When World Is Yours 3
2060 When The World Is Yours Section 2 Karya Yuli Pritania Bagian 3
dengan pandangan kosong dan tubuh yg mematung seperti batu.
" Kau yakin mau pergi" Kau bisa bawa mobil" " tanya Min In tahu bahwa dia tidak akan bisa
mencegah Hye Na pergi. Anaknya itu keras kepala sekali, sama seperti ayahnya.
" Aku harus menemui Soo Hwan Ajjushi. Aku.... harus meminta maaf karena kabur dari
tugas." " Kau harus membawa mobil dengan hati-hati, mengerti"
Jangan sampai kecelakaan atau apapun yg membahayakan nyawamu. Aku tidak tahu
bagaimana harus mempertanggungjawabkannya nanti kepada Kyuhyun. "
Tubuh Hye Na langsung menegang saat mendengar nama itu diucapkan. Untuk sesaat dia
seperti terlihat kehilangan konsentrasi dan bahunya sedikit terguncang. Menggigil.
" Aku pergi, " ujarnya cepat dan setengah berlari keluar dari kamar, diikuti dengan tatapan
prihatin Min In di belakangnya.
Apa yg sedang terjadi sampai anaknya harus semenderita itu karena meninggalkan
Kyuhyun" *** Delapan KIA Building, Manhattan, New York
01.00 PM Hye Na menatap kosong pemandangan dermaga di depannya. Dermaga ini terletak tidak
jauh dari gedung utama KIA dan merupakan bagian dermaga paling ujung, sehingga tidak
terlalu banyak orang yg mendatangi tempat ini. Dia bisa melihat kesibukan dari kejauhan.
Kapal-kapal yg keluar masuk dermaga, kegiatan berdagang para nelayan yg baru pulang
melaut, beberapa orang yg bertahan di cuaca dingin dan melanjutkan hobi memancing
mereka yg sebenarnya sama sekali tidak menyenangkan untuk dilakukan dimusim dingin
seperti ini. Sedangkan dia duduk disini sendirian, terasing dari hiruk pikuk rutinitas dermaga, persis
sama seperti keadaannya sekarang. Dia masih hidup, tapi dia tidak yakin sedang melihat
orang-orang yg bergerak disekelilingnya. Seolah dia hanya sendirian saja.
Dia sudah menemui Soo Hwan dan meminta maaf karena tidak bisa menyelesaikan tugas yg
diberikan ayah angkatnya itu.
Tugas untuk melindungi... pria itu. Bahkan untuk menyebut namanya saja dia merasa
kesakitan. Soo Hwan hanya mengangguk sambil menatapnya khawatir, padahal dia sudah siap
mendapat hukuman karena lalai dalam melaksanakan tugas. Dia bahkan yakin bahwa semua
pegawa menatapnya bingung dan kasihan karena penampilan kusutnya. Dia melirik kaca
sekilas tadi siang dan tahu dengan jelas seberapa kacah keadaannya saat ini. Dia bahkan
tidak bisa mengenali bayangan yg balik menatapnya. Bayangan seorang gadis dengan
rambut berantakan, muka pucat, mata bengkak, lebih parah dari keadaan wanita yg
kehilangab suaminya yg baru meninggal.
Pria itu bahkan tidak meninggal dan dia sudah siap bersikap seperti ini. Lalu apa yg akan
terjadi saat pria itu benar-benar menghilang dari permukaan bumi" Dia sendiri tidak bisa
membayangkan keadaan yg lebih parah lagi dari ini.
Hye Na tersentak kaget saat seseorang menyodorkan gelas kopi tepat ke depan wajahnya.
" Hye Na ya.... "
" Myung Soo. " " L! Call me L. Is it too difficult to do" "
" And call me nuna " tandas Hye Na sambil mengambil gelas kopi itu, menyesapnya pelan.
Dingin. " I called you Hye Na. Singkatan dari Hye Na nuna. Hye Na. See" You're just one year older
than me. It's noy a big problem. "
Hye Na mendelik, tapi tidak menanggapi ucapan pria itu.
Myung Soo, oh okay, L, adalah trainee yg berada di bawah pengawasannya setahun yg lalu.
Dia yg mengajarkan dan mengawasi secara ketat pria itu selama ini. Dia memberi
pengarahan dan menjadi tempat bertanya bagi pria itu, mengajarkan pria itu semua yg
diketahui dan mampi dilakukannya.
Tidak heran jika pria itu langsung diteroma menjadi agen tetap beberapa bulan yg lalu,
padahal biasanya seorang trainee membutuhkan waktu bertahun- tahun untuk bisa
bergabung ke divisi utama.
Hanya saja, pria itu masih berumur 19 tahin dan terkadang masih sangat kekanak-kanakan,
walaupun dia bisa menjadi sangat serius saat sedang bertugas.
" Kau memberiku kopi dingin" "
L menatapnya cemas sambil menggelengkan kepalanya tak percaya.
" Kopi itu doambil dari AuthoChef, nuna. Aku bahkan heran apa lidahmu tidak terbakar
sampai langsung meminumnya seperti itu"
Kau benar-benar sedang sakit ternyata. "
" Tidak... ini... " Hye Na menggeleng, berusaha bersikeras bahwa kopi itu memang dingin,
tapi tatapan pria di depannya itu menunjukkan yg sebaliknya, sehingga dia tahu bahwa ada
yg salah dengan sistem kerja tubuhnya saat Ini.
" Apa yg sedang kau lakukan disini" Kenapa kau kembali ke Manhattan" Terjadi sesuatu"
Pastinya kau kembali bukan karena Cho Kyuhyun mencampakkanmu, kan" Apa kau yg
mencampakkannya" "
Hye Na tidak berkata apa-apa, memilih meminum kopinya lagi. Dia baru menyadari ada uap
yg mengepul dari gelas Itu, menandakan bahwa kopi itu memang panas. Tapi lidahnya
sampai mati rasa. Dia bahkan tidan merasakan apa-apa.
" Nuna-ya, kau membuatku khawatir. Aku bahkan mengikutimu terus di kantor secara
terang-terangan, berjaga-jaga siapa tahu kau terjatuh tiba-tiba dan butuh bantuanku.
Tapi kau bahkan tidak sadar sama sekali bahwa aku ada di belakangmu, padahal biasanya
kau akan meneriakiku kalau aku mengikutimu kemana-mana. Apa kau tidak tahu seberapa
parah keadaanmu sekarang"
Apa yg sudah dilakukan pria itu sampai membuatmu seperti ini" "
L mengacak-acak rambutnya gusar saat melihat atasannya itu tidak merespon perkataannya
sama sekali. " Baik, aku akan menjadi satu-satunya orang yg berbicara disini. Kau dengarkan aku saja dan
aku akan menjelaskan padamu pendapatku sebagai orang luar, orang yg tidak tahu apa-apa
tentang kehidupabmu. "
" Nuna-ya, aku sudag pernah mengatakan padamu kan bahwa kau adalah agen KIA yg paling
aku kagumi" Kau panutanku di tempat ini. Saat mereka memutuskan kaulah yg akan
menjadi mentorku, aku merasa senang sekali dan yakin bahwa kau akan berhasil
memvuatku bergabung sebagai agen dan bertugas bersama kalian. Aku sudah sangat
mengenalmu sampai tahu bahwa pernikahan tidak ada di daftar manapun dalam agenda
hidupmu. Jadi aku sangat syok saat menonton dan membaca berita tentang pernikahanmu
dengan Kyuhyun, sajangnim. Aku tahu dia tampan, kaya, penguasa dunia, tapi....
mendengarnya menikah denganmu....... aku merasa aneh. Aku takut dia memaksamu dan
semacamnya. Tapi saat melihat kalian berdua muncul terutama di pernikahan sepupunya,
melihat bagaimana kalian saling menatap, cara dia menyentuhmu, sikapmu saat kalian
berdansa waktu itu, aku tahu bahwa walau karena dipaksa sekalipun, kau baru saja
mendapatkan pendamping hidup terbaik di dunia. Tidak ada pasangan yg terlihat begitu
serasi selain kalian berdua. Aku tahu Kyuhyun sajangnim bida menjagamu dengan sangat
baik dan tidak perlu bertemu dengannya untuk tahu bahwa dia nyaris tidak bisa melepaskan
pandanganmya darimu. Dia pasti akan melakukan apa saja untuk mempertahankanmu. Jadi
aku tidak mengerti kesalahan apa yg sudah dia lakukan sampai kau kembali kesini dalam
keadaan hancur seperti ini sekarang.
Nuna ya.... apa ada sesuatu yg terjadi sampai memaksamu meninggalkannya dan menyiksa
dirimu sendiri seperti ini?"
" Aku pulang" ujar Hye Na cepat sambil bangkit berdiri, tanpa sengaja menjatuhkan gelas
kopi beserta tasnya ke atas tanah sehingga barang-barangnya berserakan kemana-mana
karena gadis itu lupa menutup tasnya.
" Jangan ganggu aku" cegah Hye Na cepat saat tangan L terulur untuk membantunya.
" Dan jangan ikuti aku lagi" lanjutnya setelah membereskan semua barangnya yg terjatuh
dan berjalan pergi dari tempat itu.
L menjaga langkahnya beberapa meter di belakang Hye Na dan hanya bisa menghela nafas
saat melihat gadis itu berkali-kali nyaris terjatuh karena langkahnya yg terseok-seok. Dia
nyaris berlari menghampiri Hye Na saat gadis Itu terjatuh di tangga yg menuju tempat parkir
di bagian bawah gedung. Dia terduduk beberapa saat di salah satu anak tangga dan L tahu
bahwa gadis Itu menangis, hanya saja dia sama sekali tidak bergerak untuk mendekati gadis
itu. Dia tidak pernah menyangka bahwa menangis ada dalam kamus hidup seorang Han Hye
Na dan dia tahu bahwa gadis itu tidak akan senang jika orang lain melihatnya menangis.
Hye Na melanjutkan langkahnya lagi setelah beberapa saat, berhenti cukup lama untuk
membuka pintu mobilnya. Gadis itu berusaha memasukkan kunci ke lubang yg tepat, tapi
berkali-kali kunci Itu meleset dan terjatuh ke lantai basement, membuat L hilang kesabaran
dan merebut kunci itu dengan paksa , mendorong gadis Itu masuk ke kursi penumpang
sedangkan dia sendiri memegang kemudi.
" Keluar" ucap Hye Na dingin.
Dalam keadaan biasa, dia pasti akan langsung mengalah mendengar nada yg diggunakan
gadis itu dan memilih untuk tidak mencari gara-gara , tapi dia tahu hal buruk apa yg akan
terjadi jika dia membiarkan gadis itu mengemudi dalam keadaan sekacau ini, jadi lebih baik
dia menguatkan diri saja untuk menerima semua amukan gadis itu nanti.
" aku baik-baik saja dan aku bisa mengemudi, jadi lebih baik kau keluar sekarang. Aku tidak
butuh bantuanmu!" " Nuna ya, kau tahu bahwa kau tidak baik-baik saja jadi berhentilah bersikap sebaliknya!
Kau Mau mengemudi , mengalami tabrakan, lalu mati" Aku tidak tahu bahwa kau ternyata
sepicik itu." Teriak L hilang kesabaran.
Hye Na membulatkan matanya saat mendengar teriakan pria itu.
Dia menatap L untuk beberapa saat sebelum akhirnya mengalihkan pandangannya ke luar
jendela mobil mengacuhkan pria itu sama sekali.
" Aku tidak akan bunuh diri, kau tahu," bisiknya pelan , sehingga L tidak bisa mendengarnya.
Tidak, jika itu berarti bahwa dia tidak bisa melihat pria itu lagi.
*** Hye Na's Home, Upper East Side, Manhattan, California
03.00 PM ( Manhattan's Time)
" Ayolah, aku mohon. "
" Aku tidak menerima alasan apapun, Hye Na ya! Lagipula apa kau sudah tidak waras"
Atas alasan apa kau meninggalkan suamimu, hah" " teriak Eun Ji kesal, sehingga Hye Na
terpaksa menjauhkan layar communicator dari telinganya.
" Aku tidak bisa menjelaskannya padamu " tolak gadis itu muram.
" Dan aku akan membunuhmu kalau ternyata alasanmu itu tidak masuk akal! Sekarang kau
harus berjanji padaku bahwa besok lusa, jam 8 pagi, kau harus datang sebagai pendamping
pengantinku dan kalau tidak, jangan pernah muncul lagi dihadapanku! Kau mengerti" "
Hye Na menghela nafas saat mendengar sambungan telepon yg tiba-tiba terputus. Baiklah,
dia tahu dia tidak mungkin mengabaikan hari pernikahan sahabatnya begitu saja, jadi dia
harus mencari cara untuk menghindari pria itu nanti. Tapi apa yg harus dilakukannya"
Dia tidak mungkin bisa lari terus menerus saat pria itu berada dalam satu ruangan
dengannya. Gadis itu menghela nafas lagi kemudian menghubungi sebuah nomor di kontak
communicator-nya. " Myung Soo ya" Bisa menolongku" "
*** Kyuhyun's Home, Yeoju, Seoul
08.00 PM " Dimana dia" " tanya Eunhyuk dengan raut wajah khawatir saat bertemu dengan Ji Hwan yg
berada di ruang tamu. Nafasnya sedikit ngos-ngosan karena terburu-bury. Dia bahkan
melanggar kecepatan yg ditetapkan saat berkendara dari Incheon kesini.
" Di kamar, Tuan. Dia tidak keluar kamar sama sekali sejak semalam. "
" Dia tidak masuk kantor" " tanya Eunhyuk kaget.
" Bukankah tadi ada acara peluncuran android terbaru" "
" Saya sudah mengetuk pinty kamarnya dan memberitahunya, tapi dia tidak menjawab
sama sekali. Dia bahkan belum makan sedikitpun sejak pulang. Mungkin anda bisa bicara
dengannya. " " Aish, anak itu! " gerutu Eunhyuk sambil bergegas pergi ke kamar sepupunya tersebut. Dia
mendorong pintu sampai terbuka, tapi kamar itu kosong dan Eunhyuk cukup syoj melihat
kondisi tempat tersebut. Tempat tidur terlihat kusut sehabis ditiduri, bantal dan selimut
bergeletakan di lantai. Hanya itu saja, tapi itu sudah cukup mencerminkan kondisi Kyuhyun
saat ini, karena pria itu bahkan tidak akan pernah membiarkan ada satu titik debu pun di
kamar pribadinya. Eunhyuk mendengar guyuran air dari arah kamar mandi.
Oh ayolah, seorang Cho Kyuhyun tidak mungkin bunuh diri, kan"
*** Kyuhyun membiarkan air yg mengguyur dari shower di atasnya membasahi tubuhnya.
Dia sudah berada dalam keadaan ini sejak setengah jam yg lalu dan dia terlalu malas untuk
beranjak kemana-mana. Tubuh pria itu bersandar di dinding dengan kepala yg mendongak ke atas, menerima
langsung siraman air di wajahnya, berharap setidaknya air tersebut bisa menjaga pikirannya
tetap sadar dan waras. Hanya saja.... dia tahu dengan jelas bahwa dia sedang sangat tidak
waras saat ini. Dia bahkan tidak tahu apakah air yg mengalir di wajahnya murni dari shower
atau.... berasal dark kelenjar air matanya sendiri.
Pria itu masih memakai kemeja putih yg dipakainya untuk tidur di Dublin waktu Itu. Dia
bahkan belum makan sama sekali sejak kemarin dan tahu bahwa kondisi tubuhnya benarbenar lemah dan mungkin saja dia akan pingsan sebentar lagi. Tapi anehnya dia bahkan
tidak memedulikam hal tersebut sama sekali. Persetan dengan keadaannya. Dia hanya ingin
berada dalam keadaan menderita seperti ini sesaat lagi, sebelum dia menguatkan diri untuk
menghadapi semuanya, mencari tahu apa yg terjadi, menyelesaikannya, melihat gadis itu
lagi, dan...... mendapatkan kewarasannya kembali.
" KAU SUDAH GILA"!! "
Kyuhyun membuka matanya saat mendengar teriakan itu.
" Bukankah kau sedang bulan madu..... hyung" " tanyanya dengan suara serak yg bahkan
tidak dikenalinya sama sekali.
Eunhyuk menarik pria itu berdiri dan melemparkan handuk yg berada di dalam lemari
dinding ke arahnya. " Ganti bajumu dan berhentilah bersikap seperti mayat hidup begitu! Ini bukan gayamu, kau
tahu" Aku sangat mengenalmu sampai aku bisa menebak apa yg seharusnya kau lakukan.
Kalau kau waras, kau pasti akan menyusul gadis Itu ke Amerika dan menariknya pulang lali
memaksanya memberitahumu apa yg sebenarnya terjadi, bukannya diam seperti ini dan
menyiksa dirimu sendiri! "
Kyuhyun memegangi dinding untuk menyeimbangkan tubuhnya, sedangkan kakinya
gemetar tak tekendali, diikuti dengan helaan Eunhyuk yg terdengar putus asa.
" Kau pikir aku tidak mau melakukannya" Tapi gadis itu tidak akan meninggalkanku kalau dia
tidak berpikir bahwa masalah ini begitu berbahaya untuk aku selesaikan. Jadi lebih baik dia
tidak ada disini saat aku mencari tahu apa yg sedang terjadi daripada aku membahatakan
dirinya dengan apa yg akan aku lakukan. "
" Dan membuatmu menangis sampai seperti ini" "
Kyuhyun melempar handuk basah yg sudah dipakainya untuk mengeringkan rambut ke
ranjang kain dan merenggut paksa kemejanya sampai terlepas, tidak mau bersusah payah
membuka kancingnya satu persatu.
Kemeja itu menyusul handuk tadu, terdampar di tempat yg sama.
Kyuhyun berbalik menatap Eunhyuk dan menatap sepupunya itu seolah pertanyaannya tadi
memiliki jawaban yg sudah amat sangat jelas.
" Ini masih reaksi awalku saat dia pergi. Apa kau bisa membayangkan apa yg akan terjadi
kalau di benar-benar mati dan aku tidak bisa melihatnya lagi" "
*** Sembilan Dublin, Ireland 10.00 PM ( Ireland's Time )
" Jadi Anda akan memesan dua kamar atas nama" "
" Ladyra Han dan L Kim " sahut Hye Na sambil menyandarkan tubuhnya ke meja resepsionis
hotel itu. " Han Hye Na" " ulang resepsionis itu dengan aksen aneh sambil memperhatikan kartu
identitas Hye Na di tangannya.
" Ada masalah" " tanya Hye Na bingung.
" Kau istri Tuan Marcus Cho" Cho Kyuhyun" "
" Kenapa memangnya" "
" Karena semua hotel miliknya diperintahkan untuk memberikan kamar terbaik secara
cuma-cuma jika anda datang, " jawab wanita itu dengan nada sopan dan senyum ramah di
bibirnya. " Aku tidak jadi menginap disini! " tukas Hye Na cepat sambik merebut kartu identitasnya
lalu memberi tanda agar L mengikutinya keluar dari tempat itu.
" Cari informasi tentang hotel manapun yg tidak dimiliki pria itu. Hotel bobrok sekalipun!
Aku tidak peduli! " ucap Hye Na dengan gigi menggertak kesal sambil berdiri kaku di depan
lobi hotel. Dia tidak memedulikan tatapan ingin tahu dari penjaga pintu yg berdiri di dekat mereka.
Dia bahkan sudah terlalu emosi untuk sekedar memperhatikan apapun di sekelilingnya.
" Bisakah kau memberiku daftar bangunan apa saja di atas dunia ini yg tidak dimilikinya" "
sergah Hye Na dengan suara bergetar menahan marah.
L mengacuhkan gadis itu dan mulai sibuk mencari data di communicator-nya.
" Semua hotel bintang 4 dan bintang 5 di negara ini adalah miliknya.
Aku sudah menemukan hotel bintang 3 yg lokasinya paling dekat dari tempat ini. "
Hye Na berjalan cepat memasuki salah satu taksi yg terparkir di sepanjang area khusus yg
disediakan sebagai layanan hotel untuk para tamu, membuat L harus setengah mati
mengejar gadis itu. Pria itu menyebutkan alamat yg mereka tuju ke supir taksi tersebut dan
mulai sibuk lagi dengan kegiatannya sebelumnya.
2060 When The World Is Yours Section 2 Karya Yuli Pritania di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
" Kau tahu tidak, nuna" Lebih sulit menemukan bangunan yg tidak dimilikinya daripada yg
dimilikinya, " ujar L semangat, tidak menyadari tatapan menakutkan yg dipancarkan Hye Na
ke arahnya. Sedetik kemudian dia malah berteriak kaget saat menemukan fakta
mencengangkan tentang kekayaan suami atasannya tersebut yg ditemukannta di data
pribadi organisasi. " 54% bangunan megah di dunia adalah miliknya. Dan.... kau tahu" 13% diantaranya bahkan
sudah didaftarkan atas namamu. '
" APA"!!! "
*** Dublin, Ireland 08.00 AM " Kau datang! " seru Eun Ji lega saat melihat Hye Na melangkah memasuki ruang gantinya.
Gadis Itu langsung memberi tanda agar salah satu penata rias segera mendandani Hye Na yg
langsung memasang tampang masamnya.
" Aku hanya menikah sekali seumur hidup, jadi lebih baik kau mengalah untukku. "
Hye Na mengeluarkan gumaman tidak jelas yg dapat ditebak Eun Ji sebagai protes gadis itu
yg tidak bisa disuarakannya dengan gamblang.
" Something happened" With you" And....... your husband" "
Hye Na menatap sahabatnya itu daru cermin di depannya. Cermin yg baru disadarinya
memperlihatkan dengan jelas wajahnya yg pucat, kantung hitam di bawah matanya, raut
muka yg sana sekali tidak menunjukkan sinar kehidupan.
" Kau sepertinya akan mempersulit Jacky untuk memperbaiki wajahmu agar terlihat lebih
cerah sedikit, " ucap Eun Ji, merujuk pada wanita yg sedang berusaha menempelkan bahanbahan kimia bernama make up ke wajah Hye Na, yg berusaha keras agar tidak bersin atau
mendorong tanngan wanita itu menjauh dari wajahnya.
" Kau pikir aku masih bisa dan bersikap seperti tidak terjadi apa-apa" " dengus Hye Na
sambil mendelik ke arah Jacky yg kelihatannya sedang berusaha menusuk matanya dengan
sesuatu bebentuk pensil. Astaga, dia ingin sekali berlari keluar dari ruangan tersebut dab kabur saat itu juga!
" Salahkan saja dirumu sendiri karena dengan bodohnya meninggalkan pria itu. "
" Aku punya alasan yg cukup masuk akal untuk melakukannya. "
" Dan kau tidak akan memberitahukannya padaku" "
" Tidak, " jawab Hye Na cepat
" Tidak. " *** Armagh Cathedral, Ireland
08.00 AM Hye Na mengambil tempat di bagian sudut kiri, duduk menatap Siwon dan Eun Ji yg sedang
mengucapkan janji di depan altar. Dia berusaha keras untuk tidak memalingkan tatapannya
ke arah samping. Ke arah pria itu.
Dia cukup syok saat mengetahui bahwa pria itu juga datang ke tempat ini. Walaupun dia
tahu bahwa Siwon dan Eun Ji memang mengundang pria itu, dia tidak menyangkan bahwa
pria itu akan datang setelah apa yg sudah terjadi. Dan.... itu membuatnya merasa tidak
aman. Seakan-akan pria itu bisa membunuhnya hanya dengan kehadiranmya saja.
Hye Na mengikuti para undangan lain yg berdiri sambil bertepuk tangan, tersadar dari
lamunan kosongnya. Matanya menatap kabur ke arah pasangan pengantin baru itu. Iri
melihat bagaimana cara Siwon menatap wajah sahabatnya, iri melihat senyum di wajah Eun
Ji yg membuat gadis itu terlihat sangat bercahaya, iri melihat betapa serasinya mereka. Iru
karena dia sendiri tidak akan pernah bisa sebahagia itu.
Hye Na berniat bergabung dengan para tamu lain yg sudah mengerubungi pasangan
pengantin baru itu untuk memberi selamat saat langkahnya dengan sangat mendadak
dihentikan dengan paksa oleh keterpanaannya sendiri.
Mungkin salahnya sendiri karena membiarkan tatapannya terpaku di wajah pria itu. Pria yg
sekarang berdiru beberapa meter di depannya, dengan kedua tangan di dalam saku celana,
terhalang oleh puluhan orang yg berlalu lalang di hadapan mereka. Dengan terang-terangan
berdiri di tempatnya tanpa berniat beranjak sedikitpun, dengan mata yg terpancang pada
Hye Na dengan sangat intens, seolah sedang menelanjangi wajah gadis itu hanya dengan
sebuah tatapan saja. Hal itu terjadi untuk beberapa saat yg terasa sangat lama.
Seakan-akan waktu berhenti di sekeliling mereka, menyisakan suara riuh orang-orang
sehingga hanya terdengar seperti gumaman tidak berguna. Dan Hye Na hanya bisa
terperangah kaget saat melihat pria itu tiba-tiba berbalik dengan sangat cepat dan
melangkah pergi begitu saja, keluar dari gereja diikuti oleh Eunhyuk yg berjalan di
belakangnya, membuat gadis itu terpaksa menjangkau sandaran kursi dengan tangannya yg
gemetar, berusaha menemukan keseimbanganya.
