Sumpah Aku Mau Banget 4
Sumpah, Aku Mau Banget Jadi Mata-mata Cross My Heart And Hope To Spy Gallagher Girls 2 Karya Ally Carter Bagian 4
"Berpasanganlah dengan orang di seberang kalian," kata Mr.
Solomon, dan perasaan nggak enak muncul di perutku. "Amati
mata mereka, perhatikan suara mereka. Dan lihat apakah
kalian bisa menebak siapa yang berbohong."
Aku tahu aku bukan cewek pertama dalam sejarah yang per?
nah mendapat misi itu, tapi sepertinya kali ini begitu ba?nyak
hal tergantung dalam misiku. "Oh," kata Zach sambil meng?
angkat alisnya cepat, "ini pasti mengasyikkan." Aku nggak perlu
cincin di jariku untuk memberitahuku ia jelas nggak bohong.
Aku mulai memikirkan berbagai alasan supaya bisa keluar
dari pelajaran, tapi tidak seorang pun terekspos pada plutonium
sejak pertengahan 1990-an, jadi aku terperangkap. Dengan
Zach. Dan kemampuan berbohongku bakal diuji lebih daripada
kapan pun. "Siapa namamu?" tanyaku, mengingat kembali ruangan
dingin dan steril di bawah mal di D.C. itu dan bagaimana cara
para profesional mencari kebenaran.
"Zach," katanya.
"Siapa nama lengkapmu?"
"Itu pertanyaan yang sangat membosankan, Gallagher
Girl." "Zach!" "Ya, itu betul." Ia mengangkat tangan kananku. "Lihat"
nggak bohong." "Di mana kau berada waktu Kode Hitam?"
Zach tersenyum lebar. "Itu lebih baik."
203 Isi-Croos my heart.indd 203
8/13/09 9:58:22 AM "Jawab?" "Aku bersamamu," katanya. "Ingat?" Lalu ia mencondongkan
diri ke meja di antara kami. "Giliranku," katanya, meringis
se??perti idiot. "Apakah kau senang kemarin malam?"
"Zach, aku betul-betul merasa bukan itu yang dimaksud Mr.
Solomon dengan latihan ini."
"Kuanggap itu jawaban ya," kata Zach. "Kita harus melaku?
kannya lagi kapan-kapan."
Kutatap cincin di tanganku, tapi nggak terjadi apa-apa. Dia
bicara jujur. Tapi aku masih nggak tahu apa artinya.
"Dari mana asalmu?" tanyaku.
"Institut Blackthorne untuk Pria," jawabnya dengan nada
sok. "Apa pekerjaan orangtuamu?" tanyaku dan untuk pertama
kali?nya Zach nggak merespons. Dia nggak menyeringai. Dia
nggak membuat lelucon. Zach hanya meluruskan buku catatan di mejanya dan ber?
tanya, "Menurutmu apa pekerjaan mereka?"
Aku bisa mendengar Tina Walters bertanya pada Grant,
"Jadi menurutmu kencan sempurna itu seperti apa?" Di ujung
lain ruangan, Courtney ingin tahu apa pendapat Eva yang se?
benarnya tentang potongan rambut barunya, tapi nggak satu
pun terasa lucu, menarik, atau keren saat itu.
Kalau Akademi Gallagher ingin menjual cincin kebenaran
di pasar gelap, setiap cewek di Amerika bakal antre untuk
membeli satu, tapi aku nggak butuh cincin di jariku untuk
mem?beritahuku bahwa Zach nggak berakting, bohong, atau
me?merankan suatu legenda saat itu. Masih banyak ceritanya
yang tersembunyi. "Mereka CIA?" bisikku.
204 Isi-Croos my heart.indd 204
8/13/09 9:58:22 AM "Mantan." Tapi aku nggak menanyakan detail-detailnya, karena aku
tahu itu rahasia; dan aku tahu itu menyedihkan; dan, yang
ter?penting dari semuanya, sekarang aku tahu Zach Goode se?
dikit mirip aku. 205 Isi-Croos my heart.indd 205
8/13/09 9:58:22 AM t.c Bab Du a P u l u h T i g a
eharusnya kejadian itu dicatat dalam laporan, tentu saja.
Aku seharusnya memberitahu teman-temanku. Kami mencari
petunjuk selama berminggu-minggu, tanda apa pun bahwa
cowok-cowok ini punya masa lalu dan sejarah"bahwa mereka
benar-benar nyata. Dan tadi, untuk sesaat aku melihat Zach
yang sebenarnya"tanpa penyamaran, tanpa legenda, tanpa
kebohongan. Tapi saat aku berjalan menyusuri koridor yang
redup dan sepi pada Minggu malam, kubawa rahasia Zach
bersamaku. Aku nggak bisa memaksa diriku meletakkannya.
"Hei, kiddo," panggil Mom waktu mendengarku memasuki
kantor. Asap dan uap melayang dari wajan elektrik kecil di
belakang mejanya sementara microwave berdengung. Waktu
Mom menghampiri untuk memelukku, kulihat ia mengenakan
kaus kaki wol tebal yang kebesaran"kaus kaki Dad. Ia me?
makai kaus lusuh tua yang lengannya digulung"kaus Dad.
Dan walaupun aku pernah melihat Mom memakai apa saja
206 Isi-Croos my heart.indd 206
8/13/09 9:58:23 AM mulai dari gaun pesta dansa sampai setelan kerja, kurasa aku
nggak pernah melihatnya lebih cantik daripada sekarang.
"Malam ini," Mom mengumumkan gembira, "adalah malam
taco!" Aku harus bertanya-tanya apakah wanita di hadapanku
wanita yang sama yang duduk di ruangan ini waktu dunia
berubah gelap di sekeliling kami, diselubungi bayang-bayang
serta kilau merah lampu darurat. Aku tahu aku nggak akan
pernah mengetahui semua legenda Mom.
"Bagaimana kelas-kelasmu?" tanyanya, seolah ia nggak tahu
saja. "Baik." "Bagaimana teman-temanmu?" tanyanya, seakan ia nggak
melihat mereka setiap hari.
"Mereka hebat. Macey dinaikkan ke kelas sembilan untuk
pe?lajaran sains." Mom tersenyum. "Aku tahu."
Semuanya normal. Semuanya baik. Bahkan taco-nya kelihat?
an agak bisa dimakan, tapi aku masih memain-mainkan kuku
dan bergerak-gerak gelisah di sofa. Kuamati Mom, yang telah
membungkus dirinya dengan jejak-jejak terakhir Dad, dan aku
bertanya, "Bagaimana Mom bertemu Dad?"
Mom berhenti mengaduk apa pun yang diambilnya dari
micro?wave. Ia memaksakan senyum. "Kenapa tiba-tiba tanya
itu?" Kurasa itu pertanyaan yang cukup bagus. Bagaimanapun,
cewek-cewek normal mungkin tahu kisah pertemuan orangtua
mereka, tapi itu belum tentu benar untuk cewek mata-mata"
cewek mata-mata belajar dengan cepat bahwa sebagian besar
hal tentang orangtua mereka dirahasiakan.
Tetap saja, aku nggak bisa berhenti. "Apakah dalam misi"
207 Isi-Croos my heart.indd 207
8/13/09 9:58:23 AM Apakah kalian bertemu waktu bekerja di Langley, atau sebelum
itu?" Kurasakan diriku kehabisan napas. "Apakah Akademi
Gallagher juga melakukan pertukaran pelajaran dengan
Blackthorne waktu itu?"
Mom memiringkan kepala dan mengamatiku seakan aku
terkena suatu penyakit. "Kenapa kau mengira ayahmu ber?
sekolah di Institut Blackthorne?"
Aku memikirkan foto itu, tapi berbohong. "Aku nggak
tahu. Kurasa aku cuma" menebak. Maksudku, dia memang
se?kolah di sana"ya, kan?"
Mom menunduk pada mangkuk itu dan terus mengaduk.
"Tidak, Sayang. Ayahmu punya teman-teman yang bersekolah
di sana. Kadang-kadang ayahmu jadi guru tamu. Tapi ayahmu
dibesarkan di Nebraska"kau tahu itu."
Aku memang tahu, tapi entah bagaimana dalam beberapa
bulan terakhir aku mulai mempertanyakan semua hal yang ku?
ketahui. "Jadi bagaimana kalian bertemu?" tanyaku lagi. "Bagaimana
kau tahu?" kataku, menahan satu pertanyaan yang betul-betul
ingin kuketahui tapi nggak bisa kutanyakan: Bagaimana kau
bisa memercayainya" Perutku berbunyi, tapi aku nggak merasa lapar.
"Suatu hari aku akan memberitahumu ceritanya, kiddo."
Mom tersenyum dan memberiku piring. "Begitu kau punya
izin." Aku duduk di ruang-rahasia-garis-miring-pos-observasi untuk
waktu yang lama malam itu, mendengarkan penyadap. Mencari
suatu petunjuk kecil. Sudah jauh lewat tengah malam waktu aku akhirnya
208 Isi-Croos my heart.indd 208
8/13/09 9:58:24 AM beringsut keluar dari koridor dan melangkahi abu perapian
yang sudah mati. Aku menyelinap lewat bukaan besar di
perapian batu (salah satu dari banyak pintu masuk ke koridor
itu), mengharapkan keheningan, mengharapkan kegelapan,
meng?harapkan apa pun kecuali suara Zach Goode mengatakan,
"Jadi turnya sudah tutup, ya?"
Itulah sebabnya, punya latihan mata-mata atau nggak, aku
menegakkan diri terlalu cepat dan kepalaku terbentur atap per?
apian. "Auw!" seruku, memegangi bagian belakang kepalaku. "Se?
dang apa kau di sini?"
"Ayolah," kata Zach, mengabaikan pertanyaanku dan de?
ngan lembut mengusap bagian belakang kepalaku, tempat se?
buah benjolan mulai terbentuk.
Kucoba menarik diri, tapi dia mendorong lebih keras, dan
walaupun aku tahu Zach adalah Subjek dan segala alasan lain?
nya, sulit untuk nggak merinding waktu seorang cowok imut
ber?diri hanya beberapa senti darimu, tangannya menyentuh
rambut?mu. "Kau bakal tetap hidup."
"Kau hanya bersikap baik," kataku, betul-betul syok.
"Jangan bilang siapa-siapa." Ia bersedekap dan mengangguk
pada dinding batu tempatku baru saja muncul secara misterius.
Seulas senyum muncul di bibirnya saat berkata, "Jadi" apakah
penyadapmu mendengar sesuatu yang menarik?"
Pukul 21:00: Subjek mengaku telah meninggalkan sebagian alat
penyadap Pelaksana di dalam Sayap Timur. Atau dia mencoba me?
nipu Pelaksana agar mengaku bahwa masih ada alat yang tersisa"
Atau Subjek hanya mencoba berbasa-basi rahasia. Atau"
209 Isi-Croos my heart.indd 209
8/13/09 9:58:24 AM Pukul 21:01: Pelaksana tidak bisa tidak mengingat betapa jauh
lebih mudahnya bicara pada cowok-cowok biasa.
"Ada apa, Gallagher Girl?" tanya Zach sambil memasukkan
tangannya ke saku. "Nggak ada balasan tajam" Kucing khayal?
an bernama Suzie menggigit lidahmu?"
"Bagaimana kau tahu tentang Suzie?"
Zach menunjuk dirinya sekali lagi dan bilang, "Matamata."
Sinar bulan masuk lewat jendela, bersinar di antara kami.
Nggak terdengar suara papan lantai yang berkeriut dan cewekcewek yang terkikik, dan aku nggak bisa memikirkan satu hal
pun untuk dikatakan saat berdiri di sana, tenggelam dalam ke?
heningan, berjuang untuk bernapas saat kepalaku berdenyut
dan Zach mencondongkan diri semakin dekat. Dan semakin
de?kat. Tangannya terulur ke wajahku, dan untuk kedua kalinya
semester itu, aku membeku.
Jarinya menyapu sehelai rambut dari mataku, tapi lalu ia
me?narik kembali tangannya seakan tersengat. Tangannya ma?
suk ke saku. Pandangannya turun ke lantai.
Dan rasanya kami sudah berdiri di sana selamanya, sebelum
ia berkata, "Kenapa kau nggak bertanya padaku tentang itu"
Ten?tang mereka?" Kurasakan napasku tercekat waktu Zach
melirik kembali padaku. "Akan kuberitahu ceritaku kalau kau
memberitahuku ceritamu."
Aku nggak tahu apa yang lebih membuatku terkejut"bah?
wa seseorang akhirnya meminta untuk mendengarkan apa yang
terjadi pada Dad atau bahwa penampilan luar Zach yang kuat
sedang runtuh. Ia nggak menangis atau gemetar, sebaliknya ia
berdiri begitu diam sampai-sampai aku langsung menarik diri
210 Isi-Croos my heart.indd 210
8/13/09 9:58:24 AM waktu ingin meraihnya, takut memecahkan keadaan tak sadar
apa pun yang dimasukinya. Aku ingat peringatan Grandpa
Morgan bahwa beberapa hal yang liar seharusnya tidak kau?
sentuh. "Kejadiannya dalam sebuah misi."
Aku nggak tahu kenapa aku mengatakannya. Kata-kata itu
asing buatku, namun mereka bergulir begitu mudah dari mulut?
ku sehingga pasti mereka sudah ada di sana, terbentuk selama
Sumpah, Aku Mau Banget Jadi Mata-mata Cross My Heart And Hope To Spy Gallagher Girls 2 Karya Ally Carter di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
bertahun-tahun, menunggu kesempatan dibebaskan.
"Empat tahun lalu ayahku menjalankan misi. Dia nggak
pulang. Nggak seorang pun tahu apa yang" terjadi."
Lalu Zach menatapku dan mengatakan kata-kata yang
sudah kuketahui tapi nggak pernah berani kuucapkan: "Sese?
orang tahu." Dan Zach memang betul"seseorang di suatu tempat tahu
apa yang terjadi pada Dad, tapi aku nggak bisa bilang begitu.
Ada sesuatu dalam cara Zach berdiri mengamatiku. Ke?hening?
an memanjang di antara kami; dan meskipun jarak kami hanya
beberapa senti, rasanya seperti ribuan kilometer.
"Apa?" tanyaku. "Apa maksudmu?"
"Maksudku, seseorang tahu," kata Zach, nggak membentak,
tapi suaranya terdengar lebih tajam"lebih keras. "Maksudku
se?harusnya kau nggak bersikap seakan nggak ada jawaban ha?
nya karena kau belum meluangkan waktu untuk mencari?
nya." "Apa yang harus kulakukan, Zach" Aku cuma?"
"Cuma seorang cewek?" tanyanya padaku. Lalu ia meng?
angkat bahu dan mendesah. "Kupikir kau Gallagher Girl."
Zach berjalan pergi, tapi aku tetap berdiri di sana untuk
waktu yang lama, bertanya-tanya apakah aku harus mendatangi
211 Isi-Croos my heart.indd 211
8/13/09 9:58:25 AM Mom; apakah aku harus menemui teman-temanku; tapi aku
hanya menyelinap ke dalam koridor yang sudah berbulan-bulan
tidak kugunakan, berjalan melewati sarang laba-laba dan ke?
gelapan, mencoba menghindar dari air mata yang panas mem?
bakar dan mengalir di pipiku, karena mungkin aku nggak mau
meng?akui kelemahan; mungkin aku mau berkubang dalam ke?
sendirian dan kesedihanku.
Atau mungkin menangis sama seperti semua hal lain yang
di?lakukan mata-mata"akan lebih baik jika kami nggak ketahu?
an saat melakukannya. 212 Isi-Croos my heart.indd 212
8/13/09 9:58:25 AM t.c Bab Du a P u l u h E m p a t
ua minggu berikutnya betul-betul dua minggu teraneh
dalam hidupku"bukan karena apa yang terjadi, tapi karena
apa yang nggak terjadi. Zach nggak menggangguku. Dia nggak menggodaku. Dia
bahkan nggak memanggilku Gallagher Girl dan menunjukkan
seringai sombongnya ke arahku.
Lalu satu hari, saat aku sedang meninggalkan Aula Besar,
kurasakan seseorang menabrakku dan kudengar Zach berkata,
"Sori." Lalu kami terus berjalan ke arah yang berlawanan"ia
menaiki Tangga Utama dan aku keluar.
Aku nggak melihat pesan di sakuku sampai setelah aku di
luar, berdiri di tengah hujan gerimis yang tampaknya nggak
berhenti-berhenti. Aku nggak terkagum-kagum karena Zach baru saja me?
lakukan brush pass paling hebat yang pernah kulihat. Aku
nggak berlari untuk berteduh di lumbung.
213 Isi-Croos my heart.indd 213
8/13/09 9:58:26 AM Sebaliknya, aku berdiri di udara basah yang berat, menatap
namaku ditulis di atas sehelai Evapopaper. Kubuka pesan itu
dan kubaca sekilas halaman itu, kata-katanya hampir nggak
sempat kumengerti sebelum kertas itu larut dalam hujan.
Well, jelas pesan itu sudah hilang jauh sebelum aku menemu?
kan teman-temanku dan membarikade pintu ke kamar kami"
dan itu patut disayangkan, karena, kalau ada sepotong bukti
yang perlu diperiksa, itulah dia. Tapi pesan itu sudah hilang.
Lenyap. Kami nggak bisa menganalisis tulisan tangan Zach
atau intensitas genggaman bolpoin cowok itu. Kami harus me?
makai kata-kata itu dan pengetahuan sesedikit apa pun yang
kami miliki tentang subjek.
(Salinan disediakan oleh Cameron Morgan)
Jadi, kudengar kita boleh pergi ke kota akhir pekan ini.
Mau nonton film atau semacamnya"
P.S. Itu kalau Jimmy nggak keberatan.
Terjemahan: Akhir pekan ini mungkin bisa jadi kesempatan bagus
bagi kita untuk bertemu di luar sekolah dalam lingkungan sosial
yang bebas kompetisi. Aku nggak menganggap cowok lain sebagai
ancaman, dan aku senang membuat mereka terlihat nggak penting
dengan memanggil mereka memakai nama yang salah.
(Terjemahan oleh Macey McHenry)
"Oh astaga, Cam," seru Liz. "Zach mengajakmu kencan!"
214 Isi-Croos my heart.indd 214
8/13/09 9:58:26 AM "Apa artinya itu?" tanyaku, menoleh pada Macey, yang
duduk di tempat tidurnya dan melepaskan sepatu sembilanratus-dolarnya yang ia pakai ke lumbung P&P dan sekarang
diselimuti lumpur. "Maksudmu selain bagian dia-mengajakmu-nonton-film yang
sudah jelas?" tanya Macey.
"Ya, selain itu," kataku, karena nggak mungkin artinya se?
gampang itu. Mata-mata nggak pernah melakukan sesuatu
tanpa motivasi, tanpa tujuan, dan aku nggak tahu apa yang
mungkin menjadi motif rahasia Zach. Aku nggak tahu kenapa
dia mengajakku lewat pesan dan nggak secara langsung. Aku
nggak tahu hal penting apa yang tersembunyi di balik fakta
bahwa dia nggak menandatangani pesan itu dengan nama
lengkap. Kami sudah mempelajari cowok selama hampir satu
tahun ajaran penuh, walaupun begitu sepertinya aku nggak
semakin memahami budaya di mana orang-orang menghinamu,
lalu menggodamu, mengabaikanmu selama berminggu-minggu,
lalu mengajakmu nonton film!
"Dia pasti merencanakan sesuatu," kataku akhirnya. Tapi
teman-teman sekamarku hanya bertatapan seakan ada pen?
jelasan lain. "Memangnya menurut kalian dia nggak merencana?
kan sesuatu?" Hujan jadi lebih deras di luar, angin melolong, dan akhir?nya
Bex berdiri lalu berjalan ke arahku. "Ya. Dia jelas me?rencana?kan
sesuatu." Kutatap Liz untuk meminta konfirmasi, tapi dia sibuk me?
masukkan kata-kata Zach ke dalam penerjemah Bahasa-Cowokke-Bahasa-Inggris yang akhirnya sudah sampai fase prototype.
"Dan itulah sebabnya," kata Macey sambil tersenyum, "kau
harus pergi." 215 Isi-Croos my heart.indd 215
8/13/09 9:58:27 AM *** Tentu, kalau kau Gallagher Girl dan menghabiskan se?panjang
hari setiap hari di dalam wilayah Akademi Gallagher, pikiran
tentang pergi ke kota"kota mana pun"mulai terlihat cukup
bagus. Dan pergi bersama cowok seperti Zach Goode ter?lihat
bahkan lebih bagus lagi. Tapi itu nggak berlaku kalau kau Gallagher Girl yang se?
benarnya terlibat dalam skenario penyamaran mendalam
honeypot" Tidak berlaku kalau menurut sahabat-sahabatmu
ini merupakan kesempatan sempurna untuk A) Mencoba
concealer bawah mata baru milik Macey yang hanya legal di
Swiss. Dan B) Mempraktikkan skenario pengintaian-tiga-agen
kla?sik" Dan yang terpenting dari semuanya, tidak kalau kau
Gallagher Girl yang punya mantan pacar di kota tersebut.
Sabtu pagi kami bangun dan melihat langit yang cerah.
Entah bagaimana musim dingin sudah berlalu, mencair bersama
salju, dan sekarang sinar matahari pucat memasuki jendela.
Dan aku ingat apa yang sudah kusetujui untuk kulakukan.
"Aku nggak bisa melakukan ini," kataku, nggak yakin se?
penuhnya apakah aku membicarakan Zach atau push-up bra
yang dipaksa Bex untuk kukenakan (karena menurutnya pushup bra diciptakan untuk situasi honeypot). "Bagaimana kalau
aku keceplosan bahwa kita mengawasi mereka" Atau bagai?
mana kalau dia memberiku obat dan memanfaatkanku untuk
mengakses bagian terlarang lab sains" Atau bagaimana kalau?"
kalimatku menghilang, memikirkan satu pertanyaan yang nggak
bisa kukatakan, meskipun sudah memaksa diri: Bagaimana ka?
lau aku bersenang-senang"
216 Isi-Croos my heart.indd 216
8/13/09 9:58:27 AM Sebaliknya, kutanyakan pertanyaan lain yang sudah meng?
hantuiku selama berhari-hari: "Bagaimana kalau aku ketemu
Josh?" Aku menghabiskan waktu berbulan-bulan terlindung dalam
keamanan dinding-dinding kami, tahu bahwa selama aku nggak
meninggalkan wilayah ini aku nggak harus ketemu Josh lagi"
dan itu kemewahan yang nggak dimiliki cewek-cewek normal
waktu mereka ingin menghindari mantan pacar.
"Tenang, Cam," kata Bex. "Kami bakal mengikutimu lewat
unit komunikasi"kau akan punya backup. Lagi pula, seberapa
besar kemungkinannya kau bakal ketemu Josh?"
"Seratus delapan puluh tujuh banding satu," jawab Liz oto?
matis. Aku mungkin menatap Liz seakan ia sedikit menakutkan
(dan memang betul"dengan cara yang bagus), tapi ia hanya
mengangkat bahu dan berkata, "Apa?" dengan defensif. "Kalau
kau memperhitungkan rute lalu lintas pejalan kaki, angka
populasi, dan pola tingkah laku, jawabannya adalah 187:1."
Tapi ada satu hal yang bahkan belum dipelajari perhitung?
annya oleh Liz: takdir. Aku tahu aku sedang menantang takdir.
Lagi. Perutku bergolak. Jari-jariku menggelenyar. Setiap syaraf di
tubuhku seakan jadi hidup"berdenyut dengan kekuatan yang
rasanya nggak seperti yang kurasakan pada kencan-kencanku
sebelum ini; dan rasanya nggak seperti yang kurasakan saat
men?jalankan misi"pokoknya ini belum pernah kurasakan.
Liz menata rambutku. Macey membuat keajaiban dengan
mendadaniku. Dan Bex sibuk menjahitkan kamera kancing ke
jaketku. Kami punya rencana. Kami sudah berlatih untuk saat
ini selama bertahun-tahun. Tapi waktu teman-teman sekamarku
ber?jalan turun, kulihat diriku di cermin.
217 Isi-Croos my heart.indd 217
8/13/09 9:58:28 AM sp "Kau tahu, nggak apa-apa kalau kau suka dia." Macey
tinggal sebentar di ambang pintu yang terbuka. Di belakang?
nya, koridor berubah sepi saat cewek-cewek berjalan keluar
untuk perjalanan panjang ke kota.
Aku memikirkan aturan-aturan dasar operasi rahasia: jangan
terlibat secara emosional dengan subjek; jangan pernah ke?
hilangan perspektif atau kontrol. Mata-mata yang lebih baik
daripadaku pernah melanggar aturan-aturan itu dan akhirnya
patah hati" atau lebih buruk. Aku memandang lewat jendela
ke lumbung, tempat kami belajar cara melindungi mata dan
ginjal"cara menghindari pukulan dan menerima tendangan.
