Hantu Pegunungan Batu 3
Hantu Pegunungan Batu Karya Karl May Bagian 3
Katakan saja ia boleh mampus! Setelah mengucapkan perkataan itu ditutupnya pintu keras-keras di belakangnya.
Boleh mampus" Geram si pemilik rumah makan.
Rupa-rupanya mereka tidak begitu akrab hubungannya.
Ia berdiri di depan pintu di muka rumah lalu melihat-lihat di jalan; di kejauhan dilihatnya ada sesuatu yang membelok di ujung jalan. Apakah itu tamunya yang baru pergi atau bukan, tak dapat dipastikannya.
Kalau benar dia, maka luar biasa cepatnya ia berlari katanya dalam hatinya.
Dengan kesal hati ia masuk lagi ke dalam ruang tamu. Di situ dilihatnya minuman grog yang ditinggalkan oleh tamunya tanpa diminum. Si pemilik rumah makan merasa sayang membiarkan minuman yang sedap itu menjadi dingin.
Ia memperhatikan minuman berwarna kuning dalam gelas itu dengan pandangan mata seorang ahli, lalu mendekatkan gelas berisi minuman itu ke mulutnya.
Tiba-tiba terdengar di belakangnya suara membentak, Hai, sedang mengapa anda"
Ia menoleh kemalu-maluan. Gelas itu hampir-hampir terjatuh ke atas tanah, karena ia melihat orang asing berambut pirang dekat pintu.
Saya kira, anda telah pergi, katanya.
Lihat saja, saya sudah ada lagi!
Akan tetapi baru saja saya keluar rumah dan di situ saya tidak melihat anda.
10 Mana saya tahu, ke arah mana anda mencari" Akan tetapi ingin saya tanyakan, apakah orang yang
berpakaian kehitam-hitaman dan berkacamata biru itu datang lagi ke mari"
Ya, baru saja. Benarkah" Dan apa yang dikatakannya"
Bahwa anda boleh mampus saja.
Apa" Akan saya ajar dia. Ke mana ia pergi"
Ia membelok ke kanan, pikir saya.
Terima kasih. Ia berlari keluar. Pemilik rumah makan menggeleng-gelengkan kepalanya kebingungan. Akan tetapi kemudian ia sadar; sekarang ia harus tahu, ke mana orang aneh itu pergi.
Akan tetapi sesampai di pintu dilihatnya tak ada orang di jalan.
Aneh! Cepat benar orang itu! Atau barangkali saya pergi ke dokter mata suruh periksa mata saya, geram pemilik rumah makan itu kepada dirinya sendiri.
Ia memasuki ruang tamu lagi. Akan tetapi baru saja ditutupnya pintu, maka dilihatnya orang yang berkaca mata biru itu masuk juga ke dalam.
Sudahkah anda sampaikan pesan saya kepada orang berambut pirang itu" Tanyanya sambil tertawa kecil.
Tiba-tiba si pemilik rumah makan itu gemetar di sekujur badannya.
Tuan, saya sekarang tidak dapat berpikir lagi, katanya ragu-ragu. Biar saya sentuh badan anda sebentar. Saya ingin mengetahui, anda itu manusia biasa yang terjadi atas daging dan darah atau bukan. Dipegangnya lengan orang asing itu, lalu ia bernafas dengan lega.
Si Kacamata Biru itu melepaskan diri dari pegangannya
11 sambil tertawa-tawa. Apakah saya ini sedang berhadapan dengan orang sinting" Memang kita dapat menjadi sinting menghadapi hal-hal demikian, gerutu si pemilik rumah makan. Ia menyerupai seorang yang patah semangat. Saya tak tahan lagi. Yang seorang menanyakan tentang yang seorang lagi, berkali-kali begitu, dan keledai-keledai itu keluar masuk saja. Mestinya suatu kali kepala mereka akan berlanggar, kalau terus-menerus demikian. Sekarang begini saja! Biar saya tetap duduk di sini sampai bedebah itu kembali lagi, kata orang asing itu, seraya masuk ke dalam ruang tamu dan menutup pintu di belakangnya.
Ya, saya rasajuga, lebih baik demikian! Sebab nanti saya tidak
tahu lagi, apakah saya pemilik Lembu Emas atau...........
Atau lembu emasnya sendiri, kata si Kacamata Biru sambil tertawa.
Akan tetapi baik kita kesampingkan sekarang segala kelakar, tuan! Tenang-tenang saja. Tolong beri saya bir segelas lagi! Binder mengambil minuman itu lalu menjatuhkan diri di atas kursi dekat tamunya sambil mengeluh.
Kenalkah anda akan orang berambut pirang itu" Tanyanya ragu-ragu.
Hm. Sebetulnya saya tidak boleh membuka rahasia, akan tetapi karena ia telah begitu mempermainkan anda, maka saya akan mengatakannya saja: ia sebenarnya seorang polisi.
Seorang...... polisi" kata pemilik rumah makan dengan
mata terbelalak. Ia mulai menduga sesuatu. Mungkinkah ia seorang detektip" Siapa namanya"
Saya kira Arndt namanya. Arndt" teriak pemilik rumah makan gemetar.
Arndt. Bukankah ia orang yang disebut-sebut dalam surat
12 saudaranya........" Benar, kata orang asing itu melanjutkan keterangannya tentang orang yang berambut pirang itu. Telah saya dengar, bahwa ia tinggal di rumah penjaga hutan yang tua, yang bernama Adler itu.
Aneh! Apa yang aneh" tanya si Kacamata Biru.
Oh, eh, tidak apa-apa. Orang itu memandang kepadanya dengan curiga.
Barangkali anda kenal akan orang yang bernama Arndt itu" Sama sekali tidak, jawab pemilik rumah makan dengan permainan sandiwara yang agak kurang berhasil.
Kalau begitu, waspadalah terhadap dia!
Waspada" Saya" Apa maksud anda"
Karena anda terlibat dan dia datang di sini untuk menangkap
Hantu Hutan dengan kawan-kawannya itu.....
Lalu orang asing itu membuat dengan jarinya sebuah lingkaran di sekitar lehernya. Binder yang malang itu makin terjepit. Pikirannya seperti benang kusut dan ia tidak tahu lagi mana ujung mana pangkalnya.
Jika orang yang berambut pirang itu benar-benar detektip, yang bertugas menangkap Hantu Hutan dengan gerombolan penyelundupnya itu, maka tentu saja ia sudah mencium jejaknya dan sebaliknya orang itu pun sudah mengetahui, bahwa ia sedang dicari. Maka tentulah ia sudah waspada dan tidak akan mudah digiring masuk dalam perangkap, yang dengan sengaja dipasang oleh pemilik rumah makan itu. Jadi justru denga
n tipu muslihatnya yang licin itu Binder salah-salah dapat dianggap sebagai mata-mata oleh gerombolan penyelundup itu dan oleh karena itu dapat mengundang kemarahan dan pembalasan
13 mereka. Untuk menyembunyikan kekusutan pikirannya, maka ia memalingkan badannya melihat ke arah jam yang sedang mati. Wah, jam itu mati, perlu diputar dahulu! katanya tiba-tiba. Ia memanjat ke atas sebuah kursi lalu memutar jam itu. Begitu asyiknya ia dengan pekerjaan itu, sehingga tiada diketahuinya, bahwa si Kacamata Biru sementara itu sedikit merombak-rombak pada janggutnya serta pada bajunya dan membalikkan kopiahnya. Kemudian orang asing itu menghapus-hapus seluruh mukanya dengan sepotong kain. Segala pekerjaan itu dilakukannya dengan cekatan dan dengan cepatnya sambil bercakap-cakap terus-menerus.
Jadi menurut pendapat anda dia tidak akan berhasil, katanya acuh tak acuh.
Tak mungkin! Kata Binder pasti.
Baik kalau begitu, sebab sayang sekali kalau usaha kita yang menguntungkan itu akan terhambat olehnya.
Pemilik rumah makan memutar kunci jam dengan hati-hati.
Dengan mudah dapat saya mengelabui matanya.
Bagus, kerjakan saja! Saya tahu benar, anda itu orang yang cerdik, sedangkan orang itu ternyata sangat bodoh.
Binder memperbaiki sesuatu pada jam, lalu dengan hati-hati sekali menggoyangkan bandulnya. Sambil bekerja itu ia bercakap terus-menerus.
Memang. Saya kira Hantu Hutan itu bukanlah lawannya. Barang siapa yang hendak menangkap Hantu Hutan harus mempunyai akal yang panjang. Saya kira tak berani si dungu itu kembali lagi. Itu pun sesuai dengan kehendak saya. Ia seorang yang lamban, lagi pula saya tak sudi lantai saya diinjak-injak oleh polisi. Kalau tergantung pada saya, orang itu boleh mampus saja.
14 Nah, jam tua ini sudah baik kembali, sudah dapat menunjukkan
jam seperti biasa lagi dan sekarang kita akan......
Ia melompat dari kursi lalu memalingkan badannya. Tiba-tiba wajahnya berubah menjadi tidak keruan. Ia melongo saja, tercengang-cengang melihat pemandangan di hadapannya. Orang yang berdiri di hadapannya bukannya si Kacamata Biru lagi, melainkan yang berambut pirang, yang berkali-kali telah dikatainya si dungu dan si lamban itu.
Apakah dia tadi sudah masuk lagi" tanya tamunya yang baru itu dengan ramah tamah, seolah-olah ia baru saja masuk dan tidak mengetahui apa-apa. Suaranya berlainan sekali dengan si Kacamata Biru itu.
S.....si.apa" tanya pemilik rumah makan separuh
merintih. Dia, yang berkacamata biru itu. jawab orang yang berambut pirang itu acuh tak acuh.
Baru saja ia masih di si....si.....
Anda ini sedang mempertunjukkan kemahiran anda meringkik seperti kuda"
S......s............saya tak tahu apa-apa lagi.
Kalau begitu, memang keadaan anda sudah gawat. Alamat buruk. Suatu tanda, bahwa anda mungkin sudah menderita kehilangan ingatan ataupun sudah agak pikun. Untunglah dapat saya sedikit menolong anda. Anda itu tuan Binder, pemilik rumah makan Lembu Emas dan anda mempunyai seorang saudara, yang bekerja sebagai polisi di kota. Silahkan duduk di sini. Ya, begitu! Katakanlah dahulu, sudahkah kiranya anda menerima sepucuk surat dari saudara anda baru-baru ini" Pemilik Lembu Emas menarik nafas dalam-dalam. Kini tahulah ia, bahwa orang yang dinanti-nantinya itu sedang duduk
15 di hadapannya. Ya, memang benar! Dan apakah isinya" adalah pertanyaan yang berikutnya.
Oleh karena anda sudah tahu semuanya, maka tak perlulah ada yang disembunyikan lagi. Detektip Arndt dari ibu kota akan singgah pada keluarga Adler dan juga akan mengunjungi saya. Saya diminta untuk memberi bantuan sebanyak-banyaknya kepadanya.
Dan sayalah orang itu Sekarang saya pun mengerti juga. Lagi pula orang yang berbaju hitam berkaca mata biru itu mengetahui banyak tentang anda. Awas tuan, ia seorang penjahat yang paling berbahaya; ia ingin menyelundupkan barang-barang.
Ah tidak! Tidak tahukah anda, bahwa ia hanya berpura-pura saja" Ia hanya berbuat demikian untuk mengelabui mata Hantu Hutan dan dengan demikian dapat menangkapnya.
Lega hati Binder mendengar keterangan tadi. Ia dapat mengejapkan mata dan berkelakar lag
i, karena sekarang hal-hal sudah mulai menjadi jelas baginya.
Oh, sekarang saya sudah mulai mengerti! katanya.
Anda dengan tuan yang satu lagi adalah teman sekerja, bukankah demikian"
Bahkan lebih lagi dari pada itu!
Tadinya kira saya, ia benar-benar hendak menyelundup dan untuk mengelabui matanya, saya telah mengarang suatu ceritera.
Itu tidak ada. Akan tetapi perlukah kiranya, anda terus-menerus mengatai saya sebagai bodoh, dungu dan lamban itu"
Saya hanya pura-pura saja tuan! Janganlah berkecil hati, lebih baik katakan saja, di mana teman anda itu sekarang berada.
16 Ia sedang duduk di sini, di tempat saya ini. Hanya pakaian yang dipakainya salah. Saya hendak menggantinya. Perhatikan baik-baik!
Arndt melipat tepi mantelnya ke dalam, lalu mengenakan mantelnya, menarik pada ikat peinggangnya, lalu bermunculanlah sepasang kaki celana yang hitam warnanya.
Kemudian ia menukar rambut palsunya yang pirang dengan yang hitam warnanya, mengenakan kacamata biru, membalikkan kopiahnya dan selesailah sudah penjelmaannya menjadi saudagar penyelundup si Kacamata Biru itu. Bahkan raut mukanya pun nampaknya sudah berubah pula.
Binder mengikuti gerak gerik Arndt dengan perasaan heran bercampur kagum dan gembira. Sekarang ia sudah memperoleh keseimbangannya pula.
Siapa yang dapat mengira! serunya dengan bersemangat. Dua orang yang berlainan yang berada dalam satu tubuh. Memang, dengan jalan demikian orang yang cerdik pun akan dibuat jadi bingung. Masih ada suatu hal, yang saya kurang mengerti: saya telah mengikuti anda ke luar rumah, akan tetapi tiada dapat melihat anda di jalan.
Memang saya juga tiada pergi ke jalan, saya hanya setiap kali berada di dapur dalam rumah anda.
Di dapur" Akan tetapi di situ ada isteri saya serta anak laki-laki dan anak perempuan saya.
Benar. Dan mereka bertiga telah membantu saya.
Apa" Mereka sudah tahu"
Ya memang begitu. Ketika tadi saya tiba di sini, anda tidak ada di rumah; maka saya berkenalan lebih dahulu dengan keluarga anda. Penyamaran-penyamaran yang telah saya lakukan itu untuk menguji ketajaman pemandangan serta daya pikir anda,
17 dapatkah anda dengan bantuan sifat-sifat itu mengenali diri saya meskipun dalam penyamaran"
Ketajaman pemandangan serta daya pikir saya" kata pemilik rumah makan mengulangi kata-kata yang baru didengarnya, lalu ia menggaruk-garuk belakang telinganya.
Cukuplah sekian keterangan itu. Silakan duduk-duduk sajalah di sini! Untunglah kita sendiri saja di sini. Dapatkah kita bicara dengan leluasa"
Anda tak usah khawatir tentang hal itu. Sekarang sudah bukan waktunya menerima tamu lagi.
Saudara anda menyuruh saya datang kepada anda dan ia percaya anda dapat memberi bantuan kepada saya.
Saya tidak akan mengecewakan anda. Sungguhpun saya masih belum mengetahui tujuan sebenarnya dari pada anda, namun jika anda berniat untuk menangkap Hantu Hutan, maka tujuan saya pun akan sejalan. Hanyalah satu hal yang ingin saya peringatkan: pekerjaan itu sangat susah maupun berbahaya. Maka hasilnya pun akan dibuat lebih berharga, tuan Binder! Sudah tiba waktunya untuk menghentikan kegiatan-kegiatan Hantu Hutan selama-lamanya!
Dan apakah yang harus saya kerjakan dalam hal ini" Untuk sementara masih belum ada pekerjaan-pekerjaan yang ditentukan. Saya hanya memerlukan beberapa orang kepercayaan di sana-sini. Maka saya ingat juga akan anda.
Itu suatu kehormatan bagi saya.
Selanjutnya saya ingin bertanya, apakah anda tiada berkeberatan, bila perlu kadang-kadang saya bermalam di rumah anda"
Tentu saja tidak. Setiap waktu akan saya sediakan suatu kamar tamu, tempat anda dapat bermalam sesuka hati.
18 Bagus, kata Arndt sambil mengangguk. Untuk sementara pembicaraan mengenai hal itu saya anggap sangat penting. Sekarang saya harus pergi. Tak lama kemudian saya akan kembali lagi dan akan saya hargai sekali, jika kamar itu sudah disiapkan Bila saya suatu kali datang dalam keadaan menyamar, maka saya akan membisikkan kata orang asing secara yang tidak menarik perhatian orang kepada anda, supaya anda dapat mengenali saya.
Ia berjabatan tangan dengan pem
ilik rumah makan dan barulah sekarang pemilik rumah makan itu dapat melihatnya lalu di jalan.
BAB VI Berita Kode Beberapa jam kemudian seorang laki-laki berjanggut dan berambut merah memasuki ruang tamu rumah makan Lembu Emas. Ia berpakaian sederhana seperti orang-orang di daerah itu, akan tetapi kita tidak mendapat kesan ia seorang pekerja biasa. Ia memberi isyarat kepada pemilik rumah makan untuk mengikutinya dan mereka berdua bersembunyi di balik pintu ruang bawah tanah yang sedang terbuka.
Apakah kehendak tuan" tanya pemilik rumah makan. Orang asing, bisiknya.
Astaga, anda dapat menjelma demikian rupa, sehingga menjadi sulit sekali menerkanya! kata Binder keheran-heranan. Akan tetapi anda datang tepat pada waktunya. Saya ada khabar yang penting bagi anda.
Benarkah" Begitu cepatnya" Kawan semacam itulah yang berguna bagi saya. Ada apa"
Satu jam yang lalu duduklah di sini dua orang, yang belum pernah ke mari. Berkat peringatan-peringatan yang anda berikan kepada saya, maka saya menjadi curiga. Saya membiarkan mereka duduk sendiri, akan tetapi saya berusaha mendengarkan percakapan mereka dari belakang pintu. Mereka berbicara berbisik-bisik dan saya hanya dapat menangkap pembicaraan mereka tentang sebatang pohon eik yang besar, tempat mereka dapat menemukan pesan-pesan dari pimpinannya. Kira-kira setengah jam yang lalu mereka pergi lagi.
Tiga puluh menit yang lalu" Maka jangan buang-buang waktu lagi. Berjalan kaki memakan waktu terlalu lama. Dapatkah saya
1 menyewa seekor kuda di sekitar sini"
Hm. Saya dapat meminjamkan anda seekor kuda yang sudah agak tua. Dapatkah anda naik kuda"
Dapat. Akan tetapi saya lupa. Agak berbahaya juga. Kuda itu sudah selama satu tahun tidak pernah ditunggangi orang.
Tidak apa. Saya rasa akan dapat juga menungganginya. Saya harus cepat-cepat ke situ, tak peduli bagaimana caranya. Besok saya kembalikan atau saya suruh kembalikan lagi kuda itu. Beres, kata pemilik rumah makan, lalu bergegas-gegas ke kandang kuda.
Beberapa menit kemudian Arndt memacu kudanya pada senja hari ke luar kota. Ketika ia sampai ke Hohenthal, ia menyimpang darijalan biasa; ia tidak mau dilihat orang, supayajangan menjadi bahan tontonan. Tak lama kemudian ia membelok lagi ke arah, yang menuju ke rumah penjaga hutan. Di situ dilihatnya di hadapannya sedang berjalan seseorang, yang segera dikejarnya. Dihentikannya kudanya.
Hai, andakah itu" Selamat sore!
Eduard Hauser memandangi orang yang berkuda itu keheran-heranan.
Selamat sore! jawabnya. Apa kehendak anda"
He, mengapa begitu" Benar juga, anda tidak mengenali saya. Arndt memegang berturut-turut telinga kiri dan telinga
kanannya. Saya adalah........
Wah, saya benar-benar tidak dapat mengenali anda. Untunglah saya bertemu dengan anda, sebab saya memang sedang dalam perjalanan ke tempat anda.
Ke tempat saya" Apakah anda telah menemukan sesuatu" Anak muda itu mengangguk.
2 Penting tidaknya tidak saya ketahui dengan pasti akan tetapi saya kira, telah menemukan sesuatu yang penting,
bahwa........ Arndt memotong perkataannya.
Tunggu dulu! Saya kira keterangan anda itu tidak dapat selesai dengan sepatah dua patah kata saja. Sebenarnya saya tak ada banyak waktu, karena saya harus cepat-cepat pulang. Akan
tetapi saya akan turun dahulu dan......
Sekarang giliran Eduard yang memotong perkataan Arndt itu. Jangan, jangan! Anda berkuda perlahan saja. Bahkan boleh anda larikan kuda anda lebih kencang sedikit. Saya masih muda dan sehat. Saya dapat mengikuti anda. Dengan demikian anda tidak membuang-buang waktu dan sekaligus dapat mendengar ceritera saya.
Baik, kata Arndt sambil mengangguk. Mari kita jalan lagi! Dan katakan saja apa yang perlu dikatakan.
Dengan berpegangan pada kekang kuda dengan tangan kanannya ia berjalan bersama Arndt menuju ke rumah penjaga hutan. Sambil berjalan ia berceritera tentang pengalamannya.
Anda harus tahu, bahwa tadi saya meluangkan waktu pergi ke rumah penginapan untuk minum bir segelas.
Masa, kata Arndt sambil tersenyum.
Ya, saya minum bir itu bukan tanpa alasan, karena seorang kenalan ayah telah meny
uruh saya pergi ke rumah penginapan untuk menyelesaikan sesuatu.
Jadi saya datang ke rumah penginapan itu. Ketika itu hari sudah sore. Ketika saya masuk ke dalam ruang tamu, saya lihat di situ sudah ada dua orang tamu, yang belum saya kenal. Saya hanya melihat mereka sepintas lalu saja, akan tetapi melihat gelagatnya mereka itu bukanlah orang baik-baik. Tiba-tiba saya
3 lihat, bahwa salah seorang menatap muka saya dan menggosok-gosok matanya. Kalau hanya itu saja yang saya lihat, masih belum saya curiga, akan tetapi orang yang satunya lagi berbuat demikian juga. Tiba-tiba pintu terbuka dan masuklah beberapa orang lagi melalui pintu itu. Mereka semuanya menggosok matanya. Itu kelihatannya agak mencurigakan.
Arndt mendengarkan ceritera itu dengan penuh perhatian lalu mengangguk sedikit.
Bagus, Eduard Hauser. Anda mempunyai bakat untuk menyelidiki sesuatu. Akan tetapi ingin saya ketahui: dengan tangan sebelah mana mereka menggosok dan mata sebelah mana"
Semuanya dengan tangan kanan menggosok mata sebelah kanan juga.
Jadi mereka menggunakan suatu tanda pengenal. Dan selanjutnya: siapakah mereka yang masuk itu"
Orang-orang yang tidak begitu dikenal di daerah ini.
Dan apakah mereka berbicara dengan dua orang yang lebih dahulu datang itu"
Mereka duduk mengelilingi meja itu juga dan agaknya membicarakan sesuatu. Akan tetapi apa yang dibicarakan mereka itu bukanlah hal-hal yang mencurigakan. Saya telah mendengarkan percakapan mereka agak lama. Karena itu saya memesan juga bir satu gelas. Saya berusaha supaya tidak menarik perhatian mereka. Akan tetapi akhirnya saya harus pergi juga. Saya khawatir, kalau-kalau pemilik rumah penginapan atau orang-orang desa itu menaruh curiga. Sudah diketahui umum, bahwa saya tidak mempunyai uang cukup untuk minum-minum di suatu kedai.
Dan apakah yang anda lakukan kemudian" Apakah anda telah
4 memata-matai mereka untuk mengetahui, apa yang diperbuat mereka"
Memang itulah yang hendak saya lakukan. Akan tetapi itu akan memakan waktu lama juga. Tiba-tiba terlintaslah sebuah pikiran yang baik. Saya ingat akan pohon eik yang besar itu, yang menurut anda mungkin merupakan tempat bertemu gerombolan penyelundup itu. Hal itu saya ketahui dari penjaga hutan Adler, ketika saya atas suruhan anda pergi kepadanya menanyakan tentang tanda pengenal. Pikiran, bahwa mungkin mereka nanti akan bertemu lagi dekat pohon itu tak dapat lepas dari ingatan saya. Oleh karena itu cepat-cepat saya pulang untuk mengambil sehelai kain seprai, yang sekarang saya bawa di bawah baju saya. Kemudian hendak ke tempat anda untuk mengajak anda pergi bersama-sama memata-matai mereka.
Anda telah bekerja baik, demikian diterangkan oleh Arndt. Apa lagi sangat saya hargai, bahwa terpikir juga oleh anda akan membawa kain seprai itu. Ikut sajalah ke rumah penjaga hutan! Atau, begini lebih baik lagi. Anda pergi dahulu ke pohon eik itu. Saya pulang ke rumah untuk kemudian menyusul anda ke pohon eik itu. Dapatkah kiranya anda menyelinap ke tempat itu tanpa diketahui orang"
Ke pohon eik itu, maksud anda" Pasti dapat. Tak akan diketahui orang.
Baik, maka kerjakanlah. Jadi anda pergi ke pohon eik itu, lalu mengamat-amati kelakuan para penyelundup itu. Saya akan datang tak lama lagi. Bila saya tak salah, dekat pohon eik itu ada juga sebatang pohon cemara yang besar. Benarkah demikian" Benarlah, ada sebatang pohon cemara.
Dahan-dahannya di sebelah bawah sangat rapat tumbuhnya dan bergantungan sampai ke tanah. Itulah merupakan tempat
5 perlindungan yang istimewa. Akan tetapi berhati-hatilah, jangan sampai menyinggung-nyinggung pohon, sehingga saljunya berjatuhan.
Arndt melanjutkan perjalanannya. Sesampainya di rumah penjaga hutan, maka ia disambut oleh Adler, yang sengaja keluar untuk melihat penunggang kuda dengan kudanya itu dari dekat tanpa mengenalinya.
Arndt tertawa dan memegang dengan tangan kanannya telinga kiri dan kemudian telinga kanannya.
Masakan anda tidak kenal akan saudara sepupunya.
Wah, andakah itu" Dari mana anda mendapat kuda itu" Dari Lembu Emas . Dapat anda menyimpannya di sini" Tentu dapat! Saya
akan menaruhnya dalam kandang. Pembantu kami akan mengembalikannya besok pagi, jika anda sudah tidak memerlukannya lagi. Silakan masuk saja dahulu ke dalam kamar anda. Di situ agak panas.
Terima kasih, akan tetapi saya harus pergi lagi. Tolong minta disediakan makanan di kamar saya, yang akan saya makan sekembali saya.
Adler si tua itu mengangguk menyatakan setuju. Lalu ia mendekatkan kepalanya ke telinga saudara sepupunya.
Hati-hatilah, sepupu! Tadi datang ke mari seorang penjaga perbatasan; seorang anak muda yang kerap kali ke mari. Ia mempercayai saya, karena ia tahu, bahwa saya dapat menyimpan rahasia. Katanya, bahwa mereka nanti malam akan mengadakan penyerbuan.
Apakah nama tempatnya juga disebut"
Dia sendiri masih belum mengetahuinya, akan tetapi pada persiapannya dibicarakan tentang penangkapan burung pipit .
6 Haha. Ia tidak mau membocorkan rahasia, tetapi ingin juga memberi keterangan yang jelas. Maka disindir-sindirnya suatu tempat yang mengandung nama yang mirip dengan itu. Lihat saja nanti!
Arndt berlari naik ke atas, menanggalkan alat-alat penyamarannya, mengemasi barang-barang yang diperlukannya, lalu menyelinap ke pohon eik itu tidak secara langsung, melainkan melalui jalan-jalan memutar. Ketika hampir sampai di pohon eik itu dilihatnya ada orang yang menuju ke arahnya. Cepat-cepat ia bersembunyi ke balik pohon dan membiarkan orang itu lalu. Kini Arndt melanjutkan perjalanannya dengan lebih hati-hati lagi dan akhirnya ia sampai ke pohon cemara yang rindang itu yang letaknya dekat pohon eik yang besar itu.
Ia membungkuk dan merangkak ke bawah dahan-dahan yang penuh dengan salju itu.
Saya di sini, bisik Eduard. Anda ke mari saja, saya dapat bergeser sedikit.
Frans Arndt merangkak dengan hati-hati sekali, sehingga tak ada salju jatuh ke bawah. Di situ mereka berbaring sebelah-menyebelah. Tak ada orang yang dapat melihat, bahwa di tempat itu ada dua pasang mata serta telinga yang sedang mengamat-amati.
Saya telah menjumpai seseorang tadi. Sudah adakah orang yang datang ke pohon eik itu"
Sudah beberapa orang. Apakah anda juga dapat mengenalinya"
Tiada seorang pun yang dapat saya kenali. Mereka semuanya berkedok. Mereka meraba-raba batang pohon eik itu dan menyalakan juga sebatang korek api.
Korek api" Itu suatu kecerobohan, yang tidak kita duga
7 dapat diperbuat oleh para penyelundup itu. Dan selanjutnya bagaimana" Apakah yang terjadi kemudian"
Mereka memegang suatu benda dalam tangannya, mungkin sepotong kertas dan mereka membacanya.
Tentunya ada perintah atau petunjuk yang tertulis di atas kertas itu. Apakah kertas itu dibawa mereka pergi"
Tidak. Sepanjang penglihatan saya, mereka memasukkannya lagi ke dalam pohon itu.
Jadi harus ada lubang di batang pohon eik itu! Hanya agak sukar menemukannya. Mungkin lubang itu tersembunyi di belakang kulit pohon yang dapat dilepaskan, akan tetapi hal itu
akan kita lihat nanti....sst! diam!
Sesosok tubuh berjalan mengarungi salju. Ia menghampiri pohon itu, mengangkat tangannya ke atas ke arah batang pohon, kemudian menariknya kembali, lalu menggoreskan sebatang korek api. Berkat mata Arndt yang tajam dapat dilihatnya sepotong kertas dalam tangan orang itu. Nampaknya orang itu mengembalikan lagi kertas itu di pohon yang tua itu, lalu ia cepat-cepat pergi lagi dari situ.
Sudahkah anda perhatikan baik-baik tadi" tanya Arndt. Sudah. Orang itu pun tidak saya kenali. Akan tetapi saya tahu tingginya tempat persembunyian itu. Mari kita cepat-cepat pergi ke situ!
Janganlah kita terburu nafsu; tunggu sebentar lagi!
Lama mereka menunggu. Setelah dilihatnya keadaan sudah aman, mereka keluar dari tempat persembunyiannya, lalu berjalan di atas jejak orang yang sudah terdapat di atas salju itu, menuju ke pohon eik itu. Eduard meraba-raba sepanjang batangnya.
Di sini saya dapat meraba kulit pohon yang sudah kering,
8 katanya. Nah inilah, saya telah menemukannya. Kita tinggal menariknya saja. Ini pegangan suatu peti, yang tepat masuk ke dalam lubang berbentuk bujur sangkar di dalam batang. Lihat saja sendiri, tuan Arndt!
Ia memegang sesuatu di d alam tangannya. Arndt memalingkan mukanya ke arah pohon itu, menyelubungi tubuhnya dengan kain seprai yang telah dibawanya, lalu menyalakan lenteranya yang kecil itu sebentar.