Sial. Kapan kehadiran pria itu bisa bereaksi biasa-biasa saja untuknya"
*** Kyuhyun mengikuti setiap gerakan gadis itu dengan tatapannya. Saat gadis itu berjalan di
belakang Eun Ji sebagai pendamping pengantin, terlihat sangat cantik dalam balutan
minidress putihnya. Mungkin dia sudah sakit jiwa, tapi gadis itu tetap saja terlihat cantik, walaupun wajahnya
begitu pucat, keningnya berkerut memperhatikan setiap langkah kakinya yg terkesan tidak
mantap agar dia tidak merusak acara dengan terjatuh di belakang pengantin wanita,
ataupun raut mukanya yg tampak kuyu dengan kantung mata yg menghitam seperti kurang
tidur. Saat gadis ity duduk dengan pandangan tidak fokus yg tertuju pada pengantin yg
sedang mengucapkan sumpah pernikahan mereka, dan saat gadis itu bangkit dengan
limbung dari duduknya, menghentikan langkahnya dengan tiba-tiba saat melihat bahwa
Kyuhyun berdiri sambil menatapnya dengan raut wajah yg tidak terbaca.
Pria itu sengaja memasukkan tangannya ke dalam celana, berusaha sekuat tenaga menahan
kakinya agar tetap berada di tempatnya, bukannya berlari ke depan dan menghambur ke
arah gadis itu kemudian memeluknya, memberitahu gadis itu bahwa tidak ada yg harus
ditakutkannya. Bahwa dia akan menyelesaikan semuanya. Tapi dia tidak bisa melakukan hal
itu. Gadis itu sudah menetapkan pilihan untuk meninggalkannya, jadi dia harus
menghormatmenghormayi keputusan yg dipilih gadis tersebut.
Dia bisa melihat dengan jelas bahwa gadis itu sama menderitanya dengannya dan
bodohnya, dia sama sekali tidak bisa berbuat apa-apa untuk menghentikan semua itu.
Dia hanya bisa bertahan disana, memuaskan diri dengan hanya menatap gadis itu saja.
Dan saat dia tidak bisa lagi mengontrol keinginannya untuk menghampiri gadis itu, dia
memilih berbalik pergi, kabur secepat yg bisa dilakukan kakinya.
Dan itu...... sama sekali tidak membantu.
*** Fracia Hotel, Dublin, Ireland
07.00 PM " Nuna ya.... kau yakin akam pergi ke pesta dengan.... pakaian seperti itu" " tanya L hati-hati,
tidak bisa mengatupkan mulutnya saat melihat Hye Na melangkah keluar dari kamar
hotelnya. " Ne. Wae" " tantang gadis Itu sambil melipat tangannya di depan dada.
" Tapi...... " " L mengangkat tangannya, lalu menurunkannya lagi.
Tidak bisa menemukan kata-kata yg tepat.
Gadis itu mengenakan gaun merah menyala yg panjangnya sekitar 10 cm di atas lutut,
dengan belahan dada cukup rendah, dan bagian punggubg yg diekspos dengan sangat jelas.
Rambut gadis itu disanggul longgar ke atas, memeperlihatkan leher jenjangnya. Untuk
pertama kalinya bagi gadis itu berpakaian yg menunjukkan begitu banyak bagian tubuhnya
yv selama ini ditutup rapat. Dan walaupun L sangat menghormati atasannya itu, mau
tidakmau sebagai laki-laki normal dia harus mengetahui bahwa gadis Itu berpotensi besar
meruntuhkan kendali pria manapun yg melihatnya.
" Ck, kau mau suamimu membunuhku" " rutuk L sambil mengacak rambutnya.
" Aku hanya mencari cara untuk menyelamatkan diri. Dia pasti tidak akan menyukai
dandananku, jadi mungkin dia akan berpikir ulang dan...... mencoba membenciku" "
L bergumam tidak jelas kemudian berbalik, meninggalkan gadis itu berjalan di belakangnya.
Setidaknya Hye Na masih bisa mendengar gerutuan pria itu yg terdiri dari kata-kata 'gadis
bodoh' , 'berkhayal saja mengharapkan suamimu itu melupakanmu' , dan 'dia pasti akan
membunuhku jika melihatku bersamamu'
*** Wedding Reception, Rafflian Hotel, Ireland
07.30 PM " Aku tidak suka berdansa, " bisik Eun Ji pelan, yg kemudian berganti dengan jeritan lirih yg
tertahan oleh nafasnya yg tercekat saat Siwon menggunakan tangan kanannya yg melingkar
di pinggang gadis itu untuk mengangkat tubuhnya, memutarnya pelan.
" Tidak buruk, " goda Siwon sambil memamerkan senyumnya.
Dia menundukkan tubuhnya sedikit agar sejajar dengan tinggi gadis itu, dengan posisi
berpelukan. " Mar sin, anois t? t? mo bhean ch?ile (Jadi, sekarang kau adalah istriku)?"
Eun Ji tertawa kecil saat mendengar aksen Irlandia yg terdengar begitu pas dengan suara
pria itu. " Mo bhean ch?ile. Ch?ile, " ujar Siwon, mengulang kata-kata itu lagi, seolah sedang
membiarkan lidahnya agar terbiasa.
" Apa itu artinya 'istri' ?" tanya Eun Ji memastikan, karena dia tidak terlalu mengerti bahasa
aneh itu. " Mmm. Mo ghr? (sayang)"
" Yak, berhentilah menggunakan bahasa itu. Aku tidak mengerti! " protes Eun Ji sambil
mengerucutkan bibirnya kesal, mendongak menatap pria itu.
Siwon tersenyum lagi, mengangkat tangannya dan memerangkap wajah gadis itu di antara
kedua telapak tangannya. " Nyonya Choi, aku akan senang sekali jika kau mau belajar bahasa itu.
Tapi..... aku lebih suka kalau kau tidak mengerti apa yg aki ucapkan, jadi aku bebas
mengatakannya padamu tanpa rasa malu."
" Contohnya" "
Siwon memutar tubuh mereka melewati beberapa pasangan yg juga sedang berdansa,
menarik gadis itu bersamanya.
" Is bre? liom t?, mo bhean ch?ile. Agus beidh m? t? a choinne?il i sonas chomh fada agus is
t? liom." " Kau mencintaiku, " ujar Eun Ji menerjemahkan kalimat pertama yg diucapkan Siwon sambil
tersenyum. " Lalu" "
Siwon tertawa kecil saat gadis itu bisa menebak dengan tepat apa yg dikatakannya.
" And then..... " pria itu menahan ucapannya untuk menarik pinggang gadis itu mendekat.
" And then I will keep you in happiness as long as you with me. "
*** " Jadi dia juga tidak mau menceritakannya padamu" ,
Eun Ji menggelengkan kepalanya, merasa tidak enak saat melihat raut wajah Kyuhyun yg
sedikit kecewa. " Kau terlihat...... sakit, Kyu" komentar Siwon, berusaha untuk menemukan kata-kata yg
tepat untuk mendeskripsikan keadaan Kyuhyun yg terlihat sangat kacau.
" Dan masih saja berhasil membuat semua gadis di ruangan ini menatapnya, " gerutu
Eunhyuk yg sedang sibuk menatap ke sekeliling ruangan.
" Aku jamin semua wartawan itu sedang bertanya-tanya dimana istrimu sekarang. Dan
mereka akan tersedak saking bahagianya kalau tahu apa yg terjadi. Yak, Siwon-a, kenapa
ada banyak wartawan disini" "
Siwon mengangkat bahunya.
" Ayahku pengusaha cukup terkenal disini dan aku adalah penerusnya. Lagipula masa kau
tidak mengerti juga" Para wartawan itu akan terus mengerubung seperti semut kalau ada
Kyuhyun. " " OMO OMO!!! " seru Eunhyuk syok dengan pandangan tertuju ke pintu masuk, membuat
tiga orang di sampingnya ikut menoleh.
Kyuhyun mengepalkan tangannya saat melihat Hye Na memasuki ruangan sambil
menggandeng tangan seorang pria. Dan........ pakaiannya......... pakaian gadis Itu........
" Astaga, kenapa Hye Na membawa Myung Soo" Aish, jinjja! " rutuk Eun Ji sambil
menghentakkan kakinya, melirik Kyuhyun takut-takut secara sembunyi-sembunyi. Gadis ity
menatap suaminya dengan pandangan minta tolong.
" Kau kenal pria itu" " tanya Eunhyuk ingin tahu.
" Dia dulu adalah trainee di bawah pengawasan Hye Na, dan sekarang sudah menjadi agen
resmi. Bisa dikatakan.... pria itu menjadikan Hye Na sebagai idolanya."
Siwon menunduk, menatap tangan Kyuhyun yg mengepal di samping tubuhnya dan bibir
pria itu yg terkatup rapat, mencoba menahan emosinya sekuat yg dia bisa.
" Hei hei, jangan menghancurkan pesta pernikahan aku, oke" " ujar Siwon cepat-cepat.
Kyuhyun menghela nafas di antara sela-sela giginya, kemudian mengangguk pelan.
" Kalaupun aku hilang kendali, aku akan menarik gadis itu keluar dari tempat ini. Kau tenang
saja.......... hyung. "
*** " Kau tahu" Dari tadi suamimu menatap kesini terus, " bisik L di telinga Hye Na
" Jangan hiraukan! " sahut gadis itu. Walaupun begitu tubuhnya mengejang kaku. Bulu
kuduknya meremang dan keringat dingin mulai membasahi tengkuknya. Ciri-ciru umum jika
pria itu ada di dekatnya.
" Kau tegang sekali, nuna, " kata L cemas, melonggarkan pelukannya sedikit untuk menatap
gadis itu. " Kau berkeringat, " lanjutnya lagi.
Hye Na memalingkan wajahnya ke arah lain, menolak menatap wajah L, terus bergerak
melanjutkan dansa mereka yg canggung.
" Nuna, kau benar-benar kacau. Lebih baik kita duduk saja sekarang, jangan memaksakan
dirimu. " Belum sempat mereka bergerak, tiba-tiba saja Kyuhyun sydah mencengkram bahu L,
membuat pelukan mereka terlepas sehingga Hye Na nyaris terhuyung hampir jatuh jika dia
tidak segera memegang ujung jas L.
" Aku rasa aku tidak perlu meminta izinmu untuk berdansa dengan istriku, kan" " tanyanya
dingin ke arah L, tapi dengan mata yg menghujam wajah Hye Na.
" Eh, tapi..... Hye Na nuna.... " ujar L ragu, menatap Hye Na untuk meminta pendapat.
" Persetan dengan pendapatnya! " sergah Kyuhyun kasar, menarik tangan Hye Na dari
genggaman L dan merengkuh pinggang gadis itu mendekat ke arahnya. Hye Na begitu kalut
sampai tidak sempat memberikan reaksi pada L yg melempakan tatapan minta maaf
padanya. Gadis itu bary tersadar saat Kyuhyun menyentakkan tubuhnya, memaksa gadis itu
menatapnya. " Kau pikir apa yg sedang kau lakukan disini" Dengan pria lain dan dengan dandanan seperti
ini" " geram Kyuhyun dari sela giginta yg terkatup rapat. Matanya menatap gadis itu marah.
" Bukan urusanmu, " jawab Hye Na dingin.
" Bukan urusanku" Apapun yg kau lakukan, mau tidak mau harus menjadi urusanku.
Kau masih istriku, ingat" Jadi lebih baik kau jelaskan padaku kenapa kau berubah seekstrim
ini" " bentaknya dengan suara rendah, berusaha tidak menarik perhatian tamu lain.
Tangannya menjalari punggung Hye Na yg terbuka, menunjukkan dengan jelas apa yg
dimaksudnya dengan perubahan ekstrim.
Gadis itu merasakan darahnya mulai berdesir cepat dan jantungnya mulai berontak,
membuat dadanya yg menemel ke tubuh pria itu terasa sakit. Setiap sentuhan pria ity,
sekecil apapun, selalu berakibat hebat terhadap tubuhnya.
" Satu hal lagi, aku tidak tahu apa maksudmu melakukannya, tapi menurutku belahan
dadamu terlalu rendah, membuat semua pria berpikir yg tidak tidak tentang wanita yg
sudah bersuami! " desisinya
Hye Na mengabaikan semua tuduhan pria itu, berusaha berontak melepaskan diri. Musik
sudah berubah, digantikan dengan instrumental klasik familiar.
" Kau benar-benar sedang berusaha meruntuhkan kendali diriku, kam" Baik. Kau berhasil, "
ucap Kyuhyun hilang kesabaran.
Dia menarik tangan gadis itu, membawanya keluar dari ruangan.
" Lepaskan! Kau mau membawaku kemana" " teriak Hye Na gusar, tidak memedulikan
tatapan semua orang dan lampu blitz yg menghujam mereka dengan gila-gilaan.
Kyuhyun sama sekali tidak menjawab gadis itu, dan tidak terganggu sama sekali dengan
pemberontakannya. Dia baru bersuara saat mereka sudah sampai di mobilnya yg terparkir
di basement. "Masuk, " perintanya mendorong tubuh Hye Na ke dalam kursi penumpang, kemudian
membanting pintu keras-keras.
Pria itu mengemudikan mobilnya sampai kecepatan 200km /jam, tidak memedulikan bunyi
klakson kendaraan lain yg memprotes kelakuannya. Bahkan dengan beraninya dia
memotong beberapa mobil lain dengan jarak yg sangat sempit sehingga dia harus
melakukan tukikan-tukikan tajam yg membuat ban mobil berdecit keras.
Dia membelokkan mobilnya, menuju jalanan pegunungan yg sepi dan berkelok-kelok.
Hye Na mengenal tempat ini.
Tempat yg berujung pada sebuah rumah. Tempat terakhir kaki mereka bertemu. Tempat
Hye Na meninggalkan pria itu.
Kyuhyun menghentikan mobilnya sembarangan di depan teras, dengan cepat mematikan
mesin, turun dari mobil, dan mulai menyeret-nyeret Hye Na lagi masuk ke dalam rumah.
" Dengar, kau tidak berhak memperlakukanku seperti ini! Aku meninggalkanmu jadi kita
sudah berpisah, oke" "
Kyuhyun berbalik begitu cepat, membuat gadis itu langsung terdiam. Syok. Dia menatap Hye
na dengan tajam selama beberapa saat, kemudian tanpa berkata apa-apa dia menarik
tangan gadis itu lagi, baru berhenti saat mereka sudah masuk ke kamar yg dulu mereka
gunakan di lantai dua. Dia mendorong tubuh Hye Na sampai terduduk ke atas sofa, menarik kursi kecil untuk
dirinya sendiri kemudian duduk di hadapan gadis itu.
" Sekarang jelaskan, " perintahnya galak.
" Apa?" " Kenapa kau meninggalkanku, " teriaknya tak sabar
" Bukankah perjanjian awal seperti itu" Aky menikah denganmu hanya untuk
mempermudah tugasku saja. Dan sekarang pembunuh ayahmu sudah terungkap, jadi
2060 When The World Is Yours Section 2 Karya Yuli Pritania di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
tugasku selesai. Kau bilang aku boleh pergi kapanpun aku mau. Kita kembali seperti semula. Tidak ada
hubungan apa-apa. " Kyuhyun bangkit, menendang kursi yg didudukinya tadi ke sudut dan menarik tubuh gadis yg
sedang mempermainkan emosinya itu sampai berdiri, mencekal lengannya erat.
" Tidak ada hubungan apa-apa kau bilang" Aku sudah bilang bahwa aku mencintaimu, aku
menginginkanmu, dan menurutmu itu tidak berarti apa apa" Sialan kau! " bentaknya marah,
kemudian mengacak-acak rambutnya gusar, menarik nafas dalam-dalam untuk
menenangkan dirinya sendiri.
" Ada sesuatu, kan" Ada sesuatu yg membuatmu pergi tanpa memberitahu apa-apa padaku.
Kenapa kau tidak memberitahuku saja agar aku bisa menyelesaikannya untukmu" " ujar
Kyuhyun dengan nada rendah setelah berhasil mengontrol emosinya yg meledak-ledak.
Hye Na menggeleng, memanfaatkan kelengahan pria itu untuk melepaskan diri. Dia nyaris
berhasil mencapai pintu saat pria itu dengan cepat menyudutkannya ke dinding,
memerangkap tubuhnya. " Maaf, kali ini kau pikir aku bodoh dengan melepaskanmu begitu saja" " sergah Kyuhyun
tajam, menarik kepala gadis itu sampai mendongak, menurunkan wajahnya, dan mencium
bibir gadis itu kuat-kuat, menumpahkan semua amarahnya dengan kasar.
Tubuh Hye Na sedikit terangkat saat Kyuhyun semakin menyudutkannya, menggunakan
tangannya untuk menarik pinggang gadis itu lebih dekat, sehingga gadis itu sama sekali tidak
mendapatkan kesempatan untuk mendorong tubuhnya menjauh.
Hye na merasakan seluruh protes yg akan dikeluarkannya tertahan di kerongkongan saya
lidah pria itu melesak masuk dan membungkam mulutnya, hampir-hampir membuatnya
tidak bisa bergerak untuk sekedar menarik nafas.
Tapi sesaat kemudian berubah. Cengkraman Kyuhyun mulai mengendur. Dia memegangi
wajah Hye Na, memperlembut lumatannya di bibir gadis itu, dan sedikit memundurkan
tubuhnya agar gadis itu tidak merasa sesak.
Reaksinya yg begitu tiba-tiba seperti membuat Hye Na tanpa sadar berjinjit merespon
ciuman pria itu. Dia bisa merasakan gaunnya lolos melewati pinggang, teronggok di lantai. Dan dia hanya
bisa menelan umpatannya dalam hati, mencaci-maki dirinya sendiri karena begitu mudah
mengalah pada sentuhan pria Itu.
Kelemahannya. *** Sepuluh Kyuhyun's Home, Dublin, Ireland
08.00 AM (Ireland's Time)
Hye Na menggeliat merasa nyaman. Terlalu nyaman sampai dia merasakan ada yg aneh.
Setengah sadar dia membuka matanya, mengerjap-ngerjap saat merasakan cahaya matahari
menusuk retina matanya. Dia merasa bingung, saat melihat wajah Kyuhyun di hadapannya, masih belum sadar saat
mendapati bahwa tubuhnya berada dalam pelukan pria itu. Gadis itu memutar otaknya,
berusaha mencari tahu apa yg sebenarnya terjadi.
Perlahan membulatkan matanya, teringat kejadian semalam.
"Astaga! " teriaknya syok, refleks melepaskan diri dari pelukan Kyuhyun yg menatapnya
tenang, nyaris tanpa ekspresi kecuali sedetik kemudian saat dia tersenyum melihat selimut
Hye Na yg tersingkap sebagian. Gadis itu menyadari arah tatapannya , dengan cepat
menarik selimutnya lagi ke atas.
" Apa yg sudah kau lakukan" " jeritnya panik.
" Apa yg sudah kita lakukan " koreksi Kyuhyun santai.
"Tidur. Tidak usah sepanik itu, ini bukan pertama kalinya, kan" "
Hya Na baru akan membuka mulutnya untuk mendebat Kyuhyun saat communicator pria itu
berbunyi, menandakan ada panggilan masuk.
" Yeoboseyo " ujar Kyuhyun sambil menatap Hye Na,
Dia terdiam begitu lama mendengarkan penjelasan si penelepon.
" Gomaweo , hyung "
hanya itu responnya , tapi cara dia menatap gadis itu berubah Murka"
Pria itu melempar communicatornya begitu saja dan menatap Hye Na dingin.
" Pakai bajumu. Kita harus bicara. "
*** " Bagaimana mungkin kau tidak memberitahuku tentang hal sepenting ini"
Astaga Na ya, dia itu anakku!
Dan kalau kau belum lupa, kau masih berstatus sebagai istriku, jadi aku berhak atas kalian
beidua. Dengar, mulai sekarang aku akan melakukan semuanya dengan caraku. Dan kau......
kau tidak boleh kemana-mana tanpa izinku. Kau mengerti " "
Hye Na mundur dengan kasar sampai punggungnya membentur sandaran kursi, menatap
pria itu dengan pandangan tidak suka.
" Kau pikir kau siapa sampai mengatur-ngatur hidupku seperti itu?" teriaknya marah.
Kyuhyun berdiri, membentangkan tangannya di atas meja, mencondongkan tubuhnya ke
arah gadis itu. " Suamimu. " ucapnya tajam.
" Dan itu memberiku hak penuh, untuk melakukan apa saja padamu. "
*** STA Building, Seoul, South Korea
10.00 AM " IDS. Masih dalam percobaan, tapo aku yakin bisa menyelesaikannya dalam beberapa hari
ke depan " ujar Leeteuk, memulai presentasinya.
Dia memperlihatkan sebuah pistol jenis terbaru di dalam genggamannya.
" Kelebiham senjata ini adalah... jika kau menekan tombol ini, senjata ini akan menghilang.
Tidak terlihat. " Leeteuk menekan tombol di bagian gagang pistol tersebut, dan sedetik
kemudian senjata itu lenyap begitu saja. Hanya saja tangan Leeteuk masih tetap dalam
posisi seperti sedang memegang pistol. Seolah wujudnya saja yg menghilang, sedangkan
pistol itu masih tetap ada dan bisa di sentuh.
" Kalau kau ingin menggunakannya, tinggal pakai perintah suara saja. Sebut IDS dan..... "
Pistol di tangan Leeteuk kembali terlihat.
" Pistolnya akan muncul lagi. "
" Senjata ini memakai sensor suara dan sidik jari si pengguna. Jadi hanya bisa digunakan
oleh orang yg suara dan sidik jarinya sudah terekam di dalam chip pistol ini. Aku masih
berusaha menyempurnakannya saat ini dan aku yakin ini akan sangat berguna jika kita
masuk ke dalam lokasi musuh. Mereka tidak bisa mendeteksi apakah kita membawa senjata
atau tidak karena pistol ini hanya dapat disentuh oleh pemakainya. Dan saat mereka lengah,
kita bisa menghabisi mereka satu per satu, " ujar Leeteuk mengakhiri penjelasannya.
Semua agen yg menghadiri rapat tersebut bertepuk tangan setelah presentasi menakjubkan
tersebut. " Kira-kira kapan kami akan mendapatkannya, hyung" " seru Soo Hyun semangat dari
tempat duduknya. " Minggu depan paling lama. "
" Dan aku harus menjadi orang pertama yg mencobanya! "
" Tentu saja orang pertama yg akan memilikinya adalah Tuan dan Nyonya Cho, " tandas
Leeteuk sambil mengarahkan pandangannya kepada dua orang yg sedang duduk di sudut,
membuat Soo Hyun langsung memasang wajah kesal.
" Oke, rapat ditutup, " putus Leeteuk yg diikuti oleh gerakan semua agen yg merapikan
barang-barang mereka kemudian berlalu keluat dari ruangan.
" Kau akan kembali ke kantor dan aku akan terlepas dari pengawasanmu, " ucap Hye Na
puas saat akhirnya dia bisa terbebas dari tatapan penuh curiga dari pria di sampingnya itu.
Kyuhyun mengulurkan tangannya untuk mencekal lengan gadis itu, menahannya tetap
duduk di tempat. " Bisakah kau dengarkan aku sebentar" " pintanya dengan nada suara yg terdengar lemah,
membuat Hye Na menoleh bingung dan menatapnya penasaran.
" Usahakan jangan keluar dari gedung jika itu tidak terlalu penting. Dan kalaupun kau keluar,
kau harus memberitahu seseorang tentang keberadaanmu. Aku atau Leeteuk hyung.
Terserah kau Dan jangan percayai siapapun di tempat ini, kau tidak akan tahu siapa yg bisa menusukmu
dari belakang. " " Aku akan menjemputmu nanti dan jangan pergi kemana-mana sebelum aku datang.
Kalaupun kau mendapat surat ancaman lagi, abaikan saja dan jangan berpikir untuk
melarikan diri lagi dariku. Kau mengerti" "
Hye na mengerjap saat Kyuhyun selesai berbicara. Raut wajah pria itu begitu serius, seolah
dia bisa mati sewaktu-waktu jika gadis itu melanggar perintahnya.
" Jaga dirimu untukku, oke" " ujarnya lirih sambil bangkit dari kursinya, mengulurkan
tangannya untuk membantu gadis itu berdiri.
Kyuhyun menunduk menatap tangan mereka yg saling bertautan untuk beberapa saat,
sebelum dia menarik gadis itu ke dalam dekapannya, membenamkan wajahnya di relung
leher gadis itu, dan menarik nafas nyaman.
" Aku tahu kau sangat membenciku saat Ini. Hanya saja....... aku Ingin memastikan
keselamatanmu. Aku sadar bahwa kelakuanku sekaramg terasa sangat egois, tapi..... tidak
bolehkah aku bersikap egois jika itu merupakan sesuatu yg bersangkutan denganmu" "
*** STA Building, Seoul, South Korea
01.00 PM Hye Na terlonjak kager dari lamunannya saat mendengar communicator-nya bergetar keras.
Gadis itu melempar pena yg dari tadi terus menerus di mainkannya kemudian mengangkat
benda itu. " Yeoboseyo" "
" Nyonya Cho.... kau melanggar perintahku. "
Hye Na menegakkan tubuhnya saat mendengar suara asing Itu.