Tapi bahkan Akademi Gallagher belum menemukan cara
untuk menolong kami melindungi hati kami.
"Aku yang jadi eyeball," kata Bex lewat unit komunikasi satu
jam kemudian. Dan itu suara yang menenangkan. Sejauh ini,
baik Zach maupun aku belum mengatakan banyak hal, karena
A) Waktu kami sampai ke bawah, sekelompok besar orang
sudah menunggu untuk berjalan ke kota (salah satunya Tina
Walters). B) Angin bertiup kencang, jadi aku harus menjaga
kepalaku berada pada sudut aneh untuk menjaga rambutku
nggak menutupi wajah. Dan C) Walaupun aku sudah pernah
kencan (dan melakukan misi), aku nggak pernah melakukan
keduanya sekaligus. Dan akhirnya, agak sulit untuk bicara saat kau berjalan tiga
kilometer hanya untuk menemukan dirimu berada di tengah
parade Hari Pendiri Roseville, Virginia. Ya, aku memang bilang
parade. Baik sisi mata-mata maupun cewek dalam diriku tahu bah?
wa seharusnya aku mengatakan sesuatu"aku seharusnya me?
218 Isi-Croos my heart.indd 218
8/13/09 9:58:28 AM t.c lakukan sesuatu"tapi begitu kami berbelok ke Main Street,
kudengar bunyi trompet Pride of Roseville Marching Band;
ku?lihat wanita-wanita gereja menjual brownies dan tiket undian
untuk kesempatan memenangkan selimut quilt buatan sendiri.
Seluruh penduduk kota Roseville tampaknya berbaris di jalanjalan atau memenuhi alun-alun.
"Dia kelihatan keren, Cam" maksudku, Bunglon," Liz
cepat-cepat membetulkan kesalahannya. Aku memandang ke
kedua ujung jalan yang ramai dan nggak bisa melihat temanteman sekamarku di mana pun, tapi ada sedikit penghiburan
ka?rena tahu mereka di sana. "Batuklah kalau menurutmu dia
kelihatan keren." Pukul 10:41: Pelaksana tidak bisa tidak melihat bahwa Subjek
terlihat SANGAT keren dan wanginya SANGAT enak.
Zach memang tampak keren. Dia nggak memakai seragam.
Dia memakai sesuatu di rambutnya sehingga rambutnya be?
rantak?an pada semua tempat yang tepat. Dan aku terus berpikir
bahwa pasti sesuatu yang mencurigakan sedang terjadi"nggak
mungkin cowok ini kencan sungguhan denganku.
Sumpah, Aku Mau Banget Jadi Mata-mata Cross My Heart And Hope To Spy Gallagher Girls 2 Karya Ally Carter di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Hei, Bunglon, kau tahu kau bisa mengobrol," kata Macey
le?wat unit komunikasi. "Itu diperbolehkan."
Tapi mengobrol sama sekali nggak gampang, karena aku
ber?sama Zach" Dalam kencan-garis-miring-misi-mengidentifi?
kasi-honeypot! Aku memakai unit komunikasi di telinga, punya
sepaket permen mint di tas, dan ada kemungkinan 1/187 aku
bakal bertemu mantan pacarku dan pacar barunya" aku se?
dang berurusan dengan banyak masalah!
"Kau mau melakukan sesuatu?" tanyaku canggung, wa?
219 Isi-Croos my heart.indd 219
8/13/09 9:58:29 AM laupun, secara teknis, kami memang sedang melakukan se?
suatu. "Kita bisa nonton film," kata Zach. "Atau cari makanan."
"Oke." "Atau kita bisa" jalan-jalan saja," usul Zach dan untuk
pertama kalinya aku bertanya-tanya apakah mungkin ia gugup
juga. "Oke," kataku lagi.
"Atau kita bisa minta badut di sana untuk menggambari
wajah kita lalu merampok bank," usulnya, seakan aku nggak
men?dengarkan kata-katanya. Tapi aku nggak masuk dalam pe?
rangkapnya. "Nggak mau. Oktober lalu mereka memasang Stockholm
Series 360"paling nggak butuh waktu 45 menit untuk men?
jebol?nya." "Senang mengetahuinya." Zach tertawa.
Tiba-tiba aku ingin berhenti di tengah jalan dan menanyai
Zach kenapa ia mengajakku kencan. Aku ingin ia mengaku
bahwa ia seorang honeypot. Tapi waktu Zach meraih tangan?ku
dan membimbingku melewati trotoar yang ramai, gerakan itu
nggak terasa seperti gerakan agen yang menjalankan misi.
Lalu, lebih dari segalanya, aku ingin berhenti mendengarkan
kata-kata Macey. Nggak apa-apa kalau kau suka dia, karena
kadang-kadang tidak menyukai seseorang itu lebih mudah di?
laku?kan. Seorang pria setengah baya berjaket merah berkeliaran di
pusat taman kota. Mobil-mobil antik berjajar di jalan se?
mentara laki-laki dengan perut besar menendang ban dan me?
nyesap limun. Jarak kami ke sekolah cuma tiga kilometer, tapi
alun-alun kota Roseville terasa seperti dunia yang berbeda. Hal
220 Isi-Croos my heart.indd 220
8/13/09 9:58:29 AM paling berbahaya yang bisa kulihat adalah segerombolan gadis
kecil memakai leotard mengilap berlarian menyusuri trotoar.
Zach menarikku berbelok di sudut dan ke jalan samping yang
sepi. "Jadi, sudah memasang penyadap yang bagus akhir-akhir
ini?" tanya Zach. Ada kilau di matanya, tapi aku nggak bisa tertawa. Aku
bahkan nggak bisa ngomong. Keheningan berdenyut di antara
kami, seperti irama band yang menjauh.
"Supaya kau tahu saja, Gallagher Girl," bisik Zach lembut,
"Aku akan menciummu sekarang."
Untuk pertama kalinya selama berbulan-bulan aku nggak
memikirkan misiku, penyamaranku, atau teman-temanku.
Aku nggak bisa berpikir. Tangan Zach terasa hangat di belakang leherku; jari-jarinya
menyusup ke rambutku, dan ia memiringkan kepala sambil
ber?gerak mendekat. Kupejamkan mataku.
Dan kudengar, "Oh astaga! Cammie, itu kau, ya?"
Zach mengucapkan kata yang sangat kasar sambil menjauh
dariku. (Tapi aku ragu DeeDee memperhatikan, karena kata
kasar itu diucapkan dalam bahasa Persia.) Suara yang datang
dari alun-alun kota tampaknya lebih keras daripada beberapa
detik lalu, dan aku tahu keadaan trans apa pun yang tadi
kumasuki sudah sepenuhnya pecah"momen itu betul-betul
berakhir. Zach hampir menciumku. Aku hampir membiarkan Zach
menciumku! "Hai, Cammie," kata DeeDee. Ia memelukku dan tersenyum
pada Zach. "Aku senang sekali melihat kalian di sini!"
Josh berdiri satu setengah meter jauhnya, menatapku, tapi
221 Isi-Croos my heart.indd 221
8/13/09 9:58:29 AM dia nggak bilang hai. Aku sudah cukup sering memukul orang
untuk tahu kapan seseorang merasa sakit.
Aku menjauh dari Zach seakan bisa membuat Josh melupa?
kan apa yang baru saja dilihatnya, lalu kulihat bayangan di
jendela di belakangku"bayangan Josh"dan aku langsung
tahu bahwa tadi Zach pasti sudah melihatnya. Langsung saja
benak?ku dipenuhi ribuan pertanyaan"apakah itu sebabnya
Zach mencoba menciumku" Kenapa Josh terlihat begitu se?
dih" Kira-kira ada dua puluh hal yang harus kutanyakan pada
Macey McHenry! Aku mulai mengamati kerumunan, mencari
teman-temanku, tapi yang kulihat malah pria di seberang ja?
lan. Pria biasa. Aku melihatnya membeli brownies dan melihat
ke bawah kap mobil Model T.
Tapi nggak seorang pun di jalan bicara padanya, dan se?
patunya terlalu bagus untuk menonton parade. Aku ingat apa
yang sering dikatakan Dad tentang antipengintaian: Satu kali
melihatnya berarti dia orang asing; dua kali berarti kebetulan;
tiga kali berarti dia membuntutimu.
Dan ini membuat orang itu masuk kategori ketiga.
Selagi kami berempat berjalan menyusuri trotoar, aku nggak
bisa menghilangkan perasaan bahwa aku memerlukan bantuan
untuk alasan yang betul-betul berbeda. Josh dan DeeDee ber?
jalan beberapa langkah di depan, jadi aku berbisik pada Zach,
"Hei, kau bakal berpikir aku sinting."
"Sedikit terlambat untuk itu, Gallagher Girl." Mendengar
kata Gallagher, dua wanita di trotoar berbalik dan memberi
kami Pelototan Gallagher, tapi aku nggak punya waktu untuk
mengkhawatirkan reputasi sekolahku.
222 Isi-Croos my heart.indd 222
8/13/09 9:58:30 AM "Kau nggak lihat ada yang mengikuti kita, kan?" tanyaku.
Zach tertawa. "Maksudmu selain teman-teman sekamarmu?"
Aku memutar bola mataku. "Ya. Selain mereka."
"Nggak. Aku nggak lihat ada yang membuntuti kita. Ke?
napa?" "Laki-laki itu. Jaket biru." DeeDee menoleh padaku, jadi
ku?ubah kata-kataku. "Apakah menurutmu dia nggak kepanasan
dalam mantel berat itu?" Itu adalah slang mata-mata untuk
agen yang bakal tertangkap, tapi DeeDee nggak tahu itu.
Untung?nya, Zach tahu. Dia menoleh, dengan santai mengamati
keadaan, mulai dari mobil-mobil konvertibel yang membawa
Putri Hari Pendiri dan pengikutnya, sampai cara DeeDee meng?
ucapkan hai pada hampir semua orang yang kami lewati.
"Memangnya ada apa?" tanya Zach.
"Jaket itu bisa dibalik. Sepuluh menit yang lalu dia me?
makai kebalikannya. Apakah menurutmu cowok-cowok normal
di Roseville mau repot-repot membalik jaket?"
Kami berhenti untuk melihat ke bayangan bergelombang di
jendela toko. "Lihat laki-laki itu, Gallagher Girl," bisik Zach saat pria itu
membeli corn dog. "Dia tampak ceroboh sekali. Aku berani
taruhan apa saja denganmu bahwa di sisi jaket sebaliknya ada
noda moster yang besar."
Kedengarannya itu poin yang bagus"rasanya seperti poin
yang bagus, tapi kemudian Zach tertawa, dan ada sesuatu
yang" aneh. Aku tahu itu bukan sekadar paranoia. Aku tahu
itu lebih besar dariku dan lebih besar daripada Roseville dan
lebih besar daripada parade mana pun.
"Sekarang kalian berdua ngobrol apa?" goda DeeDee.
223 Isi-Croos my heart.indd 223
8/13/09 9:58:30 AM "Oh, Cammie sedang mencoba meyakinkanku bahwa
seharusnya aku mengenali laki-laki berjaket biru itu." Zach
menatapku dan aku tahu kata-katanya ditujukan padaku"
bukan DeeDee"waktu ia bilang, "Tapi aku belum pernah
me?lihatnya seumur hidupku."
Itu bakal jadi berita bagus. Aku mungkin bakal rileks. Tapi
aku menunduk melihat cincin yang kukenakan, merasakan
getar?an halusnya, dan tahu bahwa Zach bohong.
224 Isi-Croos my heart.indd 224
8/13/09 9:58:31 AM Bab Du a P u l u h L i m a
ku nggak bangga dengan apa yang terjadi selanjutnya, tapi
Mr. Solomon sendiri memberitahuku bahwa mata-mata melaku?
kan hal-hal buruk untuk alasan-alasan baik, jadi aku terse?
nyum, meraih lengan DeeDee, dan memanfaatkan cewek yang
nggak curiga itu untuk penyamaran saat aku mengumumkan,
"Aku harus ke toilet!"
"Biar kuantar," Zach memulai, tapi aku nggak membiarkan?
nya menyelesaikan kalimat.
"Nggak," kataku sambil tersenyum pada DeeDee. "Ini urus?
an cewek." Saat kami menjauh dari Josh dan Zach, DeeDee terkikik
dan mengaitkan lengan kurusnya di lenganku. Mungkin ke?
lihatan?nya ini mengasyikkan buat DeeDee"dua cewek berjalan
ber?sama menyusuri trotoar yang ramai. Tapi aku tenggelam
dalam jenis petualangan yang berbeda saat mengamati ke?
rumunan orang, mencari teman dan musuh di alun-alun kota
yang sibuk. 225 Isi-Croos my heart.indd 225
8/13/09 9:58:31 AM "Kita bisa pergi ke apotek," teriak DeeDee, berusaha me?
ngalah?kan sirene yang meraung-raung dari truk pemadam ke?
bakaran yang lewat dan dipenuhi cheerleader"akhir parade.
"Apa?" tanyaku.
"Di apotek ada toilet," katanya lagi, dan aku mengangguk.
"Oke, kita pergi ke apotek," ulangku keras-keras, berharap
teman-temanku bakal mendengar.
Ada yang nggak beres"Zach bohong dan seorang pria yang
belum pernah kulihat membuntuti Gallagher Girls di Roseville.
Itu hal yang nggak pernah terjadi sebelum Blackthorne Boys
datang ke Akademi Gallagher dan membawa Kode Hitam ber?
sama mereka. "Jadi, Cammie, aku betul-betul senang ketemu kau," kata
DeeDee, seakan aku punya waktu untuk obrolan cewek. "Aku
ingin tahu apakah kau" tahu kan" serius" Antara kau dan
Zach" Kalian terlihat bahagia."
Terlepas dari semuanya, aku berhenti dan menoleh pada
DeeDee. Apakah aku bahagia dengan Zach" Apakah aku bakal
bisa bahagia dengan Zach" Dua menit sebelumnya aku mung?
kin punya jawaban yang berbeda untuk pertanyaan itu, tapi
dalam kehidupan mata-mata, dua menit adalah banyaknya
waktu yang dibutuhkan bagi seluruh dunia untuk berubah.
"Cammie!" Bex terburu-buru mendatangiku, melambai.
"Oh," katanya sambil melirik cepat pada DeeDee. "Hai." Lalu
ia menatapku dan memutar bola mata. "Aku baru saja dapat
tele?pon di ponselku," dustanya. "Kita harus kembali ke seko?
lah." Ia terdengar kecewa"kesal. Suaranya sama sekali nggak
merefleksikan rasa panik yang kurasakan.
Aku menoleh kembali pada DeeDee. "Sori," kataku, mulai
menjauh. "Aku harus?"
226 Isi-Croos my heart.indd 226
8/13/09 9:58:32 AM in "Oke," kata DeeDee, tapi senyumnya yang biasanya cerah
tampak memudar. "Cammie," panggilnya persis waktu aku mu?
lai berbalik, "Aku betul-betul berharap kau dan Zach baha?
gia." Pada hari lain aku mungkin akan memikirkan kalimat itu
ber?jam-jam, membedahnya bersama Macey, mencari arti rahasia
dalam kata-kata itu. Apakah itu cara DeeDee untuk mem?beri?
tahuku bahwa ia dan Josh nggak bahagia" Apakah aku ancam?
an untuk cinta mereka yang terlihat sempurna" Ataukah
DeeDee jenis orang yang ingin semua orang sebahagia diri?
nya" Kalau aku cewek normal, mungkin akan memutar kembali
setiap detik hari itu"hampir-ciumanku, ekspresi terluka di
wajah Josh. Tapi aku bukan cewek normal. Seperti yang sudah
diingatkan Zach padaku berulangkali" aku adalah Gallagher
Girl. "Tadi dua laki-laki juga mengikuti kami," kata Bex waktu
Sumpah, Aku Mau Banget Jadi Mata-mata Cross My Heart And Hope To Spy Gallagher Girls 2 Karya Ally Carter di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
mulai berjalan di sebelahku. Aku berhenti di jalanan dan me?
noleh untuk mengecek ke belakang kami, tapi ia memutar bola
matanya. "Kubilang tadi." Ia menggeleng. "Aku tahu kita nggak
bisa memercayai cowok-cowok yang menjaga kamar me?reka
sebersih itu. Itu nggak alami!"
Liz berada setengah langkah di belakang Bex, kehabisan
napas. Aku memandang berkeliling. "Di mana Macey?"
"Memberitahu sebanyak mungkin Gallagher Girl yang bisa
ditemuinya tentang orang-orang yang mengikuti kita," jawab
Bex. "Tunggu! Cammie," Liz terengah-engah, "kau nggak bisa
pergi begitu saja di tengah kencan! Bagaimana kalau Zach
227 Isi-Croos my heart.indd 227
8/13/09 9:58:32 AM meng?khawatirkanmu" Bagaimana kalau dia pikir kau diculik?"
Lalu ia tersentak. "Bagaimana kalau dia pikir kau nggak me?
nyukainya?" "Liz," sergahku, "protokol mengatakan kita harus melapor?
kan aktivitas mencurigakan apa pun ke bagian keamanan
secepatnya! Kita diintai di Roseville!" Kata-kata itu terdengar
berat. "Dan Zach mengenali salah satu dari mereka." Kutarik
napas dalam-dalam sebelum menyelesaikan, "Dan dia bohong
padaku tentang itu."
Aku ingat ekspresi di wajah Mom waktu kami duduk di
bawah kilau merah lampu darurat saat Kode Hitam. Seseorang
atau sesuatu sudah mengancam sekolah kami satu kali semester
ini, jadi aku nggak mengkhawatirkan perasaan Zach atau apa
yang bakal dikatakan Madame Dabney tentang meninggalkan
seorang cowok di tengah kencan. Aku nggak bertanya pada
teman-temanku apakah mereka tahu mengapa cowok mencoba
mencium cewek, dan semua alasan mengapa si cewek bakal
membiarkan hal itu terjadi.
Kami diintai di Roseville"hanya itu yang penting. Kurasa?
kan kakiku berdentam-dentam di trotoar. Waktu kami sampai
di mansion, akhirnya aku berbalik dan melihat hampir seluruh
siswa kelas sepuluh berlari menyusuri jalan di belakangku. "Kau
benar," Courtney memberitahu kami, menelan ludah dengan
susah payah, terengah-engah. "Kami juga diikuti."
Kami mendorong pintu mansion dan langsung kurasakan ke?
heningan yang biasanya hanya terjadi pada hari-hari sebelum
semester baru dimulai dan setelah semester itu berakhir, saat aku
satu-satunya Gallagher Girl yang menjelajahi koridor-koridor.
"Mom!" panggilku, tapi suaraku bergema di koridor-koridor
kosong. 228 Isi-Croos my heart.indd 228
8/13/09 9:58:33 AM Courtney dan Eva pergi ke Aula Besar. Mick dan Tina ber?
jalan ke perpustakaan. Aku menuju Koridor Sejarah.
"Mom!" panggilku lagi, tapi suaraku ditenggelamkan sirene
yang memekakkan saat semua lampu mati dan kata-kata "KODE
HITAM KODE HITAM KODE HITAM" memenuhi udara.
Pedang Gilly menghilang ke kotaknya yang nggak bisa di?
tembus, rak-rak buku di sekitar kami berubah jadi lemari besi,
dan tirai-tirai logam menutupi semua jendela.
"Cammie!" panggil Bex lebih keras daripada suara sirene
dan pikiranku yang bergelora. "Cammie, ayo!"
Sahabatku meraih tanganku dan menarikku ke kantor
Mom, tapi Mom nggak ada di sana. Nggak ada orang yang
me?ngatakan, "Hei, kiddo," dan nggak seorang pun memberitahu?
ku semua bakal baik-baik saja.
Kami berbalik dan berlari menuruni Tangga Utama semen?
tara mansion itu mengubah diri sendiri menjadi makam.
"Cam, di mana ibumu?" tanya Liz, seakan aku tahu tapi
nggak mau memberitahunya.
"Di mana guru-guru?" tanya Bex, berputar, mencari ke se?
gala arah. Tina dan Eva datang berlari-lari menyusuri koridor.
Mick, Kim, dan Courtney keluar dari Aula Besar. Tak lama,
hampir seluruh siswa kelas sepuluh berdiri di selasar yang ber?
gema, tapi nggak ada guru. Nggak ada penjaga. Seluruh se?
kolah pasti keluar, menikmati kebebasan mereka di Roseville.
Tampaknya kami betul-betul sendirian.
Lalu kulihat bayangan gelap bergerak menyusuri koridor,
ter?sandung-sandung, memegangi dinding untuk menopang tu?
buh. "Mr. Mosckowitz!" seru Liz, lalu berlari mendekat bersama
Bex. 229 Isi-Croos my heart.indd 229
8/13/09 9:58:33 AM Guru kami jatuh ke pelukan mereka. Darah menodai sisi
wajahnya dan suaranya terdengar samar-samar saat Mr. M
berbaring di lantai dan berkata, "Dia berhasil mendapatkan?
nya." "Mendapatkan apa?" tanyaku lebih keras daripada raungan
sirene. "Daftar itu"CD berisi daftar alumni." Ia duduk tegak dan
men??cengkeram bahuku. "Laki-laki itu mendapatkannya. Dan
CD itu" ada di luar sana."
Lalu Mr. Mosckowitz pingsan.
Mudah sekali menatap mansion Gallagher yang berpagar batu
tinggi dan berhias tanaman merambat lalu membayangkan ke?
kayaan yang ada di dalamnya. Bahkan orang-orang yang tahu
siapa kami dan apa yang kami lakukan sesungguhnya mungkin
berpikir tentang lab-lab sains tempat beberapa penemuan
terbesar dunia dilahirkan. Perpustakaan kami dideskripsikan
se?bagai sangat berharga. Tetap saja, sumber-sumber kami yang
paling berharga tidak berada di balik dinding-dinding kami"
mereka ada di luar, di dunia ini. Menyamar. Warisan Gallagher
Girls yang sesungguhnya nggak tinggal di balik batu dan kaca,
tapi dalam darah dan daging. Hal-hal lainnya"itu cuma untuk
kantong pembakaran. Saat kami menggotong Mr. Mosckowitz ke kursi empuk dan
me?meriksa denyut nadinya, aku nggak bisa menghilangkan pe?
rasa?an bahwa nasib seluruh persaudaraan ada di bahu kami.
Cahaya terakhir sinar matahari menghilang dari mansion,
jadi Tina mengambil lentera dari dinding dan menyalakan ko?
rek api. "Bisa nggak seseorang beritahu aku apa yang terjadi?"
tuntutnya frustrasi. 230 Isi-Croos my heart.indd 230
8/13/09 9:58:33 AM "Cowok-cowok itu," kataku. Bahkan dalam kegelapan bisa
kurasakan teman-temanku menatapku, menelaah setiap katakataku. "Zach bohong waktu kutanyakan tentang orang yang
mengikuti kami di kota"orang yang mungkin ada di sana
untuk memastikan kita nggak kembali terlalu cepat."
"Dan Mr. Mosckowitz bilang seorang laki-laki sudah men?
dapat?kan CD-nya," tambah Bex.
"Cowok yang mana?" tanya Mick. "Bagaimana kita harus
mencarinya?" Itu terdengar seperti pertanyaan yang sangat bagus sampai
kudengar suara Liz di antara raungan sirene. "Well, melakukan
itu mungkin lebih gampang daripada yang kalian kira."
Ia mengulurkan tangan dan untuk pertama kalinya kulihat
Liz nggak memakai jam tangan biasa. Sebaliknya, itu salah
satu jam tangan yang didesain khusus olehnya. Titik-titik
merah mungil di layar bersinar seperti mercusuar di kegelapan.
Aku ingat kem?bali misi kami di Sayap Timur"sidik jari,
DNA, dan akhir?nya" Bex menyeringai penuh kemenangan.
"Kita punya pelacak."
Langsung saja kami semua berbalik dan mulai berjalan
keluar, tapi berhenti sama cepatnya. Baja menutupi setiap
jendela"setiap pintu. Tindakan-tindakan pengamanan yang
seharusnya membuat penyusup tetap di luar malah mengurung
kami di dalam. "Kita nggak bisa keluar," kata Tina, kecewa.
Harapan tampaknya memudar. Titik di monitor Liz"sinyal
dari pelacak-pelacak yang kami tanam di sepatu cowok-cowok
itu berminggu-minggu lalu"menjadi semakin dan semakin
jauh lagi. Aku memikirkan nasihat Mom, dan aku tahu, lebih
dari kapan pun, aku harus jadi diri sendiri.
231 Isi-Croos my heart.indd 231
8/13/09 9:58:34 AM Jadi kutatap teman-temanku. "Ya," kataku perlahan-lahan,
"kita bisa keluar dari sini."
