Pencarian

Gokil Sebuah Kompilasi 3

Gokil Sebuah Kompilasi Kedodolan Karya Miund Bagian 3


mungkin kan pake kemeja preppy, celana bahan trendy, sepatu pantofei gaya tapi
pake bandana macam pengendara Harley...pet pet pet peeeett...Dan ensemble-pun
HARUS berubah menjadi kaos, jins dan sepatu kets. Kaos yang matching sama
bandana...masih di-cuci secara baru dipake kemarin. Jins...masih kelong-garan,
makanya harus milih kaos yang agak loose dan tidak terlalu ketat, supaya dapat
menutupi area perut dengan maksimal. Which is belum tentu match sama bandana.
Sepatu...tergantung kaos mana yang mau dipakai hari ini. Haduh, gak kelar-kelar
dan berujung pada 911 baju emergency.
Jelas kan betapa pentingnya model rambut yang sesuai"
www.rajaebookgratis.com Karena itulah saya menyambangi Mas Ember di salonnya yang ber interior lucu di
Dharmawangsa Square. Dia ham-pir jadi dendeng karena nungguin saya...aduh berasa
Maia "Ratu" deh ditungguin sama doski...hehehehe.. So the ritual began. Cuci
cuci rambut...chit chat sama yang nyu-ci... "Lama nggak kesini?" bla bla bla...
Dan akhirnya saya duduk dengan pasrah.
Me: "Mber, jangan diabisin ya... gue lagi manjangin rambut nih..."
Em: "Tenang darling, serahin sama Ember..."
Kruk... kruk... kruk... kruk...
Em: "Ini yang samping gue tipisin ya. Biar gak terlalu ngembang..."
Me: "Wah jadi pendek banget dong nantinya?" Em: "Enggak lah say, kan belakangnya
cuma gue tipisin dikit..." Me: "Oh. Yyeeeuukk..."
Kruk... kruk... kruk... kruk...
Me: "Jadi kemaren situ abis dari Gaikindo bo?" Em: "Iya... nungguin Ratu
manggung. Kemarennya lagi abis shooting video klip ama Power Metal" Me: "Gile...
bisa lu dandanin metal?" Em: "Bisa dong bo. Sini kan kanan oke kiri oke.
Dandanin pere bisa laksa juga bisaaa..."
Kruk... kruk... kruk... kruk...
Em: "Gue gak abis pikir sama artis-artis yang pada cerai ya bo..."
Me: "Mbeeer. Bikin takut kawin ajah..."
Em: "Yyeeuukk...makanya pacaran bo. Jangan jomblo
melulu..." Me: "Nasib gua ditangan lu deh Mber..." Kruk... kruk... kruk... kruk...
Me: "Mber, kemaren gue ketemu temen gue dan diana
baru potong di *maap, sensor* Aneh banget deh potongannyaaa!! Kanan kiri ga sama getoh"
Em: "Ah gue juga bisa kalo motong begitu aja sih.
Asimetris asimetris gitu kan modelnya?"
Me: "Wah gue gak tau deh apa namanya... yang jelas
gue bisa dibunuh emak gue kalo potong model begitu"
Em: "Bilang ama temen lo, ga usah jauh-jauh potong
di *sensor lagi*, sama gue aja cuma 70 ribu. Di sana
kan bisa 200-an... mending kalo sukses... Lu mau gue
bikin kaya gitu" Bisa nih!"
Me: "JANGAN!! Mau dihina orang sekantor seumur hidup gue?"" JANGAN!!"
Kruk... kruk... kruk... kruk...
Em: "Udah!" Saya pun menatap kaca. Wah.... rambut saya KEREN
SEKALI!!! Coba agak nengok dikit ke samping...
Me: "AAAAAAAARRRRRRRGGGGGHHHH!!!!"
Em: "KENAPA?"?"" (kaget juga dia)
Me: "BO! Kok belakangnya gondrong jaya gitu?"?"
Em: "Emang sengaja ga gue potong. Kan katanya lu
mau panjangin rambut..."
Me: "Tapi gue jadi kaya Rano Karno jaman duluuu!!!! KAYA AMY SEAAARRRCCCHHH!!"
Em: "Bo, kalo lu potong di *sensor* itu juga jadinya
kayak gini! Keren lagi!"
Me: "TIDAAAKKM"
Em: *ngakak abis gak berhenti*
Me: "EMBEEERRR!!!!"
Em: "Ya sutra, dipotong aja nih?"
Me: "Sikat bleh."
Daripada berambut MULLET ala Gito Gilas, Billy Ray Cyrus, Ryan Hidayat, Lupus
dan mas mas parkir di Aquarius Ma-hakam, saya lebih rela mengorbankan buntut
sepanjang sepuluh senti yang disisakan Ember.
Em: "Makanya bo, elu tuh Miund. Miund itu pantesnya
pendek. Jangan sok manjangin rambut lah"
Me: *sedih* "Serius lu Mber...wah, besok-besok kalo
www.rajaebookgratis.com gue kawin gimana mo nyanggul ya?"
Em: "Darling, sekarang itu ada teknologi yang namanya
WIG!" Me: "TIDAAAAAAAAAKKKKKK!!!" Em: "Atau hair extension?"
Me: "Sekali lagi nawarin, gue kasih payung cantik lu." Em: *ngakak. Puas banget
kayaknya* Me: "Jadi gue ga bisa nih manjangin rambut?" Em: "Kalo lu mau
manjangin rambut, jangan sampe ketemu gue. Jangan ke salon. Jangan gatel nemenin
Wenni ke sini. Karena salon itu godaannya banyak!"
He made his point. Memang salon itu tempat penuh go-daan. Bikin keren, bikin
trendy tapi bikin nyesel. Saya sih gak nyesel potong rambut sore ini secara
today is considered my BEST HAIR DAY, tapi tandanya bulan-bulan mendatang harus
lebih tabah menghadapi rambut jelek akibat ingin memanjangkan rambut.
Pertanyaannya sekarang adalah:
APA ADA WARDROBE KHUSUS BAD HAIR DAY"
SAYA (SUKA) ANAK-ANAK aru baca blog-nya Rio, dan saya sedikit terharu Bmelihat bagaimana sayangnya dia sama keponakan-Tapi posting si Rio ini juga
sedikit "menampar" saya yang notabene perempuan... tapi kayaknya nggak punya
maternal instinct sama sekali. Saya mengakui, hubungan saya dengan anak kecil
memang buruk sekali... karena menurut saya, anak-anak apapun kelaminnya pasti
lebih sulit dimengerti daripada pria. Saking buruknya, saya pernah di "reject"
seorang balita. Bayangin aja, baru ngeliat saya aja anak itu langsung nangis
jejeritan minta digen-dong sama ibunya. Padahal apa sih yang salah ya" Secara
waktu itu udah pasang muka ramah, senyum lebar sambil bilang "Aduuuhhh ini anak
siapa siiiiyyyy... lucu amaatt... sini tante gendooonggg!!!" Yang lebih parah
lagi, reputasi jelek saya di mata anak-anak ini sampai dijadikan senjata oleh
keluarga sahabat saya sendiri yang bernama TIYAS. Jadi ceritanya, dia punya dua
keponakan. Nah yang sulung ini terkenal bandel tapi sayang banget sama adiknya.
Kalo si sulung lagi bandel, ancaman yang keluar dari mulut kakak iparnya Tiyas
adalah sebagai berikut: "Kalo bandel, adiknya nanti dibawa tante Miund lho!"
Kata Tiyas, kalo udah diancem dengan cara seperti itu, si sulung langsung diam
dan behave. Pertama kali saya denger sih rasanya lucu. Tapi lama-lama kok
yaaaa... ke-sannya saya ini monster pembawa anak-anak...seperti Wewe Gombel dan
sebagainya. Atau mungkin diri ini sudah selevel dengan Piet Hitam...
"Awas ya, kalau nakal mama tulis surat ke Sinterklas,
biar kamu dibawa Piet Hitam..."
Hayaaaahhhh... mengapa oh mengapa... padahal saya kan baik hati begini... Apa
sih ya yang menyebabkan anak-anak kecil itu takut pada tantenya yang satu ini"
Mari kita kaji lebih jauh...
Selaku seorang anak tunggal, saya gede di lingkungan yang anak kecilnya cuma
diri ini seorang. Sepupu-sepupu saya" Rata-rata seumuran. Kalaupun ada yang
usianya jauh di bawah, itu mungkin lebih ke arah kebetulan, dan jelas saya
memilih untuk main dengan kakak-kakaknya. Kalaupun terjebak bersama anakanak
kecil tersebut, saya nggak perlu kuatir karena mereka udah ada yang ngurusin
yaitu kakak atau baby sitter pribadi masing-masing.
Masuk masa remaja, SMA dan kuliah, saya jarang kete-muan sama sepupu-sepupu saya
yang seumuran ini karena mereka pun sibuk dengan dunianya masing-masing. Yang
kecil-kecil pun sudah berubah jadi abege yang lagi doyan-doyannya nongkrong di
mall dan merasa tak perlu pengawasan orang dewasa. Bagus kan, jadi gak ngerepotin. Menjelang akhir masa kuliah, beberapa yang seumuran mulai memasuki dunia
rumah tangga...menikah lalu diteruskan dengan tradisi memperpanjang nama
keluarga: beranak pinak. Mulai di sini, tiap pertemuan keluarga di-warnai lagi
dengan tangisan annoying, anak-anak berlari-an nggak puguh...dan yang paling
ngeselin kalau udah mulai teriak-teriak dengan kekuatan suara ultrasonic yang
bisa ngebunuh tikus. Obrolan dengan orang tuanya (lagi-lagi yang notabene
seumuran dengan saya) juga jadi ng-
www.rajaebookgratis.com gak bisa damai. Observe: Me: "Jadi suami apa kabar?"
Oknum: "Baik. Lagi sibuk terus tuh... kejar setoran buat si ade. Kan mau masuk
preschool" Me: "Wah cepet banget... emang udah umur berapa sih?"
Disini oknum akan menatap saya dengan pandangan 'gila lu masa umur anak gue aja
ngga tau"1 dan dalam beberapa detik saya akan merasa bersalah karena berhalangan
datang ke pesta ultah anaknya beberapa bulan lalu. Ju-jurnya sih 'menghalangi
diri sendiri1. Oknum: "Udah tiga tahun! Elu sih ga dateng waktu itu..."
Me: "Wah ya maap... kan waktu itu sibuk gue..." Oknum: "Elu sih sibuk melulu. Eh
denger-denger udah punya pacar baru?"
Me: "Dari Hong Kong!!! Gosip aja lu percaya..." Oknum: "Terus... yang waktu itu
digandeng-gandeng siapa?"
Me: "Temen maliiiihh... temeeenn..."
Oknum: "Temen kok mesra bener...Udah lah bo, nunggu apa lagi sih" Kerjaan punya...karir lancar...masa
pacaran gagal terus..."
Me: "Ya belom jodoh ajalah bo..."
Oknum: "Mantan lo apakabar" Masih suka kontak?"
Me: "Eng... udah enggak sih... tapi denger-denger dia
baik-baik aja kok..."
Oknum: "Kemaren kayaknya gue liat dia di..." Nah... di sini... di tengah aura
gosip yang mulai menebal ini... anak oknum akan berlarian menyambangi sang ibu dengan suara tangisan
ultrasonic yang saya bilang sebelumnya.
Anak: "MAMAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!!!!!!!!!!"
Oknum 'dengan ketulusan seorang ibu'-. "Kenapa sayang" Siapa yang nakal" Hm?"
Lengkingan suara sang anak naik tigabelas decibel. Ia menunjuk-nunjuk tv.
Oknum: "Ooo... tv-nya nakal ya" Kamu diapain, Nak?"
Anak tak menjawab, hanya menangis dengan kekuatan suara Mariah Carey tanpa
melodi yang berarti. Oknum: "Ceepp ceeepp sayang... sini mama pukul ya tv nya! TV NAKAL!" *'oknum
melakukan gerakan kha-yalan: memukul televisi*
Saya memandang oknum takjub, secara dahulu ia terkenal sebagai party girl yang
taunya cuma mabora dan dansa diatas meja bar dengan musik jedang jedung. Oknum
me-nimang-nimang anaknya, lalu perhatiannya beralih kembali ke saya.
Oknum: "Iya bo... kayanya kemaren gue liat dia di PIM
deh..." Saya: "Oya" Terus dia gimana" Tampak baik-baik saja?" Oknum: "Iya. Baik. Nggak
jadi kurus kaya elu sih..." Saya: "Hahahaha... dia sama siapa?" Oknum: "Gak tau
deh... ga jelas apa sama adik atau
pacarnya... eh, dia udah punya pacar lagi belom sih?" Saya: "Terakhir yang gue
tau sih..." Lagi-lagi di tengah aura gosip yang mulai menebal ini, si anak merasa kurang
diperhatikan sama ibunya. Kembali ia berteriak. Kali ini dengan suara neouitrasonic yang walau tak terdengar jelas oleh telinga manusia, tapi bisa membunuh nyamuk.
Oknum: "Iyaaaa... aduuuhhh haus ya" Mau susu?"