Gadis itu tahu dengan jelas bahwa yg meneleponnya adalah si pembunuh, otak dari semua
kejahatan yg sudah terjadi.
" Aku sudah menuruti perintahmu untuk pergi. "
" Tapi buktinya sekarang kau kembali, kan" Kau tahu hukumannua kalau melanggar
perintahku" Nyawa orang yg kau kenal, Cho Hye Na ssi. "
" Apa maksudmu" " sergah Hye Na cemas.
" Kau mau menyelamatkannya" Kau mau berhadapan langsung denganku" "
" Siapa yg kau culik" "
" Kau tahu peraturan permainannya" Datang dan selamatkan. Sendiri. Lalu kau dan aku....
bisa menyelesaikan semuanya. Hanya ada satu pemenang, Nyonya Cho. Hanya akan ada
satu pemenang. " " Siapa yg kau culik"! " ulang Hye Na, kali ini nyaris berteriak.
" Kim Ji Hwan "
*** " Bagaimana mungkin kalian semua bisa sebodoh Itu" " teriak Leeteuk marah
" Bagaimana mungkin penjajat dengan pengawasan paling ketat disini bisa kabur dibawah
pengawasan kalian" Kaliam bodoh atau tool"! Sial! "
Pria itu menendang kursi terdekat yg bisa dijangkaunya. Dadamya naik turun menahan
emosi. Baru saja dia mendapat laporan bahwa Cho Tae Hwa, paman Kyuhyun, tahanan mereka yg
paling berbahaya, lolos begitu saja. Padahal keamanan di bagian ini merupakan yg terbaik.
Hampir sipir saja yg bisa masuk. Itupun menggunakan pemeriksaan retina mata dan sidik
jari. " Sekarang mana sipir yg bertugas mengawas pada jam Ini" "
" Dia ditemukan tewas tertembak di dekat sel, Tuan "
" Bagian CCTV" "
" Dia juga tewas. Dan semua rekaman CCTV dari 10 menit sampai 2 jam yg lalu hilang. "
Leeteuk mengacak-acak rambutnya gusar. Bagaimana caranya dia akan melaporkan ini pada
Kyuhyun" Pria itu pasti akan......
" Aku bisa melacaknya, " ujar Eun Kyo yg tiba-tiba melangkah memasuki ruangan dengan
sebuah laptop di tangannya.
Leeteuk berusaha menonton dirinya saat melihat gadis itu. Ini pertama kalinya mereka
bertemu sejak kejadian malam itu dan saat ini, gadis itu berdiri di depannya, menatapnya
dengan pandangan datar tanpa ekspresi.
" Kami di perintahkan untuk memasukkan alat pelacak ke dalam saluran pencernaannya
melalui makanan, untuk berjaga-jaga apakah dia memiliki alat komunikasi tersembunyi
dengan orang lain, karena kami merasa bahwa masih ada orang lain di balik Ini semua. Aku
rasa jika kami mengeceknya sekarang, kami bisa melacak dimana dia berada. "
Leeteuk menganguk. Masing-masing departemen memang menjaga kerahasiaan mereka
masing-masing, sehingga meskipun beberapa departemen saling bekerja sama, tidak akan
ada yg tahu apa yg sedang dilakukan departemen lainnya.
Pintu terbuka lagi, kali ini Soo Hyun yg berlari masuk dengan wajah panik.
" Aku tidak tahu hung, tapi.... aku rasa Hye Na baru saja menghilang. " ucapnya terengahengah.
Brengsek, kesalahan apa yg sudah diperbuatnya sampai-sampai dia harus mendapat
kesialan bertubi-tubi seperti ini"
*** " Apa kau yakin itu tempat yg ditujunya" Kau mempertaruhkan nyawanya disini, hyung!
Bagaimana kalau dia pergi ke tempat lain" Bagaimana kalau...... "
" Kyu, " potong Leeteuk putus asa.
" Aku tahu bahwa kita sedang membicarakan nyawa istrimu, tapi ini satu-satunya pilihan yg
kita punya. Kita harus mengikuti pamanmu dan.... mungkin saja kita akan menemukan Hye
Na disana. Secepatnya. "
" Mungkin " dengus Kyuhyun sambil menginjak gasnya dalam-dalam. Dia tidak
memperhatikan spidometer lagi saat kecepatannya melampaui 270 km/jam dan membuat
beberapa keributan lalu lintas.
" Aku benci kata mungkin . "
" Kau benar-benar harus berusaha sendiru saat ini. Alat pelacak di tubuh Tae Hwa hanya
bisa dilacak menggunakan komputer perusahaan, jadi aku tidak bisa langsung bergerak
kesana untyk membantu Hye Na. Kesempatan satu-satunya hanya kau. Sampai kami datang,
usahakan kau bisa meng-handle semuanya. Oke" "
" Kyu, ini aku Soo Hyun. Aku rasa.... kita sudah mendapatkan pelakunya. "
Suara Leeteuk digantikan oleh suara Soo Hyun, dengan latar belakang suara ketikan
keyboard komputer yg begitu cepat.
" Apa maksudmu" "
" Kesalahan kita semua karena tidak mau repot-repot mencari data tentang pamanmu
karena kita merasa sudah mengenalinya. Hanya saja aku baru melakukan pemeriksaan dan
ada beberapa data tersegel. Aku membutuhkan wakyu lama untuk membukanya, tapi aku
baru saja berhasil. Dan kau tahu" Rahasianya begitu menakjubkan sampai kita tidak
menyadarinya sama sekali selama ini. Dan mungkin saja, ayahmulah yg harus disalahkan
atas ini semua karena tidak mengungkap kebenarannya. "
*** A Shack, Suburban of Seou
l, South Korea 03.00 PM " Mudah sekali ternyata untuk menyeretmu kesini, Han Hye Na. Atau harus kupanggil.....
Cho Hye Na" " Hye Na membelelakkan matanya saat melihat bahwa Tae Hwa-lah yg menyambut
kedatangannya. Pria itu masih memakai baju tahanan dan wajahnya dipenuhi bekas luka yg belum
mengering. Dan dia dikelilingi oleh belasan pria berbadan besar yg sepertinya siap
menerima perintah kapan saja.
" Bagaimana kau bisa ada disini" "
Pria separuh baya itu tersenyum dan menepukkan tangannya.
" Tentu saha dengan bantuan saudara laki-lakiku. "
" Saudara laki-lakimu" Ayah Kyuhyun sudah meninggal. "
" Oh, bukan itu maksudku. Saudara laki-laki kandungku.
Hyung! " Hye Na mundur karena kaget ketika Ji Hwan muncul dari balik ruangan gelap tanpa pintu yh
terletak di sudut, dengan seringai keji di bibirnya.
" Ajjushi" " sergahnya tak percaya.
" Nona.... kau datang! Mau menyelamatkanku" Aku tersanjung sekali, " ujarnya sambil
tertawa keras dengan nada mengejek.
" Ajjushi..... kau..... kalian..... "
" Kalian saja yg tolol sampai tidak pernah memeriksa data pribadiku, " cemooh Tae Hwa
sambil menjentikkan jarinya.
Beberapa pria itu bergerak dan menarik Hye Na ke salah satu kursi yg tersedia. Dua orang
dari mereka memegangi bahu gadis itu untuk memastikan bahwa gadis itu tidak akan kabur
kemana-mana. " Ayah tiriku mengadopsiku saat Hyun Ki berumur satu tahun, jadi tentu saja dia tidak sadar
bahwa aku adalah adik tirinya. Aku dibuang oleh ibuku di depan pintu pagar kediaman Cho
karena dia mengalami kesulitan uang, dan mau tidak mau mereka mengadopsiku sebagai
anak, memperlakukanku seperti anak kandung mereka sendiri. Hyun Ki akhirnya
mengetahui bahwa aku bukan adik kandungnya saat dia berumur 17 tahun, cukup pintar
untuk menemukan fakra bahwa ibunya tidak mungkin bisa melahirkan lagi karena rahimnya
sudah diangkat akibat komplikasi setelah melahirkan Hyun Ki. "
" Kakak kandungku, Ji Hwan, ternyata mencariku, karena menjelang kematiannya, ibu
kandungku memberitahu Ji Hwa hyung bahwa dia memiliki seorang adik laki laki dan
memberinya alamat rumah orang tua tiriku. Kami bertemu dan dia diangkat menjadi orang
kepercayaan. Dimulai dari ayag tiriku, Hyun Ki, kemudian Kyuhyun. Dan Hyun Ki, selalu
menjadi kesayangan, memiliki jiwa malaikat dan selalu menganggapku sebagai adij
kandungnya sendiri. Tidak pernah memberitahu orang lain, bahkan istri dan anaknya
sekalipun bahwa aku adalah anak adopsi. Bahkan tidak saat dia tahu bahwa kemungkinan
besar aku dan Ji Hwan-lah yg telah membunuh ayahnya.
Membuatnya terlihat seperti..... sebuah serangan jantung dadakan dan tidak bisa
2060 When The World Is Yours Section 2 Karya Yuli Pritania di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
diselamatkan. " Tae Hwa tertawa sambil menggelengkan kepalanya.
" Bodoh, kau tahu" Bodoh sekali. Ji Hwan hyung-lah yg merencanakan semuanya.
Aku tidak pernah bisa mendekati Kyuhyun karena sepertinya dia membenciku. Dan saat
otulah Ji Hwan hyung berperan besar.
Dia mengabdikan diri pada keluarga, mengukuhkan diri sebagai orang kepercayaan, orang
yg mengetahi segala sesuatu di kantor, rumah bahkan Isi otak suamimu.
Ji Hwan hyung yg merencanakan dan mengatur semuanya. "
" Sayangnya kau datang dan hampir merusak rencana kami!
Kami tidak terlalu buru-buru, kami masih bisa menunggu beberapa bulan sebelum
melenyapkan anggota keluarga Cho yg tersisa dan mengambil alih semua kekayaan. Yang
paling sulit tentu saja suamimu. Dia terlalu pintar dan terlalu berbahaya. "
" Tapi kedatanganmu ada gunanya juga. Kau membuatnya lemah, lebih mudah ditaklukkan.
Semua fokusnya tersedot padamu, berusaha melakukan apa saha untuk membuatmu aman.
" " Aki kira bom waktu itu bisa membunuhmu, tapi ternyata pegawai STA cukup Pinter, " ujar
Ji Hwan, menggantikan adiknya berbicara.
" Bagaimana bisa kau meletakkan bom tanpa terdeteksi sedikitpun" "
" Disanalaj letak kebodohan Kyuhyun. Seharusnya aki menjadi orang pertama yg dia curigai,
karena akulah yg mengantarkan mobilmu dan meletakkannya di tempat parkir.
Aku memasang bom yg hanya akan aktif saat mesin mobil dihidupkan dan akan meledak
kalau kau menginjak gas. Karena itu bom itu tidak terdeteksi oleh mesin pemeriksa yg
dipasang di gedung. Sayang sekali bahwa aku gagal membunuhmu. "
" Seharusnya kehadiranmu tidak menjadi ancaman yg berarti.
Kami tidak terlalu berminat untuk membunuhmu.
Hanya saja tiba-tiba saat aku sedang berkunjung ke SRO, bermaksud menjemput beberapa
contoh penemuan baru, aku tanpa sengaja mendengarmu di ruangan Yesung. Saat itu aku
bermaksud baik dengan ingin menyapamu, tapi yg kudapatkan malah lebih mengejutkan.
Kau hamil. Dan itu berarti sudah saatnya kau disingkirkan. "
" Tapi kami masih berbaik hati dengan memberikanmu pilihan.
kau pergi tanpa memberitahu Kyuhyun tentang kehamilanmu, atau kau tetap disini dan
kami akan membunuhmu. Kehadiran seorang anak, seorang pewaris, hanya akan mempersulit keadaan saja. "
" Aku tidak tahu bahwa Kyuhyun akan sehancur itu saat kau pergi. Dia menjadi lemah,
rentan, dan sama sekali tidak berbahaya.
Kami bisa melenyapkannya kapan saja.
Mungkin dengan membuatnya terlihat seperti..... bunuh diri"
Alasan yg masuk akal untuk pria yg ditinggal pergi istrinya begitu saja. Tapi sayangnya, kau
terlalu cepat kembali, Nyonya.
Kau merusak rencana kami.
Jadi...... sudah saatnya kami menghabisimu. "
" Tapi kau tertangkap, " ujar Hye Na, mengalihkan tatapannya pada Tae Hwa.
" Itu bagian dari rencana jenius Ji Hwan hung. Beri mereka seorang tersangka, dan mereka
akan masuk dalam kemenangan, tidak tahu bahwa bahaya sebenarnya bahkan belum
menyerang. " " Tapi kalian bahkan tidak punya hak atas harta keluarga Cho. "
" Tidak berhak" Jika semua keluarga Cho yg tersisa mati, sudah pasti semua harta itu akan
jatuh ke tanganku dan.... kau belum tahu" Dalam surat wasiat Hyun Ki dan Kyuhyun, jika dia
mati, bahkan ada cukup banyak bagian untuk Ji Hwan. Jadi dengan tidak adanya pewaris
lain, semua warisan akan jatuh ke tangan kami berdua. "
" Begitu" "
Tatapan semua orang teralih ke arah pintu yg terbuka, dimana Kyuhyun bberdiri sambil
menodongkan pistol tepat ke kepala Ji Hwan yg berdiri paling dekat dari pintu.
" Turunkan mainan di tanganmu, keponakan, " ujar Tae Hwa tenang, mengarahkan pistol yg
entah sejak kapan berada di tangannya ke kepala Hye Na.
" Tembak dia dan istrimu akan mati di tanganku. "
*** Ji Hwan berjalan mendekat ke arah Kyuhyun dan merebut pistol di tangan pria itu,
melemparnya kepada salah satu anak buahnya yg berdiri melingkar di sekeliling mereka,
memiting lengan Kyuhyun dalan satu gerakan cepat, kemudian menendang tulang rusuk
pria itu dengan lututnya.
" Aku yg mengajarkanmu semua tekhnik bela diri cara menggunakan senjata, dan
menjinakkan bom. Kau pikir kau akan menang dariku" " desis Ji Hwan sambil melempar tubuh pria itu ke lantai
dalam satu bantingan. Kyuhyun meludahkan darah yg mengalir di bibirnya ke lantai, menahan erangan
kesakitannya agar tidak terdengar, sesuatu yg bisa membuat pria di depannya itu senang.
" Hajar dia! " perintah Ji Hwan yg langsung dituruti oleh semua anak buahnya.
Mereka berdiri mengelilingi Kyuhyun yg menghitung jumlah mereka dengan cepat. 18
orang. Suatu keberuntungan jika dia bisa mengalahkan mereka.
Kyuhyun menunduk dengan cepat saat orang-orang itu mulai bergerak, mengangkat kakinya
untuk menendang beberapa orang di dekatnya yg langsung terjatuh ke lantai.
Dia menarik salah seorang dari mereka dan memiting lengan orang tersebut sebelum
meraih kepalanya dan memutarnya, sehingga menimbulkan suara derak yg mengerikan.
Untuk seaat dia bisa mengendalikan keadaan sampai akhirnya dia mendengar teriakan yg
membuat bulu kuduknya meremang dan tubuhnya kaku seketika.
Dia menatap ngeru saat Ji Hwan menarik Hye Na sampai berdiri, menjambak rambut gadis
tersebut, dan dengan musah menbanting tubuhnya ke lemari besi di sudut ruangan,
menimbulkan suara dentuman keras saat kepala gadis itu menghantam dinding.
Hye Na memegangi kepalanya yg terasa pecah dan berdenyut menyakitkan, mengangkat
tangannya ke depan wajah, dan mendapat bahwa telapak tangannya tersebut sudah
dipenuhi darah yg keluar dari luka di kepalanya.
Gadis itu berusaha untuk duduk, dan Ji Hwan membantunya.
Menjambak rambutnya lagi yg kali ini menimbulkan rasa sakit yg lebih mengerikan daripada
sebelumnya. " Berhenti melawan atau........ "
Ji Hwan mengangkat kakinya dan menginjakkannya dengan keras ke perut Hye Na yg
langsung menjerit kesakitan.
Gadis itu berusaha mengenyahkan kaki pria itu dari perutnya, merasa asam lambungnya
naik saay memikirkan bahwa injakan itu bisa membahayakan janinnya.
Tapi dia bahkan tidak punya tenaga untuk mendorong kaki itu menjauh.
Kyuhyun diam saja saat merasakan puluhan hantaman mendera di tubuhnya. Pria itu
terduduk sambil memegangi perutnya, tubuhnya terhentak ke depan saat seseorang
menendang punggungnya dengan keras, membuatnya memuntahkan darah dari mulutnya.
Puluhan tendangan lagi sampai akhirnya dia meringkuk kesakitan di lantai dengan tenaga yg
sudah tersedot habis. " Habisi gadis ini, " perintah Ji Hwan, membuat Kyuhyun memaksakan kepalanya
mendongak. Untuk sedetik, dia sangat yakin bahwa jantungnya sudag berhenti berdetaj saat melihat
salah seorang pria berbadan besar itu mengangkat kursi yg tadi di duduki Hye Na kemudian
mengangkatnya tinggi-tinggi dengan satu tujuan jelas.
Menghantamkannya ke tubuh gadis itu.
Kyuhyun tidak pernah tahu kekuatan apa yg membuatnya bisa bangkit berdiri, berlari
secepat kilat ke sudut ruangan, dan melemparkan tubuhnya ke atas tubuh gadis itu, tepat
saat kursi kayu tersebut berhasil menghantam punggungnya dengan keras.
Pria iti menarik tubuh Hye Na sampai terlindung sepenuhnya di bawah tubuhnya, menerima
beberapa hantaman lagi di punggungnya sesangkan dia mencengkram rambut gadis itu,
berusaha menahan teriaman kesakitannya yg mendesak keluar.
Tubuhnya sedikit terhuyung ke depan saat pukulan terakhir mengenainya, membuat
pelukannya melonggar dan tangannya terjuntai jatuh ke lantai.
Tae Hwa bertepuk tangan keras dan tertawa mengejek.
" Bagus sekali. Sangat mengharukan! Apa kau pikir kalau kau mati gadis itu akan tetap
selamat" Dasar bodoh! Setelah kami menghabisi kalian berdua, kami akan keluar dari tempat Ini,
mengarang cerita hebat yg masuk akal, mungkin aku harus masuk penjara lagi selama
beberapa saat, tapi setelah itu"
Aku akan menikmati seluruh kekayaanmu dan menjadi penguasa dunia! "
" Hanya ada satu pahlawan yg keluar hidup-hidup dari tempat ini. Hanya ada satu pahlawan,
" ujar Ji Hwan tiba-tiba sambil mengacungkab senjatanya ke kepala Tae Hwa, membuat pria
itu membelalak kaget. " Hyung" "
" Hyung" Ayolah, kau sudah terlalu lama hidup senang.
Kau tahu bagaimana hidupku saat aku masih kecil"
Aku harus mengais-ngais bak sampah untuk mencari makanan, sedangkan kau"
Duduk senang di meja makan yg dipenuhi mekanan mewah dan enak. Kau tahu seberapa
lama aku harus merancang ini semua agar kau tidak curiga dan melakukan semua
perintahku dengan sukarela"
Bahkan mengumpankan dirimu sendiri sebagai tersangka. "
" Ini semua rencanaku dan akulah yg akan menikmati hasilnya. Lagipula, walaupun
sepertinya ada beberapa orang yg mengetahui rahasia bahwa kita ini kakak adik, tapi
namaku masih belum tercoreng.
Kau mau mendengar cerita yg sudah aku persiapkan saat aku keluar dari sini sendiri, hidup,
dan mengalami beberapa luka" Kau menyuruh anak buahmu menculikku, kemudian
memaksaku untuk membunuh sipir penjara dan membantumu keluar. Laku kau menelepon
Hye Na dan menyuruhnya kesini untuk menyelamatkanku.
Itulah makanya aku menyuruhmu yg melakukannya untuk menguatkan alibiku.
Lalu....... terjadi perkelahian, Kyuhyun datang, tapi mereka berdua mati. Aku berhasil
merebut senjatamu dan membunuhmu, meninggalkan aku sebagai satu-satunya orang yg
selamat. Cerita yg bagus kan, adik" "
" KAU! " teriak Tae Hwa murka.
" Selamat tinggal, " ucap Ji Hwan santai dan mebarik pelatuknya, membuat timah panas iru
terlontar keluar dan masuk menembus dada Tae Hwa, tepat di jantungnya.
Ji Hwan berbalik menghadap Kyuhyun dan Hye Na tanpa rasa peduli sedikitpun terhadap
mayat adiknya yg sydah tergeletak di lantai dengan darah berceceran.
Pria itu menggoyang-goyangkan pistolnya dan menunjukkan mereka berdua.
" Jadi, yg mana yg mau mati duluan" "
*** Sebelas " Tae Hwa mati, " ujar Eun Kyo membuat Leeteuk menggeram marah dan menginjak gas
mobilnya lebih keras. Dia bahkan tidak memedulikan Soo Hyun yg memprotes di sampingnya.
" Aku akan kesana dan membawa beberapa agen tambahan bersamaku. Kau sudah hampir
sampai" " " Sebentar lagi, " jawab Leeteuk.
Dia menyerah dan memilih langsung pergi ke tempat itu, daripada duduk gelisah di kantor
mendengarkan percakapan menjijikkan orang-orang itu lewat monitor. Hal terakhir yg
didengarnya tadi adalah teriakan kesakitan adiknya dan itu sudah lebih dari cukup untuk
membuatnya berlari keluar dan memacu mobilnya dengan kecepatan mengerikan.
" Berhati-hatilah. Pria itu memiliki banyak anak buah dan kalian hanya berdua. Aku tidak
tahu bagaimana mungkin hanya ada 2 agen yg tersisa di kantor! "
" Aku rasa Ji Hwan yg melakukannya. Tinggal cari beberapa kasus dan utus para agen kesana
sehingga tidak ada lagi yg tersisa. "
Leeteuk mencengkram kemudi dan menarik nafas berat.
" Kyo-ya.... aku tahu aku sudah membuat begitu banyak kesalahan dan mungkin juga kau
menganggapku sebagai pria brengsek yg sedang mempermainkanmu. Tapi aku benar-benar
serius saat mengatakan ingin bersamamu. "
" Setelah ini berakhir.... dan..... aku bisa keluat hidup-hidup..... "
Leeteuk menelan ludahnya dengan susah payah.
Kemungkinan besar ada puluhan orang di dalam sana, bersenjata dan bisa bela diri.
Dengan pikiran bahwa Kyuhyun sudah tidak bisa menolong mereka untuk berkelahi, maka
kesempatan untuk menang menjadi sangat tipis.
" Kalau aku selamat dan bisa bertemu denganmu lagi........... maukah kau menikah
denganku" " *** " Jadi, yg mana yg mau mati duluan" "
Kyuhyun terbatuk dan memuntahkan darah lagi dari mulutnya, masih dengan posisu tubuh
menutupi Hye Na. " Saku jasku, " bisiknya pelan sehingga hanya Hye Na saja yg bisa mendengarnya.
Dia harus mengerahkan seluruh tenaganya yg tersisa hanya untuk berbicara dan itu
membuat nafasnya tersengal-sengal. " IDS "
Leeteuk memberikan senjata itu kepadanya tadi pagi. Walaupun masih percobaan, tapi
senjata itu sudah bisa digunakan dan pria itu sudah mengatur sensornya agar bisa bereaksi
pada suara dan sidik jari Kyuhyun dan Hye Na.
Hye Na membulatkan matanya, tapi tidak bertanya apa-apa.
dia meraba saku jas pria itu dengan gerakan pelan agar tidak terlihat oleh Ji Hwan dan anak
buahnya, mendapat keuntungan karena tubuh Kyuhyun yg menghimpit tubuhnya,
menghalangi pandangan mereka ke arahnya.
" Oh, ayolah! Apa kalian mau bernostalgia dulu sebelum mati" " tanya Ji Hwan sambil
tertawa keras. Hye Na merasakan tangannya menyentuh sesuatu, kemudian dia berbisik pelan,
menyebutkan nama alat itu, mengeluarkannya dari saku jas Kyuhyun, mengangkat
tangannta ke sambing tubuh pria itu, membidik kepala Ji Hwan, memperhitungkan
kecepatannya, dan menarik pelatuknya dengan cepat sebelum pria itu sadar dengan apa yg
terjadi. Gadis itu masih terus menembak, tidak memedulikan tubuh Ji Hwan yg sudah terjatuh dan
terkapar di atas lantai. Dia menembak apa saja yg masih bisa dicapainya walaupun tubuh
pria itu sudah tidak bergerak lagi.
Sampai akhirnya seseorang merebut pistol itu dari tangannya, memaksanya berhenti.
" Sudah, Hye Na ya, pria itu sudah mati, " cegah Soo Hyun yg baru saja berlari masuk ke
dalam ruangan. " Soo Hyun-a, bantu aku! "
teriak Leeteuk dari tengah kerumunan pria berbadan besar yg bermaksud menghajarnya.