Bis surat yang agak aneh! katanya. Kita sekarang berada dalam keadaan perang, maka tak usahlah memusingkan kepala dengan undang-undang kerahasiaan dalam surat menyurat. Berikan saja surat itu kepada saya! Akan saya baca! Haha, suatu perintah dari markas besar: Tepat pukul satu di Lembah Hutan. Hm! Kita berhadapan dengan orang-orang yang sangat licin, maka kita harus selalu waspada, supaya jangan terpedaya oleh mereka. Mereka telah menyebarkan berita-berita palsu untuk memperdayakan duane. Berita-berita itu mengatakan, bahwa gerombolan penyelundup akan berkumpul di Lembah Burung Pipit, padahal tempat berkumpul mereka yang sebenarnya ialah di Lembah Hutan. Laknat! Akan tetapi jangan lama-lama lagi di sini. Letakkan semua benda di tempatnya lagi! Kita harus ke
Lembah Hutan, kalau tidak.......
Eduard memasukkan peti dengan suratnya itu ke tempatnya di batang pohon itu. Kemudian Arndt menariknya pada lengannya.
Ada orang! Cepat-cepat ke bawah pohon cemara! Akan tetapi jagalah, supaya jangan membuat jejak-jejak baru, nanti kita diketahui mereka!
Dengan terselubung kain seprai itu mereka bersama-sama merangkak-rangkak di atas salju, lalu menghilang lagi ke
9 bawah pohon cemara. Benar juga. Belum ada semenit kemudian muncullah seorang penyelundup lagi. Ia menggoreskan sebatang korek api, membaca perintah itu, lalu pergi lagi. Nyata, bahwa para penyelundup itu harus tunduk pada peraturan yang ketat, karena setiap orang berusaha untuk berjalan di atas tapak-tapak kaki yang sudah dibuat oleh kawan-kawannya yang lebih dahulu, sehingga membuat jejak-jejak itu kabur. Setelah orang itu tiada kelihatan lagi, keluarlah Arndt dari tempat persembunyiannya.
Dapatkah anda tahan diam di sini sejam lagi" tanyanya kepada Eduard.
Mengapa tidak" Baik, kalau begitu, saya akan pergi dahulu ke Lembah Burung Pipit.
Dapatkah anda menemukannya"
Anda tidak usah khawatir. Nantikanlah saya di tempat ini sampai saya kembali lagi. Dari Lembah Burung Pipit ke Lembah Hutan itu jaraknya agak jauh juga, kira-kira sejam perjalanan. Duane harus segera diberitahu untuk dapat menggagalkan rencana gerombolan penyelundup. Saya rasa dalam satu jam saya sudah kembali lagi.
Lembah Hutan itu suatu lembah, yang penuh ditumbuhi pohon-pohon, yang terdapat di tengah-tengah hutan lebat, berbentuk seperti sudut lurus sampai ke perbatasan. Lembah Burung Pipit letaknya kira-kira satu jam perjalanan dari situ. Lembah itu merupakan tempat yang tandus berbatu-batu dan sunyi. Setelah Arndt sampai ke tempat itu ia berhenti lalu bersiul.
Tak ada sesuatu yang bergerak.
Di balik sebuah batu karang dekatnya berjongkoklah dua orang penjaga perbatasan.
Cerdik benar ia! bisik yang seorang kepada yang seorang
10 lagi. Ia memancing-mancing untuk mengetahui apakah ada orang di sini.
Maka kita pun tiadalah begitu bodoh untuk memberitahukannya. Bila diketahuinya kita ada di sini rencana kita akan menangkap mereka akan menjadi kacau-balau. Dan itulah memang kehendak mereka.
Arndt bersiul sekali lagi, akan tetapi tiada berhasil pula.
Apakah di sini ada juga orang-orang duane" tanyanya keras-keras.
Kurang ajar benar! geram salah seorang penjaga perbatasan. Tangan saya menjadi gatal, ingin menamparnya di mukanya sekali. Atau lebih baik lagi pukul saja dengan gagang senapan kepalanya!
Akan tetapi kawannya menariknya pada ikat pinggangnya.
Cepat pindah ke sebelah sana! Ia akan lewat di sini!
Mereka berjalan mengendap-endap secepat mungkin, lalu berdiam diri tanpa bergerak, siap sedia untuk langsung bertindak. Arndt sekarang sudah dekat sekali dari mereka dan mempelajari jejak-jejak di atas tanah. Tiba-tiba terdengarlah oleh penjaga perbatasan Arndt tertawa geli.
Dengarkanlah, tuan-tuan, katanya agak keras, sudah saya lihat kartu nama anda di atas salju. Janganlah suruh saya berjalan empat langkah lagi untuk sampai kepada anda! Saya telah bersusah payah mencari anda, karena saya ada berita yang
penting. Akan tetapi sampai sekarang masih tetap sunyi keadaannya.
Baik, kata Arndt dengan suara yang keras, kalau begitu, saya akan berjalan beberapa langkah lagi. Maka tuan-tuan akan dapat menyaksikan sendiri, bahwa saya tiada berkawan.
Setelah mengucapkan perkataan itu ia berjalan dengan
11 tenangnya. Karena itu para penjaga perbatasan mulai menaruh kepercayaan kepadanya. Sekonyong-konyong muncullah seorang keluar dari tumpukan salju. Di dalam tangan kirinya ia memegang sebilah pisau belati dan di dalam tangan kanannya sepucuk pistol.
Berhenti! serunya memerintah dengan suara tertahan-tahan. Diam di tempat dan bicaralah perlahan-lahan. Siapakah anda"
Hantu Pegunungan Batu Karya Karl May di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Masukkan saja besi penembak itu ke dalam saku anda, karena benda-benda itu mempunyai kebiasaan yang buruk, yaitu dapat
meletus dengan sendirinya, dan.......
Seperti sudah menurut perjanjian, maka bermunculanlah pada ketika itu beberapa sosok tubuh dari balik batu karang yang besar. Dan hingga sekarang pun pistol itu diarahkan secara mengancam kepada diri Arndt.
Apakah ini sesuatu lelucon" seru penjaga perbatasan kesal. Lelucon" jawabnya. Tak sedikit pun terpikir oleh saya membuat lelucon di tempat seperti ini pada jam ini dan dalam cuaca seburuk ini. Tidak, sebaliknyalah saya datang ke mari untuk mencegah orang-orang lain yang tiada mengenal peri kemanusiaan akan membuat lelucon dengan anda. Orang-orang lain" Siapakah maksud anda"
Anda di sini sedang mengadang gerombolan penyelundup, akan tetapi mereka sekali-kali tidak berniat lewat di sini. Anda telah diperdayakan oleh mereka. Orang-orang yang anda nantikan kedatangannya akan melewati perbatasan di daerah lain, yaitu melalui Lembah Hutan.
Anda janganlah melebih-lebihkan lelucon, tuan!
Anda mempunyai kebiasaan yang sungguh aneh untuk memperlakukan orang-orang yang dengan suka rela ingin
12 membantu anda! bantah Arndt. Takutkah kiranya anda kepada saya" Itu tidak masuk di akal. Orang-orang anda begitu banyaknya, sedangkan saya seorang diri saja. Jadi tenangkan hati anda dan silakanlah membaca apa yang tertulis di atas kartu ini.
Perwira perbatasan menerima kartu itu dengan tangan teranjur, lalu berusaha membacanya. Akan tetapi hari terlalu gelap untuk dapat membaca tulisan pada kartu itu.
Gunther, ambil lentera! Salah seorang dari duane menyinari kartu itu dengan lentera. Pemegang kartu ini bila memerlukannya harus diberi bantuan sebanyak mungkin oleh instansi mana pun.
Di bawahnya terdapat tanda tangan komisaris polisi ibu kota lengkap dengan capnya yang besar.
Astaga! kata perwira perbatasan itu dengan suara tertahan-tahan seraya memasukkan pistolnya kembali ke dalam selubungnya. Mengapa tidak segera anda katakan siapakah anda sebenarnya"
Karena anda lebih suka bersembunyi dan juga karena anda menerima saya dengan rasa curiga.
Maaf tuan. Kami berbuat begitu karena kami harus berhati-hati sekali. Kami berhadapan dengan penjahat-penjahat ulung. Itu pun saya ketahui, maka dari itu saya ke mari. Gerombolan penyelundup berkumpul pukul satu tepat di Lembah Hutan. Kurang ajar! Dan kami sudah lebih dari satu jam di sini dengan gigi gemeretuk kedinginan. Akan tetapi anda harus mengerti, bahwa sekarang kedudukan saya adalah serba salah. Bila saya turuti nasehat anda, maka haruslah saya menarik
mundur pasukan saya dari daerah ini, dan.......
.....dan anda dapat mengadakan penyerbuan terhadap
13 gerombolan penyelundup di daerah sana, dilanjutkan oleh Arndt.
Atau, kata perwira itu ragu-ragu, karena ia masih sedikit merasa curiga, mungkin juga inilah siasat mereka, supaya saya menarik mundur pasukan saya, sehingga membiarkan mereka tanpa rintangan melalui daerah ini menyeberangi perbatasan!
Arndt mengangkat bahunya.
Anda mengerti, bahwa saya hanya dapat memberi nasehat. Saya tidak berwenang untuk memaksakan anda mengambil tindakan. Maka terserahlah pada kebijaksanaan anda. Selamat malam.
Setengah jam kemudian Arndt sudah kembali lagi, lalu merangkak ke bawah pohon cemara menduduki tempat di sebelah Eduard.
Apakah tadi telah terjadi sesuatu lagi" tanyanya dengan berbisik.
Masih ada beberapa orang penyelundup lagi yang membaca surat itu, akan tetapi sekarang sudah sejak seperempat jam tak ada lagi yang datang.
Namun menurut pendapat saya lebihbaik kita masih menunggu lagi. Kita harus sabar. Apakah anda sudah kedinginan"
Saya masih tahan di sini.
Masih seperempatjam lagi mereka menunggu, sudah itu mereka memberanikan diri keluar dari tempat persembunyiannya, lalu berjalan menuju pohon eik itu.
Saya rasa sekarang tidak ada lagi orang yang akan mengganggu kita, kata Arndt. Mari kita melihat ke dalam bis surat dahulu!
Ia menarik kulit pohon yang kering itu lalu peti itu sudah ada di tangannya. Terangilah! perintahnya. Inilah lentera saya
14 dengan korek apinya. Nyalakanlah!
Eduard mengerjakan apa yang diminta dari padanya, lalu Arndt menerangi peti itu. Kertas dengan pesan tertulisnya masih ada di dalamnya. Eduard hendak memasukkannya kembali ke dalam pohon itu, akan tetapi Arndt memegang lengannya.
Tunggu dulu! Dasar peti itu kelihatannya seperti direkati kertas. Benar juga, dan ada juga tulisannya!
Didekatkannya kertas itu pada sinar lampu lalu diperiksanya dengan teliti.
Tulisan itu terdiri dari angka-angka, katanya akhirnya.
Tunggu, akan saya salin sebentar; kita tidak boleh terlalu lama di sini!
Diambilnya buku sakunya lalu disalinnya angka-angka itu:
11. 12. 7. 6. 13. 17. 6. 16.
15. 26. 6. 25. 22. 8. 24. 19. 26. 24. 19. 7.
Selesai menyalin ditiupnya api lentera itu, dimasukkannya buku itu ke dalam sakunya, lalu ditaruhnya peti itu ke dalam tempatnya yang semula.
Tahukah anda apa maksud angka-angka itu" tanya Eduard.
Belum jelas sekali! Akan tetapi saya kira sebuah tulisan rahasia. Sekarang kita harus pergi juga. Marilah!
Ke mana" Ke desa. Dapat kita capai lebih cepat dari pada ke rumah penjaga hutan. Saya harus menafsirkan tulisan rahasia itu dan anda dapat menolong saya.
Kita pergi saja ke rumah saya, tuan Arndt! Orang tua saya tentunya sudah tidur dan yang lain pun juga.
Baiklah, kita ke sana saja!
Mereka tidak bertemu dengan orang lain dan sampai ke
15 rumah keluarga Hauser dengan tidak menarik perhatian. Arndt melayangkan pandangnya ke segenap penjuru, lalu menggeleng kepalanya.
Jadi di sinilah anda tinggal, hidup dan bekerja! katanya perlahan-lahan, terharu sekali. Kita berharap, mudah-mudahan anda lekas dapat bebas dari segala sengsara.
Mereka duduk pada suatu meja dan Arndt mengeluarkan buku kecilnya dari dalam sakunya. Eduard turut menyalin angka-angka itu, supaya ia dapat membantu Arndt dalam menafsirkan surat rahasia itu.
Nampaknya seperti tiga patah kata, kata Arndt.
Kalau begitu, maka setiap angka berarti satu huruf. Mungkin. Akan tetapi angka yang mana menunjukkan huruf yang mana pula" Itulah persoalannya.
Barangkali sederhana sekali: urutannya sama dengan urutan abjad a b c.
Itu terlalu mudah diterka! Akan tetapi boleh kita uji kebenarannya.
Namun dengan tafsiran demikian, maka angka-angka pada baris pertama tidak menjadi sepatah kata yang mengandung arti.
Tidak dapat dipecahkan dengan cara demikian, kata Eduard kecewa.
Jangan begitu cepat menjadi putus asa, kata Arndt dengan tersenyum. Akan tetapi mestinya kode itu tidak terlalu sulit dipecahkan, karena para penyelundup itu bukanlah orang-orang terpelajar. Maksud saya, penyelundup yang paling bodoh pun harus dapat memecahkan kode itu, misalnya penyelundup yang baru saja melek huruf.
Benarlah demikian! 16 Dan yang paling sederhana untuk orang-orang semacam itu ialah kode yang berdasarkan abjad dengan urutannya terbalik, jadi mulai dengan huruf Z dan berakhir dengan huruf A. Benar juga. Urutan terbalik! kata Eduard dengan gembira. Kalau begitu, maka huruf Z adalah nomor 1 dan huruf A adalah nomor 26!
Benar demikian! Eduard berusaha memecahkan kode itu dengan cara yang baru ditemukan. Setelah beberapa lamanya mencahari, maka tiba-tiba ia meluruskan badannya.
Dapat juga! Ditulisnya angka-angka itu menjadi satu baris dan di bawahnya ditulisnya huruf-huruf abjad yang bersangkutan seperti berikut: 11. 22. 7. 6. 13. 17. 6. 16.
Petunjuk Jadi kata yang pertama itu berbunyi: petu
njuk. Bagus! kata Frans Arndt sambil memuji. Kemudian dibuat Eduard demikian pula dengan dua baris angka-angka yang berikutnya, maka keluarlah sebagai hasilnya kata-kata berikut: 15. 26. 6. 25. 22.
Laube 8. 24. 19. 26. 24. 19. 7 Schacht
Nah, sekarang kita sudah lebih maju lagi: Petunjuk Laube Schacht! kata Arndt. Akan tetapi sekarang ia mengerutkan
dahinya. Tunggu dulu, Laube........Laube.........! Bukankah
dia....... Benarlah! kata Eduard membantunya. Kepala pekerja tambang bernama demikian.
Bagus! Bapak Laube! Orang macam apakah dia"
17 Orangnya kurang ramah dan licin cerdik, demikian keterangan Eduard. Ia tak dapat dikatakan jahat, maupun baik.
Biasanya orang demikian yang paling tidak dapat dipercayai.
Bilamana waktu kerjanya"
Hanya pada malam hari. Di mana tinggalnya" Di ataskah, dekat tambang"
Benarlah. Rumahnya terletak berhadapan dengan sebuah gudang tua, dekat cerobong asap yang besar. Apakah anda ingin bicara dengannya"
Kemudian. Untuk hari ini kita sudah harus merasa puas. Mulai dari sekarang selalu anda harus mengingat akan dua hal, yaitu: bersikap hati-hati dan hemat dengan perkataan! Janganlah pergi ke pohon eik itu lagi, kalau tidak sangat perlu. Demikian juga dengan peti surat itu, jangan dibuka lagi, kalau tidak sangat perlu.
Saya akan memenuhi segala perintah anda. Bilamana anda memerlukan saya lagi"
Saya belum tahu. Sebetulnya pikir saya besok malam. Akan tetapi teringat oleh saya, bahwa besok malam akan diselenggarakan pesta itu.
Eduard, yang tadinya bersemangat dan sigap itu, tiba-tiba menundukkan kepalanya seperti karena merasa berdosa. Benarlah. Besok ada pesta dansa berkedok itu.
Dan anda benar-benar hendak menghadirinya"
Ya, terpaksa juga. Di bibir Arndt bermain senyum kecil.
Ya, sudah barang tentu. Pada usia yang tertentu maka urusan yang ada hubungannya dengan asmara itu merupakan urusan
18 yang teramat penting. Saya sekali-kali tidak berkeberatan, demikian dilanjutkannya, ketika dilihatnya, bahwa Eduard agak cemas melirik kepadanya. Akan tetapi agak sulit bagi saya untuk mengesampingkan perasaan saya, bahwa perkara ini agak kurang beres. Anda hendak menyelundup masuk ke dalam pesta dan anda ingin melindungi Engeltje. Bagaimana caranya dapat mengerjakan hal itu"
Maksud anda: melindungi" tanya Eduard tanpa berpikir panjang.
Bukan itu. Maksud saya tentang cara masuknya dengan menyelundup itu. Coba ceriterakanlah saja! Anda dapat mempercayai saya.
Ketika Eduard berada di kota dan menerima lencana, selanjutnya menulis surat dengan tujuan, supaya saudagar Strauch tidak berani menghadiri pesta itu, kemudian menandatangani surat itu dengan Hantu Hutan , maka bukanlah maksudnya untuk berbuat jahat. Ia telah berlaku terlalu berani dan ceroboh, seperti kerap kali juga dilakukan oleh anak-anak muda sebaya dengan dia. Dan bila ia terpaksa menggunakan siasat yang dapat menimbulkan bahaya bagi dirinya itu, maka hal itu dikerjakannya bukan karena dorongan pribadinya, melainkan karena dorongan keadaan terjepit. Ia seorang anak desa Hohenthal dari kalangan penenun miskin, tempat Hantu Hutan merajalela; Hantu Hutan yang ditakuti oleh rakyat dan yang harus diterima oleh rakyat sebagai unsur jahat yang tak terelakkan dan sebagai suatu kenyataan yang harus masuk dalam perhitungan mereka.
Itu merupakan semacam dunia maya. Akan tetapi aneh benar, berkat ketajaman penglihatan detektip ulung itu, maka dunia maya dalam batin Eduard itu runtuh, menjadi hancur luluh. Ia merasa malu atas pekerjaan yang telah dilakukannya, lalu
19 berjuang dalam dirinya supaya mendapat keberanian untuk mengakui kesalahannya.
Kini ia sudah sampai pada batas itu. Maka ia mengakui segala perbuatannya dan menceriterakan tentang surat itu.
Sekarang terjadilah, apa yang diam-diam sangat ditakutinya. Mula-mula Arndt hampir-hampir tidak percaya; kemudian air mukanya menunjukkan sikap mengecam dan menolak. Suaranya pun terdengar keras dan mengecam.
Benar-benar salah melakukan perbuatan itu. Apakah anda sedikit pun tidak sadar akan bahaya besar yang mungkin dapat mengancam anda di segenap pihak"
Den gan surat itu" tanya Eduard kemalu-maluan.
Benar! kata Arndt tegas dan pendek. Justru dengan surat itu! Anda kan bukan anak kecil lagi. Lambat laun anda harus mengetahui apa yang boleh dan apa yang tidak boleh diperbuat. Surat itu dapat dipakai sebagai bukti kepalsuan dalam surat-menyurat, malah lebih lagi dari itu!
Anak muda yang masih dusun itu hampir-hampir tiada mengerti jalan pikiran detektip yang sudah lebih banyak makan asam garam dunia itu, akan tetapi justru hal itu memperkuat rasa simpati Arndt terhadap anak itu. Maka Arndt pun tidak mengganggunya lagi dengan pertanyaan-pertanyaannya, karena hal yang sudah lalu itu tak kuasa kita mengubahnya lagi.
Baik, katanya, biarkanlah yang sudah-sudah itu. Nasi sudah menjadi bubur. Surat itu sudah tertulis dan kita harus memperhitungkan juga segala akibat, yang mungkin dapat ditimbulkannya. Tetapi yang sudah nyata ialah, bahwa surat itu sangat mempermudah anda memasuki pesta itu. Pergilah ke situ
dan jagalah kekasih anda Engeltje! Saya........ saya mungkin
akan menugaskan diri saya untuk memegang pimpinannya.
20 Maka pada malam itu Eduard Hauser dengan segala rendah hati harus tinggal seorang diri, sedangkan Arndt agak berkesal hati berjalan menuju rumah penjaga hutan.
Sesampainya di situ ditemukannya makanan yang sudah dipesannya sudah disediakan dalam kamarnya. Akan tetapi ia makan tanpa selera, meskipun ia sudah agak lapar. Selesai makan diambilnya buku sakunya, lalu ia mengenangkan kembali kejadian-kejadian yang baru dialaminya. Lembah Hutan dan Lembah Burung Pipit itu berturut-turut terbayang-bayang di hadapan matanya, sehingga tak dapatlah ia memusatkan perhatiannya kepada bukunya itu. Tiba-tiba terdengar olehnya bunyi tembakan.
Bukan hanya tembakan itu yang didengarnya, melainkan juga tembakan-tembakan berikutnya yang dengan gencar mengikuti tembakan yang pertama itu. Diperhatikannya baik-baik. Itu tembakan senapan, ia tahu segala sesuatu tentang penembakan itu.
Ia pun bukan satu-satunya, yang telah dikejutkan oleh bunyi tembakan itu. Tiada beberapa lama kemudian didengarnya pintu kamarnya diketuk orang.
Anda sudah tidur, saudara sepupu"
Belum, silakan masuk! Penjaga hutan si tua itu muncul di muka pintu.
Anda juga mendengar bunyi tembakan itu"
Tentu. Tembakan itu terjadi di Lembah Hutan.
Anda tahu" Di situ duane sedang bertempur dengan gerombolan penyelundup. Saya sendiri, yang telah memberitahukan kepada duane, bahwa gerombolan penyelundup itu akan melewati perbatasan melalui Lembah Hutan.
21 Adler tercengang-cengang mendengarberita itu. Ia memandang kepada tamunya dengan kagum dan rasa hormat yang setinggi-tingginya. Ia berasa samar-samar, bahwa orang yang giat dan sigap itu akan berhasil juga untuk mengakhiri malapetaka yang menimpa daerah itu dengan menundukkan Hantu Hutan.
P.S. Baca sambungannya dalam jilid II.
BAB VII UMPAN Eduard Hauser tidak dapat tidur pada malam itu; samalah halnya yang dialami pula oleh Arndt, hanya sebabnya berlainan. Pikiran anak muda itu selalu berpusing-pusing pada satu titik, yaitu Angelica.
Keesokan harinya, ketika ia bangun pagi, didapatinya orang tuanya, adik-adiknya serta penghuni-penghuni rumahnya yang baru, anak-anak keluarga Beyer, sedang makan makanan paginya. Karena kekurangan akan kursi, maka anak-anak kecil itu terpaksa duduk di atas sebuah peti tua.
Ada orang mengetuk pintu, lalu tak lama kemudian si tua pemangkas rambut itu masuk ke dalam.
Selamat pagi! kata orang tua itu, sambil menggosok-gosok tangannya, yang menjadi kaku kedinginan.
Terheran-heran ia, karena tercium olehnya bau harum dari minuman kopi.
Ada apa ini, tetangga" serunya. Alangkah senangnya hidup anda sekarang ini. Baunya harum seperti pada pesta permandian!
Memang, nampaknya demikian, kata nyonya Hauser, sambil tertawa girang. Anda mau juga secangkir"
Tentu saja mau! Kalian seperti ayam bertelur di atas padi. Nikmat betul hidup tanpa kekurangan itu, kata pemangkas rambut itu, sambil memancing-mancing, lalu duduk di atas ujung peti bersama-sama dengan anak-anak kecil itu. Belum pernah dalam seumur hidupku tercium olehku
bau kopi seharum itu! Sampai gula pun ada" Ya, saya minta gula sedikit dalam
1 kopiku. Minuman itu tiada cuma-cuma anda berikan kepadaku. Saya ada imbalannya. Saya ada khabar baik untuk kalian .
Khabar baik" Keluarga Hauser memandang kepadanya dengan penuh pengharapan.
Pemangkas rambut itu merasa dirinya tiba-tiba menjadi pusat perhatian, lalu tertawa riang. Ia mulai berbicara dengan perlahan sekali, seolah-olah apa yang diceritakannya itu suatu rahasia besar.
Rupa-rupanya mereka akhirnya dapat juga menangkap Hantu-hantu itu!
Hantu Hutan" Tertangkap"
Tercengang-cengang mereka mendengarkan kepadanya. Lalu bapak Hauser bertanya.
Hantu putih dari hutan itu"
Pemangkas rambut itu mencibir mengejek.
Hantu" Janganlah ikut-ikut bicara seperti anak kecil saja. Maksud saya pemimpin gerombolan penyelundup itu. Karena tidak lain dari pada itulah Hantu Hutan itu. Itu saya dengar dari sumber yang dapat dipercayai.
O, begitu, kata penenun itu sambil mendeham sedikit. Memang, itu pun sangka saya. Akan tetapi, benarkah pemimpin gerombolan itu telah ditangkap oleh mereka"
Pemangkas rambut itu agak ragu-ragu, ingin menarik kembali perkataan yang sudah telanjur diucapkannya itu.
Sebenarnya ia sendiri masih belum tertangkap.
Dan anggota-anggota gerombolannya"
Mereka pun masih belum tertangkap.
Eduard hampir-hampir tak dapat menahan tertawanya. Bapak Hauser tiada merasa puas dan isterinya kecewa. Anak-anak pun
2 menarik muka penuh tanda tanya.
Namun pemangkas rambut itu dalam usahanya, supaya jangan kehilangan muka, berkata dengan nada sungguh-sungguh.
Akan tetapi tahukah anda, para penyelundup telah ditahan! Apakah itu hal yang biasa saja" Mereka ditahan tadi malam di Lembah Hutan. Dan sekarang kabar yang paling penting. Mula-mula duane yang selalu memasang telinganya di desa itu mendengar khabar, bahwa gerombolan penyelundup itu akan berkumpul di Lembah Burung Pipit. Dan apakah yang dikerjakan mereka" Mereka pergi ke situ, lalu dalam cuaca yang buruk itu mereka bersembunyi di balik batu-batu karang yang besar untuk dapat menangkap basah gerombolan penyelundup itu. Mereka menanti-nanti lama, akan tetapi tiada terjadi apa-apa. Tiba-tiba datanglah seorang yang tidak dikenal mereka, yang memberitahukan kepada mereka, bahwa mereka telah dikelabui matanya dan bahwa gerombolan penyelundup itu sesungguhnya akan melewati perbatasan melalui Lembah Hutan pukul satu.
Semuanya terdiam setelah mendengar berita itu. Maklumlah, karena kejadian itu suatu kejadian yang luar biasa.
Eduardlah yang pertama-tama memecah kesunyian dengan bertanya.
Orang yang tidak dikenal" Pemangkas rambut itu mengangguk.
Benarlah. Tiada seorang pun mengenalnya. Mula-mula para penjaga perbatasan itu tidak mempercayainya, akan tetapi akhirnya mereka pergi juga ke Lembah Hutan dan di situlah mereka berhasil menangkap banyak penyelundup. Sebenarnya agak berlebihan perkataan saya itu. Maksud saya hanyalah, bahwa orang-orang itu melemparkan bungkusan-bungkusan mereka ke atas tanah, lalu. mengambil langkah seribu. Tak seorang pun di
3 antara mereka, yang jatuh ke tangan polisi dan sampai sekarang kita tidak mengetahui apa-apa tentang mereka.
Demikianlah bunyi khabar yang diberitakan oleh pemangkas rambut yang suka berceritera itu, tentang kejadian-kejadian pada malam yang lalu. Ia mendengarnya dari seorang langganannya, salah seorang penjaga perbatasan.
Bagi Eduard Hauser berita itu sudah basi. Setelah makan siang pergilah ia untuk mengambil baju domino, yang akan dipakainya dalam pesta dansa berkedok itu.
Di tengah jalan ia berjumpa dengan seorang petani tua berjanggut dan berambut putih. Di atasnya dipakainya topi bulu yang sudah usang. Ia sedang mengisap pipa yang berkepala besar dan meniup-niupkan asap bergumpal-gumpal keluar dari pipa itu.
Selamat siang, pak! bunyi salam Eduard.
Terima kasih, nak! Hendak ke mana kau, bila aku boleh tanya"
Saya dari Hohenthal dan hendak pergi ke kota.
Kau tentunya seorang hartawan, bukan"
Alangkah baiknya bila itu benar! kata Eduard sambil tertawa geli mendengar ucapan petani tua itu.
Dengan selayang pandang sudah
dapat dilihat hal itu. Orang yang dapat pergi ke pesta dansa berkedok tentunya orang yang berduit, bukan"
Sambil mengucapkan perkataan itu ia mengejapkan matanya sebelah. Sudah itu ia seakan-akan berlindung di belakang asap yang berkepul-kepul ditiupnya keluar dan pipanya.
Anak muda itu menjadi bingung juga. Orang tua itu sekali-kali tidak dikenalnya, maka dari manakah dapat diketahuinya, .bahwa ia hendak pergi ke pesta dansa itu"
4 Apa maksud bapak" tanyanya akhirnya. Siapakah bapak sebenarnya"
Orang tua itu tiba-tiba menanggalkan kedoknya, atau lebih tepat lagi, ia bicara dengan suaranya yang sewajarnya, tidak dibuat-buat.
Orang asing! Nah, nak, sekarang kau tahu. Maka ingatlah hal ini: yang nampak pada seseorang itu bukan selalu orangnya sendiri!
Setelah mengucapkan perkataan itu ia memalingkan badannya, lalu melanjutkan perjalanannya. Sambil lalu ia memberi salam kepada Eduard.
Bodoh benar aku! pikir Eduard sambil memperhatikan orang tua itu pergi. Tentu saja orang tua itu Frans Arndt! Maka diketahuinya juga tentang pesta dansa itu. Akan tetapi, harus diakui, bahwa saudaranya sendiri takkan mengenalinya!
Eduard memasuki kedai yang menyewakan barang-barang keperluan untuk pesta itu dengan hati berdebar-debar. Ia takut, kalau-kalau saudagar Strauch merasa kehilangan lencana itu dan pergi ke kedai itu untuk menanyakannya.
Ketika ia melihat-lihat sekelilingnya ketakutan, maka pemilik kedai, itu membungkuk, memberi hormat.
Kali ini saya dapat menawarkan baju yang lebih baik dari pada baju domino, kalau anda mau menambah biayanya dengan beberapa mark lagi.