Herannya, walau dengan kemampuan berbahasa yang masih sangat terbatas, sang anak
mengangguk semangat dan mulai nggragas menarik-narik baju ibunya. Oknum pun
menatap saya lemas... Oknum: "Bo, gue mesti nyusuin anak gue dulu. Be right back ya..."
Sepuluh menit, dua puluh menit... satu jam... yang kata-nya be right back malah
ketiduran disamping si anak yang kini juga tertidur dengan muka puas sudah
berhasil meng-ganggu pembicaraan penuh gosip ibu dan tantenya. Hayah.
www.rajaebookgratis.com Itu baru dari kalangan keluarga. Dari kalangan teman-teman, hal anak-beranak ini
sebenernya nggak terlalu mengganggu. Tapi mulai mengganggu ketika semua
pembicaraan larinya pasti ke anak.
Saya: "Ya gitu deh bo... jadi si anu kan jadian sama si anu... tapi ceweknya
nggak tau... Gokil ya?"
Oknum: "Vang bener lo" Ih amit-amit jabang bayi se-moga anak gue gak begitu
ya..." Saya: "Iyaaaa!!! Gila ya, masa udah selama ini dia ngeboongin ceweknya aja
gitu..." Oknum: "Ya ceweknya juga tolol sih. Dub Gusti... se-moga anak gue gak gitu. Btw,
anak gue udah bisa jalan lho. Sok banget deh gayanya kalo difoto!" Saya: "Kaya
bapaknya dong! Hahahakhakhakhak..." Oknum: "Eh beneran. Mau liat fotonya" Nih.
Naaahh yang ini waktu di dufan kemaren. Yang ini waktu be-lanja di supermarket
deket rumah. Yang ini dia abis ba-ngun tidur... lutu banget yaaa..." memamerkan
tingkah lucu si anak yang terekam di dalam digital camera. Saya: "Ehm... iya
lucu. Anyway, terus ya... si anu jadi rada gimana gitu kalo ketemu sama..."
masih usaha me-neruskan pembicaraan yang terganggu dengan slide show singkat
tersebut Oknum: "Bo! Bo! Ini waktu dia di rumah neneknya! Ka-sian deh dia takut gitu ama
eyangnya..." Saya: "Yang bener lo?" sampai sini saya tahu kalau cerita saya udah
gak didengerin dan gak ada gunanya usaha. Just humor her...
Oknum: "iya! Kan eyangnya berkumis. Dia takut sama orang berkumis. Yang ada
nangis melulu! Nah kalo yang
ini..." Duer. Abis udah. No more rumpi kalo anak udah masuk jadi topik omongan.
Saya rasa, di situlah kesulitan saya menghadapi orang-orang beranak dibawah usia
10 tahun. Hal ini mempenga-ruhi hubungan saya dengan anak-anak secara ge- neraf,
karena saya cenderung memandang mereka seba- gai objek pengganggu hubungan
pertemanan. Untuk saya, anak kecil itu lucu dilihat, seru diajak main dan menyenangkan...
...di sepuluh menit pertama.
Sisanya adalah teriakan ultra dan supersonic... kebisingan tanpa ampun,
perhatian edan-edanan yang harus dicu-rahkan setiap saat...dan harus diurusi
setiap waktu. Walah. Dua poin terakhir kok rasanya seperti bicara tentang diri sendiri...
hihihihihi pantes nggak cocok sama anak kecil, mungkin karena secara mental saya
masih balita. Terserah deh.
Saya pernah denger kalimat ini:
"When you have kids, you lose all sense of social decency"
Mengapa mesti begitu ya" Hm.
Membaca posting ini, saya jadi ngeri sendiri. Sebegitu je-leknyakah hubungan
saya dengan anak kecil" Masih pu-nyakah saya insting keibuan yang secara kodrat
harus di-miliki perempuan" Apa yang akan terjadi dengan anak saya nantinya"
Apakah saya akan menjadi musuh para single yang belum punya anak karena all I
talk about revolves around my kids" Akankah saya kehilangan social decency"
TIDAAAAKKKKK!!!! Omigod, I am literally sweating. Even
my mum doubts me about it.
- "Enggak lah. Kamu punya insting keibuan kok. Cuma memang belum muncul aja. Kan
belum punya anak..." begitu kata ibu saya.
+ "Okay, name one," tantang saya. Ibu saya tampak berpikir keras.
+ "See mum, if you have to think, that means I don't have any maternal instinct.
Discussion's over" - "Eh, tunggu dulu! Kamu itu kan punya kebiasaan nyuruh orang nelpon kalau udah
sampe tujuan..." + "Itu mah bukan insting keibuan! Itu kebiasaan!!"
- "Tapi kalo nggak dilakukan, kamu uring-uringan kan" Papa kemaren ke Cianjur,
dia gak nelpon-nelpon, kamu marah-marah!"
www.rajaebookgratis.com + 7 learned that from YOU"
- "Oh yeah. Well... it still doesn't mean you don't have ANY maternal instinct,
you know" + "Oh mum... thanks anyway, I think it's really sweet of you to at least
think..." - "You'll pick it up along the way. Don't worry" + "Amen to that"
Jadi di sinilah saya, tetap dengan label: "children repe-ller" dan stempel


Gokil Sebuah Kompilasi Kedodolan Karya Miund di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"childproof, tried and tested".
mabel tidak suka aku... adi hari ini libur getoh...
Sfcja rnenjemput neng Wenni di kos-kosannya siang tadi dan kami meluncur ke
tempat nongkring paling surga
sedunia bernama Scoops di daerah Barito. Niat kami mulia sekali. Wenni hendak
merajut dengan tenang, dan saya hendak melukis, mempertajam kemahiran skill cat
air yang kian lama kian tak ada kemajuan tersebut...hahahak-hakhakahkk...
Eniwei, Baru berapa menit duduk di bangku kesayangan yang menghadap jendela, tiba-tiba
Sita dan Evi menelepon. Kami mengundang mereka untuk bergabung bersama. Pindah
deh ke sofa yang lebih besar untuk mengakomodir dua cewek sialan ini. Sita
datang dengan sekantong besar berlabel produk perawatan kulit terkenal. Baru mau
di-tanya, dia menarik seuntai shawl cantik yang ternyata hasil rajutan SEMALAM
SUNTUK. Edan. Gak lama, Sita dan Wenni pun tenggelam dalam keasyikan
merajut...sementara saya dan Evi tetap cocomeo rame sendiri mengobrol mengenai
berbagai hal yang tak ada hubungannya dengan merajut.
Tiba-tiba pasangan Dagienk-Tara menelepon juga dan kami mengundang mereka
bergabung di Scoops. "Bo, Dagi-enk mau bawa Mabel sama kakaknya Tara! Rame nih!
Rame!" Sita hang sekali mengabarkan kedatangan orang-orang yang baru belanja di
ITC Fatmawati tersebut. Gak sampe satu jam, meja pun sudah penuh dengan pasangan muda tersebut, kakaknya
Tara dan si kecil Mabel. Duuuuhhh lutuuuuu banget sih anak ituuu...Kami pun huh
rendah mengobrol. Saya yang tadinya pengen ngelu-kis mendadak jadi ikutan
merajut dengan niatnya. Obrolan
kurang penting pun mulai menghiasi meja kami seperti biasa.
Sita: "BO! KF DAMAI SAMA IBUNYA SIAAAAHHH!!" Evi: "Ah gue mah rada bete euy liat
ibunya karena re-aksinya lempeng!"
Saya: "Alan paling cuma publicity stunt"
Dagienk: "Bisa jadi lah... hari gini apa sih yang gak
mungkin" Saya: "Eh Ging, lo bisa juga tuh bikin publicity stunt kaya gitu! Bilang aja lo
ribut sama ibu GUE" Wenni: "BOOOOOO!!!!"
Sita: "Dagienk ribut sih ga pa pa sama ibu lo. Masalah-nya, ELO TUH SAPA NENG?"
Saya: "Lha justruuuu... Ini kan namanya simbiosis mu-tualisme...Dagienk TAMBAH
ngetop, dan gue JADI nge-top!"
Tiba-tiba saya dilempar tisu. Setan.
Berbagai pembicaraan pun terus mengalir. Sita yang bo-san merajut mulai bermainmain dengan Mabel.
Sita: "Sini Mabel sama tante Sitaaa!!"
Mabel: "Ahwasghhajuahakkk.."
dengan menurut mendekati Sita dan duduk nyaman di pangkuannya.
Saya gak mau kalah. Setelah satu putaran lagu "Naik Del-man" yang bikin anak
kecil ini cekikikan, saya mulai gemes pengen main juga sama si Mabel.
Saya: "Sini Mabel sama tante Miund!"
mengangkat Mabel dari pangkuan Sita, memindahkan-nya ke pangkuan saya.
Mabel: "AAAAAAAAAARRRRRRRRRGGGHHHH!!!!" menje-rit, teriak minta diselamatkan.
Saya: "BO! KOK DIA NANGIS?"!!!" buru-buru mengem-balikan Mabel pada ayahnya yang
duduk tepat di se-belah saya.
www.rajaebookgratis.com Dagienk: "Belom akrab sama elo kaleeee... Kalo sama Sita kan udah sering" Saya:
"Ooo..." Kami pun kembali merajut dan bergosip. Tak lama dik Tiyas datang dengan ceria,
lalu duduk di sisi lain meja kami. Mabel mulai bergerak-gerak dengan leluasa dan
mendekati Tiyas. Saya mengamati betapa mudahnya Mabel bergaul dengan mbak-mbak
berkacamata berkuncir yang baru saja bergabung ini. Sekali lagi saya gemes abisabisan.
Saya: "Sini sini Mabel sama tante Miund!" mengisya-ratkan pada Tiyas untuk
mengangkat Mabel dan me-mindahkannya ke pangkuan saya.
Mabel: "UAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!MM" teriak lagi, kali ini lebih kencang.
Dan bersamaan dengan itu, satu meja mentertawakan SAYA.
Sita: "Udahlah Und terima aja emang lo ga punya aura keibuan..."
Hati ini bagai teriris sembilu...
Mungkin mereka benar... mungkin saya gak bisa deket
lama-lama sama anak kecil. Mungkin anak kecil memang bisa menangkap sinyalsinyal absurd dari badan saya... sehingga mereka MENOLAK ada dekat-dekat saya...
Wenni nampak mencoba menghibur sahabatnya yang luluh lantak ini.
- "Bo, ntar kan kalo lo punya anak sendiri pasti mau sama lo..."
+ "KALO MAU! KALO ENGGAK?"?"
- "Mau atuuuhh..."
+ "KALO ENGGAK?"?"
Dagienk pun tampak iba pada diriku. Tara juga.
Tara: "Miund kan baru ketemu Mabel...makanya dia masih gak kenal..."
Saya: "TIYAS LEBIH BARU KALEEEEEMM"
Tara: "Makanya tante Miund harus sering-sering main
ya sama Mabel..." Dagienk: "Atau tante Miund harus bisa nerima kalo emang kurang keibuan..."
Saya: "Awas ya Ging entar kalo gue punya anak, bi-ar si Mabel dipukul siah sama
anak gua!" Tara: "Tapi Mabel kan lebih tua dari anak lo!" mulai protektif khas
orang tua Saya: "Biarin. Entar disengkat aja ama anak guaaaMM! penuh dendam
Sita: "Gini ajaa... anak lu laki aja Und, entar biar si Mabel naksir abisabisan... gimana" Lebih seru kan?" Saya: "Bener juga lu Sit.
HUAKHAKHAKAHKAHKK!!!" Tara dan Dagienk memandang saya dan Sita penuh kecurigaan. Hahahakhakhakhakakkk
Well anyway, today was really fun. Setelah Scoops, saya, Wenni, Tiyas dan Sita
berbondong-bondong ke Blok M Plaza untuk melihat-lihat benang. Sita kursus
merajut dengan dua jarum. Edan lah pokoknya. Hari ini menye-nangkan...dan juga
berakhir menyenangkan dengan roti bakar yang nyam nyam sekali!
Tapi ada satu hal yang masih mengganjal di hati ini... Mabel tidak suka aku...
*hiks... hiks* I'm a confirmed children repeller... "sob*
TENTANG ORANG-ORANG (TERKENAL)
Sejak memuiai karir di bisnis hiburan, ketemu orang-orang ngetop adaiah makanan
sehari-hari saya. Dari yang cuma 'tau' sampe 'kenai baik' sudah saya a/ami. Tapi
ya kok ndilalah adaaaaa aja kejadian gokii seputar orang-orang terkenaf ini.
orbar and the barbarians Jadi ceritanya, kemarin habis jam makan siang, saya dan rekan-rekan meLirik Lagu
sedang menyesuaikan diri kembali ke hawa bekerja. Biasanya tahap penyesuaian ini
berlangsung selama sekitar 20 menit sebelum bisa ber-konsentrasi kembali ke
pekerjaan yang sejenak terabai-kan.
