Pencarian

Malaikat Dan Iblis 2

Malaikat Dan Iblis Angels And Demons Karya Dan Brown Bagian 2


agi ke toko. Ayahnya tidak pernah menyadari kalau mawar itu sudah menghilang.
Suara bel lift membangunkan Langdon dari lamunannya. Vittoria dan Kohler, yang berdiri di depannya, bergerak memasuki lift itu Langdon ragu-ragu berdiri di luar pintu lift.
"Ada yang tidak beres"" tanya Kohler. Suaranya terdengar tidak sabar.
"Sama sekali tidak," kata Langdon sambil memaksakan diri melangkah masuk ke dalam ruang lift yang sempit itu. Dia hanya menegunakan lift jika benar-benar terpaksa. Dia lebih menyukai tangga yang memiliki ruang terbuka.
"Lab Dr. Vetra berada di bawah tanah," kata Kohler menjelaskan.
Undangan yang cocok untuk orang yang memiliki claustrophobia, ejek Langdon dalam hati ketika dia melangkah memasuki lift. Dia bisa merasakan angin dingin yang berputar dari kedalaman terowongan di bawahnya. Pintu lift tertutup, dan lift pun mulai bergerak turun.
"Enam lantai," kata Kohler kaku seperti sebuah suara mesin.
Langdon membayangkan kegelapan terowongan kosong di bawah mereka. Dia mencoba menghilangkan bayangan itu dengan cara menatap bagian atas pintu lift yang menampilkan jumlah lantai yang akan mereka lewati. Anehnya, lift itu hanya memiliki dua perhentian, LANTAI DASAR dan LHC.
"Singkatan apa LHC itu"" tanya Langdon sambil berusaha untuk tidak terdengar gugup.
"Large Hadron Collider. Alat berukuran besar yang dapat menumbukkan hadron" kata Kohler menjelaskan. "Sebuah akselerator partikel."
Akselerator partikel" Samar-samar Langdon ingat pernah mendengar kata itu. Pertama kali dia mendengar istilah itu pada acara makan malam dengan beberapa rekannya di Dunster House di Cambridge. Salah seorang teman dan ahli fisika bernama Bob Brownell pernah datang pada acara makan malam itu dengan marah.
"Bedebah itu sudah membatalkannya!" umpat Brownell. "Membatalkan apa"" tanya teman-temannya. "SSC itu."
"Apa"" '"SuperconductingSuper Collider!"
Seorang kenalan mengangkat bahunya. "Aku tidak tahu Harvard sedang membangunnya."
"Bukan Harvard!" serunya. "Tapi pemerintah Amerika Serikat! Itu bisa menjadi akselerator partikel terkuat di seluruh dunia! Salah satu dari proyek terpenting di abad ini! Dua miliar dolar sudah dikeluarkan untuk riset itu dan Senat menghentikannya! Dasar pelobi gereja sialan!
Ketika Brownell berhasil menguasai dirinya, dia menjelaskan bahwa akselerator partikel adalah tabung bundar yang besar di mana partikel sub-atomik dipercepat di dalamnya. Magnet di dalam tabung itu dinyalakan dan dimatikan secara bergantian dengan cepat untuk "mendorong" partikel-pertikel itu agar berputar hingga mencapai kecepatan yang luar biasa. Partikel-partikel yang dipercepat secara penuh bisa berputar di dalam tabung tersebut dengan kecepatan 180.000 mil per detik.
"Tetapi itu hampir mendekati kecepatan cahaya," seru salah satu dosen yang berkumpul di situ.
"Tepat," sahut Brownell. Kemudian dia melanjutkan penjelasannya dan berkata bahwa dengan mempercepat partikel dan menumbukkan mereka dari dua arah yang berlawanan, para ilmuwan dapat menghancurkan partikel-partikel tersebut sampai mendapatkan unsur pokok yang membentuknya sehingga kita dapat mengetahui komponen alam yang paling dasar. "Akselerator partikel," kata Brownell, "adalah hal penting bagi kemajuan ilmu pengetahuan di masa mendatang. Partikel yang bertabrakan merupakan kunci untuk memahami kumpulan balok yang membangun alam semesta."
Charles Pratt, seorang penulis buku Poet in Residence dari Harvard yang pendiam, tampak tidak terkesan. "Menurutku itu seperti manusia purba yang sedang berusaha memahami ilmu pengetahuan. Itu sama saja dengan menghancurkan sebuah jam hanya untuk melihat bagaimana mesin di dalamnya bekerja."
Brownell menjatuhkan garpunya dan bergegas meninggalkan ruangan dengan marah.
Jadi CERN memiliki akselerator partikel" pikir Langdon, ketika lift vane membawa mereka bergerak turun. Sebuah tabung untuk menghancurkan partikel. Dia bertanya-tanya mengapa mereka hams menguburnya di bawah tanah.
Ketika lift itu akhirnya berhenti di lantai dasar, Langdon merasa lega ketika merasakan tanah yang padat di kakinya. Tetapi ketika pintu lif
t bergeser terbuka, rasa leganya menguap. Robert Langdon sekali lagi menyadari kalau dirinya tengah berdiri di dunia yang benar-benar asing.
Mereka menemukan gang yang terentang tanpa terlihat ujungnya di kedua sisi kiri dan kanan lift. Gang itu adalah terowongan berdinding semen halus, dan cukup lebar untuk dilalui truk beroda delapan belas. Tempat mereka berdiri terang benderang, tapi ujung gang itu gelap seperti melihat sumur tanpa dasar. Sebuah peringatan bagi Langdon bahwa mereka berada di dalam perut bumi sekarang. Dia seolah dapat merasakan beban tanah dan batu yang sekarang menumpuk di atas kepalanya. Sesaat dia merasa seperti seorang bocah berusia sembilan tahun ... kegelapan itu memaksanya kembali ... kembali merasakan kegelapan selama lima jam yang masih menghantuinya hingga kini. Sambil mengeraskan tinjunya, Langdon berusaha melawan perasaan itu.
Vittoria tetap berdiam diri ketika mereka keluar dari lift dan kemudian dia berjalan sendirian memasuki kegelapan tanpa ragu. Di atasnya terlihat lampu menyala untuk menerangi jalan bagi Vittoria. Efeknya sungguh luar biasa ... sepertinya terowongan ini menyambut tiap langkahnya. Langdon dan Kohler mengikutinya, dan berjalan beberapa langkah di belakang perempuan itu. Lampu di belakang mereka segera padam secara otomatis.
"Akselerator partikel itu berada di suatu tempat di terowongan ini"" tanya Langdon perlahan.
"Alat itu ada di sana." Kohler menggerakkan tangannya ke sebelah kirinya di mana tabung yang terbuat dari krom yang mulus dipasang di sepanjang dinding terowongan tersebut.
Langdon menatap tabung itu dengan bingung. "Itu akseleratornya"" Alat itu tidak tampak seperti yang dibayangkannya. Alat itu betul-betul lurus, dengan diameter kira-kira sebesar tiga kaki dan membentang secara horizontal di sepanjang terowongan sampai akhirnya menghilang dalam kegelapan. Lebih terlihat seperti sebuah saluran berteknologi tinggi, pikir Langdon. "Kukira percepatan partikel itu berbentuk bundar."
"Akselerator ini memang bundar," sahut Kohler. "Memang terlihat lurus, tetapi itu hanyalah tipuan penglihatan. Keliling terowongan ini sangat besar sehingga lengkungannya tidak terlihat-seperti bumi."
Langdon terheran-heran. Terowongan ini berbentuk bundar" "Tetapi ... lingkaran itu pasti luar biasa besar!"
"LHC merupakan mesin terbesar di dunia." Langdon masih melongo. Dia ingat pilot yang membawanya ke sini pernah menyebutkan sesuatu tentang sebuah mesin berukuran luar biasa besar yang ditanam di dalam tanah. Tetapi-
"Terowongan ini berdiameter lebih dari delapan kilometer ... dan panjangnya 27 kilometer."
Kepala Langdon terasa seperti berputar. "Dua puluh tujuh kilometer"" Dia menatap sang direktur, kemudian berpaling kembali untuk memandang kegelapan di hadapannya. "Terowongan ini panjangnya 27 kilometer" Itu ... itu berarti lebih dari enam belas mil!"
Kohler mengangguk. "Terowongan ini berbentuk bulat sempurna. Dia terentang sampai ke Perancis sebelum berbalik lagi ke sini, ke titik ini. Partikel-pertikel yang dipercepat sepenuhnya itu mengelilingi tabung ini lebih dari sepuluh ribu kali dalam satu detik sebelum mereka saling bertabrakan.
Kaki Langdon terasa seperti meleleh ketika dia memandang ke dalam terowongan yang menganga lebar itu. "Jadi maksudnya CERN menggali jutaan ton tanah hanya untuk menghancurkan partikel-partikel kecil""
Kohler mengangkat bahunya seperti menganggapnya sebagai hal yang sepele. "Kadang kala, untuk menemukan kebenaran, orang harus memindahkan gunung.
16 RATUSAN MIL JAUHNYA dari CERN, sebuah suara berderak melalui sebuah walkie-talkie. "Baik, aku berada di koridor."
Teknisi yang memantau layar video di ruang kontrol menekan sebuah tombol pada transmiternya. "Kamera nomor 86 itu seharusnya berada di ujung."
Percakapan mereka di radio berhenti lama. Teknisi yang menunggu mulai berkeringat. Akhirnya radionya berbunyi klik.
"Kamera itu tidak ada di sini," kata suara itu. "Aku dapat melihat tempat kamera tersebut terpasang sebelumnya. Seseorang pasti sudah memindahkannya."
Teknisi itu menghela napas berat. "Terima kasih. Tunggu
sebentar, ya"" Dengan mendesah dia mengarahkan kembali perhatiannya pada sekumpulan layar video di hadapannya. Kompleks yang luas lt;u memang terbuka untuk umum, dan mereka pernah kehilangan beberapa kamera nirkabel sebelumnya. Biasanya dicuri oleh pengunjung yang mencari kenang-kenangan. Tetapi biasanya kalau ada kamera yang hilang dan dibawa keluar dari jangkauan gelombang mereka, layar monitor akan terlihat kosong. Dengan bingung, sang teknisi memandang layar monitor di hadapannya. Dia masih bisa melihat gambar yang sangat jelas dari kamera nomor 86.
Jika kamera itu dicuri, kenapa kita masih mendapatkan sinyal" tanyanya dalam hati. Tentu saja dia tahu hanya ada satu jawaban untuk itu. Kamera itu masih ada di kompleks ini, dan seseorang telah memindahkannya. Tetapi siapa" Dan mengapa"
Lama dia mengamati layar itu. Akhirnya dia mengangkat walkie-talkie-nyz. "Apakah ada gudang di ruang tangga" Lemari atau ruangan kecil yang gelap""
Suara itu menjawab dengan suara bingung. "Tidak.
Kenapa"" Teknisi itu mengerutkan keningnya. "Tidak apa-apa. Terima kasih atas pertolonganmu." Dia lalu mematikan walkie-talkie-nya. dan mengerutkan bibirnya.
Dengan memperhitungkan ukuran kamera itu yang kecil, teknisi itu tahu kalau kamera nomor 86 dapat saja menyiarkan gambar dari mana pun di dalam kompleks yang padat itu. Kelompok bangunan itu terdiri atas 32 gedung dan berdiri di atas tanah beradius setengah mil yang terjaga ketat. Satu-satunya kemungkinan adalah kamera itu telah diletakkan di sebuah tempat yang gelap. Tentu saja, hal itu tidak banyak membantu. Kompleks ini tentu memiliki banyak tempat gelap- lemari ruang pemeliharaan, saluran pemanas, tempat penyimpanan peralatan berkebun, lemari penyimpan perlengkapan kamar tidur, bahkan sebuah labirin terowongan bawah tanah. Untuk menemukan kamera nomor 86 bisa memakan waktu sampai berminggu-minggu.
Paling tidak itulah masalahnya, pikirnya.
Selain masalah yang disebabkan oleh sebuah kamera yang berpindah tempat secara misterius itu, masih ada masalah lain yang lebih menganggu. Sang teknisi menatap gambar yang ditayangkan oleh kamera di hadapannya. Benda yang terlihat di layar pemantau itu adalah benda yang tidak bergerak. Sebuah mesin modern yang belum pernah dilihatnya. Dia mengamati tampilan elektronik yang berkedip di dasar benda tersebut.
Walau penjaga itu pernah menjalani pelatihan keras untuk mempersiapkan dirinya dalam menghadapi keadaan yang penuh ketegangan, jia masih saja merasakan denyut jantungnya meningkat. Dia mengatakan pada dirinya sendiri untuk tidak panik. Pasti ada penjelasan mengenai benda itu. Benda itu terlalu kecil untuk dikatakan berbahaya. Namun, keberadaannya di dalam kompleks itu adalah masalah baginya. Sebuah masalah yang sangat mengganggu.
Benar-benar hari yang istimewa, pikirnya.
Keamanan selalu menjadi prioritas utama bagi atasannya, tetapi hari ini adalah hari yang tidak biasa dalam kurun waktu dua belas tahun dari karirnya. Teknisi itu memerhatikan benda itu dalam waktu yang lama dan mulai merasakan badai menggemuruh dari kejauhan.
Lalu, dengan dahi berkeringat, dia memutar nomor telepon atasannya.
17 TIDAK BANYAK ANAK yang ingat bagaimana mereka pertama kali bertemu dengan ayah mereka, tetapi Vittoria Vetra masih dapat mengingatnya dengan jelas. Waktu itu dia masih berusia delapan tahun dan tinggal di suatu asrama yatim piatu Katolik bernama Orfanotrofio di Siena yang terletak di dekat Florence. Vittoria ditinggalkan oleh orang tuanya yang tidak pernah dikenalnya. Saat itu hari sedang hujan. Para biarawati memanggilnya dua kali untuk makan malam, tetapi seperti biasanya, dia berpura-pura tidak mendengar. Dia berbaring di lapangan dan memandangi rintik hujan ... merasakan butirannya jatuh di atas tubuhnya ... mencoba menerka ke mana butiran berikutnya akan jatuh. Para arawati 'tu memanggilnya lagi, kali ini sambil mengancam kalau penyakit pneumonia bisa membuat seorang anak yang keras kepala kehilangan rasa ingin tahunya terhadap alam.
Aku tidak dapat mendengarmu, kata Vittoria pada dirinya sendiri.
Gadis kecil itu basah kuyup ketika
seorang pastor datang menjemputnya. Dia tidak mengenali lelaki itu. Lelaki itu orang baru di situ. Vittoria sudah bersiap-siap untuk menghadapi lelaki yang diduganya akan mencengkeramnya dan menariknya ke dalam. Tetapi pastor itu tidak melakukannya. Dia bahkan ikut berbaring dengannya sehingga membuat jubahnya terendam di dalam kubangan air. Vittoria menjadi sangat heran.
"Para biarawati cerita kalau kamu banyak bertanya," kata lelaki muda itu.
Vittoria menggerutu. "Apakah bertanya itu jelek""
Lelaki itu tertawa. "Wah, sepertinya cerita para suster itu benar."
"Apa yang kamu lakukan di sini""
"Sama seperti yang kamu lakukan ... bertanya-tanya kenapa butiran hujan jatuh."
