Hantu Pegunungan Batu 4
Hantu Pegunungan Batu Karya Karl May Bagian 4
Tidak mau, katanya dingin.
Harus mau juga. Ayahmu telah menyetujuinya, katanya, sambil merasa menang.
Sebagai pembantu rumah tangga"
Janganlah mempunyai anggapan seburuk itu, Angelica! Maksudku sebagai pembantu ibuku. Anak gadis, yang memegang pekerjaan ini kedudukannya cukup tinggi, hanya satu tingkat di bawah nyonya rumah. Ia tergolong kepada anggota keluarga. Bayangkan saja dahulu, katanya sambil berusaha memanja-manjakannya. Nanti kita akan bertemu tiap hari satu sama lain, lagi pula kau akan mendapat bayaran dua ratus mark
18 setahunnya. Dua ratus mark" Dari cara mengucapkan perkataan itu dapat diketahui juga maksud gadis itu. Akan tetapi maksud itu luput dari perhatian Seidelmann.
Dan dari aku sendiri masih akan kau dapat sejumlah uang yang sama besarnya. Akan tetapi itu tidak boleh diketahui orang. Itu mau kulakukan karena cintaku kepadamu! Karena aku ingin mengawinimu. Akan tetapi keinginanku ini masih belum dapat diwujudkan sekarang, karena orang tuaku belum boleh diberitahu dahulu. Kita pun masih belum kenal mengenal dengan baik. Masa perkenalan kita masih terlalu pendek. Kita harus lebih mengenal satu sama lain dahulu dan dengan tujuan itu, maka haruslah kauterima pekerjaan yang kutawarkan itu. Bayangkan saja: malam-malam diam-diam kita dapat bertemu dan bercakap-cakap!
Engeltje memandang kepadanya dengan mata yang berapi-api. Rasa malu bercampur rasa jijik membuat mukanya merah padam. Demikian rendahkah derajadnya, sehingga seseorang berani menawarkan kepadanya usul semacam itu"
Jadi itulah kehendak anda yang sebenarnya" tanyanya. Untuk membeli saya dengan empat ratus mark setahunnya"
Dengan menyentak ditolaknya Seidelmann ke samping. Seidelmann memandang dengan marah kepadanya.
Apa" Kau menolak tawaranku" serunya marah.
Angelica mengumpulkan keberaniannya.
Biarkan saya pergi, katanya mendesak.
Tiba-tiba Seidelmann memegangnya.
Berikan aku waktu sedetik lagi! jawabnya. Itu harus anda mengizinkan. Nona tentunya setuju, bahwa saya ada semacam hak terhadap nona!
19 Ia menyindir-nyindir gadis itu secara tajam dengan menggunakan kata-kata: anda dan nona.
Hak" Angelica tidak bisa melayani orang yang seburuk itu kelakuannya.
Memang, nona yang terhormat, saya ada hak terhadap anda! Saya telah mengundang anda, sehingga memungkinkan anda bergerak dalam kalangan atasan. Tanpa undangan itu, mana dapat anda masuk ke pesta itu. Siapakah yang membayar baju, yang anda pakai itu, kalau bukan saya"
Mula-mula Angelica tiada dapat menemukan kata-kata, mendengar penghinaan itu.
Saya tidak.............memintanya! katanya bata-bata,
Seidelmann tertawa kasar.
Akan tetapi anda telah menerimanya, kekasihku! Dan anda akan wajib menerima lebih banyak lagi. Itu sudah nyata.
Gadis yang kini takut setengah mati itu tidak melihat jalan keluar lagi. Ia berusaha pergi ke tangga, tanpa mempedulikan kain kerudungnya. Dan meskipun ia ingat akan kain itu, tiada berani ia membangunkan wanita penjaga pakaian itu, karena malunya.
Saya mau pergi dari sini! katanya, meminta-minta dengan air mata berlinang-linang.
Frits Seidelmann, tanpa mengingat tata kesopanan lagi, berdiri di hadapannya.
O, anda mau pergi" Baik, tidak ada yang akan menghalang-halangi anda. Akan tetapi masih ada sedikit, yang ingin saya beritahukan. Boleh saja anda pergi, asal anda berani menanggung risikonya. Segala perbuatan anda, ada akibatnya. Tentunya anda tahu, bahwa saya sebagai saudagar dapat membentuk atau pun mematahkan keluarga anda. Jika anda begitu manis,
20 untuk membalas air susu dengan air tuba, maka saya pun tidak perlu menghiraukan nasib keluarga anda. Maka saya tidak akan memberi pekerjaan kepada ayahmu. Biar kalian mengemis saja. Maka anda akan mengalami nasib yang sama dengan keluarga Hauser, luntang-lantung, mengukur jalan sepanjang waktu!
Keluarga Hauser! Demi mendengar nama itu kesadarannya kembali pulih kembali se
rta keberaniannya. Ya sekarang anda baru membuka kedok anda tuan Seidelmann! katanya.
Sekarang anda menampakkan tabiat anda yang asli. Benar juga perkataan anda, keluarga Hauser dan keluarga kami tergolong kepada kaum penenun yang miskin! Akan tetapi miskin akan harta bukanlah berarti miskin akan kehormatan. Kehormatan kami masih utuh dan seribu Seidelmann takkan dapat merebutnya lagi. Tadi anda menyebut-nyebut nama Eduard Hauser. Baik juga anda mendengar pengakuan saya yang terus terang. Saya sungguh-sungguh mengasihinya. Ia seribu kali lebih berharga daripada anda. Ia tak akan sampai melakukan pekerjaan yang bersifat hina. Sebenarnya saya telah diperingatkan olehnya supaya jangan mau menghadiri pesta ini, akan tetapi saya sendiri yang bodoh. Saya pergi juga. Maka haruslah saya menanggung akibatnya. Akan tetapi satu hal sudah pasti, bahwa sejak saat ini tak mungkin lagi saya masuk ke dalam perangkap yang anda pasang. Anda bukanlah manusia yang terhormat, melainkan seorang penjahat dan penipu!
Pucat karena marahnya berdirilah Frits dengan mengepalkan tinju di hadapannya. Dilihatnya juga, bahwa wanita penjaga pakaian itu telah terbangun oleh teriak Angelica dan turut mendengarkan percakapan ini dengan asyiknya. Oleh karena itu hampir-hampirlah Seidelmann menjadi mata gelap. Hendak
21 diterkamnya Angelica, akan tetapi tiba-tiba terasa olehnya bahunya dipegang orang kuat-kuat.
Jangan ganggu anak gadis itu, Seidelmann! kata seorang pria dengan tegas dan dengan suara memerintah.
Seidelmann berpaling cepat-cepat.
Strauch! Kamukah" Apa artinya ini" Kau mabuk" Tiadalah terlihat olehmu, bahwa gadis yang bodoh ini............
Dengan mengangkangkan kaki orang Turi itu berdiri di hadapan Seidelmann dan mengepalkan tinjunya tepat di bawah hidungnya.
Sekali lagi kudengar kata yang kurang ajar dari mulutmu, atau akan kuajarmu, agar tahu kamu, bagaimana hendaknya seorang pria melayani seorang gadis!
Aneh benar kelakuanmu, Strauch!
Strauch, Strauch! Saya bukan Strauch. Lihatlah baik-baik mukaku! Lalu Eduard menanggalkan kedoknya. Barangkali kau masih kenal aku!
Eduard! kata Angelica menangis kegirangan. Kau" Untunglah!
Frits Seidelmann memandang orang Turki itu dengan mulut ternganga, seolah-olah melihat hantu di hadapannya. Sesaat kemudian ia menyerang Eduard sambil berteriak.
Akan tetapi Eduard telah memperhitungkan serangan ini. Dengan tangan kirinya didorongnya gadis itu ke samping dan dengan tangan kanannya ditinjunya penyerangnya. Lalu wanita penjaga pakaian itu diperintahnya, memberikan mantelnya serta kain kerudung Angelica kepadanya. Wanita itu cepat-cepat menuruti keinginannya, akan tetapi Seidelmann menghalang-halangi.
Tunggu! Jangan anggap terlalu mudah perkara ini! Aku tahu,
22 kau telah masuk tanpa izin. Sekarang lekas pergi ke bangsal. Di sana kau dapat kesempatan untuk membela diri.
Dipegangnya tangan Eduard, akan tetapi Eduard membebaskan diri serta mendorong Seidelmann kuat-kuat.
Jangan sentuh-sentuh diriku lagi, nanti aku tak mau bertanggung jawab lagi! kata anak muda itu mengancam. Kita masih akan bertemu lagi untuk mengadakan perhitungan. Kau adalah seorang yang biadab. Sepantasnyalah kau mendapat hajaran karena perlakuanmu yang kurang sopan terhadap anak gadis itu. Dan sekarang janganlah ganggu kami lagi, jangan sampai aku terpaksa mempertimbangkan untuk mengadakan perhitungan di sini juga denganmu. Kesabaranku sudah hampir mencapai batasnya.
Tiba-tiba perangai Eduard seakan-akan berubah sama sekali. Angelica memandanginya dengan mata terbelalak keheran-heranan, penuh dengan rasa kagum terhadap penyelamat serta pahlawannya. Anak muda, yang biasanya pendiam serta rendah hati itu, telah berbuat melebihi kesanggupannya.
Seidelmann mengerti, bahwa tiadalah bijaksana untuk membuat Eduard bertambah marah.
Orang itu mabuk, katanya dengan rasa benci kepada wanita penjaga pakaian.
Eduard bersama gadisnya sudah sampai ke tangga, sehingga tiada mendengar kata-kata itu lagi. Hal itu disebabkan pula oleh suara gemuruh, yang keluar dari pintu yang menghubungkan dengan bangsal dan yang sedang terbuka it
u. Pasangan-pasangan dansa keluar dari pintu itu untuk menanyakan tentang sebab-sebab kegaduhan dekat tempat menyimpan pakaian itu.
Mereka semuanya berdiri mengerumuni Seidelmann. Akan tetapi ia tiada berani menceritakan duduk perkara yang
23 sebenarnya. Nanti, katanya mengelakkan. Saya harus lekas pergi dahulu!
Setelah mengucapkan perkataan itu ia minta diserahkan mantelnya kepadanya. Dikenakannya mantelnya itu tanpa mengancinginya lagi, lalu ia berlari menuruni tangga, mengejar Eduard.
Pada saat itu keluarlah seorang yang tidak dikenal dari ruang tamu. Orang itu benar-benar entah pura-pura berlari dengan canggungnya, sehingga berlanggar dengan Seidelmann, yang sedang berlari kencang itu. Seidelmann terjatuh ke atas tanah dengan memaki-maki.
Maafkan saya! kata orang asing itu dengan hormat, lalu meneruskan perjalanannya pergi ke luar.
Frits Seidelmann mencaci maki. Sungguhpun tidak ada yang patah, namun tulang-tulangnya berasa sakit di sekujur badannya. Dengan susah payah ia bangkit kembali, lalu melanjutkan perjalanannya agak timpang ke luar.
Udara malam yang dingin itu berembus di sekitar kepalanya dan membuatnya merasa baik kembali. Ia memikirkan keadaannya dengan tenang. Pasangan yang dikejarnya, maupun orang asing yang canggung, yang dikutuknya dalam hatinya itu, tiada terlihat di situ. Ke manakah gerangan Eduard pergi dengan gadis itu" Sudah tentu mereka tidak sedang berdiri di jalan. Pasti Eduard pergi mengantakan gadis itu ke rumahnya.
Seidelmann mengepalkan tinjunya, karena merasa tidak berdaya. Gelandangan Eduard itu berhasil mengantarkan Angelica yang cantik itu pulang ke rumah! Ia akan mendapat ciuman, yang sedianya hendak diberikan kepadanya. Ingatan akan kemungkinan itu seakan-akan membuatnya gila!
24 Akan tetapi mungkin juga mereka hendak bercakap-cakap membicarakan pengalamannya di rumah keluarga Hofmann. Apa yang masih dapat dilakukannya"
Hm. Frits Seidelmann mengenal baik rumah itu, karena ia kerap kali mengunjunginya untuk melihat Angelica. Tiba-tiba wajahnya menjadi cerah, karena terpikir olehnya suatu rencana. Ia akan menempuh jalan di belakang kebun-kebun. Jalan itu lebih pendek, sehingga ia akan sampai lebih dahulu dari pasangan itu, lalu ia mendapat kesempatan untuk menyelinap ke dalam rumah Hofmann dan bersembunyi di suatu tempat.
Ia masuk lagi ke dalam rumah penginapannya, ke luar dari belakang melalui kebun, melompati pagar dan berlari di belakang rumah-rumah, sampai ia tiba di taman kecil kepunyaan keluarga Hofmann. Mula-mula ia berdiam diri, memasang telinganya. Setelah keadaan dianggapnya aman, ia menyelinap ke dalam taman dan melekapkan telinganya pada daun jendela. Benarlah, orang tua gadis itu sudah pergi tidur, karena mengira, bahwa puterinya sedang dalam keadaan aman menikmati hiburan di rumah penginapan itu di bawah perlindungan tuan Seidelmann. Mereka tiada memelihara anjing, maka ia tidak usah khawatir akan ketahuan orang.
Pintu belakang hanya dipalang dengan palang yang terbuat dari kayu. Seorang yang agak ahli dengan mudah dapat membukanya dari luar dengan memakai sepotong tali. Maka itu pun, yang dikerjakan oleh Frits Seidelmann tanpa berpikir panjang. Dengan hati-hati ia menyelinap ke dalam rumah. Perlahan-lahan pintu dipalangnya kembali, lalu ia bersembunyi di suatu sudut yang gelap di sebelah tangga. Di sini dapat ia menantikan kedatangan pasangan itu. Siapa tahu, mungkin ia dapat mendengar seluruh percakapan di antara mereka.
BAB IX PERMAINAN KUCING DAN TIKUS DI MALAM GELAP
Dengan tiada berkata-kata dan tiada tergesa-gesa Eduard pulang ke rumah bersama Engeltje. Kehidupan kedua anak muda yang sedianya berjalan dengan tenteram dan tenang itu kini dikacaukan oleh pergolakan-pergolakan, yang dialami mereka pada saat-saat yang baru lalu. Mereka berusaha menekan pikirannya yang sedang bergolak-golak serta pengalamannya yang pahit itu dan karena mereka berdua tiada yang dapat memulai suatu percakapan, maka mereka berdiam diri saja.
Ketika Engeltje sampai ke rumahnya, maka Eduard hendak berpisah.
Kita sudah sampai. Selamat malam, Engeltje. Dan selamat tidur.
Akan tetapi gad is itu menahannya Eduard, katanya kemanja-manjaan. Kau hendak berpisah " Apakah itu dimaksudkan sebagai hukuman terhadapku "
Anak muda itu mengelakkan pandangnya dan berdiam diri.
Eduard! kata Angelica sekali lagi. Kau telah kuperlakukan buruk sekali. Akan tetapi janganlah marah karena itu dan meninggalkanku. Aku tak tahan, kau berbuat demikian!
Sungguh aku tak marah kepadamu, sedikit pun tidak, kata Eduard menenteramkan hati gadis itu.
Kalau begitu, mengapa kau hendak pergi juga " Aku takut dan masih banyak yang ingin kubicarakan denganmu.
Lain kali saja, Engeltje! Lihat saja, kau menggigil kedinginan, kau akan masuk angin!
1 Memang badan anak gadis itu sedang gemetar. Akan tetapi ia tidak mau mengalah.
Masuk saja dahulu! Ayah dan ibu sudah pergi tidur.
Karena Eduard nampaknya agak ragu-ragu, maka gadis itu memohon kepadanya.
Hanya sebentar di gang saja, lalu dipegangnya tangannya.
Anak muda itu agak segan masuk, maka gadis itu menariknya pada tangannya. Melalui pintu belakang mereka masuk ke dalam.
Di situ, di sebelah tangga ada sebuah bangku pendek. Hati-hatilah! Jangan sampai tersentuh bangku itu. Mari kita duduk saja di situ.
Eduard duduk tanpa berkata-kata. Ia merasa seperti dalam mimpi yang indah, dapat duduk di sisi gadis yang dikasihinya. Keadaan ini membuatnya berani menempuh bahaya manapun. Sungguh Eduard melakukan perbuatan yang berani mati dengan menyelinap ke dalam rumah keluarga Hofmann pada malam hari, meskipun ia dilarang keras oleh bapak Hofmann untuk bergaul dengan anak gadisnya itu. Dan bila sampai mereka ketahuan, maka sudah barang tentu, serta-merta ia akan diusir dari rumah itu.
Mereka duduk sebelah-menyebelah dan mereka itu tiada sadar, bahwa hanya dua langkah dari situ bersembunyilah seseorang, yang mempunyai itikad buruk terhadap mereka.
Mereka mulai bercakap-cakap dengan perlahan-lahan. Angelica, yang sangat berterima kasih kepadanya pertama-tama ingin sekali mengetahui, bagaimana caranya ia sampai berhasil masuk ke dalam pesta itu. Akan tetapi Eduard tidak mau menjawab pertanyaan itu.
Kemudian saja, Engeltje! Mula-mula suatu hal yang maha
2 penting! Tahukah kau, bahwa aku ini sangat menderita akhir-akhir ini"
Ya, aku tahu. Dan itu karena kesalahanku. Maka maukah kau maafkan aku"
Pertanyaan itu tidak dijawab, sebagai gantinya Eduard memeluknya tanpa berkata-kata, lalu menciumnya.
Sekarang aku sendiri tiada dapat mengerti perbuatanku itu. Bisik Engeltje, kau percaya aku"
Aku mengerti, kata Eduard sambil mengangguk. Segala kejadian itu telah menimpamu dengan tiba-tiba. Ayahmu ingin, supaya kau terima undangan dari orang asing itu; itu permulaannya. Apa lagi setelah datang kiriman baju pesta yang memukau itu, dan semuanya itu membuat kau terpedaya. Benar tidak"
Benar, Angelica mengaku kemalu-maluan.
Yang ketiga adalah yang paling buruk, Engeltje!
Yang ketiga" Atau barangkali lebih baik aku tidak memberitahukanmu, nanti kau akan marah lagi.
Aku tak kan marah lagi, Eduard! Pengalamanku pada hari ini merupakan suatu pelajaran untuk kemudian hari.
Tepat sekali, Engeltje! Itu membuat hatiku lega. Aku tahu, ayahmu itu sebenarnya orang baik, akan tetapi ia mempunyai sifat seperti yang kita jumpai pada kaum parisi, yaitu sifat tinggi hati.
Lalu" Kau adalah puterinya. Eduard berkata terus terang, tanpa tedeng aling-aling, sekali ini. Dahulu Eduard tiada akan berani berkata demikian. Akan tetapi ia yakin, bahwa sekarang gadis itu sudah mendapat
3 pelajaran dari peristiwa yang lalu itu dan jawab gadis itu pun tiada mengecewakan juga.
Benar, katanya, memang demikian sifat ayahku dan sifat aku pula. Atau lebih baik lagi: sifatku pada masa yang lampau. Aku sekarang sudah benar-benar berubah. Sekarang aku tahu, betapa besar kasihku kepadamu. Aku tahu sekarang, betapa jahat dan congkak hatiku pada masa lampau itu!
Engeltje, kekasihku yang manis! kata Eduard dengan muka berseri-seri.
Tidak kuduga, kau dapat bertindak demikian, Eduard! Ketika kau melayani Seidelmann dengan tegas dan tepat itu, maka aku merasa bangga kepadamu. Dan sekarang aku sudah benar-benar y
akin, bahwa kau hanya satu-satunya calon suamiku!
Beberapa lamanya sunyi hening di dalam gang itu.
Akan tetapi apa yang akan dikatakan ayahmu" tanya Eduard kemudian/
Tidak usah khawatir tentang hal itu. Sungguhpun ayah telah terpedaya oleh janji-janji Seidelman yang muluk-muluk itu, namun jika kuceritakan kepadanya, betapa curang dan rendah derajat Seidelmann itu, ia akan menyadari kesalahannya juga.
Frits Seidelmann, yang berdiri, di bawah tangga, telah mendengar setiap kata yang diucapkan oleh kedua anak muda itu. Sebenarnya ingin sekali ia menyerbu mereka, akan tetapi ia masih dapat mengendalikan diri. Telah didengarnya juga pertanyaan Angelica yang pertama dan jawab pertanyaan itu ingin dia sendiri juga mendengarnya. Maka ia harus bersabar.
Dan kesabarannya itu ternyata besar manfaatnya.
Tetapi akhirnya aku ingin tahu juga, demikian dimulai oleh Engeltje dengan pertanyaannya, bagaimana kau dapat masuk ke dalam ruang pesta itu. Itu benar-benar merupakan sesuatu,
4 yang tidak dapat aku mengerti!
Memang itu tidak begitu sederhana, Eduard mengaku dengan menarik nafas panjang. Ketika kau hendak pergi juga ke pesta itu, maka aku merasa sangat khawatir. Samar-samar dapat kuduga, bahwa orang sedang memasang jerat bagimu. Maka dari itu,apapun yang akan terjadi, tak boleh tidak aku harus selalu ada di dekatmu, supaya segera dapat memberikan pertolongan, bila diperlukan. Akan tetapi syarat pertama, yang harus dipenuhi ialah, untuk mendapat izin masuk ke ruang pesta itu.
Dan bagaimanakah caranya kau melaksanakannya"
Tentu saja akan menarik perhatian orang, bila seseorang masuk ke dalam ruang pesta tanpa izin, demikian dilanjutkan Eduard dengan keterangannya. Maka aku haruslah berusaha untuk mendapat lencana, yang dipakai dalam pesta itu sebagai kartu masuk. Dan aku mujur dalam hal itu. Kedai yang menyewakan baju-baju pesta memberikan lencana demikian kepadaku. Lencana milik saudagar Strauch kebetulan tertinggal dalam kedai itu, lalu aku diminta oleh pemilik kedai itu untuk mengembalikannya kepada Strauch. Jadi aku sudah mempunyai benda yang kubutuhkan, akan tetapi masih tetap ada bahaya, bahwa Strauch merasa kehilangan lencana itu lalu pergi ke kedai untuk menanyakannya. Jadi itu harus kucegah. Maka terpikirlah olehku untuk mengusahakan, supaya Strauch tiada pergi ke pesta itu, melainkan tinggal di rumah saja. Memang Engeltje, tidaklah mudah melakukan segala hal itu dan sampai sekarang perkara itu membuat kepalaku pusing.
Kata-kata itu kedengarannya sedih sekali, sehingga Engeltje menjadi terkejut.
Akan tetapi apakah yang telah kau lakukan itu" tanyanya
5 dengan hati cemas. Eduard tiba-tiba meluruskan badannya. Lebih baik diceritakannya saja dengan terus terang segala kejadian itu. Tak ada gunanya bersembunyi-sembunyi lagi.
Aku telah menulis surat kepada saudagar Strauch dan aku telah melarangnya menghadiri pesta dansa berkedok itu. Lalu aku memperingatkannya pula, supaya jangan menceritakan kepada anggota Casino yang lain-lainnya, bahwa ia tidak datang.
Kau berani melarangnya" Dan ia mematuhi laranganmu" Aneh Benar!
Tidak begitu aneh. Tentu saja ia tak kan mau mematuhi perintahku; sebaliknya ia mungkin akan mentertawakanku. Akan tetapi aku mendapat ilham. Kuubah-ubah tulisan tanganku dan tahukan kau tanda tangan siapa yang kububuhkan di bawah surat itu" Kau tak kan dapat menebaknya.
Tak tahulah aku. Katakan saja!
Tanda tangan: Hantu Hutan!
Ya Tuhan! kata gadis itu terperanjat. Ia tidak dapat mengatakan apa-apa. Ia takut, kalau-kalau pahlawannya telah melibatkan diri dengan perkara yang gelap dan jahat.
Akan tetapi Eduard melanjutkan ceritanya.
Telah kuusahakan, supaya orang mengira, surat itu benar-benar ditulis oleh Hantu Hutan dan nampaknya Strauch telah terpedaya juga. Tapi pagi kudengar, bahwa ia telah membatalkan menyewa baju orang Turki yang sekarang sedang kupakai ini. Ketika aku tahu pasti bahwa siasatku telah berhasil. Maka kusewa baju orang Turki itu, lalu kuhadiri pesta itu sebagai pengganti Strauch. Karena itu mula-mula aku tiada dikenal orang. Bahkan Frits Seidelmann pun mengira, ak
u adalah Strauch; ia berbicara
6 denganku seperti dengan kawan akrabnya. Itulah terjadi pada pintu masuk bangsal, seperti telah kaulihat sendiri.
Eduard! bisik Angelica. Itu perbuatan yang gagah berani. Aku merasa bangga dan kagum terhadapmu!
Namun pahlawan yang dikagumi itu menarik nafas panjang. Jangan, jangan! Aku sekali-kali tidak mengagumi diriku. Surat itu selalu mengganggu dalam ingatanku. Surat itu telah kutulis untuk menakut-nakuti Strauch, sehingga memungkinkan aku masuk ke dalam ruang pesta itu dan dengan demikian dapat melindungimu. Akan tetapi bila diketahui orang, bahwa tanda tangan itu palsu, maka mungkin aku akan mendapat kesulitan
besar, karena perbuatan demikian melanggar hukum..........
Benarkah" Sudah tentu, aku harus memperhitungkan hal itu. Seseorang yang lebih tahu tentang perkara-perkara demikian telah memperingatkanku terhadapnya.
Siapakah yang memberitahukan, bahwa kau telah menulis surat itu. kata gadis itu, yang berusaha hendak menenangkan hati Eduard.
Eduard mengerutkan dahinya.
Kukira Seidelmann sudah tentu akan mengambil tindakan-tindakan yang seperlunya. Dan aku harus berjaga-jaga terhadap tipu muslihatnya. Jangan kaukira, bahwa ia telah melupakan apa yang telah terjadi semalam itu.
Benar juga perkataanmu itu, kata Angelica dengan mengeluh. Dan ia pun banyak kawannya, Eduard! katanya sambil memeluk Eduard. Aku merasa cemas akan masa depan kita.
Jangan khawatir, aku mempunyai seorang pelindung yang besar kekuasaannya!
7 Pelindung" Benar, kata Eduard dengan mengangguk. Kepercayaannya kepada dirinya sendiri mulai pulih kembali, ketika teringat olehnya akan penyelamatnya.
Seidelmann telah memecat aku, bahkan ia tak mau membayar lagi upahku. Pikirnya, dengan demikian ia dapat mendorong aku ke dalam pelimbahan; akan tetapi justru bencana itu telah mendatangkan bahagia bagiku. Penjaga hutan telah menolongku dari kesusahan yang pertama dan yang terberat, kemudian seorang lain juga turut memikirkan nasib kami.
Orang lain" Siapakah gerangan dia"
Seorang asing yang diselubungi rahasia. Sebenarnya aku tidak boleh menceritakan hal ini kepada siapa pun; akan tetapi karena Seidelmann telah membuat kalian jatuh miskin, maka kalian pun harus segera mencari bantuan. Maka dari itu harus kukatakan kepadamu, bahwa aku sudah kenal akan seseorang, yang dapat memberi nasehat baik kepada kalian.
Siapakah yang kaumaksudkan, Eduard" Siapakah pelindungmu yang begitu berkuasa itu"
Aku sendiri tiada tahu. Kau pun tak tahu" Benar-benar aneh ! Bukankah seharusnya
kauketahui juga namanya, alamatnya dan..........
Benar kauketahui, akan tetapi aku tidak boleh memberitahukannya kepada orang lain. Aku bekerja untuk kepentingan orang asing itu dan mendapat upah yang tinggi sekali. Salah satu kewajibanku adalah menutup mulut. Akan tetapi Engeltje, kita saling mengasihi dan sudah mengikat janji, kelak akan menjadi suami-isteri. Maka dapatlah juga kuperlihatkan titik terang kepadamu, agar kau jangan terlalu risau akan diriku maupun iri keluargamu. Akan tetapi kau
8 tidak boleh menceritakannya kepada siapa pun, termasuk juga ayahmu sendiri. Maukah kamu berjanji demikian, demi kehormatanmu"
Baik, saya berjanji. Bila tujuan kami berhasil, maka aku yakin bahwa orang asing itu akan menjamin penghidupanku seterusnya.
Apa yang hendak kalian usahakan"
Menangkap seseorang. Siapakah orang itu" Itu harus kurahasiakan. Gadis itu memandang kepada Eduard dengan cemasnya. Kalau begitu, Eduard, maka hidupku akan tetap risau. Aku mulai menduga siapa, orang yang hendak ditangkap itu! Eduard terkejut mendengar, bahwa ia terlanjur sudah terlalu banyak mengeluarkan kata-kata. Maka dari itu diusahakannyalah, supaya Angelica melepaskan dugaannya, yang sudah barang tentu ada hubungannya dengan Hantu Hutan itu.
Perkara itu tidak begitu berbahaya seperti yang kau duga. Dengan sengaja ia menggunakan banyak kata-kata berturut-turut, supaya Engeltje tidak mendapat kesempatan, memotong perkataannya. Aku hanya boleh memberitahu tentang satu hal, lebih dari itu tak dapat. Tujuan kami adalah menangkap seor
ang narapidana buronan , yang di daerah seberang telah melarikan diri dari penjara. Polisi mendapat penyuluhan, bahwa orang itu sedang bersembunyi di daerah kita ini. Dan orang itulah, yang hendak kami cari.
Ah, kau membuat-buat cerita saya, kata Angelica kurang percaya.
Benar, sungguh benar kejadian itu.
Kalau begitu pelindungmu itu seorang polisi atau seorang
9 detektip. Nah, matilah ia! Tahu-tahu gadis itu sudah sampai pada kesimpulan yang ditakuti Eduard itu.
Bukan! serunya cepat-cepat membantah. Tidak benar pendapatmu itu. Akan tetapi cukuplah sudah percakapan tentang hal itu. Aku tak boleh bicara banyak-banyak tentang hal itu. Pokoknya, kau tak usah takut, juga mengenai hal ini. Akan tetapi persoalan dengan Frits Seidelmann itu menyusahkan hatiku. Kemudian penting juga, bagaimana tanggapan ayahmu tentang peristiwa itu.
Tentang kejadian semalam"
Benar. Tentu Seidelman akan membicarakan hal itu dengan ayahmu, serta sedapat mungkin mempengaruhi pendirian ayahmu!
Aku akan mempersiapkan dirinya. Aku akan menceritakan segala-galanya. Maka akhirnya tentulah ia akan menyadari, bahwa Seidelmann itu seorang penjahat, dan karena itu..........
Karena apa, Engeltje"
Dengan pasrah gadis itu menyandarkan dirinya pada dada anak muda itu.
Tahukah kamu, Eduard. Aku kira, akhirnya ayah akan merasa terima kasih juga, bila diketahuinya, bahwa oleh tindakanmu yang gagah berani itu dapat digagalkanjuga rencana Seidelmann yang jahat itu.