Leeteuk mengacungkan senjatanya ke arah orang-orang itu, tahu bahwa pelurunya tidak
akan cukup untuk menghabisi mereka semua. Dua memperhitungkan kemungkinannya dan
mulai bergerak untuk melancarkan pukulan ke salah satu dari mereka, merasakan
tangannya dipelintir dari belakang, membuatnya bisa menggunakan kesempatan tersebut
untuk mengangkat tubuhnya, melayangkan tendangan ke wajah beberapa orang, menekuk
kakinya untuk menendang perut orang yg meneganginya, kemudian menjatuhkan diri ke
depan, melontarkan beberapa tembakan yg diharapakannya untuk tidak meleset.
Disampingnya Soo Hyun juga berusaha menghajar beberapa pria lain dan Leeteuk mencoba
berdiri, bermaksud membantu, tapi tiba-tiba seseorang menghantam punggungnya dari
belakang, membalik tubuhnya, kemudian mulai memukulinya wajahnya dengan kepalan
tangannya yg besar. Leeteuk menahan serangan itu sebisanya, meraba saku celananya dan menyentuh pisau
kecil yg selalu dibawanya kemana-mana. Dia memegang pisau itu erat, sebelum
mengeluarkannya dan dengan cepat menggoreskannya ke perut pria di atasnya yg langsung
berteriak kesakitan, memuncratkan darah ke atas kemeja yg dipakainya.
Leeteuk berguling ke kanan, menyambat pistol Kyuhyun yg tergeletak di sudut dan mulai
menembakkannya ke semua anak buah Ji Hwan yg tersisa.
Pria Itu kemudian menyandarkan tubuhnya ke dinding, terengah-enfah mengambil nafas.
Dia memejamkan matanya, berpikir tentang hadiah besar yg akan didapatkannya
sekeluarnya dari tempat itu.
*** " Kau berdarah, Hye Na ya! Dan kau harus meneriksa kandunganmu.
Jadi jangan mendebatku! Kau harus ikut ke rumah sakit sekarang! " bentak Leeteuk sambil mendorong tubuh gadis itu
masuk ke ambulancs yg menunggu di luar.
" Hey, Kyu akan baik-baik saja, oke" " ujar Leeteuk lagi, merendahkan nada suaranya melihat
tatapan kosong adik tirinya itu. Dia menutup pintu dan menyuruh agar sopir mobil itu
segera berangkat. *** SRO Building, Seoul, South Korea
08.00 PM " Tidak ada luka yg terlalu serius. Untung saja tidak ada luka dalam. Tapi memang ada
beberapa tulang punggung yg patah, tapi tidak masalah. Bisa disembuhkan dalam beberapa
hari. Lebam-lebam di wajah dan tubuhnya juga akan cepat menghilang. Kau tenang saja.
Wajah suamimu akan terlihat tampan lagi, " ujar Yesung sambil tersenyum menenangkan
setelah memberi penjelasan kepada Hye Na yg menatapnya penuh perhatian.
" Kau yakin" " tanya gadis itu sangsi.
" Pukulan yg diterimanya terlalu kuat untuk tidak menimbulkan luka serius. "
" Aku tidak akan berbohong padamu Hye Na. Lagipula walaupun ada luka serius sekalipun,
kami pasti akan bisa menyembuhkannya. "
" Kau yakin dia tidak perlu dirawat di rumah sakit" "
" Peralatan disini bahkan lebih lengkap dari pada di rumah sakit.
Yg harus kau khawatirkan itu adalah kondisi kandunganmu.
Untung saja kandunganmu cukup kuat sehingga pukulan yg kau terima tidak menyebabkan
keguguran. Tapi kau butuh istirahat yg cukup.
2060 When The World Is Yours Section 2 Karya Yuli Pritania di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Jadi lebih baik kau pulang ke rumah dan kembali kesini besok pagi. "
Hye Na menggeleng cepat, menolak usul Yesung itu mentah-mentah.
" Aku tidur disini. Eomma dan Ah Ra onnie sebentar lagi datang, mereka akan membawakan
barang-barangku. " " Kau keras kepala sekali, " rutuk Yesung kesal.
" Aku sudah bisa menjenguknya" "
" Mmmm. Dia menanyakanmu tadi.
Aku tidak habis pikir, dengan pukulan sebanyak itu, dia sama sekali tidak jatuh koma.
Memarnya mengerikan. Memang menakjubkan kalau dia tidak mengalami luka dalam yg
membahayakan.... " Hye Na mengabaikan gerutuan pria itu dan berjalan ke ruang sebelah yg dipisahkan oleh
tirai putih panjang. Dia menghampiri ranjang Kyuhyun, sedikit mengernyit saat melihat luka-luka di bagian
tubuh pria itu yg tidak tertutup pakaian. Dan gadis itu juga tidak habis pikir, dengan tubuh
penuh luka seperti ini, dan hanya memakai baju pasien yg sama sekali tidak ada bagusbagusnya, pria itu tetap saja terlihat mempesona. Seperti biasa.
" Hai, " sapanya sambil tersenyum lemas menggenggam tangan pria itu yg terulur ke
arahnya. " Kau tidak apa-apa" " tanya Kyuhyun dengan suara serak, memandang gadis itu dengan
intens, memastikan bahwa gadis itu baik-baik saja.
" Hanya kepalaku saja yg harus diperban, " ujar gadis itu sambil menunjuk kain kasa putih yg
melingkari kepalanya. " Besok juga bisa dibuka. "
" Kau melanggar perintahku, Na-ya. Aku sudah memperingatkanmu untuk tidak pergi
kemanapun tanpa memberitahu siapa-siapa. Dan kau malah bersikap sok pahlawan dengan
datang kesana sendirian. "
" Dia orang kepercayaanmu. Dan aku merasa bersalah karena dia diculik gara-gara aku
kembali ke negara ini. "
" Kalau dia bukan penjahatnya, dan dia memang diculik, aku tidak keberatan jika dia mati
asalkan kau tetap selamat. " ujar Kyuhyun enteng, seolah nyawa siapapun tidak berarti sama
sekali baginya. " Kau! " " Aku bersikap egois lagi. Maaf saja, aku memang begitu, " tandas pria itu santai.
" Kau lupa" Aku bisa melakukan apa saja untuk memastikan bahwa kai tetap hidup. Tidak
peduli jika itu berarti harus melenyapkan nyawa orang lain sekalipun. "
*** 2 days later.......... Hye Na meletakkan tasnya ke bagasi yg terletak di atas tempat duduknya, kemudian
menghempaskan tubuhnya ke atas kursi, mencati posisi yg nyaman. Dia sedang berada di
atas pesawat menuju New York.
Diam-diam. Selagi Kyuhyun masih di rumah sakit dan pria itu belum punya kesempatan
untuk mengekangnya lagi. Gadis itu tidak menoleh sama sekali saat seseorang duduk di sampingnya dan baru terlonjak
kaget saat dia mendengar suara yg begitu familiar di telinganya.
" Ini pertama kalinya aku naik pesawat umum, " ujar Kyuhyun sambil menatap sekelilingnya
dengan penuh minat. " Astaga, apa yg sedang kau lakukan disini" "
" Mencegahmu kabur, " jawabnya singkat.
" Aku hanya Ingin mengambil beberapa barang di Manhattan dan aku juga harus pamit
kepada ibuku. Jadi berhentilaj mencurigaiku terus!
Dan jangan bilang kalau kai kabur dari rumah sakit! " bentaknya.
" Hari ini aku memang sudah diperbolehkan pulang, " ujar Kyuhyun dengan tampang polos
yg tidak bisa mengelabui Hye na sedikitpun.
" Jangan berbohong padaku! "
" Ayolah, Na-ya, " sergahnta kesal.
" Kau tidak tahu seberapa membosankannta tempat Itu"
Keadaanku baik-baik saja dan aku tidak perlu meminum obat pahit itu setiap hari.
Dilarang ini dan itu seperti tahanan penjara! Belum lagi bau tempat itu aneh. Kau sendiri
juga benci rumah sakit, kan" Jadi tutup saja mulutumu! "
Hye Na menghembuskan nafasnya keras. Pria di depannya ini kekanak-kanakan sekali!
" Bagaimana bisa kau mendapat kursi di sampingku" " tanya gadis itu heran.
" Pesawatnya sudah penuh, jadi aku membelikan tiket penerbangan selanjutnya untuk
penimpang yg duduk di sampingmu lalu sedikit memberinya penjelasan. " ujar Kyuhyun
dengan tampang malas yg bisa Hye Na tebak dengan tepat alasannya. Sepertinya
penumpang itu adalah seorang gadis, dan pria itu menggunakan pesonanya untuk
mendapatkan apa yg diinginkannya.
" Bagaimana kau tahu siapa yg duduk di sampingku" "
" Aku tinggal menelepon perusahaan penerbangan dan mendapat informasi dengan mudah.
" " Itu kan rahasia. "
" Aigoo Na-ya, masa kau tidak mengerti juga" Perusahaan penerbangan ini milikku. "
Hye Na mendrlik kemudian membanting punggungnya sampai membentur sandaran kursi
sambil mendecak kesal. " Bagian planet mana yg bukan milikmu, hah" " gumam gadis itu, dibalas dengan suara
kekehan geli dari pria yg duduk disebelahnya.
" Kalau kau tidak suka aku bisa menjualnya. "
" Diam kau! " *** Dua belas Zurich, Switzerland 02.00 PM Hye Na merapatkan mantel tebalnya saat sapuan pertama angin musim dingin Swiss
menerpanya. Temperaturnya mencapai minus 25 derajat celcius dan itu benar-benar bisa membuat
siapapun mati beku. Gadis itu bahkan tidak bisa menahan gigilanmya sama sekali walaupun dia sudah memakai
dua lapis jaket tebal, syal, dan sepatu kets.
" Aish, kenapa kau membawaky kesini, hah" " gerutunya dengan gigi bergemeletuk sambim
menatap Kyuhyun tajam. Pria itu tertawa -benar-benar tertawa- membuat Hye Na untuk sesaat terpana mendengar
suara yg berat dan dalam itu.
" Keren, kan" "
" Apa kau sakit jiwa"! "
Bayangkan saja, setelah mengambil beberapa barangnya, pria itu menariknya ke bandara
lagi dan mengajaknya ke Swiss dengan pesawat jet pribadinya yg sepertinya ada di semua
negara. " Kau lapar" Bagaimana kalau kita makan dulu" Perjalanan daru sini ke villa-ku cukup jauh
dan kau belum makan siang. "
" Kalau aku bilang tidak memangnya kau akan mendengarkan" " cela Hye Na membuat pria
itu tertawa geli, kemudian mengalungkan lengannya ke bahu gadis itu.
" Tentu saja tidak. "
*** Petermann's Kunststuben, Zurich, Switzerland
03.00 PM " Kau masuk duluan, aku memarkir mobil dulu, " ujar Kyuhyun, memberi tanda agar Hye Na
turun di depan lobi restoran.
Gadis iyu menurut dan membuka pintu mobil memastikan bahwa syalnya terpasang dengan
benar. Dia tidak mau mayi membeku di luar.
Hye Na menaiki undakan menuju restoran. Dia baru akan melangkah masuk saat seorang
penjaga pintu mencegat langkahnya.
Pria paruh baya itu menatapnya dingin dengan pandangan meremehkan.
" I'm sorry, you can't enter the restaurant with sneakers. "
Gadis itu melongo tak percaya.
Dia tahu bahwa ini adalah restoran termahal di negara ini dan harga per porsi makanannya
mencapai 600 dollar, tapi apa peraturan restoran harus serendah itu"
Terlalu menunjukkan diskriminasi"
" Ada apa" " tanya Kyuhyun yg baru saja muncul di belakangnya dengan tatapan penasaran.
" Aku tidak boleh masuk karena memakai sepatu kets. "
" You have discrimination here"
It's just sneakers, okay" "
Hye Na sama sekali tidak menyukai tatapan meremehkan dari penjaha pintu itu.
Sambutan yg seharusnya tidak diberikan kepada tamu restoran, seolah-olah seorang
penjaga pintu lebih bermartabat daripada tamu restoran yg datang.
" Call your manager, " perintah Kyuhyun dengan nada tajam.
" Now " Penjaga pintu itu mengeluarkan communicator dari dalam saku celananya dan berbicara
selama beberapa saat dengan bahasa yg tidak dimengerti Hye Na.
Tidak sampai semenit kemudian seorang pria lain muncul dari balik pintu, melangkah
mendatangi mereka. " Mr. Cho" Sir" " sapanya kaget melihat kedatangan Kyuhyun di restoran itu.
Sepertinya pria itu pernah melihat Kyuhyun di TV atau media cetak.
" Call the tower and tell him that I buy this restaurant and.... fired this man.
I will pay as much he wants. "
" Yak! " tegur Hye Na sambil menyengg bahu Kyuhyun.
" Kau tidak perlu melakukannya. "
" Kau diam saja. Setidaknya mereka beruntung aku membeli restoran ini daripada aju
berubah pikiran dan melakukan yg sebaliknya. "
" Apa maksudmu" "
" Aku bisa menghancurkan restoran ini dengan mudah Na-ya, kalau aku menginginkannya. "
" Tapi Itu terlalu berlebihan. "
" Tidak, " jawab Kyuhyun dingin.
" Aku bukan pria baik yg akan membiarkan istrinya dihina begitu saja. "
*** Interlaken, Lauterbrunnen, Switzerland
09.00 PM Villa itu terbuat dari kayu dan memberi pemandangan penuh ke arah Pegunungan Alpen yg
diselimuti salju abadi sepanjang tahun. Dan cuaca di tempat ini jauh lebih ekstrim lagi,
membuat Hye Na setengah berlari masuk ke dalam villa, berharap temperatur di dalam
ruangan lebih hangat. " Aish, kau benar-benar mau membunuhku! " geram gadis itu sambil mengusap-usapkam
tangannya yg sudah memerah.
Kyuhyun meletakkan dua buah koper yg dibawanya ke atas lantai dan bergabung dengan
gadis itu di depan perapian listrik.
Dia memang sudah memberitaju penjaga villa agar menghidupkan perapian sebelum
mereka tiba. " Anggap saja kau sedang liburan dan mencoba sesuatu yg baru, " jawab Kyuhyun cuek
sambil melepaskan mantel yg dipakainya, memperlihatkan kemeja biru laut dan singlet
putih yg dipakainya sebagai dalaman.
Hye Na menyipitkan matanya saat melihat noda memerah di bagian punggung pria itu.
" Lukamu belum mengering" " tanya Hye Na sambil mengangkay paksa kemeja dan singlet
pria itu ke atas. Dia langsung meringis ngeri saat melihat lebam-lebam membiru dan luka yg tertutyp perban
yg sudah basah oleh darah.
" Kau berdarah dan kau masih bersijqp seperti tidak terjadi apa-apa" "
" Lukanya tidak sesakit itu, " ucap Kyuhyun santai sambil bangkit berdiri.
" Dimana kotak P3K-nya" "
" Untuk apa" Sudahlah, biarkan saja. "
" Kyu! " seru gadis itu setengah membentak, membuat Kyuhyun menoleh dan merasa
frustasi saat melihat ekspresi khawatir di wajah gadis itu.
Dia menarik nafas sesaat dan mengangkat tangannya.
" Oke. Baik. Kau menang. "
*** " Aish, bagaimana mungkin kau tidak merasa sakit sama sekali" " keluh Hye na sambil
mengoleskan salep ke bagian luka yg terbuka itu, berusaha memfokuskan pandangannya
pada luka yg sedang diobatinya, bukannya tubuh bagiam atas pria itu yg terpampang jelas di
hadapannya. " Kenapa Yesung oppa tidak memberimu salep yg digunakannya untuk mengobatiku waktu
itu saja" " " Salep itu masih percobaan dan belum diproduksi besar-besaran.
Yesung hyung kehabisan stok dan dia harus memesan komposisi untuk membuatnya dulu
dari Belanda. " " Yang benar saja, " gumam gadis itu sanbil melemparkan salep tersebut je dalam kotak dan
menempelkan kain kasa di atas lukq tersebut menggunakan selotip khusus.
" Yak, mulai sekarang berhentilah bersikap sok kaya menyebalkan, egois, tukang perintah,
dingin, seolah kau penguasa dunia saja. "
Kyuhyun berbalik, mendekatkan wajahnya, dan menatap gadis itu tak percaya.
" Aku memang memiliki separih dunia, Na-ya.
Masa kau belum tahu juga" "
" Percuma saja bicara denganmu, " gerutu gadis itu, mendadak merasa salah tingkah dengan
kedekatan mereka. Kyuhyun menyeringai dan meletakkan kedua tangannya di atas kasur, tepat di kedua sisi
tubuh gadis itu, memerangkapnya di tempat.
" Kau cerewet sekali, kau tahu" " gumamnya.
Matanya menjelajahi wajah gadis itu. Lama. Dia bahkan tidak ingat kapan terakhir kalinya
dia memuaskan diri dengan menatap gadis itu saja.
Ada kesenangan tersendiri yg dirasakannya saat Ini. Bahwa sekarang dia bisa melihat wajah
gadis Itu sepuasnya, menggenggam tangan gadis itu kapan saja dia main.
Bahwa tidak ada lagi yg membuatnya merasa begitu sulit untuk mempertahankan gadis itu
bersamanya. Bahwa...... hidupnya tidak pernah sesempurna Itu.
Pria itu memajukan tubuhnya dan memiringkan wajah, dengan perlahan menempelkan
bibirnya di atas bibir gadis itu, melumatnya pelan.
dia melakukannya selama beberapa detik, sebelum akhirnya menyerah dan menarik leher
gadis Itu ke arahnya, menetapkan posisi bibirnya, dan mengubah ciumannya menjadi lebih
panas dan dalam. Dia berusaha memperbeiki malam terakhir yg sudah dihancurkannya saat dia memaksa
untuk meniduri gadis Itu di Dublin.
Setidaknya dia ingin melakukannya dengan cara yg benar, bukan berdasarkan nafsu
primitifnya saja. Hye Na berusaha menahan tangannya agar tetap berada dimana saja, bukannya menyentuh
punggung pria itu dan membuatnya kesakitan, sedangkan dia nyaris kehilangan akal dengan
gerakan pria itu di bibirnya, tanpa sadar membawa ciuman pria itu sama ganasnya dan
membiarkan tangan pria itu menelusup masuk ke balik sweater yg dipakainya, mendengar
dengan jelas saat Kyuhyun menggram putus ada mendapati bahwa ada baju lain dibalik
sweater yg dipakai gadis itu.
" Sial, " umpat pria itu kesal dengan kenyataan bahwa sepertinya dia harus bekerja ganda
sebelum berhasil melepaskan semua pakaian yg membalut tubuh gadis itu.
Oke, lupakan saja kata ' lembut ' yg digunakannya tadi.
Dia memamg tidak pernah bisa bersahabat baik dengan sesuatu yg disebut
' kesabaran ' *** 06.00 AM Hye Na membuka matanya, dengan hati-hati melepaskan rangkulan pria itu dari
pinggangnya, turun dari tempat tidur, kemudian memungut semua pakaiannya yg
berserakan di lantai. Gadis itu memakai semuanya dalam diam, berusaha tidak mengeluarkan suara yg bisa
membuat pria itu terjaga.
Dia mengendap ke balkon, berdiri di depan pagar, menghadap ke arah sinat matahari yg
baru saja muncul di ufuk timur.
Musim dingin baru saja datang di negara Ini, jadi matahari masih bersinar cukup terang.
Dan Hye na tidak bisa membayangkan akan seberapa dinginnya lagi cuaca di tempat ini jika
awal musim saja sudah bisa membuat orang mati beku.
" Kopi" " Hye Na menoleh ke samping saat melihat sebuah cangkir berisi kopi yg terulur ke arahnya.
" Aku mengganggumu tidak" " tanya gadis itu, merasa tidak enak.
" Tidak juga. Biasanya aku memang bangun sepagi ini, " ujar Kyuhyun sambil menyandarkan
tubuhnya ke pagar balkon, menghadap ke arah Hye Na.
Dia memperhatikan Hye Na selama beberapa saat, membuat gadis itu merasa jengah
dengan tatapannya sehingga memilih untuk memalingkan muka.
" Hei, kau ingan ucapan Shindong ssi waktu Ity" Tentang makan siang" Bahwa buat kalian
istri sama dengan makan siang" " tanya Hye Na tiba-tiba.
Dia akan menanyakan apa saja agar membuat pria itu berhenti menatapnya dan
membuatnya kelimpungan. " Makan siang" " gumam Kyuhyun sambil memasukkan tangannya ke dalam saku celana,
tetap mempertahankan tatapannya di wajah gadis itu.
" Bagi para pebisnis seperti kami, waktu makan siang adalah segalanya.
Itu adalah saat untuk melakukan pertemuan-pertemuan penting dengan klien. Negosiasi
dengan keuntungan jutaan dollar. Dan demi makan siang denganmu, aku terkadang
membatalkan pertemuan-pertemuan paling penting sekalipun.
Aku bahkan merasa sudah todak waras karena tidak menyesal sama sekali saat
2060 When The World Is Yours Section 2 Karya Yuli Pritania di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
melakukannya. " " Kau sekarang mengerti kan Cho Hye Na ssi, seberapa pentingnya kau bagiku" "
*** Jungfraubahn, Interlaken, Lauterbrunnen, Switzerland
09.00 AM Pagi ini Kyuhyun menyetujui permintaannya untuk naik kereta api di Jungfraubahn, jalur
kereta tertinggi se-Eropa.
Tempat yg sangat terkenal sehingga pemerintah setempat tetap mempertahankan bentuk
kereta itu seperti puluhan tahun yg lalu.
Kereta ini mendaki dari Interlaken, Lauterbrunnen dan sekitarnya, melintasi pegunungan
Eiger hingga puncak Jungfraujoch.
Kereta ini bekerja menggunakan tenaga listrik yg diestafetkan di beberapa titik stasiun yg
dilewatinya seperti Grindelwald dan Kleine Scheidegg, memperlihatkan pemandangan Alpen
di sepanjang perjalanan, juga perbukitan hijau yg biasanya terlihat sangat indah di musim
semi. Hye Na menatap pemandangan di luar, dengan tubuh yg sedikit condonh ke arah Kyuhyun
yg duduk di samping jendela.
Hanya beberapa menit, karena setelah itu tatapannya malah tertuju ke wajah pria itu dan
bodohnya, hanya dengan menatap saja, gadis itu sudah gugup setengah mati.
Bukankah sudah saatnya dia mengatakan sesuatu"
Semyanya sudah selesai dan tidak ada lagi yg perlu ditakutinya.
Jadi kenapa hanya untuk mengucapkan satu kata saja dia harus menunggu sebegitu lama
dengan alasan remeh seperti gengsi"
Dia meremas ujung jaket pria itu untuk menguaytkan diri.
Astaga, dia lebog memilih untum mengejar penjahat dan menembak mereka daripada
berada dalam situasi aneh seperti ini!
" Kyu! " panggilnya dengan suara nyaris tidak terdengar.
Pria itu menoleh dan saat itulah sinar matahari menelusup masuk melalui celah jendela dan
memantul di kaca, sehongga wajah pria itu sedikit menyilaukan, membuatnya untuk
beberapa saat melupakan kata-kata yg ingin diucapkannya.
Kyuhyun memiringjan wajahnya dan menatap gadis itu bingubg.
Gadis itu memanggilnya, tapi tidak berkata apa-apa dan ekspresinya terlihat seperti orang
yg baru saja meminum obat yg sangat pahit.
" Apa" " Hye Na menarik nafas dalam-dalam, sedangkan detak jantungnya hanya memperparah
keadaan saja. " Saranghae, " ujarnya cepat.
Kyuhyun membulatkan matanya tak percaya, nyaris tidak bisa mengalihkan tatapannya dati
wajah gadis itu. Satu-satunya gadis yg dia inginkan berada di rumahnya.
Gadis yg ingin dijadikannya alasan untuk segera menyelesaikan semua pekerjaannya dan
pulang ke rumah mereka karena tidak sabar ingin melihat wajah gadis itu lagi.
Gadis yg diinginkannya untuk hidup bersama.
Gadis yg akan membuatnya melakukan apapun demu mempertahankannya.
gadis yg akan dicintainya setiap hari. Dan sekarang....... gadis itu berkata bahwa............
Kyuhyun menahan tembakan bahagianya yg mendesak keluar dari kerongkongan,
menyembunyikannya dengan menarik gadis itu mendekat dan membenamkan wajahnya di
rambutnya gadis itu, berusaha menenangkan detak jantungnya yg nyaris tak terkendali.
dia menyadari tangannya yg terasa gemetar, menyadari bahwa...... dengan satu kata itu
saja, gadis itu hampir meruntuhkan kendali dirinya.
" Aku tahu, " bisiknya dengan suara serak, meletakkan dagunya di atas kepala gadis itu.
" Aku sudah tahu. "
THE END Sumber : https://www.facebook.com/398889196838615/photos/a.606245832769616.1073741831.3
98889196838615/708391382555060/"type=3&theater
http://dayviienz.blogspot.com/
Badik Buntung 2 The Bourne Supremacy Karya Robert Ludlum Rahasia Pulau Biru 2
dengan pandangan kosong dan tubuh yg mematung seperti batu.