Dan baju apakah yang anda maksudkan itu" tanya Eduard. Hatinya berasa lega.
Baju yang hebat! Lihat saja sendiri di sini! Baju orang Turki! Sebenarnya pesanan saudagar Strauch, akan tetapi baru saja ia membatalkannya.
Dalam hatinya. Eduard bersorak.
5 Berapa biaya sewanya" tanyanya.
Enam mark dikurangi dengan biaya yang sudah anda bayar untuk baju domino itu.
Eduard tidak menawar-nawar lagi. Diletakkannya uang seharga itu di alas meja.
Ini, ambillah uangnya! Tak lama kemudian ia meninggalkan kedai itu, bersuka hati, karena segalanya telah lalu, sesuai dengan rencananya. la berpengharapan penuh. Permulaannya sudah baik, maka akhirnya tentu akan baik pula!
Sesampainya di Hohenthal ia menjauhi jalan raya. Ia tidak ingin kelihatan orang sedang membawa bungkusan itu, karena ia takut, kalau-kalau orang dapat menerka apa isinya. Ia berjalan di belakang rumah-rumah untuk sampai ke rumahnya.
Namun ia tidak berhasil menyelinap ke dalam rumahnya tanpa kelihatan orang. Angelica sedang menyapu, membersihkan halaman dari pada salju dekat pintu yang menuju ke taman.
Ketika dilihatnya Eduard, merah padam mukanya. Ia memalingkan badannya dan berbuat pura-pura tidak melihat Eduard.
Akan tetapi. Eduard tahu, bahwa sengaja gadis itu berbuat demikian, supaya tidak melihatnya. Hatinya berasa seperti tertusuk oleh perbuatan gadis itu. Meskipun berasa sangat tersinggung, namun ia tidak memperlihatkan perasaannya. Ia berhenti, lalu mengucapkan nama gadis itu perlahan-lahan.
Akan tetapi Engeltje memalingkan badannya demikian rupa, sehingga makin menjauhinya, sambil berbuat seolah-olah ia rajin sekali menyapu-nyapu halaman. Salju itu dibuatnya beterbangan kian kemari.
Engeltje, katanya mengulang.
6 Kali ini pun gadis itu pura-pura tidak mendengarnya.
Angelica! Baru sekarang ia separuh memalingkan badannya ke arah Eduard, tetapi menyapu terus.
Nona Hofmann! Sekarang gadis itu menjawabnya,
Apa kehendak anda, tuan Hauser"
Eduard sekali lagi berbicara menurut kata hatinya. Diulurkannya tangannya kepada gadis itu.
Marilah kita berbalik kembali, Engeltje! Mari!
Demikian, kebalnyakah hati Engeltje, sehingga ia tidak mau mendengar jeritan hati itu dan tidak mau menyambut tangan yang diulurkan kepadanya" Bukanlah itu sebabnya, melainkan tinggi hati dan kesombongan itulah yang menyebabkan sifat-sifat Engeltje seolah-olah berubah sama sekali. Jadi Angelica menempuh jalan yang satu-satunya yang dapat dipilihnya, kalau ia mau turut juga dalam pesta itu. Maka ia menggeleng kepal
anya. Saya tidak tahu apa yang anda kehendaki....................
Eduard memotong perkataannya.
Engeltje. Semua itu sebenarnya bukanlah maksudku.
Maksudku sebenarnya .......... hanya untuk mengguncangguncangmu, agar kau bangun, agar kau sadar kembali!
Dan kau tidak mau melihat aku, maupun mendengar perkataanku lagi dan semuanya itu membuat aku merasa sakit! Engeltje, dapatkah kau terus menerus marah kepadaku"
Gadis itu tetap membela diri dengan kata-kata yang hampa. Aku juga tidak marah. Dan karena Eduard tidak menjawab, dilanjutkannya lagi. Aku tahu pikiranmu. Kau menyesaliku,
7 karena aku hendak ke pesta itu, karena aku memperoleh kesempatan untuk mendapat hiburan, yang jarang terdapat di daerah ini. Jika kau sungguh-sungguh sayang kepadaku, maka tidaklah selalu akan memikirkan kepentingan dirimu sendiri, melainkan rela kau membiarkan aku memperoleh kesenangan, yang tidak bertentangan dengan adat istiadat itu.
Kini Eduard dapat berpikir dengan terang kembali dan oleh karena itu dapat memberi jawab yang tepat pula.
Aku merelakan segala macam hiburan dan kesenangan, yang dapat diberikan oleh dunia bagimu, hanya bila hiburan atau kesenangan itu halal. Akan tetapi, apa yang ingin kau cari dalam pesta itu menurut pendapatku, bukanlah kesenangan yang dapat dibenarkan. Itu kesenangan yang agak meragukan.
Lalu, apa lagi" Pada ketika itu Eduard merasa cukup berani untuk benar-benar memperlihatkan kemarahannya.
Hentikan segala pertanyaanmu itu. Kau sendiri tahu benar, apa yang kumaksudkan. Seandainya kau ke situ bersama aku.......
Perkataannya dipotong oleh gadis itu dengan gelak tawanya yang keberani-beranian.
Bagus! Pergi bersama tuan Hauser! Dengan demikian dapat berubah keadaannya! Cemburu! Tak lain tak bukan: cemburu!
Diambilnya sapunya, lalu ia berlari ke pintu rumah. Sambil lalu ditambahkannya kepada anak muda yang sedang kebingungan itu.
Aku masih akan bertemu dengan kamu lagi sesudah, pesta itu! Mungkin kau ketika itu sudah agak dingin kembali.
Kemudian ia melompat ke dalam rumah.
Eduard menggosok-gosok matanya, selaku seorang yang baru
8 melihat sesuatu yang buruk dan ingin menghapus bayangan itu. Nafasnya menjadi berat dan sulit. Sekarang sudah putus hubungannya. Putus segala-galanya!
Ia berjalan melalui taman rumah orang tuanya, lalu menyembunyikan baju pestanya di tengah-tengah makanan kambingnya. Keluarganya sekali-kali tidak boleh mengetahui, apa yang hendak dikerjakannya pada malam itu.
Pasta Carnaval yang jatuh pada hari Selasa itu merupakan hari gembira bagi segenap penduduk. Akan tetapi barang siapa yang hendak menikmati keseluruhan yang dapat dinikmati pada hari itu harus mempunyai uang pula. Oleh karena itu, maka para penenun, yang pada hari Sabtu belumlah selesai dengan pekerjaannya, kini menghadap kepada Seidelmann di kantornya untuk menerima upahnya. Beberapa di antara mereka sampai terpaksa bekerja terus-menerus pada malam hari, supaya dapat menerima upah tambahan beberapa kelip lagi.
Maka sore hari itu ramai benar orang dekat kantor Seidelmann itu. Penenun yang terakhir berangkat setelah hari menjadi gelap.
Sore itu keluarga Seidelmann makan tepat pada waktunya. Setelah makan Frits pergi ke kantor lagi untuk membereskan buku-bukunya. Tidak lama kemudian pamannya datang pula.
Selesaikanlah saja pekerjaanmu, katanya, sambil menjatuhkan diri ke atas kursi.
Aku datang ke mari bukan karena urusan penting.
Saya sudah selesai. Frits meletakkan penanya ke atas meja, lalu melihat kepada August Seidelmann, seolah-olah hendak bertanya.
Bagaimana tentang nanti malam" Kaukira, bahwa gadis itu benar-benar akan datang"
9 Saya yakin. Bukankah wanita itu sifatnya selalu berubah-ubah!
Bolehjadi, akan tetapi jangan lupakan baju Itali itu! Lagi pula ayahnya telah saya ancam. Biarpun anak gadis itu menentang, namun ayahnya akan memaksanya.
August Seidelmann menggeram menyatakan setuju; mukanya pada ketika itu menyerupai burung elang. Diruncingkannya bibirnya, seakan-akan melihat makananyang lezat di hadapannya. Keponakannya, tabu benar apa yang dikandung dalam hati pamannya itu, lalu ia tertaw
a dengan tak malu-malu . Benarlah. Gadis Hofmann yang kecil mungil itu sungguh-sungguh cantik. Minuman sampanye sudah saya sediakan dalam tempat pendingin! Haha!
Hantu Pegunungan Batu Karya Karl May di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Kaum kafir di tengah-tengah kita merasa haus, kata si pelepas uang, yang sudah biasa mengucapkan kata-katanya seperti seorang, yang sedang berkhotbah. Sampanye. Hm. Puteri penenun ini sudah barang tentu belum pernah mengecap minuman itu. Harus kuakui, bahwa aku iri hati kepadamu malam ini.
Itu dapat saya bayangkan, kata Frits dengan tertawa. Akan tetapi bukanlah demikian maksud pamannya dengan perkataannya itu. Lain lagi yang dimaksudkannya dan sekarang ia menyatakannya dengan terus terang.
Kau sebenarnya dapat menolong aku, Frits.
Menolong dengan apa"
Membawaku ikut serta. Aku sebenarnya ingin menghadiri pesta itu.
Tak mungkin, paman yang baik. Pesta itu hanya untuk orang dalam saja.
Masa" Ditambah atau dikurangi dengan seorang saja kan
10 tidak berbeda" Kita tidak dapat mengecualikan paman. Nanti orang-orang lain dapat juga minta masuk.
Tiba-tiba terdengar bunyi lonceng di belakang pintu dari suatu lemari kecil yang melekat pada dinding. Frits menoleh, lalu menghitung berapa kali lonceng itu berbunyi.
Satu - dua - empat....Wah, ada orang! Sayang, saya tak ada
waktu untuk berbuat sesuai dengan tanda bunyi, lonceng itu. Tak ada waktu, karena kau harus pergi ke pesta itu"
Benar, setengah jam lagi saya harus berangkat.
Akan tetapi, bukankah harus seseorang pergi untuk memenuhi tanda lonceng tadi"
Memang. Tolong paman saja yang menggantikan saya! Sebenarnya permintaanmu itu terlalu berat bagiku! gerutu si pelepas uang itu. Kau tak mau memenuhi permintaanku dan
sekarang aku harus.........
Bila paman tidak mau, saya terpaksa memanggil ayah! kata Frits pendek, memotong perkataan pamannya. Perkara ini tidak dapat ditangguh-tangguhkan. la sudah melangkahkan kakinya ke arah pintu, tetapi pamannya menyuruhnya kembali.
Baik! Akan kukerjakan juga. Semuanya akan beres. Kirimkan tanda jawabnya saja dahulu!
Frits mengeluarkan sebuah anak kunci dari dalam sakunya, lalu membuka lemari dinding, yang terdapat di salah satu sudut ruangan itu, kemudian mencapai dengan tangannya sebuah alat menyerupai tangkai, yang entah untuk keperluan apa terdapat pada belakang lemari itu. Setelah digerakkannya sedikit tangkai itu, dikuncinya lagi pintu lemari itu.
Ada apa sebenarnya" Lentera terdapat di dalam ruangan
11 dalam tanah dan alat lain-lainnya pun juga. Ini, terimalah anak kuncinya!
August Seidelmann meninggalkan kantor, pergi ke ruangan di bawah tanah. lalu menyalakan sebuah lentera. Di belakang ruangan itu ada sebuah pintu, yang dibukanya dan kemudian ditutupnya lagi.
Kini ia berada di dalam sebuah terowongan tambang, yang terbentang di dalam tanah. Di sebelah pintu itu terdapat sebuah peti tua, yang dapat dibuka dengan anak kunci yang sama. Si pelepas uang mengeluarkan beberapa benda dari dalam peti itu, lalu masuk ke dalam terowongan yang gelap itu.
Ketika keluarga Hauser dengan anak-anak keluarga Beyer sedang makan pada sore hari itu, Eduard seakan-akan mendengar seorang mengetuk jendela.
Selain dia tak ada orang yang mendengarnya. Eduard dengan perlahan-lahan, supaya jangan menarik perhatian, keluar dari rumahnya. Benar juga. Di belakang rumah berdirilah Arndt, bersandar pada kandang kambing, tempat yang dipilihnya. supaya jangan sampai kelihatan orang.
Ada kejadian yang penting" tanya Eduard dengan perasaan tegang.
Sekarang masih belum, jawab Arndt, akan tetapi saya telah menemukan sesuatu, yang mungkin akan penting sekali bagi anda. Sudah tetapkah pendirian anda, hendak pergi ke pesta itu"
Sudah tetap. Ada kemungkinan, nanti malam saya harus bicara dengan anda.
Di mana dan bilamana" Perlu kita tetapkan lebih dahulu!
Saya akan pergi ke rumah penginapan untuk minum bir
12 segelas. Usul ini tidak begitu disetujui oleh Eduard.
Maksud anda di ruang tamu" tanyanya agak ragu-ragu. Anda tahu, ketika itu saya sedang dalam keadaan menyamar, dapatkah saya datang ke tempat anda untuk bicara dengan anda"
Tidak, bukan begitu. Akan sa
ya usahakan, supaya saya duduk demikian rupa, sehingga anda langsung melihat saya, bila anda masuk. Bila pesta itu sampai jauh malam, maka sebaiknya anda mencari saya, bila anda hendak pulang. Saya selalu akan membantu anda dan..........................
O, itulah maksud anda! kata Eduard memotong perkataan Arndt. Anda khawatir, bahwa nanti malam akan terjadi sesuatu, bukankah demikian"
Saya sudah biasa selalu berhati-hati. Sifat demikian diperlukan dalam pekerjaan saya dan saya kira ada baiknya juga, bila anda pun mengikuti kebiasaan itu. Bahaya mengancam di mana-mana. Anda sangat mengasihi gadis itu dan pemuda lain akan berdansa dengannya sepanjang malam. Karena cemburu, anda dapat melakukan perbuatan-perbuatan, yang mungkin kemudian akan anda sesali. ..Saya berjanji kepada anda
Baik, baik! Arndt menangkisnya. Saya tahu, bahwa anda berkemauan baik. Kita lihat saja bagaimana perkara ini akan berakhir.
Ia menjabat tangan Eduard untuk menambahkan semangat kepadanya, lalu pergi dari situ. Arndt menempuh jalan melalui desa ke daerah tambang. Sesampai di situ ia melewati beberapa gedung, sampai akhirnya ia berdiri dekat sebuah. jendela yang diterangi dan yang letaknya berhadapan dengan suatu cerobong asap yang besar.
13 Diketuknya. jendela kecil, yang bagian dalamnya tertutupi oleh kain horden yang tebal-tebal itu. Terdengar suara orang berseru, Ya, saya datang! Tak lama kemudian sebuah pintu di Sebelah jendela itu terbuka, lalu muncullah kepala seorang wanita.
Ada apa" tanyanya. Bapak Laube tinggal di sini"
Benarlah! Bolehkah saya bicara dengannya"
Silakanlah masuk saja! Saya lebih suka berurusan dengan bapak di sini.
Akan tetapi hawa di luar dingin sekali, lagi pula bapak sedang makan.
Itu tidak mengapa. Bila perlu, saya dapat menunggu di sini. Lagi pula sebenarnya dapat juga bapak meninggalkan makanannya sebentar saja.
Kata-kata itu diucapkan tanpa ragu-ragu, sehingga wanita itu tiada berani membantah lagi. Ia masuk lagi dan tak lama kemudian muncullah Laube sendiri. Nama ini pernah disebut-sebut oleh Eduard berhubung dengan pesan yang diberikan oleh Hantu Hutan kepada gerombolan penyelundup itu.
Mengapa anda tiada mau masuk" tanyanya dengan kesal hati, sambil memegang pegangan pintu.
Saya pun ada alasan-alasan tertentu, mengapa saya berbuat begitu, demikian keterangan Arndt yang mengandung arti banyak. Perkara yang ingin saya bicarakan dengan bapak adalah perkara yang khusus. Tolong tutup pintu itu lebih dahulu!
Jaga malam itu sedikit bimbang, akan tetapi menurut juga. Diamatinya orang asing itu secermat mungkin. Pada ketika itu terlihat juga olehnya, bahwa orang asing itu menggosok mata
14 kanannya dengan tangan kanannya.
Hm! katanya, seraya merasa tenteram dalam hatinya, lalu dibuatnya tanda pengenal yang serupa dengan yang tadi dilihatnya pada orang asing itu.
Apa yang anda kehendaki"
Seharusnya anda sendiri sudah tahu akan hal itu. Seharusnya tahu" demikian Laube berusaha membela dirinya. Apa sebabnya"
Itu juga sebabnya! jawab Arndt, lalu mengulangi memberi tanda pengenal rahasia, yang dipakai oleh Hantu Hutan itu. Lalu ia mendeham-deham, seolah-olah itu pun untuk menambah kerahasiaannya.
Akan tetapi Laube adalah orang yang berhati-hati. Perlahan-lahan sambil berpikir-pikir ia menggeleng kepalanya.
Tak ada salahnya, bila anda berbicara lebihjelas lagi, katanya. Bila kita terus menerus memakai cara seperti ini, maka kita takkan maju-maju dan kita akan menjadi kaku kedinginan. Tidak apa. Sudah itu anda dapat minum grog, minuman panas itu, bukankah demikian" kata Arndt sambil tersenyum, lalu dikeluarkannya dompetnya dari dalam sakunya dan dimasukkannya barang sesuatu ke dalam tangan jaga malam itu.
Laube melayangkan pandangnya ke arah mata uang di dalam tangannya itu, lalu dimasukkannya ke dalam sakunya.
Terima kasih, geramnya. Anda pasti seorang saudagar yang berpengalaman. Anda tahu, bahwa kita harus mengeluarkan uang lebih dahulu sebelum kita dapat berharap akan hasilnya! Tepat benar perkataan anda itu! kata Arndt sambil mengangguk. Memang saya ada suatu usah
a perdagangan dalam pikiran saya, bahkan usaha yang akan banyak membawa
15 untung. O, begitu. Ya, akan tetapi kita sedang mengalami masa susah.
Saya pun tahu. Semalam rekan-rekan pedagang telah mengalami keadaan yang susah.
Semalam" Di sini"
Memang. Di Lembah Hutan. Karena masih agak merasa curiga, maka Laube pura-pura tidak tahu-menahu tentang segala hal itu.
Tuan, katanya agak marah, apa yang anda kira" Saya harap, anda tidak akan mengira, bahwa saya ada sangkut pautnya dengan kaum penyelundup itu.
Akan tetapi Arndt tidak menjadi bingung. Dengan tawa diletakkannya tangannya ke atas bahu Laube.
Tentu saja saya berpendapat demikian, kawan yang baik. Kalau tidak, untuk apa saya sengaja susah-susah datang ke mari" Saya pun termasuk, atau lebih baik, saya ingin masuk ke dalam golongan itu. Saya ingin memakai perantaraan orang-orang yang anda maksudkan tadi untuk membawa barang-barang dagangan saya ke daerah seberang perbatasan. Marilah lekas-lekas kita hentikan permainan cari-carian seperti anak kecil itu! Sayang waktu kita yang berharga itu akan lalu begitu saja! Anda lihat, bahwa saya tahu tentang segala-galanya. Jawablah saja pertanyaan saya ini: dapatkah saya bicara dengan pemimpin gerombolan"
Siapa yang tuan maksudkan itu"
Itulah, Pemimpin Besar yang tidak dikenal orang itu.
Anda kenal akan dia"
Tidak. Kalau saya kenal akan dia, apa gunanya saya datang ke mari" Lagi pula telah saya dengar bahwa tiada seorang pun,
16 yang kenal akan dia. Jaga malam itu masih belum hilang juga rasa curiganya. Akan tetapi Arndt tidak mengalah sedikit pun. Akhirnya tercapai jugalah apa yang diinginkannya. Setelah sekeping lagi mata uang masuk ke dalam saku Laube, maka ia diantarkan ke sebuah gudang kecil.
Nantikan saja di sini. Saya akan berusaha menolong anda dahulu.
Arndt masuk ke dalam gudang kecil itu. Dilihatnya, bahwa sebagian besar gudang itu dimuati rumput kering. Laube pergi, lalu hendak menutup pintunya. Akan tetapi detektip itu tidak membiarkannya berbuat demikian.
Tunggu dulu! Saya tidak mau pintu dikunci. Anda harus ingat, bahwa saya pun berhak untuk berhati-hati, seperti juga anda. Anda pergi saja dan biarkan pintu itu terbuka.
Dari bunyi langkah-langkah kaki yang dibuat oleh Laube dapat ditarik kesimpulan bahwa Laube pergi ke rumahnya. Arndt berdiam diri mendengarkan dengan penuh perhatian. Sesudah tidak terdengar apa-apa lagi, ia duduk seenaknya di atas tumpukan rumput kering itu. Dengan kepala berkalang tangan ia memikirkan tentang keadaannya sekarang. Tentu saja bukan tanpa bahaya. Akan tetapi ia sudah biasa dengan keadaan demikian. Maka sedikit pun ia tidak merasa cemas. Sebaliknyalah ia menyukai keadaan demikian. Maka dinantikannya dengan hati berdebar-debar, apa yang akan terjadi kemudian.
Akhirnya, setelah menunggu setengah jam lamanya, didengarnya bunyi langkah-langkah kaki, yang menuju ke arahnya. Kemudian sesosok tubuh masuk ke dalam gudang kecil itu. Sementara itu mata Arndt sudah membiasakan diri dengan suasana gelap di dalam gudang itu, sehingga dapat dilihatnya.
17 orang itu dengan jelasnya. Orang itu bertubuh sedang, memakai jaket tua, yang lehernya dilipat ke atas, dan di atas kepalanya ia memakai kopiah bulu yang sudah usang. Mukanya tersembunyi di batik suatu kedok berwarna hitam dan tangannya memakai sarung tangan.
Orang yang bersifat hati-hati! pikir Arndt. Bukanlah musuh yang empuk! Ia menunggu sampai orang itu mulai bicara
Ada orang di sini" tanya orang yang berkedok itu dengan suara yang berat dan dibuat-buat.
Arndt membiarkan dirinya meluncur dari atas tumpukan rumput kering ke tanah, lain sampai tepat di hadapan kaki tamunya yang penuh diliputi rahasia itu.
Saya di sini, katanya, sedangkan suaranya pun diubahnya. la pun bermaksud. supaya suaranya tidak dapat dikenali kembali.
Apa yang ingin anda bicarakan"
Saya ingin bicara tentang suatu usaha perdagangan, kata Arndt.
Itu pun dikatakan oleh kepada pekerja, akan tetapi apa yang dimaksudkannya sebenarnya tidak dapat saya mengerti. Saya kira, anda salah alamat. Anda kira kami adalah kaum, penyelundup, yang bergerak di
bawah pimpinan Hantu Hutan itu. Tetapi sayang, kenyataannya bukanlah begitu. Kami merupakan juga suatu perhimpunan rahasia, akan tetapi tujuan kami justru untuk menghalang-halangi pekerjaan para penyelundup itu serta untuk menangkap Hantu Hutan itu. Dan karena ternyata, bahwa anda hendak bersekutu dengan para penyelundup itu, maka anda akan saya tangkap dan saya serahkan kepada polisi. Dan jangan melawan! Jangan main-main dengan saya. Saya membawa senjata dan di luar sedang menunggu Laube dengan sepucuk pistol di tangannya! Anda berada dalam kekuasaan kami dan
18 kami akan............... Arndt membiarkan dia berbicara terus. Akan tetapi sekarang habislah kesabarannya. Ia memotong perkataan orang itu dengan menghardik, Hentikan saja lelucon ini! Hantu Hutan! Kamu dan aku ini sebenarnya setali tiga uang dan ada baiknya, bila kita tidak bermusuhan. Sebaliknya hubungan baik di antara kita akan menghasilkan buah berupa keuntungan uang yang berlipat ganda!
Aku bukanlah Hantu Hutan! geram orang itu.
Sudah, janganlah terus-menerus mempermainkan aku sebagai anak kecil saja.
Kau percaya atau tidak, demikianlah halnya.
Kalau begitu aku menyesal benar, hanya menyusahkan diriku sendiri dan dirimu saja tanpa melihat suatu hasil yang nyata. Sebenarnya keuntungan yang aku perkirakan tadinya untuk kita berdua meliputi jumlah tak kurang dari enam ribu mark. Keterangan yang terakhir seolah-olah diucapkan sambil lalu saja oleh Arndt, pada hal keterangan itu dengan sengaja dilancarkan sebagai umpan untuk menangkap lawannya. Telah diperhitungkannya keserakahan pemimpin para penyelundup itu. Karena itu disebutnya suatu jumlah yang luar biasa tingginya.
Tak lama kemudian ternyata, bahwa pandangannya terhadap orang-orang semacam itu benar juga. Orang yang tidak dikenal itu mulai mengalah.
Enam ribu mark" Benarkah yang telah kudengar itu" Benar, dan itu pun sekurang-kurangnya.
Mungkinkah dapat memperoleh sisa uang yang begitu banyak, setelah dikurangi dengan harga pokoknya"
Sudah tentu mungkin. Dan siapakah atau apakah yang dapat menjamin, bahwa kau
19 tidak membohongiku" Kepentinganku sendiri. Aku memerlukan kalian.
Mudah saja mengatakannya. Mungkin juga kau sebenarnya seorang mata-mata, yang bekerja untuk kepentingan duane. Arndt mentertawakan orang yang berjaket itu.
Rupa-rupanya akulah yang lebih jujur dari padamu. Aku tidak takut-takut atau sembunyi-sembunyi seperti kau. Dari mula-mula aku langsung mengatakan maksudku, sebaliknya kamu main kucing-kucingan saja. Akan tetapi akhirnya telah kauakui juga, bahwa kau benarlah orang yang kucari. Maka apa gunanya masih terus mencurigaiku saja!
Aku harus merasa pasti benar lebih dahulu. kata orang itu membenarkan diri.
Aduh, susah benar kau ini diyakinkan! Laube pun sudah bebas dari rasa curiga, setelah kuperlihatkan salam pengenalku !
Itu dapat juga kau peroleh dari seorang pengkhianat ! Biarkan aku menyelesaikan perkataanku dahulu! Selanjutnya aku tahu, bahwa aku harus menghadap kepada Laube. Itulah bukti yang nyata, bahwa aku tergolong kepada orang dalam. Benarlah demikian, akan tetapi bagaimana kau dapat tahu " Pohon eik yang besar di dalam hutan itu telah memberitahukannya kepadaku.
Kau ketahui....................
.......... peti rahasia dengan pecah di dalamnya itu"
Memang kuketahui. Hm, geram perantara kaum penyelundup itu, sambil berpikir-pikir.
Tak lama kemudian. berubahlah sikapnya. Bahkan ia menjadi sopan dan hormat.
20 Saya akan mengusulkan sesuatu. Saya benar-benar bukan pemimpinnya, maka saya pun tidak dapat mengambil keputusan. Akan tetapi, saya akan meneruskan keinginan anda untuk berhubungan dengan kami. Datanglah besok sekali lagi. kemari.
Arndt dapat bernafas dengan lega kembali. Permulaan penyelidikan ini agak berhasil juga. Akan tetapi ia masih berbicara tentang berbagai masalah dengan orang yang tidak dikenal itu, mendapat berbagai penjelasan, sehingga dengan demikian ia dapat mengetahui berbagai hal yang kemudian dapat menjadi petunjuk yang penting dalam penyelidikannya. Gambarannya tentang Hantu Hutan, yang semula diliputi oleh s
elubung rahasia itu kian lama kian menjadi nyata. Lawannya masih tetap bersikap hati-hati, akan tetapi Arndt dapat mengatasinya dalam kecerdikan, sehingga percakapan itu lebih menguntungkan baginya.
Ketika orang yang tak dikenal itu menanyakan tentang jenis dan banyaknya barang dagangan, yang hendak diselundupkan melewati perbatasan itu, maka oleh Arndt dimanfaatkan pertanyaan ini untuk pura-pura ingin melihat ke dalam kertas catatan yang sengaja telah dibawanya dalam sebuah dompet surat. Maka dikeluarkannya juga, supaya dapat membaca catatan itu, lenteranya yang kecil itu yang selalu dibawanya di bawah bajunya. Lentera itu dinyalakannya, lalu diteranginya dompet itu. Ia ada dua tujuan dengan berbuat demikian. Pertama-tama penyelundup itu dapat melihat banyak uang kertas yang oleh Arndt dengan sengaja diletakkan dekat kertas catatan itu. Ini akan merupakan rangsangan bagi orang yang serakah itu dan membuatnya merasa tertarik sekali untuk bekerja sama dengan saudagar itu. Akan tetapi Arndt lebih memperhatikan muka
21 penyelundup itu dari pada kertas catatannya. Disebabkan oleh keserakahannya, maka penyelundup itu memindah-mindahkan kedoknya yang hitam itu agak ke kiri dan ke kanan, supaya dapat melihat lebih baik lagi. Karena itu tiap-tiap kali sebagian dari mukanya kelihatan..
Arndt mematikan lenteranya lagi. Ia merasa puas. Muslihatnya telah berhasil dan sedang ia merundingkan beberapa hal kecil dengan orang itu, ia sudah mendapat kepastian tentang siapakah sebenarnya Hantu Hutan itu.
Akhirnya keluarlah kedua orang itu bersama-sama.
Sampai besok saja, kedengaran suara dari balik kedok itu.
Sampai besok atau lusa, tergantung kepada selesai tidaknya urusan saya, jawab Arndt.
Kemudian ia menempuh jalannya sendiri. Dengan sudut matanya dapat dilihatnya sesosok tubuh, Laube. Akan tetapi Arndt pura-pura tidak melihatnya.
Ia menempuh jalan di belakang desa yang menuju ke jalan raya dan ke kota. la berbuat demikian dengan maksud untuk menyesatkan orang yang hendak memata-matainya. Baru setelah ia merasa pasti, bahwa dirinya tidak diikuti orang, maka ia kembali lagi dengan menempuh jalan memutar. Dalam pada itu ia mengubah-ubah lagi pada penyamarannya di balik semak belukar, yang agak tinggi tumbuhnya. Ia sedang dalam perjalanan ke rumah penginapan, untuk mengawasi Eduard Hauser. Dan karena ada kemungkinan Laube pun hadir di tempat itu pula untuk memesan minuman grog atas anjurannya, maka Arndt harus selalu berhati-hati. Di dalam rumah penginapan itu Laube sekali-kali tidak boleh mengenalinya kembali sebagai orang yang baru saja mengadakan perundingan dengan wakil Hantu Hutan itu.
BAB VIII SOAL CINTA Sedang nyonya Hauser membereskan meja makan setelah makan sore, terdengar olehnya bunyi lonceng kereta salju yang lewat di muka rumah.
Itulah mereka yang datang dari kota! kata penenun itu.
Orang-orang dari Casino! ditambahkan oleh istrinya.
Sambil mengucapkan perkataan itu dipandangnya putranya dengan pandangan yang cemas. Eduard pernah menceritakan kepada orang tuanya tentang perselisihannya, akan tetapi tidak menceritakan, bahwa ia sendiri akan mengunjungi pesta dansa itu.