Saat itu akan merupakan saat yang paling bahagia bagiku.
Ya, dan siapa tahu, barangkali ayah akan mengizinkan lagi kau berkunjung padaku.
Lalu ia menarik kembali larangannya untuk berkunjung itu, demikian ditambahkan oleh Eduard lagi.
10 Angelica mengangguk sambil termenung.
Lalu mungkin juga akan merestui.........
Di sini ucapan anak gadis itu terhenti, akan tetapi kalimat itu segera diselesaikan oleh anak muda, yang sedang dimabuk cinta itu.
akan merestui perkawinan kita, gadis manis, kesayanganku Engeltje!
Mereka masih melanjutkan percakapan mereka secara berbisik-bisik. Akhirnya disadari juga oleh mereka, bahwa sudah lama tiba waktunya untuk pergi tidur. Sekali lagi mereka berciuman, sudah itu Eduard melompat keluar dari pintu yang dipalang kembali oleh Angelica di belakangnya. Kemudian gadis itu pergi ke kamarnya, tanpa menyadari bahwa ia lewat dekat tempat berdiri Frits Seidelmann, yang masih tetap bersembunyi di sudut gelap dekat tangga itu.
Dalam pada itu Eduard berjalan menuju ke rumah orang tuanya. Akan tetapi tiba-tiba terdengarlah olehnya suara seorang pria, yang berkata.
Sst! Eduard terhenti dengan terkejut. Pikirnya, tentu orang itu Frits Seidelmann yang telah menghadangnya, lalu ia mempersiapkan diri untuk melayani lawannya itu dalam perbantahan yang sengit. Namun orang itu menyadarkannya dari mimpinya.
Sayalah ini, orang asing.
Benarlah ia Arndt, yang sedang menantikan kedatangan pembantunya di sini. Ia setelah keluar dari rumah penginapan menempuh jalan raya, sehingga ia tidak menjumpai Seidelmann. Menurut perkiraannya, maka Seidelmann sedang mengadang Eduard di salah satu tempat yang gelap dekat jalan raya. Akan tetapi perkiraannya itu meleset juga. Pikirnya, bahwa
11 kedatangannya di situ adalah sia-sia saja. Kini ia mengambil keputusan untuk mencari Eduard,, supaya dapat sedikit bertukar pikiran dengannya.
Anak muda itu begitu girang dan gembira, sehingga langsung saja ia hendak berceritera. Akan tetapi Arndt mendahuluinya.
Anda datang dari keluarga Hofmann"
Benar.Saya telah mengantarkan Angelica pulang
dan................ Anda telah melihat Seidelmann"
Seidelmann" Bukankah dia masih ada di rumah penginapan"
Arndt tertawa pendek. Jangan kau kira demikian. Saya khawatir, jangan-jangan ia sedang menyelinap di daerah dekat kita ini. Akan tetapi serahkan saja hal itu kepada saya, Lebih baik ceriterakanlah saja, bagaimana jalannya pesta itu! Apakah anda menjumpai kesulitan"
Eduard merasa dirinya sebagai pemenang, karena ia dalam malam bersejarah ini telah memenangkan hati Engeltje, Lalu ia menghela nafas dengan bangga.
Tidak! jawabnya dengan pa
sti. Sungguhpun ada juga perselisihan kecil dengan Seidelmann............
Itu telah saya lihat. ...........akan tetapi selanjutnya tidak ada kesulitan lagi.
Seidelmann menyangka, saya adalah Strauch..........
Sampai akhir pesta itu"
Tidak. Akhirnya saya membuka juga kedok saya.
Nah, tentang itulah, yang ingin saya dengar lebih banyak lagi.
Lalu Eduard bercerita. Arndt berdiam diri saja dan membiarkan
12 anak muda itu berbicara dengan tenang. Ia hanya mengerutkan mukanya menandakan ia merasa cemas.
Perkara ini masih akan ada ekornya, katanya, ketika Eduard sudah menyelesaikan ceriteranya. Sayang harus saya akui, bahwa saya masih agak kurang puas dengan anda. Saya harap, anda tidak berbuat sesuatu lagi yang sifatnya kurang hati-hati. Kata-kata itu diucapkan dengan nada, yang membuat anak muda itu makin insyaf akan kesalahan-kesalahan yang telah dibuatnya. Maka Eduard menundukkan kepalanya dan berdiam diri. Akan tetapi Arndt mengulangi pertanyaannya.
Jadi, bagaimana" Saya kurang mengerti maksud anda. Jawabnya perlahan-lahan.
Kalau begitu, maka saya akan lebih jelas lagi. Ada peribahasa lama yang bunyinya, bahwa cinta itu membuat kita jadi buta. Cinta itu dapat menyebabkan seseorang berlaku sembrono, tanpa pertimbangan masak-masak. Angelica Hofmann tentu ingin tahu, bagaimana anda dapat masuk ke ruang pesta itu. Anda mengangguk. Jadi! Anda tentu telah menceriterakan segala-galanya kepadanya, tentang lencana dan surat itu juga. Memang benarlah demikian.
Lalu" Lalu Engeltje telah mengutarakan kecemasan hatinya, karena ia tahu bahwa Frits Seidelmann akan membalas dendam kepada saya. Kemudian kami perbincangkan juga keadaan keluarga Hofmann panjang lebar, karena Seidelmann akan berbalik menjadi musuhnya.
Maka nyatalah, bahwa Arndt adalah seorang pengenal jiwa. Semuanya ini sudah dapat diduganya lebih dahulu, malah lebih dari pada itu. Nampaknya seolah-olah ia turut menghadiri
13 percakapan antara Eduard dan Angelica itu. Maka Arndtlah yang menyelesaikan cerita itu, tanpa menanyakan apa-apa lagi kepada Eduard.
Lalu untuk menghibur hati gadis yang sedang risau itu, anda menceritakan tentang kawan anda yang menjadi pelindung anda itu, yang hendak menangkap Hantu Hutan dengan bantuan anda. Benar tidak"
Tidak, tidak! kata Eduard cepat-cepat untuk membela dirinya. Saya tidak menyebut-nyebut nama Hantu Hutan. Jadi apa yang anda ceriterakan"
Saya katakan, bahwa orang yang kita cari itu seorang narapidana buronan, yang telah melarikan diri dari penjara di Bohemia.
Panjang akal benar anda! Eduard melirik kepada Arndt, dengan ragu-ragu. Hari terlalu gelap, untuk dapat melihat muka detektip itu dengan jelas, akan tetapi hatinya tiada dapat menjadi tenteram lagi.
Hebat benar anda! demikian dilanjutkan oleh Arndt. Dan sekarang, Eduard dapat menangkap dengan jelas; kata-kata itu dimaksudkan sebagai sindiran, sindiran yang nyata. Kekasih anda Engeltje tentunya sekarang yakin, bahwa anda tidak berbohong kepadanya. Apakah diketahuinya juga, bahwa saya tinggal di rumah penjaga hutan"
Sekali-kali tidak. Bahwa saya adalah seorang detektip"
Itu hanya dugaannya, akan tetapi saya telah membantahnya.
Nah! Sahabatku yang baik, anda patut diangkat menjadi pahlawan besar. Semoga Tuhan memberi kebijaksanaan yang lebih besar kepada Angelica dari pada yang anda miliki,
14 semoga ia pandai menyimpan rahasia. Kalau tidak, maka ada kemungkinan besar, rencana kita akan menjadi kacau-balau.
Besok pagi-pagi sekali, saya akan datang mengunjungi Angelica, untuk sekali lagi berpesan kepadanya supaya ia jangan membocorkan rahasia.
Baik, kerjakanlah demikian. Barangkali masih ada gunanya. Katakan saja, bila ia membocorkan rahasia, maka nyawa anda sendiri akan ada dalam bahaya. Mungkin itu akan lebih berkesan padanya.
Ah, keluh Eduard. apakah tidak lebih baik, bila saya..........
Hantu Pegunungan Batu Karya Karl May di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Tidak ada lagi yang lebih baik, sahabatku! Sekarang anda pulanglah saja! Sebenarnya saya ada sesuatu yang penting, yang hendak saya beritahukan, akan tetapi untuk sementara, saya tidak ada keinginan untuk menyampaikan rahasia kepada anda.
Pada saat ini anda tiada sanggup menyimpan rahasia. Jadi selamat malam saja! Besok saya masih akan bertemu lagi dengan anda.
Eduard berdiri di situ termangu-mangu, seperti seorang yang berdosa. Ketika akhirnya diangkatnya kepalanya, maka Arndt sudah tidak ada di situ lagi.
Putera penenun itu melihat-lihat ke sekitarnya dan sesaat dikiranya melihat sosok tubuh pelindungnya muncul dekat taman kepunyaan keluarga Hofmann. Akan tetapi ia tiada memanggil, maupun mengikutinya. Sementara itu ia sedang putus harapan. Tangannya tergantung lemah lunglai ke bawah.
Itulah perbuatan yang semberono lagi, atau barangkali juga tidak. Pendek kata sikapnya pada saat itu turut mempengaruhi perkembangan peristiwa-peristiwa berikutnya. Orang yang tadi dilihat oleh Eduard, sekali-kali bukanlah Arndt, melainkan
15 Frits Seidelmann, yang sedang pulang ke rumahnya dengan menyelinap, dengan membawa pulang khabar yang baru didengarnya di suatu sudut gelap dekat tangga.
Anak muda itu mengikuti dengan pandangnya sosok tubuh yang disangkanya Arndt itu, sampai sosok itu hilang dalam kegelapan. Angin besar meniup di sekitar rumah itu dan membuat salju beterbangan ke atas. Anak muda itu menggigil kedinginan dan merasa seperti ia berada di ambang pintu yang membawanya kepada suatu bencana.
Frits Seidelmann baru berani keluar dari tempat persembunyiannya, setelah bunyi-bunyi langkah kaki Angelica kedengaran masuk ke dalam kamar tidurnya. Lalu ia menyelinap ke luar.
Keinginannya membalas dendam bercampur dengan rasa gembiranya mengingat lawannya tak lama lagi akan dibinasakannya. Ia mengucapkan selamat kepada dirinya sendiri atas ilham yang didapatnya, untuk memata-matai pasangan yang sedang berkasih-kasihan itu. Kini telah jatuh ke tangannya sejumlah senjata yang ampuh. Mereka akan menyesal tiada habis-habisnya, karena mereka pada malam itu telah berani memperlakukan dia demikian buruknya!
Bahkan lebih dari itu yang dikehendakinya; setidak-tidaknya pembalasannya terhadap Eduard Hauser. Bagaimana caranya Seidelmann hendak melaksanakan pembalasannya itu, untuk sementara masih belum diketahuinya juga. Hingga kini kepalanya masih dipenuhi dengan segala sesuatu, yang telah didengarnya. Dalam keadaan demikian Seidelmann hendak keluar dari bayangan rumah tempat ia bersembunyi, tetapi pada ketika itu didengarnya orang berbisik-bisik. Ia takut, kalau-kalau ia menjumpai lawannya, yang bila sampai terjadi
16 bentrokan, ternyata lebih ahli dalam menggunakan tinjunya. Cepat-cepat ia membungkuk, lalu merangkak dengan hati-hati ke tempat terdengarnya bisik-bisik itu. Di situlah didapatinya Arndt sedang berbicara dengan Hauser.
Detektip itu tidak dikenal Seidelmann, namun ada sesuatu padanya, yang membuat Seidelmann seakan-akan mengenalnya juga. Bukankah dia orang yang canggung kelakuannya itu, yang telah melanggarnya dan menghambatnya di dalam rumah penginapan"
Pada saat itu ia hanya sedikit menaruh perhatian kepadanya. Namun sosok tubuhnya, yang hanya samar-samar menampak pada Seidelmann berlatar belakang salju yang putih itu seperti sudah pernah dilihatnya pada masa lampau.
Tiba-tiba Seidelmann melihat, bahwa pelanggaran tubuhnya dengan tubuh orang asing di dalam rumah penginapan itu mempunyai makna yang lain. Mungkinkah tubrukan itu dilakukan dengan sengaja dan bukanlah karena kecanggungan orang asing itu" Mungkinkah orang itu sengaja bekerja sama dengan Eduard Hauser untuk melindunginya"
Apakah gerangan, yang dibicarakan oleh kedua orang itu di sini pada malam hari yang dingin ini" Sedikit demi sedikit Seidelmann makin mengetahui keadaan yang sebenarnya. Mungkinkah ia orang asing, yang dimaksudkan oleh anak muda yang miskin itu dalam ceriteranya kepada gadis yang sombong itu" Seidelmann bangkit amarahnya dan mengepalkan tinjunya keras-keras. Ia mengambil keputusan untuk selalu mengawasi gerak-gerik orang itu. Maka ia dengan sabar duduk di situ melipatkan badannya, hingga orang asing itu pergi.
Baru sekarang Frits Seidelmann memberanikan diri untuk berdiri perlahan-lahan dan menyelinap mengikuti orang itu.
17 Orang asing itu menempuh jalan, yang menuju ke arah utar
a. Ujung jalan itu bercabang dua. Tepat di situ menghilanglah orang asing itu dengan tiba-tiba.
Ke manakah ia pergi"
Seidelmann berdiri tanpa bergerak serta memasang telinga. Akan tetapi sia-sia saja. Orang asing itu seolah-olah ditelan oleh bumi. Kejadian ini nampaknya seperti keajaiban, padahal dapat diterangkan dengan mudah saja. Frandt Arndt adalah lawan yang terlalu cerdik bagi Seidelmann. Pendengarannya luar biasa tajamnya. Tiada lama sesudah ia meninggalkan Eduard, maka seolah-olah didengarnya bunyi langkah-langkah kaki perlahan-lahan diinjakkan ke atas salju yang sudah mengeras itu. Cepat-cepat ia mengambil keputusan; bila ia berdiam diri untuk menyelidiki, maka itulah tandanya, bahwa ia telah mendengar sesuatu. Supaya tidak menimbulkan curiga pada lawannya, maka ia perlahan-lahan berjalan terus. Ketika ia tiba pada ujung jalan yang bercabang menjadi dua, ia meluncur secepat kilat ke tepi di sebelah kanan, ke arah semak belukar yang dapat memberi perlindungan padanya. Kain seprai yang selalu dibawanya dikeluarkannya dan dikenakannya sebagai kain selubung. Di belakang semak belukar itu ada sebuah parit. Ia masuk ke dalamnya lalu berbaring di situ. Dengan jalan demikian, maka ia tidak dapat dibedakan dengan salju di sekelilingnya.
Mula-mula Frits Seidelmann menjadi bingung. Ketika tiada terdengar lagi bunyi langkah kaki dan tiada terlihat orang yang berjalan di hadapannya, maka pikirnya, bahwa orang itu berjalan lebih cepat dari semula. Setelah agak bimbang sejenak, ia mulai berlari, sambil melihat ke kiri dan ke kanan. Tetapi ia tidak dapat berlari jauh. Tak jauh dari semak belukar itu jalan bercabang menjadi dua. Jalan yang di sebelah kiri menuju ke
18 sebuah desa sedangkan jalan di sebelah kanan menuju ke rumah penjaga hutan.
Di situ Seidelmann kehilangan jejak, atau lebih tepat, di situ Seidelmann melihat begitu banyak jejak kaki orang, yang setiap hari melalui jalan itu, sehingga ia menjadi bingung. Ke manakah orang itu pergi" Ke desakah, atau hendak bersembunyikah ia di dalam hutan"
Seidelman tidak dapat memecahkan soal itu, maka tiada pilihan lagi baginya dari pada kembali lagi ke arah Hohenthal. Tiada terpikir olehnya, untuk menyelidiki semak belukar di tepi jalan itu. Dengan kesal hati ia berjalan terus, tanpa menoleh sekalipun juga ke belakang.
Arndt bangkit dengan hati-hati, lalu mengintip melalui daun-daunan semak di hadapannya. Seidelmann telah diperdayakannya.
Arndt tertawa dalam hatinya. Ia menyukai perkara ini. Kini ia sudah lepas dari bahaya dan ia mengambil keputusan untuk memutar balikkan perkara itu. Sekarang tiba gilirannya untuk mengejar orang, yang tadinya berusaha mengejarnya. Kecerobohan lawannya membuat pekerjaan itu bertambah mudah baginya. Lagi pula kain seprai yang putih itu turut melindunginya di daerah yang penuh dengan salju itu. Ia tetap menyelinap di belakang Seidelmann dan menjaga, supaya ia jangan terlalu dekat dengan lawannya.
Maka Arndt akhirnya sampai lagi ke Hohenthal. Di sudut salah sebuah rumah ia berhenti sejenak untuk menanggalkan kain seprainya, sudah itu ia melanjutkan perjalanannya mengikuti jejak Seidelmann. Ia tiada takut akan menjumpai seseorang, karena ketika itu hari sudah tengah malam dan semua orang sudah tidur.
19 Dekat rumah keluarga Hauser, Seidelmann berhenti, lalu ia menyelinap ke belakang rumah itu.
Arndt bertanya kepada dirinya, apakah gerangan maksud Seidelmann pergi ke situ.
Diikutinya Seidelmann dengan hati-hati. Dilihatnya, bahwa ia selama lebih kurang seperempat jam berdiri melekapkan telinganya pada daun jendela; kemudian ia pergi dari situ. Arndt tetap memata-matainya, sampai akhirnya Seidelmann pulang ke rumahnya, dan masuk ke dalam rumahnya itu
Arndt berdiri untuk berpikir sejenak.
Apakah saya akan pulang lagi atau tidak " Tanyanya dalam hatinya. Di tingkat atas masih menyala sebuah lampu Jadi di dalam rumah, orang sedang menantikan kedatangan Frits Seidelmann. Barangkali mereka ingin mendengarkan ceriteranya tentang kejadian-kejadian di dalam pesta itu. Jadi sebenarnya tidak ada lagi yang penting untuk diketahuinya di sini. Ia boleh meninggalka
n tempat itu. Akan tetapi ia tetap di situ. Suatu dorongan yang kuat dalam hatinya menyebabkan ia tidak dapat meninggalkan tempat itu. Nalurinya mengatakan, bahwa baru sekarang akan dijumpainya hal-hal yang amat penting bagi penyelidikannya.
Tidak berapa lama kemudian lampu di tingkat atas itu dimatikan, lalu menyalalah lampu dekat taman.
Arndt merasa heran akan kejadian itu. Apakah gerangan maksudnya" Bukankah di bawah itu terdapat kantor-kantor, seperti yang telah diceriterakan oleh Eduard Hauser kepadanya. Apakah tempat ini sesuai untuk bercakap-cakap di tengah malam buta ini" Itu tidak masuk di akal.
Arndt cepat mengambil keputusan, lalu ia melompati pagar. Ia benar-benar ingin mengetahui, apa yang akan terjadi di
20 situ. Tiada akan cuma-cuma ia berada di situ. Pasti ia akan menemukan sesuatu yang penting. Kalau Seidelmann pada tengah malam itu dengan sengaja datang ke kantor, maka sudah barang tentu ada alasan-alasannya yang penting.
Tiada sulit bagi detektip yang ulung itu untuk memanjat ke atas atap sebuah gudang kecil, yang didirikan dekat ruangan yang dari jendelanya keluar cahaya lampu itu. Maka dengan demikian ia dapat melihat ke dalam ruangan di belakang kantor itu. Di situ dilihatnya ketiga Seidelmann itu sedang berkumpul dengan lengkapnya. Frits, yang duduk di sebelah pamannya itu, sedang menerangkan sesuatu secara panjang lebar kepada pamannya. Ayahnya, yang berdiri di atas sebuah kursi dekat tembok itu, sedang mengangkat sebuah lukisan dari dinding.
Di balik lukisan itu ada sebuah lubang yang besar lagi dalam di dalam dinding, semacam ruangan rahasia tempat menyimpan surat-surat berharga. Seidelmann mengeluarkan sebuah kotak dari dalamnya, lalu meletakkannya ke atas meja.
Mula-mula dikeluarkannya sebuah benda yang berkilau-kilauan, yang diletakkannya di samping kotak itu. Benda itu adalah suatu benda perhiasan wanita, yang membuat mata detektip yang mengawasinya bersinar-sinar.
Kemudian saudagar itu mengeluarkan suatu benda hitam dari dalam kotak itu. Dengan terheran-heran dilihat oleh Arndt, bahwa benda itu adalah renda. Renda yang mahal harganya, yang diperlihatkan oleh Seidelmann kepada saudaranya dan kepada puteranya untuk dinilai oleh mereka
Itulah semuanya, yang dapat dilihat Arndt. Tiba-tiba si pelepas uang itu melompat dari tempat duduknya, lalu pergi cepat-cepat ke jendela. Apa sebabnya ia berbuat demikian, kurang begitu jelas. Mungkin sekali karena di dalam ruangan
21 itu sedang dibicarakan berbagai rahasia. Mula-mula pikir Arndt, bahwa ia telah diketahui sedang memata-matai mereka, maka ia berbaring melekapkan badannya pada atap. Akan tetapi kemudian ternyatalah bahwa Seidelmann baru sekarang sadar, tirai jendela harus ditutup. August Seidelmann melakukan pekerjaan ini dengan cepat, sehingga detektip itu tiada dapat melihat ke dalam lagi.
Kini Arndt turun dari atas atap gudang itu, lalu pergi ke rumah penjaga hutan. Ia merasa puas dengan hasil-hasil penyelidikannya sampai saat itu. Sambil berjalan ia memikirkan tentang berbagai hal. Yang pertama-tama dipikirkannya ialah tentang perhiasan wanita, yang diletakkan di atas meja itu.
Kemudian masih ada dua hal yang dipikirkannya. Pertama mengapa Frits Seidelmann itu demikian lamanya mendengarkan di muka jendela rumah keluarga Hauser itu" Yang kedua ialah: apa yang hendak diperbuat ketiga Seidelmann itu dengan renda hitam yang mahal itu"
Pertanyaan-pertanyaan itu tiada terjawab oleh detektip itu. Mungkin juga, karena segala sesuatu ingin dilihatnya berhubungan dengan Hantu Hutan itu, yang akhir-akhir ini selalu memenuhi pikirannya.
Ya, setiap saat. Ketika ia berada di hutan dan ia sebentar melihat ke samping, dilihatnya di balik pohon cemara yang penuh diliputi salju, seolah-olah berdiri sesosok tubuh, yang terus menerus menatapnya. Akan tetapi yang dilihatnya itu ternyata hanya sebuah perdu setinggi manusia, diliputi oleh salju. Di belakangnya terbentang dengan sunyinya hutan itu. Pada saat itu sesuatu bayangan melepaskan diri dari latar belakang itu. Bayangan itu melayang dengan tiada bersuara ke arah pohon
22 sebatang, yang berdiri sendiri. Di si
tulah kedengaran juga jeritan suara seekor burung gagak.
BAB X MASUK PERANGKAP Keesokan harinya Eduard Hauser pergi ke kota untuk mengembalikan baju pestanya, kemudian ia pergi ke rumah makan Lembu Emas untuk minum kopi secangkir. Badannya berasa dingin sekali karena perjalanan yang ditempuhnya ke kota, maka kopi panasnya dapat dinikmatinya juga. Kopi murni sampai sekarang merupakan minuman mewah bagi anak muda dari kalangan miskin itu. Minuman semewah itu baru dapat dinikmatinya setelah ia diangkat menjadi pembantu orang asing itu.
Eduard ingin sekali melupakan perbuatannya, yang membuat orang asing itu kecewa dan berkesal hati padanya. Pikiran itu begitu mengganggunya, sehingga ia tiada dapat merasa gembira lagi, meskipun usahanya menyelamatkan Engeltje itu berhasil dengan baik. Terus menerus ia berikhtiar untuk memperbaiki kesalahannya. Bila mungkin, untuk mengimbangi kesalahannya itu ia ingin berbuat suatu jasa yang cukup besarnya bagi orang asing pelindungnya itu.
Tiba-tiba masuklah seorang tamu baru ke dalam ruang tamu. Orang itu berpakaian perlente, berjanggut panjang dan memakai kacamata besar. Ia duduk dekat jendela dan memesan bir segelas. Kemudian ia mulai bercakap-cakap dengan pemilik rumah makan itu. Dari pertanyaannya ternyata bahwa ia asing di daerah itu.
Anda bukan orang sini, kata pemilik rumah makan memancing-mancing, karena ia ingin tahu.
Bukan. Saya datang dari negeri lain. Saya datang kemari naik
1 kereta api dan saya harus pergi ke Hohenthal. Berapa jauhnya Hohenthal dari sini"
Kini Eduard turut berbicara.
Anda dapat mencapainya dalam kira-kira satu setengah jam, katanya, ingin memberi pertolongan.
Saya tinggal di daerah itu. Jika anda mau, dapat saya tunjukkan jalannya kepada anda.
Orang asing, yang nampaknya sebagai orang baik-baik dan orang berada itu, melihat Eduard dengan pandangan seakan-akan hendak menyelidikinya, lalu mengangguk kepadanya sebagai pernyataan terima kasihnya.
Baik benar hati anda! Sebenarnya saya hendak menyewa kereta salju; akan tetapi saya datang dari Dresden dan setelah duduk di kereta api berjam-jam lamanya, saya inginjuga berjalan kaki. Mari duduk saja di sini, nak!
Eduard mengambil kopinya dan memenuhi permintaan orang asing itu. Pemilik rumah makan mengundurkan diri dan membiarkan mereka berdua sendirian.
Anda kenal baik daerah sekitar Hohenthal ini" tanya orang asing itu.
Memang benar, saya lahir di sini.
Bagus. Kalau begitu, anda dapat menolong saya. Kenalkah anda di situ akan keluarga Hauser" Katanya mereka itu orang-orang yang baik hati, sungguhpun mereka miskin.
Eduard merah padam mukanya.
Saya merasa mendapat kehormatan besar oleh perkataan anda. Saya sendiri bernama Hauser.
Orang asing itu berbuat pura-pura terkejut mendengar ucapan itu, lalu mengulurkan tangannya kepadanya.
Benar-benar mujur saya, dapat bertemu dengan anda. Nama
2 anda Hauser" Saya senang bertemu dengan anda. Bolehkah saya tanyakan nama kecil anda"
Nama kecil saya Eduard dan saya putera sulung........
.......dari penenun Hauser" Kalau begitu, nasib saya benarbenar baik. Tahukah anda, bahwa kebetulan sekali saya datang ke mari justru untuk mengunjungi anda" Itulah tujuan saya pergi ke Hohenthal.
Mengunjungi saya" tanya Eduard terheran-heran. Memang, anda yang hendak saya kunjungi! Saya hanya mendengar berita yang baik-baik saja tentang anda dan berdasarkan itu saya dapat mempercayai anda sepenuhnya. Anak muda itu makin membelalakkan matanya.
Siapakah tuan sebenarnya" tanyanya. Saya...........
Baik, baik! Tentang hal itu kemudian saja! jawabnya dengan tertawa.
Anda harus mengetahui, bahwa saya tahu tentang segala-galanya yang berhubungan dengan kehidupan anda. Anda diam-diam berhubungan dengan seseorang, yang mempunyai tujuan mulia, bukankah demikian"
Eduard terlompat mendengar perkataan itu. Ditatapnya orang itu, seolah-olah baru pertama kali dilihatnya; akan tetapi muka yang ditatapnya itu tersenyum ramah, sehingga hati Eduard menjadi agak lega.
Tuan, saya benar-benar tak tahu......
Orang itu telah memberi anda sejumlah uang.
Saya kurang mengerti. Saya
tidak tahu, siapa yang anda maksudkan.
Orang asing itu mengangguk, merasa puas.
Baik sekali! Saya lihat, bahwa anda dapat menyimpan rahasia, maka saya dapat mempercayai anda. Kebetulan sekali, saya
3 berjumpa dengan anda di sini. Saya tidak usah pergi mencari rumah anda. Sekarang langsung dapat saya berbicara dengan anda. Pertama-tama harus anda mempercayai saya dahulu. Maka silakanlah membaca surat ini dahulu!
Diambilnya sebuah bungkusan, yang berisi setumpuk kertas, yang dilipat-lipat dengan rapihnya. Dibukanya bungkusan itu, lalu dibukanya juga salah satu lembar kertas dari lipatannya dan digeserkannya kepada Eduard.
Eduard membacanya. Makin banyak dibacanya, makin heranlah ia. Setelah selesai surat itu dibacanya, maka orang asing itu bertanya.
Nah, bagaimana pendapat anda"
Eduard menatapnya dengan muka yang membayangkan rasa hormat yang sangat.
Apakah tuan seorang pejabat polisi yang tinggi kedudukannya" tanyanya dengan rasa kagum.
Memang tiada sulit untuk menerkanya. Akan tetapi yang ingin saya ketahui sebenarnya adalah hal lain. Sudahkan anda faham akan permintaan saya itu"
Surat-surat ini berisi pemberitahuan rahasia kepada duane di seberang perbatasan, kata anak muda itu. Itu kesimpulan yang saya tarik. Akan tetapi apa hubungan diri saya dengan surat-surat itu...........
Ia berhenti bicara, lalu memandang kepada orang asing itu dengan pandangan yang penuh mengandung tanda tanya. Orang itu menjawab pandangan yang jujur itu dengan senyum, yang sulit dapat ditafsirkan maknanya.
Terus, apa lagi" desaknya. Sulit benar untuk menerkanya!
Saya tiada melihat sangkut paut antara surat-surat itu dengan
4 diri saya. Benarkah tidak" Ingat, bahwa anda adalah pembantu seseorang, yang sedang menjalankan tugas rahasia, dan kami mengetahui dengan tepat segala-galanya tentang tugas itu.
Eduard tiada dapat memusatkan perhatiannya lagi. Jadi pelindungnya mempunyai hubungan dengan perkara ini. Atau tunggu dulu! Suatu pikiran melintas dalam ingatannya. Mungkinkah perkara ini sama dengan yang hendak dibicarakan oleh Arndt semalam itu" Perkara, yang hanya disinggungnya sepintas lalu saja, tidak mau dibicarakannya panjang lebar,
karena aku.......karena aku memberi bukti yang nyata, bahwa
aku untuk seterusnya tiada patut mendapat kepercayaannya lagi!
Eduard menarik nafas panjang. Semenjak tengah malam ia berkali-kali sudah menarik nafas demikian yang menyatakan sesalnya. Dan kini ada kesempatan, pikirnya, untuk membuktikan bahwa ia patut diserahi suatu rahasia, dan bahwa ia tidak akan berlaku secara semberono.
Saya mengerti, katanya akhirnya. Anda ada hubungan dengan pelindung saya. Dia yang telah menyuruh anda menghubungi saya..........
Tepat sekali perkiraan anda itu!
................dan sekarang anda hendak memberi tugas
kepada saya yang ada hubungannya dengan surat-surat ini. Anda dapat mempercayai saya. Berikan saja semua perintahnya. Saya tidak akan mengecewakan anda.