"Aku tidak bertanya-tanya mengapa butiran hujan itu jatuh! Aku sudah tahu!"
Pastor itu menatapnya heran. "Kamu tahu""
"Kata Suster Francisca, butiran air hujan itu adalah air mata malaikat yang jatuh untuk mencuci dosa-dosa kita."
"Wow!" serunya kagum. "Jadi begitu penjelasannya."
"Tentu saja tidak!" sergah gadis kecil itu. "Tetesan hujan jatuh karena semua benda jatuh! Semua benda jatuh! Tidak hanya air hujan!"
Pastor muda itu menggaruk-garuk kepalanya, pura-pura bingung. "Nona muda, kamu benar. Semua benda memang jatuh. Itu pastilah karena gaya tarik bumi."
"Karena apa""
Pastor muda itu mengangkat bahunya dengan lagak sedih. "Jadi kamu belum pernah mendengar tentang gravitasi""
Vittoria duduk. "Apa itu gravitasi"" tanyanya. "Katakan padaku."
Pastor itu mengedipkan matanya. "Bagaimana kalau aku eritakannya padamu sambil makan malam""
Pastor muda itu adalah Leonardo Vetra. Walaupun dia pernah meraih penghargaan sebagai mahasiswa fisika berbakat di universitas, tapi dia juga mendengar panggilan lainnya dan belajar di seminari. Leonardo dan Vittoria pun akhirnya
bersahabat di dunia para biarawan yang dingin dan penuh dengan peraturan. Vittoria membuat Leonardo tertawa, dan pastor muda itu melindunginya, mengajarinya tentang berbagai hal indah seperti pelangi dan sungai yang memiliki kisahnya sendiri. Dia juga menceritakan kepada gadis kecil itu tentang cahaya, planet-planet, bintang-bintang dan alam, baik dari sisi Tuhan maupun dari sisi ilmu pengetahuan. Kecerdasan Vittoria dan rasa ingin tahunya yang besar membuat Leonardo senang mengajarinya. Leonardo pun menganggapnya sebagai putrinya sendiri.
Vittoria juga merasa bahagia. Sebelumnya gadis kecil itu tidak pernah tahu betapa senangnya mempunyai seorang ayah. Ketika semua orang dewasa menjawab pertanyaannya dengan memukul tangannya, Leonardo malah menunjukkan buku-bukunya selama berjam-jam kepadanya. Bahkan Leonardo juga menanyakan apa pendapat gadis kecil itu. Vittoria berdoa agar Leonardo tinggal bersamanya selama-lamanya. Kemudian suatu hari mimpi terburuknya menjadi kenyataan. Bapa Leonardo mengatakan padanya kalau dia harus pergi meninggalkan rumah yatim piatu itu.
"Aku pindah ke Swiss," kata Leonardo menjelaskan. "Aku mendapatkan beasiswa untuk belajar fisika di University of Jenewa."
"Fisika"" seru Vittoria. "Tapi kupikir kamu mencintai Tuhan!"
"Aku memang sangat mencintai-Nya. Karena itulah aku ingin mempelajari aturan-aturan-Nya. Hukum-hukum fisika adalah kanvas yang digunakan Tuhan untuk melukiskan adi karya-Nya."
Vittoria sangat bersedih. Tetapi Bapa Leonardo masih punya berita lain. Dia bercerita kalau dia telah berbicara dengan
atasannya, dan mereka mengizinkan Bapa Leonardo mengadopsi Vittoria.
"Bolehkah aku mengadopsimu"" tanya Leonardo.
"Apa arti mengadopsi"" tanya gadis kecil itu.
Lalu Bapa Leonardo pun menjelaskannya.
Vittoria memeluknya selama lima menit dan menangis karena bahagia. "Ya! Oh ya aku mau!"'
Leonardo berkata dia harus pergi sementara waktu untuk mempersiapkan rumah mereka di Swiss. Tetapi dia berjanji akan menjemput Vittoria enam bulan mendatang. Itu merupakan penantian yang terpanjang baginya, tetapi Leonardo menepati janjinya. Tepat lima hari sebelum ulang tahun Vittoria kesembilan, gadis cilik yang cerdas itu pindah ke Jenewa. Dia bersekolah di Geneva International School pada siang hari dan belajar bersama ayahnya pada malam hari.
Ti ga tahun kemudian Leonardo Vetra menjadi pegawai CERN. Vittoria dan Leonardo pindah ke sebuah tempat mengagumkan yang belum pernah dibayangkan oleh Vittoria kecil sebelumnya.
VITTORIA VETRA SEPERTI mati rasa ketika dia berjalan di
sepanjang terowongan LHC. Dia melihat pantulan bayangannya di dinding dan mulai merindukan ayahnya. Biasanya dia selalu mampu mengatasi situasi dengan sangat tenang dan menyesuaikan diri dengan baik. Tapi sekarang, dengan sangat tiba-tiba segalanya seperti tidak masuk akal. Tiga jam terakhir tadi seperti berjalan dengan samar-samar.
Saat itu baru pukul 10 pagi di Pulau Balearic ketika Kohler meneleponnya. Ayahmu telah dibunuh. Pulanglah segera. Walaupun saat itu Vittoria berada di atas dek perahu yang sangat panas, kata-kata itu berhasil membekukan tulang
belulangnya ketika mendengar suara Kohler yang tanpa ekspresi itu mengabarkan berita duka tersebut.
Sekarang Vittoria sudah berada di rumah. Tetapi rumah siapa" CERN yang sudah menjadi dunianya sejak dia masih berusia dua belas tahun tiba-tiba tampak begitu asing baginya. Ayahnya, lelaki yang telah membuat tempat ini menjadi ajaib dan menyenangkan, sekarang sudah pergi.
Tarik napas dalam, katanya pada diri sendiri, tetapi dia tidak A at menenangkan pikirannya. Pertanyaan itu berputar cepat dan semakin cepat. Siapa yang membunuh ayahnya" Dan kenapa" Siapa "ahli" dari Amerika ini" Kenapa Kohler mendesaknya untuk melihat lab mereka"
Kohler bilang ada bukti yang mungkin menghubungkan pembunuhan ayahnya itu dengan proyeknya yang terakhir. Bukti apa" Tidak ada seorangpun yang tahu apa yang sedang kami lakukan! Dan bahkan jika seseorang mengetahuinya, mengapa dia membunuh ayahnya"
Ketika dia berjalan di sepanjang terowongan LHC untuk menuju ke labnya, Vittoria sadar dia akan membuka cita-cita terbesar ayahnya tanpa kehadiran ayahnya sampingnya. Vittoria membayangkan saat seperti ini dengan keadaan yang sangat berbeda. Dia membayangkan ayahnya mengundang ilmuwan-ilmuwan terpenting di CERN untuk datang ke labnya, lalu menunjukkan penemuannya kepada mereka, dan melihat wajah mereka yang terperangah. Lalu ayahnya akan menjelaskan dengan binar-binar kebapakan kalau tidak karena gagasan Vittoria, dia tidak akan mampu mewujudkan proyek ini dengan berhasil ... dan anakperempuan-nya adalah bagian integral dari terobosannya itu. Vittoria merasa tenggorokannya tercekat. Ayahku seharusnya berbagi saat-saat seperti ini bersama-sama. Tapi dia sekarang sendirian. Tidak ada rekan-rekannya. Tidak
ada wajah-wajah gembira. Hanya ada orang Amerika yang tidak dikenalnya, dan Maximilian Kohler. Maximilian Kohler. Sang Raja.
Bahkan sejak dia masih kecil pun, Vittoria sudah tidak enyukai lelaki itu. Walaupun Vittoria menghormati kemampuan intelektual Kohler, pembawaannya yang dingin tampak tidak munusiawi, dan sangat berlawanan dengan pembawaan ayahnya yang hangat. Kohler memburu ilmu pengetahuan karena logikanya yang tak tercela ... sedangkan ayahnya karena kekaguman spiritualnya. Dan anehnya, kedua orang itu tampaknya dapat saline menghormati. Jenius, terimalah si jenius apa adanya, seseorang pernah mengatakan hal itu kepadanya.
Jenius, pikir Vittoria, Ayahku ... Ayah. Ayahku sudah mati..
Mereka memasuki lab Leonardo Vetra yang berupa serambi panjang yang bebas hama dan berdinding keramik putih. Langdon merasa seolah dia sedang memasuki semacam rumah perawatan bagi penderita sakit jiwa di bawah tanah. Di dinding koridor tersebut terpasang belasan bingkai berisi gambar-gambar hitamputih. Walau Langdon memiliki karir dengan mempelajari berbagai jenis gambar, gambar-gambar yang berderet di dinding itu terlihat begitu asing baginya. Mereka tampak seperti klise film yang kacau yang terdiri atas corat-coret dan bentuk spiral. Seni modern" Langdon merasa geli sendiri. Mungkin ini adalah karya Jackson Pollok yang berusaha untuk melukis amphetamine.
"Plot acak," kata Vittoria ketika melihat ketertarikan Langdon pada gambar-gambar tersebut. "Itu adalah citra komputer yang menggambarkan benturan yang terjadi pada partikel-partikel. Ini adalah partikel Z," jelasnya,
sambil menunjuk pada sebuah titik tersembunyi yang sulit terlihat oleh orang awam. "Ayahku menemukannya lima tahun yang lalu. Energi murni. Sama sekali tidak memiliki massa. Mungkin saja itu merupakan unsur terkecil yang membentuk alam ini. Materi tidak lain adalah energi yang terperangkap."
Materi adalah energi" Langdon memiringkan kepalanya. Terdengar sangat Zen. Langdon lalu memandang coretan kecil di foto itu dan bertanya-tanya apa yang akan dikatakan oleh temantemanya dari jurusan fisika di Harvard tentang hal ini kalau dia bercerita kepada mereka dia berjalan-jalan di dalam sebuah Large Hadron Collider dan mengagumi partikel Z pada suatu akhir pekan.
"Vittoria," kata Kohler ketika mereka mendekati sebuah pintu
"Aku harus mengatakan ini padamu kalau tadi pagi aku ke sini mencari ayahmu."
Vittoria agak terkejut. "Benarkah""
"Ya. Dan bayangkan bagaimana terkejutnya aku ketika aku meneetahui kalau dia sudah mengganti kunci keamanan standar CERN dengan yang lainnya." Lalu Kohler menunjuk sebuah alat elektronik yang rumit di samping pintu itu.
"Aku minta maaf," kata Vittoria. "Kamu tahu bagaimana perangai ayahku jika menyangkut privasi. Ayah tidak mau ada seorang pun yang dapat memasuki ruangan ini kecuali dirinya dan aku."
"Baiklah. Sekarang buka pintunya," kata Kohler. Vittoria berdiri diam beberapa saat. Dia kemudian menarik napas dalam, dan berjalan menuju ke alat pengaman di dinding itu.
Langdon sama sekali tidak siap untuk menghadapi apa saja yang akan terjadi setelah itu.
Vittoria melangkah ke depan alat itu dan dengan berhati-hati menempelkan mata kanannya ke atas lensa menonjol yang
mirip seperti sebuah teleskop. Kemudian dia menekan sebuah tombol. Tiba-tiba terdengar suara ceklikan. Tak lama kemudian, seberkas sinar berayun-ayun untuk memindai bola mata Vittoria seperti mesin foto kopi.
Ini sebuah alat pemindai retina," kata Vittoria menielaskan. iengaman yang tidak pernah gagal. Alat ini hanya menerima dua pola retina. Retinaku dan retina ayahku."
Robert Langdon berdiri dengan rasa ngeri ketika menyadari sesuatu dalam pikirannya. Bayangan jelas Leonardo Vetra muncul kembali: wajah bermandikan darah, mata cokelatnya yang tinggal satu yang menatapnya nanar, dan rongga mata yang kosong. Langdon mencoba menolak kenyataan ini, tetapi dia kemudian melihatnya ... di lantai keramik putih yang terdapat di bawah alat pemindai itu ... samar-samar terlihat noda kemerahan. Darah kering.
Untunglah Vittoria tidak melihatnya.
Pintu baja itu bergeser terbuka dan Vittoria berjalan masuk.
Kohler menatap Langdon dengan tatapan tajam. Maksudnya jelas: Seperti yang aku bilang ... bola mata yang hilang itu berguna untuk tujuan yang lebih penting.
18 KEDUA TANGAN PEREMPUAN itu diikat, dan pergelangan
tangannya sekarang memar dan agak membengkak. Si Hassassin yang berkulit gelap itu terbaring di sampingnya, kecapekan, dan mengagumi hadiahnya yang terbaring telanjang. Dia bertanyatanya apakah perempuan itu hanya pura-pura tertidur karena sudah tidak mau melayaninya lagi.
Dia tidak peduli. Dia sudah mendapatkan hadiah yang pantas. Dengan puas, dia duduk di atas tempat tidur.
Di negeri-nya, perempuan adalah harta yang untuk dimiliki. Mereka adalah makhluk yang lemah. Alat untuk mendapatkan kepuasan. Benda bergerak yang diperlakukan seperti hewan ternak. Dan mereka mengerti tempat mereka seharusnya. Tetapi di sini, di Eropa, perempuan berpura-pura kuat dan mandiri yang ternyata malah membuat si Hassassin senang dan bergairah. Memaksa mereka untuk tunduk kepadanya adalah pemuasan yang selalu dinikmatinya.
Sekarang, walau birahinya telah terpuaskan, si Hassassin merasakan nafsu lain yang berkembang dalam dirinya. Dia membunuh kemarin malam, membunuh dan memotong-motong mayatnya. Baginya, membunuh adalah candu ... tiap kali melakukannya, dia merasakan kepuasaan yang hanya bertahan untuk saja sehingga membuatnya ingin melakukannya lagi dan keputusasaannya sudah menghilang. Sekarang dia ingin merasakannya lagi.
Dia mengamati perempuan yang tertidur di sampingnya. Si Hassassin meraba leher perempuan itu dan merasa
terangsang oleh pemikiran kalau dia dapat dengan mudah mengakhiri hidup perempuan itu dengan cepat. Tapi apa gunanya" Perempuan hanyalah pelengkap, sebuah alat untuk mencapai kenikmatan dan makhluk yang bertugas untuk melayani. Jemarinya yang kuat mengitari leher perempuan itu dan merasakan denyut nadinya yang lembut. Kemudian, dia berusaha menahan nafsunya dan memindahkan tangannya dari leher perempuan tersebut. Ada pekerjaan yang lebih penting yang harus dilakukannya. Melayani sebuah tujuan yang lebih tinggi daripada sekadar memuaskan gairahnya.
Ketika dia bangkit dari tempat tidurnya, dia merasa bangga dengan pekerjaan yang akan dilakukannya. Dia masih tidak dapat membayangkan pengaruh lelaki bernama Janus itu dan persaudaraan kuno yang diperintahnya. Hebatnya lagi, persaudaraan tersebut sudah memilihnya. Mereka pasti sudah mengetahui kesadisannya ... dan keahliannya. Sayang, dia tidak tahu kalau akar mereka saling bertautan.
Sekarang mereka telah memberikan kehormatan besar kepadanya. Dia menjadi tangan dan suara mereka. Si pembunuh dan pembawa pesan mereka seperti malaikat yang dikenal oleh bangsanya: Malak al haq-Malaikat Kebenaran.