Benarkah Engeltje akan pergi ke situ" tanya ibunya kepadanya.
Eduard berusaha menyembunyikan perasaannya.
Ia akan pergi! katanya pendek dengan mengangguk.
Saya tidak mengerti, kata ibunya dengan mengeluh. Biasanya gadis itu tidak begitu bodoh.
Pertanyaannya tidak dijawab, karena pada ketika itu juga pintu rumah dibuka orang. Tak lama kemudian pintu kamar diketuk orang, lalu tetangga Hofmann, ayah Angelica, masuk ke dalam.
Selamat sore! , salamnya, akan tetapi suaranya terdengar kurang ramah dan dingin.
Silahkanlah masuk, tetangga dan duduklah!
Dengan perlahan-lahan Hofmann berjalan, lalu duduklah ia di ujung kursi, seolah-olah hendak pergi lagi.
Terima kasih. Saya tidak mau mengganggu dan saya takkan lama di sini.
1 Mengganggu. Masa mengganggu"
Saya hanya ke mari untuk ....... ia berhenti, karena segan
mengutarakan maksud kedatangannya itu. Akan tetapi ia memaksakan diri mengatakannya, Saya hendak, eh, kayu api yang hendak saya ambil.
O, kayu api, yang kaupinjamkan kepada kami hari Sabtu itu"
Benarlah. Tepatnya ada dua puluh batang.
Aku kira, Eduard yang telah mengembalikannya besama batu bara itu.
Tidak, puteri saya hanya membawa separuhnya, maka masih kurang sepuluh batang lagi.
Nanti akan kusuruh antarkan oleh salah seorang anakku. Boleh, akan tetapi harus secepatnya! Saya memerlukannya sendiri dan barangkali lebih baik saya membawanya sendiri saja.
Itu suatu penghinaan, tetangga!
Tak peduli penghinaan atau bukan, kulakukan juga.
Lihat, Hauser, lebih baik aku berterus terang saja: aku benar-benar tidak suka, bahwa salah seorang di antara kalian menginjak lantai rumahku.
Hauser melihat dengan terheran-heran.
Apa" tanyanya, Kau tidak suka" Saya kurang mengerti. Bukankah kita selalu bertetangga baik"
Memang benar, maka kita tidak perlu hidup bermusuhan; akan tetapi tidaklah ada gunanya, bila keadaaan seperti sekarang dipertahankan.
Bagaimana" Apa yang kaumaksudkan" tanya Hauser bingung. Sangat menyakitkan hatinya, bahwa percakapan ini diadakan di hadapan anak-anak kecil. Anak-anak itu sedang
2 mendegarkan dengan mulut ternganga.
Perlukah kautanyakan lagi hal itu" Puteramu Eduard tadi telah bicara lagi dengan Angelica. Aku melarang dia berbuat demikian lagi. Ia menaruh hati pada puteriku dan itu tidak dapat kubenarkan. Ia bukan pasangan yang tepat bagi puteriku.
O, itukah soalnya" Tentang perkara itu aku tidak dapat berkata apa-apa; kamu sebagai ayahnya berhak untuk menentukan dengan siapa ia boleh bergaul.
Itu pun pendapatku. Senang hatiku mendengar kamu mempunyai pandangan yang sama. Selanjutnya aku telah dilarang pula oleh Seidelmann bergaul dengan kalian. Seidelmann" Apakah sangkut-pautnya dengan soal itu"
Itu urusan dia. Akan tetapi mungkin hal itu ada hubungannya dengan niat Angelica tidak lama lagi akan bekerja pada keluarga Seidelmann itu.
Leluconkah itu" Untuk apa ia ke sana"
Ia mendapat pekerjaan yang menguntungkan.
Sebagai apa Sebagai, hmm, apa kata Seidelmann ketika itu, ketika ia bicara denganku di desa" Suatu pekerjaan yang khas, pembantu dalam rumah tangga, atau semacam itu.
Aku tidak mengerti. Akan tetapi perasaanku mengatakan, bahwa ada sesuatu yang kurang beres. Tetangga, hati-hatilah! Aku tidak memerlukan peringatan maupun nasehat dari pada orang lain. Aku dapat menentukan sendiri, mana yang baik dan mana yang salah.
Dengan perkataan itu Hofmann memotong segala perkataan yang hendak diucapkan oleh Hauser. Suami isteri Hauser terdiam membisu saja menghadapi segala perbuatan kasar dari tetangganya itu, yang kemudian berpaling, lalu hendak pergi
3 meninggalkan mereka. Pada ketika itu rasa cintanya kepada Engeltje membuat Eduard memberanikan diri, turut mengucapkan sepatah kata. Mungkin juga bukan hanya disebabkan oleh cintanya itu. Barangkali sifat jantannya telah bangkit berkat bantuan Arndt, yang diterimanya ketika ia berada dalam keadaan susah sekali, lalu Arndt memberinya tugas sebagai pembantunya, ketika harga dirinya sedang merosot serendah-rendahnya. Pendek kata, Eduard melangkahkan kakinya ke depan, lalu menghentikan ayah Angelica dengan suatu gerak tangan.
Sudahkah diketahui oleh Engeltje, bahwa ia hendak bekerja pada keluarga Seidelmann"
Tidak. Aku belum bisa menceritakannya kepadanya dan kau kularang sekeras-kerasnya, turut campur dalam urusan ini. Puteriku itu bukan urusanmu! Dan apa pula sebabnya, maka ingin kauketahui hal itu"
Oleh karena saya kira, ia sendiri takkan mau.
Kau anak yang terlalu yakin!
Maksud saya: Engeltje tidak akan membiarkan orang-orang menyiarkan desas-desus tentangnya, yang dapat menodai namanya.
Diam saja kau! kata Hofmann marah. Upah yang akan diberikan kepada Angelica di sana bukanlah sedikit, dan tentang desas-desus yang kaumaksudkan tadi, puteriku justru paling banyak menderita kerugian oleh pergaulannya dengan kau akhir-akhir ini.
Ia pergi ke tungku api, diambilnya kayu api sepuluh batang, lalu ia pergi tanpa mengatakan sepatah kata pun ke arah pintu.
Eduard memandanginya, seolah-olah ia mendapat tamparan di mukanya. Ibunya hampir-hamp
ir menangis dan ayahnya 4 memukul dengan tinjunya ke atas meja.
Cukuplah sekalian! geramnya. Sekarang sudah putus hubungan kita dengan keluarga Hofmann. Ingatlah akan hal itu nak!
Eduard ingin membantah, akan tetapi ibunya, karena takut akan terjadi perselisihan, memegang lengannya dan menariknya perlahan-lahan ke pintu.
Pergilah berjalan-jalan sedikit, Eduard, maka kau akan jadi tenang kembali. Katanya.
Jangan lekas-lekas putus pengharapan. Mari, pergilah sekarang!
Eduard mendengar kata ibunya. Sebenarnya tanpa nasehat ibunya pun ia akan pergi juga, karena ia hendak melindungi Engeltje terhadap bahaya mana pun, yang dapat mengancamnya pada malam pesta itu.
Akan tetapi ia masih belum berani untuk mengenakan baju Turki itu. Ia ingin melihat-lihat keadaan di rumah penginapan dahulu, lalu ia menempuh jalan menuju desa, sambil terus menerus berpikir tentang apa yang mungkin dapat dialaminya kemudian.
Setelah ia sampai ke tempat tujuannya, dilihatnya suasana sudah ramai di situ. Ruang pesta diterangi seperti layaknya dalam keadaan pesta. Bunyi musik terdengar dan ruang tamu kelihatannya penuh sesak.
Perlahan-lahan Eduard memalingkan tubuhnya. Tata cara yang terlihat pada malam ini memuakkan baginya, sehingga sebenarnya ia lebih suka tinggal di rumah, di dalam kamarnya saja. Hanya mengingat kepentingan Engeltje ia tidak dapat berbuat sesuai dengan perasaannya. Tidak dapat dibiarkannya Engeltje sendirian saja.
5 Dengan suasana demikian ia pulang ke rumahnya lagi. Sesampainya di rumahnya didengarnya, bahwa adik-adiknya sudah tidur dan bahwa orang tuanya pun sedang berkemas-kemas untuk pergi tidur pula. Maka tiadalah sukar baginya, sebentar lagi meninggalkan rumah tanpa diketahui orang. Dikeluarkannya baju pestanya, dikenakannya di dalam gudang tempat menyimpan kayu, lalu dikenakannya pula kedoknya di mukanya. Kemudian diambilnya sebuah baju hujan yang sudah usang, yang biasa dipakai oleh ayahnya, lalu pergilah ia sekali lagi ke rumah penginapan.
Sementara itu Angelica mendapat kesan-kesan pertamanya dari malam pesta itu di tempat itu. Dengan penuh kepercayaan kepada dirinya sendiri ia naik ke tingkat pertama, lalu menyerahkan kain kerudungnya yang besar itu kepada wanita penjaga pakaian. Dari bangsal kedengaran bunyi musik dan suara-suara orang yang ramai sedang berbicara dan tertawa-tawa. Ketika ia berpaling terlihat olehnya melalui kedoknya bayangannya di cermin yang tergantung tinggi-tinggi pada dinding.
Ia menahan nafasnya, lalu memandangi badannya sediri dengan saksama. Tiba-tiba ia gemetar sekujur badannya.
Suatu perasaan yang asing baginya mulai dialaminya, sesuatu yang mirip dengan rasa penyesalan atas perbuatannya, secara membabi-buta memenuhi undangan yang diberikan kepadanya oleh seorang yang tidak dikenalnya. Samar-samar dirasakannya, bahwa tempat ini sesungguhnya tidak sesuai dengannya.
Apakah gerangan sebabnya, maka ia diundang ke tempat ini" Orang-orang yang datang kemari untuk mencahari hiburan itu selalu berusaha menjauhi pergaulan dengan para penenun dan pekerja harian yang miskin-miskin itu.
Apakah sebabnya, maka ia dapat dikecualikan, sedangkan
6 ia pun hanya puteri seorang penenun miskin juga, dia yang telah ditawari pekerjaan sebagai pembantu rumah tangga pada keluarga Seidelmann"
Pertanyaan-pertanyaan ini tiba-tiba menyerang Angelica seperti badai dan hanya satu jawab yang diketahuinya: karena kau seorang gadis yang cantik, maka tuan-tuan dari Casino menganggapmu sebagai permainan yang bagus untuk mengisi waktunya yang terluang.
Keinsafannya akan hal ini membuat pipinya merah padam karena malu. Sebenarnya ingin sekali ia pergi menemui wanita yang terus menerus memandanginya dengan senyum yang agak aneh itu untuk meminta kembali kain kerudungnya dan kemudian melarikan diri. Akan tetapi ia tidak mempunyai keberanian untuk berbuat demikian, maka dalam kebimbangannya ia mondar-mandir saja di antara tangga dan pintu masuk ke bangsal tempat dansa.
Sekonyong-konyong pintu bangsal itu terbuka diempaskan orang, lalu keluarlah seorang pria berpakaian seragam perwira-kavaleri gagah perkasa. Demi dilihatnya Ang
elica berdiri dihampirinya gadis itu, lalu disambutnya dengan gembira.
Nah, itulah gadisku yang manis! Akhirnya kau datang juga!
Dipegangnya tangan gadis itu, lalu diciumnya tangannya itu, seperti layaknya diperbuat oleh orang dari kalangan ningrat. Dalam kebingungannya dibiarkannya pria itu berbuat demikian. Ia sekali-kali tidak biasa tata cara demikian. Lalu perwira itu - yang sebenarnya adalah Frits Seidelmann; mukanya bersembunyi di balik sebuah kedok sutera yang hitam warnanya - mengaitkan lengan gadis itu pada lengannya dan menariknya pergi bersamanya.
7 Telah kunanti-nantikan kedatanganmu, kau gadis Itali yang kuidam-idamkan, bisiknya ke dalam telinganya. Dengarlah. Musik telah mengalun, memanggil kita berdua untuk berdansa! Marilah melantai diiringi oleh musik wals yang sengaja dimainkan untuk kita.
Angelica tidak mengikutinya dengan sepenuh hati, akan tetapi melawan pun tidaklah ia. Ia menyerupai sebuah boneka tanpa perasaan. Ketika penerangan dalam pesta itu menyilaukan matanya, maka ia berdiam diri saja. Di mana-mana di sekitarnya, dilihatnya pasangan-pasangan sedang berdansa; wanita dan pria yang mengenakan pakaian berwarna-warni dengan memakai kedok di mukanya. Ruangan yang besar itu dipenuhi dengan gelak tawa serta suara-suara orang bercakap-cakap yang membisingkan.
Maka pria yang tak dikenal itu memeluk pinggang Angelica, lalu meluncurlah ia di atas lantai dansa bersama pasangannya dengan diiringi oleh musik wals di tengah-tengah serombongan orang yang bergembira ria itu. Sementara itu, maka gadis itu telah menyatukan pikirannya dan ketika musik berhenti siaplah ia dengan pertanyaannya yang pertama.
Tahukan anda, siapa saya ini"
Tentu saja. Nona Angelica Hofmann.
Anda telah mengenali saya dari baju saya" Kalau begitu, maka andalah yang telah mengundang saya itu.
Memang demikian, katanya dengan mengangguk, sambil membawa gadis itu melalui bangsal itu.
Dan bolehkah saya mengetahui nama anda"
Jangan, katanya menampik. Itu harus dirahasiakan sampai tengah malam. Tengah malam kedok-kedok baru boleh dibuka.
8 Gadis itu berdiam diri. Ia merasa canggung dan tertekan berdampingan dengan orang yang tiada dikenalnya ini, demikian juga perasaannya terhadap segala sesuatu yang ada di sekelilingnya. Tentu saja ia kagum akan berbagai hal yang dilihatnya dalam pesta itu, umpamanya penerangannya yang gilang gemilang serta perlengkapan-perlengkapan, yang serba mahal harganya, apalagi jika dipakai sebagai ukuran kemampuan penduduk dari desa Hohenthal itu. Perwira itu membawanya ke suatu meja kecil dekat lantai dansa. Di atasnya sudah siap sedia sebotol anggur yang mahal harganya di dalam tempat pendingin, lengkap dengan dua gelas anggur di sebelahnya. Angelica harus meminum toast dengan pengiringnya demi kegembiraan mereka pada malam itu dan demi persahabatan mereka. Anggur itu memanaskan seluruh badannya. Minuman semacam itu belum pernah diminumnya, hingga kini hanya dikenalnya dari cerita-cerita orang.
Orang tak dikenal itu sekarang mulai bertanya tentang berbagai hal, yang nampaknya seperti sambil lalu ditanyakan saja. Sukakah ia datang kemari, bagaimana pendapatnya tentang pesta itu, menyenangkan atau tidak, bagaimana pendapat orang tuanya, apakah mereka juga setuju, ia hadir dalam pesta ini. Pertanyaan itu semuanya dijawab oleh Angelica dengan ya, benarlah demikian.
Tiba-tiba ia dihadapkan kepada suatu pertanyaan, yang sulit sekali dijawab.
Dan bagaimanakah tanggapan dari kekasihmu" tanya Frits Seidelmann.
Angelica menundukkan kepalanya. Ia mengetahui, bahwa kawan pestanya itu telah menyindir-nyindir pada anak muda tetangganya. Eduard Hauser. Entah apa sebabnya, akan tetapi
9 pertanyaan ini membuatnya agak kesal.
Jadi" tanya kawan pestanya itu mendesak. Bagaimana pendapat kekasihmu"
Angelica meluruskan kepalanya dengan tinggi hatinya.
Saya tidak mengerti, apa yang anda maksudkan dengan pertanyaan itu. Saya tidak mempunyai kekasih.
Benarkah tidak" tanya perwira itu dari balik kedoknya. Saya ingin sekali anda benar-benar berterus terang kepada saya. Bila anda dapat membebaskan diri, maka
saya dapat menawarkan diriku sebagai pahlawan anda. Setujukah, freule-ku"
Freule! Enak sekali kedengarannya kata ajaib itu! Gadis yang masih belum berpengalaman itu mudah sekali terperangkap. Alangkah perkasanya baju seragam, yang dikenakan kawan pestanya itu dan cincin-cincinnya yang berkilauan di jarinya menyilaukan mata gadis itu.
Silahkan mengikuti saya! Sekali lagi dibawanya gadis itu melantai dan sehabis berdansa itu dibawanya gadis itu ke bupet tempat memesan bermacam-macam minuman dan makanan kecil. Ia harus juga mencoba minuman anggur manis serta berjenis-jenis makanan kecil, yang belum pernah dimakan ataupun dilihat sebelumnya.
Di sini ada juga pasangan-pasangan lainnya yang sedang bercakap-cakap atau bersenda gurau. Ada pula yang melancarkan berbagai lelucon yang disambut dengan gelak tertawa oleh banyak orang. Angelica seolah-olah sedang mengigau dalam kegemuruhan suara-suara orang itu. Ia seolah-olah terbius oleh suasana pesta yang pernah dialaminya itu. Segala sesuatu yang dilihatnyamempesonakannya:peneranganyangberlebih-lebihan, kemilau-kemilau dari aneka ragam baju pesta, kegembiraan meluap-luap tanpa mengenal kesusahan di sekitarnya serta bunyi
10 musik yang membisingkan. Alangkah hebat dan megahnya kehidupan orang kaya raya itu, mereka selalu dapat menghadiri pesta-pesta mewah semacam itu, pikirnya.
Ia melirik kepada kawan pestanya, yang telah memungkinkan baginya mengecap segala kenikmatan ini. Akan tetapi, siapakah gerangan ia" Tak dapatlah ia menerkanya, namun satu hal sudah pasti, ia adalah salah seorang terkemuka di daerah ini.
Gadis itu duduk di sampingnya tanpa berkata-kata dan membiarkan saja tangannya dipegang oleh kawan pestanya itu.
Akan tetapi tiba-tiba pria yang tak dikenal itu melepaskan tangan gadis itu, karena dilihatnya seorang pria berpakaian sebagai orang Turki baru saja masuk ke dalam.
Hantu Pegunungan Batu Karya Karl May di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Akhirnya ia datang juga! serunya, lalu cepat-cepat ia berdiri. Kukira ia takkan datang lagi!
Siapa" tanya Engeltje kepadanya.
Orang itu, yang berdiri di sana, dekat pintu! Maafkan saya sebentar.
Ia berjalan ke ujung bangsal, lalu ia berjabatan tangan dengan orang Turki itu.
Jadi kau datang juga" Naik apa kau ke mari"
Eduard Hauser merasa canggung benar dengan baju pestanya yang asing itu dan dengan suasana pesta yang asing pula baginya dan tidak dapat dikesampingkannya juga perasaannya, bahwa malam ini tentu akan berakhir dengan suatu bencana.
Akan tetapi ketika dilihatnya perwira kaveleri itu datang menghampirinya, maka hatinya menjadi tenteram kembali. Disatukannya pikirannya, supaya dapat melayani segala kemungkinan, yang dapat terjadi.
Dari ucapan orang yang tak dikenalnya itu ternyata, bahwa orang yang berada di hadapannya itu seorang kawan baik
11 Strauch, karena ia sampai-sampai mengetahui pakaian apa yang dipakai oleh Strauch itu. Eduard memutuskan untuk menjawab dengan hati-hati dan tenang.
Untung benar aku dapat menumpang sebuah kereta kuda, yang kebetulan harus ke Hohenthal juga. Kalau tidak, maka tak tahulah aku, katanya sambil tertawa.
Ia pernah mengunjungi Strauch. Karena itu diketahuinya, bahwa Strauch berbicara dengan sedikit mengeluarkan bunyi desis; maka ia berusaha sedapat-dapatnya menirunya. Lagi pula, suaranya pun berubah sama sekali berkat kedok yang dipakainya.
Kau benar-benar menyerupai orang Turki, kata perwira itu. Aku berani bertaruh, Marie pun tidak akan mengenalimu. Akan tetapi mana cincinmu"
Aku tidak mau memakainya! jawab Eduard cepat-cepat dengan membohong.
Haha, cerdik benar engkau! Kau sengaja melepaskannya supaya jangan mudah dikenali orang!
Eduard melayangkan pandangannya ke arah cincin-cincin, yang dipakai oleh orang itu. Bukankah cincin setempel yang dipakainya di tangan kanannya itu sama benar dengan cincin kepunyaan Frits Seidelmann"
Kamu nampaknya tidak begitu gembira! tegur orang itu. Akan tetapi kemudian ia melemahkan suaranya, Tak ingatkah kau mendengar, apakah aku berhasil atau tidak"
Berhasil" Eduard berpikir cepat. Apa yang berhasil" Apakah ada hubungannya dengan Engeltje" Akan tetapi ia tak dapat menerka-nerka begitu saja. Itu
agak berbahaya. Ia harus hati-hati.
Hm! gumamnya. Melihat mukamu yang berseri-seri itu,
12 maka tentunya sudah beres semuanya.
Memang demikian. Gadisku cantik tidak"
Boleh juga. Boleh juga" Kau tidak mempunyai mata! Coba bandingkan dia dengan gadis yang lain-lainnya. Ia di sini sudah nyata yang tercantik! Apa lagi dengan baju ini makin menyala dia, bukan" Eduard mendehem. Tidak satu pun perkataan yang keluar dari mulutnya. Ingin dia sebenarnya memukul si bedebah itu sampai jatuh. Ia harus mengakui kebenaran perkataan orang itu. Baru sekarang dilihatnya, betapa cantik dan menariknya gadis itu, meskipun ia mengetahui juga, bahwa ia sudah kehilangan dia...........
Mengapa kau mendehem mengejek" tanya Seidelmann. Kau berdarah dingin seperti ikan saja. Akan tetapi bagiku aku sudah tergila-gila kepadanya! Aku akan mempertaruhkan segala-galanya, untuk dapat merebut cintanya. Lagi pula ia tak lama lagi akan menetap dalam rumahku, sebagai pembantu rumah tangga. Itu telah kuusulkan kepada ayah.
Kini sudah jelas bagi Eduard, bahwa ia berhadapan dengan Frits Seidelmann.
Akan tetapi bagaimana pendapat gadis itu sendiri, apakah ia mau" tanyanya pura-pura tenang saja.
Mau atau tidak mau, itu tidak menjadi persoalan. Jawab Seidelmann acuh tak acuh. Ayahnya setuju, jadi ia pun harus setuju pula. Lagi pula. Katanya dengan menggerak-gerakkan tangannya seperti sedang menghitung uang, lagi pula aku tidak memperolehnya dengan cuma-cuma. Melihat keseluruhannya, maka sudah dapat dipastikan, bahwa aku akan berhasil. Nanti malam ia akan mendapat ciuman yang pertama dariku.
Itu akan merupakan.............. seru Eduard. Kemudian
13 dikekangnya perasaan hatinya........... Itu akan merupakan
kemenanganyang gilang gemilang, diselesaikannya kalimatnya, yang sedianya harus berlainan sekali bunyinya.
Seidelmann tertawa karena mendengar pujian itu.
Benar, kawanku! Diam-diam kau boleh memperhatikan kami, bila kau mau. Siapa tahu, barangkali kau dapat menyaksikan puncak berhasilnya siasatku itu.
Dengan perkataan itu diputuskannya percakapannya, lalu kembalilah ia kepada Angelica. Akan tetapi Eduard menghilang dalam keramaian dan kesibukan dekat bupet tempat makanan dan minuman.
Ia berada dalam keadaan yang tiada terlukiskan dengan kata-kata. Kekhawatirannya terhadap diri Engeltje menyiksa dirinya, demikian pula amarahnya yang meluap-luap, yang hampir-hampir tidak terkendalikan terhadap Frits Seidelmann, yang hendak mengadakan permainan yang hina dengan gadis yang tiada bersalah itu. Bahkan ia berasa muak terhadap suasana pesta di sekitarnya. Semuanya mengajak bersenda gurau, akan tetapi dalam hatinya badai sedang mengamuk.
Kadang-kadang ia minum anggur, akan tetapi dijauhinya lantai dansa itu. Tiada peduli ia, apakah orang-orang akan mempercakapkan perbuatan orang Turki yang agak ganjil itu. Ia sekali-kali tiada berkeinginan untuk berbicara dan bersenda gurau dengan salah seorang gadis yang tidak dikenalnya. Lagi pula dilihatnya bahwa kepandaiannya berdansa jauh di bawah kepandaian pasangan-pasangan lainnya. Maka ia mundar-mandir saja, seolah-olah tanpa tujuan. Sebenarnya senantiasa diamatinya diam-diam gerak-gerik kekasihnya dengan orang yang menawarkan dirinya sebagai pahlawan itu.
Dan apa yang dilihatnya ketika itu sudah cukup untuk
14 membangkitkan kekhawatirannya serta kemarahannya. Lalu diambilnya keputusan akan bertindak cepat untuk menolong kekasihnya itu bila perlu.
Akibat-akibat buruk, yang mungkin dapat ditimbulkan oleh tindakannya yang terlalu berani itu, tiadalah terpikir olehnya.
Dan inilah yang justru ditakuti oleh Arndt, yang lebih dewasa dan lebih berpengalaman itu.
Setelah dilihat oleh Eduard, bahwa Frits Seidelmann dengan berpelukan tangan mengantarkan gadis Italinya ke luar bangsal, bergegas-gegaslah ia ke luar lebih dahulu.
Ia bersembunyi di suatu ruang kecil dekat pintu. Ruang itu terletak di antara ruang penyimpanan pakaian dan tangga. Tempat itu sesuai benar untuk dijadikan tempat bersembunyi.
Eduard berdiri di situ karena ia mengira, bahwa Angelica dan Seidelmann akan berhenti dan bercakap-cakap lama tanpa di
dengar orang lain, dan itulah tentu tujuan Seidelmann. Wanita penjaga pakaian tertidur di atas kursinya dengan berpeluk tangan dan kepala tertunduk ke bawah.
Pasangan itu ke luar dari pintu. Angelica hendak berjalan ke tangga, akan tetapi Seidelmann menahannya.
Jangan ke situ! Mau apa ke bawah" Kedok anda akan menarik perhatian orang. Lagi pula anda akan masuk angin dengan baju anda yang tipis itu. Biarlah kita berdiri di sini saja!
Anak gadis itu agak ragu-ragu dan menarik nafas dalam-dalam.
Kepala saya pusing , keluhnya.
Itu disebabkan oleh berdansa dan oleh minuman anggur, kata pengiringnya, sambil berusaha menentramkan hatinya.
Kepala saya juga pusing. Buka saja kedok anda, maka anda akan baik kembali.
15 Gadis itu menurut. Panas benar di sana, keluhnya sambil menoleh ke bangsal pesta.
Pria itu memandang dengan gembira kepada mata gadis yang kini tiada ditutupi oleh kedok itu.
Anda belum biasa berdansa dan minum, katanya.
Ayah anda bukanlah orang, yang biasa menghadiri pesta, lagi pula orang yang tidak mempunyai banyak uang seperti anda itu tidak dapat pergi ke pesta. Maafkan saya, bila harus mengucapkan perkataan yang kurang bijaksana itu.
Kemudian dibukanya kedoknya. Akan saya perlihatkan kepada anda, siapakah kawan anda itu. Saya Frits Seidelmann.
Engeltje menjadi pucat pasi.
Tuan Seidelmann, serunya keheran-heranan.
Diam nak! Jangan keras-keras. Mereka tidak boleh mendengar kita. Tak perlu diketahui orang, bahwa kita bersama-sama.........
Ia terhenti, ketika dilihatnya wajah gadis, yang membayangkan rasa terkejut itu.
Biarkan saya pergi! kata gadis itu perlahan-lahan, tetapi dengan penuh keyakinan.
Ke mana anda hendak pergi" Kembali ke ruang yang panas itu" katanya terbata-bata.
Tidak. Saya harus pulang ke rumah.
Gadis itu berusaha melepaskan diri, akan tetapi Seidelmann tetap memegangnya.
Tunggu sebentar lagi, katanya meminta-minta. Tunggu dahulu, sampai anda mendengar, apa yang hendak saya katakan! Jawablah dengan terang! Takutkah anda kepada saya"
Gadis itu menentangnya. 16 Tidak! Kalau begitu, mengapa anda hendak pergi"
Karena saya tak sesuai di sini.
Tidak sesuai dengan saya" Apa maksud anda" Saya kasih pada anda, Angelica. Dua orang yang saling mengasihi, apakah mereka tidak sesuai"
Mudah saja mengucapkan kata-kata. Saya tak percaya anda.
Haruskah saya membuktikannya"
Angelica tiba-tiba menjadi sungguh-sungguh sekali.
Kini ia sudah sadar sesadar-sadarnya. Ia melihat wajah saudagar itu dari dekat, yang sedang memperhatikannya dengan cara yang agak ganjil. Mata saudagar itu membayangkan sesuatu, yang mendatangkan keinsafan pada dirinya sendiri, bahwa peringatan-peringatan yang diberikan Eduard kepadanya benar-benar beralasan. Kini ia merasa malu, lalu mukanya menjadi merah padam.
Tuan Seidelmann, biarkan saya pergi! katanya berani. Sekali lagi saya katakan, bahwa saya tiada sesuai dengan anda. Saya gadis miskin, sedangkan anda saudagar kaya raya.
Apa gunanya segala kekayaan saya, kalau saya tidak memiliki anda. Akan saya buktikan, bahwa saya benar-benar kasih kepada anda. Saya gadis miskin, sedangkan anda saudagar kaya raya. Apa gunanya segala kekayaan saya, kalau saya tidak memiliki anda. Akan saya buktikan, bahwa saya benar-benar kasih kepada anda. Sudahkan anda dengar dari ayah anda tentang apa yang saya percakapkan dengannya"
Angelica terkejut. Mungkinkah saudagar itu sungguh-sungguh mengasihinya, sehingga ia telah meminangnya" Tinggi hati dan sifat kemanja-manjaannya merupakan sifat-sifat utama gadis
17 itu, sehingga dapat mengalahkan sifat muminya yang baik.
Maksud anda telah meminang.............. katanya terputusputus.
O bukan! kata saudagar itu kemalu-maluan memotong perkataan gadis itu.
Tentang hal itu perlu persetujuanmu lebih dahulu bukan" Akan tetapi aku telah membicarakan hal lain lagi dengan ayahmu!
Tanpa berkata-kata dan dengan penuh pengharapan gadis itu melihat kepadanya; peristiwa ini dibandingkannya dengan cara Eduard mempermaklumkan kasihnya kepadanya.
Tiada inginkah kau selalu ada dekatku" bisik Frits Seidelmann.
Apa maksud anda" j awabnya. Dengan jalan menerima pekerjaan yang telah kubicarakan dengan ayahmu, pekerjaan dalam rumah tangga kami. Bayarannya akan lumayan juga.