Baik. Surat-surat ini, seperti juga yang anda katakan tadi, bersifat rahasia dan penting sekali. Surat-surat itu harus diantarkan ke daerah seberang, tanpa diketahui oleh siapa pun juga tentang isinya. Dapatkah anda mengerjakannya"
5 Saya" Benarlah, anda! Atau mungkinkah anda agak takut" Maukah anda membuat malu kepada atasan anda, karena tiada berani melakukan sesuatu tugas"
O, tentu tidak, tuan! Nah. Maka dengarkanlah dan lakukanlah segala niatmu yang baik itu! Kami membutuhkan seseorang, yang dapat dipercayai, mengenal daerah perbatasan dengan baik dan dapat menyimpan rahasia. Ia harus membawa surat-surat itu ke daerah seberang, tanpa diketahui orang. Kerjakanlah nanti malam juga. Relakah anda"
Eduard hanya mengangguk saja. Ia merasa dirinya kecil, kecil sekali berhadapan dengan seorang yang menganggap dirinya lebih tinggi derajatnya itu, akan tetapi hatinya merasa bangga juga.
Itu menggembirakan hatiku. Upahnya pun tidak akan ketinggalan. Anda akan dimata-matai orang. Kemudian masih akan diberikan perintah lagi, kepada siapa surat-surat itu harus diserahkan. Akan tetapi, katakan saja dahulu, berapa kali sudah anda temui pelindu
ng anda" Sebanyak yang dianggapnya sendiri perlu.
Di manakah ia tinggal"
Bukankah anda sudah tahu sendiri" Mengapa masih harus ditanyakan kepada saya lagi"
Memang begitu. Sudah berapa jauh kemajuan penyelidikan tentang Hantu Hutan itu"
Itu tentu tertulis dalam laporan dinas. Bukankah itu sudah anda baca juga"
Hentikanlah berbicara seperti mengajukan teka-teki itu. Tentu saja saya telah membacanya. Akan tetapi masakan saya
6 tidak boleh bertanya dan tidak boleh mendengar jawaban yang tepat dari anda"
Saya tidak boleh menjawab pertanyaan-pertanyaan yang bertentangan dengan perintah yang telah saya dapat, kata Eduard berkeras kepala.
Bukan main! Disiplin yang ketat benar! Akan tetapi mari kita hentikan segala kelakar. Sebenarnya tadi telah saya uji anda. Saya sendiri khawatir, kalau-kalau anda mau membuka rahasia yang dipercayakan kepada anda. Akan tetapi semuanya sudah beres sekarang. Anda ternyata pembantu yang tahan uji. Saya harus mengucapkan selamat! Sambil mengucapkan perkataan itu ia menjabat tangan Eduard, yang mukanya menjadi merah padam kemalu-maluan. Anda benar-benar seorang yang dapat menjaga rahasia! Tetapi sekarang perhatikanlah pokok-pokok yang harus anda ketahui. Anda membawa surat-surat itu malam ini juga ke daerah seberang. Tentu saja anda tahu letaknya Breitenau. Di tepi desa, yang berbatas dengan hutan itu, seseorang akan menantikan kedatangan anda di balik semak belukar di sebelah kanan jalan antara jam 9 dan 10. Ia akan menegur anda dan menanyakan jalan ke Hohenthal. Itulah tanda pengenalnya bagi anda.
Anda harus memberikan surat-surat itu kepada orang itu. Dan perhatikan sekarang, inilah yang paling penting : anda harus dapat menyeberangi perbatasan dengan tiada diketahui orang. Tahukah anda sesuatu tempat, di mana anda dapat menyeberangi perbatasan tanpa diketahui orang"
Melalui jalan kecil, yang ditumbuhi pohon-pohon cemara. Saya kira, dapat saya berhasil menyeberang di situ tanpa diketahui orang.
Andai kata anda menjumpai seorang penjaga perbatasan di
7 situ, apa yang hendak anda perbuat"
Itu takkan menjadi persoalan. Saya tidak menyelundup" Pendapat anda seperti pendapat anak kecil saja. Memang anda tidak menyelundup. Akan tetapi anda membawa surat-surat, yang tidak boleh dibaca oleh sebarang orang, bahkan orang-orang duane pun tidak boleh membacanya.
Mengapa mereka tidak boleh membacanya"
Pendapat anda itu menandakan bahwa anda masih hijau benar. Barangkali saya salah pilih dengan menyerahi anda tugas sepenting ini. Saya rasa, saya harus mempertimbangkannya lagi.
Hauser cepat-cepat memotong perkataannya.
Jangan, jangan! Biarkan saya mencobanya! ia memohon. Ia takut sekali ini akan gagal juga, sehingga pelindungnya dibuat kecewa untuk selamanya. Katakan saja kepada saya, apa yang harus daya kerjakan dan saya yakin akan berhasil. Surat-surat itu tidak akan jatuh ke tangan penjaga perbatasan mana pun juga. Baik. Saya merasa gembira, karena untunglah anda, meskipun pada saat yang terakhir namun masih dapat menggunakan akal sehat anda juga. Kalau tidak, tentulah akan saya sangka, bahwa orang-orang telah melebih-lebihkan kesanggupan anda. Kalau anda bekerja untuk pemerintah, maka tiada sepantasnyalah anda menanyakan tentang ini dan itu. Anda tinggal menerima perintah saja dan melaksanakannya tanpa menggerutu. Orang-orang demikian, yang diperlukan oleh pemerintah. Mengertikah anda"
Mengerti semuanya. Baik, kalau begitu. Masih ada satu hal lagi. Saya akan menyegel surat-surat itu. Segala peralatan untuk itu ada pada saya. Jadi anda mengantarkan surat-surat itu ke daerah seberang,
8 sambil setiap waktu waspada, supaya surat-surat itu jangan sampai jatuh ke dalam tangan sebarang orang. Apa yang harus anda perbuat, seandainya seorang penjaga hutan menjumpai anda dan ingin membaca surat-surat itu, adalah terserah kepada kebijaksanaan anda. Itu urusan anda sendiri.
Baik, itu adalah urusan saya. kata Eduard sambil mengangguk.
Itu berarti, bahwa..............
Itu berarti, bahwa saya akan dapat meloloskan diri dari petugas itu.
Hm. Yakinkah anda akan berhasil"
Te ntu, seru Eduard berani. Anda harus tahu, saya cukup tangkas dan gesit. Tinggal melompat saja ke dalam semak-semak, lalu saya akan menghilang. Saya kenal baik daerah itu, setiap pohon, setiap batu dan setiap jengkal tanah itu; tak ada seorang penjaga perbatasan yang akan dapat menyamai saya. Lalu mereka masih harus mencari saya. Dalam pada itu saya sudah ada di daerah seberang dengan surat-surat penting itu, tanpa dijamah oleh seorang pun.
Baik, kalau begitu! Masih ada satu pesan lagi. Pelindung anda tahu tentang segala-galanya. Supaya ia tidak menaruh curiga, maka janganlah anda berhubungan dengannya sementara ini. Ingat baik-baik, anda tidak boleh bicara sedikit pun dengannya. Bila secara kebetulan anda terpaksa menjumpainya, maka haruslah anda usahakan supaya anda secepatnya pergi dari situ.
Baik, saya mengerti. Dan tentu saja anda tidak membicarakan dengan siapa pun tentang tugas rahasia itu!
Bagaimana mungkin" 9 Eduard berkata dengan penuh keyakinan. Pikirannya: Haha, orang itu sudah tahu juga, bahwa aku pada masa lampau telah berlaku ceroboh, terlanjur mengucapkan kata-kata, yang sedianya harus disimpan erat-erat. Hebat benar pekerjaan dinas rahasia itu. Begitu cepatnya mereka mengetahui tentang apa-apa yang terjadi.
Anda akan mendapat bayaran dari saya untuk tugas ini, kata orang asing itu. Akan saya bayar dengan cek saja"
Tidak usah, tuan! Saya sudah mendapat bayaran yang cukup.
Ini merupakan tugas istimewa! Akan tetapi baik, tentang bayaran itu boleh juga dibicarakan kemudian. Saya akan dapat menemukan anda. Jangan khawatir, setidak-tidaknya uang itu pasti akan anda terima. Jumlah yang akan anda terima empat puluh mark. Itu sudah anda ketahui lebih dahulu.
Aneh, lagi-lagi jumlah uang yang sebesar itu juga. Eduard Hauser tiada dapat mengatakan apa-apa. Ia hanya mengangguk saja. Dalam pada itu dikeluarkan oleh orang itu sebatang lak untuk menyegel, serta sepotong lilin, beberapa batang korek api dan sebuah cap. Surat-surat itu dimasukkan ke dalam amplop lalu disegel. Kemudian orang itu menjabat tangan Eduard.
Pergilah sekarang juga dan kerjakanlah sebaik-baiknya! Kopi anda akan saya bayar. Kapan anda berangkat"
Bila hari sudah mulai gelap, jadi kira-kira pukul lima. Baik!
Dan dengan kata itu didorongnya anak muda itu ke pintu. Segera Eduard berada di jalan ke Hohenthal. Ia berpengharapan penuh dan merasa gembira, karena diberi kesempatan kepadanya untuk melakukan tugas penting, yang faedahnya akan dirasakan juga oleh pelindungnya itu. Sambil berpikir demikian teringat
10 juga olehnya tentang kekasihnya Angelica, yang kini benar-benar sudah menjadi miliknya. Waktu satu setengah jam yang ditempuhnya itu berlalu tanpa terasa olehnya. Ia merasa heran juga, ketika dilihatnya, ia sudah berada di Hohenthal.
Setelah berpikir sejenak, ia berkeputusan untuk berjalan melalui desa itu, sambil berpengharapan samar-samar akan bertemu dengan Engeltje di tengah jalan. Bila tidak dijumpainya di situ, maka ia akan berjalan perlahan-lahan dekat rumah gadis itu. Mungkin gadis itu dapat melihatnya melalui jendela, sehingga ia akan keluar dari rumahnya menghampirinya.
Dan beruntung jugalah ia. Di jalan ia tidak bertemu dengan gadis itu, akan tetapi ketika ia sedang berdiri dekat pintu pagar taman keluarga Hofmann, maka segera pintu itu dibuka dan Angelica berlari keluar. Karena gembiranya, maka tiada terlihat oleh Eduard, bahwa kekasihnya sekali-kali tiada menampakkan muka yang gembira ataupun riang.
Tepat juga! katanya sambil tertawa kepada gadis itu. Itu sudah kuharap-harapkan. Kau melihat aku datang"
Ya, jawab gadis itu pendek.
Orang tuamu juga" Tidak, sebab kalau mereka melihatmu, aku pasti tidak boleh keluar.
Jadi ayahmu masih tetap membenciku"
Memang. Mungkin lebih lagi dari pada yang sudah-sudah, keluhnya. Seidelmann benar-benar berhasil untuk mempermainkannya. Mari ikut saya bersembunyi ke balik pagar, kalau tidak akan kau alami sesuatu yang kurang menyenangkan!
Cepat-cepat ditariknya Eduard, lalu dilanjutkannya ceriteranya.
11 Sekali-kali tidak kuduga, bahwa akan demikian jadinya. Ketik
a didengar ayah, apa yang telah terjadi, ia menjadi marah sekali. Langsung aku dimaki-makinya. Anak gila dan perkataan lain-lain lagi semacam itu harus kudengar. Ketika aku menjawab untuk membela diri, ia mengancam hendak memukul aku!
Itu tidak dapat dibiarkan saja! geram Eduard.
Dan ayah hendak menyuruhku ke ................... keluarga
Seidelmann! Ya, untuk bekerja sebagai pembantu rumah tangga, bukan" Bagus benar. Itu tak kan terjadi!
Dan bila ayah memaksaku"
Ia tidak dapat memaksa. Aku akan bicara dengan ayahmu tentang hal itu.
Jangankan bicara, kesempatan untuk masuk ke dalam rumah pun tidak ada, karena ayah akan melarangmu.
Kalau begitu, akan saya suruh orang lain bicara. Ayahmu pasti tidak akan dapat menolaknya. Maka janganlah khawatir, serahkan saja kepadaku semuanya itu. Akan tetapi sekarang aku tidak ada waktu. Nanti sore aku harus pergi ke Breitenau dahulu untuk menunaikan sesuatu tugas.
Ke Breitenau" Kalau begitu engkau tidak dapat kembali sebelum malam!
Itu tidak apa. Tugasku itu penting dan akan mendapat bayaran mahal pula.
Engeltje melirik kepada kekasihnya, hendak mengetahui isi hatinya.
Ya, tentu saja untuk orang itu..................."
Akan tetapi Eduard tetap menjaga rahasianya dengan gigihnya. Tiada disinggung-singgungnya juga tentang keberangkatannya, bahwa ia baru dapat berangkat setelah hari menjadi gelap,
12 sehingga bukan hanya waktu pulangnya saja ia harus menempuh hutan pada malam hari itu.
Tidak! katanya. Tugasku sekali ini tidak ada sangkutpautnya dengan orang asing itu. Lagi pula.............. telah
kukatakan kepadanya, bahwa aku pernah menceriterakan kepadamu tentang dia, lalu ia menjadi marah sekali kepadaku. Maka kau harus ingat juga akan keadaanku. Jangan mempersulit keadaanku dengan terlalu banyak bertanya.
Aku bukan anak kecil, yang selalu ingin tahu! kata Engeltje agak tersinggung. Sifat lamanya timbul kembali. Tetapi ia dapat menahan diri. Tak lama kemudian suaranya kedengaran ramah kembali, ketika ia berkata.
Pergilah bersama Tuhan, sayang! Dan waspadalah di dalam hutan yang gelap itu terhadap Hantu Hutan!
Eduard hanya mengangguk dan menjabat tangannya.
Aku akan menantikan kedatanganmu, kata gadis itu, kendati pun hari sudah malam. Aku perlu bicara sebentar denganmu. Aku benar-benar merasa takut, seperti malapetaka besar akan menimpa kita!
Tidak, Engeltje! bantahnya. Sebaliknyalah, bahagia yang sedang menanti di hadapan kita.
Kuharap saja demikian!........... Jadi aku akan menanti.
Akan kucari alasan, supaya dapat meninggalkan rumah kira-kira pukul sembilan. Nanti akan kuketuk pintu belakang rumahmu. Baik. Aku gembira mengingat akan pertemuan kita itu. Sampai nanti malam!
Sampai nanti malam. Mereka diam-diam berciuman, sudah itu mereka berpisah. Eduard pulang ke rumahnya dahulu untuk memberitahu orang tuanya, bahwa ia menjelang malam harus pergi ke Breitenau
13 untuk menyelesaikan sesuatu urusan.
Tidak ada keterangan lain lagi yang diberikannya.
Ayahnya menggeleng kepalanya, yang menandakan kecemasannya.
Akhir-akhir ini kau selalu berbuat seperti menyembunyikan sesuatu. Aku tidak suka melihatnya.
Ayah tidak usah merasa khawatir, kata puteranya untuk menenteramkan hati ayahnya. Apa yang saya kerjakan adalah halal lagi pula baik.
Aku percaya akan maksud baikmu itu, Eduard. Akan tetapi kau harus menempuh hutan pada malam hari dan menyeberangi perbatasan! Ingat akan Hantu Hutan itu! Selalu ada kemungkinan akan terjadi sesuatu dan kalau sampai terjadi sesuatu, kami tidak berdaya, karena kami tiada tahu, apa yang sedang kau perbuat dan di manakah engkau berada.
Saya yakin tidak akan terjadi apa-apa, ayah! Andai kata sampai terjadi juga sesuatu dan kalian tidak tahu apa yang harus diperbuat, datanglah saja kepada penjaga hutan. Ia seorang yang bijaksana dan suka menolong kalian dalam keadaan demikian. Ia telah membuktikan, bahwa ia suka menolong orang dalam kesusahan. Saya kira ia sayang juga kepada saya. Kalian selalu dapat pergi kepadanya. Lagi pula ia tahu segala-galanya tentang orang yang menjadi pelindung bagi saya, orang yang hanya
samar-samar kita bawa dalam percakapan kita dengan orang lain.
Dengan demikian waktu berlalu sampai malam tiba. Eduard makin tidak sabar dan makin diliputi oleh ketegangan, yang mendahului segala pengalaman yang masih belum dikenal. Dan akhirnya tibalah juga waktu itu.
Ia minta diri kepada orang tuanya, lalu pergi. Akan tetapi ia
14 tidak langsung pergi ke arah jalan kecil yang ditumbuhi pohon cemara itu, melainkan pergi dahulu ke rumah penjaga hutan.
Saudara sepupuku sedang ke luar, kata penjaga hutan. Tentu engkau datang untuk bertemu dengannya. Maaf saja nak, saya rasa, kau harus kembali lagi.
Tidak usah, pak! kata Eduard, yang merasa girang, karena segalanya berjalan tepat seperti yang dikehendakinya. Saya hanya mau mengkhabarkan sesuatu kepada anda.
Khabar untukku" Dari siapa"
Bukan itu yang saya maksudkan. Saya sendiri yang ingin mengatakan sesuatu.
Kalau begitu, katakanlah saja!
Menjelang malam saya harus pergi ke Breitenau
dan............. Jangan mempermainkan aku. Siapa yang mau menempuh hutan pada malam hari untuk menyeberangi perbatasan! Tak ada orang yang sebodoh itu!
Memang saya harus pergi, pak dan saya sekali-kali tidak takut. Saya tahu jalannya. Tak ada sesuatu yang perlu dikhawatirkan. Hm. Kurasa aku tahu, mengapa kau kemari. Kau hendak mengajakku turut pergi. Akan tetapi terus terang saja, aku tidak dapat ikut. Aku sedang membuat berbagai perhitungan, yang selambat-lambatnya besok harus selesai. Aku tidak mau
pekerjaanku terbengkalai.............
O, itu bukanlah maksud saya! kata Eduard memotong perkataan orang tua itu.
Saya akan pergi seorang diri saja. Maksud saya hanya untuk memberitahukan anda tentang kepergian saya.
Mengapa harus kuketahui"
Saya sendiri pun tidak tahu. Hanya saya merasa lebih aman,
15 jika ada orang lain yang mengetahui ke mana saya pergi. Dengarlah nak! Perkataanmu itu kedengarannya seperti mengandung alamat buruk. Perasaan demikian janganlah kau abaikan! Janganlah pergi! Batalkan saja niatmu itu demi kepentinganmu sendiri!
Terimakasih atas perhatian bapak, akan tetapi saya harus pergi juga. Saya telah berjanji. Perkara ini penting sekali dan tidak dapat ditunda-tunda.
Bolehkah aku tanya, urusan apakah sebenarnya yang harus kauselesaikan itu"
Maaf saja pak. Tak dapat saya beritahukan, karena saya telah berjanji hendak memegang rahasia ini.
Baik. Kita harus dapat memegang janji, bila perlu. Maka pergilah nak. Tuhan beserta denganmu.
Mereka berpisah dengan berjabatan tangan, lalu dengan mengeluh penjaga hutan itu membungkuk lagi ke hadapan surat-surat yang harus diselesaikannya. Eduard mula-mula melalui jalan yang agak besar, kemudian ia berbelok ke arah jalan kecil yang ditumbuhi pohon cemara.
Malam itu dingin serta gelap. Bulan sepanjang waktu bersembunyi di balik awan tebal. Itu membuat perjalanannya bertambah sulit. Untunglah salju itu membuat keadaan lebih terang. Dengan tenang anak muda itu melanjutkan perjalanannya menempuh salju itu.
Tiada berapa lama kemudian didengarnya bunyi desir air dari suatu anak sungai. Akhirnya sampailah ia dekat sebuah titian pada anak sungai itu.
Titian itu hanya terdiri dari sebilah papan yang diliputi oleh es. Air dari anak sungai berdesir di bawah lapisan es. Tidaklah tanpa bahaya berjalan dalam gelap di atas titian itu, maka Eduard pun
16 melangkahkan kakinya dengan hati-hati, perlahan-lahan, satu per satu di atasnya.
Akan tetapi ketika ia tepat berada di tengah-tengah titian itu terdengarlah suara orang memerintah dari seberang anak sungai. Hal itu sangat mengejutkannya.
Hantu Pegunungan Batu Karya Karl May di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Berhenti! Siapa di situ"
Ia berdiri terpaku, terperanjat mendengar suara itu. Hening sebentar sebelum ia menjawab.
Seorang kawan, serunya sebagai jawab.
Cepat ia berpikir apa yang hendak diperbuatnya. Ia berada dalam keadaan serba susah. Ia tidak boleh melarikan diri, supaya jangan orang menaruh curiga, akan tetapi harus diusahakannya juga, supaya ia tidak berhadapan dengan orang itu.
Sedang ia ragu-ragu, didengarnya bunyi gemerentang senjata. Jadi orang-orang yang di hadapannya itu adalah penjaga perbatasan. Ia mundur selangkah de
mi selangkah. Berhenti! terdengar suara orang di belakangnya juga. Siapa di situ"
Seorang kawan, katanya sekali lagi.
Berdiri di tempat dan jangan bergerak!
Di kedua belah tepi anak sungai itu berkumpullah orang-orang, yang bermunculan dari balik pohon-pohonan. Nah, kini pengantar surat-surat rahasia itu sudah terkepung. Apa akal" Haruskah ia menyerah begitu saja"
Tidak! Sungguhpun papan itu licin karena lapisan es yang melekat padanya, namun ia berhasil juga melompat ke arah seberang. Ia tiba di tengah-tengah rombongan penjaga perbatasan itu, yang agak bingung karena dalam gelap itu mereka pun tidak dapat melihat dengan jelasnya. Dengan meninju kedua orang
17 yang berlanggar dengannya, Eduard dapat meloloskan diri dari kepungan mereka, lalu hendak berlari secepat-cepatnya.
Tembak! kedengaran aba-aba diberikan di belakangnya.
Tembakan dilepaskan beberapa kali.
Eduard merasa, seperti ada orang yang memegang lengannya dan menariknya kuat-kuat. Akan tetapi hal itu tidak dihiraukannya. Ia melepaskan diri dan berlari terus.
Sayang sekali, bahwa dalam keadaan gelap seperti itu orang hampir-hampir tidak dapat berlari di dalam hutan itu. Pohon-pohonan tiada terlihat. Maka tiada mengherankan, bila Eduard sesudah melompat beberapa kali akhirnya terlanggar kepalanya pada sebatang pohon, sehingga langsung jatuh ke atas tanah.
Ia ada di sana! Itulah dia! Tangkap dia! Itu dia terbaring dekat pohon! teriak pengejar-pengejarnya hiruk-pikuk.
Lentera-lentera dinyalakan dan sebelum Eduard sempat berdiri kembali, ia sudah disergap oleh para penjaga perbatasan itu. Eduard yang sudah menderita luka-luka itu tiada tahan akan keadaan demikian, lalu jatuh pingsan. Benturan kepalanya pada batang pohon itu cukup keras untuk melukai kepalanya. Untunglah keadaan badannya cukup kuat, sehingga tiada lama kemudian ia membuka matanya lagi. Ketika itu dilihatnya di cahaya lentera yang agak redup kira-kira selusin penjaga perbatasan serta polisi mengelilinginya. Ia berusaha untuk menggerakkan badannya, akan tetapi melihat bahwa tangannya sudah terbelenggu; hanya kakinya yang dapat digerakkannya dengan bebas.
Di hadapannya berdiri seorang yang memakai seragam komisaris polisi, yang terus menerus mengawasinya. Ia sangat terkejut ketika melihat, bahwa orang yang memandangnya dengan pandangan tajam itu memegang pedang di tangan
18 kirinya dan bungkusan berisi surat-surat yang disegel itu di dalam tangan kanannya.
Terdengar oleh Eduard perkataannya, Ia sudah sadar kembali! Tolonglah dia supaya dapat tegak kembali dan sandarkannya pada sebatang pohon; akan tetapi waspadalah, bila ia berusaha hendak melarikan diri, maka tembaklah saja kakinya!
Dua orang polisi mengangkat badan Eduard, lalu menyandarkannya pada sebatang pohon.
Siapakah anda" Tanya komisaris itu.
Eduard menyadari, bahwa berbohong dalam keadaan ini tiadalah akan berguna.
Nama saya Hauser, katanya terus terang.
Bagus! kata orang itu dengan tertawa menakutkan. Dan apa maksud anda di sini"
Saya dalam perjalanan ke Breitenau.
Lalu apakah maksud anda ke situ"
Mengantarkan suatu kiriman.
Dari siapa dan untuk siapa"
Saya tidak boleh memberitahukannya.
O, jadi itu rahasia. Sangat mencurigakan! Tahukah anda, bahwa kami sanggup memaksa anda berbicara"
Tentu saja dapat, akan tetapi anda tidak akan melakukannya. Saya bukanlah orang yang bersalah, masakan hendak
di.................... Omong kosong! hardik komisaris itu memotong perkataannya. Lagi pula keterangan anda tidak lagi kami butuhkan. Bungkusan ini akan memberi keterangan-keterangan yang seperlunya. Maka saya akan membukanya.
Jangan dibuka! kata Eduard ketakutan.
Siapa yang dapat melarang saya" Anda barangkali"
19 Permintaan saya hanya, supaya anda jangan membuka rahasia saya. Isi bungkusan itu dokumen-dokumen pribadi, yang tidak boleh dibaca oleh orang-orang yang tidak berwenang.
Lucu benar ucapan anda itu. Orang-orang polisi dan pengadilan bukanlah orang-orang yang tidak berwenang! Komisaris itu menyuruh bawahannya menyuluhinya, lalu membuka bungkusan pembawa sial itu.
Hm! Hanya surat-surat saja! Tiada
terdapat barang selundupan! Untuk itu ia tidak usah melarikan diri. Baik kita tunggu saja, sampai sudah kita baca isi surat-surat itu.
Eduard meluap-luap amarahnya, karena ia terpaksa berdiam diri saja, tanpa berdaya melihat rahasianya itu sedang dibongkar orang.
Anda lihat, bahwa saya telah berbicara dengan sejujurnya, katanya sambil kembang kempis dadanya.
Maka saya minta, supaya anda melepaskan saya. Janganlah terburu-buru, kawan" kata komisaris itu. Kami masih belum selesai. Apakah anda di samping surat-surat ini tidak membawa barang-barang lain yang harus dikenakan bea cukai"
Tidak! Aneh. Kalau begitu, apa sebabnya anda melarikan diri serta memberi perlawanan"
Eduard merasa, bahwa ia tidak dapat memberi keterangan yang memuaskan mengenai hal itu, maka ia agak ragu-ragu.
Surat-surat itu tidak boleh disentuh oleh siapa pun juga, termasuk juga oleh pejabat, katanya akhirnya dengan susah payah. Karena itu juga, maka saya harus berjanji, bila berjumpa dengan seorang duane, saya harus melarikan diri dan tidak boleh menyerahkan surat-surat itu kepadanya.
20 Kepada siapa anda harus berjanji demikian" Tanya komisaris itu. Siapakah yang telah mempercayai anda bungkusan itu" Seorang, yang telah berkenalan dengan saya di rumah makan Lembu Emas , demikian Eduard harus mengakui perbuatannya, karena merasa terdesak ke sudut.
Siapakah orang itu, siapakah namanya dan apakah pekerjaannya"
Namanya tidak mau disebutnya. Nampaknya ia seorang pejabat tinggi kepolisian.
Komisaris itu mengamati muka anak muda itu, seakan-akan hendak menyelidiki jiwanya sedalam-dalamnya. Dan karena Eduard mengembalikan pandangan komisaris itu dengan tiada merasa takut sedikit pun, maka akhirnya sikap komisaris itu berubah menjadi agak ramah.
Bukan main. Jadi anda dengan cara yang tiada lazim telah berkenalan dengan seseorang, yang memberi anda suatu tugas rahasia. Saya ingin mendengar lebih banyak lagi tentang hal itu!
Kini Eduard terpaksa berbuat sesuai dengan perintah komisaris itu. Ia menyajikan ceriteranya demikian, sehingga tidak menyinggung-nyinggung sedikit pun tentang pelindungnya Arndt serta rencana-rencana yang dibuatnya. Dengan demikian ia hanya merugikan dirinya sendiri saja, karena hanya Arndtlah, yang dapat membuktikan bahwa ia tiada bersalah, atau sekurang-kurangnya dapat membelanya.
Itulah sebabnya, maka ceriteranya itu kedengarannya agak kusut dan kurang jelas. Namun komisaris itu mengangguk juga.
Semuanya itu kedengarannya agak aneh, katanya, akan tetapi saya mau mempercayai anda. Orang yang masih hijau seperti anda mungkin dapat dipermainkan demikian. Akan saya
21 simpan surat-surat itu dan saya selidiki perkara itu. Akan tetapi janganlah anda sekarang mengira, bahwa kami sudah merasa puas dengan perbuatan anda itu. Anda tampaknya seperti orang yang tiada bersalah, setiap orang yang mendengar anda akan mendapat kesan demikian, namun mungkin juga anda penjahat ulung dan licin, yang pandai memperdayakan orang.
Masya Allah, tuan komisaris, seru Eduard terperanjat. Tunggu saja! Akan kubuktikan, meski berapa pandai pun anda menyembunyikannya, bahwa anda adalah seorang penyelundup. Bagaimana dapat anda menjelaskan tentang adanya renda itu"
Menjelaskan..........tentang apa"
Komisaris itu membuat isyarat, yang ditujukannya kepada sesuatu di balik semak belukar. Tak lama kemudian keluarlah Frits Seidelmann dari tempat persembunyiannya. Kerenyut mukanya menandakan dendam kesumat, yang disimpannya dalam hatinya. Hati Eduard Hauser menjadi kecut melihatnya.
Kini aku mempunyai purba sangka yang suram-muram, katanya agak ragu-ragu. Setiap kali, bila aku tertimpa oleh suatu kemalangan, maka keluarga Seidelmann selalu ada di belakangnya. Sekali ini pun akan demikian juga.
Mari kita lihat, jawab komisaris itu. Tuan Seidelmann telah melaporkan perbuatan anda kepada kami. Anda adalah seorang penyelundup. Anda sendiri tentu lebih tahu tentang hal itu. Tetap berdiri di tempat, Hauser!
Ia meraba-raba tepi baju Eduard.
Hm! geramnya kemudian. Ada sesuatu yang tidak beres dengan baju ini. Itu harus kami selidiki
dahulu. Ia mengambil sebuah pisau lipat dari dalam sakunya lalu membelah kain lapisan baju Eduard dengan pisau itu. Kemudian tangannya dimasukkannya ke dalam lubang itu.
22 Anda masih tetap bersikeras, tidak membawa sesuatu barang, yang harus dikenakan bea cukai" tanyanya, seraya tangannya masih tetap berada di antara dua lapisan kain itu meraba-raba. Saya berani bersumpah.
