekeh senang dan memutar bola matanya, menunjukkan bahwa dia sangat menikmati
permainan barunya menggoda gadis itu.
" Well, aku bisa mengatakan bahwa aku sudah melihat semuanya. Dimulai dari saat kau masuk ke
kamarku, membuka lemari pakaianku, mengambil salah satu kemejaku, kemudian...
Kau tidak bermaksud mendengarku menceritakan kelanjutannya kan, Na-ya" "
" KAU!!! " teriak Hye Na emosi sambil mengangkat tangannya, bermaksud memukul pria itu, tapi
Kyuhyun lebih cepat dan dalam beberapa detik dia telah terperangkap di antara tubuh pria itu dan
meja kerjanya. Pria itu mendudukkannya dengan paksa ke pangkuannya dan tangannya menahan
kepalan tangan Hye Na dengan kuat, membuat gadis itu tidak bisa bergerak kemana-mana.
" Kau terlalu cepat emosi, Na-ya, " gumam Kyuhyun sambil menangkupkan tangannya yg bebas ke
pipi gadis itu, menyibakkan anak rambutnya ke belakang telinga. Dia sedikit menarik wajah gadis itu
ke depan, membuat wajah mereka nyaris tidak berjarak.
Hye Na menunggu dengan tegang, tahu apa yg akan dilakukan pria itu selanjutnya. Tanpa sadae
kepalan tangannya melemas, terjuntai membuka di dalam cekalan Kyuhyun yg juga semakin
melemah. Pria itu dengan sengaja berlama-lama menahan gerakannya, membiarkan bibir mereka hanya
berjarak kurang dari satu inci tanpa ada tanda-tanda akan menyentuhnya, membuat Hye Na
berusaha keras untuk tidak menjulurkan wajahnya dan mencium pria itu duluan.
Jari Kyuhyun menyusup masyk ke dalam helaian rambut Hye Na, memberikan sensasi geli yg aneh di
perut gadis Itu, seolah ada ratusan sayap kupu-kupu yg mengepak secara serentak di dalamnya.
Kyuhyun menekankan bibirnya dengan perlahan ke permukaan bibir Hye Na, sebelum akhirnya
memberikan ciuman yg rakus dan mendesak, melepaskan segala hal yg sejauh ini berusaha ditahantahannya. Dia menelusupkan lidahnya masuk ke dalam mulut Hye Na yg sedikit terbuka,
mengeksplorasi rongga mulut gadis itu, menjelajahinya tanpa ampun.
Dia melepaskan cekalannya dan memindahkan tangannya ke pinggang Hye Na, menarik tubuh gadis
itu lebih dekat agar tidak terkena sisi meja di belakangnya, sedangkan tangannya yg satu lagi
menahan kepala gadis itu agar tidak bergerak menjauh.
Dia sedikit terkejut saat gadis itu membalas ciumannya, tangannya yg sudah bebas dari cekalan
Kyuhyun bergerak naik, mencengkram kerah kemeja pria itu.
Setelah yakin bahwa Hye Na tidak akan mendorong tubuhnya, Kyuhyun menurunkan tangannya dari
kepala gadis itu, menyentuh tengkuknya, dan beranjak ke kancing teratas kemeja gadis itu, seiring
dengan ciuman mereka yg semakin panas dan tidak sabar.
Dengan mudah dia meloloskan kancing pertama dari lubangnya, berlanjut dengan kancing
berikutnya. Tangan Kyuhyun di pinggang Hye Na bergerak naik, masuk melalui celah di bagian bawah kemeja
gadis itu, membuatnya bisa menyentuh kulit punggung gadis itu dengan leluasa.
Nafas mereka menderu, mulai kehabisan oksigen untuk dihirup.
" Kyuhyun-a, kau harus melihat undangan perni....... "
Kyuhyun terkesiap kaget, merasakan tubuh Hye Na yg menegang dalam pelukannya.
Dia memiringkan kepalanya, melihat melalui gadis itu.
" .......hanku." Eunhyuk menyelesaikan ucapannya dengan wajah yg sedikit syok.
Dia berdiri di tengah-tengah ruangan, merasa bersalah saat menyadari bahwa dia batu saja
menginterupsi hal yg sangat penting. Melihat raut wajah Kyuhyun hanya memperburuk keadaannya.
Pria itu seperti akan menerkamnya hidup-hidup.
" Sepertinya aku sudah mengganggu proses penciptaan keponakan pertamaku, " gumam Eunhyuk
tidak jelas. Kyuhyun menahan tubuh Hye Na agar tetap membelakangi sepupunya itu, memberi gadis itu waktu
untuk memasangkan kembali kancing kemeja yg tadi sudah berhasil dibukanya. Dia sendiri
membantu gadis itu merapikan rambutnya yg sudah terlihat acak-acakan karena sentuhan
tangannya tadi. " Seharusnya kau mengetuk pintu dulu " gerutu Kyuhyun sambil memegangi pinggang Hye Na,
memastikan gadis itu tidak terjatuh saat mereka bangkit berdiri.
" Kau keluar duluan, nanti aku menyusul, " ujar Kyuhyun ke arah Eunhyuk yg langsung mengangguk
mengerti. " Aku cukup sabar menunggu sampai kalian menyelesaikan apa yg sudah aku Interupsi tadi " seru
Eunhyuk sebelum melangkah keluar dari ruangan.
Kyuhyun mendengus kesal sebelum memfokuskan tatapannya lagi ke arah Hye Na.
Dia tersenyum puas saat melihat akibat perbuatannya tadi terhadap gadis itu.
" Aku suka penampilanmu, " ucapnya samb menjulurkan tubuhnya dan mengecup pipi gadis itu
singkat, bergegas menyusul Eunhyuk yg sudah pergi duluan.
Hye na mematung selama beberapa saat, memerlukan waktu yg cukup lama untuk kembali
berkonsentrasi dan menepuk-nepuk pipinya mencari kesadaran. Dia menoleh sekilas ke arah lemari
kaca yg memantulkan bayangannya dengan jelas dan mengerang putus asa.
Bibirnya terlihat merah dan sedikit membengkak akibat ciuman tadi, rambutnya tampak tidak
karuan dan kemejanya kusut di beberapa tempat.
Astaga, dia benar-benar terlihat seperti gadis yg baru saja berciuman habis-habisan!
*** " Mianhae. Aku.... mengganggu kegiatanmu, " ucap Eunhyuk dengan tangan menutupi mulutnya,
berusaha mengontrol tawanya yg hendak menyembur keluar.
" Aish, hyung, aku sangat ingin membunuhmu, kau tahu" " dengus Kyuhyun, menjatuhkan tubuhnya
ke atas sofa. " Hahaha. . . Jadi itu yg kau lakukan saat bersamanya" Astaga, kalau ada wartawan yg melihat kalian
seperti itu mereka semua pasti langsung menyesal karena pernah menggosipkanmu gay " ujar
Eunhyuk sambil tertawa keras " Kalau aku tidak datang pasti kau akan menerkamnya, kan" Bercinta
di atas meja kerja itu memang keren sepupu, tapi setelah itu tubuhnya pasti akan kesakitan, "
Kyuhyun dengan cepat melempar koran yg tergeletak di atas meja, tepat mengenai kepala
sepupunya yg menyebalkan itu.
" Aish kau ini kasar sekali! Yak, apa Hye Na tidak pernah protes dengan perlakuanmu"
Kau tidak melakukannya dengan kasar, kan" Karena kalau iya, dia pasti tidak mau melakukannya lagi
denganmu, " " Hentikan celoteh mesummu itu, Lee Hyuk Jae! " bentak Kyuhyun habis kesabaran. " Mau apa kai
kesini malam-malam begini" "
Eunhyuk tersenyum lebar dan mengacungkan kertas berbentuk stroberi berwarna merah di
tangannya. " Lusa aku menikah. Kau orang pertama yg mendapat undangan ini dan khusus diantarkan sendiri
olehku." Kyuhyun mengambil kertas itu dan membaliknya.
" Kenapa berbentuk stroberi" Kenapa tidak monyet saja" Aaaa, biar kutebak, kalian pasti akan
mengadakan pesta di kebun binatang, kan" Di kandang monyet" ,
Eunhyuk melempar balik koran tadi dan menatap Kyuhyun dengan bengis.
" Apa kau sebegitu dendamnya padaku karena sudah menginterupsi adegan mesummu, hah"
Dan kenapa selera humormu tiba-tiba meningkat seekstrim itu" Gadis itu melakukan apa
sebenarnya sampai kau terlihat begitu. . . "
" Manusiawi" " lanjut Kyuhyun menyelesaikan ucapan Eunhyuk.
" Ne. " ucap Eunhyuk setuju.
" Dia tidak melakukan apa-apa. Bahkan Sebenarnya kami berdua tidak pernah benar-benar bicara.
Kebanyakan hanya pertengkaran-pertengkaran tidak penting, atau aku harus menyelamatkan nya
saat dia akan dibunuh, dibom, semacam itu. "
" Dan saat berdekatan kalian terlihat seperti magnet yg saling tarik-menarik satu sama lain.
Seperti. . . Kau buminya dan dia gravitasinya. Bagaimana bisa begitu" "
Kyuhyun mengangkat bahunya dan tertawa.
" Kau mana bisa bertanya padaku kenapa bisa begitu, hyung. Yang melihat kan kau, bukan aku.
Aku bahkan tidak tahu kalau kami terlihat seperti itu. "
" Membuatku iri saja, " dengus Eunhyuk.
" Jadi.... kalian akan menikah dimana" " tanya Kyuhyun mengalihkan pembicaraan.
" Bermuda. " " Bermuda" Kau mau semua undanganmu menghilang tanpa alasan yg jelas saat berusaha mencapai
lokasi pernikahan kalian" " ejek Kyuhyun, merujuk pada prestasi daerah itu yg sering membuat
kapal-kapal dan bahkan pesawat yg melintas di atasnya menghilang tanpa ada tanda-tanda akan
ditemukan " Itu berada disisi laim, bodoh! " rengut Eunhyuk.
" Kami akan mengucapkan janji pernikahan di pinggir pantai dan hanya akan dihadiri keluarga dekat
saja, lalu malamnya ada pesta untuk umum."
" Lalu kau pikir semua undanganmu mau mengeluarkan uang untuk pergi jauh-jauh kesana" "
" Semuanya aku fasilitasi. Tapi sepupu, tentu saja aku kesini untuk bernegosiasi denganmu, " ujar
Eunhyuk dengan gelagat yg menurut Kyuhyun sangat mencurigakan.
" Kau ingat kan, yacht-mu yg seperti rumah mewah itu. Boleh aku meminjnya sebagai tempat pesta"
Aku akan meninggalkan yacht-ku disini untuk mengangkut para undangan. Eotte" Kedengarannya
bagus, kan" " Kyuhyun mendengus tak percaya.
" Kenapa kau tidak beli saja yacht yg mirip seperti itu" Uangmu kan banyak. "
" Aigoo, kau tidak ingat berapa harga yacht itu" 2 milyar dollar! 2 trilyun won! Untuk apa aki
mengeluarkan uang sebanyak itu kalau aku bisa meminjamnya darimu" "
" Aish, dasar monyet pelit! Ya sudah, kau pergi saja ke pelabuhan dan bertemu penjaganya. Ada lagi"
" " Kau bisa jadi...... "
" Tidak, " potong Kyuhyun cepat
" Aku tidak akan pernah mau jadi pendamping pengantin siapapun. "
" Ck, kau ini! "
" Ngomong-ngomong, seingatku kau belum pernah mengenalkanku pada Ji-Yoo mu. "
" Tidak. Kau bertemu dengannya nanti saja saat kami sudah menikah. "
" Wae" Kau takut dia jatuh cinta padaku" " tanya Kyuhyun geli.
" Ani. Aku takut kau akan terpesona padanya. "
" Mworago" Yak hyung, aku sudah punya.... "
" Hye Na. Ya ya ya, aku tahu. Kalau otakmu dibedah pasti isinya hanya gadis itu saja. Aku jadi
penasaran, apa yg akan terjadi kalau dia tidak kembali ke Korea" Kau akan tetap sendirian seumur
hidupmu" " Kyuhyun tersenyum dengan pandangan sedikit menerawang. Matanya berkilat saat otaknya
membayangkan apa yg akan dilakukannya jika hal itu benar-benar terjadi.
" Aku memberi batas waktu. Saat umurku 25 tahun, dan dia tidak juga muncul di hadapanku, aku
akan langsung ke Amerika dan melamarnya pada ibunya. Apa saja, agar dia menjadi istriku. Dengan
paksa kalau perlu. "
*** Kyuhyun membuka pintu kamarnya dan melangkah masuk, mendapati gadisnya sudah tertidur
nyenyak lengkap dengan baju tidur favoritnya, baju kaus kebesaran dan celana pendek. Pria itu naik
ke atas tempat tidur dan menarik selimut sampai menutupi tubuh gadis itu, mengambil remote dan
menyetel suhu ruangan agar terasa sedikit hangat. Temperatur udara pada musim gugur ini memang
sangat dingin dan dia tidak mau gadis itu terserang flu, demam dan semacamnya.
Kyuhyun mematikan lampu kecil di dekat tempat tidur tanpa menggunakan perintah suara, takut jika
gadis itu terganggu danalah terbangun. Dia kemudian berbaring di samping Hye Na, menariknya
mendekat, melingkarkan lengannya di sekeliling pinggang gadis itu, dan sedikit menunduk untuk
membenamkan wajahnya di rambut gadis tersebut, menghirup nafas disana.
Pria itu tersenyum, merasa sangat rileks dengan posisinya.
Setelah bertahun tahun menginginkam gadis ini, akhirnya dia benar-benar bisa mendapatkannya.
Dia tidak bisa menemukan kata yg tepat untuk menggambarkan betapa senangnya dia bisa
menjadikan gadis itu Istrinya, hidup bersama gadis itu, dan memiliki gadis itu dalam dekapannya saat
tertidur. Itu gambaran kehidupan sempurna dalam pikirannya, dan dia sudah mewujudkannya
dengan baik. Sangat baik. *** Port Area, Seoul 10.00 AM " Jadi ini yg kai sebut dengan yacht" " tanya Hye Na sinis sambil mendelik menatap suaminya yg
hanya mengangkat bahu tak peduli.
Yg dimaksud dengan yacht oleh suaminya yg sok kaya iti adalah sebuah.... oke, Hye Na tidak tahu
bagaimana mungkin sebuah benda besar yg lebih berbentuk seperti rumah mewah itu bisa disebut
yacht. Yacht itu bahkan lebih besar dua kali lipat dari rumahnya di Manhattan.
" Dan berapa tepatnya uang yg kau habiskan untuk membeli.... benda ini" "
" 2 milyar dollar. "
" Itu gajiku seumur hidup! " teriak Hye Na nyaris meledak.
Eunhyuk yg berdiri di belakang mereka bersama calon istrinya tertawa keras sampai terbahak-bahak.
" Diam kau, Lee Hyuk Jae! " bentak Kyuhyun dengan aura menyeramkan sehingga pria itu langsung
menutup mulutnya dan menarik Ji Yoo naik ke atas yacht itu duluan. Orang tua Eunhyuk, Ji Yoo, dan
Kyuhyun sudah naik dari tadi bersama Ah Ra dan So Ra yg akan menjadi pendamping pengantin
untuk Ji Yoo dan Leeteuk yg akan menjadi pendamping pengantin pria.
" Apa kegiatan favoritmu itu memang menghambur-hamburkan uang, hah" " cetus Hye Na sambil
naik ke atas yacht itu, diikuti oleh Kyuhyun di belakangnya.
" Yak, lalu apa gunanya aku punya uang sebanyak itu kalau hanya untuk ditumpuk-tumpuk sampai
memenuhi satu bank, hah" "
" Kau bisa berhenti mencari uang kalau begitu. Lebih baik kau pensiun saja. Apa kau tidak sadar ada
banyak pengusaha yg bangkrut gara-gara kau menguasai semua bisnis yg ada"
Kau masih bisa menghidupi sepuluh keturunanmu dan bahkan lebih walaupun mereka hanya
menghambur-hamburkan uangmu saha tanpa bekerja. "
Kyuhyun terkekeh geli dan mengulurkan tangannya, melingkarkannya ke pinggang gadis itu sehingga
mereka berdua berjalan bersisian.
" YAK! " protes Hye Na sambil berusaha melepaskan diru, tapi seperti biasa, tenaganya tidak cukup
kuat untuk mengalahkan pria itu.
" Keturunan, eh" Aku akan memikirkannya kalau kau bersedia membuatkan anak untukku, " ucap
Kyuhyun santai. " Anak" Apa eomma baru saja mendengar kata anak" Kau sedang hamil, Hye Na ya" "
Hye Na terlonjak kaget saat tiba-tiba ibu mertuanya muncul di hadapan mereka, menatapnya
penasaran. Dia mendelik ke arah Kyuhyun yg menutup mulutnya untuk menahan tawanya yg hampir
menyembur keluar, sama sekali tidak berniat membantu gadis itu.
" A..... aniyo, eomma. Ma..... maksud Kyuhyun... ng... kami.... "
2060 When The World Is Yours Section 2 Karya Yuli Pritania di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
" Kami sedang mengusahakan memberimu seorang cucu eomma, " ucap Kyuhyun memperparah
keadaan. Hye Na menginjak jaki pria itu dengan keras saking kesalnya, membuat pria itu meringis kesakitan
dan memalingkan wajahnya ke arah lain agar ibunya tidak curiga.
" Kalau begitu usahakanlah yg cepat! Eomma Dan eommamu sudah tidak sabar ingin segera punya
cucu." " Ne, eomma, " ujar Hye Na pasrah.
" Ya sudah kalau begitu eomma mau mencari So Ra dulu, dia harus mencoba gaunnya. "
Hye Na mengangguk dan menunggu sampai wanita itu menghilang sebelum berbalik ke arah
Kyuhyun dengan emosi yg sudah naik ke tingkat maksimum.
" Apa-apaan itu tadi" "
" Hanya membantumu. Kau mau diinterogasi eomma kalau dia tahu bagaimana hubungan kita
sebenarnya" Seharusnya kau berterima kasih karena aku sudah mau membantu. "
Hye Na tertegun mendengar ucapan pria itu. Bagaimana hubungan mereka yg sebenarnya"
Dia tiba-tiba tersadar bahwa setelah seminggu lebih pernikahan mereka, dia merasa seperti
pernikahan itu memang nyata, bahwa dia sama sekali tidak berkeberatan telah dipaksa menjadi pria
itu. Tapi sekarang.... saat pria itu menyinggungnya, dia baru teringat bahwa pernikahan ini hanya
sekedar perjanjian tak kasatmata. Dan mungkin dalam waktu dekat akan segera kadaluwarsa.
*** Wedding Party, on Yacht 07.00 PM " Kami sudah menginterogasinya lagi, tapi Sepertinya dia memang tidak tahu apa-apa tentang bom
itu. Hanya saja dia merasa prihatin karena bom itu tidak berhasil meledakkan kalian berdua, " ujar
Leeteuk sambil menyesap anggurnya.
Kyuhyun mencengkram gelasnya sambil menggertakkan giginya kesal.
" Berarti ada pelaku lain" Tapi siapa" "
" Kalau kau memikirkannya baik-baik, aku rasa masih ada rahasia yg belum terungkap. Maksudku,
apa kau tidaj heran kita bisa menangkap mereka semua dengan mudah" Dan pasti ada orang dalam
yg terlibat karena kami tidak bisa menemukan rekaman video di tempat parkir di hari mobil Hye Na
diletakkan disana sampai hari sebelum bom itu aktif. "
" Aku butuh waktu lama sampai Zhoumi bisa membuat serum yg baru. Aku bisa menjamin
keselamatan Hye Na selama di rumah tapi kalau di kantor.... "
" Aku akan menjaganya. Kau tenang saha. Aku tidaj akan mungkin membiarkan aduk perempuanku
satu-satubya terluka, kan" "
Kyuhyun mengangguk dan tersenyum, matanya beralih ke arah tangga dimana dua orang wanita
paling penting dalam hidupnya turun dengan gaun malam membalut tubuh mereka.
Jelas sekali kalau Hye Na terlihat tidak nyaman dan sedang mendebat Ah Ra yg tadi dengan paksa
menariknya untuk didandani. Tapi kakaknya memang melakukan tugasnya dengan sangat baik. Gadis
itu terlihat menawan dengan gaun kuning gading selututnya. Rambutnya diikat rapi membentuk
ekor kuda dengan poni yg menutupi sebagian keningnya dan sepertinya dia berhasil menolak
memakai sepatu hak tinggi lagi seperti biasa.