19 LABORATORIUM VETRA TERNYATA sangat futuristik.
Dengan dinding berwarna putih yang dikelilingi oleh berbagai mputer dan perlengkapan elektronik khusus, laboratorium itu tampak seperti semacam ruang pengoperasian. Langdon bertanyatanya rahasia apa yang mungkin ada di dalam ruangan ini sehingga bisa membuat seseorang mencungkil bola mata orang lain untuk dipergunakan sebagai kunci masuk.
Kohler tampak gelisah ketika mereka masuk. Matanya seolah mencari-cari tanda-tanda kalau ruangan ini sudah disantroni orang lain. Tetapi laboratorium itu kosong. Vittoria juga bergerak lambat ... seolah lab itu menjadi asing baginya tanpa kehadiran ayahnya.
Tatapan mata Langdon segera tertuju pada bagian pusat ruangan, tempat beberapa pilar pendek mencuat dari lantai. Seperti miniatur Stonehenge, pilar tersebut terbuat dari baja berkilap dan berjumlah sekitar dua belas serta berdiri membentuk lingkaran di tengah ruangan. Pilar-pilar tersebut tingginya kira-kira tiga kaki, dan mengingatkan Langdon pada pameran batu mulia di museum. Tapi, pilar-pilar yang ada di ruangan itu jelas bukan untuk menopang batu mulia. Setiap pilar menopang sebuah tabung tebal tembus pandang seukuran kaleng bola tenis. Tabung-tabung itu tampaknya kosong.
Kohler menatap tabung-tabung itu dan tampak bingung. Tampaknya dia kemudian memutuskan untuk mengabaikan tabung-tabung itu. Dia lalu berpaling pada Vittoria. "Ada yang
dicuri"" "Dicuri" Bagaimana mungkin"" sanggah Vittoria. "Alat pengenal retina itu hanya memperbolehkan aku dan ayahku untuk memasuki ruangan ini."
"Periksa saja laboratoriummu dengan cermat."
Vittoria mendesah dan memeriksa ruangan itu selama beberapa saat. Dia kemudian menggerakkan bahunya. "Semuanya masih seperti ketika ayahku meninggalkan ruangan ini. Masih tetap berantakan."
Langdon merasa bahwa Kohler sedang menimbang-nimbang. Seolah lelaki tua itu bertanya-tanya bagaimana caranya untuk mendesak Vittoria dan bagaimana dia dapat mengatakannya pada perempuan itu. Tapi kemudian, Kohler memutuskan untuk membiarkannya sementara waktu. Dia lalu menggerakkan kursi A va ke bagian tengah ruangan dan memeriksa sekelompok tabung-tabung misterius yang tampaknya kosong itu.
"Rahasia sepertinya sebuah kemewahan yang tidak lagi dapat kami pertahankan," akhirnya Kohler berkata.
Vittoria mengangguk setuju. Tiba-tiba dia tampak emosional, seolah berdiri di dalam ruangan ini kembali mengingatkan dirinya pada sejumlah kenangan dengan ayahnya.
Biarkan dia sendiran, kata Langdon dalam hati.
Seolah sedang mempersiapkan sesuatu yang akan dikatakannya, Vittoria menutup matanya dan bernapas. Dia kemudian menarik napas lagi. Dan lagi. Dan lagi ....
Langdon mengamati perempuan itu. Tiba-tiba dia merasa khawatir. Dia baik-baik saja, 'kan" Lalu dia menoleh ke arah Kohler yang tampak tenang seperti sudah pernah melihat ritual seperti ini sebelumnya. Sepuluh detik berlalu sebelum akhirnya Vittoria membuka matanya.
Lan gdon tidak dapat memercayai perubahan di hadapannya itu. Vittoria Vetra telah berubah. Bibirnya yang sensual berubah menjadi ciut, bahunya melorot, dan matanya memandang dengan sorot yang lemah; tidak lagi menunjukkan tatapan menantang. Seolah-olah Vittoria telah mengatur kembali setiap otot dalam tubuhnya untuk menerima keadaan. Api kebencian dan kecemasan pribadi telah padam seperti di siram air dingin.
"Dari mana aku harus mulai ...," tanya Vittoria dengan aksen lembut.
"Dari awal," sahut Kohler. "Ceritakan kepada kami tentang percobaan ayahmu."
"Mendamaikan ilmu pengetahuan dengan agama adalah cita-cita ayahku," kata Vittoria. "Dia berharap dapat membuktikan kalau ilmu pengetahuan dan agama betul-betul merupakan dua hal yang yang saling melengkapi-dua pendekatan berbeda untuk mencari kebenaran yang sama." Dia berhenti sejenak seolah tidak dapat memercayai apa yang akan dikatakannya. "Dan baru-baru ini ... Ayah menyusun satu cara untuk melakukannya."
Kohler tidak mengatakan apa-apa.
"Ayah merencanakan sebuah percobaan yang dia harap akan dapat meredam konflik yang paling pahit dalam sejarah antara ilmu pengetahuan dan agama."
Langdon bertanya-tanya konflik yang mana yang dimaksud Nona Vetra tadi karena ada begitu banyak konflik di antara keduanya.
"Penciptaan," jelas Vittoria. "Perselisihan tentang bagaimana alam semesta ini diciptakan." Oh! Debat yang satu itu, pikir Langdon
107 DAN BROWN "Alkitab menyatakan kalau Tuhanlah yang menciptakan alam semesta ini," Vittoria menjelaskan. "Tuhan bersabda, 'Jadilah cahaya,' maka segala yang kita lihat muncul dari sebuah kekosongan yang luas. Celakanya, salah satu dari hukum dasar fisika menyatakan bahwa materi tidak dapat diciptakan dari sesuatu yang tidak ada."
Langdon pernah membaca tentang kebuntuan itu. Konon pemikiran bahwa Tuhan menciptakan "sesuatu dari ketiadaan," sangat berlawanan dengan hukum fisika modern sehingga karena itulah para ilmuwan menyatakan bahwa Kitab Kejadian tidak masuk akal secara ilmiah.
"Pak Langdon," kata Vittoria sambil berpaling padanya, "aku yakin Anda pasti mengenal Teori Ledakan Besar""
Langdon menggerakkan bahunya, "Kurang lebih begitu." Ledakan Besar yang dia tahu adalah model penciptaan alam semesta yang diterima secara ilmiah. Dia sesungguhnya tidak benarbenar memahaminya, tetapi menurut teori itu, satu titik energi yang sangat kuat meledak dengan kekuatan yang luar biasa besar sehingga menyebar ke seluruh alam semesta. Kurang-lebihnya seperti itu.
Vittoria melanjutkan. "Ketika Gereja Katolik pertama kalinya menyatakan Teori Ledakan Besar itu pada tahun 1927-
"Maaf"" Langdon tak dapat menahan dirinya untuk tidak menyela, "Anda tadi mengatakan bahwa Ledakan Besar itu adalah pemikiran gereja Katolik""
Vittoria tampak heran dengan pertanyaan Langdon. "Tentu Saja. Pemikiran tersebut digagas oleh seorang biarawan Katolik bernama George Lemaitre pada tahun 1927."
"Tetapi, saya pikir ...," Langdon ragu-ragu. "Bukankah Ledakan Besar itu dikatakan oleh seorang ahli astronomi dari Harvard bernama Edwin Hubble""
Kohler nampak kesal. "Sekali lagi kesombongan ilmiah dari Amerika. Hubble dipublikasikan pada tahun 1929, dua tahun setelah Lemaitre."
Langdon cemberut. Orang bilang Teleskop Hubble, Pak. Belum pernah ada orang bilang Teleskop Lemaitre!
"Pak Kohler benar," kata Vittoria, "gagasan itu milik Lemaitre. Hubble hanya menegaskan-nya dengan mengumpulkan bukti-bukti sahih yang membuktikan bahwa Ledakan Besar itu mungkin terjadi."
"Oh," cetus Langdon sambil bertanya-tanya apakah para fans fanatik Hubble di Jurusan Astronomi di Harvard pernah menyebut-nyebut nama Lemaitre dalam kuliah mereka.
"Ketika Lemaitre untuk pertama kalinya mengajukan Teori Ledakan Besar," Vittoria melanjutkan, "para ilmuwan mengatakan pemikirannya sangat menggelikan. Materi, menurut ilmu pengetahuan, tidak dapat diciptakan dari sesuatu yang tidak ada. Jadi, ketika Hubble mengguncangkan dunia dengan pembuktian ilmiahnya bahwa Ledakan Besar itu memang benar terjadi, gereja merasa menang. Mereka kemudian mengatakan kalau ini adalah bukti bahwa Alkitab benar se
cara ilmiah. Itulah kebenaran Tuhan."
Langdon mengangguk, dan lebih memusatkan perhatiannya sekarang.
Tentu saja para ilmuwan tidak senang karena penemuan mereka digunakan oleh gereja untuk menaikkan pengaruh agama, Jadi mereka segera merasionalkan Teori Ledakan Besar tersebut, menghilangkan segala kata yang berbau agama, dan kemudian mengakuinya sebagai gagasan milik mereka saja.
Celakanya usaha mereka tersebut memiliki satu kekurangan serius yang sering diungkit-ungkit oleh gereja, bahkan hingga sekarang."
Kohler cemberut. "Singularitas," Dia mengucapkan kata itu seolah itu adalah kutukan bagi keberadaannya.
"Ya, singularitas," kata Vittoria. "Kapan tepatnya penciptaan alam semesta ini terjadi" Waktu nol." Dia menatap Langdon. "Bahkan sampai hari ini pun ilmu pengetahuan tidak dapat menemukan titik awal penciptaan alam semesta. Kami dapat menghitung bagaimana alam semesta dimulai, tetapi ketika kita mundur ke titik awal dan mendekati waktu nol, tiba-tiba matematika tidak mampu menjelaskannya dan semuanya menjadi tidak bermakna."
"Betul," kata Kohler dengan tajam. "Dan gereja mengisi kekurangan itu dengan mengatakan bahwa itu adalah bukti keterlibatan Tuhan yang ajaib. Begitu 'kan maksudmu""
Air muka Vittoria menjadi berubah. "Maksudku adalah ayahku selalu percaya kepada keterlibatan Tuhan dalam peristiwa Ledakan Besar itu. Walau ilmu pengetahuan tidak dapat memahami keterlibatan Tuhan dalam penciptaan alam semesta, ayahku percaya suatu hari kelak ilmu pengetahuan akan mengerti." Dia kemudian menggerakkan tangannya dengan sedih ke arah ruang kerja ayahnya. "Ayahku selalu menunjukkan tulisan itu padaku setiap kali aku mulai ragu-ragu."
ILMU PENGETAHUAN DAN AGAMA TIDAK
BERTENTANGAN. ILMU PENGETAHUAN HANYA TERLALU MUDA UNTUK MENGERTI.
"Ayahku ingin menempatkan ilmu pengetahuan ke tempat yang lebih tinggi," kata Vittoria, "ke tempat yang membuat ilmu pengetahuan dapat mendukung konsep Tuhan." Dia membelai rambutnya yang panjang. Wajahnya tampak sendu. "Ayah berencana untuk melakukan sesuatu yang tidak pernah terpikirkan oleh para ilmuwan lainnya. Sesuatu yang tidak seorang pun memiliki teknologi untuk melakukannya." Dia berhenti sejenak, seolah tidak yakin bagaimana mengatakan kata berikutnya. "Ayah merancang sebuah percobaan untuk membuktikan bahwa Kitab Kejadian itu benar."
Membuktikan Kitab Kejadian" Langdon bertanya-tanya. Jadilah cahaya" Materi berasal dari ketiadaan"
Tatapan kosong Kohler tertuju pada ruangan itu. "Apa aku tidak salah dengar""
"Ayahku menciptakan alam semesta ... dari ketiadaan."
Kohler menoleh dengan tajam. "Apa!"
"Jelasnya, Ayah menciptakan Ledakan Besar itu."
Kohler terlihat seperti ingin meloncat dari kursinya dan berdiri.
Langdon benar-benar bingung. Menciptakan alam semesta" Menciptakan kembali Ledakan Besar itu"
"Tentu saja dibuat dalam bentuk yang jauh lebih kecil," lanjut Vittoria. Dia berbicara dengan lebih cepat sekarang. "Prosesnya luar biasa sederhana. Ayah mempercepat dua jenis partikel sinar yang luar biasa kecil untuk mengitari tabung akselerator dari arah yang berlawanan. Kedua sinar itu langsung bertabrakan dalam kecepatan yang sangat tinggi, saling tarik menarik satu sama lain dan memadatkan semua energi mereka ke dalam satu titik. Akhirnya mereka mencapai tingkat kepadatan energi yang luar biasa tinggi." Vittoria kemudian mulai menjelaskan dengan menggunakan bahasa fisika dan membuat mata sang direktur melotot.
Langdon mencoba mengikutinya. Jadi Leonardo Vetra sedang membuat simulasi titik kepadatan energi yang menghasilkan alam semesta.
"Hasilnya menakjubkan. Jika dipublikasikan, penemuan ini akan mengguncangkan dasar fisika modern." Perempuan itu sekarang memperlambat bicaranya seolah ingin menikmati ketakjuban yang dihasilkan oleh apa yang dikatakannya. "Tanpa disangka-sangka, dalam tabung akselerasi, di titik dengan kepadatan energi yang luar biasa itu, partikel-partikel materi mulai muncul entah dari mana."
Kohler tidak bereaksi. Dia hanya memerhatikan Vittoria.
"Materi," ulang Vittoria. "Muncul dari ketiadaan. Sebuah pertunjukkan kembang api sub-atom
ik yang luar biasa. Sebuah miniatur alam semesta muncul menjadi kenyataan. Ayahku tidak saja membuktikan kalau materi dapat tercipta dari ketiadaan, tetapi juga Ledakan Besar dan Kitab Kejadian dapat dijelaskan hanya dengan menerima keberadaan sumber energi yang sangat besar."
"Maksudmu, Tuhan"" tanya Kohler.
"Tuhan, Buddha, Yang Mahakuasa, Yahweh, Yang Maha Esa, Yang Tunggal. Sebut saja seperti apa maumu-hasilnya sama saja. Ilmu pengetahuan dan agama mendukung kebenaran yang sama-energi murni adalah sumber penciptaan."
Ketika Kohler akhirnya berbicara, suaranya terdengar muram. "Vittoria, kamu membuatku bingung. Sepertinya kamu mengatakan bahwa ayahmu menciptakan materi ... dari sesuatu yang tidak ada""
"Ya." Vittoria kemudian menunjuk pada tabung-tabung kosong itu. "Dan itulah buktinya. Di dalam tabung-tabung itu terdapat contoh materi yang diciptakan ayahku."
Kohler terbatuk dan bergerak ke arah tabung-tabung itu seperti seekor hewan yang mengelilingi sesuatu yang mencurigakan. "Aku benar-benar tidak mengerti," katanya. "Bagaimana kamu bisa berharap orang lain akan percaya kalau tabung-tabung ini berisi partikel-partikel materi yang diciptakan oleh ayahmu" Bukankah partikel-partikel itu bisa berasal dari mana saja."
"Sebenarnya," kata Vittoria, suaranya terdengar percaya diri, "partikel-partikel tersebut tidak berasal dari mana pun. Itu adalah partikel yang unik. Partikel-partikel tersebut adalah sejenis zat yang tidak ada di mana pun di muka bumi ini ... karena itulah mereka harus diciptakan."