O, begitu. Dan apakah ini"
Lalu dikeluarkannya selajur renda yang agak panjang dari dalam lubang baju itu.
Eduard terperanjat melihatnya.
A.........apa i........tu" tanyanya terbata-bata.
Itulah renda, yang kami maksudkan tadi, nak! Bea masuk pada barang semacam itu harus dibayar tinggi di daerah seberang! Mungkin anda mengira, bahwa bea masuk di daerah Bohemia itu bukanlah urusan kami. Kalau begitu, anda khilaf. Orang-orang duane di sini dan di daerah seberang itu bekerja sama. Maka anda tiada akan luput dari hukuman anda. Bukti pelanggaran anda ada di tangan kami.
Dengan mengucapkan perkataan ini diangkatnya renda itu tinggi-tinggi.
Nah, jadi jelaskan sekarang saja, mengapa benda ini ada di dalam baju anda" tanyanya, ketika Eduard tetap tiada berkata-kata.
Saya tidak tahu! kata Eduard dengan pasti. Saya berani bersumpah, bahwa saya tidak tahu menahu sedikit pun juga tentang renda itu.
Jadi anda bukanlah seorang penyelundup"
Bukan! Anda juga bukan Hantu Hutan"
Hantu Hutan" Apa maksud anda"
Bukankah anda sendiri mengaku sebagai Hantu Hutan" Saya" Sekali-kali tidak!
23 Hm! Coba bacalah surat ini!
Komisaris itu mengangkat lenteranya untuk menyuluhi surat yang pernah ditulis oleh Eduard kepada Strauch dan yang kini ternyata membawa sial baginya.
Eduard merah padam mukanya.
Haha! Seru komisaris itu. Sekarang terbuka kedok anda. Ceriterakan saja sejujurnya. Siapa yang menulis surat ini" Saya, mengaku Eduard.
Dan anda telah menandatangani dengan Hantu Hutan " Benar, akan tetapi saya bukanlah Hantu Hutan.
Dan saya harus percaya saja. Janganlah menggunakan dalih yang agak bersifat kekanak-kanakan itu!
Saya eh, saya mau, eh, duduknya perkara lain dari pada yang anda sangka. Saya hendak menakut-nakuti Strauch. Karena itu saya menggunakan nama Hantu Hutan itu.
Komisaris itu tertawa, seolah-olah mendengarkan suatu lelucon. Ia sedang bergembira. Akhirnya, akhirnya tertangkap jugalah si cerdik itu, yang telah menimbulkan berbagai kesusahan dan membuatnya tiada dapat tidur selama beberapa malam.
Anda telah menandatangani sebuah surat dengan Hantu Hutan; anda telah berusaha melintasi perbatasan pada malam hari, supaya jangan diketahui orang; ketika ditegur berusaha untuk melarikan diri; kami telah menemukan renda di baju anda. Apakah itu bukan bukti yang cukup atas kesalahan anda" Dalih tidak akan bermanfaat bagi anda. Jagalah dia dengan baik. Kalian sudah mengetahui bahwa ia adalah Hantu Hutan, seorang penjahat berbahaya, yang tiada memandang jiwa seseorang. Bawalah dia!
Semuanya ini melalui Eduard seperti suatu arus yang liar. Ia tiada berdaya menghadapinya dan membiarkan dirinya
24 dihanyutkan olehnya. Ia merasa seakan-akan menjadi lumpuh dan hampir-hampir tiada dapat berpikir dengan baik lagi.
Surat-surat yang malang itu! Selalu mengganggu dalam pikirannya. Surat itu sumber dari segala kesusahan, karena surat itu menjadi bukti tentang kesalahannya. Lagi pula perjalanan pada malam hari itu dan usahanya melarikan diri dari orang duane itu. Aduh, mengapa segala itu harus dialaminya"
Akan tetapi yang paling malang baginya adalah lajur renda yang ditemukan mereka dalam bajunya itu. Eduard memeras ingatannya untuk mengetahui, dari mana datangnya benda itu. Akhirnya timbul suatu persangkaan dalam hatinya, bahwa pekerjaan jahat ini telah dilakukan oleh seorang yang sangat membencinya.
Sedang ia berdiri di situ tanpa berkata-kata dan tanpa bergerak, komisaris itu berbicara dengan orang-orangnya dan dengan Frits Seidelmann.
Mereka bermusyawarah dengan berbisik-bisik, supaya tiada terdengar oleh orang tahanannya, akan tetapi tahanannya itu tidak menaruh perhatian kepada mereka. Akhirnya ia agak menguasai dirinya lagi dan mulai
mengucapkan kalimat-kalimat yang tiada teratur menyatakan dirinya tiada bersalah, dan bahwa ia berani bersumpah.
Saya tidak dapat membela diri, katanya akhirnya dengan air mata berlinang-linang. Saya terpaksa membiarkan orang menuduh saya. Namun saya bukanlah penyelundup dan bukan penjahat pula. Saya tidak ada sangkut-pautnya dengan Hantu Hutan. Saya hanya dapat mengatakan, bahwa akhirnya semuanya akan menjadi jelas dan beres kembali.................
Diam! hardik komisaris itu memotong perkataannya. Ia sudah terpengaruh benar oleh Seidelmann, sehingga menaruh
25 prasangka yang buruk bagi Eduard. Segala alasan dan dalih anda takkan berguna. Anda sudah jatuh ke tangan kami. Lebih baik anda memperlihatkan sikap anda yang menyesal. Sekarang mari kita berangkat ke Hohenthal. Akan kita lihat, apa yang dapat ditemukan dalam rumah keluarga Hauser itu!
Ya Tuhan, jangan pergi ke situ! seru Eduard.
Mengapa anda begitu terkejut" Tentu karena anda takut, kami akan menemukan bukti-bukti lagi di situ tentang kesalahan anda. Maka sebaiknya akuilah saja kesalahan anda!
Tidak. Saya terkejut, karena mengingat orang tua saya. Kasihanilah orang tua itu! Bila mereka tahu, bahwa saya ditangkap, berita itu dapat menyebabkan kematian mereka! Itu salah anda sendiri, Hauser! Maka anda harus turut menanggung dosa kematian orang tua anda juga! Akan tetapi saya bukanlah orang yang tiada berperikemanusiaan. Saya akan mempersiapkan orang tua anda, sebelum kami masuk ke dalam. Mari kita berangkat sekarang!
Rombongan mulai berjalan perlahan. Beberapa orang tinggal di belakang untuk mengembalikan kuda.
Perjalanan melalui hutan dan padang itu terasa oleh Eduard sebagai lama sekali, akan tetapi setelah mereka sampai pada tujuannya perjalanan itu sebaliknya terasa terlalu cepat.
Orang tuanya yang malang itu!
Komisaris itu menyuruh Eduard menunjukkan rumahnya. Kemudian ia berlari mendahului.
Ketika ia memasuki gang yang sempit di dalam rumah itu, keluarga Hauser baru selesai dengan makan malam. Bapak Hauser sedang mengucapkan doa syukurnya.
Komisaris itu agak ragu-ragu. Ia berdiri mendengarkan di muka pintu. Doa yang diucapkan penenun itu doa yang setulusnya
26 keluar dari hati seorang yang beriman. Itu terasa juga oleh orang yang sedang mendengarkan di balik pintu, lalu ia diliputi oleh perasaan yang ganjil. Mungkinkah Hantu Hutan itu putera seseorang, yang sudah nyata adalah seorang yang beriman"
Pikiran demikian dihalaunya jauh-jauh, lalu ia mengetuk pintu dan masuk ke dalam.
Sambil dengan ramah mengucapkan salam selamat sore ia menghampiri meja, di mana keluarga itu sedang duduk mengelilinginya. Bapak dan Ibu Hauser bangkit berdiri memberi hormat.
Saya adalah komisaris polisi dan saya ke mari dengan tugas, katanya, sambil mengawasi gerak-gerik orang tua itu dengan saksama.
Apakah kehendak anda" tanya bapak Hauser dengan tenang. Apakah kami diperlukan untuk menjadi saksi pada salah satu perkara"
Bukan, perkara ini mengenai anda sendiri.
Mengenai kami sendiri"
Komisaris itu masih tetap mengamati kedua orang tua itu.
Anda penyelundup! Nyonya Hauser menjadi pucat pasi mendengar perkataan itu. Akan tetapi suaminya hanya menggeleng kepalanya sambil tersenyum.
Tak usah takut, bu! Orang dapat mengeluarkan pendapat yang ganjil-ganjil. Akan tetapi orang yang mempunyai hati bersih, takkan dapat diapa-apakan.
Ya, tetapi sekali-kali bukanlah omong kosong, tuan Hauser! kata komisaris itu. Putera anda adalah seorang penyelundup!
Putera saya Eduard" Dia dapat saya jamin, takkan berbuat demikian.
27 Jangan terlalu cepat menjamin! Katakan saja, di mana ia sekarang berada!
Ia telah pergi ke Breitenau.
Apa maksudnya ke situ"
Ia dengan suatu tugas ke situ.
Itu berarti : Ia melakukan pekerjaan menyelundup. Di tengah jalan ia tertangkap.
Tertangkap" Tetapi bukan sebagai penyelundup"
Benar, sebagai penyelundup.
Bapak Hauser masih tetap tersenyum saja.
Saya kurang tahu, mengapa anda berkata demikian. Mungkin anda khilaf, mungkin salah mengerti, mungkin juga anda sedang mengemukakan sesuatu lelucon yang kurang lucu.
Anda salah. Saya sungguh-sungguh. Bahkan kami dapat menemukan barang selundupan dalam baju putera anda.
Ibu, kau peraya juga" Tanya Hauser dengan tenang.
Nyonya Hauser hanya menggelengkan kepalanya.
Aku pun tidak. Putera kami bukanlah penjahat. Lagi pula - perkataan ini ditujukan kepada komisaris - barang apa yang ditemukan itu, tuan komisaris"
Renda yang mahal harganya. Disembunyikan dalam lapisan bajunya.
Nyonya Hauser memegang erat-erat sandaran kursinya dengan tangan gemetar. Ia menggerak-gerakkan bibirnya, akan tetapi tiada dapat mengeluarkan kata-kata. Penenun tua itu hanya menggeleng-geleng kepalanya seperti seorang yang sedang mempertimbangkan masak-masak sesuatu hal yang tak mungkin terjadi.
Renda! katanya perlahan-lahan. Sekarang aku mengerti. Barang demikian harus dikenakan bea cukai yang mahal di
28 daerah seberang. Akan tetapi ada sesuatu yang kurang beres, sesuatu yang tak mungkin. Putera kami tak mungkin terlibat dalam perkara gelap seperti itu.
Komisaris itu membiarkannya dengan lamunannya. Ia menanti dengan sabar dan akhirnya Hauser yang mengalami percobaan berat itu meluruskan badannya dengan tiba-tiba, lalu menentang mata komisaris itu.
Jadi bagaimana komisaris" Anda telah menahan Eduard" Benar, ia ada di luar.
Anak yang malang! Kami terpaksa menggeledah rumah anda, kata komisaris itu dengan nada yang lebih keras. Maksud saya hanyalah untuk mempersiapkan anda, supaya jangan terlalu terkejut mendengar berita itu.
Nyonya Hauser merintih dan menyembunyikan mukanya ke dalam pangkuannya. Akan tetapi Hauser tetap tenang saja, meskipun nafasnya kedengaran lebih berat.
Jangan terlalu terkejut" Benar, benar. Maka terimakasih atas keprihatinan anda. Akan tetapi baik anda membawa masuk saja putera saya. Saya tahu, bahwa ia sama-sama tidak bersalah seperti anda atau saya.
Ya, tuan. Dan andai kata saya khilaf juga, maka akan saya atur demikian, sehingga ia akan mengakui perbuatannya. Ia akan mematuhi keinginan saya, hal itu dapat saya jamin.
Eduard, yang sementara itu sedang berdiri di hadapan rumah bersama orang-orang yang mengikutinya, termasuk juga Frits Seidelmann, tiba-tiba merasa sakit yang menusuk-nusuk pada pangkal lengannya dan ketika itu juga ia merasa sesuatu yang basah mengalir di atas tangannya.
Tadi tentu aku terkena sebuah peluru, pikirnya. Akan tetapi hal
29 itu tidak dihiraukannya. Makin banyak orang yang mengeluarkan kepalanya dari jendela, sehingga Eduard merasa seperti disiksa, harus menunggu lama-lama di luar.
Pada saat ini komisaris memberi perintah, supaya orang tahanannya dibawa masuk.
Dua orang duane membawa Eduard masuk ke dalam rumah. Seidelmann mengikut. Sebenarnya kehadirannya itu sekarang tidak diperlukan lagi, akan tetapi karena tidak ada orang yang menghalang-halanginya, maka ia masuk juga, supaya dapat menyaksikan segala kejadian. Pengiring-pengiring yang lain tinggal di gang.
Eduard, seru ibunya terkejut, ketika melihat puteranya. Kau berdarah!
Ia hendak menghampiri puteranya, akan tetapi suaminya menghalanginya.
Biarkan saja, bu! Luka jasmani masih lebih ringan dari pada luka rohani! Eduard, kemarilah!
Perkataan itu kedengarannya pendek, jujur dan keras, seperti kebiasaan penduduk daerah pegunungan itu. Hal itu pun tiada luput dari pengamatan komisaris itu, namun ia membiarkan bapak Hauser bertindak sesuka hati dengan puteranya. Eduard berjalan diapit oleh kedua pengiringnya menghampiri ayahnya. Benarkah kamu telah menyelundup" tanya bapak Hauser. Tidak.
Akan tetapi mereka menemukan renda dalam bajumu. Ia mengangkat tangannya seolah-olah hendak mengangkat sumpah. Eduard, di hadirat Tuhan, yang Maha tahu dan Maha pengasih, jawablah pertanyaanku ini : Bagaimana sampai lajur renda itu ada di dalam bajumu"
Saya sekali-kali tidak tahu menahu tentang hal itu. Renda itu
30 sudah ada di dalam baju saya, dijahit antara lapisan-lapisan kain baju itu. Saya sendiri merasa heran, bagaimana renda itu sampai ada di situ.
Nampaknya seperti ayahnya hendak menembusi jiwanya dengan pandangannya.
Bu, kau percaya kepadanya"
Ya, bisik ibunya, ia anak saya dan........
.. Baik, kata suaminya memotong perkataannya. Saya pun percaya, bahwa ia tiada bersalah. Tuan komisaris duduknya perkara tentunya berlainan dengan yang anda kira. Jika putera saya ditangkap begitu saja, maka itulah merupakan kejahatan yang lebih besar dari pada menyelundup. Tuhan akan mengatur segala-galanya demikian, sehingga yang bersalah tentu akhirnya akan kena tangkap.
Bagus. Terus lindungi dia saja! seru pada saat itu Frits Seidelmann, yang sedang berdiri dekat pintu. Ia tentu juga bukan yang membubuhkan tandatangannya sebagai Hantu Hutan di bawah sebuah surat.
Baru sekarang tampak oleh bapak Hauser Seidelmann.
O, anda turut juga dalam rombongan ini" Tentu andalah yang mengadukan"
Itu bukan urusan anda. Akan tetapi memanglah benar anda. Tak akan saya pungkiri. Setiap orang harus turut mengambil bagian dalam perjuangan kita untuk menemukan dan membasmi gerombolan Hantu Hutan.
Saya harus mengakui, bahwa anda benar-benar dapat dipakai orang sebagai teladan dalam memenuhi kewajiban dan tanggung jawab! kata penenun itu secara sinis. Kemudian ia berpaling lagi kepada Eduard. Apakah maksudnya dengan surat itu" Benarkah apa yang dikatakannya itu"
31 Benar, ayah! kata puteranya sambil mengangguk, lalu diceriterakannya secara singkat, bagaimana ia sampai menulis surat kepada Strauch dan menandatanganinya dengan Hantu Hutan.
Dengan mengerutkan dahi, ayahnya mendengarkan tanpa memotong perkataan puteranya. Ibunya melihat dengan mata terbelalak. Keterangan Eduard membuatnya sangat terkejut. Anak-anak kecil bergerombol di suatu sudut yang gelap seperti segerombolan binatang yang sedang ketakutan.
Komisaris itu mengamati ayah dan puteranya secara bergilir. Ia mendapat kesan, bahwa keluarga Hauser itu tak dapat disangkal lagi adalah orang-orang yang menjunjung tinggi kehormatannya. Bapak Hauser mempunyai kewibawaaan dan memegang kendali dalam keluarga itu dan dalam kehidupan kekeluargaan seperti itu jarang ditemukan seorang penjahat sebagai anggotanya. Itu diketahui pula oleh polisi yang berpengalaman itu, maka ia tidak segan-segan menggunakan pengetahuannya itu untuk mengadakan pertimbangan-pertimbangan lagi yang lebih lunak.
Eduard telah selesai menceriterakan pengalamannya. Mula-mula ayahnya memberinya teguran-teguran yang agak keras karena perbuatannya yang ceroboh itu. Kemudian ia berpaling kepada komisaris.
Seperti anda lihat, katanya, putera saya itu telah melakukan perbuatan yang sangat ceroboh dan bodoh. Dengan sendirinya ia harus memikul akibatnya. Itu kelak akan menjadi pelajaran baginya. Namun karena perbuatan itu ia masih belum menjadi penjahat! Perkara renda selajur yang diliputi rahasia itu kemudian tentu akan menjadi jelas dan anda tak akan dapat menemukan barang-barang selundupan dalam rumah saya, atau barang-barang lain yang dapat dipakai sebagai bukti untuk
32 memberatkan kesalahan putera saya. Silakan mencari saja! Kami akan menanti dengan hati yang tenang hasil-hasilnya.
Kini komisaris itu memberi aba-aba kepada bawahannya untuk memulai penggeledahannya. Tiada seorang pun yang diberi izin keluar dari ruangan itu. Sedang menantikan kelanjutan dari perkara itu, keluarga Hauser melihat ke luar, ke dalam kegelapan malam itu.
Di depan rumah keluarga Hofmann pintu rumah terbuka. Cahaya lampu yang terang keluar dari pintu itu dan jatuh sebagai lajur yang lebar ke atas salju. Dalam cahaya ini terlihat Engeltje yang rupanya dalam keadaan tergesa-gesa sekali serta kacau-balau berlari keluar dari rumahnya.
Tak lama kemudian pintu kamar dari rumah keluarga Hauser terbuka dan Engeltje masuk ke dalam, sambil menangis tersedu-sedu. Karena ketegangan dalam perasaannya, maka mula-mula tiada dilihatnya, bahwa dalam ruangan itu sedang terjadi sesuatu yang luar biasa. Ia hanya melihat Eduard, berlari menghampirinya, lalu memeluknya.
Tolong aku. Ayah hendak.....................
Baru sekarang nampak kepadanya, bahwa Eduard sedang terbelenggu dan bahwa darah menitik dari lengan bajunya. Astaga, apa yang terjadi atasmu" serunya.
Eduard menundukkan kepalanya. Ia gemetar sekujur badannya, demikian malunya dan
putus asanya. Engeltje, aku tertangkap di hutan dan ditahan.
Ditahan" Kau" Mengapa"
Aku dituduh menyelundup. Itu kan omong kosong belaka"
Dan mereka mengira aku ini Hantu Hutan. Dia yang berdiri di sana, yang mengadukanku.
33 Dengan menggerakkan kepalanya ia menunjuk ke arah tempat Seidelmann berdiri, yang sedang mengawasi dengan bibir terkatup dan mata bersinar-sinar, yang membayangkan kebencian dan kesukaan hatinya melihat lawannya menderita demikian.
Angelica berpaling dengan tiba-tiba. Baru sekarang dilihatnya Seidelmann. Mukanya mengeras. Kedua belah tangannya dikepalnya.
Yang berdiri di situ, diulanginya perkataan Eduard dengan perlahan. Tentu saja, siapa lagi kalau bukan dia! Dia adalah penyebab segala kemalangan. Karena dia ayahku hendak memukulku dan mengusirku dari rumah.
Kemudian ia berjalan dengan amarah meluap-luap ke arah Seidelmann, sambil mengancam dengan mengacungkan tangannya. Ia benar-benar iblis dalam tubuh manusia! Binatang! Tuhan di langit akan menghukumnya, penjahat, penipu, bajingan yang tak mengenal malu itu...........
Komisaris itu hendak melerai mereka, karena ia khawatir akan terjadi malapetaka. Akan tetapi gadis itu tiada menguasai dirinya lagi dan lebih cepat dari pada dia. Dengan gerak cepat diraihnya senapan, yang tersandar pada dinding di sebelahnya. Orang-orang polisi dan duane telah meletakkan senapannya di situ, supaya jangan terhambat olehnya dalam pekerjaannya menggeledah rumah.
Senapan dipegang dan dibidikkan kepada Seidelmann dikerjakannya dengan satu gerak saja. Sebenarnya Angelica tidak mau menembak, maksudnya hanya untuk menakut-nakuti belaka.
Akan tetapi sayang, peristiwa itu lain jalannya. Secara tak sengaja tersentuh oleh tangannya picu senapan itu. Tembakan
34 meletus, gegap gempita kedengarannya. Seidelmann berteriak, bergoyang ke kiri dan ke kanan, lalu jatuh ke atas tanah.
Engeltje diam tanpa bergerak sedikit pun beberapa waktu lamanya. Kemudian senapannya terjatuh dari tangannya. Dengan menjerit keras-keras gadis itu roboh pingsan.
Komisaris yang hendak mencegah kejadian itu masih sempat menampung gadis itu di tangannya. Kemudian dibaringkannya perlahan-lahan gadis itu ke atas tanah.
Hiruk-pikuk orang di dalam rumah mendengar bunyi tembakan itu. Orang-orang yang menggeledah rumah pun turut berlari-lari. Mereka yang berada di dalam kamar berdiri berdesak-desakan. Kacau-balau seluruhnya. Eduard berlutut di sebelah Angelica. Tangannya yang terbelenggu itu meraba-raba muka gadis itu.
Dengan suara keras komisaris itu memerintahkan supaya diam. Pertanyaannya yang pertama ditujukannya kepada penjaga perbatasan, yang sedang memeriksa tubuh Seidelmann.
Bagaimana" Mati atau luka-luka saja"
Penjaga perbatasan berusaha menghentikan darah yang keluar dari kepala Seidelmann dengan memakai sehelai sapu tangan.
Tak perlu khawatir! katanya. Ia hanya pingsan saja. Jatuhnya itu kelihatannya terutama disebabkan oleh rasa terkejut. Di sini, pelipisnya sebelah kiri telah kena gores oleh sebuah peluru penabur.
Penabur" Haha, saya mengerti. Dalam pemburuan terhadap kaum penyelundup lebih baik digunakan penabur dari pada peluru biasa. Akan tetapi mengapa senapan itu begitu mudah meletus"
Senapan itu kepunyaan saya, komisaris. Saya telah menembakkan senapan itu di jalan kecil yang ditumbuhi pohon cemara, kemudian mengisinya kembali dan ketika itu mungkin
35 terlupa oleh saya mematikan picunya.
Untuk kelalaian itu anda patut mendapat teguran. Anda kan sudah tahu benar peraturannya mengenai pemakaian senapan itu. Mari kita lihat lukanya dahulu.
Memang Seidelmann hanyalah pingsan saja. Darahnya diusahakan supaya berhenti mengalir; kemudian kepalanya dibalut. Tak lama kemudian ia sadar kembali. Ia segera memegang kepalanya.
Komisaris, katanya dengan berang, anda telah menyaksikan sendiri, bahwa perempuan itu telah menembak saya! Benarlah, tuan Seidelmann.
Ia hanya melukai saya, akan tetapi mungkin juga saya terbunuh olehnya. Maka saya menuntut, supaya anda melakukan tugas anda, menangkap perempuan yang hendak membunuh saya itu.
Komisaris itu membuat isyarat supaya
ia menenangkan diri. Tenang-tenang saja, tuan Seidelmann. Saya tahu benar peraturan-peraturannya, dan saya akan berbuat sesuai dengan kewajiban saya.
Dan saya akan...... Anda akan pulang ke rumah dahulu untuk mengobati luka-luka anda, kata komisaris itu tanpa ragu-ragu memotong perkataan Seidelmann.
Saya tahu. Anda ingin, supaya saya lekas-lekas pergi.
Saya mohon kepada anda, supaya berbuat sesuai dengan permintaan saya. Anda harus mengobati luka-luka anda. Lagi pula kehadiran anda dapat memperuncing keadaan di sini, sehingga dapat terulang lagi peristiwa yang dahulu.
Bagus kalau begitu! Lebih baik sediakan payung sebelum hujan.
36 Akan tetapi tidakkah anda butuhkan keterangan-keterangan saya dalam hal ini"
Tidak usah sekarang. Kemudian dapat juga. Saya mohon kepada anda, supaya jangan mempersulit keadaan kami dan menuruti kehendak saya tadi. Anda tidak usah khawatir; saya akan memenuhi kewajiban saya, meskipun anda tidak hadir. Selekasnya akan saya panggil anda, bila kami perlukan kehadiran anda.
Dengan perasaan kurang puas Seidelmann meninggalkan ruangan itu. Tidak lama kemudian Angelica membuka matanya, lalu melihat terheran-heran sekelilingnya. Sedikit demi sedikit timbullah kembali dalam ingatannya apa yang terjadi beberapa waktu yang lalu.
Eduard, bisiknya, benarkah saya telah menembak" Benar, Engeltje. Senapan itu lekas sekali meletus. Ketakutan gadis itu menoleh ke belakang dan mencari-cari Seidelmann dengan pandangannya. Ketika tidak ditemukannya orang yang dicarinya itu, ia melompat berdiri.
Ia sudah dibawa orang. Aku telah membunuhnya.
Tidak! Tidak! kata Eduard menenangkannya, ia hanya terkena gores pada dahinya, lain tidak. Seidelmann telah pulang ke rumah. Komisaris telah mengatur demikian, supaya jangan terjadi malapetaka lain.
Syukurlah! Demikian sakit hatiku, sehingga tak tahu lagi aku, apa yang kuperbuat. Bukanlah maksudku menembaknya, aku hanya ingin menghalaunya.
Gadis itu menjatuhkan dirinya ke atas sebuah kursi, lalu menangis tersedu-sedu. Nyonya Hauser menghibur hatinya dengan memeluknya.
37 Diam saja nak, jangan menangis lagi. Tuhan akan mengubah segalanya menjadi baik lagi.
Komisaris itu telah menyaksikan segala kejadian itu dengan penuh perhatian tanpa berkata-kata.
Demikian harapan kami juga, nyonya Hauser, katanya kemudian. Seidelmann nampaknya memusuhi anda.
Tuan, saya sebenarnya tiada suka mencela kelakuan seseorang, kata Hauser, akan tetapi dalam hal ini kita berbuat bodoh, bila kita membiarkan saja. Kedua Seidelmann itu, ayah dan puteranya selalu berusaha mencelakakan kami.
Hantu Pegunungan Batu Karya Karl May di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Apa sebabnya demikian"
Itulah sebabnya. Dengan mengucapkan perkataan ini ia menunjuk kepada Engeltje, lalu menceriterakan secara singkat apa yang baru-baru ini terjadi dengan Seidelmann, Angelica dan Eduard.
Komisaris itu berpikir sejenak. Tiba-tiba ia bertanya kepada Eduard :
Baju jas anda anda gantungkan di mana pada malam hari sebelum anda pergi tidur"
Saya biasa menanggalkannya di sini pada malam hari dan menggantungkannya di sini juga.
Dan apakah rumah anda terkunci dengan baik pada malam hari"
Tuan komisaris, kata bapak Hauser, kami adalah orang miskin. Siapa yang mau mencuri barang dari rumah kami" Rumah-rumah kaum penenun biasa didirikan demikian rupa, sehingga orang mudah saja dapat masuk setiap waktu melalui pintu belakang.
Pada malam hari juga"
Sudah saya katakan : setiap waktu.
38 O, begitu. Akan saya periksa lebih dahulu pintu belakang itu.
Komisaris itu langsung berbuat seperti yang dikatakannya tadi. Ketika ia tak lama kemudian masuk lagi, orang-orangnya sudah selesai dengan pekerjaannya menggeledah rumah. Mereka melaporkan, bahwa mereka tidak dapat menemukan barang sesuatu, yang dapat menunjukkan pada perbuatan menyelundup.
Komisaris itu tidak heran mendengar laporan ini dan hatinya pun merasa senang juga. Ia memerintahkan, supaya orang-orang bawahannya itu keluar, lalu berbicara dengan Eduard.
Saya harus mengakui, bahwa pandangan saya terhadap anda pada saat yang akhir-akhir ini agak berubah, Hauser. Namun saya harus berbuat sesuai dengan pera
turan undang-undang. Anda hendak membawa saya ke kota"
Untuk sementara. Hingga kami dapat mengetahui, bagaimana lajur renda itu sampai ada di dalam baju anda.
Masya Allah. Lama benar saya harus menunggu.
Saya kira tidak begitu lama, Hauser. Saya mempunyai perasaan, bahwa tak lama lagi perkara ini akan menjadi terang juga. Yang tidak dapat saya mengerti hanyalah mengapa anda melarikan diri di hutan itu. Itulah sebabnya juga, maka saya masih belum dapat melepaskan belenggu anda.
Akan tetapi bolehkah saya menyuruh membalut luka saya" Boleh. Kita masih ada waktu untuk itu.
Angelica hendak langsung memulai dengan pekerjaan itu, akan tetapi komisaris itu melarangnya.
Biarkan pekerjaan itu dilakukan oleh ibunya saja, nona Hofmann.
Mengapa" 39 Mengingat tugas saya, nona!
Engeltje memandang dengan ragu-ragu dan terheran-heran kepada komisaris itu.
Itu kan tidak saya lakukan dengan sengaja, diterangkan sekali lagi oleh gadis itu. Sebenarnya maksud saya hanya mengenyahkannya dari rumah! Senapannya meletus dengan
sendirinya........ Senapan tidak dapat meletus dengan sendirinya. Tentu anda telah menyentuhnya. Saya yang menyaksikannya, nona!
Anda kan tidak menyangka, saya hendak membunuh Seidelmann" Belum pernah saya memegang senjata di dalam tangan saya.
Akan tetapi undang-undang yang jahat itu menginginkan perkara itu diselidiki dengan saksama dahulu, dan dalam hal itu diperlukan juga kehadiran anda, nona!
Saya tentu akan datang, bilamana anda panggil.
Maksud komisaris itu untuk menjelaskan kepada gadis itu dengan cara yang sehati-hati mungkin, bahwa ia harus menahannya.
Hm! Dan jika anda mendapat panggilan sekarang juga" Sekarang juga" Pada malam hari seperti ini"
Si Kaki Sakti Menggemparkan Dunia Persilatan 5 Duel 2 Jago Pedang Pendekar 4 Alis Buku 3 Karya Khulung Naga Sasra Dan Sabuk Inten 32
Tidak mau, katanya dingin.