Kukatakan pada diri sendiri bahwa seumur hidupku aku sudah
berlatih untuk menghadapi hal seperti ini"bahwa kami tidak
nggak berdaya, nggak seperti yang kurasakan. Dan untuk per?
tama kalinya malam itu jantungku berhenti berdebar-debar;
kutarik napas dalam yang menenangkan. Liz memberiku jam
tangannya dan aku menunduk mengamati titik-titik tersebut.
Mick pergi mencari barang-barang penting Operasi Rahasia.
Lima menit kemudian kami menerobos sarang laba-laba,
mencium udara berdebu di jalan rahasia favoritku.
Senter kami bersinar dalam kegelapan, dan di kejauhan
sirenenya terdengar seperti stereo yang ditinggalkan menyala
oleh seseorang. Aku kenal daerah berbayang-bayang itu"aku bisa jalan di
sana dalam kegelapan. Dengan penutup mata. Memakai hak
tinggi. Tapi kali ini sesuatu yang lain berada di akhir terowong?
an itu. Selagi koridornya bercabang dan berbelok, membawa kami
semakin jauh dari mansion, aku menunduk pada monitor di
per?gelangan tanganku dan melihat bahwa sebagian besar titik
berada di antara mansion dan kota"persis di tempat cowokcowok itu seharusnya berada. Tapi satu titik bergerak menjauh
sendirian, jadi itulah sinyal yang"cowok yang"akan kami
ikuti. Waktu kami keluar dari terowongan, kulihat jalan tol sepi
yang memanjang ke dua arah. Titik yang berkedip-kedip ber?
gerak semakin dan semakin jauh selagi kami berdiri di sana,
nggak mungkin bisa mengejarnya.
232 Isi-Croos my heart.indd 232
8/13/09 9:58:34 AM og "Sekarang bagaimana?" tanya Liz.
"Anna, larilah menyusuri perimeter mansion sampai kau men?
capai pos penjaga"cari bantuan!" Dalam sekejap dia sudah
pergi. "Bex," kataku, menoleh pada sahabatku; tapi kata-kataku
menghilang saat kudengar ban berdecit dan kulihat lampu
depan bersinar. Salah satu van kami berjalan cepat ke arah
kami lalu berhenti mendadak. Aku bernapas untuk pertama
kalinya, dalam waktu rasanya sudah berhari-hari, dan kelegaan
menyapuku. Bantuan datang, pikirku.
Mungkin itu Mom. Atau Mr. Solomon. Tapi lalu pintunya terbuka. Dan kudengar Macey berseru,
"Masuklah!" "Kau mencuri van Akademi Gallagher," kataku, sedikit kagum.
Macey mengangkat bahu. "Menyita, Cam," katanya. "Waktu
aku nggak bisa masuk ke mansion dan mendengar sirene Kode
Hitam, aku menyita van. Dan ya," katanya, seakan membaca
pikiranku, "itu hal yang dipelajari anak orang kaya pembuat
ulah sebelum mereka bersekolah di sekolah mata-mata."
Lampu depan van menyinari kegelapan. Kabut turun dari
langit"peringatan yang hangat dan lembap bahwa banyak hal
yang berubah dalam diri kami sejak musim dingin.
Selagi berjalan menembus kegelapan, aku nggak merasakan
semburan adrenalin yang biasanya muncul saat menjalankan
operasi rahasia. Bukannya bersemangat, aku merasakan kengeri?
an karena ada agen ganda di antara kami. Jadi nggak kubiar?
kan diriku berpikir tentang cowok yang hampir kubiarkan
233 Isi-Croos my heart.indd 233
8/13/09 9:58:35 AM men?ciumku; aku nggak berani bertanya-tanya apakah aku bakal
membiarkan diriku merasa seperti itu lagi suatu saat nanti.
Kukeraskan suara di monitor di pergelangan tanganku, men?
dengarkan selagi suara bip, bip, bip lembut memenuhi van,
lebih cepat dari sebelumnya, dan aku tahu kami semakin de?
kat. "Belok di sini," aku menginstruksikan dan jalan tol meng?
hilang. Kami berjalan pelan di atas kerikil dan lubang-lubang.
"Matikan lampunya," kataku. Van terus maju perlahan-lahan
dalam kegelapan. Bunyi bip-nya lebih cepat sekarang, stabil. "Ini dia," kata
Bex. Awan-awan menjauh; seberkas sinar bulan jatuh ke kom?
pleks industri. Bangunan-bangunan logam raksasa berdiri ber?
dekatan. Rumput liar bertarung dengan kerikil dan kepingankepingan aspal pecah untuk mendapatkan kontrol di tanah.
"Tempat apa ini?" tanya Macey.
"Ini pabrik yang sudah nggak terpakai," Liz menjelaskan.
"Tapi ini milik sekolah sekarang."
"Kelihatannya nggak ada penjaga," kata Macey.
Lalu setiap cewek dalam van berkata, "Lihat sekali lagi."
Pagar berantai menutupi daerah itu. Mungkin sensor gerak?
an seharga satu juta dolar tertanam di dalam tanah. Itu ben?
Sumpah, Aku Mau Banget Jadi Mata-mata Cross My Heart And Hope To Spy Gallagher Girls 2 Karya Ally Carter di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
teng yang disamarkan sebagai puing-puing, dan nggak ada ke?
raguan dalam benakku bahwa siapa pun yang kami ikuti
datang ke sini untuk suatu alasan.
"Jadi kita temukan siapa pun yang di dalam sana dan ambil
kembali CD-nya?" tanya Macey seakan secara teknis ia bukan
anak kelas delapan dan masih dua tahun jauhnya dari Sublevel
Satu. 234 Isi-Croos my heart.indd 234
8/13/09 9:58:35 AM "Ya," kataku. "Jadi kurasa ini persis seperti?" Bex memulai, tapi suaranya
menghilang. "Persis seperti musim gugur lalu?"
Dalam level akademis, Bex betul. Ini seperti ujian akhir
musim gugur kami. Ini tempat latihan yang sama, dan kami
masih menjadi murid, tapi waktu Mick mulai membagikan unit
komunikasi dan potongan Napotine, aku merindukan Mr.
Solomon dan nasihatnya yang misterius, misi-misi jelas yang
menunjukkan perbedaan antara lulus dan gagal.
Aku nggak bisa berhenti berpikir bahwa sekarang semuanya
bukan masalah akademis lagi.
235 Isi-Croos my heart.indd 235
8/13/09 9:58:36 AM Bab Du a P u l u h E n a m
engagumkan sekali cara beberapa hal kembali padamu
dengan otomatis"bagaimana insting dan latihan langsung
mengambil alih kontrol. Dalam sekejap Bex mematikan lampu kubah mungil dalam
van supaya nggak ada kilau yang terlihat waktu kami membuka
pintu. Mick mematikan kabel-kabel yang mengalirkan listrik ke
pagar area tersebut, dan satu per satu kami menyelinap di bawah?
nya, berjalan ke sudut-sudut jauh kompleks itu, memudar ber?
sama bayang-bayang, kegelapan, dan hal-hal yang membuatmu
merinding pada malam hari.
Saat kau mendekati subjek di tengah kegelapan, hal yang
paling harus kaukhawatirkan bukanlah terlihat"tapi terdengar.
Dan sayangnya, Liz sedang ingin ngobrol.
"Cam, aku yakin Zach punya penjelasan yang betul-betul
bagus. Pokoknya aku tahu dia bukan orang jahat." Itu perasaan
yang bagus"pikiran yang penuh harapan"dan aku mungkin
akan menikmatinya kalau sepatu Liz nggak berada beberapa
236 Isi-Croos my heart.indd 236
8/13/09 9:58:36 AM senti jauhnya dari kabel jebakan yang hampir nggak kelihatan
dan berkilau di bawah cahaya bulan.
"Liz!" desisku dan melompat maju, menariknya ke tempat
aman. "Kenapa kau nggak tunggu di sini saja?"
"Tapi?" kata Liz, tersandung, terdengar hanya sedikit ter?
singgung, ?"kerja sama tim adalah kunci dalam operasi raha?
sia." "Aku tahu," bisikku selembut mungkin. "Tapi aku perlu se?
se?orang untuk berdiri di sini dan mengawasi sudut ini," kataku,
lega karena melihat tempat persembunyian yang hebat di
belakang tong tua yang penuh air hujan. "Bisa nggak kau me?
laku?kannya?" tanyaku. "Bisa nggak kau tetap tinggal di sini
dan beritahu aku seandainya ada yang datang?"
Meskipun saat itu gelap, bisa kulihat kelegaan yang me?
nyapu wajah Liz. Dia akan mengamati. Itu mungkin tugas
paling ilmiah yang bisa kuberikan padanya, jadi dia menghilang
ke bayang-bayang dan aku berjalan terus seorang diri, melewati
genangan-genangan yang berada di bawah tepi atap logam,
menghindari kucing-kucing liar dan tumpukan kayu yang ter?
lupa?kan. Aku berjalan melewati labirin bangunan, mendengarkan
apa pun yang lebih keras daripada suara detak jantungku sen?
diri. Kepalaku dipenuhi pertanyaan: Di mana mereka" Siapa
mereka" Dan yang terpenting dari semuanya, apakah kami siap
menghadapi ini" Daftar alumni Akademi Gallagher mungkin ada di dalam
salah satu bangunan logam itu"identitas mata-mata terbaik
dunia tertulis hitam di atas putih. Banyak nyawa berada dalam
bahaya; pekerjaan selama bertahun-tahun bisa jadi sia-sia. Jadi,
walaupun aku tahu kami sendirian, aku masih berdoa agar
237 Isi-Croos my heart.indd 237
8/13/09 9:58:37 AM sp Anna menemukan pertolongan"agar pertolongan itu nggak
terlambat. Angin bertiup melewati kompleks, melolong di antara ba?
ngun?an. Aku menunduk pada monitor di pergelangan tanganku
untuk memastikan aku masih bergerak ke titik yang berkedipkedip sendirian. Tapi kali ini titik merah itu nggak lagi sen?
diri. Aku mulai bicara"untuk memanggil teman-temanku"tapi
ku?rasakan jari-jari membekap mulutku. Sebuah lengan me?
lingkari pinggangku. Dan sebelum aku bisa melangkah atau
memukul, kudengar dengung kabel untuk bergantung berputar
dalam katrol, dan merasakan kakiku meninggalkan tanah"
Dan hal berikut yang kutahu, aku terbang.
"Cam," suara di dekat telingaku berbisik saat kami mendarat
di atap bangunan di sebelah tempatku berdiri beberapa saat
sebelumnya. Kabel-kabel terentang di antara atap-atap di
sekitarnya. Tali pengaman dan alat-alat untuk bergantung ter?
geletak di kakiku. Dan, di pergelangan tanganku, jam tangan
tua Liz berkedip-kedip cepat sekali.
Tanpa berhenti untuk berpikir, aku melangkah mundur ke
arah penyerangku, mencoba melemparkannya melewati kepala?
ku, tapi ia menahan berat badannya persis pada saat itu, meng?
hentikan momentumku. "Ini aku. Ini Zach," bisiknya, seakan
itu bakal membuatku merasa lebih baik saja.
Sinar senter menyapu kompleks, bersinar di tengah malam
yang gelap, dan secara otomatis Zach serta aku menjatuhkan
diri ke atap bangunan itu, berbaring menempel di lantai selagi
cahaya itu bersinar di atas kami.
"Beri aku satu alasan bagus kenapa aku nggak harus me?
238 Isi-Croos my heart.indd 238
8/13/09 9:58:37 AM lempar?kanmu dari bangunan ini sekarang juga," kataku, tapi
hal sintingnya bukanlah karena aku memang bermaksud me?
laku?kan hal itu; hal sintingnya adalah aku nggak ingin melaku?
kan itu"aku ingin percaya pada Zach; aku ingin menyukainya,
memercayainya, tahu bahwa Zach kenal diriku yang sebenarnya
dan tetap menyukaiku. Aku berbaring diam, merasakan kasarnya kertas tar yang
tidak rata menusuk telapak tanganku.
"Beri aku satu alasan bagus kenapa?" aku memulai lagi,
tapi Zach berguling ke arahku. Lengannya merangkul bahuku
saat tubuhnya menempel pada tubuhku.
"Akan kuberi kau dua alasan," katanya, persis waktu dua
pen?jaga bersenjata berbelok ke sudut di tempat aku persis ber?
diri beberapa saat sebelumnya.
Kami berbaring dalam keheningan selama dua puluh detik,
men?dengarkan langkah-langkah kaki itu menghilang sebelum
kudorong diriku menjauh darinya. "Apa yang terjadi, Zach?"
Untuk pertama kalinya, aku tahu persis apa yang harus kukata?
kan padanya dan aku nggak takut mengatakannya.
"Siapa laki-laki di kota itu?" Kurasakan kemarahanku me?
muncak. Aku mengunci lengan Zach di belakang punggungnya
dan membalikkannya ke kondisi tengkurap. "Bagaimana kau
menemukan tempat ini" Siapa yang ada di bawah sana dan
apa yang akan mereka lakukan dengan daftarnya?"
"Well, pertama-tama, auw," desis Zach, tapi aku nggak me?
ngedurkan tekanan. "Kedua, aku kembali ke sekolah setelah
kau meninggalkanku di kota bersama Jimmy?"
"Josh!" bentakku.
"Aku kembali ke sekolah setelah kau meninggalkanku"
omong-omong, trims untuk itu. Lalu terjadi Kode Hitam lagi dan
239 Isi-Croos my heart.indd 239
8/13/09 9:58:37 AM kau serta seluruh anggota kelasmu nggak ada. Kami pikir kau
bakal melacak kami, jadi kami mengutak-atik sinyalnya su?paya
kami bisa mengikuti alat pelacak kalian. Dan di sinilah kami."
"Siapa kami?" tanyaku, mencengkeram lengannya lebih ke?
ras. "Serius, Gallagher Girl, sakitnya seperti"Auw!" Aku me?
muntir lebih keras. "Grant, Jonas, beberapa anak kelas sebelas.
Mereka juga di sini. Mereka ada di luar sana bersama temanteman cewekmu."
Aku memandang melewati sisi bangunan dan mulai mem?
berikan peringatan lewat unit komunikasi di telingaku, tapi
satu detik pengalihan perhatian itu terlalu banyak. Zach ber?
guling. Lalu akulah yang tangannya terkunci.
"Cammie," sergah Zach, "lihat aku." Aku meronta dan me?
nendang, tapi ia mencengkeram lebih erat. "Gallagher Girl,"
katanya lembut, menatapku dengan mata cowok yang hampir
menciumku"cowok yang tahu seperti apa rasanya kehilangan
orangtua. Aku menghabiskan satu semester penuh untuk
mencoba menemukan Zach yang sebenarnya, dan malam itu,
lebih dari kapan pun, aku perlu mengetahui apa yang nyata
dan apa yang legenda. "Kau bohong." Suaraku pelan, hampir terluka. "Aku tahu
kau bohong waktu di kota, Zach. Aku tahu kau pernah me?
lihat laki-laki yang mengikuti kita itu."
"Jadi ini semua tentang itu?" Zach tertawa. "Kau meninggal?
kan?ku di kota dan mengorganisir kelompok perang karena aku
bohong tentang mengenal cowok itu?"
"Nggak, aku mengorganisir kelompok perang karena sese?
orang membuat Mr. Mosckowitz pingsan dan mencuri daftar
alumni Akademi Gallagher!" sergahku. Bisa kulihat teror
240 Isi-Croos my heart.indd 240
8/13/09 9:58:38 AM muncul di mata Zach saat ia memproses apa yang dipertaruh?
kan dalam situasi ini. Tekanan di lenganku berkurang. Ia
nggak menahanku lagi; ia hanya memegangiku.
Lalu sesuatu tampak berubah dalam diri Zach. Ia menarik
tangan kananku ke depan wajahku. "Ini. Lihat ini." Sampai
saat itu aku sudah lupa tentang cincin di jariku. "Atau lebih
baik lagi, lihat aku. Perhatikan mataku, Cammie. Aku nggak
bohong." Pupilnya normal; denyut nadinya stabil; dan cincin
kejujuran itu nggak bergerak saat Zach menjelaskan, "Aku
pernah melihat cowok itu bersama Dr. Steve dan nggak mau
me?rusak penyamarannya. Aku nggak tahu dia ancaman. Ku?
pikir dia sedang melakukan operasi latihan atau" aku nggak
tahu" memeriksa kita atau semacamnya. Kupikir itu nggak
penting." Ia memindahkan berat badannya dan bergerak ke
sam?ping?ku. "Aku nggak merasa itu patut dijelaskan di de?
pan?" kalimatnya menghilang, dan aku menyelesaikan.
"Josh dan DeeDee." Aku menggeleng, mencoba memahami
semuanya. "Bukan kami orang jahatnya, Gallagher Girl," kata Zach
lembut. Lebih dari apa pun aku ingin memercayainya. "Lalu siapa?"
Zach melepaskan pergelangan tanganku dan menunjuk ke
kegelapan. "Dia."
Lalu salah satu pintu ke bangunan di seberang kami ter?
buka. Kulihat empat penjaga bersenjata berjalan keluar, dan
pada waktu singkat sebelum pintu tertutup, sayup-sayup
kudengar "Bagus sekali" lalu kulihat wajah Dr. Steve.
"Bunglon," kata Bex di telingaku. "Kau lihat itu" Kau lihat siapa
yang ada di dalam bangunan besar itu" Itu?"
241 Isi-Croos my heart.indd 241
8/13/09 9:58:38 AM "Dr. Steve," aku menyelesaikan untuknya dan sebelum aku
bisa mengatakan apa-apa lagi, kudengar Eva berseru, "Bunglon!
Cowok-cowok itu"mereka di sini!"
"Aku tahu, Chica," kataku, menggunakan nama sandi Eva.
"Zach bersamaku."
"Benarkah?" Itu Liz. Ia terdengar girang.
"Jadi itu berarti Tina nggak perlu menduduki Grant?" tanya
Eva. "Nggak. Tina perlu melepaskan Grant." (Tina sama sekali
nggak terdengar senang mendengarnya.) "Dan bawa dia ke
atap bangunan di sudut barat laut." Kuamati cowok di sebelah?
ku. "Mereka harus menjelaskan sesuatu."
Enam puluh detik selanjutnya kudengar teman-teman
sekelasku berjalan melewati daerah yang gelap itu, saling ber?bisik
lewat unit komunikasi sambil memastikan sudut-sudut aman dan
menunduk untuk bersembunyi dari penjaga. Gallagher Girls
akan datang, tapi untuk suatu alasan, di sana, di bawah cahaya
bulan, saat nasib persaudaraanku bergantung pada semua yang
kukatakan dan lakukan, aku menyadari diriku menatap Zach.
Beberapa minggu lalu, Zach memperingatkanku bahwa aku
Sumpah, Aku Mau Banget Jadi Mata-mata Cross My Heart And Hope To Spy Gallagher Girls 2 Karya Ally Carter di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
nggak bakal mau tidur di sekolahnya, dan setelah menghabis?
kan satu semester penuh dengan pesan-pesan misterius dan
petunjuk-petunjuk nggak kentara, semuanya berakhir pada hal
ini. "Apa yang terjadi, Cam?" tanya Bex, waktu teman-teman
sekelas?ku muncul di sebelahku. Ia melirik Zach. "Kau mau aku
melemparnya dari atap?"
"Hanya kalau dia nggak memberitahu kita apa itu Institut
Blackthorne dan kenapa salah satu guru mereka ingin meng?
hancur?kan Gallagher Girls."
242 Isi-Croos my heart.indd 242
8/13/09 9:58:39 AM "Apa maksudmu" Kau tahu tentang sekolah kami," kata
Grant, seakan jawabannya seharusnya sudah jelas. Tapi kenyata?
annya nggak begitu. Kamar-kamar mereka sangat bersih; nggak ada jejak apa
pun tentang mereka di catatan apa pun di mana pun. Mereka
nggak seperti kami"aku sudah tahu itu sejak lama. Tapi Zachlah yang akhirnya berkata, "Kalian punya penyamaran kalian.
Kami punya penyamaran kami."
"Apa maksudnya?" aku memulai, tapi Zach memotong?
ku. "Kalian Gallagher Girls," sergah Zach saat kabut berubah
jadi hujan. Hujan mengalir turun di wajahnya, tapi ia nggak
berkedip; nggak mundur. Ia hanya melangkah lebih dekat dan
berkata, "Kami anak tiri yang nggak pernah dibicarakan siapa
pun." Aku memikirkan ketepatan militer di suite mereka; seragamsera?gam barunya; cara Zach berdiri di perpustakaan dan mem?
beri?tahuku bahwa ia nggak sepenuhnya baik atau sepenuhnya
jahat, dan aku tahu ada lebih banyak hal yang belum dicerita?
kan. "Lalu apa?" aku memulai, tapi derakan engsel-engsel ber?
karat memotong kata-kataku; cahaya bersinar di tanah gelap di
bawah saat dua penjaga bersenjata meninggalkan bangunan di
seberang kami dan mulai berpatroli di daerah itu. Per?tanyaan
yang kelihatannya sangat penting beberapa saat sebelum?nya
memudar dari benakku, dan sebaliknya aku berkata, "Dia nggak
boleh kabur. Daftar itu nggak boleh dibawa pergi dari tempat
ini." "Nggak akan." Kata-kata Zach membawaku kembali ke ma?
lam lain saat Gallagher Girls berdiri di tempat yang sama,
243 Isi-Croos my heart.indd 243
8/13/09 9:58:39 AM dalam perjalanan kami untuk menyelamatkan seorang sandera
dan sebuah paket. Kali ini risikonya lebih besar.
Zach berjalan ke tepi atap dan mengaitkan tali pengaman
untuk bergantung ke kabel yang terentang turun di antara ba?
ngunan, lalu meraih tanganku. "Kita harus pergi sekarang,
Cam." Gerakannya persis gerakan seorang gentleman yang
mengajak seorang lady berdansa. Madame Dabney pasti bakal
bangga. "Kau percaya padaku?" tanya Zach dan kusadari per?
jalan?an?ku sudah sampai ke akhir.
Berbulan-bulan sebelumnya aku berdiri di atap yang sama
itu dengan cowok yang berbeda, melompat ke dalam kegelapan
menuju takdirku. Tapi kali ini aku nggak melompat sendirian.
244 Isi-Croos my heart.indd 244
8/13/09 9:58:40 AM Bab Du a P u l u h T u j u h
ach dan aku mendarat di rerumputan yang terhampar di
antara bangunan, bersyukur atas hujan, awan"untuk setiap
jejak kegelapan yang bisa diberikan Ibu Pertiwi selagi aku mem?
bungkuk rendah dan berlari menyusuri celah di antara
bangunan. "Kau sedang apa?" desis Zach, tapi aku sudah menggedorgedor pintu logam yang berdiri di antara aku dan Dr. Steve.
"Hei, bisakah salah seorang dari kalian ke sini dan bantu aku
dengan ini?" tanyaku dengan suara paling kecowok-cowokan
yang bisa kukeluarkan. Zach menatapku seakan aku sinting, tapi pintu terbuka dan
kutarik kerah salah satu penjaga itu hingga dia terseret keluar.
Syok dan bingung, dia bahkan nggak sadar apa yang terjadi
saat kubuat dia pingsan dengan satu pukulan dan kutempelkan
selembar Napotine di dahinya, hanya untuk berjaga-jaga.
"Gerakan bagus," kata Zach. "Kau mempelajarinya di
P&P?" 245 Isi-Croos my heart.indd 245
8/13/09 9:58:40 AM "Nggak. Buffy the Vampire Slayer."
Kuamati laki-laki yang terbaring di tanah di depan kami.
Terakhir kali aku melihatnya, dia sedang bersandar pada mobil
Cadillac tahun 1957 yang terparkir di alun-alun Roseville.
Kami nggak tahu berapa banyak agen yang membantu Dr.
Steve"aku nggak mau memikirkan perbandingan jumlahnya.
Ku?seret laki-laki itu ke rumput-rumput liar yang tinggi, enam
meter jauhnya dari pintu dan kubantu Zach memeriksa saku?
nya. "Unit komunikasi," kataku, menarik alat pendengar dan
mikro?fon dari tubuh laki-laki yang tertidur itu. Zach memak?ai
alat pendengarnya sementara aku mengintip dari jendela yang
berdebu. Dr. Steve mondar-mandir di ruangan logam itu. Peti-peti
berjajar di dinding bangunan raksasa itu, menjulang dari lantai
beton ke langit-langit yang tinggi.
"Guys," bisikku ke unit komunikasi. "Aku mendapat visual
atas subjek." Setidaknya empat penjaga berdiri di dekat Dr.
Steve. Setiap beberapa langkah, ia berhenti dan menepuk saku?
nya seakan untuk memastikan isi sakunya masih utuh. "Per?
tahan?kan posisi kalian sampai kami nyatakan sudah aman."
Zach mencondongkan diri mendekat. "Paling nggak ada
lima belas orang di pihak mereka."