" Kau yakin mau pergi" Kau bisa bawa mobil" " tanya Min In tahu bahwa dia tidak akan bisa
mencegah Hye Na pergi. Anaknya itu keras kepala sekali, sama seperti ayahnya.
" Aku harus menemui Soo Hwan Ajjushi. Aku.... harus meminta maaf karena kabur dari
tugas." " Kau harus membawa mobil dengan hati-hati, mengerti"
Jangan sampai kecelakaan atau apapun yg membahayakan nyawamu. Aku tidak tahu
bagaimana harus mempertanggungjawabkannya nanti kepada Kyuhyun. "
Tubuh Hye Na langsung menegang saat mendengar nama itu diucapkan. Untuk sesaat dia
seperti terlihat kehilangan konsentrasi dan bahunya sedikit terguncang. Menggigil.
" Aku pergi, " ujarnya cepat dan setengah berlari keluar dari kamar, diikuti dengan tatapan
prihatin Min In di belakangnya.
Apa yg sedang terjadi sampai anaknya harus semenderita itu karena meninggalkan
Kyuhyun" *** Delapan KIA Building, Manhattan, New York
01.00 PM Hye Na menatap kosong pemandangan dermaga di depannya. Dermaga ini terletak tidak
jauh dari gedung utama KIA dan merupakan bagian dermaga paling ujung, sehingga tidak
terlalu banyak orang yg mendatangi tempat ini. Dia bisa melihat kesibukan dari kejauhan.
Kapal-kapal yg keluar masuk dermaga, kegiatan berdagang para nelayan yg baru pulang
melaut, beberapa orang yg bertahan di cuaca dingin dan melanjutkan hobi memancing
mereka yg sebenarnya sama sekali tidak menyenangkan untuk dilakukan dimusim dingin
seperti ini. Sedangkan dia duduk disini sendirian, terasing dari hiruk pikuk rutinitas dermaga, persis
sama seperti keadaannya sekarang. Dia masih hidup, tapi dia tidak yakin sedang melihat
orang-orang yg bergerak disekelilingnya. Seolah dia hanya sendirian saja.
Dia sudah menemui Soo Hwan dan meminta maaf karena tidak bisa menyelesaikan tugas yg
diberikan ayah angkatnya itu.
Tugas untuk melindungi... pria itu. Bahkan untuk menyebut namanya saja dia merasa
kesakitan. Soo Hwan hanya mengangguk sambil menatapnya khawatir, padahal dia sudah siap
mendapat hukuman karena lalai dalam melaksanakan tugas. Dia bahkan yakin bahwa semua
pegawa menatapnya bingung dan kasihan karena penampilan kusutnya. Dia melirik kaca
sekilas tadi siang dan tahu dengan jelas seberapa kacah keadaannya saat ini. Dia bahkan
tidak bisa mengenali bayangan yg balik menatapnya. Bayangan seorang gadis dengan
rambut berantakan, muka pucat, mata bengkak, lebih parah dari keadaan wanita yg
kehilangab suaminya yg baru meninggal.
Pria itu bahkan tidak meninggal dan dia sudah siap bersikap seperti ini. Lalu apa yg akan
terjadi saat pria itu benar-benar menghilang dari permukaan bumi" Dia sendiri tidak bisa
membayangkan keadaan yg lebih parah lagi dari ini.
Hye Na tersentak kaget saat seseorang menyodorkan gelas kopi tepat ke depan wajahnya.
" Hye Na ya.... "
" Myung Soo. " " L! Call me L. Is it too difficult to do" "
" And call me nuna " tandas Hye Na sambil mengambil gelas kopi itu, menyesapnya pelan.
Dingin. " I called you Hye Na. Singkatan dari Hye Na nuna. Hye Na. See" You're just one year older
than me. It's noy a big problem. "
Hye Na mendelik, tapi tidak menanggapi ucapan pria itu.
Myung Soo, oh okay, L, adalah trainee yg berada di bawah pengawasannya setahun yg lalu.
Dia yg mengajarkan dan mengawasi secara ketat pria itu selama ini. Dia memberi
pengarahan dan menjadi tempat bertanya bagi pria itu, mengajarkan pria itu semua yg
diketahui dan mampi dilakukannya.
Tidak heran jika pria itu langsung diteroma menjadi agen tetap beberapa bulan yg lalu,
padahal biasanya seorang trainee membutuhkan waktu bertahun- tahun untuk bisa
bergabung ke divisi utama.
Hanya saja, pria itu masih berumur 19 tahin dan terkadang masih sangat kekanak-kanakan,
walaupun dia bisa menjadi sangat serius saat sedang bertugas.
" Kau memberiku kopi dingin" "
L menatapnya cemas sambil menggelengkan kepalanya tak percaya.
" Kopi itu doambil dari AuthoChef, nuna. Aku bahkan heran apa lidahmu tidak terbakar
sampai langsung meminumnya seperti itu"
Kau benar-benar sedang sakit ternyata. "
" Tidak... ini... " Hye Na menggeleng, berusaha bersikeras bahwa kopi itu memang dingin,
tapi tatapan pria di depannya itu menunjukkan yg sebaliknya, sehingga dia tahu bahwa ada
yg salah dengan sistem kerja tubuhnya saat Ini.
" Apa yg sedang kau lakukan disini" Kenapa kau kembali ke Manhattan" Terjadi sesuatu"
Pastinya kau kembali bukan karena Cho Kyuhyun mencampakkanmu, kan" Apa kau yg
mencampakkannya" "
Hye Na tidak berkata apa-apa, memilih meminum kopinya lagi. Dia baru menyadari ada uap
yg mengepul dari gelas Itu, menandakan bahwa kopi itu memang panas. Tapi lidahnya
sampai mati rasa. Dia bahkan tidan merasakan apa-apa.
" Nuna-ya, kau membuatku khawatir. Aku bahkan mengikutimu terus di kantor secara
terang-terangan, berjaga-jaga siapa tahu kau terjatuh tiba-tiba dan butuh bantuanku.
Tapi kau bahkan tidak sadar sama sekali bahwa aku ada di belakangmu, padahal biasanya
kau akan meneriakiku kalau aku mengikutimu kemana-mana. Apa kau tidak tahu seberapa
parah keadaanmu sekarang"
Apa yg sudah dilakukan pria itu sampai membuatmu seperti ini" "
L mengacak-acak rambutnya gusar saat melihat atasannya itu tidak merespon perkataannya
sama sekali. " Baik, aku akan menjadi satu-satunya orang yg berbicara disini. Kau dengarkan aku saja dan
aku akan menjelaskan padamu pendapatku sebagai orang luar, orang yg tidak tahu apa-apa
tentang kehidupabmu. "
" Nuna-ya, aku sudag pernah mengatakan padamu kan bahwa kau adalah agen KIA yg paling
aku kagumi" Kau panutanku di tempat ini. Saat mereka memutuskan kaulah yg akan
menjadi mentorku, aku merasa senang sekali dan yakin bahwa kau akan berhasil
memvuatku bergabung sebagai agen dan bertugas bersama kalian. Aku sudah sangat
mengenalmu sampai tahu bahwa pernikahan tidak ada di daftar manapun dalam agenda
hidupmu. Jadi aku sangat syok saat menonton dan membaca berita tentang pernikahanmu
dengan Kyuhyun, sajangnim. Aku tahu dia tampan, kaya, penguasa dunia, tapi....
mendengarnya menikah denganmu....... aku merasa aneh. Aku takut dia memaksamu dan
semacamnya. Tapi saat melihat kalian berdua muncul terutama di pernikahan sepupunya,
melihat bagaimana kalian saling menatap, cara dia menyentuhmu, sikapmu saat kalian
berdansa waktu itu, aku tahu bahwa walau karena dipaksa sekalipun, kau baru saja
mendapatkan pendamping hidup terbaik di dunia. Tidak ada pasangan yg terlihat begitu
serasi selain kalian berdua. Aku tahu Kyuhyun sajangnim bida menjagamu dengan sangat
baik dan tidak perlu bertemu dengannya untuk tahu bahwa dia nyaris tidak bisa melepaskan
pandanganmya darimu. Dia pasti akan melakukan apa saja untuk mempertahankanmu. Jadi
aku tidak mengerti kesalahan apa yg sudah dia lakukan sampai kau kembali kesini dalam
keadaan hancur seperti ini sekarang.
Nuna ya.... apa ada sesuatu yg terjadi sampai memaksamu meninggalkannya dan menyiksa
dirimu sendiri seperti ini?"
" Aku pulang" ujar Hye Na cepat sambil bangkit berdiri, tanpa sengaja menjatuhkan gelas
kopi beserta tasnya ke atas tanah sehingga barang-barangnya berserakan kemana-mana
karena gadis itu lupa menutup tasnya.
" Jangan ganggu aku" cegah Hye Na cepat saat tangan L terulur untuk membantunya.
" Dan jangan ikuti aku lagi" lanjutnya setelah membereskan semua barangnya yg terjatuh
dan berjalan pergi dari tempat itu.
L menjaga langkahnya beberapa meter di belakang Hye Na dan hanya bisa menghela nafas
saat melihat gadis itu berkali-kali nyaris terjatuh karena langkahnya yg terseok-seok. Dia
nyaris berlari menghampiri Hye Na saat gadis Itu terjatuh di tangga yg menuju tempat parkir
di bagian bawah gedung. Dia terduduk beberapa saat di salah satu anak tangga dan L tahu
bahwa gadis Itu menangis, hanya saja dia sama sekali tidak bergerak untuk mendekati gadis
itu. Dia tidak pernah menyangka bahwa menangis ada dalam kamus hidup seorang Han Hye
Na dan dia tahu bahwa gadis itu tidak akan senang jika orang lain melihatnya menangis.
Hye Na melanjutkan langkahnya lagi setelah beberapa saat, berhenti cukup lama untuk
membuka pintu mobilnya. Gadis itu berusaha memasukkan kunci ke lubang yg tepat, tapi
berkali-kali kunci Itu meleset dan terjatuh ke lantai basement, membuat L hilang kesabaran
dan merebut kunci itu dengan paksa , mendorong gadis Itu masuk ke kursi penumpang
sedangkan dia sendiri memegang kemudi.
" Keluar" ucap Hye Na dingin.
Dalam keadaan biasa, dia pasti akan langsung mengalah mendengar nada yg diggunakan
gadis itu dan memilih untuk tidak mencari gara-gara , tapi dia tahu hal buruk apa yg akan
terjadi jika dia membiarkan gadis itu mengemudi dalam keadaan sekacau ini, jadi lebih baik
dia menguatkan diri saja untuk menerima semua amukan gadis itu nanti.
" aku baik-baik saja dan aku bisa mengemudi, jadi lebih baik kau keluar sekarang. Aku tidak
butuh bantuanmu!" " Nuna ya, kau tahu bahwa kau tidak baik-baik saja jadi berhentilah bersikap sebaliknya!
Kau Mau mengemudi , mengalami tabrakan, lalu mati" Aku tidak tahu bahwa kau ternyata
sepicik itu." Teriak L hilang kesabaran.
Hye Na membulatkan matanya saat mendengar teriakan pria itu.
Dia menatap L untuk beberapa saat sebelum akhirnya mengalihkan pandangannya ke luar
jendela mobil mengacuhkan pria itu sama sekali.
" Aku tidak akan bunuh diri, kau tahu," bisiknya pelan , sehingga L tidak bisa mendengarnya.
Tidak, jika itu berarti bahwa dia tidak bisa melihat pria itu lagi.
*** Hye Na's Home, Upper East Side, Manhattan, California
03.00 PM ( Manhattan's Time)
" Ayolah, aku mohon. "
" Aku tidak menerima alasan apapun, Hye Na ya! Lagipula apa kau sudah tidak waras"
Atas alasan apa kau meninggalkan suamimu, hah" " teriak Eun Ji kesal, sehingga Hye Na
terpaksa menjauhkan layar communicator dari telinganya.
" Aku tidak bisa menjelaskannya padamu " tolak gadis itu muram.
" Dan aku akan membunuhmu kalau ternyata alasanmu itu tidak masuk akal! Sekarang kau
harus berjanji padaku bahwa besok lusa, jam 8 pagi, kau harus datang sebagai pendamping
pengantinku dan kalau tidak, jangan pernah muncul lagi dihadapanku! Kau mengerti" "
Hye Na menghela nafas saat mendengar sambungan telepon yg tiba-tiba terputus. Baiklah,
dia tahu dia tidak mungkin mengabaikan hari pernikahan sahabatnya begitu saja, jadi dia
harus mencari cara untuk menghindari pria itu nanti. Tapi apa yg harus dilakukannya"
Dia tidak mungkin bisa lari terus menerus saat pria itu berada dalam satu ruangan
dengannya. Gadis itu menghela nafas lagi kemudian menghubungi sebuah nomor di kontak
communicator-nya. " Myung Soo ya" Bisa menolongku" "
*** Kyuhyun's Home, Yeoju, Seoul
08.00 PM " Dimana dia" " tanya Eunhyuk dengan raut wajah khawatir saat bertemu dengan Ji Hwan yg
berada di ruang tamu. Nafasnya sedikit ngos-ngosan karena terburu-bury. Dia bahkan
melanggar kecepatan yg ditetapkan saat berkendara dari Incheon kesini.
" Di kamar, Tuan. Dia tidak keluar kamar sama sekali sejak semalam. "
" Dia tidak masuk kantor" " tanya Eunhyuk kaget.
" Bukankah tadi ada acara peluncuran android terbaru" "
" Saya sudah mengetuk pinty kamarnya dan memberitahunya, tapi dia tidak menjawab
sama sekali. Dia bahkan belum makan sedikitpun sejak pulang. Mungkin anda bisa bicara
dengannya. " " Aish, anak itu! " gerutu Eunhyuk sambil bergegas pergi ke kamar sepupunya tersebut. Dia
mendorong pintu sampai terbuka, tapi kamar itu kosong dan Eunhyuk cukup syoj melihat
kondisi tempat tersebut. Tempat tidur terlihat kusut sehabis ditiduri, bantal dan selimut
bergeletakan di lantai. Hanya itu saja, tapi itu sudah cukup mencerminkan kondisi Kyuhyun
saat ini, karena pria itu bahkan tidak akan pernah membiarkan ada satu titik debu pun di
kamar pribadinya. Eunhyuk mendengar guyuran air dari arah kamar mandi.
Oh ayolah, seorang Cho Kyuhyun tidak mungkin bunuh diri, kan"
*** Kyuhyun membiarkan air yg mengguyur dari shower di atasnya membasahi tubuhnya.
Dia sudah berada dalam keadaan ini sejak setengah jam yg lalu dan dia terlalu malas untuk
beranjak kemana-mana. Tubuh pria itu bersandar di dinding dengan kepala yg mendongak ke atas, menerima
langsung siraman air di wajahnya, berharap setidaknya air tersebut bisa menjaga pikirannya
tetap sadar dan waras. Hanya saja.... dia tahu dengan jelas bahwa dia sedang sangat tidak
waras saat ini. Dia bahkan tidak tahu apakah air yg mengalir di wajahnya murni dari shower
atau.... berasal dark kelenjar air matanya sendiri.
Pria itu masih memakai kemeja putih yg dipakainya untuk tidur di Dublin waktu Itu. Dia
bahkan belum makan sama sekali sejak kemarin dan tahu bahwa kondisi tubuhnya benarbenar lemah dan mungkin saja dia akan pingsan sebentar lagi. Tapi anehnya dia bahkan
tidak memedulikam hal tersebut sama sekali. Persetan dengan keadaannya. Dia hanya ingin
berada dalam keadaan menderita seperti ini sesaat lagi, sebelum dia menguatkan diri untuk
menghadapi semuanya, mencari tahu apa yg terjadi, menyelesaikannya, melihat gadis itu
lagi, dan...... mendapatkan kewarasannya kembali.
" KAU SUDAH GILA"!! "
Kyuhyun membuka matanya saat mendengar teriakan itu.
" Bukankah kau sedang bulan madu..... hyung" " tanyanya dengan suara serak yg bahkan
tidak dikenalinya sama sekali.
Eunhyuk menarik pria itu berdiri dan melemparkan handuk yg berada di dalam lemari
dinding ke arahnya. " Ganti bajumu dan berhentilah bersikap seperti mayat hidup begitu! Ini bukan gayamu, kau
tahu" Aku sangat mengenalmu sampai aku bisa menebak apa yg seharusnya kau lakukan.
Kalau kau waras, kau pasti akan menyusul gadis Itu ke Amerika dan menariknya pulang lali
memaksanya memberitahumu apa yg sebenarnya terjadi, bukannya diam seperti ini dan
menyiksa dirimu sendiri! "
Kyuhyun memegangi dinding untuk menyeimbangkan tubuhnya, sedangkan kakinya
gemetar tak tekendali, diikuti dengan helaan Eunhyuk yg terdengar putus asa.
" Kau pikir aku tidak mau melakukannya" Tapi gadis itu tidak akan meninggalkanku kalau dia
tidak berpikir bahwa masalah ini begitu berbahaya untuk aku selesaikan. Jadi lebih baik dia
tidak ada disini saat aku mencari tahu apa yg sedang terjadi daripada aku membahatakan
dirinya dengan apa yg akan aku lakukan. "
" Dan membuatmu menangis sampai seperti ini" "
Kyuhyun melempar handuk basah yg sudah dipakainya untuk mengeringkan rambut ke
ranjang kain dan merenggut paksa kemejanya sampai terlepas, tidak mau bersusah payah
membuka kancingnya satu persatu.
Kemeja itu menyusul handuk tadu, terdampar di tempat yg sama.
Kyuhyun berbalik menatap Eunhyuk dan menatap sepupunya itu seolah pertanyaannya tadi
memiliki jawaban yg sudah amat sangat jelas.
" Ini masih reaksi awalku saat dia pergi. Apa kau bisa membayangkan apa yg akan terjadi
kalau di benar-benar mati dan aku tidak bisa melihatnya lagi" "
*** Sembilan Dublin, Ireland 10.00 PM ( Ireland's Time )
" Jadi Anda akan memesan dua kamar atas nama" "
" Ladyra Han dan L Kim " sahut Hye Na sambil menyandarkan tubuhnya ke meja resepsionis
hotel itu. " Han Hye Na" " ulang resepsionis itu dengan aksen aneh sambil memperhatikan kartu
identitas Hye Na di tangannya.
" Ada masalah" " tanya Hye Na bingung.
" Kau istri Tuan Marcus Cho" Cho Kyuhyun" "
" Kenapa memangnya" "
" Karena semua hotel miliknya diperintahkan untuk memberikan kamar terbaik secara
cuma-cuma jika anda datang, " jawab wanita itu dengan nada sopan dan senyum ramah di
bibirnya. " Aku tidak jadi menginap disini! " tukas Hye Na cepat sambik merebut kartu identitasnya
lalu memberi tanda agar L mengikutinya keluar dari tempat itu.
" Cari informasi tentang hotel manapun yg tidak dimiliki pria itu. Hotel bobrok sekalipun!
Aku tidak peduli! " ucap Hye Na dengan gigi menggertak kesal sambil berdiri kaku di depan
lobi hotel. Dia tidak memedulikan tatapan ingin tahu dari penjaga pintu yg berdiri di dekat mereka.
Dia bahkan sudah terlalu emosi untuk sekedar memperhatikan apapun di sekelilingnya.
" Bisakah kau memberiku daftar bangunan apa saja di atas dunia ini yg tidak dimilikinya" "
sergah Hye Na dengan suara bergetar menahan marah.
L mengacuhkan gadis itu dan mulai sibuk mencari data di communicator-nya.
" Semua hotel bintang 4 dan bintang 5 di negara ini adalah miliknya.
Aku sudah menemukan hotel bintang 3 yg lokasinya paling dekat dari tempat ini. "
Hye Na berjalan cepat memasuki salah satu taksi yg terparkir di sepanjang area khusus yg
disediakan sebagai layanan hotel untuk para tamu, membuat L harus setengah mati
mengejar gadis itu. Pria itu menyebutkan alamat yg mereka tuju ke supir taksi tersebut dan
mulai sibuk lagi dengan kegiatannya sebelumnya.
2060 When The World Is Yours Section 2 Karya Yuli Pritania di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
" Kau tahu tidak, nuna" Lebih sulit menemukan bangunan yg tidak dimilikinya daripada yg
dimilikinya, " ujar L semangat, tidak menyadari tatapan menakutkan yg dipancarkan Hye Na
ke arahnya. Sedetik kemudian dia malah berteriak kaget saat menemukan fakta
mencengangkan tentang kekayaan suami atasannya tersebut yg ditemukannta di data
pribadi organisasi. " 54% bangunan megah di dunia adalah miliknya. Dan.... kau tahu" 13% diantaranya bahkan
sudah didaftarkan atas namamu. '
" APA"!!! "
*** Dublin, Ireland 08.00 AM " Kau datang! " seru Eun Ji lega saat melihat Hye Na melangkah memasuki ruang gantinya.
Gadis Itu langsung memberi tanda agar salah satu penata rias segera mendandani Hye Na yg
langsung memasang tampang masamnya.
" Aku hanya menikah sekali seumur hidup, jadi lebih baik kau mengalah untukku. "
Hye Na mengeluarkan gumaman tidak jelas yg dapat ditebak Eun Ji sebagai protes gadis itu
yg tidak bisa disuarakannya dengan gamblang.
" Something happened" With you" And....... your husband" "
Hye Na menatap sahabatnya itu daru cermin di depannya. Cermin yg baru disadarinya
memperlihatkan dengan jelas wajahnya yg pucat, kantung hitam di bawah matanya, raut
muka yg sana sekali tidak menunjukkan sinar kehidupan.
" Kau sepertinya akan mempersulit Jacky untuk memperbaiki wajahmu agar terlihat lebih
cerah sedikit, " ucap Eun Ji, merujuk pada wanita yg sedang berusaha menempelkan bahanbahan kimia bernama make up ke wajah Hye Na, yg berusaha keras agar tidak bersin atau
mendorong tanngan wanita itu menjauh dari wajahnya.
" Kau pikir aku masih bisa dan bersikap seperti tidak terjadi apa-apa" " dengus Hye Na
sambil mendelik ke arah Jacky yg kelihatannya sedang berusaha menusuk matanya dengan
sesuatu bebentuk pensil. Astaga, dia ingin sekali berlari keluar dari ruangan tersebut dab kabur saat itu juga!
" Salahkan saja dirumu sendiri karena dengan bodohnya meninggalkan pria itu. "
" Aku punya alasan yg cukup masuk akal untuk melakukannya. "
" Dan kau tidak akan memberitahukannya padaku" "
" Tidak, " jawab Hye Na cepat
" Tidak. " *** Armagh Cathedral, Ireland
08.00 AM Hye Na mengambil tempat di bagian sudut kiri, duduk menatap Siwon dan Eun Ji yg sedang
mengucapkan janji di depan altar. Dia berusaha keras untuk tidak memalingkan tatapannya
ke arah samping. Ke arah pria itu.
Dia cukup syok saat mengetahui bahwa pria itu juga datang ke tempat ini. Walaupun dia
tahu bahwa Siwon dan Eun Ji memang mengundang pria itu, dia tidak menyangkan bahwa
pria itu akan datang setelah apa yg sudah terjadi. Dan.... itu membuatnya merasa tidak
aman. Seakan-akan pria itu bisa membunuhnya hanya dengan kehadiranmya saja.
Hye Na mengikuti para undangan lain yg berdiri sambil bertepuk tangan, tersadar dari
lamunan kosongnya. Matanya menatap kabur ke arah pasangan pengantin baru itu. Iri
melihat bagaimana cara Siwon menatap wajah sahabatnya, iri melihat senyum di wajah Eun
Ji yg membuat gadis itu terlihat sangat bercahaya, iri melihat betapa serasinya mereka. Iru
karena dia sendiri tidak akan pernah bisa sebahagia itu.
Hye Na berniat bergabung dengan para tamu lain yg sudah mengerubungi pasangan
pengantin baru itu untuk memberi selamat saat langkahnya dengan sangat mendadak
dihentikan dengan paksa oleh keterpanaannya sendiri.
Mungkin salahnya sendiri karena membiarkan tatapannya terpaku di wajah pria itu. Pria yg
sekarang berdiru beberapa meter di depannya, dengan kedua tangan di dalam saku celana,
terhalang oleh puluhan orang yg berlalu lalang di hadapan mereka. Dengan terang-terangan
berdiri di tempatnya tanpa berniat beranjak sedikitpun, dengan mata yg terpancang pada
Hye Na dengan sangat intens, seolah sedang menelanjangi wajah gadis itu hanya dengan
sebuah tatapan saja. Hal itu terjadi untuk beberapa saat yg terasa sangat lama.
Seakan-akan waktu berhenti di sekeliling mereka, menyisakan suara riuh orang-orang
sehingga hanya terdengar seperti gumaman tidak berguna. Dan Hye Na hanya bisa
terperangah kaget saat melihat pria itu tiba-tiba berbalik dengan sangat cepat dan
melangkah pergi begitu saja, keluar dari gereja diikuti oleh Eunhyuk yg berjalan di
belakangnya, membuat gadis itu terpaksa menjangkau sandaran kursi dengan tangannya yg
gemetar, berusaha menemukan keseimbanganya.