Air muka Kohler berubah menjadi sangat serius. "Vittoria, maksudmu dengan materi jenis tertentu" Hanya ada satu jenis untuk materi, dan itu-" Kohler tiba-tiba berhenti.
Wajah Vittoria bersinar penuh kemenangan. "Kamu sendiri pernah mengatakannya, Pak Direktur. Alam semesta ini hanya berisi dua jenis materi. Itu adalah fakta ilmiah." Vittoria kemudian berpaling pada Langdon. "Pak Langdon, apa yang dikatakan Alkitab tentang penciptaan" Apa yang diciptakan
Tuhan"" Langdon merasa kikuk, dan merasa tidak yakin apa hubungan semua ini. "Mmm, Tuhan menciptakan ... terang dan gelap, surga dan neraka-"
"Tepat sekali," kata Vittoria. "Dia menciptakan segalanya berlawanan. Simetris. Keseimbangan yang sempurna." Lalu dia berpaling kembali pada Kohler. "Pak Direktur, ilmu pengetahuan mengakui hal yang sama seperti yang diakui agama, bahwa Ledakan Besar menciptakan segalanya di alam semesta ini berikut dengan lawannya."
"Termasuk materi itu sendiri," bisik Kohler, seolah dia berbicara kepada dirinya sendiri.
Vittoria mengangguk. "Dan ketika ayahku menjalankan percobaannya, tentu saja kedua jenis materi itu pun muncul."
Langdon bertanya-tanya apa maksud perkataan Vittoria tadi. Leonardo Vetra menciptakan lawan dari materi"
Kohler tampak marah. "Materi yang sedang kamu bicarakan itu hanya ada di suatu tempat di alam semesta. Pasti tidak ada di bumi. Dan bahkan mungkin juga tidak ada di galaksi ini!"
Tepat," sahut Vittoria. "Itu membuktikan bahwa partikel di dalam tabung ini harus diciptakan."
Wajah Kohler mengeras. "Vittoria, kau tidak bermaksud bahwa tabung-tabung itu berisi contoh hasil percobaan yang sesungguhnya, bukan""
"Aku bermaksud begitu." Dia menatap dengan bangga pada tabung-tabung itu, "Pak Direktur, Anda sedang melihat hasil percobaan paling unik di dunia: antimateri."
20 FASE KEDUA, pikir si Hassassin sambil berjalan memasuki kegelapan terowongan itu.
Obor dalam genggamannya itu memang berlebihan. Dia tahu itu. Tetapi itu hanya untuk menghasilkan efek tertentu. Efek adalah segalanya. Menurutnya, ketakutan adalah sekutunya. Ketakutan melumpuhkan lebih cepat dibandingkan dengan peralatan perang apa pun.
Tidak ada cermin di lorong itu untuk memperlihatkan penyamarannya yang luar biasa, tetapi dia tahu dari bayangan jubahnya yang berkibar-kibar itu kalau dirinya tampak sempurna. Berbaur agar tidak kentara adalah bagian dari rencana itu ... bagian dari rencana yang jahat itu. Dia tidak pernah membayangkan dirinya akan bergabung di dalamnya. Bahkan dalam impiannya yang paling liar sekalipun.
Dua minggu yang la lu, dia pasti menganggap tugas yang menunggunya di ujung terowongan itu sebagai tugas yang tidak mungkin. Sebuah misi bunuh diri. Seperti berjalan telanjang masuk ke dalam kandang singa. Tetapi Janus telah mengubah arti dari kata tidak mungkin.
Rahasia yang dikatakan Janus kepada si Hassassin dalam dua minggu terakhir ini cukup banyak ... terowongan itu merupakan salah satu dari rahasia tersebut. Sangat kuno, tapi masih dapat dilalui.
Ketika dia berjalan mendekat ke arah musuhnya, si Hassassin bertanya-tanya apakah yang dihadapinya di dalam nanti akan semudah yang dikatakan Janus padanya. Janus telah meyakinkan dirinya ada orang dalam yang akan membantunya. Seseorang di dalam. Hebat. Semakin dia memikirkannya, semakin dia sadar kalau ini seperti permainan anak-anak saja.
Wahad ... tintain ... thalatha ... arba, dia menghitung dengan bahasa Arab ketika dia mulai mendekati ujung terowongan. Satu ... dua ... tiga ... empat.
21 "AKU KIRA KAMU pernah mendengar tentang antimateri, kan Pak Langdon"" kata Vittoria sambil mengamati Langdon. Kulit Vittoria yang kecokelatan sangat kontras dengan warna putih dinding laboratorium itu.
Langdon mendongak. Tiba-tiba dia merasa bodoh. "Ya. Kirakira begitulah."
Vittoria tersenyum tipis. "Anda pasti pernah nonton Star Trek."
Wajah Langdon memerah karena malu. "Yah, para
mahasiswaku menikmatinya.... " Dia mengerutkan keningnya.
"Bukankah antimateri adalah bahan bakar pesawat U.S.S. Enterprise""
Vittoria mengangguk. "Kisah fiksi ilmiah yang bagus memiliki sumber ilmiah yang bagus pula."
"Jadi antimateri itu benar-benar ada""
"Itu adalah fakta alam. Segalanya memiliki lawan. Proton mempunyai elektron. Up-quark mempunyai down-quark. Ada simetri kosmis bahkan di tingkat sub-atomik. Antimateri adalah lawan materi. Hal inilah yang menyeimbangkan perhitungan fisika.
Langdon ingat pada paham Galileo tentang dualitas. Para ilmuwan sudah mengetahuinya sejak 1918," kata Vittoria, bahwa dua jenis zat tercipta saat Ledakan Besar terjadi. satu jenis zat adalah yang kita dapat lihat di sini, di bumi, ebatuan, pepohonan, orang-orang. Materi yang lainnya merupakan wannya sama halnya dengan materi kecuali tugas partikelPartikelnya adalah kebalikan dari yang lainnya."
Kohler berbicara seolah bergerak keluar dari kabut. Tiba-tiba dia terdengar begitu khawatir. "Tetapi ada hambatan teknologi yang besar untuk menyimpan antimateri dengan baik. Bagaimana dengan netralisasi""
"Ayahku sudah membuat sebuah penyedot dengan polaritas yang berlawanan untuk menarik positron antimateri keluar dari akselerator sebelum mereka hancur."
Kohler cemberut. "Tetapi penyedot akan menarik keluar materi juga. Tidak mungkin ada yang bisa memisahkan partikel-pertikel itu."
"Ayah menambahkan medan magnetik. Materi itu berada di kanan, sedangkan antimateri berada di kiri. Kutub mereka saling berlawanan."
Dengan cepat keraguan di diri Kohler mulai runtuh. Dia menatap Vittoria dengan kekaguman yang tampak jelas, kemudian dia tiba-tiba terbatuk-batuk. "He .... bat katanya sambil mengusap mulutnya, "tapi sepertinya logikanya belum mau menyerah. "Kalaupun penyedot itu bisa bekerja, tabung ini terbuat dari materi. Antimateri itu tidak dapat disimpan di dalam tabung yang terbuat dari materi. Antimateri itu akan langsung bereaksi dengan-"
"Spesimen ini tidak bersentuhan dengan tabung," Vittoria menjelaskan, tampaknya sudah menduga pertanyaan itu akan muncul. "Antimateri itu ditahan. Tabung ini disebut 'jebakan antimateri' karena mereka memang benar-benar memerangkap antimateri di tengah-tengah tabung dan menopangnya pada jarak aman dari sisi dan dasar tabung."
"Ditopang" Tetapi ... bagaimana""
"Spesimen ini berada di antara dua medan magnit yang saling bersinggungan. Lihatlah ke sini."
Vittoria berjalan melintasi ruangan dan menarik sebuah mesin elektronik yang besar. Alat yang aneh itu mengingatkan Langdon pada semacam senjata sinar dalam film-film kartun- sebuah laras senapan seperti kanon dengan sebuah teleskop di atasnya dan seutas kabel listrik kusut bergantungan di bawahnya. Vittoria mengintip melalui teleskop i
tu ke arah salah satu tabung, kemudian menyesuaikan beberapa tombol. Lalu dia melangkah mundur dan meminta Kohler untuk melihatnya.
Kohler tampak tercengang. "Kamu mengumpulkan jumlah yang dapat dilihat""
"Lima ribu nanogram," jawab Vittoria. "Sebuah plasma cair yang berisi jutaan positron."
"Jutaan" Tetapi orang lain hanya dapat mendeteksi beberapa partikel saja ... di mana pun."
"Xenon," kata Vittoria dengan datar. "Ayahku mempercepat pancaran partikel melalui sebuah jet xenon, dan merontokkan elektron-elektronnya. Dia bersikeras untuk merahasiakan prosedur ini, tetapi cara seperti ini membuat kami harus terus-menerus menyuntikkan elektron mentah ke dalam akselerator."
Langdon benar-benar kehilangan akal. Dia bertanya-tanya apakah percakapan mereka ini masih menggunakan bahasa Inggris atau sudah berganti ke dalam bahasa planet lain.
Kohler berhenti sejenak, kerutan pada keningnya semakin dalam. Tiba-tiba dia tercengang.
Tubuhnya melemah seperti baru saja tertembus peluru. "Secara teknis, hal itu akan menghasilkan


Malaikat Dan Iblis Angels And Demons Karya Dan Brown di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Vittoria mengangguk. "Ya. Dalam jumlah yang banyak."
Kohler kembali menatap tabung di hadapannya. Dengan tatapan tidak yakin, dia mengangkat tubuhnya sendiri agar dapat menempelkan matanya pada teropong itu, dan mengintai ke dalam. Dia menatapnya lama tanpa mengatakan apa-apa. Ketika akhimya dia duduk lagi, keningnya bersimbah peluh. Tapi kerutan Pada wajahnya menghilang. Suaranya terdengar seperti bisikan. Ya ampun, ... kamu benar-benar berhasil melakukannya."
Vittoria mengangguk. "Ayah-ku yang melakukannya."
"Aku. aku tidak tahu harus bilang apa."
Vittoria berpaling pada Langdon. "Anda juga mau lihat"" Lalu dia menunjuk pada peralatan aneh itu.
Dengan perasaan tidak yakin, Langdon maju ke depan. Dari ua kaki, tabung-tabung itu tampak kosong. Apa pun yang ada di dalamnya pastilah sangat kecil. Langdon menempatkan matanya pada alat pelihat itu. Langdon memerlukan beberapa saat sebelum dapat melihat sesuatu dengan jelas.
Kemudian dia melihatnya. Obyek itu tidak berada di dasar tabung seperti yang diduganya semula, tetapi melayang di tengah, tertahan di udara. Langdon melihat sebuah butiran berkilau dari cairan yang mirip merkuri. Seperti terangkat oleh kekuatan sihir, cairan itu mengapung di udara. Gelombang kecil metalik beriak melintasi permukaan tetesan itu. Cairan yang ditopang itu mengingatkan Langdon pada sebuah video yang pernah ditontonnya, tentang setetes air yang berada pada nol G. Walau dia tahu tetesan itu kecil sekali, dia dapat melihat setiap perubahan lekuk dan riak ketika bola plasma itu bergulung perlahan ketika dia melayang di udara.
"Itu ... mengapung," katanya.
"Memang sebaiknya begitu," sahut Vittoria. "Antimateri sangat tidak stabil. Jika dilihat dari sisi energinya, antimateri adalah cermin dari materi, sehingga yang satu akan menghapus yang lainnya jika mereka bersentuhan. Menjaga antimateri agar tetap terpisah dari materi tentu saja merupakan sebuah tantangan, karena segala yang ada di bumi ini terbuat dari materi. Sampel ini harus disimpan tanpa bersentuhan dengan apa pun-bahkan dengan udara sekalipun."
Langdon kagum. "Jebakan antimateri ini," Kohler menyela. Dia tampak terpesona ketika menyentuhkan jari pucatnya di sekitar salah satu dasar tabung. "Mereka ini rancangan ayahmu""
"Sebenarnya," sahut Vittoria, "itu rancanganku."
Kohler mendongak. Suara Vittoria terdengar biasa-biasa saja. "Ayahku ingin menghasilkan partikel pertama dari antimateri, tetapi tetapi kemudian terhalang oleh bagaimana menyimpannya. Lalu aku mengusulkan ini. Sebuah pelindung nanokomposit kedap udara memiliki kutub elektromagnet yang berlawanan di masing-masing ujungnya.
"Tampaknya kejeniusan ayahmu sudah ada yang mengalahkan."
"Tidak juga. Aku meminjam gagasan ini dari alam. Kapal penangkap ikan dari Portugis memerangkap ikan di antara tentakel mereka dengan menggunakan tegangan nematocystis. Prinsip yang sama juga digunakan di sini. Setiap tabung memiliki dua elektromagnet, masing-masing satu di ujungnya. Medan magnet yang saling berlawanan bersinggungan di tengah-tengah tabung dan me
nahan antimateri itu di sana, sehingga tertopang di tengah ruang hampa udara."
Langdon melihat tabung itu sekali lagi. Antimateri tersebut terapung di dalam tabung kedap udara, dan sama sekali tidak menyentuh apa pun. Kohler benar. Ini gagasan genius.
"Di mana sumber listrik untuk magnetnya"" tanya Kohler.
Vittoria menjelaskan. "Pada pilar di bawah perangkap itu. Tabung ini dipasang pada sebuah dok yang mengisi baterenya secara terus-menerus sehingga medan magnetnya tidak pernah mati."
"Dan kalau medan magnetnya mati""
"Akibatnya sudah pasti. Antimateri itu jatuh dari penopangnya, menghantam dasar perangkap, dan kita semua akan hancur."
Telinga Langdon tergelitik. "Hancur"" Dia tidak menyukai kata itu.
Vittoria tampak tidak peduli. "Ya. Jika antimateri dan materi bersentuhan, keduanya akan langsung hancur. Ahli fisika menyebutnya proses penghancuran."
Langdon mengangguk. "Oh."
Ini adalah reaksi alam yang sederhana. Sebuah partikel dari materi dan sebuah partikel dari antimateri bergabung dan menghasilkan dua partikel baru yang disebut foton. Foton tak lain adalah satu titik kecil cahaya."
Langdon pernah membaca tentang foton-partikel-partikel cahaya-yang merupakan bentuk termurni dari energi. Dia memutuskan untuk tidak jadi bertanya tentang torpedo foton yang digunakan oleh Kapten Kirk untuk melawan bangsa Klingon. "Jadi jika antimateri jatuh, kita akan melihat gelembung kecil cahaya""
Vittoria mengangkat bahunya. "Tergantung apa yang kamu sebut kecil. Mari, aku akan peragakan." Dia meraih tabung tersebut dan mulai melepaskannya dari tempat pengisian listriknya.
Tiba-tiba Kohler menjerit ketakutan dan meloncat ke depan, berusaha mencegah tangan Vittoria. "Vittoria, kamu gila!"
22 DENGAN KETERKEJUTAN YANG amat sangat Kohler berdiri sejenak dengan tubuh gemetar di atas kakinya yang lemah. Wajahnya pucat karena ketakutan. "Vittoria! Kamu tidak boleh membuka perangkap itu!"
Langdon hanya bengong dan bingung oleh kepanikan sang direktur yang tiba-tiba itu.