Harus mau juga. Ayahmu telah menyetujuinya, katanya, sambil merasa menang.
Sebagai pembantu rumah tangga"
Janganlah mempunyai anggapan seburuk itu, Angelica! Maksudku sebagai pembantu ibuku. Anak gadis, yang memegang pekerjaan ini kedudukannya cukup tinggi, hanya satu tingkat di bawah nyonya rumah. Ia tergolong kepada anggota keluarga. Bayangkan saja dahulu, katanya sambil berusaha memanja-manjakannya. Nanti kita akan bertemu tiap hari satu sama lain, lagi pula kau akan mendapat bayaran dua ratus mark
18 setahunnya. Dua ratus mark" Dari cara mengucapkan perkataan itu dapat diketahui juga maksud gadis itu. Akan tetapi maksud itu luput dari perhatian Seidelmann.
Dan dari aku sendiri masih akan kau dapat sejumlah uang yang sama besarnya. Akan tetapi itu tidak boleh diketahui orang. Itu mau kulakukan karena cintaku kepadamu! Karena aku ingin mengawinimu. Akan tetapi keinginanku ini masih belum dapat diwujudkan sekarang, karena orang tuaku belum boleh diberitahu dahulu. Kita pun masih belum kenal mengenal dengan baik. Masa perkenalan kita masih terlalu pendek. Kita harus lebih mengenal satu sama lain dahulu dan dengan tujuan itu, maka haruslah kauterima pekerjaan yang kutawarkan itu. Bayangkan saja: malam-malam diam-diam kita dapat bertemu dan bercakap-cakap!
Engeltje memandang kepadanya dengan mata yang berapi-api. Rasa malu bercampur rasa jijik membuat mukanya merah padam. Demikian rendahkah derajadnya, sehingga seseorang berani menawarkan kepadanya usul semacam itu"
Jadi itulah kehendak anda yang sebenarnya" tanyanya. Untuk membeli saya dengan empat ratus mark setahunnya"
Dengan menyentak ditolaknya Seidelmann ke samping. Seidelmann memandang dengan marah kepadanya.
Apa" Kau menolak tawaranku" serunya marah.
Angelica mengumpulkan keberaniannya.
Biarkan saya pergi, katanya mendesak.
Tiba-tiba Seidelmann memegangnya.
Berikan aku waktu sedetik lagi! jawabnya. Itu harus anda mengizinkan. Nona tentunya setuju, bahwa saya ada semacam hak terhadap nona!
19 Ia menyindir-nyindir gadis itu secara tajam dengan menggunakan kata-kata: anda dan nona.
Hak" Angelica tidak bisa melayani orang yang seburuk itu kelakuannya.
Memang, nona yang terhormat, saya ada hak terhadap anda! Saya telah mengundang anda, sehingga memungkinkan anda bergerak dalam kalangan atasan. Tanpa undangan itu, mana dapat anda masuk ke pesta itu. Siapakah yang membayar baju, yang anda pakai itu, kalau bukan saya"
Mula-mula Angelica tiada dapat menemukan kata-kata, mendengar penghinaan itu.
Saya tidak.............memintanya! katanya bata-bata,
Seidelmann tertawa kasar.
Akan tetapi anda telah menerimanya, kekasihku! Dan anda akan wajib menerima lebih banyak lagi. Itu sudah nyata.
Gadis yang kini takut setengah mati itu tidak melihat jalan keluar lagi. Ia berusaha pergi ke tangga, tanpa mempedulikan kain kerudungnya. Dan meskipun ia ingat akan kain itu, tiada berani ia membangunkan wanita penjaga pakaian itu, karena malunya.
Saya mau pergi dari sini! katanya, meminta-minta dengan air mata berlinang-linang.
Frits Seidelmann, tanpa mengingat tata kesopanan lagi, berdiri di hadapannya.
O, anda mau pergi" Baik, tidak ada yang akan menghalang-halangi anda. Akan tetapi masih ada sedikit, yang ingin saya beritahukan. Boleh saja anda pergi, asal anda berani menanggung risikonya. Segala perbuatan anda, ada akibatnya. Tentunya anda tahu, bahwa saya sebagai saudagar dapat membentuk atau pun mematahkan keluarga anda. Jika anda begitu manis,
20 untuk membalas air susu dengan air tuba, maka saya pun tidak perlu menghiraukan nasib keluarga anda. Maka saya tidak akan memberi pekerjaan kepada ayahmu. Biar kalian mengemis saja. Maka anda akan mengalami nasib yang sama dengan keluarga Hauser, luntang-lantung, mengukur jalan sepanjang waktu!
Keluarga Hauser! Demi mendengar nama itu kesadarannya kembali pulih kembali se
rta keberaniannya. Ya sekarang anda baru membuka kedok anda tuan Seidelmann! katanya.
Sekarang anda menampakkan tabiat anda yang asli. Benar juga perkataan anda, keluarga Hauser dan keluarga kami tergolong kepada kaum penenun yang miskin! Akan tetapi miskin akan harta bukanlah berarti miskin akan kehormatan. Kehormatan kami masih utuh dan seribu Seidelmann takkan dapat merebutnya lagi. Tadi anda menyebut-nyebut nama Eduard Hauser. Baik juga anda mendengar pengakuan saya yang terus terang. Saya sungguh-sungguh mengasihinya. Ia seribu kali lebih berharga daripada anda. Ia tak akan sampai melakukan pekerjaan yang bersifat hina. Sebenarnya saya telah diperingatkan olehnya supaya jangan mau menghadiri pesta ini, akan tetapi saya sendiri yang bodoh. Saya pergi juga. Maka haruslah saya menanggung akibatnya. Akan tetapi satu hal sudah pasti, bahwa sejak saat ini tak mungkin lagi saya masuk ke dalam perangkap yang anda pasang. Anda bukanlah manusia yang terhormat, melainkan seorang penjahat dan penipu!
Pucat karena marahnya berdirilah Frits dengan mengepalkan tinju di hadapannya. Dilihatnya juga, bahwa wanita penjaga pakaian itu telah terbangun oleh teriak Angelica dan turut mendengarkan percakapan ini dengan asyiknya. Oleh karena itu hampir-hampirlah Seidelmann menjadi mata gelap. Hendak
21 diterkamnya Angelica, akan tetapi tiba-tiba terasa olehnya bahunya dipegang orang kuat-kuat.
Jangan ganggu anak gadis itu, Seidelmann! kata seorang pria dengan tegas dan dengan suara memerintah.
Seidelmann berpaling cepat-cepat.
Strauch! Kamukah" Apa artinya ini" Kau mabuk" Tiadalah terlihat olehmu, bahwa gadis yang bodoh ini............
Dengan mengangkangkan kaki orang Turi itu berdiri di hadapan Seidelmann dan mengepalkan tinjunya tepat di bawah hidungnya.
Sekali lagi kudengar kata yang kurang ajar dari mulutmu, atau akan kuajarmu, agar tahu kamu, bagaimana hendaknya seorang pria melayani seorang gadis!
Aneh benar kelakuanmu, Strauch!
Strauch, Strauch! Saya bukan Strauch. Lihatlah baik-baik mukaku! Lalu Eduard menanggalkan kedoknya. Barangkali kau masih kenal aku!
Eduard! kata Angelica menangis kegirangan. Kau" Untunglah!
Frits Seidelmann memandang orang Turki itu dengan mulut ternganga, seolah-olah melihat hantu di hadapannya. Sesaat kemudian ia menyerang Eduard sambil berteriak.
Akan tetapi Eduard telah memperhitungkan serangan ini. Dengan tangan kirinya didorongnya gadis itu ke samping dan dengan tangan kanannya ditinjunya penyerangnya. Lalu wanita penjaga pakaian itu diperintahnya, memberikan mantelnya serta kain kerudung Angelica kepadanya. Wanita itu cepat-cepat menuruti keinginannya, akan tetapi Seidelmann menghalang-halangi.
Tunggu! Jangan anggap terlalu mudah perkara ini! Aku tahu,
22 kau telah masuk tanpa izin. Sekarang lekas pergi ke bangsal. Di sana kau dapat kesempatan untuk membela diri.
Dipegangnya tangan Eduard, akan tetapi Eduard membebaskan diri serta mendorong Seidelmann kuat-kuat.
Jangan sentuh-sentuh diriku lagi, nanti aku tak mau bertanggung jawab lagi! kata anak muda itu mengancam. Kita masih akan bertemu lagi untuk mengadakan perhitungan. Kau adalah seorang yang biadab. Sepantasnyalah kau mendapat hajaran karena perlakuanmu yang kurang sopan terhadap anak gadis itu. Dan sekarang janganlah ganggu kami lagi, jangan sampai aku terpaksa mempertimbangkan untuk mengadakan perhitungan di sini juga denganmu. Kesabaranku sudah hampir mencapai batasnya.
Tiba-tiba perangai Eduard seakan-akan berubah sama sekali. Angelica memandanginya dengan mata terbelalak keheran-heranan, penuh dengan rasa kagum terhadap penyelamat serta pahlawannya. Anak muda, yang biasanya pendiam serta rendah hati itu, telah berbuat melebihi kesanggupannya.
Seidelmann mengerti, bahwa tiadalah bijaksana untuk membuat Eduard bertambah marah.
Orang itu mabuk, katanya dengan rasa benci kepada wanita penjaga pakaian.
Eduard bersama gadisnya sudah sampai ke tangga, sehingga tiada mendengar kata-kata itu lagi. Hal itu disebabkan pula oleh suara gemuruh, yang keluar dari pintu yang menghubungkan dengan bangsal dan yang sedang terbuka it
u. Pasangan-pasangan dansa keluar dari pintu itu untuk menanyakan tentang sebab-sebab kegaduhan dekat tempat menyimpan pakaian itu.
Mereka semuanya berdiri mengerumuni Seidelmann. Akan tetapi ia tiada berani menceritakan duduk perkara yang
23 sebenarnya. Nanti, katanya mengelakkan. Saya harus lekas pergi dahulu!
Setelah mengucapkan perkataan itu ia minta diserahkan mantelnya kepadanya. Dikenakannya mantelnya itu tanpa mengancinginya lagi, lalu ia berlari menuruni tangga, mengejar Eduard.
Pada saat itu keluarlah seorang yang tidak dikenal dari ruang tamu. Orang itu benar-benar entah pura-pura berlari dengan canggungnya, sehingga berlanggar dengan Seidelmann, yang sedang berlari kencang itu. Seidelmann terjatuh ke atas tanah dengan memaki-maki.
Maafkan saya! kata orang asing itu dengan hormat, lalu meneruskan perjalanannya pergi ke luar.
Frits Seidelmann mencaci maki. Sungguhpun tidak ada yang patah, namun tulang-tulangnya berasa sakit di sekujur badannya. Dengan susah payah ia bangkit kembali, lalu melanjutkan perjalanannya agak timpang ke luar.
Udara malam yang dingin itu berembus di sekitar kepalanya dan membuatnya merasa baik kembali. Ia memikirkan keadaannya dengan tenang. Pasangan yang dikejarnya, maupun orang asing yang canggung, yang dikutuknya dalam hatinya itu, tiada terlihat di situ. Ke manakah gerangan Eduard pergi dengan gadis itu" Sudah tentu mereka tidak sedang berdiri di jalan. Pasti Eduard pergi mengantakan gadis itu ke rumahnya.
Seidelmann mengepalkan tinjunya, karena merasa tidak berdaya. Gelandangan Eduard itu berhasil mengantarkan Angelica yang cantik itu pulang ke rumah! Ia akan mendapat ciuman, yang sedianya hendak diberikan kepadanya. Ingatan akan kemungkinan itu seakan-akan membuatnya gila!
24 Akan tetapi mungkin juga mereka hendak bercakap-cakap membicarakan pengalamannya di rumah keluarga Hofmann. Apa yang masih dapat dilakukannya"
Hm. Frits Seidelmann mengenal baik rumah itu, karena ia kerap kali mengunjunginya untuk melihat Angelica. Tiba-tiba wajahnya menjadi cerah, karena terpikir olehnya suatu rencana. Ia akan menempuh jalan di belakang kebun-kebun. Jalan itu lebih pendek, sehingga ia akan sampai lebih dahulu dari pasangan itu, lalu ia mendapat kesempatan untuk menyelinap ke dalam rumah Hofmann dan bersembunyi di suatu tempat.
Ia masuk lagi ke dalam rumah penginapannya, ke luar dari belakang melalui kebun, melompati pagar dan berlari di belakang rumah-rumah, sampai ia tiba di taman kecil kepunyaan keluarga Hofmann. Mula-mula ia berdiam diri, memasang telinganya. Setelah keadaan dianggapnya aman, ia menyelinap ke dalam taman dan melekapkan telinganya pada daun jendela. Benarlah, orang tua gadis itu sudah pergi tidur, karena mengira, bahwa puterinya sedang dalam keadaan aman menikmati hiburan di rumah penginapan itu di bawah perlindungan tuan Seidelmann. Mereka tiada memelihara anjing, maka ia tidak usah khawatir akan ketahuan orang.
Pintu belakang hanya dipalang dengan palang yang terbuat dari kayu. Seorang yang agak ahli dengan mudah dapat membukanya dari luar dengan memakai sepotong tali. Maka itu pun, yang dikerjakan oleh Frits Seidelmann tanpa berpikir panjang. Dengan hati-hati ia menyelinap ke dalam rumah. Perlahan-lahan pintu dipalangnya kembali, lalu ia bersembunyi di suatu sudut yang gelap di sebelah tangga. Di sini dapat ia menantikan kedatangan pasangan itu. Siapa tahu, mungkin ia dapat mendengar seluruh percakapan di antara mereka.
BAB IX PERMAINAN KUCING DAN TIKUS DI MALAM GELAP
Dengan tiada berkata-kata dan tiada tergesa-gesa Eduard pulang ke rumah bersama Engeltje. Kehidupan kedua anak muda yang sedianya berjalan dengan tenteram dan tenang itu kini dikacaukan oleh pergolakan-pergolakan, yang dialami mereka pada saat-saat yang baru lalu. Mereka berusaha menekan pikirannya yang sedang bergolak-golak serta pengalamannya yang pahit itu dan karena mereka berdua tiada yang dapat memulai suatu percakapan, maka mereka berdiam diri saja.
Ketika Engeltje sampai ke rumahnya, maka Eduard hendak berpisah.
Kita sudah sampai. Selamat malam, Engeltje. Dan selamat tidur.
Akan tetapi gad is itu menahannya Eduard, katanya kemanja-manjaan. Kau hendak berpisah " Apakah itu dimaksudkan sebagai hukuman terhadapku "
Anak muda itu mengelakkan pandangnya dan berdiam diri.
Eduard! kata Angelica sekali lagi. Kau telah kuperlakukan buruk sekali. Akan tetapi janganlah marah karena itu dan meninggalkanku. Aku tak tahan, kau berbuat demikian!
Sungguh aku tak marah kepadamu, sedikit pun tidak, kata Eduard menenteramkan hati gadis itu.
Kalau begitu, mengapa kau hendak pergi juga " Aku takut dan masih banyak yang ingin kubicarakan denganmu.
Lain kali saja, Engeltje! Lihat saja, kau menggigil kedinginan, kau akan masuk angin!
1 Memang badan anak gadis itu sedang gemetar. Akan tetapi ia tidak mau mengalah.
Masuk saja dahulu! Ayah dan ibu sudah pergi tidur.
Karena Eduard nampaknya agak ragu-ragu, maka gadis itu memohon kepadanya.
Hanya sebentar di gang saja, lalu dipegangnya tangannya.
Anak muda itu agak segan masuk, maka gadis itu menariknya pada tangannya. Melalui pintu belakang mereka masuk ke dalam.
Di situ, di sebelah tangga ada sebuah bangku pendek. Hati-hatilah! Jangan sampai tersentuh bangku itu. Mari kita duduk saja di situ.
Eduard duduk tanpa berkata-kata. Ia merasa seperti dalam mimpi yang indah, dapat duduk di sisi gadis yang dikasihinya. Keadaan ini membuatnya berani menempuh bahaya manapun. Sungguh Eduard melakukan perbuatan yang berani mati dengan menyelinap ke dalam rumah keluarga Hofmann pada malam hari, meskipun ia dilarang keras oleh bapak Hofmann untuk bergaul dengan anak gadisnya itu. Dan bila sampai mereka ketahuan, maka sudah barang tentu, serta-merta ia akan diusir dari rumah itu.
Mereka duduk sebelah-menyebelah dan mereka itu tiada sadar, bahwa hanya dua langkah dari situ bersembunyilah seseorang, yang mempunyai itikad buruk terhadap mereka.
Mereka mulai bercakap-cakap dengan perlahan-lahan. Angelica, yang sangat berterima kasih kepadanya pertama-tama ingin sekali mengetahui, bagaimana caranya ia sampai berhasil masuk ke dalam pesta itu. Akan tetapi Eduard tidak mau menjawab pertanyaan itu.
Kemudian saja, Engeltje! Mula-mula suatu hal yang maha
2 penting! Tahukah kau, bahwa aku ini sangat menderita akhir-akhir ini"
Ya, aku tahu. Dan itu karena kesalahanku. Maka maukah kau maafkan aku"
Pertanyaan itu tidak dijawab, sebagai gantinya Eduard memeluknya tanpa berkata-kata, lalu menciumnya.
Sekarang aku sendiri tiada dapat mengerti perbuatanku itu. Bisik Engeltje, kau percaya aku"
Aku mengerti, kata Eduard sambil mengangguk. Segala kejadian itu telah menimpamu dengan tiba-tiba. Ayahmu ingin, supaya kau terima undangan dari orang asing itu; itu permulaannya. Apa lagi setelah datang kiriman baju pesta yang memukau itu, dan semuanya itu membuat kau terpedaya. Benar tidak"
Benar, Angelica mengaku kemalu-maluan.
Yang ketiga adalah yang paling buruk, Engeltje!
Yang ketiga" Atau barangkali lebih baik aku tidak memberitahukanmu, nanti kau akan marah lagi.
Aku tak kan marah lagi, Eduard! Pengalamanku pada hari ini merupakan suatu pelajaran untuk kemudian hari.
Tepat sekali, Engeltje! Itu membuat hatiku lega. Aku tahu, ayahmu itu sebenarnya orang baik, akan tetapi ia mempunyai sifat seperti yang kita jumpai pada kaum parisi, yaitu sifat tinggi hati.
Lalu" Kau adalah puterinya. Eduard berkata terus terang, tanpa tedeng aling-aling, sekali ini. Dahulu Eduard tiada akan berani berkata demikian. Akan tetapi ia yakin, bahwa sekarang gadis itu sudah mendapat
3 pelajaran dari peristiwa yang lalu itu dan jawab gadis itu pun tiada mengecewakan juga.
Benar, katanya, memang demikian sifat ayahku dan sifat aku pula. Atau lebih baik lagi: sifatku pada masa yang lampau. Aku sekarang sudah benar-benar berubah. Sekarang aku tahu, betapa besar kasihku kepadamu. Aku tahu sekarang, betapa jahat dan congkak hatiku pada masa lampau itu!
Engeltje, kekasihku yang manis! kata Eduard dengan muka berseri-seri.
Tidak kuduga, kau dapat bertindak demikian, Eduard! Ketika kau melayani Seidelmann dengan tegas dan tepat itu, maka aku merasa bangga kepadamu. Dan sekarang aku sudah benar-benar y
akin, bahwa kau hanya satu-satunya calon suamiku!
Beberapa lamanya sunyi hening di dalam gang itu.
Akan tetapi apa yang akan dikatakan ayahmu" tanya Eduard kemudian/
Tidak usah khawatir tentang hal itu. Sungguhpun ayah telah terpedaya oleh janji-janji Seidelman yang muluk-muluk itu, namun jika kuceritakan kepadanya, betapa curang dan rendah derajat Seidelmann itu, ia akan menyadari kesalahannya juga.
Frits Seidelmann, yang berdiri, di bawah tangga, telah mendengar setiap kata yang diucapkan oleh kedua anak muda itu. Sebenarnya ingin sekali ia menyerbu mereka, akan tetapi ia masih dapat mengendalikan diri. Telah didengarnya juga pertanyaan Angelica yang pertama dan jawab pertanyaan itu ingin dia sendiri juga mendengarnya. Maka ia harus bersabar.
Dan kesabarannya itu ternyata besar manfaatnya.
Tetapi akhirnya aku ingin tahu juga, demikian dimulai oleh Engeltje dengan pertanyaannya, bagaimana kau dapat masuk ke dalam ruang pesta itu. Itu benar-benar merupakan sesuatu,
4 yang tidak dapat aku mengerti!
Memang itu tidak begitu sederhana, Eduard mengaku dengan menarik nafas panjang. Ketika kau hendak pergi juga ke pesta itu, maka aku merasa sangat khawatir. Samar-samar dapat kuduga, bahwa orang sedang memasang jerat bagimu. Maka dari itu,apapun yang akan terjadi, tak boleh tidak aku harus selalu ada di dekatmu, supaya segera dapat memberikan pertolongan, bila diperlukan. Akan tetapi syarat pertama, yang harus dipenuhi ialah, untuk mendapat izin masuk ke ruang pesta itu.
Dan bagaimanakah caranya kau melaksanakannya"
Tentu saja akan menarik perhatian orang, bila seseorang masuk ke dalam ruang pesta tanpa izin, demikian dilanjutkan Eduard dengan keterangannya. Maka aku haruslah berusaha untuk mendapat lencana, yang dipakai dalam pesta itu sebagai kartu masuk. Dan aku mujur dalam hal itu. Kedai yang menyewakan baju-baju pesta memberikan lencana demikian kepadaku. Lencana milik saudagar Strauch kebetulan tertinggal dalam kedai itu, lalu aku diminta oleh pemilik kedai itu untuk mengembalikannya kepada Strauch. Jadi aku sudah mempunyai benda yang kubutuhkan, akan tetapi masih tetap ada bahaya, bahwa Strauch merasa kehilangan lencana itu lalu pergi ke kedai untuk menanyakannya. Jadi itu harus kucegah. Maka terpikirlah olehku untuk mengusahakan, supaya Strauch tiada pergi ke pesta itu, melainkan tinggal di rumah saja. Memang Engeltje, tidaklah mudah melakukan segala hal itu dan sampai sekarang perkara itu membuat kepalaku pusing.
Kata-kata itu kedengarannya sedih sekali, sehingga Engeltje menjadi terkejut.
Akan tetapi apakah yang telah kau lakukan itu" tanyanya
5 dengan hati cemas. Eduard tiba-tiba meluruskan badannya. Lebih baik diceritakannya saja dengan terus terang segala kejadian itu. Tak ada gunanya bersembunyi-sembunyi lagi.
Aku telah menulis surat kepada saudagar Strauch dan aku telah melarangnya menghadiri pesta dansa berkedok itu. Lalu aku memperingatkannya pula, supaya jangan menceritakan kepada anggota Casino yang lain-lainnya, bahwa ia tidak datang.
Kau berani melarangnya" Dan ia mematuhi laranganmu" Aneh Benar!
Tidak begitu aneh. Tentu saja ia tak kan mau mematuhi perintahku; sebaliknya ia mungkin akan mentertawakanku. Akan tetapi aku mendapat ilham. Kuubah-ubah tulisan tanganku dan tahukan kau tanda tangan siapa yang kububuhkan di bawah surat itu" Kau tak kan dapat menebaknya.
Tak tahulah aku. Katakan saja!
Tanda tangan: Hantu Hutan!
Ya Tuhan! kata gadis itu terperanjat. Ia tidak dapat mengatakan apa-apa. Ia takut, kalau-kalau pahlawannya telah melibatkan diri dengan perkara yang gelap dan jahat.
Akan tetapi Eduard melanjutkan ceritanya.
Telah kuusahakan, supaya orang mengira, surat itu benar-benar ditulis oleh Hantu Hutan dan nampaknya Strauch telah terpedaya juga. Tapi pagi kudengar, bahwa ia telah membatalkan menyewa baju orang Turki yang sekarang sedang kupakai ini. Ketika aku tahu pasti bahwa siasatku telah berhasil. Maka kusewa baju orang Turki itu, lalu kuhadiri pesta itu sebagai pengganti Strauch. Karena itu mula-mula aku tiada dikenal orang. Bahkan Frits Seidelmann pun mengira, ak
u adalah Strauch; ia berbicara
6 denganku seperti dengan kawan akrabnya. Itulah terjadi pada pintu masuk bangsal, seperti telah kaulihat sendiri.
Eduard! bisik Angelica. Itu perbuatan yang gagah berani. Aku merasa bangga dan kagum terhadapmu!
Namun pahlawan yang dikagumi itu menarik nafas panjang. Jangan, jangan! Aku sekali-kali tidak mengagumi diriku. Surat itu selalu mengganggu dalam ingatanku. Surat itu telah kutulis untuk menakut-nakuti Strauch, sehingga memungkinkan aku masuk ke dalam ruang pesta itu dan dengan demikian dapat melindungimu. Akan tetapi bila diketahui orang, bahwa tanda tangan itu palsu, maka mungkin aku akan mendapat kesulitan
besar, karena perbuatan demikian melanggar hukum..........
Benarkah" Sudah tentu, aku harus memperhitungkan hal itu. Seseorang yang lebih tahu tentang perkara-perkara demikian telah memperingatkanku terhadapnya.
Siapakah yang memberitahukan, bahwa kau telah menulis surat itu. kata gadis itu, yang berusaha hendak menenangkan hati Eduard.
Eduard mengerutkan dahinya.
Kukira Seidelmann sudah tentu akan mengambil tindakan-tindakan yang seperlunya. Dan aku harus berjaga-jaga terhadap tipu muslihatnya. Jangan kaukira, bahwa ia telah melupakan apa yang telah terjadi semalam itu.
Benar juga perkataanmu itu, kata Angelica dengan mengeluh. Dan ia pun banyak kawannya, Eduard! katanya sambil memeluk Eduard. Aku merasa cemas akan masa depan kita.
Jangan khawatir, aku mempunyai seorang pelindung yang besar kekuasaannya!
7 Pelindung" Benar, kata Eduard dengan mengangguk. Kepercayaannya kepada dirinya sendiri mulai pulih kembali, ketika teringat olehnya akan penyelamatnya.
Seidelmann telah memecat aku, bahkan ia tak mau membayar lagi upahku. Pikirnya, dengan demikian ia dapat mendorong aku ke dalam pelimbahan; akan tetapi justru bencana itu telah mendatangkan bahagia bagiku. Penjaga hutan telah menolongku dari kesusahan yang pertama dan yang terberat, kemudian seorang lain juga turut memikirkan nasib kami.
Orang lain" Siapakah gerangan dia"
Seorang asing yang diselubungi rahasia. Sebenarnya aku tidak boleh menceritakan hal ini kepada siapa pun; akan tetapi karena Seidelmann telah membuat kalian jatuh miskin, maka kalian pun harus segera mencari bantuan. Maka dari itu harus kukatakan kepadamu, bahwa aku sudah kenal akan seseorang, yang dapat memberi nasehat baik kepada kalian.
Siapakah yang kaumaksudkan, Eduard" Siapakah pelindungmu yang begitu berkuasa itu"
Aku sendiri tiada tahu. Kau pun tak tahu" Benar-benar aneh ! Bukankah seharusnya
kauketahui juga namanya, alamatnya dan..........
Benar kauketahui, akan tetapi aku tidak boleh memberitahukannya kepada orang lain. Aku bekerja untuk kepentingan orang asing itu dan mendapat upah yang tinggi sekali. Salah satu kewajibanku adalah menutup mulut. Akan tetapi Engeltje, kita saling mengasihi dan sudah mengikat janji, kelak akan menjadi suami-isteri. Maka dapatlah juga kuperlihatkan titik terang kepadamu, agar kau jangan terlalu risau akan diriku maupun iri keluargamu. Akan tetapi kau
8 tidak boleh menceritakannya kepada siapa pun, termasuk juga ayahmu sendiri. Maukah kamu berjanji demikian, demi kehormatanmu"
Baik, saya berjanji. Bila tujuan kami berhasil, maka aku yakin bahwa orang asing itu akan menjamin penghidupanku seterusnya.
Apa yang hendak kalian usahakan"
Menangkap seseorang. Siapakah orang itu" Itu harus kurahasiakan. Gadis itu memandang kepada Eduard dengan cemasnya. Kalau begitu, Eduard, maka hidupku akan tetap risau. Aku mulai menduga siapa, orang yang hendak ditangkap itu! Eduard terkejut mendengar, bahwa ia terlanjur sudah terlalu banyak mengeluarkan kata-kata. Maka dari itu diusahakannyalah, supaya Angelica melepaskan dugaannya, yang sudah barang tentu ada hubungannya dengan Hantu Hutan itu.
Perkara itu tidak begitu berbahaya seperti yang kau duga. Dengan sengaja ia menggunakan banyak kata-kata berturut-turut, supaya Engeltje tidak mendapat kesempatan, memotong perkataannya. Aku hanya boleh memberitahu tentang satu hal, lebih dari itu tak dapat. Tujuan kami adalah menangkap seor
ang narapidana buronan , yang di daerah seberang telah melarikan diri dari penjara. Polisi mendapat penyuluhan, bahwa orang itu sedang bersembunyi di daerah kita ini. Dan orang itulah, yang hendak kami cari.
Ah, kau membuat-buat cerita saya, kata Angelica kurang percaya.
Benar, sungguh benar kejadian itu.
Kalau begitu pelindungmu itu seorang polisi atau seorang
9 detektip. Nah, matilah ia! Tahu-tahu gadis itu sudah sampai pada kesimpulan yang ditakuti Eduard itu.
Bukan! serunya cepat-cepat membantah. Tidak benar pendapatmu itu. Akan tetapi cukuplah sudah percakapan tentang hal itu. Aku tak boleh bicara banyak-banyak tentang hal itu. Pokoknya, kau tak usah takut, juga mengenai hal ini. Akan tetapi persoalan dengan Frits Seidelmann itu menyusahkan hatiku. Kemudian penting juga, bagaimana tanggapan ayahmu tentang peristiwa itu.
Tentang kejadian semalam"
Benar. Tentu Seidelman akan membicarakan hal itu dengan ayahmu, serta sedapat mungkin mempengaruhi pendirian ayahmu!
Aku akan mempersiapkan dirinya. Aku akan menceritakan segala-galanya. Maka akhirnya tentulah ia akan menyadari, bahwa Seidelmann itu seorang penjahat, dan karena itu..........
Karena apa, Engeltje"
Dengan pasrah gadis itu menyandarkan dirinya pada dada anak muda itu.
Tahukah kamu, Eduard. Aku kira, akhirnya ayah akan merasa terima kasih juga, bila diketahuinya, bahwa oleh tindakanmu yang gagah berani itu dapat digagalkanjuga rencana Seidelmann yang jahat itu.