Sial. Kapan kehadiran pria itu bisa bereaksi biasa-biasa saja untuknya"
*** Kyuhyun mengikuti setiap gerakan gadis itu dengan tatapannya. Saat gadis itu berjalan di
belakang Eun Ji sebagai pendamping pengantin, terlihat sangat cantik dalam balutan
minidress putihnya. Mungkin dia sudah sakit jiwa, tapi gadis itu tetap saja terlihat cantik, walaupun wajahnya
begitu pucat, keningnya berkerut memperhatikan setiap langkah kakinya yg terkesan tidak
mantap agar dia tidak merusak acara dengan terjatuh di belakang pengantin wanita,
ataupun raut mukanya yg tampak kuyu dengan kantung mata yg menghitam seperti kurang
tidur. Saat gadis ity duduk dengan pandangan tidak fokus yg tertuju pada pengantin yg
sedang mengucapkan sumpah pernikahan mereka, dan saat gadis itu bangkit dengan
limbung dari duduknya, menghentikan langkahnya dengan tiba-tiba saat melihat bahwa
Kyuhyun berdiri sambil menatapnya dengan raut wajah yg tidak terbaca.
Pria itu sengaja memasukkan tangannya ke dalam celana, berusaha sekuat tenaga menahan
kakinya agar tetap berada di tempatnya, bukannya berlari ke depan dan menghambur ke
arah gadis itu kemudian memeluknya, memberitahu gadis itu bahwa tidak ada yg harus
ditakutkannya. Bahwa dia akan menyelesaikan semuanya. Tapi dia tidak bisa melakukan hal
itu. Gadis itu sudah menetapkan pilihan untuk meninggalkannya, jadi dia harus
menghormatmenghormayi keputusan yg dipilih gadis tersebut.
Dia bisa melihat dengan jelas bahwa gadis itu sama menderitanya dengannya dan
bodohnya, dia sama sekali tidak bisa berbuat apa-apa untuk menghentikan semua itu.
Dia hanya bisa bertahan disana, memuaskan diri dengan hanya menatap gadis itu saja.
Dan saat dia tidak bisa lagi mengontrol keinginannya untuk menghampiri gadis itu, dia
memilih berbalik pergi, kabur secepat yg bisa dilakukan kakinya.
Dan itu...... sama sekali tidak membantu.
*** Fracia Hotel, Dublin, Ireland
07.00 PM " Nuna ya.... kau yakin akam pergi ke pesta dengan.... pakaian seperti itu" " tanya L hati-hati,
tidak bisa mengatupkan mulutnya saat melihat Hye Na melangkah keluar dari kamar
hotelnya. " Ne. Wae" " tantang gadis Itu sambil melipat tangannya di depan dada.
" Tapi...... " " L mengangkat tangannya, lalu menurunkannya lagi.
Tidak bisa menemukan kata-kata yg tepat.
Gadis itu mengenakan gaun merah menyala yg panjangnya sekitar 10 cm di atas lutut,
dengan belahan dada cukup rendah, dan bagian punggubg yg diekspos dengan sangat jelas.
Rambut gadis itu disanggul longgar ke atas, memeperlihatkan leher jenjangnya. Untuk
pertama kalinya bagi gadis itu berpakaian yg menunjukkan begitu banyak bagian tubuhnya
yv selama ini ditutup rapat. Dan walaupun L sangat menghormati atasannya itu, mau
tidakmau sebagai laki-laki normal dia harus mengetahui bahwa gadis Itu berpotensi besar
meruntuhkan kendali pria manapun yg melihatnya.
" Ck, kau mau suamimu membunuhku" " rutuk L sambil mengacak rambutnya.
" Aku hanya mencari cara untuk menyelamatkan diri. Dia pasti tidak akan menyukai
dandananku, jadi mungkin dia akan berpikir ulang dan...... mencoba membenciku" "
L bergumam tidak jelas kemudian berbalik, meninggalkan gadis itu berjalan di belakangnya.
Setidaknya Hye Na masih bisa mendengar gerutuan pria itu yg terdiri dari kata-kata 'gadis
bodoh' , 'berkhayal saja mengharapkan suamimu itu melupakanmu' , dan 'dia pasti akan
membunuhku jika melihatku bersamamu'
*** Wedding Reception, Rafflian Hotel, Ireland
07.30 PM " Aku tidak suka berdansa, " bisik Eun Ji pelan, yg kemudian berganti dengan jeritan lirih yg
tertahan oleh nafasnya yg tercekat saat Siwon menggunakan tangan kanannya yg melingkar
di pinggang gadis itu untuk mengangkat tubuhnya, memutarnya pelan.
" Tidak buruk, " goda Siwon sambil memamerkan senyumnya.
Dia menundukkan tubuhnya sedikit agar sejajar dengan tinggi gadis itu, dengan posisi
berpelukan. " Mar sin, anois t? t? mo bhean ch?ile (Jadi, sekarang kau adalah istriku)?"
Eun Ji tertawa kecil saat mendengar aksen Irlandia yg terdengar begitu pas dengan suara
pria itu. " Mo bhean ch?ile. Ch?ile, " ujar Siwon, mengulang kata-kata itu lagi, seolah sedang
membiarkan lidahnya agar terbiasa.
" Apa itu artinya 'istri' ?" tanya Eun Ji memastikan, karena dia tidak terlalu mengerti bahasa
aneh itu. " Mmm. Mo ghr? (sayang)"
" Yak, berhentilah menggunakan bahasa itu. Aku tidak mengerti! " protes Eun Ji sambil
mengerucutkan bibirnya kesal, mendongak menatap pria itu.
Siwon tersenyum lagi, mengangkat tangannya dan memerangkap wajah gadis itu di antara
kedua telapak tangannya. " Nyonya Choi, aku akan senang sekali jika kau mau belajar bahasa itu.
Tapi..... aku lebih suka kalau kau tidak mengerti apa yg aki ucapkan, jadi aku bebas
mengatakannya padamu tanpa rasa malu."
" Contohnya" "
Siwon memutar tubuh mereka melewati beberapa pasangan yg juga sedang berdansa,
menarik gadis itu bersamanya.
" Is bre? liom t?, mo bhean ch?ile. Agus beidh m? t? a choinne?il i sonas chomh fada agus is
t? liom." " Kau mencintaiku, " ujar Eun Ji menerjemahkan kalimat pertama yg diucapkan Siwon sambil
tersenyum. " Lalu" "
Siwon tertawa kecil saat gadis itu bisa menebak dengan tepat apa yg dikatakannya.
" And then..... " pria itu menahan ucapannya untuk menarik pinggang gadis itu mendekat.
" And then I will keep you in happiness as long as you with me. "
*** " Jadi dia juga tidak mau menceritakannya padamu" ,
Eun Ji menggelengkan kepalanya, merasa tidak enak saat melihat raut wajah Kyuhyun yg
sedikit kecewa. " Kau terlihat...... sakit, Kyu" komentar Siwon, berusaha untuk menemukan kata-kata yg
tepat untuk mendeskripsikan keadaan Kyuhyun yg terlihat sangat kacau.
" Dan masih saja berhasil membuat semua gadis di ruangan ini menatapnya, " gerutu
Eunhyuk yg sedang sibuk menatap ke sekeliling ruangan.
" Aku jamin semua wartawan itu sedang bertanya-tanya dimana istrimu sekarang. Dan
mereka akan tersedak saking bahagianya kalau tahu apa yg terjadi. Yak, Siwon-a, kenapa
ada banyak wartawan disini" "
Siwon mengangkat bahunya.
" Ayahku pengusaha cukup terkenal disini dan aku adalah penerusnya. Lagipula masa kau
tidak mengerti juga" Para wartawan itu akan terus mengerubung seperti semut kalau ada
Kyuhyun. " " OMO OMO!!! " seru Eunhyuk syok dengan pandangan tertuju ke pintu masuk, membuat
tiga orang di sampingnya ikut menoleh.
Kyuhyun mengepalkan tangannya saat melihat Hye Na memasuki ruangan sambil
menggandeng tangan seorang pria. Dan........ pakaiannya......... pakaian gadis Itu........
" Astaga, kenapa Hye Na membawa Myung Soo" Aish, jinjja! " rutuk Eun Ji sambil
menghentakkan kakinya, melirik Kyuhyun takut-takut secara sembunyi-sembunyi. Gadis ity
menatap suaminya dengan pandangan minta tolong.
" Kau kenal pria itu" " tanya Eunhyuk ingin tahu.
" Dia dulu adalah trainee di bawah pengawasan Hye Na, dan sekarang sudah menjadi agen
resmi. Bisa dikatakan.... pria itu menjadikan Hye Na sebagai idolanya."
Siwon menunduk, menatap tangan Kyuhyun yg mengepal di samping tubuhnya dan bibir
pria itu yg terkatup rapat, mencoba menahan emosinya sekuat yg dia bisa.
" Hei hei, jangan menghancurkan pesta pernikahan aku, oke" " ujar Siwon cepat-cepat.
Kyuhyun menghela nafas di antara sela-sela giginya, kemudian mengangguk pelan.
" Kalaupun aku hilang kendali, aku akan menarik gadis itu keluar dari tempat ini. Kau tenang
saja.......... hyung. "
*** " Kau tahu" Dari tadi suamimu menatap kesini terus, " bisik L di telinga Hye Na
" Jangan hiraukan! " sahut gadis itu. Walaupun begitu tubuhnya mengejang kaku. Bulu
kuduknya meremang dan keringat dingin mulai membasahi tengkuknya. Ciri-ciru umum jika
pria itu ada di dekatnya.
" Kau tegang sekali, nuna, " kata L cemas, melonggarkan pelukannya sedikit untuk menatap
gadis itu. " Kau berkeringat, " lanjutnya lagi.
Hye Na memalingkan wajahnya ke arah lain, menolak menatap wajah L, terus bergerak
melanjutkan dansa mereka yg canggung.
" Nuna, kau benar-benar kacau. Lebih baik kita duduk saja sekarang, jangan memaksakan
dirimu. " Belum sempat mereka bergerak, tiba-tiba saja Kyuhyun sydah mencengkram bahu L,
membuat pelukan mereka terlepas sehingga Hye Na nyaris terhuyung hampir jatuh jika dia
tidak segera memegang ujung jas L.
" Aku rasa aku tidak perlu meminta izinmu untuk berdansa dengan istriku, kan" " tanyanya
dingin ke arah L, tapi dengan mata yg menghujam wajah Hye Na.
" Eh, tapi..... Hye Na nuna.... " ujar L ragu, menatap Hye Na untuk meminta pendapat.
" Persetan dengan pendapatnya! " sergah Kyuhyun kasar, menarik tangan Hye Na dari
genggaman L dan merengkuh pinggang gadis itu mendekat ke arahnya. Hye Na begitu kalut
sampai tidak sempat memberikan reaksi pada L yg melempakan tatapan minta maaf
padanya. Gadis itu bary tersadar saat Kyuhyun menyentakkan tubuhnya, memaksa gadis itu
menatapnya. " Kau pikir apa yg sedang kau lakukan disini" Dengan pria lain dan dengan dandanan seperti
ini" " geram Kyuhyun dari sela giginta yg terkatup rapat. Matanya menatap gadis itu marah.
" Bukan urusanmu, " jawab Hye Na dingin.
" Bukan urusanku" Apapun yg kau lakukan, mau tidak mau harus menjadi urusanku.
Kau masih istriku, ingat" Jadi lebih baik kau jelaskan padaku kenapa kau berubah seekstrim
ini" " bentaknya dengan suara rendah, berusaha tidak menarik perhatian tamu lain.
Tangannya menjalari punggung Hye Na yg terbuka, menunjukkan dengan jelas apa yg
dimaksudnya dengan perubahan ekstrim.
Gadis itu merasakan darahnya mulai berdesir cepat dan jantungnya mulai berontak,
membuat dadanya yg menemel ke tubuh pria itu terasa sakit. Setiap sentuhan pria ity,
sekecil apapun, selalu berakibat hebat terhadap tubuhnya.
" Satu hal lagi, aku tidak tahu apa maksudmu melakukannya, tapi menurutku belahan
dadamu terlalu rendah, membuat semua pria berpikir yg tidak tidak tentang wanita yg
sudah bersuami! " desisinya
Hye Na mengabaikan semua tuduhan pria itu, berusaha berontak melepaskan diri. Musik
sudah berubah, digantikan dengan instrumental klasik familiar.
" Kau benar-benar sedang berusaha meruntuhkan kendali diriku, kam" Baik. Kau berhasil, "
ucap Kyuhyun hilang kesabaran.
Dia menarik tangan gadis itu, membawanya keluar dari ruangan.
" Lepaskan! Kau mau membawaku kemana" " teriak Hye Na gusar, tidak memedulikan
tatapan semua orang dan lampu blitz yg menghujam mereka dengan gila-gilaan.
Kyuhyun sama sekali tidak menjawab gadis itu, dan tidak terganggu sama sekali dengan
pemberontakannya. Dia baru bersuara saat mereka sudah sampai di mobilnya yg terparkir
di basement. "Masuk, " perintanya mendorong tubuh Hye Na ke dalam kursi penumpang, kemudian
membanting pintu keras-keras.
Pria itu mengemudikan mobilnya sampai kecepatan 200km /jam, tidak memedulikan bunyi
klakson kendaraan lain yg memprotes kelakuannya. Bahkan dengan beraninya dia
memotong beberapa mobil lain dengan jarak yg sangat sempit sehingga dia harus
melakukan tukikan-tukikan tajam yg membuat ban mobil berdecit keras.
Dia membelokkan mobilnya, menuju jalanan pegunungan yg sepi dan berkelok-kelok.
Hye Na mengenal tempat ini.
Tempat yg berujung pada sebuah rumah. Tempat terakhir kaki mereka bertemu. Tempat
Hye Na meninggalkan pria itu.
Kyuhyun menghentikan mobilnya sembarangan di depan teras, dengan cepat mematikan
mesin, turun dari mobil, dan mulai menyeret-nyeret Hye Na lagi masuk ke dalam rumah.
" Dengar, kau tidak berhak memperlakukanku seperti ini! Aku meninggalkanmu jadi kita
sudah berpisah, oke" "
Kyuhyun berbalik begitu cepat, membuat gadis itu langsung terdiam. Syok. Dia menatap Hye
na dengan tajam selama beberapa saat, kemudian tanpa berkata apa-apa dia menarik
tangan gadis itu lagi, baru berhenti saat mereka sudah masuk ke kamar yg dulu mereka
gunakan di lantai dua. Dia mendorong tubuh Hye Na sampai terduduk ke atas sofa, menarik kursi kecil untuk
dirinya sendiri kemudian duduk di hadapan gadis itu.
" Sekarang jelaskan, " perintahnya galak.
" Apa?" " Kenapa kau meninggalkanku, " teriaknya tak sabar
" Bukankah perjanjian awal seperti itu" Aky menikah denganmu hanya untuk
mempermudah tugasku saja. Dan sekarang pembunuh ayahmu sudah terungkap, jadi
2060 When The World Is Yours Section 2 Karya Yuli Pritania di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
tugasku selesai. Kau bilang aku boleh pergi kapanpun aku mau. Kita kembali seperti semula. Tidak ada
hubungan apa-apa. " Kyuhyun bangkit, menendang kursi yg didudukinya tadi ke sudut dan menarik tubuh gadis yg
sedang mempermainkan emosinya itu sampai berdiri, mencekal lengannya erat.
" Tidak ada hubungan apa-apa kau bilang" Aku sudah bilang bahwa aku mencintaimu, aku
menginginkanmu, dan menurutmu itu tidak berarti apa apa" Sialan kau! " bentaknya marah,
kemudian mengacak-acak rambutnya gusar, menarik nafas dalam-dalam untuk
menenangkan dirinya sendiri.
" Ada sesuatu, kan" Ada sesuatu yg membuatmu pergi tanpa memberitahu apa-apa padaku.
Kenapa kau tidak memberitahuku saja agar aku bisa menyelesaikannya untukmu" " ujar
Kyuhyun dengan nada rendah setelah berhasil mengontrol emosinya yg meledak-ledak.
Hye Na menggeleng, memanfaatkan kelengahan pria itu untuk melepaskan diri. Dia nyaris
berhasil mencapai pintu saat pria itu dengan cepat menyudutkannya ke dinding,
memerangkap tubuhnya. " Maaf, kali ini kau pikir aku bodoh dengan melepaskanmu begitu saja" " sergah Kyuhyun
tajam, menarik kepala gadis itu sampai mendongak, menurunkan wajahnya, dan mencium
bibir gadis itu kuat-kuat, menumpahkan semua amarahnya dengan kasar.
Tubuh Hye Na sedikit terangkat saat Kyuhyun semakin menyudutkannya, menggunakan
tangannya untuk menarik pinggang gadis itu lebih dekat, sehingga gadis itu sama sekali tidak
mendapatkan kesempatan untuk mendorong tubuhnya menjauh.
Hye na merasakan seluruh protes yg akan dikeluarkannya tertahan di kerongkongan saya
lidah pria itu melesak masuk dan membungkam mulutnya, hampir-hampir membuatnya
tidak bisa bergerak untuk sekedar menarik nafas.
Tapi sesaat kemudian berubah. Cengkraman Kyuhyun mulai mengendur. Dia memegangi
wajah Hye Na, memperlembut lumatannya di bibir gadis itu, dan sedikit memundurkan
tubuhnya agar gadis itu tidak merasa sesak.
Reaksinya yg begitu tiba-tiba seperti membuat Hye Na tanpa sadar berjinjit merespon
ciuman pria itu. Dia bisa merasakan gaunnya lolos melewati pinggang, teronggok di lantai. Dan dia hanya
bisa menelan umpatannya dalam hati, mencaci-maki dirinya sendiri karena begitu mudah
mengalah pada sentuhan pria Itu.
Kelemahannya. *** Sepuluh Kyuhyun's Home, Dublin, Ireland
08.00 AM (Ireland's Time)
Hye Na menggeliat merasa nyaman. Terlalu nyaman sampai dia merasakan ada yg aneh.
Setengah sadar dia membuka matanya, mengerjap-ngerjap saat merasakan cahaya matahari
menusuk retina matanya. Dia merasa bingung, saat melihat wajah Kyuhyun di hadapannya, masih belum sadar saat
mendapati bahwa tubuhnya berada dalam pelukan pria itu. Gadis itu memutar otaknya,
berusaha mencari tahu apa yg sebenarnya terjadi.
Perlahan membulatkan matanya, teringat kejadian semalam.
"Astaga! " teriaknya syok, refleks melepaskan diri dari pelukan Kyuhyun yg menatapnya
tenang, nyaris tanpa ekspresi kecuali sedetik kemudian saat dia tersenyum melihat selimut
Hye Na yg tersingkap sebagian. Gadis itu menyadari arah tatapannya , dengan cepat
menarik selimutnya lagi ke atas.
" Apa yg sudah kau lakukan" " jeritnya panik.
" Apa yg sudah kita lakukan " koreksi Kyuhyun santai.
"Tidur. Tidak usah sepanik itu, ini bukan pertama kalinya, kan" "
Hya Na baru akan membuka mulutnya untuk mendebat Kyuhyun saat communicator pria itu
berbunyi, menandakan ada panggilan masuk.
" Yeoboseyo " ujar Kyuhyun sambil menatap Hye Na,
Dia terdiam begitu lama mendengarkan penjelasan si penelepon.
" Gomaweo , hyung "
hanya itu responnya , tapi cara dia menatap gadis itu berubah Murka"
Pria itu melempar communicatornya begitu saja dan menatap Hye Na dingin.
" Pakai bajumu. Kita harus bicara. "
*** " Bagaimana mungkin kau tidak memberitahuku tentang hal sepenting ini"
Astaga Na ya, dia itu anakku!
Dan kalau kau belum lupa, kau masih berstatus sebagai istriku, jadi aku berhak atas kalian
beidua. Dengar, mulai sekarang aku akan melakukan semuanya dengan caraku. Dan kau......
kau tidak boleh kemana-mana tanpa izinku. Kau mengerti " "
Hye Na mundur dengan kasar sampai punggungnya membentur sandaran kursi, menatap
pria itu dengan pandangan tidak suka.
" Kau pikir kau siapa sampai mengatur-ngatur hidupku seperti itu?" teriaknya marah.
Kyuhyun berdiri, membentangkan tangannya di atas meja, mencondongkan tubuhnya ke
arah gadis itu. " Suamimu. " ucapnya tajam.
" Dan itu memberiku hak penuh, untuk melakukan apa saja padamu. "
*** STA Building, Seoul, South Korea
10.00 AM " IDS. Masih dalam percobaan, tapo aku yakin bisa menyelesaikannya dalam beberapa hari
ke depan " ujar Leeteuk, memulai presentasinya.
Dia memperlihatkan sebuah pistol jenis terbaru di dalam genggamannya.
" Kelebiham senjata ini adalah... jika kau menekan tombol ini, senjata ini akan menghilang.
Tidak terlihat. " Leeteuk menekan tombol di bagian gagang pistol tersebut, dan sedetik
kemudian senjata itu lenyap begitu saja. Hanya saja tangan Leeteuk masih tetap dalam
posisi seperti sedang memegang pistol. Seolah wujudnya saja yg menghilang, sedangkan
pistol itu masih tetap ada dan bisa di sentuh.
" Kalau kau ingin menggunakannya, tinggal pakai perintah suara saja. Sebut IDS dan..... "
Pistol di tangan Leeteuk kembali terlihat.
" Pistolnya akan muncul lagi. "
" Senjata ini memakai sensor suara dan sidik jari si pengguna. Jadi hanya bisa digunakan
oleh orang yg suara dan sidik jarinya sudah terekam di dalam chip pistol ini. Aku masih
berusaha menyempurnakannya saat ini dan aku yakin ini akan sangat berguna jika kita
masuk ke dalam lokasi musuh. Mereka tidak bisa mendeteksi apakah kita membawa senjata
atau tidak karena pistol ini hanya dapat disentuh oleh pemakainya. Dan saat mereka lengah,
kita bisa menghabisi mereka satu per satu, " ujar Leeteuk mengakhiri penjelasannya.
Semua agen yg menghadiri rapat tersebut bertepuk tangan setelah presentasi menakjubkan
tersebut. " Kira-kira kapan kami akan mendapatkannya, hyung" " seru Soo Hyun semangat dari
tempat duduknya. " Minggu depan paling lama. "
" Dan aku harus menjadi orang pertama yg mencobanya! "
" Tentu saja orang pertama yg akan memilikinya adalah Tuan dan Nyonya Cho, " tandas
Leeteuk sambil mengarahkan pandangannya kepada dua orang yg sedang duduk di sudut,
membuat Soo Hyun langsung memasang wajah kesal.
" Oke, rapat ditutup, " putus Leeteuk yg diikuti oleh gerakan semua agen yg merapikan
barang-barang mereka kemudian berlalu keluat dari ruangan.
" Kau akan kembali ke kantor dan aku akan terlepas dari pengawasanmu, " ucap Hye Na
puas saat akhirnya dia bisa terbebas dari tatapan penuh curiga dari pria di sampingnya itu.
Kyuhyun mengulurkan tangannya untuk mencekal lengan gadis itu, menahannya tetap
duduk di tempat. " Bisakah kau dengarkan aku sebentar" " pintanya dengan nada suara yg terdengar lemah,
membuat Hye Na menoleh bingung dan menatapnya penasaran.
" Usahakan jangan keluar dari gedung jika itu tidak terlalu penting. Dan kalaupun kau keluar,
kau harus memberitahu seseorang tentang keberadaanmu. Aku atau Leeteuk hyung.
Terserah kau Dan jangan percayai siapapun di tempat ini, kau tidak akan tahu siapa yg bisa menusukmu
dari belakang. " " Aku akan menjemputmu nanti dan jangan pergi kemana-mana sebelum aku datang.
Kalaupun kau mendapat surat ancaman lagi, abaikan saja dan jangan berpikir untuk
melarikan diri lagi dariku. Kau mengerti" "
Hye na mengerjap saat Kyuhyun selesai berbicara. Raut wajah pria itu begitu serius, seolah
dia bisa mati sewaktu-waktu jika gadis itu melanggar perintahnya.
" Jaga dirimu untukku, oke" " ujarnya lirih sambil bangkit dari kursinya, mengulurkan
tangannya untuk membantu gadis itu berdiri.
Kyuhyun menunduk menatap tangan mereka yg saling bertautan untuk beberapa saat,
sebelum dia menarik gadis itu ke dalam dekapannya, membenamkan wajahnya di relung
leher gadis itu, dan menarik nafas nyaman.
" Aku tahu kau sangat membenciku saat Ini. Hanya saja....... aku Ingin memastikan
keselamatanmu. Aku sadar bahwa kelakuanku sekaramg terasa sangat egois, tapi..... tidak
bolehkah aku bersikap egois jika itu merupakan sesuatu yg bersangkutan denganmu" "
*** STA Building, Seoul, South Korea
01.00 PM Hye Na terlonjak kager dari lamunannya saat mendengar communicator-nya bergetar keras.
Gadis itu melempar pena yg dari tadi terus menerus di mainkannya kemudian mengangkat
benda itu. " Yeoboseyo" "
" Nyonya Cho.... kau melanggar perintahku. "
Hye Na menegakkan tubuhnya saat mendengar suara asing Itu.