Kyuhyun melangkah ke arah tangga dan menunggu gadis itu di bawah dengan tangan yg terbenam di
saku celana. Dia bisa melihat gadis itu menyadari kehadirannya dan menatapnya seolah menantang
agar pria itu mengejek penampilannya.
Hye Ns menghentikan perdebatannya dengan Ah Ra tentang penting atay tidaknya dia memakai
gaun dan memfokuskan tatapannya pada pria yg sekarang berada di depannya. Dua mendadak
merasa perutnya mual dan tidak nyaman.
Apa dia terlihat jelek dengan penampilan seperti ini"
" Hai, " sapa Kyuhyun singkat saat mereka berdua sudah berhadapan.
" Hai" " desis Ah Ra tak percaya.
" Yak, kalian ini suami istri, sapaan macam apa itu"
Kau Cho Kyuhyun, kau adikku apa bukan" Cepat ulurjan tanganmu dan ajak dia berdansa! Kau ini
payah sekali! " " Ani, onnie. Aku tidak bisa berdansa, " tolak Hye Na cepat.
" Tidak masalah. Itu bisa diatasi" uhar Ah Ra, benar-benar tidak mau menerima penolakan dengan
alasan apapun kecuali kalau Hye Na mematahkan kakinya sekarang juga.
" Ayo, " ajak Kyuhyun sambil mengukulurkan tangannya.
Sepertinya dia tidak betah berada di dekat nunanya itu lebih lama lagi dan menerima petuah-petuah
tentang masalah pernikahan.
Hye na membiarkan pria itu menggenggam tangannya dan berjalan secepat mungkin agar terhindar
dari tatapan menusuk Ah Ra. Kenapa jadi dia yg paling bernafsu menyuruh mereka berduaan"
Ruangan itu sudah penuh dengan orang-orang yg berdansa. Orang-orang yg tidak dikenal Hye Na
sama sekali. Sepertinya semuanya relasi bisnis Eunhyuk dan Kyuhyun. Eunhyuk sendiri berdansa di
tengah ruangan bersama Ji Yoo, menjadi pusar perhatian semua orang. Yeah, malam ini memang
malam mereka berdua. " Aku benar-benar tidak bisa berdansa, " bisik Hye Na saat Kyuhyun menarik pinggangnya mendekat.
Pria itu mengangkat bahunya tidak peduli dan tiba-tiba menunduk, melepaskan sepatu yg dipakai
Hye Na dan sedikit mengangkat tubuh gadis itu, meletakkan kaki Hye Na tepat di atas kakinya yg
masih memakai sepatu. " Sekarang tidak masalah lagi, kan" Kau hanya perlu diam saja. "
Hye Na terpana sesaat, merasa pita suaranya tiba-tiba rusak. Pria itu selalu saja melakukan sesuatu
yg mengejutkan dan melakukan semuanya tanpa bisa diprediksi sebelumnya.
Posisi itu terasa sangat tidak nyaman bagian Hye Na karena tubuh mereka yg saling menempel dan
wangi tubuh prua itu yg merasuki indera penciumannya, membuatnya kehilangan orientasi selama
beberapa saat. Dia bahkan bisa merasakan hembusan nafas pria itu di wajahnya dan ketakutan
sendiri bahwa dia akan jatuh
pingsan tiba-tiba. Dia mulai tidak bisa mengendalikan perasaannya sendiri sejak siang dimana pria itu menyatakan
bahwa dia mencintai Hye na. Rasanya seolah dia ingin mengatakan hal yg sama, tapi ada gengsi yg
menahannya untuk tetap diam, padahal dia ingin sekali berteriak saking bahagia. Dia sangat ingin
membicarakan twntang statua pernikahan mereka, tapi terlalu malu untuk mengatakan bahwa dua
bersedia menjadi istri pria itu seumur hidup.
Pria itu bergerak pelan mengikuti alunan musik klasik yg sedang diputar. Dia menarik tubuh gadis itu
sedikit lebih dekat, membuat gadis itu mendongak menatapnya. Dua menahan diri untuk tidak
menjulurkan wajahnya dan mencium gadis itu di depan semua orang, jadi sebagai gantinya dia
mengangkat tangannya dan menyentuh pipi gadis itu ringan, mrasakan tekstur lembut kulit gadis itu
di telapak tangannya. " Kau ingat ucapanku waktu itu" Bahwa kau tidak boleh berdandan seperti ini jika tidak dimaksudkan
untuk menggodaku" Kau tidak sadar sedang berusaha merobohkan pertahananku, Nyonya Cho" "
Hye Na merengut dan mengerucutkan bibirnya.
" Dengar ya Tuan Cho Yang Terhormat, aku tidak melakukan ini karena keinginanku sendiri. Dan
jangan harap aku akan menggodamu. Aku pasti sudah tidak waras kalau sampai Itu terjadi! "
Kyuhyun tersenyum dan menundukkan wajahnya sampai hidung mereka bersentuhan.
" Ngomong-ngomong, kalau kau belum tahu, kau terlihat cantik sekali malam ini. "
*** Enam STA Building, Seoul 09.00 AM " Aish, jinjja! " keluh Hye Na sambil mendorong kursinya dan berlari ke arah kamar mandu di sudur
ruangan. Ini entah sudah yg keberapa kalinya dalam pagi ini dia bolak-balik ke kamar mandi, merasa
ingin mengeluarkan sesuatu, padahal sama sekali tidak ada apapun yg keluar dari perutnya. Dia
bahkan tidak bisa sarapan tadi pagi karena perutnya yg terasa mual dan melilit.
Untung saja dia bisa menghindar dari Kyuhyun dengan mengatakan dia sedang datang bulan, kalau
tidak dia yakin seratus persen bahwa pria itu akan langsung menyeretnya ke rumah saki terdekat.
Padahal dia tidak tahu ada masalah apa dengan pencernaannya. Dia bahkan sepertinya sudah telat
halangan bulan ini. Gadis ity mematikan keran dan melihat wajahnya yg pucat di cermin. Sepertinya keadaannya cukup
parah. Dia hanya berharap bahwa dia tidak mengalami usus bunty atau sesuatu yg membuatnya
harus menjalani operasi. Dia benar-benar alergi dengan apapun yg berhubungan dengan rumah
sakit. Hal itu terjadi berpuluh-puluh kali sampai waktu makan siang, membuat gadis itu bosan dan merasa
kelelahan karena harus masuk ke kamar mandi berkali-kali. Dengan kesal dia pergi ke gedung SRO
dan menghambur masuk ke ruangan Yesung. Pria itu harus menolongnya. Setidaknya lumayan,
daripada dis harus pergi ke rumah sakit.
" Apa ada gangguan pencernaan atau semacamnya" Aku tidak harus dioperasi, kan" " desak Hye Na
setelah pria itu menyuruh Jin Ah memeriksanya.
Pria itu terlalu takut dengan kemungkinan Kyuhyun akan menghajarnya kalau dia sampai menyentuh
tubuh istri kesayangannya itu.
" Tergantung " jawab Yesung santai. " Kau mau melakukannya secara normal atau dengan
melakukan operasi caesar. "
Hye Na mengerutkan keningnya sesaat sebelum matanya membelalak lebar dan mulutnya
menganga tak percaya. " Chakkamman. Kau... mau bilang kalau aku.... hamil" "
Yesung mengangguk dan tersenyum. " Chukhahae "
" Ta... tapi kami hanya melakukannya sekali dan... ng... dua kali... tapi tetap saja.... bagaimana
mungkin aku hamil" "
" Hye Na ya, kau tidak bodoh, kan" Apa kalian melakukannya memakai pelindung" Kau yakin kalau
saat itu kau tidak sedang dalam masa subur" "
Hye Na mendesah dan menggeleng. Dia tidak tahu harus merasa senang atau tidak. Yah, sebenarnya
dia senang-senang saja punya anak dari pria itu, tapi mengingat status pernikahan mereka yg tidak
jelas seperti itu.... Aku mencintaimu, Na ya....
Gadis itu menghembuskan nafas dan tersenyum saat teringat kejadian itu. Sepertinya tidak masalah.
Sama sekali tidak masalah.
" Yesung ssi, bisakah kau tidak memberitahukan siapapun tentang hal ini" Terutama pada Kyuhyun.
Aku ingin memberitahunya sendiri. Eo" "
*** Hye Na kembali ke kantornya dengan bibir yg melebar membentuk senyum.
Dia menepuk-nepuk pipinya, berusaha kembali waras. Dia harus ke kamar mandi lagi setelah keluar
dari ruangan Yesung, tapi kali ini dia sama sekali tidak merasa kesal lagi.
Dia hamil" Astaga, membayangkannya saja tidak pernah. Bagaimana rasanya menjadi seorang ibu"
Ah ani, bagaimana caranya memberitahu pria itu" Dia tidak mungkin tiba-tiba berdiri di depan pria
itu dan memberitahu kalau dia hamil, kan"
Hye Na menjatuhkan tubuh ke atas kursinya dan menghidupkan komputer. Matanya tertuju pada
sebuah amplop putih yg tergeletak di atas mejanya, padahal sebelumnya tidak ada apa-apa disana
Gadis itu merobek amplop itu dan mengeluarkan isinya dan sedetik kemudian dia nyaris membeku di
kursinya. '' Salam kenal, Nyonya Cho Hye Na. Senang sekali bisa berkenalan langsung denganmu.
Kau pasti bertanya-Tanya siapa aku. Aku adalah orang yg memasang bom di mobilmu, dalang di
balim semua kejadian yg menimpa keluarga Cho.... dan ayahmu.
Kau pasti terkejut, kan" Tentu saja dua orang yg sudah kalian tangkap itu bersalah.
Tapi mereka hanya pion. Kalian tidak akam pernah berhasil menangkap aku, rajanya.
Jadi sebagai Informasi, aku mau memberitahu bahwa kau adalah orang yg harus segera aku
singkirkan secepatnya. Tapi aku bisa memberimu pilihan. Kai tetap disini dan aku akan melakukan
segala cara untuk menghabisimu atau kau tinggalkan Kyuhyun dan kembali ke Amerika, menjalani
kehidupanmu yg semula. Aku tidak bisa memberi tahu kenwpa aku bersedia membebaskanmu, tapi
kau harus tahu bahwa pilihan Ini sangat adil. Mengingat kau punya satu tanggungan lagi yg harus
kau selamatkan nyawanya. Anakmu.
Heran kenapa aku bisa tahu sedangkan kau baru mengetahui kenyataannya tidak sampai setengah
jam yg lalu" Kau seharusnya merasa ketakutan sekarang. Aku berada sangat dekat, Nyonya Cho.
Sangat dekat. Sehingga bisa membubuhkan racun di dalam minumanmu tanpa dicurigai siapapun,
membuat rem mobilmu blong, atau apapun, apapun yg bisa membunuhmu.
Jadi aku sarankam kau segera pergi dari negara ini. Tinggalkan suamimu dan aku berjanji bahwa aku
tidak akan mengganggu anakmu. Dan jangan lupa, kau juga harus tutup mulut tentang
kehamilanmu. Jangan biarkan siapapun tahu kau mengandung anaknya.
Permainan ini semakin menarik, kan" Aku sangat berharap kita berdua bisa berhadapan, tapi
sepertinya itu tidak akan terwujud. Lebih baik tidak terwujud kalau kau tidak Mau mencari gara-gara
denganku dan membahayakan keselamatan Janinmu.
Aku tunggu keputusanmu, Nyonya Cho. Waktumu hanya dua hari
Pikirkan baik-baik. '' Hye na merasakan tangannya bergetar hebat. Bagaimana mungkin pria itu tahu mengenai
kehamilannya" Kemungkinan pertama di otaknya adalah Yesung yg telah melakukan semua Ini. Tapi dengan cepat
dia menghapus pikiran itu karena Instingnya mengatakan bahwa pria itu tidak ada hubungannya
dengan ini semua. Lagipula dia yakin bahwa Yesung tidak meninggalkan ruangannya sedikitpun.
Hye Na bangkit berdiri dan pergi ke ruang Informasi, tempat semua rekaman CCTV berada.
Seharusnya ada rekaman saat seseorang masuk ke dalam ruangannya.
" Tidak ada" " tanya Hye Na kaget.
Kang In menggeleng " Aku meninggalkan ruangan ini saat makan siang, tapi aku yakin sudah
menguncinya dan ruangan ini tidak memiliki kunci cadangan.
Apa terjadi sesuatu"
Ada yg masuk ke ruanganmu" "
" Ani. Gwaenchana. "
Hye Na cepat-cepat pergi dari ruangan itu sebelum pria itu merasa curiga. Tidak ada satupun
kejadian di tempat ini yg tidak dilaporkan Kyuhyun, jadi sebaiknya dia tidak bergerak sembarangan
dan membuat seseorang curiga kemudian melapor pada pria itu. Dia tidak ingin pria Itu tahu bahwa
dia mendapat surat ancaman itu.
Hye Na merasakan wajahnya memucat. Pria itu benar. Dia sama sekali tidak terdeteksi. Dan sangat
dekat. Sangat dekat. *** Kyuhyun's Home, Yeoju, South Korea
10.00 PM Hye Na terbaring kaku di samping Kyuhyun yg sudah tertidur. Gadis itu sudah memikirkan surat itu
seharian dan dia tahu bahwa pria itu tidak main-main dengan ancamannya.
Dia benar-benar tidak punya pilihan lain selain pergi dan kembali ke Amerika kalau dia tetap mau
anaknya selamat. Tapi meninggalkan pria di depannya ini adalah keputusan yg sangat berat.
Dia tidak tahu akan bagaimana keadaannya nanti tanpa pria itu. Hidupnya tidak akan pernah sama
lagi. Dan.... dia tidak yakin apakah itu masih bisa disebut hidup. Tanpa pria itu, apa hidup masih bisa
disebut hidup" Hye Na menatap wajah di hadapannya. Berusaha merekam rupa wajah itu baik-baik di kepalanya.
Dia tidak boleh lupa. Separah apapun ingatannya, dia tidak boleh melupakan wajah Itu sama sekali.
" Kenapa kau memandangiku seperti itu" " tanya Kyuhyun, membuka matanya tiba-tiba, membuat
gadis itu terkesiap kaget.
" Ani. " jawab gadis itu serak, seolah ada sesuatu yg tersangkut di kerongkongannya.
" Kau sakit" Wajahmu pucat " komentar Kyuhyun sambil menyentuhkan tangannya ke kening gadis
itu. " Tidak. Hanya... masalah wanita."
Kyuhyun mengangguk mengerti dan tidak bertanya lebih jauh.
" Ng... Kyu..... boleh aku memelukmu" "
Kyuhyun membulatkan matanya mendengar permintaan gadis itu.
Kalimat Itu tidak akan pernah keluar dari mulut gadis itu, tapi sekarang....
" Kau aneh sekali, Na-ya. Ada sesuatu" Kau membuatku takut, kau tahu" "
" Boleh" " ulang gadis itu lagk tanpa memedulikan ucapan Kyuhyun.
Kyuhyun mengulurkan tangannya dan menarik gadis itu mendekat, sehingga Hye Na bisa lebih
leluasa memeluknya " Kyu" " " Mmm" " Saranghae............. Hye Na menarik nafasnya, ingin sekali mengucapkan kata itu.
Tapi kata itu tidak pernah terlontar dari mulutnya dan dia malah mengucapkan hal yg tidak penting
yg benar-benar disesalinya.
" Selamat malam. "
*** Kyuhyun's Home, Yeoju, South Korea
08.00 AM " Aku mau pergi le Irlandia pagi ini. Perbaikan peternakan yg aku beli waktu itu sudah selesai, jadi
aku mau kesana untuk mengeceknya. Kau mau ikut" Kita bisa menginap, " tawar Kyuhyun saat
mereka sedang berada du ruang makan untuk sarapan.
Hye Na mendongak. Besok adalah waktu terakhirnya.
Mungkin..... dia bisa membuat kenangan-kenangan terakhir bersama pria itu.
" Oke. Aku akan bersiap-siap. "
" Na-ya... kau tidak apa-apa, kan" Kau benar-benar terlihat aneh, " ujar Kyuhyun cemas
" Tidak. Aku memang selalu seperti ini kalau sedang datang bulan. Memangnya kau tidak capek
mendengarku berteriak-teriak terus" " elak Hye Na
Kyuhyun menatap gadis itu lekat-lekat. Dia tahu ada sesuatu yg terjadi pada gadis itu, tapi dia tidak
bisa menebak apa dan itu benar-benar membuatnya ketakutan.
*** Dublin, Ireland 11.00 AM (Ireland's Time)
Mereka berangkat dari Seoul jam 9 pagi dan sampai di Dublin jam 11 siang, tepatnya jam 7 malam
waktu Korea, karena perbedaan waktu 8 jam di antara kedua negara Itu. Kyuhyun langsung ke
peternakan setelah mengantar Hye Na ke rumah Siwon karena gadis itu ingin bertemu dengan Eun
Ji. Keputusan yg akhirnya disesali Hye Na karena Eun Ji merecokinha dengan semua pembicaraan
tentang terek bengek pernikahan yg membuat kepalanya terasa sakit. Dan gadis itu hanya bisa
pasrah saat Eun Ji memaksanya menjadi pendampingnya di hari pernikannya nanti.
Kyuhyun menjemputnya saat makan siang dan membawanya ke vila pria itu yg terletak di daerah
pegunungan. Gadus itu tidak habis pikir, apa sebuah kastil saja tidak cukup sampai pria itu juga harus
memiliki sebuah villa" Tapi villa itu memang indah sekali, dengan pemandangan hijau pohon-pohon
pinus di sekelilingnya. Mereka makan siang di taman belakang yg menyuguhkan suasana hutan yg
hening dan sejuk. Di Irlandia musim gugur baru datang, jadi cuaca belum terlalu dingin dan matahari
2060 When The World Is Yours Section 2 Karya Yuli Pritania di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
masih bersinar terang. " Setelah ini kau mau ikut aku jalan-jalan" " tanya Kyuhyun
" Ada pantai di dekat sini dan kudengar pemandangan dari arah mercusuarnya indah sekali. "
" Aku akan ikut kalau kau membelikanku es krim. "
Kyuhyun meletakkan sendoknya ke atas piring dan menatap gadis itu heran.
" Na-ya, kau benar-bebar sedang tidak waras, ya" "
*** Kyuhyun benar. Pemandangan pantai itu indah sekali. Mercusuar itu terletak di atas bukti yg
dikelilingi batu karang dan cuaca benar-benar sedang cerah.
Matahari juga tidak bersinar terlalu terik.
Cocok untuk merayakan perpisahan mereka, batin Hye Na.
Kyuhyun memegangi tabgan gadis Itu saat mereka mendaki melewati bebatuan, sesekali harus
mengangkat tubuh gadis Itu saat jalanan yg mereka lewati benar-benar terjal.
Pria itu merasakan perasaan tidak nyaman menyerangnya, tapi dia mengabaikannya begitu saja. Dia
tidak bisa menikmati momen langka seperti ini dengan pikiran buruk.
" Ini kopimu " ujar Kyuhyun sambil menyodorkan gelas kertas berisi kopi yg masih panas ke tangan
Hye Na. Dia mengambilnya dari AuthoChef yg tersedia di depan bangunan di samping mercusuar,
sepertinya tempat ini cukup sering dikunjungi para turis, jadi ada beberapa fasilitas yg bisa
digunakan untuk umum. Hye na mengambil gelas itu dan menutupnya pelan, menunggu sampai cairan hitam kental itu cukup
dingin untuk diminum. Gadis itu memandang laut di depannya dengan tatapan kosong. Bau asin air laut menyergap indra
penciumannya dan telinganya menangkap bunyi Keras debur ombak yg menghantam karang,
mencipratkan tetesan-tetesan air ke dekat mereka.
" Rasanya aneh, kau tahu" Duduk berdua denganmu tanpa berdebat dalam waktu yg cukup lama "
ucap Kyuhyun tiba-tiba. Dia menoleh menatap gadis Itu kemudian tersenyum enggan. Tangannya terangkat merapikan anak
rambut gadis itu yg berantakan dihembus angin, menyisipkannya ke belakang telinga.