Mengisi masa 20 menit ini, bos kami sebut saja namanya Dhany *anjis itu mah nama
asli* bercerita tentang mimpi mengenai almarhum pamannya. One thing lead to
another, mendadak pembicaraan berbelok mengenai pergaul-an band jaman dulu,
karena semasa hidup, si paman ini adalah pemain band yang apparently cukup
banyak me-ngiringi artis-artis masa lalu. Pembicaraan berkembang terus tanpa
www.rajaebookgratis.com saya menyimak jelas, karena saya sibuk sendiri ngecek e-mail. Mendadak mbakyu
Fiona Shrekwati berteriak dengan gegap gempita:
"YA AMPUUUUNNN MBAK DHANYYYY!!!!! Gue tun nge-fans banget sama dia jaman
duluu!!!" Pernyataan semi histeria ini ditanggapi oleh BD dengan tidak kalah hebohnya:
"IYAAAM! DIA ITU KAN CAKEP BANGET GITUUUM! Oom gue itu pernah ngiringin dia!"
Saya langsung berusaha menyimak kembali dengan dahi berkerut. Siapakah gerangan
orang yang kedengarannya sangat memukau jiwa ini. Belum sempat bertanya, serentetan cececoet pun kembali terdengar cepat bagai desing peluru.
Fiona Shrekwati: "Dia itu omigod banget deh bo. Secara gue apal mati lagulagunya! Tapi kok skarang gue blank ya?"
BD: "Aduh Reekaaa...dia itu kan pernah dateng waktu shooting MeLirik Lagu! Blok
kemaren kok!" Fiona Shrekwati *dengan tatapan terkejut dan mata berbinar-binar*:
"YANG BENER LU MBAK?" BD: "Eh beneran! Dia itu kan yang punya studio Hang-gar!
Masa lu gak tau?" Dan Fiona Shrekwati pun tergelepar mehe-mehe. Dari se-berang ruangan tepatnya
dari rangka pembatas Celoteh Anak-Melirik Lagu muncul sebuah sosok bernama Ina
yang langsung terlibat pembicaraan seru ini.
Ina: "Aduh cuuungg... si ORBAR itu kan emang keceee! Inget gak sih nama grupnya"
SRING!" Fiona Shrekwati: "SRINGM Iya itu! Gilaaa cakeep! Mbak Dhany sih payah,
waktu dia dateng gak bilang sama gue. Tau ada dia kan gue minta foto bareng!"
BD: "Yah orang dia berdiri tepat di belakang lu kok waktu shooting. Lu aja gak
nyimak!" Endeskrey... endefrey... endebrey... endeskraw... endefraw. ..endebraw...
Lama-lama saya terpanggil juga untuk melibatkan diri dalam pembicaraan yang
mengusir kantuk ini. Saya: "Eh eh lagi ngomongin siapa sih?"
Semua 'nyuektn saya*: "Dia itu ya...aduh... biabiabta...cuit cuiw syubidubambam.. tra/ata banget
deh yaaa!!!" Saya: "Siapa sih?"
Fiona Shrekwati: "Itu lho bo, si ORBAR AMPUTRA!" Saya: "Siapa?"
Ina: "ORBAR... ORBAR yang penyanyi kece itu! Masa lu gak tau sih?"
Saya: "Wah gak bener nih, biasanya kalo kece gue pasti tau!"
BD: "Itu lho, penyanyinya grup SRING. Boyband ang-katannya COBOY gituuuhh! Masa
lu gak tau?" Saya menggeleng. Mendadak dari ruangan Komunikata, terdengar suara-suara yang
juga membahas ketampanan ORBAR AMPUTRA ini. Dan tak lama, wing kanan gedung
Twink lantai 3 ricuh dengan pembahasan seputar betapa fenomenalnya orang bernama
ORBAR AMPUTRA. Dari beberapa kali bertanya tanpa ada jawaban mengenai orang ini,
saya mulai kehilangan kesabaran and I began asking repeatedly among the ongoing
massconversation. "Siapa sih ORBAR AMPUTRA?" "Emang dia kece" Kok gue gak tau?" "Yang mana sih"
Yang kayak apa ya?" Dan semua pertanyaan saya yang muncul ini selalu dija-wab dengan donderan dari
berbagai sisi. "Malu-maluin lu gak tau ORBAR AMPUTRA!" "Masa gak tau sih" Dia itu kan ngetop
banget!" "In gak pernah denger musik Indonesia ya?"
Saya makin desperate, karena sepertinya semua orang di wing kanan itu yang gak
tau ORBAR AMPUTRA cuma saya dan bapak JS yang tampak tak peduli akan serangan
siang bolong yang bertubi-tubi kepada saya. Doi malah cuma ngetawain aja terus
sibuk kembali di mesin editing.
Saya: "Tun! JS aja gak tau siapa ORBAR AMPUTRA!" Massa: "Eh, JS sebenernya
tau...tapi kasian aja sama lo!"
Saya: "Tapi kalo emang orang ini terkenal banget, pasti gue tau!"
Massa: "Ah elu aja yang gak bener. Masa ORBAR AMPUTRA aja gak tau. Katanya anak
gaul!" www.rajaebookgratis.com Dzigh. Kalimat terakhir itu bikin saya seolah ditampar di muka pake linggis.
Kebergaulan saya DIPERTANYAKAN!!!!
OH NO! Dan saya pun mulai panik mencari-cari orang yang juga tidak mengenai ORBAR
AMPUTRA demi mempertahankan ego yang sudah diinjak-injak oleh segerombolan
perempuan pemuja pria vokalis boyband 90'an yang tidak ngetop
mi Saya: "Eh eh... lu tau orang namanya ORBAR AMPUTRA gak?"
Oknum 1: "Hah" Orba" Orba apa?"
Saya (berteriak penuh kemenangan kepada massa): "Tuh kan! Dia gak tau siapa
ORBAR AMPUTRA!" Oknum 1: "Oh... ORBAR AMPUTRA" Yang boyband itu?" Saya: "ARGH!"
Oknum 2 (dateng dengan wajah segar baru sho-lat): "Ada apa sih?"
Saya: "Lu tau gak orang namanya ORBAR AMPUTRA?" Oknum 2: "Yang boyband ituh?"
Saya: "AAAARRRGGGGHHH!!! (melihat Oknum 3 datang dengan wajah innocent) Oi oi!!
Lu tau gak ORBAR AMPUTRA itu siapa?"
Oknum 3: "Wah udah lama banget tu orang gak
kedengeran! Liat di mana lu?"
Saya: "AAAAAAAAAARRRRRRGGGGGHHHHH!!!!!"
Begitulah ada sekitar 10 oknum yang saya tanya dan hanya dua yang tidak tahu
siapa ORBAR AMPUTRA sebenar-nya. Tapi menurut massa, ini tidak valid karena dua
oknum tersebut dianggap ketuaan dan kemudaan untuk mengenai seorang ORBAR
AMPUTRA. Akhirnya saya menelepon Jeng Wenni untuk minta dukungan moril. Harapan
saya, paling enggak...kalau dia gak tau siapa ORBAR AMPUTRA sebenarnya, minimal
sebagai sahabat dia bisa mem-bantu saya menghadapi massa yang sangat chaotic
ini. Saya: "Halo" Wen" Tau orang yang namanya ORBAR AMPUTRA gak" Tau gak lo" Gak tau
kan?" Wenni: "Siapa tuh?"
Saya (berteriak pada massa): "TUH KAN SI WENNI JUGA GAK TAU ORBAR AMPUTRA!"
Massa: "Ya udah tandanya kalian berdua tidak gaul!" Saya: "Wen! Kita dibilang
gak gaul karena gak tau ORBAR AMPUTRA!!!"
Wenni (darah gaulnya mulai menggelegak): "Apa" Emang orang ini siapa sih?"
Saya: "Katanya sih penyanyi dan cover boy MODE!" Wenni: "HEH BILANG SAMA
MEREKA... jaman dulu gue juga baca MODE dan gak adaaa tuh ORBAR AMPUTRA!" Saya
(kepada massa): "Kata Wenni, dia juga baca MODE tapi gak ada ORBAR AMPUTRA!"
Massa: "MODE-nya terbitan Bandung kali! Makanya gak ada!!!"
Wenni (mulai emosi): "HEH! GUE DENGER TUH!
Co-ba kalo emang mereka tau
segalanya... tanya geura... covergirl Monica Gunawanova itu kenapa pulang ke
Cekoslovakia?" Saya (kepada massa): "HEEEHHH!!! Kata Wenni kalo lu semua emang tau semuanya,
coba jawab kenapa Monica Gunawanova balik ke Ceko?" Ina: "Kecelakaan!"
BD: "Monica itu kan seangkatan sama gue! Anak SMA 6 juga lagi Und! Lu gimana sih
sama alumni gak kenal" Katanya gaul?""
Tawa membahana di ruangan itu, dan saya makin geram.
Saya: "Wen, kata Ina kecelakaan dan kata BD Monica itu seangkatan ama diana
waktu SMA!" Wenni: "Sial. Ya udah, yang ini ajah... Coverboy 87
Decky itu meninggal kenapa?"
Saya: "Emang meninggal?"
Wenni: "Udah TANYA AJA BURUAN!"
Saya (kepada massa): "Eh coverboy 87 Decky itu
meninggalnya kenapa?"
Ina: "LEUKIMIA!"
Saya: "Kata Ina leukimia Wen!"
Wenni: "Tanya lagi... siapa nama kakaknya Ersa Ma-yon!"
Saya (kepada Ina kali ini): "Eh eh... ada lagi nih! Siapa nama kakaknya Ersa
Mayori?" www.rajaebookgratis.com Ina: (menyebutkan sebuah nama lengkap yang saya sudah lupa) "Panggilannya
Trixie!" Wenni: "Gue denger tuh. Wah kalo gitu tanya ini aja...."
Dan beberapa pertanyaan lagi saya lontarkan kepada Ina dan massa, sialnya semua
terjawab apik. Akhirnya dengan bersungut-sungut saya terpaksa menerima
kekalahan. Dasar anak-anak DuVis...gak puas kalau cuma berhasil membunuh orang,
maunya bangkainya juga dicincang sampai tetes darah penghabisan. Ketika ruangan
mulai sepi dan orang kembali bekerja, secara sporadis muncul pertanyaanpertanyaan yang ditujukan dengan nada me-lecehkan pada saya.
"Und! Kenal endebrey endeskrey gak?"
"Und und... lu tau syubidam bidam pam pam gak?"
"Eh Und... tau endefrey debrey dekrey gak?"
Dan untuk mengatasi kebetean, semua pertanyaan diatas saya jawab dengan: "Siapa"
Rano Karno" KENAL!" atau
"Siapa" Onky Alexander" TAU!" Dalam hati, saya masih bersyukur dekat TKP ada
seorang expat bernama JS. Paling tidak, ada deh satu orang saja yang gak tau
nama-nama aneh yang disebutkan massa. Sampai pada nama terakhir yang merupakan
GONG dari kekalahan saya siang itu.
- "Und! Lu kenal Lusi Mohede gak?"
+ "Tau! TAU! Pasti ada hubungannya dengan Francois Mohede! LINGUA!"
- "In asal deh lo! SALAAAHHHM!"
+ "Ya udah! Coba aja tanya JS. Pasti dia gak tau!"
- "BENER YA!! KALO DIA TAU TERUS GIMANA?"
+ "Tanya aja!" saya makin tertantang walau jadi agak cemas.
- "JS! Tau Lusi Mohede itu siapa gak?"
Yang ditanya berhubung lagi konsen di mesin editing, cuma menengok sekilas dan
menjawab singkat. "Tau." Gelegar tawa menghentak dan wing kanan kembali ricuh oleh pernyataan JS yang
sangat singkat tapi menohok saya itu. BETEEEEM! Lebih bete lagi waktu akhirnya
saya tau bahwa Lusi Mohede bukanlah artis melainkan seorang mantan pegawai DuVis


Gokil Sebuah Kompilasi Kedodolan Karya Miund di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

yang sudah keburu resign sebelum saya masuk. Pantes JS kenal. Tapi tadi siang
saya dapat pengakuan dari seorang oknum yang kemarin saya tanya-tanyain dan
bilangnya kenal sama ORBAR AMPUTRA.
- "Bo, gue mau ngaku sama lu. Sebenernya gue gak
tau siapa itu ORBAR AMPUTRA" + "Tuh kan emang lu pada ngerjain gue aja!" - "Iya
soalnya gue d\-brief sama Fiona Shrekwati untuk ngaku kenal ORBAR kalo ditanya
sama lu!" + "BENCOOOONGGGGGGG!!!!
FIONA SHREKWATIIIIII AWAS LUUUUU!!!!"
Monyet. cerita jumat malam Bekerja di dunia hiburan membuat saya terbiasa ber-temu dengan para publik figur
Indonesia. Dan saking biasanya, sekarang ini saya nggak merasa perlu untuk fotofoto, bahkan kalau nggak pentingpenting amat...saya cenderung malas mengobrol
dengan mereka kecuali yang berstatus teman. Yaaah ini sih dikecualikan beberapa
minggu lalu saat saya berjumpa dengan Roy Marten yang nota bene adalah aktor
favorit saya sejak kecil.
Eniweeeeii... Sejak Rabu kemarin, keadaan sedikit berbeda dengan ter-siarnya kabar bahwa acara
taikshow yang saya kerjakan akan menampilkan seorang pemakan manusia yang baru
dibebaskan. Saya agak cemas dengan pemilihan bintang tamu yang satu ini
karena...mungkin itulah reaksi spontan seseorang yang mendengar bahwa akan
bertemu dengan seorang mantan kanibal.