"Apa yang kaudengar?" tanyaku. Zach mengangkat satu jari
untuk menyuruhku diam. Bayangan gelap melintasi wajahnya
saat Zach mendengarkan apa yang dikatakan musuh. "Ada apa,
Zach?" tuntutku. "Apa yang?"
"Cammie, dengarkan aku," kata Zach. "Aku nggak tahu ke
mana dia mau pergi, atau apa yang direncanakan Dr. Steve de?
ngan daftar itu, tapi?" kalimat Zach menghilang. Pandang?an?
246 Isi-Croos my heart.indd 246
8/13/09 9:58:41 AM nya meninggalkan pandanganku dan selama sedetik seperti?nya
tergantung di udara, menatap rasi bintang yang jauh. ?"kurasa
aku tahu bagaimana rencana Dr. Steve menuju ke sana."
Ia memutarku menghadap barat, tempat lampu merah kecil
berkedip-kedip, semakin dekat.
"Guys," bisikku lewat unit komunikasi saat pesawat itu ter?
bang lebih rendah di horizon, "rencana berubah."
Kami kalah jumlah dan kalah ukuran. Kudengar roda pesawat
itu berderak saat mulai turun, dan kulihat bayangan-bayangan
pria keluar dari bangunan. Ini bukan waktunya untuk serangan
hati-hati. Bex melompat dari atap, menimpa satu penjaga, lalu me?
nyorongkan kakinya dan menjatuhkan yang kedua ke tanah
dalam satu gerakan mulus. "Mereka di sini!" pria itu berteriak
saat terjatuh. Tapi sudah terlambat.
Dengungan tali gantungan dalam katrol memenuhi udara.
Sesaat sepertinya terjadi hujan Gallagher Girls. Di sekelilingku
kepalan tangan dilayangkan, tendangan mendarat. Zach me?
nyentuh alat pendengar yang dicurinya dari penjaga yang ping?
san lalu berteriak pada Bex dan Grant, "Tiga laki-laki datang
dari sisi selatan bangunan"pergilah!" Dan dalam sekejap,
mereka berlari. Liz berlindung dalam kursi pengemudi mesin pengangkat
barang. "Cammie, aku perlu senjata!" serunya padaku.
Aku menjatuhkan seorang penjaga ke tanah dan sedang
ber?juang dengan selembar Napotine, tapi masih berhasil men?
jawab, "Kau sedang duduk di salah satunya!"
"Betul," katanya, lalu mulai mencari kunci atau tombol
247 Isi-Croos my heart.indd 247
8/13/09 9:58:41 AM kon?trol"apa pun untuk membuat mesin besar itu bergerak.
Tapi Liz pasti sudah menyerah, karena kali berikutnya aku
melihat, ia sedang melompat dari kursi pengemudi, mendarat
di punggung seorang penjaga yang sedang mengejar Eva. Pria
itu berputar seakan nggak bisa membayangkan apa yang terjadi,
dan Liz mencengkeram lebih erat.
Pesawat mendarat di ujung landasan. Melewati hujan, ku?
lihat pria yang memakai jaket biru.
Aku bergerak ke arahnya, merasa ini sudah jadi urusan
pribadi, tapi pria yang dipegangi Liz mengguncangkannya sam?
pai lepas, dan ia terlontar ke udara, menimpa pria yang me?
makai jaket biru itu tanpa melayangkan satu pukulan pun.
Di sekeliling Dr. Steve penjaga-penjaga berjatuhan, satu per
satu. Di sebelah kananku kulihat seorang penjaga besar dan
kekar mengejar Liz, tapi Zach melompat ke antara mereka,
terkena pukulan di sisi wajahnya. Ia terhuyung mundur, lalu
pandangan kami bertemu. Ia memegangi wajahnya dengan satu
tangan dan memberi isyarat ke arah Dr. Steve dengan tangan
satunya. "Pergilah!" teriak Zach, dan aku berlari.
Pesawat sudah mencapai ujung landasan; baling-balingnya
masih berputar, tampak seperti campuran kabur dari air dan
cahaya saat guru cowok-cowok itu"pengkhianat kami"berlari
me?lewati genangan-genangan dalam dan rumput lembap, meng?
ambil jalan yang paling lurus ke arah pesawat yang me?
nunggu"ke arah kebebasan.
Aku nggak berpikir tentang kakiku yang sakit atau perutku
yang keroncongan karena lapar; aku nggak mendengar pikiranpikir?an mengerikan yang memenuhi kepalaku. Aku hanya
me?langkahkan satu kaki di depan yang lain dan berlari sampai
248 Isi-Croos my heart.indd 248
8/13/09 9:58:41 AM jarakku hanya beberapa meter dari Dr. Steve dan pesawat yang
menunggu. Dari ekspresi di wajahnya aku tahu bahwa saat itu
sama sekali nggak tampak "bagus sekali" untuknya.
"Saya rasa Anda mengambil milik kami," kataku. Suaraku
stabil dan tenang, mungkin akibat latihan, keberanian, atau
pe?mandangan Bex yang beringsut di tanah, merangkak me?
lewati rumput-rumput liar tinggi yang membingkai landasan
itu, sampai ia berada di sebelah roda hitam pesawat itu. "Anda
tidak akan pergi membawa CD itu," kataku, merasakan diriku
mulai limbung meskipun adrenalin membanjiri darahku.
"Oh," kata Dr. Steve, di belakangnya tangga pesawat mulai
turun. "Aku yakin kau hanya sedikit?" Ia terengah-engah.
?"ter?" Ia menarik napas dalam lagi.
"Terlambat." Tapi kali ini Dr. Steve nggak bicara"ia nggak
bisa bicara"karena, dengar ini dari seseorang yang sudah
pernah merasakan cekikan Rebecca Baxter, bernapas saja amat
sulit. Dr. Steve roboh ke tanah dan Bex ikut bersamanya. CD itu
jatuh dari saku Dr. Steve dan aku menyambarnya. "Anda tidak
akan membawa ini ke mana pun." Untuk pertama kalinya, ku?
rasa?kan energiku memudar. "Anda tidak akan naik ke pesawat
itu." Lalu suara di belakangku berkata, "Itu benar, Miss Morgan,
dia tidak akan melakukannya." Dan aku tahu bahwa sesuatu
entah sangat benar. Atau sangat salah. Tapi satu hal yang pasti,
segala hal tidak seperti yang terlihat.
Aku sepenuhnya berharap Mr. Solomon menyuruhku minggir
karena ia sudah tiba bersama unit bersenjata khusus dari
Langley. Kupikir ia bakal memborgol Dr. Steve atau setidaknya
249 Isi-Croos my heart.indd 249
8/13/09 9:58:42 AM mengambil CD itu dan menerbangkannya jauh ke tempat yang
aman. Sebaliknya ia melangkah keluar dari pesawat dengan
ringan dan berkata, "Anda baik-baik saja, Dr. Sanders?"
"Anda," kataku, hampir nggak mengenali suaraku sendiri.
"Anda yang melakukan ini?"
"Well," kata Joe Solomon, "Aku mendapat sedikit bantu?
an." Lalu Mom keluar untuk bergabung dengannya.
Kutatap mereka berdua, ribuan emosi berkumpul dalam diri?
ku waktu Mom tersenyum pada kami dan berkata, "Kerja yang
bagus, semuanya." Bahkan Dr. Steve berhasil tersenyum. Well" senyuman se?
besar yang bisa dikeluarkan pria yang sedang sangat kesakit?an.
"Rebecca?" kata Mom. Bex melonggarkan cengkeramannya.
(Tapi nggak betul-betul melepaskannya.)
Mr. Solomon menatap jam tangannya. "Empat puluh dua
Sumpah, Aku Mau Banget Jadi Mata-mata Cross My Heart And Hope To Spy Gallagher Girls 2 Karya Ally Carter di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
menit," katanya. "Tidak buruk." Ia berbalik dan memanggil ke
tengah ke?gelapan. "Bagaimana menurutmu, Harvey?"
Mr. Mosckowitz melangkah ke ambang pintu pesawat yang
terbuka"Mr. Mosckowitz yang memakai kumis palsu di pesta
dansa; Mr. Mosckowitz yang dulu kutipu untuk melepaskan
ikatanku pada ujian akhir semesterku musim gugur lalu; Mr.
Mosckowitz, yang mungkin merupakan agen lapangan paling
nggak berpengalaman dari seluruh staf Akademi Gallagher,
tersenyum dan berayun pada tumitnya.
"Hai, girls," katanya ceria. "Bagaimana penampilanku?"
Oh. Astaga. Hujan menipis di sekitar kami. Debaran jantungku mulai
melambat dan kurasakan rasa takutku tersapu pergi digantikan
perasaan yang nggak kukenal.
250 Isi-Croos my heart.indd 250
8/13/09 9:58:42 AM "Itu?" aku terbata. "Itu" sebuah tes?"
"Tugas kami bukanlah mempersiapkan kalian untuk meng?
hadapi tes, Miss Morgan," Mr. Solomon mengoreksi. "Tugas
kami adalah mempersiapkan kalian untuk menghadapi kehidup?
an." Kulihat lampu-lampu berkedip, kurasakan langit yang
remang-remang berubah makin dan makin terang, sampai kabut
yang tergantung di udara membentuk pelangi besar di atas
bangunan-bangunan tak terpakai dan tanah kosong yang ge?
lap. "Jadi Anda ingin melihat apakah kami bisa sungguh-sungguh
melakukannya?" tanya Tina.
"Tidak," kata Mom. "Kami harus melihat apakah kalian bisa
melakukannya..." ia menatap cowok-cowok lalu kami "...ber?
sama-sama." Guru-guru kami berbalik dan berjalan dalam hujan ke arah
van yang menunggu sementara, di belakang kami, pesawat
mulai berjalan menyusuri landasan, lampu-lampunya memudar
di kejauhan. Aku seharusnya senang. Bagaimanapun, rahasia
persaudaraanku aman, dan aku baru saja berhasil dalam ujian
akhir Operasi Rahasia. Lalu suara Mr. Solomon berseru pada kami dari kejauhan,
"Oh" dan selamat datang di Sublevel Dua."
251 Isi-Croos my heart.indd 251
8/13/09 9:58:43 AM t.c Bab Du a P u l u h D e l a p a n
ebagian ujian bahkan nggak bisa dipelajari oleh Gallagher
Girls"nggak ada catatan, nggak ada kartu peng?ingat"hanya
pertanyaan-pertanyaan yang harus kaujawab se?tiap hari;
masalah-masalah yang harus kaupecahkan. Kurasa itu terjadi
dalam kehidupan siapa pun"apalagi kehidupan mata-mata"
tapi malam itu, waktu aku berbaring di tempat tidur, men?
dengarkan cerita rentetan kejadian di ruang rekreasi di ujung
koridor, aku nggak bisa menghilangkan perasaan bahwa
mungkin saja ujian terbesar di semester musim semi belum
benar-benar berakhir. Aku nggak bisa menahan diri untuk
nggak bertanya-tanya apakah aku betul-betul sudah mendapat
nilai bagus. "Masuklah, kiddo," panggil Mom waktu aku mencapai Koridor
Sejarah esok paginya"jauh sebelum ia bisa melihatku datang,
karena" well" Mom memang mengagumkan seperti itu.
252 Isi-Croos my heart.indd 252
8/13/09 9:58:43 AM Kantornya terlihat sama seperti biasa. Sinar matahari yang
terang masuk melalui jendela. Rak-rak buku dari kayu mahoni
ber?kilau. Dan Mom sama sekali nggak terlihat seperti wanita
yang sudah terjaga sampai larut malam. Nggak ada kantong di
bawah matanya, nggak ada jejak makeup kemarin yang menjadi
petunjuk saat ia duduk di kursi di samping jendela, dengan
sebuah dokumen di pangkuan. "Kau marah?"
Aku nggak tahu kenapa pertanyaan itu membuatku bung?
kam, walaupun nggak seburuk jawabannya. "Nggak."
Aku nggak bersekolah di sekolah normal, dan aku sudah me?
milih untuk nggak memiliki kehidupan normal"ujian-ujian
normal nggak akan mengajariku hal-hal yang harus kuketahui,
dan wanita di depanku tahu itu lebih baik daripada siapa pun.
Mom beringsut ke sudut kursi dan aku duduk di sebelahnya.
"Apa?kah semua itu tak ada yang nyata?" Kutahan godaan
untuk menanyakan apa yang betul-betul ingin kuketahui: Apa?
kah mereka nyata" Apakah Zach nyata"
Aku memulai semester itu dengan duduk di ruang menara,
me?mikirkan bagaimana mata-mata bukan hanya mengatakan
kebohongan"kami hidup di dalamnya"jadi nggak heran aku
datang ke kantor Mom pagi itu untuk mencari suatu ke?benar?
an. Aku seharusnya nggak terkejut waktu pertanyaan yang
sudah kusimpan paling lama akhirnya menemukan cara untuk
terlepas. "Apa yang terjadi pada Dad?"
Tangan Mom berhenti mengelus rambutku. Map di pangku?
an?nya tampak bergeser satu atau dua senti, dan aku tahu aku
sudah melanggar salah satu peraturan tak tertulis di Akademi
Gallagher: aku meminta untuk mendengar ceritanya.
"Kau tahu apa yang terjadi pada Dad, Sayang."
253 Isi-Croos my heart.indd 253
8/13/09 9:58:44 AM Tapi aku nggak tahu"dan itulah masalahnya. Beri aku
kode dan aku bisa memecahkannya; beri aku lelucon dalam
bahasa Swahili dan aku tahu kapan harus tertawa. Aku me?
ngetahui jutaan fakta berbeda dalam lebih dari belasan bahasa
berbeda" Asal jangan tanya padaku kapan atau di mana Dad
meninggal. Aku mulai mengatakan semua ini, menanyakan pertanyaanper?tanyaan yang kuperlukan jawabannya, tapi Mom menegak?
kan diri di kursi. Kurasakan ia menjauh. Kutemukan diriku
membisikkan kata-kata Zach, "Seseorang tahu."
Di sekeliling kami, sekolah mulai bangun. Kudengar tawa
di Koridor Sejarah. Jadi kutanyakan pertanyaan lain yang, se?
jauh ini, belum memiliki jawaban. "Kenapa tahun ini?" tanya?
ku. "Kenapa sekarang?"
"Kurasa kau tahu jawaban pertanyaan itu, Sayang."
Dan kurasa aku mungkin tahu karena aku berkata, "Josh."
"Aku tidak tahu apakah kau menyadarinya, Cam, tapi yang
ter?jadi semester lalu" yang terjadi antara kau dan Josh" itu
mem?buat banyak orang ketakutan. Itu membuat kami meme?
riksa ulang banyak hal."
"Maksudmu keamanan?" tanyaku. "Karena aku bisa me?
nunjuk?kan satu atau dua titik buta yang mereka lewatkan."
"Bukan, Sayang. Sesuatu yang lebih besar. Kami menghabis?kan
jutaan dolar untuk melatih kalian dengan kurikulum ter?baik di
dunia. Namun kalian hampir tidak tahu apa-apa tentang setengah
popu?lasi dunia." Dan itu memang betul. "Dewan pengawas dan
aku merasa penting sekali Gallagher Girls mem?pelajari cara ber?
komunikasi dengan"dan memercayai"laki-laki ka?rena suatu hari
nanti kalian harus bekerja sama dengan mereka."
Rasa percaya. Kami mempertaruhkan hidup kami atas dasar
254 Isi-Croos my heart.indd 254
8/13/09 9:58:44 AM og rasa percaya, tapi itu topik yang bahkan nggak bisa diajarkan
Akademi Gallagher. Kapan kau bisa berhenti waspada" Siapa
yang kaubiarkan masuk" Dan aku tahu saat itu juga, waktu aku
duduk di sebelah Mom, bermandikan cahaya musim semi yang
hangat, bahwa itu merupakan pertanyaan-pertanyaan yang nggak
pernah berhenti ditanyakan seorang mata-mata yang baik.
Mom menatapku"dan aku berani bersumpah ia menatap
langsung ke dalam diriku. "Kalau kau cepat-cepat, kau masih
sempat bertemu dengannya."
"Bertemu siapa?"
"Zach," kata Mom. "Cowok-cowok itu" dewan pengawas
Blackthorne ingin mereka mengikuti ujian akhir bersama
teman-teman sekelas mereka." Mom pasti merasakan kebingung?
an?ku karena ia berkata, "Mereka akan pergi."
"Kau sudah berkemas," kataku waktu aku menemuinya, ka?rena,
sungguh, nggak ada hal lain yang bisa dikatakan"atau terlalu
banyak"aku nggak yakin.
Ia tersenyum. "Kita semua punya beban yang harus di?
bawa." Angin bersih yang segar dan kering bertiup dari pintu yang
terbuka. Sarapan menunggu. Dan kelas-kelas. Dan ujian akhir.
Tapi seluruh sekolah tampaknya membeku dalam ruang dan
waktu. Cowok-cowok membawa koper dan ransel mereka, se?
mentara dunia kami bersiap-siap untuk kembali ke keadaan
normal"seperti apa pun itu seharusnya.
Kutunjuk memar di wajah Zach. "Kelihatannya parah."
Tapi Zach menggeleng. "Nggak kok. Dia?"
"Memukul seperti cewek?" godaku.
Tapi Zach nggak tersenyum; ia nggak tertawa. Sesuatu yang
255 Isi-Croos my heart.indd 255
8/13/09 9:58:45 AM lain tergantung di udara di antara kami waktu Zach berkata,
"Nggak seperti cewek-cewek yang kukenal."
Aku memikirkan cowok yang kutemui di D.C."cowok
yang menggodaku sepanjang semester"dan aku mencoba me?
nyambungkan gambar-gambar itu dengan cowok yang berdiri
di hadapanku. Zach masih sombong; dia masih kuat. Tapi di sisi lain, dia
pernah menawariku permen waktu aku lapar, dan aku nggak
bisa nggak berpikir bahwa mungkin itu memang membuatnya
mirip kesatria. Mungkin bukan salahnya jika baju zirahnya se?
dikit ternoda. Satu semester sudah berlalu, jadi nggak kubiarkan diriku
berpikir tentang apa yang mungkin terjadi kalau hal-hal di
antara kami berbeda. Bagaimanapun, kepercayaan adalah hal
yang sulit untuk cewek mana pun"terutama Gallagher Girl"
dan inilah hidup yang telah kupilih. Inilah pertanyaanpertanyaan dan keraguan yang mungkin akan mengikutiku
selama sisa hidupku. Aku berbalik perlahan-lahan, mulai berjalan pergi"ke arah
teman-temanku, masa depanku, dan apa pun yang seharusnya
terjadi berikutnya. "Oh, Cammie." Saat mendengar suara Zach aku berbalik,
berharap mendengarnya mengatakan lelucon atau memanggilku
Gallagher Girl. Hal terakhir yang kuharapkan adalah merasakan
lengannya memelukku, merasakan seluruh dunia terbalik saat
Zach mencondongkan tubuhku di tengah selasar dan menempel?
kan bibirnya pada bibirku.
Lalu ia menampilkan senyuman yang mulai familier itu.
"Aku selalu menyelesaikan yang kumulai."
Ia melangkah ke arah pintu yang terbuka, ke arah matahari
256 Isi-Croos my heart.indd 256
8/13/09 9:58:45 AM musim semi yang hangat dan menunggu untuk berubah jadi
musim panas, musim yang baru. Awal baru lagi.
"Jadi ini selamat tinggal?" tanyaku.
"Ayolah, Gallagher Girl." Zach menoleh padaku. Ia me?
ngerling. "Seberapa besar kemungkinannya untuk itu?"
Ia berjalan keluar, lalu masuk ke van, dan sejauh yang bisa
kuketahui, Zach nggak menoleh kembali"
Karena aku juga nggak. Aku nggak memikirkan aturan-aturan yang sudah kami lang?
gar atau waktu yang kami sia-siakan. Aku nggak memikirkan
pertanyaan-pertanyaan yang tadinya tampak sangat penting
namun sekarang memudar seperti pesan yang hilang dalam
hujan deras. Ada rahasia-rahasia dalam duniaku. Mereka bertumpuk
bersebelahan seperti domino, dan September lalu mereka mulai
ber?jatuhan"hanya karena aku mengatakan halo pada seorang
cowok. Sekarang aku mengucapkan selamat tinggal pada cowok
lain. Tapi sekarang, setidaknya dalam kasus Zach, aku akhirnya
me?ngetahui kebenarannya. Well" sebagian besar kebenaran?
nya. Dan itu telah membebaskanku.
Seluruh musim panas membentang di hadapan kami"waktu
untuk beristirahat, waktu untuk menunggu. Dan ketika masa
depan datang"nggak peduli apa yang dibawanya"aku akan
jadi lebih pintar. Aku akan jadi lebih kuat. Aku akan siap.
257 Isi-Croos my heart.indd 257
8/13/09 9:58:46 AM t.c Isi-Croos my heart.indd 258
8/13/09 9:58:46 AM Ucapan Terima Kasih Terima kasih banyak kepada semua orang yang telah mem?
bantu menghidupkan Gallagher Girls"terutama kepada Donna
Sumpah, Aku Mau Banget Jadi Mata-mata Cross My Heart And Hope To Spy Gallagher Girls 2 Karya Ally Carter di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Bray yang sangat berbakat, yang dukungannya berarti jauh
lebih besar daripada yang bisa saya ucapkan. Terima kasih
kepada Arianne Lewin dan seluruh tim di Hyperion yang
sangat saya kagumi. Saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada agen
saya, Kristin Nelson; juga Jennifer Lynn Barnes dan Karen
Walters untuk dukungan mereka yang luar biasa. Dan tentu
saja, saya berutang besar pada keluarga saya, yang selalu ada
untuk saya. Yang terakhir tapi jelas tak kalah pentingnya, terima kasih
kepada semua pembaca yang hebat, seperti Victoria Sperow,
Kami Elrod, Kelsey Wehmhoff, Paul Hollingsworth, Neha
Mahajan, dan Kara McBrayer, kalian membuat semuanya se?
padan. Isi-Croos my heart.indd 259
8/13/09 9:58:46 AM t.c Isi-Croos my heart.indd 260
8/13/09 9:58:46 AM segera terbit Buku ketiga Gallagher Girls
Isi-Croos my heart.indd 261
8/13/09 9:58:47 AM t.c Isi-Croos my heart.indd 262
8/13/09 9:58:47 AM Ingin mendapatkan informasi buku terbaru terbitan
Gramedia Pustaka Utama"
Kirim SMS ke 9858 dengan format:
BB (spasi) Nama (spasi) Umur (spasi)
Kota (spasi) Alamat e-mail (spasi)
Kategori buku yang disukai
Contoh: BB Putri 28 Jakarta buah_lucu@yahoo.com Manajemen
BB Esther 23 cheerchubby@yahoo.com Novel roman
Anda akan mendapatkan informasi buku-buku terbaru favorit
Anda dan informasi acara-acara yang diselenggarakan oleh
Gramedia Pustaka Utama Tarif: Rp 1.000 per SMS Isi-Croos my heart.indd 263
8/13/09 9:58:47 AM t.c Isi-Croos my heart.indd 262
8/13/09 9:58:47 AM Sumpah, Aku Mau Banget Jadi Mata-Mata Jadi mata-mata itu nggak gampang.
Jadi remaja cewek juga sulit.
Tapi nggak ada yang lebih sulit daripada
jadi mata-mata cewek. Cross My Heart and Hope to Spy Itulah yang dirasakan Cammie. Apalagi ketika semester
lalu Cammie harus putus dari Josh"pacar pertamanya"
karena Gallagher Girls harus tetap menjaga kerahasiaan
penyamaran mereka. Rahasia bahwa Gallagher Girls bukan
sekadar cewek-cewek kaya yang bersekolah di sekolah
asrama mahal, tapi cewek-cewek genius yang sedang dilatih
menjadi mata-mata super. Apalagi ketika Cammie si Bunglon menyadari bahwa ia
punya lawan tangguh. Ia memang hebat dalam mengintai
target, melebur di latar belakang hingga target benar-benar
tak menyadari keberadaannya. Tapi soal melakukan langkahlangkah antipengintaian, ternyata si Bunglon benar-benar
payah. Dalam latihan Operasi Rahasia, seorang cowok keren
berhasil menghalanginya mencapai tujuan misi" lagi.
ALLY CARTER Cross My Heart and Hope to Spy Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama
Kompas Gramedia Building Blok I, Lantai 5 Jl. Palmerah Barat 29-37 Jakarta 10270 www.gramedia.com cross my heart.indd 1 Sumpah, Aku Mau Banget Jadi Mata-Mata Siapa sebenarnya cowok itu" Kenapa dia berhasil
mengalahkan semua langkah antipengintaian Cammie"
ALLY CARTER Sumpah, Aku Mau Ban get Jadi Mata-Ma Gallagher Girls #2 2/23/11 9:03 AM Wanita Iblis Pencabut Nyawa 1 The Akhenaten Adventure Children Of The Lamp Karya P B Kerr Dirty Little Secret 4
"Berpasanganlah dengan orang di seberang kalian," kata Mr.