"Lima ratus nanogram!" kata Kohler lagi. "Kalau kamu memecahkan medan magnet itu-"
"Pak Direktur," suara Vittoria meyakinkan, "ini benar-benar aman. Setiap perangkap memiliki sebuah pengaman-sebuah batere cadangan kalau-kalau tabung ini dipindahkan dari tempat pengisiannya. Spesimen ini masih tetap tertopang bahkan kalau aku memindahkan tabung ini."
Kohler tampak ragu. Kemudian dengan wajah yang masih terlihat khawatir, Kohler kembali duduk di kursi rodanya.
"Baterenya bekerja secara otomatis ketika perangkap ini dipindahkan dari tempatnya. Batere ini bekerja selama 24 jam. Seperti tangki gas cadangan," kata Vittoria menjelaskan. Dia lalu berpaling pada Langdon seolah dia merasakan kecemasan yang juga dirasakan oleh lelaki itu. "Antimateri memiliki karakter yang mengagumkan, Pak Langdon. Hal itulah yang membuatnya sangat berbahaya. Satu sampel dengan berat sepuluh sepuluh miligram saja atau sebesar sebutir pasir, diperkirakan mengandung energi sebanyak dua ratus metrik ton bahan bakar roket konvensional."
Kepala Langdon terasa seperti berputar lagi.
"Ini adalah sumber energi masa depan. Seribu kali lebih bertenaga dibandingkan dengan energi nuklir. Seratus persen efisien. Dia juga tidak menghasilkan limbah. Tidak ada radiasi. Tidak ada polusi. Hanya dengan beberapa gram saja kita dapat menghidupkan listrik untuk satu kota besar dalam satu minggu."
Tidak sampai satu gram" Dengan cemas Langdon melangkah menjauh dari podium.
"Jangan khawatir," kata Vittoria. "Sampel ini hanyalah pecahan yang sangat kecil dari satu gram antimateri; hanya seperjuta-nya. Jadi relatif tidak berbahaya." Lalu dia meraih tabung itu lagi dan memutar dasarnya.
Bibir Kohler bergerak-gerak, tetapi dia tidak berusaha menghalangi Vittoria. Ketika perangkap itu terlepas, terdengar suara "bip" yang terdengar keras, dan sebuah display LED* berukuran kecil menyala di dekat dasar perangkap tersebut. Penunjuk angka berwarna merah itu berkedip dan menghitung mundur dari 24 jam.
24:00:00... 23:59:59 ... 23:59:58...
Langdon mengamati hitungan mundur itu dan berpikir kalau benda itu ter
lihat seperti bom waktu saja.
"Batere itu," kata Vittoria menjelaskan, "akan berfungsi selama jam penuh sebelum mati. Batere itu dapat diisi ulang dengan cara meletakkan perangkap ini kembali ke atas podium. Benda ini dirancang sebagai sebuah langkah pengamanan.
* LED (Light Emitting Diode): Diode semikonduktor yang memancarkan cahaya jika mendapat aliran listrik. Digunakan oleh P"alatan elektronik seperti jam digital-peny.
Selain itu, benda ini juga memungkinkan perangkap tersebut untuk dibawa keluar dari laboratorium ini."
"Dibawa"" Kohler tampak sangat terkejut. "Kamu membawa barang ini ke luar lab""
"Tentu saja tidak," kata Vittoria. "Tetapi kemampuannya untuk dapat dipindah-pindahkan memungkinkan kita untuk mempelajarinya."
Vittoria kemudian membawa Langdon dan Kohler ke ujung ruangan. Dia membuka tirai sehingga terlihat sebuah jendela di mana mereka bisa sebuah ruangan yang sangat besar. Dinding, lantai dan langit-langitnya semuanya dilapisi oleh baja. Ruangan itu mengingatkan Langdon pada tangki pengangkut yang pernah ditumpanginya ke Papua Nugini untuk mempelajari Hanta atau tato tradisional masyarakat di sana.
"Ini adalah tangki penghancuran," jelas Vittoria.
Kohler menatapnya. "Kamu benar-benar meneliti penghancurannya""
"Ayahku sangat kagum dengan Ledakan Besar yang menghasilkan sejumlah besar energi dari satu titik materi." Vittoria kemudian membuka sebuah laci baja di bawah jendela tersebut. Dia meletakkan perangkap itu di dalam laci dan menutup laci itu lagi. Setelah itu dia menarik sebuah pengungkit di bawah laci tersebut. Sesaat kemudian, perangkap itu muncul di sisi lain kaca jendela itu, dan menggelinding lembut pada sebuah lengkungan lebar dan melintasi lantai baja hingga akhirnya berhenti hampir di tengah-tengah ruangan itu.
Vittoria tersenyum kecil. "Kalian akan menyaksikan pemusnahan antimateri-materi kalian yang pertama. Hanya seperjuta dari satu gram. Sebuah spesimen yang relatif kecil."
Langdon menatap perangkap antimateri yang tergeletak sendirian di lantai tangki yang sangat besar itu. Kohler juga melongok ke dalam jendela dan tampak tidak yakin.
"Biasanya," jelas Vittoria, "kami harus menunggu selama 24 jam penuh sampai baterenya habis, tetapi ruangan ini memiliki magnet di bawah lantainya sehingga menetralkan perangkap itu, menarik keluar antimateri dari penopangnya. Dan ketika antimateri dan materi bersentuhan .... "
"Pemusnahan terjadi," bisik Kohler.
"Satu hal lagi," kata Vittoria. "Antimateri mengeluarkan energi murni. Jadi, jangan melihatnya dengan mata telanjang. Lindungi mata kalian."
Langdon memang khawatir, tetapi kini dia merasa kalau Vittoria menjadi agak berlebihan. Jangan melihat tabung itu dengan mata telanjang" Benda itu berjarak tiga puluh yard, di batasi oleh dinding kaca plexi yang sangat tebal. Lagipula bintik di dalam tabung tabung itu tidak terlihat, sangat kecil. Lindungi mata kalian" pikir Langdon. Energi sebesar apa yang dapat dihasilkan oleh titik-
Vittoria menekan tombol. Saat itu juga, Langdon merasa sangat silau. Sebuah titik cahaya yang sangat terang menyala di dalam tabung itu dan kemudian meledak serta menghasilkan gelombang cahaya yang menyebar ke segala penjuru, dan menghantam jendela di depannya dengan kekuatan yang sangat besar. Langdon terhuyung ke belakang ketika benda tersebut mengguncang ruang bawah tanah itu. Cahaya itu masih menyala sesaat kemudian, terbakar dan setelah beberapa saat kemudian, cahaya itu padam dengan sendirinya, berubah menjadi titik kecil, lalu menghilang sama sekali. Langdon mengejapkan matanya yang terasa seperti buta dan berusaha mengembalian penghhatannya.
Dia menyipitkan matanya ketika menatap ruangan yang membara di hadapannya. Tabung yang tadi berada di atas lantai telah menghilang. Menguap dan tidak meninggalkan bekas sama sekali.
Langdon menatap kagum. "Tuhanku!" Vittoria mengangguk sedih. "Itulah juga kata yang diucapkan ayahku."
23 KOHLER MENATAP KE DALAM ruang pemusnahan dengan kekaguman yang luar biasa pada pertunjukan yang tadi baru saja dilihatnya. Robert Langdon berdiri di sampingnya dan
terlihat bertambah linglung.
"Aku ingin melihat ayahku," Vittoria menuntut. "Aku sudah memperlihatkan lab kami kepadamu. Sekarang aku ingin melihat ayahku."
Kohler berpaling padanya dengan pelan dan tampaknya tidak mendengar permintaan Vittoria. "Mengapa kamu harus menunggu begitu lama, Vittoria" Kamu dan ayahmu seharusnya segera mengatakan tentang penemuan ini kepadaku."
Vittoria menatapnya. Berapa banyak alasan lagi yang kamu inginkan" "Pak Direktur, kita dapat memperdebatkan hal ini nanti. Sekarang aku ingin melihat ayahku."
"Kamu tahu apa artinya teknologi ini""
"Tentu saja," sahut Vittoria. "Keuntungan besar bagi CERN. Sekarang aku ingin-"
"Karena itukah kamu merahasiakannya"" tanya Kohler. "Karena kamu takut dewan direksi dan saya akan memutuskan untuk mendaftarkan percobaan ini agar mendapatkan izin dari pihak yang berwenang""
"Tentu saja penemuan ini harus mendapatkan izin," balas Vittoria dan merasa dirinya harus kembali beradu argumen dengan Kohler. "Antimateri adalah teknologi penting, tetapi
juga berbahaya. Ayahku dan aku memerlukan waktu untuk memperbaiki prosedurnya agar aman."
"Dengan kata lain kalian tidak memercayai dewan direksi dan takut mereka akan lebih memerhatikan sisi komersialnya ketimbang sisi ilmu pengetahuannya""
Vittoria terkejut mendengar nada Kohler yang datar. "Ada hal lainnya juga," kata Vittoria. "Ayahku ingin mempublikasikan penemuan ini pada saat yang tepat."
"Maksudmu" Masak, sih, tidak tahu" "Materi dari energi" Sesuatu yang berasal dari ketiadaan" Penemuan ini membuktikan bahwa Kitab Kejadian berisi fakta ilmiah."
"Tadi, ayahmu tidak mau faktor religius dari penemuannya ini hilang ditelan oleh gencarnya komersialisme""
"Begitulah kira-kira."
"Bagaimana dengan dirimu""
Sayangnya pertimbangan Vittoria agak berbeda. Komersialisme adalah hal yang penting dalam menentukan keberhasilan sebuah sumber energi baru. Walau teknologi antimateri memiliki potensi sebagai sumber energi masa depan karena efisien dan bebas polusi, tapi kalau penemuan ini dibeberkan sebelum waktunya, teknologi ini akan menjadi bulan-bulanan para politisi dan memiliki nasib yang muram seperti bahan bakar nuklir dan tenaga surya. Nuklir mengalami sejarah yang panjang sebelum menjadi teknologi yang aman. Selain itu, ada beberapa kecelakaan yang disebabkan nuklir dan sulit untuk dilupakan oleh masyarakat. Tenaga matahari juga harus melewati jalan yang berliku agar bisa menjadi teknologi efisien. Tapi sebelum sampai ke sana, kita sudah keburu bangkrut. Kedua teknologi itu memiliki reputasi yang buruk, seakan layu sebelum berkembang.
"Minatku," kata Vittoria, "tidak semulia seperti ayahku yang ingin menggabungkan ilmu pengetahuan dan agama."
"Lingkungan"" Kohler bertanya dengan hati-hati. Ini energi yang tiada habisnya. Tidak memerlukan penggalian tambang. Tidak menimbulkan polusi. Tidak ada radiasi. Teknologi antimateri dapat menyelamatkan planet ini."
Atau malah menghancurkannya," kata Kohler tajam. "Tergantung pada siapa yang menggunakannya dan untuk apa." Vittoria merasa tubuh Kohler yang ringkih itu mulai gemetar. "Siapa saja yangg mengetahui hal ini"" tanya Kohler.
"Tidak ada," jawab Vittoria. "Aku sudah mengatakannya padamu."
"Lalu kamu pikir mengapa ayahmu dibunuh""
Tubuh Vittoria menegang. "Aku tidak tahu. Ayah memang punya musuh di sini, di CERN, kamu tahu itu. Tetapi ini tidak ada hubungannya dengan antimateri. Kami berdua sudah bersumpah untuk merahasiakan penemuan ini dari sepengetahuan orang lain sampai beberapa bulan lagi, hingga kami berdua benarbenar siap."
"Dan kamu yakin ayahmu menepati sumpahnya""
Sekarang Vittoria menjadi sangat marah. "Sebagai pastor, ayahku menepati sumpah yang jauh lebih besar daripada itu!"
"Lalu bagaimana dengan kamu. Apakah kamu pernah mengatakannya kepada orang lain""
"Tentu saja tidak!"
Kohler menarik napas. Dia kemudian berhenti sejenak, seolaholah dia sedang memilih kata-kata berikutnya dengan berhatihati. "Seandainya ada orang yang tahu. Dan seandainya ada orang lain yang dapat memasuki lab ini. Menurutmu apa yang mereka cari di sini" Apakah ayah
mu menyimpan catatan di sini" Dokumentasi proses percobaannya""
"Pak Direktur, aku sudah berusaha untuk bersabar. Aku membutuhkan beberapa jawaban sekarang. Sementara Anda terus berbicara kalau ada orang yang sudah menyantroni ruangan ini. Tetapi Anda sendiri sudah melihat kalau kami menggunakan alat pengenal retina. Ayahku selalu berhati-hati terhadap kerahasiaan dan keamanan."
"Oh, Vittoria. Cobalah untuk menghiburku," bentak Kohler sambil menatap perempuan di hadapannya itu dengan galak. "Kirakira apakah ada yang hilang""
"Aku tidak tahu." Dengan marah Vittoria meneliti ruangan lab itu. Semua contoh antimateri tercatat. Ruang kerja ayahnya tampak rapi. "Tidak ada orang yang datang ke sini," ungkapnya. "Semuanya tampak baik-baik saja di atas sini."
Kohler tampak heran. "Di atas sini""
Vittoria menjawab tanpa berpikir panjang. "Ya, di sini, di lab atas.
"Kalian juga menggunakan lab di lantai bawah"" "Ya. Sebagai tempat penyimpanan."
Kohler menggelindingkan kursi rodanya untuk mendekati Vittoria. Dia terbatuk lagi. "Kalian menggunakan ruangan HazMat sebagai tempat penyimpanan" Untuk menyimpan apa""
Material berbahaya itu, apa lagi! Vittoria mulai habis kesabarannya. "Antimateri."
Kohler mengangkat tubuhnya dengan tangannya bertumpu pada lengan kursinya. "Jadi ada spesimen lain" Mengapa kamu tidak mengatakannya padaku dari tadi""
"Aku baru saja mengatakannya!" Vittoria balas membentak. "Habis dari tadi kamu tidak memberikanku kesempatan!"
"Kita harus memeriksa spesimen itu," kata Kohler.
"Sekarang." "Spesimen itu hanya ada satu. Dan baik-baik saja. Tidak seorang pun dapat-"
"Hanya satu"" Kohler ragu-ragu. "Mengapa tidak disimpan di sini saja""
"Ayahku ingin contoh tersebut disimpan di bawah lapisan tanah keras untuk berjaga-jaga. Contoh itu lebih besar dari yang lainnya."
Kekhawatiran yang muncul pada wajah Kohler dan Langdon sekarang juga pada muncul di wajah Vittoria. Kohler bergerak mendekatinya lagi. "Kalian menciptakan sebuah spesimen yang lebih besar daripada lima ratus nanogram""
Kami harus membuatnya," Vittoria membela diri. "Kami harus membuktikan bahwa ambang batas pengeluaran berbanding hasil dapat kami lalui dengan aman." Vittoria tahu, masalah yang dimiliki oleh sumber bahan bakar baru adalah selalu mengenai pengeluaran dibandingkan dengan hasil. Misalnya seberapa banyak uang yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan bahan bakar tertentu. Membangun sebuah anjungan minyak yang hanya mampu menghasilkan satu barel minyak adalah kesia-siaan belaka. Jika anjungan itu, dengan pengeluaran tambahan minimal, dapat menghasikan jutaan barel minyak, maka Anda akan untung besar. Hal yang sama juga terjadi dengan antimeter. Menyiapkan elektromagnet yang besar hanya untuk menciptakan satu sampel kecil antimateri menghabiskan energi yang lebih besar daripada hasil yang didapatkan. Untuk membuktikan kalau teknologi antimateri itu efisien dan dapat berguna, kita hams menciptakan sampel dengan dengan ukuran yang lebih besar.