Tapi kesibukan melanda tak kunjung henti sehingga saya agak "lupa" dengan topik
Jumat malam ini. Siang tadi setelah meeting di rumah bos dan berlompatlompatan di trampolin raksasa miliknya
sambil mencari inspirasi (sum-pah efektif sekali cara ini), si bos memaksa saya
turun dan mengingatkan bahwa saya harus melakukan riset mengenai si kanibal
www.rajaebookgratis.com tersebut. Duaaanggg...baru inget bahwa malam inilah hari-H pertemuan langsung
dengan si mantan kanibal.
Ketika sampai di kantor, entah gara-gara lompat-lompat-an di trampolin atau
senewen karena mesti ketemu sama manusia paling menakutkan abad ini, saya merasa
lemas dan tak berdaya. Belum lagi e-maii yang sulit dibuka, membuat kepala jadi
makin penuh dengan pikiran-pikiran nggak bener. Bagaimana kalau nanti aku
dimakan...bagai-mana kalau nanti si om dicemil...bagaimana kalau nanti...
teruuuus aja mikirin yang bukan-bukan.
Akhirnya pekerjaan selesai dan saya berangkat ke studio. Acara rutin pun
dimulai, menyambut si Om dengan briefing tentang pertanyaan dan sebagainya. Mbak
Anna sang make-up artist bekerja dengan kilat, secara takut sete-ngah mati satu
ruangan sama si bintang tamu. Setelah selesai make-up, diapun minggat, pindah ke
ruangan lain. Seisi ruang make-up pun mendadak bermigrasi entah ke-mana, padahal
biasanya cewek-cewek ini huh rendah mengobrol dan menggosip. Saya tetap berada
disamping si Om dengan jantung makin tak tentu gelombang detak-nya.
Tiba-tiba produser televisi memasuki ruangan dan menga-barkan bahwa sang bintang
tamu sudah tiba di lokasi dan akan segera dimasukkan ke ruang makeup dengan
pengawalan ketat secara banyak wartawan yang nongkrong di luar sana. Saya meringis
dan mencolek si produser.
+ "Bo, gua takuuuutt... gua diluar aja yaaa..."
- "Eh lo jangan takut bo. Biasa-biasa aja..." + "In emang kenapa kalo gue
takut?" - "Bukan apa-apa bo, kalo lu takut, dia akan jadi SERE M"
+ "Oke, itu bukan cara menenangkan perasaan yang baik.."
Ruang make-up pun tambah sepi. Kini penghuninya tinggal saya, si Om, si kakak
rekan kerja saya dan bos stasiun TV terkait. Tak berapa lama muncullah sosok
yang (sebenarnya tidak) dinanti-nanti tersebut. Sang bintang tamu. Lengkap
dengan radio transistor kecil yang diten-tengnya kemana-mana. Bulu kuduk saya
meremang, apa-lagi ketika dia dengan takzim menyapa kami semua, "Selamat
malam..." Dalam hati saya menjerit, "Jangan salam-anf Jangan salaman!" Tapi apa
boleh dikata...akan sangat tidak sopan sekali bila saya menolak uluran tangannya. Untuk menghindari kesan takut, saya langsung sok sibuk membantu rekan kerja
saya menyiapkan jas dan sepatu si Om. Dan ternyata memang bekerja sambil merinding itu sungguh gila sensasinya. Setelah berbasa-basi sejenak, si Om pun
permisi keluar untuk merokok sebelum acara dimulai. Saya dengan senang hati dan
lega meng-ikutinya. Selebihnya acara berjalan seperti biasa. Saya tentunya menjaga jarak aman dengan
pak kanibal yang duduk tidak sampai setengah meter jaraknya dari saya saat
menunggu giliran tampil tiba. Hayaaahhhhh!!! Poin dari cerita ini adalah: saya
mengejutkan diri sendiri dengan kenyataan bahwa ternyata saya masih bisa berlaku
judgemental. Menanggapi perceraian artis saya masih bisa bilang, "Ah bo, pasti
ada sebabnya. Nggak mungkin salahnya cuma sepihak." Menanggapi kasus anak SMA
yang hamil diluar nikah saya masih bisa komentar, "Yaaa namanya juga anak muda.
Kurang kontrol aja kaleee..." Menanggapi kasus lumpur Sidoarjo saya masih bisa
berpendapat, "Memang banyak pihak yang dirugikan, tapi perusahaannya sih kasian
juga kali ya. Secara itu kan sebenarnya ada faktor kecelakaan juga..." dan lain
sebagainya. Menanggapi kasus kanibalisme ini ketika baru merebak, saya bilang begini: "Dia
itu memang punya kelainan jiwa. Mbok ya udah toh jangan dibesar-besarkan..."
Tapi setelah berhadapan langsung dengan orangnya, yang timbul di benak saya
adalah: "AKU TAKUUUUTTTM!" Dan imbas dari pikiran yang berulang kali bergema di
kepala itu adalah jadi kaku, keringat dingin dan gelisah abis-abisan. Hal ini
terejawantahkan dalam perilaku yang jadinya berkesan sok.
Bahayaaa... Nggak Miund banget.
www.rajaebookgratis.com Malam ini benar-benar pelajaran buat saya. Ada bedanya menjadi seseorang yang
"tidak judgemental" dan "berusaha untuk t\dak judgemental". Dan sedihnya, saya
ternyata masih ada di kategori kedua. Susah ya... susah...
Ya gimana dong... dia makan orang gitu Ion!!!
neng wenni dan idolanya jadi gini Ion... Beberapa minggu yang lalu, di sebuah event taikshow off-air mingguan yang
disponsori oleh sebuah rokok berinisial M produksi PT D, dimana saya bertindak
sebagai koor-dinator konten acara...saya berniat memberikan surprise tiada dua
bagi sahabatku yang mirip Dora The Explorer itu. Sekitar 3D jam sebelum acava,
saya menelepon-nya. + "Neng! Isukan bergabung atuwh. Acara gue kan di Senayan City. Hayu lah nonton"
- "Aduh bo, gue kebetulan ada buka bersama dengan koran PR euy... don't know if
I can make it" + "Yakin gak mau dateng" Dateng deh demi gueee..."
- "Yah nanti liat deh kalo sempet ya"
Bagi kami, "liat nanti" atau "nanti liat" itu artinya adalah 80% "tidak", 10%
"mungkin "dan 10% "males ah". Tam-paknya jurus pamungkas harus dikeluarkan.
+ "Ya udah deh Neng, gue cuma ngabarin. Kalo lo ga bisa dateng ya ga pa pa.
Sayang amat ya. Padahal bintang tamunya Ferdy Hasan"
Swinggg... hening sejenak.
+ "Halo" Wen" Halaaww?"" - "Siapa" Ferdy Hasan?" + "Yongkri. Tertarik?"
- "Aaaah Miuunddd... aaaah gue jadi binguuung..."
Saya cengar-cengir sendiri, ngebayangin muka si Neng yang pasti lagi bersemburat
merah merona sambil se-nyum-senyum salah tingkah gimanaaa gitu.
+ "Ya tapi kalo ga bisa dateng ga pa pa juga sih. San-tai aja"
- "Eh kan gue buka puasanya di PS. Sempet lah nye-brang mah... Eng, lagian gue
harus ngasih sesuatu buat ditandatanganin sama bos lu..."
Dan terjadilah deal itu. Neng Wenni akan datang demi melihat pujaan hatinya di
depan mata. Neng Wenni memang sudah lama jatuh cinta pada Ferdy Hasan. Saya tau, karena
kalau kita bicara tentang pria-pria mapan menawan yang ada di Indonesia ini, dia
pasti tak lupa menyelipkan nama Ferdy Hasan. Dan yang paling ngeselin, mukanya
pasti merah banget kalo lagi ngomo-ngin pria beristri dan beranak dua ini.
Seperti di suatu ke-sempatan, dia menelepon saya dengan suara terengah-engah
kaya habis ngejar maling.
- "UND! UND!! GILA SIAAAHHM" + "Oi, di mana lo Wen?"
- "GUA DI AIRPORT!" + "Terus?"
- "GUA MAU KE SURABAYA!"
+ "Ya ngga usah TERIAK, dodol!"
- "Maap... maap... gua deg-degan hore nih" + "Kenapa?""
- "Ada Ferdy Hasan di deket gue"
+ "Dan lo ngomong kaya gini dia gak denger?"
- "Gak tau deh. Tapi Miund... dia cakep bangeeett... cakeeepp..."
Kalau kami berdua adalah orang biasa yang jarang ketemu selebritis Indonesia,
mungkin saya akan ikutan semangat dan menambah ketegangan dengan sorak sorai
membaha-na. Sumpah, untuk ukuran orang yang hangout bareng penyiar radio yang
ngetop di kalangan ABG Jakarta, pe-nyanyi kondang mantan anggota trio ngetop
yang sekarang juga berprofesi sebagai aktris dan pembawa acara yang nota bene
TEMAN dari objek pembicaraan, kelakuan Wenni tidak bisa diterima dengan akal
sehat. + "Kampung ah. Lo kan temennya Arie Dagienk gitu loh. Sama aja deh."
- "BO! DAGIENK ITU TEMAN KITA! FERDY HASAN KAN LOVE OF MY LIFE I"
+ "Yakin lo dia ga bisa denger?"
- "Gak tau deh... Ah udah ya... udah dipanggil boarding. Dah neeekk!!"
Beberapa menit kemudian, saya menerima SMS dari Wenni.
www.rajaebookgratis.com EDAN SIAH GUA DUDUK DI SEBELAHNYA FERDY HASAN!!! EDAAANNNM! AKYU DEG DEGAN
BERATM Saya tidak membalas, karena lebih baik dia segera mematikan telepon sebelum
pesawat tinggal landas. Beberapa hari kemudian, Wenni kembali dari Surabaya dan
menelepon saya untuk menceritakan perihal duduk di pesawat bersama Ferdy Hasan.
- "Miuuuunnnddd...tau gak gua kemaren kampung banget!"
+ "Bukannya selalu?"
- "BO! Dengerin dulu napa sih" Jadi gue tuh duduk di sebelahnya dia gitu..."
+ "Trus trus ngobrol apa aja?"
- "Nggak ngobrol"
+ "GIMANA SIH LO?"?"
- "Nggak bo, gue bingung mau ngobrol apaan! Makanya gue pura-pura cuek aja
sambil baca koran." Sahabat saya yang ini emang ahli banget pura-pura cuek terutama ketika berada
disekitar orang-orang terkenal seperti saat dia pura-pura nggak lihat Taufik
Kiemas di dalam lift yang sama misalnya.
+ "Bo, lu cuek beneran atau pura-pura emang ngaruh?"
- "Aduh bo gue deg-degan banget! Lo tau gak, gue baca koran aja gak dibalikbalik halamannya...gue gak bisa fokus gituh!"
+ "WHUAHAUHAKAHAKHKAKAKAKKK!!!"
- "Dan lo tau apa... lo tau apaaaa?"?" + "Apa?"
- "Gua yang ada surat-suratan gitu sama temen gue anak agency yang duduk
disebelahnya Ferdy Hasan. Gue tulis 'bo bo, gue deg degan sumpah' di kertas,
trus gue lipet kecil terus mau gue kasih ke dia. Tapi si anak agency itu rada
bodoh, akhirnya LO TAU APA?"" FERDY HASAN MENAWARKAN DIRI MENGOPER KERTAS
ITU KE TEMEN GUE! Bayangin bo kalo dia baca kan gue MALUM!!"
Semaleman suntuk saya ketawa gila.
Insiden ini terlalu 'juicy' untuk disimpan sendiri. Jadi ke-esokan paginya saya
langsung membocorkan kejadian tersebut pada bos saya yang nota bene teman seprofesinya Ferdy Hasan tersebut dan kebetulan pun kenal baik dengan sahabat saya si
Wenni. - "Sumpah lu bo" Si WENNI?" +"MBEEERRM"
- "Anjis... anak kampungan gitu masih lu temenin aja sih?"
+ "BO! Dia tuh emang kampung...tapi dia sahabat gue deh!"
Dan bos saya hanya tersenyum-senyum simpul. Saya tau bener makna dari
senyumannya yang bila diterjemahkan akan berbunyi: "Awas siah Wen, suatu hari
rahasia ini akan kubocorkan pada yang bersangkutan."
Well, anyway... back to Senayan City...Neng Wenni mun-cul sekitar 10 menit
sebelum acara berakhir. Saya me-nyambutnya. Tapi dia mah boro-boro ngeliat saya.
Matanya tetap menatap ke arah panggung. Saya cepat tang-gap. Segera saya
menariknya mendekat, setelah melihat bos saya menutup acara dan Ferdy Hasan
melangkah ke-luar arena. Saya sebagai klien yang sopan, menyalami be-liau.
Saya: "Mas Ferdy, makasih banyak... jangan kapok ya jadi bintang tamu kita lagi"
Ferdy: "Oh, sama-sama mbak. Makasih juga udah di-undang..."
Saya: "Eng... Mas Ferdy, ini temen saya ngefans be-rat... mau foto bareng..."
