Pencarian

Mockingjay 2

Mockingjay Buku Terakhir Trilogi The Hunger Games Karya Suzanne Collins Bagian 2


Wajah Beetee masih pucat dalam masa pemulihan, tapi di balik kacamata yang tak pas ukurannya itu, matanya tampak berbinar penuh semangat. Hebat kan ini" Distrik Tiga Belas sudah bertahun-tahun mempelajari aerodinamika. Terbang maju dan mundur, dan kecepatan 95 kilometer per jam. Seandainya aku bisa membuatkanmu sayap-sayap seperti ini, Katniss!
Aku tidak yakin bisa menanganinya, Beetee, kataku sambil tertawa.
Sedetik di sini, detik kemudian menghilang. Bisakah kau memanah hummingbird" tanyanya.
Aku tak pernah mencobanya. Burung itu tak banyak dagingnya. jawabku.
Memang. Dan kau tak membunuh untuk bersenang-senang. katanya. Aku berani taruhan burung itu pasti sulit dipanah.
Mungkin kau bisa menjeratnya, kata Gale. Wajahnya menunjukkan tatapan menerawang yang selalu diperlihatkannya ketika dia memikirkan sesuatu. Pakai jala dengan mata jaring yang amat tipis, lalu biarkan mulut jaring terbuka sekitar setengah meter persegi. Beri umpan bunga-bunga berisi nektar di dalam jaring. Saat mereka makan, kita tutup mulut jaring. Mereka akan terbang menjauhi bunyi, tapi mereka cuma bisa terbang ke sisi terjauh jaring itu.
Apakah bisa berhasil" tanya Beetee.
Aku tidak tahu. Itu cuma ide, kata Gale. Mereka mungkin bisa mengakalinya.
Mungkin saja. Tapi kau bermain dalam insting mereka untuk terbang menjauhi bahaya. Berpikir seperti mangsamu... saat itulah kau menemukan titik-titik lemah mereka, kata Beetee.
Aku teringat sesuatu yang tak kusuka. Dalam persiapanku untuk Quell, aku melihat rekaman video Beetee, yang masih muda saat itu, menghubungkan dua kabel yang menyetrum sekelompok anak-anak yang memburunya. Tubuh-tubuh yang berkelojotan, ekspresi wajah mereka yang mengerikan. Beetee, dalam detik-detik menuju kemenangannya dalam Hunger Games yang lampau, melihat anak-anak lain mati. Bukan salahnya. Hanya membela diri. Kami semua bertindak atas dasar membela diri....
Tiba-tiba, aku ingin meninggalkan ruangan hummingbird ini sebelum ada yang mulai memasang jerat. Beetee, Plutarch bilang kau punya sesuatu untukku.
Benar. Memang. Busurmu yang baru. Beetee menekan alat kendali di lengan kursi dan menyetir kursi rodanya ke luar ruangan. Ketika mengikutinya melalui tikungan dan belokan di Pertahanan Khusus ini, dia menjelaskan tentang kurisnya. Aku bisa jalan sedikit sekarang. Cuma aku mudah capek. Lebih mudah kalau aku berkeliling dengan ini. Bagaimana keadaan Finnick"
Dia... dia punya masalah konsentrasi, jawabku. Aku tidak mau bilang bahwa keadaan mental Finnick kacau total.
Masalah konsentrasi ya" Beetee tersenyum muram. Kalau kau tahu apa yang dialami Finnick selama beberapa tahun terakhir, kau akan tahu betapa hebatnya dia masih bisa bersama kita. Beritahu dia, aku sedang mengerjakan trisula baru untuknya. Biar perhatiannya bisa sedikit teralih. Sepertinya Finnick tak butuh pengalihan perhatian, tapi aku berjanji untuk menyampaikan pesannya.
Empat tentara menjaga bagian depan ruangan bertuliskan SENJATA KHUSUS. Pemeriksaan terhadap jadwal yang tercetak pada lengan kami hanyalah langkah awal. Kami juga memiliki pemindaian sidik jari, retina, dan DNA, lalu kami juga harus melewati alat-alat khusus pendeteksi logam. Beetee harus meninggalkan kursi rodanya di luar, meskipun mereka sudah menyediakan kursi roda lain ketika kami sudah
melewati pemeriksaan keamanan. Aku menganggap semua ini aneh dan tak masuk akal karena aku tidak bisa membayangkan siapa pun yang dibesarkan di Distrik 13 menjadi ancaman bagi pemerintah yang harus menyiapkan penjaga seketat ini. Apakah penjagaan keamanan ini dilakukan karena masuknya imigrtan belakangan ini"
Di depan ruang senjata, kami harus melewati pemeriksaan identitas dua kali seakan DNA-ku bisa berubah dua puluh meter setelah berjalan melewati koridor dan akhirnya kami diizinkan untuk masuk ke ruang penyimpanan senjata. Harus kuakui senjata-senjata yang ada di sini membuatku terpana. Deretan senjata api, peluncur rudal, bom, kendaraan lapis baja. Tentu saja Divisi Pesawat Tempur ditempatkan terpisah, Beetee memberitahu kami.
Tentu saja. jawabku, seakan semua ini sudah cukup untuk jadi penjelasan. Aku tidak tahu di mana busur dan anak panah yang sederhana bisa mendapat tempat di ruangan yang berisi segala perlengkapan canggih ini, tapi kemudian kami tiba di dinding berisi senjata-senjata panah. Aku sudah bermain dengan banyak senjata Capitol saat latihan, tapi tak ada satu pun yang dirancang untuk pertempuran militer. Perhatianku tertuju pada busur yang tampak mematikan, dimuati dengan lubang intip dan peralatan canggih. Aku yakin untuk mengangkatnya saja aku tidak bisa, apalagi menembak dengan busur itu.
Gale, mungkin kau mau mencoba beberapa senjata ini, kata Beetee.
Serius" tanya Gale.
Nanti kau tentu juga akan diberi senjata dalam pertempuran. Tapi jika kau tampil sebagai bagian dari tim Katniss, salah satu dari senjata ini akan tampak seperti sok pamer. Kupikir kau mungkin ingin mencari senjata yang lebih cocok untukmu, kata Beetee.
Yeah, aku mau. Dua tangan Gale segera memegang busur yang menarik perhatianku beberapa saat lalu, dan dia menyandangnya di bahu. Gale mengarahkan busur ke sekeliling ruangan, melihat melalui lubang intipnya.
Benda itu sepertinya tidak adil buat rusa, kataku.
Takkan kita pakai untuk menembak rusa, kan" sahut Gale.
Aku akan kembali sebentar lagi, kata Beetee. Dia memencet nomor kode di panel, dan pintu kecil pun terbuka. Aku menunggu hingga lelaki tua itu menghilang dan pintunya menutup.
Jadi mudah bagimu ya" Menggunakan benda itu pada manusia" tanyaku.
Aku tidak bilang begitu. Gale menurunkan busur itu ke samping tubuhnya. Tapi jika aku punya senjata yang bisa menghentikan apa yang kulihat terjadi di Distrik Dua Belas... jika aku punya senjata yang bisa menjauhkanmu dari arena... aku akan menggunakannya.
Aku juga, kataku mengakui. Aku tidak tahu apa yang harus kukatakan padanya tentang apa yang kurasakan sehabis membunuh seorang manusia. Bagaimana mereka terus menghantuimu.
Beetee kembali dengan kursi rodanya membawa kotak tinggi berbentuk persegi panjang hitam yang ditempatkan secara canggung di antara pijakan kaki dan bahunya. Dia berhenti dan memiringkan benda itu ke arahku. Untukmu.
Aku menaruh kotak itu di lantai dan membuka gerendelnya di satu sisi. Kotak itu terbuka tanpa bunyi apa pun. Di dalam kotak di atas beludru merah marun, terdapat busur hitam yang mengagumkan. Oh, aku berbisik penuh kekaguman. Aku mengangkat busur itu dengan hati-hati untuk mengagumi keseimbangannya yang sempurna, desainnya yang elegan, dan lekukan busurnya menyerupai sayap burung yang terentang ketika terbang. Masih ada yang lain. Aku harus benar-benar memeganginya untuk memastikan aku tidak membayangkannya. Busur ini hidup di tanganku. Aku menekannya ke pipiku dan merasakan sedikit dengungan di tulang wajahku. Apa yang dilakukan busur ini" tanyaku.
Dia bilang halo, Beetee menjelaskan sambil nyengir. Dia mendengar suaramu.
Busur ini mengenali suaraku" tanyaku.
Hanya suaramu, kata Beetee. Begini, mereka ingin aku merancang busur berdasarkan tampilan saja. Kau tahu, sebagai bagian dari kostummu. Tapi aku terus berpikir, Sayang sekali. Maksudku, bagaimana jika kau sesekali membutuhkannya" Lebih dari sekadar hiasan fashion" Jadi aku membuat bagian luarnya sederhana, dan memasukkan imajinasiku ke bagian dalamnya. Lebih baik dijelaskan dalam latihan. Mau mencobanya"
Kami pun mencobanya. Tempat latihan pun sudah disiapkan untuk kami. Anak-anak panah yang dirancang Beetee juga tidak kalah luar biasa dibanding busurnya. Dengan dua benda ini, aku bisa menembak tepat hingga jarak seratus meter. Beragam jenis anak panah setajam silet, berapi, berpeledak menjadikan panah ini senjata multifungsi. Masing-masing anak panah dibedakan berdasarkan warna batang panahnya. Aku punya pilihan untuk membatalkannya dengan perintah suaraku kapan saja aku mau, tapi aku tak tahu kenapa aku harus melakukannya. Untuk berhenti mengaktifkan pernak-pernik istimewa panah ini, aku hanya perlu mengatakan. Selamat Malam. Lalu busur ini akan tertidur sampai suaraku membangunkannya lagi.
Suasana hatiku sedang bagus ketika aku kembali bertemu dengan tim persiapanku, meninggalkan Beetee dan Gale. Aku duduk dengan sabar menjalani sisa pengecatan tubuh dan memakai kostumku, yang sekarang termasuk perban berdarah membalut bekas luka di lenganku untuk menunjukkan bahwa aku habis bertempur. Venia memasang pin mockingjay di dadaku di dekat bagian jantung. Aku membawa busur dan anak panah normal buatan Beetee, sadar bahwa mereka takkan membiarkanku jalan-jalan dengan panah dengan amunisi lengkap. Mereka berada di panggung, di sana aku berdiri selama berjam-jam sementara mereka merapikan makeup, pencahayaan, dan tingkat semburan asap. Akhirnya, perintah-perintah yang datang lewat interkom dari orang-orang yang tak kelihatan di balik booth misterius di balik kaca makin berkurang. Fulvia dan Plutarch menghabiskan lebih banyak waktu memperhatikan dan tidak sering menata penampilanku. Akhirnya keadaan di panggung pun tenang. Selama lima menit penuh aku hanya diamati. Kemudian Plutarch berkata, Kurasa cukup.
Aku menoleh memandang monitor. Mereka memutar ulang rekaman selama beberapa menit terakhir dan aku memperhatikan wanita di layar. Tubuhnya seakan-akan lebih jangkung, lebih mengagumkan daripada tubuhku sendiri. Wajahnya cemong tapi seksi. Kedua alisnya hitam dan dibentuk dengan sudut menantang. Gumpalan-gumpalan asap yang seolah memberi kesan bahwa api baru saja dipadamkan atau api sebentar lagi berkobar muncul dari pakaiannya. Aku tidak tahu siapa orang di layar tersebut.
Finnick, yang berjalan-jalan di dekat panggung selama beberapa jam terakhir, muncul dari belakangku dan dengan gaya humor lamanya berkata, Entah mereka mau membunuhmu, menciummu, atau menjadi diriku.
Semua orang merasa gembira, bangga dengan pekerjaan mereka. Sudah hampir waktunya makan malam, tapi mereka berkeras untuk melanjutkannya. Besok kami akan memusatkan perhatian pada pidato-pidato, wawancara, dan membuatku berpura-pura ikut pertempuran pemberontak. Hari ini mereka hanya ingin satu slogan, satu kalimat yang bisa mereka susun untuk jadi slogan singkat untuk ditunjukkan pada Coin.
Masyarakat Panem, kita bertempur, kita menantang, kita mengakhiri kelaparan kita demi keadilan! Itulah kalimatnya. Dari cara mereka menyampaikannya aku bisa melihat bahwa mereka sudah menghabiskan waktu berbulan-bulan, mungkin bahkan tahunan, mengerjakan sekalimat itu dan sangat bangga terhadap hasilnya. Namun sepertinya kalimat itu berlebihan untukku. Dan kaku. Aku tak bisa membayangkan sungguh-sungguh mengucapkannya di kehidupan nyata kecuali aku menggunakan aksen Capitol dan mengejeknya. Seperti saat aku dan Gale biasa meniru aksen Effie Trinket. Semoga keberuntungan menyertaimu selalu! Tapi Fulvia berada tepat di depanku, menjelaskan pertempuran yang baru kulewati, dan bagaimana rekan-rekan seperjuanganku terkapar tewas di dekatku, dan bagaimana untuk menggalang kekuatan mereka yang masih hidup, aku harus berpaling menghadap kamera dan meneriakkan kalimat itu!
Aku bergegas kembali ke posisiku, dan mesim asap menyala. Ada orang yang berteriak menyuruh tenang, kamera mulai merekam, dan aku mendengar Action! Lalu aku mengangkat busurku ke atas kepala dan berteriak dengan segenap kemarahan yang bisa kukerahkan, Masyarakat Panem, kita bertempur, kita menantang, kita mengakhiri kelaparan kita demi keadilan!
Terdengar keheningan yang mencekam. Lama. Dan terus be
rlanjut. Akhirnya, terdengar bunyi interkom dinyalakan dan suara tawa Haymitch yang getir membahana di studio. Dia menahan diri cukup lama dan berkata, Begitulah, teman-temanku, bagaimana suatu revolusi mati.
BAB ENAM KETERKEJUTAN setelah mendengar suara Haymitch kemarin, menyadari bahwa dia tidak hanya masih segar bugar tetapi juga memiliki kuasa atas hidupku lagi, membuatku marah. Aku langsung keluar dari studio dan menolak mengakui komentar-komentarnya dari booth hari ini. Meskipun begitu, aku langsung tahu bahwa dia benar mengenai penampilanku.
Butuh waktu sepagian ini baginya untuk meyakinkan yang lain tentang keterbatasan-keterbatasanku. Bahwa aku tidak bisa menyelesaikannya. Aku tidak bisa berdiri di studio televisi memakai kostum dan makeup dalam kabut asap buatan dan menggalang distrik-distrik menuju kemenangan. Sungguh luar biasa aku bisa bertahan sekian lama di depan kamera. Pujian untuk itu, tentu saja, jatuh kepada Peeta. Sendirian, aku tak bisa menjadi Mockingjay.
Kami berkumpul mengelilingi meja besar di Ruang Komando. Coin dan orang-orangnya. Plutarch, Fulvia, dan tim persiapanku. Sekelompok orang dari Distrik 12, termasuk Haymitch dan Gale, tapi juga beberapa orang lagi yang tak bisa kujelaskan keberadaannya, seperti Leevy dan Greasy Sae. Pada menit terakhir, Finnick mendorong kursi roda Beetee, didampingi Dalton, pakar ternak dari Distrik 10. Kurasa Coin mengumpulkan beragam orang yang aneh susunannya ini sebagai saksi atas kegagalanku.
Namun, Haymitch-lah yang menyambut semua orang, dan dari kata-katanya aku mengerti bahwa mereka datang atas undangan pribadinya. Ini pertama kalinya kami berada dalam ruangan yang sama sejak aku mencakarnya. Aku menolak memandang langsung padanya, tapi aku menangkap sekilas bayangannya di salah satu tombol pengendali di sepanjang dinding. Kulitnya tampak agak menguning dan berat badannya turun, membuatnya tampak menciut. Selama sedetik, aku kuatir dia sedang sekarat. Aku harus mengingatkan diriku bahwa aku tak peduli.