Solomon, dan perasaan nggak enak muncul di perutku. "Amati
mata mereka, perhatikan suara mereka. Dan lihat apakah
kalian bisa menebak siapa yang berbohong."
Aku tahu aku bukan cewek pertama dalam sejarah yang per?
nah mendapat misi itu, tapi sepertinya kali ini begitu ba?nyak
hal tergantung dalam misiku. "Oh," kata Zach sambil meng?
angkat alisnya cepat, "ini pasti mengasyikkan." Aku nggak perlu
cincin di jariku untuk memberitahuku ia jelas nggak bohong.
Aku mulai memikirkan berbagai alasan supaya bisa keluar
dari pelajaran, tapi tidak seorang pun terekspos pada plutonium
sejak pertengahan 1990-an, jadi aku terperangkap. Dengan
Zach. Dan kemampuan berbohongku bakal diuji lebih daripada
kapan pun. "Siapa namamu?" tanyaku, mengingat kembali ruangan
dingin dan steril di bawah mal di D.C. itu dan bagaimana cara
para profesional mencari kebenaran.
"Zach," katanya.
"Siapa nama lengkapmu?"
"Itu pertanyaan yang sangat membosankan, Gallagher
Girl." "Zach!" "Ya, itu betul." Ia mengangkat tangan kananku. "Lihat"
nggak bohong." "Di mana kau berada waktu Kode Hitam?"
Zach tersenyum lebar. "Itu lebih baik."
203 Isi-Croos my heart.indd 203
8/13/09 9:58:22 AM "Jawab?" "Aku bersamamu," katanya. "Ingat?" Lalu ia mencondongkan
diri ke meja di antara kami. "Giliranku," katanya, meringis
se??perti idiot. "Apakah kau senang kemarin malam?"
"Zach, aku betul-betul merasa bukan itu yang dimaksud Mr.
Solomon dengan latihan ini."
"Kuanggap itu jawaban ya," kata Zach. "Kita harus melaku?
kannya lagi kapan-kapan."
Kutatap cincin di tanganku, tapi nggak terjadi apa-apa. Dia
bicara jujur. Tapi aku masih nggak tahu apa artinya.
"Dari mana asalmu?" tanyaku.
"Institut Blackthorne untuk Pria," jawabnya dengan nada
sok. "Apa pekerjaan orangtuamu?" tanyaku dan untuk pertama
kali?nya Zach nggak merespons. Dia nggak menyeringai. Dia
nggak membuat lelucon. Zach hanya meluruskan buku catatan di mejanya dan ber?
tanya, "Menurutmu apa pekerjaan mereka?"
Aku bisa mendengar Tina Walters bertanya pada Grant,
"Jadi menurutmu kencan sempurna itu seperti apa?" Di ujung
lain ruangan, Courtney ingin tahu apa pendapat Eva yang se?
benarnya tentang potongan rambut barunya, tapi nggak satu
pun terasa lucu, menarik, atau keren saat itu.
Kalau Akademi Gallagher ingin menjual cincin kebenaran
di pasar gelap, setiap cewek di Amerika bakal antre untuk
membeli satu, tapi aku nggak butuh cincin di jariku untuk
mem?beritahuku bahwa Zach nggak berakting, bohong, atau
me?merankan suatu legenda saat itu. Masih banyak ceritanya
yang tersembunyi. "Mereka CIA?" bisikku.
204 Isi-Croos my heart.indd 204
8/13/09 9:58:22 AM "Mantan." Tapi aku nggak menanyakan detail-detailnya, karena aku
tahu itu rahasia; dan aku tahu itu menyedihkan; dan, yang
ter?penting dari semuanya, sekarang aku tahu Zach Goode se?
dikit mirip aku. 205 Isi-Croos my heart.indd 205
8/13/09 9:58:22 AM t.c Bab Du a P u l u h T i g a
eharusnya kejadian itu dicatat dalam laporan, tentu saja.
Aku seharusnya memberitahu teman-temanku. Kami mencari
petunjuk selama berminggu-minggu, tanda apa pun bahwa
cowok-cowok ini punya masa lalu dan sejarah"bahwa mereka
benar-benar nyata. Dan tadi, untuk sesaat aku melihat Zach
yang sebenarnya"tanpa penyamaran, tanpa legenda, tanpa
kebohongan. Tapi saat aku berjalan menyusuri koridor yang
redup dan sepi pada Minggu malam, kubawa rahasia Zach
bersamaku. Aku nggak bisa memaksa diriku meletakkannya.
"Hei, kiddo," panggil Mom waktu mendengarku memasuki
kantor. Asap dan uap melayang dari wajan elektrik kecil di
belakang mejanya sementara microwave berdengung. Waktu
Mom menghampiri untuk memelukku, kulihat ia mengenakan
kaus kaki wol tebal yang kebesaran"kaus kaki Dad. Ia me?
makai kaus lusuh tua yang lengannya digulung"kaus Dad.
Dan walaupun aku pernah melihat Mom memakai apa saja
206 Isi-Croos my heart.indd 206
8/13/09 9:58:23 AM mulai dari gaun pesta dansa sampai setelan kerja, kurasa aku
nggak pernah melihatnya lebih cantik daripada sekarang.
"Malam ini," Mom mengumumkan gembira, "adalah malam
taco!" Aku harus bertanya-tanya apakah wanita di hadapanku
wanita yang sama yang duduk di ruangan ini waktu dunia
berubah gelap di sekeliling kami, diselubungi bayang-bayang
serta kilau merah lampu darurat. Aku tahu aku nggak akan
pernah mengetahui semua legenda Mom.
"Bagaimana kelas-kelasmu?" tanyanya, seolah ia nggak tahu
saja. "Baik." "Bagaimana teman-temanmu?" tanyanya, seakan ia nggak
melihat mereka setiap hari.
"Mereka hebat. Macey dinaikkan ke kelas sembilan untuk
pe?lajaran sains." Mom tersenyum. "Aku tahu."
Semuanya normal. Semuanya baik. Bahkan taco-nya kelihat?
an agak bisa dimakan, tapi aku masih memain-mainkan kuku
dan bergerak-gerak gelisah di sofa. Kuamati Mom, yang telah
membungkus dirinya dengan jejak-jejak terakhir Dad, dan aku
bertanya, "Bagaimana Mom bertemu Dad?"
Mom berhenti mengaduk apa pun yang diambilnya dari
micro?wave. Ia memaksakan senyum. "Kenapa tiba-tiba tanya
itu?" Kurasa itu pertanyaan yang cukup bagus. Bagaimanapun,
cewek-cewek normal mungkin tahu kisah pertemuan orangtua
mereka, tapi itu belum tentu benar untuk cewek mata-mata"
cewek mata-mata belajar dengan cepat bahwa sebagian besar
hal tentang orangtua mereka dirahasiakan.
Tetap saja, aku nggak bisa berhenti. "Apakah dalam misi"
207 Isi-Croos my heart.indd 207
8/13/09 9:58:23 AM Apakah kalian bertemu waktu bekerja di Langley, atau sebelum
itu?" Kurasakan diriku kehabisan napas. "Apakah Akademi
Gallagher juga melakukan pertukaran pelajaran dengan
Blackthorne waktu itu?"
Mom memiringkan kepala dan mengamatiku seakan aku
terkena suatu penyakit. "Kenapa kau mengira ayahmu ber?
sekolah di Institut Blackthorne?"
Aku memikirkan foto itu, tapi berbohong. "Aku nggak
tahu. Kurasa aku cuma" menebak. Maksudku, dia memang
se?kolah di sana"ya, kan?"
Mom menunduk pada mangkuk itu dan terus mengaduk.
"Tidak, Sayang. Ayahmu punya teman-teman yang bersekolah
di sana. Kadang-kadang ayahmu jadi guru tamu. Tapi ayahmu
dibesarkan di Nebraska"kau tahu itu."
Aku memang tahu, tapi entah bagaimana dalam beberapa
bulan terakhir aku mulai mempertanyakan semua hal yang ku?
ketahui. "Jadi bagaimana kalian bertemu?" tanyaku lagi. "Bagaimana
kau tahu?" kataku, menahan satu pertanyaan yang betul-betul
ingin kuketahui tapi nggak bisa kutanyakan: Bagaimana kau
bisa memercayainya" Perutku berbunyi, tapi aku nggak merasa lapar.
"Suatu hari aku akan memberitahumu ceritanya, kiddo."
Mom tersenyum dan memberiku piring. "Begitu kau punya
izin." Aku duduk di ruang-rahasia-garis-miring-pos-observasi untuk
waktu yang lama malam itu, mendengarkan penyadap. Mencari
suatu petunjuk kecil. Sudah jauh lewat tengah malam waktu aku akhirnya
208 Isi-Croos my heart.indd 208
8/13/09 9:58:24 AM beringsut keluar dari koridor dan melangkahi abu perapian
yang sudah mati. Aku menyelinap lewat bukaan besar di
perapian batu (salah satu dari banyak pintu masuk ke koridor
itu), mengharapkan keheningan, mengharapkan kegelapan,
meng?harapkan apa pun kecuali suara Zach Goode mengatakan,
"Jadi turnya sudah tutup, ya?"
Itulah sebabnya, punya latihan mata-mata atau nggak, aku
menegakkan diri terlalu cepat dan kepalaku terbentur atap per?
apian. "Auw!" seruku, memegangi bagian belakang kepalaku. "Se?
dang apa kau di sini?"
"Ayolah," kata Zach, mengabaikan pertanyaanku dan de?
ngan lembut mengusap bagian belakang kepalaku, tempat se?
buah benjolan mulai terbentuk.
Kucoba menarik diri, tapi dia mendorong lebih keras, dan
walaupun aku tahu Zach adalah Subjek dan segala alasan lain?
nya, sulit untuk nggak merinding waktu seorang cowok imut
ber?diri hanya beberapa senti darimu, tangannya menyentuh
rambut?mu. "Kau bakal tetap hidup."
"Kau hanya bersikap baik," kataku, betul-betul syok.
"Jangan bilang siapa-siapa." Ia bersedekap dan mengangguk
pada dinding batu tempatku baru saja muncul secara misterius.
Seulas senyum muncul di bibirnya saat berkata, "Jadi" apakah
penyadapmu mendengar sesuatu yang menarik?"
Pukul 21:00: Subjek mengaku telah meninggalkan sebagian alat
penyadap Pelaksana di dalam Sayap Timur. Atau dia mencoba me?
nipu Pelaksana agar mengaku bahwa masih ada alat yang tersisa"
Atau Subjek hanya mencoba berbasa-basi rahasia. Atau"
209 Isi-Croos my heart.indd 209
8/13/09 9:58:24 AM Pukul 21:01: Pelaksana tidak bisa tidak mengingat betapa jauh
lebih mudahnya bicara pada cowok-cowok biasa.
"Ada apa, Gallagher Girl?" tanya Zach sambil memasukkan
tangannya ke saku. "Nggak ada balasan tajam" Kucing khayal?
an bernama Suzie menggigit lidahmu?"
"Bagaimana kau tahu tentang Suzie?"
Zach menunjuk dirinya sekali lagi dan bilang, "Matamata."
Sinar bulan masuk lewat jendela, bersinar di antara kami.
Nggak terdengar suara papan lantai yang berkeriut dan cewekcewek yang terkikik, dan aku nggak bisa memikirkan satu hal
pun untuk dikatakan saat berdiri di sana, tenggelam dalam ke?
heningan, berjuang untuk bernapas saat kepalaku berdenyut
dan Zach mencondongkan diri semakin dekat. Dan semakin
de?kat. Tangannya terulur ke wajahku, dan untuk kedua kalinya
semester itu, aku membeku.
Jarinya menyapu sehelai rambut dari mataku, tapi lalu ia
me?narik kembali tangannya seakan tersengat. Tangannya ma?
suk ke saku. Pandangannya turun ke lantai.
Dan rasanya kami sudah berdiri di sana selamanya, sebelum
ia berkata, "Kenapa kau nggak bertanya padaku tentang itu"
Ten?tang mereka?" Kurasakan napasku tercekat waktu Zach
melirik kembali padaku. "Akan kuberitahu ceritaku kalau kau
memberitahuku ceritamu."
Aku nggak tahu apa yang lebih membuatku terkejut"bah?
wa seseorang akhirnya meminta untuk mendengarkan apa yang
terjadi pada Dad atau bahwa penampilan luar Zach yang kuat
sedang runtuh. Ia nggak menangis atau gemetar, sebaliknya ia
berdiri begitu diam sampai-sampai aku langsung menarik diri
210 Isi-Croos my heart.indd 210
8/13/09 9:58:24 AM waktu ingin meraihnya, takut memecahkan keadaan tak sadar
apa pun yang dimasukinya. Aku ingat peringatan Grandpa
Morgan bahwa beberapa hal yang liar seharusnya tidak kau?
sentuh. "Kejadiannya dalam sebuah misi."
Aku nggak tahu kenapa aku mengatakannya. Kata-kata itu
asing buatku, namun mereka bergulir begitu mudah dari mulut?
ku sehingga pasti mereka sudah ada di sana, terbentuk selama
Sumpah, Aku Mau Banget Jadi Mata-mata Cross My Heart And Hope To Spy Gallagher Girls 2 Karya Ally Carter di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
bertahun-tahun, menunggu kesempatan dibebaskan.
"Empat tahun lalu ayahku menjalankan misi. Dia nggak
pulang. Nggak seorang pun tahu apa yang" terjadi."
Lalu Zach menatapku dan mengatakan kata-kata yang
sudah kuketahui tapi nggak pernah berani kuucapkan: "Sese?
orang tahu." Dan Zach memang betul"seseorang di suatu tempat tahu
apa yang terjadi pada Dad, tapi aku nggak bisa bilang begitu.
Ada sesuatu dalam cara Zach berdiri mengamatiku. Ke?hening?
an memanjang di antara kami; dan meskipun jarak kami hanya
beberapa senti, rasanya seperti ribuan kilometer.
"Apa?" tanyaku. "Apa maksudmu?"
"Maksudku, seseorang tahu," kata Zach, nggak membentak,
tapi suaranya terdengar lebih tajam"lebih keras. "Maksudku
se?harusnya kau nggak bersikap seakan nggak ada jawaban ha?
nya karena kau belum meluangkan waktu untuk mencari?
nya." "Apa yang harus kulakukan, Zach" Aku cuma?"
"Cuma seorang cewek?" tanyanya padaku. Lalu ia meng?
angkat bahu dan mendesah. "Kupikir kau Gallagher Girl."
Zach berjalan pergi, tapi aku tetap berdiri di sana untuk
waktu yang lama, bertanya-tanya apakah aku harus mendatangi
211 Isi-Croos my heart.indd 211
8/13/09 9:58:25 AM Mom; apakah aku harus menemui teman-temanku; tapi aku
hanya menyelinap ke dalam koridor yang sudah berbulan-bulan
tidak kugunakan, berjalan melewati sarang laba-laba dan ke?
gelapan, mencoba menghindar dari air mata yang panas mem?
bakar dan mengalir di pipiku, karena mungkin aku nggak mau
meng?akui kelemahan; mungkin aku mau berkubang dalam ke?
sendirian dan kesedihanku.
Atau mungkin menangis sama seperti semua hal lain yang
di?lakukan mata-mata"akan lebih baik jika kami nggak ketahu?
an saat melakukannya. 212 Isi-Croos my heart.indd 212
8/13/09 9:58:25 AM t.c Bab Du a P u l u h E m p a t
ua minggu berikutnya betul-betul dua minggu teraneh
dalam hidupku"bukan karena apa yang terjadi, tapi karena
apa yang nggak terjadi. Zach nggak menggangguku. Dia nggak menggodaku. Dia
bahkan nggak memanggilku Gallagher Girl dan menunjukkan
seringai sombongnya ke arahku.
Lalu satu hari, saat aku sedang meninggalkan Aula Besar,
kurasakan seseorang menabrakku dan kudengar Zach berkata,
"Sori." Lalu kami terus berjalan ke arah yang berlawanan"ia
menaiki Tangga Utama dan aku keluar.
Aku nggak melihat pesan di sakuku sampai setelah aku di
luar, berdiri di tengah hujan gerimis yang tampaknya nggak
berhenti-berhenti. Aku nggak terkagum-kagum karena Zach baru saja me?
lakukan brush pass paling hebat yang pernah kulihat. Aku
nggak berlari untuk berteduh di lumbung.
213 Isi-Croos my heart.indd 213
8/13/09 9:58:26 AM Sebaliknya, aku berdiri di udara basah yang berat, menatap
namaku ditulis di atas sehelai Evapopaper. Kubuka pesan itu
dan kubaca sekilas halaman itu, kata-katanya hampir nggak
sempat kumengerti sebelum kertas itu larut dalam hujan.
Well, jelas pesan itu sudah hilang jauh sebelum aku menemu?
kan teman-temanku dan membarikade pintu ke kamar kami"
dan itu patut disayangkan, karena, kalau ada sepotong bukti
yang perlu diperiksa, itulah dia. Tapi pesan itu sudah hilang.
Lenyap. Kami nggak bisa menganalisis tulisan tangan Zach
atau intensitas genggaman bolpoin cowok itu. Kami harus me?
makai kata-kata itu dan pengetahuan sesedikit apa pun yang
kami miliki tentang subjek.
(Salinan disediakan oleh Cameron Morgan)
Jadi, kudengar kita boleh pergi ke kota akhir pekan ini.
Mau nonton film atau semacamnya"
P.S. Itu kalau Jimmy nggak keberatan.
Terjemahan: Akhir pekan ini mungkin bisa jadi kesempatan bagus
bagi kita untuk bertemu di luar sekolah dalam lingkungan sosial
yang bebas kompetisi. Aku nggak menganggap cowok lain sebagai
ancaman, dan aku senang membuat mereka terlihat nggak penting
dengan memanggil mereka memakai nama yang salah.
(Terjemahan oleh Macey McHenry)
"Oh astaga, Cam," seru Liz. "Zach mengajakmu kencan!"
214 Isi-Croos my heart.indd 214
8/13/09 9:58:26 AM "Apa artinya itu?" tanyaku, menoleh pada Macey, yang
duduk di tempat tidurnya dan melepaskan sepatu sembilanratus-dolarnya yang ia pakai ke lumbung P&P dan sekarang
diselimuti lumpur. "Maksudmu selain bagian dia-mengajakmu-nonton-film yang
sudah jelas?" tanya Macey.
"Ya, selain itu," kataku, karena nggak mungkin artinya se?
gampang itu. Mata-mata nggak pernah melakukan sesuatu
tanpa motivasi, tanpa tujuan, dan aku nggak tahu apa yang
mungkin menjadi motif rahasia Zach. Aku nggak tahu kenapa
dia mengajakku lewat pesan dan nggak secara langsung. Aku
nggak tahu hal penting apa yang tersembunyi di balik fakta
bahwa dia nggak menandatangani pesan itu dengan nama
lengkap. Kami sudah mempelajari cowok selama hampir satu
tahun ajaran penuh, walaupun begitu sepertinya aku nggak
semakin memahami budaya di mana orang-orang menghinamu,
lalu menggodamu, mengabaikanmu selama berminggu-minggu,
lalu mengajakmu nonton film!
"Dia pasti merencanakan sesuatu," kataku akhirnya. Tapi
teman-teman sekamarku hanya bertatapan seakan ada pen?
jelasan lain. "Memangnya menurut kalian dia nggak merencana?
kan sesuatu?" Hujan jadi lebih deras di luar, angin melolong, dan akhir?nya
Bex berdiri lalu berjalan ke arahku. "Ya. Dia jelas me?rencana?kan
sesuatu." Kutatap Liz untuk meminta konfirmasi, tapi dia sibuk me?
masukkan kata-kata Zach ke dalam penerjemah Bahasa-Cowokke-Bahasa-Inggris yang akhirnya sudah sampai fase prototype.
"Dan itulah sebabnya," kata Macey sambil tersenyum, "kau
harus pergi." 215 Isi-Croos my heart.indd 215
8/13/09 9:58:27 AM *** Tentu, kalau kau Gallagher Girl dan menghabiskan se?panjang
hari setiap hari di dalam wilayah Akademi Gallagher, pikiran
tentang pergi ke kota"kota mana pun"mulai terlihat cukup
bagus. Dan pergi bersama cowok seperti Zach Goode ter?lihat
bahkan lebih bagus lagi. Tapi itu nggak berlaku kalau kau Gallagher Girl yang se?
benarnya terlibat dalam skenario penyamaran mendalam
honeypot" Tidak berlaku kalau menurut sahabat-sahabatmu
ini merupakan kesempatan sempurna untuk A) Mencoba
concealer bawah mata baru milik Macey yang hanya legal di
Swiss. Dan B) Mempraktikkan skenario pengintaian-tiga-agen
kla?sik" Dan yang terpenting dari semuanya, tidak kalau kau
Gallagher Girl yang punya mantan pacar di kota tersebut.
Sabtu pagi kami bangun dan melihat langit yang cerah.
Entah bagaimana musim dingin sudah berlalu, mencair bersama
salju, dan sekarang sinar matahari pucat memasuki jendela.
Dan aku ingat apa yang sudah kusetujui untuk kulakukan.
"Aku nggak bisa melakukan ini," kataku, nggak yakin se?
penuhnya apakah aku membicarakan Zach atau push-up bra
yang dipaksa Bex untuk kukenakan (karena menurutnya pushup bra diciptakan untuk situasi honeypot). "Bagaimana kalau
aku keceplosan bahwa kita mengawasi mereka" Atau bagai?
mana kalau dia memberiku obat dan memanfaatkanku untuk
mengakses bagian terlarang lab sains" Atau bagaimana kalau?"
kalimatku menghilang, memikirkan satu pertanyaan yang nggak
bisa kukatakan, meskipun sudah memaksa diri: Bagaimana ka?
lau aku bersenang-senang"
216 Isi-Croos my heart.indd 216
8/13/09 9:58:27 AM Sebaliknya, kutanyakan pertanyaan lain yang sudah meng?
hantuiku selama berhari-hari: "Bagaimana kalau aku ketemu
Josh?" Aku menghabiskan waktu berbulan-bulan terlindung dalam
keamanan dinding-dinding kami, tahu bahwa selama aku nggak
meninggalkan wilayah ini aku nggak harus ketemu Josh lagi"
dan itu kemewahan yang nggak dimiliki cewek-cewek normal
waktu mereka ingin menghindari mantan pacar.
"Tenang, Cam," kata Bex. "Kami bakal mengikutimu lewat
unit komunikasi"kau akan punya backup. Lagi pula, seberapa
besar kemungkinannya kau bakal ketemu Josh?"
"Seratus delapan puluh tujuh banding satu," jawab Liz oto?
matis. Aku mungkin menatap Liz seakan ia sedikit menakutkan
(dan memang betul"dengan cara yang bagus), tapi ia hanya
mengangkat bahu dan berkata, "Apa?" dengan defensif. "Kalau
kau memperhitungkan rute lalu lintas pejalan kaki, angka
populasi, dan pola tingkah laku, jawabannya adalah 187:1."
Tapi ada satu hal yang bahkan belum dipelajari perhitung?
annya oleh Liz: takdir. Aku tahu aku sedang menantang takdir.
Lagi. Perutku bergolak. Jari-jariku menggelenyar. Setiap syaraf di
tubuhku seakan jadi hidup"berdenyut dengan kekuatan yang
rasanya nggak seperti yang kurasakan pada kencan-kencanku
sebelum ini; dan rasanya nggak seperti yang kurasakan saat
men?jalankan misi"pokoknya ini belum pernah kurasakan.
Liz menata rambutku. Macey membuat keajaiban dengan
mendadaniku. Dan Bex sibuk menjahitkan kamera kancing ke
jaketku. Kami punya rencana. Kami sudah berlatih untuk saat
ini selama bertahun-tahun. Tapi waktu teman-teman sekamarku
ber?jalan turun, kulihat diriku di cermin.
217 Isi-Croos my heart.indd 217
8/13/09 9:58:28 AM sp "Kau tahu, nggak apa-apa kalau kau suka dia." Macey
tinggal sebentar di ambang pintu yang terbuka. Di belakang?
nya, koridor berubah sepi saat cewek-cewek berjalan keluar
untuk perjalanan panjang ke kota.
Aku memikirkan aturan-aturan dasar operasi rahasia: jangan
terlibat secara emosional dengan subjek; jangan pernah ke?
hilangan perspektif atau kontrol. Mata-mata yang lebih baik
daripadaku pernah melanggar aturan-aturan itu dan akhirnya
patah hati" atau lebih buruk. Aku memandang lewat jendela
ke lumbung, tempat kami belajar cara melindungi mata dan
ginjal"cara menghindari pukulan dan menerima tendangan.