Saat itu akan merupakan saat yang paling bahagia bagiku.
Ya, dan siapa tahu, barangkali ayah akan mengizinkan lagi kau berkunjung padaku.
Lalu ia menarik kembali larangannya untuk berkunjung itu, demikian ditambahkan oleh Eduard lagi.
10 Angelica mengangguk sambil termenung.
Lalu mungkin juga akan merestui.........
Di sini ucapan anak gadis itu terhenti, akan tetapi kalimat itu segera diselesaikan oleh anak muda, yang sedang dimabuk cinta itu.
akan merestui perkawinan kita, gadis manis, kesayanganku Engeltje!
Mereka masih melanjutkan percakapan mereka secara berbisik-bisik. Akhirnya disadari juga oleh mereka, bahwa sudah lama tiba waktunya untuk pergi tidur. Sekali lagi mereka berciuman, sudah itu Eduard melompat keluar dari pintu yang dipalang kembali oleh Angelica di belakangnya. Kemudian gadis itu pergi ke kamarnya, tanpa menyadari bahwa ia lewat dekat tempat berdiri Frits Seidelmann, yang masih tetap bersembunyi di sudut gelap dekat tangga itu.
Dalam pada itu Eduard berjalan menuju ke rumah orang tuanya. Akan tetapi tiba-tiba terdengarlah olehnya suara seorang pria, yang berkata.
Sst! Eduard terhenti dengan terkejut. Pikirnya, tentu orang itu Frits Seidelmann yang telah menghadangnya, lalu ia mempersiapkan diri untuk melayani lawannya itu dalam perbantahan yang sengit. Namun orang itu menyadarkannya dari mimpinya.
Sayalah ini, orang asing.
Benarlah ia Arndt, yang sedang menantikan kedatangan pembantunya di sini. Ia setelah keluar dari rumah penginapan menempuh jalan raya, sehingga ia tidak menjumpai Seidelmann. Menurut perkiraannya, maka Seidelmann sedang mengadang Eduard di salah satu tempat yang gelap dekat jalan raya. Akan tetapi perkiraannya itu meleset juga. Pikirnya, bahwa
11 kedatangannya di situ adalah sia-sia saja. Kini ia mengambil keputusan untuk mencari Eduard,, supaya dapat sedikit bertukar pikiran dengannya.
Anak muda itu begitu girang dan gembira, sehingga langsung saja ia hendak berceritera. Akan tetapi Arndt mendahuluinya.
Anda datang dari keluarga Hofmann"
Benar.Saya telah mengantarkan Angelica pulang
dan................ Anda telah melihat Seidelmann"
Seidelmann" Bukankah dia masih ada di rumah penginapan"
Arndt tertawa pendek. Jangan kau kira demikian. Saya khawatir, jangan-jangan ia sedang menyelinap di daerah dekat kita ini. Akan tetapi serahkan saja hal itu kepada saya, Lebih baik ceriterakanlah saja, bagaimana jalannya pesta itu! Apakah anda menjumpai kesulitan"
Eduard merasa dirinya sebagai pemenang, karena ia dalam malam bersejarah ini telah memenangkan hati Engeltje, Lalu ia menghela nafas dengan bangga.
Tidak! jawabnya dengan pa
sti. Sungguhpun ada juga perselisihan kecil dengan Seidelmann............
Itu telah saya lihat. ...........akan tetapi selanjutnya tidak ada kesulitan lagi.
Seidelmann menyangka, saya adalah Strauch..........
Sampai akhir pesta itu"
Tidak. Akhirnya saya membuka juga kedok saya.
Nah, tentang itulah, yang ingin saya dengar lebih banyak lagi.
Lalu Eduard bercerita. Arndt berdiam diri saja dan membiarkan
12 anak muda itu berbicara dengan tenang. Ia hanya mengerutkan mukanya menandakan ia merasa cemas.
Perkara ini masih akan ada ekornya, katanya, ketika Eduard sudah menyelesaikan ceriteranya. Sayang harus saya akui, bahwa saya masih agak kurang puas dengan anda. Saya harap, anda tidak berbuat sesuatu lagi yang sifatnya kurang hati-hati. Kata-kata itu diucapkan dengan nada, yang membuat anak muda itu makin insyaf akan kesalahan-kesalahan yang telah dibuatnya. Maka Eduard menundukkan kepalanya dan berdiam diri. Akan tetapi Arndt mengulangi pertanyaannya.
Jadi, bagaimana" Saya kurang mengerti maksud anda. Jawabnya perlahan-lahan.
Kalau begitu, maka saya akan lebih jelas lagi. Ada peribahasa lama yang bunyinya, bahwa cinta itu membuat kita jadi buta. Cinta itu dapat menyebabkan seseorang berlaku sembrono, tanpa pertimbangan masak-masak. Angelica Hofmann tentu ingin tahu, bagaimana anda dapat masuk ke ruang pesta itu. Anda mengangguk. Jadi! Anda tentu telah menceriterakan segala-galanya kepadanya, tentang lencana dan surat itu juga. Memang benarlah demikian.
Lalu" Lalu Engeltje telah mengutarakan kecemasan hatinya, karena ia tahu bahwa Frits Seidelmann akan membalas dendam kepada saya. Kemudian kami perbincangkan juga keadaan keluarga Hofmann panjang lebar, karena Seidelmann akan berbalik menjadi musuhnya.
Maka nyatalah, bahwa Arndt adalah seorang pengenal jiwa. Semuanya ini sudah dapat diduganya lebih dahulu, malah lebih dari pada itu. Nampaknya seolah-olah ia turut menghadiri
13 percakapan antara Eduard dan Angelica itu. Maka Arndtlah yang menyelesaikan cerita itu, tanpa menanyakan apa-apa lagi kepada Eduard.
Lalu untuk menghibur hati gadis yang sedang risau itu, anda menceritakan tentang kawan anda yang menjadi pelindung anda itu, yang hendak menangkap Hantu Hutan dengan bantuan anda. Benar tidak"
Tidak, tidak! kata Eduard cepat-cepat untuk membela dirinya. Saya tidak menyebut-nyebut nama Hantu Hutan. Jadi apa yang anda ceriterakan"
Saya katakan, bahwa orang yang kita cari itu seorang narapidana buronan, yang telah melarikan diri dari penjara di Bohemia.
Panjang akal benar anda! Eduard melirik kepada Arndt, dengan ragu-ragu. Hari terlalu gelap, untuk dapat melihat muka detektip itu dengan jelas, akan tetapi hatinya tiada dapat menjadi tenteram lagi.
Hebat benar anda! demikian dilanjutkan oleh Arndt. Dan sekarang, Eduard dapat menangkap dengan jelas; kata-kata itu dimaksudkan sebagai sindiran, sindiran yang nyata. Kekasih anda Engeltje tentunya sekarang yakin, bahwa anda tidak berbohong kepadanya. Apakah diketahuinya juga, bahwa saya tinggal di rumah penjaga hutan"
Sekali-kali tidak. Bahwa saya adalah seorang detektip"
Itu hanya dugaannya, akan tetapi saya telah membantahnya.
Nah! Sahabatku yang baik, anda patut diangkat menjadi pahlawan besar. Semoga Tuhan memberi kebijaksanaan yang lebih besar kepada Angelica dari pada yang anda miliki,
14 semoga ia pandai menyimpan rahasia. Kalau tidak, maka ada kemungkinan besar, rencana kita akan menjadi kacau-balau.
Besok pagi-pagi sekali, saya akan datang mengunjungi Angelica, untuk sekali lagi berpesan kepadanya supaya ia jangan membocorkan rahasia.
Baik, kerjakanlah demikian. Barangkali masih ada gunanya. Katakan saja, bila ia membocorkan rahasia, maka nyawa anda sendiri akan ada dalam bahaya. Mungkin itu akan lebih berkesan padanya.
Ah, keluh Eduard. apakah tidak lebih baik, bila saya..........
Hantu Pegunungan Batu Karya Karl May di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Tidak ada lagi yang lebih baik, sahabatku! Sekarang anda pulanglah saja! Sebenarnya saya ada sesuatu yang penting, yang hendak saya beritahukan, akan tetapi untuk sementara, saya tidak ada keinginan untuk menyampaikan rahasia kepada anda.
Pada saat ini anda tiada sanggup menyimpan rahasia. Jadi selamat malam saja! Besok saya masih akan bertemu lagi dengan anda.
Eduard berdiri di situ termangu-mangu, seperti seorang yang berdosa. Ketika akhirnya diangkatnya kepalanya, maka Arndt sudah tidak ada di situ lagi.
Putera penenun itu melihat-lihat ke sekitarnya dan sesaat dikiranya melihat sosok tubuh pelindungnya muncul dekat taman kepunyaan keluarga Hofmann. Akan tetapi ia tiada memanggil, maupun mengikutinya. Sementara itu ia sedang putus harapan. Tangannya tergantung lemah lunglai ke bawah.
Itulah perbuatan yang semberono lagi, atau barangkali juga tidak. Pendek kata sikapnya pada saat itu turut mempengaruhi perkembangan peristiwa-peristiwa berikutnya. Orang yang tadi dilihat oleh Eduard, sekali-kali bukanlah Arndt, melainkan
15 Frits Seidelmann, yang sedang pulang ke rumahnya dengan menyelinap, dengan membawa pulang khabar yang baru didengarnya di suatu sudut gelap dekat tangga.
Anak muda itu mengikuti dengan pandangnya sosok tubuh yang disangkanya Arndt itu, sampai sosok itu hilang dalam kegelapan. Angin besar meniup di sekitar rumah itu dan membuat salju beterbangan ke atas. Anak muda itu menggigil kedinginan dan merasa seperti ia berada di ambang pintu yang membawanya kepada suatu bencana.
Frits Seidelmann baru berani keluar dari tempat persembunyiannya, setelah bunyi-bunyi langkah kaki Angelica kedengaran masuk ke dalam kamar tidurnya. Lalu ia menyelinap ke luar.
Keinginannya membalas dendam bercampur dengan rasa gembiranya mengingat lawannya tak lama lagi akan dibinasakannya. Ia mengucapkan selamat kepada dirinya sendiri atas ilham yang didapatnya, untuk memata-matai pasangan yang sedang berkasih-kasihan itu. Kini telah jatuh ke tangannya sejumlah senjata yang ampuh. Mereka akan menyesal tiada habis-habisnya, karena mereka pada malam itu telah berani memperlakukan dia demikian buruknya!
Bahkan lebih dari itu yang dikehendakinya; setidak-tidaknya pembalasannya terhadap Eduard Hauser. Bagaimana caranya Seidelmann hendak melaksanakan pembalasannya itu, untuk sementara masih belum diketahuinya juga. Hingga kini kepalanya masih dipenuhi dengan segala sesuatu, yang telah didengarnya. Dalam keadaan demikian Seidelmann hendak keluar dari bayangan rumah tempat ia bersembunyi, tetapi pada ketika itu didengarnya orang berbisik-bisik. Ia takut, kalau-kalau ia menjumpai lawannya, yang bila sampai terjadi
16 bentrokan, ternyata lebih ahli dalam menggunakan tinjunya. Cepat-cepat ia membungkuk, lalu merangkak dengan hati-hati ke tempat terdengarnya bisik-bisik itu. Di situlah didapatinya Arndt sedang berbicara dengan Hauser.
Detektip itu tidak dikenal Seidelmann, namun ada sesuatu padanya, yang membuat Seidelmann seakan-akan mengenalnya juga. Bukankah dia orang yang canggung kelakuannya itu, yang telah melanggarnya dan menghambatnya di dalam rumah penginapan"
Pada saat itu ia hanya sedikit menaruh perhatian kepadanya. Namun sosok tubuhnya, yang hanya samar-samar menampak pada Seidelmann berlatar belakang salju yang putih itu seperti sudah pernah dilihatnya pada masa lampau.
Tiba-tiba Seidelmann melihat, bahwa pelanggaran tubuhnya dengan tubuh orang asing di dalam rumah penginapan itu mempunyai makna yang lain. Mungkinkah tubrukan itu dilakukan dengan sengaja dan bukanlah karena kecanggungan orang asing itu" Mungkinkah orang itu sengaja bekerja sama dengan Eduard Hauser untuk melindunginya"
Apakah gerangan, yang dibicarakan oleh kedua orang itu di sini pada malam hari yang dingin ini" Sedikit demi sedikit Seidelmann makin mengetahui keadaan yang sebenarnya. Mungkinkah ia orang asing, yang dimaksudkan oleh anak muda yang miskin itu dalam ceriteranya kepada gadis yang sombong itu" Seidelmann bangkit amarahnya dan mengepalkan tinjunya keras-keras. Ia mengambil keputusan untuk selalu mengawasi gerak-gerik orang itu. Maka ia dengan sabar duduk di situ melipatkan badannya, hingga orang asing itu pergi.
Baru sekarang Frits Seidelmann memberanikan diri untuk berdiri perlahan-lahan dan menyelinap mengikuti orang itu.
17 Orang asing itu menempuh jalan, yang menuju ke arah utar
a. Ujung jalan itu bercabang dua. Tepat di situ menghilanglah orang asing itu dengan tiba-tiba.
Ke manakah ia pergi"
Seidelmann berdiri tanpa bergerak serta memasang telinga. Akan tetapi sia-sia saja. Orang asing itu seolah-olah ditelan oleh bumi. Kejadian ini nampaknya seperti keajaiban, padahal dapat diterangkan dengan mudah saja. Frandt Arndt adalah lawan yang terlalu cerdik bagi Seidelmann. Pendengarannya luar biasa tajamnya. Tiada lama sesudah ia meninggalkan Eduard, maka seolah-olah didengarnya bunyi langkah-langkah kaki perlahan-lahan diinjakkan ke atas salju yang sudah mengeras itu. Cepat-cepat ia mengambil keputusan; bila ia berdiam diri untuk menyelidiki, maka itulah tandanya, bahwa ia telah mendengar sesuatu. Supaya tidak menimbulkan curiga pada lawannya, maka ia perlahan-lahan berjalan terus. Ketika ia tiba pada ujung jalan yang bercabang menjadi dua, ia meluncur secepat kilat ke tepi di sebelah kanan, ke arah semak belukar yang dapat memberi perlindungan padanya. Kain seprai yang selalu dibawanya dikeluarkannya dan dikenakannya sebagai kain selubung. Di belakang semak belukar itu ada sebuah parit. Ia masuk ke dalamnya lalu berbaring di situ. Dengan jalan demikian, maka ia tidak dapat dibedakan dengan salju di sekelilingnya.
Mula-mula Frits Seidelmann menjadi bingung. Ketika tiada terdengar lagi bunyi langkah kaki dan tiada terlihat orang yang berjalan di hadapannya, maka pikirnya, bahwa orang itu berjalan lebih cepat dari semula. Setelah agak bimbang sejenak, ia mulai berlari, sambil melihat ke kiri dan ke kanan. Tetapi ia tidak dapat berlari jauh. Tak jauh dari semak belukar itu jalan bercabang menjadi dua. Jalan yang di sebelah kiri menuju ke
18 sebuah desa sedangkan jalan di sebelah kanan menuju ke rumah penjaga hutan.
Di situ Seidelmann kehilangan jejak, atau lebih tepat, di situ Seidelmann melihat begitu banyak jejak kaki orang, yang setiap hari melalui jalan itu, sehingga ia menjadi bingung. Ke manakah orang itu pergi" Ke desakah, atau hendak bersembunyikah ia di dalam hutan"
Seidelman tidak dapat memecahkan soal itu, maka tiada pilihan lagi baginya dari pada kembali lagi ke arah Hohenthal. Tiada terpikir olehnya, untuk menyelidiki semak belukar di tepi jalan itu. Dengan kesal hati ia berjalan terus, tanpa menoleh sekalipun juga ke belakang.
Arndt bangkit dengan hati-hati, lalu mengintip melalui daun-daunan semak di hadapannya. Seidelmann telah diperdayakannya.
Arndt tertawa dalam hatinya. Ia menyukai perkara ini. Kini ia sudah lepas dari bahaya dan ia mengambil keputusan untuk memutar balikkan perkara itu. Sekarang tiba gilirannya untuk mengejar orang, yang tadinya berusaha mengejarnya. Kecerobohan lawannya membuat pekerjaan itu bertambah mudah baginya. Lagi pula kain seprai yang putih itu turut melindunginya di daerah yang penuh dengan salju itu. Ia tetap menyelinap di belakang Seidelmann dan menjaga, supaya ia jangan terlalu dekat dengan lawannya.
Maka Arndt akhirnya sampai lagi ke Hohenthal. Di sudut salah sebuah rumah ia berhenti sejenak untuk menanggalkan kain seprainya, sudah itu ia melanjutkan perjalanannya mengikuti jejak Seidelmann. Ia tiada takut akan menjumpai seseorang, karena ketika itu hari sudah tengah malam dan semua orang sudah tidur.
19 Dekat rumah keluarga Hauser, Seidelmann berhenti, lalu ia menyelinap ke belakang rumah itu.
Arndt bertanya kepada dirinya, apakah gerangan maksud Seidelmann pergi ke situ.
Diikutinya Seidelmann dengan hati-hati. Dilihatnya, bahwa ia selama lebih kurang seperempat jam berdiri melekapkan telinganya pada daun jendela; kemudian ia pergi dari situ. Arndt tetap memata-matainya, sampai akhirnya Seidelmann pulang ke rumahnya, dan masuk ke dalam rumahnya itu
Arndt berdiri untuk berpikir sejenak.
Apakah saya akan pulang lagi atau tidak " Tanyanya dalam hatinya. Di tingkat atas masih menyala sebuah lampu Jadi di dalam rumah, orang sedang menantikan kedatangan Frits Seidelmann. Barangkali mereka ingin mendengarkan ceriteranya tentang kejadian-kejadian di dalam pesta itu. Jadi sebenarnya tidak ada lagi yang penting untuk diketahuinya di sini. Ia boleh meninggalka
n tempat itu. Akan tetapi ia tetap di situ. Suatu dorongan yang kuat dalam hatinya menyebabkan ia tidak dapat meninggalkan tempat itu. Nalurinya mengatakan, bahwa baru sekarang akan dijumpainya hal-hal yang amat penting bagi penyelidikannya.
Tidak berapa lama kemudian lampu di tingkat atas itu dimatikan, lalu menyalalah lampu dekat taman.
Arndt merasa heran akan kejadian itu. Apakah gerangan maksudnya" Bukankah di bawah itu terdapat kantor-kantor, seperti yang telah diceriterakan oleh Eduard Hauser kepadanya. Apakah tempat ini sesuai untuk bercakap-cakap di tengah malam buta ini" Itu tidak masuk di akal.
Arndt cepat mengambil keputusan, lalu ia melompati pagar. Ia benar-benar ingin mengetahui, apa yang akan terjadi di
20 situ. Tiada akan cuma-cuma ia berada di situ. Pasti ia akan menemukan sesuatu yang penting. Kalau Seidelmann pada tengah malam itu dengan sengaja datang ke kantor, maka sudah barang tentu ada alasan-alasannya yang penting.
Tiada sulit bagi detektip yang ulung itu untuk memanjat ke atas atap sebuah gudang kecil, yang didirikan dekat ruangan yang dari jendelanya keluar cahaya lampu itu. Maka dengan demikian ia dapat melihat ke dalam ruangan di belakang kantor itu. Di situ dilihatnya ketiga Seidelmann itu sedang berkumpul dengan lengkapnya. Frits, yang duduk di sebelah pamannya itu, sedang menerangkan sesuatu secara panjang lebar kepada pamannya. Ayahnya, yang berdiri di atas sebuah kursi dekat tembok itu, sedang mengangkat sebuah lukisan dari dinding.
Di balik lukisan itu ada sebuah lubang yang besar lagi dalam di dalam dinding, semacam ruangan rahasia tempat menyimpan surat-surat berharga. Seidelmann mengeluarkan sebuah kotak dari dalamnya, lalu meletakkannya ke atas meja.
Mula-mula dikeluarkannya sebuah benda yang berkilau-kilauan, yang diletakkannya di samping kotak itu. Benda itu adalah suatu benda perhiasan wanita, yang membuat mata detektip yang mengawasinya bersinar-sinar.
Kemudian saudagar itu mengeluarkan suatu benda hitam dari dalam kotak itu. Dengan terheran-heran dilihat oleh Arndt, bahwa benda itu adalah renda. Renda yang mahal harganya, yang diperlihatkan oleh Seidelmann kepada saudaranya dan kepada puteranya untuk dinilai oleh mereka
Itulah semuanya, yang dapat dilihat Arndt. Tiba-tiba si pelepas uang itu melompat dari tempat duduknya, lalu pergi cepat-cepat ke jendela. Apa sebabnya ia berbuat demikian, kurang begitu jelas. Mungkin sekali karena di dalam ruangan
21 itu sedang dibicarakan berbagai rahasia. Mula-mula pikir Arndt, bahwa ia telah diketahui sedang memata-matai mereka, maka ia berbaring melekapkan badannya pada atap. Akan tetapi kemudian ternyatalah bahwa Seidelmann baru sekarang sadar, tirai jendela harus ditutup. August Seidelmann melakukan pekerjaan ini dengan cepat, sehingga detektip itu tiada dapat melihat ke dalam lagi.
Kini Arndt turun dari atas atap gudang itu, lalu pergi ke rumah penjaga hutan. Ia merasa puas dengan hasil-hasil penyelidikannya sampai saat itu. Sambil berjalan ia memikirkan tentang berbagai hal. Yang pertama-tama dipikirkannya ialah tentang perhiasan wanita, yang diletakkan di atas meja itu.
Kemudian masih ada dua hal yang dipikirkannya. Pertama mengapa Frits Seidelmann itu demikian lamanya mendengarkan di muka jendela rumah keluarga Hauser itu" Yang kedua ialah: apa yang hendak diperbuat ketiga Seidelmann itu dengan renda hitam yang mahal itu"
Pertanyaan-pertanyaan itu tiada terjawab oleh detektip itu. Mungkin juga, karena segala sesuatu ingin dilihatnya berhubungan dengan Hantu Hutan itu, yang akhir-akhir ini selalu memenuhi pikirannya.
Ya, setiap saat. Ketika ia berada di hutan dan ia sebentar melihat ke samping, dilihatnya di balik pohon cemara yang penuh diliputi salju, seolah-olah berdiri sesosok tubuh, yang terus menerus menatapnya. Akan tetapi yang dilihatnya itu ternyata hanya sebuah perdu setinggi manusia, diliputi oleh salju. Di belakangnya terbentang dengan sunyinya hutan itu. Pada saat itu sesuatu bayangan melepaskan diri dari latar belakang itu. Bayangan itu melayang dengan tiada bersuara ke arah pohon
22 sebatang, yang berdiri sendiri. Di si
tulah kedengaran juga jeritan suara seekor burung gagak.
BAB X MASUK PERANGKAP Keesokan harinya Eduard Hauser pergi ke kota untuk mengembalikan baju pestanya, kemudian ia pergi ke rumah makan Lembu Emas untuk minum kopi secangkir. Badannya berasa dingin sekali karena perjalanan yang ditempuhnya ke kota, maka kopi panasnya dapat dinikmatinya juga. Kopi murni sampai sekarang merupakan minuman mewah bagi anak muda dari kalangan miskin itu. Minuman semewah itu baru dapat dinikmatinya setelah ia diangkat menjadi pembantu orang asing itu.
Eduard ingin sekali melupakan perbuatannya, yang membuat orang asing itu kecewa dan berkesal hati padanya. Pikiran itu begitu mengganggunya, sehingga ia tiada dapat merasa gembira lagi, meskipun usahanya menyelamatkan Engeltje itu berhasil dengan baik. Terus menerus ia berikhtiar untuk memperbaiki kesalahannya. Bila mungkin, untuk mengimbangi kesalahannya itu ia ingin berbuat suatu jasa yang cukup besarnya bagi orang asing pelindungnya itu.
Tiba-tiba masuklah seorang tamu baru ke dalam ruang tamu. Orang itu berpakaian perlente, berjanggut panjang dan memakai kacamata besar. Ia duduk dekat jendela dan memesan bir segelas. Kemudian ia mulai bercakap-cakap dengan pemilik rumah makan itu. Dari pertanyaannya ternyata bahwa ia asing di daerah itu.
Anda bukan orang sini, kata pemilik rumah makan memancing-mancing, karena ia ingin tahu.
Bukan. Saya datang dari negeri lain. Saya datang kemari naik
1 kereta api dan saya harus pergi ke Hohenthal. Berapa jauhnya Hohenthal dari sini"
Kini Eduard turut berbicara.
Anda dapat mencapainya dalam kira-kira satu setengah jam, katanya, ingin memberi pertolongan.
Saya tinggal di daerah itu. Jika anda mau, dapat saya tunjukkan jalannya kepada anda.
Orang asing, yang nampaknya sebagai orang baik-baik dan orang berada itu, melihat Eduard dengan pandangan seakan-akan hendak menyelidikinya, lalu mengangguk kepadanya sebagai pernyataan terima kasihnya.
Baik benar hati anda! Sebenarnya saya hendak menyewa kereta salju; akan tetapi saya datang dari Dresden dan setelah duduk di kereta api berjam-jam lamanya, saya inginjuga berjalan kaki. Mari duduk saja di sini, nak!
Eduard mengambil kopinya dan memenuhi permintaan orang asing itu. Pemilik rumah makan mengundurkan diri dan membiarkan mereka berdua sendirian.
Anda kenal baik daerah sekitar Hohenthal ini" tanya orang asing itu.
Memang benar, saya lahir di sini.
Bagus. Kalau begitu, anda dapat menolong saya. Kenalkah anda di situ akan keluarga Hauser" Katanya mereka itu orang-orang yang baik hati, sungguhpun mereka miskin.
Eduard merah padam mukanya.
Saya merasa mendapat kehormatan besar oleh perkataan anda. Saya sendiri bernama Hauser.
Orang asing itu berbuat pura-pura terkejut mendengar ucapan itu, lalu mengulurkan tangannya kepadanya.
Benar-benar mujur saya, dapat bertemu dengan anda. Nama
2 anda Hauser" Saya senang bertemu dengan anda. Bolehkah saya tanyakan nama kecil anda"
Nama kecil saya Eduard dan saya putera sulung........
.......dari penenun Hauser" Kalau begitu, nasib saya benarbenar baik. Tahukah anda, bahwa kebetulan sekali saya datang ke mari justru untuk mengunjungi anda" Itulah tujuan saya pergi ke Hohenthal.
Mengunjungi saya" tanya Eduard terheran-heran. Memang, anda yang hendak saya kunjungi! Saya hanya mendengar berita yang baik-baik saja tentang anda dan berdasarkan itu saya dapat mempercayai anda sepenuhnya. Anak muda itu makin membelalakkan matanya.
Siapakah tuan sebenarnya" tanyanya. Saya...........
Baik, baik! Tentang hal itu kemudian saja! jawabnya dengan tertawa.
Anda harus mengetahui, bahwa saya tahu tentang segala-galanya yang berhubungan dengan kehidupan anda. Anda diam-diam berhubungan dengan seseorang, yang mempunyai tujuan mulia, bukankah demikian"
Eduard terlompat mendengar perkataan itu. Ditatapnya orang itu, seolah-olah baru pertama kali dilihatnya; akan tetapi muka yang ditatapnya itu tersenyum ramah, sehingga hati Eduard menjadi agak lega.
Tuan, saya benar-benar tak tahu......
Orang itu telah memberi anda sejumlah uang.
Saya kurang mengerti. Saya
tidak tahu, siapa yang anda maksudkan.
Orang asing itu mengangguk, merasa puas.
Baik sekali! Saya lihat, bahwa anda dapat menyimpan rahasia, maka saya dapat mempercayai anda. Kebetulan sekali, saya
3 berjumpa dengan anda di sini. Saya tidak usah pergi mencari rumah anda. Sekarang langsung dapat saya berbicara dengan anda. Pertama-tama harus anda mempercayai saya dahulu. Maka silakanlah membaca surat ini dahulu!
Diambilnya sebuah bungkusan, yang berisi setumpuk kertas, yang dilipat-lipat dengan rapihnya. Dibukanya bungkusan itu, lalu dibukanya juga salah satu lembar kertas dari lipatannya dan digeserkannya kepada Eduard.
Eduard membacanya. Makin banyak dibacanya, makin heranlah ia. Setelah selesai surat itu dibacanya, maka orang asing itu bertanya.
Nah, bagaimana pendapat anda"
Eduard menatapnya dengan muka yang membayangkan rasa hormat yang sangat.
Apakah tuan seorang pejabat polisi yang tinggi kedudukannya" tanyanya dengan rasa kagum.
Memang tiada sulit untuk menerkanya. Akan tetapi yang ingin saya ketahui sebenarnya adalah hal lain. Sudahkan anda faham akan permintaan saya itu"
Surat-surat ini berisi pemberitahuan rahasia kepada duane di seberang perbatasan, kata anak muda itu. Itu kesimpulan yang saya tarik. Akan tetapi apa hubungan diri saya dengan surat-surat itu...........
Ia berhenti bicara, lalu memandang kepada orang asing itu dengan pandangan yang penuh mengandung tanda tanya. Orang itu menjawab pandangan yang jujur itu dengan senyum, yang sulit dapat ditafsirkan maknanya.
Terus, apa lagi" desaknya. Sulit benar untuk menerkanya!
Saya tiada melihat sangkut paut antara surat-surat itu dengan
4 diri saya. Benarkah tidak" Ingat, bahwa anda adalah pembantu seseorang, yang sedang menjalankan tugas rahasia, dan kami mengetahui dengan tepat segala-galanya tentang tugas itu.
Eduard tiada dapat memusatkan perhatiannya lagi. Jadi pelindungnya mempunyai hubungan dengan perkara ini. Atau tunggu dulu! Suatu pikiran melintas dalam ingatannya. Mungkinkah perkara ini sama dengan yang hendak dibicarakan oleh Arndt semalam itu" Perkara, yang hanya disinggungnya sepintas lalu saja, tidak mau dibicarakannya panjang lebar,
karena aku.......karena aku memberi bukti yang nyata, bahwa
aku untuk seterusnya tiada patut mendapat kepercayaannya lagi!
Eduard menarik nafas panjang. Semenjak tengah malam ia berkali-kali sudah menarik nafas demikian yang menyatakan sesalnya. Dan kini ada kesempatan, pikirnya, untuk membuktikan bahwa ia patut diserahi suatu rahasia, dan bahwa ia tidak akan berlaku secara semberono.
Saya mengerti, katanya akhirnya. Anda ada hubungan dengan pelindung saya. Dia yang telah menyuruh anda menghubungi saya..........
Tepat sekali perkiraan anda itu!
................dan sekarang anda hendak memberi tugas
kepada saya yang ada hubungannya dengan surat-surat ini. Anda dapat mempercayai saya. Berikan saja semua perintahnya. Saya tidak akan mengecewakan anda.