Yang pertama dilakukan Haymitch adalah memutar potongan-potongan gambar yang baru kami rekam. Sepertinya aku mencapai titik rendah yang baru di bawah bimbingan Plutarch dan Fulvia. Suara dan tubuhku gemetar dan patah-patah, seperti boneka yang digerakkan kekuatan tak kasatmata.
Baiklah, kata Haymitch setelah tayangan berakhir. Apakah ada yang berpendapat bahwa tayangan tadi bisa kita gunakan untuk memenangkan perang" Tak ada yang bersuara. Bagus, kita menghemat waktu. Jadi, mari kita hening sejenak. Aku ingin semua yang ada di sini memikirkan saat ketika Katniss Everdeen sungguh-sungguh membuatmu tergerak. Bukan pada saat kau iri pada gaya rambutnya, atau pakaiannya yang terbakar, atau ketika dia bisa memanah lumayan bagus. Bukan ketika Peeta membuat kalian menyukainya. Aku ingin mendengar satu momen ketika dia membuatmu merasakan sesuatu yang nyata.
Keheningan menyebar dan aku mulai berpikir keheningan ini takkan pernah berakhir, ketika Leevy bicara. Ketika dia sukarela menggantikan Prim saat pemilihan. Karena aku yakin dia bakalan mati.
Bagus. Contoh yang bagus sekali, kata Haymitch. Dia mengambil spidol ungu dan menulis pada buku catatannya. Sukarela menggantikan adiknya saat pemilihan. Haymitch memandang ke sekeliling meja. Ada lagi"
Aku kaget ketika yang bicara selanjutnya adalah Boggs, yang kuanggap cuma robot berotot yang melakukan segala perintah Coin. Ketika dia bernyanyi. Saat gadis kecil itu mati. Di dalam sudut benakku muncul bayangan Boggs dengan anak lelaki yang digendong di pinggangnya. Kurasa aku melihatnya di ruang makan. Mungkin dia memang bukan robot.
Siapa yang tidak terharu melihatnya, ya kan" tanya Haymitch lalu menuliskannya.
Aku menangis ketika dia membius Peeta agar dia bisa mengambilkan obatnya dan ketika Katniss memberinya ciuman selamat tinggal! ungkap Octavia. Lalu dia buru-buru menutup mulutnya, seakan dia yakin ini kesalahan yang buruk.
Tapi Haymitch hanya menangguk. Oh, yeah. Membius Peeta untuk menyelamatkannya. Bagus sekali.
Momen-momen itu mulai bermunculan dan tak teratur. Ketika aku menjadikan R
ue sebagai sekutu. Mengulurkan tanganku pada Chaff saat malam wawancara. Berusaha menggendong Mags. Dan berkali-kali ketika aku mengulurkan buah berry menghasilkan pandangan berbeda-beda pada orang-orang. Cintaku pada Peeta. Menolak menyerah dalam kemungkinan terburuk sekalipun. Menentang kebengisan Capitol.
Haymitch mengangkat catatannya. Jadi pertanyaannya adalah, apa kesamaan dari semua ini"
Itu semua ide Katniss, kata Gale pelan. Tak ada seorang pun yang menyuruhnya bicara atau berbuat sesuatu.
Tak ada skenario, betul! kata Beetee. Dia mengulurkan tangannya. Jadi kami harus membiarkanmu sendiri, ya"
Orang-orang tertawa. Aku bahkan sedikit tersenyum.
Yah, semua itu sangat bagus tapi tak banyak membantu, kata Fulvia jengkel. Sayangnya, kesempatan-kesempatannya untuk tampil memesona agak terbatas di Tiga Belas ini. Kecuali kau menyarankan agar kita melemparnya ke tengah pertempuran...
Memang itu yang kusarankan, kata Haymitch. Tempatkan dia di lapangan dan biarkan kamera merekamnya.
Tapi orang-orang mengira dia hamil, ujar Gale.
Kita sebarkan berita bahwa dia kehilangan bayinya karena setruman listrik di arena, sahut Plutarch. Betapa sedih dan malangnya.
Gagasan untuk mengirimku ke dalam pertempuran terasa kontroversial. Tapi Haymitch punya argumen yang kuat. Jika aku bisa tampil bagus hanya dalam kondisi nyata, di sanalah aku harus tampil. Setiap kali kita melatihnya atau memberinya dialog, yang terbaik yang bisa kita harapkan adalah hasilnya lumayan oke. Semua itu harus berasal darinya, itulah yang ditanggapi oleh penonton.
Bahkan jika kita berhati-hati, kita tak bisa menjamin keamanannya, kata Boggs. Dia akan jadi sasaran setiap...
Aku ingin pergi, potongku. Aku tak membantu apa-apa bagi pemberontak dengan berada di sini.
Dan jika kau terbunuh" tanya Coin.
Pastikan kau punya banyak rekamanku. Kau kan bisa menggunakan itu, jawabku.
Baiklah. jawab Coin. Tapi lakukan selangkah demi selangkah. Cari situasi yang paling tidak berbahaya yang bisa membangkitkan spontanitas dalam dirimu. Dia berjalan mengelilingi Ruang Komando, mempelajari peta-peta distrik yang menunjukkan posisi pasukan dalam perang. Bawa dia ke Delapan siang ini. Tadi pagi dibom habis-habisan, tapi serangan sepertinya berjalan lancar. Aku ingin dia dipersenjatai dengan pasukan pengawal. Kru kamera di darat. Haymitch, kau di udara dan berhubungan dengannya. Kita lihat apa yang terjadi di sana. Apakah ada yang punya pendapat lain"
Cuci mukanya, kata Dalton. Semua orang memandang ke arahnya, Dia masih remaja dan kau membuatnya terlihat berumur 35 tahun. Rasanya salah. Ini seperti kerjaan Capitol.
Ketika Coin menutup pertemuan, Haymitch bertanya padanya apakah dia boleh bicara berdua saja denganku. Semua orang keluar kecuali Gale, yang berdiri bingung di sebelahku. Apa yang kaukuatirkan" Haymitch bertanya pada Gale. Akulah yang perlu pengawal.
Tidak apa-apa, kataku pada Gale, lalu dia pun pergi. Kemudian hanya ada dengungan peralatan, getaran sistem ventilasi.
Haymitch duduk di seberangku. Kita akan bekerja sama lagi. Ayo, katakan saja.
Aku teringat pada bentakan, saling memandang dengan bengis di pesawat ringan. Kegetiran yang terjadi setelahnya. Tapi yang kukatakan adalah Aku tak percaya kau bisa tidak menyelamatkan Peeta.
Aku tahu, sahutnya. Terasa jeda yang belum selesai. Dan bukan karena dia belum minta maaf. Tapi karena kami adalah tim. Kami punya perjanjian untuk menjaga Peeta tetap aman. Perjanjian tak masuk akal yang dibuat pada tengah malam buta dalam keadaan mabuk, tapi perjanjian tetaplah perjanjian. Dan jauh di dalam lubuk hatiku, aku tahu kami berdua gagal.
Sekarang giliranmu, kataku padanya.
Aku tak percaya kau bisa membiarkannya jauh darimu malam itu, kata Haymitch.
Aku mengangguk. Ini dia. Aku memutar adegan itu berulang-ulang dalam kepalaku. Apa yang seharusnya bisa kulakukan agar dia tetap berada di dekatku tanpa memecah persekutuan. Tapi tak ada yang terpikir olehku.
Kau tak punya pilihan. Bahkan jika aku bisa membuat Plutarch tinggal dan menyelamatkannya malam itu, pesawat
ringan itu akan jatuh. Kita sudah nyaris tidak selamat. Aku akhirnya menatap mata Haymitch. Mata Seam. Kelabu, dalam, dan dihiasi lingkaran gelap karena kurang tidur. Dia belum mati, Katniss.
Kami masih dalam pertarungan. Aku berusaha mengucapkannya dengan nada optimis, tapi suaraku pecah.
Masih. Dan aku masih mentormu. Haymitch menunjuk padaku dengan spidolnya. Saat kau berada di darat, ingatlah aku berada di udara. Aku punya jangkauan pandang lebih baik, jadi lakukan apa yang kusuruh.
Kita lihat saja, kataku.
Aku kembali ke Ruang Tata Ulang dan mengamati riasanku luntur ke saluran pembuangan air ketika aku mencuci wajahku hingga bersih. Orang yang tampak di cermin itu terlihat berantakan, dengan kulit tidak mulus dan mata letih, tapi dia tampak seperti aku. Aku menarik lepas ikat lenganku, memperlihatkan bekas luka jelek bekas ditanamnya alat penjejak. Nah. Orang itu juga tampak sepertiku.
Karena aku akan berada di zona perang. Beetee membantuku dengan perisai rancangan Cinna. Helm yang terbuat dari jalinan logam yang pas untuk kepalaku. Bahannya lembut seperti kain, dan bisa diturunkan seperti memakai tudung seandainya aku tak mau memakainya sepanjang waktu. Rompi untuk memperkuat perlindungan terhadap organ-organ vitalku. Alat pendengar kecil berwarna putih yang menempel dikerahku dengan kabel. Ada masker yang diikatkan Beetee di ikat pinggangku, yang tak perlu kupakai kecuali ada serangan gas. Kalau kaulihat orang-orang disekitarmu jatuh tanpa alasan yang bisa kaujelaskan, segera pasang masker ini, katanya. Akhirnya, dia memasangkan sarung panah yang terbagi atas tiga silinder di punggungku. Ingatlah: Paling kanan, api. Paling kiri, bom. Tengah, biasa. Kau tidak perlu ini, tapi lebih baik jaga-jaga daripada menyesal.
Boggs datang untuk mengawalku menuju Divisi Udara. Ketika elevator tiba, Finnick muncul dalam keadaan gelisah. Katniss, mereka tak mengizinkanku pergi! Sudah kubilang aku baik-baik saja, tapi mereka tak mengizinkanku naik ke pesawat!
Aku menggandeng Finnick kedua kakinya yang telanjang tampak di antara pakaian rumah sakit dan sandalnya, rambutnya yang kusut, dan tali yang baru setengah dibuat simpul membelit jemarinya, tatapan liar di matanya dan aku tahu sia-sia saja aku memohon. Bahkan aku juga menganggap membawanya naik pesawat bukan ide yang bagus. Jadi aku memukul dahiku dan berkata, Oh, aku lupa. Gegar otak ini bikin aku bodoh. Aku seharusnya memberitahumu untuk melapor pada Beetee di bagian Persenjataan Khusus. Dia merancang trisula baru untukmu.
Mendengar kata trisula, seakan Finnick yang lama muncul kembali. Sungguh" Bisa apa trisulanya"
Aku tidak tahu. Tapi jika seperti busur dan panahku, kau pasti akan menyukainya, kataku. Tapi kau harus latihan dulu dengan trisula itu.
Benar. Tentu saja. Kurasa aku sebaiknya segera turun ke sana. katanya.
Finnick" panggilku. Mungkin kau harus pakai celana dulu.
Dia menunduk memandangi kedua kakinya seakan baru sekarang menyadari apa yang dia pakai. Kemudian dia mengibaskan pakaian rumah sakitnya, menyisakan Finnick hanya dengan celana dalam. Kenapa" Kau menganggap ini dia sengaja berpose menantang menganggu"
Aku tak bisa menahan diri untuk tidak tertawa karena itu lucu, dan jadi lebih lucu lagi karena perbuatan Finnick membuat Boggs merasa amat tidak nyaman, dan aku gembira karena Finnick mulai terdengar seperti pria yang kutemui di Quarter Quell.
Aku cuma manusia biasa, Odair. Aku masuk sebelum pintu elevator menutup. Maaf, kataku pada Boggs.
Tidak perlu. Kupikir kau... menanganinya dengan baik, katanya. Lebih baik daripada aku harus menahannya.
Yeah. jawabku. Aku melirik ke samping memandangnya. Boggs mungkin berusia sekitar pertengahan empat puluhan dengan rambut kelabu yang dipotong cepak dan mata biru. Postur tubuh yang luar biasa. Dia bicara dua kali hari ini dengan cara yang membuatku berpikir bahwa dia lebih baik dijadikan sahabat daripada musuh. Mungkin aku harus memberinya kesempatan. Tapi dia tampak seiya sekata dengan Coin...
Lalu terdengar sederetan bunyi klik keras. Elevator berhenti sejenak lalu mul
ai bergerak ke kiri. Elevator ini bergerak menyamping" tanyaku.
Ya. Di bawah Distrik Tiga Belas ini seluruhnya terdiri atas jaringan jalan dengan elevator, jawabnya. Yang ini berada di atas alat pengangkut menuju pangkalan udara kelima. Kita akan ke Hangar dengan ini.
Hangar, Penjara bawah tanah. Pertahanan Khusus. Di suatu tempat makanan tumbuh. Daya dihasilkan. Udara dan air dimurnikan. Tiga Belas jauh lebih besar daripada yang kukira.
Kami tak bisa menerima banyak pujian itu, kata Boggs. Pada dasarnya kami cuma mewarisi tempat ini. Hanya itu yang bisa kami lakukan untuk menjaga tempat ini terus berfungsi.
Bunyi klik terus berlangsung. Kami turun lagi sejenak hanya beberapa tingkat dan pintu terbuka ke Hangar.
Oh. aku mendesah tanpa sadar ketika melihat pesawat tempur di sana. Deretan beragam jenis pesawat ringan. Apakah kau mewarisi ini juga"
Beberapa kami buat sendiri. Beberapa bagian dari angkatan udara Capitol. Yang sudah diperbaharui, tentu saja, kata Boggs.
Aku merasakan sengatan kebencian terhadap 13 lagi. Jadi kalian memiliki semua ini, dan membiarkan distrik-distik lain tak berdaya menghadapi Capitol.
Tidak sesederhana itu, sergah Boggs. Baru belakangan ini kami bisa melakukan serangan balasan. Kami nyaris tak bisa bertahan hidup. Setelah kami menggulingkan dan menghukum mati orang-orang Capitol, hanya beberapa orang dari kami yang bisa mengemudikan pesawat. Kami bisa mengebom mereka dengan rudal nuklir. Tapi selalu ada pertanyaan yang lebih besar: Jika kami melakukan perang jenis itu dengan Capitol, apakah bakal ada manusia yang tersisa nantinya"
Peeta juga bilang seperti itu. Dan kalian menyebutnya pengkhianat, balasku.
Karena dia meminta gencatan senjata, kata Boggs. Kau tahu kan tidak ada satu pihak pun yang sudah meluncurkan senjata nuklirnya. Kami melakukannya dengan cara lama. Kemari, Prajurit Everdeen. Dia menunjuk salah satu pesawat ringan yang lebih kecil.
Aku menaiki tangga dan di dalamnya penuh dengan kru dan peralatan televisi. Semua orang memakai segaram militer abu-abu, bahkan Haymitch juga, meskipun sepertinya dia tidak terlalu gembira dengan bagian kerahnya yang sempit.
Fulvia Candew bergegas datang dan mengerang frustrasi melihat wajahku yang bersih. Semua pekerjaan itu terbuang percuma. Aku tidak menyalahkanmu, Katniss. Namun tidak semua orang lahir dengan wajah yang siap disorot kamera. Seperti dia. Fulvia menarik Gale, yang sedang mengobrol dengan Plutarch, dan memutar tubuhnya menghadap kami. Dia ganteng, kan"
Gale memang tampak memesona dengan seragamnya. Tapi pertanyaan tadi membuat kami berdua malu, mengingat sejarah antara kami. Aku berusaha mengingat kalimat balasan yang lucu, ketika Boggs berkata dengan kasar, Jangan harap kami bisa kagum. Kami baru melihat Finnick Odair hanya dengan celana dalam. Kuputuskan untuk langsung menyukai Boggs.