Gadis itu tahu dengan jelas bahwa yg meneleponnya adalah si pembunuh, otak dari semua
kejahatan yg sudah terjadi.
" Aku sudah menuruti perintahmu untuk pergi. "
" Tapi buktinya sekarang kau kembali, kan" Kau tahu hukumannua kalau melanggar
perintahku" Nyawa orang yg kau kenal, Cho Hye Na ssi. "
" Apa maksudmu" " sergah Hye Na cemas.
" Kau mau menyelamatkannya" Kau mau berhadapan langsung denganku" "
" Siapa yg kau culik" "
" Kau tahu peraturan permainannya" Datang dan selamatkan. Sendiri. Lalu kau dan aku....
bisa menyelesaikan semuanya. Hanya ada satu pemenang, Nyonya Cho. Hanya akan ada
satu pemenang. " " Siapa yg kau culik"! " ulang Hye Na, kali ini nyaris berteriak.
" Kim Ji Hwan "
*** " Bagaimana mungkin kalian semua bisa sebodoh Itu" " teriak Leeteuk marah
" Bagaimana mungkin penjajat dengan pengawasan paling ketat disini bisa kabur dibawah
pengawasan kalian" Kaliam bodoh atau tool"! Sial! "
Pria itu menendang kursi terdekat yg bisa dijangkaunya. Dadamya naik turun menahan
emosi. Baru saja dia mendapat laporan bahwa Cho Tae Hwa, paman Kyuhyun, tahanan mereka yg
paling berbahaya, lolos begitu saja. Padahal keamanan di bagian ini merupakan yg terbaik.
Hampir sipir saja yg bisa masuk. Itupun menggunakan pemeriksaan retina mata dan sidik
jari. " Sekarang mana sipir yg bertugas mengawas pada jam Ini" "
" Dia ditemukan tewas tertembak di dekat sel, Tuan "
" Bagian CCTV" "
" Dia juga tewas. Dan semua rekaman CCTV dari 10 menit sampai 2 jam yg lalu hilang. "
Leeteuk mengacak-acak rambutnya gusar. Bagaimana caranya dia akan melaporkan ini pada
Kyuhyun" Pria itu pasti akan......
" Aku bisa melacaknya, " ujar Eun Kyo yg tiba-tiba melangkah memasuki ruangan dengan
sebuah laptop di tangannya.
Leeteuk berusaha menonton dirinya saat melihat gadis itu. Ini pertama kalinya mereka
bertemu sejak kejadian malam itu dan saat ini, gadis itu berdiri di depannya, menatapnya
dengan pandangan datar tanpa ekspresi.
" Kami di perintahkan untuk memasukkan alat pelacak ke dalam saluran pencernaannya
melalui makanan, untuk berjaga-jaga apakah dia memiliki alat komunikasi tersembunyi
dengan orang lain, karena kami merasa bahwa masih ada orang lain di balik Ini semua. Aku
rasa jika kami mengeceknya sekarang, kami bisa melacak dimana dia berada. "
Leeteuk menganguk. Masing-masing departemen memang menjaga kerahasiaan mereka
masing-masing, sehingga meskipun beberapa departemen saling bekerja sama, tidak akan
ada yg tahu apa yg sedang dilakukan departemen lainnya.
Pintu terbuka lagi, kali ini Soo Hyun yg berlari masuk dengan wajah panik.
" Aku tidak tahu hung, tapi.... aku rasa Hye Na baru saja menghilang. " ucapnya terengahengah.
Brengsek, kesalahan apa yg sudah diperbuatnya sampai-sampai dia harus mendapat
kesialan bertubi-tubi seperti ini"
*** " Apa kau yakin itu tempat yg ditujunya" Kau mempertaruhkan nyawanya disini, hyung!
Bagaimana kalau dia pergi ke tempat lain" Bagaimana kalau...... "
" Kyu, " potong Leeteuk putus asa.
" Aku tahu bahwa kita sedang membicarakan nyawa istrimu, tapi ini satu-satunya pilihan yg
kita punya. Kita harus mengikuti pamanmu dan.... mungkin saja kita akan menemukan Hye
Na disana. Secepatnya. "
" Mungkin " dengus Kyuhyun sambil menginjak gasnya dalam-dalam. Dia tidak
memperhatikan spidometer lagi saat kecepatannya melampaui 270 km/jam dan membuat
beberapa keributan lalu lintas.
" Aku benci kata mungkin . "
" Kau benar-benar harus berusaha sendiru saat ini. Alat pelacak di tubuh Tae Hwa hanya
bisa dilacak menggunakan komputer perusahaan, jadi aku tidak bisa langsung bergerak
kesana untyk membantu Hye Na. Kesempatan satu-satunya hanya kau. Sampai kami datang,
usahakan kau bisa meng-handle semuanya. Oke" "
" Kyu, ini aku Soo Hyun. Aku rasa.... kita sudah mendapatkan pelakunya. "
Suara Leeteuk digantikan oleh suara Soo Hyun, dengan latar belakang suara ketikan
keyboard komputer yg begitu cepat.
" Apa maksudmu" "
" Kesalahan kita semua karena tidak mau repot-repot mencari data tentang pamanmu
karena kita merasa sudah mengenalinya. Hanya saja aku baru melakukan pemeriksaan dan
ada beberapa data tersegel. Aku membutuhkan wakyu lama untuk membukanya, tapi aku
baru saja berhasil. Dan kau tahu" Rahasianya begitu menakjubkan sampai kita tidak
menyadarinya sama sekali selama ini. Dan mungkin saja, ayahmulah yg harus disalahkan
atas ini semua karena tidak mengungkap kebenarannya. "
*** A Shack, Suburban of Seou
l, South Korea 03.00 PM " Mudah sekali ternyata untuk menyeretmu kesini, Han Hye Na. Atau harus kupanggil.....
Cho Hye Na" " Hye Na membelelakkan matanya saat melihat bahwa Tae Hwa-lah yg menyambut
kedatangannya. Pria itu masih memakai baju tahanan dan wajahnya dipenuhi bekas luka yg belum
mengering. Dan dia dikelilingi oleh belasan pria berbadan besar yg sepertinya siap
menerima perintah kapan saja.
" Bagaimana kau bisa ada disini" "
Pria separuh baya itu tersenyum dan menepukkan tangannya.
" Tentu saha dengan bantuan saudara laki-lakiku. "
" Saudara laki-lakimu" Ayah Kyuhyun sudah meninggal. "
" Oh, bukan itu maksudku. Saudara laki-laki kandungku.
Hyung! " Hye Na mundur karena kaget ketika Ji Hwan muncul dari balik ruangan gelap tanpa pintu yh
terletak di sudut, dengan seringai keji di bibirnya.
" Ajjushi" " sergahnya tak percaya.
" Nona.... kau datang! Mau menyelamatkanku" Aku tersanjung sekali, " ujarnya sambil
tertawa keras dengan nada mengejek.
" Ajjushi..... kau..... kalian..... "
" Kalian saja yg tolol sampai tidak pernah memeriksa data pribadiku, " cemooh Tae Hwa
sambil menjentikkan jarinya.
Beberapa pria itu bergerak dan menarik Hye Na ke salah satu kursi yg tersedia. Dua orang
dari mereka memegangi bahu gadis itu untuk memastikan bahwa gadis itu tidak akan kabur
kemana-mana. " Ayah tiriku mengadopsiku saat Hyun Ki berumur satu tahun, jadi tentu saja dia tidak sadar
bahwa aku adalah adik tirinya. Aku dibuang oleh ibuku di depan pintu pagar kediaman Cho
karena dia mengalami kesulitan uang, dan mau tidak mau mereka mengadopsiku sebagai
anak, memperlakukanku seperti anak kandung mereka sendiri. Hyun Ki akhirnya
mengetahui bahwa aku bukan adik kandungnya saat dia berumur 17 tahun, cukup pintar
untuk menemukan fakra bahwa ibunya tidak mungkin bisa melahirkan lagi karena rahimnya
sudah diangkat akibat komplikasi setelah melahirkan Hyun Ki. "
" Kakak kandungku, Ji Hwan, ternyata mencariku, karena menjelang kematiannya, ibu
kandungku memberitahu Ji Hwa hyung bahwa dia memiliki seorang adik laki laki dan
memberinya alamat rumah orang tua tiriku. Kami bertemu dan dia diangkat menjadi orang
kepercayaan. Dimulai dari ayag tiriku, Hyun Ki, kemudian Kyuhyun. Dan Hyun Ki, selalu
menjadi kesayangan, memiliki jiwa malaikat dan selalu menganggapku sebagai adij
kandungnya sendiri. Tidak pernah memberitahu orang lain, bahkan istri dan anaknya
sekalipun bahwa aku adalah anak adopsi. Bahkan tidak saat dia tahu bahwa kemungkinan
besar aku dan Ji Hwan-lah yg telah membunuh ayahnya.
Membuatnya terlihat seperti..... sebuah serangan jantung dadakan dan tidak bisa
2060 When The World Is Yours Section 2 Karya Yuli Pritania di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
diselamatkan. " Tae Hwa tertawa sambil menggelengkan kepalanya.
" Bodoh, kau tahu" Bodoh sekali. Ji Hwan hyung-lah yg merencanakan semuanya.
Aku tidak pernah bisa mendekati Kyuhyun karena sepertinya dia membenciku. Dan saat
otulah Ji Hwan hyung berperan besar.
Dia mengabdikan diri pada keluarga, mengukuhkan diri sebagai orang kepercayaan, orang
yg mengetahi segala sesuatu di kantor, rumah bahkan Isi otak suamimu.
Ji Hwan hyung yg merencanakan dan mengatur semuanya. "
" Sayangnya kau datang dan hampir merusak rencana kami!
Kami tidak terlalu buru-buru, kami masih bisa menunggu beberapa bulan sebelum
melenyapkan anggota keluarga Cho yg tersisa dan mengambil alih semua kekayaan. Yang
paling sulit tentu saja suamimu. Dia terlalu pintar dan terlalu berbahaya. "
" Tapi kedatanganmu ada gunanya juga. Kau membuatnya lemah, lebih mudah ditaklukkan.
Semua fokusnya tersedot padamu, berusaha melakukan apa saha untuk membuatmu aman.
" " Aki kira bom waktu itu bisa membunuhmu, tapi ternyata pegawai STA cukup Pinter, " ujar
Ji Hwan, menggantikan adiknya berbicara.
" Bagaimana bisa kau meletakkan bom tanpa terdeteksi sedikitpun" "
" Disanalaj letak kebodohan Kyuhyun. Seharusnya aki menjadi orang pertama yg dia curigai,
karena akulah yg mengantarkan mobilmu dan meletakkannya di tempat parkir.
Aku memasang bom yg hanya akan aktif saat mesin mobil dihidupkan dan akan meledak
kalau kau menginjak gas. Karena itu bom itu tidak terdeteksi oleh mesin pemeriksa yg
dipasang di gedung. Sayang sekali bahwa aku gagal membunuhmu. "
" Seharusnya kehadiranmu tidak menjadi ancaman yg berarti.
Kami tidak terlalu berminat untuk membunuhmu.
Hanya saja tiba-tiba saat aku sedang berkunjung ke SRO, bermaksud menjemput beberapa
contoh penemuan baru, aku tanpa sengaja mendengarmu di ruangan Yesung. Saat itu aku
bermaksud baik dengan ingin menyapamu, tapi yg kudapatkan malah lebih mengejutkan.
Kau hamil. Dan itu berarti sudah saatnya kau disingkirkan. "
" Tapi kami masih berbaik hati dengan memberikanmu pilihan.
kau pergi tanpa memberitahu Kyuhyun tentang kehamilanmu, atau kau tetap disini dan
kami akan membunuhmu. Kehadiran seorang anak, seorang pewaris, hanya akan mempersulit keadaan saja. "
" Aku tidak tahu bahwa Kyuhyun akan sehancur itu saat kau pergi. Dia menjadi lemah,
rentan, dan sama sekali tidak berbahaya.
Kami bisa melenyapkannya kapan saja.
Mungkin dengan membuatnya terlihat seperti..... bunuh diri"
Alasan yg masuk akal untuk pria yg ditinggal pergi istrinya begitu saja. Tapi sayangnya, kau
terlalu cepat kembali, Nyonya.
Kau merusak rencana kami.
Jadi...... sudah saatnya kami menghabisimu. "
" Tapi kau tertangkap, " ujar Hye Na, mengalihkan tatapannya pada Tae Hwa.
" Itu bagian dari rencana jenius Ji Hwan hung. Beri mereka seorang tersangka, dan mereka
akan masuk dalam kemenangan, tidak tahu bahwa bahaya sebenarnya bahkan belum
menyerang. " " Tapi kalian bahkan tidak punya hak atas harta keluarga Cho. "
" Tidak berhak" Jika semua keluarga Cho yg tersisa mati, sudah pasti semua harta itu akan
jatuh ke tanganku dan.... kau belum tahu" Dalam surat wasiat Hyun Ki dan Kyuhyun, jika dia
mati, bahkan ada cukup banyak bagian untuk Ji Hwan. Jadi dengan tidak adanya pewaris
lain, semua warisan akan jatuh ke tangan kami berdua. "
" Begitu" "
Tatapan semua orang teralih ke arah pintu yg terbuka, dimana Kyuhyun bberdiri sambil
menodongkan pistol tepat ke kepala Ji Hwan yg berdiri paling dekat dari pintu.
" Turunkan mainan di tanganmu, keponakan, " ujar Tae Hwa tenang, mengarahkan pistol yg
entah sejak kapan berada di tangannya ke kepala Hye Na.
" Tembak dia dan istrimu akan mati di tanganku. "
*** Ji Hwan berjalan mendekat ke arah Kyuhyun dan merebut pistol di tangan pria itu,
melemparnya kepada salah satu anak buahnya yg berdiri melingkar di sekeliling mereka,
memiting lengan Kyuhyun dalan satu gerakan cepat, kemudian menendang tulang rusuk
pria itu dengan lututnya.
" Aku yg mengajarkanmu semua tekhnik bela diri cara menggunakan senjata, dan
menjinakkan bom. Kau pikir kau akan menang dariku" " desis Ji Hwan sambil melempar tubuh pria itu ke lantai
dalam satu bantingan. Kyuhyun meludahkan darah yg mengalir di bibirnya ke lantai, menahan erangan
kesakitannya agar tidak terdengar, sesuatu yg bisa membuat pria di depannya itu senang.
" Hajar dia! " perintah Ji Hwan yg langsung dituruti oleh semua anak buahnya.
Mereka berdiri mengelilingi Kyuhyun yg menghitung jumlah mereka dengan cepat. 18
orang. Suatu keberuntungan jika dia bisa mengalahkan mereka.
Kyuhyun menunduk dengan cepat saat orang-orang itu mulai bergerak, mengangkat kakinya
untuk menendang beberapa orang di dekatnya yg langsung terjatuh ke lantai.
Dia menarik salah seorang dari mereka dan memiting lengan orang tersebut sebelum
meraih kepalanya dan memutarnya, sehingga menimbulkan suara derak yg mengerikan.
Untuk seaat dia bisa mengendalikan keadaan sampai akhirnya dia mendengar teriakan yg
membuat bulu kuduknya meremang dan tubuhnya kaku seketika.
Dia menatap ngeru saat Ji Hwan menarik Hye Na sampai berdiri, menjambak rambut gadis
tersebut, dan dengan musah menbanting tubuhnya ke lemari besi di sudut ruangan,
menimbulkan suara dentuman keras saat kepala gadis itu menghantam dinding.
Hye Na memegangi kepalanya yg terasa pecah dan berdenyut menyakitkan, mengangkat
tangannya ke depan wajah, dan mendapat bahwa telapak tangannya tersebut sudah
dipenuhi darah yg keluar dari luka di kepalanya.
Gadis itu berusaha untuk duduk, dan Ji Hwan membantunya.
Menjambak rambutnya lagi yg kali ini menimbulkan rasa sakit yg lebih mengerikan daripada
sebelumnya. " Berhenti melawan atau........ "
Ji Hwan mengangkat kakinya dan menginjakkannya dengan keras ke perut Hye Na yg
langsung menjerit kesakitan.
Gadis itu berusaha mengenyahkan kaki pria itu dari perutnya, merasa asam lambungnya
naik saay memikirkan bahwa injakan itu bisa membahayakan janinnya.
Tapi dia bahkan tidak punya tenaga untuk mendorong kaki itu menjauh.
Kyuhyun diam saja saat merasakan puluhan hantaman mendera di tubuhnya. Pria itu
terduduk sambil memegangi perutnya, tubuhnya terhentak ke depan saat seseorang
menendang punggungnya dengan keras, membuatnya memuntahkan darah dari mulutnya.
Puluhan tendangan lagi sampai akhirnya dia meringkuk kesakitan di lantai dengan tenaga yg
sudah tersedot habis. " Habisi gadis ini, " perintah Ji Hwan, membuat Kyuhyun memaksakan kepalanya
mendongak. Untuk sedetik, dia sangat yakin bahwa jantungnya sudag berhenti berdetaj saat melihat
salah seorang pria berbadan besar itu mengangkat kursi yg tadi di duduki Hye Na kemudian
mengangkatnya tinggi-tinggi dengan satu tujuan jelas.
Menghantamkannya ke tubuh gadis itu.
Kyuhyun tidak pernah tahu kekuatan apa yg membuatnya bisa bangkit berdiri, berlari
secepat kilat ke sudut ruangan, dan melemparkan tubuhnya ke atas tubuh gadis itu, tepat
saat kursi kayu tersebut berhasil menghantam punggungnya dengan keras.
Pria iti menarik tubuh Hye Na sampai terlindung sepenuhnya di bawah tubuhnya, menerima
beberapa hantaman lagi di punggungnya sesangkan dia mencengkram rambut gadis itu,
berusaha menahan teriaman kesakitannya yg mendesak keluar.
Tubuhnya sedikit terhuyung ke depan saat pukulan terakhir mengenainya, membuat
pelukannya melonggar dan tangannya terjuntai jatuh ke lantai.
Tae Hwa bertepuk tangan keras dan tertawa mengejek.
" Bagus sekali. Sangat mengharukan! Apa kau pikir kalau kau mati gadis itu akan tetap
selamat" Dasar bodoh! Setelah kami menghabisi kalian berdua, kami akan keluar dari tempat Ini,
mengarang cerita hebat yg masuk akal, mungkin aku harus masuk penjara lagi selama
beberapa saat, tapi setelah itu"
Aku akan menikmati seluruh kekayaanmu dan menjadi penguasa dunia! "
" Hanya ada satu pahlawan yg keluar hidup-hidup dari tempat ini. Hanya ada satu pahlawan,
" ujar Ji Hwan tiba-tiba sambil mengacungkab senjatanya ke kepala Tae Hwa, membuat pria
itu membelalak kaget. " Hyung" "
" Hyung" Ayolah, kau sudah terlalu lama hidup senang.
Kau tahu bagaimana hidupku saat aku masih kecil"
Aku harus mengais-ngais bak sampah untuk mencari makanan, sedangkan kau"
Duduk senang di meja makan yg dipenuhi mekanan mewah dan enak. Kau tahu seberapa
lama aku harus merancang ini semua agar kau tidak curiga dan melakukan semua
perintahku dengan sukarela"
Bahkan mengumpankan dirimu sendiri sebagai tersangka. "
" Ini semua rencanaku dan akulah yg akan menikmati hasilnya. Lagipula, walaupun
sepertinya ada beberapa orang yg mengetahui rahasia bahwa kita ini kakak adik, tapi
namaku masih belum tercoreng.
Kau mau mendengar cerita yg sudah aku persiapkan saat aku keluar dari sini sendiri, hidup,
dan mengalami beberapa luka" Kau menyuruh anak buahmu menculikku, kemudian
memaksaku untuk membunuh sipir penjara dan membantumu keluar. Laku kau menelepon
Hye Na dan menyuruhnya kesini untuk menyelamatkanku.
Itulah makanya aku menyuruhmu yg melakukannya untuk menguatkan alibiku.
Lalu....... terjadi perkelahian, Kyuhyun datang, tapi mereka berdua mati. Aku berhasil
merebut senjatamu dan membunuhmu, meninggalkan aku sebagai satu-satunya orang yg
selamat. Cerita yg bagus kan, adik" "
" KAU! " teriak Tae Hwa murka.
" Selamat tinggal, " ucap Ji Hwan santai dan mebarik pelatuknya, membuat timah panas iru
terlontar keluar dan masuk menembus dada Tae Hwa, tepat di jantungnya.
Ji Hwan berbalik menghadap Kyuhyun dan Hye Na tanpa rasa peduli sedikitpun terhadap
mayat adiknya yg sydah tergeletak di lantai dengan darah berceceran.
Pria itu menggoyang-goyangkan pistolnya dan menunjukkan mereka berdua.
" Jadi, yg mana yg mau mati duluan" "
*** Sebelas " Tae Hwa mati, " ujar Eun Kyo membuat Leeteuk menggeram marah dan menginjak gas
mobilnya lebih keras. Dia bahkan tidak memedulikan Soo Hyun yg memprotes di sampingnya.
" Aku akan kesana dan membawa beberapa agen tambahan bersamaku. Kau sudah hampir
sampai" " " Sebentar lagi, " jawab Leeteuk.
Dia menyerah dan memilih langsung pergi ke tempat itu, daripada duduk gelisah di kantor
mendengarkan percakapan menjijikkan orang-orang itu lewat monitor. Hal terakhir yg
didengarnya tadi adalah teriakan kesakitan adiknya dan itu sudah lebih dari cukup untuk
membuatnya berlari keluar dan memacu mobilnya dengan kecepatan mengerikan.
" Berhati-hatilah. Pria itu memiliki banyak anak buah dan kalian hanya berdua. Aku tidak
tahu bagaimana mungkin hanya ada 2 agen yg tersisa di kantor! "
" Aku rasa Ji Hwan yg melakukannya. Tinggal cari beberapa kasus dan utus para agen kesana
sehingga tidak ada lagi yg tersisa. "
Leeteuk mencengkram kemudi dan menarik nafas berat.
" Kyo-ya.... aku tahu aku sudah membuat begitu banyak kesalahan dan mungkin juga kau
menganggapku sebagai pria brengsek yg sedang mempermainkanmu. Tapi aku benar-benar
serius saat mengatakan ingin bersamamu. "
" Setelah ini berakhir.... dan..... aku bisa keluat hidup-hidup..... "
Leeteuk menelan ludahnya dengan susah payah.
Kemungkinan besar ada puluhan orang di dalam sana, bersenjata dan bisa bela diri.
Dengan pikiran bahwa Kyuhyun sudah tidak bisa menolong mereka untuk berkelahi, maka
kesempatan untuk menang menjadi sangat tipis.
" Kalau aku selamat dan bisa bertemu denganmu lagi........... maukah kau menikah
denganku" " *** " Jadi, yg mana yg mau mati duluan" "
Kyuhyun terbatuk dan memuntahkan darah lagi dari mulutnya, masih dengan posisu tubuh
menutupi Hye Na. " Saku jasku, " bisiknya pelan sehingga hanya Hye Na saja yg bisa mendengarnya.
Dia harus mengerahkan seluruh tenaganya yg tersisa hanya untuk berbicara dan itu
membuat nafasnya tersengal-sengal. " IDS "
Leeteuk memberikan senjata itu kepadanya tadi pagi. Walaupun masih percobaan, tapi
senjata itu sudah bisa digunakan dan pria itu sudah mengatur sensornya agar bisa bereaksi
pada suara dan sidik jari Kyuhyun dan Hye Na.
Hye Na membulatkan matanya, tapi tidak bertanya apa-apa.
dia meraba saku jas pria itu dengan gerakan pelan agar tidak terlihat oleh Ji Hwan dan anak
buahnya, mendapat keuntungan karena tubuh Kyuhyun yg menghimpit tubuhnya,
menghalangi pandangan mereka ke arahnya.
" Oh, ayolah! Apa kalian mau bernostalgia dulu sebelum mati" " tanya Ji Hwan sambil
tertawa keras. Hye Na merasakan tangannya menyentuh sesuatu, kemudian dia berbisik pelan,
menyebutkan nama alat itu, mengeluarkannya dari saku jas Kyuhyun, mengangkat
tangannta ke sambing tubuh pria itu, membidik kepala Ji Hwan, memperhitungkan
kecepatannya, dan menarik pelatuknya dengan cepat sebelum pria itu sadar dengan apa yg
terjadi. Gadis itu masih terus menembak, tidak memedulikan tubuh Ji Hwan yg sudah terjatuh dan
terkapar di atas lantai. Dia menembak apa saja yg masih bisa dicapainya walaupun tubuh
pria itu sudah tidak bergerak lagi.
Sampai akhirnya seseorang merebut pistol itu dari tangannya, memaksanya berhenti.
" Sudah, Hye Na ya, pria itu sudah mati, " cegah Soo Hyun yg baru saja berlari masuk ke
dalam ruangan. " Soo Hyun-a, bantu aku! "
teriak Leeteuk dari tengah kerumunan pria berbadan besar yg bermaksud menghajarnya.