Baik. Surat-surat ini, seperti juga yang anda katakan tadi, bersifat rahasia dan penting sekali. Surat-surat itu harus diantarkan ke daerah seberang, tanpa diketahui oleh siapa pun juga tentang isinya. Dapatkah anda mengerjakannya"
5 Saya" Benarlah, anda! Atau mungkinkah anda agak takut" Maukah anda membuat malu kepada atasan anda, karena tiada berani melakukan sesuatu tugas"
O, tentu tidak, tuan! Nah. Maka dengarkanlah dan lakukanlah segala niatmu yang baik itu! Kami membutuhkan seseorang, yang dapat dipercayai, mengenal daerah perbatasan dengan baik dan dapat menyimpan rahasia. Ia harus membawa surat-surat itu ke daerah seberang, tanpa diketahui orang. Kerjakanlah nanti malam juga. Relakah anda"
Eduard hanya mengangguk saja. Ia merasa dirinya kecil, kecil sekali berhadapan dengan seorang yang menganggap dirinya lebih tinggi derajatnya itu, akan tetapi hatinya merasa bangga juga.
Itu menggembirakan hatiku. Upahnya pun tidak akan ketinggalan. Anda akan dimata-matai orang. Kemudian masih akan diberikan perintah lagi, kepada siapa surat-surat itu harus diserahkan. Akan tetapi, katakan saja dahulu, berapa kali sudah anda temui pelindu
ng anda" Sebanyak yang dianggapnya sendiri perlu.
Di manakah ia tinggal"
Bukankah anda sudah tahu sendiri" Mengapa masih harus ditanyakan kepada saya lagi"
Memang begitu. Sudah berapa jauh kemajuan penyelidikan tentang Hantu Hutan itu"
Itu tentu tertulis dalam laporan dinas. Bukankah itu sudah anda baca juga"
Hentikanlah berbicara seperti mengajukan teka-teki itu. Tentu saja saya telah membacanya. Akan tetapi masakan saya
6 tidak boleh bertanya dan tidak boleh mendengar jawaban yang tepat dari anda"
Saya tidak boleh menjawab pertanyaan-pertanyaan yang bertentangan dengan perintah yang telah saya dapat, kata Eduard berkeras kepala.
Bukan main! Disiplin yang ketat benar! Akan tetapi mari kita hentikan segala kelakar. Sebenarnya tadi telah saya uji anda. Saya sendiri khawatir, kalau-kalau anda mau membuka rahasia yang dipercayakan kepada anda. Akan tetapi semuanya sudah beres sekarang. Anda ternyata pembantu yang tahan uji. Saya harus mengucapkan selamat! Sambil mengucapkan perkataan itu ia menjabat tangan Eduard, yang mukanya menjadi merah padam kemalu-maluan. Anda benar-benar seorang yang dapat menjaga rahasia! Tetapi sekarang perhatikanlah pokok-pokok yang harus anda ketahui. Anda membawa surat-surat itu malam ini juga ke daerah seberang. Tentu saja anda tahu letaknya Breitenau. Di tepi desa, yang berbatas dengan hutan itu, seseorang akan menantikan kedatangan anda di balik semak belukar di sebelah kanan jalan antara jam 9 dan 10. Ia akan menegur anda dan menanyakan jalan ke Hohenthal. Itulah tanda pengenalnya bagi anda.
Anda harus memberikan surat-surat itu kepada orang itu. Dan perhatikan sekarang, inilah yang paling penting : anda harus dapat menyeberangi perbatasan dengan tiada diketahui orang. Tahukah anda sesuatu tempat, di mana anda dapat menyeberangi perbatasan tanpa diketahui orang"
Melalui jalan kecil, yang ditumbuhi pohon-pohon cemara. Saya kira, dapat saya berhasil menyeberang di situ tanpa diketahui orang.
Andai kata anda menjumpai seorang penjaga perbatasan di
7 situ, apa yang hendak anda perbuat"
Itu takkan menjadi persoalan. Saya tidak menyelundup" Pendapat anda seperti pendapat anak kecil saja. Memang anda tidak menyelundup. Akan tetapi anda membawa surat-surat, yang tidak boleh dibaca oleh sebarang orang, bahkan orang-orang duane pun tidak boleh membacanya.
Mengapa mereka tidak boleh membacanya"
Pendapat anda itu menandakan bahwa anda masih hijau benar. Barangkali saya salah pilih dengan menyerahi anda tugas sepenting ini. Saya rasa, saya harus mempertimbangkannya lagi.
Hauser cepat-cepat memotong perkataannya.
Jangan, jangan! Biarkan saya mencobanya! ia memohon. Ia takut sekali ini akan gagal juga, sehingga pelindungnya dibuat kecewa untuk selamanya. Katakan saja kepada saya, apa yang harus daya kerjakan dan saya yakin akan berhasil. Surat-surat itu tidak akan jatuh ke tangan penjaga perbatasan mana pun juga. Baik. Saya merasa gembira, karena untunglah anda, meskipun pada saat yang terakhir namun masih dapat menggunakan akal sehat anda juga. Kalau tidak, tentulah akan saya sangka, bahwa orang-orang telah melebih-lebihkan kesanggupan anda. Kalau anda bekerja untuk pemerintah, maka tiada sepantasnyalah anda menanyakan tentang ini dan itu. Anda tinggal menerima perintah saja dan melaksanakannya tanpa menggerutu. Orang-orang demikian, yang diperlukan oleh pemerintah. Mengertikah anda"
Mengerti semuanya. Baik, kalau begitu. Masih ada satu hal lagi. Saya akan menyegel surat-surat itu. Segala peralatan untuk itu ada pada saya. Jadi anda mengantarkan surat-surat itu ke daerah seberang,
8 sambil setiap waktu waspada, supaya surat-surat itu jangan sampai jatuh ke dalam tangan sebarang orang. Apa yang harus anda perbuat, seandainya seorang penjaga hutan menjumpai anda dan ingin membaca surat-surat itu, adalah terserah kepada kebijaksanaan anda. Itu urusan anda sendiri.
Baik, itu adalah urusan saya. kata Eduard sambil mengangguk.
Itu berarti, bahwa..............
Itu berarti, bahwa saya akan dapat meloloskan diri dari petugas itu.
Hm. Yakinkah anda akan berhasil"
Te ntu, seru Eduard berani. Anda harus tahu, saya cukup tangkas dan gesit. Tinggal melompat saja ke dalam semak-semak, lalu saya akan menghilang. Saya kenal baik daerah itu, setiap pohon, setiap batu dan setiap jengkal tanah itu; tak ada seorang penjaga perbatasan yang akan dapat menyamai saya. Lalu mereka masih harus mencari saya. Dalam pada itu saya sudah ada di daerah seberang dengan surat-surat penting itu, tanpa dijamah oleh seorang pun.
Baik, kalau begitu! Masih ada satu pesan lagi. Pelindung anda tahu tentang segala-galanya. Supaya ia tidak menaruh curiga, maka janganlah anda berhubungan dengannya sementara ini. Ingat baik-baik, anda tidak boleh bicara sedikit pun dengannya. Bila secara kebetulan anda terpaksa menjumpainya, maka haruslah anda usahakan supaya anda secepatnya pergi dari situ.
Baik, saya mengerti. Dan tentu saja anda tidak membicarakan dengan siapa pun tentang tugas rahasia itu!
Bagaimana mungkin" 9 Eduard berkata dengan penuh keyakinan. Pikirannya: Haha, orang itu sudah tahu juga, bahwa aku pada masa lampau telah berlaku ceroboh, terlanjur mengucapkan kata-kata, yang sedianya harus disimpan erat-erat. Hebat benar pekerjaan dinas rahasia itu. Begitu cepatnya mereka mengetahui tentang apa-apa yang terjadi.
Anda akan mendapat bayaran dari saya untuk tugas ini, kata orang asing itu. Akan saya bayar dengan cek saja"
Tidak usah, tuan! Saya sudah mendapat bayaran yang cukup.
Ini merupakan tugas istimewa! Akan tetapi baik, tentang bayaran itu boleh juga dibicarakan kemudian. Saya akan dapat menemukan anda. Jangan khawatir, setidak-tidaknya uang itu pasti akan anda terima. Jumlah yang akan anda terima empat puluh mark. Itu sudah anda ketahui lebih dahulu.
Aneh, lagi-lagi jumlah uang yang sebesar itu juga. Eduard Hauser tiada dapat mengatakan apa-apa. Ia hanya mengangguk saja. Dalam pada itu dikeluarkan oleh orang itu sebatang lak untuk menyegel, serta sepotong lilin, beberapa batang korek api dan sebuah cap. Surat-surat itu dimasukkan ke dalam amplop lalu disegel. Kemudian orang itu menjabat tangan Eduard.
Pergilah sekarang juga dan kerjakanlah sebaik-baiknya! Kopi anda akan saya bayar. Kapan anda berangkat"
Bila hari sudah mulai gelap, jadi kira-kira pukul lima. Baik!
Dan dengan kata itu didorongnya anak muda itu ke pintu. Segera Eduard berada di jalan ke Hohenthal. Ia berpengharapan penuh dan merasa gembira, karena diberi kesempatan kepadanya untuk melakukan tugas penting, yang faedahnya akan dirasakan juga oleh pelindungnya itu. Sambil berpikir demikian teringat
10 juga olehnya tentang kekasihnya Angelica, yang kini benar-benar sudah menjadi miliknya. Waktu satu setengah jam yang ditempuhnya itu berlalu tanpa terasa olehnya. Ia merasa heran juga, ketika dilihatnya, ia sudah berada di Hohenthal.
Setelah berpikir sejenak, ia berkeputusan untuk berjalan melalui desa itu, sambil berpengharapan samar-samar akan bertemu dengan Engeltje di tengah jalan. Bila tidak dijumpainya di situ, maka ia akan berjalan perlahan-lahan dekat rumah gadis itu. Mungkin gadis itu dapat melihatnya melalui jendela, sehingga ia akan keluar dari rumahnya menghampirinya.
Dan beruntung jugalah ia. Di jalan ia tidak bertemu dengan gadis itu, akan tetapi ketika ia sedang berdiri dekat pintu pagar taman keluarga Hofmann, maka segera pintu itu dibuka dan Angelica berlari keluar. Karena gembiranya, maka tiada terlihat oleh Eduard, bahwa kekasihnya sekali-kali tiada menampakkan muka yang gembira ataupun riang.
Tepat juga! katanya sambil tertawa kepada gadis itu. Itu sudah kuharap-harapkan. Kau melihat aku datang"
Ya, jawab gadis itu pendek.
Orang tuamu juga" Tidak, sebab kalau mereka melihatmu, aku pasti tidak boleh keluar.
Jadi ayahmu masih tetap membenciku"
Memang. Mungkin lebih lagi dari pada yang sudah-sudah, keluhnya. Seidelmann benar-benar berhasil untuk mempermainkannya. Mari ikut saya bersembunyi ke balik pagar, kalau tidak akan kau alami sesuatu yang kurang menyenangkan!
Cepat-cepat ditariknya Eduard, lalu dilanjutkannya ceriteranya.
11 Sekali-kali tidak kuduga, bahwa akan demikian jadinya. Ketik
a didengar ayah, apa yang telah terjadi, ia menjadi marah sekali. Langsung aku dimaki-makinya. Anak gila dan perkataan lain-lain lagi semacam itu harus kudengar. Ketika aku menjawab untuk membela diri, ia mengancam hendak memukul aku!
Itu tidak dapat dibiarkan saja! geram Eduard.
Dan ayah hendak menyuruhku ke ................... keluarga
Seidelmann! Ya, untuk bekerja sebagai pembantu rumah tangga, bukan" Bagus benar. Itu tak kan terjadi!
Dan bila ayah memaksaku"
Ia tidak dapat memaksa. Aku akan bicara dengan ayahmu tentang hal itu.
Jangankan bicara, kesempatan untuk masuk ke dalam rumah pun tidak ada, karena ayah akan melarangmu.
Kalau begitu, akan saya suruh orang lain bicara. Ayahmu pasti tidak akan dapat menolaknya. Maka janganlah khawatir, serahkan saja kepadaku semuanya itu. Akan tetapi sekarang aku tidak ada waktu. Nanti sore aku harus pergi ke Breitenau dahulu untuk menunaikan sesuatu tugas.
Ke Breitenau" Kalau begitu engkau tidak dapat kembali sebelum malam!
Itu tidak apa. Tugasku itu penting dan akan mendapat bayaran mahal pula.
Engeltje melirik kepada kekasihnya, hendak mengetahui isi hatinya.
Ya, tentu saja untuk orang itu..................."
Akan tetapi Eduard tetap menjaga rahasianya dengan gigihnya. Tiada disinggung-singgungnya juga tentang keberangkatannya, bahwa ia baru dapat berangkat setelah hari menjadi gelap,
12 sehingga bukan hanya waktu pulangnya saja ia harus menempuh hutan pada malam hari itu.
Tidak! katanya. Tugasku sekali ini tidak ada sangkutpautnya dengan orang asing itu. Lagi pula.............. telah
kukatakan kepadanya, bahwa aku pernah menceriterakan kepadamu tentang dia, lalu ia menjadi marah sekali kepadaku. Maka kau harus ingat juga akan keadaanku. Jangan mempersulit keadaanku dengan terlalu banyak bertanya.
Aku bukan anak kecil, yang selalu ingin tahu! kata Engeltje agak tersinggung. Sifat lamanya timbul kembali. Tetapi ia dapat menahan diri. Tak lama kemudian suaranya kedengaran ramah kembali, ketika ia berkata.
Pergilah bersama Tuhan, sayang! Dan waspadalah di dalam hutan yang gelap itu terhadap Hantu Hutan!
Eduard hanya mengangguk dan menjabat tangannya.
Aku akan menantikan kedatanganmu, kata gadis itu, kendati pun hari sudah malam. Aku perlu bicara sebentar denganmu. Aku benar-benar merasa takut, seperti malapetaka besar akan menimpa kita!
Tidak, Engeltje! bantahnya. Sebaliknyalah, bahagia yang sedang menanti di hadapan kita.
Kuharap saja demikian!........... Jadi aku akan menanti.
Akan kucari alasan, supaya dapat meninggalkan rumah kira-kira pukul sembilan. Nanti akan kuketuk pintu belakang rumahmu. Baik. Aku gembira mengingat akan pertemuan kita itu. Sampai nanti malam!
Sampai nanti malam. Mereka diam-diam berciuman, sudah itu mereka berpisah. Eduard pulang ke rumahnya dahulu untuk memberitahu orang tuanya, bahwa ia menjelang malam harus pergi ke Breitenau
13 untuk menyelesaikan sesuatu urusan.
Tidak ada keterangan lain lagi yang diberikannya.
Ayahnya menggeleng kepalanya, yang menandakan kecemasannya.
Akhir-akhir ini kau selalu berbuat seperti menyembunyikan sesuatu. Aku tidak suka melihatnya.
Ayah tidak usah merasa khawatir, kata puteranya untuk menenteramkan hati ayahnya. Apa yang saya kerjakan adalah halal lagi pula baik.
Aku percaya akan maksud baikmu itu, Eduard. Akan tetapi kau harus menempuh hutan pada malam hari dan menyeberangi perbatasan! Ingat akan Hantu Hutan itu! Selalu ada kemungkinan akan terjadi sesuatu dan kalau sampai terjadi sesuatu, kami tidak berdaya, karena kami tiada tahu, apa yang sedang kau perbuat dan di manakah engkau berada.
Saya yakin tidak akan terjadi apa-apa, ayah! Andai kata sampai terjadi juga sesuatu dan kalian tidak tahu apa yang harus diperbuat, datanglah saja kepada penjaga hutan. Ia seorang yang bijaksana dan suka menolong kalian dalam keadaan demikian. Ia telah membuktikan, bahwa ia suka menolong orang dalam kesusahan. Saya kira ia sayang juga kepada saya. Kalian selalu dapat pergi kepadanya. Lagi pula ia tahu segala-galanya tentang orang yang menjadi pelindung bagi saya, orang yang hanya
samar-samar kita bawa dalam percakapan kita dengan orang lain.
Dengan demikian waktu berlalu sampai malam tiba. Eduard makin tidak sabar dan makin diliputi oleh ketegangan, yang mendahului segala pengalaman yang masih belum dikenal. Dan akhirnya tibalah juga waktu itu.
Ia minta diri kepada orang tuanya, lalu pergi. Akan tetapi ia
14 tidak langsung pergi ke arah jalan kecil yang ditumbuhi pohon cemara itu, melainkan pergi dahulu ke rumah penjaga hutan.
Saudara sepupuku sedang ke luar, kata penjaga hutan. Tentu engkau datang untuk bertemu dengannya. Maaf saja nak, saya rasa, kau harus kembali lagi.
Tidak usah, pak! kata Eduard, yang merasa girang, karena segalanya berjalan tepat seperti yang dikehendakinya. Saya hanya mau mengkhabarkan sesuatu kepada anda.
Khabar untukku" Dari siapa"
Bukan itu yang saya maksudkan. Saya sendiri yang ingin mengatakan sesuatu.
Kalau begitu, katakanlah saja!
Menjelang malam saya harus pergi ke Breitenau
dan............. Jangan mempermainkan aku. Siapa yang mau menempuh hutan pada malam hari untuk menyeberangi perbatasan! Tak ada orang yang sebodoh itu!
Memang saya harus pergi, pak dan saya sekali-kali tidak takut. Saya tahu jalannya. Tak ada sesuatu yang perlu dikhawatirkan. Hm. Kurasa aku tahu, mengapa kau kemari. Kau hendak mengajakku turut pergi. Akan tetapi terus terang saja, aku tidak dapat ikut. Aku sedang membuat berbagai perhitungan, yang selambat-lambatnya besok harus selesai. Aku tidak mau
pekerjaanku terbengkalai.............
O, itu bukanlah maksud saya! kata Eduard memotong perkataan orang tua itu.
Saya akan pergi seorang diri saja. Maksud saya hanya untuk memberitahukan anda tentang kepergian saya.
Mengapa harus kuketahui"
Saya sendiri pun tidak tahu. Hanya saya merasa lebih aman,
15 jika ada orang lain yang mengetahui ke mana saya pergi. Dengarlah nak! Perkataanmu itu kedengarannya seperti mengandung alamat buruk. Perasaan demikian janganlah kau abaikan! Janganlah pergi! Batalkan saja niatmu itu demi kepentinganmu sendiri!
Terimakasih atas perhatian bapak, akan tetapi saya harus pergi juga. Saya telah berjanji. Perkara ini penting sekali dan tidak dapat ditunda-tunda.
Bolehkah aku tanya, urusan apakah sebenarnya yang harus kauselesaikan itu"
Maaf saja pak. Tak dapat saya beritahukan, karena saya telah berjanji hendak memegang rahasia ini.
Baik. Kita harus dapat memegang janji, bila perlu. Maka pergilah nak. Tuhan beserta denganmu.
Mereka berpisah dengan berjabatan tangan, lalu dengan mengeluh penjaga hutan itu membungkuk lagi ke hadapan surat-surat yang harus diselesaikannya. Eduard mula-mula melalui jalan yang agak besar, kemudian ia berbelok ke arah jalan kecil yang ditumbuhi pohon cemara.
Malam itu dingin serta gelap. Bulan sepanjang waktu bersembunyi di balik awan tebal. Itu membuat perjalanannya bertambah sulit. Untunglah salju itu membuat keadaan lebih terang. Dengan tenang anak muda itu melanjutkan perjalanannya menempuh salju itu.
Tiada berapa lama kemudian didengarnya bunyi desir air dari suatu anak sungai. Akhirnya sampailah ia dekat sebuah titian pada anak sungai itu.
Titian itu hanya terdiri dari sebilah papan yang diliputi oleh es. Air dari anak sungai berdesir di bawah lapisan es. Tidaklah tanpa bahaya berjalan dalam gelap di atas titian itu, maka Eduard pun
16 melangkahkan kakinya dengan hati-hati, perlahan-lahan, satu per satu di atasnya.
Akan tetapi ketika ia tepat berada di tengah-tengah titian itu terdengarlah suara orang memerintah dari seberang anak sungai. Hal itu sangat mengejutkannya.
Hantu Pegunungan Batu Karya Karl May di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Berhenti! Siapa di situ"
Ia berdiri terpaku, terperanjat mendengar suara itu. Hening sebentar sebelum ia menjawab.
Seorang kawan, serunya sebagai jawab.
Cepat ia berpikir apa yang hendak diperbuatnya. Ia berada dalam keadaan serba susah. Ia tidak boleh melarikan diri, supaya jangan orang menaruh curiga, akan tetapi harus diusahakannya juga, supaya ia tidak berhadapan dengan orang itu.
Sedang ia ragu-ragu, didengarnya bunyi gemerentang senjata. Jadi orang-orang yang di hadapannya itu adalah penjaga perbatasan. Ia mundur selangkah de
mi selangkah. Berhenti! terdengar suara orang di belakangnya juga. Siapa di situ"
Seorang kawan, katanya sekali lagi.
Berdiri di tempat dan jangan bergerak!
Di kedua belah tepi anak sungai itu berkumpullah orang-orang, yang bermunculan dari balik pohon-pohonan. Nah, kini pengantar surat-surat rahasia itu sudah terkepung. Apa akal" Haruskah ia menyerah begitu saja"
Tidak! Sungguhpun papan itu licin karena lapisan es yang melekat padanya, namun ia berhasil juga melompat ke arah seberang. Ia tiba di tengah-tengah rombongan penjaga perbatasan itu, yang agak bingung karena dalam gelap itu mereka pun tidak dapat melihat dengan jelasnya. Dengan meninju kedua orang
17 yang berlanggar dengannya, Eduard dapat meloloskan diri dari kepungan mereka, lalu hendak berlari secepat-cepatnya.
Tembak! kedengaran aba-aba diberikan di belakangnya.
Tembakan dilepaskan beberapa kali.
Eduard merasa, seperti ada orang yang memegang lengannya dan menariknya kuat-kuat. Akan tetapi hal itu tidak dihiraukannya. Ia melepaskan diri dan berlari terus.
Sayang sekali, bahwa dalam keadaan gelap seperti itu orang hampir-hampir tidak dapat berlari di dalam hutan itu. Pohon-pohonan tiada terlihat. Maka tiada mengherankan, bila Eduard sesudah melompat beberapa kali akhirnya terlanggar kepalanya pada sebatang pohon, sehingga langsung jatuh ke atas tanah.
Ia ada di sana! Itulah dia! Tangkap dia! Itu dia terbaring dekat pohon! teriak pengejar-pengejarnya hiruk-pikuk.
Lentera-lentera dinyalakan dan sebelum Eduard sempat berdiri kembali, ia sudah disergap oleh para penjaga perbatasan itu. Eduard yang sudah menderita luka-luka itu tiada tahan akan keadaan demikian, lalu jatuh pingsan. Benturan kepalanya pada batang pohon itu cukup keras untuk melukai kepalanya. Untunglah keadaan badannya cukup kuat, sehingga tiada lama kemudian ia membuka matanya lagi. Ketika itu dilihatnya di cahaya lentera yang agak redup kira-kira selusin penjaga perbatasan serta polisi mengelilinginya. Ia berusaha untuk menggerakkan badannya, akan tetapi melihat bahwa tangannya sudah terbelenggu; hanya kakinya yang dapat digerakkannya dengan bebas.
Di hadapannya berdiri seorang yang memakai seragam komisaris polisi, yang terus menerus mengawasinya. Ia sangat terkejut ketika melihat, bahwa orang yang memandangnya dengan pandangan tajam itu memegang pedang di tangan
18 kirinya dan bungkusan berisi surat-surat yang disegel itu di dalam tangan kanannya.
Terdengar oleh Eduard perkataannya, Ia sudah sadar kembali! Tolonglah dia supaya dapat tegak kembali dan sandarkannya pada sebatang pohon; akan tetapi waspadalah, bila ia berusaha hendak melarikan diri, maka tembaklah saja kakinya!
Dua orang polisi mengangkat badan Eduard, lalu menyandarkannya pada sebatang pohon.
Siapakah anda" Tanya komisaris itu.
Eduard menyadari, bahwa berbohong dalam keadaan ini tiadalah akan berguna.
Nama saya Hauser, katanya terus terang.
Bagus! kata orang itu dengan tertawa menakutkan. Dan apa maksud anda di sini"
Saya dalam perjalanan ke Breitenau.
Lalu apakah maksud anda ke situ"
Mengantarkan suatu kiriman.
Dari siapa dan untuk siapa"
Saya tidak boleh memberitahukannya.
O, jadi itu rahasia. Sangat mencurigakan! Tahukah anda, bahwa kami sanggup memaksa anda berbicara"
Tentu saja dapat, akan tetapi anda tidak akan melakukannya. Saya bukanlah orang yang bersalah, masakan hendak
di.................... Omong kosong! hardik komisaris itu memotong perkataannya. Lagi pula keterangan anda tidak lagi kami butuhkan. Bungkusan ini akan memberi keterangan-keterangan yang seperlunya. Maka saya akan membukanya.
Jangan dibuka! kata Eduard ketakutan.
Siapa yang dapat melarang saya" Anda barangkali"
19 Permintaan saya hanya, supaya anda jangan membuka rahasia saya. Isi bungkusan itu dokumen-dokumen pribadi, yang tidak boleh dibaca oleh orang-orang yang tidak berwenang.
Lucu benar ucapan anda itu. Orang-orang polisi dan pengadilan bukanlah orang-orang yang tidak berwenang! Komisaris itu menyuruh bawahannya menyuluhinya, lalu membuka bungkusan pembawa sial itu.
Hm! Hanya surat-surat saja! Tiada
terdapat barang selundupan! Untuk itu ia tidak usah melarikan diri. Baik kita tunggu saja, sampai sudah kita baca isi surat-surat itu.
Eduard meluap-luap amarahnya, karena ia terpaksa berdiam diri saja, tanpa berdaya melihat rahasianya itu sedang dibongkar orang.
Anda lihat, bahwa saya telah berbicara dengan sejujurnya, katanya sambil kembang kempis dadanya.
Maka saya minta, supaya anda melepaskan saya. Janganlah terburu-buru, kawan" kata komisaris itu. Kami masih belum selesai. Apakah anda di samping surat-surat ini tidak membawa barang-barang lain yang harus dikenakan bea cukai"
Tidak! Aneh. Kalau begitu, apa sebabnya anda melarikan diri serta memberi perlawanan"
Eduard merasa, bahwa ia tidak dapat memberi keterangan yang memuaskan mengenai hal itu, maka ia agak ragu-ragu.
Surat-surat itu tidak boleh disentuh oleh siapa pun juga, termasuk juga oleh pejabat, katanya akhirnya dengan susah payah. Karena itu juga, maka saya harus berjanji, bila berjumpa dengan seorang duane, saya harus melarikan diri dan tidak boleh menyerahkan surat-surat itu kepadanya.
20 Kepada siapa anda harus berjanji demikian" Tanya komisaris itu. Siapakah yang telah mempercayai anda bungkusan itu" Seorang, yang telah berkenalan dengan saya di rumah makan Lembu Emas , demikian Eduard harus mengakui perbuatannya, karena merasa terdesak ke sudut.
Siapakah orang itu, siapakah namanya dan apakah pekerjaannya"
Namanya tidak mau disebutnya. Nampaknya ia seorang pejabat tinggi kepolisian.
Komisaris itu mengamati muka anak muda itu, seakan-akan hendak menyelidiki jiwanya sedalam-dalamnya. Dan karena Eduard mengembalikan pandangan komisaris itu dengan tiada merasa takut sedikit pun, maka akhirnya sikap komisaris itu berubah menjadi agak ramah.
Bukan main. Jadi anda dengan cara yang tiada lazim telah berkenalan dengan seseorang, yang memberi anda suatu tugas rahasia. Saya ingin mendengar lebih banyak lagi tentang hal itu!
Kini Eduard terpaksa berbuat sesuai dengan perintah komisaris itu. Ia menyajikan ceriteranya demikian, sehingga tidak menyinggung-nyinggung sedikit pun tentang pelindungnya Arndt serta rencana-rencana yang dibuatnya. Dengan demikian ia hanya merugikan dirinya sendiri saja, karena hanya Arndtlah, yang dapat membuktikan bahwa ia tiada bersalah, atau sekurang-kurangnya dapat membelanya.
Itulah sebabnya, maka ceriteranya itu kedengarannya agak kusut dan kurang jelas. Namun komisaris itu mengangguk juga.
Semuanya itu kedengarannya agak aneh, katanya, akan tetapi saya mau mempercayai anda. Orang yang masih hijau seperti anda mungkin dapat dipermainkan demikian. Akan saya
21 simpan surat-surat itu dan saya selidiki perkara itu. Akan tetapi janganlah anda sekarang mengira, bahwa kami sudah merasa puas dengan perbuatan anda itu. Anda tampaknya seperti orang yang tiada bersalah, setiap orang yang mendengar anda akan mendapat kesan demikian, namun mungkin juga anda penjahat ulung dan licin, yang pandai memperdayakan orang.
Masya Allah, tuan komisaris, seru Eduard terperanjat. Tunggu saja! Akan kubuktikan, meski berapa pandai pun anda menyembunyikannya, bahwa anda adalah seorang penyelundup. Bagaimana dapat anda menjelaskan tentang adanya renda itu"
Menjelaskan..........tentang apa"
Komisaris itu membuat isyarat, yang ditujukannya kepada sesuatu di balik semak belukar. Tak lama kemudian keluarlah Frits Seidelmann dari tempat persembunyiannya. Kerenyut mukanya menandakan dendam kesumat, yang disimpannya dalam hatinya. Hati Eduard Hauser menjadi kecut melihatnya.
Kini aku mempunyai purba sangka yang suram-muram, katanya agak ragu-ragu. Setiap kali, bila aku tertimpa oleh suatu kemalangan, maka keluarga Seidelmann selalu ada di belakangnya. Sekali ini pun akan demikian juga.
Mari kita lihat, jawab komisaris itu. Tuan Seidelmann telah melaporkan perbuatan anda kepada kami. Anda adalah seorang penyelundup. Anda sendiri tentu lebih tahu tentang hal itu. Tetap berdiri di tempat, Hauser!
Ia meraba-raba tepi baju Eduard.
Hm! geramnya kemudian. Ada sesuatu yang tidak beres dengan baju ini. Itu harus kami selidiki
dahulu. Ia mengambil sebuah pisau lipat dari dalam sakunya lalu membelah kain lapisan baju Eduard dengan pisau itu. Kemudian tangannya dimasukkannya ke dalam lubang itu.
22 Anda masih tetap bersikeras, tidak membawa sesuatu barang, yang harus dikenakan bea cukai" tanyanya, seraya tangannya masih tetap berada di antara dua lapisan kain itu meraba-raba. Saya berani bersumpah.