Terdengar peringatan pesawat akan segera tinggal landas dan aku duduk di tempat duduk sebelah Gale, memasang sabuk pengaman, berhadapan dengan Haymitch dan Plutarch. Kami terbang meluncur di dalam terowongan yang melesat menuju podium. Ada semacam elevator yang mengangkat pesawat ini perlahan-lahan ke atas. Seketika kami berada di luar di lapangan luas dikelilingi hutan, lalu kami bergerak naik dari podium dan menembus awan.
Kini setelah segala kegiatan awal yang membingungkan menuju misi ini berakhir, aku baru sadar bahwa aku sama sekali tak tahu apa yang harus kuhadapi di Distrik 8. Sesungguhnya, aku bahkan nyaris tak tahu apa-apa tentang keadaan perang. Atau apa yang diperlukan untuk memenangkannya. Atau apa yang terjadi jika kami menang.
Plutarch berusaha menjelaskannya secara sederhana untukku. Pertama-tama, semua distrik saat ini berperang dengan Capitol kecuali Distrik 2, yang selalu punya hubungan baik dengan musuh meskipun mereka juga berpartisipasi dalam Hunger Games. Mereka memperoleh lebih banyak makanan dan kondisi hidup yang lebih baik. Setelah Masa Kegelapan dan kehancuran Distrik 13, Distrik 2 menjadi pusat pertahanan Capitol yang baru, walaupun secara publik disebut sebagai wilayah pertambangan b
atu nasional, sebagaimana 13 juga dikenal sebagai pertambangan batu granit, Distrik 2 tidak hanya memproduksi senjata, mereka juga melatih bahkan menyediakan persediaan untuk para Penjaga Perdamaian.
Maksudmu... sebagian Penjaga Perdamaian lahir di Distrik Dua" tanyaku. Kupikir mereka semua berasal dari Capitol.
Plutarch mengangguk. Kalian memang seharusnya berpikir seperti itu. Dan memang sebagian berasal dari Capitol. Tapi jumlah penduduknya takkan pernah cukup untuk menghasilkan angkatan bersenjata sebesar itu. Juga ada masalah dalam merekrut penduduk yang dibesarkan di Capitol untuk menjalani kehidupan yang membosankan dan serba kekurangan di distrik-distrik. Dua puluh tahun ikatan dinas sebagai Penjaga Perdamaian, tak boleh menikah, tak boleh punya anak. Sebagian bergabung demi kehormatan, yang lain ikut sebagai pilihan lain selain hukuman. Contohnya, bergabunglah bersama Penjaga Perdamaian dan semua utangmu dianggap lunas. Banyak orang terlilit utang di Capitol, tapi tak semuanya cukup fit untuk tugas militer. Distrik Dua pun menjadi tempat mencari pasukan tambahan. Menjadi Penjaga Perdamaian adalah cara penduduk di sana untuk melepaskan diri dari kemiskinan dan hidup di pertambangan. Mereka dibesarkan dengan cara berpikir pejuang. Kau sudah melihat bagaimana anak-anak mereka suka rela mengajukan diri menjadi peserta.
Cato dan Clove. Brutus dan Enobaria. Aku juga sudah melihat naluri dan hasrat membunuh mereka. Tapi semua distrik lain ada di pihak kita" tanyaku.
Ya. Tujuan kita adalah mengambil alih distrik satu persatu, terakhir Distrik Dua, dan memotong jalur persediaan Capitol. Lalu setelah berhasil membuat lemah Capitol, kita akan menyerang Capitol, kata Plutarch. Itu akan jadi tantangan berbeda. Tapi kita akan memikirkan caranya kalau sudah tiba saatnya.
Kalau kita menang, siapa yang berkuasa atas pemerintahan" tanya Gale.
Semua orang, Plutarch menjawabnya. Kita akan membentuk republik di mana orang-orang dari setiap distrik dan Capitol bisa memilih wakil mereka untuk menyuarakan aspirasi dalam pusat pemerintahan. Jangan curiga dulu, cara ini dulu pernah berhasil.
Menurut buku, gumam Haymitch.
Menurut buku-buku sejarah, kata Plutarch. Jika nenek moyang kita bisa melakukannya, kita juga bisa melakukannya.
Sejujurnya, nenek moyang kami sepertinya tidak terlalu bisa dibanggakan. Maksudku, lihatlah keadaan yang mereka tinggalkan untuk kami, dengan perang dan planet yang rusak ini. Jelas, mereka tidak peduli apa yang terjadi pada orang-orang yang lahir setelah mereka. Tapi gagasan setelah republik ini sepertinya suatu kemajuan dibanding kondisi pemerintahan kami sekarang.
Dan jika kita kalah" tanyaku.
Jika kita kalah" Plutarch memandang jauh ke awan, senyum ironis terbentuk di bibirnya. Kalau begitu Hunger Games tahun depan akan jadi kegiatan yang tak terlupakan. Aku jadi ingat. Dia mengeluarkan botol kecil dari rompinya, mengguncang-guncangnya ke atas tangan hingga beberapa pil berwarna ungu tua keluar, dan memberinya pada kami. Kami menamainya nightlock untuk menghormatimu, Katniss. Demi para pemberontak, tak satu pun dari kita boleh tertangkap. Tapi aku berjanji, ini sama sekali tak sakit.
Aku memegang kapsul itu, tak tahu di mana aku harus menyimpannya. Plutarch menepuk bahuku, di bagian depan lengan kiriku. Aku melihatnya dan menemukan ada kantong kecil yang bisa menyimpan dan menyembunyikan pil tersebut. Bahkan jika tanganku terikat, aku masih bisa menunduk dan menggigit pil itu dengan mudah.
Sepertinya Cinna sudah memikirkan segalanya.
BAB TUJUH PESAWAT ringan tersebut berputar cepat lalu turun ke jalanan lebar di luar Distrik 8. Nyaris seketika, pintu pesawat terbuka, anak-anak tangga muncul. Dan kami berada di aspal. Pada saat orang terakhir turun, segala peralatannya pun diangkat. Kemudian pesawat pun terbang dan menghilang. Aku berdiri bersama pengawal yang terdiri atas Gale, Boggs, dan dua prajurit lain. Kru TV terdiri atas sepasang juru kamera bertubuh gagah perkasa dengan berbagai perangkat kamera berat tergantung di tubuh mereka seperti kerang-kerang yang menempel se
hingga mereka mirip serangga, wanita sutradara bernama Cressida dengan kepala plontos bertato sulur-sulur hijau dan asistennya Mesalla, pria muda kurus dengan deretan anting. Setelah mengamati lebih saksama, kulihat lidah Mesalla juga ditindik, dan dia mengenakan kancing dengan bola perak seukuran kelereng.
Boggs menyuruh kami agar keluar dari jalanan sederetan gudang ketika pesawat ringan kedua datang untuk mendarat. Pesawat yang ini membawa sekotak persediaan medis dan enam petugas medis kukenali mereka dari pakaian putihnya. Kami mengikuti Boggs menyusuri gang yang ada di antara dua gedung berwarna abu-abu. Hanya tangga darurat yang menuju atap memberi warna logam berkarat pada dinding. Ketika kami tiba di jalan, seakan-akan kami memasuki dunia lain.
Korban luka-luka dari pengeboman pagi ini sedang dibawa masuk. Mereka dibawa dengan usungan buatan sendiri, di atas gerobak, dipanggul di bahu, dan dipeluk erat. Banyak yang berdarah, kehilangan lengan atau kaki, tak sadarkan diri. Diangkut oleh orang-orang yang putus asa menuju gudang yang di atas ambang pintunya ditulis huruf H asal-asalan. Aku teringat adegan di dapur rumah lamaku, di sana ibuku merawat mereka yang sekarat, tapi kali ini kalikan jumlah korbannya dengan sepuluh, lima puluh, seratus. Aku sudah bersiap-siap melihat gedung-gedung yang habis dibom namun ternyata aku harus melihat manusia-manusia yang luka dan sakit.
Mereka berencana untuk merekamku di sini" Aku berpaling memandang Boggs. Ini takkan berhasil, kataku. Aku takkan bagus di sini.
Boggs pasti melihat kepanikan di mataku, karena dia berhenti sejenak dan menaruh kedua tangannya di pundakku. Kau bisa. Biarkan mereka melihatmu. Kau akan bisa melakukan lebih untuk mereka daripada yang bisa dilakukan dokter manapun.
Seorang wanita yang mengantar pasien-pasien baru memandang kami sekilas, dan memandang kami sekali lagi, lalu dia berjalan menghampiri. Matanya yang berwarna cokelat gelap bengkak karena letih dan wanita itu berbau logam dan keringat. Perban di lehernya sudah harus diganti sejak tiga hari lalu. Tali senapan otomatisnya tergantung di punggung, menusuk lehernya dan dia menggerakkan bahunya untuk mengubah posisi tali senapannya. Sekali mengangkat jempol, dia memerintahkan tim medis masuk ke gudang. Mereka menurutinya tanpa banyak tanya.
Ini Komandan Paylor dari Delapan, kata Boggs. Komandan, Prajurit Everdeen.
Dia tampak muda untuk ukuran komandan. Awal tiga puluhan. Tapi ada nada memerintah dalam suaranya yang membuatmu merasa penunjukkan sebagai pemimpin tidak dilakukan asal-asalan. Di sampingnya, dalam seragamku yang baru dan mulus licin, aku merasa seperti ayam yang baru menetas, masih belum teruji dan baru mengenal dunia.
Yeah, aku tahu siapa dia, kata Paylor. Kau masih hidup ternyata. Kami tak yakin. Apakah aku salah mendengar nada tuduhan dalam suaranya"
Aku sendiri tak yakin, jawabku.
Dari perawatan. Boggs menepuk kepalanya. Gegar otak parah. Dia merendahkan suaranya. Keguguran. Tapi dia berkeras melihat pendudukmu yang terluka.
Yah, kami punya banyak di sini, sahut Paylor.
Menurutmu ini ide yang bagus" tanya Gale, mengerutkan dahi melihat rumah sakitnya. Mengumpulkan orang-orangmu yang terluka seperti ini.
Menurutku tidak. Segala macam penyakit menular akan menyebar di tempat ini seperti kebakaran hutan.
Kurasa ini lebih baik daripada meninggalkan mereka agar mati. kata Paylor.
Bukan itu maksudku, kata Gale padanya.
Saat ini, hanya inilah pilihanku yang lain. Tapi jika kau punya pilihan ketiga yang didukung Coin, aku siap mendengarnya. Paylor melambaikan tangannya menyuruhku ke pintu. Masuklah, Mockingjay. Dan silakan, ajak semua temanmu.
Aku menoleh dan memandang rombongan aneh yang adalah timku, menguatkan diri, dan mengikutinya ke rumah sakit. Semacam tirai berat buatan pabrik tergantung di sepanjang gedung, membentuk koridor besar. Mayat-mayat dibaringkan bersisian, tirai mengenai kepala mereka, kain-kain putih menutupi wajah mereka. Ada kuburan massal beberapa blok di sebelah barat, tapi aku belum bisa melepas beberapa orang untuk memindahkan
mayat-mayat itu ke sana, kata Paylor. Dia menemukan celah di tirai lalu membukanya lebar-lebar.
Jemariku segera menggenggam pergelangan tangan Gale. Jangan jauh-jauh dariku, bisikku.
Aku di sini, jawabnya pelan.
Aku melangkah melewati tirai dan semua indraku langsung seperti diserang. Dorongan pertamaku adalah menutupi hidung untuk menghalau bau seprai yang kotor, daging yang membusuk, dan sisa muntah, yang semuanya semerbak di dalam gudang yang panas ini. Mereka membuka penutup jendela langit-langit yang ada di atap logam, tapi udara yang berhasil masuk tak mampu menghalau kabut busuk di bawahnya. Garis-garis tipis cahaya matahari yang masuk memberikan satu-satunya penerangan, dan ketika mataku berhasil beradaptasi, aku bisa melihat deretan demi deretan orang yang terluka, di atas ranjang, dipan, dan lantai karena banyak sekali yang butuh tempat berbaring. Kepakan lalat-lalat hitam yang beterbangan, erangan orang-orang yang kesakitan, dan isakan mereka yang mendampingi orang yang mereka sayangi bergabung membentuk paduan suara memilukan.
Tak ada rumah sakit sungguhan di distrik-distrik. Kami mati di rumah, yang pada saat ini sepertinya menjadi pilihan yang lebih baik daripada yang ada di hadapanku sekarang. Lalu aku ingat bahwa banyak orang di sini mungkin kehilangan tempat tinggal mereka karena bom.
Keringat mulai mengalir turun dari punggungku, membasahi kedua telapak tanganku. Aku bernapas melalui mulut agar bisa menghilangkan bau yang tercium. Titik-titik hitam mulai tampak di dalam jarak pandangku, dan kupikir kemungkinan besar aku bakalan pingsan. Tapi kemudian aku melihat Paylor, yang memandangiku lekat-lekat, menunggu untuk melihat mentalku, dan apakah mereka benar dengan berpikir bahwa mereka bisa mengandalkanku. Jadi kulepaskan peganganku dari Gale dan kupaksa diriku berjalan lebih jauh masuk ke dalam gedung, melangkah di antara jalur sempit yang memisahkan deretan ranjang.
Katniss" terdengar suara serak di sebelah kiriku, lantang di antara dengungan suara yang bising. Katniss" Ada tangan terulur ke arahku di antara bayangan yang kabur. Kugenggam tangannya untuk berpegangan. Tangan itu milik perempuan muda yang kakinya luka. Darah merembes dari perbannya yang tebal, yang dipenuhi lalat. Wajahnya menunjukkan rasa sakit, tapi ada yang lain, sesuatu yang tidak sesuai dengan kondisinya. Ini benar kau"
Yeah, ini aku. kataku. Kebahagiaan. Itu ekspresi yang terlukis di wajahnya. Mendengar suaraku, wajahnya langsung cerah, penderitaannya terhapus sejenak.
Kau masih hidup" Kami tidak tahu. Orang-orang bilang kau masih hidup, tapi kami tidak tahu! katanya gembira.
Luka-lukaku lumayan parah. Tapi aku membaik, kataku. Kau juga akan begitu.
Aku harus memberitahu adikku! Wanita itu berusaha duduk dan memanggil seseorang yang berjarak beberapa ranjang dengannya. Eddy! Eddy! Dia ada di sini! Katniss Everdeen!
Seorang anak lelaki, mungkin baru berusia dua belas tahun, menoleh ke arah kami. Perban menutupi setengah wajahnya. Aku bisa melihat bagian samping mulutnya terbuka seakan hendak berseru. Aku menghampirinya, menyisir rambut ikalnya dari dahi. Terdengar gumaman salam yang tak jelas. Dia tak bisa bicara, tapi satu matanya yang masih bagus memandangiku dengan intens, seakan dia berusaha mengingat wajahku dengan terperinci.
Aku mendengar namaku disebut di antara udara yang panas, menyebar di seantero rumah sakit. Katniss! Katniss Everdeen! Suara-suara kesakitan dan penderitaan mulai berkurang, digantikan kata-kata pengharapan. Dari semua sisi, suara-suara ini memberi isyarat padaku. Aku mulai bergerak, menggenggam tangan-tangan yang terulur padaku, menyentuh mereka yang tak bisa menggerakkan sendi-sendi mereka, mengucapkan salam halo, bagaimana keadaanmu, senang bertemu denganmu. Tak ada kata-kata yang penting, tak ada kata-kata luar biasa yang menginspirasi. Tapi tak masalah, Boggs benar. Melihatku dalam keadaan hidup sudah menjadi inspirasi bagi mereka.
Tangan-tangan lapar menyentuhku, ingin merasakan kulitku. Ketika seorang pria yang terkena serangan bom menggenggam wajahku dengan kedua tangannya,
diam-diam aku berterima kasih pada Dalton yang menyarankanku agar membersihkan semua makeup-ku. Betapa konyolnya, betapa buruknya perasaanku jika aku menampilkan wajahku dengan topeng Capitol kepada orang-orang ini. Terluka, letih, tak sempurna. Itulah cara mereka mengenaliku, dan kenapa aku menjadi milik mereka.