Tapi bahkan Akademi Gallagher belum menemukan cara
untuk menolong kami melindungi hati kami.
"Aku yang jadi eyeball," kata Bex lewat unit komunikasi satu
jam kemudian. Dan itu suara yang menenangkan. Sejauh ini,
baik Zach maupun aku belum mengatakan banyak hal, karena
A) Waktu kami sampai ke bawah, sekelompok besar orang
sudah menunggu untuk berjalan ke kota (salah satunya Tina
Walters). B) Angin bertiup kencang, jadi aku harus menjaga
kepalaku berada pada sudut aneh untuk menjaga rambutku
nggak menutupi wajah. Dan C) Walaupun aku sudah pernah
kencan (dan melakukan misi), aku nggak pernah melakukan
keduanya sekaligus. Dan akhirnya, agak sulit untuk bicara saat kau berjalan tiga
kilometer hanya untuk menemukan dirimu berada di tengah
parade Hari Pendiri Roseville, Virginia. Ya, aku memang bilang
parade. Baik sisi mata-mata maupun cewek dalam diriku tahu bah?
wa seharusnya aku mengatakan sesuatu"aku seharusnya me?
218 Isi-Croos my heart.indd 218
8/13/09 9:58:28 AM t.c lakukan sesuatu"tapi begitu kami berbelok ke Main Street,
kudengar bunyi trompet Pride of Roseville Marching Band;
ku?lihat wanita-wanita gereja menjual brownies dan tiket undian
untuk kesempatan memenangkan selimut quilt buatan sendiri.
Seluruh penduduk kota Roseville tampaknya berbaris di jalanjalan atau memenuhi alun-alun.
"Dia kelihatan keren, Cam" maksudku, Bunglon," Liz
cepat-cepat membetulkan kesalahannya. Aku memandang ke
kedua ujung jalan yang ramai dan nggak bisa melihat temanteman sekamarku di mana pun, tapi ada sedikit penghiburan
ka?rena tahu mereka di sana. "Batuklah kalau menurutmu dia
kelihatan keren." Pukul 10:41: Pelaksana tidak bisa tidak melihat bahwa Subjek
terlihat SANGAT keren dan wanginya SANGAT enak.
Zach memang tampak keren. Dia nggak memakai seragam.
Dia memakai sesuatu di rambutnya sehingga rambutnya be?
rantak?an pada semua tempat yang tepat. Dan aku terus berpikir
bahwa pasti sesuatu yang mencurigakan sedang terjadi"nggak
mungkin cowok ini kencan sungguhan denganku.
Sumpah, Aku Mau Banget Jadi Mata-mata Cross My Heart And Hope To Spy Gallagher Girls 2 Karya Ally Carter di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Hei, Bunglon, kau tahu kau bisa mengobrol," kata Macey
le?wat unit komunikasi. "Itu diperbolehkan."
Tapi mengobrol sama sekali nggak gampang, karena aku
ber?sama Zach" Dalam kencan-garis-miring-misi-mengidentifi?
kasi-honeypot! Aku memakai unit komunikasi di telinga, punya
sepaket permen mint di tas, dan ada kemungkinan 1/187 aku
bakal bertemu mantan pacarku dan pacar barunya" aku se?
dang berurusan dengan banyak masalah!
"Kau mau melakukan sesuatu?" tanyaku canggung, wa?
219 Isi-Croos my heart.indd 219
8/13/09 9:58:29 AM laupun, secara teknis, kami memang sedang melakukan se?
suatu. "Kita bisa nonton film," kata Zach. "Atau cari makanan."
"Oke." "Atau kita bisa" jalan-jalan saja," usul Zach dan untuk
pertama kalinya aku bertanya-tanya apakah mungkin ia gugup
juga. "Oke," kataku lagi.
"Atau kita bisa minta badut di sana untuk menggambari
wajah kita lalu merampok bank," usulnya, seakan aku nggak
men?dengarkan kata-katanya. Tapi aku nggak masuk dalam pe?
rangkapnya. "Nggak mau. Oktober lalu mereka memasang Stockholm
Series 360"paling nggak butuh waktu 45 menit untuk men?
jebol?nya." "Senang mengetahuinya." Zach tertawa.
Tiba-tiba aku ingin berhenti di tengah jalan dan menanyai
Zach kenapa ia mengajakku kencan. Aku ingin ia mengaku
bahwa ia seorang honeypot. Tapi waktu Zach meraih tangan?ku
dan membimbingku melewati trotoar yang ramai, gerakan itu
nggak terasa seperti gerakan agen yang menjalankan misi.
Lalu, lebih dari segalanya, aku ingin berhenti mendengarkan
kata-kata Macey. Nggak apa-apa kalau kau suka dia, karena
kadang-kadang tidak menyukai seseorang itu lebih mudah di?
laku?kan. Seorang pria setengah baya berjaket merah berkeliaran di
pusat taman kota. Mobil-mobil antik berjajar di jalan se?
mentara laki-laki dengan perut besar menendang ban dan me?
nyesap limun. Jarak kami ke sekolah cuma tiga kilometer, tapi
alun-alun kota Roseville terasa seperti dunia yang berbeda. Hal
220 Isi-Croos my heart.indd 220
8/13/09 9:58:29 AM paling berbahaya yang bisa kulihat adalah segerombolan gadis
kecil memakai leotard mengilap berlarian menyusuri trotoar.
Zach menarikku berbelok di sudut dan ke jalan samping yang
sepi. "Jadi, sudah memasang penyadap yang bagus akhir-akhir
ini?" tanya Zach. Ada kilau di matanya, tapi aku nggak bisa tertawa. Aku
bahkan nggak bisa ngomong. Keheningan berdenyut di antara
kami, seperti irama band yang menjauh.
"Supaya kau tahu saja, Gallagher Girl," bisik Zach lembut,
"Aku akan menciummu sekarang."
Untuk pertama kalinya selama berbulan-bulan aku nggak
memikirkan misiku, penyamaranku, atau teman-temanku.
Aku nggak bisa berpikir. Tangan Zach terasa hangat di belakang leherku; jari-jarinya
menyusup ke rambutku, dan ia memiringkan kepala sambil
ber?gerak mendekat. Kupejamkan mataku.
Dan kudengar, "Oh astaga! Cammie, itu kau, ya?"
Zach mengucapkan kata yang sangat kasar sambil menjauh
dariku. (Tapi aku ragu DeeDee memperhatikan, karena kata
kasar itu diucapkan dalam bahasa Persia.) Suara yang datang
dari alun-alun kota tampaknya lebih keras daripada beberapa
detik lalu, dan aku tahu keadaan trans apa pun yang tadi
kumasuki sudah sepenuhnya pecah"momen itu betul-betul
berakhir. Zach hampir menciumku. Aku hampir membiarkan Zach
menciumku! "Hai, Cammie," kata DeeDee. Ia memelukku dan tersenyum
pada Zach. "Aku senang sekali melihat kalian di sini!"
Josh berdiri satu setengah meter jauhnya, menatapku, tapi
221 Isi-Croos my heart.indd 221
8/13/09 9:58:29 AM dia nggak bilang hai. Aku sudah cukup sering memukul orang
untuk tahu kapan seseorang merasa sakit.
Aku menjauh dari Zach seakan bisa membuat Josh melupa?
kan apa yang baru saja dilihatnya, lalu kulihat bayangan di
jendela di belakangku"bayangan Josh"dan aku langsung
tahu bahwa tadi Zach pasti sudah melihatnya. Langsung saja
benak?ku dipenuhi ribuan pertanyaan"apakah itu sebabnya
Zach mencoba menciumku" Kenapa Josh terlihat begitu se?
dih" Kira-kira ada dua puluh hal yang harus kutanyakan pada
Macey McHenry! Aku mulai mengamati kerumunan, mencari
teman-temanku, tapi yang kulihat malah pria di seberang ja?
lan. Pria biasa. Aku melihatnya membeli brownies dan melihat
ke bawah kap mobil Model T.
Tapi nggak seorang pun di jalan bicara padanya, dan se?
patunya terlalu bagus untuk menonton parade. Aku ingat apa
yang sering dikatakan Dad tentang antipengintaian: Satu kali
melihatnya berarti dia orang asing; dua kali berarti kebetulan;
tiga kali berarti dia membuntutimu.
Dan ini membuat orang itu masuk kategori ketiga.
Selagi kami berempat berjalan menyusuri trotoar, aku nggak
bisa menghilangkan perasaan bahwa aku memerlukan bantuan
untuk alasan yang betul-betul berbeda. Josh dan DeeDee ber?
jalan beberapa langkah di depan, jadi aku berbisik pada Zach,
"Hei, kau bakal berpikir aku sinting."
"Sedikit terlambat untuk itu, Gallagher Girl." Mendengar
kata Gallagher, dua wanita di trotoar berbalik dan memberi
kami Pelototan Gallagher, tapi aku nggak punya waktu untuk
mengkhawatirkan reputasi sekolahku.
222 Isi-Croos my heart.indd 222
8/13/09 9:58:30 AM "Kau nggak lihat ada yang mengikuti kita, kan?" tanyaku.
Zach tertawa. "Maksudmu selain teman-teman sekamarmu?"
Aku memutar bola mataku. "Ya. Selain mereka."
"Nggak. Aku nggak lihat ada yang membuntuti kita. Ke?
napa?" "Laki-laki itu. Jaket biru." DeeDee menoleh padaku, jadi
ku?ubah kata-kataku. "Apakah menurutmu dia nggak kepanasan
dalam mantel berat itu?" Itu adalah slang mata-mata untuk
agen yang bakal tertangkap, tapi DeeDee nggak tahu itu.
Untung?nya, Zach tahu. Dia menoleh, dengan santai mengamati
keadaan, mulai dari mobil-mobil konvertibel yang membawa
Putri Hari Pendiri dan pengikutnya, sampai cara DeeDee meng?
ucapkan hai pada hampir semua orang yang kami lewati.
"Memangnya ada apa?" tanya Zach.
"Jaket itu bisa dibalik. Sepuluh menit yang lalu dia me?
makai kebalikannya. Apakah menurutmu cowok-cowok normal
di Roseville mau repot-repot membalik jaket?"
Kami berhenti untuk melihat ke bayangan bergelombang di
jendela toko. "Lihat laki-laki itu, Gallagher Girl," bisik Zach saat pria itu
membeli corn dog. "Dia tampak ceroboh sekali. Aku berani
taruhan apa saja denganmu bahwa di sisi jaket sebaliknya ada
noda moster yang besar."
Kedengarannya itu poin yang bagus"rasanya seperti poin
yang bagus, tapi kemudian Zach tertawa, dan ada sesuatu
yang" aneh. Aku tahu itu bukan sekadar paranoia. Aku tahu
itu lebih besar dariku dan lebih besar daripada Roseville dan
lebih besar daripada parade mana pun.
"Sekarang kalian berdua ngobrol apa?" goda DeeDee.
223 Isi-Croos my heart.indd 223
8/13/09 9:58:30 AM "Oh, Cammie sedang mencoba meyakinkanku bahwa
seharusnya aku mengenali laki-laki berjaket biru itu." Zach
menatapku dan aku tahu kata-katanya ditujukan padaku"
bukan DeeDee"waktu ia bilang, "Tapi aku belum pernah
me?lihatnya seumur hidupku."
Itu bakal jadi berita bagus. Aku mungkin bakal rileks. Tapi
aku menunduk melihat cincin yang kukenakan, merasakan
getar?an halusnya, dan tahu bahwa Zach bohong.
224 Isi-Croos my heart.indd 224
8/13/09 9:58:31 AM Bab Du a P u l u h L i m a
ku nggak bangga dengan apa yang terjadi selanjutnya, tapi
Mr. Solomon sendiri memberitahuku bahwa mata-mata melaku?
kan hal-hal buruk untuk alasan-alasan baik, jadi aku terse?
nyum, meraih lengan DeeDee, dan memanfaatkan cewek yang
nggak curiga itu untuk penyamaran saat aku mengumumkan,
"Aku harus ke toilet!"
"Biar kuantar," Zach memulai, tapi aku nggak membiarkan?
nya menyelesaikan kalimat.
"Nggak," kataku sambil tersenyum pada DeeDee. "Ini urus?
an cewek." Saat kami menjauh dari Josh dan Zach, DeeDee terkikik
dan mengaitkan lengan kurusnya di lenganku. Mungkin ke?
lihatan?nya ini mengasyikkan buat DeeDee"dua cewek berjalan
ber?sama menyusuri trotoar yang ramai. Tapi aku tenggelam
dalam jenis petualangan yang berbeda saat mengamati ke?
rumunan orang, mencari teman dan musuh di alun-alun kota
yang sibuk. 225 Isi-Croos my heart.indd 225
8/13/09 9:58:31 AM "Kita bisa pergi ke apotek," teriak DeeDee, berusaha me?
ngalah?kan sirene yang meraung-raung dari truk pemadam ke?
bakaran yang lewat dan dipenuhi cheerleader"akhir parade.
"Apa?" tanyaku.
"Di apotek ada toilet," katanya lagi, dan aku mengangguk.
"Oke, kita pergi ke apotek," ulangku keras-keras, berharap
teman-temanku bakal mendengar.
Ada yang nggak beres"Zach bohong dan seorang pria yang
belum pernah kulihat membuntuti Gallagher Girls di Roseville.
Itu hal yang nggak pernah terjadi sebelum Blackthorne Boys
datang ke Akademi Gallagher dan membawa Kode Hitam ber?
sama mereka. "Jadi, Cammie, aku betul-betul senang ketemu kau," kata
DeeDee, seakan aku punya waktu untuk obrolan cewek. "Aku
ingin tahu apakah kau" tahu kan" serius" Antara kau dan
Zach" Kalian terlihat bahagia."
Terlepas dari semuanya, aku berhenti dan menoleh pada
DeeDee. Apakah aku bahagia dengan Zach" Apakah aku bakal
bisa bahagia dengan Zach" Dua menit sebelumnya aku mung?
kin punya jawaban yang berbeda untuk pertanyaan itu, tapi
dalam kehidupan mata-mata, dua menit adalah banyaknya
waktu yang dibutuhkan bagi seluruh dunia untuk berubah.
"Cammie!" Bex terburu-buru mendatangiku, melambai.
"Oh," katanya sambil melirik cepat pada DeeDee. "Hai." Lalu
ia menatapku dan memutar bola mata. "Aku baru saja dapat
tele?pon di ponselku," dustanya. "Kita harus kembali ke seko?
lah." Ia terdengar kecewa"kesal. Suaranya sama sekali nggak
merefleksikan rasa panik yang kurasakan.
Aku menoleh kembali pada DeeDee. "Sori," kataku, mulai
menjauh. "Aku harus?"
226 Isi-Croos my heart.indd 226
8/13/09 9:58:32 AM in "Oke," kata DeeDee, tapi senyumnya yang biasanya cerah
tampak memudar. "Cammie," panggilnya persis waktu aku mu?
lai berbalik, "Aku betul-betul berharap kau dan Zach baha?
gia." Pada hari lain aku mungkin akan memikirkan kalimat itu
ber?jam-jam, membedahnya bersama Macey, mencari arti rahasia
dalam kata-kata itu. Apakah itu cara DeeDee untuk mem?beri?
tahuku bahwa ia dan Josh nggak bahagia" Apakah aku ancam?
an untuk cinta mereka yang terlihat sempurna" Ataukah
DeeDee jenis orang yang ingin semua orang sebahagia diri?
nya" Kalau aku cewek normal, mungkin akan memutar kembali
setiap detik hari itu"hampir-ciumanku, ekspresi terluka di
wajah Josh. Tapi aku bukan cewek normal. Seperti yang sudah
diingatkan Zach padaku berulangkali" aku adalah Gallagher
Girl. "Tadi dua laki-laki juga mengikuti kami," kata Bex waktu
Sumpah, Aku Mau Banget Jadi Mata-mata Cross My Heart And Hope To Spy Gallagher Girls 2 Karya Ally Carter di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
mulai berjalan di sebelahku. Aku berhenti di jalanan dan me?
noleh untuk mengecek ke belakang kami, tapi ia memutar bola
matanya. "Kubilang tadi." Ia menggeleng. "Aku tahu kita nggak
bisa memercayai cowok-cowok yang menjaga kamar me?reka
sebersih itu. Itu nggak alami!"
Liz berada setengah langkah di belakang Bex, kehabisan
napas. Aku memandang berkeliling. "Di mana Macey?"
"Memberitahu sebanyak mungkin Gallagher Girl yang bisa
ditemuinya tentang orang-orang yang mengikuti kita," jawab
Bex. "Tunggu! Cammie," Liz terengah-engah, "kau nggak bisa
pergi begitu saja di tengah kencan! Bagaimana kalau Zach
227 Isi-Croos my heart.indd 227
8/13/09 9:58:32 AM meng?khawatirkanmu" Bagaimana kalau dia pikir kau diculik?"
Lalu ia tersentak. "Bagaimana kalau dia pikir kau nggak me?
nyukainya?" "Liz," sergahku, "protokol mengatakan kita harus melapor?
kan aktivitas mencurigakan apa pun ke bagian keamanan
secepatnya! Kita diintai di Roseville!" Kata-kata itu terdengar
berat. "Dan Zach mengenali salah satu dari mereka." Kutarik
napas dalam-dalam sebelum menyelesaikan, "Dan dia bohong
padaku tentang itu."
Aku ingat ekspresi di wajah Mom waktu kami duduk di
bawah kilau merah lampu darurat saat Kode Hitam. Seseorang
atau sesuatu sudah mengancam sekolah kami satu kali semester
ini, jadi aku nggak mengkhawatirkan perasaan Zach atau apa
yang bakal dikatakan Madame Dabney tentang meninggalkan
seorang cowok di tengah kencan. Aku nggak bertanya pada
teman-temanku apakah mereka tahu mengapa cowok mencoba
mencium cewek, dan semua alasan mengapa si cewek bakal
membiarkan hal itu terjadi.
Kami diintai di Roseville"hanya itu yang penting. Kurasa?
kan kakiku berdentam-dentam di trotoar. Waktu kami sampai
di mansion, akhirnya aku berbalik dan melihat hampir seluruh
siswa kelas sepuluh berlari menyusuri jalan di belakangku. "Kau
benar," Courtney memberitahu kami, menelan ludah dengan
susah payah, terengah-engah. "Kami juga diikuti."
Kami mendorong pintu mansion dan langsung kurasakan ke?
heningan yang biasanya hanya terjadi pada hari-hari sebelum
semester baru dimulai dan setelah semester itu berakhir, saat aku
satu-satunya Gallagher Girl yang menjelajahi koridor-koridor.
"Mom!" panggilku, tapi suaraku bergema di koridor-koridor
kosong. 228 Isi-Croos my heart.indd 228
8/13/09 9:58:33 AM Courtney dan Eva pergi ke Aula Besar. Mick dan Tina ber?
jalan ke perpustakaan. Aku menuju Koridor Sejarah.
"Mom!" panggilku lagi, tapi suaraku ditenggelamkan sirene
yang memekakkan saat semua lampu mati dan kata-kata "KODE
HITAM KODE HITAM KODE HITAM" memenuhi udara.
Pedang Gilly menghilang ke kotaknya yang nggak bisa di?
tembus, rak-rak buku di sekitar kami berubah jadi lemari besi,
dan tirai-tirai logam menutupi semua jendela.
"Cammie!" panggil Bex lebih keras daripada suara sirene
dan pikiranku yang bergelora. "Cammie, ayo!"
Sahabatku meraih tanganku dan menarikku ke kantor
Mom, tapi Mom nggak ada di sana. Nggak ada orang yang
me?ngatakan, "Hei, kiddo," dan nggak seorang pun memberitahu?
ku semua bakal baik-baik saja.
Kami berbalik dan berlari menuruni Tangga Utama semen?
tara mansion itu mengubah diri sendiri menjadi makam.
"Cam, di mana ibumu?" tanya Liz, seakan aku tahu tapi
nggak mau memberitahunya.
"Di mana guru-guru?" tanya Bex, berputar, mencari ke se?
gala arah. Tina dan Eva datang berlari-lari menyusuri koridor.
Mick, Kim, dan Courtney keluar dari Aula Besar. Tak lama,
hampir seluruh siswa kelas sepuluh berdiri di selasar yang ber?
gema, tapi nggak ada guru. Nggak ada penjaga. Seluruh se?
kolah pasti keluar, menikmati kebebasan mereka di Roseville.
Tampaknya kami betul-betul sendirian.
Lalu kulihat bayangan gelap bergerak menyusuri koridor,
ter?sandung-sandung, memegangi dinding untuk menopang tu?
buh. "Mr. Mosckowitz!" seru Liz, lalu berlari mendekat bersama
Bex. 229 Isi-Croos my heart.indd 229
8/13/09 9:58:33 AM Guru kami jatuh ke pelukan mereka. Darah menodai sisi
wajahnya dan suaranya terdengar samar-samar saat Mr. M
berbaring di lantai dan berkata, "Dia berhasil mendapatkan?
nya." "Mendapatkan apa?" tanyaku lebih keras daripada raungan
sirene. "Daftar itu"CD berisi daftar alumni." Ia duduk tegak dan
men??cengkeram bahuku. "Laki-laki itu mendapatkannya. Dan
CD itu" ada di luar sana."
Lalu Mr. Mosckowitz pingsan.
Mudah sekali menatap mansion Gallagher yang berpagar batu
tinggi dan berhias tanaman merambat lalu membayangkan ke?
kayaan yang ada di dalamnya. Bahkan orang-orang yang tahu
siapa kami dan apa yang kami lakukan sesungguhnya mungkin
berpikir tentang lab-lab sains tempat beberapa penemuan
terbesar dunia dilahirkan. Perpustakaan kami dideskripsikan
se?bagai sangat berharga. Tetap saja, sumber-sumber kami yang
paling berharga tidak berada di balik dinding-dinding kami"
mereka ada di luar, di dunia ini. Menyamar. Warisan Gallagher
Girls yang sesungguhnya nggak tinggal di balik batu dan kaca,
tapi dalam darah dan daging. Hal-hal lainnya"itu cuma untuk
kantong pembakaran. Saat kami menggotong Mr. Mosckowitz ke kursi empuk dan
me?meriksa denyut nadinya, aku nggak bisa menghilangkan pe?
rasa?an bahwa nasib seluruh persaudaraan ada di bahu kami.
Cahaya terakhir sinar matahari menghilang dari mansion,
jadi Tina mengambil lentera dari dinding dan menyalakan ko?
rek api. "Bisa nggak seseorang beritahu aku apa yang terjadi?"
tuntutnya frustrasi. 230 Isi-Croos my heart.indd 230
8/13/09 9:58:33 AM "Cowok-cowok itu," kataku. Bahkan dalam kegelapan bisa
kurasakan teman-temanku menatapku, menelaah setiap katakataku. "Zach bohong waktu kutanyakan tentang orang yang
mengikuti kami di kota"orang yang mungkin ada di sana
untuk memastikan kita nggak kembali terlalu cepat."
"Dan Mr. Mosckowitz bilang seorang laki-laki sudah men?
dapat?kan CD-nya," tambah Bex.
"Cowok yang mana?" tanya Mick. "Bagaimana kita harus
mencarinya?" Itu terdengar seperti pertanyaan yang sangat bagus sampai
kudengar suara Liz di antara raungan sirene. "Well, melakukan
itu mungkin lebih gampang daripada yang kalian kira."
Ia mengulurkan tangan dan untuk pertama kalinya kulihat
Liz nggak memakai jam tangan biasa. Sebaliknya, itu salah
satu jam tangan yang didesain khusus olehnya. Titik-titik
merah mungil di layar bersinar seperti mercusuar di kegelapan.
Aku ingat kem?bali misi kami di Sayap Timur"sidik jari,
DNA, dan akhir?nya" Bex menyeringai penuh kemenangan.
"Kita punya pelacak."
Langsung saja kami semua berbalik dan mulai berjalan
keluar, tapi berhenti sama cepatnya. Baja menutupi setiap
jendela"setiap pintu. Tindakan-tindakan pengamanan yang
seharusnya membuat penyusup tetap di luar malah mengurung
kami di dalam. "Kita nggak bisa keluar," kata Tina, kecewa.
Harapan tampaknya memudar. Titik di monitor Liz"sinyal
dari pelacak-pelacak yang kami tanam di sepatu cowok-cowok
itu berminggu-minggu lalu"menjadi semakin dan semakin
jauh lagi. Aku memikirkan nasihat Mom, dan aku tahu, lebih
dari kapan pun, aku harus jadi diri sendiri.
231 Isi-Croos my heart.indd 231
8/13/09 9:58:34 AM Jadi kutatap teman-temanku. "Ya," kataku perlahan-lahan,
"kita bisa keluar dari sini."
Kukatakan pada diri sendiri bahwa seumur hidupku aku sudah
berlatih untuk menghadapi hal seperti ini"bahwa kami tidak
nggak berdaya, nggak seperti yang kurasakan. Dan untuk per?
tama kalinya malam itu jantungku berhenti berdebar-debar;
kutarik napas dalam yang menenangkan. Liz memberiku jam
tangannya dan aku menunduk mengamati titik-titik tersebut.