Biasanya gadia itu akan protes dan berusaha mengelak dari sentuhannya , tapi kali ini gadis itu hanya
menatapnya tanpa berkata apa-apa, membuat Kyuhyun merasa bahwa benar-benar ada sesuatu yg
buruk yg akan segera terjadi. Pria itu merasa perutnya dihantam dengan keras. Tangannya yg bebas
mengepal, mencengkram baju gadis itu, menarik pinggangnya mendekat, dan sesaat kemudian pria
itu sudah mencium Hye Na dengan putus asa, menyalurkan segala rasa frustasinya.
Lidah gadis itu terasa hangat karena kopi yg baru saja diminumnya dan Kyhyun tidak mau
merepotkan diri dengan bersusah payah mencium gadis itu dengan lembut.
dua melumat bibir gadis itu dengan rakus, meredam teriakan depresinya yg berusaha mendesak
keluar. Ada yg salah. Benar-benar salah.
Kyuhyun menjauhkan wajahnya sedikit saat paru-paru mereka memberontak meminta oksigen.
Dadanya terengah-engah mengambil nafas dan dia bisa merasakan deru nafas gadis itu di wajahnya.
Pria itu menunduk dan menatap gadis itu sayu, berusaha tidak memeluk gadis Itu erat-erat seperti
yg Ingin dilakukannya, karena dia takut kalau-kalau dia akan meremukkan tubuh gadis itu saking
frustasinya. " Rasanya kita lebih dekat dari kapanpun," ujarnya serak.
" Tapi kenapa aku merasa akan kehilangan dirimu segera" "
*** Tujuh Dublin, Ireland 05.00 AM Hye Na membuka matanya perlahan, merasakan rangkulan ringan di pinggangnya, tubuhnya
yg terbaring menempel dengan tubuh Kyuhyun, mengikuti tiap lekuk tubuh pria itu dengan
tepat seolah mereka memang sudah diciptkan untuk melengkapi satu sama lain, dan
wajahnya yg menghadal ke dada pria itu.
Dia melepaskan lengan Kyuhyun dengan hati-hati, berusaha tidak membangunkan pria itu,
kemudian menyingkap selimut yg menutupi tubuh mereka berdua. Hari masih cukup gelap,
dan matahari bahkan belum muncul sama sekali. Waktu yg tepat baginya untuk pergi.
Dia sudah mendapatkan tiket ke New York, penerbangan paling pagi. Dan dia tidak mau
rencananya untuk kabur gagal begitu saja. Dia harus melakukannya.
Bukannya dia takut mati atau apa, tapi..... ada sesuatu yg harus dijaganya baik-baik.
Sesuatu yg membuatnya menjadi begitu lemah dan memilih untuk kabur dari semua
kekacauan yg terjadi. Sesuatu yg membuatnya rela untuk meninggalkan hal terpenting
dalam hidupnya. Hye Na melayangkan tangannya ke daerah perutnya, mengelusnya pelan. Dia sama sekali
tidak pernah membayangkan bahwa pada akhirnya dia menjadi seorang istri.... bahkan
seorang ibu. Itu tidak ada di daftar manapun dalam rencana hidupnya. Tapi dia malah merasa....
menikmati semuanya. Lalu kenapa dia harus mengakhirinya"
Pertanyaan mudah. Karena anak ini. Karena dia ingin anak ini lahir dengan selamat. Nanti,
jika dia berhasil mewujudkannya, dia akan menemukan cara apapun untuk kembali pada
pria itu. Apapun. Tidak masalah jika nantinya dia akan terlihat seperti wanitq agresif yg tidak tahu malu.
Lebih baik seperti itu, daripada mewujudkan bayangan hidup mengerikan dimana tidak ada
pria itu di dalamnya. *** Hye Na meletakkan kopernya di dekat pintu. Diam-diam dia sudah memasukkan beberapa
barang pentingnya ke dalam koper itu saat menyiapkan pakaian ke tempat ini kemarin, jadi
dia sekarang tinggal pergi saja.
Gadis itu berjalan mendekat ke arah tempat tidur, berjongkok di sampingnya, tepat
menghadap ke wajqh pria itu. Dia sedikit memiringkan kepalanya, menatap wajah pria itu
lekat-lekat. Dia melakukannya selama beberapa menit, sebelum akhirnya bangkit berdiri lagi dan
menarik kopernya keluar kamar, tanpa berpaling ke belakang lagi sedikitpun. Karena dia
tahu bahwa dia harus segera bersiap. Karena sekali dia membalikkan badan, dia tahu bahwa
sudah waktunya baginya menyiapkan diri. Menyiapkan diri untuk merindukan pria itu setiap
hari. Hidup yg tidak diinginjannya, tapi harus dijalaninya.
*** 'Kau tahu hal tersulit apa yg terlalu berat untuk dilakukan" Melepaskanmu.
Tapi bagaimana jika ada begitu banyak hal yg membuat genggamanku melonggar sehingga
kau nyarus terlepas"
Jika kau pergi, akan seperti apa dunia yg aku jalani"
Yang pasti, saat kau terlepas, tidak ada yg akan terasa benar.
Dan aku akan menderita penyakit yg begitu menakutkan.
Merindukanmu. Jadi tidak bisakah waktu berhenti begitu saja agar aku tetap bisa menggenggam tanganmu
selama yg kumau" Tidak bisakah kau disini saja dan membiarkanku bernafas dengan nyaman karena
kehadiranmu" ' Kyuhyun mendengar pintu kamar tertutup dan dengan perlahan membuka matanya.
Tangannya terulur ke ranjang kosong di sampingnya. Masih hangat. Dan bau gadis itu masih
tertinggal di atas bantal.
Dia menatap kosong ke arah pintu. Kejadian yg sama lagi seperti 14 tahun yg lalu.
Tapi bedanya, rasa sakit yg dialamibya sekarang bertambah berjuta-juta kali lipat. Dan itu
nyaris, nyaris terasa membunuh.
Dia berusaha menarik nafas, tapi paru-parunya terasa begitu berat dan tidak ada oksigen
sedikitpun yg masuk ke hidungnya, membuatnya untyk sesaat terengah, hampir-hampir
kehilangan kemampuan untuk mengambil nafas sama sekali.
Tangannya mencengkram seprai, membuat kain berwarna putih itu kusut di dalam
genggamannya yg kuat. Tenggorokannya terasa kering dan kepalanya benar-benar terasa
seperti ditusuk-tusuk ribuan jarum tanpa henti. Mungkin Itu bagian dari rasa sekarat, yg
perlagan semakin menyakitkan dan mungkin berakhir dengan kematian.
Mati. Kata itu terdengar seprrti bualan di telinganya. Dulu. Dan sekarang dia tahu kenapa
kematian itu terasa menakutkan dan begitu menyakitkan. Tepat saat gadis itu menutup
pintu, dia tahu bahwa dia baru saja mati. Dan Itu benar-benar menjadi saat paling
mengerikan dalam hidupnya.
Dia menutup matanya lagi. Pintu yg diam itu terlihat seperti pintu menuju neraka di
matanya, pintu yg telah menyembunyikan gadisnya. Lagi.
Dia tidak akan mencari gadis itu.
Tidak, jika gadis itu sendiri yg ingin pergi darinya.
Dia sudah mendapatkan firasat yg sudah begitu jelas dan berusaha untuk bersiap-siap, tapi
rasanya sia-sia saja. Dia sudah memperkirakan sesakit apa rasanya jika gadis itu terlepas
darinya, tapi ternyata perkiraannya bahkan tidak mendekati sedikitpun rasa sakit yg
dialaminya sekarang. seperti ada lubang yg menganga yg begitu besar. Seolah dia tidak akan pernah utuh lagi.
Kata hancur bahkan tidak bisa mendefinisikan sedikitpun apa yg dirasakannya saat ini.
Seharusnya para ahli bahasa merasakannya sendiri sehingga bisa menemukan kata yg cocok
untuk ditulis di kamus. Ada sesuatu yg sesang terjadi. Sesuatu yg memaksa gadis itu untuk pergi. Dia akan mencari
tahu apa Itu , tapi dia tidak akan berusaha untuk mencari gadis Itu dan memaksa gadis itu
tetap berada di sisinya. Dia akan mencari tahu, menyelesaikannya, dan saat itu, saat semua
kekacauan ini sudah berakhir, dia akan tahu gadis itu akan kembali padanya.
Dan sampai dia mendapatkan gadis itu lagi, dia akan berusaha tetap hidup dan melakukan
segala hal yg dia bisa. Walaupun dia tahu dengan jelas bahwa rasanya akan lebih
menakutkan daripada dikubur hidup-hidup.
bernafas tanpa gadis itu sama seperti menghirup gas belerang. Pilihannya hanya dua. Tetap
menghirup dan dia akan mati, atau menutup hidung dan dua akan tetap mati.
kehabisan oksigen. *** Hye Na's Home, Manhattan, New York
08.00 AM (New York's Time)
" Hye Na ya" " seru Min in syok saat melihat anak gadis semata wayangnya itu muncul di
depan pintu rumah mereka di Upper East Side, salah satu kawasan paling elite Manhattan.
" Jangan tanya dan jangan beritahu siapa-siapa bahwa aku disini, " ujar Hye Na singkat
sambil menarik kopernya langsung ke lantai atas, tempat kamarnya berada.
Min In hanya bisa menatap punggung gadis itu, berpikir bahwa sesuatu yg buryk pasti baru
saja terjadi sampai-sampai anak itu kembali ke kota ini. Dia bisa menebak bahwa Kyuhyun
adalah penyebabnya, tapi dia tahu dengan jelas bahwa Kyuhyun tidak akan menyakiti
anaknya, yg berarti bahwa kepulangan Hye Na kesini disebabkan oleh sesuatu yg lain.
Sesuatu yg begitu menakutkan sampai membuat gadis itu menyerah dan pergi dari Seoul.
*** Hye Na meletakkan kopernya ke sudut kamar, menjatuhkan tubuhnya ke atas lantai dan
menyandarkan punggungnya ke sisi tempat tidur
Gadis itu menekuk lututnta, membenamkan wahah di antara kadua kaki, dan sesaat
kemudian bahunya mulai berguncang pelan.
Dia hanya pernah menangis dua kali dalam hidupnya sejak umur 3 tahun.
Pertama saat ayahnya mengembalikam PSP-nya yg rusak dan yg kedua saat ayahnya
meninggal. Dan kali ini, untuk kedua kalinya, pria itu lagi-lagi menjadi alasannya untuk menangis.
Bedanya, untuk kali yg kedua, rasanya berjuta kali lebih menyakitkan dari yg pertama.
Dia sudah bersusah payah menahan tangisnya selama 6 jam perjalanan dari Dublin tadi.
Dia sudah berusaha keras mengacuhkan kakinya yg gemetar tak terkendali, nyaris tidak bisa
menopang tubuhnya lagi sehingga dia harus berjalan terseok-Seuk dan mencari taksi
terdekat yg bisa dijangkaunya dari bandara. Hampir-hampir tidak bisa menarik kopernya
lagi, sampai-sampai seorang petugas bandara menghampirinya dan menanyakan apakah dia
baik-baik saja. Baru 6 jam. Baru 6 jam dan dia nyaris seperti tidak bisa menjalankan hidup lagi.
*** Min In mengintip dari celah pintu kamar Hye Na yg sedikit terbuka, menatap khawatir
anaknya yg sedang menangis histeris itu.
Saat Seuk Gil meninggal sekalipun anak gadisnya tidak pernah menangis sampai seperti itu.
Tidak pernah terlihat semenderita itu.
Min In menghubungi nomor seseorang dengan communicator-nya kemudian menempelkam
benda itu ke telinganya, menjauh dari kamar Hye Na agar gadis itu tidak mendengarnya.
" Eomma" Dia disana" Apa dia baik-baik saja" "
Min In menghembuskan nafasnya berat. Suara pria otu bahkan terdengar serak seperti
habis menangis. Tidak perlu berkata muka untuk tahu betapa merananya menantunya itu
sekarang. " Ada apa" Eomma berjanji padanya untuk tidak memberitahu siapapun bahwa dia ada
disini, tapi eomma tidak pernah melihatnya menangis sehisteris itu, Kyuhyun-a.
Beritahu eomma apa yg terjadi. Kalian berpisah" "
" Dia meninggalkan ku tanpa memberi penjelasan apa-apa.
Aku hanya berpikir ada yg sangat salah. Aku akan mencari tahu dan aku akan
menyelesaikannya, eomma. Sampai ini semua berakhir, eomma bisa menjaganya untukku, kan" "
" Tentu saja aku akan menjaganya baik-baik. Dan kau harus menyelesaikan masalah Ini
secepatnya, oke" Eomma rasa dia sedang menyembunyikan sesuatu dan dia tidak bisa
memberitahumu " " Aku mengerti, eomma. Aku berjanji akan menyelesaikan semuanya dan..... "
Terdengar suara tarikan nafas dari seberang.
" Dan.... aku akan mendapatkannya kembali. "
*** Hye Na's Home, Upper East Side, Manhattan, New York
07.00 AM Min In berusaha membuat dirinya nyaman terbaring di sofa kamar tidur Hye Na. Semalaman
dia menjaga Hye Na, karena gadis itu berkali-kali menggumam dalam tidurnya seperti
sedang dihantui mimpi buruk, tapi dua sama sekali tidak terjaga, sehingga Min In hanya bisa
melihatnya saja tanpa berbuat apa-apa.
Min In baru akan memejamkan matanya saat terdengar teriakan keras dan Hye Na terduduk
secara mendadak dengan keringat yg mengalir deras di pelipisnya.
" Sayang" Kau tidak apa-apa" Hmm" " tanya Min In cemas sambil bergegas menghampiri
tempat tidur, menarik tubuh Hye Na ke dalam pelukannya dan mengusap punggung gadis
itu dengan gerakan menenangkan.
Bahkan baju yg dikenakan gadis itu sudah basah karena keringat, padahal ini musim dingin.
Hye Na mencengkram blus yg dikenakan Min In dengan erat dan membenamkan wajahnya
di leher ibunya itu. " Eomma. . ." ujarnya dengan suara serak. Matanya sudah bengkak karena menangis
semalaman dan dia tidak tahu bisa separah apalagi keadaannya setelah ini. Dia benar-benar
terlihat seperti gadis-gadis menjijikkan di film-film yg pernah ditontonnya, yg menangis
berhari-hari setelah patah hati. Adegan yg dulu diejeknya setengah mati, dengan sombong
berkata bahwa dua tidak akan pernah mengalami hal memuakkan seperti itu.
" Mmm" Kau baik-baik saja" Kau membutuhkan sesuatu" "
Hye Na menggeleng lemas dan semakin mengeratkan pelukannta di tubuh wanita itu.
" Aku tidak baik-baik saja, " ujarnya dengan suara yg nyaris tidak terdengar.
" Aku tidak baik-baik saja, "
*** " Kau mau kemana" " tanya Min In heran sambil meletakkan baki makanan yg dibawanta ke
atas meja saat melihat Hye Na keluar dari kamar mandi dengan kemeja, mantel tebal, dan
celana jins yg rapi, walaupun tampangnya terlihat seperti pasien pengidap kanker yg baru
saja divonis mati. " Kantor, " jawab gadis itu singkat sambil memasukkan barang-barangnya ke dalam tas,
berkali-kali meleset sehingga dia terpaksa membungkuk begitu sering untuk memungut
semua barang yg dijatuhkannya.
Min In mendesah melihat tangan Hye Na yg gemetaran dan pandangannya yg tidak fokus.
Dia cepat-cepat menghampiri Hye Na sebelum anak gadisnya itu menjatuhkan
communicator yg sedang dipegangnya.
" Biar eomma bantu, " ujar Min In, bergegas merapikan semua barang yg berserakan dan
memasukkannya dengan rapi ke dalam tas, sedangkan Hye Na hanya menatap ibunya itu
Pedang Sinar Emas 17 Candika Dewi Penyebar Maut X I I Naga Sasra Dan Sabuk Inten 45
Karena itu Hye Na merasa sangat kesal saat dirinya ditinggalkan sendirian di tengah-tengah para
bocah ingusan yg dalam jangka waktu dekat akan merengek mencari orang tua mereka.
Dia sudah menghabiskan es krim nya dan berniat ingin mengambil gelas berisi cola di atas meja di
seberangnya, tapi cukup tahu diri bahwa meja itu terlalu tinggi untuk dijangkaunya. Tapi
kerongkongannya sudah kering dan dia malas mencari orang tuanya yg entah terdampar dimana di
antara semua kerumunan ini.
Hye Na mendekati meja itu. Ada seorang anak laki-laki yg lebih tinggi darinya juga berdiri disana.
Sepertinya lebih tua sekitar 2 atau 3 tahun. Dan yg jelas, cukup tinggi untuk dimintai pertolongan.
" Chogiyo..... bisakaj kau membantuku mengambilkan cola" Mejanya terlalu tinggi, " ujar Hye Na
sopan. Anak laki-laki itu menoleh, memperlihatkan seluruh wajahnya. Mata Hye Na sedikit melebar melihat
bahwa anak laki-laki itu mungkin saja adalah anak laki-laki tertampan yg pernah dilihatnya.
Penampilan anak itu tampak berkelas dalam balutan jas dari desainer terkenal. Pasti orang tuanya
kaya srkali. Tatapan Hye Na terpaku pada mata anak laki-laki itu. Tampak begitu gelap dan dingin. Mungkin
sombong adalah kesan pertama yg akan didapat semua orang saat menatap mata anak itu. Dan
wajahnya, tampak tidak ranah. Sepertinya dia sudah salah memilih orang untuk dimintai tolong.
" Kau menyuruhku" " tanya anak itu tidak percaya. Ekspresi nya seolah-olaj menunjukkan bahwa Hye
Na telah berbuat sesuatu yg salah dengan meminta tolong padanya.
" Anio. Bukan menyuruh. Aku hanya meminta tolong karena tidak ada orang lain di sekitar sini. "
" Itu sama saja. .memangnta kau tidak tahu siapa aku dampai berani-beraninya meminta tolong
padaku" " Hye na dengan refleks mengepalkan tangannya, menahan diri untuk tidak meninju wajah di
depannya itu. Sombong sekali bocah ini!
" Aku rasa aku tidak perlu tahu siapa kau hanya agar kau mau menolongku mengambilkan gelas
diatas meja itu untukku, " geram Hye Na sambil menggertakkan giginya dengan marah.
" Ada apa ini" Kyunnie" "
Seorang anak perempuan lain menyela mereka. Hye Na menebak umur anak itu baru 12 atau 13
tahun. Tidak lebih. Dia sudah belajar cara mengira-ngira umur seseorang dari buku yg dibacanya.
" Apa lagi yg kau lakukan" Kau bersikap kasar lagi" " ulang anak perempuan itu. Sepertinya dia
adalah kakak dari anak sombong itu. Mata mereka mirip. Tapi jelas anak perempuan ini jauh lebih
ramah. Anak laki-laki yg sepertinya bernama kyu itu tidak menjawab sama sekali dan malah memadang
tampang angkuhnya, membuat anak perempuan itu menyerah dan memalingkan tatapannya pada
Hye na. " Ah Ra imnida. Kau boleh memanggilku onnie. Kau anak Seuk Gil Ajjushi, kan" Aku melihatmu
bersama nya tadi. Aku, dan bocah menyebalkan ini, anak dari teman ayahmu. pemilik rumah ini.
Orang tua kamilah yg mengadakan pesta. "
" Ah, ye onnie. Bangapseumnida, " ucap hye na sambil membungkuk sopan
" Jadi... beritahu aku, apa yg dilakukan Kyuhyun padamu" "
Jadi namanya Kyuhyun"
Wajahnya seperti jelmaan setan menyebalkan, batin Hye Na dalam hati.
" Aku meminta tolong padanya untuk mengambilkan gelas cola di atas meja karena aku tidak bisa
meraihnya, tapi dia malah bertanya apakah aku tidak tahi siapa dia sampai berani-beraninya
meminta tolong padanya seperti itu."
" Aish, Kyunnie, hentikan sikap dingin dan sombongmu itu, " bentak Ah ra sambil menjewer telinga
adiknya itu. " Nuna, berhenti memperlakukanku seperti anak berumur lima tahun! Aku sudah 9 tahun! " seru
Kyuhyun. Dia sedikit meringis, tapi tangannya dengan mudah mengeyahkan tangan kamarnya itu
dari telinganya. Ah Ra mengambil gelas berisi cola itu dari atas meja dan memberikannya pada Hye Na.