Sebelum Ferdy Hasan sempat mengatakan apa-apa, bos saya entah dari mana asalnya
menerjang dan segera me-rangkul Ferdy dan Wenni. Ia menggiring mereka ke sebuah
pojok sepi. Saya mengikuti dari belakang. Berikut cuplikan omongan si bos yang
saya tangkap: "Fer, dia ini cinta bener sama lu. Pernah satu pesawat sama lu ke Surabaya dan
gugup gak tau mau ngomong apa sama lu gitu. Norak ya" HahahahaM!"
Ini omongan Ferdy Hasan yang saya tangkap:
"Ah masa" Kapan ya" Ke Surabaya yang kapan?"
Dan ini JERITAN Wenni yang saya dengar dengan jelas:
"FARHAAAN! FARHAANM! DIAAAMM AKU MALUUUM!" Ya ya ya... bos saya dengan serunya
membocorkan rahasia yang sudah berminggu-minggu dipegangnya...lalu mening-galkan
www.rajaebookgratis.com Wenni, Ferdy Hasan dan saya begitu saja sambil cekikikan. Wenni wajahnya sudah
semerah tomat. Saya langsung stand by dengan HP neng Wenni yang sejak tadi saya
pegang untuk memotret mereka. Ceklik ceklik! Jadi-lah dua foto bersejarah Wenni
dan Ferdy Hasan berang-kulan. Setelah basa-basi sedikit menetralkan suasana,
sang idola pun pergi berlalu dengan manajernya, sementara saya merangkul Wenni
yang masih senyum-senyum malu jijay untuk sedikit menenangkan hatinya.
Tapi ternyata... sahabat saya KERINGETAN seperti habis lah marathon 10
kilometer. + "WENNI! KAMPUNG SIAAAHHHM! KENAPA KERINGETAN?"?""
- "Boo... gue kan malu..."
+ "KAN UDAH FOTO! UDAH LEWAT!"
- "Ya tetep aja malu... aduh gue lemes..."
Sodara-sodara... betapa lega rasa hati ini dapat menu-angkan segalanya disini
pada akhirnya. Mari kita doakan di hari Lebaran ini, supaya Wenni dapat berjumpa
dengan Ferdy Hasan di kemudian hari.
Amiinn! departemen luar negeri...
E dan dunia ini rasanya cepet banget berbalik...
Baru malamnya saya merasa ngelangut, sedih dan terharu biru...Tiba-tiba paginya
sahabat saya meng-sms dengan konten yang amat mengganggu jiwa raga. Isinya
kurang lebih menggambarkan awal mula kisah cinta dari salah kiri m SMS...lalu
mungkin karena gak sabar, dia menelepon saya sambil cekikikan.
Wenni: "BO! BO! Merry Christmas yeeeee!! BO! Gue
kenalan ama cowok!" Saya: "Setan lu! SETAAAANNNM!"
Wenni: "Malih... iyaaa jadi ceritanya akika mo sms
Daniel Tumiwa...trus tiba-tiba kayaknya salah nomer..
eh nyangkut di cowok ini...dan dia ngajak kenalan
deh!" Saya: "Bo, lu kaya cerpen-cerpen majalah ANITA Ce-merlang deh"
Wenni: "Bukan itu pcw7t-nya...BO! COWOK INI PNS! Pegawai Negeri Sipil!" Saya:
"BOONG LO!" Wenni: "EMBEEEERRRM Kerjanya di DIKNAS! Depdik-bud! Gokil gak?"
Saya: "MBWAHAKHAKHAKHAKHAKHAHAKAKKK!!!!" Wenni: "BO! Udah gitu dia gombal gombal
jaya pula! Mo marah ga seh?"
Saya: "Wen, piis deh... kalo mo ngecengin laki-laki pegawai negeri, minimal
harus DEPLU. Ga maen deh ama departemen iaen. Liat tuh Marty Natalegawa... mana
ada di departemen lain manusia sempurna seperti itu?"?"
Wenni: "SIALAN LO! Lo tau siapa itu Marty Natalegawa" GOKILLM! Gue pikir gue
doang yang tau! Abis semua orang ga ada yang tau diana gituhhh!!" Saya: "Hen
mongki, Marty Natalegawa itu adalah lelaki idaman akyuuu..."
Wenni: "Marty Natalegawa...aduuuhhh kok ada ya pejabat kayak gitu...ganteng,
berpendidikan...keba-pakan..."
Saya: "Banyak, dodol. Tapi cuma di Deplu doang! Hihihihi... Di Depdiknas sih
yang kaya Fuad Hassan mungkin ada, tapi DIKIT! Untuk itu, mari kita tengok
cowok-cowok Deplu!" Wenni: "Eh asik juga ya bo, ngecengin orang Deplu!
Hihihihi... Seru-seru gimanaa gituu..."
Saya: "Wah malih, iya ya... betapa serunya menjadi
istri seorang Diplomat! Ke luar negeri gratis...Wakakakakakkk!!"
Wenni: "Iya... menemani suami bertugas di negeri-negeri eksotis..."
Saya: "Eh cocong, kalo ternyata suami kita dianggap
jele k kinerjanya trus dikirim ke negara-negara seperti
Uganda, misalnya... itu gimana ya?"


Gokil Sebuah Kompilasi Kedodolan Karya Miund di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Wenni: "WAAAKAKAKAKKAKAK!!! BO! Lu di Uganda,
www.rajaebookgratis.com gue di Aljazair...entar kita telepon-teleponan...tukeran resep masak...waakakakakakk!!!"
Saya: "LO EMANG ANJROT YA WEN!"
Yah demikianlah pembicaraan Christmas morning yang sungguh gak ada pentingpentingnya oh percaya deh, yang disini udah diedit sampe mampus secara durasi
as-linya kurang lebih dua setengah jam.
Tuh Wen, kurang apa lagi... calon istri duta besar nih ce-ritanyaaa...
ihihihihihihihi... MENGKHAYAL BANGET!!!
CINTA, BAB YANG TIDAK PERNAH AKAN SELESAI DITULIS
Masa jomblo adalah masa yang a) menyedihkan, b) me-nyenangkan. Menyedihkan
karena kadang kita mesti pura-pura senang nonton film sendirian sementara di
sekeliling kita orang-orang duduk berdampingan dengan pasangan masing-masing.
Menyenangkan karena nggak ada yang komplain saat kita memutuskan untuk ke mal
dengan celana Hawaii, kaos nggak matching, kaca mata item dan sendal jepit yang
sungguh jauh dari "matching". Pada waktu saya menyusun buku ini, saya sudah tak
jomblo lagi alias punya pacar. Tapi, ada beberapa tulisan yang di tulis saat
saya men jomblo, juga tentang teman-teman masih menjomblo hingga kini.
tiga hal yang bikin seorang lelaki nggak nap-suin (")
Jadi gini loh...namanya perempuan kan kalo lagi ngum-pul apa lagi yang diomongin
kalo bukan tentang laki-laki. Beberapa waktu yang lalu, saya mengalami diskusi
yang sangat intens tentang mahluk lawan jenis ini. To-piknya adalah: "Apa yang
bikin kamu 'drop' sama seorang lelaki" Basi sih emang, tapi nggak tau
deh...kemaren itu rasanya nggak basi-basi banget. Rangkuman dari penda-pat
perempuan-perempuan yang waktu itu berkumpul, adalah sebagai berikut:
1. Bau badan yang tidak sedap
Mau seganteng apapun, kalau bau badan sudah jadi penghalang...pasti tidak sedap
kelanjutannya. "Tapi kalau laki-laki itu baik dan sayang banget sama kamu, masa
hal se-superficial bau badan dapat membuat kamu kehilangan 'your possible love
of your life"'Itu kan bodoh," kata seorang teman saya. "Ya bo, hari gini ada deodoran deh. Kan itu masih bisa
dibetulin," timpal yang lain. Saya mikir sebentar lalu menggelengkan kepala.
"Tapi tetep aja. Ketika dia sudah 'tak berbau1, maka ketika kamu berdekatan
dengannya, at the back of your head, kamu tau bahwa dulunya dia bau dan ke 'tak
bau' annya sekarang itu adalah palsu. Buat saya itu mah turn-off abis-abisan,"
bela saya. Teman-teman saya pun mengerti poin saya dan dapat menerima perbedaan
pendapat kami. 2. Artikulasi kurang sempurna
Yang dimaksud disini bukanlah semacam cacat bawaan lahir, tapi lebih kepada cara
bicara standar yang dibung-kus dengan kemasan 'sophisticated' berlebihan.
Seperti ketika seseorang berkata bahwa 'parfum' adalah 'farfum' atau 'feminin'
adalah 'feminim'. Atau seperti kata seorang bintang televisi Indonesia
ternama... "Hai apa kabar" Tas LUIS PITONG kamu bagus deh..."
3. Cara flirting yang kampungan
Bila Anda laki-laki, pernahkah Anda menjabat tangan la-wan jenis yang Anda sukai
lalu menggelitik telapak tangan yang Anda jabat dengan telunjuk Anda" Kalo
iya... maka kami kaum perempuan modern sialan ini akan se-rentak meneriakkan
ANJISS SIAH GOBLOOG! Kenapa sih" Kenapa harus begitu sih" KENAPAA" sampai detik
ini, geng diskusi perilaku lelaki belum menemukan jawaban yang cukup masuk akal
mengapa para lelaki masa lalu di dusun tertentu melakukan hal ini untuk MENARIK
perhatian la-wan jenis. Ada yang bisa membantu"
untuk para jomblo perak cap gajah duduk
Mengingat dan merasakan kondisi fisik yang sedang drop, harusnya dan rencananya
saya tidak ngebiog malam hari ini. Tapi apa daya, mata ini tergoda olehpostingan sahabatku yang sinting jaya mengenai betapa perempuan lulusan ITB umumnya
dikenal seret jodoh. Masa sih" www.rajaebookgratis.com Sebagai sesama perempuan lulusan kampus cap gajah duduk yang kini berstatus
punya pacar, saya sudah lama tak memikirkan hal ini. Tapi kalau dipikirpikir,
benar juga. Dulu waktu masih jomblo akut, saya menemukan minim-nya pria-pria
layak keceng yang juga sama-sama lulus atau minimal pernah kuliah di Ganesha 10.
Vang ada juga stok lama dan umumnya sudah berstatus teman biasa. Saking
temannya, kamikami yang perempuan ini sering di-pandang sebagai 'bukan
perempuan' di mata mereka. Dan kami-kami ini juga sudah hilang nafsu karena
pernah me-lalui berbagai hal sialan seperti misalnya: dikentutin se-malam suntuk
oleh mereka, berpetualang mencari majalah bekas di Cikapundung, nonton film
India rame-rame di ruangan yang karpetnya bau jempol dan naik mobil warna
alpukat yang beraroma kaos kaki kotor lembab. Walau kawan-kawan pria kami ini
dikenal baik hati dan rata-rata memiliki pekerjaan yang mapan, penampilan yang
sudah jauh lebih up-grade dibanding saat kuliah dulu (contohnya minimal sudah
kenal benda bernama KEMEJA) dan ber-penghasilan cukup untuk membiayai suku
pedalaman ber-perang, kami tetap tidak nafsu. Saya teringat pernah bercakapcakap dengan si sinting jaya mengenai hal ini ketika saya menjomblo.
Saya: "Neng, udah atuh kita buka buku lama aja. Siapa temen-temen lama kita yang
kira-kira pas jadi suami?"
Neng: "Hnggg... siapa yah..."
Saya: "Si pembelot desain Interior yang sekarang jadi bankir itu?"
Neng: "Ih ogah. Ga tau ya bo, gua mah kalo liat dia tetep kaya gorila euy"
Saya: "Bener juga lo. Si binaragawan wannabe?" Neng: "Wah, sekarang sih udah
jadi web designer kelas kakap...tapi nggak deh. Lo masa ga inget dia suka nyanyi
lagu-lagu GUNS N ROSES dengan logat JAWA?" Saya: "Damn. Iya yah. Siapa atuh?"
Neng: "Si Arab ganteng bekas ketua KMSR?" Saya: "HADUH. Nggak deh. Secara
sekarang jadi asis-ten sutradara bo. Mati ga sih lo ditinggal syuting mulu"
Lagian dia kan udah mo kawin. Mendingan juga sama si anak seniman yang kini
menjadi seniman di luar negeri itu deh"
Neng: "Wah iya tuh prospektif. Tapi dia mah out of reach bo. Mesti ke London
gitu Ion!" Saya: "Tapi kan masa
depan cerah bo. Denger-denger udah putus sama
pacarnya tuh." Neng: "Si anying... masaiahna mun urang jeung si eta mah ay a
hiji faktor nu kudu dipastikeun heuia" Saya: "Faktor naon?"
Neng: "Faktor dia MAU APA ENGGAK sama GUA, monyet. Lagian ngga ah. Anaknya rada cacat mental
permanen juga. Enakan jadi temen bo"
Saya: "Oke sok atuh bergerak keluar seni rupa sedikit.
Adakah anak-anak teknik yang kece sumece?"
Neng: "Si Matematika itu" Temen penataran lo bukan?"
Saya: "TIDAAAAKKK!!!! Bo plis deh. Dia seperti om-om ayeuna euy"
Neng: "Iya yah. Tapi tampak sukses. Anak Geodesi?"
Saya: "Siapah?"
Neng: "Ya sapa kek gitu"
Back to square one. Hasilnya" Nihil.