Meskipun wawancara kontroversialnya dengan Caesar, banyak yang bertanya tentang Peeta, meyakinkanku bahwa mereka tahu dia bicara di bawah paksaan. Aku berusaha sebaik mungkin untuk terdengar positif tentang masa depan kami, tapi orang-orang tampak teramat sedih ketika mendengar aku kehilangan bayiku. Aku ingin bicara jujur dan memberitahu wanita yang menangis terisak-isak itu bahwa semua ini hanya bohongan, cuma taktik dalam permainan, tapi menampilkan sosok Peeta sebagai pembohong saat ini takkan memperbaiki citra dirinya. Atau citra diriku. Atau perjuangan ini.
Aku mulai mengerti sepenuhnya mengapa orang-orang mau susah payah melindungiku. Apa artinya aku bagi para pemberontak. Perjuanganku yang tak kenal menyerah terhadap Capitol, yang sering kali terasa seperti perjalanan seorang diri, ternyata tidak kulalui sendirian. Ada ribuan orang dari distrik-distrik yang berada di pihakku. Aku sudah jadi Mockingjay mereka lama sebelum aku menerima peran ini.
Perasaan baru mulai berkecambah dalam diriku. Tapi baru pada saat aku berdiri di atas meja, melambaikan tangan perpisahan pada orang-orang yang menyebut namaku, aku baru bisa menjelaskan perasaan ini. Kekuatan. Aku memiliki kekuatan yang sebelumnya tak pernah kusadari. Snow mengetahuinya, saat aku mengeluarkan buah-buah berry itu. Plutarch mengetahuinya ketika dia menyelamatkanku dari arena. Dan Coin tahu sekarang. Saking besarnya kekuatanku, Coin harus mengingatkan orang-orangnya di depan publik bahwa bukan aku yang memegang kendali.
Ketika kami berada di luar lagi, aku bersandar di gudang, mengambil napas, menerima botol minuman dari Boggs. Kau hebat tadi, katanya.
Yah, aku tidak pingsan atau muntah atau lari sambil menjerit. Yang kulakukan cuma meluncur di atas gelombang emosi yang membahana di tempat itu.
Kita berhasil merekam gambar-gambar yang bagus di sana, kata Cressida. Aku memandang si juru kamera, yang bercucuran keringat memanggul peralatan. Mesalla mencoret-coret membuat catatan. Aku bahkan tidak ingat mereka merekamku tadi.
Sungguh, aku tidak banyak melakukan apa-apa, kataku.
Kau harus menghargai dirimu sendiri atas apa yang telah kaulakukan di masa lalu, kata Boggs.
Apa yang telah kulakukan di masa lalu" Kupikir jejak kehancuran yang kutinggalkan seiring langkahku lututku goyah dan aku meluncur turun hingga terduduk. Itu campuran dari banyak hal.
Kau memang jauh dari sempurna. Tapi waktu telah membuktikan, kau harus menerimanya. kata Boggs.
Gale berjongkok di sampingku, menggeleng. Aku tak percaya kau membiarkan semua orang itu menyentuhmu. Aku sudah bersiap-siap melihatmu lari menerjang pintu keluar.
Diam kau! kataku sambil tertawa.
Ibumu akan sangat bangga padamu ketika dia melihat rekaman videonya. kata Gale.
Ibuku bahkan tak mengenaliku. Dia terlalu ngeri melihat keadaan yang terjadi di sana. Aku memandang Boggs dan bertanya, Apakah seperti itu keadaan di tiap distrik"
Ya. Sebagian besar distrik terus diserang. Kami berusaha memberi bantuan setiap kali kami bisa, tapi bantuan tak cukup. Boggs terdiam sejenak, perhatiannya teralih pada apa yang dia dengar di alat pendengarnya. Aku harus sadar bahwa aku sama sekali belum mendengar suara Haymitch, dan kusentuh alat pendengarku, penasaran apakah alat milikku rusak. Kita harus ke landasan udara. Segera, kata Boggs, menarikku berdiri dengan satu tangan. Ada masalah.
Masalah macam apa" tanya Gale.
Pesawat pengebom datang. kata Boggs. Dia menarik bagian belakang leherku dan memakaikan helm Cinna ke kepalaku. Ayo bergerak!
Tanpa tahu apa yang terjadi, aku berlari di sepanjang bagian depan gudang, ke gang yang menuju landasan udara. Tapi aku tidak merasakan ancaman langsung. Langit kosong, biru tanpa awan. Jalanan lengang, kecuali orang-orang yang membawa mereka yang ter
luka ke rumah sakit. Tidak ada musuh, tak ada peringatan. Lalu sirine mulai bergaung. Dalam hitungan detik, pesawat-pesawat Capitol yang terbang rendah dalam formasi V muncul di atas kami, dan bom-bom mulai berjatuhan. Aku terlempar ke udara, menabrak dinding depan gudang. Ada sakit yang menyengat tepat di atas bagian belakang lutut kananku. Ada yang mengenai bagian punggungku juga, tapi sepertinya tidak menembus rompiku. Aku berusaha bangkit, tapi Boggs mendorongku agar tiarap lagi, melindungi tubuhku dengan tubuhnya sebagai perisai. Tanah bergetar di bawahku ketika bom demi bom yang dijatuhkan dari pesawat meledak.
Rasanya mengerikan seperti sedang dijepit ke dinding, ketika bom-bom berjatuhan. Apa istilah yang digunakan ayahku tentang membunuh dengan mudah" Seperti menembak ikan di dalam gentong. Kami jadi ikannya, jalanan ini gentongnya.
Katniss! Aku terkejut mendengar suara Haymitch di telingaku.
Apa" Ya, apa" Aku di sini! jawabku.
Dengarkan aku. Kami tidak bisa mendarat saat pengeboman berlangsung, tapi keberadaan dirimu tak boleh diketahui, katanya.
Jadi mereka tak tahu aku berada di sini" Seperti biasa, aku berasumsi bahwa keberadaanku yang menghasilkan hukuman ini.
Mata-mata kita pikir begitu. Penyerbuan ini sudah dijadwalkan. kata Haymitch.
Kini terdengar suara Plutarch, tenang namun kuat. Suara Ketua Juri Pertarungan yang biasa memberi perintah di bawah tekanan. Ada gudang berwarna biru terang berjarak tiga gudang dari tempatmu berada. Ada bunker di sudut sebelah utaranya. Bisakah kalian ke sana"
Kami akan berusaha, jawab Boggs. Suara Plutarch pasti bisa didengar semua orang, karena para pengawal dan kru TV segera bangun. Secara naruliah mataku mencari Gale dan melihatnya berdiri, tak terluka.
Kalian mungkin punya waktu empat puluh lima detik sebelum gelombang seragan berikutnya, kata Plutarch.
Aku mengerang kesakitan ketika kaki kananku harus menanggung beban tubuhku, tapi aku terus bergerak. Tak ada waktu untuk memeriksa lukaku. Dan lebih baik tak melihatnya sekarang. Untungnya, aku memakai sepatu rancangan Cinna. Sepatu itu mencengkeram aspal saat bersentuhan dan langsung lepas dengan mudah. Aku pasti sudah tak ada harapan jika memakai sepatu yang diberikan oleh Distrik 13 untukku. Boggs memimpin pelarian, tapi tak ada seorang pun yang menyusul melewatiku. Malahan mereka berlari menyamakan langkahku, melindungi bagian-bagian sisiku, belakangku. Kupaksa diriku berlari cepat seiring detik-detik berlalu. Kami melewati gudang abu-abu kedua dan berlari di sepanjang gedung berwarna cokelat tanah. Di depan sana, aku melihat bagian depan gudang berwarna biru. Tempat bunker berada. Kami baru saja tiba di gang, hanya perlu menyeberanginya agar bisa ke pintu ketika gelombang bom berikutnya tiba. Otomatis aku melompat ke dalam gang dan berguling menuju dinding biru. Kali ini Gale yang melemparkan diri melindungiku memberikan perisai tambahan dari pengeboman. Kali ini sepertinya lebih lama, tapi kami sudah bergerak lebih jauh.
Aku berguling menyamping dan langsung memandang mata Gale. Sedetik dunia berhenti berputar dan yang ada hanya wajah Gale yang merah padam, pelipisnya berdenyut, tubuhnya sedikit terbuka ketika dirinya berusaha mengatur napasnya yang terengah-engah.
Kau tidak apa-apa" tanya Gale, kata-katanya nyaris tenggelam dalam ledakan.
Yeah. Kurasa mereka tidak melihatku, jawabku. Maksudku mereka tidak mengikuti kita.
Tidak, mereka punya sasaran lain, kata Gale.
Aku tahu, tapi tak ada apa-apa di sana kecuali... Kesadaran itu menghantam kami berbarengan.
Rumah sakit. Segera. Gale berdiri dan berteriak pada yang lain. Sasaran mereka adalah rumah sakit!
Bukan urusanmu, kata Plutarch dengan tegas. Pergilah ke bunker,
Tapi di sana hanya ada orang yang terluka! kataku.
Katniss" Aku mendengar nada peringatan dalam nada suara Haymitch dan aku tahu apa yang bakal dikatakannya. Jangan coba-coba berpikir...! Kutarik lepas alat pendengarku dan kubiarkan kabelnya tergantung. Setelah telingaku bebas dari alat pendengar, aku mendengar suara lain. Senapan mesin yang ditembakkan dari ata
p gudang berwarna cokelat tanah di seberang gang. Ada yang balas menembak. Sebelum ada orang yang bisa menghentikanku, aku segera lari menuju tangga darurat dan mulai menaikinya. Memanjat. Salah satu hal yang jago kulakukan.
Jangan berhenti! Aku mendengar suara Gale di belakangku. Lalu terdengar bunyi sepatu botnya yang menghantam wajah seseorang. Jika yang dihajarnya adalah Boggs, Gale akan membayar mahal untuk itu di kemudian hari. Aku berhasil sampai ke atap dan menarik tubuhku di bagian landasan. Aku berhenti agar bisa menarik Gale ke sampingku, lalu kami berlari menuju deretan senapan mesin yang mengarah di sisi jalan gudang. Masing-masing senapan mesin dipegang oleh beberapa pemberontak. Kami menyelinap di antara sepasang prajurit, yang membungkuk di belakang bankade.
Boggs tahu kalian ada di atas sini" Aku melihat ke kiri dan melihat Paylor ada di belakang salah satu senapan, memandang kami dengan tatapan heran.
Aku berusaha tidak berterus terang tanpa berbohong. Pokoknya, dia tahu di mana kami berada.
Paylor tertawa. Aku yakin dia tahu. Kau pernah berlatih memakai ini" Dia menepuk selongsong senapannya.
Pernah. Di Tiga Belas, jawab Gale. Tapi aku lebih suka menggunakan senjataku sendiri.
Ya, kami punya panah. Kuangkat anak panahku, lalu sadar betapa anak panah ini pasti lebih mirip mainan. Benda ini jauh lebih mematikan daripada kelihatannya.
Sebaiknya begitu, kata Paylor. Baiklah. Kami memperhitungkan paling tidak ada tiga gelombang serangan lagi. Mereka harus menurunkan perisai penghilang pesawat sebelum menjatuhkan bom. Saat itulah kesempatan kita. Tetaplah merunduk! Aku memasang posisi untuk menembakkan panah dengan kuda-kuda satu lutut.
Lebih baik mulai dengan api, kata Gale.
Aku mengangguk dan menarik anak panah dari selongsong paling kanan. Jika kami salah sasaran, anak panah ini akan mendarat entah di mana mungkin di gudang-gudang seberang jalan. Api bisa dipadamkan, tapi kerusakan yang ditimbulkan oleh ledakan mungkin tak bisa diperbaiki.
Tiba-tiba mereka muncul di langit, dua blok jauhnya, mungkin seratus meter di atas kami. Tujuh pesawat pengebom kecil dengan formasi V, Angsa! aku berseru pada Gale. Dia tahu benar apa yang kumaksud. Pada musim migrasi, ketika kami berburu unggas, kami mengembangkan sistem menbagi burung-burung itu agar kami tidak mengejar sasaran yang sama. Aku menyasar bagian V terjauh, Gale mengambil yang terdekat, dan kami menembak burung terdepan bergantian. Tak ada waktu lagi untuk membahasnya. Aku memperkirakan waktu tiba pesawat-pesawat itu dan anak panahku pun melayang. Panahku berhasil mengenai bagian dalam sayap salah satu pesawat, membuatnya terbakar. Gale tidak berhasil mengenai pesawat paling depan. Api berkobar di atap gudang kosong di seberang kami. Dia mengumpat pelan.
Pesawat yang kutembak melepaskan diri dari formasi, tapi tetap melepaskan bomnya. Namun pesawat itu tidak menghilang, juga pesawat lain yang kuperkirakan terkena tembakan. Kerusakan yang terjadi pasti membuat perisai penghilang pesawat tak bisa diaktifkan lagi.
Tembakan yang bagus, kata Gale.
Aku bahkan tidak membidik yang itu, gumamku. Aku membidik pesawat yang ada di depannya. Mereka jauh lebih cepat daripada yang kita kira.
Siap-siap! seru Paylor. Gelombang pesawat berikutnya mulai muncul.
Api tak terlalu berguna, kata Gale. Aku mengangguk dan kami memasang anak panah berujung peledak. Gudang-gudang di seberang jalan juga tampaknya tidak berpenghuni.
Ketika pesawat-pesawat itu terbang makin dekat, aku membuat keputusan lain. Aku berdiri! aku berteriak pada Gale, dan bangkit. Ini posisi yang bisa membuatku membidik paling tepat sasaran. Aku menembakkan panah lebih dulu dan langsung mengenai pesawat paling depan, meledakkan lubang di perut pesawat. Gale meledakkan ekor pesawat kedua. Pesawat itu berputar-putar dan jatuh di jalan, menimbulkan serangkaian ledakan ketika barang bawaannya ikut meledak.
Mendadak, formasi V ketiga pun tampak. Kali ini, Gale yang telah mengenai pesawat paling depan. Aku mengenai bagian sayap pesawat kedua, membuatnya berputar dan menabrak pes
awat di belakangnya. Kedua pesawat sama-sama jatuh menimpa atap gudang di seberang rumah sakit. Pesawat keempat jatuh kena berondongan tembakan.
Sudah, sampai di sini, kata Paylor.
Api dan asap yang hitam pekat dari bangkai pesawat menghalangi pandangan kami. Apakah mereka berhasil mengebom rumah sakit"
Pastinya. sahut Paylor muram.
Ketika aku bergegas menuruni tangga di ujung gudang, Messalla dan salah satu serangga yang muncul di belakang saluran udara mengagetkanku. Kupikir mereka masih meringkuk di gang.
Mereka mulai jadi seperti aku, kata Gale.
Aku menuruni tangga. Ketika kakiku memijak tanah, aku melihat seorang pengawal, Cressida, dan salah satu serangga sedang menunggu. Aku mengira akan terjadi perlawanan, tapi Cressida melambai padaku agar ke rumah sakit. Dia berteriak, Aku tak peduli, Plutarch! Beri aku lima menit lagi! Aku tak mau mempertanyakan kebebasan ini, dan langsung menyebrang jalan.
Oh, tidak, bisikku ketika melihat rumah sakit. Gedung yang dulunya rumah sakit. Aku bergerak melewati mereka yang terluka, melewati sisa pesawat yang terbakar, dan terpaku melihat kehancuran di hadapanku. Orang-orang berteriak, berlarian panik, tapi tak mampu menolong. Bom-bom tadi jatuh menghantam atap rumah sakit dan membuat gedung tersebut terbakar, memerangkap pasien-pasien yang ada di dalamnya. Sekelompok penyelamat sudah berkumpul, berusaha membuka jalan masuk. Tapi aku sudah tahu apa yang akan mereka temui. Jika reruntuhan bangunan dan api tidak membunuh mereka, asap akan melakukan tugasnya.