" Ini. kalau kau butuh sesuatu lagi, jangan pernah meminta tolong padanya, " ujar Ah Ra mewantiwanti. "Aku pergi dulu. "
Hye Na mengangguk menatap punggung Ah Ra yg berlalu dengan anggun, seanggun yg bisa
dilakukan anak umur 13 tahun.
"Dasar pendek! "
Hye Na berbalik saat mendengar suara penuh ejekan itu. Bocah menyebalkan itu benar-benar
menguji kesabarannya. Dia mencengkram gelas colanya, menarik nafas dalam-dalam, dan memilih mengabaikan setan kecil
itu. Oke, sepanjang sisa pesta, dia akan berusaha mencari tempat sejauh mungkin dari makhluk di
depannya ini. *** " Kenapa aku harus menemaninya" " protes Kyuhyun. Dari nada bicaranya jelas bahwa dia tidak mau
mengerjakan perintah ayahnya dengan sukarela.
" Karena Ajjushi tidak mungkin membawa Hye Na kemana-mana di antara orang dewasa seperti ini.
Jadi karena kalian sebaya, lebih baik kalian bersama-sama saja. " Ganti Seuk Gil yg berusaha
membujuk Kyuhyun agar anak itu mau bermain bersama Hye Na, sementara para orang tua
membicarakan bisnis. Kyuhyun menghela nafasnya. Dia ingib sekali menolak, karena jelas saja kalau dia berada di dekat
anak perempuan yg terlihat menyebalkan itu dia akan emosi tingkat tinggi dan pada ujungnya
mereka akan bertengkar. Gadis kecil itu memperlihatkan dengan jelas ketidaksukaannya pada
Kyuhyun, jadi untuk apa dia harus bersikap baik dengan menemani anak itu" Tapi masalahnya, jika
Seuk Gil yg meminta, dia tidak bisa menolak. Dia dekat dan sangat menyukai 'paman'nya itu dan ini
adalah kali pertama dia bisa melakukan sesuatu untuk pria itu.
" Hye Na juga suka bermain game, sama sepertimu. Iya kan, sayang" Apa kau membawa PSP-mu"
Kalian bisa bermain bersama, " ujar Seuk Gil sambil mengusap rambut anak semata wayangnya.
Kyuhyun menoleh dan mendapati bahwa gadis itu menatapnya dengan raut wajah dingin sebelum
mengangguk pelan. " Nah, kalau begitu tunggu apalagi" Kalian pergi bermain saja sekarang. "
" Ayo ikut aku ke atas. PSP-ku ada di kamar, " ujar Kyuhyun sambil melangkah duluan meninggalkan
Hye Na, membuat gadis kecil itu terpaksa berlari-lari kecil untuk menjajari langkahnya yg besar.
" Berapa umurmu" " tanya Kyuhyun basa-basi. Sebenarnya dia tidak syka berbicara dengan orang
asing, tapi apa boleh buat. Gadis ini anak 'paman' kesayangannya
" 6 tahun " jawab gadis itu singkat.
Kyuhyun menggumam pelan dan membuka pintu kamarnya, membawa gadis itu masuk ke sebuah
ruangan besar yg terdiri dari ruang tidur, ruang ganti pakaian, perpustakaan kecil, dan ruang belajat.
Ada balkon besar yg tersambung dengan ruang tidur, menghadap pemandangan taman bunga luad
kesayangan ibunya. Kyuhyun melihat gadis itu sedikit terkesima, tapi berhasil menguasai ekspresi nya dengan baik.
Sesaat dia merasa gadis itu bersikap begitu dewasa, pembawaannya tidak seperti anak berumur 6
tahun, walaupun penampilannya memperlihatkan umurnya yg seharusnya. Dan.... itu membuatnya
sedikit terkesan. Kyuhyun berjalan masuk ke ruang belajarnya, sedangkan Hye Na mengikutinya dari belakang.
Kyuhyun mengambil PSP-nya yg tergeletak di atas meja dan menyadari bahwa Hye Na tak
mengikutinya lagi. Di berbalik dan mendapati gadis itu sedang mengamati sebuah robot yg berdiri
diam di sudut ruangan. " Namanya Pocka " ujar Kyuhyun sambil berjalan mendekati gadis itu. " Sentuh saja, dia akan
bergerak. " Hye Na mendongak menatap Kyuhyun dan dengan ragu-ragu menjulurkan tangannya untuk
menyentuh robot itu. " Annyeonghaseyo. Pocka imnida. Bangaweoyo. Ireumi mwoeyo" ( Salam kenal, namaku Pocka.
Senang bertemu denganmu. Namamu siapa" ) " ucap robot itu dengan suara kekanak-kanakan
sambil mengulurkan tangannya ke arah Hye Na, membuat gadis itu menatap benda itu kagum.
" Dia akan selalu begitu pada orang yg belum dikenalnya" jelas Kyuhyun
" Hye Na imnida" jawab Hye Na sambil tersenyum, balas mengulurkan tangannya untuk menjabat
tangan robot tersebut. " Hye Na nuna. Senang bertemu denganmu"
" Nuna" " ulang Hye Na bingung.
" Umurnya baru dua tahun. Makanya dia memanggilmu nuna. "
" Dia bisa apa saja" " tanya Hye Na dengan ketertarikan yg jelas terlihat di wajahnya.
" Biasanya dia hanya menemaniku bermain game. Dia bisa melakukan beberapa hal kalau
kuprogram. " " Kau program" "
" Dia robot ciptaanku. "
Hye Na menegakkan tubuhnya, menatap Kyuhyun tak percaya.
" Teraerah kau percaya atau tidak, tapi dia memang ciptaanku. Aku sedang membuat rancangan
untuk menciptakan sebuah android yg sangat mirip dengan manusia dan mungkin appa bisa
memproduksinya. " " Android mirip manusia" "
" Mmm. Kalau kau mau tahu, aku ini sudah kelas 1 SMP walaupun umurku baru 9 tahun. Aku loncat
kelas berkali-Kali. "
Hye na merengut dan mengerucytkan bibirnya.
" Kau sedang pamer padaku, ya" "
" Menurutmu" " ujar Kyuhyun sinis. Dia berjalan ke ruang tidur dan membuka pintu Balkan.
" Sampai jumpa, nuna" seru Pocka saat Hye Na bergegas menyusul anak itu.
" Ne, " ujar Hye Na sambil melambau sekilas. Gadis itu melangkah keluar dan mendapati balkon yg
cukup luas untuk bersantai. Ada kursi kayu panjang dan kursi malas disana, dibawah sinar matahari
yg menusuk pada siang hari. Pemandangan yg diperlihatkan sangat memukau. Taman bunga yg
diterangi lampu-lampu taman yg sangat terang sehingga semuanya terlihat jelas, sama seperti di
siang hari. " Kau benar-benar sangat dimanjakan, ya" " kata Hye na dengan sedikit nada mengejek yg tidak
berusaha disembunyikannya.
" Membuat banyak anak-anak berusaha mendwkatiku dengan cara menjilat " sahut Kyuhyun dengan
wajah dingin tanpa ekspresinya.
Hye Na menoleh ke arah laki-laki itu, menatapnya seperti sedang menimbang-nimbang sesuatu.
" Aku bahkan tidak persist mendekatimu. " ujar hye Na tenang, membuat Kyuhyun dengan refleks
tertawa kecil. " Tidak usah kau katakan aku juga sudah tahu"
Gadis itu terdiam, sedikit terpaku dengan raut wajah laki-laki Itu saat tertawa. Wajah yg datar dan
dingin itu terlihat begitu ramah ketika sudut-sudut mulutnya terangkat membentuk senyum dan
kekehan yg keluar dari mulutnya terdengar sedikit berat, khas anak laki-laki yg sudah mulai beranjak
dewasa. Pendapat awal gadis itu benar. Anak itu menang laki-laki tertampan yg pernah dilihatnya.
" Jadi.... kau tidak punya teman" " tanya Hye Na hati-hati seraya mendudukkan tubuhnya di atas
kursi kayu panjang, tepat di samping laki-laki itu.
" Aku kira kita kesini untuk bertanding game " elak Kyuhyun. Tangannya memutar-mutar PSP dalam
genggamannya. Hye Na mengedikkan bahunya.
" Terserah padamu. "
*** Kyuhyun menarik napas berat dan meletakkan PSP-nya ke atas meja. Dia tidak tahu kenapa, tapi dia
bersedia menceritakan rahasia pribadinya pada gadis kecil yg awalnya tidak disukainya ini. Tapi
bukankah kau memang akan merasa nyaman saat bercerita pada orang asing yg tidak kau kenal
sehingga dia tidak mengenalmu" Setidaknya menurutnya begitu.
" Kau tahu, menjadi anak laki-laki terkaya di Korea sama sekali tidak enak. Semua orang tahi bahwa
aku akan menjadi pewaris tunggal perusahaan ayahku saat aku sudah besar nanti.
Aku disekolahkan di sekolah terbaik dan bergaul dengan anak-anak keluarga terpandang. Semua
orang tua berusaha menyuruh anak mereka untyk berteman denganku. Mungkin mereka berpikir
bahwa jika sang anak dekat denganku, ayahku akan tahu dan berminat berbisnis dengan mereka.
Semua orang selalu berkata bagwa aku terlalu cepat dewasa dan jalan pikiranku sama sekali tidak
menunjukkan isi otak anak berumur 9 tahun. Mereka benar dalam beberapa hal."
" Aku tahu jalan pikiran orang dewasa dan berpikir sama seperti mereka. Tapi aku juga anak kecil yg
ingin memiliki teman bermain yg memang ingin bertemam denganku dan tidak menggunjingkanku di
belakang. Dan satu-satunya temam terbaik yg kukenal hanya Eunhyuk hyung, sepupuku. Tapi dia
lebih tua dan kami tidak satu sekolah. Jadi tetap saja pada intinya aku tidak punya teman."
" Saat itu aku merasa begitu marah dan membenci teman-temanku. Jadi saat pulang sekola, saat
para orang tus menjemput anaknya, sedangkan aku dijemput supirku, aku membuat keributan.
Salah satu ayah temanku mendatangiku dan berkata bahwa dia mengenal ayahku. Dia memberikan
kartu namanya padaku dan menyuruhku memberikan kartu nama itu pada ayahku. Aku sangat ingat
kata-katanya waktu itu 'Sang Hyun teman baikmu, kan" Aku menyuruh anakku berteman denganmu agar kau punya teman
disini. Jadi katakan pada ayahmu bahwa aku berharap kami bisa berteman seperti pertemananmu
dengan anakku' " Kyuhyun tersenyum getir sebelum melanjutkan ceritanya.
" Tentu saja dia berpikir bahwa dia sedang berbicara dengan anak kecil yg tidak akan mengerti
maksud terselubung dari ucapannya itu. Pria tua itu salah besar. Aku dengan kesal langsung
menyobek kartu namanya tepat di depan matanya sendiri dan membuangnya ke tanah.
Lalu berteriak padanya bahwa aku tidak butuh teman seperti anaknya yg cengeng dan suka
menggunjingkanku dengan teman-teman yg lain, mengatakan bahwa aku sombong karena tidak
mau mengajaknya ke rumahku untuk bermain. Bahwa anaknya itu suka mencuri barang-barang ku
yg mahal lalu memamerkannya pada anak-anak yg lain. Semua orang di lapangan parkir
mendengarnya dan aku senang saat memikirkan betapaalunya pria tua dan anaknya yg penjilat itu.
Besoknya anak itu tidak masuk sekolah. Kudengar mereka pindah ke Jepang. "
" Aku heran kau tidak melemparkan kartu nama itu ke wajahnya. Apa kau tidak pernah menonton
film" " komentar Hye Na dengan raut wajah polosnya.
Kyuhyun tertawa keras, terpesona dengan cara gadis itu merespon ceritanya dan bahwa jalan pikiran
mereka berada pada frekuensi yg sama.
" Tentu saja aku berpikir untuk melakukan nya, " ujar Kyuhyun setelah tawanya mereda.
" Tapi pria itu jauh lebih tus dariku dan aku diajari sopan santun bagaimana cara bersikap kepada
orang tus. Kalau aku melakukannya, pasti orang tuaku akan dicap buruk karena tidak bisa
mengajariku dengan baik. "
" Tapi pada akhirnya kau juga meneriakinya dan membuka aib anaknya. Itu sama saja. "
" Beda. Aku membicarakan fakta."
" Ya ya, bela saja dirimu terus Tuan Muda Cho." Hye Na mengatakannya drngan senyum lebar di
wajahnya. " Jadi..... sejak saat Itu kau selalu bersikap sinia pada semua orang asing" "
Kyuhyun menimbang-nimbang sesaat sebelum menjawab.
" Tidak juga. Dari dulu aku juga begini. Nuna gatal sekali ingin menjitak kepalaku karena terkadang
aku tidak bisa menjaga ucapan sinisku di saat-saat tertentu. "
" Lalu... kau menciptakan Pocka sebagai teman bermain terbaikmu yg tidak akan menggunjingkanmu
di belakang dan tidak punya orang tua yg akan menyuruhnya mendekatimu agar bisa berbisnis
dengan ayahmu" "
" Yah, kira-kira begitu."
" Untuk umur 9 tahun.... kau jenius sekali."
" Umurku 7 tahun saat menciptakannya" potong Kyuhyun.
" Dasar tukang pamer! "
" Kau juga bisa pamer kalau kau mau. Tapi memangnya apa yg bisa dilakukan gadis kecil pendek dan
ingusan sepertimu" "
" Yak, berhenti mengataiku pendek! " bentak Hye Na tak terima.
" Tapi kau memang pendek, " ujar Kyuhyun tak mau kalah.
" Asal kau tahu saja, aku ini trainee di KIA. Direktur KIA sendiri yg mengajariku secara pribadi. Aku
bisa menembak tepat sasaran dan diperbolehkan mengakses arsip-araip KIA. Bahkan Soo Hwan
Ajjushi juga suka meminta pendapatku tentang suatu kasus karena menurutnya aku sudah membaca
arsip-arsip lama KIA jauh lebih banyak daripada sebagian besar agen disana."
Kyuhyun menatap gadis itu kagum, setengah tidak percaya bahwa gadis pendek bertampang polos di
depannta itu sebegitu hebatnya di umurnya yg baru 6 tahun.
" Ayahku tidak pernah mengizinkanku masuk ke gedung KIA. Dia hanya membawaku ke ACC setelah
aku menciptakan Pocka dan berpikir bahwa aku tertarik dengan robot. "
" Kau tertarik dengan KNI" "
" Aku tertarik mempelajari beberapa hal. Menembak, menjinakkan bom, hal-Hal keren seperti itu.
Tapi aku lebih tertarik melanjutkan bisnis ayah. Hanya saja, sepertinya aku memang harus
mempelajari banyak tekhnik melindungi diri karena untyk menjadi pebisnis hebat seperti ayah
berarti aku akan mengorbankan diriku ke tangan para penjahat. Ayahku bahkan membutuhkan
ayahmu untuk melindunginya dari kemungkinan pembunuhan. "
Hye Na mengangguk setuju. Dia tahu bahwa ada banyak percobaab pembunuhan yg direncanakan
oleh saingan bisnis ayah Kyuhyun dan tugas ayahnyalah untuk menggagalkan itu semua.
" Kau mau minum" " tawar Kyuhyun tiba-tiba. Dia menunjuk ke arah kuliah kecil di dekat mereka.
" Apa ada kopi" " tanya Hye Na antusias. Dirumah ibunya selalu mengawasinya sehingga gadis kecil
itu tidak bisa mencicipi kopi kesukaannya. Tapi diam-diam ayahnya selalu menyisakan kopinya dan
memberikannya pada anak gadis semata wayangnya.
" Kau suka kopi" Kafein itu kan berbahaya, Na-ya "
" Na-ya" "
Kyuhyun terdiam salah tingkah saat menyadari bahwa dia menyingkat nama gadis itu begitu saja
tanpa sadar. " Lebih bagus, kan" " gumamnya pelan.
" Tapi... itu kedengarannya seperti kita sudah sangat dekat. Padahal kan tadinya aku tidak
menyukaimu." Ujar Hye Na dengan tampang cemberut.
" Tadinya" Jadi sekarang kau menyukaiku" " goda Kyuhyun, lagi-lagi tanpa berpikir. Padahal biasanya
dia tidak pernah tertarik pada gadis manapun , apalagi sampai menggoda.
Hye Na mengusap tengkuknya pelan.
" Kau.... lumayan. Tidak terlalu buruk seperti yg kupikirkan. Kalau kau mau.... kita bisa berteman.
Anggap saja aku teman pertamamu. Hmmm" "
Kali ini tanpa mempertimbangkannya sedikitpun, Kyuhyun langsung menganggukjan kepalanya.
Tangannya terjulur membuka kulkas kecil tadi dan mengeluarkan sekaleng kopi dari dalamnya,
mengulurkannya pada Hye Na setelah dia melepaskan penyakit kaleng itu.
" Na-ya kedengarannya bagus" gumas Hye Na sambil meneguk kopi dinginnya. " Tapi itu berarti aku
juga harus punya nama panggilan untukmu."
" Yang pasti kau harus memanggilku oppa. Kau lebih kecil 3 tahun dariku."
" Oppa" Aku belum pernah memanggil siapapun dengan sebutan oppa. Baiklah. Hyun oppa" "
" Hyun" "
2060 When The World Is Yours Section 2 Karya Yuli Pritania di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
" Ne. Hyun terdengar seperti nama anak laki-laki yg baik dan manis. Saat aku pertama kali
mendengar namamu, aku pikir nama itu cocok sekali dengan perilakumu. Cho Kyuhyun. Terdengar
seperti nama setan dan kebetulan kau juga mirip setan. Jadi imejmu harus diperbaiki sedikit."
" Yak yak, Han Hye Na, apa yg barusan kau katakan, hah" " protes Kyuhyun kesal.
" Sudahlah, tidak perlu protes. Itu kan memang kenyataan" tandas Hye na santai. Dia meminum
kopinya dalam satu tegukan cepat dan mengulurkan kaleng itu ke arah Kyuhyun yg balas
menatapnya dengan pandangan tak mengerti.
" Kau tidak terlalu suka kopi" Mulai sekarang kau harus mencoba menyukainya. Anggap saja sebagai
awal pertemanan kita. Eo?"
Kyuhyun menatap kaleng berisi kopi itu dengan ragu. Dia belum pernah.....
" Kau belum pernah meminum bekas orang lain" Dasar Tuan Muda Manja," ejek Hye Na
menyuarakan isi pikiran Kyuhyun.
" Tahu tidak " Selalu ada kali pertama untuk segala hal. Kau juga harus mencoba segala hal yg tidak
kau sukai sebelum memutuskan menyukainya atau tidak. Appaku bilang begitu."
Kyuhyun mengambil kaleng minuman itu dan meneguknya pelan. Dia hanya pernah sekali mencoba
minuman itu dan tidak terlalu menyukai rasa pahitnya, tapi saat dan melihat mata cokelat gadis itu
yg menatapnya dengan penuh harap dan senyum manis kekanakannya, Kyuhyun berpikir bahwa rasa
kopi ini sama sekali tidak buruk. Dan dia menyukainya.
" Kau mau bertanding game denganku?" Tawar Hye Na
" Bukannya dari awal tujuan kita memang untuk bertanding?"
*** Kyuhyun menoleh saat merasakan sesuatu tiba-tiba membebani bahunya. Dia sedang asyik
memainkan game di PSP-nya dan baru menyadari bahwa Hye Na sudah jatuh tertidur di sampingnya.
Dia melihat jam tangannya sekilas. Sudah jam 11 malam. Pantas saja.
Kyuhyun meletakkan PSP-nya ke atas meja, dengan hati-hati memegangi kepala Hye Na agar tidak
terkulai jatuh dan membaringkannya ke atas pahanya secara perlahan agar gadis itu tidak
terbangun. Kyuhyun menarik nafas pelan sambil menatap wajah polos gadis yg sedang tertidur di pangkuannya
itu. Hela nafas gadis itu terdengar teratur saat bahunya bergerak naik turun membantu paruparunya memompa udara. Angin malam kota Seoul terasa sedikit dingin, tapi Kyuhyun tidak bisa
bergerak sedikitpun untuk mengambil selimut ke dalam walaupun dia sangat ingin melakukannya.