Mungkin Neng Wenni, keseretan jodoh selepas sarjana ini berakar dari masa lalu
kita yang kurang cemerlang di bi-dang pertemanan. Buat yang kurang paham,
berikut sedikit abstraksinya.
Pergaulan di luar Seni Rupa jaman kuliah dulu memang di-batasi oleh cemoohan
rekan-rekan se jurusan. Ketauan jalan dikit sama anak teknik manapun, besoknya
langsung diledekin: "Cieeee cieeee...nyari jodoh teknokrat niiihh... cieeee..."
Dan hal ini mengganggu sekali sehingga banyak dari perempuan angkatan kami yang
kemudian memilih untuk mencari jodoh di lingkungan internal saja, bahkan diluar
kampus sekalian. Pacaran dengan anak luar lingkungan Ganesha pun sulit, karena walau yang meledek
bukan seisi kampus, tapi umumnya teman-teman dekat pasti mengadakan proses
screening yang luar biasa ketat.
"Kuliah dimana dia?"
www.rajaebookgratis.com Biasanya patah disini. Mari kita cek jawaban yang umum terlontar dan reaksi para
penanya. Contoh 1: + "UNPAD" - "UNPAD-nya apa?"
+ "Hukum/Ekonomi/Kedokteran/Sastra/FISIP"
- "Cieee... traktir dooonggg!"
Positif. Semua hepi, walau yang ditanya pun baru akan membawa sang pujaan hati
cap Dipati Ukur/Jatinangornya ke acara-acara tertentu dimana pria-pria gajah
duduk tak banyak bertebaran. Karena kalo ketemu, tak urung bakal jadi bulanbulanan juga. *buat yang pernah ketubruk in-siden kaos 'Bukan Anak Unpad' pasti
ngerti apa yang saya maksud... wuaakakakakakakk *
Contoh 2: + "UNPAR" - "Arsitek UNPAR?" + "Iyah"
- "Waaa dia punya temen gak" KENALIN DOONGM!"
Lagi-lagi positif karena anak-anak arsitek UNPAR memang keceng-abie berat.
Selain itu, gak malu-maluin kalo dibawa ke acara party-party kampus karena
selain fotogenic, kampusgenic dan otakgenic, umumnya anak-anak ini AUTOGENIC dan
ATMGENIC. Dan ini akan segera membuat pria-pria gajah duduk diam seribu bahasa
karena *ehem* agak minder.
Contoh 3: + "(masukkan institusi lain disini, apa saja)"
- "Hah" Kampus mana tuh?"
+ "(masukkan lokasi institusi tersebut)"
- "In, yakin lo" IP-nya berapa?"" + "4.0"
- "Orang tuanya kerja dimana?" + "Jendral bintang lima"
- "In! Kok jendral anaknya sekolah disitu?" + "Yah bo..."
- "Bo! Ih sadar deh. Coba yah lo main-main ke belakang aja dikit. Anak-anak
teknik banyak yang jauh lebih layak tau nggak!"
- "Tapi kan gue cinta..."
+ "Yah cinta sih cinta bo...bukan berarti kan lo paca-ran ama anak (masukkan
institusi lain disini, apa saja)"
Maka si objek penderita yang sedang dimabuk cinta dengan mahluk diluar dua
kampus andalan diatas ini akan masuk tahap denial dan mengafirmasikan diri
sendiri bahwa it's okay to date somebody yang tidak bersekolah di dua kampus
andalan. Tapi tak urung hal ini pun akan ter-bawa berlarut-larut sampai akhirnya
hubungan yang di-jalin kandas karena kurang percaya diri.
Itu dia. Perempuan gajah duduk angkatan saya terlalu di indoktrinasi (atau
mengindoktrinasi diri sendiri) bahwa latar belakang pendidikan amat sangat
berpengaruh pada masa depan pada umumnya dan perjodohan pada khusus-nya. Hal ini
menyebabkan lahirnya standar tinggi yang secara tak sadar terbentuk di batang
otak masing- masing. Dan ini pulalah yang menjebolkan istilah 'JOMBLO PERAK'
alias lebih dari 25 tahun usia belum juga punya pasangan karena terlalu pemilih,
Masalahnya sekarang: pria-pria gajah duduk yang dulu
bau jempol, gondrong dan memang tidak pernah minder sama kita-kita ini, kini
sudah d\take-over oleh para wanita dari ragam latar belakang pendidikan yang
bebeda-beda. Ada yang menikah dengan gadis sekampungnya, ada yang menikah dengan
dijodohkan orang tua, bahkan ada pula yang menggandeng wanita bule saat bertugas
ke luar negeri. Singkat kata, Neng Wenni tersayang, jodoh emang balik-baliknya di tangan Tuhan.
Oleh sebab itu, cobalah untuk tidak memikirkan jodohnya, tapi pikirkanlah
kembali bagaimana caranya merebut hati para earner yang bertebaran di daerah
Menteng sana. Itu langkah yang lebih brilian sepertinya, ketimbang mengundang
pria-pria gajah duduk yang kini tak jelas rimbanya... BWAHAKAHKAHKAHAKHAKHAKHAKHKM!
www.rajaebookgratis.com Dan yah...barangkali memang sudah saatnya membuka hati untuk pria-pria non gajah
duduk seperti misalnya pria-pria Yogya yang walau berlogat Jawa namun tamat-an
kampus biru...atau mas-mas jaket kuning yang kini sudah mengantongi gelar Ph.D
dan ngetop di televisi itu... atau mungkin mau ikut jejak saya" Memacari satu
dari sekian banyak pria Indonesia yang mahir minimal dua bahasa dan kuliah nun
jauh di belahan dunia lain sana" Sama seksinya kok sama cap gajah duduk. Lebih
seksi, malah... Tried, tested and proven ;)
Kalo semua gak cocok, saya kenal baik banget sama seorang pria lulusan kian
Dipatiukur yang walau sudah menikah tapi nampak punya teman-teman single yang
bekerja tetap pada jalurnya dan tidak menclok di entertainment seperti dirinya.
Jaminan mutu lah. Huahahakahakhakakaakakkaakkak...
'sumpah puas banget nulis ini'
Seperti jutaan perempuan single di pfanet ini, saya pernah mengaiami jatuh cinta
dan patah hati. Waktu jatuh cinta emang sejuta rasanya. Ketika hubungan cinta
muiai nggak menuju ke arah yang diinginkan, terpaksa harus mengakhiri karena
saya masih berpegang pada hukum kiasik: iebih baik mutusin daripada diputusin
(bukan begitu"). Seteiah mutusin pacar, datangiah saat-saat ga-mang yang penuh
ieiaki wara-wiri di depan mata sehingga kehidupan menyenangkan untuk beberapa
saat. Laiu tibaiah saat itu: mendengar si mantan akan meiepas masa iajang. Buat
sebagian besar orang, hai ini bikin na-ngis bombay bahkan bunuh diri. Buat saya"
Hm. selamat menempuh hidup baru :)
Kemarin malam, sahabat saya menelepon. Suaranya gloomy be rat.
Dia: "Bo, lu udah denger belom ya..." Saya:"Denger apa?"
Dia: "Aduh gue gimana ngasih taunya ya ke elu..."
Saya: *mu/aipanik* "Kenapa" Siapa yang mati?"
Dia: "Enggak...itu...mantan lu mau kawin. Tadi siang
dia nganterin undangan ke kantor gue"
Saya: "Ooooo...ya ampun booo...gitu aja lu ribet...
wahakhakhakhk..." Sahabat saya tidak menjawab.
Saya: "Kenapa atuh pake bingung ngasih tau segala" Dia: "Kalo lu ada di posisi
gue, lu pasti ngerti kenapa. Dia kan mantan lu. Admit it, elu sempet share
good moments with him."
Saya: "Bener. / shared good moments with him for
five years...but then what" It ended anyway. Sutralah
bo. Let the past be the past"
Dia: "Miund, are you sure you're ok?"
Saya: "I am ok."
Dia: "Are you really sure?"
Saya: "Bo, kalo lo ngomongin pernikahan seseorang yang pernah bikin gue nangis
bombay semaleman, percaya deh...yang itu situasinya bener-bener beda dari yang
ini...hakhakhakhak...ser/ous/y." Dia: "Gue speechless"
Saya: "Bo, / am happy now. Kerjaan gue bagus-bagus aja. Bos gue baik. Show
gue...yaaa ratingnya sih belom 15 ya...tapi meningkat kok. Gaji lumayan...bisa
belan-ja-belanja. Pacar baik banget...sayang banget sama gue dan gue juga sayang
banget sama dia. Tell me one good reason why I shouldn't be happy" Dia: "Wah gue
ga tau..." Saya: "See" So tonight, kebahagiaan gue bertambah satu lagi. / no longer feel
guilty about my ex. Dia mau nikah sama perempuan yang bisa ngertiin dia. Bagus
dong bo." Dia: "Iya sih. Jadi lo mau dateng gak?" Saya: "Emang nikahnya kapan sih?" Dia:
"Jumat ini tanggal 9"
Saya: "Yah kan tadi siang gue baru bilang sama lo kalo
www.rajaebookgratis.com gue baru dapet gig dan deadlinenya hari Sabtu pagi... payah ah."
Dia: "Gue juga mesti ke Bandung sih. Tiyas mesti
pameran. Eh lo ke pameran Tiyas kan?"
Saya: "Itu sih harus secara Tiyas-nya udah ngingetin
gue dari dua minggu yang lalu... hehkehkehke..."
Dia: "Ya udah atuh. Bo tapi bener ya, kalo lo kenapanapa, telpon gue aja. I'm all ears..."
Saya: "Iya" Mungkin sepertinya heartless banget. But really, I don't feel a thing but
happiness for my ex. Dia sudah menemu-kan rumah untuk hatinya, dan saya sebagai
orang yang pernah khawatir banget akan keberadaan dia setelah hubungan kami
berakhir tentunya senang dan lepas dari rasa cemas.
May you and your bride be blessed, Tom :)
Setelah mengarungi kisah cinta jangka panjang yang ujung-ujungnya kandas
ditengah jalan dan beberapa 'ke-dekatan' dengan calon-calon pasangan yang
'salah', wa-jar kalau seseorang jadi agak lemot masalah cinta. Tapi kalo
dipikir-pikir, kapan sih manusia bisa pinter mengha-dapi cinta" Cuma satu
jawabannya: Nggak akan pernah. Karena cinta itu...gokil bos.
tentang hari kasih sayang tahun ini :) j^ormula matematika baru:
Deadline + Stress + PMS = maki-maki orang di biog dan nyumpahin biar pada kena
diare. Yah yah. Kerjaan kadang bikin bete. Tapi satu hal udah lewat. Tinggal
istirahatnya aja belom berasa cukup. Ma-lem ini seperti beberapa malem
sebelumnya sebenernya nggak niat blogging. Pengennya tidur. Tapi gara-gara
nonton sebuah film berjudul "The 6th Day" yang dibinta-ngi (eugh) Arnold
Schwarzenegger, saya jadi pengen nulis.
Yang menggelitik saya adalah kenyataan bahwa film ini punya korelasi yang sangat
kental dengan lagunya Freddie Mercury yang berjudul "Too Much Love Will Kill


Gokil Sebuah Kompilasi Kedodolan Karya Miund di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

You". Dan seperti bisa diduga,
bukan plotnya Arnold Schwarzenegger yang
menceritakan hal ini (padahal jelas plot utama), tapi tokoh yang diperankan
Robert Duvall-lah yang punya angle cerita menarik. Tokoh bernama Dr. Griffin
Weir ini mengembangkan teknologi cloning sampai sempurna karena dia tidak ingin
istri yang sangat dicin-tainya meninggalkannya. Sialnya si istri mengidap penyakit cystic fibrosis dan tak mungkin disembuhkan. Ketika si istri d\-c/one untuk
kedua kalinya, memori yang dimiliki istri asli pun terbawa pada clone ini. Ini
menyebabkan si clone ogah di'perpanjang1 masa hidupnya ketika akan mati untuk
kedua kalinya. "The memory I have is not mine. It's hers. And she died five
years ago. Let me die, "begitu ucapan si clone kepada Dr. Weir sebelum akhirnya
benar-benar mati. Cinta memang bisa bikin orang mampu melakukan hal-hal yang unthinkable. Pesan
yang ingin disampaikan sungguh sederhana. Digambarkan dengan Dr. Weir yang cinta
mati sama istrinya sehingga hal ini bikin dia bisa menggandakan manusia.
Hollywood emang nggak kenal ampun dalam hal membesar-besarkan dan mendramatisir
isu, karena itu industri mereka dan saya sangat menik- matinya
Ngomong-ngomong tentang cloning...kalo kerjaan lagi banyak najis begini rasanya
pengen punya clone yang bisa disuruh-suruh. Tapi clone saya ga boleh punya
memori tentang kehidupan cinta. Ntar si bebe dipacarin juga lagi...hihihihihi...
Dan ngomong-ngomong tentang cinta lagi, kemarin acara saya kedatangan tamu
sepasang pengantin baru yang lagi lucu-lucunya. Bukan selebritis tapi ngetop di
kam-pungnya di daerah Buncit karena walau Jakarta banjir teteeeepp nekat nikah.