Muka gadis itu menjadi pucat kembali. Jadi hanya itulah cintanya"
Pelarian Runway 2 Fear Street - Panggilan Masa Lalu The Mind Reader Rahasia Rahasia Kelam 1
Katakan saja ia boleh mampus! Setelah mengucapkan perkataan itu ditutupnya pintu keras-keras di belakangnya.
Boleh mampus" Geram si pemilik rumah makan.
Rupa-rupanya mereka tidak begitu akrab hubungannya.
Ia berdiri di depan pintu di muka rumah lalu melihat-lihat di jalan; di kejauhan dilihatnya ada sesuatu yang membelok di ujung jalan. Apakah itu tamunya yang baru pergi atau bukan, tak dapat dipastikannya.
Kalau benar dia, maka luar biasa cepatnya ia berlari katanya dalam hatinya.
Dengan kesal hati ia masuk lagi ke dalam ruang tamu. Di situ dilihatnya minuman grog yang ditinggalkan oleh tamunya tanpa diminum. Si pemilik rumah makan merasa sayang membiarkan minuman yang sedap itu menjadi dingin.
Ia memperhatikan minuman berwarna kuning dalam gelas itu dengan pandangan mata seorang ahli, lalu mendekatkan gelas berisi minuman itu ke mulutnya.
Tiba-tiba terdengar di belakangnya suara membentak, Hai, sedang mengapa anda"
Ia menoleh kemalu-maluan. Gelas itu hampir-hampir terjatuh ke atas tanah, karena ia melihat orang asing berambut pirang dekat pintu.
Saya kira, anda telah pergi, katanya.
Lihat saja, saya sudah ada lagi!
Akan tetapi baru saja saya keluar rumah dan di situ saya tidak melihat anda.
10 Mana saya tahu, ke arah mana anda mencari" Akan tetapi ingin saya tanyakan, apakah orang yang
berpakaian kehitam-hitaman dan berkacamata biru itu datang lagi ke mari"
Ya, baru saja. Benarkah" Dan apa yang dikatakannya"
Bahwa anda boleh mampus saja.
Apa" Akan saya ajar dia. Ke mana ia pergi"
Ia membelok ke kanan, pikir saya.
Terima kasih. Ia berlari keluar. Pemilik rumah makan menggeleng-gelengkan kepalanya kebingungan. Akan tetapi kemudian ia sadar; sekarang ia harus tahu, ke mana orang aneh itu pergi.
Akan tetapi sesampai di pintu dilihatnya tak ada orang di jalan.
Aneh! Cepat benar orang itu! Atau barangkali saya pergi ke dokter mata suruh periksa mata saya, geram pemilik rumah makan itu kepada dirinya sendiri.
Ia memasuki ruang tamu lagi. Akan tetapi baru saja ditutupnya pintu, maka dilihatnya orang yang berkaca mata biru itu masuk juga ke dalam.
Sudahkah anda sampaikan pesan saya kepada orang berambut pirang itu" Tanyanya sambil tertawa kecil.
Tiba-tiba si pemilik rumah makan itu gemetar di sekujur badannya.
Tuan, saya sekarang tidak dapat berpikir lagi, katanya ragu-ragu. Biar saya sentuh badan anda sebentar. Saya ingin mengetahui, anda itu manusia biasa yang terjadi atas daging dan darah atau bukan. Dipegangnya lengan orang asing itu, lalu ia bernafas dengan lega.
Si Kacamata Biru itu melepaskan diri dari pegangannya
11 sambil tertawa-tawa. Apakah saya ini sedang berhadapan dengan orang sinting" Memang kita dapat menjadi sinting menghadapi hal-hal demikian, gerutu si pemilik rumah makan. Ia menyerupai seorang yang patah semangat. Saya tak tahan lagi. Yang seorang menanyakan tentang yang seorang lagi, berkali-kali begitu, dan keledai-keledai itu keluar masuk saja. Mestinya suatu kali kepala mereka akan berlanggar, kalau terus-menerus demikian. Sekarang begini saja! Biar saya tetap duduk di sini sampai bedebah itu kembali lagi, kata orang asing itu, seraya masuk ke dalam ruang tamu dan menutup pintu di belakangnya.
Ya, saya rasajuga, lebih baik demikian! Sebab nanti saya tidak
tahu lagi, apakah saya pemilik Lembu Emas atau...........
Atau lembu emasnya sendiri, kata si Kacamata Biru sambil tertawa.
Akan tetapi baik kita kesampingkan sekarang segala kelakar, tuan! Tenang-tenang saja. Tolong beri saya bir segelas lagi! Binder mengambil minuman itu lalu menjatuhkan diri di atas kursi dekat tamunya sambil mengeluh.
Kenalkah anda akan orang berambut pirang itu" Tanyanya ragu-ragu.
Hm. Sebetulnya saya tidak boleh membuka rahasia, akan tetapi karena ia telah begitu mempermainkan anda, maka saya akan mengatakannya saja: ia sebenarnya seorang polisi.
Seorang...... polisi" kata pemilik rumah makan dengan
mata terbelalak. Ia mulai menduga sesuatu. Mungkinkah ia seorang detektip" Siapa namanya"
Saya kira Arndt namanya. Arndt" teriak pemilik rumah makan gemetar.
Arndt. Bukankah ia orang yang disebut-sebut dalam surat
12 saudaranya........" Benar, kata orang asing itu melanjutkan keterangannya tentang orang yang berambut pirang itu. Telah saya dengar, bahwa ia tinggal di rumah penjaga hutan yang tua, yang bernama Adler itu.
Aneh! Apa yang aneh" tanya si Kacamata Biru.
Oh, eh, tidak apa-apa. Orang itu memandang kepadanya dengan curiga.
Barangkali anda kenal akan orang yang bernama Arndt itu" Sama sekali tidak, jawab pemilik rumah makan dengan permainan sandiwara yang agak kurang berhasil.
Kalau begitu, waspadalah terhadap dia!
Waspada" Saya" Apa maksud anda"
Karena anda terlibat dan dia datang di sini untuk menangkap
Hantu Hutan dengan kawan-kawannya itu.....
Lalu orang asing itu membuat dengan jarinya sebuah lingkaran di sekitar lehernya. Binder yang malang itu makin terjepit. Pikirannya seperti benang kusut dan ia tidak tahu lagi mana ujung mana pangkalnya.
Jika orang yang berambut pirang itu benar-benar detektip, yang bertugas menangkap Hantu Hutan dengan gerombolan penyelundupnya itu, maka tentu saja ia sudah mencium jejaknya dan sebaliknya orang itu pun sudah mengetahui, bahwa ia sedang dicari. Maka tentulah ia sudah waspada dan tidak akan mudah digiring masuk dalam perangkap, yang dengan sengaja dipasang oleh pemilik rumah makan itu. Jadi justru denga
n tipu muslihatnya yang licin itu Binder salah-salah dapat dianggap sebagai mata-mata oleh gerombolan penyelundup itu dan oleh karena itu dapat mengundang kemarahan dan pembalasan
13 mereka. Untuk menyembunyikan kekusutan pikirannya, maka ia memalingkan badannya melihat ke arah jam yang sedang mati. Wah, jam itu mati, perlu diputar dahulu! katanya tiba-tiba. Ia memanjat ke atas sebuah kursi lalu memutar jam itu. Begitu asyiknya ia dengan pekerjaan itu, sehingga tiada diketahuinya, bahwa si Kacamata Biru sementara itu sedikit merombak-rombak pada janggutnya serta pada bajunya dan membalikkan kopiahnya. Kemudian orang asing itu menghapus-hapus seluruh mukanya dengan sepotong kain. Segala pekerjaan itu dilakukannya dengan cekatan dan dengan cepatnya sambil bercakap-cakap terus-menerus.
Jadi menurut pendapat anda dia tidak akan berhasil, katanya acuh tak acuh.
Tak mungkin! Kata Binder pasti.
Baik kalau begitu, sebab sayang sekali kalau usaha kita yang menguntungkan itu akan terhambat olehnya.
Pemilik rumah makan memutar kunci jam dengan hati-hati.
Dengan mudah dapat saya mengelabui matanya.
Bagus, kerjakan saja! Saya tahu benar, anda itu orang yang cerdik, sedangkan orang itu ternyata sangat bodoh.
Binder memperbaiki sesuatu pada jam, lalu dengan hati-hati sekali menggoyangkan bandulnya. Sambil bekerja itu ia bercakap terus-menerus.
Memang. Saya kira Hantu Hutan itu bukanlah lawannya. Barang siapa yang hendak menangkap Hantu Hutan harus mempunyai akal yang panjang. Saya kira tak berani si dungu itu kembali lagi. Itu pun sesuai dengan kehendak saya. Ia seorang yang lamban, lagi pula saya tak sudi lantai saya diinjak-injak oleh polisi. Kalau tergantung pada saya, orang itu boleh mampus saja.
14 Nah, jam tua ini sudah baik kembali, sudah dapat menunjukkan
jam seperti biasa lagi dan sekarang kita akan......
Ia melompat dari kursi lalu memalingkan badannya. Tiba-tiba wajahnya berubah menjadi tidak keruan. Ia melongo saja, tercengang-cengang melihat pemandangan di hadapannya. Orang yang berdiri di hadapannya bukannya si Kacamata Biru lagi, melainkan yang berambut pirang, yang berkali-kali telah dikatainya si dungu dan si lamban itu.
Apakah dia tadi sudah masuk lagi" tanya tamunya yang baru itu dengan ramah tamah, seolah-olah ia baru saja masuk dan tidak mengetahui apa-apa. Suaranya berlainan sekali dengan si Kacamata Biru itu.
S.....si.apa" tanya pemilik rumah makan separuh
merintih. Dia, yang berkacamata biru itu. jawab orang yang berambut pirang itu acuh tak acuh.
Baru saja ia masih di si....si.....
Anda ini sedang mempertunjukkan kemahiran anda meringkik seperti kuda"
S......s............saya tak tahu apa-apa lagi.
Kalau begitu, memang keadaan anda sudah gawat. Alamat buruk. Suatu tanda, bahwa anda mungkin sudah menderita kehilangan ingatan ataupun sudah agak pikun. Untunglah dapat saya sedikit menolong anda. Anda itu tuan Binder, pemilik rumah makan Lembu Emas dan anda mempunyai seorang saudara, yang bekerja sebagai polisi di kota. Silahkan duduk di sini. Ya, begitu! Katakanlah dahulu, sudahkah kiranya anda menerima sepucuk surat dari saudara anda baru-baru ini" Pemilik Lembu Emas menarik nafas dalam-dalam. Kini tahulah ia, bahwa orang yang dinanti-nantinya itu sedang duduk
15 di hadapannya. Ya, memang benar! Dan apakah isinya" adalah pertanyaan yang berikutnya.
Oleh karena anda sudah tahu semuanya, maka tak perlulah ada yang disembunyikan lagi. Detektip Arndt dari ibu kota akan singgah pada keluarga Adler dan juga akan mengunjungi saya. Saya diminta untuk memberi bantuan sebanyak-banyaknya kepadanya.
Dan sayalah orang itu Sekarang saya pun mengerti juga. Lagi pula orang yang berbaju hitam berkaca mata biru itu mengetahui banyak tentang anda. Awas tuan, ia seorang penjahat yang paling berbahaya; ia ingin menyelundupkan barang-barang.
Ah tidak! Tidak tahukah anda, bahwa ia hanya berpura-pura saja" Ia hanya berbuat demikian untuk mengelabui mata Hantu Hutan dan dengan demikian dapat menangkapnya.
Lega hati Binder mendengar keterangan tadi. Ia dapat mengejapkan mata dan berkelakar lag
i, karena sekarang hal-hal sudah mulai menjadi jelas baginya.
Oh, sekarang saya sudah mulai mengerti! katanya.
Anda dengan tuan yang satu lagi adalah teman sekerja, bukankah demikian"
Bahkan lebih lagi dari pada itu!
Tadinya kira saya, ia benar-benar hendak menyelundup dan untuk mengelabui matanya, saya telah mengarang suatu ceritera.
Itu tidak ada. Akan tetapi perlukah kiranya, anda terus-menerus mengatai saya sebagai bodoh, dungu dan lamban itu"
Saya hanya pura-pura saja tuan! Janganlah berkecil hati, lebih baik katakan saja, di mana teman anda itu sekarang berada.
16 Ia sedang duduk di sini, di tempat saya ini. Hanya pakaian yang dipakainya salah. Saya hendak menggantinya. Perhatikan baik-baik!
Arndt melipat tepi mantelnya ke dalam, lalu mengenakan mantelnya, menarik pada ikat peinggangnya, lalu bermunculanlah sepasang kaki celana yang hitam warnanya.
Kemudian ia menukar rambut palsunya yang pirang dengan yang hitam warnanya, mengenakan kacamata biru, membalikkan kopiahnya dan selesailah sudah penjelmaannya menjadi saudagar penyelundup si Kacamata Biru itu. Bahkan raut mukanya pun nampaknya sudah berubah pula.
Binder mengikuti gerak gerik Arndt dengan perasaan heran bercampur kagum dan gembira. Sekarang ia sudah memperoleh keseimbangannya pula.
Siapa yang dapat mengira! serunya dengan bersemangat. Dua orang yang berlainan yang berada dalam satu tubuh. Memang, dengan jalan demikian orang yang cerdik pun akan dibuat jadi bingung. Masih ada suatu hal, yang saya kurang mengerti: saya telah mengikuti anda ke luar rumah, akan tetapi tiada dapat melihat anda di jalan.
Memang saya juga tiada pergi ke jalan, saya hanya setiap kali berada di dapur dalam rumah anda.
Di dapur" Akan tetapi di situ ada isteri saya serta anak laki-laki dan anak perempuan saya.
Benar. Dan mereka bertiga telah membantu saya.
Apa" Mereka sudah tahu"
Ya memang begitu. Ketika tadi saya tiba di sini, anda tidak ada di rumah; maka saya berkenalan lebih dahulu dengan keluarga anda. Penyamaran-penyamaran yang telah saya lakukan itu untuk menguji ketajaman pemandangan serta daya pikir anda,
17 dapatkah anda dengan bantuan sifat-sifat itu mengenali diri saya meskipun dalam penyamaran"
Ketajaman pemandangan serta daya pikir saya" kata pemilik rumah makan mengulangi kata-kata yang baru didengarnya, lalu ia menggaruk-garuk belakang telinganya.
Cukuplah sekian keterangan itu. Silakan duduk-duduk sajalah di sini! Untunglah kita sendiri saja di sini. Dapatkah kita bicara dengan leluasa"
Anda tak usah khawatir tentang hal itu. Sekarang sudah bukan waktunya menerima tamu lagi.
Saudara anda menyuruh saya datang kepada anda dan ia percaya anda dapat memberi bantuan kepada saya.
Saya tidak akan mengecewakan anda. Sungguhpun saya masih belum mengetahui tujuan sebenarnya dari pada anda, namun jika anda berniat untuk menangkap Hantu Hutan, maka tujuan saya pun akan sejalan. Hanyalah satu hal yang ingin saya peringatkan: pekerjaan itu sangat susah maupun berbahaya. Maka hasilnya pun akan dibuat lebih berharga, tuan Binder! Sudah tiba waktunya untuk menghentikan kegiatan-kegiatan Hantu Hutan selama-lamanya!
Dan apakah yang harus saya kerjakan dalam hal ini" Untuk sementara masih belum ada pekerjaan-pekerjaan yang ditentukan. Saya hanya memerlukan beberapa orang kepercayaan di sana-sini. Maka saya ingat juga akan anda.
Itu suatu kehormatan bagi saya.
Selanjutnya saya ingin bertanya, apakah anda tiada berkeberatan, bila perlu kadang-kadang saya bermalam di rumah anda"
Tentu saja tidak. Setiap waktu akan saya sediakan suatu kamar tamu, tempat anda dapat bermalam sesuka hati.
18 Bagus, kata Arndt sambil mengangguk. Untuk sementara pembicaraan mengenai hal itu saya anggap sangat penting. Sekarang saya harus pergi. Tak lama kemudian saya akan kembali lagi dan akan saya hargai sekali, jika kamar itu sudah disiapkan Bila saya suatu kali datang dalam keadaan menyamar, maka saya akan membisikkan kata orang asing secara yang tidak menarik perhatian orang kepada anda, supaya anda dapat mengenali saya.
Ia berjabatan tangan dengan pem
ilik rumah makan dan barulah sekarang pemilik rumah makan itu dapat melihatnya lalu di jalan.
BAB VI Berita Kode Beberapa jam kemudian seorang laki-laki berjanggut dan berambut merah memasuki ruang tamu rumah makan Lembu Emas. Ia berpakaian sederhana seperti orang-orang di daerah itu, akan tetapi kita tidak mendapat kesan ia seorang pekerja biasa. Ia memberi isyarat kepada pemilik rumah makan untuk mengikutinya dan mereka berdua bersembunyi di balik pintu ruang bawah tanah yang sedang terbuka.
Apakah kehendak tuan" tanya pemilik rumah makan. Orang asing, bisiknya.
Astaga, anda dapat menjelma demikian rupa, sehingga menjadi sulit sekali menerkanya! kata Binder keheran-heranan. Akan tetapi anda datang tepat pada waktunya. Saya ada khabar yang penting bagi anda.
Benarkah" Begitu cepatnya" Kawan semacam itulah yang berguna bagi saya. Ada apa"
Satu jam yang lalu duduklah di sini dua orang, yang belum pernah ke mari. Berkat peringatan-peringatan yang anda berikan kepada saya, maka saya menjadi curiga. Saya membiarkan mereka duduk sendiri, akan tetapi saya berusaha mendengarkan percakapan mereka dari belakang pintu. Mereka berbicara berbisik-bisik dan saya hanya dapat menangkap pembicaraan mereka tentang sebatang pohon eik yang besar, tempat mereka dapat menemukan pesan-pesan dari pimpinannya. Kira-kira setengah jam yang lalu mereka pergi lagi.
Tiga puluh menit yang lalu" Maka jangan buang-buang waktu lagi. Berjalan kaki memakan waktu terlalu lama. Dapatkah saya
1 menyewa seekor kuda di sekitar sini"
Hm. Saya dapat meminjamkan anda seekor kuda yang sudah agak tua. Dapatkah anda naik kuda"
Dapat. Akan tetapi saya lupa. Agak berbahaya juga. Kuda itu sudah selama satu tahun tidak pernah ditunggangi orang.
Tidak apa. Saya rasa akan dapat juga menungganginya. Saya harus cepat-cepat ke situ, tak peduli bagaimana caranya. Besok saya kembalikan atau saya suruh kembalikan lagi kuda itu. Beres, kata pemilik rumah makan, lalu bergegas-gegas ke kandang kuda.
Beberapa menit kemudian Arndt memacu kudanya pada senja hari ke luar kota. Ketika ia sampai ke Hohenthal, ia menyimpang darijalan biasa; ia tidak mau dilihat orang, supayajangan menjadi bahan tontonan. Tak lama kemudian ia membelok lagi ke arah, yang menuju ke rumah penjaga hutan. Di situ dilihatnya di hadapannya sedang berjalan seseorang, yang segera dikejarnya. Dihentikannya kudanya.
Hai, andakah itu" Selamat sore!
Eduard Hauser memandangi orang yang berkuda itu keheran-heranan.
Selamat sore! jawabnya. Apa kehendak anda"
He, mengapa begitu" Benar juga, anda tidak mengenali saya. Arndt memegang berturut-turut telinga kiri dan telinga
kanannya. Saya adalah........
Wah, saya benar-benar tidak dapat mengenali anda. Untunglah saya bertemu dengan anda, sebab saya memang sedang dalam perjalanan ke tempat anda.
Ke tempat saya" Apakah anda telah menemukan sesuatu" Anak muda itu mengangguk.
2 Penting tidaknya tidak saya ketahui dengan pasti akan tetapi saya kira, telah menemukan sesuatu yang penting,
bahwa........ Arndt memotong perkataannya.
Tunggu dulu! Saya kira keterangan anda itu tidak dapat selesai dengan sepatah dua patah kata saja. Sebenarnya saya tak ada banyak waktu, karena saya harus cepat-cepat pulang. Akan
tetapi saya akan turun dahulu dan......
Sekarang giliran Eduard yang memotong perkataan Arndt itu. Jangan, jangan! Anda berkuda perlahan saja. Bahkan boleh anda larikan kuda anda lebih kencang sedikit. Saya masih muda dan sehat. Saya dapat mengikuti anda. Dengan demikian anda tidak membuang-buang waktu dan sekaligus dapat mendengar ceritera saya.
Baik, kata Arndt sambil mengangguk. Mari kita jalan lagi! Dan katakan saja apa yang perlu dikatakan.
Dengan berpegangan pada kekang kuda dengan tangan kanannya ia berjalan bersama Arndt menuju ke rumah penjaga hutan. Sambil berjalan ia berceritera tentang pengalamannya.
Anda harus tahu, bahwa tadi saya meluangkan waktu pergi ke rumah penginapan untuk minum bir segelas.
Masa, kata Arndt sambil tersenyum.
Ya, saya minum bir itu bukan tanpa alasan, karena seorang kenalan ayah telah meny
uruh saya pergi ke rumah penginapan untuk menyelesaikan sesuatu.
Jadi saya datang ke rumah penginapan itu. Ketika itu hari sudah sore. Ketika saya masuk ke dalam ruang tamu, saya lihat di situ sudah ada dua orang tamu, yang belum saya kenal. Saya hanya melihat mereka sepintas lalu saja, akan tetapi melihat gelagatnya mereka itu bukanlah orang baik-baik. Tiba-tiba saya
3 lihat, bahwa salah seorang menatap muka saya dan menggosok-gosok matanya. Kalau hanya itu saja yang saya lihat, masih belum saya curiga, akan tetapi orang yang satunya lagi berbuat demikian juga. Tiba-tiba pintu terbuka dan masuklah beberapa orang lagi melalui pintu itu. Mereka semuanya menggosok matanya. Itu kelihatannya agak mencurigakan.
Arndt mendengarkan ceritera itu dengan penuh perhatian lalu mengangguk sedikit.
Bagus, Eduard Hauser. Anda mempunyai bakat untuk menyelidiki sesuatu. Akan tetapi ingin saya ketahui: dengan tangan sebelah mana mereka menggosok dan mata sebelah mana"
Semuanya dengan tangan kanan menggosok mata sebelah kanan juga.
Jadi mereka menggunakan suatu tanda pengenal. Dan selanjutnya: siapakah mereka yang masuk itu"
Orang-orang yang tidak begitu dikenal di daerah ini.
Dan apakah mereka berbicara dengan dua orang yang lebih dahulu datang itu"
Mereka duduk mengelilingi meja itu juga dan agaknya membicarakan sesuatu. Akan tetapi apa yang dibicarakan mereka itu bukanlah hal-hal yang mencurigakan. Saya telah mendengarkan percakapan mereka agak lama. Karena itu saya memesan juga bir satu gelas. Saya berusaha supaya tidak menarik perhatian mereka. Akan tetapi akhirnya saya harus pergi juga. Saya khawatir, kalau-kalau pemilik rumah penginapan atau orang-orang desa itu menaruh curiga. Sudah diketahui umum, bahwa saya tidak mempunyai uang cukup untuk minum-minum di suatu kedai.
Dan apakah yang anda lakukan kemudian" Apakah anda telah
4 memata-matai mereka untuk mengetahui, apa yang diperbuat mereka"
Memang itulah yang hendak saya lakukan. Akan tetapi itu akan memakan waktu lama juga. Tiba-tiba terlintaslah sebuah pikiran yang baik. Saya ingat akan pohon eik yang besar itu, yang menurut anda mungkin merupakan tempat bertemu gerombolan penyelundup itu. Hal itu saya ketahui dari penjaga hutan Adler, ketika saya atas suruhan anda pergi kepadanya menanyakan tentang tanda pengenal. Pikiran, bahwa mungkin mereka nanti akan bertemu lagi dekat pohon itu tak dapat lepas dari ingatan saya. Oleh karena itu cepat-cepat saya pulang untuk mengambil sehelai kain seprai, yang sekarang saya bawa di bawah baju saya. Kemudian hendak ke tempat anda untuk mengajak anda pergi bersama-sama memata-matai mereka.
Anda telah bekerja baik, demikian diterangkan oleh Arndt. Apa lagi sangat saya hargai, bahwa terpikir juga oleh anda akan membawa kain seprai itu. Ikut sajalah ke rumah penjaga hutan! Atau, begini lebih baik lagi. Anda pergi dahulu ke pohon eik itu. Saya pulang ke rumah untuk kemudian menyusul anda ke pohon eik itu. Dapatkah kiranya anda menyelinap ke tempat itu tanpa diketahui orang"
Ke pohon eik itu, maksud anda" Pasti dapat. Tak akan diketahui orang.
Baik, maka kerjakanlah. Jadi anda pergi ke pohon eik itu, lalu mengamat-amati kelakuan para penyelundup itu. Saya akan datang tak lama lagi. Bila saya tak salah, dekat pohon eik itu ada juga sebatang pohon cemara yang besar. Benarkah demikian" Benarlah, ada sebatang pohon cemara.
Dahan-dahannya di sebelah bawah sangat rapat tumbuhnya dan bergantungan sampai ke tanah. Itulah merupakan tempat
5 perlindungan yang istimewa. Akan tetapi berhati-hatilah, jangan sampai menyinggung-nyinggung pohon, sehingga saljunya berjatuhan.
Arndt melanjutkan perjalanannya. Sesampainya di rumah penjaga hutan, maka ia disambut oleh Adler, yang sengaja keluar untuk melihat penunggang kuda dengan kudanya itu dari dekat tanpa mengenalinya.
Arndt tertawa dan memegang dengan tangan kanannya telinga kiri dan kemudian telinga kanannya.
Masakan anda tidak kenal akan saudara sepupunya.
Wah, andakah itu" Dari mana anda mendapat kuda itu" Dari Lembu Emas . Dapat anda menyimpannya di sini" Tentu dapat! Saya
akan menaruhnya dalam kandang. Pembantu kami akan mengembalikannya besok pagi, jika anda sudah tidak memerlukannya lagi. Silakan masuk saja dahulu ke dalam kamar anda. Di situ agak panas.
Terima kasih, akan tetapi saya harus pergi lagi. Tolong minta disediakan makanan di kamar saya, yang akan saya makan sekembali saya.
Adler si tua itu mengangguk menyatakan setuju. Lalu ia mendekatkan kepalanya ke telinga saudara sepupunya.
Hati-hatilah, sepupu! Tadi datang ke mari seorang penjaga perbatasan; seorang anak muda yang kerap kali ke mari. Ia mempercayai saya, karena ia tahu, bahwa saya dapat menyimpan rahasia. Katanya, bahwa mereka nanti malam akan mengadakan penyerbuan.
Apakah nama tempatnya juga disebut"
Dia sendiri masih belum mengetahuinya, akan tetapi pada persiapannya dibicarakan tentang penangkapan burung pipit .
6 Haha. Ia tidak mau membocorkan rahasia, tetapi ingin juga memberi keterangan yang jelas. Maka disindir-sindirnya suatu tempat yang mengandung nama yang mirip dengan itu. Lihat saja nanti!
Arndt berlari naik ke atas, menanggalkan alat-alat penyamarannya, mengemasi barang-barang yang diperlukannya, lalu menyelinap ke pohon eik itu tidak secara langsung, melainkan melalui jalan-jalan memutar. Ketika hampir sampai di pohon eik itu dilihatnya ada orang yang menuju ke arahnya. Cepat-cepat ia bersembunyi ke balik pohon dan membiarkan orang itu lalu. Kini Arndt melanjutkan perjalanannya dengan lebih hati-hati lagi dan akhirnya ia sampai ke pohon cemara yang rindang itu yang letaknya dekat pohon eik yang besar itu.
Ia membungkuk dan merangkak ke bawah dahan-dahan yang penuh dengan salju itu.
Saya di sini, bisik Eduard. Anda ke mari saja, saya dapat bergeser sedikit.
Frans Arndt merangkak dengan hati-hati sekali, sehingga tak ada salju jatuh ke bawah. Di situ mereka berbaring sebelah-menyebelah. Tak ada orang yang dapat melihat, bahwa di tempat itu ada dua pasang mata serta telinga yang sedang mengamat-amati.
Saya telah menjumpai seseorang tadi. Sudah adakah orang yang datang ke pohon eik itu"
Sudah beberapa orang. Apakah anda juga dapat mengenalinya"
Tiada seorang pun yang dapat saya kenali. Mereka semuanya berkedok. Mereka meraba-raba batang pohon eik itu dan menyalakan juga sebatang korek api.
Korek api" Itu suatu kecerobohan, yang tidak kita duga
7 dapat diperbuat oleh para penyelundup itu. Dan selanjutnya bagaimana" Apakah yang terjadi kemudian"
Mereka memegang suatu benda dalam tangannya, mungkin sepotong kertas dan mereka membacanya.
Tentunya ada perintah atau petunjuk yang tertulis di atas kertas itu. Apakah kertas itu dibawa mereka pergi"
Tidak. Sepanjang penglihatan saya, mereka memasukkannya lagi ke dalam pohon itu.
Jadi harus ada lubang di batang pohon eik itu! Hanya agak sukar menemukannya. Mungkin lubang itu tersembunyi di belakang kulit pohon yang dapat dilepaskan, akan tetapi hal itu
akan kita lihat nanti....sst! diam!
Sesosok tubuh berjalan mengarungi salju. Ia menghampiri pohon itu, mengangkat tangannya ke atas ke arah batang pohon, kemudian menariknya kembali, lalu menggoreskan sebatang korek api. Berkat mata Arndt yang tajam dapat dilihatnya sepotong kertas dalam tangan orang itu. Nampaknya orang itu mengembalikan lagi kertas itu di pohon yang tua itu, lalu ia cepat-cepat pergi lagi dari situ.
Sudahkah anda perhatikan baik-baik tadi" tanya Arndt. Sudah. Orang itu pun tidak saya kenali. Akan tetapi saya tahu tingginya tempat persembunyian itu. Mari kita cepat-cepat pergi ke situ!
Janganlah kita terburu nafsu; tunggu sebentar lagi!
Lama mereka menunggu. Setelah dilihatnya keadaan sudah aman, mereka keluar dari tempat persembunyiannya, lalu berjalan di atas jejak orang yang sudah terdapat di atas salju itu, menuju ke pohon eik itu. Eduard meraba-raba sepanjang batangnya.
Di sini saya dapat meraba kulit pohon yang sudah kering,
8 katanya. Nah inilah, saya telah menemukannya. Kita tinggal menariknya saja. Ini pegangan suatu peti, yang tepat masuk ke dalam lubang berbentuk bujur sangkar di dalam batang. Lihat saja sendiri, tuan Arndt!
Ia memegang sesuatu di d alam tangannya. Arndt memalingkan mukanya ke arah pohon itu, menyelubungi tubuhnya dengan kain seprai yang telah dibawanya, lalu menyalakan lenteranya yang kecil itu sebentar.