Jadi sebagai gantinya dia melepaskan jas yg dipakainya dan membentangkannya menutupi tubuh
bagian atas gadis kecil itu.
Hanya dalam waktu kurang dari satu jam, gadis itu sudah banyak mengajarkannya hal-hal yg belum
pernah dilakukannya sebelumnya. Berbicara dengan orang asing, tertawa dengan lepas untuk
pertama kalinya di depan orang asing, berbagi satu kaleng minuman yg sama dengan orang asinh,
menceritakan perasaannya pada orang asing itu, memutuskan menjadikan orang asing ity sahabat
pertama nya bertukar nama panggilan yg aneh, dan sekarang orang asing itu tidur dengan
nyamannya di atas pangkuannya.
Dia tidak pernah benar-benar menginginkan sesuatu, karena semua yg dibutuhkannya akan selalu
tersedia di depannya begitu saja jika dia menginginkannya.
Tapi sekarang. ... dia sangat ingin mengenal gadis kecil dalam pangkuannya ini lebih jauh. Gadis yg
terlihat begitu dewasa dan lebih pintar daripada anak-anak sebayanya. Gadis yg dengan enteng
berkata padanya bahwa dia harus melakukan segala sesuatu sesuai keinginannya tanpa perlu
mendengarkan pendapat orang lain. Bahwa selalu ada kali pertama untuk segala hal.
Dan gadis itu benar. Memang selaku ada kali pertama untuk segala hal, termasik saat dia untuk
pertama kalinya benar-benar menginginkan sesuatu. Dia ingin bertemu dengan gadis itu lagi, tidak
peduli kapan, dan saat itu terjadi dia yakin bahwa dia akan lebih dari siap untuk mengenal gadis itu
lebih jauh, bertemu dengannya lagi dan lagi. Ini bukan jenis perasaan yg dipahami oleh anak
seusianya, tapi dia tahu pasti apa yg diinginkannya. Dan kali ini dia akan mendapatkannya tanpa
bantuan orang lain. Dengan usaha dan caranya sendiri.
*** " Hyun oppa, ireona! "
Kyuhyun merasa tubuhnya diguncang-guncang seseorang dan dia mendengar nama....... Hyun oppa"
Kyuhyun mengusap wajahnya dan membuka matanya sedikit. Dia merasa bingung selama beberapa
detik karena kesadarannya yg masih belum terkumpul penuh, tapi akhirnya dia mengenali siapa
gadis kecil yg sedang berusaha membangunkannya itu.
" Na-ya" Wae" " tanyanya dengan suara serak. Dia membenamkan wajahnya di dalam bantal,
berusaha melanjutkan tidurnya yg terganggu tadi.
" Yak, oppa, aku mau pulang ke Amerika sebentar lagi. Ayo bangun! "
Mendengar kalimat itu Kyuhyun langsung tersentak kaget dan dengan refleks duduk diatas tempat
tidurnya. Ada rasa pusing yg sedikit menyerang disebabkan oleh gerakannya yg begitu tiba-tiba itu
tapi diw mengabaikannya begitu saja.
" Kau" Pulang" "
" Ne. 2 jam lagi pesawatku berangkat. Aku mau pamit. Ibumu bilang kau baru bangun jam 10 di hari
libur, tapi aku tidak bisa menunggu selama itu. Pesawat kami berangkat jam 9 , jadi maaf kalau aku
mengganggu tidurmu. "
Hye Na tersenyum manis dan memiringkan wajahnya, menatap Kyuhyun dengan bingung.
" Kata Ah Ra onnie kau paling tidak suka jika tidurmu diganggu, tapi kau kelihatannya tidak marah
Aku mengganggu tidurmu" "
Kyuhyun baru tersadar akan kebiasaannya saat gadis itu mengucapkannya. Dan dia jadi merasa
bingung sendiri. " Gwaenchana, " jawabnya akhirnya.
" Ya sudah, aku hanya mau mengatakan Itu. Kau bisa melanjutjan tidurmu, " ujar Hye Na sambil
bangkit dari atas tempat tidur Kyuhyun.
" Chakkaman! " cegah Kyuhyun sambil memegangi pergelangan tangan gadis itu, menghalangi
langkahnya. " Ne" " " Bukannya. ..... biasanya saat berpisah.... harus meninggalkan sesuatu" " tanya Kyuhyun salah
tingkah. Dia tidak akan heran jika wajahnya berubah jadi memerah saat ini.
Hye Na membelalakkan matanya, tapi kemudian tertawa geli.
" Oppa, kau pasti terlalu banyak menonton film romantis. "
" Ani. Nuna selalu memaksaku menemaninya menonton sambil merengek-rengek, jadi aku terpaksa
memenuhi permintaannya, " gumam Kyuhyun tak jelas.
Hye Na tersenyum dan menjatuhkan tubuhnya lagi ke atas tempat tidur.
" Barang kenangan" Menurutmu kita akan bertemu lagi saat dewasa lalu saling memperlihatkan
barang pemberian masing-masing..... dan jatuh cinta satu sama lain" "
Hye Na terkekeh membayangkan hal menggelijan itu. " Itu hanya ada dalam kisah cinta zaman dulu,
oppa. " " Aku setuju dengan dual hal pertama, tapi tidak dengan yg terakhir. "
" Apanya" Bagian jatuh cintanya" Cih, saat kita bertemu lagi aku pasti sudah memiliki kekasih yg
tampan dan kaya lalu aku akan menikah dengannya."
" Memangnya aku tidak tampan dan kaya" "
" Kau itu menyebalkan. Aku tidak mau punya suami sepertimu."
" Aku menyebalkan" " ulang Kyuhyun tak terima
" Aish, oppa sekarang bukan waktunya untuk berdebat. Cepat beritahu aku benda apa yg harus
kuberikan padamu. Aku harus segera berangkat. "
Kyuhyun mendengus sebelum akhirnya mengalah dan mulai berpikir.
" Bagaimana kalau PSP-mu saja" Itu barang kesayanganmu, kan" "
" PSP" Tapi itu hadiah dari Soo Hwan Ajjushi saat ulang tahunku yg kelima.c"
" Aku juga akan memberikan PSP-ku. Eotte" "
Hye Na tampak berpikir sesaat, kemudian membuka tas ransel kecil di punggungnya mengeluarkan
PSP kesayangannya dan memberikannya pada Kyuhyun.
" Kau harus menjaganya baik-baik, eo" Kalau sampai rusak aku tidak akan pernah memaafkanmu! "
Kyuhyun mengambil PSP-nya yg tergeletak di atas meja kecil di samping tempat tidurnya,
menyerahkannya pada gadis itu.
" Kau juga harus melakukan hal yg sama pada PSP-ku. "
Hye Na mengangguk dan memasukkan PSP itu ke dalam tasnya.
" Sudah, kan" Aku pergi dulu. Annyeonghi gaseyo! "
Gadis itu melambaikan tangannya dan berlari keluar dari kamar, tanpa menoleh ke belakang sama
sekali. Kyuhyun tersenyum lemah, membiarkan tatapannya tetap tertuju ke arah pintu kamarnya yg sudah
tertutup menyembunyikan sosok gadis kecil yg baru dikenalnya kurang dari 24 jam, tapi berhasil
mengubah beberapa hal dalam hidupnya dengan begitu mudah.
" Annyeong..... Na-ya.......... "
FLASHBACK END *** Lima Hye Na memegangi kepalanya yg terasa sedikit berdenyut-denyut. Ingatan masa kecilnya itu
menbanjiri pikirannya tanpa ampun, seolah karena telah tertahan begitu lama, kenangan itu datang
menyerbu seperti air bah.
Dia tidak tahu kenapa dia bisa melupakan kenangan itu selama ini. Sepertinya dia terlalu membenci
pria itu sampai-sampai tidak mau menyisakan sedikit tempat pun di sudut otaknya untuk didiami
oleh ingatan 14 tahun yg lalu itu.
Dia ingat kejadian 2 minggu setelah pertemuan mereka. Ayahnya baru pulang ke Amerika setelah
menjalankan tugasnya sebagai agen di Korea. Tugas apa lagi kalau bukan melindungi ayah Kyuhyun.
Saat itulah kebencian awal pada pria itu memuncak seperti virus kanker yg tidak bisa disembuhkan.
Ayahnya membawa PSP kesayangannya yg telah retak di beberapa bagian dan benar-benar mustahil
untuk bisa dimainkan lagi.
" Ini punyamu, kan" Kau pasti meninggalkan nya di Korea waktu itu. Tapi kenapa kau tidak bilang
pada appa. " Appa kan bisa mencarikannya untukmu. "
" Darimana appa mendapatkannya" "
" Ada ancaman bom di kediaman keluarga Cho. Kami terpaksa menggeledah semua tempat. Appa
menemukannya di tempat sampah di lantai dua dekat kamar Kyuhyun. Appa pikir karena kau sangat
menyayangi PSP-mu itu kau pasti ingin melihatnya. "
Dia ingat dengan jelas bahwa kemudian dia menangis semalaman. Bukan karena itu adalah benda yg
paling disayanginya, pemberian dari orang yg sangat dihormatinya, orang yg telah mengajarkannya
segala hal yg mengagumkan, orang pertama yg mempercayai anak kecil sepertinya, tapi karena dia
merasa lebih sakit hati dengan kenyataan bahwa benda yg seharusnya dijaga baik-baik oleh orang yg
dianggapnya sahabat nya itu malah berakhir di tempat sampah. Rusaj tidak berbentuk.
Dia sudah menganggap Kyuhyun adalah sahabat yg dapat dipercayainya, bahwa namja itu bukan
orang yg menyebalkan seperti yg dipikinya sebelumnya, tapi ternyata semua dugaannya salah besat.
Namja itu sama sekali tidak pantas menjadi sahabatnya. Dan saat itu dia masih gadis kecil berumur 6
tahun, gadis kecil yg langsung mengambil keputusan untuk membenci pria itu seumur hidupnya,
berjanji tidak akan kembali ke Korea dan bertemu pria itu, dan menghapus semua kenangan tentang
pria itu dari ingatannya. Dan buktinya dia memang tidak ingat sama sekali sampai detik di saat
Kyuhyun menyebutkan namanya. Satu-satunya nama pangilan yg hanya pria itu yg tahu, karena
memang hanya pria itu yg pernah memanggilnya seperti itu.
Hye Na menghembuskan nafasnya dan mendongak, menatap pemandangan perbukitan dan
kumpulan pohon pinus di sekelilingnya. Jika berada di sisi yg tepat, dari tempat ini bahkan bisa
terlihat pemandangan seluruh kota dari kejauhan. Area pemakaman itu sepi, walaupun beberapa
puluh menit yg lalu sempat ribut karena kedatangan para polisi dan agen KNI yg melakukan
pemeriksaan terhadap mobilnya. Entah bagaimana Kyuhyun bisa menyelamatkan Hye Na dari
kewajiban diinterogasi dan menyuruh gadis itu masuk ke areal pemakaman pribadi yg hanya boleh
dimasuki oleh anggota keluarga. Gadis itu memang suka menginterogasi orang, tapi tidak pernah
suka jika dirinya lah yg harus dijadikan sasaran interogasi.
Hye Na mendesah keras. Pria itu menyelamatkan nya. Lagi. Hal ini benar-benar memalukan
mengingat bahwa dirinyalah yg seharusnya melindungi pria itu. Cukup mengherankan bahwa
Kyuhyun selalu datang tepat waktu untuk menyelamatkannya, seolah ada alarm tersembunyi di
kepala pria itu, yg akan berbunyi saat Hye Na berada dalam kesulitan. Dan dia jadi penasaran sendiri,
hal apa di dunia ini yg tidak bisa dilakukan seorang Cho Kyuhyun dengan baik" Sepertinya nyaris
mustahil menemukan hal yg bisa membuat pria itu tidak terlihat mempesona. Dia selalu melakukan
segala sesuatunya dengan sempurna, tanpa kesalahan sedikit pun.
Hye Na sudah melakukan penghormatan di depan makam ayahnya tadi dan memilih duduk di atas
kursi kayu panjang di bawah sebuah pohon yg langsung menghadap ke arah pemandangan pantai di
bawah. Angin musim gugur yg berhembus cukup kencang membuat udara terasa asin, bau khas laut.
Bahkan debur ombak yg menghantam karang terdengar sangat jelas dari sini.
Hye Na menyandarkan kepalanya ke batang pohon. Wajahnya sedikit mendongak ke atas, menerima
langsung pancaran sinar matahari yg tidak terlalu menusuk, bahkan cuaca saat ini bisa dikatakan
sangat sejuk. Dia membiarkan matanya menutup selama beberapa saat, sampai akhirnya dia
merasakan sesuatu yg dingin menyentuh pipinya, membuat nya dengan refleks membuka mata dan
menegakkan tubuhnya. " Kopi" " tawar Kyuhyun sambil menyodorkan kaleng berisi kopi dingin yg tadi ditempelkan ke pipi
Hye Ns. Pria itu membuka penutup kaleng sebelum menyerahkannya pada Hye Na dan beranjak
untuk mengambil tempat di samping gadis itu.
" Kau suka tempat ini" Aku sering kesini saat sedang bosqn dengan kegiatan di kantor. Appa sendiri
yg langsung memilih tempat ini sebagai tempat pemakaman ayahmu. Kadang-kadang kami kesini
bersama untuk ziarah."
Hye Na menyeruput kopi itu pelan, merasakan cairan pahiy itu turun melewati kerongkongannya.
Dia melettakkan kaleng minuman itu ke pangkuannya dengan telapak tangan yg mengelilingi
permukaan kaleng ity, merasakan teksturnya yg dingin.
" Kau tidak menjaga PSP-ku dengan baik" ujar gadis itu dengan suara pelan, tapi masih dapat
ditangkap dengan baik oleh Kyuhyun.
Pria itu menoleh, menatap Hye Na lekat-lekat.
" Kau ingat" " tanyanya dengan suara tercekat. Ada perasaan bahagia yg terpancar dengan sangat
jelas dari matanya, membuat Hye Na untuk sesaat terpaku tidak dapat menemukan konsentrasinya
yg mendadak buyar. " Aku ingat bahwa kau membuang PSP-ku ke dalam tempat sampah"
Kyuhyun mengerutkan keningnya tidak mengerti.
" Ayahku mengembalikan PSP-ku yg sudah rusak dan berkata bahwa dia menemukannya di tempat
sampah di dekat kamarmu. Karena itu aku memutuskan untuk membencimu dan tidak mau
mengingat tentangmu lagi."
" Tae Hwa yg membuangnya" ujar Kyuhyun. Suaranya sedikit bergetar saat berbicara.
" Cho Tae Hwa, orang yg sudah tidak kuanggap sebagai pamanku lagi. Orang yg sangat ingin kuhabisi
dengan tanganku sendiri. Dia yg membuangnya."
" Mwo" " " Dia bukan paman yg kusukai. Dia tidak pernah suka melihatku dimanjakam oleh ayah. Dibelikan
semua barang keluaran terbaru yg sangat mahal "
" Aku menyimpan PSP-mu baik-baik, menganggapnya sebagai barang milikku yg paling berharga. Aku
tahu kadang-kadang Tae Hwa suka masuk ke kamarku, mulai menceramahiku tentang betqpa
borosnya ayahku dalam membelanjakan uangnya untuk membelikanku barang-barang terbaik. Dia
suka mengambil barang-barang milikku dan membawanya pulang untuk diberikan kepada anaknya,
karena itu aku sengaja menyimpan PSP-mu di dalam laci meja di dekat tempat tidurku. Tapi saat itu
aku lalai. Setelah memainkannya aku lupa meletakkannya ke tempat semula. Aku baru sadar PSP-mu
hilang keesokan harinya. Aku benar-benar ketakutan dan mencarinya ke semua sudut kamarku. Saat
aku mengadu kepada ayah, Tae Hwa dengan santainya berkata bahwa dia sudah membuang PSP itu
ke tempat sampah. Dia beralasan bahwa aku seharusnya belajar untuk mendapatkan nilai yg bagus,
bukannya bermain game terus-terusan. Saat Itu aku nyaris menghajarnya kalau ayahku tidak cepat
menghalangiku. Mulai hari itu dia menjadi orang yg paling kubenci di atas dunia ini."
" Aku sudah mencari PSP itu ke tempat-tempat sampah di rumahku, tapi tidak menemukannya.
Mungkin ayahmu lebih dulu menemukannya dan mengembalikannya padamu." Kyuhyun
menghembuskan nafas berat. " Mianhae, Na-ya."
Untuk sesaat yg terasa lama Hye Na tertegun. Ada aura kebencian yg kuat saat Kyuhyun bercerita
tentang pamannya itu. Membenci pamannya hanya karena masalah sepele seperti itu.
" Kau membencinya karena itu" "
" Kau melupakanku gara-gara dia. Itu alasan terbesarku membencinya. Dan sekarang.....aku
menghadapi kenyataan bahwa dia yg telah merencanakan pembunuhan terhadap ayahku dan
ayahmu dan mungkin saja dia juga yg telah memasang bom di mobilmu. Aku sangat ingin
membunuhnya, kau tahu" "
" Kyu.... " Kyuhyun tersenyum singkat dan menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi.
" Kau sepertinya tidak akan memanggilku Hyun oppa, kan" "
Hye Na melongo sebelum akhirnya mendengus.
" Menggelikan! "
Gadis itu menghabiskan kopinya dalam satu tegukan dan melempar kalengnya ke dalam tempat
sampah di dekat kursi tempat mereka duduk. Dia mengambil tasnya dan menyampirkannya ke bahu
kemudian bangkit berdiri.
" Ayo pulang " ajaknya.
" Seingatku kau meninggalkan pekerjaan pentingmu, kan" Bagaimana mungkin kau bisa
meninggalkan Presiden Korea dan para Duta Besar begitu saja hanya untuk menyelamatkanku" "
" Mereka tidak lebih penting darimu " ucap Kyuhyun singkat.
" Kau berada dalam prioritas utamaku. Seharusnya kau sudah tahu itu, kan" Aku akan
mendahulukanmu di atas apapun."
Hye Na merasakan keringat dingin mendadak mengaliri tengkuknya, pertanda bahwa dia mulai salah
tingkah. Astaga, kapan pria ini akan berhenti membuatnya terpesona"
" A.... ayo pulang. Aku harus segera kembali ke kantor." Katanya gugup.
Dia baru saja akan melangkah saat merasakan cekalan Kyuhun di tangan kirinya. Dia berbalik dan
tanpa sadar menatap langsung mata pria itu. Mata yg sedang menatapnya dengan intens, seolah dia
adalah sesuatu yg dangat berharga untuk dilihat. Seolah dia adalah objek paling menarik yg pernah
ditatap oleh pria itu. Seolah.... tidak ada kegiatan lain yg lebih menyenangkan selain menatapnya.
" Aku berpikir banyak tadi, " ujar Kyuhyun dengan suara berat " Aku memang akan melakukan segala
hal yg aku bisa untuk mempertahankanmu, tapi saat bersamaku kau juga membahayakan
keselamatanmu sendiri, kan" "
" Tidak. Aku tidak akan melepaskanmu tentu saja. Anggap saja aku egois karena tidak mempedulikan
keselamatanmu. Tapi sejauh ini aku berhasil melindungimu, kan" "
" Aku berpikir tentang berapa banyak lagi waktu yg aku punya. Aku tidak bisa mengabaikan
kenyataan bahwa bisa saja aku lalai dan kehilanganmu sewaktu-waktu, jadi aku pikir sudah saatnya
aku mengatakannya padamu."
Kyuhyun mengganti cekalannya dengan genggaman tingan di tangan gadis itu, menyentuhnya
dengan begitu hati-hati seolah tangan gadis itu adalah barang antik yg hanya tersisa satu-satunya di
2060 When The World Is Yours Section 2 Karya Yuli Pritania di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
atas dunia ini. " Mungkin seharusnya aku mengatakannya sejak dulu, tapi.... aku tidak tahu kapan waktu yg tepat,
bagaimana cara mengucapkannya dengan benar. Aku takut dengan reaksi apa yg akan kau berikan,
bagaimana tanggapanmu saat aku mengatakannya."