Yang ada, si pengantin wanita di-ungsikan naik PANCI. Untungnya akad nikah
berjalan Ian-car, gak pake acara basah-basahan. Again, love makes people do the
unthinkable. Yang lucu dan menyentuh adalah ketika saya mewawan-carai pasangan itu sebelum
show. Untuk singkatnya, Pengantin Pria akan disingkat jadi PP dan Pengantin
Wanita jadi PW. www.rajaebookgratis.com Saya: "Kalian ketemu dimana?"
PP: "Wah, kenal mah udah lama mbak"
Saya: "Kok bisa nikah pada akhirnya?"
PW: "Abang mau Ade yang cerita atau gimana?"
PP: "Ade aja" PW: "Jadi gini mbak, saya dulu kan suka telepon-teleponan sama pacar saya. Nah
kalo malem itu suka keabisan pulsa. Mau beli jauh. Si Abang ini kebetulan kan
kerja di toko pulsa dan kalo pulang suka bawa pulsa elektronik. Saya tinggal
beli sama dia" Saya: "Belinya dimana?"
PW: "Di tempat tongkrongannya dia deket rumah" Saya: "Ooo... trus" Pacaran?"
PW: "Oh belom. Jadi saya suka beli pulsa. Eh tau-tau gak berapa lama sering ada
pulsa gratis masuk ke HP saya. Saya beneran gak tau siapa yang ngirim. Ternyata
dia..." sambil memandang si Abang dengan mesra
PP: "Kita gak sempet pacaran, mbak. Pokoknya suatu
hari saya nelpon dia, dan dia ini ternyata baru putus
sama pacarnya. Langsung saya ajak ngomong serius
dan ketika saya tanya mau dijadiin istri apa enggak...
eh dia mau. Ya udah, dua minggu kemudian orang tua
saya dateng ke rumahnya untuk ngelamar"
sambil meremas tangan si Ade dan balas memandangnya lebih mesra lagi.
Wawancara ini berlangsung siang bolong panas terik, di dalam kios pulsa
sederhana di daerah Cilandak, tepat hari kasih sayang kemarin.
Walau Hollywood ahli mendramatisir berbagai masalah ter-utama cinta, walau yang
sering kita lihat di layar kaca cinta seolah milik mereka yang glamor, walau
Arnold Schwarzenegger sampai rela nyoba keluar dari stereotipe ja-goan jadi
lebih 'manusia' dan GAGAI____
...nggak ada yang bisa lebih dramatis lagi dari kenyataan.
Sambil meneguk teh botol dingin setelah mencatat detil wawancara dengan pasangan
sederhana yang sedang di-mabuk cinta itu, saya tersenyum. Hari sebelumnya dengan berapi-api saya baru bilang sama seorang rekan kerja saya:
"Jakarta itu gila ya bo. GILA. Gue rasa udah ga ada orang yang tulus di kota
ini." Dan cuma selang 24 jam, it was proven that I was wrong. Love stiii exists, even
in the simplest places. Dan sepertinya kesadaran kalau cinta yang sederhana
itu bisa memukau saya sedemikian hebat, tercermin dalam sms Valentine saya ke
neng Wentjeh dan neng Tiyas...
A'a, Teteh, Om, Tante sadayana... walau asa kebarat-baratan saeutik, abdi bade
ngahaturkeun wilujeng Paien-tin Dey 2007 :)
- 10 hal 10 hal yang paling saya sukai dari orang tua saya:
1. Ketika si mamah mencium si papah di kepalanya dan kemudian ngomel-ngomel
karena ternyata si papah keringetan.
2. Ketika si papah mengomentari bahwa masakan si mamah enak sambil makan dengan
lahap 3. Ketika si mamah tampak senang dan bangga walau ujung-ujungnya tetep ngomelin
si papah karena makan kebanyakan
4. Ketika si papah dengan dodolnya niru-niruin kelakuan seseorang dan si mamah dengan setia meng-ingatkan si papah untuk 'knock on
wood' dan jangan suka ngata-ngatain orang
5. Ketika si mamah mengingatkan si papah untuk menelepon atau sms bila sedang
pergi jauh G. Ketika si papah bercerita bagaimana dia menelepon si mamah dari bawah pesawat
untuk ngajak pacaran www.rajaebookgratis.com 7. Ketika si mamah bercerita bagaimana sulitnya si papah diterima di keluarganya
sampai akhirnya jadi menantu kesayangan
8. Ketika si papah bercerita betapa mertuanya yang Menado setiap hari masak soto
demi menantunya yang Jawa sampai si menantu bosen tapi gak enak hati mau bilang
sehingga dengan terpaksa dimakan juga
9. Ketika si mamah protes sama baju yang dipakai si papah karena terlalu om-om
10. Ketika mereka mengajak saya berdiskusi tentang hal-hal yang 'orang gede'
banget Satu hal lagi untuk disyukuri di awal 2007 ini. Walau si papah sering ngomel
karena si mamah sering ngaret, walau si mamah sering sebel karena si papah suka
nanya-in satu hal berulang-ulang, saya berterimakasih pada Tu-han karena sampai
detik ini saya masih bisa mendengar mereka tertawa bersama. Masih bisa bangga
sama dunia kalau orang tua saya adalah orang-orang yang bahagia. Masih bisa bilang sama
mereka, "Nggak punya uang nggak masalah, yang penting senang ya mam, pap..."
Dan saya makin percaya, cinta sejati itu makin manis se-iring bertambahnya
waktu. Saya ingin semakin tua sema-kin nggak bisa hidup tanpa satu sama lain.
Seperti si mamah dan si papah. Saya ingin ngomel-ngomel karena sayang, dan
diomelin karena disayang. Saya ingin bernos-talgia inget jaman muda seperti
mereka. Saya ingin masak makanan kesukaan suami saya seperti si mamah masakin
makanan-makanan kesukaan si papah.
Saya ingin seperti mereka :)
Terima kasih Tuhan. Terimakasih sudah diberkati dengan orang tua yang baik,
sehat dan rukun. Tapi yang paling penting, terimakasih Tuhan karena selama ini
saya diberi-kan kasih sayang yang sangat luar biasa oleh dua orang ini.
/ love you, Mum. I love you, Dad.
Dan kegokilan cinta pun sering mampir pada saya, di saat jomblo maupun
berpasangan. Cinta selalu da tang tiba-tiba, di dunia nyata maupun maya. Sok
tau" Mungkin. Tapi itulah yang terjadi pada saya. Siapa sangka, saya menemukan
cinta di dunia maya dan berhasil mem-bawanya ke dunia nyata ;)
a coffee date with destiny
21 January 2006 Been hearing this ever since I first know how to chat online...
"You know those people are freaks!" "They will never tell you the truth."
"They're just perverts looking for fellow perverts" "Some girls got killed when
they meet their chat buddies"
Et cetera. Today I met this "freak" I've known for quite a while through the net. And it
was not weird. It was not freaky nor scary. And he was exactly what he said
except for the handsome part...mbwahakhakahkhakahkaaakk!!! Just kidding, man. I
had a really good time. After a year of silly typos and smileys, it was really nice meeting you at last,
Yodee! Dan persahabatan online yang berujung di pertemuan te-rencana awal 2006 itu
mendekatkan saya dengan seorang laki-laki yang lucu, pandai dan sekarang jadi
se-gala-galanya untuk saya.
nonton TV sama si bebe Begini nih kalo punya pacar setengah manusia se-tengah pelawak...
Situasi: sayang-sayangan sambil nonton TV Saya: "Aduuuuwww itu lucu sekali
penguinnya..." Dia: "Penguin... iya lucu... jalannya toloP'Saya:
"Aku pengeeeennnn piara penguiiinnn!!!" ten tuny a dengan suara sok imut
Dia: "Aduh sayang, ya nggak bisa dong piara penguin disini"
dengan mengayomi Saya: "HARUS BISAAAAAAAAAAAAAA!!!!" dengan setelan anak manja ngambek Dia: "Iya
iya... entar ditaro di kulkas ya..." HIYAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAHHHHHHH!!!!
mang adang www.rajaebookgratis.com Ketika kita menjalin hubungan cinta dengan seseorang tandanya kita harus
mempersiapkan diri untuk men-jadi bagian dari keluarganya. Di hubungan saya yang
sekarang, kenyataannya pun begitu. Dengan segala perbedaan yang ada, saya pun
memberanikan diri untuk perlah-an masuk ke lingkungan keluarga Usuluddin, dengan
hara-pan diterima dengan baik.
Sejauh ini sih... kelihatannya I'm doing okay. Nggak isti-mewa, nggak negatif
juga. Pas aja. Adiknya pacar saya, si Tya, sudah menjadi salah satu teman
shopping yang menyenangkan. Dan si bungsu, Yosa, udah jadi sumber humor terkini.
Sementara Bapak dan Ibu Usuluddin selalu welcome kalau tiba-tiba saya muncul
tanpa pern-be ritahuan (yeah, surprise visits had ALWAYS been my specialty).
Tapi ada satu orang penting dalam kehidupan pria yang paling saya cintai
ini...yang hingga kini belum
saya temui. Niatnya sih kemarin, waktu berhalal-bihalal setelah Lebaran, saya
pengen sekalian ketemu. Tapi waktu belum memungkinkan sepertinya.
Pacar saya selalu bercerita tentang orang ini. Namanya Mang Adang. Siapakah dia"
Tukang bubur langganan. Apa yang spesial dari si Mang yang satu ini"
Menurut pacar, bubur ayam racikan Mang Adang tiada duanya. Rasanya kurang
lengkap kalau pagi-pagi belum makan bubur Mang Adang. Dan pacar saya selalu
sema-ngat bila sedang menceritakan tukang bubur kesayangan-nya ini. Sampai di
bulan puasa kemarin ia sempat tampak gundah.
Dia: "Aku cemas deh." Saya: "Karena?" Dia: "Ah nggak jadi ah." Saya: "Kenapa?"
Dia: "Aku sebal." Saya: "Kenapa sih?"
Dia: "Mang Adang mau pulang kampung selama bulan puasa..."
Saya: "Ya kan puasa juga, nggak mungkin atuh makan bubur jam 6 pagi..."
Dia: "Harusnya kan dia bisa jualan waktu sahur"
Saya: "Mending pas buka puasa kali"
Dia: "Eh bener juga! Ah besok aku bilang ah!"Dan keesokan harinya, pacar saya
telepon lagi lalu laporan.
Dia: "Bebe aku belom bilang sama Mang Adang..." Saya: "Bilang apa ya?" Dia:
"Itu, suruh jualan pas buka puasa..." Saya: "Ya kenapa atuh?"
Dia: "Ngga enak... kesannya aku atur-atur hidup dia..."
Begitu intimnya persahabatan pacar saya dengan si Mang, sampai ketika saya
sedang menemani dia dan adik-adiknya berbelanja, terjadi pembicaraan seperti
ini... Dia: "Aku belom terlalu laper sih tadi abis makan bubur Mang Adang"
Saya: "In, tiap pagi makan bubur kan ga baik" Dia *tersinggung*: "IDIH! KATA
SIAPA?"" Saya: "Ya kata aku"
Yosa: "Si abang sama Mang Adang mah udah kaya bapak sama anak... mungkin emang
anak angkat..." HUAUAHAHKAHKAHAHAKHAHAKHAKHKK!!!
Dan sejak itu saya selalu mendengar berbagai cerita menarik tentang Mang Adang
sambil puas ngeledekin pacar saya. Suatu kali dengan mata berbinar, pacar saya
bercerita tentang kelakuan Mang Adang.
Dia: "Jadi yah beb, si Mang Adang ini kalo ngomong tuh 'ditarik' banget kayak si
Ma'il yang di OB" Saya: "Ditarik gimana?"
Dia: "Gini... kalo aku tanya 'lama gak keliatan Mang1, dia jawabnya setengah
teriak: 'AH ADEK AJA YANG GAK KELIATAN! MANG ADANG MAH ADAAAM' aku sam-pe panik
takut tetangga pada bangun, secara baru jam 6 pagi"
Lain waktu, si pacar akan bercerita lagi...
Dia: "Aku makan bubur Mang Adang itu dari 5D. Masih tiga ratusan perak. Sekarang
udah empat ribuan!" Saya: "Wan, dia pasti kangen ya waktu kamu sekolah di luar
negri" Dia: "Eh kayaknya mah dia nggak sadar deh aku per-gi..."
Dan yang paling gres adalah tadi malam, ketika kami dengan kondisi KELAPARAN
terjebak macet menuju Plaza Senayan...
www.rajaebookgratis.com Dia: "Kamu kapan-kapan ke rumah aku pagi-pagi dong. Nanti aku beliin bubur Mang
Adang..." Saya: "Iya iya..."
Dia: "Eh beneraaan dooongg!
Si Mang Adang itu yah...buburnya pake beras yang
empat ribuan seliter. Katanya bagus buat bayi. Kalo tukang bubur lain mah cuma
pake yang dua ribuan seliter..." Saya: "HUAHAAHAHAKHAKHAKHAKHAK!!!" Dia: "Bebe
jangan ketawa! Beneran deh, si Mang Adang itu yah... pake KALDU. Kata dia kalo
tukang bubur lain mah cuma pake kecap asin doang!" Saya:
"HUAHAKAHKAHAKHKAHK!!!