Mick pergi mencari barang-barang penting Operasi Rahasia.
Lima menit kemudian kami menerobos sarang laba-laba,
mencium udara berdebu di jalan rahasia favoritku.
Senter kami bersinar dalam kegelapan, dan di kejauhan
sirenenya terdengar seperti stereo yang ditinggalkan menyala
oleh seseorang. Aku kenal daerah berbayang-bayang itu"aku bisa jalan di
sana dalam kegelapan. Dengan penutup mata. Memakai hak
tinggi. Tapi kali ini sesuatu yang lain berada di akhir terowong?
an itu. Selagi koridornya bercabang dan berbelok, membawa kami
semakin jauh dari mansion, aku menunduk pada monitor di
per?gelangan tanganku dan melihat bahwa sebagian besar titik
berada di antara mansion dan kota"persis di tempat cowokcowok itu seharusnya berada. Tapi satu titik bergerak menjauh
sendirian, jadi itulah sinyal yang"cowok yang"akan kami
ikuti. Waktu kami keluar dari terowongan, kulihat jalan tol sepi
yang memanjang ke dua arah. Titik yang berkedip-kedip ber?
gerak semakin dan semakin jauh selagi kami berdiri di sana,
nggak mungkin bisa mengejarnya.
232 Isi-Croos my heart.indd 232
8/13/09 9:58:34 AM og "Sekarang bagaimana?" tanya Liz.
"Anna, larilah menyusuri perimeter mansion sampai kau men?
capai pos penjaga"cari bantuan!" Dalam sekejap dia sudah
pergi. "Bex," kataku, menoleh pada sahabatku; tapi kata-kataku
menghilang saat kudengar ban berdecit dan kulihat lampu
depan bersinar. Salah satu van kami berjalan cepat ke arah
kami lalu berhenti mendadak. Aku bernapas untuk pertama
kalinya, dalam waktu rasanya sudah berhari-hari, dan kelegaan
menyapuku. Bantuan datang, pikirku.
Mungkin itu Mom. Atau Mr. Solomon. Tapi lalu pintunya terbuka. Dan kudengar Macey berseru,
"Masuklah!" "Kau mencuri van Akademi Gallagher," kataku, sedikit kagum.
Macey mengangkat bahu. "Menyita, Cam," katanya. "Waktu
aku nggak bisa masuk ke mansion dan mendengar sirene Kode
Hitam, aku menyita van. Dan ya," katanya, seakan membaca
pikiranku, "itu hal yang dipelajari anak orang kaya pembuat
ulah sebelum mereka bersekolah di sekolah mata-mata."
Lampu depan van menyinari kegelapan. Kabut turun dari
langit"peringatan yang hangat dan lembap bahwa banyak hal
yang berubah dalam diri kami sejak musim dingin.
Selagi berjalan menembus kegelapan, aku nggak merasakan
semburan adrenalin yang biasanya muncul saat menjalankan
operasi rahasia. Bukannya bersemangat, aku merasakan kengeri?
an karena ada agen ganda di antara kami. Jadi nggak kubiar?
kan diriku berpikir tentang cowok yang hampir kubiarkan
233 Isi-Croos my heart.indd 233
8/13/09 9:58:35 AM men?ciumku; aku nggak berani bertanya-tanya apakah aku bakal
membiarkan diriku merasa seperti itu lagi suatu saat nanti.
Kukeraskan suara di monitor di pergelangan tanganku, men?
dengarkan selagi suara bip, bip, bip lembut memenuhi van,
lebih cepat dari sebelumnya, dan aku tahu kami semakin de?
kat. "Belok di sini," aku menginstruksikan dan jalan tol meng?
hilang. Kami berjalan pelan di atas kerikil dan lubang-lubang.
"Matikan lampunya," kataku. Van terus maju perlahan-lahan
dalam kegelapan. Bunyi bip-nya lebih cepat sekarang, stabil. "Ini dia," kata
Bex. Awan-awan menjauh; seberkas sinar bulan jatuh ke kom?
pleks industri. Bangunan-bangunan logam raksasa berdiri ber?
dekatan. Rumput liar bertarung dengan kerikil dan kepingankepingan aspal pecah untuk mendapatkan kontrol di tanah.
"Tempat apa ini?" tanya Macey.
"Ini pabrik yang sudah nggak terpakai," Liz menjelaskan.
"Tapi ini milik sekolah sekarang."
"Kelihatannya nggak ada penjaga," kata Macey.
Lalu setiap cewek dalam van berkata, "Lihat sekali lagi."
Pagar berantai menutupi daerah itu. Mungkin sensor gerak?
an seharga satu juta dolar tertanam di dalam tanah. Itu ben?
Sumpah, Aku Mau Banget Jadi Mata-mata Cross My Heart And Hope To Spy Gallagher Girls 2 Karya Ally Carter di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
teng yang disamarkan sebagai puing-puing, dan nggak ada ke?
raguan dalam benakku bahwa siapa pun yang kami ikuti
datang ke sini untuk suatu alasan.
"Jadi kita temukan siapa pun yang di dalam sana dan ambil
kembali CD-nya?" tanya Macey seakan secara teknis ia bukan
anak kelas delapan dan masih dua tahun jauhnya dari Sublevel
Satu. 234 Isi-Croos my heart.indd 234
8/13/09 9:58:35 AM "Ya," kataku. "Jadi kurasa ini persis seperti?" Bex memulai, tapi suaranya
menghilang. "Persis seperti musim gugur lalu?"
Dalam level akademis, Bex betul. Ini seperti ujian akhir
musim gugur kami. Ini tempat latihan yang sama, dan kami
masih menjadi murid, tapi waktu Mick mulai membagikan unit
komunikasi dan potongan Napotine, aku merindukan Mr.
Solomon dan nasihatnya yang misterius, misi-misi jelas yang
menunjukkan perbedaan antara lulus dan gagal.
Aku nggak bisa berhenti berpikir bahwa sekarang semuanya
bukan masalah akademis lagi.
235 Isi-Croos my heart.indd 235
8/13/09 9:58:36 AM Bab Du a P u l u h E n a m
engagumkan sekali cara beberapa hal kembali padamu
dengan otomatis"bagaimana insting dan latihan langsung
mengambil alih kontrol. Dalam sekejap Bex mematikan lampu kubah mungil dalam
van supaya nggak ada kilau yang terlihat waktu kami membuka
pintu. Mick mematikan kabel-kabel yang mengalirkan listrik ke
pagar area tersebut, dan satu per satu kami menyelinap di bawah?
nya, berjalan ke sudut-sudut jauh kompleks itu, memudar ber?
sama bayang-bayang, kegelapan, dan hal-hal yang membuatmu
merinding pada malam hari.
Saat kau mendekati subjek di tengah kegelapan, hal yang
paling harus kaukhawatirkan bukanlah terlihat"tapi terdengar.
Dan sayangnya, Liz sedang ingin ngobrol.
"Cam, aku yakin Zach punya penjelasan yang betul-betul
bagus. Pokoknya aku tahu dia bukan orang jahat." Itu perasaan
yang bagus"pikiran yang penuh harapan"dan aku mungkin
akan menikmatinya kalau sepatu Liz nggak berada beberapa
236 Isi-Croos my heart.indd 236
8/13/09 9:58:36 AM senti jauhnya dari kabel jebakan yang hampir nggak kelihatan
dan berkilau di bawah cahaya bulan.
"Liz!" desisku dan melompat maju, menariknya ke tempat
aman. "Kenapa kau nggak tunggu di sini saja?"
"Tapi?" kata Liz, tersandung, terdengar hanya sedikit ter?
singgung, ?"kerja sama tim adalah kunci dalam operasi raha?
sia." "Aku tahu," bisikku selembut mungkin. "Tapi aku perlu se?
se?orang untuk berdiri di sini dan mengawasi sudut ini," kataku,
lega karena melihat tempat persembunyian yang hebat di
belakang tong tua yang penuh air hujan. "Bisa nggak kau me?
laku?kannya?" tanyaku. "Bisa nggak kau tetap tinggal di sini
dan beritahu aku seandainya ada yang datang?"
Meskipun saat itu gelap, bisa kulihat kelegaan yang me?
nyapu wajah Liz. Dia akan mengamati. Itu mungkin tugas
paling ilmiah yang bisa kuberikan padanya, jadi dia menghilang
ke bayang-bayang dan aku berjalan terus seorang diri, melewati
genangan-genangan yang berada di bawah tepi atap logam,
menghindari kucing-kucing liar dan tumpukan kayu yang ter?
lupa?kan. Aku berjalan melewati labirin bangunan, mendengarkan
apa pun yang lebih keras daripada suara detak jantungku sen?
diri. Kepalaku dipenuhi pertanyaan: Di mana mereka" Siapa
mereka" Dan yang terpenting dari semuanya, apakah kami siap
menghadapi ini" Daftar alumni Akademi Gallagher mungkin ada di dalam
salah satu bangunan logam itu"identitas mata-mata terbaik
dunia tertulis hitam di atas putih. Banyak nyawa berada dalam
bahaya; pekerjaan selama bertahun-tahun bisa jadi sia-sia. Jadi,
walaupun aku tahu kami sendirian, aku masih berdoa agar
237 Isi-Croos my heart.indd 237
8/13/09 9:58:37 AM sp Anna menemukan pertolongan"agar pertolongan itu nggak
terlambat. Angin bertiup melewati kompleks, melolong di antara ba?
ngun?an. Aku menunduk pada monitor di pergelangan tanganku
untuk memastikan aku masih bergerak ke titik yang berkedipkedip sendirian. Tapi kali ini titik merah itu nggak lagi sen?
diri. Aku mulai bicara"untuk memanggil teman-temanku"tapi
ku?rasakan jari-jari membekap mulutku. Sebuah lengan me?
lingkari pinggangku. Dan sebelum aku bisa melangkah atau
memukul, kudengar dengung kabel untuk bergantung berputar
dalam katrol, dan merasakan kakiku meninggalkan tanah"
Dan hal berikut yang kutahu, aku terbang.
"Cam," suara di dekat telingaku berbisik saat kami mendarat
di atap bangunan di sebelah tempatku berdiri beberapa saat
sebelumnya. Kabel-kabel terentang di antara atap-atap di
sekitarnya. Tali pengaman dan alat-alat untuk bergantung ter?
geletak di kakiku. Dan, di pergelangan tanganku, jam tangan
tua Liz berkedip-kedip cepat sekali.
Tanpa berhenti untuk berpikir, aku melangkah mundur ke
arah penyerangku, mencoba melemparkannya melewati kepala?
ku, tapi ia menahan berat badannya persis pada saat itu, meng?
hentikan momentumku. "Ini aku. Ini Zach," bisiknya, seakan
itu bakal membuatku merasa lebih baik saja.
Sinar senter menyapu kompleks, bersinar di tengah malam
yang gelap, dan secara otomatis Zach serta aku menjatuhkan
diri ke atap bangunan itu, berbaring menempel di lantai selagi
cahaya itu bersinar di atas kami.
"Beri aku satu alasan bagus kenapa aku nggak harus me?
238 Isi-Croos my heart.indd 238
8/13/09 9:58:37 AM lempar?kanmu dari bangunan ini sekarang juga," kataku, tapi
hal sintingnya bukanlah karena aku memang bermaksud me?
laku?kan hal itu; hal sintingnya adalah aku nggak ingin melaku?
kan itu"aku ingin percaya pada Zach; aku ingin menyukainya,
memercayainya, tahu bahwa Zach kenal diriku yang sebenarnya
dan tetap menyukaiku. Aku berbaring diam, merasakan kasarnya kertas tar yang
tidak rata menusuk telapak tanganku.
"Beri aku satu alasan bagus kenapa?" aku memulai lagi,
tapi Zach berguling ke arahku. Lengannya merangkul bahuku
saat tubuhnya menempel pada tubuhku.
"Akan kuberi kau dua alasan," katanya, persis waktu dua
pen?jaga bersenjata berbelok ke sudut di tempat aku persis ber?
diri beberapa saat sebelumnya.
Kami berbaring dalam keheningan selama dua puluh detik,
men?dengarkan langkah-langkah kaki itu menghilang sebelum
kudorong diriku menjauh darinya. "Apa yang terjadi, Zach?"
Untuk pertama kalinya, aku tahu persis apa yang harus kukata?
kan padanya dan aku nggak takut mengatakannya.
"Siapa laki-laki di kota itu?" Kurasakan kemarahanku me?
muncak. Aku mengunci lengan Zach di belakang punggungnya
dan membalikkannya ke kondisi tengkurap. "Bagaimana kau
menemukan tempat ini" Siapa yang ada di bawah sana dan
apa yang akan mereka lakukan dengan daftarnya?"
"Well, pertama-tama, auw," desis Zach, tapi aku nggak me?
ngedurkan tekanan. "Kedua, aku kembali ke sekolah setelah
kau meninggalkanku di kota bersama Jimmy?"
"Josh!" bentakku.
"Aku kembali ke sekolah setelah kau meninggalkanku"
omong-omong, trims untuk itu. Lalu terjadi Kode Hitam lagi dan
239 Isi-Croos my heart.indd 239
8/13/09 9:58:37 AM kau serta seluruh anggota kelasmu nggak ada. Kami pikir kau
bakal melacak kami, jadi kami mengutak-atik sinyalnya su?paya
kami bisa mengikuti alat pelacak kalian. Dan di sinilah kami."
"Siapa kami?" tanyaku, mencengkeram lengannya lebih ke?
ras. "Serius, Gallagher Girl, sakitnya seperti"Auw!" Aku me?
muntir lebih keras. "Grant, Jonas, beberapa anak kelas sebelas.
Mereka juga di sini. Mereka ada di luar sana bersama temanteman cewekmu."
Aku memandang melewati sisi bangunan dan mulai mem?
berikan peringatan lewat unit komunikasi di telingaku, tapi
satu detik pengalihan perhatian itu terlalu banyak. Zach ber?
guling. Lalu akulah yang tangannya terkunci.
"Cammie," sergah Zach, "lihat aku." Aku meronta dan me?
nendang, tapi ia mencengkeram lebih erat. "Gallagher Girl,"
katanya lembut, menatapku dengan mata cowok yang hampir
menciumku"cowok yang tahu seperti apa rasanya kehilangan
orangtua. Aku menghabiskan satu semester penuh untuk
mencoba menemukan Zach yang sebenarnya, dan malam itu,
lebih dari kapan pun, aku perlu mengetahui apa yang nyata
dan apa yang legenda. "Kau bohong." Suaraku pelan, hampir terluka. "Aku tahu
kau bohong waktu di kota, Zach. Aku tahu kau pernah me?
lihat laki-laki yang mengikuti kita itu."
"Jadi ini semua tentang itu?" Zach tertawa. "Kau meninggal?
kan?ku di kota dan mengorganisir kelompok perang karena aku
bohong tentang mengenal cowok itu?"
"Nggak, aku mengorganisir kelompok perang karena sese?
orang membuat Mr. Mosckowitz pingsan dan mencuri daftar
alumni Akademi Gallagher!" sergahku. Bisa kulihat teror
240 Isi-Croos my heart.indd 240
8/13/09 9:58:38 AM muncul di mata Zach saat ia memproses apa yang dipertaruh?
kan dalam situasi ini. Tekanan di lenganku berkurang. Ia
nggak menahanku lagi; ia hanya memegangiku.
Lalu sesuatu tampak berubah dalam diri Zach. Ia menarik
tangan kananku ke depan wajahku. "Ini. Lihat ini." Sampai
saat itu aku sudah lupa tentang cincin di jariku. "Atau lebih
baik lagi, lihat aku. Perhatikan mataku, Cammie. Aku nggak
bohong." Pupilnya normal; denyut nadinya stabil; dan cincin
kejujuran itu nggak bergerak saat Zach menjelaskan, "Aku
pernah melihat cowok itu bersama Dr. Steve dan nggak mau
me?rusak penyamarannya. Aku nggak tahu dia ancaman. Ku?
pikir dia sedang melakukan operasi latihan atau" aku nggak
tahu" memeriksa kita atau semacamnya. Kupikir itu nggak
penting." Ia memindahkan berat badannya dan bergerak ke
sam?ping?ku. "Aku nggak merasa itu patut dijelaskan di de?
pan?" kalimatnya menghilang, dan aku menyelesaikan.
"Josh dan DeeDee." Aku menggeleng, mencoba memahami
semuanya. "Bukan kami orang jahatnya, Gallagher Girl," kata Zach
lembut. Lebih dari apa pun aku ingin memercayainya. "Lalu siapa?"
Zach melepaskan pergelangan tanganku dan menunjuk ke
kegelapan. "Dia."
Lalu salah satu pintu ke bangunan di seberang kami ter?
buka. Kulihat empat penjaga bersenjata berjalan keluar, dan
pada waktu singkat sebelum pintu tertutup, sayup-sayup
kudengar "Bagus sekali" lalu kulihat wajah Dr. Steve.
"Bunglon," kata Bex di telingaku. "Kau lihat itu" Kau lihat siapa
yang ada di dalam bangunan besar itu" Itu?"
241 Isi-Croos my heart.indd 241
8/13/09 9:58:38 AM "Dr. Steve," aku menyelesaikan untuknya dan sebelum aku
bisa mengatakan apa-apa lagi, kudengar Eva berseru, "Bunglon!
Cowok-cowok itu"mereka di sini!"
"Aku tahu, Chica," kataku, menggunakan nama sandi Eva.
"Zach bersamaku."
"Benarkah?" Itu Liz. Ia terdengar girang.
"Jadi itu berarti Tina nggak perlu menduduki Grant?" tanya
Eva. "Nggak. Tina perlu melepaskan Grant." (Tina sama sekali
nggak terdengar senang mendengarnya.) "Dan bawa dia ke
atap bangunan di sudut barat laut." Kuamati cowok di sebelah?
ku. "Mereka harus menjelaskan sesuatu."
Enam puluh detik selanjutnya kudengar teman-teman
sekelasku berjalan melewati daerah yang gelap itu, saling ber?bisik
lewat unit komunikasi sambil memastikan sudut-sudut aman dan
menunduk untuk bersembunyi dari penjaga. Gallagher Girls
akan datang, tapi untuk suatu alasan, di sana, di bawah cahaya
bulan, saat nasib persaudaraanku bergantung pada semua yang
kukatakan dan lakukan, aku menyadari diriku menatap Zach.
Beberapa minggu lalu, Zach memperingatkanku bahwa aku
Sumpah, Aku Mau Banget Jadi Mata-mata Cross My Heart And Hope To Spy Gallagher Girls 2 Karya Ally Carter di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
nggak bakal mau tidur di sekolahnya, dan setelah menghabis?
kan satu semester penuh dengan pesan-pesan misterius dan
petunjuk-petunjuk nggak kentara, semuanya berakhir pada hal
ini. "Apa yang terjadi, Cam?" tanya Bex, waktu teman-teman
sekelas?ku muncul di sebelahku. Ia melirik Zach. "Kau mau aku
melemparnya dari atap?"
"Hanya kalau dia nggak memberitahu kita apa itu Institut
Blackthorne dan kenapa salah satu guru mereka ingin meng?
hancur?kan Gallagher Girls."
242 Isi-Croos my heart.indd 242
8/13/09 9:58:39 AM "Apa maksudmu" Kau tahu tentang sekolah kami," kata
Grant, seakan jawabannya seharusnya sudah jelas. Tapi kenyata?
annya nggak begitu. Kamar-kamar mereka sangat bersih; nggak ada jejak apa
pun tentang mereka di catatan apa pun di mana pun. Mereka
nggak seperti kami"aku sudah tahu itu sejak lama. Tapi Zachlah yang akhirnya berkata, "Kalian punya penyamaran kalian.
Kami punya penyamaran kami."
"Apa maksudnya?" aku memulai, tapi Zach memotong?
ku. "Kalian Gallagher Girls," sergah Zach saat kabut berubah
jadi hujan. Hujan mengalir turun di wajahnya, tapi ia nggak
berkedip; nggak mundur. Ia hanya melangkah lebih dekat dan
berkata, "Kami anak tiri yang nggak pernah dibicarakan siapa
pun." Aku memikirkan ketepatan militer di suite mereka; seragamsera?gam barunya; cara Zach berdiri di perpustakaan dan mem?
beri?tahuku bahwa ia nggak sepenuhnya baik atau sepenuhnya
jahat, dan aku tahu ada lebih banyak hal yang belum dicerita?
kan. "Lalu apa?" aku memulai, tapi derakan engsel-engsel ber?
karat memotong kata-kataku; cahaya bersinar di tanah gelap di
bawah saat dua penjaga bersenjata meninggalkan bangunan di
seberang kami dan mulai berpatroli di daerah itu. Per?tanyaan
yang kelihatannya sangat penting beberapa saat sebelum?nya
memudar dari benakku, dan sebaliknya aku berkata, "Dia nggak
boleh kabur. Daftar itu nggak boleh dibawa pergi dari tempat
ini." "Nggak akan." Kata-kata Zach membawaku kembali ke ma?
lam lain saat Gallagher Girls berdiri di tempat yang sama,
243 Isi-Croos my heart.indd 243
8/13/09 9:58:39 AM dalam perjalanan kami untuk menyelamatkan seorang sandera
dan sebuah paket. Kali ini risikonya lebih besar.
Zach berjalan ke tepi atap dan mengaitkan tali pengaman
untuk bergantung ke kabel yang terentang turun di antara ba?
ngunan, lalu meraih tanganku. "Kita harus pergi sekarang,
Cam." Gerakannya persis gerakan seorang gentleman yang
mengajak seorang lady berdansa. Madame Dabney pasti bakal
bangga. "Kau percaya padaku?" tanya Zach dan kusadari per?
jalan?an?ku sudah sampai ke akhir.
Berbulan-bulan sebelumnya aku berdiri di atap yang sama
itu dengan cowok yang berbeda, melompat ke dalam kegelapan
menuju takdirku. Tapi kali ini aku nggak melompat sendirian.
244 Isi-Croos my heart.indd 244
8/13/09 9:58:40 AM Bab Du a P u l u h T u j u h
ach dan aku mendarat di rerumputan yang terhampar di
antara bangunan, bersyukur atas hujan, awan"untuk setiap
jejak kegelapan yang bisa diberikan Ibu Pertiwi selagi aku mem?
bungkuk rendah dan berlari menyusuri celah di antara
bangunan. "Kau sedang apa?" desis Zach, tapi aku sudah menggedorgedor pintu logam yang berdiri di antara aku dan Dr. Steve.
"Hei, bisakah salah seorang dari kalian ke sini dan bantu aku
dengan ini?" tanyaku dengan suara paling kecowok-cowokan
yang bisa kukeluarkan. Zach menatapku seakan aku sinting, tapi pintu terbuka dan
kutarik kerah salah satu penjaga itu hingga dia terseret keluar.
Syok dan bingung, dia bahkan nggak sadar apa yang terjadi
saat kubuat dia pingsan dengan satu pukulan dan kutempelkan
selembar Napotine di dahinya, hanya untuk berjaga-jaga.
"Gerakan bagus," kata Zach. "Kau mempelajarinya di
P&P?" 245 Isi-Croos my heart.indd 245
8/13/09 9:58:40 AM "Nggak. Buffy the Vampire Slayer."
Kuamati laki-laki yang terbaring di tanah di depan kami.
Terakhir kali aku melihatnya, dia sedang bersandar pada mobil
Cadillac tahun 1957 yang terparkir di alun-alun Roseville.
Kami nggak tahu berapa banyak agen yang membantu Dr.
Steve"aku nggak mau memikirkan perbandingan jumlahnya.
Ku?seret laki-laki itu ke rumput-rumput liar yang tinggi, enam
meter jauhnya dari pintu dan kubantu Zach memeriksa saku?
nya. "Unit komunikasi," kataku, menarik alat pendengar dan
mikro?fon dari tubuh laki-laki yang tertidur itu. Zach memak?ai
alat pendengarnya sementara aku mengintip dari jendela yang
berdebu. Dr. Steve mondar-mandir di ruangan logam itu. Peti-peti
berjajar di dinding bangunan raksasa itu, menjulang dari lantai
beton ke langit-langit yang tinggi.
"Guys," bisikku ke unit komunikasi. "Aku mendapat visual
atas subjek." Setidaknya empat penjaga berdiri di dekat Dr.
Steve. Setiap beberapa langkah, ia berhenti dan menepuk saku?
nya seakan untuk memastikan isi sakunya masih utuh. "Per?
tahan?kan posisi kalian sampai kami nyatakan sudah aman."
Zach mencondongkan diri mendekat. "Paling nggak ada
lima belas orang di pihak mereka."