Gale berada di sampingku. Kenyataan bahwa dia tidak melakukan apa-apa hanya menegaskan kecurigaanku. Penambang takkan meninggalkan korban kecelakaan sampai dia pikir keadaannya sudah tanpa harapan.
Ayo, Katniss. Haymitch bilang dia bisa mendaratkan pesawat untuk menjemput kita sekarang, katanya memberitahuku. Tapi aku sepertinya tak bisa bergerak.
Kenapa mereka melakukannya" Kenapa mereka menjadikan orang-orang yang sudah sekarat sebagai sasaran" aku bertanya padanya.
Membuat yang lain takut. Mencegah yang terluka mencari pertolongan, kata Gale. Orang-orang yang kautemui, mereka bisa dikorbankan. Paling tidak, bagi Snow. Jika Capitol menang, apa yang akan dilakukannya dengan budak-budak cacat"
Aku teringat masa bertahun-tahun di hutan, mendengarkan omelan Gale tentang Capitol. Aku, saat itu, tidak terlalu menyimaknya. Bertanya-tanya kenapa Gale mau susah payah mencari tahu motif perbuatan mereka. Apa pentingnya berpikir seperti musuh kami. Jelas, semua itu penting hari ini. Saat Gale mempertanyakan keberadaan rumah sakit, dia tidak memikirkan penyakit yang bisa menyebar, tapi ini. Karena dia tak pernah meremehkan kekejaman mereka yang kami hadapi.
Perlahan-lahan aku berbalik dan memunggungi rumah sakit dan melihat Cressida, diapit dua serangganya. Berdiri beberapa meter jauhnya dariku. Sikapnya tak tergoyahkan. Bahkan tampak tenang. Katniss, katanya, Presiden Snow baru saja menyiarkan pengeboman tadi secara langsung. Kemudian dia tampil dan mengatakan ini caranya untuk mengirim pesan kepada para pemberontak. Bagaimana denganmu. Kau ingin mengatakan sesuai pada para pemberontak"
Ya. bisikku. Mataku menangkap lampu merah yang berkedip-kedip pada salah satu kamera. Aku tahu aku sedang direkam. Ya, kataku dengan lebih tegas. Semua orang menjauh dariku Gale, Cressida, para juru kamera memberiku panggung. Tapi aku tetap memusatkan perhatian pada lampu merah. Aku ingin memberitahu pada pemberontak bahwa aku masih hidup. Aku ada di sini di Distrik Delapan, Capitol baru saja mengebom rumah sakit yang penuh dengan lelaki, perempuan, dan anak-anak tak bersenjata. Takkan ada korban selamat. Keterkejutan yang kurasakan mulai berubah jadi kemarahan. Aku ingin memberi tahu orang-orang bahwa jika ada yang berpikir Capitol akan memperlakukan kita dengan adil dengan adanya gencatan senjata, kau pasti bermimpi. Karena kau tahu siapa mereka dan apa yang mereka lakukan. Kedua tanganku langsung terangkat, seakan ingin memperlihatkan seluruh kengerian di sekelilingku. Inilah yang mereka lakukan! Dan kita harus melawan b
alik! Aku bergerak mendekati kamera sekarang, didorong oleh rasa marahku. Presiden Snow bilang dia mengirimi kita pesan" Kalau begitu, aku juga punya pesan untuknya. Kata bisa menyiksa kami, mengebom kami, dan membumihanguskan distrik-distrik kami, tapi kau lihat itu" Salah satu kamera mengikuti arah yang kutunjuk, pesawat-pesawat yang terbakar di atas atap gudang di seberang kami. Lambang Capitol di sayap pesawat tampak jelas di antara kobaran api. Api sudah tersulut! Aku berteriak sekarang, bertekad agar Snow tidak kehilangan satu pun kata-kataku. Dan jika kami terbakar, kau terbakar bersama kami!
Kata-kata terakhirku menggantung di udara. Aku merasa tertahan dalam waktu. Terangkat di dalam awan panas yang muncul tidak dari sekelilingku, tapi dari dalam diriku sendiri.
Cut! Suara Cressida menyadarkanku kembali ke kenyataan, memadamkan apiku. Dia mengangguk setuju padaku. Bungkus!
BAB DELAPAN BOGGS muncul dan mencengkeram lenganku kuat-kuat, tapi aku tidak berencana lari sekarang. Aku menoleh memandang rumah sakit tepat ketika seluruh bangunan itu runtuh dan keinginanku untuk melawan pun ikut runtuh. Semua orang tadi, ratusan orang yang terluka, keluarga mereka, petugas medis dari Distrik 13, tewas sudah. Aku menoleh memandang Boggs, melihat wajahnya yang bengkak karena sepatu bot Gale. Meskipun bukan pakar, tapi aku yakin hidungnya patah. Suaranya lebih terdengar pasrah dibanding marah. Kembali ke landasan udara. Dengan patuh aku melangkah dan mengernyit ketika aku merasakan sakit yang mengigit di belakang lutut kananku. Adrenalin yang tadi memompaku sudah hilang dan bagian-bagian tubuhku menyuarakan serangkaian keluhan. Aku babak belur dan berdarah, dan seakan ada orang yang memalu pelipis kiriku dari dalam tengkorakku. Boggs mengamati wajahku dengan cepat, lalu menggendongku dan berlari menuju landasan. Separo jalan, aku muntah di rompi antipelurunya. Karena dia terengah-engah, aku tak bisa yakin seratus persen, tapi sepertinya kudengar dia mendesah.
Pesawat ringan berukuran kecil menunggu di landasan, berbeda dengan yang mengangkut kami kemari. Tidak lama setelah tim kami naik, pesawat pun tinggal landas. Tak ada kursi-kursi nyaman dan jendela kali ini. Sepertinya kami berada di dalam pesawat pengangkut. Boggs memberikan pertolongan pertama pada orang-orang sebelum kami tiba di 13. Aku ingin melepaskan rompiku, karena rompiku kena muntahku sebagian, tapi terlalu dingin untuk memikirkannya. Aku berbaring di lantai dengan kepala di pangkuan Gale. Yang terakhir kuingat adalah Boggs menutupi tubuhku dengan karung.
Saat terbangun, tubuhku sudah terasa hangat dan aku berada di ranjang lamaku di rumah sakit. Ibuku ada di sana, memeriksa tanda-tanda vitalku. Bagaimana perasaanmu"
Agak bonyok, tapi baik, jawabku.
Tak ada seorang pun yang memberitahu kami kau pergi sampai kau sudah pergi, kata ibuku.


Mockingjay Buku Terakhir Trilogi The Hunger Games Karya Suzanne Collins di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Aku merasakan sengatan rasa bersalah. Saat keluargamu harus mengirimmu dua kali ikut Hunger Games, hal seperti ini seharusnya tidak boleh diabaikan. Maafkan aku. Mereka tidak mengira bakal ada serangan. Aku seharusnya hanya mengunjungi pasien, kataku menjelaskan. Lain kali, aku akan meminta mereka menjelaskannya padamu.
Katniss, tak ada seorang pun menjelaskan apa-apa padaku. kata ibuku.
Memang benar. Bahkan aku pun tak memberinya penjelasan. Sejak ayahku meninggal. Kenapa harus berpura-pura" Yah, akan kuminta mereka... untuk tetap memberitahu.
Di meja samping tempat tidur ada pecahan bom yang mereka ambil dari kakiku. Para dokter lebih mencemaskan kemungkinan otakku rusak karena ledakan, karena aku belum pulih total dari gegar otakku yang sebelumnya. Tapi pandanganku tidak berbayang atau buram dan aku bisa berpikir jernih. Aku sudah tidur sepanjang sore hingga malam hari, dan aku lapar sekarang. Sarapanku amat sedikit. Hanya beberapa potong kecil roti yang dicelup di dalam susu hangat. Aku sudah dipanggil mengikuti pertemuan pagi hari di Ruang Komando. Aku mulai bergerak bangun lalu menyadari bahwa mereka berencana untuk mendorong ranjang rumah sakitku ke sana. Aku ingin berjalan, tapi tidak boleh, j
adi aku menawar agar boleh pakai kursi roda saja. Sesungguhnya aku merasa baik-baik saja. Kecuali bagian kepala, kaki, dan rasa ngilu dari memar-memarku, dan mual yang kurasakan sehabis makan. Mungkin kursi roda ini ide yang bagus juga.
Dan mereka mendorongku ke sana, aku mulai merasa tidak nyaman dengan apa yang bakal kuhadapi. Aku dan Gale melanggar perintah kemarin dan luka Boggs bisa membuktikan ketidakpatuhan kami. Tentu bakal ada akibat dari perbuatan kami, tapi apakah Coin bakal bertindak jauh dengan membatalkan perjanjian untuk memberi ampunan pada para pemenang" Apakah aku sudah membuat Peeta kehilangan perlindungan yang bisa kuberikan untuknya"
Saat aku tiba di Ruang Komando, yang sudah tiba di sana adalah Cressida, Mesalla, dan para serangga. Mesalla langsung bersemangat dan berkata, Itu dia bintang kecil kita! dan yang lain tersenyum amat tulus sehingga aku tak bisa menahan diri untuk tidak membalas senyum mereka. Mereka membuatku terkesan di Distrik 8, mengikutiku sampai ke atap pada saat pengeboman, membantah Plutarch agar mereka bisa mendapatkan rekaman yang mereka inginkan. Mereka tidak sekadar bekerja, mereka bangga terhadap pekerjaan mereka. Seperti Cinna.
Aku punya pikiran aneh bahwa jika kami berada di arena bersama, aku akan memilih mereka sebagai sekutuku, Cressida, Mesalla, dan dan Aku harus berhenti memanggil kalian "serangga", kataku pada para juru kamera. Aku menjelaskan bahwa aku tak tahu nama mereka, tapi pakaian mereka mirip serangga. Perbandingan itu sepertinya tidak menganggu mereka. Bahkan tanpa kamera, mereka berdua mirip satu sama lain. Rambut pirang pasir, janggut merah, dan mata biru. Yang suka mengigit kukunya memperkenalkan diri dengan nama Castor dan satunya lagi, yang ternyata saudara lelakinya, bernama Pollux. Aku menunggu Pollux mengucap halo, tapi dia hanya mengangguk. Mulanya kupikir dia pemalu atau tidak suka bicara. Tapi ada sesuatu yang menggugah perhatianku posisi bibirnya, usaha lebih yang diperlukannya untuk menelan dan aku tahu sebelum Castor memberitahuku. Pullox adalah Avox. Mereka memotong lidahnya dan dia tak bisa bicara lagi. Dan aku tak perlu bertanya lagi apa yang membuatnya mempertaruhkan segalanya untuk menjatuhkan Capitol.
Ketika ruangan itu makin lama makin terisi banyak orang, aku menguatkan diri untuk menerima sambutan yang tak seramah tadi. Tapi satu-satunya orang yang bersikap negatif adalah Haymitch, yang memang selalu seperti itu, dan Fulvia Cardew yang bermuka masam. Boggs memakai topeng plastik berwarna kulit di bagian bibir atasnya hingga ke alis dugaanku benar tentang hidungnya yang patah sehingga ekspresinya sulit kubaca. Coin dan Gale sedang bercakap-cakap akrab.
Ketika Gale duduk di kursi di samping kursi rodaku, aku berkata, Punya teman baru ya"
Mata Gale berkedip memandang Presiden dan kembali ke arahku. Salah satu dari kita kan harus mudah didekati. Dia menyentuh dahiku dengan lembut. Bagaimana keadaanmu"
Mereka pasti menyajikan bawang putih dan tahu kukus sebagai sayuran pada saat sarapan. Semakin banyak orang berkumpul, aroma makanan itu semakin kuat. Perutku bergolak dan cahaya mendadak tampak terlalu terang. Agak terguncang. kataku. Bagaimana denganmu.
Baik. Mereka berhasil mengambil beberapa pecahan bom. Bukan masalah besar, katanya.
Coin membuka pertemuan. Serangan Udara kita secara resmi telah diluncurkan. Bagi mereka yang ketinggalan siaran propo pertama kita yang ditayangkan dua ratus kali atau tujuh belas kali tayangan ulang yang berhasil disiarkan Beetee setelah itu kami akan memutarnya kembali. Memutarkannya kembali" Jadi mereka tak hanya mendapatkan potongan-potongan gambar yang bisa mereka pakai, mereka juga berhasil menyusun menyusun tayangan propo dan menyiarkannya berkali-kali. Kedua telapak tanganku basah menunggu penampilanku di televisi. Bagaimana jika penampilanku masih buruk" Bagaimana jika aku tampil kaku dan tampak tak punya tujuan seperti yang terjadi di studio dan mereka sudah menyerah untuk mendapatkan gambar diriku yang lebih baik. Satu demi satu layar muncul dari meja, lampu mulai diremangkan, dan
keheningan merayap dalam ruangan.
Mulanya layarku hitam. Lalu ada kedipan-kedipan kecil di bagian tengah. Kedipan itu membesar, menyebar, mengisi bagian gelap di layar hingga semuanya terlalap api yang berkobar, hingga aku membayangkan panas yang memancar dari api itu. Gambar pin mockingjay-ku muncul, bersinar merah-keemasan. Suara yang dalam dan berwibawa, yang menghantui mimpi-mimpiku, mulai berbicara. Cladius Templesmith, penyiar yang memberi pengumuman dalam Hunger Games berkata, Katniss Everdeen, gadis yang terbakar, terus berkobar.
Mendadak, aku ada di layar, menggantikan mockingjay, berdiri di depan api dan asap sungguhan di Distrik 8. Aku ingin memberitahu para pemberontak bahwa aku masih hidup. Aku ada di sini di Distrik Delapan. Capitol baru saja mengebom rumah sakit yang penuh dengan lelaki, perempuan, dan anak-anak tak bersenjata. Takkan ada korban selamat. Gambar berganti ke rumah sakit yang roboh, wajah-wajah orang yang putus asa ketika melihat gedung itu hancur sementara suaraku masih terdengar sebagai latar belakang. Aku ingin memberitahu orang-orang bahwa jika ada yang berpikir Capitol akan memperlakukan kita dengan adil dengan adanya gencatan senjata, kau pasti bermimpi. Karena kau tahu siapa mereka dan apa yang mereka lakukan. Kembali ke wajahku sekarang, kedua tanganku terangkat menunjukkan kekejaman yang terjadi di sekelilingku. Inilah yang mereka lakukan! Dan kita harus melawan balik! Saat ini muncul gabungan gambar-gambar peperangan. Bom-bom yang berjatuhan, kami berlari, ledakan membuat kami terlempar jatuh close-up lukaku, yang tampak bagus dan berdarah-darah memanjat ke atap, bersembunyi di tempat berlindung, dan tayangan yang menampilkan para pemberontak dengan bagus, Gale, dan kebanyakan aku, aku, dan aku yang menjatuhkan pesawat-pesawat itu dari angkasa. Gambar berpindah menyorot aku bergerak mendekati kamera. Presiden Snow bilang dia mengirimi kita pesan" Kalau begitu, aku juga punya pesan untuknya. Kau bisa menyiksa kami, mengebom kami, dan membumihanguskan distrik-distrik kami, tapi kau lihat itu" Kamera bergerak menyoroti pesawat-pesawat yang terbakar di atas atap gudang di seberang kami. Menyoroti lekat-lekat lambang Capitol di sayap pesawat, yang meleleh kembali menampilkan wajahku. Api sudah tersulut! Dan jika kami terbakar, kau terbakar bersama kami! Api melalap layar lagi. Gambar berganti dengan layar hitam, ada tulisan dengan huruf besar:
JIKA KAMI TERBAKAR KAU TERBAKAR BERSAMA KAMI
Kata-kata itu terbakar dan layar pun berubah hitam pekat.