Walau ketika itu ayah Vittoria ragu-ragu untuk menciptakan spesimen yang lebih besar, Vittoria tetap mendesaknya. Alasannya, agar antimateri tersebut bisa dianggap sebagai penemuan yang serius, dia dan ayahnya harus membuktikan dua hal. Pertama, mereka bisa mendapatkan jumlah biaya yang efektif. Dan kedua, spesimen itu dapat disimpan dengan aman. Akhirnya Vittoria menang dan ayahnya mengalah. Meskipun begitu, Leonardo tetap menjalankan peraturan yang ketat, seperti kerahasiaan dan akses. Ayahnya bersikeras untuk menyimpan antimateri itu disimpan di ruang Haz-Mat-sebuah lubang dari batu granit yang besar yang merupakan sebuah ruangan tambahan di bawah lab sedalam tujuh puluh kaki di bawah tanah. Spesimen itu akan menjadi rahasia mereka. Dan hanya mereka berdua yang dapat memasuki ruangan itu.
"Vittoria"" tanya Kohler, suaranya terdengar tegang. "Seberapa besar spesimen yang kalian berdua ciptakan""
Vittoria merasa getir. Dia tahu jumlah itu akan membuat semua orang takjub, bahkan bagi Maximilian Kohler yang berwibawa itu. Vittoria membayangkan antimateri yang mereka simpan di bawah. Baginy
a itu merupakan sebuah pemandangan yang hebat. Antimateri tersebut tertahan di dalam perangkapnya. Dan titik kecil yang menari-nari itu dapat dilihat oleh mata telanjang. Itu bukan lagi sebuah titik mikrokospis, tetapi sebuah tetesan kecil seukuran peluru senapan angin.
Vittoria menarik napas dalam. "Seperempat gram."
Wajah Kohler memucat. "Apa!" Dia kemudian terbatuk sangat "Seperempat gram! Itu setara dengan ... hampir lima
kiloton!" Kiloton. Vittoria membenci kata itu. Kata itu tidak pernah digunakan oleh ayahnya dan dirinya. Satu kiloton setara dengan 1.000 metrik ton dinamit. Kiloton adalah istilah senjata. Alat untuk membunuh. Tenaga yang dapat merusak. Sedangkan Vittoria dan ayahnya menyebutnya dalam volt dan joule-hasil energi konstruktif.
"Antimateri sebanyak itu dapat menghancurkan segalanya dalam radius setengah mil!" seru Kohler.
"Ya, jika diledakkan sekaligus," Vittoria balas membentak, "dan itu tidak dapat dilakukan oleh siapa pun!"
"Kecuali seseorang yang tidak memahaminya dengan baik. Atau kalau batere yang menghasilkan medan elektromagnetik mati!" Kohler bersiap menuju ke lift.
"Karena itulah ayahku menyimpannya di Haz-Mat, di bawah sebuah pembangkit listrik yang tidak akan mati dan sebuah sistem keamanan yang sangat hebat.
Kohler berpaling dan menatap Vittoria dengan penuh harap. "Kalian memiliki pengamanan tambahan di Haz-Mat""
"Ya. Sebuah alat pengenal retina yang kedua."
Kohler hanya mengatakan dua kata. "Ke bawah. Sekarang."
RUANG LIFT ITU meluncur dengan cepat seperti sebuah batu yang jatuh.
Tujuh puluh kaki lagi ke dalam bumi.
Vittoria yakin dirinya dapat merasakan ketakutan dalam diri kedua lelaki itu ketika lift bergerak semakin dalam. Wajah Kohler yang biasanya tanpa ekspresi sekarang tampak tegang. Aku tahu, piker Vittoria. Spesimen itu sangat besar, tapi kami sangat berhati-hati-
Mereka tiba di dasar. Pintu lift terbuka, dan Vittoria mendahului mereka berjalan ke koridor yang remang-remang. Di ujung gang itu ada sebuah pintu baja besar. HAZ-MAT. (Hazardous Material). Alat pengenal retina yang sama dengan yang terpasang di lantai atas, terdapat di dekat pintu tersebut. Vittoria mendekatinya. Dengan berhatihati, dia ingin menempelkan matanya di atas lensa itu.
Vittoria mundur. Ada yang salah. Lensa yang biasanya bersih itu ternoda ... dikotori oleh sesuatu yang tampak seperti ... darah" Dengan bingung dia berpaling pada kedua lelaki yang berdiri di belakangnya, tetapi tatapannya hanya bertemu dengan wajah-wajah yang pucat seperti lilin. Baik wajah Kohler maupun wajah Langdon sama-sama terlihat pucat. Mata mereka menatap lekat pada lantai di dekat kaki Vittoria.
Vittoria mengikuti arah tatapan mereka ... di bawah.
"Jangan!" seru Langdon sambil meraih Vittoria. Tetapi terlambat.
Tapi Vittoria sudah keburu melihat benda di atas lantai itu. Benda itu tampak sangat aneh, namun juga sangat akrab baginya.
Dan Vittoria hanya memerlukan waktu sedetik saja.
Kemudian, dengan ketakutan yang amat sangat, dia tahu benda apa itu. Benda yang seperti menatapnya dari bawah, tercampak seperti potongan sampah, adalah sebuah bola mata. Vittoria langsung bisa mengenali bola mata berwarna cokelat yang sudah begitu akrab dengannya selama ini.
24 TEKNISI KEAMANAN ITU menahan napasnya ketika komandannya melongok melalui bahunya untuk mengamati sekumpulan monitor keamanan di hadapan mereka. Satu menit berlalu.
Teknisi itu sudah mengira kalau komandannya itu tidak akan mengatakan apa-apa. Komandannya adalah seorang lelaki yang kaku mengikuti protokol. Dia tidak akan menjabat sebagai dan pada sebuah kesatuan keamanan yang paling baik di dunia kalau sering bertindak dengan gegabah.
Tetapi apa yang dipikirkannya"
Benda yang mereka sedang amati dalam monitor itu tampak erti semacam sebuah tabung-tabung tembus pandang. Mengenali tabung itu memang mudah, tapi sulk untuk menentukan tabung apa itu.
Di dalam tabung itu terlihat setetes cairan metal yang mengambang di udara, seolah-olah karena efek khusus. Tetesan itu hilang timbul bersamaan dengan kedipan layar LED yang menampilkan hitungan mundur
berwarna merah yang membuat teknisi itu merinding.
"Bisa kamu tambah kontrasnya"" perintah komandannya tiba-tiba sehingga mengejutkan teknisi itu.
Teknisi itu pun langsung melaksanakan perintah tersebut, dan membuat gambar itu menjadi agak lebih terang. Komandan itu kemudian mencondongkan tubuhnya ke depan lagi, menatap dengan mata yang ditajamkan lebih dekat pada sesuatu yang baru saja terlihat pada dasar tabung itu.
Teknisi itu mengikuti tatapan mata komandannya. Samar-samar mereka dapat melihat beberapa huruf tercetak di samping layar LED tersebut. Empat huruf besar itu berkilau dalam kedipan cahaya.
"Kamu tetap di sini saja," kata komandan itu. "Jangan katakan apa-apa. Aku akan mengatasi ini."
25 RUANG HAZ-MAT. Lima puluh meter di bawah tanah.
Vittoria Vetra terhuyung ke depan, hampir jatuh menimpa alat pengenal retina yang berlumuran darah itu. Dia merasa lelaki Amerika itu bergegas menolongnya, memeganginya, menopang tubuhnya. Di atas lantai, di dekat kakinya, bola mata ayahnya menatapnya. Dia merasa ada udara meledak di dalam paruparunya. Mereka mencungkil mata Ayah! Dunianya terasa berputar Kohler mendekatinya, dan berbicara. Langdon menuntun Vittoria Seolah dalam mimpi, Vittoria menatap ke dalam alat pengenal retina itu. Alat itu mengeluarkan bunyi
"bip". Pintu baja pun bergeser terbuka.
Walaupun Vittoria sudah merasa ketakutan ketika melihat bola mata ayahnya, Vittoria merasa bahwa dia masih akan melihat hal yang lebih menakutkan lagi di dalam. Dan ketika dia menatap ke dalam ruangan, dia melihat bagian selanjutnya dari mimpi buruknya. Di depannya, satu-satunya podium yang berisi tabung perangkap antimateri itu kosong melompong.
Tabung itu hilang. Mereka mencungkil mata ayahnya untuk mencuri tabung tersebut. Kenyataan itu terlalu bertubi-tubi bagi Vittoria sehingga dia sulit untuk mencernanya. Semua rahasia telah bocor. Spesimen yang seharusnya ditujukan untuk membuktikan bahwa antimateri merupakan sumber energi yang aman dan dapat dibuat, telah dicuri. Tetapi seharusnya tidak ada orang yang mengetahui keberadaan spesimen itu di sini.
Walaupun begitu, fakta tersebut tidak dapat disangkal. Seseorang telah mengetahuinya. Vittoria tidak dapat membayangkan siapa orang itu. Bahkan Kohler yang mereka sebut sebagai orang yang tahu segalanya di CERN, jelas juga tidak tahu apa-apa tentang proyek ini.
Ayahnya meninggal. Dibunuh karena kejeniusannya.
Ketika perasaan duka menyakiti hatinya, sebuah perasaan baru muncul dan menggugah kesadaran Vittoria. Yang ini malah jauh lebih buruk. Melumatkan dan menusuk dirinya. Vittoria merasa bersalah. Perasaan bersalah yang luar biasa besar. Vittoria menyadari kalau dirinyalah yang meyakinkan ayahnya untuk membuat spesimen itu dan mengabaikan pertimbangan mulia ayahnya. Kim, ayahnya dibunuh karenanya.
Seperempat gram .... Seperti teknologi lainnya-senjata, bubuk mesiu, mesin bakar-jika berada di tangan yang salah, antimateri dapat menjadi benda yang berbahaya. Sangat berbahaya. Antimateri adalah senjata pembunuh yang kejam dan tidak dapat dihentikan. Sekali dipindahkan dari tempat pengisiannya di CERN, jam digital di tabung perangkapnya akan menghitung mundur tanpa dapat dicegah. Seperti serangkaian kereta api yang melaju tanpa kendali.
Dan ketika waktunya habis ....
Sebuah cahaya yang sangat menyilaukan akan tercipta. Kemudian gelegar guntur, lalu api akan melalap semuanya. Hanya satu kilatan cahaya ... lalu kawah kosong. Sebuah kawah besar yang kosong.
Bayangan akan hasil kejeniusan ayahnya yang luar biasa telah digunakan sebagai alat pemusnah membuat darah Vittoria mendidih. Antimateri adalah senjata teroris yang sangat ampuh. Dia tidak mengandung logam sehingga tidak dapat dideteksi
oleh alat pengenal metal, tidak ada bahan kimia sehingga anjing pelacak tidak dapat mengendusnya, tidak ada sekering yang dapat dimatikan jika petugas menemukan tabung itu. Hitungan mundur sudah dimulai ....
Langdon tidak tahu apa lagi yang harus dilakukannya. Dia kemudian mengeluarkan saputangannya dan menebarkannya di atas lantai untuk menutupi bola mata Leonardo Vetra. S
ekarang Vittoria berdiri di ambang pintu ruang Haz-Mat yang kosong, wajahnya tegang karena sedih dan panik. Langdon ingin mendekatinya, tetapi Kohler menghalangi.
"Pak Langdon"" wajah Kohler terlihat tanpa ekspresi. Dia mengajak Langdon menjauh sehingga kata-katanya tidak dapat didengar Vittoria. Dengan enggan Langdon mengikutinya dan meninggalkan Vittoria yang sedang berusaha mengembalikan kekuatannya. "Kamu seorang ahli," kata Kohler, bisikannya terdengar mendesak. "Aku ingin tahu, apa maksud para bedebah Illuminati dengan mencuri antimateri temuan Vetra""
Langdon mencoba untuk memusatkan pikirannya. Walau dikelilingi oleh kegilaan, reaksi pertamanya masih masuk akalpenolakan akademis. Kohler masih saja membuat perkiraanperkiraan. Perkiraan yang tidak masuk akal. "Kelompok Illuminati sudah tidak aktif lagi, Pak Kohler. Saya yakin itu. Kejahatan ini dapat dilakukan oleh siapa saja. Mungkin saja oleh pegawai CERN yang mengetahui terobosan Pak Vetra dan berpikir kalau proyek itu terlalu berbahaya jika dilanjutkan."
Kohler tampak terpaku. "Anda pikir ini kejahatan dengan alasan sepele, Pak Langdon" Tidak masuk akal. Siapa pun yang membunuh Leonardo pasti menginginkan satu hal; spesimen antimateri. Dan tidak diragukan lagi, mereka memiliki rencana tersendiri."
"Maksud Anda, terorisme"" "Tentu saja."
"Tetapi Illuminati bukanlah kelompok teroris."
"Katakan itu kepada Leonardo Vetra."
Langdon merasakan adanya kebenaran yang pedih di dalam pernyataan itu. Leonardo Vetra memang telah dicap dengan simbol Illuminati. Darimana simbol itu berasal" Cap keramat itu tampaknya terlalu sulit untuk dipalsukan oleh seseorang yang mencoba menghapus jejaknya dengan mengalihkan kecurigaan ke tempat lain. Pasti ada penjelasan yang masuk akal.
Sekali lagi, Langdon memaksa dirinya untuk mempertimbangkan segala kemungkinan. Jika Illuminati masih aktif, dan jika mereka mencuri antimateri itu, apa niat mereka sesungguhnya" Apa sasaran mereka" Jawaban yang disediakan otaknya muncul dengan begitu cepat. Namun Langdon mengusirnya dengan cepat juga. Benar, Illuminati memang mempunyai musuh yang jelas, tetapi serangan teroris dengan skala besar untuk melawan musuh adalah hal tidak dapat dibayangkan. Itu sama sekali bukan sifat Illuminati. Memang, Illuminati telah membunuh banyak orang, tetapi targetnya adalah perorangan, target yang diserang dengan hati-hati. Penghancuran besar-besaran adalah pekerjaan berat. Langdon berhenti sejenak. Pasti ada alasan yang luar biasa besar- antimateri adalah pencapaian tertinggi yang dihasilkan oleh ilmu pengetahuan dan bisa digunakan untuk menghancurkan-
Langdon tidak mau menerima pikiran gila itu. "Ada penjelasan logis lainnya selain terorisme," katanya tiba-tiba.
Kohler menatapnya. Menunggu.
Langdon mencoba memilah-milah berbagai pemikiran yang ada di kepalanya. Illuminati memang memiliki kekuatan yang luar biasa melalui institusi keuangan yang dimilikinya. Mereka menguasai bank. Mereka memiliki simpanan emas dalam jumlah besar. Mereka dikabarkan memiliki batu mulia yang sangat bernilai di bumi ini-Berlian Illuminati, sebentuk berlian bermutu tinggi dengan ukuran yang sangat besar. "Uang," kata Langdon. "Antimateri itu mungkin dicuri untuk dijual."