" Kau tahu?" Suara Kyuhyun berubah serak, merefleksikan kegugupannya. Hye Na sendiri berdiri
membatu di tempatnya, merasakan hembusan angin laut yg terasa dingin, membuatnya nyaris
menggigil. Dia mendadak bisa menebak apa yg akan dikatakan pria itu selanjutnya dan merasa
bahwa dia belum siap mendengarnya. Bahwa dia tidak yakin bisa berdiri dengan benar jika pria itu
tidak terus memeganginya. Bahwa ekspresi wajahnya mungkin akan terlihat sangat bodoh dan dia
tidak akan heran jika pria itu bisa. Mendengar detak jantungnya yg begitu keras, detakan yg
membuat rongga dadanya terasa nyeri. Bahwa jika pria itu mengatakannya, dia tidak tahu reaksi
seperti apa yg harus diberikannya selain tampak memalukan dengan wajah yg memerah dan kaki yg
gemetaran. Hye Na merasakan tangannya diremas, tahu dengan jelas bahwa pria itu sendiri sangat gugup karena
genggaman tangannya tidak semantap biasanya, dan telapak tangan pria itu terasa basah karena
keringat. " Aku mencintaimu....... Na-ya....."
*** Kyuhyun's Home, Yeoju, South Korea
09.30 PM " Gamsahamnida, Ajjushi, " ujar Hye Na sambil membungkuk.
Kyuhyun menyuruh Ji Hwan menjemputnya ke kantor karena gadis itu harus lembur untuk membuat
laporan kejadian tadi siang kalau dia tidak mau diinterogasi secara langsung.
" Ne. Cheonmaneyo, "ucap Ji Hwan sambil tersenyum. Pria paruh baya itu memutar mobilnya ke
arah gerbang setelah melambai pamit.
Hye Na menaiki beberapa anak tangga yg menuju ke pintu masuk dan menggunakan kuncinya
sendiri untuk membuka pintu. Gadis itu kemudian memijit tengkuknya pelan kemudian
meregangkan tangannya. Dia menimbang-nimbang apakah sebaiknya dia mandi air hangat terlebih
dahulu atau langsung tidur. Tubuhnya benar-benar sudah lelah sekali. Belum lagi tekanan psikis yg
didapatkannya tadi siang, membuat kelelahannya meningkat menjadi berkali-kali lipat.
Dia membuka pintu kamarnya dan langsung membelalak kaget saat mendapati kamarnya telah
berubah seratus delapan puluh derajat. Semua barang-barangnya, dan bahkan tempat tidurnya
hilang, digantikan oleh rak-raj berisi ratusan buku, sofa santai, dan meja baca.
Dia memegangi kepalanya yg terasa pusing. Dia tidak mungkin salah masuk kamar, kan"
Gadis itu dengan cepat melangkah dan menyeberangi kamarnya dan membuka pintu yg
menyambungkan kamarnya dengan kamar Kyuhyun. Tapi tidak ada siapapun disana. Dan kamar pria
itu terlihat normal-normal saja.
Hye Na berlari keluar kamarnya, menuju ruang kerja pria itu yg terletak di ujung. Dia mendorong
pintu ruangan itu dengan kasar sampai menjeblak terbuka dan menghambur masuk.
" Yak, kenapa kamarku jadi kosong dan penuh dengan barang-barangmu" Kau kemanakan tempat
tidur dan barang-barangku" " teriak Hye Na kesal.
Kyuhyun mengalihkan wajah dari layar komputernya dan mendongak menatap gadis itu.
" Barang-barangmu ada di kamarku. Mulai malam ini kau tidur denganku, " jawab Kyuhyun santai,
kembali sibuk mengetik di keyboard komputernya.
" Bagaimana bisa kau mengambik keputusan tanpa menanyakan pendapatku dulu" "
" Bukankah kau lebih suka tidur di kamarku" Selama aku pergi kau juga tidur disana kan" " tanya
Kyuhyun dengan senyum yg bermain di sudut bibirnya.
" Bagaimana kau tahu" " tanya Hye Na sengit. Wajahnya sudah memerah, malu karena pria itu tahu
rahasia kecilnya. Rahasia kecil yg benar-benar membuatnya tidak tahu dimana harus
menyembunyikan wajahnya. Kyuhyun tersenyum dan menekan tombol merah di sudut meja kerjanya. Dinding di bagian kanan
mereka mendadak bergerak membuka ke atas, menampakkan puluhan layar di baliknya.
Layar-layar itu masing-masingnya memperlihatkan setiap ruangan di rumah itu, dengan
pemandangan yg sangat jelas ke setiap sudutnya, membuat Hye Ns menghadapi ketakutan
terbesarnya. " Apa saja yg sudah kau lihat, hah" " tanyanya dengan suara tercekat. Dia berusaha menelan
ludahnya dengan susah payah
Kyuhyun terkekeh senang dan memutar bola matanya, menunjukkan bahwa dia sangat menikmati
permainan barunya menggoda gadis itu.
" Well, aku bisa mengatakan bahwa aku sudah melihat semuanya. Dimulai dari saat kau masuk ke
kamarku, membuka lemari pakaianku, mengambil salah satu kemejaku, kemudian...
Kau tidak bermaksud mendengarku menceritakan kelanjutannya kan, Na-ya" "
" KAU!!! " teriak Hye Na emosi sambil mengangkat tangannya, bermaksud memukul pria itu, tapi
Kyuhyun lebih cepat dan dalam beberapa detik dia telah terperangkap di antara tubuh pria itu dan
meja kerjanya. Pria itu mendudukkannya dengan paksa ke pangkuannya dan tangannya menahan
kepalan tangan Hye Na dengan kuat, membuat gadis itu tidak bisa bergerak kemana-mana.
" Kau terlalu cepat emosi, Na-ya, " gumam Kyuhyun sambil menangkupkan tangannya yg bebas ke
pipi gadis itu, menyibakkan anak rambutnya ke belakang telinga. Dia sedikit menarik wajah gadis itu
ke depan, membuat wajah mereka nyaris tidak berjarak.
Hye Na menunggu dengan tegang, tahu apa yg akan dilakukan pria itu selanjutnya. Tanpa sadae
kepalan tangannya melemas, terjuntai membuka di dalam cekalan Kyuhyun yg juga semakin
melemah. Pria itu dengan sengaja berlama-lama menahan gerakannya, membiarkan bibir mereka hanya
berjarak kurang dari satu inci tanpa ada tanda-tanda akan menyentuhnya, membuat Hye Na
berusaha keras untuk tidak menjulurkan wajahnya dan mencium pria itu duluan.
Jari Kyuhyun menyusup masyk ke dalam helaian rambut Hye Na, memberikan sensasi geli yg aneh di
perut gadis Itu, seolah ada ratusan sayap kupu-kupu yg mengepak secara serentak di dalamnya.
Kyuhyun menekankan bibirnya dengan perlahan ke permukaan bibir Hye Na, sebelum akhirnya
memberikan ciuman yg rakus dan mendesak, melepaskan segala hal yg sejauh ini berusaha ditahantahannya. Dia menelusupkan lidahnya masuk ke dalam mulut Hye Na yg sedikit terbuka,
mengeksplorasi rongga mulut gadis itu, menjelajahinya tanpa ampun.
Dia melepaskan cekalannya dan memindahkan tangannya ke pinggang Hye Na, menarik tubuh gadis
itu lebih dekat agar tidak terkena sisi meja di belakangnya, sedangkan tangannya yg satu lagi
menahan kepala gadis itu agar tidak bergerak menjauh.
Dia sedikit terkejut saat gadis itu membalas ciumannya, tangannya yg sudah bebas dari cekalan
Kyuhyun bergerak naik, mencengkram kerah kemeja pria itu.
Setelah yakin bahwa Hye Na tidak akan mendorong tubuhnya, Kyuhyun menurunkan tangannya dari
kepala gadis itu, menyentuh tengkuknya, dan beranjak ke kancing teratas kemeja gadis itu, seiring
dengan ciuman mereka yg semakin panas dan tidak sabar.
Dengan mudah dia meloloskan kancing pertama dari lubangnya, berlanjut dengan kancing
berikutnya. Tangan Kyuhyun di pinggang Hye Na bergerak naik, masuk melalui celah di bagian bawah kemeja
gadis itu, membuatnya bisa menyentuh kulit punggung gadis itu dengan leluasa.
Nafas mereka menderu, mulai kehabisan oksigen untuk dihirup.
" Kyuhyun-a, kau harus melihat undangan perni....... "
Kyuhyun terkesiap kaget, merasakan tubuh Hye Na yg menegang dalam pelukannya.
Dia memiringkan kepalanya, melihat melalui gadis itu.
" .......hanku." Eunhyuk menyelesaikan ucapannya dengan wajah yg sedikit syok.
Dia berdiri di tengah-tengah ruangan, merasa bersalah saat menyadari bahwa dia batu saja
menginterupsi hal yg sangat penting. Melihat raut wajah Kyuhyun hanya memperburuk keadaannya.
Pria itu seperti akan menerkamnya hidup-hidup.
" Sepertinya aku sudah mengganggu proses penciptaan keponakan pertamaku, " gumam Eunhyuk
tidak jelas. Kyuhyun menahan tubuh Hye Na agar tetap membelakangi sepupunya itu, memberi gadis itu waktu
untuk memasangkan kembali kancing kemeja yg tadi sudah berhasil dibukanya. Dia sendiri
membantu gadis itu merapikan rambutnya yg sudah terlihat acak-acakan karena sentuhan
tangannya tadi. " Seharusnya kau mengetuk pintu dulu " gerutu Kyuhyun sambil memegangi pinggang Hye Na,
memastikan gadis itu tidak terjatuh saat mereka bangkit berdiri.
" Kau keluar duluan, nanti aku menyusul, " ujar Kyuhyun ke arah Eunhyuk yg langsung mengangguk
mengerti. " Aku cukup sabar menunggu sampai kalian menyelesaikan apa yg sudah aku Interupsi tadi " seru
Eunhyuk sebelum melangkah keluar dari ruangan.
Kyuhyun mendengus kesal sebelum memfokuskan tatapannya lagi ke arah Hye Na.
Dia tersenyum puas saat melihat akibat perbuatannya tadi terhadap gadis itu.
" Aku suka penampilanmu, " ucapnya samb menjulurkan tubuhnya dan mengecup pipi gadis itu
singkat, bergegas menyusul Eunhyuk yg sudah pergi duluan.
Hye na mematung selama beberapa saat, memerlukan waktu yg cukup lama untuk kembali
berkonsentrasi dan menepuk-nepuk pipinya mencari kesadaran. Dia menoleh sekilas ke arah lemari
kaca yg memantulkan bayangannya dengan jelas dan mengerang putus asa.
Bibirnya terlihat merah dan sedikit membengkak akibat ciuman tadi, rambutnya tampak tidak
karuan dan kemejanya kusut di beberapa tempat.
Astaga, dia benar-benar terlihat seperti gadis yg baru saja berciuman habis-habisan!
*** " Mianhae. Aku.... mengganggu kegiatanmu, " ucap Eunhyuk dengan tangan menutupi mulutnya,
berusaha mengontrol tawanya yg hendak menyembur keluar.
" Aish, hyung, aku sangat ingin membunuhmu, kau tahu" " dengus Kyuhyun, menjatuhkan tubuhnya
ke atas sofa. " Hahaha. . . Jadi itu yg kau lakukan saat bersamanya" Astaga, kalau ada wartawan yg melihat kalian
seperti itu mereka semua pasti langsung menyesal karena pernah menggosipkanmu gay " ujar
Eunhyuk sambil tertawa keras " Kalau aku tidak datang pasti kau akan menerkamnya, kan" Bercinta
di atas meja kerja itu memang keren sepupu, tapi setelah itu tubuhnya pasti akan kesakitan, "
Kyuhyun dengan cepat melempar koran yg tergeletak di atas meja, tepat mengenai kepala
sepupunya yg menyebalkan itu.
" Aish kau ini kasar sekali! Yak, apa Hye Na tidak pernah protes dengan perlakuanmu"
Kau tidak melakukannya dengan kasar, kan" Karena kalau iya, dia pasti tidak mau melakukannya lagi
denganmu, " " Hentikan celoteh mesummu itu, Lee Hyuk Jae! " bentak Kyuhyun habis kesabaran. " Mau apa kai
kesini malam-malam begini" "
Eunhyuk tersenyum lebar dan mengacungkan kertas berbentuk stroberi berwarna merah di
tangannya. " Lusa aku menikah. Kau orang pertama yg mendapat undangan ini dan khusus diantarkan sendiri
olehku." Kyuhyun mengambil kertas itu dan membaliknya.
" Kenapa berbentuk stroberi" Kenapa tidak monyet saja" Aaaa, biar kutebak, kalian pasti akan
mengadakan pesta di kebun binatang, kan" Di kandang monyet" ,
Eunhyuk melempar balik koran tadi dan menatap Kyuhyun dengan bengis.
" Apa kau sebegitu dendamnya padaku karena sudah menginterupsi adegan mesummu, hah"
Dan kenapa selera humormu tiba-tiba meningkat seekstrim itu" Gadis itu melakukan apa
sebenarnya sampai kau terlihat begitu. . . "
" Manusiawi" " lanjut Kyuhyun menyelesaikan ucapan Eunhyuk.
" Ne. " ucap Eunhyuk setuju.
" Dia tidak melakukan apa-apa. Bahkan Sebenarnya kami berdua tidak pernah benar-benar bicara.
Kebanyakan hanya pertengkaran-pertengkaran tidak penting, atau aku harus menyelamatkan nya
saat dia akan dibunuh, dibom, semacam itu. "
" Dan saat berdekatan kalian terlihat seperti magnet yg saling tarik-menarik satu sama lain.
Seperti. . . Kau buminya dan dia gravitasinya. Bagaimana bisa begitu" "
Kyuhyun mengangkat bahunya dan tertawa.
" Kau mana bisa bertanya padaku kenapa bisa begitu, hyung. Yang melihat kan kau, bukan aku.
Aku bahkan tidak tahu kalau kami terlihat seperti itu. "
" Membuatku iri saja, " dengus Eunhyuk.
" Jadi.... kalian akan menikah dimana" " tanya Kyuhyun mengalihkan pembicaraan.
" Bermuda. " " Bermuda" Kau mau semua undanganmu menghilang tanpa alasan yg jelas saat berusaha mencapai
lokasi pernikahan kalian" " ejek Kyuhyun, merujuk pada prestasi daerah itu yg sering membuat
kapal-kapal dan bahkan pesawat yg melintas di atasnya menghilang tanpa ada tanda-tanda akan
ditemukan " Itu berada disisi laim, bodoh! " rengut Eunhyuk.
" Kami akan mengucapkan janji pernikahan di pinggir pantai dan hanya akan dihadiri keluarga dekat
saja, lalu malamnya ada pesta untuk umum."
" Lalu kau pikir semua undanganmu mau mengeluarkan uang untuk pergi jauh-jauh kesana" "
" Semuanya aku fasilitasi. Tapi sepupu, tentu saja aku kesini untuk bernegosiasi denganmu, " ujar
Eunhyuk dengan gelagat yg menurut Kyuhyun sangat mencurigakan.
" Kau ingat kan, yacht-mu yg seperti rumah mewah itu. Boleh aku meminjnya sebagai tempat pesta"
Aku akan meninggalkan yacht-ku disini untuk mengangkut para undangan. Eotte" Kedengarannya
bagus, kan" " Kyuhyun mendengus tak percaya.
" Kenapa kau tidak beli saja yacht yg mirip seperti itu" Uangmu kan banyak. "
" Aigoo, kau tidak ingat berapa harga yacht itu" 2 milyar dollar! 2 trilyun won! Untuk apa aki
mengeluarkan uang sebanyak itu kalau aku bisa meminjamnya darimu" "
" Aish, dasar monyet pelit! Ya sudah, kau pergi saja ke pelabuhan dan bertemu penjaganya. Ada lagi"
" " Kau bisa jadi...... "
" Tidak, " potong Kyuhyun cepat
" Aku tidak akan pernah mau jadi pendamping pengantin siapapun. "
" Ck, kau ini! "
" Ngomong-ngomong, seingatku kau belum pernah mengenalkanku pada Ji-Yoo mu. "
" Tidak. Kau bertemu dengannya nanti saja saat kami sudah menikah. "
" Wae" Kau takut dia jatuh cinta padaku" " tanya Kyuhyun geli.
" Ani. Aku takut kau akan terpesona padanya. "
" Mworago" Yak hyung, aku sudah punya.... "
" Hye Na. Ya ya ya, aku tahu. Kalau otakmu dibedah pasti isinya hanya gadis itu saja. Aku jadi
penasaran, apa yg akan terjadi kalau dia tidak kembali ke Korea" Kau akan tetap sendirian seumur
hidupmu" " Kyuhyun tersenyum dengan pandangan sedikit menerawang. Matanya berkilat saat otaknya
membayangkan apa yg akan dilakukannya jika hal itu benar-benar terjadi.
" Aku memberi batas waktu. Saat umurku 25 tahun, dan dia tidak juga muncul di hadapanku, aku
akan langsung ke Amerika dan melamarnya pada ibunya. Apa saja, agar dia menjadi istriku. Dengan
paksa kalau perlu. "
*** Kyuhyun membuka pintu kamarnya dan melangkah masuk, mendapati gadisnya sudah tertidur
nyenyak lengkap dengan baju tidur favoritnya, baju kaus kebesaran dan celana pendek. Pria itu naik
ke atas tempat tidur dan menarik selimut sampai menutupi tubuh gadis itu, mengambil remote dan
menyetel suhu ruangan agar terasa sedikit hangat. Temperatur udara pada musim gugur ini memang
sangat dingin dan dia tidak mau gadis itu terserang flu, demam dan semacamnya.
Kyuhyun mematikan lampu kecil di dekat tempat tidur tanpa menggunakan perintah suara, takut jika
gadis itu terganggu danalah terbangun. Dia kemudian berbaring di samping Hye Na, menariknya
mendekat, melingkarkan lengannya di sekeliling pinggang gadis itu, dan sedikit menunduk untuk
membenamkan wajahnya di rambut gadis tersebut, menghirup nafas disana.
Pria itu tersenyum, merasa sangat rileks dengan posisinya.
Setelah bertahun tahun menginginkam gadis ini, akhirnya dia benar-benar bisa mendapatkannya.
Dia tidak bisa menemukan kata yg tepat untuk menggambarkan betapa senangnya dia bisa
menjadikan gadis itu Istrinya, hidup bersama gadis itu, dan memiliki gadis itu dalam dekapannya saat
tertidur. Itu gambaran kehidupan sempurna dalam pikirannya, dan dia sudah mewujudkannya
dengan baik. Sangat baik. *** Port Area, Seoul 10.00 AM " Jadi ini yg kai sebut dengan yacht" " tanya Hye Na sinis sambil mendelik menatap suaminya yg
hanya mengangkat bahu tak peduli.
Yg dimaksud dengan yacht oleh suaminya yg sok kaya iti adalah sebuah.... oke, Hye Na tidak tahu
bagaimana mungkin sebuah benda besar yg lebih berbentuk seperti rumah mewah itu bisa disebut
yacht. Yacht itu bahkan lebih besar dua kali lipat dari rumahnya di Manhattan.
" Dan berapa tepatnya uang yg kau habiskan untuk membeli.... benda ini" "
" 2 milyar dollar. "
" Itu gajiku seumur hidup! " teriak Hye Na nyaris meledak.
Eunhyuk yg berdiri di belakang mereka bersama calon istrinya tertawa keras sampai terbahak-bahak.
" Diam kau, Lee Hyuk Jae! " bentak Kyuhyun dengan aura menyeramkan sehingga pria itu langsung
menutup mulutnya dan menarik Ji Yoo naik ke atas yacht itu duluan. Orang tua Eunhyuk, Ji Yoo, dan
Kyuhyun sudah naik dari tadi bersama Ah Ra dan So Ra yg akan menjadi pendamping pengantin
untuk Ji Yoo dan Leeteuk yg akan menjadi pendamping pengantin pria.
" Apa kegiatan favoritmu itu memang menghambur-hamburkan uang, hah" " cetus Hye Na sambil
naik ke atas yacht itu, diikuti oleh Kyuhyun di belakangnya.
" Yak, lalu apa gunanya aku punya uang sebanyak itu kalau hanya untuk ditumpuk-tumpuk sampai
memenuhi satu bank, hah" "
" Kau bisa berhenti mencari uang kalau begitu. Lebih baik kau pensiun saja. Apa kau tidak sadar ada
banyak pengusaha yg bangkrut gara-gara kau menguasai semua bisnis yg ada"
Kau masih bisa menghidupi sepuluh keturunanmu dan bahkan lebih walaupun mereka hanya
menghambur-hamburkan uangmu saha tanpa bekerja. "
Kyuhyun terkekeh geli dan mengulurkan tangannya, melingkarkannya ke pinggang gadis itu sehingga
mereka berdua berjalan bersisian.