O, begitu. Dan apakah ini"
Lalu dikeluarkannya selajur renda yang agak panjang dari dalam lubang baju itu.
Eduard terperanjat melihatnya.
A.........apa i........tu" tanyanya terbata-bata.
Itulah renda, yang kami maksudkan tadi, nak! Bea masuk pada barang semacam itu harus dibayar tinggi di daerah seberang! Mungkin anda mengira, bahwa bea masuk di daerah Bohemia itu bukanlah urusan kami. Kalau begitu, anda khilaf. Orang-orang duane di sini dan di daerah seberang itu bekerja sama. Maka anda tiada akan luput dari hukuman anda. Bukti pelanggaran anda ada di tangan kami.
Dengan mengucapkan perkataan ini diangkatnya renda itu tinggi-tinggi.
Nah, jadi jelaskan sekarang saja, mengapa benda ini ada di dalam baju anda" tanyanya, ketika Eduard tetap tiada berkata-kata.
Saya tidak tahu! kata Eduard dengan pasti. Saya berani bersumpah, bahwa saya tidak tahu menahu sedikit pun juga tentang renda itu.
Jadi anda bukanlah seorang penyelundup"
Bukan! Anda juga bukan Hantu Hutan"
Hantu Hutan" Apa maksud anda"
Bukankah anda sendiri mengaku sebagai Hantu Hutan" Saya" Sekali-kali tidak!
23 Hm! Coba bacalah surat ini!
Komisaris itu mengangkat lenteranya untuk menyuluhi surat yang pernah ditulis oleh Eduard kepada Strauch dan yang kini ternyata membawa sial baginya.
Eduard merah padam mukanya.
Haha! Seru komisaris itu. Sekarang terbuka kedok anda. Ceriterakan saja sejujurnya. Siapa yang menulis surat ini" Saya, mengaku Eduard.
Dan anda telah menandatangani dengan Hantu Hutan " Benar, akan tetapi saya bukanlah Hantu Hutan.
Dan saya harus percaya saja. Janganlah menggunakan dalih yang agak bersifat kekanak-kanakan itu!
Saya eh, saya mau, eh, duduknya perkara lain dari pada yang anda sangka. Saya hendak menakut-nakuti Strauch. Karena itu saya menggunakan nama Hantu Hutan itu.
Komisaris itu tertawa, seolah-olah mendengarkan suatu lelucon. Ia sedang bergembira. Akhirnya, akhirnya tertangkap jugalah si cerdik itu, yang telah menimbulkan berbagai kesusahan dan membuatnya tiada dapat tidur selama beberapa malam.
Anda telah menandatangani sebuah surat dengan Hantu Hutan; anda telah berusaha melintasi perbatasan pada malam hari, supaya jangan diketahui orang; ketika ditegur berusaha untuk melarikan diri; kami telah menemukan renda di baju anda. Apakah itu bukan bukti yang cukup atas kesalahan anda" Dalih tidak akan bermanfaat bagi anda. Jagalah dia dengan baik. Kalian sudah mengetahui bahwa ia adalah Hantu Hutan, seorang penjahat berbahaya, yang tiada memandang jiwa seseorang. Bawalah dia!
Semuanya ini melalui Eduard seperti suatu arus yang liar. Ia tiada berdaya menghadapinya dan membiarkan dirinya
24 dihanyutkan olehnya. Ia merasa seakan-akan menjadi lumpuh dan hampir-hampir tiada dapat berpikir dengan baik lagi.
Surat-surat yang malang itu! Selalu mengganggu dalam pikirannya. Surat itu sumber dari segala kesusahan, karena surat itu menjadi bukti tentang kesalahannya. Lagi pula perjalanan pada malam hari itu dan usahanya melarikan diri dari orang duane itu. Aduh, mengapa segala itu harus dialaminya"
Akan tetapi yang paling malang baginya adalah lajur renda yang ditemukan mereka dalam bajunya itu. Eduard memeras ingatannya untuk mengetahui, dari mana datangnya benda itu. Akhirnya timbul suatu persangkaan dalam hatinya, bahwa pekerjaan jahat ini telah dilakukan oleh seorang yang sangat membencinya.
Sedang ia berdiri di situ tanpa berkata-kata dan tanpa bergerak, komisaris itu berbicara dengan orang-orangnya dan dengan Frits Seidelmann.
Mereka bermusyawarah dengan berbisik-bisik, supaya tiada terdengar oleh orang tahanannya, akan tetapi tahanannya itu tidak menaruh perhatian kepada mereka. Akhirnya ia agak menguasai dirinya lagi dan mulai
mengucapkan kalimat-kalimat yang tiada teratur menyatakan dirinya tiada bersalah, dan bahwa ia berani bersumpah.
Saya tidak dapat membela diri, katanya akhirnya dengan air mata berlinang-linang. Saya terpaksa membiarkan orang menuduh saya. Namun saya bukanlah penyelundup dan bukan penjahat pula. Saya tidak ada sangkut-pautnya dengan Hantu Hutan. Saya hanya dapat mengatakan, bahwa akhirnya semuanya akan menjadi jelas dan beres kembali.................
Diam! hardik komisaris itu memotong perkataannya. Ia sudah terpengaruh benar oleh Seidelmann, sehingga menaruh
25 prasangka yang buruk bagi Eduard. Segala alasan dan dalih anda takkan berguna. Anda sudah jatuh ke tangan kami. Lebih baik anda memperlihatkan sikap anda yang menyesal. Sekarang mari kita berangkat ke Hohenthal. Akan kita lihat, apa yang dapat ditemukan dalam rumah keluarga Hauser itu!
Ya Tuhan, jangan pergi ke situ! seru Eduard.
Mengapa anda begitu terkejut" Tentu karena anda takut, kami akan menemukan bukti-bukti lagi di situ tentang kesalahan anda. Maka sebaiknya akuilah saja kesalahan anda!
Tidak. Saya terkejut, karena mengingat orang tua saya. Kasihanilah orang tua itu! Bila mereka tahu, bahwa saya ditangkap, berita itu dapat menyebabkan kematian mereka! Itu salah anda sendiri, Hauser! Maka anda harus turut menanggung dosa kematian orang tua anda juga! Akan tetapi saya bukanlah orang yang tiada berperikemanusiaan. Saya akan mempersiapkan orang tua anda, sebelum kami masuk ke dalam. Mari kita berangkat sekarang!
Rombongan mulai berjalan perlahan. Beberapa orang tinggal di belakang untuk mengembalikan kuda.
Perjalanan melalui hutan dan padang itu terasa oleh Eduard sebagai lama sekali, akan tetapi setelah mereka sampai pada tujuannya perjalanan itu sebaliknya terasa terlalu cepat.
Orang tuanya yang malang itu!
Komisaris itu menyuruh Eduard menunjukkan rumahnya. Kemudian ia berlari mendahului.
Ketika ia memasuki gang yang sempit di dalam rumah itu, keluarga Hauser baru selesai dengan makan malam. Bapak Hauser sedang mengucapkan doa syukurnya.
Komisaris itu agak ragu-ragu. Ia berdiri mendengarkan di muka pintu. Doa yang diucapkan penenun itu doa yang setulusnya
26 keluar dari hati seorang yang beriman. Itu terasa juga oleh orang yang sedang mendengarkan di balik pintu, lalu ia diliputi oleh perasaan yang ganjil. Mungkinkah Hantu Hutan itu putera seseorang, yang sudah nyata adalah seorang yang beriman"
Pikiran demikian dihalaunya jauh-jauh, lalu ia mengetuk pintu dan masuk ke dalam.
Sambil dengan ramah mengucapkan salam selamat sore ia menghampiri meja, di mana keluarga itu sedang duduk mengelilinginya. Bapak dan Ibu Hauser bangkit berdiri memberi hormat.
Saya adalah komisaris polisi dan saya ke mari dengan tugas, katanya, sambil mengawasi gerak-gerik orang tua itu dengan saksama.
Apakah kehendak anda" tanya bapak Hauser dengan tenang. Apakah kami diperlukan untuk menjadi saksi pada salah satu perkara"
Bukan, perkara ini mengenai anda sendiri.
Mengenai kami sendiri"
Komisaris itu masih tetap mengamati kedua orang tua itu.
Anda penyelundup! Nyonya Hauser menjadi pucat pasi mendengar perkataan itu. Akan tetapi suaminya hanya menggeleng kepalanya sambil tersenyum.
Tak usah takut, bu! Orang dapat mengeluarkan pendapat yang ganjil-ganjil. Akan tetapi orang yang mempunyai hati bersih, takkan dapat diapa-apakan.
Ya, tetapi sekali-kali bukanlah omong kosong, tuan Hauser! kata komisaris itu. Putera anda adalah seorang penyelundup!
Putera saya Eduard" Dia dapat saya jamin, takkan berbuat demikian.
27 Jangan terlalu cepat menjamin! Katakan saja, di mana ia sekarang berada!
Ia telah pergi ke Breitenau.
Apa maksudnya ke situ"
Ia dengan suatu tugas ke situ.
Itu berarti : Ia melakukan pekerjaan menyelundup. Di tengah jalan ia tertangkap.
Tertangkap" Tetapi bukan sebagai penyelundup"
Benar, sebagai penyelundup.
Bapak Hauser masih tetap tersenyum saja.
Saya kurang tahu, mengapa anda berkata demikian. Mungkin anda khilaf, mungkin salah mengerti, mungkin juga anda sedang mengemukakan sesuatu lelucon yang kurang lucu.
Anda salah. Saya sungguh-sungguh. Bahkan kami dapat menemukan barang selundupan dalam baju putera anda.
Ibu, kau peraya juga" Tanya Hauser dengan tenang.
Nyonya Hauser hanya menggelengkan kepalanya.
Aku pun tidak. Putera kami bukanlah penjahat. Lagi pula - perkataan ini ditujukan kepada komisaris - barang apa yang ditemukan itu, tuan komisaris"
Renda yang mahal harganya. Disembunyikan dalam lapisan bajunya.
Nyonya Hauser memegang erat-erat sandaran kursinya dengan tangan gemetar. Ia menggerak-gerakkan bibirnya, akan tetapi tiada dapat mengeluarkan kata-kata. Penenun tua itu hanya menggeleng-geleng kepalanya seperti seorang yang sedang mempertimbangkan masak-masak sesuatu hal yang tak mungkin terjadi.
Renda! katanya perlahan-lahan. Sekarang aku mengerti. Barang demikian harus dikenakan bea cukai yang mahal di
28 daerah seberang. Akan tetapi ada sesuatu yang kurang beres, sesuatu yang tak mungkin. Putera kami tak mungkin terlibat dalam perkara gelap seperti itu.
Komisaris itu membiarkannya dengan lamunannya. Ia menanti dengan sabar dan akhirnya Hauser yang mengalami percobaan berat itu meluruskan badannya dengan tiba-tiba, lalu menentang mata komisaris itu.
Jadi bagaimana komisaris" Anda telah menahan Eduard" Benar, ia ada di luar.
Anak yang malang! Kami terpaksa menggeledah rumah anda, kata komisaris itu dengan nada yang lebih keras. Maksud saya hanyalah untuk mempersiapkan anda, supaya jangan terlalu terkejut mendengar berita itu.
Nyonya Hauser merintih dan menyembunyikan mukanya ke dalam pangkuannya. Akan tetapi Hauser tetap tenang saja, meskipun nafasnya kedengaran lebih berat.
Jangan terlalu terkejut" Benar, benar. Maka terimakasih atas keprihatinan anda. Akan tetapi baik anda membawa masuk saja putera saya. Saya tahu, bahwa ia sama-sama tidak bersalah seperti anda atau saya.
Ya, tuan. Dan andai kata saya khilaf juga, maka akan saya atur demikian, sehingga ia akan mengakui perbuatannya. Ia akan mematuhi keinginan saya, hal itu dapat saya jamin.
Eduard, yang sementara itu sedang berdiri di hadapan rumah bersama orang-orang yang mengikutinya, termasuk juga Frits Seidelmann, tiba-tiba merasa sakit yang menusuk-nusuk pada pangkal lengannya dan ketika itu juga ia merasa sesuatu yang basah mengalir di atas tangannya.
Tadi tentu aku terkena sebuah peluru, pikirnya. Akan tetapi hal
29 itu tidak dihiraukannya. Makin banyak orang yang mengeluarkan kepalanya dari jendela, sehingga Eduard merasa seperti disiksa, harus menunggu lama-lama di luar.
Pada saat ini komisaris memberi perintah, supaya orang tahanannya dibawa masuk.
Dua orang duane membawa Eduard masuk ke dalam rumah. Seidelmann mengikut. Sebenarnya kehadirannya itu sekarang tidak diperlukan lagi, akan tetapi karena tidak ada orang yang menghalang-halanginya, maka ia masuk juga, supaya dapat menyaksikan segala kejadian. Pengiring-pengiring yang lain tinggal di gang.
Eduard, seru ibunya terkejut, ketika melihat puteranya. Kau berdarah!
Ia hendak menghampiri puteranya, akan tetapi suaminya menghalanginya.
Biarkan saja, bu! Luka jasmani masih lebih ringan dari pada luka rohani! Eduard, kemarilah!
Perkataan itu kedengarannya pendek, jujur dan keras, seperti kebiasaan penduduk daerah pegunungan itu. Hal itu pun tiada luput dari pengamatan komisaris itu, namun ia membiarkan bapak Hauser bertindak sesuka hati dengan puteranya. Eduard berjalan diapit oleh kedua pengiringnya menghampiri ayahnya. Benarkah kamu telah menyelundup" tanya bapak Hauser. Tidak.
Akan tetapi mereka menemukan renda dalam bajumu. Ia mengangkat tangannya seolah-olah hendak mengangkat sumpah. Eduard, di hadirat Tuhan, yang Maha tahu dan Maha pengasih, jawablah pertanyaanku ini : Bagaimana sampai lajur renda itu ada di dalam bajumu"
Saya sekali-kali tidak tahu menahu tentang hal itu. Renda itu
30 sudah ada di dalam baju saya, dijahit antara lapisan-lapisan kain baju itu. Saya sendiri merasa heran, bagaimana renda itu sampai ada di situ.
Nampaknya seperti ayahnya hendak menembusi jiwanya dengan pandangannya.
Bu, kau percaya kepadanya"
Ya, bisik ibunya, ia anak saya dan........
.. Baik, kata suaminya memotong perkataannya. Saya pun percaya, bahwa ia tiada bersalah. Tuan komisaris duduknya perkara tentunya berlainan dengan yang anda kira. Jika putera saya ditangkap begitu saja, maka itulah merupakan kejahatan yang lebih besar dari pada menyelundup. Tuhan akan mengatur segala-galanya demikian, sehingga yang bersalah tentu akhirnya akan kena tangkap.
Bagus. Terus lindungi dia saja! seru pada saat itu Frits Seidelmann, yang sedang berdiri dekat pintu. Ia tentu juga bukan yang membubuhkan tandatangannya sebagai Hantu Hutan di bawah sebuah surat.
Baru sekarang tampak oleh bapak Hauser Seidelmann.
O, anda turut juga dalam rombongan ini" Tentu andalah yang mengadukan"
Itu bukan urusan anda. Akan tetapi memanglah benar anda. Tak akan saya pungkiri. Setiap orang harus turut mengambil bagian dalam perjuangan kita untuk menemukan dan membasmi gerombolan Hantu Hutan.
Saya harus mengakui, bahwa anda benar-benar dapat dipakai orang sebagai teladan dalam memenuhi kewajiban dan tanggung jawab! kata penenun itu secara sinis. Kemudian ia berpaling lagi kepada Eduard. Apakah maksudnya dengan surat itu" Benarkah apa yang dikatakannya itu"
31 Benar, ayah! kata puteranya sambil mengangguk, lalu diceriterakannya secara singkat, bagaimana ia sampai menulis surat kepada Strauch dan menandatanganinya dengan Hantu Hutan.
Dengan mengerutkan dahi, ayahnya mendengarkan tanpa memotong perkataan puteranya. Ibunya melihat dengan mata terbelalak. Keterangan Eduard membuatnya sangat terkejut. Anak-anak kecil bergerombol di suatu sudut yang gelap seperti segerombolan binatang yang sedang ketakutan.
Komisaris itu mengamati ayah dan puteranya secara bergilir. Ia mendapat kesan, bahwa keluarga Hauser itu tak dapat disangkal lagi adalah orang-orang yang menjunjung tinggi kehormatannya. Bapak Hauser mempunyai kewibawaaan dan memegang kendali dalam keluarga itu dan dalam kehidupan kekeluargaan seperti itu jarang ditemukan seorang penjahat sebagai anggotanya. Itu diketahui pula oleh polisi yang berpengalaman itu, maka ia tidak segan-segan menggunakan pengetahuannya itu untuk mengadakan pertimbangan-pertimbangan lagi yang lebih lunak.
Eduard telah selesai menceriterakan pengalamannya. Mula-mula ayahnya memberinya teguran-teguran yang agak keras karena perbuatannya yang ceroboh itu. Kemudian ia berpaling kepada komisaris.
Seperti anda lihat, katanya, putera saya itu telah melakukan perbuatan yang sangat ceroboh dan bodoh. Dengan sendirinya ia harus memikul akibatnya. Itu kelak akan menjadi pelajaran baginya. Namun karena perbuatan itu ia masih belum menjadi penjahat! Perkara renda selajur yang diliputi rahasia itu kemudian tentu akan menjadi jelas dan anda tak akan dapat menemukan barang-barang selundupan dalam rumah saya, atau barang-barang lain yang dapat dipakai sebagai bukti untuk
32 memberatkan kesalahan putera saya. Silakan mencari saja! Kami akan menanti dengan hati yang tenang hasil-hasilnya.
Kini komisaris itu memberi aba-aba kepada bawahannya untuk memulai penggeledahannya. Tiada seorang pun yang diberi izin keluar dari ruangan itu. Sedang menantikan kelanjutan dari perkara itu, keluarga Hauser melihat ke luar, ke dalam kegelapan malam itu.
Di depan rumah keluarga Hofmann pintu rumah terbuka. Cahaya lampu yang terang keluar dari pintu itu dan jatuh sebagai lajur yang lebar ke atas salju. Dalam cahaya ini terlihat Engeltje yang rupanya dalam keadaan tergesa-gesa sekali serta kacau-balau berlari keluar dari rumahnya.
Tak lama kemudian pintu kamar dari rumah keluarga Hauser terbuka dan Engeltje masuk ke dalam, sambil menangis tersedu-sedu. Karena ketegangan dalam perasaannya, maka mula-mula tiada dilihatnya, bahwa dalam ruangan itu sedang terjadi sesuatu yang luar biasa. Ia hanya melihat Eduard, berlari menghampirinya, lalu memeluknya.
Tolong aku. Ayah hendak.....................
Baru sekarang nampak kepadanya, bahwa Eduard sedang terbelenggu dan bahwa darah menitik dari lengan bajunya. Astaga, apa yang terjadi atasmu" serunya.
Eduard menundukkan kepalanya. Ia gemetar sekujur badannya, demikian malunya dan
putus asanya. Engeltje, aku tertangkap di hutan dan ditahan.
Ditahan" Kau" Mengapa"
Aku dituduh menyelundup. Itu kan omong kosong belaka"
Dan mereka mengira aku ini Hantu Hutan. Dia yang berdiri di sana, yang mengadukanku.
33 Dengan menggerakkan kepalanya ia menunjuk ke arah tempat Seidelmann berdiri, yang sedang mengawasi dengan bibir terkatup dan mata bersinar-sinar, yang membayangkan kebencian dan kesukaan hatinya melihat lawannya menderita demikian.
Angelica berpaling dengan tiba-tiba. Baru sekarang dilihatnya Seidelmann. Mukanya mengeras. Kedua belah tangannya dikepalnya.
Yang berdiri di situ, diulanginya perkataan Eduard dengan perlahan. Tentu saja, siapa lagi kalau bukan dia! Dia adalah penyebab segala kemalangan. Karena dia ayahku hendak memukulku dan mengusirku dari rumah.
Kemudian ia berjalan dengan amarah meluap-luap ke arah Seidelmann, sambil mengancam dengan mengacungkan tangannya. Ia benar-benar iblis dalam tubuh manusia! Binatang! Tuhan di langit akan menghukumnya, penjahat, penipu, bajingan yang tak mengenal malu itu...........
Komisaris itu hendak melerai mereka, karena ia khawatir akan terjadi malapetaka. Akan tetapi gadis itu tiada menguasai dirinya lagi dan lebih cepat dari pada dia. Dengan gerak cepat diraihnya senapan, yang tersandar pada dinding di sebelahnya. Orang-orang polisi dan duane telah meletakkan senapannya di situ, supaya jangan terhambat olehnya dalam pekerjaannya menggeledah rumah.
Senapan dipegang dan dibidikkan kepada Seidelmann dikerjakannya dengan satu gerak saja. Sebenarnya Angelica tidak mau menembak, maksudnya hanya untuk menakut-nakuti belaka.
Akan tetapi sayang, peristiwa itu lain jalannya. Secara tak sengaja tersentuh oleh tangannya picu senapan itu. Tembakan
34 meletus, gegap gempita kedengarannya. Seidelmann berteriak, bergoyang ke kiri dan ke kanan, lalu jatuh ke atas tanah.
Engeltje diam tanpa bergerak sedikit pun beberapa waktu lamanya. Kemudian senapannya terjatuh dari tangannya. Dengan menjerit keras-keras gadis itu roboh pingsan.
Komisaris yang hendak mencegah kejadian itu masih sempat menampung gadis itu di tangannya. Kemudian dibaringkannya perlahan-lahan gadis itu ke atas tanah.
Hiruk-pikuk orang di dalam rumah mendengar bunyi tembakan itu. Orang-orang yang menggeledah rumah pun turut berlari-lari. Mereka yang berada di dalam kamar berdiri berdesak-desakan. Kacau-balau seluruhnya. Eduard berlutut di sebelah Angelica. Tangannya yang terbelenggu itu meraba-raba muka gadis itu.
Dengan suara keras komisaris itu memerintahkan supaya diam. Pertanyaannya yang pertama ditujukannya kepada penjaga perbatasan, yang sedang memeriksa tubuh Seidelmann.
Bagaimana" Mati atau luka-luka saja"
Penjaga perbatasan berusaha menghentikan darah yang keluar dari kepala Seidelmann dengan memakai sehelai sapu tangan.
Tak perlu khawatir! katanya. Ia hanya pingsan saja. Jatuhnya itu kelihatannya terutama disebabkan oleh rasa terkejut. Di sini, pelipisnya sebelah kiri telah kena gores oleh sebuah peluru penabur.
Penabur" Haha, saya mengerti. Dalam pemburuan terhadap kaum penyelundup lebih baik digunakan penabur dari pada peluru biasa. Akan tetapi mengapa senapan itu begitu mudah meletus"
Senapan itu kepunyaan saya, komisaris. Saya telah menembakkan senapan itu di jalan kecil yang ditumbuhi pohon cemara, kemudian mengisinya kembali dan ketika itu mungkin
35 terlupa oleh saya mematikan picunya.
Untuk kelalaian itu anda patut mendapat teguran. Anda kan sudah tahu benar peraturannya mengenai pemakaian senapan itu. Mari kita lihat lukanya dahulu.
Memang Seidelmann hanyalah pingsan saja. Darahnya diusahakan supaya berhenti mengalir; kemudian kepalanya dibalut. Tak lama kemudian ia sadar kembali. Ia segera memegang kepalanya.
Komisaris, katanya dengan berang, anda telah menyaksikan sendiri, bahwa perempuan itu telah menembak saya! Benarlah, tuan Seidelmann.
Ia hanya melukai saya, akan tetapi mungkin juga saya terbunuh olehnya. Maka saya menuntut, supaya anda melakukan tugas anda, menangkap perempuan yang hendak membunuh saya itu.
Komisaris itu membuat isyarat supaya
ia menenangkan diri. Tenang-tenang saja, tuan Seidelmann. Saya tahu benar peraturan-peraturannya, dan saya akan berbuat sesuai dengan kewajiban saya.
Dan saya akan...... Anda akan pulang ke rumah dahulu untuk mengobati luka-luka anda, kata komisaris itu tanpa ragu-ragu memotong perkataan Seidelmann.
Saya tahu. Anda ingin, supaya saya lekas-lekas pergi.
Saya mohon kepada anda, supaya berbuat sesuai dengan permintaan saya. Anda harus mengobati luka-luka anda. Lagi pula kehadiran anda dapat memperuncing keadaan di sini, sehingga dapat terulang lagi peristiwa yang dahulu.
Bagus kalau begitu! Lebih baik sediakan payung sebelum hujan.
36 Akan tetapi tidakkah anda butuhkan keterangan-keterangan saya dalam hal ini"
Tidak usah sekarang. Kemudian dapat juga. Saya mohon kepada anda, supaya jangan mempersulit keadaan kami dan menuruti kehendak saya tadi. Anda tidak usah khawatir; saya akan memenuhi kewajiban saya, meskipun anda tidak hadir. Selekasnya akan saya panggil anda, bila kami perlukan kehadiran anda.
Dengan perasaan kurang puas Seidelmann meninggalkan ruangan itu. Tidak lama kemudian Angelica membuka matanya, lalu melihat terheran-heran sekelilingnya. Sedikit demi sedikit timbullah kembali dalam ingatannya apa yang terjadi beberapa waktu yang lalu.
Eduard, bisiknya, benarkah saya telah menembak" Benar, Engeltje. Senapan itu lekas sekali meletus. Ketakutan gadis itu menoleh ke belakang dan mencari-cari Seidelmann dengan pandangannya. Ketika tidak ditemukannya orang yang dicarinya itu, ia melompat berdiri.
Ia sudah dibawa orang. Aku telah membunuhnya.
Tidak! Tidak! kata Eduard menenangkannya, ia hanya terkena gores pada dahinya, lain tidak. Seidelmann telah pulang ke rumah. Komisaris telah mengatur demikian, supaya jangan terjadi malapetaka lain.
Syukurlah! Demikian sakit hatiku, sehingga tak tahu lagi aku, apa yang kuperbuat. Bukanlah maksudku menembaknya, aku hanya ingin menghalaunya.
Gadis itu menjatuhkan dirinya ke atas sebuah kursi, lalu menangis tersedu-sedu. Nyonya Hauser menghibur hatinya dengan memeluknya.
37 Diam saja nak, jangan menangis lagi. Tuhan akan mengubah segalanya menjadi baik lagi.
Komisaris itu telah menyaksikan segala kejadian itu dengan penuh perhatian tanpa berkata-kata.
Demikian harapan kami juga, nyonya Hauser, katanya kemudian. Seidelmann nampaknya memusuhi anda.
Tuan, saya sebenarnya tiada suka mencela kelakuan seseorang, kata Hauser, akan tetapi dalam hal ini kita berbuat bodoh, bila kita membiarkan saja. Kedua Seidelmann itu, ayah dan puteranya selalu berusaha mencelakakan kami.
Hantu Pegunungan Batu Karya Karl May di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Apa sebabnya demikian"
Itulah sebabnya. Dengan mengucapkan perkataan ini ia menunjuk kepada Engeltje, lalu menceriterakan secara singkat apa yang baru-baru ini terjadi dengan Seidelmann, Angelica dan Eduard.
Komisaris itu berpikir sejenak. Tiba-tiba ia bertanya kepada Eduard :
Baju jas anda anda gantungkan di mana pada malam hari sebelum anda pergi tidur"
Saya biasa menanggalkannya di sini pada malam hari dan menggantungkannya di sini juga.
Dan apakah rumah anda terkunci dengan baik pada malam hari"
Tuan komisaris, kata bapak Hauser, kami adalah orang miskin. Siapa yang mau mencuri barang dari rumah kami" Rumah-rumah kaum penenun biasa didirikan demikian rupa, sehingga orang mudah saja dapat masuk setiap waktu melalui pintu belakang.
Pada malam hari juga"
Sudah saya katakan : setiap waktu.
38 O, begitu. Akan saya periksa lebih dahulu pintu belakang itu.
Komisaris itu langsung berbuat seperti yang dikatakannya tadi. Ketika ia tak lama kemudian masuk lagi, orang-orangnya sudah selesai dengan pekerjaannya menggeledah rumah. Mereka melaporkan, bahwa mereka tidak dapat menemukan barang sesuatu, yang dapat menunjukkan pada perbuatan menyelundup.
Komisaris itu tidak heran mendengar laporan ini dan hatinya pun merasa senang juga. Ia memerintahkan, supaya orang-orang bawahannya itu keluar, lalu berbicara dengan Eduard.
Saya harus mengakui, bahwa pandangan saya terhadap anda pada saat yang akhir-akhir ini agak berubah, Hauser. Namun saya harus berbuat sesuai dengan pera
turan undang-undang. Anda hendak membawa saya ke kota"
Untuk sementara. Hingga kami dapat mengetahui, bagaimana lajur renda itu sampai ada di dalam baju anda.
Masya Allah. Lama benar saya harus menunggu.
Saya kira tidak begitu lama, Hauser. Saya mempunyai perasaan, bahwa tak lama lagi perkara ini akan menjadi terang juga. Yang tidak dapat saya mengerti hanyalah mengapa anda melarikan diri di hutan itu. Itulah sebabnya juga, maka saya masih belum dapat melepaskan belenggu anda.
Akan tetapi bolehkah saya menyuruh membalut luka saya" Boleh. Kita masih ada waktu untuk itu.
Angelica hendak langsung memulai dengan pekerjaan itu, akan tetapi komisaris itu melarangnya.
Biarkan pekerjaan itu dilakukan oleh ibunya saja, nona Hofmann.
Mengapa" 39 Mengingat tugas saya, nona!
Engeltje memandang dengan ragu-ragu dan terheran-heran kepada komisaris itu.
Itu kan tidak saya lakukan dengan sengaja, diterangkan sekali lagi oleh gadis itu. Sebenarnya maksud saya hanya mengenyahkannya dari rumah! Senapannya meletus dengan
sendirinya........ Senapan tidak dapat meletus dengan sendirinya. Tentu anda telah menyentuhnya. Saya yang menyaksikannya, nona!
Anda kan tidak menyangka, saya hendak membunuh Seidelmann" Belum pernah saya memegang senjata di dalam tangan saya.
Akan tetapi undang-undang yang jahat itu menginginkan perkara itu diselidiki dengan saksama dahulu, dan dalam hal itu diperlukan juga kehadiran anda, nona!
Saya tentu akan datang, bilamana anda panggil.
Maksud komisaris itu untuk menjelaskan kepada gadis itu dengan cara yang sehati-hati mungkin, bahwa ia harus menahannya.
Hm! Dan jika anda mendapat panggilan sekarang juga" Sekarang juga" Pada malam hari seperti ini"
Si Kaki Sakti Menggemparkan Dunia Persilatan 5 Duel 2 Jago Pedang Pendekar 4 Alis Buku 3 Karya Khulung Naga Sasra Dan Sabuk Inten 32