Leeteuk mengacungkan senjatanya ke arah orang-orang itu, tahu bahwa pelurunya tidak
akan cukup untuk menghabisi mereka semua. Dua memperhitungkan kemungkinannya dan
mulai bergerak untuk melancarkan pukulan ke salah satu dari mereka, merasakan
tangannya dipelintir dari belakang, membuatnya bisa menggunakan kesempatan tersebut
untuk mengangkat tubuhnya, melayangkan tendangan ke wajah beberapa orang, menekuk
kakinya untuk menendang perut orang yg meneganginya, kemudian menjatuhkan diri ke
depan, melontarkan beberapa tembakan yg diharapakannya untuk tidak meleset.
Disampingnya Soo Hyun juga berusaha menghajar beberapa pria lain dan Leeteuk mencoba
berdiri, bermaksud membantu, tapi tiba-tiba seseorang menghantam punggungnya dari
belakang, membalik tubuhnya, kemudian mulai memukulinya wajahnya dengan kepalan
tangannya yg besar. Leeteuk menahan serangan itu sebisanya, meraba saku celananya dan menyentuh pisau
kecil yg selalu dibawanya kemana-mana. Dia memegang pisau itu erat, sebelum
mengeluarkannya dan dengan cepat menggoreskannya ke perut pria di atasnya yg langsung
berteriak kesakitan, memuncratkan darah ke atas kemeja yg dipakainya.
Leeteuk berguling ke kanan, menyambat pistol Kyuhyun yg tergeletak di sudut dan mulai
menembakkannya ke semua anak buah Ji Hwan yg tersisa.
Pria Itu kemudian menyandarkan tubuhnya ke dinding, terengah-enfah mengambil nafas.
Dia memejamkan matanya, berpikir tentang hadiah besar yg akan didapatkannya
sekeluarnya dari tempat itu.
*** " Kau berdarah, Hye Na ya! Dan kau harus meneriksa kandunganmu.
Jadi jangan mendebatku! Kau harus ikut ke rumah sakit sekarang! " bentak Leeteuk sambil mendorong tubuh gadis itu
masuk ke ambulancs yg menunggu di luar.
" Hey, Kyu akan baik-baik saja, oke" " ujar Leeteuk lagi, merendahkan nada suaranya melihat
tatapan kosong adik tirinya itu. Dia menutup pintu dan menyuruh agar sopir mobil itu
segera berangkat. *** SRO Building, Seoul, South Korea
08.00 PM " Tidak ada luka yg terlalu serius. Untung saja tidak ada luka dalam. Tapi memang ada
beberapa tulang punggung yg patah, tapi tidak masalah. Bisa disembuhkan dalam beberapa
hari. Lebam-lebam di wajah dan tubuhnya juga akan cepat menghilang. Kau tenang saja.
Wajah suamimu akan terlihat tampan lagi, " ujar Yesung sambil tersenyum menenangkan
setelah memberi penjelasan kepada Hye Na yg menatapnya penuh perhatian.
" Kau yakin" " tanya gadis itu sangsi.
" Pukulan yg diterimanya terlalu kuat untuk tidak menimbulkan luka serius. "
" Aku tidak akan berbohong padamu Hye Na. Lagipula walaupun ada luka serius sekalipun,
kami pasti akan bisa menyembuhkannya. "
" Kau yakin dia tidak perlu dirawat di rumah sakit" "
" Peralatan disini bahkan lebih lengkap dari pada di rumah sakit.
Yg harus kau khawatirkan itu adalah kondisi kandunganmu.
Untung saja kandunganmu cukup kuat sehingga pukulan yg kau terima tidak menyebabkan
keguguran. Tapi kau butuh istirahat yg cukup.
2060 When The World Is Yours Section 2 Karya Yuli Pritania di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Jadi lebih baik kau pulang ke rumah dan kembali kesini besok pagi. "
Hye Na menggeleng cepat, menolak usul Yesung itu mentah-mentah.
" Aku tidur disini. Eomma dan Ah Ra onnie sebentar lagi datang, mereka akan membawakan
barang-barangku. " " Kau keras kepala sekali, " rutuk Yesung kesal.
" Aku sudah bisa menjenguknya" "
" Mmmm. Dia menanyakanmu tadi.
Aku tidak habis pikir, dengan pukulan sebanyak itu, dia sama sekali tidak jatuh koma.
Memarnya mengerikan. Memang menakjubkan kalau dia tidak mengalami luka dalam yg
membahayakan.... " Hye Na mengabaikan gerutuan pria itu dan berjalan ke ruang sebelah yg dipisahkan oleh
tirai putih panjang. Dia menghampiri ranjang Kyuhyun, sedikit mengernyit saat melihat luka-luka di bagian
tubuh pria itu yg tidak tertutup pakaian. Dan gadis itu juga tidak habis pikir, dengan tubuh
penuh luka seperti ini, dan hanya memakai baju pasien yg sama sekali tidak ada bagusbagusnya, pria itu tetap saja terlihat mempesona. Seperti biasa.
" Hai, " sapanya sambil tersenyum lemas menggenggam tangan pria itu yg terulur ke
arahnya. " Kau tidak apa-apa" " tanya Kyuhyun dengan suara serak, memandang gadis itu dengan
intens, memastikan bahwa gadis itu baik-baik saja.
" Hanya kepalaku saja yg harus diperban, " ujar gadis itu sambil menunjuk kain kasa putih yg
melingkari kepalanya. " Besok juga bisa dibuka. "
" Kau melanggar perintahku, Na-ya. Aku sudah memperingatkanmu untuk tidak pergi
kemanapun tanpa memberitahu siapa-siapa. Dan kau malah bersikap sok pahlawan dengan
datang kesana sendirian. "
" Dia orang kepercayaanmu. Dan aku merasa bersalah karena dia diculik gara-gara aku
kembali ke negara ini. "
" Kalau dia bukan penjahatnya, dan dia memang diculik, aku tidak keberatan jika dia mati
asalkan kau tetap selamat. " ujar Kyuhyun enteng, seolah nyawa siapapun tidak berarti sama
sekali baginya. " Kau! " " Aku bersikap egois lagi. Maaf saja, aku memang begitu, " tandas pria itu santai.
" Kau lupa" Aku bisa melakukan apa saja untuk memastikan bahwa kai tetap hidup. Tidak
peduli jika itu berarti harus melenyapkan nyawa orang lain sekalipun. "
*** 2 days later.......... Hye Na meletakkan tasnya ke bagasi yg terletak di atas tempat duduknya, kemudian
menghempaskan tubuhnya ke atas kursi, mencati posisi yg nyaman. Dia sedang berada di
atas pesawat menuju New York.
Diam-diam. Selagi Kyuhyun masih di rumah sakit dan pria itu belum punya kesempatan
untuk mengekangnya lagi. Gadis itu tidak menoleh sama sekali saat seseorang duduk di sampingnya dan baru terlonjak
kaget saat dia mendengar suara yg begitu familiar di telinganya.
" Ini pertama kalinya aku naik pesawat umum, " ujar Kyuhyun sambil menatap sekelilingnya
dengan penuh minat. " Astaga, apa yg sedang kau lakukan disini" "
" Mencegahmu kabur, " jawabnya singkat.
" Aku hanya Ingin mengambil beberapa barang di Manhattan dan aku juga harus pamit
kepada ibuku. Jadi berhentilaj mencurigaiku terus!
Dan jangan bilang kalau kai kabur dari rumah sakit! " bentaknya.
" Hari ini aku memang sudah diperbolehkan pulang, " ujar Kyuhyun dengan tampang polos
yg tidak bisa mengelabui Hye na sedikitpun.
" Jangan berbohong padaku! "
" Ayolah, Na-ya, " sergahnta kesal.
" Kau tidak tahu seberapa membosankannta tempat Itu"
Keadaanku baik-baik saja dan aku tidak perlu meminum obat pahit itu setiap hari.
Dilarang ini dan itu seperti tahanan penjara! Belum lagi bau tempat itu aneh. Kau sendiri
juga benci rumah sakit, kan" Jadi tutup saja mulutumu! "
Hye Na menghembuskan nafasnya keras. Pria di depannya ini kekanak-kanakan sekali!
" Bagaimana bisa kau mendapat kursi di sampingku" " tanya gadis itu heran.
" Pesawatnya sudah penuh, jadi aku membelikan tiket penerbangan selanjutnya untuk
penimpang yg duduk di sampingmu lalu sedikit memberinya penjelasan. " ujar Kyuhyun
dengan tampang malas yg bisa Hye Na tebak dengan tepat alasannya. Sepertinya
penumpang itu adalah seorang gadis, dan pria itu menggunakan pesonanya untuk
mendapatkan apa yg diinginkannya.
" Bagaimana kau tahu siapa yg duduk di sampingku" "
" Aku tinggal menelepon perusahaan penerbangan dan mendapat informasi dengan mudah.
" " Itu kan rahasia. "
" Aigoo Na-ya, masa kau tidak mengerti juga" Perusahaan penerbangan ini milikku. "
Hye Na mendrlik kemudian membanting punggungnya sampai membentur sandaran kursi
sambil mendecak kesal. " Bagian planet mana yg bukan milikmu, hah" " gumam gadis itu, dibalas dengan suara
kekehan geli dari pria yg duduk disebelahnya.
" Kalau kau tidak suka aku bisa menjualnya. "
" Diam kau! " *** Dua belas Zurich, Switzerland 02.00 PM Hye Na merapatkan mantel tebalnya saat sapuan pertama angin musim dingin Swiss
menerpanya. Temperaturnya mencapai minus 25 derajat celcius dan itu benar-benar bisa membuat
siapapun mati beku. Gadis itu bahkan tidak bisa menahan gigilanmya sama sekali walaupun dia sudah memakai
dua lapis jaket tebal, syal, dan sepatu kets.
" Aish, kenapa kau membawaky kesini, hah" " gerutunya dengan gigi bergemeletuk sambim
menatap Kyuhyun tajam. Pria itu tertawa -benar-benar tertawa- membuat Hye Na untuk sesaat terpana mendengar
suara yg berat dan dalam itu.
" Keren, kan" "
" Apa kau sakit jiwa"! "
Bayangkan saja, setelah mengambil beberapa barangnya, pria itu menariknya ke bandara
lagi dan mengajaknya ke Swiss dengan pesawat jet pribadinya yg sepertinya ada di semua
negara. " Kau lapar" Bagaimana kalau kita makan dulu" Perjalanan daru sini ke villa-ku cukup jauh
dan kau belum makan siang. "
" Kalau aku bilang tidak memangnya kau akan mendengarkan" " cela Hye Na membuat pria
itu tertawa geli, kemudian mengalungkan lengannya ke bahu gadis itu.
" Tentu saja tidak. "
*** Petermann's Kunststuben, Zurich, Switzerland
03.00 PM " Kau masuk duluan, aku memarkir mobil dulu, " ujar Kyuhyun, memberi tanda agar Hye Na
turun di depan lobi restoran.
Gadis iyu menurut dan membuka pintu mobil memastikan bahwa syalnya terpasang dengan
benar. Dia tidak mau mayi membeku di luar.
Hye Na menaiki undakan menuju restoran. Dia baru akan melangkah masuk saat seorang
penjaga pintu mencegat langkahnya.
Pria paruh baya itu menatapnya dingin dengan pandangan meremehkan.
" I'm sorry, you can't enter the restaurant with sneakers. "
Gadis itu melongo tak percaya.
Dia tahu bahwa ini adalah restoran termahal di negara ini dan harga per porsi makanannya
mencapai 600 dollar, tapi apa peraturan restoran harus serendah itu"
Terlalu menunjukkan diskriminasi"
" Ada apa" " tanya Kyuhyun yg baru saja muncul di belakangnya dengan tatapan penasaran.
" Aku tidak boleh masuk karena memakai sepatu kets. "
" You have discrimination here"
It's just sneakers, okay" "
Hye Na sama sekali tidak menyukai tatapan meremehkan dari penjaha pintu itu.
Sambutan yg seharusnya tidak diberikan kepada tamu restoran, seolah-olah seorang
penjaga pintu lebih bermartabat daripada tamu restoran yg datang.
" Call your manager, " perintah Kyuhyun dengan nada tajam.
" Now " Penjaga pintu itu mengeluarkan communicator dari dalam saku celananya dan berbicara
selama beberapa saat dengan bahasa yg tidak dimengerti Hye Na.
Tidak sampai semenit kemudian seorang pria lain muncul dari balik pintu, melangkah
mendatangi mereka. " Mr. Cho" Sir" " sapanya kaget melihat kedatangan Kyuhyun di restoran itu.
Sepertinya pria itu pernah melihat Kyuhyun di TV atau media cetak.
" Call the tower and tell him that I buy this restaurant and.... fired this man.
I will pay as much he wants. "
" Yak! " tegur Hye Na sambil menyengg bahu Kyuhyun.
" Kau tidak perlu melakukannya. "
" Kau diam saja. Setidaknya mereka beruntung aku membeli restoran ini daripada aju
berubah pikiran dan melakukan yg sebaliknya. "
" Apa maksudmu" "
" Aku bisa menghancurkan restoran ini dengan mudah Na-ya, kalau aku menginginkannya. "
" Tapi Itu terlalu berlebihan. "
" Tidak, " jawab Kyuhyun dingin.
" Aku bukan pria baik yg akan membiarkan istrinya dihina begitu saja. "
*** Interlaken, Lauterbrunnen, Switzerland
09.00 PM Villa itu terbuat dari kayu dan memberi pemandangan penuh ke arah Pegunungan Alpen yg
diselimuti salju abadi sepanjang tahun. Dan cuaca di tempat ini jauh lebih ekstrim lagi,
membuat Hye Na setengah berlari masuk ke dalam villa, berharap temperatur di dalam
ruangan lebih hangat. " Aish, kau benar-benar mau membunuhku! " geram gadis itu sambil mengusap-usapkam
tangannya yg sudah memerah.
Kyuhyun meletakkan dua buah koper yg dibawanya ke atas lantai dan bergabung dengan
gadis itu di depan perapian listrik.
Dia memang sudah memberitaju penjaga villa agar menghidupkan perapian sebelum
mereka tiba. " Anggap saja kau sedang liburan dan mencoba sesuatu yg baru, " jawab Kyuhyun cuek
sambil melepaskan mantel yg dipakainya, memperlihatkan kemeja biru laut dan singlet
putih yg dipakainya sebagai dalaman.
Hye Na menyipitkan matanya saat melihat noda memerah di bagian punggung pria itu.
" Lukamu belum mengering" " tanya Hye Na sambil mengangkay paksa kemeja dan singlet
pria itu ke atas. Dia langsung meringis ngeri saat melihat lebam-lebam membiru dan luka yg tertutyp perban
yg sudah basah oleh darah.
" Kau berdarah dan kau masih bersijqp seperti tidak terjadi apa-apa" "
" Lukanya tidak sesakit itu, " ucap Kyuhyun santai sambil bangkit berdiri.
" Dimana kotak P3K-nya" "
" Untuk apa" Sudahlah, biarkan saja. "
" Kyu! " seru gadis itu setengah membentak, membuat Kyuhyun menoleh dan merasa
frustasi saat melihat ekspresi khawatir di wajah gadis itu.
Dia menarik nafas sesaat dan mengangkat tangannya.
" Oke. Baik. Kau menang. "
*** " Aish, bagaimana mungkin kau tidak merasa sakit sama sekali" " keluh Hye na sambil
mengoleskan salep ke bagian luka yg terbuka itu, berusaha memfokuskan pandangannya
pada luka yg sedang diobatinya, bukannya tubuh bagiam atas pria itu yg terpampang jelas di
hadapannya. " Kenapa Yesung oppa tidak memberimu salep yg digunakannya untuk mengobatiku waktu
itu saja" " " Salep itu masih percobaan dan belum diproduksi besar-besaran.
Yesung hyung kehabisan stok dan dia harus memesan komposisi untuk membuatnya dulu
dari Belanda. " " Yang benar saja, " gumam gadis itu sanbil melemparkan salep tersebut je dalam kotak dan
menempelkan kain kasa di atas lukq tersebut menggunakan selotip khusus.
" Yak, mulai sekarang berhentilah bersikap sok kaya menyebalkan, egois, tukang perintah,
dingin, seolah kau penguasa dunia saja. "
Kyuhyun berbalik, mendekatkan wajahnya, dan menatap gadis itu tak percaya.
" Aku memang memiliki separih dunia, Na-ya.
Masa kau belum tahu juga" "
" Percuma saja bicara denganmu, " gerutu gadis itu, mendadak merasa salah tingkah dengan
kedekatan mereka. Kyuhyun menyeringai dan meletakkan kedua tangannya di atas kasur, tepat di kedua sisi
tubuh gadis itu, memerangkapnya di tempat.
" Kau cerewet sekali, kau tahu" " gumamnya.
Matanya menjelajahi wajah gadis itu. Lama. Dia bahkan tidak ingat kapan terakhir kalinya
dia memuaskan diri dengan menatap gadis itu saja.
Ada kesenangan tersendiri yg dirasakannya saat Ini. Bahwa sekarang dia bisa melihat wajah
gadis Itu sepuasnya, menggenggam tangan gadis itu kapan saja dia main.
Bahwa tidak ada lagi yg membuatnya merasa begitu sulit untuk mempertahankan gadis itu
bersamanya. Bahwa...... hidupnya tidak pernah sesempurna Itu.
Pria itu memajukan tubuhnya dan memiringkan wajah, dengan perlahan menempelkan
bibirnya di atas bibir gadis itu, melumatnya pelan.
dia melakukannya selama beberapa detik, sebelum akhirnya menyerah dan menarik leher
gadis Itu ke arahnya, menetapkan posisi bibirnya, dan mengubah ciumannya menjadi lebih
panas dan dalam. Dia berusaha memperbeiki malam terakhir yg sudah dihancurkannya saat dia memaksa
untuk meniduri gadis Itu di Dublin.
Setidaknya dia ingin melakukannya dengan cara yg benar, bukan berdasarkan nafsu
primitifnya saja. Hye Na berusaha menahan tangannya agar tetap berada dimana saja, bukannya menyentuh
punggung pria itu dan membuatnya kesakitan, sedangkan dia nyaris kehilangan akal dengan
gerakan pria itu di bibirnya, tanpa sadar membawa ciuman pria itu sama ganasnya dan
membiarkan tangan pria itu menelusup masuk ke balik sweater yg dipakainya, mendengar
dengan jelas saat Kyuhyun menggram putus ada mendapati bahwa ada baju lain dibalik
sweater yg dipakai gadis itu.
" Sial, " umpat pria itu kesal dengan kenyataan bahwa sepertinya dia harus bekerja ganda
sebelum berhasil melepaskan semua pakaian yg membalut tubuh gadis itu.
Oke, lupakan saja kata ' lembut ' yg digunakannya tadi.
Dia memamg tidak pernah bisa bersahabat baik dengan sesuatu yg disebut
' kesabaran ' *** 06.00 AM Hye Na membuka matanya, dengan hati-hati melepaskan rangkulan pria itu dari
pinggangnya, turun dari tempat tidur, kemudian memungut semua pakaiannya yg
berserakan di lantai. Gadis itu memakai semuanya dalam diam, berusaha tidak mengeluarkan suara yg bisa
membuat pria itu terjaga.
Dia mengendap ke balkon, berdiri di depan pagar, menghadap ke arah sinat matahari yg
baru saja muncul di ufuk timur.
Musim dingin baru saja datang di negara Ini, jadi matahari masih bersinar cukup terang.
Dan Hye na tidak bisa membayangkan akan seberapa dinginnya lagi cuaca di tempat ini jika
awal musim saja sudah bisa membuat orang mati beku.
" Kopi" " Hye Na menoleh ke samping saat melihat sebuah cangkir berisi kopi yg terulur ke arahnya.
" Aku mengganggumu tidak" " tanya gadis itu, merasa tidak enak.
" Tidak juga. Biasanya aku memang bangun sepagi ini, " ujar Kyuhyun sambil menyandarkan
tubuhnya ke pagar balkon, menghadap ke arah Hye Na.
Dia memperhatikan Hye Na selama beberapa saat, membuat gadis itu merasa jengah
dengan tatapannya sehingga memilih untuk memalingkan muka.
" Hei, kau ingan ucapan Shindong ssi waktu Ity" Tentang makan siang" Bahwa buat kalian
istri sama dengan makan siang" " tanya Hye Na tiba-tiba.
Dia akan menanyakan apa saja agar membuat pria itu berhenti menatapnya dan
membuatnya kelimpungan. " Makan siang" " gumam Kyuhyun sambil memasukkan tangannya ke dalam saku celana,
tetap mempertahankan tatapannya di wajah gadis itu.
" Bagi para pebisnis seperti kami, waktu makan siang adalah segalanya.
Itu adalah saat untuk melakukan pertemuan-pertemuan penting dengan klien. Negosiasi
dengan keuntungan jutaan dollar. Dan demi makan siang denganmu, aku terkadang
membatalkan pertemuan-pertemuan paling penting sekalipun.
Aku bahkan merasa sudah todak waras karena tidak menyesal sama sekali saat
2060 When The World Is Yours Section 2 Karya Yuli Pritania di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
melakukannya. " " Kau sekarang mengerti kan Cho Hye Na ssi, seberapa pentingnya kau bagiku" "
*** Jungfraubahn, Interlaken, Lauterbrunnen, Switzerland
09.00 AM Pagi ini Kyuhyun menyetujui permintaannya untuk naik kereta api di Jungfraubahn, jalur
kereta tertinggi se-Eropa.
Tempat yg sangat terkenal sehingga pemerintah setempat tetap mempertahankan bentuk
kereta itu seperti puluhan tahun yg lalu.
Kereta ini mendaki dari Interlaken, Lauterbrunnen dan sekitarnya, melintasi pegunungan
Eiger hingga puncak Jungfraujoch.
Kereta ini bekerja menggunakan tenaga listrik yg diestafetkan di beberapa titik stasiun yg
dilewatinya seperti Grindelwald dan Kleine Scheidegg, memperlihatkan pemandangan Alpen
di sepanjang perjalanan, juga perbukitan hijau yg biasanya terlihat sangat indah di musim
semi. Hye Na menatap pemandangan di luar, dengan tubuh yg sedikit condonh ke arah Kyuhyun
yg duduk di samping jendela.
Hanya beberapa menit, karena setelah itu tatapannya malah tertuju ke wajah pria itu dan
bodohnya, hanya dengan menatap saja, gadis itu sudah gugup setengah mati.
Bukankah sudah saatnya dia mengatakan sesuatu"
Semyanya sudah selesai dan tidak ada lagi yg perlu ditakutinya.
Jadi kenapa hanya untuk mengucapkan satu kata saja dia harus menunggu sebegitu lama
dengan alasan remeh seperti gengsi"
Dia meremas ujung jaket pria itu untuk menguaytkan diri.
Astaga, dia lebog memilih untum mengejar penjahat dan menembak mereka daripada
berada dalam situasi aneh seperti ini!
" Kyu! " panggilnya dengan suara nyaris tidak terdengar.
Pria itu menoleh dan saat itulah sinar matahari menelusup masuk melalui celah jendela dan
memantul di kaca, sehongga wajah pria itu sedikit menyilaukan, membuatnya untuk
beberapa saat melupakan kata-kata yg ingin diucapkannya.
Kyuhyun memiringjan wajahnya dan menatap gadis itu bingubg.
Gadis itu memanggilnya, tapi tidak berkata apa-apa dan ekspresinya terlihat seperti orang
yg baru saja meminum obat yg sangat pahit.
" Apa" " Hye Na menarik nafas dalam-dalam, sedangkan detak jantungnya hanya memperparah
keadaan saja. " Saranghae, " ujarnya cepat.
Kyuhyun membulatkan matanya tak percaya, nyaris tidak bisa mengalihkan tatapannya dati
wajah gadis itu. Satu-satunya gadis yg dia inginkan berada di rumahnya.
Gadis yg ingin dijadikannya alasan untuk segera menyelesaikan semua pekerjaannya dan
pulang ke rumah mereka karena tidak sabar ingin melihat wajah gadis itu lagi.
Gadis yg diinginkannya untuk hidup bersama.
Gadis yg akan membuatnya melakukan apapun demu mempertahankannya.
gadis yg akan dicintainya setiap hari. Dan sekarang....... gadis itu berkata bahwa............
Kyuhyun menahan tembakan bahagianya yg mendesak keluar dari kerongkongan,
menyembunyikannya dengan menarik gadis itu mendekat dan membenamkan wajahnya di
rambutnya gadis itu, berusaha menenangkan detak jantungnya yg nyaris tak terkendali.
dia menyadari tangannya yg terasa gemetar, menyadari bahwa...... dengan satu kata itu
saja, gadis itu hampir meruntuhkan kendali dirinya.
" Aku tahu, " bisiknya dengan suara serak, meletakkan dagunya di atas kepala gadis itu.
" Aku sudah tahu. "
THE END Sumber : https://www.facebook.com/398889196838615/photos/a.606245832769616.1073741831.3
98889196838615/708391382555060/"type=3&theater
http://dayviienz.blogspot.com/
Badik Buntung 2 The Bourne Supremacy Karya Robert Ludlum Rahasia Pulau Biru 2