Ada rasa senang yang tak terucapkan, lalu tepuk tangan yang diikuti permintaan untuk melihatnya sekali lagi. Coin memencet tombol REPLAY, dan kali ini karena aku tahu apa yang bakal terjadi, aku berpura-pura sedang menontonnya di televisi di rumahku di Seam. Pernyataan anti-Capitol. Tak pernah ada hal semacam ini di televisi. Paling tidak, sepanjang masa hidupku.
Pada saat layar menggelap untuk kedua kalinya, aku perlu tahu lebih banyak. Apakah rekaman ini ditayangkan di seluruh Panem" Apakah mereka menontonnya di Capitol"
Tidak diputar di Capitol, kata Plutarch, Kita tidak bisa membajak sistem mereka, meskipun Beetee sedang mengusahakannya. Tapi ini diputar di seluruh distrik. Kita bahkan memutarnya di Distrik Dua, yang mungkin malah lebih bermanfaat dibanding kita memutarnya di Capitol pada titik peperangan ini.
Apakah Cladius Templesmith bersama kita" tanyaku.
Mendengar pertanyaanku, Plutarch tertawa terbahak-bahak. Hanya suaranya. Tapi kita tinggal mengambilnya. Kita bahkan tak perlu melakukan editing khusus. Dia mengucapkannya pada Hunger Games yang pertama. Tangannya menggebrak meja. Mari kita tepuk tangan sekali lagi buat Cressida, timnya yang luar biasa, dan tentu saja, untuk tokoh kita di kamera!
Aku juga ikut bertepuk tangan sampai aku sadar akulah si tokoh di kamera itu dan mungkin aku tampak sombong dengan bertepuk tangan untuk diriku sendiri, tapi tak seorang pun memperhatikannya. Namun aku melihat ketegangan di wajah Fulvia. Kupikir ini pasti berat untuknya, melihat gagasan Haymitch berhasil di bawah arahan Cr
essida, sementara ide Fulvia di studio gagal total.
Coin sepertinya sudah sampai di ujung kesabarannya pada acara memberi selamat pada diri sendiri ini. Ya, memang pantas dipuji. Hasilnya jauh lebih baik daripada yang kita harapkan. Tapi aku harus mempertanyakan besarnya risiko yang berani kaujalani. Aku tahu serangan itu tak bisa diduga. Namun mengingat keadaan-keadaan kita, kurasa kita harus mendiskusikan keputusan untuk mengirim Katniss ke dalam medan perang sungguhan.
Keputusan" Mengirimku ke medan perang" Kalau begitu, dia tidak tahu bahwa dengan jelas aku mengabaikan perintah-perintah, mencopot alat pendengarku, dan kabur dari pengawalku. Apa lagi yang mereka rahasiakan dari Coin"
Itu memang keputusan sulit, kata Plutarch, sambil mengerutkan kening. Tapi kami sudah memutuskan bersama bahwa kami takkan dapat rekaman yang bisa digunakan jika kita menguncinya di bunker setiap kali ada letusan senjata.
Dan kau tidak apa-apa dengan semua itu" tanya sang presiden.
Gale harus menendangku di bawah meja sebelum aku sadar bahwa Presiden Coin bicara padaku. Oh" Yeah, aku tidak apa-apa dengan semua itu. Rasanya menyenangkan bisa melakukan sesuatu.
Kalau begitu, mari kita bersikap lebih bijak dengan penampilannya. Terutama sekarang setelah Capitol tahu apa yang bisa dia lakukan, kata Coin. Terdengar dengungan persetujuan di sekeliling meja.
Tak ada seorang pun yang mengadukan perbuatanku dan Gale. Bahkan tidak juga Plutarch, yang perintahnya kami abaikan. Tidak juga Boggs, yang hidungnya patah. Juga tidak para serangga yang kami bawa masuk ke arena tempur. Bahkan Haymitch juga tidak tapi, tunggu. Haymitch memberiku senyuman mematikan dan berkata dengan manis. Yeah, kami tak mau kehilangan Mockingjay kecil kita ketika dia akhirnya mulai bernyanyi. Aku mengingatkan diriku agar tidak berduaan dalam satu ruangan dengannya, karena dia jelas punya pikiran membalas dendam karena alat pendengar tolol itu.
Jadi apa lagi yang kaurencanakan" tanya sang Presiden.
Plutarch mengangguk pada Cressida, yang sedang memperhatikan papan tulis kecilnya. Kita punya beberapa rekaman yang amat bagus ketika Katniss mengunjungi rumah sakit di Delapan. Kita bisa membuat rekaman propo lagi dengan tema "Karena kau tahu siapa mereka dan apa yang mereka lakukan." Kita akan fokus pada Katniss yang berinteraksi dengan para pasien, terutama anak-anak, pemboman rumah sakit, dan reruntuhannya. Mesalla sedang menyusun semua gambar itu. Kami juga memikirkan Mockingjay itu. Kita sorot beberapa adegan terbaik Katniss dipadukan dengan bangkitnya pemberontak dan potongan-potongan rekaman perang. Kita akan menamainya 'Api yang tersulut'. Lalu Fulvia memberikan ide yang amat brilian.
Ekspresi Fulvia yang bermuka masam langsung ganti terperanjat, tapi dia segera pulih dari kagetnya, Hm, aku tidak tahu seberapa briliannya, tapi kupikir kita bisa membuat propo berseri dengan judul Kami Mengingat. Dalam setiap propo itu, kita menampilkan peserta yang sudah meninggal. Rue kecil dari Sebelas atau Nenek Mags dari Empat. Tujuannya adalah agar kita bisa menyasar setiap detik dengan menampilkan sesuatu yang sifatnya personal.
Seorang peserta mewakili para pesertamu, yang sudah tiada, kata Plutarch.
Ini brilian, Fulvia, kataku dengan tulus. Ini cara yang sempurna untuk mengingatkan orang-orang kenapa mereka berjuang.
Kurasa bisa berhasil, katanya. Kupikir kita bisa menggunakan Finnick sebagai intro dan mengisi narasinya. Jika kita tertarik membuat semua ini.
Sejujurnya, kurasa tak ada salahnya kita membuat banyak propo Kami Mengingat, kata Coin. Bisakah kau membuatnya hari ini"
Tentu bisa, jawab Fulvia, yang jelas tidak tampak marah lagi karena idenya ditanggapi.
Cressida berhasil membuat keadaan di bidang kreatif jadi lancar dengan niat baiknya. Memuji ide Fulvia, yang sesungguhnya memang ide yang amat bagus, dan memuluskan jalannya untuk terus menampilkan gagasannya tentang Mockingjay di televisi. Yang menarik adalah Plutarch sepertinya tidak merasa perlu mendapat pujian. Dia hanya ingin Serangan Udara berhasil. Aku ingat bahwa Plutarch adalah
Ketua Juri Pertarungan, bukan anggota kru. Bukan pion dalam Hunger Games. Maka dari itu, keberhasilannya bukan ditentukan oleh satu unsur semata, tapi dari seluruh keberhasilan produksi. Jika kami memenangkan perang, saat itulah Plutarch akan menerima pujiannya. Dan berharap memperoleh imbalan.
Presiden menyuruh semua orang agar segera bekerja, jadi Gale mendorongku kembali ke rumah sakit. Kami tergelak ketika membahas cara kami menutupi cerita sebenarnya. Gale bilang tak ada seorang pun yang mau terlihat buruk dengan mengakui bahwa mereka tak bisa mengontrol kami. Pendapatku lebih baik, dengan mengatakan bahwa mereka mungkin tidak mau membahayakan kesempatan mereka membawa kami keluar lagi setelah mereka berhasil mengambil beberapa rekaman yang bagus. Pendapat kami berdua mungkin sama-sama ada benarnya. Gale harus bertemu Beetee di Persenjataan Khusus, jadi aku memutuskan tidur.
Sepertinya aku baru tidur beberapa menit, tapi ketika kubuka mataku, aku terjengit melihat Haymitch duduk tidak jauh dari ranjangku. Menunggu. Mungkin dia sudah menunggu selama beberapa jam jika jam yang kulihat benar. Tadinya aku berniat menjerit memanggil saksi, tapi cepat atau lambat aku harus menghadapinya.
Haymitch mencondongkan tubuhnya ke depan dan menggoyang-goyangkan sesuatu yang tergantung di atas kawat putih tipis di depan hidungku. Aku sulit memusatkan perhatian, tapi aku yakin apa benda yang ada di depanku. Dia menjatuhkannya di atas seprai, Itu alat pendengarmu. Kuberi kau satu kesempatan lagi untuk memakainya. Jika kau melepaskannya lagi, aku akan memasangkan ini di kepalamu. Haymitch mengangkat semacam helm logam dan di kepalaku seketika terlintas kata belenggu kepala. Ini unit audio yang terkunci di kepalamu hingga bawah dagumu sampai aku membukanya dengan kunci. Dan aku yang punya satu-satunya kunci. Jika entah bagaimana kau cukup pintar membukanya Haymitch membanting belenggu kepala itu ke ranjang dan mengeluarkan kepingan perak mungil Aku akan meminta mereka untuk mengoperasimu dan menanam transmiter ini ke dalam telingamu agar aku bisa bicara denganmu dua puluh empat jam sehari.
Haymitch dalam kepalaku sepanjang waktu. Mengerikan, Aku akan memakai alat pendengar, gumamku.
Maaf, apa ya" tanya Haymitch.
Aku akan memakai alat pendengar! kataku, cukup keras hingga bisa membangunkan setengah rumah sakit.
Kau yakin" Karena aku cukup gembira dengan tiga pilihan ini, katanya.
Aku yakin. kataku. Kugulung kabel alat pendengar itu dan kugenggam erat-erat dan kulempar belenggu kepala itu ke wajahnya dengan tanganku yang bebas, tapi dia menangkapnya dengan mudah. Mungkin dia sudah mengira aku bakal melemparnya. Ada lagi"
Haymitch bangkit berdiri. Saat aku menunggu tadi... aku menghabiskan makan siangmu.
Mataku memandang mangkuk rebusan daging yang sudah kosong dan nampan di meja samping tempat tidurku. Aku akan melaporkanmu, gumamku ke dalam bantal.
Lakukanlah, sweetheart. Dia berjalan keluar, aman karena dia tahu aku bukan pengadu.
Aku ingin kembali tidur, tapi aku gelisah. Kilasan-kilasan kejadian kemarin mulai mengalir menuju masa kini. Pengeboman, pesawat-pesawat yang jatuh dan meledak, wajah-wajah mereka yang terluka yang kini sudah tiada. Aku membayangkan kematian dari segala sisi. Saat terakhir aku melihat bom menghantam tanah, merasakan sayap pesawatku meledak, dan meluncur terperosok menuju ketiadaan, atap gudang ambruk meruntuhiku sementara aku terjepit tak berdaya di ranjangku. Hal-hal yang kulihat, pada sosok orang-orang atau di rekaman. Hal-hal yang kutimbulkan ketika aku menarik busurku. Hal-hal yang takkan pernah bisa kuhapus dari kenanganku.
Pada saat makan malam, Finnick membawa nampannya ke ranjangku agar kami bisa menonton propo terbaru di televisi. Dia sebenarnya mendapat kamar di lantai lamaku, tapi kondisi mentalnya sering kacau, jadi bisa dibilang dia tinggal di rumah sakit ini. Para pemberontak menyiarkan propo "Karena kau tahu siapa mereka dan apa yang mereka lakukan" yang diedit Messalla. Potongan-potongan gambar disambung dengan rekaman singkat Gale, Boggs, dan Cressida di studio yang me
nggambarkan kejadian tersebut. Sulit bagiku melihat aku diterima di rumah sakit di 8 karena aku tahu apa yang bakal terjadi selanjutnya. Ketika bom berjatuhan menghantam atap, aku membenamkan wajahku di bantal, mendongak sejenak melihat rekaman singkat diriku di akhir propo, setelah semua korban tadi tewas.
Paling tidak Finnick tidak bertepuk tangan atau bertingkah riang setelah tayangan tersebut selesai. Dia cuma berkata, Orang-orang harusnya tahu hal itu terjadi. Dan sekarang mereka tahu.
Ayo matikan TV-nya, Finnick, sebelum mereka menanyangkannya lagi, aku mendesaknya. Tapi ketika tangan Finnick bergerak ke remote control, aku berteriak, Tunggu! Capitol memperkenalkan segmen khusus dan ada yang tak asing dalam tayangan itu. Ya, itu Caesar Flickerman. Dan aku bisa menebak siapa yang jadi bintang tamunya.
Perubahan fisik Peeta mengejutkanku. Anak lelaki yang sehat dan bermata jernih yang kulihat beberapa hari lalu paling tidak berat badannya sudah turun tujuh kilogram dan kedua tangannya gemetar gelisah. Mereka masih mendandaninya. Tapi segala cat itu tak bisa menutupi kantong matanya, dan pakaian bagus itu tidak bisa menyembunyikan rasa sakit yang dirasakannya ketika bergerak. Peeta tampak kesakitan luar biasa.
Pikiranku berputar, berusaha membuat semua ini masuk akal. Aku baru melihatnya! empat tidak, lima kurasa aku melihatnya lima hari lalu. Bagaimana kondisinya bisa memburuk secepat itu" Apa yang mereka lakukan padanya dalam waktu sesingkat itu" Lalu kesadaran itu menghantamku. Otakku memutar wawancara pertama Peeta dan Caesar berkali-kali, mencari apa pun yang bisa mencocokkannya. Tak ada apa pun. Mereka bisa merekam wawancara itu satu atau dua hari setelah aku meledakkan arena, lalu melakukan apa pun yang ingin mereka lakukan pada Peeta setelah itu, Oh, Peeta... bisikku.
Caesar dan Peeta saling bertukar tatapan kosong sebelum Caesar bertanya padanya tentang desas-desus aku membuat propo untuk distrik-distrik. Jelas, mereka memanfaatkannya, kata Peeta. Untuk mengangkat semangat para pemberontak. Aku tak yakin dia sungguh-sungguh tahu apa yang sebenarnya terjadi dalam perang. Apa yang dipertaruhkan di sini.
Apakah ada yang ingin kausampaikan padanya" tanya Caesar.
Ada, kata Peeta. Dia memandang langsung ke kamera, tepat ke mataku. Jangan bodoh, Katniss. Pikirkan dirimu sendiri. Mereka mengubahmu menjadi senjata yang bisa menjadi alat dalam kehancuran umat manusia. Jika kau punya pengaruh sungguhan, gunakan untuk menghentikan keadaan ini. Gunakan untuk menghentikan perang sebelum semuanya terlambat. Tanyakan pada dirimu sendiri, apakah kau benar-benar percaya pada orang yang bekerja bersamamu" Apakah kau benar-benar tahu apa yang terjadi" Dan jika tidak..., coba cari tahu.
Layar gelap. Lambang panem. Acara berakhir.
Finnick menekan tombol remote dan langsung mematikan pesawat televisi. Tidak lama lagi, orang-orang akan kemari untuk mengendalikan kerusakan yang ditimbulkan dari keadaan Peeta dan kata-kata yang terucap dari mulutnya. Aku harus mengingkarinya. Tapi sebenarnya, aku tak memercayai para pemberontak Plutarch, atau Coin. Aku tidak yakin mereka memberitahuku semua kebenarannya. Aku takkan bisa menutupi semua ini. Langkah-langkah kaki mendekat.
Finnick mencengkeram kedua lenganku lekat-lekat. Kita tidak melihatnya.
Apa" tanyaku. Kita tidak melihat Peeta. Hanya propo di Delapan. Lalu kita mematikan televisi karena gambar-gambarnya membuatmu resah. Mengerti" tanyanya. Aku mengangguk. Habiskan makan malammu. Aku menguatkan diri agar ketika Plutarch dan Fulvia masuk, mulutku penuh dengan roti dan kubis. Finnick bicara tentang betapa hebatnya Gale di kamera. Kami memberi selamat pada mereka atas propo-nya. Menunjukkan dengan jelas pada mereka bahwa propo tersebut sangat kuat, dan kami langsung mematikan televisi setelahnya. Mereka tampak lega. Mereka memercayai kami.