Bis surat yang agak aneh! katanya. Kita sekarang berada dalam keadaan perang, maka tak usahlah memusingkan kepala dengan undang-undang kerahasiaan dalam surat menyurat. Berikan saja surat itu kepada saya! Akan saya baca! Haha, suatu perintah dari markas besar: Tepat pukul satu di Lembah Hutan. Hm! Kita berhadapan dengan orang-orang yang sangat licin, maka kita harus selalu waspada, supaya jangan terpedaya oleh mereka. Mereka telah menyebarkan berita-berita palsu untuk memperdayakan duane. Berita-berita itu mengatakan, bahwa gerombolan penyelundup akan berkumpul di Lembah Burung Pipit, padahal tempat berkumpul mereka yang sebenarnya ialah di Lembah Hutan. Laknat! Akan tetapi jangan lama-lama lagi di sini. Letakkan semua benda di tempatnya lagi! Kita harus ke
Lembah Hutan, kalau tidak.......
Eduard memasukkan peti dengan suratnya itu ke tempatnya di batang pohon itu. Kemudian Arndt menariknya pada lengannya.
Ada orang! Cepat-cepat ke bawah pohon cemara! Akan tetapi jagalah, supaya jangan membuat jejak-jejak baru, nanti kita diketahui mereka!
Dengan terselubung kain seprai itu mereka bersama-sama merangkak-rangkak di atas salju, lalu menghilang lagi ke
9 bawah pohon cemara. Benar juga. Belum ada semenit kemudian muncullah seorang penyelundup lagi. Ia menggoreskan sebatang korek api, membaca perintah itu, lalu pergi lagi. Nyata, bahwa para penyelundup itu harus tunduk pada peraturan yang ketat, karena setiap orang berusaha untuk berjalan di atas tapak-tapak kaki yang sudah dibuat oleh kawan-kawannya yang lebih dahulu, sehingga membuat jejak-jejak itu kabur. Setelah orang itu tiada kelihatan lagi, keluarlah Arndt dari tempat persembunyiannya.
Dapatkah anda tahan diam di sini sejam lagi" tanyanya kepada Eduard.
Mengapa tidak" Baik, kalau begitu, saya akan pergi dahulu ke Lembah Burung Pipit.
Dapatkah anda menemukannya"
Anda tidak usah khawatir. Nantikanlah saya di tempat ini sampai saya kembali lagi. Dari Lembah Burung Pipit ke Lembah Hutan itu jaraknya agak jauh juga, kira-kira sejam perjalanan. Duane harus segera diberitahu untuk dapat menggagalkan rencana gerombolan penyelundup. Saya rasa dalam satu jam saya sudah kembali lagi.
Lembah Hutan itu suatu lembah, yang penuh ditumbuhi pohon-pohon, yang terdapat di tengah-tengah hutan lebat, berbentuk seperti sudut lurus sampai ke perbatasan. Lembah Burung Pipit letaknya kira-kira satu jam perjalanan dari situ. Lembah itu merupakan tempat yang tandus berbatu-batu dan sunyi. Setelah Arndt sampai ke tempat itu ia berhenti lalu bersiul.
Tak ada sesuatu yang bergerak.
Di balik sebuah batu karang dekatnya berjongkoklah dua orang penjaga perbatasan.
Cerdik benar ia! bisik yang seorang kepada yang seorang
10 lagi. Ia memancing-mancing untuk mengetahui apakah ada orang di sini.
Maka kita pun tiadalah begitu bodoh untuk memberitahukannya. Bila diketahuinya kita ada di sini rencana kita akan menangkap mereka akan menjadi kacau-balau. Dan itulah memang kehendak mereka.
Arndt bersiul sekali lagi, akan tetapi tiada berhasil pula.
Apakah di sini ada juga orang-orang duane" tanyanya keras-keras.
Kurang ajar benar! geram salah seorang penjaga perbatasan. Tangan saya menjadi gatal, ingin menamparnya di mukanya sekali. Atau lebih baik lagi pukul saja dengan gagang senapan kepalanya!
Akan tetapi kawannya menariknya pada ikat pinggangnya.
Cepat pindah ke sebelah sana! Ia akan lewat di sini!
Mereka berjalan mengendap-endap secepat mungkin, lalu berdiam diri tanpa bergerak, siap sedia untuk langsung bertindak. Arndt sekarang sudah dekat sekali dari mereka dan mempelajari jejak-jejak di atas tanah. Tiba-tiba terdengarlah oleh penjaga perbatasan Arndt tertawa geli.
Dengarkanlah, tuan-tuan, katanya agak keras, sudah saya lihat kartu nama anda di atas salju. Janganlah suruh saya berjalan empat langkah lagi untuk sampai kepada anda! Saya telah bersusah payah mencari anda, karena saya ada berita yang
penting. Akan tetapi sampai sekarang masih tetap sunyi keadaannya.
Baik, kata Arndt dengan suara yang keras, kalau begitu, saya akan berjalan beberapa langkah lagi. Maka tuan-tuan akan dapat menyaksikan sendiri, bahwa saya tiada berkawan.
Setelah mengucapkan perkataan itu ia berjalan dengan
11 tenangnya. Karena itu para penjaga perbatasan mulai menaruh kepercayaan kepadanya. Sekonyong-konyong muncullah seorang keluar dari tumpukan salju. Di dalam tangan kirinya ia memegang sebilah pisau belati dan di dalam tangan kanannya sepucuk pistol.
Berhenti! serunya memerintah dengan suara tertahan-tahan. Diam di tempat dan bicaralah perlahan-lahan. Siapakah anda"
Hantu Pegunungan Batu Karya Karl May di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Masukkan saja besi penembak itu ke dalam saku anda, karena benda-benda itu mempunyai kebiasaan yang buruk, yaitu dapat
meletus dengan sendirinya, dan.......
Seperti sudah menurut perjanjian, maka bermunculanlah pada ketika itu beberapa sosok tubuh dari balik batu karang yang besar. Dan hingga sekarang pun pistol itu diarahkan secara mengancam kepada diri Arndt.
Apakah ini sesuatu lelucon" seru penjaga perbatasan kesal. Lelucon" jawabnya. Tak sedikit pun terpikir oleh saya membuat lelucon di tempat seperti ini pada jam ini dan dalam cuaca seburuk ini. Tidak, sebaliknyalah saya datang ke mari untuk mencegah orang-orang lain yang tiada mengenal peri kemanusiaan akan membuat lelucon dengan anda. Orang-orang lain" Siapakah maksud anda"
Anda di sini sedang mengadang gerombolan penyelundup, akan tetapi mereka sekali-kali tidak berniat lewat di sini. Anda telah diperdayakan oleh mereka. Orang-orang yang anda nantikan kedatangannya akan melewati perbatasan di daerah lain, yaitu melalui Lembah Hutan.
Anda janganlah melebih-lebihkan lelucon, tuan!
Anda mempunyai kebiasaan yang sungguh aneh untuk memperlakukan orang-orang yang dengan suka rela ingin
12 membantu anda! bantah Arndt. Takutkah kiranya anda kepada saya" Itu tidak masuk di akal. Orang-orang anda begitu banyaknya, sedangkan saya seorang diri saja. Jadi tenangkan hati anda dan silakanlah membaca apa yang tertulis di atas kartu ini.
Perwira perbatasan menerima kartu itu dengan tangan teranjur, lalu berusaha membacanya. Akan tetapi hari terlalu gelap untuk dapat membaca tulisan pada kartu itu.
Gunther, ambil lentera! Salah seorang dari duane menyinari kartu itu dengan lentera. Pemegang kartu ini bila memerlukannya harus diberi bantuan sebanyak mungkin oleh instansi mana pun.
Di bawahnya terdapat tanda tangan komisaris polisi ibu kota lengkap dengan capnya yang besar.
Astaga! kata perwira perbatasan itu dengan suara tertahan-tahan seraya memasukkan pistolnya kembali ke dalam selubungnya. Mengapa tidak segera anda katakan siapakah anda sebenarnya"
Karena anda lebih suka bersembunyi dan juga karena anda menerima saya dengan rasa curiga.
Maaf tuan. Kami berbuat begitu karena kami harus berhati-hati sekali. Kami berhadapan dengan penjahat-penjahat ulung. Itu pun saya ketahui, maka dari itu saya ke mari. Gerombolan penyelundup berkumpul pukul satu tepat di Lembah Hutan. Kurang ajar! Dan kami sudah lebih dari satu jam di sini dengan gigi gemeretuk kedinginan. Akan tetapi anda harus mengerti, bahwa sekarang kedudukan saya adalah serba salah. Bila saya turuti nasehat anda, maka haruslah saya menarik
mundur pasukan saya dari daerah ini, dan.......
.....dan anda dapat mengadakan penyerbuan terhadap
13 gerombolan penyelundup di daerah sana, dilanjutkan oleh Arndt.
Atau, kata perwira itu ragu-ragu, karena ia masih sedikit merasa curiga, mungkin juga inilah siasat mereka, supaya saya menarik mundur pasukan saya, sehingga membiarkan mereka tanpa rintangan melalui daerah ini menyeberangi perbatasan!
Arndt mengangkat bahunya.
Anda mengerti, bahwa saya hanya dapat memberi nasehat. Saya tidak berwenang untuk memaksakan anda mengambil tindakan. Maka terserahlah pada kebijaksanaan anda. Selamat malam.
Setengah jam kemudian Arndt sudah kembali lagi, lalu merangkak ke bawah pohon cemara menduduki tempat di sebelah Eduard.
Apakah tadi telah terjadi sesuatu lagi" tanyanya dengan berbisik.
Masih ada beberapa orang penyelundup lagi yang membaca surat itu, akan tetapi sekarang sudah sejak seperempat jam tak ada lagi yang datang.
Namun menurut pendapat saya lebihbaik kita masih menunggu lagi. Kita harus sabar. Apakah anda sudah kedinginan"
Saya masih tahan di sini.
Masih seperempatjam lagi mereka menunggu, sudah itu mereka memberanikan diri keluar dari tempat persembunyiannya, lalu berjalan menuju pohon eik itu.
Saya rasa sekarang tidak ada lagi orang yang akan mengganggu kita, kata Arndt. Mari kita melihat ke dalam bis surat dahulu!
Ia menarik kulit pohon yang kering itu lalu peti itu sudah ada di tangannya. Terangilah! perintahnya. Inilah lentera saya
14 dengan korek apinya. Nyalakanlah!
Eduard mengerjakan apa yang diminta dari padanya, lalu Arndt menerangi peti itu. Kertas dengan pesan tertulisnya masih ada di dalamnya. Eduard hendak memasukkannya kembali ke dalam pohon itu, akan tetapi Arndt memegang lengannya.
Tunggu dulu! Dasar peti itu kelihatannya seperti direkati kertas. Benar juga, dan ada juga tulisannya!
Didekatkannya kertas itu pada sinar lampu lalu diperiksanya dengan teliti.
Tulisan itu terdiri dari angka-angka, katanya akhirnya.
Tunggu, akan saya salin sebentar; kita tidak boleh terlalu lama di sini!
Diambilnya buku sakunya lalu disalinnya angka-angka itu:
11. 12. 7. 6. 13. 17. 6. 16.
15. 26. 6. 25. 22. 8. 24. 19. 26. 24. 19. 7.
Selesai menyalin ditiupnya api lentera itu, dimasukkannya buku itu ke dalam sakunya, lalu ditaruhnya peti itu ke dalam tempatnya yang semula.
Tahukah anda apa maksud angka-angka itu" tanya Eduard.
Belum jelas sekali! Akan tetapi saya kira sebuah tulisan rahasia. Sekarang kita harus pergi juga. Marilah!
Ke mana" Ke desa. Dapat kita capai lebih cepat dari pada ke rumah penjaga hutan. Saya harus menafsirkan tulisan rahasia itu dan anda dapat menolong saya.
Kita pergi saja ke rumah saya, tuan Arndt! Orang tua saya tentunya sudah tidur dan yang lain pun juga.
Baiklah, kita ke sana saja!
Mereka tidak bertemu dengan orang lain dan sampai ke
15 rumah keluarga Hauser dengan tidak menarik perhatian. Arndt melayangkan pandangnya ke segenap penjuru, lalu menggeleng kepalanya.
Jadi di sinilah anda tinggal, hidup dan bekerja! katanya perlahan-lahan, terharu sekali. Kita berharap, mudah-mudahan anda lekas dapat bebas dari segala sengsara.
Mereka duduk pada suatu meja dan Arndt mengeluarkan buku kecilnya dari dalam sakunya. Eduard turut menyalin angka-angka itu, supaya ia dapat membantu Arndt dalam menafsirkan surat rahasia itu.
Nampaknya seperti tiga patah kata, kata Arndt.
Kalau begitu, maka setiap angka berarti satu huruf. Mungkin. Akan tetapi angka yang mana menunjukkan huruf yang mana pula" Itulah persoalannya.
Barangkali sederhana sekali: urutannya sama dengan urutan abjad a b c.
Itu terlalu mudah diterka! Akan tetapi boleh kita uji kebenarannya.
Namun dengan tafsiran demikian, maka angka-angka pada baris pertama tidak menjadi sepatah kata yang mengandung arti.
Tidak dapat dipecahkan dengan cara demikian, kata Eduard kecewa.
Jangan begitu cepat menjadi putus asa, kata Arndt dengan tersenyum. Akan tetapi mestinya kode itu tidak terlalu sulit dipecahkan, karena para penyelundup itu bukanlah orang-orang terpelajar. Maksud saya, penyelundup yang paling bodoh pun harus dapat memecahkan kode itu, misalnya penyelundup yang baru saja melek huruf.
Benarlah demikian! 16 Dan yang paling sederhana untuk orang-orang semacam itu ialah kode yang berdasarkan abjad dengan urutannya terbalik, jadi mulai dengan huruf Z dan berakhir dengan huruf A. Benar juga. Urutan terbalik! kata Eduard dengan gembira. Kalau begitu, maka huruf Z adalah nomor 1 dan huruf A adalah nomor 26!
Benar demikian! Eduard berusaha memecahkan kode itu dengan cara yang baru ditemukan. Setelah beberapa lamanya mencahari, maka tiba-tiba ia meluruskan badannya.
Dapat juga! Ditulisnya angka-angka itu menjadi satu baris dan di bawahnya ditulisnya huruf-huruf abjad yang bersangkutan seperti berikut: 11. 22. 7. 6. 13. 17. 6. 16.
Petunjuk Jadi kata yang pertama itu berbunyi: petu
njuk. Bagus! kata Frans Arndt sambil memuji. Kemudian dibuat Eduard demikian pula dengan dua baris angka-angka yang berikutnya, maka keluarlah sebagai hasilnya kata-kata berikut: 15. 26. 6. 25. 22.
Laube 8. 24. 19. 26. 24. 19. 7 Schacht
Nah, sekarang kita sudah lebih maju lagi: Petunjuk Laube Schacht! kata Arndt. Akan tetapi sekarang ia mengerutkan
dahinya. Tunggu dulu, Laube........Laube.........! Bukankah
dia....... Benarlah! kata Eduard membantunya. Kepala pekerja tambang bernama demikian.
Bagus! Bapak Laube! Orang macam apakah dia"
17 Orangnya kurang ramah dan licin cerdik, demikian keterangan Eduard. Ia tak dapat dikatakan jahat, maupun baik.
Biasanya orang demikian yang paling tidak dapat dipercayai.
Bilamana waktu kerjanya"
Hanya pada malam hari. Di mana tinggalnya" Di ataskah, dekat tambang"
Benarlah. Rumahnya terletak berhadapan dengan sebuah gudang tua, dekat cerobong asap yang besar. Apakah anda ingin bicara dengannya"
Kemudian. Untuk hari ini kita sudah harus merasa puas. Mulai dari sekarang selalu anda harus mengingat akan dua hal, yaitu: bersikap hati-hati dan hemat dengan perkataan! Janganlah pergi ke pohon eik itu lagi, kalau tidak sangat perlu. Demikian juga dengan peti surat itu, jangan dibuka lagi, kalau tidak sangat perlu.
Saya akan memenuhi segala perintah anda. Bilamana anda memerlukan saya lagi"
Saya belum tahu. Sebetulnya pikir saya besok malam. Akan tetapi teringat oleh saya, bahwa besok malam akan diselenggarakan pesta itu.
Eduard, yang tadinya bersemangat dan sigap itu, tiba-tiba menundukkan kepalanya seperti karena merasa berdosa. Benarlah. Besok ada pesta dansa berkedok itu.
Dan anda benar-benar hendak menghadirinya"
Ya, terpaksa juga. Di bibir Arndt bermain senyum kecil.
Ya, sudah barang tentu. Pada usia yang tertentu maka urusan yang ada hubungannya dengan asmara itu merupakan urusan
18 yang teramat penting. Saya sekali-kali tidak berkeberatan, demikian dilanjutkannya, ketika dilihatnya, bahwa Eduard agak cemas melirik kepadanya. Akan tetapi agak sulit bagi saya untuk mengesampingkan perasaan saya, bahwa perkara ini agak kurang beres. Anda hendak menyelundup masuk ke dalam pesta dan anda ingin melindungi Engeltje. Bagaimana caranya dapat mengerjakan hal itu"
Maksud anda: melindungi" tanya Eduard tanpa berpikir panjang.
Bukan itu. Maksud saya tentang cara masuknya dengan menyelundup itu. Coba ceriterakanlah saja! Anda dapat mempercayai saya.
Ketika Eduard berada di kota dan menerima lencana, selanjutnya menulis surat dengan tujuan, supaya saudagar Strauch tidak berani menghadiri pesta itu, kemudian menandatangani surat itu dengan Hantu Hutan , maka bukanlah maksudnya untuk berbuat jahat. Ia telah berlaku terlalu berani dan ceroboh, seperti kerap kali juga dilakukan oleh anak-anak muda sebaya dengan dia. Dan bila ia terpaksa menggunakan siasat yang dapat menimbulkan bahaya bagi dirinya itu, maka hal itu dikerjakannya bukan karena dorongan pribadinya, melainkan karena dorongan keadaan terjepit. Ia seorang anak desa Hohenthal dari kalangan penenun miskin, tempat Hantu Hutan merajalela; Hantu Hutan yang ditakuti oleh rakyat dan yang harus diterima oleh rakyat sebagai unsur jahat yang tak terelakkan dan sebagai suatu kenyataan yang harus masuk dalam perhitungan mereka.
Itu merupakan semacam dunia maya. Akan tetapi aneh benar, berkat ketajaman penglihatan detektip ulung itu, maka dunia maya dalam batin Eduard itu runtuh, menjadi hancur luluh. Ia merasa malu atas pekerjaan yang telah dilakukannya, lalu
19 berjuang dalam dirinya supaya mendapat keberanian untuk mengakui kesalahannya.
Kini ia sudah sampai pada batas itu. Maka ia mengakui segala perbuatannya dan menceriterakan tentang surat itu.
Sekarang terjadilah, apa yang diam-diam sangat ditakutinya. Mula-mula Arndt hampir-hampir tidak percaya; kemudian air mukanya menunjukkan sikap mengecam dan menolak. Suaranya pun terdengar keras dan mengecam.
Benar-benar salah melakukan perbuatan itu. Apakah anda sedikit pun tidak sadar akan bahaya besar yang mungkin dapat mengancam anda di segenap pihak"
Den gan surat itu" tanya Eduard kemalu-maluan.
Benar! kata Arndt tegas dan pendek. Justru dengan surat itu! Anda kan bukan anak kecil lagi. Lambat laun anda harus mengetahui apa yang boleh dan apa yang tidak boleh diperbuat. Surat itu dapat dipakai sebagai bukti kepalsuan dalam surat-menyurat, malah lebih lagi dari itu!
Anak muda yang masih dusun itu hampir-hampir tiada mengerti jalan pikiran detektip yang sudah lebih banyak makan asam garam dunia itu, akan tetapi justru hal itu memperkuat rasa simpati Arndt terhadap anak itu. Maka Arndt pun tidak mengganggunya lagi dengan pertanyaan-pertanyaannya, karena hal yang sudah lalu itu tak kuasa kita mengubahnya lagi.
Baik, katanya, biarkanlah yang sudah-sudah itu. Nasi sudah menjadi bubur. Surat itu sudah tertulis dan kita harus memperhitungkan juga segala akibat, yang mungkin dapat ditimbulkannya. Tetapi yang sudah nyata ialah, bahwa surat itu sangat mempermudah anda memasuki pesta itu. Pergilah ke situ
dan jagalah kekasih anda Engeltje! Saya........ saya mungkin
akan menugaskan diri saya untuk memegang pimpinannya.
20 Maka pada malam itu Eduard Hauser dengan segala rendah hati harus tinggal seorang diri, sedangkan Arndt agak berkesal hati berjalan menuju rumah penjaga hutan.
Sesampainya di situ ditemukannya makanan yang sudah dipesannya sudah disediakan dalam kamarnya. Akan tetapi ia makan tanpa selera, meskipun ia sudah agak lapar. Selesai makan diambilnya buku sakunya, lalu ia mengenangkan kembali kejadian-kejadian yang baru dialaminya. Lembah Hutan dan Lembah Burung Pipit itu berturut-turut terbayang-bayang di hadapan matanya, sehingga tak dapatlah ia memusatkan perhatiannya kepada bukunya itu. Tiba-tiba terdengar olehnya bunyi tembakan.
Bukan hanya tembakan itu yang didengarnya, melainkan juga tembakan-tembakan berikutnya yang dengan gencar mengikuti tembakan yang pertama itu. Diperhatikannya baik-baik. Itu tembakan senapan, ia tahu segala sesuatu tentang penembakan itu.
Ia pun bukan satu-satunya, yang telah dikejutkan oleh bunyi tembakan itu. Tiada beberapa lama kemudian didengarnya pintu kamarnya diketuk orang.
Anda sudah tidur, saudara sepupu"
Belum, silakan masuk! Penjaga hutan si tua itu muncul di muka pintu.
Anda juga mendengar bunyi tembakan itu"
Tentu. Tembakan itu terjadi di Lembah Hutan.
Anda tahu" Di situ duane sedang bertempur dengan gerombolan penyelundup. Saya sendiri, yang telah memberitahukan kepada duane, bahwa gerombolan penyelundup itu akan melewati perbatasan melalui Lembah Hutan.
21 Adler tercengang-cengang mendengarberita itu. Ia memandang kepada tamunya dengan kagum dan rasa hormat yang setinggi-tingginya. Ia berasa samar-samar, bahwa orang yang giat dan sigap itu akan berhasil juga untuk mengakhiri malapetaka yang menimpa daerah itu dengan menundukkan Hantu Hutan.
P.S. Baca sambungannya dalam jilid II.
BAB VII UMPAN Eduard Hauser tidak dapat tidur pada malam itu; samalah halnya yang dialami pula oleh Arndt, hanya sebabnya berlainan. Pikiran anak muda itu selalu berpusing-pusing pada satu titik, yaitu Angelica.
Keesokan harinya, ketika ia bangun pagi, didapatinya orang tuanya, adik-adiknya serta penghuni-penghuni rumahnya yang baru, anak-anak keluarga Beyer, sedang makan makanan paginya. Karena kekurangan akan kursi, maka anak-anak kecil itu terpaksa duduk di atas sebuah peti tua.
Ada orang mengetuk pintu, lalu tak lama kemudian si tua pemangkas rambut itu masuk ke dalam.
Selamat pagi! kata orang tua itu, sambil menggosok-gosok tangannya, yang menjadi kaku kedinginan.
Terheran-heran ia, karena tercium olehnya bau harum dari minuman kopi.
Ada apa ini, tetangga" serunya. Alangkah senangnya hidup anda sekarang ini. Baunya harum seperti pada pesta permandian!
Memang, nampaknya demikian, kata nyonya Hauser, sambil tertawa girang. Anda mau juga secangkir"
Tentu saja mau! Kalian seperti ayam bertelur di atas padi. Nikmat betul hidup tanpa kekurangan itu, kata pemangkas rambut itu, sambil memancing-mancing, lalu duduk di atas ujung peti bersama-sama dengan anak-anak kecil itu. Belum pernah dalam seumur hidupku tercium olehku
bau kopi seharum itu! Sampai gula pun ada" Ya, saya minta gula sedikit dalam
1 kopiku. Minuman itu tiada cuma-cuma anda berikan kepadaku. Saya ada imbalannya. Saya ada khabar baik untuk kalian .
Khabar baik" Keluarga Hauser memandang kepadanya dengan penuh pengharapan.
Pemangkas rambut itu merasa dirinya tiba-tiba menjadi pusat perhatian, lalu tertawa riang. Ia mulai berbicara dengan perlahan sekali, seolah-olah apa yang diceritakannya itu suatu rahasia besar.
Rupa-rupanya mereka akhirnya dapat juga menangkap Hantu-hantu itu!
Hantu Hutan" Tertangkap"
Tercengang-cengang mereka mendengarkan kepadanya. Lalu bapak Hauser bertanya.
Hantu putih dari hutan itu"
Pemangkas rambut itu mencibir mengejek.
Hantu" Janganlah ikut-ikut bicara seperti anak kecil saja. Maksud saya pemimpin gerombolan penyelundup itu. Karena tidak lain dari pada itulah Hantu Hutan itu. Itu saya dengar dari sumber yang dapat dipercayai.
O, begitu, kata penenun itu sambil mendeham sedikit. Memang, itu pun sangka saya. Akan tetapi, benarkah pemimpin gerombolan itu telah ditangkap oleh mereka"
Pemangkas rambut itu agak ragu-ragu, ingin menarik kembali perkataan yang sudah telanjur diucapkannya itu.
Sebenarnya ia sendiri masih belum tertangkap.
Dan anggota-anggota gerombolannya"
Mereka pun masih belum tertangkap.
Eduard hampir-hampir tak dapat menahan tertawanya. Bapak Hauser tiada merasa puas dan isterinya kecewa. Anak-anak pun
2 menarik muka penuh tanda tanya.
Namun pemangkas rambut itu dalam usahanya, supaya jangan kehilangan muka, berkata dengan nada sungguh-sungguh.
Akan tetapi tahukah anda, para penyelundup telah ditahan! Apakah itu hal yang biasa saja" Mereka ditahan tadi malam di Lembah Hutan. Dan sekarang kabar yang paling penting. Mula-mula duane yang selalu memasang telinganya di desa itu mendengar khabar, bahwa gerombolan penyelundup itu akan berkumpul di Lembah Burung Pipit. Dan apakah yang dikerjakan mereka" Mereka pergi ke situ, lalu dalam cuaca yang buruk itu mereka bersembunyi di balik batu-batu karang yang besar untuk dapat menangkap basah gerombolan penyelundup itu. Mereka menanti-nanti lama, akan tetapi tiada terjadi apa-apa. Tiba-tiba datanglah seorang yang tidak dikenal mereka, yang memberitahukan kepada mereka, bahwa mereka telah dikelabui matanya dan bahwa gerombolan penyelundup itu sesungguhnya akan melewati perbatasan melalui Lembah Hutan pukul satu.
Semuanya terdiam setelah mendengar berita itu. Maklumlah, karena kejadian itu suatu kejadian yang luar biasa.
Eduardlah yang pertama-tama memecah kesunyian dengan bertanya.
Orang yang tidak dikenal" Pemangkas rambut itu mengangguk.
Benarlah. Tiada seorang pun mengenalnya. Mula-mula para penjaga perbatasan itu tidak mempercayainya, akan tetapi akhirnya mereka pergi juga ke Lembah Hutan dan di situlah mereka berhasil menangkap banyak penyelundup. Sebenarnya agak berlebihan perkataan saya itu. Maksud saya hanyalah, bahwa orang-orang itu melemparkan bungkusan-bungkusan mereka ke atas tanah, lalu. mengambil langkah seribu. Tak seorang pun di
3 antara mereka, yang jatuh ke tangan polisi dan sampai sekarang kita tidak mengetahui apa-apa tentang mereka.
Demikianlah bunyi khabar yang diberitakan oleh pemangkas rambut yang suka berceritera itu, tentang kejadian-kejadian pada malam yang lalu. Ia mendengarnya dari seorang langganannya, salah seorang penjaga perbatasan.
Bagi Eduard Hauser berita itu sudah basi. Setelah makan siang pergilah ia untuk mengambil baju domino, yang akan dipakainya dalam pesta dansa berkedok itu.
Di tengah jalan ia berjumpa dengan seorang petani tua berjanggut dan berambut putih. Di atasnya dipakainya topi bulu yang sudah usang. Ia sedang mengisap pipa yang berkepala besar dan meniup-niupkan asap bergumpal-gumpal keluar dari pipa itu.
Selamat siang, pak! bunyi salam Eduard.
Terima kasih, nak! Hendak ke mana kau, bila aku boleh tanya"
Saya dari Hohenthal dan hendak pergi ke kota.
Kau tentunya seorang hartawan, bukan"
Alangkah baiknya bila itu benar! kata Eduard sambil tertawa geli mendengar ucapan petani tua itu.
Dengan selayang pandang sudah
dapat dilihat hal itu. Orang yang dapat pergi ke pesta dansa berkedok tentunya orang yang berduit, bukan"
Sambil mengucapkan perkataan itu ia mengejapkan matanya sebelah. Sudah itu ia seakan-akan berlindung di belakang asap yang berkepul-kepul ditiupnya keluar dan pipanya.
Anak muda itu menjadi bingung juga. Orang tua itu sekali-kali tidak dikenalnya, maka dari manakah dapat diketahuinya, .bahwa ia hendak pergi ke pesta dansa itu"
4 Apa maksud bapak" tanyanya akhirnya. Siapakah bapak sebenarnya"
Orang tua itu tiba-tiba menanggalkan kedoknya, atau lebih tepat lagi, ia bicara dengan suaranya yang sewajarnya, tidak dibuat-buat.
Orang asing! Nah, nak, sekarang kau tahu. Maka ingatlah hal ini: yang nampak pada seseorang itu bukan selalu orangnya sendiri!
Setelah mengucapkan perkataan itu ia memalingkan badannya, lalu melanjutkan perjalanannya. Sambil lalu ia memberi salam kepada Eduard.
Bodoh benar aku! pikir Eduard sambil memperhatikan orang tua itu pergi. Tentu saja orang tua itu Frans Arndt! Maka diketahuinya juga tentang pesta dansa itu. Akan tetapi, harus diakui, bahwa saudaranya sendiri takkan mengenalinya!
Eduard memasuki kedai yang menyewakan barang-barang keperluan untuk pesta itu dengan hati berdebar-debar. Ia takut, kalau-kalau saudagar Strauch merasa kehilangan lencana itu dan pergi ke kedai itu untuk menanyakannya.
Ketika ia melihat-lihat sekelilingnya ketakutan, maka pemilik kedai, itu membungkuk, memberi hormat.
Kali ini saya dapat menawarkan baju yang lebih baik dari pada baju domino, kalau anda mau menambah biayanya dengan beberapa mark lagi.
Dan baju apakah yang anda maksudkan itu" tanya Eduard. Hatinya berasa lega.