" YAK! " protes Hye Na sambil berusaha melepaskan diru, tapi seperti biasa, tenaganya tidak cukup
kuat untuk mengalahkan pria itu.
" Keturunan, eh" Aku akan memikirkannya kalau kau bersedia membuatkan anak untukku, " ucap
Kyuhyun santai. " Anak" Apa eomma baru saja mendengar kata anak" Kau sedang hamil, Hye Na ya" "
Hye Na terlonjak kaget saat tiba-tiba ibu mertuanya muncul di hadapan mereka, menatapnya
penasaran. Dia mendelik ke arah Kyuhyun yg menutup mulutnya untuk menahan tawanya yg hampir
menyembur keluar, sama sekali tidak berniat membantu gadis itu.
" A..... aniyo, eomma. Ma..... maksud Kyuhyun... ng... kami.... "
2060 When The World Is Yours Section 2 Karya Yuli Pritania di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
" Kami sedang mengusahakan memberimu seorang cucu eomma, " ucap Kyuhyun memperparah
keadaan. Hye Na menginjak jaki pria itu dengan keras saking kesalnya, membuat pria itu meringis kesakitan
dan memalingkan wajahnya ke arah lain agar ibunya tidak curiga.
" Kalau begitu usahakanlah yg cepat! Eomma Dan eommamu sudah tidak sabar ingin segera punya
cucu." " Ne, eomma, " ujar Hye Na pasrah.
" Ya sudah kalau begitu eomma mau mencari So Ra dulu, dia harus mencoba gaunnya. "
Hye Na mengangguk dan menunggu sampai wanita itu menghilang sebelum berbalik ke arah
Kyuhyun dengan emosi yg sudah naik ke tingkat maksimum.
" Apa-apaan itu tadi" "
" Hanya membantumu. Kau mau diinterogasi eomma kalau dia tahu bagaimana hubungan kita
sebenarnya" Seharusnya kau berterima kasih karena aku sudah mau membantu. "
Hye Na tertegun mendengar ucapan pria itu. Bagaimana hubungan mereka yg sebenarnya"
Dia tiba-tiba tersadar bahwa setelah seminggu lebih pernikahan mereka, dia merasa seperti
pernikahan itu memang nyata, bahwa dia sama sekali tidak berkeberatan telah dipaksa menjadi pria
itu. Tapi sekarang.... saat pria itu menyinggungnya, dia baru teringat bahwa pernikahan ini hanya
sekedar perjanjian tak kasatmata. Dan mungkin dalam waktu dekat akan segera kadaluwarsa.
*** Wedding Party, on Yacht 07.00 PM " Kami sudah menginterogasinya lagi, tapi Sepertinya dia memang tidak tahu apa-apa tentang bom
itu. Hanya saja dia merasa prihatin karena bom itu tidak berhasil meledakkan kalian berdua, " ujar
Leeteuk sambil menyesap anggurnya.
Kyuhyun mencengkram gelasnya sambil menggertakkan giginya kesal.
" Berarti ada pelaku lain" Tapi siapa" "
" Kalau kau memikirkannya baik-baik, aku rasa masih ada rahasia yg belum terungkap. Maksudku,
apa kau tidaj heran kita bisa menangkap mereka semua dengan mudah" Dan pasti ada orang dalam
yg terlibat karena kami tidak bisa menemukan rekaman video di tempat parkir di hari mobil Hye Na
diletakkan disana sampai hari sebelum bom itu aktif. "
" Aku butuh waktu lama sampai Zhoumi bisa membuat serum yg baru. Aku bisa menjamin
keselamatan Hye Na selama di rumah tapi kalau di kantor.... "
" Aku akan menjaganya. Kau tenang saha. Aku tidaj akan mungkin membiarkan aduk perempuanku
satu-satubya terluka, kan" "
Kyuhyun mengangguk dan tersenyum, matanya beralih ke arah tangga dimana dua orang wanita
paling penting dalam hidupnya turun dengan gaun malam membalut tubuh mereka.
Jelas sekali kalau Hye Na terlihat tidak nyaman dan sedang mendebat Ah Ra yg tadi dengan paksa
menariknya untuk didandani. Tapi kakaknya memang melakukan tugasnya dengan sangat baik. Gadis
itu terlihat menawan dengan gaun kuning gading selututnya. Rambutnya diikat rapi membentuk
ekor kuda dengan poni yg menutupi sebagian keningnya dan sepertinya dia berhasil menolak
memakai sepatu hak tinggi lagi seperti biasa.
Kyuhyun melangkah ke arah tangga dan menunggu gadis itu di bawah dengan tangan yg terbenam di
saku celana. Dia bisa melihat gadis itu menyadari kehadirannya dan menatapnya seolah menantang
agar pria itu mengejek penampilannya.
Hye Ns menghentikan perdebatannya dengan Ah Ra tentang penting atay tidaknya dia memakai
gaun dan memfokuskan tatapannya pada pria yg sekarang berada di depannya. Dua mendadak
merasa perutnya mual dan tidak nyaman.
Apa dia terlihat jelek dengan penampilan seperti ini"
" Hai, " sapa Kyuhyun singkat saat mereka berdua sudah berhadapan.
" Hai" " desis Ah Ra tak percaya.
" Yak, kalian ini suami istri, sapaan macam apa itu"
Kau Cho Kyuhyun, kau adikku apa bukan" Cepat ulurjan tanganmu dan ajak dia berdansa! Kau ini
payah sekali! " " Ani, onnie. Aku tidak bisa berdansa, " tolak Hye Na cepat.
" Tidak masalah. Itu bisa diatasi" uhar Ah Ra, benar-benar tidak mau menerima penolakan dengan
alasan apapun kecuali kalau Hye Na mematahkan kakinya sekarang juga.
" Ayo, " ajak Kyuhyun sambil mengukulurkan tangannya.
Sepertinya dia tidak betah berada di dekat nunanya itu lebih lama lagi dan menerima petuah-petuah
tentang masalah pernikahan.
Hye na membiarkan pria itu menggenggam tangannya dan berjalan secepat mungkin agar terhindar
dari tatapan menusuk Ah Ra. Kenapa jadi dia yg paling bernafsu menyuruh mereka berduaan"
Ruangan itu sudah penuh dengan orang-orang yg berdansa. Orang-orang yg tidak dikenal Hye Na
sama sekali. Sepertinya semuanya relasi bisnis Eunhyuk dan Kyuhyun. Eunhyuk sendiri berdansa di
tengah ruangan bersama Ji Yoo, menjadi pusar perhatian semua orang. Yeah, malam ini memang
malam mereka berdua. " Aku benar-benar tidak bisa berdansa, " bisik Hye Na saat Kyuhyun menarik pinggangnya mendekat.
Pria itu mengangkat bahunya tidak peduli dan tiba-tiba menunduk, melepaskan sepatu yg dipakai
Hye Na dan sedikit mengangkat tubuh gadis itu, meletakkan kaki Hye Na tepat di atas kakinya yg
masih memakai sepatu. " Sekarang tidak masalah lagi, kan" Kau hanya perlu diam saja. "
Hye Na terpana sesaat, merasa pita suaranya tiba-tiba rusak. Pria itu selalu saja melakukan sesuatu
yg mengejutkan dan melakukan semuanya tanpa bisa diprediksi sebelumnya.
Posisi itu terasa sangat tidak nyaman bagian Hye Na karena tubuh mereka yg saling menempel dan
wangi tubuh prua itu yg merasuki indera penciumannya, membuatnya kehilangan orientasi selama
beberapa saat. Dia bahkan bisa merasakan hembusan nafas pria itu di wajahnya dan ketakutan
sendiri bahwa dia akan jatuh
pingsan tiba-tiba. Dia mulai tidak bisa mengendalikan perasaannya sendiri sejak siang dimana pria itu menyatakan
bahwa dia mencintai Hye na. Rasanya seolah dia ingin mengatakan hal yg sama, tapi ada gengsi yg
menahannya untuk tetap diam, padahal dia ingin sekali berteriak saking bahagia. Dia sangat ingin
membicarakan twntang statua pernikahan mereka, tapi terlalu malu untuk mengatakan bahwa dua
bersedia menjadi istri pria itu seumur hidup.
Pria itu bergerak pelan mengikuti alunan musik klasik yg sedang diputar. Dia menarik tubuh gadis itu
sedikit lebih dekat, membuat gadis itu mendongak menatapnya. Dua menahan diri untuk tidak
menjulurkan wajahnya dan mencium gadis itu di depan semua orang, jadi sebagai gantinya dia
mengangkat tangannya dan menyentuh pipi gadis itu ringan, mrasakan tekstur lembut kulit gadis itu
di telapak tangannya. " Kau ingat ucapanku waktu itu" Bahwa kau tidak boleh berdandan seperti ini jika tidak dimaksudkan
untuk menggodaku" Kau tidak sadar sedang berusaha merobohkan pertahananku, Nyonya Cho" "
Hye Na merengut dan mengerucutkan bibirnya.
" Dengar ya Tuan Cho Yang Terhormat, aku tidak melakukan ini karena keinginanku sendiri. Dan
jangan harap aku akan menggodamu. Aku pasti sudah tidak waras kalau sampai Itu terjadi! "
Kyuhyun tersenyum dan menundukkan wajahnya sampai hidung mereka bersentuhan.
" Ngomong-ngomong, kalau kau belum tahu, kau terlihat cantik sekali malam ini. "
*** Enam STA Building, Seoul 09.00 AM " Aish, jinjja! " keluh Hye Na sambil mendorong kursinya dan berlari ke arah kamar mandu di sudur
ruangan. Ini entah sudah yg keberapa kalinya dalam pagi ini dia bolak-balik ke kamar mandi, merasa
ingin mengeluarkan sesuatu, padahal sama sekali tidak ada apapun yg keluar dari perutnya. Dia
bahkan tidak bisa sarapan tadi pagi karena perutnya yg terasa mual dan melilit.
Untung saja dia bisa menghindar dari Kyuhyun dengan mengatakan dia sedang datang bulan, kalau
tidak dia yakin seratus persen bahwa pria itu akan langsung menyeretnya ke rumah saki terdekat.
Padahal dia tidak tahu ada masalah apa dengan pencernaannya. Dia bahkan sepertinya sudah telat
halangan bulan ini. Gadis ity mematikan keran dan melihat wajahnya yg pucat di cermin. Sepertinya keadaannya cukup
parah. Dia hanya berharap bahwa dia tidak mengalami usus bunty atau sesuatu yg membuatnya
harus menjalani operasi. Dia benar-benar alergi dengan apapun yg berhubungan dengan rumah
sakit. Hal itu terjadi berpuluh-puluh kali sampai waktu makan siang, membuat gadis itu bosan dan merasa
kelelahan karena harus masuk ke kamar mandi berkali-kali. Dengan kesal dia pergi ke gedung SRO
dan menghambur masuk ke ruangan Yesung. Pria itu harus menolongnya. Setidaknya lumayan,
daripada dis harus pergi ke rumah sakit.
" Apa ada gangguan pencernaan atau semacamnya" Aku tidak harus dioperasi, kan" " desak Hye Na
setelah pria itu menyuruh Jin Ah memeriksanya.
Pria itu terlalu takut dengan kemungkinan Kyuhyun akan menghajarnya kalau dia sampai menyentuh
tubuh istri kesayangannya itu.
" Tergantung " jawab Yesung santai. " Kau mau melakukannya secara normal atau dengan
melakukan operasi caesar. "
Hye Na mengerutkan keningnya sesaat sebelum matanya membelalak lebar dan mulutnya
menganga tak percaya. " Chakkamman. Kau... mau bilang kalau aku.... hamil" "
Yesung mengangguk dan tersenyum. " Chukhahae "
" Ta... tapi kami hanya melakukannya sekali dan... ng... dua kali... tapi tetap saja.... bagaimana
mungkin aku hamil" "
" Hye Na ya, kau tidak bodoh, kan" Apa kalian melakukannya memakai pelindung" Kau yakin kalau
saat itu kau tidak sedang dalam masa subur" "
Hye Na mendesah dan menggeleng. Dia tidak tahu harus merasa senang atau tidak. Yah, sebenarnya
dia senang-senang saja punya anak dari pria itu, tapi mengingat status pernikahan mereka yg tidak
jelas seperti itu.... Aku mencintaimu, Na ya....
Gadis itu menghembuskan nafas dan tersenyum saat teringat kejadian itu. Sepertinya tidak masalah.
Sama sekali tidak masalah.
" Yesung ssi, bisakah kau tidak memberitahukan siapapun tentang hal ini" Terutama pada Kyuhyun.
Aku ingin memberitahunya sendiri. Eo" "
*** Hye Na kembali ke kantornya dengan bibir yg melebar membentuk senyum.
Dia menepuk-nepuk pipinya, berusaha kembali waras. Dia harus ke kamar mandi lagi setelah keluar
dari ruangan Yesung, tapi kali ini dia sama sekali tidak merasa kesal lagi.
Dia hamil" Astaga, membayangkannya saja tidak pernah. Bagaimana rasanya menjadi seorang ibu"
Ah ani, bagaimana caranya memberitahu pria itu" Dia tidak mungkin tiba-tiba berdiri di depan pria
itu dan memberitahu kalau dia hamil, kan"
Hye Na menjatuhkan tubuh ke atas kursinya dan menghidupkan komputer. Matanya tertuju pada
sebuah amplop putih yg tergeletak di atas mejanya, padahal sebelumnya tidak ada apa-apa disana
Gadis itu merobek amplop itu dan mengeluarkan isinya dan sedetik kemudian dia nyaris membeku di
kursinya. '' Salam kenal, Nyonya Cho Hye Na. Senang sekali bisa berkenalan langsung denganmu.
Kau pasti bertanya-Tanya siapa aku. Aku adalah orang yg memasang bom di mobilmu, dalang di
balim semua kejadian yg menimpa keluarga Cho.... dan ayahmu.
Kau pasti terkejut, kan" Tentu saja dua orang yg sudah kalian tangkap itu bersalah.
Tapi mereka hanya pion. Kalian tidak akam pernah berhasil menangkap aku, rajanya.
Jadi sebagai Informasi, aku mau memberitahu bahwa kau adalah orang yg harus segera aku
singkirkan secepatnya. Tapi aku bisa memberimu pilihan. Kai tetap disini dan aku akan melakukan
segala cara untuk menghabisimu atau kau tinggalkan Kyuhyun dan kembali ke Amerika, menjalani
kehidupanmu yg semula. Aku tidak bisa memberi tahu kenwpa aku bersedia membebaskanmu, tapi
kau harus tahu bahwa pilihan Ini sangat adil. Mengingat kau punya satu tanggungan lagi yg harus
kau selamatkan nyawanya. Anakmu.
Heran kenapa aku bisa tahu sedangkan kau baru mengetahui kenyataannya tidak sampai setengah
jam yg lalu" Kau seharusnya merasa ketakutan sekarang. Aku berada sangat dekat, Nyonya Cho.
Sangat dekat. Sehingga bisa membubuhkan racun di dalam minumanmu tanpa dicurigai siapapun,
membuat rem mobilmu blong, atau apapun, apapun yg bisa membunuhmu.
Jadi aku sarankam kau segera pergi dari negara ini. Tinggalkan suamimu dan aku berjanji bahwa aku
tidak akan mengganggu anakmu. Dan jangan lupa, kau juga harus tutup mulut tentang
kehamilanmu. Jangan biarkan siapapun tahu kau mengandung anaknya.
Permainan ini semakin menarik, kan" Aku sangat berharap kita berdua bisa berhadapan, tapi
sepertinya itu tidak akan terwujud. Lebih baik tidak terwujud kalau kau tidak Mau mencari gara-gara
denganku dan membahayakan keselamatan Janinmu.
Aku tunggu keputusanmu, Nyonya Cho. Waktumu hanya dua hari
Pikirkan baik-baik. '' Hye na merasakan tangannya bergetar hebat. Bagaimana mungkin pria itu tahu mengenai
kehamilannya" Kemungkinan pertama di otaknya adalah Yesung yg telah melakukan semua Ini. Tapi dengan cepat
dia menghapus pikiran itu karena Instingnya mengatakan bahwa pria itu tidak ada hubungannya
dengan ini semua. Lagipula dia yakin bahwa Yesung tidak meninggalkan ruangannya sedikitpun.
Hye Na bangkit berdiri dan pergi ke ruang Informasi, tempat semua rekaman CCTV berada.
Seharusnya ada rekaman saat seseorang masuk ke dalam ruangannya.
" Tidak ada" " tanya Hye Na kaget.
Kang In menggeleng " Aku meninggalkan ruangan ini saat makan siang, tapi aku yakin sudah
menguncinya dan ruangan ini tidak memiliki kunci cadangan.
Apa terjadi sesuatu"
Ada yg masuk ke ruanganmu" "
" Ani. Gwaenchana. "
Hye Na cepat-cepat pergi dari ruangan itu sebelum pria itu merasa curiga. Tidak ada satupun
kejadian di tempat ini yg tidak dilaporkan Kyuhyun, jadi sebaiknya dia tidak bergerak sembarangan
dan membuat seseorang curiga kemudian melapor pada pria itu. Dia tidak ingin pria Itu tahu bahwa
dia mendapat surat ancaman itu.
Hye Na merasakan wajahnya memucat. Pria itu benar. Dia sama sekali tidak terdeteksi. Dan sangat
dekat. Sangat dekat. *** Kyuhyun's Home, Yeoju, South Korea
10.00 PM Hye Na terbaring kaku di samping Kyuhyun yg sudah tertidur. Gadis itu sudah memikirkan surat itu
seharian dan dia tahu bahwa pria itu tidak main-main dengan ancamannya.
Dia benar-benar tidak punya pilihan lain selain pergi dan kembali ke Amerika kalau dia tetap mau
anaknya selamat. Tapi meninggalkan pria di depannya ini adalah keputusan yg sangat berat.
Dia tidak tahu akan bagaimana keadaannya nanti tanpa pria itu. Hidupnya tidak akan pernah sama
lagi. Dan.... dia tidak yakin apakah itu masih bisa disebut hidup. Tanpa pria itu, apa hidup masih bisa
disebut hidup" Hye Na menatap wajah di hadapannya. Berusaha merekam rupa wajah itu baik-baik di kepalanya.
Dia tidak boleh lupa. Separah apapun ingatannya, dia tidak boleh melupakan wajah Itu sama sekali.
" Kenapa kau memandangiku seperti itu" " tanya Kyuhyun, membuka matanya tiba-tiba, membuat
gadis itu terkesiap kaget.
" Ani. " jawab gadis itu serak, seolah ada sesuatu yg tersangkut di kerongkongannya.
" Kau sakit" Wajahmu pucat " komentar Kyuhyun sambil menyentuhkan tangannya ke kening gadis
itu. " Tidak. Hanya... masalah wanita."
Kyuhyun mengangguk mengerti dan tidak bertanya lebih jauh.
" Ng... Kyu..... boleh aku memelukmu" "
Kyuhyun membulatkan matanya mendengar permintaan gadis itu.
Kalimat Itu tidak akan pernah keluar dari mulut gadis itu, tapi sekarang....
" Kau aneh sekali, Na-ya. Ada sesuatu" Kau membuatku takut, kau tahu" "
" Boleh" " ulang gadis itu lagk tanpa memedulikan ucapan Kyuhyun.
Kyuhyun mengulurkan tangannya dan menarik gadis itu mendekat, sehingga Hye Na bisa lebih
leluasa memeluknya " Kyu" " " Mmm" " Saranghae............. Hye Na menarik nafasnya, ingin sekali mengucapkan kata itu.
Tapi kata itu tidak pernah terlontar dari mulutnya dan dia malah mengucapkan hal yg tidak penting
yg benar-benar disesalinya.
" Selamat malam. "
*** Kyuhyun's Home, Yeoju, South Korea
08.00 AM " Aku mau pergi le Irlandia pagi ini. Perbaikan peternakan yg aku beli waktu itu sudah selesai, jadi
aku mau kesana untuk mengeceknya. Kau mau ikut" Kita bisa menginap, " tawar Kyuhyun saat
mereka sedang berada du ruang makan untuk sarapan.