Tak ada seorang pun yang menyebut nama Peeta.
BAB SEMBILAN AKU berhenti berusaha tidur setelah beberapa kali tidurku terganggu mimpi-mimpi buruk yang mengerikan. Setelah itu, aku masih berbaring tak bergerak dan bernapas de
ngan gaya orang tidur setiap kali ada orang yang masuk memeriksaku. Pagi harinya, aku boleh pulang dari rumah sakit dan diperintahkan agar banyak istirahat. Cressida memintaku untuk merekam beberapa kalimat yang diperlukan untuk membuat propo Mockingjay. Pada saat makan siang, aku menunggu ada orang yang menyinggung tentang penampilan Peeta, tapi tak ada seorang pun yang melakukannya. Pasti ada orang yang menontonnya selain aku dan Finnick.
Aku ada jadwal latihan, tapi Gale dijadwalkan bekerja dengan Beetee di bagian persenjataan atau semacam itu, jadi aku minta izin untuk mengajak Finnick ke hutan. Kami berjalan-jalan sejenak lalu menyembunyikan alat komunikasi kami di bawah semak-semak. Setelah kami berada dalam jarak aman, kami duduk dan membicarakan siaran Peeta.
Aku tak mendengar sepatah kata pun tentang itu. Tak ada yang memberitahumu sama sekali" tanya Finnick. Aku menggeleng. Dia terdiam sejenak sebelum melanjutkan, Bahkan Gale juga tidak" Aku berharap pada seutas harapan bahwa Gale sejujurnya tidak tahu tentang pesan siaran Peeta. Tapi firasat burukku mengatakan dia tahu. Mungkin dia berusaha mencari waktu untuk memberitahumu secara pribadi.
Mungkin, kataku. Kami diam lumayan lama sampai seekor rusa jantan berjalan dalam sasaran tembakku. Aku memanahnya. Finnick menyeretnya kembali ke pagar.
Untuk makan malam, ada cincangan daging rusa di dalam sup. Gale menemaniku berjalan ke Kompartemen E setelah kami makan. Saat aku menanyakan padanya apa yang terjadi, dia tak menyebut tentang Peeta. Setelah ibu dan adikku tidur, aku mengambil mutiara dari laci dan menghabiskan malam tanpa bisa tidur dengan memegangi mutiara tersebut, sementara benakku mengulang kata-kata Peeta. Tanyakan pada dirimu sendiri, apakah kau benar-benar percaya pada orang yang bekerja bersamamu" Apakah kau benar-benar tahu apa yang terjadi" Dan jika tidak... coba cari tahu. Cari tahu. Apa" Dari siapa" Dan bagaimana Peeta bisa tahu sesuatu kecuali dari apa yang diberitahukan Capitol padanya" Itu cuma propo buatan Capitol. Lebih banyak lagi suara. Tapi jika Plutarch menganggap kata-kata itu cuma isapan jempol Capitol, kenapa dia tidak memberitahuku" Kenapa tak ada seorang pun yang memberitahu Finnick atau aku"
Di balik perdebatan ini, sumber utama kegelisahanku yang sesungguhnya adalah Peeta. Apa yang telah mereka lakukan padanya" Apa yang sedang mereka lakukan padanya saat ini" Jelas, Snow tidak percaya bahwa aku dan Peeta tak tahu apa-apa tentang pemberontakan. Dan segala kecurigaannya ini kini makin dikuatkan sekarang setelah aku muncul sebagai Mockingjay. Peeta hanya bisa menebak tentang taktik para pemberontak atau mengarang-ngarang cerita yang diberitahukannya pada para penyiksanya. Kebohongan, jika terbukti bohong, akan berakibat hukuman berat. Dia pasti merasa dicampakkan olehku. Dalam wawancara pertamanya, dia berusaha melindungiku dari Capitol dan pemberontak, dan tidak hanya aku gagal melindunginya, aku membawa lebih banyak kengerian padanya.
Pagi tiba, kujulurkan lenganku ke dinding dan kubaca jadwalku hari ini dengan tatapan buram. Tidak lama setelah sarapan, aku sudah didaftarkan untuk Produksi. Di ruang makan, ketika aku menelan gandum panas dan susu serta bubur bit, aku melihat alat komunikasi terpasang di pergelangan tangan di Gale. Kapan kau mendapatkannya kembali, Prajurit Hawthorne" tanyaku.
Kemarin. Mereka pikir aku ke lapangan bersamamu, alat ini untuk cadangan sistem komunikasi, kata Gale.
Tak ada seorang pun yang menawariku benda ini. Aku penasaran, jika aku minta, apakah aku akan mendapatkannya" Yah, kurasa salah satu dari kita harus bisa dihubungi, kataku dengan nada sinis.
Apa maksudnya" tanya Gale.
Tidak, apa-apa. Hanya mengulang perkataanmu, kataku padanya. Aku setuju sepenuhnya bahwa yang harus bisa dihubungi adalah kau. Aku cuma berharap aku masih bisa menghubungimu juga.
Mata kami bertemu, dan aku tersadar betapa marahnya aku terhadap Gale. Sedetik pun aku tidak percaya dia tidak melihat propo Peeta. Aku merasa dikhianati karena dia tidak memberitahuku sama sekali. Kami sudah saling mengenal terla
lu baik hingga dia pasti bisa membaca suasana hatiku dan menebak apa penyebabnya.
Katniss... Gale angkat bicara. Ada seberkas rasa bersalah dalam nada suaranya.
Aku mengambil nampanku, menyeberang menuju tempat penyimpanan, dan membanting peralatan makanku ke rak. Pada saat aku berada di lorong, dia menyusulku.
Kenapa kau tidak bilang apa-apa" tanyanya, mencekal lenganku.
Kenapa aku tidak bilang" Kutarik tanganku agar lepas dari cekalannya. Kenapa kau tidak bilang, Gale" Dan omong-omong, aku sudah bilang, tadi malam saat aku bertanya padamu apa yang terjadi!
Maafkan aku. Oke" Aku tak tahu harus berbuat apa. Aku ingin memberitahumu, tapi semua orang cemas setelah melihat propo Peeta kau bisa sakit, katanya.
Mereka benar. Aku memang sakit. Tapi rasanya tidak sebesar sakitku padamu karena berbohong padaku demi Coin. Pada saat itu alat komunikasinya mulai berbunyi. Itu dia. Cepatlah lari. Kau harus melapor padanya.
Sesaat, wajahnya menyiratkan luka yang dalam. Lalu kemarahan menggantikan luka itu. Dia memutar tubuhnya lalu pergi. Mungkin aku juga terlalu mendendam, hingga tak memberinya waktu untuk menjelaskan. Mungkin semua orang berusaha melindungiku dengan berbohong padaku. Aku tak peduli. Aku marah karena orang-orang berbohong padaku demi kebaikanku. Padahal sesungguhnya itu demi kebaikan mereka sendiri. Berbohong pada Katniss tentang pemberontakan agar dia tidak melakukan sesuatu yang gila. Mengirimnya ke arena tanpa petunjuk sama sekali agar kita bisa mengailnya keluar. Jangan beritahu dia tentang propo Peeta karena dia bisa sakit, padahal saat ini sudah sulit memintanya memberikan penampilan yang bagus.
Aku merasa sakit. Sakit hati. Dan aku merasa terlalu lelah untuk rekaman. Tapi aku sudah berada di Pusat Tata Ulang, jadi aku masuk. Hari ini ternyata kami akan kembali ke Distrik 12. Cressida ingin melakukan wawancara tanpa skrip dengan Gale sementara aku menunjukkan kota kami yang hancur.
Jika kalian siap untuk itu, kata Cressida, memandang wajahku lekat-lekat.
Aku siap, kataku. Aku berdiri, diam dan kaku, seperti manekin, ketika tim persiapan memakaikanku pakaian, menata rambutku, dan mendandaniku dengan riasan wajah. Bukan riasan tebal, riasan sekadarnya untuk menghilangkan lingkaran hitam di bawah mataku yang kurang tidur.
Boggs mengawalku ke Hangar, tapi kami tak bicara lebih dari basa basi. Aku bersyukur dia tidak membahas ketidakpatuhanku di 8, apalagi kulihat topengnya terlihat tidak nyaman dipakai.
Pada saat terakhir, aku ingat untuk mengirim pesan pada ibuku bahwa aku akan pergi dari 13, dan menekankan padanya bahwa aku tidak dalam keadaan bahaya. Kami naik ke pesawat ringan dan melakukan perjalanan singkat ke 12. Aku diajak duduk di meja, di sana sudah ada Plutarch, Gale, dan Cressida yang sedang memandangi peta. Plutarch tampak puas ketika dia menunjukkan efek sebelum/sesudah propo padaku. Para pemberontak, yang nyaris tak bisa menguasai beberapa distrik, kini sudah bersatu padu. Mereka sudah menguasai 3 dan 11 Distrik 11 sangat penting karena menjadi penyedia makanan utama untuk Panem dan telah berhasil melakukan sejumlah serangan di beberapa detik.
Ada harapan. Penuh harapan malah, kata Plutarch. Fulvia akan menyiapkan ronde pertama Kami Mengingat agar bisa disiarkan malam ini, agar kita bisa menyasar masing-masing distrik dengan korban dari pihak mereka. Penampilan Finnick amat hebat.
Sebenarnya, amat menyakitkan menontonnya, kata Cressida. Finnick kenal beberapa peserta secara pribadi.
Itu yang membuatnya amat efektif, kata Plutarch. Langsung dari hati. Kalian melakukannya dengan indah. Coin pasti amat senang.
Kalau begitu Gale tidak memberitahu mereka. Tentang aku yang berpura-pura tak melihat Peeta dan kemarahanku karena mereka menutupinya. Tapi kurasa sudah terlambat, karena aku masih tak bisa melepaskan hal ini begitu saja. Sudah tak penting lagi. Gale juga tak bicara lagi denganku.
Baru pada saat kami mendarat di Padang Rumput, aku menyadari Haymitch tak berada dalam rombongan kami. Saat aku menanyakannya pada Plutarch kenapa Haymitch tak ikut, dia hanya menggeleng da
n berkata, Dia tak sanggup menghadapinya.
Haymitch" Tak sanggup menghadapi sesuatu" Yang lebih mungkin adalah dia ingin dapat libur satu hari, kataku.
Kupikir kata-kata yang sebenarnya dia ucapkan adalah 'Aku tak bisa menghadapinya tanpa minuman', kata Plutarch.
Aku memutar bola mataku, sudah habis sabarku terhadap mentorku, kelemahannya terhadap minuman, dan apa yang bisa atau tak bisa dihadapinya. Tapi setelah lima menit aku kembali ke 12, aku berharap ada minuman keras untukku. Kupikir aku sudah bisa berdamai dengan istilah lenyapnya Distrik 12 mendengarnya, melihatnya dari udara, dan berjalan di antara abunya. Namun kenapa segalanya membawa sengatan kepedihan yang baru" Apakah sebelumnya aku belum sepenuhnya sadar dalam mencerna hilangnya duniaku" Atau apakah raut wajah Gale ketika berjalan kaki mengamati kehancuran ini yang membuat kekejiannya terasa baru lagi"
Cressida mengarahkan tim untuk mulai merekamku di rumah lamaku. Kutanyakan padanya dia ingin aku berbuat apa. Apa pun yang kauinginkan, katanya. Saat berdiri di dapur, aku merasa tidak ingin berbuat apa-apa. Kenyataannya, aku memandangi langit tinggal satu atap yang tersisa karena terlalu banyak kenangan yang menenggelamkanku. Setelah beberapa saat, Cressida berkata, Bagus, Katniss. Ayo lanjut.
Gale tidak bisa lolos dengan mudah di rumah lamanya. Cressida merekamnya dalam keheningan selama beberapa menit, tapi ketika dia menarik sebuah benda di dalam abu dari kehidupan lamanya alat pengorek api dari logam yang melengkung Cressida mulai bertanya pada Gale tentang keluarganya, pekerjaannya, hidupnya di Seam. Wanita itu membuat Gale kembali mengingat pada malam pengeboman dan menceritakannya kembali. Cerita di mulai di rumah Gale, lalu terus melintasi Padang Rumput dan melewati hutan menuju danau. Aku berjalan tak tentu arah di belakang kru film dan para pengawalku, merasakan kehadiran mereka sebagai pelanggaran di hutan tercintaku. Ini adalah tempat pribadiku, tempat berlindung, yang sudah dirusak oleh iblis Capitol. Bahkan setelah kami melewati sisa-sisa tubuh manusia yang terbakar di dekat pagar, kami masih melihat mayat-mayat yang membusuk. Apakah kami harus merekam semua ini agar bisa dilihat semua orang"
Pada saat kami tiba di danau, Gale sepertinya tak sanggup lagi bicara. Semua orang yang mengucurkan keringat deras terutama Castor dan Pollux dalam kerang-kerang serangga mereka dan Cressida menyuruh semua beristirahat. Kuraup air danau dengan kedua tanganku penuh-penuh, berharap aku bisa menyelam dan berenang sendirian, telanjang dan tak diperhatikan. Aku berjalan di sekeliling perimeter selama beberapa saat. Ketika aku kembali menuju rumah kecil di samping danau, aku berhenti di ambang pintu dan melihat Gale menaruh alat pengorek yang dipungutnya tadi di dinding samping perapian. Selama beberapa saat aku membayangkan orang asing pengelana, di suatu waktu di masa depan, berjalan tak tentu arah di hutan dan tiba di tempat berlindung yang kecil ini, dengan tumpukan kayu bakar yang sudah dibelah, perapian, dan alat pengorek. Bertanya-tanya dari mana semua benda ini berasal. Gale menoleh dan mata kami bertemu dan aku tahu dia memikirkan pertemuan terakhir kami di sini. Ketika kami bertengkar tentang apakah kami ingin lari atau tidak. Jika kami melarikan diri, apakah Distrik 12 tetap ada" Kurasa ya. Tapi Capitol juga masih tetap menguasai Panem.
Sandwich keju diedarkan dan kami makan di bawah naungan pohon. Aku sengaja duduk di ujung, di samping Pollux, agar aku tak perlu bicara. Tak ada seorang pun yang banyak bicara. Dalam suasana yang cenderung tenang, burung-burung menguasai hutan. Aku menyikut Pollux pelan dan menunjuk seekor burung hitam kecil. Burung itu hinggap di dahan, sejenak membuka sayapnya, memamerkan bintik-bintik hitam di sayapnya. Pollux menunjuk pinku dan mengangkat alisnya penuh tanya. Aku mengangguk, menegaskan bahwa burung itu memang mockingjay. Kuangkat satu jariku berkata Tunggu, kutunjukkan padamu, dan aku bersiul memanggil burung. Mockingjay itu menelengkan kepalanya dan membalas siulanku. Lalu, yang membuatku kaget, Pollux m
enyiulkan beberapa not. Burung itu langsung menjawabnya. Wajah Pollux menunjukkan kegembiraan dan dia saling bertukar melodi dengan mockingjay tersebut. Kutebak ini percakapan pertamanya setelah bertahun-tahun. Musik menarik mockingjay seperti bunga bermekaran menarik lebah, dan dalam waktu singkat ada enam ekor hinggap di dahan di atas kepala kami. Dia menepuk lenganku dan menggunakan ranting untuk menulis di tanah. NYANYI"
Biasanya, aku menolak, tapi sepertinya tidak mungkin berkata tidak pada Pollux, mengingat keberadaannya. Lagi pula, lagu-lagu yang dinyanyikan mockingjay berbeda dari siulan mereka, dan aku ingin mendengarnya. Jadi, sebelum aku benar-benar memikirkan tindakanku, aku menyanyikan empat not Rue, melodi yang digunakannya untuk menunjukkan akhir masa kerja di 11. Not-not yang berakhir sebagai musik latar belakang pembunuhannya. Burung-burung itu tidak mengetahuinya. Mereka mengambil sepotong bagian yang sederhana dan saling memantulkan nada-nada itu di antara mereka menciptakan melodi yang manis. Sama seperti yang mereka lakukan di Hunger Games sebelum mutt memasuki hutan, mengejar kami hingga ke Cornucopia, dan perlahan-lahan mengunyah Cato hingga jadi bubur berdarah...