"Apa yang kaudengar?" tanyaku. Zach mengangkat satu jari
untuk menyuruhku diam. Bayangan gelap melintasi wajahnya
saat Zach mendengarkan apa yang dikatakan musuh. "Ada apa,
Zach?" tuntutku. "Apa yang?"
"Cammie, dengarkan aku," kata Zach. "Aku nggak tahu ke
mana dia mau pergi, atau apa yang direncanakan Dr. Steve de?
ngan daftar itu, tapi?" kalimat Zach menghilang. Pandang?an?
246 Isi-Croos my heart.indd 246
8/13/09 9:58:41 AM nya meninggalkan pandanganku dan selama sedetik seperti?nya
tergantung di udara, menatap rasi bintang yang jauh. ?"kurasa
aku tahu bagaimana rencana Dr. Steve menuju ke sana."
Ia memutarku menghadap barat, tempat lampu merah kecil
berkedip-kedip, semakin dekat.
"Guys," bisikku lewat unit komunikasi saat pesawat itu ter?
bang lebih rendah di horizon, "rencana berubah."
Kami kalah jumlah dan kalah ukuran. Kudengar roda pesawat
itu berderak saat mulai turun, dan kulihat bayangan-bayangan
pria keluar dari bangunan. Ini bukan waktunya untuk serangan
hati-hati. Bex melompat dari atap, menimpa satu penjaga, lalu me?
nyorongkan kakinya dan menjatuhkan yang kedua ke tanah
dalam satu gerakan mulus. "Mereka di sini!" pria itu berteriak
saat terjatuh. Tapi sudah terlambat.
Dengungan tali gantungan dalam katrol memenuhi udara.
Sesaat sepertinya terjadi hujan Gallagher Girls. Di sekelilingku
kepalan tangan dilayangkan, tendangan mendarat. Zach me?
nyentuh alat pendengar yang dicurinya dari penjaga yang ping?
san lalu berteriak pada Bex dan Grant, "Tiga laki-laki datang
dari sisi selatan bangunan"pergilah!" Dan dalam sekejap,
mereka berlari. Liz berlindung dalam kursi pengemudi mesin pengangkat
barang. "Cammie, aku perlu senjata!" serunya padaku.
Aku menjatuhkan seorang penjaga ke tanah dan sedang
ber?juang dengan selembar Napotine, tapi masih berhasil men?
jawab, "Kau sedang duduk di salah satunya!"
"Betul," katanya, lalu mulai mencari kunci atau tombol
247 Isi-Croos my heart.indd 247
8/13/09 9:58:41 AM kon?trol"apa pun untuk membuat mesin besar itu bergerak.
Tapi Liz pasti sudah menyerah, karena kali berikutnya aku
melihat, ia sedang melompat dari kursi pengemudi, mendarat
di punggung seorang penjaga yang sedang mengejar Eva. Pria
itu berputar seakan nggak bisa membayangkan apa yang terjadi,
dan Liz mencengkeram lebih erat.
Pesawat mendarat di ujung landasan. Melewati hujan, ku?
lihat pria yang memakai jaket biru.
Aku bergerak ke arahnya, merasa ini sudah jadi urusan
pribadi, tapi pria yang dipegangi Liz mengguncangkannya sam?
pai lepas, dan ia terlontar ke udara, menimpa pria yang me?
makai jaket biru itu tanpa melayangkan satu pukulan pun.
Di sekeliling Dr. Steve penjaga-penjaga berjatuhan, satu per
satu. Di sebelah kananku kulihat seorang penjaga besar dan
kekar mengejar Liz, tapi Zach melompat ke antara mereka,
terkena pukulan di sisi wajahnya. Ia terhuyung mundur, lalu
pandangan kami bertemu. Ia memegangi wajahnya dengan satu
tangan dan memberi isyarat ke arah Dr. Steve dengan tangan
satunya. "Pergilah!" teriak Zach, dan aku berlari.
Pesawat sudah mencapai ujung landasan; baling-balingnya
masih berputar, tampak seperti campuran kabur dari air dan
cahaya saat guru cowok-cowok itu"pengkhianat kami"berlari
me?lewati genangan-genangan dalam dan rumput lembap, meng?
ambil jalan yang paling lurus ke arah pesawat yang me?
nunggu"ke arah kebebasan.
Aku nggak berpikir tentang kakiku yang sakit atau perutku
yang keroncongan karena lapar; aku nggak mendengar pikiranpikir?an mengerikan yang memenuhi kepalaku. Aku hanya
me?langkahkan satu kaki di depan yang lain dan berlari sampai
248 Isi-Croos my heart.indd 248
8/13/09 9:58:41 AM jarakku hanya beberapa meter dari Dr. Steve dan pesawat yang
menunggu. Dari ekspresi di wajahnya aku tahu bahwa saat itu
sama sekali nggak tampak "bagus sekali" untuknya.
"Saya rasa Anda mengambil milik kami," kataku. Suaraku
stabil dan tenang, mungkin akibat latihan, keberanian, atau
pe?mandangan Bex yang beringsut di tanah, merangkak me?
lewati rumput-rumput liar tinggi yang membingkai landasan
itu, sampai ia berada di sebelah roda hitam pesawat itu. "Anda
tidak akan pergi membawa CD itu," kataku, merasakan diriku
mulai limbung meskipun adrenalin membanjiri darahku.
"Oh," kata Dr. Steve, di belakangnya tangga pesawat mulai
turun. "Aku yakin kau hanya sedikit?" Ia terengah-engah.
?"ter?" Ia menarik napas dalam lagi.
"Terlambat." Tapi kali ini Dr. Steve nggak bicara"ia nggak
bisa bicara"karena, dengar ini dari seseorang yang sudah
pernah merasakan cekikan Rebecca Baxter, bernapas saja amat
sulit. Dr. Steve roboh ke tanah dan Bex ikut bersamanya. CD itu
jatuh dari saku Dr. Steve dan aku menyambarnya. "Anda tidak
akan membawa ini ke mana pun." Untuk pertama kalinya, ku?
rasa?kan energiku memudar. "Anda tidak akan naik ke pesawat
itu." Lalu suara di belakangku berkata, "Itu benar, Miss Morgan,
dia tidak akan melakukannya." Dan aku tahu bahwa sesuatu
entah sangat benar. Atau sangat salah. Tapi satu hal yang pasti,
segala hal tidak seperti yang terlihat.
Aku sepenuhnya berharap Mr. Solomon menyuruhku minggir
karena ia sudah tiba bersama unit bersenjata khusus dari
Langley. Kupikir ia bakal memborgol Dr. Steve atau setidaknya
249 Isi-Croos my heart.indd 249
8/13/09 9:58:42 AM mengambil CD itu dan menerbangkannya jauh ke tempat yang
aman. Sebaliknya ia melangkah keluar dari pesawat dengan
ringan dan berkata, "Anda baik-baik saja, Dr. Sanders?"
"Anda," kataku, hampir nggak mengenali suaraku sendiri.
"Anda yang melakukan ini?"
"Well," kata Joe Solomon, "Aku mendapat sedikit bantu?
an." Lalu Mom keluar untuk bergabung dengannya.
Kutatap mereka berdua, ribuan emosi berkumpul dalam diri?
ku waktu Mom tersenyum pada kami dan berkata, "Kerja yang
bagus, semuanya." Bahkan Dr. Steve berhasil tersenyum. Well" senyuman se?
besar yang bisa dikeluarkan pria yang sedang sangat kesakit?an.
"Rebecca?" kata Mom. Bex melonggarkan cengkeramannya.
(Tapi nggak betul-betul melepaskannya.)
Mr. Solomon menatap jam tangannya. "Empat puluh dua
Sumpah, Aku Mau Banget Jadi Mata-mata Cross My Heart And Hope To Spy Gallagher Girls 2 Karya Ally Carter di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
menit," katanya. "Tidak buruk." Ia berbalik dan memanggil ke
tengah ke?gelapan. "Bagaimana menurutmu, Harvey?"
Mr. Mosckowitz melangkah ke ambang pintu pesawat yang
terbuka"Mr. Mosckowitz yang memakai kumis palsu di pesta
dansa; Mr. Mosckowitz yang dulu kutipu untuk melepaskan
ikatanku pada ujian akhir semesterku musim gugur lalu; Mr.
Mosckowitz, yang mungkin merupakan agen lapangan paling
nggak berpengalaman dari seluruh staf Akademi Gallagher,
tersenyum dan berayun pada tumitnya.
"Hai, girls," katanya ceria. "Bagaimana penampilanku?"
Oh. Astaga. Hujan menipis di sekitar kami. Debaran jantungku mulai
melambat dan kurasakan rasa takutku tersapu pergi digantikan
perasaan yang nggak kukenal.
250 Isi-Croos my heart.indd 250
8/13/09 9:58:42 AM "Itu?" aku terbata. "Itu" sebuah tes?"
"Tugas kami bukanlah mempersiapkan kalian untuk meng?
hadapi tes, Miss Morgan," Mr. Solomon mengoreksi. "Tugas
kami adalah mempersiapkan kalian untuk menghadapi kehidup?
an." Kulihat lampu-lampu berkedip, kurasakan langit yang
remang-remang berubah makin dan makin terang, sampai kabut
yang tergantung di udara membentuk pelangi besar di atas
bangunan-bangunan tak terpakai dan tanah kosong yang ge?
lap. "Jadi Anda ingin melihat apakah kami bisa sungguh-sungguh
melakukannya?" tanya Tina.
"Tidak," kata Mom. "Kami harus melihat apakah kalian bisa
melakukannya..." ia menatap cowok-cowok lalu kami "...ber?
sama-sama." Guru-guru kami berbalik dan berjalan dalam hujan ke arah
van yang menunggu sementara, di belakang kami, pesawat
mulai berjalan menyusuri landasan, lampu-lampunya memudar
di kejauhan. Aku seharusnya senang. Bagaimanapun, rahasia
persaudaraanku aman, dan aku baru saja berhasil dalam ujian
akhir Operasi Rahasia. Lalu suara Mr. Solomon berseru pada kami dari kejauhan,
"Oh" dan selamat datang di Sublevel Dua."
251 Isi-Croos my heart.indd 251
8/13/09 9:58:43 AM t.c Bab Du a P u l u h D e l a p a n
ebagian ujian bahkan nggak bisa dipelajari oleh Gallagher
Girls"nggak ada catatan, nggak ada kartu peng?ingat"hanya
pertanyaan-pertanyaan yang harus kaujawab se?tiap hari;
masalah-masalah yang harus kaupecahkan. Kurasa itu terjadi
dalam kehidupan siapa pun"apalagi kehidupan mata-mata"
tapi malam itu, waktu aku berbaring di tempat tidur, men?
dengarkan cerita rentetan kejadian di ruang rekreasi di ujung
koridor, aku nggak bisa menghilangkan perasaan bahwa
mungkin saja ujian terbesar di semester musim semi belum
benar-benar berakhir. Aku nggak bisa menahan diri untuk
nggak bertanya-tanya apakah aku betul-betul sudah mendapat
nilai bagus. "Masuklah, kiddo," panggil Mom waktu aku mencapai Koridor
Sejarah esok paginya"jauh sebelum ia bisa melihatku datang,
karena" well" Mom memang mengagumkan seperti itu.
252 Isi-Croos my heart.indd 252
8/13/09 9:58:43 AM Kantornya terlihat sama seperti biasa. Sinar matahari yang
terang masuk melalui jendela. Rak-rak buku dari kayu mahoni
ber?kilau. Dan Mom sama sekali nggak terlihat seperti wanita
yang sudah terjaga sampai larut malam. Nggak ada kantong di
bawah matanya, nggak ada jejak makeup kemarin yang menjadi
petunjuk saat ia duduk di kursi di samping jendela, dengan
sebuah dokumen di pangkuan. "Kau marah?"
Aku nggak tahu kenapa pertanyaan itu membuatku bung?
kam, walaupun nggak seburuk jawabannya. "Nggak."
Aku nggak bersekolah di sekolah normal, dan aku sudah me?
milih untuk nggak memiliki kehidupan normal"ujian-ujian
normal nggak akan mengajariku hal-hal yang harus kuketahui,
dan wanita di depanku tahu itu lebih baik daripada siapa pun.
Mom beringsut ke sudut kursi dan aku duduk di sebelahnya.
"Apa?kah semua itu tak ada yang nyata?" Kutahan godaan
untuk menanyakan apa yang betul-betul ingin kuketahui: Apa?
kah mereka nyata" Apakah Zach nyata"
Aku memulai semester itu dengan duduk di ruang menara,
me?mikirkan bagaimana mata-mata bukan hanya mengatakan
kebohongan"kami hidup di dalamnya"jadi nggak heran aku
datang ke kantor Mom pagi itu untuk mencari suatu ke?benar?
an. Aku seharusnya nggak terkejut waktu pertanyaan yang
sudah kusimpan paling lama akhirnya menemukan cara untuk
terlepas. "Apa yang terjadi pada Dad?"
Tangan Mom berhenti mengelus rambutku. Map di pangku?
an?nya tampak bergeser satu atau dua senti, dan aku tahu aku
sudah melanggar salah satu peraturan tak tertulis di Akademi
Gallagher: aku meminta untuk mendengar ceritanya.
"Kau tahu apa yang terjadi pada Dad, Sayang."
253 Isi-Croos my heart.indd 253
8/13/09 9:58:44 AM Tapi aku nggak tahu"dan itulah masalahnya. Beri aku
kode dan aku bisa memecahkannya; beri aku lelucon dalam
bahasa Swahili dan aku tahu kapan harus tertawa. Aku me?
ngetahui jutaan fakta berbeda dalam lebih dari belasan bahasa
berbeda" Asal jangan tanya padaku kapan atau di mana Dad
meninggal. Aku mulai mengatakan semua ini, menanyakan pertanyaanper?tanyaan yang kuperlukan jawabannya, tapi Mom menegak?
kan diri di kursi. Kurasakan ia menjauh. Kutemukan diriku
membisikkan kata-kata Zach, "Seseorang tahu."
Di sekeliling kami, sekolah mulai bangun. Kudengar tawa
di Koridor Sejarah. Jadi kutanyakan pertanyaan lain yang, se?
jauh ini, belum memiliki jawaban. "Kenapa tahun ini?" tanya?
ku. "Kenapa sekarang?"
"Kurasa kau tahu jawaban pertanyaan itu, Sayang."
Dan kurasa aku mungkin tahu karena aku berkata, "Josh."
"Aku tidak tahu apakah kau menyadarinya, Cam, tapi yang
ter?jadi semester lalu" yang terjadi antara kau dan Josh" itu
mem?buat banyak orang ketakutan. Itu membuat kami meme?
riksa ulang banyak hal."
"Maksudmu keamanan?" tanyaku. "Karena aku bisa me?
nunjuk?kan satu atau dua titik buta yang mereka lewatkan."
"Bukan, Sayang. Sesuatu yang lebih besar. Kami menghabis?kan
jutaan dolar untuk melatih kalian dengan kurikulum ter?baik di
dunia. Namun kalian hampir tidak tahu apa-apa tentang setengah
popu?lasi dunia." Dan itu memang betul. "Dewan pengawas dan
aku merasa penting sekali Gallagher Girls mem?pelajari cara ber?
komunikasi dengan"dan memercayai"laki-laki ka?rena suatu hari
nanti kalian harus bekerja sama dengan mereka."
Rasa percaya. Kami mempertaruhkan hidup kami atas dasar
254 Isi-Croos my heart.indd 254
8/13/09 9:58:44 AM og rasa percaya, tapi itu topik yang bahkan nggak bisa diajarkan
Akademi Gallagher. Kapan kau bisa berhenti waspada" Siapa
yang kaubiarkan masuk" Dan aku tahu saat itu juga, waktu aku
duduk di sebelah Mom, bermandikan cahaya musim semi yang
hangat, bahwa itu merupakan pertanyaan-pertanyaan yang nggak
pernah berhenti ditanyakan seorang mata-mata yang baik.
Mom menatapku"dan aku berani bersumpah ia menatap
langsung ke dalam diriku. "Kalau kau cepat-cepat, kau masih
sempat bertemu dengannya."
"Bertemu siapa?"
"Zach," kata Mom. "Cowok-cowok itu" dewan pengawas
Blackthorne ingin mereka mengikuti ujian akhir bersama
teman-teman sekelas mereka." Mom pasti merasakan kebingung?
an?ku karena ia berkata, "Mereka akan pergi."
"Kau sudah berkemas," kataku waktu aku menemuinya, ka?rena,
sungguh, nggak ada hal lain yang bisa dikatakan"atau terlalu
banyak"aku nggak yakin.
Ia tersenyum. "Kita semua punya beban yang harus di?
bawa." Angin bersih yang segar dan kering bertiup dari pintu yang
terbuka. Sarapan menunggu. Dan kelas-kelas. Dan ujian akhir.
Tapi seluruh sekolah tampaknya membeku dalam ruang dan
waktu. Cowok-cowok membawa koper dan ransel mereka, se?
mentara dunia kami bersiap-siap untuk kembali ke keadaan
normal"seperti apa pun itu seharusnya.
Kutunjuk memar di wajah Zach. "Kelihatannya parah."
Tapi Zach menggeleng. "Nggak kok. Dia?"
"Memukul seperti cewek?" godaku.
Tapi Zach nggak tersenyum; ia nggak tertawa. Sesuatu yang
255 Isi-Croos my heart.indd 255
8/13/09 9:58:45 AM lain tergantung di udara di antara kami waktu Zach berkata,
"Nggak seperti cewek-cewek yang kukenal."
Aku memikirkan cowok yang kutemui di D.C."cowok
yang menggodaku sepanjang semester"dan aku mencoba me?
nyambungkan gambar-gambar itu dengan cowok yang berdiri
di hadapanku. Zach masih sombong; dia masih kuat. Tapi di sisi lain, dia
pernah menawariku permen waktu aku lapar, dan aku nggak
bisa nggak berpikir bahwa mungkin itu memang membuatnya
mirip kesatria. Mungkin bukan salahnya jika baju zirahnya se?
dikit ternoda. Satu semester sudah berlalu, jadi nggak kubiarkan diriku
berpikir tentang apa yang mungkin terjadi kalau hal-hal di
antara kami berbeda. Bagaimanapun, kepercayaan adalah hal
yang sulit untuk cewek mana pun"terutama Gallagher Girl"
dan inilah hidup yang telah kupilih. Inilah pertanyaanpertanyaan dan keraguan yang mungkin akan mengikutiku
selama sisa hidupku. Aku berbalik perlahan-lahan, mulai berjalan pergi"ke arah
teman-temanku, masa depanku, dan apa pun yang seharusnya
terjadi berikutnya. "Oh, Cammie." Saat mendengar suara Zach aku berbalik,
berharap mendengarnya mengatakan lelucon atau memanggilku
Gallagher Girl. Hal terakhir yang kuharapkan adalah merasakan
lengannya memelukku, merasakan seluruh dunia terbalik saat
Zach mencondongkan tubuhku di tengah selasar dan menempel?
kan bibirnya pada bibirku.
Lalu ia menampilkan senyuman yang mulai familier itu.
"Aku selalu menyelesaikan yang kumulai."
Ia melangkah ke arah pintu yang terbuka, ke arah matahari
256 Isi-Croos my heart.indd 256
8/13/09 9:58:45 AM musim semi yang hangat dan menunggu untuk berubah jadi
musim panas, musim yang baru. Awal baru lagi.
"Jadi ini selamat tinggal?" tanyaku.
"Ayolah, Gallagher Girl." Zach menoleh padaku. Ia me?
ngerling. "Seberapa besar kemungkinannya untuk itu?"
Ia berjalan keluar, lalu masuk ke van, dan sejauh yang bisa
kuketahui, Zach nggak menoleh kembali"
Karena aku juga nggak. Aku nggak memikirkan aturan-aturan yang sudah kami lang?
gar atau waktu yang kami sia-siakan. Aku nggak memikirkan
pertanyaan-pertanyaan yang tadinya tampak sangat penting
namun sekarang memudar seperti pesan yang hilang dalam
hujan deras. Ada rahasia-rahasia dalam duniaku. Mereka bertumpuk
bersebelahan seperti domino, dan September lalu mereka mulai
ber?jatuhan"hanya karena aku mengatakan halo pada seorang
cowok. Sekarang aku mengucapkan selamat tinggal pada cowok
lain. Tapi sekarang, setidaknya dalam kasus Zach, aku akhirnya
me?ngetahui kebenarannya. Well" sebagian besar kebenaran?
nya. Dan itu telah membebaskanku.
Seluruh musim panas membentang di hadapan kami"waktu
untuk beristirahat, waktu untuk menunggu. Dan ketika masa
depan datang"nggak peduli apa yang dibawanya"aku akan
jadi lebih pintar. Aku akan jadi lebih kuat. Aku akan siap.
257 Isi-Croos my heart.indd 257
8/13/09 9:58:46 AM t.c Isi-Croos my heart.indd 258
8/13/09 9:58:46 AM Ucapan Terima Kasih Terima kasih banyak kepada semua orang yang telah mem?
bantu menghidupkan Gallagher Girls"terutama kepada Donna
Sumpah, Aku Mau Banget Jadi Mata-mata Cross My Heart And Hope To Spy Gallagher Girls 2 Karya Ally Carter di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Bray yang sangat berbakat, yang dukungannya berarti jauh
lebih besar daripada yang bisa saya ucapkan. Terima kasih
kepada Arianne Lewin dan seluruh tim di Hyperion yang
sangat saya kagumi. Saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada agen
saya, Kristin Nelson; juga Jennifer Lynn Barnes dan Karen
Walters untuk dukungan mereka yang luar biasa. Dan tentu
saja, saya berutang besar pada keluarga saya, yang selalu ada
untuk saya. Yang terakhir tapi jelas tak kalah pentingnya, terima kasih
kepada semua pembaca yang hebat, seperti Victoria Sperow,
Kami Elrod, Kelsey Wehmhoff, Paul Hollingsworth, Neha
Mahajan, dan Kara McBrayer, kalian membuat semuanya se?
padan. Isi-Croos my heart.indd 259
8/13/09 9:58:46 AM t.c Isi-Croos my heart.indd 260
8/13/09 9:58:46 AM segera terbit Buku ketiga Gallagher Girls
Isi-Croos my heart.indd 261
8/13/09 9:58:47 AM t.c Isi-Croos my heart.indd 262
8/13/09 9:58:47 AM Ingin mendapatkan informasi buku terbaru terbitan
Gramedia Pustaka Utama"
Kirim SMS ke 9858 dengan format:
BB (spasi) Nama (spasi) Umur (spasi)
Kota (spasi) Alamat e-mail (spasi)
Kategori buku yang disukai
Contoh: BB Putri 28 Jakarta buah_lucu@yahoo.com Manajemen
BB Esther 23 cheerchubby@yahoo.com Novel roman
Anda akan mendapatkan informasi buku-buku terbaru favorit
Anda dan informasi acara-acara yang diselenggarakan oleh
Gramedia Pustaka Utama Tarif: Rp 1.000 per SMS Isi-Croos my heart.indd 263
8/13/09 9:58:47 AM t.c Isi-Croos my heart.indd 262
8/13/09 9:58:47 AM Sumpah, Aku Mau Banget Jadi Mata-Mata Jadi mata-mata itu nggak gampang.
Jadi remaja cewek juga sulit.
Tapi nggak ada yang lebih sulit daripada
jadi mata-mata cewek. Cross My Heart and Hope to Spy Itulah yang dirasakan Cammie. Apalagi ketika semester
lalu Cammie harus putus dari Josh"pacar pertamanya"
karena Gallagher Girls harus tetap menjaga kerahasiaan
penyamaran mereka. Rahasia bahwa Gallagher Girls bukan
sekadar cewek-cewek kaya yang bersekolah di sekolah
asrama mahal, tapi cewek-cewek genius yang sedang dilatih
menjadi mata-mata super. Apalagi ketika Cammie si Bunglon menyadari bahwa ia
punya lawan tangguh. Ia memang hebat dalam mengintai
target, melebur di latar belakang hingga target benar-benar
tak menyadari keberadaannya. Tapi soal melakukan langkahlangkah antipengintaian, ternyata si Bunglon benar-benar
payah. Dalam latihan Operasi Rahasia, seorang cowok keren
berhasil menghalanginya mencapai tujuan misi" lagi.
ALLY CARTER Cross My Heart and Hope to Spy Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama
Kompas Gramedia Building Blok I, Lantai 5 Jl. Palmerah Barat 29-37 Jakarta 10270 www.gramedia.com cross my heart.indd 1 Sumpah, Aku Mau Banget Jadi Mata-Mata Siapa sebenarnya cowok itu" Kenapa dia berhasil
mengalahkan semua langkah antipengintaian Cammie"
ALLY CARTER Sumpah, Aku Mau Ban get Jadi Mata-Ma Gallagher Girls #2 2/23/11 9:03 AM Wanita Iblis Pencabut Nyawa 1 The Akhenaten Adventure Children Of The Lamp Karya P B Kerr Dirty Little Secret 4