Hye Na mendongak. Besok adalah waktu terakhirnya.
Mungkin..... dia bisa membuat kenangan-kenangan terakhir bersama pria itu.
" Oke. Aku akan bersiap-siap. "
" Na-ya... kau tidak apa-apa, kan" Kau benar-benar terlihat aneh, " ujar Kyuhyun cemas
" Tidak. Aku memang selalu seperti ini kalau sedang datang bulan. Memangnya kau tidak capek
mendengarku berteriak-teriak terus" " elak Hye Na
Kyuhyun menatap gadis itu lekat-lekat. Dia tahu ada sesuatu yg terjadi pada gadis itu, tapi dia tidak
bisa menebak apa dan itu benar-benar membuatnya ketakutan.
*** Dublin, Ireland 11.00 AM (Ireland's Time)
Mereka berangkat dari Seoul jam 9 pagi dan sampai di Dublin jam 11 siang, tepatnya jam 7 malam
waktu Korea, karena perbedaan waktu 8 jam di antara kedua negara Itu. Kyuhyun langsung ke
peternakan setelah mengantar Hye Na ke rumah Siwon karena gadis itu ingin bertemu dengan Eun
Ji. Keputusan yg akhirnya disesali Hye Na karena Eun Ji merecokinha dengan semua pembicaraan
tentang terek bengek pernikahan yg membuat kepalanya terasa sakit. Dan gadis itu hanya bisa
pasrah saat Eun Ji memaksanya menjadi pendampingnya di hari pernikannya nanti.
Kyuhyun menjemputnya saat makan siang dan membawanya ke vila pria itu yg terletak di daerah
pegunungan. Gadus itu tidak habis pikir, apa sebuah kastil saja tidak cukup sampai pria itu juga harus
memiliki sebuah villa" Tapi villa itu memang indah sekali, dengan pemandangan hijau pohon-pohon
pinus di sekelilingnya. Mereka makan siang di taman belakang yg menyuguhkan suasana hutan yg
hening dan sejuk. Di Irlandia musim gugur baru datang, jadi cuaca belum terlalu dingin dan matahari
2060 When The World Is Yours Section 2 Karya Yuli Pritania di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
masih bersinar terang. " Setelah ini kau mau ikut aku jalan-jalan" " tanya Kyuhyun
" Ada pantai di dekat sini dan kudengar pemandangan dari arah mercusuarnya indah sekali. "
" Aku akan ikut kalau kau membelikanku es krim. "
Kyuhyun meletakkan sendoknya ke atas piring dan menatap gadis itu heran.
" Na-ya, kau benar-bebar sedang tidak waras, ya" "
*** Kyuhyun benar. Pemandangan pantai itu indah sekali. Mercusuar itu terletak di atas bukti yg
dikelilingi batu karang dan cuaca benar-benar sedang cerah.
Matahari juga tidak bersinar terlalu terik.
Cocok untuk merayakan perpisahan mereka, batin Hye Na.
Kyuhyun memegangi tabgan gadis Itu saat mereka mendaki melewati bebatuan, sesekali harus
mengangkat tubuh gadis Itu saat jalanan yg mereka lewati benar-benar terjal.
Pria itu merasakan perasaan tidak nyaman menyerangnya, tapi dia mengabaikannya begitu saja. Dia
tidak bisa menikmati momen langka seperti ini dengan pikiran buruk.
" Ini kopimu " ujar Kyuhyun sambil menyodorkan gelas kertas berisi kopi yg masih panas ke tangan
Hye Na. Dia mengambilnya dari AuthoChef yg tersedia di depan bangunan di samping mercusuar,
sepertinya tempat ini cukup sering dikunjungi para turis, jadi ada beberapa fasilitas yg bisa
digunakan untuk umum. Hye na mengambil gelas itu dan menutupnya pelan, menunggu sampai cairan hitam kental itu cukup
dingin untuk diminum. Gadis itu memandang laut di depannya dengan tatapan kosong. Bau asin air laut menyergap indra
penciumannya dan telinganya menangkap bunyi Keras debur ombak yg menghantam karang,
mencipratkan tetesan-tetesan air ke dekat mereka.
" Rasanya aneh, kau tahu" Duduk berdua denganmu tanpa berdebat dalam waktu yg cukup lama "
ucap Kyuhyun tiba-tiba. Dia menoleh menatap gadis Itu kemudian tersenyum enggan. Tangannya terangkat merapikan anak
rambut gadis itu yg berantakan dihembus angin, menyisipkannya ke belakang telinga.
Biasanya gadia itu akan protes dan berusaha mengelak dari sentuhannya , tapi kali ini gadis itu hanya
menatapnya tanpa berkata apa-apa, membuat Kyuhyun merasa bahwa benar-benar ada sesuatu yg
buruk yg akan segera terjadi. Pria itu merasa perutnya dihantam dengan keras. Tangannya yg bebas
mengepal, mencengkram baju gadis itu, menarik pinggangnya mendekat, dan sesaat kemudian pria
itu sudah mencium Hye Na dengan putus asa, menyalurkan segala rasa frustasinya.
Lidah gadis itu terasa hangat karena kopi yg baru saja diminumnya dan Kyhyun tidak mau
merepotkan diri dengan bersusah payah mencium gadis itu dengan lembut.
dua melumat bibir gadis itu dengan rakus, meredam teriakan depresinya yg berusaha mendesak
keluar. Ada yg salah. Benar-benar salah.
Kyuhyun menjauhkan wajahnya sedikit saat paru-paru mereka memberontak meminta oksigen.
Dadanya terengah-engah mengambil nafas dan dia bisa merasakan deru nafas gadis itu di wajahnya.
Pria itu menunduk dan menatap gadis itu sayu, berusaha tidak memeluk gadis Itu erat-erat seperti
yg Ingin dilakukannya, karena dia takut kalau-kalau dia akan meremukkan tubuh gadis itu saking
frustasinya. " Rasanya kita lebih dekat dari kapanpun," ujarnya serak.
" Tapi kenapa aku merasa akan kehilangan dirimu segera" "
*** Tujuh Dublin, Ireland 05.00 AM Hye Na membuka matanya perlahan, merasakan rangkulan ringan di pinggangnya, tubuhnya
yg terbaring menempel dengan tubuh Kyuhyun, mengikuti tiap lekuk tubuh pria itu dengan
tepat seolah mereka memang sudah diciptkan untuk melengkapi satu sama lain, dan
wajahnya yg menghadal ke dada pria itu.
Dia melepaskan lengan Kyuhyun dengan hati-hati, berusaha tidak membangunkan pria itu,
kemudian menyingkap selimut yg menutupi tubuh mereka berdua. Hari masih cukup gelap,
dan matahari bahkan belum muncul sama sekali. Waktu yg tepat baginya untuk pergi.
Dia sudah mendapatkan tiket ke New York, penerbangan paling pagi. Dan dia tidak mau
rencananya untuk kabur gagal begitu saja. Dia harus melakukannya.
Bukannya dia takut mati atau apa, tapi..... ada sesuatu yg harus dijaganya baik-baik.
Sesuatu yg membuatnya menjadi begitu lemah dan memilih untuk kabur dari semua
kekacauan yg terjadi. Sesuatu yg membuatnya rela untuk meninggalkan hal terpenting
dalam hidupnya. Hye Na melayangkan tangannya ke daerah perutnya, mengelusnya pelan. Dia sama sekali
tidak pernah membayangkan bahwa pada akhirnya dia menjadi seorang istri.... bahkan
seorang ibu. Itu tidak ada di daftar manapun dalam rencana hidupnya. Tapi dia malah merasa....
menikmati semuanya. Lalu kenapa dia harus mengakhirinya"
Pertanyaan mudah. Karena anak ini. Karena dia ingin anak ini lahir dengan selamat. Nanti,
jika dia berhasil mewujudkannya, dia akan menemukan cara apapun untuk kembali pada
pria itu. Apapun. Tidak masalah jika nantinya dia akan terlihat seperti wanitq agresif yg tidak tahu malu.
Lebih baik seperti itu, daripada mewujudkan bayangan hidup mengerikan dimana tidak ada
pria itu di dalamnya. *** Hye Na meletakkan kopernya di dekat pintu. Diam-diam dia sudah memasukkan beberapa
barang pentingnya ke dalam koper itu saat menyiapkan pakaian ke tempat ini kemarin, jadi
dia sekarang tinggal pergi saja.
Gadis itu berjalan mendekat ke arah tempat tidur, berjongkok di sampingnya, tepat
menghadap ke wajqh pria itu. Dia sedikit memiringkan kepalanya, menatap wajah pria itu
lekat-lekat. Dia melakukannya selama beberapa menit, sebelum akhirnya bangkit berdiri lagi dan
menarik kopernya keluar kamar, tanpa berpaling ke belakang lagi sedikitpun. Karena dia
tahu bahwa dia harus segera bersiap. Karena sekali dia membalikkan badan, dia tahu bahwa
sudah waktunya baginya menyiapkan diri. Menyiapkan diri untuk merindukan pria itu setiap
hari. Hidup yg tidak diinginjannya, tapi harus dijalaninya.
*** 'Kau tahu hal tersulit apa yg terlalu berat untuk dilakukan" Melepaskanmu.
Tapi bagaimana jika ada begitu banyak hal yg membuat genggamanku melonggar sehingga
kau nyarus terlepas"
Jika kau pergi, akan seperti apa dunia yg aku jalani"
Yang pasti, saat kau terlepas, tidak ada yg akan terasa benar.
Dan aku akan menderita penyakit yg begitu menakutkan.
Merindukanmu. Jadi tidak bisakah waktu berhenti begitu saja agar aku tetap bisa menggenggam tanganmu
selama yg kumau" Tidak bisakah kau disini saja dan membiarkanku bernafas dengan nyaman karena
kehadiranmu" ' Kyuhyun mendengar pintu kamar tertutup dan dengan perlahan membuka matanya.
Tangannya terulur ke ranjang kosong di sampingnya. Masih hangat. Dan bau gadis itu masih
tertinggal di atas bantal.
Dia menatap kosong ke arah pintu. Kejadian yg sama lagi seperti 14 tahun yg lalu.
Tapi bedanya, rasa sakit yg dialamibya sekarang bertambah berjuta-juta kali lipat. Dan itu
nyaris, nyaris terasa membunuh.
Dia berusaha menarik nafas, tapi paru-parunya terasa begitu berat dan tidak ada oksigen
sedikitpun yg masuk ke hidungnya, membuatnya untyk sesaat terengah, hampir-hampir
kehilangan kemampuan untuk mengambil nafas sama sekali.
Tangannya mencengkram seprai, membuat kain berwarna putih itu kusut di dalam
genggamannya yg kuat. Tenggorokannya terasa kering dan kepalanya benar-benar terasa
seperti ditusuk-tusuk ribuan jarum tanpa henti. Mungkin Itu bagian dari rasa sekarat, yg
perlagan semakin menyakitkan dan mungkin berakhir dengan kematian.
Mati. Kata itu terdengar seprrti bualan di telinganya. Dulu. Dan sekarang dia tahu kenapa
kematian itu terasa menakutkan dan begitu menyakitkan. Tepat saat gadis itu menutup
pintu, dia tahu bahwa dia baru saja mati. Dan Itu benar-benar menjadi saat paling
mengerikan dalam hidupnya.
Dia menutup matanya lagi. Pintu yg diam itu terlihat seperti pintu menuju neraka di
matanya, pintu yg telah menyembunyikan gadisnya. Lagi.
Dia tidak akan mencari gadis itu.
Tidak, jika gadis itu sendiri yg ingin pergi darinya.
Dia sudah mendapatkan firasat yg sudah begitu jelas dan berusaha untuk bersiap-siap, tapi
rasanya sia-sia saja. Dia sudah memperkirakan sesakit apa rasanya jika gadis itu terlepas
darinya, tapi ternyata perkiraannya bahkan tidak mendekati sedikitpun rasa sakit yg
dialaminya sekarang. seperti ada lubang yg menganga yg begitu besar. Seolah dia tidak akan pernah utuh lagi.
Kata hancur bahkan tidak bisa mendefinisikan sedikitpun apa yg dirasakannya saat ini.
Seharusnya para ahli bahasa merasakannya sendiri sehingga bisa menemukan kata yg cocok
untuk ditulis di kamus. Ada sesuatu yg sesang terjadi. Sesuatu yg memaksa gadis itu untuk pergi. Dia akan mencari
tahu apa Itu , tapi dia tidak akan berusaha untuk mencari gadis Itu dan memaksa gadis itu
tetap berada di sisinya. Dia akan mencari tahu, menyelesaikannya, dan saat itu, saat semua
kekacauan ini sudah berakhir, dia akan tahu gadis itu akan kembali padanya.
Dan sampai dia mendapatkan gadis itu lagi, dia akan berusaha tetap hidup dan melakukan
segala hal yg dia bisa. Walaupun dia tahu dengan jelas bahwa rasanya akan lebih
menakutkan daripada dikubur hidup-hidup.
bernafas tanpa gadis itu sama seperti menghirup gas belerang. Pilihannya hanya dua. Tetap
menghirup dan dia akan mati, atau menutup hidung dan dua akan tetap mati.
kehabisan oksigen. *** Hye Na's Home, Manhattan, New York
08.00 AM (New York's Time)
" Hye Na ya" " seru Min in syok saat melihat anak gadis semata wayangnya itu muncul di
depan pintu rumah mereka di Upper East Side, salah satu kawasan paling elite Manhattan.
" Jangan tanya dan jangan beritahu siapa-siapa bahwa aku disini, " ujar Hye Na singkat
sambil menarik kopernya langsung ke lantai atas, tempat kamarnya berada.
Min In hanya bisa menatap punggung gadis itu, berpikir bahwa sesuatu yg buryk pasti baru
saja terjadi sampai-sampai anak itu kembali ke kota ini. Dia bisa menebak bahwa Kyuhyun
adalah penyebabnya, tapi dia tahu dengan jelas bahwa Kyuhyun tidak akan menyakiti
anaknya, yg berarti bahwa kepulangan Hye Na kesini disebabkan oleh sesuatu yg lain.
Sesuatu yg begitu menakutkan sampai membuat gadis itu menyerah dan pergi dari Seoul.
*** Hye Na meletakkan kopernya ke sudut kamar, menjatuhkan tubuhnya ke atas lantai dan
menyandarkan punggungnya ke sisi tempat tidur
Gadis itu menekuk lututnta, membenamkan wahah di antara kadua kaki, dan sesaat
kemudian bahunya mulai berguncang pelan.
Dia hanya pernah menangis dua kali dalam hidupnya sejak umur 3 tahun.
Pertama saat ayahnya mengembalikam PSP-nya yg rusak dan yg kedua saat ayahnya
meninggal. Dan kali ini, untuk kedua kalinya, pria itu lagi-lagi menjadi alasannya untuk menangis.
Bedanya, untuk kali yg kedua, rasanya berjuta kali lebih menyakitkan dari yg pertama.
Dia sudah bersusah payah menahan tangisnya selama 6 jam perjalanan dari Dublin tadi.
Dia sudah berusaha keras mengacuhkan kakinya yg gemetar tak terkendali, nyaris tidak bisa
menopang tubuhnya lagi sehingga dia harus berjalan terseok-Seuk dan mencari taksi
terdekat yg bisa dijangkaunya dari bandara. Hampir-hampir tidak bisa menarik kopernya
lagi, sampai-sampai seorang petugas bandara menghampirinya dan menanyakan apakah dia
baik-baik saja. Baru 6 jam. Baru 6 jam dan dia nyaris seperti tidak bisa menjalankan hidup lagi.
*** Min In mengintip dari celah pintu kamar Hye Na yg sedikit terbuka, menatap khawatir
anaknya yg sedang menangis histeris itu.
Saat Seuk Gil meninggal sekalipun anak gadisnya tidak pernah menangis sampai seperti itu.
Tidak pernah terlihat semenderita itu.
Min In menghubungi nomor seseorang dengan communicator-nya kemudian menempelkam
benda itu ke telinganya, menjauh dari kamar Hye Na agar gadis itu tidak mendengarnya.
" Eomma" Dia disana" Apa dia baik-baik saja" "
Min In menghembuskan nafasnya berat. Suara pria otu bahkan terdengar serak seperti
habis menangis. Tidak perlu berkata muka untuk tahu betapa merananya menantunya itu
sekarang. " Ada apa" Eomma berjanji padanya untuk tidak memberitahu siapapun bahwa dia ada
disini, tapi eomma tidak pernah melihatnya menangis sehisteris itu, Kyuhyun-a.
Beritahu eomma apa yg terjadi. Kalian berpisah" "
" Dia meninggalkan ku tanpa memberi penjelasan apa-apa.
Aku hanya berpikir ada yg sangat salah. Aku akan mencari tahu dan aku akan
menyelesaikannya, eomma. Sampai ini semua berakhir, eomma bisa menjaganya untukku, kan" "
" Tentu saja aku akan menjaganya baik-baik. Dan kau harus menyelesaikan masalah Ini
secepatnya, oke" Eomma rasa dia sedang menyembunyikan sesuatu dan dia tidak bisa
memberitahumu " " Aku mengerti, eomma. Aku berjanji akan menyelesaikan semuanya dan..... "
Terdengar suara tarikan nafas dari seberang.
" Dan.... aku akan mendapatkannya kembali. "
*** Hye Na's Home, Upper East Side, Manhattan, New York
07.00 AM Min In berusaha membuat dirinya nyaman terbaring di sofa kamar tidur Hye Na. Semalaman
dia menjaga Hye Na, karena gadis itu berkali-kali menggumam dalam tidurnya seperti
sedang dihantui mimpi buruk, tapi dua sama sekali tidak terjaga, sehingga Min In hanya bisa
melihatnya saja tanpa berbuat apa-apa.
Min In baru akan memejamkan matanya saat terdengar teriakan keras dan Hye Na terduduk
secara mendadak dengan keringat yg mengalir deras di pelipisnya.
" Sayang" Kau tidak apa-apa" Hmm" " tanya Min In cemas sambil bergegas menghampiri
tempat tidur, menarik tubuh Hye Na ke dalam pelukannya dan mengusap punggung gadis
itu dengan gerakan menenangkan.
Bahkan baju yg dikenakan gadis itu sudah basah karena keringat, padahal ini musim dingin.
Hye Na mencengkram blus yg dikenakan Min In dengan erat dan membenamkan wajahnya
di leher ibunya itu. " Eomma. . ." ujarnya dengan suara serak. Matanya sudah bengkak karena menangis
semalaman dan dia tidak tahu bisa separah apalagi keadaannya setelah ini. Dia benar-benar
terlihat seperti gadis-gadis menjijikkan di film-film yg pernah ditontonnya, yg menangis
berhari-hari setelah patah hati. Adegan yg dulu diejeknya setengah mati, dengan sombong
berkata bahwa dua tidak akan pernah mengalami hal memuakkan seperti itu.
" Mmm" Kau baik-baik saja" Kau membutuhkan sesuatu" "
Hye Na menggeleng lemas dan semakin mengeratkan pelukannta di tubuh wanita itu.
" Aku tidak baik-baik saja, " ujarnya dengan suara yg nyaris tidak terdengar.
" Aku tidak baik-baik saja, "
*** " Kau mau kemana" " tanya Min In heran sambil meletakkan baki makanan yg dibawanta ke
atas meja saat melihat Hye Na keluar dari kamar mandi dengan kemeja, mantel tebal, dan
celana jins yg rapi, walaupun tampangnya terlihat seperti pasien pengidap kanker yg baru
saja divonis mati. " Kantor, " jawab gadis itu singkat sambil memasukkan barang-barangnya ke dalam tas,
berkali-kali meleset sehingga dia terpaksa membungkuk begitu sering untuk memungut
semua barang yg dijatuhkannya.
Min In mendesah melihat tangan Hye Na yg gemetaran dan pandangannya yg tidak fokus.
Dia cepat-cepat menghampiri Hye Na sebelum anak gadisnya itu menjatuhkan
communicator yg sedang dipegangnya.
" Biar eomma bantu, " ujar Min In, bergegas merapikan semua barang yg berserakan dan
memasukkannya dengan rapi ke dalam tas, sedangkan Hye Na hanya menatap ibunya itu
Pedang Sinar Emas 17 Candika Dewi Penyebar Maut X I I Naga Sasra Dan Sabuk Inten 45