Kohler tampak ragu. "Untuk dijual" Kamu pikir di mana orang bisa menjual satu tetes antimateri""
"Bukan spesimennya," bantah Langdon. "Tetapi teknologinya. Teknologi antimateri pasti memiliki nilai jual yang sangat tinggi. Mungkin seseorang mencuri sampel ini untuk dianalisis bagi pengembangan litbang pihak lain."
"Spionase industri" Tetapi tabung itu hanya memiliki waktu selama 24 jam sebelum baterenya habis. Para peneliti itu akan meledak sebelum berhasil mempelajari apa pun."
Mereka dapat mengisi baterenya sebelum meledak. Mereka dapat membuat podium pengisian batere yang mirip dengan
yang ada di CERN." "Dalam waktu 24 jam"" tantang Kohler. "Kalaupun mereka juga mencuri skema pengisian batere, mereka masih membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk membuatnya. Itu bukan alat yang bisa dibuat dalam hitungan jam!"
"Dia benar." Suara Vittoria bergetar.
Kedua lelaki itu menoleh dan melihat Vittoria yang bergerak ke arali mereka. Dia berjalan dengan langkah yang gemetar seperti suaranya.
"Dia benar. Tidak seorang pun dapat membuat alat pengisj ulang yang mirip seperti yang kami miliki tepat pada waktunya Membuat permukaannya saja memerlukan waktu beberapa minggu Kemudian penyaring fluks, kumparan bantu, lapisan pendingin, semua disesuaikan ke tingkat energi tertentu agar bisa cocok."
Langdon mengerutkan keningnya. Dia sudah bisa menangkap maksudnya. Sebuah perangkap antimateri bukanlah sesuatu yang dapat dengan mudah disambungkan ke soket listrik di dinding. Begitu dipindahkan dari CERN, tabung itu sudah dipastikan akan meledak dalam waktu 24 jam.
Kini yang tersisa hanya satu kesimpulan yang sangat
mengganggu. "Kita harus rnemanggil Interpol," kata Vittoria. Suaranya terdengar lirih. "Kita harus menelepon pihak yang berwenang. Segera." Kohler menggelengkan kepalanya. "Tidak bisa." Kata-kata itu membuat Vittoria terpaku. "Tidak" Apa maksudmu""
"Kamu dan ayahmu telah menempatkan aku pada posisi yang sulit."
"Pak Direktur, kita memerlukan bantuan. Kita harus menemukan tabung itu dan mengembalikannya ke sini sebelum ada yang terluka. Kita bertanggung jawab!"
"Kita punya tanggung jawab untuk berpikir," kata Kohler, nadanya mengeras. "Situasi ini memiliki dampak yang luar biasa
untuk CERN." "Anda lebih memikirkan reputasi CERN" Anda tahu apa yang bisa diakibatkan oleh tabung itu di daerah berpenduduk" Tabung itu dapat meledakkan sebuah daerah beradius setengah mil! Sama dengan sembilan blok di dalam kota!"
"Mungkin kamu dan ayahmu seharusnya mempertimbangkan hal ini sebelum kalian menciptakan spesimen itu."
Vittoria merasa seperti baru saja ditikam. "Tetapi ... kami sudah sangat berhati-hati."
"Tampaknya itu tidak cukup."
"Tetapi tidak ada yang mengetahui antimateri yang kami ciptakan." Tiba-tiba Vittoria sadar, itu tentu alasan yang aneh.
Kenyataannya sudah ada orang yang mengetahui keberadaannya. Seseorang sudah menemukannya.
Vittoria tidak pernah mengatakannya kepada siapa pun. Hanya ada dua penjelasan lagi. Apakah ayahnya telah memercayai seseorang tanpa memberi tahu dirinya. Hal itu tentu saja tidak mungkin, karena Leonardo Vetra adalah ayahnya dan mereka berdua sudah bersumpah untuk menjaga kerahasiaan ini. Kemungkinan kedua adalah, mereka berdua telah diamati. Ponsel mereka mungkin" Vittoria menyadari kalau mereka pernah beberapa kali berbincang-bincang ketika Vittoria sedang bepergian. Apakah mereka berbicara terlalu banyak" Itu mungkin saja. Lalu e-mail. Tetapi mereka sudah sangat berhati-hati, 'kan" Sistem keamanan CERN" Apakah ada orang yang memantau kegiatan mereka tanpa sepengetahuan mereka" Vittoria tahu semua itu tidak penting lagi. Kenyataannya semuanya sudah terjadi. Ayahku sudah meninggal. Pikiran itu membuatnya bereaksi. Dia lalu mengeluarkan ponselnya dari saku celana pendeknya.
Kohler bergegas mendekatinya. Sambil terbatuk-batuk keras, matanya bersinar marah. "Siapa ... yang kamu telepon""
"Petugas operator telepon CERN. Mereka dapat menghubungkan kita dengan Interpol."
"Kuasai dirimu!" seru Kohler tersedak, menahan batuknya di depan Vittoria. "Apa kamu begitu naif" Tabung itu mungkin sudah berada entah di mana sekarang. Tidak ada agen rahasia mana pun yang dapat bergerak untuk menemukannya tepat pada waktunya."
"Jadi, kita tidak akan melakukan apa-apa"" Kemudian Vittoria merasa menyesal karena telah berkata kasar pada lelaki tua yang sakit-sakitan itu. Tetapi sang direktur sudah menyimpang terlalu jauh sehingga Vittoria tidak dapat mengenalinya lagi.
"Kita akan melakukan sesuatu yang cerdas," sahut Kohler "Aku tidak mau reputasi CERN dalam bahaya dengan melibatkan polisi yang belum tentu dapat membantu kita. Tidak. Tidak tanpa pertimbangan yang masak."
Vittoria tahu pemikiran Kohler masuk akal juga, tetapi dia juga tahu kalau logika berpikir Kohler tidak memiliki landasan moral. Ayahnya selama ini hidup dengan tanggung jawab moral. Dia adalah ilmuwan yang berhati-hati, bertanggung jawab, dan percaya pada kebaikan di hati tiap manusia.
Vittoria juga percaya pada hal itu, tetapi dia memahaminya dalam pengertian karma. Vittoria berjalan menjauh dari Kohler dan menghidupkan ponselnya.
"Kamu tidak bisa melakukannya," kata Kohler.
"Coba saja hentikan aku."
Kohler tidak bergerak. Sesaat kemudian, Vittoria baru menyadarinya. Mereka berada sangat jauh di bawah tanah, ponselnya tidak mendapatkan nada sambung.
Dengan marah, dia bergerak menuju lift.
26 SI HASSASSIN BERDIRI di ujung terowongan batu. Obomya masih menyala terang, asapnya berbaur dengan aroma lumut dan udara apak. Kesunyian menyelimutinya. Sebuah pintu besi yang menghalangi jalannya tampak setua terowongan itu sendiri; berkarat tapi masih tampak kuat. Dia menunggu dalam kegelapan, dan merasa yakin. Hampir tiba waktunya.
Janus sudah berjanji, seseorang di dalam akan membukakan pintu itu untuk dirinya. Si Hassassin terheran-heran bagaimana orang dalam itu bisa berkhianat. Dia akan menunggu di depan sepanjang malam untuk melaksanakan tugasnya. Tetapi dia merasa tidak perlu menunggu begitu lama karena dia bekerja untuk seseorang yang berkuasa.
Beberapa menit kemudian, tepat seperti jam yang dijanjikan, terdengar suara berkelontang seperti beberapa kunci besar yang berat sedang beradu di balik pintu besi ini. Bunyi logam beradu dan terdengar berdentam-dentam ketika beberapa gembok dibuka. Satu per satu, tiga gerendel besar terbuka. Kunci-kunci itu berkeretak seolah sudah berabad-abad tidak digunakan. Akhirnya ketiga kunci itu pun terbuka.
Kemudian sunyi. Si Hassassin menunggu dengan sabar. Lima menit, tepat seperti yang diperintahkan padanya. Kemudian dengan darah yang menggelegak, dia mendorong. Pintu besar itu pun terayun dan terbuka lebar.
27 "VITTORIA, AKU TIDAK akan membiarkanmu!" seru Kohler. Napasnya terlihat semakin berat dan menjadi lebih parah lagi ketika lift bergerak meninggalkan Haz-Mat. Vittoria menghalanginya.
Dia sangat membutuhkan tempat berlindung, sesuatu yang terasa akrab dari tempat ini sudah tidak lag' dirasakannya. Dia tahu, seharusnya semuanya tidak terjadi seperti ini. Sekarang, dia harus menelan kegetiran dan bertindak dengan cepat. Cari telepon.
Robert Langdon berdiri di sampingnya, diam seperti biasa. Vittoria sudah tidak bertanya-tanya lagi siapa lelaki itu sebenarnya.
Seorang ahli" Apa Kohler tidak bisa lebih spesifik lagi" Pak Langdon dapat membantu kita untuk menemukan pembunuh ayahmu. Tetapi ternyata Langdon sama sekali tidak menolong. Keramahan dan kebaikan hatinya memang tampak tidak dibuat-buat, tetapi dia jelas menyembunyikan sesuatu. Kedua-duanya menyembunyikan sesuatu.
Kohler menatap Vittoria lagi. "Sebagai Direktur CERN, aku punya tanggung jawab terhadap masa depan ilmu pengetahuan Jika kamu membesar-besarkan masalah ini sehingga membuat masyarakat internasional geger, maka CERN akan menderita-"
"Masa depan ilmu pengetahuan"" Vittoria berpaling padanya. "Apakah Anda ingin melarikan diri dari tanggung jawab dengan membantah kalau antimateri itu berasal dari CERN" Apakah kamu ingin mengabaikan hidup orang banyak yang sedang dalam bahaya karena ulah kita""
"Bukan kita," kata Kohler keras. "Kalian. Kamu dan ayahmu."
Vittoria mengalihkan tatapannya.
"Dan sejauh membahayakan hidup orang banyak," kata Kohler lagi, "ini memang tentang kehidupan. Kamu tahu kalau teknologi antimateri memiliki dampak yang besar sekali bagi kehidupan di planet ini. Kalau CERN bangkrut, hancur oleh skandal, semua orang merugi. Masa depan manusia berada di tempat seperti CERN. Para ilmuwan seperti dirimu dan ayahmu, bekerja untuk mengatasi berbagai masalah di masa depan."
Vittoria pernah mendengar kuliah Kohler yang mengagungagungkan ilmu pengetahuan, tapi dia tidak pernah memercayainya. Ilmu pengetahuan itu sendiri menghasilkan separuh dan masalah yang ingin dia pecahkan. "Kemajuan" adalah keburukan paling parah yang pernah terjadi di bumi.
"Kemajuan ilmu pengetahuan memang memiliki risiko," kata Kohler. "Memang selalu begitu. Program luar angkasa, penelitian genetika dan obat-obatan-semuanya pernah mengalami kegagalan. Ilmu pengetahuan harus bertahan hidup dari
kesalahan yang pernah diperbuatnya dengan segala cara. Demi semua orang.
Vittoria mengagumi kemampuan Kohler dalam menimbang moral dari sudut pandang ilmu pengetahuan. Kepandaian yang dimilikinya itu sepertinya berasal dari perpisahannya dengan jiwanya sehingga membuatnya menjadi pribadi yang dingin dan tanpa ekpresi. "Kamu pikir CERN begittu pentingnya bagi masa depan bumi sehingga kita bisa terbebas dari tanggung jawab
moral"" "Jangan berdebat tentang moral denganku. Kalian sudah melewati batas ketika kalian membuat spesimen itu. Kalian juga telah membuat seluruh fasilitas ini dalam bahaya. Aku tidak hanya sedang berusaha melindungi lapangan kerja bagi tiga ribu ilmuwan yang bekerja di sini, tapi juga reputasi ayahmu. Pikirkan tentang ayahmu. Seseorang seperti ayahmu tidak seharusnya dikenang sebagai pencipta senjata pemusnah masal."
Vittoria merasa kata-kata Kohler seperti meninjunya tepat di tengah sasaran. Akulah yang meyakinkan ayahku agar membuat spesimen itu. Ini kesalahanku!
Ketika pintu lift terbuka, Kohler masih berbicara. Vittoria melangkah keluar lift lalu mengeluarkan ponselnya, dan berusaha untuk menelepon kembali.
Masih tidak ada nada sambung. Sialan! Dia kemudian berjalan ke arah pintu.
"Vittoria, berhenti." Sepertinya asma yang diderita Kohler mulai kambuh ketika dia berusaha mengejar Vittoria. "Pelan-pelan, nak. Kita harus bicara."
"Basta di parlarel"
Pikirkan ayahmu," seru Kohler. "Apa yang kira-kira akan dia lakukan""
Vittoria terus berjalan. "Vittoria, aku belum mengatakan semuanya padamu."
Vittoria merasakan ayunan kakinya melambat. Aku tidak tahu apa yang kupikirkan," kata Kohler. "Aku hanya mencoba melindungimu. Katakan saja apa maumu. Kita perlu bekerja sama sekarang."
Vittoria benar-benar berhenti sekarang dan berdiri di tengah-tengah ruangan lab. Tetapi dia tidak memutar tubuhnya. "Aku ingin menemukan antimateri itu. Dan aku ingin tahu siapa pembunuh ayahku." Dia menunggu.
Kohler mendesah. "Vittoria, kami sudah tahu siapa pembunuh ayahmu. Maafkan aku."
Sekarang Vittoria berpaling. "Apa katamu""
"Aku tidak tahu bagaimana mengatakannya padamu. Ini


Malaikat Dan Iblis Angels And Demons Karya Dan Brown di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sulit-" "Kamu tahu siapa pembunuh ayahku""
"Kami punya petunjuk yang jelas. Pembunuh itu meninggalkan semacam kartu nama. Karena itulah aku mengundang Pak Langdon. Kelompok yang mengklaim untuk bertanggung jawab adalah bidang kajiannya."
"Kelompok" Kelompok teroris""
"Vittoria, mereka mencuri seperempat gram antimateri."
Vittoria menatap Robert Langdon yang berdiri di seberang ruangan. Segalanya mulai tampak semakin jelas sekarang. Beberapa rahasia mulai terkuak. Vittoria bertanya dalam hati kenapa tidak menyadarinya dari tadi. Ternyata Kohler sudah memanggil pihak yang berwenang. Robert Langdon adalah orang Amerika yang bersih, konservatif, dan jelas sangat cerdas. Siapa lagi kalau bukan orang yang berwenang" Vittoria seharusnya dapat menerka sejak awal. Dia merasa menemukan harapan baru ketika dia berpaling pada Langdon.
"Pak Langdon, aku ingin tahu siapa yang membunuh ayahku. Dan aku ingin tahu apakah institusi Anda dapat membantu kami untuk menemukan antimateri itu."
Langdon tampak bingung. "Institusi saya""
"Anda bekerja untuk dinas intelijen Amerika, bukan""
"Sebenarnya ... tidak."
Kohler menyela. "Pak Langdon adalah seorang dosen sejarah seni di Harvard University."
Vittoria merasa seperti disiram air es. "Seorang guru seni""
"Dan ahli simbologi." Kohler mendesah. "Vittoria, kami yakin ayahmu dibunuh oleh kelompok pemuja setan."
Vittoria mendengar kata itu tapi otaknya tidak mampu mencernanya. Kelompok pemuja setan"
"Kelompok yang mengaku bertanggung jawab menyebut diri mereka Illuminati."