Baju yang hebat! Lihat saja sendiri di sini! Baju orang Turki! Sebenarnya pesanan saudagar Strauch, akan tetapi baru saja ia membatalkannya.
Dalam hatinya. Eduard bersorak.
5 Berapa biaya sewanya" tanyanya.
Enam mark dikurangi dengan biaya yang sudah anda bayar untuk baju domino itu.
Eduard tidak menawar-nawar lagi. Diletakkannya uang seharga itu di alas meja.
Ini, ambillah uangnya! Tak lama kemudian ia meninggalkan kedai itu, bersuka hati, karena segalanya telah lalu, sesuai dengan rencananya. la berpengharapan penuh. Permulaannya sudah baik, maka akhirnya tentu akan baik pula!
Sesampainya di Hohenthal ia menjauhi jalan raya. Ia tidak ingin kelihatan orang sedang membawa bungkusan itu, karena ia takut, kalau-kalau orang dapat menerka apa isinya. Ia berjalan di belakang rumah-rumah untuk sampai ke rumahnya.
Namun ia tidak berhasil menyelinap ke dalam rumahnya tanpa kelihatan orang. Angelica sedang menyapu, membersihkan halaman dari pada salju dekat pintu yang menuju ke taman.
Ketika dilihatnya Eduard, merah padam mukanya. Ia memalingkan badannya dan berbuat pura-pura tidak melihat Eduard.
Akan tetapi. Eduard tahu, bahwa sengaja gadis itu berbuat demikian, supaya tidak melihatnya. Hatinya berasa seperti tertusuk oleh perbuatan gadis itu. Meskipun berasa sangat tersinggung, namun ia tidak memperlihatkan perasaannya. Ia berhenti, lalu mengucapkan nama gadis itu perlahan-lahan.
Akan tetapi Engeltje memalingkan badannya demikian rupa, sehingga makin menjauhinya, sambil berbuat seolah-olah ia rajin sekali menyapu-nyapu halaman. Salju itu dibuatnya beterbangan kian kemari.
Engeltje, katanya mengulang.
6 Kali ini pun gadis itu pura-pura tidak mendengarnya.
Angelica! Baru sekarang ia separuh memalingkan badannya ke arah Eduard, tetapi menyapu terus.
Nona Hofmann! Sekarang gadis itu menjawabnya,
Apa kehendak anda, tuan Hauser"
Eduard sekali lagi berbicara menurut kata hatinya. Diulurkannya tangannya kepada gadis itu.
Marilah kita berbalik kembali, Engeltje! Mari!
Demikian, kebalnyakah hati Engeltje, sehingga ia tidak mau mendengar jeritan hati itu dan tidak mau menyambut tangan yang diulurkan kepadanya" Bukanlah itu sebabnya, melainkan tinggi hati dan kesombongan itulah yang menyebabkan sifat-sifat Engeltje seolah-olah berubah sama sekali. Jadi Angelica menempuh jalan yang satu-satunya yang dapat dipilihnya, kalau ia mau turut juga dalam pesta itu. Maka ia menggeleng kepal
anya. Saya tidak tahu apa yang anda kehendaki....................
Eduard memotong perkataannya.
Engeltje. Semua itu sebenarnya bukanlah maksudku.
Maksudku sebenarnya .......... hanya untuk mengguncangguncangmu, agar kau bangun, agar kau sadar kembali!
Dan kau tidak mau melihat aku, maupun mendengar perkataanku lagi dan semuanya itu membuat aku merasa sakit! Engeltje, dapatkah kau terus menerus marah kepadaku"
Gadis itu tetap membela diri dengan kata-kata yang hampa. Aku juga tidak marah. Dan karena Eduard tidak menjawab, dilanjutkannya lagi. Aku tahu pikiranmu. Kau menyesaliku,
7 karena aku hendak ke pesta itu, karena aku memperoleh kesempatan untuk mendapat hiburan, yang jarang terdapat di daerah ini. Jika kau sungguh-sungguh sayang kepadaku, maka tidaklah selalu akan memikirkan kepentingan dirimu sendiri, melainkan rela kau membiarkan aku memperoleh kesenangan, yang tidak bertentangan dengan adat istiadat itu.
Kini Eduard dapat berpikir dengan terang kembali dan oleh karena itu dapat memberi jawab yang tepat pula.
Aku merelakan segala macam hiburan dan kesenangan, yang dapat diberikan oleh dunia bagimu, hanya bila hiburan atau kesenangan itu halal. Akan tetapi, apa yang ingin kau cari dalam pesta itu menurut pendapatku, bukanlah kesenangan yang dapat dibenarkan. Itu kesenangan yang agak meragukan.
Lalu, apa lagi" Pada ketika itu Eduard merasa cukup berani untuk benar-benar memperlihatkan kemarahannya.
Hentikan segala pertanyaanmu itu. Kau sendiri tahu benar, apa yang kumaksudkan. Seandainya kau ke situ bersama aku.......
Perkataannya dipotong oleh gadis itu dengan gelak tawanya yang keberani-beranian.
Bagus! Pergi bersama tuan Hauser! Dengan demikian dapat berubah keadaannya! Cemburu! Tak lain tak bukan: cemburu!
Diambilnya sapunya, lalu ia berlari ke pintu rumah. Sambil lalu ditambahkannya kepada anak muda yang sedang kebingungan itu.
Aku masih akan bertemu dengan kamu lagi sesudah, pesta itu! Mungkin kau ketika itu sudah agak dingin kembali.
Kemudian ia melompat ke dalam rumah.
Eduard menggosok-gosok matanya, selaku seorang yang baru
8 melihat sesuatu yang buruk dan ingin menghapus bayangan itu. Nafasnya menjadi berat dan sulit. Sekarang sudah putus hubungannya. Putus segala-galanya!
Ia berjalan melalui taman rumah orang tuanya, lalu menyembunyikan baju pestanya di tengah-tengah makanan kambingnya. Keluarganya sekali-kali tidak boleh mengetahui, apa yang hendak dikerjakannya pada malam itu.
Pasta Carnaval yang jatuh pada hari Selasa itu merupakan hari gembira bagi segenap penduduk. Akan tetapi barang siapa yang hendak menikmati keseluruhan yang dapat dinikmati pada hari itu harus mempunyai uang pula. Oleh karena itu, maka para penenun, yang pada hari Sabtu belumlah selesai dengan pekerjaannya, kini menghadap kepada Seidelmann di kantornya untuk menerima upahnya. Beberapa di antara mereka sampai terpaksa bekerja terus-menerus pada malam hari, supaya dapat menerima upah tambahan beberapa kelip lagi.
Maka sore hari itu ramai benar orang dekat kantor Seidelmann itu. Penenun yang terakhir berangkat setelah hari menjadi gelap.
Sore itu keluarga Seidelmann makan tepat pada waktunya. Setelah makan Frits pergi ke kantor lagi untuk membereskan buku-bukunya. Tidak lama kemudian pamannya datang pula.
Selesaikanlah saja pekerjaanmu, katanya, sambil menjatuhkan diri ke atas kursi.
Aku datang ke mari bukan karena urusan penting.
Saya sudah selesai. Frits meletakkan penanya ke atas meja, lalu melihat kepada August Seidelmann, seolah-olah hendak bertanya.
Bagaimana tentang nanti malam" Kaukira, bahwa gadis itu benar-benar akan datang"
9 Saya yakin. Bukankah wanita itu sifatnya selalu berubah-ubah!
Bolehjadi, akan tetapi jangan lupakan baju Itali itu! Lagi pula ayahnya telah saya ancam. Biarpun anak gadis itu menentang, namun ayahnya akan memaksanya.
August Seidelmann menggeram menyatakan setuju; mukanya pada ketika itu menyerupai burung elang. Diruncingkannya bibirnya, seakan-akan melihat makananyang lezat di hadapannya. Keponakannya, tabu benar apa yang dikandung dalam hati pamannya itu, lalu ia tertaw
a dengan tak malu-malu . Benarlah. Gadis Hofmann yang kecil mungil itu sungguh-sungguh cantik. Minuman sampanye sudah saya sediakan dalam tempat pendingin! Haha!
Hantu Pegunungan Batu Karya Karl May di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Kaum kafir di tengah-tengah kita merasa haus, kata si pelepas uang, yang sudah biasa mengucapkan kata-katanya seperti seorang, yang sedang berkhotbah. Sampanye. Hm. Puteri penenun ini sudah barang tentu belum pernah mengecap minuman itu. Harus kuakui, bahwa aku iri hati kepadamu malam ini.
Itu dapat saya bayangkan, kata Frits dengan tertawa. Akan tetapi bukanlah demikian maksud pamannya dengan perkataannya itu. Lain lagi yang dimaksudkannya dan sekarang ia menyatakannya dengan terus terang.
Kau sebenarnya dapat menolong aku, Frits.
Menolong dengan apa"
Membawaku ikut serta. Aku sebenarnya ingin menghadiri pesta itu.
Tak mungkin, paman yang baik. Pesta itu hanya untuk orang dalam saja.
Masa" Ditambah atau dikurangi dengan seorang saja kan
10 tidak berbeda" Kita tidak dapat mengecualikan paman. Nanti orang-orang lain dapat juga minta masuk.
Tiba-tiba terdengar bunyi lonceng di belakang pintu dari suatu lemari kecil yang melekat pada dinding. Frits menoleh, lalu menghitung berapa kali lonceng itu berbunyi.
Satu - dua - empat....Wah, ada orang! Sayang, saya tak ada
waktu untuk berbuat sesuai dengan tanda bunyi, lonceng itu. Tak ada waktu, karena kau harus pergi ke pesta itu"
Benar, setengah jam lagi saya harus berangkat.
Akan tetapi, bukankah harus seseorang pergi untuk memenuhi tanda lonceng tadi"
Memang. Tolong paman saja yang menggantikan saya! Sebenarnya permintaanmu itu terlalu berat bagiku! gerutu si pelepas uang itu. Kau tak mau memenuhi permintaanku dan
sekarang aku harus.........
Bila paman tidak mau, saya terpaksa memanggil ayah! kata Frits pendek, memotong perkataan pamannya. Perkara ini tidak dapat ditangguh-tangguhkan. la sudah melangkahkan kakinya ke arah pintu, tetapi pamannya menyuruhnya kembali.
Baik! Akan kukerjakan juga. Semuanya akan beres. Kirimkan tanda jawabnya saja dahulu!
Frits mengeluarkan sebuah anak kunci dari dalam sakunya, lalu membuka lemari dinding, yang terdapat di salah satu sudut ruangan itu, kemudian mencapai dengan tangannya sebuah alat menyerupai tangkai, yang entah untuk keperluan apa terdapat pada belakang lemari itu. Setelah digerakkannya sedikit tangkai itu, dikuncinya lagi pintu lemari itu.
Ada apa sebenarnya" Lentera terdapat di dalam ruangan
11 dalam tanah dan alat lain-lainnya pun juga. Ini, terimalah anak kuncinya!
August Seidelmann meninggalkan kantor, pergi ke ruangan di bawah tanah. lalu menyalakan sebuah lentera. Di belakang ruangan itu ada sebuah pintu, yang dibukanya dan kemudian ditutupnya lagi.
Kini ia berada di dalam sebuah terowongan tambang, yang terbentang di dalam tanah. Di sebelah pintu itu terdapat sebuah peti tua, yang dapat dibuka dengan anak kunci yang sama. Si pelepas uang mengeluarkan beberapa benda dari dalam peti itu, lalu masuk ke dalam terowongan yang gelap itu.
Ketika keluarga Hauser dengan anak-anak keluarga Beyer sedang makan pada sore hari itu, Eduard seakan-akan mendengar seorang mengetuk jendela.
Selain dia tak ada orang yang mendengarnya. Eduard dengan perlahan-lahan, supaya jangan menarik perhatian, keluar dari rumahnya. Benar juga. Di belakang rumah berdirilah Arndt, bersandar pada kandang kambing, tempat yang dipilihnya. supaya jangan sampai kelihatan orang.
Ada kejadian yang penting" tanya Eduard dengan perasaan tegang.
Sekarang masih belum, jawab Arndt, akan tetapi saya telah menemukan sesuatu, yang mungkin akan penting sekali bagi anda. Sudah tetapkah pendirian anda, hendak pergi ke pesta itu"
Sudah tetap. Ada kemungkinan, nanti malam saya harus bicara dengan anda.
Di mana dan bilamana" Perlu kita tetapkan lebih dahulu!
Saya akan pergi ke rumah penginapan untuk minum bir
12 segelas. Usul ini tidak begitu disetujui oleh Eduard.
Maksud anda di ruang tamu" tanyanya agak ragu-ragu. Anda tahu, ketika itu saya sedang dalam keadaan menyamar, dapatkah saya datang ke tempat anda untuk bicara dengan anda"
Tidak, bukan begitu. Akan sa
ya usahakan, supaya saya duduk demikian rupa, sehingga anda langsung melihat saya, bila anda masuk. Bila pesta itu sampai jauh malam, maka sebaiknya anda mencari saya, bila anda hendak pulang. Saya selalu akan membantu anda dan..........................
O, itulah maksud anda! kata Eduard memotong perkataan Arndt. Anda khawatir, bahwa nanti malam akan terjadi sesuatu, bukankah demikian"
Saya sudah biasa selalu berhati-hati. Sifat demikian diperlukan dalam pekerjaan saya dan saya kira ada baiknya juga, bila anda pun mengikuti kebiasaan itu. Bahaya mengancam di mana-mana. Anda sangat mengasihi gadis itu dan pemuda lain akan berdansa dengannya sepanjang malam. Karena cemburu, anda dapat melakukan perbuatan-perbuatan, yang mungkin kemudian akan anda sesali. ..Saya berjanji kepada anda
Baik, baik! Arndt menangkisnya. Saya tahu, bahwa anda berkemauan baik. Kita lihat saja bagaimana perkara ini akan berakhir.
Ia menjabat tangan Eduard untuk menambahkan semangat kepadanya, lalu pergi dari situ. Arndt menempuh jalan melalui desa ke daerah tambang. Sesampai di situ ia melewati beberapa gedung, sampai akhirnya ia berdiri dekat sebuah. jendela yang diterangi dan yang letaknya berhadapan dengan suatu cerobong asap yang besar.
13 Diketuknya. jendela kecil, yang bagian dalamnya tertutupi oleh kain horden yang tebal-tebal itu. Terdengar suara orang berseru, Ya, saya datang! Tak lama kemudian sebuah pintu di Sebelah jendela itu terbuka, lalu muncullah kepala seorang wanita.
Ada apa" tanyanya. Bapak Laube tinggal di sini"
Benarlah! Bolehkah saya bicara dengannya"
Silakanlah masuk saja! Saya lebih suka berurusan dengan bapak di sini.
Akan tetapi hawa di luar dingin sekali, lagi pula bapak sedang makan.
Itu tidak mengapa. Bila perlu, saya dapat menunggu di sini. Lagi pula sebenarnya dapat juga bapak meninggalkan makanannya sebentar saja.
Kata-kata itu diucapkan tanpa ragu-ragu, sehingga wanita itu tiada berani membantah lagi. Ia masuk lagi dan tak lama kemudian muncullah Laube sendiri. Nama ini pernah disebut-sebut oleh Eduard berhubung dengan pesan yang diberikan oleh Hantu Hutan kepada gerombolan penyelundup itu.
Mengapa anda tiada mau masuk" tanyanya dengan kesal hati, sambil memegang pegangan pintu.
Saya pun ada alasan-alasan tertentu, mengapa saya berbuat begitu, demikian keterangan Arndt yang mengandung arti banyak. Perkara yang ingin saya bicarakan dengan bapak adalah perkara yang khusus. Tolong tutup pintu itu lebih dahulu!
Jaga malam itu sedikit bimbang, akan tetapi menurut juga. Diamatinya orang asing itu secermat mungkin. Pada ketika itu terlihat juga olehnya, bahwa orang asing itu menggosok mata
14 kanannya dengan tangan kanannya.
Hm! katanya, seraya merasa tenteram dalam hatinya, lalu dibuatnya tanda pengenal yang serupa dengan yang tadi dilihatnya pada orang asing itu.
Apa yang anda kehendaki"
Seharusnya anda sendiri sudah tahu akan hal itu. Seharusnya tahu" demikian Laube berusaha membela dirinya. Apa sebabnya"
Itu juga sebabnya! jawab Arndt, lalu mengulangi memberi tanda pengenal rahasia, yang dipakai oleh Hantu Hutan itu. Lalu ia mendeham-deham, seolah-olah itu pun untuk menambah kerahasiaannya.
Akan tetapi Laube adalah orang yang berhati-hati. Perlahan-lahan sambil berpikir-pikir ia menggeleng kepalanya.
Tak ada salahnya, bila anda berbicara lebihjelas lagi, katanya. Bila kita terus menerus memakai cara seperti ini, maka kita takkan maju-maju dan kita akan menjadi kaku kedinginan. Tidak apa. Sudah itu anda dapat minum grog, minuman panas itu, bukankah demikian" kata Arndt sambil tersenyum, lalu dikeluarkannya dompetnya dari dalam sakunya dan dimasukkannya barang sesuatu ke dalam tangan jaga malam itu.
Laube melayangkan pandangnya ke arah mata uang di dalam tangannya itu, lalu dimasukkannya ke dalam sakunya.
Terima kasih, geramnya. Anda pasti seorang saudagar yang berpengalaman. Anda tahu, bahwa kita harus mengeluarkan uang lebih dahulu sebelum kita dapat berharap akan hasilnya! Tepat benar perkataan anda itu! kata Arndt sambil mengangguk. Memang saya ada suatu usah
a perdagangan dalam pikiran saya, bahkan usaha yang akan banyak membawa
15 untung. O, begitu. Ya, akan tetapi kita sedang mengalami masa susah.
Saya pun tahu. Semalam rekan-rekan pedagang telah mengalami keadaan yang susah.
Semalam" Di sini"
Memang. Di Lembah Hutan. Karena masih agak merasa curiga, maka Laube pura-pura tidak tahu-menahu tentang segala hal itu.
Tuan, katanya agak marah, apa yang anda kira" Saya harap, anda tidak akan mengira, bahwa saya ada sangkut pautnya dengan kaum penyelundup itu.
Akan tetapi Arndt tidak menjadi bingung. Dengan tawa diletakkannya tangannya ke atas bahu Laube.
Tentu saja saya berpendapat demikian, kawan yang baik. Kalau tidak, untuk apa saya sengaja susah-susah datang ke mari" Saya pun termasuk, atau lebih baik, saya ingin masuk ke dalam golongan itu. Saya ingin memakai perantaraan orang-orang yang anda maksudkan tadi untuk membawa barang-barang dagangan saya ke daerah seberang perbatasan. Marilah lekas-lekas kita hentikan permainan cari-carian seperti anak kecil itu! Sayang waktu kita yang berharga itu akan lalu begitu saja! Anda lihat, bahwa saya tahu tentang segala-galanya. Jawablah saja pertanyaan saya ini: dapatkah saya bicara dengan pemimpin gerombolan"
Siapa yang tuan maksudkan itu"
Itulah, Pemimpin Besar yang tidak dikenal orang itu.
Anda kenal akan dia"
Tidak. Kalau saya kenal akan dia, apa gunanya saya datang ke mari" Lagi pula telah saya dengar bahwa tiada seorang pun,
16 yang kenal akan dia. Jaga malam itu masih belum hilang juga rasa curiganya. Akan tetapi Arndt tidak mengalah sedikit pun. Akhirnya tercapai jugalah apa yang diinginkannya. Setelah sekeping lagi mata uang masuk ke dalam saku Laube, maka ia diantarkan ke sebuah gudang kecil.
Nantikan saja di sini. Saya akan berusaha menolong anda dahulu.
Arndt masuk ke dalam gudang kecil itu. Dilihatnya, bahwa sebagian besar gudang itu dimuati rumput kering. Laube pergi, lalu hendak menutup pintunya. Akan tetapi detektip itu tidak membiarkannya berbuat demikian.
Tunggu dulu! Saya tidak mau pintu dikunci. Anda harus ingat, bahwa saya pun berhak untuk berhati-hati, seperti juga anda. Anda pergi saja dan biarkan pintu itu terbuka.
Dari bunyi langkah-langkah kaki yang dibuat oleh Laube dapat ditarik kesimpulan bahwa Laube pergi ke rumahnya. Arndt berdiam diri mendengarkan dengan penuh perhatian. Sesudah tidak terdengar apa-apa lagi, ia duduk seenaknya di atas tumpukan rumput kering itu. Dengan kepala berkalang tangan ia memikirkan tentang keadaannya sekarang. Tentu saja bukan tanpa bahaya. Akan tetapi ia sudah biasa dengan keadaan demikian. Maka sedikit pun ia tidak merasa cemas. Sebaliknyalah ia menyukai keadaan demikian. Maka dinantikannya dengan hati berdebar-debar, apa yang akan terjadi kemudian.
Akhirnya, setelah menunggu setengah jam lamanya, didengarnya bunyi langkah-langkah kaki, yang menuju ke arahnya. Kemudian sesosok tubuh masuk ke dalam gudang kecil itu. Sementara itu mata Arndt sudah membiasakan diri dengan suasana gelap di dalam gudang itu, sehingga dapat dilihatnya.
17 orang itu dengan jelasnya. Orang itu bertubuh sedang, memakai jaket tua, yang lehernya dilipat ke atas, dan di atas kepalanya ia memakai kopiah bulu yang sudah usang. Mukanya tersembunyi di batik suatu kedok berwarna hitam dan tangannya memakai sarung tangan.
Orang yang bersifat hati-hati! pikir Arndt. Bukanlah musuh yang empuk! Ia menunggu sampai orang itu mulai bicara
Ada orang di sini" tanya orang yang berkedok itu dengan suara yang berat dan dibuat-buat.
Arndt membiarkan dirinya meluncur dari atas tumpukan rumput kering ke tanah, lain sampai tepat di hadapan kaki tamunya yang penuh diliputi rahasia itu.
Saya di sini, katanya, sedangkan suaranya pun diubahnya. la pun bermaksud. supaya suaranya tidak dapat dikenali kembali.
Apa yang ingin anda bicarakan"
Saya ingin bicara tentang suatu usaha perdagangan, kata Arndt.
Itu pun dikatakan oleh kepada pekerja, akan tetapi apa yang dimaksudkannya sebenarnya tidak dapat saya mengerti. Saya kira, anda salah alamat. Anda kira kami adalah kaum, penyelundup, yang bergerak di
bawah pimpinan Hantu Hutan itu. Tetapi sayang, kenyataannya bukanlah begitu. Kami merupakan juga suatu perhimpunan rahasia, akan tetapi tujuan kami justru untuk menghalang-halangi pekerjaan para penyelundup itu serta untuk menangkap Hantu Hutan itu. Dan karena ternyata, bahwa anda hendak bersekutu dengan para penyelundup itu, maka anda akan saya tangkap dan saya serahkan kepada polisi. Dan jangan melawan! Jangan main-main dengan saya. Saya membawa senjata dan di luar sedang menunggu Laube dengan sepucuk pistol di tangannya! Anda berada dalam kekuasaan kami dan
18 kami akan............... Arndt membiarkan dia berbicara terus. Akan tetapi sekarang habislah kesabarannya. Ia memotong perkataan orang itu dengan menghardik, Hentikan saja lelucon ini! Hantu Hutan! Kamu dan aku ini sebenarnya setali tiga uang dan ada baiknya, bila kita tidak bermusuhan. Sebaliknya hubungan baik di antara kita akan menghasilkan buah berupa keuntungan uang yang berlipat ganda!
Aku bukanlah Hantu Hutan! geram orang itu.
Sudah, janganlah terus-menerus mempermainkan aku sebagai anak kecil saja.
Kau percaya atau tidak, demikianlah halnya.
Kalau begitu aku menyesal benar, hanya menyusahkan diriku sendiri dan dirimu saja tanpa melihat suatu hasil yang nyata. Sebenarnya keuntungan yang aku perkirakan tadinya untuk kita berdua meliputi jumlah tak kurang dari enam ribu mark. Keterangan yang terakhir seolah-olah diucapkan sambil lalu saja oleh Arndt, pada hal keterangan itu dengan sengaja dilancarkan sebagai umpan untuk menangkap lawannya. Telah diperhitungkannya keserakahan pemimpin para penyelundup itu. Karena itu disebutnya suatu jumlah yang luar biasa tingginya.
Tak lama kemudian ternyata, bahwa pandangannya terhadap orang-orang semacam itu benar juga. Orang yang tidak dikenal itu mulai mengalah.
Enam ribu mark" Benarkah yang telah kudengar itu" Benar, dan itu pun sekurang-kurangnya.
Mungkinkah dapat memperoleh sisa uang yang begitu banyak, setelah dikurangi dengan harga pokoknya"
Sudah tentu mungkin. Dan siapakah atau apakah yang dapat menjamin, bahwa kau
19 tidak membohongiku" Kepentinganku sendiri. Aku memerlukan kalian.
Mudah saja mengatakannya. Mungkin juga kau sebenarnya seorang mata-mata, yang bekerja untuk kepentingan duane. Arndt mentertawakan orang yang berjaket itu.
Rupa-rupanya akulah yang lebih jujur dari padamu. Aku tidak takut-takut atau sembunyi-sembunyi seperti kau. Dari mula-mula aku langsung mengatakan maksudku, sebaliknya kamu main kucing-kucingan saja. Akan tetapi akhirnya telah kauakui juga, bahwa kau benarlah orang yang kucari. Maka apa gunanya masih terus mencurigaiku saja!
Aku harus merasa pasti benar lebih dahulu. kata orang itu membenarkan diri.
Aduh, susah benar kau ini diyakinkan! Laube pun sudah bebas dari rasa curiga, setelah kuperlihatkan salam pengenalku !
Itu dapat juga kau peroleh dari seorang pengkhianat ! Biarkan aku menyelesaikan perkataanku dahulu! Selanjutnya aku tahu, bahwa aku harus menghadap kepada Laube. Itulah bukti yang nyata, bahwa aku tergolong kepada orang dalam. Benarlah demikian, akan tetapi bagaimana kau dapat tahu " Pohon eik yang besar di dalam hutan itu telah memberitahukannya kepadaku.
Kau ketahui....................
.......... peti rahasia dengan pecah di dalamnya itu"
Memang kuketahui. Hm, geram perantara kaum penyelundup itu, sambil berpikir-pikir.
Tak lama kemudian. berubahlah sikapnya. Bahkan ia menjadi sopan dan hormat.
20 Saya akan mengusulkan sesuatu. Saya benar-benar bukan pemimpinnya, maka saya pun tidak dapat mengambil keputusan. Akan tetapi, saya akan meneruskan keinginan anda untuk berhubungan dengan kami. Datanglah besok sekali lagi. kemari.
Arndt dapat bernafas dengan lega kembali. Permulaan penyelidikan ini agak berhasil juga. Akan tetapi ia masih berbicara tentang berbagai masalah dengan orang yang tidak dikenal itu, mendapat berbagai penjelasan, sehingga dengan demikian ia dapat mengetahui berbagai hal yang kemudian dapat menjadi petunjuk yang penting dalam penyelidikannya. Gambarannya tentang Hantu Hutan, yang semula diliputi oleh s
elubung rahasia itu kian lama kian menjadi nyata. Lawannya masih tetap bersikap hati-hati, akan tetapi Arndt dapat mengatasinya dalam kecerdikan, sehingga percakapan itu lebih menguntungkan baginya.
Ketika orang yang tak dikenal itu menanyakan tentang jenis dan banyaknya barang dagangan, yang hendak diselundupkan melewati perbatasan itu, maka oleh Arndt dimanfaatkan pertanyaan ini untuk pura-pura ingin melihat ke dalam kertas catatan yang sengaja telah dibawanya dalam sebuah dompet surat. Maka dikeluarkannya juga, supaya dapat membaca catatan itu, lenteranya yang kecil itu yang selalu dibawanya di bawah bajunya. Lentera itu dinyalakannya, lalu diteranginya dompet itu. Ia ada dua tujuan dengan berbuat demikian. Pertama-tama penyelundup itu dapat melihat banyak uang kertas yang oleh Arndt dengan sengaja diletakkan dekat kertas catatan itu. Ini akan merupakan rangsangan bagi orang yang serakah itu dan membuatnya merasa tertarik sekali untuk bekerja sama dengan saudagar itu. Akan tetapi Arndt lebih memperhatikan muka
21 penyelundup itu dari pada kertas catatannya. Disebabkan oleh keserakahannya, maka penyelundup itu memindah-mindahkan kedoknya yang hitam itu agak ke kiri dan ke kanan, supaya dapat melihat lebih baik lagi. Karena itu tiap-tiap kali sebagian dari mukanya kelihatan..
Arndt mematikan lenteranya lagi. Ia merasa puas. Muslihatnya telah berhasil dan sedang ia merundingkan beberapa hal kecil dengan orang itu, ia sudah mendapat kepastian tentang siapakah sebenarnya Hantu Hutan itu.
Akhirnya keluarlah kedua orang itu bersama-sama.
Sampai besok saja, kedengaran suara dari balik kedok itu.
Sampai besok atau lusa, tergantung kepada selesai tidaknya urusan saya, jawab Arndt.
Kemudian ia menempuh jalannya sendiri. Dengan sudut matanya dapat dilihatnya sesosok tubuh, Laube. Akan tetapi Arndt pura-pura tidak melihatnya.
Ia menempuh jalan di belakang desa yang menuju ke jalan raya dan ke kota. la berbuat demikian dengan maksud untuk menyesatkan orang yang hendak memata-matainya. Baru setelah ia merasa pasti, bahwa dirinya tidak diikuti orang, maka ia kembali lagi dengan menempuh jalan memutar. Dalam pada itu ia mengubah-ubah lagi pada penyamarannya di balik semak belukar, yang agak tinggi tumbuhnya. Ia sedang dalam perjalanan ke rumah penginapan, untuk mengawasi Eduard Hauser. Dan karena ada kemungkinan Laube pun hadir di tempat itu pula untuk memesan minuman grog atas anjurannya, maka Arndt harus selalu berhati-hati. Di dalam rumah penginapan itu Laube sekali-kali tidak boleh mengenalinya kembali sebagai orang yang baru saja mengadakan perundingan dengan wakil Hantu Hutan itu.
BAB VIII SOAL CINTA Sedang nyonya Hauser membereskan meja makan setelah makan sore, terdengar olehnya bunyi lonceng kereta salju yang lewat di muka rumah.
Itulah mereka yang datang dari kota! kata penenun itu.
Orang-orang dari Casino! ditambahkan oleh istrinya.
Sambil mengucapkan perkataan itu dipandangnya putranya dengan pandangan yang cemas. Eduard pernah menceritakan kepada orang tuanya tentang perselisihannya, akan tetapi tidak menceritakan, bahwa ia sendiri akan mengunjungi pesta dansa itu.