Iya dehhh Mang Adang emang top!"
Dia: "Mang Adang itu teh ada saingannya, Beb. Orangnya yang jualan kurus gitu dan rasa buburnya
MIRIIIPPP banget sama bubur Mang Adang..."
Saya: "Terus kamu suka beli juga di dia?"
Dia: "Pernah. Tapi sekarang
orangnya udah gak pernah kelihatan lagi...tau tuh kemana..."
Saya: "Eh eh ngeri gak sih, ternyata dia udah dimasak
jadi kaldu sama Mang Adang...huahaakhakhakhakhakakakk!!"
Dia: "HUAHAHAKHAKHAKHAKHK!!! NGERIIM! In keba-yang ya aku tanya sama Mang
Adang...'Mang, tau tukang bubur yang kurus itu gak"' terus si Mang Adang akan
ngeliatin aku, nyengir sambil bilang 'DIA UDAH JADI BAGIAN DARI TUBUH ADEK..'
HUAAAAHKAHKAHAK-HAKKKM!"
Sepanjang Simpruk-Plaza Senayan yang macet tolol itu, kami berdua ketawa gila
kaya orang dodol... mencoba mengusir perasaan lapar. Aduuuhhh Mang Adaaangg...
kapan ya saya bisa berkenalan denganmu...
Sekalian minta restu kayaknya mah... hahaahakhakhak-hakhkhkk!!!
rne-MONOPOLI malem minggu
Hah kemaren yang namanya hidung, kerongkongan sama tenggorokan udah nggak bisa
diajak kompromi. Gejala flu mulai berasa banget, dengan tanda-tanda tenggorokan
gatel, kerongkongan sakit gak bisa nelen dan hidung yang mulai bersin-bersin.
Akhirnya hah ini saya tepar di rumah, walau sedianya akan wisata kuliner ke kota Bogor bersama pacar dan
teman-temannya. Seharian tidur, dan ketika si pacar dateng sekitar jam 5 sore pun dicuekin
karena mata memang masih berat dan cenderung berair. Bangun jam 7 malem, minum
teh panas baru agak merasa segar. Langsung ditantangin main mo-nopoli sama si
pacar. Terjadilah berbagai ketololan yang (mungkin) sudah dapat diduga
sebelumnya. Dia: "Liat niiihh... aku bawa MONOPOLI INTERNASIO-NAL!"
Saya: "Waahh hebaatt... beli dimana" Toys R Us?" Dia: "Bukan, di Alfa"
Sedikit kecewa karena bayangan saya adalah monopoli Nasional yang bergambar naga
dan disertai pos-pos nge-top seperti Stasiun Pasar Turi, Maribaya, Lembang,
Bras-tagi dan sebagainya...Tapi nggak pa pa deh, mungkin yang ini lebih
sophisticated, pikir saya.
Jeng jeeenggg... papan monopoli pun digelar.
Dia: "Eh bebe liat deeeh, di belakangnya ada ular tangganya!"
Saya: "AAAARRGGHHM! JANGAN DIBUKA! AKU TA-KUT!"
Pacar saya memandang saya heran. Yeah yeah I know it's weird... tapi ketakutan


Gokil Sebuah Kompilasi Kedodolan Karya Miund di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

saya pada hewan bernama ular itu memang sudah sedemikian parahnya sampai-sampai
saya nggak pernah berani main ular tangga. Sekalinya main dulu waktu kuliah minjem papan ular tangganya teman saya yang
ilustrasinya canggih sehingga si 'ular' tampak sophisticated dan tidak
menyerupai ular sama se-kali.
Weii anyway, Papan permainan dibuka, dan saya mendadak girang me-lihat bentuk yang sama
katronya dengan Monopoli Na-sional yang saya kenal selama ini. Mungkin memang
aneh karena di pos Stasiun bukan Pasar Turi dan sebagainya yang ada, tapi
diganti dengan Changi Airport, Stasiun Tokyo dan sebagainya. Uang pecahannya pun
www.rajaebookgratis.com paling kecil 1DD 'dolar1, bukan 1 'rupiah' seperti biasanya. Vang meng-hibur
sekaligus menambah aura nostalgia masa remaja adalah kartu KESEMPATAN dan DANA
UMUM yang tidak berubah. Hebat hebat.Sebelum bermain pun kami menye-laraskan
visi dan misi terlebih dahulu.
Dia: "Putaran pertama gak boleh beli-beli dulu" Saya: "Iya tau."
Dia: "Kalo udah beli di satu kompleks, harus lengkap dulu baru boleh bangun
rumah atau hotel" Saya: "Iya tau"
Dia: "Kalo kamu punya tanah di Amerika, tandanya aku boleh beli di Brazil kan?"
Saya: "EH NGGAK BOLEH!"
Dia: Ton, itu kan esensinya Monopoli" Kamu harus ngeblok saya supaya komplek
saya nggak lengkap be-gitu pula sebaliknya"
Saya: "In aturan darimana tuh" Kalo aku udah beli satu tanah di komplek C,
tandanya seluruh C itu bagian
saya." Dia: "Jadi ngikut aturan mana nih?" Saya: "Aturan saya!" Dia: "Huh. Iya deh"
Kata orang, permainan ini dapat membuka tabir seseorang yang sebenarnya. Dan
saya rasa hal ini benar. Terbukti dari pacar saya yang ternyata sangat 'aipha
male', ter-lihat dari caranya mendominasi seluruh tanah yang ada dimuka papan
permainan walau baru putaran kedua. Langkah saya yang selalu penuh pertimbangan
dan hati hati tentu saja terkalahkan.
Dia: "Be, kamu kok ngga beli apa-apa sih" Beli dong bi-ar banyak tanah seperti
aku!" Saya: "Ih, ntar dulu. Ngapain punya tanah yang kacangan" Vang high-profiie dooongg..."
Dia: "Perusahaan listrik sama air!! AKU UDAH PUNYA
DUA-DUANYA! Hebat gak tuh?"
Saya: "Haduh..."
Ketika pada akhirnya saya membeli tanah di Afrika yang kalau di Monopoli
Nasional ekuivalen dengan Brastagi, si pacar masih tenang dan masih aktif
belanja tanah kanan kiri. Uang cash-nya pun banyak sekali, sementara saya benarbenar terlihat miskin dengan tiga komplek tanah yang belum lengkap dan belum
memiliki properti sama sekali. Harapan saya hanya kartu KESEMPATAN dan DANA UMUM
yang sialnya malah menguras harta saya lebih banyak.
Saya: "Ih, masa nggak sakit disuruh bayar dokter
IS ribu sin?"" Dia: "Kamu kan lagi sakit, bebe... udah bayar aja... apa mau pinjem duit aku?"
Saya: "CIH! Nggak perlu! Biar miskin, sini juga punya harga diri"
Beberapa menit kemudian, saya komplain lagi
Saya: "Bebe, liat deh! Masa kartu hipotek aku warnanya nggak matching sama yang di papannya nih. Ih
jelas-jelas komplek oranye kok disini warnanya BIRU?"
Dia: "Mungkin emang sengaja?"
Saya: "Ih." Nggak lama, dia yang komplain.
Dia: "Be, ini kata kartu KESEMPATAN, aku harus 'maju sampai New York1. Padahal
di papannya kan NAMA NE-GARA SEMUA!"
Saya: "Pake logika dong sayang, New York adanya
dimana?" Dia: "Di Amerika"
Saya: "Jadi kamu maju sampe Amerika. Gampang ton?"
Dia: "Oh iya yah"
Sungguh mendalam ternyata permainan yang terlihat sepele ini. Kalau nggak punya
nalar yang baik, ati-ati deh sebelum membeli board game yang 3 in 1 sama Halma
dan Ular Tangga ini. Hehehehekhk...
Makin lama main, makin banyak properti yang dibeli dan makin sombonglah lawan
main saya malam ini. Dia: "Aduh ini KESEMPATAN kok gini sin..." Saya: "Kenapa?"
www.rajaebookgratis.com Dia: "Masa katanya karena kesalahan Bank, aku dapet uang 2500...padahal kan
uangku udah banyak..." Saya: "Ih."
Kesombongan lainnya... "Beb, liat deh... ini adalah bukti bahwa Allah itu Maha Pemurah pada umatNya"
*Dia memamerkan tumpukan uang yang ditata rapi se-suai pecahan, pius kartu-kartu
hipotek yang memenuhi bagiannya *
Kesombongan lainnya... "Aduh, apaan sih mesti bayar ke Bank kok jumlahnya abnormal...masa kembaliannya
satu dolar" Kan ga ada pecahannya. Udahlah keep the change...aku ga bu-tuh..
"Kesombongan lainnya...
- "Sayang, kamu kayaknya mengalami kesulitan finan-sial ya" Mau aku bantu?" +
"CIH! NGGAK SUDI!"
Akhirnya dengan usaha keras dan hasil ngirit gila-gilaan yang hanya membuahkan
tiga kompleks lengkap, saya mulai dapat membangun properti di atas tanah-tanah
saya. First stop, tanah termahal: Afrika.
Saya: "Mau bangun rumaaahhh!!!"
Dia: "Punya uangnya?"
Saya: "ADA! ADA!"
Dia: "Ih kan aku cuma nanya..."
Saya pun dengan bangga mendirikan rumah hijau tersebut di tanah Afrika yang
konon bila disinggahi lawan, harga sewanya adalah SO ribu dolar. Mulai dari
sini, pelan-pelan keberuntungan pun berpindah, dan kesombongan dia menular pada
saya. Saya: "Aku mau bangun rumah lagi di Belanda!" Dia: "Ih, sok mentang-mentang udah
kaya" Saya: "Biarin!"
Dan saya tertawa keras saat dia terjebak di Australia, tempat saya mendirikan
DUA rumah yang masing-masing bernilai IS ribu dolar.
Dia: "BEBE MAHAL AMAT SIH?" MASA AKU MESTI BAYAR 30 RIBU DOLAR?"
Saya: "Ya kan maintenance rumah di ostrali emang mahal kaleee..."
Dia: "Kalo pake cium, diskon gak?" Saya: "Coba cium dulu..."
Dia mencium saya. Saya: "Mmm... enggak ah. HAAAHAKHAKHAKAK!!!"
Dia merengut, dan membayar uang sewa.
Dia: "Kurang 20 ribu. Entar kalo lewat start aku lunasin!"
Saya: "Iya deeehh...sama pacar apa sih yang enggak..."
Dia: "Ih SOK!" Perlahan tapi pasti, saya merangkak dari rakyat jelata menjadi milyuner yang
kaya raya, punya properti dimana-mana.
Saya: "Aduuuhh... bentar bentar Bebe, aku ngerapihin uang-uangku dulu... susah
nih punya duit banyak..." Dia: "I KNOW. I'VE BEEN THERE!" Saya:
"HUAKAHAKHAKHAKHAKK!!!"
Dia: "Ini kaya di sinetron-sinetron Hidayah ya Beb.
Judulnya 'Tuan Tanah Terkena Azab Karena Sombong
dan Takabur'... HUAHAHAKHAKHAKHK!!!"
Saya:"HAAHAHAHAAHAKHAKHAHAHKHKHK!!!"
Dia: "Gila ya, awalnya si tuan tanah ini bisa ngebiayain
naik haji serombongan...tapi karena takabur maka dihukum oleh Allah. Ini nih kejadian nih sama aku nih..."
Sampai poin ini saya udah terpingkal-pingkal jaya. Pacar-ku...kenapa kamu
sungguh kreatif sekali... apakah harus-nya kamu kerja di production house
sinetron aja yaa... hahahakahkhkh...
Dan kami pun terus bermain sampai dia bilang begini...
Dia: "Be, aku pulang ya... udah malem"
Saya: "Iiihh curaaangg... lagi kalah aja mau pulaaaanggg!!"
www.rajaebookgratis.com Dia: "Nggak gitu...takut pombensin udah pada tutup... aku mesti ngisi bensin soalnya"
Saya: "Uh. Ya udah terserah. Itung dulu deh berapa
kemenangan aku..." Dia: "Iya iya udah tau aku kalaaaahhhh ga usah di 'emphasize' gitu deh"
Dan perhitungan terakhir menunjukkan bahwa ada selisih sekitar tigaratus ribu
dolar antara hartanya dan harta saya. Oh well...namanya juga orang pacaran,
pasti ujung- ujungnya mesra lagi.
Dia: "Uuu... I'm dating a rich giri"
Saya: "You are., hekhekhek... eh Be, kalo besokbesok kita kaya beneran..."
Dia: "Huahakhakhkhk... udah dong ngayalnya"
Saya: "Eh seriusaaann... kalo besok-besok kita kaya,
main monopolinya pake uang beneran yaaa..."
Dia: "Dasar" Yah... ngehayal kan sah sah ajaaa...
Bab ini nggak akan pernah seiesai saya tuiis, karena cinta sebagaimana juga
hidup harus dibiarkan mengaiir dan ditambahkan dengan usaha. Akhirnya saya cuma
bisa biiang buat Anda yang membaca buku ini...minta doa-nya ya, semoga saya dan
dia tetap bersama sampai seia-manya :)
Pendekar Bunga Merah 6 Dewi Ular 58 Manusia Meteor Senandung Kematian 3
^