Ingin dengar mereka menyanyikan lagu sungguhan" tanyaku tiba-tiba. Aku harus melakukan apa pun untuk menghentikan kenangan itu. Aku berdiri, berjalan ke antara pepohonan, mengistirahatkan tanganku di atas dahan kasar pohon maple tempat burung-burung tersebut hinggap. Aku tak pernah menyanyikan Pohon Gantung dengan lantang selama sepuluh tahun terakhir, karena lagu itu terlarang, tapi aku mengingat setiap kata dalam liriknya. Aku mula bernyanyi, dengan lembut dan manis, seperti ayahku menyanyikannya.
Apakah kau Akan datang ke pohon Tempat mereka menggantung pria
yang mereka bilang membunuh tiga orang.
Hal-hal aneh terjadi di sini
Kita takkan jadi orang asing
Jika kita bertemu tengah malam di pohon gantung.
Mockingjay mulai mengubah lagu-lagu mereka ketika mereka menyadari persembahan baruku.
Apakah kau Akan datang ke pohon Tempat pria yang mati itu
mengajak kekasihnya kabur.
Hal-hal aneh terjadi di sini
Kita takkan jadi orang asing
Jika kita bertemu tengah malam di pohon gantung.
Aku mendapat perhatian burung-burung itu sekarang. Satu bait lagi, mereka pasti akan bisa menangkap melodinya, karena lagu itu sederhana dan diulang empat kali hanya dengan sedikit perubahan.
Apakah kau Akan datang ke pohon Tempat aku menyuruhmu lari,
agar kita bisa bebas. Hal-hal aneh terjadi di sini
Kita takkan jadi orang asing
Jika kita bertemu tengah malam di pohon gantung.
Hening di pepohonan. Hanya gemeresik daun-daun yang tertiup angin. Tapi tak ada suara burung, mockingjay atau burung lain. Peeta benar. Mereka tak bersuara ketika aku bernyanyi. Sama seperti ketika mereka mendengar ayahku bernyanyi.
Apakah kau Akan datang ke pohon Memakai kalung dari tali, bersamaku bersebelahan.
Hal-hal aneh terjadi di sini
Kita takkan jadi orang asing
Jika kita bertemu tengah malam di pohon gantung.
Burung-burung itu menungguku melanjutkan lagu tersebut. Tapi cuma sampai di situ. Bait terakhir. Dalam keheningan aku mengingat adegan itu. Aku pulang sehabis seharian di hutan bersama ayahku. Aku duduk di lantai bersama Prim, yang masih balita waktu itu, dan menyanyikan Pohon Gantung . Aku membuat kalung untuk kami yang terbuat dari tali bekas seperti yang disebutkan dalam lagu. Nadanya sederhana dan mudah disenandungkan, dan pada saat itu aku bisa menghafal lagu apa pun setelah satu atau dua kali mendengarnya. Tiba-tiba, ibuku merampas kalung taliku dan membentak ayahku. Aku mulai menangis karena ibuku tak pernah membentak, lalu Prim menangis meraung-raung dan aku berlari keluar untuk bersembunyi. Aku punya satu tempat persembunyian di Padang Rumput di bawah semak-semak honeysuckle dan ayahku langsung bisa menemukanku. Dia menenangkanku dan mengatakan padaku bahwa segalanya baik-baik saja, tapi lebih baik jika kami tak menyanyikan lagu itu lagi, ibuku ingin aku melupakannya. Akibatnya, tentu saja, semua liriknya, langsung tertancap di dalam benakku.
Kami, aku dan ayahku, tak pernah menyanyikannya lagi, bahkan tak lagi membahasnya. Setelah ayahku meninggal, lagu itu sering terngiang dalam benakku. Semakin usiaku bertambah, aku mulai memahami liriknya. Pada awalnya, lagu itu terdengar seperti seorang lelaki yang berusaha mengajak kekasihnya bertemu dengannya secara rahasia pada tengah malam. Tapi tempat kencannya terdengar aneh, pohon gantung, tempat seorang pria digantung karena membunuh. Kekasih sang pembunuh pasti ada kaitannya dengan pembunuhan itu, atau mungkin mereka akan menghukumnya juga, karena jasad lelaki yang digantung itu menyeruakannya agar lari. Ini jelas aneh, terutama di bagian jasad yang bicara itu, tapi baru pada bait ketiga Pohon Gantung mulai membingungkan. Kau sadar bahwa penyanyi yang menyanyikan lagu ini adalah pembunuh yang sudah meninggal. Dia masih ada di pohon gantung. Meskipun dia menyuruh kekasihnya lari, dia terus-menerus bertanya apakah wanita itu akan menemuinya. Kalimat Tempat aku menyuruhmu lari, agar kita bisa bebas adalah yang paling membingungkan karena mulanya kau berpikir dia bicara tentang kapan dia menyuruh kekasihnya lari, mungkin demi keamanannya. Tapi kemudian aku jadi bertanya-tanya apakah maksudnya agar wanita itu lari kepadanya. Menuju kematian. Pada stanza terakhir, jelas itulah yang ditunggunya. Kekasihnya, dengan kalung dari tali, tergantung mati di sebelahnya di pohon.
Dulu aku berpikir bahwa sang pembunuh adalah lelaki paling mengerikan yang bisa kubayangkan. Sekarang, setelah dua kali ikut Hunger Games, kuputuskan untuk tidak menghakiminya tanpa mengetahui lebih banyak kisahnya. Mungkin kekasihnya sudah dihukum mati dan dia berusaha membuatnya lebih muda. Memberitahu gadis itu bahwa dia akan menunggunya. Atau mungkin dia pikir tempat dia meninggalkan gadis itu sesungguhnya lebih buruk daripada kematian. Bukankah aku ingin membunuh Peeta dengan jarum suntik untuk menyelamatkannya dari Capitol" Apakah itu sesungguhnya satu-satunya pilihanku" Mungkin tidak, tapi aku tak bisa memikirkan pilihan lain saat itu.
Kurasa ibuku menganggap semua hal itu terlalu memusingkan untuk anak berusia tujuh tahun. Terutama anak yang membuatkannya kalung dari tali. Bukan berarti hukuman gantung hanya terjadi dalam kisah itu. Banyak orang di 12 dihukum dengan cara seperti itu. Berani taruhan dia pasti tak mau aku menyanyikan lagu itu di depan kelas musikku. Dia bahkan tidak akan mau aku menyanyikannya untuk Pollux, tapi paling tidak aku tak melakukannya tunggu, ternyata aku salah. Aku melirik ke samping dan melihat Castor merekamku. Semua orang memandangiku lekat-lekat. Dan air mata Pollux mengalir deras di pipinya karena tak diragukan lagi lagu anehku telah membangkitkan peristiwa buruk dalam hidupnya. Bagus. Aku menghela napas dan bersandar di batang pohon. Pada saat itulah burung-burung mockingjay mulai melantunkan lagu Pohon Gantung versi mereka. Lagu itu terdengar indah dari mulut mereka. Sadar diriku sedang direkam, aku berdiri tanpa bersuara sampai aku mendengar Cressida bilang, Cut!
Plutarch menyeberang menghampiriku, tertawa. Dari mana kau punya ide seperti ini" Tak ada seorang pun yang percaya jika kita mengarangnya! Dia merentangkan kedua tangannya dan mencium pundak kepalaku dengan kecupan keras. Kau ini berharga!
Aku tak melakukannya demi kamera, kataku.
Kalau begitu untung kameranya nyala, kata Plutarch. Ayo, semuanya, kita kembali ke kota.
Ketika kami berjalan beriringan melewati hutan, kami tiba di batu besar, aku dan Gale berbarengan memandang ke arah yang sama, seperti sepasang anjing yang mencium bau yang tertiup angin. Cressida memperhatikan kami dan menanyakan apa yang ada di sana. Kami mengakui bahwa di sana tempat pertemuan kami dulu saat berburu, Cressida ingin melihatnya, bahkan setelah kami bilang padanya bahwa tempat itu tak ada apa-apanya.
Di sana cuma tempat aku merasa bahagia, pikirku.
Pemandangan dari atas batu kami memperlihatkan daerah lembah. Mungkin tidak sehijau biasanya, tapi semak-semak blackberry ranum dengan buahnya. Di sinilah dimulai hari-hari yang tak terhitung ketika kami berburu, me
njerat buruan, memancing, dan memetik tanaman, mengeluarkan isi pikiran kami sementara kami mengisi kantong buruan. Tempat ini menjadi ambang pintu menuju kemampuan kami untuk bertahan hidup dan menjaga kewarasan. Dan kami memegang kunci terhadap pintu satu sama lain.
Mulai sekarang tak ada Distrik 12 sebagai alasan kami melarikan diri, tak ada Penjaga Perdamaian yang harus kami tipu, tak ada mulut-mulut yang kelaparan minta diberi makan. Capitol merenggut semua itu, dan aku hampir juga kehilangan Gale. Perekat yang mengikat kami erat-erat atas dasar kebutuhan bersama selama bertahun-tahun itu kini perlahan-lahan lepas. Titik-titik gelap, bukan terang, tampak pada jarak di antara kami. Kenapa harus hari ini, di hadapan kehancuran 12 yang mengerikan, kami terlalu marah untuk saling bicara"
Gale bisa dibilang sudah berbohong padaku. Kelakuannya tak bisa kuterima, bahkan jika dia bermaksud memikirkan keadaanku. Tapi permintaan maafnya tampak tulus. Dan aku melempar balik permintaan maafnya ke wajah Gale ditambah penghinaan untuk membuatnya makin terasa menyengat. Apa yang terjadi pada kami" Kenapa kami sekarang selalu berselisih" Semuanya kacau balau, tapi entah bagaimana aku merasa jika aku menelusuri lagi akar masalah kami, tindakan-tindakanku akan menjadi pusatnya. Apakah aku sungguh-sungguh ingin membuatnya menjauh"
Jemariku menggenggam sebutir buah blackberry dan mencabutnya dari tangkai. Kupuntir dengan lembut buah itu di antara ibu jari dan telunjukku. Tiba-tiba, aku berpaling ke arah Gale dan melempar buah blackberry ke arahnya. Semoga keberuntungan... kataku. Kulempar buah itu tinggi-tinggi agar Gale punya banyak waktu untuk memutuskan apakah dia akan menepis buah tersebut atau menerimanya.
Mata Gale tertuju padaku, bukan pada buah berry, tapi pada saat terakhir, dia membuka mulutnya dan menangkap buah itu. Dia mengunyah dan menelannya, lalu ada jeda panjang sebelum dia berkata, ...menyertaimu selalu. Tapi dia mengucapkannya.
Cressida menyuruh kami duduk di cekungan bebatuan, mau tak mau kami harus saling menyentuh, dan membuat kami bicara tentang pemburuan. Apa yang mendorong kami ke hutan, bagaimana kami berdua bertemu, dan momen-momen favorit kami. Ketegangan kami pun mencair, sedikit tertawa, dan kami menceritakan kecelakaan yang berkaitan dengan kumbang, anjing liar, dan sigung. Ketika percakapan kami beralih tentang apa yang kami rasakan untuk menerjemahkan kemampuan kami dengan senjata dan pengeboman di 8, aku langsung berhenti bicara. Gale cuma bilang, Sudah lama lewat masanya.
Pada saat kami tiba di alun-alun kota, siang sudah berubah menjadi senja hari. Kubawa Cressida ke reruntuhan toko roti dan memintanya untuk merekam sesuatu. Satu-satunya perasaan yang bisa kutampilkan adalah lelah. Peeta, ini rumahmu. Tak ada kabar berita dari satu pun keluargamu setelah pengeboman. Dua belas sudah tiada. Dan kau mengajak gencatan senjata" Aku memandang ke kekosongan. Tak ada seorang pun yang tersisa untuk mendengarkanmu.
Ketika kami berdiri di depan onggokan logam yang dulunya adalah tiang gantungan, Cressida bertanya apakah salah satu dari kami ada yang pernah disiksa. Sebagai jawabannya, Gale melepaskan kausnya lalu memalingkan punggungnya menghadap kamera. Kupandangi bekas luka-luka pecutan itu, dan kembali kudengar desingan cambukan itu, tubuhnya yang berdarah tergantung tak sadarkan diri terikat di pergelangan tangannya.
Aku sudah selesai, kataku. Aku akan menemuimu di Desa Pemenang. Ada sesuatu... untuk ibuku.
Kupikir aku berjalan di sini, tapi selanjutnya yang kuingat adalah aku sedang duduk di lantai di depan lemari dapur di rumah kami di Desa Pemenang. Dengan cermat menderetkan guci-guci keramik dan botol-botol beling ke dalam kotak. Kutaruh perban-perban kain yang bersih di antaranya supaya tidak pecah. Membungkus banyak bunga-bunga kering.
Tiba-tiba aku teringat pada bunga wamar di meja riasku. Apakah itu nyata" Jika benar, apakah bunga itu masih ada di atas" Aku harus melawan godaan untuk memeriksanya. Jika benar ada di sana, benda itu hanya akan membuatku takut sekali lagi. Aku buru-buru b
erkemas. Setelah lemari-lemariku kosong, aku bangkit dan melihat Gale sudah muncul di dapur. Kadang-kadang kemunculannya yang bisa tanpa suara terasa mengganggu. Dia bersandar di meja, jemarinya terentang di atas urat kayu. Kutaruh kotak di antara kami. Ingat" tanyanya. Di sinilah kau menciumku.
Ternyata morfin dalam dosis besar yang diberikan padanya setelah pencambukan tak cukup untuk menghapus kejadian itu dari kesadarannya. Tak kusangka kau mengingatnya, kataku.
Harus mati dulu agar bisa melupakannya. Mungkin mati pun tak bisa lupa, kata Gale. Mungkin aku akan jadi lelaki di Pohon Gantung . Masih menunggu jawaban. Gale, yang tak pernah kulihat menangis, tampak berkaca-kaca. Agar air matanya tak tumpah, aku berjalan ke depan dan menempelkan bibirku di bibirnya. Kami merasakan panas, debu, dan derita. Rasa yang mengejutkan untuk ciuman yang begitu lembut. Gale yang lebih dulu menjauh dan tersenyum getir padaku. Aku tahu kau akan menciumku.
Bagaimana kau bisa tahu" tanyaku. Bahkan aku sendiri tak tahu.
Karena aku sedang menderita, jawabnya. Itu satu-satunya cara agar aku mendapat perhatianmu. Gale mengangkat kotakku. Jangan kuatir, Katniss. Semua akan berlalu. Dia pergi sebelum aku bisa menjawab.
Aku terlalu lelah untuk memikirkan tuduhan terakhirnya. Perjalanan pulang yang singkat ke 13 kuhabiskan dengan menggelungkan tubuhku di tempat duduk, berusaha mengabaikan ocehan Plutarch tentang salah satu topik favoritnya senjata-senjata yang tak lagi dimiliki umat manusia yang bisa dipakai kapan saja. Pesawat-pesawat yang mampu terbang tinggi, satelit-satelit militer, penghancur sel, senjata-senjata biologi dengan tanggal kadaluwarsa. Didatangkan karena hancurnya atmosfer atau kurangnya sumber daya atau tebang pilih urusan moral. Aku bisa mendengar nada penyesalan dalam suara Ketua Juri Pertarungan yang hanya bisa memimpikan mainan-mainan semacam itu, yang harus puas dengan pesawat ringan dan rudal-rudal darat serta senjata-senjata tua sederhana.
Banjir Darah Di Borobudur 1 Jennings Si Iseng Karya Anthony Buckeridge Sampul Maut 5
^