Vittoria menatap Kohler kemudian ke arah Langdon sambil bertanya-tanya apakah ini semacam lelucon saja. "Kelompok Illuminati"" dia bertanya. "Seperti kelompok Illuminati
Bavaria"" Kohler tampak heran. "Jadi kamu sudah pernah mendengar tentang mereka""
Vittoria hampir menangis karena putus asa. "Illuminati Bavaria: Tata Dunia Baru. Itu adalah permainan komputer karya Steve Jackson. Separuh dari ilmuwan di sini memainkan
permainan itu di internet." Suara Vittoria menjadi serak. "Tetapi aku tidak mengerti .... "
Kohler menatap Langdon dengan tatapan bingung.
Langdon mengangguk. "Itu memang game yang populer. Persaudaraan kuno yang ingin mengambil alih dunia. Game semi historis. Aku tidak tahu kalau game itu juga terkenal di Eropa."
Vittoria marah. "Apa yang kamu bicarakan" Kelompok Illuminati" Itu hanya permainan dalam komputer!"
"Vittoria," kata Kohler. "Illuminati adalah kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas kematian ayahmu."
Vittoria berusaha untuk tetap tabah agar tidak menangis. Dia memaksa dirinya untuk bertahan dan menanggapi keadaan dengan logis. Tetapi semakin dia berusaha untuk mengerti, semakin dia tidak mengerti. Ayahnya baru saja dibunuh. CERN menderita karena keamanan mereka yang ketat berhasil dibobol.
Di suatu tempat, ada sebuah bom waktu yang akan meledak sebentar lagi dan dia merasa bertanggung jawab karenanya. Dan Direktur CERN malah memilih seorang guru seni untuk menolong agar bisa menemukan persaudaraan pemuja setan dari negeri dongeng.
Vittoria tiba-tiba merasa sendirian. Dia beranjak pergi, tetapi Kohler menghalanginya. Kohler merogoh sakunya untuk mengambil sesuatu. Dia kemudian mengeluarkan secarik kertas fakj kumal dan menyerahkannya pada Vittoria.
Vittoria terhuyung karena merasa sangat ngeri ketika matanya menatap pada gambar itu.
"Mereka mencapnya," kata Kohler. "Mereka mencap dada ayahmu."
28 SYLVIE BEAUDELOQUE, sekretaris Maximilian Kohler, sedanj panik. Dia berjalan hilir-mudik di dalam ruang kerja atasannya yang kosong. Di mana sih dia" Apa yang harus kulakukan"
Hari ini aneh sekali. Tentu saja, bekerja dengan seorangl Maximilian Kohler, Sylvie selalu memiliki kemungkinan untuk mengalami hari yang aneh. Tetapi hari ini Kohler bersikap sangan aneh.
"Cari Leonardo Vetra!" perintahnya ketika Sylvie tiba pagi
ini. Dengan patuh, Sylvie menyeranta, menelepon dan mengiriml e-mail ke alamat Leonardo Vetra. Tidak ada jawaban.
Kohler kemudian meninggalkan kantornya dengan marah. Sepertinya dia ingin mencari Vetra sendiri. Ketika Kohler kembali ke kantornya beberapa jam kemudian, Kohler tampak tidak sehat ... bukan berarti dia pernah kelihatan benar-benar sehat. Tetapi kali ini atasannya itu terlihat lebih buruk dari biasanya. Kohler mengunci diri di kantornya, tapi Sylvie masih dapat mendengar kegiatan Kohler dari luar ruangan. Sekretaris itu mendengar suara Modern Kohler bekerja, suara Kohler yang sedang menelepon Kohler mengirimkan faks, dan berbicara lagi di telepon. Kemudian bosnya itu lalu pergi lagi. Dan sejak itulah sang direktur kembali lagi ke kantornya.
Sylvie akhirnya memutuskan untuk mengabaikan atasannya unik serta melodramatis itu. Tapi Sylvie mulai prihatin ketika Kohler tidak juga kembali pada waktu dia harus disuntik.
Kesehatan bosnya itu memerlukan perawatan yang teratur. Kohler pernah memutuskan untuk tidak mau disuntik lagi, tapi hasilnya lalu buruk; dia mengalami kesulitan bernapas, batuk-batuk, dan dimarahi oleh perawatnya. Kadang-kadang Sylvie berpikir kalau Kohler sesungguhnya sudah ingin mati saja.
Sylvie berpikir untuk menyerantanya dan memperingatkan Kohler akan jadwal suntiknya. Tapi Sylvie tahu belas kasihan adalah hal yang paling dibenci oleh Kohler yang sombong itu. Minggu lalu, Kohler pernah sangat marah pada seorang ilmuwan yang datang mengunjunginya. Lelaki itu menunjukkan rasa kasihannya kepada Kohler sehingga membuat pimpinannya itu berang. Kohler berusaha untuk berdiri dari kursi rodanya dan melemparkan sebuah papan berpenjepit ke kepala orang itu. Ternyata Raja Kohler dapat juga bertindak cekatan jika dia sedang tersinggung.
Tapi kemudian perhatian Sylvie terhadap keadaan kesehatan atasannya teralihkan oleh sebuah masalah yang lebih pelik. Resepsionis CERN menghubunginya lima menit yang lalu dengan suara yang panik dan berkata kalau ada panggilan penting untuk sang direktur.
"Dia tidak ada di tempat," kata Sylvie.
Kemudian resepsionis mengatakan kepada Sylvie siapa yang menelepon.
Sambil tertawa keras, Sylvie berkata, "Kamu sedang bercanda,
kan"" Dia lalu mendengarkan lagi, wajahnya kemudian berubah muram karena tidak percaya dengan apa yang didengarnya. "Kamu memeriksa identitas si penelepon dengan baik-" Sylvie mengerutkan keningnya. "Aku mengerti.
Baiklah. Bisakah kamu menanyakan apa-" Dia mendesah. "Tidak. Tidak apa-apa. Katakan padanya untuk menunggu. Aku akan mencari Pak Direktur sekarang juga. Ya. Aku mengerti. Aku akan segera mencarinya."
Tetapi Sylvie tidak kunjung menemukan Pak Direktur. Dia sudah berusaha menghubungi ponselnya sebanyak tiga kali dan selalu mendapatkan pesan yang sama. "Pemilik ponsel yang Anda hubungi sedang berada di luar jangkauan." Di luar jangkauan" Memangnya seberapa jauh dia bisa bepergian" Sylvie pun akhirnya memutar nomor penyeranta Kohler sebanyak dua kali. Tidak ada jawaban. Betul-betul tidak seperti biasanya. Bahkan, dia juga mengirim e-mail ke komputer kecil yang selalu dibawa-bawa oleh Kohler. Tidak ada jawaban juga. Sepertinya orang itu menghilang ditelan bumi.
Jadi, apa yang harus kulakukan" Sekarang Sylvie bertanya-tanya.
Sambil berjalan hilir mudik dan berusaha mencari bosnya, Sylvie tahu hanya tinggal satu cara untuk menarik perhatian Kohler. Pak Direktur pasti tidak akan menyukainya, tetapi orang yang meneleponnya itu bukanlah orang yang boleh dibiarkan menunggu. Terlebih lagi, orang yang menelepon tadi sepertinya juga tidak senang kalau Sylvie berkata Pak Direktur sedang tidak ada di tempat.
Sambil merasa terkejut dengan keberaniannya sendiri, Sylvie akhirnya membuat keputusan. Dia berjalan masuk ke kantor Kohler dan mencari kotak logam yang menempel di dinding yang berada di belakang meja kerjanya. Dia membuka tutupnya, memandang berbagai tombol yang terdapat di sana, lalu menemukan tombol yang tepat.
Setelah itu dia menarik napas dalam dan meraih gagang mikrofon.
29 VITTORlA TIDAK INGAT bagaimana mereka bisa sampai ke dalam lift utama. Lift itu bergerak naik. Kohler berada di belakangnya, napasnya terdengar berat. Tatapan mata Langdon yang penuh keprihatinan juga tidak berhasil menenangkannya. Langdon sudah mengambil kertas faks itu dari tangan Vittoria dan menyimpannya di dalam saku jasnya agar jauh dari pandangan Vittoria. Tetapi gambar itu masih terus membayanginya.
Ketika lift itu bergerak naik, dunia Vittoria seperti berputar ke dalam kegelapan. Papa! Dia berusaha menggapai-gapai ayahnya. Sepertinya Vittoria bisa melihat dirinya sendiri sedang bersamasama dengan ayahnya. Saat itu dia berusia sembilan tahun. Dia sedang berguling-guling menuruni bukit yang dihiasi oleh bunga edelweiss, sementara langit Swiss berputar di atasnya.
Papa! Papa! Leonardo Vetra tertawa di samping putrinya, wajahnya berseri-seri. "Ada apa, Malaikat Kecilku""
"Papa!" putri kecilnya terkekeh, sambil mendekatkan tubuhnya minta dipeluk. "Coba tanya, what's the matter"
"Untuk apa aku menanyakan keadaanmu, Sayang. Kamu terlihat gembira."
"Ayo tanya saja."
Leonardo mengangkat bahunya. "What's the matter"" 157 DAN BROWN
Putrinya langsung tertawa. "What's the matter" Semuanya adalah materi! Bebatuan! Pepohonan! Atom-atom! Bahkan hewan pemakan semut itu! Semuanya itu materi!"
Leonardo tertawa. "Ini hanya akal-akalanmu saja, 'kan""
"Aku pandai sekali, bukan""
"Einstein kecilku."
Vittona mengerutkan keningnya. "Rambut orang itu tampak tolol. Aku pernah melihat fotonya."
"Walau begitu, dia mempunyai otak yang pandai. Aku 'kan pernah menceritakan padamu tentang apa yang dibuktikan oleh Einstein, bukan""
Mata Vittoria terbelalak karena ketakutan. "Papa! Jangan. Papa sudah berjanji!"
"E=MC2," kata Leonardo sambil bercanda dan menggelitik putrinya. "E=MC2!"
"Jangan ada matematika! Aku sudah bilang padamu. Aku benci matematika!"
"Aku senang kamu membencinya. Karena anak perempuan memang tidak boleh belajar matematika."
Vittoria tiba-tiba mematung. "Tidak boleh""
"Tentu saja tidak boleh. Semua orang juga tahu. Anak perempuan hanya boleh main boneka. Anak laki-laki harus belajar matematika. Tidak ada matematika untuk anak perempuan. Aku bahkan tidak boleh berbicara tentang matematika dengan anak perempuan."
"Apa" Tetapi itu tidak adil!"
"Peraturan adalah peraturan. Tidak ada matematika untuk anak perempuan."
Vittoria tampak ketakutan. "Tetapi, main boneka itu membosankan!"
"Maafkan aku," kata ayahnya. "Aku bisa saja berbicara
tentang matematika kepadamu, tetapi kalau aku ketahuan .... "
Ayahnya pura-pura melihat sekeliling seperti ada orang yang sedang mengintai mereka dari perbukitan yang sunyi di sekitar mereka.
Vittoria mengikuti pandangan mata ayahnya. "Baiklah, katanya sambil berbisik. "Aku mau belajar matematika. Tapi diam-diam saja, ya""
Gerakan lift itu mengejutkan Vittoria. Dia membuka matanya. Gambaran ayahnya sudah menghilang.
Kenyataan kembali menyerbunya, menyelimutinya dengan tangannya yang dingin. Dia memandang Langdon. Tatapannya yang menyorotkan keprihatinan terlihat tulus dan terasa seperti malaikat pelindung, terutama di sekitar aura Kohler yang
Tapi satu kekhawatiran mulai mendera kesadaran Vittoria dengan bertubi-tubi.
Di mana antimateri itu"
Jawaban untuk pertanyaan yang mengerikan itu ternyata tidak berjarak terlalu jauh.
30 "MAXIMILIAN KOHLER. Mohon segera menghubungi kantor Anda."
Ketika pintu lift itu terbuka di atrium utama, sinar matahari yang benderang menyergap mata Langdon. Sebelum gema dari pengumuman itu menghilang, semua peralatan elektronik di kursi Kohler mulai berbunyi "bip" dan berdering sambung-menyambung. Penyerantanya. Teleponnya. E-mailnya. Kohler membaca pesan yang masuk dengan perasan bingung yang membayang jelas di wajahnya. Sang direktur sudah menjejak di permukaan sekarang dan sudah dapat dihubungi.
"Direktur Kohler, harap menghubungi kantor Anda." Mendengar namanya dipanggil dengan pengeras suara membuat Kohler terkejut.
Dia menatap ke atas dengan wajah marah, tapi dia kemudian sadar kalau ada hal yang penting di kantornya. Kohler menatap Langdon lalu beralih ke mata Vittoria. Mereka tidak bergerak untuk beberapa saat, seolah ketegangan di antara mereka telah terhapus dan digantikan oleh sebuah firasat yang menyatukan ketiganya.
Kohler mengambil ponselnya dari sandaran tangannya. Dia memutar sebuah nomor dan terbatuk keras lagi. Vittoria dan Langdon menunggu.
"Ini ... Direktur Kohler," katanya sambil mendesah serak "Ya" Aku tadi berada di bawah tanah, di luar jangkauan." Kohler lalu mendengarkan, mata kelabunya membelalak.
"Siapa" Ya sambungkan." Kemudian sunyi. "Halo" Ini Maximilian Kohler Saya Direktur CERN. Dengan siapa saya berbicara""
Vittoria dan Langdon menatapnya dalam diam ketika Kohler mendengarkan orang yang meneleponnya itu berbicara.
Akhirnya Kohler berkata, "Tidak baik rasanya kalau kita membicarakannya di telepon. Saya akan segera ke sana." Dia terbatuk lagi. "Temui saya ... di Bandara Leonardo da Vinci. Empat puluh menit lagi." Napas Kohler tampaknya sangat berat sekarang. Dia mulai batuk-batuk lagi dan hampir tidak dapat berbicara. "Temukan tabung itu segera ... aku akan datang." Lalu dia mematikan teleponnya.
Vittoria berlari ke sisi Kohler, tetapi Kohler sudah tidak dapat berbicara lagi. Langdon melihat Vittoria mengeluarkan ponselnya dan menyeranta perawat CERN. Langdon merasa seperti berada dalam kapal yang tengah diamuk badai ... terombang-ambing, tapi dia belum boleh pergi dari situ.
Temui saya di Bandara Leonardo da Vinci. Kata-kata Kohler menggema.
Bayangan-bayang ketidakpastian yang selama menyelimuti pikiran Langdon sepanjang pagi itu, dalam sekejap menemukan bentuknya menjadi sebuah gambar yang jelas. Ketika dia berdiri di ruang utama CERN, Langdon seperti mendapatkan penjelasan ... seolah penghalang yang selama ini menutupi pemikirannya telah terbuka. Ambigram. Pastor/ilmuwan yang terbunuh. Antimateri. Dan sekarang ... sasaran itu. Kata Bandara Leonardo da Vinci hanya memiliki satu arti. Ketika dia menyadari kenyataan yang sebenarnya, Langdon tahu kalau dia baru saja mengubah keyakinannya. Sekarang dia percaya.
Pangeran Bunga Bangkai 2 Wiro Sableng 069 Ki Ageng Tunggul Keparat Perawan Lembah Wilis 1
^