Benarkah Engeltje akan pergi ke situ" tanya ibunya kepadanya.
Eduard berusaha menyembunyikan perasaannya.
Ia akan pergi! katanya pendek dengan mengangguk.
Saya tidak mengerti, kata ibunya dengan mengeluh. Biasanya gadis itu tidak begitu bodoh.
Pertanyaannya tidak dijawab, karena pada ketika itu juga pintu rumah dibuka orang. Tak lama kemudian pintu kamar diketuk orang, lalu tetangga Hofmann, ayah Angelica, masuk ke dalam.
Selamat sore! , salamnya, akan tetapi suaranya terdengar kurang ramah dan dingin.
Silahkanlah masuk, tetangga dan duduklah!
Dengan perlahan-lahan Hofmann berjalan, lalu duduklah ia di ujung kursi, seolah-olah hendak pergi lagi.
Terima kasih. Saya tidak mau mengganggu dan saya takkan lama di sini.
1 Mengganggu. Masa mengganggu"
Saya hanya ke mari untuk ....... ia berhenti, karena segan
mengutarakan maksud kedatangannya itu. Akan tetapi ia memaksakan diri mengatakannya, Saya hendak, eh, kayu api yang hendak saya ambil.
O, kayu api, yang kaupinjamkan kepada kami hari Sabtu itu"
Benarlah. Tepatnya ada dua puluh batang.
Aku kira, Eduard yang telah mengembalikannya besama batu bara itu.
Tidak, puteri saya hanya membawa separuhnya, maka masih kurang sepuluh batang lagi.
Nanti akan kusuruh antarkan oleh salah seorang anakku. Boleh, akan tetapi harus secepatnya! Saya memerlukannya sendiri dan barangkali lebih baik saya membawanya sendiri saja.
Itu suatu penghinaan, tetangga!
Tak peduli penghinaan atau bukan, kulakukan juga.
Lihat, Hauser, lebih baik aku berterus terang saja: aku benar-benar tidak suka, bahwa salah seorang di antara kalian menginjak lantai rumahku.
Hauser melihat dengan terheran-heran.
Apa" tanyanya, Kau tidak suka" Saya kurang mengerti. Bukankah kita selalu bertetangga baik"
Memang benar, maka kita tidak perlu hidup bermusuhan; akan tetapi tidaklah ada gunanya, bila keadaaan seperti sekarang dipertahankan.
Bagaimana" Apa yang kaumaksudkan" tanya Hauser bingung. Sangat menyakitkan hatinya, bahwa percakapan ini diadakan di hadapan anak-anak kecil. Anak-anak itu sedang
2 mendegarkan dengan mulut ternganga.
Perlukah kautanyakan lagi hal itu" Puteramu Eduard tadi telah bicara lagi dengan Angelica. Aku melarang dia berbuat demikian lagi. Ia menaruh hati pada puteriku dan itu tidak dapat kubenarkan. Ia bukan pasangan yang tepat bagi puteriku.
O, itukah soalnya" Tentang perkara itu aku tidak dapat berkata apa-apa; kamu sebagai ayahnya berhak untuk menentukan dengan siapa ia boleh bergaul.
Itu pun pendapatku. Senang hatiku mendengar kamu mempunyai pandangan yang sama. Selanjutnya aku telah dilarang pula oleh Seidelmann bergaul dengan kalian. Seidelmann" Apakah sangkut-pautnya dengan soal itu"
Itu urusan dia. Akan tetapi mungkin hal itu ada hubungannya dengan niat Angelica tidak lama lagi akan bekerja pada keluarga Seidelmann itu.
Leluconkah itu" Untuk apa ia ke sana"
Ia mendapat pekerjaan yang menguntungkan.
Sebagai apa Sebagai, hmm, apa kata Seidelmann ketika itu, ketika ia bicara denganku di desa" Suatu pekerjaan yang khas, pembantu dalam rumah tangga, atau semacam itu.
Aku tidak mengerti. Akan tetapi perasaanku mengatakan, bahwa ada sesuatu yang kurang beres. Tetangga, hati-hatilah! Aku tidak memerlukan peringatan maupun nasehat dari pada orang lain. Aku dapat menentukan sendiri, mana yang baik dan mana yang salah.
Dengan perkataan itu Hofmann memotong segala perkataan yang hendak diucapkan oleh Hauser. Suami isteri Hauser terdiam membisu saja menghadapi segala perbuatan kasar dari tetangganya itu, yang kemudian berpaling, lalu hendak pergi
3 meninggalkan mereka. Pada ketika itu rasa cintanya kepada Engeltje membuat Eduard memberanikan diri, turut mengucapkan sepatah kata. Mungkin juga bukan hanya disebabkan oleh cintanya itu. Barangkali sifat jantannya telah bangkit berkat bantuan Arndt, yang diterimanya ketika ia berada dalam keadaan susah sekali, lalu Arndt memberinya tugas sebagai pembantunya, ketika harga dirinya sedang merosot serendah-rendahnya. Pendek kata, Eduard melangkahkan kakinya ke depan, lalu menghentikan ayah Angelica dengan suatu gerak tangan.
Sudahkah diketahui oleh Engeltje, bahwa ia hendak bekerja pada keluarga Seidelmann"
Tidak. Aku belum bisa menceritakannya kepadanya dan kau kularang sekeras-kerasnya, turut campur dalam urusan ini. Puteriku itu bukan urusanmu! Dan apa pula sebabnya, maka ingin kauketahui hal itu"
Oleh karena saya kira, ia sendiri takkan mau.
Kau anak yang terlalu yakin!
Maksud saya: Engeltje tidak akan membiarkan orang-orang menyiarkan desas-desus tentangnya, yang dapat menodai namanya.
Diam saja kau! kata Hofmann marah. Upah yang akan diberikan kepada Angelica di sana bukanlah sedikit, dan tentang desas-desus yang kaumaksudkan tadi, puteriku justru paling banyak menderita kerugian oleh pergaulannya dengan kau akhir-akhir ini.
Ia pergi ke tungku api, diambilnya kayu api sepuluh batang, lalu ia pergi tanpa mengatakan sepatah kata pun ke arah pintu.
Eduard memandanginya, seolah-olah ia mendapat tamparan di mukanya. Ibunya hampir-hamp
ir menangis dan ayahnya 4 memukul dengan tinjunya ke atas meja.
Cukuplah sekalian! geramnya. Sekarang sudah putus hubungan kita dengan keluarga Hofmann. Ingatlah akan hal itu nak!
Eduard ingin membantah, akan tetapi ibunya, karena takut akan terjadi perselisihan, memegang lengannya dan menariknya perlahan-lahan ke pintu.
Pergilah berjalan-jalan sedikit, Eduard, maka kau akan jadi tenang kembali. Katanya.
Jangan lekas-lekas putus pengharapan. Mari, pergilah sekarang!
Eduard mendengar kata ibunya. Sebenarnya tanpa nasehat ibunya pun ia akan pergi juga, karena ia hendak melindungi Engeltje terhadap bahaya mana pun, yang dapat mengancamnya pada malam pesta itu.
Akan tetapi ia masih belum berani untuk mengenakan baju Turki itu. Ia ingin melihat-lihat keadaan di rumah penginapan dahulu, lalu ia menempuh jalan menuju desa, sambil terus menerus berpikir tentang apa yang mungkin dapat dialaminya kemudian.
Setelah ia sampai ke tempat tujuannya, dilihatnya suasana sudah ramai di situ. Ruang pesta diterangi seperti layaknya dalam keadaan pesta. Bunyi musik terdengar dan ruang tamu kelihatannya penuh sesak.
Perlahan-lahan Eduard memalingkan tubuhnya. Tata cara yang terlihat pada malam ini memuakkan baginya, sehingga sebenarnya ia lebih suka tinggal di rumah, di dalam kamarnya saja. Hanya mengingat kepentingan Engeltje ia tidak dapat berbuat sesuai dengan perasaannya. Tidak dapat dibiarkannya Engeltje sendirian saja.
5 Dengan suasana demikian ia pulang ke rumahnya lagi. Sesampainya di rumahnya didengarnya, bahwa adik-adiknya sudah tidur dan bahwa orang tuanya pun sedang berkemas-kemas untuk pergi tidur pula. Maka tiadalah sukar baginya, sebentar lagi meninggalkan rumah tanpa diketahui orang. Dikeluarkannya baju pestanya, dikenakannya di dalam gudang tempat menyimpan kayu, lalu dikenakannya pula kedoknya di mukanya. Kemudian diambilnya sebuah baju hujan yang sudah usang, yang biasa dipakai oleh ayahnya, lalu pergilah ia sekali lagi ke rumah penginapan.
Sementara itu Angelica mendapat kesan-kesan pertamanya dari malam pesta itu di tempat itu. Dengan penuh kepercayaan kepada dirinya sendiri ia naik ke tingkat pertama, lalu menyerahkan kain kerudungnya yang besar itu kepada wanita penjaga pakaian. Dari bangsal kedengaran bunyi musik dan suara-suara orang yang ramai sedang berbicara dan tertawa-tawa. Ketika ia berpaling terlihat olehnya melalui kedoknya bayangannya di cermin yang tergantung tinggi-tinggi pada dinding.
Ia menahan nafasnya, lalu memandangi badannya sediri dengan saksama. Tiba-tiba ia gemetar sekujur badannya.
Suatu perasaan yang asing baginya mulai dialaminya, sesuatu yang mirip dengan rasa penyesalan atas perbuatannya, secara membabi-buta memenuhi undangan yang diberikan kepadanya oleh seorang yang tidak dikenalnya. Samar-samar dirasakannya, bahwa tempat ini sesungguhnya tidak sesuai dengannya.
Apakah gerangan sebabnya, maka ia diundang ke tempat ini" Orang-orang yang datang kemari untuk mencahari hiburan itu selalu berusaha menjauhi pergaulan dengan para penenun dan pekerja harian yang miskin-miskin itu.
Apakah sebabnya, maka ia dapat dikecualikan, sedangkan
6 ia pun hanya puteri seorang penenun miskin juga, dia yang telah ditawari pekerjaan sebagai pembantu rumah tangga pada keluarga Seidelmann"
Pertanyaan-pertanyaan ini tiba-tiba menyerang Angelica seperti badai dan hanya satu jawab yang diketahuinya: karena kau seorang gadis yang cantik, maka tuan-tuan dari Casino menganggapmu sebagai permainan yang bagus untuk mengisi waktunya yang terluang.
Keinsafannya akan hal ini membuat pipinya merah padam karena malu. Sebenarnya ingin sekali ia pergi menemui wanita yang terus menerus memandanginya dengan senyum yang agak aneh itu untuk meminta kembali kain kerudungnya dan kemudian melarikan diri. Akan tetapi ia tidak mempunyai keberanian untuk berbuat demikian, maka dalam kebimbangannya ia mondar-mandir saja di antara tangga dan pintu masuk ke bangsal tempat dansa.
Sekonyong-konyong pintu bangsal itu terbuka diempaskan orang, lalu keluarlah seorang pria berpakaian seragam perwira-kavaleri gagah perkasa. Demi dilihatnya Ang
elica berdiri dihampirinya gadis itu, lalu disambutnya dengan gembira.
Nah, itulah gadisku yang manis! Akhirnya kau datang juga!
Dipegangnya tangan gadis itu, lalu diciumnya tangannya itu, seperti layaknya diperbuat oleh orang dari kalangan ningrat. Dalam kebingungannya dibiarkannya pria itu berbuat demikian. Ia sekali-kali tidak biasa tata cara demikian. Lalu perwira itu - yang sebenarnya adalah Frits Seidelmann; mukanya bersembunyi di balik sebuah kedok sutera yang hitam warnanya - mengaitkan lengan gadis itu pada lengannya dan menariknya pergi bersamanya.
7 Telah kunanti-nantikan kedatanganmu, kau gadis Itali yang kuidam-idamkan, bisiknya ke dalam telinganya. Dengarlah. Musik telah mengalun, memanggil kita berdua untuk berdansa! Marilah melantai diiringi oleh musik wals yang sengaja dimainkan untuk kita.
Angelica tidak mengikutinya dengan sepenuh hati, akan tetapi melawan pun tidaklah ia. Ia menyerupai sebuah boneka tanpa perasaan. Ketika penerangan dalam pesta itu menyilaukan matanya, maka ia berdiam diri saja. Di mana-mana di sekitarnya, dilihatnya pasangan-pasangan sedang berdansa; wanita dan pria yang mengenakan pakaian berwarna-warni dengan memakai kedok di mukanya. Ruangan yang besar itu dipenuhi dengan gelak tawa serta suara-suara orang bercakap-cakap yang membisingkan.
Maka pria yang tak dikenal itu memeluk pinggang Angelica, lalu meluncurlah ia di atas lantai dansa bersama pasangannya dengan diiringi oleh musik wals di tengah-tengah serombongan orang yang bergembira ria itu. Sementara itu, maka gadis itu telah menyatukan pikirannya dan ketika musik berhenti siaplah ia dengan pertanyaannya yang pertama.
Tahukan anda, siapa saya ini"
Tentu saja. Nona Angelica Hofmann.
Anda telah mengenali saya dari baju saya" Kalau begitu, maka andalah yang telah mengundang saya itu.
Memang demikian, katanya dengan mengangguk, sambil membawa gadis itu melalui bangsal itu.
Dan bolehkah saya mengetahui nama anda"
Jangan, katanya menampik. Itu harus dirahasiakan sampai tengah malam. Tengah malam kedok-kedok baru boleh dibuka.
8 Gadis itu berdiam diri. Ia merasa canggung dan tertekan berdampingan dengan orang yang tiada dikenalnya ini, demikian juga perasaannya terhadap segala sesuatu yang ada di sekelilingnya. Tentu saja ia kagum akan berbagai hal yang dilihatnya dalam pesta itu, umpamanya penerangannya yang gilang gemilang serta perlengkapan-perlengkapan, yang serba mahal harganya, apalagi jika dipakai sebagai ukuran kemampuan penduduk dari desa Hohenthal itu. Perwira itu membawanya ke suatu meja kecil dekat lantai dansa. Di atasnya sudah siap sedia sebotol anggur yang mahal harganya di dalam tempat pendingin, lengkap dengan dua gelas anggur di sebelahnya. Angelica harus meminum toast dengan pengiringnya demi kegembiraan mereka pada malam itu dan demi persahabatan mereka. Anggur itu memanaskan seluruh badannya. Minuman semacam itu belum pernah diminumnya, hingga kini hanya dikenalnya dari cerita-cerita orang.
Orang tak dikenal itu sekarang mulai bertanya tentang berbagai hal, yang nampaknya seperti sambil lalu ditanyakan saja. Sukakah ia datang kemari, bagaimana pendapatnya tentang pesta itu, menyenangkan atau tidak, bagaimana pendapat orang tuanya, apakah mereka juga setuju, ia hadir dalam pesta ini. Pertanyaan itu semuanya dijawab oleh Angelica dengan ya, benarlah demikian.
Tiba-tiba ia dihadapkan kepada suatu pertanyaan, yang sulit sekali dijawab.
Dan bagaimanakah tanggapan dari kekasihmu" tanya Frits Seidelmann.
Angelica menundukkan kepalanya. Ia mengetahui, bahwa kawan pestanya itu telah menyindir-nyindir pada anak muda tetangganya. Eduard Hauser. Entah apa sebabnya, akan tetapi
9 pertanyaan ini membuatnya agak kesal.
Jadi" tanya kawan pestanya itu mendesak. Bagaimana pendapat kekasihmu"
Angelica meluruskan kepalanya dengan tinggi hatinya.
Saya tidak mengerti, apa yang anda maksudkan dengan pertanyaan itu. Saya tidak mempunyai kekasih.
Benarkah tidak" tanya perwira itu dari balik kedoknya. Saya ingin sekali anda benar-benar berterus terang kepada saya. Bila anda dapat membebaskan diri, maka
saya dapat menawarkan diriku sebagai pahlawan anda. Setujukah, freule-ku"
Freule! Enak sekali kedengarannya kata ajaib itu! Gadis yang masih belum berpengalaman itu mudah sekali terperangkap. Alangkah perkasanya baju seragam, yang dikenakan kawan pestanya itu dan cincin-cincinnya yang berkilauan di jarinya menyilaukan mata gadis itu.
Silahkan mengikuti saya! Sekali lagi dibawanya gadis itu melantai dan sehabis berdansa itu dibawanya gadis itu ke bupet tempat memesan bermacam-macam minuman dan makanan kecil. Ia harus juga mencoba minuman anggur manis serta berjenis-jenis makanan kecil, yang belum pernah dimakan ataupun dilihat sebelumnya.
Di sini ada juga pasangan-pasangan lainnya yang sedang bercakap-cakap atau bersenda gurau. Ada pula yang melancarkan berbagai lelucon yang disambut dengan gelak tertawa oleh banyak orang. Angelica seolah-olah sedang mengigau dalam kegemuruhan suara-suara orang itu. Ia seolah-olah terbius oleh suasana pesta yang pernah dialaminya itu. Segala sesuatu yang dilihatnyamempesonakannya:peneranganyangberlebih-lebihan, kemilau-kemilau dari aneka ragam baju pesta, kegembiraan meluap-luap tanpa mengenal kesusahan di sekitarnya serta bunyi
10 musik yang membisingkan. Alangkah hebat dan megahnya kehidupan orang kaya raya itu, mereka selalu dapat menghadiri pesta-pesta mewah semacam itu, pikirnya.
Ia melirik kepada kawan pestanya, yang telah memungkinkan baginya mengecap segala kenikmatan ini. Akan tetapi, siapakah gerangan ia" Tak dapatlah ia menerkanya, namun satu hal sudah pasti, ia adalah salah seorang terkemuka di daerah ini.
Gadis itu duduk di sampingnya tanpa berkata-kata dan membiarkan saja tangannya dipegang oleh kawan pestanya itu.
Akan tetapi tiba-tiba pria yang tak dikenal itu melepaskan tangan gadis itu, karena dilihatnya seorang pria berpakaian sebagai orang Turki baru saja masuk ke dalam.
Hantu Pegunungan Batu Karya Karl May di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Akhirnya ia datang juga! serunya, lalu cepat-cepat ia berdiri. Kukira ia takkan datang lagi!
Siapa" tanya Engeltje kepadanya.
Orang itu, yang berdiri di sana, dekat pintu! Maafkan saya sebentar.
Ia berjalan ke ujung bangsal, lalu ia berjabatan tangan dengan orang Turki itu.
Jadi kau datang juga" Naik apa kau ke mari"
Eduard Hauser merasa canggung benar dengan baju pestanya yang asing itu dan dengan suasana pesta yang asing pula baginya dan tidak dapat dikesampingkannya juga perasaannya, bahwa malam ini tentu akan berakhir dengan suatu bencana.
Akan tetapi ketika dilihatnya perwira kaveleri itu datang menghampirinya, maka hatinya menjadi tenteram kembali. Disatukannya pikirannya, supaya dapat melayani segala kemungkinan, yang dapat terjadi.
Dari ucapan orang yang tak dikenalnya itu ternyata, bahwa orang yang berada di hadapannya itu seorang kawan baik
11 Strauch, karena ia sampai-sampai mengetahui pakaian apa yang dipakai oleh Strauch itu. Eduard memutuskan untuk menjawab dengan hati-hati dan tenang.
Untung benar aku dapat menumpang sebuah kereta kuda, yang kebetulan harus ke Hohenthal juga. Kalau tidak, maka tak tahulah aku, katanya sambil tertawa.
Ia pernah mengunjungi Strauch. Karena itu diketahuinya, bahwa Strauch berbicara dengan sedikit mengeluarkan bunyi desis; maka ia berusaha sedapat-dapatnya menirunya. Lagi pula, suaranya pun berubah sama sekali berkat kedok yang dipakainya.
Kau benar-benar menyerupai orang Turki, kata perwira itu. Aku berani bertaruh, Marie pun tidak akan mengenalimu. Akan tetapi mana cincinmu"
Aku tidak mau memakainya! jawab Eduard cepat-cepat dengan membohong.
Haha, cerdik benar engkau! Kau sengaja melepaskannya supaya jangan mudah dikenali orang!
Eduard melayangkan pandangannya ke arah cincin-cincin, yang dipakai oleh orang itu. Bukankah cincin setempel yang dipakainya di tangan kanannya itu sama benar dengan cincin kepunyaan Frits Seidelmann"
Kamu nampaknya tidak begitu gembira! tegur orang itu. Akan tetapi kemudian ia melemahkan suaranya, Tak ingatkah kau mendengar, apakah aku berhasil atau tidak"
Berhasil" Eduard berpikir cepat. Apa yang berhasil" Apakah ada hubungannya dengan Engeltje" Akan tetapi ia tak dapat menerka-nerka begitu saja. Itu
agak berbahaya. Ia harus hati-hati.
Hm! gumamnya. Melihat mukamu yang berseri-seri itu,
12 maka tentunya sudah beres semuanya.
Memang demikian. Gadisku cantik tidak"
Boleh juga. Boleh juga" Kau tidak mempunyai mata! Coba bandingkan dia dengan gadis yang lain-lainnya. Ia di sini sudah nyata yang tercantik! Apa lagi dengan baju ini makin menyala dia, bukan" Eduard mendehem. Tidak satu pun perkataan yang keluar dari mulutnya. Ingin dia sebenarnya memukul si bedebah itu sampai jatuh. Ia harus mengakui kebenaran perkataan orang itu. Baru sekarang dilihatnya, betapa cantik dan menariknya gadis itu, meskipun ia mengetahui juga, bahwa ia sudah kehilangan dia...........
Mengapa kau mendehem mengejek" tanya Seidelmann. Kau berdarah dingin seperti ikan saja. Akan tetapi bagiku aku sudah tergila-gila kepadanya! Aku akan mempertaruhkan segala-galanya, untuk dapat merebut cintanya. Lagi pula ia tak lama lagi akan menetap dalam rumahku, sebagai pembantu rumah tangga. Itu telah kuusulkan kepada ayah.
Kini sudah jelas bagi Eduard, bahwa ia berhadapan dengan Frits Seidelmann.
Akan tetapi bagaimana pendapat gadis itu sendiri, apakah ia mau" tanyanya pura-pura tenang saja.
Mau atau tidak mau, itu tidak menjadi persoalan. Jawab Seidelmann acuh tak acuh. Ayahnya setuju, jadi ia pun harus setuju pula. Lagi pula. Katanya dengan menggerak-gerakkan tangannya seperti sedang menghitung uang, lagi pula aku tidak memperolehnya dengan cuma-cuma. Melihat keseluruhannya, maka sudah dapat dipastikan, bahwa aku akan berhasil. Nanti malam ia akan mendapat ciuman yang pertama dariku.
Itu akan merupakan.............. seru Eduard. Kemudian
13 dikekangnya perasaan hatinya........... Itu akan merupakan
kemenanganyang gilang gemilang, diselesaikannya kalimatnya, yang sedianya harus berlainan sekali bunyinya.
Seidelmann tertawa karena mendengar pujian itu.
Benar, kawanku! Diam-diam kau boleh memperhatikan kami, bila kau mau. Siapa tahu, barangkali kau dapat menyaksikan puncak berhasilnya siasatku itu.
Dengan perkataan itu diputuskannya percakapannya, lalu kembalilah ia kepada Angelica. Akan tetapi Eduard menghilang dalam keramaian dan kesibukan dekat bupet tempat makanan dan minuman.
Ia berada dalam keadaan yang tiada terlukiskan dengan kata-kata. Kekhawatirannya terhadap diri Engeltje menyiksa dirinya, demikian pula amarahnya yang meluap-luap, yang hampir-hampir tidak terkendalikan terhadap Frits Seidelmann, yang hendak mengadakan permainan yang hina dengan gadis yang tiada bersalah itu. Bahkan ia berasa muak terhadap suasana pesta di sekitarnya. Semuanya mengajak bersenda gurau, akan tetapi dalam hatinya badai sedang mengamuk.
Kadang-kadang ia minum anggur, akan tetapi dijauhinya lantai dansa itu. Tiada peduli ia, apakah orang-orang akan mempercakapkan perbuatan orang Turki yang agak ganjil itu. Ia sekali-kali tiada berkeinginan untuk berbicara dan bersenda gurau dengan salah seorang gadis yang tidak dikenalnya. Lagi pula dilihatnya bahwa kepandaiannya berdansa jauh di bawah kepandaian pasangan-pasangan lainnya. Maka ia mundar-mandir saja, seolah-olah tanpa tujuan. Sebenarnya senantiasa diamatinya diam-diam gerak-gerik kekasihnya dengan orang yang menawarkan dirinya sebagai pahlawan itu.
Dan apa yang dilihatnya ketika itu sudah cukup untuk
14 membangkitkan kekhawatirannya serta kemarahannya. Lalu diambilnya keputusan akan bertindak cepat untuk menolong kekasihnya itu bila perlu.
Akibat-akibat buruk, yang mungkin dapat ditimbulkan oleh tindakannya yang terlalu berani itu, tiadalah terpikir olehnya.
Dan inilah yang justru ditakuti oleh Arndt, yang lebih dewasa dan lebih berpengalaman itu.
Setelah dilihat oleh Eduard, bahwa Frits Seidelmann dengan berpelukan tangan mengantarkan gadis Italinya ke luar bangsal, bergegas-gegaslah ia ke luar lebih dahulu.
Ia bersembunyi di suatu ruang kecil dekat pintu. Ruang itu terletak di antara ruang penyimpanan pakaian dan tangga. Tempat itu sesuai benar untuk dijadikan tempat bersembunyi.
Eduard berdiri di situ karena ia mengira, bahwa Angelica dan Seidelmann akan berhenti dan bercakap-cakap lama tanpa di
dengar orang lain, dan itulah tentu tujuan Seidelmann. Wanita penjaga pakaian tertidur di atas kursinya dengan berpeluk tangan dan kepala tertunduk ke bawah.
Pasangan itu ke luar dari pintu. Angelica hendak berjalan ke tangga, akan tetapi Seidelmann menahannya.
Jangan ke situ! Mau apa ke bawah" Kedok anda akan menarik perhatian orang. Lagi pula anda akan masuk angin dengan baju anda yang tipis itu. Biarlah kita berdiri di sini saja!
Anak gadis itu agak ragu-ragu dan menarik nafas dalam-dalam.
Kepala saya pusing , keluhnya.
Itu disebabkan oleh berdansa dan oleh minuman anggur, kata pengiringnya, sambil berusaha menentramkan hatinya.
Kepala saya juga pusing. Buka saja kedok anda, maka anda akan baik kembali.
15 Gadis itu menurut. Panas benar di sana, keluhnya sambil menoleh ke bangsal pesta.
Pria itu memandang dengan gembira kepada mata gadis yang kini tiada ditutupi oleh kedok itu.
Anda belum biasa berdansa dan minum, katanya.
Ayah anda bukanlah orang, yang biasa menghadiri pesta, lagi pula orang yang tidak mempunyai banyak uang seperti anda itu tidak dapat pergi ke pesta. Maafkan saya, bila harus mengucapkan perkataan yang kurang bijaksana itu.
Kemudian dibukanya kedoknya. Akan saya perlihatkan kepada anda, siapakah kawan anda itu. Saya Frits Seidelmann.
Engeltje menjadi pucat pasi.
Tuan Seidelmann, serunya keheran-heranan.
Diam nak! Jangan keras-keras. Mereka tidak boleh mendengar kita. Tak perlu diketahui orang, bahwa kita bersama-sama.........
Ia terhenti, ketika dilihatnya wajah gadis, yang membayangkan rasa terkejut itu.
Biarkan saya pergi! kata gadis itu perlahan-lahan, tetapi dengan penuh keyakinan.
Ke mana anda hendak pergi" Kembali ke ruang yang panas itu" katanya terbata-bata.
Tidak. Saya harus pulang ke rumah.
Gadis itu berusaha melepaskan diri, akan tetapi Seidelmann tetap memegangnya.
Tunggu sebentar lagi, katanya meminta-minta. Tunggu dahulu, sampai anda mendengar, apa yang hendak saya katakan! Jawablah dengan terang! Takutkah anda kepada saya"
Gadis itu menentangnya. 16 Tidak! Kalau begitu, mengapa anda hendak pergi"
Karena saya tak sesuai di sini.
Tidak sesuai dengan saya" Apa maksud anda" Saya kasih pada anda, Angelica. Dua orang yang saling mengasihi, apakah mereka tidak sesuai"
Mudah saja mengucapkan kata-kata. Saya tak percaya anda.
Haruskah saya membuktikannya"
Angelica tiba-tiba menjadi sungguh-sungguh sekali.
Kini ia sudah sadar sesadar-sadarnya. Ia melihat wajah saudagar itu dari dekat, yang sedang memperhatikannya dengan cara yang agak ganjil. Mata saudagar itu membayangkan sesuatu, yang mendatangkan keinsafan pada dirinya sendiri, bahwa peringatan-peringatan yang diberikan Eduard kepadanya benar-benar beralasan. Kini ia merasa malu, lalu mukanya menjadi merah padam.
Tuan Seidelmann, biarkan saya pergi! katanya berani. Sekali lagi saya katakan, bahwa saya tiada sesuai dengan anda. Saya gadis miskin, sedangkan anda saudagar kaya raya.
Apa gunanya segala kekayaan saya, kalau saya tidak memiliki anda. Akan saya buktikan, bahwa saya benar-benar kasih kepada anda. Saya gadis miskin, sedangkan anda saudagar kaya raya. Apa gunanya segala kekayaan saya, kalau saya tidak memiliki anda. Akan saya buktikan, bahwa saya benar-benar kasih kepada anda. Sudahkan anda dengar dari ayah anda tentang apa yang saya percakapkan dengannya"
Angelica terkejut. Mungkinkah saudagar itu sungguh-sungguh mengasihinya, sehingga ia telah meminangnya" Tinggi hati dan sifat kemanja-manjaannya merupakan sifat-sifat utama gadis
17 itu, sehingga dapat mengalahkan sifat muminya yang baik.
Maksud anda telah meminang.............. katanya terputusputus.
O bukan! kata saudagar itu kemalu-maluan memotong perkataan gadis itu.
Tentang hal itu perlu persetujuanmu lebih dahulu bukan" Akan tetapi aku telah membicarakan hal lain lagi dengan ayahmu!
Tanpa berkata-kata dan dengan penuh pengharapan gadis itu melihat kepadanya; peristiwa ini dibandingkannya dengan cara Eduard mempermaklumkan kasihnya kepadanya.
Tiada inginkah kau selalu ada dekatku" bisik Frits Seidelmann.
Apa maksud anda" j awabnya. Dengan jalan menerima pekerjaan yang telah kubicarakan dengan ayahmu, pekerjaan dalam rumah tangga kami. Bayarannya akan lumayan juga.
Muka gadis itu menjadi pucat kembali. Jadi hanya itulah cintanya"
Pelarian Runway 2 Fear Street - Panggilan Masa Lalu The Mind Reader Rahasia Rahasia Kelam 1